Blog

  • Makalah Penyebab dan Penanggulangan Tanah Longsor

    Penyebab dan Penanggulangan Tanah Longsor

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan antara lempeng itu maka terbentuk daerah penunjaman memanjang di sebelah Barat Pulau Sumatera, sebelah Selatan Pulau Jawa hingga ke Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara, sebelah Utara Kepulauan Maluku, dan sebelah Utara Papua.

    Konsekuensi lain dari tumbukan itu maka terbentuk palung samudera, lipatan, punggungan dan patahan di busur kepulauan, sebaran gunung api, dan sebaran sumber gempa bumi. Gunung api yang ada di Indonesia berjumlah 129. Angka itu merupakan 13% dari jumlah gunung api aktif dunia. Dengan demikian Indonesia rawan terhadap bencana letusan gunung api dan gempa bumi. Di beberapa pantai, dengan bentuk pantai sedang hingga curam, jika terjadi gempa bumi dengan sumber berada di dasar laut atau samudera dapat menimbulkan gelombang Tsunami.

    Jenis tanah pelapukan yang sering dijumpai di Indonesia adalah hasil letusan gunung api. Tanah ini memiliki komposisi sebagian besar lempung dengan sedikit pasir dan bersifat subur. Tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada perbukitan/punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal berpotensi mengakibatkan tanah longsor pada musim hujan dengan curah hujan berkuantitas tinggi. Jika perbukitan tersebut tidak ada tanaman keras berakar kuat dan dalam, maka kawasan tersebut rawan bencana tanah longsor.

    B. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang permasalahan di atas maka kami merumuskan masalah yang perlu ditanggulangi sebagai berikut :

    1. Faktor apa saja yang menyebabkan bencana tanah longsor?
    2. Bagaimana upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari terjadinya bencana tanah longsor?

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengertian Tanah Longsor

    Tanah longsor atau dalam bahasa Inggris disebut Landslide, adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor dapat diterangkan sebagai berikut: air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.

    B. Jenis-jenis Tanah Longsor

    Ada 6 jenis tanah longsor, yakni: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Jenis longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia. Sedangkan longsoran yang paling banyak memakan korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan.

    1. Longsoran Translasi

    Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

    2. Longsoran Rotasi

    Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.

    3. Pergerakan Blok

    Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok batu.

    4. Runtuhan BatuRuntuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau material lain bergerak ke

    bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga meng-gantung terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang parah.

    5. Rayapan Tanah

    Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.

    6. Aliran Bahan Rombakan

    Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai di sekitar gunung api. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.

    C. Gejala Umum Tanah Longsor

    Gejala-gejala umum yang biasanya timbul sebelum terjadinya bencana tanah longsor adalah :

    1. Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
    2. Biasanya terjadi setelah hujan.
    3. Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
    4. Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.

    D. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Tanah Longsor

    Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.

    1. Hujan

    Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karena meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya tanah permukaan.

    Ketika hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak sehingga tanah dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi, sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat.

    Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Bila ada pepohonan di permukaannya, tanah longsor dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga akan berfungsi mengikat tanah.

    2. Lereng terjal

    Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.

    3. Tanah yang kurang padat dan tebal

    Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 m dan sudut lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek terkena air dan pecah ketika hawa terlalu panas.

    4. Batuan yang kurang kuat

    Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil, pasir, dan lempung umumnya kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah bila mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor bila terdapat pada lereng yang terjal.

    5. Jenis tata lahan

    Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.

    6. Getaran

    Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak.

    7. Susut muka air danau atau bendungan

    Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.

    8. Adanya beban tambahan

    Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang arahnya ke arah lembah.

    9. Pengikisan/erosi

    Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.

    10. Adanya material timbunan pada tebing

    Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.

    11. Bekas longsoran lama

    Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material gunung api pada lereng yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi. Bekas longsoran lama memilki ciri :

     Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda.
     Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya gembur dan subur.
     Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai.
     Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah.
     Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas longsoran kecil pada longsoran lama.
     Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran kecil.
     Longsoran lama ini cukup luas.

    12. Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)

    Bidang tidak sinambung ini memiliki ciri:
     Bidang perlapisan batuan
     Bidang kontak antara tanah penutup dengan batuan dasar
     Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat.
     Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan yang tidak melewatkan air (kedap air).
     Bidang kontak antara tanah yang lembek dengan tanah yang padat.
     Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai bidang luncuran tanah longsor

    13. Penggundulan hutan

    Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana pengikatan air tanah sangat kurang.

    14. Daerah pembuangan sampah

    Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.

    E. Wilayah Rawan Tanah Longsor

    Setidaknya terdapat 918 lokasi rawan longsor di Indonesia. Setiap tahunnya kerugian yang ditanggung akibat bencana tanah longsor sekitar Rp 800 miliar, sedangkan jiwa yang terancam sekitar 1 juta.

    Daerah yang memiliki rawan longsor :
     Jawa Tengah 327 Lokasi
     Jawa Barat 276 Lokasi
     Sumatera Barat 100 Lokasi
     Sumatera Utara 53 Lokasi
     Yogyakarta 30 Lokasi
     Kalimantan Barat 23 Lokasi
     Sisanya tersebar di NTT, Riau, Kalimantan Timur, Bali, dan Jawa Timur.

    DAFTAR KEJADIAN DAN KORBAN BENCANA TANAH LONGSOR 2003-2005
    No. Propinsi Jumlah
    Kejadian Korban Jiwa RH RR RT LPR
    (ha) JL
    (m)
    MD LL
    1. Jawa Barat 77 166 108 198 1751 2290 140 705
    2. Jawa Tenah 15 17 9 31 22 200 1 75
    3. Jawa Timur 1 3 – – 27 – 70 –
    4. Sumatera Barat 5 63 25 16 14 – 540 60
    5. Sumatera Utara 3 126 – 1 40 8 – 80
    6. Sulawesi Selatan 1 33 2 10 – – – –
    7. Papua 1 3 5 – – – – –
    Jumlah 103 411 149 256 1854 2498 751 920

    Keterangan :
    MD : Meninggal dunia
    ML : Luka – luka
    RR : Rumah rusak
    RH : Rumah hancur
    RT : Rumah terancam
    BLR : Bangunan lainnya rusak
    BLH : Bangunan lainnya hancur
    LPR : Lahan petanian rusak ( dalam hektar)
    JL : Jalan terputus

    Tampak bahwa kejadian bencana dan jumlah korban bencana tanah longsor di Propinsi Jawa Barat lebih besar dibandingkan dengan propinsi lainnya. Hal demikian disebabkan oleh faktor geologi, morfologi, curah hujan, dan jumlah penduduk serta kegiatannya.

    F. Tahapan Mitigasi Bencana Tanah Longsor
     Pemetaan
    Menyajikan informasi visual tentang tingkat kerawanan bencana alam geologi di suatu wilayah, sebagai masukan kepada masyarakat dan atau pemerintah kabupaten/kota dan provinsi sebagai data dasar untuk melakukan pembangunan wilayah agar terhindar dari bencana.
     Penyelidikan
    Mempelajari penyebab dan dampak dari suatu bencana sehingga dapat digunakan dalam perencanaan penanggulangan bencana dan rencana pengembangan wilayah.
     Pemeriksaan
    Melakukan penyelidikan pada saat dan setelah terjadi bencana, sehingga dapat diketahui penyebab dan cara penanggulangannya.
     Pemantauan
    Pemantauan dilakukan di daerah rawan bencana, pada daerah strategis secara ekonomi dan jasa, agar diketahui secara dini tingkat bahaya, oleh pengguna dan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah tersebut.
     Sosialisasi
    Memberikan pemahaman kepada Pemerintah Provinsi /Kabupaten /Kota atau Masyarakat umum, tentang bencana alam tanah longsor dan akibat yang ditimbulkannnya. Sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara antara lain, mengirimkan poster, booklet, dan leaflet atau dapat juga secara langsung kepada masyarakat dan aparat pemerintah
     Pemeriksaan bencana longsor
    Bertujuan mempelajari penyebab, proses terjadinya, kondisi bencana dan tata cara penanggulangan bencana di suatu daerah yang terlanda bencana tanah longsor.

    9

    G. Tindakan Yang Bisa Dilakukan Selama dan Sesudah Tanah Longsor
    1. Tanggap Darurat
    Yang harus dilakukan dalam tahap tanggap darurat adalah penyelamatan dan pertolongan korban secepatnya supaya korban tidak bertambah. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:
     Kondisi medan
     Kondisi bencana
     Peralatan
     Informasi bencana

    2. Rehabilitasi
    Upaya pemulihan korban dan prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan sarana transportasi. Selain itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik pengendaliannya supaya tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi korban tanah longsor bila tanah longsor sulit dikendalikan.

    3. Rekonstruksi
    Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur di daerah rawan longsor tidak menjadi pertimbangan utama untuk mitigasi kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor, karena kerentanan untuk bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur tanah longsor hampir 100%.

    10

    BAB III
    PENUTUP

    A. Kesimpulan
    Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor adalah air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
    Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Konsekuensi dari tumbukan itu maka terbentuk palung samudera, lipatan, punggungan dan patahan di busur kepulauan, sebaran gunung api, dan sebaran sumber gempa bumi.

    B. Saran
    Ada beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa ditambah untuk tempat-tempat hunian, antara lain:
     Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa menyerap).
     Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pembangunan).
     Vegetasi kembali lereng-lereng.
     Beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan lokasi hunian.
    Selain itu ada hal-hal yang harus diketahui untuk menghindari bencana tanah longsor adalah :
     Jangan mencetak sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman
     Buatlah terasering (sengkedan) [ada lereng yang terjal bila membangun permukiman
     Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.
     Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal
     Dan sebagainya

    11

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Wikipedia. 2007. Tanah Longsor. http://id.wikipedia.org/wiki/tanah_longsor. diakses Maret 2008.
    2. Bachri, Moch. 2006. Geologi Lingkungan. Malang : CV. Aksara.
    3. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. 2005. Pengenalan Gerakan Tanah. Jakarta : Mancamedia.

  • Teori-Teori Penyimpangan Budaya – Culture Daviance Theories

    Teori Penyimpangan Budaya

    Pada sisi lain, Cultural daviance theories memandang kejahatan sebagai seperangkat nilai-nilai yang khas pada “lower class” (kelas bawah. Yang bisa menentukan tingkah laku di daerah-daerah kumuh (slum areas) menyebabkan benturan dengan hukum-hukum masyarakat.

    Terdapat persamaan antara Strain maupun cultural deviance theories yang menempatkan kejahatan pada ketidaknberuntungan posisi orang-orang di strata bawah dalam suatu masyarakat yang berbasiskan kelas. Ada tiga teori dari cultural deviance theories :

    1. Social disintegration

    Teori ini memfokuskan diri pada perkembangan area-area yang angka kejahatannya tinggi yang berkaitan dengan disintegrasi nilai-nilai konvensional yang disebabkan oleh industrialisasi yang cepat, peningkatan imigrasi dan urbanisasi.

    2. Differential association

    Teori ini memegang pendapat bahwa orang yang belajar melakukan kejahatan sebagai akibat hubungan dengan nilai-nilai dan sikap-sikap antisocial serta pola tingkah laku criminal.

    3. Cultural conflict

    Teori ini menegaskan bahwa kelompok-kelompok yang berlainan belajar conducts norm (aturan yang mengatur tingkah laku) yang berbeda, dan bahwa conduct norms dari suatu kelompok mungkin berbenturan dengan aturan-aturan konvensional kelas menengah.

    Artinya ketiga teori diatas sepakat bahwa penjahat dan delinquent pada kenyataannya menyesuaikan diri dan bukan pada nilai konvensional melainkan pada norma-norma yang menyimpang dari nilai-nilai kelompok kelas menengah. Dengan demikian, deviance  dapat diterapkan baik pada perbuatan non-kriminal yang dipandanmg oleh kelompok itu sebagai aneh atau tidak biasa (misalnya gaya hidup masyarakat Amish di Amerika Serikat) maupun perbuatan criminal (Perbuatan yang oleh masyarakat dilarang). Jadi, penyimpangan itu tidak selalu berarti jahat atau buruk, hanya dianggap berbeda.

    Menurut teori-teori cultural deviance sendiri, masyarakat Indonesia terdiri atas kelompok dan sub kelompok yang berbeda-beda, masing-masing dengan standar ukuran benar salahnya sendiri. Tingkah laku yang dianggap normal di satu masyarakat mungkin dianggap menyimpang oleh kelompok lain. Akibatnya orang-orang yang menyesuaikan diri dengan standar budaya yang dipandang menyimpang sebenarnya telah berlaku sesuaidengan norma mereka sendiri, tetapi dengan melakukan hal tersebut mungkin ia telah melakukan kejahatan (yaitu norma-norma dari kelompok dominan)

    1.      Social disorganization theory

    Para sarjana yang berhubungan dengan Universitas Chicago (Mazhab Chicago) tertarik dengan lingkungan yang disorganized secara sosial dimana nilai-nilai dan tradisi criminal menggantikan nilai-nilai dan tradisi konvensional dan ditransmisikan (diteruskan) dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mereka mengkaji lingkungan-lingkungan itu beserta orang-orang yang tinggal didalamnya.

    2.      W. I. Thomas dan Florian Znaniecki

    Thomas dan Znaniecki dalam bukunya The Polish Peasent in Europe and America menggambarkan pengalaman yang sulit yang dialami petani-petani  Polandia (Polish) ketika mereka meninggalkan dunia  lamina yaitu didaerah pedesaan (rural) untuk hidup di satu kota industry di dunia baru. Kedua sarjana itu membandingkan kondisi para imigran yang tinggal di Polandia dengan mereka yang berada di Chicago. Mereka juga menyelidiki asimilasi dari para imigran. Para imigran yang lebih tua tidak begitu terpengaruh dari perpindahan itu. Tetapi generasi kedua tidak tumbuh didaerah pertanian di Polandia. Mereka lebih memilih tinggal di kota, yaitu di Amerika. Pada saat seperti ini, angka kejahatan dan delinquency meningkat. Thomas dengam Zananiecki mengaitkan dengan social disorganization yaitu “the breakdown o effective social bonds family and neighbourhood association and social control in neighbourhood and communities”.

    3.      Robert Park and Ernest Burges (Natural Urban Areas)

    Park and Burgess mengembangkan lebih lanjut studi tentang social disintegration dari Thomas dan Zaneniecki dengan mengintrodusir analisa ekologis dari masyarakat manusia.  dalam studinya tersebut tentang disorganisasi sosial, Park dan Burgess meneliti karakteristik daerah. Mereka mengembangkan pemikiran tentang natural urban areas yang terdiri dari beberapa zona, dan setiasp zona  memiliki struktur dan organisasi sendiri, karakteristik budaya serta penghuni yang unik.

    4.      Clifford Shaw dan Henry McKay (Cultural Transmition)

    Clifford dan McKay tertarik dengan model yang dikembangkan oleh Burgess yang mendemonstrasikan bagaimana penduduk tersebar diruang-ruang yang berbeda dalam proses pertumbuhan kota. Dan akhirnya Shaw dan McKay mendapati bahwa anak laki-laki yang lebih tua berhubungan dengan anak laki-laki yang lebih muda pada beberapa pelanggaran dan bahwa teknik-teknik melakukan delinquency itu telah berjalan sepanjang bertahun-tahun. Bukti-bukti dengan jelas menunjukan kepada mereka bahwa: “delinquency was socially learned behaviourm, transmitted from one generation to the next in disorganized urban areas.” Inilah yang kemudian dianggap sebagai cultural transmition.

    5.      Kritik Terhadap Teori Disorganisasi Sosial

    1. Terlalu bergantung pada data resi yang sangat mungkin mencerminkan ketidaksukaan polisi pada lingkungan kumuh.
    2. Terlalu terfokus pada bagaimana bagaimana pola-pola kejahatan ditransmisikan, bukan pada bagaimana is dimulai pertama kali.
    3. Tidak dapat menjelaskan mengapa delinquency berhenti dan tidak menjadi kejahatan begitu merreka beranjak besar.
    4. Mengapa banyak orang di area yang “socially disorganized” tidak melakukan perbuatan jahat.
    5. Tidak menerangkan delinquency di kalangan kelas menengah.
    6. Differential Social Organization

    Edwin H. Sutherland menolak penjelasan kejahatan yang individualistic. Teori NeoLombrosian bahwa kejahatan merupakan ekspresi psikopatologi tidak lebih benar daripada teori Lombroso bahwa penjahat terdiri atas orang-orang yang secara fisik berbeda. Sutherland mengganti konsep social disorganized (dari Shaw McKay) dengan konsepnya tentang differential social organization. Istilah ini kurang bermuatan nilai dan dapat memotret lebih akurat sifat dari area-area criminal. Jadi Sutherland berpendapat bahwa kelompok-kelompok sosial tertata secara berbeda: beberapa terorganisasi dalam mendukung aktivitas criminal, yang lain terorganisasi melawan criminal.

  • Maklaah Pencemaran Udara

    Daftar isi

    Pencemaran Udara

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Udara dimana di dalamnya terkandung sejumlah oksigen, merupakan komponen esensial bagi kehidupan, baik manusia maupun makhluk hidup lainnya. Udara merupakan campuran dari gas, yang terdiri dari sekitar 78 % Nitrogen, 20 % Oksigen; 0,93 % Argon; 0,03 % Karbon Dioksida (CO2) dan sisanya terdiri dari Neon (Ne), Helium (He), Metan (CH4) dan Hidrogen (H2). Udara dikatakan “Normal” dan dapat mendukung kehidupan manusia apabila komposisinya seperti tersebut diatas. Sedangkan apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan serta perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan udara sudah tercemar/terpolusi.

    Akibat aktifitas perubahan manusia udara seringkali menurun kualitasnya. Perubahan kualitas ini dapat berupa perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan kimiawi, dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia yang terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai pencemaran udara. Kualitas udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya. Kemungkinan disuatu tempat dijumpai debu yang bertebaran dimana-mana dan berbahaya bagi kesehatan. Demikian juga suatu kota yang terpolusi oleh asap kendaraan bermotor atau angkutan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang harus dibahas dalam makalah ini adalah:

    1. Apa itu pencemaran udara?
    2. Apa saja jenis pencemaran udara?
    3. Apa  yang menjadi sumber pencemaran udara?
    4. Apa dampak pencemaran udara?
    5. Bagaimana cara mencegah pencemaran udara?

    C. Tujuan penulisan

    Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas Ipa tentang polusi (pencemaran) khususnya polusi udara  dan untuk memperluas pengetahuan tentang pencemaran udara beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.

    D. Manfaat Penulisan

    Manfaat dari penulisan makalah ini adalah menambah pengetahuan kita mengenai pencemaran udara, jenis-jenisnya, sumber, dampak, dan bagaimana cara kita untuk menanggulangi pencemaran udara.

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengertian Pencemaran Udara

    Pencemaran lingkungan atau polusi adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energy dan atau komponen lain kedalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ktingkat tertentu yang menyebapkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat brfungsi lagi sesuai peruntukya ( Undang-Undang Pengelolaan lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).

    Polutan adalah zat atau bahan yang menyebapkan terjadinya polusi. Suatu zat disebut polutan, bila keberadaanya disuatu lingkungan dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contoh : karbondioksida dengan kadar 0,032 % dapat memberikan dampak merusak. Dengan kata lain suatu zat dapat disebut polutan apabila : 

    1. Jumlah melebihi jumlah normal 
    2. Berada pada waktu yang tidak tepat
    3. Berada pada tempat yang tidak tepat

    Pencemaran udarah adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya kedalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatam manusia secara umum menurunkan kualitas lingkungan. Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, misalnya didalam rumah, sekolah, kantor atau yang sering disebut pencemaran dalam ruangan (indoor pollution). Selain itu gejala ini secara akumulatif juga terjadi di luar ruangan (outdoor pollution). Mulai dari tingkat lingkungan rumah, perkotaan hingga ketingkat regional, bahkan saat ini sudah menjadi gejala global. Beberapa unsure pencemaran (pollutant) kembali kebumi melalui deposisi asam atau salju yang mengakibatkan sifat korosif pada bagunan, tanaman, hutan disamping itu juga membuat sungai dan danau menjadi suatu lingkungan yang berbahaya bagi ikan-ikan karena nilai pH yang rendah

    B. Jenis-Jenis Pencemaran Udara

    1.     Menurut bentuk

    a.       Gas

    Pencemaran udara berbentuk gas dapat dibedakan menjadi :

    1)      Golongan belerang terdiri dari Sulfur Dioksida (SO2), Hidrogen Sulfida (H2S) dan Sulfat Aerosol.

    2)      Golongan Nitrogen terdiri dari Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida (NO), Amoniak (NH3) dan Nitrogen Dioksida (NO2).

    3)      Golongan Karbon terdiri dari Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon .

    4)      Golongan gas yang berbahaya terdiri dari Benzen, Vinyl Klorida, air raksa uap.

    b.      Pertikel

    Pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi :

    1)      Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah.

    2)      Bahan organik terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, Benzen.

    3)      Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.

    2.     Menurut tempat dan sumbernya

    a.       Ruangan (indoor)

    Pencemaran udara ruangan (In door air pollution), berupa pencemaran udara didalam ru-a-ngan yang berasal dari pemukiman, perkantoran ataupun gedung tinggi.

    b.      Udara bebas (outdoor)

    Pencemaran udara bebas (Out door air pollution), Sumber Pen-cemaran   udara bebas :

    1)       Alamiah, berasal dari letusan gunung berapi, pembusukan, dll.

    2)       Kegiatan manusia, misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap kendaraan, dll.

    3.     Berdasarkan pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan

    Pencemaran udara berdasarkan pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan dibedakan menjadi 4 jenis yaitu:

    a.       Irintasia.

    Biasanya polutan ini bersifat korosif. Merangsang proses peradangan hanya pada saluran pernapasan bagian atas, yaitu saluran pernapasan mulai dari hidung hingga tenggorokkan. Misalnya Sulfur Dioksida, Sulfur Trioksida, Amoniak, debu. Iritasi terjadi pada saluran pernapasan bagian atas dan juga dapat mengenai paru-paru sendiri.

    b.      Asfiksia

    Disebabkan oleh ber-kurangnya kemampuan tubuh dalam menangkap oksigen atau mengakibatkan kadar O2 menjadi berkurang. Keracunan gas Karbon Monoksida mengakibatkan CO akan mengikat hemoglobin sehingga kemampuan hemoglobin mengikat Oberkurang terjadilah Asfiksia. Yang termasuk golongan ini adalah gas Nitrogen, Oksida, Metan, Gas Hidrogen dan Helium.

    c.       Anestesia

    Bersifat menekan susunan syaraf pusat sehingga kehilangan kesadaran, misalnya aeter, aetilene, propane dan alkohol alifatis.

    d.      Toksis

    Titik tangkap terjadinya toksis berbagai jenis, yaitu :

    1)       Menimbulkan gangguan pada sistem pembuatan darah, mi-salnya benzene, fenol, toluen dan xylene.

    2)       Keracunan terhadap susunan syaraf, misalnya karbon disulfid, metil alkohol.

    4.     Menurut asal

    a.       Pencemar primer

    Polutan yang bentuk dan komposisinya sama dengan ketika dipancarkanlazim disebut sebagai pencemar primer, antara lain CO, CO2hidrokarbon, SO, Nitrogen OksidaOzon serta berbagai partikel.

    b.      Pencemar Sekunder

    Berbagai bahan pencemar kadangkala bereaksi satu sama lain menghasilkan jenis pencemar baru, yang justru lebih membahayakan kehidupan. Reaksi ini dapat terjadi secara otomatis ataupun dengan cara bantuan katalisator, seperti sinar matahari. Pencemar hasil reaksi disebut sebagai pencemar sekunder. Contoh pencemar sekunder adalah Ozon, formal dehida,dan Peroxy Acyl Nitrate (PAN).

    C.   Sumber Pencemaran Udara

    1.      Kegiatan manusia

    a.       Transportasi

    Pertumbuhan penduduk dan urbanisasi mengakibatkan pengembangan wilayah perkotaan ke daerah pinggiran kota. Akibatnya aktivitas penduduk dengan alat transportasi pun meningkat. Kegiatan transportasi menjadi penyebab pencemaran udara karena senyawa kimia yang dihasilkan dari kendaraan bermotor. Senyawa kimia tersebut antara lain karbon dioksida, nitrogen dioksida, dan beberapa partikel mikro.

    b.       Industri

    Jenis industri yang menjadi sumber pencemaran melalui udara diantaranya industri besi dan baja, industri semen, industri kendaraan bermotor, industri pupuk, industri alumunium, industri pembangkit tenaga air, industri kertas, industri kilang minyak, industri pertambangan. Industrialisasi di Indonesia sedang berkembang, tetapi perkembangan tersebut seringkali mengabaikan pengendalian  pencemaran. Oleh karena itu pemilik usaha industri harus melengkapi industrinya dengan fasilitas untuk pengendalian limbah.

    c.        Pembangkit listrik

    d.       Pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai jenis bahan bakar

    e.        Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)

    2.      Sumber alami

    a.       Gunung berapi

    b.       Rawa-rawa

    c.        Kebakaran hutan

    d.       Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi

    3.      Sumber-sumber lain

    a.       Transportasi amonia

    b.       Kebocoran tangki klor

    c.        Timbulan gas metana dari lahan uruk /tempat pembuangan akhir sampah

    d.       Uap pelarut organik

    D.   Dampak Pencemaran Udara

    1.      Dampak kesehatan

    Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.

    Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran napas atas), termasuk di antaranya, asmabronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.

    2.      Dampak terhadap tanaman

    Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosisnekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.

    3.      Hujan asam

    pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:

    a.       Mempengaruhi kualitas air permukaan

    b.       Merusak tanaman

    c.        Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan

    d.       Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

    4.      Efek rumah kaca

    Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global. Dampak dari pemanasan global adalah:

    a.       Pencairan es di kutub

    b.       Perubahan iklim regional dan global

    c.        Perubahan siklus hidup flora dan fauna

    5.      Kerusakan lapisan ozon

    Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

    Berikut dampak pencemaran udara berupa gas

    NOBAHAN PENCEMARSUMBERDAMPAK/AKIBAT PADA INDIVIDU/MASYARAKAT
    1.Sulfur Dioksida (SO2)Batu bara atau bahan bakar minyak yang mengandung Sulfur. Pembakaran limbah pertanah. Proses dalam industri.Menimbulkan efek iritasi pada saluran nafas sehingga menimbulkan gejala batuk dan sesak nafas.    
    2.Hidrogen Sulfa (H2S)Dari kawah gunung yang masih aktif.Menimbulkan bau yang tidak sedap, dapat merusak indera penciuman (nervus olfactory)
    3.·   Nitrogen Oksida (N2O)·   Nitrogen Monoksida (NO)·   Nitrogen Dioksida (NO2)·   Berbagai jenis pembakaran.·   Gas buang kendaran bermotor.·   Peledak, pabrik pupuk.·   Menggangu sistem pernapasan.·   Melemahkan sistem pernapasan paru dan saluran nafas sehingga paru mudah terserang infeksi.
    4.Amoniak (NH3)Proses Industri·   Menimbulkan bau yang tidak sedap/menyengat.·   Menyebabkan sistem pernapasan, Bronchitis, merusak indera penciuman.
    5.·   Karbon Dioksida (CO2)·   Karbon Monoksida (CO)·   Hidrokarbon·   Semua hasil pembakaran.·   Proses Industri.·   Menimbulkan efek sistematik, karena meracuni tubuh dengan cara pengikatan hemoglobin yang amat vital bagi oksigenasi jaringan tubuh akaibatnya apabila otak kekurangan oksigen dapat menimbulkan kematian.·   Dalam jumlah kecil dapat menimbulkan gangguan berfikir, gerakan otot, gangguan jantung.

    E.   Cara Mencegah Pencemaran Udara

    Terjadinya pencemaran udara, tentu harus segera ditanggulangi dengan melakukan pencegahan sedini mungkin agar tidak terjadi kesakitan pada manusia. Dalam melakukan pencegahan secara tepat tergantung pada sifat dan sumber polutan udara. Pada dasarnya caranya dibedakan menjadi mengurangi polutan dengan alat-alat, mengubah polutan, melarutkan polutan, dan mendispersikan polutan.

    Menurut dr.drh. Mangku Sitepoe (1997), ada lima dasar dalam mencegah atau memperbaiki pencemaran udara berbentuk gas.

    1.      Absorbsi. Melakukan solven yang baik untuk memisahkan polutan gas dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Biasanya absorbennya air, tetapi kadang-kadang dapat juga tidak menggunakan air (dry absorben).

    2.      Adsorbsi. Mempergunakan kekuatan tarik-menarik antara molekul polutan dan zat adsorben. Dalam proses adsorbsi dipergunakan bahan padat yang dapat menyerap polutan. Berbagai tipe adsorben antara lain Karbon Aktif dan Silikat.

    3.      Kondensasi. Dengan kondensasi dimaksudkan agar polutan gas diarahkan mencapai titik kondensasi, terutama dikerjakan pada polutan gas yang bertitik kondensasi tinggi dan penguapan yang rendah (Hidrokarbon dan gas organik lain).

    4.      Pembakaran. Mempergunakan proses oksidasi panas untuk menghancurkan gas Hidrokarbon yang terdapat di dalam polutan. Hasil pembakaran berupa Karbon Dioksida dan air. Adapun proses pemisahannya secara fisik dikerjakan bersama-sama dengan proses pembakaran secara kimia.

    5.      Reaksi kimia. Banyak dipergunakan pada emisi golongan Nitrogen dan Belerang. Membersihkan gas golongan Nitrogen, caranya dengan diinjeksikan Amoniak yang akan bereaksi kimia dengan NOx dan membentuk bahan padat yang mengendap. Untuk menjernihkan golongan Belerang dipergunakan copper oksid atau kapur dicampur arang.

    Sementara itu, pencegahan pencemaran udara berbentuk partikel dapat dilakukan melalui enam konsep.

    1.      “Membersihkan” (Scrubbing). Mempergunakan cairan untuk memisahkan polutan. Alat scrubbing ada berbagai jenis, yaitu berbentuk plat, masif, fibrous, dan spray.

    2.      Menggunakan filter. Dimaksudkan untuk menangkap polutan partikel pada permukaan filter. Filter yang dipergunakan berukuran sekecil mungkin. Filter bersifat semipermeable yang dapat dibersihkan, kadang-kadang dikombinasikan dengan pembersihan gas dan filter polutan partikel.

    3.      Mempergunakan presipitasi elektrostatik. Cara ini berbeda dengan cara mekanis lainnya, sebab langsung ke butir-butir partikel. Polutan dialirkan di antara pelat yang diberi aliran listrik sehingga presipitator yang akan mempresipitasikan polutan partikel dan ditampung di dalam kolektor. Pada bagian lain akan keluar udara yang telah dibersihkan.

    4.      Mempergunakan kolektor mekanis. Dengan menggunakan tenaga gravitasi dan tenaga kinetis atau kombinasi keduanya untuk mengendapkan partikel. Sebagai kolektor dipergunakan gaya sentripetal yang memakai siklon.

    5.      Program langit biru. Yaitu program untuk mengurangi pencemaran udara, baik pencemaran udara yang bergerak maupun stasioner. Dalam hal ini, ada tiga tindakan yang dilakukan terhadap pencemaran udara akibat transportasi yaitu: Pertama, mengganti bahan bakar kendaraan. Bahan bakar disel dan premium pembakarannya kurang sempurna sehingga terjadi polutan yang berbahaya. Dalam program lagit biru, hal ini dikaitkan dengan penggantian bahan bakar ke arah bahan bakar gas yang memberikan hasil pembakaran lebih baik. Kedua, mengubah mesin kendaraan. Mesin dengan bahan bakar disel diganti dengan mesin bahan bakar gas. Ketiga, memasang alat-alat pembersihan polutan pada kendaraan bermotor.

    6.      Menggalakan penanaman pohon. Mempertahankan paru-paru kota dengan memperluas pertamanan dan penanaman berbagai jenis pohon sebagai penangkal pencemaran. Sebab tumbuhan akan menyerap hasil pencemaran udara (CO2) dan melepaskan oksigen sehingga mengisap polutan dan mengurangi polutan dengan kehadiran oksigen.

    7.      Bentuk pencegahan yang lain adalah membiasakan diri untuk mengkonsumsi makanan mengandung serat tinggi. Serat makanan dapat menetralkan zat pencemar udara dan mengurangi penyerapan logam berat melalui sistem pencernaan kita. Dan yang paling penting pemerintah hendaknya komitmen terhadap mengganti bensin bertimbal dengan bensin tanpa Timbal.

    BAB III

    PENUTUP

    A.     Kesimpulan

    Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:

    »       Pencemaran udarah adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya kedalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatam manusia secara umum menurunkan kualitas lingkungan

    »       Jenis-jenis pencemaran udara menurut bentuk : gas, pertikel. Menurut tempat : ruangan (indoor), udara bebas (outdoor). Gangguan kesehatan : Iritansia, asfiksia, anetesia, toksis. Menurut asal : primer, sekunder

    »       Sumber pencemaran udara yaitu: kegiatan manusia, sumber alami, kebocoran tangki klor, dan lain-lain

    »       Pencemran udara dapat membahayakan kesehatan manusia, kesehatan tanaman, dapat menyebabkan hujan asam, efek ruma kaca, kerusakan lapisan ozon, dan sebagainya.

    »       Ada lima dasar dalam mencegah atau memperbaiki pencemaran udara berbentuk gas yaitu: absorbsi, adsorbsi, kondensasi, pembakaran, dan reaksi kimia.

    B.   Saran

    Untuk mencegah terjadinya pencemaran udara yang lebih lanjut hendaknya kita semua ikut menjaga kebersihan udara dan meminimalkan pencemaran udara, misalnya tidak memakai kendaraan bermotor yang mengeluarkan banyak asap, tidak membuang gas yang berbahaya secara sembarangan terutama bagi kegiatan industri, dan lain sebagainya agar kebersihan udara tetap terjaga.

    DAFTAR PUSTAKA

    »       Modul “Ilmu Pengetahuan Alam”, Kharisma

    »       Buku “lingkungan hidup”, mahkota offset – jakarta.

    »       Wikipedia bahasa indonesia, ensiklopedia bebas

    »       Indah kastiyowati, st. Staf puslitbang tek balitbang dephan.  “Dampak dan upaya penanggulangan pencemaran udara”

    »       Pencemaran Alam Sekitar, Siri Pencemaran Alam, Jasiman Ahmad, Eddiplex Sdn. Bhd. 1996

    »       Pencemaran Udara dan Bunyi, Siri Utamakan Alam Sekitar Anda, Jasman Ahmad & Siti Razmah Idris, Penerbit Mikamas, 1996

    »       www.miqra.blogspot.com

  • Makalah Pewarisan Sifat Hukum Mendel Lengkap

    Pewarisan Sifat Hukum Mendel Lengkap

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya ‘Percobaan mengenai Persilangan Tanaman’. Hukum ini terdiri dari dua bagian:

    Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.

    Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme, yang kita kenal dengan hukum segregasi dan hukum asortasi bebas, yang telah di jabarkan oleh  Gregor Johann Mendel. Mendel mengatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel kelamin), kedua gen induk (Parent) yang merupakan pasangan alel akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya sebagaimana bunyi hukum mendel I, dan bunyi hukum mendel II, menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

    1. Apa latar belakang teori mendel?
    2. Apa bunyi hukum mendel I?
    3. Apa bunyi hukum mendel II?
    4. Apa teori pewarisan sifat?
    5. Apa saja percobaan mendel?


    3.      Tujuan

    a.       Tujuan umum
    Tujuan umum dari penulisan makalah ini untuk melengkapi tugas dari mata kuliah Biologi.

    b.      Tujuan Khusus
    1.      Agar siswa mengetahui latar belakang teori mendel.
    2.      Agar siswa mengetahui hukum mendel I.
    3.      Agar siswa mengetahui hukum mendel II.
    4.      Agar  siswa mengetahui teori pewarisan sifat.
    5.      Agar  siswa mengetahui percobaan mendel.

    Bab II. Pembahasan

    A. Latar Belakang Teori Mendel

    Genetika adalah ilmu yang mempelajari pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Gregor Johann mendel (1822-1884), seorang biarawan disebuah biara di Brunn, Austria menyilangkan kacang ercis (Pisum sativum), kemudian hasil persilangan ditanam dan di amati, mendel melakukannya selama 12 tahun.

    Alasan Mendel memilih kacang ercis sebagai bahan percobaan adalah :

    1. Memiliki pasangan sifat beda yang mencolok
    2. Melakukan penyerbukan sendiri
    3. Mudah dilakukan penyerbukan silang
    4. Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan keturunan cepat
    5. Mempunyai keturunan banyak

    Langkah awal sebelum dilakukan perhitungan terhadap pengamatannya adalah menentukan galur murni jenis tanaman yang dijadikan percobaan. Tanaman galur murni adalah tanaman yang apabila dilakukan penyerbukan sendiri akan menghasilkan keturunan yang semuanya mempunyai sifat yang sama dengan induknya. Dalam percobaannya Mendel melakukan perkawinan silang dengan menyerbukkan sendiri antara dua varietas ercis yang berbeda sebagai induk-induknya. Turunan hasil perkawinan silang ini disebut hybrid, sedangkan prosesnya hibridisasi.

    Dari hasil percobaan yang diperolehnya, Mendel menyusun beberapa hipotesis, yaitu :

    1. Setiap sifat pada organisme dikendalikan oleh satu pasang factor keturunan, satu dari induk jantan dan satu induk betina.

    b.      Setiap pasang factor keturunan menunjukkan bentuk alternative sesamanya, misalnya tinggi atau rendah, bulat atau keriput, kuning atau hijau. Kedua bentuk alternative ini disebut alel.

    c.       Bila pasangan factor itu terdapat bersama-sama dalam satu tanaman, factor dominasi akan menutup factor resesif.

    d.      Pada waktu pembentukan gamet, pasangan factor atau masing-masing alel akan memisah secara bebas.

    e.       Individu murni mempunyai alel sama, yaitu dominan saja atau resesif saja.


    2.      Hukum Mendel I

    Hukum Mendel I dikenal juga dengan Hukum Segregasi menyatakan: ‘pada pembentukan gamet kedua gen yang merupakan pasangan akan dipisahkan  dalam dua sel anak’. Hukum ini berlaku untuk persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda).
    Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok:

    a.       Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter turunannya. Ini adalah konsep mengenai dua macam alel; alel resisif (tidak selalu nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf kecil, misalnya w dalam gambar), dan alel dominan (nampak dari luar, dinyatakan dengan huruf besar, misalnya R).

    b.      Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan  dan satu dari tetua betina

    c.       Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan selalu terekspresikan (nampak secara visual dari luar). Alel resesif yang tidak selalu terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk pada turunannya.

    3.      Hukum Mendel II

    Hukum Mendell II dikenal dengan Hukum Independent Assortment, menyatakan: ‘bila dua individu berbeda satu dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang sepasang itu tidak bergantung pada sifat pasangan lainnya’. Hukum ini berlaku untuk persilangan dihibrid (dua sifat beda) atau lebih. 

    Seperti nampak pada gambar 1, induk jantan (tingkat 1) mempunyai genotipe ww (secara fenotipe berwarna putih), dan induk betina mempunyai genotipe RR (secara fenotipe berwarna merah). Keturunan pertama (tingkat 2 pada gambar) merupakan persilangan dari genotipe induk jantan dan induk betinanya, sehingga membentuk 4 individu baru (semuanya bergenotipe wR).Selanjutnya, persilangan/perkawinan dari keturuan pertama ini akan membentuk indidividu pada keturunan berikutnya (tingkat 3 pada gambar) dengan gamet R dan w pada sisi kiri (induk jantan tingkat 2) dan gamet R dan w pada baris atas (induk betina tingkat 2). Kombinasi gamet-gamet ini akan membentuk 4 kemungkinan individu seperti nampak pada papan catur pada tingkat 3 dengan genotipe: RR, Rw, Rw, dan ww. Jadi pada tingkat 3 ini perbandingan genotipe RR , (berwarna merah) Rw (juga berwarna merah) dan ww (berwarna putih) adalah 1:2:1. Secara fenotipe perbandingan individu merah dan individu putih adalah 3:1.

    Kalau contoh pada gambar 1 merupakan kombinasi dari induk dengan satu sifat dominan (berupa warna), maka contoh ke-2 menggambarkan induk-induk dengan 2 macam sifat dominan: bentuk buntut dan warna kulit. Persilangan dari induk dengan satu sifat dominan disebut monohibrid, sedang persilangan dari induk-induk dengan dua sifat dominan dikenal sebagai dihibrid, dan seterusnya.

    Pada gambar 2, sifat dominannya adalah bentuk buntut (pendek dengan genotipe SS dan panjang dengan genotipe ss) serta warna kulit (putih dengan genotipe bb dan coklat dengan genotipe BB). Gamet induk jantan yang terbentuk adalah Sb dan Sb, sementara gamet induk betinanya adalah sB dan sB (nampak pada huruf di bawah kotak). 

    Lihat ganbar 2

    Kombinasi gamet ini akan membentuk 4 individu pada tingkat F1 dengan genotipe SsBb (semua sama). Jika keturunan F1 ini kemudian dikawinkan lagi, maka akan membentuk individu keturunan F2. Gamet F1nya nampak pada sisi kiri dan baris atas pada papan catur. Hasil individu yang terbentuk pada tingkat F2 mempunyai 16 macam kemungkinan dengan 2 bentuk buntut: pendek (jika genotipenya SS atau Ss) dan panjang (jika genotipenya ss); dan 2 macam warna kulit: coklat (jika genotipenya BB atau Bb) dan putih (jika genotipenya bb).
    Perbandingan hasil warna coklat:putih adalah 12:4, sedang perbandingan hasil bentuk buntut pendek:panjang adalah 12:4. Perbandingan detail mengenai genotipe  SSBB:SSBb:SsBB:SsBb:SSbb:Ssbb:ssBB:ssBb: ssbb adalah 1:2:2:4:1:2:1:2:1

    4.      Teori Pewarisan Sifat
    Pewarisan sifat atau yang dikenal dengan Hereditas merupakan suatu pewarisan sifat dari induk kepada keturunannya. Ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat disebut dengan genetika. Pewarisan sifat itu dapat ditentukan oleh kromosom dan gen. Teori-teori tentang pewarisan sifat  adalah sebagai berikut :

    1.      Teori Embryo
    Teori ini dikemukanan oleh William Harvey, 1578-1657 yang menyatakan, bahwa semua hewan berasal dari telur. Pernyataan ini diperkuat oleh Reiner de Graaf (1641-1673) peneliti pertama yang mengenal bersatunya sel sperma dengan sel telur yang akan membentuk embrio. Reiner de Graaf menyatakan bahwa ovarium pada burung sama dengan ovarium pada kelinci.


    2.      Teori Preformasi

    Teori ini dikemukakan oleh Jan Swammerdan, 1637-1689 yang menyatakan bahwa telur mengandung semua generasi yang akan dating sebagai miniature yang telah terbentuk sebelumnnya.

    3.      Teori Epigenesis Embriologi
    Teori ini dikemukakan oleh C.F. Wolf, 1738-1794, yang menyatakan bahwa ada kekuatan vital dalam benih organiseme dengan kekuatan ini menyebabkan pertumbuhan embrio menurut pola perkembangan sebelumnya.

    4.      Teori Plasma Nutfah

    Teori ini dikemukakan oleh J. B. Lamarck, 1744-1829 yang menyatakan bahwa sifat yang terjadi karena rangsangan dari luar (lingkungan) terhadap struktur fungsi organ yang diturunkan pada generasi berikutnya.

    5.      Teori Pengenesis

    Teori ini dikemukakan oleh C. R. Darwin, yang menyatakan bahwa setiap bagian tubuh dewasa menghasilkan benih-benih kecil yang disebut gemuia.

    6.      Teori Telegani

    Teori ini dikemukakan oleh Ernest Haeckel, menyatakan bahwa spermatozoa sebagian besar tersusun atas inti dan inti bertanggung jawab sebagai penurunan sifat.

    5.      Percobaan Mendel
    1.      Persilangan Dua Individu dengan Satu Sifat Beda
    a.      Persilangan Monohibrid Dominan Penuh
    Persilangan dua individu dengan satu sifat beda menurun kan sifat dominan apabila sifat keturunannya sama dengan salah satu sifat induknya.
    Perhatikan contoh persilangan berikut. Contoh: Tanaman kacang ercis berbatang tinggi disilangkan dengan kacang ercis berbatang pendek. F1 semuanya berbatang tinggi. Kemudian F1 dibiarkan melakukan penyerbukan sendiri . Hasil yang diperoleh yaitu F2 yang berbatang tinggi dan berbatang pendek dengan perbandingan 3 : 1. Persilangan ini dapat dilihat dalam bagan berikut :
     

    Parental 1 (P1)Kacang ercis Batang Tinggi>< Kacang ercis Batang Pendek
    GenotipeT T>< t t
    FenotipeTinggiPendek
    GametT dan Tt dan t
    Filial (F1)T tFenotipe : Batang Tinggi
    Parental 2 (P2)Kacang ercis Batang Tinggi>< Kacang ercis Batang Tinggi
    GenotipeT  tT   t
    GametT dan t>< T dan t

    Kemungkinan kombinasi pada F2 adalah sebagai berikut :
     

              GametGametTt
    TTT (Tinggi)  .1Tt (Tinggi)   .2
    TTt  (Tinggi)  .3Tt (pendek)  .4

      
    Pada persilangan ini , gen untuk faktor Tinggi (T) dominan terhadap gen untuk faktor pendek (t). Maka Individu bergenotipe Tt (no. 2 dan 3) akan memiliki fenotipe tinggi. Perbandingan fenotipe F2 pada persilangan monohibrid dominan penuh adalah :
    Tinggi : Pendek = 3 : 1 . Perbandingan Genotipe nya adalah : TT : Tt : tt = 1 : 2 : 1
    b.       Persilangan Monohibrid Intermediet
    Persilangan ini tidak seperti salah satu fenotip galur murni, tetapi mempunyai fenotipe diantara kedua induknya.
    Perhatikan contoh : Tanaman Antihinum majus galur Murni merah (MM) disilangkan dengan galur murni putih (mm). Dari persilangan itu diperoleh hasil F1 yang semuanya berbunga  merah muda . Jika F1 ini ditanam dan diadakan penyerbukan dengan sesamanya, maka F2 menghasilkan tanaman berbunga merah, merah muda, dan putih dengan perbandingan : 1 : 2 : 1. Persilangannya dapat dilihat sebagai berikut :
     

    P1Tanaman berbunga merah>< Tanaman                       berbunga putih
    GenotipeMM><               Mm
    GametM dan M          m dan m
    F1MmFenotipe : berbunga merah muda
    P2Mm (merah muda)>< Mm (merah muda)
    GametM dan m>< M dan m

     Kemungkinan terjadinya kombinasi pada F2 adalah :

      

           GametGametMM
    MMM (Merah)              1Mm (merah muda)         2
    mMm (merah muda)    3Mm (putih)                     4

    Perbandingan Fenotipe F2 pada persilangan monohibrid intermediet adalah :
    merah : merah muda : putih = 1 : 2 : 1. Perbandingan Genotipenya : MM : Mm : mm = 1 : 2 : 1
    2.    Persilangan Dua Individu dengan Dua Sifat Beda (Dihibrid)
    Persilangan dua individu dengan dua sifat beda atau lebih menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotipe dan genotipe tertentu. Mendel dalam percobaannya menggunakan kacang ercis galur murni yang mempunyai biji bulat warna kuning dengan galur murni yang mempunyai biji keriput warna hijau. Karena bulat dan kuning dominan terhadap keriput dan hijau, maka F1 seluruhnya berupa kacang ercis berbiji bulat dan warna biji kuning. Biji-biji F1 ini kemudian ditanam kembali dan dilakukan penyerbukan sesamanya untuk memperoleh F2. Keturunan kedua F2 yang diperoleh adalah sebagai berikut. Persilangan tersebut adalah persilangan dua individu dengan dua sifat beda yaitu bentuk biji dan warna biji.
    B=bulat, dominan terhadap keriput b=keriput,
    K=kuning, dominan terhadap hijau k= hijau
    Perhatikan bagan persilangan  dua individu dengan dua sifat beda (dihibrid) di bawah
     

    P1Kacang ercis berbiji bulat warna kuning>< Kacang ercis berbiji keriput warna hijau
    GenotipeBBKK>< Bbkk
    GametBK dan BK>< bk dan bk
    F1BbKkFenotipe : berbiji bulat warna kuning
    P2BbKk>< BbKk
    GametBK,B k,bK,bk>< BK,Bk,bK,bk

       

    Individu yang mengandung B memiliki biji bulat dan individu yang mengandung K memiliki biji warna kuning, Fenotipe pada F2 adalah :
    1.      bulat – kuning    = nomor : 1 , 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 13
    2.      bulat – hijau       = nomor : 6, 18, 14
    3.      keripit – kuing   = nomor : 11, 12, 15
    4.      keriput – hijau    = nomor : 16
    Perbandingan Fenotipe F2 adalah :
    bulat – kuning : bulat – hijau : keriput – kuning : keriput – hijau = 9 : 3 : 3 : 1
    Kemungkinan macam genotipe dan fenotipe pada dihibrid F2 :
     

    Kemungkinan ke-Kotak nomorGenotipeFenotipe
    11BBKKBulat kuning
    22, 5BBKkBulat kuning
    33, 9BbKKBulat kuning
    44,7, 10, 13BbKkBulat kuning
    56BBkkBulat hijau
    68, 14BbkkBulat hijau
    711bbKKKeriput kuning
    812, 15bbKkKeriput kuning
    916bbkkKeriput hijau


    BBKK : BBKk : BbKK : BbKk : BBkk : Bbkk : bbKK : bbKk : bbkk
    1 : 2 : 2 : 4 : 1 : 2 : 1 : 2 :1

    3.    Persilangan dua Individu dengan Tiga Sifat Beda (Trihibrid)
    Misalnya persilangan kacang ercis dengan tiga sifat beda yaitu :Batang tinggi, biji bulat dan biji warna kuning, dengan batang pendek, biji keriput, warna biji hijau. Keturunan F1 yang dihasilkan adalah : Bagan persilangan Trihibrid
    Hubungan sifat beda dan jumlah kemungkinan fenotipe dan genotipe pada F2

    Jumlah Sifat Beda    Jumlah Macam Gamet    Jumlah Macam Genotipe F2    Jumlah Macam Fenotipe F2    Perbandingan Fenotipe F2    Jumlah Individu F2      

    Jumlah Sifat BedaJumlah Macam GametJumlah Macam Genotipe F2Jumlah Macam Fenotipe F2Perbandingan Fenotipe F2Jumlah Individu F2
    121 = 2323 : 14
    222 = 4949 : 3 : 3 : 116
    323 = 827827:9:9:9:3:3:3:164
    N2n3n2n4n

      

    BAB III
    PENUTUP

    1.      Kesimpulan


    Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya ‘Percobaan mengenai Persilangan Tanaman’. Hukum ini terdiri dari dua bagian:
    Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel.

    2.      Saran
    1.      Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.
    2.      Penyusun makalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun bagi kelancaran dan kesempurnaan penyusunan makalah berikutnya


    DAFTAR PUSTAKA

    http://biologimediacentre.com/genetika-hukum-mendel/#sthash.C7PN7wAX.dpuf
    http://www.scribd.com/doc/84672312/Pewarisan-Sifat-Sifat-Keturunan
    http://endick.wordpress.com/2008/01/30/percobaan-mendel-2/
    http://smointi.blogspot.com/2010/12/makalah-hukum-mendel.html

  • Makalah Hidroponik – Budidaya Tanaman Media Air

    Makalah Hidroponik – Budidaya Tanaman Media Air

    Hidroponik adalah metode kultur tumbuhan yang menggunakan air sebagai media tanam. Media ini juga dikenal sebagai media tanam tanpa tanah atau soilless culture. Makalah ini membahas tentang teknik budidaya tanaman dengan metode Hidroponik.

    Hidroponik – Budidaya Tanaman Media Air

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang digunakan dalam memudahkan kehidupan manusia semakin berkembang. Hal ini juga terjadi pada bidang pertanian. Perkembangan ini menyangkut pemelirahaan, budidaya dan pemuliaan tanaman.

    Hidroponik merupakan salah satu perkembangan metode tanam. Metode ini memungkinan kultur tanaman melalui air sebagai media tanam. Tanaman mendapatkan nutrisi yang mereka butuhkan dari ia. Metode ini membuat tanaman bisa tumbuh tanpa menggunakan tanah sebagaimana metode budidaya tanaman secara konvensional.

    Sempitnya lahan untuk buidaya di daerah perkotaan menjadi salah satu masalah dalam proses kultur tanaman. Hal ini membuat Hidroponik banyak dijadikan alternatif budidaya tanaman di wilayah urban, baik itu sebagai hobi maupun produksi. Hanya saja ada beberapa masalah dalam metode tanakan Hidropnik. Hal ini disebabkan dibutuhkan langkah-langkah khusus yang berbeda dengan metode tanam konvensional dengan metode tanah.

    Makalah ini bertujuan untuk memperkenalkan dan membahas masalah terkait metode tanam Hidropnik. Topik ini meliputi Pengertian, sejarah perkembangan, dan langkah-langkah tanaman metode Hidroponik.

    B. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

    1. Apa pengertian dari Hidropnik?
    2. Bagaimana sejarah dan perkembangan Hidropnik?
    3. Bagaimana langkah-langkah kultur tanaman dengan metode hidroponik?

    C. Tujuan Penulisan Makalah

    Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

    1. Mengetahui pengertian dari Hidropnik
    2. Menganalisis sejarah dan perkembangan hidropnik
    3. Mengetahui angkah-langkah kultur tanaman dengan metode hidroponik.

    Bab II. Pembahasan

    A. Hidroponik

    Hidroponik adalah istilah yang diserap dari bahasa Yunani yakni Hydro (Air) dan Pono (Daya). Hal ini merujuk pada pemanfaatan air sebagai media tanam pengannti tanah pada metode tanam konvensional. Air yang digunakan secara harfiah dimana akar tanaman diletakkan dalam air yang mengandung nutirisi tanaman.

    Kata Hidro ini juga dapat dimaknai secara leksikan dimana akar tanaman tidak melekat pada tanah tapi pada Pasir, kerikil, sabuk kelapa, batu bata, pecahan karang, rockwoll ataupun benda-benda berpori lainnya. Dalam kasus ini meskipun akar tidak terendam dalam air, namun Air tetap dijadikan media utama dalam memberikan nutrisi kepada tanaman.

    B. Sejarah dan Perkembangan Hidroponik

    Secara alami, ada beberapa jenis tanaman yang dapat tumbuh air dengan batang yang menjulang keluar dari air.


    Mungkin, bagi sebagian besar orang tidak akan percaya di antara ratusan tomat yang dimakan tidak tumbuh di atas tanah melainkan di air. Seperti percobaan yang yang dilakukan salah satu bapak hidroponik, Dr. W. F. Gericke dari Universitas California pada tahun 1930-an. Latar belakang Gericke meneliti sistem hidroponik ini, karena ia melihat luas tanah di sekelilingnya terasa semakin menciut untuk ditumbuhi berbagai tanaman

    Hasil penelitiannya yang mudah dan praktis ini pun cepat diketahui se-antero Amerika. Bahkan tentara-tentara Amerika yang dinas di pulau-pulau gersang dan terisolasi pun ikut menumbuhkan tanaman sayuran di ruang tertentu dengan menggunakan sistem hidroponik. Begitu pula di Jepang, yang didirikan segera setelah Perang Dunia II berakhir untuk persediaan makanan bagi tentara pendudukan Amerika. 

    Sejak saat itu, banyak dibuat unit hidroponik yang berskala besar di Meksiko, Puerto Rico, Hawaii, Israel, Jepang, India, dan Eropa. Dan lebih kompleks lagi, hidroponik dijadikan sebagai bisnis besar dan diselenggarakan projek riset terhadapnya, juga banyak berdiri perusahaan-perusahaan yang menaruh perhatian pada bidang bercocok tanam paling logis di bumi dengan penduduk yang terus bertambah.

    Menurut Nicholls (1986), semua ini dimungkinkan dengan adanya hubungan yang baik antara tanaman dengan tempat pertumbuhannya. Elemen dasar yang dibutuhkan tanaman sebenarnya bukanlah tanah, tapi cadangan makanan serta air yang terkandung dalam tanah yang terserap akar dan juga dukungan yang diberikan tanah dan pertumbuhan. Dengan mengetahui ini semua, di mana akar tanaman yang tumbuh di atas tanah menyerap air dan zat-zat vital dari dalam tanah, yang berarti tanpa tanah pun, suatu tanaman dapat tumbuh asalkan diberikan cukup air dan garam-garam zat makanan. 

    Manipulasi yang dapat dilakukan selain perlakuan di atas adalah pengontrolan. Dengan perawatan rutin (sehari hanya memakan waktu maksimal 20 menit), kita dapat menikmati bermacam buah-buahan, sayur-sayuran, dan rempah-rempah tanaman obat.

    Metode hidroponik “mengizinkan” orang-orang yang tinggal di rumah dengan halaman yang sempit dan juga siswa yang bertempat di tempat kos untuk menikmati buah dari tangan dingin di tempat sendiri. Karena, itu tadi, tidak perlu tanah! Keuntungan yang diperoleh pun cukup berlimpah. Pada bidang tanah yang sempit dapat ditumbuhi lebih banyak tanaman dari yang seharusnya. Lantas hasil tanaman buah dapat menjadi lebih masak dengan cepat dan lebih besar. Air dan pupuk dapat lebih awet karena dapat dipakai ulang. Nicholls (1986) menambahkan pula, hidroponik memungkinkan kita untuk mengatur tanaman lebih teliti dan menjamin hasil yang baik dan seragam.

    SETELAH ribuan tahun manusia menetap di muka bumi, dan seiring waktu yang terus berjalan, dunia makin kecil dengan bertambahnya populasi bumi yang melaju cepat. Tidak dapat dibayangkan jika Tuhan tidak memberi kita otak atau akal. Apa yang akan terjadi dengan dunia? Tanah makin sedikit, banyak yang dirombak untuk dibangun rumah-rumah masyarakat. Populasi tumbuhan pun semakin berkurang.

    Di sisi lain, sekarang sedang maraknya bioteknologi di berbagai bidang, salah satunya bidang pertanian. Setelah melakukan berbagai penelitian, bioteknologi merupakan satu jalan menuju kesejahteraan manusia mengingat lahan pertanian Asia yang semakin kecil. Adapun tanaman-tanaman yang berhasil dimutasikan gennya (transgenik) adalah kapas, jagung, buah-buahan yang memang menjadikan kualitasnya lebih baik, tahan hama penyakit, dan hasilnya pun lebih banyak. Namun bioteknologi tidak semulus kelihatannya, banyak pihak, terutama dari perkumpulan lingkungan hidup semacam Greenpeace, percaya tanaman transgenik justru akan mengembangkan virus penyakit yang lebih kebal.

    Adanya bahaya hipotetik pada tanaman kapas, dan seperti yang dikatakan Setyarini (2000), jagung transgenik akan dimakan hewan unggas. Dalam rantai makanan, unggas tersebut akan dimakan manusia. Yang sangat dikhawatirkan adalah dalam unggas tersebut terdapat genetically modified organism (GMO) yang efeknya cukup riskan dalam tubuh manusia.

    Masalah lainnya adalah potensinya dalam mengganggu keseimbangan lingkungan antara lain serbuk sari jagung di alam dapat mengawini gulma-gulma liar, sehingga menghasilkan gulma unggul yang sulit dibasmi. 

    Meskipun tanaman transgenik memiliki kehebatan yang menakjubkan, berkualitas tinggi, kebal terhadap serangan hama hingga petani tidak perlu menyemprot pestisida, serta meningkatkan swasembada pangan tanaman, dan sebagainya, namun kita tetap harus mempertimbangkan kemungkinan besar lain, yang tidak kalah penting hingga berpengaruh terhadap keseimbangan alam dan kesehatan kita. Karena hal ini pun, sepertinya metode hidroponik merupakan alternatif paling aman. Dan mungkin hidroponik ini tidak akan menarik jika sistem tanah memiliki kualitas yang baik, konsisten, dan semua penanaman cukup berinteraksi dengan tanah.

    Tinggal dalam apartemen yang paling kecil sekalipun tidak menutup kemungkinan kita dapat menanam bunga, buah, dan sayur-sayuran. Untuk mencapainya dapat dilakukan dengan sistem hidroponik dalam pot yang kecil-kecil. Intinya, saat ini bercocok tanam dengan hidroponik menjadi alternatif paling realistis jika hidup di kota.

    Jika kita sudah menaruh perhatian untuk menumbuhkan tanaman dengan hidroponik, pengontrolan adalah hal yang penting dilakukan. Komposisi pupuk, pemberian insektisida yang cukup (meskipun tak perlu yang manjur, karena hama penyakit tanaman dari tanah tidak ada atau sedikit saja di media bukan tanah), kesterilan media dan pengairan secara teratur harus disorot. Namun pada hidroponik juga memiliki kelemahan, apalagi jika mengabaikan sistem pengontrolan. Menanam di udara terbuka mendatangkan persoalan baru yaitu kondisi cuaca yang selalu berubah.

    B. Pengertian dan Penjelasan Tanaman Hidroponik

    (Pengertian dan Penjelasan Tanaman Hidroponik) – Hidroponik (latin; hydro = air; ponos= kerja) adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batubata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah.

    Tanaman hidroponik bisa dilakukansecara kecil-kecilan di rumah sebagai suatu hobi ataupun secara besar-besarandengan tujuan komersial. Beberapa kelebihan tanaman dengan sistim hidroponik ini antara lain:

    • Ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida atau obat hama yang dapat merusak tanah, menggunakan air hanya 1/20 dari tanaman biasa, danmengurangi CO2 karena tidak perlu menggunakan kendaraan atau mesin.
    • Tanaman ini tidak merusak tanah karena tidak menggunakan media tanah danjuga tidak membutuhkan tempat yang luas.
    • Bisa memeriksa akar tanaman secara periodik untuk memastikan pertumbuhannya
    • Pemakaian air lebih efisien karena penyiraman air tidak perlu dilakukansetiap hari sebab media larutan mineral yang dipergunakan selalu tertampung didalam wadah yang dipakai
    • Hasil tanaman bisa dimakan secara keseluruhan termasuk akar karena terbebasdari kotoran dan hama
    • Lebih hemat karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari, tidakmembutuhkan lahan yang banyak, media tanaman bisa dibuat secara bertingkat
    • Pertumbuhan tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga
    • Bisa menghemat pemakaian pupuk tanaman
    • Tidak perlu banyak tenaga kerja
    • Lingkungan kerja lebih bersih
    • Tidak ada masalah hama dan penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri, kulatdan cacing nematod yang banyak terdapat dalam tanah
    • Dapat tanam di mana saja bahkan di garasi dan tanah yang berbatu
    • Dapat ditanam kapan saja karena tidak mengenal musim

    Beberapa tanaman yang sering ditanam secara hidroponik, adalah sayur-sayuran seperti bak choy, brokoli, sawi, kailan, bayam, kangkung, tomat, bawang, bahkanstrowbery, dll. Tanaman demikian sering menjadi pilihan utama kaum vegan/vegetarianyang sangat memperhatikan proses suatu tanaman apakah terdapat pembunuhanmakhluk hidup, tercampur unsur kimiawi, konservasi lingkungan dan usahapenghijauan.

    C. Teknik Hidroponik

    Terdapat dua teknik utama dalam cara bercocok tanam hidroponik. Yang pertama menggunakan larutan dan satunya menggunakan media. Metode yang menggunakan larutan tidak membutuhkan media keras untuk pertumbuhan akar, hanya cukup dengan larutan mineral bernutrisi. Contoh cara dalam teknik larutan yang umum dipakai adalah teknik larutan statis dan teknik larutan alir. Sedangkan untuk teknik media adalah tergantung dari jenis media yang dipergunakan, bisa berupa sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah.

    Terlepas dari teknik yang diterapkan, kebanyakan tempat talangan hidroponikterbuat dari plastik, tapi bahan lain juga bisa dipakai termasuk bak beton, kaca, baja, kayu dan bahan solid lainnya. Tempat penampungan harus dijauhkan daricahaya guna mencegah pertumbuhan lumur di dalam air bernutrisi yang telah diisi.

    Berikut uraian beberapa teknik hidroponik yang sering dipakai.

    Teknik Larutan Statis

    Teknik ini telah lama dikenal, yaitu sejak pertengahan abad ke-15 olehbangsa Aztec. Dalam teknik ini, tanaman disemai pada media tertentu bisa berupaember plastik, baskom, bak semen, atau tangki. Larutan biasanya dialirkansecara pelan-pelan atau tidak perlu dialirkan. Jika tidak dialirkan, makaketinggian larutan dijaga serendah mungkin sehingga akar tanaman berada di ataslarutan, dan dengan demikian tanaman akan cukup memperoleh oksigen. Terdapatlubang untuk setiap tanaman. 

    Tempat bak bisa disesuaikan dengan pertumbuhantanaman. Bak yang tembus pandang bisa ditutup dengan aluminium foil, kertaspembungkus makanan, plastik hitam atau bahan lainnya untuk menghindari cahayasehingga dapat menghindari tumbuhnya lumur di dalam bak. Untuk menghasilkangelembung oksigen dalam larutan, bisa menggunakan pompa akuarium. Larutan bisadiganti secara teratur, misalnya setiap minggu, atau apabila larutan turun dibawah ketinggian tertentu bisa diisi kembali dengan air atau larutanbernurtrisi yang baru.

    Teknik Larutan Alir

    Ini adalah suatu cara bertanam hidroponik yang dilakukan dengan mengalirkanterus menerus larutan nutrisi dari tangki besar melewati akar tanaman. Teknikini lebih mudah untuk pengaturan karena suhu dan larutan bernutrisi dapatdiatur dari tangki besar yang bisa dipakai untuk ribuan tanaman. Salah satuteknik yang banyak dipakai dalam cara Teknik Larutan Alir ini adalah tekniklapisan nutrisi (nutrient film technique) atau dikenal sebagai NFT, teknik inimenggunakan parit buatan yang terbuat dari lempengan logam tipis anti karat, dantanaman disemai di parit tersebut. 

    Di sekitar saluran parit tersebut dialirkanair mineral bernutrisi sehingga sekitar tanaman akan terbentuk lapisan tipisyang dipakai sebagai makanan tanaman. Parit dibuat dengan aliran air yangsangat tipis lapisannya sehingga cukup melewati akar dan menimbulkan lapisannutrisi disekitar akar dan terdapat oksigen yang cukup untuk tanaman.

    Teknik Agregat Media

    Teknik ini menggunakan media tanam berupa kerikil, pasir, arang sekam, batubata, dan media lainnya yang disetrilkan terlebih dahulu sebelum dipergunakanuntuk mencegah adanya bakteri di media. Pemberian nutrisi dilakukan denganteknik mengairi media tersebut dengan pipa dari air larutan bernutrisi yangditampung dalam tangki atau tong besar.

    D. Beberapa Faktor Penting yang Harus Diperhatikan

    Larutan Nutrisi, harus memperhatikan jumlah dan unsur pH yang sesuai. UnsurpH berkisar 5,5 hingga 7,5. Larutan nutrisi ini mengandung konsentrasi N, P, K,Ca, Mg, S, dalam jumlah yang besar, sedangkan unsur Fe, Mn, Zn, Cu, B, Mo, danCl dalam jumlah yang kecil. Larutan hara dibuat dengan cara melarutkan garam-garampupuk dalam air. Berbagai garam jenis pupuk dapat digunakan untuk larutan hara,pilihan biasanya atas harga dan kelarutan garam pupuk tersebut.Media Tanam, antara lain terdiri dari batu bata, pasir, kerikil, arangsekam, spons, batu apung, dll.

    Air, harus diperhatikan kualitas air yang dipergunakan, tingkat salinitastidak melebihi 2500 ppm dan nilai EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm. Air tidakboleh mengandung terlalu banyak unsur logal berat.

    Oksigen, memegang peranan penting dalam hidroponik. Kekurangan oksigen akanmenyebabkan dinding sel sulit untuk ditembus, sehingga tanaman akan kekuranganair. Dengan demikian tanaman akan cepat layu karena larutan tidak mengandungoksigen. Pemberian oksigen ke dalam larutan dapat melalui gelembung udaraseperti pompa air gelembung yang dipakai akuarium, penggantian larutan nutrisisecara rutin, membersihkan atau mencabut akar tanaman yang terlalu panjang, danmemberikan lubang ventilasi pada tempat penanaman.

    E. Prospek Usaha Tanaman Hidroponik

    Berbicara tentang usaha dalam bidang hidroponik tidak terlepas dari jasa Bp.Bob Sadino yang dapat dianggap sebagai orang pertama yang memperkenalkan sistimbercocok tanam sayur hidroponik di Indonesia. Sayuran hidroponik mulaidiperkenalkan oleh Bob Sadino di supermarket KemChick pada sekitar tahun 90-an.Sekarang, sayur hydroponik dapat dibeli di beberapa supermarket terkenal. Hargasayur hidroponik dipasang dengan 4 hingga 5 kali lebih mahal daripada hargasayur biasa di pasar tradisional. Namun, karena sayuran hidroponik terbebasdari pemakaian pestisida, proses tanam hingga panen yang berhigenitas tinggi, lebihsegar, dan packaging yang lebih baik, sehingga sayuran hidroponik yang dijualdi beberapa supermarket selalu cepat terjual habis.

    Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan gerakan vegan/vegetarian dalam mengatasi permasalahan pemanasan global, tentunya permintaan sayuran dan buah-buahan yang berasal dari proses yang ramah lingkungan akan menjadi permintaan utama dalam daftar konsumsi mereka.

    Karena terbatasnya persediaan, dan makin tingginya permintaan sayuran jenishidroponik ini sehingga peluang bisnis yang ramah lingkungan ini cukup baikuntuk digeluti oleh para pengusaha dalam skala yang besar, termasuk peluangekspor ke pasar negara tetangga yang permintaannya sangat tinggi, seperti Singapura dan Malaysia.

    Dari beberapa referensi yang diperoleh, biaya investasi untuk penanaman hidroponik secara komersial dengan skala kecil untuk luas tanah sekitar 100 m2sekitar Rp 150 juta untuk pembuatan bak tanaman, bak penampung air, pipasaluran air, media , cairan larutan, dan bibit tanaman. Pengembalian investasinya sekitar Rp 500 juta hingga Rp 750 juta per tahun. Suatu peluang usaha yang pantas untuk digeluti !

    F. Teknik Budidaya Sayuran secara Hidroponik 

    A. Media

    Media hidroponik yang baik memiliki pH yang netral atau antara 5.5 -6.5. Selain itu media harus porous dan dapat mempertahankan kelembaban. Media yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan tahap pertumbuhan tanaman : 

    • Media untuk persemaian atau pembibitan

    Untuk persemaian dapat digunkan media berupa pasir halus, arang sekam atau rockwool. Pasir halus sering digunakan karena mudah diperoleh dan harganya murah, namun kurang dapat menahan air dan tidak terdapat nutrisi di dalamnya. Media yang biasa digunakan adalah campuran arang sekam dan serbuk gergaji atau serbuk sabut kelapa. 

    • Media untuk tanaman dewasa

    Media untuk tanaman dewasa hampir sama dengan media semai, yaitu pasir agak kasar, arang sekam, rockwool dan lain-lain. Media yang ideal adalah arang sekam. Keuntungannya adalah kebersihan dan sterilitas media lebih terjamin bebas dari kotoran maupun organisme yang dapat mengganggu seperti cacing, kutu dan sebagainya yang dapt hidup dalam pasir. Media arang sekam bersifat lebih ringan namun lebih mudah hancur, penggunaannya hanya dapat untuk dua kali pemakaian. Arang sekam dapat dibeli di toko-toko pertanian atau membuat sendiri. 

    B. Benih

    Pemilihan benih sangat penting karena produktivitas tanaman teranganutng dari keunggulan benih yang dipilih. Periksa label kemasan benih, yaitu tanggal kadaluarsa, persentase tumbuh dan kemurnian benih. Pemilihan komoditas yang akan ditanam diperhitungkan masak-masak mengenai harga dan pemasarannya. Contoh sayuran eksklusif yang mempunyai nilai jual di atas rat-rata adalah tomat Recento, ketimun Jepang, Melon, parika, selada, kailan, melon dan lain-lain.

    C. Peralatan Budidaya Hidroponik

    Peralatan yang diperlukan adalah :
    Wadah semai, bisa menggunakan pot plastik, polybag kecil, bak plastik, nampan semai, atau kotak kayu. 

    Wadah tanaman dewasa, umumnya digunakan polybag berukuran 30-40 cm dengan lobang secukupnya untuk mengalirkan kelebihan air saat penyiraman. 

    – Kertas tissu/koran basah untuk menjaga kelembaban
    – Ayakan pasir untuk mengayak media semai
    – Handsprayer untuk penyiraman
    – Centong pengaduk media
    – Pinset untuk mengambil bibit dari wadah semai
    – Polybag ukuran 5 kg untuk penanaman transplant
    – Benang rami (seperti yang sering digunakan tukang bangunan) untuk mengikat tanaman
    – Ember penyiram 

    D. Pelaksanaan

    • Persiapan media semai
    Sebelum melakukan persemaian, sempuran media semai diaduk dahulu secara merata.
    • Persemaian tanaman
    • Persemaian benih besar
    Untuk benih yang berukuran besar seperti benih melon dan ketimun, sebaiknya dilakukan perendaman di dala air hangat kuku selama 2-3 jam dan langsung ditanamkan dalam wadah semai yang berisi media dan telah disiram dengan air. Benih diletakkan dengan pinset secara horisontal 4-5 mm dibawah permukaan media. Transplanting bibit dari wadah semai ke wadah yang lebih besar dapat dilakukan ketika tinggi bibit sekitar 12-15 cm (28-30 hari setelah semai).

    • Persemaian benih kecil
    Untuk benih berukuran kecil seperti tomat, cabai, terong dan sebagainya cara persemaiannya berbeda dengan benih besar. Pertama siapkan wadah semai dengan media setebal 5-7 cm. Di tempat terpisah tuangkan benih yang dicampurkan dengan pasir kering steril secukupnya dan diaduk merata. Benih yang telah tercampur dengan pasir ditebarkan di atas permukaan media semai secara merata, kemudian ditutup dengan media semai tipis-tipis (3-5 mm). Setelah itu permukaan wadah semai ditutup dengan kertas tisu yang telah dibasahi dengan handsprayer kemudian simpan di tempat gelap dan aman.Wadah semai sebaiknya dikenakan sinar matahari tip pagi selama 1-2 jam agar perkecambahan tumbuh dengan baik dan sehat. Setelah benih mulai berkecambah, kertas tisu dibuang.
    Setelah bibit mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan ke dalam pot/polybag pembibitan.

    • Perlakuan semai
    Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu disirami dengan air biasa. Penyiraman jangan berlebih, karena dapat menyebabkan serangan penyakit busuk.

    • Pembibitan
    Setalah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih kecil) perlu dipindahkan dari wadah semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat tumbuh dengan baik. Caranya adalah dengan mencabut kecambah di wadah semai (umur 3-4 minggu setelah semai) secara hati-hati dengan tangan agar akar tidak rusak kemudian tanam pada lubang tanam yang telah dibuat pada pot/polybag pembibitan.

    • Transplanting/pindah tanam
    Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media tanam, yaitu dengan mengisikan media tanam ke polybag. Sebaiknya pengisian dilakukan di dekat lokasi penanaman di dalam green house agar sterilitas media tetap terjaga.
    Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan lubang tanam, maka transplanting siap dilakukan. Transplanting dilakukan dengan membalikkan pot pembibitan secara perlahan-lahan dan menahan permukaannya dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara jari telunjuk dan jari tengah). Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka cara transplanting bisa dilakukan dengan memotong/menggunting dasar polybag secara horisontal. 

    • Penyiraman
    Penyiraman dilakukan secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuh dipegang dengan tangan terasa kering. Meida tanam hidroponik bersifat kering sehingga penyiraman tanaman jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiraman adalah sebagai berikut: 

    – Penyiraman manual
    Penyiraman dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat atau gayung. Cara penyiramannya adalah sebagai berikut 
    :
    o Pada masa persemaian
    Cara penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup dengan handsprayer 4-5 kali sehari untuk menjaga kelembaban media. Untuk benih berukuran besar digunakan gembor/emprat berlubang halus atau tree sprayer. 

    o Pada masa pembibitan
    Penyiraman dilakukan dengan gembor dilakukan sebanyak 5-6 kali sehari dan ditambahkan larutan encer hara. 

    o Pada masa pertumbuhan dan produksi
    Penyiraman dilakukan dengan memeberikan 1.5-2.5 l larutan encer hara setiap harinya. 

    o Penyiraman otomatis
    Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip Irrigation System, yaitu sistem penyiraman semprot dan tetes . Sumber tenaga berasal dari pompa. 

    • Perawatan Tanaman.
    Perawatan tanaman yang perlu dilakukan antara lain adalah :
    – Pemangkasan
    – Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang tidak dikehendaki, tunas air, atau cabang yang terkena serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Misal pada tomat recento hanya dipelihara satu batang utama untuk produksi.
    – Pengikatan
    – Tanaman yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan penopang agar dapat berdiri tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur. Penopang tersebut diberikan dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang rami).
    – Penjarangan bunga (pada sayuran buah)
    – Penjarangan bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah sama besar. Namun hasil penelitian penjarangan bunga pada ketimun Gherkin tidak menunjukkan hasil yang berbeda dengan perlakuan tanpa penjarangan bunga.
    – Pengendalian hama dan penyakit
    – Pengendalian dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan pestisida.

    • Panen dan Pasca panen

    Pemanenan 

    Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil panen agar diperoleh mutu yang baik, misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau atau gunting panen. Cara panen yang benar dan hati-hati akan mencegah kerusakan tanaman yang dapat mengganggu produksi berikutnya.
    Kriteria panen masing-masing jenis sayuran berlainan satu sama lainnya dan tergantung dari pasar. Makin besar buah belum tentu makin mahal/laku, malah termasuk kriteria buah afkir sehingga waktu panen yang tepat dan pengawasan pada proses produksi perlu diperhatikan.

    • Penanganan pasca panen 

    Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh perlakuan pasca panen. Standar harga penjualan produksi tergantung dari menarik atau tidaknya produk yang dihasilkan, terutama dilihat dari penampilan produk (bentuk, warna, dan ukuran). Perlakuan pasca panen sangat penting karena kualitas produk tidak semata-mata dari hasil produksi saja, melainkan sangat tegantung dan ditentukan oleh penanganan pasca panen, kemasan, sistem penyusunan, metode pengangkutam maupun selektivitas produk. Kerusakan produk dapat dikurangai dengan penanganan pasca panen yang tepat sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah pada produk yang dijual.

    Bab III. Penutup

    A. Keismpulan

    Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batubata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah. Terdapat dua teknik utama dalam cara bercocok tanam hidroponik. Yang pertama menggunakan larutan dan satunya menggunakan media. 

    Beberapa Faktor Penting yang Harus Diperhatikan larutan nutrisi, media, dan oksigen. Prospek usaha dengan menggunakan teknik budidaya hidroponik ini sangat bagus sekali, jika teknik yang dijalankan sesuai dan benar, karena semakin tingginya permintaan sayuran yang berkualitas tinggi di kalangan kita saat ini.

    B. Saran

    1. Penulis menyarankan kepada pembaca, bahwa teknik budidaya secara hidroponik ini sangat bagus jika diterapkan dalam penanaman tanaman, karena bisa kita lakukan 
      dimanapun.
    2. Penulis menyarankan, pembaca jangan memandang mahal dahulu, karena hasil yang didapatkan bisa mencapai 5 kali lipat dari modal yang ditanamkan.

    DAFTAR PUSTAKA

    http://id.wikipedia.org/wiki/Hidroponik

    Hidroponik, Tanaman Tanpa Tanah

    Teknik Budidaya Sayuran secara Hidroponik

    http://www.g-excess.com/4457/pengertian-dan-penjelasan-tanaman-hidroponik/

    Tanaman Hidroponik

    http://agrotek.utm.ac.id/component/content/article/46-berita-terkini/130-teknik-budidaya-sayuran-secara-hidroponik.html

    http://blog.ub.ac.id/mauidzotuss/2011/12/04/tanaman-hodroponik/

  • Makalah Pencemaran Air Sungai Oleh Sampah Domestik

    Pencemaran Air Sungai Oleh Sampah Domestik

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Pada saat ini manusia kurang akan kesadaran lingkungan sendiri. Banyak di antara mereka yang kurang mengerti akan kebersihan lingkungan, sehingga mereka dengan mudahnya membuat limbah yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Seperti halnya aktivitas sehari-hari yang kita lakukan seperti mandi, mencuci dan berbagai aktifitas lain yang kita anggap sepele namun menghasilkan sisa buangan ternyata dapat membahayakan bagi manusia dan lingkungan khususnya lingkungan laut. Dari sekian banyak aktifitas manusia ternyata yang paling berbahaya adalah limbah rumah tangga. Walaupun kita tidak hidup di wilayah pesisir dan banyak limbah industri yang tidak diolah juga dapat membahayakan perairan laut tapi melihat banyaknya penduduk Indonesia dengan limbah rumah tangga yang tidak diolah serta di hasilkan setiap hari. Dapat dikatakan keruksakan karena limbah rumah tangga lebih besar dari pada limbah industri.

    B. Rumusan Masalah

      Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka, dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

      1. Apa faktor-faktor yang menyebabkan pencemaran air sungai?
      2. Apa dampak yang ditimbulkan?

      C. Tujuan

        Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, maka tujuan penyusunan laporan observasi ini adalah sebagai berikut:

        1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan tercemarnya air sungai
        2. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan

        D. Manfaat

             Bagi peneliti:

          1. Mengetahui penyebab pencemaran air sungai
          2. Mengetahui kualitas air sungai
          3. Dapat menghimbau masyarakat tentang bahayanya pencemaran air sungai

          Bagi masyarakat:

          1. Agar masyarakat lebih menjaga kelestarian lingkungan dan kualitas air sungai yang berguna dan bermanfaat untuk kebutuhan sehari-hari.
          2. Jika air sungai terjaga kebersihannya tidak akan terjangkit penyakit.
          3. upaya masyarakat menyadari pentingnya sungai.

          Bab II. Pembahasan

          Pencemaran sungai adalah tercemarnya air sungai yang disebabkan oleh limbah industri, limbah penduduk, limbah peternakan, bahan kimia dan unsur hara yang terdapat dalam air serta gangguan kimia dan fisika yang dapat mengganggu kesehatan manusia.Pencemar sungai dapat diklasifikasikan sebagai organik, anorganik, radioaktif, dan asam/basa.

          Saat ini hampir 10 juta zat kimia telah dikenal manusia, dan hampir 100.000 zat kimia telah digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa zat kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah. Pestisida, deterjen, PCBs, dan PCPs (polychlorinated phenols) adalah salah satu contohnya. Pestisida digunakan di pertanian, kehutanan dan rumah tangga. PCB, walaupun telah jarang digunakan di alat-alat baru, masih terdapat di alat-alat elektronik lama sebagai insulator, PCP dapat ditemukan sebagai pengawet kayu, dan deterjen digunakan secara luas sebagai zat pembersih di rumah tangga.

          Pencemaran air berdampak besar terhadap penurunan kualitas air. Jadi, “Semakin banyak limbah disungai, maka semakin berkurangnya kualitas air sungai. Sehingga, air perlu dijaga,dilindungi,dan dilestarikan. Karena sangat penting bagi seluruh kehidupan.

          Cara Mengatasi Pencemaran air sungai

          Melestarikan hutan di hulu sungai

          Agar tidak menimbulkan erosi tanah disekitar hulu sungai sebaiknya pepohonan tidak digunduli atau ditebang atau merubahnya menjadi areal pemukiman penduduk. Dengan adanya erosi otomatis akan membawa tanah, pasir, dan sebagainya ke aliran sungai dari hulu ke hilir sehingga menyebabkan pwendangkalan sungai.

          Tidak buang air di sungai

          Buang air kecil dan air besar sembarangan adalahperbuatan yang salah. Kesan pertama dari tinja atau urin yang dibuang sembarangan adalah bau dan menjijikan. Tinja juga merupakan medium yang paliang baik untuk perkembangan bibit penyakit dari yang ringan sampai yang berat, oleh karena itu janganlah buang air besar sembarangan khususnya di sungai.

          Tidak membuang sampah di sungai

          Sampah yang dibuang sembarangan di sungai akan menyababkan aliran air di sungai terhambat. Selain itu juga sampah juga akan menyebabkan sungai cepat dangkal dan akhirnya memicu terjadinya banjir di musim penghujan, sampah juga membuat sungai tampak kotor menjijikan dan terkontaminasi

          Tidak membuang limbah rumah tangga dan industri

          Tempat yang paling mudah untuk membuang limbah industri atau limbah rumah tangga yang berupa cairan adalah dengan mambuangnya kesungai namun apakah limbah itu aman? Limbah yang dibuang secara asal-asalan tentu saja dapat menimbulkan pencemaran mulai dari bau yang tidak sedap, oencemaran air gangguan penyakit kulit serta masih banyak lagi.

          B. Pembahasan

          A.    Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pencemaran Air Sungai.

          Pada dasarnya pencemaran air sungai disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu:
          1. Berkembangnya industri-industri.

                Saat ini industri-industri di Indonesia semakin berkembang, baik jumlah, teknologi, tingkat produksi maupun limbah yang di hasilkan. Industri-industri khususnya yang berada di dekat aliran sungai cenderung akan membuang limbahnya ke dalam sungai yang dapat mencemari ekosistem air, karena pembuangan limbah industri ke dalam sungai dapat menyebabkan berubahnya susunan kimia, bakteriologi, serta fisik air.

          Polutan yang di hasilkan oleh pabrik dapat berupa:

          a) Logam Berat: timbale, tembaga, seng dll.

          b) Panas: air yang tinggi temperaturnya sulit menyerap oksigen yang pada akhirnya akan mematikan biota air.


          2. Belum tertanganinya pengendalian limbah rumah tangga.

               Limbah rumah tangga yang belum terkendali merupakan salah satu faktor yang menyebabkan pencemaran lingkungan khususnya air sungai. Karena dari limbah rumah tangga dihasilkan beberapa zat organik dan anorganik yang dibuang dan dialirkan melalui selokan-selokan dan akhirnya bermuara ke sungai. Selain dalam bentuk zat organik dan anorganik, dari limbah rumah tangga bisa juga membawa bibit-bibit penyakit yang dapat menular pada hewan dan manusia sehingga menimbulkan epidemi yang luas di masayarakat.

          3. Pembuangan limbah pertanian tanpa melalui proses pengolahan.

             Limbah pertanian biasanya dibuang ke aliran sungai tanpa melalui proses pengolahan, sehingga dapat mencemari air sungai karena limbah pertanian mengandung berbagai macam zat pencemar seperti pupuk dan pestisida.Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan mencemari air yang keluar dari pertanian karena air ini mengandung bahan makanan bagi ganggang dan tumbuhan air seperti enceng gondok sehingga ganggang dan tumbuhan air tersebut mengalami pertumbuhan dengan cepat yang dapat menutupi permukaan air dan berpengaruh buruk pada ikan-ikan dan komponen ekosistem biotik lainnya.

          Penggunaan pestisida juga dapat menggagu ekosistem air karena pestisida bersifat toksit dan akan mematikan hewan-hewan air, burung dan bahkan manusia.


          4. Pencemaran air sungai karena proses alam

             Proses alam juga berpengaruh pada pencemaran air sungai misalnya terjadinya gunung meletus, erosi dan iklim. Gunung meletus dan erosi dapat membawa berbagai bahan pencemaran salah satunya berupa endapan/sediment seperti tanah dan lumpur yang dapat menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasi sampah. Iklim juga berpengaruh pada tingkat pencemaran air sungai misalnya pada musim kemarau volume air pada sungai akan berkurang, sehingga kemampuan sungai untuk menetralisir bahan pencemaran juga berkurang.

          B.     Dampak Dari Pencemaran Air Sungai

               Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb.

          1. Dampak terhadap kesehatan

               Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :

          a) air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen

          b) air sebagai sarang insekta penyebar penyakit

          c) jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat membersihkan diri

          d) air sebagai media untuk hidup vector penyakit

          2. Dampak terhadap estetika lingkungan

               Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat mengurangi estetika.

          BAB V

          KESIMPULAN DAN SARAN

          A.   Kesimpulan

                      Kita harus menggunakan air seperlunya dan tidak menggunakan air yang tercemar untuk kebutuhan dan keperluan sehari-hari karena di dalamnya terkandung zat-zat yang sangat berbahaya.Pencemaran air akan terus ada, namun kita dapat menanggulangi dan mengurangi jumlah pencemaran air.

          B.   Saran

                      Agar pencemaran air tak ada lagi, saran kami adalah:

          • Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam menggunakan air, karena air itu ada yang tercemar dan ada yang tidak.
          • Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar dari pencemaran air.
          • Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah pada tempatnya agar tidak terjadi pencemaran air.
          • Untuk limbah industri, sebelum dibuang sebaiknya diolah terlebih dahulu.
          • Hindari pemakaian obat pemberantas hama dan serangga secara berlebihan.

          BAB V

          DAFTAR PUSTAKA

          http://triharningsih.blogspot.com/2013/09/laporan-hasil-observasi-pencemaran-air.html

          Wardhana, W.A. (2001). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi.

          Mulia, R.M. (2005). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

          Sastrawijaya, A.T (2000). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.

          Kristanto, Philip. (2002). Ekologi Industri. Jogjakarta: Andi.

        1. Makalah Hubungan IPS Dengan Ilmu Sosial Lain

          Hubungan IPS Dengan Ilmu Sosial Lain

          Bab I. Pendahuluan

          A. Latar Belakang

          IPS merupakan bidang studi yang cara pandangnya bersifat terpadu, artinya bahwa IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi. Adapun perpaduan ini disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu manusia. Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal masyarakat siswa dapat beljar melalui media cetak, media elektronika, maupun secara langsung melalui pengalaman hidupnya   

          B. Rumusan Masalah

          1. Mengapa pendidikan ips itu rasional?
          2. Apakah tujuan pendidikan IPS itu?
          3. Bagaimana hubungan IPS dengan mata pelajaran lainnya?

          C. Tujuan Penulisan

          1. Mengetahui Rasionalnya IPS
          2. Mengetahui tujuan pendidikan IPS itu
          3. Mengetahui hubungan IPS dengan mata pelajaran lainnya  

          Bab II. Pembahasan

          A. Rasional Pendidikan IPS

          Rasionalisasi mempelajari IPS untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah agar siswa dapat:

          1. Mensistimasikan pengetahuan dan kemampuannya, agar lebih bermakna
          2. Lebih peka dan tanggap terhadap masalah sosial sekitarnya secara rasional dan bertanggung jawab
          3. Mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan masyarakatnya

          Munculnya rasional pendidikan IPS adalah sebagai berikut:

          1. Karena siswa berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda-beda
          2. Masalah sosial sangat luas, kompleks, rumit, dan abstrak
          3. Dengan pendidikan IPS, siswa bisa dibimbing dan diarahkan untuk menghadapi masalah sosial disekitarnya.

          B.     Tujuan Pendidikan IPS

          Menurut KTSP 2006

          1. Agar siswa memiliki kemampuan mengenal konsep-konsep yang berkaitan dg kehidupan masyarakat dan lingkungannya
          2. Memiliki kemampuan dasar berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial dalam kehidupan social
          3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
          4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat majemuk, di tingkal lokal, nasional dan global

          Berdasarkan pada falsafah pengetahuan dan keterampilan, dapat mengembangkan kreativitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap demokrasi dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya, dan mencintai sesama manusia sesuai ketentuan yang termaksuk dalam UUD 1945. Berkaitan dengan tujuan pendidikan di atas, kemudian apa tujuan dari pendidikan IPS yang akan dicapai? Tentu saja tujuan harus dikaitkan dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan tantangan-tantangan kehidupan yang akan dihadapi anak. Berkaitaan dengan hal tersebut, kurikulum 2004 untuk tingkat SD menyatakan bahwa, Pengetahuan Sosial (sebutan IPS dalam kurikulum 2004), bertujuan untuk:

          a.       mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis

          b.      mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan sosial

          c.       membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaand.      meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.

          Sejalan dengan tujuan tersebut tujuan pendidikan IPS menurut Nursid Sumaatmadja adalah “membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian social yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara” Sedangkan secara rinci Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu :

          a.       pengetahuan dan pemahaman,

          b.      sikap hidup belajar,

          c.       nilai-nilai sosial dan sikap, dan

          d.      keterampilan. 

          Tujuan utama ilmu pengetahuan sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran ips di sekolah di organisasikan secara baik.Dari rumusan tujuan tersebut dapat di rinci sebagai berikut (Awan Mutakin, dalam puskur, 2006: 4).

          a.       Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

          b.      Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang di adaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat di gunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

          c.       Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.

          d.      Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.

          e.       Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.

          f.       Memotivasi seseorang bertidak berdasarkan moral.

          g.      Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat menghakimi.

          h.      Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya dan mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang di hadapinya.

          i.        Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan siswa terhadap materi pembelajaran ips yang di berikan.


          C. Hubungan IPS dengan Ilmu Sosial Lain

          Ilmu IPS dengan ilmu sosial yang lain mempunyai hubungan sebagai berikut :

          a.          IPS mengambil bahan-bahan dari ilmu social

          b.         Tidak ada keharusan bahwa semua ilmu sosial perlu diturunkan dalam setiap pokok bahasan IPS, tapi disesuaikan dengan tujuan pengajaran dan perkembangan peserta didik.

          c.          Jenjang pendidikan juga ikut menentukan jumlah dan bagian isi ilmu sosial yang akan diramu menjadi program IPS.

          d.         Kesamaannya IPS dapat disusun dengan mengaitkan atau menggabungkan berbagai unsur ilmu sosial sehingga menjadi menarik.


            Contoh :

          1.      Keterkaitan IPS dengan SosiologiIlmu sosial dinamakan demikian karena ilmu tersebut mengambil masyarakat atau kehidupan bersama sebagai objek yang dipelajarinya. ilmu sosial belum mempunyai kaedah-kaedah dan dalil-dalil tetap yang diterima oleh bagian terbesar masyarakat karena ilmu tersebut belum lama berkembang, sedangkan yang menjadi objeknya adalah masyarakat manusia yang selalu berubah-ubah. Karena sifat masyarakat yang selalu berubah-ubah karena hingga kini belum dapat diselidiki dan dianalisis secara tuntas hubungan antara unsur-unsur di dalam masyarakat secara lebih mendalam. IPS di sini banyak mengambil sumber atau dalil-dalil dari Sosiologi.

          2.      Keterkaitan IPS dengan Politik Ilmu politik merupakan salah satu dari kelompok besar ilmu sosial dan erat sekali hubungannya dengan disiplin ilmu sosial lainnya seperti sosiologi, antropologi, ilmu hukum, ekonomi, dan geografi. Semua ilmu sosial mempunyai objek yang sama, yaitu manusia sebagai individu maupun anggota kelompok (group). Dengan hal tersebut sangat membuktikan bahwa politik juga mempunyai hubungan erat dengan IPS yang sasaran yang diselidiki manusia dalam kehidupan masyarakat.·  

                 Perbedaan IPS dengan ilmu sosial:Terletak pada tujuannya yaitu IPS ini tujuannya lebih cenderung mengarah ke pendidikan (bersifat pendidikan) dan IPS di sini bukan untuk mencari sebuah teori namun mengambil teori dari ilmu sosial dan IPS ini juga merupakangeneralisasi dari ilmu sosial yang lain·    

               Persamaan IPS dengan ilmu sosial: Persamaannya yakni mengenai objek yang dikaji, yakni manusia didalam lingkungan sosialnya. Kaitan antara IPS dan Ilmu-ilmu Sosial.Di atas telah disinggung mengenai definisi IPS dan ilmu sosial dari situ dapat kita simpulkan bahwa IPS sebenarnya adalah ilmu-ilmu sosial yang disiapkan untuk keperluan pendidikan disekolah dasar dan menengah, dengan kata lain ilmu-ilmu sosial adalah induk atau dasar dari Ilmu Pendidikan Sosial (IPS). Hubungan IPS dan ilmu-ilmu sosial dapat dipahami dengan lebih jelas berdasarkan konsep dasar dan generalisasi IPS yang dikembangkan oleh Mulyono T.J. yang telah dimodifikasi dan diperluas dalam Mukminan dkk. (2002: 62-77) sebagai berikut:

          1     Antropologi

          Antropas sendiri itu berarti manusia. Secara singkat antopologi berarti suatu studi tentang manusia dengan pekerjaannya (Anthropology is the study of man and his works). Pekerjaan manusia disini termasuk segala hasil pemikiannya atau hasil akal budinya, secara singkat diangkum dalam istilah kebudayaan. Adapun hubungannya dengan IPS ialah IPS mengambil materi antropologi yang terkait dengan kajian hasil budidaya manusia dalam menjaga eksistensinya dan usaha meningkatkan kehidupan, baik aspek lahiriah maupun batiniah.

          2     Ekonomi

          Ekonomi adalah tindakan manusia yang ditunjukan untuk mencari kemakmurannya. Tindakan manusia yang ditunjukan untuk mencapai kemakmuannya disebut tindakan ekonomi. Alasan yang mendorong manusia melakukan tindakan ekonomi disebut motif ekonomi yaitu berusaha mencapai hasil yang sebenar-benarnya. Adapun hubungannya dengan IPS adalah IPS mengambil materi ilmu ekonomi terkait dengan usaha manusia untuk mencapai kemakmuran, dan gejala-gejala serta hubungan yang timbul dari usaha tersebut.

          3     Geogafi

          Manusia baik sebagai individu, maupun sebagai kelompok, tidak hanya melakukan intereaksi dengan sesamanya, melainkan juga melakukan intereraksi dengan alam lingkungannya. Hartshorne R. (1960) mengatakan bahwa geografi diartikan sebagai studi yang mencoba mengemukakan deskipsi ilmiah tentang bumi sebagai dunia kehidupan manusia. Geografi diartikan pula sebagai ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan deskripsi dan penjelasan tentang pola-pola lokasi gejala yang statis atau yang bergerak di permukaan bumi. Adapun hubungannya dengan IPS adalah IPS mengambil materi dari geografi yang terkait dengan ruang bumi, garis lintang, bujur, arah, jarak, lokasi ruang, kondisi alam, tata lingkungan, sumber daya alam, serta interaksi antar bangsa dan manusia dengan lingkungan.

          4     Sejarah

          Istilah sejarah berasal dari kata Arab “sujaratun” yang artinya pohon. Pengertian pohon disini semula dimaksud sebagai “pohon silsilah”. Sebenarnya “silsilah” hanya salah satu aspek kecil saja dari pengertian sejaah yang sebenarnya. Dalam pengertian dasar, istilah sejarah adalah tejemahan dari bahasa Inggris “history” yang asal mulanya dari kata Yunani “Historia” yang artinya “suatu inkuiri” (suatu hasil penelitian). Sejarah termasuk salah satu dari ilmu-ilmu sosial. Sejarah menempati kedudukan yang khas, fokus kajian sejarah adalah manusia (individu atau kelompok masyarakat) yang hidup disuatu tempat (spasiai) tetentu pada suatu waktu (temporal) tertentu. Faktor waktu inilah yang paling membedakan sejarah dengan ilmu-ilmu sosial lainnya.

          5     Ilmu Politik

          Definisi ilmu politik menurut Roger F. Soltau mengatakan bahwa ilmu politik mempelajari negara, tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan tujuan tersebut ; hubungan antara negara dengan warga negaranya serta dengan negara-negara lain. Kan W. Deutseh menyebutkan bahwa politik adalah pengambilan keputusan melalui sarana umum. David Easton mengemukakan bahwa ilmu politik adalah kajian mengenai terbentuknya kebijaksanaan umum. Selanjutnya Harold Laswell mengatakan bahwa politik adalah masalah siapa mendapat apa, kapan dan dimana. Adapun hubungannya dengan IPS adalah IPS mengambil materi ilmu politik yang membahas usaha manusia mengorganisasikan kekuasaan dalam mengatur manusia dalam mengatur dan menyelenggarakan kepentingan rakyat dan bangsa.

           6     Psikologi Sosial

          Psikologi sosial adalah suatu studi ilmiah tentang proses mental manusia sebagai makhluk sosial. Objek studi psikologi sosial adalah tingkah-laku manusia di masyarakat sebagai ungkapan proses mental, kejiwaan yang meliputi kemauan, minat, eaksi emosional, kecerdasan dan seterusnya, termasuk pembentukan kepibadiannya. Kalau sosiologi lebih memperhatikan peranan seseorang dalam kehidupannya di masyarakat sebagai hasil adanya interaksi sosial, sedangkan perhatian psikologi sosial lebih terarah pada tingkahlakunya yang merupakan ungkapan perpaduan proses kejiwaan dengan rangsangan dari lingkunganya sebagai makhluk sosial. Hubungan IPS dan psikologi sosial IPS mengambil materi dari psikologi sosial yang mempelajari perilaku individu, kelompok, dan masyarakat yang dipengaruhi oleh situasi sosial, pengetahuan, pemikiran, tanggapan, dan spekulasi.

          7     Sosiologi

          Sosiologi berasal dari kata Latin “socius” dan kata Yunani “Logos”. Socius berarti teman dan logos berarti kata atau berbicara. Jadi sosiologi berarti berbicara mengenai teman, yang dalam perkembangannya berarti ilmu mengenai masyarakat. Sebagai ilmu sosial, keterkaitan IPS dengan ilmu sosial adalah IPS mengambil materi sosiologi yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan dan hubungan antara individu dan masyarakat tersebut.              

          BAB III

          PENUTUP

          A.    KESIMPULAN

          IPS merupakan bidang studi yang cara pandangnya bersifat terpadu, artinya bahwa IPS merupakan perpaduan dari sejumlah mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi. Adapun perpaduan ini disebabkan mata pelajaran-mata pelajaran tersebut mempunyai kajian yang sama yaitu manusia.Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal masyarakat dan lingkungannya. Untuk mengenal masyarakat siswa dapat beljar melalui media cetak, media elektronika, maupun secara langsung melalui pengalaman hidupnya ditengah-tengah msyaraka

          Ilmu IPS dengan ilmu sosial yang lain mempunyai hubungan sebagai berikut :

          1.      IPS mengambil bahan-bahan dari ilmu sosial.

          2.      Tidak ada keharusan bahwa semua ilmu sosial perlu diturunkan dalam setiap pokok bahasan IPS, tapi disesuaikan dengan tujuan pengajaran dan perkembangan pesrerta didik.

          ·         Jenjang pendidikan juga ikut menentukan jumlah dan bagian isi ilmu sosial yang akan diramu menjadi program IPS.

          ·         Kesamaannya IPS dapat disusun dengan mengaitkan atau menggabungkan berbagai unsur ilmu sosial sehingga menjadi menarik.

          Contoh :

          Keterkaitan IPS dengan Sosiologi

          ilmu sosial dinamakan demikian karena ilmu tersebut mengambil masyarakat atau kehidupan bersama sebagai objek yang dipelajarinya. ilmu sosial belum mempunyai kaedah-kaedah dan dalil-dalil tetap yang diterima oleh bagian terbesar masyarakat karena ilmu tersebut belum lama berkembang, sedangkan yang menjadi objeknya adalah masyarakat manusia yang selalu berubah-ubah. Karena sifat masyarakat yang selalu berubah-ubah karena hingga kini belum dapat diselidiki dan dianalisis secara tuntas hubungan antara unsur-unsur di dalam masyarakat secara lebih mendalam. IPS di sini banyak mengambil sumber atau dalil-dalil dari Sosiologi.

          Keterkaitan IPS dengan Politik


          Ilmu politik merupakan salah satu dari kelompok besar ilmu sosial dan erat sekali hubungannya dengan disiplin ilmu sosial lainnya seperti sosiologi, antropologi, ilmu hukum, ekonomi, dan geografi. Semua ilmu sosial mempunyai objek yang sama, yaitu manusia sebagai individu maupun anggota kelompok (group). Dengan hal tersebut sangat membuktikan bahwa politik juga mempunyai hubungan erat dengan IPS yang sasaran yang diselidiki manusia dalam kehidupan masyarakat.

          Perbedaan IPS dengan ilmu sosial:

          Terletak pada tujuannya yakni :

          IPS ini tujuannya lebih cenderung mengarah ke pendidikan (bersifat pendidikan) dan IPS di sini bukan untuk mencari sebuah teori namun mengambil teori dari ilmu sosial dan IPS ini juga merupakangeneralisasi dari ilmu sosial yang lain

          Hubungan IPS dengan Ilmu-ilmu Sosial

          a.       Hubungan IPS dan Geografi

          IPS mengambil materi dari geografi yang terkait dengan bumi, garis lintang, garis bujur, arah, jarak, lokasi ruang, kondisi ruang serta lingkungan, sumber daya alam serta interaksi antar bangsa dan manusia dengan lingkungan.

          1.      Hubungan IPS dan Ekonomi

                    IPS mengambil materi ekonomi terkait dengan usaha manusia untuk mencapai kemakmuran dan gejala-gejala serta hubungan yang timbul dari usaha tersebut.

          2.       Hubungan IPS dan Ilmu Politik

                    IPS mengambil ilmu politik yang membahas usaha manusia mengorganisasikan kekuasaan dalam mengatur manusia serta menyelenggarakan kepentingan rakyat dan bangsa.

          3.      Hubungan IPS dan Ilmu Sejarah

                    IPS mengambil materi ilmu sejarah yang terkait dengan cara hidup manusia dilihat dari kurun waktu masa lalu.

          4.      Hubungan IPS dan Antropologi

                    IPS mengambil materi antropologi yang terkait dengan kajian hasil budidaya manusia dalam menjaga eksistensinya dan usaha meningkatkan kehidupan baik aspek lahiriyah maupun batiniyah.

          5.      Hubungan IPS dan Sosiologi

                    IPS mengambil materi sosiologi yang mempelajari masyarakat secara umum dan hubungan antar individu serta masyarakat tersebut.

          6.      Hubungan IPS dan Psikologi Sosial

                    IPS mengambil materi psikologi sosial terkait dengan mempelajari perilaku individu, kelompok, dan masyarakat yang dipengaruhi oleh situasi sosial, pengetahuan, pemikiran, tanggapan, dan psikulasi.

          7.      Hubungan IPS dan Ilmu Hukum

                    IPS mengambil materi ilmu hukum yang berkaitan dengan peraturan-peraturan tingkah laku dalam masyarakat yang ditetapkan oleh pemerintah.

          Hubungan antara IPS dengan ilmu-ilmu social saling berkaitan. Keduanya berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia, kemudian kebutuhan dasar tersebut dapat dicapai dengan kegiatan dasar manusia. Kegiatan dasar menusia meliputi produksi dan konsumsi, pemeliharaan dan perlindungan, konsumsi dan transport, estetika, pemerintahan dan organisasi, dan pendidikan dan rekreasi. Keseluruhannya membentuk ilmu-ilmu social. Dalam ilmu-ilmu social, terurai disiplin ilmu yang meliputi, antropologi, ekonomi, geografi, sejarah, ilmu politik, psikologi social dan hokum. Dan di dalamnya terdapat fakta, konsep, generalisasi yang dikembangkan membentuk ilmu Pengetahuan Sosial(IPS). Jadi IPS merupakan penjabaran dari ilmu-ilmu social yang didalamnya terdapat fakta, konsep dan generalisasi.

          DAFTAR PUSTAKA

          http://cobah-ajah.blogspot.com/2012/01/hubungan-ips-dengan-ilmu-ilmu-sosial.html

          https://www.google.com/search?q=hubungan+antara+ips+dengan+ilmu+sosial+lainnya&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:id:official&client=firefox-a#q=makalah+hubungan+antara+ips+dengan+ilmu+sosial+lainnya&rls=org.mozilla:id:official
        2. Makalah Pencemaran Laut

          Pencemaran Laut

          Bab I. Pendahuluan

          A. Latar Belakang

          Pada mulanya orang berfikir bahwa dengan melihat luasnya lautan, maka semua hasil buangan sampah dan sisa-sisa industri yang berasal dari aktifitas manusia di daratan seluruhnya dapat di tampung oleh lautan tanpa menimbulkan suatu akibat yang membahayakan. Bahan pencemar yang masuk ke dalam lautan akan diencerkan dan kekuatan mencemarnya secara perlahan-lahan akan diperlemah sehingga membuat mereka menjadi tidak berbahaya. Dengan makin cepatnya pertumbuhan penduduk dunia dan makin meningkatnya lingkungan industri mengakibatkan makin banyak bahan-bahan yang bersifat racun yang dibuang ke laut dalam jumlah yang sulit untuk dapat dikontrol secara tepat.

          Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan daratan, di mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air laut juga sebagai tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari atmosfir. Limbah tersebut yang mengandung polutan kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air, sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain).

          Kemudian, polutan tersebut yang masuk ke air diserap langsung oleh fitoplankton. Fitoplankton adalah produsen dan sebagai tropik level pertama dalam rantai makanan. Kemudian fitoplankton dimakan zooplankton. Konsentrasi polutan dalam tubuh zooplankton lebih tinggi dibanding dalam tubuh fitoplankton karena zooplankton memangsa fitoplankton sebanyak-banyaknya. Fitoplankton dan zooplankton dimakan oleh ikan-ikan planktivores (pemakan plankton) sebagai tropik level kedua. Ikan planktivores dimangsa oleh ikan karnivores (pemakan ikan atau hewan) sebagai tropik level ketiga, selanjutnya dimangsa oleh ikan predator sebagai tropik level tertinggi.

          Ikan predator dan ikan yang berumur panjang mengandung konsentrasi polutan dalam tubuhnya paling tinggi di antara seluruh organisme laut. Kerang juga mengandung logam berat yang tinggi karena cara makannya dengan menyaring air masuk ke dalam insangnya setiap saat dan fitoplankton ikut tertelan. Polutan ikut masuk ke dalam tubuhnya dan terakumulasi terus-menerus dan bahkan bisa melebihi konsentrasi yang di air.

          Polutan tersebut mengikuti rantai makanan mulai dari fitoplankton sampai ikan predator dan pada akhirnya sampai ke manusia. Bila polutan ini berada dalam jaringan tubuh organisme laut tersebut dalam konsentrasi yang tinggi, kemudian dijadikan sebagai bahan makanan maka akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Karena kesehatan manusia sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan. Makanan yang berasal dari daerah tercemar kemungkinan besar juga tercemar. Demikian juga makanan laut (seafood) yang berasal dari pantai dan laut yang tercemar juga mengandung bahan polutan yang tinggi.

          Salah satu polutan yang paling berbahaya bagi kesehatan manusia adalah logam berat. WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia dan FAO (Food Agriculture Organization) atau Organisasi Pangan Dunia merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi makanan laut (seafood) yang tercemar logam berat. Logam berat telah lama dikenal sebagai suatu elemen yang mempunyai daya racun yang sangat potensil dan memiliki kemampuan terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit yang menyebabkan kematian.

          Pencemaran laut merupakan suatu ancaman yang benar-benar harus ditangani secara sungguh-sungguh. Untuk itu, kita perlu mengetahui apa itu pencemaran laut, bagaimana terjadinya pencemaran laut, serta apa yang solusi yang tepat untuk menangani pencemaran laut tersebut.

          B. Rumusan Masalah

          1. Apa yang dimaksud dengan laut
          2. Bagaimana sejarah terbentuknya laut
          3. Apa manfaat laut bagi makhluk hidup
          4. Apa saja jenis-jenis laut
          5. Apa yang dimaksud dengan pencemaran laut
          6. Apa yang menjadi sumber pencemaran laut
          7. Apa saja dampak dari pencemaran laut
          8. Bagaimana cara mencegah terjadinya pencemaran laut
          9. Bagaimana cara menanggulangi pencemaran laut

          C. Tujuan Penulisan

          Berdasarkan latar belakang diatas, maka tulisan ini bertujuan untuk mengupas mengenai pencemaran laut. Secara khusus akan dibahas sumber, dampak dan pencegahan serta penanggualangan pencemaran laut  yang tentu saja tidak lepas dari pengertian dan perspektif hukum dari pencemaran laut serta indikator pencemaran tersebut. Diharapkan dengan adanya penjelasan mengenai dampak pencemaran laut beserta cara penanggulangan, timbul kesadaran dari kita semua akan  betapa pentingnya laut bagi kehidupan yang pada akhirnya pencemaran laut  dapat dikurangi sehingga manfaat laut dapat kita rasakan secara keseluruhan.

          Bab II. Pembahasan

          A. Laut

          Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut.

          I. Sejarah Terbentuknya Laut

          Laut, menurut sejarahnya, terbentuk 4,4 milyar tahun yang lalu, dimana awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih (dengan suhu sekitar 100 °C) karena panasnya Bumi pada saat itu. Asamnya air laut terjadi karena saat itu atmosfer Bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang menyebabkan tingginya pelapukan yang terjadi yang menghasilkan garam-garaman yang menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini. Pada saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam Bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu juga bertipe mamut atau tinggi/besar sekali tingginya karena jarak Bulan yang begitu dekat dengan Bumi.

          Menurut para ahli, awal mula laut terdiri dari berbagai versi; salah satu versi yang cukup terkenal adalah bahwa pada saat itu Bumi mulai mendingin akibat mulai berkurangnya aktivitas vulkanik, disamping itu atmosfer bumi pada saat itu tertutup oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar Matahari untuk masuk ke Bumi. Akibatnya, uap air di atmosfer mulai terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan tipe mamut juga) yang mengisi cekungan-cekungan di Bumi hingga terbentuklah lautan.

          Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosfer mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga sinar Matahari dapat kembali masuk menyinari Bumi dan mengakibatkan terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut di Bumi juga mengalami pengurangan dan bagian-bagian di Bumi yang awalnya terendam air mulai kering. Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke lautan, menyebabkan air laut semakin asin.

          Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet Bumi mulai terlihat biru karena laut yang sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin dingin karena air di laut berperan dalam menyerap energi panas yang ada, namun pada saat itu diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di bumi. Kehidupan di Bumi, menurut para ahli, berawal dari lautan (life begin in the ocean). Namun demikian teori ini masih merupakan perdebatan hingga saat ini.

          Pada hasil penemuan geologis di tahun 1971 pada bebatuan di Afrika Selatan (yang diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan adanya fosil seukuran beras dari bakteri primitif yang diperkirakan hidup di dalam lumpur mendidih di dasar laut. Hal ini mungkin menjawab pertanyaan tentang saat-saat awal kehidupan dan di bagian lautan yang mana terjadi awal kehidupan tersebut. Sedangkan kelautan itu sendiri adalah ilmu yang mempelajari berbagai biota atau makhluk hidup di laut yang perlu dimanfaatkan melalui usaha perikanan.

          II. Manfaat Laut

          Laut memiliki banyak fungsi / peran / manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena di dalam dan di atas laut terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat kita manfaatkan diantaranya yaitu :

          1. Tempat rekreasi dan hiburan
          2. Tempat hidup sumber makanan kita
          3. Pembangkit listrik tenaga ombak, pasang surut, angin, dsb.
          4. Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, rumput laun, dll.
          5. Tempat barang tambang berada
          6. Salah satu sumber air minum (desalinasi)
          7. Sebagai jalur transportasi air
          8. Sebagai tempat cadangan air bumi
          9. Sebagai objek riset penelitian dan pendidikan, dll
          III. Jenis-jenis Laut

          A. Jenis/Macam laut berdasarkan sebab terjadinya :

          1. Laut Ingresi : laut yang terjadi karena penurunan dasar laut dengan kedalaman 200 meter lebih.
          2. Laut Transgresi : laut yang terjadi karena terjadi peninggian permukaan air laut yang memiliki kedalaman kurang dari 200 meter.
          3. Laut Regresi : laut yang ada karena proses sedimentasi lumpur daratan yang masuk ke laut akibat erosi daratan.

          B. Jenis/Macam Laut Berdasarkan Letak Laut :

          1. Laut Tepi : laut yang ada di tepi benua.
          2. Laut Pedalaman : laut yang dikelilingi oleh daratan benua yang hampir seluruhnya terkepung benua.
          3. Laut Tengah : laut yang ada di tengah-tengah antara benua.

          C. Jenis/Macam Laut Berdasarkan Kedalaman Laut :

          1. Laut Zona Litoral : laut yang berada di batas antara garis pasang surut air laut yang bisa kering dan bisa tergenang air laut.
          2. Laut Zona Neritik : laut yang mempunyai kedalaman kurang dari 200 meter.
          3. Laut Zona Batial : laut yang memiliki kedalaman laut antara 200 hingga 1800 meter.
          4. Laut Zona Abisal  : laut yang memiliki kedalaman yang lebih dari 1800 meter.

          B. Pencemaran Laut

          I. Pencemaran Laut

          Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya.

          Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar, yang sebagian besar adalah pengurai ataupun filter feeder (menyaring air). Dengan cara ini, racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai makanan, semakin panjang rantai yang terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula kadar racun yang tersimpan. Pada banyak kasus lainnya, banyak dari partikel kimiawi ini bereaksi dengan oksigen, menyebabkan perairan menjadi anoxic. Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin, terhanyut maupun melalui tumpahan.

          II. Penyebab Pencemaran Laut

          A. Pencemaran oleh minyak

          Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga kecelakaan kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hampirtidak bias dielakkan.Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar tiap tahun.  Apabila terjadi pencemaran miyak dilautan, ini akan mengakibatkan minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan terbawa ke pantai.

          Contoh kecelakaan kapal yang pernah terjadi :

          1. Torrey canyon dilepas pantai Inggris 1967mengakibatkan 100.000 burung mati
          2. Showa maru di selat Malaka pada tahun 1975
          3. Amoco Cadiz di lepas pantai Perancis 1978

          Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dan tumbuh tumbuhan yang hidup disuatu daerah. Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri. Selain itu, mangrove dan daerah air payau juga rusak. Mikroorganisme yang terkena pencemaran akan segera menghancurkan ikatan organik minyak, sehingga banyak daerah pantai yang terkena ceceran minyak secara berat telah bersih kembali hanya dalam waktu 1 atau 2 tahun.

          B. Pencemaran oleh logam berat

          Logam berat ialah benda padat atau cair yang mempunyai berat 5 gram atau lebih untuk setiap cm3, sedangkan logam yang beratnya kurang dari 5 gram adalah logam ringan.

          Logam berat, seperti merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), kadmium (Cd), kromium (Cr), seng (Zn), dan nikel (Ni), merupakan salah satu bentuk materi anorganik yang sering menimbulkan berbagai permasalahan yang cukup serius pada perairan. Penyebab terjadinya pencemaran logam berat pada perairan biasanya berasal dari masukan air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri dan pertambangan.

          Jenis-Jenis Industri Pembuang Limbah yang Mengandung Logam Berat :

          1. Kertas: Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Zn
          2. Petro-chemical: Cd, Cr, Hg, Pb, Sn, Zn
          3. Pengelantang: Cd, Cr, Hg, Pb, Sn, Zn
          4. Pupuk: Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Zn
          5. Kilang minyak: Cd, Cr, Cu, Pb, Ni, Zn
          6. Baja: Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Ni, Sn, Zn
          7. Logam bukan besi: Cr, Cu, Hg, Pb, Zn
          8. Kendaraan bermotor, pesawat terbang: Cd, Cr, Cu, Hg, Pb, Sn, Zn
          9. Gelas, semen, keramik: Cr
          10. Tekstil: Cr
          11. Industri kulit: Cr
          12. Pembangkit listrik tenaga uap: Cr, Zn

          Logam berat memiliki densitas yang lebih dari 5 gram/cm3 dan logam berat bersifat tahan urai. Sifat tahan urai inilah yang menyebabkan logam berat semakin terakumulasi di dalam perairan. Logam berat yang berada di dalam air dapat masuk ke dalam tubuh manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Logam berat di dalam air dapat masuk secara langsung ke dalam tubuh manusia apabila air yang mengandung logam berat diminum, sedangkan secara tidak langsung apabila memakan bahan makanan yang berasal dari air tersebut. Di dalam tubuh manusia, logam berat juga dapat terakumulasi dan menimbulkan berbagai bahaya terhadap kesehatan.

          B. 1. Contoh kasus pencemaran akibat logam berat di Indonesia

          Teluk Buyat, terletak di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, adalah lokasi pembuangan limbah tailing (lumpur sisa penghancuran batu tambang) milik PT. Newmont Minahasa Raya (NMR). Sejak tahun 1996, perusahaan asal Denver, AS, tersebut membuang sebanyak 2.000 ton limbah tailing ke dasar perairan Teluk Buyat setiap harinya. Sejumlah ikan ditemui memiliki benjolan semacam tumor dan mengandung cairan kental berwarna hitam dan lendir berwarna kuning keemasan. Fenomena serupa ditemukan pula pada sejumlah penduduk Buyat, dimana mereka memiliki benjol-benjol di leher, payudara, betis, pergelangan, pantat dan kepala.

          B. 2. Contoh kasus pencemaran akibat logam berat di Jepang

          Kasus minamata yang terjadi dari tahun 1953 sampai 1975 telah menyebabkan ribuan orang meninggal dunia akibat pencemaran mercury di Teluk Minamata Jepang. Industri Kimia Chisso menggunakan mercury khlorida (HgCl2) sebagai katalisator dalam memproduksi acetaldehyde sintesis di mana setiap memproduksi satu ton acetaldehyde menghasilkan limbah antara 30-100 gr mercury dalam bentuk methyl mercury (CH3Hg) yang dibuang ke laut Teluk Minamata.

          Methyl mercury ini masuk ke dalam tubuh organisme laut baik secara langsung dari air maupun mengikuti rantai makanan. Kemudian mencapai konsentrasi yang tinggi pada daging kerang-kerangan, crustacea dan ikan yang merupakan konsumsi sehari-hari bagi masyarakat Minamata. Konsentrasi atau kandungan mercury dalam rambut beberapa pasien di rumah sakit Minamata mencapai lebih 500 ppm. Masyarakat Minamata yang mengonsumsi makanan laut yang tercemar tersebut dalam jumlah banyak telah terserang penyakit syaraf, lumpuh, kehilangan indera perasa dan bahkan banyak yang meninggal dunia.

          C. Pencemaran oleh sampah

                Plastik telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang, terapung dan terendap di lautan. 80% (delapan puluh persen) dari sampah di laut adalah plastik,  sebuah komponen yang telah dengan cepat terakumulasi sejak akhir Perang Dunia II.  Massa plastik di lautan diperkirakan yang menumpuk hingga seratus juta metrik ton.

                Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut berbahaya untuk satwa liar dan perikanan. Organisme perairan dapat terancam akibat terbelit, sesak napas, maupun termakan.

                Jaring ikan yang terbuat dari bahan plastik, kadang dibiarkan atau hilang di laut. Jaring ini dikenal sebagai hantu jala  sangat membahayakan lumba-lumba, penyu, hiu, dugong, burung laut, kepiting, dan makhluk lainnya. Plastik yang membelit membatasi gerakan, menyebabkan luka dan infeksi, dan menghalangi hewan yang perlu untuk kembali ke permukaan untuk bernapas.

                Sampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang kelaut melalui sistem daerah aliran sungai (DAS). Sampah-sampah ini kemungkinan mengandung logam berat dengan konsentrasi yang tinggi. Tetapi umumnya mereka kaya akan bahan-bahan organik, sehingga akan memperkaya kandungan zat-zat makanan pada suatu daerah  yang tercemar yang membuat kondisi lingkungan menjadi lebih baik bagi pertumbuhan mikroorganisme.

                Aktifitas pernafasan dari organisme ini membuat makin menipisnya kandungan oksigen khususnya pada daerah estuarin. Hal tersebut akan berpengaruh besar pada kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup di daerah tersebut. Pada keadaan yang paling ekstrim, jumlah spesies yang ada didaerah itu akan berkurang secara drastis dan dapat mengakibatkan bagian dasar dari estuarin kehabisan oksigen. Sehingga mikrofauna yang dapat hidup disitu hanya dari golongan cacing saja. Jenis-jenis sampah kebanyakan termasuk golongan yang mudah hancur dengan cepat, sehingga pencemaran yang disebabkannya tidak merupakan suatu masalah besar diperairan terbuka.

                                        Gambar 3.2.3 Pencemaran laut oleh sampah

          3.2.4        Pencemaran oleh pestisida

                Kerusakan yang disebabkan oleh pestisida adalah bersifat akumulatif. Mereka sengaja ditebarkan ke dalam suatu lingkungan dengan tujuan untuk mengontrol hama tanaman atau organism-organisme lain yang tidak diinginkan. Idealnya pestisida ini harus mempunyai spesifikasi yang tinggi yaitu dapat membunuh organism-organisme yang tidak dikehendaki tanpa merusak hewan lainnya, tetapi pada kenyataannya pestisida bisa membunuh biota air yang ada di laut.

                Beberapa pestisida yang dipakai kebanyakan berasal dari suatu grup bahan kimia yang disebut Organochloride. DDT termasuk dalam grup ini.

                Pestisida jenis ini termasuk golongan yang mempunyai ikatan molekul yang sangat kuat dimana molekul-molekul ini kemungkinan dapat bertahan di alam sampai beberapa tahun sejak mereka mulai dipergunakan. Hal itu sangat berbahaya karena dengan digunakannya golongan ini secara terus menerus akan membuat mereka menumpuk di lingkungan dan akhirnya mencapai suatu tingkatan yang tidak dapat ditolerir lagi dan berbahaya bagi organism yang hidup didaerah tersebut.

                Hewan biasanya menyimpan organochloride di dalam tubuh mereka. Beberapa organisme air termasuk ikan dan udang ternyata menumpuk bahan kimia didalam jaringan tubuhnya.

                Ketika pestisida masuk ke dalam ekosistem laut, mereka segera diserap ke dalam jaring makanan di laut. Dalam jarring makanan, pestisida ini dapat menyebabkan mutasi, serta penyakit, yang dapat berbahaya bagi hewan laut , seluruh penyusun rantai makanan termasuk manusia.

                    Gambar 3.2.4 Pencemaran laut oleh pestisida

          3.2.5        Pecemaran akibat proses Eutrofikasi

                Peristiwa Eutrofikasi adalah kejadian peningkatan/pengkayaan nutrisi, biasanya senyawa yang mengandung nitrogen atau fosfor, dalam ekosistem. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas primer (ditandai peningkatan pertumbuhan tanaman yang berlebihan dan cenderung cepat membusuk). Efek lebih lanjut termasuk penurunan kadar oksigen, penurunan kualitas air, serta tentunya menganggu kestabilan populasi organisme lain.

                Muara merupakan wilayah yang paling rentan mengalami eutrofikasi karena nutrisi yang diturunkan dari tanah akan terkonsentrasi.  Nutrisi ini kemudian dibawa oleh air hujan masuk ke lingkungan laut , dan cendrung menumpuk di muara.

                The World Resources Institute telah mengidentifikasi 375 hipoksia (kekurangan oksigen) wilayah pesisir di seluruh dunia. Laporan ini menyebutkan kejadian ini terkonsentrasi di wilayah pesisir di Eropa Barat, Timur dan pantai Selatan Amerika Serikat, dan Asia Timur, terutama di Jepang. Salah satu contohnya adalah meningkatnya alga merah (red tide) secara signifikan yang membunuh ikan dan mamalia laut serta menyebabkan masalah pernapasan pada manusia dan beberapa hewan domestik. Umumnya terjadi saat organisme mendekati ke arah pantai.

          Gambar 3.2.6 Laut yang tercemata akibat eutrofikasi

          3.2.6        Pencemaran akibat peningkatan keasaman

          Dewasa ini sangat banyak kegiatan manusia yang menyebabkan polusi udara, tanah dan air, yang disebabkan oleh limbah pabrik, industri, asap kendaraan, dan banyak lagi. Salah satu contoh adalah semakin banyak karbon dioksida memasuki atmosfer bumi, maka karbondioksida yang kita hasilkan sehari-hari dapat menyebabkan hujan asam dan juga meningkatkan kadar keasaman laut menjadi lebih asam. Potensi peningkatan keasaman laut dapat mempengaruhi kemampuan karang dan hewan bercangkang lainnya untuk membentuk cangkang atau rangka. Perubahan iklim juga akan berdampak buruk pada ekosistem di lautan . Jika air laut semakin memanas, maka akan terjadi peningkatan keasaman laut, dan terumbu karang adalah yang paling rentan menghadapi peningkatan keasaman ini . menurut Dr. Nerilie Abrahams dari Universitas Nasional Australia, terumbu karang seperti sedang mencatat kematiannya sendiri. Jumlah Karbon Dioksida yang dipompakan ke atmosfer sebetulnya mengubah keasaman laut, dan membuat lebih asam lagi. Bahayanya adalah tentu saja seluruh terumbu karang akan hancur dan larut karena asam tadi. Persoalan perubahan suhu maupun berbagai perubahan lain yang dialami lautan sebetulnya bukanlah sesuatu yang luar biasa. Di masa lalu hal ini sudah barangkali terjadi, nemun perbedaannya adalah saat ini perubahan suhu tersebut dipicu oleh campur tangan manusia, jadi bukan karena sebab alami

                Gambar 3.2.7 Terumbu karang yang rusak

          3.2.7        Pencemaran akibat polusi kebisingan

          Kehidupan laut dapat rentan terhadap pencemaran kebisingan atau suara dari sumber seperti kapal yang lewat, survei seismik eksplorasi minyak, dan frekuensi sonar angkatan laut. Perjalanan suara lebih cepat di laut daripada di udara.

          Hewan laut, seperti paus, cenderung memiliki penglihatan lemah, dan hidup di dunia yang sebagian besar ditentukan oleh informasi akustik. Hal ini berlaku juga untuk banyak ikan laut yang hidup lebih dalam di dunia kegelapan. Dilaporkan bahwa antara tahun 1950 dan 1975, ambien kebisingan di laut naik sekitar sepuluh desibel (telah meningkat sepuluh kali lipat).

          Sumber suara di laut antara lain :

          1.      Sumber alami

                      Suara di laut yang timbul akibat proses alami terbagi dalam dua yaitu proses fisika serta proses biologi. Proses fisika ini antara lain : aktivitas tektonik, gunung api dan gempa bumi, angin, gelombang. Sedangkan contoh dari aktivitas biologis misalnya suara dari mamalia laut dan ikan.

          2.      Lalu lintas kapal

                      Banyak dari kapal-kapal yang beroperasi di laut menimbulkan kebisingan yang berpengaruh pada ekosistem laut dan umumnya berada pada batasan suara 1000Hz. Kapal-kapal Tanker Besar yang beroperasi mengangkut minyak biasanya mengeluarkan suara dengan level 190 desibel atau sekitar 500Hz. Sedangkan untuk ukuran kapal yang lebih kecil biasanya hanya menimbulkan gelombang suara sekitar160-170 desibel. Kapal-kapal ini menimbulkan sejenis tembok virtual yang disebut “white noise” yang memiliki kebisingan konstan. White noise dapat menghalangi komunikasi antara mamalia di laut sampai batas untuk area yang lebih kecil. Selain kapal Tanker juga Kapal-kapal besar lainnya sejenis Cargo yang membawa petikemas memiliki kebisingan yang cukup menimbulkan pencemaran suara di laut.

          3.      Eksplorasi dan Ekspoitasi Gas dan Minyak

                      Kegiatan eksplorasi dan ekspoitasi gas dan minyak banyak menggunakan survei seismik, pembangunan anjungan minyak/rig, pengeboran minyak, dll. Kebanyakan dari survei seismik saat ini menggunakan airguns sebagai sumber suara, alat ini merupakan alat berisi udara yang memproduksi sinyal akustik dengan cepat mengeluarkan udara terkompresi ke dalam kolom air. Metoda tersebut dapat menciptakan suara dengan intensitas sampai dengan 255 desibel. Pengaruhnya terhadap hewan lainnya juga dapat menimbulkan kerusakan pendengaran akibat dari tekanan air yang ditimbulkan. Seperti layaknya penggunaan dinamit, airguns juga berpengaruh terhadap pendengaran manusia secara langsung. Pulsa sinyal akustik ini dapat menimbulkan konflik terhadap mamalia laut, seperti misalnya paus jenis mysticete, sperm, dan beaked yang menggunakan frekuensi suara yang rendah.

                      Begitu juga dalam aktivitas pembangunan rig dan pengeboran minyak dimana dalam operasionalnya setiap hari banyak menghasilkan suara serta menimbulkan kebisingan yang beresiko bagi mamalia laut.

          4.      Penelitian Oseanografi dan Perikanan

                      Pernah diadakan survei dengan menggunakan Acoustic Thermography of Ocean Climate (ATOC) dimana digunakan kanal suara untuk memperlihatkan rata-rata temperatur laut. Sistem ini digunakan untuk penelitian mengenai faktor temperatur laut. Akibatnya terhadap hewan-hewan di laut terbukti bahwa mereka bergerak menjauh (terutama Paus jenis tertentu) namun selang beberapa saat mereka kembali untuk mencari makanan. Deruman dari Speaker yang dipasang berkekuatan 220 desibel tepat di sumbernya, dan terdeteksi sampai dengan 11000 mil jauhnya.

                      Dari penyebab diatas terdapat juga penyebab lainnya yang tidak disebutkan di sini, salah satunya adalah kegiatan perikanan para nelayan yang menggunakan peledak atau pukat harimau yang tidak hanya menimbulkan polusi suara namun juga merusak secara langsung ekosistem di laut itu sendiri.

          5.      Kegiatan militer

                      Ada beberapa aktivitas yang dilakukan militer yang menghasilkan sumber suara yang menimbulkan kebisingan di laut. Salah satu contohnya yaitu aktivitas kapal naval milik US.Army yang menggunakan sonar aktif ketika berlatih dan dalam aktivitas rutin. Angkatan Laut Amerika (NAVY) pernah mengembangkan suatu sistem yang dinamakan Low Frequency Active Sonnars (LFA) untuk keperluan militernya. Dalam penggunaannya, terbukti bahwa terdapat beberapa efek negatif terhadap kehidupan dan perilaku mamalia di lautan. Terhadap ikan paus efek tersebut ternyata mengganggu jalur migrasi dan untuk jenis ikan paus biru dan ikan paus sirip adalah terhentinya proses komunikasi satu sama lain. Bahkan setelah melalui beberapa penelitian, maka pengunaan LFA tersebut juga berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Beberapa penyelam NAVY yang menerima transmisi dari sekitar 160 desibel akibat sistem tersebut terbukti terkena gangguan seperti vertigo, gangguan terhadap gerakan tubuh serta gangguan di daerah perut dan dada.

                      Bukti-bukti lainnya dari pengaruh akibat sonar yang dihasilkan ini di sebutkan oleh Vonk and Martin (1989), Simmonds and Lopez-Jurado (1991), Frantzis (1998) dan Frantzis and Cebrian (1999) mereka menganggap bunyi keras yang ditimbulkan oleh aktifitas militer ini telah menyebabkan terdamparnya paus jenis beaked di Pulau Canary dan Laut Ionia. Selain itu paus jenis sperm mengalami perubahan kelakuan dalam vokalisasi dalam merespons sonar ini.

                      Pendamparan lainnya terjadi pada bulan maret 2000 di Bahama, 17 mamalia laut( termasuk 2 spesies paus jenis beaked dan minke). Pendamparan ini terjadi akibat latihan militer Amerika yang menggunakan sonar.

          3.3  Dampak pencemaran laut

          a.       Logam berat

                     WHO (World Health Organization) atau Organisasi Kesehatan Dunia dan FAO (Food Agriculture Organization) atau Organisasi Pangan Dunia merekomendasikan untuk tidak mengonsumsi makanan laut (seafood) yang tercemar logam berat. Logam berat telah lama dikenal sebagai suatu elemen yang mempunyai daya racun yang sangat potensil dan memiliki kemampuan terakumulasi dalam organ tubuh manusia. Bahkan tidak sedikit yang menyebabkan kematian.

                Bahaya yang Dapat Ditimbulkan oleh Logam Berat di dalam Tubuh Manusia :

          ·         Barium (Ba): Dalam bentuk serbuk, mudah terbakar pada temperatur ruang. Jangka panjang, menyebabkan naiknya tekanan darah dan terganggunya sistem syaraf.

          ·         Cadmium (Cd): Dalam bentuk serbuk mudah terbakar. Beracun jika terhirup dari udara atau uap. Dapat menyebabkan kanker. Larutan dari kadmium sangat beracun. Jangka panjang, terakumulasi di hati, pankreas, ginjal dan tiroid, dicurigai dapat menyebabkan hipertensi

          ·         Kromium (Cr): Kromium hexavalen bersifat karsinogenik dan korosif pada jaringan tubuh. Jangka panjang, peningkatan sensitivitas kulit dan kerusakan pada ginjal

          ·         Timbal (Pb): Beracun jika termakan atau terhirup dari udara atau uap. Jangka panjang, menyebabkan kerusakan otak dan ginjal; kelainan pada kelahiran

          ·         Raksa (Hg): Sangat beracun jika terserap oleh kulit atau terhirup dari uap. Jangka panjang, beracun pada sistem syaraf pusat, dapat menyebabkan kelainan pada kelahiran.

          ·         Perak (Ag): Beracun. Jangka panjang, pelunturan abu-abu permanen pada kulit, mata dan membran mukosa (mucus)

          b.      Tumpahan minyak

                     Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan air. Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri serta dapat menyebabkan keracunan pada burung tersebut.

          c.       Sampah

                     Banyak hewan yang hidup pada atau di laut mengonsumsi plastik karena tak jarang plastik yang terdapat di laut akan tampak seperti makanan bagi hewan laut. Plastik tidak dapat dicerna dan akan terus berada pada organ pencernaan hewan ini,  sehingga menyumbat saluran pencernaan dan menyebabkan kematian melalui kelaparan atau infeksi. Selain berpengaruh terhadap kesehatan biota laut, adanya sampah dilaut juga nerpengaruh terhadap kesehatan manusia. Penyakit yang paling sederhana seperti gatal-gatal pada kulit setelah bersentuhan dengan air laut, dll.

          d.      Pestisida

          Pengaruh pestisida terhadap kehidupan organisme air

          1.      Penumpukan pestisida dalam jaringan tubuh, bersifat racun dan dapat mempengaruhi system syaraf pusat.

          2.      Bahan aktifnya selain bisa membunuh organism perairan (ikan) juga dapat merubah tingkah laku ikan dan menghambat perkembangan telur moluska dan juga ikan.

          3.      Daya racun berkisar dari rendah-tinggi. Moluska cenderung lebih toleran terhadap racun pestisida dibandingkan dengan Crustacea dan teleostei (ikan bertulang sejati), dll.

          e.       Eutrofikasi

                     Eutrofikasi adalah perairan menjadi terlalu subur sehingga terjadi ledakan jumlah alga dan fitoplankton yang saling berebut mendapat cahaya untuk fotosintesis. Karena terlalu banyak maka alga dan fitoplankton di bagian bawah akan mengalami kematian secara massal,  serta terjadi kompetisi dalam mengonsumsi O2 karena terlalu banyak organisme pada tempat tersebut. Sisa respirasi menghasilkan banyak CO2 sehingga kondisi perairan menjadi anoxic dan menyebabkan kematian massal pada hewan-hewan di perairan tersebut.

          f.       Peningkatan keasaman

          Selain menyebabkan kerusakan pada terumbu karang, kehidupan laut terpengaruh karena perubahan itu, khususnya hewan dan tumbuhan yang memiliki tulang karbonat kalsium dan yang menjadi sumber makanan bagi penghuni laut lainnya. Satu miliar orang yang bergantung pada ikan sebagai sumber utama penghasil protein akan terkena dampak dari peningkatan keasama laut tersebut.

          g.      Polusi kebisingan

                     Gangguan bunyi-bunyi dapat saja menghasilkan frekuensi atau intensitas yang dapat berbentrokan atau bahkan menghalangi suara/bunyi biologi yang penting, yang menjadikan tidak terdeteksi oleh mamalia laut. Padahal seperti diketahui bahwa suara-suara biologi ini penting seperti untuk mencari mangsa, navigasi, komunikasi antara ibu dan anak, untuk manarik perhatian, atau melemahkan mangsa.

          Klasifikasi efek fisik langsung yang dapat mempengaruhi mamalia laut

          ·         Tidak Berhubungan langsung :

                     Merusak jaringan tubuh

                     Kejang urat yang disebabkan tekanan udara yang tiba-tiba

          ·         Berhubungan langsung :

                     Merusak telinga

                     Gangguan pendengaran permanen atau sementara

          ·         Kelakuan :

                     Perubahan Perilaku

                     Modifikasi perilaku

                     Berpindah tempat dari area (jangka panjang atau pendek)

          ·         Stress :

                     Menurunkan tingkat kelangsungan hidup

                     Mudah terserang penyakit

                     Berpotensi dipengaruhi oleh efek kumulatif yang negatif (misalnya polusi   kimia kombinasi dengan stress suara)

                     Peka terhadap suara

          3.4  Pencegahan dan penanggulangan terjadinya pencemaran laut

          Upaya pencegahan maupun penanggulangan pemcemaran laut telah diatur oleh pemerintah dalam PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

          a.    Pencegahan terjadinya pencemaran laut

                  Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran laut :

          1.      Tidak membuang sampah ke laut

          2.      Penggunaan pestisida secukupnya

          3.      Yang paling sering di temukan pada saat pembersihan pantai dan laut adalah puntung rokok. Selalu biasakan untuk tidak membuang puntung rokok di sekitar laut.

          4.      Kurangi penggunaan plastik

          5.      Jangan tinggalkan tali pancing, jala atau sisa sampah dari kegiatan memancing di laut.

          6.      Setiap industri atau pabrik menyediakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)

          7.      Menggunakan pertambangan ramah lingkungan, yaitu pertambangan tertutup.

          8.      Pendaurulangan sampah organik

          9.      Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air.

          10.  Penegakan hukum serta pembenahan kebijakan pemerintah

          b.    Penanggulangan pencemaran laut

          1.      Melakukan proses bioremediasi, diantaranya melepaskan serangga untu menetralisir  pencemaran laut yang disebabkan oleh tumpahan minyak dari ledakan ladang minyak.

          2.      Fitoremediasi dengan menggunakan tumbuhan yang mampu menyerap logam berat juga ditempuh. Salah satu tumbuhan yang digunakan tersebut adalah pohon api-api (Avicennia marina). Pohon Api-api memiliki kemampuan akumulasi logam berat yang tinggi.

          3.      Melakukan pembersihan laut secara berkala dengan melibatkan peran serta masyarakat

          Melalui penanggulangan pencemaran ini diharapkan bahwa pencemaran akan berkurang dan kualitas hidup manusia akan lebih ditingkatkan, sehingga akan didapat laut yang bersih, sehat, dan nyaman.

          DAFTAR PUSTAKA

          http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/08234/lina_warlina.pdf

          http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran-laut/sumber-dan-bahan-pencemar-laut/

          http://yunuzmuhammad.blogspot.com/2007/11/pengertian-dan-sumber-pencemaran.html

          www.kaskus.com

          www.thedi76.wordpress.com

          www.google.com

          www.majalahversi.net

          www.pencemaran-lingkungan-bumi.blogspot.com

          www.lautkita.blogspot.com

          www.antaranews.com

          www.goblue.or.id

          www.wikipedia.org

        3. Makalah Pencemaran Pesisir dan Laut

          Makalah Pencemaran Pesisir dan Laut

          Makalah dengan judul pencemaran pesisir dan laut

          Pencemaran Pesisir dan Laut

          Bab I. Pendahuluan

          A. Latar Belakang

          Indonesia merupakan negara kepulauan dan memiliki garis pantai yang terpanjang di dunia, mencapai 81.000 km, yang secara garis besar dapat dibagi menjadi kawasan budidaya dan kawasan non budidaya. Pantai non budidaya dapat berupa daerah konservasi dan daerah yang tidak dibudidayakan, misalnya karena sumber daya alam yang miskin dan atau karena keadaan alamnya yang sulit, dicapai seperti daerah pantai yang terjal, kering, rawan bencana alam.

          Kondisi lingkungan pesisir di beberapa pantai di Indonesia cenderung mengalami penurunan kualitas sehingga lingkungan pesisir di lokasi tersebut dapat berkurang fungsinya atau bahkan sudah tidak mampu berfungsi lagi untuk menunjang pembangunan dan kesejahteraan penduduk secara berkelanjutan. Penurunan kualitas lingkungan pesisir di banyak tempat terjadi terutama akibat pencemaran dan atau perusakan lingkungan di sekitanya.

          Pencemaran lingkungan pantai dapat terjadi karena masukan polutan dari kegiatan di sepanjang garis pantai, dan atau secara tidak langsung: melalui aliran sungai, kegiatan di lepas pantai, karena intrusi air laut ke dalam air tanah dan sebagainya.Sedangkan kerusakan lingkungan Pantai berupa: abrasi pantai, kerusakan hutan bakau (mangrove), kerusakan terumbu karang, penurunan sumber daya perikanan, kerusakan padang lamun dan sebagainya.

          Keadaan ini disebabkan oleh sering terjadinya pencemaran, baik yang berasal dari kegiatan di daratan maupun aktivitas di perairan itu sendiri, perusakan taman laut, terumbu karang dan hutan bakau, ini akibat eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam lingkungan pesisir dan laut pada umumnya. Agar fungsi lingkungan pesisir dapat dilestarikan, maka perlu dilakukan tindak kerja pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan tersebut.

          Berkenaan dengan pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup, UU No. 4/ 82 ditetapkan bahwa pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mewujudkan lingkungan yang baik dan sehat (Pasal 4), dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan berdasarkan baku mutu lingkungan (Pasal 15).

          UU No. 4/82 tersebut juga menetapkan ketentuan bahwa setiap kegiatan berkewajiban untuk memelihara kelestarian kemampuan lingkungan hidup yang serasi dan seimbang untuk menunjang pembangunan yang berkesinambungan.

          B. Rumusan Masalah

          1. Apa itu pesisir dan laut?
          2. Apa contoh pencemaran pesisir dan laut?
          3. Dampak apa saja yang ditimbulkan dari pencemaran pesisir dan laut?
          4. Upaya-upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dan mengurangi tingkat pencemaran pesisir dan laut.

          C. Tujuan Penulisan

          Penulisan makalah ini bertujuan untuk :

          1. Mengetahui pengertian dan kondisi geografis dari pesisir dan laut Indonesia.
          2. Mengetahui contoh pencemaran pesisir dan laut.
          3. Mengetahui dampak pencemaran pesisir dan laut.
          4. Mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukakn untuk menanggulangi pencemaran pesisir dan laut.

          D. Manfaat Penulisan

          Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi  masyarakat pada umumnya dan mahasiswa FKIP Universitas Riau pada khususnya untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga dan melestarikan laut, serta mencegah terjadinya  pencemaran.

          Bab II. Pembahasan

          A. Pencemaran Pesisir

          I. Pengertian dan Kondisi Geografis Pesisir Indonesia

          Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, dengan batas ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut seperti angin laut, pasang surut, perembesan air laut (intrusi) yang dicirikan oleh vegetasinya yang khas, sedangkan batas wilayah pesisir ke arah laut mencakup bagian atau batas terluar daripada daerah paparan benua (continental shelf), dimana ciri-ciri perairan ini masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun proses yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran (Bengen, 2002).

          Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pedoman Umum Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu, wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling berinteraksi, dimana ke arah laut 12 mil dari garis pantai untuk propinsi dan sepertiga dari wilayah laut itu (kewenangan propinsi) untuk kabupaten/kota dan ke arah darat batas administrasi kabupaten/kota.

          Wilayah pesisir/pantai adalah suatu hal yang lebarnya bervariasi, yang mencakup tepi laut (shore) yang meluas kearah daratan hingga batas pengaruh marin masih dirasakan (Bird, 1969 dalam Sutikno, 1999).

          Berdasarkan batasan tersebut di atas, beberapa ekosistem wilayah pesisir yang khas seperti estuaria, delta, laguna, terumbu karang (coral reef), padang lamun (seagrass), hutan mangrove, hutan rawa, dan bukit pasir (sand dune) tercakup dalam wilayah ini. Luas suatu wilayah pesisir sangat tergantung pada struktur geologi yang dicirikan oleh topografi dari wilayah yang membentuk tipe-tipe wilayah pesisir tersebut. Wilayah pesisir yang berhubungan dengan tepi benua yang meluas (trailing edge) mempunyai konfigurasi yang landai dan luas. Ke arah darat dari garis pantai terbentang ekosistem payau yang landai dan ke arah laut terdapat paparan benua yang luas. Bagi wilayah pesisir yang berhubungan dengan tepi benua patahan atau tubrukan (collision edge), dataran pesisirnya sempit, curam dan berbukit-bukit, sementara jangkauan paparan benuanya ke arah laut juga sempit.

          Klasifikasi pantai menurut Valentin, 1952 (Sutikno, 1999), dasar klasifikasinya adalah perkembangan garis pantai maju atau mundur. Pantai maju dapat disebabkan oleh pengangkatan pantai atau progradasi oleh deposisi, sedangkan pantai mundur disebabkan pantai tenggelam atau retrogradasi oleh erosi.

          Dalam menentukan tingkat perubahan pantai yang dapat dikatagorikan kerusakan daerah pantai adalah tidak mudah. Untuk melakukan penilaian terhadap perubahan pantai diperlukan suatu tolok ukur agar supaya penilaian perubahan pantai dapat lebih obyektif dalam penentuan tingkat kerusakan tersebut. Perubahan pantai harus dilihat tidak dalam keadaan sesaat, namun harus diamati dalam suatu kurun waktu tertentu. Perubahan garis pantai

          yang terjadi sesaat tidak berarti pantai tersebut tidak stabil, hal ini mengingat pada analisis perubahan garis pantai dikenal keseimbangan dinamis daerah pantai. Keseimbangandinamis berarti pantai tersebut apabila ditinjau pada suatu kurun waktu tertentu (misalnya satu tahun) tidak terjadi kemajuan atau kemunduran yang langgeng, namun pada waktu-waktu tertentu pantai tersebut dapat maju atau mundur sesuai musim yang sedang berlangsung pada saat itu. Untuk mengetahui perubahan pantai secara tepat perlu adanya patok pemantau (monitoring) yang diketahui koordinatnya, dan dipasang pada tempat-tempat yang rawan erosi dan diamati pada setiap bulan (minimum dilakukan selama satu tahun).

          Mendasarkan pada batasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan (interface) antara daratan dan laut. Oleh karena itu, wilayah pesisir merupakan ekosisitem khas yang kaya akan sumberdaya alam baik sumberdaya alam dapat pulih (renewable resources) seperti ikan, terumbu karang, hutan mangrove, dan sumberdaya tak dapat pulih (non-renewable resources) seperti minyak dan gas bumi, bahan tambang dan mineral lainnya.  Selain itu, wilayah pesisir juga memiliki potensi energi kelautan yang cukup potensial seperti gelombang, pasang surut, angin, dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion), serta memiliki potensi jasa-jasa lingkungan (environmental services) seperti media transportasi, keindahan alam untuk kegiatan pariwisata, dan lain-lain.

          Dari definisi wilayah pesisir tersebut  secara umum memberikan gambaran besar, betapa kompleksitas aktivitas ekonomi dan ekologi yang terjadi di wilayah ini. Kompleksitas aktivitas ekonomi seperti perikanan, pariwisata, pemukiman, perhubungan, dan sebagainya memberikan tekanan yang cukup besar terhadap keberlanjutan ekologi wilayah pesisir seperti ekosistem mangrove, padang lamun dan terumbu karang. Tekanan yang demikian besar tersebut jika tidak dikelola secara baik akan menurunkan kualitas dan kuantitas sumberdaya yang terdapat di wilayah pesisir.

          II. Contoh Pencemaran Pesisir

          Pertumbuhan jumlah penduduk yang mendiami wilayah pesisir dan meningkatnya kegiatan pariwisata juga akan meningkatkan jumlah sampah dan kandungan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai kerugian bagi lingkungan pesisir. Penggunaan pupuk untuk menyuburkan areal persawahan di sepanjang Daerah Aliran Sungai yang berada di atasnya serta kegiatan-kegiatan industri di darat yang membuang limbahnya ke dalam badan sungai yang kemudian terbawa sampai ke laut melalui wilayah pesisir. Hal ini akan menperbesar tekanan ekologis wilayah pesisir.

          Sumber pencemaran yang berasal dari limbah industri dan kapal-kapal di sepanjang wilayah pesisir umumnya mengandung logam berat. Kandungan logam berat diperairan diperkirakan akan terus meningkat dan akan mengakibatkan terjadinya erosi dan pencucian tanah, masuknya sampah industri dan pembakaran bahan baker fosil ke perairan dan atmosfer, serta pelepasan sedimentasi logam dari lumpur aktif secara langsung. Ciri-Ciri Pencemaran Pesisir dan Pantai:

          • Adanya limbah idustri di sungai yang meresap ke tanah.
          • Terdapat banyak sampah-sampah di daerah pesisir dan pantai. Sampah yang bersifat organic maupun nonorganik juga dibuang ke laut melalui sistem DAS.
          • Terjadinya perubahan kondisi alam menjadi lingkungan buatan dengan dibangunnya beberapa fasilitas penunjang yang diperluka.
          • Adanya pencemaran limbah minyak yang terjadi di pantai baik yang di sengaja maupun yang tidak disengaja.
          • Rusaknya hutan mangrove di daerah pesisir pantai.
          • Hancurnya organisme yang membuat laut menjadi semakin tidak subur.

          Selain hal-hal di atas, dengan semakin besar dan banyaknya aktivitas perekonomian yang dilakukan di wilayah pesisir dan lautan, seringkali pula menimbulkan pengaruh dalam pengelolaan sumber daya dan lingkungan wilayah pesisir misalnya (Dahuri 2001):

          • Perkapalan dan transportasi: tumpahan minyak, air ballast limbah padat dan kecelakaan.
          • Pengilangan minyak dan gas : tumpahan minyak, pembongkaran bahan pencemar, konversi kawasan pesisir.
          • Perikanan: overfishing, destruksi habitat, pencemaran pesisir, pemasaran dan distribusi, modal dan tenaga/ keahlian
          • Budidaya perairan : ekstensifikasi dan konversi mangrove.
          • Kehutanan: penebangan dan konversi hutan.
          • Pertambangan: penambangan pasir dan terumbu karang
          • Industri: reklamasi dan pengerukan tanah.
          • Pariwisata: pembangaunan infrastruktur dan pencemaran.

          Beberapa kegiatan manusia yang dapat menyebabkan pencemaran pesisir dan pantai adalah sebagai berikut:

          • Penambangan karang dengan atau tanpa bahan peledak,
            Penangkapan ikan menggunakan racun sianida dan bahan peledak.
          • Penambatan jangkar perahu.
          • Pembuangan sampah rumah tangga
          • Pembukaan lahan untuk pertanian, pengembangan kota dan industri, penebangan kayu dan penambangan di daerah aliran sungai (DAS) mengakibatkan terjadinya pencemaran dan perobahan lingkungan wilayah pesisir.
          • Pembukaan hutan mangrove untuk kepentingan pemukiman, pembangunan infrastuktur dan perikanan tambak dapat mengakibatkan erosi pantai.
          • Sumber pencemaran pesisir dan pantai dapat dikelompokkan menjadi 6 bagian yaitu:
            1. Industri,
            2. Limbah cair pemukiman (sewage),
            3. Limbah cair perkotaan (urban stormwater),
            4. Pertambangan,
            5. Pelayaran (shipping)
          III. Dampak Pencemaran Pesisir

          Dampak negatif dari pencemaran tidak hanya membahayakan kehidupan biota dan lingkungan laut, tetapi juga dapat membahayakan kesehatan manusia atau bahkan menyebabkan kematian, mengurangi atau merusak nilai estetika lingkungan pesisir dan lautan dan menimbulkan kerugian secara sosial ekonomi.

          Kerusakan garis pantai di Indonesia mencapai 20 persen dari total 95.000 km garis pantai di sepanjang wilayah Indonesia. Kerusakan ini antara lain diakibatkan oleh perubahan lingkungan dan abrasi pantai.

          Kerusakan yang mencapai 20 persen ini amat disayangkan mengingat Indonesia yang mempunyai garis pantai sekitar 95.000 km merupakan negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada.

          Laporan kerusakan garis pantai di Indonesia ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Dr Moch Amron, di Kementerian PU, Jakarta, Kamis, 30 September 2010. “20 persen garis pantai di Indonesia mengalami kerusakan,” katanya sebagaimana dilansir Alamendah’s Blog dari Antara.

          Kerusakan garis pantai Indonesia diakibatkan oleh perubahan lingkungan dan abrasi pantai. Akibat dari rusaknya garis pantai ini dapat memberikan pengaruh pada berbagai sektor seperti pariwisata, transportasi laut, keberadaan lahan produktif, keanekaragaman hayati, hingga pergeseran batas negara..

          Sebuah kenyataan yang pahit melihat rekor garis pantai kita yang terpanjang kedua di dunia harus bersanding dengan rekor kerusakan yang mencapai 20 persen.Tanpa perlu mencari kambing hitam, sepertinya kita bersama harus mulai menanamkan kesadaran akan arti pentingnya garis pantai yang kita punyai sehingga kita tergerak untuk menjaganya.

          IV. Usaha Penangulangan Pencemaran Pesisir

          Penanggulangan kerusakan lingkungan pesisir dan laut perlu dilakukan secara hati-hati agar tujuan dari upaya dapat dicapai. Mengingat bahwa subjek dan objek penanggulangan ini terkait erat dengan keberadaan masyarakat pesisir, dimana mereka juga mempunyai ketergantungan yang cukup tinggi terhadap ketersediaan sumberdaya di sekitar, seperti ikan, udang, kepiting, kayu mangrove, dan sebagainya, maka penanggulangan kerusakan lingkungan pesisir dan laut yang berbasis masyarakat menjadi pilihan yang bijaksana untuk diimplementasikan.

          Penanggulangan kerusakan lingkungan pesisir dan laut berbasis masyarakat diharapkan mampu menjawab persoalan yang terjadi di suatu wilayah berdasarkan karakteristik sumberdaya alam dan sumberdaya manusia di wilayah tersebut. Dalam hal ini, suatu komunitas mempunyai hak untuk dilibatkan atau bahkan mempunyai kewenangan secara langsung untuk membuat sebuah perencanaan pengelolaan wilayahnya disesuaikan dengan kapasitas dan daya dukung wilayah terhadap ragam aktivitas masyarakat di sekitarnya.

          Tujuan khusus penanggulangan kerusakan lingkungan pesisir dan laut berbasis masyarakat dalam hal ini dilakukan untuk

          1. Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menanggulangi kerusakan lingkungan;
          2. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berperan serta dalam pengembangan rencana penanggulangan kerusakan lingkungan secara terpadu yang sudah disetujui bersama;
          3. Membantu masyarakat setempat memilih dan mengembangkan aktivitas ekonomi yang lebih ramah lingkungan; dan
          4. Memberikan pelatihan mengenai sistem pelaksanaan dan pengawasan upaya penanggulangan kerusakan lingkungan pesisir dan laut berbasis masyarakat.

          Pantai Lestari adalah nama atau label dari program kerja pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan pesisir berskala nasional. Yang dimaksud dengan lingkungan pesisir dalam hal ini adalah lingkungan perairan pantai, lingkungan pantai itu sendiri dan lingkungan daratan pantai. Ruang lingkup program kerja difokuskan dan bertolak pada fungsi lingkungan pesisir sepanjang garis pantai.

          Namun mengingat bahwa lingkungan pesisir di sepanjang garis pantai, dapat dipengaruhi/mempengaruhi lingkungan perairan dan daratannya, maka dalam pelaksanaannya, ruang, lingkup program kerja ini akan meliputi lingkungan perairan dan daratan pantai yang mempengaruhi dan akan dipengaruhi oleh lingkungan pantai.

          B. Pencemaran Laut

          I. Pengertian dan Kondisi Geografis Laut Indonesia

          Dari sisi Bahasa Indonesia pengertian laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara ke laut.

          Indonesia memiliki wilayah perairan laut yang sangat luas dan kurang terjaga sehingga mudah mendatangkan ancaman sengketa batas wilayah dengan negara tetangga. Untuk landas kontinen negara kita berhak atas segala kekayaan alam yang terdapat di laut sampai dengan kedalaman 200 meter. Batas laut teritorial sejauh 12 mil dari garis dasar lurus dan perbatasan laut zona ekonomi ekslusif (ZEE) sejauh 200 mil dari garis dasar laut.

          Laut memiliki banyak fungsi / peran / manfaat bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya karena di dalam dan di atas laut terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat kita manfaatkan diantaranya yaitu :

          1. Tempat rekreasi dan hiburan
          2. Tempat hidup sumber makanan kita
          3. Pembangkit listrik tenaga ombak, pasang surut, angin, dsb.
          4. Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, rumput laun, dll.
          5. Tempat barang tambang berada
          6. Salah satu sumber air minum (desalinasi)
          7. Sebagai jalur transportasi air
          8. Sebagai tempat cadangan air bumi
          9. Tempat membuang sampah berbahaya (fungsi buruk)
          10. Sebagai objek riset penelitian dan pendidikan
          II. Jenis-Jenis Laut

          Macam-Macam / Jenis-Jenis Laut :

          A. Jenis/Macam Laut Berdasarkan Sebab Terjadinya :

          1. Laut Ingresi : Adalah laut yang terjadi karena penurunan dasar laut dengan kedalaman 200 meter lebih.
          2. Laut Transgresi : Adalah laut yang terjadi karena terjadi peninggian permukaan air laut yang memiliki kedalaman kurang dari 200 meter.
          3. Laut Regresi : Adalah laut yang ada karena proses sedimentasi lumpur daratan yang masuk ke laut akibat erosi daratan.

          B. Jenis/Macam Laut Berdasarkan Letak Laut :

          1. Laut Tepi : Adalah laut yang ada di tepi benua.
          2. Laut Pedalaman : Adalah laut yang dikelilingi oleh daratan benua yang hampir seluruhnya terkepung benua.
          3. Laut Tengah : Adalah laut yang ada di tengah-tengah antara benua.

          C. Jenis/Macam Laut Berdasarkan Kedalaman Laut :

          1. Laut Zona Litoral : Adalah laut yang berada di batas antara garis pasang surut air laut yang bisa kering dan bisa tergenang air laut.
          2. Laut Zona Neritik : Adalah laut yang mempunyai kedalaman kurang dari 200 meter.
          3. Laut Zona Batial : Adalah laut yang memiliki kedalaman laut antara 200 hingga 1800 meter.
          4. Laut Zona Abisal : Adalah laut yang memiliki kedalaman yang lebih dari 1800 meter.

          Laut Indonesia memiliki luas lebih kurang 5,6 juta km 2 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, dengan potensi sumberdaya, terutama perikanan laut yang cukup besar, baik dari segi kuantitas maupun diversitasnya. Selain itu Indonesia tetap berhak untuk berpartisipasi dalam pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan alam di laut lepas di luar batas 200 mil laut ZEE, serta pengelolaan dan pemanfaatan kekayaan alam dasar laut perairan internasional di luar batas landas kontinen. Nampak bahwa kepentingan pembangunan ekonomi di Indonesia lebih memanfaatkan potensi sumberdaya daratan daripada potensi sumberdaya perairan laut.

          Memperhatikan konfigurasi Kepulauan Indonesia serta letaknya pada posisi silang yang sangat strategis, juga dilihat dari kondisi lingkungan serta kondisi geologinya, Indonesia memiliki 5 ( lima ) keunggulan komparatif dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, yaitu :

          • Marine Mega Biodiversity ; wilayah perairan Indonesia memiliki keragaman hayati yang tidak ternilai baik dari segi komersial maupun saintifiknya yang harus dikelola dengan bijaksana.
          • Plate Tectonic ; Indonesia merupakan tempat pertemuan tiga lempeng  tektonik, sehingga wilayah tersebut kaya akan kandungan sumberdaya alam dasar laut, namun juga merupakan wilayah yang relatif rawan terhadap terjadinya bencana alam.
          • Dynamic Oceanographic and Climate Variability , perairan Indonesia merupakan tempat melintasnya aliran arus lintas antara samudera Pasifik dan samudera Indonesia, sehingga merupakan wilayah yang memegang peranan penting dalam sistem arus global yang menentukan variabilitas iklim nasional, regional dan global dan berpengaruh terhadap distibusi dan kelimpahan sumberdaya hayati.
          • Indonesia dengan konsep Wawasan Nusantara, sebagaimana diakui dunia internasional sesuai dengan hukum laut internasional (UNCLOS 82), memberikan konsekuensi kepada negara dan rakyat Indonesia untuk mampu mengelola dan memanfaatkannya secara optimal dengan tetap memperhatikan hak-hak tradisional dan internasional.
          • Indonesia sebagai negara kepulauan telah menetapkan alur perlintasan pelayaran internasional, yaitu yang dikenal dengan Alur Lintas Kepulauan Indonesia (ALKI), hal ini mengharuskan kita untuk mengembangkan kemampuan teknik pemantauannya serta kemampuan untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya.9i

          Pembangunan kelautan dan perikanan dimasa datang diharapkan menjadi sektor andalan dalam menopang perekonomian negara dalam pemberdayaan masyarakat yang bergerak di sektor kelautan dan perikanan. Menyadari hal tersebut, maka peran ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan dan perikanan menjadi sangat penting dan perlu dioptimalkan serta diarahkan agar mampu melaksanakan riset yang bersifat strategis yang dapat diaplikasikan oleh masyarakat luas terutama oleh para pelaku industri dan masyarakat pesisir pada umumnya.

          C. Contoh Pencemaran Laut

          Belakangan kita sering membaca kejadian pencemaran laut. Berbagai pihak mengeluhkan salah satu ancaman terhadap lingkungan ini. Beberapa menyalahkan industri besar yang kurang peduli, lainnya menyebutkan hanya kesalahan prosedur, lainnya beranggapan semua punya potensi untuk mencemari laut. Berikut lebih jauh dibahas tentang seluk beluk pencemaran laut.

          Pencemaran laut didefinisikan sebagai peristiwa masuknya partikel kimia, limbah industri, pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) ke dalam laut, yang berpotensi memberi efek berbahaya.

          Pencemaran laut menurut PP No. 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut adalah mempunyai pengertian atau definisi sebagai masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya.

          Komponen-komponen yang menyebabkan pencemaran laut seperti partikel kimia, limbah industri, limbah pertambangan, limbah pertanian dan perumahan, kebisingan, atau penyebaran organisme invasif (asing) di dalam laut yang berpotensi memberi

          Beberapa contoh pencemaran laut yang terjadi di Indonesia seperti penangkapan ikan dengan cara pengeboman dan trawl, peluruhan potasium yang dilakukan nelayan asal dalam maupun luar negeri yang selalu meninggalkan kerusakan dan pencemaran di lautan Indonesia. Belum lagi pencemaran minyak dan pembuangan limbah berbahaya jenis lainnya.

          Dalam sebuah kasus pencemaran, banyak bahan kimia yang berbahaya berbentuk partikel kecil yang kemudian diambil oleh plankton dan binatang dasar, yang sebagian besar adalah pengurai ataupun filter feeder(menyaring air). Dengan cara ini, racun yang terkonsentrasi dalam laut masuk ke dalam rantai makanan, semakin panjang rantai yang terkontaminasi, kemungkinan semakin besar pula kadar racun yang tersimpan. Pada banyak kasus lainnya, banyak dari partikel kimiawi ini bereaksi dengan oksigen, menyebabkan perairan menjadi anoxic.

          ü  Klasifikasi Bahan-bahan pencemar

          o   a) Golongan non-konservatif terbagi dalam tiga bentuk yaitu :

          o   Buangan yang dapat terurai

          o   Pupuk

          o   b) Golongan konservatif terbagi dalam dua bentuk yaitu :

          o   Partikulat, seperti buangan dari penambangan

          o   Buangan yang terus-menerus (persistent waste) yang terbagi lagi dalam tiga bentuk :

          §  logam-logam berat

          §  hidrokarbon terhalogenasi

          §  bahan-bahan radioaktif.

          ü  Sumber-sumber Polutan

          o   Aktivitas di darat

          §  Penebangan hutan

          §  Buangan limbah industri,limbah pertanian, limbah cair domestik, limbah padat

          §  Konversi lahan mangrove dan lamun (mangrove and swamp conversion).

          o   Aktivitas di laut

          §  Perkapalan

          §  Dumping di laut

          §  Pertambangan

          §  Eksplorasi dan eksploitasi minyak

          §  Budidaya laut

          §  Perikanan

          ü  Salah satu sumber utama pencemaran minyak di laut:

          o   kebocoran kapal

          o   supertanker minyak

          Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin, terhanyut maupun melalui tumpahan. Berikut beberapa sumber polutan yang masuk ke laut.

          1.     Buangan Kapal

          Kapal dapat mencemari sungai dan samudera dalam banyak cara. Antara lain melalui tumpahan minyak, air penyaring dan residu bahan bakar. Polusi dari kapal dapat mencemari pelabuhan, sungai dan lautan. Kapal juga membuat polusi suara yang mengganggu kehidupan liar alam, dan air dari balast tank dapat menyebarkan ganggang/alga berbahaya dan spesies asing yang dapat mempengaruhi ekosistem lokal.

          Salah satu kasus terburuk dari satu spesies invasif menyebabkan kerugian bagi suatu ekosistem, yang tampaknya tidak berbahaya salah satunya adalah ubur-ubur. Mnemiopsis leidyi, suatu spesies ubur-ubur yang tersebar, sehingga sekarang mendiami muara di banyak bagian dunia.

          Pertama kali ditemukan pada tahun 1982, dan diduga telah dibawa ke Laut Hitam dalam air pemberat kapal. Populasi ubur-ubur melonjak secara eksponensial dan pada tahun 1988, hal tersebut mendatangkan malapetaka atas industri perikanan lokal.

          2.     Plastik

          Plastik telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang, terapung dan terendap di lautan. 80% (delapan puluh persen) dari sampah di laut adalah plastik,  sebuah komponen yang telah dengan cepat terakumulasi sejak akhir Perang Dunia II.  Massa plastik di lautan diperkirakan yang menumpuk hingga seratus juta metrik ton.

          Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut berbahaya untuk satwa liar dan perikanan. Organisme perairan dapat terancam akibat terbelit, sesak napas, maupun termakan. Jaring ikan yang terbuat dari bahan plastik, kadang dibiarkan atau hilang di laut. Jaring ini dikenal sebagai hantu jala  sangat membahayakan lumba-lumba, penyu, hiu, dugong, burung laut, kepiting, dan makhluk lainnya. Plastik yang membelit membatasi gerakan, menyebabkan luka dan infeksi, dan menghalangi hewan yang perlu untuk kembali ke permukaan untuk bernapas.

          3.     Racun

          Selain plastik, ada masalah-masalah tertentu dengan racun yang tidak hancur dengan cepat di lingkungan laut. Terbagi dua, pertama kelompok racun yang sifatnya cenderung masuk terus menerus seperti pestisida, furan, dioksin dan fenol. Terdapat pula logam berat, suatu unsur kimia metalik yang memiliki kepadatan yang relatif tinggi dan bersifat racun atau beracun pada konsentrasi rendah. Contoh logam berat yang sering mencemari  adalah air raksa, timah, nikel, arsenik dan kadmium.

          Ketika pestisida masuk ke dalam ekosistem laut, mereka segera diserap ke dalam jaring makanan di laut. Dalam jarring makanan, pestisida ini dapat menyebabkan mutasi, serta penyakit, yang dapat berbahaya bagi hewan laut , seluruh penyusun rantai makanan termasuk manusia.

          Racun semacam itu dapat terakumulasi dalam jaringan berbagai jenis kehidupan air dalam proses yang disebut bioakumulasi. Racun ini juga diketahui terakumulasi dalam  dasar perairan, seperti muara dan teluk berlumpur. Bahan-bahan ini dapat menyebabkan mutasi keturunan dari organisme yang tercemar serta penyakit dan kematian secara massal seperti yang terjadi pada kasus yang terjadi di Teluk Minamata.

          4.     Eutrofikasi

          Peristiwa Eutrofikasi adalah kejadian peningkatan/pengkayaan nutrisi, biasanya senyawa yang mengandung nitrogen atau fosfor, dalam ekosistem. Hal ini dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas primer (ditandai peningkatan pertumbuhan tanaman yang berlebihan dan cenderung cepat membusuk). Efek lebih lanjut termasuk penurunan kadar oksigen, penurunan kualitas air, serta tentunya menganggu kestabilan populasi organisme lain. Muara merupakan wilayah yang paling rentan mengalami eutrofikasi karena nutrisi yang diturunkan dari tanah akan terkonsentrasi.  Nutrisi ini kemudian dibawa oleh air hujan masuk ke lingkungan laut , dan cenderung menumpuk di muara.

          The World Resources Institute telah mengidentifikasi 375 hipoksia (kekurangan oksigen) wilayah pesisir di seluruh dunia. Laporan ini menyebutkan kejadian ini terkonsentrasi di wilayah pesisir di Eropa Barat, Timur dan pantai Selatan Amerika Serikat, dan Asia Timur, terutama di Jepang. Salah satu contohnya adalah meningkatnya alga merah secara signifikan (red tide) yang membunuh ikan dan mamalia laut serta menyebabkan masalah pernapasan pada manusia dan beberapa hewan domestik. Umumnya terjadi saat organisme mendekati ke arah pantai.

          5.     Peningkatan keasaman

          Lautan biasanya menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Karena kadar karbon dioksida atmosfer meningkat, lautan menjadi lebih asam. Potensi peningkatan keasaman laut dapat mempengaruhi kemampuan karang dan hewan bercangkang lainnya untuk membentuk cangkang atau rangka.

          6.     Polusi Kebisingan

          Kehidupan laut dapat rentan terhadap pencemaran kebisingan atau suara dari sumber seperti kapal yang lewat, survei seismik eksplorasi minyak, dan frekuensi sonar angkatan laut. Perjalanan suara lebih cepat di laut daripada di udara. Hewan laut, seperti paus, cenderung memiliki penglihatan lemah, dan hidup di dunia yang sebagian besar ditentukan oleh informasi akustik. Hal ini berlaku juga untuk banyak ikan laut yang hidup lebih dalam di dunia kegelapan. Dilaporkan bahwa antara tahun 1950 dan 1975, ambien kebisingan di laut naik sekitar sepuluh desibel (telah meningkat sepuluh kali lipat).

          Jelas sekarang bahwa sumber pencemaran sangat bervariasi. Tidak hanya dari hal-hal yang menurut kita hanya bisa dilakukan oleh industri besar, namun juga bisa disebabkan oleh aktiftas harian kita.

          Tingkat pencemaran laut di Indonesia masih sangat tinggi. Pencemaran berat terutama terjadi di kawasan laut sekitar dekat muara sungai dan kota-kota besar. Tingkat pencemaran laut ini telah menjadi ancaman serius bagi laut Indonesia dengan segala potensinya.

          2.2.3  Dampak Pencemaran Laut

          Pencemaran laut telah mengakibatkan degradasi lingkungan dan kehidupan bawah laut. Apalagi mengingat Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia dengan luas perairan mencapai 93 ribu km2, 17.480 pulau, dan garis pantai sepanjang 95.000 km. Indonesia juga merupakan negara dengan terumbu karang terbaik dan paling kaya keanekaragaman hayatinya di dunia dengan luas terumbu karang mencapai 284,300 km2 atau setara dengan 18% tota l terumbu karang dunia. Kekayaan alam dan keanekaragaman hayati laut tersebut terancam oleh pencemaran laut yang terus meningkat di Indonesia.

          Selain berakibat pada degradasi lingkungan, pencemaran laut juga memberi akibat penurunan perekonomian nelayan. Dampak dari pencemaran laut dan limbah telah mengakibatkan penurunan hasil tangkapan nelayan di sejumlah kawasan di Indonesia. Sektor pariwisata pesisir dan laut Indonesia juga menerima dampak dari pencemaran laut ini.

          Sayangnya banyak diantara kita yang masih tidak peduli dengan pencemaran yang mengancam salah satu harta kita, laut Indonesia. Ketika PBB (1992) menetapkan 8 Juni sebagai Hari Kelautan, banyak negara melakukan peringatan masing-masing. Namun anehnya, di Indonesia dengan rekor wilayah lautan sangat luas gaung itu sima, tidak semenarik bila dibandingkan dengan gonjang-ganjing politik. Dan jika pencemaran laut terus berlangsung dan dibiarkan bukan tidak mungkin laut Indonesia yang kaya dan indah tinggal menjadi sepotong kenangan.

          1. Dampak Pencemaran minyak di laut

          v  Jangka pendek

          Masuknya molekul-molekul hidrokarbon minyak ke dalam sel. Berbagai jenis udang dan ikan akan beraroma dan berbau minyak. Minyak menyebabkan kematian pada ikan disebabkan kekurangan oksigen, keracunan karbon dioksida, dan keracunan langsung oleh bahan berbahaya.

          v  Jangka panjang

          Terutama bagi biota laut yang masih muda. Minyak di dalam laut dapat termakan oleh biota-biota laut. Sebagian senyawa minyak dapat terakumulasi dalam senyawa lemak dan protein.

          D. Usaha Penangulangan Pencemaran Laut

          Usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dan mengurangi tingkat pencemaran laut diantaranya adalah :

          1. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya laut bagi kehidupan.
          2. Menggalakkan kampanye untuk senantiasa menjaga dan melestarikan laut beserta isinya.
          3. Tidak membuang sampah ke sungai yang bermuara ke laut.
          4. Tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti bom, racun, pukat harimau, dan lain-lain yang mengakibatkan rusaknya ekosistem laut.
          5. Tidak menjadikan laut sebagai tempat pembuangan limbah produksi pabrik yang akan mencemari laut.

          Bab III. Penutup

          A. Kesimpulan

          Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan laut, dengan batas ke arah darat meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat-sifat laut seperti angin laut, pasang surut, perembesan air laut (intrusi) yang dicirikan oleh vegetasinya yang khas. Pencemaran pesisir dapat disebabkan beberapa factor, diantaranya : industri,, limbah cair pemukiman (sewage), limbah cair perkotaan (urban stormwater), pertambangan, pelayaran (shipping). Laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Beberapa contoh pencemaran laut yang terjadi di Indonesia seperti penangkapan ikan dengan cara pengeboman , peluruhan potasium yang dilakukan nelayan asal dalam maupun luar negeri yang selalu meninggalkan kerusakan dan pencemaran di lautan Indonesia, serta pencemaran minyak dan pembuangan limbah berbahaya jenis lainnya.

          B. Saran

          Dari pembahasan yang telah kami sampaikan sebelumnnya, kami memberikan beberapa saran, diantaranya :

          1. Kesadaran untuk menjaga dan melestarikan laut dimulai dari diri sendiri, kemudian dilanjutkan oleh pelajar, pemuda dan mahasiswa sebagai kaum intelektual yang memiliki wawassan tentang pesisir dan laut.
          2. Pemerintah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya fungsi laut, dan bahaya yang ditimbulkan dari pencemaran laut.
          3. Perlunya digalakkan suatu gerakan yang menghimpun masyarakat terutama daerah pesisir untuk senantiasa menjaga dan melestarikan pesisir dan segala potensinya.
          4. Perlunya peningkatan kesadaran masyarakat tentang dampak dari pembuangan sampah ke sungai yang bermuara ke laut, penggunaan bahan beracun maupun bahan peledak untuk penangkapan ikan,

          DAFTAR PUSTAKA

          http://fauzi2000.blogspot.com/2009/03/pencemaran-pesisir.html

          PP No. 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan/atau Perusakan Laut.

          www.sains.kompas.com/read/2010/05/16/12472626/Pencemaran.Laut.Indonesia.Masih.Tinggi

          www.goblue.or.id/mengenal-pencemaran-laut-1

          www.kabarindonesia.com/fotoberita (gambar pencemaran laut)

          Wahyudin Y. 2005. Kerusakan Lingkungan Pesisir dan Laut. Wacana pada Kolom Teras WARTA Pesisir dan Laut Edisi Nomor 01/Th.VI/2005, ISSN 1410-9514.

           http://komitmenku.wordpress.com/2008/05/13/kerusakan-lingkungan-pesisir-dan-laut/

          Wahyudin Y. 2005. Pelibatan Masyarakat Menanggulangi Kerusakan Pesisir dan Laut. Artikel pada Kolom Pesisir dan Laut WARTA Pesisir dan Laut Edisi Nomor 01/Th.VI/2005, ISSN 1410-9514.

          http://komitmenku.wordpress.com/2008/05/13/pelibatan-masyarakat-dalam-penanggulangan-kerusakan-pesisir-dan-laut.

        4. Makalah Penyakit Sosial Pada Masyarakat

          Penyakit Sosial Pada Masyarakat

          Bab I. Pendahuluan

          A. Pendahuluan

          Penyakit sosial pada masyarakat adalah bentuk segala penyimpangan social yang terjadi pada masyarakat atau berbagai bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Penyimpangan sosial yang terjadi dimasyarakat dapat terjadi karena kurangnya perhatian dari orang sekitar atau kurangnya kesadaran kepada diri sendiri akibat kurang menghargai diri sendiri, dalam hal ini sebenarnya penyakit yang terjadi pada masyarakat Indonesia dapat dikurangi bahkan dihindari jika adanya kerja sama dari diri sendiri untuk menjauhi hal-hal yang tentu dapat merusak diri sendiri dan mengganggu ketentraman masyarakat sekitar akibat perilaku yang menyimpang. Namun kenyataan yang terjadi adalah pihak-pihak yang sudah terjebak atau mereka yang merasakan kerugian akibat dari perilaku pihak-pihak yang melanggar nilai-nilai masyarakat justru hanya menyalahkan pemerintah,mereka menilai jika kerja pemerintah kurang atau bahkan tidak bias secara tegas menangani masalah social yang selama ini masih menjadi bentuk masalah terberat dan terbesar di negeri ini.

          B. Rumusan Masalah

          1. Pengertian penyakit sosial pada masyarakat
          2. Faktor penyebab terjadinya penyakit sosial pada masyarakat
          3. Bentuk penyakit sosial pada masyarakat
          4. Korban penyakit sosial di masyarakat
          5. Cara penanganan penyakit sosial pada masyarakat
          6. Sikap yang harus kita lakukan kepada mereka pelaku atau korban dari perilaku penyimpangan tersebut

          C. Tujuan

          1. Mengetahui pengertian dari penyakit sosial pada masyarakat
          2. Menjelaskan berbagai penyebab terjadinya penyakit sosial pada masyarakat
          3. Menjelaskan berbagai penyakit sosial pada masyarakat
          4. Menjelaskan cara penanganan kepada korban penyakit sosial pada  masyarakat

          Bab II. Pembahasan

          A. Definisi penyakit sosial masyarakat

          G. Kartasaputra mendefinisikan bahwa perilaku menyimpang adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, yang tidak sesuai atau tidak menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat, baik yang dilakukan secara sadar ataupun tidak. Dengan kata lain penyakit sosial masyarakat adalah perilaku menyimpang dari nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat dan menimbulkan berbagai masalah bahkan kekacauan jika tidak adanya penanganan atau pencegahan secara nyata dari lingkungan sekitar atau pihak yang memiliki kekuasaan serta kewenangan.

          B. Faktor penyebab terjadinya penyakit sosial pada masyarakat

          I. Kurangnya kesadaran kepada diri sendiri

          Dalam hal ini, kesadaran kepada diri sendiri merupakan faktor terbesar yang sangat mempengaruhi seseorang dalam bertindak, dengan memahami atau mengerti dengan keadaan sendiri adalah cara untuk menentukan seseorang untuk bertindak secara sejalur dengan nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat atau bahkan sebaliknya, dengan memahami diri sendiri juga sesorang tentu akan mengetahui apa manfaat atau dampak nya pada diri sendiri dan lingkungan jika dia melakukan pelanggaran nilai yang berlaku di masyarakat.

          II. Kurangnya perhatian dari lingkungan

          Faktor ini merupakan hal yang juga membawa dampak besar kepada kehidupan, karena jika seseorang tak peduli dengan sekitar maka orang yang melanggar juga kurang mengerti jika yang dia lakukan adalah hal yang salah.

          III. Tidak adanya teladan dari sekitar

          Seperti kurangnya perhatian dari lingkungan, tidak adanya teladan dari sesorang yang dapat diikuti merupakan masalah yang cukup sulit karena bagaimana seseorang dapat mengerti norma serta nilai secara baik jika dia saja tidak mengetahui apa itu nilai serta bagaimana menerapkan nya dalam masyarakat tentang mana yang baik serta buruknya.

          C. Bentuk penyakit sosial pada masyarakat

          Berbagai bentuk penyakit sosial di masyarakat tentu dapat mudah diperhatikan karena banyak sekali dan tentu dapat dipastikan hal yang dilakukan merupakan pelanggaran nilai serta menyebabkan kerugian kepada diri mereka sendiri dan lingkungan sekitar. Berbagai contoh dari bentuk penyakit sosial di masyarakat adalah:

          1.    Penyalahgunaan narkotika

          Narkotika merupakan obat-obatan yang difungsikan untuk keperluan medis atau kedokteran, namun kenyataan yang terjadi saat ini adalah narkotika digunakan secara bebas tanpa tujuan untuk medis atau untuk keperluan dalam bidang kedokteran. Penyalahgunaan narkotika dapat berakibat fatal karena pengguna akan ketergantungan karena obat-obatan narkotika memberikan efek tenang serta nyaman selama pengunaan nya serta pengguna akan merasakan hilangnya rasa sakit atau beban secara sementara karena obat ini memberikan efek seperti obat penenang dalam bidang medis, sebenarnya obat-obatan narkotika hanya diperuntukkan bagi mereka orang yang akan melakukan operasi atau depresi berat namun tentunya semua dengan ukuran serta pengawasan dari orang yang bertanggung jawab seperti dokter.

          Jenis obat-obatan narkotika yang sering dijumpai di masyarakat:

                     a.    Ganja

          Penggunaan ganja saat ini banyak karena ganja merupakan tanaman yang ditanam serta bentuk pohon nya pun seperti pohon singkong yang jika tidak diperhatikan secara seksama dapat salah mengartikan pohon ini, di Aceh sempat beredar kabar dimana ditemukan nya lahan ganja berhektar-hektar luasnya. Ganja mengandung zat kimia yang dapat mempengaruhi perasaan, penglihatan, serta pendengaran.

          ·         Efek yang akan dirasakan oleh pengguna: merasa gelisah secara berlebihan, panik, gelisah, berhalusinasi bahkan merasa depresi.

          ·         Cara penggunaan nya sendiri seperti rokok yaitu dihisap, tentu hal itu juga dimanfaatkan untuk mengelabuhi oranglain yang mengira itu adalah rokok biasa namun kenyataan nya itu adalah rokok ganja.

          b. Heroin

          Obat ini adalah jenis narkotika yang sangat keras atau bahaya pengaruhnya kepada penggunanya karena jika seseorang sudah kecanduan ia akan merasa sakit pada tubuh serta kejang-kejang bahkan ada pengguna yang menyakiti diri sendiri sampai berdarah untuk dihisap karena dalam darah orang tersebut telah terkandung zat berbahaya tersebut. Bentuk dari heroin sendiri beragam, ada yang berbentuk butiran seperti obat, tepung atau cairan. Heroin yang sering dijumpai di masyarakat adalah jenis putauw.

          ·         Efek yang akan dirasakan pengguna: terpengaruhnya pikiran serta mental secara cepat sehingga pengguna akan kehilangan kendali terhadap tubuhnya.

          c. Sabu-sabu

          Dengan bentuk yang Kristal tak berbau serta tidak berwarna akan meyulitkan orang biasa untuk membedakan nya. Namun sabu-sabu memberikan efek yang besar kepada tubuh seperti hal nya heroin.

          ·         Efek yang dirasakan pengguna: berkurangnya berat badan, berhalusinasi, stroke bahkan kematian.

          ·         Cara penggunaan nya adalah dengan menggunakan alat yang disebut dengan bong

          d. Ekstasi

          Ekstasi berbentuk kapsul atau tablet seperti obat pada umumnya.

          ·         Efek yang dirasakan pengguna: lebih berenergi dan lebih kuat dari sebelum mengkonsumsi ekstasi, akibatnya pengguna akan merasa kelelahan, dehidrasi akut, sakit kepala, hilangnya nafsu makan, detak jantung yang tidak stabil.

          e. Amfetamin

          Obat ini memberikan pengaruh rangsangan yang kuat kepada pengguna dimana pengguna akan merasa berenergi.

          ·         Efek yang dirasakan pengguna: karena obat ini berakibat pengguna merasa bernergi maka pengguna akan merasakan tekanan darah yang naik, gelisah, mudah lelah, menurun nya berat badan secara drastic bahkan pengguna akan bertindak aneh bahkan berperilaku kasar.

          f. Inhalen

          Inhalen merupakan tindakan menghirup zat-zat kimia yang dapat menyebabkan hilangnya kesadaran seperti menghirup lem, tiner, cat. Hal ini biasanya banyak sekali dijumpai di kehidupan anak-anak jalanan karena tentu biaya untuk membeli benda-benda tersebut tidaklah semahal lainnya.

          ·         Efek yang dirasakan pengguna: merasa tenang atau nyaman akibatnya akan merusak paru-paru serta system saraf akibat menghirup zat kimia secara berlebihan.

          g. Narkotika digital

          Narkotika ini tergolong narkotika jenis baru yang penggunaan nya masih cukup jarang karena masih banyak pihak yang belum mengetahui, narkotika digital biasa disebut “i-doser”. Narkotika ini ditemukan dalam aplikasi hp yang bermotif aplikasi lagu dimana setiap lagu yang diputar melalui aplikasi ini dapat membuat di pendengar merasa tenang dan nyaman.

          ·         Efek yang dirasakan pengguna: nyaman, tenang secara berangsur-angsur dalam kurun waktu singkat mencapai seminggu, pengguna akan merasa segar saat bangun tidur namun lama-kelamaan akan berakibat penggunanya merasa gelisah, kelelahan secara berlebihan, rusaknya saraf otak.

                1.    Minuman keras (miras)

          Minuman keras atau miras adalah minuman yang memiliki kandungan alkohol yang tinggi yang jika diminum akan membuat seseorang kehilangan kesadaran serta pusing. Minuman keras dapat menjadi penyimpangan yang dilakukan jika pengguna menggunakan secara berlebihan hanya untuk membuat kesenangan serta ketenangan. Miras oplosan yang sering ditemukan merupakan miras hasil campuran sendiri dengan zat-zat kimia lain nya untuk tujuan memberikan sensasi yang lebih dari biasanya. Namun, perlu disadari jika minuman keras tanpa campuran zat kimia lain nya saja sudah membuat pengguna merasa tenang, bagaimana dengan tambahan zat-zat kimia lain nya tentu dapat dipastikan jika pengguna dapat meninggal.

                 2.    Perilaku seks diluar nikah

          Perilaku ini banyak sekali ditemukan saat ini baik mereka yang sudah dewasa maupun masih dibawah umur atau pelajar. Mereka yang sudah dewasa atau bekerja cenderung tinggal bersama atau “kumpul kebo” dimana mereka bebas melakukan perilaku seks tanpa ikatan dan tinggal dalam satu atap, di Indonesia hal ini masih dianggap tabu namun dinegara-negara lain hal ini merupakan hal biasa asal mereka siap untuk menaggung segala risikonya sendiri. Namun, kenyataan nya saat ini adalah kebanyakan dari pelakunya adalah pelajar atas dasar suka sama suka dan tidak melihat masa depan mereka, memelihara nama baik keluarga karena tidak jarang dari pelajar yang melakukan aborsi karena sudah hamil diluar nikah sedangkan status mereka masih sebagai pelajar. Selain itu aborsi sendiri adalah perbuatan pembunuhan karena baik ibu ataupun pihak yang terlibat telah menghilangkan nyawa seorang bayi dan hal itu juga melanggar hokum dan patut untuk mendapatkan peradilan.

                3.    Perkelahian antar pelajar atau tawuran

          Tawuran merupakan perbuatan yang tidak hanya merugikan diri sendiri juga merupakan perbuatan yang merugikan oranglain karena akan membuat banyak kekacauan dilingkungan kehidupan masyarakat, dengan terjadinya tawuran lingkungan akan menjadi tidak tentram dan fasilitas dilingkungan masyarakat akan rusak juga terlebih jika tawuran itu dilakukan oleh mereka yang masih dibawah umur atau masih pelajar. Seharusnya sebagai seorang pelajar memfokuskan diri untuk menyusun masa depan dengan matang bukan nya mengikuti tawuran semacam nya karena tentu akan memberi pengaruh buruk kepada masa depan belum lagi jika perbuatan yang dilakukan mereka akan berakibat cacat fisik maupun kematian karena terkena benda tajam atau terkena benda-benda berbahaya saat terjadi nya tawuran.

                4.    Kriminalitas

          Kriminalitas merupakan suatu perbuatan kriminal yang melanggar hukum. Perbuatan kriminalitas banyak ditemukan dikota-kota besar karena jumlah penduduk yang banyak serta kurangnya lapangan pekerjaan bagi mereka yang tidak memiliki keahlian khusus. Kriminalitas tidak hanya sekedar perbuatan jahat dari seseorang kepada orang lain secara langsung seperti perampokan, pencopetan tetapi juga dari mereka yang melakukan korupsi. Korupsi juga merupakan perbuatan melanggar hukum dan pasti merugikan orang lain bahkan masyarakat banyak karena hak mereka direbut oleh pelaku korupsi yang dengan tenang nya mengahabiskan uang Negara tanpa adanya tanggung jawab atau memperhatikan mereka yang kurang mampu.

          II.4. Korban penyakit sosial di masyarakat

          Korban penyakit social kebanyakan adalah mereka yang memiliki pendidikan rendah atau mereka yang memiliki ilmu justru tidak dapat memanfaatkan kemampuan yang dimiliki untuk menolong sesame atau menolong mereka yang kurang mampu. Namun banyak kejadian justru korban dari rusaknya nilai dan norma serta pelanggaran HAM dilakukan oleh mereka yang masih dibawah umur yang seharusnya menikmati pendidikan secara untuk memperoleh masa depan yang lebih baik tentunya. Anak jalanan merupakan salah satu korban dari penyakit sosial pada masyarakat karena mereka tidak merasakan pendidikan yang layak, contoh untuk dijadikan teladan dan tentu tidak adanya perhatian dari lingkungan lah yang memaksa mereka menjadi pelaku kejahatan atau menjadi korban dari kejahatan yang terjadi selama ini.

          II. 5. Cara penanganan penyakit sosial pada masyarakat

          Sebuah perkataan tanpa tindakan adalah sebuah perkataan yang percuma karena yang diperlukan bukanlah hanya sebuah perkataan semata namun juga sebuah perbuatan nyata untuk membuat perubahan kearah yang lebih baik dari sebelumnya.

          Cara penanganan penyakit sosial pada masyarakat adalah dengan memberikan motivasi secara langsung kepada mereka agar mereka tidak terjerumus ke hal yang lebih buruk, menunjukan sikap yang sebaikya harus diambil, selain itu pemerintah juga sebaiknya memberikan perhatian secara khusus kepada mereka yang menjadi korban dari pelanggaran norma serta nilai di masyarakat dan memberikan tempat serta fasilitas untuk dapat mereka manfaatkan tanpa membuat kekacauan atau kerusakan dilingkungan masyarakat.

          II.6. Sikap yang harus kita ambil

          Sikap terbaik atau bijak adalah menerima dengan hati segala perbedaan yang terjadi baik itu suatu keburukan atau kebaikan, karena suatu keburukan akan terjadi jika dibiarkan secara terus menerus. Kita sebagai orang terdekat seharusnya memberikan motivasi atau contoh yang baik kepada mereka agar mereka dapat berubah menjadi lebih baik dan menjauhi segala pelanggaran nilai dan norma pada lingkungan masyarakat dan tidak menunjukan sikap acuh karena jika kita mengacuhkan mereka para pelanggar hukum mereka akan bertindak bebas dan semakin meluas.

          BAB III

          PENUTUP

          Kesimpulan dan Saran

          Penyakit sosial pada masyarakat merupakan perilaku menyimpang dari nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat dan menimbulkan berbagai masalah bahkan kekacauan jika tidak adanya penanganan atau pencegahan secara nyata dari lingkungan sekitar atau pihak yang memiliki kekuasaan serta kewenangan. Akibat kurangnya kepedulian antar sesama dan akan berakibat pada rusaknya moral masyarakat.

          Seharusnya sebagai seseorang yang hidup dilingkungan masyarakat kita memiliki kepedulian antar sesama terlebih kepada mereka yang kurang dalam segi ekonomi maupun lain nya karena dengan membantu sesama kita akan membuat kehidupan menjadi lebih bermanfaat dan dengan membantu sesama kita dapat membuat perubahan ke arah yang lebih baik dari sebelumnya.