Blog

  • Makalah Olahraga Tenis Lapangan

    Makalah Olahraga Tenis Lapangan

    Olahraga Tenis Lapangan

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Pada saat ini tenis lapangan adalah olahraga permainan yang mendunia. Akan tetapi di Indonesia, tenis lapangan masih menjadi permainan olahraga yang asing di masyarakat pedesaan. Tenis lapangan masih kalah populer jika dibandingkan dengan olahraga bulutangkis.

    Tenis lapangan adalah sebuah permainan olahraga yang menggunakan raket dan bola dan dimainkan disebuah lapangan yang dipisah oleh sebuah jaring. Tenis lapangan dapat dimainkan secara single atau berpasangan. Tenis lapangan memiliki banyak teknik dasar. Didalam makalah ini, telah dibahas semua yang bersangkutan dengan teknik lapangan, mulai dari sejarah, teknik dasar, peraturan, maupun sarana dan prasarana tenis lapangan.

    1.2         Rumusan  Masalah

    Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

    1)             Bagaimana sejarah di Dunia dan di Indonesia tentang tenis lapangan?

    2)             Apakah yang dimaksud dengan olahraga tenis lapangan?

    3)             Sebutkan dan jelaskan teknik dasar tenis lapangan?

    4)             Bagaimana peraturan dalam permainan tenis lapangan?

    5)             Sebutkan sarana dan prasarana dalam olahraga tenis lapangan

    1.3         Tujuan Permasalahan

    Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut:

    1)             Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah T & P Tenis Lapangan II.

    2)             Sebagai salah satu bentuk pengetahuan tentang olahraga tenis lapangan.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1         Sejarah Tenis Lapangan

    A)           Sejarah di Dunia

    Menurut beberapa catatan sejarah, permainan yang menggunakan bola dan raket sudah dimainkan sejak sebelum Masehi, yaitu di Mesir dan Yunani. Pada abad ke-11 sejenis permainan yang disebut jeu de paume, yang menyerupai permainan tenis kini, telah dimainkan untuk pertama kali di sebuah kawasan di Perancis. Bola yang digunakan dibalut dengan benang berbulu sedangkan pemukulnya hanyalah tangan.

    Permainan ini kemudian diperkenalkan ke Italia dan Inggris pada abad ke-13 dan mendapat sambutan hangat dalam waktu yang singkat. Banyak peminatnya di antara rakyat setempat terhadap permainan ini. Sejak itu perkembangan tenis terus meningkat kenegara-negara Eropa yang lain. Raket bersenar diperkenalkan pertama kali pada abad ke-15 oleh Antonio da Scalo, seorang pastur berbangsa Italia. Ia menulis aturan umum bagi semua permainan yang menggunakan bola, termasuk tenis. Majalah Inggris “Sporting Magazine” menamakan permainan ini sebagai “tenis lapangan atau (lawn tennis)”. Dalam buku “Book of Games And Sports”, yang diterbitkan dalam tahun 1801, disebut sebagai “tenis panjang”. Tenis pada mulanya merupakan permainan masyarakat kelas atas. Tenis lapangan rumput yang terkenal di zaman Ratu Victoria, ditiru oleh golongan menengah, yang menjadikannya sebagai permainan biasa. Klub tenis pertama yang didirikan adalah Leamington di Perancis oleh J.B. Perera, HarryGem, Dr. Frederick Haynes, dan Dr. Arthur Tompkins pada tahun 1872. Pada masa itu, tenis disebut sebagai pelota atau lawn rackets. Pada tahun 1874, permainan tenis lapangan pertama kali dimainkan di Amerika Serikat oleh Dr. James Dwight dan F.R. Sears. Sementara itu, All England Croquet Club pun telah didirikan pada tahun 1868. Dua tahun setelah itu, dibukalah kantornya di Jalan Worple, Wimbledon. Pada tahun 1875, klub ini juga bersedia memperuntukkan sebagian dari lahannya untuk permainan tenis lapangan dan badminton. Sehubungan dengan itu, peraturan permainan tenis lapangan rumput ditulis. Amerika Serikat mendirikan klub tenis yang pertama di Staten Island. Bermula dari situlah, permainan tenis lapangan di Amerika Serikat berkembang dengan pesat sekali. Klub tersebut mampu melahirkan banyak pemain tenis tangguh yang menguasai percaturan tenis tingkat dunia. Kejuaraan tenis pertama bermula tahun 1877.

    B)           Sejarah di Indonesia

    Kemungkinan besar orang Belandalah yang memperkenalkan tenis lapangan di Indonesia. Walaupun tidak mustahil pula permainan ini dibawa oleh pelaut Inggris yang singgah di kota-kota besar kepulauan Nusantara. Sayangnya arsip-arsip berbagai perkumpulan milik warga Negara Belanda yang pernah berdiri di negeri ini telah hilang, sehingga kita tidak dapat melacak mana diantara kedua perkiraan itu yang lebih benar.

    Pada saat itu hanya kaum bangsawan yang bisa memainkan tenis lapangan. Jumlah pemain pribumi mulai meningkat pada tahun 1920-an seiring kian banyaknya murid-murid Indonesia memasuki sekolah-sekolah menengah para siswa stovia, Rechts School NIAS, sehingga olahraga itu dikenal secara luas.

    Pada tahun 1934, diadakan semacam kejuaraan nasional oleh  De Alegemeene Nederlandsche Lawn Bond (ANILTB) di Malang, Jawa Timur dan tiga wakil pribumi mampu jaya. Pada partai tunggal putra Soemadi melawan Samboeja dimenangkan Samboeja. Ganda putra Hoerip bersaudara menggilas Bryan/Abdenanon 6-3, 6-4 dan ganda campuran Samboeja/Soelastri mendepak Bryan/Schermbeek 6-4, 6-2.

    Pada tanggal 26 Desember 1935 di Semarang, telah dicetuskan pembentukan Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PELTI). Bapak Budiyarto Martoatmodjo dianggap sebagai peletak dasar utama pendirian oeganisasi PELTI. Ketika menguraikan asas dan tujuan pendiriannya, ia mengatakan bahwa PELTI sebagaimana organisasi kebanggaan lainnya, sama sekali tidak bersifat mengasingkan diri. Maka PELTI akan selalu siap bekerja sama dengan persatuan tenis manapun asal atas dasar saling menghargai.

    Diungkapkan pula, tujuan praktis utama PELTI adalah mengembangkan dan memajukan lawn tenis di tanah air dan bagi bangsa sendiri. Dengan cara ini lebih jauh diharapkan akan dicapai tali persaudaraan yang erat diantara segala perhimpunan dan pemain tenis bangsa Indonesia. PELTI juga akan menyebarluaskan peraturan permainan, memberi keterangan dan bantuan dalam pembuatan lapangan tenis. Juga mengadakan dan mengatur serta menyumbang bagi pelaksanaannya pertandingan, disamping berusaha memasyarakatkan tenis itu sendiri.

    2.2         Pengertian Tenis Lapangan

    Tenis lapangan adalah sebuah permainan olahraga yang menggunakan raket dan bola dan dimainkan disebuah lapangan yang dipisah oleh sebuah jaring. Tenis lapangan dapat dimainkan secara single atau berpasangan.

    2.3         Teknik Dasar Bermain Tenis Lapangan

    a)             Grip (Pegangan Raket)

    Pegangan raket tenis lapangan dengan raket bulutangkis sangan berbeda. Tenis cenderung menggunakan ayunan tangan dan pergerakan badan serta putaran bahu untuk memukul bola, sehingga raket dapat dianggap sebagai perpanjangan tangan dan merupakan satu kesatuan dengan badan. Ketika pegangan raket berada di titik tengah, maka akan merusak kestabilan raket dan keutuhan ayunan lengan itu sendiri. Lain halnya dengan bulutangkis yang memiliki raket dengan berat yang lebih ringan dari tenis. Bulutangkis lebih banyak menggunakan gerakan pergelangan tangan daripada keseluruhan lengan hinga bahu itu sendiri, sehingga pegangan di tengah gagang justru lebih memperkuat cengkeraman.

    Berikut penjelasan posisi pegangan tangan di 

    gagang tenis lapangan ditinjau dari posisi pegangan raket. Umumnya gagang raket tenis berbentuk oktagonal. Kedelapan sisi tersebut dibagi menjadi sisi atas, bawah, kiri, kanan dan sudut 1, 2, 3, dan 4 (searah jarum jam) seperti yang diilustrasikan pada gambar di samping. Yang dipakai menjadi patokan dari setiap tipe grip adalah posisi dari pangkal ujung jari telunjuk kita. Berikut adalah tinjauan beberapa grip atau pegangan raket dalam permainan tenis:

    1)             Forehand Continental grip

    Grip ini merupakan grip klasik yang selalu digunakan oleh pemain-pemain tenis jaman dahulu ketika raket kayu masih digunakan. Posisi tangan berada tepat di atas gagang raket dan posisi pangkal telunjuk berada di sudut 1 (untuk pemain tangan kanan) atau sudut 4 (untuk pemain kidal).

    Pemain pro modern yang tercatat masih menggunakan tipe ini adalah Stefan Edberg dan sebelumnya adalah John Mc Enroe. Grip ini sangat baik digunakan di permukaan lapangan yang cepat, seperti rumput, dan digunakan oleh pemain dengan tipe permainan ‘Service Volley’. Saat ini tidak banyak yang menggunakan tipe continental sebagai pegangan forehand utamanya karena tempo permainan yang semakin cepat dengan bola yang semakin berputar (spin). Minus grip ini adalah hanya bisa dipakai untuk pukulan mendatar (flat) dan mengiris (slice), sedangkan untuk pukulan spin agak sulit. Pemain yang memakai grip ini juga seringkali kesulitan menghadapi bola-bola top spin yang bersifat agak melambung parabolik. Akan tetapi, grip continental merupakan grip standar untuk melakukan service dan juga untuk pukulan volley serta overhead karena tangan mantap mencengkeram gagang raket.

    2)             Forehand Eastern grip

    Eastern merupakan grip yang paling mudah diaplikasikan petenis pemula. Grip ini seringkali disebut sebagai “pegangan berjabat tangan”. Anda dapat mencobanya dengan memulai pegangan dari leher raket, seperti menjabat tangan, lalu turun ke ujung gagang raket. Posisi dari pangkal telunjuk cenderung berada pada sisi kanan (untuk pemain tangan kanan) atau sisi kiri (untuk pemain kidal).

    Pegangan jenis ini dapat memberikan variasi pukulan yang lengkap, baik itu flat, slice, maupun spin. Pilihan grip ini cocok sekali bagi pemain yang sering mengandalkan permainan volley ke depan net karena anda dapat dengan mudah dan cepat menyesuaikan grip untuk pukulan volley ke depan net. Namun minus pegangan ini sekali lagi agak susah untuk menghadapi bola-bola top spin yang bersifat parabolik.

    Salah satu pemain pro yang merajai tenis di tahun 90′an, yaitu Pete Sampras, memakai grip ini sebagai pilihannya karena dia merupakan tipikal pemain Service Volley yang sangat nyaman memakai grip ini.

    3)             Forehand Semi-Western grip

    Grip jenis ini adalah grip yang paling banyak dipakai oleh pemain tenis modern, terutama yang memiliki tipe permainan baseliner.

    Anda dapat mencoba grip ini dengan menempatkan pangkal jari telunjuk anda di sudut 2 (untuk pemain tangan kanan) atau 3 (untuk pemain kidal). Atau bisa juga berawal dari grip eastern kemudian tangan anda diputar searah jarum jam satu sudut ke sudut 2 atau 3.

    Keunggulan dari grip ini adalah anda dapat memukul spin dengan baik sehingga kemungkinan bola untuk melewati net lebih besar karena sifatnya yang parabolik. Grip ini juga dapat dipakai untuk memukul flat tetapi tidak direkomendasikan untuk memukul slice. Minus dari grip ini adalah sulit untuk mengantisipasi bola-bola rendah yang dihasilkan dari pukulan flat atau slice terutama di lapangan cepat (grass atau hard court). Beberapa contoh pemain pro yang menggunakan grip ini adalah : Andre Agassi, Roger Federer, Marat Safin.

    4)             Forehand Western grip

    Grip jenis ini merupakan grip yang ekstrim digunakan terutama untuk memproduksi pukulan top spin. Pemain spesialis lapangan tanah liat (clay) umumnya menggunakan grip jenis ini, juga banyak pemain modern saat ini.

    Anda dapat mencoba menempatkan posisi pangkal telunjuk pada sisi bawah dari gagang raket. Atau anda dapat memulai dari posisi semi-western kemudian bergeser satu sudut ke sisi bawah gagang raket.

    Grip ini sangat baik digunakan bagi pemain yang ingin memukul bola dengan top spin yang ekstrim. Arah bola dari hasil pukulan ini dapat melambung di atas net dan turun menurut garis parabolik yang ekstrim. Grip ini juga sangat nyaman digunakan untuk mengantisipasi bola-bola tinggi yang biasanya terjadi di lapangan tanah liat. Akan tetapi, minus dari grip jenis ini adalah tidak bisa dipakai untuk melakukan pukulan flat serta slice dan juga sangat sulit untuk mengantisipasi bola-bola slice yang jatuh rendah di lapangan cepat seperti rumput (grass) atau semen (hard court). Pemain pro yang mengadopsi jenis grip ini umumnya merupakan pemain spesialis tanah liat seperti Rafael Nadal, Carlos Moya atau sebelumnya adalah Sergi Bruguera.

    b)             Jenis-jenis pukulan

    Dalam permainan tenis, agar dapat menyuguhkan satu bentuk permainan yang bermutu, kita harus menguasai tentang berbagai macam pukulan. Khusus bagi para pemula, beberapa macam pukulan harus dikuasainya, di antaranya adalah :

    1)             Servis

    2)             Drive

    3)             Volley

    4)             Lob

    5)             Smash

    6)             Drop

    7)             Slice Shot

    8)             Chop Shot

    1)             Servis

    Servis adalah pelayanan, sajian pukulan pertama untuk memulai pertandingan. Pukulan ini merupakan satu-satunya pukulan yang menentukan, dimana pemain seluruhnya akan menerima bola, atau pemain akan kehilangan haknya dalam mengolah bola, jika servis gagal. Oleh karena itu, servis dikatakan pula sebagai modal bagi pemain, jika servis berhasil, server tetap akan menguasai bola dan akan dapat nilai, tetapi bila servisnya gagal, server akan kehilangan haknya untuk menguasai bola, berarti server akan berpindah ke pihak lawan. Ada tiga jenis utama dalam melakukan servis:

    a)             Slice

    b)             American Twist

    c)             Flat Serve atau Cannon Ball

    Ketiganya mempunyai dasar yang sama mengenai cara memegang raket, sikap dan penyampaian bola, namun mempunyai perbedaan dalam cara kepala raket menyentuh bola dan proses lanjutannya.

    Dasar pukulan servis

    1)             Sikap berdiri

    Sikap berdiri yang baik untuk melakukan servis, adalah kaki kiri dengan sudut 45º dengan base line, kaki kanan sejajar dengan garis tersebut. Kaki kiri berada 5 atau 7 1∕2 cm di belakang base line untuk mencegah terjadinya foot foult dan kaki kanan 25-45 cm di belakang kaki kiri. Berat badan diantara kedua kaki. Posisi raket harus dipegang di depan kearah net, pergelangan setinggi dada dan muka raket setinggi wajah/kepala. Tangan kiri memegang bola rileks.

    2)             Lambungan bola

    Untuk melakukan servis bola dilambungkan ke atas. Lambungan harus pada tempat yang sama dan ketinggian yang sama serta diiringi ayunan raket. Kebiasaan memegang tiga bola sekaligus dengan cara bola kedua dipegang dengan jari manis dan kelingking dengan telapak tangan, bola ketiga dengan telunjuk, jari tengah dan ibu jari.

    3)             Ayunan

    Dari sikap siap, ayunan lengan kiri ke bawah  paha kiri sekaligus, hingga kepala raket dekat badan. Pada waktu raket melewati kaki kanan , pindahkan berat badan ke kaki kanan dan angkat tumit kaki kiri dan lutut sedikit ditekuk. Raket bergerak kebelakang atas membentuk lingkaran sampai  sampai kepala raket setinggi bahu dan siku membentuk 45º. Pada waktu bola melambung keatas, pergelangan dan siku diayunkan ke atas sehingga lurus di atas kepala membentuk garis lurus dengan raket. Bola di pukul dengan sedikit berjingkat. Alihkan kerat badan kedepan dan pakailah otot-otot bahu dan pungung untuk melakukan pukulan.

    a)             Slice

    Cara melakukan:

    1. Raket menyentuh bola pada sebelah kanan atas bola, dan bola dipukul dengan raket dari kanan ke kiri.
    2. Raket dilecutkan dengan keras dari pergelangan.
    3. Hasil pukulan bola melengkung ke kiri pada waktu bola melayang.
    4. Dalam melakukan pukulan slice, raket sedikit diputar saat mengayun, sehingga bingkai raket turun secara diagonal dengan garis pinggir.

    b)             American Twist Servis

    Cara melakukan:

    ·               Pegangan raket sama dengan pukulan backhand.

    ·               Lambungan bola sedikit ke belakang sisi kiri. Sehingga pukulan tepat di atas kepala.

    ·               Pada saat pukulan, bola harus mengena bagian belakang dengan sedikit slice  dari kiri ke kanan.

    c)             Flat atau Cannon Ball Servis

    Yang dimaksud flat atau cannon ball servis adalah pukulan permulaan yang sangat keras. Perbedaan antara slice dan flat hanyalah pada saat pukulan, pergelangan pada gerak akhir diputar sedikit. Bola dipukul dengan bagian muka raket pada bagian atas bola, dan bila dilakukan dengan tepat akan menghasilkan sedikit spin (putaran) bola.

    2)             Drive

    A)           Forehand drive

    Forehand drive adalah pukulan keras yang dilakukan dari sebelah kanan badan pemain. Ada tiga cara genggaman forehand drive:

    a)             Eastern forehand

    Telapak tangan berada pada bagian belakang gagang.

    b)             Continental Forehand

    Telapak tangan berada sedikit diatas bawah gagang dan gagang diputar sekitar seperdelapan putaran.

    c)             Western Forehand

    Telapak tangan berada di bawah gagang. Letakkan raket tertelungkup, kemudian pungut dengan cara continental.

    Ada lima macam gerak dasar forehand:

    1)             Cara berdiri.

    Badan menghadap ke net sepenuhnya dengan kaki kangkang santai, berat badan ditengah kedua kaki.

    2)             Ayunan belakang

    Sambil berdiri dengan berputar, mulai ayunan belakang dengan gerakan rata, lurus ke belakang dan horizontal dari tangan kanan kemudian pindahkan berat badab ke kaki belakang.

    3)             Ayunan depan

    Kepala raket harus sedikit diatas pergelangan dan sedikit di bawah tinggi bola sesudah melambung, hingga ayunan depan akan sedikit bergerak baik ke atas ataupun ke bawah. Gerakan ini akan mengakibatkan terjadi top spin.

    4)             Saat pukulan

    Pada saat raket mengayun ke depan memjemput bola, kepala raket harus berada pada ketinggian bola dan rata serta datar pada saat bola membentur senar raket. Pegangan harus kuat. Pada saat perkenaan putaran sedikit dari tangan ke atas, bukan dari pergelangan , hal ini akan memberikan top spin pada bola.

    5)             Gerak lanjut

    Saat selesai melakukan pukulan, gerakan dilanjutkan dengan memindah berat badab ke depan atau ke arah bola. Keseimbangan di jaga dengan kaki kanan, lengan kiri dan dengan mengangkat tumit sedikit dari tanah.

    B)           Backhand drive

    Backhand drive adalah pukulan dari sebelah kiri badan pemain (dari sebelah kanan bila kidal). Hampir semua pukulan backhand memakai pengangan eastern. Ada lima macam gerak dasar backhand:

    a)             Sikap

    Badan menghadap ke net sepenuhnya dengan kaki kangkang santai, berat badan ditengah kedua kaki.

    b)             Ayunan kebelakang

    Raket diayun kebelakang kiri setinggi pinggul. Badan berputar jauh kekiri , seakan-akan punggung hampir setengah putaran dari net.

    c)             Ayunan ke muka

    Lepaskan tangan kiri dari kepala raket, kemudian ayunkan lengan dan raket  ke arah net dengan gerak mendatar sejajar dengan bola yang datang atau sedikit di bawahnya.

    d)            Saat benturan

    Bola yang datang harus kena tepat pada titik jarak 10 – 15 inci di muka pinggul kanan, dan pinggul tidak ditarik ke belakang.Saat perkenaan dengan bola ayunan harus cepat dan tepat dengan badan berputar ke bola, dengan cara memutarkan bahu seluruhnya ke kiri. Berat badan di kaki kanan, lutut kanan ditekuk dan kaki kiri sedikit diturunkan dan berputar ke dalam.

    e)             Gerak lanjut

    Sesudah bola terpukul, raket dan badan harus terus mengikuti jalannya bola.

    3)             Volley

    Volley adalah pukulan sebelum bola menyentuh lantai.

    A)           Forehand volley

    Bola hanya didorong dan kepala raket sedikit ditarik ke belakang dengan siku sedikit ditekuk, kepala raket tidak boleh dibawah pergelangan, ayunan kebelakang tidak boleh melebihi bahu kanan dan pegangan raket kuat.

    B)           Backhand volley

    Posisi bahu kanan mengarah ke net, kepala raket jangan lebih ke belakang dari bahu kiri. Siku kanan setinggi bahu, kepala raket harus tinggi pukulan kedepan agak sedikit ke bawah. Pergelangan harus kuat dan berat badan pindah ke kaki kanan.

    4)             Lob

    Lob adalah pukulan melengkung ke atas dan bola jatuh di bagian belakang bidang permainan, dan bola melewati kepala lawan, jika dia bermain dekat net. Ada dua macam lob:

    A)           Lob rendah (low lob)

    Dilakukan bila lawan berada di dekat net dan bola dilambungkan tinggi, sehingga lawan tidak dapat menjangkau.

    B)           Lob tinggi (high lob)

    Lob ini dilakukan untuk memperpanjang waktu agar bisa memperbaiki posisi.

    a)             Forehand lob

    Gerakan sama dengan forehand hanya perkenaan bola ke atas depan. Pukulan dengan lunak dan gerakan lanjutan ke atas.

    b)             Backhand lob

    Gerakan sama dengan backhand. Pada saat perkenaan anggkat sedikit bola, ayunan raket harus terus menuju arah bola  dan mata harus selalu mengikuti bola selama melakukan pukulan.

    c)             Lob volley

    Lob volley dilakukan jika anda tergeser dari posisi dalam volley, dan lawan berada dekat net. Lob volley bisa dilakukan dengan forehand maupun backhand. Perbedaan hanya saat memukul bola tanpa menyentuh tanah terlebih dahulu.

    5)             Smash

    Cara melakukan smash sama dengan service. Raihlah bola dalam titik tertinggi, bisa juga dengan sedikit lompatan.

    6)             Drop Shot dan Stop Volley

    A)           Drop shot

    Drop shot adalah pukulan ground stroke yang dipukul secara forehand atau backhand di mana bola jatuh hanya sedikit saja melewati net. Cara melakukan dengan pegangan raket sedikit longgar dan gerak kedepannya adalah akibat dari gerak pergelangan tangan. Muka raket harus dibuka dengan sudut 45º atau lebih dari vertical. Raket digerakkan ke bawah dan ke depan yang sama, dan gerak lanjut dalam pukulan ini tidak diperlukan. Persiapan untuk drop shot harus diawali seperti halnya forehand dtau backhand.

    2.4         Sarana dan Prasarana Tenis Lapangan

    Tenis lapangan merupakan olahraga permainan yang tergolong dalam kelompok permainana bola kecil. Dalam permainan tenis lapangan, berikut adalah sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk memainkannyan.

    A)           Lapangan

    Dalam pertandingan resmi dibagi dalam 3 (tiga) permukaan:

    a)             Jenis permukaan rumput (Grass Court)

    b)             Jenis permukaan keras (Hard Court)

    c)             Jenis permukaan tanah liat (Gravel)

    Dalam segi bangunan dibagi 2 (dua) situasi:

    a)             Lapangan dengan situasi terbuka

    b)             Lapangan dalam situasi tertutup

    Penggunaan lapangan tenis lapangan:

    a)             Untuk rekreasi/olahraga rekreasi kesehatan, pembinaan prestasi.

    b)             Tournament Amatir dan Profesional.

    ·               Syarat-syarat Pembuatan Lapangan Tournament

    Untuk kelancaran dari suatu tournament baik nacional maupun internacional perencanaan tempat yang digubnakan harus memenuhi syarat yang sesuai dengan peraturan, menyangkut masalah:

    o      Masalah tanah (bangunan)

    o      Bebas dari polusi udara dari lingkungan kotor

    o      

    Mudah dicapai transportasi

    o      Dekat dengan penginapan

    o      Mudah airnya dan ada listrik dan telepon

    o      Tidak dekat dengan perumahan penduduk dan ada tempat parkir

    o      Lapangan dibuat minimal 6 dan salah satu lapangan digunakan untuk centre court

    o      Ruang ganti/kamar mandi/wc/ruang istirahat pemain

    ·               Ukuran lapangan

    Untuk permainan tunggal (single):

    a)             Penjang        =  23,77 m

    b)             Lebar           =  8,23 m

    Untuk permainan ganda (double):

    a)             Panjang        =  23,77 m

    b)             Lebar           =  10,97 m

    B)           Peralatan

    a)             Net

    Tinggi jala ditengah-tengah 910 mm. Tinggi jala akan selalu tetap karena ditengah jala terdapat sehelai pita sebagai penarik yang terikat dengan alat petak/lapangan. Pita jala terbuat dari kabel logam, dan jala bagian atas tertutup dengan sehelai pita yang memanjang. Pita berwarna putih dengan ukuran lebar 51-63,5 mm. Tiang jala terbuat dari kayu atau besi yang terpancang kuat pada dasar lapangan, dengan jarak 914 mm dari garis samping. Tinggi tiang jala 1,070 mm. Pita penarik jala/Net dipergunakan untuk menarik /menahan jala, supaya tinggi jala selalu tetap. Lebar pita penarik jala maksimal 51 mm.

    b)             Bola

    o      Permukaan bola harus licin dan tidak terdapat jahitan.

    o      Garis tengah penampang: 63,50 mm-66,77 mm.

    o      Berat bola : 56,70 gram – 58,48 gram.

    o      Mempunyai kekuatan membalik 1.346 – 1.473 mm jika dijatuhkan diatas lantai dari ketinggian 2.450 mm.

    c)             Raket

    Besar gagang raket yang berbentuk segi delapan biasanya tergantung pada ukuran tangan dan jari kita. Ukuran stándar gagang bermacam-macam, dalam perbedaan  1⁄8 inci dari 4 sampai 4 7/8 yaitu: 4,4 1∕8,4 1∕4,4 3∕8,4 1∕2, dan sebagainya.

    Sedangkan raket yang pantas beratnya menurut selera dan rasa pribadi, namun ukuran dibawah ini dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam memilih raket :

    Ø   Untuk anak-anak 12 – 13 oz                             =  ± 350 gram

    Ø   Untuk remaja putrid 12 1∕2 – 13 1∕4 oz             =  ± 360 gram

    Ø   Untuk remaja pria 13 – 13 1∕4 oz                      =  ± 397 gram

    Ø   Untuk wanita 13 1∕4 – 13 3∕4 oz                       =  ± 398 gram

    Ø   Untuk pria 13 3∕4 – 14 3∕4 oz                            =  ± 420 gram

    Ada bermacam-macam pembungkus gagang raket yang lazim disebut grip, ini tergantung pada selera pribadi, namun dianjurkan grip yang terbuat dari kulit yang berlubang-lubang sehingga dapat menyerap keringat.

    C)           Pekaian

    Pemain harus berpakaian pantas, bersih dan rapi. Berikut ini adalah pakaian untuk pemain putra:

    §    Kemeja kaos oblong (T-shirt) putih atau kaos pakai kerah.

    §    Celana pendek/celana olahraga.

    §    Sepatu olahraga atau sepatu kanvas dengan telapak rata tanpa tumit berwarna putih.

    Sedangkan pakaian untuk pemain putri :

    §    Rok yang berlipat-lipat kecil (pleated/plisket) warna putih.

    §    Kaos (T-shirt) warna putih.

    §    Celana pendek kombinasi blus juga baik.

    §     Sepatu olahraga putih dan kaos kaki putih.

    2.5         Peraturan Permainan Tenis Lapangan

    1)             Sistem Permainan

    A)           Untuk Persahabatan dan Kejuaraan Lokal

    a)             Best of fifteen games, Siapa yang menang 8 games lebih dulu dinyatakan menang, system ini disebut juga Eight Winning games.

    b)             Est of three dengan short-sets, Sebanyak-banyaknya 3 set, dimana setiap setnya hanya mencapai 6 game

    c)             Best of three dengan short-sets-long, Sebanyak-banyaknya set ke-1 dan ke-2 mencapai 6 games, sedang set ke-3 mencapai 8 atau 10 games (selisih 2 nilai)

    B)           Kejuaraan Internasional

    a)             Best of three, dengan long set (berlaku untuk partai wanita dan ganda campuran)

    b)             Best of five, dengan long set (berlaku untuk partai pria), artinya a dan b adalah sebanyak-banyaknya 3 atau 5 set dan tiap-tiap set bila terjadi games 5 – 5 harus diteruskan mencapai 7, sedang bila 6 – 6 dalam tiap set diadakan tie breaker.

    c)             Kejuaraan Devis Cup, Best of three dengan long set, khusus untuk partai pria.

    2)             Peraturan Permainan

    A)           Toss

    a)             Pemain yang menang toss pada permulaan permainan, boleh memilih bola atau tempat lebih dulu.

    b)             Selanjutnya pemain yang melakukan servis disebut server, sedang yang menerima disebut receiver.

    B)           Sevis yang betul

    a)             Sebelum melakukan servis, kedua kaki harus berdiri dibelakang base line antara center mark dan side line.

    b)             Bola boleh dilambungkan kemana saja oleh server dan sebelum jatuh di lapangan, bola sudah dipukul.

    c)             Servis dianggap selesai bila bola sudah disentuh dengan raket.

    d)            Selama melakukan servis harus berdiri dibelakang bagian kanan/kiri dari lapangan. Dan tiap-tiap game dimulai dari sebelah kanan.

    e)             Bola servis harus melalui net dan jatuh dalam servis/recoving court pihak lawan secara diagonal.

    f)              Servis dapat dilaksanakan, bila receiver sudah dalam keadaan siap. Dan jika servis dilakukan tetapi receiver belum siap maka diulang.

    C)           Servis Dinyatakan Salah (Foult)

    a)             Posisi kaki dari servis tidak memenuhi ketentuan tersebut, sehingga kaki menyentuh base line. Pelanggaran semacam itu disebut foot foult.

    b)             Tidak boleh mengubah tempatnya dengan berjalan atau lari.

    c)             Bola servis sebelum jatuh di lapangan, menyentuh permanent fixture (kecuali net dan strap)

    d)            Dalam usahanya servis raket tidak mengenai bola.

    D)           Servis Harus Diulang (Let)

    a)             Bila bola servis menyentuh net dan seterusnya masuk ke dalam servis court pihak lawan yang benar.

    b)             Bila bola servis menyentuh net, kemudian langsung mengenai receiver atau benda yang dipakainya sebelum bola jatuh di lapangan.

    c)             Bila receiver belum siap menerima servis, tetapi bola servis sudah datang.

    E)            Bola Dalam Keadaan In Play

    Bola dalam keadaan in play bila sudah dilakukan servis sampai tercapai nilai, kecuali ada pernyataan foult atau let dari umpire.

    F)            Bola Dimainkan Dengan Baik

    a)             Bola jatuh diatas garis, sesuai dengan batas lapangan permainannya dan hal ini dianggap in side.

    b)             Bola menyentuh net, tiang net, kabel, asal dapat melewatinya kemudian jatuh didalam lapangan yang benar.

    c)             Bola dipukul dari luar tiang net, kemudian bolanya menyentuh tiang dan masuk ke dalam lapangan.

    d)            Setelah memukul bola, raket pemain melewati net, dengan ketentuan bahwa waktu memukul bola sedah berada diatas lapangan sendiri.

    e)             Pemain berhasil mengembalikan bola, meskipun bola itu menyentuh benda lain di lapangan.

    f)              Bola jatuh dalam lapangan yang benar, tetapi memantul kembali.

    3)             Peraturan Tempat, Istirahat, dan Jumlah Set.

    1)             Pada akhir tiap game selalu ganti servis (pindah bola) dan pada tiap akhir games yang ganjil diadakan pertukaran tempat.

    2)             Jumlah set dalam satu pertandingan maksimal 5 atau untuk partai wanita maksimal 3.

    3)             permainan harus berlangsung terus sejak servis pertama sampai pertandingan berakhir, dengan ketentuan sesudah set ke-3 boleh istirahat maksimal 10 menit.

    4)             Servis pertama pada permulaan set ke-2 atau ke-3 dilakukan sesuai dengan giliran sejak games ke-1 dan seterusnya sampai selesai, setiap kali terjadi game harus diadakan ganri servis/pindah bola.

    4)             Nilai

    Berikut ini adalah urutan nilai yang diperoleh dalam permainan tenis lapangan:

    §    Nilai permulaan dinyatakan dengan angka 0

    §    Nilai ke-1 dinyatakan dengan angka 15

    §    Nilai ke-2 dinyatakan dengan angka 30

    §    Nilai ke-2 dinyatakan dengan angka 40

    §    Nilai ke-4 berarti games

    §    Pada kedudukan 40 – 40 atau forty all dianggap deuce, kemudian permainan diteruskan sampai selisih dua nilai. Dinyatakan advantage bila salah satu pemain mendapat satu nilai lagi setelah deuce.

    §    Bila setelah deuce, server mendapat nilai disebut adserver/strike atau one in. Sedangkan bila receiver yang mendapat nilai disebut adreceiver atau one out.

    Pemain kehilangan nilai:

    §    Bila ia tidak dapat memukul kembali bola sebelum bola itu jatuh untuk yang kedua kalinya di lapangan.

    §    Memukul bola, tetapi bola jatuh di lapangan sendiri atau mengenai permanent fixture.

    §    Bola dipukul menyentuh raket lebih dari satu kali.

    §    Tangan, badan, atau raket menyentuh net, tiang net, kabel, strap selama bola masih in play.

    §    Men-volly bola yang belum melewati net.

    §    Bola menyentuh badan sendiri.

    §    Melemparkan raket ke bola.

    5)             Servis Memperoleh Nilai

    a)             Bila bola yang tidak dinyatakan let menyentuh receiver termasuk benda yang dipakainya, sebelum bola jatuh di lapangan.

    b)             Jika receiver kehilangan nilai.

    6)             Receiver Memperoleh Nilai

    a)             Bila server dua kali berturut-turut membuat kesalahan.

    b)             Jika server kehilangan nilai.

    7)             Permainan Double

    a)             Ketentuan-ketentuan tersebut diatas berlaku pula untuk permainan double/ganda, hanya lapangan permainan double/ganda lebih besar 4 1∕2 feet pada sisi dibandingkan dengan permainan single.

    b)             Urutan pemain yang melakukan servis maupun yang menerima servis pada permulaan tiap set pada permainan double/ganda harus telah ditetapkan.

    c)             Servis dinyatakan salah, bila bola menyentuh partner dari server. Tetapi bila bola menyentuh partner dari receiver sebelum jatuh di tanah/lapangan, maka server mendapat tambahan nilai.

    d)            Bola hanya boleh dipukul oleh salah seorang dari tiap pasangan. Dan jika kawannya menyentuh bola yang masih in play baik dengan raket maupun dengan anggota badannya, maka pihak lawan mendapat nilai.

    BAB III

    PENUTUP

    3.1         Kesimpulan

    Tenis lapangan adalah sebuah permainan olahraga yang menggunakan raket dan bola dan dimainkan disebuah lapangan yang dipisah oleh sebuah jaring. Tenis lapangan dapat dimainkan secara single atau berpasangan.

    Berikut adalah tinjauan beberapa grip atau pegangan raket dalam permainan tenis:

    a)             Forehand Continental grip

    b)             Forehand Eastern grip

    c)              Forehand Semi-Western grip

    d)             Forehand Western grip

    Dalam permainan tenis, agar dapat menyuguhkan satu bentuk permainan yang bermutu, kita harus menguasai tentang berbagai macam pukulan. Khusus bagi para pemula, beberapa macam pukulan harus dikuasainya, di antaranya adalah:

    a)             Servis

    b)             Drive

    c)             Volley

    d)            Lob

    e)             Smash

    f)              Drop

    g)             Slice Shot

    h)             Chop Shot

    3.2         Saran-saran

    Dalam berlatih tenis lapangan, harus bersungguh-sungguh latihan untuk menguasai teknik dasar tenis lapangan. Kemudian, berlatih bertanding melawan lawan dengan dikombinasikan dengan peraturan yang berlaku.

  • Makalah Permainan Bola Kasti Kecil

    Permainan Bola Kasti Kecil

    Bab I. Pendahuluan

    1.1    Latar Belakang Masalah

    Benyak sekali jenis permainan bola kecil di Indonesia. Kasti adalah salah satu permainan bola kecil yang terkenal di Nusantara. Kasti merupakan salah satu jenis permainan bola kecil beregu.

    Kasti merupakan bentuk permainan tradisional yang mengutamakan beberapa unsur kekompakan, ketangkasan, dan kegembiraan. Permainan ini biasa dilakukan di lapangan terbuka. Pada anak-anak usia sekolah dasar, permainan ini bisa melatih kedisiplinan diri serta memupuk rasa kebersamaan dan solidaritas antar teman. Dalam bermain kasti, ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki, yaitu: memukul, melempar, menangkap bola, serta kemampuan berlari.

    Permainan kasti adalah permainan yang merakyat. Peraturan permainan kasti berbeda di setiap daerah. Akan tetapi, hal tersebut tidak mengurangi manfaat berolahraga dalam permainan tersebut.

    1.2    Rumusan Masalah

    Adapun rumusam masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut:

    1)    Apakah itu permainan kasti?

    2)    Sebutkan sarana dan prasarana dalam permainan kasti?

    3)    Bagaimanakah teknik dasar dalam bermain kasti?

    4)    Bagaimanakah peraturan dalam bermain kasti?

    5)    Bagaimanakah cara bermain kasti?

    6)    Sebutkan tujuan bermain kasti bagi pendidikan jasmani?

    1.3    Tujuan Permasalahan

    Adapun tujuan permasalahan yang ingin dicapai dalam makalh ini, yaitu sebagai berikut:

    1)        Untuk mengetahui pengertian permainan kasti.

    2)       Untuk mengetahui sarana dan prasarana dalam permainan kasti.

    3)       Untuk mengetahui teknik dasar dalam bermain kasti.

    4)       Untuk mengetahui peraturan dalam bermain kasti.

    5)       Untuk mengetahui cara bermain kasti.

    6)       Untuk mengetahui tujuan bermain kasti bagi pendidikan jasmani.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1    Pengertian Permainan Kasti

    Kasti adalah salah satu jenis permainan bola kecil beregu. Kasti merupakan bentuk permainan tradisional yang mengutamakan beberapa unsur kekompakan, ketangkasan, dan kegembiraan. Permainan ini biasa dilakukan di lapangan terbuka. Dalam bermain kasti, ada beberapa keterampilan yang harus dimiliki, yaitu: memukul, melempar, menangkap bola, serta kemampuan berlari.

    2.2    Sarana dan Prasarana yang Diperlukan dalam Bermain Kasti

    Dalam bermain kasti, ada sarana dan prasarana yang perlu dipersiapkan untuk dapat bermain, seperti: lapangan, alat pemukul, bola, dan lain-lain. Berikut adalah penjelasan beserta gambar mengenai sarana dan prasarana untuk bermain kasti:

    A)      Sarana dalam permainan kasti

    Peralatan dalam bermain kasti adalah bola kasti, alat pemukul, tiang/pohon/lantai yang bergambar yang dapat digunakan untuk base atau pos.

    Dalam permainan kasti setiap pemain harus memakai nomor dada yang terbuat dari kain, terpasamg didepan dada dan punggung. Nomor dada terdiri atas nomor 1-15, nomor urut 1-12 untuk pemain inti dan untuk nomor 13-15 untuk pemain cadangan.

    B)      Prasarana dalam permainan kasti

    Prasarana atau tempat yang dapat digunakan untuk bermain kasti adalah lapangan yang terbuka seperti gambar berikut:

    2.3    Teknik Dasar dalam Bermain Kasti

    Dalam bermain kasti, terdapat beberapa teknik dasar dalam bermain. Berikut ini adalah teknik dasar permainan kasti, yaitu teknik berlari, melempar, menangkap, dan memukul bola.

    a)         Teknik Melempar Bola

    1)        Melempar Bola Menyusur Tanah

    Cara melakukan:

    Ø  Bola dipegang pada pangkal ruas jari tangan.

    Ø  Posisi badan membungkuk.

    Ø  Ayunkan lengan belakang ke depan melalui bawah.

    Ø  Bola dilempar menyusur tanah ke sasaran.

    2)        Melempar Bola Mendatar

    Cara melakukan:

    ü Bola dipegang pada pangkal ruas jari tangan, diantara jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Sedangkan jari kelingking dan ibu jari mengontrol bola agar tidak jatuh.

    ü Badan condong ke belakang, ayunkan lengan dari bawah ke atas.

    ü Bola dilempar mendatar setinggi dada ke arah sasaran.

    3)        Melempar Bola Melambung

    Cara melakukan:

    v Bola dipegang pada pangkal ruas jari tangan, diantara jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis. Sedangkan jari kelingking dan ibu jari mengontrol bola agar tidak jatuh.

    v Badan condong ke belakang, ayunkan lengan dari bawah ke atas.

    v Melempar dengan tangan terkuat. Apabila melempar dengan tangan kanan, maka kaki kiri berada di depan, begitu sebaliknya.

    v Bola dilempar melambung diikuti gerakan lanjutan dengan melangkahkan kaki belakang ke depan.

    v Pandangan mata ke arah sasaran lemparan.

    4)        Melempar Bola Memantul Tanah

    Cara melakukan:

    ·      Posisi kaki ditekuk dan badan condong ke depan.

    ·      Ayunkan lengan ke arah depan bawah.

    ·      Bola dilempar memantul tanah ke sasaran.

    b)   Teknik Menangkap Bola

    Teknik menangkap bola kasti ada 4 macam, yaitu:

    1)   Menangkap Bola Mendatar.

    2)   Menangkap Bola Melambung.

    3)   Menangkap Bola Menyusur Tanah.

    4)   Menangkap Bola Memantul Tanah.

    Cara melakukan 4 teknik ini pada dasarnya sama, yaitu:

    §  Pandangan mata tertuju pada arah datangnya bola.

    §  Menangkap dengan kedua tangan dengan kedua telapak tangan dibuka membentuk setengah bola.

    §  Saat perkenaan bola pertama dengan telapak tangan, diikuti sedikit tarikan tangan ke belakang.

    c)    Teknik Melambungkan Bola

    Teknik melambungkan bola digunakan untuk memberikan umpan yang baik kepada pemukul.

    Cara melakukan:

    *    Berdiri tegak, jika melempar dengan tangan kanan, maka kaki kanan berada di depan.

    *    Bola dipegang dengan tangan kanan di depan paha kanan.

    *    Badan condong ke depan.

    *    Putar lengan kanan (yang memegang bola) ke belakang 360°.

    *    Langkahkan kaki kiri ke depan, ayunkan lengan ke depan dan lepaskan bola saat berada di samping paha kanan disertai lecutan pergelangan tangan.

    d)   Teknik Memukul Bola

    Cara melakukan:

    o  Pegang alat pemukul di bagian yang lebih kecil dengan satu tangan.

    o  Berdiri menyamping sehingga pelambung  berada di samping kiri pemukul.

    o  Kedua kaki dibuka selebar bahu.

    o  Letakkan alat pemukul di atas bahu sebelah kanan dengan siku tangan yang memegang alat pemukul ditekuk.

    o  Pandangan ke arah pelambungdan datangnya bola.

    o  Ayunkan alat pemukul dengan meluruskan siku disertai lecutan pergelangan tangan saat bola dalam jangkauan pukulan.

    o  Diikuti gerakan lanjutan dengan melangkahkan kaki belakang ke depan.

    Teknik memukul bola ada 4 macam, yaitu:

    1)   Memukul Bola Mendatar.

    2)   Memukul Bola Melambung.

    3)   Memukul Bola Memantul Tanah.

    2.4    Peraturan Permainan Kasti

    Berikut adalah peraturan permainan kasti:

    1)    Jumlah Pemain

    Kasti dimainkan oleh 2 regu tiap regu berjumlah 15 orang, 3 sebagai cadangan atau pengganti dan 12 sebagai pemain inti. Regu yang main disebut partai pemukul regu yang jaga disebut partai lapangan.

    2)    Waktu Permainan

    Waktu permainan dilakukan dalam 2 babak. Tiap-tiap babak 20 – 30 menit. Diantara tiap babak diberikan istirahat 15 menit.

    3)    Wasit

    Pertandingan kasti dipimpin oleh seorang wasit dibantu 3 orang penjaga garis dan 1 orang pencatat waktu/skoringsit.

    Wasit berada di luar lapangan baik sebelah kanan maupun kiri, ada pun tugas wasit serta kode tiupan peluit antara lain:

    a)    Bila permulaan permainan wasit memanggil kedua kapten dari masing-masing tim untuk melakukan tos atau siapa yang mulai permainan terlebih dahulu baik sebagai pemukul maupun penjaga.

    b)    Mengatur jalannya pertandingan.

    c)    Mengecek kesiapan skoring sit.

    d)   Mengecek nama pemain dan nomor dada.

    e)    Wasit meniup peluit 3 x panjang untuk memulai pertandingan.

    f)    Pada saat memanggil pemain pemukul untuk memukul wasit meniup peluit 3x pendek.

    g)    Pada saat pukulan salah wasit melakukan kode tiupan peluit sebanyak 2x pendek.

    h)   Bila terjadi pemain terkena lemparan bola sebelum tiang pertolongan atau  tiang bebas dan ruang bebas, wasit meniup peluit 1x panjang tanda pergantian bebas.

    i)      Bila bola hilang wasit meniup peluit 3x pendek.

    j)     Setelah permainan selesai permainan atau waktu habis wasit meniup peluit 3x panjang.

    Skoringsit adalah pembantu wasit untuk jalannya suatu pertandingan, tugasnya adalah:

    a)    Mengecek pemain.

    b)   Menyamakan nomor dada dengan nama yang ada di skoring sit yang diberikan oleh masing-masing regu.

    c)    Memanggil pemain yang akan melakukan pukulan.

    d)   Bila ada pergantian pemain skoring sit lah yang bertanggung jawab atas kecocokan yang ada pada skoring sit tersebut.

    e)    Menghitung nilai masing-masing regu.

    f)    Menghitung pukulan salah pemain pemukul.

    4)        Regu Pemukul

    Setiap pemain berhak memukul satu kali, kecuali pemain terakhir berhak memukul sampai 3 kali.Sesudah memukul, alat pemukul harus diletakkan di dalam ruang pemukul. Apabila alat pemukul diletakkan di luar, maka pemain tersebut tidak mendapatkan nilai, kecuali jika ia segera meletakkannya di dalam ruang pemukul.Pukulan dinyatakan benar apabila bola yang dipukul melampaui garis pukul, tidak jatuh di ruang bebas, dan tidak mengenai tangan pemukul.

    5)        Regu Penjaga

    Regu penjaga bertugas:

    o  Mematikan lawan dengan cara melemparkan bola ke pemukul atau menangkap langsung bola yang dipukul melambung oleh regu pemukul.

    o  Membakar ruang bebas dengan cara menempati ruang bebas jika kosong.

    6)        Pelambung

    Pelambung bertugas:

    ·       Melambungkan bola sesuai permintaan pemukul.

    ·       Jika bola yang dilambungkan oleh pelambung tidak sesuai dengan permintaan pemukul, maka pemukul boleh untuk tidak memukulnya. Jika ini terjadi sampai 3 kali berturut-turut maka pemukul dapat berlari bebas ke tiang pemberhentian pertama.

    7)    Pergantian Tempat

    Pergantian tempat antara regu pemukul dan regu penjaga terjadi apabila:

    §  Salah seorang regu pemukul terkena lemparan bola.

    §  Bola pukulan regu pemukul ditangkap langsung oleh regu penjaga sebanyak 3 kali berturut-turut.

    §  Alat pemukul lepas ketika memukul.

    8)        Bola mati

    Bola dinyatakan mati apabila:

    ü Bola masih dipegang pelambung yang berdiri pada tempatnya.

    ü Pukulan salah atau tidak kena.

    ü Bola hilang dan dicari tidak diketemukan.

    ü Terjadi pergantian tempat atau pemain.

    9)        Cara Mendapatkan Nilai

    Ø Pemain berhasil memukul bola, kemudian lari ke pemberhentian I, II, III, dan ruang bebas secara bertahap, mendapat nilai 1.

    Ø Pemain berhasil berlari melewati tiang-tiang pemberhentian dan kembali ke ruang bebas atas pukulannya sendiri, mendapat nilai 2.

    Ø Regu penjaga menangkap langsung bola lambung yang dipukul oleh regu pemukul, mendapat nilai 1.

    Ø Regu yang mendapatkan nilai paling banyak dinyatakan sebagai pemenang.

    2.5    Cara Bermain Kasti

    Setelah menguasai beberapa teknik dasar permainan kasti dan memahami peraturan permainannya, selanjutnya adalah mempraktikkan bagaimana cara bermain kasti dengan benar. Dalam bermain kasti dibutuhkan kerjasama tim dan rasa tanggung jawab. Selain itu yang paling penting adalah sikap untuk selalu menjaga sportifitas.

    Sebelum memulai bermain kasti, hendaknya ditentukan dulu dua regu yang akan bermain. Tiap-tiap regu berjumlah 15 pemain, 12 pemain inti dan 3 pemain cadangan. Setiap kapten dari masing-masing regu akan melakukan tos yang dipimpin oleh wasit untuk menentukan regu penjaga dan regu pemukul. Pada regu pemukul, masing-masing pemain mendapat kesempatan memukul bola sebanyak 3 kali. Jika semua kesempatan telah habis dan pemukul tidak dapat memukul bola, maka terjadilah pergantian bebas. Pemain yang dapat memukul bola harus berlari secepat-cepatnya menuju base-base atau pos-pos aman sehingga pemain penjaga tidak dapat melempar bola mengenai tubuhnya. Pemain regu pemukul yang dapat melewati pos secara bertahap hingga kembali ke home, maka regu pemukul mendapat nilai 1. Sedangkan jika pemain regu pemukul langsung dapat melewati semua pos-pos dan kembali ke home tanpa terkena bola yang dilempar penjaga, maka regu pemukul akan mendapat nilai 2. Regu penjaga akan mendapatkan nilai jika pemain mampu menangkap langsung bola yang dipukul oleh regu pemukul. Permainan kasti dimainkan dalam 2 babak yang masing-masing babak selama 20-30 menit dengan waktu istirahat antara babak selama 15 menit. Bagi regu yang mendapatkan nilai terbanyak adalah pemenangnya.

    2.6    Tujuan Bermain Kasti bagi Pendidikan Jasmani

    Adapun beberapa tujuan dari bermain kasti bagi pendidikan jasmani antara lain:

    a)    Melestarikan budaya olahraga tradisional bangsa kita.

    b)   Dapat mengembangkan berbagai macam funsi tubuh.

    c)    Meningkatkan sikap sportivitas antar pemain atau teman.

    d)   Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan.

    e)    Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi.

    f)    Dapat menjalin hubungan persahabatan dan kerjasama yang baik

    g)   Belajar berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain.

    h)   Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas.

    i)     Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas suatu permainan.

    j)     Mendapatkan olahraga yang murah meriah.

    BAB III

    PENUTUP

    3.1    Keismpulan

    Kasti merupakan salah satu jenis permainan bola kecil beregu. Dalam bermain kasti, ada sarana dan prasarana yang perlu dipersiapkan untuk dapat bermain, seperti: lapangan, alat pemukul, bola, dan lain-lain. Selain itu, terdapat beberapa teknik dasar dalam bermain. Berikut ini adalah teknik dasar permainan kasti, yaitu teknik berlari, melempar, menangkap, dan memukul bola. Ada beberapa peraturan dalam bermain kasti, seperti: jumlah pemain, waktu permainan, wasit, regu pemukul, regu penjaga, pelambung, pergantian tempat, bola mati, dan cara mendapatkan nilai. Dalam bermain kasti, regu yang paling banyak mendapatkan nilai adalah pemenangnya. Salah satu tujuan dalam bermain kasti adalah melestarikan budaya olahraga tradisional bangsa Indonesia.

    3.2    Saran-saran

    Jika pemain tidak mencapai 15 orang atau ada hal lain yang tidak memungkinan bermain sesuai standar permainan, maka permainan kasti dapat dimainkan dengan cara dimodifikasi, yaitu dengan cara pengurangan pos-pos aman dan dikurangi luas lapangannya. Hal tersebut tidak akan mengurangi tujuan dari berolahraga.

    DAFTAR PUSTAKA

    Rustandi, Endi. 2009. Perrkuliahan permainan bola kasti.Majalengka

    Suprianto, Joko. 2007. Gembira Berolahraga kelas 6. Solo: Tiga Serangkai

    Waryati Srihati, Dra. Sulistion Wahyu, Drs. Soetari, Dra. 1996. Pendidikan Permainan Kecil. U.T. Jakarta.

  • Makalah Olahraga Bulu Tangkis – Badminton

    Makalah Olahraga Bulu Tangkis – Badminton

    Bulu Tangkis atau Badminton adalah salah satu olahgara tertua di dunia dan ditengarai berasal dari Mesir Kuno sekitar 2000 tahun lalu. Sumber lain menyatakan bahwa Bulu Tangkis berasal dari China dan India. Olahraga ini dimainkan oleh dua orang dengan raket dan kok.

    Olahraga Bulu Tangkis – Badminton

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar belakang

    Bulu tangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di dunia. Olahraga ini menarik minat dari berbagai kelompok umur, dari berbagai tingkat keterampilan, dan dari jenis kelamin pria maupun wanita. Olahraga bulu tangkis adalah olahraga permainan. Bulu tangkis dimainkan dengan permainan cepat yang membutuhkan gerak reflek yang baik dan tingkat kebugaran yang tinggi. Dengan bermain bulu tangkis, pemain dapat mengambil keuntungan dari segi sosial, hiburan, dan mental.

    Bulu tangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok olahraga permainan. Olahraga bulu tangkis dapat dijadikan permainan untuk rekreasi bahkan sebagai ajang persaingan. Bulu tangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, di atas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Lapangan bulu tangkis dibagi menjadi dua sama besar dan dipisahkan oleh net yang tergantung di tiang net yang ditanam di penggir lapangan. Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang berlawanan.

    Mirip dengan tenis, bulutangkis dimainkan dengan pemain di satu sisi bertujuan memukul bola permainan (“kok” atau “shuttlecock”) melewati net agar jatuh di bidang permainan lawan yang sudah ditentukan. Pemain juga harus mencoba mencegah lawannya melakukan hal tersebut kepadanya. Berikut ini adalah partai yang biasa dimainkan dalam bulu tangkis:

    1. Tunggal putra.
    2. Tunggal putri.
    3. Ganda putra.
    4. Ganda putri.
    5. Ganda campuran.

    Tiap pemain atau pasangan mengambil posisi pada posisinya masing-masing. Tujuan permainan adalah untuk memukul sebuah kok menggunakan raket, melompati jaring ke wilayah lawan sebelum pemain atau pasangan lawan bisa memukulnya balik.

    B. Rumusan masalah

    Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut:

    1. Bagimanakah sejarah olahraga bulu tangkis?
    2. Apakah yang disebut dengan olahraga bulu tangkis?
    3. Sebutkan perlengkapan yang dibutuhkan dalam olahraga bulu tangkis?
    4. Bagaimanakah cara dan teknik dalam olahraga bulu tangkis?
    5. Sebutkan sistem perhitungan nilai yang digunakan dalam olahraga bulu tangkis?
    6. Sebutkan pertandingan bulu tangkis yang pernah diperlombakan secara internasional?

    Bab II. Pembahasan

    A. Sejarah Bulu Tangkis

    Olah raga bulu tangkis kemungkinan berkembang di Mesir kuno sekitar 2000 tahun lalu, tetapi juga disebut-sebut di India dan Tiongkok. Nenek moyang terdininya diperkirakan ialah sebuah permainan Tionghoa, Jianzi yang melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket. Alih-alih, objeknya dimanipulasi dengan kaki. Objek/misi permainan ini adalah untuk menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan. Di Inggris sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut Battledores dan Shuttlecocks sangat populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan memakai dayung/tongkat (Battledores) dan bersiasat bersama untuk menjaga kok tetap di udara dan mencegahnya dari menyentuh tanah. Ini cukup populer untuk menjadi nuansa harian di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk ini. Penduduk Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat China, dan Siam (sekarang Thailand) selagi mereka mengolonisasi Asia. Kemudian dengan segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat mereka.

    Olah raga kompetitif bulutangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-18 saat mereka menambahkan jaring/net dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona pada masa itu. Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul “Badminton Battledore – a new game” (“Battledore Bulu tangkis – sebuah permainan baru”). Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort’s di Gloucestershire, Inggris. Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi Bulu tangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England.

    Bulu tangkis menjadi sebuah olahraga populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olahraga ini, dan di negara-negara Skandinavia.

    International Badminton Federation (IBF) didirikan pada 1934 dan membukukan Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada, Selandia Baru, dan Prancis sebagai anggota-anggota pelopornya. India bergabung sebagai afiliat pada 1936. Pada IBF Extraordinary General Meeting di Madrid, Spanyol, September 2006, usulan untuk mengubah nama International Badminton Federation menjadi Badminton World Federation (BWF) diterima dengan suara bulat oleh seluruh 206 delegasi yang hadir. Olahraga ini menjadi olahraga Olimpiade Musim Panas di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Indonesia dan Korea Selatan sama-sama memperoleh masing-masing dua medali emas tahun itu.

    B. Pengertian Bulu Tangkis

    Bulu tangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok olahraga permainan. Bulu tangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, di atas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu. Lapangan bulu tangkis dibagi menjadi dua sama besar dan dipisahkan oleh net yang tergantung di tiang net yang ditanam di penggir lapangan. Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang berlawanan. Bulu tangkis mirip dengan olahraga tenis yang dimainkan dengan pemain di satu sisi. Tetapi, bulu tangkis menggunakan bola permainan yang disebut dengan “kok” atau “shuttlecock” yang berbahan dari bulu unggas. Dalam olahraga bulu tangkis terbagi menjadi beberapa partai kelompok permainan. Berikut ini adalah partai yang biasa dimainkan dalam bulu tangkis:

    1. Tunggal putra.
    2. Tunggal putri.
    3. Ganda putra.
    4. Ganda putri.
    5. Ganda campuran.

    Tiap pemain atau pasangan mengambil posisi pada posisinya masing-masing. Tujuan permainan adalah untuk memukul sebuah kok menggunakan raket, melompati jaring ke wilayah lawan sebelum pemain atau pasangan lawan bisa memukulnya balik. Pemain juga harus mencoba mencegah lawannya melakukan hal tersebut kepadanya. Untuk setiap kali berhasil memasukkan kok ke wilayah lawan dengan tidak melakukan pelanggaran, maka pemain akan mendapat poin dalam permainan reli. Permainan reli akan berakhir jika pemain telah mengumpulkan poin 21 atau lebih dengan selisih 2 poin dari pemain lawan hingga point terakhir 30.

    C. Perlengkapan Bulu Tangkis

    1) Lapangan

    Lapangan bulu tangkis berbentuk persegi panjang dan mempunyai ukuran seperti terlihat pada gambar. Garis-garis yang ada mempunyai ketebalan 40 mm dan harus berwarna kontras terhadap warna lapangan. Warna yang disarankan untuk garis adalah putih atau kuning.

    Permukaan lapangan disarankan terbuat dari kayu atau bahan sintetis yg lunak. Permukaan lapangan yang terbuat dari beton atau bahan sintetik yang keras sangat tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan cedera pada pemain. Berikut ini adalah gambar lapangan bulu tangkis beserta ukuran-ukurannya:

    Ukuran Lapangan Badminton Standar Nasional dan Internasional
    Ukuran Lapangan Badminton Standar Nasional dan Internasional
    2) Raket

    Secara tradisional raket dibuat dari kayu. Kemudian aluminium atau logam ringan lainnya menjadi bahan yang dipilih. Kini, hampir semua raket bulu tangkis profesional berkomposisikan komposit serat karbon (plastik bertulang grafit).

    Serat karbon memiliki kekuatan hebat terhadap perbandingan berat, kaku, dan memberi perpindahan energi kinetik yang hebat. Namun, sejumlah model rendahan masih menggunakan baja atau aluminium untuk sebagian atau keseluruhan raket.

    Raket Standar Internasional
    3) Senar

    Mungkin salah satu dari bagian yang paling diperhatikan dalam bulu tangkis adalah senar nya. Jenis senar berbeda memiliki ciri-ciri tanggap berlainan. Keawetan secara umum bervariasi dengan kinerja. Kebanyakan senar berketebalan 21 ukuran dan diuntai dengan ketegangan 18 sampai 30+ lb. Kesukaan pribadi sang pemain memainkan peran yang kuat dalam seleksi senar.

    4) Kok

    Kok adalah bola yang digunakan dalam olahraga bulu tangkis, terbuat dari rangkaian bulu angsa yang disusun membentuk kerucut terbuka, dengan pangkal berbentuk setengah bola yang terbuat dari gabus. Dalam latihan atau pertandingan tidak resmi digunakan juga kok dari plastik.

    Kok Bulu Tangkis
    5) Sepatu

    Karena percepatan sepanjang lapangan sangatlah penting, para pemain membutuhkan pegangan dengan lantai yang maksimal pada setiap saat. Sepatu bulu tangkis membutuhkan sol karet untuk cengkraman yang baik, dinding sisi yang bertulang agar tahan lama selama tarik-menarik, dan teknologi penyebaran goncangan untuk melompat; bulu tangkis mengakibatkan agak banyak stres (ketegangan) pada lutut dan pergelangan kaki.

    Sepatu Bulu Tangkis Keren Kets
    6) Net

    Bulutangkis tidak akan pernah bisa berjalan tanpa perlengkapan yang satu ini. Net merupakan pembatas antara bidang permainan pemain yang satu dengan yang lain. Tinggi net kurang lebih 152 cm dan sama untuk semua jenis permainan, baik itu tunggal maupun ganda, putri maupun putra. Jaring harus berwarna gelap kecuali bibir jaring yang mempunyai ketebalan 75 mm harus berwarna putih.

    D. Cara dan Teknik Permainan Bulu Tangkis

    1) Area permainan

    Tiap pemain atau pasangan mengambil posisi berseberangan pada kedua sisi jaring di lapangan bulu tangkis. Permainan dimulai dengan salah satu pemain melakukan servis. Tujuan permainan adalah untuk memukul sebuah kok menggunakan raket, melewati jaring ke wilayah lawan, sampai lawan tidak dapat mengembalikannya kembali.

    Area permainan berbeda untuk partai tunggal dan ganda. Bila kok jatuh di luar area tersebut maka kok dikatakan “keluar”. Setiap kali pemain/pasangan tidak dapat mengembalikan kok (karena menyangkut di jaring atau keluar lapangan) maka lawannya akan memperoleh poin. Permainan berakhir bila salah satu pemain/pasangan telah meraih sejumlah poin tertentu.

    2) Teknik Dasar Permainan Bulu Tangkis

    A) Cara Memegang Raket Pegangan raket ada tiga macam, yaitu:

    1. Pegangan forehand (pegangan dasar), Pegangan ini dapat di peroleh dengan cara mendirkan raket yang sisinya tegak dengan lantai Pegangan ini hampir sama dengan posisi tangan sedang bersalaman.
    2. Pegangan backhand, Pegangan ini dapat di peroleh dengan jalan memutar seperempat ke kanan dari pegangan forehead.
    3. Pegangan pukul kasur/Amerika, Cara pegangan ini adalah mula-mula raket diletakkan secara mendatar di atas lantai. Kemudian ambil dan peganglah raket pada pegangannya, sehingga bagian tangan antar ibu jari dan jari telunjuk menempel pada bagian permukaan yang lebar.

    B) Teknik Pukulan

    Teknik pukulan adalah cara-cara melakukan pukulan pada permainan bulu tangkis dengan tujuan menerbangkan shuttlecock ke lapangan lawan. Terdapat macam-macam teknik dasar pukulan dalam permainan bulutangkis, yaitu:

    a) Pukulan Servis

    Pukulan servis merupakan pukulan degan raket untuk menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lawan secara diagonal dan bertujuan sebagai permulaan permainan. Servis dilakukan dari satu sisi lapangan (kiri atau kanan) menyilang menyeberangi jaring ke area lawan.

    Partai tunggal dan ganda memiliki area servis yang berbeda. Bila kok jatuh di luar area tersebut maka kok dinyatakan “keluar” dan poin untuk penerima servis. Posisi kiri atau kanan tempat servis dilakukan ditentukan dari jumlah poin yang telah dikumpulkan oleh pemain yang akan melakukan servis. Posisi kanan untuk jumlah poin genap dan posisi kiri untuk jumlah poin ganjil. Servis dari posisi kanan juga dilakukan saat jumlah poin masih nol. Pada set pertama pemain/pasangan yang melakukan servis untuk pertama kali ditentukan dengan undian, sedangkan untuk set berikutnya dilakukan oleh pemenang dari set sebelumnya. Macam-macam pukulan servis, yaitu:

    1) Pukulan servis panjang

    Servis panjang hampir sama dengan gerakan mengayun pada pukulan forehand dibawah tangan. Pemain harus berdiri didekat garis tengah dan kira-kira 4 hingga 5 kaki (1,5 meter) di belakang garis servis pendek. Posisi ini menempatkan pemain dekat dengan bagian tengah lapangan dan kira-kira sama jauhnya dengan semua sudut lapangan. Salah satu kaki dimajukan ke depan dengan kaki belakang adalah kaki yang lebih dominan. Tangan yang memegang raket adalah tangan yg lebih dominan, sedangkan tangan satunya lagi memegang kok. Ayunkan tangan yang memegan raket dari belakang ke depan menuju kok yang dilepas oleh tangan satunya. Kok harus melambung tinggi menuju garis belakang lawan. Setelah itu, pindahkan tubuh ke posisi tengah lapangan untuk tunggal, sedangkan untuk double pindah ke posisi masing-masing dan bersiap menerima kok jika lawan berhasil mengembalikannya.

    2) Pukulan servis pendek.

    Persiapan untuk melakukan servis pendek sama dengan persiapan servis panjang. Salah satu yang membedakan adalah posisi berdiri lebih dekat ke garis servis yang kira-kira berjarak +/-15cm. Selain itu, dorongan kok harus melambung rendah di atas net dan mendarat tipis melewati garis servis lawan. Servis pendek memiliki keuntungan jika menggunakan pegangan backhand, karena bola akan lebih cepat dan bergerak dengan jarak yang lebih pendek.

    b) Pukulan Lob

    Pukulan lob adalah pukulan dalam permainan bulutangkis yang bertujuan untuk menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin mengarah jauh ke belakang garis lapangan lawan. Pukulan lob dapat di lakukan dengan dua cara. yaitu:

    1. Overhead lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari atas kepala dengan cara menerbangkan shuttlecock melambung ke arah belakang. Pukulan overhead terbagi menjadi dua, yaitu:

    A) Pukulan Forehand Overhead

    Gerakan pukulan forehand overhead hampir sama dengan gerakan melempar bola. Gerakan ini bertujuan melambungkan kok ke arah belakang wilayah lawan dengan menggunakan pegangan forehand di atas kepala.

    B) Pukulan Backhand Overhead

    Gerakan ini bertujuan melambungkan kok ke arah belakang wilayah lawan dengan menggunakan pegangan backhand di atas kepala.

    2) Underhand lob, yaitu pukulan lob yang dilakukan dari bawah dengan cara memukul shuttlecock yang berada di bawah badan dan di lambungkan tinggi ke belakang.

    c) Pukulan Clear

    Pukulan ini memiliki tujuan untuk membuat bola menjauh dari lawan sehingga membuat lawan bergerak lebih cepat dan bisa membuat lawam lebih lelah. Pukulan clear dapat dilakukan dengan pegangan forehand maupun backhand, pada posisi overhead ataupun underhand.

    d) Pukulan Drop Shot

    Pukulan drop shot adalah pukulan rendah tipis di atas net dan pelan, sehingga kok langsung jatuh menuju lantai. Pukulan drop shot dapat dilakukan dengan pegangan forehand maupun backhand, pada posisi overhead ataupun underhand.

    e) Pukulan Smash

    Pukulan smash adalah pukulan yang cepat, diarahkan ke bawah dengan kuat dan tajam. Pukulan ini bertujuan untuk mengembalikan bola pendek yang telah dipukul ke atas oleh lawan. Pukulan smash terbagi menjadi dua pukulan, yaitu:

    1. Pukulan smash forehand
    2. Pukulan smash backhand

    f) Pukulan Drive

    Pukulan drive adalah pukulan datar yang mengarahkan bola dengan lintasan horizontal melintasi net. Pukulan drive terbagi menjadi pukulan drive forehand dan pukulan drive backhand. Pukulan drive forehand maupun pukulan drive backhand adalah pukulan yang sama-sama mengarahkan bola dengan ketinggian yang cukup untuk melakukan clear pada bola dengan jalur yang datar atau sedikit menurun.

    E. Sistem Perhitungan Nilai

    Beberapa peraturan berbeda diterapkan untuk perhitungan poin, ada yang menggunakan sistem pindah bola dan sistem reli poin, berikut penjelasannya:

    1) Sistem pindah bola

    1. Sebelum pertandingan dimulai, harus ditentukan salah seorang pemain dari tiap-tiap pasangan sebagai “orang pertama”. Pilihan ini berlaku untuk setiap set yang dimainkan.
    2. Jumlah poin genap atau ganjil menentukan posisi “orang pertama” saat melakukan servis.
    3. Setiap pasangan mempunyai dua kali kesempatan servis (masing-masing untuk tiap pemain) sebelum pindah bola, kecuali servis pertama pada tiap-tiap awal set tidak mendapat kesempatan kedua.
    4. Saat pindah bola, servis pertama selalu dilakukan oleh pemain yang berada di sebelah kanan, bukan oleh “orang pertama”.

    2) Sistem reli poin

    1. Setiap pasangan hanya mendapat satu kali kesempatan servis, tidak ada servis kedua.
    2. Servis dilakukan oleh pemain yang posisinya sesuai dengan poin yang telah diraih oleh pasangan tersebut.
    3. Pemain yang sama akan terus melakukan servis sampai poin berikutnya diraih oleh lawan.

    Sejak Mei 2006, pada kejuaraan resmi seluruh partai menggunakan sistem perhitungan 3×21 reli poin. Pemenang adalah pemain/pasangan yang telah memenangkan dua set.

    F. Pertandingan-pertandingan internasional

    Adapun pertnadingan-pertandingan Internasional yang penting diantaranya:

    1. Kejuaraan All England.
    2. Kejuaraan dunia yang resmi (world Badminton Championship).
    3. Kejuaraan Asia (Asia badminton Championship).
    4. Kejuaraan bulu tangkis di dalam Asian games, SEA Games, Commonwealth Games dan sebagainya (beregu dan perorangan).
    5. Kejuaraan dunia beregu terdiri dari:
      • untuk golongan pria disebut Thomas Cup Championship.
      • untuk golongan wanita disebut Uber Cup Championship.

    Bab III. Penutup

    A. Kesimpulan

    Olahraga bulu tangkis memiliki sejarah yang panjang dan masih dirgukan karena kurang akuratnya bukti-bukti. Bulu tangkis adalah cabang olahraga yang termasuk ke dalam kelompok olahraga permainan. Bulu tangkis dapat dimainkan di dalam maupun di luar ruangan, di atas lapangan yang dibatasi dengan garis-garis dalam ukuran panjang dan lebar tertentu.

    Lapangan bulu tangkis dibagi menjadi dua sama besar dan dipisahkan oleh net yang tergantung di tiang net yang ditanam di penggir lapangan. Bulu tangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang berlawanan. Dalam olahraga bulu tangkis terbagi menjadi beberapa partai kelompok permainan, yaitu:

    1. Tunggal putra.
    2. Tunggal putri.
    3. Ganda putra.
    4. Ganda putri.
    5. Ganda campuran.

    Olahraga bulu tangkis memiliki perlengkapan untuk dapat memainkannya. berikut ini adalah perlengkapan olahraga bulu tangkis:

    1. Raket.
    2. Lapangan.
    3. Senar.
    4. Kok .
    5. Net.
    6. Sepatu.

    Olahraga bulu tangkis memiliki cara dan teknik untuk dapat memainkannya dengan baik. Bermain bulu tangkis harus bisa menguasai area permainan dan teknik dasar seperti memukul kok dengan baik, agar dapat memenangkan pertandingan.

    Dalam olahraga bulu tangkis, ada sistem perhitungan nilai yang berbeda, yaitu sistem pindah bola dan sistem relly point. Olahraga bulu tangkis telah banyak diperlombakan dalam ajang internasional, seperti kejuaraan bulu tangkis All England.

    B. Saran-saran

    Untuk dapat memainkan olahraga bulu tangkis dengan baik, pemain harus terlebih dahulu menguasai teknik dasar permainan seperti, penguasaan area permainan, pukulan servis yang baik, maupun pukulan-pukulan mengembalikan bola untuk bertahan dan menyerang seperti smash.

    DAFTAR PUSTAKA

    Poole, James. 2004. Belajar Bulu Tangkis. Bandung: Pionir Jaya
    Grice, Tony. 2007. Bulu Tangkis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

  • Makalah Penjaskes – Senam

    Makalah Penjaskes – Senam

    Senam

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Cabang olahraga senam adalah olahraga yang dianggap tertua jika dilihat dari bentuknya sebagai suatu bentuk sport (olahraga kompetitif). Jika diruntut kembali pada sejarahnya, pengertian senam berasal dari bahasa Inggris yaitu dari kata gymnastics yang menunjukkan betapa senam telah dilakukan sejak zaman kuno. Kata gymnastics dalam bahasa inggris berasal dari kata gymnos, bahasa yunani yang berarti telanjang. Dengan pengertian tersebut, sejarah ingin mengatakan bahwa pada zaman dulu kegiatan-kegiatan berbentuk senam harus dilakukan dengan telanjang. Hal ini bisa dimengerti mengingat pada zaman itu teknologi pembuatan bahan pakaian belum secanggih sekarang, sehingga belum memungkinkan untuk membuat pakaian yang bisa digunakan dalam kegiatan olahraga. Bentuk-bentuk kegiatan yang menyerupai senam sudah bisa dilacak pada zaman-zaman Yunani kuno, Cina kuno, Mesir kuno, dan India kuno lewat bentuk-bentuk kagiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan tubuh.

    Gymnastics sendiri pada awalnya mempunyai arti sangat luas, sehingga memasukkan juga bentuk-bentuk olahraga yang kini dikenal sebagai tinju, balap lari, gulat, termasuk nomor melempar. Lihatlah patung-patung zaman dahulu yang menggambarkan orang-orang yang elanjang sedang melakukan kegiatan-kegiatan keolahragaan. Demikianlah arti gymnastics pada saat itu. Sejalan dengan perkembangan zaman, arti yang dikandung kata gymnastics semakin menyempit dan menunjukkan kegiatan-kegiatan yang dikenal sebagai senam pada saat ini.Senam merupakan bentuk latihan fisik yang secara sistematis disusun dengan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai tujuan seperti daya tahan tubuh, kekuatan, kelentukan, koordinasi, membentuk prestasi, membentuk tubuh yang ideal, dan memelihara kesehatan tubuh.

    1.2    Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah yang ingin akan dibahas dalam pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut:

    1)        Apakah yang disebut dengan senam?

    2)        Sebutkan macam-macam senam dalam olahraga?

    1.3    Tujuan Permasalahan

    Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut:

    1)        Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah bahasa Indonesia.

    2)        Sebagai bentuk pengetahuan mengenai olahraga senam lantai.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1         Pengertian senam

    Senam adalah aktivitas fisik yang dilakukan baik sebagai cabang olahraga tersendiri maupun sebagai latihan untuk cabang olahraga lainnya. Berlainan dengan cabang olahraga lain umumnya yang mengukur hasil aktivitasnya pada obyek tertentu, senam mengacu pada bentuk gerak yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari komponen-komponen kemampuan motorik seperti : kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, agilitas dan ketepatan. Dengan koordinasi yang sesuai dan tata urutan gerak yang selaras akan terbentuk rangkaian gerak artistik yang menarik.

    Untuk mengetahui pengertian senam, kita harus mengetahui cirri-ciri senam antara lain:

    1)             Gerakan-gerakannya selalu dibuat atau diciptakan dengan sengaja.

    2)             Gerakan-gerakannya harus selalu berguna untuk mencapai tujuan tertentu (meningkatkan kelentukan, memperbaiki sikap dan gerak atau keindahan tubuh, menambah ketrampilan, meningkatkan keindahan gerak, meningkatkan kesehatan tubuh).

    3)             Gerakannya harus selalu tesusun dan sistematis.

    Berdasarkan ciri-ciri diatas, batasan senam adalah latihan tubuh yang dipilih dan diciptakan dengan berencana, disusun secara sistematis dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis.

    Pada tingkat sekolah atau yunior pertandingan dapat dibatasi pada nomor-nomor tertentu, biasanya senam lantai dan kuda-kuda lompat. Pertandingan tingkat Nasional dan Internasional bagi pria terdiri dari 6 (enam) nomor yakni : senam lantai, kuda-kuda lompat, kuda-kuda pelana, palang sejajar, palang tunggal, dan gelang-gelang. Sedang bagi wanita ada 4 (empat) nomor : senam lantai, kuda-kuda lompat, balok keseimbangan, dan palang bertingkat.

    Penilaian diberikan oleh 4 (empat) orang wasit yang dipimpin oleh seorang wasit kepala. Setiap peserta pertandingan harus melakukan 2 (dua) macam rangkaian pada setiap nomor atau alat, satu rangkaian wajib (yang telah ditentukan terlebih dahulu) dan satu rangkaian pilihan atau bebas masing-masing. Nilai seseorang adalah rata-rata dari dua nilai tengah dengan membuang nilai tertinggi dan nilai terendah dari 4 (empat) orang wasit. Pesenam dengan nilai akumulasi tertinggi menjadi juara ke I dalam kategori serba bisa, tertinggi kedua menjadi juara ke II dan seterusnya.

    Juara regu ditentukan dengan penjumlahan 5 (lima) nilai terbaik dari 6 (enam) anggota regu dan setiap alat. 6 (enam) peserta terbaik dari semua atlet turut dalam pertandingan final pada tiap-tiap atlet dan nilai akhir yaitu rata-rata dari rangkaian bebas/pilihan dan wajib terdahulu disatukan dengan nilai rangkaian bebas/pilihan dalam final. Nilai ini menentukan urutan pemenang tiap alat.

    Para wasit memberikan nilai pada waktu bersamaan. Nilai maksimum adalah : 10,000. Hukuman-hukuman diberikan dengan pengurangan nilai pada pelaksanaan yang salah, penguasaan yang kurang baik, dibantu orang lain, jatuh dari alat atau melampaui batas waktu. Selain itu dinilai pula faktor kesulitan gerak dan penampilan estetikanya. Besar pengurangan nilai adalah persepuluhan. Peraturan penilaian direvisi setiap 2 (dua) tahun. Semua gerakan mempunyai faktor kesulitan yaitu : A, B dan yang tersukar adalah C. Rangkaian latihan biasaya terdiri atas sikap-sikap statis yang memerlukan tenaga yang besar disambung dengan gerakan-gerakan berirama y agn sesuai. Sementara sejumlah berntuk gerak memerlukan kekuatan yang lain memerlukan mobilitas atau keterampilan.

    2.2   Macam-macam Senam

    A)           Senam Lantai

    Senam lantai pada umumnya disebut floor exercise, tetapi ada juga yang menamakan tumbling. Senam lantai adalah latihan senam yang dilakukan pada matras, unsur-unsur gerakannya terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan, atau kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau pada saat meloncat ke depan atau belakang. Jenis senam ini juga disebut latihan bebas karena pada waktu melakukan gerakan pesenam tidak mempergunakan suatu peralatan khusus. Bila pesenam membawa alat berupa bola, pita, atau alat lain, itu hanyalah alat untuk meningkatkan fungsi gerakan kelentukan, pelemasan, kekuatan, ketrampilan, dan keseimbangan.

    Senam lantai dilakukan di atas area seluas 12×12 m dan dikelilingi matras selebar 1 m untuk keamanan pesenam. Rangkaian gerakan senam harus dimulai dari komposisi gerakan ringan, sedang, berat, dan akrobatik, serta mengandung gerakan ketangkasan, keseimbangan, keluwesan, dll. Pesenam pria tanpil dalam waktu 70 detik dan wanita tampil diiringi musik dalam waktu 90 detik. Gerkan-gerakan yang menekankan tenaga harus dilakukan secara lambat dan sikap statis sekurang-kurangnya 2 detik. Gerakan-gerakan salto harus dikerjakan setinggi bahu.

    Macam-macam bentuk gerakan senam lantai antara lain:

    1. Guling ke depan
    2. Guling ke belakang
    3. Lompat harimau
    4. Keseimbangan kepala
    5. Keseimbangan tangan
    6. Handspring
    7. Back handspring
    8. Meroda
    9. Stut
    10. Round off
    11. Kep
    12. Neck kip
    13. Head kip
    14. Kayang
    15. Sikap lilin
    16. Sikap kayang
    17. Salto
    Senam Lantai Kayang Cewek Seksi
    Kayang
    Sikap Lilin cewek Seksi
    Sikap Lilin
    Guling dan Senam SAlto
    Goling Ke Depan
    Handspring Senam Lantai
    Handspring

    B)           Senam Artistik

    Lahirnya senam artistik di Indonesia yaitu pada saat menjelang pesta olahraga Ganefo I di Jakarta pada tahun 1963, yang mana setiap artistik merupakan salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan, untuk ini perlu dibentuk suatu organisasi yang berfungsi menyiapkan para pesenamnya. Organisasi ini dibentuk pada tanggal 14 Juli 1963 dengan nama PERSANI (Persatuan Senam Indonesia), atas prakarsa dari tokoh-tokoh olahraga se-Indonesia yang menangani dan mempunyai keahlian pada cabang olahraga senam. Promotornya dapat diketengahkan tokoh-tokoh dari daerah seperti : Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara. Wadah inilah kemudian telah membina dan menghasilkan atlet-atlet senam yang dapat ditampilkan dalam Ganefo I dan untuk pertama kalinya pula pesenam-pesenam Indonesia menghadapi pertandingan Internasional. Kegiatan selanjutnya adalah mengikut sertakan tim senam dalam rangka Konferensi Asia Afrika I dan dalam Ganefo Asia, dimana untuk mempersiapkan atlet-atlet Indonesia ini dipanggil pelatih-pelatih senam dari RRC, maka dengan demikian Indonesia mengalami kemajuan dalam prestasi olahraga senam. Tetapi sangat disayangkan bahwa harapan yang mulai tumbuh harus berhenti sementara oleh karena suasana politik yaitu saat meletusnya G 30 S/PKI, sehingga pelatih-pelatih dari RRC harus dikembalikan ke negaranya.

    Usaha untuk mengejar ketinggalan ini maka pada tahun 1967 dikirim seorang pelatih Indonesia yaitu : Sdr. T. J. Purba ke Jerman Timur untuk sekolah khusus pelatih senam artistik selama 26 bulan. Kemudian sebagai titik tolak yang kedua adalah dimasukkannya cabang olahraga senam artistik yang pertama kalinya dalam Pekan Olahraga Nasional (PON VII/1969) di Surabaya, dan kemudian untuk seterusnya dimasukkan dalam setiap penyelenggaraan PON.

    Berikut ini adalah alat-alat yang dibutuhkan dalam olahraga senam artistik:

    A)           Ukuran alat:

    1)             Untuk putra ada 6 alat.

    –        Floor exercise (lantai) : ukuran 12×12 m.

    –        Pommel horse (kuda-kuda pelana) ; panjang 1.60 m dan tinggi 1.10 m.

    –        Parallelbar (palang sejajar) : panjang 3.50 m, jarak 0.48 s/d 0.52 m, tinggi 1.75 m.

    –        Rings (gelang-gelang) : tinggi 2.55 m dan jarak 0.50 m.

    –        Horse vault (kuda-kuda lompat) ; panjang 1.60 m dan tinggi 1.35 m.

    –        Horizontal bar (palang tunggal) : panjang 2.40 m dan tinggi 2.55 m.

    2)      Untuk putri ada 4 alat.

    –        Horse vault (kuda-kuda lompat) : panjang 1.60 dan tinggi 1.20 m.

    –        Univen bars (palang bertingkat) : panjang 2.40 m, tinggi palang bawah 1.50 m, tinggi palang atas 2.30 m.

    –        Balance beam (balok keseimbangan) : panjang 5.00 m dan tinggi 1.20 m.

    –        Floor exercise (lantai) : ukuran 12×12 m.

    B)      Peraturan Umum Senam Artistik.

    Berikut ini adalah peraturan umum dalam senam artistik:

    a)             Kejuaraan Beregu (kompetisi I).

    1)             Setiap regu terdiri dari 6 pesenam putra/putrid.

    2)             Terdiri dari rangkaian wajib dan rangkaian pilihan, pada putra 6 alat, putrid 4 alat.

    3)             Juara beregu (kompetisi I) adalah regu dengan jumlah nilai terbanyak dari jumlah 5 pesenam terbaik pada masing-masing alat untuk rangkaian wajib dan rangkaian pilihan.

    Nilai maksimum untuk putra adalah: 12 nomor pertandingan x 50 = 600 (wajib dan pilihan), 60 nomor pertandingan x 50 = 300 (pilihan).

    Nilai maksimum untuk putri adalah: 8 nomor pertandingan x 50 = 400 (wajib dan pilihan), 4 nomor pertandingan x 50 = 200 (pilihan).

    b)             Kejuaraan perorangan serba bias (kompetisi II).

    1)             Peserta finalis diambil dari 36 pesenam terbaik dari hasil kompetisi I, atau 1/3 dari jumlah peserta.

    2)             Dibatasi 3 pesenam dari tiap Negara/daerah.

    3)             Hanya melakukan rangkaian pilihan untuk putra 6 alat dan putrid 4 alat.

    4)             Juara perorangan serba bisa (kompetisi II) adalah pesenam dengan jumlah nilai terbanyak dari nilai rata-rata pada kompetisi I (wajib dan pilihan), ditambah dengan nilai kompetisi II pada seluruh alat.

    Nilai maksimum untuk putra = 120.

    Nilai maksimum untuk putri = 80.

    c)             Kejuaraan perorangan per alat (kompetisi III).

    1)             Peserta finalis diambil dari 8 pesenam terbaik dari hasil kompetisi I pada alat tersebut.

    2)             Dibatasi 2 pesenam dari tiap Negara/daerah dan hanya 3 alat yang boleh diikuti oleh seorang pesenam.

    3)             Hanya melakukan rangkaian pilihan untuk putra 6 alat dan putrid 4 alat.

    4)             Juara perorangan per alat (kompetisi III) adalah pesenam dengan jumlah nilai terbanyak dari nilai rata-rata pada kompetisi I (wajib dan pilihan) ditambah dengan nilai kompetisi III pada masing-masing alat.

    Nilai maksimum putri =20.

    C)           Senam Aerobik

    Aerobik adalah suatu cara latihan untuk memperoleh oksigen sebanyak-banyaknya. Senam Aerobik adalah olahraga untuk peningkatan kesegaran jasmani bukan olahraga prestasi, akan tetapi olahraga preventif yang dapat dilakukan secara masal.

    Pembagian senam Aerobik menurut cara melakukan dan musik pengiring, yaitu:

    1. High impact aerobics (senam aerobik aliran gerakan keras).
    2. Low impact aerobics (senam aerobik aliran gerakan ringan).
    3. Discorobic (kombinasi antara gerakan-gerakan aerobik aliran keras dan ringan disko).
    4. Rockrobic (kombinasi gerakan-gerakan aerobik dan ringan serta gerakan-gerakan rock n’roll).
    5. Aerobic sport (kombinasi gerakan-gerakan keras dan ringan serta gerakan-gerakan kalestetik/kelentukan).

    Tahap-tahap melakukan senam aerobik adalah sebagai berikut:

    1)             Pemanasan selama 10 menit.

    2)             Latihan inti selama 15 – 20 menit.

    3)             Pendinginan/pelemasan selama 5 menit.

    D)           Senam Irama

    Senam irama adalah gerakan senam yang dilakukan dengan irama musik atau latihan bebas yang dilakukan secara berirama. Senam irama dapat dilakukan dengan atau tanpa menggunakan alat Alat yang yang biasa digunakan dalam senam irama yaitu bola, tali, tongkat, simpai, dan gada. Perbedaan senam irama dengan senam biasa yaitu pada senam irama kita menambahkan ritme. Tekanan yang harus diberikan pada senam irama adalah :

    1)             Irama

    Irama yang sudah banyak dikenal oleh siswa antara lain 2/3,3 / 4 , 4/4, dan sebagainya.

    2)             Kelentukan tubuh (flexibilitas)

    Prinsip kelentukan tubuh dalam gerakan senam irama akan diperoleh dengan suatu latihan yang tekun dan dalam waktu yang lama.

    3)             Kontinuitas gerakan

    Kontinuitas berupa rangkaian gerak yang tidak terputus. Rangkaian gerak ini diperoleh dari gerak-gerak senam yang sudah disusun dalam bentuk rangkaian yang siap ditampilkan.

    Menurut perkembangannya, senam irama dibagi menjadi 3 macam aliran. Berikut ini macam-macam aliran senam irama:

    1. Senam irama yang berasal dari sandiwara dipelopori oleh Delsartes, seorang sutradara
    2. Senam irama yang berasal dari seni musik dipelopori oleh Jacques Dalcrose seorang guru musik.
    3. Senam irama yang berasal dari seni tari (balet), dipelopori oleh Rudolf Von Laban seorang bangsa Hongaria.

    Berikut ini adalah jenis-jenis latihan senam yang harus dikuasai:

    A)           Macam-macam langkah

    Ada beberapa jenis langkah senam yang harus dikuasai dalam senam irama. Jenis langkah senam tersebut meliputi :

    a)             Langkah biasa (looppas)

    b)             Langkah rapat (bijtrekpas)

    c)             Langkah tiga (wallspas)

    d)            Langkah ganti (wisselpas)

    e)             Langkah keseimbangan (balanpas)

    f)              Langkah silang (kruispas)

    g)             Langkah depan (galoppas)

    h)             Langkah samping (zjipas)

    i)               Langkah putar silang (draipas)

    j)               Langkah lingkar (huppelpas)

    k)             Langkah pantul (kaatpas)

    B)           Macam-macam Loncat

    Ada beberapa jenis loncatan senam yang harus dikuasai dalam senam irama. Jenis loncatan senam tersebut meliputi :

    a)             Loncat biasa (loopsprong)

    b)             Loncat rapat (bijtresprong)

    c)             Loncat depan (galopsprong)

    d)            Loncat silang (kruisprong)

    e)             Loncat samping (zijsprong)

    f)              Loncat ganti (wisselsprong)

    g)             Loncat lingkar (huppelsprong)

    h)             Loncat pantul (kaatsprong)

    i)               Loncat putar silang (draisprong)

    j)               Loncat ayun (swingingsprong)

    Bab III. Penutup

    3.1         Kesimpulan

    Senam adalah bentuk latihan fisik yang secara sistematis disusun dengan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai tujuan seperti daya tahan tubuh, kekuatan, kelentukan, koordinasi, membentuk prestasi, membentuk tubuh yang ideal, dan memelihara kesehatan tubuh.

    Senam memiliki banyak jenis, berikut ini jenis senam yang dijelaskan dalam makalah ini:

    1)             Senam Lantai.

    2)             Senam Artistik.

    3)             Senam Aerobik.

    4)             Senam Irama.

    3.2         Saran-saran

    Setiapgerakan dalam senam memiliki kegunaan tersendiri, yaitu seperti meningkatkan kelentukan, memperbaiki sikap dan gerak atau keindahan tubuh, menambah ketrampilan, meningkatkan keindahan gerak, meningkatkan kesehatan tubuh. Oleh karena itu, kita bisa memilih olahraga senam untuk meningkatkan kesehatan jasmani kita.

    DAFTAR PUSTAKA

    Sirodjudin. 1997. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: PT GMP.

  • Makalah Biomekanika Analisi Gerak Pada Olahraga Basket

    Makalah Biomekanika Analisi Gerak Pada Olahraga Basket

    Biomekanika Analisi Gerak Pada Olahraga Basket

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Gerak merupakan elemen utama dalam pada sebagian besar olahraga. Gerakan dapat berbentuk pergerakan seluruh tubuh atau gerakan benda atau alat yang diakibatkan oleh kerja tubuh. Gerak adalah sebuah fungsi dari kecepatan dan arah . Gerak dapat bersifat horisontal atau vertical, artinya arahnya horisontal atau vertical atau membuat sudut dengan horizontal, atau dapat merupakan sebuah gerak melingkar yang mengelilingi sebuah pusat putaran. Kecepatan ialah perubahan posisi benda pada arahnya pada satuan waktu. Sedangkan Percepatan ialah bertambahnya kecepatan dalam satuan waktu.

    Banyak teori yang dikembangkan dalam materi ilmu gerak. Untuk mengerti dengan baik dari teori tersebut diperkenalkan pengertian-pengertian dari suatu ilmu gerak, karena akan membantu memberikan penjalasan dan pemahaman bagaimana melakukan aktifitas olahraga seperti jalan lari, lompat jauh, meluncur, menyelam, senam dan permainan menggunakan/dibantu alat. Dengan teori-teori tersebut membantu kita untuk melakukan analisis gerakan-gerakan seperti : kecepatan, gerak lurus tidak beraturan, posisi kaki dalam keadaan kontak dan tidak kontak dengan tanah, gerakan memutar dan beberapa aspek serta teknik dalam olahraga serta gerak manusia.

    Sebelum memasuki detail analisa gerak secara kualitatif didalam biomekanika dalam memperbaiki teknik, pertama kita harus mempelajari lebih dahulu tentang perbedaan antara kualitatif dan kuantitatif analisis biomekanik. Bahasan kualitatif dan kuantitatif menggambarkan bagaimana karateristik dari penampilan diamati dan dianalisa oleh pelatih, guru atau dokter. Jika penampilan atau setiap aspek ditinjau secara kuantitatif atau diukur (diperlihatkan dengan bilangan atau angka). Jika penampilan atau setiap aspek dievaluasi dengan hanya menggunakan penglihatan dari pengamat dan tidak menggunakan angka disebut dengan analisa kualitatif dan tetap harus menggunakan teori-teori dan dalil-dalil.

    Dalam hal ini, jenis analisa biomekanik kualitatif yang digunakan untuk mengidentifikasi kelompok-kelompok otot aktif selama setiap fase suatu gerakan disebut analisa anatomi kualitatif. Analisa anatomi kualitatif suatu ketrampilan bisa berbentuk sederhana atau kompleks, terganung pada aktifitas yang di analisa. Salah satu yang berbentuk kompleks pada permainan bola basket. Dengan menilai perbandingan (cepat, lambat, tinggi, rendah, pendek, panjang, besar, kecil dan selanjutnya boleh jadi digunakan untuk menggambarkan karakteristik ini. Perasaan dari penglihatan, atau pengamatan dengan penglihatan , adalah dasar analisa secara kualitatif.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana melakukan teknik dasar memegang bola dan menangkap dalam permainaan bola basket?
    2. Bagaimana melakukan teknik dasar passing dalam permainaan bola basket ?
    3. Bagaimana melakukan teknik dasar dribbling dalam permainaan bola basket ?
    4. Bagaimana melakukan teknik dasar shooting dalam permainaan bola basket ?
    5. Bagaimana melakukan teknik dasar pivot dalam permainaan bola basket ?

    6.     Bagaimana melakukan teknik dasar rebound dalam permainaan bola basket ?

    C.    Tujuan

    1.     Mengetahui cara melakukan teknik dasar memegang bola dan menangkap dalam permainaan bola basket

    2.     Mengetahui cara melakukan teknik dasar passing dalam permainaan bola basket

    3.     Mengetahui cara melakukan teknik dasar dribbling dalam permainaan bola basket

    4.     Mengetahui cara melakukan teknik dasar shooting dalam permainaan bola basket

    5.     Mengetahui cara melakukan teknik dasar pivot dalam permainaan bola basket

    6.     Mengetahui cara melakukan teknik dasar rebound dalam permainaan bola basket

    7.     Sebagai tugas akhir mata kuliah biomekanika

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Cara Memegang dan  Menangkap  Bola Basket

    Cara memegang bola basket dengan sikap tangan yang membentuk mangkok besar. Bola berada di antara kedua telapak tangan. Posisi telapak tangan melekat di samping bola agak ke belakang dengan jari-jari terentang -melekat pada bola. Ibu jari terletak dekat dengan badan di bagian belakang bola yang menghadap ke arah tengah depan. Kedua kaki membentuk kuda-kuda dengan salah satu kaki di depan. Badan sedikit condong ke depan dan lutut dalam kondisi relaks.

    Dalam menangkap bola, pastikan bahwa bola berada dalam penguasaan. Bola dijemput telapak tangan dengan jari-jari tangan terentang dan pergelangan tangan yang relaks. Saat bola masuk di antara kedua telapak tangan, jari tangan segera melekat ke bola dan tarik ke belakang atau mengikuti arah datangnya bola. Menangkap bola terdiri dari dua macam cara: Menangkap bola di atas kepala dan menangkap bola di depan dada.

    B. Cara Passing dalam Permainaan Bola Basket

    Passing  terbagi atas tiga teknik: Melempar bola dari atas kepala (over head pass), melempar bola dari dari depan dada (chest pass) yang dilakukan dari dada ke dada dengan cepat dalam permainan, serta melempar bola memantul ke tanah atau lantai (bounce pass). Dan ada 3 macam passing lagi namun 3 passing ini adalah gerakan lebih lanjut, 3 macam passing ini adalah  Baseball Pass, Hand off Pass, dan Hook Pass.

    Chest pass adalah jenis passing yang paling efektif apalagi pada saat pemain tidak dijaga. Urutan teknik chestpass dimulai dengan posisi triple threat dan ibu jari menghadap ke atas saat memegang bola, maksudnya agar saat didorong bola akan berputar ke belakang (back spin). Pada akhir gerakan, ibu jari harus menghadap ke bawah. Ingatkan pemain untuk melakukan pivot dalam pasing.

    Bounce Pass Passing ini direkomendasikan untuk digunakan pada sasaran yang melakukan backdoor cut dan pada saat pemain di-trap sehingga kesulitan mencari passing line. Gerakan yang dilakukan hampir sama dengan chest pass, hanya saja arah bola dipantulkan ke 2/3 dari jarak penerima bola. Passer perlu memperkirakan agar nantinya bola memantuk ke arah pinggul penerima.

    Overhead Pass sangat efektif digunakan saat tim defender menggunakan zone defense, beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam melakukan overhead pass adalah: (1) pertahankan posisi siku paling tidak setinggi kepala. (2) Kekuatan dorongan overhead pass hanya terletak pada bagian siku, pergelangan tangan, dan jari-jari. Bahu hanya berfungsi sebagai penopang siku agar tetap setinggi kepala. (3) posisi awal ibu jari adalah menghadap ke belakang dan posisi akhir menghadap ke depan. (4) untuk mendapatkan tambahan tenaga dorongan, pemain dapat melakukan pivot.
    Baseball pass biasanya digunakan untuk melakukan passing jarak jauh. Pada posisi awal pemain menempatkan bola di salah satu sisi kepala dan posisi kaki parallel stance. Lalu kaki pada sisi yang sama dengan tangan yang memegang bola ditarik ke belakang, titik tumpu terletak pada kaki ini. Setelah itu, lempar bola seperti melakukan lemparan pada baseball. Ingatkan pemain agar tidak menekuk pergelangan tangan terlalu dalam kebelakang dan akhirnya passing dengan posisi jari-jari menghadap ke sasaran agar passing tetap akurat pada sasaran.

    Hand off pass merupakan passing yang diberikan secara langsung kepada penerima tanpa melakukan pelemparan. Biasanya si passer melakukan blok terhadap defender nya maupun defender penerima, sehingga penerima bebas untuk melakukan scoring atau menarik defender lain agar membebaskan pemain yang lebih berpeluang melakukan skoring.

    Hook pass yakni passing dengan menggunakan satu lengan. didahului dengan lompatan dan biasanya mengarah 90 derajat dari arah lari passer. Keuntungan dirasakan saat defender memiliki jangkauan vertikal yang tinggi, selain itu, dapat mengubah arah serangan dengan cepat dalam keadaan berlari tanpa melakukan quick stop ke posisi triple threat.

    C.    Cara Dribbling Dalam Permainaan Bola Basket

    Dribbling adalah suatu usaha membawa bola. Caranya, dengan memantul-mantulkan bola ke lantai dengan satu tangan. Saat bola bergerak ke atas telapak tangan menempel pada bola dan mengikuti arah bola. Tekanlah bola saat mencapai titik tertinggi ke arah bawah dengan sedikit meluruskan siku tangan, diikuti dengan kelenturan pergelangan tangan. Menggiring bola adalah cara untuk membawa bola ke segala arah dengan lebih dari satu langkah asal bola sambil dipantulkan dan merupakan suatu usaha untuk mengamankan bola dari rampasan lawan sebab dengan demikian ia dapat bergerak menjauhkan lawan sambil memantulkan bola kemana ia tuju. Ada beberapa cara menggiring bola :

    a.     Menggiring bola rendah ( untuk control bola).

    b.     Menggiring bola tinggi (untuk kecepatan).

    c.      Menggiring campuran

    Menggiring bola ini dilatih dari hal yang mudah yaitu dengan sikap ditempat atau berhenti kemudian berjalan dan terakhir baru berlari setelah agak mahir baru kemudian diberikan latihan dengan rintangan untuk lebih mempersulit dribbling/menggiring bola.

    D.   Cara Shooting Dalam Permainan  Bola Basket

    Shooting adalah usaha memasukkan bola ke dalam keranjang atau ring lawan untuk meraih poin. Ada dua cara melakukan shooting: Dengan dua tangan, atau satu tangan.Cara memasukkan bola atau menembak (shooting)
    Bila dilihat dari posisi badannya terhadap papan maka dapat dibedakan :
    1. Menghadap papan (facing shoot)
    2. Membelakngi papan (back up shoot)
    Sedang cara pelaksanaannya dapat dilakukan dengan sikap berhenti, memutar, melompat dan berlari.
    3. Menghadap papan dengan sikap berhenti :
    a. tembakan dua tangan dari dada (two handed set shoot)
    b. tembakan dua tangan dari atas kepala (two handed over head set shoot)
    c. tembakan satu tangan (one hand set shoot)
    d. tembakan satu tangan dari atas kepala (one hand over head shoot)
    4. Menghadap papan dengan sikap melompat
    5. Menghadap papan dengan sikap lari
    6. Membelakangi papan dengan sikap berhenti
    7. Membelakangi papan dengan sikap melompat

    Menembak bola basket juga ilmu karena melibatkan proses mekanis seperti persepsi kedalaman, kecepatan, sudut rilis, dan lintasan bola dalam penerbangan. Strip komik Mary Layak pernah menampilkan sebuah episode tentang seorang mahasiswa matematika brilian yang menjadi penembak yang luar biasa di tim basket karena analisis tentang prinsip-prinsip ilmiah yang terlibat dalam penembakan bola basket. Meskipun episode ini agak terlalu mengada-ada, itu menggambarkan bahwa kesadaran dasar ilmiah untuk pengambilan gambar yang baik dapat membantu meningkatkan tembakan pemain dalam keterbatasan kemampuan dan waktu yang dihabiskan berlatih menembak nya.

    Cara berdiri pada shotting
              Karena tembakan basket dapat diambil dari setiap posisi tubuh, baik di lantai atau di udara, tidak ada yang dapat diidentifikasi, sikap di luar kebutuhan untuk keseimbangan ketika menetapkan diri untuk mengambil tembakan. Karena posisi triple-ancaman menawarkan keseimbangan terbesar dan fleksibilitas, biarkan, AOS mulai dengan itu.
              Posisi triple-ancaman mengacu rendah, sikap seimbang yang ballhandler mungkin baik menembak, mengemudi, atau mengoper bola. Namun, hal itu mungkin tampak aneh untuk memiliki penembak menurunkan pusat gravitasinya sebelum mengambil tembakan karena ia harus mendapatkan bola melewati bek, dua faktor membuat langkah ini diperlukan. Pertama, ia membutuhkan sikap diturunkan untuk mengumpulkan momentum ke atas untuk tembakan melompat-Nya, dan kedua, ia lebih terbatas dalam apa yang bisa ia lakukan dengan bola ketika ia berdiri tegak daripada ketika ia berada dalam posisi berjongkok. Posisi triple-ancaman hanya itu, sikap yang ballhandler dapat menyerang pertahanan dalam salah satu dari tiga cara.

              Selain itu, integral posisi sebelum Anda mengambil gambar adalah tindakan mengkuadratkan diri ke keranjang, atau memutar tubuh Anda sehingga bahu dan dada menghadapi keranjang. Dalam tergesa-gesa untuk mendapatkan basket ditembak jauh sebelum diblokir, pemain kadang-kadang akan menerima lulus atau menangkap bola dari menggiring bola sambil menghadap tegak lurus ke keranjang dan menembak tanpa pernah kuadrat diri ke keranjang, AI misalnya, pemain berpengalaman di posisi sayap pada pelanggaran zona. Pemain harus beralih ke keranjang setiap kali mereka menangkap lulus atau mengambil menggiring bola mereka. Mereka mungkin harus melindungi bola karena mereka berpaling untuk menghadapi keranjang, tetapi mereka masih perlu untuk mengubah

    E.   Cara Pivot dan Rebound dalam Permaianaan Bola Basket

    Teknik ini diperlukan untuk mengatasi peraturan tentang diperkenankannya seorang pemain yang memegang bola sambil jalan atau lari. Bahkan seorang pemain yang memegang bola tidak boleh melangkah lebih dari satu langkah tanpa memantulkan bola. Untuk menghindari bola dari sergapan lawan maka ia diperbolehkan melakukan pivot. Garakan berporos (pivot) adalah suatu usaha mengubah arah hadap badan kesegala arah dengan satu kaki tetap sebagai poros (tumpuan). Kaki poros tidak boleh terangkat atau tergeser dari tempatnya, sementara kaki yang lain boleh bergerak atau melangkah kesegala arah, khususnya pada saat memegang bola, sebab dipergunakan agar bola dapat dijauhkan dari jangkauan lawan.

    Pivot dapat berbentuk al :

    a.     In Front Pivot (front turn).

    b.     Reverse Pivot (reverse turn

    Rebound merupakan teknik dasar yang perlu dikuasai oleh seorang pemain, hal ini dapat dimaklumi sebab kemenangan dalam merayah bola merupakan suatu kesempatan untuk melakukan serangan berikutnya. Merayah bola (rebound) merupakan suatu usaha untuk mengambil atau menangkap bola yang datangnya memantul dari papan pantul atau keranjang akibat dari tembakan yang tidak berhasil. Beberapa ahli mengatakan “ Kalau tidak dapat memenangkan bola rebound maka tim anda tak akan bias menang “, hal ini dapat dibenarkan sebab memenangkan rebound berarti kita mempunyai kesempatan lagi untuk menembak.

    Teknik merayah bola (rebound) dibagi menjadi dua yaitu :

    a.     Defensive Rebound (merayah bola pada saat bertahan).

    b.     Offensive Rebound (merayah bola pada saat menyerang).

    Rebound atau merayah bola dilakukan sesering mungkin karena memerlukan ketepatan waktu (timing) yang baik. Sebaiknya saat masih yunior diberikan sehingga para pemain sudah dapat merasakan gerakan dengan baik dan mempunyai ketepatan waktu (timing) dan menutup lawan.

    BAB III

    PENUTUP

       B.     Kesimpulan

    Gerak dasar permaianan bola basket sangat diperlukan dalam permainaan bola basket, ada gerak dasar dalam permainaan bola basket yaitu : shooting, passing, dribbling, Menangkap bola dan pengembangan ada lay up, pivot, rebound, permaiaan bola basket dalam kelas mahir tidak hanya mementingkan gerak dasar tersebut namun untuk menjadi pemain yang hebat dibutuhkan latihan dan kecerdasn berfikir yang cerdas karena dalam bola basket dalam hitungan sepersekian detik kita harus sudah menggambil keputusan dan kita dituntut untuk selalu bergerak maka kebugaran tubuh harus baik.

    A.      Saran

    Berlatihlah terus menerus jika ingin menguasai permainan basket, dengan kerja keras anda pasti bisa, jangan malu bertanya dan mencari sumber referensi yang ada

    Daftar Pustaka

    http://sukmaananda.blogspot.com/2012/11/teknik-dasar-permainan-bola-basket.html

    http://www.menshealth.co.id/fitnes.latihan/gerakan.sempurna/teknik.dasar.bermain.basket/001/003/36

    http://sinauwerno-werno.blogspot.com/2013/08/teknik-teknik-dasar-permainan-bola.html

    http://sambelraos.blogspot.com/2012/12/analisis-gerak-sendi-pada-cabang_7283.html

    http://makalahbiomekanikagerakolahragabasket.blogspot.com/2013/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html

  • Makalah Penjaskes – Jogging Meningkatkan Kebugaran Jasmani

    Makalah Penjaskes – Jogging Meningkatkan Kebugaran Jasmani

    Jogging Meningkatkan Kebugaran Jasmani

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Kebugaran jasmani setiap orang berbeda-beda. Ada orang yang kebugaran jasmaninya baik, adapula yang kebugaran jasmaninya sedang,bahkan ada pula orang yang kebugaran jasmaninya buruk. Orang yang mempunyai kebugaran jasmani baik, ketika ia melakukan banyak aktivitas, ia tidak akan merasakan lelah yang sangat berarti bahkan ia masih bisa mengerjakan aktivitas yang lain. Sedangkan orang yang mempunyai kebugaran jasmani buruk, ketika ia melakukan banyak aktivitas maka setelah itu ia akan merasakan kelelahan yang sangat berarti,sehingga ia tidak bisa melakukan aktivitas lain bahkan ia dapat sakit karena aktivitas yang telah dilakukannya.

    Kebugaran jasmani seseorang dapat ditingkatkan dari yang buruk menjadi lebih baik. Kebugaran dapat dirubah dengan cara olahraga, akan tetapi banyak sekali orang yang telah melakukan olah raga teratur tapi kebugaaran  jasmnainya masih saja rendah, adapula orang yang olahraganya sudah lama tapi kebugaran jasmaninya masih saja buruk.

    Karena hal inilah penulis akan mengulas salah satu olah raga untuk meningkatkan kebugaran jasmani.

    B. Rumusan Masalah

    Beberapa masalah yang akan di bahas dalam makalh ini adalah:

              I.2.1  Apa itu kebugaran jasmani?

              I.2.2  Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani?

              I.2.3  Bagaimana cara melakukan jogging agar dapat meningkatkan kebugaran jasmani?

    I.3     Tujuan Penulisan

    Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

    I.3.1  Untuk mengetahui tentang kebugaran jasmani.

    I.3.2  Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani

    I.3.3  Untuk mengetahui cara melakukan jogging yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani.

    I.4     Manfaat Penulisan

    Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

    I.4.1  Memberikan informasi tentang  kebugaran jasmani.

    I.4.2  Memberikan informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani

    I.4.3  Memberikan informasi tentang cara melakukan jogging yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani

    Bab II.

    II.1    Kebugaran Jasmani

    Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian ( adaptasi ) terhadap pembebasan fiisk yang diberikan kepadanya ( dari kerja yang dilakukan sehari-hari ) tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. Tidak menimbulkan kelelahan  yang berarti maksudnya ialah setelah seseorang melakukan suatu kegiatan / aktivitas, masih mempunyai cukup semangat dan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-keperluan lainnya yang mendadak.

    Atau dengan kata lain kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan produktif tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih punya tenaga cadangan untuk menikmati waktu senggangnya

    Sumosardjuno dan Giri Widjojo menyatakan kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat-alat tubuh dalam batas fisiologi terhadap keadaan lingkungan atau kerja fisik secara efisien tanpa lelah berlebihan.

    Kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kebugaran jasmani berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kerja bagi siapapun yang memilikinya sehingga dapat melaksanakan tugas-tugasnya secara optimal untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

    Fungsi kebugaran jasmani adalah untuk mengembangkan kekuatan, kemampuan, dan kesanggupan daya kreasi serta daya tahan dari setiap manusia yang berguna untuk mempertinggi daya kerja.

    Menurut Sadoso Sumosardjuno (1989 : 9), mengelompokkan Kesegaran jasmani dalam 4 komponen pokok diantaranya :

    ·       Ketahanan jantung dan peredaran darah (cardiovascular endurance)

    ·       Kekuatan (strength)

    ·       Ketahanan otot (muscular endurance)

    ·       Kelenturan (flexibility)

    Berdasarkan uraian di atas, dapat disarikan bahwa komponen-komponen pokok yang berkaitan dengan kesegaran jasmani, yaitu:

    ·       Kesanggupan dan kemampuan (kapasitas) seseorang dalam melakukan tugas sehari-hari.

    ·       Meningkatkan daya kerja terutama fungsi jantung, peredaran darah, paru dan otot.

    ·       Tanpa mengalami kelelahan yang berarti, yakni : adanya pemulihan kembali.

    ·       Masih memiliki cadangan energi  

    ·       Secara umum membantu peningkatan kualitas hidup seseorang.

    Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa Olahraga dapat meningkatkan kebugaran jasmani. Fungsi dari olahraga itu sendiri adalah :

    1) Meningkatkan kisaran gerak

    2) Meningkatkan stamina

    3) Melepaskan kecemasan

    4) Meredakan kenerja seksual

    5) Meredakan gejala monopouse

    6) Membantu mencegah penyakit jantung

    7) Mencegah osteoporosis

    8) Memperbaiki ketajaman mental

    9) Memperbaiki konsentrasi

    10) Mengurangi resiko kenker payudara

    11) Memperbaiki pandangan hidup

    12) Mengurangi nyeri radang sendi

    13) Mengendalikan kolesterol

    14) Membakar lemak

    15) Mempercepat metabolisme

    16) Menghilangkan gejala pra-menstruasi

    17) Membantu kita berhenti merokok

    18) Meredakan depresi

    19) Mengurangi biaya hidup

    20) Meningkatkan kepuasan kerja

    21) Mengawetkan otot

    22) Mengawetkan organ-organ internal (hati, ginjal)

    23) Memperbaiki waktu reaksi

    24) Memperbaiki kebugaran kardiovaskuler

    25) Meningkatkan energi

    26) Memperbaiki koordinasi saraf dan otot

    27) Meningkatkan kemampuan tubuh untuk memerangi infeksi

    28) Mengurangi resiko glaukoma

    29) Mengurangi resiko kanker usus besar

    30) Menurunkan tekanan darah

    31) Mengurangi resiko kegemukan

    32) Membakar kalori

    33) Memperbaiki sembelit

    34) Mencegah endometriosis

    35) Mengurangi konsumsi alkohol

    36) Mengurangi stres

    37) Meningkatkan harga diri

    38) Meningkatkan perasaan sejahtera

    39) Meningkatkan IQ

    40) Meningkatkan kreativitas

    41) Memperbaiki kelenturan

    42) Memperbaiki peredaran darah

    43) Meningkatkan mobilitas

    44) Meningkatkan ingatan/mengurangi resiko pikun

    45) Memperpendek waktu pemulihan sesudah sakit atau cedera

    46) Meningkatkan kesehatan punggung

    47) Tidur nyeyak

    II.2    Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani

    Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani seseorang adalah :

    1.    Jasmani

    Keadaan jasmani seseorang mempengaruhi kebugaran jasmaninya. Orang yang keadaan fisiknya sedang sehat tentu memiliki kebugaran jasmani yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang sedang sakit.

    2.    Keturunan

    Kebugaran dari orang tua akan menurun kepada anaknya (hereditas). Apabila orang tuanya memiliki kebugaran jasmani yang bagus kemungkinan anaknya pun akan mempunyai kebuagaran jasmani yang baik.

    Hal-hal yang menurun pada keturunan yaitu hal yang berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh, obesitas, haemoglobin/sel darah dan serat otot.

    3.    Usia

    Kebugaran jasmani anak-anak meningkat sampai mencapai maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh,
    kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi bila rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya.

    Semakin tua usia seseorang maka kebugaran jasmaninya juga akan menurun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebugaran jasmani orang yang masih muda lebih baik dibandingkan denga orang yang usianya sudah tua.

    4.    Jenis Kelamin

    Sampai pubertas biasanya kebugaran jasmani anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan, tapi setelah pubertas anak-anak laki-laki biasanya mempunyai
    nilai yang jauh lebih besar.

    Seperti yang kita ketahui, pada umumnya laki-laki mempunyai tenaga yang lebih kuat dibanding dengan tenaga perempuan. Hal ini berlaku pula bahwa ada kecenderungan bahwa kebugaran jasmani laki-laki lebih kuat dibanding perempuan. Walaupun tidak menutup kemungkinan ada perempuan yang memiliki kebugaran jasmani lebih baik dibanding laki-laki. Karena ada faktor- faktor lain yang mempengaruhi.

    5.    Aktivitas Fisik

    Aktivitas fisik yang terlau banyak tentu mempengaruhi kebugaran seseorang, jika aktivitas yang dilakukan terlampau banyak,tentu kebugaran seseorang akan menurun.

    6.    Istirahat

    Dengan istirahat yang cukup,seseorang akan memiliki kebugaran yang bagus. Akan tetapi apabila orang yang banyak melakukan aktivitas akan tetapi waktu yang digunakan untuk beristirahat kurang maka kebugaran jasmaninya pun akan menurun.

    7.    Pengaruh Gizi dan Makanan

    Makanan yang kita makan akan diubah bentuknya menjadi energy yang menyokong kegiatan atau aktivitas kita sehari-hari. Apabila makanan yang kita makan tidak memenuhi kebutuhan dan gizinya pun kurang, maka energy yang akan digunakan untuk melakukan aktivitas pun akan berkurang. Sehingga hal ini juga mempengaruhi kebugaran jasmani.

    Daya tahan yang tinggi bila mengkonsumsi tinggi karbohidrat (60-70 %). Diet tinggi protein terutama untuk memperbesar otot dan untuk olahraga yang memerlukan
    kekuatan otot yang besar.

    II.3    Cara Melakukan Jogging yang dapat Meningkatkan Kebugaran Jasmani

    Untuk peningkatan dan pemeliharaan kebugaran jasmani tidak terlepas dari latihan jasmani yang membina keseimbangan unsur kesegaran jasmani. Untuk membina atau memelihara kesegaran jasmani, salah satu caranya adalah dengan melakukan latihan fisik atau latihan jasmani. Suatu latihan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kesegaran jasmani, harus dilakukan menurut aturan atau cara tertentu. 

    Untuk meningkatkan dan mempertahankan kebugaran jasmani harus memenuhi resep fit, yaitu :

    1.        Frekuensi (F)

    Frekuensi olahraga untuk mendapatkan kebugaran jasmani yang optimal yaitu 3-5 kali seminggu. Jika kita hanya melakukan olah raga satu kali seminggu maka kita tidak akan mendapatkan hasil kebugaran yang baik atau bahkan kita tidak akan merasakan hasil dari olahraga yang kita lakukan.

    2.        Intensitas (I)

    Intensitas denyut nadi dalam berolahraga yaitu ± 60-85% dari denyut jantung maksimal. Denyut jantung maksimal yaitu 220 kali per menit.

    3.        Tipe (T)

    Memilih jenis olah raga yang akan dilakukan sesuai dengan selera, keadaan,kebugaran dari orang yang akan melakukan olahraga tersebut. Dan hal yang tidak kalah penting yaitu fasilitas untuk olah raga tersebut juga perlu diperhatikan.

    4.        Time (T)

    Waktu yang paling tepat untuk melakukan olahraga yaitu 15 – 60 menit. Jika kita melakukan olahraga kurang dari 15 menit bisa di katakan bahwa olahraga yang kita lakukan tidak dapat meningkatkan kebuagaran jasmani.

    Salah satu olahraga yang dapat kita lakukan yaitu lari-lari kecil atau lebih dikenal dengan jogging. Olahraga lari atau disebut juga Jogging merupakan salah satu cabang olahraga yang paling digemari oleh kebanyakan orang. Mulai anak-anak sampai orang tua dan tidak pandang derajat serta martabat yang disandang oleh orang tersebut. Olahraga lari merupakan olahraga yang murah meriah karena tidak banyak membutuhkan modal.

    Kebanyakan orang melakukan olahraga ini dengan alasan tertentu, seperti

    1. Ingin menurunkan berat badan,

    2. Jaga kesehatan,

    3. Menjaga kebugaran,

    4. Menambah stamina.

    Dengan berlari biasanya badan kita mengeluarkan keringat lebih banyak dibandingkan olahraga lainnya dan itu berarti olahraga ini memang lebih banyak membakar kalori daripada olahraga lainnya. Semakin banyak kalori yang terbakar, semakin banyak pula lemak-lemak ditubuh ikut terbakar yang berarti peluang untuk menurunkan berat badan pun semakin besar.

    Jogging atau olahraga lari ini sangat baik untuk aerobik otot, kebugaran, dan kontrol berat badan. Bahkan dari beberapa penelitian menyebutkan jika melakukan olahraga lari ini secara rutin banyak hak-hal positif yang akan didapat. Diantaranya, menurunkan berat badan, menurunkan tekana darah dan memperkuat jantung sehingga bisa memperkecil resiko terkena serangan jantung, menurunkan kolesterol, menurunkan tingkat stress, memperkuat tulang terutama di bagiankaki, bahkan bika membuat kita menjadi seseorang yang lebih percaya diri.

    Cara melakukan olahraga harus diperhatikan supaya dapat meningkatkan kabugaran jasmani. Lari atau lari –lari kecil (jogging) mudah dilakukan, tapi untuk hasil maksimal, pilihlah waktu yang tepat. Lari terbilang olah raga yang murah, ia bisa dilakukan dimana saja, kapan saja dan yang paling penting sangat efektif untuk kesehatan, dan ia juga bagian integral dengan beragam olahraga.

     Sebagian besar olahraga membutuhkan kemampuan berlari, Ahli medis asal Inggris, Dr Rob Hick, mempunyai perhatian pada olahraga ini dan mencatat meski lari cukup beragam, semua bermuara pada keuntungan yang sama bagi kesehatan, yakni sama-sama meningkatkan fungsi jantung dan paru-paru, baik itu lari sprint, jenis latiha anerobik tapi membutuhkan tenaga besar, ataupun lari jarak jauh yang merupakan aktifitas aerobik dan membutuhkan daya tahan otot. Sebagai latihan high-impact, berlari bisa menjaga atau meningkatkan kepadatan tulang dan menghindarkan orang dari serangan osteoporosis.

    Dr. Hick menyebutkan alangkah baiknya sebelum anda memulai olahraga ini jika memliki catatan kesehatan seperti diabetes, nyeri di dada, serangan jantung, asma, epilepsi, tekanan darah tinggi, baru menjalani proses pembedahan, atau tengah mengandung, lebih baik berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Seperti olahraga lainnya, sangat diharapkan untuk melakukan peregangan sebelum melakukan sesi olahraga ini. Peregangan dilakukan bukan hanya pada otot kaki tetapi juga keseluruhan tubuh. Cari ini dapat dilakukan selama dua-empat menit sebelum dan sesudahnya. ”Lakukan pemanasan bisa berupa jalan cepat, memulai langkah dengan pelan, kemudian tingkatkan waktunya dari hari-kehari. Jogging dapat dilakukan dengan berbagai cara/jarak yang panjang antara 2-20 km dalam kecepatan biasa, jarak 4-8 km dengan kecepatan sedang serta jarak 3-6 km dengan kecepatam tinggi,” tutur Dr. Hick.

    Jika anda memulainya pertama kali, sebaiknya lakukan lari kurang lebih 10 menit pertama. Lalu anda dapat menambah waktu, jarak dan kecepatan setelah terbiasa. Kapan dilakukan sebaiknya olahraga ini? Berdasarkan jam biologis tubuh, pemilihan waktu ternyata berpengaruh pada motivasi, mental, jumlah energi, serta kondisi otot dan pernapasan. Agar mendapatkan pencapaian yang maksimal, tentunya harus memilih waktu yang tepat. Menurut studi terbaru, yang terbaik adalah pada pagi hari menjelang siang. Pada saat itu, pernapasan dalam kondisi paling baik dan waktu yang tepat untuk membentuk otot karena pada saat itu hormon mencapa puncaknya.  Dan lakukankah minimum seminggu dua kali sudah cukup bagi kesehatan.

    Intinya, olahraga ini dapat memberikan keuntungan tetap bagi keseluruhan kesehatan seperti : membuat jantung kuat, dimana semakin memperlancar peredaran darah dan pernafasan, mempercepat sistem pencernaan dan membantu Anda menyingkirkan masalah pencernaan, menetralkan depresi, meningkatkan kapasitas untuk bekerja dan mengarahkan pada kehidupan yang aktif. Selain mampu mengencangkan otot kaki, paha dan punggung, olahraga ini dapat membuat tidur lebih nyenyak.

    Cara melakukan jogging atau berjalan dengan baik yaitu :

    ¤     Pinggang lurus

    ¤     Pejalan kaki harus menjejakkan kaki tepat pada tumit dengan jari kaki yang terangkat tinggi. Cobalah untuk membiarkan tumit di tanah sedikit lebih lama dari biasanya, dan rasakan seakan-akan anda mendorong tanah dengan telapak kaki anda sebelum kaki terayun ke depan.

    ¤     Tidak perlu melangkah terlalu keras karena akan membuang-buang tenaga.

    ¤     Hindari kecenderungan untuk melangkahkan kaki terlau jauh agar langkah menjadi cepat. Pejalan kaki harus menggerakkan kaki lebih cepat dengan melangkahkan kaki sebanyak mungkin dalam satu menit.

    ¤     Hindari gerakan pinggul yang berlebihan,karena akan menahan pusat gravitasi anda tidak bergerak maju. Mengayunkan pinggul ke kiri dan kanan juga dapat membuang-buang tenaga yang dibutuhkan untuk terus berjalan.

    ¤     Ayunan kuat tp tetap rapat dengan tubuh,dengan tinggi ayuanan tidak melebihi dada,sikut merapat dengan pinggang.

    ¤     Tidak perlu mengepalkan tangan.

    Keuntungan dari berjalan kaki atau jogging diantaranya adalah :

    ¤     Dapat megurangi berat badan apabila dilakukan teratur dan dalam waktu tertentu

    ¤     Meningkatkan ketahanan pembuluh jantung dan paru-paru, sehingga lebih kuat dan lebih lama dlam melaksanakan tugas-tugas harian tanpa merasa lelah.

    ¤     Ketahanan otot lebih kuat dibandingkan dengan ketahanan otot pelari marathon

    ¤     Memiliki kekuatan otot yang bagus

    ¤     Efek samping yang rendah

    ¤     Membantu tulang agar tetap kuat dan padat

    ¤     Dapat membangun system kekebalan tubuh, sehingga jarang terkena penyakit.

    BAB III

    PENUTUP

    III.1  Kesimpulan

    Berdasarkan uraian yang telah penulis paparkan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

    1.      Kebugaran jasmani adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dengan produktif tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih punya tenaga cadangan untuk menikmati waktu senggangnya

    2.      Fungsi kebugaran jasmani adalah untuk mengembangkan kekuatan, kemampuan, dan kesanggupan daya kreasi serta daya tahan dari setiap manusia yang berguna untuk mempertinggi daya kerja.

    3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kebugaran jasmani yaitu:

    a.       Jasmani

    b.      Keturunan

    c.       Usia

    d.      Jenis Kelamin

    e.       Aktivitas fisik

    f.       Istirahat

    g.      Pengaruh gizi dan makanan yang baik

    4.      Cara melakukan jalan kaki atau jogging agar bisa meningkatkan kebugaran jasmani yaitu di lakukan dengan teratur (3-5 kali seminggu), intensitasnya denyut jantung tepat (65-80% dari denyut jantung maksimal), dan juga cara melakukannya sesuai dengan aturan.

    5.      Manfaat lari-lari kecil (jogging) diantaranya:

    a.       Mengurangi berat badan

    b.      Meningkatkan ketahanan pembuluh jantung

    c.       Ketahanan dan kekuatan otot lebih baik

    d.      Efek samping rendah

    e.       Membantu tulang tetap kuat dan padat

    f.       Membangun system kekebalan tubuh.

    III.2  Saran

    Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut :

    1.      Tingkatkatkanlah kebugaran jasmani agar kita dapat melakukan semua aktivitas sehari-sehari dengan optimal

    2.      Lakukanlah oalahraga sesuai dengan aturan agar dapat menghasilkan hasil optimal yang dapat meningkatkan kebugaran jasmani.

  • Laporan Studi Kasus Kriminalitas Remaja – Kasus Pesta Miras dan Tawuran

    Studi Kasus Kriminalitas Remaja

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Masa remaja merupakan masa dimana ketegangan emosi meninggi, terutama karena berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru. Emosi remaja sering sangat kuat dan tidak terkendali. Fenomena atau peristiwa yang melibatkan emosi remaja semata tanpa adanya kematangan emosi dapat ditunujukkan dari berbagai Kriminalitas yang dilakukan oleh para remaja. Mereka sering kali mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan masalahnya tanpa memikirkan akibat dari tindakannya tersebut.

    Meskipun pada dasarnya kematangan emosi tidak lepas dari peran pola asuh dalam keluarga, saat anak mengemukakan pendapat sebagai orang tua harus bisa di mendengarkan dan merespon remaja yang memiliki keingin tahuan melebihi masa kanak-kanak. Jadi orang tua harus mampu mengontrol dan mengarahkan keingin tahuan remaja tersebut kepada hal yang positif.

    Dalam teori Ekologi yang fokus utamanya adalah “ Pada konteks sosial di mana anak tinggal dan orang-orang yang mempengaruhi perkembangan anak. Dalam teori ini merupakan pandangan sosikultural Bronfenbenner tentang perkembangan, yang terdiri dari lima sistem lingkungan mulai dari masukan interaksi langsung dengan agen-agen sosial yang berkembang baik hingga masukan kebudayaan yang berbasis luas. “ (Santrock. 2014) sangat berhubungan dengan kasus kriminalitas remaja tersebut.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, penulis memaparkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut.

    1.      Apa saja contoh kasus kriminalitas pada remaja ?

    2.      Apa saja faktor penyebab kasus kriminalitas pada remaja ?

    3.      Bagaimana teori mengenai kriminalitas pada remaja?

    4.      Bagaimana analisis antara teori dengan kasus?

    5.      Apa solusi konseptual berdasarkan teori?

    6.      Bagaimana peran administrasi pendidikan?

    C.      TUJUAN

    Berdasarkan rumusan masalah yang dibuat, berikut ini merupakan tujuan penulisan makalah.

    1.      Untuk mengetahui contoh kasus kriminalitas pada remaja

    2.      Untuk mengetahui faktor penyebab kasus kriminalitas pada remaja

    3.      Untuk mengetahui teori mengenai kriminalitas pada remaja

    4.      Untuk mengetahui analisis antara teori dengan kasus

    5.      Untuk mengetahui solusi konseptual berdasarkan teori

    6.      Untuk mengetahui peran administrasi pendidikan

    Bab II. Pembahasan

    Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan pada Bab 1, pembahasan masalah akan menyajikan tentang, (a) Kasus Kriminalitas Pada Remaja, (b)Faktor Penyebab Kriminalitas Remaja, (c) Rangkuman Teori, (d) Analisis Teori, (e) Solusi Konseptual, dan (f) Peran Administrasi Pendidikan

    A.      KASUS KRIMINALITAS REMAJA

    1.        KASUS 1

    Nama Kasus    : Remaja Mabuk Digelandang Polisi

    Tempat            : Kampung Sekolaq Darat, Kecamatan, Sekolaq Darat Kutai Barat

    Waktu             : Operasi rutin, 3 Februari 2017 (Malam)

    Pelaku             : 6 Remaja

    Sebab              : 6 Remaja didapati sedang berpesta miras dengan mengonsumsi alkohol, lem, serta salah satu jenis obat batuk saat diadakan operasi rutin oleh Polres Kutai Barat

    Akibat             : Ke 6 remaja diangkut ke Mapolres dan diarahkan ke Satuan Bimbingan Masyarakat (Binmas Polres Kubar) dan untuk mengantisipasi kejahatan di lingkungan masyarakat

    Sumber                        : KoranKaltim.com.2017. (Online). (http://www.korankaltim.com/remaja-mabuk-digelendang-polisi/, diakses pada 3 April 2017)

    Remaja Mabuk Digelandang Polisi

    Enam remaja tanggung ini digelandang ke kantor polisi, gara-gara mabuk miras. Polres Kubar Gencarkan Razia Malam di Kubar dan Mahulu. SENDAWAR – Patroli rutin unit dan jajaran Polres Kutai Barat (Kubar) pada Jumat (3/2) malam lalu, di dalam kota Sendawar, mengamankan 6 remaja mabuk akibat berpesta miras. Kesemuanya digelandang ke Mapolres Kutai Barat.

    “Enam remaja itu diamankan dari Kampung Sekolaq Darat, Kecamatan

    Sekolaq Darat. Saat itu mereka sedang berpesta miras dan mabuk-mabukan, langsung diangkut ke Mapolres dan diarahkan ke Satuan Bimbingan Masyarakat (Binmas Polres Kubar),” kata Kapolres Kubar AKBP Pramuja Sigit Wahono, Sabtu (4/2) dini hari.

    Menurutnya, patroli rutin Jumat malam lalu, dilakukan seluruh satuan di Polres Kubar dengan rute Kelurahan Barong Tongkok, Kampung Ngenyan Asa, Royoq, Mentiwan, Srimulyo, Sumber Rejo, Empas, Sekolaq Darat, Sumber Bangun, Sumber Sari , serta Kelurahan Simpang Raya.

    “Masih ditemukan para remaja mengonsumsi alkohol, lem, serta salah satu jenis obat batuk. Patroli rutin ini sangat efektif guna menghilangkan penyakit masyarakat (pekat), menjaga kondusifitas kamtibmas, serta mengantisipasi kejahatan di lingkungan masyarakat,” urainya.

    Pramuja mengimbau masyarakat turut serta menjaga kondusifitas kamtibmas, terutama dengan menggalakkan ronda malam di kampung. Dia menyebut, kenakalan remaja mengonsumsi alkohol harus dihentikan.

    “Jajaran Polsek se-Kubar dan Mahakam Ulu (Mahulu) kita minta agar terus menggalakkan patroli rutin di malam hari. Terutama di kampung-kampung, pusat kota, serta kawasan vital daerah. Dengan patroli rutin akan mengurangi angka kriminalitas, terutama pencurian dan perkelahian di lingkungan masyarakat,” jelasnya.

    Dalam patroli rutin pada Jumat (3/2) malam itu, selain mengamankan 6 remaja yang sedang mabuk, polisi juga mengamankan 4 unit sepeda motor, 4 botol alkohol dosis 70 persen ukuran 300 mililiter (ml), 3 botol alkohol dosis 70 persen ukuran 100 ml, 7 kaleng kecil lem kayu merek rajawali, serta 3 boks obat batuk komik.

    “Alkohol, lem kayu, dan komik, diamankan dari penjual (pedagang sembako) bernama Suryadi yang berdomisili di Dusun Busur, Kecamatan Barong Tongkok,” demikian Pramuja. (imr)

    2. KASUS 2

    Nama Kasus    : Bubarkan Tawuran Remaja, Tim Jaguar Depok Angkut Empat ‘Cabe-Cabean’

    Tempat            : Di Jalan Juanda dan Jalan Adikarya, Kelurahan Sugutamu, Sukmajaya, Depok

    Waktu             : Minggu, 19 Maret 2017 (dini hari)

    Pelaku                         : 4 remaja ABG bernama Gadis (14), Lidia (15), Yani (16) dan Nurmala (16)

    Sebab                          : Keempat remaja mengaku dibawa dari Ciganjur oleh rekan prianya untuk memancing musuh menyerang

    Akibat                         : Keempat remaja itu kemudian diangkut Tim Jaguar Polresta Depok ke Mapolres, sebelum dipulangkan juga dipanggil orang tuanya untuk membuat surat pernyataan

    Sumber            :KRIMINALITAS.COM. 2017. (Online). (http://kriminalitas.com/bubarkan-tawuran-remaja-tim-jaguar-depok-angkut-empat-cabe-cabean/, diakses pada 2 April 2017)

    Bubarkan Tawuran Remaja, Tim Jaguar Depok Angkut Empat ‘Cabe-Cabean’

    KRIMINALITAS.COM, Depok – Empat remaja ABG bernama Gadis (14), Lidia (15), Yani (16) dan Nurmala (16) diangkut Tim Jaguar Polresta Depok ke Mapolres. Penangkapan terjadi ketika polisi membubarkan aksi tawuran remaja di Jalan Juanda dan Jalan Adikarya, Kelurahan Sugutamu, Sukmajaya, Depok, Minggu (19/3/2017) dini hari.

    “Pas kami tanya keempatnya, malah mereka sendiri yang bilang cabe-cabean yang dibawa dari Ciganjur. Karena berbahaya kami bawa mereka ke Polres,” kata Komandan Tim Jaguar Polresta Depok, Ipda Winam Agus saat dikonfirmasi Kriminalitas.com.

    Dari pengakuan empat remaja ABG ini, para rekan pria sedang tawuran sempat mengajak mereka untuk berpesta miras. Adapun minuman itu dibeli mereka di daerah Ciganjur, Lenteng Agung.

    “Memang mereka ini datang dari Jakarta hanya ingin pesta miras dan tawuran saja. Remaja putri ini mereka gunakan untuk memancing musuh menyerang,” ungkapanya.

    Satu kelompok pemuda dan remaja yang hendak tawuran itu berasal dari Jakarta Selatan. Seperti dari Kalibata serta Ciganjur. Sebelum dipulangkan, polisi memanggil ke empat orang tua remaja putri ini untuk diminta membuat pernyataan.

    “Jika ke depan mereka masih juga ikut tawuran, maka akan kami proses hukum. Kasihan lah mereka punya masa depan yang bagus kok dibiarkan keluyuran sampai dini hari. Orang dewasa pasti menganggap mereka cabe-cabean,” ujar Winam.

    3.                  KASUS 3

    Nama Kasus    : 6 Pelajar SMK Kepergok Pesta Miras di Sawah

    Waktu                         : Senin, 24 Oktober 2016  22:29:50

    Tempat            : Di tengah sawah Desa Tukum Lumajang

    Pelaku                         : 6 Pelajar SMK di Kecamatan Tukum

    Sebab                          : 6 Pelajar didapati mengelar pesta minuman keras (miras) dan pil koplo di tengah sawah.

    Akibat                         : 6 pelajar tersebut digiring ke salah satu rumah penduduk dan kemudian diserahkan ke polisi untuk memberikan efek jera.

    Sumber                        : beritajatim.com. 2016. (Online) (http://m.beritajatim.com/hukum_kriminal/280579/6_pelajar_smk_kepergok_pesta_miras_di_sawah.html, diakses pada 3 April 2017)

    6 Pelajar SMK Kepergok Pesta Miras di Sawah

    Senin, 24 Oktober 2016  22:29:50

    Lumajang (beritajatim.com) – Sebanyak 6 pelajar putra dan putri SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) di Kecamatan Tekung digerebek warga lantaran mengelar pesta minuman keras (miras) dan pil koplo di tengah sawah Desa Tukum. Selanjutnya, para pelajar ini diserahkan ke Polres Lumajang untuk bisa dilakukan pembinaan.

    Informasi yang berhasil dihimpun di Satreskoba Polres Lumajang, Senin(24/10/2016), awal warga curiga dengan 3 pelajar putra dn 3 pelajar putri yang mondar-mandir di sekitar persawahan dekat sekolah. Kemudian, warga melakukan pengintaian.

    Nah, saat itulah Warga mengetahui jika para pelajar tersebut menggelar pesta miras di sawah. Warga yang emosi langsung melakukan penggerebekan. Selanjutnya, enam pelajar tersebut digiring ke salah satu rumah penduduk. Guna memberi efek jera, tiga pasang pelajar itu kemudian diserahkan ke polisi.

    “Awalanya oleh warga dikira hanya minum-minuman keras saja, namun setelah diperiksa kami menemukan 60 butir pil berlogo Y,” ungap Kasat Reskoba Polres Lumajang, AKP Priyo Purwandito.

    Akibat kenakalan remaja tersebut, polisi memanggil orang tua dan guru sekolah untuk diserahkan. Petugas berharap, para orang tua mengawasi aktivitas anakanya dan sekolah ikut terlibat dalam memberikan pendidikan. “Setelah kita data, kita kembalikan,” pungkasnya.[har/suf]

    B.       FAKTOR PENYEBAB KRIMINALITAS REMAJA

    1.        Faktor Internal

    a.         Pencarian Identitas diri

    b.         Kontrol diri yang lemah / labil, sehingga tidak bisa membedakan tingkah laku yang baik dan tidak baik untuk dapat diterima di masyarakat yang berakibat akan terseret pada perilaku “nakal”

    2.        Faktor Eksternal

    a.         Perceraian orang tua (keluarga yang tidak harmonis )

    b.         Pendidikan yang salah dalam keluarga (dimanjakan atau sebaliknya dengan kekerasan)

    c.         Tidak dibekali dengan pendidikan agama

    d.        Salah pergaulan (memilih teman)

    e.         Komunitas / lingkungan tempat tinggal yang kurang baik

    f.          Informasi global / media massa (Internet, TV, Film, Video Games, dll )

    C.      RANGKUMAN TEORI

    Dari beberapa kasus diatas dapat diambil teori yanag dapat memecahkan masalah yang ada. Menurut Santrock (2014) terdapat Teori Ekologi.

    1.        Teori Ekologi

    Santrock (2014) mengatakan bahwa teori ini dikembangkan oleh Urie Bronfenbrenner (1917) yang fokus utamanya adalah pada konteks sosial di mana anak tinggal dan orang-orang yang mempengaruhi perkembangan anak. Dalam teori ini merupakan pandangan sosikultural Bronfenbenner tentang perkembangan, yang terdiri dari lima sistem lingkungan mulai dari masukan interaksi langsung dengan agen-agen sosial yang berkembang baik hingga masukan kebudayaan yang berbasis luas. Kelima sistem dalam teori ekologi Bronfenbrenner ialah mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem, dan kronosistem.

    2.        Mikrosistem

    Setting dimana individu menghabiskan banyak waktu. Beberapa konteks dalam sistem ini antara lain adalah keluarga, teman sebaya, sekolah, dan tetangga. Menurut Bronfenbrenner, murid bukan penerima pengalaman secara pasif di dalam setting ini, tetapi murid adalah orang yang berinteraksi secara timbal balik dengan orang lain dan membantu menkontruksi setting tersebut.

    3.        Mesosistem

    Kaitan antar Mikrosistem. Contohnya adalah hubungan antara pengalaman dalam keluarga dengan pengalaman di sekolah, dan antara keluarga dengan teman sebaya. Misalnya, salah satu mesosistem penting adalah hubungan antara sekolah dan keluarga. Dalam sebuah studi terhadapseribu anak kelas delapan (atau setingkat kelas 3 SMP ke awal SMA (Epstein, 1983) murid yang diberi kesempatan lebih banyak untuk berkomunikasi dan mengambil keputusan,entah itu di rumah atau di kelas, menunjukkan inisiatif dan nilai akademik yang lebih baik.

    4.        Eksosistem

    Kultur yang lebih luas. Kultur adalah istilah luas yang mencakup peran etnis dan faktor sosioekonomi dalam perkembangan anak. Kultur adalah konteks terluas di mana murid dan guru tinggal, termasuk nilai dan adat istiadat masyarakat. Misalnya, beberapa kultur (seperti si negara islam semacam Mesir atau Iran), menekankan pada peran gender tradisional. Kultur lain (seperti di AS) menerima peran gender yang lebih bervariasi. Di kebanyakan negara islam,sistem pendidikannya mempromosikan dominasi pria. Di Amerika, sekolah-sekolah semakin mendukung nilai kesetaraan antara pria dan wanita

    5.        Kronosistem

    Kondisi sosiohistoris dari perkembangan anak. Misalnya, murid-murid sekarang ini tumbuh sebagai generasi yang tergolong pertama (Louv, 1990). Anak-anak sekarang adalah generasi pertama yang mendapatkan perhatian setiap hari, generasi pertama yang tumbuh di lingkungan elektronik yang dipenuhi dengan komputer dan bentuk media baru, generasi pertama yang tumbuh dalam revolusi seksual, dan generasi pertama yang tumbuh di dalam kota yang semrawut dan tak terpusat, yang tidak jelas lagi batas antara kota, pedesaan atau subkota.

    D.      Analisis Teori

    Untuk kasus Kriminalitas remaja biasanya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Yaitu dari dirinya sendiri maupun dari faktor lingkungannya. Dari faktor penyebab tersebut dapat disimpulkan bahwa kasus kriminalitas remaja termasuk dalam teori ekologi yang mikrosistem. Karena dalam mikrosistem dimana individu menghabiskan sering banyak waktunya.

    1.        Kasus 1

    Dalam kasus yang ada diatas, remaja yang suka mabuk –mabukan sudah marak marak di lingkungan masyarakat. Termasuk kedalam Mikrosistem, yaitu lingkungan individu yang tidak baik, bisa dari lingkungan keluarga, sekolah yang kurang mendukung maupun teman sebayanya yang mempengaruhi hal jelek. Serta respon timbal balik dari remaja tersebut untuk menerima pengaruh-pengaruh dari lingkungannya tersebut. Remaja yang masih labil membuat mereka tidak bisa memilih dan memilah mana yang baik dan salah. Sehingga, teori-teori yang ada merupakan salah satu faktor dari lingkungannya beserta hubungan timbal balik dari pelakunya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor penyebabnya adalah dari faktor internal maupun eksternal.

    2.        Kasus 2

    Kasus pengangkutan 4 remaja putri yang terjadi karena remaja putri dianggap tidak seharusnya barada di antara tawuran yang terjadi. Pada dasarnya termasuk kedalam Mikrosistem karena dipengaruhi oleh faktor ajakan dari rekannya yang membuat remaja putri tersebut mau berada di kondisi seperti itu. Namun, dari remaja putrinya sendiri juga tidak ada penolakan sama sekali atau melakukan respon timbal balik terhadap rekannya tersebut. Teori ekologi yang berdasarkan lingkungan bisa menjadi faktor pada kasus ini. Karena, bisa jadi para remaja putri tinggal di lingkungan yang terdapat banyak orang yang melakukan hal tersebut atau teman sebayanya juga banyak yang seperti itu.

    3.        Kasus 3

    Jika dikaitkan dengan kasus diatas, Penyebab terjadinya pesta miras yang dilakukan oleh enam remaja seperti kasus diatas disebabkan karena adanya faktor kebiasaan yang dilakukan oleh remaja putra dan putri tersebut atau juga pengaruh lingkungan teman sebaya yang tidak baik tetapi juga di respon oleh para remaja tersebut sehingga termasuk teori Ekologi Mesosistem. Dorongan untuk melakukan perta miras tersebut timbul karena mereka merasakan sensasi tersendiri setelah meminum miras dan pil-pil berbahaya tersebut.

    E.       Solusi Konseptual

    1.        Tindakan Preventif

    Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum :

    a.         Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja

    b.         Mengetahui kesulitan-kesulitan yag secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan manakah yang biasanya menjadi sebab timbulnya penyaluran dalam bentuk kenakalan

    2.        Tindakan Represif

    Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Yaitu dengan:

    a.     Di Rumah, remaja harus menaati peraturan dan tata cara yang berlaku. Di samping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur.

    b.    Di Sekolah, Kepala sekolah yang berwenang dalam pelaksanaan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal guru jjuga bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang dari kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas untuk menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya.

    3.        Tindakan Persuasif

    Usaha Pembinaan Remaja saat terjadi pelanggaran. Yaitu dengan usaha pembinaan yang terarah para remaja tidak akan mengulangi pelanggarn lagi dan akan mengembangkan dirinya dengan baik sehingga keseimbangan diri akan dicapai dimana terciptanya hubungan yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi. Pikiran yang sehat akan mengarahkan mereka ke perbuatan yang lebih pantas, sopan, dan bertanggung jawab yang diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.

    4.        Tindakan Kuratif

    Dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laku si pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulang melalui pembinaan secara khusus, hal mana sering ditanggulangi oleh lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang tersebut.

    F.      Peran Admininstrasi Pendidikan

    Peran administrasi pendidikan dalam kasus 1 “Remaja Mabuk Digelandang Polisi di Kutai Barat”, Kasus 2 “Pengangkutan 4 remaja putri dalam tawuran di Depok”, Dan kasus 3 “6 Pelajar SMK Kepergok Pesta Miras di Sawah” adalah Jurusan administrasi pendidikan sebagai administrator dapat

    1.        Planning :

    a.         Membuat program sekolah yang didalamnya terdapat pendidikan karakternya. Sehingga karakter dari setiap peserta didik bisa kuat dan bisa membentuk siswa yang baik sehingga dari siswanya sendri dapat memilah mana perbuatan baik dan mana perbuatan buruk. Serta juga dapat membuat sebuah program sekolah untuk membimbing para peserta didik putri agar dapat menghindari lingkungan yang buruk dan mampu menjaga dirinya. Program sekolah yang dapat diadakan seperti Workshop khusus tentang dunia perempuan. Dari program tersebut, mampu membuat para peserta didik putri memposisikan dirinya di lingkungannya.

    b.         Membuat program ekstrakurikuler.Sehingga dapat membuat siswanya lebih aktif dalam hal positif dan juga memberikan sarana untuk mengembangkan talenta dari masing-masing siwa.

    2.        Organizing

    a.         Menyusun pembagian tugas guru dalam pelaksanaan program sesuai sengan bakat, minat, pengetahuan, dan kepribadian masing-masing guru tersebut dalam melaksanakan tugasnya.

    3.        Directing

    a.       Memberikan arahan  kepada guru tentang tugasnya dalam pelaksanaan program tersebut.

    b.      Memberikan arahan  kepada guru agar memberi perhatian lebih serta memberikan  motivasi kepada peserta didiknya agar tidak melakukan hal-hal yang menyimpang.

    BAB III

    PENUTUP

    Pada bab ini diuraikan tentang, (a) kesimpulan, dan (b) saran. Berikut raiannya:

    A.      KESIMPULAN

    Kriminalitas yang dilakukan remaja tidak hanya disebabkan oleh faktor internal atau dari diri pelakunya saja, tetapi juga terdapat dorongan dari lingkungannya. Seperti yang terdapat pada teori Ekologi Mikorosistem yang dipengaruhi oleh faktor Keluarga, Sekolah, Teman sebaya dan lingkungannya.

    Jadi kesimpulannya, kriminalitas itu bisa terjadi bukan karena niat dari si pelaku saja tetapi juga karena adanya kesempatan maka dari itu kita harus bisa tidak memberikan kesempatan pada para remaja untuk melakukan tindakan kriminalitas.

    B.       SARAN

    Sebaiknya, untuk para remaja diharapkan dapat dengan mudah mengontrol emosinya dan tidak mudah terpengaruh oleh lingkungannya. Selain itu untuk para orang tua seharusnya lebih memperhatikan anaknya sehingga sang anak tidak sampai melakukan tindakan yang mengarah kepada kriminalitas.

    DAFTAR RUJUKAN

    Beritajatim.com. 2016. (Online)

    (http://m.beritajatim.com/hukum_kriminal/280579/6_pelajar_smk_kepergok_pesta_miras_di_sawah.html, diakses pada 3 April 2017)

    KoranKaltim.com.2017. (Online). (http://www.korankaltim.com/remaja-mabuk-digelendang-polisi/, diakses pada 3 April 2017)

    KRIMINALITAS.COM. 2017. (Online). (http://kriminalitas.com/bubarkan-tawuran-remaja-tim-jaguar-depok-angkut-empat-cabe-cabean/, diakses pada 2 April 2017)

    Santrock, John W. 2002. Life Span Development : Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5, Jilid 1. Jakarta : Erlangga

  • Laporan Studi Kasus Kenakalan Remaja di Kalangan Mahasiswa

    Mahasisiwa adalah masalah peralhian remaja akhir dan dewasa awal. Beberapa kasus menunjukkan masih terdapat kenalakan ramaja di kalangan mahasiswa. Kenakalan yang dilakukan juga berbeda dengan kenakalan remaja pada umumnya.

    Studi Kasus Kenakalan Remaja di Kalangan Mahasiswa

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Dalam pertumbuhan manusia ada beberapa masa yang dilewati, mulai dari masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan orang tua. Dari masing-masing proses ini tentunya ada ciri- cirinya tersendiri yang secara alami melekat pada psikis, fisik dan perilakunya. Demikian pula dengan masa remaja., masa remaja yang mempunyai usia antara 13 sampai 19 tahun ini sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan manusia. Masa remaja sering menimbulkan kekhawatiran bagi para orangtua. Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Sebagai remaja yang sedang mencari identiras diri, mereka ini sering menjadi sasaran atau korban dari keadaan dan kondisi lingkungan sekitarnya, di mana mereka bisa terkena dampak langsung dari situasi yang sedang terjadi di sekitarnya. Permasalahan remaja makin hari semakin komplek dan memprihatinkan. Apalagi di era globalisasi saat ini, remaja dapat mengakses informasi tentang seksualitas secara bebas melalui tayangan yang ada di media televisi, internet, cd dan lain sebagainya.

    Seberapa jauh perkembangan seorang individu dan bagaimana kualitas perkembangannya, bergantung pada kualitas hereditas (keturunan/pembawaan) dan lingkungannya. Lingkungan berarti keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik atau sosial yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan siswa. Lingkungan perkembangan siswa yang dimaksud yaitu menyangkut lingkungan keluarga, sekolah, kelompok sebaya (peer group), dan masyarakat.

    Menurut Santosa (2004: 79) “Kelompok sebaya adalah kelompok anak sebaya yang sukses ketika anggotanya dapat berinteraksi. Hal-hal yang dialami oleh anak-anak tersebut adalah hal yang menyenangkan saja”. Pengertian lain menurut Santosa bahwa secara umum kelompok sebaya dapat diartikan sebagai sekumpulan orang (sebaya/seumuran) yang mempunyai perasaan serta kesenangan yang relatif sama. Mengkaji persahabatan di kalangan teman sebaya

    Fenomena ini sudah sangat umum terlihat, walaupun sudah banyak cara dilakukan untuk menanggulangi keadaan tersebut namun tetap tidak menghasilkan perubahan yang berarti. Khususnya mengenai perilaku mabuk-mabukan, para remaja sangat menggemari perilaku semacam ini karena alkohol menawarkan pelarian dari masalah dan kebimbangan juga bisa untuk menenggelamkan penderitaannya dengan harapan dapat menikmati surga imajinasinya. Beban yang dipikulnya akan terlupakan sejenak dalam masa singkat ketika ia sedang mabuk. Tetapi perilaku ini sangat mengandung resiko dan dampak negat ive yang berlipat ganda baik terhadap dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Khususnya di daerah pedesaan dampak ini mengakibatkan para remaja ini semakin di kucilkan dan mendapat reputasi buruk di masyarakatnya.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa yang dimaksud dengan perilaku menyimpang?
    2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan perilaku menyimpang?
    3. Apa saja dampak dari perilaku menyimpang remaja?
    4. Bagaimana pemecahan masalah remaja berperilaku menyimpang?

    C. Tujuan Penulisan

    1. Untuk mengetahui yang dimaksud perilaku menyimpang.
    2. Faktor dominan apakah yang menyebabkan remaja melakukan perilaku menyimpang.
    3. Untuk mengetahui dampak serta tindakan yang berkaitan dengan perilaku menyimpang.
    4. Mengetahui cara memecahkan masalah perilaku menyimpang.

    D. Metodelogi Penelitian

    Studi kasus ini di lakukan di lingkungan kampus dengan memilih mahasiswa yang memiliki kelakuan masuk dalam kategori kenakalan remaja dan bersedia dijadikan sebagai subjek penelitian. Metode yang dilakukan melalui observasi, wawancara kepada subjek dan teman subjek.

    Bab II. Tinjauan Pustaka

    Pada dasarnya kenakalan remaja menunjuk pada suatu bentuk perilaku remaja yang tidak sesuai dengan norma-norma yang hidup di dalam masyarakatnya. Kartini Kartono mengatakan remaja yang nakal itu disebut pula sebagai anak cacat sosial. Mereka menderita cacat mental disebabkan oleh pengaruh sosial yang ada ditengah masyarakat, sehingga perilaku mereka dinilai oleh masyarakat sebagai suatu kelainan dan disebut “kenakalan”. Dapat dikatakan bahwa kenakalan remaja adalah kelainan tingkah laku / tindakan remaja yang bersifat anti sosial, melanggar norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang berlaku dalam masyarakat.

    Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma social yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh. Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang.

    Singgih D. Gumarso mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu :

    1. kenakalan yang bersifat amoral dan sosial serta tidak diantar dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum
    2. kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bila dilakukan orang dewasa.

    Menurut bentuknya, Sunarwiyati S membagi kenakalan remaja kedalam tiga tingkatan ;

    1. kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit
    2. kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa izin
    3. kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks diluar nikah, pemerkosaan dll. Kategori di atas yang dijadikan ukuran kenakalan remaja dalam penelitian.

    Tentang normal tidaknya perilaku kenakalan atau perilaku menyimpang, pernah dijelaskan dalam pemikiran Emile Durkheim bahwa perilaku menyimpang atau jahat kalau dalam batas-batas tertentu dianggap sebagai fakta sosial yang normal dalam bukunya “ Rules of Sociological Method” dalam batas-batas tertentu kenakalan adalah normal karena tidak mungkin menghapusnya secara tuntas, dengan demikian perilaku dikatakan normal sejauh perilaku tersebut tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat, perilaku tersebut terjadi dalam batas-batas tertentu dan melihat pada sesuatu perbuatan yang tidak disengaja. Jadi kebalikan dari perilaku yang dianggap normal yaitu perilaku nakal/jahat yaitu perilaku yang disengaja meninggalkan keresahan pada masyarakat.

    Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungan, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri, dan sebagainya.

    Kenakalan anak atau remaja yang pada zaman yang semakin modern ini semakin mencemaskan dan menjurus pada timbulnya kejahatan, yang sangat dikhawatirkan pada masa depan bangsa dan Negara Indonesia kelak. Hal ini tentunya menjadi suatu permasalahan pokok, karena anak atau remaja merupakan buah yang akan dipetik keberadaannya demi kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara dimasa depan nanti. kenakalan anak atau remaja yang dilakukan dapat berupa kenakalan yang berkelompok. Hal ini dapat diketahui dengan banyaknya jumlah pelaku kejahatan yang dilakukan oleh anak atau remaja yang terjadi di dalam masyarakat.

    Adapun beberapa teori-teori mengenai perilaku menyimpang :

    A. Berdasarkan Sudut Pandang Sosiologi

    1. Teori Labeling 

    Teori ini dikemukakan oleh Edwin M.Lemert, menurutnya seseorang berperilaku menyimpang karena proses labeling yang diberikan masyarakat kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan, cap, etiket, ataupun kepada seseorang. Pada awalnya seseorang melakukan “penyimpangan primer” karena itu sang pelaku penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena adanya label tersebut, maka sang pelaku mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan itupun menjadi suatu kebiasaan atau gaya hidup bagi pelakunya.

    2. Teori Sosialisasi 

    Teori Sosialisasi menyatakan bahwa seseorang biasanya menghayati nilai-nilai dan norma-norma dari bebrapa orang yang dekat dan cocok dengan dirinya. Jadi, bagaimanakah seseorang menghayati nilai-nilai dan norma-norma sosial sehingga dirinya dapat melahirkan perilaku menyimpang? Ada dua penjelasan yang dapat di kemukakan. Pertama, Kebudayaan khusus yang menyimpang, yaitu apabila sebagian besar teman seseorang melakukan perilaku menyimpang maka orang itu mungkin akan berperilaku menyimpang juga. Sebagai contoh, beberapa studydi Amerika, menunjukkan bahwa di kampung-kampung yang berantakan dan tidak terorganisir secara baik, perilaku jahat merupakan pola perilaku yang normal (wajar).
    3. Teori Pergaulan Berbeda ( Differential Association ) 

    Teori ini diciptakan oleh Edwin H. Sutherland dan menurut teori ini penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah menyimpang. Penyimpangan didapatkan dari proses alih budaya (cultural transmission) dan dari proses tersebut seseorang mempelajari subkebudayaan menyimpangang (deviant subculture). Contoh teori pergaulan berbeda : perilaku tunasusila, peran sebagai tunasusila dipelajari oleh seseorang dengan belajar yaitu melakukan pergaulan yang intim dengan para penyimpang (tunasusila senior) dan kemudian ia melakukan percobaan dengan melakukan peran menyimpang tersebut.
    4. Teori Anomie 

    Konsep anomie di kembangkangkan oleh seorang sosiologi dari Perancis, Emile Durkheim. Istilah Anomie dapat diartikan sebagai ketiadaan norma. Konsep tersebut dipakai untuk menggambarkan suatu masyarakat yang memiliki banyak norma dan nilai yang satu sama lain saling bertentangan. Suatu mayarakat yang anomis (tanpa norma) tidak mempunyai pedoman mantap yang dapat dipelajari dan di pegang oleh para anggota masyarakatnya. Selain Emile Durkheim ada tokoh lain yang mengemukakan tentang teori anomie yaitu Robert K. Merton, ia mengemukakan bahwa penyimpangan terjadi melalui struktur sosial. Menurut Merton struktur sosial dapat menghasilkan perilaku yang konformis (sesuai dengan norma) dan sekaligus perilaku yang dapat menyebabkan terjadinya penyimpangan. Merton berpendapat bahwa struktur sosial mengahasilkan tekanan kearah anomie dan perilaku menyimpang karena adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan cara-cara yang dipakai untuk mencapai tujuan tersebut.

    b. Berdasarkan Sudut Pandang Psikologi

    Seorang tokoh psikolog asal Australia yang terkenal dengan teori psikoanalisasinyabernama Sigmund Freud (1856-1939) menyatakan bahwa dalam diri manusia terdapat tiga bagian penting, yaitu berupa hal-hal sebagai berikut:
    1. Id, adalah bagian dari yang bersifat tidak sadar, nalurilah, dan mudah terpengaruh oleh gerak hati.
    2. Ego, adalah bagian diri yang bersifat sadar dan rasional yang berfungsi menjaga pintu kepribadian.
    3. Supergo, adalah bagian dari diri yang telah mengabsorbsi (menyerap) nilai-nilai cultural yang berfungsi sebagai suara hati. Menurut Fried perilaku menyimpang dapat terjadi pada diri seseorang apabila id terlalu berlebihan sehingga tidak terkontrol dan muncul bersamaan dengan superegoyang tidak aktif, sementara dalam waktu yang bersamaan ego tidak berhasil memberikan perimbangan.


    c. Berdasarkan Sudut Pandang Biologi

    Sheldon mengidentifikasikan tipe tubuh menjadi tiga tipe dasar,yaitu sebagai berikut :
    1. Endomorph (bundar, halus, dan gemuk)
    2. Mesomorph (berotot dan atletis)
    3. Ectomorph (tipis dan kurus) Stiap tipe tubuh mempunyai kecenderungan sifat-sifat kepribadian.
    Contohnya, penjahat pada umumnya bertipe mesomorph. Sedangkan Cesare Lombroso, seorang kriminologi dari Italia berpendapat bahwa orang jahat memiliki ciri-ciri ukuran rahang dan tulang pipi panjang, memiliki kelainan pada mata yang khas, tangan dan jari-jari relative besar, dan susunan gigi abnormal. Adapun tipe pelaku kriminal menurut Casare Lomboso adal sebagai berikut : “ Teori biologis mendapat banyak kritikan dan diragukam kebenarannya, sehingga para ilmuwan sosial beranggapan bahwa factor biologis merupakan factor yang secara relative tidak penting pengaruhnya terhadap penyimpangan perilaku”.

    d. Berdasarkan Sudut Pandang Kriminologi

    1. Teori Konflik Berdasarkan teori ini terdapat dua macam konflik, yaitu sebagai berikut : a. Konflik Budaya Dalam suatu masyarakat dapat terjadi konflik budaya etika dalam masyarakat tersebut terdapat sejumlah kebudayaan khusus dimana setiap kebudayaan khusus tersebut cenderung tertutup sehingga mengurangi kemungkinan adanya kesepakatan nilai. Sejumlah norma yang bersumber dari kebudayaan khusus yang berbeda saling bertentangan antara satu dengan yang lainnya dan dapat menimbulkan kondisi anomie.
    b. Konflik Kelas Sosial Konflik kelas sosial dapat terjadi di masyarakat ketika suatu kelompok membuat peraturan sendiri untuk melindungi kepentingan, sehingga terjadilah eksploitasi kelas atas terhadap kelas bawah. Orang-orang yang menentang hak-hak istimewa kelas atas dianggap berperilaku menyimpang dan di cap sebagai penjahat.


    Bab III. Metode Study

    Subjek Penelitian I – Mabuk-Mabukan

    Nama : RP (Inisial)
    Tahun Lahir : 1998
    Status : Mahasiswa Universitas
    Perilaku Menyimpang : Mabuk-Mabukan

    Hasil Pengamatan

    RP merupakan remaja yang berasal dari Kota M di Indonesia. Subjek berasal dari keluarga menengah yang ditinggal di daerah pinggiran Kota. Daerah lokasi RP merupakan daerah heterogen yang rawan konflik dengan kebiasaan warga yang banyak melakukan penyimpangan. Penyimpangan yang umum di lokasi lingkungan RP adalah Mabuk-mabukan, Judi Online, Perang antar geng, Malas ke Sekolah, Mencuri dan sebagainya.

    Perilaku menyimpang yang dilakukan oleh saudara RP tidak terjadi begitu saja tanpa ada sebab-sebab yang menyertainya, karena perilaku menyimpang berkembang melalui suatu periode waktu-waktu tertentu sebagai hasil dari serangkaian tahapan interaksi interaksi sosial dan adanya kesempatan untuk berperilaku menyimpang.


    Adapun sebab atau faktor-faktor saudara RPmelakukan perilaku menyimpang antara lain yaitu :

    1. Proses Belajar yang Menyimpang Proses belajar ini terjadi karena melalui interaksi sosial dengan orang lain terutama dengan orang-orang yang memiliki perilaku menyimpang dan sudah berpengalaman dalam hal menyimpang. Pada saat RP diwawancara oleh daya, dia mengatakan dia terbawa oleh pergaulan teman-temannya sejak SMP. Awalnya dia merasa aneh melihat teman-teman sekelasnya merokok pada usia SMP, diapun tertarik untuk mendekati mereka. RP merasa senang bisa bergaul dengan mereka dan merasa bahwa bermain dengan teman-teman yang badung membuat hidupnya lebih menyenangkan.

    Lama kelamaan teman-temannya tersebut mengajak RP untuk belajar merokok. Tempat RH belajar merokok adalah di lokasi permainan Ding-Dong di waktu pulang sekolah. Awal RH belajar merokok kelas 2 SMP.

    Pada saat masuk ke SMA RP kembali se sekeloh dengan teman-teman sepermainannya tersebut. Lama kelamaan RP diajak untuk mabuk-mabukan. Karena rasa penasaran yang sangat besar RP pun mengiyakan ajakan temannya. Pada saat itu dia diajak unutuk meminum amer ( anggur merah) yang saat itu seharga 16.000/liter.

    Seiring berjalannya waktu mabuk-mabukan menjadi suatu kebiasaan pada saat ada teman berulang tahun, sedang punya uang banyak, sedang bingung memikirkan tujuan main ataupun dalam keadaan sedih.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa penyimpangan perilaku mabuk mabukan saudara RP adalah karena proses belajar dan imitasi yang menyimpang dari teman sebayanya.

    2. Faktor peraturan.

    Dalam beberapa keadaan, penyebab kenakalan dan kekeraskepalaan RP berasal dari peraturan yang diberlakukan orang tua yang mempersulit keadaannya. Pemaksaan kehendak hanya akan mendorong sang anak berani menentang atau melawan perintah orang tua.

    Mencampuri  urusan  anak  dan  membatasi  kebebasannya  juga  dapat memicu kenakalan anak. Memaksakan anak untuk makan atau tidur serta mengenakan pakaian tertentu, terlebih dengan menyertakan ancaman tertentu, merupakan faktor lain yang mendorong anak berbuat nakal.

    RP mengaku dari kecil dia sering diatur-atur untuk jangan terlalu banyak main, jangan pulang terlalu malam, jangan bergaul dengan anak-anak nakal. Namun semakin dia dibatasi semakin dia ingin menentang perintah orang tuanya.

    Adapun rencana untuk membantu merubah perilaku ramaja menyimpang tersebut :

    1.      Metode keteladanan

    Metode keteladanan merupakan salah satu metode yang paling tepat dalam menangani masalah penyimpangan remaja, sebab dengan metode ini saudara RP akan langsung melihat dan mencontoh orang-orang yang berperilaku baik.

                Dalam hal ini saya mencoba menjadi orang teladan dengan berbicara sopan, rajin beribadah dan sopan santun dihadadapan saudara RP. Dengan hal itu semoga saja saudara RP dapat merubah perilakunya mencontoh saya.

    2.      Metode pembiasaan

    Imam Ghazali mengemukakan bahwa anak adalah amanat bagi orang tua. Hatinya yang bersih adalah mutiara yang sangat berharga. Jika ia dibiasakan berbuat baik, maka ia akan berkembang menjadi baik, maka ia akan berkembang menjadi baik dan hidup bahagia di dunia dan akhirat.

                Pembiasaan ini dapat dibentuk dengan menanamkan tanggung jawab, mentaati aturan, toleran terhadap perbedaan pendapat dan sebagainya.

                Saya menyarankan kepada saudara RP untuk ikut dalam kegiatan-krgiatan kampus yang positif, edukatif dan normatif. Dengan cara menunjukan kepada saudara RH bahwa kegiatan pembiasaan ini bukanlah paksaan akan tetapi bersifat kegiatan yang menjadi kebutuhan dan juga bermanfaat.

    3.      Metode Nasihat

    Nasihat merupakan salah satu metode yang memiliki pengarih besar dalam perkembangan remaja. Biasanya nasehat akan efektif apabila disampaikan oleh orang yang dianggap penting (significant person) yang disenangi oleh remaja. Karenanya saya mengajak salah satu teman saya alumni pesantren Darul Arqom yang juga neman RP bernama Irfan Iskandar untuk menasehati saudara RP . Semoga saja dengan nasehat yang diberikan Irfan Iskandar dapat merubah perilaku menyimpang RP menjadi lebih baik lagi.

    Subjek Penelitian II – Seks Bebas

    Nama : PAW (Inisial)
    Tahun Lahir : 2000
    Status : Mahasiswa Universitas
    Perilaku Menyimpang : Seks Bebas dan Jual Diri

    Bab IV. Langkah Bantuan dan Konseling

    Untuk mencapai hasil yang maksimal terhadap usaha bantuan dalam bentuk pelimpahan dan tindak lanjut ini diperlukan untuk mengetahui dan mengikuti perkembangan atas kemajuan konseli nantinya, berhubungan dengan keterbatasan waktu maka penulis dalam melaksanakan tugas mata kuliah studi kasus ini. Maka dalam kegiatan ini sangat diharapkan peranan berbagai pihak orang tua siswa untuk memberikan perhatian yang lebih intensif dan berkesinambungan kepada saudara RP. Berhubung saudara RH sudah lulus SMA pada tahun 2012, jadi sudah lepas dari tangung jawab guru BK yang bersangkutan. Untuk itu penulis mengharapkan masing-masing kepada:

    Teman-teman dan orang tua senantiasa memperhatikan perkembangan konselinya khususnya pada saat konseli berada di lingkungan sekolah, mengamati lebih lanjut, perkembangan kemajuan bukan hanya perhatian pada pelajaran tetapi juga pergaulan siswa yang bersangkutan.

    Teman-teman dan orang tua membina hubungan kerja sama yang baik sehingga konselor akan lebih mudah memperoleh informasi tentang konseli di rumah dan begitupun sebaliknya. Teman teman RP dapat memberikan informasi mengenai keadaan di lingkungan bermain kepada orangutanya agar dapat mengetahui kondisi anaknya pada saat berada di lingkungan sepermainannya.

    Diharapkan kepada orang tua agar lebih memperhatikan keadaan psikologis anaknya, dimana ketika ada masalah antara kedua orangg tuanya supaya tidak di perlihatkan kepada saudara RP.

    Bab V. Penutup

    5.1 Kesimpulan
    Dari uraian diatas maka dapat saya simpulkan sebagai berikut :
    Perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku secara umum dalam masyarakat sering terjadi dalam kehidupan kita . Teori ini dikemukakan oleh Edwin M.Lemert, menurutnya seseorang berperilaku menyimpang karena proses labeling yang diberikan masyarakat kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan, cap, etiket, ataupun kepada seseorang. Pada awalnya seseorang melakukan “penyimpangan primer” karena itu sang pelaku penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena adanya label tersebut, maka sang pelaku mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan itupun menjadi suatu kebiasaan atau gaya hidup bagi pelakunyaari-hari.

    5.2 Saran
    Dalam menyelesaikan suatu masalah, haruslah difikirkan dan direncanakan secara matang, langkah-langkah yang ditempuh harus dilakukan dengan sabar, tekun dan berkesinambungan.

    a)  Saran kepada Klien

    º  Jangan merasa rendah diri tetapi harus merasa yakin terhadap diri sendiri.

    Menanamkan dalam diri tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan.

    Mengubah pola belajar, sebaiknya belajar secara rutin setiap pulang sekolah dan malam harinya walau hanya sebentar.

    b)      Saran kepada Orang Tua

    º  Sebaiknya orang tua memberikan perhatian yang lebih kepada klien, terutama perkembangan belajar di rumah.

    º  Hendaknya orang tua memberikan perhatian dengan porsi yang tepat tidak hanya kebutuhan fisik saja akan tetapi kebutuhan psikis. Misalnya menumbuhkan rasa percaya diri anak.

    º  Hendaknya orang tua memperhatikan kebutuhan social anak dan jangan terlalu memanjakan anak.

    DAFTAR PUSTAKA

    Sunarto. (2002). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rinega Cipta.

    Syamsudin Makmun, Abin. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda Karya.

    Tusuf, Syamsu. (2000). Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda Karya.

    Juntika Nurihsan, Achmad. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja: Tinjauan Psikologi, Pendidikan dan Bimbingan. Bandung: Refika Aditama 

  • Makalah Pembelajaran Sastra Indonesia

    Makalah Pembelajaran Sastra Indonesia– Belakangan ini sastra dianggap kurang penting dan kurang berperan dalam masyarakat Indonesia hari ini. Padahal Sastra Indonesia merupakan  unsur  bahasa yang terdapat di dalam bahasa Indonesia, berdasarkan  garis besarnya sastra berarti  bahasa yang indah atau tertata dengan baik, dan gaya penyajiannya menarik, sehingga berkesan di hati pembacanya. Namun sering kali kita tidak mengerti apa yang di maksud dengan sastra, kebanyakan orang menyamakan antara sastra dan bahasa. Pasti sudah penasaran dan pengen tahu tentang apa sebenarnya pengertian dari sastra ini.

    Pembelajaran Sastra Indonesia

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang 

    Belakangan ini sastra dianggap kurang penting dan kurang berperan dalam masyarakat Indonesia hari ini. Padahal Sastra Indonesia merupakan  unsur  bahasa yang terdapat di dalam bahasa Indonesia, berdasarkan  garis besarnya sastra berarti  bahasa yang indah atau tertata dengan baik, dan gaya penyajiannya menarik, sehingga berkesan di hati pembacanya. Namun sering kali kita tidak mengerti apa yang di maksud dengan sastra, kebanyakan orang menyamakan antara sastra dan bahasa. 

    Hal ini terjadi karena masyarakat kita saat ini sedang mengarah ke masyarakat industri sehingga konsep-konsep yang berkaitan dengan sains, teknologi, dan kebutuhan fisik dianggap lebih penting dan mendesak untuk digapai daripada untuk mengetahui konsep-konsep yang berkaitan dengan sastra dan kesustraan . Makalah ini diharapkan dapat menggugah kembali kesadaran kita untuk menempatkan pengajaran sastra Indonesia pada tempat yang layak dan sejajar dengan mata ajar lainnya.

    B.    Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah:

    1.      Bagaimana pentingnya pembelajaran sastra

    2.      Bagaimana  realitas Sastra Indonesia dalam masyarakat Indonesia pada masa kini

    3.      Bagaimana pengajaran sastra di lingkup sekolah

    C.   Tujuan Penelitian

                        Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu:

    1.      Mengetahui apa itu sastra

    2.      Mengetahui bagaimana realitas sastra indonesia dalam masyarakat Indonesia pada masa kini

    3.      Mengetahui bagaimana pembelajaran sastra di lingkungan sekolah

    D.     Manfaat Penelitian

                         Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah:

    1.      Sebagai bahan referensi untuk bahan pembelajaran bagi mahasiswa dan masyarakat

    2.      Untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat terhadap sastra

    3.      Memberikan pilihan metode baru bagi pengajar dalam menyampaikan materi.

    E.     Metode 

    Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode kajian pustaka, yaitu dengan mempelajari dan mengumpulkan data dan informasi baik dari buku maupun dari internet.

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A.  Pengertian Sastra

    Banyak sekali para ahli yang mendefinisikan pengertian mengenai sastra, Mursal Ensten mendefinisikan “Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).” (1978:9). Di sisi lain Semi mengungkapkan  “Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupan menggunakan bahasa sebagai mediumnya.” (1988:8). Panuti Sudjiman mendefinisikan “Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam bagian isi, dan ungkapannya.” (1986:68). Plato dan Aristoteles mempunyai definisi tersendiri mengenai sastra, menurut Plato “Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.” Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.” diungkapkan oleh Aristoteles. Menurut Engleton sendiri (1988:4), sastra yang disebutnya adalah “Karya tulisan yang halus” (belle letters) adalah karya yang mencatatkan bentuk bahasa harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjang tipiskan dan diterbitkan, dijadikan ganjil”

    Dari beberapa definisi di atas, maka dapat didefinisikansastra merupakan suatu bentuk karya seni baik berupa lisan maupun tulisan yang berisi nilai-nilai dan unsur tertentu lainnya yang bersifat imaginatif.

    B.     Sejarah Singkat Sastra Indonesia

     Awal Periode Sastra

    Bentuk-bentuk karya sastra yang kita lihat dan kita kenal dimulai dari periode Pujangga Baru yang banyak dipengaruhi oleh sastra Eropa. Pengaruh itu sangat terasa terutama pada karya-karya Chairil Anwar yang dianggap kontroversial pada waktu itu.

    Kenyataan tersebut makin diperkuat akan pendek jarak waktu antara angkatan satu dengan angkatan berikutnya. Misalnya ada Angkatan 1966 setelah Angkatan 1945. Sangat pendek, hanya berjarak 11 tahun. Perkembangan sepesat ini hanya terjadi apabila sastrawan-sastrawan Indonesia terpengaruh oleh perkembangan sastra dunia.

    Dengan demikian, pengertian sastra Indonesia adalah bentuk pengungkapan gagasan, pikiran, dan pengucapan sastra orang Indonesia, menggunakan bahasa Indonesia, baik sastra itu dipengaruhi oleh sastra asing atau tidak.

    Perkembangan Sastra Indonesia

    Sejarah perkembangan sastra Indonesia dimulai pada abad ke-20 yang diawali oleh kehadiran karya-karya dari pengarang Balai Pustaka. Adapun karya-karya yang lahir sebelum periode tersebut digolongkan ke dalam sastra Melayu. Perkembangan sastra Indonesia secara garis besar terbagi dalam angkatan-angkatan berikut.

    1. Angkatan Balai Pustaka (tahun 1920-an)

    Pada tahun 1908, kolonial Belanda  mendirikan Komisi Bacaan Rakyat (Commissie de Volkslectur)  yang bertugas menyediakan bahan-bahan bacaan bagi rakyat Indonesia. Pada tahun 1917, nama komisi tersebut berubah menjadi /Balai Pustaka/. Dengan berdirinya penerbitan tersebut telah mendorong para penulis Indonesia untuk berkarya.

    Nama-nama pengarang dan karyanya pada periode awal ini adalah sebagai berikut.

    ·         Merari Siregar dengan karya Azab dan Sengsara

    ·         Marah Rusli dengan karya Siti Nurbaya

    ·         Abdul Musi dengan karya Salah Asuhan

    ·         Sutan Takdir Alisyahbana Tak Putus Dirundung Malang, dan lain-lain

    Tema ceritapada periode ini berkisar pada peristiwa sosial, kehidupanadat-istiadat, kehidupan beragama, dan peristiwa kehidupan masyarakat.Karya waktu itu cenderung berbentuk roman.

    2.      Angkatan Pujangga Baru (1933-1942)

    Angkatan ini dipelopori oleh empat serangkai. Yaitu Sutan TakdirAlisyahbana, Armijn Pane, Sanusi Pane, dan Amir Hamzah.Karya sastra yang muncul sebagian besar berbentuk sajak, cerpen, novel, roman, dan drama. Karya padaangkatan ini antara lain sebagai berikut.

    ·         Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana

    ·         Belenggu karya Armijn Pane

    ·         Katak Hendak Jadi Lembu karya Nur Sura Iskandar, dan lain-lain

    3.      Angkatan 45

    Ciri khas karyasastra angkatan 45 lebih bebas, namun ditekankan pada isinya. Kalimat-kalimatnya pendek dan tidak menggunakan bahasa yang klise.Isinya pun bersifat realisme.

    Pengarang-pengarang yang terkenal pada masa ini antara lain Idrus,Chairil Anwar, Rosihan Anwar, Usmar Ismail, dan lain-lain. Karya yang muncul antara lain Atheis, Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma, danlain-lain.

    4.      Angkatan 66

    Angkatan 66 diperkenalkan oleh HB Jassin dalam bukunya yang berjudulAngkatan 66. Angkatan ini muncul berbarengan dengan adanya kekacauanpolitikakibat adanyapemberontakan G-30S/PKI.

    Karya-karya yang diterbitkan antara lain sebagai berikut.

    ·                     Pagar Kawat Berduri karya Toha Mochtar

    ·                     Tirani karya Taufik Ismail

    ·                     Hati yang Damai karya N.H. Dini

    ·                     Malam Jahanam karya Motinggo Boesje, dan lain-lain.

    5.      Karya Sastra Kontemporer

    Karya sastra kontemporer berawal padatahun 1970-an. Pada waktu itu situasi politik sudah mereda. Situasisosial dan ekonomi mulai menunjukkan perbaikan sehingga berpengaruhbesar terhadap perkembangan sektor-sektor kebudayaan. 
    Kebebasan berekspresi mulai tumbuh dan berkembang sehingga melahirkan berbagai gerakanpembaruan dalam bidang sastra. Gerakan pembaruan dalam bidang sastra ini terutama ditandai oleh munculnya puisi-puisi Sutardji Calzoum Bachri yang mengutamakan bunyi daripada kekuatan maknakata. Sampai saat ini, sastra Indonesia semakin berkembang denganlahirnya pengarang-pengarang muda dan karyanya.

    Sumber : http://www.anneahira.com/pengertian-sastra-indonesia.htm

    C.     Jenis-Jenis Karya Sastra di Indonesia

    Karya sastra di Indonesia berdasarkan bentuknya dibagi menjadi dua macam yaitu prosa dan puisi. Lalu prosa dan puisi ini dibagi lagi menjadi dua kategori yaitu prosa dan puisi lama dan modern.

    Ciri-ciri sastra lama:

    1. Bersifat statis
    2. Tema ceritanya istana sentris
    3. Nama pengarang tidak disebutkan atau disebut juga anonim
    4. Menggunakan bahasa melayu kuno yang penuh dengan pepatah serta ungkapan yang panjang-panjang dan klise
    5. Banyak yang berisi hal-hal yang fantastis (Diana Leroy, 2003:45) Contoh sastra lama: fabel, sage, syair, gurindam, dll.

    Dalam sastra modern karya sastra tersebut telah dipengaruhi oleh karya sastra asing sehingga sudah tidak asli lagi. Dan dalam karya sastra modern pengarang sudah dikenal oleh masyarakat luas, bahasanya sudah tidak klise dan bersifat dinamis, temanya pun bersifat rasional dan bersifat modern/tidak kedaerahan. Contoh sastra modern: novel, biografi, cerpen, drama, dll.

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Pengajaran bahasa dan sastra Indonesia di berbagai jenjang pendidikan sering diaggap kurang penting oleh para guru, apalagi pada guru yang pengetahuan dan apresiasi sastranya rendah. Hal ini menyebabkan mata pelajaran yang idealnya menarik dan besar sekali manfaatnya bagi para siswa ini disajikan hanya sekedar memenuhi tuntutan kurikulum dan cenderung kurang mendapat tempat di hati siswa. Bila kita kaji secara mendalam, tujuan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah dimaksudkan untuk menumbuhkan keterampilan, rasa cinta, dan penghargaan para siswa terhadap bahasa dan sastra Indonesia sebagai bagian dari budaya warisan leluhur.

    Dengan demikian, tugas guru bahasa dan sastra Indonesia tidak hanya memberi pengetahuan saja, tetapi juga keterampilan dan menanamkan rasa cinta, baik melalui kegiatan di dalam kelas ataupun di luar kelas.

    A.    Pentingnya pembelajaran sastra

    Dosen Universitas Singapura, Dr. Azhar Ibrahim Alwee mengatakan, pembelajaran sastra sangat penting dalam pembangunan karena akan mendorong masyarakat bisa bersikap lebih kritis. Pembelajaran sastra akan mengacu kepada kesadaran sosial yang kritis, sehingga pembangunan akan menjadi terarah, kata Azhar, saat menjadi pembicara dalam seminar internasional, di Palembang.

    Seminar internasional bahasa, sastra dan budaya digelar di Palembang, 1-2 Juni 2010 dilaksanakan Forkibastra Balai Bahasa Sumsel. Menurut Azhar, makna dari sastra dapat mengarahkan kepada pemberdayaan yang bukan saja membuat orang menjadi tegas, tetapi juga mampu untuk menghadapi tantangan di masa mendatang. Identitas manusia harus tegas dan bebas dari ketergantungan, dan itu bisa didapat dalam pelajaran sastra, ujarnya.

    Dia menegaskan bahwa sastra merupakan dokumen kebudayaan yang tidak boleh dianggap bersaingan dengan politik sekarang ini. Kebersamaan dalam globalisasi mengundang gagasan multibudaya, dengan menempatkan identitas politik kelompok masing-masing sebagai hak kemanusiaan, kata dia lagi. Karena itu, pihaknya mengusulkan kurikulum multibudaya yang dapat diterapkan dalam pembelajaran sastra. Kesemuanya itu, tidak lain bertujuan untuk menjadikan pemberdayaan identitas budaya lokal yang ampuh, ujar Azhar. Dia juga berpendapat, umumnya pembelajaran sastra memerlukan nafas baru, sehingga perlu melakukan pendekatan dalam pengajaran.

    B.     Tujuan Pembelajaran Sastra

    Tujuan umum pembelajaran sastra merupakan bagian dari tujuan  penyelenggaraan pendidikan nasional yaitu mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

    Tujuan pembelajaran sastra di sekolah terkait pada tiga tujuan khusus di bawah ini.

    1.      Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan  intelektual, serta kematangan emosional dan social

    2.      Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa

    3.      Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

    Pengajaran sastra membawa siswa pada ranah produktif dan  apresiatif. Sastra adalah sistem  tanda karya seni yang bermediakan bahasa. Pencipataan karya sastra merupakan keterampilan dan kecerdasan intelektual dan imajinatif. Karya sastra hadir untuk dibaca  dan dinikmati, dimanfaatkan untuk mengembangkan wawasan kehidupan.

    Pembelajaran sastra menurut panduan penerapan KTSP perlu menekankan  pada kenyataan bahwa  sastra merupakan seni yang dapat diproduksi dan diapresiasi sehingga pembelajaran hendaknya bersifat produktif-apresiatif. Konsekuensinya, pengembangan materi pembelajaran, teknik, tujuan, dan arah pembelajaran harus menekankan pada kegiatan apresiati.

    Pengembangan kegiatan pembelajaran apresiatif merupakan usaha untuk membentuk pribadi imajinatif yaitu pribadi yang selalu menunjukkan hasil belajarnya melalui aktivitas mengeksplorasi ide-ide baru, menciptakan tata artistik baru, mewujudkan produk baru, membangun susunan baru, memecahkan  masalah dengan cara-cara baru, dan merefleksikan kegiatan apresiasi dalam bentuk karya-karya yang unik.

    Potensi individu seperti itu  menurut para ahli pendidikan akan berkembang jika mendapat dukungan kultur lingkungan yang menghargai percobaan, melakukan langkah-langkah spekulatif, fokus pada pengembangan ide-ide baru, bahkan melakukan hal yang tidak dapat dilakukan orang sebelumnya. Semua potensi dikembangkan melalui pengulangan yang variatif sehingga terbentuk mutu keterampilan yang terasah.

    C.     Realitas Sastra Indonesia dalam Masyarakat Indonesia Kini

    Sastra dianggap kurang penting dan kurang berperan dalam masyarakat Indonesia hari ini. Hal ini terjadi karena masyarakat kita saat ini sedang mengarah ke masyarakat industri sehingga konsep-konsep yang berkaitan dengan sains, teknologi, dan kebutuhan fisik dianggap lebih penting dan mendesak untuk digapai. Sedikitnya perhatian anggota masyarakat terhadap kegiatan kesastraan dan kebudayaan pada umumnya merupakan salah satu indikasi adanya kecenderungan tersebut. Kegiatan kesastraan dan kebudayaan dianggap hanya memberi manfaat nonmaterial, batiniah, sehingga dianggap kurang mendesak dan masih dapat ditunda.

    Kondisi di atas juga terjadi dalam dunia pendidikan. Perhatian para murid dan pengelola sekolah terhadap mata pelajaran yang berkaitan dengan sains, teknologi, dan kebutuhan fisik jauh lebih besar bila dibandingkan dengan mata pelajaran kemanusiaan. Ketiadaan laboratorium bahasa, sanggar seni, buku bacaan kesastraan, dan berbagai fasilitas lain yang diperlukan dalam pengajaran merupakan bukti konkret adanya ketidakperhatian tersebut.

    Bila kita menganggap pendidikan merupakan upaya lain untuk memanusiakan manusia, perhatian terhadap semua materi ajar di sekolah haruslah seimbang. Seorang guru dapat melakukan hal-hal seperti dibawah ini untuk mewujudkan pembelajaran sastra di sekolah sehingga mata pelajaran ini menjadi menarik dan mendapat tempat di hati siswa.

    Langkah awal yang perlu dilakukan adalah meyakinkan siswa bahwa pengajaran sastra tidak hanya menawarkan hiburan sesaat, tetapi juga akan memberi berbagai manfaat lain bagi siswa. Penikmatan yang apresiatif terhadap puisi, prosa fiksi, drama dalam berbagai genre akan membuktikan kemanfaatan tersebut pada siswa.

    Selanjutnya, guru pun harus berusaha mengubah teknik pembelajaran sastra di sekolah. Selama ini pengajaran sastra dan juga bahasa Indonesia lebih diarahkan pada aspek sejarah dan pengetahuan sehingga siswa dipacu untuk menghafal, bukan untuk mengahayati karya yang diajarkan.

    Kegiatan apresiasi sastra tidak hanya diajarkan dalam bentuk pembacaan karya sastra oleh siswa. Kegiatan ini dapat juga diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan dengan berbagai teknik pembelajaran. Kegiatan deklamasi, lomba penulisan puisi, musikalisasi puisi, dramatisasi puisi, mendongeng, pembuatan sinopsis, bermain peran, penulisan kritik dan esei, dan berbagai kegiatan lain dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan apresiasi sastra pada siswa. Berbagai kegiatan tersebut akan menumbuhkan penghayatan, pencintaan, dan penghargaan yang relatif baik pada para siswa terhadap mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

    Hal lain yang juga perlu dipikirkan saat ini adalah pemanfaatan dan pengadaan buku/ bacaan kesastraan di sekolah. Pemerintah, di satu sisi, telah berusaha melengkapi buku bacaan untuk para siswa melalui Proyek Pengadaan Buku Bacaan. Meskipun bahan yang dikirimkan ke sekolah belum memadai, guru seharusnya dapat memanfaatkan sarana yang ada itu untuk memancing kreativitas membaca dan mencipta pada siswa. Di samping itu, guru dan pihak sekolah harus juga berusaha membeli bacaan lain, seperti surat kabar, kumpulan puisi, dan berbagai media lain yang harganya relatif murah.

    Kendala lain yang tampaknya juga perlu dicarikan pemecahannya adalah sistem evaluasi pengajaran sastra dan bahasa yang cenderung ke aspek kognitif/pengetahuan. Selama ini, ulangan semester dan ebtanas memang lebih terfokus pada evalusi pengetahuan para siswa. Kalau mau guru dapat melakukan evaluasi yang mengarah ke penumbuhan keterampilan dan apresiasi masih dapat dilaksanakan di berbagai kesempatan lain di luar evaluasi di atas. Evaluasi keterampilan dan apresiasi siswa ini dapat saja dilakukan melalui penugasan di rumah, kegiatan ekstrakurikuler, dan berbagai kegiatan lain. Sekarang tinggal lagi mau atau tidakkah guru bahasa/guru kelas memanfaatkan kesempatan itu untuk evaluasi yang tidak hanya mengagungkan aspek hafalan pada siswa.

    Terakhir, guru bahasa dan pihak sekolah tampaknya juga perlu mengaktifkan kembali sanggar-sanggar siswa di sekolah. Kegiatan sanggar di luar jam belajar secara langsung pasti akan berpengaruh terhadap penumbuhan keterampilan, kecintaan, penghayatan, dan penghargaan yang positif terhadap sastra dan bahasa Indonesia pada siswa. Bagaimanapun kita tetap bersepakat bahwa penumbuhan kreativitas, penyaluran bakat/minat, dan pembinaan moral siswa tidak hanya dilaksanakan pada saat-saat belajar secara formal di dalam kelas, tetapi juga melalui kegiatan ekstrakurikuler di luar jam belajar.

    D.     Pengajaran Sastra

    Pengajaran sastra di SMP maupun SMA bukan berupa program pengetahuan budaya. Sastra Indonesia hanya semata-mata menumpang pada pengajaran bahasa Indonesia dan diberikan hanya selama 2-3 jam per minggu.

    Pengajaran sastra di sini lebih banyak kegiatannya untuk mempelajari ragam bahasa, di sisi-sisi ragam bahasa lainnya. Hal ini terlihat bahwa pembobotan beban materinya hanya seperenam dari seluruh materi bidang studi/mata pelajaran Bahasa Indonesia, dengan nama pokok bahasan Apresiasi Bahasa dan Sastra Indonesia. Dengan pemberian nama ini sudah terlihat terjadinya penyempitan kedudukan sastra.

    Dalam pembelajaran sastra usahakan siswa diminta untuk mencoba membuat pantun sendiri dengan kreatifitas mereka masing-masing dengan mengambil tema dari Pendidikan Moral, yaitu pantun didaktis yang berisi ajakan-ajakan atau pesan-pesan moral. Hal serupa juga bisa diterapkan untuk pelajaran drama, dimana guru Bahasa Indonesia bekerjasama dengan guru sejarah. Siswa bisa diberi instruksi tentang aspek-aspek teknis dari drama dan kemudian diminta untuk membuat pertunjukan drama dengan mengambil tema dari pelajaran sejarah yang sedang diberikan pada saat itu, mungkin misalnya mengadegankan kepahlawanan Diponegoro saat ditangkap Jendral De Kock sebagai bentuk ekspresi dari tragedi. Dalam kegiatan seperti ini kelas akan ditangani oleh dua guru sekaligus. Pembelajaran dengan pola pengajaran tim (team teaching) berdasar tema bukan rumpun dan bersifat sementara.

    Dengan pola seperti ini siswa akan mendapat dua nilai sekaligus dalam satu kegiatan pembelajaran, yaitu mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dan mata pelajaran yang dipadukan materinya, dalam dua contoh di atas disebutkan mata pelajaran Sejarah dan Pendidikan Moral, dan ini tidak menutup kerjasama dengan yang lainnya. Mengingat begitu banyaknya Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh siswa dalam satu tahun pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

    Diharapkan bahwa dengan cara ini, efesiensi waktu pembelajaran juga bisa diperoleh dengan kegiatan ini. Beban siswa terhadap standart kompetensi yang disusun dalam silabus masing-masing guru mata pelajaran bisa terpenuhi dengan tidak terlalu banyak pengulangan. Mengadakan kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif ini akan meningkatkan kompetensi siswa dalam sastra tanpa harus menambah rasa kebosanan mereka dan sekaligus membuat pengajaran bahasa dan sastra Indonesia menjadi lebih menarik dan meningkatkan daya kreasi siswa.

    Sastra tak bisa dan tak perlu diajarkan. Yang bisa dilakukan oleh seorang guru sastra dalam mengajar adalah mengajak anak didiknya untuk melihat kemanfaatan sastra. Memposisikan sastra sedemikian rupa pada tempatnya yang tepat sehingga jelas kaitannya, relevansinya dengan kehidupan dan proses pembelajaran. Dengan lain kata, seorang guru sastra berdiri di depan kelas di hadapan murid-muridnya, bagaikan seorang pembela di dalam sebuah peristiwa pengadilan, untuk membuktikan, untuk menunjukkan, bahwa sastra adalah ilmu.

    Mengajarkan sastra tidak boleh dimulai dengan sastra itu sendiri, tetapi siapa yang akan mempelajarinya. Lingkungan, latar belakang dan kebutuhan mereka yang hendak diberikan pelajaran sastra, tidak boleh kalah penting dari suara karya-karya itu. Tidak seperti pelajaran sejarah, sastra bukanlah masa lalu, karenanya harus mulai dari aksi-aksi yang nyata.

    Kerucut sistim pembelajaran yang mengajak guru memulai pelajaran sastra seperti pelajaran sejarah sastra, sehingga harus mulai dengan menghapal apa itu pantun, gurindam, soneta dan seloka, perlu dibalik total. Pelajaran sastra harus hidup, dimulai dengan apa yang nyata di sekitar dalam lingkungan mereka yang diajar.

    Sebuah sajak, novel, lakon, cerpen, esei dan sebagainya hanya alat untuk menyampaikan/mengekspresikan gagasan dari penulisnya/pengarangnya. Di balik cerita, di dalam kata-kata ada rembukan dan kesaksian. Itulah yang harus ditontonkan kepada mereka yang belajar sastra. Membaca karya sastra seperti menggali tambang mengeruk, memburu makna-makna yang bersembunyi di balik kata-kata.

    BAB IV

    PENUTUP

    A.    Kesimpulan

    Pembelajaran sastra sangatlah penting terlebih pada jenjang Pendidikan Sekolah Dasar, karena di dalam pembelajaran sastra tersebut terdapat beberapa aspek humaniora yang dapat mengasah kepekaan sosial, ketajaman watak, serta dengan mempelajari sastra, seseorang dapat belajar bagaimana caranya mengharagai karya-karya orang lain, karena pada dasarnya sastra dapat membantu seseorang lebih memahami kehidupan dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan

    B.     Saran

    Pembelajaran sastra dianggap tidaklah penting, karena pada jenjang pendidikan umumnya lebih mengedepankan serta mementingkan pembelajaran yang ilmiah dan bertehnologi. Padahal dengan adanya pembelajaran sastra dapat turut berperan dalam pembentukan kepribadian, watak, dan sikap yang tentunya akan lebih baik jika diterapkan sejak dini dalam tahapan jenjang Pendidikan  Sekolah Dasar pada umumnya. Seharusnya Sastra dapat dioptimalkan pembelajarannya sehingga dapat diapresiasikan dengan baik

    DAFTAR PUSTAKA

    Leroy, Diana. 2003. Soal-Soal dan Pembahasan UAN (Ujian Akhir Nasional) Bahasa Indonesia SMP (Edisi Kedua). Jakarta:Erlangga.

    Wijaya, Putu. 2011. Pengajaran Sastrahttp://sastra-indonesia.com/2011/03/pengajaran-sastra/. Wibisono, B Kunto. 2010. Pembelajaran Sastra Dorong Sikap Kritishttp://www.antaranews.com/berita/206353/pembelajaran-sastra-dorong-sikap-kritis.

    Arif, Mohammad. 2008. Pembelajaran Sasta Secara Integratifhttp://re-searchengines.com/mohamad0708.html.

    Hamid, Mukhlis A. Pengajaran Sastra Indonesia Di Sekolahhttp://gemasastrin.wordpress.com/2007/04/20/pengajaran-sastra-indonesia-di-sekolah/Pembelajaran Sastra Indonesia di Sekolahhttp://gurupembaharu.com/home/?p=9911.

  • Makalah Perkembangan Stilistika

    Perkembangan Stilistika Di dalam ilmu bahasa dikenal namanya Stilistika, Style sebagai sebuah hal yang memiliki banyak definisi yang berbeda dan tidak dapat hanya diletakkan pada sebuah wilayah cakupan tertentu (spesifik) tentu secara cukup gamblang memberikan pemahaman bahwa stilistika (yang terbangun atasnya) berpotensi sangat besar untuk tidak hanya hadir dalam sebuah wilayah dan satu definisi khusus, bahkan ketika ia dimasukkan dalam khasanah sastra yang mengguunakan bahasa. 

    Perkembangan Stilistika

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Penelitian karya sastra pada waktu sekarang banyak ditunjukan pada penerangan struktur pencitraanya: tema, alur, penokohan, latar, dan pusat pengisahan. Akan tetapi, pennelitian gaya bahasa yang merupakan salah satu sarana kasusastran yang sangat penting, masih sangat sedikit. Gaya bahasa merupakan sarana sastra yang turut menyumbangkan nilai kepuitisan atau estetik karya sastra, bahkan seringkali nilai seni suatu karya sastra ditentukan oleh gaya bahasanya (Pradopo, 2000: 263).

    Sebagai suatu sistem, sastra merupakan suatu kebulatan dalam arti dapat dilihat dari berbagai sisi. Diantaranya adalah sisi bahan. Ellis (dalam Jabrohim, 2001: 11) mengemukakan tentang konsep sastra bahwa (teks) sastra tidak ditentukan oleh bentuk strukturnya tetapi oleh bahasa yang digunakan dalam macam cara tertentu oleh masyarakat. Ini menunjukan pengertian bahwa bahasa yang dipakai mengadung fungsi yang lebih umum dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

                 Di dalam ilmu bahasa dikenal namanya Stilistika, Style sebagai sebuah hal yang memiliki banyak definisi yang berbeda dan tidak dapat hanya diletakkan pada sebuah wilayah cakupan tertentu (spesifik) tentu secara cukup gamblang memberikan pemahaman bahwa stilistika (yang terbangun atasnya) berpotensi sangat besar untuk tidak hanya hadir dalam sebuah wilayah dan satu definisi khusus, bahkan ketika ia dimasukkan dalam khasanah sastra yang mengguunakan bahasa. Stilistika verbal yang dekat dengan kebahasaan juga oleh beberapa ahli mendapat definisi khusus sebagai linguistic stylstics yang dicetuskan pertama kali oleh Firth (1957), dan kemudian dilanjutkan oleh Halliday (1964).

                 Oleh karena itu, dalam makalah ini saya akan membahas tentang bagaimana hakikat stilistika dan perkembangannya.

    1.2.Rumusan masalah

    1.      Apakah hakikat stilistika?

    2.      Bagaimana perkembangan stilistika?

    1.3.Tujuan

    1.      Untuk mengetahui hakikat stilistika?

    2.      Untuk mengetahui bagaimana perkembangan stilistika

    Bab II. Pembahasan

    A. Hakikat Stilistika

    Stilistika (stylistic) adalah ilmu tentang gaya, sedangkan stil (syle) secara umum sebagaimana akan dibicarakan secara lebih luas pada bagian berikut adalah cara-cara yang khas, bagaimana segala sesuatu diungkapkan dengan cara tertentu, shingga tujuan yang dimaksudkan dapat dicapai secara maksimal.

                Dalam hubungannya dengan kedua istilah diatas perlu disebutkan istilah lain yang seolah-olah memperoleh perhatian tetapi sesungguhnya dalam proses analisis memegng peranan penting yaitu majas. Majas diterjemahkan dari kata trope (Yunani),

    figure of speech (Inggris), berarti persamaan atau kiasan. Jenis majas sangat banyak, seperti : Hiperbola, Paradoks, sarkasme, inversi, dan sebagainya. Tetapi, pada umumnya dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu : Majas Penegasan, majas perbandingan, pertentangan, dan majas sindiran. Majas inilah yang paling banyak dikenal, baik dalam masyarakat pada umumnya maupun dalam bidang pendidikan.

    B.     Perkembangan Stilistika

    Perkembangan stilistika di Indonesia sangat lambat bahkan hampir tidak mengalami kemajuan. Penelitian tentang stilistika pada umumnya terbatas sebagai sub bagian dalam sebuah buku teks atau dalam skripsi dan tesis. Kualitas penelitianpun terbatas sebagai semata-mata deskripsi pemakaian bahasa yang khas, sebagai gaya bahasa. Oleh karena itu sampai saat ini belum ada buku yang secara khusus membahas stilistika. Sebagai contoh untuk menelusuri sejarah perkembangan stilistika di Indonesia, maka dicoba menelusuri buku-buku yang dapat diimplikasikan baik terhadap gaya bahasa maupun stilistika itu sendiri.

    Buku pertama berkaitan dengan gaya bahasa ditulis oleh Slametmuljana. Meskipun tidak secara eksplisit menyebutkan gaya bahasa dan stilistika, tetapi dikaitkan dengan judulnya Peristiwa Bahasa dan Peristiwa Sastra (1956) dapatlah disebutkan bahwa buku tersebut mengawali studi stilistika di Indonesia. Sebagian besar pembicaraan yang dilakukan berkaitan dengan Bahasa Sastra, khususnya puisi (yang disebut kata ‘berjiwa’), bahasa kontekstual, yang di bedakan dengan bahasa kamus (bahasa dengan arti tetap), sebagai bahasa bebas konteks. Menurut Slametmuljana, perkembangan mengenai kata-kata berjiwa inilah yang disebut sebagai stilistika. Bahasa adalah alat untuk mewujudkan pengalaman jiwa yaitu cita dan rasa ke dalam rangkaian bentuk kata yang tepat dan dengan sendirinya sesuai tujuan pengarang. Teeuw dalam bukunya yang berjudul Tergantung pada Kata (1980) menganalisis sepuluh puisi dari sepuluh penyair terkenal, sehingga dapat mewakili ciri-ciri pemakaian bahasa pada masing-masing puisi sekaligus mewakili kekhasan personalitas pengarangnya. Menurut Teeuw, melalui karya-karya Chairil Anwarlah terjadi revolusi total dlam bahasa, dengan cara mendekonstruksi sistem sastra lama yang didiominasi oleh berbagai ikatan, sehingga menjadi baru sama sekali.

    Panuti Sudjiman dalam bukunya yang berjudul Bunga Rampai Stilistika (1993), secara jelas telah menyinggung makna stilistika itu sendiri, yaitu mengkaji ciri khas penggunaan bahasa dalam wacana sastra. Dengan singkat stilistika mengkaji fungsi puitika suatu bahasa. Sesuai dengan judulnya, sebagai bunga rampai pembicaraan stilistika dibicarakan dalam empat bab dari keseluruhan buku yang terdiri atas delapan bab. Menurut Sudjiman, stilistika menjembatani analisis bahasa dan sastra.

    Analisis terhadap “gaya” atau “style” sastra telah mulai diterapkan sejak tahun 1950-an. Sastra tidak lagi bicara kaidah tetapi lebih pada perkembangan, khususnya pada gaya. Perbedaan dan perdebatan yang masih terjadi mengenai apakah sebuah karya adalah bagian dari sastra atau bukan bisa jadi bersumber dari perbedaan interpretasi masing-masing ahli sastra (baca; pembaca karya sastra) terhadap sastra, sebuah hal yang merupakan salah satu hal istimewa dari sebuah karya sastra sehingga definisi mengenai stilistika yang sesungguhnya sebenarnya sama sekali belum terhenti pada konsep stilistika verbal seperti pendapat Lecerle (1993) yang menganggap bahwa sebenarnya tidak ada seorang pun (ahli sastra) yang benar-benar mengetahui maksud istilah stilistika. Style, sebagai hal yang mendasari lahirnya teori stilistika sendiri hingga sekarang pun belum selesai didefinisikan. Ackerman melalui McIntosh (1998: 221) menyatakan, “Style” is a word that surfaces when we are talking about different means to a single end. Style, like ‘character’, is a construct; it has no “objective correlative” (McIntosh, 1998: 221). Sementara Missikova (2003) menyebut bahwa meskipun istilah style sangat banyak dipakai dalam kritik sastra oleh para ahli sastra, style sendiri masih merupakan hal yang sulit didefinisikan.

    Style sebagai sebuah hal yang memiliki banyak definisi yang berbeda dan tidak dapat hanya diletakkan pada sebuah wilayah cakupan tertentu (spesifik) tentu secara cukup gamblang memberikan pemahaman bahwa stilistika (yang terbangun atasnya) berpotensi sangat besar untuk tidak hanya hadir dalam sebuah wilayah dan satu definisi khusus, bahkan ketika ia dimasukkan dalam khasanah sastra yang mengguunakan bahasa. Stilistika verbal yang dekat dengan kebahasaan juga oleh beberapa ahli mendapat definisi khusus sebagai linguistic stylstics yang dicetuskan pertama kali oleh Firth (1957), dan kemudian dilanjutkan oleh Halliday (1964).

    Perkembangan zaman yang begitu cepat karena adanya teknologi informasi seringkali menjadikan karya sastra dan sastra jauh meninggalkan para analis dan kritikus sastra. Perubahan dan perkembangan sastra yang sedemikian cepat seakan jauh meninggalkan para ahli sastra untuk menganalisisnya. Ketika sebuah karya sastra dengan genre atau bentuk atau jenis baru muncul, ahli sastra yang mendapatinya akan mengemukakan sebuah gagasan (teori) untuk mewadahi bentuk baru yang belum ada tersebut. Akan tetapi menciptakan sebuah teori tentu jauh lebih lama dan rumit daripada sekedar menciptakan sebuah karya sastra jenis baru yang mungkin dianggap menyimpang. Sehingga yang kemudian terjadi adalah ketika para ahli sastra sedang merancang dan mendiskusikan sebuah teori baru untuk menaungi satu karya sastra yang baru mereka temui, belasan, atau mungkin puluhan bentuk dan jenis karya sastra baru sudah membanjiri masyarakat.

    Sebelum mengalami perkembangan dan perluasan seperti pada masa kini, stilistika sebagai sebuah bagian dari linguistik telah disepakati memiliki kaitan yang sangat erat dengan sastra. Sudjiman (1993: 3) menyebut bahwa sesungguhnya sumbangan linguistik dalam kritik sastra ialah, misalnya, sorotan pada penggunaan bahasa dan gaya bahasa sebagai unsur yang membangun karya sastra, pengunaan dialek dan register tertentu. Pengetahuan linguistik, khususnya fonologi dan fonemik, sangat bermanfaat dalam pengkajian puisi, yaitu dalam pautannya dengan metrik, penyusunan struktur segmen bunyi dalam hubungannya dengan unit-unit bunyi pada bahasa tertentu, atau derap dengan irama. Adapun pengetahuan linguistik yang termasuk di dalamnya fonologi, dan fonemik, dan juga syntax, lexico-semantic, adalah merupakan point utama dalam analisis stilistika sastra pada awal kemunculannya.

    Hal ini tentu tidak lepas dari background tokoh-tokoh besar teori stilistika yang merupakan para ahli kebahasaan seperti Jakobson (1896 – 1982), Halliday (1925 – sekarang), dan Leech (1936 – sekarang). Halliday melalui Sudjiman (1993: 4) mengatakan,

    Linguistics is not and will never be the whole of literary analysis, and only the literary analyst – not the linguist – can determine the place of linguistics in literary studies. But if a text is to be described at all, then it should be described properly; and this means by the theories and methods developed in linguistics, the subject whose task is precisely to show how language works (Sudjiman, 1993: 4)

    Tujuan stilistika seringnya diketahui sebagai landasan analisis terhadap karya sastra untuk memberikan dan meningkatkan pemahaman terhadap sastra dalam kaitannya dengan unsur-unsur penyusunnya yang difokuskan pada bahasa sehingga banyak ahli sastra konvensional yang mengangap stilistika sebagai ilmu penggunaan bahasa dan gaya bahasa dalam karya sastra. Pradopo (1996) misalnya menyebut bahwa menurut Turner, stilistika merupakan bagian linguistik yang memusatkan diri pada variasi penggunaan bahasa. Stilistika bararti studi gaya, yang menyarankan suatu ilmu pengetahuan atau studi yang metodis. Stilistika berarti studi gaya bahasa, cara bertutur secara tertentu untuk mendapatkan suatu efek tertentu. Bally menyebut stilistika sebagai studi efek-efek ekspresif dan mekanisme dalam semua bahasa (Pradopo, 1996).

    Stilistika dalam sejarahnya mulai bersumber semenjak zaman Yunani kuno yang dikenal dengan tiga konsep utama nilai bahasa sastra yaitu Rhetoric, Poetics, dan Dialectics dengan salah satu karya yang dijadikan gambaran mencolok dari salah satu di antara ketiga unsur ini adalah karya Aristoteles (384 – 322 S.M) yang berjudul Poetics. Tiga unsur bahasa dalam karya sastra itu lah yang kemudian menjadi awal kelahiran kritik sastra. Sekitar 300 tahun kemudian di Roma dua style yang berbeda dikemukakan oleh Caesar dan Cicero sebagai perkembangan awal stilistika. Stilistika berkembang pada zaman pertengahan dengan dua konsep utama yang dikenal dengan Form (bentuk) dan Content (Isi) dan terus berlanjut pada zaman selanjutnya dengan aneka perubahan seperti pada masa Romanticism, style dilekatkan pada bentuk bahasa tertulis, tidak pada bahasa lisan dan saat itu populer disebut stylos. Stilistika terus berkembang pada abad-abad selanjutnya dengan aneka konsep baru yang dipengaruhi dan dikembangkan oleh tokoh-tokoh seperti Ferdinand de Saussure, Charles Bally, hingga Jakobson. Akan tetapi konsep stilistika ini masih terpaku pada bahasa tertulis dan kaidah bahasa.

    Pun mengalami perkembangan dari masa ke masa, sampai saat ini stilistika masih banyak dianggap memfokuskan pada bahasa yang tidak jauh dari teori stilistika De Saussure mengenai langue dan parole  hingga Jakobson dengan enam elemen pentingnya; addresser – context code contact message – addresseez. Analisis pada kaidah bahasa juga tidak hanya dilihat pada nilai estetika atau pesan yang dibawanya, tetapi juga mengenai adanya deviasi. Deviasi sendiri disebabkan oleh banyak faktor mulai dari faktor manusia (penulisnya) hingga faktor budaya lingkungan tempat ia berada. Hal seperti ini pernah disampaikan oleh Teew (1984) yang menyebut bahwa pada jaman modern stilistika seringkali memperlihatkan persamaan dengan retorika, tetapi tanpa aspek normatifnya; stilistika, ilmu gaya bahasa, juga diberi definisi yang bermacam-macam, tetapi pada prinsipnya selalu meneliti pemakaian bahasa yang khas atau istimewa, yang merupakan ciri khas seorang penulis, aliran sastra dan lain-lain, atau pula yang menyimpang dari bahasa sehari-hari atau dari bahasa yang dianggap normal, baku dan lain-lain.

    Pemahaman mengenai cakupan stilistika pada gaya bahasa biasa juga disebut sebagai stilistika verbal yang kemudian dianggap oleh sebagian besar orang hanya dapat diterapkan pada karya beragam puisi (yang paling banyak bermain dengan diksi dan tata bahasa).

    BAB III

    PENUTUP

    2.1.Kesimpulan

    Sebelum mengalami perkembangan dan perluasan seperti pada masa kini, stilistika sebagai sebuah bagian dari linguistik telah disepakati memiliki kaitan yang sangat erat dengan sastra. Sudjiman (1993: 3) menyebut bahwa sesungguhnya sumbangan linguistik dalam kritik sastra ialah, misalnya, sorotan pada penggunaan bahasa dan gaya bahasa sebagai unsur yang membangun karya sastra, pengunaan dialek dan register tertentu.

    2.2.Saran

    Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada pembuatan makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan masyarakat pada umumnya.