Blog

  • Etika Porefsi Mengelola Kompetensi Personal

    Kompetensi Personal

    A. Pengertian Kompetensi

    Seiring dengan persaingan bisnis yang semakin tajam dan perubahan lingkungan yang sangat drastis pada setiap aspek kehidupan manusia, maka setiap organisasi membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidangnya sehingga dapat memberikan output yang terbaik bagi organisasi/perusahaan. Dengan kata lain, organisasi tidak hanya mampu memberikan pelayanan yang memuaskan, tetapi juga berorientasi pada nilai. Dalam hal ini kompetensi berarti memiliki kemampuan secara profesional sehingga mampu melaksanakan tugas dengan baik dan menghasilkan hasil akhir berdasarkan pada mutu dan standar yang telah ditetapkan.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesiapengertian kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan, sedangkan berdasarkan surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002, kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu. Dengan demikian, kompetensi berkaitan dengan karakteristik yang mendasari kemampuan seseorang dalan berkerja.

    Dalam rumusan yang lain kompetensi merujuk pada keahlian atau pengetahuan sehingga dapat meningkatkan kinerja yang unggul. Kompetensi terbentuk melalui individu/organisasi, keterampilan dan kemampuan serta menyediakan kerangka kerja untuk membedakan antara kinerja yang rendah dengan kinerja yang luar biasa. Kompetensi dapat diterapkan pada organisasi, individu, tim dan pekerjaan serta tingkat fungsional. Kompetensi merupakan kunci untuk efektivitas dalam pekerjaan.

    B. Jenis Kompetensi

    Jenis kompetensi dapat dibagi menjadi beberapa kategori berikut ini.

    1. Core Competencies/Kompetensi Utama

    Kompetensi utama adalah sebuah kompetensi yang didefinisikan sebagai kemampuan internal yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis. Kompetensi ini adalah kompetensi yang diharapkan dimiliki semua individu dalam organisasi. Kompetensi ini mendefinisikan tentang nilai-nilai organisasi yang paling dipahami oleh kebanyakan orang. Tujuan dari kompetensi utama bagi individu adalah agar ia bisa bekerja dalam beragam posisi di dalam organisasi.

    2. Threshold Competencies

    Threshold Competencies adalah karakteristik setiap pemegang pekerjaan sehingga bisa melakukan pekerjaan secara efektif, tetapi tidak dapat digunakan untuk membedakan seorang yang berkinerja tinggi, rata-rata dan atau rendah. Misalnya, penjual yang baik harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang produk yang mereka jual, tetapi pengetahuan ini tidak selalu cukup untuk memastikan performa penjualan mereka.

    3. Differentiating Competencies

    Differentiating Competencies adalah karakteristik yang membedakan individu berkinerja superior dengan yang rata-rata. Diffrentiating Competencies tidak ditemukan dalam individu yang berkinerja rata-rata. Misalnya individu yang bekerja di bidang desain memiliki differentiating competencies dalam mendesain yang membuatnya lebih unggul dari orang lain.

    C. Manfaat Kompetensi

    Mengapa harus ada kompetensi? Kompetensi harus ada karena beberapa alasan sebagai berikut.

    1. Kompetensi merupkan cara terbaik untuk memahami kinerja dengan cara mengamati apa yang sebenarnya orang lakukan untuk berhasil daripada mengandalkan asumsi-asumsi yang tidak jelas.
    2. Cara terbaik untuk mengukur dan memprediksi kinera adalah dengan menilai apakah individu memiliki kompetensi yang diharapkan.
    3. Kompetensi dapat dipelajari dan dikembangkan.
    4. Kompetensi dapat dilihat dan diakses.

    Manfaat kompetensi juga dapat dilihat dari beberapa sisi berikut.

    a.      Karyawan

    Manfaat kompetensi dilihat dari sisi karyawan adalah sebagai berikut.

    1. Adanya kesempatan bagi karyawan untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan berdasarkan standar yang ada.
    2. Kompetensi yang ada sekarang dan manfaatnya akan dapat memberikan nilai tambah pada pembelajaran dan pertumbuhan.
    3. Meningkatnya keterampilan dan marketability sebagai karyawan.
    4. Kejelasan relevansi pembelajaran sebelumnya, kemampuan untuk mentransfer keterampilan, nilai, dari kualifikasi yang diakui dan potensi pengembangan karier.
    5. Pilihan perubahan karier yang lebih jelas, untuk berubah pada jabatan baru, seseorang dapat membandingkan kompetensi mereka sekarang dengan kompetensi yang diperlukan untuk jabatan baru.
    6. Penempatan sasaran sebagai sarana pengembangan karier.
    7. Penilaian kinerja yang lebih obyektif dan umpan balik berbasis standar kompetensi yang ditentukan dengan jelas.

    b.      Organisasi/Perusahaan

    Dengan adanya kompetensi, organisasi/perusahaan akan memperoleh manfaat sebagai berikikut.

    1)      Meningkatkan efektifitas rekrutmen dengan cara menyesuaikan kompetensi yang diperlukan dalam pekerjaan dengan yang memiliki pencarian kerja.

    2)      Pendidikan dan pelatihan dapat difokuskan pada kompetensi yang diinginkan perusahaan/organisasi.

    3)      Penilaian terhadap hasil pendidikan dan pelatihan akan lebih handal dan konsisten.

    4)      Pengambil keputusan dalam organisasi akan lebih percaya diri karena karyawan telah memiliki keterampilan yang akan diperolah dari pendidikan dan pelatihan.

    5)      Mempermudah terjadinya perubahan melalui identifikasi kompetensi yang diperlukan untuk mengelola perubahan.

    Dalam lingkup yang lebih luas, kompetensi memiliki manfaat sebagai berikut.

    a.      Industri

    1)      Indentifikasi dan penyesuaian yang lebih baik atas keterampilan yang dibutuhkan untuk industri.

    2)      Akses yang lebih besar terhadap pendidikan dan pelatihan sektor publik yang relevan dengan industri.

    3)      Mendorong pengembangan keterampilan yang luas dan relevan di masa depan.

    4)      Pelatihan industri melalui sertifikasi pencapaian kompetensi individu.

    5)      Ditetapkannya dasar pemahaman yang umum dan jelas atas hasil pendidikan dan percaya diri yang lebih besar karena kebutuhan industri telah terpenuhi sebagai hasil penilaian berbasis standar.

    b.      Ekonomi Daerah dan Nasional

    Ekonomi nasional dan daerah memperoleh manfaat sebagai berikut.

    ·         Meningkatkan bentuk keterampilan untuk bersaing di pasar domestik dan internasional.

    ·         Mendorong investasi internasional baru pada industri dimana angkatan kerja terampil sangat diperlukan.

    ·         Lebih efisien dari segi biaya karena dengan pekerja yang memiliki kompetensi efisiensi perekonomian dapat diwujudkan.

    B. CARA MENGELOLA KOMPETENSI PERSONAL

                Kompetensi personal adalah kemampuan atau kecakapan seseorang untuk berkinerja. Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang dalam melakukan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Efektif tidaknya suatu hasil kerja sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, keterampilan serta perilaku yang sesuai  dengan tuntutan pekerjaan.

                Mengelola kompetensi personal berarti kepandaian seseorang untuk mengelola kemampuan dan kecakapan yang dimilikinya dengan prestasi kerja  serta sikap yang baik sehingga dapat memuaskan pemberi kerja sesuai dengan tujuan perusahaan. Mengelola kompetensi personal dapat dilakukan dengan cara menjaga kepribadian dan presentasi diri, menambah kemampuan dengan pelatihan/pendidikan serta pengembangan karir.

    1.      Menjaga kepribadian

    a.  Menjaga Kepribadian yang Baik

                Dalam kehidupan sehari-hari, sering didengar kata kepribadian. Secara umum, kepribadian adalah kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku sosial tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan. Menurut departemen kesahatan, kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu yang terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsangan, baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang. Perkembangan kepribadian tersebut bersifat dinamis, artinya selama individu masih bertambah pengetahuannya dan mau belajar serta menambah pengalaman dan keterampilan, mereka akan semakin matang dan mantap kepribadiannya.

                Kepribadian adalah ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang memang khas dikaitkan dengan diri seseorang. Dapat dikatakan bahwa kepribadian itu bersumber dari bentukan-bentukan yang pada masa kecil dan juga bawaan-bawaan yang dibawa sejak lahir. Jadi yang disebut kepribadian itu sebetulnya adalah campuran dari hal-hal yang bersifat psikologis, kejiwaan dan juga yang bersifat fisik.

                Menjaga kepribadian yang baik diantaranya, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

    ·         Mengendalikan diri

    ·         Bersikap mawas diri atau introspeksi diri

    ·         Jujur dalam sikap dan perbuatan

    b.      Faktor-faktor yang membentuk kepribadian

                Kepribadian seseorang dibentuk oleh beberapa faktor berikut ini.

    1)      Faktor Biologis

    Faktor biologis berperan penting dalam membentuk otot, rangka, tinggi atau pendeknya seseorang, anggota tubuh dan fungsinya, warna kulit, kemampuan nalar dan kecerdasan serta kemampuan berpikir dan menganalisis.

    2)      Faktor Kultural dan Peradaban

    Faktor kebudayaan dan peradaban menyangkut kumpulan nilai-nilai, konsep-konsep, pengetahuan dan kebiasaan manusia dalam hidup bermasyarakat yang bisa memengaruhi kepribadian seseorang.

    3)      Faktor Pendidikan

    Pendidikan adalah indikator yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan permasalahan. Dengan latar belakang pendidikan pula seseorang dianggap akan mampu menduduki suatu jabatan tertentu. Pemahaman akan kepribadian seseorang juga dapat dilihat dari pendidikan.

    4)      Faktor Keluarga

    Faktor keluarga merupakan hal terpenting dalam membentuk kepribadian seseorang, karena dari keluargalah awal seseorang belajar melakukan interaksi dengan orang lain, belajar mengenal etika, budaya, norma-norma, dan nilai-nilai tradisi yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat.

    5)      Faktor Sosial dan Lingkungan

    Status sosial seseorang dan lingkungan pergaulannya, seperti keluarga, sekolah, tempat tinggal, budaya, adat istiadat, juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian orang tersebut.

    c.       Tipe-tipe Kepribadian

                Kepribadian memiliki beberapa tipe sebagai berikut:

    1)      Kepribadian Ekstrovert

    Kepribadian Ekstrovert adalah kepribadian yang bersifat terbuka, berorientasi ke dunia luar sehingga sifatnya ramah, senang bergaul, dan mudah menyesuaikan diri. Di lingkungan pekerjaan individu berkepribadian ini lebih suka bekerja dengan banyak orang, suka berterus terang, suka berterus terang, aktif mengeluarkan ide-ide dan pandai mengajak orang lain mengikuti ide dan keinginannya.

    2)      Kepribadian Introvert

    Kepribadian introvert adalah kepribadian yang bersifat tertutup dan berorientasi kepada diri sendiri sehingga sifatnya pendiam, jarang bergaul, suka menyendiri, dan sukar menyesuaikan diri. Walaupun dia bekerja sangat individualis, namun orang yang introvert biasanya dapat bekerja dengan baik dan tidak mengecawakan serta dapat diandalkan.

    3)      Kepribadian Ambivert

    Kepribadian ambivert adalah kepribadian campuran yang tidak dapat digolongkan ke dalam kedua tipe tersebut di atas oleh karena sifatnya bervariasi.

    Di dalam dunia kerja, terdapat beberpa kepribadian seperti berikut ini:

    1)      Tipe Realistik

    Orang berkepribadian realistik adalah orang yang menyukai aktivitas di luar ruangan. Mereka sering menganggap tidak begitu penting bersosialisasi dan lebih suka bekerja sendiri. Jika harus bekerja dalam tim, ia lebih suka dengan orang yang setipe. Orang ini tidak suka bergosip dan hanya berkonsentrasi pada tugasnya. Tipe ini tidak pernah melimpahkan pekerjaannyabpada orang lain.

    2)      Tipe Investigatif

    Orang selalu tertarik pada gagasan dan ide-ide. Ia merasa membuang waktu dengan masalah yang melibatkan emosi. Tipe ini sering berkonflik dengan orang yang biasa bergosip.

    3)      Tipe Wiraswasta

    Orang yang lebih berorientasi pada orang lain daripada gagasan. Ia mendominasi orang lain untuk mencapai tujuannya. Ia pintar mengatur kerja orang lain, mempersuasi orang dan bernegosiasi.

    4)      Tipe Sosial

    Orang yang berorientasi untuk dan dengan orang lain. Tipe ini cenderung mempunyai orientasi untuk menolong, memelihara dan mengembangkan orang lain. Karena kepekaan dan kepeduliannya, orang ini seorang mengurus hal-hal yang terlalu pribadi. Bila tidak diimbangi dengan kematangan, ini mudah tergelincir untuk menjadi penyebar gosip.

    5)      Tipe Artistik

    Orang yang senang dengan ide-ide dan materi untuk diekspresikan dengan cara yang unik. Tipe ini sangat menghargai kebebasan. Sayangnya, tipe ini rentan jadi santapan gosip karena caranya yang unik dan sering menimbulkan interpretasi yang berbeda-beda.

    6)      Tipe Konvensional

    Orang ini biasanya berfungsi paling baik dalam lingkungan dan pekerjaan yang terstruktur dengan baik serta memerlukan ketelitian. Ia biasanya tidak suka bekerja dengan ide-ide dan orang lain.

    2.      Presentasi Diri

                Presentasi diri adalah penampilan seseorang secara keseluruhan. Penampilan diri, sering juga dikenal dengan istilah grooming. Grooming adalah penampilan diri seseorang yang selalu terjaga dan selalu rapi. Penampilan diri harus serasi dan menarik agar disukai oleh orang lain. Penampilan menarik mencerminkan kepribadian orangnya. Orang yang berpenampilan menarik akan dinilai sebagai orang yang berkepribadian baik. Sebaliknya, orang yang kurang memperhatikan penampilannya dinilai sebagai orang yang berkepribadian kurang baik meskipun hal ini tidak berlaku mutlak.

                Penampilan diri yang serasi dan menarik, sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama orang yang banyak berhubungan dengan orang lain sehingga dapat memberi respon yang positif. Untuk mencapai penampilan diri yang menarik seseorang harus mampu menganalisis dirinya sendiri dan memakai pakaian yang tepat pada waktu yang tepat pula. Selain itu, perlu pula diperhatikan warna dan corak busana, dandanan, raut wajah, gaya berjalan, cara makan dan minum yang merupakan unsur penting dalam penampilan yang serasi dan menarik. Penampilan diri yang serasi dan menarik, tidak hanya dilihat dari penampilan luar saja, tetapi juga harus didukung dan timbul dari dalam diri.

    a.      Tata cara berbusana yang baik

               Busana kerja harus mampu mencerminkan kepribadian dan profesi. Untuk perusahaan-perusahaan tertentu sudah disediakan seragam kerja, tetapi jika tidak ada, maka, pakailah busana kerja yang sifatnya basic dengan warna putih, hitam atau coklat. Boleh juga memakai warna cerah dan bahan bercorak kecil. Biasanya wanita memakai blus lengan panjang atau pendek, rok pendek sebatas lutut atau rok panjang dibawah betis, serta bisa juga celana panjang. Bagi pria bila harus memakia dasi, pakailah dasi dengan corak dan warna lembut serta serasi dengan kemeja dan celan panjang. Berbusana serasi dan menarik harus pula meliputi pilihan yang tepat dan sesuai dengan kepribadian dan pembawaan.

               Dari cara berbusana, seseorang dapat dinilai kepribadiannya, tingkat kependidikannya, dan lingkungan pergaulannya. Untuk dapat berbusana dengan baik, perlu juga diketahui jenis pakaian resmi menurut tata cara berbusana internasional, yaitu sebagai berikut.

    1)      Pakaian lengkap

    Pakaian lengkap terdiri atas pentalon, jas, dasi. Pada pagi hari sebaiknya tidak memakai warna hitam, tetapi warna terang (light colour). Pada waktu upacara kenegaraan sebaiknya berpakaian jas resmi dan lengkap, kecuali jika ada kartu undangan tertulus dress code nya.

    2)      Pakaian resmi (black tie)

    Pakaian resmi (black tie) terdiri dari celana hitam, kemeja putih, dasi kupu-kupu hitam, kaos kaki hitam dan sepatu hitam. Di Indonesia, masalah pakaian resmi sangat fleksibel, sehingga tidak harus jas resmi.

    3)      Dark suit

    Pakaian dark suit dianggap pakaian resmi untuk budaya berbusana bangsa Indonesia. Pakaian jenis ini dapat dipergunakan untuk pakaian sehari-hari, pada acara resmi kenegaraan di Indonesia banyak para pejabat kita yang memakai kemeja batik, yang penting sopan dan menarik.

    b.      Tata cara bersolek dan berhias proporsional

                     Pada umumnya, kebersihan dan kerapian disukai oleh semua orang. Penampilan dengan pakaian yang tidak rapi atau bau badan akan sangat mengganggu lawan bicara. Untuk itu perlu kiranya diketahui tata cara berhias yang menciptakan penampilan menarik dan disukai banyak orang.

                     Cara bersolek dan menggunakan perhiasan perlu sekali diperhatikan agar penampilan menarik dan tidak terkesan norak atau seronok. Perlu dihindari penggunaan kosmetik secara berlebihan. Penampilan juga adalah bentuk pernyataan diri, seseorang tidak perlu cantik, tetapi harus tahu bagaimana cera membawa diri, dengan memperhatikan rambut, kulit dan make up sehingga timbul rasa percaya diri.

                Beberapa hal yang selalu harus diperhatikan dalam bersolek adalah sebagai berikut.

    1)      Perawatan rambut

    Rambut harus selalu dalam keadaan bersih dan tertata rapi dengan model yang sederhana. Rambut yang panjang memang membutuhkan perawatan ekstra, tetapi jangan sampai rambut yang panjang mengganggu keleluasaan gerak  dalam bekerja. Model rambut hendaknya cocok dengan raut muka.

    2)      Make Up

    Penggunaan bahann make up sangat penting untuk mempercantik wajah. Merias wajah harus dilakukan sewajarnya, sesuai dengan kondisi dan ciri diri. Jangan memakai make up secara berlebihan. Kulit juga harus diberi pelembab agar  terawat dengan baik.

    3)      Perhiasan dan parfum

    Pakailah perhiasan dan aksesoris tidak berlebihan serta disesuaikan dengan busana yang

    diopakai. Demikian juga dalam memilih parfum, pilihlah parfum yang aromanya tidak terlalu menyengat. Dalam kehidupan di kantor, parfum memegang peranan yang lebih dominan dari pada perhiasan/aksesoris.

    4)      Sepatu

    Perencanaan pemakaian sepatu juga perlu dilakukan. Apakah sepatu yang dipakai masih dalam keadaan baik, sol, atau kulitnya apakah telah disemir dan telah sesuai warnanya dengan pakaian. Sepatu meskipun sepele tetapi bisa mengurangi nilai penampilan anda. Bagi kaum wanita memakai sepatu yang bertumit tinggi lebih sedap dipandang dan membuat tubuh Anda tegap sewaktu berjalan.

    3.   Pelatihan

    a.  Pengertian pelatihan

    Secara umum pelatihan merupakan bagian dari pendidikan yang menggambarkan suatu proses dalam pengembangan organisasi. Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem pengembangan sumber daya manusia. Berikut ini pendapat para ahli tentang pengertian pelatihan.

    1)      Moekijat menyatakan bahwa pelatihan adalah suatu bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan, dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktik daripada teori.

    2)      Sudirman menjelaskan bahwa pelatihan adalah prosedur formal yang difasilitasi dengan pembelajaran guna terciptanya perubahan tingkah laku yang berkaitan dengan peningkatan tujuan perusahaan atau organisasi.

    3)      Michael j. Jacius mengemukakan istilah pelatihan menunjukkan suatu proses peningkatan tujuan perusahaan atau organisasi.

                Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan merupakan proses membantu individu untuk memperoleh efisiensi dalam melakukan pekerjaan, baik pada saat sekarang maupun masa yang akan datang melalui pengembangan kebiasaan pikiran dan tindakan-tindakan, kecakapan, pengetahuan, dan sikap-sikap. Kegiatan pelatihan juga dilakukan dalam upaya memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam aktivitas pekerjaan sehari-hari dan mengantisipasi kemungkinan permasalahan yang terjadi di masa yang akan datang.

    b.   Tujuan dan Manfaat Pelatihan

         Tujuan pelatihan adalah sebagai usaha untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku dan pengetahuan. Dengan demikian pelatihan dimaksudkan dalam pengertian yang lebih luas dan tidak hanya untuk mengembangkan keterampilan dan bimbingan. Pelatihan diberikan dengan harapan individu yang menjalaninya dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik setelah mengikut pelatihan tersebut. Selain tujuan sebagaimana dikemukakan di atas, pelatihan juga memiliki sejumlah manfaat, yaitu sebagai berikut:

    1)  Pelatihan sebagai alat untuk memperbaiki penampilan/kemampuan individu atau kelompok dengan harapan memperbaiki kinerja organisasi. Perbaikan-perbaikan itu dapat dilaksanakan dengan berbagai cara. Pelatihan yang efektif dapat menghasilkan pengetahuan dalam pekerjaan/tugas, pengetahuan tentang struktur dan tujuan organisasi, tugas masing-masing karyawan dan sasaranya dan Iain-Iain.

    2)  Pelatihan tertentu diadakan agar karyawan dapat melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan standar yang diinginkan.

    3)  Pelatihan juga dapat memperbaiki sikap-sikap terhadap pekerjaan, terhadap pimpinan atau karyawan, dan menghilangkan sikap-sikap yang tidak produktif yang timbul dari salah pengertian atau informasi yang membingungkan.

    4)  Pelatihan dapat memperbaiki standar keselamatan kerja.

    5)  Membantu karyawan membuat keputusan yang lebih baik.

    6)  Meningkatkan   kemampuan   pekerja   menyelesaikan   berbagai   masalah yang dihadapinya.

    7)  Timbulnya dorongan dalam diri pekerja untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya.

    8)  Peningkatan kemampuan karyawan untuk mengatasi strees, frustrasi, dan konflik yang pada gilirannya memperbesar rasa percaya diri.

    9)  Tersedianya informasi berbagai program yang dapat dimanfaatkan para karyawan dalam rangka pertumbuhan secara teknikal dan intelektual.

    10) Makin besarnya tekad pekerja untuk lebih mandiri.

    11) Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru di masa depan.

    12) Memperbaiki sikap-sikap agar mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan serta dapat 

     membuat keputusan dengan baik dan benar.

    13) Meningkatkan motivasi untuk belajar dan selalu bersedia untuk mengembangkan

     pengetahuan dan kemampuannya.

    14) Menumbuhkan rasa percaya diri dan solidaritas yang tinggi di antara sesama karyawan

     khususnya dan masyarakat umumnya.

                Dapat disimpulkan dengan adanya pelatihan akan mampu mengurangi dampak negatif yang disebabkan kurangnya pengetahuan, kurangnya kepercayaan diri atau pengalaman yang terbatas dari individu sehingga bisa bekerja lebih giat, baik pada masa sekarang maupun masa depan.

    c.   Jenis Pelatihan

    Beberapa jenis pelatihan yang sering digunakan adalah sebagai berikut.

    1)       Magang/Apprenticeship Training

    Magang adalah suatu pembekalan terhadap karyawan dengan cara belajar dan praktik secara langsung di suatu posisi pekerjaan. Magang banyak sekali digunakan untuk melihat potensi individu dalam satu jenis pekerjaan tertentu sehingga bila telah selesa magang, bisanya individu tersebut akan ditawari bekerja pada posisi tersebut.

    2)       On the Job Training

    Metode on the job training adalah pelatihan yang menggunakan situasi dalam pekerjaan. Di sini karyawan diberi pelatihan tentang pekerjaan baru dengan supervisi langsung seorang pelatih yang berpengalaman (biasanya karyawan lain). On the jot training, dibagi dalam beberapa metode, antara lain:

    Ø  Coaching

    Coaching adalah suatu cara pelaksanaan pelatiha ndimana atasan mengajarkan keahlian dan keterampilan kerja kepada bawahannya. Dalam metode in pengawas diperlukan sebagai pemberi petunjuk untuk memberitahukan kepada peserta mengenai tugas atau pekerjaan rutin yang akan dilaksanakan dan bagaimana cara mengerjakannya.

    Ø  Apprenticeships

    Apprenticeships merupakan proses belajar dari seseorang atau beberapa orang yang lebih berpengalaman. Metode ini digunakan untuk mengembangkan keahlian perorangan sehingga para karyawan dapat mempelajari segala aspek dari pekerjaannya.

    Ø  Job Rotation (Rotasi Jabatan)

    Dalam rotasi jabatan karyawan diberikan kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan pada bagian-bagian organisasi yang berbeda dan juga praktik berbagai macam keterampilan dengan cara berpindah dari satu pekerjaan atau bagian ke pekerjaan atau bagian lain.

    3)  Off The Job Training

                Metode off the job adalah pelatihan yang menggunakan situasi di luar pekerjaan. Metode ini digunakan apabila banyak pekerja yang harus dilatih dengan cepat atau pelatihan dalam pekerjaan tidak dapat dlakukan karena sangat mahal. Off the job training, dibagi dalam beberapa metode, antara lain:

    Ø  Vestibule Training

    Vestibule training merupakan pelatihan yang dilakukan dalam suatu ruangan khusus yang terpisah dari tempat kerja biasa dan disediakan jenis peralatan yang sama seperti yang akan digunakan pada pekerjaan sebenarnya.

    Ø  Role Playing

    Role playing merupakan suatu permainan peran yang dilakukan oleh peserta untuk memainkan berbagai peran orang tertentu dan diminta untuk menanggapi para peserta lain yang berbeda perannya. Teknik ini dapat mengubah sikap peserta, seperti menjadi lebih toleran terhadap perbedaan individual dan juga dapat mengembangkan keterampilan-ketrampilan antarpribadi.

    Ø  Simulation

    Simulasi merupakan suatu situasi atau kejadian yang ditampilkan semirip mungkin dengan situasi yang sebenarnya, tetapi hanya merupakan tiruan dan anggota pelatihan harus memberikan respon seperti dalam kejadian yang sebenarnya. Jadi simulasi merupakan suatu teknik untuk mencontoh semirip mungkin terhadap konsep sebenarnya dari pekerjaan yang akan dijumpai.

    Ø  Case Study

    Case study merupakan metode pelatihan di mana para peserta pelatihan dihadapkan pada beberapa kasus tertulis dan diharuskan memecahkan masalah-masalah tersebut.

    Ø  Laboratory Training

    Teknik ini merupakan suatu bentuk latihan kelompok yang terutama digunakan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan antarpribadi. Latihan ini bersifat sensitivitas, di mana peserta menjadi lebih sensitif terhadap perasaan orang lain dan lingkungan. Laboratory training ini berguna untuk mengembangkan berbagai perilaku bagi tanggung jawab pekerjaan di waktu yang akan datang,

    4.  Pengembangan Karir

                Karir adalah perjalanan yang dilalui seseorang selama hidupnya. Karir dapat juga diartikan sebagai semua pekerjaan atau jabatan yang ditangani atau dipegang selama kehidupan kerja seseorang. Dengan demikian karir menunjukkan perkembangan karyawan secara individual dalam jenjang jabatan atau kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja dalam sutau organisasi. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa karir merupakan rangkaian atau urutan posisi pekerjaan atau jabatan yang dipegang selama kehidupan kerja seseorang.

                Dalam menjalani suatu karir tertentu, bisa saja individu mengalami kejenuhan karena ia terlalu lama berada pada posisi yang sama. Untuk mengatasi hal ini diperlukan adanya suatu pengembangan karir. Pengembangan karir sangat diharapkan oleh setiap karyawan, karena dengan pengembangan ini individu akan mendapatkan hak-hak yang lebih baik daripada apa yang diperoleh sebelumnya, baik material maupun nonmaterial seperti status sosial, perasaan bangga dan sebagainya.

                Pengembangan karir mengandung tiga unsur pokok, yaitu sebagai berikut.

    a.        Membantu karyawan dalam menilai kebutuhan karirnya sendiri.

    b.       Mengembangkan kesempatan-kesempatan karir yang ada dalam organisasi.

    c.        Menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan karyawan dengan kesempatan-         kesempatan karir.

    Sesuai dengan tiga unsur di atas diharapkan karir karyawan merupakan suatu unsur yang sangat penting dan sifatnya pribadi. Oleh karena itu, organisasi harus memberi kebebasan kepada karyawan untuk mengambil keputusan sendiri mengenai tujuan serta kesempatan menjalani karirnya.

    Pengembangan karir dapat dilakukan melalui mutasi, promosi, dan demosi.

    1)  Mutasi

    Mutasi adalah satu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi pada tingkat jabatan yang sama. Prinsip mutasi adalah memindahkan karyawan kepada posisi yang tepat dan pekerjaan yang sesuai agar semangat dan produktivitas kerjanya meningkat. Tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja karyawan. Mutasi merupakan salah satu tindak lanjut yang dilakukan dari hasil penilaian prestasi kenja. Dengan adanya mutasi diharapkan dapat memberikan uraian pekerjaan, sifat pekerjaan lingkungan pekerjaan, atau alat-alat kerja yang lebih cocok bagi seorang karyawan.

    2)       Promosi

    Promosi adalah perpindahan karyawan ke jabatan yang lebih tinggi di dalam suatu organisasi perusahaan sehingga kewajiban, hak, status, dan penghasilannya semakin besar. Promosi memberikan peran penting bagi setiap karyawan, bahkan menjadi idaman yang selalu dinanti-nantikan. Dengan promosi berarti ada kepercayaan dan pengakuan mengenai kemampuan serta kecakapan karyawan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi.

    3)       Demosi

    Demosi adalah perpindahan karyawan dari suatu jabatan ke jabatan yang lebih rendah dalam satu organisasi/perusahaan. Dengan demikian wewenang, tanggung jawab, pendapatan serta statusnya semakin rendah. Dengan kata lain demosi adalah penurunan pangkat/jabatan seseorang dalam suatu organisasi. Demosi biasanya dilakukan untuk memberikan pelajaran atau bentuk suatu hukuman bagi seorang karyawan. Biasanya karyawan yang tidak mampu melaksanakan tugas-tugasnya pada jabatannya akan mengalami demosi ke jabatan yang lebih rendah.

  • Memahami Manusia sebagai Makhluk Berbudaya, Beretika, dan Berestetika

    Hakikat Manusia sebagai Makhluk Budaya

    1. Pengertian

    Pengertian Manusia

    Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.

    Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan. Tatkala seoang bayi lahir, ia merasakan perbedaan suhu dan kehilangan energi, dan oleh kaena itu ia menangis, menuntut agar perbedaan itu berkurang dan kehilangan itu tergantikan. Dari sana timbul anggapan dasar bahwa setiap manusia dianugerahi kepekaan (sense) untuk membedakan (sense of discrimination) dan keinginan untuk hidup. Untuk dapat hidup, ia membutuhkan sesuatu. Alat untuk memenuhi kebutuhan itu bersumber dari lingkungan.

    Pengertian Budaya

    Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

    Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia

    Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

    Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

    Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

    Selain itu terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu

    1. wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya. Wujud pertama dari kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran masing-masing anggota masyarakat di tempat kebudayaan itu hidup;

    2. aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri atas aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan yang lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial ini bersifat nyata atau konkret;

    3. Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan karya manusia dalam masyarakat.

    2. Hubungan manusia dan kebudayaan

    Dipandang dari sudut antropologi, manusia dapat ditinjau dari 2 segi. Yaitu :

    1. Manusia sebagai makhluk biologis
    2. Manusia sebagai makhluk sosio-budaya

    Sebagai mahluk biologi, manusia di pelajari dalam ilmu biologi atau anatomi; dan sebagai mahluk sosio-budaya manusia dipelajari dalam antropologi budaya. Antropologi budaya menyelidiki seluruh cara hidup manusia, bagaimana manusia dan akal budinya dan struktur fisiknya dalam mengubah lingkungan berdasarkan pengalamannya juga memahami dan melukiskan kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat manusia.

    Akhirnya terdapat konsepsi tentang kebudayaan manusia yang menganalisa masalah-masalah hidup sosial-kebudayaan manusia. Konsepsi tersebut ternyata memberi gambaran kepada kita bahwasanya hanya manusialah yang mampu berkebudayaan. Sedang pada hewan tidak memiliki kemampuan tersebut. Mengapa hanya manusia saja yang memiliki kebudayaan? Hal ini dikarenakan manusia dapat belajar dan dapat memahami bahasa, yang semuanya itu bersumber pada akal manusia.

    3. Budaya sebagai sistem gagasan

    Budaya sebagai sistem gagasan yang sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau di foto, karena berada di dalam alam pikiran atau perkataan seseorang. Terkecuali bila gagasan itu dituliskan dalam karangan buku.

    Budaya sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku. Seperti apa yang dikatakan Kluckhohn dan Kelly bahwa “Budaya berupa rancangan hidup” maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan prima yang kita warisi melalui proses belajar dan menjadi sikap prilaku manusia berikutnya yang kita sebut sebagai nilai budaya.

    Jadi, nilai budaya adalah “gagasan” yang menjadi sumber sikap dan tingkah laku manusia dalam kehidupan sosial budaya. Nilai budaya dapat kita lihat, kita rasakan dalam sistem kemasyarakatan atau sistem kekerabatan yang diwujudkan dalam bentuk adat istiadat. Hal ini akan lebih nyata kita lihat dalam hubungan antara manusia sebagai individu lainnya maupun dengan kelompok dan lingkungannya.

    B. Apresiasi Kemanusiaan dan Kebudayaan

     1. Perwujudan Kebudayaan

    kebudayaan sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga da;lam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang di ciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata.

    J.J. Hoeningman membagi wujud kebudayaan menmjadi tiga yaitu :

    a.     Gagasan (wujud ideal)

    wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak dapat di raba atau di sentuh.

    b.      Aktivitas (tindakan)

    Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu.

    c.       Afertak (karya)

    Wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat di raba, di lihat dan di dokumentasikan.

    Sifatnya konkret di antara ketiga wujud kebudayaan.

    Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan menjadi tiga pula, yaitu :

    1.     Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma dan peraturan lain.Wujud tersebut menunjukan ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak tak dapat di raba, di pegang, ataupun di foto, dan tempatnya ada di dalam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.

    2.     Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.Wujud tersebut di namakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa di observasi, di foto dan di dokumentasikan karena dalam sistem sosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi.

    3.     Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud ini di sebut pula kebudayaan fisik. Di mana wujud ini hampir seluruhnya merupakan hasil fisik (aktivitas perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat.

           Berdasarkan penggolongan wujud budaya di atas kita dapat mengelompokkan budaya menjadi dua, yaitu: Budaya yang bersifat abstrak dan budaya yang bersifat konkret.

    Budaya yang Bersifat Abstrak

    Budaya yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam alam pikiran manusia, misalnya terwujud dalam ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan cita-cita. Jadi budaya yang bersifat abstrak adalah wujud ideal dari kebudayaan. Ideal artinya sesuatu yang menjadi cita-cita atau harapan bagi manusia sesuai dengan ukuran yang telah menjadi kesepakatan.

    Budaya yang Bersifat konkret

    Wujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau peraturan dan aktivitas manusia di dalam masyarakat yang dapat diraba, dilihat, diamati, disimpan atau diphoto.

    Koencaraningrat menyebutkan sifat budaya dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri atas: perilaku, bahasa dan materi.

    a. Perilaku

    Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku dalam situasi tertentu. Setiap perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (pattern of behavior) masyarakatnya.

    b. Bahasa

    Bahasa adalah sebuah sistem simbol-simbol yang dibunyikan dengan suara (vokal) dan ditangkap dengan telinga (auditory). Ralp Linton mengatakan salah satu sebab paling penting dalam memperlambangkan budaya sampai mencapai ke tingkat seperti sekarang ini adalah pemakaian bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berpikir dan berkomunikasi. Tanpa kemampuan berpikir dan berkomunikasi budaya tidak akan ada.

    c. Materi

    Budaya materi adalah hasil dari aktivitas atau perbuatan manusia. Bentuk materi misalnya pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi, dan alat transportasi.

    Unsur-unsur materi dalam budaya dapat diklasifikasikan dari yang kecil hingga ke yang besar adalah sebagai berikut:

    1. Items, adalah unsur yang paling kecil dalam budaya.

    2. Trait, merupakan gabungan dari beberapa unsur terkecil

    3. Kompleks budaya, gabungan dari beberapa items dan trait

    4. Aktivitas budaya, merupakan gabungan dari beberapa kompleks budaya.

    Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya menyeluruh (culture universal). Terjadinya unsur-unsur budaya tersebut dapat melalui discovery (penemuan atau usaha yang disengaja untuk menemukan hal-hal baru).

    2. Substansi Utama Budaya

    Substansi utama budaya adalah sistem pengetahuan, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan. Tiga unsur yang terpenting adalah sistem pengetahuan, nilai, dan pandangan hidup.

    a. Sistem Pengetahuan

    Para ahli menyadari bahwa masing-masing suku bangsa di dunia memiliki sistem pengetahuan tentang: Alam sekitar, Alam flora dan fauna, Zat-zat manusia, Sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia, Ruang dan waktu.

    Unsur-usur dalam pengetahuan inilah yang sebenarnya menjadi materi pokok dalam dunia pendidikan di seluruh dunia.

    b. Nilai

    Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain untuk dijadikan pertimbangan dalam mengambil keputusan. Keputusan nilai dapat menentukan sesuatu berguna atau tidak berguna, benar atau salah, baik atau buruk, religius atau sekuler, sehubungan dengan cipta, rasa dan karsa manusia.

    Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran), indah (nilai estetis), baik (nilai moral atau etis), religius (nilai agama). Prof. Dr. Notonagoro membagi nilai menjadi tiga bagian yaitu:

    – Nilai material, yaitu segala sesuatu (materi) yang berguna bagi manusia.

    – Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan dan aktivitas

    – Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang bisa berguna bagi rohani manusia.

    c. Pandangan Hidup

    Pandangan hidup adalah suatu nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat dan dipilih secara selektif oleh individu, kelompok atau suatu bangsa. Pandangan hidup suatu bangsa adalah kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini kebenarannya, dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya.

    Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa manusia sebagai makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Karena manusia diciptakan untuk menjadi khalifah, sebagaimana dijelaskan pada surat Al-Baqarah: 30

    Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:   “Sesungguhnya        Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”

         Oleh karena itu untuk menjadi manusia yang berbudaya, harus memiliki ilmu pengetahuan, tekhnologi, budaya dan industrialisasi serta akhlak yang tinggi (tata nilai budaya) sebagai suatu kesinambungan yang saling bersinergi.

         Disinilah peran manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan dalam segala hal, untuk dapat memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh Allah SWT melalui alam ini. Sehingga dengan alam tersebut manusia dapat membentuk suatu kebudayaan yang bermartabat dan bernilai tinggi. Namun perlu digarisbawahi bahwa setiap kebudayaan akan bernilai tatkala manusia sebagai masyarakat mampu melaksanakan norma-norma yang ada sesuai dengan tata aturan agama.

    C. Etika dan Estetika Budaya

    Hal yang terpenting untuk membangun pemahaman suatu ilmu secara utuh bisa dilakukan dengan mencari asal-usul, alasan,dan segala hal terkait dengan perkembangan ilmu tersebut.Begitu juga dengan istilah-istilah yang muncul berkaitan dengan definisi suatu cabang keilmuan tertentu yang harus ada kesimpulan yang membawa alasan mengapa istilah itu dimunculkan.Dengan mengetahui perkembangan istilah tersebut setiap orang mampu memahami hal yang dimaksudkan istilah tersebut secara menyeluruh,bukan hanya mengartikannya secara sembarang atau berpendapat menggunakan istilah tersebut semaunya sendiri.Meskipun istilah tersebut mengalami perubahan makna harus diterangkan bagaimana proses perubahan istilah tersebut terjadi dikaitkan dengan berbagai aspek,salah satunya aspek penggunaannya.Dalam memahami Urgensi Pemahaman etika dan estetika budaya,kita harus memahami perkembangan dari dua istilah etika dan estetika.

    Etika berasal dr kata Yunani,yaitu Ethos,secara etimologis etika adalah ajaran tentang baik buruk. Etika sama artinya dengan moral (mores dalam bahasa latin) yang berbicara tentang peredikat nilai susila,atau tidak susila,baik dan buruk.

    Bertens menyebutkan ada tiga jenis makna etika yaitu :

    1. Etika dalam nilai-nilai atau norma untuk pegangan seseorang atau kelompok orang    dalam

    mengatur tingkah laku.

    2. Etika dalam kumpulan asas atau moral (dalam arti lain kode etik)

    3. Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang baik dan buruk artinya daalam filsafat moral.

    Estetika dapat diartikan lain sebagai teori tentang keindahan.

    Keindahan dapat diartikan beberapa hal yaitu :

    1. Secaara luas yaitu mengandung ide yang baik yang meliputi watak indah,hukum yang

    indah,ilmu yang indah,dan lain sebagainya.

    2. Secara sempit yaitu indahn yang terbatas pada lingkup persepsi penglihatan (bentuk dan warna)

    3. Secara estetik murni yaitu menyangkut pengalaman yang berhubungan dengan

    penglihatan,pendengaran dan etika

         Etika (kesusilaaan) lahir karena kesadaraan akan adannya naluri-solidaritas sejenis pada makhluk hidup untuk melestarikan kehidupannya,kemudian pada manusia etika ini menjadi kesadaran sosial ,memberi rasa tanggungjawab dan bila terpenuhi akan menjelma menjadi rasa bahagia.(A.A Djelantik,Estetika Sebuah Pengantar.hal-4).

    Pada manusia yang bermasyarakat etika ini berfungsi untuk mempertahankan kehidupan kelompok dan individu.Pada awalnya Etika dikenal pada sekelompok manusia yang sudah memiliki peradaban lebih tinggi.Terdapat proses indrawi yang diperoleh secara visual dan akustik(instrumental) .

    Keduanya (proses indrawivisual dan akustik) mengambil peran tambahan melakukan fungsi-fungsi yang jauh lebih tinggi,bukan hanya melakukan fungsi vital , tetapi telah melibatkan proses-proses yang terjadi dalam budi dan intelektualitas dan lebih bertujuan untuk memberi pengetahuan dan kebahagiaan jasmani dan ruhani. .(A.A Djelantik,Estetika Sebuah Pengantar.hal-3).

            Etika pada pada perkembangannya terbagi atas usaha untuk melakukan perbuatan baik dan usaha untuk keindahan sehingga menimbulkan rasa senang terhadap suatu kebaikan.Sedangkan Estetika sendiri merupakan pemisahan dari  pengertian  Etika yang mengkhususkan pada usaha untuk keindahan saja.

      Istilah Estetika dipopulerkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714 – 1762) melalui beberapa uraian yang berkembang menjadi ilmu tentang keindahan.(Encarta Encyclopedia 2001, 1999) Baumgarten menggunakan istilah estetika untuk membedakan antara pengetahuan intelektual dan pengetahuan indrawi. Dengan melihat bahwa istilah estetika baru muncul pada abad 18, maka pemahaman tentang keindahan sendiri harus dibedakan dengan pengertian estetik.

    Jika sebuah bentuk mencapai nilai yang betul, maka bentuk tersebut dapat dinilai estetis, sedangkan pada bentuk yang melebihi nilai betul, hingga mencapai nilai baik penuh arti, maka bentuk tersebut dinilai sebagai indah. Dalam pengertian tersebut, maka sesuatu yang estetis belum tentu (indah) dalam arti sesungguhnya, sedangkan sesuatu yang indah pasti estetis.

    Puncak awal perkembangan estetika sebagai salah satu bidang falsafah yang penting tampak pada pemikiran Immanuel Kant (1724-1784) Semenjak Kant, pengetahuan tentang keindahan atau pengalaman estetika tidak dapat ditempatkan di bawah payung logika atau etika, namun istilah estetika tetap dipertahankan. Namun hal yang perlu ditinjau adalah sebelum Estetika didefinisikan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714 – 1762)dan dipopulerkan Immanuel Kant (1724-1784) pada kebudayaan Yunani telah mengenal paham-paham keindahan melalui pemikiran Plato (427-347 SM).

    “Pengetahuan tentang ukuran dan properti merupakan syarat utama keindahan”Plato.

    Ini adalah paham yang dianut oleh masyarakat Yunani pada umumnya tentang alam semesta,mereka terkesan oleh keindahan alam dan pengalaman bahwa segala peristiwa alam semesta ternyata mengandung suatu tata aturan tertentu.Bangsa yunani telah mengabadikan makhluk ciptaan Tuhan dalam bentuk patung, seperti patung kuda,patung tubuh manusia dalam keseniannya sejak sebelum masehi dan keindahan tubuh manusia sendiri ditemukan  kembali pada massa Renaissance oleh para seniman dan diabadikan pula dalam karya-karyanya.Dasar ini bisa dijadikan dasar bahwa tujuan utama dari sebuah keindahan adalah kesadaran akan keteraturan alam semesta ini.Plato sendiri menghendaki manusia sepantasnya mengikuti ukuran  harmonis sesuai dengan yang ada pada alam semesta.

    Ciri-ciri Keindahan dalam masa abad pertengahan      

    a)     Sesuai dengan norma

    b)     Dilaksanakan sesempurna mungkin

    c)     Bersifat simbolis

    Ciri-ciri keindahan masa Renaisance

    a)     Melepaskan perwujudan norma-norma perwujudan yang ditentukan oleh raja , bangsawan yang berkuasa dan oleh rasa.

    b)     Kesenian masih bertema realitas,tetapi seniman mengikuti selera sendiri dalam mengejar keindahan

    c)     Akhir masa renaisance timbul kesenian profan (tidak ada hubungannya dengan keagamaan)dan sekuler (pemisahan berhubungan dengan keagamaan)

    d)     Bersifat neoaristotelisme (menggambar sesuai sesuai dengan kenyataan dunia)

    “nikmat indah adalah peristiwa alam biasa dan memberi peranan lebih banyak kepada intelek manusia untuk menikmati keindahan”Aristoteles

    Dengan melihat uraian diatas, maka dapat dilihat beberapa sudut pandang dan sikap manusia terhadap keindahan. Pada masa Yunani, kemudian pada abad pertengahan, keindahan ditetapkan sebagai bagian dari teologi. Pada abad pertengahan di Barat, tekanan diletakan pada subjek, proses yang terjadi ketika seseorang mendapatkan pengalaman keindahan. Pada jaman modern, tekanan justru diletakkan pada obyek, sehingga tampak bahwa estetika dipertimbangkan sebagai dari cabang dari sains, khususnya filsafat dan psikologi.

    Perkembangan sudut pandang dan sikap manusia terhadap keindahan pada jaman modern inilah yang sekarang melanda budaya  bangsa indonesia.Hal-hal apapun yang berkaitan dengan keindahan atau estetika selalu dikaitkan dengan kebebasan berekspresi dan hak setiap individu.Dari kasus rok mini sebagai indikasi bahwa reformasi sekalipun tidak mampu menahan perubahan sosial ,padahal anggota DPR seharusnya menjadi garda terdepan dalam menanamkan nilai-nilai luhur bangsa yang tertuang dalam nilai-nilai pancasila.

    “Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan diwujudkan sebagai aturan tuntutan sikap dan dan tingkah laku bangsa dan akan memberikan landasan,semangat,jiwa secara khas yang merupakan ciri pada elemen-elemen sosial budaya bangsa indonesia.”(Sunarso,dkk.Pendidikan Kewarganegaraan hal.202).

    Afirmasi Nilai Etika Dan Estetika Kebudayaan

    Meminjam bahasanya Budiono, MA (2005), afirmasi adalah peneguhan; penetapan yang positif; pernyataan atau pengakuan yang sungguh-sungguh terhadap sesuatu yang dianggap berharga dan penting diperhatikan. Afirmasi mempunyai misi menguatkan dari dalam (power of intern) sehingga menegaskan potensi (etika dan estetika) sebuah eksistensi berupa kebudayaan dalam suatu masyarkat adat. Afirmasi nilai kebudayaan merupakan metode paling efektif dalam melestarikan dan menyelamatkan kebudayaan dari gempuran globalisasi.

    Aplikasi metode afirmasi ini, ada tiga substansi yang perlu dikembangkan dalam menegaskan kebudayaan. Pertama, penghayatan nilai melalui pengetahuan tentang sejarah kebudayaan. Misi ini dimaksudkan supaya memahamkan kembali bahwa suatu kebudayaan mempunyai nilai etika dan estetika tersendiri yang harus selalu dipraktikkan dalam kehidupan berbudaya dan bermasyarakat.

    Kedua, implementasi (manfaat) nilai etika dan estetika kebudayaan bagi kehidupan masyarakat dalam berbudaya dan bermasyarakat. Kegunaan adanya nilai etika dan estetika dalam kehidupan dalam masyarakat adalah hal wajib dipertahankan, sehingga pada akhirnya masyarakat menyadari bahwa mempertahankan dan menyelamatkan kebudayaan harus diletakkan di garda depan.

    Ketiga, menjadikan nilai kebudayaan sebagai acuan utnuk menempuh kehidupan masa depan masyarakat, dengan terus melakukan kontekstualisasi dan aktualisasi pada berbagai dinamika zaman. Masyarakat harus bisa menyaring kebudayaan baru dengan tetap memprioritaskan kebudayaan asal mereka agar menjadi masyarakat yang berbudaya, tentunya dengan nilai etika dan estetika yang ada di dalamnya.

    Fokus atau objek dari tiga aspek di atas, sebenarnya mengacu pada kebudayaan yang sedikit peminat, bahkan nyaris ditinggalkan dan dianggap tidak perlu. Padahal, bukan waktunya dilupakan, karena bisa menjadi acuan bagi perjalanan hidup masyarakat di masa sekarang dan masa depan. Indikasi dari upaya pengafirmasian ini adalah penanaman kembali spirit masa lalu, hingga diaktualisasikannya pada era sekarang.

    D. Konsep-konsep Dasar Manusia

    1.    Manusia sebagai makhluk biologis

    Fase- fase tumbuh kembang manusia sejak janin hingga lahir hingga proyeksi perkembangan setelah kelahiran. Fase- fase tersebut mencakup pembuahan, zygot, dan janin. Pada saat janin terbentuk, maka pada saat yang sama Allah memberikan Ruh ke dalam jasad biologis tersebut yang ketika telah bersatu timbulah potensi fsikologis manusia (nafs/insan) serta proyeksi kehidupan pascanatalis .

    2.       Manusia sebagai makhluk budaya

    Budaya berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari Buddhi diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Secara umum Budaya merupakan hasil budi dan daya dari manusia.

    JJ. Hoeningman membagi kebudayaan dlm 3 wujud :

    a. gagasan

    Kebudayaan yang berbentuk kumpulan, ide, gagasan,nilai,norma, peraturan yang sifatnya abstrak.

    b. Aktivitas (tindakan)

    Wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat., sering disebut sebagai system sosial, yaitu aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu.sifatnya konkret dapat diamati.

    c. Artefak ( karya)

    Wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda yang dapat diraba dan dilihat. 

    7 unsur kebudayaan bersifat universal :

    a. Sistem perlatan dan perlengkapan hidup (teknologi)

    b. sistem mata pencaharian

    c. sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial

    d. bahasa

    e. kesenian

    f. sistem pengetahuan

    g. sistem religi

    Manusia adalah mahluk budaya artinya mahluk yang berkemampuan menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai mahluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya. Sebagai catatan bahwa dengan pikirannya manusia mendapatkan ilmu pengetahuan. Dengan kehendaknya manusia mengarahkan perilakunya dan dengan perasaannya manusia dapat mencapai kebahagiaan.

    Tujuan dari pemahaman bahwa manusia sebagai mahluk budaya, agar dapat dijadikan dasar pengetahuan dalam mempertimbangkan dan mensikapi berbagai problematic budaya yang berkembang di masyarakat sehingga manusia tidak semata-mata merupakan mahluk biologis saja namun juga sebagai mahluk social, ekonomi, politik dan mahluk budaya.

    3.       Manusia dan cinta kasih

    Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang (kepada) ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diatikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai. Cinta samasekali bukan nafsu.

    Setiap manusia pasti memiliki rasa cinta, karena manusia diciptakan sempurna bisa berfikir, memiliki akal budi, dan saling membutuhkan. Manusia yang lahir dilengkapi dengan rasa cinta. Entah itu cinta pada diri sendiri, benda atau pun orang lain.

    Cinta yang terbesar didunia ini adalah cinta Tuhan pada kita dan semua mahluk didunia. Tuhan memberi kita hidup untuk mati. Tuhan memberi kita kesengsaraan untuk kebahagiaan. Tuhan memberi kita tugas yang harus kita pelajari. Sangat Sayang Tuhan pada kita.

    Cinta Manusia hanya sebatas rasa kagum,rasa suka,rasa hormat,rasa cinta pada orang lain(teman ataupun pasangan). Cinta manusia tidak dapat mengalahkan cinta Tuhan.

    Tuhan menunjukan cintaNya pada kita dengan bayak cara, termasuk bencana-bencana. Bukan Tuhan kejam, bukan Tuhan tega, tapi Tuhan ingin kita belajar dan mengerti. Bencana memang sangat merugikan tapi Tuhan mau kita bisa tabah dan belajar menerima dan bersyukur. Belajar menolong orang lain, mengasah kepekaan hati kita, menguji kita dengan cobaan orang lain. Bukan hanya menguji mereka yang terken bencana tetapi juga menguji kita sebagai manusia yang diberi cinta. Apakah cinta kita terpakai dengan baik untuk sesama?Cinta manusia yang membuat kita mau menolong orang lain.

    Cinta bukan hanya membicarakan dua insan yanng saling terikat perasaan sayang yang mendalam.Tapi Cinta juga bersifat universal. Kita harus mengasah rasa cinta kita pada sesama agar cinta kita menjadi cinta yang besar.

    4.       Manusia dan keadilan

    Keadilan adalah pengakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Pengakuan atas hak hidup individu harus diimbangi melalui kerja keras tanpa merugikan pihak lain, karena orang lain punya hak hidup seperti kita. Jadi kita harus memberi kesempatan pada orang lain untuk mempertahankan hidupnya. Prinsipnya keadilan terletak pada keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Tindakan-tindakan yang menuntut hak dan lupa pada kewajiban merupakan pemerasan. Sedangkan tindakan yang hanya menjalankan kewajiban tanpa menuntut hak berakibat pada mudah diperbudak atau dipengaruhi orang lain.\

    Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila seseorang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagisn yang sama dari kekayaan bersama.

    Jika kita hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban, maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya pula jika kita hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut hak, maka kita akan mudah diperbudak atau diperas oarng lain.

    5.       Manusia dan pandangan hidup

    Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup walau bagaimanapun bentuknya. Bagaiman kita memperlakukan pandangan hidup itu tergantung pada orang yang bersangkutan. Ada yang memperlakukan pandangan hidup itu sebagai sarana mencapai tujuan dan ada pula yang memperlakukan ebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.

    Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Oleh sebab itu untuk mewujudkan tujuan dan cita-cita kita perlulah terlebih dahulu kita mengenal apa itu pandangan hidup bdan bagaimana memperlakukan pandangan hidup dengan baik.

    6.       Manusia dan keindahan

    Keindahan asal kata dari “benum”, yang berarti kebaikan, dalam bahasa Inggris menjadi “beautiful”. Keindahan asal kata dasar indah yang berarti bagus, cantik, elok, molek. Keindahan identik dengan kebenaran. Segala yang indah selalu mengandung kebenaran, namun meskipun kelihatannya indah tetapi tidak mempunyai unsur kebenaran, maka hal itu pada prinsipnya tidak indah. Keindahan di dapatkan dari melihat alam secara langsung, melalui radio, TV, film dan media lain. Untuk mendapatkan dan menikmati keindahan, orang sering membuang waktu, uang, tenaga yang tidak sedikit jumlahnya. Ada suatu kecenderungan, semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, semakin tinggi pula hasrat dan keinginan untuk menghargai keindahan. Keindahan dalam arti luas meliputi : seni, alam, moral, intelektual. Sedangkan dalam arti sempit, sering diartikan keindahan bentuk dan warna.

    Keindahan adalah suatu susunan keserasian yang dapat menciptakan kesenangan bagi penglihatan dan pendengaran. Kehalusan merupakan sikap yang lembut dalam menghadapi orang lain. Lembut dalam mengucapkan kata-kata, lembut dalam sikap anggota badan. Sikap halus dan lembut merupakan cermin hati yang tulus serta cinta kasih terhadap sesama.

    E. Problematika Kebudayaan

    Beberapa problematika kebudayaan, antara lain:

    1.  Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.

    Keterkaitan orang jawa terhadap tanah yang mereka temapti secara  turun temurun diyakini sebagai pemberi berkah kehidupan. Mereka enggan meninggalkan kampung halamanya atau beralih ola hidup sebagai petani. Padahal hidup ereka umumnya miskin.

    2.  Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang hambatan budaya yang berkaitan dengan persepsi atau sudut pandang ini daat terjadi antara masyarakat dan pelaksana pembangunan. Contohnya, program Keluarga Berencana atau KB semula ditolak masyarakat, mereka beranggapan bahwa anak anak banyak rezeki.

    3. Hambatan budaya berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.

    Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam banyak mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa di tempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka di tempat yang lama.

    4.  Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.

    Masyarakat daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar, karena pengetahuannya serba terbatas, seolah-olah tertutp untuk menerima program-program pembangunan.

    5.  Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.

    Sikap ini sangat menagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa, yang menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara turun-temurun.

    6.  Sikap etnosentrisme.

    Sikap etnosentrisme adalah sikap mengagungkan budaya suku bangsanya sendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap semacam ini akan mudah memicu timbulnya kasus-kasus sara, yakni pertentangan suku, agama, ras, dan antar golongan. Sikap ini dapat menimbulkan kecenderungan perpecahan dengan sikapa kelakuan yang lebih tinggi terhadap budaya lain.

    7. Perkembangan IPTEK sebgai hasil dari kebudayaan, sering kali disalhagunakan oleh manusia, sebagai contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan suatu generasi, obat-obatan diciptakan untuk kesehatan tetapi pengunaannya banyak disalhgunkan yang justru mengganggu kesehatan manusia.

      Bangsa indonesia harus menyadari bahwa posisinya sekarang sebagai negara berkembang  yang rentan terhadap fenomena perubahan sosial.Penguatan nilai-nilai budaya terhadap perubahan sosial di era globalisasi mutlak keberadaannya dikarenakan perubahan sosial disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal.Faktor yang memegang peranan penting dalam perubahan sosial adalah faktor dari luar terutama faktor teknologi dan kebudayaan yang sangat dominan.

    Pengaruh budaya seperti konsumtif,hedonis,pornografi,sex bebas,kejahatan dunia maya,dan sindikat narkoba dapat membahayakan kelangsungan hidup budaya nasional. .”(Sunarso,dkk.Pendidikan Kewarganegaraan hal.203)

     Pengaruh budaya luar harus diwaspadai terutama pengaruh yang berdampak negatif sehingga membahayakan kepribadian bangsa.Langkah pertama yang dapat dilakukan ialah dengan menanamkan pemahaman yang benar terhadap keberadaan nilai-nilai etika dan estetika budaya dihubungkan dengan kebebasan individu di negara Indonesia sebagai negara demokrasi yang menganut ideologi Pancasila.Ideologi pancasila tentunya berbeda dengan ideologi liberal ,Undang-undang Dasar 1945 tidah hanya menekankan hak-hak azasi manusia seperti kebebasan berekspresi tetapi terdapat kewajiban dalam ikut andil mempertahankan ketahanan budaya bangsa indonesia.Dengan demikian hak-hak idividu harus mendukung tercapainya keberlangsungan kehidupan bangsa indonesia yang harmonis,dalam konteks estetika dan etika budaya seseorang harus memahami waktu dan tempat yang digunakan untuk menunjukan ekspresi estetikanya .Meskipun seseorang memiliki sudut pandang berbeda dalam melihat keindahan jika dihubungkan dengan kewajibannya sebagai makhluk sosial maka pada waktu dan tempat tertentu haknya sebagai individu harus ditahan agar tidak ada hak orang lain yang dirugikan.

          Semua permasalahan mengenai hal yang dikaitkan dengan estetika bisa diselesaikan dengan pemahaman yang lengkap,penting sekali bagi seorang mahasiswa memahami konsep penerapannya agar tidak terjebak pada pendapat-pendapat samar yang tidak berlandaskan pengetahuan ilmiah.Bahkan bukan hanya mahasiswa yang harus memahami konsep estetika dalam kehidupan berbangsa di negeri ini,seluruh lapisan masyarakat harus benar-benar mengerti waktu dan tempat dibenarkannya menuntut kebebasan berekspresi atau hak individunya itu.Dari gambaran yang sudah dipaparkan sebelumnya,secara historis estetika merupakan pemisahan dari kajian etika yang awalnya sesuai dengan norma-norma maka sudut pandang dalam mengekspresikannya harus dimunculkan kembali paham estetika yang beretika pada era modernisasi ini.Kemudian hal lainnya pemahaman estetika yang sesuai dengan paham ideologi pancasila hanyalah estetika yang mengakui peran manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan keagamaan.Selanjutnya pemikiran yang mengatakan bahwa estetika terletak pada objek ,itu tidak berlaku pada manusia dikarenakan manusia adalah makhluk yang memiliki keunggulan tertinggi dibandingkan dengan makhluk lainnya didunia .Meskipun manusia memiliki keindahan dalam hal proporsi penciptaannya ,manusia tidak pantas di sejajarkan dengan barang-barang seni seperti yang terjadi pada masa Renaisance .Manusia memiliki tanggungjawab melestarikan kehidupan sesamanya dengan menempatkan etika sebagai kesadaran sosial agar tercapai kehidupan manusia yang bahagia jasmani dan rohaninya.Pancasila juga menolak menjadikan manusia sebagai objek korban perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akibat perubahan sosial budaya sehingga pemahaman suatu ilmu keluar dari nilai-nilai pancasila,salah satu contohnya akibat pemahaman estetika budaya yang keliru.

     Penyelesaian atas fenomena yang terjadi pada kasus-kasus yang terjadi selama ini berkaitan dengan estetika budaya bisa diselesaikan dengan pemahaman dari seluruh lapisan yang terlibat tersebut. Pada saat ada seseorang yang mempengaruhi temannya  untuk tidak melihat sebuah penampilan karena memang agamanya memerintahkan penganutnya menghindari hal demikian,siapapun tidak berhak memaksakan kehendaknya.Terlepas dari subjektivitas,justru seharusnya hal tersebut dikaitkan dengan kepribadian yang mempertahankan nilai-nilai keagamaan masing-masing yang sesuai dengan pancasila dan kepribadian yang menghargai kesempatan orang lain dengan tidak melarangnya samasekali.Kemudian pada kasus rok mini ,orang yang mempunyai pandangan bahwa memakai rok mini tidak bermasalah di instansi pemerintahan merupakan contoh nyata dari perubahan sosial yang terjadi pada bangsa indonesia.Dari pengalaman historis keberadaan perempuan sudah lama di instansi kepemerintahan negeri ini,namun jika diperhatikan pejabat-pejabat perempuan setingkat DPR sebelumnya ,mereka bersedia memakai seragam kerja yang dikeluarkan oleh aturan instansi tersebut karena memang mendukung terwujudnya ketahanan budaya nasional serta mereka menyadari bahwa selain dia memiliki kebebasan berbusana ,ada hak sosial bagi orang lain pada waktu dan tempat tertentu.

     Daftar Pustaka

    http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

    http://tgsisbd.blogspot.com/2011/06/konsep-dasar-manusia-2.html

    http://azenismail.wordpress.com/2010/05/14/hakekat-manusia-sebagai-mahluk-budaya

    http://ardymadrid.blogspot.com/2012/03/hakekat-manusia-sebagai-makhluk-budaya.html

    http://maysjida-noerdin.blogspot.com/2012/06/makalah-isbd-apresiasi-kemanusiaan-dan.html

    http://ridwan202.wordpress.com/2008/10/16/manusia-sebagai-makhluk-budaya/

    http://dewimega21.blogspot.com/2012/04/tugas-isbd-mega.html

    http://kukuh30.blogspot.com/2012/06/ilmu-budaya-dasar-hakekatmanusia.html

    http://nadeujusume.blogspot.com/2012/05/urgensi-pemahaman-etika-dan-estetika.html

    http://lontarmadura.com/afirmasi-nilai-etika-dan-estetika-kebudayaan-madura/

  • Makalah Etika Sekretaris di Tempat Kerja

    Etika Sekretaris di Tempat Kerja

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Idealnya untuk mendukung profesi sekretaris sangat tidak mudah, karena banyak orang yang memandang profesi sekretaris dengan sebelah mata dan menjadi bahan gunjingan di dalam maupun di luar lingkungan tempat kerja. Hal ini akan berpengaruh dari gambaran seorang sekretaris yang identik dengan perempuan cantik, rok mini dan adanya pemikiran menjalin hubungan spesial dengan pimpinannya.

    Sekretaris tidak hanya perempuan saja, tetapi saat ini sudah banyak pria yang menjadi seorang sekretaris dan  membuktikan menjadi sekretaris tidaklah mudah. Bahkan seiring berkembangnya sektor usaha diberbagai bidang, sebuah perusahaan pasti menuntut adanya sekretaris yang memilik keprofesionalan yang matang dalam bekerja, sehingga diharapkan dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik.

    Sekretaris harus bisa mengerjakan semua tugasnya, entah itu tugas rutin tugas khusus, tugas yang bersifat kreatif dan tugas untuk melakukan hubungan dan kerjasama. Sekretaris dalam menjalankan tugasnya harus mengikuti kode etik sekretaris yang sudah dibentuk oleh setiap kantor atau perusahaan. Misalnya dalam kegiatan telepon, sekretaris yang menggunakan kode etiknya akan berusaha menampilkan sikap yang menyenangkan dan tidak terburu-buru dalam berbicara di telepon.

    Setiap menerima tamu sekretaris harus bisa menghormati tamu yang datang kemudian menanyakan dan mencatat nama perusahaan serta tujuan kedatangannya dan juga harus pandai berbicara agar tamu yang datang tidak tersinggung perasaannya.

    Sekretaris harus bisa membina hubungan dengan semua pegawai di kantornya, ketika bertemu dengan klien, mengahidir rapat. Biasanya tidak menjadi perhatian seroang sekretaris karena kesibukan kerjanya yang sedang berlangsung, sehingga sekretaris kurang menerapkan etikanya di tempat kerja. Kode etik ini dibuat agar dapat mengatur sekretaris dalam menjalankan profesi serta memiliki standar moral dalam pribadi seorang sekretaris. 

    Meskipun banyak kelebihannya, namun seperti yang kita lihat saat ini masih banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran atau penyalahgunaan profesi. Sekretaris memang sudah menjadi tangan kanan pimpinan, bahkan bisa menggantikan pimpinan di tempat kerja ketika pimpinannya sedang tidak berada di tempat kerja atau tugas di luar kota, tapi dalam kesempatan itu sekretaris malah menjadi semenah-menah dalam melakukan tugasnya terhadap staff bawahannya. Sekretaris memang memiliki tanggung jawab yang besar. Dimana ia harus mengatur jadwal pimpinan, korespondensi, menerima tamu dan lain-lain. Ketika itu sudah menjadi kewajiban seorang sekretaris dan mungkin merasa letih, tapi itu kita kerjakan dengan profesional. Seperti menerima telefon dalam keadaan letih, sekretaris tidak menggunakan etikanya dalam menerima telefon, ketika client menanyakan pimpinannya sedang berada di tempat kerja atau tidak. Sekretaris sudah menjawabnya namun client kurang begitu mendengar suara sekretaris karena merasa letih.

    Kemudian ketika ketika seorang sekretaris hendak menerima tamu atau client pimpinan tapi ia sedang terburu-buru karena mendapat telefon bahwa anaknya sakit. Apa boleh buat ia harus minta izin pimpinan untuk menemui anaknya tapi sebelumnya ia harus menemui tamu terlebih dahulu. Mungkun keadaan terburu-buru, tamu belum pada inti pembicaraan, sekretaris sudah menutup pembicaraan dengna tamu pada saat itu. Alhasil tamu pimpinan menjadi marah.

    Kemudian ketika seorang sekretaris menghadiri rapat, ia mendapati sedang menggunakan telfonnya. Mungkin banyaknya relasi pimpinan dengan sekretarisnya ia harus menjawab satu per satu pesan dari client pimpinan. Memang boleh seorang sekretaris menjawab pesan dari clien pimpinannya, tapi sekretaris juga harus memperhatikan kode etik yang sudah dibuat oleh perusahaan atau Ikatan Sekretaris Indonesia (ISI).

    Maka dari itu penulis akan membahas bagaimana menjadi seorang sekretaris yang baik dalam menjalankan profesinya agar sosok sekretaris tidak lagi dipandang sebelah mata oleh pihak dalam maupun luar lingkungan tempat kerja.

    B. Identifikasi Masalah

    1. Masih ada seorang sekretaris saat menggunakan telfon kurang baik
    2. Masih ada seorang sekretaris saat menerima tamu kurang baik
    3. Masih ada seorang sekretaris saat mengahadiri rapat kurang baik
    4. Masih ada seorang sekretaris kurang menjaga hubungan dengan karyawan lain di tempat kerja dengan baik

    Bab II. Teori dan Pembahasan

    A. Teori

    Etika sering disamakan dengan istilah Etiket atau moral. Secara etimologi, istilah etika dalam bahasa Yunani “ethicos” atau berasal dari kata Latin “ethicus” yang berarti kebiasaan. Orang juga sering menggunakan istilah etika dengan filsafat moral atau filsafat kesusilaan. Sebagai disiplin ilmu, etika merupakan cabang filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan. Dari pengertian tersebut maka etika merupakan penyelidikan filosofi yang terkait dengan persoalan moral.

    Manfaat seorang sekretaris mempelajari etika agar orang tahu norma-norma, tata nilai atau tata susila yang berlaku di dalam masyaraka. Etika mencegah kekeliruan dan berusaha mendapat kebenaran. Sedangkan arti dari skretaris itu sendiri adalah pembantu pimpinan untuk menerima dekte, mengonsep surat atau korespondensi, menerima tamu, memeriksa dan mengingatkan pimpinannya tentang kewajiban resmi, janji-janji serta tugas dalam rangka meningkatkan efektivitas kerja pimpinan. Definisi lain, bahwa sekretaris tidak saja menyangkut pekerjaan rahasia, melainkan meliputi bidang kesekretariatan atau pekerjaan kantor.

    Sekretaris memiliki empat tugas kelompok yaitu tugas rutin: yakni tugas yang tidak memerlukan perintah khusus, perhatian khusus atau pengawasan khusus. Misalnya tugas pengurusan surat, meneriman tamu, tata kearsipan, membuat jadwal kerja pimpinan dan menerima telepon. Kedua, tugas khusus: yaitu tugas yang memerlukan perintah atau sesekali pimpinan menginginkan sekretaris menggunakan pertimbangan dan pengalaman sekretaris untuk menyelesaikannya. Misalnya membuat perjanjian, mengirim faximile. 

    Ketiga, tugas yang bersifat kreatif: yakni tugas yang berasal dari inisiatif sekretaris itu sendiri. Biasanya hal-hal yang dilakukan sekretaris adalah pekerjaan yang mendukung/menunjang kerja pimpinan dalam menyelesaikan tugas. Dalam bekerja seringkali pimpinan menuntut seorang sekretatis dapat menangani semua pekerjaan secara sempurna, untuk itu pada umumnya akan mengharapkan sekretaris mempunyai karakeristik yaitu keterampilan dan sifat.

    Skill kita dalam human relation, sikap pribadi kita dalam mempertimbangkan sesuatu atau tindak tanduk, akan tercemin dalam hal-hal yang kelihatannya sepele dari apa yang kita kerjakan dan katakan. Maka dari itu sekretaris juga harus memiliki etika dalam kantor yaitu :

    1. Perkenalan

    Perkenalkan diri kita pada rekan baru dengan senyum bersahabat sikap ramah. Apabila ketika kita ingin memperkenalkan orang, bertindaklah dengan cepat dan efesien, sehingga membuat orang lain merasa senang.

    2. Ucapkan Salam

    Salam “Selamat Pagi” yang cerah dan gembira adalah salah satu sifat keramah tamahan kita. Teman sekerja, pelanggan dan tamu senang memperoleh penentraman diri sebelum terjun kebidang pekerjaan masing-masing. Beberapa menit yang dibuang untuk sekedar berpamitan dengan perasaan gembira adalah sebagai public relation yang lebih baik daripada tergopoh-gopoh pergi tanpa pamit.

    3. Urusan-urusan Pribadi

    Orang yang bijaksana tentu tidak akan membosankan atau mengganggu orang lain dengan cerita-cerita tentang masalah pribadinya atau menyombongkan diri dengan prestasi yang telah dicapainya. Tetapi persahabatan disuatu kantor akan membantu suasana dan kondisi kerja yang harmonis. Menurut peraturan yang berlaku, bahwa business dan kesenangan tidak bisa dicampur adukan. Namun kehindaran diri dari hubungan yang begitu erat sehingga nantinya dapat mengganggu pekerjaan dan menghalangi kesempatan promosi kita. 

    4. Loyalitas

    Sebagai pegawai yang loyal sudah tentu kita tidak akan mencari keuntungan pribadi dengan biaya kelompok. Kita akan menghindarkan diri dari perdebatan-perdebatan yang tidak berarti selama bekerja. Kita juga harus ingat bahwa yang membuat gosip tidak akan mempunyai kawan. Jangan menceritakan yang tidak-tidak tentang rekan-rekan sekerja kita. Jangan suka mengkritik pekerjaan mereka. Hormatilah hak mereka untuk menikmati kehidupan pribadi mereka sendiri.

    5. Pandai Menyimpan Rahasia

    Loyalitas kita yang pertama adalah untuk pimpinan dan perusahaan. Berusahalah dapat untuk menyimpan atau memegang teguh rahasia yang tidak boleh diketahui umum.

    6. Ikut Memikirkan Orang Lain

    Ucapkan “Silakan” dan “Terima kasih”, kartu ulang tahun yang tak disangka-sangka, ucapan-ucapan selamat ulang tahun, dan pesan-pesan penuh simpati adalah beberapa contoh dari sekian banyak ucapan yang mengundang simpati orang lain. Bila kita menganggap diri kita sebagai orang yang bijaksana maka bukannya kata-kata “untuk-untuk” saja yang perlu kita sampaikan, tetapi berupa tindakan atau bantuan yang diberikan kepada orang lain.

    7. Sukses Begaul dengan Rekan Sekantor

    Jelas bukan suatu usaha atau pekerjaan yang mudah untuk memperoleh simpati dan respek dari rekan kerja. Kita harus menerapkan semua anjuran-anjuran yang dikemukakan sendiri, ditambah lagi dengan banyak hal yang akan kita jumpai melalui pengalaman. Ingat bahwa permulaan yang baik adalah sebagai anak tangga pertama yang kita injak untuk dapat menginjak anak tangga selanjutnya. Sampai sejauh mana kita berhasil, akan banyak ditentukan oleh sampai mana perkembangan skill kita dalam human relation. 

    Setelah kita menerapkan etika kita dalam kantor, kita juga harus memperhatikan hal-hal yang harus kita hindari agar tidak menimbulkan masalaha pada diri kita yaitu:

    1. Membentuk klik (kumpulan atau golongan) yang secara sadar membelakangi rekan-rekan baru. Artinya segolongan yang membela kepentingan mereka sendiri.
    2. Tidak masuk kantor dengan alasan “sakit” padahal hanya ingin bermalas-malasan saja di rumah.
    3. Sering memakai telefon atau fasilitas kantor untuk urusan pribadi.
    4. Pulang sebelum waktunya, karena kebetulan saat itu pimpinan tidak sedang berada di kantor.
    5. Tempat kerja selalu dimanfaatkan untuk mengobrol.
    6. Bersikap menjilat pimpinan dan mendepak bawahan.
    7. Selalu menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya segera dapat diselesaikan.
    8. Boros dalam memakai alat- alat kantor.
    9. Segan merawat mesin atau alat kantor yang dipercayakan kepada kita.
    10. Melakukan hal-hal yang tidak termasuk tugas kantor, seperti mengisi teka teki silang, menulis surat pribadi, bertamu kebagian lain tanpa suatu urusan.

    Menerima tamu juga merupakan tugas utama seorang sekretaris. Dalam menerima tamu seorang sekretaris harus selalu bersikap ramah dan bersahabat, bijaksana, sopan dan menunjukkan sikap bersedia membantu. Usahakan seorang sekretaris selalu memiliki data yang up to date mengenai urusan pimpinan dengan kontak dari pihak luar. Kalau kunjungan seorang tamu bertalian dengan salah satu urusan ini, seorang sekretaris dapat menangani masalahnya dengan baik dan tepat.

    Walaupun demikian, seorang sekretaris juga harus tahu sampai sejauh mana sekretaris boleh menggunakan prakarsa sekretaris sendiri. Bertindak melaampaui wewenang juga salah, sama halnya kalau sekretaris tidak dapat mengatasi persoalan yang menjadi wewenang sekretaris. Seni pembicaraan bukan mengetahui apa yang harus dilakukan, melainkan mengetahui apa yang tidak boleh dikatakan. 

    Tamu yang datang dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, mereka yang datang atas dasar perjanjian, dan mereka yang datang tanpa perjanjian lebih dulu. Sekretaris yang baik tetap bersikap sopan kepada tamu dari kedua kelompok inii dan jangan sekali-kali bertindak terlalu formil. Hubungan sekretaris dengan pimpinan harus merupakan team yang ikatannya kuat, sehingga sekretaris tahu benar penting tidaknya setiap kontak. Sekretaris seketika harus tahu mana tamu yang perlu mendapat perhatian seksama dan mana kunjungan yang harus diakhiri.

    Kalau kita kebetulan sedang menelepon waktu seorang tamu datang, tunjukkan bahwa kita sudah mengetahui kedatangannya dengan anggukan sambil tersenyum. Kemudian selesaikan pembicaraan telepon kita secepat mungkin.  Perhatian adalah faktor yang sangat penting. Sekretaris harus bisa memperhatikan perasaan orang lain.

    Bila pimpinan mengundang rapat, baik rapat dengan orang luar mamupun sesama rekan sekerja, mungkin sekretarislah yang bertanggungjawab mengatur pertemuan tersebut. Demikian pula sekretaris harus  mencatat semua pembicaraan selama pertemuan berlangsung. Usahakan agar hari pertemuan diterima oleh semua pihak yang akan mengikuti. Beritahukan kepada semua undangan secara tertulis tentang waktu, hari dan tempat pertemuan. Dalam surat undangan juga perlu disebutkan tujuan rapat. Bila rapat ini sifatnya Rapat Direksi, Rapat Tahunan, Rapat Pemegang Saham dan sebagainya, telitilah hal-hal yang harus diperhatikan yaitu:

    1.    Apakah ketentuan atau peraturan tersendiri tentang bagaimana cara membuat pemberitahuan. Berapa lama jangka waktu pemberitahuan harus sudah disampaikan. Untuk Rapat Umum Tahunan biasanya pemberitahuan harus sudah disampaikan 21 hari sebelumnya, dan untuk pertemuan lainnya 7 sampai 14 hari sebelumnya. Pemberitahuan rapat resmi harus dilakukan oleh pejabat yang berwenang.

    2.    Semua peserta rapat harus duduk dikursi masing-masing sebagaimana mestinya.

    3.    Peserta yang hadir harus memenuhi jumlah minimum yang ditentukan sesuai dengan peraturan, agar rapat sah.

    4.    Prosedur harus direncanakan sesuai rupa sehingga dengan peraturan atau anggaran dasar perusahaan.

    b.   Pembahasan

    Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan di atas, seorang sekretaris harus bisa menerapkan etika di tempat kerja. Dengan kurang menerapkan etika di tempat kerja, sehingga sekretaris kurang menjaga hubungan dengan baik di tempat kerja. Kurangnya menjaga hubungan dengan baik di tempat kerja disebabkan karena banyak dari seorang sekretaris melalaikan etika nya. Sehingga sekretaris lupa dia harus bersikap bagaimana ketika bekerja.

    Sebagai sekretaris, kita harus memiliki kedudukan yang sangat sensitif. Kita harus bisa menjalin hubungan baik dengan setiap orang, bukan hanya dengan atasan, melainkan juga dengan rekan sekerja masyarakat. Dewasa ini dilingkungan niaga selalu diliputi suasana tegang, yang maikn lama makin meningkat. Agar dapat memperoleh ketenangan dalam bekerja, seorang sekretaris harus mengetahui batas tanggung jawab yang dimilikinya. Dia harus selalu menjaga agar hubungan dengan rekan sekerja dan orang lain selalu berpijak pada landasan yang tepat.

    Kebijaksanaan, loyalitas dan rasa humor adalah sikap yang harus sekretaris kembangkan. Tanpa itu semua, sekretaris tidak bisa menjadi sekretaris yang baedaya guna. Kalau ini ditambah dengan penggunaan akal sehat dan kesadaran bahwa kedudukan dengan pimpinan merupakan satu kesatuan dalam perusahaan, maka ini sudah merupakan landasan yang mantap. Sekretaris harus selalu berusaha bersikap wajar dan tidak dibuat-buat, sesuai dengan kepribadian kita sendiri. Berusahalah untuk mlihat setiap situasi dalam rangka keseleuruhan, dan bertindaklah sesuai dengan kerangka ini.

    Tidak bisa disangsikan lagi bahwa hubungan kerja yang terutama ialah hubungan dengan pimpinan. Mungkin yang terutama harus dipahami benar-benar bahwa sekretaris bukan hanya dengan dia, tapi juga untuk dia. Untuk dapat berhasil dalam hal ini, sekretaris harus dapat memahami dia sepenuhnya sebagaimana dia juga harus memahami sekretaris.

    Sekretaris harus mengetahui dan menghargai kekuatnnya serta memahami kelemahannya, dan sedapat mungkin melengkapi kekurangan yang diakibatkan oleh kelemahan ini. Bila dia sedang murung, tetaplah gembira dan menunjukkan segi baiknya saja kepada orang lain. Licinkan jalan kesukaannya, apa yang tidak disukai serta cara kerjanya. Pelajari juga reaksinya, dan hindarilah segala sesuatu yang tidak disukainya. Dengan mengamati cara bekerja dan hubungannya dengan orang lai, kita akan menyelami sifatnya. Dengan demikian kita akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan kepribadiannya, dan dimana perlu kita akan membantunya.  Keserasian anatara diri kita dengan pimpinan hanya dapat didasarkan atas sikap saling menghormati.

    Hormatilah pimpinan, dan berusahalah agar dia pun menghormati kita. Ini bukan hanya karena kita bekerja secara efisien, tapi juga karena sikap kita pada umumnya. Terimalah dia sebagaimana adanya dan sesuaikanlah sikap kita. Jangan sekali-kali mencoba mengubah perangainya menurut keinginan kita. Bila timbul kesulitan, bantulah dia sebisa-bisanya dan kendalikan perasaan kita. Berusahalah sekuat tenaga agar pimpinan kita selalu bertindak sebaik mungin. Sebagai contoh, apabila kita kurang setuju dengan nada surat yang harus kita ketik, buatlah konsep sementara dulu yang tidak langsung kita serahkan. Sesudah beberapa saat tunjukkan konsep surat itu kepada pimpinan, tanyakan apakah setuju, dan  kita harus berpura-pura kurang yakin apakah memang itu yang dimaksudkannya.

    Seorang pimpinan yang selalu tegang dan ingin cepat menyelesaikan pekerjaanya, sering kali mengeluarkan kritik yang kedengarannya kasar dan kurang pikir. Sudah sewajarnya kalau pimpinan merasa bebas mencela pekerjaan dan tingkah laku sekretaris. Tapi tentu saja diharapkanagar celaan tersebut tepat dan adil. Walaupun demikian kalau pimpinan tidak bersikap tepat dan adil, kita harus dapat memaklumi dan melakukan perubahan yang diinginkannya. Kebal terhadap kritik adalah sikap yang paling buruk. Kita banyak belajar dari kritik yang membangun, dan kita bisa mendapat kemajuan. Tentu saja kita tidak boleh menganggap kritik sebagai serangn terhadap pribadi kita. Dalam pekerjaan tidak pada tempatnya meneriman kritik dengan luapan emosi. 

    Bila kita mulai memegang jabatan baru, pergunakanlah setiap waktu kita untuk memperhatikan, mendengarkan dan membaca segala sesuatu yang ada hubungannya dengan pekerjaan pimpinan. Buatlah catatan sementara kita belajar. Ini bukan hanya berguna dikemudian hari, melainkan juga bisa membantu ingatan kita. Tanyakan sebanyak-banyaknya kepada pimpnan tentang pekerjaannya dan pekerjaan kita kalau ada waktu terluang. Tapi jagalah agar pertanyaan kita singkat dan tidak bertele-tele. Dalam dunia niaga dewasa ini waktu merupakan barang yang sangat berharga. Maka seorang sekretaris yang baik harus tahu bagaimana caranya memanfaatkan waktu sebaik-baiknya.

    Selama jam kerja, kita harus bisa menjadi benteng pertahanan bagi pimpinan. Cegahlah dengan bijaksana setiap problem yang tidak perlu, supaya tidak sampai kepada pimpinan. Kalau pimpinan sedang sibuk membicarakan pekerjaan yang pentin, usahakan supaya dia tidak tergangg. Catatlah apa yang kita atasi sendiri, serta siapa-siapa yang ingin bertemu dengan pimpinan selama waktu tersebut. Pada saat demikian batasi permintaan pembicaraan telepon hanya untuk orang yang benar-benar memerlukan pendapat dan keputusan pimpinan seketika itu. Selebihnya terimalah teleponnya sendiri, dan usahakan agar pimpinan balas meneleponnya kalau sudah senggang.

    Seorang sekretaris harus selalu mengtahui dimana pimpinannya berada. Kadang-kadang bisa terjadi suatu kelalaian lupa pada janji pertemuan, mencatat dua janji pertemuan pada jam yang sama, atau mungkin dia sedang pergi cukur waktu direktur menelepon. Dalam hal semacam ini hadapilah situari secara diplomatis. Usahakan supaya tak ada seorang pun yang akan merasa diremehkan, tanpa berdusta atau mengatakan detail yang tidak perlu. Kemudian hubungi pimpinan secapatnya, serta sampaikan kepadanya apa yang terjadi.

    Diantara beberapa hal, sekretaris adalah orang yang harus menyimpan rahasia. Bersikaplah selalu loyal kepada pimpinan dan perusahaan. Jangan lupa bahwa pekerjaan kita sifatnya rahasia. Jangan bicarakan pekerjaan kita baik di dalam maupun di luar kantor. Kadang-kadang menyimpan rahasia sangat sulit, terutam kalau sedang terjadi perubahan yang menarik. Tapi pimpinan dan perushaaan akan menghargai loyalitas dan disiplin pribadi kita. Jangan sampai kita mengecewakan pimpinan. Bahkan dalam berbicara kita harus hati-hati, walaupun hanya perkataan secara sambil lalu saja. Sebab ini bisa menimbulkan penafsiran yang salah, yang bisa berbahaya dan menyebabkan pembuangan waktu kalau sampai timbul berita desas-desus atau isu. Meneruskan informasi atau berita memang bisa memberikan  kepuasan sementara, tapi suksesnya karis hanya dapat dibina atas dasar kepercayaan penuh dan timbal balik.

    Mungkin kita membina persahabatan dengan sesama pegawai, karena setiap hari selalu bergaul. Walaupun demikian jangalah hubungan persahabatan ini sampai mengganggu tugas kita. Sering kali kurang baik akibatnya kalau akrab dengan rekan sekerja sebelum bekerja sama cukup lama. Berhati-hatilah memilih teman, dan batasi persahabatan kita hanya diluar kesibukan kerja. Dengan sesama rekan wanita kita boleh akrab, tapi batasilah dengan rekan pria. Ini berakibat yang memperngaruhi perasaan dan dengan mudah bisa menjadi desas-desus yang tidak baik di tempat kerja.

    Kita harus bisa menolak pertanyaan yang menyangkut persoalan rahasiaa, tapi sebaliknya kita harus tetap bisa menjaga semangat kerja sama demi efsiens pelayanan kepada pimpinan. Sampai sejauh ini perhatian kita terpusat kepada pengelolaan bisnis pimpinan kita. Para wiraswasta yang berdaya guna, baik pria maupun wanita selalu bisa memisahkan masalah perusahaan dengan masalah pribadinya. Tapi kadang-kadang bisa terjadi tercampurnya urusan bisnis dengan urusan pribadi. Dalam hal ini sekretaris yang baik harus bisa mengatasi situai dan mengetahui sampai berapa jauh tanggung jawabnya.

    Prinsip dasar yang perlu ditananmkan ialah bahwa kita digaji untuk membantu pelaksanaan kerja pimpinan secara efisien. Disamping itu tidak boleh dilupakan bahwa kita punya loyalitas ganda kepada pimpinan dan kepada perusahaan tempat kita bekerja. Atas dasar prinsip ini, keterlibatan yang mendalam dalam persoalan pribadi pimpinan akan mengganggu kedayagunaan kita. Oleh kerena itu ini harus kita hindarkan.

    Jangan lupa bahwa tingkah laku yang baik dan memperhatikan kepentingan orang lain tidak pernah ketinggalan jaman. Saling menghormati dengan pimpinan memang sangat penting, tapi tidak kalah pentingnya saling menghormati dengan semua orang disekeliling kita. Kerja sama yang baik dengan sesama rekan kerja sangat penting. Kita harus menganggap diri kita anggota dari satu team.

    Perhatikanlah selalu perasaan orang lai. Lain oang lain pikirannya, dan kita harus toleransi terhadap pendapat yang berbeda dengan pendapat kita sendiri. Di atas segala-galanya, jangan sampai tingkah laku buruk orang lain menggoda kita untuk juga bertingkah laku seperti itu. Menyakiti hati orang lain tanpa disengaja sangat mudah. Maka berusahalah jangan sampai kita meremehkan orang lain. Janganlah melewati begitu saja seorang wakil karena kita ingin berbicara dengan atasan untuk mendapatkan suatu informasi. Jangan lupa bahwa wakil ini sama seperti kita. Dimaksudkan untuk meringankan kerja pimpinannya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Rosidah dan Ambar Teguh Sulistiyani. 2005. Menjadi Sekretaris Profesional dan Kantor yang Efektif. Yogyakarta: Gava Media.

    Lance H. Secretan. 1978. How To Be An Effective  Secretary. Jakarta: PT Gramedia.

  • Laporan Studi Kasus – Pre Eklampsia Berat di RS

    Pre Eklampsia Berat di RS

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    World Health Organization (WHO) memperkirakan terdapat 216 kematian ibu setiap 100.000 kelahiran hidup akibat komplikasi kehamilan dan persalinan tahun 2015. Jumlah total kematian ibu diperkirakan mencapai 303.000 kematian di seluruh dunia. MMR di Negara berkembang mencapai 239/100.000 kelahiran hidup, 20 kali lebih tinggi dibandingkan Negara maju. Negara berkembang menyumbang sekitar 90 % atau 302.000 dari seluruh total kematian ibu yang diperkirakan terjadi pada tahun 2015. Indonesia termasuk salah satu negara berkembang sebagai penyumbang tertinggi angka kematian ibu di dunia. WHO memperkirakan di Indonesia terdapat sebesar 126 kematian ibu setiap 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah total kematian ibu sebesar 6400 pada tahun 2015. Angka ini sudah terjadi penurunan dari angka kematian ibu menurut SDKI 2012 yaitu sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup Penyebab kematian ibu terbanyak disebabkan karena preeklamsia berat.Umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai baik-buruknya keadaan pelayanan kebidanan (maternity care) dalam suatu negara atau daerah ialah kematian maternal (maternal mortality). Menurut definisi WHO “kematian maternal ialah kematian seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah barakhirnya kematian oleh sebab apa pun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan”. Sebab-sebab kematian ini dapat dibagi dalam 2 golongan, yakniyang langsung disebabkan oleh komplikasi-komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas,dan sebab-sebab yang lain seperti penyakit jantung, kanker, dan sebagainya (associated causes). Angka kematian maternal (maternal mortality rate) ialah jumlah kematian maternal diperhitungkan terhadap 1.000 atau 10.000 kelahiran hidup, kini dibeberapa negara malahan terhadap 100.000 kelahiran hidup. Kemajuan yang telah dicapai dalam kira-kira setengah abad terakhir telah diumumkan oleh banyak penulis. Diinggris angka kematian menurun dari 44,2 per 10.000 kelahiran dalam tahun 1928 menjadi 2,5 per 10.000 dalam tahun 1970 (chamberlain dan jeffcoate,1966, stallworthy, 1971). Perkembangan ini terlihat pula pada semua Negara maju, umumnya angka kematian maternal kini dinegara-negara itu berkisar antara 1,5 dan 3,0per 10.000 kelahiran hidup (Prawirohardjo S. , 2010). Preeklamsia adalah penyakit kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah sebesar 140/90 mmHg atau lebih pada dua kali pemeriksaan setelah usia kehamilan 20 minggu pada ibu yang sebelumnya normotensif. Preeklamsia ini disertai dengan proteinuria yang singnifikan ( lebih dari 0, 3 g dalam 24 jam ). Preeklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan /atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Sujiyatni, 2009). Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadiPreeklampsia hampir secara eksklusif merupakan penyakit pada multipara.Biasanya terdapat pada wanita masa subur dengan umur ekstrem yaitu pada remaja belasan tahun atau pada wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Tingginya kejadian preeklamsia di negara-negara Berkembang dihubungkan dengan masih rendahnya status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan yang dimiliki kebanyakan masyarakat. Kedua hal tersebut saling terkait dan sangat berperan dalam menentukan tingkat penyerapan danpemahaman terhadap berbagai informasi/masalah kesehatan yang timbul baik pada dirinya ataupun untuk lingkungan sekitarnya (Zuhrina, 2010). Data dari RSUD Dr. M. Zein Painan pada bulan Januari – Desember 2016 sebanyak 56 orang yang mengalami preeklamsi berat, dan persalinannya sebagian besar di rujuk ke RSUP Dr. M. Djamil Padang. Di RSUP DR. M. Djamil Padang ditemukan ibu hamil bersalin dengan PEB 8 orang dalam kurun waktu 1 minggu yaitu mulai dari tanggal 18-24 september 2017. Menelaah uraian di atas, maka Kelompok tertarik untuk menerapkan asuhan kebidanan dan menuangkannya dalam bentuk “Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu nifas Post Sectio Cesarea atas indikasi PEB di RSUP Dr. M. Djamil Padang ”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Gambara karakteristik pada ibu nifas dengan kejadian preeklamsi berat di RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017” 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan umum Mampu melaksanakan dan memberikan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny”E” P1A0H1 dengan post SC atas indikasi PEB. 1.2.2 Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Ny”D” P1E0H1 dengan post SC atas indikasi PEB. b. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data objektif pada Ny”E” P1A0H1 dengan post SC atas indikasi PEB. c. Mahasiswa mampu melakukan identifikasi diagnosa dan atau masalah potensial pada Ny”E” P1A0H1 dengan post SC atas indikasi PEB. d. Mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pada Ny”E” P1A0H1 dengan post SC atas indikasi PEB.

    Bab II. Kajian Pustaka

    2.1. Preeklamsia Berat

    2.1.1 Pengertian Preeklamsia Berat (PEB)

    Preeklamsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil,bersalin dalam masa nifas yang terdiri dari trias yaitu hipertensi,proteinuria,dan edema yang kadang-kadangdisertai konvulusi sampai koma,itu tersebut tidak menunjukan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya (Rukiah, 2013). Preeklamsi Berat adalah Suatu komplikasi kehamilan yang ditandaitimbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan / atau edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Rahmawati E. N., 2013).

    Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertiensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinurin dan / atau oedema pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Sujiyatni, 2009). Preeklampsa berat adalah tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg yang diserta oleh proteinur ≥ ++ dengan menggunakan dipstick atau 5 mg/L pada pengumpalan urine 24 jam, setelah usia kehamilan 20 minggu (Lisnawat, 2013).

    2.1.2.Etiologi

    Penyebab preeklamsia saat ini tidak bisa diketahui dengan pasti,walaupun penelitian yang dilakukan terhadap penyakit ini sudah sedemikian maju. Semuanya baru didasarkan pada teori yang dihubung-hubungan dengan kejadian. Itulah sebab Preeklamsia disebut juga “disease 0f theory” gangguan kesehatan yang berasumsi pada teori-teori tersebut antara lain (Rukiah, 2013).

    2.1.3. Tanda dan gejala

    Preeklampsia serta salah satu atau lebih gejalah dan tanda.

    1. Tekanan darah ≥ 160/ 110 mmHg
    2. Protenura : proteinuria ≥ 5 gram/ 24 jam atau dipstick ≥ + 4
    3. Olgoria : produksi urine < 400-500 cc/ 24 jam
    4. Kenaikan kreatinin setum
    5. Edema paru dan sianosis
    6. Nyeri epigastrum dan nyeri kuadran atas abdomen : disebabkan teregangnya kapsula gilsone. Nyeri dapat sebagai gejala awal rupture hepar
    7. Gangguan otak dan visus : perubahan kesadaran, nyeri kepala, skotomata, dan pandangan kabur.
    8. Gangguan fungsi hepar : penngkatan SGOT dan SGPT
    9. Hemolisis mikroangiopatik
    10. Trambositopenia : < 100.000 sel/mm3
    11. Sindroma HEELP (Hemolysis, Elevated Liver Enzime, Low Platelete Count) (Nugroho T. , Patologi Kebidanan, 2012).

    2.1.4 Patofisiologi Meskipun penyebab preeklamsia masih belum diketahui,bukti meninfestasi klinisnya mulai tampak sejak awal kehamilan,berupa perubahan patofisiologi tersamar yang terakumulasi sepanjang kehamilan,dan akhirnya menjadi nyata secara klinis (cunnigham, 2013). Vasokonstriksi merupakan dasar pathogenesis Preeklamsia-eklamsia Vasokonstriksi menimbulkan peningkatan total periver resisten dan menimbulkan hipertensi Adanya vaskonstriksi juga akan menimbulkan hipoksia pada endotel setempat,sehingga terjadi kerusakn endotel, kebocoran arteriole disertai pendarahan mikro pada tempat endotel bahwa adanya vasokonstriksi utroplasenter yang selanjutnya akan menimbulkan maladaptasi plasenta.Hipoksia/anoksia jaringan merupakan sumbr reaksi Hiporeksidasi lemak, sedangkan proses hiporeksedasi itu sendiri memerlukan peningkatan konsumsi oksigen,sehingga dengan demikian akan mengganggu metabolism di dalam sel peroksidase lemak adalah hasil proses oksidase lemak tak jenuh yang menghasilkan hiperoksidase lemak jenuh.Proksidase lemak merupakan radikal bebas. Apabila keseimbangan anyara peroksidase terganggu,dimana peroksidase dan oksidan lebih dominan,maka akan timbul keadaan yang disebut stress oksidarif (Rukiah, 2013). 2.1.5 Komplikasi 1. Awal

    a. Kejang meningkatkan kemungknan mortalitas maternal sepuluhkali lipat. penyebab kematian maternal karena eklamsi adalah : kolaps sirkulasi (henti jantung, edema pulmo, dan sok),perdarahan serebral dan gagal ginjal. kejang meningkatkan kemungkinan kematian fetal 40 kali lipat, basanya di sebabkan oleh hipoksia, asidosis dan asolusioplasenta.

    b. Kebutuhan atau paralysis dapat terjadi karena lepasnyaretina atau perdarahan intracranial.

    c. Perdaraan post partum

    d. Toksik delirum

    e. Luka karena kejang, berupa laseras bibir atau lidah dan fraktur fetebra

    f. Asprasi pneumonia

    2. Komplikasi jangka panjang a. 40% sampa 50% pasien dengan preeklams berat atau eklamsi memliki kemungkinan kejadanyang sama pada kehamilan berkutnya. b. Hipertensi permanen, terjad pada 30% samapai 50% pasen dengan preeklamsi berat dan eklamsi (Nugroho T. , Patologi Kebidanan, 2012).

    2.1.6 Pencegahan Rawatan Konservatif (Usia Kehamilan <36 minggu ).

    1. Tirah baring 2. Infus D5 : RL = 3:1 3. Diet rendah garam dan tinggi protein (diet preeklamsia ) 4. Pasang kateter tetap (bila perlu ) 5. Medikametosa: a. Anti konvulsan MgSO4 b. Anti hipertensi Nifedpine 10 mg sublingual dilanjutkan dengan 10 mg q 8 jam. c. Kortikosteroid (Oradexon i.m. 2 kali 10 mg) untuk kehamilan < 36 minggu d. Antbiotikum, diuretikum dan kardiotikum hanyadiberikan atas indikasi. P

    erawatan aktif (terminasi kehamilan), yaitu pada keadaan dibawah ini : 1. Umur kehamilan > 36 minggu 2. Terdapat tanda-tanda impending eklamsia 3. Gawat janin 4. Perawatan tidak terlihat tanda-tanda perbaikan penyakit (Rahmawati T. , 2012).

    2.1.7 Penatalaksaan

    Di tinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala preeklamsi berat selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi : 1. Perawatan aktif yaitu segera diakhiri atau diterminasi d tambah pengobatan medicinal. 2. Perawatan konserfatif yaitu kehamilan tetap dipertahankan di tambah pengobatan medisinal a. Perawatan aktif Sedapat mungkin sebelum perawatan aktif pada setiap pemeriiksaan fetal asesmen (NST&USG) Indkasi 1) Ibu a) Usaia kehamilan 37 minggu atau lebih b) Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklamsi, kegagalan terapi konservatif setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan arah atau setelah 24 jam perawatan medisna, gejala-gejala statusquo (tidak ada perbaikan) 2) Janin a) Hasil fetal asesmen jelek (NST&USG) b) Adanya tanda IUGR 3) Labotatorium Adanya “HEELP syndrome” (hemolsis dan peningkatan pungsi hepar, trombositopenia) 2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan Pre Eklampsi Berat Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pececahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu,keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2011). Proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah. Proses ini merupakan sebuah metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan menghitungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan, menurut varney dalam asuhan kebidanan 7 langkah varney (varney, 2010) Proses ini menguraikan bagaimana prilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan. Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari pemikiran dan tindakan saja melainkan juga prilaku pada setiap langkah agar pelayan yang berkomprehensif dan aman dapat tercapai. Dengan demikian proses manajemen harus mengikuti urutan yang logis dan memberikan pengertian yang logis dan memberikan pengertian yang menyatukan pengetahuan, hasil temuan, dan penilaian yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang berfokus pada manajemen klien. (Varney, 2010) Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar & berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun, menurut varney dalam dokumentasi kebidanan tahun 2013. Langkah Manajemen Kebidanan Menurut Varney adalah sebagai berikut : 2.2.1 Pengumpulan Data Dasar Semua pihak yang terlibat mempunyai peranan penting dalam setiap langkah untuk membuat keputusan klinik. Data utama(misalnya,riwayat persalinan),data subyektif yang diperoleh dari anamnesis (misalnya,keluhan pasien),dan data obyektif dari pemeriksaan fisik (misalnya,tekanan darah) diperoleh melalui serangkaian upaya sistematik dan terfokus. Validitas dan akurasi data akan sangat membantu pemberi pelayanan untuk melakukan analisis dan pada akhirnya, membuat keputusan klinik yang tepat. Data subjektif adalah informasi yang diceritakan ibu tentang apa yang dirasakannya, apa yang sedang dan telah dialaminya. Data subyektif juga meliputi informasi tambahan yangdiceritakan oleh anggota keluarga tentang status ibu, terutama jika ibu merasa sangat nyeri atau sangat sakit. Data subyektif adalah informasi yang dikumpulkan berdasarkan pemeriksaan/pengamatan terhadap ibu atau bayi baru lahir(wiknjosastro, 2015). Pekajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu : 1. Anamnesa a. Biodata,data demogeafi 1) No. Register : memudahkan dalam mencari riwayat kesehatan, kehamilan, atau persalinan yang sebelumnya. 2) Nama : perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesaman nama klien 3) Umur :perlu ditanyakan untuk mengetahui pengaruh umur terhadap permasalahan kesehatan klien dan mengetahui masa reproduksi klien berisiko tinggi atau tidak <20 tahun atau> 35 tahun.Persalinan preterm meningkat pada usia ibu < 20 dan > 35 tahun, ini disebabkan karena pada < 20 tahun alat reproduksi untuk hamil belum matang sehingga dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin. Sedangkan pada umur > 35 tahun juga dapat menyebabkan persalinan preterm karena umur ibu yang sudah resiko tinggi (Suririnah, 2008). Krisnadi, dkk (2009) menjelaskan bahwa ibu hamil dengan usia muda yaitu kurang dari 20 tahun peredaran darah menuju serviks dan uterus belum sempurna hal ini menyebabkan pemberian nutrisi pada janin berkurang. Demikian juga peredaran darah yang kurang pada saluran genital menyebabkan infeksi meningkat sehingga juga dapat menyebabkan persalinan preterm meningkat. Sedangkan menurut Kristiyanasari (2010), ibu hamil dengan usia di atas 35 tahun juga berisiko karena terjadi penurunan fungsi dari organ akibat proses penuaan. Adanya kehamilan membuat ibu memerlukan ekstra energi untuk kehidupannya dan juga kehidupan janin yang sedang dikandungnya. Selain itu pada proses kelahiran diperlukan tenaga yang lebih besar dengan kelenturan dan elastisitas jalan lahir yang semakin berkurang(rahmawati, 2013) 4) Alamat : ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan dalam keadaan mendesak. Dengan diketahuinya alamat tersebut,bidan dapat mengetahui tempat tinggal pasien atau klien dan lingkungan nya. 5) Pekerjaan : ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan klien. 6) Agama : ditanayakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatanklien. 7) Pendidikan : ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya. 8) Suku / bangsa : ditanayakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh adat istiadat / budayanya terhadap kegiatan kesehatan klien, akan memudahkan melakukan pendekatan didalam melaksanakan asuhan kebidanan. b. Keluhan utama Merupakan alasan utama untuk datang kepelayanan kesehatan dan apa-apa saja yang dirasakan klien. Untuk mengetahui perihal yang mendorong ibu untuk datang kepada bidan seperti, apa yang dirasakan, sejak kapan timbulnya keluhan,ceritakan urutan kejadian Keluhan yang biasanya timbul adalah nyeri pinggang menjalar keari –ari makin lama makin kuat,merasa ingin buang air besar, keluar air ketuban yang banyak c. Riwayat obstrik,gynekologi, termasuk nifas dan laktasi Menanyakan kehamilan yang lalu, persalinan yang lalu dan nifas yang lalu, apakah ada masalah atau tidak,yang akan beresiko pada persalinan berikutnya. d. Pola kehidupan sehari-hari e. Riwayat kontrasepsi kemungkinan klien pernah menggunakanalat kontrasepsi atau tidak. f. Pengetahuan klien. (furwasyih, 2016). 2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan. Tujuan pemerikasaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayinya sertatingkat kenyamanan fisik ibu bersalin.informasi dari hasil pemeriksaan fisik adalah anamnesis diramu / diolah untuk membuat keputusan, menegakan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan atau keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi ibu (APN, 2015). 2.2.2 Interpretasi Data Dasar Pada langkah ini dilakukan interpretasi yang benar terhadap diagnose atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnose yang spesifik. Kata masalah dan diagnose keduanya digunakan karena beberapa masalah yang dapat diselesaikan seperti diagnose tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan kedalam sebuah rencana asuhan terhadap klien. Masalah sering berkaitan dengan pengarahan, Masalah ini sering menyertai diagnosa. 2.2.3 Diagnosa potensial Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain.Berdasarkan rangkaian masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi.langkah ini membutuhkan antisipasi,bila dimungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien. Bidan diharapkan sudah bersiap-siap bila diagnosaatau masalah potensial ini benar-benar terjadi pada langkah ini sering sekali melakukan asuhan yang aman(furwasyih, 2016). Pada kasus ini, persalinan dilakukan perabdominal atas indikasi PEB dimana potensial terjadinya infeksi 2.1.4 Tindakan segera 2.1.5 Intervensi No. Register : memudahkan dalam mencari riwayat kesehatan, kehamilan, atau persalinan yang sebelumnya. Hari/tanggal : Jam : Tempat : 2.2.1 Pengumpulan data dasar Data Subjektif 1. Identitas pasien Nama Ibu : Nama Suami : Umur : > 35 thn faktor terjadinya PEB Umur : Suku / Bangsa : Suku / Bangsa : Agama : Agama : Pendidikan : Pendidikan : Pekerjaan : Pekerjaan : Alamat: 2. Alasan datang Pasien datang rujukan, kiriman atau datang sendiri untuk memeriksakan keadaannya, jika rujukan dapat diketahui denngan diagnosis apa sehingga data tersebut dapat mambantu dalam menegakkan diagnosis. 3. Keluhan utama Ibu nifas dengan PEB sering mengeluh sakit di kepala daerah, pengeliatan kabur/ gangguan pengeliatan, nyeri perut, mual ataupun muntah-muntah (Wiknjosastro, 2007) 4. Riwayat kehamilan Ibu nifas dengan kehamilan PEB akan mengalami kekambuhan pada masa nifas. Faktor predisposisi yang menyebabkan PEB adalah kehamilan dengan hipertensi esensial, polihidramnion dan gemelli serta iskemia plasenta. Mola hidatidosa juga menjadi faktor risiko PEB. 5. Riwayat persalinan sekarang Hari, tanggal dan jam melahirkan untuk memantau perkembangan PEB, Jumlah paritas menjadi faktor risiko dalam PEB. 6. Riwayat kesehatan klien Ibu dengan diabetes millitus, hipertensi kronik, gangguan ginjal 7. Riwayat kesehatan keluarga Keluarga ada yang menderita eklampsi bisa menjadi faktor predisposisi PEB 8. Riwayat Psikososial budaya Stress dan gelisah pada ibu meningkatkan tekanan darah / hipertensi yang dapat menjadi faktor pencetus PEB Data Objektif 1. Pemeriksaan umum Kesadaran : normal sampai koma Tekanan darah : >160/110 mmHg (hipertensi) Pernapasan : >16x/menit (syarat pemberian MgSO4) Berat Badan : obesitas (IMT>30) 2. Pemeriksaan fisik – Ibu memegang kepala karena terasa sakit kepala yang hebat pada daerah frontal – Perdarahan mata – Edema kelopak mata – Gagal jantung kongetif, odema paru – Bendungan ASI – Genetalia terdapat lockea rubra – Edema tangan – Edema tungkai bawah 3. Pemeriksaan penunjang Pada ibu nifas PEB dilakukan pemeriksaan : – Analisis protein dalam urine (>5g/24jam atau +2 atau lebih) – Pemeriksaan edema paru, output (oliguria) – Evaluasi hematologik (hematokrit, jumlah trombosit (<100.000sel/uL), morfologi eritrosit pada sediaan apus darah tepi) – Pemeriksaan fungsi hati (bilirubin, protein serum, aspartate aminotransferase), peningkatan SGOT/SGPT. – Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin >1,2mg/dl) – Pemeriksaan mata diplopia dengan cara worth four dots, skotoma dengan test lapang pandang 2.2.2 Interprestasi data DS : usia >35th, mengeluh sakit di kepala, pengeliatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual ataupun muntah-muntah. Punya riwayat pre eklampsi pada kehamilan sebelumnya. Gemelli, polihidramnion, DM. DO: obesitas, tekanan darah >160/110mmHg, proteinuria ≥+2, trombositopeni, oliguria, nyeri epigastrium, edema pada ekstremitas, skotoma, diplopia. Diagnosa : post partum dengan pre eklampsia berat Masalah : nyeri perut, pandangan mata kabur, bendungan ASI, edema, cemas 2.2.3 Diagnosa dan masalah potensial Diagnosa potensial : eklampsia, koma dan kematian ibu Masalah potensial : mastitis, hemolysis, perdarahan otak, kelainan mata, stress, post partum blues 2.2.4 Identifikasi kebutuhan tindakan segera Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi dan melakukan konsultasi serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien, apakah dibutuhkan tindakan segera atau tidak (Asri H, 2012). Mandiri : – Di BPM : perbaiki jalan nafas, sirkulasi, MgSO4 looding dose dan intubasi apabila kejang dan segera rujuk – Di RS : perbaikan KU Kolaborasi : konsultasi dokter obgyn dan spesialis terkait (lab) Rujukan : bila ada gejala PEB yang mengarah ke eklampsia segera rujuk ke rumah sakit yang memenuhi fasilitas yang memadai. 2.2.5 Intervensi Rencana asuhan yang menyeluruh adalah berdasarkan hasil identifikasi masalah dan diagnosa. Perencanaan dan penanganan pre-eklampsia pada pasien dapt berpa: 1. Jelaskan prosedur penangan pre eklampsia kepada ibu dan keluarga R/ informasi yang jelas membantu ibu dan keluarga untuk mengerti tindakan yang akan dilakukan. 2. Perhatikan jalan nafas dan sirkulasi R/ pernafasan dipantau untuk menghindari adanya gagal nafas dan sirkulasi dibutuhkan untuk pemberian cairan terutama obat MgSO4 sebagai dosis awal pencegahan terjadinya kejang. 3. Berikan dosis awal MgSO4 40% sebanyak 4g larutkan dengan 10 ml aquades dan IV perlahan selama 20menit R/ pada pre eklampsia berat pemberian MgSO4 sebagai pencegahan kejang, dan apabila sudah eklampsia sebagai penatalaksanaan segera ketika pasien kejang. 4. Persiapkan ibu, bidan, alat-alat medis, keluarga, surat rujukan, obat-obatan (MgSO4 dan CaGlukonas), kendaraan dan uang untuk persiapan rujukan. R/ persiapan rujukan yang tepat dan cepat mempermudah proses rujukan. 5. Berikan pendampingan untuk ibu saat dilakukan rujukan R/ pendampingan seorang bidan akan memberikan rasa aman dan nyaman kepada ibu sebagai sesame wanita sehingga ibu tidak merasa khawatir dalam proses rujukan. 6. Lakukan kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemberian MgSO4 dosis rumatan dan spesialis terkait untuk pemeriksaan laboratorium. R/ sebagai tugas dependen bidan 7. Pantau dan observasi tekanan darah tiap jam, pengeluaran urine (balance cairan), pernafasan dan reflek patella. R/ mencegah adanya komplikasi 8. Lakukan perawatan ibu di ruangan yang tenang R/ meminimalisir keadaan stress yang dialami ibu 9. Berikan KIE tentang gizi diet cukup protein dan perawatan masa nifas, dan bendungan ASI R/ menjaga kesehatan ibu dan mencegah komplikasi dini pada masa nifas terutama bendungan ASI dikarenakan ibu belum bisa meneteki. Buat komitmen dengan ibu untuk melakukan follow up di poli 6 minggu setelah melahirkan atau sewaktu-waktu apabila ada keluhan ibu bisa datang ke IRD RSUD Dr. Soetomo Surabaya R/ rencana tindak lanjut pemantauan perkembangan ibu 2.4.6 Implementasi Melakukan rencana asuhan kebidanan yang menyeluruh yang telah di uraikan pada intervensi secara aman dan efisien, yang dapat dilakukan oleh bidan seluruhnya ataupun oleh tenaga kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, sebagai bidan tetap bertanggung jawab dalam mengarahkan pelaksanaannya. 2.4.7 Evaluasi Pada langkah ke tujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar dalam pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif (APN, 2015).

    BAB III MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.E P3A0H3 DENGAN POST SEKSIO SECAREA NIFAS HARI 1 ATAS INDIKASI PEB PENGKAJIAN PADA IBU NIFAS PATOLOGIS I. PENGKAJIAN (Tanggal/Jam: 18 september 2017/11.00 Wib) A. Identitas Nama : Nama : Umur : Umur : Suku/bangsa : Suku/bangsa : Agama : Agama : Pendidikan : Pendidikan : Pekerjaan : Pekerjaan : Alamat Kantor : Alamat Kantor : No telp : No telp : Alamat rumah : No telp : B. Anamnesa 1. Keluhan utama : 2. Riwayat perkawinan: 3. Riwayat Obstretik a. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas anak yang lalu b. Riwayat Kehamilan Sekarang c. Riwayat Persalinan Sekarang 4. Riwayat KB 5. Pola Kebutuhn Sehari-Hari a. Nutrisi b. Eliminasi c. Istirahat d. aktivitas 7. Riwayat Psikososial C. PEMERIKSAAN FISIK (Data Objektif) 1. Pemeriksaan Umum 1) Keadaan 1) Umum : Baik 2) Kesadaran : Composmetis 3) Tanda-tanda Vital – Tekanan darah : mmHg – Nadi : 85x/menit – Suhu : 36,80 C – Respirasi : 25 x/Menit 2. Pemeriksaan Khusus b. Pemeriksaan Wajah c. Pemeriksaan Payudara Payudara tampak bersih, putting menonjol, tidak ada pembengkakan, belum ada pengeluaran ASI. c. Pemeriksaan abdomen : 1) TFU : 1 jari bawah pusat 2) Kontraksi : baik 3) Luka bekas operasi bersih tidak ada darah yang merember, tidak ada tanda-tanda infeksi d.Pemeriksaan genitalia. e. Pemeriksaan Ekstremitas – Atas Ekstremitas atas terpasang infus RL 20 tetes / menit. Tidak ada oedema. – Bawah Tidak terdapat oedema. f.Pemeriksaan Laboratorium – hb : 11,3 g/dl – leukosit : 19.480/mm3 – hematokrit : 30 % – Trombosit : 198,000/mm3 MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA IBU “S” P3A0H3 POST SC 2 HARI YANG LALU DENGAN PEB S O A P Tgl: 18-09-2017 Pukul: 11.00 wib 1.Pemeriksaan umum : – Kesadaran : composmentis. -TD : 162/80 – N : 76x/i – P : 20x/i – S : 36,6 ̊C 2. Pemeriksaan khusus – Head to toe dalam batas normal, kecuali : – Mata : Palpebra oedema – Ekstremitas bawah : oedema Dx: Ny “S” P3A0H3 Postpartum pervaginam dengan PEB hari ke 2, KU sedang. Dx potensial: PEB berpotensial impending Eklampsia 1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik, ibu mengerti dan senag dengan hasil pemeriksaan. 2. Memantau tanda-tanda vital ibu setiap 2x/jam, ibu hipertensi 3. Memperbaiki posisi ibu agar kateter berfungsi dengan baik, posisi ibu sudah di atur. 4. Menganjurkan ibu untuk mulai mobilisasi dini , ibu sudah mulai miring kiri/kanan. 5. Memberikan obat sesuai dengan resep dokter, ibu terapi cefriaxone 3×1 amp IV, metildopa 3×50 mg, asam mefenamat 3×500 m, vit C 3×1, SF. 6. Melakukan pemeriksaan pada abdomen ibu, TFU 1 jari di bawah pusat dan kontraksi baik. 7. Melakukan pemeriksaan pada genetalia ibu dan melakukan vulva hyegine, terlihat lokea rubra dan vulva hyegine sudah dilakukan. 8. Melakukan TTV pada ibu, TD: 162/80 mmHg, N: 76x/i, Suhu: 36,6 S O A P Tanggal: 19-09-2017 1. Pemeriksaan umum: – Kesadaran : composmentis – TD : 150/90 – N : 86x/menit – P: 18 x/menit 2.Pemeriksaan khusus : – abdomen : a. kontraksi : perut ibu teraba keras. b. TFU : 2 jari di bawah pusat. – genetalia : a. lokhea : Rubra -ekstremitas : a. atas : infus terpasang RL 20 tetes/menit. 2. Pemeriksaan penunjang : -Hb : 11,3 g/dl. -leukosit :19.480/mm3 -trombosit:198.000/mm3 – hematocrit : 30 % Ny “S” postpartum pervarginam hari ke dengan PEB KU ibu baik. 1. Memantau TTV ibu, TD:150/90, N:86x/I, P:18x/I, S: 36,6 2. Memberitahu ibu bahwa keadaan ibu baik-baik saja, ibu mengerti dengn apa yang dijelaskan. 3. Menganjurkan ibu untuk mengganti pembalut minimal 2 kali sehari atau apabila pembalut sudah penuh, ibu mengerti dan sudah melaksanakannya. 4. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi, ibu sudah mulai berjalan disekitar kamar. 5. Memberikan ibu obat sesuai dengan resep dokter, ibu sudah minum obat sesuai dengan resep dokter. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lamanya masa nifas 6-8 minggu. (Sinopsis Obstetric ) Preeklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih ( Rustam Muctar, 1998 ). B. Saran 1. Bagi Institusi pendidikan Dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan penilaian terhadap mahasiswa dalam menerapkan teori asuhan kebidanan yang telah didapat dibangku kuliah ke tatanan nyata dilapangan, kemudian sebagai bahan evaluasi efektifitas terhadap pengajaran yang telah diberikan kepada mahasiswa. 2. Bagi institusi pelayanan kesehatan Diharapkan instansi pelayanan kesehatan dapat lebih meningkatkan dan mempertahankan mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan kebidanan dengan melakukan asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan dan memaksimalkan pelaksanaan program sesuai dengan strategi yang telah dirancang. Sehingga dapat menurunkan angka kejadian morbiditas dan mortalitas ibu, bayi serta mampu meningatkan derat kesehatan masyarakat.

  • Makalah Biostatistik

    Biostatistik

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Kemajuan teknologi di bidang kedokteran pada beberapa dekade terakhir ini menuntut mahasiswa kedokteran dan dokter serta petugas keehatan untuk mempelajari prinsip dasar metode statistika karena metode statistika merupakan salah satu alat bantu dalam menelaah laporan-laporan ilmiah, mengaadakan analisis data yang diperoleh daricatatan medik di rumah sakit, mengadakan penelitian dalam bidang kedokteran, dan lain-lain.

    Perkembangan Statistika

    Kata statistika berasal dari bahasa Italia, yang berarti pejabat negara. Hal ini dapat diketahui dari berbagai buku statistika dan catatan yang memperlihatkan bahwa metode statistika telah dikenal sejak zaman Romawi. Pada saat itu, penggunaan metode statistika masih terbatas pada kepentingan negara yang berisi data tentang jumlah penduduk menurut umur, jenis kelamin, dan pekerjaan. Data itu digunakan untuk penarikan pajak dan wajib militer.

    Di Inggris, penggunaan statistika dalam bidang kesehatan diawali oleh Raja Henry VII yang memerintah untuk melakukan pencatatan kematian pada tahun 1532. Hal ini dilanjutkan hingga tahun 1632 dan pada tahun tersebut secara resmi Inggris membuat undang-undang kematian yang mencatat kelahiran dan kematian menurut jenis kelamin. Pada tahun 1662, Kapten Jhon Graunt menggunakan catatan undang-undang kematian selama 30 tahun untuk memperkirakan jumlah orang yang akan meninggal karena berbagai macam berbagai macam penyakit, proporsi kelahiran laki-laki dan wanita, serta membuat tabel perjalanan hidup. Dari hasil kegiatan ini, Jhon Graunt dinyatakan sebagai orang pertama yang mengadakan analisis secara statistik dari data yang telah ada untuk memperkiraan kedaan di masa yang akan datang.

    Penggunaan metode statistika dalam bidang kesehatan diikuti oleh sarjana-sarjana lain seperti William Farr, Karl Pearson, dan lain-lain. Walaupun demikian, perkembangan statistika kedokteran mengalami hambatan pada saat itu karena masih banyak klinisi yang skeptis dan tidak setuju penggunaan metode statistika dalam bidang kedokteran dengan alasan statistika hanya merupakan kumpulan angka-angka  yang tidak sesuai dengan kenyataan dan etika kemanusiaan. Alasan lain tidak digunakannya statistika dalam bidang kedokteran adalah karena perhatian dokter hanya tertuju pada penderita secara individu dan setiap penderita akan berbeda dengan penderita lain hingga konstribusi statistika untuk kemajuan bidang kedokteran sangat kecil.

    Untuk menyatakan bahwa statistik hany merupakan permainan angka-angka, Darrel Huff secara provokatif menulis buku yang berjudul “ How to lie with statistics”dan Arthur Koestler menyatakan bahwa statistika bagaikan bikini kare yang menarik yang diperlihatkan, sedangkan yang vital ditutupi. Demikian pula Disraeli, dia menyatakanada tiga dusta yaitu, dusta, dusta besar, dan statistik. Kondisi tersebut berlangsung terus hingga menghambat kemajuan penggunaan metode statistika dalam bidang kedokteran. Hal ini sesuai dengan laporan Dr. O.B. Ross pada tahun 1951 yang dimuat dalam “Journal of the American Medical Associiation”. Ross menganalisis sebanyak 100 artikel yang berhubungan dengan pengobatan antara 1 Januari sampai Juni tahun 1950 dan ternyata hanya 27% artikel yang menggunakan metode statistika dengan baik dan benar.

    Walaupun demikian, data statistik sangat dibutuhkan oleh para dokter untuk menarik kesimpulan, misalnya bila seorang dokter menemukan seorang penderita migrain. Untuk dapat menyimpulkannya maka dibutuhkan data. Statistik yang menyatakan bahwa lebih banyak penderita migrain yang dapat disembuhkan dengan kunyit dibandingkan dengan obat lain yang biasa digunakan.

    Sejak beberapa dekade terakhir ini, kemajuan bidang kedokteran didukung oleh pemakaian metode statistika. Oleh karena itu, pengetahuan tentang prinsip dasar metode statistika serta aplikasinya dibutuhkan oleh para dokter.

    Pengertian Statistika

    Telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada zaman Romawi, statistika itu berarti pejabat negara. Jule dan Kendall dalam bukunya “An Introduction to The History of Statistic”

    Menyatakan bahwa statistika adalah kumpulan data kuantitatif yang dipengaruhi oleh berbagai sebab dan metode statistika merupakan suatu metode untuk menjelaskan data kuantitatif yang dipengaruhi oleh berbagai sebab.

    Saat ini terdapat tiga pengetian statistika, yaitu sebagai berikut.

    Statistika merupakan kumpulan angka yang dihasilkan dari pengukuran atau penghitungan yang disebut data.

    1. Statistika dapat juga diartikan sebagai statistik sampel.
    2. Statistika sebagai suatu metode ilmiah yang dapat digunakan sebagai alat bantu dlam mengambil keputusan, mengadakan analisis data hasil penelitian, dan lain-lain.

    Metode statistika sebagai alat bantu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dapat diterapkan pada berbagai disiplin ilmu, seperti pertanian, industri, psikologi, ekonomi, manajemen, termasuk bidang kedokteran dan kesehatan masyarakat.

    Statistika kesehatan adalah data atau informasi yang diberikan dengan masalah kesehatan. Statistika kesehatan sangat bermanfaat untuk kepentingan administratif penyelesaian masalah kesehatan, dan melakukan analisis tentang berbagai penyakit selama periode waktu tertentu (time series analysis). Selain itu, statistika kesehatan juga berguna untuk menetukan penyebab timbulnya penyakit baru yang belum diketahui atau untuk menguji manfaat obat bagi penyembuhan penyakit tertentu setelah hasil uji klinik dinyatakan berhasil.

    Statistika kesehatan secara administratif dapat digunakan untuk memberikan penerangan tentang kesehatan kepada masyarakat, misalnya informasi tentang penting nya imunisasi pada bayi dan anak, informasi tentang cara penularan penyakit AIDS, dan lain-lain.

    Statistika kedokteran dapat digunakan untuk memperoleh informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah kedokteran, misalnya angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (mordibitas) yang disebabkan oleh penyakit tertentu. Informasi tersebut dapat digunakan untuk merencanakan program pelayanan kesehatan atau mengadakan penelitian guna mengetahui penyebabnya sehingga dapat dilakukan pencegahan dan pengobatan agar angka angka kematian karena penyakit tersebut dapat dikurangi.

    Statistika kedokteran merupakan suatu pedoman yang penting dalam penarikan kesimpulan dari hasil penelitian dalam upaya mencari efektivitas dan efisiensi obat untuk penyembuhan penyakit.Namun, perlu dipahami bahwa metode statistika dalam bidang kedokteran merupakan alat bantu yang sangat baik, tetapi bukan merupakan satu-satunya alat bantu untuk menarik kesimpulan karena masih banyak alat pendukung lain, seperti pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan radiologi, pengalaman klinik, dan lain-lain.

    B. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang diatas, maka penulis dapat mengambil beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut :

    1. Apa yang dimaksud dengan statistika, statistik, statistika deskriptif, statistika inferensial ?
    2. Apa yang dimaksud dengan data dan jenis – jenis data ?
    3. Apa yang dimaksud dengan populasi dan sampel ?
    4. Apa yanng dimaksid dengan variabel dan jenisnya ?
    5. Apa itu teknik sampling ?

    C. Tujuan Penulisan Makalah

    Dari rumusan masalah diatas, maka penulis dapat mengambil beberapa tujuan penulisan makalah makalah yaitu sebagai berikut :

    1. untuk mengetahui statistika, statistik, statistika deskriptif, statistika inferensial.
    2. untuk mengetahui data dan jenis-jenis data.
    3. untuk mengeahui populasi dan sampel.
    4. untuk mengerahui variabel dan jenisnya.
    5. untuk mengetahui teknik sampling.

    Bab II. Pembahasan

    Pengertian Dasar Dalam Statistika

    Statistika adalah bagian dari matematika yang secara khusus membicarakan cara- cara pengumpulan, analisis dan penafsiran data. Dengan kata lain, istilah statistika di sini digunakan untuk menunjukan tubuh pengetahuan (body of knowledge) tentang cara-cara penarikan sampel (pengumpulan data), serta analisis dan penafsiran data. (Furqon, 1999:3) Gasperz (1989:20) juga menyatakan bahwa “statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan serta penganalisisannya, penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan yang cukup beralasan berdasarkan fakta yang ada”. Somantri (2006:17) juga menyatakan hal yang sama bahwa “statistika dapat diartikan sebagai Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bagaimana cara kita mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menginterpetasikan data sehingga dapat disajikan lebih baik”.  Ketiga pengertian statistika tersebut sama halnya dengan pengertian ilmu statistik yaitu “Ilmu Statistik adalah kumpulan dari cara-cara dan aturan-aturan mengenai pengumpulan, pengolahan, penafsiran dan penarikan kesimpulan dari data berupa angka-angka” (Pasaribu, 1975:19). Jadi statistika adalah  ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang cara dan aturan pengumpulan, pengolahan, penganalisaan, penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan berdasarkan data dan analisis yang dilakukan.

    2.      Pengertian statistik 

    Somantri (2006:18) menyatakan statistik diartikan sebagai kumpulan fakta yang berbentuk angka-angka yang disusun dalam bentuk daftar atau tabel yang menggambarkan suatu persoalan. Pengertian ini sejalan dengan pendapat dari Gasperz (1989:18), yang menyatakan bahwa kata statistik telah dipakai untuk menyatakan kumpulan fakta, umumnya berbentuk angka yang disusun dalam tabel dan atau diagram, yang menggambarkan suatu persoalan.

    Pasaribu (1975:18) mengatakan ada tiga pengertian statistik. Pengertian pertama “Statistik merupakan seonggokan atau sekumpulan angka-angka yang menerangkan sesuatu, baik yang sudah tersusun di dalam daftar yang teratur atau grafik maupun belum”. Pengertian kedua “Statistik adalah kumpulan dari cara-cara dan aturan-aturan mengenai pengumpulan data (keterangan mengenai sesuatu), penganalisaan dan interpretasi data yang berbentuk angka-angka“. Pengertian ketiga “Statistik adalah bilangan-bilangan yang menerangkan sifat (characteristic) dari sekumpulan data (pengamatan)“.

    Sedangkan menurut Furqon (1999:3),  Istilah statistik digunakan untuk menunjukkan ukuran-ukuran, angka, grafik atau tabel sebagai hasil dari statistika. Istilah Statistik juga digunakan untuk menunjukkan ukuran-ukuran yang langsung diperoleh dari data sampel untuk menaksir parameter populasinya. 

    Berdasarkan beberapa pengertian statistik di atas, dapat kami simpulkan bahwa statistik memiliki dua pengertian. Dalam arti sempit, statistik adalah kumpulan fakta yang berbentuk angka-angka (baik disajikan dalam bentuk tabel maupun tidak) yang menggambarkan suatu persoalan. Dalam arti luas, statistik adalah kumpulan cara dan aturan mengenai pengumpulan, pengolahan, penyajian, penganalisaan, dan interpretasi data untuk mengambil kesimpulan.

    3.      Pengertian Statistika Deskriptif (statistik deduktif)

    Metode statistika digolongkan menjadi dua yaitu Metode Statistika Deskriptif dan Metode Statistika Inferensia. Berikut adalah ruang lingkup Statistika Deskriptif menurut beberapa ahli. Somantri (2006:19) berpendapat bahwa statistika deskriptif membahas cara-cara pengumpulan data, penyederhanaan angka-angka pengamatan yang diperoleh (meringkas dan menyajikan), serta melakukan pengukuran pemusatan dan penyebaran data untuk memperoleh informasi yang lebih menarik, berguna dan mudah dipahami.  Furqon (1999:3) menyatakan bahwa statistika deskriptif bertugas hanya untuk memperoleh gambaran (description) atau ukuran-ukuran tentang data yang ada di tangan. Pasaribu (1975:19) mengemukakan bahwa statistika deskriptif ialah bagian dari statistik yang membicarakan mengenai penyusunan data ke dalam daftar-daftar atau jadwal, pembuatan grafik-grafik, dan lain-lain yang sama sekali tidak menyangkut penarikan kesimpulan. Jadi statistika deskriptif adalah statistik yang membahas mengenai pengumpulan, pengolahan, penyajian, serta penghitungan nilai-nilai dari suatu data yang digambarkan dalam tabel atau diagram dan tidak menyangkut penarikan kesimpulan.

    4.      Pengertian Statistika Inferensia (statistik induktif)

    Somantri (2006:19) menyatakan bahwa statistika inferensia membahas mengenai cara menganalisis data serta mengambil keputusan (berkaitan dengan estimasi parameter dan pengujian hipotesis. Menurut Sudijono (2008:5), statistika inferensial adalah statistik yang menyediakan aturan atau cara yang dapat dipergunakan sebagai alat dalam rangka mencoba menarik kesimpulan yang bersifat umum, dari sekumpulan data yang telah disusun dan diolah. Subana (2000:12) mengemukakan statistika inferensial adalah statistika yang berhubungan dengan penarikan kesimpulan yang bersifat umum dari data yang telah disusun dan diolah. Jadi statistika inferensial adalah statistik yang mempelajari tentang bagaimana pengambilan keputusan dilakukan. 

    2.2  Data dan Jenis – jenis Data

    Pendahuluan

    Data berasal dari kata datum,yang berarti materi atau kumpulan fakta fakta untuk keperluan suatu diskusi atau interferansi.

    Sumber Data

    Menurut asal sumbernya,data dapat dibagi menjadi dua kelompok,yaitu:

    1.      data primer,yaitu materi atau kumpulan fakta-fakta yang dikumpulkan sendiri oleh si peneliti pada saat berlangsungnya suatu penelitian.

    2.      data sekunder,dapat dibagi menjadi dua kelompok,yaitu:

    a.      internal:data yang berasal dari lingkungan sendiri seperti hasil penelitian,sebelumnya atau data dirumah sakit berup medical recods,kapasitas tempat tidur,dan lain lain.

    b.      ksternal data yang berasal dari lingkungan luar seperti publikasi,instansi,badan ilmiah,dan lain- lain.

    Jenis Data

    Menurut jenisnya,data dapat dibagi menjadi dua kelompok,yaitu:

    1.      data kontinu.

    data ini merupakan variable yang nilainya dapat diukur terus sampai sekecil-kecilnya,misalnya nilai HB orang X=13,98 gr% data berat badan orang Y=65,75kg.data ini bersifat kuantitatif.

    2.      data diskret.

    data ini merupakan variable yang nilainya tidak dapat bersifat kuantitatif.diukur sekecil-kecilnya dan merupakan satu kesatuan.data ini dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif,misalnya kapasitas tempat tidur RSU=100 orang atau menunjukkan jumlah sifat tertentu seperti jumlah wanita didalam kelas A=500 orang

    Karakteristik Data

    Suatu data statistic harus mempunyai cirri-ciri yang sama atau paling tidak mendekati ciri-ciri sumber data yang ada,yaitu:

    1)      akurasi: data yang telah dikumpulkan  setidak-tidaknya sudah harus mendekati angka atau nilai sumber data yang ada

    2)      percisi: stabilitas dan konsistensi data yang telah dikumpulkan sam dengan sumber data yang ada.jika dilakukan pengukuran kembali,hasilnya harus samaa dengan hasil pertama.

    3)      validitas eksternal:karakteristik populasi sampel harus sesuai dengan karakteristik populasi dimasayarakat.misalnya kita ingin mengetahui status gizi  anak umur balita dan sebagai populasi sampelnya diambil dari murid sekolah dasar,sehingga validitas eksternal dari data yang telah dikumpulkan tidak dapat dipertanggungjawabkan karena tidak mewakili populasi yang diinginkan.

    4)      validitas internal:meliputi kemampuan dan keahlian dari oraang yang melakuakan tugas,sensitivitas alat diagnostic atau laat laboratorium.misalnya,pada pemeriksaan kadar Hb dalam darah digunakan alat sederhana,yaitu hemometer sahli, dan dilakukan oleh seorang perawat,maka dari itu,validitas internal data kurang sekali jika dibandingkan pemeriksaan kadar Hb dengan alat cangggih,yaitu spectrometer dan dilakukakan oleh seorang analisisis.

    Metode Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dapat dilakukan secara langsung dan tergantung  dari kebutuhan informasi,tenaga,dan dana yang ada.

    1.      interview/wawancara.

    hal ini dilakukan secara langsung dilapangan anatara petugas pewawancara dengan objek atau responden

    Keuntungan-keuntungannya,yaitu:

    a.       Metode ini relative lebih lengkap,akurat,dan informasi yang ada lebih konsisten

    b.      Pewawancara dapat lebih mengarahkan pertanyaan untuk menghindari mis interpretasi dan responden.

    c.       Seluruh pertanyaan dapat dijawab secara langsung.

    Kerugian –kerugian ini dapat dibatasi dengan cara memberikan pelatihan lebih dahulu serta memberikan buku petunjuk pelaksanaan dilapangan petugas pewawancara.

    2.      kuesioner.

    berupa lembaran yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dikirimkan kepada responden –responden yang telah dipilih dengan harapan akan dikembalikan.car ini relative mudah dan murah,kesalahan yang ditimbulkan oleh pihak pewawancara dapat dihindari,semua tempat atau daerah mudah dijangkau dalam waktu singkat,rahasia pribadi responden dapat terjamin, dan dapat dilakuakan santai dirumah.

    Akan tetapi,masih terdapat bebeapa kelemahan yang terjadi,seperti tingkat pendidikan masyarakat,dan kadang- kadang ada pertanyaan yang membingungkan reponden sehingga jawaban yang diberikan tidak sesuaai dengan yang diinginkan.

    3.      registrasi dan pencatatan.

    berupa pengumpulan data secara rutin terhadap setiap kegiatan atau kejadian dengan menggunakan system manajemen data yang baik,seperti angka kelahiran,kematian,kesakitan,dn lain-lain.

    4.      Hasil penelitian/eksperimen.

    hasil ini merupakan data yang dikumpulkan langsung dari hasil penelitian,seperti pemeriksaan darah,berat badan,sampel air minum,dan lain-lain.

    5.      Riview dari record atau publikasi.

    data yang dikumpulkan dari hasil record  atau publikasi badan resmi,seperti Depkes RI,WHO,dan lain-lain.

    Presentasi Data

    Data yang dikumpulkan perlu disusun secara sistematik agar dapat dimengerti dan presentasi dengan baik.ada empat cara untuk presentasi data,yaitu:

    1.      tekstual: berupa tulisan atau narasi,hanya dipakai untuk data yang jumlah nya kecil,dan hanya perlu suatu simpulan sederhana.

    2.      semi-tabulasi.cara ini merupakan kombinasi antara tulisan dan tabulasi sederhana.digunakan untuk data yang jumlahnya kecil dan hanya perlu suatu kesimpulan sederhana.

    3.      tabulasi.cara ini merupakan bentuk table yang terdiri dari beberapa baris dan kolom yang digunakan untuk memaparkan.selain itu,terdiri dari beberapa variable hasil observasi,survey atau penelitian,sehingga mudah dibc dan dimengerti

    Perhtikan Gbr.2-1 dan kotak 2-1

    Keterangan table/footnote

    Gbr.2-1 salah satu contoh bentuk table

    Contoh 1

    Berdasarkan sensus penduduk tahun 2001,penduduk Indonesia terdiri dari laki laki dan 104.482.285 orang dan  perempuan sebanyak 103.832.000 orang

    Komposisi penduduk Indonesia menurut jenis kelamin

    Tahun 2001

    Sumber biostatistik,sensus pendudk tahun 2001

    Contoh 2

    Berdasarkan usia  dan jenis kehamilan,penyakit tukak lambung dan duodenum disumtra dan jawa pada tahun 1982 lebih banyak terjadi pada perempuan dari pada laki –laki

    Penyakit tukak lambung dan duodenum menurut usia dan jenis kelamin di Sumatera dan jawa tahun 1982

    Contoh 3

    Penelitian studi kohort terhadap problem perdarahan antara noplaant dan DMPA di kota madya Palembang menurut tingkat pendidikan peserta KB.

    Penelitian studi kohort antara norplant dan DMPA di kotamadya Palembang,1993 menurut tingkat pendidikan peserta KB

    Contoh 4

    Pemakaian metode kontrasepsi berdasarkan golongan usia dan jumlah anak pada peserta KB aktif di puskesmas boom baru dan puskesmas 7 ulu kotamadya Palembang,1993

    Metode kontrasepsi berdasarkan golongan usia dan jumlah anak pada peserta KB aktif di puskesmas boom baru dan 7 ulu kotamadya Palembang,1993

    3.      diagram/grafik digunakan untuk presentasi data pada penelitian dan dapat dilakukan dengan beberpa cara sesuai dengan jenis data dan kebutuhan,seperti terlihat pada table 2-1

    Contoh

    Dari hasil pemeriksaan tinja dengan metode HE sebanyak 146 sediaan didapatkan jumlah tinja yang positif dengan telur A.lumbricoides68 orang,telur T.tricbiura 55 orang dan A.duodenle 23 orang.data ini dapat digambarkan dalam sebuah diagram seperti pada Gbr.2-2 dan 2-3

    Diagrm bar. diagram ini dapat berbentuk horizontal ataupun vertical,digunakan untuk membandingkan frekuensi distribusi data kualitatif,baik secara absolute maupun relative,perhatikan Gbr,2-2

    Gbr.2-2 bentuk diagram bar:investasi cacing pada karyawan sebuah pabrik dikota madya Palembang.

    a.       pie chart.diaagram ini merupakan gambar berbentuk lingkaran yang dibagi-bagi menjadi beberapa sector atau bagian,dan tiap bagian melukiskan proporsi atau presentase dari data yang bersifat kualitatif.perhatikan Gbr 2-3

    b.      diagram garis.digram ini merupakan bentuk garis yang menggambarkan suatu keadaanyang berurutan dalam skala waktu,tahun,dan lain-lain.perhatikan Gbr.2-4

    c.       d.diagram pencar.ini merupakan kumpulan titik-titik yang terpencr yang berasal dari dua kumpulan data,yaitu variable 1 dan 2 pada sumbu X dan Y.perhatikan Gbr.2-5

    Gbr.2-3 bentuk pie chart:investasi cacing pada karyawan sebuah pabrik di kotamadya Palembang.

    Gbr.2-4 bentuk diagram garis:hubungan antara tinggi curah hujan dengan penyakit DBD selama lima tahun dikota Palembang.

    Gbr.2-5 bentuk diagram pencar

    e.diagram gambar.diagram ini berupa diagram yang menyatakan frekuensi distrubusi data,disertai dengan bentuk gambar tertentu yang ada hubungan nya dengan keadaan data yang akan dipersentasikan,sepeti gambar oraang,alat,dan sebagainya.perhatikan

    Gbr.2-6.

    F.kurtogram.diagram ini berbentuk peta bumi yang memuat data tentang keadaan penduduk,angka kesakitan,dan lain-lain yang ada disuatu tempat atau Negara.

    1.      Pengertian data

    Pasaribu (1975:25) mengemukan data adalah keterangan mengenai sesuatu, keterangan yang mungkin berbentuk angka-angka (bilangan) dan mungkin juga tidak. 

    Menurut Gasperz (1989:20-22), data adalah keterangan yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau masalah. 

    Menurut Somantri (2006:29), data merupakan sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau masalah, baik yang berbentuk angka maupun yang berbentuk kategori.

    Sedangkan menurut Subana (2000:19), data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau masalah, baik yang berupa angka-angka (golongan) maupun yang berbentuk kategori, seperti; baik, buruk, tinggi, rendah dan sebagainya.

    Jadi data adalah suatu keterangan atau informasi berbentuk kualitatif dan atau berbentuk kuantitas yang merupakan hasil observasi, penghitungan dan pengukuran dari suatu variabel yang menggambarkan suatu masalah.

    Definisi Data

    Materi atau kumpulan fakta-fakta dapat berupa status, informasi, keterangan, dan lain-lain. kumpulan fakta-fakta ini berasal dari suatu objek atau beberapa objek yang dikumpulkan sendiri oleh sipeneliti atau dari sumber lain, seperti instsansi, lembaga pemerintah / nonpemerintah, publikasi, dan orang lain.

    2.      Jenis-jenis data

    a.      Berdasarkan sifatnya 

    1) Data kualitatif 

    Data yang tidak berbentuk angka (bilangan). Contoh : penjualan merosot, mutu barang naik, karyawan resah, harga daging naik, dan sebagainya.

    2) Data kuantitatif Data yang berbentuk angka (bilangan).

    Contoh : produksi 100 unit/hari, omset penjualan naik 20%, jumlah karyawan 1.000 orang dan sebagainya. 

    b.      Berdasarkan nilainya, data kuantitatif dibagi lagi menjadi :

    1)      Data diskrit

    Data diskrit bersifat terkotak-kotak yaitu tidak dikonsepsikan adanya nilai- nilai diantara data (bilangan) yang satu dengan data (bilangan) lain yang terdekat (tidak ada angka desimal). Contoh : jumlah karyawan 1.000 orang, penjualan 500 unit, dan sebagainya.

    2)      Data kontinu

    Berbeda dengan data diskrit, diantara dua data kontinu dikonsepsikan adanya sejumlah nilai dengan jumlah yang tidak terhingga (terdapat angka desimal). Contoh : tinggi badannya 165 cm, omset penjualan naik 20% dan sebagainya.

    c.       Berdasarkan cara memperolehnya

    1) Data primer

    Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu perusahaan atau organisasi. Contoh : biro pusat statistik mengumpulkan harga sembilan bahan pokok langsung mendatangi pasar kemudian mengolahnya.

    2) Data sekunder

    Data sekunder adalah data yang diperoleh suatu organisasi atau perusahaan dalam bentuk yang sudah jadi dari pihak lain. Contoh : perusahaan memperoleh data penduduk, data pendapatan nasional, indeks harga konsumen, dan daya beli masyarakat dari Badan Pusat Statistik (BPS).

    d. Berdasarkan sumbernya

    1) Data internal

    Data internal ialah data yang menggambarkan keadaan dalam suatu organisasi. Misalnya data internal perusahaan yang meliputi data pegawai, data keuangan, data peralatan, data produksi, data pemasaran, dan data hasil penjualan. Pada dasarnya data internal meliputi data input dan data output suatu organisasi.

    2) Data eksternal

    Data eksternal ialah data yang menggambarkan keadaan diluar organisasi. Misalnya data yang menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan, seperti daya beli masyarakat, selera masyarakat, saingan dari barang sejenis, perkembangan harga, keadaan ekonomi dan sebagainya.

    e. Berdasarkan cara penyusunannya atau skalanya

    1) Data nominal

    Data nominal ialah data statistik yang memuat angka yang tidak mempunyai arti apa-apa. Angka yang terdapat dalam data ini hanya merupakan tanda/simbol dari objek yang akan dianalisis.  contohnya data yang berkaitan dengan jenis kelamin: laki-laki atau perempuan.  Agar data tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan statistik, data tersebut harus diubah menjadi angka, misalnya simbol laki-laki adalah angka 1 dan perempuan adalah angka 2.

    2) Data ordinal

    Data ordinal adalah data statistik yang mempunyai daya berjenjang, tetapi perbedaan antara angka yang satu dan angka yang lainnya tidak konstan atau tidak memiliki interval yang tetap. Contohnya hasil tes matematika dalam suatu kelompok belajar adalah sebagai berikut : Andri rangking ke-1; Budi rangking ke-2; Chica rangking ke-3 Angka satu diatas mempunyai nilai lebih tinggi daripada angka dua maupun angka tiga, tetapi data ini tidak bisa menunjukan perbedaan kemampuan antara Andri, Budi, Chica secara pasti. Rangking satu tidak berarti mempunyai kemampuan dua kali lipat dari rangking dua maupun mempunyai kemampuan tiga kali lipat dari rangking tiga. Perbedaan kemampuan antara rangking kesatu dengan ranging kedua mungkin tidak sama dengan perbedaan kemampuan antar rangking kedua dengan rangking ketiga.

    3) Data interval

    Data interval adalah data yang jarak antara yang satu dan lainnya sama dan telah ditetapkan sebelumnya. Data interval tidak memiliki titik nol dan titik maksimum yang sebenarnya. Nilai nol dan titik maksimum tidak mutlak.   Misalnya jika suatu tes intelegensi menghasilkan nilai yang berkisar antara 0 sampai 200, nilai nol bukan menunjukan seseorang mempunyai kecerdasan yang minimal. nilai nol hanya menunjukkan tempat paling rendah dari prestasi pada tes tersebut dan nilai 200 menunjukkan tingkat tertinggi.

    4) Data rasio

    Data rasio adalah jenis data yang mempunyai tingkatan tertinggi. Data ini selain mempunyai interval yang sama, juga mempunyai nilai nol (0) mutlak,  Misalnya hasil pengukuran panjang, tinggi, dan berat. Dalam data rasio nilai 0 betul-betul tidak mempunyai nilai. Jadi, nol kilometer tidak mempunyai panjang dan nol kilogram tidak mempunyai berat. Dalam data rasio terdapat skala yang menunjukan kelipatan, misalnya 20 meter adalah 2 ×10 meter, 15 kg adalah 3 × 5 kg. contoh lain dari data rasio adalah luas, volume dan sebagainnya. 

    2.3 Populasi dan Sampel

    1.      Pengertian populasi

    Cooper dan Emory (1997) mengemukakan populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang dapat kita gunakan untuk membuat beberapa kesimpulan

    sedangkan Kuncoro (2003) menyatakan populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian.

    Nazir (1999) juga mengatakan populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Populasi adalah kumpulan dari ukuran- ukuran tentang sesuatu yang akan kita buat inferensinya. Populasi adalah berkenaan dengan data, bukan dengan orangnya maupun bendanya.

    Menurut Somantri (2006:62), populasi merupakan keseluruh elemen, atau unit elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian.

    Gasperz (1989:25) juga mengatakan populasi tidak lain adalah keseluruhan unsur-unsur yang akan diteliti atau yang akan dijadikan sebagai objek penelitian, dan tentunya kesimpulan yang ditarik hanya berlaku untuk keadaan dari objek-objek tersebut. 

    Pendapat lain dari Sugiyono (1997:57) dikutip Riduwan (2003:7) memberikan pengertian bahwa ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

    Sedangkan menurut Riduwan dan Tita Lestari (1997:3) mengatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.”

    Jadi populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari makhluk hidup, benda, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. 

    2.      Pengertian sampel  

    Sampel menurut Somantri (2006:63) adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya.

    Dan menurut Furqon (1999:2), sebagian anggota dari populasi disebut sampel. Menurut Pasaribu (1975:21), sampel itu adalah sebagian dari anggota-anggota suatu golongan (kumpulan objek-objek) yang dipakai sebagai dasar untuk mendapatkan keterangan (atau menarik kesimpulan) mengenai golongan (kumpulan itu).

    Begitu pula Sugiyono (1997:57) dikutip Riduwan (2003:10) memberikan pengertian bahwa “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.” Arikunto (1998:117) dikutip Riduwan (2003:10) mengatakan bahwa  “Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti). Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.” Jadi sampel adalah sebagian data yang merupakan objek dari populasi yang diambil.  

    2.4 Variabel dan Jenisnya

    1.      Pengertian Variabel

    Somantri (2006: 27) mengemukakan variabel adalah karakteristik yang akan di observasi dari satuan pengamatan. Harun Al Rasyid dalam Somantri (2006:7) lebih tegas menyebutkan bahwa variabel adalah karakteristik yang dapat diklasifikasikan sekurang-kurangnya dua buah klasifikasi (kategori) yang berbeda, atau yang dapat memberikan sekurag-kurangnya dua hasil pengukuran atau perhitungan yang nilai numeriknya berbeda. 

    Menurut Spiegel (2004:2), Variabel adalah suatu simbol, seperti X, Y, H atau B, yang bisa menyandang salah satu dari sekumpulan nilai yang telah ditetapkan sebelumnya; kumpulan nilai itu disebut sebagai domain dari variabel tersebut. Jadi variabel adalah suatu karakteristik dari suatu objek yang nilainya untuk setiap objek bervariasi dan dapat diamati atau dihitung atau diukur. 

    2.      Macam-macam Variabel

    Somantri (2006:28) mengklasifikasikan variabel menjadi dua yaitu: variabel kualitatif  dan variabel kuantitatif.

    Variabel kualitatif merupakan variabel kategori. Yang termasuk variabel kualitatif adalah variabel nominal dan variabel ordinal. Variabel kuantitatif diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu variabel diskrit dan variabel kontinu. Variabel diskrit merupakan variabel yang besarannya tidak dapat menempati semua nilai, nilai variabel diskrit selalu berupa bilangan bulat dan umumnya diperoleh dari hasil pencacahan.

    Variabel kontinu merupakan variabel yang besarannya dapat menempati semua nilai yang ada di antara dua titik dan umumnya diperoleh dari hasil pengukuran, sehingga pada variabel kontinu dapat dijumpai nilai- nilai pecahan ataupun nilai-nilai bulat.

    Menurut Spiegel (2004:3), suatu variabel yang secara teoritis dapat menyandang nilai yang terletak diantara dua buah nilai tertentu disebut sebagai variabel kontinu; jika tidak demikian, kita menyebutnya sebagai variabel diskrit.

    Furqon (1999:10) berpendapat bahwa ada beberapa peubah (variable) yang sangat penting dipahami, antara lain:

    a.       Peubah terikat (dependent variable), yaitu peubah yang dipengaruhi oleh peubah lain.

    b.      Peubah bebas (independent variabel), yaitu peubah yang mempengaruhi peubah lain.

    c.       Peubah control (control variabel), yaitu peubah yang pengaruhnya kepada peubah terikat dikendalikan.

    d.      Peubah moderator (moderator variabel), yaitu peubah yang mempengaruhi hubungan antara peubah bebas dengan peubah terikat. Contoh : – “usia” adalah gejala kualitatif, akan tetapi gejala yang bersifat kualitatif itu dilambangkan dengan angka; misalnya: 17 tahun, 25 tahun dan sebagainya. – “nilai ujian” pada dasarnya adalah gejala kualitas yang dilambangkan dengan angka, seperti : 5, 7, 8, 50, 70 dan sebagainya. 

    2.5 Teknik sampling

    1.      Pengertian teknik sampling

    Earl Babbie (1986) dikutip Prijana (2005) dan dikutip Somantri (2006) dalam bukunya The Practice of Social Research, mengatakan “Sampling is the process of selecting observations” (sampling adalah proses seleksi dalam kegiatan observasi). Proses seleksi yang dimaksud disini adalah proses untuk mendapatkan sampel.

    Somantri (2006:71), menjelaskan bahwa yang di maksud dengan sampling acak sederhana adalah sebuah proses sampling yang dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap satuan sampling yang ada dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih  ke dalam sampel. 

    William G. Cohran dalam bukunya Sampling Techniques, yang diterjemahkan olah Prijatna (2005) dikutip Somantri (2005) mengatakan bahwa sampling acak sederhana adalah sebuah metode seleksi terhadap unit-unit populasi, unit-unit tersebut diacak seluruhnya.

    Sementara Earl Babbie dalam bukunya The Practice of Social Research masih dalam Prijatna (2005) dikutip Somantri (2006) mengatakan bahwa sampling acak sederhana adalah sebuah metode sampling dasar dalam penelitian sosial, sebuah kerangka sampling mesti dibuat, masing-masing unit di daftar seluruhnya tanpa ada yang terlewat.

    Riduwan (2003:11) mengemukakan teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari populasi. Jadi teknik sampling adalah suatu cara atau proses untuk mendapatkan sampel dari populasi.

    2.      Macam – macam teknik sampling

    Somantri (2006:69-84) menyatakan tipe teknik penarikan sampel dapat dibedakan berdasarkan dua hal, yaitu :

    a.      Berdasarkan proses pemilihannya

    Tipe teknik penarikan sampel berdasarkan proses pemilihannya terbagi atas :

    1)      Teknik penarikan sampel dengan pengembalian (sampling with replacement), yaitu setiap anggota sampel yang terpilih dikembalikan lagi ketempatnya sebelum pemilihan selanjutnya dilakukan, sehingga ada kemungkinan bahwa suatu satuan teknik penarikan sampel akan terpilih lebih dari sekali

    2)      Teknik penarikan sampel tanpa pengembalian (sampling without replacement), yaitu setiap anggota sampel yang terpilih tidak dikembalikan lagi kedalam satuan populasi. Dengan demikian teknik penarikan sampel tanpa pengembalian merupakan kebalikan dari proses teknik penarikan sampel dengan pengembalian.

    b.      Berdasarkan peluang pemilihannya

    Tipe teknik penarikan sampel berdasarkan peluang pemilihannya terbagi atas:

    1)      Sampling probabilitas (probability sampling)

    Pemilihan sampel dalam sampling probability dilakukan secara acak dan objektif, dalam arti tidak didasarkan semata-mata pada keinginan peneliti, sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan tertentu untuk terpilih sebagai sampel. Sampel yang termasuk dalam sampling probabilitas adalah:

    a.       Sampling acak sederhana (simple random sampling)

    Subana (2000:26) menyatakan random yang dipergunakan dalam teknik ini bisa dalam bentuk undian, ordinal, dan randomisasi dari tabel bilangan random.

    Cara undian dilakukan dengan memberikan nomor pada unit sampling dalam populasi, kemudian dilakukan pengundian satu persatu sampai diperoleh jumlah yang sesuai dengan ukuran sampel yang ditentukan.

    Cara ordinal dilakukan dengan membuat daftar secara berurutan dari unit sampling yang pertama sampai yang terakhir, kemudian diambil satu persatu dengan menggunakan pola tertentu, misalnya diambil yang bernomor genap atau yang bernomor ganjil atau dengan menggunakan kelipatan lima, sepuluh, limabelas dan sebagainya. Cara ketiga yaitu dengan menggunakan tabel bilangan random. Penggunaan tabel random untuk mencari sampel dari populasi dapat dilakukan sebagai berikut :

    a)      Berilah nomor pada semua unit yang menjadi anggota populasi, misalnya untuk populasi sebesar 500, diberi nomor dari 000 sampai 500. Sampel yang akan diambil misalnya 20.

    b)      Pilhlah secara random baris dan kolom dari daftar bilangan random yang akan digunakan, misalnya baris 2 kolom 10-14. Dari baris kedua pada kolom 10-14, pilih secara berurutan kebawah digit yang tiga angka pertamanya sesuai dengan nomor populasi.

    c)      Bilangan yang terambil dengan tabel random, adalah: 4141, 268, 164, 364, 243, 460, dan seterusnya sampai diperoleh jumlah sampel yang diinginkan.

    b.      Sampling sistematik (systematic sampel)

    Subana (2000:28) berpendapat cara sistematik hampir sama dengan cara random namun dilakukan secara sistematik, yaitu mengikuti suatu pola tertentu dari nomor anggota populasi yang dipilih secara random, berdasarkan jumlah sampel yang sudah ditetapkan sebelumnya. Misalnya kita menghendaki sebuah sampel berukuran 60 dari sebuah populasi yang berukuran 600. Setelah setiap individu dari populasi diberi nomor urut 001 sampai 600, bagilah individu tersebut menjadi 60 kelompok (subpopulasi), yang setiap kelompoknya terdiri dari 10 individu. Subpopulasi pertama berisi individu bernomor 001 sampai 010, subpopulasi kedua berisi individu bernomor 011 sampai 020, dan seterusnya sampai subpopulasi yang ke-60 berisi individu dengan nomor 591 sampai 600.

    c.       Sampling berstrata (stratified sampling)

    Subana (2000:27) mengemukakan penarikan sampel secara strata ini terutama ditujukan untuk populasi yang berkelompok (memiliki stratum), dengan tujuan agar anggota populasi terpilih secara acak dan setiap kelompok yang ada pada populasi dapat terwakili. Pada sampling itu, banyaknya sampel pada setiap strata adalah sama. Misalkan kita akan meneliti penguasaan siswa terhadap matematika. 30.000 siswa disebuah kabupaten, yang terdiri dari 15.000 siswa SD, 10.000 siswa SMP, 5.000 siswa SMA, sampel yang dibutuhkan misalnya 600 siswa. Perhitungan sampelnya dapat dilakukan sebagai berikut : Anggota sampel sebanyak 600 siswa dari 30.000 siswa adalah  1 50 . Maka untuk siswa SD diambil 1 50 ×15.000 = 300 siswa, untuk siswa SMP diambil 1 50×10.000 = 200 siswa, dan untuk siwa SMA diambil 1 50× 5.000 = 100 siswa.

    d.      Sampling bergugus (cluster sampling)

    Somantri (2006:80) berpendapat sampling klaster adalah sampling dimana unit samplingnya adalah kumpulan atau kelompok (cluster) elemen (unit observasi). Jadi dalam penarikan sampel cluster, anggota populasi dibagi menjadi beberapa kelompok, selanjutnya kita mengambil semuanya atau sebagian elemen dari setiap kelompok yang terpilih untuk dijadikan sampel. Contoh, andaikan seorang peneliti ingin mengetahui rata-rata pendapatan kepala keluarga di sebuah kota besar. Daftar yang mungkin diperoleh adalah daftar nama-nama kelurahan dikota tersebut. Kelurahan adalah kumpulan kepala keluarga. Oleh karena itu kelurahan dipandang sebagai klaster. Pengambilan sampel kemudian dilakukan dengan mengambil secara acak klaster-klaster. 

    Dengan demikian bisa kita katakan bahwa pada sampel berstrata maupun sampel cluster, populasi dibagi menjadi kelompok tertentu.  Kita menggunakan sampling berstrata bila setiap group memiliki variasi yang kecil tetapi variasi antar groupnya besar. Kebalikannya kita menggunakan sampling cluster bila dianggap ada variasi pada setiap group, tetapi antar group relative sama .

    2)      Sampling nonprobabilitas (nonprobability sampling)

    Somantri (2006:82-84) berpendapat nonprobability sampling dikembangkan untuk menjawab kesulitan yang timbul dalam menerapkan teknik probability sampling, terutama untuk mengeliminir biaya dan permasalahan dalam pembuatan sampling frame (kerangka sampel). 

    a.       Sampling kemudahan (convenience sampling)

    Pada sampling kemudahan (convenience sampling), sampel diambil secara spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristiknya, maka orang tersebut dapat dijadikan sampel. Teknik sampling convenience adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan karena alasan kemudahan atau kepraktisan menurut peneliti itu sendiri. Dasar pertimbangannya adalah dapat dikumpulkan data dengan cepat dan murah, serta menediakan bukti- bukti yang cukup melimpah. Kelemahan utama teknik sampling ini jelas yaitu kemampuan generalisasi yang amat rendah atau keterhandalan data yang diperoleh diragukan.

    b.      Judgement sampling (purposive sampling)

    Judgement sampling (purposive sampling) adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan berdasarkan karakteristik yang ditetapkan terhadap elemen populasi target yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian. Dalam perumusan kriterianya, subjektivitas dan pengalaman peneliti sangat berperan. Penentuan criteria ini dimungkinkan karena peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam pengambilan sampelnya.

    c.       Quota sampling (jatah)

    Subana (2000:27-28) berpendapat pengambilan sampel dengan cara ini didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti. Jika peneliti mengambil sampel dari suatu populasi penelitian dengan cara menentukan sejumlah anggota sampel secara quantum atau jatah, teknik samping semacam itu disebut quota sampling. Langkah-langkah pengambilan sampel adalah menetapkan besarnya jumlah sampel yang diperlukan, kemudian menetapkan jumlah atau banyaknya jatah, maka jatah atau quantum itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan.

    d.      Snowball sampling

    Snowball sampling merupakan salah satu bentuk judgement sampling yang sangat tepat digunakan bila populasinya kecil dan sangat spesifik. Cara pengambilan sampel dengan cara ini dilakukan secara berantai, makin lama sampel menjadi seakin besar, seperti bola salju yang menuruni lereng gunung. Hal ini diakibatkan kenyataan bahwa populasinya sangat spesifik, sehingga sulit sekali mengumpulkan sampelnya. Pada tingkat operasionalnya melalui teknik sampling ini, responden yang relevan dinterview, diminta untuk menyebutkan responden lainnya sampai diperoleh sampel sebesar yang diinginkan peneliti, dengan spesifikasi/spesialisasi yang sama karena biasanya mereka saling mengenal.  Berdasarkan uraian tentang teknik sampling diatas, seorang peneliti dapat dengan bebas menentukan teknik sampling mana yang akan digunakan. Tetapi didalam pendidikan teknik sampling yang lazim digunakan adalah simple random sampling, stratified sampling, quota sampling, dan systematic sampel.

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Statistika adalah bagian dari matematika yang secara khusus membicarakan cara- cara pengumpulan, analisis dan penafsiran data. Somantri (2006:18) menyatakan statistik diartikan sebagai kumpulan fakta yang berbentuk angka-angka yang disusun dalam bentuk daftar atau tabel yang menggambarkan suatu persoalan. data adalah suatu keterangan atau informasi berbentuk kualitatif dan atau berbentuk kuantitas yang merupakan hasil observasi, penghitungan dan pengukuran dari suatu variabel yang menggambarkan suatu masalah. populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari makhluk hidup, benda, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.  Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.” Jadi sampel adalah sebagian data yang merupakan objek dari populasi yang diambil. variabel adalah suatu karakteristik dari suatu objek yang nilainya untuk setiap objek bervariasi dan dapat diamati atau dihitung atau diukur.  teknik sampling adalah suatu cara atau proses untuk mendapatkan sampel dari populasi.

    3.2 saran

    Kepada para pembaca agar dapat bermanfaat dan pula dapat memanfaatkan ilmunya dengan sebaik-baiknya, tidak pantang menyerah dalam menuntut ilmu karena ilmu merupakan tolak ukur kehidupan seseorang.

    DAFTAR PUSTAKA

    Akbar, Purnomo Setiady dan Husaini Usman. 2006. Pengantar Statistika Edisi Kedua. Jakarta : PT Bumi Aksara

    Akdon dan Riduwan .2013. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung : Alfabeta.

    Budiarto, eko. 2001. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta : kedokteran EGC.

  • Laporan Tugas Analisis Kasus – Etika Bisnis dalam Kasus Adam Air

    Laporan Tugas Analisis Kasus – Etika Bisnis dalam Kasus Adam Air

    Etika Bisnis dalam Kasus Adam Air

    A. Profil Perusahaan

    Adam Air memiliki nama lengkap Adam SkyConnection Airlines, PT. dengan kode IATA/ICAO yakni KI/DHI. Adam Air berdiri pada 21 November 2002 yang berbasis di Soekarno-Hatta Jakarta dan Medan serta Surabaya sebagai secondary hubs-nya. Pendirinya adalah Agung Laksono dan Sandra Ang. Sementara Gunawan Suherman menjabat CEO dan Adam Adhitya Suherman duduk sebagai President Director.

    Adam Air hadir sebagai low-cost carrier, tetapi juga memberikan layanan on-board yang cukup baik dengan harga tiket kompetitif. Mereka mulai beroperasi pada 19 Desember 2003 dengan 2 pesawat Boeing 737 yang disewa (leasing) dari GE Capital Aviation Services. Saat ini Adam Air memiliki 24 pesawat dan melayani 30 rute domestik ke berbagai kota di Indonesia dan dua rute internasional Medan-Penang dan Jakarta-Singapura. Rata-rata Adam Air mampu mengangkut 15.000 penumpang per hari dalam 73 kali penerbangan dengan tingkat book rate 90%. Karena prestasi tersebut, Adam Air menerima penghargaan Award of Merit untuk kategori Low Cost Airline of the Year 2006.

    B. Kasus yang Dihadapi Perusahaan

    Pesawat Adam Air Boeing 737-400 PK-KKW KI 574 jurusan Surabaya-Manado dikabarkan hilang tak terpantau radar yang seharusnya tiba di Bandara Sam Ratulangi pukul 15.07 WITA. Pesawat ini berangkat dari Bandara Juanda, Surabaya, pukul 13.00 WIB. Menurut sumber dari Bandara Juanda, terakhir kontak dengan pesawat Adam Air ketika pesawat berada di atas perairan Masalembu pukul 14.07 WITA. Sebelumnya pilot sempat menanyakan cuaca setempat. Namun, setelah itu hubungan terputus dan posisi pesawat hilang dari radar.

    Pesawat jenis Boeing 737-400 ini memiliki persediaan bahan bakar untuk terbang selama empat jam. Pesawat ini membawa 85 penumpang dewasa, 7 anak-anak dan 4 bayi serta 6 awak. Pesawat berangkat dari Surabaya pukul 13.00 WIB dan dijadwalkan mendarat di Bandara Sam Ratulangi, Manado, pukul 15.07 WITA. Kabarnya, sebelum insiden tersebut, Lanud setempat sempat menangkap sinyal emergensi sebanyak dua kali.

    Pesawat Boeing 737-4Q8 PK-KKW dengan nomor serial 24070 LN:1665 pertama kali terbang pada tahun 1989 (18 tahun). Sebelum dibeli Adam Air, pesawat ini dimiliki JAT (11 Desember 2002 sampai dengan 1 Desember 2005). Sebelumnya, pesawat ini pernah digunakan juga oleh British Airways (7 September 1992 sampai dengan 19 Maret 1995). Terakhir pesawat diinspeksi pada 25 Desember lalu dan telah terbang sebanyak 45.371 jam. Meski baru menggunakan pesawat tersebut selama sekitar 1 tahun, Adam Air sebenarnya memelihara pesawat yang sudah cukup uzur. Bandingkan juga dengan Lion Air yang tergelincir di Solo (20 tahun) dan Mandala Air yang gagal take off di Medan (24 tahun). Usia dan Risiko Pesawat Rekan Marek Bialoglowy pernah menulis soal keamanan berpesawat di Indonesia. Rata-rata umur pesawat yang beroperasi di Indonesia sudah di atas 17 tahun kecuali Garuda Indonesia yang rata-rata umur armadanya hanya 10 tahun. Pesawat Adam Air sendiri rata-rata berumur 18,1 tahun, kecuali sebuah pesawat berusia kurang dari 10 tahun khusus untuk melayani rute Singapura.

    Dalam suatu penerbangan, risiko sebenarnya terkait dengan person, behavior, dan environment. Celakanya, behavior sering menjadi aspek yang justru diabaikan. Kalau disiplin demikian diabaikan, akan menimbulkan minor injury yang sama artinya dengan membuka pintu kecelakaan. Memang, faktor usia menyumbang salah-satu risiko kecelakaan. Namun, maintenance juga berperan penting. Mayoritas aircraft di Indonesia memang cukup tua yang berarti lower ownership cost, but higher maintenance cost. Kalau operator tidak patuh pada regulatory requirement, maka aircraft age ditambah bad behavior menjadi penyebab kecelakaan terbesar.

     Di dunia penerbangan, Singapore Airlines dikenal memakai aircraft age sebagai senjata promosinya. Namun, pesawat baru tersebut memang ditunjang dengan operasional yang excellent. Tapi coba kita lihat Adam Air. Dalam kampanye pemasarannya, Adam Air bilang, “Fly with us with our new Boeing 737-400“. Faktanya, pesawat-pesawat tersebut bukan “baru” dalam artian keluar dari pabrik. Kadang kita malah diberangkatkan bukan dengan 737-400, melainkan 737-200 yang lebih tua. Apa namanya kalau bukan misleading dan pembohongan publik?

    Di Indonesia, pesawat diperoleh dalam keadaan lease atau buy second hand. Paper work mungkin mengatakan bahwa pesawat airworthy sesuai standar. Namun di Amerika, pesawat yang baru dibeli biasanya diberlakukan aditional maintenance/inspection selama 30 hari. Di Boeing, mereka men-charge US$ 325/jam untuk engineering help kalau pesawat tidak dibeli langsung dari mereka. Padahal, dalam satu kali inspeksi setidaknya bisa mencapai 200 maintenance/repair items yang jelas butuh banyak biaya. Kalau kita lihat pada sambungan badan (fuselage joint) pada pesawat-pesawat tersebut, memang sebenarnya sudah waktunya untuk mereka diistirahatkan. Lihat juga pada bagian sayap yang kotor dan banyak sekali keretakan, engine cover yang mengelupas, dan pintu kabin yang sudah saatnya dipensiunkan. Di dalam kabin, sering kita jumpai headlight yang tidak menyala, air conditioner yang tidak bisa diatur, back rest kotor dan berdebu, serta panel kabin yang usang. Lupakan juga cabin fire properties dan fire containment requirement yang kurang memadai.

    Di sistem navigasi/avionics juga terdapat LRU yang seharusnya diganti setelah sekian ribu jam terbang. Jaman sekarang, tidak ada alasan untuk terbang “buta” tanpanya. Korban Mandala dulu pernah menuntut soal ini. Dan di Qantas, mereka menyebutnya “poltergeist manuever.” Nah, pertanyaannya apakah mungkin operator pesawat di Indonesia sanggup membayar harga tersebut? Kemudian, apakah aditional maintenance/ inspection tersebut juga dijalankan? Dulu penumpang Adam Air mogok naik pesawat karena pesawat masih putih polos dalam keadaan belum dicat namun dipaksa beroperasi.

    Authority dan Regulatory Body  Pihak authority sebenarnya selalu melakukan pengecekan berkala dan mengeluarkan segala aturan modifikasi yang mungkin diperlukan untuk setiap tipe pesawat. Standarnya berlaku internasional mengacu pada FAA. Namun, untuk komponen, pihak authority masih memberikan keleluasaan. Mereka membagi dalam GO/NOGO items. Kategori NOGO berarti peralatan tersebut harus beroperasi dengan baik ketika pesawat akan diterbangkan. Sedangkan GO berarti peralatan tersebut boleh tidak beroperasi dengan catatan:

    1. Ada peralatan lain yang berfungsi sama atau fungsinya bisa di-backup peralatan lain.
    2. Peralatan tersebut tidak bersifat safety.
    3. Ketidakoperasiannya tidak mengganggu peralatan lainnya.

    Kebanyakan pesawat yang akan dijual atau disewakan (leasing) memiliki data-data seperti aircraft general, maintenance data, engine data, propeller data, landing gear data, hydrolic data, pilot tube, dan sebagainya yang mengacu pada regulasi yang diterbitkan DGAC/SDKU. Tetapi di Indonesia, data-data tersebut tidak ada atau tidak up to date. Alasannya, jika terjadi audit dikuatirkan biayanya akan sangat mahal. Untuk mengkalibrasi pilot tube juga sangat mahal. Belum lagi dokumen resmi pendukung yang tidak ada (atau ditiadakan) bahkan untuk ground run/run up saja jarang dilakukan.

    Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. KM 5 Th. 2006 tanggal 17 Januari 2006 tentang Peremajaan Armada Pesawat Udara kategori Transport untuk Angkutan Udara Penumpang, berbunyi:

    PASAL 2: jika ada pesawat baru yang masuk untuk operasi ke Indonesia dari Luar negeri dikenakan umur pesawat maksimal 20 th atau 50.000 cycle.

    PASAL 4: jika pesawat sudah masuk dan sudah beroperasi ada/lama di Indonesia dikenakan umur pesawat 35 th atau 70.000 cycle.

    Beberapa bulan lalu para pakar dan ahli akademi penerbangan mengadakan evaluasi seluruh pesawat yang beroperasi di Eropa. Hasilnya kemudian ada 90 pesawat yang masuk daftar hitam dan 14 maskapai dicurigai melanggar prosedur. Itu di Eropa, di mana bisnis dijalankan dengan fair dan disiplin serta keselamatan merupakan prioritas.

    Bagaimana dengan di Indonesia? kalau hal serupa dilakukan di Indonesia tentu jumlahnya bisa sangat mengejutkan. Jatayu, Bouraq, Pelita (dalam proses) sudah ditutup. Mandala sedang direstrukturisasi. Kartika dan Star belum diketahui kabarnya. Dan mungkin Adam Air juga tinggal menunggu waktu. Dan kalau melihat banyaknya pelanggaran dan kecelakaan yang terjadi, mungkin sudah saatnya juga Peraturan Menteri Perhubungan tersebut direvisi sebelum korban jatuh lebih banyak. Masalah-masalah di darat  ambil contoh penerbangan 2 jam. Mengacu pada batas landing maksimum (maximum landing weight/MZFW), pesawat boleh membawa kargo sampai 2,8 ton yang memberikan keuntungan sekitar US$ 9.000. Asumsikan jumlah penumpang maksimum 150 orang dengan harga tiket US$ 30, maka pendapatan dari tiket hanya separuh dari pendapatan kargo. Dengan hitung-hitungan semacam itu, nyawa seorang penumpang hanya “dihargai” sekitar US$ 60.

    Itulah mengapa banyak maskapai penerbangan (termasuk Adam Air) yang sangat memprioritaskan kargo sehingga “agak” mengorbankan keselamatan penumpang. Dalam hal ini, tugas Chief  Pilot hanya:

    1. maximise cargo revenue to the limit
    2. cutting cost to the absolute minimum. Bahkan, Sandra Ang bahkan terkenal dengan quote-nya, “Forget the pax complaints, fill the hold with cargo at all cost.”

    Selain kasus keluarnya belasan pilot Adam Air yang kemudian dituntut balik oleh manajemen, Adam Air sebenarnya juga pernah punya masalah dengan Flight Operation Officer (FOO) mereka yang melakukan pemogokan 11 Agustus lalu. FOO menganggap lingkungan kerja yang sudah tidak kondusif serta konflik yang sering terjadi dengan manajemen. Masalah ini membuat operasional mereka sangat terganggu. Kemudian, dari 46 FOO yang melakukan pemogokan, 33 di antaranya langsung dipecat hari itu juga.

    Kekosongan ini kemudian membuat Adam Air “mengimpor” FOO dari luar, bahkan FOO yang sebenarnya tidak memiliki lisensi. Mereka tidak memiliki pengetahuan soal Aturan Keselamatan Penerbangan Sipil (Civil Aviation Safety Regulation/CASR), kebutuhan bahan bakar, limit bobot maksimum, dan sebagainya. Adam Air juga melakukan walk-in interview dan langsung mempekerjakan mereka, termasuk applicant yang pernah ditolak sebelumnya. Bahkan mantan district manager Bouraq dan station manager Jatayu dimasukkan juga ke dalamnya. FOO tersebut disupervisi oleh seorang ramp manager yang juga tidak memiliki lisensi. Akibatnya, baik FOO maupun ramp manager sering tidak bisa mengatasi masalah/konflik yang muncul sebelum penerbangan dilakukan. Tugas FOO sendiri sebenarnya untuk mengukur payload agar sesuai dengan performance limit. Tentu saja, tanpa lisensi dan pengetahuan yang memadai, FOO cuma berpikiran selama di pesawat ada space, kenapa tidak diisi saja penuh. Lupakan sejenak soal safety, engine climb, performance, dan sebagainya.

    Belum lagi soal korupsi BBM. Ketika captain pilot meminta agar fuel diisi 10.000 kgs, tak jarang ramp hanya memberikan 9.500 kgs. Seperti diketahui, pembelian avtur harus dibayar cash, dan sudah jadi rahasia umum kalau operator sering sekali ngemplang. Tentu saja selain mengundang protes dari pilot itu sendiri, supplier juga komplain kepada senior management karena harus meretur sebanyak 500 kgs. Kalau sudah “ketahuan” begini, biasanya kesalahan akan ditimpakan ke FOO yang sebenarnya tidak tahu apa-apa.

    Etika Bisnis Penerbangan,  seperti beberapa maskapai penerbangan di Indonesia: Adam Air, Lion Air, Wings, Batavia, Jatayu, Mandala, dan seterusnya, mayoritas maskapai tersebut didirikan (atau dibeli) dan oleh taipan-taipan bisnis di Indonesia yang sebenarnya menikmati backup dari komunitas bisnis maupun dari para elit politik Indonesia.

    Alasan pendirian/pembelian maskapai tersebut lebih didasarkan oleh ego dari masing-masing kelompok bisnis (pet projects). Apalagi uang yang diinvestasikan dalam bisnis tersebut diduga diperoleh melalui illegal means seperti korupsi yang begitu tinggi. Jadi, mereka sebenarnya berbisnis tanpa menanggung risiko apapun karena yang mereka pertaruhkan memang bukan uang mereka. “Nothing to lose.” Urusan analisis pasar, perhitungan bisnis, proyeksi keuangan, dan sebagainya “terpaksa” dipinggirkan terlebih dulu. Tentunya, bisnis yang dijalankan tanpa perencanaan dan strategi yang bagus akan banyak menuai masalah. Apalagi di jaman sekarang. Perusahaan bagus dengan visi misi yang jempolan saja banyak yang berguguran. Lalu, bagaimana dengan bisnis penerbangan tersebut? Apalagi pemiliknya bukan orang yang mempunyai pengetahuan/pengalaman di dunia airlines. Di Indonesia, dengan uang dapat membeli apapun. Kalau ada kasus tertentu, masalah ijin/perpajakan, tuntutan hukum, atau kegagalan sistem yang mengakibatkan risiko kecelakaan, bisa diatasi dengan negosiasi dan amplop. Dan itu sungguh sangat lumrah. Apalagi ketika terjadi kecelakaan, kerugian penumpang ditanggung oleh pihak asuransi. Maskapai hanya memberi sedikit “kompensasi” tambahan. Dan amplop tersebut tak hanya ditujukan bagi pemerintah/aparat terkait. Amplop memang juga bisa dikirim kepada korban/keluarga korban (bila terjadi kecelakaan) atau media untuk membeli silence. Kalaupun ketahuan dan atau harus diproses, tinggal lemparkan saja kepada orang yang (dipaksa) menandatangani sheets/kontrak. Bisa jadi, masalah-masalah semacam ini yang kemudian menimbulkan benturan-benturan antara manajemen dengan karyawan. Itulah juga mengapa banyak pelanggaran/masalah serius terjadi namun tidak pernah muncul dalam pemberitaan.

    Pelanggaran etika bisnis yang terjadi pada maskapai penerbangan Adam air mungkin juga terjadi pada maskapai penerbangan lainnya. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya kecelakaan pesawat yang terjadi seperti berikut ini :

    • 26 September 1997, pesawat Garuda Airbus A-300B4 jatuh di kawasan pegunungan utara Sumatera di sekitar kota Medan. Sejumlah 222 penumpang dan 12 kru tewas dalam kecelakaan terbesar tersebut.
    • 104 penumpang Singapore SilkAir Boeing 737-300 tewas pada 19 Desember 1997 di dekat kota Palembang.
    • Helikopter militer Indonesia jatuh pada 12 Oktober 2004 di kawasan utara Aceh. Sebanyak 8 orang tewas di tempat dan cuaca buruk diduga sebagai penyebab utama.
    • Lion Air MD-82 tergelincir di Bandara Adisumarmo Solo pada 30 November 2004, membawa 146 penumpang dan menewaskan 31 di antaranya.
    • 23 Desember 2004 sebuah helikopter militer kembali jatuh di kawasan Jawa Tengah dan menewaskan 14 prajurit TNI AU. Cuaca buruk diduga menjadi penyebab utama.
    • Helikopter Sea King jatuh di Kepulauan Nias pada 2 April 2005 menewaskan 9 orang.
    • Pesawat Boeing 737-200 Mandala Airlines gagal take off dan jatuh di sekitar kawasan Bandara Polonia Medan yang padat penduduk. 102 penumpang dan 47 penduduk setempat tewas pada 5 September 2005 itu.
    • PT Trigana Air Service jatuh di Desa Bioga, Kabupaten Puncak Jaya, Papua beberapa waktu lalu. 12 korban jatuh dalam peristiwa tersebut.
    • 2 Januari 2007, pesawat MD-90 Lion Air tergelincir di Bandara Pattimura Ambon. Tidak ada korban dalam insiden tersebut. Sepanjang 2006, tercatat lima kali insiden menimpa Lion Air, termasuk 24 Desember silam, saat Boeing 737 tergelincir di Bandara Hasanuddin, Makasar. Sebelumnya 18 Januari 2006, Lion Air mengalami kecelakaan serupa di bandara yang sama juga.

    C. Solusi Permasalahan

    Dari segala aspek permasalahan yang terjadi pada maskapai penerbangan di Indonesia, pihak pemerintah mengambil kebijakan untuk mengoreksi ulang sistem channel perhubungan darat melalui Dinas Perhubungan, mulai dari sistem navigasi, struktur rangka pesawat, safety airline standard, serta yang paling penting adalah manajerial masing-masing maskapai. Disini manajer penerbangan disarankan bahkan diwajibkan untuk mengelola sebuah maskapai penerbangan tidak hanya berasumsi pada bagaimana perusahaan ini dapat berkembang dan mencapai target penjualan jasa penerbangan yang mereka inginkan, namun juga bagaimana keselamatan pelanggan dapat terjamin atau dapat dikatakan memberi pelayanan yang memuaskan.

    Perusahaan penerbangan berkewajiban menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi semua individu baik dalam maupun luar perusahaan dan mengintegrasikan aspirasi tentang lingkungan hidup dalam praktek-praktek bisnis dan bertanggung jawab untuk melindungi lingkungan kerja dan tunduk pada hukum atau peraturan yang berlaku dimana perusahaan mengoperasikan fasilitas-fasilitasnya sesuai prosedur dengan pertimbangan kelangsungan hidup publik (karyawan maupun pelanggannya) pada tingkat kelayakan yang tinggi di masing-masing bagian dan unit kerja.

    KESIMPULAN

    Perusahaan berkomitmen untuk sepenuhnya menjunjung tinggi seluruh penerapan “antitrust”, pengaturan perdagangan dan hukum-hukum persingan lainnya di dunia. Setiap individu dalam perusahaan yang terlibat dalam segala bentuk kegiatan operasional diharuskan memberikan konsekuensi yang serius terhadap perusahaan termasuk dampak sosial, denda, hukum dan reputasi.

    Perusahaan memberikan kinerja yang optimal dan menjaga citra yang baik untuk meningkatkan animo masyarakat dan rasa percaya terhadap sistem transportasi udara. Dalam sistem manajemen penerbangan, perusahaan didasarkan pada regulasi yang baik dan konstruktif atas dasar kejujuran dan kepatuhan pada standard safety internasional airlines. Perusahaan penerbangan seharusnya menjunjung prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam penyampaian informasi yang menyangkut perusahaan, situasi keuangan, kinerja dan kepemimpinan sebagai perwujudan tanggung jawab kepada publik.

    Kesalahan pemasukan data atau yang dibuat-buat dalam usaha atau tindakan yang tidak diijinkan melalui penyalahan pembelian atau tagihan atau manipulasi yang fiktif sangat mutlak tidak dapat diterima karena dapat menurunkan nilai etika internal maupun eksternal sehingga tidak dapat ditoleransi oleh publik.

  • Tugas Pengantar Manajemen – Analisa SWOT M Photo Studio

    Di era modern seperti sekarang ini, hal yang digital bukan sesuatu yang asing. Kemajuan teknologi sudah menyentuh semua bidang dan semua segi usia. Salah satunya adalah para remaja. Remaja sekarang suka pergi ke mall dan berkumpul dengan teman sebayanya, Bahkan bisa dibilang mereka selalu melakukan sebuah ritual khusus setiap pergi bersama yaitu berfoto. Entah dengan HP berkamera, digital camera atau pergi ke studio foto yang semakin menjamur di mall.

    Alasan para remaja untuk kebiasannya ini adalah kebutuhan mereka untuk mengekspresikan kegembiraan mereka saat berkumpul bersama juga untuk mengabadikan kegembiraan itu. Bahkan ada pula yang merasa tidak lengkap bila pergi jalan – jalan tetapi belum mampir ke studio foto.

    Seperti sifat remaja yang inginnya serba instan namun mudah bosan, para studio foto ini dituntut untuk menghasilkan foto dengan cepat namun berkualitas bagus dan selalu berbeda dengan yang lain. Untunglah berkat kemajuan teknologi, sekarang ada studio foto yang bisa mencetak foto hanya dalam waktu kurang dari 10 menit.

    Salah satu studio foto yang melihat serta merespon peluang dan permintaan para remaja untuk mengekspresikan dirinya adalah M Photo Studio. M Photo Studio sendiri sepertinya sudah memiliki tempat khusus di kalangan para remaja. Kunjungan ke M Photo Studio seolah menjadi kewajiban setiap acara berkumpul bersama di mall. 

    Menurut salah satu petugas operasional M Photo Studio di Tunjungan Plasa, Surabaya yang kami wawancarai, Heri Setiawan, setiap hari sabtu atau minggu bisa mencetak 50 – 70 foto hanya dari 3 photo boxnya. Belum lagi ada sekitar 20 – 30 foto dari studionya. Yang dimaksud 1 foto disini adalah selembar foto berukuran 4R yang berisi 3 – 4 gaya pengunjungnya.

    Fakta di atas menunjukkan betapa besarnya animo para remaja akan layanan yang ditawarkan M Photo Studio. Tidaklah mengherankan bila ada semacam kewajiban para remaja untuk berfoto – foto di M Photo Studio setiap mereka berkumpul bersama di mall. Lagipula M Photo Studio ada hampir di semua mall di kota – kota besar. Jadi tidaklah sukar bagi para remaja ini untuk memenuhi “kewajibannya”

    PROFIL PERUSAHAAN

    M Photo Studio pertama kali beroperasi di Jakarta tepatnya di Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat sejak tahun 2002. Saat ini, M Photo Studio sudah memiliki 52 gerai di seluruh Indonesia khususnya kota besar di Pulau Jawa.

    Layanan utama yang ditawarkan M Photo Studio adalah penyediaan studio dalam bentuk standar maupun yang berupa box dengan ukuran 130 cm x 90 cm x 180 cm. Khusus yang box ini adalah andalan utama M Photo Studio karena swalayan, mudah dioperasikan dan hasilnya cepat serta memuaskan pelanggannya. Box ini maksimal dapat menampung 5 orang namun kenyatannya sering digunakan 10 orang sekaligus.

    M Photo Studio pun berdiversifikasi. Tidak hanya menawarkan jasa mencetak foto saja, kini mereka juga bisa mencetak kartu nama atau kalender dengan berbagai macam template (background). Layanan terbarunya adalah mencetak foto dari HP berkamera melalui Bluetooth atau Infrared.

                Alasan lain yang mendorong minat para remaja untuk setia mendatangi M Photo Studio adalah karena mereka selalu berinovasi dalam pelayanannya. Bisa dipastikan bahwa M Photo Studio selalu mengganti template untuk foto studio maupun box setiap 3 bulan sekali. Belum lagi mereka selalu menyediakan template khusus setiap hari besar mulai dari Idul Fitri, Natal, hingga Valentine Day.

                Teknologi yang digunakan M Photo Studio pun cukup maju dibandingkan pesaingnya. Mereka berkolaborasi dengan Fujifilm untuk menyediakan semua kebutuhan M Photo Studio. Mulai dari kamera, printer, program olah foto, hingga desain boks yang dipakai, semuanya bermerek Fujifilm dan telah dirancang khusus untuk keperluan pemotretan dalam photobox. Pelanggan tak perlu lagi melihat proses penggantian frame dan background pada foto, tinggal pilih, lalu cetak. Nilai total semua peralatan canggih ini bisa sampai 1 Miliar. Harga itu cuma hitungan kotor untuk tiga bilik photobox, satu ruang studio, dan layanan cetak digital yang memang disediakan oleh M Photo Studio. Perbedaan teknologi ini tentu berdampak pada harga layanan dan foto hasilnya.

    M Photo Studio memasang banderol Rp 18.000 per bilik, untuk empat kali jepret. Hasilnya adalah selembar foto berukuran 4R  yang bisa terdiri dari 1 hingga 16 gambar beragam ukuran.

    ANALISIS SWOT

    Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat) adalah analisis situasi yang menjadi awal proses perumusan strategi. Identifikasi berbagai faktor kekuatan (Strengths), peluang (Opportunities) untuk dimaksimalkan dan meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats) secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Melalui analisis SWOT perusahaan akan mampu mengidentifikasi kompetensi langka perusahaan, yaitu keahlian tertentu dan sumber-sumber yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan cara unggul yang mereka gunakan.

    Perusahaan memiliki 2 macam lingkungan yaitu internal dan eksternal. Identifikasi lingkungan internal dilakukan dengan menganalisa strength dan weakness perusahaan sedangkan identifikasi lingkungan eksternal dianalisa melalui opportunity dan threat.

    Strength diartikan sebagai karakteristik positif internal yang dapat dieksploitasi perusahaan untuk meraih sasaran kinerja strategis. Untuk M Photo Studio karakteristik Strengthnya adalah sebagai berikut :

    a.      Inovatif

    M Photo Studio adalah penyedia layanan foto box digital dan swalayan yang pertama di Indonesia

    b.      Diferensiasi Produk

    Tidak hanya melayani foto studio maupun fotobox, M Photo Studio juga menyediakan layanan cetak foto dari HP Berkamera melalui Bluetooth atau infrared. Selain itu kita juga bisa membuat kalender ataupun kartu nama dari foto.

    c.       Penggunaan teknologi terbaru

    Fujifilm, sebuah perusahaan ternama di bidang teknologi fotografi, telah menyediakan peralatan fotografi yang canggih bagi M Photo Studio

    d.      Harga yang sesuai

    Untuk satu lembar foto 4R dihargai Rp. 18.000,-. Untuk kantong para remaja, nilai ini cukup, tidak terlalu mahal. Lagipula biasanya mereka membayar secara patungan, sesuai dengan jumlah orang yang ikut berfoto.

                Weakness diartikan sebagai karakteristik internal yang dapat menghalangi atau melemahkan kinerja organisasi. Karakteristik Weakness dari M Photo Studio antara lain :

    a.      Kapasitas belum mencukupi

    Selama ini sering dijumpai antrean di remaja yang ingin menggunakan fotobox M Photo Studio. Belum lagi kapasitas box yang kurang besar, max 5 orang, sementara layanan fotobox lain bisa mencapai 8 orang.

    b.      Pelayanan kurang cepat

    Untuk foto studio, kita harus mengambil hasil 2 – 3 hari setelahnya. Akan lebih baik bila pelanggan hanya menunggu 1 – 2 jam atau maksimal 1 hari untuk melihat hasilnya.

    c.       Kualitas hasil kurang memuaskan

    Pernah ada konsumen yang memprotes bahwa kualitas foto yang dihasilkan terkadang buram. Belum lagi hasilnya tidak tahan lama, cepat luntur.

    d.      Karyawan yang terkadang tidak ramah

    Karyawan adalah ujung tombak operasional perusahaan, namun terkadang karyawan M Photo Studio bersikap tidak professional atau tidak ramah kepada pelanggan.

                Opportunity adalah karakterisitk dari lingkungan eksternal yang memiliki potensi untuk membantu organisasi meraih atau melampaui sasaran strategiknya. Karakter Opportunity dari M Photo Studio adalah :

    a.      Struktur demografis masyarakat

    Sebagian besar pengunjung mall adalah remaja dan remajalah target pasar utama M Photo Studio. Hal ini memberikan peluang lebih besar bagi M Photo Studio untuk memperbesar revenuenya

    b.      Kegemaran remaja untuk berfoto

    Seperti yang telah dijelaskan di atas, bagi remaja, berfoto saat jalan bersama sudah seperti kewajiban. Inilah peluang besar bagi M Photo Studio untuk meraih lebih banyak pelanggan

    c.       Nama besar Fujifilm

    Fujifilm adalah supplier tunggal M Photo Studio untuk urusan fotografi. Nama besar Fujifilm juga menjamin kualitas hasil foto M Photo Studio walaupun masih ada saja yang mengeluhkan hasilnya.

                Threat adalah karakteristik dari lingkungan eksternal yang dapat mencegah organisasi meraih sasaran strategis yang telah ditetapkan. Karakteristik Threat untuk M Photo Studio adalah :

    a.      Studio foto lain yang mulai menjamur dengan keunggulan kompetitif

    Studio foto yang lain mulai muncul dengan beberapa keunggulan dibandingkan M Photo Studio. Contohnya adalah SwaGaya dan Onyx yang ruang fotoboxnya lebih besar hingga mampu menampung 8 – 9 orang. Belum lagi harga yang ditawarkan Studio Onyx hanya Rp. 15.000,- untuk 1 foto ukuran 4R dengan 8 gaya. Satu lagi keunggulan kompetitif Studio Onyx adalah pelanggan bisa menyimpan foto mereka di flash disc tanpa tambahan biaya. Atau Jonas Photo Studio yang menyediakan make up bahkan berbagai aksesoris bagi konsumen tanpa tambahan biaya. 

    b.      Penggunaan digital camera atau HP berkamera

    Digital camera atau HP berkamera bagi remaja sepertinya sekarang bukan lagi merupakan barang mewah. Hobi berfoto para remaja pun sering disalurkan melalui dua barang itu sehingga terkadang mereka tidak merasa perlu pergi ke studio untuk berfoto dengan mengeluarkan tambahan biaya.

    c.       Menjamurnya layanan cetak digital dan kilat

    Layanan cetak digital seperti Fuji Image Plaza atau Modern Digital Indolab ini memungkinkan masyarakat mencetak sendiri foto yang diambil dari digital camera atau HP berkamera tanpa harus membuat foto baru lagi. Namun M Photo Studio sudah menjawab tantangan ini dengan menyediakan layanan cetak digital dari HP berkamera melalui Bluetooth atau Infrared.

    Penyusunan Strategi Perusahaan

                    Setelah dilakukan analisa SWOT, saatnya perusahaan membuat formulasi rencana strategis secara eksplisit yang dilanjutkan dengan implementasi strategi. Ada tiga level formulasi strategi yaitu : perusahaan, bisnis, dan fungsional.

                Pada level perusahaan, strategi yang disusun adalah yang berhubungan dengan organisasi secara keseluruhan dan kombinasi unit bisnis dan lini produk yang membentuknya. Pada M Photo Studio yang diambil adalah strategi portofolio. Maksudnya adalah bauran antara unit bisnis dan lini produk yang sesuai sehingga menyajikan sinergi dan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Strategi ini berupa pada satu cabang M Photo Studio, terdapat minimal 2 foto box, 1 studio dan 1 mesin print foto dari handphone. Semua unit bisnis ini berbeda namun saling mendukung satu sama lain. Keunggulan kompetitif yang diciptakan adalah memberikan pelayanan total mengenai foto bagi pelanggannya khususnya para remaja.

                Pada level bisnis, strategi yang dibuat adalah bagaimana cara bersaing berkaitan dengan masing – masing unit bisnis atau lini produk dalam perusahaan. Diusahakan untuk mencapai pertumbuhan, stabilitas dan pemangkasan biaya. Strategi kompetitif yang diterapkan M Photo Studio adalah berfokus pada target pasar utamanya yaitu para remaja pengunjung mall. Hal ini bisa dilihat pada desain M Photo Studio yang berwarna cerah dan menarik perhatian yang melewati, Belum lagi template atau background foto yang dihasilkan selalu lucu, up to date, dan mencolok. Hal ini sesuai dengan keinginan para remaja untuk selalu tampil beda dan modern. Tidak heran para remaja selalu menjadikan M Photo Studio pilihan pertama untuk berfoto.

                Strategi kooperatif yang diambil M Photo Studio adalah bekerja sama dengan perusahaan lain. Dalam hal penyediaan kamera, printer dll. M Photo Studio bekerja sama dengan Fujifilm. Bentuk kerja samanya adalah Rekanan Bisnis Strategis (Strategic Business Partnering) karena disini Fujifilm adalah supplier tunggal bagi M Photo Studio. Bisa dibilang hubungan keduanya adalah mutualisme atau saling menguntungkan karena M Photo Studio memerlukan peralatan fotografi sedangkan Fujifilm membutuhkan promosi serta perluasan pasar kepada remaja. Level kolaborasinya sudah tinggi karena keduanya saling membutuhkan satu sama lain.

                Strategi pada level fungsional adalah rencana tindakan yang diterapkan oleh sebagian besar departemen untuk mendukung pelaksanaan strategi tingkat bisnis. Fungsi utama organisasi meliputi Pemasaran, produksi, keuangan, sumber daya manusia, serta riset dan pengembangan. Para middle manajer dari tiap departemen hendaknya mengadopsi strategi yang dapat dikoordinasikan dengan strategi level bisnis untuk meraih sasaran strategis organisasional.

               Pada M Photo Studio, langkah yang harus diambil departemen pemasarannya adalah memperluas target pasar. Memang M Photo Studio berfokus pada segmen remaja namun tidak menutup kemungkinan para orang dewasa juga ingin berfoto bersama. Mungkin saatnya M Photo Studio berpromosi juga kepada segmen usia 20 tahun ke atas supaya mereka juga tertarik untuk menggunakan jasa M Photo Studio. Lagipula, dengan pasar yang lebih luas, revenue yang diterima juga akan lebih besar.

                Departemen Produksinya harus berupaya membuat terobosan baru seperti mencari ukuran box yang lebih besar atau memperbaiki konter M Photo Studio supaya lebih dingin, lebih bagus dan rapi untuk memperbesar kepuasan konsumen.

                Departemen Keuangan bisa berinvestasi dengan membeli alat fotografi yang lebih canggih lagi atau memperluas jangkauan M Photo Studio ke seluruh nusantara karena bagaimanapun juga semua remaja senang berfoto, tidak hanya remaja kota besar saja.

                Departemen SDM seharusnya mentraining lagi semua karyawannya untuk mengutamakan service serta bersikap professional dan lebih menolong para pelanggan bukannya bersikap ketus.

                Departemen R&D (Research and Development) harus selalu berkoordinasi dengan pihak Fujifilm untuk mengembangkan teknologi lagi supaya kualitas foto yang dihasilkan selalu lebih baik, tahan lama, lebih cerah dan tidak mudah luntur.

                Langkah akhir setelah penyusunan strategi ini adalah implementasinya, Menyusun strategi memang susah namun membuatnya jadi kenyataan untuk mencapai tujuan perusahaan lebih susah lagi. Tetapi bila M Photo Studio konsisten dengan tujuannya dan langkah yang diambil, niscaya M Photo Studio bisa menjadi studio foto no. 1 di Indonesia karena sekarang saja M Photo Studio sudah memiliki nama besar khusunya bagi segmen remaja. 

  • Contoh Proposal Usaha Fotografi FotoYu

    Contoh Proposal Usaha Fotografi FotoYu

    Proposal Usaha Fotografi

    A. Judul

    FotoYou Matamu Citra Indah

    B. Latar Belakang

    Fotografi menjadi salah satu jasa yang penggunaanya semakin luas. Meskipun keberaan Ponsel dengan kamera super canggih, namun jasa fotografer masih tetap digemari. Hal ini disebabkan oleh skill dan rasa fotografer akan memberikan hasil yang berbeda dibandingkan dengan orang biasa dengan kamera. Secara umum, fotografer menyebutnya dengan jargon The Men Behind the eye pieces.

    Jasa fotografi di tengah canggihnya smartphone tetap dibutuhkan. Foto dari fotografer akan selalu memenuhi unsur seni dasar fotografi ditambah ciri khas fotografer itu sendiri. Fotografer akan selalu menghasilkan foto dengan komposisi yang ciamik dengan exposure yang tepat dibandignkan dengan kameramen yang tidak memiliki pengalaman dengan dasar-dasar fotografi.

    FotoYu

    Demam media sosial yang selalu kaya dengan konten menarik dan kreativ menjadi salah satu faktor pendukung peningkatan kebutuhan fotografi. Sosial media menjadi tempat yang mewadahi rasa “haus akan pengakuan” dari sosialita. Hasilnya ada banyak orang-orang yang berlomba-lomba memperbanyak konten di feed akun sosial mereka seperti Instagram, Facebook, Treadh dan X.

    Fotografi FotoYu Gisel Anastasia Mulut mangap
    Fotografi FotoYu Gisel Anastasia kaki jenjang janda seksi
    Fotografi FotoYu Gisel Anastasia Pocary Sweat
    Fotografi FotoYu Gisel Anastasia sepatu mahal
    Fotografi FotoYu Gisel Anastasia backpose seksi
    Fotografi FotoYu Gisel Anastasia hot paha mulus seksi
    Fotografi FotoYu Gisel Anastasia wajah cantik dan manis Muka Peace
    Fotografi FotoYu Gisel Anastasia wajah manis dan hot
    Fotografi FotoYu Gisel Anastasia Paha Mulus Putih
    Gisel Anastasia Seksi basah Tanktop Putih
    FotoYu Seksi Gisel Anastasia Janda basah Pamer Paha Mulus
    Artis Janda Seksi Lari Gisel Anastasia

    Jasa fotografer khusunya dengan status privat fotografer tidaklah murah. Fotografer fun football dan Minisoccer misalnya, akan dibayar sekiat Rp. 500.000 hingga Rp. 1.500.000 untuk setiap 90 menit hingga 120 menit durasi motret. Sayangnya harga kadang tidak datang dengan kualitas foto yang baik. Ada banyak orang yang menyesal menyewa jasa fotografer terutama mereka yang baru saja memegang kamera dan sudah langung terjun ke fotografi Sport. Hasilnya hasil foto membuat banyak kecewa.

    Masalahnya adalah tidak semua costumer mengenalai mana yang fotografer sungguhan dan mana yang hanya orang dengan kamera ditangan. Fotografer dengan kualitas mahal akan mendapatkan imbas dimana mereka akan kesulitan mendapatkan direct costumer.

    Pada era digital yang serba cepat ini, Fotografer tidak perlu lagi bertransaksi dengan direct costumer untuk menjual jasa mereka. Dinia digital telah memberikan ruang untuk fotografer dapat menjual foto mereka kepada client tanpa harus janjian. Client bebas membeli foto mana saja yang mereka ingin miliki tanpa perlu melihat seiapa yang memotretnya. Demikain pula dengan fotografer, mereka tidak perlu capek-capek mengaku fotografer profesional untuk menjual foto mereka, cukup dengan hasilkan karya yang baik saja akan membuat fotografer abal-abal akan terelminasi dengan sendirinya.

    Salah satu platform yang mempertemukan fotogrfer dan pengguna jasa foto secara digital terbuka adalah FotoYu. Aplikasi memungkinkan fotografe memajang foto mereka di platform digital dan membuat orang yang tertarik membelinya dapat langsung membelinya. Keunggulan dari FotoYu ini adalah algoritma yang bisa mendeteksi secara otomatis orang yang ada di foto dan pelacakan lokasi live membuat fotografer dan user akan bertemu dengan mudah di dunia digital tanpa perlu saling menyapa.

    Hanya saja, dunia olahraga yang sangat cepat membuat fotografer harus membuat persiapan yang cukup baik. Mulai dari kamera dengan kecepatan megambil gambar tinggi ditambah lensa olaharga dengan fokus supersonik yang sangat mahal. Nilai awal gear yang dibutuhkan untuk seorang FotoYu bisa mencapai 50 Juta rupiah untuk kelas Middle end dan ratusan juta rupiah untuk High End Fotografer.

    Modal yang cukup besar ini tentu saja berani diambil oleh para fotografer untuk ngamen di FotoYu karena hasil yang dijanjikan juga tidak main-main. GM, Seorang fotografer yang baru terjun “Ngamen di FotoYu” Yogyakarta mengaku bisa menghasilan uang beli Foto hingga Rp. 6.000.000 dalam satu bulan. Belum lagi kalau ngamen ke kota besar seperti Jakarta, Bandung, semarang, Surabaya, Makassar dan Bali. Penghasilan yang bisa diraup bisa menembus 2 Digit.

    C. Rumusan dan Batasan Masalah

    Berdasarkan hasil pembahasan diatas maka disusun Rumusan Masalah sebagai berikut

    1. Bagaimana memulai usaha jasa Fotografi FotoYu?
    2. Gear apa saja yang dibutuhkan untuk Ikut FotoYu?
    3. Bagaimana analisis perhitungan keuangan seputar fotografer FotoYou?
    4. Bagaimana Strategi hunting foto dan strategi jualan FotoYu?

    Batasan masalah dalam Proposal Bisnis Fotografi FotoYu dengan setup Gear Fotografi Sport.

    D. Tujuan Usaha yang Hendak Dicapai

    Tujuan usaha yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :

    1. Menumbuh kembangkan jiwa wirausaha mahasiswa
    2. Membuat usaha yang menguntungkan dan berkelanjutan
    3. Mensinergikan antara fotografi dan desain grafis dengan teknologi komputer

    E. Manfaat Usaha

    Manfaat yang didapat dalam usaha ini adalah :

    1. Memberikan kesempatan kerja bagi orang-orang yang mempunyai keahlian dalam bidang fotografi dan desain grafis editing foto.
    2. Memberikan layanan kepada masyarakat dalam jasa fotografi FotoYu

    F. Gambaran Umum Rencana Usaha

    Usaha yang akan dibangun adalah Usaha Foto yang diberi nama “FotoYu Matamu Citra Indah” dengan produk

    Utama

    1. Fotografi Sport FotoYu

    Sampingan

    1. Fotografi Moment
    2. Foto Rapat
    3. Foto Shutterstock
    4. Foto Modeling
    5. Foto Wisuda

    G. Metode Pelaksanaan

    1. Memulai Usaha Fotografi FotoYu

    Untuk memulai usaha Fotografi FotoYu hal yang ahrus diperhatikan adalah :

    1. Apakah terdapat budaya pop jogging dan Marathon di kota tempat anda berada?
    2. Apakah daya beli masyarakat modern di sana besar?

    Pertanyaan pertama dapat dijawab dengan mengambil studi kasus yang ada di Kota Makassar dimana Budaya Jogging dan Marathon sangat ramai dalam kurung waktu 5 tahun terkahir. Trend lari terus meningkat di banyak tempat publik. Berdasarkan hasil pengataman ditemukan titik-titik Jogging yang ramai ditemukan pagi dan sore hari adalah :

    1. Pantai Losari
    2. Jalan. AP. Pettarani
    3. Taman Macan
    4. Taman PU
    5. CPI

    Lima titik yang disebutkan memiliki animo yang tinggi dalam hal Pelari. Pelari dapat ditemukan di sepanjang hari baik itu Work Day dan Week Day hanya saja puncak pelari ada banyak di hari Sabtu dan Minggu.

    2. Gear Fotografi yang digunakan

    Dalam rangka menyediakan jasa fotografi sport yang dijual di FotoYou. Foto ini memburuhkan kamera dengan kecepatan autofokus dan rate frame yang tinggi. Gear Fotografi ini dibagi ke dalam dua kategori yakni Middle End dan High End.

    Middle End
    1. Kamera : Canon EOS R7 atau Sony Alpha 6600
    2. Lensa : Canon 70-200
    High End
    1. Kamera : Sony Alpha a7 III, Sony FX3, Canon EOS 6D atau Canon EOS
    2. Lensa : Canon 70-200 IS II

    3. Analisis Kebutuhan Modal Awal

    a. Peralatan Utama Kelas Middle End
    NoAlat atai Investasi BarangFrekMiddle End
    1Kamera EOS R50115.000.000.-
    2EF70-300mm f/4-5.6 IS II USM114.000.000.-
    3Mono Pod1500.000.-

    Total Modal Awal : Rp. 29.500.000

    b. Peralatan Utama Kelas High End entry
    NoAlat atai Investasi BarangFrekMiddle End
    1Kamera EOS R80132.000.000.-
    2RF70-200mm f/2.8L IS USM Z174.000.000.-
    3Mono Pod Manfrotto11.500.000.-

    Total Modal Awal : Rp. 106.500.000


    H. Metode Pemasaran

    Strategi Pemasaran

    Adapun strategi pemasaran yang diterapkan adalah sebagai berikut :

    a)      Diferensiasi

    Mencoba meghadirkan bisnis yang berbeda dengan bisnis-bisnis yang sudah ada tapi mempunyai prospek yang bagus, tanpa minimum pemesanan dan juga desain yang tidak hanya kreatif, enak dilihat, tetapi juga desain yang menjual.

    b)      Tempat

    Memilih tempat strategis yaitu di sekitar lingkungan kampus

    c)      Strategi produk

    1. Menyediakan layanan jemput antar untuk pelanggan di dalam kota

    2. Melayani pesanan melalui telepon

    3. Menyediakan konsultasi tentang desain

    4. Memberikan diskon produk

    Kendala Dalam Pemasaran

    Kedala yang dihadapi dalam pemasaran yaitu banyaknya terdapat pesaing dari pihak-pihak lain atau perusaahaan lain.Perusahaan tersebut juga bergerak dalam bidang usaha ini antara lain :

    a)      Printing Digital

    b)      Desain grafis

    c)      Advertising

    d)     Cetak Foto Analog dan Digital

    e)      Sablon

    Usaha dalam Mengatasi Kendala

    Melihat hasil analisis pesaing serta potensi permintaan pasar yang cukup besar, kita masih memiliki peluang yang cukup besar. Dengan pelayanan Percetakan Digital tanpa minimum order serta tempat yang strategis bisa menjadi peluang untuk bisa bersaing dengan pemain lama yang ada di pasar.

    Selain itu untuk mengatasi kendala, juga dilakukan promosi agar masyarakat atau konsumen tertarik.Promosi yang dilakukan menggunakan media-midia diantaranya sadalah sebagai berikut :

    a. Spanduk

    Dipasang di depan tempat lokasi usaha, serta beberapa tempat strategis lainnya seperti  jalan HAMKA dan di lokasi Kampus

    b. Surat kabar

    Beriklan di iklan kecil dan kerjasama barter promo di surat kabar Suara SINGAALANG, Padang Ekspres, Padang Media.

    c. Katalog

    Membuat katalog yang berisi produk dengan ukuran A4 yang didesain dengan menarik dan enak dipandang.

    d. Buletin dan Majalah

    Kerjasama dengan buletin dan majalah yang ada di Kota Padang

    e. Seminar atau Event

    Bekerjasama atau menjadi sponsor suatu kegiatan seperti; Seminar, Talkshow dan Diskusi.

    f. Manusia

    Menggunakan teknik word of mouth (mulut ke mulut), pemberitahuan dari teman ke teman yang lain mengenai usaha yang dijalankannya, serta minta referensi dari pelanggan siapa yang biasa menggunakan layanan printing digital.

    g. SMS (Short Message Service) dari Handphone atau Internet

    Mengirim SMS kepada teman, saudara, atau kerabat mengenai bisnis printing digital.

    Kemudian untuk menarik minat konsumen, juga dilakukan dengan menyediakan berbagai macam layanan seperti :

    1. Menyediakan layanan jemput antar untuk pelanggan di dalam kota

    2. Melayani pesanan melalui telepon

    3. Menyediakan konsultasi tentang desain

    4. Memberikan diskon produk

    4.  Tahap evaluasi dan monitoring:

    a)      Evaluasi proses produksi

    b)      Evaluasi mutu produk yang dihasilkan

    c)      Evaluasi penilaian produk oleh konsumen (melalui kuisioner)

    d)     Perhitungan biaya keseluruhan dan penetapan laba rugi

    e)      Perencanaan kedepan untuk keberlanjutan usaha.

    I. Jadwal Kegiatan

    Adapun target dari penyelesaian program ini adalah selama 5 (lima) bulan. Tahapan pelaksanaan program ini dapat diselesaikan tepat waktu, terorganisir, serta menjaga kesempurnaan pengadaan produk, maka penulis membuat tahapan-tahapan penyelesaian program (time schedule), sebagai berikut:

    Tabel Jadwal Kegiatan.

    NoKegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5
    12341234123412341234
    1Persiapan alat dan bahan
    2Pelaksanaan
    3Promosi
    4Pemasaran produk
    5Penyebaran dan penarikan kuisioner
    6Evaluasi Kegiatan
    7Pembahasan dan monitoring kegiatan
    8Analisis biaya
    9Penulisan laporan

    J. Lokasi Usaha

    Usaha yang akan dilaksanakan berlokasi di :

    Jl. HAMKA No 11 A. Depan Basko Air Tawar

    K. Rancangan Biaya

    Dalam pelaksanaan program PMW ini diberikan rincian pendanaan yang akan digunakan sebagai berikut:

    2. Peralatan Penunjang

    NoNama PeralatanFrekSatuan (Rp)Jumlah (Rp)
    1Etalase2960.000.-1.920.000.-
    2Meja Komputer1250.000.-200.000.-
    3Lemari Studio / Pakayan11.500.000.-1.400.000.-
    4Sewa Tempat Usaha7.000.000,-
    Jumlah10.520.000,-

    3. Kegiatan Penunjangang

    NoNama KegiatanFrekSatuan (Rp)Jumlah (Rp)
    1Biaya pengiriman barang250.000,-250.000,-
    2.Biaya Promosi300.000,-300.000,-
    3.Penggandaan proposal510.000,-50.000,-
    4.Dokumentasi420.000,-80.000,-
    5.Penggandaan laporan kemajuan510.000,- 50.000,-
    6.Penggandaan laporan akhir510.000,- 50.000,-
    7.Transportasi100.000,-
    8.Komunikasi100.000,-
    Jumlah980.000.-

    4.  Rekapitulasi Dana

    No.Rancangan BiayaJumlah
    1.Alat dan Bahan Rp. 17.600.000,-
    2.Peralatan Penunjang Rp. 10.520.000,-
    3.Kegiatan PenunjangRp. 980.000,-
    Total BiayaRp. 39.100.000,-
  • Makalah Perbandingan Konsep Free Will dan Predestination

    Perbandingan Konsep Free Will dan Predestination

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Ada beberapa hal yang melatarbelakangi penyusunan makalah ini. yang pertama yaitu karena adanya tugas yang diberikan oleh dosen pembibing agar menyusun makalah tentang free will dan predestination sebagai bahan untuk dipelajari dan sebagai tugas.

    Latar belakang yang kedua yaitu sudah sangat berkurangnya pengetahuan kami tentang analisa dan perbandingan konsep free will dan predestination untuk ditelaah dan dipelajari, sebagai bahan pembelajaran dan pandangan hidup.

    Makalah ini juga disusun berdasarkan latar belakang ketiga, yaitu adanya dorongan dari diri kami untuk menambah wawasan tentang perbandingan konsep free will dan predestination. Dengan disusunnya makalah ini secara otomatis kami sudah menambah sedikit lagi wawasan kami.

    Konsepsi tentang perbuatan manusia pernah menjadi perdebatan yang begitu hebat di dunia Islam. Begitu hebatnya perdebatan itu, sehingga mengakibatkan pembunuhan terhadap para aktifisnya. Nuansa perdebatan itu pun hingga kini masih terasa.

    Dalam ranah pemikiran Islam,perbuatan manusia diinterpretasikan oleh dua aliran yang paradoks. Pertama, ada yang memandangnya sebagai kehendak bebas manusia. Bahwa perbuatan-perbuatan manusia itu adalah diciptakan manusia sendiri. Manusialah yang berkehendak. Apa yang dia inginkan, dia bias lakukan. Sebaliknya, yang tidak diinginkan, dia bias saja untuk tidak melakukannya. Kedua, begi kelompok ini perbuatan manusia itu bukan diciptakan oleh manusia. Melainkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Bagi kelompok ini, manusia tidak bias berbuat apa-apa, manusia tidak memiliki kekuatan untuk melakukan perbuatan. Manusia hanyalah dikendalikan Allah subhanahu wa ta’ala. Aliran pertama ini, dalam pemikiran Islam dikenal dengan sebutanQadariyah. Sementara yang kedua disebut Jabariyah.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dari makalah ini adalah :

    1. Bagaimana analisa konsep free will?
    2. Bagaimana analisa konsep predestination?
    3. Bagaimana perbandingan konsep antara free will dan predestination?

    Bab II. Pembahasan

    A. Free Will dan Predestination

    Mungkin terbersit pertanyaan, apa hubungannya free will dan Predistination dengan Qadariyah dan Jabariyah, sehingga kedua aliran tersebut dijadikan acuan dalam pendahuluan. Menurut Harun Nasution yang kemudian diikuti Dr. Hasan Zaini, Qadariyah dalam isitlah inggrisnya dikenal dengan nama free will, sedangkan Jabariyyah dikenal dengan sebutan predestination atau fatalism. Dengan demikian, terdapat hubungan yang erat sekali antara istilah-istilah itu. Namun, disini yang akan dibicarakan bukan mengenai kedua aliran itu (Qadariyah dan Jabariyah), melainkan nilai dan fahamnya.

    1. Free Will

    Ø Qodariyah

    Term Qodariyah mengandung dua arti,pertama : orang orang yang memandang manusia berkuasa atas dan bebas dalam perbuatan perbuatannya. Dalam arti itu Qodariyah barasal dari qodaro yakni berkuasa, kedua : orang orang yang memandang nasib manusia telah ditentukan dari azal.

    Menurut Qodariyah,manusia mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya.,dalam istilah inggrisnya free will dan free act. Menurut kaum qodariyah,manusia berkuasa atas perbuatan perbuatannya baik atas kehendak dan kekuasaannya sendiri dan manusia sendiri pula yang malakukan atau menjauhi perbuatan perbuatan jahat atas kemauan dan dayanya sendiri. Dalam paham ini manusia merdeka dalam tingkah lakunya, ia berbuat baik atas kemauan dan kehendaknya sendiri. Demikian pula ia berbuat jahat atas kemauan dan kehendaknya sendiri.

    Ayat ayat yang boleh membawa kepada paham qodariyah umpamanya yaitu:

    Waqulil khaqqu min robbikum faman syaa a falyu’min wa man syaa a falyakfur

    Artinya : katakanlah ,”kebenaran datang dari Tuhanmu. Siapa yang mau percayalah ia, siapa yang mau janganlah ia percaya”(QS. Al Kahf 18:29).

    I’maluu ma syi’tum innahu bimaa ta’maluuna bashiirun

    Artinya : “Buatlah yang apa kamu kehendaki,sesungguhnya ia melihat apa yang kamu perbuat”(QS. Fussilat 41:40).

    Salah satu penganut Qodariyah adalah Mu’tazilah,dimana mereka meyakini bahwa yang mewujudkan perbuatan manusia adalah daya manusia itu sendiri dan bukanlah daya Tuhan. Daya Tuhan tidak mempunyai bagian dalam perwujudan perbuatan perbuatan manusia. Perbuatan ini diwujudkan semata mata oleh daya yang diciptakan Tuhan didalam diri manusia.Oleh karena itu perbuatan manusia adalah sebenarnyaperbuatan manusia dan bukan perbuatan Tuhan. Untuk memperkuat paham diatas,kaum Mu’tazilah membawa argument argument rasional dan ayat ayat al qur’an. Argument rasionalnya adalah sebagai berikut : Manusia dalam berterima kasih atas kebaikan kebaikan yang diterimahnya,menyatakan terima kasih nya kepada manusia yang berbuat kebaikan itu,dan sebaliknya. Sekiranya perbutan perbuatan baik buruk itu adalah perbuatan Tuhan dan bukan perbuatan manusia ,tentunya rasa terima kasih dan rasa tidak senang itu akan ditujukan manusia kepada Tuhan dan bukan kepada manusia. Ayat ayat yang memperkuat argument rasional tersebut adalah;

    Jazaa an bima kaanuu ya’ maluuna

    Artinya : “…sebagai upah atas apa yang mereka perbuat.” Al-Sajadah (32)-17.

    Sekiranya perbuatan manusia adalah perbuatan Tuhan dan bukan perbuatan manusia,pemberian balasan dari Tuhan atas perbuatan manusia, seperti disebut dalam ayat ini,tidak ada artinya.

    Pendapat mu’tazilah ditentang oleh al-Ghazali,karena menurut pendapatnya hal hal itu bertentangan dengan ijma’atau consensus alim ulama tentang tidak adanya pencipta kecuali Allah (la khaliqa illa Allah). Al-Asy’ari juga menentang pendapat mereka,Al-Asy’ari menyatakan bahwa daya untuk berbuat adalah daya Tuhan dan bukan daya manusia.

    Untuk menggambarkan hubungan perbuatan manusia dengan kemauan dan kekuasaan mutlak Tuhan, Al-Asy’ari memakai kata al-kasb (acquisition,perolehan),

    Dalam perbuatan terdapat dua unsure,penggerak yang mewujudkan gerak dan badan yang bergerak. Penggerak yaitu pembuat gerak yang sebenarnya (al-fa’il laha ‘ala haqiqatiha) adalah Tuhan dan yang bergerak adalah manusia. Yang bergerak tidaklah Tuhan karena gerak menghendaki tempat yang bersifat jasmani,Tuhan tidak mungkin mempunyai bentuk jasmani. Pembuat yang sebenarnya dalam al-kasb ialah Tuhansedangkan yang memperoleh perbuatan adalah manusia.

    1. FREE WILL (Qodariyah)

    Term Qodariyah mengandung dua arti, pertama : berasal dari kata qadara yang artinya kemampuan dan kekuatan, kedua: bersal dari kata qudrah yang artinya kekuatan untyuk melaksanakan kehendaknya. Dari dua pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwasannya Qadariyah merupakan suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan, mereka dapat melakukan segala sesuatu dan meninggalkannya atas kehendaknya sendiri.

    Menurut Qodariyah,manusia mempunyai kemerdekaan dalam kehendak dan perbuatannya.,dalam istilah inggrisnya free will dan free act. Menurut kaum qodariyah,manusia berkuasa atas perbuatan perbuatannya baik atas kehendak dan kekuasaannya sendiri dan manusia sendiri pula yang malakukan atau menjauhi perbuatan perbuatan jahat atas kemauan dan dayanya sendiri. Dalam paham ini manusia merdeka dalam tingkah lakunya,ia berbuat baik atas kemauan dan kehendaknya sendiri. Demikian pula ia berbuat jahat atas kemauan dan kehendaknya sendiri.

    Ayat ayat yang boleh membawa kepada paham qodariyah umpamanya yaitu:

    وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ (الكهف )

    Artinya : katakanlah ,”kebenaran datang dari Tuhanmu. Siapa yang mau percayalah ia, siapa yang mau janganlah ia percaya”(QS. Al Kahf 18:29).

    اعْمَلُوا مَا شِئْتُمْ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (فصلت)

    Artinya : “Buatlah yang apa kamu kehendaki,sesungguhnya ia melihat apa yang kamu perbuat”(QS. Fussilat 41:40).

    Salah satu penganut Qodariyah adalah Mu’tazilah,dimana mereka meyakini bahwa yang mewujudkan perbuatan manusia adalah daya manusia itu sendiri dan bukanlah daya Tuhan. Daya Tuhan tidak mempunyai bagian dalam perwujudan perbuatan perbuatan manusia. Perbuatan ini diwujudkan semata mata oleh daya yang diciptakan Tuhan didalam diri manusia.Oleh karena itu perbuatan manusia adalah sebenarnyaperbuatan manusia dan bukan perbuatan Tuhan. Untuk memperkuat paham diatas,kaum Mu’tazilah membawa argument argument rasional dan ayat ayat al qur’an. Argument rasionalnya adalah sebagai berikut : Manusia dalam berterima kasih atas kebaikan kebaikan yang diterimahnya,menyatakan terima kasih nya kepada manusia yang berbuat kebaikan itu,dan sebaliknya. Sekiranya perbutan perbuatan baik buruk itu adalah perbuatan Tuhan dan bukan perbuatan manusia ,tentunya rasa terima kasih dan rasa tidak senang itu akan ditujukan manusia kepada Tuhan dan bukan kepada manusia. Ayat ayat yang memperkuat argument rasional tersebut adalah;

    جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

    Artinya : “…sebagai upah atas apa yang mereka perbuat.” Al-Sajadah (32)-17.

    Sekiranya perbuatan manusia adalah perbuatan Tuhan dan bukan perbuatan manusia,pemberian balasan dari Tuhan atas perbuatan manusia,seperti disebut dalam ayat ini,tidak ada artinya.

    Pendapat mu’tazilah ditentang oleh al-Ghazali,karena menurut pendapatnya hal hal itu bertentangan dengan ijma’atau consensus alim ulama tentang tidak adanya pencipta kecuali Allah (la khaliqa illa Allah). Al-Asy’ari juga menentang pendapat mereka,Al-Asy’ari menyatakan bahwa daya untuk berbuat adalah daya Tuhan dan bukan daya manusia.

    Untuk menggambarkan hubungan perbuatan manusia dengan kemauan dan kekuasaan mutlak Tuhan, Al-Asy’ari memakai kata al-kasb (acquisition, perolehan)

    Dalam perbuatan terdapat dua unsure,penggerak yang mewujudkan gerak dan badan yang bergerak. Penggerak yaitu pembuat gerak yang sebenarnya (al-fa’il laha ‘ala haqiqatiha) adalah Tuhan dan yang bergerak adalah manusia. Yang bergerak tidaklah Tuhan karena gerak menghendaki tempat yang bersifat jasmani,Tuhan tidak mungkin mempunyai bentuk jasmani. Pembuat yang sebenarnya dalam al-kasb ialah Tuhansedangkan yang memperoleh perbuatan adalah manusia.

    2. Predestination

    Ø Jabariyah

    Kaum jabariyah berpendapat sebaliknya. Manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Manusia dalam paham ini terikat pada kehendak mutlak Tuhan. Jadi nama Jabariyah berasal dari kata jabaro yang mengandung arti memaksa. Memang dalam aliran ini terdapat paham bahwa manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa. Dalam istilah inggris paham ini disebut fatalism atau predestination. Perbuatan perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh qodlo dan qodar.

    Ayat-ayat yang membawa kepada faham jabariyah, yaitu:

    Maa kaa nuu liyu’minuu illa an yasyaa allah

    Artinya:Mereka sebenarnya tidak akan percaya , sekirana Allah tidak menghendaki(QS. Al An’am 6:112).

    Wa maa a shooba min mushiibatin fil ‘ardhi wa laa fi anfusakum illaa fi qobli an nairoiha

    Artinya:Tidak ada bencana yang menimpa bumi dan diri kamu, kecuali telah (ditentukan) di dalam buku sebelum Kami wujudkan(QS. Al Hadid 57: 22).

    Al Ghazali member keterangan yang sama,Tuhanlah yang menciptakan perbuatan manusia dan daya untuk berbuat dalam diri manusia. Perbuatan manusia terjadi dengan daya Tuhan dan bukan dengan daya manusia,sungguhpun yang tersebut terakhir ini rapat hubungannya dengan perbuatan itu. Oleh karena itu tidak dapat dikatakan manusialah yang menciptakan perbuatannya,untuk itu harus dicari term baru,kata Ghazali selanjutnya,dan sesuai dengan apa yang disebut dalam Al Qur’an,perbuatan manusia disebut al-kasb.

    Dalam paham al Asyari untuk terwujudnya perbuatan perlu ada dua daya ,daya Tuhan dan daya manusia.Tetapi yang berpengaruh dan yang efektif pada akhirnya dalam perwujudtan ialah daya Tuhan.Demikianlah pahan Al Kasb sebagai diterangkan oleh pumuka-pemuka Asy Ariyah.Dalam al milal ,al syahrastani mengatakan bahwa al kasb adalah perbuatan yan terletak di dalam lingkungan kekuasaan daya yang diciptakn dan diwujudkan dengan perantaraan daya yang diciptakan.Oleh karena ituMuhammad Abduh bahwa manusiaa dalam etori al kasb tidaklah seluruhna bersifat pasif,sebagaimana halnya denagan manusia dalan paham jabariyah atau predestination.

    Bagi golongan Maturidiah perbuatan manusia adalah juga ciptaan Tuhan. Dalam hubungan ini,al Maturidiah,sebagai pengikut Abu Hanifah,menyebut dua perbuatan,perbuatan Tuhan dan perbuatan manusia. Perbuatan Tuhan,mengambil bentuk penciptaan daya dalam diri manusia dan pemakaian daya itu sendiri merupakan perbuatan manusia.

    Al maturidiah menyebutkan daya yang diciptakan,tetapi tidak ia jelaskan apakah daya itu merupakan daya manusia,seperti dijelaskan mu’tazilah,ataukah daya Tuhan seperti disebut asy’ariah.

    2. PREDESTINATION (Jabariyah(

    Kaum jabariyah berpendapat sebaliknya. Manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya. Manusia dalam paham ini terikat pada kehendak mutlak Tuhan. Jadi nama Jabariyah berasal dari kata Jabaro yang mengandung arti memaksa. Memang dalam aliran ini terdapat paham bahwa manusia mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa. Dalam istilah inggris paham ini disebut fatalism atau predestination. Perbuatan perbuatan manusia telah ditentukan dari semula oleh qodlo dan qodar.

    Ayat-ayat yang membawa kepada faham jabariyah, yaitu:

    مَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ (الأنعام)

    Artinya: Mereka sebenarnya tidak akan percaya , sekirana Allah tidak menghendaki (QS. Al An’am 6:111).

    مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا (الحديد)

    Artinya: Tidak ada bencana yang menimpa bumi dan diri kamu, kecuali telah (ditentukan) di dalam buku sebelum Kami wujudkan (QS. Al Hadid 57: 22).

    Al Ghazali memberi keterangan yang sama, Tuhanlah yang menciptakan perbuatan manusia dan daya untuk berbuat dalam diri manusia. Perbuatan manusia terjadi dengan daya Tuhan dan bukan dengan daya manusia,sungguhpun yang tersebut terakhir ini rapat hubungannya dengan perbuatan itu. Oleh karena itu tidak dapat dikatakan manusialah yang menciptakan perbuatannya,untuk itu harus dicari term baru,kata Ghazali selanjutnya,dan sesuai dengan apa yang disebut dalam Al Qur’an,perbuatan manusia disebut al-kasb.

    Dalam paham al Asyari untuk terwujudnya perbuatan perlu ada dua daya ,daya Tuhan dan daya manusia.Tetapi yang berpengaruh dan yang efektif pada akhirnya dalam perwujudtan ialah daya Tuhan.Demikianlah pahan Al Kasb sebagai diterangkan oleh pemuka-pemuka Asy Ariyah. Dalam Al Milal, Al Syahrastani mengatakan bahwa Al Kasb adalah perbuatan yang terletak di dalam lingkungan kekuasaan daya yang diciptakn dan diwujudkan dengan perantaraan daya yang diciptakan. Oleh karena itu Muhammad Abduh bahwa manusiaa dalam tetori Al Kasb tidaklah seluruhnya bersifat pasif, sebagaimana halnya denagan manusia dalan paham jabariyah atau predestination.

    Bagi golongan Maturidiah perbuatan manusia adalah juga ciptaan Tuhan. Dalam hubungan ini, Al Maturidiah, sebagai pengikut Abu Hanifah, menyebut dua perbuatan, perbuatan Tuhan dan perbuatan manusia. Perbuatan Tuhan ,mengambil bentuk penciptaan daya dalam diri manusia dan pemakaian daya itu sendiri merupakan perbuatan manusia.

    Al Maturidiah menyebutkan daya yang diciptakan, tetapi tidak ia jelaskan apakah daya itu merupakan daya manusia,seperti dijelaskan mu’tazilah, ataukah daya Tuhan seperti disebut asy’ariah.

    3. Perbedaan Konsep antara Free will dan Presdestination

    Dari pengertian fre will dan presdestination di atas sangat jelas perbedaan konsep diantara keduanya, yang mana aliran free will menjelaskan bahwasannya manusia mempunyai kekuatan untu melaksanakan kehendaknya, mereka tidak di intervensi oleh Tuhan. Sedangkan presdestination menjelaskan bahwasannya perbuatan manusia telah ditentukan oleh qadha dan qadar Tuhan, manusia tidak mempunyai kemerdekaan dalam menentukan kehendak dan perbuatannya, tapi perbuatannya dalam keadaan terpaksa.

    BAB III

    PENUTUP

    A.KESIMPULAN

    Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah yang telah kami buat dimana manusia tidak mempunyai daya dalam mewujudkan per,yaitu setiap aliran mempunyai konsep pandangan yang berbeda beda,termasuk paham free will dan predestination.Free will ialah system teologi dimana manusia berkuasa atas perbuatan-perbuatannya baik kemauan dan kekuasaannya sendiri Dalam hal ini qodariyah atau mu’tazilah meganut paham free will .Berikutnya, predestination ialah  system teologi dimana manusia tidak berkuasa atas atas perbuatan-perbuatannya,melainkan itu semua atas kehendak Tuhan,,jabariyah lah penganut paham ini

    Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasannya faham free will berpendapat bahwasannya manusia mempunyai kekuasaan penuh dalam menentukan pebuatannya sehari-sehari, sedangkan faham presdestination berpendapat bahwasannya manusia tidak memiliki kekuasaan apapun dalam perbuatannya, karena perbuatan manusia telah ditentukan oleh qadha dan qadar Tuhan.

    B.SARAN

    Hendaknya  para pembaca dapat mengambil manfaatnya dari makalah ini sebagai penambah wawasan mengenai aliran aliran teologi islam,khususnya analisis dan perbandingan konsep antara free will dan predestination.

    DAFTAR PUSTAKA

    Majid ,Nurkholis. 1996. Khazanah Intelektual Islam. Bulan Bintang:Jakarta

    Nasutio,Harun.2002.Teologi Islam.UI Press:Jakara

    Rahman,Fazlur.2000.Studi Tentang Fundamentalisme Islam.Raja Grafindo Persada:Jakarta

    Zaini,Hasan.1997.Tafsir Tematik Ayat Ayat Kalam Tafsir Al M araghi.Pedoman Ilmu Jaya:Jakarta

    Majid ,Nurkholis. 1996. Khazanah Intelektual Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

    Nasutio, Harun. 2002. Teologi Islam. Jakara: UI Press.

    Rahman, Fazlur. 2000.Studi Tentang Fundamentalisme Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

    Zaini, Hasan. 1997. Tafsir Tematik Ayat Ayat Kalam Tafsir Al M araghi. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya.

    Rozak, Abdul. 200. Ilmu kalam. Bandung : CV. Pustaka Setia

    Bashori. 2001. Ilmu Tauhid. Malang: STAIN Malang

  • Makalah Perkembangan Fashion

    Perkembangan Fashion

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Pakaian pada wilayah pembentukan ideologi personal atau komunitas, merupakan dimensi bergaya. Tatanan dan tuntunan bergaya inilah yang sering ditafsirkan sebagai usaha mengekspresikan keinginan dan pengakuan identitas pada konteks kehidupan sosial. Ekpresi yang tidak terkendali dalam bergaya (membuat dan memakai gaya tertentu), mendorong pada beberapa personal untuk memberikan batasan-batasan pakaian yang “nyaman” atau tidak, “layak” atau tidak, untuk dipertontonkan kepada khalayak ramai, minimal komunitas sosialnya. Batasan gaya berpakaian inilah, yang sering kali dilihat sebagai “ketidakwajaran” untuk diterima dan ditempatkan pada kultur tertentu. Pertentangan dan pertautan yang dihubungkan dengan nilai agama, moral, dan etika dalam menyikapi produk seni (pakaian) muncul secara beragam. Pada sisi lain, terjadinya distorsi makna pakaian sebagai kebutuhan pokok, menjadi pakaian sebagai kebutuhan mewah untuk bergaya. Tentu, tidak dengan segera pakaian dipermasalahkan sebagai sumber kerumitan tersebut, ada peran media (iklan), industri (pencipta), komunitas (pemakai dan pencipta), serta lembaga sosial (pemerintah dan alat-alatnya) yang membentuk perputaran pakaian menjadi produk yang “mengatur” penggunanya.

    Pada dimensi lain, konteks “nyaman” memiliki batasan berbeda bagi setiap personal. Konteks kenyamanan inilah yang membuat terjadinya perdebatan dan silang pendapat, jika dilihat dari sudut pandang keilmuan yang berbeda. Landasan berpikir berbeda yang menentukan norma dan kaidah berpakaian menjadi tidak sama, berlaku pada personal, komunitas, mau pun pihak industri. Gaya berpakaian merupakan milik “personal” yang saling berkorelasi pada lingkungan politik, sosial, dan kultural. Beragam ideologi terbungkus oleh tema atau isu, melekat pada sehelai pakaian, bertujuan personal, komunitas, dan industri. Konteks nyaman memberikan label dan identitas seseorang pada tatanan sosial, sehingga pengidentifikasian dipandang sebagai upaya “melegalkan” kesenangan bergaya. Atas dasar kesenangan ini juga, memunculkan persoalan berkaitan simbol pembebasan diri dalam bergaya melalui pakaian (produk seni).

    B. Identifikasi Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka kami dapat mengidentifikasikan masalah yakni sebagai berikut :

    1. Bagaimana latar belakang perkembangan dunia fashion ?
    2. Bagaimana perkembangan dunia fashion dari masa ke masa ?
    3. Bagaimana perkembangan dunia fashion dunia dan Indonesia ?

    Bab II. Fashion

    A. Definisi

    Arti kata dari fashion itu sendiri memliki banyak sisi. Menurut Troxell dan Stone dalam bukunya Fashion Merchandising, fashion didefinisikan sebagai gaya yang diterima dan di gunakan oleh mayoritas anggota kelompok dalam satu waktu tertentu. Dari definisi tersebut daapat terlihat bahwa fashion erat kaitannya dengan gaya yang di gemari, kepribadian seseorang, dan rentang waktu. Maka bisa dimengerti mengapa sebuah gaya yang di gemari bulan ini bissa dikatakan ketinggalan jaman beberapa bulan kemudian.

    Menurut solomon dalam bukunya ‘consumer Behaviour’ European perspective fashion adalah proses penyebaran sosial (social-diffusion) dimana sebuah gaya baru diadopsi oleh kelompok konsumen. Fashion atau gaya mengacu pada kombinasi beberapa atribut. Dan agar dapat di katakan ‘in fashion’.

    Menurut Poppy Dharsono, tokoh fashion Indonesia yang tidak hanya sebagai pengamat tapi juga praktisi, fashion adalah sebuah kecenderungan gaya yang sedang digemari pada saat itu dalam jangka waktu tertentu. Menurut Ellen, fashion adalah bagian gaya hidup yang merupakan pilihan pribadi setiap orang, yang bisa membuat diri mereka  merasa lebih baik dan nyaman.

    Istilah gaya dan desain perlu di jelasakan agar tidak disamakan dengan fashion. Gaya (style) adalah sebuah karakteristik dalam mempresentsikan sesuatu. Dalam lingkup pakaian, gaya adalah karakteristik penampilan bahan pakaian, kombinasi fitur-fiturnya yang membuatnya berbeda dengan pakaian lain. Contohnya, rok sebagai salah satu gaya berpakaian bagi wanita, pilihan lainnya adalah celana atau leging, sedangkan jas adalah salah satu gaya berpakaian bagi pria, pilihan lainnya bisa menggunakan jaket kulit atau jaket jeans. Gaya suatu saat bisa di terima dan suatu saat bisa pergi, namun gaya yang spesifik akan tetap diingat, entah itu di katakan fashion atau tidak.

    B. Asal Mula Sejarah Fashion

    Fashion adalah gaya dan kebiasaan yang lazim pada waktu tertentu. Dalam penggunaan yang paling umum bagaimanapun, “mode” menggambarkan gaya pakaian yang populer. Banyak busana yang populer di banyak kebudayaan pada suatu waktu tertentu. Penting adalah ide bahwa kursus desain dan mode akan berubah lebih cepat daripada budaya secara keseluruhan. Fashion desainer pakaian membuat dan menghasilkan artikel.

    Istilah “trendi” dan “mode” yang digunakan untuk menjelaskan apakah seseorang atau sesuatu yang cocok dengan saat ini atau bahkan tidak begitu saat ini, modus populer berekspresi. Namun, lebih lagi di era modern item disebut ‘tidak begitu saat ini’ mungkin memang cocok dengan istilah ‘Retro. ” Retro fashion memungkinkan perubahan aturan, seperti ‘lama tiba-tiba baru, “demikian modis. Istilah “mode” sering digunakan dalam pengertian yang positif, sebagai sinonim untuk glamor, cantik dan bergaya [rujukan?]. Dalam pengertian ini, busana adalah semacam seni komunal, melalui mana suatu budaya meneliti yang pengertian tentang keindahan dan kebaikan. Istilah “mode” juga kadang-kadang digunakan dalam pengertian yang negatif, sebagai sinonim untuk mode dan tren, dan materialisme.

    Terdapat beberapa kota yang diakui sebagai pusat mode global atau mode ibu kota. Fashion Weeks diadakan di kota-kota ini di mana desainer memamerkan koleksi pakaian baru mereka kepada khalayak. Lima kota utama di Tokyo, London, Paris, Milan dan New York – lima ini terkenal dengan pengaruh besar pada mode dunia dan kantor pusat untuk perusahaan fashion terbesar. Kota-kota lain, termasuk Los Angeles, Berlin, Roma, Osaka, Toronto, New Delhi, Mumbai, Hong Kong, Dubai, Sao Paulo, Sydney, Moskow, Madrid, Singapura, Seoul dan Shanghai juga mengadakan fashion minggu dan lebih diakui setiap tahun.

    Beberapa sejarawan mengamati sering mengubah gaya pakaian khas Barat sebagai kebiasaan oleh populasi perkotaan. [Ragu-ragu – mendiskusikan] Perubahan dalam kostum sering terjadi pada saat-saat ekonomi atau perubahan sosial (seperti di Roma kuno), tetapi kemudian dalam waktu yang panjang tanpa besar perubahan diikuti. Pada abad ke-8 Cordoba, Spanyol, Ziryab (musisi terkenal saat itu) dikatakan telah memperkenalkan gaya pakaian canggih yang didasarkan pada timing musiman dan sehari-hari dari tanah kelahirannya di Baghdad dan inspirasi sendiri.

    Permulaan kebiasaan di Eropa terus-menerus dan semakin cepat perubahan gaya dapat cukup dipercaya tanggal ke pertengahan abad ke-14, yang termasuk James Pertemuan & sejarawan Fernand Braudel dan tanggal awal mode pakaian Barat. Manifestasi yang paling dramatis drastis yang tiba-tiba memperpendek dan pengetatan laki-laki lebih-garmen, dari betis-panjang untuk nyaris tidak menutupi bokong, kadang-kadang disertai dengan isian pada dada untuk melihat lebih besar. Hal ini menciptakan garis yang khas laki-laki Barat yang disesuaikan atas dikenakan di atas legging atau celana panjang.

    Laju perubahan sangat cepat pada abad berikutnya, dan perempuan dan laki-laki fashion, terutama dalam berpakaian dan menghias rambut, menjadi sama-sama kompleks dan berubah. Oleh karena itu sejarawan seni dapat menggunakan mode dalam berpacaran foto dengan peningkatan kepercayaan diri dan presisi, sering kali dalam lima tahun dalam kasus gambar abad ke-15. Awalnya perubahan dalam mode menyebabkan fragmentasi dari apa yang sebelumnya telah sangat mirip dengan gaya berpakaian di kelas atas Eropa, dan pengembangan yang khas gaya nasional, yang tetap sangat berbeda sampai kontra-gerakan dalam-17 ke abad 18 yang dipaksakan sama gaya sekali lagi, akhirnya orang-orang dari rezim lama di Perancis. Meskipun kaya biasanya dipimpin fashion, peningkatan kekayaan awal Eropa modern mengarah ke borjuasi dan bahkan petani tren berikut pada jarak dekat kadang-kadang tidak nyaman untuk elite – Braudel faktor menganggap sebagai salah satu motor utama untuk mengubah mode. The mode dari Barat umumnya tak tertandingi baik di zaman kuno atau dalam peradaban besar lainnya di dunia. Barat awal wisatawan, baik ke Persia, Turki, Jepang atau Cina sering berkomentar tentang tidak adanya perubahan dalam mode sana, dan pengamat dari budaya lain tersebut komentar mengenai kecepatan pantas mode Barat, yang banyak orang merasa menyarankan suatu ketidakstabilan dan kurangnya ketertiban di budaya Barat. Shogun Jepang sekretaris membual (tidak sepenuhnya akurat) ke Spanyol pengunjung dalam pakaian Jepang 1609 yang tidak berubah dalam lebih dari seribu tahun. Ming Namun di Cina, misalnya, ada cukup bukti untuk busana yang berubah dengan cepat dalam pakaian cina. 

    Sepuluh abad ke-16 potret dari Jerman atau Italia Tuan-tuan mungkin akan menampilkan sepuluh topi sama sekali berbeda, dan pada periode ini perbedaan nasional berada pada mereka yang paling menonjol, seperti Albrecht Dürer mencatat dalam aktual atau kontras komposit Nuremberg dan Venesia mode pada akhir abad ke-15 (ilustrasi, kanan). Yang “gaya Spanyol” dari akhir abad mulai bergerak kembali ke sinkronisitas antara kelas atas Eropa, dan setelah sebuah perjuangan pada pertengahan abad ke-17, gaya Perancis tegas mengambil alih kepemimpinan, suatu proses yang diselesaikan pada abad ke-18.

    Meskipun warna dan pola tekstil berubah dari tahun ke tahun, potongan mantel gentleman dan panjang rompinya, atau pola yang gaun seorang wanita dipotong diubah lebih lambat. Busana laki-laki sebagian besar berasal dari model militer, dan perubahan dalam siluet laki-laki Eropa yang galvanis dalam teater perang di Eropa, di mana perwira pria memiliki kesempatan untuk membuat catatan dari gaya asing: sebuah contoh adalah “Steinkirk” syal atau dasi.

    Langkah perubahan mengambil di 1780-an dengan meningkatnya penerbitan perancis ukiran yang menunjukkan gaya Paris terbaru, meskipun ada distribusi berpakaian boneka dari Prancis sebagai pola-pola sejak abad ke-16, dan Abraham Bosse telah menghasilkan mode ukiran dari 1620. Pada 1800, semua Eropa Barat yang berpakaian mirip (atau mengira mereka): variasi lokal pertama menjadi tanda budaya provinsi, dan kemudian lencana petani yang konservatif. 

    Walaupun penjahit sudah tidak diragukan lagi bertanggung jawab atas banyak inovasi sebelumnya, dan industri tekstil pasti membawa banyak tren, sejarah desain fashion biasanya diambil untuk tanggal dari tahun 1858, ketika Inggris kelahiran Charles Frederick Worth membuka haute couture sejati pertama rumah di Paris. Sejak saat itu desainer profesional telah menjadi semakin lebih dominan tokoh, meskipun berasal dari banyak mode busana di jalanan.

    Barat modern memiliki berbagai pilihan yang tersedia dalam pilihan pakaian mereka. Apakah seseorang memilih untuk memakai orang dapat mencerminkan kepribadian atau suka. Ketika orang-orang yang memiliki status budaya mulai mengenakan pakaian yang baru atau berbeda tren fashion dapat mulai. Orang-orang yang menyukai atau menghormati mereka mungkin mulai mengenakan pakaian gaya yang serupa.

    Fashion dapat sangat bervariasi dalam suatu masyarakat menurut umur, kelas sosial, generasi, pekerjaan, dan geografi serta dari waktu ke waktu. Jika, misalnya, pakaian orang yang lebih tua sesuai dengan gaya anak muda, ia mungkin tampak konyol di mata kedua muda dan orang tua. Istilah fashionista atau korban mode merujuk kepada seseorang yang secara sangat merendahkan diri mengikuti mode saat ini.

    Orang dapat menganggap sistem olahraga berbagai mode sebagai bahasa mode menggabungkan berbagai pernyataan mode menggunakan mode tata bahasa.

    C. Tren Fashion dari masa ke masa

    Dunia fashion tidak mudah untuk diprediksi. Tiap generasi, tiap dekade, tiap tahun dan bahkan tiap musim memiliki ciri khas dan karakter yang berbeda.

    Tak terbayang begitu melelahkannya mereka yang begitu obsesif mengikuti perkembangan mode. Maksudnya setiap ada pergantian mode selalu diikuti. Tidak jarang banyak orang yang menjadi korban mode. Yang paling menyedihkan lagi jika hidupnya tidak mementingkan hal- hal lain selain fashion karena prinsipnya “life is all about fashion”.

    Sebenarnya jika dicermati, tren mode hanya berputar. Jika melihat dari model dasarnya, desain baju sebenarnya tidak banyak mengalami perubahan dari waktu ke waktu, hanya bumbunya saja yang bergeser, itu jika dilihat dari buku- buku mode. Tren mode hanya berputar, misalnya mode di tahun X akan kembali booming di tahun A. Seperti yang akan kita bahas kali ini .

    D. Sejarah Fashion Dunia

    Permulaan fashion dimulai pada tahun 1920, karena di dekade inilah awal dunia fashion. Pada tahun ini merupakan awal kebangkitan kaum perempuan untuk mencapai kebebasan dan kemerdekaannya. Di dekade sebelumnya, baju-baju ala Cinderella dengan rok super megar dengan pinggang ekstra ketat, menyiksa kaum perempuan, karena itulah mulai tahun ’20an baju tersebut ditinggalkan.

    Tahun 1920 merupakan abad baru ketika dunia fashion terlahir kembali dengan pandangan yang berbeda. Inovasi terbaru muncul dari desainer dunia, seperti Coco Chanel yang menyuguhkan potongan, warna, serta gaya yangmementingkan karakter seorang perempuan. Dari sinilah dunia fashion mulai berkibar.

    Memasuki tahun 1930an, perkembangan fashion sedikit agak lambat hingga akhirnya memasuki perang dunia kedua(1940-1946). Dari yang tadinya hanya bersifat fungsional, sebuah pakaian juga punya sisi estetik atau sisi ‘cantik’.dunia di luar fashion pun  punya pengaruh hebat. terutama dunia film di awal tahun ’50an hingga ’60an.

    Beberapa artis besar menjadi panutan di dunia fashion bahkan menjadi icon, seperti Marlene Dietrich dengan baju androginy-nya. di era ini juga, desainer dunia banyak melakukan inovasi. Dari London adaMary Quant dengan rok mininya dan BarbaraHulanicki dengan gaya street wearnya ala remaja London. dari Amrik ada James Galanos dengan baju fitted dan Rudi Gernreich dengan baju-baju unisex. di Paris dikenal Yves Saint Laurent dengan gaya tailoring buat perempuan, Pierre Cardindengan baju space-nya dan Emmanuel Ungaro dengan fashion couture-nya.

    Berkembangnya zaman memang membuat dunia fashion juga terus berkembang. Dan, tidak menutup kemungkinan fashion dulu bisa kita rasakan kembali.


    Kalau kita feedback, untuk memahami wujud busana masyarakat tertentu berarti memahami pula kebudayaan masyarakat itu dan mengerti berbagai aspek keberadaannya.

    Sebagai awal kita akan mengenal tata busana di Dunia Kuno, adalah peradaban yang terjadi disekitar Mediteranea pada masa sebelum Masehi. Pada dasarnya pakaian tidaklah hanya merupakan alat pelindung terhadap keadaan cuaca semata mata. Suku bangsa primitive ada kalanya mengenakan pakaian tebal panas di Katulistiwa dan kadang-kadang hamper telanjang didaerah kutub.

    Ini sebagian dikarenakan adanya keinginan merias diri yang lebih kuat dibandingkan penyesuaian dengan keadaan sekitar. Kiranya sedikit sifat ini tidak hanya ada dimasa purba tetapi hingga masa kini pun sikap itu masih terpelihara disebagian umat manusia.

    Perbedaan berbusana antara suku bangsa di pegunungan, kaum nomaden, penghuni padang pasir, goa, petani dan orang kota terlihat jelas. Sedangkan pada golongan berkedudukan tinggi, kaum ningrat dan aristocrat unsure-unsur simbolis kedudukan mereka sangat ditonjolkan.

    Bangsa-bangsa kuno pada mulanya hanya mengenakan kain cawet, kadang-kadang dilengkapi dengan selendang. Tutup kepala dan alas kaki, hampir tak dipakai. Busana zaman kuno yang sangat berpengaruh adalah busana yang berasal dari suku bangsa yang memiliki kebudayaaan sendiri seperti bangsa Mesir Kuno dan Bangsa Babylonia. Kedua bangsa ini memiliki bentuk dasar busana yang sama yaitu bentuk dasar kemeja.

    Bangsa Mesir Kuno menghias bentuk dasar ini dengan mempergunakan kain itu sendiri, yaitu dengan cara pemberian lipit-lipit ( pleats, plissee ). Bangsa Babylonia dengan menambah potongan-potongan strook yang berumbai-rumbai.

    Bentuk kostum dari masing-masing suku bangsa zaman kuno ini saling berbeda tapi sepintas tak terlihat perbedaannya. Potongan-potongan kain besar atau lebarnya tergantung yang dihasilkan oleh alat tenun pada masa itu diterima sebagai bentuk dasar kostum untuk kemudian dilipat, dililit, dilingkarkan atau disusun pada badan dalam aneka perbandingan panjang atau lebar kain itu sendiri.

    Akan jelas bahwa dengan demikian busana zaman kuno dapat dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :

    1. Rok – rok lipit ( sarung )
    2. Bentuk dasar kemeja :
      • tunika
      • kaftan

    Tunika dan kaftan hingga kini masih dikenakan oleh bangsa-bangsa di Afrika Utara dan Timur Tengah.

         3.        Draperi.

    Sepotong kain disusun pada bahan, acapkali sebagai tambahan. ( ingat : sari pada busana khas India ).Busana deraperi memberi aksen pada gerakan badan hingga merupakan pakaian paling plastis dari Dunia Kuno.

    Dalam dunia kuno bentuk celana hamper tidak digunakan. Sesekali bentuk ini dijumpai sebagai pakaian rasionil pada suku bangsa- suku bangsa pegunungan atau pada suku bangsa-suku bangsa penunggang kuda.

    MESIR KUNO

    Salah satu pusat peninggalan kebudayaan yang tertua didunia terdapat di daerah lembah sungai Nil di Mesir semasa 4000 tahun SM. Ditemukan oleh Pasukan Napoleon dari Perancis yang menyerbu dan menduduki daerah subur sungai Nil pada tahun 1797. Seorang Ilmuwan Perancis yang bernama CHAMPOLLION berhasil membaca batu bertulis Rosetta ( nama desa ) yang kemudian huruf-huruf atau aksara-aksara yang terdapat di Mesir Kuno kemudian dikenal sebagai HYROGLYPH. Sejak sekitar tahun1800 itulah segenap sejarah Mesir dari masa 4000 tahun sebelum Masehi terungkap.\

    Mesir juga disebut sebagai Negeri Hadiah Sungai Nil karena kesuburannya. Dengan singkat, periode-periode pra sejarah Mesir adalah :

    1. Periode pra sejarah dan sejarah awal hingga 3000 SM
    2. Periode Kerajaan Kuno 3000–2000 SM
    3. Periode Kerajaan Pertengahan 2100–1800 SM
    4. Periode Kerajaan Baru 1580–1085 SM
    5. Periode Penjajahan Asing 1085 – 395 SM
      • Periode Saitis 663 – 525 SM
      • Periode Ptolomeus 332 – 30 SM
      • Periode Romawi 30 – 395 M
    6. Periode Kristen Awal, masa perkembangan kebudayaan Koptik 395 – 640 SM
    7. Islam.

    Awal keruntuhan Kerajaan Mesir Kuno adalah pada masa Penjajahan Asing, namun hingga sekarang, hampir 30 abad kemudian sejarah Kerajaan Mesir Kuno tetap menjadi misteri yang belum terungkap dengan tuntas. Dan manusia-manusia di abad modern, belum berhenti untuk mencoba mengungkap.

    BUSANA DAN PERLENGKAPAN MASYARAKAT MESIR KUNO

    Zaman Mesir Kuno dapat dikatakan zaman emas karena pada masa itu telah mengenal emas dan tersedia sangat berlimpah. Kaum ningrat bias meletakkan emas dimana saja sehingga logam mulia itu seakan-akan tidak bernilai bagi mereka.

    Busana yang dipakai pada masa itu masih dalam bentuk yang sangat sederhana berupa busana dalam bentuk kemeja tanpa krag dinamakan KALASIRIS.

    Dalam periode kerajaaan kuno Kalasiris berlengan setali ini sangat pendek dan ketat, sedangkan dalam periode kerajaan baru kalasiris dibuat panjang dan lebar serta diberi lipit-lipit yang merupakan unsur dekoratif yang sangat dominan pada tata busana bangsa Mesir kuno.

    Pelengkap Kalasiris : berbagai sarung pendek dan aneka krag. Yang dibuat dari berbagai macam bahan. Sepeti Linen yang dikanji sangat kaku agar mudah dibentuk, ini biasa digunakan oleh rakyat biasa. Ada juga dibuat dari kulit atau logam mulia, ini biasa digunakan oleh kaum ningrat dan tokoh-tokoh penting lainnya. Pada kragnya juga acapkali ditambahkan hiasan dari permata yang disusun dalam susunan geometris.

    Sedangkan sarung pendek atau disebut SCHENTI juga memberikan efek dekoratif pada kalasiris. Yang juga terkadang dibuat dari kulit berlapis emas.

    Asesoris lainnya ada selendang yang disebut STOLA yang disusun sebagai draperi pada bahu. Dikenakan juga semacam rompi panjang yang dibuat dari susunan jalinan dan ronce manik-manik.

    Untuk Firaun, kalasiris yang berlipit-lipit dibuat dari kain emas agar memberi kesan kedewaan.

    Untuk Pendeta dan Firaun memakai tutup kepala dari kain yang dilipat menjadi segitiga.

    Tutup kepala ini disebut KLAFT.

    Aneka mahkota yang terdapat di Mesir:

    Mahkota Pschent -:

    Mahkota ganda terdiri dari Mahkota Merah dan Mahkota Putih warna pada mahkota ini menunjukkan daerah kekuasaan pada masa itu. Untuk warna merah meliputi Mesir Bawah dan warna putih meliputi daerah Mesir Hulu.

    Mahkota CHEPERESH : Mahkota pada masa kerajaan baru ini berbentuk lebih tinggi dari Pschent. Selalu dihias dengan Ular Ureus yang menghadap kedepan, sebagai kepercayan agar terlindungi dari gigitan ular.

    Untuk Ratu selalu memakai hiasan burung Elang diatas kepala dengan sayap burung yang putih disisi kepala.

    Selain itu ada juga Mahkota Hemhemet, Mahkota Perang, Mahkota Isis Raja Mesir Kuno juga melengkapi penampilannya dengan menggunakan janggut palsu. Janggut palsu ini dibuat dari serat wol atau jalinan rambut, diikat dengan pita kebelakang.

    Juga ada gelang-gelang lebar dengan hiasan motif berupa symbol-simbol khas Mesir kuno seperti Ular Ureus, Papyrus, burung elang, matahari bersayap dan lain sebagainya.

    Pengaruh Kebudayaan Mesir Kuno ini merupakan sumber ide atau inspirasi yang tak pernah habis terhadap dunia mode. Masa Mesir Kuno ditahun 20an merupakan sumbangan besar kepada gaya tahun 20an sampai dengan tahun 40an yang kemudian dikenal sebagai Gaya ART DECO.

    E. Budaya Barat VS Budaya Timur

    Kebudayaan selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, hanya saja ada suatu masyarakat yang lebih baik perkembangan kebudayaannya dari pada masyarakat lainnya untuk memenuhi segala kebutuhan masyarakatnya. Entah itu kebudayaan barat diantaranya negara-negara di Eropa dan kebudayaan timur yaitu negara kita sendiri Indonesia tercinta. Setiap negara mempunyai ciri khas kebudayaan yang unik dan menarik menjadi daya tarik tersendiri bagi yang melihatnya. Darimana pun segi budaya itu dilihat tetap saja budaya adalah unsur dari karakteristik masyarakatnya itu sendiri.

    Bila kita mengamati masuknya budaya barat ke Indonesia dijaman modern ini memang dari aspek manapun budaya barat dapat kita lihat entah itu melalui televisi, media cetak, bahkan yang paling luas yaitu melalui internet. Budaya barat yang masuk ke Indonesia cenderung tidak bisa kita atasi dari sisi positif maupun negatif, karena kita memang harus menerima agar Indonesia tidak ketinggalan jaman tapi hal ini tidak seharusnya meninggalan budaya yang menjadi tradisi kita yang menjadi identitas kita sebagai negara Indonesia.

    Budaya barat yang masuk ke Indonesia bisa kita pisahkan menjadi dua bagian yaitu dari sisi positif dan sisi negatif. Bila kita pandang dari sisi positif budaya barat bisa dilihat dari segi teknologinya yang memang Indonesia masih tertinggal jauh dari budaya barat, bila kita berinteraksi dengan orang asing yang berkunung ke Indonesia tentu saja akan terjalin komuniskasi antar penduduk beda negara yang bisa saling bertukar pikiran tentang apa yang di Indonesia dan apa yang ada di negara orang asing tersebut. Hal ini menjadi sisi positif agar Indonesia tidak terlalu ketinggalan dalam segi apapun dan menjadikan negara kita lebih berwarna namun tetap dalam aturan dan norma yang berlaku di negara kita Indonesia ini.

    Disisi lain ada pula sisi negatif yang timbul bila kita sering melihat budaya barat, entah itu cara berpakaian, cara bicara, mode, music, apapun yang berasal dari budaya barat. Contoh kecil saja dalam segi pakaian atau fashion, di Indonesia atau sebagian negara timur dalam segi pakaian memakai pakaian tertutup dan sopan, namun bila ada wisatawan asing yang datang ke Indonesia, Bali misalnya kita akan melihat fashion mereka yang sangat berbeda meraka bahwan hanya menggunakan bikini atau pakaian yang lebih terbuka dibandingan dengan orang Indonesia itu sendiri.

    Masuknya budaya barat ke Indonesia bisa kita lihat dari berbagai media diantaranya televisi, internet maupun media masa. Sangat besar kemungkinan bagi masyarakat Indonesia untuk mengenal budaya barat, apalagi tokoh-tokoh terkenal seperti artis luar negeri yang disukai masyarakat Indonesia yang dijadikan idola dan dijadikan patokan untuk fashion maupun tingkah laku idolanya. Semuanya itu adalah budaya yang memang tidak seharusnya kita tiru atau tidak kita pertahankan, hanya perlu kita ketahui bahwa itu budaya barat yang seharusnya kita tetap menjaga budaya kita sendiri.

    Jaman sekarang siapa pun mengenal internet yang menjadi bagian dari kemajuan teknologi, apalagi di internet sangat terbuka dan sangat amat luas kita bisa mengetahaui budaya barat yang bisa kita ketahui mulai dari makanan, fashion, artis, gaya hidup, apapun yang berkaitan dengan kebudayaan barat maupun yang bukan. Itu semua adalah perkembangan jaman yang harus kita ikuti dan tidak bisa kita hindari, bila kita berusaha untuk menghindari tentu saja kita tidak akan berkembang. Namun yang baik adalah kita mengetahui budaya yang baik dan yang kurang baik tidak usah kita ambil, dan terus mengambil nilai-nilai positif dari budaya barat yang lebih berkembang dari Indonesia.

    Bila dilihat secara umum kebudayaan barat dan kebudayaan timur dapat terbentuk karena adanya norma dan nilai-nilai yang ada dalam lingkup masyarakatnya sendiri yang terus berulang terus menerus menghasilkan sebuah budaya yang menjadi cirri khas dari suaru negara. Serta pola pikir masyarakatnya yang maju akan menjadikan budayanya lebih berkembang dan diketahui oleh masyarakat luas, tentu saja dengan tidak menghapus budaya dan karakteristik daripada negara itu sendiri yang telah menjadi identitas sejak dulu kala jaman nenek moyang kita.

    Baik atau tidak baiknya budaya suatu negara harus tetap kita hormati dan kita hargai karena bagaimana pun juga budaya adalah seni yang tergabung dalam pola pikir, moral, dan perilaku masyarakat yang tinggal didalamnya sehingga menghasilkan kebudayaan yang cocok dengan karakteristik masyaraktnya itu sendiri.

    F. Pakaian yang Beragama atau Bergaya?

    Terjadinya revolusi Iran, merupakan titik penting terjadinya perubahan gaya berbusana agamis. Pada era sebelum revolusi Iran atau yang dikenal sebagai revolusi Islam, pakaian agamis dan tren jilbab, belum terlalu diakui sebagai bagian media yang digunakan untuk bergaya. Revolusi yang ditandai berakhirnya rezim penguasa Mohammad Reza Pahlavi, serta menjadi revolusi terbesar ketiga dalam sejarah dunia, memiliki arti penting pada sejarah berpakaian agamis. Kemenangan ini, selain dirayakan dengan gaya pakaian, juga melalui musik dan film, yang secara perlahan bertemakan Islam.

    Peristiwa kemenangan ini juga dirayakan di Indonesia, dimulai pada saat revolusi Iran di tahun 1979, dan tahun-tahun selanjutnya, bergaya muslim dalam kehidupan sosial menjadi semacam tren. Pengakuan identitas keagamaan, yang divisualkan melalui busana, lagu, dan film, menjadi marak. Pentas busana, baik dalam kemasan pagelaran, mau pun merefleksi dalam kehidupan sosial sehari-hari, menjadi lahan industri yang berpotensi secara ekonomis dan menjadi lahan pembauran nilai-nilai kultural. Pakaian pada ranah kultural dan agama, memiliki spesifikasi dimensi sendiri-sendiri. Manusia sebagai bagian dari sistem kebudayaan, dan sebagai penunjuk penting

    kedinamisannya, menjadikan pakaian dalam bentuk yang berbaur dengan agama. Antara minat pada budaya berbusana (tren busana) dan menjalankan aturan atau hukum berbusana, hampir tidak ada perbedaan. 

    Berjilbab merupakan pilihan personal, yang dilandasi beragam alasan, diantaranya adalah faktor keinginan diri sendiri, tuntunan Al-Qur’an, alasan kenyamanan, dan membedakan dengan perempuan lainnya. Sebagai pilihan kultural, berjilbab muncul dalam kancah persilangan dari beberapa faktor yang disinggung sebelumnya. Usaha untuk membedakan dengan perempuan lain, merupakan wacana yang menunjukkan identitas pada konteks waktu dan tempat tertentu. Ini adalah bergaya. Turut serta dalam tren jilbab merupakan bagian penting dalam pembudayaan jilbab pada kehidupan sosio-kultural. Jilbab dalam kancah kultur Islam mengalami distorsi pemaknaan, akibatnya terjadi “seragamisasi” penggunaan jilbab, modifikasi jilbab, dan menciptakan beragam timbal balik komunikasi didalamnya.

    Jilbab tidak dapat dijadikan sebagai penanda ketaatan atau ketaqwaan seseorang; bukan soal jilbab besar atau jilbab kecil, bahkan pada seseorang berjilbab atau pun tidak. Ideologi jilbab secara langsung bukan hanya untuk menunjukkan tentang ketaqwaan, ada konstruksi (makna lain) yang terbangun didalamnya, sebagai tren, kebudayaan, identitas, alat berkomunikasi, dan ada peran budaya media massa. Dalam rumusan Madan Sarup, wacana posmodern bercirikan sesuatu yang bernilai kekinian, dapat berwujud suatu bentuk baru dari ketekstualan; gejala gangguan kejiwaan yang ditampilkan masyarakat, dan tidak bersifat alamiah, melainkan dibuat oleh kapitalisme global. Jilbab yang dipandang sebagai produk masa kini, merupakan produk nyata wilayah posmodern, bernilai kekinian, bentuk baru dalam pencitraan, dan ada pengkondisian “kecintaan” terhadap jilbab (penciptaan tren/tidak alamiah). Nilai kekinian dan bentuk baru yang dibicarakan posmodernisme merupakan bagian penting dalam memilah sifat alamiah seseorang untuk berjilbab (sesuai tuntunan), atau tercipta atas kepentingan (tren dan industri).

    Munculnya klasifikasi pada jilbab, merupakan bukti nyata peran industri terhadapnya. Istilah jilbab besar, jilbab kecil, atau pun jilbab gaul, adalah ranah persoalan dimana nyaman dan tidak menggunakan jilbab. Jilbab sebagai salah satu produk kebudayaan, menjadi bukti nyata terjadinya kontroversi terhadap kebijakan dan kewajiban menggunakannya dalam konteks hukum pada masyarakat sosial dan pendidikan. Seragamisasi jilbab pada kontek waktu dan tempat tertentu, perlu mendapatkan perhatian dan pembahasan secara mendalam, karena jilbab adalah “milik” kelompok muslim, jilbab merupakan “milik” orang-orang yang secara hati nurani dan sadar menggunakan sesuai tuntunan; tidak dapat digeneralisasikan dalah hal apa pun. Jika terjadi pertentangan atas memaksakan “milik” dan cara mengaplikasikannya, sudah terjadi apa yang diistilahkan oleh Sarup, sebagai sesuatu yang dibuat-buat. Ini masuk pada konteks “bergaya” tersebut.

    G. Pakaian dalam Persoalan Moral dan Etika

    Pakaian yang bermoral tidak selalu berkarakter tertutup, bersifat longgar, dan serba panjang. Ketat atau pun longgar bukan ukuran untuk menentukan sifat erotisme pada sehelai pakaian, ada karakter tertentu yang dijadikan sebagai sumber permasalahan. Konstruksi sosial terhadap pemahaman pornografi adalah sifat pakaian yang serba terbuka, tidak menutup aurat. Persoalan pakaian dan aurat seharusnya tidak dijadikan sebagai sumber utama terjadinya pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap kaum perempuan. Hal syahwat tidak selalu terhubung dengan pakaian minim, ketat, atau pun bersifat terbuka. Kenyamanan seseoarang untuk menggunakan jenis pakaian tertentu, tidak dapat dikatakan sebagai sumber permasalahan. Akan tetapi, lebih pada kebobrokan moral dan etika orang yang melakukan pelecehan seksual dan pemerkosaan. Ada nilai-nilai akidah, moral, etika, dan kemampuan mengendalikan diri pada setiap manusia, yang seharusnya menjadi pengontrol terhadap nafsunya. Perbedaan budaya berpakaian, sekaligus batasan ”nyaman” dalam konteks beberapa agama di Indonesia, bukanlah indikator yang menentukan terjadinya pemerkosaan. Dengan kata lain, tidak ada kewajaran dan kelumrahan terhadap gaya berpakaian ketat dan minim, yang menjadi faktor utama atas pelecehan seksual.

    Undang-undang tentang Pornografi merupakan alat dan perwujudan hukum yang diciptakan oleh pemerintah dalam mengatur seseorang untuk berpakaian dan bertindak. Undang-undang ini mengisyaratkan perihal batasan-batasan masyarakat untuk berpakaian secara layak atau tidak, terbuka atau tertutup, bahkan pakaian yang sopan atau tidak.

    Undang-undang pornografi, dimaksudkan untuk meminimalkan gaya pakaian yang berbau erotis, minimalis, dan berkarakter terbuka. Ada persoalan nilai moral dan etika yang hendak disampaikan dalam undang-undang ini. Moral dan etika merupakan sebuah ideologi yang terkandung, dalam upaya mengatur “ketertiban” masyarakat sosial dalam berpakaian, sehingga selain sebagai benda pakai, ia menjadi sebuah sistem peredam segala fitnah karena penggunaan bahan pakaian yang tipis. Terlepas dari segala kekurangan dan kontroversi berlakunya undang-undang pornografi, tidak dimaksudkan untuk membuat dikotomi dan diskriminasi terhadap pakaian adat istiadat suatu daerah, atau pun cara berpakaian pada agama tertentu, tetapi lebih menyikapi nilai-nilai hakiki yang melekat pada pakaian.

    H. Pakaian dan Ekspresi Seni

    Pakaian sering dianggap sebagai sebuah topeng untuk memanipulasi tubuh, sebagai cara untuk membangun dan menciptakan citra diri. Pakaian berfungsi tidak saja membalut tubuh untuk kehangatan, kesederhanaan atau kenyamanan. Kode pakaian adalah perangkat teknis yang mengartikulasikan hubungan antara tubuh tertentu dan lingkungan hidup, ruang yang ditempati oleh badan dan didasari oleh tindakan tubuh. Dengan kata lain, pakaian membangun habitus pribadi, sebagai sebuah perangkat penting untuk berkomunikasi dengan lingkungannya; pakaian dibentuk dan disesuaikan dengan kondisi tertentu. Peran penting seseorang pencipta atau desainer pakaian, mempengaruhi identitas pakaian, sekaligus citra tubuh penggunanya. 

    Kondisi ekonomi dan pasar tidak selalu jadi referensi utama dalam seorang desainer menciptakan pakaian, tetapi memiliki posisi yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Munculnya istilah tren, adalah menunjuk seberapa minat konsumen terhadap mode pakaian tertentu, dalam konteks ekonomi, ini menjelaskan seberapa laku mode tersebut dipasaran. Tren ini juga yang memilah pakaian berdasarkan pada bahan, warna, dan harga, bahkan lebih luas menunjuk ideologi, negara, dan siapa yang mencipta pakaian.  

    Pada sehelai pakaian terdapat ekspresi, keinginan, pesan, atau pun nasihat yang hendak dikomunikasikan oleh desainer. Nilai ekspresi tidak terbatas pada ide dan cara mengkomunikasikan, termasuk pada media yang digunakan. Ekspresi, persoalan ini masuk pada ranah personal dan mutlak milik seseorang yang mencipta suatu produk seni, termasuk pakaian. Kreativitas berkesenian merupakan wilayah yang tidak dapat diintervensi oleh siapapun, kecuali mencipta suatu pakaian karena menjawab kebutuhan tren. Kebebasan dalam mencipta inilah terkadang dianggap kelompok tertentu, sebagai ekspresi seni yang tidak bermoral, tidak sesuai dengan adat bangsa, atau sering tidak sepaham dengan kondisi nilai filosofi dan kultur suatu ruang. Untuk kepentingan bergaya, karya seni (pakaian) dimungkinkan saling beradaptasi pada kondisi sosial kultural pada wilayah tertentu, sehingga benturan dan silang pendapat, sebagai akibat perbedaan latar belakang kebudayaan dan cara memaknai, dapat diminimalkan. Karena sehelai pakaian bersifat sebagai suatu benda yang dipakai, sebagai sebuah konsep produksi seni yang mudah dipahami, lebih cepat menerima reaksi dari kehidupan sosial.

    I.Perkembangan Fashion Di Indonesia

    Dalam sejarah belakangan ini kita mendengar berita tentang fashion yang ada di negara kita. Dunia fashion di Indonesia bisa dikatakan berkembang pesat beberapa dekade terakhir. Hal ini didukung dari berbagai sisi, baik desainer lokal yang semakin potensial, tingkat perekonomian yang membaik, Pihak yang memegang peran penting dalam mempengaruhi fashion di Indonesia adalah APPMI (Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia), yang beranggotakan perancang dan pengusaha yang bergerak di bidang mode Indonesia. Termasuk juga di dalamnya ada pihak-pihak yang bergerak dalam fashion retail dan ekspor. Mereka memiliki program tahunan yaitu FASHION TENDANCE yang di adakan sejak 1993 sampai sekarang, dimana mereka melakukan fashion show yang menampilkan prediksi trend fashion tahun mendatang dengan maksud memberi arahan komprehensif mengenai konsep rancangan terkini versi APPMI pada masyarakat luas. Mennurut Poppy Dharsono, selaku ketua umum dan pendiri APPMI, trend yang di tampilkan pada acara tersebut merupakan hasil kombinasi dari inspirasi fashion mancanegara terutama Eropa dan karakteristik masyarakat Indonesia. Menurutnya, acuan fashion yang paling di gemari adalah dari benua Eropa, seperti Paris dan Milan, karena desainnya yang sederhana dan klasik.

    Majunya teknologi dan arus informasi membuat masyarakat Indonesia lebih terbuka pada pengetahuan global. Tidak bisa dipungkiri lagi trend mode di Indonesia banyak dipengaruhi oleh budaya barat. Namun hal ini tidak membuat desainer-desainer Indonesia berkecil hati karena mereka di dukung oleh pers, stylist, retailer, marchandiser, dan fotografer, dimana semuanya bersinergi menyampaikan informasi sesuai bidangnya masing-masing. Walaupun gaya barat mendominasi, namun ada kalanya kerjasama mereka kembali memunculkan gaya khas Indonesia kembali ke permukaan. Informasi yang seimbang antara gaya barat dan lokal membuat konsumen Indonesia cerdas dalam memilih mana yang disukainya dan yang cocok baginya.

    Menurut Ellen, jenis fahion yang paling cepat perkembangannya adalah baju, karena baju lebih cepat pergantian modelnya dan baju merupakan item yang paling banyak dibeli oleh masyarakat di bandingkan dengan produk lainnya. Peringkat selanjutnya diikuti oleh tas, dan sepatu. Setiap orang tentunya memiliki pilihan baju lebih banyak di bandingkan tas dan sepatu.

    Dengan kata lain predikat jual baju lebih tinggi dari pada jual sepatu dan jual tas atau aksesoris lainya.

    Bab III. Penutup

    A. Kesimpulan

    Pakaian memiliki beragam makna eksplisit dan implisit. Pakaian adalah wujud imitasi dari tubuh sosial seseorang, sehingga batasan kenyamanan setiap personal menjadi berbeda-beda. Sehelai pakaian mampu menggambarkan suatu struktur kehidupan sosial, ideologi, sejarah, golongan, komunitas, dan juga identitas. Ideologi agama pada pakaian, mengenai permasalahan moral dan etika, merupakan aturan atau hukum mengenai bagaimana berpakaian sesuai dengan kondisi ruang, tempat, dan waktu, yang perlu dipahami dan dilaksanakan. Seharusnya, kebebasan dalam berkreasi pakaian, tidak melupakan hubungan pakaian dengan lingkungan sosial disekitarnya. Karena pakaian sebagai kebutuhan pokok, masuk pada wilayah publik, sehingga pertimbangan kelayakan sosial masih diperlukan. Pada akhirnya, pakaian tetaplah bagian benda mati, konstruksi sosial didalamnya, yang menjadikan pakaian sebagai produk seni yang bermakna ganda.

    Perkembangan Dunia Fashion terjadi sangat pesat karena adanya globalisasi dan media masa yang menunjang. Hal ini ditanggapi dengan positif oleh sebagian besar kaum hawa di Indonesia karena mereka beranggapan bahwa Fashion atau “Style” adalah segalanya. Keadaan seperti ini sangat menjadi peluang yang besar bagi para pebisnis Fashion dari luar yang kemudian membentuk Departement Store dengan koleksi yang sangat menarik dan terlihat indah.

    Tidak hanya itu saja pengaruh dari perkembangan Dunia Fashion, salah satu pengaruh yang lain adalah para wanita lebih memilih budaya Fashion barat yang dianggap bertentangan dengan budaya Fashion timur. Dan yang lebih parah adalah terancamnya usaha dalam negeri yang bergerak dibidang Fashion pula karena barang-barang dari mereka kurang diminati. Tetapi mereka juga tetap berusaha dengan membuat model pakaian yang hampir serupa dengan Fashion barat. Dan hasilnya, barang-barang dari mereka mulai diminati walaupun baru sedikit peminatnya.

    Dan kesimpulannya perkembangan Dunia Fashion barat di Indonesia memberi pengaruh positif tentang mode di Indonesia walaupun ada juga negatifnya. Tetapi semua itu bisa saja diatasi asalkan kita dapat menyeleksi akan semua Fashion barat yang masuk ke Indonesia, dengan pertimbangan apakah ini cocok untuk digunakan, dan dimana harusnya digunakan. Sehingga tidak terjadi salah kostum jika ingin memakainya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Source :

    http://degabriel-phose.blogspot.com/2009/11/awal-mula-sejarah-fashion.html

    http://voguenist.blogspot.com/2013/03/tren-fashion-dari-masa-ke-masa_14.html

    http://sosbud.kompasiana.com/2012/10/27/penduduk-masyarakat-dan-kebudayaan-503906.html