Blog

  • Manfaat Tumbuhan Lumut Bagi Kehidupan Manusia

    Bila dilihat sekilas, bagi kebanyakan orang tumbuhan lumut dianggap sebagai tumbuhan yang tidak berguna dan sering sekali disebut sebagai hama/tanaman pengganggu. Namun sebenarnya tumbuhan lumut pun ada manfaatnya, ada suatu market substansiil yang mengumpulkan lumut dari alam liar untuk dijadikan bahan baku suatu produk, ada juga yang menjadikan lumut sebagai bahan untuk dekorasi bangunan yang ramah lingkungan dan bahkan ada yang memanfaatkan lumut untuk dijadikan bahan makanan yang nikmat seperti “lumut tanah” yang diolah menjadi masakan urap.

    Sebagian tumbuhan lumut juga berguna untuk bahan bakar, misalnya lumut dengan jenis “Sphagnum”. Pada daerah pertambangan, tumbuhan lumut ini (dalam kondisi kering) digunakan sebagai bahan bakar untuk alat penerangan, sehingga lumut ini sangat membantu sekali dalam pekerjaan para penambang. Selain itu Sphagnum jenis cristatum dan subnitens dalam kondisi kering juga dapat digunakan untuk medium pertumbuhan pada tanaman-tanaman holtikultura, seperti sayur dan buah-buahan. Di dunia medis, lumut juga memiliki manfaat yang tidak sedikit. 

    Ada beberapa jenis tumbuhan lumut yang dapat dimanfaatkan untuk kesehatan, misalnya jenis lumut “Marchantia” yang dapat digunakan sebagai obat penyakit hati, Tumbuhan lumut yang hidup di atas bebatuan juga lama kelamaan akan menyebabkan pelapukan pada batuan, sehingga batu hancur dan menjadi tanah. Proses pelapukan batuan yang dibantu oleh tumbuhan lumut disebabkan oleh Rizoid lumut yang menembus permukaan batuan, sehingga batuan menjadi rapuh dan hancur lalu membentuk tanah dan menjadi tempat tumbuh tanaman lainnya, nah inilah jawaban mengapa lumut disebut sebagai vegetasi perintis.Secara keseluruhan, tumbuhan lumut yang hidup di daerah hutan atau di atas permukaan tanah dapat mencegah terjadinya erosi, mengurangi resiko banjir, dan juga dapat berguna untuk penyerapan air tanah sehingga dapat menyediakan air pada saat terjadinya musim kemarau. Begitu juga dengan tumbuhan lumut yang sudah mati dapat dimanfaatkan menjadi penambah zat organik dalam tanah sehingga tanah menjadi lebih subur dan tumbuhan lain dan tumbuh diatasnya.

    Berdasarkan data yang ada, lumut dapat digunakan sebagai bahan untuk hiasan rumah tangga, obat-obatan, bahan untuk ilmu pengetahuan dan sebagai indikator biologi untuk mengetahui degradasi lingkungan. Beberapa contoh lumut yang dapat digunakan tersebut adalah Calymperes, Campylopus dan Sphagnum (Glime & Saxena, 1991 dalam Tan, 2003). Selain sebagai indikator lingkungan, keberadaan lumut di dalam hutan hujan tropis sangat memegang peranan penting sebagai tempat tumbuh organisme seperti serangga dan waduk air hujan (Gradstein, 2003).

    Sphagnum kadang-kadang digunakan sebagai media alternatif untuk mengerami telur buaya oleh para petani buaya di Philipina. Bahkan dilaporkan pula penggunaan lumut yang dikeringkan sebagai bahan bakar dan bahan untuk konstruksi rumah-rumah di daerah-daerah panas tetapi hal ini tidak dapat diterapkan di wilayah Asia Tenggara (Pant & Tewari, 1989 dalam Tan, 2003).

    Lumut sering juga digunakan untuk pertamanan dan rumah kaca. Hal lain yang telah dilakukan dengan lumut ini adalah menggunakannya sebagai bahan obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian di Cina, lebih dari 40 jenis lumut telah digunakan oleh masyarakat Cina sebagai bahan obat-obatan terutama untuk mengobati gatal-gatal dan penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri dan jamur (Ding, 1982 dalam Tan 2003).

    Lumut jenis Sphagnum juga komponen utama bahan bakar, yang mana ditambang untuk penggunaan sebagai bahan bakar, sebagai aditip lahan perkebunan, dan jelai bertunas dikeringkan pada pemroduksian Scotch Whisky.Sphagnum, biasanya jenis cristatum dan subnitens, dipanen selagi masih bertumbuh dan dikeringkan digunakan di kamar anak anak dan hortikultura sebagai medium pertumbuhan. 

    Lumut yang hidup di atas batu-batuan lama kelamaan akan menyebabkan batu hancur menjadi tanah karena rizoidnya dapat menembus permukaan batuan tersebut. Selanjutnya, secara bertahap akan membentuk tanah yang baru sebagai tempat untuk tumbuh tanaman lainnya, karena inilah lumut disebut sebagai vegetasi perintis.

    Lumut yang hidup di hutan-hutan atau di atas permukaan tanah dapat mencegah erosi, mengurangi bahaya banjir, dan mampu menyerap air sehingga dapat menyediakan air pada musim kemarau. Lumut yang sudah mati pun dapat dimanfaatkan menjadi penambat zat organik dalam tanah sehingga tanah tersebut akan menjadi subur dan cocok untuk tumbuhan lainnya.

    Manfaat Tumbuhan Lumut

    Marchantia polymorpha untuk mengobati penyakit hepatitis, Spagnum sebagai pembalut atau pengganti kapass, jika Spagnum ditambahkan ke tanah dapat menyerap air dan menjaga kelembaban tanah. Tumbuhan lumut yang sudah dikenal manfaatnya sebagai obat-obatan terbagi atas dua golongan yaitu lumut hati dan lumut daun. Beberapa tumbuhan lumut tersebut antara lain:

    1. Marchantia polymorpha dikenal juga dengan lumut hati, jenis tersebut dapat digunakan sebagai obat hepatitis, menghilangkan racun akibat gigitan ular.
    2. Conocephalum conicum, juga termasuk lumut hati, berfungsi sebagai antibakteri, antifungi, mengobati luka bakar dan luka luar.
    3. Frullania tamarisci, merupakan lumut hati yang dapat digunakan sebagai obat antiseptik.
    4. Fissidens japonicum, merupakan lumut daun, dapat digunakan untuk membantu pertumbuhan rambut.
    5. Rhodobryum giganteum, merupakan jenis lumut daun yang dapat mengobati tekanan darah tinggi dan sebagai sedatif atau obat bius.
    6. Cratoneuron filicinum, termasuk lumut daun yang mengandung senyawa untuk mengobati penyakit jantung.
    7. Haplocladium catillatum, merupakan lumut daun, yang berguna untuk mengobati mengobati pneumonia.

    Peranan lumut adalah sebagai produsen dalam ekosistem.

    1. Sphagnum memiliki kemampuan mengubah perairan menjadi daratan.
    2. Sphagnum banyak juga dipergunakan sebagai pengganti kapas.
    3. Sampah Sphagnum yang mengering disebut gambut, dapat dijadikan bahan bakar, sebagai campuran untuk menggemburkan struktur tanah liat, sebagai humus untuk tanah pasir yang kurang kuat mengikat air, sebagai bahan pembuat parafin dan amoniak.
    4. Lumut sebagai vegetasi perintis.
    5. Tumbuhan lumut sangat berperan dalam menyerap dan menahan air hujan di daerah hutan.
  • Makalah Tanaman Obat

    Tanaman Obat

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar belakang

    Sejak jaman dahulu, manusia sangat mengandalkan lingkungan sekitarnya untuk memenuhi kebutuhannya. Misalnya untuk makan, tempat berteduh, pakaian, obat, pupuk, parfum, dan bahkan untuk kecantikan dapat diperoleh dari lingkungan. Sehingga kekayaan alam di sekitar manusia sebenarnya sedemikian rupa sangat bermanfaat dan belum sepenuhnya digali, dimanfaatkan, atau bahkan dikembangkan. Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat berdasar pada pengalaman dan ketrampilan yang secara turun temurun telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh nenek moyang kita sejak berabad-abad yang lalu terbukti dari adanya naskah lama pada daun lontar Husodo (Jawa), Usada (Bali), Lontarak pabbura (Sulawesi Selatan), dokumen Serat Primbon Jampi, Serat Racikan Boreh Wulang Dalam  dan relief candi Borobudur yang menggambarkan orang sedang meracik obat (jamu) dengan tumbuhan sebagai bahan bakunya (Sukandar E Y,2006).

    Obat herbal telah diterima secara luas di hampir seluruh Negara di dunia. Menurut WHO, negaranegara di Afrika, Asia dan Amerika Latin menggunakan obat herbal sebagai pelengkap pengobatan primer yang mereka terima. Bahkan di Afrika, sebanyak 80% dari populasi menggunakan obat herbal untuk pengobatan primer (WHO, 2003). Faktor pendorong terjadinya peningkatan penggunaan obat herbal dinegara maju adalah usia harapan hidup yang lebih panjang pada saat prevalensi penyakit kronik meningkat, adanya kegagalan penggunaan obat modern untuk penyakit tertentu di antaranya kanker serta semakin luas akses informasi mengenai obat herbal di seluruh dunia (Sukandar EY, 2006). WHO merekomendasi penggunaan obat tradisional termasuk herbal dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pencegahan dan pengobatan penyakit, terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. WHO juga mendukung upaya-upaya dalam peningkatan keamanan dan khasiat dari obat tradisional (WHO, 2003). Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman dari pada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat moderm.

    Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman obat yang cukup potensial. Salah satu tumbuhan yang telah dikenal luas di seluruh dunia sebagai obat adalah pegagan atau Centella asiatica L.(Urban). Terpenoid khususnya triterpenoid merupakan kandungan utama pegagan, terdiri atas asiatikosida, sentelosida, madekasosida, brahmosida dan brahminosida (glikosida saponin), asam asiaticentoic, asam centellic, asam centoic dan asam madekasat. Asiatikosida memacu sintesis kolagen dan mucopolisakarida untuk memperbaiki jaringan yang luka sedangkan oksiasiatikosida dapat membunuh basilus tuberkolosis (Barnes et aL, 2002; Fahmi, 2002) Menurut Lasmadiwati et al. (2003), terdapat beberapa jenis; jenis pegagan yang mudah ditemukan karena telah dibudidayakan dan diperdagangkan saat ini adalah pegagan besar dan pegagan kecil. Kedua jenis pegagan berbeda morfologinya, tetapi  belum diketahui perbedaan kandungan bahan aktifnya.

    Dalam buku Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia Jilid I (Prof. H. M. Hembing Wijaya, 1992) dikatakan bahwa sifat kimiawi pegagan berasa manis dan sejuk dengan efek farmakologis sebagai antiinfeksi, pembersih darah (antitoxic), penurun panas/pereda demam (antipiretik), peluruh kencing (diuretik), menghentikan pendarahan (haemostatika), anti inflamasi, anti bakteri, tonik, antispasma, hipotensif, antialergi dan stimulant, pelancar peredaran darah terutama meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki, mencegah varises dan salah urat. Manfaat pegagan lainnya yaitu sebagai hepatoprotektor pelindung sel hati dari berbagai kerusakan akibat racun dan zat berbahaya.

    1.2.    Tujuan
    –    Mengetahui manfaat pegagan sebagai tanaman obat
    –    Mengetahui komposisi pegagan
    –    Mengetahui dekskripsi tanaman pegagan

    Bab II. Pembahasan

    2.1. Keberadaan Tanaman Pegagan
    Pegagan dikenal dengan nama latin Centella asiatica, Tanaman ini merupakan tanaman asli daerah Asia tropik yang tersebar di seluruh wilayah Asia Tenggara termasuk kepulauan sepanjang samudra Indonesia, India, RRC, Jepang dan Australia kemudian menyebar ke berbagai negara-negara lain. Bangsa Asia, terutama China, terkenal dengan kemampuan meramu tanaman obat guna meningkatkan kualitas kesehatan dan mempertahankan umur panjang. Pegagan (daun, batang, dan akarnya) termasuk yang sering dikonsumsi orang China untuk tujuan itu, sebagai lalapan atau bahan baku sayur. Itu karena pegagan dipercaya memiliki khasiat sehat dan panjang umur.
    Tanaman liar, terdapat di seluruh Indonesia, berasal dari Asia tropik. Menyukai tanah yang agak lembab dan cukup mendapat sinar matahari atau teduh, seperti di padang rumput, pinggir selokan, sawah, dan sebagainya. Kadang-kadang di tanam sebagai penutup tanah di perkebunan atau sebagai tanaman sayuran (sebagai lalab), terdapat sampai ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut. Di Indonesia, tanaman bernama Latin Centella asiatica L ini cukup dikenal. Orang Jawa menyebutnya antanan atau ganggagan, sedangkan orang Sunda menamakannya antanan gede. Masyarakat secara tradisional memakainya untuk pengobatan. Tanaman ini bisa dikonsumsi dalam bentuk segar, diramu, dimasak, atau dijus. Pegagan lebih suka tempat yang lembab, di sekitar pekarangan rumah atau di sepanjang tepi sungai. Tanaman daerah tropis ini berbunga sepanjang tahun. Bentuk daunnya bulat, batangnya lunak, beruas, dan menjalar hingga bisa mencapai semeter tingginya. Bagian yang sering dimanfaatkan adalah daunnya.
    Nama pegagan di berbagai daerah yaitu Pegagan (Aceh), daun kaki kuda (Melayu), ampagaga (batak), antanan (sunda), gagan-gagan, rendeng (jawa), taidah (bali) sandanan (irian) broken copper coin, buabok (Inggris), paardevoet (Belanda), gotu kola (India), ji xue cao (Hanzi).

    2.2. Tanaman Pegagan
    2.2.1. Deskripsi Tanaman Pegagan
    Pegagan merupakan terna menahun tanpa batang, tetapi dengan rimpang pendek dan stolon-stolon yang merayap dengan panjang 10 cm – 80 cm, akar keluar dari setiap bonggol, banyak bercabang yang membentuk tumbuhan baru. Helai daun tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 cm – 15 cm berbentuk ginjal. Tepinya bergerigi atau beringgit, dengan penampang 1 cm – 7 cm tersusun dalam roset yang terdiri atas 2 – 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut.
    Bunga berwarna putih atau merah muda, tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5 bersama-sama keluar dari ketiak daun. Tangkai bunga 5 mm – 50 mm. Buah kecil bergantung yang bentuknya lonjong/pipih panjang 2 – 2,5 mm, baunya wangi dan rasanya pahit.

    Klasifikasi:                

    Kerajaan:    Plantae      
    Ordo:    Apiales      
    Famili:    Mackinlayaceae      
    Genus:    Centella      
    Spesies:    C. asiatica   

    Gambar 2.1. Pegagan.

    Bentuk Daun Pegagan
            Bukan hanya namanya saja yang beragam, bentuk daun sepak kuda ini pun juga beragam. Tiap daerah memiliki pegagan dengan bentuk daun yang berbeda walaupun masih berada dalam satu spesies yang sama. Ada yang daunnya lebar tapi tipis, ada yang daunnya kecil-kecil tapi tebal, ada yang sisi daunnya bergerigi, ada yang bergelombang, ada yang bulat persis seperti tombol, dan lain-lain. Daun pegagan dari Bengkulu misalnya, memiliki bentuk yang berbeda dibandingkan pegagan dari Cianjur atau dari Bali. Begitu juga pegagan asal dari Ungaran, akan berbeda bentuk daunnya jika dibandingkan dengan pegagan dari Banjaran atau pegagan dari daerah Samukren.  Keragaman genetik dalam satu spesies yang sama ini disebut aksesi. Seorang peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro), Cimanggu-Bogor, yang bernama Dr. Ir. Nurliani Bermawie telah membuktikan hal ini. Muslimah yang akrab dipanggil Yeni ini telah mengumpulkan sekitar 35 jenis pegagan yang berbeda dari seluruh daerah di Indonesia sejak tahun 2000. Untuk lebih jelasnya silakan lihat gambar di bawah ini:

    Gambar 2.2. Bentuk-Bentuk Daun Pegagan

    2.2.2. Jenis Pegagan
    Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dan berbunga sepanjang tahun. Tanaman akan tumbuh subur bila tanah dan lingkungannya sesuai hingga dijadikan pennutup tanah. Jenis pegagan yang banyak dijumpai adalah pegagan merah dan pegagan hijau. Pegagan merah dikenal juga dengan antanan kebun atau antanan batu karena banyak ditemukan di daerah bebatuan, kering dan terbuka. Pegagan merah tumbuh merambat dengan stolon (geragih) dan tidak mempunyai batang, tetapi mempunyai rhizoma (rimpang pendek). Sedangkan pegagan hijau sering banyak dijumpau di daerah pesawahan dan disela-sela rumput. Tempat yang disukai oleh pegagan hijau yaitu tempat agak lembab dan terbuka atau agak ternaungi. Selain itu, tanaman yang mirip pegagan atau antanan ada empat jenis yaitu antanan kembang, antanan beurit, antanan gunung dan antanan air.
    2.2.3. Kandungan Kimia
    Pegagan mengandung asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoisde, brahminoside, brahmic acid, madasitic acid, hydrocotyline, mesoinositol, centellose, caretenoids, garam mineral (seperi garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi) zat pahit vellarine dan zat samak. Diduga senyawa glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside berperan dalam berbagai aktivitas penyembuhan penyakit. Asiaticoside berperan dan senyawaan sejenis juga berkhasiat anti lepra (kusta). Secara umum, pegagan berkasiat sebagai hepatoprotektor yaitu melindungi sel hati dari berbagai kerusakan akibat racun dan zat berbahaya.
    Pegagan memiliki khasiat obat karena mengandung beberapa senyawa kimia antara lain: alkaloid hidrokotilina, centellose, oksiatikosida, mucilago, pektin, resin, gula pereduksi, protein, minyak atsiri, glikosida triterpenoid (asiatikosida, asam asiatat, asam madekasat), mineral, vellarine, tannin, vitamin B1 dan sedikit vitamin C. Selain itu dalamb100 g daun pegagan mengandung 34 kalori, 8,3 g air, 1,6 g protein, 0,6 g lemak, 6,9 g karbohidrat, 1,6 g abu, 170 mg kalsium, 30 mg fosfor, 3,1 g zat besi, 414 mg kalium, 6.580 mg betakaroten, 0,15 mg tiamin, 0,14 mg riboflavin, 1,2 mg niasin, 4 mg askorbat, dan 2,0 g serat (DUKE, 1987).
    Kandungan kimia yang diduga memiliki efek terapeutik adalah Centella Asiaticosid Selected Triterpenoid (CAST) terutama asam asiatikosida (glikosida asiatikosida) yang merupakan senyawa yang mempunyai khasiat antara lain untuk revitalisasi tubuh dan otak yang keletihan karena bekerja keras, mengobati darah tinggi, lepra, syphilis, rematik, demam, borok, dan mempercepat penyembuhan luka (AGIL et al., 1992; VISHNURAO et al., 1996), diuretik, antiinflammatory, antiseptik, analgesik, dan mempengaruhi keseimbangan jaringan (SOEHARSO et al., 1992). Asiatikosida merupakan glikosida triterpen turunan alfa amarin dengan molekul gula yang terdiri dari rhamnosa dadua glukosa. Aglikon triterpennya disebut asam asiatikat yang mempunyai gugus alkohol primer, glikol dan sebuah karboksil teresterifikasi dengan gula (PRAMONO, 1992). asiatikosida.
    Dengan meningkatnya produktivitas terna maka produktivitas asiatikosida akan meningkat pula jika kadar asiatikosidanya tinggi. Untuk meningkatkan produktivitas terna dan produktivitas asiatikosida perlu diketahui komponen pertumbuhan yang dapat digunakan sebagai kriteria seleksi dengan cara memilih karakter yang memberikan kontribusi besar terhadap produksi terna dan produksi asiatikosida. Pengetahuan tentang korelasi antar komponen pertumbuhan dengan produksi terna maupun dengan produksi asiatikosida sangat diperlukan untuk menentukan kriteria seleksi tidak langsung terhadap produksi terna maupun produksi asiatikosida tersebut. Namun demikian, hubungan yang dinyatakan dengan korelasi sederhana seringkali mengakibatkan diperolehnya informasi yang semu. Hal ini disebabkan pada total korelasi antara produksi terna maupun produksi asiatikosida dan komponen pertumbuhan sering terdapat interaksi yang akan menutup pola hubungan yang sebenarnya.

    2.2.4. Sifat dan Khasiat
    Herba rasanya manis, sifatnya sejuk, berkhasiat tonik, antiinfeksi, antitoksik, antirematik, penghenti pendarahan (hemostatis), peluruh kencing (diuerik ringan), pembersih darah, memperbanyak pengeluaran empedu, pereda demam (antipiretik), penenang (sedatif), mempercepat penyembuhan luka, dan melebarkan pembuluh darah tepi (vasodilator perifer). Khasiat sedatif terjadi melalui mekanisme kolinergik di susunan syaraf pusat.
    Bagian yang bisa digunakan : Seluruh tanaman

    2.2.5. Manfaat tanaman pegagan
    Indonesia yang disebut sebagai negara kaya rempah memang berpotensial memanfaatkannya untuk berbagai keperluan. Salah satunya tanaman herbal pegagan yang bermanfaat menyembuhkan penyakit. Pegagan atau dalam bahasa latinnya disebut dengan Centella asiatica merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh di perkebunan, tepi jalan, pematang sawah ataupun di ladang yang agak basah. Tanaman ini banyak ditemukan dengan warna merah dan hijau.

    Pegagan telah dimanfaatkan sebagai obat terutama oleh masyarakat India, Pakistan, Malaysia, dan sebagian Eropa Timur sejak ribuan tahun lalu. Tanaman ini dipercaya bisa menambah ketahanan tubuh, membersihkan darah, dan memperlancar urine.Orang-orang Timur Jauh di Eropa menggunakannya untuk menyembuhkan lepra (penyakit menular kronis karena Mycobacterium leprae) dan tuberkulosis (TBC). Manfaat penting lainnya adalah memberi efek positif bagi daya rangsang saraf otak dan memperlancar aliran darah pada pembuluh otak. Tanaman ini juga dipercaya bisa menanggulangi luka bakar, sirosis hati, keloid, skleroderma, gangguan pembuluh vena, lupus, dan meningkatkan fungsi mental. Saat ini pegagan sering dimanfaatkan sebagai tonik (penguat) daya tahan otak dan saraf. Tanaman ini digunakan secara oral dan topikal untuk meningkatkan sirkulasi darah pada lengan dan kaki, mencegah varises, dan salah urat.
    Seperti diungkapkan Ki Sukma Muhammad, pengembang teh pegagan, herba ini mampu mempertahankan daya ingat dan meningkatkan kekebalan tubuh. Kandungan senyawa glikosida triterpenoida dan beberapa mineralnya terbukti berguna bagi daya tahan tubuh dan daya ingat. Pegagan juga dapat membantu menyeimbangkan tingkat energi serta menurunkan gejala stres dan depresi. Dari uji klinis di India, tanaman ini dapat meningkatkan IQ dan kemampuan mental, serta menanggulangi lemah mental pada anak-anak. Penelitian lain membuktikan, centella dapat meningkatkan kemampuan belajar dan memori. Karena manfaatnya itu, tanaman ini juga dikenal sebagai “makanan otak”. Di antara sekian banyak kandungan bahan aktif pada centella, seperti asam bebas, mineral, vitamin B dan C, bahan utama yang dikandungnya adalah steroid, yaitu triterpenoid glycoside. Triterpenoid mempunyai aktivitas penyembuhan luka yang luar biasa. Beberapa bahan aktif akan meningkatkan fungsi mental melalui efek penenang, antistres, dan anticemas. Asiatosida berfungsi memperbaiki sel-sel kulit, stimulasi pertumbuhan kuku, rambut, dan jaringan ikat. Dosis tinggi dari glikosida saponin akan menghasilkan efek pereda nyeri. Saponinnya bermanfaat memengaruhi kolagen, misalnya dalam menghambat produksi jaringan bekas luka yang berlebihan.Berbagai penyakit yang bisa disembuhkan oleh tanaman pegagan:
    –    Hepatitis
    –    Campak
    –    Demam
    –    Amandel (Tonsilis)
    –    Sakit tenggorokan
    –    Bronkhitis
    –    Infeksi
    –    Batu saluran kencing
    –    Mata merah
    –    Wasir
    –    Keracunan
    –    Muntah darah
    –     Batuk darah
    –    Mimisan
    –    Cacingan
    –    Leper.

    2.2.6. Pemakaian Tanaman Pegagan Sebagai Obat
    –  Pemakaian:
    15 – 30 gram pegagan segar, direbus, minum. Atau dilumatkan, peras, minum airnya.

    – Pemakaian Luar:
    Dilumatkan, ditempel ke bagian yang sakit. Dipakai untuk: Gigitan, ular, bisul, luka berdarah, TBC kulit.

    Cara Pemakaian:
    1.    Kencing keruh (akibat infeksi/batu sistem saluran kencing):
    30 gram pegagan segar direbus dengan air cucian beras dari bilasan kedua.
    2.    Susah kencing:
    30 gram pegagan segar dilumatkan, tempel di pusar.
    3.    Demam:
    Segenggam daun pegagan segar ditumbuk, kemudian ditambah sedikit air dan garam, saring. Diminum pagi-pagi sebelum makan.
    4.    Darah tinggi:
    20 lembar daun pegagan ditambah 3 gelas air, direbus sampai menjadi 3/4-nya. Sehari diminum 3 x 3/4 gelas.
    5.    Wasir:
    4-5 batang pegagan berikut akar-akarnya direbus dengan 2 gelas air selama ± 5 menit. Minum rebusan ini selama beberapa hari.
    6.    Pembengkakan hati (liver) :
    240 gram – 600 gram pegagan segar direbus, minum secara rutin.
    7.    Campak:
    60 -120 gram pegagan direbus, minum
    8.    Bisul :
    30 gram – 60 gram pegagan segar direbus, diminum. Pegagan segar dicuci bersih, dilumatkan ditempelkan ke yang sakit.
    9.    Mata merah, bengkak :
    Pegagan segar dicuci bersih, dilumatkan, diperas, airnya disaring. Teteskan ke mata yang sakit 3 – 4 kali sehari.
    10.    Batuk darah, muntah darah, mimisan :
    60 – 90 gram pegagan segar direbus, atau diperas, airnya diminum.
    11.    Batuk kering :
    Segenggam penuh pegagan segar dilumatkan, peras. Ditambah air dan gula batu secukupnya. Minum.
    12.    Lepra :
    3/4 genggam pegagan dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air, sampai menjadi 3/4 -nya. Saring, diminum setelah dingin, sehari 3 x 3/4 gelas.

    13.    Penambah nafsu makan :
    1 genggam daun pegagan segar direbus dengan 2 gelas air sampai menjadi 1 gelas. Minum sehari 1 gelas.
    14.    Teh daun pegagan segar berkhasiat :
    Pembangkit nafsu makan, menyegarkan badan, menenangkan, menurunkan panas, batuk kering, mengeluarkan cacing di perut, mimisan.
    15.    Lalaban pegagan berkhasiat segar berkhasiat : Membersihkan darah, terutama pada bisul, tukak berdarah. Memperbanyak empedu, sehingga memperbaiki gangguan pencernaan.
    Hal yang perlu diketahui sebagai catatan:
    ·    Teh yang dibuat dari daun pegagan segar berkhasiat meningkat nafsu makan, penyegar badan, penenang, meredakan demam, menghentikan batuk kering, mengeluarkan cacing dari usus dan menghentikan mimisan
    ·    Lalap pegagan segar berkhasiat untuk :
    1.    Membersihkan darah, seperti pada bisul, keputihan, sifilis, serta
    2.    Meningkatkan pengeluaran empedu untuk memperbaiki gangguan pencernaan dan meningkatkan nafsu makan
    ·    Peranan pegagan dalam proses menghentikan perdarahan karena tumbuhan ini berkhasiat untuk membersihkan dan mendinginkan darah
    ·    Dalam pengobatan ayurvedic, pegagan digunakan sebagai tumbuhan obat berkhasiat tonik, pengobatan gangguan kulit dan gangguan pencernaan. Di India, pegagan digunakan untuk pengobatan berbagai macam penyakit termasuk lepra, eksim dan penyakit kulit lainnya. pegagan merupakan tumbuhan obat yang berkhasiat meremajakan seperti memperkuat fungsi syaraf guna meningkatkan konsentrasi dan daya ingat
    ·    Pegagan dapat memerperkuat dan memberikan energi bagi otak. namun dalam dosis tinggi dapat menimbulkan efek-efek negatif seperti narkotik, stupor, sakit kepala, dan koma (kadang-kadang)
    ·    Pegagan telah diproduksi dalam bentuk tablet dengan nama gotu cola.

    Gambar 2.3. contoh obat dalam tablet yang diramu dari pegagan
            Fungsi: obat migren

    Gambar 2..4. contoh obat dalam tablet yang diramu dari pegagan
            Fungsi: obat asam urat

            Gambar 2.5. contoh obat dalam tablet yang diramu dari pegagan
                Fungsi : obat darah tinggi
    Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian
    1.    Rebusan daun pegagan 10% yang di berikan pada anjing sebagai binatang percobaan mempunyai daya diuresis (pengeluaran air kemih) yang lebih baik di banding rebusan air pegagan 0,5% dan 5% (Malawat Salim, JF FMIPA UNHAS, 1981)
    2.    Secara in vitro, infus dan ekstrak alkohol daun pegagan mempunyai daya antimikroba, khususnya terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Dalam bentuk ekstrak alkohol, harga kadar hambat minimum (KHM) atau kadar bunuh minimum (KBM) terhadap kedua jenis bakteri tersebut lebih besar dibandingkan dalam bentuk infus. Daya anti bakteri daun pegagan terhadap S. Aureus lebih besar dibandingkan terhadap E. coli. Daya antimikotik terhadap Candida albicans tidak nyata (Endang Adriyani, Fakultas Farmasi, UGM, 1987)
    3.    Infus daun pegagan dengan kadar 7,5% paling baik untuk melarutkan batu ginjal kalsium (Sri Endah Suhartatik, Fakultas Farmasi, UGM, 1989)
    4.    Ekstrak pegagan dapat menghambat pertumbuhan bakteri enterik, seperti Pseudomonas aeruginosa, Enterobacter aerogenes, dan Salmonella typhi (Syahnida, JF FMIPA UNAND,1993)
    5.    Asiaticocide dan thankuniside dapat mengurang kesuburan(fertilitas)
    6.    Dalam dosis yang tinggi, pegagan dapat menurunkan kadar gula darah (berkhasiat hipoglikemik)
    7.    Asiaticoside efectit untuk mengobati lepra (kusta)

    BAB III
    PENUTUP3.1. Kesimpulan
    ·    Pegagan merupakan tanaman herba tahunan yang tumbuh menjalar dan berbunga sepanjang tahun yang berkhasiat sebagai tanaman obat.
    ·    Pegagan mengandung asiaticoside, thankuniside, isothankuniside, madecassoside, brahmoisde, brahminoside, brahmic acid, madasitic acid, hydrocotyline, mesoinositol, centellose, caretenoids, garam mineral (seperi garam kalium, natrium, magnesium, kalsium, besi) zat pahit vellarine dan zat samak. Diduga senyawa glikosida triterpenoida yang disebut asiaticoside berperan dalam berbagai aktivitas penyembuhan penyakit. Asiaticoside berperan dan senyawaan sejenis juga berkhasiat anti lepra (kusta). Secara umum, pegagan berkasiat sebagai hepatoprotektor yaitu melindungi sel hati dari berbagai kerusakan akibat racun dan zat berbahaya.
    ·    Pegagan  rasanya manis, sifatnya sejuk, berkhasiat tonik, antiinfeksi, antitoksik, antirematik, penghenti pendarahan (hemostatis), peluruh kencing (diuerik ringan), pembersih darah, memperbanyak pengeluaran empedu, pereda demam (antipiretik), penenang (sedatif), mempercepat penyembuhan luka, dan melebarkan pembuluh darah tepi (vasodilator perifer). Khasiat sedatif terjadi melalui mekanisme kolinergik di susunan syaraf pusat.

    DAFTAR PUSTAKA
    AGIL, M., B. PRAYOGO, dan W. SUTARYADI. 1992. Pegagan herba multi manfaat yang hampir punah. Warta Tumbuhan Obat Indonesia 1 (2): 44-46.

    ASADI, SOEMARTONO, M. WOERJONO, dan H. JUMANTO. 2004. Keefektifan metode seleksi modifikasi bulk dan pedigri untuk karakter agronomi dan ketahanan terhadap virus kerdil (SSV) galur-galur F7 kedelai.Zuriat. 15(1): 64-76.

    BUDIARTI, S. G., Y. R. RIZKI, dan Y. W. E. KUSUMO. 2004. Analisis koefisien lintas beberapa sifat pada plasmanutfah gandum (Triticum aestivum L.) koleksi Balitbiogen. Zuriat. 15(1): 31-40.

    Nasution, R.E. 1992. Prosiding Seminar dan Loka Karya Nasional Etnobotani. Departement Pendidikan dan Kebudayaan RI-LIPI. Perpustakaan Nasional RI. Jakarta.

    Sastropradjo. 1990. Tumbuhan Obat. Lembaga Biologi Nasional LIPI. Balai Pustaka. Jakarta.

    Sutarjadi. 1992. Tumbuhan Indonesia Sebagai Sumber Obat, Komestika dan Jamu. Prosiding Seminar dan Loka Karya Nasional Etnobotani. Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Surabaya.

  • Makalah Filsafat dan Biologi

    Filsafat dan Biologi

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Dalam kehidupan ini kita tidak terlepas akan adanya ilmu, filsafat dan agama. Seperti apa kinerja ilmu, bagaimana hubungan antara ilmu dan filsafat. Begitu pula agama yang kita pandang sebagai keyakinan yang bersumberkan pada wahyu Tuhan, sejauh manakah kalau dikaitkan pada pandangan filsafat, bagaimana hubungan agama dan filsafat. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini kiranya menarik sekali untuk kita bahas, maka dari itu penulis akan mencoba mengulas sedikit tentang Ilmu, Filsafat, dan agama beserta hubungan-hubungan atau keterkaitan yang ada padanya.

    Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu yang besar, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang belum kita tahu. Pengetahuan adalah persepsi subyek (manusia) atas berbagai obyek yang ada di alam semesta tanpa penyelidikan lebih lanjut. Pengetahuan hanya terbatas pada apa yang diketahui saja. Kebenaran dari pengetahuan perlu dipertanyakan kembali.

    B. Tujuan Penulisan Makalah

    Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

    1. Memahami hakikat Filsafat, filsafat ilmu pengetahuan, Ilmu, Ilmu pengetahuan, Biologi dan Pendidikan Biologi,Agama
    2. Mengetahui hubungan antara filsafat dengan filsafat ilmu pengetahuan, ilmu, ilmu pengetahuan, biologi dan pendidikan biologi, dan agama.

    1.3 . Manfaat Penulisan Makalah
    Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah ;

    1. Memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Biologi Dan Bioetika
    2. Sebagai bahan informasi bagi penulis dan pembaca tentang hakikat filsafat, filsafat ilmu pengetahuan, Ilmu, Ilmu pengetahuan, Biologi dan Pendidikan Biologi, dan Agama.
    3. Sebagai informasi tambahan dalam mata kuliah filsafat biologi dan bioetika.

    Bab II. Pembahasan

    1.1.    Hakekat Filsafat, Filsafat Ilmu Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan, Biologi dan Pendidikan Biologi, dan Agama.
    1.1.1.    Filsafat

    Filsafat dalam bahasa Inggris yaitu philosophy, dan  istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu  philosophia, yang terdiri atas dua kata yaitu philos artinya cinta yang sangat mendalam  atau philia artinya persahabatan atau tertarik kepada dan shopia artinya hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi.

    Secara harfiah arti filsafat adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau kebijaksanaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti filsafat  yaitu pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal dan hukumnya. Dalam penggunaan secara popular, filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu) atau pandangan hidup. Dan secara umum, filsafat berarti upaya manusia untuk memahami segala sesuatu secara sistematis, radikal, dan kritis. Berarti filsafat merupakan sebuah proses bukan sebuah produk. Maka proses yang dilakukan adalah berpikir kritis yaitu usaha secara aktif, sistematis, dan mengikuti pronsip-prinsip logika untuk mengerti dan mengevaluasi suatu informasi dengan tujuan menentukan apakah informasi itu diterima atau ditolak. Dengan demikian filsafat akan terus berubah hingga satu titik tertentu (Takwin, 2001).

    Pengertian filsafat antara satu ahli filsafat dengan ahli filsafat lainnya berbeda dan hampir sama banyaknya dengan ahli filsafat itu sendiri. Namun demikian pengertian filsafat ditinjau dari 2 hal yaitu:

    a. Secara etimologi

    Filsafat berarti cinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam arti sedalam-dalamnya. Kata filsafat pertama sekali digunakan oleh Pythagoras (582-496 SM) dan artinya belum begitu jelas, kemudian pengertian filsafat itu diperjelas oleh kaum sophist dan juga Socrates (470-399 SM).

    b. Secara terminology
    Pengertian termonologi maksudnya adalah arti yang dikandung oleh istilah atau kata  filsafat itu sendiri. Pengertian filsafat menurut para ahli (Surajiwo, 2008, 3-4):

    • Plato (427–348 SM  Filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli. 
    • Aristoteles (382–322 SM)

    Filsafat adalah ilmu (pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi politik, dan estetika (filsafat keindahan).
    ·    Al Faribi
    Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang alam, wujud bagaimana hakikat yang sebenarnya.
    ·    Rena Descartes
    Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan.
    ·    Immanuel Kant
    Filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang menjadi pokok pangkal dari segala pengetahuan, yang di dalamnya tercakup masalah epistemology (filsafat pengetahuan) yang menjawab persoalan apa yang dapa kita ketahui.
    ·    Langeveld
    Filsafat adalah berpikir tentang masalah-masalah yang akhir dan yang akan menentukan yaitu masalah-masalah yang mengenai makna keadaan, Tuhan, keabadian, dan kebebasan.
    ·    Hasbullah Bakry
    Ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan.
    ·    N. Driyarkara
    Filsafat adalah perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-sebab ada dan berbuat perenungan  tentang kenyataan (reality) yang sedalam-dalamnya), sampai ke ‘’mengapa’’yang penghabisan.

    ·    Notonagoro
    Filsafat itu menelaah hal-hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak dan yang terdalam, yang tetap dan yang tidak berubah, yang disebut hakikat.
    ·    Ir. Poedjawijatna
    Filsafat adalah ilmu yang berusaha untuk mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.
    ·    Harol Titus (Jalauddin dan Idi, 1997) mengemukakan pengertian :
    Ø    Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara kritis.
    Ø    Filsafat adalah suatu proses kritis atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi.
    Ø    Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.
    Ø    Filsafat adalah analisa logis dari bahasa serta penjelasan tentang arti konsep.
    Ø    Filsafat adalah sekumpulan problema-problema yang lansung mendapat perhatian manusia dan dicarikan jawaban oleh filsafat.
    ·    Beck (Mudyadharjo, 2001,27), memberikan pengertian:
    Filsafat adalah studi tentang kebenaran alam semesta beserta isinya dengan karakteristik:
    Ø    Kritis yaitu berpikir mengungkapkan dan memecahkan masalah secara menyeluruh dan mendalam
    Ø    Spekulatif yaitu menerobos melampaui fakta atau data-data yang tersedia dalam rangka menemukan hal yang hakiki.
    Ø    Fenomenologis yaitu berpikir berawal dari gejala (fenomena) kemudian mencoba terus mengikuti, mereduksi hal-hal yang penting, untuk sampai pada hal yang menjadi hakikat dari gejala
    Ø    Normatif yaitu berpikir yang tertuju untuk mencapai hal-hal yang seharusnya.
    ·    Ali Mudhoir (Surajiyo,2008, 4-6) memberikan berbagai arti filsafat yang beragam yaitu
    Ø    Filsafat sebagai suatu sikap
    Ø    Filsafat sebagai metode
    Ø    Filsafat sebagai kelompok persoalan
    Ø    Filsafat sebagai kelompok teori atau system pemikiran
    Ø    Filsafat sebagai analisis logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah
    Ø    Filsafat merupakan usaha untuk memperoleh pandangan yang menyeluruh.
    Dengan demikian, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam sampai pada hakikatnya dengan menggunakan akal dan pikiran. Filsafat bukan mempersoalkan fenomena atau gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa, akan tetapi yang dicari adalah hakikat dari suatu gejala atau fenomena atau peristiwa.
    Cabang-cabang filsafat yang sekarang dikenal sebagai bidang yang mempunyai kajian formal pada pokoknya terdiri dari:
    1.    Epistemologi (Filsafat Pengetahuan)
    2.    Etika (Filsafat Moral)
    3.    Estetika (Filsafat Seni)
    4.    Metafisika
    5.     Politik (Filsafat Pemerintahan)
    6.     Filsafat Agama
    7.    Filsafat Pendidikan
    8.    Filsafat Ilmu
    9.     Filsafat Hukum
    10.    Filsafat Sejarah
    11.     Filsafat Matematika

    Berfilsafat merupakan salah satu kegiatan manusia memiliki peran yang penting dalam menentukan dan menemukan eksistensinya dan berusaha untuk mencapai kearifan dan kebajikan. Berfilsafat berarti berpikir, tetapi tidak semua berpikir dikategorikan berfilsafat, tetapi apabila berpikir yang mengandung 3 unsur yaitu radikal, sistematis, dan universal
    Menurut Sidi Gazalba (1973:43), berfilsafat yaitu ‘’berpikir radikal, berpikir sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-tanggung, sampai konsekuensi yang terakhir. Berpikir itu tidak separuh-separuh. tidak berhenti di jalan tetapi terus sampai ke ujungnya. Berpikir sistematis ialah berpikir logis yang bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran dengan urutan yang bertanggung jawab dan saling hubungan yang teratur. Berpikir universal tidak berpikir khusus, yang hanya terbatas kepada bagian-bagian tertentu, melainkan keseluruhan’’.

    2.1.2.Filsafat Ilmu Pengetahuan
    Filsafat ilmu pengetahuan (epistomologi) adalah cabang filsafat yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu pengetahuan. Epistimologi berasal dari bahasa Yunani yakni episcmc yang berarti knowledge, pengetahuan dan logos yang berarti teori. Istilah ini pertama kali dipopulerkan oleh J.F. Ferier tahun 1854 yang membuat dua cabang filsafat yakni epistemology dan ontology (on = being, wujud, apa + logos = teori ), ontology ( teori tentang apa).
    Secara sederhana dapat dikatakan bahwa filsafat ilmu adalah dasar yang menjiwai dinamika proses kegiatan memperoleh pengetahuan secara ilmiah. Ini berarti bahwa terdapat pengetahuan yang ilmiah dan tak-ilmiah. Adapun yang tergolong ilmiah ialah yang disebut ilmu pengetahuan atau singkatnya ilmu saja, yaitu akumulasi pengetahuan yang telah disistematisasi dan diorganisasi sedemikian rupa; sehingga memenuhi asas pengaturan secara prosedural, metologis, teknis, dan normatif akademis. Dengan demikian teruji kebenaran ilmiahnya sehingga memenuhi kesahihan atau validitas ilmu, atau secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan.
    Menurut Suriasumatri (1996:33), filsafat ilmu adalah bagian dari epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik merupakan cabang pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu, dimana ciri utama  filsafat ilmu pengetahuan adalah mencari sebab musabab dengan bertitik tolak pada gejala-gejala kehidupan sehari-hari.
    Menurut Langeveld (1961), epistemology membicarakan hakikat pengetahuan, unsur-unsur dan susunan berbagai jenis pengetahuan, pangkal tumpuannya yang fundamental, metode dan batasan-batasannya.
    Jadi, Filsafat ilmu pengetahuan adalah sebuah upaya untuk memahami makna, metode, struktur logis dari ilmu pengetahuan, terutama dengan analisis kriteria, konsep-konsep dan  teori-teori yang ada di dalam ilmu pengetahuan.
    Jadi Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab beberapa pertanyaan mengenai hakekat ilmu, seperti:
    Obyek apa yang ditelaah ilmu? Bagaimana ujud hakiki obyek tersebut? Bagaimana hubungan antara obyek tadi dan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa dan mengindra) yang membuahkan pengetahuan? Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan yang benar? Apa yang disebut kebenaran itu sendiri? Apakah kriterianya? Cara/teknik/sarana apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa ilmu? Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dan kaidah-kaidah moral? Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral? Bagaimana hubungan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dan norma-norma moral/profesional?

    2.1.3.    Ilmu Pengetahuan
    Ilmu merupakan pengetahuan yang kita pelajari sejak mulai bangku  sekolah dasar sampai pendidikan tinggi. Ilmu pengetahuan adalah serangkaian pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan penyelidikan, pengalaman (empiris) dan percobaan (eksperimen) yang didukung oleh bukti nyata serta dapat dipertanggung jawabkan secara rasional. Ilmu pengetahuan membatasi diri hanya kepada kejadian yang bersifat empiris. Jadi, terlihat jelas perbedaan antara pengetahuan (knowledge) dengan ilmu pengetahuan (science).
    . Tujuan luhur ilmu pengetahuan adalah untuk menyejahterakan umat manusia. Ilmu pengetahuan mendorong teknologi, teknologi mendorong penelitian, penelitian menghasilkan ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan baru mendorong teknologi baru. Perkembangan ilmu pengetahuan akan mendorong kemajuan teknologi. Teknologi yang berkembang pun akhirnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
    Ilmu pengetahuan (sains) menurut para ahli:
    A.    Titus (1959)
    Sains artinya sebagai common sense yang diatur dan diorganisasikan, mengadakan pendekatan terhadap benda-benda atau peristiwa-peristiwa dengan menggunakan observasi yang teliti dan kritis.
    B.    Ashley montagu (Anshari, 1979)
    Sains adalah pengetahuan yang disusun, yang berasal dari pengamatan, studi, dan pengalaman untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dipelajari.
    C.    Prof. Harsoyo (1972)
    Sains adalah akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan atau kesatuan pengetahuan yang terorganisasikan dan suatu pendekatan atau suatu metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris, yaitu terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh pancaindra manusia.

    D.    Sikun pribadi (1972;1-2)
    Sains (ilmu pengetahuan) ialah dunia fenomental, dan metode pendekatannya berdasarkan pengalaman (experience) dengan menggunakan berbagai cara seperti survey, studi kasus, eksperimen, observasi dan sebagainya.
    Karakteristik sains (ilmu pengetahuan) menurut Ahli yaitu
    1.    Randall dan Buchker (1942) yaitu:
    ·    Hasil sains bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama artinya hasil sains yang lalu dapat dipergunakan untuk penyelidikan dan penemuan hal-hal baru, dan tidak monopoli bagi yang menemukan
    ·    Hasil sains kebenarannya tidak mutlak, dan bias terjadi kekeliruan Karena yang menyelidikinya adalah manusia.
    ·    Sains bersifat objektif, artinya prosedur kerja atau cara penggunaan metode sains tidak bergantung kepada yang menggunakan dan pemahaman secara pribadi.
    2.    Ralph Ross dan Enerst van den Haag (Harsojo, 1997) mengutarakan ciri-ciri sains
    ·    Bersifat rasional yaitu hasil dari proses berpikir dengan menggunakan rasio
    ·    Bersifat empiris yaitu diperoleh dari pengalaman oleh pancaindra
    ·    Bersifat umum yaitu hasil sains dapat digunakan oleh manusia tanpa terkecuali
    ·    Bersifat akumulatif yaitu hasil sains dapat digunakan untuk penelitian berikutnya.
    Jadi, dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan adalah Pengetahuan yang telah dibuktikan dan telah dapat dipertanggungjawabkan kredibilitasnya. Pengetahuan yang telah diafirmasi oleh bukti  bukti nyata dan dapat dipertanggungjawabkan  secara rasional. Kriteria ilmu pengetahuan yaitu :
    1.    Dapat diuji secara intersubyektif
    2.    Dapat dipercaya (pernyataan & teorinya)
    3.    Tidak bersifat ambigu tetapi jelas dan tepat
    4.    Koheren dan Sistematik
    5.    Cakupan terbatas dan kompherensif (memiliki daya penjelas yang kuat  dan penjelasannya lengkap)

    2.1.4.    Pengetahuan
     Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu yang besar, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Pengetahuan adalah persepsi subyek (manusia) atas berbagai obyek yang ada di alam semesta tanpa penyelidikan lebih lanjut. Pengetahuan hanya terbatas pada apa yang diketahui saja. Kebenaran dari pengetahuan perlu dipertanyakan kembali.
    Manusia berusaha mencari pengetahuan dan kebenaran, yang dapat  diperolehnya dari berbagai sumber yaitu :
    1)    Pengetahuan wahyu (revealed knowledge)
    Manusia memperoleh pengetahuan dan kebenaran atas dasar wahyu yang diberikan Tuhan kepada manusia. Biasanya bersifat eksternal (berasal dari luar manusia).
    2)    Pengetahuan intuitif (intuite knowledge)
    Pengetahuan intuitif diperoleh manusia dari dalam dirinya sendiri, pada saat dalam kesadaran manusia dan bersifat pribadi.
    3)    Pengetahuan rasional (rational knowlwdge)
    Pengetahuan rasional merupakan pengetahuan yang diperoleh dengan latihan rasio/akal semata, tidak disertai dengan observasi terhadap peristiwa-peristiwa factual. Rasionalisme adalah aliran dalam filsafat yang mengutamakan rasio untuk memperoleh pengetahuan dan kebenaran.
    4)    Pengetahuan empiris (empiris knowledge)
    Pengetahuan diperoleh atas bukti penginderaan, dengan penglihatan, pendengaran, dan sentuhan indera-indera lainnya sehingga kita memiliki konsep dunia di sekitar kita
    5)    Pengetahuan otoritas (authoritative knowledge)
    Kita menerima suatu pengetahuan itu benar bukan karena menceknya diluar diri kita, melainkan telah dijamin otoritas (suatu sumber yang berwibawa, memiliki wewenang, berhak) di lapangan.
    Ada beberapa teori yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan apakah pengetahuan itu benar atau salah yaitu :
    1.     Teori korespondensi (correspondensi theory)
    Menurut teori korespondensi, kebenaran merupakan persesuaian antara fakta dan situasi nyata. Kebenaran merupakan persesuaian antara pernyataan dalam pikiran dengan situasi lingkungan.

    2.    Teori koherensi (coherence theory)
    Menurut teori koherensi, kebenaran bukan persesuaian antara pikiran dengan kenyataan, melainkan kesuaian secara harmonis antara pendapat/pikiran kita dengan pengetahuan yang telah kita miliki.
    3.    Teori pragtisme (pragmatis theory)
    Menurut teori pragtisme, kebenaran tidak bisa bersesuaian dengan kenyataan, sebab kita hanya bisa mengetahui dari pengalaman kita saja. Dan para pendukung pragtisme cenderung memberikan tekanan pada tiga pendekatan yaitu :
    ·    Bahwa sesuatu itu dikatakan benar apabila memuaskan atau memenuhi keinginan-keinginan atau tujuan-tujuan manusia.
    ·    Bahwa sesuatu itu benar apabila dapat dikaji kebenarannya secara eksperimen.
    ·    Bahwa sesuatu itu benar apabila membantu dalam perjuangan hidup bagi eksistensi manusia.

    2.1.5. Biologi dan pendidikan Biologi
    2.1.5.1. Biologi
    Biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “bios” yang artinya hidup dan “logos” yang artinya ilmu. Jadi, biologi adalah ilmu yang mempelajari sesuau yang hidup beserta masalah-masalah yang menyangkut kehidupan.
    Objek kajian biologi sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup. Karenanya dikenal berbagai cabang ilmu biologi yang mengkhususkan diri pada kajian tertentu yang lebih spesifik, di antaranya anatomi, anastesi, zoologi, botani, bakteriologi, parasitologi, ekologi, genetika, embriologi, entomologi, evolusi, fisiologi, histologi, mikologi, mikrobiologi, morfologi, paleontologi, patologi, dan lain sebagainya.
    Biologi menduduki posisi sangat strategis dan mempunyai kedudukan unik dalam struktur keilmuan. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam atau natural science, biologi mempunyai kesamaan dengan cabang atau disiplin lainnya dalam sains, yaitu mempelajari gejala alam, dan merupakan sekumpulan konsep-prinsip- teori (produk sains), cara kerja atau metode ilmiah (proses sains), dan di dalamnya terkandung sejumlah nilai dan sikap. Sebagai bagian dari ilmu-ilmu yang mempelajari manusia, biologi berbeda dari sosiologi atau psikologi. Biologi mempelajari struktur-fisiologi dan genetika manusia. Sosiologi mempelajari aspek hubungan sosial antar manusia, sedangkan psikologi aspek perilaku dan kejiwaan manusia.
    2.1.5.2. Pendidikan Biologi
    Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, Paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar seorang pelayan. Sedangkan pelayan yang mengantar dan menjemput disebut paedagogos. Dalam bahasa Romawi, pendidikan diistilahkan dengan educate yang berarti mengeluarkan sesuatu sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa Inggris, pendidikan diistilahkan  to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual (Suwarno, 2006).
    Pendidikan pada hakikatnya adalah proses memanusiakan manusia muda (Hartoko, 1985; Dryarkara, 2006). Melalui pendidikan banyak aspek diharapkan akan dapat dicapai. Proses pendidikan merupakan proses aktif, yang dilakukan oleh peserta pendidikan dengan kesadaran untuk menjadi mandiri dan bertanggung jawab penuh terhadap dirinya dan terhadap masyarakat. Secara gamblang Dyarkara  mendefinisikan mendidikan sebagai pertolongan atau pengaruh yang diberikan oleh oranga yang bertanggung jawab kepada anak suaya anak menjadi dewasa. Dalam pendidikan terjadi hidup bersama dalam kesatuan yang memungkinkan terjadi pemanusiaan anak. Dengan pendidikan terjadi pelaksanaan nilai-nilai dan manusia berproses untuk akhirnya bisa membudaya (melaksanakan) sendiri sebagai manusia purnawan (Dryarkara, 2006).
    Pendidikan biologi memberikan andil dalam perkembangan biologi dari waktu ke waktu. Pengenalan berbagai organisme yang berguna diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Karena yang dikenal manusia banyak, pengetahuan tersebut perlu dikelompokkan sehingga berkembang taksonomi dan sistematik. Selanjutnya manusia mempelajari biofungsi, bioperkembangan, dan bioteknologi. Manusia memperoleh banyak manfaat dari semua itu, tetapi pendidikan biologi perlu membekali biomanajamen dan bioetika agar penerapan pengetahuan di lingkungannya membawa arah pemberdayaan berkelanjutan. Seyogianya pendidikan biologi memberi siswa bekal keterampilan, pengetahuan dan persepsi yang dilandasi kesadaran akan pentingnya etika dalam mengolah bahan di lingkungannya. Manusia hendaknya menjadi pemelihara keanekaragaman dan fungsi lingkungan agar manusia tetap dapat mengambil manfaat dari keanekaragaman dan lingkungan tetap dapat mendukung kehidupan manusia pada masa kini, maupun pada masa yang akan datang. Jadi dari semua itu sebenarnya pendidikan biologi atau bioedukasi yang perlu berperan agar lingkungan dan alam tetap bersahabat dengan manusia.
    Jadi pendidikan biologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bagaimana hubungan pendidikan dengan biologi, bagaimana cara mempelajari dan mengajarkan biologi dengan baik dan benar, baik pada instusi pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan untuk pengajaran Biologi perlu dan dapat dimuati unsure pembentukan karakter melalui pengembangan sikap ilmiah (scientific attitude). Beberapa jenis sikap ilmiah yang dapat dikembangkan melalui pengajaran sains antara lain meliputi: curiosity (sikap ingin tahu), respect for evidence (sikap untuk senantiasa mendahulukan bukti), flexibility (sikap luwes terhadap gagasan baru), critical reflection (sikap merenung secara kritis), sensitivity to living things and environment (sikap peka/ peduli terhadap makhluk hidup dan lingkungan). Cara pengajaran dapat diintegrasikan dengan penyisipan dan penanaman nilai-nilai sains di dalamnya. Nilai-nilai yang dimaksud antara lain adalah nilai praktis, nilai intelektual, nilai religius, nilai sosial-ekonomi, dan nilai pendidikan.

    2.1.6.    Agama

    Istilah agama, memiliki pengertian yang sama dengan istilah ‘’religion’’ dalam bahasa Iggris Bozman (Anshar, 1979) mengemukakan bahwa agama dalam arti luas merupakan penerimaan terhadap peraturan dari suatu kekuatan yang lebih tinggi, dengan jalan melakukan hubungan yang harmonis dengan realitas yang lebih agung dari dirinya sendiri, yang memerintahkannya untuk mengadakan kebaktian, pengabdian, dan pelayanan setia.
        Randal dan Buchler (1942) mengemukakan bahwa ada dua bentuk agama yaitu:
    ·    Religion identified with belief in the supernatural yaitu agama dengan kepercayaan supernatural
    ·    Religion identified with faith  yaitu agama dengan kenyakinan
    Dalam agama sekurang-kurangnya terdapat ada 4 ciri utama agama:

    1.    Adanya kepercayaan terhadap yang maha gaib, mahasuci, mahaagung, sebagai pencipta alam semesta
    2.    Melakukan hubungan dengan hal-hal di atas, dengan berbagai cara
    3.    Adanya suatu ajaran (doktrin) yang harus dijalankan oleh setiap penganutnya
    4.    Menurut agama Islam, bahwa ajaran atau doktrin itu diturunkan oleh Rab tidak lansung kepada manusia.

    2.2.    Hubungan Filsafat dengan Filsafat Ilmu Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan, Biologi dan Pendidikan Biologi, dan Agama
    2.2.1.    Persamaan
        Persamaan antara filsafat dengan filsafat ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan, biologi dan pendidikan biologi ada 4 yaitu:
    ·    Tujuannya Sama yaitu untuk  mencari kebenaran dengan adanya masalah yang ada dalam kehidupan, baik dari segi filsafat dengan filsafat ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan, biologi dan pendidikan biologi dan agama
    ·    Semuanya sama-sama  mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki objek selengkap-lengkapnya sampai keakar-akarnya.
    ·    Sama-sama  memberikan pengertian mengenai hubungan atau koheren yang ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukan sebab-sebabnya.
    ·    Sama-sama mempunyai metode dan sistem dalam memecahkan masalah.
    ·    Semuanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia (objektivitas), akan pengetahuan yang lebih mendasar.

    BAB III
    KESIMPULAN

    Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara mendalam sampai pada hakikatnya dengan menggunakan akal dan pikiran. Filsafat ilmu pengetahuan adalah sebuah upaya untuk memahami makna, metode, struktur logis dari ilmu pengetahuan, terutama dengan analisis kriteria, konsep-konsep dan  teori-teori yang ada di dalam ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah serangkaian pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan penyelidikan, pengalaman (empiris) dan percobaan (eksperimen) yang didukung oleh bukti nyata serta dapat dipertanggung jawabkan secara rasional.
    Pengetahuan adalah persepsi subyek (manusia) atas berbagai obyek yang ada di alam semesta tanpa penyelidikan lebih lanjut. Biologi adalah ilmu yang mempelajari sesuau yang hidup beserta masalah-masalah yang menyangkut kehidupan. Pendidikan biologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bagaimana hubungan pendidikan dengan biologi, bagaimana cara mempelajari dan mengajarkan biologi dengan baik dan benar, baik pada instusi pendidikan formal maupun non formal. Agama dalam arti luas merupakan penerimaan terhadap peraturan dari suatu kekuatan yang lebih tinggi

    Daftar Pustaka

    Andi Hakim Nasution, 1989, Pengantar Filsafat Sains, Jakarta: Litera Antar Nusantara, hlm17
    ,
    Hamzah Abbas, 1981, Pengantar Filsafat Alam, al-Ikhlas, Surabaya, hlm 12

    Hanafi , 1975, Pengantar Filsafat Islam, Jakarta, Bulan Bintang,  hlm 17

    Poedjawijatna, 1980, Pembimbing ke Arah Alam Filsafat, Jakarta, PT Pembangunan, hlm 10

    Sadulloh, U. 2003. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : Penerbit Alfabeta, hal 16-58

    Salam, B. 1997. Logika Materiil: Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

    Suriasumantri, J. S. 2007. Filsafat Ilmu: Sebuah pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hal 19-36

    Suwarno, W. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

    Tim pengajar, 2010, Filsafat pendidikan, Medan : UNIMED, hal1-12

  • Makalah Hakekat Biologi dan Pendidikan Biologi

    Hakekat Biologi dan Pendidikan Biologi

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Pengetahuan adalah persepsi subyek (manusia) atas berbagai obyek yang ada di alam semesta tanpa penyelidikan lebih lanjut. Pengetahuan hanya terbatas pada apa yang diketahui saja. Kebenaran dari pengetahuan perlu dipertanyakan kembali. Pengetahuan dimulai dari rasa ingin tahu yang besar, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah kita tahu dan apa yang belum kita tahu. Ilmu merupakan pengetahuan yang kita pelajari sejak mulai bangku  sekolah dasar sampai pendidikan tinggi. Ilmu pengetahuan adalah serangkaian pengetahuan yang diperoleh melalui kegiatan penyelidikan, pengalaman (empiris) dan percobaan (eksperimen) yang didukung oleh bukti nyata serta dapat dipertanggung jawabkan secara rasional. Ilmu pengetahuan membatasi diri hanya kepada kejadian yang bersifat empiris. Jadi, terlihat jelas perbedaan antara pengetahuan (knowledge) dengan ilmu pengetahuan (science).

    Perkembangan ilmu pengetahuan merupakan salah satu prestasi besar dari pikiran manusia. Tanpa pengetahuan tentang perkembangan atau pertumbuhan ilmu adalah sukar untuk mengerti sejarah modern dewasa ini. Kesemua hal ini merupakan kemajuan dari proses berpikir manusia yang berhubungan dengan filsafat. Sehingga pada masa sekarang kita mengenal adanya filsafat ilmu pengetahuan.

    Perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan alam (matematika, biologi, fisika dan kimia) telah mengubah sejarah kehidupan manusia. Perkembangan itu semakin pesat setelah diketemukannya komputer yang dapat membantu manusia dalam merancang dan menganalisis hasil-hasil penelitian. Di dunia kedokteran telah ditemukan berbagai teknik bedah, transplantasi organ, terapi genetik, bayi tabung, serta obat-obatan penyembuh berbagai penyakit. Itu semua berkat perkembangan IPA. Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang mempelajari gejala-gejala alam dan ingin memahami alam apa adanya.

    Biologi bagian dari sains yang memiliki karakteristik yang sama dengan ilmu sains lainnya. Adapun karakteristik ilmu pengetahuan alam termasuk biologi (SAINS/IPA) yaitu:

    Obyek kajian berupa benda konkret dan dapat ditangkap indera. Dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris (pengalaman nyata) memiliki langkah-langkah sistematis yang bersifat baku Menggunakan cara berfikir logis, yang bersifat deduktif artinya berfikir dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang khusus menjadi ketentuan yang berlaku umum. Bersifat deduktif artinya berfikir dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang umum menjadi ketentuan khusus.Hasilnya bersifat obyektif atau apa adanya, terhindar dari kepentingan pelaku  (subyektif)

    Pada masa kini, biologi mencakup bidang akademik yang sangat luas, bersentuhan dengan bidang-bidang sains yang lain, dan sering kali dipandang sebagai ilmu yang mandiri. Namun, pencabangan biologi selalu mengikuti tiga dimensi yang saling tegak lurus: keanekaragaman (berdasarkan kelompok organisme), organisasi kehidupan (taraf kajian dari sistem kehidupan), dan interaksi (hubungan antarunit kehidupan serta antara unit kehidupan dengan lingkungannya).

    Dalam makalah  ini akan dibahas tentang hakikat biologi dan pendidikan biologi dalam kerangka NOS (Nature of Science). Dimana NOS (Nature of Science) adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan ilmu yang bersifat natural (alam), biasanya telah digunakan untuk merujuk pada epistemologi ilmu, ilmu sebagai cara mengetahui, atau nilai-nilai dan keyakinan yang melekat dengan perkembangan pengetahuan ilmiah.

    1.2.  Tujuan Penulisan Makalah

    Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

    1. Memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Biologi dan Bioetika.
    2. Memahami hakikat biologi dan pendidikan biologi dalam kerangka NOS (Nature of Science).

    1.3. Manfaat Penulisan Makalah

    Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah ;

    1. Sebagai bahan informasi bagi penulis dan pembaca tentang hakikat biologi dan pendidikan biologi dalam kerangka NOS (Nature of Science).
    2. Sebagai informasi tambahan dalam mata kuliah filsafat biologi dan bioetika.

    Bab II. Pembahasan

    A. Hakikat Biologi

    Pengertian Biologi

    Biologi atau ilmu hayat adalah ilmu yang mempelajari aspek fisik kehidupan. Istilah “biologi” dipinjam dari bahasa Belanda, biologie, yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, βίος, bios (“hidup”) dan λόγος,logos (“lambang”, “ilmu”). Istilah “ilmu hayat” dipinjam dari bahasa Arab, juga berarti “ilmu kehidupan”.  Jadi, biologi adalah ilmu yang mempelajari sesuau yang hidup beserta masalah-masalah yang menyangkut kehidupan.

    Pada masa kini, biologi mencakup bidang akademik yang sangat luas, bersentuhan dengan bidang-bidang sains yang lain, dan sering kali dipandang sebagai ilmu yang mandiri. Namun, pencabangan biologi selalu mengikuti tiga dimensi yang saling tegak lurus: keanekaragaman (berdasarkan kelompok organisme), organisasi kehidupan (taraf kajian dari sistem kehidupan), dan interaksi (hubungan antarunit kehidupan serta antara unit kehidupan dengan lingkungannya

    Objek kajian biologi sangat luas dan mencakup semua makhluk hidup. Karenanya dikenal berbagai cabang ilmu biologi yang mengkhususkan diri pada kajian tertentu yang lebih spesifik, di antaranya anatomi, anastesi, zoologi, botani, bakteriologi, parasitologi, ekologi, genetika, embriologi, entomologi, evolusi, fisiologi, histologi, mikologi, mikrobiologi, morfologi, paleontologi, patologi, dan lain sebagainya.

    2.1.2 Biologi Dalam perspektif Ilmu

    Pada dasarnya cabang-cabang ilmu berkembang dari dua cara utama yakni filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam (the natural sciences) dan filsafat moral yang kemudian berkembang menjadi ilmu-ilmu social (the social sciences). Ilmu-ilmu alam membagi diri kepada kedua kelompok lagi yaitu ilmu alam (the physical sciences) dan ilmu hayat (the biological sciences). Ilmu alam bertujuan mempelajari zat yang membentuk alam semesta yang terbagi lagi menjadi fisika (mempelajari massa dan energy), kimia (mempelajari substansi zat), astronomi (mempelajari benda-benda langit), dan ilmu bumi.

    Aristoletes (384-322 SM) adalah seorang ilmuwan dan filosof Yunani yang dipercayai sebagai perintis ilmu biologi. Ia telah mempelajari tentang 500 jenis hewan dengan sistem klasifikasinya, hal ini memberi pengaruh yang besar pada pemikiran dalam perkembangan ilmu-ilmu biologi (Salam, 1997). Aristoteles melakukan penelitian sejarah alam di pulau Lesbos. Hasil penelitiannya, termasuk Sejarah Hewan, Generasi Hewan, dan Bagian Hewan, berisi beberapa observasi dan interpretasi, dan juga terdapat mitos dan kesalahan. Bagian yang penting adalah mengenai kehidupan laut. Ia memisahkan mamalia laut dari ikan, dan mengetahui bahwa hiu dan pari adalah bagian dari grup yang ia sebut Selachē (selachians).

    Ilmu biologi banyak berkembang pada abad ke-19, dengan ilmuwan menemukan bahwa organisme memiliki karakteristik pokok. Biologi kini merupakan subyek pelajaran sekolah dan universitas di seluruh dunia, dengan lebih dari jutaan makalah dibuat setiap tahun dalam susunan luas jurnal biologi dan kedokteran. Hal ini juga mendukung perkembangan ilmu pendidikan biologi, yaitu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bagaimana hubungan pendidikan dengan biologi, bagaimana cara mempelajari dan mengajarkan biologi dengan baik dan benar, baik pada instusi pendidikan formal maupun non formal.

    Biologi menduduki posisi sangat strategis dan mempunyai kedudukan unik dalam struktur keilmuan. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam atau natural science, biologi mempunyai kesamaan dengan cabang atau disiplin lainnya dalam sains, yaitu mempelajari gejala alam, dan merupakan sekumpulan konsep-prinsip- teori (produk sains), cara kerja atau metode ilmiah (proses sains), dan di dalamnya terkandung sejumlah nilai dan sikap. Sebagai bagian dari ilmu-ilmu yang mempelajari manusia, biologi berbeda dari sosiologi atau psikologi. Biologi mempelajari struktur-fisiologi dan genetika manusia. Sosiologi mempelajari aspek hubungan sosial antar manusia, sedangkan psikologi aspek perilaku dan kejiwaan manusia.

    2.1.3.Karasteristik Biologi Sebagai Ilmu

    Ilmu pengetahuan berkembang karena hakikat manusia yang serba ingin tahu. Mengembangkan ilmu pengetahuan tidak harus berawal dari nol, melainkan bisa dari hasil penelitian orang lain asal sesuai dengan karakteristik sains itu sendiri. Biologi yang memiliki karakteristik yang sama dengan ilmu sains lainnya. Adapun karakteristik biologi sebagai ilmu yaitu:

    • Obyek kajian berupa benda konkret dan dapat ditangkap indera dikembangkan berdasarkan pengalaman empiris (pengalaman nyata)
    • Memiliki langkah-langkah sistematis yang bersifat baku
    • Menggunakan cara berfikir logis, yang bersifat deduktif artinya berfikir dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang khusus menjadi ketentuan yang berlaku umum. Bersifat deduktif artinya berfikir dengan menarik kesimpulan dari hal-hal yang umum menjadi ketentuan khusus.
    • Hasilnya bersifat obyektif atau apa adanya, terhindar dari kepentingan pelaku (subyektif) Hasil berupa hukum-hukum yang berlaku umum, dimanapun diberlakukan.
    • Komponen biologi sebagai ilmu

    Biologi merupakan cabang sains yang mempelajari berbagai permasalahan makhluk hidup, dan untuk mempelajari melalui proses dan sikap ilmiah ini sebagai konsekuensi biologi. Dengan menggunakan proses dan sikap ilmiah akan memperoleh produk ilmiah. Dalam mempelajari sains terdiri dari 3 komponen yaitu :

    a.    Sikap ilmiah

    Merupakan sikap yang harus dimiliki untuk berlaku obbyektif dan jujur saat mengumpulkan dan menganalisa data.

    b.    Proses ilmiah

    Merupakan perangkat ketrampilan kompleks yang digunakan dalam melakukan kerja ilmiah. Proses ilmiah dapat dilakukan dengan pendekatan ketrampilan proses dapat diklasifikasikan  sebagai berikut:

    1) Ketrampilan proses sains dasar, meliputi:

    1. Mengobservasi, Mencari gambaran atau informasi tentang objek penelitian melalui indera. Dalam biologi hasil observasi seringkali dibuat dalam bentuk gambar (misal gambar dunia dll), bagan (missal bagan siklus hidup kupu-kupu), tabel (misal tabel pertumbuhan penduduk suatu wilayah), grafik (misal grafik hubungan antara tabel pertumbuhan kecambah), dan tulisan.
    2. Menggolongkan, Untuk mempermudah dalam mengidentifikasi suatu permasalahan
    3. Menafsirkan, Memberikan arti sesuatu fenomena/kejadian berdasarkan atas kejadian lainnya.
    4. Mempraktikkan/meramalkan, Memperkirakan kejadian berdasarkan kejadian sebelumnya serta hukum-hukum yang berlaku. Prakiraan dibedakan menjadi dua macam yaitu prakiraan intrapolasi yaitu prakiraan berdasarkan pada data yang telah terjadi; kedua prakiraan ekstrapolasi yaitu prakiraan berdasarkan logika di luar data yang terjadi.
    5. Mengajukan pertanyaan, Berupa pertanyaan bagaimana, karena pertanyaan ini menuntut jawaban yang diperoleh dengan proses.

    2)  Ketrampilan proses sains terpadu, yang terdiri dari:

    1. Mengidentifikasi variabel
    2. Menyusun tabel data
    3. Menyusun grafik
    4. Mendeskripsikan hubungan antar variabel
    5. Perolehan data dan pemrosesan data
    6. Menganalisia penyelidikan
    7. Merumuskan hipotesis
    8. Mendefinisikan variabel secara operasional
    9. Melakukan eksperimen

    3)  Langkah sistematis dalam proses ilmiah/metode ilmiah meliputi:

    ·    Merumuskan masalah

    Ada tiga cara dalam merumuskan permasalahan yaitu:

    1.    Apakah variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat objek eksperimen?

    2.    Bagaimana pengeruh variabel bebas terhadap variabel terikat objek eksperimen?

    3.    Apakah ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat objek eksperimen?

    ·    Menyusun kerangka berfikir

    Kerangka berfikir dicari melalui kepustakaan atau fakta empiris.

    ·    Merumuskan hipotesis

    Hipotesis merupakan suatu dugaan yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah sebelum dibuktikan. Ada 2 macam hipotesis dalam eksperimen yaitu:

    1.    Hipotesis nol (H0) : tidak ada pengnaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat

    2.    Hipotesis alternatif (H1) : ada pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat

    ·    Melakukan eksperimen

    Untuk mendukung atau menyangkal hipotesa itu perlu dibuktikan melalui eksperimen. Dalam melakukan eksperimen melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

    a. Taraf perlakuan

    b. Pengendalian faktor lain

    c. Ulangan

    d. Pengukuran

    ·    Analisis data

    Analisa data dapat menggunakan statistik atau secara deskriptif.

    ·    Menarik kesimpulan

    Ada dua kemungkinan dalam kesimpulan yaitu hipotesis diterima (dugaan sementara sesuai dengan eksperimen) atau ditolak (dugaan sementara tidak sesuai dengan eksperimen).

    ·    Publikasi

    Hasil penelitian di publikasikan ke kalayak melalui jurnal penelitian, seminar atau lewat internet

    2.1.4.    Didirikannya Biologi Modern

    Istilah biologi dalam pengertian modern kelihatannya diperkenalkan secara terpisah oleh Gottfried Reinhold Treviranus (Biologie oder Philosophie der lebenden Natur, 1802) dan Jean-Baptiste Lamarck (Hydrogéologie, 1802). Namun, istilah biologi sebenarnya telah dipakai pada 1800 oleh Karl Friedrich Burdach. Bahkan, sebelumnya, istilah itu juga telah muncul dalam judul buku Michael Christoph Hanov jilid ke-3 yang terbit pada 1766, yaitu Philosophiae Naturalis Sive Physicae Dogmaticae: Geologia, Biologia, Phytologia Generais et Dendrologia

    2.1.4.    Dampak mempelajari biologi

    Peran biologi dalam kehidupan memberikan dampak negatif dan dampak positif. Dampak positif atau manfaatnya yaitu:

    a.    Manusia sadar terhadap hidup dan kehidupan dalam lingkungan

    b.    Diciptakan bibit unggul yang ramah lingkungan,

    c.    pemanfaatan mikroorganisme dalam segala bidang.

    Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan yaitu

    a.    Mengeksploitasi SDA dengan sembarangan,

    b.    Penggunaan bibit unggul dan pestisida berlebihan yang akan berdampak pada biodeversitas

    c.    Penggunaan senjata biologi yang mematikan, yang akan merusak lingkungan biotik maupun abiotik.

    Oleh karena itu kemajuan biologi yang demikian pesatnya harus diimbangi dengan iman dan takwa, sehingga pemanfaatan lebih optimal dan meminimalkan dampak negatif yang ada.

    2.2. Pendidikan Biologi

    2.2.1   Pengertian Pendidikan

    Istilah pendidikan berasal dari bahasa Yunani, Paedagogy, yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar seorang pelayan. Sedangkan pelayan yang mengantar dan menjemput disebut paedagogos. Dalam bahasa Romawi, pendidikan diistilahkan dengan educate yang berarti mengeluarkan sesuatu sesuatu yang berada di dalam. Dalam bahasa Inggris, pendidikan diistilahkan  to educate yang berarti memperbaiki moral dan melatih intelektual (Suwarno, 2006).

    Pendidikan pada hakikatnya adalah proses memanusiakan manusia muda (Hartoko, 1985; Dryarkara, 2006). Melalui pendidikan banyak aspek diharapkan akan dapat dicapai. Proses pendidikan merupakan proses aktif, yang dilakukan oleh peserta pendidikan dengan kesadaran untuk menjadi mandiri dan bertanggung jawab penuh terhadap dirinya dan terhadap masyarakat. Secara gamblang Dyarkara  mendefinisikan mendidikan sebagai pertolongan atau pengaruh yang diberikan oleh oranga yang bertanggung jawab kepada anak suaya anak menjadi dewasa. Dalam pendidikan terjadi hidup bersama dalam kesatuan yang memungkinkan terjadi pemanusiaan anak. Dengan pendidikan terjadi pelaksanaan nilai-nilai dan manusia berproses untuk akhirnya bisa membudaya (melaksanakan) sendiri sebagai manusia purnawan (Dryarkara, 2006).

    2.2.2  Pendidikan Sebagai Disiplin Ilmu

    Para ahli memberikan beragam pengertian ilmu pendidikan. Carter V. Good (1985) dalam Suwarno (2006) berpendapat bahwa ilmu pendidikan adalah suatu bangunan pengetahuan sistematis yang mencakup aspek-aspek kuantitatif dan objektif dari proses belajar, dan juga menggunakan insrumen secara seksama dalam mengajukan hipotetis-hipotesis pendidikan untuk diuji berdasarkan pengalaman yang sering kali dalam bentuk eksperimen.

    Ilmu pendidikan adalah  ilmu yang membahas fenomena pendidikan dalam perspektif luas dan integrative. Dalam perspektif luas, pendidikan merupakan upaya memanusiakan manusia agar menjadi manusia yang sebenar-benarnya manusia. Dalam arti integrative, pendidikan dikaji secara historis, sosiologis, psikologis, dan filosofis. Upaya pendidikan mencakup seluruh aktivitas pendidikan, sekaligus pemikiran sistematisnya.

    Ilmu pendidikan diarahkan kepada perbuatan mendidik yang mempunyai tujuan, dan tujuan itu ditentukan oleh nilai normative  yang dijunjung tinggi oleh seseorang.

    2.2.3  Substansi Pendidikan dan Biologi

    Dalam mempertahankan hidupnya di alam, manusia pada awalnya sangat bergantung pada lingkungan. Manusia mengambil semua keperluan hidupnya dari lingkungan di sekitarnya. Apabila lingkungan setempat sudah tidak mendukung keperluannya, manusia mulai berpindah membuka tempat baru. Selanjutnya manusia mulai memanfaatkan lingkungannya.

    Manusia mencoba bercocok tanam dan beternak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahkan manusia mulai mengawetkan bahan-bahan makanan yang berlebih untuk disimpan sebagai cadangan makanan dan digunakan apabila diperlukan., atau mengadakan tukar menukar bahan makanan tersebut sehingga manusia dapat menikmati bahan olahan dengan sesamanya. Setelah memberdayakan lingkungan, manusia mulai mengubah lingkungan untuk kebutuhannnya sendiri. Manusia mulai membawa taman ke dalam rumahnya, atau bahkan membawa ”hutan kecil” di lingkungan kediamannya. Manusia mulai melupakan hubungannya dengan alam atau lingkungan. Manusia memandang dirinya terpisah dari lingkungannya. Manusia lupa dengan daya dukung alam atau lingkungan. Dengan bercocok tanam satu jenis tanaman tertentu, manusia mulai mengubah ligkungan menjadi homogen. Oleh karena hama mulai menyerang tanaman produksi, manusia mulai menggunakan pestisida untuk memberantasnya. Manusia memasukkan ”zat & energi” ke dalam ekosistem alami. Manusia mulai mengganggu lingkungan dan ekosistem alami dengan produk-produk buatan manusia berupa pupuk buatan, insektisida, pestisida dan banyak lagi bahan lainnya. Mulai terjadi ketidakseimbangan dan manusia juga yang mengalaminya. Longsor, banjir, kekeringan terjadi di mana-mana. Akibatnya lingkungan manusia tidak lagi memberikan kenyamanan, karena ulah manusia yang mengubah lingkungan.

    Pendidikan biologi mestinya memberikan andil dalam perkembangan biologi dari waktu ke waktu. Pengenalan berbagai organisme yang berguna diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Karena yang dikenal manusia banyak, pengetahuan tersebut perlu dikelompokkan sehingga berkembang taksonomi dan sistematik. Selanjutnya manusia mempelajari biofungsi, bioperkembangan, dan bioteknologi. Manusia memperoleh banyak manfaat dari semua itu, tetapi pendidikan biologi perlu membekali biomanajamen dan bioetika agar penerapan pengetahuan di lingkungannya membawa arah pemberdayaan berkelanjutan. Seyogianya pendidikan biologi memberi siswa bekal keterampilan, pengetahuan dan persepsi yang dilandasi kesadaran akan pentingnya etika dalam mengolah bahan di lingkungannya. Manusia hendaknya menjadi pemelihara keanekaragaman dan fungsi lingkungan agar manusia tetap dapat mengambil manfaat dari keanekaragaman dan lingkungan tetap dapat mendukung kehidupan manusia pada masa kini, maupun pada masa yang akan datang. Jadi dari semua itu sebenarnya pendidikan biologi atau bioedukasi yang perlu berperan agar lingkungan dan alam tetap bersahabat dengan manusia.

    Jadi pendidikan biologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bagaimana hubungan pendidikan dengan biologi, bagaimana cara mempelajari dan mengajarkan biologi dengan baik dan benar, baik pada instusi pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan untuk pengajaran Biologi perlu dan dapat dimuati unsure pembentukan karakter melalui pengembangan sikap ilmiah (scientific attitude). Beberapa jenis sikap ilmiah yang dapat dikembangkan melalui pengajaran sains antara lain meliputi: curiosity (sikap ingin tahu), respect for evidence (sikap untuk senantiasa mendahulukan bukti), flexibility (sikap luwes terhadap gagasan baru), critical reflection (sikap merenung secara kritis), sensitivity to living things and environment (sikap peka/ peduli terhadap makhluk hidup dan lingkungan). Cara pengajaran dapat diintegrasikan dengan penyisipan dan penanaman nilai-nilai sains di dalamnya. Nilai-nilai yang dimaksud antara lain adalah nilai praktis, nilai intelektual, nilai religius, nilai sosial-ekonomi, dan nilai pendidikan.

    2.2.4 Tujuan Pendidikan Biologi

              Tujuan pendidikan biologi dapat dijabarkan  sebagai berikut:

    1. Menumbuhkan kebiasaan membaca literasi ilmiah dan bahasa
    2. Rendahnya pengetahuan dan penguasaan ilmu dipengaruhi oleh kebiasaan membaca dan menguasai bahasa. Habits of reading dan habits of mind memberikan kontribusi penting dalam pengembangan diri dan pengembangan ilmu selanjutnya. Dalam pendidikan di Jepang dan kini sedang disebarluaskan di Indonesia di sekolahsekolah menengah pertama di tiga daerah (Sumedang, Bantul, Pasuruan) guruguru saling belajar melalui observasi pada lesson study. Melalui observasi pada saat lesson study, guru-guru pengamat belajar bagaimana rencana pembelajaran yang dirancang bersama diimplementasikan, bagaimana siswa belajar berdasarkan rancangan bersama, dan bersama-sama pula mereka melakukan refleksi member masukan untuk menyempurnakannya. Terbentuknya masyarakat belajar (learning society) merupakan salah satu tujuan diadakannya lesson study.
    3. Menumbuhkan kebiasaan untuk berpikir kritis dan ilmiah
    4. Pembelajaran biologi bisa memotivasi generasi muda untuk berpikir kritis dan memaksimalkan fungsi otak untuk memahami ilmu yang dipelajari.
    5. Menumbuhkan sikap ilmiah dan kerja ilmiah
    6. Dari sejumlah sikap ilmiah yang dikemukakannya beberapa sikap sangat penting untuk pembentukan karakter anak bangsa. Sikap yang dimaksud adalah kemelitan (curiosity), sikap untuk senantiasa mendahulukan bukti (respect for evidence), luwes terhadap gagasan baru (fllexibility), merenung secara kritis (critical reflection), dan yang paling penting adalah peka/ peduli terhadap makhluk hidup dan lingkungan (sensitivity to living things and environment). Sikap ilmiah tersebut dikembangkan melalui pembelajaran sains pada pendidikan dasar dan menengah. Di tingkat pendidikan tinggi khususnya di jurusan-jurusan life sciences sikap ilmiah sangat potensial untuk membekali pengembangan karakter mereka.
    7. Meningkatkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
    8. Selain sikap ilmiah yang telah dibahas di atas, pada setiap kurikulum sains sikap mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa menjadi rujukan perumusan tujuan atau kompetensi. Dengan kata lain selain sikap ilmiah, diharapkan dikembangkan juga pengembangan nilai-nilai dalam pembelajaran sains, baik berupa nilai religius, nilai praktis (manfaat), maupun nilai intelektual.
    9. Pendidikan biologi sebagai bekal hidup
    10. Tidak kalah pentingnya adalah penggunaan pengetahuan dan pandangan biologi dalam mempersiapkan generasi yang akan datang. Pengetahuan tentang gizi, perkembangan janin dalam rahim, replikasi DNA beserta kerusakan dan perbaikannya, sintesis protein dan masih banyak lagi yang lainnya diperlukan untuk mendidik manusia yang bermoral atau beretika dan saleh. Rekayasa genetic dan bioteknologi yang menurut Callahan (dalam Shanon, 1985; dalam Rustaman, ) termasuk  teknologi perbaikan perlu didampingi dengan bioetika. Biologi sering dianggap kurang mengembangkan proses berpikir. Temuan dalam biologi masih belum banyak diterapkan dalam dunia pendidikan. Penerapan bioetika dalam pendidikan sains sudah merupakan suatu keharusan sebagaimana dikemukakan oleh Capra (dalam Rustaman.

    BAB III

    PENUTUP

    3.1   Kesimpulan

    Biologi menduduki posisi sangat strategis dan mempunyai kedudukan unik dalam struktur keilmuan. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam atau natural science, biologi mempunyai kesamaan dengan cabang atau disiplin lainnya dalam sains, yaitu mempelajari gejala alam, dan merupakan sekumpulan konsep-prinsip- teori (produk sains), cara kerja atau metode ilmiah (proses sains), dan di dalamnya terkandung sejumlah nilai dan sikap.

    Ilmu pendidikan adalah  ilmu yang membahas fenomena pendidikan dalam perspektif luas dan integrative. Dalam perspektif luas, pendidikan merupakan upaya memanusiakan manusia agar menjadi manusia yang sebenar-benarnya manusia. Dalam arti integrative, pendidikan dikaji secara historis, sosiologis, psikologis, dan filosofis. Upaya pendidikan mencakup seluruh aktivitas pendidikan, sekaligus pemikiran sistematisnya.

    3.2   Saran

    Perlu pengkajian lebih lanjut tentang substansi pendidikan dan biologi sehingga pembelajaran biologi dapat berlangsung dengan baik. Disarankan kepada para orangtua memiliki peran yang sangat menentukan kualitas generasi yang akan datang. Ada yang menyebutkan “lost generation” karena memperhatikan kondisi generasi muda dalam keluarga yang kurang beruntung dalam memperoleh kesempatan pemerataan pendidikan. Mereka tidak dapat memperoleh pendidikan yang layak, bahkan mereka terpaksa harus meminta-minta untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dan orangtuanya tanpa dapat memilih. Jadi bukan rekayasa genetik saja yang patut diwaspadai dalam mempersiapkan generasi yang akan datang.

    DAFTAR PUSTAKA

    Al-Khalick, Fouad Abd., Randy L. Bell, dkk. 1998. Journal: The Nature of Science and Instructional Practice: Making The Unnatural Natural. John Wiley & Sons, Inc. Sci Ed 82: 417-436, 1998.

    McComas, W. F. 1998. The Principal Elements of The Nature of Science: Dispelling The Myths. Adapted from the chapter The Nature of Science in Science Education, 53-70. Kluwer Academic Publishers, 1998.

    Rustaman, N.Y. 2006. Literasi Sains Anak Indonesia 2000 & 2003. Makalah

    disajikan dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh Pusat Peniliaian Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Nasional..

    Rustaman, N. Y. Tanpa tahun. Pendidikan Biologi dan Trend Penelitiannya. FPMIPA UPI.

    Salam, B. 1997. Logika Materiil: Filsafat Ilmu Pengetahuan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

    Suriasumantri, J. S. 2005. Filsafat Ilmu: Sebuah pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar harapan.

    Suwarno, W. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

  • Makalah Aspek Sosial Budaya Yang Mempengaruhi Kesehatan Dalam Masyarakat

    Aspek Sosial Budaya Yang Mempengaruhi Kesehatan Dalam Masyarakat

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pembangunan di bidang kesehatan diharapkan akan semakin meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat secara memadai (Dinas Kesehatan, 2007). Berhasilnya pembangunan kesehatan ditandai dengan lingkungan yang kondusif, perilaku masyarakat yang proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah terjadinya penyakit, pelayanan kesehatan yang berhasil dan berdaya guna tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.Akan tetapi pada kenyataanya, pembangunan kesehatan masih jauh dari yang diharapkan. Permasalahan-permasalahan kesehatan masih banyak terjadi. Beberapa diantaranya adalah: penyakit-penyakit seperti DBD, flu burung, dan sebagainya yang semakin menyebar luas, kasus-kasus gizi buruk yang semakin marak, prioritas kesehatan rendah, serta tingkat pencemaran lingkungan yang semakin tinggi. sebenarnya individu yang menjadi faktor penentu dalam menentukan status kesehatan. Dengan kata lain, merubah pola hidup ataupun kebudayaan tentang kesehatan yang biasa kita lakukan dan mengikuti perubahan zaman.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apakah yang dimaksud dengan Masyarakat ?
    2. Apakah yang dimaksud dengan Budaya ?
    3. Apakah yang dimaksud dengan perubahan social budaya ?
    4. Apakah yang dimaksud dengan Budaya yang Mempengaruhi Kesehatan ?
    5. Apakah yang dimaksud dengan Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan dan Status Kesehatan ?
    6. Apakah yang dimaksud dengan Aspek Budaya yang Mmempengaruhi Perilaku Kesehatan dan Status Kesehatan ?
    7. Apakah yang dimaksud dengan Perubahan Sosial Budaya ?

    C. Tujuan

    Tujuan dari pembuat makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas kuliah juga agar kita mengetahui apa saja aspek aspek social budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan masyarakat.

    Bab II. Pembahasan

    A. Masyarakat

    Manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan dalam suatu masyarakat. Adapun pengertian masyarakat menurut para ahli antara lain :

    1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
    2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
    3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
    4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia tersebut.
    5. Menurut Koentjaraningrat (1996): masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan dan terikat oleh rasa identitas bersama
    6. Menurut Gillin (1954): masyarakat adalah kelompok manusia yang besar yang mempunyai kebiasaan, sikap, tradisi dan perasaan persatuan yang sama

    Faktor-Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat . Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini :

    1. Berangotakan minimal dua orang.
    2. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
    3. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
    4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.

    Ciri / Kriteria Masyarakat Yang Baik. Menurut Marion Levy diperlukan empat kriteria yang harus dipenuhi agar sekumpolan manusia bisa dikatakan / disebut sebagai masyarakat.

    1. Ada sistem tindakan utama.
    2. Saling setia pada sistem tindakan utama.
    3. Mampu bertahan lebih dari masa hidup seorang anggota.
    4. Sebagian atan seluruh anggota baru didapat dari kelahiran / reproduksi  manusia.

    2.2  Kebudayaan

    Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.

    ·         Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

    ·         Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

    ·         Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

    ·         Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

    ·         Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

    Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

    Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

    Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

    1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
      • alat-alat teknologi
      • sistem ekonomi
      • keluarga
      • kekuasaan politik
    2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
      • sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
      • organisasi ekonomi
      • alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
      • organisasi kekuatan (politik)

    2.3  Perubahan Sosial Budaya

    Dalam teori HL blum tentang status ksehatan,maka dijelaskan tentang beberapa faktor yang mempengaruhi status kesehatan, antara lain:

    1.      lingkungan yang terdiri dari lingkungan fisik,social budaya,ekonomi,prilaku,keturunan,dan pelayanan kesehatan.

    2.      Blum juga menjelaskan,bahwa lingkungan sosial budaya tersebut tidak saja mempengaruhi status kesehatan,tetapi juga mempengaruhi perilaku kesehatan.

    Sebagaimana kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari banyak suku bangsa yang mempunyai latar budaya yang beraneka ragam.lingkungan budaya tersebut sangat mepegaruhi tingkah laku manusia yang memiliki budaya tersebut,sehingga dengan beranekaragam budaya,menimbulkan variasi dalam perilaku manusia dalam segala hal, termasuk dalam perilaku kesehatan.

    Dengan masalah tersebut,maka petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dangan latar budaya yang beraneka ragam, perlu sekali mengetahui budaya dan masyarakat yang dilayaninya,agar pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat akan memberikan hasil yang optimal,yaitu meningkatkan kesehatan masyarakat.

    Manusai adalah mahluk sosial yang dalam kehidupannya tidak bisa hidup sendiri sehingga membentuk kesatuan hidup yang dinamakan masyarakat.dengan definisi tersebut,Ternyata pengertian masyarakat masih dirasakan luas dan abstrak sehingga untuk lebih konkretnya maka ada beberapa unsur masyarakat,unsur masyarakat dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu:

    1.      kesatuan sosial dan

    2.      pranata sosial.

    Kesatuan sosial merupakan bentuk dan susunan dari kesatuan-kesatuan individu yang berinteraksi dengan kehidupan masyarakat.sedangkan yang dimaksud , pranata sosial adalah himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. norma-norma tersebut memberikan petunjuk bagi tingkah laku seseorang yang hidup dalam masyarakat. Kebudayaan. dalam pengertian yang terbatas,banyak orang yang memberikan definisi kebudayaan sebagai bangunan yang indah,candi,tari-tarian,seni suara dan seni rupa.

    Taylor memberikan definisi kebudayaan sebagai keseluruhan yang komleks yang didalamnya terkandung ilmu pengetahuan,kepercayaan dan kemampuan kesenian.moral hukam adat istiadat dan kemampuan lain serta kebiasaan-kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat.sedangkan menurut Koentjaraningrat mendefinisikan bahwa kebudayaan adalah seluruh kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang haus didapatkannya dengan belajar dan yang semuanya tesusun dalam kehidupan masyarakat.

    2.4  Aspek Sosial Budaya yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan dan Status Kesehatan

                Selanjutnya dijelaskan beberapa aspek sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan status kesehatan.yang pertama yaitu:

    1).umur

    2).jenis kelamin

    3).pekerjaan.

    4).sosial ekonomi

    jika dilihat dari aspek umur,maka ada perbedaan golongan penyakit berdasarkan golongan umur.misalnya dikalangan balita banyak yang menderita penyakit infeksi, sedangkanpada golongan dewasa atau usia lanjut lebih banyak menderita penyakit kronis.demikian juga dengan  aspek golongan menurut jenis kelamin,dikalangan wanita lebih banyak menderit kanker payudara,sedangkan pada pria,lebih banyak menderita kanker prosat.begitu juga dengan jenis pekerjaan,dikalangan petani lebih banyak menderita penyakit cacingan,karena aktifiasnya banyak dilakukan disawah,sedangkan pada buruh tekstil lebih banyak menderita penyakit salura pernafasan kaena banyak terpapar debu. keadaan sosial ekonomi juga mempengaruhi pada pola penyakit,bahkan juga berpengaruh pada kematian, misalnyaangka kematian lebih tinggi pada golonga yang status ekonominya rendah dibandingkan dengan status ekonominya tinggi. demikian juga obesitas lenih ditemukan pada kalangan masyarakat dengan status ekonoinya tinggi.

    Menurut H Ray Elling (1970) ada beberapa faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku kesehatan.antara lain

    1.self concept

    2.image kelompok.G.M foster menambahkan,bahwa identifikasi individu kepada kelompoknya juga berpengaruh terhadap perilaku kesehatan.

    A.pengaruh self concept

     kita ditentukan oleh tingkat kepuasan atau tidak kepuasan yang kita rasakan terhadap diri kita sendiri,terutama bagaimana kita ingin memperlihatkan diri kita kepada orang lain,oleh karena itu,secara tidak langsung self concept kita cenderung mementukan,apakah kita akan menerima keadaan diri kita seperti adanya atau berusaha untuk mengubahnya.

    Self concept adalah faktor yang penting dalam kesehatan,karena mempengaruhi perilaku masyarakat dan juga perilaku petugas kesehatan.

    B.pengaruh image kelompok.

    image seseorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok.sebagai contoh,seorang anak dokter akan terpapar oleh organisasi kedokteran dan orang-orang dengan pendidikan tinggi,sedangkan anak petani tidak terpapar dengan lingkungan medis,dan besar kemungkinan juga tidak becita-cita untuk menjadi dokter.

    C.pengaruh identifikasi kelompok sosialnya terhadap perilaku kesehata.

    Identifikasi kelompok kecilnya sangat penting untuk memberikan keamanan psikologis dan kepuasan dalam pekerjaan mereka.

    2.5 Aspek budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan

    Menurut G.M foster(1973)Aspek budaya yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang antaa lain adalah:

    1. tradisi
    2. sikap fatalism
    3. nilai
    4. ethnocentrisme
    5. unsur budaya dipelajari pada tingkat awal dalam proses sosialisasi.

    A.pengaruh tradisi terhadap perilau kesehatan dan status kesehatan.

    Ada beberapa tradisi dalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat, misalnya di New Guinea, pernah terjadi wabah penyakit kuru.penyakit ini menyerang susunan saraf otak dan penyebabnya adalah virus.penderita hamya terbatas pada anak-anak dan wanita.setelah dilakukan penelitaian ternyata penyakit ini menyebar karena adanya tadisi kanibalisme.

    B. pengaruh sikap fatalism terhadap perilaku dan status kesehatan.

    Hal ini adalah sikap fatalism yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan,beberapa anggota masyarakat di kalangan kelompok yang beragama Islam percaya bahwa anak adalah ttipan Tuhan,dan sakit atau mati itu adalah takdir,sehingga masyarakat kurang berusaha untuk mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit,atau menyelamatkan seseorang dari kematian.

    C. pengaruh sikap Ethnosentris terhadap perilaku dan status kesehatan

    Sikap ethnosentrime adalah sikap yang memandang bahwa kebudayaan sendiri yang paling baik jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain.misalnya orang-orang barat merasa bangga terhadap kemajuan ilmu dan teknologi yang dimilikinya,dan selalu beranggapan bahwa kebudayaannya paling maju,sehingga merasa superior terhadap budaya dari masyarakat yang sedang berkembang. tetapi dari sisi lain,semua anggota dari budaya lainnya menganggap bahwa yang dilakukan secar alamiah adalah yang terbaik. Oleh karena itu,sebagai petugas kesehatan kita harus menghindari sikap yang menganggap bahwa petugas adalah orang yang paling pandai,paling mengetahui tentang masalah kesehatan karena pendidikan petugas lebih tinggi dari pendidikan masyarakat setempat sehingga tidak perlu mengikut sertakan masyarakat tersebut dalam masalah kesehatan masyarakat.dalam hal ini memang petugas lebih menguasai tentang masalah kesehatan,tetapi masyarakat dimana  mereka bekerja lebih mengetahui keadaan di masyarakatnya sendiri.

    D. pengaruh perasaan bangga pada statusya,terhadap perilaku kesehatan.

    suatu perasaan bangga terhadap budayannya berlaku bagi setiap orang.hal tersebut berkaitan dengan sikap ethnosentrisme.

    E. pengaruh norma terhadap perilaku kesehatan.

    Seperti halnya dengan rasa bangga terhadap statusnya,norma dimasyarakat sangat mempengaruhi perilaku kesehatan dari anggota masyarakatnya yang mendukung norma tersebut. sebagai contoh,untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalami hambatan karena adanya norma yang melarang hubungan antara dokter sebagai pemberi layanan dengan ibu hamil sebagai pengguna layanan

    F. pengaruh nilai terhadap perilaku kesehatan

    Nilai yang berlaku dalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku kesehatan.nilai-nilai tersebut ada yang menunjang dan ada yang merugikan kesehata.beberapa nilai yang merugikan kesehatan misalnya adalah penilaian yang tinggi terhadap beras putih meskipun masyarakat mengetahiu bahwa beras merah lebih banyak mengandung vitamin B1 jika dibandingkan dengan beras putih,masyarakat ini memberikan nilai bahwa beras putih lebih enak dan lebih bersih.

    Contoh lain adalah masih banyak petugas kesehatan yang merokok meskipun mereka mengetahui bagaimana  bahaya merokok terhadap kesehatan.

    G.pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses sosialisasi terhadap perilaku kesehatan

    Pada tingkat awal proses sosialisasi,seorang anak diajakan antara lain bagaimana cara makan,bahan makanan apa yang dimakan,cara buang air kecil dan besar,dan lain-lain. kebiasaan tersebut terus dilakukan sampai anak tersebut dewasa dan bahkan menjadi tua.kebiasaan tersebut sangat mempngaruhi perilaku kesehatan yang sangat sulit untuk diubah.

    H.pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan

    Tidak ada perubahan yang terjadi dalam isolasi,atau dengan perkataan lain,suatu perubahan akan menghasilkan perubahan yang kedua dan perubahan yang ketiga.apabila seorang pendidik kesehatan ingin melakukan perubahan perilaku kesehatan masyarakat,maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan terjadi jika melakukan perubahan,menganalisis faktor-faktor yang terlibat/berpengaruh terhadap perubahan,dan berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebutapabila ia tahu budaya masyarakat setempat dan apabila ia tahu tentang proses perubahan kebudayaan,maka ia harus dapat mengantisipasi reaksi yang muncul yang mempengaruhi outcome dari perubahan yang  telah direncanakan.

    2.6 PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

    • Karena perilaku dipengaruhi budaya, maka untuk merubah perilaku juga harus dirubah budayanya
    • Bentuk perubahan sosial budaya:
    1. Perubahan yang terjadi secara lambat dan cepat
    2. Perubahan yang pengaruhnya kecil dan yang pengaruhnya besar
    3. Perubahan yang direncanakan dan yang tidak direncanakan
    • Perubahan kebudayaan yang terjadi dalam jangka waktu pendek disebut inovasi
    • Syarat inovasi:
    1. Masyarakat merasa membutuhkan perubahan
    2. Perubahan harus dipahami dan dikuasi masyarakat
    3. Perubahan dapat diajarkan
    4. Perubahan memberikan keuntungan di masa yang akan datang
    5. Perubahan tidak merusak prestise pribadi dan kelompok

    Penyebab perubahan tidak meluas:

    • Pengguna perubahan baru mendapat suatu hukuman
    • Penemuan baru sulit diintegrasikan ke dalam pola kebudayaan yang ada

    Bab III. Penutup

    A. Kesimpulan

    Untuk mencapai status kesehatan yang baik, baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosial, setiap individu atau kelompok harus mampu mengidentifikasi setiap aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan, dan mengubah atau mengantisipasi keadaan lingkungan agar menjadi lebih baik. Kesehatan, sebagai sumber kehidupan sehari-hari, bukan sekedar tujuan hidup. Kesehatan merupakan konsep yang positif yang menekankan pada sumber-sumber social, budaya dan personal. Dengan teori Blum ini kita dapat memperbaiki kondisi lingkungan yang buruk, dan juga hal-hal yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Seperti dengan cara memperbaiki 4 aspek utama  kesehatan, yaitu genetik, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan.

    B. Saran

    Melihat kondisi kesehatan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, maka perlu peran aktif semua pihak dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat,.Penyedia layanan kesehatan, masyarakat, pemerintah dan perusahaan perlu menjabarkan peta jalan pengembangan kesehatan masyarakat secara terpadu dan berkelanjutan.,Dibutuhkan kerjasama dalam merumuskan dan mengembangkan program kesehatan masyarakat sesuai karakteristik daerah setempat sehingga tahap perubahan menuju masyarakat sehat dalam pengelolaan kesehatan masyarakat menjadi bagian kesadaran dan pengetahuan masyarakat dan pada akhirnya memiliki self belonging bahwa kesehatan merupakan milik dan tanggung jawab bersama. Selain itu, pola penyegaran, pembinaan, pemberdayaan dan penguatan jaringan organisasi Puskesmas, Poskesdes, Posyandu, UKS/UKGS dan PMR sangatlah penting didalam mengembangkan sistem kesehatan masyarakat dengan tujuan menuju masyarakat sehat dan sejalan dengan melibatkan masyarakat semaksimal mungkin. Dengan partisipasi semaksimal mungkin dari organisasi aktif yang berada di masyarakat seperti Kader Posyandu, PKK, Taruna Karya, Pramuka, Sarjana Penggerak Pedesaan dan organisasi lainnya serta didukung oleh MUSPIDA setempat.

    DAFTAR PUSTAKA

    1.      Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta

    2.      Fisher, Augrey, 1986, Theories of Communication (Terjemahan Soejono Trimo), Bandung, Remaja Karya

    3.      Green, 1980, Health Education Planning, A Diagnostic Approach, The John Hopkins University, Maryland, Mayfield Publishing Company

    4.      Koentjaraningrat, 1996, Pengantar Anthropologi

    5.      Elling, Socio Cultural Influences On Health and Health Care

    6.      Foster, 1973, Traditional Societes in Technological Change

    7.      Elling,Ray,H,socio cultural influences on health and helth care

    8.      Foster,G,M, traditional societes in technological change,1973.Loentjaraningrat,pengantar anthropologi,1996

    9.      Kresno,sudarti,dkk.pencarian pertolongan  pengobatan bagi anak balita dengan diare di Jakarta utara,1996

    10.  Notoatmodjo,Soekidjo,promosi kesehatan teori dan aplikasi,edisi revisi,rineka cipta,Jakarta,2010

    11.  http://catatansafira.wordpress.com/2011/10/19/determinan-yang-mempengaruhi-status-kesehatan-2/

    12.  file:///G:/semester%202%20new/Semester%202/Ilmu%20Dasar%20Sosial/aspek-sosial-budaya-yang-berhubungan.html

    13.  file:///G:/semester%202%20new/Semester%202/Ilmu%20Dasar%20Sosial/budaya-yang-mempengaruhi-kesehatan.html

    14.  http://andaners.wordpress.com/2009/04/20/konsep-diri-self-concept/

    15.  file:///G:/semester%202%20new/Semester%202/Ilmu%20Dasar%20Sosial/pengaruh%20sosial%20budaya%20dlm%20kesehtan.htm

  • Laporak Praktikum Organ Pada Hewan dan Tumbuhan

    Organ Pada Hewan dan Tumbuhan

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang Masalah

    Makanan dan minuman merupakan kebutuhan vital bagi setiap manusia. Sebagai kebutuhan, makanan dan minuman tentunya harus memiliki kandungan yang baik guna mendukung kesehatan orang yang mengonsumsinya. Namun, ketika segala sesuatunya menjadi mahal seperti saat ini, makanan dan minuman banyak yang mengandung bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan termasuk di antaranya penggunaan zat warna metanil yellow pada berbagai produk sirup dan tahu. Zat warna terlarang merupakan zat warna berbahaya yang dilarang oleh pemerintah untuk ditambahkan ke dalam bahan pangan baik makanan maupun minuman termasuk diantaranya metanil yellow. Metanil yellow atau kuning metanil merupakan zat warna sintesis berbentuk serbuk, padat, berwarna kuning kecoklatan. Metanil yellow umumnya digunakan sebagai pewarna tekstil dan cat. Adapun ciri dari bahan pangan yang mengandung pewarna metanil yellow di antaranya ialah berwarna kuning menyolok dan cenderung berpendar, banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen (misalnya pada kerupuk).

    Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai sumber terhadap bahan makanan, realitas di lapangan  masih banyak ditemukan pedagang nakal yang meraub keuntungan besar dengan cara menambahkan zat warna metanil yellow dengan tujuan agar makanan terlihat lebih menarik dan tetap kuning. Saat ini metanil yellow banyak disalahgunakan dalam bahan pangan, beberapa diantaranya telah ditemukan di dalam bahan pangan jajanan berwarna kuning pada minuman sirup dan juga sebagai pewarna pada tahu. Sirup itu sendiri merupakan sediaan minuman cair berupa larutan yang mengandung sakrosa dan biasanya di dalamnya ditambahkan zat aditif makanan seperti zat warna, pengawet, zat pemanis dan aroma. Adapun masalah pangan lain yang masih sering dijumpai di lapangan pada produksi sirup lokal yaitu ketidaksesuaian antara kemasan label dengan  merek sirup, di mana semua sampel yang diuji tidak sesuai antara label dengan kemasan, contohnya pada sirup Pohon Nira yang menggunakan kemasan (botol) bermerek “Pohon Pinang” dan sirup Pala produksi Aceh Selatan yang menggunakan kemasan bermerek sirup “ABC”. Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul analisis zat warna metanil yellow pada sirup secara kualitatif menggunakan kromatografi lapis tipis.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakangan di atas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat zat warna metanil yellow pada minuman sirup secara kualitatif menggunakan kromatografi lapis tipis?

    C. Tujuan Masalah

    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi zat warna metanil yellow pada sirup.

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

    1. Menambah wawasan bagi penulis mengenai kandungan zat warna yang terdapat pada sirup menggunakan kromatografi lapis tipis.
    2. Memberikan informasi kepada pembaca tentang bahaya akan zat warna metanil yellow terhadap kesehatan.
    3. Memberikan kesadaran kepada pembaca untuk tidak jajan sembarangan.

    E. Penjelasan Istilah Penulis mendefiniskan beberapa istilah yang terdapat di dalam kolokium ini supaya tidak terjadi kesalahpahaman. 1.   Metanil yellow merupakan zat warna sintetik berbentuk serbuk, berwarna kuning kecoklatan, bersifat larut dalam air dan alkohol, agak larut dalam benzena dan eter, serta sedikit larut dalam aseton. 2.    Sirup merupakan larutan yang mengandung sakarosa dan biasanya ditambahkan pewangi atau aroma tertentu (zat aditif). Sirup yang diteliti pada percobaan ini adalah sirup merek Pohon Nira berwarna kuning untuk sampel pertama, sirup Pohon Nira berwarna orange sebagai sampel kedua dan sirup Pala berwarna oranye kemerah-merahan. Ketiga produk sirup ini merupakan produk lokal asli dari Aceh. 3.   Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan alat analisa yang cukup sederhana karena dapat menentukan ada tidaknya zat yang hendak dianalisis dalam suatu bahan.

    Bab II. Kajian Teoritis

    A. Metanil Yellow

    Metanil yellow atau kuning metanil merupakan bahan pewarna sintetik berbentuk serbuk, berwarna kuning kecoklatan, bersifat larut dalam air dan alkohol, agak larut dalam benzen dan eter, serta sedikit larut dalam aseton. Pewarna ini umumnya digunakan sebagai pewarna pada tekstil, kertas, tinta, plastik, kulit, dan cat, serta sebagai indikator asam-basa di laboratorium. Namun pada prakteknya, di Indonesia pewarna ini sering disalahgunakan untuk mewarnai berbagai jenis pangan antara lain kerupuk,mi, tahu, dan pangan jajanan yang berwarna kuning, seperti gorengan.

    Saat ini banyak kuning metanil disalahgunakan untuk pangan, beberapa diantaranya telah ditemukan di dalam bahan pangan jajanan berwarna kuning dan banyak juga sebagai pewarna pada tahu. Ciri pangan yang mengandug pewarna metanil yellow di antaranya berwarna kuning menyolok dan cenderung berpendar, banyak memberikan titik-titik warna karena tidak homogen (misalnya pada kerupuk).

    FAO/WHO Expert Commite on Food Additives (JECFA) dapat menggolongkan metanil yellow ini termasuk ke dalam zat warna sintesis. Zat pewarna metanil yellow merupakan zat pewarna industri tekstil yang dilarang untuk produk makanan, yang pada umumnya merupakan zat anorganik ataupun mineral alam. Zat anorganik berasal dari persenyawaan logam berat seperti aluminium, besi, tembaga dan lainnya. Zat warna ini bersifat racun dan berbahaya karena mengandung residu logam berat. Industri tekstil menggunakan logam berat sebagai bahan pengikat warna agar warna yang dihasilkan menjadi lebih terang dan indah. Bahkan ada beberapa industri tekstil yang menggunakan logam berat sebagai bahan pewarna. Logam berat yang terkandung di dalam pewarna tekstil dapat dilihat dari jenis limbah yang dihasilkan oleh industri tekstil tersebut, terutama arsenik (Ar), kadmium (Cd), krom (Cr), timbal (Pb), tembaga (Cu), dan seng (Zn). Proses pembuatan zat pewarna sintetik biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun. Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum mencapai produk akhir, harus melalui suatu senyawa antara (intermediat) yang kadang-kadang berbahaya dan sering kali tertinggal dalam hasil akhir. Untuk zat pewarna yang dianggap aman, ditetapkan bahwa kandungan arsen tidak boleh lebih dari 0,00014 persen dan timbal tidak boleh lebih dari 0,001 persen, sedangkan logam berat lainnya tidak boleh ada.[4] gambar serbuk metanil yellow  Berikut adalah tabel beberapa bahan-bahan yang dilarang beserta nomor indeks warnanya. No Nama Nomor Indeks Warna(C. I. No) 1 Auramine (C. I. Basic Yellow 2) 41000 2 Alkanet 75520 3 Butter Yellow (C. I. Solvent Yellow 2) 11020 4 Black 7984 (Food Vlack 2) 27755 5 Burn Unber (Pigment Brown 7) 77491 6 Chrysoidine (C. I. Basic Orange 2) 11270 7 Chrysoidine S (C. I. Food Yellow 8) 14270 8 Citrus Red No 2 12156 9 Chocolate Brown FB (Food Brown 2) – 10 Fast Red E (C.I Food Red 4) 16045 11 Fasi Yellow AB (C.I Food Yellow 2) 13015 12 Guinea Green B (C. I Acid Green No. 3) 52085 13 Indanthrene Blue RS (C.I Food Blue 4) 69800 14 Magenta (C.I Basid Violet 14) 42510 15 Metanil Yellow (Ext. D & C Yellow No. 1) 13065 16 Oil Orange SS (C.I Solvent Orange 2) 12100 17 Oil Orange XO (C.I Solvent Orange 7) 12140 18 Oil Orange AB (C.I Solvent Yellow 5) 11380 19 Oil Yellow AB (C.I Solvent Yellow 6) 11390 20 Orange G (C.I Food Orange 4) 16230 21 Orange GGN (C.I Food Orange 2) 15980 22 Orange RN (C.I Food Orange 1) 15970 23 Orchid and Orcein – 24 Ponceau 3R (Acid Red 1) 16155 25 Ponceau SX (C I Food Red 1) 14700 26 Ponceau 6R (C I Food Red 8) 16290 27 Rhodamin B (C.I Food Red 15) 45170 28 Sudan I (C. I Solvent Yellow 14) 12055 29 Scartet GN (Food Red 2) 14815 30 Violet 6B 42640 Also read :Perangkat Pembelajaran lengkap SMA/MA Kimia k13 permendikbud no 24 Tabel 2.1 Beberapa bahan-bahan yang dilarang beserta nomor indeksnya

    2.    Dampak Mengonsumsi Metanil Yellow

    Metanil yellow sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Oleh karena itu, pemerintah melalui Menteri Kesehatan telah mengeluarkan peraturan tegas  melalui MENKES/722/PER/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan dan juga peraturan Menteri Kesehatan No. 239/MENKES/PER/V/1985 tentang zat warna tertentu yang dinyatakan berbahaya dan dilarang untuk ditambahkan ke dalam makanan atau minuman. Pewarna kuning metanil sangat berbahaya jika terhirup, mengenai kulit, mengenai mata, dan tertelan. Dampak yang terjadi dapat berupa iritasi pada saluran pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata, dan bahaya kanker pada kandung dan saluran kemih. Apabila tertelan dapat menyebabkan iritasi saluran cerna, mual, muntah, sakit perut, diare, demam, lemah, dan tekanan darah rendah.[6]       B.     Sirup Sirup merupakan sediaan minuman cair berupa larutan yang mengandung sakarosa dan biasanya di dalamnya ditambahkan pewangi atau aroma tertentu. Sirup juga sering digunakan sebagai obat-obatan, kuliner serta minuman. Biasanya sirup dihidangkan bersama dengan makanan ringan, selain sebagai minuman sirup juga digunakan sebagai obat.      

    C.    Kromatografi Lapis Tipis 1.      Definisi Kromatografi Lapis Tipis Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan alat analisa yang cukup sederhana karena dapat menentukan jumlah komponen yang ada pada suatu bahan, bahkan dapat pula mengidentifikasi komponen-komponen tersebut. Pada dasarnya kromatograf lapis tipis (KLT atau TLC = Thin layer Chromatography) sangat mirip dengan kromatografi kertas, terutama pada cara melakukannya. Perbedaan nyata terlihat pada media pemisahnya, yakni digunakannya lapisan tipis adsorben halus yang tersangga pada papan kaca, aluminium atau plastik sebagai pengganti kertas. Lapisan tipis adsorben ini pada proses pemisahan berlaku sebagai fasa diam. Fasa diam KLT terbuat dari serbukhalus dengan ukuran 5 sampai 50 mikrometer. Serbuk halus ini dapat berupa suatu adsorben, suatu penukar ion, suatu pengayak molekul atau dapat merupakan penyangga yang dilapisi suatu cairan. Bahan adsorben sebagai fasa diam dapat digunakan silica gel, aluminium dan serbuk selulosa. Partikel silika gel mengandung gugus hidroksil di permukaannya yang akan membentuk ikatan hidrogen dengan molekul-molekul polar.[7] Kromatografi lapis tipis (KLT) dan kromatografi kertas (KKt) adalah metode kromatografi cair yang paling sederhana yang akan disajikan. Karena di sebagian besar laboratorium KKt telah diganti dengan KLT. Kromatografi Lapis Tipis dapat dipakai dengan dua tujuan. Pertama, dipakai selayaknya sebagai metode untuk mencapai hasil kualitatif, kuantitatif, atau preparatif. Kedua, dipakai untuk menjajaki sistem pelarut dan sistem penyangga yang akan dipakai dalam kromatografi kolom atau kromatografi cair kinerja tinggi.[8] Kromatografi lapis tipis merupakan teknik pemisahan yang fasa diam dapat ditempatkan dalam sebuah kolom, maupun dibuat sebagai lapisan tipis diatas plat dari gelas atau aluminium. Kromatografi lapis tipis diklasifikasikan sebagai kromatografi planar (datar) untuk membedakannya dari kromatografi yang menggunakan fasa diam di dalam sebuah kolom.[9] Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa kromatografi lapis tipis merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murni dan mengetahui kuantitasnya. Teknik ini merupakan analisis cepat yang memerlukan  bahan sangat sedikit, dan sederhana. Kromatografi lapis tipis dapat digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa yang sifatnya hidrofilik seperti lipid-lipid dan hidrokarbon. Gambar 2.2. Plat Kromatografi Lapis Tipis 2.      Mengapa perlu dilakukan identifikasi zat warna secara kualitatif dengan metode kromatografi lapis tipis? Identifikasi zat warna menggunakan metode kromatografi lapis tipis perlu dilakukan karena efisiensi waktu dan tidak memerlukan peralatan yang sangat khusus. Identifikasi zat warna dengan menggunakan kromatografi lapis tipis bertujuan untuk mengetahui kepositifan suatu sampel sirup lokal apakah terdapat zat warna metanil yellow atau tidak. Oleh karena itu, merujuk kepada Permenkes nomor 033/Menkes/2012 tentang Bahan Tambahan Pangan juga dalam lampiran Permentan nomor 32/permentan/OT.140/3/2017 mengatakan bahwa zat warna methanil yellow merupakan zat warna berbahaya yang tidak boleh digunakan dalam industri makanan dan minuman walaupun dalam kadar yang sedikit. Ini berarti bahwa penelitian tidak perlu dilanjutkan ke tahap analisis secara kuantitatif, cukup secara kualitatif. 3.      Penelitian terdahulu terkait dengan analisis zat warna menggunakan kromatografi lapis tipis Penelitian tentang zat warna pernah dilakukan oleh Sigar, dkk (2012), di mana hasil penelitiannya tidak terdapat zat warna metanil yellow pada minuman sirup ABC di Kota Manado.[10] Penelitian lainnya mengenai analisis zat warna methanil yellow juga dilakukan oleh Lidya, dkk (2013), di mana hasil penelitiannya membuktikan bahwa sampel-sampel kue berwarna merah muda yang beredar di kota Manado ternyata ada yang positif menggunakan Rhodamin B.[11] Also read :Koloqium pemanfaatan buah kawista sebagai bahan dasar pembuatan sirup

    Bab III. Metode Praktikum

    A.    Lokasi dan Jadwal Pelaksaan

    Percobaan ini dilakukan di laboratorium pendidikan kimia Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, desa Rukoh, Kec. Syiah Kuala, Kab. Banda Aceh. Percobaan ini dilakukan selama 2 hari yaitu tanggal 10-11 Oktober 2017.

    B.     Populasi dan Sampel

    Adapun yang menjadi populasi pada percobaan ini adalah semua jenis sirup lokal produksi Aceh berwarna kuning dan oranye serta oranye kemerah-merahan di daerah Aceh, sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sirup lokal merek pohon Nira warna kuning, sirup merek pohon Nira warna oranye dan sirup Pala warna oranye kemerah-merahan.

    C.    Alat dan Bahan

    a.    Alat Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini diantaranya ialah : Timbangan, gelas ukur 50 mL, pipet tetes, spatula, gelas kimia 100 mL, gelas kimia 30 mL, pipa kapiler, botol reagent, penggaris 30 cm, pensil, plat KLT 2,5 cm x 6 cm, kaca arlogi, dan pemanas. b.   Bahan Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini diantaranya ialah : benang wool, aquades, sirup lokal merek pohon Nira warna kuning, sirup merek pohon Nira warna oranye dan sirup Pala berwarna oranye kemerah-merahan, dietil eter, alkohol, methanil yellow, natrium hidroksida, n-butanol, asam asetat, dan ammoniak.  

    D.    Prosedur Kerja

    Langkah-langkah kerja yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini adalah  :      

    1.      Benang wool 15 cm didihkan dalam air dan dikeringkan.       2.      Dicuci dengan eter.       3.      Didihkan dengan NaOH.       4.      Dibilas dengan air.      5.     Dimasukkan benang wool ke dalam 35 mL sampel sirup lokal yang sudah diasamkan dengan asam asetat dan didihkan selama 10 menit.       6.     Benang wol dicuci dengan aquadest, dimasukkan ke dalam 5 mL ammoniak 10% dan didihkan.        7.      Dibuat larutan baku Methanyl Yellow dengan dilarutkan 0,1 gram serbuk Methanyl Yellow dengan 100 mL etanol.       8.      Dibuat larutan eluen dengan dengan n-butanol : asam asetat glasial : aquadest (4:5:1) mL.       9.      Ditotolkan sirup dan larutan baku pada lempeng KLT.      10.    Dimasukkan lempeng KLT ke dalam larutan eluen dan diamati.

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    A.      Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian uji secara kualitatif untuk mengidentifikasi zat warna metanil yellow pada sirup menggunakan kromatografi lapis tipis.  Hasil analisis secara kualitatif menggunakan kromatografi lapis tipis ini ditunjukkan pada tabel 4.1 berikut : Nama Tinggi bercak (cm) Tinggi Eluen (cm) Nilai Rf Keterangan Baku A 1,5 5 0,3 Positif Baku B 1,0 5 0,2 Positif Baku C 1,3 5 0,26 Positif Sampel A – – – Negatif Sampel B – – – Negatif Sampel C – – – Negatif Tabel 4.1 Hasil Analisis zat warna methanil yellow secara kualitatif pada sirup lokal menggunakan metode kromatografi lapis tipis. Keterangan    : Baku A              = baku dari sirup pohon nira berwarna kuning Baku B             = baku dari sirup pohon nira berwarna oranye Baku C             = baku dari sirup pala berwarna oranye kemerah-merahan Sampel A         = sampel dari sirup pohon nira berwarna kuning Sampel B         = sampel dari sirup pohon nira berwarna oranye Sampel C         = sampel dari sirup pala warna oranye kemerah-merahan B.       Pembahasan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis zat warna metanil yellow pada sirup menggunakan kromatografi lapis tipis. Zat warna Methanyl Yellow merupakan salah zat warna sistesis yang dilarang penggunaannya dalam produk pangan. Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi zat warna Methanyl Yellow dalam sirup lokal produksi Aceh berwarna kuning dan oren serta warna keemasan di daerah Aceh, sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sirup lokal merek pohon Nira warna kuning, sirup merek pohon Nira warna oranye dan sirup Pala warna oranye kemerah-merahan.  Identifikasi zat warna methanil yellow menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) dilakukan melalui beberapa tahapan, adapun tahapan-tahapan tersebut diantaranya yaitu : pembuatan larutan uji, pembuatan larutan baku, kemudian pengujian dengan lempeng (KLT). Tahap pertama dilakukan pembuatan larutan uji, yaitu dengan mencuci terlebih dahulu benang wool yang sudah dididihkan dan dikeringkan dengan larutan eter, tujuan pencucian dan pendidihan benang wool agar kotoran-kotoran dan lemak yang terdapat pada benang wool tersebut hilang dengan bantuan pemanasan. Benang wool tersebut didihkan dengan NaOH dan dibilas dengan air, karena dalam suatu basa akan terjadi pelunturan atau pelarutan warna. Tujuan pengasaman sampel minuman lokal agar sampel minuman sirup lokal akan mudah tertarik ke dalam benang wool tersebut. selanjutnya benang wool yang telah dicuci dimasukkan ke dalam larutan amoniak  agar terjadi penjenuhan pada benang wool. Pada saat benang diangkat pewarna mewarnai benang tersebut, selanjutnya dicuci dengan aquadest dan dididihkan beberapa saat dengan  5 mL larutan amoniak, pewarna akan luntur karena tertarik oleh larutan amoniak. Tahap kedua yaitu membuat larutan baku dengan mengencerkan 0,1 gram (100 mg) serbuk Methanyl Yellow dengan 0,1 L (100 mL) etanol sesuai dengan rumus ppm yaitu ppm = 100 mg zat terlarut per 100 mL etanol = 1000 ppm. Jadi, pada tahap kedua ini dibuat larutan baku methanil yellow sebanyak 1000 ppm menggunakan pelarut etamol. Tahap ketiga yaitu uji kualitatif dengan metode Kromatografi Lapis Tapis. Sebelum dilakukan uji analisis secara kualitatif, harus dilakukan terlebih dahulu pembuatan larutan eluen yang berguna sebagai pelarut. larutan eluen berfungsi agar terjadi elusi  pada fase gerak di mana fase gerak merupakan campuran pelarut organik dengan air. Pemilihan pelarut organik ini sangat penting karena akan menentukan keberhasilan pemisahan. Pendekatan polaritas adalah yang paling sesuai untuk pemilihan pelarut. Senyawa polar akan lebih mudah terelusi oleh fase gerak yang bersifat polar dari pada fase gerak yang non polar. Sebaliknya, senyawa non polar lebih mudah terelusi oleh fase gerak non polar dari pada fase gerak yang polar.

    Fase gerak yang digunakan pada penelitian ini berupa n-butanol : asam asetat glasial : aquadest dengan perbandingan 4 : 5 : 1, fase gerak ini berfungsi untuk membawa noda-noda dari larutan baku dan sampel sehingga bisa dihitung faktor retensi (Rf-nya). Larutan baku dan larutan uji masing-masing ditotolkan pada lempeng KLT dengan menggunakan pipa kapiler dan dielusi, jarak kira-kira yang ditotolkan adalah 1,0 cm dari ujung bawah plat kromatografi lapis tipis dan 1,5 cm dari atas plat kromatografi lapis tipis. Hal ini bertujuan supaya pada saat dielusi, bercak noda yang naik dapat dilihat dengan jelas dan tidak tercampur satu sama lain, lempeng yang telah ditotolkan dielusi dalam chamber, diganti chamber dengan botol reagen. Perhitungan Rf menggunakan rumus : (Rubiyanto, 2016[13]) Hasil pada lempeng KLT terlihat bahwa hanya totolan larutan baku Methanyl Yellow yang dibawa oleh fase gerak dengan nilai Rf yang berbeda-beda. hal ini dikarenakan pada sampel sirup lokal Pohon Nira warna oranye memiliki zat warna yang berbeda dengan zat warna yang terkandung pada sirup pohon nira warna kuning ataupun pada sirup pala. Nilai Rf baku yang didapatkan pada penelitian ini untuk sirup Pohon Nira warna oranye (A), sirup pohon Nira warna kuning (B) dan Sirup Pala (C) berturut-turut memiliki nilai Rf baku masing-masing yaitu 0,3, 0,2 dan 0,26.  Nilai Rf sampel yang diperoleh pada penelitian ini adalah 0 karena tidak terjadi kenaikan eluen ketika proses elusi.  Hasil analisis zat warna menggunakan metode kromatografi lapis tipis menunjukkan bahwa terjadi perbedaan nilai Rf antara larutan baku A dengan larutan uji A, larutan baku B dengan larutan uji B juga terjadi perbedaan antara larutan baku C dengan larutan uji C. Seperti yang dikemukaan oleh Rohman dalam Lubis bahwa dua senyawa dikatakan identik jika mempunyai nilai Rf yang sama jika diukur pada kondisi KLT yang sama. Untuk sampel yang tidak memiliki harga Rf ketika dilakukan pengujian kualitatif dengan menggunakan KLT tidak menimbulkan bercak sehingga hasilnya dianggap negatif atau diduga tidak mengandung metanil yellow.

    Hasil penelitian tentang analisis zat warna methanil yellow pada sirup secara kualitatif menggunakan metode kromatografi lapis tipis diperoleh nilai Rf baku yang berkisar antara 0,2 – 0,30 untuk ketiga sampel, ini menandakan bahwa daya elusi fase gerak pada penelitian ini sudah baik dan maksimal. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Rohman dalam Zaki di mana dalam memilih dan mengoptimasi fase gerak perlu memperhatikan beberapa petunjuk di antaranya yaitu daya elusi fase gerak harus diatur sedemikian rupa sehingga nilai Rf terletak antara 0,2-0,8 untuk memaksimalkan pemisahan.[15] Penentuan kandungan zat warna dalam sirup dilihat berdasarkan kesamaan bercak jarak yang ditempuh noda dengan jarak yang ditempuh eluen  antara larutan uji dengan larutan sampel, jika bercak larutan uji sama dengan dengan larutan baku, maka dipastikan dalam sampel tersebut terkandung zat warna, namun jika harga Rf baku tidak sama dengan Rf sampel maka sampel tersebut bebas dari zat warna yang diidentifikasi. Hal ini sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Mukaromah A..H., dan Maharani E.T.

    Bab V. Penutup

    A.    Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :       1.  Metanil yellow merupakan zat warna berbahaya yang dilarang untuk digunakan dalam industri makanan maupun minuman.       2.  Hasil penelitian pada percobaan menggunakan metode kromatografi lapis tipis diperoleh nilai Rf baku sirup Pohon Nira warna oranye (A), sirup pohon Nira warna kuning (B) dan Sirup Pala (C) berturut-turut yaitu 0,3, 0,2 dan 0,26.       3.  Tidak teridentifikasi adanya zat warna methanil yellow pada sirup lokal merek pohon Nira warna kuning, sirup lokal merek pohon Nira warna oranye dan sirup Pala berwarna oranye kemerah-merahan.      4.  Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu metode yang baik untuk analisis zat warna methanil yellow.     B.     Saran        Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka sangat disarankan bagi peneliti untuk :        1. Disarankan untuk menggantikan  dietil eter dengan thinner.      2. Disarankan untuk menggantikan pelarut organik (eluen) yang sesuai dengan sifat polar methanil yellow.      3. Perlu dianalisis secara kontinu (berkesinambungan) terhadap produk sirup yang beredar di Aceh khususnya pada produk sirup lokal.      4.  Perlu dilakukan analisis terhadap produk-produk lain yang memiliki kesamaan prinsip identifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis, terutama pada produk yang memiliki visualisasi yang mencolok. DAFTAR PUSTAKA Adam Wiryawan, Ririn Retnowati, Akhmad Sabarudin. (2008). Kimia Analitik. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. BPOM. 2013. “Bahaya Metanil Yellow Pada Pangan”, Jurnal InfoPOM, 14(2): h.7. Eka, Reysa. (2013). Rahasia Mengetahui Makanan Berbahaya. Jakarta: Titik Media Publisher. ELisa, “Kromatografi Lapis Tipis (Thin Layer Cromatography)”, elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/24048/a877915a150aeace10a diakses pada 16 Oktober 2017. Esti Santi Sigar, dkk, 2012. “Analisis Zat Warna Methanyl Yellow dalam Minuman Es Sirup di Kawasan Kota Manado”. Jurnal Pharmacon, 1(2):  h. 110. Gritter. RJ. (1991). Pengantar Kromatografi. Bandung: ITB. Also read :Bab 2 Pemanfaatan buah kawista sebagai bahan dasar pembuatan sirup Lubis, Novriyanti, “Analisis Kandungan Zat Pewarna Metanil Yellow Pada Beberapa Produk Tahu Kuning yang Beredar di Wilayah Garut dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometri Visible”, artikel ilmiah. diakses pada tanggal 16 Oktober 2017 dari situs http://farmasi.uniga.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/Kimia-Farmasi.pdf Menteri Kesehatan RI. (1985). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 239 Tahun 1985. Jakarta : Kemenkes RI. Menteri Kesehatan RI. (2012). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2012 No. 033. Jakarta : Kemenkes RI. Menteri Pertanian RI. (2017) Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 32/permentan/OT.140/3/2017. Jakarta : Kemenkes RI. Mukaromah A.H., dan Maharani E.T. 2008. “Identifikasi Zat Warna Rhodamine B pada Lipstik Berwarna Merah”. Jurnal Ilmu Kesehatan. 1(1): h. 39. Rubiyanto, Dwiarso. (2016). Teknik Dasar Kromatografi. Yogyakarta: Budi Utama. Soebagio. (2002). Kimia Analitik II. Malang: Universitas Negeri Malang. Sosilo, Anthony. 2014. “Pengaruh Pemberian Metanil Yellow Peroral Dosis Bertingkat Selama 30 Hari Terhadap Gambaran Histopatologi Ginjal Mencit Balb/C”. Skripsi, Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponogoro: h. 7. Yamlean, Paulina V, Y. 2011. “Identifikasi dan Penetapan Kadar Rhodamin B pada Jajanan Kue Berwarna Merah Muda yang Beredar di Kota Manado”. Jurnal Ilmiah Sains. 11(2): h. 292. Zaki, Muhammad Munawaffaq. 2013. “Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Ekstraks n-Heksana Lumut Hati Mastigophora diclados (Brid. Ex Web) Ness”. Skripsi, Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan: h. 9. [1]Eka, Reysa. Rahasia Mengetahui Makanan Berbahaya. (Jakarta: Titik Media Publisher, 2013), h. 64. [2] BPOM, “Bahaya Metanil Yellow Pada Pangan” , Jurnal InfoPOM, Vol. 14, No. 2, Maret 2013, h.7. [3]Sosilo, Anthony, “Pengaruh Pemberian Metanil Yellow Peroral Dosis Bertingkat Selama 30 Hari Terhadap Gambaran Histopatologi Ginjal Mencit Balb/C”, Skripsi, Semarang:  Fakultas Kedokteran Universitas Diponogoro, 2014, h. 7. [4] Eka, Reysa. Rahasia Mengetahui Makanan …, h. 64. [5]Menteri Kesehatan RI, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 239 Tahun 1985, (Jakarta : Kemenkes RI), h. 7. [6] BPOM RI, Bahan Berbahaya yang Dilarang Untuk Pangan, Agustus 2016. diakses pada tanggal 16 Oktober 2017 dari situs :http://www.pom.go.id/mobile/index.php/view/berita/139/ [7]Soebagio, Kimia Analitik II, (Malang: Universitas Negeri Malang, 2002), h. 87. [8]Gritter. RJ, Pengantar Kromatografi, (Bandung: ITB, 1991), h. 107-108. [9]Adam Wiryawan, Ririn Retnowati, Akhmad Sabarudin, Kimia Analitik. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h.189. [10]Sigar, E, S., dkk, “Analisis Zat Warna Methanyl Yellow dalam Minuman Es Sirup di Kawasan Kota Manado”. Jurnal Pharmacon, Vol. 1, No. 2, 2012. h. 110. [11] Yamlean, Paulina V, Y,  “Identifikasi dan Penetapan Kadar Rhodamin B pada Jajanan Kue Berwarna Merah Muda yang Beredar di Kota Manado”.Jurnal Ilmiah Sains, Vol. 11, No.2, 2011.  h. 292. [12]ELisa, “Kromatografi Lapis Tipis (Thin Layer Cromatography)”, elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/24048/a877915a150aeace10a diakses pada 16 Oktober 2017. [13] Rubiyanto, Dwiarso. Teknik Dasar Kromatografi. (Yogyakarta: Budi Utama, 2016), h. 37. [14] Lubis, Novriyanti, “Analisis Kandungan Zat Pewarna Metanil Yellow Pada Beberapa Produk Tahu Kuning yang Beredar di Wilayah Garut dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometri Visible”, artikel ilmiah. farmasi.uniga.ac.id/wp-content/uploads/2015/05/Kimia-Farmasi.pdf diakses pada 16 Oktober 2017. [15] Zaki, Muhammad Munawaffaq. “Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Ekstraks n-Heksana Lumut Hati Mastigophora diclados (Brid. Ex Web) Ness”. Skripsi, Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu

    Kesehatan, 2013, h. 9. Sumber : https://idchemistri.blogspot.com/2017/11/analisis-zat-warna-methanil-yellow-pada.html

  • Laporan Praktikum Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikribiologi

    Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikribiologi

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Sebelum memulai bekerja di laboratorium, setiap mahasiswa diharapkan sudah mengetahui atau mengenal berbagai jenis peralatan standar yang secara umum diperlukan, digunakan dan disimpan dalam laboratorium. Peralatan yang ada di suatu laboratorium, khususnya di Laboratorium Ilmu Penyakit Tumbuhan, dapat dikelompokkan menjadi dua besar yaitu kelompok peralatan yang sederhana dan peralatan besar yang lebih rumit. Peralatan sederhana dapat dioperasikan dan digunakan dengan mudah oleh setiap mahasiswa tanpa perlu keterampilan khusus, misalnya berbagai peralatan gelas dan keramik standar, timbangan, dan bunsen. Peralatan yang lebih besar dan rumit memerlukan penanganan yang lebih khusus atau memerlukan teknisi untuk mengoprasikannya.

    Dalam kegiatan praktikum pertama ini, mahasiswa akan mendapat kesempatkan kesempatan untuk mengenali berbagai jenis alat laboratorium beserta masing-masing fungsinya dan pemahaman prinsip kerjanya.

    B. Tujuan Praktikum

    1. Mengenal berbagai jenis peralatan standar dalam laboratorium
    2. Mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium
    3. Mengetahui prinsip kerja dari setiap alat yang ada di laboratorium

    II. METODOLOGI

    2.1 Alat dan Bahan
    Alat-alat laboratorium yang akan diperkenalkan terdiri dari : alat-alat gelas dan peralatan sederhana seperti cawan petri, pipet ukur, pipet tetes, tabung reaksi, labu erlenmeyer, mortar & pastle, gelas beker/beaker glass, tabung durham, gelas ukur, bunsen burner, jarum ose, jarum ent, PH meter universal, pinset, rubber bulp,cover glass & preparat,drygalski dan mikropipet. Sedangkan peralatan lain yang lebih besar dan cukup rumit seperti mikroskop majemuk, mikroskop stereo, oven, autoklaf, incubator, hotplate, magnetic stirrer, orbital shaker, colony counter, Laminar Air Flow(LAF), spectrophometer dan water stiller.

    2.2 Cara Kerja
    Dalam praktikum kali ini ada beberapa cara kerja yang harus dilakukan yaitu  : alat-alat yang telah disiapkan di dalam laboratorium diamati dengan baik dan di gambar pada kertas HVS. Pada setiap gambar diberikan keterangan berupa rincian nama, bagian-bagian alat dan fungsinya. Kemudian, pada alat yang rumit dan penting, ditulis penjelasan singkat tentang prinsip kerjanya .

    III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    3.1 Hasil Pengamatan
    No Foto Gambar Nama Alat
    1
    Cawan Petri
    2
    Pipet Ukur

    3
    Pipet Tetes
    4
    Tabung Reaksi
    5
    Erlenmeyer
    6
    Mortar & Pestle
    7
    Beaker Glass/ Gelas Beker
    8
    Gelas Ukur
    9
    Driglasky
    10
    Bunsen Burner / Pembakar Bunsen
    11
    Jarum Ose
    12
    Jarum Ent
    13
    pH Meter Universal
    14
    Pinset
    15
    Ruber Bulp
    16
    Cover Glass dan Preparat
    17
    Tabung Durham
    18
    Mikropipet
    19
    Mikroskop Majemuk
    20
    Mikroskop Stereo
    21
    Oven
    22
    Autoklaf
    23
    Incubator
    24
    Orbital Shaker
    25
    Hot Plate
    26
    Magnetic Stirrer
    27
    Colony Counter
    28
    LAF (Laminar Air Flow)
    29
    Spectrop Hotometer
    30
    Water Distiller

    3.2 Pembahasan

    Alat-alat yang akan digunakan di dalam Laboratorium Mikobiologi terdiri dari alat-alat yang terbuat dari kaca, alat-alat yang sederhana sampai alat-alat yang lebih rumit dalam penerapannya. Adapun alat-alat yang terbuat dari kaca antaralain:
    • Cawan petri

    adalah sebuah wadah yang bentuknya bundar dan terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk membiakkan sel. Cawan Petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya.. Alat ini digunakan sebagai wadah untuk penyelidikan tropi dan juga untuk mengkultur bakteri,Spora,khamir,biji-bijian.

    • Pipet ukur (measuring pipette)

    Pipet Ukur berfungsi untuk memindahkan larutan atau cairan ke dalam suatu wadah dengan berbagai ukuran volume. Untuk ukuran volume pada Pipet ukur yang paling besar adalah pipet ukur dengan volume 50ml.

    • Pipet tetes (drop pipette)

    Pipet tetes adalah jenis pipet yang berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutup karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.

    Terkadang saat melakukan percobaan reaksi kimia di laboratorium, bahan yang kita perlukan jumlahnya tidaklah terlalu besar sehingga tidak bisa diukur dengan alat ukur yang berskala. Untuk keperluan itu dipeargunakan pipet tetes. Pipet tetes ini hanya digunakan untuk bahan yang bersifat cair. Jika ada bahan padatan yang harus diukur menggunakan pipet tetes, maka padatan tersebut harus terlebih dahulu di larutkan.

    Pipet tetes berfungsi untuk memindahkan cairan dari wadah satu ke wadah yang lain dalam jumlah yang sangat sedikit yaitu setetes demi tetes. Pemindahan cairan dengan menggunakan pipet tetes memang memakan waktu yang lama, tapi demi keakuratan percobaan, biasanya hal itu tersebut memang terpaksa dilakukan. Pipet tetes terdiri dari berbagai ukuran. Semakin besar ukuran pipet tetes, maka semakin besar pila jumlah cairan yang diteteskan.

    • Tabung reaksi

    Deskripsi Tabung reaksi adalah tabung yang terbuat dari sejenis kaca yang dapat menahan perubahan temperatur dan tahan terhadap reaksi kimia. Tabung reaksi disebut juga Test Tube atau Culture tube. Culture tube adalah tabung reaksi tanpa bibir yang biasanya digunakan dalam pembiakan mikroorganisme pada medium cair. Tabung reaksi ada yang dilengkapi dengan tutup ada juga yang tanpa tutup. Tabung reaksi terdiri dari berbagai ukuran tergantung kebutuhan. Tersedia berbagai ukuran tabung reaksi. Besarnya ukuran tabung reaksi ditentukan berdasarkan ukuran diameter. Berbagai macam ukuran tabung reaksi, antara lain: 10×75 mm;12×100 mm;16×150 mm; dan 24×150 mm. Dalam penggunaannya, tabung reaksi biasanya dibantu dengan penjepit kayu untuk memudahkan pemanasan bahan yang direaksikan dan untuk menghindari bahaya yang ditimbulkan dari suatu reaksi kimia. Fungsi Fungsi tabung reaksi adalah sebagai berikut. Tabung reaksi digunakan sebagai tempat mereaksikan dua atau lebih zat dalam skala kecil. Tabung reaksi berfungsi sebagai tempat pengembang-biakanan mikroba, misalnya pada pengujian penentuan jumlah bakteri.

    • Erlenmeyer

    Sebuah labu Erlenmeyer, juga dikenal sebagai labu berbentuk kerucut, adalah jenis labu laboratorium yang banyak digunakan. Memiliki tubuh berbentuk kerucut, leher silinder dan dilengkapi dengan dasar yang datar.  Alat ini dinamai menurut nama kimiawan asal Jerman Emil Erlenmeyer, yang menciptakannya pada tahun 1860.

    Labu Erlenmeyer adalah wadah berbentuk kerucut dengan leher, sehingga anda dapat memegang labunya atau mencantelkan sebuah penjepit atau menggunakan stopper. Labu Erlenmeyer digunakan untuk mengukur, mencampur dan menyimpan cairan. Bentuknya membuat botol ini sangat stabil. Alat laboratorium ini adalah salah satu alat yang paling umum digunakan dalam laboratorium kimia. Kebanyakan Labu Erlenmeyer terbuat dari kaca borosilikat sehingga Erlenmeyer dapat dipanaskan dengan api atau autoclaved. Ukuran yang paling umum dari Labu Erlenmeyer adalah 250 ml dan 500 ml. Labu Erlenmeyer juga terdapat dalam ukuran 50 125, 250, 500, 1000 ml. Labu Erlenmeyer dapat disegel dengan gabus atau stopper atau tempat plastik atau film parafin atau watch glass di atas mereka.

    • Mortar dan Pestle

    Mortar dan Pestle adalah alat yang digunakan untuk menghancurkan suatu bahan atau sample seperti daun, akar, seedling, biji, dan lain-lain, untuk tujuan isolasi DNA, RNA, atau protein.
    Mortar adalah bagian wadahnya, sedangkan pestle adalah bagian batang yang dipegang. Lama penggerusan sangat tergantung jenis bahan, kekuatan penggerus, dan keahlian menggunakan alat tersebut.

    • Gelas Beker

    Beker dapat terbuat dari kaca (umumnya kaca borosilikat ataupun dari plastik. Beker yang digunakan untuk menampung zat kimia yang korosif seperti asam atau zat-zat lainnya yang sangat reaktif biasanya terbuat dari PTFE ataupun bahan-bahan yang reaktivitasnya rendah.
    Beker atau kadangkala disebut sebagai gelas beker adalah sebuah wadah penampung yang digunakan untuk mengaduk, mencampur, dan memanaskan cairan yang biasanya digunakan dalam laboratorium. Beker secara umum berbentuk silinder dengan dasar yang bidang dan tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 1 mL sampai beberapa liter.

    Beker dapat ditutup dengan kaca pengamat untuk mencegah kontaminasi dan penyusutan zat. Beker seringkali dibubuhi dengan ukuran yang terdapat pada sisi beker yang mengindikasikan volume tertampung. Sebagai contoh, beker dengan volume 250 mL ditandai dengan garis-garis yang mengindikasikan volume zat tertampung sebesar 50, 100, 150, 200, dan 250 mL. Keakuratan ukuran ini sangat bervariasi.

    • Gelas drigalsky

    Menyebarkan suatu biakan atau cairan dipermukaan medianya. Bentuknya segitiga kecil dan biasanya digunakan untuk meratakan suatu media dalam praktikum. Drigalsky terbuat dari kaca dengan bentuk pipa lurus namun pada salah satu bagian ujungnya berbentuk segitiga.

    • Pembakar  Bunsen

    Pembakar Bunsen (Bunsen Burner) Salah satu alat yang berfungsi untuk menciptakan kondisi yang steril adalah pembakar bunsen. Untuk sterilisasi jarum ose atau yang lain, bagian api yang paling cocok untuk memijarkannya adalah bagian api yang berwarna biru (paling panas). Perubahan bunsen dapat menggunakan bahan bakar gas atau metanol.

    • Cover glass dan Preparat

    Preparat adalah kaca tipis beebentuk persegi panjang yang digunakan untuk meletakkkan objek preparat yang sudah bipotong tipis, untuk diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya. Cover glass adalah kaca persegi yang berfungsi menutup objek preparat yang ada di kaca preparat.

    • Tabung Durham

    Tabung Durham merupakan alat yang digunakan di dunia mikrobiologi untuk mendeteksi produksi gas yang dihasilkan dari mikroorganisme. Alat ini berukuran sangat kecil, ditempatkan pada tabung reaksi yang telah berisi cairan pertumbuhan mikroorganisme dan zat indikator yang dapat menandai terjadinya perubahan warna karena adanya perubahan derajat keasaman dan gas yang dihasilkan. Produksi gas dicirikan dengan terdapatnya gas di ujung tabung durham setelah mikroorganisme diinokulasi dan diinkubasi. Penggunaan tabung durham ini biasa dilakukan pada pengujian biokimia dalam identifikasi bakteri. Metode ini pertama kali ditemukan oleh seorang ahli mikrobiologi pada tahun 1898 yang bernama Herbert Durham.

    Selain dari alat-alat di atas, terdapat pula jenis alat yang sederhana. Sederhana yang dimaksud adalah adalah alat yang dalam penggunaanya tidak diperlukan tehnik-tehnik khusus, sehingga semua praktikan dapat menggunakannya sendiri. Beberapa alat tersebut yaitu:

    • Jarum Ent

    Jarum Ent berfungsi untuk memindahkan biakanuntuk ditanam/ditumbuhkan ke media baru. Jarum Ent biasanya terbuat dari kawat nichrome atau platinum sehingga dapat berpijar jika terkena panas.

    • Jarum Ose

    Jarum Ose berfungsi untuk menginokulasi kultur mikrobia khususnya mikrobia aerob dengan metode streak juga untuk mengambil dan menggores MO yang terdiri dari ose lurus untuk menanam MO dan ose bulat untuk menggores MO yang biasanya berbentuk zig-zag.

    • Pinset

    Pinset alat yang terbuat dari besi. Pinset (yang ujungnya lancip), digunakan untuk mengambil atau menarik beberapa sampel.fungsi pinset itu untuk menjepit benda kecil atau pun yang sangat lembek(lembut).

    • Rubber Bulb

    Pipet Filler atau Rubber Bulb adalah alat untuk menyedot larutan yang dapat dipasang pada pangkal pipet ukur. Prinsip kerja dari Rubber bulb yaitu karet sebagai bahan filler merupakan karet yang resisten bahan kimia. Filler memiliki 3 saluran yang masing-masing saluran memiliki katup. Katup yang bersimbol A (aspirate) berguna untuk mengeluarkan udara dari gelembung. S (suction) merupakan katup yang jika ditekan maka cairan dari ujung pipet akan tersedot ke atas. Kemudian katup E (exhaust) berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari pipet ukur.

    • Mikropipet

    Mikropipet adalah alat untuk memindahkan cairan yang bervolume cukup kecil, biasanya kurang dari 1000 μl. Banyak pilihan kapasitas dalam mikropipet, misalnya mikropipet yang dapat diatur volume pengambilannya (adjustable volume pipette) antara 1μl sampai 20 μl atau mikropipet yang tidak bisa diatur volumenya hanya tersedia satu pilihan volume (fixed volume pipette) misalnya mikropipet 5 μl dalam penggunaannya, mukropipet memerlukan tip.

    Sedangkan untuk alat-alat yang cukup besar dan rumit dalam penggunaannya, sehingga diperlukan panduan khusus atau bahkan harus memiliki tehnisi sendiri yaitu:

    • pH Meter Universal

    PH adalah tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. 

    PH meter digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dan kebasa-an.

    Cara kerja alat ini adalah dengan cara mencelupkan kedalam air yang akan diukur (kira-kira kedalaman 5cm) dan secara otomatis alat bekerja mengukur.

    Pada saat pertama dicelupkan angka yang ditunjukkan oleh display masih berubah-ubah, tunggulah kira-kira 2 sampai 3 menit sampai angka digital stabil.

    • Mikroskop Majemuk

    Mikroskop majemuk merupakan mikroskop yang dilengkapi dengan dua lensa cembung aau lebih. Tinggi pembesaran yang dihasilkan oleh lensa ini bersama-sama memungkinkan sebuah bayangan rinci tentang mikro-organisme, sel dan jaringan. Zacharians Janssen adalah pembuat lensa dari Belanda, ia menciptakan mikroskop majemuk pada tahun 1590. Kemudian Galileo meluncurkan versi mikroskopnya pada tahun 1610. Setelah itu beberepa ilmuwan lain dan penemu, mulai membantu memperbaiki desain dan kemampuan kerja mikroskop.
    Desain dasar mikroskop majemuk terdiri dari lensa cembung yang dipasang di kedua ujung tabung hampa. Tabung ini dipasang pada adjustable, neosepiece rotary.  Lensa atas mikroskop majemuk yang dekat dengan mata pengamat adalah lensa okuler atau lensa mata. Dan yang dekat dengan beda/objek disebut lensa objektif. Perbesaran yang dapat dilakukan oleh mikroskop majemuk adalah 4x, 10x, 40x, 100x, bahkan 1000x.

    • Mikroskop stereo

    Mikroskop stereo (Zoom Stereo Microscope) memiliki fungsi untuk melihat objek yang membutuhkan perbesaran tidak terlalu besar. Di Laboratorium Mikrobiologi, mikroskop stereo biasanya digunakan untuk mengamati secara detail bentuk koloni dan jamur.

    • Oven

    Oven adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan ataupun mengeringkan. Biasanya digunakan untuk mengeringkan peralatan gelas laboratorium, zat-zat kimia maupun pelarut organik. Dapat pula digunakan untuk mengukur kadar air. Suhu oven lebih rendah dibandingkan dengan suhu tanur yaitu berkisar antara 105ºC.

    • Autoklaf

    Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yg digunakan dalam mikrobiologi menggunakan uap air panas bertekanan. Prinsip kerja alat ini yaitu dengan memasukkan medium yang ingin disterilkan, selanjutnya penutup otoklaf dipasang dan sekrup dikencangkan. Keran pengatur tempat keluar uap air dibiarkan tetap terbuka hingga semua udara terdesak keluar. Apabila sterilisasi telah selesai autoklaf dibiarkan tekanan turun hingga nol. Kran uap air dibuka secara perlahan. Jangan membuka kran uap untuk mempercepat turunnya tekanan, tunggu sampai tekanan menunjukkan angka nol.

    • Inkubator

    Inkubator adalah alat dengan suhu atau kelembaban tertentu yang digunakan untuk menginkubasi atau memeram mikroba. Di dalam laboratorium mikrobiologi digunakan untuk menumbuhkan bakteri pada suhu tertentu, menumbuhkan ragi dan jamur, menyimpan biakan murni mikroorganisme I pada suhu rendah. Adapun ciri dari inkubator adalah memiliki sekat untuk menumbuh kembangkan mikroba, dalam inkubator terdapat sekat kaca pada pintunya yang berfungsi untuk mempermudah melihat mikroba yang sedang diinkubasi tanpa membuka dan benutup bagian dalam dari inkubator sehingga suhunya tetap terjaga. Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi energi panas. Kawat nikelin akan menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan peningkatan suhu kawat.

    • Orbital Shaker

    Orbital Shaker digunakan sebagai alat untuk homogenisasi campuran larutan, mempercepat proses pendinginan suatu larutan, dan menjaga aerasi tetap merata dan optimal dalam keperluan inkubasi sampel.

    • Hot Plate

    Hot Plate adalah suatu alat yang digunakan dalam proses pemanasan. Dalam laboratorium hot plate dapat digunakan sebagai pengganti dari pembakar bunsen. Alat ini memiliki prinsip kerja yaitu dengan mengubah energi listrik menjadi energi panas. Fungsi lain dari hot plate yaitu untuk membantu proses homogenitas larutan.

    • Magnetik stirrer

    Magnetik stirrer adalah perangkat laboratorium yang menggunakan medan magnet berputar menyebabkan bar aduk (juga disebut “kutu”) direndam dalam cairan berputar sangat cepat, sehingga aduk. Bidang berputar dapat dibuat baik oleh magnet berputar atau satu set elektromagnet stasioner, ditempatkan di bawah  cairan. Fungsi dari alat ini adalah untuk mengaduk larutan agar menjadi homogen.

    • Colony counter

    Berfungsi sebagai penghitung jumlah colony bakteri atau jamur, cara menggunakannya setelah kita Onkan. Kita menyimpan cawan petri yang berisi bakteri atau jamur kedalam kamar hitung.

    • Laminar Air Flow (LAF)

    Biological Safety Cabinet (BSC) atau dapat juga disebut Laminar Air Flow (LAF) adalah alat yang berguna untuk bekerja secara aseptis karena BSC mempunyai pola pengaturan dan penyaring aliran udara sehingga menjadi steril dan aplikasisinar UV beberapa jam sebelum digunakan.

    • Spectrophotometer

    Spectrophometer adalah sebuah instrumen yang menggunakan spektrum cahaya sebagai kompenen utama pengukuran. Kemudian jelas pula kalau prinsipnya adalah serapan spektra cahaya tadi yang dilakukan oleh Atom – atom, ini yang spesialnya. Fungsi dari alat ini yaitu untuk menghitung nilai kepekatan dari suatu larutan atau cairan.

    • Water Distiller

    Water Distiller adalah alat yang diginakan untuk menyaring dan menyegarkan air. Sehingga air tersebut dapat digunakan untuk keperluan-keperluan dilaboratorium. Jika air yang akan digunakan tidak melalui proses ini, maka di khawatirkan akan terjadi kontaminan zat-zat yang tidak diinginkan.

    IV. KESIMPULAN

    Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
    1. Alat-alat laboratorium yang terbuat dari kaca yaitu cawan petri, pipet ukur, pipet tetes, tabung reaksi, erlenmeyer, mortar& pestle, gelas beker, gelas drigalsky, pembakar bunsen, cover glass & preparat dan tabung durham.
    2. Alat-alat laboratorium yang cukup sederhana dan mudah untuk digunakan yaitu jarum Ent, jarum Ose, pinset, ruber bulb dan mikropipet.
    3. Peralatan yang cukup besar dan rumit penggunaanya di laboratorium yaitu pH meter universal, mikroskop majemuk, mikroskop stereo, oven, autoklaf, incubator, orbital shaker, hot plate, magnetic strirrer, colony counter, LAF, spectrophotometer, water distiller.
    4. Sebagian alat-alat yang ada di laboratorium terbuat dari bahan gelas/kaca, hal ini dikarenakan gelas/kaca adalah media yang tidak midah kontaminan dan mudah dibersihkan sehingga tidak mengganggu jalannya proses penelitian.

    DAFTAR PUSTAKA

    Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta. Erlangga
    Ibnu. 1976. Analisa Kimia Kuantitatif. JakartA. Erlangga
    Khasani. 1990. Prosedur alat-alat Kimia. Yogyakarta. Liberty
    Djide ,M. Natsir. 2006 . Mikrobiologi Farmasi Dasar. Makassar. Universitas Hasanuddin
    Neilands. 1990. Analisa Kimia. Jakarta. Erlangga.
    Sumanti, Debby M., dkk. 2008. Diktat Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan. Jatinangor. Universitas Padjajaran

  • Laporan Praktikum Silvikultur Kontiner Pertumbuhan Semai

    Silvikultur Kontiner Pertumbuhan Semai

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Kontiner digunakan dengan maksud untuk mempersiapkan semai agar memiliki kondisi yang optimal pada waktu penanaman. Penetapan penggunaan kontiner dalam penyiapan bibit harus dipertimbangkan secara matang, karena ini berkaitan dengan biaya operasional. Pertimbangan tersebut meliputi kondisi bibit, kemudahan dalam pengemasan dan transportasi, serta nilai ekonominys. Dengan menggunakan kontiner, bibit akan menjadi lebih mahal, memakan banyak tempat, dan transportasi lebih mahal. Namun dari sisi lain penggunaan kontiner lebih menguntungkan, karena tanaman sudah lebih siap untuk ditanam.

    1.2 Tujuan

    Adapun tujuan dari praktikum ini sebagai berikut.

    1.    Untuk mengetahui pengaruh kontiner terhadap pertumbuhan semai.

    Bab II. Tinjauan Pustaka

    Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara. Jenis media tanam yang digunakan pada setiap daerah tidak selalu sama. Di Asia Tenggara, misalnya, sejak tahun 1940 menggunakan media tanam berupa pecahan batu bata, arang, sabut kelapa, kulit kelapa, atau batang pakis. Bahan-bahan tersebut juga tidak hanya digunakan secara tunggal, tetapi bisa dikombinasikan antara bahan satu dengan yang lainnya. Misalnya, pakis dan arang dicampur dengan perbandingan tertentu hingga menjadi media tanam baru. Untuk mendapatkan media tanam yang baik dan sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam, seorang hobiis harus memiliki pemahaman mengenai karakteristik media tanam yang mungkin berbeda dari setiap jenisnya (bpprejotangan, 2009).

    Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah unsur hara. Jenis-jenis tanaman yang mempunyai sifat cepat tumbuh akan membutuhkan

    banyak unsur hara dan media yang baik. Wareng (Gmelina arborea Roxb.) termasuk salah satu jenis tanaman yang mempunyai sifat cepat tumbuh. Salah satu cara untuk menambah unsur hara adalah dengan memberikan pupuk NPK. Selain itu, media yang digunakan diharapkan dapat menunjang pertumbuhan semai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis pupuk NPK yang paling baik terhadap pertumbuhan semai wareng, untuk mengetahui komposisi media sapih yang paling baik terhadap pertumbuhan semai wareng, dan untuk mengetahui pengaruh kombinasi antara dosis pupuk dan komposisi media sapih yang terbaik terhadap pertumbuhan semai wareng (Iin Indah,2009).

    Tanah merupakan bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan air dan hara sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai organisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak (Direktorat Hutan, 1990).

    Bab III. Metode Pratikum

    A. Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan antara lain polybag ukuran besar 2 buah, polybag ukuran sedang 2 buah, dan polybag ukuran kecil 2 buah. Sedangkan bahan yang digunakan adalah bibit mahoni (Swietenia spp).

    3.2 Cara Kerja

    Adapun cara kerja yang dilakukan sebagai berikut.

    1.    Menyiapkan media tanah.

    2.    Menyiapkan polybag ukuran besar 2 buah, polybag ukuran sedang 2 buah, dan polybag ukuran kecil 2 buah.

    3.    Memasukkan media tanah ke dalam masing-masing polybag.

    4.    Menyiapkan bibit mahoni.

    5.    Menanam bibit mahoni ke dalam masing-masing polybag.

    6.    Mengamati pertumbuhan bibit mahoni yang ditanam pada masing-masing polybag selama 1 bulan.

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil

    Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut.

    Tabel Hasil Pengamatan Pengaruh Kontiner Terhadap Pertumbuhan Semai

    PerlakuanTinggi Tanaman Pada Minggu (cm)Rata-rataKeterangan
    IIIIIIIV
    PolybagBesarK11516171916,75Hidup
    K21414151715
    PolybagSedangK11718192118,75Hidup
    K21213141613,75
    PolybagKecilK11718192118,75Hidup
    K21617202018,25

    4.2 Pembahasan

    Pada praktikum pengaruh kontiner terhadap pertumbuhan semai digunakan semai mahoni (Swietenia sp) sebagai bahan tanaman dan polybag yang masing-masing berukuran besar, sedang, dan kecil sebanyak 2 buah masing-masing. Pengamatan dilakukan selama 1 bulan dan bahan pengamatan adalah tinggi semai pada setiap minggu. Dari hasil pengamatan yang diperoleh, dapat dilihat bahwa pada setiap minggu semai mahoni yang ditanam tingginya bertambah pada masing-masing polybag. Pada polybag ukuran besar yang pertama rata-rata pertumbuhan semai selama 1 bulan adalah 16,75 cm. Pada polybag ukuran besar yang kedua rata-rata

    pertumbuhan semai selama 1 bulan adalah 15 cm. Pada polybag ukuran sedang yang pertama rata-rata pertumbuhan semai selama 1 bulan adalah 18,75 cm. Pada polybag ukuran sedang yang kedua rata-rata pertumbuhan semai selama 1 bulan adalah 13,75 cm. Kemudian pada polybag ukuran kecil yang pertama rata-rata pertumbuhan semai selama 1 bulan adalah 18,75 cm. Pada polybag ukuran kecil yang kedua rata-rata pertumbuhan semai selama 1 bulan adalah 18,25 cm. Dari masing-masing polybag, rata-rata pertumbuhan semai yang paling besar yaitu pada polybag ukuran kecil. Ini berarti pengaruh kontiner terhadap pertumbuhan semai mahoni (Swietenia sp) yang paling baik adalah pada polybag ukuran kecil.

    Adapun kendala yang dialami selama praktikum adalah kurangnya persiapan kelompok karena semai yang akan ditanam tidak dipersiapkan terlebih dahulu sehingga praktikum membutuhkan waktu yang cukup lama.  

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Adapun kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut.

    1.    Dari praktikum yang telah dilakukan, pengaruh kontiner terhadap pertumbuhan semai mahoni (Swietenia sp) yang paling baik adalah polybag ukuran kecil dengan rata-rata pertumbuhan semai selama 1 bulan paling besar yaitu 18,75 cm pada polybag ukuran kecil yang pertama dan 18,25 cm pada polybag kecil yang kedua.

    5.2 Saran

    Koordinasi dalam kelompok harus lebih ditingkatkan lagi agar persiapan untuk praktikum bisa lebih baik. Kemudian untuk asisten dosen harus lebih membimbing praktikan dengan lebih baik dan lebih sabar.

  • Laporan Praktikum Biologi Uji Kandangan Bahan Makanan

    Uji Kandangan Bahan Makanan

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap makhluk hidup memerlukan makanan. Makanan yang masuk ke dalam tubuh makhluk hidup akan diuraikan atau dipecah menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana baik secara mekanik maupun secara kimiawi agar dapat diserap tubuh. Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya.Makanan dapat membantu kita dalam mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak. Memakan makanan yang bergizi akan membantu pertumbuhan kita, baik otak maupun badan. Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbedaBahan makanan: didalamnya terkandung zat makanan seperti Karbohidrat, protein,lemak, vitamin dan garam mineral Bahan makanan yang kita konsumsi sehari-hari harus mengandung nutrient yang diperlukan tubuh. Karbohidrat, lemak dan protein merupakan nutrient yang dibutuhkan dalam jumlah besar, sedangkan vitamin dan mineral dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil. Walaupun dibutuhkan sedikit bahan tersebut harus ada dalam menu makanan kita. Kami melakukan percobaan mengenai uji makanan untuk mengetahui kandungan glukosa, karbohidrat, protein dan lemak.

    Karbohidrat adalah senyawa yang tersusun tas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Tubuh kita membutuhkan karbohidrat sebagai sumber energi utama, menjaga keseimbangan kondisi asam basa dalam tubuh, dsb. Untuk mengetahui apakah makanan tersebut mengandung krbohidrat atau tidak, maka harus dilakukan percampuran bahan makanan dengan lugol dan akan berubah warna menjadi hitam kebiruan.Protein memiliki fungsi penting yaitu sebagai bahan pembentuk hormon, enzim, antibodi, serta kromosom. Juga berfungsi sebagai bahan pembentuk sel-sel baru. Jika bahan makanan yang telah dicampur oleh beberapa tetes biuret berubah warna menjadi violet/ungu maka makanan tersebut mengandung protein.Lemak berfungsi sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K, sebagai pelindung organ tubuh, dan sebagai pembentuk membran sel. Jika kertas yang telah diolesi oleh bahan makanan menjadi transparant , maka makanan tersebut mengandung lemak.

    Kekurangan salah satu atau lebih dari zat makanan di atas dalam waktu yang cukup lama dapat menyebabkan gangguan pada tubuh. Sebaliknya, kelebihan zat makanan juga tidak baik bagi kesehatan. Keadaa tubuh dimana komposisi zat makana tidak seimbang disebut malnutrisi. Malnutrisi dapat disebabkan oleh kekurangan maupun kelebihan satu atau lebih nutrien (zat makanan) esensial

    TUJUAN

    Tujuan umum kegiatan uji coba zat makanan adalah kita dapat mengidentifikasi zat makanan yang terdapat didalam berbagai bahan makanan yang telah ditentukan. Selanjutnya, melakukan uji zat-zat makanan terhadap berbagai bahan makanan, secara rinci kita dapat melakukan hal-hal berikut:

    • Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung karbohidrat;
    • Mengelompokkan bahan-bahan makanan yang dapat dijadikan sumber karbohidrat;
    • Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung lemak;
    • Mengelompokan bahan-bahan makanan yang dapat dijadikan sumber lemak;
    • Mengidentifikasi bahan-bahan makanan yang mengandung protein;
    • Mengelompokkan bahan-bahan makanan yang dapat dijadikan sumber protein.

    Bab II. Kajian Pustaka

    Agar tubuh sehat dan tumbuh secara normal, ada enam macam zat makanan yang dibutuhkan, yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan air. Keenam zat makanan tersebut dapat kita peroleh dari berbagai bahan makanan.

    Makanan biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dana nutrisi. Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktifitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu kita dalam mendapatkan energi dan membantu pertumbuhan badan dan otak.

    Suatu bahan makanan dapat mengandung satu atau lebih zat makanan. Tetapi bahan makanan akan mengandung zat makanan tertentu saja dalam jumlah yang banyak sehingga suatu bahan makanan merupakan sumber zat makanan tertentu.

    Kandungan zat dalam makanan dapat diidentifikasi suatu pengujian sederhana namun jumlah kandungan setiap zat makanan dalam bahan makanan hanya dapat diidentifikasi dengan cara yang kompleks. Adapun zat-zat makanan yang di ujikan yaitu karbohidrat, lemak, dan protein.

    Karbohidrat

    Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui proses fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbondioksida berasal dari udara dan air dari tanah.

    Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa, disamping itu pula dihasilkan oksigen yang lepas di udara. Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Dalam bentuk sederhana formula umum karbohidrat adalah CnH2nOn.

    Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana merupakan karbohidrat yang banyak mengandung gula. Karbohidrat sederhana terdiri atas monosakarida, disakarida, gula alkohol, dan oligosakarida. Sedangkan karbohidrat kompleks merupakan karbohidrat yang banyak mengandung serat.

    Karbohidrat kompleks terdiri atas polisakarida dan serat. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin. Selain sebagai sumber energi, karbohidrat juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh, berperan penting dalam proses metabolisme dalam tubuh, dan pembentuk struktur sel dengan mengikat protein dan lemak.

    Sebagai sumber energi, karbohidrat menyediakan energi bagi tubuh. Satu gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori, sebagian karbohidrat di dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan energi, sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak.

    Amilum

    Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting.

    Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras (pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Penjelasan untuk gejala ini belum pernah bisa tuntas dijelaskan.

    GULA (GLUKOSA)

    Di sisi lain, glukosa sangat penting dalam produksi protein dan dalam metabolisme lipid. Karena pada sistem saraf pusat tidak ada metabolisme lipid, jaringan ini sangat tergantung pada glukosa.

    Glukosa, karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi tenaga untuk menjalankan sel-sel tubuh. Glukosa diserap ke dalam peredaran darah melalui saluran pencernaan. Sebagian glukosa ini kemudian langsung menjadi bahan bakar sel otak, sedangkan yang lainnya menuju hati dan otot, yang menyimpannya sebagai glikogen (“pati hewan”) dan sel lemak yang menyimpannya sebagai lemak.

    Glikogen merupakan sumber energi cadangan yang akan dikonversi kembali menjadi glukosa pada saat dibutuhkan lebih banyak energi. Meskipun lemak simpanan dapat juga menjadi sumber energi cadangan, lemak tak pernak secara langsung dikonversi menjadi glukosa. Fruktosa dan galaktosa, gula lain yang dihasilkan dari pemecahan karbohidrat, langsung diangkut ke hati, yang mengkonversinya menjadi glukosa.

    PROTEIN

    Uji protein dilakukan guna mengetahui kandungan bahan makanan yang mengandung protein. Istilah protein berasal dari kata Yunani proteos yang berarti yang utama atau yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh seorang ahli kimia Belanda, Gerardus Mulder (1802-1880), karena ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap organisme.

    Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh setelah air. Seperlima bagian tubuh adalah protein, sebagian ada didalam otot, seperlima di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Semua enzim, berbagai hormon, pengangkut zat-zat gizi dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya adalah protein. Di samping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai prekursor sebagian besar koenzim, hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan. Protein mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain yaitu membangun serta memelihara sel-sel jaringan tubuh.

    Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai panjang asam amino yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Protein merupakan zat makanan penting untuk pertumbuhan, perkembangan, mengganti bagian yang rusak, dan sebagainya.

    Menurut sumbernya, protein dibagi menjadi dua golongan, yaitu protein hewani berasal dari hewan, dan protein nabati berasal dari tumbuhan. Protein hewani merupakan protein sempurna karena mengandung asam amino esensial. Protein hewani dapat diperoleh dari daging, ikan, susu, dan telur. Protein nabati merupakan protein tidak sempurna karena kandungan asam amino esensialnya kurang lengkap, jumlahnya kurang untuk memenuhi keperluan tubuh, kecuali dari kacang-kacangan terutama kedelai. Protein nabati dapat diperoleh dari padi-padian, kacang-kacangan, dan sayuran. Perlu diketahui protein tidak dapat dibuat atau disimpan sebagai cadangan tubuh,  jadi harus dikonsumsi secara teratur.

    Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino tersebut (heterotrof).

    LEMAK

    Lemak sama dengan minyak. Seperti juga karbohidrat, lemak merupakan senyawa yang terdiri atas unsur karbon, hidrogen, dan oksigen dengan struktur yang berbeda dari karbohidrat. Lemak dapat dijumpai pada berbagai bahan makanan, seperti bahan makanan yang berasal dari hewan dan bahan makanan yang berasal dari tumbuhan.

    Bahan makanan yang berasal dari hewan yang mengandung lemak adalah daging, jeroan, krim, susu, mentega, dan sebagainya. Sedangkan bahan makanan yang berasal dari tumbuhan yang mengandung lemak adalah minyak goreng, margarin, kacang tanah, kemiri, dan lain-lain. Bahan makanan sumber lemak jika dipegang terasa licin dan jika ditempelkan pada kertas akan terlihat meninggalkan bekas minyak pada kertas tersebut. Apabila bekas air pada kertas akan hilang setelah beberapa saat karena air menguap sehingga kertas akan kering kembali, maka bekas minyak tidak akan hilang dari kertas karena minyak tidak menguap. 1 gram lemak menghasilkan 9,3 kalori. Ciri-ciri ini dapat dijadikan pedoman untuk pengujian sederhana tentang ada tidaknya lemak dalam suatu bahan makanan.

    Senyawa-senyawa lemak berdasarkan komposisi kimianya dibedakan menjadi tiga golongan yaitu :

    • Lemak sederhana. Tersusun oleh trigliserida yang terdiri dari satu gliserol dan tiga asam lemak. Contoh senyawa lemak sederhana adalah lilin, malam atau plastisin (lemak sederhana yang padat pada suhu kamar) dan minyak (lemak sederhana yang cair pada suhu kamar).
    • Lemak campuran. Merupakan gabungan antara lemak dengan senyawa bukan lemak seperti fosfat, protein, dan glukosa. Misalnya lipoprotein yang merupakan gabungan antara lipid dengan protein. Fosfolipd yang merupakan gabungan antara lipid dengan fosfat.
    • Derivat lemak. Merupakan senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis lipid. Misalnya kolesterol, asam lemak, sterol dan gliserol. Kolesterol merupakan komponen utama pada membran sel hewan dan juga merupakan precursor (senyawa pemula) untuk membuat hormone steroid, seperti kortikosteroid dan hormone seks. Di dalam hati kolesterol digunakan untuk mensintesis asam empedu, asam kolat, dan beberapa garam empedu untuk penyerapan lemak. Contoh derivate lemak yang lain adalah asam lemak yang merupakan asam organik dalam bentuk lemak, baik yang berasal dari hewan maupun tumbuhan.

    Berdasarkan ikatan kimianya, asam lemak dibedakan menjadi dua. Pertama, asam lemak jenuh tubuh dan bersifat non esensial karena dapat disintesis oleh tubuh dan umumnya berwujud padat pada suhu kamar. Asam lemak jenuh berasal dari lemak hewani, misalnya mentega dan gajih. Kedua, asam lemak tidak jenu, bersifat esensial karena tidak dapat disintesis oleh tubuh dan umumnya berwujud cair pada suhu kamar. Asam lemak tidak jenuh berasal dari lemak nabati, misalnya minyak goreng, minyak kedelai, dan minyak  jagung.

    Lemak mempunyai fungsi antara lain sebagai berikut :

    • Sebagai sumber tenaga yang paling besar untuk satuan berat yang sama dibandingkan bahan makanan lain,
    • Pembawa zat-zat makanan yang esensial,
    • Pelindung alat tubuh yang lunak,
    • Melindungi tubuh dari suhu yang rendah,
    • Bahan penyusun membran sel,
    • Penahan rasa lapar karena pencernaan lemak membutuhkan waktu yang lama.

    Bab III. Metode Praktikum

    A. Alat dan Bahan

    Dalam pengujian makanan diperlukan reagen sebagai berikut :

    1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya:

    • Tabung reaksi dengan raknya
    • Pipa tetes
    • Cawan petri
    • Mortal
    • Spatula
    • Pembakar bunsen
    • Penjepit tabung reaksi
    • Kertas buram
    • Korek api
    • Tisu

    2. Bahan Bahan makanan yang kami gunakan pada penelitian ini diantaranya:

    • Roti
    • Tempe
    • Putih telur
    • Pisang
    • Kemiri
    • Margarin
    • Sari jeruk

    D. CARA KERJA

    1. Uji Karbohidrat (Amilum)

    • 5 bahan makanan digerus secara terpisah(Roti, tempe, putih telur, pisang, dan kemiri) lalu di tempatkan di cawan petri
    • Dari hasil gerusan diambil secukupnya, dimasukkan kedalam plat tetes dan masing-masing diberi label
    • Penampilan awal di dokumentasikan
    • Kemudian masing masing bahan makanan ditetesi dengan 5 tetes lugol/kalium iodida
    • Perubahan warna yang terjadi diamati, dicatat dan didokumentasikan

    2. Uji Lemak

    • Semua bahan makanan yang ada dioleskan secara terpisah di atas kertas buram yang telah disediakan
    • Kertas buram yang sudah dioleskan kemudian didiamkan sampai kering
    • Diamati dibawah cahaya

    3. Uji Karbohidrat (Glukosa)

    • Bahan makanan yang sudah digerus terlebih dahulu dimasukkan kedalam tabung reaksi
    • Masing-masing tabung reaksi diberi label
    • Kemudian ditetesi 5 tetes benedict dan dipanaskan diatas bunsen
    • kemudian didiamkan selama beberapa menit
    • perubahan warna yang terjadi pada tabung reaksi pada bahan makanan diamati dan dicatat hasil pengamatannya

    4. Uji Protein

    • Bahan makanan yang sudah digerus terlebih dahulu dimasukkan kedalam tabung reaksi
    • Masing-masing tabung reaksi diberi label
    • Diteteskan dengan 3 tetes NaOH kemudian 3 tetes CuSO4
    • Perubahan warna yang terjadi diamati dan dicatat sebelum dan sesudah ditetesi

    E. TABEL DATA PENGAMATAN

    F. PEMBAHASAN

    Pada kegiatan praktikum ini kita menggunakan reagen yang digunakan untuk mengetahui kandungan makanan, antara lain :

    Lugol digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat (amilum). Bila makanan yang ditetesi lugol berubah menjadi biru hitam, maka makanan tersebut mengandung karbohidrat. Semakin gelap warnyanya berarti makanan tersebut banyak kandungan karbohidratnya.

    Biuret adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan protein. Bila bahan makanan itu mengandung protein maka setelah bereaksi dengan biuret akan menghasilkan warna ungu/warna lembayung. Hal itu terjadi karena ada ikatan protein dengan biuret yang menghasilkan dasar reaksi sebagau berikut : Kompleks koordinasi antara Cu2dengan gugus -C=O dan NH ikatan peptida dalam larutan alkalis, akan membentuk warna lembayung.

    Benedict adalah reagen yang digunakan untuk menguji kandungan glokusa pada bahan makanan. Hasil reaksi menghasilkan warna merah bata ketika reagen Benedict dicampur dan dipanaskan dengan glukosa. Glukosa memiliki sebuah elektron untuk diberikan, tembaga (salah satu kandungan di reagen benedict) akan menerima elektron tersebut dan mengalami reduksi sehingga terjadilah perubahan warna.

    Kertas buram adalah bahan penguji pada kandungan lemak. Karena kertas buram mudah menyerap air/minyak jadi sangat cocok untuk pengujian ini. Pada pengujian lemak ini makanan yang sudah di tumbuk di oleskan pada kertas buram setelah itu di panaskan di atas pembakar sepritus sehingga kandungan air mudah mongering, jika ada noda transparan maka bahan makanan tersebut mengandung lemak.

    Dari hasil pengamatan yang kami dapatkan di peroleh hasil pengujian sebagai berikut:

    Uji Roti

    • Uji amilum, roti di tetesi dengan reagen lugol bereaksi dan menghasilkan warna biru kehitaman. Maka dari itu roti mengandung amilum.
    • Uji Protein, roti tidak mengandung protein karena setelah ditetesi reagen biuret warna ungu hanya sedikit diatas dan sisanya hanya warna putih.
    • Uji glukosa, setelah ditetesi benedict dan di panaskan di atas bunsen berubah menjadi orange. Hal ini menunjukkan bahwa roti mengandung glukosa.
    • Uji lemak, roti yang di oleskan pada kertas buram meninggalkan noda transparan . Hal ini berarti roti memiliki kandungan lemak.

    Uji Tempe

    • Uji amilum, tempe di tetesi dengan reagen lugol bereaksi dan menghasilkan warna putih kecoklatan. Hal ini membuktikan bahwa tempe tidak mengandung amilum.
    • Uji protein, tempe hanya sebagian mengandung protein karena ketika ditetesi dengan reagen biuret warna menjadi setengah ungu.
    • Uji glukosa, tempe mengandung sedikit glukosa. Ketika ditetesi benedict dan dipanaskan diatas busen warna berubah menjadi agak orange.
    • Uji lemak, ketika dioleskan pada kertas buram tempe tidak meninggalkan noda transaparan. Hal ini membuktikan bahwa tempe tidak memiliki kandungan lemak.

    Uji Putih Telur

    • Uji amilum, putih telur di tetesi dengan reagen lugol bereaksi dan menghasilkan warna orange kecoklatan. Hal itu berarti tidak menunjukkan bahwa putih telur memiliki amilum karena bila memiliki amilum setelah di uji seharusnya memiliki warna biru kehitaman.
    • Uji protein, putih telur mengandung protein karena setelah ditetesi reagen biuret warna menjadi ungu.
    • Uji glukosa, putih telur ditetesi benedict kemudian di panaskan di atas bunsen ternyata berwarna kuning kecoklatan. Hal itu menunjukkan bahwa putih telur mengandung sedikit glukosa.
    • Uji lemak, putih telur yang di oleskan pada kertas buram tidak meninggalkan noda transparan. Maka putih telur tidak mengandung lemak.

    Uji Pisang

    • Uji amilum, pisang ditetesi dengan reagen lugol menghasilkan warna coklat kehitaman. Hal itu menunjukkan bahwa pisang memiliki amilum hanya sebagian saja.
    • Uji protein, pisang tidak memiliki kandungan protein karena setelah ditetesi reagen biuret tidak terjadi perubahan.
    • Uji glukosa, sesudah tabung reaksi ditetesi dan dipanaskan pada busen pisang menjadi berwarna cokelat kehitaman. Maka pisang tak memiliki glukosa.
    • Uji lemak, pisang sedikit mengandung lemak karena kertas buram yang diolesi gerusan pisang meninggalkan sedikit noda transparan.

    Uji Kemiri

    • Uji amilum, kemiri yang ditetesi dengan reagen lugol menghasilkan warna coklat kehitaman. Maka kemiri sebagian memiliki kandungan amilum.
    • Uji protein, kemiri memiliki kandungan protein karena setelah ditetesi oleh reagen biuret warna menjadi ungu.
    • Uji glukosa, kemiri berubah menjadi coklat gelap sesudah ditetesi dan dipanskan diatas bunsen. Hal ini berarti kemiri tidak memiliki kandungan glukosa.
    • Uji lemak, kemiri tidak mengandung lemak. Karena kertas buram yang diolesi tidak meninggalkan noda transparan.

    Uji Margarin

    Margarin hanya digunakan pada saat uji lemak. Hasil dari pengamatan yang kami dapatkan adalah margarin memiliki kandungan lemak karena ketika margarin dioleskan pada kertas buram meninggalkan noda transparan.

    Uji Sari Jeruk

    Sama halnya dengan margarin, sari jeruk hanya digunakan pada saat uji lemak. Hasilnya, sari  jeruk sama sekali tidak memiliki kandungan lemak karena kertas buram yang dioleskan sari  jeruk tidak meninggalkan noda transaparan.

    G. JAWABAN PERTANYAAN

    1. Bahan apa ajakah yang mengandung amilum dan apa buktinya?

    Bahan makanan yang mengandung amilum adalah roti karena perubahan warna yang terjadi saat gerusan roti di tetesi lugol/kalium iodida warnanya berubah menjadi biru kehitaman

    2. Bahan apa sajakah yang mengandung glukosa dan apa buktinya?

    Bahan makanan yang mengandung glukosa adalah roti dan tempe. Pada roti saat diteteskan benedict warna berubah menjadi orange sedangkan tempe walaupun perubahan warnanya sedikit berwarna agak orange

    3. Bahan apa sajakah yang mengandung protein dan apa buktinya?

    Bahan makanan yang mengandung protein adalah putih telur dan kemiri. Kedua perubahan warna sama-sama berwarna ungu

    4. Bahan apa sajakah yang mengandung lemak dan apa buktinya?

    Bahan makanan yang mengandung lemak adalah margarin dan roti. Margarin sepenuhnya meninggalkan noda transparan pada kertas buram sedangkan roti hanya sedikit noda transparan yang tertinggal. Maka, roti sedikit memiliki lemak H.

    SIMPULAN

    Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat ditarik simpulan sebagai berikut :

    • Yang mengandung amilum adalah roti.
    • Yang mengandung glukosa adalah roti dan tempe.
    • Yang mengandung protein adalah putih telur dan kemiri.
    • Yang mengandung lemak adalah margarin dan roti.

    Dalam satu bahan makanan tidak hanya mengandung nutrisi, tetapi banyak yang mempunyai lebih dari dua nutrisi atau lebih. Seperti roti terdapat amilum, glukosa dan lemak.

    Sumber : Academia.edu (dengan editing)

  • Laporan Pratikum Biologi Metabolisme Tumbuhan dan Hewan

    Metabolisme Tumbuhan dan Hewan

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai makhluk hidup bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan; sampai mkhluk yang susunan tubuhnya kompleks seperti manuasia. Di dalam proses ini, makhluk hidup mendapat, mengubah dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan hidupnya.

    Metabolisme meliputi proses sintesis (anabolisme) dan proses penguraian (katabolisme) senyawa atau komponen dalam sel hidup.. Semua reaksi metabolisme dikatalis oleh enzim. Hal lain yang penting dalam metabolisme adalah peranannya dalam penawaracunan atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh.

    Katabolisme adalah reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa kimia kompleks yang mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih rendah. Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di dalam senyawa sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob) disebut proses respirad, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut fermentasi.

    Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks, nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan. Anabolisme memerlukan energi, misalnya : energi cahaya untuk fotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis.

    B. Tujuan Praktikum

    1. Mengamati terjadinya plasmolisis pada sel tumbuhan
    2. Memahami proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan berklorofil.
    3. Memahami proses respirasi yang terjadi pada semua sel organisme.
    4. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme.

    Bab II. Tinjauan Pustaka

    Metabolisme adalah reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Reaksi kimia ini akan mengubah suatu zat menjadi zat lain. Metabolisme terdiri atas dua proses yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah proses-proses penyusunan energi kimia melalui sintesis senyawa-senyawa organik. Sedangkan katabolisme adalah proses penguraian dan pembebasan energi dari senyawa-senyawa organik melalui proses respirasi. Semua reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim, baik oleh reaksi yang sederhana maupun reaksi yang rumit. Atau dengan pengertian lain: Anabolisme adalah pembentukan molekul-molekul kompleks dari molekul sederhana, contoh fotosintesis. Katabolisme adalah penguraian molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul sederhana, contoh respirasi. (Renobayan 2012).

    Katabolisme adalah membebaskan energy dengan cara merombak molekul-molekul kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Sebuah proses utama metabolisme adalah respirasi seluler, dimana gula glukosa dan bahan organic lainnya di rombak menjadi karbodioksida dan air. Molekul-molekul mutlak yang di perlukan agar metabolisme dapat berlangsung yakni ATP (Adenosin Tripospat) sangat erat hubungannya dengan satu jenis nukleotida berenergy tinggi yang tersusun atas gula pentose, basa nitrogen adenine dan mengikat tiga gugus fosfat yang di sebut bifosfat. ATP menggerakkan kerja seluler melalui pengkopelan reaksi eksergonik dengan reaksi endergonic.ATP adalah suatu pintu putar yang

    dilalui energy pada waktu mengalami pemindahan dari proses katabolik ke jalur anabolic. Siklus calvin merupakan jalur metabolisme dalam stroma kloroplas, suatu enzim (rubisko) menggabungkan karbon dioksida dengan ribulosa bofosfat (RUBP), gula berkarbon lima, kemudian dengan menggunakan electron dari NADPH dan energy dari ATP. Siklus ini mensintesis gula berkarbon tiga gliseraldehid 3 fosfat. Sebagian besar G3P digunakan kembali dalam siklus itu dan di ubah menjadi gula dan molekul organic esensial lain (Cambell,2000).

    Didalam anabolisme terdapat proses fotosintesis. Dimana fotosintesis merupakan proses pembentukan molekul-molekul makanan yang kompleks dan berenergi tinggi dari komponen-komponen yang lebih sederhana oleh tumbuhan hijau dan organisme autotrofik lainya dengan keberadaan cahaya matahari. Fotosintesis berlangsung melalui dua tahap yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang adalah reaksi yang berlangsung karena bantuan cahaya matahari. Dalam proses ini, dihasilkan ATP dalam jumlah kecil seperti juga dimitrokondria, pembentukan ATP dipercaya terjadi secara kemiosmotik karena ATP dibentuk seiring dengan penyerapan cahaya, reaksi tersebut diberi nama fotofosforilasi. Elektron klorofil yang terenergisasi pada akhirnya menyelesaikan satu sirkuit, sehingga jalur itu disebut fotofosforolasi siklik. Sedangkan keseluruhan jalur perpindahan elektron dari air menuju fotosistem II, terus kefotosistem I, lalu ke NADP disebut fosforilasi nonsiklik. Reaksi Gelap adalah jalur dimana terjadi reduksi CO2 menjadi gula. Komponen-komponen reaksi tersebut reaksi tersebut distroma kloroplas. Reaksi gelap sesungguhnya tidak benar-benar harus terjadi dalam kondisi gelap, hanya saja reaksi itu tidak bergantung pada matahari. (George J. 2006).

    Fotosintesis merupakan contoh dari metabolisme yaitu reaksi penyusunan senyawa kimia kompleks (organik) yang memerlukan energy cahaya, proses ini dapat berlangsung di dalam pigmen sel tertentu dengan bahan karbon dioksida dan air. Proses fotosintesis tidak dapat berlangsung pada setiap sel, tetapi hanya pada sel yang mengandung pigmen fotosintetik. Sel yang tidak mempunyai pigmen tidak mampu menyelenggarakan fotosintesis. Di dalam daun terdapat faktor pembeda yang memungkinkan penyerapan spectrum berbeda-beda. Pigmen fotosintesis terdapat pada membrane tilakoid. Produk akhir yang berupa glukosa di bentuk di dalam stroma.

    Fotosistem adalah suatu unit yang mampu menangkap energy cahaya matahari yang terdiri dari klorofil a, kompleks antene dan akseptor electron. Fotosistem dapat di bedakan menjadi dua yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Pada fotosistem I penyerapan energy cahaya dilakukan oleh klorofil a yang di sebut p700. Energy yang diperoleh p700 ditransfer dari kompleks antene. Pada fotosistem II penyerapan energy dilakukan oleh klorofil a yang sensitive terhadap panjang gelombang 680 nm. Secara sederhana reaksi kimia proses fotosintesis dapat dibedakan menjadi dua. Yakni reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang menggunakan energy cahaya, berlangsung di dalam membran tilakoid dari klorofil, menghasilkan senyawa ATP dan NaDPH. Kedua senyawa yang di hasilkan dalam reaksi terang ini akan di gunakan ddalam reaksi gelap. Reaksi gelap berlangsung di dalam stroma dari kloroplas, menghasilkan glukosa (Slamet, 2004)


    Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun.Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. Sumber energi cahaya alami adalah matahari. Proses ini dapat berlangsung karena adanya suatu pigmen tertentu dengan bahan CO2 dan H2O. Cahaya matahari terdiri atas beberapa spektrum, masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga berbeda. Untuk mengetahui ada atau tidaknya amilum yang terdapat dalam proses fotosintesis dapat dilakukan dengan berbagai percobaan, diantaranya dengan memberi perlakuan variasi cahaya matahari yang berbeda pada daun tumbuhan dan mengujinya dengan larutan JKJ untuk memperoleh hasil dan data yang bervariasi antara daun tumbuhan sampel. Organisasi dan fungsi suatu sel hidup bergantung pada persediaan energi yang tak henti-hentinya. Sumber energi ini tersimpan dalam molekul-molekul organik seperti karbohidrat. Organisme heterotrofik, seperti ragi dan kita sendiri, hidup dan tumbuh dengan memasukan molekul-molekul organik ke dalam sel-selnya (Lakitan, 2007).

    A. Plasmolisis

    Metabolisme merupakan salah satu ciri makhluk hidup karena dalam tubuh makhluk hidup banyak terjadi perubahan yang terjadi perubahan yang terjadi secara kimia . Ribuan reaksi kimia berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup, dan disebut makhluk hidup. Pada makhluk hidup, banyak reaksi kimia yang terjadi secara simultan. Jika kita melihat reaksi tersebut satu per satu, akan sulit memahami aliran energi yang terjadi di dalam sel. Metabolisme dibedakan menjadi dua yaitu reaksi penyusun (anabolisme) dan reaksi penguraian (katabolisme).Apabila suatu sel diletakkan dalam larutan yang hipertonis terhadap sitoplasma maka air didalam sel akan mengalir keluar sehingga sitoplasma kekurangan cairan, akibatnya mengerut sel dan terlepas dari dinding sel dan sitoplasma kembali mengembang (deplasmolisis).
    Plasma sel (sitoplasma) dibungkus oleh selaput tipis yang disebut membran plasma. Selaput ini mengatur secara selektif aliran cairan dari lingkungan suatu sel ke dalam sel dan sebaliknya. Pada umumnya.

    Bab III. Metode Praktikum

    A. Tempat dan Waktu Percobaan

    Adapun tempat di lakukannya percobaan ini adalah di Laboratorium Botani Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

    Percobaan ini di lakukan pada hari Selasa tanggal 8 September 2013. Pada pukul 15.00 sampai 17.00 WIB.

    B. Alat dan bahan

    Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:

    v     PLASMOLISIS
    1. gelas objek
    2. gelas penutup
    3. silet
    4. mikroskop
    5. stopwatch
    6. aquades
    7. larutan glukosa
    8. Daun Jadam (Rheo discolor )
    RESPIRASI
    1. respirometer
    2. gelas ukur
    3. tabung reaksi
    4. manometer
    5. stopwatch
    6. alat suntik
    7. timbangan
    8. serangga / jangkrik

    v    FOTOSINTESIS

    1. gelas piala
    2. tripot / cawan
    3. corong kaca
    4. Tabung reaksi

    5. air
    6. kawat
    7. daun hidrilla

    C.                Cara kerja

    v    PLASMOLISIS
    1. menyayat permukaan daun Rheo discolor (bagian     yang      berwarna  ungu-merah) ,sayatan harus tipis sekali.
    2. meletakkan sayatan pada gelas objek yang telah ditetesi oleh      aquades dan menutup dengan gelas penutup.
    3. mengamati di bawah mikroskop. Apabila sel-sel daun Rheo discolor sudah nampak jelas, lalu ditetesi dengan larutan sukrosa di salah satu tepi gelas penutup dan menempelkan kertas pada tepi gelas penutup yang lain sehingga aquades akan tertarik oleh kertas pengisap dan medium sayatan diganti dengan medium sukrosa.
    4. mengamati dibawah mikroskop selam 5 menit,mencatat semua perubahan yang terjadi terutama waktu terjadinya plasmolisis.
    5. mengganti larutan sukrosa dengan aquades kembali.
    6. mengamati dan mencatat terjadinya plasmolisis.

    v     RESPIRASI
    1. menimbang serangga (dalam hal ini yang digunakan jangkrik)
    2. memasukkan 5 ml larutan KOH ke dalam tabung respirometer
    3. memasukkan larutan eosyin ke dalam tabung respirometer sampai setinggi angka 5 pada masing-masing lengan.
    4. menutup gabus karet pada tabung respirometer.lihat dan amati yang terjadi pada perlakuan tersebut.

    v     FOTOSINTESIS

    1. rangkailah alat dan bahan seperti pada gambar berikut
    2. mengisi masing-masing gelas dengan aquades ke dalam gelas kimia.

    3. mengatur letak corong di dalam air yang dapat dilihat pada gambar. Untuk menyangga gunakan tiga potong kawat yang telah dibengkokkan
    4. menyediakan tanaman Hydrilla yang masih segar dan dibagi menjadi.

    5. memasukkan masig-masing kelompok Hydrilla tersebut ke dalam corong denagn cara mengatur bagian pangkal batang bintang kearah atas.
    6. perlakuan pada gelas piala yang satu diletakkan pada sinar matahari atau disinari lampu.
    7. perlakuan pada gelas kimia yang satu lagi diletakkan pada tempat yang gelap, tidak ada cahaya matahari.
    8. pada gelas piala yang disinari akan terbentuk gelembung-gelembung yang terbentuk cukup banyak selama beberapa menit.
    9. selanjutnya tabung reaksi diangkat dan jangan sampai kemasukan udara.
    10. uji gas terdapat dalam tabung tersebut.

    Bab IV. Hasil dan Pembahasan

    A. Hasil

    Dari percobaan yang telah dilakukan maka didapatkan data sebagai berikut:

    A. Plasmolisis

    NO         PlasmolisisDeplasmolisis
    1       3 menit 52 detik        6 menit 16 detik

    B. Respirasi

    Jangkrik Jantan (0,6 gram)

    NOWaktu(s)Jarak(ml)Laju RespirasiLaju Rata-rata
    11800,120,00110,0014
    23600,180,0016
    35400,160,0014

    Jangkrik Betina (0,7 gram)

    NOWaktu(s)Jarak(ml)Laju RespirasiLaju Rata-rata
    11800,310,00250,0017
    23600,210,0016
    35400,140,0011

    C. Fotosintesis

    Reaksi terang

    NoWaktu (menit)Jumlah Gelembung
    131
    260
    391

    Reaksi gelap

    NoWaktu (menit)Jumlah Gelembung
    130
    261
    390

    B. Pembahasan

    Plasmolisis

    Plasma sel (sitoplasma) dibungkus oleh selaput yang tipis yang disebut membran plasma. Selaput ini mengatur secara selektif aliran cairan dari lingkungan suatu sel kedalam sel atau sebaliknya. Pada umumnya membran pada organisme hidup bersifat semipermiabel yang artinya hanya molekul-molekul tertentu saja yang dapat melewatinya. Cairan sel biasanya bersifat hipertonis (potensial air tinggi) dan cairan diluar sel bersifat hipotonis (potensial air rendah). Sehingga air akan mengalir ke dalam sel.

    Setelah ditetesi sukrosa air didalam sel daun keluar sehingga Sitoplasma kekurangan cairan sehingga mengkerut dan terlepas dari dinding sel lalu terjadi perubahan tekanan. Ketika aquades diteteskan, sel akan masuk kembali yang hipotonis dan kembali mengembang (deplasmolisis).

    Respirasi

    Respirasi adalah proses pembebasan energi yang tersimpan dalam sumber energi.Melalui peristiwa kimia pada respirasi terdiri dari tiga tahapan pokok yaitu,

    Glikolisis, siklus krebs dan transfer electron. Respirasi sel meliputi proses enzim. Di dalam sel, dinama karbohidrat, asam lemak,dan asam amino,diuraikan menjadi karbondioksida dan air dengan konsentrasi energi biologic yang bermakna.

    1. Glikolisis

    C6H12O6 + hydrogenate ALPG Asam piruva Asan asetat Acetyil koenzim A. Untuk reaksi ini diperlukan cahaya glukokinae dan berlangsung dalam sitoplasma tetapi diluar mitokondria.

    2.Siklus Krebs

    Acetyil ko enzim A dijadikan H2 dan CO2 untuk reaksi ini diperlukan enzim Dehydrogenate. Acetyil ko enzim A + H2 + CO2

    Didalam respirasi sigunakan jangkrik sebagai bahan percobaan dimana jangkrik Dimsukkan ke dalam respirometer yang di dalamnya telah dibasahi denganKOH,diman larutan KOH fungsinya adalah sebagai pengikat CO atau Menghambat oksigen masuk dan menghambat agar O tidak masuk.

    Pada respirometer diberi larutan eosyn agar menandakan ada peristiwa Respirasi, dimana pada saat jangkrik melakukan melakukan respirasi setiap nilainya larutan tersebut pada respirometer vergerak dan gerakan tersebut berbeda-beda antar jangkrik, karena jangkrik yang lebih besar berat Mangsanya, laju respirasinya setiap detik juga akan semakin membesar dan Sebaliknya.

    Fotosintesi

    Tumbuhan hijau mampu menggunakan cahaya matahari untuk mengubah CO2 dan H2O menjadi rangka karbon dan oksigen didalam suatu proses yang disebut Fotosintesis. Fotosintesis yaitu reaksi penyusuna bahan organic dari bahan Anorganik ole klorofil dengan pertolongan energi matahari.
    Reaksi fotosintesis

    6 CO2 + 12H2O C6H12O6 + 6O2 + 6H2O

    Bukti dari berlangsungnya proses fotosintesis adalah terdapat gelembung udara di ujung penutup corong dan disekitar gelas piala. Proses ini terjadi dengan urutan, CO2 diudara masuk melalui stomata kedalam jaringan spons pada daun sedangkan H O diabsorpsi dari lingkungan.

    Dalam percobaan ini terdapat beberapa factor penghambat :

    1. adanya gelembung udara pada gelas kimia pada saat proses memasukan air kedalamnya
    2. kesegaran daun Hydrilla. Semakin segar daun yang diamati maka proses fotosintesis akan lebih cepat terjadi.
    3. cahaya matahari. Cahaya yang digunakan dalam percobaan tidak maksimal sehingga proses fotosintesis berlangsung lambat.

    Bab V. Penutup

    A) PLASMOLISIS

    Adapun kesimpulan yang didapat dari hasil percobaan ini adalah:
    1. Plasmolisis terjadi secara osmosis,dimana larutan hipotonis menuju kelarutan yang hipertonis. Hal inilah yang menyebabkan penciutan sel;
    2. Deplasmolisis dapat dilakukan dengan cara menambahkan air kedalam sel, dengan tujuan mengurangi kadar kepekaan. Jika kondisi sudah normal akan kembali seperti semula (deplasmolisis melekat atau bergabung denagn dinding sel).

    B) RESPIRASI
    Adapun kesimpulan yang didapat dari percobaan ini adalah:
    1. Proses respirasi dipengaruhi oleh pembakaran energi dan karbondioksida sebagai sumbernya;
    2. Respirasi yang menunjukkan hasil bergantung pada banyaknya jumlah oksigen yang diterima;
    3. Respirasi dipengaruhi juga oleh substrat respirasi, oksigen temperature dan CO.

    D) FOTOSINTESIS
    Dari hasil percobaan yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa:
    1. Fotosintesis terjadi pada tumbuhan yang berklorofil;
    2. Adanya peran cahaya yang dominant;
    3. Fotosintesis dipengaruhi oleh cahaya, suhu,kadar oksigen, dan air.

    DAFTAR PUSTAKA

    Campbell, dkk,Biology Edisi Kelima-Jilid I. Jakarta: Erlangga,2003

    http://biologi.blogsome.com/2011/08/16/metabolisme/ Diakses Pada tanggal 16Oktober 2013

    Rachmadiarti, Fida, dkk. 2007. Biologi Umum. Surabaya : Unesa Unipress

    Soekarno,Moh.Yamin.1995.BIOLOGI DASAR.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Jakarta

    Tim Ganesha Operation.1998.PEMBELAJARAN BIOLOGI.Pra cetak GO Bandung

    Utami,Budi.1999.BUKU AJAR BIOLOGI UMUM.Bandar Lampung.Lampung