Blog

  • Makalah Statistika Terapan – Distribusi Frekuens dan Probabilitas

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Kinerja suatu perusahaan yang mengalami kemajuan yang sangat pesat dilatarbelakangi dengan beberapa faktor penunjang yang menyebabkan perusahaan tersebut mengalami kemajuan. Faktor utamanya adalah perusahaan yang menghasilkan produk yang berkualitas, untuk hasil yang berkualitas harus melakukan perhitungan-perhitungan dan pengambilan data atau sampel untuk mengetahui peluang-peluang yang akan terjadi pada perusahaan tersebut atau pada hasil produknya. Hal ini besar kaitannya dengan teori probabilitas. Probabilitas dan statistik mempunyai hubungan yang erat. Probabilitas adalah suatu ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa atau yang bisa disebut juga event yang akan terjadi dimasa mendatang dalam dunia industri yang dikelola. Manfaat dari probabilitas dalam dunia industri adalah untuk mengambil suatu keputusan yang tepat, seperti peluang produk yang dihasilkan perusahaan (sukses atau tidak). Teori probabilitas menyimpan materi-materi yang bisa dipergunakan untuk kehidupan sehari-hari dalam dunia industri maupun tidak, seperti distribusi frekuensi, ukuran pemusatan dan penyebaran, distribusi binomial, distribusi poisson, distribusi hipergeometrik, distribusi normal, dan probabilitas.

    Distribusi frekuensi adalah pengelompokkan data yang disajikan dalam bentuk daftar yang berisi kelas interval dan jumlah obyek (frekuensi) yang termasuk dalam kelas interval. Distribusi frekuensi dipergunakan untuk mempermudah perhitungan dan pengolahan data. Alasan digunakannya distribusi frekuensi adalah mengetahui parameter data yang telah dihitung dan distribusi frekuensi juga bermanfaat dalam kegiatan yang meliputi pengolahan data, PT.Ghozkia Bangun Sarana akan membuat jam tangan dengan terlebih dahulu mengambil sampel mengukur pergelangan tangan manusia sebanyak 30 sampel. Data-data yang telah diamati dan dibuat akan diolah dengan menggunakan perhitungan distribusi frekuensi. Distribusi frekuensi pada dasarnya sebagian besar dipergunakan pada perhitungan ukuran pemusatan dan penyebaran.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa yang dimaksud distribusi frekuensi?
    2. Apa yang dimaksud dengan probabilitas, permutasi dan kombinasi?

    C. Tujuan

    1. Untuk mengetahui pengertian distribusi frekuensi
    2. Untuk mengetahui pengertian probabilitas, permutasi dan kombinasi

    Bab II. Landasan Teori

    A. Distribusi Frekuensi

    1. Pengertian Distribusi Frekuensi

    Distribusi frekuensi adalah pengelompokan data ke dalam beberapa kelompok (kelas) dan kemudian dihitung banyaknya data yang masuk kedalam tiap kelas. Distribusi frekuensi merupakan salah satu bentuk klasifikasi data, yaitu klasifikasi data secara kuantitatif.

    Di dalam statistik deskriptif kita selalu mengusahakan agar data dapat disajikan dalam bentuk yang lebih berguna, lebih mudah dipahami dan lebih cepat dimengerti. Jika data yang ada hanya sedikit, kita tidak mengalami kesulitan untuk membaca dan mengerti angka-angka itu, tetapi apabila data yang tersedia banyak sekali jumlahnya, maka untuk mengerti data tersebut kitaakan mengalami kesulitan. Untuk memudahkannya data harus disusun secara sistematis atau teratur kedalam distribusi frekuensi.

    Cara Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

    Contoh: Penjualan agen tiket PT Garuda per hari dalam jutaan rupiah

    21.365.4519.8429.3410.8534.8219.7120.84
    10.3722.5032.5018.4022.4917.5012.2511.50
    33.5519.8720.636.1212.7224.1536.9023.81
    18.2526.7024.2531.127.8311.9517.3533.82
    26.4312.738.8919.5017.8426.4222.505.57
    24.9737.8127.1623.3525.1534.7513.8423.05
    14.6724.8115.9527.4821.5016.4424.6110.00
    27.4917.7531.8418.7526.8021.7528.4022.46
    24.7615.1023.1130.2616.3018.649.3617.89
    17.4528.5013.5221.5014.5914.5929.3029.65

    2.      Menentukan Jumlah Kelas

    K = 1 + 3,3 log n

       = 1 + 3,3 Log 80

       = 7,28 ———Ø 7

    3.      Mencari Range

    Nilai Terkecil  : 5,45

    Nilai Terbesar : 37,82

    Range  = Nilai terbesar – Nilai terkecil

    = 37,82 – 5,45

    = 32,37 ………..Ø 32

    4.      Menentukan Panjang Kelas

    Panjang Kelas = Range / Jumlah Kelas        

    = 32/7

    = 4,57 …………….Ø 5

    5.      Menentukan Kelas

    KelasPenjualan (Dalam Jutaan Rp)
    Kelas I5 – 9,99
    Kelas II10 – 14,99
    Kelas III15 – 19,99
    Kelas IV20 – 24,99
    Kelas V25 – 29,99
    Kelas VI30 – 34,99
    Kelas VII35 – 39,99

    2.1.2    Cara Melukiskan Distribusi Frekuensi

    Cara untuk melukiskan distribusi frekuensi terdiri dari beberapa cara yaitu:

    a.      Distribusi Frekuensi dalam Bentuk Grafik Poligon( Poligon Frequency)

    Distribusi frekuensi dalam bentuk grafik poligon terbagi menjadi 2 yaitu grafik poligon data tunggal dan grafik poligon data kelompokan.

    b.      Distribusi Frekuensi dalam Bentuk Grafik Poligon Data Kelompokan

    c.       Distribusi Frekuensi dalam Bentuk Grafik Histogram (Histogram Frequency)

    Distribusi frekuensi dalam bentuk grafik poligon terbagi menjadi 2 yaitu grafik poligon data tunggal dan grafik poligon data kelompokan.

    2.1.3    Macam Distribusi Frekuensi

    Distribusi frekuensi ada beberapa macam, diantaranya:

    1.      Ditinjau dari jenisnya

    a.       Distribusi frekuensi numerik

    b.      Distribusi kategorikal

    2.      Ditinjau dari nyata tidaknya frekuensi

    a.       Distribusi frekuensi absolut

    b.      Distribusi frekuensi relatif

    3.      Ditinjau dari kesatuannya

    a.       Distribusi frekuensi satuan

    b.      Distribusi frekuensi kumulatif

    Distribusi frekuensi numerik dan kategorikal

    Distribusi frekuensi numerik adalah Distribusi frekuensi yang didasarkan pada data-data kontinum yaitu data yang berdiri sendiri dan merupakan suatu deret hitung, sedangkan yang dimaksud dengan Distribusi frekuensi kategorikal adalah Distribusi frekuensi yang didasarkan pada data-data yang terkelompok. Jika data masih berbentuk kontinum, maka harus diubah lebih dahulu menjadi data kategorikal dan selanjutnya beru dicari frekuens masing-masing kelompok.

    Contoh:

    Penelitian terhadap nilai pembaca S1 Jurusan Teknik Informatika untuk mata kuliah statistik pada suatu perguruan tinggi. Dari hasil pengambilan sampel secara random(acak) terambil sampel sebanyak 30 nilai statistik.

    Dari sampel tersebut diperoleh data dengan penyebarannya sebagai berikut:

    75803070203565657057
    55255870403536454025
    15553565401530304540

    Pada contoh diatas merupakan contoh Distribusi frekuensi numerik. Mengingat Distribusi frekuensi numerik didasarkan padadata apa adanya maka ada kemungkinan daftar Distribusi akan panjang (terutama untuk data yang mempunyai rentangan panjang). Jika hal ini terjadi maka usaha yang semula bertujuan mempermudah dalam membaca data melalui penyusunan distribusi frekuensi tidak akan tercapai. Hal ini disebabkan karena daftar distribusi masih panjang yang berkemungkinan besar masih mengacaukan pembaca. Untuk mengatasi masalah tersebut dibuatlah distribusi frekuensi kategorikal yaitu data yang sudah dikelompokkan seperti tabel dibawah ini:

    NilaiF
    15-255
    26-367
    37-476
    48-584
    59-693
    70-805
    30

    Perubahan data numerik ke data kategorikal harus menggunakan aturan-aturan tertentu, itu berarti bahwa pengelompokkan tersebut harus memuat aturan-aturan tertentu, sehingga tidak akan terjadi suatu rentangan atau kelompok yang tidak berfrekuensi.

    Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan kelas bagi distribusi frekuensi kategorikal:

    1. Jumlah kelas
    2. Lembar kelas
    3. Batas kelas

    a.      Jumlah kelas

    Tidak ada aturan umum yang menentukan jumlah kelas. H.A. Sturges pada tahun 1926 menulis artikel dengan judul: “The Choice of a Class Interval” dalam Journal of the American Statistical Association, yang mengemukakan suatu rumus untuk menentukan banyaknya kelas sebagai berikut:

    K = 1 + 3,3 log n

    Dimana:

    K = banyaknya kelas

    n = banyaknya nilai observasi

    Rumus ini disebut Kriterium Sturges dan merupakan suatu perkiraan tentang banyaknya kelas. Misalnya data dengan n = 100, maka banyaknya kelas K adalah sebagai berikut:

    K = 1 + 3,3 (2) = 1 + 6,664 = 7,644 – 8

    Jadi, jumlah kelas/kelompok yang dianjurkan pada data di atas adalah 8.

    Ada kemungkinam jumlah kelompok hasil perhitungan rumus di atas merupakan pecahan, tetapi di sini untuk memudahkannyakita akan melakukan pembualatan. Langkah berikutnya adalah mencari rentangan (interval) tiap kelas.

    b.      Lebar kelas atau interval

    NilaiF
    48-541
    55-612
    62-687
    69-7512
    76-827
    83-893
    90-62
    34

    Disarankan interval atau lebar kelas adalah sama untuk setiap kelas. Pada umumnya, untuk menentukan besar kelas (panjang interval) digunakan rumus:

    Dimana:

    c = lebar kelas

    k = banyaknya kelas

    = nilai observasi terbesar

    = nilai observasi terkecil

    Nilai 48-54 disebut kelas interval. Urutan kelas interval disusun mulai data terkecil hingga terbesar. Urutan kelas interval pertama adalah 48-54, dan urutan kelas unterval kedua  adalah 55-61, demikian seterusnya. Semua kelas interval berada di kolom sebelah kiri. Sedangkan nilai yang berada disebelah kanan adalah nilai frekuansi yang disingkat f. f = 1 berarti yang mempunyai nilai antara 48 sampai 58 sebanyak 1. Nilai-nilai dikiri kelas interval (48,55,62,69,76,83,90) disebut batas bawah kelas. Nilai 48 disebut batas bawah kelas pertama, nilai 55 disebut batas bawah kelas kedua, dan sterusnya. Sedangkan nilai-nilai yang di kanan kelas interval (54,61,68,75,82,89,96) disebut batas atas kelas.

    Selisih positif antara batas bawah dengan batas atas harus sama yang disebut lebar kelas.

    Misalnya kita memiliki data terbesar 95 dan data terkecil 10 dengan jumlah kelas 9, maka di dapat:

    Pembulatan pada penentuan interval sebaiknya ke atas, walaupun angka di belakang koma kecil, karena pembulatan kebawah akan menanggung resiko yaitu ada data yang tidak masuk dalam kelompok yang telah ditentukan.

    c.       Batas kelas

    Batas kelas bawah menunjukkan kemungkinan nilai data terkecil pada suatu kelas. Sedangkan batas kelas atas mengidentifikasi kemungkinan nilai terbesar dalam suatu kelas.

    Contoh:

    Berikut ini adalah data tenteng nilai pembaca:

    48503743515247484841
    42454837535251484341

    Jawab

    • Langkah 1 urutkan data dari yang terkecil hinga yang terbasar
    37374141424343454748
    48484848505151525253
    • Langkah 2 tentukan nilai max dan min

    Nilai max = 53 dan nilai min = 37

    • Langkah 3 tentukan range (selisih nilai max dan min)

    Range = 53-37=16 (kelas interval harus mampu menampung semua data observasi)

    • Langkah 4 tentukan jumlah kelas dengan menggunakan rumus sturges

    k = 1 + 3,3 log n

    = 1 + 3,3 log 20 = 1 + 3,3 * 1,3 = 5,29  — 5

    • Langkah 5 tentukan c (lebar kelas/interval)
    • Langkah 6 membuat tabel distribusi frekuensi
    NilaiFrekuensi
    37-4041-4445-4849-5253-5625751

    Distribusi frekuensi absolut dan relative

    Distribusi frekuensi absolut adalah suatu jumlah bilangan yang menyatakan banyaknya data pada suatu kelompok tertentu. Distribusi ini disusun berdasarkan data apa adanya, sehingga tidak menyulitkan peneliti dalam membuat distribusi ini.Sedangkan Distribusi frekuensi relatif adalah suatu jumlah persentase yang menyatakan banyaknya data pada suatu kelompok tertentu. Dalam hal ini pembuat distribusi terlebih dahulu harus dapat menghitung persentase pada masing-masing kelompok. Distribusi akan memberikan informasi yang lebih jelas tentang posisi masing-masing bagian dalam keseluruhan, karena kita dapat melihat perbandingan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya.walaupun demikian kita masih belum memperoleh gambaran yang jelastentang penyebab adanya perbedaan tersebut. Berikut adalah rumus mencari Distribusi frekuensi relatif:

    Tabel frekuensi relatif dan frekuensi kumulatif

    Xffrfk*fk**
    X1f1f1/n*100f1f1+f2+…+fi+…+fk
    X2f2f2/n*100f1+f2f2+…+fi+…+fk
    .....
    .....
    .....
    Xififi/n*100f1+f2+…+fifi+…+fk
    .....
    .....
    .....
    Xkfkfk/n*100f1+f2+…+fi+…+fkFk

    Contoh:

    Dari soal diatas didapat frekuensi relatifnya adalah:

    NilaiFrekuensi(2/20)*100Frek. Relatif
    37-40210
    41-44525
    45-48735
    49-52525
    53-5615
    Total20

     Contoh lain:

    Data pengukuran tinggi badan atas 100 orang. Setelah dilakukan penyederhanaan data(tinggi badan dikelompokkan menjadi 7 kelompok/kelas), maka distribusi frekuensi absolut dan relatif dapat dikihat pada tabel dibawah ini:

    Tinggi badan(cm)Frekuensi(5/100)*100%Frek. Relatif
    150-15455
    155-1591010
    160-1642525
    165-1693030
    170-1741919
    175-17988
    180-18433
    Total100100

    Distribusi frekuensi satuan dan kumulatif

    Distribusi frekuensi Satuan adalah frekuensi yang menunjukan berapa banyak data pada kelompok tertentu. Contoh-contoh Distribusi frekuensi diatas menunjukkan Distribusi frekuensi satuan, baik yang numerik maupun relatif. Yang dimaksud distribusi frekuensi kumulatif adalah distribusi frekuensi yang menunjukkan jumlah frekuensi pada sekelompok nilai tertentu mulai dai kelompok sebelumnya sampai kelompok tersebut.

    2.2       PROBABILITAS

    2.2.1    Pengertian Probabilitas

    Probabilitas adalah hasil bagi dari banyaknya peristiwa yang mungkin terjadi dalam jangka panjang jika kondisi stabil. Probabilitas terbagi menjadi 2 yaitu permutasi dan kombinasi

    Dalam pengaturan beberapa unsur kita akan menghadapi beberapa masalah. Masalah tersebut erat kaitannya dengan kombinasi dan permutasi. Jadi simplenya, kombinasi dan permutasi biasanya digunakan untuk menentukan cara beberapa unsur tersebut akan diatur. Yang membedakan kombinasi dan permutasi adalah untuk kombinasi urutan tidak membedakan, sedangkan untuk permutasi, urutan membedakan. Contohnya, saat kita mengambil 2 bola dari sebuah wadah yang berisi 10 bola dengan komposisi 5 bola merah dan 5 bola putih. Bila kita mengasumsikan bahwa saat kita mengambil 2 bola tersebut, yang terambil pertama putih, lalu yang terambil kedua merah, dengan saat kita mengambil bola pertama merah dan yang kedua tersebut putih, dan 2 kejadian tersebut dianggap sama, maka disebut dengan kombinasi. Jika kedua kejadian tersebut diangap beda, maka disebut permutasi. Contoh lain untuk permutasi adalah ketika pemilihan panitia, ataupun jabatan-jabatan dalam suatu organisasi maupun instansi.

    2.2.2    Permutasi

    Permutasi adalah suatu penyusunan atau pengaturan beberapa objek ke dalam suatu aturan tertentu.

    nPr = 

    dengan n adalah jumlah unsur, dan r adalah unsur yang akan diambil.

    contoh soal:

    Misalkan ada 10 mahasiswa, akan diambil 4 untuk menjadi inti dari sebuah kepanitian, berapakah caranya?

    solusi:

    10P4 = P(10;4) = n!/(n-r)!

                             = 10!/(10-4)!

                             = 3628800/720

                             = 5040

    Jadi ada 5040 cara untuk mengambil 4 mahasiswa dari 10 mahasiswa.

    2.2.3    Kombinasi

     Kombinasi adalah suatu penyusunan beberapa objek tanpa memperhatikan urutan objek tertentu

    dengan n adalah jumlah unsur dan r adalah unsur yang akan diambil.

    contoh soal:

    Tentukan kombinasi-5 dari 8 huruf yang berbeda, misalnya ABCDEFGH.

    solusi:

    Karena r = 5 dan n = 8 maka kombinasi-5 dari 8 huruf ABCDEFGH adalah

    8C5 = C(8; 5) = n!/(n-r)!r!

                = 8!/(8-5)!5!

                = 40320/(6×120)

                = 56

    Jadi ada 56 cara menyusun 5 huruf dari 8 huruf ABCDEFGH tersebut.

    2.2.4    Mnentukan Ruang Sampel Percobaan

    Percobaan Statistika

     Percobaan pelemparan sebuah dadu bermata enam.

    Jika sebuah dadu mata enam di lemparkan maka kejadian acak yang akan muncul ada enam buah yaitu munculnya mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, 6

    Percobaan pelemparan sekeping uang logam

    Jika sekeping uang logam dilemparkan maka kejadian acak yang akan muncul ada dua yaitu : gambar (g) atau angka (a)

    Percobaan pelemparan dua dadu

    Jika dua buah dadu dilemparkan kejadian acak yang terjadi sebanyak 6 x 6 = 36 buah. Sebagaimana di buktikan pada tabel dibawah ini.

                 Mata Dadu IMata Dadu II123456
    1(1,1)(2,1)(3,1)(4,1)(5,1)(6,1)
    2(1,2)(2,2)(3,2)(4,2)(5,2)(6,2)
    3(1,3)(2,3)(3,3)(4,3)(5,3)(6,3)
    4(1,4)(2,4)(3,4)(4,4)(5,4)(6,4)
    5(1,5)(2,5)(3,5)(4,5)(5,5)(6,5)
    6(1,6)(2,6)(3,6)(4,6)(5,6)(6,6)

     Ruang Sampel dan Titik Sampel

    Ruang sampel adalah himpunan yang unsur unsurnya merupakan hasil yang mungkin dari suatu percobaan. Banyaknya ruang sampel di notasikan n(s)=N. Titik sampel adalah unsur-unsur yang terdapat di dalam ruang sampel.

    Contoh:

    Pelemparan dua buah uang logam, hasil yang mungkin muncul dapat dinayatakan dalam tiga cara yaitu :

    a.    Diagram pohon

    b.    Tabel

    c.    Mendaftar

    Penyelesaian:

    a.    Dengan diagram pohon

                              A       :            AA

    A

                              G       :            AG     

                              A       :            GA

    G

                              G       :            GG

    Ruang Sampel :

    b.    Dengan Tabel

    Uang Logam IAG
    Uang Logam II
    A(AA)(AG)
    G(GA)(GG)

     Ruang Sampel :

    c.    Dengan Mendaftar

    Kejadian yang mungkin terjadi adalah:

    (A,A),(A,G),(G,A),(G,G)

    Ruang Sampel :  

    BAB III

    PENUTUP

    3.1.1        KESIMPULAN

    1.       Distribusi frekuensi adalah pengelompokan data ke dalam beberapa kelompok (kelas) dan kemudian dihitung banyaknya data yang masuk kedalam tiap kelas. Distribusi frekuensi merupakan salah satu bentuk klasifikasi data, yaitu klasifikasi data secara kuantitatif.

    2.       Langkah-langkah membuat tabel distribusi frekuensi yaitu menentukan jumlah kelas, mencari range, menentukan panjang kelas, menentukan kelas.

    3.       Cara Melukiskan Distribusi Frekuensi ada 3 yaitu bentuk grafik poligon (Poligon Frequensy), bentuk grafik poligon data kelompokan, bentuk grafik histogram (Histogram Frequency)

    4.       Distribusi frekuensi ada beberapa macam, diantaranya ditinjau dari jenisnya (Distribusi frekuensi numeric, Distribusi kategorikal), ditinjau dari nyata tidaknya frekuensi (Distribusi frekuensi absolute, Distribusi frekuensi relatif), ditinjau dari kesatuannya (Distribusi frekuensi satuan, Distribusi frekuensi kumulatif).

    5.       Probabilitas adalah hasil bagi dari banyaknya peristiwa yang mungkin terjadi dalam jangka panjang jika kondisi stabil.

    6.       Probabilitas terbagi menjadi 2 yaitu permutasi dan kombinasi.

    7.       Permutasi adalah suatu penyusunan atau pengaturan beberapa objek ke dalam suatu aturan tertentu.

    8.        Kombinasi adalah suatu penyusunan beberapa objek tanpa memperhatikan urutan objek tertentu

    DAFTAR PUSTAKA

    Ariaanang. 2013. “Makalah Statistik Distribusi Frekuensi”. https://ariaanang. wordpress.com/2013/06/18/makalah-statistik-distribusi-frekuensi/. Diakses Senin 21 September 2015

    Dajan, Anto. Pengantar Metode Statistik jilid I, PT. Perdja. Jakarta: 1985

    Meilia N. I. Susanti. S.T. M.Kom, Statistika Deskriptif & induktif , Graha Ilmu, 2010

    Muhammad. 2012. “Kombinasi dan Permutasi”. http://batakngapak.blogspot.co.id /2012/06/kombinasi-dan-permutasi.html. Diakses Senin 21 September 2015

    Prof. Drs. Mangkuatmodjo, Soegyarto. Pengatar Statistik, Rineka Cipta, Jakarta. 1997

    Putra. 2012. “Pengertian Probabilitas”. http://putrasipagimbar.blogspot.co.id/2012/07 /pengertian-probabilitas.html. Diakses Senin 21 September 2015

    Ronald E. Walpole, Pengantar Statistika, Gramedia pustaka Utama, Jakarta, 1995

  • Makalah Fat Splitting

    Fat Splitting

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Permintaan akan produk oleokimia yang sangat tinggi. Hal ini dapat dimaklumi karena produkoleokimia mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan produk petrokimia, seperti harga, sumber yang dapatdiperbaharui dan produk yang ramah lingkungan.Pada saat ini industri oleokimia masih berbasis kepada minyak / trigliserida sebagai bahan bakunya. Hal ini terjadikarena secara umum, para pengusaha masih ragu untuk terjun secara langsung ke industri oleokimia. Masih sangat jarang dijumpai sebuah industri yang mengolah bahan baku langsung menjadi bahan kimia tanpa melalui trigliserida.Padahal secara ekonomi dan teknik, banyak produk dari bahan alami yang bisa diolah langsung dari bahan nabatitanpa melalui trigliserida.

    Gambar 1.1 Bagan Alir Produksi Oleokimia Secara Umum

    Produksi oleokimia dasar yang telah dilakukan dalam industri adalah melalui proses termik (menggunakan suhu 250oC dan tekanan sekitar 50 atm), yaitu melalui proses pemecahan lemak (fat splitting), esterifikasi, transesterifikasi dan hidrogenasi. Proses tersebut memerlukan energi tinggi serta investasi peralatan yang mahal dan mutu produk yang dihasilkan tidak terlalu baik ditinjau dari warna danbaunya sebagai akibat proses panas tersebut.

    Dalam makalah ini dibahas empat metode / proses pemecahan lemak yaitu proses Twitchell, proses autoclave batch, proses kontinu, dan proses secara ezimatis.Selain keempat metode pemecahan lemak diatas,karena keempat metode digunakan pada skala lab,maka untuk skala besar digunakan metode colgate emery,yaitu dengan memanfaatkan uap dari suhu tunggu tinggi yaitu 523K dengan tekanan tinggi 5 x 106 dengan kapasitas produksi 5000 pound/jam,prinsip kerja nya pada proses metode ini hampir sama dengan proses reaksi dasarnya.

    B. Tujuan Penulisan

    Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui beberapa metode dalam pemecahan lemak. Selain itu, makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Proses Industri Petro dan Oleokimia.

    Bab II. Tinjauan Pustaka

    A. Minyak Atau Lemak

    Minyakataulemak secara umum merupakan trigliserida yang mengandung gliseroldan asam lemak baik jenuh maupun tidak jenuh.Dalam industrioleokimia, dengan proseskimia struktur minyak tersebut dipecah menjadistruktur lain seperti asam lemak, gliserol,metil ester asam lemak dan juga alkohol lemak.

    Lemakadalah ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi. Asam penyusun lemak disebut asam lemak. Pada lemak, satu molekul gliserol mengikat tiga molekul asam lemak, oleh karena itu lemak adalah suatutrigliserida. Struktur umum molekul lemak seperti terlihat pada ilustrasi dibawah ini:

    Gambar 2.1StrukturUmumMolekulLemak

    Padarumusstrukturlemak di atas, R1–COOH, R2–COOH, dan R3–COOH adalahmolekulasamlemak yang terikatpadagliserol.Namalazimdarilemakadalahtrigliserida.

    Molekullemakterbentukdarigliseroldantigaasamlemak.Olehkarenaitu, penggolonganlemaklebihdidasarkanpadajenisasamlemakpenyusunnya.Berdasarkanjenisikatannya, asamlemakdikelompokkanmenjadidua, yaitu:

    1.      Asam lemak jenuh

    Asam lemak yang semua ikatan atom karbon pada rantai karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh).

    Contoh: asam laurat, asam palmitat, dan asam stearat.

    2.      Asam lemak tak jenuh

    Asam lemak yang mengandung ikatan rangkap pada rantai karbonnya.

    Contoh: asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat

    B. Proses Pemecahan Lemak (Fat Splitting)

    Fat Splitting menurut bahasa berarti pemecahan lemak. Sedangkan secara definisi berarti proses pemecahan lemak atau minyak (trigliserida) menjadi Fatty Acid (asam lemak) serta gliserin sebagai produk samping, dengan menggunakan air (proses hidrolisa)atau menggunakan enzim. Secara tersirat dapat diketahui reaktan pada proses ini adalah minyak (crude palm oil, palm kernel oil, serta coconut oil) atau lemak yang sudah di kilang untuk pembersihan.

    Adapun kegunaan dari proses “pemecahan lemak” ini adalah untuk menghasilkan asam lemak dan gliserin sebagai produk samping. Sebagaimana kita ketahui bersama kedua produk ini memiliki nilai jual lebih.Adapun asam lemak dapat juga dikatakan “basic oleochemical” terpenting, pada industri oleochemical asam lemak digunakan sebagai materi awal untuk sabun, medium-chain trigliserida, polyol ester, alkanoamida, dan sebagainya.

    Dalam pohon industri oleochemical, dapat kita lihatproses fat splitting merupakan tahap awal perkembangan industri oleokimia. Proses fat splitting dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu jenis hydrolisa dan enzimatik, walaupun pada beberapa literatur dijelaskan proses enzimatik merupakan bagian dari proses fat splitting secara hidrolisa. Dan pada bagian selanjutnya akan dijelaskan:

    a.       proses twitchell

    b.      proses batch autoklav

    c.       proses kontinu

    d.      enzimatik

    Gambar 2.2 Ilustrasi Fat Splitting

    Reaksinya dijelaskan menurut persamaan.

    Gambar 2.3ReaksiTrigliseridaDengan Air

    Fat splitting merupakan reaksiessensial yang berlangsung pada tahapan sebagai berikut:

    Asam lemak radikal berpindah tempat dari trigliserida satu kali dari tri ke di ke mono. Pemecahan yang tidak sempurna akan menghasilkan monogliserida, digliserida, dan mungkin juga masih berbentuk trigliserida. Semenjak proses inisiasi, reaksi berjalan lamban, terbatas oleh kelarutan air di dalam fasa minyak. Pada tahapan kedua, prosedur reaksi mulai bergerak cepat, karena peningkatan kelarutan air pada fasa minyak. Pada tahap akhir ditandai dengan dimishing rata-rata reaksi sebagai asam lemak dan gliserin sebagai produk kondisi equilibrium. Dapat di lihat pada ilustrasi berikut:

    Gambar 2.4Mekanisme reaksi Fat Splitting

    Pemecahan lemak merupakan reaksi yang reversibel, pada titik equilibrium nilai hidrolisis dan reesterifikasi adalah setimbang. Gliserin sebagai produk harus ditarik keluar secara kontinu, sebagai usaha untuk menghindari terjadinya reesterifikasi yang berlebihan.

    Meningkatkan suhu dan tekanan akan mempercepat reaksi karena akan meningkatkan kelarutan air di dalam fasa minyak, dan untuk meningkatkan energi aktifasi. Temperatur pada bagian partikel akan menimbulkan efek yang signifikan. Menaikkan suhu dan temperatur (misal dari 150 – 220°C akan meningkatkan kelarutan air 2 sampai 3 kali lipat.Presentasi asam mineral yang kecil seperti asam sulfat atau oksida logam (seperti Zn dan Magnesium Clorida) meningkatkan reaksi pemecahan. Oksida logam adalah katalis sebenarnya. Ia juga berperan dalam formasi dan proses emulsi.

    2.3       Macam-Macam Proses PemecahanLemak

    1.      Proses Twitchell

    Proses twitchell adalah proses yang mula-mula dikembangkan pada pemisahan lemak. Proses ini masih menggunakan cara yang sederhana karena murah serta kemudahan dari instalasi dan operasi. Tetapi proses ini membutuhkan energi yang besar dan kualitas produk yang rendah. Proses pemisahan menggunakan reagen Twitchell dan H2SO4 sebagai katalis dalam hidrolisis. Reagennya adalah campuran dari oleic atau asam lainnya dengan naptalen tersulfonasi.

    Operasi terjadi dalam suatu wooden lead-lined atau tong tahan asam. Kandungan yang terdiri dari air yang jumlahnya ± ½ dari lemak, H2SO4 1-2 %, dan reagen Twitchell 0,75-1,25 % dipanaskan sampai mendidih pada tekanan atmosfer selama 36-48 jam menggunakan steam terbuka. Proses biasanya diulangi dua sampai empat kali, fasa tiap tahap menghasilkan larutan gliserin dan air. Pada tahap akhir, air ditambahkan dan campuran dipanaskan kembali hingga mendidih guna mencuci asam yang tertinggal.

    Pada periode reaksi yang panjang, steam yang dibutuhkan menjadi tinggi dan diskolorisasi asam lemak tidak merata sehingga pemakaian proses ini tidak menguntungkan.

    Gambar 2.5Proses Twitchell

    2.      Proses Batch Autoklav

    Proses ini adalah metode komersial yang membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pemisahan. Asam yang disediakan harus dalam jumlah yang cukup banyak untuk menghasilkan zat ligh-clored. Proses ini lebih cepat dibandingkan dengan proses Twitchell, butuh waktu selama 6-10 jam sampai selesai. Pemisahan menggunakan katalis zinc, Mg atau kalsium oksida. Dari semua katalis yang paling aktif adalah zinc. Sekitar 2-4 % katalis digunakan dan sejumlah dari serbuk zinc ditambahkan untuk meningkatkan warna dari asam lemak.

    Autoclave merupakan silnder yang tinggi, dengan diameter 1220-1829 mm dan tinggi 6-12 m dibuat dari alloy yang tahan terhadap korosi (corrosion-resistant alloy) dan terlindungi secara penuh. Penginjeksian steam menyebabkan terjadinya pengadukan, meskipun pada beberapa kondisi digunakan mesin pengaduk.

    Dalam operasi, autoclave diisi dengan lemak dan air yang jumlahnya (sekitar ± ½ dari lemak) dan katalis. Steam dihembuskan guna menggantikan udara terlarut dan autoclave ditutup. Steam yang digunakan untuk menaikkan tekanan sampai 1135 kPa dan diinjeksikan secara kontiniu, sementara sebagian kecil kisi-kisi menjaga agitasi dan tekanan operasi. Konversi dapat dicapai lebih dari 95% setelah 6-10 jam.

                Isi dari autoclave dipindahkan ke tangki, dimana terbentuk asam lemak dibagian atas dan gliserin pada bagian bawah. Asam lemak yang terbentuk ditambahkan asam mineral untuk memisahkan kandungan sabun dan selanjutnya dilakukan pencucian kembali guna memisahkan sisa asam mineral.

    Gambar 2.6Proses Autoclave Batch

    3.      Proses Kontinu

    Proses kontinu merupakan proses pemisahan lemak dengan menggunakan suhu dan tekanan yang tinggi. Proses pemisahan asam lemak lebih dikenal dengan proses Coltage-Emery, merupakan metode yang paling efisien dalam hidrolisis lemak. Suhu dan tekanan tinggi dipergunakan untuk mempercepat waktu reaksi. Aliran counter current dipenuhkan oleh minyak dan air guna menghasilkan suatu derajat pemisahan yang maksimal tanpa memerlukan katalis.

    Menara pemisah merupakan bagian utama dari proses ini. Kebanyakan dari menara pemisah mempunyai konfigurasi sama dan dioperasikan dengan cara yang sama. Tergantung dari kapasitas, menara bisa berkapasitas pad diameter 508-1220 mm dengan tinggi 18-25 m dan terbuat dari bahan tahan korosi seperti baja stainless 316 atau campuran logam yang dirancang untuk beroperasi pada tekanan sekitar 5000 kPa.

    Gambar2.7Single-stage countercurrent splitting

    Gambar 2.7 menunjukkan suatu rancangan Single-stage Countercurrent splitting, lemak terdegradasi pada sebuah cincin  sparge bagian tengah sekitar 1 meter dari dasar dengan sebuah pompa bertekanan tinggi. Air terdapat pada bagian atas dengan perbandingan 0-50% dari berat lemak. Temperatur pemisahan yang tinggi (250-260 oC) cukup menjamin penghancuran fase air pada minyak.

    Volume kosong menara digunakan sebagai tempat reaksi. Lemak mentah lewat sebagai fase yang saling bersentuhan dari dasar atas menara, sementara cairan lebih berat mengalir turun sebagai fase terdispersi dalam bentuk campuran lemak dan asam. Derajat pemisahan dapat dicapai hingga 99%. Proses kontinu countercurrent tekanan tinggi memecah lemak dan minyak dengan lebih efisien dari pada proses lain dengan lama reaksi 2-3 jam.

           Konsumsiutilitasuntuk per ton umpanadalah :

                   Steam (6000 kPa)        190 kg

                   Air pendingin (20oC)  3 m3

                   Energi elektrik             10 kWj

                   Air proses                    0,6 m3

    4.      Enzimatik

    Lemakdanminyakdapatdihidrolisisdenganenzimalami.Pemecahanlemakdenganenzimtelahdilakukanmelaluipercobaan.Tetapisaatiniprosesnyatidakbegitudianggappentingkarenabiayanya yang mahaldanwaktureaksinya yang lama.Pemecahanlemakdanminyaksecaraenzimatisoleh lipase dari Candida Rugosa, Aspergilusniger, danRhizopusArrhizustelahdipelajaripada range temperatur 26-40oCdenganperiode 48-72 jam denganhasilpemecahankira-kira 98%.

    Gambar 2.8 Proses Pemecahan Lemak

    Perbandingan Beberapa Proses Fat Splitting

    TwitchellBatch AutoklavKontinu Counter-current dari P&GEnzimatik
    Suhu °C100-105150-175 atau 24025026-46
    Tekanan5.2-10.0 atau 2.9-3.1
    KatalisAsamalkil, aril sulfonat dan asam sikloalifatik, dipakai bersama-sama dengan asam sulfat sebanyak 0.7-1.25%Seng, kalsium, atau magnesium oksida 1-2%, atau tanpa katalisOptionalLipase dari candida rugosa, aspergilus nigerDan rizopus arrhizus
    Waktu, h12-485-10 atau 2-42-348-72
    Metode operasiBatchBatchKontinu
    Perolehan35-98%larutan gliserol 5-15% bergantung jumlah tahap dan jenis lemak85-95%larutan gliserol 10-15% tergantung pada jumlah tahap dan jenis lemak97-99%larutan gliserol 10-25% tergantung jenis lemak98%
    Keuntungan–   suhu dan tekanan rendah-   bisa untuk skala lab.-   Investasi awal relatif ringan–  dapat diadaptasi untuk skala kecil-   investasi awal   lebih murah daripada kontinu proses-  lebih cepat dari pada twitchell proses–      tidak butuh ruang luas-      kualitas produk seragam-      perolehan lebih tinggi-      konsentrasi lebih tinggi-      biaya murah untuk operasi-      karena otomatis, pengendaliannya mudahPerolehan tinggi dan lebih ramah lingkungan hidup
    Kelemahan–   penanganan katalis butuh waktu lama-   stok bahan baku kurang bagus, terpaksa di rafinasi, agar tidak teracuni oleh katalis-   konsumsi steam tinggi-   cenderung bewarna gelap-   lebih dari 1 tahap untuk perolehan tinggi-   pengendalian manual-   biaya tenaga kerja tinggi–          Investasi awal agak tinggi-          Penanganan katalis-          Waktu reaksi lebih lama dari pada kontinu proses-          Biaya tenaga kerja tinggi-          Perlu lebih dari satu tahap untuk hasil yang baik–          investasi awal tinggi-          suhu dan tekanan tinggi-          tingkat penanganan yang dibutuhkan tinggiWaktu yang lama diikuti investasi biologi mahal

    2.4       Uraian Proses

                Pada prinsipnya pembuatan pemisahan lemak ini terbagi menjadi beberapa tahap :

    1.      tahap degumming

    2.      tahap hidrolisa

    3.      fatty acid distilation and fractionation opertion

    4.      tahap penguapan

    Gambar 2.9 Tahap proses

    Degumming merupakan proses pemisahan getah (gum), yaitu lendir yang terdiri dari phospotida, protein residu, karbohidrat, air, resin, lechitin, dimana bahan-bahan tersebut merupakan bahan impuritis yang dapat mengganggu proses-proses selanjutnya. Misalnya lechitin pada suhu tinggi dapat menghasilkan warna gelap.

    Biasanya proses ini dilakukan dengan cara dehidrasi gum dengan injeksi asam pospat sehingga kotoran terbentuk mudah lepas dari minyak, kemudian disusul dengan proses sentrifugasi minyak yang telah di degumming, selanjutnya dihidrolisa pada reaktor hidrolisa.

    Hidrolisa lemak atau minyak untuk menghasilkan asam lemak dan gliserol dilakuakan dengan merasakan air bertekanan dengan minyak atau lemak pada menara splitting. Minyak dan air secara kontinu di alirkan ke splitting yang beroperasi pada suhu 250oc dan tekanan 50 atm. Gliserol dapat larut dalam air sedangkan asam lemak tidak larut, sehingga trigliserida terikat bersama asam lemak merupakan bagian atas dari produk di menara splitting. Sedangkan gliserol dan air berada di bottom menara. Reaksi yang terjadi bersifat endotermis (memerlukan panas).

    Selanjutnya produk gliserol yang masih mengandung sebagian besar air dilakuakan pemisahan dengan cara penguapan menggunakan evaporator yang merupakan unit operasi dimana gliserol dipisahkan dari komponen campurannya yaitu air. Hasil dari unit pemisahan ini diperkirakan menghasilkan produk gliserol 90,9%.

    Selanjutnyadilakukandistilasidanoperasifraksionasi. Asamlemak yang dihasilkandibersihkandandipisahkandenganpenyulingandanfraksinasi

    BAB III

    PENUTUP

    3.1       Kesimpulan

    1.    Fat splitting (pemecahan lemak) adalah proses pemecahanlemakdenganreaksihidrolisaantara air danminyakmenghasilkangliseroldanasamlemak .

    2.    Proses pemecahan lemak (fat splitting) ada empat macam yaitu proses Twitchell, proses Autoclave Batch, proses Kontinu, dan proses secara Enzimatis

    3.    Proses Twitchell merupakan proses yang paling sederhana pada pemecahan lemak dan masih digunakan dalam skala kecil karena biayanya yang murah dan pengoperasian yang mudah. Namun, waktu reaksinya lama dan konsumsi steam-nya tinggi

    4.    Proses Autoclave-Batch merupakan metode komersial paling tua yang digunakan untuk pemecahan lemak tingkat tinggi, waktu reaksinya lebih cepat daripada proses Twitchell. Namun, dibandingkan dengan proses Kontinu lebih lambat

    5.    Proses Kontinu merupakan proses yang paling efisien dalam metoda hidrolisis lemak, menghasilkan konversi yang paling tinggi diantara semua proses fat splitting dengan waktu reaksi yang singkat.

    6.    Proses secara enzimatis memanfaatkan enzim lipase dari mikroorganisme sebagai biokatalisator bagi reaksi penguraian minyak atau lemak (hidrolisis) menjadi gliserin asam-asam lemak murni tersebut, maka asam lemak hasil hidrolisis tersebut difraksinasi dengan cara destilasi

    7.    Pemilihan proses dipertimbangkan berdasarkan : konversi produk yang tinggi, waktu reaksi lebih singkat, dan biaya operasi yang lebih murah

    8.    Berdasarkan kriteria pemilihan proses di atas, maka proses kontinu adalah proses yang paling baik untuk diterapkan dalam proses pemecahan lemak yang paling efektif dan efisien

  • Makalah Pembuatan Kompon Karet

    Pembuatan Kompon Karet

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Seiring perkembangan zaman kebutuhan manusia secara terus menerus akan meningkat sesuai berjalannya waktu. Berbagai kebutuhan sehari-hari pun terus dikembangkan agar manusia dapat menggunakan dengan efisien sesuai kebutuhan. Salah satu alat atau benda yang sangat dipergunakan oleh manusia berbahan dasar dari karet. 

    Karet merupakan hasil bumi yang bila diolah dapat menghasilkan berbagai macam produk yang amat dibutuhkan dalam kehidupan. Teknologi karet sendiri semakin berkembang dan akan terus berkembang seiring berjalannya waktu dan akan semakin banyak produk yang dihasilkan dari industri ini. Ada dua jenis karet yang biasa digunakan dalam industri yaitu karet alam dan karet sintesis. Karet alam (natural rubber) merupakan air getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis, yang merupakan polimer alam dengan monomer isoprena, sedangkan karet sintetis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi.

    Perkembangan teknologi karet yang sangat luas ini, menuntut agar di masa yang akan datang manusia dapat menggunakan karet sebaik dan seefisien mungkin. Bukan hanya sedikit melainkan banyak sekali kebutuhan manusia yang menggunakan karet, seperti pakaian, kebutuhan rumah tangga, transportasi, bahan bangunan dan lain lain.Oleh sebab itu kita perlu mengetahui hal-hal apa saja yang berkaitan dengan karet tersebut. Salah satunya yang harus kita ketahui adalah proses dan alat – alat pembuatan kompon.

    B. Tujuan

    1. Mengetahui proses pembuatan kompon.
    2. Mngetahui alat – alat pembuatan kompon.

    Bab II. Pembahasan

    A. Kompon dan Lateks

    1. Pengertian Lateks 

    Lateks adalah getah kental, seringkali mirip susu, yang dihasilkan banyak tumbuhan dan membeku ketika terkena udara bebas. Selain tumbuhan, beberapa hifa jamur juga diketahui menghasilkan cairan kental mirip lateks. Pada tumbuhan, lateks diproduksi oleh sel-sel yang membentuk suatu pembuluh tersendiri, disebut pembuluh lateks. Sel-sel ini berada di sekitar pembuluh tapis (floem) dan memiliki inti banyak dan memproduksi butiran-butiran kecil lateks di  bagian sitosolnya. Apabila jaringan pembuluh sel ini terbuka, misalnya karena keratan, akan terjadi proses pelepasan butiran-butiran ini ke pembuluh dan keluar sebagai getah kental.

    Lateks terdiri atas partikel karet dan bahan bukan karet (non-rubber) yang terdispersi di dalam air. Lateks juga merupakan suatu larutan koloid dengan partikel karet dan bukan karet yang tersuspensi di dalam suatu media yang mengandung berbagai macam zat. Di dalam lateks mengandung 25-40% bahan karet mentah (crude rubber) dan 60-75% serum yang terdiri dari air dan zat yang terlarut. Bahan karet mentah mengandung 90-95% karet murni, 2-3% protein, 1-2% asam lemak, 0.2% gula, 0.5% jenis garam dari Na, K, Mg, Cn, Cu,Mn dan Fe. Partikel karet tersuspensi atau tersebar secara merata dalam serum lateks dengan ukuran 0.04-3.00 mikron dengan bentuk partikel bulat sampai lonjong.

    Lateks merupakan emulsi kompleks yang mengandung protein, alkaloid, pati, gula, (poli)terpena, minyak, tanin, resin, dan gom. Pada banyak tumbuhan lateks biasanya berwarna putih, namun ada juga yang berwarna kuning, jingga, atau merah. Susunan bahan lateks dapat dibagi menjadi dua komponen. Komponen pertama adalah bagian yang mendispersikan atau memancarkan bahan-bahan yang terkandung secara merata yang disebut serum. Bahan-bahan bukan karet yang terlarut dalam air, seperti protein, garam-garam mineral, enzim dan lainnya termasuk ke dalam serum. Komponen kedua adalah bagian yang didispersikan, terdiri dari butir-butir karet yang dikelilingi lapisan tipis protein. Bahan bukan karet yang jumlahnya relatif kecil ternyata mempunyai peran penting dalam mengendalikan kestabilan sifat lateks dan karetnya. Lateks merupakan suspensi koloidal dari air dan bahan-bahan kimia yang terkandung di dalamnya. Bagian-bagian yang terkandung tersebut tidak larut sempurna, melainkan terpencar secara homogen atau merata di dalam air. Partikel karet di dalam lateks terletak tidak saling berdekatan, melainkan saling menjauh karena masing-masing partikel memiliki muatan listrik. Gaya tolak menolak muatan listrik ini menimbulkan gerak brown. Di dalam lateks, isoprene diselimuti oleh lapisan protein sehingga partikel karet bermuatan listrik.

    2. Lateks Pekat 

    Lateks adalah suatu koloid dari partikel karet dalam air. Lateks Hevea brasiliensismerupakan sitoplasma dari sel-sel pembuluh lateks yang mengandung partikel karet dan non karet yang tersuspensi dalam medium cair yang mengandung banyak bahan-bahan terlarut yang disebut serum. Serum lateks mengandung bahan-bahan terlarut ion-ion anorganik dan ion-ion logam yang masuk ke dalam lateks saat lateks disadap. Lateks sebagai bahan baku kompon karet cair merupakan bahan alam hasil perkebunan yang ketersediannya sangat melimpah di Indonesia. Pemanfaatan kompon karet cair untuk membuat barang jadi atau setengah jadi masih sangat terbatas, sehingga masih potensial untuk dikembangkan menjadi berbagai produk yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.Ion kalium terdapat dalam jumlah paling besar. Kandungan ion magnesium yang terdapat dalam lateks amoniakal cukup rendah, hal ini dikarenakan sebagian besar ion magnesium membentuk endapan magnesium amonium posfat dengan amonium. Kandungan ion besi dalam lateks komersial sangat bervariasi karena adanya kontaminasi dari kontainer yang dipakai. Komposisi lengkap dari ion-ion logam yang terdapat dalam serum lateks adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.1 Komposisi Ion Logam Pada LateksNama Ion LogamKadar Komposisi (%)Na0,96K96Rb0,72Mg0,36Ca0,43Mn0,02Fe1,7Cu0,07Sedangkan komposisi lengkap ion-ion anorganik yang terdapat dalam serum lateks adalah sebagai berikut: 

    Tabel 2.2 Komposisi Ion An-Organik Pada LateksSenyawaKadar Komposisi (%)KCl4,6K3PO455Ca3(PO4)26,8FePO42,9Mg3PO410,2Na3PO410,2XPO44,2CaSO42,9Al2(SiO3)2,9Komposisi kimia lateks sangat kompleks. Secara umum komponen  Kimiawi lateks adalah sebagai berikut :                        

    Tabel 2.3 Komposisi Kimiawi LateksKimia LateksKomposisi (%)Karet30-35Resin0,5-1,5Protein1,5-2Abu0,3-0,7Gula0,3-0,7Air55-60Pembuatan karet sheet angin atau lateks pekat dari lateks kebun dapat dilakukan dengan teknologi yang sederhana sehingga bisa dikerjakan di tingkat petani karet. Dengan membuat dan menjual getah karet alam dari petani dalam bentuk sheet angin atau lateks pekat, maka harga jual getah karet alam akan jauh meningkat beberapa kali lipat daripada yang selama ini dilakukan yaitu menjual dalam bentuk karet bongkahan yang berharga murah, sehingga akan sangat meningkatkan pendapatan petani karet.Lateks pekat diperoleh dengan cara memekatkan lateks kebun. Pembuatan lateks pekat bertujuan untuk menghasilkan lateks dengan kadar karet kering (KKK) sekitar 60%, sehingga memudahkan dalam pengolahan barang jadi karet. Lateks pekat yang diperdagangkan umumnya dibuat dengan metode pemusingan (centrifuged latex) atau pendadihan (creamed latex).

    Selain metode-metode tersebut, pembuatan lateks pekat juga dapat dilakukan dengan metode penguapan (evaporasi), penyaringan (filtrasi), dialisis tekanan, dan elektrodekantasi. Metode yang paling sering digunakan adalah metode sentrifuse (pemusingan) karena menghasilkan kapasitas produksi yang besar, viskositas lateks lebih rendah (tidak kental), dan hasil lateks lebih murni (tidak tercampur endapan dan kotoran).Bahan baku untuk pembuatan karet cair adalah lateks pekat sedang dakomponen aditifnya kebanyakan berbentuk padat. Proses pembentukan ikatan silang antara molekul poliisoprena dengan belerang yang merupakan proses utama dalam pembentukan karet cair akan dapat lebih mudah terjadi dan lebih sempurna, jika proses dilakukan dalam fase cair, yaitu dengan lebih dahulu mendispersikan berbagai bahan aditif tersebut menjadi bahan berbentuk cair dengan penambahan solven dan bahan pendispersi. Dengan demikian spesifikasi karet cair yang dihasilkan dapat memenuhi syarat untuk membuat berbagai barang jadi karet sesuai dengan standar SNI atau ASTM. Untuk pembuatan barang jadi karet dari karet cair dapat dilakukan antara lain dengan cara pencelupan atau pencetakan dilanjutkan dengan proses vulkanisasi dengan cara pemanasan. Dalam proses ini pembentukan ikatan silang antara poliisoprena dari lateks dengan belerang berlangsung sempurna dan sifat barang jadi karet yang dihasilkan akan sesuai dengan yang dikehendaki. Dalam proses vulkanisasi ini lamanya waktu vulkanisasi akan menentukan sifat barang jadi yang dihasilkan. Jika proses vulkanisasi kurang lama, maka ikatan silang yang terbentuk akan kurang banyak sehingga kualitas barang jadi karet yang dihasilkan akan kurang baik. Sebaliknya jika waktu vulkanisasi terlalu lama maka sebagian ikatan silang antara poliisoprena lateks dengan belerang akan rusak, sehingga kualitas barang jadi karet juga menjadi kurang baik. Dalam penelitian ini dilakukan variasi waktu vulkanisasi untuk mendapatkan kondisi optimum untuk membuat barang jadi karet dari karet cair.Lateks pekat merupakan bahan berbentuk koloid yang stabil dalam suasana basa. Dalam pembuatan karet cair beberapa bahan aditif ditambahkan ke dalam lateks pekat dan akan mempengaruhi kestabilan lateks pekat. Untuk mempertahankan kondisi lateks agar tetap berbentuk koloid selama proses pembuatan karet cair, maka salah satu caranya adalah menjaga kondisi proses agar tetap dalam suasana basa agar tidak terjadi koagulasi yang akan menghambat pembentukan ikatan silang antara poliisoprena lateks dengan belerang dengan cara penambahan stabilisator.Stabilisator yang dapat digunakan dalam proses ini adalah KOH.

    Asap cair tempurung kelapa mengandung senyawa fenol, karbonil dan asam sebagai komponen utamanya. Senyawa fenol mempunyai sifat sebagai anti bakteri dan antioksidan. Dalam proses pembuatan karet cair dari lateks pekat, salah satu senyawa antioksidan yang biasa digunakan adalah senyawa-senyawa fenol. Dengan banyaknya kandungan fenol dalam asap cair tempurung kelapa, maka bahan ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengganti senyawa antioksidan yang biasa digunakan dalam pembuatan kompon lateks. Dalam penelitian ini dilakukan variasi penggunaan asap cair sebagai bahan antioksidan di samping antioksidan yang biasa digunakan untuk pembuatan kompon sehingga didapatkan kondisi terbaik untuk pembuatan barang jadi karet.Selain itu agar proses pembentukan ikatan silang antara poliisoprena dari lateks dengan belerang dapat berjalan dengan lebih cepat maka perlu ditambahkan bahan pengaktif (aktivator). Penambahan bahan pengaktif harus diatur agar proses vulkanisasi untuk pembentukan ikatan silang antara poliisoprena dari lateks dengan belerang dapat terjadi secara optimum. Jika terlalu sedikit bahan pengaktif yang ditambahkan, maka proses vulkanisasi berlangsung lambat sehingga ikatan silang yang terbentuk tidak maksimal. Sebaliknya jika terlalu banyak bahan pengaktif yang ditambahkan, maka proses vulkanisasi juga tidak optimal karena akan menyebabkan koagulasi poliisoprena selama proses, sehingga pembentukan ikatan silang antara poliisoprena dengan belerang menjadi tidak maksimal. Bahan pengaktif yang biasa digunakan dalam pembuatan karet cair atau kompon adalah campuran antara ZnO dengan asam stearat. Dalam penelitian ini dilakukan variasi penggunaan ZnO sebagai aktivator untuk mendapatkan kondisi terbaik dalam pembuatan karet cair sehingga barang jadi karet yang dibuat mempunyai sifat-sifat fisika kimia yang baik.Lateks pekat merupakan produk olahan lateks alam yang dibuat dengan proses tertentu. Pemekatan lateks alam dilakukan dengan menggunakan empat cara yaitu: sentrifugasi, pendadihan, penguapan, dan elektrodekantasi. Diantara keempat cara tersebut sentrifugasi dan pendadihan merupakan cara yang telah dikembangkan secara komersial sejak lama.

    B. Proses Pembuatan Lateks Pekat

    1. Sentrifugasi

    Pemekatan lateks dengan cara sentrifugasi dilakukan menggunakan sentrifuge berkecepatan 6000-7000 rpm. Lateks yang dimasukkan kedalam alat sentrifugasi (separator) akan mengalami pemutaran yaitu gaya sentripetal dan gaya sentrifugal. Gaya sentrifugal tersebut jauh lebih besar daripada percepatan gaya berat dan gerak brown sehingga akan terjadi pemisahan partikel karet dengan serum. Bagian serum yang mempunyai rapat jenis besar akan terlempar ke bagian luar (lateks skim) dan partikel karet akan terkumpul pada bagian pusat alat sentrifugasi. Lateks pekat ini mengandung karet kering 60%, sedangkan lateks skimnya masih mengandung karet kering antara 3-8% dengan rapat jenis sekitar 1,02 g/cm3. Pemekatan lateks berlangsung sesuai dengan hukum Stokes, yang secara matematis dapat dirumuskan dengan persamaan :

    Keterangan :

    : kecepatan gerak partikel ke atas

    : percepatan gravitasi atau sentrifugal

    : jari-jari partikel karetd1 : rapat jenis serum

    d2 : rapat jenis partikel karet

    η : viskositas serum

    Prinsip pembuatan lateks pekat dengan cara pemusingan didasarkan pada perbedaan berat jenis antara partikel karet dan serum. Serum mempunyai berat jenis lebih besar daripada partikel karet, yaitu 1,02 kg/m3, sedangkan partikel karet hanya 0,91 kg/m3. Dengan demikian partikel karet memiliki kecenderungan untuk naik ke permukaan, sedangkan serum cenderung berada di bawahnya. Partikel karet dalam lateks mengalami gerak Brown karena terjadi gaya tolak-menolak antarpartikel karet yang bermuatan. Gerak Brown ini akan memperlambat terjadinya pemisahan antara partikel karet dan serum. Lateks kebun yang dimasukkan ke dalam alat sentrifugasi (separator) akan mendapat gaya sentripetal dan gaya sentrifugal yang mengarah keluar.Gaya sentrifugal yang bekerja pada lateks jauh lebih besar daripada percepatan gaya berat dan gerak Brown, sehingga akan terjadi pemisahan antara partikel karet dan serum. Bagian serum yang mempunyai berat jenis lebih besar akan terlempar ke bagian luar (lateks skim) dan partikel karet akan terkumpul pada bagian pusat alat sentrifugasi dan selanjutnya akan keluar dari bagian bawah (lateks pekat). Lateks pekat ini mengandung karet kering sekitar 60%, sedangkan lateks skimnya masih mengandung karet kering antara 3-8 % (Goutara et al., 1985).

    Faktor-faktor yang mempengaruhi mutu lateks pekat pusingan adalah pengawetan lateks kebun, KKK lateks kebun, pengendapan lateks kebun, penambahan sabun ammonium laurat sebelum ataupun sesudah pemusingan, alat dan cara pemusingan, penyimpanan, pengangkutan, dan cara pengambilan sampel lateks pekat. Saat baru disadap, lateks kebun yang tidak segera diproses lebih lanjut harus diberi pengawet agar tidak cepat menggumpal. Salah satu senyawa kimia yang dapat digunakan adalah amonia (NH3). Untuk mengawetkan lateks kebun sebelum disentrifugasi, dapat ditambahkan amonia sebanyak 0,2 % dari volume lateks. Konsentrasi ini dipilih karena merupakan jumlah minimal amonia dapat mencegah penggumpalan lateks dalam waktu yang tidak terlalu lama sebelum sentrifugasi. Jumlah amonia yang terlalu besar akan menyebabkan proses depolimerisasi berlangsung tidak optimal, karena kondisi keasaman (pH) sistem akan mempengaruhi efektifitas reaksi depolimerisasi. Mutu lateks pekat yang dihasilkan ditentukan berdasarkan spesifikasi menurut ASTM. Ada dua jenis lateks brdasarkan pengawetannya :

    1.      Jenis I

    karena menggunakan pengawet amonia sebanyak 0,2% sebelum pemekatan dan ditambahkan lagi amonia sebanyak 0,2% setelah pemekatan. Penambahan kembali amonia ke dalam lateks pekat bertujuan untuk mencegah penggumpalan selama penyimpanan lateks dalam jangka waktu yang cukup lama. Selain pengawet, bahan lain yang juga harus ditambahkan adalah surfaktan, yaitu surfaktan emal dan emulgen masing-masing sebanyak 1 bsk. Surfaktan berfungsi sebagai penstabil lateks selama proses sentrifugasi. Gugus hidrofilik pada surfaktan akan berinteraksi dengan air, sedangkan gugus hidrofobiknya akan berinteraksi dengan lapisan fosfolipid pada partikel karet. Dengan demikian, dispersi partikel karet di dalam air pada sistem lateks akan lebih stabil. Penggunaan lateks pekat dalam penelitian ini bertujuan agar hasil penelitian ini dapat diaplikasikan dalam industri yang umumnya menggunakan lateks pekat untuk menurunkan biaya pengangkutan, penyimpanan, dan pemrosesan. Pemekatan lateks kebun dilakukan dengan metode sentrifugasi menggunakan mesin centrifuge. Kadar Karet Kering (KKK) merupakan parameter terukur yang menunjukkan persentase jumlah karet dalam lateks. Menurut Triwijoso et al. (1989), lateks kebun segar mempunyai nilai KKK sebesar 30-34%. Pada kondisi penyadapan yang sangat bagus, tidak ada hujan selama 24 jam sebelum penyadapan, cuaca cerah, maka KKK lateks kebun dapat mencapai 35%. Kadar karet kering pada lateks kebun yang digunakan adalah sebesar 32,7%. Nilai ini termasuk dalam kisaran lateks kebun bermutu baik, karena lebih dari 30%. Lateks pekat yang dihasilkan dari sentrifugasi mempunyai nilai KKK sebesar 58,54%. Menurut Triwijoso et al. (1989), KKK lateks pekat hasil sentrifugasi adalah ± 60%.  

    2.      Jenis

    2KKK lateks pekat lebih tinggi dari pada lateks kebun, karena pada saat proses sentrifugasi, bahan-bahan bukan karet telah terpisah dari lateks bersamaan dengan serum. Selain KKK, lateks pekat juga diuji viskositas Mooney-nya sebagai indikator atau pembanding yang menunjukkan kecenderungan perubahan bobot molekul karet alam. Dari hasil uji viskositas Mooney, dapat diketahui bahwa contoh lateks pekat mempunyai nilai sebesar 99,0 (ML(1’+4’)1000C). Kisaran nilai tersebut menunjukkan bahwa sampel karet kontrol yang digunakan memiliki sifat aliran bahan yang viskous. Nilai plastisitas Wallace (Po) juga digunakan sebagai pembanding dengan bobot molekul dan viskositas Mooney. Dari uji Po, dapat diketahui bahwa contoh karet kontrol mempunyai nilai sebesar 63,0. Nilai viskositas intrinsik karet kontrol dari lateks pekat adalah sebesar 541,66. Dari viskositas intrinsik ini, dapat dilakukan konversi menjadi bobot molekul karet kontrol. Hasil perhitungan bobot molekul viskositas karet kontrol ini adalah 1,18×106. Menurut ASTM tahun 1997, lateks pekat dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan sistem pengawetan dan metode pembuatannya, yaitu :

    1. Jenis ILateks pekat pusingan yang diawetkan dengan amonia saja atau dengan pengawet formaldehida yang kemudian dilanjutkan dengan pengawetan amonia.
    2. Jenis IILateks pekat pendadihan yang diawetkan dengan amonia saja atau dengan pengawet formaldehida yang kemudian dilanjutkan dengan pengawetan amonia.
    3. Jenis IIILateks pekat pusingan yang diawetkan dengan kadar amonia rendah dan bahan-bahan pengawet sekunder.

    Lateks pekat bermutu tinggi diperoleh dengan melakukan pengontrolan dan perlakuan yang baik sejak dari lateks kebun sampai pada pengambilan sampel lateks pekat. Apabila lateks disentrifugasi pada kecepatan 54.000 g (gravitasi) selama 60 menit, maka lateks akan terpisah menjadi empat fraksi utama sebagai berikut:1. Fraksi karet (37%)Fraksi ini berwarna putih, terdiri dari partikel karet, protein, lipid, dan ion-ion logam.2. Fraksi Frey Wyessling (3%)Fraksi ini berwarna kuning jingga, terdiri dari karotenoid dan lipid.3. Fraksi serum (50%)Fraksi ini berupa larutan jernih yang terdiri dari air, karbohidrat dan inositol, protein dan senyawa turunan, senyawa nitrogen, asam nukleat dan nukleosida, ion anorganik, serta ion-ion logam.4. Fraksi dasar (10%)Fraksi ini berwarna kuning pucat, terdiri dari protein dan senyawa nitrogen, karet dan karotenoid, lipid dan ion logam atau yang lebih dikenal sebagai lutoid (vakuolisosom), yang dapat menghentikan aliran lateks karena tersumbatnya pembuluh lateks.Gambar 2.1 Diagram Alir Pembuatan Lateks Pekat Metode Sentrifugasi

    2.1.1.2.2 Pendadihan    

    Pemekatan lateks dengan cara pendadihan memerlukan bahan pendadih seperti natrium atau amonium alginat, gum tragacant, methyl cellulosa, carboxy methylcellulosa dan tepung iles-iles. Adanya bahan pendadih menyebabkan partikel-partikel karet akan membentuk rantai-rantai menjadi butiran yang garis tengahnya lebih besar. Perbedaan rapat jenis antara butir karet dan serum menyebabkan partikel karet yang mempunyai rapat jenis lebih kecil dari serum akan bergerak keatas untuk membentuk lapisan, sedang yang dibawah adalah serum. Mutu lateks yang dihasilkan ditentukan berdasarkan spesifikasi menurut astm dan sni. Bahan dan alat yang digunakan dalam proses ini adalah: 

    1.Drum thermoplastik berkapasitas 120 liter dilengkapi dengan dua buah kran PVC ukuran 0,5 inci, 1,5 m pipa PVC berdiameter 1,5 inci2. Dua buah soket drat PVC3. Empat buah klem jok dari besi4. Pengaduk yang terbuat dari plat aluminium 2,2 mm yang telah dilobangi dan tutup drum.Tangki ini mempunyai beberapa saluran yang antara lain berfungsi sebagai saluran penuangan, saluran pengeluaran lateks pekat, dan saluran pengeluaran serum. Proses pembuatannya adalah sebagai berikut :

    1. Pembuatan alat pendadih latekSemua bahan dirangkai dan direkatkan dengan kuat menggunakan lem paralon.2. Persiapan bahan bakua. Latek kebun dikumpulkan secepatnya, paling lambat 5 jam setelah penyadapanb. Latek kebun dituang melalui saringan 60 mesh ke dalam drum pengolahan melalui corong dibagian atas alatc. Kemudian ditambahkan bahan kimia berturut-turut yaitu; larutan 20% amonia dengan dosis 50ml/liter latek kebun, larutan 20% amonium laurat dosis 2,5 ml/liter latek kebun dan bahan pendadih larutan 2% ammonium alginat dengan dosis 0,20% atau larutan 2% Carboksil Metyl Cellulose (CMC) dengan dosis 0,25% berat kering bahan pendadih terhadap berat serum. Berat serum adalah berat basah latek kebun dikurangi berat karet kering latek kebun yang diolah.d. Setelah latek kebun dan bahan kimia tersebut dimasukkan ke dalam drum pengolahan, ujung pipa pemasukan bahan yang juga berfungsi sebagai tangki pengaduk ditutup untuk mengurangi kehilangan amonia selama pengadukan dan proses pendadihane. Campuran latek kebun dan bahan kimia di dalam drum diaduk secara manual.3. Pemanenana. Serum dikeluarkan keesokan harinya dari keran di bagian bawahb. Proses tersebut diulang setiap hari sampai hari ke empat belas (14), volume latek yang dimasukkan rata-rata 20 liter per haric. Pada hari kelima belas (15) dan seterusnya akan dihasilkan dan dipanen latek pekat (dadih).

    Gambar 2.2 Alat Pendadih Lateks Sederhana

    2.1.2    Pengertian Kompon

    Dalam bentuk kompon, karet alam sangat mudah dilengketkan satu sama lain sehingga sangat disukai. Kompon karet dapat dibuat sesuai dengan formulasi yang dibutuhkan ,seperti kompon untuk karet vulkanisir ,kompon karet silikon dengan berbagai pilihan warna,ataupun kompon yang dikerjakan sesuai dengan kriteria akhir yang dibutuhkan .Gambar 2.3 Kompon KaretGambar 2.4 Kompon Karet VulkanisirGambar 2.5 Kompon Karet SilikonPembuatan dan pembentukan kompon karet merupakan tahap awal dari produksi barang jadi karet. Pembuatan kompon dilakukan dengan cara pencampuran karet dengan bahan kimia sesuai dengan formulasi yang dibutuhkan di dalam mesin pencampur dan pembentukan dilakukan di dalam mesin pembentuk setelah terlebih dahulu dilunakkan. Mesin two roll mill mampu menghasilkan kompon yang homogen dengan cara memasukkan dan mendispersikan bahan-bahan pencampur kedalam karet sehingga mudah diolah . Mesin pembentuk mampu melunakkan kompon dengan cara menggesek dan memanaskannya di dalam silinder dan lalu dibentuk dalam cetakan . Dalam proses pencampuran dan pembentukkan kompon diperlukan gaya geser yang cukup besar untuk melunakkan bahan dan ditambah lagi dengan energi panas .

    2.1.2.1 Proses Pembuatan Kompon

    Secara garis besar proses pembuatan barang jadi lateks dapat dipecah menjadi dua, yakni tahap penyiapan kompon lateks dan tahap pencetakan, vulkanisasi dan pengeringan. Tahap penyiapan kompon memerlukan kemampuan mengelola persediaan bahan baku berupa lateks pekat dan bahan kimia kompon serta pengetahuan yang cukup untuk meramu kompon sesuai kebutuhan dan barang jadi lateks yang akan diproduksi. Pada industri besar ke dua tahap proses tersebut dikerjakan secara terintegrasi, didukung oleh kapital dan SDM yang memadai.  Sementara itu bagi industri kecil  hal tersebut sering menjadi kendala.  Salah satu pendekatan yang banyak berkembang saat ini  di lingkungan industri karet adalah menggunakan ramuan bahan baku (kompon) yang siap pakai.  Ramuan demikian dikenal sebagai lateks pravulkanisasi, yakni kompon lateks yang telah mengalami proses vulkanisasi hingga tingkat tertentu sehingga industri pengguna tinggal melanjutkan proses pencetakan dan pengeringan.Kompon lateks adalah suatu campuran antara lateks dengan berbagai bahan kimia untuk memperoleh hasil akhir suatu vulkanisat dengan proses tertentu. Bahan kimia kompon terutama dari bahan pemvulkanisasi, bahan pencepat, antioksidan, bahan penggiat, dan stabilizer, diasmping bahan-bahan tambahan lainnya. Produk barang jadi karet pada umumnya mempunyai sifat-sifta tertentu yang diutamakan. Oleh karena itu susunan kompon lateks disesuaikan dengan jenis produk yang akan dihasilkan atau sifat yang diutamakan.Pembentukan kompon lateks yaitu pencampuran lateks pekat dengan bahan bahan kimia, proses ini dilakukan dengan menambahkan bahan-bahan kimia tertentu yaitu bahan kimia kompon, vulkanisasi, pengisi dan akselerator. Alat yang digunakan dalam proses ini gilingan pendispersi, bahan yang sering digunakan adalah belerang, karena lebih efektif dalam pembentukan gel lateks.Tujuan pembuatan kompon adalah untuk memperbaiki sifat-sifat fisika dan kimia yang kurang menguntungkan suatu produk barang jadi. Campuran diaduk perlahan-lahan dan dijaga jangan sampai terjadi pengotoran sampai campuran tersebut homogen, campuran ini disebut kompon lateks. Sebelum dicetak kompon lateks ini berbentuk cairan sehingga perlu ditambahkan bahan pemantap kedalam kompon lateks agar tidak menggumpal.            

    Salah satu bahan kimia yang digunakan dalam proses pembuatan kompon adalah peptizer. Peptizer digunakan dalam proses mastikasi. Hal ini bertujuan agar karet dapat dilunakkan dan memudahkan dalam proses mastikasi. Sebelum itu Elastomer harus mempunyai viskositas yg sesuai untuk dapat     menerima ingredient dgn mudah dan mendispersikannya secara merata. Pengurangan viskositas sedikit saja (viscosity reduction) dapat diperoleh dgn menambahkan bahan bantu proses spt:Zn-soap, Ca-soap, tetapi pengurangan viskositas yg besar akan memerlukan mastikasi yang akan dipercepat dengan bantuan peptizer.      

    2.1.2.2 Alat – Alat Pembuatan Kompon

    Alat atau mesin pengolahan kompon karet digunakan untuk melunakkan bahan baku (karet mentah) dan mencampurnya dengan karbon (bahan kimia lain) secara homogen. Oleh karena kompon  karet terbuat dari campuran karet dan bahan kimia, maka mesin pembuat kompon karet sering disebut mesin pencampur karet (rubber mixing machines). Beberapa fungsi mesin pencampur karet adalah sebagai berikut:

    1. Mastikasi (penghancuran)Mastikasi atau mesin penghancur adalah mesin yang berfungsi menghancurkan karet agar viskositas atau berat molekulnya turun. Untuk itu diperlukan kerja mekanik yang cukup besar.
    2. Pencampuran
      • Inkorporasi (wetting stage): pelapisan filler pada karet. Dalam tahap ini, karet mengalami deformasi besar-besaran (luas permukaan bertambah), dan terjadi pembalutan gumpalan filler.

    Karet dihancurkan hingga menjadi partikel kecil dan dapat membalut filler dalam bentuk butir-butir kecil.b.      Dispersi: di sini butir-butir halus dihasilkan agar filler dapat bercampur atau menyebar di dalam karet. Dalam tahap dispersi karet ini, gumpalan-gumpalan filler yang dibalut karet dihancurkan lagi menjadi butir-butir halus. Pada tahap inkorporasi dan dispersi diperlukan gaya geser yang besar.c.       Distribusi: meningkatkan homogenitas kompon.d.      Plastisasi: memodifikasi sifat rheology kompon agar sesuai untuk pengolahan berikutnya.Berdasarkan bentuk dan fungsinya, mesin pembuat kompon karet dibedakan menjadi 3, yaitu:a.       Mesin Pencampur Karet Terbuka (Mesin Giling Karet Dua Rol)Mesin pencampur karet ini mempunyai unit pencampur (rotor) yang terdiri dari dua buah silinder panjang dan berongga. Rotor terbuat dari bahan baja cor atau besi cor yang diperkeras, yang pemukaannya licin dan tahan karat. Rongga silinder berfungsi sebagai saluran media pemanas dan pendingin. Unit pencampur karet (silinder) dalam keadaan terbuka, dan pemasukan bahan baku serta pemotongan kompon karet dilakukan oleh operator.Rol tambahan (stock blender) berfungsi untuk menampung sebagian kompon karet dan memasukkan kembali ke dalam celah kedua rol mesin giling karet agar pencampuran lebih baik. Dengan menggunakan stock blender ini maka kompon karet lebih cepat dingin, lebih homogen dan plastis dalam selang waktu pencampuran tertentu. 

    Gambar 2.6 Mesin Pencampur Karet TerbukaUntuk menghubungkan mill ke peralatan batch-off biasanya digunakan conveyor. Peralatan batch-off berfungsi mengotomatisasi pemindahan kompon karet ke proses selanjutnya. Di dalam batch-off, lembaran kompon  karet didinginkan dengan mencelupkan ke dalam air (non stick solvent) dan dikeringkan dengan blow drying. Lembaran berjalan di atas rol-rol yang dipasang di dalam batch-off dan dipotong menjadi lembaran-lembaran yang berukuran tertentu. Lembaran ditumpuk secara berlapis (wig-wag form) pada bagian keluar batch-off dan dipindahkan ke mesin pengolah karet berikutnya dengan alat angkut (conveyor). Unit-unit lain yang perlu diperhatikan pada mesin pencampur karet terbuka, antara lain alat penampung, alat pengaman, pengatur nip, motor penggerak, transmisi dan putaran, unit pemanas, pendingin, dan pelumas mesin.b.      Mesin Pencampur Karet Tertutup Non KontinuPada mesin pencampur karet tertutup non kontinu (internal batch mixer), rotor berada dalam ruang tertutup. Unit pencampur (rotor) mesin karet berbentuk benjolan sehingga rotor tampak seperti bersayap dan bidang geser lebih luas. Pencampuran berlangsung lebih singkat dan lebih bersih dibandingkan dengan mesin pencampur karet terbuka.Poros, sayap, dan dinding ruang pencampuran dibuat berongga agar dapat dilalui media pemanas dan pendingin. Proses pencampuran tidak perlu dibantu oleh operator kecuali pada saat pengisian bahan ke dalam hopper dan pada waktu pengeluaran kompon karet dari ruang pencampuran. Bahan ditekan oleh ram secara hidrolik selama proses pencampuran.Mesin pencampur karet tertutup non kontinu dikelompokkan menjadi dua tipe menurut disain rotor atau cara pencampuran di dalam ruang pencampuran, yaitu tipe non-intermeshing dan tipe intermeshing. Kelompok mesin-mesin yang termasuk tipe non-intermeshing adalah mesin Banburry,Bolling, dan Werner-Pfleiderer, dan mesin tipe intermeshing adalah Intermix Francis Shaw dan Werner Pfleiderer.Gambar 2.7 Intermix Francis Shaw 

    Gambar 2.7 Werner PfleidererPada mesin tipe non-intermeshing, aksi geser gumpalan kompon karet terjadi di dalam celah antara rotor dengan ruang pencampuran, sedangkan pada tipe intermeshing aksi geser gumpalan kompon terjadi di dalam celah antara kedua rotor. Rotor tipe intermeshing memberikan pemindahan panas yang lebih baik, dan cocok digunakan untuk kompon karet yang peka terhadap panas dengan siklus pencampuran yang agak lama.Mesin pencampur jenis yang baru telah dibuat di perusahaan Italian Firm Rutital yang dinamakan Rutital Monomix Mixer. Mesin ini hanya mempunyai sebuah rotor yang berbentuk kerucut rangkap (biconical), yang berulir dua dengan arah terpusat, sedangkan ruang pencampurannya berbentuk silinder.Salah satu contohnya adalah Tandem mixer. Tandem mixer adalah jenis mesin pencampur karet yang dikombinasikan dari dua buah mesin pencampur karet  tipe intermix dan dipanaskan secara bertingkat. Pada bagian atas dipasang ram mixer dan pada bagian bawah dipasang ramless mixer. Agar ramless mixer dapat mengisi sendiri tanpa bantuan tekanan dan kerja mekanik ram, maka rotor ramless mixer haruslah interlocking. Masterbatch yang dihasilkan mixer atas dipindahkan langsung ke mixer bawah, lalu didinginkan dan pencampuran selesai, sementara masterbatch berikutnya telah diolah dan tersedia pada mixer atas. Masterbatch yang keluar dari mixer bawah dipindahkan ke mesin pengolah berikutnya melalui dua roll mill ataupun dump extruder. Kinerja tandem mixer sangat bergantung pada operasi fasilitas pendingin dan sifat bahan kompon yang diolah, dan mesin ini mempunyai system pendinginan yang mampu menyerap kalor masterbatch. Suhu masterbatch pada saat keluar dari mixer atas antara 150-160°C, waktu pencampuran 3,5-4 menit. Untuk mixer bawah fill factor 0,45-0,47, laju putaran dapat divariasi hingga 60 rpm.

    c.       Mesin Pencampur Karet Tertutup KontinuMesin pencampur karet tertutup kontinu terdiri atas pengumpan dan ekstruder pencampur. Pengumpan berfungsi sebagai pemasuk bahan ke dalam ekstruder pencampur  dan ekstruder pencampur berfungsi sebagai pencampur dan pemindah bahan ke mesin pengolah berikutnya. Sebelum memasuki ekstruder pencampur, bahan telah mengalami pelunakan di dalam pengumpan. Pelunakan di dalam pengumpan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan sekrup (sikoplast) dan rotor Farrel M.V.X. 
    Gambar 2.8 Mesin Pencampur Karet Tertutup Kontinu            

    Berikut ini adalah mesin – mesin pembentuk kompon:a.       Mesin Ekstruksi Karet (Ekstruder)Mesin ekstrusi karet / mesin ekstruder diguna kan untuk membuat bentuk atau mencetak kompon karet menjadi panjang dengan profil bulat, empat persegi panjang, segitiga, dll, yang padat atau berongga. Bentuk akhir kompon sama dengan bentuk penampang rongga matris (die) yang digunakan. Kompon dilunakkan di dalam silinder (barrel) yang panas dengan menggunakan aksi mekanis sekrup yang berputar atau ram sehingga kompon mudah disemprotkan atau dikeluarkan melalui matris. Sekrup dan barrel merupakan unit penting (jantung) dari mesin ekstruder. Dinding barrel dan kadang-kadang bagian dalam sekrup mempunyai rongga yang dapat dialiri media pemanas dan pendingin. Unit-unit lain yang perlu diperhatikan pada mesin ekstruder, antara lain motor penggerak, unit pemanas dan pendingin, alat-alat transmisi, pengatur putaran, dan pelumasan, unit depan (screen, breaker plate, die), unit pemasukan kompon, dan bubuk (powder). Prinsip Screw 

    Gambar 2.9 Mesin Ekstruder KaretEkstrusion adalah Bahan isian (kompon karet) dimasukkan ke dalam ekstruder melalui ”hopper” yang biasanya dilengkapi dengan ”feed roller”. Setelah memasuki sekrup melalui kantong umpan, bahan bergerak dan berputar melalui bagian-bagian sekrup, antara lain bagian umpan, kompresi, dan penglunakan. Ketinggian ulir pada bagian-bagian sekrup bervariasi, dan disesuaikan dengan perubahan fase bahan di dalam ”barrel” yang memuat volume ruang yang berbeda.  Ulir paling tinggi terdapat pada bagian umpan dan ulir paling rendah terdapat pada bagian penglunakan. Bahan memperoleh energy panas dari pemanas barrel dan juga dari kerja mekanik sekrup yang berputar dan bergesekan dengan bahan di dalam barrel. Berikut ini adalah jenis – jenis mesin ekstruksi, yaitu:1.      Ekstruder Karet Umpan DinginMesin ekstruder karet umpan dingin adalah mesin ekstruder yang mengolah kompon karet pada suhu kamar, dengan umpan dapat berupa butiran atau pita. Sekrup mesin ini agak panjang, akan tetapi kedalaman ulir (flight dept) agak rendah.2.      Ekstruder Karet Umpan PanasMesin ekstruder umpan panas adalah mesin ekstruder yang mengolah kompon  karet pada suhu di atas suhu kamar. Sekrupnya agak pendek, akan tetapi kedalaman ulir agak tinggi. Pada umumnya perbandingan panjang dengan diameter sekrup (L/D) untuk pengoperasian tekanan rendah, adalah L/D 5:1, dan untuk pengoperasian tekanan tinggi L/D 8:1.3.      Ekstruder Karet Umpan Dingin BerventilasiPada barrel mesin ekstruder ini dipasang sebuah ventilasi, sehingga gas-gas yang terperangkap di dalam kompon karet selama pengolahan dapat dikeluarkan. Ada dua zone pada mesin ekstruder ini, yaitu:1.      Zone umpan, transmisi, dan metering2.      Zone transisi dan meteringPerbandingan L/D sekrup pada bagian pertama L/D 8:1, dan pada bagian kedua L/D 12:1, atau perbandingan total L/D, 17:1 dan 20:1.b.      Mesin Kalender KaretMesin kalender karet digunakan untuk:1.       Membuat kompon karet yang panjang dan lebar (lembaran kompon), yang tebal dan tipis.2.       Melapiskan kompon karet pada permukaan tenunan (coating).3.       Memasukkan kompon karet ke dalam jaringan tenunan dengan cara  menekan (frictioning).4.       Melapiskan kompon karet pada permukaan tenunan yang telah difriksi      atau tenunan berkaret (skimming).5.       Melapis ganda lembaran karet atau tenunan berkaret (doubling).6.       Membuat bentuk kompon karet (shaping) pada permukaan rol7.       (profiling ataupun embossing). 
    Gambar 2.10 Mesin Kalender KaretCara pembentukan lembaran kompon karet adalah dengan menekan kompon karet atau tenunan berkaret di antara roll-roll dan mengatur arah dan besar putaran serta jarak roll. Putaran roll yang berbeda mengakibatkan friksi, dan putaran roll yang sama mengakibatkan sheeting (penekanan, pelapisan, dan penghalusan permukaan kompon karet). Berdasarkan jumlah roll dan penggunaannya, jenis mesin kalender karet diklasifikasikan menjadi:1.      Kalender karet beroll dua2.      Kalender karet beroll tiga3.      Kalender karet beroll empat4.      Kalender karet beroll lima5.      Kalender karet beroll enamBerdasarkan susunan pemasangan roll, jenis mesin kalender diklasifikasikan menjadi:1.      Mesin kalender karet susunan I2.      Mesin kalender karet susunan Γ3.      Mesin kalender karet susunan L4.      Mesin kalender karet susunan ZRoll terbuat dari baja cor atau besi cor yang keras, sekitar 500 – 550 BHN, dengan permukaan yang halus. Bagian dalam sepanjang sumbu roll dibuat berongga sebagai saluran media pemanas dan pendingin. Unit-uniTt lain yang penting pada mesin kalender karet antara lain:1.      Motor penggerak dan transmisinya2.      Pengatur putaran dan jarak roll3.      Unit pemanas, pendingin, dan pelumasan4.      Unit pemotong, roll-roll pemisah, dan pengaman2.2       Pengolahan Karet Menjadi Produk2.2.1    BanBan terdiri dari bahan karet atau polimer yang sangat kuat diperkuat dengan serat-serat sintetik dan baja yang sangat kuat yang menghasilkan suatu bahan yang mempunyai sifat-sifat unik seperti kekuatan tarik yang sangat kuat ,fleksibel ,ketahanan pergeseran yang tinggi. Ban terdiri dari tiga komponen utama yaitu karet, baja, dan serat. Untuk menggiling ban menjadi serbuk karet dilakukan dengan proses Ambien atau cryogenic grinding .Karet memberikan kontribusi terbesar bahan ban (lebih kurang 60% berat). Ban adalah material komposit, biasanya dari karet alam / karet isoprena yang digunakan untuk ban truk dan ban mobil penumpang seperti pada sabuk tapak, sidewall, carcassply, dan innerliner. Ada perbedaan jumlah karet stirena butadiena yang digunakan pada ban truk ,dimana jumlah karet stirena butadiena lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan karet styrene butadiene pada carcassply , dasar tapak.Gambar 2.11 Pengolahan Karet Menjadi BanSebuah ban mengandung 30 jenis karet sintesis , delapan jenis karet alam ,delapan jenis karbon hitam, tali baja ,polyester ,nilon ,manik-manik baja ,silika dan 40 jenis bahan kimia ,minyak dan pigmen. Enviromental Protection Agency (EPA) mengidentifikasikan bahwa di dalam sebuah ban mempunyai bahan campuran dan material seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.4 :Table 2.4  Bahan-Bahan Dalam BanNoNama BahanNoNama Bahan1Acetone15Pigment2Nickel16Manganese3Aniline flame reterdants17Polyester4Phenol18Chloroethane isobutyl5Polycyclic aromatic hydrocarbons19Methyl6Barium20Cobalt trichloroethylene7Benzothiazole21Arsenic8Methyl ethyl ketone22Isoprene9Styrene – butaden23Benzene10Chromium toluen24Lead11Copper25Cadmium12Halogenated26Mercury13Nylon27Rayon14Latex28Naphthalene2.2.1.1             Alat – Alat Yang Digunakan Untuk Pembuatan Produk2.2.1.1.1          Mixing / BanburyDalam pembuatan produk ban unggulan, baik untuk kendaraan mobil maupun motor, Tire Manufacturing  menggunakan beberapa material sebagai bahan baku utama dan beberapa bahan kimia sebagai bahan pelengkap produksi. Material yang digunakan antara lain Natural dan Synthetic Rubber, Carbon Black, Silica, Zinc Oxide, Sulfur, Oli, dan beberapa material kimia lain. Pada tahap awal, proses yang dilakukan adalah pencampuran Natural &Synthetic Rubberdengan Ingredient yang sebelumnya sudah ditimbang sesuai dengan berat yang ditentukan pada spesikasi -produk yang ingin dibentuk. Kemudian diberikan tambahan Carbon dan Oli pada saat material tersebut masuk kedalam mesin Banburry. Dalam mesin tersebut terdapat alat yang berfungsi untuk menggiling campuran menjadi lapisan yang disebut compound. Sebelum compound tersebut disusun pada rak, terlebih dahulu melewati proses pendinginan dan diberi cairan adhesive agar compound tersebut tidak lengket setelah tersusun.
    Gambar 2.12 Alat Pencampuran2.2.1.1.2          Extruding Adonan hasil mixing  tadi dibuat menjadi tread  dan sidewall.  Prosesnya adalah injeksi dan extruding hingga terbentuk profil. Hasil akhir dari tahapan ini adalah side walltread dan fillerSide wallmerupakan salah satu bagian ban yang berfungsi sebagai pelindung terhadap benturan dari arah samping atau serempetan, bahan untuk menambah fleksibilitas ban, lapisan karet pembungkus carcass dari shoulder area ke rim cushion dan bead area, berfungsi untuk fashion jika dihias dengan white ribbon atau white letter, penahan tekukan untuk beban berat, daya tahan lama dan tahan retakan dan juga berfungsi untuk kekerasan dan keempukan radial.Gambar 2.13 Alat ExtrudingGambar 2.14 Alat Extruding2.2.1.1.3          CalenderProses aplikasi lain adalah untuk pembuatan material ply & steel belt, JLB & cap ply. Aplikasi tersebut dibentuk oleh mesin Calender dengan bahan dasar benang (polyester dan nylon) juga steel cord. Polyester maupun nylon yang akan diproses, sebelumnya harus melalui proses pelebaran terlebih dahulu agar material tersebut terbuka untuk kemudian di masukan ke dalam oven dengan suhu 160°C agar pada saat diberikan compound dan bahan-bahan seperti polyester, nylon, dan steel cord dapat merekat dengan sempurna.Gambar 2.15 Alat Calender2.2.1.1.4          Bead Sementara proses calender  berjalan, di bagian lain ada pembuatan bead wire  yaitu melapisi kawat baja dengan karet. Proses ini berjalan otomatis dan begitu keluar dari mesin, bead wire  sudah berbentuk lingkaran sesuai dengan ukuran rim. Gambar 2.16 Alat Bead2.2.1.1.5          Cutting Proses cutting ini merupakan proses lanjutan dari mesin Callender, hasill akhir  dari proses ini biasa disebut dengan Ply dan Cap Ply. Ply merupakan lembaran material yang terdiri dari Polyester, Nylon, dan compound yang telah diproses sebelumnya dalam bentuk gulungan panjang di mesin Calender yang kemudian di potong – potong untuk merubah arah atau sudut benang dari 0° menjadi 90°. Ply berfungsi sebagai carcass atau kerangka untuk menahan, membentuk sistem suspensi dan beban ban.Sedangkan Cap Ply merupakan lembaran material yang terdiri dari nylon dan compound yang dipotong – potong menjadi beberapa bagian di mesin TTO. Cap Ply berfungsi sebagai bahan untuk mempertahankan bundar ban waktu berjalan, meredam suara bising dari steel belt, membuat nyaman, dan untuk memperkecil rolling resistance.2.2.1.1.6          BuildingKemudian sampailah pada tahap perakitan semua komponen-komponen  aplikasi yang telah dibuat pada proses semi manufaktur. Semua komponen seperti rakitan bead, lembaran ply yang telah di potong dengan sudut 90°, steel beltsinnerlinertread dan side wall semua di rakit menjadi satu kesatuan utuh sebagai bagian dari ban setengah jadi atau biasa disebut dengan Green Tire (GT). Proses perakitan (Tire Building) terdiri dari 2 tahap, tahap pertama sering disebut dengan istilah 1st stage yang kemudian menghasil produk berupa carcass, kemudian carcass diproses kembali di tahap kedua atau 2nd stagedengan menambahkan steel beltcap ply dan tread menjadi GT. Tahap ini dilakukan dengan menggunakan mesin yang dioperasikan oleh satu operator di masing – masing tahap.Gambar 2.17 Alat Building2.2.1.1.7          CuringProses selanjutnya adalah tahap akhir dari proses pembentukan ban. GT yang dihasilkan dari proses perakitan kemudian di kirim ke area Curing untuk dimasak. Proses Curing sendiri terdiri dari beberapa tahap. Pertama GT datang dari bagian Perakitan, sebelum masuk ke proses curing, GT harus diperiksa terlebih dahulu untuk menghindari adanya cacat pada GT. Setelah GT selesai diperiksa diambil 4 ban setiap 1 rak GT untuk dilakukan prosespaintingChem Trend yaitu pengolesan cairan tire-lubricant pada bagian dalam GT yang bertujuan agar GT tidak menempel di bagian karet bladder pada saat proses curingberlangsung. Kemudian GT dikirim ke masing-masing operator untuk di proses di mesin press curing. Proses curing sendiri merupakan pemasakan atau vulkanisasi yaitu penyatuan polimer (rubber) dengan carbon black dan sulphur dengan dibantu oleh persenyawaan bahan kimia untuk mendapatkan beberapa karakteristik compound yang diperlukan dari bagian-bagian ban. Proses curing (pemasakan) ini membutuhkan suhu panas dan sejumlah tekanansteamyang sangat tinggi, GT akan ditempatkan pada cetakan (mold) dengan temperatur sesuai dengan yang diinginkan untuk produksi. Setelah cetakan tertutup, GT akan melebur ke dalam cetakan tread dan side wall. Cetakan tersebut tidak dapat dibuka sampai prosescuringselesai secara keseluruhan. Setelah proses pemasakan selesai, mold akan terbuka secara otomatis. Ban yang sudah jadi akan jatuh dan masuk ke dalam conveyor untuk kemudian sampai di bagian Pemeriksaan (Finishing).Gambar 2.18 Alat Curing2.2.1.1.8          Finishing / Quality ControlSetelah selesai, ban diperiksa secara visual apakah ada cacat atau tidak. Proses ini tentu saja tidak menggunakan mesin, jadi ketelitian pekerja sangat dibutuhkan. Selain visual, kontrol juga dilakukan dengan pemeriksaan balance  dan menggunakan sinarX.  Ban tidak mungkin bisa 100% balance  seperti pelek, namun ada batasannya. Jika melebihi batas, berarti ada kesalahan pada proses produksi. Selain itu, kami juga memiliki laboratorium untuk memeriksa sampel ban yang diambil secara acak demi menjaga kualitas.                              Gambar 2.19 Alat Finishing2.2.2  Bandela2.2.2.1 Alat Alat Yang Digunakan Pada Proses Pengolahan Lateks Menjadi Bandela2.2.2.1.1          Tangki LateksTangki lateks yang digunakan dalam mengangkut lateks dari kebun memilikikapasitas 2.200 –  2.400 liter. Ada dua macam yaitu tanki alumunium dan tangki plat baja.Tangki dilengkapi lubang pada bagian atasnya untuk mengisikan lateks dan sebuah kranpada bagian bawah untuk mengeluarkan lateks.Tangki lateks haruslah selalu dalam keadaan bersih. Oleh karena itu harus selaludilakukan perawatan yang meliputi bagian dalam dan luar tangki, setelah digunakan haruslangsung dicuci dan bila cuaca panas bagian luar tangki ditutup dengan karung goni.2.2.2.1.2          Bulking TankBulking tank adalah tempat yang digunakan untuk menampung lateks dari tangkilateks. Kamudian lateks ini dialirkan ke bak koagulan lewat pipa yang berada dibawahnya.2.2.2.1.3          Canting MosterAlat ini digunakan untuk membuat moster / sampel. Canting ini bervolume 100 cc.2.2.2.1.4          Mangkok dan Pengaduk LateksSelanjutnya dari canting lateks dituang ke dalam mangkok untuk dicampur asamsemut di aduk hingga membeku.2.2.2.1.5          Sadaan dan Canting LateksSadaan adalah alat yang digunakan untuk mengukur volume lateks dalam tangkilateks dan Canting lateks digunakan untuk mengambil lateks dari tangki lateks untuk mengetahui kualitas lateks yang disetorkan pabrik.2.2.2.1.6          Bak KoagulanBak koagulan terbuat dari alumunium yang berukuran panjang 304 cm, lebar 92 cm,dan tinggi 40 cm. Merupakan tempat pengenceran dan pembekuan lateks.2.2.2.1.7          Saringan LateksSaringan lateks yang akan digunakan haruslah selalu dalam keadaan yang bersih darisisa lateks maupun dari kotoran apapun. Berfungsi untuk menyaring lateks agar lateks dari kebun benar-benar bebas dari kontaminan apapun. Contonya seperti daun pohon karet,potongan kayu, kerikil, dan yang lainnya.2.2.2.1.8          Pengaduk LateksPengaduk lateks digunakan untuk mengaduk asam marata pada tahap koagulasi danuntuk mempercepat naiknya gelembung udara. Alat ini terbuat dari alumunium denganukuran panjang 63 cm dan lebar 30 cm.2.2.2.1.9          LaropLarop digunakan setelah proses pengadukan. Alat ini berfungsi untuk mengambilbusa pada bak koagulan.2.2.2.1.10        TimbanganTimbangan yang terdapat pada gambar dibawah ini digunakan untuk mengetahuiberat basah karet. Dari berat basah ini baru kemudian dapat dihitung kadar karet keringnya.2.2.2.1.11        Mesin Penggiling Moster / SampelAlat ini digunakan khusus untuk membuat moster / sampel lateks dari bekuan lateksuntuk penentuan KKK.2.2.2.1.12        Mesin Penggiling Bekuan Sheet / SlabMesin gilingan yang dipakai menggunakan sistem six in one atau satu baterai sheeter terdiri dari enam rol gilingan.2.2.2.1.13        Termometer Rumah Pengeringan/PengasapanTermometer ditempelkan pada setiap kamar asap pada rumahpengeringan/pengasapan yang berfungsi untuk mengetahui suhu dalam kamar asap danmengontrol suhu dalam proses produksi Ribbed Smoked Sheet (RSS).2.2.2.1.14        Meja SortasiMeja ini khusus digunakan untuk melakukan sortasi Ribbed Smoked Sheet  (RSS) dilengkapi dengan sebuah lampu didalamnya.2.2.2.1.15        GuntingGunting ini khusus dipakai untuk memotong bagian RSS yang cacat seperti belum matang, berjamur, cacat giling, adanya gelembung, dan kotor karena terkontaminasi oleh kotoran dalam proses produksi.               2.2.2.1.16        Timbangan BandelaSetelah pengepakan sheet selesai maka perlu dilakukan penimbangan.2.2.2.1.17        Mesin PressMesin press digunakan untuk mempres RSS atau Cutting setelah proses pengepakanagar bentuknya sesuai dengan permintaan konsumen.2.2.2.1.18        Jangkar SorongDigunakan untuk memudahkan pekerjaan dalam memindahkan bandela setelah selesai di press untuk kemudian proses pembungkusan.2.2.2.1.19        Papan PressTerbuat dari kayu yang dilapisi dengan plat seng. Berfungsi dalam pengepresan bandela.
    Daftar PustakaAlfa, A.A, I. Sailah, dan Y. Syamsu. 2003. Pengaruh Perlakuan Lateks Karet Alam Dengan H2O2-NaOCl Terhadap Karakter Lateks dan Kelarutan Karet Siklo Dari Lateks. Simposium Nasional Polimer IV. Jakarta.Balit Sembawa. 2006. Sapta Bina Usahatani Karet Rakyat. Pusat Penelitian Karet.Bird, T. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. PT. Gramedia, Jakarta.Budi , Wibawa G, Ilahang , Akiefnawati R, Joshi L, Penot E dan Janudianto. 2008. Panduan Pembangunan Kebun Wanatani Berbasis Karet Klonal (A manual for Rubber Agroforestry System – RAS). Bogor, Indonesia.Kamarijani, 1983. Perencanaan Unit Pengolahan. Fakultas Teknologi Pertanian UGM : Yogyakarta.Setyamidjaja, Djoehana. 1982. Karet Budidaya dan Pengolahan. CV. Yusa Guna: Jakarta.Goutara, B. Djatmiko, dan W. Tjiptadi. 1985. Dasar Pengolahan Karet. Agroindustri Press, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.Honggokusumo, S. 1978. Pengetahuan Lateks. Kursus Pengolahan Barang Jadi Karet. Balai  Perkebunan Bogor. Bogor.Loo, Thio Goan. 1980. Mengelola Karet Alam. PT. KINTA, Jakarta.Suryawan, D. 2002. Pedoman Praktek Pengolahan Lateks Pekat, Kursus Teknologi Barang Jadi Dari Lateks. Balai Penelitian Teknologi Karet : Bogor.Stevens, M.P. 2001. Kimia Polimer. Pradnya Paramitra, Jakarta.Triwijoso, S.U. dan Oerip Siswantoro. 1989. Pedoman Teknis Pengawetan dan Pemekatan Lateks Hevea. Balai Penelitian Perkebunan Bogor : Bogor.Zuhra, Cut Fatima. 2006. Karet. Karya Tulis Ilmiah. Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Sumatera Utara. Medan 

  • Makalah Fermentor

    Fermentor

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Instrumentasi merupakan suatu alat yang sangat penting dalam suatu sistem pengukuran yang salah satunya pengukuran besarnya tinggi permukaan cairan, alat ini harus dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kebutuhan instrumentasi di pabrik. Alat instrumentasi ini merupakan salah satu faktor yang menentukan hasil produksi, dimana alat instrumentasi yang mengukur, mengontrol, mendeteksi, menganalisa, baik secara manual maupun secara otomatis.

    Bioreaktor atau dikenal juga dengan nama fermentor adalah sebuah peralatan atau sistem yang mampu menyediakan sebuah lingkungan biologis yang dapat menunjang terjadinya reaksi biokimia dari bahan mentah menjadi bahan yang dikehendaki

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa itu Fermentor?
    2. Apa fungsi dari Fermentor?
    3. Apa saja jenis-jenis Fermentor?
    4. Apa saja bagian-bagian dari Fermentor?

    C. Tujuan

    1. Mengetahui apa itu Fermentor
    2. Mengetahui fungsi dari Fermentor
    3. Mengetahui jenis-jenis dari Fermentor
    4. Mengetahui bagian-bagian dari Fermentor

    Bab II. Pembahasan

    A. Fermentor

    Bioreaktor atau dikenal juga dengan nama fermentor adalah sebuah peralatan atau sistem yang mampu menyediakan sebuah lingkungan biologis yang dapat menunjang terjadinya reaksi biokimia dari bahan mentah menjadi bahan yang dikehendaki. Reaksi biokimia yang terjadi di dalam bioreaktor melibatkan organisme atau komponen biokimia aktif (enzim) yang berasal dari organisme tertentu, baik secara aerobik maupun anaerobik. Sementara itu, agensia biologis yang digunakan dapat berada dalam keadaan tersuspensi atau terimobilisasi.Contoh reaktor yang menggunakan agensia terimobilisasi adalah bioreaktor dengan unggun atau bioreaktor membran.

    B. Fungsi Fermentor

    Fungsi bioreaktor adalah untuk menghasilkan produk oleh mikrobia baik kultur murni atau campuran, yang dikendalikan menggunakan sistem komputer dalam mengatur faktor lingkungan dan pertumbuhan serta kebutuhan nutriennya.

    Fungsi dasar fermentor/ bioreactor yaitu menyediakan kondisi lingkungan yang cocok bagi mikrobia didalamnya untuk :

    1. Menghasilkan biomassa
    2. Menghasilkan enzim 
    3. Menghasilkan metabolit dsb.

    Fungsi utama bioreaktor adalah memberikan lingkungan terkontrol bagi pertumbuhan mikroorganisme atau campuran tertentu mikroorganisme untuk memperoleh produk yang diinginkan. Bioreaktor hendaknya mencegah kontaminasi produksi dr lingkungan pd kultur sambil mencegah pelepasan kultur ke lingkungan.

    Bioreaktor sebaiknya memiliki instrumentasi untuk pemeriksaan agar terjadi pengawasan proses optimum.

    C. Syarat Fermentor            

    1. Dapat dioperasikan secara aseptik
    2. Aerasi dan pengadukan memenuhi kebutuhan m.o dan tidak membunuh atau merusak produk
    3. Suhu, pH dan kecepatan pengadukan dapat diatur
    4. Memiliki sistem pengambilan contoh yang aseptik
    5. Permukaan bagian dalam harus rata atau tanpa lubang – lubang ukuran mikro.

    D. Komponen Fermentor

    Komponen utama bioreaktor terdiri atas tangki, sparger, impeller, saringan halus atau baffle dan sensor untuk mengontrol parameter. Tangki berfungsi untuk menampung campuran substrat, sel mikroorganisme, serta produk. Volume tanki skala laboratorium berkisar antara 1 – 30 L, sedangkan untuk skala industri dapat mencapai lebih dari 1 000 L. Sparger terletak di bagian bawah bioreaktor dan berperan untuk memompa udara, dan mencegah pembentukan gelembung oksigen. 

    Impeller berperan dalam agitasi dengan mengaduk campuran substrat dan sel. Impeller digerakkan oleh rotor. Baffle juga berperan untuk mencegah terjadinya efek pusaran air akibat agitasi yang dapat mengganggu agitasi yang seharusnya. Sensor berperan untuk mengontrol lingkungan dalam bioreaktor. Kontrol fisika meliputi sensor suhu, tekanan, agitasi, foam, dan kecepatan aliran. Sedangkan, kontrol kimia meliputi sensor pH, kadar oksigen, dan perubahan komposisi medium.

    E. Perancangan Fermentor

    Bioreaktor biasanya terbuat dari bahan stainless steel karena bahan tersebut tidak bereaksi dengan bahan-bahan yang berada dalam bioreaktor sehingga tidak menggangu proses biokimia yang terjadi.[1] Selain itu, bahan tersebut juga anti karat dan tahan panas. Bioreaktor harus dapat menciptakan lingkungan yang optimum bagi mikroorganisme ataupun reaksi yang diinginkan maka diperlukan pengontrolan.[4] Parameter yang biasa dikontrol pada bioreaktor adalah suhu, pH, substrat (sumber karbon dan nitrogen), aerasi, dan agitasi. Perancangan bioreaktor adalah suatu pekerjaan teknik yang cukup kompleks. Pada keadaan optimum, mikroorganisme atau enzim dapat melakukan aktivitasnya dengan sangat baik. Keadaan yang memengaruhi kinerja agensia biologis terutama temperatur dan pH. Untuk bioreaktor dengan menggunakan mikroorganisme, kebutuhan untuk hidup seperti oksigen, nitrogen, fosfat, dan mineral lainnya perlu diperhatikan. Pada bioreaktor yang agensia biologisnya berada dalam keadaan tersuspensi, sistem pengadukan perlu diperhatikan agar cairan di dalam bioreaktor tercampur merata (homogen). Seluruh parameter ini harus dimonitor dan dijaga agar kinerja agensia biologis tetap optimum. 

    Gambar 2.1 Struktur Bioreaktor/ FermentorUntuk bioreaktor skala laboratorium yang berukuran 1,5-2,5 L umumnya terbuat dari bahan kaca atau borosilikat, namun untuk skala industri, umunya digunakan bahan baja tahan karat (stainless steel) yang tahan karat. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kontaminasi senyawa metal pada saat fermentasi terjadi di dalamnya. Bahan baja yang mengandung < 4% kromium disebut juga baja ringan, sedangkan bila kadar kromium di dalamnya >4% maka disebut stainless steel. Bioreaktor yang umum digunakan terbuat dari bahan baja 316 yang mengandung 18% kromium, 2-2,5% molibdenum, dan 10% nikel. Bahan yang dipilih harus bersifat non-toksik dan tahan terhadap sterilisasi berulang-ulang menggunakan uap tekanan tinggi.[5] Untuk mencegah kontaminasi, bagian atas biorektor dapat ditambahkan dengan segel aseptis (aseptic seal) yang terbuat dari campuran metal-kaca atau metal-metal, seperti O-ring dan gasket. Untuk meratakan media di dalam bioreaktor digunakan alat pengaduk yang disebut agitator atau impeler. Sementara itu, untuk asupan udara dari luar ke dalam sistem biorektor digunakan sistem aerasi yang berupa sparger. Untuk bioreaktor aerob, biasanya digunakan kombinasi sparger-agitator sehingga pertumbuhan mikrooganisme dapat berlangsung dengan baik. 

    Gambar 2.4 Fermentor skala industriPada bagian dalam bioreaktor, dipasang suatu sekat yang disebut baffle untuk mecegah vorteks dan meningkatkan efisiensi aerasi. Baffle ini merupakan metal dengan ukuran 1/10 diameter bioreaktor dan menempel secara radial di dindingnya. Bagian lain yang harus dimiliki oleh suatu bioreaktor adalah kondensor untuk mengeluarkan hasil kondensasi saat terjadi sterilisasi dan filter (0,2 μm) untuk menyaring udara yang masuk dan keluar tangki. Untuk proses inokulasi kultur, pengambilan sampel, dan pemanenan, diperlukan adanya saluran khusus dan pengambilannya harus dilakukan dengan hati-hati dan aseptis agar tidak terjadi kontaminasi. Untuk menjaga kondisi dalam bioreaktor agar tetap terkontrol, digunakan sensor pH, suhu, anti-buih, dan oksigen terlarut (DO). Apabila kondisi di dalam sel mengalami perubahan, sensor akan memperingatkan dan harus dilakukan perlakuan tertentu untuk mempertahankan kondisi di dalam bioreaktor. Misalkan terjadi perubahan pH maka harus ditambahkan larutan asam atau basa untuk menjaga kestabilan pH. Penambahan zat ini dapat dilakukan secara manual namun juga dapat dilakukan secara otomatis menggunakan bantuan pompa peristaltik. Selain asam dan basa, pompa peristaltik juga membantu penambahan anti-buih dan substrat ke dalam bioreaktor.

    2.6       Jenis-jenis FermentorBerdasarkan pemasukan nutrisinya kedalam bioreaktor , ada tiga jenis bioreaktor, yaitu bioreaktor kontinu , semikontinu, dan diskontinu.1. Bioreaktor KontinuPada bioreaktor kontinu, pemberian nutrisi dan pengeluaran sejumlah fraksi dari volume kultur total terjadi secara terus menerus. Dengan metode kontinu memungkinan organisme tumbuh pada kondisi setimbang (steady state), dimana pertumbuhan terjadi pada laju konstan dan lingkungan stabil. Faktor seperti pH dan  konsentrasi nutrisi dan produk metabolit yang tidak terelakkan berubah selama siklus pertumbuhan pada suatu diskontinu dapat dijaga konstan dalam kultur kontinu.Dalam suatu bioreaktor kontinu, medium steril dimasukkan kedalam biorekator dengan laju aliran yang konstan, dan kultur yang keluar dari bioreaktor terjadi dengan laju yang sama, sehingga volume kultur di dalam reaktor konstan.  Dengan pencampuran yang efisien, medium yang masuk tersebut menyebar secara cepat dan merata pada seluruh bagian rekator. Contoh dari biorektor kontinu yaitu Reaktor Tangki diaduk Kontinu (RTDK).Udara steril dimasukkan pada dasar reaktor melalui pipa terbuka atau penyemprot udara. Suattu batang vertical dilengkapi dengan pengarah dengan satu atau lebih impeler. Impeler biasanya dipasang di sepanjang batang pada interval jarak sama dengan diameter reaktor untuk menghindari tipe pergerakan melingkar. Peranan impeler adalah untuk menimbulkan agitasi dalam bioreaktor untuk mempermudah aerasi. Fungsi utama agitasi adalah untuk mensuspensikan dan meratakan nutrisi dalam medium, untuk memberikan hara termasuk oksigen- bagi sel, dan untuk memindahkan panas.2. Bioreaktor DiskontinuPada bioreaktor diskontinu, inokulen dan nutrisi yang akan  diperlukan bagi pertumbuhan dicampur dalam suatu bejana tertutup pada kondisi suhu, pH, dan pencampuran optimum. System ini adalah tertutup, kecuali untuk organism aerobik dimana suplai udara kontinu dialirkan kedalam bioreaktor. Pada bioreaktor diskontinu, laju pertumbuhan dan laju pertumbuhan spesifik jarang konstan. Hal ini menunjukkan adanya perubahan karakteristik nutrisi dari sistem.Salah satu contoh dari bioreaktor diskontinu adalah Bioreaktor Lumpur Buangan Teraktivasi. Bioreaktor ini digunakan secara luas untuk pengolahan secara oksidasi air buangan dan sampah industri lain. Prosesnya difungsikan untuk meningkatkan pemasukan udara, sehingga bahan organic massa dapat didegradasi secara optimum. Bioreaktor ini sangat besar, sehingga untuk mempermudah pencampuran dan penyebaran oksigen diperlukan sejumlah besar agitator pada kebanyakan pabrik pengolahan air buangan skala kota.3. Bioreaktor semikontinuBioreaktor semikontinu adalah suatu bentuk kultivasi dimana medium atau substratnya ditambahkan secara kontinu atau berurutan ke dalam tumpukan diskontinu awal tanpa mengeluarkan sesuatu dari system. Produk yang dihasilkan dari system seperti ini dapat melebihi produk yang dihasilkan dari kultur diskontinu. Pendekatan ini secara luas diterapkan dalam industry misalanya dalam produksi ragi yang dibutuhkan untuk pembuatan roti.Contoh bioreaktor  semikontinu yaitu Digestor atau bioreaktor  Anaerobik, tetapi bioreactor ini dapat pula dioperasikan secara kontinu.Pengunaan system ini pada pengolahan air buangan padat, misalnya lumpur buangan (sludge) yang diperoleh dari pengolahan buangan perkotaan, akan memberikan stabilisasi air buangan yang efisien dan produksi metan yang tinggi. Dalam system ini Lumpur buangan dicampur dengan mikroorganisme anaerobic pada suhu 30° C dan waktu retensi hidrolik. Untuk air buangan berkekuatan sedang dari industri makanan dan fermentasi, teknik operasi yang dapat menahan biomassa mikroba lebih lama dalam system operasi kontinu sudah ditemukan. Maka waktu retensi zat padat tidak dapat digabung dengan waktu retensi cairan sehingga konsentrasi mikroba yang tinggi dapat terjadi pada digester (atau pada bioreaktor tersebut), yang memberikan laju bdegradasi yang tinggi. Bagi air buangan yang sangat encer, misalnya buangan kota, waktu retensi zat padat yang sangat panjang diperlukan.Berdasarkan pemasukan udara ada 3 jenis fermentor:1.      Fermentor silinder berpengaduk (Jenis fermentor yang paling sering digunakan).2.      Fermentor angkat udara3.      Fermentor vogel buschFungsi pengaduk :1.      Menggerakkan media2.      Menyebarkan gas di dalam media3.      Mencampur seluruh komponen mediaFaktor yg mempengaruhi fungsi pengadukan1.      Jumlah dan pengaturan letak daun pengaduk2.      Bentuk dan ukuran daun pengaduk3.      Kecepatan putar pengadukanMenurut Pujaningsih (2005), macam-macam reactor adalah sebagai berikut :1. Bioreaktor tanki adukan (stirres tank bioreactor) udara disirkulasikan melalui medium yang diaduk dengan impeller.2. Biorekator kolum gelembung (Bubble column bioreactor) udara dialirkan melalui sparger di dasar bejana.3. Bioreaktor dengan pancaran udara (Airlift bioreactor) terdiri dari dua kolum yang dimasukkan ke dalam kolum yang lain. Udara dipaksa masuk melewati pipa sehingga udara dapat terpancar keatas dan medium ikut terbawa.4. Bioreaktor terkemas padat diisi dengan bahan padatan yang dapat menjaring mikrobia masuk kedalamnya.Menurut Andhiko (2008), Berdasarkan proses penyebaran organisme dan media dalam bejana mengelompokkan jenis fermentor ke dalam 3 grup :1.     Reaktor dengan agitasi internal.Merupakan biorekator yang paling lazim digunakan di berbagai industri fermentasi. Grup ini termasuk stirred tank reactor.2.    Bubble column bioreactor.Merupakan bioreaktor paling sederhana. Terdiri dari tabung panjang dengan beberapa sparger di bagian dasarnya.3.    Loop reactor.Merupakan column reactor dimana percampuran dan sirkulasi diinduksi dengan alat-alat tertentu.Berdasarkan penggunaan alat tersebut, fermentor Loop reactor dikelompokkan atas tiga jenis:1.      Air lift loop reactor .2.      Pro peller’loop reactor.3.      Jet loop reactor .

    DAFTAR PUSTAKAAnonim. 2011.  Jenis – Jenis Bioreaktorhttp://elangbiru3004.blogspot.com/2010/11/jenis-jenis-bioreaktor.htmlAnonim. 2011. Bioreaktorhttp://dokumen.tips/documents/bioreaktor-55a7561df26c6.htmlAnonim. Bioreaktorhttps://id.wikipedia.org/wiki/BioreaktorBonbon. 2012. Bioreaktor. http://bonbonznotes.blogspot.co.id/2012/05/bioreaktor.htmlDanar. 2013. Bioteknologihttp://danaranizar.blogspot.co.id/2013/03/bioteknologi-biotekno logi_15.htmlElisa. 2010. Fermentor. http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/32521/3887b54ef 4b44fb56cd7a63ca7bdf8d4Hana. 2012. Fermentorhttp://hana-snowdrop.blogspot.co.id/2012/06/fermentor.htmlIlmy. 2010. Fermentor. http://ilmy.blog.com/2010/01/23/fermentor/Lulu. 2014. Bioreaktor dan Fermentorhttp://lulu-igaalamsyah.blogspot.co.id/2014/04/ bioreaktor-fermentor-bioreaktor-adalah.htmlMisna. 2010. Fermentorhttp://misnanidulhadi.blogspot.co.id/2010/10/v-behaviorurl defaultvmlo_14.htmlPutu. 2013. Fermentorhttp://sputumutia.blogspot.co.id/2013/05/fermentor_31.htmlRoilbilad. 2011. Konfigurasi Bioreaktor Membranhttp://roilbilad.wordpress.com/2011/01/ 12/konfigurasi-bioreaktor-membran/

  • Makalah Hukum Termodinamika

    Makalah Hukum Termodinamika

    Termodinamika berasal dari dua kata yakni Thermos (panas) dan Dinamis (berubah). Hukum Termodinamika sendiri dapat diartikan sebagai hukum-hukum yang mengatur yang perubahan energi panas dan hal-hal yang berkaitan dengan perubahan tersebut. Secara perubahan energi panas dimanfaatkan manusia dengan mengkonversi menjadi Usaha.

    Hukum Termodinamika

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa teknologi.

    Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.

    Hukum keseimbangan/kenaikan entropi: Panas tidak bisa mengalir dari material yang dingin ke yang lebih panas secara spontan. Entropi adalah tingkat keacakan energi. Jika satu ujung material panas, dan ujung satunya dingin, dikatakan tidak acak, karena ada konsentrasi energi. Dikatakan entropinya rendah. Setelah rata menjadi hangat, dikatakan entropinya naik.

    Proses termodinamik yang berlanggsung secara alami seluruhnya disebut proses ireversibel (irreversibel process). Proses tersebut berlanggsung secara spontan pada satu arah tetapi tidak pada arah sebaliknya. Contohnya kalor berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.

    Proses reversibel adalah proses termodinamik yang dapat berlanggsung secara bolak-balik. Sebuah sistem yang mengalami idealisasi proses reversibel selalu mendekati keadaan kesetimbangan termodinamika antara sistem itu sendiri dan lingkungannya. Proses reversibel merupakan proses seperti-kesetimbangan (quasi equilibrium process).

    Sejarahawal dari AC (Air Conditioner) sudah dimulai sejak jaman Romawi yaitu dengan membuat penampung air yang mengalir di dalam dinding rumah sehingga menurunkan suhu ruangan , tetapi saat itu hanya orang tertentu saja yang bisa karena biaya membangunnya sangatlah mahal karena membutuhkan air dan juga bangunan yang tidak biasa. Hanya para raja dan orang kaya saja yang dapat membangunnya.

    Kemudian pada tahun 1820 ilmuwan Inggris bernama Michael Faraday Image menemukan cara baru mendinginkan udara dengan menggunakan Gas Amonia dan pada tahun 1842 seorang dokter menemukan cara mendinginkan ruangan dirumah sakit Apalachicola yang berada di Florida Ameika Serikat. Dr.Jhon Gorrie Image adalah yang menemukannya dan ini adalah cikal bakal dari tehnologi AC (air conditioner) tetapi sayangnya sebelum sempurna beliau sudah meninggal pada tahun 1855.

    Willis Haviland Carrier Image seorang Insinyur dari New York Amerika menyempurnakan penemuan dari Dr.Jhon Gorrie tetapi AC ini digunakan bukan untuk kepentingan atau kenyamanan manusia melainkan untuk keperluan percetakan dan industri lainnya. Penggunaan AC untuk perumahan baru dikembangkan pada tahun 1927 dan pertama dipakai disbuah rumah di Mineapolis, Minnesota. Saat ini AC sudah digunakan disemua sektor, tidak hanya industri saja tetapi juga sudah di perkantoran dan perumahan dengan berbagai macam bentuk dari mulai yang besar hingga yang kecil. semuanya masih berfungsi sama yaitu untuk mendinginkan suhu ruangan agar orang merasa nyaman.

    B. Rumusan Masalah

    Maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

    1. Apa pengertian dan aplikasi hukum kedua termodinamika?
    2. Bagaimana Prinsip kerja dari beberapa mesin menurut hukum kedua Termodinamika?

    C. Tujuan

    Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini, antara lain:

    1. Memberikan tambahan pengetahuan kepada pembaca tentang Hukum kedua termodinamika.
    2. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai cara kerja dari reservoir energi panas, mesin kalor, mesin pendingin, pompa panas, dan mesin abadi.

    Bab II. Pembahasan

    A. Termodinamika

    Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesifik membahas tentang hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa energi didalam alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi kimia, energi listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnet, energi akibat gaya magnet, dan lain-lain . Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara alami maupun hasil rekayasa teknologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan. Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan energi.

    Prinsip termodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami dalam kehidupan sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energi gelombang elektromagnetik dari matahari, dan di bumi energi tersebut berubah menjadi energi panas, energi angin, gelombang laut, proses pertumbuhan berbagai tumbuh-tumbuhan dan banyak proses alam lainnya. Proses didalam diri manusia juga merupakan proses konversi energi yang kompleks, dari input energi kimia dalam makanan menjadi energi gerak berupa segala kegiatan fisik manusia, dan energi yang sangat bernilai yaitu energi pikiran kita. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka prinsip alamiah dalam berbagai proses thermodinamika direkayasa menjadi berbagai bentuk mekanisme untuk membantu manusia dalam menjalankan kegiatannya. Mesin-mesin transportasi darat, laut, maupun udara merupakan contoh yang sangat kita kenal dari mesin konversi energi, yang merubah energi kimia dalam bahan bakar atau sumber. energi lain menjadi energi mekanis dalam bentuk gerak atau perpindahan diatas permukaan bumi, bahkan sampai di luar angkasa.

    Pabrik-pabrik dapat memproduksi berbagai jenis barang, digerakkan oleh mesin pembangkit energi listrik yang menggunakan prinsip konversi energi panas dan kerja. Untuk kenyamanan hidup, kita memanfaatkan mesin air conditioning, mesin pemanas, dan refrigerators yang menggunakan prinsip dasar termodinamika. Aplikasi termodinamika yang begitu luas dimungkinkan karena perkembangan ilmu termodinamika sejak abad 17 yang dipelopori dengan penemuan mesin uap di Inggris, dan diikuti oleh para ilmuwan thermodinamika seperti Willian Rankine, Rudolph Clausius, dan Lord Kelvin pada abad ke 19. Pengembangan ilmu thermodinamika dimulai dengan pendekatan makroskopik, yaitu sifat thermodinamis didekati dari perilaku umum partikel-partikel zat yang menjadi media pembawa energi, yang disebut pendekatan thermodinamika klasik.

    Pendekatan tentang sifat thermodinamis suatu zat berdasarkan perilaku kumpulan partikel-partikel disebut pendekatan mikroskopis yang merupakan perkembangan ilmu thermodinamika modern, atau disebut thermodinamika statistik. Pendekatan thermodinamika statistik dimungkinkan karena perkembangan teknologi komputer, yang sangat membantu dalam menganalisis data dalam jumlah yang sangat besar.

    B. Bentuk-Bentuk Energi

    Total energi (E) suatu sistem merupakan jumlah dari energi termal, mekanis, kinetis, potensial, elektrik, magnetik, kimia dan nuklir. Di dalam termodinamika yang dipelajari adalah besarnya perubahan dari satu bentuk energi ke bentuk lainnya, bukan menghitung jumlah energi dari suatu sistem.

    Bentuk energi dibagi menjadi dua kelompok:

    1. Energi Makroskopik: Berhubungan dengan gerak dan pengaruh luar seperti gravitasi, magnetik, elektrik dan tegangan permukaan.

    Energi Makroskopik terdiri dari:

    – Energi Kinetik ( Ek ): Energi yang disebabkan oleh gerakan relatif terhadap suatu referensi. Adapun besarnya dalam berntuk energi per-satuan masa dengan:

    Ek = ½ m . v2 (2.1)

    * m= satuan masa media pembawa energi v= satuan kecepatan gerakan masa

    – Energi Potensial ( Ep ): Energi yang disebabkan oleh elevasinya dalam medan gravitasi, besarnya adalah:

    Ep = m . g . h (2.2)

    2. Energi Mikroskopik: Berhubungan dengan struktur molekul dan derajat aktivitas molekul. Jumlah total energi mikroskopik disebut energi dalam (internal energy) , dengan simbol U.

    Energi Mikroskopik terdiri dari:

    1. Energi Sensibel : Berhubungan dengan energi kinetik dan gerakan (translasi, rotasi, vibrasi) molekul sistem.
    2. Energi Latent : Berhubungan dengan fasa dari sistem, mencair, menguap dll.
    3. Energi Kimia : Berhubungan dengan ikatan atom-atom dalam sistem.

    Dengan demikian energi total suatu sistem hanya dipengaruhi oleh energi kinetik,energi potensial dan energi dalam.

    C. Sistem dan Proses Termodinamika

    Suatu sistem termodinamika adalah sustu masa atau daerah yang dipilih, untuk dijadikan obyek analisis. Daerah sekitar sistem tersebut disebut sebagai lingkungan. Batas antara sistem dengan lingkungannya disebut batas sistem (boundary), dalam aplikasinya batas sistem merupakan bagian dari sistem maupun lingkungannya, dan dapat tetap atau dapat berubah posisi atau bergerak.

    Dalam thermodinamika ada dua jenis sistem, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka. Dalam sistem tertutup masa dari sistem yang dianalisis tetap dan tidak ada masa keluar dari sistem atau masuk kedalam sistem, tetapi volumenya bisa berubah. Yang dapat-keluar masuk sistem tertutup adalah energi dalam bentuk panas atau kerja. Contoh sistem tertutup adalah suatu balon udara yang dipanaskan, dimana masa udara didalam balon tetap, tetapi volumenya berubah, dan energi panas masuk kedalam masa udara didalam balon. Dalam sistem terbuka, energi dan masa dapat keluar sistem atau masuk kedalam sistem melewati batas sistem. Sebagian besar mesin-mesin konversi energi adalah sistem terbuka. Sistem mesin motor bakar adalah ruang didalam silinder mesin, dimana campuran bahan bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder, dan gas buang keluar sistem melalui knalpot.

    Turbin gas, turbin uap, pesawat jet dan lain-lain adalah merupakan sistem thermodinamika terbuka, karena secara simultan ada energi dan masa keluar-masuk sistem tersebut. Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut property dari sistem, seperti tekanan P, temperatur T, volume V, masa m, viskositas, konduksi panas, dan lain-lain. Selain itu ada juga property yang disefinisikan dari property yang lainnya seperti, berat jenis, volume spesifik, panas jenis, dan lain-lain. Suatu sistem dapat berada pada suatu kondisi yang tidak berubah, apabila masing-masing jenis property sistem tersebut dapat diukur pada semua bagiannya dan tidak berbeda nilainya. Kondisi tersebut disebut sebagai keadaan (state) tertentu dari sistem, dimana sistem mempunyai nilai property yang tetap. Apabila property nya berubah, maka keadaan sistem tersebut disebut mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem yang tidak mengalami perubahan keadaan disebut sistem dalam keadaan seimbnag (equilibrium). Perubahan sistem thermodinamika dari keadaan seimbang satu menjadi keadaan seimbang lain disebut proses, dan rangkaian keadaan diantara keadaan awal dan akhir disebut lintasan proses. Suatu sistem disebut menjalani suatu siklus, apabila sistem tersebut menjalani rangkaian beberapa proses, dengan keadaan akhir sistem kembali ke keadaan awalnya.

    D. Hukum-Hukum Termodinamika

    Suatu gas yang berada dalam suhu tertentu dikatakan memiliki energi dalam. Energi dalam gas berkaitan dengan suhu gas tersebut dan merupakan sifat mikroskopik gas tersebut. Meskipun gas tidak melakukan atau menerima usaha, gas tersebut dapat memiliki energi yang tidak tampak tetapi terkandung dalam gas tersebut yang hanya dapat ditinjau secara mikroskopik.

    Berdasarkan teori kinetik gas, gas terdiri atas partikel-partikel yang berada dalam keadaan gerak yang acak. Gerakan partikel ini disebabkan energi kinetik rata-rata dari seluruh partikel yang bergerak. Energi kinetik ini berkaitan dengan suhu mutlak gas. Jadi, energi dalam dapat ditinjau sebagai jumlah keseluruhan energi kinetik dan potensial yang terkandung dan dimiliki oleh partikel-partikel di dalam gas tersebut dalam skala mikroskopik. Dan, energi dalam gas sebanding dengan suhu mutlak gas. Oleh karena itu, perubahan suhu gas akan menyebabkan perubahan energi dalam gas.

    Dimana ∆U adalah perubahan energi dalam gas, n adalah jumlah mol gas, R adalah konstanta umum gas (R = 8,31 J mol−1 K−1, dan ∆T adalah perubahan suhu gas (dalam kelvin).

    Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:

    1. Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika

    Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.

    2. Hukum Pertama Termodinamika

    Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.

    3. Hukum Kedua Termodinamika

    Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.

    4. Hukum Ketiga Termodinamika

    Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.

    1. Hukum Pertama Termodinamika

    Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan bertambah (sistem akan terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor diambil dari sistem, volume dan suhu sistem akan berkurang (sistem tampak mengerut dan terasa lebih dingin). Prinsip ini merupakan hukum alam yang penting dan salah satu bentuk dari hukum kekekalan energi. Sistem yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem yang mengalami perubahan suhu akan mengalami perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang diberikan kepada sistem akan menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami perubahan energi dalam. Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan energi dalam termodinamika atau disebut hukum I termodinamika. Secara matematis, hukum I termodinamika dituliskan sebagai :

    Q = W + ∆U ……………………………………….. (2.3)

    Dimana Q adalah kalor, W adalah usaha, dan ∆adalah perubahan energi dalam. Secara sederhana, hukum I termodinamika dapat dinyatakan “Jika suatu benda (misalnya krupuk) dipanaskan (atau digoreng) yang berarti diberi kalor Q, benda (krupuk) akan mengembang atau bertambah volumenya yang berarti melakukan usaha W dan benda (krupuk) akan bertambah panas (coba aja dipegang, pasti panas deh!) yang berarti mengalami perubahan energi dalam U.”

    1. Proses Isotermik

    Suatu sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi perubahan-perubahan di dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu konstan, proses ini dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu konstan, tidak terjadi perubahan energi dalam (∆= 0) dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang diberikan sama dengan usaha yang dilakukan sistem (Q = W). Proses isotermik dapat digambarkan dalam grafik pV di bawah ini. Usaha yang dilakukan sistem dan kalor dapat dinyatakan sebagaiDimana V2 dan V1 adalah volume akhir dan awal gas.

    2. Proses Isokhorik

    Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan (∆V = 0), gas tidak melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama dengan perubahan energi dalamnya. Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada volume konstan QV.

    Q_V = ∆U \ \ \ \ \ ...(4)

    3. Proses Isobarik

    Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas melakukan usaha (W = pV). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp. Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama dengan kalor yang diserap gas pada volume konstan QV =∆U. Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai

    W = Qp − QV ……………………………………… (2.5)

    Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi (kalor) yang diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang diserap gas pada volume konstan (QV).

    4. Proses Adiabatik

    Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar (dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama dengan perubahan energi dalamnya (W = ∆U). Jika suatu sistem berisi gas yang mula-mula mempunyai tekanan dan volume masing-masing p1 dan V1 mengalami proses adiabatik sehingga tekanan dan volume gas berubah menjadi p2 dan V2, usaha yang dilakukan gas dapat dinyatakan sebagai

    Dimana γ adalah konstanta yang diperoleh perbandingan kapasitas kalor molar gas pada tekanan dan volume konstan dan mempunyai nilai yang lebih besar dari 1 (γ = gt; 1). Proses adiabatik dapat digambarkan dalam grafik p – V dengan bentuk kurva yang mirip dengan grafik p – V pada proses isotermik namun dengan kelengkungan yang lebih curam.

    Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum universal dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan panas sebagai suatu bentuk perpindahan energi. Pernyataan paling umum dari hukum pertama termodinamika ini berbunyi: “ Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding dengan jumlah energi panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja yang dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya. ”

    Fondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule yang melalui eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas dan kerja saling dapat dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh Rudolf Clausius pada 1850: “Terdapat suatu fungsi keadaan E, yang disebut ‘energi’, yang diferensialnya sama dengan jumlah kerja yang dipertukarkan dengan lingkungannya pada suatu proses adiabatik.

    2.4.2 Hukum Kedua Termodinamika

    Termodinamika (bahasa Yunani: thermos = ‘panas’ and dynamic = ‘perubahan’) adalah fisika energi , panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Hukum kedua termodinamika mengatakan bahwa aliran kalor memiliki arah. Dengan kata lain, tidak semua proses di alam adalah reversibel (arahnya dapat dibalik). Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak pernah mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya. Misalnya, jika sebuah kubus kecil dicelupkan ke dalam secangkir air kopi panas, kalor akan mengalir dari air kopi panas ke kubus es sampai suhu keduanya sama.

    Hukum pertama termodinamika tidak dapat menjelaskan apakah suatu proses mungkin terjadi ataukah tak mungkin terjadi. Oleh karena itu, muncullah hukum kedua termodinamika yang disusun tidak lepas dari usaha untuk mencari sifat atau besaran sistem yang merupakan fungsi keadaan. Ternyata orang yang menemukannya adalah Clausius dan besaran itu disebut entropi. Hukum kedua ini dapat dirumuskan sebagai berikut:“Proses suatu sistem terisolasi yang disertai dengan penurunan entropi tidak mungkin terjadi. Dalam setiap proses yang terjadi pada sistem terisolasi, maka entropi sistem tersebut selalu naik atau tetap tidak berubah.”

    Hukum kedua termodinamika memberikan batasan dasar pada efisiensi sebuah mesin atau pembangkit daya. Hukum ini juga memberikan batasan energi masukan minimum yang dibutuhkan untuk menjalankan sebuah sistem pendingin. Hukum kedua termodinamika juga dapat dinyatakan dalam konsep entropi yaitu sebuah ukuran kuantitatif derajat ketidakaturan atau keacakan sebuah sistem.

    Dari hasil percobaan para ahli menyimpulkan bahwa mustahil untuk membuat sebuah mesin kalor yang mengubah panas seluruhnya menjadi kerja, yaitu mesin dengan efisiensi termal 100%. Kemustahilan ini adalah dasar dari satu pernyataan hukum kedua termodinamika sebagai berikut: “Adalah mustahil bagi sistem manapun untuk mengaalami sebuah proses di mana sistem menyerap panas dari reservoir pada suhu tunggal dan mengubah panas seluruhnya menjadi kerja mekanik, dengan sistem berakhir pada keadaan yang sama seperti keadaan awalnya”. Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan “mesin” dari hukum kedua termodinamika.

    Dasar dari hukum kedua termodinamika terletak pada perbedaaan antara sifat alami energi dalam dan energi mekanik makroskopik. Dalam benda yang bergerak, molekul memiliki gerakan acak, tetapi diatas semua itu terdapat gerakan terkoordinasi dari setiap molekul pada arah yang sesuai dengan kecepatan benda tersebut. Energi kinetik dan energi potensial yang berkaitan dengan gerakan acak menghasilkan energi dalam.

    Jika hukum kedua tidak berlaku, seseorang dapat menggerakkan mobil atau pembangkit daya dengan mendinginkan udara sekitarnya. Kedua kemustahilan ini tidak melanggar hukum pertama termodinamika. Oleh karena itu, hukum kedua termodinamika bukanlah penyimpulan dari hukum pertama, tetapi berdiri sendiri sebagai hukum alam yang terpisah. Hukum pertama mengabaikan kemungkinan penciptaan atau pemusnahan energi. Sedangkan hukum kedua termodinamika membatasi ketersediaan energi dan cara penggunaan serta pengubahannya.

    Panas mengalir secara spontan dari benda panas ke benda yang lebih dingin, tidak pernah sebaliknya. Sebuah pendingin mengambil panas dari benda dingin ke benda yang lebih panas, tetapi operasinya membutuhkan masukan energi mekanik atau kerja. Hal umum mengenai pengamatan ini dinyatakan sebagai berikut :“Adalah mustahil bagi proses mana pun untuk bekerja sendiri dan menghasilkan perpindahan panas dari benda dingin ke benda yang lebih panas.” Pernyataan ini dikenal dengan sebutan pernyataan “pendingin” dari hukum kedua termodinamika.

    Pernyataan “pendingin” ini mungkin tidak tampak berkaitan sangat dekat dengan pernyataan “mesin”. Tetapi pada kenyataannya, kedua pernyataan ini seutuhnya setara. Sebagai contoh, jika seseorang dapat membuat pendingin tanpa kerja, yang melanggar pernyataan “pendingin” dari hukum kedua, seseorang dapat mengabungkannya dengan sebuah mesin kalor, memompa kalor yang terbuang oleh mesin kembali ke reservoir panas untuk dipakai kembali. Meski gabungan ini akan melanggar pernyataan “mesin” dari hukum kedua, karena selisih efeknya akan menarik selisih panas sejumlah dari reservoir panas dan mengubah seutuhnya menjadi kerja W.

    Perubahan kerja menjadi panas, seperti pada gesekan atau aliran fluida kental (viskos) dan aliran panas dari panas ke dingin melewati sejumlah gradien suhu, adalah suatu proses ireversibel. Pernyataan “mesin” dan “pendingin” dari hukum kedua menyatakan bahwa proses ini hanya dapat dibalik sebagian saja. Misalnya, gas selalu mengalami kebocoran secara spontan melalui suatu celah dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Gas-gas dan cairan-cairan yang dapat bercampur bila dibiarkan akan selalu tercampur dengan sendirinya dan bukannya terpisah. Hukum kedua termodinamika adalah sebuah pernyataan dari aspek sifat searah dari proses-proses tersebut dan banyak proses ireversibel lainnya. Perubahan energi adalah aspek utama dari seluruh kehidupan tanaman dan hewan serta teknologi manusia, maka hukum kedua termodinamika adalah dasar terpenting dari dunia tempat makhluk hidup tumbuh dan berkembang.

    Dua formulasi dari hukum kedua termodinamika yang berguna untuk memahami konversi energi panas ke energi mekanik, yaitu formulasi yang dikemukakan oleh Kelvin-Planck dan Rudolf Clausius. Adapun hukum kedua termodinamika dapat dinyatakan sebagai berikut :

    1. Formulasi Kelvin-Planck

    “Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata mengubah energi panas yang diperoleh dari suatu sumber pada suhu tertentu seluruhnya menjadi usaha mekanik.” Dengan kata lain, formulasi kelvin-planck menyatakan bahwa tidak ada cara untuk mengambil energi panas dari lautan dan menggunakan energi ini untuk menjalankan generator listrik tanpa efek lebih lanjut, misalnya pemanasan atmosfer. Oleh karena itu, pada setiap alat atau mesin memiliki nilai efisiensi tertentu. Efisiensi menyatakan nilai perbandingan dari usaha mekanik yang diperoleh dengan energi panas yang diserap dari sumber suhu tinggi.

    2. Formulasi Clausius

    “Tidak mungkin untuk membuat sebuah mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata memindahkan energi panas dari suatu benda dingin ke benda panas”. Dengan kata lain, seseorang tidak dapat mengambil energi dari sumber dingin (suhu rendah) dan memindahkan seluruhnya ke sumber panas (suhu tinggi) tanpa memberikan energi pada pompa untuk melakukan usaha. (Marthen Kanginan, 2007: 249-250)

    Berbeda dari hukum pertama, hukum kedua ini mempunyai berbagai perumusan. Kelvin mengetengahkan suatu permasalahan dan Planck mengetengahkan perumusan lain. Karena pada hakekatnya perumusan kedua orang ini mengenai hal yang sama maka perumusan itu digabung dan disebut perumusan Kelvin-Planck bagi hukum kedua termodinamika. Perumusan ini diungkapkan demikian :“Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubahnya menjadi usaha”. Oleh Clausius, hukum kedua termodinamika dirumuskan dengan ungkapan : “Tidak mungkin membuat pesawat yang kerjanya hanya menyerap kalor dari reservoir bertemperatur rendah dan memindahkan kalor ini ke reservoir yang bertemperatur tinggi, tanpa disertai perubahan lain”.

    Hukum kedua termodinamika berkaitan dengan apakah proses-proses yang dianggap taat azas dengan hukum pertama, terjadi atau tidak terjadi di alam. Hukum kedua termodinamika seperti yang diungkapkan oleh Clausius mengatakan, “Untuk suatu mesin siklis maka tidak mungkin untuk menghasilkan efek lain, selain dari menyampaikan kalor secara kontinu dari sebuah benda ke benda lain pada temperatur yang lebih tinggi”.

    Bila ditinjau siklus Carnot, yakni siklus hipotesis yang terdiri dari empat proses terbalikkan: pemuaian isotermal dengan penambahan kalor, pemuaian adiabatik, pemampatan isotermal dengan pelepasan kalor dan pemampatan adiabatik; jika integral sebuah kuantitas mengitari setiap lintasan tertutup adalah nol, maka kuantitas tersebut yakni variabel keadaan, mempunyai sebuah nilai yang hanya merupakan ciri dari keadaan sistem tersebut, tak peduli bagaimana keadaan tersebut dicapai. Variabel keadaan dalam hal ini adalah entropi. Perubahan entropi hanya gayut keadaan awal dan keadaan akhir dan tak gayut proses yang menghubungkan keadaan awal dan keadaan akhir sistem tersebut.

    Hukum kedua termodinamika dalam konsep entropi mengatakan, “Sebuah proses alami yang bermula di dalam satu keadaan kesetimbangan dan berakhir di dalam satu keadaan kesetimbangan lain akan bergerak di dalam arah yang menyebabkan entropi dari sistem dan lingkungannya semakin besar”.

    Jika entropi diasosiasikan dengan kekacauan maka pernyataan hukum kedua termodinamika di dalam proses-proses alami cenderung bertambah ekivalen dengan menyatakan, kekacauan dari sistem dan lingkungan cenderung semakin besar.

    Di dalam ekspansi bebas, molekul-molekul gas yang menempati keseluruhan ruang kotak adalah lebih kacau dibandingkan bila molekul-molekul gas tersebut menempati setengah ruang kotak. Jika dua benda yang memiliki temperatur berbeda T1 dan T2 berinteraksi, sehingga mencapai temperatur yang serba sama T, maka dapat dikatakan bahwa sistem tersebut menjadi lebih kacau, dalam arti, pernyataan “semua molekul dalam sistem tersebut bersesuaian dengan temperatur T adalah lebih lemah bila dibandingkan dengan pernyataan semua molekul di dalam benda A bersesuaian dengan temperatur T1 dan benda B bersesuaian dengan temperatur T2“. Di dalam mekanika statistik, hubungan antara entropi dan parameter kekacauan adalah : 

    S = k log w  ……………………………………… (2.6)

    dimana k adalah konstanta Boltzmann, S adalah entropi sistem, w adalah parameter kekacauan, yakni kemungkinan beradanya sistem tersebut relatif terhadap semua keadaan yang mungkin ditempati.

    Jika ditinjau perubahan entropi suatu gas ideal di dalam ekspansi isotermal, dimana banyaknya molekul dan temperatur tak berubah sedangkan volumenya semakin besar, maka kemungkinan sebuah molekul dapat ditemukan dalam suatu daerah bervolume V adalah sebanding dengan V; yakni semakin besar V maka semakin besar pula peluang untuk menemukan molekul tersebut di dalam V. Kemungkinan untuk menemukan sebuah molekul tunggal di dalam V adalah:

    W1 = c V ………………………………………… (2.7)

    dimana c adalah konstanta. Kemungkinan menemukan N molekul secara serempak di dalam volume V adalah hasil kali lipat N dari w. Yakni, kemungkinan dari sebuah keadaan yang terdiri dari N molekul berada di dalam volume V adalah :

    w = w1N = (cV)N ……………………………………. (2.8)

    Jika persamaan (2.8) disubstitusikan ke (2.6), maka perbedaan entropi gas ideal dalam proses ekspansi isotermal dimana temperatur dan banyaknya molekul tak berubah, adalah bernilai positip. Ini berarti entropi gas ideal dalam proses ekspansi isotermal tersebut bertambah besar.

    Definisi statistik mengenai entropi, yakni persamaan (2.6), menghubungkan gambaran termodinamika dan gambaran mekanika statistik yang memungkinkan untuk meletakkan hukum kedua termodinamika pada landasan statistik. Arah dimana proses alami akan terjadi menuju entropi yang lebih tinggi ditentukan oleh hukum kemungkinan, yakni menuju sebuah keadaan yang lebih mungkin. Dalam hal ini, keadaan kesetimbangan adalah keadaan dimana entropi maksimum secara termodinamika dan keadaan yang paling mungkin secara statistik. Akan tetapi fluktuasi, misal gerak Brown, dapat terjadi di sekitar distribusi kesetimbangan.

    Dari sudut pandang ini, tidaklah mutlak bahwa entropi akan semakin besar di dalam tiap-tiap proses spontan. Entropi kadang-kadang dapat berkurang. Jika cukup lama ditunggu, keadaan yang paling tidak mungkin sekali pun dapat terjadi: air di dalam kolam tiba-tiba membeku pada suatu hari musim panas yang panas atau suatu vakum setempat terjadi secara tiba-tiba dalam suatu ruangan.

    Reservoir Energi Panas (Thermal Energy Reservoir)

    Thermal Energy Reservoir atau lebih umum disebut dengan reservoir energi panas adalah suatu benda atau zat yang mempunyai kapasitas energi panas yang besar. Artinya reservoir dapat menyerap atau menyuplai sejumlah energi panas yang tidak terbatas tanpa mengalami perubahan temperatur. Contoh dari benda atau zay besar yang disebut reservoir adalah samudera, danau, dan sungai untuk benda besar yang berwujud air dan atmosfer untuk benda berwujud besar di udara. Sistem dua fasa juga dapat dimodelkan sebagau suatu reservoir, karena sistem dua fasa dapat menyerap dan melepaskan panas tanpa mengalami perubahan temperatur. Dalam prakteknya, ukuran sebuah reservoir menjadi relatif. Misalnya sebuah ruangan dapat disebut sebagai sebuah reservoir dalam suatu analisa panas yang dilepaskan oleh sebuah televisi. Reservoir yang menyuplai energi disebut dengan saurce dan reservoir yang menyerap energi disebut dengan sink.

    Mesin Kalor (Heat Engines)

    Mesin kalor adalah sebutan untuk alat yang berfungsi mengubah energi panas menjadi energi mekanik. Sebuah mesin kalor dapat di karakteristikkan sebagai berikut:

    1. Mesin kalor menerima panas dari source bertemperatur tinggi (energi matahari, bahan bakar, reaktor nuklir, dll)
    2. Mesin kalor mengkonvensi sebagian panas menjadi kerja (umumnya dalam bentuk poros yang berputar)
    3. Mesin kalor membuang sisa panas ke sink bertemperatur rendah.
    4. Mesin kalor beroperasi dalam sebuah siklus.

    Sebuah alat produksi kerja yang paling tepat mewakili definisi dari mesin kalor adalah pembangkit listrik tenaga air, yang merupakan mesin pembakaran luar dimana fluida kerja mengalami siklus termodinamika yang lengkap.

    Efisiensi termal (thermal efficiencies)

    Efisiensi termal sebenarnya digunakan untuk mengukur unjuk kerja dari suatu mesin kalor, yaitu berapa bagian dari input panas yang diubah menjadi output kerja bersih.

    Unjuk kerja Output yang diinginkan …………………….. (2.9)

    Input yang diperlukan

    Untuk mesin kalor, output yang diinginkan adalah output kerja bersih. Dan input yang diperlukan adalah jumlah panas yang disuplai ke fluida kerja. Kemudian efisiensi termal dari sebuah mesin kalor dapat diekspresikan sebagai:

    Efisiensi termal = Output kerja bersih ……………………. (2.10)

    Input yang diinginkan

    Atau

    nth= 1 – Q out …………………………………………………. (2.11)

    Atau

    in Dimana W bersih out = Qout-Qin …………………………….. (2.12)

    Melihat karaktristik dari sebuah mesin kalor, maka tidak ada sebuah mesin kalor yang dapat mengubah semua panas yang diterima kemudian mengubahnya semua menjadi kerja. Pernyataan tersebut dimuat sebuah pernyataan oleh Kelvin-Plank yang berbunyi : “Adalah tidak mungkin untuk sebuah alat atau mesin yang beroperasi dalam sebuah siklus yang menerima panas dari sebuah reservoir tunggal dan memproduksi sejumlah kerja bersih.”

    Pernyataan diatas hanya diperuntukkan pada mesin kalor, dapat diartikan sebagai tidak ada sebuah mesin/alat yang bekerja dalam sebuah siklus menerima panas dari reservoir bertemperatur tinggi dan mengubah panas tersebut seluruhnya menjadi kerja bersih. Atau dengan kata lain tidak ada sebuah mesin kalor yang mempunyai efisiensi 100%.

    Mesin Pendingin

    Mesin pendingin, sama seperti mesin kalor, adalah sebuah alat siklus. Fluida kerjanya disebut dengan refrigerant. Siklus refrigerasi yang paling banyak digunakan adalah daur refrigerasi kompresi-uap yang melibatkan empat komponen : kompresor, kondensor, katup ekspansi dan evaporator

    Refrigerant memasuki kompresor sebagai sebuah uap dan di kompres ketekanan kondensor. Refrugerant meninggalkan kompresor pada temperatur yang relatif tinggi dan kemudian didinginkan dan mengalami kondensasi di kondensor yng membuang panasnya ke lingkungan. Refrigent kemudian memasuki tabung kapilar dimana tekanan refrigerant turun drastis karena efek throttling. Refrigerant bertemperatur rendah kemudian memasuki evaporator, dimana disini refrigent menyerap panas dari ruang refrigerasi dan kemudian refriferant kembali memasuki kompresor. Efisiensi refrigerator disebut dengan istilah coefficient of performance (COP), dinotasikan dengan COPR.

    Perlu dicatat bahwa harga dari COPR dapat berharga lebih dari satu, karena jumlah panas yang diserap dari ruang refrigerasi dapat lebih besar dari jumlah input kerja. Hal tersebut kontras dengan efisiensi termal yang selalu kurang dari satu. Salah satu alasan penggunaan istilahcoefficient of performance-lebih disukai untuk menghindari kerancuan dengan istilah efisiensi, karena COP dari mesin pendingin lebih besar dari satu.

    Pompa Kalor

    Pompa kalor adalah mesin yang memindahkan panas dari satu lokasi (atau sumber) ke lokasi lainnya menggunakan kerja mekanis. Sebagian besar teknologi pompa kalor memindahkan panas dari sumber panas yang bertemperatur rendah ke lokasi bertemperatur lebih tinggi. Contoh yang paling umum adalah lemari es, freezer, pendingin ruangan, dan sebagainya. Tujuan dari mesin pendingin adalah untuk menjaga ruang refrigerasi tetap dingin dengan meyerap panas dari ruang tersebut. Tujuan pompa kalor adalah menjaga ruangan tetap bertemperatur tinggi. Proses pemberian panas ruangan tersebut disertai dengan menyerap panas dari sumber bertemperatur rendah.

    Perbandingan antara COPR dan COPHP adalah sebagai berikut :

    Mesin kalor membuat energi mengalir dari lokasi yang lebih panas ke lokasi yang lebih dingin, menghasilkan fraksi dari proses tersebut sebagai kerja. Kebalikannya, pompa kalor membutuhkan kerja untuk memindahkan energi termal dari lokasi yang lebih dingin ke lokasi yang lebih panas.Air condtioner pada dasarnya adalah sebuah mesin pendingin tetapi yang didinginkan disini bukan ruang refrigerasi melainkan sebuah ruangan/gedung atau yang lain.

    Hukum Termodinamika II Pernyataan Clausius

    Terdapat dua pernyataan dari hukum termodinamika kedua – – pernyataan kelvin-plank yang diperuntukkan untuk mesin kalor, dan pernyataan clausius yang diperuntukkan untuk mesin pendingin/pompa kalor. Pernyataan clausis dapat diungkapkan sebagai berikut: “Adalah tidak mungkin membuat sebuah alat yang beroprasi dalam sebuah siklus tanpa adanya efek dari luar untuk mentransfer panas dari media bertemperatur rendah kemedia bertemperatur tinggi.”

    Telah kita ketahui bahwa panas akan berpindah dari media bertemperatur tinggi kemedia bertemperatur rendah. Pernyataan clausis tidak mengimplikasikan bahwa membuat sebuah alat siklus yang dapat memindahkan panas dari terperatur rendah ke media bertemperatur tinggi adalah tidak mungkin dibuat. Hal tersebut dapat terjadi asalkan ada efek luar yang dalam kasus tersebut dilakukan kompresor yang mendapat energi dari energi listrik.

    Mesin Gerak –Abadi (Perpetual-Motion Machines)

    Kita mempunyai pernyataan yang berulang-ulang, bahwa sebuah proses tidak akan dapat berlangsung jika tidak memenuhi hukum termodinamika pertama dan kedua. Semua alat yang melanggar baik hukum pertama dan kedua termodinamika disebut dengan mesin gerak abadi (Perpetual-Motion Machines).

    Sebuah alat yang melanggar hukum termodinamika yang pertama disebut mesin gerak abadi tipe pertama (Perpetual-Motion Machines of the first kind) atau PMMI, sedangkan alat yang melanggar hukum termodinamika kedua disebut mesin gerak abadi tipe kedua (Perpetual-Motion Machines of the second kind)atau KMM2.

    2.4.3 Hukum Ketiga Termodinamika

    Efek magnetokalorik di pakai untuk menurunkan temperatur senyawa paramagnetic hingga sekitar 0.001 K. Secara prinsip, temperatur yang lebih rendah lagi dapat dicapai dengan menerapkan efek magnetokalorik berulang-ulang. Jadi setelah penaikan medan magnetik semula secara isoterm, penurunan medan magnetik secara adiabat dapat dipakai untuk menyiapkan sejumlah besar bahan pada temperatur Tᶠ¹, yang dapat dipakai sebagai tandon kalor untuk menaikan tandon kalor secara isoterm ynag berikutnya dari sejumlah bahan yang lebih sedikit dari bahan semula. Penurunan medan magnetik secara adiabat yang kedua dapat menghasilkan temperatur yang lebih rendah lagi, Tᶠ², dan seterusnya. Maka akan timbul pertanyaan apakah efek magnetokalorik dapat dipakai untuk mendinginkan zat hingga mencapai nol mutlak.

    Pecobaan menunjukan bahwa sifat dasar semua proses pendinginan adalah bahwa semakin rendah temperatur yang dicapai, semakin sulit menurunkannya.hal yang sama berlaku juga untuk efek magnetokalorik.dengan persyaratan demikian, penurunan medan secara adiabat yang tak trhingga banyaknya diperlukan untuk mencapai temperatur nol mutlak. Perampatan dari pengalaman dapat dinyatakan sebagai berikut : Temperatur nol mutlak tidak dapat dicapai dengan sederetan prosesyang banyaknya terhingga.Ini dikenal sebagi ketercapaian temperatur nol mutlak atau ketaktercapaian hukum ketiga termodinamika. Pernyataan lain dari hukum ketiga termodinamika adalahhasil percobaan yang menuju ke perhitungan bahwa bagaimana ΔST berlaku ketika T mendekati nol. ΔST ialah perubahan entropi sistem terkondensasi ketika berlangsung proses isoterm terbuktikan. Percobaansangat memperkuat bahwa ketika T menurun, ΔST berkurang jika sistem itu zat cair atau zat padat. Jadi prinsip berikut dapat di terima: Perubahan entropi yang berkaitan dengan proses-terbalikan-isotermis-suatu sistem-terkondensasi mendekati nol ketika temperaturnya mendekati nol. Pernyataan tersebut merupakan hukum ketiga termodinamika menurut Nernst-Simon. Nernst menyatakan bahwa perubahan entropi yang menyertai tiap proses reversibel, isotermik dari suatu sistem terkondensasi mendekati nol. Perubahan yang dinyatakan di atas dapat berupa reaksi kimia, perubahan status fisik, atau secara umum tiap perubahan yang dalam prinsip dapat dilakukan secara reversibel.

    Hal ini dikenal sebagai hukun Nernst, yang secara matematika dinyatakan sebagai :

    Pada Kemudian, Pada tahun 1911, Planck membuat suatu hipotesis 0, bukan hanya beda entropi yg = 0, tetapi entropi setiap zatàsuhu T padat atau cair dalam keseimbangan dakhir pada suhu nol. Dapat ditunjukkan secara eksperimen, bahwa bila suhunya mendekati St menurun.D0 K, perubahan entropi transisi. Persamaan diatas dikenal sebagai hukum ketiga termodinamika.

    Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol. StD Hukum ketiga termodinamika menyatakan bahwa perubahan entropi yang berkaitan dengan perubahan kimia atau perubahan fisika bahan murni pada T = 0 K bernilai nol. Secara intuitif hukum ketiga dapat dipahami dari fakta bahwa pergerakan ionik atau molekular maupun atomik yang menentukan derajat ketidakteraturan dan dengan demikian juga besarnya entropi, sama sekali berhenti pada 0 K. Dengan mengingat hal ini, tidak akan ada perubahan derajat ketidakteraturan dalam perubahan fisika atau kimia dan oleh karena itu tidak akan ada perubahan entropi.

    E. Siklus Termodinamika

    Khusus untuk proses isotermal, hanya satu proses isotermal saja tidak mungkin dapat terus-menerus melakukan usaha karena volume sistem ada batasnya. Pada suatu saat proses itu harus berhenti, yaitu bila volume V2 sudah mencapai nilai maksimum. Agar dapat mengubah kalor menjadi usaha lagi, sistem itu harus dikembalikan ke keadaan awalnya. Rangkaian proses yang membuat keadaan akhir sistem kembali ke keadaan awalnya disebut siklus. Dalam Gambar 14.8 dilukiskan sebuah siklus termodinamika. Mulai dari keadaan A gas itu mengalami proses isotermal sampai keadaan B. Kemudian proses isobarik mengubah sistem sampai ke keadaan C.

    Akhirnya proses isokhorik membuat sistem kembali ke keadaan awalnya di A. Proses dari keadaan A ke keadaan B lalu kembali ke keadaan A disebut siklus. Usaha yang dilakukan oleh sistem untuk satu siklus sama dengan luas daerah yang diarsir pada diagram itu. Sedangkan perubahan energi dalam untuk satu siklus sama dengan nol (∆U = 0) karena keadaan awal sama dengan keadaan akhir. Dapatlah sekarang disimpulkan bahwa agar dapat melakukan usaha terus-menerus, sistem itu harus bekerja dalam satu siklus.

    1. Siklus Carnot

    Siklus carnot merupakan suatu siklus termodinami-ka yang melibatkan proses isotermal, isobarik, dan isokorik. Siklus adalah suatu rangkaian sedemikian rupa sehingga akhirnya kembali kepada keadaan semula. Misalnya, terdapat suatu siklus termodinami-ka yang melibatkan proses isotermal, isobarik, dan isokorik. Sistem menjalani proses isotermal dari keadaan A sampai B, kemudian menjalani proses isobarik untuk mengubah sistem dari keadaan B ke keadaan C. Akhirnya proses isokorik membuat sistem kembali ke keadaan awalnya (A). Proses dari A ke keadaan B, kemudian ke keadaan C, dan akhirnya kembali ke keadaan A, menyatakan suatu siklus.

    Apabila siklus tersebut berlangsung terus menerus, kalor yang diberikan dapat diubah menjadi usaha mekanik. Tetapi tidak semua kalor dapat diubah menjadi usaha. Kalor yang dapat diubah menjadi usaha hanya pada bagian yang diarsir (diraster) saja. Berdasarkan diatas besar usaha yang bermanfaat adalah luas daerah ABCA. Secara matematis dapat ditulis seperti berikut.

    Gambar 1.1 Siklus Carnot

                                                   ………………………… (2.13)

    Usaha bernilai positif jika arah proses dalam siklus searah putaran jam, dan bernilai negatif jika berlawanan arah putaran jarum jam. Perubahan energi dalam ΔU untuk satu siklus sama dengan nol ( ΔU = 0) karena keadaan awal sama dengan keadaan akhir.

    Berdasarkan percobaan joule diketahui bahwa tenaga mekanik dapat seluruhnya diubah menjadi energi kalor. Namun, apakah energi kalor dapat seluruhnya diubah menjadi energi mekanik? Adakah mesin yang dapat mengubah kalor seluruhnya menjadi usaha? Pada tahun 1824, seorang insinyur berkebangsaan Prancis, Nicolas Leonardi Sadi Carnot, memperkenalkan metode baru untuk meningkatkan efisiensi suatu mesin berdasarkan siklus usaha. Metode efisiensi Sadi Carnot ini selanjutnya dikenal sebagai siklus Carnot. Siklus Carnot terdiri atas empat proses, yaitu dua proses isotermal dan dua proses adiabatik.

    Proses Pada Siklus Carnot

    Berdasarkan gambar diatas dapat dijelaskan siklus Carnot sebagai berikut.

    1. Proses AB adalah pemuaian isotermal pada suhu T1. Pada proses ini sistem menyerap kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melakukan usaha WAB.
    2. Proses BC adalah pemuaian adiabatik. Selama proses ini berlangsung suhu sistem turun dari T1 menjadi T2 sambil melakukan usaha WBC.
    3. Proses CD adalah pemampatan isoternal pada suhu T2. Pada proses ini sistem menerima usaha WCD dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2.
    4. Proses DA adalah pemampatan adiabatik. Selama proses ini suhu sistem naik dari T2 menjadi T1 akibat menerima usaha WDA.

    Siklus Carnot merupakan dasar dari mesin ideal yaitu mesin yang memiliki efisiensi tertinggi yang selanjutnya disebut mesin Carnot. Usaha total yang dilakukan oleh sistem untuk satu siklus sama dengan luas daerah di dalam siklus pada diagram p – V. Mengingat selama proses siklus Carnot sistem menerima kalor Q1 dari reservoir bersuhu tinggi T1 dan melepas kalor Q2 ke reservoir bersuhu rendah T2, maka usaha yang dilakukan oleh sistem menurut hukum I termodinamika adalah sebagai berikut.

    Q = U + W ……………………………………… (2.14)

    Q1 – Q2 = 0 + W …………………………………… (2.15)

    W = Q1 – Q2…………………………………………………… (2.16)

    Dalam menilai kinerja suatu mesin, efisiensi merupakan suatu faktor yang penting. Untuk mesin kalor, efisiensi mesin (


    η) ditentukan dari perbandingan usaha yang dilakukan terhadap kalor masukan yang diberikan. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut.

    = X100% = x 100% = 1 – x 100%……………… (2.17)

    Untuk siklus Carnot berlaku hubungan, sehingga efisiensi mesin Carnot dapat dinyatakan sebagai berikut.

    = 1 – x 100% ………………………………….. (2.18)

    Keterangan:

    η


    : efisiensi mesin Carnot
    T1 : suhu reservoir bersuhu tinggi (K)
    T2 : suhu reservoir bersuhu rendah (K)

    Efisiensi mesin Carnot merupakan efisiensi yang paling besar karena merupakan mesin ideal yang hanya ada di dalam teori. Artinya, tidak ada mesin yang mempunyai efisien melebihi efisiensi mesin kalor Carnot. Berdasarkan persamaan di atas terlihat efisiensi mesin kalor Carnot hanya tergantung pada suhu kedua tandon atau reservoir. Untuk mendapatkan efisiensi sebesar 100%, suhu tandon T2 harus = 0 K. Hal ini dalam praktik tidak mungkin terjadi. Oleh karena itu, mesin kalor Carnot adalah mesin yang sangat ideal. Hal ini disebabkan proses kalor Carnot merupakan proses reversibel. Sedangkan kebanyakan mesin biasanya mengalami proses irreversibel (tak terbalikkan) tidak seperti mesin carnot.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ade. 2009. Hukum Ketiga Termodinamika. http://adeputriprasetya.blogspot.com/2009/11/hukum-3-termodinamika.html

    Anonim. 2007. Termodinamika. http://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamika

    Anonim. 2007. Termodinamika 1. http://termodinamika1.wordpress.com/2007/12/08/materi-perkuliahan/

    Anonim. 2009. Hukum Pertama Termodinamika. http://www.cuacajateng.com/hukumpertama thermodinamika.html

    Anonim. 2009. Termodinamika. www.bebas.vlsm.org/v12/sponsor/…/0285%20Fis-1-5b.html

    Anonim. 2011. Hukum Termodinamika. kk.mercubuana.ac.id/files/13015-3-860358017731.doc

    Anonim. 2012. Hukum Termodinamika. www.infofisioterapi.com/info/termodinamika.html

    Anonim. 2013. Bunyi Hukum ke-2 Termodinamika. http://www.forumsains.com/fisika-smu/bunyi-hukum-ke-2-thermodynamics/

    Halliday, Resnick. 1998. Fisika Edisi Ke 3. Jakarta: Erlangga

    Khairunnisa. 2013. Konsep Dasar Termodinamika. http://khairunnisa2.blogspot.com/2013/03/konsep-dasar-termodinamika.html

    Odimira. 2011. Termodinamika. http://odimirakoyukieto.blogspot.com/2011/06/termodinamika.html

    Tahang. 2011. Penerapan Hukum-2 Termodinamika. www.slideshare.net/tahangpette/penerapan-hukum-2-thermodinamika.

  • Laporan Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat

    Pembuatan Iklan Layanan Masyarakat

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Jakarta telah tumbuh menjadi kota Megapolitan.  Pertumbuhan ibukota negara Indonesia yang sangat signifikan beberapa dekade ini, telah membawa pengaruh kepada berbagai komponen didalamnya. Mulai dari bidang ekonomi rakyatnya sampai tingkat pembangunan kota. Pada bidang ekonomi sendiri perubahan yang terjadi telah memberikan efek baik terhadap strata sosial ekonomi penduduk dan masyarakat sekitarnya.

    Pertumbuhan ibukota dari decade ke decade telah banyak merubah wajah ibukota menjadi kota Megapolitan . Namun sayangnya hal tersebut tidak diimbangi dengan pertumbuhan beberapa komponennya. Salah satunya dalam bidang transportasi,  yang menghantarkan Jakarta menyandang nominasi ke  14 sebagai kota termacet didunia. Setelah dikaji kembali, kita akan menemukan 2  faktor yang bisa disebut sebagai faktor utama yang melatari permasalahan tersebut.

    Faktor pertama adalah masalah Infrastruktur, khususnya pada kapasitas luas jalan – jalan dijakarta. Umumnya kota yang tumbuh kearah positif segala aspek komponennya pun akan ikut tumbuh dan menyeimbangkan pertumbuhan kota. Sedangkan factor yang kedua adalah jumlah kendaraan yang tiap tahunnya meningkat. Peningkatan jumlah kendaraan yang tidak diimbangi dengan pelebaran ruas jalan inilah yang akhirnya tiap tahun menambah angka persen kemacetan di Jakarta. Karena itu tak ayal jika akhirnya banyak pengendara menyerebot trotoar. Sedangkan fungsi trotoar ialah sebagai tempat untuk pejalan kaki. Bukankah sangat membahayakan untuk penggunanya? Keegoisan para pengendaraan ini, jika dilanjutkan tanpa adanya penyuluhan ataupun penanggulangan dipastikan akan membunuh ruang gerak pejalan kaki. Oleh karena, adanya Iklan Layanan Masyarakat “Dilarang Berkendara di Trotoar” dapat menjadi peringatan dan informasi akan bahaya berkendara diatas trotoar. Dan diharapkan dapat mengurangi jumlah pengendara motor  yang sering menyerobot trotoar.

    B. Tujuan

    1. Sebagai salah satu syarat kelulusan dalam program studi penulis di SMK Negeri 56 Jakarta.
    2. Sosialisasi tentang Undang Undang Tertib Lalu Lintas khususnya pasal 106 ayat 2 tentang larangan berkendara ditrotoar.
    3. Penyuluhan tentang bahaya berkendara di trotoar.

    Bab II. Proses Produksi

    A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

    a) Waktu Pelaksanaan.

    Rincian waktu pelaksanaan mulai dari Pre Produksi – Pasca Produksi tercantum dalam table berikut :

    NoKegiatanJanuariFebruariMaretApril
    1234123412341234
    1Rancangan Kerja
    2Storyboard
    3Proses Produk/Jasa
    4Laporan
    5Presentasi/ Verifikasi
    6Ujian Sekolah dan Nasional
    b) Tempat Pelaksanaan

    Dalam proses pembuatan Iklan Layanan Masyarakat tersebut, beberapa lokasi yang kami jadikan tempat pengambilan gambar adalah sebagai berikut :

    1. Kawasan Ruko Green Garden – Jakarta Barat
    2. Jalan Daan Mogot KM. 11
    3. Lampu Merah Pesing
    4. Trotoar di daerah Jalan Panjang

    B. Alat dan Bahan

    Alat dan bahan yang saya gunakan dalam proses pengambilan gambar hingga proses editing ada dalam table berikut ini. Alat yang saya maksudkan adalah peralatan yang saya gunakan dalam proses pengambilan gambar, sedangkan bahan yang saya maksudkan adalah software – software pengolahan video yang telah didapat.

    a.      Alat

    NoNama AlatSpesifikasiJumlahPemilik
    1.Komputer· Intel (R) Core (TM) i5-3470 CPU @3.20 GHz
    · RAM 4 GB
    · VGA min 2 GB
    · CD-ROM, CD-RW
    · Hard Disk  1 Terrabyte
    · Monitor  lenovo
    · Keyboard lenovo
    · Mouse lenovo
    · UPS/Stavolt
    1 unitSekolah
    2Kamera Handycam1 unitSekolah
    3.HeadsetStandar multimedia1 buah
    4.CD BlankCDR1 buah

    b.      Bahan

    NoNama BahanSpesifikasiSatuanJumlah
    1.Operating SystemWindow 7 Home Premium  (Service Pack 1)buah1
    2.SW Digital ImagingAdobe Photoshop Cs 4buah1
    3.SW GraphicCorelDRAW X4Buah1
    4.SW 2D AnimationAdobe Flash Cs4buah1
    Swish MaxBuah1
    5.SW Digital AudioAdobe Media Enrecorder Cs4buah1
    6.SW Editing VideoAbobe Premiere Cs4buah1
    7.SW Burning CDNero Smart EssensialBuah1

    C. Pengerjaan

    Dalam proses pengerjaan agar lebih efesien telah saya menjadwalkan. Dan jadwal proses pembuatan iklan tersebut, telah dicantumkan diatas. Berikut adalah rincian lamanya waktu atas jadwal diatas.

    1. Mengumpulkan bahan pembuatan produk (12 Jam)
    2. Membuat proposal (12 Jam)
    3. Membuat storyboard (8 Jam)
    4. Memproses (48 Jam)
      • Membuat Obyek
      • Editing Obyek
      • Meletakan Obyek ke Lay-out
      • Animasi Obyek
      • Insert Suara
      • Integrasi File ke Software Multimedia
      • Packaging ke dalam CD-Autorun
    5. Membuat Laporan (24 Jam)
    6. Presentasi/verifikasi (16 Jam)

    2.4    Hasil yang Dicapai

    Saya berhasil menyelesaikan sebuah iklan layanan masyarakat bertemakan tertib lalu lintas yang saya beri judul “Dilarang Berkendara di Trotoar”. Iklan tersebut telah saya kemas dalam sebuah keping CD dan diserahkan pada saat presentasi pada Rabu, 28 Februari 2013.

    2.6  Perhitungan Laba/rugi

    NoKeteranganJumlahSatuanHarga
    Satuan (Rp)Jumlah
    AHarga Bahan:
    – CD Kosong
    – Tinta printer
    – Kertas HVS
    – ATK
    3011Bh Setrim3.000,-
    20.000,-
    20.000,-
    15.000,-
    90.000,-
    20.000,-
    20.000,-
    15.000,-
    BBiaya :
    – Akses internet
    Scanning
    124jamjam2.500,-5.000,-30.000,-
    20.000,-
    CUpah Kerja300.000,-300.000,-
    Total495.000,-
    DKeuntungan Usaha 30%14.850,-
    EPPn 10%1.485,-
    Jumlah511.335,-

    a.       Perkiraan harga jual produk per keping CD :

                    Rp. 511.335,- : 30 =  Rp.17.044,- dibulatkan Rp 17.100,-

    Bab III. Temuan

    A. Keterlaksanaan (Faktor Pendukung dan Penghambat)

    1. Faktor Pendukung

    Faktor pendukung dalam keterlaksanaan produksi iklan ini sejatinya tidak lain adalah dari teman teman yang bersedia memberikan saran, kritik dan solusi. Mereka telah banyak membantu dalam kegiatan gambar dan bersedia menjadi talent. Kerja sama dari teman teman menurut saya adalah factor pendukung paling besar yang mendorong semangat keinerja saya dalm kegiatan kali ini hingga akhir. Selain itu beberpa factor pendukung lainnya yang menunjang kinerja saya ialah :

    1. Fasilitas WiFi SMK Negeri 56 Jakarta, yang banyak membantu meringankan biaya untuk mendapatkan toturial, referensi dan soundtrack.
    2. Komputer LAB. MULTIMEDIA , tanpa adanya fasilitas tersebut mungkin video saya akan memerlukan waktu lebih lama, karena kalah spesifikasinya dengan notebook yang saya gunakan.
    2. Faktor Penghambat

    Beberapa factor berikut adalah hal yang telah banyak menyita waktu sehingga banyak waktu terbuang, berikut adalah factor penghambat dalam proses produksi iklan layanan masyarakat kali ini :

    1. Libur karena banjir dijakarta, yang mengisolasi beberapa murid sehingga tidak adanya komunikasi yang pasti tentang uji kompetensi lebih lanjut.
    2. Kurangnya komunikasi dengan guru pembimbing sehingga sering sekali terjadi miss communication dengan mereka.
    3. Waktu peminjaman alat dibengkel yang sangat singkat, ditambah banyaknya antrean murid yang meminjam alat.
    4. Kurangya skill untuk memperdalam teknik penyutingan video.

    B. Manfaat yang Dirasakan

    Dalam kegiatan kali ini beberapa manfaat yang saya ambil diantaranya :

    1. Saya lebih banyak mendapatkan dalam pengetahuan penyutingan audio dan video, dalam kegiatan kali ini berkat keharusan saya untuk mengetahui beberapa teknik lewat tutorial yang saya unduh di dunia maya.
    2. Saya tersadar disiplin dan manejemen waktu yang baik adalah factor paling penting, untuk mencapai hasil yang memuaskan dan tepat pada batas waktu deadline.
    3. Kerja sama antar siswa yang semakin terpupuk dengan baik, dan dari situlah muncul semangat seperjuangan untuk mencapai hasil maksimal.
    4. Sosialisasi tentang Undang Undang Tertib Lalu Lintas khususnya pasal 106 ayat 2 tentang larangan berkendara ditrotoar.
    5. Penyuluhan tentang bahaya berkendara di trotoar.

    Pengembangan/Tindak Lanjut

    Walaupun jatuh bangun dan banyak factor penghambat yang benar benar membuat waktu, tenaga dan fikiran saya terkuras. Pada akhirnya saya berhasil melewatinya, menurut saya hal yang paling penting ialah kita tetap terfokus pada pekerjaan dan terus menjaga semangat serta kondisi tubuh kita. Dengan kondisi fisik yang fit kita dapat mengatasi hambatan yang ada, contoh : ketika saya kekurangan skill dalam teknik penyuntingan gambar, saya dapat memanfaatkan fasilitas yang ada dengan mengunduh tutorial. Dari situ saya dapat belajar dan mendapatkan pengetahuan baru.

    Selanjutnya tentunya saya akan memperbanyak lagi pengetahuan dan latihan dalam teknik penyutingan gambar maupun di bidang lainnya agar menunjang kemampuan saya setelah menyelesaikan program studi di SMK Negeri 56 Jakarta. Belajar memanejemen waktu dan disiplin menjadi factor penting untuk menjadi lulusan yang handal dan mumpuni jika telah beralih dari dunia pendidikan ini. Pada intinya saya dituntut untuk tetap belajar dan berhenti berpuas diri, untuk mencapai sebuah profesionalitas dalam bidang yang saya geluti.

    Bab IV. Penutup

    A. Kesimpulan

    Untuk membuat karya dan menyelesaikan sebuah pekerjaan tepat waktunya. Kita harus memiliki loyalitas dan mapu menjaga emosi, semangat, kondisi tubuh agar tetap terfokus kepada pekerjaan. Factor penghambat sudah seharusnya kita hadapi secara bijak. Untuk meraih hasil yang baik tentunya kita harus mengeluarkan banyak kemampuan dan ide segar. Segala sesuatunya tidak bias dapatkan secara instant tanpa kita mau untuk mempelajarinya dan membutuhkan banyak referensi. Dan yang paling penting adalah kedisiplinan serta manajemen waktu yang baik dari kita.

    Skill dan kemampuan selama menuntut ilmu 3 tahun terakhir benar benar diujikan di akhir guna mengukur sejauh mana kemapuan dan seberapa handal kita dibidang yang telah dipelajari selama ini. Segala kekurangan dan koreksi wajib untuk kita perbaiki dan upgrade, dengan terus menambah wawasan ilmu melalui pembelajaran dan pengalaman dari berlatih tentunya akan mematangkan kemampuan kita.

    Seperti yang saya alami pada proses pembelajaram kali ini. Untuk menyelesaikan program studi akhir, saya diwajibkan untuk membuat sebuah prodak Iklan Layanan Masyakat Tertib Lalu Lintas sebagai salah satu syarat kelulusan. Walaupun dengan kemampuan yang bias dibilang masih sangat awam dan minim, akhirnya saya berhasil menyelesaikan kewajiban tersebut.

    Waktu yang cukup singkat serta beberapa factor yang menghambat langkah dalam proses pelaksanaannya, akhirnya menghamburkan waktu yang singkat tersebut. Control diri dan semangat dari kawan seperjuangan sangat membantu guna mendorong diri untuk tetap melangkah maju dan terfokus. Hambatan pun tidak begitu berarti jika ditangani dengan tepat dan bijaksana

    B. Saran

    Tahun selanjutnya diharapkan para siswa lebik baik lagi. Tidak lupa untuk mempelajari bagaimana cara memanage waktu dengan baik dan effisien. Dan diharapkan bisa mendapatkan point dan nilai lebih maksimal, untuk meningkatkan kualitas lulusan. Untuk para pengajar/pembimbing diharapkan lebih peka dan meningkatkan perhatian maupun komunikasi dengan siswa agar tidak terulang lagi miss communication satu sama lain. Belajar secara mandiri memang akan memupuk kemampuan siswa untuk lebih mengeksplorasi kemampuan diri, tetapi ada perlunya dampingan dari para pengajar/pembimbing apabila sewaktu waktu menemukan masalah dalam proses pembelajaran yang sulit untuk dipecahkan secara individual maupun kelompok.

  • Sejarah Masuknya Islam Di Pulau Jawa

    Sebelum islam masuk ke tanah jawa masyarakat  jawa menganut kepercayaan animisme dan dinanisme. Selain menganut kepercayaan tersebut masyarakat jawa jugadi pengaruhi oleh unsur budaya hindu dan budha dari india. Seiring dengan waktu berjalan tidak lama kemudian islam masuk ke jawa melewati Gujarat dan Persi dan ada yang berpendapat  bahwa langsung dbawa olleh orang arab.

    Kedatangan islam di jawa di buktikan dengan di temukannya batu nisan kubur bernama Fatimah binti Maimun serta makan Maulan Malik Ibrahim. Ada enam saluran perkembangan islam yaitu:

    A. Perdagangan

    Jalinan hubungan perdangan indonesia dengan para pedagan islam dari arab,persia ,dan india telah terjalin sejak abad ke-7 masehi. Di samping berdagang para pedangan islam tersebut  juga menyampaikan dan mengajarkan agama dan budaya islam kepada masyarakat.

    2. Perkawinan

    Para pedagan yang melakukan kegiatan perdangan dalam waktu yang lama memungkinkan mereka berinteraksi dengan penduduk setempat. Perkawinan antara putri pribumi dengan ulama atau pedagang islam mendukung proses syiar agama islam di kepulauan nusantara

    3. Kesenian

    Penyebaran agama islam melalui kesenian dilakukan,antara lain melalui seni wayang kulit,seni tari ,seni ukir,dan seni musik. Para penyebar islam mencipatakan seni kaligrafi,seni sastra dan lagu dolanan untuk menarik minat penduduk agar memeluk agama islam.

    4. Politik

    Pengaruh kekuasaan seorang raja sangat besar peranannya dalam proses islamisasi Nusantara. Ketika sesorang raja memeluk islam, maka rakyatnya akan mengikuti tindakan raja tersebut. Contohnya: sultan demak mengirimkan pasukannya untuk menduduki wilayah jawa barat dan memerintahkan untuk menyebarkan agama islam di sana

    5. Pendidikan

    Peran ulama guru-guru ataupun para kyai juga memiliki fungsi yang cukup penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan islam. Mereka mendirikan pondok-pondok pesantren sebagai sarana penyebaran agama islam melalui pendidikan. Contoh : pondok pesantren yang digunakanuntuk menyebarkan agama islam

    6. Tasawuf

    Salah satu saluran islamisasi yang tak kalah pentingnya adalah tasawuf. Tasawuf adalah pengajaran agama islam yang disesuaikan dengan alam pikiran masyarakat setempat. Para tasawuf agama islam antara lain hamzah fansuri dari aceh dan sunan panggung dari jawa

    B. Islam Masuk Ke Tanah Jawa

    Di jawa,islam masuk melalui pesisir pulau jawa ditandai dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tahun 475 hijriah atau 1082 masehi di esa leran, kec.manyar, gresik. Di samping itu, di gresik juga di temukan makam Maulana Malik Ibrahim dari kasyan (satu tempat di persia) yang meninggal pada tahun 822 H atau 1419 M. DI perkirakan makam-makam ini ialah makan keluarga istana Majapahit.

    1.Masyarakat Jawa Sebelum Islam Datang

    A.Jawa Pra Hindu-Budha

    situasi kehidupan  “religius” masayarakat di tanah jawa sebelum datangya islam sangatlah heterogen(bermacam-macam). Kepercayaan import maupun kepecayaan yang asli telah dianut oleh orang jawa. Sebelum hindu dan budha masyarakat jawa memeluk keyakinan bercorak animisme dan dinanisme. Mereka juga meyakini kekuatan magis keris, tombak, dan senjata lainnya.

    B.Jawa Masa Hindu-Budha

    pengaruh hindu-budha dalam masyarakat jawa bersifat ekspansif(terang-terangan).  Sedangkan budaya jawa yang menerima pengaruh dan menyerap unsur-unsur Hinduisme-Budhisme setelah melalui proses akulturasi tidak saja berpengaruh pada sistem budaya, tetapi juga berpengaruh terhadap sistem agama.

    Di pulau jawa terdapat tiga buah kerajaann masa hindu-budha. Kerajaan-kerajaan itu adalah Taruma, Ho-Ling, dan Kanjuruhan. Di dalam perekonomian dan industri  salah satu aktivitas masayarakat adalah bertani dan berdagang dalam proses interagasi bangsa. Dari aspek lain karya seni dan sastra juga telah berkembang pesat antara lain seni musik, seni tari, wayng, lawak, dan tari topeng.

    4.Peranan Walli Songo Dan Metode Pendekatannya

    Di pulau jawa,penyebaran agama islam dilakukan oleh walisongo ( 9wali). Wali ialah orang yang sudah mencapai tingakatan tertentu dalam mendekatkan diri kepada ALLAH. Para wali ini dekat dengan kalangan istana. Merekalah orang yang memeberikan pengesahan atas sah tidaknya seseorang naik tahta. Mereka juga penasihat sultan.

    Karena dekat dengan kalangan istana mereka kemudian diberi gelar sunan atau susuhan (yang dijunjung  tinggi),

    Nama 9 sunan tersebut adalah:

    1.sunan gresik( maulana malik ibrahim)

    Maulana Malik Ibrahim, keturunan ke-11 dari Husain bin Ali, juga disebut sebagai Sunan Gresik, atau terkadang Syekh Maghribi dan Makdum Ibrahim As-Samarqandy. Maulana Malik Ibrahim diperkirakan lahir di Samarkand di Asia Tengah, pada paruh awal abad ke-14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah Jawa terhadap As-Samarqandy, berubah menjadi Asmarakandi.[1] Sebagian cerita rakyat, ada pula yang menyebutnya dengan panggilan Kakek Bantal.
    Maulana Malik Ibrahim adalah wali pertama yang membawakan Islam di tanah Jawa. Maulana Malik Ibrahim juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam. Ia banyak merangkul rakyat kebanyakan, yaitu golongan yang tersisihkan dalam masyarakat Jawa di akhir kekuasaan Majapahit. Misinya ialah mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang ketika itu tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Pada tahun 1419, setelah selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran, Maulana Malik Ibrahim wafat. Makamnya kini terdapat di desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur.

    2.sunan ampel(raden rahmat)

    Sunan Ampel bernama asli Raden Rahmat, keturunan ke-12 dari Husain bin Ali, adalah putra Maulana Malik Ibrahim, Muballigh yang bertugas dakwah di Champa, dengan ibu putri Champa. Jadi, terdapat kemungkinan Sunan Ampel memiliki darah Uzbekistan dari ayahnya dan Champa dari ibunya. Sunan Ampel adalah tokoh utama penyebaran Islam di tanah Jawa, khususnya untuk Surabaya dan daerah-daerah sekitarnya.

    3.sunan drajad(syarifudin)

    Sunan Bonang dan Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel. Mereka adalah putra-putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Bonang dan Sunan Drajat merupakan keturunan ke-13 dari Husain bin Ali

    4.sunan bonang(maksum ibrahim)

    Sunan Bonang dilahirkan pada tahun 1465, dengan nama Raden Maulana Makdum Ibrahim. Dia adalah putra Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila. Bonang adalah sebuah desa di kabupaten Rembang. Nama Sunan Bonang diduga adalah Bong Ang sesuai nama marga Bong seperti nama ayahnya Bong Swi Hoo alias Sunan Ampel.

    Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 M, dan saat ini makam aslinya berada di Desa Bonang. Namun,  yang sering diziarahi adalah makamnya di kota Tuban. Lokasi makam Sunan Bonang ada dua karena konon, saat beliau meninggal, kabar wafatnya beliau sampai pada seorang muridnya yang berasal dari Madura. Sang murid sangat mengagumi beliau sampai ingin membawa jenazah beliau ke Madura. Namun, murid tersebut tak dapat membawanya dan hanya dapat membawa kain kafan dan pakaian-pakaian beliau. Saat melewati Tuban, ada seorang murid Sunan Bonang yang berasal dari Tuban yang mendengar ada murid dari Madura yang membawa jenazah Sunan Bonang. Mereka memperebutkannya.

    Dalam Serat Darmo Gandhul, Sunan Bonang disebut Sayyid Kramat merupakan seorang Arab   keturunan Nabi Muhammad[2].

    5.sunan kalijaga(raden mas said/jaka said)

    Sunan Kalijaga adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung Wilatikta atau Raden Sahur. Dalam satu riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq.

    6.sunan giri(raden paku)

    Sunan Giri adalah putra Maulana Ishaq. Sunan Giri adalah keturunan ke-12 dari Husain bin Ali, merupakan murid dari Sunan Ampel dan saudara seperguruan dari Sunan Bonang.

    7.sunan kudus(jafar sodiq)

    Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung, putra Raden Usman Haji yang belum dapat diketahui dengan jelas silsilahnya. Sunan Kudus adalah buah pernikahan Sunan Ngudung yang menikah dengan Syarifah, adik dari Sunan Bonang. Sunan Kudus keturunan ke-14 dari Husain bin Ali, diperkirakan wafat pada tahun 1550.

    8.sunan muria(raden umar said)

    Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah putra Sunan Kalijaga. Ia adalah putra dari Sunan Kalijaga yang menikah dengan Dewi Sujinah, putri Sunan Ngudung.

    9.sunan guung jati(syarif hidayatullah)

    Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah putra Nurul Alam putra Syekh Jamaluddin Akbar. Di titik ini (Syekh Jamaluddin Akbar Gujarat) bertemulah garis nasab Sunan Ampel dan Sunan Gunung Jati. Ibunda Sunan Gunung Jati adalah Nyai Rara Santang, seorang putri keturunan keraton Pajajaran, anak dari Sri Baduga Maharaja, atau dikenal juga sebagai Prabu Siliwangi dari perkawinannya dengan Nyai Subang Larang. Makam dari Nyai Rara Santang bisa kita temui di dalam klenteng di Pasar Bogor, berdekatan dengan pintu masuk Kebun Raya Bogor[3].

    5.Islam Di Jawa Paska Wali Songo

    Setelah para wali menyebarkan ajaran islam di pulau jawa, kepercayaan animisme dan dinanisme serta budaya hindu-budha sedikit demi sedkit berubah atau termasuki oleh nilai-nilai islam. Hal ini membuat masyarakat kagum atas nilai-nilai islam yang begitu besar manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari sehingga membuat mereka langsung bisa menerima ajaran islam. Dari sni derajat orang-orang miskin mulai terangkat yang pada awalnya teretindas oleh para penguasa kerajaan. Islam sangat berkembang luas sampai ke pelosok desa setelah para wali berhasil mendidik murid-muridnya salah satu generasi yang meneruskan perjuangannya adalah “JAKA TINGKIR”. Islam di jawa yang paling menonjol setelah perjuangan wali songo adalah perpaduan adat jawa dengan nilai-nilai islam,salah satu diantaranya adalah tradisi wayang kulit[4].


    [1] http://agussiswoyo.net/sosial-budaya/6-cara-penyebaran-agama-islam-dan-saluran-islamisasi-penduduk-indonesia/

    [2] http://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Bonang

    [3] http://www.alqoimkaltim.com/?p=3455

    [4] http://www.websejarah.com/2012/09/sejarah-awal-agama-islam-masuk-ke-tanah.html

  • Modus-modus Estetika dalam Seni

    Nasbahry Couto

    Mempelajari estetika itu sangat sulit, apalagi jika terjebak dengan,  dan mencampukannya dengan filsafat. Salut dengan teman sekuliah di ITB dulu (1995) Dharsono Sony Kartika, yang nama aslinya sebenarnya Dharsono yang berani menulis buku estetika yang banyak beredar dan diiukuti secara ilmiah di Indonesia. Untuk mengingat sahabat ini saya ingin menyumbang sedikit essay ini.

    Bersambung ke : Kritik terhadap modus Formalisme 

    Untuk memastikan  teori apa yang cocok untuk membahas seni-seni yang berlatarkan budaya memang harus melihat kepada masyarakatnya. Terlihat bahwa  kelahiran seni sedikit banyaknya bukan hanya oleh seniman secara individu (definisi individu), tetapi juga oleh masyarakat (kelompok orang) yang mungkin tidak sengaja dan sadar menciptakan serta memberi definisi tentang apa itu seni.

    Namun ada juga yang tidak setuju dengan pandangan bahwa seni  harus lahir dan didefinisikan oleh masyarakat atau budaya serta agama. Karena hal ini, seakan seni itu hanya demi kepentingan lembaga (kelompok budaya) dan kelompok masyarakat yang melahirkan seni, demikian juga sistem nilai yang disnutnya. Umumnya mengabaikan estetika  mainstream terutama cita-rasa dan pandangan pribadi terhadap seni.

    Perbedaan-perbedaan pandangan ini menjelaskan adanya  perbedaan-perbedaan modus dan orientasi estetik estetika dalam seni dan (termasuk kritik seni).  

    Ringkasnya  perlu untuk dijelaskan  teori umum estetika yang dilandasi berbagai modusnya .

    Brinkman, Gloria J.  Dalam tulisannya, menjelaskan teori estetika dilandasi oleh 5 modus orientasi sebagai berikut ini. [1]

    Pertama modus Formalisme adalah teori “seni demi seni”. Menurut pemikiran Formalis, nilai dari sebuah karya seni dipegang dalam kapasitasnya untuk memperoleh respons yang signifikan pada pemirsa melalui pengaturan yang efektif dari unsur-unsur seni formal seperti garis, bentuk, warna dan tekstur, ruang, dll. Yang diselenggarakan sesuai dengan prinsip-prinsip seni seperti gerakan, ritme, pola, persatuan, dll. 

    Teori ini baru bagi perkembangan seni sekitar tahun 1930-an melalui tulisan-tulisan Clive Bell dan penekanannya pada “bentuk signifikan”. Bagi Bell, konten naratif dalam sebuah karya adalah gangguan dari estetika dan harus diabaikan. 

    Formalisme adalah premis dasar di balik apresiasi seni modern. Termasuk dalam hal ini Herbert Read dalam bukunya “the Meaning of Art” yang menyatakan seni adalah bentuk-bentuk yang menyenangkan. 

    Termasuk kelompok ini juga adalah  Clement Greenberg yang sekitar  1950-an dan 1960-an dengan tulisannya yang berpengaruh untuk mendefinisikan seni abstraks, khususnya Minimalisme.[2]

    Kedua modus Imitationalism (Mimetic) mengikuti bahwa seni mencerminkan realitas dunia di sekitar kita. Oleh karena itu tugas seniman meniru keindahan alam sekitar manusia.

    Teori ini setua umur orang Yunani kuno, yang didukung oleh otoritas Aristoteles yang menganut bahwa alam dunia adalah standar untuk keindahan dan kebenaran. 

    Seniman itu tidak bisa berbuat lebih baik daripada secara akurat menggambarkan alam semesta dalam keanekaragamannya yang tak terbatas. [3]  

    Banyak orang, termasuk sebagian besar siswa remaja, cenderung menilai seni sesuai dengan standar untuk Imitationalism. Lukisan dan seni pahat (patung) seringkali dinilai dari seberapa realistisnya mereka menggambarkan sosok sesuatu yang ditiru. Memang seniman dianggap sebagai “berbakat” sejauh ia dapat menggambar atau melukiskan hal-hal sebagaimana apa yang muncul dan terlihat oleh mereka. [4]

    Ketiga modus Ekspresionisme berpihak pada seniman yang menciptakan seni untuk menghasilkan respons emotif dalam pemirsa.

    Penganut modus ini percaya bahwa  perasaan dan kekuatan  pengalaman batin seniman adalah sumber seni bagi mereka. 

    Mereka menggunakan media dan berbagai bentuk dan materi tertentu untuk mengekspresikan diri mereka dengan tegas dan  jelas, sehingga penonton dapat mengalami perasaan yang sama. Ekspresionis merangkul teori seni yang menggambarkan tentang jiwa dan kehidupan seseorang. [5]

    Keempat instrumentalisme. Teori lain  seperti, Instrumentalisme juga berperan penting di dunia dewasa ini sebagai bentuk komunikasi persuasif karena seni dibuat untuk tujuan mempengaruhi perubahan dalam masyarakat. Keberhasilan dalam dunia seni bagi mereka bukanlah tujuan utama seni. 

    Teori instrumentalis mengikuti bahwa identitas seniman dan pentingnya karya diselaraskan dengan kegiatan budaya karena melibatkan memikirkan kembali peran produksi, distribusi dan penonton sebagai komponen penting dari karya seni. 

    Kritik feminis dan Marxis sebagian besar berakar dari modus dan teori instrumentalis. [6]. Lebih jauh lagi  pendapat bahwa seni adalah alat untuk pedagogy atau pembelajaran.[7] yang cendrung menggunakan ekspresi estetik imitatif dan formalis dalam pembelajaran seni (lihat uraian selanjutnya)

    Kelima adalah teori Kelembagaan (Istitusionalisme) mendefinisikan karya seni dengan cara di mana benda atau peristiwa diperlakukan dalam masyarakat. 

    Institusionalis  bukan berfokus pada karakteristik objek atau kualitas ekspresifnya melainkan pada praktik sosial yang menyertai pekerjaan seni. Bagi mereka apa itu seni atau bukan seni adalah hasil kesepakatan pada tempat dan waktu tertentu dalam sejarah seni.l

    Filsuf Arthur Danto menciptakan kata “artworld” untuk merujuk pada pentingnya keinginan komunitas individu yang terlibat dalam menciptakan, mengkurasi, mengumpulkan, menjual, mempelajari dan menulis apa itu tentang karya seni. 

    Contoh yang populer dalam hal ini adalah karya Marcel  seni ketika anggota “artworld” mengakui benda-benda tertentu sebagai yang dirasakan, ditafsirkan, atau dinilai sebagai karya seni. [8]

    Contoh lain misalnya dalam sejarah diperlihatkan bahwa benda-benda purbakala bisa saja suatu saat hanya disebut artefak pada saat yang lain disebut karya seni dengan alasan yang tidak jelas.

    Kesimpulan Berbagai model Ekspresi Estetik 

     Imitatif, Representatif, NaratifSeniman dianggap sebagai “berbakat” sejauh ia dapat menggambar atau melukiskan hal-hal sebagaimana apa yang muncul dan terlihat oleh merekaContoh Imitasi oleh perupa patung, dalam pembuatan patung pahlawanContoh Imitasi bentuk bunga, oleh penata tari
    FormalismeKarya seni dipegang dalam kapasitasnya untuk memperoleh respons yang signifikan pada pemirsa melalui pengaturan yang efektif dari unsur-unsur seni formal seperti garis, bentuk, warna dan tekstur, ruang, dllContoh formlisme dalam lukisan, mementingkan unsur dan susunan unsur, mennilai seni terutama dari susunan yang terlihatCotntoh formalisme dalam seni musik, komposisi musik

    Contoh formalisme dalam seni tari
     Ekpresionismeseni untuk menghasilkan respons emotif dalam pemirsa. Kehidupan batin para seniman kuat dan perasaan mereka tentang pengalaman adalah sumber seni mereka.
      InstrumentalisKegiatan seni sebagai bentuk komunikasi persuasif karena seni dibuat untuk tujuan mempengaruhi perubahan dalam masyarakat. Dan juga individu (anak didik) dalam pembelajaranContoh seni sebagai instrumen alat pendidikan dan alat propaganda

    InstitusialismePengesahan seni ditentukan oleh kelompok atau lembaga seni. Keinginan komunitas individu yang terlibat dalam menciptakan, mengkurasi, mengumpulkan, menjual, mempelajari dan menulis tentang karya seni

    Dari uraian di atas terlihat  lima teori estetika yang berlaku – yaitu yang menjadi mudus penciptaan seni. Yaitu teoriimitasi,  teori bentuk, teori emosi, teori Instrumentalis dan teori institusionalis.

    Kelima teori ini dapat di ringkas menjadi dua kubu seni yaitu estetika  instrumentalis dan estetika institusionalis.  Perbedaaan dan persamaan kedua estetika ini adalah dalam menggunakan modus keindahan.

     Persamaannya adalah  keduanya sama-sama menggunakan modus formalis dalam penilaian seni, perbedaannya adalah dimana  faham instrumentalis menggunakan dan mementingkan modus imitasi dan sebaliknya institusialisme mementingkan modus emosi.

    IMITATIONALISM,FORMALISMEEMOTIONALISM
    Karyaseni dihargai karena dinilai dari sisi bagaimana dia menyampaikan realitasKaryaseni dihargai karena organisasi yang efektif dari unsur-unsur dan prinsip-prinsip susunan seniKaryaseni dihargai karena kemampuannya untuk membangkitkan kualitas emosi manusia.
    INSTRUMENTALISMINSTITUSIONALISME
    Karyaseni dihargai karena memainkannya dengan jelas di dunia saat ini sebagai dibuat untuk tujuan mempengaruhi perubahan dalam masyarakat.Karyaseni dihargai oleh komunitas individu yang terlibat dalam menciptakan kurasi, mengumpulkan, menjual, mempelajari dan menulis tentang karya seni.

    Gambar. Bagan teori estetika, sumber: Gloria J. Brinkman [[9]]

    Oleh karena estetika instrumentalis dan institusional sama-sama menggunakan modus formalisme maka perlu diketahui apa yang dimaksud dengan modus estetika formalis itu dan apa kelemahannya dalam konteks tulisan ini (seni tribal / suku yang berlandaskan budaya)

    Kritik Terhadap Modus Formalisme dalam Seni

    Seperti yang diketahui estetika formalisme umumnya semata tertuju kepada kualitas seni dan melepaskan diri dari kaitannya seperti unsur makna seni,  tradisi atau budaya

    Modus ini berasumsi pentingnya konfigurasi karya seni, yaitu  pengamatan terhadap mutu karya seni yang terkait  kekompakan  berbagai unsurnya ke dalam suatu kesatuan organis (Osborne, 1955). Dan  berasumsi bahwa mutu karya seni seperti ini mampu mendukung penilaian seni dengan standar yang objektif, karena   susunan “organik” seni adalah nyata dan tidak ditanggapi secara emosional dan penilaian seni bisa menjadi lebih objektif.

    Asumsi ini juga merupakan dasar konsep bagi faham “formalisme”  (Bell, 1958; Fry, 1956). Namun, banyak ahli yang kurang sependapat dengan cara berpikir ini, karena “formalisme” sebagai   alat penilaian hanya dianggap pantas  dipakai saat mengkaji karya seni modern.

    Alasannya, berbagai struktur formal seni, sama sekali belum terpikirkan oleh seniman sebelum abad ke-sembilanbelas. Dan tidak cocok dipakai  untuk menilai karya seni tradisi apalagi untuk folk art yang munculnya memang bukan dari pemikiran formalisme, keseimbangan komposisi, keenakan untuk dilihat dan bukanlah tujuan seni folk karena mereka justru sering muncul demi kepentingan ritus, mitos, bahkan magi,  serta fungsi praktisnya.

    Menurut Hough, Joni (2009) selama beberapa dekade terakhir, formalisme telah memainkan peran sentral di sebagian besar ruang kelas seni sekolah umum di Amerika (K-12) [[10] ]. Dan menurut penulis juga di Indonesia

    Menurut penulis formalisme juga berpengaruh di Eropah dan Indonesia, hal ini kelihatan dari pelajaran komposisi (desain), rupa dasar, atau dasar desain yang dipelajari bidang seni dan desain untuk memahami keindahan semua seni. 

    Dalam melukis misalnya diperlukan untuk menganalisa karya itu berdasarkan ilmu komposisi atau desain dasar (7+7) (lihat keterangan di bawah). Dan hal ini juga sangat berpengaruh dalam pembelajaran seni di Indonesia di berbagai bidang dimana seni kerajinan dan seni rupa tradisional juga dinilai dan di buat dengan memahami prinsip formalisme seperti komposisi dan sebagainya, pada hal pelaku seni tradisi yang asli tak pernah memikirkan komposisi dan sebagainya.


    Daftar catatan kaki

    [1] Gloria J. Brinkman, (tnp thn) Articulations

    [2] Terry Barrett, Criticizing Art: Understanding the Contemporary Art, 1994

    [3]Ibid, Barrett, Criticizing Art, 102.

    [4]Marilyn Stewart, Thinking Through Aesthetics

    [5] Op.Cit., Terry Barrett, Criticizing Art, (p.102)

    [6] Op.Cit. Barrett, Criticizing Art, ( p.102)

    [7] https://www.kompasiana.com (seni musik untuk alat pendidikan), diakses tanggal 20 Januari 2020

    [8]Op. Cit. Marilyn Stewart, (P.24)

    [9]https://teachers.yale.edu/curriculum/viewer/initiative_14.04.03_u

    [10] K-12 adalah istilah yang dipakai di Amerika dari Kelas 1 SD sd kelas 3 SMA (12 kelas} sebutan yang sama di indonesia, misalnya SMP adalah kelas 7,8 dan 9 (K7-9)

  • Makalah Estetika Abad Pertengahan dan Pra Modern

    Estetika Abad Pertengahan dan Pra Modern

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian, seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan media dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.Seni rupa merupakan realisasi imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada batasan dalam berkarya seni.Sehingga karya seni tidak akan habis dan kehilangan ide dan imajinasi. Dalam seni rupa murni,karya yang tercipta merupakan bentuk dua dimensi dan tiga dimensi.Sehingga objek akan terus berubah tanpa batas sebagai tanda bahwa seni itu universal.Dalam berkarya seni, tidak pernah ada kata salah dan juga tidak ada yang mengatakan salah pada karya yang telah diciptakan.Namun demikian, di dalam proses belajar maka harus dilakukan dengan benar, sesuai dengan tujuan pembelajaran.Karena pada anak usia 0-8 tahun, ketika belajar tentang seni rupa tidak hanya bertujuan untuk berproses berkarya seni saja, karena selain itu juga diharapkan dapat memberikan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional serta kemandirian pada anak.Makalah ini akan membahas tentang konsep pendidikan seni rupa yang akan memberikan pengetahuan konsep pendidikan seni di sekolah.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa pengertian estetika abad pertengahan?
    2. Apa saja konsep tentang zaman kuno dan pertengahan?
    3. Apa pengertian estetika modern?
    4. Bagaimana sejarah lahirnya paham Animisme dan Dinamisme?

    C. Tujuan

    1. Mengetahui tentang estetika abad pertengahan.
    2. Memahami konsep pada zaman kuno dan pertengahan.
    3. Mengetahui pengertian estetika modern.
    4. Memahami sejarah lahirnya paham animisme dan dinamisme.

    D. Manfaat

    Penulisan makalah  semoga bisa menjadi referensi bagi kalangan umum maupun dari guru.Semoga menjadi sumber ilmu pengetahuan baru bagi kalayak dalam menambah ilmu pengetahuan.

    Bab II. Pembahasan

    A. Estetika Abad Pertengahan

    1. Pengertian Estetika Abad Pertengahan

    Estetika merupakan filsafat mengenai keindahan.Dalam perkembangannya, pada zaman pertengahan estetika terdapat beberapa masa seperti masa purba dan masa kuno selain itu zaman pertengahan estetika juga sangat dipengaruhi oleh sudut agama.Dimana unsur-unsur estetik ada dalam setiap pernak-pernik perlengkapan peribadatan dan juga pada kesenian dan drama sangat dipengaruhi oleh sudut agama.

    Pada zaman pertengahan yang lebih siknifikannya pada masa purba terdapat gagasan-gagasan mengenai keindahan dan juga teori mengenai simbol-simbol.Dalam hal ini dikenal seorang tokoh Thomas Aquino yang mengemukakan uraian pendek mengenai keindahan.Konsep mengenai keindahan juga banyak dikemukakan oleh tokoh lainnya karena dalam setiap yang ada di semesta ini memiliki nilai estetika.

    2. Karya Seni Zaman Renaissance
    1. Illuminated Script : pewarnaan yang menggunakan logam mulia seperti emas, rubi, sapphire dan sebagainya.Pada zamannya digunakan untuk mencetak alkitab (Kristen).
    2. Gothic : gaya seni pada zaman gelap / Dark Ages dimana terjadi perang salib (Turki) yang menyebabkan banyak korban jiwa.Sehingga gaya seni ini lebih mengarah kepada kesedihan, kesengsaraan, dsb.

    Fenomena kultural diatas disebabkan :

    1. Feudalisme dalam politik
    2. Perang salib di Turki
    3. Skolatisme di Eropa
    3. Konsep tentang zaman kuno dan pertengahan

    Ada 3 anggapan dan penghargaan pokok yang telah ditemukan tentang keindahan:

    1. Berdasarkan keseimbangan, keteraturan, ukuran dan sebagainya (berasal dari phytagoras, terdapat dalam anggapan plato dan seterusnya sampai dengan Thomas).
    2. Sebagai jalan menuju kontemplasi (Plato, Platinus, Agustinus, Kristiani pada umumnya meskipun dengan tekanan yang berbeda-beda), sedangkan keindahan dianggap sebagai yang pertama-tama terdapat di luarvdan dilepas dari subyek biasanya dan menekankan yang di seberang.
    3. Perhatian tentang apa yang terjadi dalam si subyek terdapat dalam dua filsuf penting yaitu Aristoteles dan Thomas.Mereka mengutarakan pentingnya penyelidikan mengenai pengalaman apoteriori dengan empiris.
    4. Tokoh estetika zaman pertengahan

    Thomas Aquino (1225-1274) filosofi lain yang terkenal pada zaman pertengahan adalah Thomas Aquino. Dia menulis mengenai esensi mengenai keindahan. Rumusannya yang terkenal adalah “keindahan berkaitan dengan pengetahuan”.

    Sesuatu disebut indah jika menyengkan mata si pengamat, namun di samping itu terdapat penekanan pada pengetahuan bahwa pengalaman keindahan akan bergantung pada pengalaman empiric dari pengamat. Hal yang selalu mencolok adalah kondisi dan sifat terhadap subjek keindahan, persiapan individu untuk memperoleh pengalaman estetik.

    Selanjutnya dia berpikir bahwa keindahan adalah hasil dari tiga syarat keseluruhan(integritas) atau kesempurnaan, keselarasan yang benar (proportion) dan kejelasan atau kecemerlangan.

    Secara umum gagasan Thomas Aquino merupakan rangkuman segala filsafat keindahan yang sebelumnya telah dihargai. Sejalan dengan aristoteles, Thomas Aquino menekankan pentingnya pengetahuan dan pengalaman empiris-aposteriori yang terjadi dalam diri manusia.

    Ketika mengkaji secara empirik obyek yang sulit untuk didefinisikan atau diukur secara langsung, pendefinisian dapat dipermudah dengan perbandingan dengan objek-objek atau benda lain, yang lebih mudah untuk dikaji, karena telah dikenal. Kemudian, dari pada menggunakan real definition untuk sementara dapat di gunakan definisi nominal untuk objek atau benda tersebut. Cara ini telah di manfaatkan dalam pengkajian tentang keindahan oleh st. agustinus dan Thomas Aquino.

    Thomas beranggapan mengenai keindahan merupakan suatu rangkuman dimana segala unsur lama di hargai dengan mengetengahkan peranan dan rasa si subjek dalam terjadinya keindahan. Dalam seluruh karya Thomas terdapat beberapa uraian pendek mengenai keindahan.

    Tentang Thomas Aquino di anggap penting untuk di pelajari karena:

    1. memuat suatu unsur baru merupakan perintis jalan bagi perkembangan anggapan tentang keindahan selama masa modern
    2. selain itu Thomas amat seringkali dikutip dalam penjelasan-penjelasan mengenai keindahan.

    Rumus yang paling terkenal adalah pulchum respicit vim cognitivan, puchrs enim dicuntur quac visa placent tau inggrisnya beauty has to do with knowledge: we call a thing beautiful when it release the eye off the be holder (st. Thomas Aquino, suma technology, atin text and English translation, con ed, Thomas gilby, London new york 1963-1977, 60 jilid, 2 halaman 72-73). Di samping itu tekanan pada pengetahuan dalam kutipan ini paling menyolok peranan subjek dalam hal keindahan.

    B. Estetika Pra Modern

    Pengertian seni rupa pra modern nerupakan babakan sejarah dalam seni rupa sebelum zaman industri.Dilihat dari arti kata pra modern yang berarti sebelum maju atau modern maka seni rupa pra modern berarti seni rupa sebelum zaman modern.Seni rupa terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan manusia, dan dapat kita lihat baik dari aspek kesejarahan, aspek konseptual, maupun aspek kebentukan.Seni rupa pra modern dapat dikelompokkan menjadi primitivisme, naturalisme, realisme, dan dekorativisme.

    Ø  Pengertian Kepercayaan Aliran Animisme dan Dinamisme Serta Sejarah Lahirnya Paham Animisme dan Dinamisme

    1.      Pengertian Kepercayaan Animisme dan Dinamisme

    a.       Animisme secara umum

    Kepercayaan animisme (diambil dari bahasa latin anima atau “roh”) adalah kepercayaan kepada makhluk halus dan roh.Kepercayaan animisme mengajarkan bahwa setiap benda baik hidup maupun mati mempunyai roh atau jiwa dan roh tersebut memiliki kekuatan yang disebut mana, sedangkan pada manusia disebut nyawa.Nyawa tersebut memiliki kekuatan gaib yang dapat berpindah-pindah dan hidup diluar badan manusia.Nyawa dapat meninggalkan badan manusia pada waktu tidur dan berjalan ke suatu tempat (mimpi).Akan tetapi apabila manusia tersebut mati maka roh meninggalkan badan untuk selamanya yang disebut arwah.Berdasarkan kepercayaan animisme arwah tersebut tetap hidup di negeri arwah serupa dengan kehidupan manusia di bumi.

    Inti kepercayaan animisme adalah pemujaan dan penghormatan kepada roh orang yang telah meninggal, terutama penghormatan dan pemujaan terhadap roh nenek moyang.Didalam gua-gua ditemukan kerangka manusia yang telah dikuburkan.Temuan semacam ini sangat penting untuk meneliti adat mengubur mayat dengan kepercayaan yang mereka anut.Para sejarawan berkesimpulan bahwa pada masa itu manusia sudah mempunyai kepercayaan tertentu mengenai kematian.

    b.      Animisme di Indonesia

    Animisme di Indonesia pertama muncul dikalangan manusia primitif pada Zaman Megalitikum (Batu Besar).Adanya kepercayaan bahwa dunia arwah letaknya diatas gunung.Sehingga pada zaman megalitikum manusia banyak menghasilkan bangunan-bangunan dari batu yang berukuran besar untuk keperluan upacara agama diatas gunung/bukit.

    c.       Pengertian Kepercayaan Dinamisme

    Perkataan dinamisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu dunamos, sedangkan dalam bahasa Inggris berarti dynamic dan diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan arti kekuatan, daya, atau kekuasaan.Definisi dari dinamisme mamiliki arti tentang kepercayaan terhadap benda-benda di sekitar manusia yang diyakini memiliki kekuatan ghaib.

    Dalam Ensiklopedi umum, dijumpai defenisi dinamisme sebagai kepercayaan keagamaan primitif yang ada pada zaman sebelum kedatangan agama Hindu di Indonesia.Dinamisme disebut juga dengan nama preanimisme, yang mengajarkan bahwa tiap-tiap benda atau makhluk mempunyai daya dan kekuatan.Maksud dari arti tadi adalah kesaktian dan kekuatan yang berada dalam zat suatu benda dan diyakini mampu memberikan manfaat atau marabahaya.Kesaktian itu bisa berasal dari api, batu batuan, air, pepohonan, binatang, atau bahkan manusia sendiri.

    Dinamisme lahir dari rasa kebergantungan manusia terhadap daya dan kekuatan lain yang berada diluar dirinya.Setiap manusia akan selalu merasa butuh dan harap kepada zat lain yang dianggapnya mampu memberikan pertolongan dengan kekuatan yang dimilikinya.Manusia tersebut mencari zat lain yang akan ia sembah yang dengannya ia merasa tenang jika ia selalu berada disamping zat itu.Sebagai contoh, ketika manusia mendapatkan bahwa api memiliki daya panas, maka ia menduga bahwa apilah yang paling berhak ia sembah karena api telah memberikan pertolongan kepada mereka ketika mereka merasa dingin.Ia mengira bahwa api memiliki kekuatan misteri yang tidak mungkin dimiliki oleh manusia sehingga ia akan menyembahnya.

    2.      Sejarah Lahirnya Paham Animisme dan Dinamisme

    Kepercayaan animisme dan dinamisme itu didapat dari pengaruh bangsa lain yang telah menjalin interaksi dengan mereka.Ada yang mengatakan bahwa paham ini berasal dari ajaran Taunisme yang lahir di kawasan Tiongkok.Ada juga yang mengatakan bahwa ia lahir dari ajaran bangsa Arya.Yang pasti, saat itu masyarakat awal Indonesia sudah mengenal istilah dewa, roh jahat dan roh baik, dan kesaktian atau kekeuatan luar biasa.

    Tidak hanya itu, masyarakat awal Indonesia juga sudah mengenal tentang bagaimana cara menghormati orang yang sudah mati.Kepercayaan bahwa manusia yang hidup masih bisa menjalin komunikasi dengan para leluhur mereka yang sudah mati.Matahari dipercaya sebagai dewa, bulan diyakini sebagai dewi, langit dianggap sebagai kerajaan, bumi beserta segala isinya disebut sebagai pelindung atau pengawal manusia.

    Ø  Anthony Ashley Cooper mengembangkan metafisika neplatoistik yang memimpikan satu dunia yang harmonis yang diciptakan oleh tuhan.Aspek-aspek dari alam yang harmonis pada manusia ini termasuk pengertian moral yang menilai aksi-aksi manusia, dan satu pengertian tentang keindahan yang menilai dan menghargai seni dan alam.

    Ø  David Hume lebih banyak menerima pendapat Anthony tetapi ia mempertahankan bahwa keindahan bukan suatu kualita yang objektif dari objek.Yang dinyatakan baik atau bagus ditentukan oleh konstitusi utama dari sifat dan keadaan manusia, termasuk adat dan kesenangan pribadi manusia.

    Ø  Immanuel Kant seperti Hume, bertahan bahwa keindahan bukanlah kualita objektif dari objek.Sebuah benda dikatakan indah bila bentuknya menyebabkan saling mempengaruhi secara harmonis, diantara imajinasi dan pengertian (pikiran).

    Dari sini sekitar abad ke 19 muncul beberapa aliran diantaranya impresionisme dan ekspresionisme.Yang mana pada dahulu kala para seniman sendiri ikut mengambil bagian dalam merumuskan pandangan-pandangan mereka tentang ciri khas dan peranan kesepian dalam perkembangan manusia maupun masyarakat.

    1.      Impresionisme dan Ekspresionisme

    Impresionisme adalah suatu gerakan seni dari abad 19 yang dimulai dari paris pada tahun 1860 an.Nama ini awalnya dikutip dari lukisan Claude Monet, “Impression, Sunrise” (“Impression, Soleil Levant”).Sebenarnya kata “Impresionisme” pada permulaan dipakai sebagai suatu sindiran atau penghinaan terhadap mereka yang kurang patuh kepada praturan-peraturan dan patokan-patokan yang dianggap perlu diindahkan agar suatu karya seni dapat terlaksana.Pokoknya pelukis ingin mengabadikan kesan-kesannya “Impression” dan memperlihatkannya kepada si penonton lukisannya.

    Karakteristik utama lukisan impresionisme adalah kuatnya goresan kuas, warna-warna cerah (bahkan banyak sekali pelukis impresionis yang mengharamkan warna hitam karena dianggap bukan dari cahaya), komposisi terbuka, penekanan pada kualitas pencahayaan, subjek-subjek lukisan yang tidak terlalu menonjol, dan sudut pandang yang tidak biasa.

    Pengarang impresionistis melahirkan kembali kesan atau sesuatu yang dilihatnya.Kesan itu biasanya kesan sepintas lalu.Pengarang tak kan melukiskannya sampai detail, sampai kepada yang sekecil-kecilnya seperti dalam aliran realisme atau naturalisme, supaya ketegasan, sepontanitas penglihatan, dan perasaan mula pertama tetap tak hilang.Lukisan seperti itulah lukisan beraliran impresionisme.

    Ekspresionisme adalah suatu aliran dalam seni rupa yang melukiskan suasana kesedihan, kekerasan, kebahagiaan, atau keceriaan dalam ungkapan rupa yang emosional dan ekspresif.Salah seorang pelukis yang beraliran ekspresionisme adalah Fincent Van Gogh (1853-1890).Lukisan-lukisannya penuh dengan ekspresi gejolak jiwa yang diakibatkan oleh penderitaan dan kegagalan dalam hidup.

    Aliran ekspresionisme lebih terbatas pada beberapa tokoh saja.Karya mereka memang tidak terlepas sama sekali dari apa yang mereka lihat dan apa yang kiranya telah menjadi alasan mengapa mau melukis.Hasrat untuk mengucapkan dan seakan-akan mewujudkan apa yang ada dalam pengalaman dan hati mereka (ekspresion) menandai dan mewarnai karya seni yang bersangkutan.

    C.    ESTETIKA MODERN

    1.      Simbolisme dan Jugendstil

    Simbolisme merupakan kelanjutan impresionisme dan ekspresionisme.Bila ekspresionisme masih bertitik pangkal pada apa yang telah dan sedang diamati seniman agar unsur-unsur tertentu yang ia alami diungkapkannya dengan tekanan khusus.Tetapi dalam hasil karya para seniman yang digolongkan sebagai penganut simbolisme sumbangan seniman sendiri menjadi sedemikian besar sehingga obyek lukisan atau lain karya seninya hanya samar-samar saja memperlihatkan obyek luar yang mau digambarkan.Obyek luar itu hanya menjadi alasan untuk menggambarkan inti ilham seniman dan hasil karyanya menjadi lambang (simbol) dari apa yang ada dalam bayangannya.

    Agar dekat dengan simbolisme muncul apa yang disebut Jugendstil. Namanya berasal dari suatu majalah Jerman yang berjudul “Jugend” (kaum muda).Meneruskan unsur – unsur dekorasi yang terdapat dalam hasil karya simbolisme. Menekankan pentingya garis – garis dalam lukisan dan gambaran, sedapat mungkin berlingkaran dan bergelombang ibarat rambut panjang.Itulah aliran “jugendstil” dengan garis – garis dekoratif berlingkaran dan bergelombang simbolis.

    2.      Fauvisme dan Surealisme

    Aliran yang dekat dengan ekspresionisme yang disebut dengan “fauvisme” (karena oleh seorang kritikus seniman bersangkutan dianggap sebagai “fauve” = binatang liar/buas).Aliran fauvisme mempunyai unsur yang dulu sudah muncul dalam sejarah kesenian, yaitu bahwa “bahan luar” itu diubah dalam penggambarannya sambil mengungkapkan sesuatu.Aliran ini menghargai ekspresi dalam menangkap suasana yang tidak dilukis tidak seperti karya impresionisme, pelukis fauvis berpendapat bahwa harmoni warna yang tidak terpaut dengan kenyataan di alam justru akan lebih memperlihatkan hubungan pribadi seniman dengan alam tersebut.Segala hal yang berhubungan dengan pengamatan sejarah objektif dan realistis seperti yang terjadi dalam lukisan naturalis, digantikan oleh pehaman secara emosional dan imajinatif.Sebagai hasilnya warna dan konsep ruang akan terasa bernuansa puitis.Warna-warna yang dipakai jelas tidak lagi disesuaikan dengan warna di lapangan, tetapi  mengikuti keinginan pribadi pelukis.Pelukis fauvis menyerukan pemberontakan terhadap kemapanan seni lukis yang talah lama terbantu oleh objektifitas ilmu pengetahuan seperti yang terjadidalam aliran impresionisme, meskipun ilmu – ilmu dari pelukis terdahulu yang mereka tentang tetap dipakai sebagai dasar dalam lukis.Hal ini terutama terjadi pada masa awal populernya aliran ini pada periode 1904 hingga 1907.

    Selangkah lebih maju dilakukan oleh aliran surealisme, yang titik pangkal dan “bahan”nya ialah dunia bayangan dan mimpi.Tentu saja ada hubungan dengan psikoanalisi sigmound freud dan minatnya akan yang bawah sadar.Dapat dikatakan bahwa aliran ini pada permulaan masa modern sudah muncul dalam karya Hieronymus bosc (1450-1516) dengan dunia mimi yang membingungkan orang. Surealisme berkembang antara dua perang dunia, yang memberikan kesan bahwa tidak ada lagi pegangan bagi manusia, semua yang ada dan dilukiskan sehingga menimbulkan anggapan bahwa tidak ada sesuatu yang masuk akal.Pelukis aliran ini berusaha untuk mengabaikan bentuk secara keseluruhan kemudian mengolah setiap bagian tertentu dari objek untuk menghaslkan sensasi tertentu yang bisa dirasakan manusia tanpa harus mengerti bentuk aslinya.

    3.      Kubisme

    Kubisme adalah sebuah gerakan modern seni rupa pada awal abad ke-20 yang dipelopori oleh picasso (1881-1973) dan George Braque (1882-1963).Aliran ini bermula dari imresionisme yang berupaya mencari dan mengungkapkan dalam karya seni sejumlah bentuk – bentuk dasar kenyataan yang diamati dan dialami manusia sesuai cita – cita imresionisme.Tetapi dengan tambahan susunan (kontrucction) baru dengan memakai bahan dasar tadi itulah merupakan unsur ekspresionisme yang ikut mempengaruhi kubisme.

    Kubisme muncul setelah Picasso dan Braque menggali sekaligus terpengaruh bentuk kesenian primitif, seperti patung suku bangsa liberia, ukiran timbul (basrelief) bangsa Mesir, dan topeng – topeng suku Afrika.Juga pengaruh lukisan Paul Cezane, terutama karya still life dan pemandangan, yang mengelkan bentuk geometri baru dengan mematahkan perspektif zaman renaisans.Ini membekas pada keduanya sehingga meneteskan aliran baru.

    Istilah “kubis” itu sendiri, tercetus berkat pengamatan beberapa kritikus.Louis Vauxelles (kritikus Prancis) setelah melihat sebuah karya Braque di salon des independent, berkomentar bahwa karya Braque sebagai reducess everything to little cubes (menepatkan segala sesuatunya pada bentuk kubus – kubus kecil).Gil blas menyebutkan lukisan Braque sebagai bizzaries cubiquis (kubus ajaib).Sementara itu, Heri Matisse menyebutnya sebagai susunan pettis cubes (kubus kecil).Maka untuk selanjutnya dipakai istilah kubisme untuk memberi ciri dari aliran seperti karya – karya tersebut.

    4.      Seni Abstrak

    Seni ini menampilkan unsur – unsur seni rupa yang disusun tidak  terbatas pada bentuk – bentuk yang ada dialam.Garis, bentuk, dan warna ditampilkan tanpa mengindahkan bentuk asli dialam.Seni abstrak ini pada dasarnya berusaha memurnikan karya seni, tanpa terikat dengan wujud dialam.Selain itu hasil karya seni hanya dapat berarti sebagai karya seni bagi orang yang melihat, mendengar atau membacanya sesuai dengan kemauan dan selera setiap orang.

    Dalam aliran ini terkenal dua pelukis Rusia, yang pertama adalah Wassili Kandinski (1886-1945) yang bermaksut menggambarkan apa yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kenyataan luar, tetapi karyanya dengan segala kekuatan ekspresinya masih mengingatkan penontonnya kepada bentuk – bentuk purba dari alam semesta, organisme – organisme paling sederhana (amueba, tradiolira, kuda laut dsb).Sedangkan Kasimir Malewijts (1878-1935) lebih konsekuen lagi dan menggambarkan macam – macam segi empat, kadang  kadang segi tiga, lingkaran dan trapesium, semuanya berwarna warni, sekali kali dengan adanya sindiran akan adanya sosok manusia.

    Seorang pelukis Belanda Piet Mondarin (1883-1944) termasuk aliran yang sama, sampai pada suatu gaya lukis yang diberi nama “neo-plastisisme”.Lukisan terdiri atas sejumlah garis datar atau garis tegak lurus.

    BAB III

    PENUTUP

    A.    KESIMPULAN

    Estetika merupakan filsafat mengenai keindahan.Dalam perkembangannya, pada zaman pertengahan estetika terdapat beberapa masa seperti masa purba dan masa kuno selain itu zaman pertengahan estetika juga sangat dipengaruhi oleh sudut agama.Dimana unsur-unsur estetik ada dalam setiap pernak-pernik perlengkapan peribadatan dan juga pada kesenian dan drama sangat dipengaruhi oleh sudut agama.Pada zaman pertengahan yang lebih siknifikannya pada masa purba terdapat gagasan-gagasan mengenai keindahan dan juga teori mengenai simbol-simbol.

    Pengertian seni rupa pra modern nerupakan babakan sejarah dalam seni rupa sebelum zaman industri.Dilihat dari arti kata pra modern yang berarti sebelum maju atau modern maka seni rupa pra modern berarti seni rupa sebelum zaman modern.Seni rupa terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan manusia, dan dapat kita lihat baik dari aspek kesejarahan, aspek konseptual, maupun aspek kebentukan.Seni rupa pra modern dapat dikelompokkan menjadi primitivisme, naturalisme, realisme, dan dekorativisme.

    B.     SARAN

    Makalah dari kami tentunya banyak kekurangan, untuk itu dari pembaca agar memberikan  kritik maupun saran guna terciptanya ilmu pengetahuan yang lebih sempurna.

    DAFTAR PUSTAKA

    ·         Safikhudin,ufik,2013.http://ufiksafikhudin.blogspot.co.id/2013/04/makalah-seni-rupa-di-sd.html?m=1

    ·         Neumandiani,ecka,2013.http://eckaneumandiani.blogspot.co.id/2013/03/konsep-dasar-seni-rupa.html?m=1

  • Sejarah Perkembangan Estetika

    Perkembangan Estetika

    Sejarah perkembangan estetika didasarkan pada sejarah perkembangan estetika di Barat yang dimulai dari filsafat Yunani Kuno. Hal ini dikarenakan estetika telah dibahas secara terperinci berabad-abad lamanya dan dikembangkan dalam lingkungan Filsafat Barat. Hal ini bukan berarti di Timur tidak ada pemikiran estetika.

    Secara garis besarnya, tingkatan/tahapan periodisasi estetika disusun dalam delapan periode, yaitu:

    1. Periode Klasik (dogmatik)
    2. Periode Skolastik
    3. Periode Renaisance
    4. Periode Aufklarung
    5. Periode Idealis
    6. Periode Romantik
    7. Periode Positifistik
    8. Periode Kontemporer

    A. Periode Klasik (Dogmatik)

    Dalam periode ini para folosof yang membahas estetika diantaranya adalah Socrates, Plato dan Aristoteles. Dari ketiga filosof ini dapat dikatakan bahwa Socrates sebagai perintis, Plato yang meletakkan dasar-dasar estetika dan Aristoteles yang meneruskan ajaran-ajaran Plato.

    Dalam periode ini ada beberapa ciri mengenai pandangan estetikanya, yaitu :

    1. Bersifat metafisik

    Keindahan adalah ide, identik dengan ide kebenaran dan ide kebaikan. Keindahan itu mempunyai tingkatan kualitas, dan yang tertinggi adalah keindahan Tuhan.

    2. Bersifat objektifistik

    Setiap benda yang memiliki keindahan sesungguhnya berad dalam keindahan Tuhan. Alam menjadi indah karena mengambil peranannya atau berpartisipasi dalam keindahan Tuhan.

    3. Bersifat fungsional

    Pandangan tentang seni dan keindahan haruslah berkaitan dengan kesusilaan (moral), kesenangan, kebenaran dan keadilan.

    B. Periode Skolastik

    Dalam sejarah Filsafat Barat abad pertengahan adalah masa timbulnya filsafat baru. Hal ini dikarenakan kefilsafatan itu dilakukan oleh bangsa Eropa Barat dengan para filosofnya yang umumnya pemimpin gereja atau penganut Kristiani yang taat. Filsafat abad pertengahan ini dikenal dengan sebutan Filsafat Skolastik.

    Dalam abad pertengahan ini masalah theologia mendapat perhatian utama dari para filosof. Masalah estetika dikemukakan oleh Thomas Aquinas: 1225-1274.  Filsuf ini adalah pengagum Aristoteles. Menurut Thomas Aquinas keindahan itu terdapat dalam 3 kondisi, yaitu :

    1. Integrity or perfection  (keutuhan atau kesempurnaan)
    2. Proportion or harmony  (perimbangan atau keserasian)
    3. Brightness or clarity  (kecermelangan atau kejelasan)

    Munurut Thomas Aquinas, hal-hal yang cacat (tidak utuh, tidak sempurna) adalah jelek, sedangkan hal-hal yang berwarna cemerlang atau terang adalah indah. Tiga unsur keindahan itu oleh para ahli modern disebut kesatuan, perimbangan dan kejelasan.

    C. Periode Renaissance

    Kata Renaissance berarti kelahiran kembali, yaitu membagun kembali semangat kehidupan klasik Yunani dan Romawi dalam bidang ilmu pengetahuan dan seni. Gerakan pembaharuan ini dilakukan terutama oleh para humauis Italia yang dimulai kurang lebih abad ke XIV. Gerakan ini hampir disegala bidang ilmu pengetahuan, kesenian dan filsafat. Tetapi yang paling semarak gerakan ini adalah pada bidang seni.

    Pada periode ini masalah seni menjadi titik perhatian. Uraian mengenaai estetika secara luas ditulis oleh Massilimo Visimo, sedangkan penulis-penulis lainnya banyak mengulas teori-teori seni. Leon Batista dan Albert Durer dalam bidang seni rupa,Giosefe Zarlino dan Wincenzo Galilei dalam bidang musik,serta Lodovia Castelvetro dalam bidang puisi.

    D. Periode Aufklarung

    Pencerahan merupakan gerakan lanjutan dari Renaissance. Dalam periode ini masih terlihat pengaruh rationalisme Descartes dan Empirisme Bacon dalam pembahasan Estetika.

    Baumgarten (Alexander Gotlieb Baumgarten), dia seorang filsuf Jerman yang hidup tahun 1714-1762. dialah orang pertama yang memperkenalkan istilah ”estetika” sebagai ilmu tentang seni dan keindahan.

    Baumgarten membedakan pengetahuan itu menjadi 2 macam:

    1. Pengetahuan intelektual (intellectual knowledge)
    2. Pengetahuan indrawi (sension knowledge)

     (The liang Gie, 1980)

    Pengetahuan intelektual itu disebut juga pengetahuan tegas, sedangkan pengetahuan indrawi dianggap sebagai pengetahuan kabur. Estetika adalah ilmu tentang pengetahuan indrawi yang tujuannya adalah keindahan. Tujuan daripada keindahan adalah untuk menyenangkan dan menimbulkan keinginan. Manifestasi keindahan tertinggi tercermin pada alam, maka tujuan utama dari seni adalah mencontoh alam.

    E. Periode Idealis

    Sejalan dengan perkembangan filsafat, idealisme  mempengaruhi pendangan estetika di Jerman. Immanuel Kant merupakan filsuf pertama yang mengemukakan teori estetika dari pandangan objektif. Maka penyelidikan estetika berubah, dari penelaahan ontologis beralih ke bidang ilmu jiwa, yang sebelumnya telah dirintis oleh rationalime dan empirisme.

    Filsuf-filsuf yang termasuk dalam peroide ini diantraanya adalah: Immanuel kant, Schiler, Scheling dan Hegel.

    F. Periode Romantik

    Aliran romantik merupakan reaksi terhadap rasionalisme yang mendewakan rasio. Kini perasaan menjadi dominan. Kalai sebelumnya sang seniman tunduk pada kaidah-kaidah yang ketat, kini sang seniman berdaulat dengan merdeka, asal meluapkan secara spontan dan otomatis emosi-emosinya.

    Aliran inidirintis oleh J.J Rousseau yang hidup pada pertengahan abad ke-XVIII. Rousseau bertitik tolak pada suatu pandangan dasar, yaitu bahwa alam murni itu baik dan ndah sehingga segala sesuatu yang dekat pada alam murni juga baik dan indah (Dick Hartoko, 1984)

    Pada tingkat awal, gerakan romantik berada pada pemikiran Schellingdan bentuk-bentuk baru kesusastraan baru di Jerman dan Inggris pada tahun 1890-1891. Ada 4 hal yang menjadi pusat perhatian dari penulis-penulis estetika pada periode ini adalah: ekspresi, imajinasi, organisasi dan simbolisasi.

    Salah seorang filsuf besar pada periode ini adalah Arthur Schopenhauer dan Nietzche.

    G. Periode Positifistik.

    Dalam periode ini estetika dipelajari secara empiris dan ilmiah yang berdasarkan pengalaman-pengalaman riil yang nyata dalam kehudupan sehari-hari. Estetika dibahas dalam hubungannya dengan ilmu lain,misalnya psikilogi dan matematika.Para filsuf yang membahas estetika diantaranya Fehner,George Birkhof, A.Moles dan Edward Bullough      .   

    H. Periode Kontemporer.

    Dalam periode ini, muncul sejumlah pandangan estetika dalam waktu yang relatif bersamaandan sampai kini masih banyak pengikutnya.Pandangan estetika yang banyak ini (multi isme), tumbuh pada awal abad ke 19 dan menjadi lebih semarak lagi pada abad ke 20. berikut ini tujuh pandangan yang menonjol dalam periode ini.

    1. Seni untuk seni (lárt pour l’art)

    Semboyan  L’art pour L’art yang termashur ini pertama kali dipergunakan oleh seorang filosof Victor Cousin (1792-1867). Pandangan ini menganggap bahwa seni merupakan deklarasi artistik yang independen sebagai suatu tanggung jawab professional. Seniman ditempatkan sebagai suatu pribadi yang bebas dan terpisah dari kepentingan masyarakat. Tujuan seni hanya untuk seni, tidak mengabdi kepada kepentingan politik, ekonomi, sosial dan agama. Pandangan ini merupakan suatu reaksi terhadap kondisi pada waktu itu untuk mengembalikan kemurnian status seni.

    2. Realisme

    Realisme menganggap bahwa karya seni harus  menampilkan kenyataan yang sesungguhnya, seperti sebuah gambar reproduksi (seperti photo). Salah seorang tokoh dari pandangan ini ialah Nicolay C. Chernyshevski dengan karyanya The Aestheics Relation or Art to Reality (1865).

    3. Sosialisme (Tanggung jawab sosial)

    Suatu pandangan yang sangat bertentangan dengan pandangan seni untuk seni, bahwa seni merupakan kekuatan sosial dan refleksi dari kenyataan sosial. Seniman adalah bagian dari masyarakat dan mempunyai tanggungjawab sosial.

    4. Ekspresionisme

    Estetikus Benedetto Croce (1866-1952) telah meninggalkan pengaruh besar pada abad ke 20 ini. Pandangannya ditulis dalam bukunya Aesthetics as Science of Expression and Generale Linguistic (1902).

    Menurut Groce, Estetika  ilmu tentang image atau sebagai pengetahuan intuitif dan bersifat objektif. Bagi Crocekeindahan tergantung pada keinginan imajinasi, yaitu kemampuan seseorang untuk memahami serta mengalami hasil kegiatan intuisi dalam bentuknya yang murni.Croce termasuk penganut “seni untuk seni”. Seni tidak benar kalau dicampuri oleh berbagai kepentingan,misalnya ilmu pengetahuan,hiburan ataupun moral.

    5. Naturalisme

    Pandangan estetika naturalisme para filosof Amerika lebih menekankan pada ketenangan hidup untuk kelangsungan budaya manusia.

    Salah satu tokohnya George Santayana. Dia berpendapat bahwa nilai keindahan terletak pada hasrat alami untuk mengalami keselarasan sosial dan untuk merenungkan keindahan menciptakan moralitas, seni, puisi dan agama, yang ada dalam imajinasi dan berusaha untuk mewujudkan secara konkret dengan tindakan, kombinasi dari esensi-esensi dan semata-mata ideal. Estetika berhubungan dengan penceraapan nilai-nilai. Keindahan sebagai nilai intristik dan diobjektifkan, artinya sebagai kualitas yang ada pada suatu benda.

    6. Marxisme

    Marxisme telah memberikan pengaruh kepada para estetikus terutama di negara-negara sosialis dan komunis. Prinsip dasar estetikanya ialah seni dan semua kegitan manusia yang  tertinggi merupakan budaya “super struktur” yang ditetapkan oleh kondisi sejarah masyarakat, terutama kondisi ekonomi.

    Estetika Rusia Georgi V. Plekaniv dalam bukunya Art and Social Live  (1912), mengembangkan estetika materialisme dialektika dan menyerang doktrin “seni untuk seni” yang telah berkembang di Eropa.

    7. Eksistensialisme

    Pandangan mengenai kekuatan otonomi sebagai kualitas obyektif yang ada dalam dirinya sendiri telah dicetuskan oleh para filosof Eksistensialisme.

    J.P. Satre membedakan antara obyek estetik dengan benda-benda lainnya di dunia. Perbedaannya terletak pada “ekspresi dunia”, bahwa setiap benda estetis secara personal adalah “ada dalam dirinya sendiri” (pour soi). Dalam hal ini Satre telah memberikan jalan untuk adanya suatu konsep tentang “kebenaran otentik” dari eksistensi seni.

    REFERENSI

    ___Sutrisno, Mudji & Christ Verhaak. 1993. Estetika Filsafat Keindahan. Kanisius: Yogyakarta.

    ___ Djelantik, A.A.M. 1999. Estetika Sebuah Pengantar. Masyarakat Seni Perrtunjukan Indonesia: Bandung.

    ___Teww, A. 1988. Sastra dan Ilmu Sastra Pengantar Teori Sastra. Pustaka Jaya: Jakarta

    ___ http//www.ndreh.2itb.com/contact

    ___ http://farah-nur.blogspot.co.id/2011/11/sejarah-perkembangan

    ___ estetika.htmlhttp://aldiruvianto.blogspot.co.id/2013/04/sejarah-perkembangan

    ___ estetika.htmlhttps://ulax.wordpress.com/2009/04/30/sejarah-estetika/