Blog

  • Sistem Pencernaan Manusia dan Gangguannya

    Sistem pencernaan manusia merupakan salah satu sistem organ pada tubuh manusia. Sistem ini sangatlah essensial bagi tubuh manusia dan dengan adanya sistem ini, manusia dapat memperoleh zat-zat penting yang diperlukan oleh tubuh yang terus menerus berkembang.

    Sistem Pencernaan Manusia

    Pencernaan adalah suatu proses mahluk hidup memecah bahan makanan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil agar dapat diserap dan digunakan oleh tubuh untuk memelihara dan membangun sel-sel yang ada pada tubuh tersebut.

    Organ-Organ

    Pencernaan

    Organ yang terlibat pada proses pencernaan

     –  Mulut

    Mlut

    Mulut Manusia

    Mulut merupakan awal dari sistem pencernaan. Di mulut terjadi proses pencernaan kimiawi dan mekanis. Proses mekanis terjadi karena bahan makanan akan dikunyah oleh gigi yang bergerak. Proses ini memperkecil bahan makanan yang masuk ke dalam kerongkongan. Terjadi juga pencernaan secara kimiawi dimana enzim ptialin akan mengubah amilum pada bahan makanan menjadi maltosa.

     –  Kerongkongan/Esofagus

    Kerongkongan berfungsi untuk mengantarkan bahan makanan yang masuk ke dalam tubuh melalui mulut menuju ke dalam lambung. Di kerongkongan tidak terjadi proses ppencernaan namun ada gerak peristaltik yang mendorong bahan makanan tersebut turun ke lambung.

     –  Lambung

    stomach

    Lambung Manusia

    Di dalam lambung juga terjadi pencernaan secara mekanis dan kimiawi. Otot-otot di dinding lambung melakukan peremasan bahan makanan secara mekanis agar bahan makanan tersebut menjadi lebih kecil. Pencernaan kimiawi pada lambung dilakukan oleh getah lambung yang HCl, renin, pepsin, dan hormon gastrin. HCl pada lambung berfungsi untuk membunuh bakteri-bakteri pada makanan dan mengaktifkan pepsin. renin berfungsi untuk mengaktifkan kaseinogen menjadi kasein. Sementara pepsin yang sudah diaktifkan berfungsi untuk memecah protein menjadi molekul peptida.

     –  Usus Halus

    usus-halus (1)
    usus-halus

    Usus halus menerima zat makanan dari lambung dan melakukan pencernaan secara kimiawi. Usus halus secara umum dibagi menjadi 3 bagian: Duodenum, jejunum, illeum. Duodenum dan jejunum melakukan pencernaan secara kimiawi sementara ileum menyerap zat makanan yang diperlukan. Di dalam ileum terdapat vili yang menyerap zat makanan ke dalam kapiler darah. Vili terdiri dari mikrovili yang bertugas untuk menyerap zat-zat makanan tersebut.

    Usus halus mengunakan cairan empedu, getah pangkreas, dan getah usus untuk melakukan pencernaan kimiawi. Getah usus terdiri dari sukrase, maltase, laktase, peptidase, enterokinase, erepsin, dan lipase. Sukrase memecah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa. Maltase mengubah maltosa menjadi glukosa. Laktase mengubah laktosa menjadi glukosa. Peptidase mengubah polypeptida menjadi asam amino. Enterokinase mengaktifkan tripsinogen dari pangkreas. Erepsin mengubah dipeptida/pepton menjadi asam amino. Di dalam usus halus terjadi juga penyerapan zat-zat bahan makanan yang sudah dicerna oleh enzim-enzim tersebut.

     –  Hati

    Hati menghasilkan cairan empedu yang disimpan di dalam empedu. Cairan tersebut berfungsi untuk mengemulsi lemak di dalam usus

     –  Pangkreas

    Pangkreas menghasilkan getah pangkreas yang akan digunakan untuk mencerna bahan makanan secara kimiawi di dalam usus halus. Getah pangkreas terdiri dari tripsin, lipase, dan amilase. Tripsin digunakan untuk mengubah protein menjadi asam amino. Lipase digunakan untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan glicerol. Amilase digunakan untuk mengubah amilum menjadi maltosa dan glukosa.

     –  Usus Besar

    usus-besar

    Usus besar berguna untuk menyerap sisa air dan garam mineral yang masih tersisa pada zat sisa pencernaan. Zat sisa tersebut akan melalui proses pembusukan di dalam usus besar.

     –  Anus

    Zat sisa pencernaan bahan makanan akan dikeluarkan oleh tubuh melalui anus

    Rangkuman pencernaan pada manusia

    Sumber: twicsy.com

    Sumber: https://hmkuliah.wordpress.com

    Ganguan Sistem Pencernaan

    Sistem pencernaan manusia dapat sekali-kali mendapat ganguan. Ganguan tersebut dapat dipangil sebagai penyakit sistem pencernaan

     –  Diare

    Terjadi karena materi zat sisa pada usus besar melakukan pergerakan yang lebih cepat dibanding biasanya. hal ini menyebabkan air dan garam mineral yang diserap tidak sebanyak yang biasanya diserap. hal ini mengakibatkan feses yang keluar berbentuk encer. Penyebab diare biasanya adalah akibat bakteri kolera dan bakteri disentri.

     –  Sembelit

    Terjadi karena feses dalam anus disimpan lebih lama dari yang seharusnya. Ini disebabkan oleh penahanan pembuangan feses yang berkepanjangan.

     –  Gastritis

    Gastritis

    Perbedaan antara lambung normal dan gastritis

    Terjadi karena adanya peradangan pada lapisan mukosa lambung. Ini disebabkan oleh konsumsi alkohol secara berlebihan atau pengeluaran kembali zat makanan lewat mulut yang berlebihan.

     –  Apendisitis

    Terjadi karena adanya peradangan pada usus buntu/umbai cacing. Ini disebabkan ada zat makanan yang masuk pada saluran tersebut namun tidak dapat keluar.

    Soal dan Pembahasan

    1. UN 2012/2013

    Pasangan yang benar antara organ pencernaan dan proses yang terjadi di dalamnya adalah . . . .

    A. Mulut, terjadi pencernaan fisik dan kimiawi protein

    B. Duodenum, protein dicerna oleh lipase

    C. Duodenum, lemak diemulsikan empedu

    D. Lambung, protein dicerna oleh lipase

    E. Duodenum, lemak dicerna oleh pepsin dari dinding usus halus.

    Pembahasan

    Di duodenum hanya terjadi pencernaan secara kimiawi. lemak diemulsikan oleh cairan empedu yang ada di dalam usus halus

    Lihatlah gambar berikut. Gambar ini untuk soal nomor 2-5

    Bagian-Bagian Sistem Pencernaan Pada Manusia[7]

    2. Angka 8,10, dan 22 adalah organ . . . .

    A. Kerongkongan, lambung, dan usus halus

    B. Kerongkongan, ginjal, dan usus halus

    C. Kerongkongan, hati, dan umbai cacing

    D. Kerongkongan, lambung, dan umbai cacing

    E. Kerongkongan, pangkreas, dan umbai cacing

    Pembahasan

    Nomor 8,10, dan 22 masing-masing menunjukan kerongkongan, lambung, dan umbai cacing

    3. Penyakit gastritis menyerang organ nomor . . . .

    A. 10

    B. 12

    C. 14

    D. 20

    E. 22

    Pembahasan

    Gastritis adalah peradangan lapisan mukosa lambung. Lambung ditunjukan oleh nomor 10

    4. Enzim laktase dan maltase diproduksi oleh orgsn nomor . . . .

    A. 2

    B. 10

    C. 12

    D. 20

    E. 22

    Pembahasan

    Enzim maltase dan laktase keduanya dihasilkan oleh usus halus yang ditunjukan oleh organ nomor 20

    5. Organ yang melakukan pencernaan mekanik ditunjukan oleh angka . . . .

    A. 5

    B. 5 dan 10

    C. 5, 10, dan 20

    D. 10 dan 20

    E. 5 dan 20

    Pembahasan

    Organ yang melakukan pencernaan mekanik adalah mulut dan lambung yang ditunjukan oleh nomor 5 dan 10

    6. Usus halus berfungsi untuk . . . .

    A. Mencerna makanan dengan proses mekanik dan kimiawi agar bisa diserap usus besar

    B. Mencerna makanan secara kimiawi dengan enzim dan menyerap zat makanan kedalam tubuh

    C. Menyerap zat makanan

    D. Menyerap air dan garam mineral serta melakukan pembusukan zat sisa makanan

    E. Mencerna makanan hanya dengan proses mekanik dan menyerap zat makanan tersebut ke dalam tubuh

    Pembahasan

    Usus halus hanya mencerna zat makanan secara kimiawi, kemudian menyerap zat makanan tersebut agar masuk dalam tubuh manusia

    7. Enzim lipase mengubah . . . .

    A. Amilum menjadi maltosa

    B. Peptida menjadi asam amino

    C. maltosa menjadi 2 glukosa

    D. Lemak menjadi asam lemak dan gliserol

    E. laktosa menjadi galaktosa dan glukosa

    Pembahasan

    Enzim lipase pada getah pangkreas mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol

    8. Organ yang menghasilkan HCl dan organ yang mengasilkan ptialin adalah . . . . dan . . .

    A. Mulut dan lambung

    B. Pangkreas dan mulut

    C. Lambung dan hati

    D. Usus halus dan usus besar

    E. Lambung dan mulut

    Pembahasan

    Satu-satunya organ pencernaan yang menghasilkan HCl adalah lambung, sementara ptialin hanya dihasilkan di dalam mulut.

    9. Kedua bakteri kolera dan disentri yang menyebabkan diare menyerang organ . . . .

    A. Usus besar

    B. Usus halus

    C. Lambung

    D. Hati

    E. Pangkreas

    Pembahasan

    Bakteri tersebut menyebabkan diare yang adalah pergerakan cepat zat sisa makanan melalui usus besar yang menghasilkan feses yang berbentu encer

    10. Enzim maltase mengubah . . .

    A. Amilum menjadi maltosa

    B. Peptida menjadi asam amino

    C. maltosa menjadi 2 glukosa

    D. Lemak menjadi asam lemak dan gliserol

    E. laktosa menjadi galaktosa dan glukosa

    Pembahasan

    Maltosa dipecah menjasi 2 glukosa oleh enzim maltase. Enzim ini berkerja di usus halus sebagai getah usus

    11. Getah Pangkreas mengandung enzim . . . .

    A. Lipase, maltase, dan sukrase

    B. Lipase, tripsin, dan amilase

    C. Tripsin dan sukrase

    D. Amilase dan maltase

    E. Ptialin

    Pembahasan

    Pangkreas memproduksi getah pangkreas yang berisi lipase, tripsin, dan amilase. Lipase mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Tripsin mengubah protein menjadi asam amino. Sementara amilase mengubah amilum menjadi maltosa dan glukosa.

    12. Pembusukan zat sisa makanan terjadi di . . . .

    A. Umbai cacing

    B. Rektum

    C. Usus halus

    D. Usus besar

    E. Anus

    Pembahasan

    Usus besar adalah tempat terjadinya pembusukan dan readsorbsi air serta garam mineral. Zat sisa makanan atau feses yang telah melewati pembusukan tersebut akan dibuang melewati anus.

    13. Zat yang berfungsi membunuh bakteri-bakteri dalam lambung adalah . . . .

    A. Asam amino

    B. C6H12O6

    C. CH3COOH

    D. H2SO4

    E. HCl

    Pembahasan

    Lambung memproduksi HCl untuk membunuh bakteri-bakteri dan kuman-kuman yang akan masuk ke dalam usus halus.

    14. Deni mengalami sakit perut. Setelah diperiksa di rumah sakit, feses Deni berbentuk encer. Deni mengalami penyakit . . . .

    A. Diare

    B. Sembelit

    C. Usus buntu

    D. Gastritis

    E. Apendisitis

    Pembahasan

    Diare yang disebabkan oleh bakteri kolera dan disentri mempercepat laju zat sisa makanan di dalam usus besar yang mengakibatkan feses berbentuk encer.

    15. Organ sistem pencernaan yang melakukan gerak peristaltik adalah . . . .

    A. Usus halus

    B. Usus besar

    C. Kerongkongan

    D. Mulut

    E. Lambung

    Pembahasan

    Kerongkongan menggunakan gerak peristaltik untuk membawa zat makanan ke dalam lambung dan mencegahnya untuk kembali keluar.

    Sumber

    Omegawati, Wigata, dkk. Detik-detik Biologi 2014/2015. 2015. Klaten: Intan Pariwara

    Miyanto, Napiningsih. Detik-detik Biologi 2013/2014. 2014. Klaten: Intan Pariwara

  • Makalah Moral dan Agama Bagi Remaja

    Moral dan Agama Bagi Remaja

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang Masalah

    Salah satu tugas perkembangan yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok dari padanya dan kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapam social tanpa terus dibimbing,diawasi didororng dan diancam hukuman seperti yang dialami waktu anak-anak.

    Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu berproduksi. Salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah “Perkembangan Moral dan Keagamaan Remaja” dapat dirumuskan sebagai berikut:

    1. Bagaimana perkembangan moral remaja?
    2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perkembangan moral remaja?
    3. Bagaimana pula perkembangan keagamaan remaja?

    C. Prosedur Pemecahan Masalah

    Pemecahan masalah yaitu langkah-langkah yang ditempuh dengan pendekatan Metode Library Research (kepustakaan) yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.

    D. Sistematika pembahasan

    Makalah ini terdiri dari tiga bab, yaitu pertama pendahuluan meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, proses pemecahan masalah dan sistematika pembahasan itu sendiri.

    Bab II. Pembahasan

    A. Perkembangan Moral Remaja

    Istilah moral berasal dari kata Latin “mos” (Moris), yang berarti adat istiadat, kebiasaan, peraturan/niali-nilai atau tata cara kehidupan. Sedangkan moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Nilai-nilai moral itu, seperti:

    1. Seruan untuk berbuat baik kepada orang lain, memelihara ketertiban dan keamanan, memelihara kebersihan dan memelihara hak orang lain,
    2. Larangan mencuri, berzina, membunuh, meminum-minumanan keras dan berjudi.

    Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya. Sehingga tugas penting yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompok daripadanya dan kemudian mau membentuk perilakunya agar sesuai dengan harapan sosial tanpa terus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman seperti yang dialami waktu anak-anak.

    Remaja diharapkan mengganti konsep-konsep moral yang berlaku umum dan merumuskannya ke dalam kode moral yang akan berfungsi sebagai pedoman bagi perilakunya.

    Tidak kalah pentingnya, sekarang remaja harus mengendalikan perilakunya sendiri, yang sebelumnya menjadi tanggung jawab orang tua dan guru. Mitchell telah meringkaskan lima perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan oleh remaja yaitu:

    1. Pandangan moral individu semakin lama semakin menjadi lebih abstrak dan kurang konkret.
    2. Keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan kurang pada apa yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominant.
    3. Penilaian moral menjadi semakin kognitif. Ia mendorong remaja lebih berani menganalisis kode social dan kode pribadi dari pada masa anak-anak dan berani mengambil keputusan terhadap berbagai masalah moral yang dihadapinya.
    4. Penilaian moral menjadi kurang egosentris.
    5. Penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal dalam arti bahwa penilaian moral merupakan bahan emosi dan menimbulkan ketegangan psikologis.

    Pada masa remaja, laki-laki dan perempuan telah mencapai apa yang oleh Piaget disebut tahap pelaksanaan formal dalam kemampuan kognitif. Sekarang remaja mampu mempertimbangkan semua kemungkinan untuk menyelesaikan suatu masalah dan mempertanggungjawabkannya berdasarkan suatu hipotesis atau proporsi. Jadi ia dapat memandang masalahnya dari berbagai sisi dan menyelesaikannya dengan mengambil banyak faktor sebagai dasar pertimbangan.

    Menurut Kohlberg, tahap perkembangan moral ketiga, moral moralitas pascakonvensional harus dicapai selama masa remaja.tahap ini merupakan tahap menerima sendiri sejumlah prinsip dan terdiri dari dua tahap. Dalam tahap pertama individu yakin bahwa harus ada kelenturan dalam keyakinan moral sehingga dimungkinkan adanya perbaikan dan perubahan standar apabila hal ini menguntungkan anggota-anggota kelompok secara keseluruhan. Dalam tahap kedua individu menyesuaikan dengan standar sosial dan ideal yang di internalisasi lebih untuk menghindari hukuman terhadap diri sendiri daripada sensor sosial.

    Dalam tahap ini, moralitas didasarkan pada rasa hormat kepada orang-orang lain dan bukan pada keinginan yang bersifat pribadi.

    Ada tiga tugas pokok remaja dalam mencapai moralitas remaja dewasa, yaitu:

    1. Mengganti konsep moral khusus dengan konsep moral umum.
    2. Merumuskan konsep moral yang baru dikembangkan ke dalam kode moral sebagai kode prilaku.
    3. Melakukan pengendalian terhadap perilaku sendiri.

    Perkembangan moral adalah salah satu topic tertua yang menarik minat mereka yang ingin tahu mengenai sifat dasar manusia. Kini kebanyakan orang memiliki pendapat yang kuat mengenai tingkah laku yang dapat diterima dan yang tidak dapat di terima, tingkah laku etis dan tidak etis, dan cara-cara yang harus dilakukan untuk mengajarkan tingkah laku yang dapat diterima dan etis kepada remaja.

    Perkembangan moral (moral development) berhubungan dengan peraturan-peraturan dan nilai-nilai mengenai apa yang harus dilakukan seseorang dalam interaksinya dengan orang lain. Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral (imoral). Tetapi dalam dirinya terdapat potensi yang siap untuk dikembangkan. Karena itu, melalui pengalamannya berinteraksi dengan orang lain (dengan orang tua, saudara dan teman sebaya), anak belajar memahami tentang perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku mana yang buruk, yang tidak boleh dikerjakan.

    Teori Psikoanalisis tentang perkembangan moral menggambarkan perkembangan moral, teori psikoanalisa dengan pembagian struktur kepribadian manusia menjadi tiga, yaitu id, ego, dan superego. Id adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek biologis yang irasional dan tidak disadari. Ego adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek psikologis, yaitu subsistem ego yang rasional dan disadari, namun tidak memiliki moralitas. Superego adalah struktur kepribadian yang terdiri atas aspek social yang berisikan system nilai dan moral, yang benar-benar memperhitungkan “benar” atau “salahnya” sesuatu.

    Hal penting lain dari teori perkembangan moral Kohlberg adalah orientasinya untuk mengungkapkan moral yang hanya ada dalam pikiran dan yang dibedakan dengan tingkah laku moral dalam arti perbuatan nyata. Semakin tinggi tahap perkembangan moral sesorang, akan semakin terlihat moralitas yang lebih mantap dan bertanggung jawabdari perbuatan-perbuatannya.

    B. Perkembangan Keagamaan Remaja.

    Latar belakang kehidupan keagamaan remaja dan ajaran agamanya berkenaan dengan hakekat dan nasib manusia, memainkan peranan penting dalam menentukan konsepsinya tentang apa dan siapa dia, dan akan menjadi apa dia.

    Agama, seperti yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari, terdiri atas suatu sistem tentang keyakinan-keyakinan, sikap-sikap danpraktek-praktek yang kita anut, pada umumnya berpusat sekitar pemujaan.

    Dari sudut pandangan individu yang beragama, agama adalah sesuatu yang menjadi urusan terakhir baginya. Artinya bagi kebanyakan orang, agama merupakan jawaban terhadap kehausannya akan kepastian, jaminan, dan keyakinan tempat mereka melekatkan dirinya dan untuk menopang harapan-harapannya.

    Dari sudut pandangan social, seseorang berusaha melalui agamanya untuk memasuki hubungan-hubungan bermakna dengan orang lain, mencapai komitmen yang ia pegang bersama dengan orang lain dalam ketaatan yang umum terhadapnya.bagi kebanyakan orang, agama merupakan dasar terhadap falsafah hidupnya.

    Penemuan lain menunjukkan, bahwa sekalipun pada masa remaja banyak mempertanyakan kepercayaan-kepercayaan keagamaan mereka, namun pada akhirnya kembali lagi kepada kepercayaan tersebut. Banyak orang yang pada usia dua puluhan dan awal tiga puluhan, tatkala mereka sudah menjadi orang tua, kembali melakukan praktek-praktek yang sebelumnya mereka abaikan (Bossard dan Boll, 1943).
            Bagi remaja, agama memiliki arti yang sama pentingnya dengan moral. Bahkan, sebagaiman dijelaskan oleh Adams & Gullotta (1983), agama memberikan sebuah kerangka moral, sehingga membuat seseorang mampu membandingkan tingkah lakunya. Agama dapat menstabilkan tingkah laku dan bias memberikan penjelasan mengapa dan untuk apa seseorang berada didunia ini. Agama memberikan perlindungan rasa aman, terutama bagi remaja yang tengah mencari eksistensi dirinya.
            Dibandingkan dengan masa awal anak-anak misalnya, keyakinan agama remaja telah mengalami perkembangan yang cukup berarti. Kalau pada masa awal anak-anak ketika mereka baru memiliki kemampuan berpikir simbolik. Tuhan dibayangkan sebagai person yang berada diawan, maka pada masa remajamereka mungkin berusaha mencari sebuah konsep yang lebih mendalam tentang Tuhan dan eksistensi. Perkembangan pemahaman remaja terhadap keyakinan agama ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan kognitifnya.
            Oleh karena itu meskipun pada masa awal anak-anak ia telah diajarkan agama oleh orang tua mereka, namun karena pada masa remaja mereka mengalami kemajuann dalam perkembangan kognitif, mereka mungkin mempertanyakan tentang kebenaran keyakinan agama mereka sendiri. Sehubungan dengan pengaruh perekembangan kognitif terhadap perkembangan agama selama masa remaja ini.
           Dalam suatu studi yang dilakukan Goldman (1962) tentang perkembangan pemahaman agama anak-anak dan remaja dengan latar belakang teori perkembangan kognitif Piaget, ditemukan bahwa perkembangan pemahaman agama remaja berada pada tahap 3, yaitu formal operational religious thought, di mana remaja memperlihatkann pemahaman agama yang lebih abstrak dan hipotesis. Peneliti lain juga menemukan perubahan perkembangan yang sama, pada anak-anak dan remaja. Oser & Gmunder, 1991 (dalam Santrock, 1998) misalnya menemukan bahwa remaja usia sekitar 17 atau 18 tahun makin meningkat ulasannya tentang kebebasan, pemahaman, dan pengharapan konsep-konsep abstrak ketika membuat pertimbangan tentang agama.
    Apa yang dikemukakan tentang perkembangan dalam masa remaja ini hanya merupakan cirri-ciri pokoknya saja.
    James Fowler (1976) mengajukan pandangan lain dalam perkembangan konsep religius. Indiduating-reflexive faith adalah tahap yang dikemukakan Fawler, muncul pada masa remaja akhir yang merupakan masa yang penting dalam perkembangan identitas keagamaan. Untuk pertama kalinya dalam hidup mereka, individu memiliki tanggung jawab penuh atas keyakinan religius mereka. Sebelumnya mereka mengandalkan semuanya pada keyakinan orang tuanya.
    Salah satu area dari pengaruh agama terhadap perkembangan remaja adalah kegiatan seksual. Walaupun keanakaragaman dan perubahan dalam pengajaran menyulitkan kita untuk menentukan karakteristik doktrin keagamaan, tetapi sebagian besar agama tidak mendukung seks pranikah.
            Oleh karena itu, tingkat keterlibatan remaja dalam organisai keagamaan mungkin lebih penting dari pada sekedar keanggotaan mereka dalam menentukan sikap dan tingkah laku seks pranikah mereka. Remaja yang sering menghadiri ibadat keagamaan dapat mendengarkan pesan-pesan untuk menjauhkan diri dari seks.
            Remaja masa kini menaruh minat pada agama dan menganggap bahwa agama berperan penting dalam kehidupan. Minat pada agama antara lain tampak dengan dengan membahas masalah agama, mengikuti pelajaran-pelajaran agama di sekolah dan perguruan tinggi, mengunjungi tempat ibadah dan mengikuti berbagai upacara agama.
            Sejalan dengan perkembangan kesadaran moralitas, perkembangan penghayatan keagamaan, yang erat hubungannya dengan perkembangan intelektual disamping emosional dan volisional (konatif) mengalami perkembangan.
    Para ahli umumnya (Zakiah Daradjat, Starbuch, William James) sependapat bahwa pada garis besarnya perkembangan penghayatan keagamaan itu dapat di bagi dalam tiga tahapan yang secara kulitatif menunjukkan karakteristik yang berbeda. Adapun penghayatan keagamaan remaja adalah sebagai berikut:
    1). Masa awal remaja (12-18 tahun) dapat dibagi ke dalam dua sub tahapan sebagai berikut:
    a) Sikap negative (meskipun tidak selalu terang-terangan) disebabkan alam pikirannya yang kritis melihat kenyataan orang-orang beragama secara hipocrit (pura-pura) yang pengakuan dan ucapannya tidak selalu selaras dengan perbuatannya.
    b) Pandangan dalam hal ke-Tuhanannya menjadi kacau karena ia banyak membaca atau mendengar berbagai konsep dan pemikiran atau aliran paham banyak yang tidak cocok atau bertentangan satu sama lain.
    c) Penghayatan rohaniahnya cenderung skeptic(diliputi kewas-wasan) sehingga banyak yang enggan melakukan berbagai kegiatan ritual yang selama ini dilakukannya dengan kepatuhan.
    2). Masa remaja akhir yang ditandai antara lain oleh hal-hal berikyut ini:
    a) Sikap kembali, pada umumnya, kearah positif dengan tercapainya kedewasaan intelektual, bahkan agama dapat menjadi pegangan hidupnya menjelanh dewasa.
    b) Pandangan dalam hal ke-Tuhanan dipahamkannya dalam konteks agama yang dianut dan dipilihnya.
    c) Penghayatan rohaniahnya kembali tenanh setelah melalui proses identifikasi dan merindu puja ia dapat membedakan antara agama sebagai doktrin atau ajaran dan manusia penganutnya, yang baik shalih) dari yang tidak. Ia juga memahami bahwa terdapat berbagai aliran paham dan jenis keagamaan yang penuh toleransi seyogyanya diterima sebagai kenyataan yang hidup didunia ini.
            Menurut Wagner (1970) banyak remaja menyelidiki agama sebagai suatu sumber dari rangsangan emosial dan intelektual. Para pemuda ingin mempelajari agama berdasarkan pengertian intelektual dan tidak ingin menerimanya secara begitu saja. Mereka meragukan agama bukan karena ingin manjadi agnostik atau atheis, melainkan karena ingin menerima agama sebagai sesuatu yang bermakna berdasarkan keinginan mereka untuk mandiri dan bebas menentukan keputusan-keputusan mereka sendiri.

    BAB III
    KESIMPULAN


            Seseorang dapat dikatakan bermoral, apabila tingkah laku orang tersebut sesuai dengan nilai-nilai moral yang dijunjung tinggi oleh kelompok sosialnya. Sehingga tugas penting yang harus dikuasai remaja adalah mempelajari apa yang diharapkan oleh kelompoknya.
    Ada tiga tugas pokok remaja dalam mencapai moralitas remaja dewasa, yaitu:
    1. Mengganti konsep moral khusus dengan konsep moral umum.
    2. Merumuskan konsep moral yang baru dikembangkan ke dalam kode moral sebagai kode prilaku.
    3). Melakukan pengendalian terhadap perilaku sendiri.

  • Makalah Beternak Itik

    Beternak Itik

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Bebek adalah hewan penurut,Bebek mudah di ternakkan dan dipelihara. Banyak sekali sumber daya yang bisa kita ambil dari bebek ini, ada telurnya, dagingnya bahkan kotorannya bisa di jadikan pupuk. Penggemar daging dan telur bebek sekarang semakin banyak, karena rasa dari dagingnya yang sangat lezat. Telurnya pun bisa dibikin telur asin yang tak kalah lezat dengan dagingnya. Kebutuhan akan ketersediaan daging dan telur bebek ini sangatlah tinggi.

    Pada umumnya tujuan pemeliharaan itik adalah untuk menghasilkan telur.Pemeliharaan itik dari masa ke masa, profilnya adalah peternakan itik rakyat atau itik kampung, yang skala pemeliharaannya kecil dan umumnya diumbar.Itik mempunyai karakteristik khas unggas petelur termasuk dalam tipe petelur ini antara lain berasal darijenis : Indian Runner, Khaki Khampbel dan Buff Orpington atau itik Buff. Dalam perkembangannya di Indonesia, Indian Runner banyak dipelihara di wilayah tertentu, misalnya di Kalimantan Selatan dikenal itik Alabio,di daerah Tegal disebut itik Tegal dan di Bali disebut Itik Bali. Kemampuan bertelurnya bila dipelihara intensif hingga 300 butir pertahun dan bila dipelihara semi insentif berkisar 90 – 100 butir saja.Prospek dari usaha pemeliharaan itik cukup baik mengingat konsumsi telur dari tahun ke tahun terus meningkat, pemeliharaannya sudah mengarah pada semi insentif maupun kearah insentif.

    Usaha peternakan itik di Indonesia  telah  lama dikenal masyarakat. Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal  bagi  pemiliknya maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut Manajemen pemeliharaan ternak itik.

    Namun sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri dengan pemahaman tentang perkandangan, bibit unggul, pakan ternak, pengelolaan dan pemasaran hasil. Misalnya bagaimana pemeliharaan anak bebek (5-8 minggu), pemeliharaan bebek Dara (umur 8-20 minggu ke atas) dan pemeliharaan bebek petelur (umur 20 minggu ke atas).

    B. Tujuan

    Adapun tujuan dari karya ilmiah tentang peternakan itik adalah:

    1. Memberikan bayangan ataupun gambaran tentang cara berternak itik,
    2. Manajemen pemeliharaan ternak itik yang meliputi:
      • Pemeliharaan bibit
      • Perkandangan
      • Pemberian pakan
      • Pencegahan penyakit
      • Pengelolaan Reproduksi
    3. Usaha ternak itik sebagai peluang bisnis yang menjanjikan
    4. Sebagai wadah pembelajaran ataupun pemahaman tentang meningkatkan kesejahteraan peternakan, khusnya bagi masyarakat yang Mengusahakan peternakan itik tersebut.

    1.3 MANFAAT PENULISAN

    1.      Mengetahui cara beternak itik

    2.      Mengetahui manajemen pemeliharaan beternak itik

    3.      Mengetahui bahwa usaha beternak itik merupakan bisnis yang menjanjikan

    4.      Dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengusaha peternak itik

    Bab II. Pembahasan

    A. Pedoman Budidaya Ternak Bebek / Itik

    1. Letak tempat ataupun sarana dalam beternak itik

    Dalam beternak itik perlu memperhatikan letak tempat/kondisi lingkungan disekitarnya serta sarana-sarana untuk beternak,karena hal tersebut sangat mendukung untuk berhasilnya dalam beternak itik.Adapun tempat dan sarana yang perlu diperhatikan untuk beternak itik adalah:

    a. Lokasi

    • Tak bertentangan dengan RUTR dan RDTR
    • Letak dan ketinggian lokasi dengan wilayah sekitarnya harus memperhatikan lingkungan dan topografi

    b. Lahan Lahan harus jelas, sesuai degan peruntukannya menurut peraturan perundangan yang berlaku

    c. Penyediaan Air dan Alat Penerang Air yang digunakan harus memenuhi baku mutu air yang  sehat yang dapat diminum oleh manusia dan ternak serta tersedia sepanjang tahun, dan hendaknya menyediakan alat penerangan (listrik) yang cukup sesuai kebutuhan.

    2.      Perkandangan

            Lokasi Kandang yang baik adalah: jauh dari keramaian,ada atau dekat dengan sumber air,tidak terlalu dekat dengan rumah,dan mudah dalam pengawasan.   

            Persyaratan kandang yang harus dipenuhi adalah : mudah dibersihkan, sirkulasi uadara lancar dan cukup mendapatkan sinar matahari.Beberapa tipe kandang yang dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pemeliharaannya seperti:

    a.       Kandang sistim terkurung atau postal

    •         Lantai kandang terbuat dari tanah yang dipadatkan dan dialasi/bagian atas dilapisi sekam/serbuk gergaji dicampur dengan serbuk kapur.

    •         Seluruh ruangan kandang dinaungi atap.

    •         Apabila sampai dewasa (produksi) kepadatannya dapat mencapai 4 ekor /m²

    b)      Kandang sistim koloni

                            Yakni perpaduan atau kombinasi antara terkurung dengan sistim dilepas,          yang bercirikan :

    •         Lantai kandang dapat terbuat dari tanah yang dipadatkan ataupun disemen dan dialasi dengan litter (dapat berasal dari sekam, kulit padi atau bekas serutan kayu/serbuk gergaji).

    •         Atap kandang menggunakan sistim atap berlubang

    •         Umbaran atau pekarangannya dibuatkan pagar setinggi ± 75 cm, yang dilengkapi dengan peralatan kandang (tempat makan dan minum)

    •         Dinding dari bambu atau kayu.

    c)       Kandang sistem batere

    •         Satu kotak untuk satu ekor itik (dengan ukuran 45 x 35 x 60), bahan kotaknya dapat dibuat dari bambu atau kawat.

    •         Lantai kandang sedikit miring (agar telur mudah menggelinding keluar).

    •         Tempat makan dan minum diusahakan diluar kotak(dibagian depan)

    •         Semua kotak/kandang betere dikumpulkan pada satu tempat dan diberi atap serta dindingnya dipagar dengan anyaman bambu atau kawat.

    •         Untuk anak itik digunakan indukan sebagaimana untuk anak ayam.

    •         Luasan lantai kandang yang diperlukan untuk anak itik sebagai berikut :

    Ø  Umur 1 hari – 1 minggu, kepadatannya 20 ekor/m².

    Ø  Umur 1 – 2 minggu, kepadatannya 18 ekor/ m².

    Ø  Umur 2 – 3 minggu, kepadatannya 15 ekor/m².

    Ø  Umur 5 – 6 minggu, kepadatannya 10 ekor/ m².

                Konstruksi Bangunan Memenuhi daya tampung untuk menjamin masuknya udara dengan leluasa ke dalam kandang dan keluarnya udara kotor (suhu optimal 26,5 oC dengan kelembaban maksimum 90%) memiliki saluran pembuangan limbah , bahan yang ekonomis.

    Tabel 1.luas kandang yang diperlukan untuk anak itik petelur

    UmurLuas kandang (m/ekor)
    1 hari- 1 minggu2-3 minggu3-4 minggu4-5 minggu6-8 minggu0,030,070,090,110,15

    3.      Pemeliharaan anak itik

            Sebelum anak itik ditempatkan setelah menetas, yaitu pada lingkaran yang terbuat dari tripleks, harus dilakukan persiapan sebelumnya seperti penyemprotan kandang agar bersih dengan menggunakan Biotama 3 (2 – 3 tutup botol Biotama 3 dilarutkan dalam 1 liter air). Pengaturan lampu pemanas dalam lingkaran tripleks tersebut agar kesehatan anak itik terjamin.


                            Untuk menghindari angin yang masuk, mengingat bulu anak itik masih halus dan tidak tahan udara dingin, usahakan dinding kandang ditutup dengan tirai plastik. Seelah 4 hari, tirai plastik dapat dibuka pada siang hari, dan pda malam hari ditutup kembali. Pada umur 4 minggu tirai plastik dapat dilepas semua sebab anak itik sudah memiliki bulu yang cukup tebal, namun kalau ada hujan lebat atau ada angin kencang, tirai plastik masih diperlukan. Induk buatan dengan alat pemanas lampu minyak atau lampu listrik sangat diperlukan sampai umur 3 minggu.

            Anak itik yang baru di beli dari Poulty Shop atau dari tempat yang cukup jauh, setelah dimasukkan dalam pelingkar tadi jangan tergesa-gesa diberi makan. Akan tetapi diberikan dahulu minuman segar, berupa susu atau air gula. Hal ini untuk menghindari “stress” karena perpindahan tempat. Setelah lebih kurang 1 jam, itik diberi makan sedikit demi sedikit tetapi sering agar makanan tidak terbuang dan diacak-acak. Setelah 1 minggu pertama, berilah air segar yang dicampur “antibiotika alami” yaitu Biotama 5 , kunyit dan asam jawa. 1 ruas kunyit ditambah 1 cm asam jawa potongan (haluskan) tambahkan 1 -2 tutup botol Biotama 5 dan air hingga 1000 ml. Masukkan dalam botol aqua besar, tutup rapat lalu kocok kocok. Minuman segar ini bisa disebut dengan ”jamu ternak”. Berikan minuman ini 1 minggu sekali.

    Hal ini untuk merangsang nafsu makan dan pertumbuhan yang seragam, juga untuk menghindari kepekaan terhdap gangguan penyakit selama pemeliharaan.

    4.      Seleksi bibit itik

                            Untuk tujuan penghasil telur maka hendaknya dipilih itik-itik yang bercirikan :

    •         Tubuh ramping (tidak gemuk) dan bentuk seperti botol, leher kecil,

    panjang dan bulat seperti rotan.

    •         Kepala kecil, mata bersinar (terletak dibagian atas kepala).

    •         Sayap menutup badan secara rapat, dengan ujung sayap tersusun rapi

    dipangkal ekor, bulu halus, rapi dan tidak kusut.

    •         Kaki berdiri kokoh (induk yang produksi telurnya tinggi antara alin itik

    Tegal, Khaki Khampbell dan itik Bali).

    5.      Pemberian pakan

                            Pada dasarnya pemberian pakan untuk itik memerlukan kandungan protein yang tinggi dan pemberian pakannya ada 2 macam cara yakni :

    a.       Pakan lengkap dari satu jenis saja, dapat dalam bentuk all mash, pellet

     atau crumble yang sudah lengkap semua unsur nutrisinya (cara ini biasanya untuk suatu    peternakan besar).

    b.      Pakan lengkap dari beberapa jenis seperti campuran dedak padi, jagung, bungkil kedele dsb. (cara ini yang umum dipakai oleh peternak rakyat).Jumlah/konsumsi pakan untuk berbagai periode :

    –          Anak itik rata-rata 58,3 gram/hari

    –          Itik dara rata-rata 80 gram/hari

    –          Dewasa (masa produktif) rata-rata 180 gram/hari

    c.       Kebutuhan protein untuk berbagai periode :

    –          Anak itik (0 – 6 minggu) 20 – 22%

    –          Itik dara (6 – 13 minggu) 16 – 18%

    –          Dewasa (> – 13 minggu) 15 – 16%

    d.      Bahan-bahan makanan sumber protein antara lain :

    –          Bungkil kedele (protein 42 – 50%)

    –          Bungkil kelapa (protein 19 – 23%)

    –          Bungkil kacang (protein 0 – 15%)

    –          Tepung ikan (protein 42,3 – 68,8%)

    e.       Hal lain yang perlu diperhatikan antara lain :

    –          Bahan pakan yang akan diberikan hendaknya tidak berbau tengik, tidak berjamur dan tidak    berlebihan jumlahnya.

    –          Selalu disediakan air minum dan ditempatkan agak lebih tinggi dari tempat pakan.

    –          Kesehatan itik perlu diketahui, biasanya diawal terserang penyakit cenderung menurunkan gairah makan dan lambat laun konsumsi makannya berkurang.

    –           

    Tabel 2.formula ransum itik (%)

    BahanAnak itik(0-6 minggu)Dara(7-22 minggu)Petelur(>23 minggu)
    Jagung giling Bakatul Bungkil kelapa Bungkil kedelai Tepung dan lamtoro Tepung ikan Rumput keringTepung kulit kerangTepung tulangGaram40154,5205103110,540154,5205102210,54020101059,5-410,5
    Jumlah100100100

    6.      Pencegahan penyakit

                            Melakukan pencegahan penyakit adalah lebih baik dari pada mengobatinya dan perlu diingat bahwa setiap penyakit belum tentu menyebabkan kematian, tetapi mungkit hanya menurunkan produksinya saja. Beberapa jenis penyakit yang biasa menyerang itik diantaranya.

    •         Salmonellosis (Pullorum + Berak kapur)

                     Penyebabnya bakteri Salmonella pullorum, bila menyerang itik umur 3-15 hari berakibat kematian tinggi. Tanda penyakit yang nampak adalah adanya kotoran warna putih lengket seperti pasta dan menempel pada dubur, tubuh lemah, lesu dan mengantuk kedinginan, cepat terengahengah, bulu kusam, sayap menggantung kadang terjadi kelumpuhan. Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kandang serta makanan dan minum, isolasi itik yang sakit. Pengobatan dengan obat jenis sulfa dan antibiotik.

    •         Penyakit Cacing

                     Penyebabnya terbagi jenis cacing menyerang pada itik yang dilepas. Tanda penyakit adalah nafsu makan berkurang, mencret, bulu kusam, kurus dan produksi turun. Pencegahan harus dijaga kebersihan kandang jaga kelembabannya, sanitasi kandang dan makan, minum. Pengobatan dengan memberikan obat cacing minimal 3 bulan sekali.

    •         Penyakit Botulismus

                     Penyebabnya adalah racun yang dihasilkan oleh kuman Clostridium botulinum, yang sering ditemukan pada bangkai hewan dan tanaman busuk. Itik yang digembalakan sering memakannya Tanda penyakit adalah itik lesu, lemah, lumpuh, pada leher kaki dan sayap, nampak mengantuk, kadang-kadang tidak dapat berdiri tegak dan kalau berjalan sempoyongan, bulu mudah rontik. Pencegahan dengan menjaga kebersihan makanan dan hindari makanan basi/sudah membusuk dan tercemar, makanan harus bersih dan baru atau kalau hijauan yang masih segar. Pengobatan dapat  dicoba dengan obat laxanitia.pencahar (garam espon).

    ·          Lumpuh.

                     Penyebab : Kekurangan vitamin B.Tanda-tanda : Kaki bengkak dibagian persendian, jalan pincang dan lumpuh, kelihatan ngantuk, kadang-kadang keluar air mata berlebihan.

    7.      Produksi telor

    Tabel 3.kemampuan produksi telur dan bobot telur beberapa jenis itik petelur unggul

    Jenis itikJumlah telur(butir/th)Bobot telur(gram/butir)
    Itik thaki campbellItik tegalItik majo sariItik alabioItik baliItik BPT AKItik BPT KATItik BPT KA300-330150-250200-266130-250153-2502972822746065-707065-7059-65707070

    8.       Pasca panen

            Kegiatan pascapanen yang bias dilakukan adalah pengawetan. Dengan pengawetan maka nilai ekonomis telur itik akan lebih lama dibanding jika tidak dilakukan pengawetan. Telur yang tidak diberikan perlakuan pengawetan hanya dapat tahan selama 14 hari jika disimpan pada temperatur ruangan bahkan akan segera membusuk. Adapun perlakuan pengawetan terdiri dari 5 macam, yaitu:

    a)Pengawetan dengan air hangat

    Pengawetan dengan air hangat merupakan pengawetan telur itik yang paling sederhana. Dengan cara ini telur dapat bertahan selama 20 hari.


    b) Pengawetan telur dengan daun jambu biji Perendaman telur dengan daun jambu biji dapat mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1 bulan. Telur yang telah direndam akan berubah warna menjadi kecoklatan seperti telur pindang.


    c) Pengawetan telur dengan minyak kelapa Pengawetan ini merupakan pengawetan yang praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan rasanya tidak berubah.


    d) Pengawetan telur dengan natrium silikat Bahan pengawetan natrium silikat merupkan cairan kental, tidak berwarna, jernih, dan tidak berbau. Natirum silikat dapat menutupi pori kulit telur sehingga telur awet dan tahan lama hingga 1,5 bulan. Adapun caranya adalah dengan merendam telur dalam larutan natrium silikat10% selama satu bulan.

    e) Pengawetan telur dengan garam dapur Garam direndam dalam larutan garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25- 40% selama 3 minggu.

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 KESIMPULAN

                            Kunci keberhasilan usaha produksi ternak itik terletak pada pelaksanaan program tata laksana pemeliharaan itik sampai umur 22 minggu.

                            Kesalahan nutrisi pada masa pertumbuhan ini bisa menyebabkan itik terlambat mencapai kedewasaan kelamin sehingga itik tidak bisa berproduksi pada umur yang diharapkan.


                     Dalam usaha ternak itik secara intensif, ada tiga evaluasi pokok yang memiliki andil keberhasilan yakni:

    1.      Bibit itik; karakteristik ekonominya dalam menunjang keberhasilan usaha adalah 20%.

    2.      Makanan itik; dalam menunjang keberhasilan usaha mempunyai andil sebesar 30%.

    3.      Tata laksana pemeliharaan, termasuk kandang, cara pemeliharaan dan ketrampilan, memegang    peranan yang sangat besar

    3.2 SARAN

                            Dalam beternak itik perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    ·          Letak tempat peternakan itik

    ·          Sarana dan prasarananya harus memadai

    ·          Kandang harus sesuai dengan jumlah ternak

    ·          Bibit harus benar-benar bagus

    ·          Kebersihan harus dijaga supaya terhindar dari penyakit

    DAFTAR PUSTAKA

                Anggrorohadi, Pemadi dan Sudawonadi S.1993.Sumber Daya Sarana dan Prasaran Peternakan Bandung:Balai penelitian peternakan

    Hendro, Sunarjono.1989.Kiat Sukses Beternak Itik.Jakarta:Balai Penyluhan Peternakan

    Abdi,Sucipto.1987.Perawatan Dalam Beternak Itik.Jogja:Balai Penyuluhan Peternakan

    http://research.amikom.ac.id/index.php/KIM/article/view/2736

  • Makalah Kerusakan Hutan

    Kerusakan Hutan

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Sumber daya alam merupakan sesuatu yang terdapat di muka bumi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini tidak jauh berbeda dengan sumber daya hutan. Sumber daya hutan merupakan segala sesuatu yang terdapat di hutan yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sumber daya hutan sangat bersifat dinamis berubah dari waktu ke waktu, dari tempat satu ke tempat yang lain.seiring dengan perkembangan kebutuhan manusia. Sumber daya hutan bersifat dapat diperbaharui. Sumber daya hutan harus dilestarikan mulai dari sekarang, karena jika sumber daya hutan tidak dilestarikan. Kelestarian alam akan terganggu. Hutan mempunyai banyak fungsi, Indonesia adalah salah satu negara dengan sumber daya hutan terbesar di dunia. Banyak sekali spesies tanaman yang terdapat di dalam hutan Indonesia.

    Hutan merupakan sumberdaya yang tidak ternilai karena didalamnya terkandung keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma nutfah, sumber hasil hutan kayu dan non-kayu, pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta kesuburan tanah, perlindungan alam hayati untuk kepentingan ilmu pengetahuan, kebudayaan, rekreasi, pariwisata dan sebagainya. Karena itu pemanfaatan hutan dan perlindungannya telah diatur dalam UUD 45, UU No. 5 tahun 1990, UU No 23 tahun 1997, UU No. 41 tahun 1999, PP No 28 tahun 1985 dan beberapa keputusan Menteri Kehutanan serta beberapa keputusan Dirjen PHPA dan Dirjen Pengusahaan Hutan. Namun gangguan terhadap sumberdaya hutan terus berlangsung bahkan intensitasnya makin meningkat.

    Banyak Akibat negatif dari kerusakan hutan, misalnya polusi udara akibat dari kebakaran hutan, asap yang ditimbulkan mengganggu kesehatan masyarakat serta mengganggu transportasi baik darat, sungai, danau, laut dan udara, perubahan iklim mikro maupun global, merosotnya nilai ekonomi hutan dan produktivitas tanah, menurunnya keanekaragaman hayati. Oleh karena itu, kerusakan hutan harus segera ditangani secara serius.

    1.2 Identifikasi Masalah

    Dalam konteks penyelamatan hutan nasional, diperlukan kepedulian berbagai stakeholders (pihak-pihak terkait), untuk duduk bersama dan mempertimbangkan nasib masa depan hutan yang tersisa saat ini karena permasalahan utama dari kerusakan hutan di Indonesia sangat kompleks, dengan rinciannya sebagai berikut:

    1.      Rendahnya kesadaran masyarakat umum akan pentingnya arti hutan bagi kehidupan sehari-hari. Hutan tidak hanya menghasilkan oksigen yang penting bagi manusia, tapi juga menguraikan CO2 di udara untuk mencegah pemanasan suhu bumi yang dapat mengancam kehidupan manusia, menjaga keseimbangan air tanah, memberikan kehidupan bagi fauna di dalamnya, dan memberikan manfaat ekonomi bagi manusia itu sendiri.

    2.     Terlalu tingginya permintaan pasar akan pasokan kayu untuk industri kertas, tisu toilet, dan bahan-bahan material lainnya. Padahal, hutan tidak bisa dibuat seperti halnya zat kimia sintesis butuh waktu dan proses yang lama untuk membentuk suatu kawasan hutan. 

    3.     Lemahnya regulasi dan aparat yang mengawalnya, dengan kata lain hutan menjadi objek yang dapat dijual-belikan dengan mudah, tanpa menghiraukan prosedur perlindungan hutan. 

    1.3 Tujuan

    1. Untuk mengetahui kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia.
    2. Untuk mendapatkan solusi bagaimana mengurangi kerusakan hutan.

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengertian Hutan

    Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting.

    Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di benua besar.

    Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas.

    2.2  Macam-macam Jenis Hutan

    Berikut di bawah ini adalah pembagian macam-macam / jenis-jenis hutan disertai arti definisi dan pengertian :

    1.      Hutan Bakau

    Hutan bakau adalah hutan yang tumbuh di daerah pantai berlumpur. Contoh : pantai timur kalimantan, pantai selatan cilacap, dll.

    2.      Hutan Sabana

    Hutan sabana adalah hutan padang rumput yang luas dengan jumlah pohon yang sangat sedikit dengan curah hujan yang rendah. Contoh : Nusa tenggara.

    3.      Hutan Rawa

    Hutan rawa adalah hutan yang berada di daerah berawa dengan tumbuhan nipah tumbuh di hutan rawa. Contoh : Papua selatan, Kalimantan, dsb.

    4.      Hutan Hujan Tropis

    Hutan hujan tropis adalah hutan lebat / hutan rimba belantara yang tumbuh di sekitar garis khatulistiwa / ukuator yang memiliki curah turun hujan yang sangat tinggi. Hutan jenis yang satu ini memiliki tingkat kelembapan yang tinggi, bertanah subur, humus tinggi dan basah serta sulit untuk dimasuki oleh manusia. Hutan ini sangat disukai pembalak hutan liar dan juga pembalak legal jahat yang senang merusak hutan dan merugikan negara trilyunan rupiah. Contoh : hutan kalimantan, hutan sumatera, dsb.

    5.      Hutan Musim

    Hutan musim adalah hutan dengan curah hujan tinggi namun punya periode musim kemarau yang panjang yang menggugurkan daun di kala kemarau menyelimuti hutan.

    Di samping itu hutan terbagi / dibagi berdasarkan fungsinya, yaitu :


    1. Hutan Wisata

    Hutan wisata adalah hutan yang dijadikan suaka alam yang ditujukan untuk melindungi tumbuh-tumbuhan serta hewan / binatang langka agar tidak musnah / punah di masa depan. Hutan suaka alam dilarang untuk ditebang dan diganggu dialih fungsi sebagai buka hutan. Biasanya hutan wisata menjadi tempat rekreasi orang dan tempat penelitian.

    2.       Hutan Cadangan

    Hutan cadangan merupakan hutan yang dijadikan sebagai lahan pertanian dan pemukiman penduduk. Di pulau jawa terdapat sekitar 20 juta hektar hutan cadangan.

    3.      Hutan Lindung

    Hutan lindung adalah hutan yang difungsikan sebagai penjaga ketaraturan air dalam tanah (fungsi hidrolisis), menjaga tanah agar tidak terjadi erosi serta untuk mengatur iklim (fungsi klimatologis) sebagai penanggulang pencematan udara seperti C02 (karbon dioksida) dan C0 (karbon monoksida). Hutan lindung sangat dilindungi dari perusakan penebangan hutan membabibuta yang umumnya terdapat di sekitar lereng dan bibir pantai.

    4.      Hutan Produksi / Hutan Industri

    Hutan produksi yaitu adalah hutan yang dapat dikelola untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai ekonomi. Hutan produksi dapat dikategorikan menjadi dua golongan yakni hutan rimba dan hutan budidaya. Hutan rimba adalah hutan yang alami sedangkan hutan budidaya adalah hutan yang sengaja dikelola manusia yang biasanya terdiri dari satu jenis tanaman saja. Hutan rimba yang diusahakan manusia harus menebang pohon denga sistem tebang pilih dengan memilih pohon yang cukup umur dan ukuran saja agar yang masih kecil tidak ikut rusak.

    2.3 Peran Hutan Terhadap Lingkungan

                   Hutan bukanlah warisan nenek moyang, tetapi pinjaman anak cucu kita yang harus dilestarikan. Jika terjadi bencana, maka dipastikan, biaya ‘recovery’ jauh lebih besar ketimbang melakukan pencegahan secara dini. Begitu pentingnya fungsi hutan sehingga pada 21 Januari 2004 Presiden Megawati merasa perlu mencanangkan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL) yaitu gerakan moral yang melibatkan semua komponen masyarakat bangsa untuk memperbaiki kondisi hutan dan lahan kritis. Dengan harapan, agar lahan kritis itu dapat berfungsi optimal, yang juga pada gilirannya bermanfaat bagi masyarakat sendiri. Tujuan melibatkan komponen masyarakat, tentu saja, agar mereka menyadari bahwa hutan dan lingkungan itu sangat penting dijaga kelestariannya. Hutan memiliki fungsi yang penting bagi kehidupan manusia diantaranya sebagai berikut :


    1. Pelestarian Plasma Nutfah


    Plasma nutfah merupakan bahan baku yang penting untuk pembangunan di masa depan, terutama di bidang pangan, sandang, papan, obat-obatan dan industri. Penguasaannya merupakan keuntungan komparatif yang besar bagi Indonesia di masa depan. Oleh karena itu, plasma nutfah perlu terus dilestarikan dan dikembangkan bersama untuk mempertahankan keanekaragaman hayati.


    2. Penahan dan Penyaring Partikel Padat dari Udara


    Udara alami yang bersih sering dikotori oleh debu, baik yang dihasilkan oleh kegiatan alami maupun kegiatan manusia. Dengan adanya hutan, partikel padat yang tersuspensi pada lapisan biosfer bumi akan dapat dibersihkan oleh tajuk pohon melalui proses jerapan dan serapan. Partikel yang melayang-layang di permukaan bumi sebagian akan terjerap pada permukaan daun, khususnya daun yang berbulu dan yang mempunyai permukaan yang kasar dan sebagian lagi terserap masuk ke dalam ruang stomata daun. Ada juga partikel yang menempel pada kulit pohon, cabang dan ranting. Dengan demikian hutan menyaring udara menjadi lebih bersih dan sehat.

    2.4  PENYEBAB KERUSAKAN HUTAN

    1. Kebakaran Hutan

    Penyebab kebakaran hutan sampai saat ini masih menjadi topik perdebatan, apakah karena alami atau karena kegiatan manusia. Namun berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab utama kebakaran hutan adalah faktor manusia yang berawal dari kegiatan atau permasalahan sebagai berikut:

    a.       Sistem perladangan tradisional dari penduduk setempat yang berpindah-pindah.

    b.      Pembukaan hutan oleh para pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) ntuk insdustri kayu maupun perkebunan kelapa sawit.

    c.       Penyebab struktural, yaitu kombinasi antara kemiskinan, kebijakan pembangunan dan tata pemerintahan, sehingga menimbulkan konflik antar hukum adat dan hukum positif negara.

    Perladangan berpindah merupakan upaya pertanian tradisional di kawasan hutan dimana pembukaan lahannya selalu dilakukan dengan cara pembakaran karena cepat, murah dan praktis. Namun pembukaan lahan untuk perladangan tersebut umumnya sangat terbatas dan terkendali karena telah mengikuti aturan turun temurun (Dove, 1988). Kebakaran liar mungkin terjadi karena kegiatan perladangan hanya sebagai kamuflasa dari penebang liar yang memanfaatkan jalan HPH dan berada di kawasan HPH.


    Pembukaan hutan oleh pemegang HPH dan perusahaan perkebunan untuk pengembangan tanaman industri dan perkebunan umumnya mencakup areal yang cukup luas. Metoda pembukaan lahan dengan cara tebang habis dan pembakaran merupakan alternatif pembukaan lahan yang paling murah, mudah dan cepat. Namun metoda ini sering berakibat kebakaran tidak hanya terbatas pada areal yang disiapkan untuk pengembangan tanaman industri atau perkebunan, tetapi meluas ke hutan lindung, hutan produksi dan lahan lainnya.

     
    Sedangkan penyebab struktural, umumnya berawal dari suatu konflik antara para pemilik modal industri perkayuan maupun pertambangan, dengan penduduk asli yang merasa kepemilikan tradisional (adat) mereka atas lahan, hutan dan tanah dikuasai oleh para investor yang diberi pengesahan melalui hukum positif negara. Akibatnya kekesalan masyarakat dilampiaskan dengan melakukan pembakaran demi mempertahankan lahan yang telah mereka miliki secara turun temurun. Disini kemiskinan dan ketidak adilan menjadi pemicu kebakaran hutan dan masyarakat tidak akan mau berpartisipasi untuk memadamkannya.

    2.  Penebangan hutan secara sembarangan

    Menebang hutan sembarangan akan menyebabkan hutan menjadi gundul. Ditambah lagi akhir-akhir ini penebangan hutan liar semakin marak terjadi,


    3.  Penegakan Hukum yang Lemah


    Menteri Kehutanan Republik Indonesia M.S.Kaban SE.MSi menyebutkan bahwa lemahnya penegakan hukum di Indonesia telah turut memperparah kerusakan hutan Indonesia. Menurut Kaban penegakan hukum barulah menjangkau para pelaku di lapangan saja. Biasanya mereka hanya orang-orang upahan yang bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka sehari-harinya. Mereka hanyalah suruhan dan bukan orang yang paling bertanggungjawab. Orang yang menyuruh mereka dan paling bertanggungjawab sering belum disentuh hukum. Mereka biasanya mempunyai modal yang besar dan memiliki jaringan kepada penguasa. Kejahatan seperti ini sering juga melibatkan aparat pemerintahan yang berwenang dan seharusnya menjadi benteng pertahanan untuk menjaga kelestarian hutan seperti polisi kehutanan dan dinas kehutanan.
    Keadaan ini sering menimbulkan tidak adanya koordinasi yang maksimal baik diantara kepolisian, kejaksaan dan pengadilan sehingga banyak kasus yang tidak dapat diungkap dan penegakan hukum menjadi sangat lemah.


    4.  Mentalitas Manusia.

    Manusia sering memposisikan dirinya sebagai pihak yang memiliki otonomi untuk menyusun blue print dalam perencanaan dan pengelolaan hutan, baik untuk kepentingan generasi sekarang maupun untuk anak cucunya. Hal ini kemungkinan disebabkan karena manusia sering menganggap dirinya sebagai ciptaan yang lebih sempurna dari yang lainnya. Pemikiran antrhroposentris seperti ini menjadikan manusia sebagai pusat. Bahkan posisi seperti ini sering ditafsirkan memberi lisensi kepada manusia untuk “menguasai” hutan. Karena manusia memposisikan dirinya sebagai pihak yang dominan, maka keputusan dan tindakan yang dilaksanakanpun sering lebih banyak di dominasi untuk kepentingan manusia dan sering hanya memikirkan kepentingan sekarang daripada masa yang akan datang. Akhirnya hutanpun dianggap hanya sebagai sumber penghasilan yang dapat dimanfaatkan dengan sesuka hati. Masyarakat biasa melakukan pembukaan hutan dengan berpindah-pindah dengan alasan akan dijadikan sebagai lahan pertanian. Kalangan pengusaha menjadikan hutan sebagai lahan perkebunan atau penambangan dengan alasan
    untuk pembangunan serta menampung tenaga kerja yang akan mengurangi jumlah pengangguran. Tetapi semua itu dilaksanakan dengan cara pengelolaan yang exploitative yang akhirnya menimbulkan kerusakan hutan. Dalam struktur birokrasi pemerintahan mentalitas demikian juga seakan-akan telah membuat aparat tidak serius untuk menegakkan hukum dalam mengatasi kerusakan hutan bahkan terlibat di dalamnya.

    2.5 Kerusakan Hutan di Tulungagung

    Area hutan seluas 25.000 hektar di utara dan selatan Tulungagung rusak parah. Kerusahakan dialibatkan oleh ilegal logging dan aktivitas galian C. Demikian diungkapkan Direktur Pusat Pelatihan Lingkungan Hidup (PPLH) Mangkubumi Tulungagung, Mohamad Ichwan Mustofa. Kerusahakan ini sudah mengkhawatirkan, sebab secara total luas hutan di utara dan selatan Tulungagung hanya 40.000 hektar. “Kalau diprosentase, 50 persen lebih luas hutan yang mengalami kerusakan,” ungkapnya. Data tersebut dikeluarkan PPLH Mangkubumi, setelah peneltian selama tahun 2009. Kerusakan signifikan, menurut Ichwan, diakibatkan ilegal logging yang terjadi secara masif. Penebangan liar ini dilakukan oleh perorangan, maupun kawanan yang terorganisir. Bahkan, lanjut Ichwan, para pelaku sudah menjadi sindikasi yang melibatkan banyak pihak. “Kami kecewa dengan pemerintah yang tidak tegas pada mafia ilegal logging. Pemerintah harus tegas dan berani memenjarakan penjarah dan mafia hutan,” ujar Ichwan. Selain itu ada kegiatan galin C berupa penambangan batu dan tanah, yang turut menyumbang kerusakan hutan. Penambangan yang dilakukan masyarakat, lambat laun turut merusak ekosistem di hutan. selain itu, masih ada masyarakat yang membabat hutan untuk lahan pertanian. “Alih fungsi lahan oleh masyarakat harus dihentikan juga,” tambah Ichwan. Sebagai solusi, PPLH Mangkubumi mendesak perhutani segera melakukan konservasi lahan kritis. Konservasi harus dilakukan dengan bermitra dengan masyarakat setempat dan Pemkab Tulungagung. Sehingga masyarakat mempunyai tanggung jawab dan kesadaran menjaga kelestarian hutan.15 km dari kecamatan Rejotangan kearah barat selatan sentra pertambangan marmer berada, tepatnya di kec. Besuki dan Campurdarat. Bangunan-bangunan raksasa menghiasai pinggiran hutan, bising raungan mesin, lalu lalang truk pengangkut marmer menjadi pemandangan sehari-hari. Ibu-ibu bergerumun di gedung-gedung tempat pembuatan pernak-pernik dari marmer, bapak-bapak bergelut dengan batu-batu putih itu sepanjang waktu.
    Marmer yang ditambang dari gunung-gunung dengan mengorbankan hutan-hutan ini, tidak hanya dipasaran Indonesia namun juga ekspor ke Asia, Eropa dan Amerika. Dalam show room yang ada dipinggir -pinggir jalan, dapat terlihat pernik mulai dari asbak, patung sampai bath up (tempat berendam yang biasa di hotel-hotel).

    Di gubuk pinggiran hutan tinggal sebuah keluarga dengan tiga orang anak, “ya beginilah kami mas, tiap hari ke pabrik buat bekerja. Tapi dari dulu tetep gini – gini aja”. Tutur bapak berkulit pekat dan guratan – guratan tebal di keningnya ini.

    Rumah keluarga ini sangatlah sederhana, anak yang pertama telah lulus STM dan kini membantu bapaknya di pertambangan marmer. Dua adik perempuanya masih duduk di bangku SMP dan SD. Sekolah tidak jauh dari rumah, saat musim hujan turun mereka memerlukan waktu yang lebih lama untuk sampai ke tempat menimba ilmu, walet atau lumpur yang turun dari gunung terbawa air hujan menggenangi jalan, yang juga akses menuju ke pantai dan pelabuhan ikan popoh indah, bahkan walet masuk kerumah bila hujan lebat datang.

    Beberapa tahun yang lalu saat aku masih di bangku SMP sering sekali bersepeda menuju ke pantai, saat liburan datang bersama kawan – kawan. “dari dulu memang kayak gini keadaanya saat musim hujan datang”. Namun dulu hanya menggenang beberapa sentimeter saja, tapi sekarang bisa mencapai setengah meter. Pepohonan besar yang dulu berjajar mengiringi perjalan kamipun, sudah menjadi ladang dan beberapa menjadi pabrik – pabrik pengolah marmer.

    Dari 40.000 hektar lebih hutan Tulungagung, 25.000 hektar lebih gundul, dan sisanya rusak dan hanya ada sebagian yang masih terjaga. Itupun peran serta masyarakat adat penghuni hutan.

    Ditengah kerusakan hutan yang parah ini pemerintah justru alokasi APBD 2010 kab Tulungagung untuk hutan hanya 0,03% atau dibawah tiga ratus juta dari total anggaran satu triliyun lebih, bandingkan dengan pengadaan mobil ddinas yang menghabiskan anggaran sampai enam milyar. Ketika ditanyakan kepada DPRD tentang hal ini mereka malah menjawab “hutan itu tanggung jawab perum perhutani bukan menjadi kewenangan kami”. Padahal apabila terjadi bencana pada warganya pemerintah juga yang selalu repot.

    Seperti yang terjadi di kecamatan Sendang beberapa waktu yang lalu, tanah lonsor yang telah merenggut beberapa nyawapun di cover oleh PEMKAB. Perhutanipun seolah-olah menutup matanya pada kejadian itu.

    Ketidaksenergisan antara berbagai steak holder juga menambah penderitaan hutan di tulungagung. Tatkala kepentingan-kepentingan yang telah memfokuskan pada isi perut membuat kita semakin terperanga, menatap sedih ke hadapan alam. Saat aku berkomunikasi dengan beberapa oknum yang terkait dengan hutan, mulai dari PERUM PERHUTANI, PEMKAB dan lain-lain, mereka hanya saling lempar dalam penanggulangan dampak.

    Dampak kerusakan telah dirasakan bersama hingga beberapa kelompok dalam masyarakat tergerak untuk menyelamatkan lingkungan yang semakin lama semakin menjadi ini. Di pagi itu saat aku mencoba menghilangkan penat dengan berjalan-jalan ke sebuah telaga yang masih perawan di Sawo Campurdarat, aku melihat sesosok tua, kerut kening telah dan lebam kulit menyelimuti tubuh yang tak muda lagi, sedang membersihkan semak-semak disekitar pohon trembesi yang tingginya masih satu setengah meteran.

    Sayangnya keteguhan hati dan semangat para aktifis lingkungan, kurang mendapat apresiasi yang konkret dari pemerintah. Justru apresiasi datang dari kaum muda khususnya yang tergabung dalam pecinta alam ataupun dari NGO (LSM) lingkungan yang turut member support baik moril maupun materil. Hal ini terlihat dari proses pelaksanaan konservasi yang sering dilakukan oleh masyarakat. Perencanaan sering tidak diikuti oleh pemerintah maupun perhutani namun apabila terjadi suatu hal sering terjadi suatu tindakan yang menghambat proses konservasi yang sedang berlangsung.
    “Tuhan telah menciptakan hutan untuk manusia dan seyogyanya kita bersahabat dengan mereka” dan “usaha berlebih untuk memaksimalkan hasil hutan malah akan beerbuah bencana dan sengketa”. Dan marilah kita bersama-sama berfikir dan bertindak “untuk keadilan lingkungan dan masa depan bumi kita

    2.6 AKIBAT KERUSAKAN HUTAN

    Kerusakan hutan akan menimbulkan beberapa dampak negatif yang besar di bumi:

    1.Efek Rumah Kaca (Green house effect).

    Hutan merupakan paru-paru bumi yang mempunyai fungsi mengabsorsi gas Co2. Berkurangnya hutan dan meningkatnya pemakaian energi fosil (minyak, batubara dll) akan menyebabkan kenaikan gas Co2 di atmosfer yang menyelebungi bumi. Gas ini makin lama akan semakin banyak, yang akhirnya membentuk satu lapisan yang mempunyai sifat seperti kaca yang mampu meneruskan pancaran sinar matahari yang berupa energi cahaya ke permukaan bumi, tetapi tidak dapat dilewati oleh pancaran energi panas dari permukaan bumi. Akibatnya energi panas akan dipantulkan kembali kepermukaan bumi oleh lapisan Co2 tersebut, sehingga terjadi pemanasan di permukaan bumi. Inilah yang disebut efek rumah kaca. Keadaan ini menimbulkan kenaikan suhu atau perubahan iklim bumi pada umumnya. Kalau ini berlangsung terus maka suhu bumi akan semakin meningkat, sehingga gumpalan es di kutub utara dan selatan akan mencair. Hal ini akhirnya akan berakibat naiknya permukaan air laut, sehingga beberapa kota dan wilayah di pinggir pantai akan terbenam air, sementara daerah yang kering karena kenaikan suhu akan menjadi semakin kering.

    2.Kerusakan Lapisan Ozon

    Lapisan Ozon (O3) yang menyelimuti bumi berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet yang berbahaya bagi kehidupan di bumi. Di tengah-tengah kerusakan hutan, meningkatnya zat-zat kimia di bumi akan dapat menimbulkan rusaknya lapisan ozon. Kerusakan itu akan menimbulkan lubang-lubang pada lapisan ozon yang makin lama dapat semakin bertambah besar. Melalui lubang-lubang itu sinar ultraviolet akan menembus sampai ke bumi, sehingga dapat menyebabkan kanker kulit dan kerusakan pada tanaman-tanaman di bumi.

    3.Kepunahan Species

    Hutan di Indonesia dikenal dengan keanekaragaman hayati di dalamnya. Dengan rusaknya hutan sudah pasti keanekaragaman ini tidak lagi dapat dipertahankan bahkan akan mengalami kepunahan. Dalam peringatan Hari Keragaman Hayati Sedunia dua tahun yang lalu Departemen Kehutanan mengumumkan bahwa setiap harinya Indonesia kehilangan satu species (punah) dan kehilangan hampir 70% habitat alami pada sepuluh
    tahun terakhir ini

    4.Merugikan Keuangan Negara.

    Sebenarnya bila pemerintah mau mengelola hutan dengan lebih baik, jujur dan adil, pendapatan dari sektor kehutanan sangat besar. Tetapi yang terjadi adalah sebaliknya. Misalnya tahun 2003 jumlah produksi kayu bulat yang legal (ada ijinnya) adalah sebesar 12 juta m3/tahun. Padahal kebutuhan konsumsi kayu keseluruhan sebanyak 98 juta m3/tahun. Data ini menunjukkan terdapat kesenjangan antara pasokan dan permintaan kayu bulat sebesar 86 juta m3. Kesenjangan teramat besar ini dipenuhi dari pencurian kayu (illegal loging). Dari praktek tersebut diperkirakan kerugian yang dialami Indonesia mencapai Rp.30 trilyun/tahun. Hal inilah yang menyebabkan pendapatan sektor kehutanan dianggap masih kecil yang akhirnya mempengaruhi pengembangan program pemerintah untuk masyarakat Indonesia.

    5.Banjir.
    Dalam peristiwa banjir yang sering melanda Indonesia akhir-akhir ini, disebutkan bahwa salah satu akar penyebabnya adalah karena rusaknya hutan yang berfungsi sebagai daerah resapan dan tangkapan air (catchment area). Hutan yang berfungsi untuk mengendalikan banjir di waktu musim hujan dan menjamin ketersediaan air di waktu musim kemarau, akibat kerusakan hutan makin hari makin berkurang luasnya. Tempat-tempat untuk meresapnya air hujan (infiltrasi) sangat berkurang, sehingga air hujan yang mengalir di permukaan tanah jumlahnya semakin besar dan mengerosi daerah yang dilaluinya. Limpahannya akan menuju ke tempat yang lebih rendah sehingga menyebabkan banjir.
    Bencana banjir dapat akan semakin bertambah dan akan berulang apabila hutan semakin mengalami kerusakan yang parah. Tidak hanya akan menimbulkan kerugian materi, tetapi nyawa manusia akan menjadi taruhannya. Banjir di Jawatimur dan Jawa tengah adalah contoh nyata.

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Sebagai penutup tulisan ini dapat dikemukakan beberapa hal sebagai berikut:

    a.       Hutan merupakan sumberdaya alam yang tidak ternilai harganya karena didalamnya terkandung keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma nutfah, sumber hasil hutan kayu dan non-kayu, pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta kesuburan tanah, dan sebagainya. Karena itu pemanfaatan dan perlindungannya diatur oleh Undang-undang dan peraturan pemerintah.

    b.      Kebakaran dan penebangan liar merupakan salah satu bentuk gangguan terhadap sumberdaya hutan dan akhir-akhir ini makin sering terjadi. Kebakaran dan penebangan hutan menimbulkan kerugian yang sangat besar dan dampaknya sangat luas, bahkan melintasi batas negara. Di sisi lain upaya pencegahan dan pengendalian yang dilakukan selama ini masih belum memberikan hasil yang optimal. Oleh karena itu perlu perbaikan secara menyeluruh, terutama yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat pinggiran atau dalam kawasan hutan.

    c.       Berbagai upaya perbaikan yang perlu dilakukan antara lain dibidang penyuluhan kepada masyarakat khususnya yang berkaitan dengan faktor-faktor penyebab kebakaran hutan, peningkatan kemampuan aparatur pemerintah terutama dari Departemen Kehutanan, peningkatan fasilitas untuk mencegah dan menanggulagi kebakaran hutan, dan penebangan liar ,pembenahan bidang hukum dan penerapan sangsi secara tegas

    d.      Akibat penebangan hutan,2100 mata air mengering dan akibat dari penebangan juga mengakibatkan kerusakan sumber air (mata air) akan semakin cepat.

    3. 2 Saran

                Bagi para pembaca makalah ini dan juga semua orang bahwa hutan merupakan sumber kehidupan bagi manusia apabila hutan sudah tidak ada lagi maka kehidupan manusia akan berubah dan kemiskinan akan terjadi. Maka dari itu menjaga kelestarian hutan jangan lah dianggap mudah.

                Dan bagi para pecinta alam ,teruskanlah usaha penjagaan itu dengan sebaik-baiknya dan juga tingkatkan kewaspadaan terhadap orang-orang yang mau merusaknya, cegah agar tidak terjadi kerusakan dihutan kita ini.

  • Makalah Limbah Kertas dan Plastik

    Limbah Kertas dan Plastik

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Limbah merupakan hasil buangan dari aktifitas atau proses produksi dalam kegiatan sehari-hari yang pada konsentrasi tertentu dapat menimbulkan pencemaran lingkungan apabila tidak ditangani dengan tepat. Pada dasarnya limbah dibagi atas limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik adalah limbah yang dapat membusuk, sedangkan limbah anorganik merupakan limbah yang tidak dapat membusuk. Pada kesempatan ini akan dibahas mengenai limbah anorganik. Contoh dari limbah anorganik diantaranya plastik, kayu, botol, kaca,  batrei dan lain-lain. Plastik merupakan nama yang digunakan untuk mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis, dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang bersifat thermosetThermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah dan dapat diproses dalam bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton, sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastikpun tidak terelakkan. Menurut Hartono (1998) komposisi sampah atau limbah plastik yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah rumah tangga. Di Jabotabek rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton limbah plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah, disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi lingkungan. (YBP, 1986).

    Jika limbah plastik yang berada di lingkungan terus bertambah, sedangkan tindakan untuk penanggulangan limbah tersebut belum ada. Apakah yang akan terjadi dengan bumi ini beberapa tahun mendatang ? Disinilah dibutuhkan daya pikir kreatif bagaimanakah cara mengolah limbah  plastik  yang berada di lingkungan kita menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis. Di negara  Indonesia pada umumnya limbah plastik dari rumah tangga dimanfaatkan dengan cara pemakaian ulang. Sebagai contoh, wadah cat dan ember yang sudah tidak terpakai bisa digunakan sebagai pot bunga atau untuk menanam tanaman bonsai,cabai, tomat dan semacamnya yang memungkinkan untuk ditanam dalam wadah kecil. Tas kresek juga bisa disimpan dengan rapi dan pada akhirnya digunakan kembali untuk membungkus. Cara diatas mungkin dirasa kurang memberi  manfaat yang signifikan dalam mengurangi limbah plastik  yang berada pada lingkungan, karena seperti yang telah disebutkan diatas perkembangan teknologi semakin mendorong meningkatnya konsumsi plastik oleh masyarakat. Hal tersebut di atas  harus diimbangi dengan peningkatan pemanfatan plastik  secara tepat. Misalnya saja plastik yang berada dalam lingkungan sekitar kita maanfaatkan kembali dalam bentuk lain yang lebih  menarik  atau kita buat kerajinan tangan ,sehingga hal tersebut akan membuka peluang bisnis yang menguntungkan dan dapat meningkatkan nilai ekonomis dari plastik  tersebut.

    Berangkat dari besarnya peluang usaha tersebut sekarang banyak orang yang telah mencobanya dan hasilnya lumayan  besar . Orang-orang tersebut sering menjadikan sampah sebagai barang-barang yang bermutu tinggi dan bisa digunakan dalam jangka panjang atau pendek,seperti di olah menjadi kerajinan tangan (contohnya: tirai dari botol plastic bekas ,pajangan dinding ,tas dari bekas pasta gigi ,bungkus detergen bungkus pewangi pakaian ,dan lain-lain), berdasarkan permasalahan diatas maka dalam makalah ini akan dibahas beberapa contoh bagaimana mengolah sampah plastic dan kertas menjadi kerajinan.

    B. Tujuan penulisan

    Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberitahu tentang pemanfaatan dan cara mengolah sampah Anorganik plastik & kertas.

    C. Rumusan makalah

    Adapun rumusan yang akan di bahas dalam makalah ini adalah :

    1. Sampah
    2. Jenis-jenis sampah anorganik
    3. Manfaat sampah plastik dan kertas
    4. Macam-macam kerajinan sampah plastik dan    kertas
    5. Salah satu cara menngolah sampah plastic dan kertas   

    Bab II. Pembahasan

    A. Sampah plastik dan Kertas

    Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi “PR” besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola.

    Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah bekas kantong plastik itu benar-benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak negatif sampah plastik ternyata sebesar fungsinya juga.

    Jenis jenis plastik

    1. Termoplastik.
    2. Termoset.

    Jenis jenis kertas

    1. HVS
    2. Art Carton
    3. Duplex (coated)
    4. CWb/duplex putih
    5. Ivory
    6. Samson kraft
    7. BW/BC/Linen/Concord
    8. Jasmine
    9. Corugated (gelombang)

    2.2   Manfaat sampah plastik dan kertas

    2.1.1 Di daur ulang

    sampah plastik dan kertas di daur ulang agar tidak terbuang sia-sia dan bisa digunakan kembali

    2.1.2 Dibuat kerajinan

    sampah plastik di buat kerajinan agar bisa membuka peluang usaha dan menambah wawasan seputarpengolahan sampah plastik &kertas

    2.1.3 contoh kerjinannya

    Keranjang dari Kertas bekas

    Bingkai Foto

    Sandal

    BUNGA KERTAS

    2.1.4 Salah satu cara menbuat kerajinannya

    Bunga teratai dari sampah plastik dan kertas Seperti yg kalian lihat d atas itu adalah salah satu contoh hasil pemanfaatan limbah plastik dan kardus cara pembuatan nya :

    Bahan:
    1 Kardus bekas

    2 Botol air mineral (aqua gelas)

    3 Kertas HVS yang baru

    4 Koran bekas

    Alat:

    1 Gunting

    2 Lem kertas

    3 Double tip

    4 Pewarna krayon atau luna,lira dll

    Cara membuat nya :

    A. Cara membuat Bunga nya:

    1.      Gunting aqua gelas menjdi beberapa bagian lalu luncipkan ujung masing-masing bagian  tersebut  

    2.      Setelah itu rekat kan kertas HVS dgn aqua gelas yg sudah kita guting tadi lalu warnai

    3.      Lalu rekatkan satu persatu hingga menjdi bunga teratai spt gambar pling atas

    4.      Selesai

    B.cara membuat daun:

    1.      1 Gunting lah kardus seperti bentuk daun bunga teratai

    2.      2 Lalu tempel kan kertas minyak warna hijau di atas nya

    3.      3 Selesai

    C. Cara membuat Wdh nya:

    1.      Ukur lah kardus bekas dgn panjang 30 cm & tinggi 7 cm

    2.      Lalu bentuk lah menjadi separuh balok

    3.      Setelah jdi tempel kertas HVS ,hingga menutupi semua bagian wdh x lalu lukis lah sesuai dgn keinginan kamu

    1.      4 Kemudian warnai dengan pewarna

    4.      Selesa

    2.3. Proses Pemanfaatan Limbah Plastik Bekas Menjadi Kerajinan

    Pemanfaatan limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan), limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan, pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya (Sasse et al.,1995). Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara maju, dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri daur ulang plastik di Indonesia (Syafitrie, 2001). 

    3.3.1 Contoh Produk Kerajinan dari Limbah Plastik :

    PAYUNG

    DOMPET


    MAP

    PENUTUP MAGIC JAR

    TAS BELANJA BESAR

     TAS KECIL (dengan Resleting)

    TAS SEKOLAH

    TAS WANITA

    Kerajinan tangan dari sampah plastik merupakan cara yang bisa kita tempuh untuk membuka peluang usaha. Seperti diketahui plastik merupakan bahan kebutuhan yang banyak dipergunakan dalam kehidupan manusia modern. Akan tetapi sisa sampah plastik menjadi permasalahan tersendiri  bagi kehidupan. Solusinya adalah dengan mengurangi penggunaan bahan yang berasal dari plastik atau mendaur ulang sampah plastik menjadi barang yang bermanfaat.  Sampah plastik bisa diolah menjadi aneka kerajinan yang memiliki potensi ekonomi yang cukup baik. Peluang usaha kerajinan sampah plastik ini disamping mendatangkan keuntungan  juga dapat  mengurangi polusi akibat sampah plastik.

    Langkah awal mengolah sampah plastik menjadi kerajinan adalah adalah memisahkan sampah kering dan sampah basah. Selanjutnya sampah kering seperti bungkus minuman ringan seperti kopi, susu dan mi instan dibersihkan. Setelah itu plastik-plastik yang telah dicuci dan dikeringkan  dipotong-potong seperti pola barang kerajinan yang akan dibuat.

    2.3.2 Cara Membuat Tas Cantik dari Plastik Bekas :

    A.    Bahan :

    • 4 kemasan plastik dengan ukuran 450 ml dengan warna dan corang yang senada. (2 buah dipakai untuk sisi depan dan belakang sedangkan yang 2 buah lagi dipakai untuk sisi kanan dan kiri).
    • 50 cm bisban untuk digunakan sebagai tali tas, ukuran lebarnya 3 cm.
    • 1 m bisban yang ukuran lebarnya 2 cm.
    • 4 cm perekat.
    • 30 cm renda dari katun sebagai pemanis tas.
    • Jarum dengan ukuran 16 dan benang jahit berwarna senada dengan plastik.

    B.     Cara Pembuatan :

    1. Bersihkan kemasan plastik atau sampah plastik dari segala kotoran. Caranya bisa dengan dilap atau direndam dengan air hangat. Tapi usahakan jangan terlalu panas karena  dapat merusak tekstur plastik.
    2. Gunting 2 buah kemasan plastik dengan ukuran sesuai apa yang diinginkan. Potong kedua kemasan tersebut dengan ukurang yang sama.
    3. Selanjutnya gunting dua kemasan yang lain (untuk dipakai pada bagian sisi dan kanan) menjadi dua bagian dengan lebar 7 cm. Jahit bisban yang telah disiapkan pada sisi lebar masing-masing kemasan yang telah dipotong.
    4. Pasang dan jahit perekat pada bagian dalam sisi depan dan sisi belakang dengan menggunakan mesin jahit.
    5. Pasang dan jahit bisban dengan lebar 3 cm pada bagian permukaan plastik sebagai tali tas (sisi depan dan belakang)
    6. Lalu jahit renda sekaligus untuk pemanis tas sekaligus bisban pada bagian sisi atas kemasan plastik bagian depan dan belakang.
    7. Sambungkan kedua kemasan yang telah dipotong dengan ukuran 7 cm (untuk sisi kanan dan kiri tas) sehingga dapat membentuk lembaran panjang.
    8. Kemudian hubungkan bagian (no.7) dengan lembaran plastik untuk sisi depan dan belakang dengan mesin jahit.
    9. Langkah yang terakhir, pasang bisban pada seluruh tepi tas. Jadilah tas cantik dengan bahan sampah plastik.

    Membuat tas cantik sebagai kerajinan tangan dengan berbahan dasar sampah plastik, maka Anda telah mendapatkan dua manfaat sekaligus. Selain Anda memiliki tas cantik, Anda juga telah turut berpartisipasi dalam menyelamatkan lingkungan dari ancaman buruk sampah plastik.

    Selain contoh diatas, kerajinan tangan yang dapat dibuat dari limbah plastik diantaranya payung yang terbuat dari plastik bekas, bantal hias, dompet, dan sebagainya. Pada tahap ini diperlukan daya kreativitas yang tinggi dari setiap individu untuk dapat mengembangkan kreativitasnya, selain hal tersebut keterampilan menjahit juga di perlukan. Apabila komponen- komponen tersebut dapat terpenuhi maka usaha pemanfaatkan limbah plastik bekas dapat dijalankan.Saat ini kerajinan dari sampah plastik telah menjadi produk fashion tersendiri yang berasal dari barang daur ulang atau bisa disebut trashionTrashion ini artinya fashion dari sampah. Dengan menjadi trashion nanti, produk kerajinan daur ulang sampah kering akan bisa dinikmati tidak saja kalangan masyarakat menengah ke bawah tapi juga kalangan menengah atas yang biasanya sangat memperhatikan kualitas produk kerajinan yang akan dibeli. Indonesia sebenarnya mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang sangat berkualitas, tidak menutup kemungkinan warganya dapat membuat kreativitas yang baik. Pelatihan tentang kecakapan untuk berkreasi sangat dibutuhkan. Disinilah  peran pemerintah menyediakan sarana dan prasarana yang mendukung masyarakat untuk bertindak kreatif bukan konsumtif.  Selain hal tersebut sosialisasi serta pengarahan mengenai bagaimanakah cara menjaga lingkungan, mengolah sampah dan lain- lain perlu diadakan. Dengan demikian, seiring berjalannya waktu produk daur ulang yang dihasilkan tidak menutup kemungkinan bisa menembus pasar internasional.

    2.4  Manfaat Mendaur Ulang Limbah Plastik  Bekas       

    Kita tentu mengetahui bahwa limbah plastik yang terdapat pada lingkungan akan berdampak negatif bagi kehidupan apabila tidak ditangani dengan baik. Dampak negatif tersebut diantaranya banjir yang disebabkan oleh meluapnya sungai karena banyaknya sampah plastik yang terdapat didalamnya, berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh pencemaran lingkungan dan lain- lain. Oleh karena itu dibutuhkan langkah- langkah untuk menangani limbah plastik tersebut. Penanganan limbah plastik  tersebut akan terlaksana apabila sudah adanya kesadaran pada diri  masyarakat dan mereka mengetahui tentang manfaat yang akan diperoleh. Berikut beberapa manfaat dari penanganan limbah plastik:

        1) Penghematan sumber daya alam

    SDA ( Sumber Daya Alam) adalah segala sasuatu yang ada di alam ini yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan kehidupan manusia. SDA dapat memiliki berbagai macam bentuk, seperti SDA pertanian, SDA pertambangan, dan lain- lain. Kebanyakan dari SDA itu merupakan SDA yang tidak dapat diperbaharui. Ini menandakan bahwa jika kita terus menerus menggunakan SDA secara berlebihan maka SDA tersebut akan cepat habis. Tetapi yang menjadi fenomena baru sekarang adalah terjadinya kelangkaan SDA air, padahal air merupakan SDA yang dapat diperbaharui. Eksploitasi yang berlebihan dapat merusak SDA. Kelangkaan air bersih bisa kita lihat di daerah gunung Kidul. Warga di sana sangat kesulitan mencari air bersih. Hal ini juga terjadi di beberapa tempat lain dikarenakan adanya pencemaran pada air sehingga air tidak dapat digunakan untuk kehidupan. Salah satu penyebabnya adalah sampah plastik yang mencemari sungai. Untuk itu pemanfaatan plastik dengan cara mendaur ulang diharapkan mampu mengurangi pencemaran air tersebut dan SDA dapat dihemat.

            2) Penghematan Energi

    Program pendaur-ulangan plastik biasanya paling banyak mengumpulkan plastik kode 1, polyethylene terepthalate (PET). Biasanya digunakan sebagai botol minuman, PET didaur ulang menjadi produk karpet dan jaket. Pendaur-ulangan PET menghabiskan 1/10 energi untuk membuat botol plastik baru dari bahan mentah. Proses daur ulang dapat menyimpan energi lebih banyak, konsumsi sumber daya alam dan pengaruh lingkungan merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan. Pendaur-ulangan aluminium mengurangi kebutuhan bijih bauksit agar dapat memenuhi permintaan, mengurangi kerusakan lingkungan disebabkan karena proses pertambangan. Plastik mungkin tidak dapat didaur ulang berkali-kali seperti aluminium, namun menemukan kegunaan plastik yang baru untuk plastik yang direklamais mampu melestarikan minyak tanah (sumber daya tak terbarukan). Produksi kaca menggunakan bahan mentah yang biasa seperti pasir kuarsa, namun energi yang disimpan oleh pabrik dengan mendaur ulang kaca mampu mengurangi emisi karbon.Setelah mengetahui uraian diatas, dapat ditarik keimpulan bahwa mendaur ulang lebih menghemat energi daripada menciptakan produk baru dari bahan mentah.

         3) Penghematan Lahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

          Sampah plastik merupakan salah satu limbah yang mempunyai andil cukup besar terhadap tempat pembuangan akhir (TPA). Pengelolaan sampah plastik yang hanya cukup ditimbun atau dibuang merupakan pola pikir yang salah. Banyaknya timbunan sampah akan menimbulkan berbagai macam dampak negatif. Apalagi jika penimbunan tersebut dilakukan dengan memilih lahan yang tidak tepat, misalnya dekat dengan pemukiman pensduduk, sekolah, dan lain- lain. Oleh sebab itu pola pikir bahwa pengelolaan sampah hanya dibuang harus diubah. Tidak selamanya dengan menimbun sampah akan menyelesaikan masalah. Apalagi plastik, kita tentu mengetahui plastik merupakan bahan yang tidak dapat terurai. Maka dengan cara didaur ulang atau dimanfaatkan kembali dapat menghemat lahan TPA.

     4) Lingkungan Asri ( bersih, sehat, nyaman)         

          Suatu Lingkungan dapat dikatakan asri apabila memnuhi syarat bersih,   sehat dan nyaman. Lingkungan asri dapat tercipta apabila lingkungan tersebut bersih dari sampah plastik yang berserakan. Jika lingkungan tersebut bersih dari sampah, maka akan tercipta lingkungan sehat. Untuk menciptakan lingkungan yang asri tersebut maka diperlukan beberapa tindakan. Tindakan atau langkah yang dapat d tempuh diantaranya mengolah sampah yang berada pada lingkungan menjadi kerajinan atau barang yang bernilai ekonomis. Jika sampah plastik di lingkungan dapat dikurangi maka lingkungan akan nyaman untuk ditempati.

    5)    Mengurangi Pencemaran

           Pencemaran tanah dan air sangat didominasi oleh sampah plastik. Hal ini disebabakan konsumsi terhadap plastik tidak terbatas, sedangkan kesadaran akan dampak yang di timbulkan belum dipahami. Lapisan tanah yang terkontaminasi dengan sampah plastik menyebabkan rusaknya lapisan humus. Jika lapisan humus pada tanah rusak, tanah akan sulit ditumbuhi tanaman. Sedangkan air yang terkontaminasi dengan plastik, akan menyebabkan air tersebut tidak baik untuk dikonsumsi karena mengandung banyak bakteri yang akan mengancam kesehatan. Dengan membuat kreasi dari sampah plastik yang terdapat di lingkungan sekitar kita, bisa sedikit membantu mengurangi dampak tersebut.

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Limbah plastik merupakan salah satu  masalah yang terdapat dalam lingkungan. Hal ini disebabkan karena belum adanya kesadaran untuk menanggulangi samapah tersebut. Sikap individu yang cenderung tidak peduli dengan kesehatan lingkungan inilah yang menjadi penyebab pencemaran lingkungan terus terjadi. Kurangnya pengetahuan mengenai dampak yang akan ditimbulkan limbah plastik dalam lingkungan juga menjadi salah satu faktor pendukungnya. Untuk itu diperlukan pematangan sosialisasi serta pendidikan tentang pengolahan limbah. Selain itu diperlukan juga berbagai tindakan atau upaya bagaimankah cara menanggulangi limbah tersebut.

    Pemanfaatan limbah plastik merupakan salah satu  upaya menekan pembuangan plastik seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Salah satu cara yang dapat ditempuh dalam pemanfaatan limbah plastik  diantaranya adalah dengan membuat kerajinan tangan. Kerajinan tangan yang dibuat secara  kreatif  dan inovatif akan meningkatkan nilai ekonomis dari limbah plastik. Selain itu, upaya pemanfaatan tersebut akan melatih sikap individu untuk berbuat kreatif. Mereka bisa memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan positif.  Dengan cara inilah plastik yang berada pada lingkungan akan dapat ditekan jumlahnya.

    Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik. Mulailah dari diri kita pribadi, dengan upaya sadar memanfaatkan limbah yang terdapat di  lingkungan sekitar kita. Kemudian ajaklah orang- orang disekitar kita untuk membuat kerajinan tangan dengan memanfaatkan limbah plastik  yang berada pada lingkungan. Dengan cara tersebut maka kita dapat menyalurkan kreatifitas yang kita miliki. Selain itu lingkungan akan tetap terjaga keindahan serta tidak menutup kemungkinan kita bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Sedikit usaha yang kita lakukan akan sangat bermanfaat untuk menjaga bumi dari kerusakan.

    4.2    Saran

    Sebaiknya mulai dari sekarang kita bisa memanfaatkan limbah plastik dan kertas menjadi kerajinan yang memiliki nilai manfaat dari pada membuangnya begitu saja dan menjadi limbah yang dapat merusak lingkungan

    Daftar Referensi

    http//www.google.com/Penghematan sumber dayaBoy Macklin, 29 Desember 2011

    http//www.google.com/ Baratha Kalbuaji, 02 Januari 2012

    http//www.google.com/ Pemanfaatan Limbah Plastik, Wikipedia Bahasa Indonesia, 02 Januari 2012

    http//nationalgeographic.com, Hemat Energi dengan Daur Ulang.

    http://sofiana-ariska.blogspot.com/2012/03/contoh-makalah-bindonesia.html

  • Metode-metode Penyuluhan Pertanian

    Metode Penyuluhan Pertanian

    Metode penyuluhan pertanian merupakan cara penyampaian materi penyuluhan pertanian kepada pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha,pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam melestarikan fungsi lingkungan hidup.

    Metode penyuluhan pertanian erat kaitannya dengan metode belajar oranag dewasa (andragogy). Penyuluh, yang menjalankan tugas utamanya sebagai pendidik, pengajar dan pendorong, selalu berhubungan dengan sasaran penyuluhan yang biasanya adalah para petani, peternak, dan nelayan dewasa. Menurut Mardikanto (1993), sebagai suatu proses pendidikan, maka keberhasilan penyuluhan sangat dipengaruhi oleh proses belajar yang dialami dan dilakukan oleh sasaran penyuluhan. Dalam pelaksanaan penyuluhan, pemahaman proses belajar pada orang dewasa serta prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh seorang penyuluh dalam menjalankan tugasnya menjadi sangat penting peranannya karena dapat membantu penyuluh dalam mencapai tujuan penyuluhan yang telah ditentukannya.

    Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999), pilihan seorang agen penyuluhan terhadap satu metode atau teknik penyuluhan sangat tergantung kepada tujuan khusus yang ingin dicapainya dan situasi kerjanya. Karena beragamnya metode penyuluhan yang dapat digunakan dalam kegiatan penyuluhan, maka perlu diketahui penggolongan metode penyuluhan menurut jumlah sasaran yang hendak dicapai. Berdasarkan pendekatan sasaran yang ingin dicapai, penggolongan metode terbagi menjadi tiga yakni metode berdasarkan pendekatan perorangan, kelompok, dan massal.

    Tujuan Pemilihan Metode Penyuluhan Pertanian

    Penggunaan panca indera tidak terlepas dari suatu proses belajar mengajarseseorang karena panca indera tersebut selalu terlibat di dalamnya. Hal in dinyatakan oleh Socony Vacum Oil Co. Yang di dalam penelitiannya memperolehhasil sebagai berikut: 1% melalui indera pengecap, 1,5% melalui indera peraba,3% melalui indera pencium, 11% melalui indera pendengar dan 83% melalui indera penglihat.

    Dalam mempelajari sesuatu, seseorang akan mengalami suatu prosesuntuk mengambil suatu keputusan yang berlangsung secara bertahap melaluiserangkaian pengalaman mental fisikologis sebagai berikut:

    1. Tahap sadar yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yangditawarkan oleh penyuluh
    2. Tahap minta yaitu tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh keinginanuntuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak tentang segala sesuatuyang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
    3. Tahap menilai yaitu penilaian terhadap baik/buruk atau manfaat inovasi yangtelah diketahui informasinya secara lebih lengkap.
    4. Tahap mencoba yaitu tahap dimana sasaran mulai mencoba dalam skala keciluntuk lebih meyakinkan penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yanglebih luas.
    5. Tahap menerapkan yaitu sasaran dengan penuh keyakinan berdasarkanpenilaian dan uji coba yang telah dilakukan/diamati sendiri.

    Jadi tujuan pemilihan metode penyuluhan adalah:

    1. agar penyuluhpertanian dapat menetapkan suatu metode atau kombinasi beberapa metode yangtepat dan berhasil guna,
    2. agar kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakanuntuk menimbulkan perubahan yang dikehendaki yaitu perubahan perilaku petanidan anggota keluarganya dapat berdayaguna dan berhasilguna.

    5.3 Penggolongan metode Penyuluhan

    Pada prinsipnya metoda penyuluhan dapat digolongkan sesuai dengan macam-macam pendekatannya :

    A. Penggolongan  dari Segi Komunikasi

    Metoda penyuluhan dapat digolongkan kedalam 2 (dua) golongan yaitu :

    1.        Metoda-metoda yang langsung (direct Communication/face to face Communication) dalam hal ini penyuluh langsung berhadapan muka dengan sasaran Umpannya: obrolan ditempat peternakan, dirumah, dibalai desa, di kantor, dalam kursus tani, dalam penyelenggaraan suatu demonstrasi dan lain-lain.

    2.        Metoda-metoda yang tidak langsung (indirect Communication) dalam hal ini penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka dengan sasaran, tetapi dalam menyampaikan pesannya melalui perantara (media)

    B. Penggolongan  berdasarkan indera penerima

    Adapun penggolongan metode berdasarkan indera penerima dibagi menjadi tiga golongan yaitu:

    1.      Metode yang dilaksanakan dengan jalan memperhatikan. Pesan yang diterima melalui indra penglihatan. Misalnya penempelan poster, pemutaran film dan pemutaran slide.

    2.      Metode yang disampaikan melalui indra pendengaran. Misalnya siaran pertanian melalui radio dan hubungan telephone serata alat-alat audiotif lainnya.

    3.      Metode yang disampaikan, diterima oleh sasaran melalui beberapa macam indra secara kombinasi. Misalnya:

    1.      Demonstrasi hasil (dilihat, didengar, dan diraba)

    2.      Demonstrasi cara (dilihat, didengar, dan diraba)

    3.      Siaran melalui televisi (didengar dan dilihat)

    C. Penggolongan Berdasarkan Pendekatan  Kepada Sasaran

    a)      Metode berdasarkan pendekatan perorangan   

    Dalam metode ini, penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan sasarannya secara perorangan. Metode perorangan atau personal approach menurut Kartasaputra (Setiana, 2005), sangat efektif digunakan dalam penyuluhan karena sasaran dapat secara langsung memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus dari penyuluh. Adapun jika dilihat dari segi jumlah sasaran yang ingin dicapai, metode ini kurang efektif karena terbatasnya jangkauan penyuluh untuk mengunjungi dan membimbing sasaran secara individu. Metode pendekatan individu akan lebih tepat digunakan dalam mendekati tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh ataupun pada golongan petani atau peternak yang menjadi panutan masyarakat setempat.

    Menurut Van den Ban dan Hawkins (1999), metode pendekatan perorangan pada hakikatnya adalah paling efektif dan intensif dibanding metode lainnya, namun karena berbagai kelemahan di dalamnya, maka pendekatan ini jarang diterapkan pada program-program penyuluhan yang membutuhkan waktu yang relatif cepat. Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan.Contohnya :

    a.       Kunjungan ke rumah petani, ataupun petani berkunjung kerumah penyuluh dan kekantor.

    b.      Surat menyurat secara perorangan.

    c.       Demonstrasi pilot.

    d.      Belajar perorangan, belajar praktek.

    e.       Hubungan telepon

    b)      Metode berdasarkan pendekatan kelompok

    Dalam metode pendekatan kelompok, penyuluh berhubungan dengan sasaran penyuluhan secara kelompok. Metode pendekatan kelompok atau group approach menurut Kartasaputra (Setiana, 2005) cukup efektif, dikarenakan petani atau peternak dibimbing dan diarahkan secara kelompok untuk melakukan sesuatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerja sama. Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil, di samping dari transfer teknologi informasi juga terjadinya tukar pendapat dan pengalaman antar sasaran penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan.

    Metode kelompok pada umumnya berdaya guna dan berhasil guna tinggi. Metode ini lebih menguntungkan karena memungkinkan adanya umpan balik, dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma para anggotanya. Dalam hal ini penyuluh berhubungan dengan kelompok sasaran Contohya :

    a.    pertemuan (contoh : di rumah, di saung, di balai desa, dan lain-lain.

    b.    Perlombaan.

    c.    Demonstrtasi cara/hasil.

    d.    Kursus tani.

    e.    Musyawarah/diskusi kelompok/temu karya.

    f.     Karyawisata.

    g.    Hari lapangan petani (farm field day).

    Ciri khusus metode kelompok :

    a. Menjangkau lebih banyak sasaran

    b. Penyatuan pengalaman petani

    c. Memperkuat pembentukan sikap petani

    d. Pertemuan dapat diulang

    e. Keterlibatan petani bisa lebih aktif

    c)      Metode berdasarkan pendekatan massal

    Metode pendekatan massal atau mass approach. Sesuai dengan namanya, metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah yang cukup banyak. Dipandang dari segi penyampaian informasi, metode ini cukup baik, namun terbatas hanya dapat menimbulkan kesadaran dan keingintahuan semata. Hal ini disebabkan karena pemberi dan penerima pesan cenderung mengalami proses selektif saat menggunakan media massa sehingga pesan yang diampaikan mengalami distorsi (Van den Ban dan Hawkins, 1999). Termasuk dalam metode pendekatan massal antara lain adalah rapat umum, siaran radio, kampanye, pemutaran film, penyebaran leaflet, folder atau poster, surat kabar, dan lain sebagainya.

                Dalam hal ini penyuluh menyampaikan pesannya secara langsung maupun tidak langsung kepada sasaran dengan jumlah banyak secara sekaligus.

    Contohya :

    a.    Rapat (pertemuan umum)

    b.    Siaran pedesaan melalui Radio/TV

    c.    Pemuatan film/slide

    d.    Penyebaran bahan tulisan : (brosur, leaflet, folder, booklet dan sebgainya)

    e.    Pemasangan Foster dan Spanduk

    f.     Pertunjukan Kesenian

    Beragamnya metode penyuluhan bukan berarti kita harus memilih yang paling baik dari sekian metode yang ada, tetapi bagaimana metode tersebut cocok atau sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penyuluhan. Berikut ini beberapa keuntungan dan kerugian dari ketiga metode tersebut (Setiana, 2005), yakni:

    Tabel 2. Keuntungan dan kerugian metode penyuluhan perorangan, kelompok dan massal

    MetodeKeuntunganKerugian
    Penyuluhan perorangan§ Waktu lebih efisien§ Adanya persiapan yang mantap§ Komunikasi tersamar§ Sifatnya lebih formal§ Pengaruhnya relatif sukar§ Relatif lebih mudah diukur mengorganisasikan
    Penyuluhan kelompok§  Relatif lebih efisien, pertanian berkelompok§  Komunikator tidak tersamar§  Masalah pengorganisasian§  Pendekatan aktifitas pembentukan kelompok bersama§  Kesulitan dalam pengorganisasian aktivitas diskusi§  Memerlukan pembinaan calon pimpinan kelompok yang cakap dan dinamis
    Penyuluhan massal§  Tidak terlalu resmipertanian massal§  Penuh kepercayaan§  Langsung dapat dirasakan§  Memakan waktu lebih banyak§  Biaya lebih besar§  Bersifat kurang efisien pengaruhnya

    D. Metode Penyuluhan lainnya

    a)      Metode Partisipatif

    Metode penyuluhan pertanian partisipatif yaitu masyarakat berpartisipasi secara interaktif, analisis-analisis dibuat secara bersama yang akhirnya membawa kepada suatu rencana tindakan. Partisipasi disini menggunakan proses pembelajaran yang sistematis dan terstruktur melibatkan metode-metode multidisiplin , dalam hal ini kelompok ikut mengontrol keputusan lokal. Berdasarkan atas UU SP3K pasal 26 ayat 3, dikatakan bahwa “Penyuluhan dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatif melalui mekanisme kerja dan metode yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi pelaku utama dan pelaku usaha”.

    Hal-hal yang berkaitan dengan penyusunan PRA antara lain penyuluhan pertanian, metode, dan teknik penyuluhan seperti demplot, wawancara, anjangsana, pendekatan kelompok dan pendekatan individu. Penyuluh partisipatif merupakan pendekatan penyuluhan dari bawah ke atas (bottom up) untuk memberikan kekuasaan kepada petani agar dapat mandiri, yaitu kekuasaan dalam peran, keahlian, dan sumberdaya untuk mengkaji desanya sehingga tergali potensi yang terkandung, yang dapat diaktualkan, termasuk permasalahan yang ditemukan (Suwandi, 2006). Dengan pelatihan metode penyuluhan pertanian partisipatif, para penyuluh pertanian akan termotivasi untuk menggali keberadaan sumber informasi pertanian setempat yang mudah diakses oleh yang memerlukan, baik penyuluh maupun petani. Pelatihan juga akan mendorong inisiatif positif para penyuluh pertanian dan petani, melalui pendekatan partisipatif untuk mendapatkan solusi permasalahan usahatani di lapangan (BBPP Lembang, 2009).

    Tabel 3. Kelebihan dan kekurangan metode penyuluhan partisipatif

    KelebihanKelemahan
    melibatkan  partisipasi penuh dari masyarakatpendekatan penyuluhan dari bawah ke atas (bottom up) untuk memberikan kekuasaan kepada petani agar dapat mandiriMendorong inisiatif positif  para penyuluh maupun petaniMemebrikan motivasi bagi penyuluhMembutuhkan waktu yang relative lebih lamaPembicaraan dapat menyimpang dari arah pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

    b)      Metode penyuluhan berbasis ICT

    Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian pada tahun 2010 melakukan model penyuluhan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat melalui cyber extension. Secara singkat dapat dikatakan bahwa cyber extension merupakan sistem informasi penyuluhan pertanian melalui media internet (berbasis TIK) yang dibangun untuk mendukung penyediaan materi penyuluhan dan informasi pertanian bagi penyuluh dalam memfasilitasi proses pembelajaran agribisnis pelaku utama dan pelaku usaha.

    Sharma, Director Information Technology, Documentation & Publications National Institute of Agricultural Extension Management India, memberikan istilah tentang pemanfaatan TIK untuk penyuluhan pertanian dengan sebutan “cyber extension” (Subejo, 2008). Cyber Extension merupakan sistem informasi penyuluhan pertanian melalui media internet, untuk mendukung penyediaan materi penyuluhan dan informasi pertanian bagi penyuluh dalam memfasilitasi  proses pembelajaran agribisnis bagi pelaku utama dan pelaku usaha (Badan PPSDMP, Kementerian Pertanian 2010). Menurut Sharma (2005) Cyber Extension adalah penyuluhan melalui cyber space yaitu menggunakan kekuatan jaringan on-line, komunikasi komputer dan multimedia interaktif digital untuk memfasilitasi penyebarluasan teknologi pertanian. Elemen cyber extension adalah (1)E-mail; (2) Penyuluhan/penyebaran informasi pertanian berbasis Web; (3) Sistem interaktif dalam pengendalian hama dan penyakit; (4) Internet browsing untuk penyuluhan pertanian; (5) Video Conferencing- Static, Mobile; (6) Kisan Call Centers;(7) Satelite Communication Networks (Sharma, 2005)

    Cyber Extension adalah program yang dikembangkan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, merupakan metode penyuluhan masa depan yang dirancang dengan tujuan, sebagai berikut: (1) meningkatkan arus informasi dari pusat sampai tingkat petani;  (2) meningkatkan penyediaan materi penyuluhan pertanian bagi penyuluh; (3) meningkatkan akses petani dalam mendapatkan informasi; dan (4) menyediakan peralatan komputer yang dapat mengakses informasi Cyber Extension (Badan PPSDMP, 2010)

    Tabel  4. Kelebihan dan kelemahan metode penyuluhan berbasis ICT

    KelebihanKelemahan
    Pengembangan kelembagaan penyuluhanPenguatan ketenagaan penyuluhanPerbaikan penyelenggaraan penyuluhanPenguatan dukungan teknologi pada usaha tani/agribisnis di tingkat petaniPerbaikan pelayanan teknologi dan informasi pertanianBelum semua petani mau dan mampu menerima adanya teknologiInformasi yang diterima tidak seluruhnya dapat dimengerti

     Studi Kasus

    Rekomendasi Aplikasi TIK Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian Berkelanjutan

    Studi yang telah dilakukan oleh ENRAP di Asia Pasifik (termasuk di Indonesia) menemukan bahwa kesuksesan (efektivitas) intervensi aplikasi TIK utamanya tergantung pada dampaknya terhadap mata pencaharian dan aset mata pencaharian. Keberlanjutan (sustainability) suatu intervensi aplikasi TIK memiliki mempunyai dua aspek penting, yaitu: kemampuan dalam melanjutkannya dalam jangka panjang dan kemampuannya  untuk mengurangi sifat mudah terlukanya (vulnerabilities) dari target beneficiaries. Adapun kesadaran dan komitmen stakeholders, ketepatan relevansi isi, penggunaan bahasa lokal dan upaya penyediaan akses terhadap intervensi TIK adalah faktor kritis lain yang penting bagi keefektivan dan kesuksesan dari suatu intervensi aplikasi ICT yang ditargetkan bagi kehidupan masyarakat perdesaan. Intervensi yang bersifat demand-driven dalam fungsinya seperti halnya teknologi tepat guna (sesuai dengan yang dipilih atau diinginkan pengguna) mempunyai prevalensi kesuksesan yang lebih tinggi (ENRAP 2009).

    Perkembangan TIK seperti komputer dan teknologi komunikasi, khususnya internet dapat digunakan untuk menjembatani informasi dan pengetahuan yang tersebar di antara yang menguasai informasi dan yang tidak.  Akses terhadap komunikasi digital membantu meningkatkan akses terhadap peluang pendidikan, meningkatkan transparansi dan efisiensi layanan pemerintah, memperbesar partisipasi secara langsung dari ”used-to-be-silent-public” (masyarakat yang tidak mampu berpendapat) dalam proses demokrasi, meningkatkan peluang perdagangan dan pemasaran, memperbesar pemberdayaan masyarakat dengan memberikan suara kepada kelompok yang semula tidak bersuara (perempuan) dan kelompok yang mudah diserang, menciptakan jaringan dan peluang pendapatan untuk wanita, akses terhadap informasi pengobatan untuk masyarakat yang terisolasi dan meningkatkan peluang tenaga kerja (Servaes 2007).

    Leeuwis (2004) menyatakan bahwa pesan dan teknologi (inovasi) pertanian yang dipromosikan oleh agen penyuluhan sering tidak sesuai dan tidak mencukupi.  Hal ini memberikan implikasi bahwa informasi yang ditujukan pada petani dan agen penyuluh sangat terbatas karena beberapa faktor, di antaranya adalah: staf universitas dari disiplin yang berbeda, peneliti yang terlibat, politisi, pengambil kebijakan, agroindustri dan birokrat yang memainkan peranan dalam proses promosi inovasi pertanian tersebut.  Konsekuensinya, inovasi  yang terpadu hanya dapat diharapkan muncul ketika berbagai aktor (termasuk petani), yang dapat mempengaruhi kecukupan pengetahuan dan teknologi, bekerjasama untuk memperbaiki kinerja kolektif.  Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu dilakukan upaya untuk memperbaiki fungsi dari sistem pengetahuan dan informasi pertanian (Agricultural Knowledge and Information System–AKIS).

    Sistem pengetahuan dan informasi pertanian dapat berperan dalam membantu petani dengan melibatkannya secara langsung dengan sejumlah besar kesempatan, sehingga mampu memilih kesempatan yang sesuai dengan situasi dan kondisi faktual di lapangan.  Peningkatan efektivitas jejaring pertukaran informasi antarpelaku agribisnis terkait merupakan aspek penting untuk mewujudkan sistem pengetahuan dan informasi pertanian.  Dengan dukungan implementasi TIK serta peran aktif berbagai kelembagaan terkait upaya untuk mewujudkan jaringan informasi inovasi bidang pertanian sampai di tingkat petani dapat diwujudkan.  Keberhasilan proses knowledge sharing inovasi pertanian sangat bergantung pada peran aktif dari berbagai institusi terkait yang memiliki fungsi menghasilkan inovasi pertanian maupun yang memiliki fungsi untuk mengkomunikasikan inovasi pertanian.

    Rekomendasi aplikasi TIK dalam mendukung pembangunan pertanian yang berkelanjutan adalah aplikasi TIK yang mendorong terjadinya knowledge sharing untuk meningkatkan fungsi sistem pengetahuan dan informasi pertanian. Dengan demikian, aplikasi TIK tersebut dapat berperan dalam membantu petani dengan melibatkannya secara langsung dengan sejumlah besar kesempatan, sehingga mampu memilih kesempatan yang sesuai dengan situasi dan kondisi faktual di lapangan. Peningkatan efektivitas jejaring pertukaran informasi antarpelaku agribisnis terkait merupakan aspek penting untuk mewujudkan sistem pengetahuan dan informasi pertanian.

    Dengan dukungan TIK serta peran aktif berbagai kelembagaan pengetahuan terkait pertanian dan kelembagaan-kelembagaan pendukung lainnya yang berpotensi untuk bersinergi, upaya untuk mewujudkan jaringan informasi bidang pertanian sampai di tingkat kelompok petani dapat diwujudkan. Keberhasilan proses knowledge sharing inovasi pertanian sangat bergantung pada peran aktif dari berbagai institusi terkait yang memiliki fungsi menghasilkan inovasi pertanian maupun yang memiliki fungsi untuk memproses dan  mengkomunikasikan inovasi pertanian berkelanjutan, khususnya penyuluh pertanian dan petani.

    Berdasarkan permasalahan yang masih banyak dihadapi dalam implementasi TIK untuk mendukung pembangunan pertanian, maka aplikasi TIK dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kondisi kesiapan sumber daya yang ada di daerah.  Aplikasi TIK diarahkan untuk mendukung percepatan akses pelaku pembangunan pertanian terhadap sumber informasi yang dibutuhkan sekaligus merupakan sarana untuk mempercepat proses pertukaran informasi antarpihak-pihak terkait dalam proses pembangunan pertanian berkelanjutan. 

    Analisis :

    Metode penyuluhan berbasis TIK memang sangat bagus, namun jika melihat kondisi petani yang ada dalam menjakau akses tersebut tentu mereka masih lemah dalam mengakses TIK. Melihat keterbatasan tersebut maka aplikasi TIK perlu dimodifikasikan dengan media konvensional. Artinya informasi yang diperoleh malalui aplikasi teknologi informasi, misalnya internet dapat disederhanakan dan dikemas kembali sesuai kebutuhan dan karakteristik pengguna akhir oleh penyuluh pertanian atau fasilitator. 

  • Jenis-Jenis Lahan Pertanian Berdasarkan Bentuk Fisik dan Ekosistemnya

    Jenis-Jenis Lahan Pertanian Berdasarkan Bentuk Fisik dan Ekosistemnya

    Jenis-jenis lahan pertanian dapat dibedakan berdasarkan bentuk fisik dan ekosistem secara umum.

    Jenis-Jenis Lahan Pertanian

    Lahan pertanian menurut bentuk fisik dan ekosistemnya dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu Lahan basah dan Lahan kering. Berikut ini adalah penjelasan  dua macam bentuk fisik dan ekosistem lahan pertanian, yaitu :

    A. Lahan Basah

    Lahan basah atau wetland adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman. Lahan basah adalah suatu wilayah yang tergenang air, baik alami maupun buatan, tetap atau sementara, mengalir atau tergenang, tawar asin atau payau, termasuk di dalamnya wilayah laut yang kedalamannya kurang dari 6 m pada waktu air surut paling rendah. Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal.

    Manfaat Lahan Basah, antara lain:

    1. Mencegah banjir
    2. Mencegah abrasi pantai
    3. Mencegah intrusi air
    4. Menghasilkan material alam yang bernilai ekonomis
    5. Menyediakan manusia akan air minum, irigasi, mck, dsb.
    6. Sebagai sarana transportasi
    7. Sebagai sarana pendidikan dan penelitian

    Berikut ini adalah jenis-jenis lahan basah, diantaranya :

    A. Sawah

    Sawah adalah sebidang lahan pertanian yang kondisinya selalu ada dalam kondisi basah dan kadar air yang dikandungnya selalu di atas kapasitas lapang. Sebidang sawah dicirikan oleh beberapa indicator, yaitu :

    1. Topografi selalu rata
    2. Dibatasi oleh pematang
    3. Diolah selalu pada kondisi berair
    4. Ada sumber air yang kontinyu, kecuali sawah tadah hujan an sawah rawa
    5. Kesuburan tanahnya relative stabil meskipun diusahakan secara intensif, dan
    6. Tanaman yang utama diusahakan petani padi sawah

    Sawah berdasarkan system irigasinya / pengairan dibedakan menjadi beberapa macam sebagai berikut :

    1. Sawah pengairan teknis : sawah yang bersumber pengairannya berasal dari sungai, artinya selalu tersedia sepanjang sepanjang tahun, dan air pengairan yang masuk ke saluran primer, sekunder, dan tersier volume terukur. Oleh karena itu, pola tanam pada sawah teknis ini lebih fleksibel dibandingkan dengan sawah lainnya. Ciri sawah jenis ini dalam pola tanamnya sebagian besar selalu padi – padi, meskipun ada pola tanam lain biasanya terbatas di daerah – daerah yang para petaninya sudah mempunyai orientasi ekonomi yang tinggi, seperti di daerah kebupaten Kuningan dan kabupaten Garut.
    2. Sawah pengairan setengah teknis : sawah yang sumber pengairannya dari sungai, ketersediaan airnya tidak seperti sawah pengairan teknis, biasanya air tidak cukup tersedia sepanjang tahun. Pola tanam pada sawah ini biasanya padi – palawija atau palawija – padi. Sawah tipe ini banyak terdapat di daerah kabupaten Garut bagian selatan, kabupaten Cianjur selatan, dan kabupaten Sukabumi selatan.
    3. Sawah pengairan pedesaan : sawah yang sumber pengairannya berasal dari sumber-sumber air yang terdapat di lembah-lembah bukit yang ada di sekitar sawah yang bersangkutan. Prasarana irigasi seperti saluran, bendungan dibuat oleh pemerintah desa dan petani setempat, serta bendungan irigasi umumnya tidak permanen. Pola tanam pada sawah pengairan pedesaan ini biasanya padi – padi, dan padi – palawija, atau padi – bera. Petani yang melakukan padi – padi biasanya terbatas di daerah-daerah yang berdekatan degan sumber air saja, sedangkan yang jauh biasanya hanya  ditanami padi sekali saja pada musim hujan dan pada musim kemarau dibiarkan bera. Sawah jenis ini hampir di seluruh kabupaten ada namun luasanya terbatas sekali.
    4. Sawah tadah hujan : sawah yang sumber pengairannya bergantung pada ada atau tidaknya curah hujan. Sawah jenis ini biasanya terdapat di daerah-daerah yang topografinya tinggi dan berada di lereng-lereng gunung atau bukit yang tidak memungkinkan dibuat saluran irigasi. Oleh karena itu, pada sawah semacam ini pola tanamnya adalah padi – bera, padi – palawija, dan palawija – padi.
    5. Sawah rawa  : sawah yang sumber airnya tidak dapat diatur. Karena sawah ini kebanyakan terdapat di daerah lembah dan cekungan atau pantai. Kondisinya selalu tergenang air karena airnya tidak dapat dikeluarkan atau diatur sesuai dengan kebutuhan. Ciri utama sawah rawa adalah diolah atau ditanami pada musim kemarau dan dipanen menjelang musim hujan. Tanaman yang utama adalah padi rawa yang mempunyai sifat tumbuhnya mudah menyesuaikan dengan permukaan air apabila tergenang melebihi batas permukaan atau dilanda banjir. Sawah rawa banyak terdapat di kabupaten Kawarang sebelah utara, kabupaten Indramayu, dan di pulau-pulau luar Jawa, seperti Kalimantan Selatan, Jambi, Sumatera Selatan.
    6. Sawah rawa pasang surut : sawah yang system pengairannya dipengaruhi naik dan turunnya air laut (pasang laut). Ciri khas sawah pasang surut ini adalah bahwa pengolahan tanah sangat sederhana yaitu hanya pembabatan rumput pada musim kemarau menjelang musim hujan tiba dan panen pada musim hujan. Sawah rawa pasang surut ini banyak terdapat sepanjang sungai yang besar – besar seperti di Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, dan Irian Jaya.
    7. Sawah Lebak : sawah yang terdapat dikanan-kiri tebing sungai dan di delta-delta sungai yang besar. Sawah ini sumber pengairannya dari sungai yang bersangkutan. Pemasukan airnya dilakukan dengan memakai alat pengeduk seperti timba atau kincir air yang dibuat di sebelah kiri kanan sawah yang bersangkutan. Sawah jenis ini biasanya ada pada musim kemarau ketika air sungai yang bersangkutan surut, pengolahan dan penanaman pada musim kemarau dan panen menjelang musim hujan. Sawah lebak terdapat di Jawa Timur lembah Bengawan Solo, Kali Berantas, dan Delta Musi di Sumatera Selatan.

    B. Rawa

    lahan genangan air secara ilmiah yang terjadi terus-menerus atau musiman akibat drainase yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus secara fisika, kimiawi dan biologis / semua macam tanah berlumpur yang terbuat secara alami, atau buatan manusia dengan mencampurkan air tawar dan air laut, secara permanen atau sementara, termasuk daerah laut yang dalam airnya kurang dari 6 m pada saat air surut yakni rawa dan tanah pasang surut. Rawa-rawa adalah gudang harta ekologis untuk kehidupan berbagai macam makhluk hidup. Rawa-rawa juga disebut “pembersih alamiah”, karena rawa-rawa itu berfungsi untuk mencegah polusi atau pencemaran lingkungan alam. Dengan alasan itu, rawa-rawa memiliki nilai tinggi dalam segi ekonomi, budaya, lingkungan hidup dan lain-lain, sehingga lingkungan rawa harus tetap dijaga kelestariannya.

    C. Hutan mangrove

    Suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut, terutama di pantai yang terlindung, laguna dan muara sungai yang tergenang pada saat pasang dan bebas dari genangan pada saat surut yang komunitas tumbuhannya bertoleransi terhadap garam (Kusmana et al, 2003). Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa Portugis ”Mangue” dan bahasa Inggris ”grove” (Macnae, 1968 dalam Kusmana et al, 2003). Dalam bahasa inggris kata mangrove digunakan baik untuk komunitas tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang surut maupun untuk individu-individu jenis tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut.

    Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen dan hutan payau (bahasa Indonesia). Selain itu, hutan mangrove oleh masyarakat Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya yang berbahasa Melayu sering disebut dengan hutan bakau. Mangrove tersebar di seluruh lautan tropik dan subtropik, tumbuh hanya pada pantai yang terlindung dari gerakan gelombang; bila keadaan pantai sebaliknya, benih tidak mampu tumbuh dengan sempurna dan menjatuhkan akarnya. Pantai-pantai ini tepat di sepanjang sisi pulau-pulau yang terlindung dari angin, atau serangkaian pulau atau pada pulau massa daratan di belakang terumbu karang di lepas pantai yang terlindung (Nybakken, 1998).

    D. Terumbu karang

     : sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Hewan karang bentuknya aneh, menyerupai batu dan mempunyai warna dan bentuk beraneka rupa. Hewan ini disebut polip, merupakan hewan pembentuk utama terumbu karang yang menghasilkan zat kapur. Polip-polip ini selama ribuan tahun membentuk terumbu karang. Zooxanthellae merupakan suatu jenis algae yang bersimbiosis dalam jaringan karang. Zooxanthellae ini melakukan fotosintesis menghasilkan oksigen yang berguna untuk kehidupan hewan karang.

    E. Padang lamun

    ekosistem khas laut dangkal di perairan hangat dengan dasar pasir dan didominasi tumbuhan lamun, sekelompok tumbuhan anggota bangsa Alismatales yang beradaptasi di air asin. Padang lamun hanya dapat terbentuk pada perairan laut dangkal (kurang dari tiga meter) namun dasarnya tidak pernah terbuka dari perairan (selalu tergenang). Terkadang, vegetasi lamun dijumpai setelah vegetasi mangrove dan fungsinya dapat berperan sebagai filter lumpur /tanah yang hanyut bersama air ke pantai setelah mampu lolos tertahan oleh perakaran vegetasi mangrove. Padang lamun juga dapat dilihat sebagai ekosistem antara ekosistem mangrove dan terumbu karang. Di Taman Nasional Komodo, lamun adalah sumber pakan utama duyung.

    F. Danau

     suatu cekungan pada permukaan bumi yang berisi air. Danau dapat memiliki manfaat serta fungsi seperti untuk irigasi pengairan sawah, ternak serta kebun, sebagai objek pariwisata, sebagai PLTA atau pembangkit listrik tenaga air, sebagai tempat usaha perikanan darat, sebagai sumber penyediaan air bagi   makhluk hidup sekitar dan juga sebagai pengendali banjir dan erosi.

    Berikut ini adalah jenis-jenis danau yang ada di Indonesia :

    1. Danau Buatan / Waduk : danau yang secara sengaja dibuat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan air pertanian, perikanan darat, air minum, dan lain sebagainya. Contoh : Waduk Jatiluhur di Jawa Barat.
    2. Danau Karst : danau yang berada di daerah berkapur di mana yang berukuran kecil disebut doline dan yang besar dinamakan uvala.
    3. Danau Tektonik : danau yang terjadi akibat adanya aktivitas / peristiwa tektonik yang mengakibatkan permukaan tanah pada lapisan kulit bumi turun ke bawah membentuk cekung dan akhirnya terisi air. Contoh yakni : Danau Toba di Sumatera Utara.
    4. Danau Vulkanik / Danau Kawah : danau yang terbentuk pada bekas kawah gunung berapi. Contoh yaitu : Danau Batur di Bali.

    G. Sungai

    Sungai adalah bagian permukaan bumi yang terbentuk secara alami dan letaknya lebih rendah dari tanah di sekitarnya dan menjadi tempat / saluran mengalirnya air tawar  dari darat menuju ke laut, danau, rawa atau ke sungai yang lain.

    Ada bermacam-macam jenis sungai. Berdasarkan sumber airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu: sungai hujan, sungai gletser, dan sungai campuran.

    1. Sungai Hujan : sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mataair. Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
    2. Sungai Gletser : sungai yang airnya berasal dari pencairan es. Contoh sungaiyang airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich)  boleh dikatakan tidak ada, namun pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang berhulu di Peg.Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen) dapat dikatakan sebagai contoh jenis sungai ini.
    3. Sungai Campuran : sungai yang airnya berasal dari pencairan es (gletser) ,dari hujan, dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Diguldan sungai Mamberamo di Papua (Irian Jaya).

     Berdasarkan debit airnya (volume airnya), sungai dibedakan menjadi 4 macam, yaitu sungai permanen, sungai periodik, sungai episodik, dan sungai ephemeral

    1. Sungai Permanen : sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam diKalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
    2. Sungai Periodik : sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak,sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapatdi pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah.Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantasdi Jawa Timur.
    3. Sungai Episodik : sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan padamusim hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulauSumba.
    4. Sungai Ephemeral : sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan.Pada hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya sajapada musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.

    B. Lahan Kering

    Lahan kering adalah lahan yang digunakan untuk usaha petanian dengan menggunakan air secara terbatas dan biasanya mengharapkan dari curah hujan. Lahan ini memiliki kondisi agro-ekosistem yang beragam, umumnya berlereng dengan kondisi kemantapan lahan yang kurang atau peka terhadap erosi terutama bila pengolahannya tidak memperhatikan kaidah konservasi tanah.

    Lahan usahatani kering menurut keadaan fisiknya dapat dibedakan atas :

    1) Ladang 

    lahan usahatani kering yang bersifat berpindah-pindah. Cara terbentuknya ladang adalah sebagai berikut, hutan ditebang lalu di bakar, setelah dibakar lalu ditanami pada ladang / huma atau palawija seperti jagung, kacang-kacangan, dll. Baik yang ditanam secara tersendiri maupun dengan cara tumpangsari. Setiap lahan ladang ini biasanya hanya untuk empat sampai enam musim tanam saja, untuk selanjutnya ditinggalkan yang kemudian hari dapat dibuka kembali setelah subur kembali. Biasanya pada waktu akhir ditanami, ladang tersebut ditanami tanaman tahunan seperti karet atau kopi sebagai bukti bahwa ladang tersebut telah ada yang menguasainya, dan berfungsi sebagai batas apabila di kemudian hari akan dibuka kembali.

    Dari gambaran di atas, dapat disimpulkan pada lahan ladang ini petani tidak melakukan usaha pelestarian kesuburan lahan. Peningkatan produktivitas lahan terjadi secara alami saja, karena itu apabila pengembalian produktivitas tersebut tidak berjalan dengan baik, maka menimbulkan padang alang-alang secara meluas. Ladang lahan ini banyak terdapat di Sumatera bagian selatan, Lampung, dan Kalimantan Selatan. Sistem usaha berladang (shift-ing cultivation) ini merupakan salah satu usaha pemborosan sumber daya alam tanah.

    2) Tegalan 

    kelanjutan dari system berladang, hal ini terjadi apabila hutan yang mungkin dibuka untuk kegiatan usaha pertanian tidak memungkinkan lagi. Lahan usahatani tegalan sifatnya sudah menetap. Pola tanam biasanya campur atau tumpang sari antara padi ladang dan palawija (jagung, kacang-kacangan, ubikayu, dll). Di lahan tegal biasanya hanya diusahakan pada musim hujan saja, sedangkan pada musim kemarau diberakan (dibiarkan) tidak ada tanaman. Pada lahan tegal, usaha pelestarian produktivitas sudah ada dengan cara pemupukan meskipun terbatas pada saat ditanami saja, sedangkan pelestarian selanjutnya berjalan secara alami, atau dibiarkan tumbuh tanaman liar, yang selanjutnya dibabat pada saat akan ditanami kembali dengan dengan tanaman ekonomi. Produktivitas lahan ini umumnya rendah dan tidak stabil karena keadaan topografinya tidak mendatar dan tidak dibatasi oleh pematang atau sengkedan penahan erosi.

    3) Kebun 

    lahan pertanian / usahatani yang sudah menetap, yang ditanami tanaman tahunan secara permanen / tetap, baik sejenis meupun secara campuran. Tanaman yang biasa ditanam di lahan kebun antara lain kelapa dan jenis buah-buahan, seperti mangga, rambutan, dll.

    4) Pekarangan 

    sebidang lahan usahatani yang ada di sekitar rumah yang dibatasi oleh pagar tanaman hidup atau pagar mati.  Tanaman yang bisa ditanami di pekarangan adalah buah-buahan, sayur untuk memelihara ternak unggas atau terbak kecil, seperti kambing dan biri-biri.

    5) Kolam 

    lahan usaha basah tetapi ada di lingkungan kering. Kolam dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu kolam air diam dan kolam air deras (running water). Kolam biasa digunakan untuk memelihara ikan atau katak hijau. Usahatani di kolam biasanya dilakukan secara kontinyu dengan periode produksi sekitar 3 -6 bulan. Jadi dalam setahun dapat empat atau dua kali panen, ikan yang dipelihara di kolam biasanya secara campur atau secara tunggal / satu jenis ikan. Usahatani ikan di kolam ada yang bersifat komersial dan ada juga bersifat hanya untuk keperluan keluarga saja.

    6)Tambak 

    tempat usaha pemeliharaan ikan yang airnya payau (campran ai laut dan air tawar). Lokasi tambak umumnya di daerah pantai. Jenis ikan yang dipelihara di tambak, antara lain bandeng, udang, nila, baik secara tunggal atau campuran.

  • Kebijakan Perdagangan Internasional Proteksional dan Tarif

    Proteksionisme

    Proteksionisme adalah kebijakan ekonomi yang membatasi perdagangan antarnegara melalui cara tata niaga, pemberlakuan tarif bea masuk impor (tariff protection), jalan pembatasan kuota (non-tariff protection), sistem kenaikan tarif dan aturan berbagai upaya menekan impor bahkan larangan impor. Pendeknya, apa pun ancaman terhadap produk lokal harus diminimalkan. Namun, proteksionisme ini bertentangan dengan prinsip pasar bebas.

    Bentuk Proteksi

    Proteksi secara umum ditujukan sebagai tindakan untuk melindungi produksi dalam negeri terhadap persaingan barang impor di pasaran dalam negeri. Secara luas, perlindungan ini juga mencakup untuk promosi ekspor. Sedangkan metode proteksi yang dilakukan menyangkut sistem pungutan tarif (pajak) terhadap barang impor yang masuk ke dalam negeri. Tarif merupakan pajak yang dikenakan atas barang impor. Pajak atas barang impor itu biasanya tertulis dalam bentuk pernyataan surat keputusan (SK) atau undang-undang. Oleh karena itu, setiap importir dapat mempelajarinya sebelum mengimpor suatu barang.

    Umumnya, tarif atau bea masuk dikenakan secara khusus berdasarkan presentase dari nilai barang impor. Beberapa bentuk proteksi secara garis besarnya adalah, sebagai berkut :

    Kuota

    Kuota adalah hambatan kuantitaif yang membatasi impor barang secara khusus dengan spesifikasi jumlah unit atau nilai total tertentu per periode waktu. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya ada beberapa pengecualian bagi pemegang lisensi impor atau yang mempunyai hak-hak istimewa (privileges) yang diberikan oleh pemerintah untuk diizinkan memasukkan barang ke dalam negeri.

    Dampak kebijakan kuota bagi negara importir :

    1. Harga barang melambung tinggi,
    2. Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi berkurang,
    3. Meningktanya produksi di dalam negeri.

    Dampak kebijakan kuota bagi negara eksportir :

    1. Harga barang turun,
    2. Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi bertambah,
    3. Produksi di dalam negeri berkurang.

    Perdagangan oleh pemerintah (state trading practices)

    Secara khusus, perdagangan atau kegiatan impor yang dilakukan oleh pemerintah atau monopoli impor adalah oleh badan usaha milik negara. Hakikatnya, pemerintah merupakan pelaku utama. Hal ini merupakan pola yang sering dilakukan oleh negara-negara komunis atau sosialis, dengan kata lain merupakan tindakan monopoli impor. Importir mendapat kebebasan administratif untuk memasukkan barang impor. Posisis pemerintah disini bisa sebagai pemegang perusahaan negara yang melakukan impor untuk memenuhi keinginan dan kepentingan nasional.

    Kontrol devisa (exchange control)

    Kontrol devisa merupakan hambatan administrasi atau transaksi yang melibatkan mata uang asing. Kontrol devisa dikenakan pada pembayaran impor dimana semua traksaksi impor harus dengan izin bank sentral, terutama untuk membeli mata uang asing untuk pembayaran impor barang-barang oleh perusahaan. Traksaksi impor-ekspor tersebut dapat dihambat melalui ketidakleluasaan izin administrasi atau transaski yang diberikan.

    Larangan impor (import prohibition)

    Adalah bentuk hambatan langsung, dimana larangan ini merupakan bentuk yang paling ketat dari segala hambatan impor dengan melakukan larangan impor untuk kategori barang tertentu, misalnya untuk barang mewah atau barang terlarang lainnya, seperti obat terlarang, senjata api, dan lain-lain yang membahayakan keamanan negara.

    Tarif

    Tarif adalah hambatan perdagangan berupa penetapan pajak atas barang-barang impor. Apabila suatu barang impor dikenakan tarif, maka harga jual barang tersebut di dalam negeri menjadi mahal. Hal ini menyebabkan masyarakat enggan untuk membeli barang tersebut, sehingga barang-barang hasil produksi dalam negeri lebih banyak dinikmati oleh masyarakat.

    Definisi tariff

    Tarif dapat difenisikan sebagai pajak atu cukai yang dikenakan pada suatu komoditi yang diperdagangkan dalam hal ini yang diimpor dan diekspor. Pembebanan pajak inidiberlakukan terhadap produk-produk yang melewati batas-batas Negara.

    Alasan- alasan pembebanan tarif

    Beberapa alasan yang dikemukakan mengenai pembebanan tarif ini untuk:

    ®                Melindungi tenaga kerja dan produsen dalam negeri

    ®                Stabilitasi harga barang

    ®                Mengurangi penganggguran dalam negeri.

    ®                Menghilangkan defisit neraca pembayarn nasional

    ®                Memperbaiki kesejahteraan nasional

    ®                Mendorong sector industri dalam negeri untuk bersaing denganprodusen luar negeri.

    ®                Melindungi industry penting nasional.

    Dari alasan di atas,dapat kita lihat betapa bagusnya tujuan dari pemberlakuan restriksi tariff ini. Namun pada kenyataannya hal tersebut lebih bertolak pada kepentingan invidu ataukelompok-kelompok tertentu. Hanya sekelompok oranglah yang mengalami kejumlah besarkeuntungan Alasan lain diberlakukannya pembebanan tarif adalah:

    a. Secara ekonomis:

    1.                  Memperbaiki nilai tukar.

    2.                  Infant-industri, dalam hal ini merupakan perlindungan bagi industri-industri terhadap persaingan luar negeri.

    3.                  Diversivikasi, penitikberatan produksi Negara pada satu atau bebrapa barang saja.

    4.                  Employment, pembebanan tariff akan menurunkan import dan menaikkanproduksi dalam negeri sehingga akan terbuka banyak lapangan kerja di dalam negeri.

    5.                  Anti dumping atau penjualan produk keluar negeri dengan harga murah daripadadi dalam negeri.

    b. Secara non ekonomis:

    1.                  Pertahanan nasional.

    2.                  Cita-cita membangun suatu perekonomin nasional yang tangguh dan mandiri.

    3.                  Perlindungan terhadap kegiatan- kegiatan tertentu yang mempunyai nilai social budaya yang ingin dilestarikan.

    4.                  Menunjang tujuan politik luar negeri tertentu

    Kebijakan perdangangan internasional adalah rangkaian tindakan yang akan diambil untuk mengatasi kesulitan atau masalah hubungan perdagangan internasional guna melindungi kepentingan nasional.

    Tujuan kebijakan perdagangan internasional adalah :

    ·                     Melindungi kepentingan ekonomi nasional dari pengaruh buruk atau negative dari situasi perdagangan internasional yang tidak baik.

    ·                     Melindungi kepentingan industry di dalam negeri.

    ·                     Melindungi lapangan kerja.

    ·                     Menjaga keseimbangan BOP.

    ·                     Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.

    ·                     Menjaga stabilitas nilai tukar

    Macam-macam kebijakan perdagangan internasional yang biasa dilakukan pemerintah:

    1.                  Tarif atau bea masuk

    Pemerintah menetapkan kebijakan bahwa setiap barang yang diimpor harus membayar pajak, yang dikenal sebagai tarif atau bea masuk. Tujuan penerapan tarif atau bea masuk adalah sebagai berikut :

    ·                     Menghambat mpor barang-barang/ jasa luar negeri.

    ·                     Melindungi barang / jasa produksi dalam negeri.

    Pajak atau bea masuk akan menambah harga jual suatu barang/ jasa impor, sehingga diharapkan harga barang produksi dalam negeri akan lebih murah dari harga barang produksi luar negeri  yang diimpor tersebut. Hal ini dapat melindungi barang/ jasa produksi dalam negeri karena lebih murah dan lebih bisa bersaing untuk memperebutkan pelanggan.

    ·                     Menambah pendapatan pemerintah dari pajak.

    2.                  Kuota

    Adalah suatu kebijaksanaan untuk membatasi jumlah maksimum yang dapat diimpor suatu negara. Akibatnya:

    ·                     Naiknya harga barang impor dalam negri

    ·                     Mempertinggi daya saing produksi dalam negri dipasar dalam negri

    ·                     Produksi dalam negri meningkat

    3.                  Larangan ekspor

    Melarang ekspor ke luar negri untuk jenis barang tertentu .

    4.                  Larangan impor

    Larangan produksi luar negri masuk ke dalam suatu negeri. Akibatnya:

    ·                     Melindungi perusahan dalam negri dari kebangkrutan

    ·                     Menghindari/mengurai defisit neraca pembayaran

    5.                  Subsidi

    Agar produksi di dalam negeri dapat ditingkatkan maka pemerintah memberikan subsidi kepada produsen dalam negeri. Subsidi yang diberikan dapat berupa mesin-mesin, peralatan, tenaga ahli, keringanan pajak, fasilitas kredit, dll.

    Akibatnya:

    ·                     Harga produksi dalam negri menjadi murah

    ·                     Mempertinggi daya saing produksi dalam negri di pasar dalam negri

    6.                  Politik dumping

    Dumping adalah salah satu kebijakan perdangan internasional dengan cara menjual suatu komoditi di luar negeri dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga yang dijual di dalam negeri. Namun pelaksanaan politik dumping dalam praktik perdagangan internasional dianggap sebagai tindakan yang  tidak terpuji (unfair trade) karena dapat merugikan orang lain.

    7.                  Premi

    Pengertian premi adalah “bonus” yang berbentuk sejumlah uang yang disediakan pemerintah untuk para produsen yang berprestasi atau mencapai target produksi yang ditetapkan oleh pemerintah.

    Akibatnya:

    ·                     Produksi dalam negri dapat bersaing di luar negri.

    8.                  Dumping

    Menjual produksi dalam negri di luar negri lebih murah daripada dalam negri

    Akibatnya:

    ·                     Pemasaran lebih luas

    ·                     Menghabiskan stok barang

    9.                  Politik dagang bebas

    Pemerintah memberi kebebasan ekspor dan impor

    Akibat:

    ·                     Mutu barang tinggi

    ·                     Harga relative murah

    Penggolongan tarif

    Penggolongan tarif dapat dilakukan ke dalam kategori.

    1. Menurut aspek komoditi dibagi atas:

    –                    Bea ekspor, adalah bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju negara lain.

    –                    Bea transito, adalah bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui wilayah suatu Negara dengan tujuan lain.

    –                    Bea impor, adalah bea yang dikenakan terhadap barang- barang yang masuk ke dalam suatu negara, dimana negara tersebut adalah tujuan akhirnya.

    2. Menurut mekanisme perhitungannya, dibagi atas:

    –                    Ad valorem duties, yakni biaya pabean yang tingginya dinyatakan dalam presentasi dari nilai barang yang dikenakan bea tersebut.

    –                    Specific duties, yakni biaya pabean yang tingginya dinyatakan untuk setiap ukuran fisik dari barang yang dikenakan bea tersebut.

    –                    Compound duties, yakni biaya pabean yang tingginya adalah hasil kombinasi dari ad valorem dan specific duties.

    Sistem tarif

    Ada beberapa sistem tarif dalam perdagangan internasional :

    1.                  Single – column tarifs.

    System di mana untuk masing-masing barang hanya mempunyai 1 macam tariff atau sifatnya autonomous tarifs.

    2.                  Double- column tarifs.

    System di mana untuk masing-masing barang mempunyai dua tariff. Keduatariff ini ditentukan sendri oleh undang-undang. Namanya bentuk maksimumdan minimum.

    3.                  Triple- column tarifs

    System ini digunakan oleh suatu Negara yang menjajah Negara lain. Sistem ini merupakan perluasan dari sistem double- column tariffs. Di sini ditambah dengan satu macam tarif preference.

    Efek tariff

    Pembebanan tariff atas suatu barang dapat mempunyai efek terhadap perekonomiansuatu Negara. Khususnya di dalam pasar barang tersebut. Beberapa efek yang terjadi karena diberlakukannya tariff dalam perdagangan.

    1.   Efek terhdap harga, dapat menyebabkan naik turunyya harga suatu barang di dalam negeri.

    2.   Efffek terhadap konsumsi, dapat menyebabkan naik turunnya jumlah konsumsi atas suatu barang di dalam negeri.

    3.   Efek terhadap produk, dapat menyebabkan naik turunnya jumlah produksi suatu barang dalam negeri.

    4.  Efek terhadap distribusi pendapatan, dapat menyebabkan perubahan pola dalam pendapatan masyarakat di dalam negeri.

    ¥     Analisis dasar tentang tarif  membuktikan bahwa perdagangan bebas lebih baik daripada tarif, dan bahwa tarif mengakibatkan kerugian secara netto bagi negara secara keseluruhan.

    ¥     Suatu negara di rugikan oleh adanya tarif yang dikenakan sendiri adalah asumsi bahwa kita tidak dapat mempengaruhi harga barang impor di pasar dunia.

    ¥     Biaya dan keuntungan tarif atu kebijakan perdagangan lainnya boleh jadi bisa diukur dengan mengunakan konsep surplus konsumen  dan surplus produsen.

    Efek tariff terhadap konsumen

    ¥    Surplus konsumen mengukur besarnya keuntungan konsumen dari pembelian karena perbedaan antara harga yang sebenarnya dibayar dengan harga yang bersedia dibayar.

    ¥    Pembeli barang impor akan dirugikan dengan adanya tarif. Sebagian barang yang di impor berarti konsumen merasa  lebih baik membeli barang dari luar negeri daripada membeli barang produksi dalam negeri.

    ¥    Apabila pemerintah mengenakan tarif terhadap impor  barang maka konsumen akhirnya harus membayar lebih tinggi, membeli barangnya lebih sedikit atau kedua-duanya.

    Efek tariff terhadap produsen

    ¥    Pengenaan tarif akan memberikan manfaat bagi para produsen dalam negeri yang menghadapi persaingan impor karena tarif  tsb merupakan pajak pada barang-barang produksi luar negeri.

    ¥    Semakin besar tarif yang dibebankan bagi para konsumen untuk membeli barang luar negeri akan semakin banyak yg beralih ke pemasok dalam negeri yg mendapatkan keuntungan karena adanya tambahan penjualan dan  harga yang lebih tinggi  karena adanya tarif.

  • Histologi Tumbuhan

    Histologi

    Histologi Tumbuhan didefinisikan sebagai ilmu tentang jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai asal, struktur dan fungsi yang sama. Apabila sel-sel yang berkumpul tersebut adalah sel-sel tumbuhan maka disebut jaringan tumbuhan. 

    Pada awal perkembangan tumbuhan, semua sel-sel melakukan pembelahan diri, akan tetapi dengan adanya pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel menjadi terbatas di bagian khusus dan tumbuhan. Jaringan ini tetap bersifat embrionik dan selalu membelah diri. Jaringan embrionik ini disebut meristem. 

    Pada dasarnya pembelahan sel dapat pula berlangsung pada jaringan selain meristem, seperti pada jaringan korteks batang, akan tetapi jumlah pembelahan ini sangat terbatas. Sel-sel menistem akan tumbuh dan mengalami spesialisasi secara morfofisiologi (mengalami deferensiasi) membentuk berbagai macam jaringan dan tidak mempunyai kemampuan untuk membelah diri. Jaringan ini disebut jaringan dewasa. Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain: 

    1. Jaringan pelindung (epidermis) 
    2. Jaringan dasar (parenkim) 
    3. Jaringan penguat (penyokong) 
    4. Jaringan pengangkut (vaskuler) 
    5. Jaringan sekretoris. 

    A. Meristem

    Seperti telah dijelaskan di atas bahwa jaringan meristem terdiri dari sekelompok sel yang tetap dalam fase pembelahan. Sifat-sifat sel meristem adalah sebagai berikut: 

    1. terdiri dari sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan 
    2. biasanya tidak ditemukan adanya ruang antar sel di antara sel-sel meristem 
    3. sel-selnya mungkin berbentuk bulat, lonjong atau poligonal dengan dinding sel yang tipis 
    4. masing-masing sel kaya akan sitoplasma dan mengandung satu atau lebih inti sel 
    5. vakuola sel sangat kecil atau mungkin tidak ada. 

    Klasifikasi meristem

    Meristem dikelompokan berdasarkan berbagai kriteria, antara lam: posisinya dalam tubuh tumbuhan, asal-usulnya, jaringan yang dihasilkannya, strukturnya, taraf perkembangannya dan fungsinya.

    Berdasarkan posisinya dalam tubuh tumbuhan, meristem dibedakan menjadi:

    1. Meristem apikal: terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta ujung akar
    2. Meristem interkalar: terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya meristem pada pangkal ruas tumbuhan anggota suku rumput
    3. Meristem lateral: terletak sejajar dengan permukaan organ tempat ditemukannya, contohnya kambium dan kambium gabus (felogen)

    Berdasarkan asal-usulnya, meristem dikelompokkan menjadi:

    1.  Meristem  primer:  apabila  sel embrionik (meristem apikal)

    2.  Meristem  sekunder:  apabila  sel sudah  mengalami  deferensiasi.  Contohnya  kambium  dan  kambium  gabus (felogen).

    Merisem  primer  berasal  dan  sel

    berdasarkan  teori  yang  dikemukakan  oleh  Haberlandt  akan  berkembang  menjadi

    protoderm,  prokambium  dan  meristem  dasar.  Protoderm  akan  berdeferensiasi menjadi jaringan   epidermis,   prokambium     akan   berdeferensiasi    menjadi   sistem   jaringan 

    pengangkut, sedangkan meristem dasar akan berkembang menjadi parenkim (jaringan 

    dasar). 

            Hanstein membagi ujung akar menjadi tiga daerah, yaitu a. dermatogen, akan 

    berkembang menjadi epidermis; b. periblem, akan berkembang menjadi korteks; dan c. 

    plerom akan berkembang  menjadi stele. Sedangkan Schmidt  membagi ujung  batang 

    menjadi 2  bagian yaitu  korpus  dan tunika.  Korpus  merupakan bagian pusat  dan titik 

    tumbuh. Daerah ini mempunyai area yang luas dan sel-selnya relatif  lebih besar. Sel- 

    sel daerah korpus ini akan membelah secara tak beraturan. Tunika merupakan bagian 

    paling  luar dari titik tumbuh, terdiri dari satu atau beberapa  lapis sel, dengan sel-sel 

    yang relatif lebih kecil dan mengalami pembelahan ke samping (ke arah lateral). 

            Meristem  sekunder  berasal  dari  sel-sel  dewasa     yang   berubah   keadaannya 

    menjadi  meristematik.  Sel-sel  meristem  sekunder  berbentuk  pipih  atau  prisma  yang 

    dibagian  tengahnya  terdapat  vakuola  yang  besar.  Contohnya  adalah  kambium  dan 

    kambium gabus. Kambium dijumpai di dalam batang dan akar dan tumbuhan golongan 

    Dicotyledonae     dan   Gymnospermae       serta   beberapa     tumbuhan     dan   golongan 

    Monocotyledonae  (A  gave, Aloe, Jucca dan  Draceana). Sedangkan  kambium gabus 

    terdapat pada kulit batang tumbuhan dan dapat membentuk jarmgan gabus yang sukar 

    ataupun tidak dapat dilalui air. Sel-sel gabus umunmya bersifat mati. 

    6.3 JARINGAN DEWASA 

    Sifat-sifat jaringan dewasa: 

        1.  tidak mempunyai aktifitas untuk memperbanyak diri, 

        2.  mempunyai ukuran yang relatifbesar dibanding sel-sel meristem, 

        3.  mempunyai vakuola yang  besar, sehingga  plasma sel sedikit  dan merupakan 

            selaput yang menempel pada dinding sel, 

        4.  kadang-kadang selnya telah mati, 

        5.  selnya telah mengalami penebalan dinding sesuai dengan fungsinya, 

        6.  di antara sel-sel nya dijumpai ruang antar sel. 

    Ruang antar sel pada tumbuhan tingkat tinggi dapat terjadi dengan cara: 

        1.  Sisogen,   apabila  sel-selnya   saling  menjauhi   sehingga    terbentuk  ruang   di 

            antaranya, misalnya ruang antar sel pada tangkai daun teratai 

        2.  Lisigen,  apabila  ruang  yang  terjadi  karena  sel  beserta  isinya  larut,  misalnya 

            ruang minyak pada daun jeruk 

    3.  Sisolisigen, apabila yang  yang  terjadi barasal dari  larutnya sel tertentu diikuti 

            oleh saling menjauhi sel-sel disekitarnya, misalnya ruang antar protoxilem 

        4.  Reksigen, apabila  sel-sel  mengalami  robekan  karena tertarik  pertumbuhan di 

            sekitarnya, misalnya pada berkas pengangkut batang jagung. 

    Menunut asal meristem, jaringan dewasa dibedakan menjadi: 

        1.  jaringan  primer,  apabila  Jaringan  tersebut  sel-selnya   berasal  dari meristem 

            primer 

        2.  Jaringan sekunder, apabila jaringan tersebut  sel-selnya  berasal dari  Merisem 

            sekunder 

    6.4 JARINGAN PELINDUNG (EPIDERMIS) 

            Jaringan   epidermis    adalah   lapisan   sel  yang   berada   paling   luar,  pada 

    permukaan organ-organ tumbuhan primer seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan 

    bij i. Jaringan  ini berfungsi  melindungi bagian dalam tumbuhan dari segala  pengaruh 

    luar  yang   akan   merugikan   pertumbuhannya,      sehingga   jaringan  epidermis   sering 

    disebut jaringan pelindung. 

            Epidermis biasanya terdiri dan sam lapis sel yang tersusun rapat tanpa adanya 

    ruang antan sel. Pada beberapa jems tumbuhan epidermis terdini atas beberapa lapis 

    sel.  Hal  ini disebabkan    kanena   sel-sel  protoderm    membelah     berkali-kali secara 

    periklinal (sejajar permukaan) sehingga terjadi epidermis berlapis banyak. Contoh sel- 

    sel epidermis velamen pada akar anggrek. 

            Sel-sel  epidermis   mempunyai     bentuk   yang   bervariasi, misalnya   epidermis 

    berbentuk  tubular  dapat  dijumpai  pada    helaian  daun  Dicotyledonae  dan  berbentuk 

    memanjang  dijumpai  pada  helaian daun  Monocotyledonae.  Pada  helaian daun Aloe 

    cristala sel  epidermis   berbentuk   heksagonal.   Sel-sel  epidermis   memiliki  protoplas 

    hidup dan dapat  menyimpan berbagai hasil metabolisme. Sel-sel epidermis sebagian 

    dapat   berkembang     menjadi   alat-alat tambahan    lain  yang   sening  disebut   denvat 

    epidennis, seperti stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silika dan sel gabus. 

    Stoma 

            Stoma    (jamak:  stomata)    adalah   lubang   atau  celah   yang   terdapat   pada 

    epidermis  organ tumbuhan yang  berwarna  hijau yang  dibatasi oleh sel  khusus  yang 

    disebut  sel  penutup.  Sel  penutup  dikelilingi  oleh  sel-sel  yang  bentuknya  sama  atau 

    berbeda  dengan  sel-Sel  epidermis  lainnya,  dan  disebut  sel  tetangga.  Sel  tetangga berperan  dalam  perubahan  osmotik  yang  menyebabkan  gerakan  sel  penutup  yang 

    mengatur lebar celah. Sel penutup dapat terletak sama tinggi dengan permukaan 

                                                    Gambar    6.2.  Stomata   pada   epidermis 

                                                    daun    tebu   (Saccharum      officinarum( 

                                                    (Esau,1972) 

    epidermis, tipe ini disebut panerofor, atau lebih rendah dari permukaan epidermis, tipe 

    ini  disebut  kriptofor  atau  lebih  tinggi  dengan  pennukaan  epidermis  dan  disebut  tipe 

    menonjol.  Pada  tumbuhan  Dicotyledoneae,  sel  penutup  biasanya  berbentuk  seperti 

    ginjal bila  dilihat dan   atas, sedangkan     pada   tumbuhan    suku   rumput-rumputan 

    (Poaceae)   memiliki  struktur  khusus  dan   seragam,  dengan    sel  penutup  berbentuk 

    seperti  halter  dan  dua  sel  tetangga  terdapat  masing-masing  disamping  sebuah  sel 

    penutup. 

            Berdasarkan    susunan   sel-sel tetangga   yang   ada  disamping    Sel  penutup, 

    stomata pada tumbuhan Dicotyledoneae dikelompokkan menjadi 4 tipe: 

        1.  Tipe anomositik/ Ranunculaceae, yaitu sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel 

            yang bentuk maupun ukurannya sama dengan sel epidemis disekitamya. Tipe 

            ini  umumnya dijumpai pada tumbuhan familia  Ranunculaceae, Caparidaceae, 

            Cucurbetaceae dan Malvaceae 

        2.  Tipe  anisositik  / Cruciferae,  yaitu  sel  penutup  dikelilingi  oleh  tiga buah  sel 

            tetangga  yang   tidak sama   besar.  Tipe  ini umum    dijumpai  pada  tumbuhan 

            anggota familia Cruciferae, dan Solanaceae 

        3.  Tipe parasitik /  Rubiaceae, yaitu sel penutup diiringi sebuah sel tetangga atau 

            lebih dengan sumbu panjang sel tetangga sejajar dengan sumbu sel penutup 

            serta celah. Tipe ini umum dijumpai pada tumbuhan anggota familia Rubiaceae, 

            Magnoliaceae, dan Mimosaceae

    4.  Tipe diasitik / Caryophyllaceae, yaitu stoma dikelilingi dua sel tetangga. Dindmg 

            bersama dan kedua sel tetangga  itu tegak  lurus terhadap sumbu panjang sel 

            penutup serta  celah. Tipe  ini  umum dijumpai pada tumbuhan anggota familia 

            Caryophyllaceae, dan Acanthaceae. 

    Trikoma 

            Trikoma   (jamak:  trikomata)   berasal  dari sel-sel  epidermis,  terdiri atas  sel 

    tunggal  atau  banyak  sel.  Struktur  yang  menyerupai  trikoma  tetapi  lebih  besar  dan 

    terbentuk   dari Jaringan   epidermis   atau  di bawah    epidermis   disebut  emergensia, 

    sedangkan  apabila  terbentuk  dari jaringan  stele  disebut  spina.  Trikoma  mempunyai 

    peranan   yang   sangat   penting  dalam   taksonomi  tumbuhan     karena   kadang   familia 

    tertentu dapat dikenal dari macam trikomanya. 

            Fungsi trikoma bagi tumbuhan meliputi: 

             1. mengurangi penguapan (apabila terdapat pada epidermis daun) 

            2.  meneruskan rangsang 

            3.  mengurangi gangguan hewan 

            4.  membantu penyebaran bij i 

            5.  Membantu penyerbukan bunga 

            6.  Menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah 

    Berdasarkan ada tidaknya fungsi sekresi, trikoma dapat dibedakan: 

        1.  Trikoma yang tidak menghasilkan sekret (trikoma non-glanduler): 

            1.1  rambut  bersel  satu  atau  bersel  banyak  dan  tidak  pipih,  contohnya  pada 

                Lauraceae, Moraceae 

            1.2 rambut sisik yang memipih dan bersel banyak, contohnya pada daun dunan 

                (Durio zibetinus) 

            1.3  rambut   bercabang    dan   bersel  banyak,    contohnya   pada    daun   waru 

                (Hibiscus) 

            1.4  rambut  akar  yang  menipakan  pemanjangan  sel  epidermis  dalam  bidang 

                yang tegak lurus permukaan akar. 

        2.  Trikoma yang menghasilkan sekret (trikoma glanduler) 

                    Trikoma glanduler dapat  bersel satu, bersel banyak, atau berupa sisik. 

            Trikoma    pada   daun   tembakau     (Nicotiana  tabacum)    merupakan     trikoma 

            glanduler  yang  sederhana,  memiliki  tangkai  dengan  kepala  bersel  satu  atau 

    bersel  banyak.   Pada   tumbuhan    sering  dijumpai   berbagai   macam    trikoma 

            glanduler, yaitu: 

            2.1.  Trikoma  hidatoda,  terdiri  dari  sel  tangkai  dan  beberapa  sel  kepala  dan 

                mengeluarkan larutan yang berisi asam organik. 

            2.2. Kelenjar garam, terdiri dari sebuah sel kelenjar besar dengan tangkai yang 

                pendek. 

            2.3. Kelenjar madu, berupa rambut bersel satu atau lebih dengan plasma yang 

                kental dan mampu mengeluarkan madu kepermukaan sel 

            2.4. Rambut gatal, berupa sel tunggal dengan pangkal berbentuk kantung dan 

                ujung runcing. Isi sel menyebabkan rasa gatal. 

    Sel kipas 

            Sel kipas dapat dijumpai pada epidermis atas daun tumbuhan suku Gramineae 

    atau  Cyperaceae,  tersusun  dari  beberapa  sel  berdinding  tipis  dengan  ukuran  yang 

    lebih besar dibanding sel-sel epidermis di sekitarnya. Sel kipas berfungsi mengurangi 

    penguapan sebagai akibat menggulungnya daun. 

    Epidermis ganda 

            Pada tumbuhan anggota suku Moraceae (Ficus sp), Piperaceae, Begomaceae 

    dan Malvaceae dijumpai lebih dari satu lapis sel dibawah epidermis. Epidermis ganda 

    pada akar anggrek disebut Velamen. Pada epidermis daun beringin (Ficus sp.) selain 

    adanya  epidermis  ganda juga terdapat  penebalan  ke  arah sentripetal yang  tersusun 

    atas tangkai selulosa dengan deposisi Ca-carbonat yang membentuk bangunan seperti 

    sarang lebah yang disebut sistolit dan sel yang mengandungnya disebut litokis. 

    6.5 JARINGAN DASAR (PARENKIM) 

            Jaringan parenkim merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup, 

    dengan struktur morfologi serta fisiologi yang bervariasi dan masih melakukan segala 

    kegiatan proses fisiologis. 

            Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar karena dijumpai hampir di setiap 

    bagian   tumbuhan,    contohnya   pada   batang   dan  akar   parenkim   dijumpai  diantara 

    epidermis   dan   pembuluh    angkut,  sebagai   kortek,  parenkim   dapat   pula  dijumpai 

    sebagai empulur batang. Pada daun, parenkim merupakan mesofil daun, yang kadang 

    berdeferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang, parenkim dijumpai 

    sebagai parenkim penyimpan cadangan makanan pada buah dan biji. 

    Berdasarkan fungsinya, parenkim dibedakan menjadi: 

        1.  parenkim    asimilasi,  yaitu  parenkim    yang    bertugas   melakukan     proses 

            pembuatan zat-zat makanan, terletak dibagian tumbuhan berwarna hijau. 

        2.  parenkim penimbun berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan, 

            terletak dibagian dalam tumbuhan, misalnya empulur batang, akar, umbi, umbi 

            lapis, dan akar rimpang. Organ tersebut  sel-selnya  berisi cadangan  makanan 

            berupa gula, tepung, lemak dan protein. 

        3.  parenkim  air  dijumpai  pada  tumbuah xerofit  atau  epifit  sebagai  penimbun  air 

            untuk menghadapi masa kering 

        4.  parenkim   udara  dijumpai  pada   alat pengapung    tumbuhan.    Parenkim   udara 

            dapat pula dijumpai pada tangkai daun Canna sp sebagai tempat penyimpanan 

            udara. 

        5.  parenkim  angkut  terdapat  pada janngan  pengakut  yang  sel-selnya  berbentuk 

            memanjang menurut arah pengakutannya. 

    Berdasarkan bentuknya, parenkim dibedakan menjadi: 

        1.  parenkim  palisade  merupakan  parenkim  penyusun  mesoffi,  kadang  pada  bij i 

            berbentuk sel panjang, tegak mengandung banyak kloroplas 

        2.  parenkim   bunga  karang  juga   merupakan  parenkim  penyusun  mesofil  daun, 

            bentuk  dan  ukurannya  tak  teratur  dengan  ruang  antar  sel  yang  relatif lebih 

            besar 

        3.  parenkim    bintang  (aktinenkim)   berbentuk   seperti   bintang  bersambungan 

            ujungnya dijumpai pada tangkai daun Canna sp 

        4.  parenkim   lipatan,  dinding selnya  mengadakan     lipatan ke  arah  dalam  serta 

            banyak mengandung kioroplas, dujumpai pada mesofil daun pinus dan padi. 

    6.6 JARINGAN PENGUAT (MEKANIK) 

            Jaringan penguat  merupakan jaringan yang  memberikan kekuatan bagi tubuh 

    tumbuhan  agar  dapat    melakukan  perimbangan-perimbangan  bagi  pertumbuhannya. 

    Berdasarkan    bentuk   dan  sifatnya,  jaringan  mekanik   dibedakan    menjadi  jaringan 

    kolenkim dan jaringan skierenkim.

    Jaring kolenkim 

            Jaringan  kolenkim  berperan penting  sebagai jaringan penguat  terutama  pada 

    organ-organ     tumbuhan      yang     masih    aktif   mengadakan       pertumbuhan      dan 

    perkembangan.  Jaringan  kolenkim  tersusun  oleh  sel-sel  yang  hidup,  bentuk  selnya 

    sedikit memanjang, umumnya memiliki dinding dengan penebalan yang tak dan hanya 

    memiliki dinding  primer,  lunak,  lentur  dan tidak  berlignin.  Isi  sel dapat  mengandung 

    kloroplas dan tanin. 

            Secara ontogem jaringan kolenkim berkembang dan sel-sel memanjang yang 

    mirip   prokambium     dan   terlihat pada    tingkat  awal   deferensiasi   meristem    atau 

    berkembang dan sel-sel isodiametris pada jaringan meristem dasar. 

            Kolenkim dapat  dijumpai pada  batang, daun, serta  bagian-bagian  bunga dan 

    buah.  Pada  akar yang terkena sinar  matahari juga dapat  dijumpai adanya  kolenkim. 

    Pada kebanyakan tumbuhan Monokotyledoneae tidak dapat dijumpai adanya kolenkim 

    j ika sel kleremkim dibentuk sejak tanaman masih muda. 

            Berdasarkan  penebalan dinding  selnya, kolenkim dapat  dibedakan  menjadi 4 

    tipe, yaitu: 

        1.  kolenkim anguler (kolenkim sudut), penebalan dinding terdapat pada sudut sel 

            dan   memanjang     mengikuti   sumbu    sel, contohnya    pada   tangai  daun   Vitis, 

            Begonia, Solanum tuberosum dan Atropa belladona. 

        2.  kolenkim  lameler  (kolenkim  lempeng),  penebalan  dinding  sel  terutama  pada 

            dinding tangensial (sejajar pennukaan organ) sehingga  pada  inisan melintang 

            terlihat seperti  papan  yang   berderet-deret,  contohnya    pada   korteks   batang 

            Sambucun j avanica dan Sambucus nigra. 

        3.  kolenkim tubular  (lakunar), penebalan terdapat  pada  bagian dinding  sel yang 

            menghadap  ruang  antar sel, contohnya  pada tangkai daun  Salvia,  Malva dan 

            Althaea 

        4.  kolenkim tipe  cincin,  pada  penampang  lintang  lumen sel  berbentuk  lingkaran 

            atau  seperti  lingkaran.  Pada  waktu  menjelang  dewasa  terlihat  bahwa  karena 

            pada tipe sudut  penebalan bersambungan pada dinding sel maka lumen tidak 

            menyudut lagi. 

    Jaringan skierenkim 

            Sklerenkim merupakan jaringan penguat  dengan dinding sekunder yang tebal 

    umumnya terdiri dan zat lignin, sel-selnya bersifat kenyal (plastis). Pada umumnya sel 

    sklerenkim  tidak  lagi  mengandung  protoplas,  atau dengan  kata  lain sel-selnya  telah

    mati dengan dinding sel yang tebal, sehingga jaringan sklerenkim hanya dijumpai pada 

    organ   tumbuhan    yang   tidak  lagi mengadakan      pertumbuhan     dan  perkembangan. 

    Jaringan sklerenkim terdiri atas serabut  (serat-serat  sklerenkim) dan sklereid  (sel-sel 

    baru). 

    Serabut 

            Serabut   pada  umumnya  terdapat     dalam  bentuk    untaian  atau  dalam  bentuk 

    lingkaran. Di dalam berkas pengangkut, serabut biasanya merupakan suatu seludang 

    yang berhubungan dengan berkas pengangkut atau dalam kelompok yang tersebar di 

    dalam xilem dan fluem. 

            Berdasarkan  tempatnya,  serat     sklerenkim   dibedakan    menjadi  2  yaitu  serat 

    xilem  apabila  serat  tersebut  terdapat  di dalam sistem jaringan xilem dan serat  extra 

    xilem  apabila   serat  terdapat  diluar sistem   jaringan  xilem.  Serat-serat  sklerenkim 

    mempunyai     ukuran   antara  2  mm   sampai    dengan   25  cm.   Serat  sklerenkim   yang 

    panjang dapat dijumpai pada Agave, Hibiscus sabdarffa dan Hibiscus canabinus. 

    Sklereid 

            Sklereid terdapat dalam semua bagian tumbuhan, terutama di dalam kulit kayu, 

    pembuluh  tapis  dan  dalam  buah  atau  biji.  Sel  sklereid  bisa  terdapat  secara  soliter 

    sebagai  idioblast  atau dalam  kumpulan sel dengan jumlah yang  besar bahkan pada 

    tempurung kelapa (Cocos nucfera) hampir Seluruhnya terdiri dari sklereid. 

            Secara    ontogenis,   sklereid   berkembang      dari  sel-sel  parenkim    melalui 

    penebalan skunder dinding selnya. 

    Berdasarkan bentuknya, sklereid dibedakan menjadi 5 macam, yaitu: 

        1.  brakisklereid, merupakan sel batu yang bentuknya seperti insang ikan, dijumpai 

            pada floem kulit kayu serta daging buah tertentu seperti pir (Pyrus communis) 

        2.  makrosklereid,   merupakan     sebutan    bagi  skiereid  yang   bentuknya    seperti 

            tongkat   dan   dijumpai   pada    kulit bij i tumbuhan    suku   kacang-kacangan 

            (Leguminosae) 

        3.  osteoskiereid  apabila  berbentuk seperti tulang  dengan  ujung  yang  membesar 

            dan kadang-kadang sedikit bercabang. Sklereid ini dijumpai dalam kulit bij i dan 

            kadang-kadang dalam daun Dicotyledoneae. 

        4.  asteroslereid  merupakan  sklereid  yang    bercabang-cabang      berbentuk  seperti 

            bintang dan sering terdapat pada daun.

    5.  trikoslereid  merupakan sklereid yang  memanjang seperti benang dengan satu 

            percabangan yang teratur 

    6.7 JARINGAN PENGANGKUT 

            Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari xilem dan fluem, 

    dimana xilem meliputi trakea dan trakeida serta  unsur-unsur lain seperti serabut  dan 

    parenkim xilem. Xilem, khususnya trakea dan trakeida berfungsi mengangkut  mineral 

    dan   air dan   akar  sampai    daun,  sedangkan    fluem   berfungsi  mengangkut     hasil 

    fotosintesis  dari daun  ke  bagian organ yang  lain contohnya  batang, akar atau  umbi. 

    Fluem tediri dari buluh tapisan, sel pengiring dan parenkim fluem. 

    XiIem 

            Xilem  merupakan     suatu  Jaringan   pengangkut    yang   kompleks   terdiri dari 

    berbagai macam bentuk sel. Pada umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati dengan 

    dinding  yang  sangat   tebal  tersusun  dari  zat lignin,  sehingga  xilem berfungsi  juga 

    sebagai jaringan penguat. 

    Unsur-unsur xilem terdiri dari: 

    1.   Unsur trakeal 

            Unsur trakeal merupakan unsur yang bertugas dalam pengangkutan air beserta 

         zat terlarut di  dalamnya,  dengan  sel-sel  yang   memanjang,  tidak  mengandung 

         protoplas (bersifat mati), dinding sel berlignin, mempunyai macam-macam noktah. 

         Unsur trakeal terdiri dari 2 macam sel yaitu trakea dan trakeida. 

            Trakea  (pembuluh  kayu)  terdiri  dari  deretan  sel  yang  tersusun  memanjang 

         dengan  ujung  yang  berlubang  dan  bersambungan  pada  ujung  dan  pangkalnya, 

         sedangkan  trakeida  merupakan  sel  panjang  dengan  ujung  yang      runcing  tanpa 

         adanya lubang, sehingga pengangkutan melalui pasangan noktah pada dua ujung 

         trakeida yang   saling menimpa.    Bagian  trakea   yang  berlubang   disebut  lubang 

         perforasi.  Pada  tumbuhan  dikenal  3  macam  lempeng      perforasi,  yaitu  lempeng 

         perforasi sederhana dengan sebuah lubang yang memenuhi seluruh dinding ujung 

         sel yang ditempati, lempeng perforasi skalariform dengan lubang pipih dan sejajar 

         lempeng  sehmga     menunjukkan  bentuk  tangga,  lempeng      perforasi  jala  dengan 

         jalinan  lubang  membentuk  jala.  Lempeng  perforasi  skalariform  dan jala  disebut 

         juga lempeng perforasi mejemuk. 

    2.   Serat xilem 

            Serat  xilem  merupakan sel panjang  dengan dinding  sekunder yang  biasanya 

         berlignin.  Ada 2  macam    serat pada  tumbuhan,  yakni    serat trakeid dan  serat 

         libriform. Serat libniform mempunyai ukuran lebih panjang dan dinding selnya lebih 

         tebal dibanding  serat  trakeid. Dijumpai  adanya    noktah  sederhana   pada   serat 

         librifom, sedangkan serat trakeid memiliki noktah terlindung. 

    3.   Parenkim xilem 

            Parenkim  xilem  biasanya  tersusun  dari  sel-sel  yang  masih  hidup.  Dijumpai 

         pada  xilem  primer  maupun  xilem   sekunder.   Pada   xilem  sekunder  dijumpai  2 

         macam parenkim yaitu parenkim kayu dan parerakim jari-jari empulur. 

            Parenkim  kayu  sel-selnya  dibentuk  oleh  sel-sel  pembentuk  fusi  unsur-unsur 

         trakea  yang  sering  mengalami  penebalan  sekunder  pada  dindingnya.  Dijumpai 

         adanya  noktah  berhalaman dan  noktah  biasa. Sel-Sel  parenkim xilem  berfungsi 

         sebagai tempat cadangan makanan. Zat tepung biasanya tertimbun sampai pada 

         saat-saat giatnya pertumbuhan kemudian berkurang bersamaan dengan kegiatan 

         kambium.  Parenkim jari-jari  empulur  tersusun  dari  sel-sel  yang  pada  umumnya 

         mempunyai 2 bentuk dasar, yakni sel-sel yang  bersumbu panjang ke arah radial 

         dari sel-sel bersumbu panjang ke arah vertikal. 

         Floem 

                Sebagaimana     telah  dikemukakan    di muka,   floem  merupakan    Jaringan 

         pengangkut  yang  berfungsi  mengangkut  dan  mendistribusikan  zat-zat  makanan 

         hasil fotosintesis dari daun ke bagian dan tumbuhan yang  lama. Floem tersusun 

         dari  berbagai  macam  bentuk  sel-sel  yang  bersifat  hidup  dan  mati.  Unsur-unsur 

         floem  meliputi  unsur  tapis,  sel  pengining,  sel  albumin  (pada Gymnospermae), 

         serat-serat pembuluh tapis dan parenkim buluh tapis. 

         1.  Unsur-unsur tapis 

                Ciri khas dan unsur tapis adalah adanya daerah tapis di dindingnya dan inti 

            hilang  dan  protoplas.  Daerah  tapis  diartikan  sebagai  daerah   noktah  yang 

            termodifikasi dan tampak sebagai daerah cekung di dinding yang berpori-poni. 

             Pori-pori tersebut dilalui oleh plasmodesmata yang menghubungkan dua unsur 

            tapis yang berdampingan. Sel-sel tapis merupakan sel panjang yang ujungnya 

            meruncmg di bidang tangensial dan membulat di bidang radial. Dinding lateral 

    banyak  mengandung  daerah tapis  yang  berpori.  Pada  komponen  bulu tapis 

             dinding ujungnya saling berlekatan dengan dinding ujung sel dibawahnya atau 

             di atas   sehingga   membentuk      deretan   sel-sel  memanjang     yang   disebut 

             pembuluh tapis. 

            2.  Set pengiring 

                    Sel  pengiring   berhubungan     erat  dengan    pembuluh     tapis.  Sel-sel 

                pengiring  biasanya  merupakan untaian atau deretan yang  menyerupai sel 

                parenkim dengan sel-sel yang bersifat hidup.Sel pengiring diduga berperan 

                dalam keluar masuknya zat-zat makanan melalui pembuluh tapis. 

            3.  Sel albumin 

                    Sel  albumin  merupakan  sel-sel jari-jari  empulur  dan  sel-sel  parenkim 

                buluh tapis  yang  kaya  akan zat  putih telur, terletak  dekat  dengan sel-Sel 

                tapis  pada tumbuhan Gymnospermae.  Diduga sel-sel albumin mempunyai 

                fungsi serupa dengan sel pengiring. 

            4.  Parenkim floem 

                    Parenkim  fluem  merupakan  jaringan  parenkim  biasa  yang  terletak  di 

                bagian  buluh  tapis,  merupakan  sel  hidup  yang  berfungsi  sebagai  tempat 

                penyimpan zat-zat tepung, lemak dan zat-zat organik lainnya. 

    Tipe-tipe berkas pengangkut 

            Kenyatan  di  alam  bahwa  keberadan  xilem  dan  floem  dalam  jaringan  primer 

    selalu berpasangan dan menipakan suatu berkas yang disebut pengangkut. 

            Dalam  pengamatan  di  bawah  mikroskop,  berkas        pengangkut    dapat  dengan 

    mudah  dibedakan  dengan  jaringan  parenkim  disekitarnya        karena   relatif lebih  kecil 

    dengan  tanpa    adanya   ruang   antar  sel,  hanya  trakea  yang  sel-selnya  lebth  besar 

    dibanding selsel disekitarnya. Komponen-komponen xilem sel-selnya berdinding tebal 

    dan mengalami lignifikasi. 

            Berdasarkan    posisilletak  xilem  dan  floemnya,    berkas  pengakut    dibedakan 

    menjadi 3 tipe dasar, yakni kolateral, konsentris, dan radial. Masing-masing dari tipe 

    dasar tersebut terbagi lagi menjadi tipe-tipe lainnya, yaitu: kolateral terbagi lagi menjadi 

    kolateral terbuka, kolateral tertutup, dan bikolateral. Sedangkan konsentris terbagi lagi 

    menjadi konsentris amphikibral dan konsentris amfivasal. 

    Berkas  pengangkut    tipe kolateral didefinisikan sebagai   berkas  pengangkut 

    dimana xilem dan floem terletak berdampingan. Floem berada di bagian luar dari xilem. 

    Apabila  di  antara  xilem  dan  floem  dapat dijumpai  adanya  kambium    maka   berkas 

    pengangkut    ini  mempunyai     tipe  kolateral  terbuka.   Selain  berfungsi   sebagai 

    penghubung  antara  xilem  dan  floem,  kambium  juga  berperan  dalam  pembentukan 

    floem  ke  arah  luar dan xilem  ke  arah dalam, sehingga dikenal pula  istilah  kambium 

    fasikuler apabila kambium terletak diantara xilem dan floem dari kambium interfasikuler 

    apabila  kambium    terletak di luar  berkas  pengangkut.   Berkas   pengankut   tipe  ini 

    dijumpai  pada   tumbuhan    golongan    Dicotyledonae   dan   Gymnospermae.     Apabila 

    diantara  xilem  dan  floem  tidak  dijumpai  adanya   kambium    dan  dijumpai  adanya 

    parenkim sebagai penghubung maka berkas pengangkut ini mempunyai tipe kolateral 

    tetutup.  Berkas   pengakut   tipe  kolateral tertutup  ini kadang   dikelilingi jaringan 

    sklerenkim   yang   sering   disebut   sebagai   seludang   berkas    pengakut.   Berkas 

    pengangkut tipe ini dijumpai pada tumbuhan golongan Monocotyledonae. Sedangkan 

    berkas  pengangkut  bikolateral apabila  dijumpai adanya floem  luar dan floem  dalam. 

    Diantara  floem   luar dan  xilem  dijumpai  adanya   kambium.    Keberadaan    kambium 

    diantara floem dalam dari xilem masih kurang jelas, mungkin hanya berupa parenkim 

    penghubung. 

            Berkas  pengakut  tipe  konsentris  merupakan  berkas  pengakut    dimana  xilem 

    dikelilingi floem  ataupun   sebaliknya.  Apabila  xilem  berada   ditengah   dan  floem 

    mengelilingnya   maka   disebut   berkas  pengangkut    konsentris  amphikibral.  Umum 

    dijumpai  pada  tumbuhan  golongan  paku-pakuan  (Pteridophyta),  sedangkan  apabila 

    floem  di  tengah  dan   xilem  mengelilinginya  maka    disebut  berkas  pengakut   tipe 

    konsentris amphivasal, contohnya pada Cirdyline sp dan rizhoma Acorus calamus. 

            Berkas  pengangkut  tipe  radial  merupakan  berkas  pengangkut  dimana  xilem 

    dan   floem  letaknya   bergantian  menurut   jari-jari lingkaran. Dijumpai   pada  akar 

    tumbuhan Dicotyledonae. 

    6.8 IDIOBLAS 

            Apabila  di  dalam jaringan  tumbuhan  terdapat  sel  atau  sekumpulan  sel  yang 

    bentuk  dan  fungsinya  berbeda  dengan  sel-sel  disekitarnya  maka  disebut   idioblast. 

    Idioblas dapat berupa alat sekresi ataupun kelenjar di dalam jaringan tumbuhan. 

    Alat sekresi 

            Alat sekresi merupakan suatu sel atau sekumpulan sel yang berfungsi sebagai 

    penghasil zat-zat dimana zat-zat mi tidak dikeluarkan oleh sel-sel yang bersangkutan. 

    Ada beberapa  macam alat  sekresi pada tumbuhan yakni saluran getah, sel-sel resin 

    dan minyak, sel-sel lendir, sel-sel zat penyamak, sel-sel resin dan sel-sel kristal. 

    Saluran getah 

            Saluran  getah   merupakan    sel  atau  kumpulan  sel   yang   berisi cairan  yang 

    berwarna putih seperti susu yang disebut  lateks. Pada tumbuhan dikenal dua macam 

    saluran getah yakni buluh getah dan sel getah. Buluh getah tersusun dan rangkaian sel 

    yang satu sama lain saling berhubungan. Sel-selnya merupakan sel longitudinal yang 

    dinding  melintangnya  biasanya  memiliki  lubang-lubang  kecil  (perforasi)  atau  dinding 

    selnya telah hilang sama sekali. Buluh getah im kadang-kadang  berhubungan lateral 

    sehingga    membentuk     jaringan  seperti  jala, contohnya    pada   tumbuhan    anggota 

    Compositae,     Campanulaceae,       Caricaceae,    Papilionaceae     dan    Euphorbiacae. 

    Sedangkan buluh getah biasa (tidak beranastomase) terdapat pada tumbuhan angota 

    familia Convolvulaceae, Labiatae dan Musaceae. 

            Sel  getah  merupakan  saluran  getah  yang  terdiri  dari  satu  sel  yang  sangat 

    panjang. Sel getah tersebut ada yang bercabang masuk ke dalam jaringan, contohnya 

    familia  Apocynaceae,  Urticulaceae  dan  Moraceae,  sedangkan  sel  getah  yang  tidak 

    bercabang    dijumpai  pada   tumbuhan    anggota    Euophorbiaceae,    Apocynaceae     dan 

    Moraceae. 

    Sel resin dan minyak 

            Sel resin dan minyak merupakan sel yang biasanya mengandung resin, damar 

    ataupun   minyak   eteris. Sel  resin  biasanya   mempunyai     volume   yang  lebih  besar 

    dibanding  sel-sel disekelilingnya dengan dinding  bergabus, bentuk  bulat  atau seperti 

    pembuluh. Sel-sel resin umum dijumpai pada tumbuhan golongan Coniferae  (Pinus). 

    Minyak  eteris  dijumpai  di  dalam  sel  sebagi  tetes-tetes  minyak  yang  terdapat  pada 

    selsel yang telah man dengan dinding sel yang biasanya bergabus. Minyak eteris akan 

    membiaskan cahaya apabila terkena sinar matahan. 

    Sel lendir 

            Sel  lendir  merupakan  sel  yang   hidup,  inti  selnya  sering berbentuk  benang. 

    Selsel  lendir kadang    tersusun  membentuk     lapisan-lapisan.  Lendir  dihasilkan  oleh 

    dinding  sel, zat-zat tersebut  dikeluarkan,  kemudian  dinding   selnya   larut sehingga 

    terbentuk ruang lendir yang terjadi secara lisigen. 

    Sel penyamak 

            Sel  penyamak     berada   secara    kelompok    ataupun   tersendiri,  berbentuk 

    isodiametns dan menghasilkan zat penyamak. Zat-zat penyamak ini a.l dihasilkan oleh 

    tumbuhan Arecatechu (pinang), Terminalia cateppa (ketapang) dan Uncaria (gambir). 

    Mirosin 

            Sel  mirosin  merupakan  sel  yang  berisikan  senyawa  protein  berupa  mirosin. 

    Keberadaan sel-sel mirosin sangat sulit untuk bisa dideteksi secara visual, hanya bisa 

    terlihat apabila  direaksikan  dengan   reagan   Millon dan   akan  menunjukkan     warna 

    merah.  Sel-sel  mirosin  biasanyaa  berbentuk  seperti  bulu-bulu  dan  banyak  dijumpai 

    pada tumbuhan Raphanaus ativus, Brassica oleraceae. 

    Kelenjar 

            Kelenjar merupakan sekumpulan sel yang menghasilkan suatu zat dimana zat 

    tersebut  dikeluarkan  dan   sel penghasilnya.   Ada   beberapa   macam    kelenjar  pada 

    tumbuhan,  a.l.  kelenjar  epitel  apabila sel-selnya berdampingan  sath  dengan  yang 

    laimiya  sehingga   merupakan     suatu  lapisan  sel,  kelenjar rambut   dijumpai   pada 

    permukaan organ (epidermis) terdiri dan satu sel atau banyak sel. Kelenjar ini disebut 

    koleter dan zat yang dthasilkan disebut blastokola. Nektania merupakan kelenjar yang 

    banyak  menghasilkan  nektar  ataupun  madu.  Nektania  banyak  dijumpai  pada  organ 

    bunga yang berfungsi untuk menarik serangga pada proses penyerbukan. 

    Artikel / File ini diambil dari elisa.ugmac.id dimana file ini merupakan karya dari dosen Fakultas Biologi UGM pengampu materi kuliah Struktur Dan Perkembangan Tumbuhan (SPT)

  • Divisi Thallophyta – Tumbuhan Talus

    Divisi Thallophyta

    Divisi Thallophyta merupan kelompok tumbuhan yang mempunyai ciri utama yaitu tubuh  berbentuk talus. Tumbuhan talusmerupakan tumbuhan yang struktur tubuhnya masih belum bisa dibedakan antara akar, batang dan daun. Sedangkan tumbuhan yang sudah dapat dibedakan antara akar, batang dan daun disebut dengan tumbuhan kormus.

    Ciri-ciri dari tumbuhan talus ini adalah tersusun oleh satu sel yang berbentuk bulat hingga banyak sel yang kadang-kadang mirip dengan tumbuhan tingkat tinggi (sudah mengalami diferensiasi). Perkembangbiakan pada umumnya secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual) dengan spora sebagai alat perkembangbiakannya.Perkembangbiakan secara generatif terjadi melalui peleburan gamet yang terbentuk didalam organ yang disebut  gametangium.  Cara hidup pada tumbuhan talus ada tiga cara yaitu : autotrof (asimilasi dengan fotosintesis), heterotrofdan simbiosis.

    A. Anggota Thallophyta

    Thallophyta dibedakan menjadi tiga anak divisi, antara lain :

    1. Ganggang atau Algae

    Ganggang termasuk tumbuhan bertalus, tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati. Ganggang ada yang bersel satu dan bersel banyak, bersifat eukariotik, ada yang hidup melayang-layang (neustonik) dan ada yang di dasar air (bentik). Habitat di air tawar, air laut dan daerah-daerah yang lembab, reproduksi dilakukan dapat dilakukan secara seksual (konjugasi, anisogami, isogami) atau aseksual.  

    Tubuh  algaterdapat  berbagai  zat warna (pigmen), yaitu :

    KlorofilWarna Hijau
    fikosantinwarna perang / coklat
    fikoeritrinwarna merah
    karotenwarna keemasan
    xantofil warna kuning

    Berdasarkan pigmennya,ganggangdapat dibedakan menjadi empat:

    • Chlorophyta (ganggang hijau)
    • Chrysophyta (ganggang keemasan)
    • Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)
    • Rhodophyta (ganggang merah)

    1. Chlorophyta(Ganggang Hijau)

    Mempunyai pigmen klorofil a, klorofil b, karoten dan xantofil. Ganggang ini juga dapat melakukan fotosintesis, memiliki cadangan makanan berupa amilum. 90% hidup di air tawar dan 10% hidup di laut. Yang hidup di air umumnya sebagai plankton atau bentos, juga menempel pada batu dan tanah. Ganggang hijau merupakan kelompok ganggang yang paling banyak jumlahnya diantara gangganglain.

    Chlorophyta bersel satu tidak bergerak (contoh :  chlorella, chlorococcum),
    chlorophyta bersel satu dapat bergerak (contoh :  chlamydomonas,euglena),
    chlorophyta berkoloni tidak bergerak (contoh :  hidrodictyon), chlorophyta berkoloni
    dapat bergerak (contoh : volvox), chlorophyta berbentuk benang (contoh :  spirogyra,
    oedogonium), dan chlorophyta berbentuk lembaran (contoh : ulva, chara).
    Berikut penjelasan masing  –masing jenis alga yang tergolong dalam
    Clorophyta :

    Chlorellamemiliki bentuk tubuh bulat seperti bola, kloroplas berbentuk seperti
    mangkuk, dalam kloroplas terdapat perenoid berfungsi dalam pembentukan
    amilum dan sebagai tempat penyimpan hasil dari asimilasi yang berupa
    protein dan karbohidrat, di laboratorium chlorella digunakan untuk penelitian
    fotosintesis.  Chlorelladapat dijadikan makanan alternatif dengan alasan
    sebagai berikut: apabila ia berada di lingkungan yang baik dengan suhu 25
    maka ia dapat berkembang biak dengan cepat, apabila di dalam medium
    terdapat nutrisi yang cukup di tambah karbondioksida dan sinar matahari

    maka ia akan melakukan fotosintesis hasilnya berupa karbohidrat, protein,
    lemak untuk hasil tersebut dapat disesuaikandengan keinginan manusia.
      Volvoxbentuk koloni bulat seperti bola, dalam koloninya terdapat sel-sel
    yang menebal yang berfungsi sebagai alat reproduksi. Volvox yang satu
    dengan volvox yang lain dihubungkan oleh benang sitoplasma dan memiliki
    2 flagel.
      Ulva : terdapat di dasar pantai berbatu, berupa lembaran yang disebut
    selada air dan dapat dimakan.
      Spiroggyra : berbentuk benang (filamen) silindris, hidup di kolam, sawah atau
    perairan yang airnya tidak deras, reproduksi vegetatif dengan fragmentasi,
    generatif dengan konjugasi yaitu dua Spirogyra yang bertonjolan
    berdekatan, kemudian dua tonjolan bergabung membentuk pembuluh,
    protoplasma isi sel yang berlaku sebagai gamet, gamet sel yang satu pindah
    ke gamet sel yang lain dan terjadilah plasmogami dan diikuti kariogami, hasil
    persatuan ini berupa zigospora diploid, zigospora mengadakan meiosis dan
    tumbuh menjadi benang baru yang haploid, dan hanya satu sel yang
    menjadi individu baru.
    Lebih jelasnya,proses konjugasi pada spirogyra adalah sbb:
      spirogyra yang berbeda jenis kelamin saling berdekatan
      2 spirogyra tersebut membentuk tonjolan makin lama semakin dekat dan
    akhirnya nempel
      tonjolan tempat melekatnya 2 spirogyra tersebut hilang
      spirogyra satu memindahkan isi selnya pada spirogyra yang lain dengan diawali
    plasmogami/peleburan plasma dan diikuti dengan kariogami/peleburan inti sel
      spirogyra yang mengeluarkan isi selnya disebut spirogyra jantan. Hasil konjugasi
    akan membentuk 4 sel spirogyra dan biasanya hanya satu yang akan menjadi
    individu baru.
      Chlamidomonas: berbentuk bulat telur dengan dua flagelum, satu
    vakuola dan satu nukleus. Ditemukan butir stigma dan pirenoidyang
    berfungsi sebagai pusat pembentukan tepung (amilum). Reproduksi
    dilakukan membelah diri dan konyugasi.
      Euglena: juga dikelompokan  ke dalam protozoa (hewan), karena selain
    mempunyai klorofil juga dapat berpindah tempat.
      Hydrodictyon: ditemukan di air tawar dan koloninya berbentuk jala.
    Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi (pemisahan) sel koloni

    menghasilkan zoospora, sedang generatif dengan konyugasi sel gamet
    yang dilepas dari induknya menghasilkan zigospora.
      Oedogonium: biasanya melekat pada tanaman air, rumahsiput dan lain-lain.
      Chara: bentuknya seperti tumbuhan tingkat tinggi, terdapat di air tawar.
    Batang beruas-ruas dan tiap ruas bercabang kecil.
    Peranan ganggang hijau dalam kehidupan :
    a.  Menguntungkan :
    -sebagai plankton dan merupakan komponen penting dalam rantai makanan air
    tawar.
    -dapat dipakai sebagai makanan, misal Ulvadan Chlorella.
    -penghasil O2 dari proses fotosintesis yang diperlukan oleh hewan-hewan air.
    b. Merugikan :
    -ganggang hijau dapat mengganggu bila perairan terlalu subur, sehingga air
    akan berubah warna dan berbau.

    2. Chrysophyta (Ganggang Keemasan)
    Ganggang keemasan  bersel tunggalatau banyak,  memiliki pigmen dominan
    karotin(pigmen klorofil a, klorofil c, karoten, xantofil dan fikosantin).  Hidup secara
    autotrof, reproduksi aseksual (membentuk auksospora dan membelah diri) seksual
    (oogami).  Contoh  Chrysophyta bersel satu (navicula/diatome, ochromonas) dan
    chrysophyta berbentuk benang/bersel banyak (vaucheria).

      Diatome(Navicula/ganggang kersik)  :  Hidup di air tawar, laut sebagai epifit
    dan mayoritas sebagai plankton. T ubuhnya terdiri atas dua bagian yaitu
    bagian atas atau tutup (epiteka) dan bagian bawah (hipoteka). Reproduksi
    dengan aseksual melalui membelah diri dan seksual dengan isogami.
    Isogami yang terjadi yaitu apabila telur/sel telur sudah mencapai batas
    minimum maka protoplasma akan keluar dan menjadi badan yang disebut
    auksospora. Selanjutnya mencapai ukuran normal, auksospora akan
    membentuk epiteka dan hipoteka seperti semula. Manfaat navicula yaitu
    sebagai bahan peledak, bahan penyaring, bahan pembuat isolasi, dan
    bahan penggosok.

      Ochromonasbentuk menyerupai bola, kloroplasnya berbentuk lembaran,
    mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjang.
      Vaucheria  : Inti sel tersebar diseluruh tubuh, memiliki rizoid yang berfungsi
    sebagai akar (akar tidak memiliki floem dan xilem), di dalam tubuhnya
    terdapat anteridium penghasil spermatozoid; oogonium penghasil sel telur.
    Peranan ganggang dalam kehidupan :
    1. Bidang industri
      Asam alginat yang dihasilkan ganggang perang berperan untuk pembuatan
    plastik, kosmetik dan tekstil.
      Navicula sp, yang mati membentuk tanah diatome dipakai sebagaibahan
    penyekat dinamit, penggosok dan saringan.
      Eucheuma spinosum(ganggang merah), merupakan penghasil agar-agar.
      Chlorellamerupakan sumber karbohidrat dan protein.
      Fukusdan Laminaria, abunya menghasilkan yodium.
    2. Bidang perikanan
    Ganggang yang berupa fitoplankton merupakan makanan ikan di laut.
    3. Dalam ekosistem
    Pada ekosistem air ganggang berfungsi sebagai komponen produsen yang paling
    utama.

    3. Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)
    Phaeophyta  hidup di pantai, warna coklat karena adanya pigmen  fikosantin
    (coklat), klorofil a, klorofil b dan xantofil.  Dinding sel terdiri dari selulosa, pektindan
    asam algin.  Tubuh berbentuk seperti benang atau lembaran yang dapat mencapai
    puluhan meter.  Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi,sedangkan generatif
    dengan isogami dan oogami. Contohnya Fucus, Sargassum, Turbinaria, Macrocystis.
      Fucus  :  habitatnya di laut sepanjang pantai melekat pada batu-batuan, di
    dalam tubuhnya terdapat rongga yang menghasilkan gamet disebut
    konseptakel dan pada bagian ujung tubuhnya terdapat alat untuk
    perkembangbiakan disebut reseptakel.
    Peranan ganggang coklat :

      Menghasilkan asam alginat yang berfungsi untuk pembuatan es krim,
    pembuatan cat, berfungsi dalam industri untuk penyamakan
    kertas/menghaluskan kertas, pernis, obat-obatan, dan pasta gigi.
      Sumber I2 (iodium) dan K (kalium)
      Sebagai makanan ternak
    4. Rhodophyta (Ganggang Merah)
    Ganggang merahatau  Rhodophytaadalah
    salah satu  kelasdari  ganggangberdasarkan zat warna
    atau pigmentasinya. Warna merah pada ganggang ini
    disebabkan oleh  pigmen  fikoeritrindalam jumlah
    banyak dibandingkan pigmen  klorofil,  karoten, dan
    xantofil.  Ganggangini pada umumnya banyak  sel
    (multiseluler) dan makroskopis,  tidak berflagel, memiliki
    kemampuan menimbun kalsium karbonat di dalam dinding selnya.. Ganggang ini
    dapat mencapai panjang antara 10 sentimeter sampai 1 meter dan berbentuk
    benang  atau lembaran.  Contoh  Eucheuma, Gelidium, Glacilaria,  Batrachospermum,
    Chondrus,  Porphyra,  Polysiphonia,  Nemalion.  Peranan ganggang merah :  Eucheuma
    spinosum, Gracilaris, Gelidiummerupakan penghasil agar-agar.
    Habitat ganggang merah
    Sebagian besar ganggang merah hidup di laut, banyak terdapat di laut
    tropika. Sebagian kecil hidup di  air tawaryang dingin dengan aliran deras dan
    banyak oksigen. Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Ganggang merah
    yang banyak ditemukan di laut dalam adalah Gelidiumdan Gracilaria, sedang
    Euchema spinosumditemukan di laut dangkal.
    Perkembangbiakan ganggang merah
    Ganggang merah berkembangbiak secara vegetatif
    dan generatif.
    Perkembangbiakan  vegetatifganggang merah berlangsung dengan pembentukan  spora haploid yang dihasilkan oleh  sporangiumatau talus ganggang yang diploid. Spora ini selanjutnya tumbuh menjadi ganggang jantan atau betina yang sel -selnya haploid.
    Perkembangbiakan generatifganggang merah dengan oogami, pembuahan
    sel kelamin betina (ovum) oleh sel kelamin jantan (spermatium). Alat
    perkembangbiakan jantan disebut  spermatogoniumyang menghasilkan  spermatium
    yang tak berflagel. Sedangkan alatkelamin betina disebut  karpogonium, yang
    menghasilkan  ovum. Hasil pembuahan sel ovum oleh spermatium adalah  zigotyang
    diploid. Selanjutnya, zigot itu akan tumbuh menjadi ganggang baru yang
    menghasilkan aplanosporadengan pembelahan meiosis. Spora haploid akan tumbuh
    menjadi ganggang penghasil  gamet. Jadi pada ganggang merah terjadi pergiliran
    keturunan antara sporofitdan gametofit.

    Peranan ganggang merah

    Ganggang merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi
    ikandan  hewanlain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi
    manusiamisalnya  Chondrus crispus(lumut  Irlandia) dan beberapa  genus  Porphyra.
    Chondrus crispusdan  Gigortina mamilosamenghasilkan karagenyang dimanfaatkan
    untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci  rambut. Ganggang
    merah lain seperti Gracilaria lichenoides,  Euchema spinosum,  Gelidiumdan Agardhiella
    menghasilkan bahan bergelatin yang dikenal sebagai  agar-agar.  Gelatinini
    digunakan oleh para peneliti sebagai medium bakteri, untuk pengental dalam banyak
    makanan, perekat  tekstildan sebagai obat pencahar (laksatif), atau makanan
    lainnya.  Euchema spinosumbanyak dibudidayakan masyarakat karena merupakan
    bahan pembuat agar-agar.

      Jamur atau Fungi
    Jamur merupakan organisme uniseluler maupun multiseluler (umumnya
    berbentuk benang disebut hifa, hifa bercabang-cabang membentuk bangunan
    seperti anyaman disebut miselium, dinding sel mengandung kitin, eukariotik, tidak
    berklorofil. Hidup secara heterotrof dengan jalan saprofit (menguraikan sampah
    organik), parasit (merugikan organisme lain), dan simbiosis. Habitat jamur secara umum
    terdapat di darat dan tempat yang lembab. Jamur uniseluler dapat berkembangbiak
    dengan dua cara yaitu vegetatif dapat dilakukan dengan cara membentuk spora,
    membelah diri, kuncup (budding). Secara generatif dengan cara membentuk spora
    askus. Sedang untuk jamur multiseluler reproduksi vegetatif dengan cara fragmentasi,

    konidium, zoospora. Secara generatif dapat dilakukan dengan cara konjugasi, hifa
    yang akan menghasilkan zigospora, spora askus, spora basidium.

    Ciri  –ciri jamur berbeda dengan organisme lain dalam hal struktur tubuh,
    habitat, reproduksi dan pertumbuhannya.

    1.  Struktur Tubuh Jamur
    Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Adajamur yang satu sel, misalnya
    khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang
    ukurannya mencapai satu meter, contoh  jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari
    komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium.
    Miselium menyusun jalinan-  jalinan semu menjadi tubuh buah.  Hifa adalah struktur
    menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini
    menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung
    organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa
    mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria,  dan
    kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak
    bersepta atau hifa senositik.  Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel
    berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang
    bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan
    organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.

    2.  Cara memperoleh makan dan Habitat
    Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme
    lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. untuk memperoleh
    makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya,
    kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan
    konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat,
    protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari
    lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat,
    parasit fakultatif, atau saprofit.
      Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada
    inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya,
    Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).

      Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan
    inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang
    yang cocok.
      Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik
    yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang
    telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagianbesar jamur
    saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
    mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana
    sehinggamudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung
    menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang
    dikeluarkan oleh inangnya.
      Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur
    yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain
    juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat  bagi simbionnya.
    Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza,
    yaitu jamur yang hidup di akar tanamankacang-kacangan atau pada
    lumut kerak.
      Jamur berhabitat pada bermacam  –  macam lingkungan dan berasosiasi
    dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat,
    beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme
    air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan
    kebanyakan dari kelas Oomycetes.

    3.  Pertumbuhan dan Reproduksi
    Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif).
      Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk
    dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler.
    Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi
    sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin.
    Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan
    tumbuh menjadi jamur dewasa.
      Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak  gametangium dan
    konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu
    persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap
    pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah

    kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan
    inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa
    bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid
    yang segera melakukan pembelahan meiosis.
    4.  Klasifikasi Jamur
    Kingdom fungi dibagi menjadi enam divisi yang berbeda dalam hal struktur hifa dan
    struktur penghasil spora, yaitu sbb :
    A. MYXOMYCOTINA (Jamur lendir)
    Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana. Mempunyai 2 fase
    hidup, yaitu: fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut
    plasmodium dan fase tubuh buah.
    Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang disebut
    myxoflagelata. Contoh spesies : Physarum polycephalum
    B. OOMYCOTINA
    Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabangdan
    mengandung banyak inti. Reproduksi:
      Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan
    sporangium dan konidia.
      Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang
    selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
      Contoh spesies :  Saprolegnia  sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga
    darat maupun serangga air.  Phytophthora infestans: penyebab penyakit busuk
    pada kentang.