Divisi Thallophyta – Tumbuhan Talus

8 min read

Divisi Thallophyta

Divisi Thallophyta merupan kelompok tumbuhan yang mempunyai ciri utama yaitu tubuh  berbentuk talus. Tumbuhan talusmerupakan tumbuhan yang struktur tubuhnya masih belum bisa dibedakan antara akar, batang dan daun. Sedangkan tumbuhan yang sudah dapat dibedakan antara akar, batang dan daun disebut dengan tumbuhan kormus.

Ciri-ciri dari tumbuhan talus ini adalah tersusun oleh satu sel yang berbentuk bulat hingga banyak sel yang kadang-kadang mirip dengan tumbuhan tingkat tinggi (sudah mengalami diferensiasi). Perkembangbiakan pada umumnya secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual) dengan spora sebagai alat perkembangbiakannya.Perkembangbiakan secara generatif terjadi melalui peleburan gamet yang terbentuk didalam organ yang disebut  gametangium.  Cara hidup pada tumbuhan talus ada tiga cara yaitu : autotrof (asimilasi dengan fotosintesis), heterotrofdan simbiosis.

A. Anggota Thallophyta

Thallophyta dibedakan menjadi tiga anak divisi, antara lain :

1. Ganggang atau Algae

Ganggang termasuk tumbuhan bertalus, tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati. Ganggang ada yang bersel satu dan bersel banyak, bersifat eukariotik, ada yang hidup melayang-layang (neustonik) dan ada yang di dasar air (bentik). Habitat di air tawar, air laut dan daerah-daerah yang lembab, reproduksi dilakukan dapat dilakukan secara seksual (konjugasi, anisogami, isogami) atau aseksual.  

Tubuh  algaterdapat  berbagai  zat warna (pigmen), yaitu :

KlorofilWarna Hijau
fikosantinwarna perang / coklat
fikoeritrinwarna merah
karotenwarna keemasan
xantofil warna kuning

Berdasarkan pigmennya,ganggangdapat dibedakan menjadi empat:

  • Chlorophyta (ganggang hijau)
  • Chrysophyta (ganggang keemasan)
  • Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)
  • Rhodophyta (ganggang merah)

1. Chlorophyta(Ganggang Hijau)

Mempunyai pigmen klorofil a, klorofil b, karoten dan xantofil. Ganggang ini juga dapat melakukan fotosintesis, memiliki cadangan makanan berupa amilum. 90% hidup di air tawar dan 10% hidup di laut. Yang hidup di air umumnya sebagai plankton atau bentos, juga menempel pada batu dan tanah. Ganggang hijau merupakan kelompok ganggang yang paling banyak jumlahnya diantara gangganglain.

Chlorophyta bersel satu tidak bergerak (contoh :  chlorella, chlorococcum),
chlorophyta bersel satu dapat bergerak (contoh :  chlamydomonas,euglena),
chlorophyta berkoloni tidak bergerak (contoh :  hidrodictyon), chlorophyta berkoloni
dapat bergerak (contoh : volvox), chlorophyta berbentuk benang (contoh :  spirogyra,
oedogonium), dan chlorophyta berbentuk lembaran (contoh : ulva, chara).
Berikut penjelasan masing  –masing jenis alga yang tergolong dalam
Clorophyta :

Chlorellamemiliki bentuk tubuh bulat seperti bola, kloroplas berbentuk seperti
mangkuk, dalam kloroplas terdapat perenoid berfungsi dalam pembentukan
amilum dan sebagai tempat penyimpan hasil dari asimilasi yang berupa
protein dan karbohidrat, di laboratorium chlorella digunakan untuk penelitian
fotosintesis.  Chlorelladapat dijadikan makanan alternatif dengan alasan
sebagai berikut: apabila ia berada di lingkungan yang baik dengan suhu 25
maka ia dapat berkembang biak dengan cepat, apabila di dalam medium
terdapat nutrisi yang cukup di tambah karbondioksida dan sinar matahari

maka ia akan melakukan fotosintesis hasilnya berupa karbohidrat, protein,
lemak untuk hasil tersebut dapat disesuaikandengan keinginan manusia.
  Volvoxbentuk koloni bulat seperti bola, dalam koloninya terdapat sel-sel
yang menebal yang berfungsi sebagai alat reproduksi. Volvox yang satu
dengan volvox yang lain dihubungkan oleh benang sitoplasma dan memiliki
2 flagel.
  Ulva : terdapat di dasar pantai berbatu, berupa lembaran yang disebut
selada air dan dapat dimakan.
  Spiroggyra : berbentuk benang (filamen) silindris, hidup di kolam, sawah atau
perairan yang airnya tidak deras, reproduksi vegetatif dengan fragmentasi,
generatif dengan konjugasi yaitu dua Spirogyra yang bertonjolan
berdekatan, kemudian dua tonjolan bergabung membentuk pembuluh,
protoplasma isi sel yang berlaku sebagai gamet, gamet sel yang satu pindah
ke gamet sel yang lain dan terjadilah plasmogami dan diikuti kariogami, hasil
persatuan ini berupa zigospora diploid, zigospora mengadakan meiosis dan
tumbuh menjadi benang baru yang haploid, dan hanya satu sel yang
menjadi individu baru.
Lebih jelasnya,proses konjugasi pada spirogyra adalah sbb:
  spirogyra yang berbeda jenis kelamin saling berdekatan
  2 spirogyra tersebut membentuk tonjolan makin lama semakin dekat dan
akhirnya nempel
  tonjolan tempat melekatnya 2 spirogyra tersebut hilang
  spirogyra satu memindahkan isi selnya pada spirogyra yang lain dengan diawali
plasmogami/peleburan plasma dan diikuti dengan kariogami/peleburan inti sel
  spirogyra yang mengeluarkan isi selnya disebut spirogyra jantan. Hasil konjugasi
akan membentuk 4 sel spirogyra dan biasanya hanya satu yang akan menjadi
individu baru.
  Chlamidomonas: berbentuk bulat telur dengan dua flagelum, satu
vakuola dan satu nukleus. Ditemukan butir stigma dan pirenoidyang
berfungsi sebagai pusat pembentukan tepung (amilum). Reproduksi
dilakukan membelah diri dan konyugasi.
  Euglena: juga dikelompokan  ke dalam protozoa (hewan), karena selain
mempunyai klorofil juga dapat berpindah tempat.
  Hydrodictyon: ditemukan di air tawar dan koloninya berbentuk jala.
Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi (pemisahan) sel koloni

menghasilkan zoospora, sedang generatif dengan konyugasi sel gamet
yang dilepas dari induknya menghasilkan zigospora.
  Oedogonium: biasanya melekat pada tanaman air, rumahsiput dan lain-lain.
  Chara: bentuknya seperti tumbuhan tingkat tinggi, terdapat di air tawar.
Batang beruas-ruas dan tiap ruas bercabang kecil.
Peranan ganggang hijau dalam kehidupan :
a.  Menguntungkan :
-sebagai plankton dan merupakan komponen penting dalam rantai makanan air
tawar.
-dapat dipakai sebagai makanan, misal Ulvadan Chlorella.
-penghasil O2 dari proses fotosintesis yang diperlukan oleh hewan-hewan air.
b. Merugikan :
-ganggang hijau dapat mengganggu bila perairan terlalu subur, sehingga air
akan berubah warna dan berbau.

2. Chrysophyta (Ganggang Keemasan)
Ganggang keemasan  bersel tunggalatau banyak,  memiliki pigmen dominan
karotin(pigmen klorofil a, klorofil c, karoten, xantofil dan fikosantin).  Hidup secara
autotrof, reproduksi aseksual (membentuk auksospora dan membelah diri) seksual
(oogami).  Contoh  Chrysophyta bersel satu (navicula/diatome, ochromonas) dan
chrysophyta berbentuk benang/bersel banyak (vaucheria).

  Diatome(Navicula/ganggang kersik)  :  Hidup di air tawar, laut sebagai epifit
dan mayoritas sebagai plankton. T ubuhnya terdiri atas dua bagian yaitu
bagian atas atau tutup (epiteka) dan bagian bawah (hipoteka). Reproduksi
dengan aseksual melalui membelah diri dan seksual dengan isogami.
Isogami yang terjadi yaitu apabila telur/sel telur sudah mencapai batas
minimum maka protoplasma akan keluar dan menjadi badan yang disebut
auksospora. Selanjutnya mencapai ukuran normal, auksospora akan
membentuk epiteka dan hipoteka seperti semula. Manfaat navicula yaitu
sebagai bahan peledak, bahan penyaring, bahan pembuat isolasi, dan
bahan penggosok.

  Ochromonasbentuk menyerupai bola, kloroplasnya berbentuk lembaran,
mempunyai 2 flagel yang tidak sama panjang.
  Vaucheria  : Inti sel tersebar diseluruh tubuh, memiliki rizoid yang berfungsi
sebagai akar (akar tidak memiliki floem dan xilem), di dalam tubuhnya
terdapat anteridium penghasil spermatozoid; oogonium penghasil sel telur.
Peranan ganggang dalam kehidupan :
1. Bidang industri
  Asam alginat yang dihasilkan ganggang perang berperan untuk pembuatan
plastik, kosmetik dan tekstil.
  Navicula sp, yang mati membentuk tanah diatome dipakai sebagaibahan
penyekat dinamit, penggosok dan saringan.
  Eucheuma spinosum(ganggang merah), merupakan penghasil agar-agar.
  Chlorellamerupakan sumber karbohidrat dan protein.
  Fukusdan Laminaria, abunya menghasilkan yodium.
2. Bidang perikanan
Ganggang yang berupa fitoplankton merupakan makanan ikan di laut.
3. Dalam ekosistem
Pada ekosistem air ganggang berfungsi sebagai komponen produsen yang paling
utama.

3. Phaeophyta (ganggang coklat/ perang)
Phaeophyta  hidup di pantai, warna coklat karena adanya pigmen  fikosantin
(coklat), klorofil a, klorofil b dan xantofil.  Dinding sel terdiri dari selulosa, pektindan
asam algin.  Tubuh berbentuk seperti benang atau lembaran yang dapat mencapai
puluhan meter.  Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi,sedangkan generatif
dengan isogami dan oogami. Contohnya Fucus, Sargassum, Turbinaria, Macrocystis.
  Fucus  :  habitatnya di laut sepanjang pantai melekat pada batu-batuan, di
dalam tubuhnya terdapat rongga yang menghasilkan gamet disebut
konseptakel dan pada bagian ujung tubuhnya terdapat alat untuk
perkembangbiakan disebut reseptakel.
Peranan ganggang coklat :

  Menghasilkan asam alginat yang berfungsi untuk pembuatan es krim,
pembuatan cat, berfungsi dalam industri untuk penyamakan
kertas/menghaluskan kertas, pernis, obat-obatan, dan pasta gigi.
  Sumber I2 (iodium) dan K (kalium)
  Sebagai makanan ternak
4. Rhodophyta (Ganggang Merah)
Ganggang merahatau  Rhodophytaadalah
salah satu  kelasdari  ganggangberdasarkan zat warna
atau pigmentasinya. Warna merah pada ganggang ini
disebabkan oleh  pigmen  fikoeritrindalam jumlah
banyak dibandingkan pigmen  klorofil,  karoten, dan
xantofil.  Ganggangini pada umumnya banyak  sel
(multiseluler) dan makroskopis,  tidak berflagel, memiliki
kemampuan menimbun kalsium karbonat di dalam dinding selnya.. Ganggang ini
dapat mencapai panjang antara 10 sentimeter sampai 1 meter dan berbentuk
benang  atau lembaran.  Contoh  Eucheuma, Gelidium, Glacilaria,  Batrachospermum,
Chondrus,  Porphyra,  Polysiphonia,  Nemalion.  Peranan ganggang merah :  Eucheuma
spinosum, Gracilaris, Gelidiummerupakan penghasil agar-agar.
Habitat ganggang merah
Sebagian besar ganggang merah hidup di laut, banyak terdapat di laut
tropika. Sebagian kecil hidup di  air tawaryang dingin dengan aliran deras dan
banyak oksigen. Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Ganggang merah
yang banyak ditemukan di laut dalam adalah Gelidiumdan Gracilaria, sedang
Euchema spinosumditemukan di laut dangkal.
Perkembangbiakan ganggang merah
Ganggang merah berkembangbiak secara vegetatif
dan generatif.
Perkembangbiakan  vegetatifganggang merah berlangsung dengan pembentukan  spora haploid yang dihasilkan oleh  sporangiumatau talus ganggang yang diploid. Spora ini selanjutnya tumbuh menjadi ganggang jantan atau betina yang sel -selnya haploid.
Perkembangbiakan generatifganggang merah dengan oogami, pembuahan
sel kelamin betina (ovum) oleh sel kelamin jantan (spermatium). Alat
perkembangbiakan jantan disebut  spermatogoniumyang menghasilkan  spermatium
yang tak berflagel. Sedangkan alatkelamin betina disebut  karpogonium, yang
menghasilkan  ovum. Hasil pembuahan sel ovum oleh spermatium adalah  zigotyang
diploid. Selanjutnya, zigot itu akan tumbuh menjadi ganggang baru yang
menghasilkan aplanosporadengan pembelahan meiosis. Spora haploid akan tumbuh
menjadi ganggang penghasil  gamet. Jadi pada ganggang merah terjadi pergiliran
keturunan antara sporofitdan gametofit.

Peranan ganggang merah

Ganggang merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi
ikandan  hewanlain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi
manusiamisalnya  Chondrus crispus(lumut  Irlandia) dan beberapa  genus  Porphyra.
Chondrus crispusdan  Gigortina mamilosamenghasilkan karagenyang dimanfaatkan
untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci  rambut. Ganggang
merah lain seperti Gracilaria lichenoides,  Euchema spinosum,  Gelidiumdan Agardhiella
menghasilkan bahan bergelatin yang dikenal sebagai  agar-agar.  Gelatinini
digunakan oleh para peneliti sebagai medium bakteri, untuk pengental dalam banyak
makanan, perekat  tekstildan sebagai obat pencahar (laksatif), atau makanan
lainnya.  Euchema spinosumbanyak dibudidayakan masyarakat karena merupakan
bahan pembuat agar-agar.

  Jamur atau Fungi
Jamur merupakan organisme uniseluler maupun multiseluler (umumnya
berbentuk benang disebut hifa, hifa bercabang-cabang membentuk bangunan
seperti anyaman disebut miselium, dinding sel mengandung kitin, eukariotik, tidak
berklorofil. Hidup secara heterotrof dengan jalan saprofit (menguraikan sampah
organik), parasit (merugikan organisme lain), dan simbiosis. Habitat jamur secara umum
terdapat di darat dan tempat yang lembab. Jamur uniseluler dapat berkembangbiak
dengan dua cara yaitu vegetatif dapat dilakukan dengan cara membentuk spora,
membelah diri, kuncup (budding). Secara generatif dengan cara membentuk spora
askus. Sedang untuk jamur multiseluler reproduksi vegetatif dengan cara fragmentasi,

konidium, zoospora. Secara generatif dapat dilakukan dengan cara konjugasi, hifa
yang akan menghasilkan zigospora, spora askus, spora basidium.

Ciri  –ciri jamur berbeda dengan organisme lain dalam hal struktur tubuh,
habitat, reproduksi dan pertumbuhannya.

1.  Struktur Tubuh Jamur
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Adajamur yang satu sel, misalnya
khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang
ukurannya mencapai satu meter, contoh  jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari
komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium.
Miselium menyusun jalinan-  jalinan semu menjadi tubuh buah.  Hifa adalah struktur
menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini
menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung
organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa
mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria,  dan
kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak
bersepta atau hifa senositik.  Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel
berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang
bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan
organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.

2.  Cara memperoleh makan dan Habitat
Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme
lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. untuk memperoleh
makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya,
kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur merupakan
konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan karbohidrat,
protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari
lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat,
parasit fakultatif, atau saprofit.
  Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada
inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya,
Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).

  Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan
inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang
yang cocok.
  Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik
yang mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang
telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagianbesar jamur
saprofit mengeluarkan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana
sehinggamudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga langsung
menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang
dikeluarkan oleh inangnya.
  Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur
yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain
juga menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat  bagi simbionnya.
Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza,
yaitu jamur yang hidup di akar tanamankacang-kacangan atau pada
lumut kerak.
  Jamur berhabitat pada bermacam  –  macam lingkungan dan berasosiasi
dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup di darat,
beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme
air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan
kebanyakan dari kelas Oomycetes.

3.  Pertumbuhan dan Reproduksi
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif).
  Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk
dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler.
Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi
sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin.
Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan
tumbuh menjadi jamur dewasa.
  Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak  gametangium dan
konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu
persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap
pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah

kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan
inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa
bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid
yang segera melakukan pembelahan meiosis.
4.  Klasifikasi Jamur
Kingdom fungi dibagi menjadi enam divisi yang berbeda dalam hal struktur hifa dan
struktur penghasil spora, yaitu sbb :
A. MYXOMYCOTINA (Jamur lendir)
Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana. Mempunyai 2 fase
hidup, yaitu: fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak seperti amuba, disebut
plasmodium dan fase tubuh buah.
Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang disebut
myxoflagelata. Contoh spesies : Physarum polycephalum
B. OOMYCOTINA
Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabangdan
mengandung banyak inti. Reproduksi:
  Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang hidup di darat dengan
sporangium dan konidia.
  Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina membentuk oospora yang
selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
  Contoh spesies :  Saprolegnia  sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan, serangga
darat maupun serangga air.  Phytophthora infestans: penyebab penyakit busuk
pada kentang.

Teori-Teori Psikologi Sosil

Teori Dalam Psikologi Sosil A. Teori Genetik Teori ini menekankan kualitas pembawaan sejak lahir atas tingkah laku sosial. Bahwa “manusia adalah binatang sosial” menjadi...
Ahmad Dahlan
9 min read

Usaha Mengurangi Prasangka Sosial

Ada beberapa usaha untuk mengurangi prasangka sosial yaitu (dalam Gerungan, 2004:190-191; dalam Ahmadi, 2002:215-216; dalam Sears, 1985:254-256): Mengurangi prasangka bisa dilakukan melalui:
Wahidah Rahmah
55 sec read

Aliran-Aliran dalam Psikologi Fungsionalisme

Aliran fungsionalisme merupakan aliran psikologi yang pernah sangat dominan pada masanya, dan merupakan hal penting yang patut dibahas dalam mempelajari psikologi. Pendekata n fungsionalisme...
Wahidah Rahmah
2 min read

Leave a Reply