Konsep ruang dan waktu dalam sejarah adalah hal penting yang menjadi objek dalam sejarah itu sendiri. Konsep ini memudahkan klarifikasi atas peristiwa yang terjadi di masa lalu terkait dengan time line, lokasi dan pihak-pihak yang dilibatkan.
Daftar isi
Ruang dan Waktu dalam Sejarah
A. Konsep Ruang dalam Sejarah
Ruang didefenisikan sebagai area atau tempat yang menjadi bagian dari objek yang diamati. Hal sejarah, objek yang diamati tidak lain adalah kejadian yang terjadi di masa lampau.
Objek sejarah dalam hal ini perisitiwa yang terjadi di masa lampau, maka defenisi ruang dibatasi menjadi seluruh tempay yang ada dipermukaan Bumi baik secara parsial maupun seluruhnya (Sumaatmadja, 1981). Ruang mencakup area yang ada dipermukaan bumi baik itu daratan, udara dan bahwa laut.
Beberapa peristiwa sejarah juga diamati melalui jejak-jejak yang ditinggalkan dan tertimbun di bawah tanah. Dengan demikian ruang juga mencakup area lapisan di bawah tanah.
Contoh dari keterkaitan karakteristik antar ruang misalnya sebagai berikut:
Peristiwa banjir di Jakarta terjadi karena kerusakan hutan di daerah Bogor. Air hujan yang jatuh di daerah Bogor sebagian besar masuk ke sungai. Hanya sebagian kecil air hujan yang terserap oleh tanah di Bogor. Akibatnya, Jakarta terkena banjir yang airnya sebagian besar berasal dari wilayah Bogor.
Penduduk kota menghasilkan berbagai produk industry, seperti pakaian, kendaraan, barang-barang elektronik, dan lain-lain. penduduk desa tidak menghasilkan produk tersebut sehingga mereka pergi ke kota untuk memperoleh barang-barang tersebut. Sebaliknya, penduduk kota tidak menghasilkan bahan pangan sehingga mereka memperolehnya dari penduduk desa. Akibatnya, ada aliran barang dari kota ke desa dan aliran makanan dari desa ke kota.
Lapangan pekerjaan banyak tersedia di kota, sedangkan di desa sangat terbatas, hanya berada di sector pertanian saja. Akibatnya, banyak penduduk desa yang bepergian ke kota untuk bekerja atau mencari pekerjaan.
Keterbatasan persediaan kayu di daerah perkotaan dan perbatasan sekitarnya membuat para pengusaha kayu untuk melakukan penebangan liar di daerah pedalaman wilayah Indonesia. Hal ini mengkibatkan terganggunya ekosistem di dalam wilayah pedalaman tersebut.
kurangnya tenaga pengajar di daerah Nusa Tenggara Timur mengakibatkan pemerintah mengirimkan guru dari daerah DKI Jakarta. Guru-guru dari DKI Jakarta sudah dididik terlebih dahulu sehingga mereka akan lebih berkompeten daripada guru yang tinggal di daerah Nusa Tenggara Timur.
Contoh-contoh tersebut menunjukkan adanya keterkaitan peristiwa dan gejala antarruang. Suatu gejala atau peristiwa pada suatu ruang tidak berdiri sendiri, tetapi akan terkait dengan gejala atau peristiwa pada ruang yang lainnya. Selain terikat oleh ruang, suatu gejala peristiwa juga terikat oleh waktu. Dalam sejarah, konsep waktu sangat penting untuk mengetahui peristiwa masa lalu dan berkembangnya hingga saat ini.
Konsep waktu dalam mempunyai arti masa atau periode berlangsungnya perjalanan kisah kehidupan manusia. Waktu dapat dibagi menjadi tiga, yaitu waktu lampau, waktu sekarang, dan waktu yang akan datang. Semua peristiwa yang terjadi tentunya akan selalu dikaitkan dengan ruang dan waktu, misalnya sebagai berikut :
Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara, Jawa tengah, 21 April 1879.
Pemilukada di Sumatera Selatan diselenggarakan tanggal 6 Juni 2013
Pilpres di Indonesia diselenggarakan pada tanggal 9 Juli 2014
Perang dunia I berlangsung dari tahun 1914-1918.
Perang dunia II berlangsung dari tahun 1939-1945.
Hirosima dijatuhi Bom atom oleh Amerika Serikat pada tanggal 6 Agustus 1945.
Jika diperhatikan, dua contoh diatas terdiri dari unsur yaitu tempat (ruang) dan tanggal (waktu). Demikian kita memahami tempat (ruang) dan waktu tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.
B. Konsep Waktu dalam Sejarah
Waktu (dimensi temporal) memiliki dua makna yanki makna denotatif dan makna konotatif . makna waktu secara denotatif adalah merupakan satu kesatuan : detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun, abad, dan sebagainya. Sedangkan makna waktu secara konotatif adalah waku sebagai suatu konsep. Ruang (dimensi spasial) merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa alam maupun peristiwa social dan peristiwa sejarah dalam proses perjalanan waktu. Manusia (dimensi manusia) adalah pelaku dalam peristiwa social dan peristiwa sejarah. dengan demikian ketiga konsep tersebut, yaitu ruang, waktu, dan manusia merupakan tiga unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu peristiwa dan perubahannya.
Suatu peristiwa dipengaruhi oleh kekuatan yang ada di luar manusia, yaitu berupa kekuatan fisik-material (dimensi alam). Kekuatan tersebut merupakan potensi terjadinya suatu peristiwa. Terwujudnya kemungkinan tersebut dapat tercermin dalam suatu peristiwa yang membawa perubahan terhadap manusia dalam dimensi ruang dan dimensi waktu secara fungsional dan terhubung. Proses terjadinya suatu peristiwa dan perubahannya berlangsung dalam batas ruang dan waktu. Dengan batas ruang diadakan pengkajian tentang peristiwa dan perkembangannya. Namun demikian, berkembangnya IPTEK dalam bidang komunikasi, batas ruang tidak berarti karena suatu peristiwa akan mudah menyebar ke ruang yang lebih luas seolah-olah ruang tempat terjadinya tersebut bergerak.
Suatu kejadian dapat diamati berdasarkan dimensi ruang, waktu, dan manusia. Berdasarkan dimensi ruang, suatu peristiwa memiliki batas-batas tertentu. Dalam ruang akan berlangsung berbagai peristiwa atau kejadian pada waktu yang bersamaan. Berdasarkan dimensi manusia, manusia menjadi objek dan subjek dari peristiwa tersebut. Setiap peristiwa membawa pengaruh terhadap perubahan pada dimensi manusia, baik secara objek maupun secara subjek. Perubahan tersebut diharapkan dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Untuk itu, diperlukan kesadaran manusia dalam memaknai setiap peristiwa.
Berdasarkan dimensi waktu, suatu peristiwa merupakan sebuah proses. Artinya, peristiwa tersebut mengalami perubahan sejalan dengan waktu. Waktu itu ada dan terus berjalan (continuity). Waktu dapat dimanfaatkan oleh setiap orang yang memiliki kesadaran bahwa waktu itu terus berjalan. Jadi, hanya manusia yang dapat memanfaatkan waktu mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.
Tiap masyarakat memiliki pandangan yang relatif berbeda dengan waktu yang mereka jalani. Contohnya, masyarakat Barat melihat waktu sebagai sebuah garis lurus (linier). Konsep garis urus tentang waktu diikuti dengan terbentuknya konsep tentang urutan kejadian. Dengan kata lain, sejarah manusia dilihat sebagai sebuah proses perjalanan dalam sebuah garis waktu sejak zaman dulu, sekarang, dan waktu yang akan datang.
D. Pentingnya waktu dalam sejarah
Menurut Ismaun (1988), manusia adalah pelaku sejarah. jadi hanya manusia yang mempunyai sejarah (zoon historikon). Tugas utama ilmu sejarah adalah membuka tabir masa lampau umat manusia. Sejarah meneliti dan mengkaji peristiwa atau kejadian di dalam masyarakat manusia yang terjadi pada masa lampau. Peristiwa atau kejadian pada masyarakat manusia pada masa lampau adalah sesuatu yang penting dalam sejarah. kejadian yang tidak memiliki hubungan dengan kehidupan masyarakat manusia pada masa lampau bukanlah suatu peristiwa sejarah. keterkaitan antara waktu dengan peristiwa sejarah meliputi 4 hal berikut :
a. Perkembangan
Perkembangan masyarakat terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk ke bentuk yang lain. biasanya masyarakat akan berkembang dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Contoh paling jelas adalah perkembangan demokrasi Amerika Serikat yang mengikuti perkembangan kota. Perkembangan masyarakat manusia dari masa lampau sampai sekarang.
b. Kesinambungan
Kesinambungan terjadi bila suatu masyarakat baru hanya melakukan adopsi lembaga-lembaga lama. Dikatakan bahwa pada mulanya kolonialisme adalah kelajutan dari patrionalisme. Demikianlah, kebijakan kolonialisme hanya mengadopsi kebiasaan lama.
c. Pengulangan
Pengulangan terjadi bila peristtiwa yang pernah terjadi di masa lampau terjadi lagi pada masa yang selanjutnya, misalnya ; jatuhnya kekuasaan Presiden Soekarno akibat aksi-aksi yang dilakukan oleh mahasiswa. Peristiwa ini kembali terjadi, dimana presiden Soeharto lengser akibat aksi-aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa.
d. Perubahan
Perubahan terjadi apabila masyarakat mengalami pergeseran dan perkembangan. Akan tetapi, asumsinya adalah adanya perkembangan besar-besaran dan dalam waktu yang relatif singkat. Biasanya perubahan ini terjadi akibat pengaruh dari luar. Contohnya, gerakan Padri di Sumatera Barat yang menentang kaum Adat sering dianggap sebagai hasil pengaruh gerakan Wahabi di Arab yang ditularkan lewat para haji sepulang dari Mekkah, dan tidak puas dengan kekuasaan kaum Adat.
D. Keterkaitan Antara Waktu dengan Pembabakan Sejarah
Proses dalam sejarah memperlihatkan perubahan, peralihan, dan pergantian. Untuk memperoleh pemahaman yang baik tentang sejarah, yakni mendapatkan gambaran yang bermakna mengenai masa lampau kehidupan dan masyarakat manusia, maka sejarah harus diberi bentuk tertentu berupa cerita sejarah. sejarah diberi bentuk dengan mengadakan pelukisan peristiwa sejarah. salah satu pelukisan peristiwa sejarah melalui penggolongan sejarah berdasarkan 3 kategori sebagai berikut:
Kategori waktu
Kategori ruang
Kategori kehidupan
Peristiwa masa lampau tidak pernah terputus dari rangkaian kejadian masa kini dan masa yang akan datang, sehingga waktu dalam perjalanan sejarah adalah sebuah kontinuitas (kesinambungan). Waktu dalam ilmu sejarah menghasilkan pembagian waktu, yaitu periode, zaman, babakan waktu atau masa, dan kini. Sedangkan kurun adalah satu kesatuan waktu yang isi, bentu, dan waktunya tertentu.
Sejarah dapat dikenal menurut zaman-zaman tertentu dengan pola tertentu dalam goligasi fakta sejarah, struktur masyarakat, dan jiwa tertentu dalam kebudayaanya. Pada hakikatnya, sejarah itu berkaitan dengan konsep waktu (time). Proses kelangsungan atau perjalanan waktu adalah kesinambungan (continuity) dengan satuan berlangsungnya waktu (duration) dengan perubahan yang mengurangi ruang geografis. Ruang geografis tersebut berisi berbagai peristiwa mengenai segala aktivitas dan hasil karya manusia dalam perjalanan waktu yang berkesinambungan.
Kurun waktu memiliki tiga dimensi yaitu sebagai berikut :
Waktu yang lalu (the past)
Waktu sekarang (the present)
Waktu yang akan datang (the future)
Dengan demikian, jalannya waktu sebagai proses bergerak menurut garis lurus yang bergerak terus dari awal menuju masa depan. Jadi, penggambaran proses jalur waktu itu selalu lurus (linear)
Daftar Pustaka
Nursid Sumaatmadja, 1981. Studi Geografi : Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung : Alumni
Masa-masa transisi pasca pemberontakan G30SPKI membawa Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam masa kritis. Masa ini membawa Dualisme Kepemimpinan Republik Indonesia yang saling beradu kekuaran, Presiden Seokarno dan Mayor Jendral Soeharto.
Daftar isi
Dualisme Kepemimpinan Republik Indonesia
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Dalam kurun waktu 1966-1967 terjadi dualisme dalam kepemimpinan nasional. Di satu pihak Presiden Soekarno yang masih aktif, dan di pihak lain adanya tokoh Jenderal Soeharto yang memimpin pemerintahan. Hal ini dikarenakan munculnya suatu dokumen yang hingga saat ini masih kontroversial keberadaannya juga keasliannya. Dengan mengambil kata kiasan semar, dewa badut yang paling tangguh dalam wayang jawa, dokumen ini disebut Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret).
Kelanjutan dari munculnya dokumen in, maka dunia perpolitikan Indonesia memasuki era baru yang mana kita sebut sekarang sebagai Orde Baru (Orba). suatu pemerintahan yang dipimpin oleh Soeharto. Mantan Pangkokostrad yang dapat berkuasa hingga 32 tahun.
Sehubungan kondisi dualisme kepemimpinan ini sangat penting, karena merupakan suatu transisi kekuasaan, maka makalah ini akan menjelaskan mengenai awal terjadinya dulisme ini. Berawal dari pembentukan kopkamtib sebagai langkah awal Soeharto menuju ke panggung keeksistensiannya dan diakhiri dengan kebijakan-kebijakan awal ketika Soeharto dissahkan sebagai Presiden.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah:
Apa latar belakang terbentuknya kopkamtib?
Apa latar belakang lahirnya Supersemar?
Bagaimana restrukturisasi cabinet dan anggota DPRGR/MPRS?
Apa saja isi sidang umum MPRS yang berkenaan pada masa dualisme?
Bagaimana penyelesaian krisis politik dan kebijakan yang dikeluarkan masa dualism?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai masalah di atas, penulisan makalah ini untuk menjelaskan mengenai masa dualism kepemimpinan sebagai transisi orde lama menuju orde baru. Selain itu juga untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sejarah Indonesia Masa Orba – Reformasi
Bab II. Pembahasan
A. Pembentukan Kopkamtib dan Lahirnya Supersemar
Akibat dari peristiwa suatu gerakan yang menamai diri sebagai G 30 S. Maka ketika Presiden Soekarno masih berada di Halim Perdanakusuma tanggal 1 Oktober 1965 ia mengeluarkan perintah yang ditujukan kepada seluruh Angkatan bersenjata untuk mempertinggi kesiapsiagaan dan untuk tetap di pos masing-masing dan hanya bergerak atas perintah.
Diumumkan pula bahwa pimpinan Angkatan Darat untuk sementara waktu berada langsung dalam tangan Presiden / Panglima Tertinggi ABRI, dan untuk melaksanakan tugas sehari-hari ditunjuk untuk sementara Mayor Jenderal Pranoto Reksosamodra. Perintah ini tidak segera diketahui oleh anggota-anggota ABRI yang berada di luar daerah Halim karena pada hari itu juga, sesuai dengan tata cara yang berlaku,
Mayor Jenderal Soeharto menyatakan bahwa untuk sementara ia memegang pimpinan Angkatan Darat.
Untuk menyelesaikan kebingungan dua komando ini, maka Presiden Soekarno pada tanggal 2 Oktober 1965 memanggil semua panglima angkatan ke Istana Bogor. Dalam pertemuan itu, ia memutuskan bahwa pimpinan AD langsung berada dibawahnya, aspek militer administratif diserahkan kepada Mayor Jenderal Pranoto. Dan kepada Mayor Jenderal Soeharto diberi tugas untuk melaksanakan pemulihan keamanan dan ketertiban yang bersangkutan dengan peristiwa 30 September.
Keputusan ini diumumkan melalui RRI Pusat pukul 01.30 tanggal 3 Oktober 1965. Ini adalah awal eksistensi Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib).
Setelahnya pada sidang paripurna tanggal 6 oktober presiden soekarno mengeluarkan pernyataan yang berisi mengutuk G 30 S dan semakin tersingkap fakta bahwa PKI mendalangi kudeta G 30 S. Bantahan PKI atas keterlibatannya dalam pembunuhan itu sama semakin tak dihiraukan. Para pemuda antikomunis kini menguasai jalan-jalan, membakar markas besar PKI di Jakarta pada 8 Oktober.
Menjelang akhir tahun 1965 operasi penumpasan terhadap pemberontakan G 30 S dapat dikatakan berakhir. Namun penyelesaian maslah politik terhadap peristiwa tersebut belum terlihat adanya tanda-tanda akan dilaksanakan oleh Presiden Soekarno sesuai dengan janjinya. Akibatnya terjadi erosi kepercayaan rakyat kepada Presiden Soekarno.
Sukarno tetap berusaha memegang panggung pusat, tetapi magis lamanya tidak mampu berfungsi lagi. Pada bulan Januari 1966, dia berpidato di radio, menyerukan semua rakyat untuk mengikutinya, sementara Subandrio menyerukan pembentukan Barisan Sukarno. Soeharto mengimbangi seruan Subandrio dengan berikrar bahwa dia tetap setia kepada Soekarno dan meminta kepada semua pendukung setia Presiden untuk mendukung tentara. Walaupun Soeharto mungkin lebih suka melihat Soekarno berfungsi sebagai tokoh yang memberi legitimasi bagi dominasi tentara, jelas sudah bahwa presiden tua itu harus disingkirkan.
Pada bulan Februari 1966, Sukarno melakukan usaha terakhirnya untuk menyelamatkan demokrasi terpimpin. Pada 21 Februari, dia merombak kabinetnya. Dia memberhentikan Nasution sebagai Menteri Pertahanan dan menghapus jabatan kepala staf angkatan bersenjata; Nasution tentu menolak pemecatannya. Omar Dhani dan Subandrio-dua orang yang diincar tentara-dipertahankan sebagai menteri. Sukarno menunjuk Letkol Imam Sjafei sebagai Menteri Negara Urusan Keamanan, bos para preman Jakarta. Preman-preman anti-KAMI pun segera diorganisir.
Kebijakan Soeharto konon menyulut kekerasan di Jakarta, yang pada akhirnya mendesak Sukarno menyerahkan kekuasaannya pada Soeharto untuk memulihkan ketertiban. Para pemuda pro-Soekarno dan anti-Soekarno berkelahi di jalan-jalan ibukota. Kedutaan Amerika diserang oleh pendukung Sukarno pada 23 Februari. Sukarno lalu melarang KAMI, tetapi para mahasiswa dan penasihat mereka dari kalangan tentara tidak menghiraukannnya. Sukarno memerintahkan Universitas Indonesia ditutup pada 3 Maret, tetapi mahasiswa anti-sukarno menduduki kampus, sementara tentara sekutu mereka menjaga garis luarnya.
Tentara mendorong mahasiswa untuk berdemonstrasi menuntut pelarangan PKI, membentuk kabinet baru dan reformasi ekonomi. Ekonomi masih berjalan tak menentu, indeks biaya hidup pada bulan Desember 1965-Januari 1966 meningkat 50%. Pada 5 Maret, Soeharto mengajukan kepada Sukarno daftar menteri yang harus diberhentikan, yang kemudian ditolak Sukarno.
Pada 11 Maret 1966, permainan manuver halus antara Sukarno dan Soeharto- yang menghasilkan kekerasan berdarah di ibukota berakhir dengan meyakinkan kemenangan Soeharto. Soekarno mengadakan pertemuan kabinet di Jakarta, sementara para mahasiswa-demonstran memadati jalan-jalan. Sukarno mendapat informasi bahwa pasukan tak dikenal tengah mengepung istana. Maka, dia segera naik helikopter menuju Bogor, ditemani Subandrio dan Chaerul Saleh. Malam itu, tiga jenderal yang bertindak sebagai utusan Soeharto pergi ke Bogor dan membujuk Sukarno untuk menandatangani sebuah dokumen yang memberi Soeharto kekuasaan penuh untuk memulihkan ketertiban, menjalankan pemerintahan, dan melindungi Presiden atas nama Revolusi. Dengan mengambil kata kiasan Semar, dewa badut yang paling tangguh dalam wayang Jawa, dokumen ini disebut Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret).
Dengan kekuasaan Supersemar yang diperolehnya, Soeharto dan para pendukungnya kini menghancurkan sisa-sisa demokrasi terpimpin di hadapan Sukarno yang marah tapi tak mampu berbuat apa-apa. Pada 12 Maret, PKI dan semua organisasi masanya dilarang. Pada 18 Maret, Subandrio, Chaerul Saleh, Imam Syafei, dan sebelas menteri kabinet lainnya ditahan; salah satu anggota kabinet yang menjadi sasaran tentara, Surachman, lolos tetapi akhirnya terbunuh di Blitar Selatan pada tahun 1968. Chaerul Saleh mati di penjara pada tahun 1967. Orang-orang yang beraliran Sukarno moderat tidak ditahan; orang-orang seperti Idham Chalid, Leimena, dan Roeslan Abdulgani tetap berada di kabinet baru yang dilantik pada 27 Maret. Kabinet ini dipimpin oleh tiga serangkai, yaitu Soeharto, Sultan Hamengkubuwono IX dan Adam Malik. Sultan Hamengkubuwono IX dan Adam Malik muncul sebagai kalangan sipil paling terkemuka yang mendukung Orde Baru.
Pembersihan tentara dan birokrasi kini dimulai. Sekitar 2.600 pasukan Divisi Diponegoro dibebastugaskan, diskors, dipecat, atau ditertibkan, dan banyak yang lainnya ditahan. Sebagian perwira tentara anti-PKI tetapi pro-Soekarno dipindahkan dari komando strategis pada bulan Mei.[4]
B. Restrukturisasi Kabinet dan Anggota DPRGR/MPRS
Pada akhir Maret 1966 kabinet baru terbentuk yang dipimpin oleh tiga serangkai Soeharto, Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang memegang bidang ekonomi, dan Adam Malik sebagai Menteri Luar Negeri , terdapat masalah yang harus diawasi dengan hati-hati, yaitu dalam hal memperoleh persetujuan dari presiden Soekarno, yang masih diperlukan karena ia sebagai presiden, sedangkan Soeharto ingin menghindari sengketa. Maka tiga serangkai itu menyerahkan daftar nama anggota kabinet kepada Dewi (Istri ketiga Soekarno) dan mendesaknya agar Soekarno menandatangani.
Pasca berakhirnya tahun 1965 operasi militer penumpasan terhadap G-30-S dapat dikatakan sudah berakhir. akan tetapi, penyelesaian politik terhadap peristiwa tersebut belum terlihat adanya tanda-tanda akan dilaksanakan oleh Presiden Soekarno sesuai dengan janjinya. dengan demikian krisis politik semakin mendalam. Bukan hanya itu, Pemerintah tidak terbukti mampu memulihkan turunnya ekspor komoditas pertanian dengan semacam kapitalisme industry nasional. Sebab utama ialah kegagalan dalam membangun modal yang diperlukan bagi investasi dalam produksi industry serta penyediaan infrastruktur. Bersamaan dengan pengeluaran pemerintah untuk mendanai BUMN, terbatasnya kapasitas pemungutan pajak, pemerintah dipaksa menghadapinya dengan kebijakan inflasi guna membiayai proyek-proyek pengemmbangan serta kebutuhan di bidang militer.
pada tanggal 21 Februari, Presiden melakukan reshuffle cabinet yang disebut sebagai Dwikora yang disempurnakan, ternyata sangat mengecewakan harapan rakyat. Hal ini dikarenakan disingkirkannya tokoh-tokoh yang menentang G-30-S, seperti A. H. Nasution, sedangkan SOekarno mengangkat sejumlah orang yang diindikasikan terlibat dalam G-30-S, seperti Surachman dan Oei Tjoe Tat yang mengakibatkan saat pelantikan cabinet baru 24 Februari 1966 para demonstran melakukan aksi serentak yang mengakibatkan salah satu demonstran yang terlibat bentrokan didepan Istana tertembak. insiden berdarah itu menyebabkan krisis kepemimpinan nasional.
setelah penandatangan Surat perintah sebelas Maret 1966 yang ditandatangani oleh presiden Soekarno melahirkan langkah-langkah yang diambil setelah adanya supersemar.
Membubarkan PKI dan ormasnya pada 12 Maret 1966.
Mengamankan menteri-menteri dalam Kabinet Dwikora yang terlibat dalam G-30-S yaitu, (1) Soebandrio, (2) Dr. Chaerul Shaleh, (3) Ir. Setiadi Reksoprojo, (4) Sumarjo, (5) Oei Tju Tat,SH, (6) Ir.Surachman, (7) Yusuf Muda Dalam, (8) Armunanto, (9) Sutomo Marto Pradata, (10) A.Sastra Winata, SH., (11) Mayjen Achmadi, (12) Drs. Mochammad Achadi, (13) Letkol. Syafei, (14) J.K. Tumakaka, (15) Mayjen Dr. Soemarno.
3. Pengemban Supersemar, pada 18 Maret 1966 menunjuk beberapa menteri ad interim guna mengisi pos-pos menteri yang kosong.
Langkah yang dilakukan Soeharto adalah mengadakan pembersihan ditubuh Kabinet Dwikora yang disempurnakan, yaitu dengan mengadakan sidang DPR-GR yang dihadiri oleh ratusan mahasiswa yang membacakan nota politiknya. Pada 17 Mei 1966 DPR-GR berhasil menyusun kepengurusan DPR-GR dan berhasil membersihkan anggotanya dengan memecat 65 anggota yang mewakili Partai Komunis Indonesia.
Sejak tanggal 22 Oktober 1965 sebenamya status keanggotaan DPR-GR yang mendukung G-30-S dibekukan. Kabinet Dwikora mengalami beberapa kali perombakan untuk menghilangkan pengaruh menteri yang diduga terlibat G-30-S. Namun tuntutan terhadap pemerintah untuk melakukan perubahan politik terus berlangsung, seperti aksi mahasiswa di gedung DPR-GR tanggal 2 Mei 1966. Sebagai reaksi tekanan berbagai pihak, Presiden Soekamo secara sukarela menyampaikan pidato pertanggungjawaban pada 22 Juni 1966, pada saat pelantikan pimpinan MPRS. Namun pidato pertanggungjawaban yang berjudul “Nawaksara” itu tidak diterima MPRS.
Sejak pertengahan tahun 1966, perkembangan politik nasional semakin kompleks. Makalah ini diciptakan oleh Jhon Miduk Sitorus. Melalui Tap MPRS No. XIII/MPRS/1966, Letjen Soeharto ditugasi untuk membentuk Kabinet Ampera. Akibatnya dualisme kepemimpianan nasional mulai terjadi. Kabinet Ampera dibentuk melalui Keppres No. 163 tanggal 25 Juli 1966 yang ditandatangani Presiden Soekamo.
Selanjutnya MPRS mengadakan sidang. Pada 25 Juli 1966 Presiden Soekarno melaksanakan Ketetapan MPRS No. XIII/MPRS/1966 tentang Kabinet Ampera dan membubarkan Kabinet Dwikora. Kabinet Dwikora dibangan dalam tiga unsur yaitu
Pimpinan kabinet: Presiden Soekamo;
Lima orang Menteri Utama yang merupakan suatu presedium;
Anggota kabinet terdiri dari 24 menteri. Tugas pokok kabinet Ampera disebut “Dwi Dharma” yaitu :
mewujudkan stabilitas politik
menciptakan stabilitas ekonomi.
Kabinet Ampera dirombak pada tanggal 11 Oktober 1966, jabatan presiden tetap Soekarno. Namun, Letnan Jenderal Soeharto diangkat sebagai perdana menteri yang memiliki kekuasaan eksekutif dalam Kabinet Ampera yang disempumakan.
Melalui Sidang Istimewa pada 7-12 Maret 1967 , Majlis Permusyawaratan Rakyat Sementara berhasil merumuskan ketetapan Nomor : XXXIII/MPRS/1967 yang berisi hal-hal sebagai berikut:
Mencabut kekuasaan pemerintahan dari tangan Presiden Soekarno; (2) Menarik kembali mandat MPRS dari Presiden Soekarno dengan segala kekuasaannya sesuai UUD 1945;(3) Mengangkat pengemban Tap Nomor IX/MPRS/1966 tentang supersemar itu sebagai pejabat presiden hingga terpilihnya presiden menurut hasil pemilihan umum. Pada akhir Sidang Istimewa MPRS, 12 Maret 1967, Jenderal Soeharto dilantik dan diambil sumpah oleh Ketua MPRS Jenderal TNI Abdul Haris Nasution.
Masyarakat luas yang terdiri dari berbagai unsur seperti kalangan partai politik, organisasi massa, perorangan, pemuda, mahasiswa, pelajar, kaum wanita secara kompak membentuk kesatuan aksi dalam bentuk Front Pancasila untuk menghancurkan para pendukung G-30-S yang diduga melakukan pemberontakan terhadap negara dengan menuntut agar ada penyelesaian politik terhadap mereka yang terlibat dalam gerakan pemberontakan tersebut. Kesatuan aksi ini kemudian terkenal dengan sebutan angkatan 66 antara lain Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI), Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI), Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia (KASI), Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI), dan lain-lain.
C. Sidang MPRS
Selama masa dualism kepemimpinan muncul sidang-sidang MPRS yang berkaitan dengan perubahan-perubahan kebijakan yang berkenaan mengenai presiden. selain itu juga muncul suatu sidang istimewa yang membahas mengenai pertanggungjawaban Presiden Soekarno. lebih detailnya inilah beberapa sidang umum tersebut:
Sidang umum MPRS III / 1965
Sidang Umum Ketiga MPRS dilaksanakan di Bandung pada tanggal 11 – 16 April 1965 . Sidang Umum Ketiga MPRS menghasilkan empat ketetapan, yaitu:
Ketetapan MPRS Nomor V/MPRS/1965 tentang Amanat Politik Presiden/Pemimpin Besar Revolusi/Mandataris MPRS yang berjudul Berdiri di atas Kaki Sendiri yang lebih dikenal dengan “Berdikari” sebagai Penugasan Revolusi Indonesia dalamBidang Politik, Pedoman Pelaksanaan Manipol dan Landasan Program Perjuangan Rakyat Indonesia;
Ketetapan MPRS Nomor VI/MPRS/1965 tentang Banting Stir untuk Berdiri di atas Kaki Sendiri di Bidang Ekonomi dan Pembangunan;
Ketetapan MPRS Nomor VII/MPRS/1965 tentang “Gesuri”, “TAVIP” (Tahun Vivere Pericoloso), “The Fifth Freedom is Our Weapon” dan “The Era of Confrontation” sebagai Pedoman-pedoman pelaksanakan Manifesto Politik Republik Indonesia;
Ketetapan MPRS Nomor VIII/MPRS/1965 tentang Prinsp-prinsip Musyawarah untuk Mufakat dalam Demokrasi Terpimpin sebagai Pedoman bagi Lembaga-lembaga Permusyawaratan/Perwakilan.
Sidang umum MPRS IV / 1966
Sidang umum Keempat MPRS berlangsung di Istora Senayan Jakarta pada tanggal 21 Juni sampai dengan 5 Juli 1966 . Pada Sidang Umum Keempat ini, MPRS menghasilkan 24 ketetapan, yaitu:
Ketetapan MPRS Nomor IX/MPRS/1966 tentang Surat Perintah Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia/Pemimpin Besar Revolusi /Mandataris Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Republik Indonesia;
Ketetapan MPRS Nomor X/MPRS/1966 tentang kedudukan Semua Lembaga-lembaga Negara Tingkat Pusat dan Daerah pada Posisi dan Fungsi Yang di Atur dalam Undang-undang Dasar 1945;
Ketetapan MPRS Nomor XI/MPRS/1966 tentang Pemilihan Umum;
Ketetapan MPRS Nomor XII/MPRS/1966 tentang Penegasan Kembali Landasan Kebijaksanaan Politik Luar Negeri Republik Indonesia;
Ketetapan MPR Nomor XIII/MPRS/1966 tentang Kabinet Ampera;
Ketetapan MPRS Nomor XIV/MPRS/1966 tentang Pembentukan Panitia-panitia Ad Hoc MPRS yang bertugas melakukan penelitian Lembaga-lembaga Negara, Penyusunan Bagan Pembagian Kekuasaan diantara Lembaga-lembaga Negara menurut Sistem Undang-Undang Dasar 1945 dan Penyusunan Perincian Hak-hak Asasi Manusia;
Ketetapan MPRS Nomor XV/MPRS/1966 tentang pemilihan/ Penunjukan Wakil Presiden dan Tata Cara Pengangkatan Pejabat Presiden;
Ketetapan MPRS Nomor XVI/MPRS/1966 tentang pengertian Mandataris MPRS;
Ketetapan MPRS Nomor XVII/MPRS/1966 tentang Pemimpin Besar Revolusi;
Ketetapan MPRS Nomor XVIII/MPRS/1966 tetang Peninjauan Kembali Ketetapan MPRS Nomor III/
Ketetapan MPRS Nomor XIX/MPRS/1966 tentang Peninjauan Kembali Produk produk Legislatif Negara di Luar Produk MPRS yang tidak sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945;
Ketetapan MPRS Nomor XX/MPRS/1966 tentang Memorandum DPR-GR mengenai Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia dan Tata Urutan Peratutan Perundangan Republik Indonesia;
Ketetapan MPRS Nomor XXI/MPRS/1966 tentang Pemberian Otonomi Seluas luasnya Kepala Daerah;
Ketetapan MPRS Nomor XXII/MPRS/1966 tentang Kepartaian, Keormasan dan Kekaryaan.
Ketetapan MPRS Nomor XXIII/MPRS/1966 tentang Pembaharuan Kebijaksanaan Landasan Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan;
Ketetapan MPRS Nomor XXIV/MPRS/1966 tentang Kebijakan dalam Bidang Pertahanan Keamanan;
Ketetapan MPRS Nomor XXIV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia, Pernyataan Sebagai Organisasi terlarang di seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia bagi Partai Komunis Indonesia dan Larangan Setiap Kegiatan untuk Menyebarkan atau Mengembangkan Paham atau Ajaran Komunis/Marxisme Leninisme;
Ketetapan MPRS Nomor XXVI/MPRS/1966 tentang Pembentukan Panitia Peneliti Ajaran-ajaran Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno;
Ketetapan MPRS Nomor XXVII/MPRS/1966 tentang Agama, Pendidikan dan Kebudayaan;
Ketetapan MPRS Nomor XXVIII/MPRS/1966 tentang Kebijaksanaan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat;
Ketetapan MPRS Nomor XXIX/MPRS/1966 tentang Pengangkatan Pahlawan Ampera;
Ketetapan MPRS Nomor XXX/MPRS/1966 tentang Pencabutan Bintang “Maha Putera” Kelas III dari D.N. Aidit;
Ketetapan MPRS Nomor XXXI/MPRS/1966 tentang Penggantian Sebutan “Paduka Yang Mulia” (P.Y.M) dengan sebutan “Bapak/Ibu” atau “Saudara/Saudari”;
Ketetapan MPRS Nomor XXXII/MPRS/1966 tentang Pembinaan Pers.
Sidang istimewa MPRS / 1968.
Pada saat Presiden RI/Mandataris MPRS Soekarno menyampaikan pidato pertangungjawaban di depan Sidang Umum keempat MPRS Tahun 1966, rakyat yang merasa telah dikhianati oleh peristiwa pemberontakan G-30-S/PKI mengharapkan kejelasan pertangungjawaban Presiden Soekarno mengenai pemberontakan G-30-S/PKI berikut epilognya serta kemunduran ekonomi dan akhlak. Namun pidato pertanggungjawaban Presiden Soekarno yang diberi judul ” Nawaksara ” ternyata tidak memuaskan MPRS sebagai pemberi mandat. Ketidakpuasan MPRS diwujudkan dalam Keputusan MPRS Nomor 5 Tahun 1966 yang meminta Presiden Soekarno melengkapi pidato pertanggungjawabannya.
Walaupun kemudian Presiden Soekarno memenuhi permintaan MPRS dalam suratnya tertangal 10 Januari 1967 yang diberi nama “Pelengkap Nawaksara”, tetapi ternyata tidak juga memenuhi harapan rakyat. Setalah membahas surat Presiden tersebut, Pimpinan MPRS berkesimpulan bahwa Presiden Soekarno telah lalai dalam memenuhi kewajiban Konstitusional.Sementara itu DPR-GR dalam resolusi dan memorandumnya tertanggal 9 Februari 1967 dalam menilai “Nawaksara” beserta pelengkapnya berpendapat bahwa “Kepemimpinan Presiden Soekarno secara konstitusional, politis/ideologis membahayakan keselamatan bangsa, negara, dan Pancasila” .
Dalam kaitan itu, DPR-GR meminta kepada MPRS mengadakan Sidang Istimewa untuk memberhentikan Presiden Soekarno dari jabatan Presiden/Mandataris MPRS dan memilih/mengangkat Letnan Jenderal Soeharto sebagai Pejabat Presiden/Mandataris sesuai Pasal 3 Ketetapan MPRS Nomor IX/MPRS/1966, serta memerintahkan Badan Kehakiman yang berwenang untuk mengadakan pengamatan, pemeriksaan, dan penuntutan secara hukum. Berdasarkan permintaan dari DPR-GR, MPRS menyelenggarakan Sidang Istimewa MPRS di Istora Senayan Jakarta pada tanggal 7 hingga 12 Maret 1967 .
Pada Sidang Istimewa ini MPRS menghasilkan empat ketetapan, yaitu:
Ketetapan MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintahan Negara dari Presiden Soekarno;
Ketetapan MPRS Nomor XXXIV/MPRS/1967 tentang peninjauan kembali Ketetapan MPRS Nomor I/MPRS/1960 tentang Manifesto Politik Republik Indonesia sebagai Garis-garis Besar Haluan Negara;
Ketetapan MPRS Nomor XXXV/MPRS/1967 tentang Pancabutan Ketetapan MPRS Nomor XVII/1966;
Ketetapan MPRS Nomor XXVI/MPRS/1967 tentang Pencabutan Ketetapan MPRS Nomor XXVI/MPRS/1966.
2.4.Penyelesaian Krisi Politik dan Kebijakan Awal
Kecaman dan sindiran Soekarno jelas mempersulit tiga serangkai Soekarno jelas mempersulit tiga serangkai Soeharto, Sultan Yogyakarta, dan Adam Malik, yang hampir saja dalam suatu kesempatan berniat mundur. namun cara Soeharto memperlakukan Soekarno memang jitu, tidak berniat membawanya ke pengadilan atau tidak membuatnya menjadi martir dengan cara mencelanya. Sebaliknya ia membiarkan Soekarno mencela dirinya sendiri dengan sikap dan banyaknya petunjuk mengenai apa yang diketahuinya sebelum PKI melancarkan kup serta keterlibatan di dalamnya.[12]
Dengan surat perintah 11 Maret 1966 Soeharto mengatasi keadaan yang serba tidak menentu dan sulit terkendali sebagai dampak peristiwa G-30-S negara dilanda instabilitas politik akibat tidak tegasnya kepemimpinan Presiden Soekarno dalam mengambil keputusan atas peristiwa tersebut. Sementara partai-partai politik terpecah belah dalam kelompok-kelompok yang saling bertentangan, antara penentang dan pendukung kebijakan Presiden Soekarno. Akan tetapi, setidaknya dengan bekal Supersemar, Soeharto membubarkan PKI untuk mengisolasi Presiden Soekarno.
Sukarno tidak dapat menahan arus perkembangan yang terus menerus meningkat. PKI sudah lumpuh dan tentara bertekad menjalankan caranya sendiri. Soekarno menyadari bahwa ucapan-ucapannya tentang PKI dan lain-lain sudah tidak dipedulikan. Ia masih dapat mempertahankan kepemimpinannya dalam penampilan, tetapi kekuasaan telah lolos dari tangannya. Ia tidak dapat lagi menekankan pengaruh pribadinya kepada orang lain. Jalan Soeharto ke kursi presiden terbentang lebar ketika MPRS melalui Sidang Umum MPRS 20 Juni-5 Juli 1966, dalam sidang yang dipimpin oleh ketua MPRS A. H. Nasution, serta wakil ketua MPRS Osa Maliki, HM Subchan ZE, dan Mashudi, MPRS menyetujui dan memperkuat Surat Perintah Sebelas Maret 1966 menjadi ketetapan MPRS nomor IX/MPRS/1966.
Saran-saran untuk perbaikan politik dalam negeri juga diajukan oleh UI dalam kerjasama dengan KAMI dan KASI pada symposium kebangkitan semangat’ 66 Menjelajah Trace Baru yang diselenggarakan pada tanggal 6 – 9 Mei 1966. Khusus mengenai bidang politik dalam negeri dengan tema “Indonesia Negara Hukum”, antara lain diingatkan bahwa pada waktu yang lampau banyak sekali terjadi penyimpangan dari asas-asas serta norma-norma yang berlaku dalam suatu negara hokum. Peraturan hokum dan pelaksanaannya tidak mencerminkan jiwa Pancasila.
Kondisi politik negara sudah mulai kondusif namun demikian kristalisasi Orde Baru belum selesai maka diperlukan penataan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam kerangka Orde Baru. Dengan demikian langkah awal diperlukan stabilitas nasional yang dinamis untuk mendukung kehidupan politik yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Kemudian dibuatlah suatu pengertian bahwa Orde Baru adalah tatanan seluruh kehidupan rakyat, bangsa, dan negara yang diletakkan pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945 atau sebagai koreksi terhadap penyelewengan-penyelewengan yang terjadi dimasa lampau.
Usaha merintis jalan menuju kepada iklim politik yang stabil berlangsung setelah keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966 yang menghasilkan 24 ketetapan MPRS dan satu keputusan MPRS No.5/MPRS/1966.
Perjuangan rakyat seperti yang dikemukan para pelajar dan mahasiswa dalam demonstrasi pada 8 Januari 1966 menuju gedung sekretariat negara dan dilajutkan pada 12 Januari 1966 berbagai kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila berdemonstrasoi di depan gedung DPR-GR yang menuntut penyelesaian stabilitas negara pasca peristiwa G-30-S yang dikenal dengan Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) yaitu: (1) pembubaran PKI beserta organisasi massanya (2) pembersihan Kabinet Dwi Kora (3) Penurunan harga-harga barang.
Pada hakekatnya tuntutan rakyat tersebut merupakan keinginan rakyat yang mendalam untuk melaksanakan kehidupan bernegara sesuai dengan aspirasi kehidupan dalam situasi yang kongret. Kemudian direspon oleh MPRS dengan membuat keputusan sebagai berikut: (1) Pengukuhan tindakan pengemban surat perintah sebelas maret yang membubarkan PKI berserta ormas-ormasnya, dengan ketetapan nomor IV/MPRS/1966 dan nomor IX/MPRS/1966 (2) pelarangan faham dan ajaran Komunisme, Marxisme, Leninsme di Indonesia, dengan ketetapan nomor XXV/MPRS/1966; (3) pelurusan kembali tertib konstitusional berdasarkan Pancasila dan tertib hukum dengan ketetapan nomor XX/MPRS/1966.
Pada 20 Pebruari 1967 Presiden Soekarno menyerahkan kekuasaan pemerintahan kepada Soeharto yang kemudian dikukuhkan di dalam Sidang Istimewa MPRS dalam ketetapan nomor XXXIII/MPRS/1967 mencabut kekuasaan pemerintahan negara dari Presiden Soekarno dan mengangkat Soeharto sebagai pejabat presiden Republik Indonesia. Adanya ketetapan ini maka situasi konflik yang merupakan sumber instabilitas politik nasional telah berakhir secara konstitusional.
Pada awal Maret 1967, sidang istimewa MPRS selama lima hari, yang dipimpin Jenderal Nasution, menerima laporan resmi dari komite bentukan MPRS mengenai peranan Soekarno dalam peristiwa Gestapu. Dengan Suara bulat, Sukarno dilepaskan dari semua kekuasaannya, dan Soeharto diangkat menjadi Pejabat Presiden. Dengan demikian berakhirlah masa delapan belas bulan dualism dalam pemerintahan. Kemudian, ketika keterlibatan Sukarno dalam peristiwa Gestapu kelihatan melalui kesaksian (para terpidana) di depan Mahmilub (Makhamah Militer Luar Biasa), ia diperbolehkan tinggal di Bogor di dalam tahanan rumah. Selanjutnya sampai meninggalnya di tahun 1970 pada usia 69 tahun, hidupnya ditempat penyucian (purgatory) tidak dapat diketahui secara jelas, kecuali bahwa ia tinggal bersama seorang istri, Hartini, yang dulu berkumpul bersamanya pada akhir minggu.
Politik
Usaha penataan kembali kehidupan politik pada awal 1968 dengan penyegaran anggota DPR-Gotong Royong yang bertujuan untuk menumbuhkan hak-hak demokrasi dan mencerminkan kekuatan-kekuatan yang ada dalam masyarakat. Komposisi anggota DPR terdiri dari wakil-wakil partai politik dan golongan karya. Kemudian dilanjutkan pada tahap penyederhanaan kehidupan kepartaian, keormasan, dan kekaryaan dengan cara pengelompokan partai-partai politik dan golongan karya. Usaha ini dimulai tahun 1970 dengan mengadakan serangkaian konsultasi dengan pimpinan partai-partai politik. Hasil konsultasi itu maka muncullah tiga kelompok di DPR yaitu: (1) Kelompok Demokrasi Pembangunan yang terdiri dari partai politik PNI, Parkindo, Partai Katolik, IPKI, dan Murba; (2) Kelompok Persatuan Pembangunan yang terdiri dari partai politik Partai NU, Partai Muslimin Indonesia, PSII, dan Perti; (3) Kelompok organisasi profesi seperti organisasi buruh, organisasi pemuda, organisasi petani dan nelayan, organisasi seniman, dan lain-lain yang tergabung dalam kelompok Golongan Karya.
Ada tiga masalah nasional selama tahun terakhir masa transisi (1 Januari – 26 Maret 1968.
memperkuat sistem konstitusional, menegakkan hokum, dan menumbuhkan kehidupan demokrasi yang sehat sebagai syarat mewujudkan stabilisasi politik
melaksanakan pembangunan lima tahun yang pertama sebagai usaha untuk member isi kepada kemerdekaan
tetap waspada dan sekaligus memberantas sisa-sisas kekuatan laten PKI.
bidang hokum sebagai jaminan objektif untuk normalisasi keadaan mendapat perhatian. kekuasaan kehakiman serta badan-bdan pengadilan mulai leluasa bergerak sebagai kekuasaan yang bebas. masih dalam rangka usaha pemurnian dan penertiban hokum yang berlaku sesuai dengan ketetapan MPRS, telah berhasil dibentuk undang-undang yang menghapuskan semua produk. demokrasi Terpimpin yang tidak sesuai dengan Pancsila dan UUD 1945, baik yang berbentuk penetapan presdien maupun perturan presdien. sebagian dicabut dan sebagian lagi yang materi hukumnya tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945 diperlukan sebagai UU atau bahan guna membuat UU baru atau peraturan perundang-undangan yang lain.
Memasuki tahun 1971, suasana politik lebih banyak dicurahkan kepada kegiatan kampanye menghadapi pemilihan umum yang kedua dalam sejarah RI yang berarti pemilihan umum pertama pada zaman Orba. pemilihan umum kedua yng dialngsungkan pada taggal 3 Juli 1971 menghasilkan perhitungan kursi di DPR RI dengan urutan sebagai berikut, Golkar sebagai pemenang pertama memperoleh 227 kursi, NU 56 kursi, dan PNI 20 kursi.
Ekonomi
Stabilisasi berarti pengendalian inflasi, supaya harga-harga tidak melonjak terus secara cepat, sedangkan rehabilitasi meliputi rehabilitasi secara fisik prasarana, rehabilitasi ekspor, srta rehabilitasi alat-alat produksi yang banyak mengalami kerusakan. dengan melaksanakan rehabilitasi bukan berarti pemerintah membuat jalan-jalan baru, melainkan perbaikan jalan-jalan yang sudah ada dan bukan pula berarti membuat pabrik baru sebelum pabrik yang ada dimanfaatkan sepenuhnya. [25]
Demkian pula rehabilitasi dib dang ekspor. dalam tahun 1950 ekspor di luar minyak umi adalah sekitar 500 juta dollar sampai 1 miliar dolar. ekspor tahun 1966 adalah kurang dari 500 juta dolar tanpa minyak bumi. adanya kemersotan ekspor terus menerus memerlukan rehabilitasi mengingat bertambahnya penduduk dan kebutuhan impor.
Program di bidang keuangan / moneter adalah menekan inflasi dan peningkatan nilai rupiah. di bidang produksi ditetapkan prioritas peningkatan produksi sandang pangan terutama Sembilan bahan kebutuhan pokok dan produksi ekspor serta perbaikan prasarana produksi. di bidang distribusi ditetapkan program untuk memperlancar distribusi dengan jalan menertibkan pengawasan dan penguasaan Sembilan bahan kebutuhan pokok, peningkatan keampuan angkatan darat, laut, dan udara, serta memperlancar komunkasi baik dalam nehgeri maupun luar negeri.
Guna membulatkan usaha stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi serta mempersiap landasan pembangunan, pemerintah mengesahkan Rencana Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU AAPBN 1968) menjadi UU No. 13 Tahun 1967. UU APBN ini disahkan sebelum tahun anggaran dimulai. hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumny. perbedaan lainnya pada tahun-tahun yang lalu digunakan sistem deicit spending dalam penerimaan dan pengeluaran negara, sedangkan dalam APBN 1967digunakan prinsip anggaran berimbang atau balanced budget. prinsip ini berarti bahwa besarnya belanja negara berimbang dengan besarnya pendapatan negara.
Sosial Budaya
Persoalan lain yang muncul selama fase ini adalah soal pribumi dan nonpribumi. masalah ini sebenrnya merupakan warisan masa lampau dan pemerintahan mencoba memecahkannya secara bertahap dengan menjauhkan kemungkinan timbulnya emosi dan kecenderungan rasial. tantangan lain yang dihadapi pemerintah memasuki tahap pembangunan ini ialah masalah terbatasnya lapangan pekerjaan. meskipun penanaman modal asing mulai direalisasi dengan berdirinya pabrik-pabrik yang telah menyerap tenaga kerja, masalah kesempatan kerja masih merupakan masalah nasional yang dominan.
Ideologi
Bidang lain yang mendapat perhatian MPRS ialah masalah pembinaan kesatuan bangsa. melalui resolusi MPRS No. III/ Res/MPRS/1966 ditetapkan dalam pasal-pasalnya mengenai penerapan sistem pendidikan pancasila dengan cara-cra:
Mengintensifkan pendidikan agama sebagai unsure mutlak untuk nasional dan character building di semua sekolah dan lembga pendidikan dengan memberikan kesempatan yang seimbang
Melaeang usaha penumbuhan dan pengembangan doktrin-dotrin yang bertentangan dengan Pancasila, antara lain Marxisme – Leninisme (Komunisme
Berikut ini contoh makalah dengan judul menjaga standar penemapilan diri atau biasa disebut sebagai personal grooming.
Daftar isi
Menjaga Standar Penampilan Diri
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Tampil sempurna dihadapan orang banyak merupakan impian semua orang. Maka sudah sewajarnya jika orang lebih menomor satukan penampilan (luar), bukan begitu? Setidaknya itulah yang saya amati di keseharian masyarakat modern sekarang ini.
Dorongan untuk tampil tampil cantik, cakep, keren, cool atau apa lah anda menyebutnya bukan hanya timbul dari dalam diri pribady aja. Melainkan sudah merupakan sebuah tuntutan ketika seseorang memasuki dunia baru. Dunia baru yang saya maksud disini adalah ketika anda beranjak remaja. Masih ingat ketika anda berumur belasan tahun? atau paling tidak ketika anda duduk di bangku kelas 1 SMP? Sewajarnya remaja belasan tahun akan memandang sebuah penampilan merupakan tuntutan bukan keinginan.
Diatas merupakan bagian contoh kecil saja. Dunia baru lainnya misalnya ketika anda pertama kali bekerja, ketika anda pertama kali pacaran, ketika anda pertama kali ngapel, ketika anda pertama kali berkencan, dan masih banyak hal yang pertama kali terjadi lainnya.
B. Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang dapat dirumuskan dalam makalah ini adalah:
Apakah pengertian dari Grooming?
Apakah fungsi dari Grooming?
Menjaga Standar Keamanan Penampilan Pribadi
C. Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
Ingin mengetahui pengertian Grooming.
Ingin mengetahui fungsi Grooming.
Ingin mengetahui cara menjaga standar keamanan penampilan pribadi.
Bab II. Pembahasan
A. Pengertian Grooming
Sebelum anda mengetahui bagaimana menjaga standar keamanan penampilan pribadi, terlebih dahulu anda mengetahui arti kata grooming, dari pendapat para ahli yang dinyatakan di dalam bukunya masing-masing. Di bawah ini terdapat arti kata grooming, yang dikutip antara lain:
Kata groom menurut Kamus Bahasa Inggris Indonesia, artinya mengurus, merawat, rapi atau pelihara.
Secara harfiah, grooming artinya penampilan diri.
Grooming dalam penampilan prima adalah, penampilan diri tenaga pelayanan pada waktu bekerja, memberikan pelayanan kepada kolega dan pelanggan.
Well groomed istilah Bahasa Inggris, yang digunakan untuk menggambarkan, orang berbusana resmi dengan baik menarik. Busana yang baik dan resmi itu berarti penampilan yang rapi, sopan, luwes, serasi dan menarik (personal apperance) sesuai dengan etika dan tata krama pergaulan.
Jadi pengertian grooming, secara singkat adalah, penampilan seseorang, dimulai dari cara berpakaian sampai dengan tutur kata dan sopan santun.
Jadi kecantikan atau ketampanan, bukan hanya dilihat dari luar saja, tapi juga harus diiringi dari dalam (inner-beauty). Oleh karena itu, perilaku juga harus diperhatikan dalam berpenampilan.
B. Fungsi Grooming
Dalam kehidupan sehari-hari, apapun kegiatan kita selalu dihadapkan pada tata aturan dalam melakukan sesuatu yang diuraikan dalam tahap-tahap kegiatan atau langkah-langkah pelaksanaan suatu kegiatan. Setiap kantor memiliki tata aturan pelaksanaan kegiatan yang berbeda-beda sesuai dengan jenis aktivitasnya, tetapi secara umum sering pula dijumpai kesamaan dalam langkah-langkah mengenai sesuatu kegiatan, inilah yang kita sebut dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Tata aturan yang dimaksud, diantaranya termasuk pentingnya grooming bagi perusahaan, terbukti grooming dapat mempengaruhi para pelanggan atau pengunjung, karena grooming bertujuan antara lain:
Penampilan pegawai mengatas-namakan suatu lembaga atau perusahaan, sehingga penampilan pegawai harus disukai oleh orang lain atau pelanggan.
Penampilan pegawai mencerminkan kepribadian yang baik dan memberikan kesan positif dari pelanggan perusahaan.
Penampilan para pegawai, agar selaras dengan nilai-nilai keindahan dan tata krama yang berlaku dalam kehidupan seluruh lapisan masyarakat.
Menyadari bahwa kecantikan bukan semata-mata dari bentuk wajah saja, tetapi dari hati nurani yang tulus dan ikhlas, sehingga keluar pancaran kecantikan dari dalam (inner-beauty).
C. Kuantitas Kepribadian
Kepribadian adalah suatu pencerminan sikap, karakter, watak diri pribadi seseorang yang dapat dilihat dari tingkah lakunya dalam berhubungan dengan orang lain.
Ada 2 tipe kepribadian, yaitu :
kepribadian yang tertutup (Introvert)
kepribadian yang terbuka (Ekstrovert)
Ada 7 usaha yang dapat dilakukan oleh seorang karyawan untuk memiliki kepribadian yang baik, yaitu :
memperhatikan norma kesopanan.
Mempunyai disiplin kerja
Memperhatikan penampilan pribadi
Membiasakan diri melakukan kebiasaan baik
Selalu menginat dengan baik nama orang
Selalu memberikan informasi secara benar
Dapat memisahkan antara kepentingan pribadi dan kepentingan dinas.
Jamuan Bisnis (Table Manner)
Tata karma dalam jamuan bisnis ada 2 hal penting yang harus diperhatikan oleh tuan rumah dan para tamu itu sendiri, yaitu :
a. Ketika tamu datang
Ketika sebagai tuan rumah mendengar tamu dating, hendaknya tuan rumah membukakan pintu dan menyilakan tamunya untuk masuk ke ruang tamu dengan menampakkan raut wajah/ muka yang ramah, dan tersenyum. Tapi hal ini berbeda dengan Negara-negara Barat yang mempunyai 4 musim. Apabila sedang musim dingin maka tuan rumah hendaknya membantu para tamunya untuk melepaskan mantel dan kemudian menyilakan tamunya untuk masuk ke ruang tamu.
b. Etiket Makan
Tuan rumah menunjukkan kepada tamu tempat duduknya dengan memerlutikan beberapa tata caranya, yaitu :
Tuan rumah menyebutkan di mana para tamu wanita itu duduk, baru kemudian disusul dengan pasangan duduknya.
Para tamu pria membantu para tamu wanita untuk duduk (wanita duduk di sebelah kanan para tamu pria) dengan mendorong kursi. Setelah itu, barulah mereka duduk sendiri.
2.4 Menjaga Standar Keamanan Penampilan Pribadi
Untuk menjaga standar keamanan penampian pribadi, penggunaan pakaian kerja yang sesuai akan mengurangi kemungkinan terjadi kecelakaan atau luka. Berikut ini beberapa tips memilih jenis pakaian kerja yang aman.
Pilih bahan dengan teliti, cari bahan yang nyaman dipakai, hindari bahan yang mudah terbakar atau panas dipakai.
Pilih model pakaian, disesuaikan dengan keadaan jasmani, warna kulit, keperluan, iklim, jenis pekerjaan, serasi, bersih, tidak terlalu sempit dan tidak terlalu longgar, karena akan mengganggu gerakan dalam bekerja.
Hindari celana panjang yang terlalu panjang dan terlalu lebar di bagian bawah, karena akan mengganggu ketika berjalan, bahkan mudah terkait atau jatuh.
Dasi, dapat digunakan untuk pekerjaan yang dilakukan di kantor atau bagian pemasaran barang atau jasa, bukan di pabrik bagian produksi karena juntaian dasi dapat tergulung pada benda yang berputar atau terjepit.
Pilihlah sepatu yang nyaman dipakai, gunakan sepatu untuk mengamankan kaki dari benda jatuh atau benda tajam kecil atau tergelincir pada waktu kerja. Penggunaan model sepatu disesuaikan dengan jenis pekerjaan.
Perhiasan atau aksesoris, seperti cincin, kalung, gelang, jam tangan, sebaiknya tidak dipakai pada waktu kerja di dalam bengkel atau ruang produksi, sebab benda tersebut mudah sekali terkait oleh peralatan yang berputar atau bergerak pada alat elektrik yang bermagnet, terutama dapat menyebabkan tidak bebasnya bergerak, serta mengakibatkan rasa sakit pada waktu tangan atau jari menggunakan peralatan.
Sarung tangan, digunakan untuk membantu pekerjaan yang berhubungan dengan panas, tajam atau licin juga digunakan sebagai sarana isolator untuk pekerjaan listrik.
Kacamata, digunakan untuk melindungi mata dari bahaya sinar yang tajam, serpihan benda kerja dan debu. Gunakan kacamata sesuai dengan jenis pekerjaan.
Selain pakaian, di bawah ini terdapat beberapa tips penampilan pribadi yang baik dilakukan:
Perawatan tubuh, karena tubuh yang terawat akan memancarkan keindahan, pesona dan kecantikan.
Kosmetika, dibutuhkan oleh pekerja wanita. Gunakan kosmetik seperlunya, jangan terlalu berlebihan. Pekerja pria pun perlu kosmetik, agar penampilannya lebih segar dan terawat. Kosmetik pria biasanya berupa, deodorant, parfum dan minyak rambut.
Pekerja wanita maupun pria, haruslah mengetahui dan menerapkan dalam kehidupannya, dengan etika pergaulan dan etika dalam bekerja (kode etik). Secara umum seorang pekerja haruslah sabar, jujur, loyal, sopan, penuh inisiatif, ramah, tulus, mematuhi hukum dan norma yang berlaku, baik norma agama maupun norma-norma yang diyakini oleh masyarakat. Tidak suka memuji diri sendiri, mau mendengarkan orang lain, peduli, menghormati pendapat orang lain, memiliki pendirian yang kuat, berpikir objektif dan rasional.
Duduk yang baik yakni, dapat mengatur badan sedemikian rupa, jangan menyandarkan punggung sambil kaki menjulur ke bawah. Khusus untuk wanita lutut harus selalu berdekatan. Usahakan tidak membungkuk waktu menulis dan duduk. Jangan pula duduk kaku seperti papan, karena itu akan cepat lelah.
Mengangkat dan memindahkan barang atau peralatan, maupun macam-macam bahan dengan cara dan posisi yang tidak benar, akan mengakibatkan terkilir atau sakit punggung atau anggota badan lainnya. Untuk itu, jika mengangkat benda yang cukup berat usahakan posisi punggung lurus dan pergunakan otot paha sebagai tumpuan. Banyak kecelakaan atau kesakitan dan kelainan pada punggung, yang disebabkan oleh kesalahan pada waktu mengangkat benda yang kurang tepat maupun dalam posisi yang salah.
Di bawah ini terdapat beberapa cara mengangkat barang yang benar, sehingga dapat terhindar dari kecelakaan, antara lain :
Mengangkat dengan punggung yang rata tidak boleh melengkung.
Mengangkat dengan posisi punggung miring dan kepala tetap tegak.
Mengangkat benda di lantai, mulailah dari bawah dengan posisi jongkok.
Sedapat mungkin mengangkat benda dekat dengan badan.
Posisi berdiri dalam keadaan aman.
Posisi memegang benda kerja cukup kuat.
Badan dalam posisi bebas bergerak.
Sikap Terhadap Keselamatan
Banyak kecelakaan atau kesakitan dan kelainan pada tubuh, yang disebabkan oleh kesalahan pada waktu bekerja, oleh karena itu perlu anda mengetahui sikap terhadap keselamatan, di bawah ini ada dua tafsiran keselamatan, yakni:
Tafsiran operasional, yakni meliputi keselamatan yang kompleks reaksi tenaga kerja terhadap pekerjaan dan lingkungannya. Misalnya usaha-usaha pimpinan perusahaan atau petugas keselamatan kerja, yang didasarkan atas suasana serasi antara pengusaha dan tenaga kerja. Seperti : Jamsostek, Asuransi Jiwa, Undang-Undang Kecelakaan dan sebagainya.
Tafsiran psikologis, yakni meliputi keselamatan psikologis. Misalnya tekanan emosi, kelelahan atau konflik-konflik kejiwaan yang tak selesai. Faktor ini sangat berperan timbulnya kecelakaan.
Bab III. Penutup
A. Kesimpulan
Penampilan diri (grooming), sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, apalagi bagi yang bekerja sebagai tenaga pelayanan, seperti pegawai negeri, pelayan toko, tenaga penjualan, kalangan eksekutif bisnis, dan lain-lain, mereka tentu saja perlu berpenampilan serasi dan menarik.
Cara menjaga standar keamanan penampilan pribadi adalah dengan memilih pakaian yang berbahan berkualitas, dan mengenakan asesoris pendukung penampilan. Begitu pula perlu menjaga sikap dalam bersikap di depan umum.
B. Saran
Penampilan diri penting artinya bagi seseorang dalam kehidupan sehari-hari, apalagi bagi mereka yang bekerja sebagai tenaga pelayanan, seperti : pegawai negeri, pelayan toko, tenaga penjualan, kalangan eksekutif bisnis, para pengajar atau instruktur dan sebagainya.
Mencoba aplikasi sederhana pada Arduino untuk membuat LED berkedip dengan frekuensi yang telah ditentukan.
Mencoba aplikasi sederhana pada Arduino untuk menampilkan karakter pada LCD.
Mencoba aplikasi sederhana pada Arduino untuk membangkitkan frekuensi suara 20 Hz – 20 KHz.
Mencoba aplikasi sederhana pada Arduino untuk membangkitkan frekuensi 440 Hz, sehingga akan terdengar sebuah nada A
Mencoba aplikasi sederhana pada Arduino untuk membunyikan 7 nada secara berurutan
Mencoba aplikasi sederhana pada Arduino untuk membuat sebuah lagu sederhana yaitu “Gundul Gundul Pacul”
Mencoba aplikasi sederhana pada Arduino untuk mengetahui nilai frekuensi yang dapat diterima oleh remote control.
II. Landasan Teori
A. Led Berkedip
Light Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.
Arduino Uno adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328 (datasheet). Memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk mendukung mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya menghubungkan Board Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau listrik dengan AC yang-ke adaptor-DC atau baterai untuk menjalankannya.
Uno berbeda dengan semua board sebelumnya dalam hal koneksi USB-to-serial yaitu menggunakan fitur Atmega8U2 yang diprogram sebagai konverter USB-to-serial berbeda dengan board sebelumnya yang menggunakan chip FTDI driver USB-to-serial.
Nama “Uno” berarti satu dalam bahasa Italia, untuk menandai peluncuran Arduino 1.0. Uno dan versi 1.0 akan menjadi versi referensi dari Arduino. Uno adalah yang terbaru dalam serangkaian board USB Arduino, dan sebagai model referensi untuk platform Arduino, untuk perbandingan dengan versi sebelumnya, lihat indeks board Arduino.
Arduino bekerja pada tegangan 5-12 volt dengan arus yang relatif besar yang sanggup memutuskan LED. Sehingga jika kita ingin menyambungkan LED, maka kita butuh tahanan (resistor) untuk membatasi arus yang masuk ke LED. LED memiliki tegangan kerja yang disebut dengan forward voltage (vf) yang mana tegangan ini adalah tegangan yang dibutuhkan LED untuk bisa menyala dengan baik.
Ukuran resistor yang bisa dipakai adalah 100Ω hingga 1KΩ (Ω dibaca ohm, satuan dari resistansi/hambatan), makin besar nilai resistor maka nyala LED akan semakin redup. Pada Arduino, tegangan yang keluar dari pin-pinnya adalah 0-5 volt. Sementara catu daya untuk Arduino antara 5-12 volt. Oleh sebab itu, pemilihan resistor tergantung tegangan mana yang akan kitagunakan.
B. Menampilkan Karakter pada LCD
LCD16x2
LCD 16×2 adalah salah satu penampil yang sangat populer digunakan sebagai interface antara mikrokontroler dengan user nya. Dengan penampil LCD 16×2 ini user dapat melihat/memantau keadaan sensor ataupun keadaan jalanya program. Penampil LCD 16×2 ini bisa di hubungkan dengan mikrokontroler apa saja. Salah satunya dari keluarga AVR ATMega baik ATMega32,ATMega16 ataupun ATMega8535 dan ATMega 8.
dari gambar di atas tersebut dapat dilihat bahwa LCD 16×2 mempunya 16 pin. sedangkan pengkabelanya adalah sebagai berikut :
Kaki 1 dan 16 terhubung dengan Ground (GND)
Kaki 2 dan 15 terhubung dengan VCC (+5V)
Kaki 3 dari LCD 16×2 adalah pin yang digunakan untuk mengatur kontras kecerahan LCD. Jadi kita bisa memasangkan sebuah trimpot 103 untuk mengatur kecerahanya. Pemasanganya seperti terlihat pada rangkaian tersebut. Karena LCD akan berubah kecerahanya jika tegangan pada pin 3 ini di turunkan atau dinaikan.
Pin 4 (RS) dihubungkan dengan pin mikrokontroler
Pin 5 (RW) dihubungkan dengan GND
Pin 6 (E) dihubungkan dengan pin mikrokontroler
Sedangkan pin 11 hingga 14 dihubungkan dengan pin mikrokontroler sebagai jalur datanya.
C. Pembangkit frekuensi suara
Batas pendengaran manusia adalah rentang bunyi yang masih dapat didengar oleh manusia. Manusia hanya dapat mendengar bunyi pada range frekuensi audio saja yaitu antara 20Hz-20KHz.Bunyi dengan getaran antara 20Hz-20KHz ini dinamakan audiosonic.
Sebelum memulai dengan kode program, mari kita buat perangkat kerasnya terlebih dahulu. Yang perlu kita persiapkan:
Arduino Uno
Speaker 8 ohm
Resistor 100 ohm
Papan Rancang Purnarupa (Prototype Design Board), atau dikenal dengan istilah Breadboard
Hubungkan komponen-komponen elektronika yang sudah Anda siapkan seperti ilustrasi di bawah ini (credit: gambar dibuat dengan Fritzing dan retouch menggunakan Adobe Photoshop):
Resistor yang dihubungkan secara seri ini berguna untuk membatasi penggunaan arus.
Dalam banyak tutorial tentang topik ini, penggunaan komponen tambahan seperti resistor di atas jarang dibahas, kita cuma diarahkan untuk merangkainya seperti itu tanpa mengerti alasannya. Dalam seri artikel ini, kita akan mempelajari sedikit lebih jauh alasan dibalik penggunaan suatu komponen.
Resistor ini disebut sebagai resistor pembatas arus (current limiting resistor). Sesuai petunjuk pada manual penggunaan Arduino, jumlah arus yang boleh ditarik dari satu pin hanyalah sebesar maksimum 50 mA. Sesuai hukum Ohm, dengan tegangan operasional sebesar 5V (setara 5000 mV) diperlukan hambatan beban (load resistance) sebesar 5000 mV / 50 mA = 100 Ω. Karena speaker yang kita gunakan mempunyai impedansi (impedance, nilai hambatan) sebesar 8 Ω, secara teori kita bisa menggunakan resistor 92 Ω dalam rangkaian ini. Walaupun demikian kita memilih untuk menggunakan resistor 100 Ω karena dua alasan: (1) 50 mA adalah batasan maksimum, sebaiknya kita jangan terlalu memaksakan nilai maksimum ini, dan (2) resistor 100Ω banyak tersedia dan mudah didapat dibanding resistor 92 Ω.
III. Alat dan Komponen
Protoboard :1 buah
Downloader :1 buah
Mikrokontroler Arduino Uno :1 buah
Kabel kaku warna Merah :secukupnya
Kabel kaku warna Hitam :secukupnya
Kabel kaku warna lain :secukupnya
LED :1 buah
Resistor 330 Ohm :1 buah
Speaker : 1 buah
LCD 16X2 :1 buah
IV. Langka Praktikum
A. Mengaktivasi LED supaya berkedip
Gambar Breadboard Percobaan Blink Led
Siapkan Protoboard sebagai tempat pemasangan LED dan resistor
Pasang kaki positif LED pada arduino di pin ke-2 dan kaki negatifnya diGround,
Setelah itu, hubungkan salah satu kaki resistor pada kaki negatif LED, kemudian kaki satunya ke kaki Ground pada Protoboard,
Ambil kabel jumper, lalu sambungkan lubang J4 ke lubang di kolom kedua darikanan,
Ambil kabel jumper, sambungkan salah satu lubang di kolom pertama ke socket GND pada boardArduino,
Ambil kabel jumper, sambungkan salah satu lubang di kolom kedua ke socket 5V di boardArduino
Hubungkan USB Arduino kekomputer/laptop.
Buatlah Program-progam berikut:
LED berkedip dengan delay 1000ms
LED berkedip dengan frekuensi 5Hz
LED sudah terlihat tidak berkedip
B. Menampilkan karakter pada LCD
Rangkailah skema berikut di atas protoboard
Pin V0 pada LCD disambungkan ke kaki tengah potensiometer, sementara masing-masing kaki potensiometer yang ada di pinggir disambungkan ke VCC dan GND. Jika nanti tampilan tulisannya kurang jelas, silakan putar-putar potensiometernya.
Pin R/W pada LCD disambungkan keGND
Pin RS pada LCD disambungkan ke pin 6 padaArduino
Pin E pada LCD disambungkan ke pin 7 padaArduino
Pin untuk data (D4 – D7) pada LCD disambungkan ke pin 9 – 12 padaArduino
VDD dan A pada LCD disambungkan ke+5v
VSS dan K pada LCD disambungkan keGN
Buatlah sebuah program pada aplikasi Arduino untuk menampilkan karakter pada LCD tersebut. Berikut adalah programnya.
Klik verify untuk mengecek programnya, jika sudah berhasil langsung klik ikon upload.
C. Membangkitkan frekuensi 20 Hz – 20 KHz
Rangkailah skema berikut pada protoboard
Salah satu kaki resistor dihubungkan pada pin GND pada arduino, yang lainnya disambungkan ke bagian positif pada speaker.
Bagian negatif disambungkan pada salah satu pin arduino yang akan diaktifkan misalnya pin 7.
Buatlah program yang hampir sama saat membuat LED berkedip. Perbedaannya adalah pada nilai frekuensi yang diinputkan. Nilai frekuensi yang diinputkan adalah frekuensi pendengaran manusia yaitu rentang 20 Hz – 20KHz. Misalnya frekuensi yang akan dibangkitkan sebesar 50 Hz, sehingga kita harus mencari nilai periode untuk mengatur delay saat membuat program pada aplikasi arduino. Hasil perhitungan menunjukkan nilai delay sebesar 10 ms.
Klik ikon verify untuk mengecek programnya, jika sudah berhasil klik ikon upload.
V. Pertanyaan Praktikum
Jalankan program contoh Blink (LED berkedip)
Buatlah program LED berkedip pada frekuensi 5 Hz
Buatlah program LED berkedip pada frekuensi 50 Hz, amati apa yang terjadi?
Buatlah program pembangkit frekuensi 1 KHz. Ganti LED dengan headset apa yang kalian dengar?
Buatlah program pembangkit frekuensi 20 KHz dan dengarkan menggunakan Headset. Apakah kalian masih bisa mendengar? Mengapa?
Buatlah program pembangkit frekuensi 440 Hz. Apa yang kalian dengar? Bila 440Hz adalah nada A, maka buatlah pembangkit frekuensi untuk 6 nada yang lain (B, C, D, E, F, G)
Buatlah program yang dapat membunyikan ke 7 nada tersebut berurutan (C, D, E, F, G, A, B)
Buatlah sebuah lagu sederhana misalnya gundul-gundul pacul dengan ke-7 nada tersebut.
Bila sebuah penerima remote kontrol infra merah TV, membutuhkan frekuensi 38 KHz agar dapat menerima maka buatlah frekuensi tersebut. Gunakan LED merah (bila inframerah belum punya)
Buatlah sebuah kalimat (bebas) tampil diLCD
VI. Analisis dan Pembahasan
1) Menjalankan program contoh Blink (LED Berkedip)
Pada praktikum pertama menggunakan pin-pin digital dari arduino yaitu dari pin A0 sampai dengan pin A5, dimana pin- pin tersebut akan dipakai sebagai digital input.
Contoh :
Delay = 1000 ms
2) Buat program LED berkedip pada frekuensi 5 Hz
f = 5 Hz
3) Buatlah program LED berkedip pada frekuensi 50 Hz. Amati apa yang terjadi?
v
Setelah diamati, yang terjadi adalah LED sudah tidak terlihat berkedip lagi karena kita sudah tidak dapat menangkap kedipan LED dengan f=50 Hz
Perhitungan :
Ketika LED diprogram pada frekuensi 50 Hz, LED sudah tidak berkedip lagi, karena kecepatan mata manusia menangkap suatu gambar paling rendah 50 Hz, Jadi jika di bawah 50 Hz mata hanya bisa melihat gambar kedipan saja.
4) Buatlah program pembangkit frekuensi 1KHz. Ganti LED dengan Headset apa yang kalian dengar?
Jadi delay = 0,5 ms
Terdengar suara dengungan
5) Buatlah program pembangkit frekuensi 20KHz dan dengarkan menggunakan headset. Apakah kalian masih bisa mendengar? Mengapa?
Jadi delay = 0,05 ms
Pada frekuensi 20 KHz manusia masih bisa mendengar suara, karena telinga manusia mempunyai batas pendengaran. Bunyi yang dapat didengar manusia adalah bunyi dengan frekuensi 20 Hz sampai 20.000 Hz, yaitu audiosonik.
6) Buatlah dengan pembangkit frekuensi 440KHz apa yang kalian dengar? Bila 440 Hz adalah nada A maka buatlah dipembangkit frekuensi
· Nada A
Jadi delay = ms
1,01
2,02
Nada B
Jadi delay = ms
0,95
1,9
Nada C
1,68
2,36
Nada D
Jadi delay = ms
1,5
3
Nada E
Jadi delay = ms
1,42
2,84
Nada F
Jadi delay = ms
1,26
2,52
Nada G
Jadi delay = ms
7) Buatlah program yang dapat membunyikan ke 7 nada tersebut berurutan (C, D, E, F, G, A, B)
const int led=2;
void setup() {
pinMode(led,OUTPUT);
}
void loop()
{
int time = millis();
if(time<=2000)
{
digitalWrite(led,HIGH);
delay(1.9);
digitalWrite(led,LOW);
delay(1.9);
}
if (time>2000 && time <=4000)
{
digitalWrite(led,HIGH);
delay(1.68);
digitalWrite(led,LOW);
delay(1.68);
}
if (time>4000 && time <=6000)
{
digitalWrite(led,HIGH);
delay(1.5);
digitalWrite(led,LOW);
delay(1.5);
}
if (time>6000 && time <=8000)
{
digitalWrite(led,HIGH);
delay(1.4);
digitalWrite(led,LOW);
delay(1.4);
}
if (time>8000 && time <=10000)
{
digitalWrite(led,HIGH);
delay(1.26);
digitalWrite(led,LOW);
delay(1.26);
}
if (time>10000 && time <=12000)
{
digitalWrite(led,HIGH);
delay(1.1);
digitalWrite(led,LOW);
delay(1.1);
}
if (time>12000 && time <=14000)
{
digitalWrite(led,HIGH);
delay(1);
digitalWrite(led,LOW);
delay(1);
}
if (time>14000 && time <=16000)
{
digitalWrite(led,HIGH);
delay(0.9);
digitalWrite(led,LOW);
delay(0.9);
}
}
8) Buatlah sebuah lagu sederhana misalnya gundul-gundul pacul dengan ke-7 nada tersebut.
const int led=2;
void setup() {
pinMode(led,OUTPUT);
}
void loop()
{
int time = millis();
if(time>500 && time <=1000)
{
digitalWrite(led,HIGH);
delayMicroseconds(1900);
digitalWrite(led,LOW);
delayMicroseconds(1900);
}
if (time>1000 && time <=1300)
{
digitalWrite(led,HIGH);
delayMicroseconds(1500);
digitalWrite(led,LOW);
delayMicroseconds(1500);
}
if (time>1700 && time <=2000)
{
digitalWrite(led,HIGH);
delayMicroseconds(1900);
digitalWrite(led,LOW);
delayMicroseconds(1900);
}
if (time>2000 && time <=2200)
{
digitalWrite(led,HIGH);
delayMicroseconds(1500);
digitalWrite(led,LOW);
delayMicroseconds(1500);
}
if (time>2400 && time <=2900)
{
digitalWrite(led,HIGH);
delayMicroseconds(1400);
digitalWrite(led,LOW);
delayMicroseconds(1400);
}
if (time>3000 && time <=3400)
{
digitalWrite(led,HIGH);
delayMicroseconds(1260);
digitalWrite(led,LOW);
delayMicroseconds(1260);
}
if (time>3500 && time <=3900)
{
digitalWrite(led,HIGH);
delayMicroseconds(1260);
digitalWrite(led,LOW);
delayMicroseconds(1260);
}
}
9) Bila sebuah penerima remote kontrol infra merah TV, membutuhkan frekuensi 38 KHz agar dapat menerima maka buatlah frekuensi tersebut. Gunakan LED merah (bila inframerah belum punya)
Kami membuat pembangkit frekuensi sebesar 38 KHz agar dapat diterima oleh sebuah remote kontrol. Dikarenakan cahaya yang keluar dari LED hanya berupa sinar merah (tidak terlihat kedipan), jadi kami menggunakan Handphone untuk melihat kedipannya, ternyata kedipannya cepat.
10) Buatlah sebuah kalimat (bebas) tampil diLCD
VII. Kesimpulan
Pada percobaan kali ini menggunakan pin-pin digital dari arduino yaitu dari pin A0 sampai dengan pin A5, dimana pin- pin tersebut akan dipakai sebagai digital input. Dan jika kita ingin membuat suatu aplikasi, maka aplikasi arduino pada komputer harus terinstall dan harus diprogram terlebih dahulu sesuai instruksi.
Jika kita bisa membangkitkan sebuah nilai frekuensi, maka kita dapat mengaplikasikannya ke dalam berbagai program. Misalnya, membuat lagu sederhana seperti “Gundul Gundul Pacul” dan membuat receiver remote control.
Otot dirangsang dengan rangsangan maksimal secara beruntun (multiple) dan frekuensi ditinggikan berpotensi menimbulkan beberapa gambaran kontraksi otot yang berbeda. Kekuatan kontraksi otot dipengaruhi oleh tingkat kepekaan saraf yang melayaninya, cara perangsangannya, dan faktor pembebanan yang diberikan kepeda otot tersebut. Pembebanan pada otot dapat diberikan pada saat otot kontrakasi (after loaded) dapat juga diberikan pada saat sebelum otot kontraksi (preloaded). After loaded dan preloaded memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kekuatan kontraksi dan kerja otot. Otot yang dapat digunakan untuk mengetahui kerja otot adalah otot gastrocnemius pada katak. Katak memiliki banyak persamaan dalam segi bentuk dan fungsi dengan vertebra yang lebih tinggi maupun manusia.
Untuk mempermudah dalam mengamati peristiwa seperti kontraksi dan relaksasi pada otot maka perlu diadakan pengamatan terhadap kerja otot. Selanjutnya, sebagai pertanggung jawaban kegiatan yang telah dilakukan maka laporan hasil pengamatan ini disusun berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan.
B. Tujuan
Mahasiswa bisa mengidentifikasi kontraksi otot.
Mahasiswa bisa engidentifikasi pengaruh stimulasi mekanik, listrik, termal, dan kimia terhadap kontraksi otot.
Bab II. Kajian Teori
A. Otot
Menurut Ville et al. (1988), Otot adalah sistem biokontraktil dimana sel-sel atau bagian dari sel memanjang dan dikhususkan untuk menimbulkan tegangan pada sumbu yang memanjang. Otot merupakan jaringan umum pada tubuh kebanyakan binatang yang terbuat dari sel panjang/ benang-benang khusus untuk kontraksi. Hal itu menyebabkan adanya pergerakan tubuh dan bagian kerja otot adalah voluntari (dibawah kontrol kesadaran) atau involuntari (tidak dibawah kontrol keinginan). Otot merupakan alat gerak aktif, disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi. Fungsi Otot antara lain (http://byulteens.blogspot.com/) adalah :
Membuat gerakan pada tubuh
Mempertahankan postur tubuh bersama rangka
Menstabilkan hubungan antar tulang
Mempertahankan suhu tubuh
Melindungi jaringan dalam tubuh
Berfungsi sebagai pintu keluar masuk
Menyimpan sedikit nutrisi Sifat-sifat otot adalah sebagai berikut (slide 3 : sistem otot) :
Eksitabilitas: kapasitas otot untuk merespon suatu stimulus
Kontraktilitas: kemampuan otot untuk memendek dan memunculkan kekuatan menarik
Ekstensibilitas: otot dapat tertarik kembali ke panjang semula.
Elastisitas: kemampuan otot untuk kembali ke panjang semula setelah tertarik. Berdasarkan sifat kerjanya (http://byulteens.blogspot.com/ ), otot dibedakan menjadi:
Sinergis: yaitu cara kerja dari dua otot atau lebih yang sama berkontraksi dan sama-sama berelaksasi. Contoh: otot-otot pronator yang terletak pada lengan bawah.
Antagonis: cara kerja dari dua otot yang satu berkontraksi dan yang lain relaksasi. Contoh: otot trisep dan bisep pada lengan atas. Jenis-jenis otot (uny.ac.id) adalah sebagai berikut:
Otot polos, yang tidak dapat dipengaruhi kehendak. Gerakan yang tidak dipengaruhi kehendak ini terlihat pada menegaknya rambut dan menutup dan membukanya selaput pelangi mata.
Otot jantung, terdapat pada jantung dan sama halnya dengan otot polos dikendalikan oleh sistem syaraf otonom yang tidak dipengaruhi kehendak. Meskipun otot jantung tardier dari sel-sel individual, otot ini bergerak secara bersama-sama yaitu sel-sel berkontraksi dan relaksasi pada waktu yang sama.
Otot rangka , otot ini disebut demikian sebab sebagian besar otot jenis ini melekat pada tulang. Otot rangka disebut juga otot seran lintang atau lurik. Otot ini bekerjanya dipengaruhi oleh kehendak. Jaringan otot rangka tardier dari serabut-serabut (fibrae), satu serabut merupakan satu sel yang memanjang dan didalamnya terdapat banyak inti (nuclii).
B. Stimulus
Menurut Ganong (2003:62) Sel-sel otot, seperti juga neuron, dapat dirangsang secara kimiawi, listrik, dan mekanik untuk membangkitkan potensial aksi yang dihantarkan sepanjang membran sel. Berbeda dengan sek saraf, otot memiliki kontraktil yang digiatkan oleh potensial aksi. Protein kontraktil aktin dan myosin, yang menghasilkan kontraksi, terdapat dalam jumlah sangat banyak di otot. Otot rangka dapat berkontraksi bila ada rangsangan yang berangkai. Bila rangsangan diberikan pada otot sewaktu berkontraksi, maka kontraksi otot akan bertambah besar. Keadaan ini disebit sumasi. Bila rangsangan diberikan terus menerus, maka kontraksi mendatar. Otot dikatakan berfungsi bila otot tersebut menjadi memendek dan diameternya membesar (Irianto, 2004: 68). (http://byulteens.blogspot.com/)
Kita dapat mengenal beberapa intensitas raangsangan (http://yayanajuz.blogspot.com) yaitu : rangsang dibawah ambang (subliminal, subminimal) yang merupakan rangsang yang tidak mampu menimbulkan tanggapan rangsang ambang (liminal, minimal) merupakan rangsangan terkecil yang tepat menimbulkan tanggapan rangsang submaksimal, merupakan rangsangan yang intensitasnya bervariasi dari rangsang ambang sampai rangsang maksimal rangsang maksimal merupakan rangsang yang dapat menimbulkan tanggapan maksimal rangsang supramaksimal merupakan rangsangan yang intensitasnya lebih besar dari rangsang maksimal tetapi menimbulkan tanggapan yang juga maksimal
C. Proses Respon
Menurut istilah psikologi (http://a-research.upi.edu), respon dikenal dengan proses memunculkan dan membayangkan kembali gambaran hasil pengamatan. Menurut Kartono (1996) “Respon bisa diidentifikasi sebagai gambaran ingatan dari pengamatan”. Berbicara menegai respon, sya (1995) mengemukakan bahwa “pengamatan artinya proses menerima, menafsirkan, dan memberi arti terhadap rangsangan yang masuk melalui indera-indera.
Proses terjadinya respon, pertama indera mengamati objek tertentu, setelah itu muncul bayangan pengiring yang berlangsung sangat singkat sesaat sesudah perangsang berlalu. Setelah bayangan perangsang berlalu muncul baying eiditis, bayangan ini sifatnya lebih tahan lama, lebih jelas dari bayangan perangsang. Setelah itu muncul tanggapan (http://a-research.upi.edu).
D. Katak
Menurut Faustine (2009), Katak banyak digunakan dalam berbagai studi karena ukuran dan ketersediaannya. Selain itu, katak juga memiliki banyak persamaan dalam segi bentuk dan fungsi dengan vertebra yang lebih tinggi maupun manusia. Detail strukturnya dapat dengan mudah diamati dengan cara pembedahan. Selain itu, fisiologi katak juga banyak diketahui dan mudah didemonstrasikan.
Sistem Muskular Tubuh katak terdiri dari 3 jenis otot, yakni otot polos, jantung, dan lurik. Ketiga jenis otot tersebut berbeda dalam struktur mikroskopik dan fisiologinya. Sistem muskular eksternal terdiri dari otot skeletal atau volunter, yang melekat pada tulang. Otot-otot ini akan bergerak dibawah kehendak yang disadari. Setiap otot terdiri dari banyak serat lurik paralel, yang disatukan oleh jaringan ikat. Beberapa otot bekerja bersama dan beberapa berkontraksi lebih dari yang lain. Koordinasi ini diatur oleh sistem saraf. Setiap serat atau kelompok serat memiliki ujung saraf motorik yang menyampaikan impuls untuk merangsang kontraksi.
Sistem Saraf Proses fisiologi kompleks dalam berbagai organ dan relasi katak dengan lingkungan luarnya, diatur dan dikoordinasi oleh sistem saraf. Sistem saraf terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.
Bab III. Metode Praktikum
A. Alat dan Bahan
Alat: a. Statif b. Klem c. Papan bedah d. Jarum preparat e. Pipet tetes f. Beker gelas (gelas piala) 250 ml g. Beker gelas (gelas piala) 500 ml h. Jarum jahit
Bahan: a. Otot gastrocnemisus katak b. Garam fisiologis sebagai ganti larutan ringer c. Kapas d. Benang e. Baterai f. Kabel g. HCl h. Paku i. Lilin
B. Prosedur Kerja
Cara mengisolasi otot gastrocnemius (otot betis) katak a. Merusak saraf dengan cara dekapitasi 1. memotong kepala katak dibagian pangkal dengan pisau 2. menusuk sumsum tulang belakang sedalam-dalamnya hingga tubuh katak menjadi lemas b. Isolasi otot gastrocnemius katak Melakukan tahap-tahap berikut untuk mengisolasi otot. 1) memotong kulit di sekeliling pergelangan kaki 2) menarik kulit dengan pinset 3) menusuk tendo achiles dengan jarum dan benang 4) memotong otot bagian distal 5) memotong tulang tibia dan fibula 6) memotong tulang dan otot mendekati ujung paha secara melintang 7) selama otot digunakan, menetesi secara terus menerus otot dengan larutan fisiologis.
Menyiapkan otot gastrocnemius pada statif a. memasangkan satu klem pada ujung atas statif b. memasangkan satu klem yang lain di bawahnya, kurang lebih berjarak 15 cm c. mengikatkan benang pada masing-masing ujung otot d. mengikatkan benang pada satu ujung otot pada klem atas. e. Mengikatkan ujung benang yang lain pada klem bawah, sehingga posisi otot lurus atas bawah.
Memberi rangsangan a. Memberi rangsangan listrik 1) Menyiapkan baterai dan menghubungkan baterai dengan kutup positif dan negative baterai 2) Menempatkan penggaris disebelah otot dengan posisi lurus (atas-bawah) sesuai posisi panjang otot. Menandai daerah yang berbatasan dengan tendon atas dan daerah yang berbatasan dengan tendon bawah. 3) Menempelkan ujung positif dan negatif kabel pada otot, dengan segera daerah yang berbatasan dengan tendon atas dan daerah yang berbatasan dengan tendon bawah. 4) Mengukur panjang otot dari daerah yang berbatasan dengan tendon atas dan daerah yang berbatasan dengan tendon bawah. Menulis panjang otot pada tabel yang disediakan. Menuliskan data pada tabel pengamatan. 5) Melakukan tahap 1) – 4) dengan posisi penggaris melintang. b. Memberi rangsangan mekanik Melakukan langkah nomor 3.a.1) – 5) dengan langkah a dan c diganti dengan memberikan rangsangan mekanik dengan mencubit otot dengan pinset. c. Memberi rangsangan termal Melakukan langkah nomor 3.a.1) – 5) dengan langkah a dan c diganti dengan pemberian rangsangan termal dengan menyentuh otot menggunakan paku panas. d. Memberi rangsangan kimia Melakukan langkah nomor 3.a.1) – 5) dengan langkah a dan c diganti dengan memberikan rangsangan kimia dengan meneteskan larutan HCl ke otot.
Tabel Pengamatan Tabel 3.1. Pengamatan Pengaruh Berbagai Stimulus terhadap Panjang Otot Gastrocnemius Katak No. Macam Stimulus Panjang Otot (mm) Saat Kontraksi Otot (memendek/tetap) Relaksasi Kontraksi 1. Listrik
2. Mekanik
3. Termal
4. Kemik
Tabel 3. 2. Pengamatan Pengaruh Berbagai Stimulus terhadap Panjang Otot Gastrocnemius Katak No. Macam Stimulus Panjang Otot (mm) Kondisi Otot (memendek/tetap) Relaksasi Kontraksi 1. Listrik
2. Mekanik
3. Termal
4. Kemik
Bab IV. Pembahasan
A. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1. Pengamatan Pengaruh Berbagai Stimulus terhadap Panjang Otot Gastrocnemius Katak
No.
Macam Stimulus
Panjang Otot (cm)
Saat Kontraksi Otot (memendek/tetap)
Relaksasi
Kontraksi
1.
Listrik
3,1
3,05
Memendek
2.
Mekanik
3,1
√
Sulit diamati
3.
Termal
3,1
3,05
Memendek
4.
Kemik
3,1
2,95
Memendek
2. Pengamatan Kondisi Otot saat Mendapatkan Rangsangan
Tabel 4.2. Pengamatan Pengaruh Berbagai Stimulus terhadap Panjang Otot Gastrocnemius Katak
No.
Macam Stimulus
Panjang Otot (cm)
Kondisi Otot (memendek/tetap)
Relaksasi
Kontraksi
1.
Listrik
3,1
x
Sulit diamati
2.
Mekanik
3,1
x
Sulit diamati
3.
Termal
3,1
√
Mengkerut pada bagian yang terkena panas.
4.
Kemik
3,1
√
Melebar
Pengamatan Kontraksi Otot saat Mendapatkan Rangsangan Tabel 4.1. Pengamatan Pengaruh Berbagai Stimulus terhadap Panjang Otot Gastrocnemius Katak No. Macam Stimulus Panjang Otot (cm) Saat Kontraksi Otot (memendek/tetap) Relaksasi Kontraksi 1. Listrik 3,1 3,05 Memendek 2. Mekanik 3,1 √ Sulit diamati 3. Termal 3,1 3,05 Memendek 4. Kemik 3,1 2,95 Memendek
Pengamatan Kondisi Otot saat Mendapatkan Rangsangan Tabel 4.2. Pengamatan Pengaruh Berbagai Stimulus terhadap Panjang Otot Gastrocnemius Katak No. Macam Stimulus Panjang Otot (cm) Kondisi Otot (memendek/tetap) Relaksasi Kontraksi 1. Listrik 3,1 x Sulit diamati 2. Mekanik 3,1 x Sulit diamati 3. Termal 3,1 √ Mengkerut pada bagian yang terkena panas. 4. Kemik 3,1 √ Melebar
B. Analisis
Berdasarkan hasil pengamatan kontraksi otot saat mendapat rangsangan dengan stimulus yang berbeda mengalami kontraksi otot yang berbeda-beda. Panjang otot gastrocnemius pada katak saat relaksasi 3,1 cm dan saat kontaksi untuk stimulus yang berbeda mengalami perubahan panjang yang berbeda.
Panjang otot gastrocnemius pada katak saat mendapat stimulus lintrik panjang otot semakin memendek menjadi 3,05 cm, saat mendapat stimulus mekanik panjang otot sulit diamati, saat mendapat stimulus termal panjang otot semakin memendek menjadi 3,05 cm, dan saat mendapat stimulus kemik mengalami perubahan yang lebih banyak dari pada stimulus yang lain yaitu memendek menjadi 2,95 cm, stimulus kemik yang digunakan yaitu larutan HCl.
Berdasarkan hasil pengematan kondisi otot saat mendapatakan rangsangan dengan stimulus yang berbeda mengalami perubahan kondisi otot yang berbeda-beda. Panjang otot gastrocnemius pada katak saat relaksasi 3,1 cm dan saat kontaksi untuk stimulus yang berbeda mengalami perubahan panjang yang berbeda. Panjang otot gastrocnemius pada katak saat mendapat stimulus lintrik panjang otot sulit diamati, saat mendapat stimulus mekanik panjang otot sulit diamati, saat mendapat stimulus termal panjang otot semakin mengkerut pada bagian yang terkena panas tetapi tidak terukur perubahannya, dan saat mendapat stimulus kemik panjang otot semakin melebar namun tidak bisa terukur perubannya, stimulus kemik yang digunakan yaitu larutan HCl.
Gejala ini muncul karena otot dapat berkontraksi dan berelaksasi karena tersedianya energi dari sistem energi (Sarifin, 2010). Selain itu, otot rangka dapat mengadakan kotraksi dengan cepat, apabila ia mendapatkan rangsangan dari luar berupa rangsangan arus listrik, rangsangan mekanis panas, dingin dan lain-lain.(http://byulteens.blogspot.com/).
Stimulus menggunakan zat kimia mengalami respon paling kuat karena zat kimia memberika rangsangan supramaksimal yaitu rangsangan terbesar yang dapat mengaktifkan semua serat saraf untuk menimbulkan potensial aksi maksimal dan menghasilkan kontraksi supramaksimal yang artinya kontraksi otot yang paling besar atau paling tinggi nilainya. Kontraksi maksimum terjadi bila terdapat tumpang tindih maksimum antara filament aktin dan jembatan penyebrangan filament myosin.
Hal ini disebabkan karena semua saraf telah diaktifkan, sehingga tidak bisa memiliki besaran yang lebih besar lagi (Guyton: 2007). Sedangkan, stimulus menggunakan mekanik menagalami respon yang sangat lemah karena untuk membangkitkan potensial aksi yang dihantarkan sepanjang membran sel dilakukan sangat lambat. (http://byulteens.blogspot.com/). Selain itu, rangsangan yang diberikan adalah rangsangan liminal yang artinya rangsangan terkecil yang dapat menimbulkan potensial aksi (menggambarkan kontraksi otot terkecil) karena mencapai nilai ambang sehingga menyebabkan otot dapat berkontraksi secara lemah (Guyton: 2007)
Bab V. Penutup
A. Kesimpulan
Melalui pengamatan terhadapat otot gastrocnemius katak maka mahasiswa bisa mengidentifikasi kontraksi otot secara langsung, serta mahasiswa bisa mengidentifikasi pengaruh stimulasi mekanik, listrik, termal, dan kimia terhadap kontraksi otot dengan hasil kontraksi yang berbeda-beda pada stimulus yang berbeda-beda. Meskipun dalam praktikum terjadi sedikit kendala seperti otot berkontraksi sangat lemah saat diberikan rangsangan secara mekanik.
Hal ini disebabkan karena saraf perifir umumnya tidak peka terhadap rangsangan yang lemah, sehingga menyebabkan rangsangan yang diberikan harus kuat, tetapi rangsangan yang kuat juga membuat jaringan menjadi rusak. Stimulus menggunakan zat kimia mengalami respon paling kuat karena zat kimia memberika rangsangan supramaksimal.
JAWABAN PERTANYAAN
Apa fungsi penetesan otot secara terus-menerus dengan larutan fisiologis?
Menurut anda, apa yang akan terjadi jika yang diteteskan adalah air suling/ akuades?
Bagaimana panjang dan tebal otot saat diberi empat macam stimulus? Jelaskan! Jawaban
Fungsi penetesan otot secara terus menerus dengan garam fisiologis adalah untuk mempertahankan agar otot gastrocnemius katak tetap hidup. Garam fisiologis atau larutan fisiologis adalah larutan isotonis yang terbuat dari NaCl 0,9 % yang sama dengan cairan tubuh atau darah. Larutan tersebut mengandung ion yang mengandung unsur elektrolit yang dapat mempertahankan tekanan osmotik dan isotonis plasma sel. Larutan tersebut mengandung ion Na+ yang dapat mempertahankan daya hidup katak secara invitro. Hal ini berhubungan dengan proses difusi melalui membran. Konsentrasi sel dalam otot sama dengan konsentrasi pada larutan fisiologis, sehingga cairan dalam otot yang keluar dapat tergantikan dengan cairan larutan fisiologis karena yang masuk melalui membran semipermiabel tetap dan kepekatan tetap.
Apabila otot gastrocnemius katak ditetesi menggunakan air suling maka otot tidak akan bertahan hidup atau mati. Hal ini berhubungan dengan proses osmosis pada membran. konsentrasi H₂O pada air suling lebih tinggi dari pada konsentrasi H₂O dalam sel, sehingga H₂O di luar sel masuk melalui membran semi permiabel, namun zat terlarut dalam sel tidak bisa keluar melewati membrane semi permiabel sehingga menjadikan konsentrasi sel berkurang dan membuat sel tidak mampu lagi melakukan proses metabolisme.
Berdasarkan hasil pengamatan, tebal dan panjang otot saat diberi empat macam stimulus yang berbeda mengalami kontraksi yang berbeda. Hal ini dapat terjadi karena stimulus yang berbeda dapat menyebabkan kontaksi yang berbeda. Kontraksi otot yang sangat terlihat yaitu saat menggunakan zat kimia sebagai stimulus. DAFTAR PUSTAKA
Keeton, T., W. 1986. Biological Investigations i The Laboratory, W.W. Norton Company, nc. New York.
Sarifin. 2010. Kontraksi Otot dan Kelelahan. Jurnal ILARA, Volume I, Nomor 2, hlm. 58 – 60. Program Studi Ilmu Keolahragaan FIK Universitas Negeri Makasar.
Ville, C. A., F. W. Warren, and R. D. Barnes. 1988. General Biology. W. B. Saunders Co., New York. http : //edy.cybermuslim.net/handbookair.pdf, diakses pada tanggal 17 Maret 2015
Wulangi, K. Penuntun Praktikum Fisiologi Hewan. Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Bandung
http://byulteens.blogspot.com/2011/11/dasar-teori-praktikum-kontraksi-otot.html, diakses pada tanggal 17 Maret 2015.
http://yayanajuz.blogspot.com/2012/05/kontraksi-otot.html, diakses pada tanggal 17 Maret 2015.
http://uny.ac.id/bahan-ajar-materi-otot.pdf, diakses pada tanggal 26 Maret 2015
http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0705816_chapter2x.pdf, diakses pada tanggal 26 Maret 2015
Praktikum hukum Archimedes bertujuan untuk mengukur besar gaya apung yang dialami oleh benda yang tenggelam dalam sebuah zat fluida. Menurut Archimedes, besar gaya apung yang dialami setara dengan berat dari zat cair yang pindahkan.
Daftar isi
Fluida Statis dan Hukum Archimedes
Bab. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Fluida berasal dari bahasa yunani yang berarti mengalir atau zat yang mengalir. Zat-zat yang dapat mengalir secara umum terdiri dari 2 wujud yakni cair (liquid) dan gas. Sebuah zat dapat dikategorikan sebagai fluida ketika partikel-partikel nya bisa dengan mudah berpindah.
Besar gaya apung dari sebuah fluida bergantung dari ukuran benda dan kerapatan benda itu sendiri. Gaya apung pertama kali diamti oleh Archimedes sekitar 2 abad SM. Archimedes menemukan gaya ini secara tidak sengaja ketika ia berendam dalam kolam dan melihat sejumlah besar air keluar dari kolam setiap kali ia turun. Hal ini membaut Archimedes menemukan prinsip bahwa besar gaya apung yang dialami oleh benda yang tercelup sebagaian atau seluruh nya ke dalam zat cair sama dengan berat zait yang cair yang dipindahkan.
F_a = W_f
Prinsip Archimedes ini kemudian diterapkan di banyak bidang teknik. Salah satunya adalah pembuatan kapal baik kapal yang terapung dan kapal selam. Princip Archimedes membuktikan bahwa massa jenis total sistem ikut berperan dalam menentukan posisi tenggelam atau tidaknya benda di fluida. Prinsip kemudian diperbaiki oleh Newton dimana sebuah benda dapat terapung jika gaya apung lebih besar dari gaya berat benda.
B. Rumusan Masalah
Seberapa besarkah berat zat cair yang dipindahkan ketika sebuah benda tercelup ke dalam sebuah Fluida?
Seberapa besarkah berat benda yang tercelup ke dalam Fluida?
Bagaimanakah hubungan antara berat fluida yang dipindahkan dan gaya apung benda?
C. Tujuan Praktikum
Menukur berat zair yang dipindahkan ketika sebuah benda dicelupkan ke dalam sebuah benda
Mengukuran berat benda yang tercelup ke dalam fluida
Mengetahui hubungan antara berat fluida yang dipindahkan dan gaya apung benda.
Bab II. Landasan Teori
A. Fluida
Fluida merupakan fase dimana sebuah zat dapat mengalir. Pada umumnya Fluida berbentuk cair dan gas. Kedua fase dari zat ini memiliki gaya tarik antar partikel yang lemah sehingga bisa dengan berpindah dari satu tempat ke tempat lain. (Giancoli, 2014). Fluida dapat ditinjau dalam dua bentuk yakni fluida statis atau fluida dalam keadaan diam dan fluida dalam keadaan bergerak atau fluida dinamis.
Fluida Statis adalah fluida yang berada dalam fase tidak bergerak (diam) atau fluida dalam keadaan bergerak tetapi tak ada perbedaan kecepatan antar partikel fluida tersebut atau bisa dikatakan bahwa partikel-partikel fluida tersebut bergerak dengan kecepatan seragam sehingga tidak memiliki gaya geser (Malik, 2014).
B. Karakteristik Fisis Fluida
a. Massa Jenis
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya (Malik, 2014). Secara matematis, massa jenis dituliskan sebagai berikut.
\rho =\frac{m}{V}
Keternagan
m : Massa (kg) V : Volume (m3) ρ : Massa jenis (kg/m3)
Satuan Sistem Internasional untuk massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg/m3). Untuk satuan CGS alias centimeter, gram dan sekon, satuan Massa jenis dinyatakan dalam gram per centimeter kubik (gr/cm3) (Lohat, 2009).
Tabel 1. Massa Jenis atau Kerapatan Massa (Density)
Bahan
Massa Jenis (g/cm3)
Nama Bahan
Massa Jenis (g/cm3)
Air
1,00
Gliserin
1,26
Aluminium
2,7
Kuningan
8,6
Baja
7,8
Perak
10,5
Benzena
0,9
Platina
21,4
Besi
7,8
Raksa
13,6
Emas
19,3
Tembaga
8,9
Es
0,92
Timah Hitam
11,3
Etil Alkohol
0,81
Udara
0,0012
b. Tegangan permukaan
Tegangan permukaan adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis.Tegangan permukaan disebabkan oleh interaksi molekul-molekul zat cair dipermukaan zat cair (Malik, 2014)..
c. Kapilaritas
Kapilaritas merupakan Kenaikan atau penurunan zat cair pada suatu benda disebabkan oleh adanya tegangan permukaan yang bekerja pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa (Malik, 2014)
d. Viskositas
Viskositas merupakan pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun tegangan. Seluruh fluida (kecuali superfluida) memiliki ketahanan dari tekanan dan oleh karena itu disebut kental, tetapi fluida yang tidak memiliki ketahanan tekanan dan tegangan disebut fluide ideal (Malik, 2014).
B. Tekanan Hidrostatis
Menurut Malik, (2014). Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekananhidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Jika besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung adalah p, menurut konsep tekanan, besarnya p dapat dihitung dari perbandingan antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A).
Rumus: p= F/A
p= massa x gravitasi bumi / A
m = ρ V,
persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai : p = ρVg / A
Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di dasar bejana akibat fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi
P = \rho (Ah)\frac{g}{A}=ρgh
Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai berikut.
ph= ρ gh
dengan:
ph= tekanan hidrostatis (N/m2),
ρ = massa jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2), dan
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).
C. Hukum Archimedes
Menurut Ksissantono, dkk. (2012), Hukum Archimedes menyatakan bahwa “gaya ke atas pada suatu benda yang dicelupkan dalam sebuah fluida sama dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut”.
Secara matematis, dapat ditulis sebagai berikut:
Prinsip Archimedes
Prinsip hukum archimedes ketika kita menimbang batu di dalam air, berat batu yang terukur pada timbangan pegas menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketika kita menimbang batu di udara (tidak di dalam air). Massa batu yang terukur pada timbangan lebih kecil karena ada gaya apung yang menekan batu ke atas. Efek yang sama akan dirasakan ketika kita mengangkat benda apapun dalam air. Batu atau benda apapun akan terasa lebih ringan jika diangkat dalam air. Hal ini bukan berarti bahwa sebagian batu atau benda yang diangkat hilang sehingga berat batu menjadi lebih kecil, tetapi karena adanya gaya apung. Arah gaya apung ke atas, alias searah dengan gaya angkat yang kita berikan pada batu tersebut sehingga batu atau benda apapun yang diangkat di dalam air terasa lebih ringan. (Malik, 2014)
Benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tengggelam, melayang, dan terapung tergantung massa jenisnya.
1. Benda terapung
Gaya Apung adalah gaya berarah keatas yang dikerjakan fluida pada benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya dalam fluida. Gaya apung adalah selisih berat benda di udara dengan berat benda dalam fluida
Hukum Turunan Archimedes
Hukum turunan archimedes berdasarkan bunyi dan rumus hukum Archimedes, suatu benda yang akan terapung, tenggelam atau melayang didalam zat cair tergantung pada gaya berat dan gaya keatas. Maka dari itu, berdasarkan hukum diatas, terciptalah 3 hukum turunan dari hukum Archimedes yang berbunyi:
Benda akan terapung jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih kecil dari massa jenis zat cairnya
Benda akan melayang jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air sama dengan massa jenis zat cairnya
Benda akan tenggelam jika massa jenis benda yang dimasukan kedalam air lebih besar dari pada massa jenis
D. Hukum Pascal
Prinsip Pascal menyatakan bahwa “tekanan yang diberikan pada cairan dalam suatu tempat tertutup akan diteruskan sama besar ke setiap bagian fluida dan dinding wadah” (Lohat, 2009)
Secara matematis dapat ditulis:
P₁ = P₂
Penerapan Prinsip Pascal
Berpedoman pada prinsip Om Pascal ini, manusia telah menghasilkan beberapa alat, baik yang sederhana maupun canggih untuk membantu mempermudah kehidupan. Beberapa di antaranya adalah Dongkrak Hidrolik, Lift Hidrolik, Rem Hidrolik dkk (Lohat, 2009).
Bab III. Metode Praktikum
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Neraca Pegas
Statif dan Klem
Beker Gelas 250 mL
Beker Gelas 500 mL
Beker Gelas 1000 mL
Pengaduk
2. Bahan
Telur
Benang
Air
Minya Gorang
Garam
Kaca
Bata Merah
Batu
Kayu
Kunci
Es Batu
Deterjen
B. Langkah Kerja
1. Praktikum 1
Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang akan digunakan
Memasang statif dan meletakkan klem diujung statif kemudian memadang spring balance newton.
Mengikat bahan yang akan digunakan menggunakan benang. Bahan yang akan digunakan yaitu: kaca, bata merah, batu, telur, kayu, dan kunci
Menggantungkan kaca yang telah diikat benang pada spring balance newton.
Mengukur berat benda di udara (Wu) dalam satuan newton, kemudian mencatat dalam tabel.
Mengukur berat benda di air (Wa) dalam satuan newton, dengan cara memasukkan benda kedalam gelas beker yang telah terisi air dengan posisi benda melayang. Kemudian mencatat dalam tabel.
Langkah d-f diulang untuk benda yang lain (batu merah.batu,telur, dan kayu).
Tabel 1. Pengukuran Volume Benda yang Tidak Beraturan
No.
Nama Benda
Berat Benda di Udara (N)
Berat Benda dalam fluida (N)
Volume Benda
2. Praktikum 2
Menyiapkan alat dan bagan yang akan digunakan.
Mengisi 3 gelas beker ukuran 500 ml dengan air sebanyak 300 ml untuk masing-masing gelas beker.
Memberi tanda untuk masing-masing gelas beker.
Memasukkan garam sebanyak 3 sendok kedalam gelas 2, selanjutnya mengaduk air + garam sampai merata.
Memasukkan garam sebanyak 6 sendok kedalam gelas 3, selanjutnya mengaduk air + garam sampai merata.
Memasukkan satu telur kedalam masing-masing gelas beker.
Mengamati reaksi telur yang terjadi, selanjutnya mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel 2.
Mengeluarkan telur dari dalam gelas.
Menambahkan air hingga volume air yang tanpa diberi garam dengan larutan garam memiliki volume sama yaitu 350 ml, selanjutnya mengaduk kembali larutan garam.
Memasukkan kembali telur yang sama kedalam masing-masing gelas beker, selanjutnya menulis hasil pengamatan ke dalam tabel 2.
Tabel 2. Pengamatan Reaksi Benda dalam Zat Cair
Gelas
Zat Cair
Reaksi
V₁ (300 mL)
V₂ (350 mL)
3. Praktikum 3
Menyiapakan alat dan bahan yang akan digunakan.
Memotong es batu kecil-kecil dengan ukuran yang hampir sama.
Memberi tanda pada tiga gelas beker ukuran 250 ml
Mengisi gelas beker satu dengan 100 ml air
Mengisi gelas beker dua dengan 50 ml air + 50 ml minyak
Mengisi gelas beker tiga dengan 100 ml minyak
Memasukkan es batu kedalam gelas satu
Mengamati reaksi yang terjadi, selanjutnya mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel 3.
Melakukan langkah g – h untuk gelas 2 dan 3.
Menambahkan deterjen kedalam gelas satu yang kemudian disebut gelas empat sampai volume gelas mencapai 200 ml
Memasukkan es batu kedalam gelas empat
Mengamati reaksi yang terjadi, selanjutnya mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel 3.
Menambahkan detergen kedalam gelas dua yang kemudian disebut gelas lima sampai volume gelas mencapai 150 ml dan mengaduk sampai rata.
Memasukkan es batu kedalam gelas lima.
Mengamati reaksi yang terjadi, selanjutnya mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel 3.
Tabel 3. Pengamatan Reaksi Benda dalam Zat Cair
Gelas
Zat Cair (Volume)
Reaksi
Bab IV. Pembahasan
A. Hasil Percobaan
1. Pengukuran Volume Benda yang tidak Beraturan Menggunakan Hukum Archimedes
Tabel 1. Pengukuran Volume Benda yang Tidak Beraturan
No.
Nama Benda
Berat Benda di Udara (N)
Berat Benda dalam fluida (N)
Gaya Apung (N)
Volume Benda.
1
Kaca
0,2
0,1
0,1
0,000102
2
Bata Merah
0,4
0,2
0,2
0,000204
3
Batu
0,55
0,2
0,35
0,000357
4
Telur
0,7
0,02
0,68
0,000512
5
Kayu
0,05
0
0,05
0,000051
2. Mengamati Reaksi Benda berupa Telur yang Dicelupkan ke dalam Zat Cair berupa Air dan Larutan Garam Berdasarkan Prinsip Hukum Archimesdes
Tabel 2. Pengamatan Reaksi Telur dalam Zat Cair
Gelas
Zat Cair
Reaksi
V₁ (300 ml)
V₂ (350 ml)
1
Air
Tenggelam
Tenggelam
2
Air + Garam 3 sendok
Melayang
Melayang
3
Air + Garam 6 sendok
Mengapung
Mengapung
3. Mengamati Reaksi Benda berupa Es Batu yang Dicelupkan ke dalam Zat Cair berupa Air, Minyak, Detergen Berdasarkan Prinsip Hukum Archimesdes
Tabel 3. Pengamatan Reaksi Es Batu dalam Zat Cair
Gelas
Zat Cair (Volume)
Reaksi
1
Air (100 ml)
Terapung
2
Air (50ml) + Minyak (50 ml)
Melayang
3
Minyak (100 ml)
Tenggelam
4
Air (100 ml) + deterjen (100ml)
Terapung
5
Air (50 ml) + Minyak (50 ml) + Deterjen (50ml)
Terapung
B. Analasis Data
Menghitung volume benda tidak beraturan di dalam air dapat dilakukan sebagai berikut. Menghitung Volume Kaca di dalam Cat Zair
Diketahui :
= 0,2 N
= 0,1 N
g = 9,8 m/
= 1000 kg/m3
Ditanya :
Jawab :
= – = 0,2 – 0,1 = 0,1 N
= 1000(9,8) = 0,1 : 980 = 0,000102 m3
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat diketahui volume benda berupa kaca adalah 0,000102 m3
Selain menghitung volume kaca dilakukan juga perhitungan volume benda yang lain dengan langkah-langkah yang serupa.
B. Pembahasan
Berdasarkan praktikum satu, dapat diketahui bahwa berat benda diudara lebih ringan dibandingkan dengan berat benda saat dimasukkan ke dalam zat cair berupa air. Berdasarkan lima benda dengan berat berbeda yang memiliki berat di udara paling besar adalah telur 0,7 N dan terendah adalah kayu 0,05 N. Sedangkan, berat benda di dalam zat cair paling besar adalah batu dan batu merah 0,2 N dan terendah adalah kayu 0N. berat benda di udara dan berat benda di dalam zat cair dapan digunakan untuk menentukan gaya apung benda. Semakin besar gaya apung suatu benda maka volume benda akan semakin besar dan semakin kecil gaya apung suatu benda maka volume benda akan semakin kecil.
Berdasarkan praktikum dua, dapat diketahui bahwa telur yang dimasukkan kedalam air mineral akan menyebabkan telur tenggelam, hal ini dapat disebabkan karena masa jenis air lebih kecil dari pada masa jenis telur. Pada saat telur dimasukkan ke dalam gelas dua maka telur akan melayang, hal ini disebabkan karena masa jenis air sama dengan massa jenis larutan garan digelas dua. Sedangkan, pada saat telur dimasukkan ke dalam gelas tiga maka telur akan mengapung, hal ini dikarenakan kadar garam dalam larutan garam digelas tiga sangat tinggi dan massa jenis air lebih tinggi lebih besar dibandingkan dengan larutan garam dalam gelas tiga. Sehingga, dapat diketahui bahwa massa jenis benda mempengaruhi terhadap reaksi suatu benda.
Berdasarkan praktikum tiga, dapat diketahui bahwa es batu yang dimasukkan ke dalam air akan tenggelam, dimasukkan ke dalam air yang dicampur minyak akan melayang, dimasukkan ke dalam minyak akan tenggelam, dimasukkan ke dalam air yang dicampur dengan deterjen akan terapung, dan es batu yang dimasukkan ke dalam air yang dicampur dengan minyak dan deterjen akan terapung. Hal ini disebabkan karena massa jenis benda yang berbeda seperti halnya pada praktikum dua.
Bab V. Penutup
Berdasarkan praktikum di atas dapat dibuktikan kebenaran prinsip hukum Archimedes. Ketika kita menimbang benda di dalam air, berat benda yang terukur pada timbangan pegas menjadi lebih kecil dibandingkan dengan ketika kita menimbang batu di udara (tidak di dalam air). Benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan tengggelam, melayang, dan terapung tergantung massa jenisnya. Jika massa jenis zat cair lebih besar dibagingkan dengan massa jenis benda maka benda akan terapung, massa jenis zat cair lebih kecil dibandingkan massa jenis benda maka benda akan tenggelan, sedangkan apabila massa jenis zat cair sama dengan massa jenis benda maka benda akan melayang.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C.. 2014. Fisika: Prinsip dan Aplikasi Edisi ke 7 Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Krissantono, dkk. 2012. Fisika. Solo: CV. HaKaMJ
Lohat, Alexander San. 2009. Modul Fluida Statis. GuruMuda.com. diakses pada tanggal 27 Maret 2015.
Malik. 2014. Laporan Fluida Statis. http://bunpedek.blogspot.com/2014/03/laporan-praktikum-fisika-tentang-fluida.html. diakses pada tanggal 27 Maret 2015.
Munasir. 2004. Modul Fluida Statis. Kode Fis.13. Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum, Dikdasmen, Departemen Pendidikan Nasional.
Syafar, Asyfa. 2013. Makalah Fisika Dasar Fluida Statis dan Dinamis. http://asfarsyafar.blogspot.com/2013/10/makalah-fisika-dasar-fluida-statis-dan.html
Dalam atmosfer (lautan udara) senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam udara disebut kelembaban (lengas udara). Kadar ini selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur udara setempat. Kelembaban udara adalah persentase kandungan uap air dalam udara. Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uap air yang terkandung di dalam udara. Total massa uap air per satuan volume udara disebut sebagai kelembaban absolut. Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara lembab dalam satuan volume udara tertentu disebut sebagai kelembaban spesifik. Massa udara lembab adalah total massa dari seluruh gas-gas atmosfer yang terkandung, termasuk uap air;jika massa uap air tidak diikutkan, maka disebut sebagaimassa udara kering.
Kelembaban adalah persentase kandungan uap air dalam udara. Semua uap air dalam udara itu berasal dari penguapan sedangkan penguapan itu sendiri adalah perubahan pase cair menjadi fase uap air yang ringan dan akan naik ke atmosfir . dalam atmosfir senantiasa terdapat uap air dan kadar uap air ini selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur udara setempat.
Kelembapan udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. jumlah uap air dalam udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer. Yaitu hanya kira-kira 2 % dari jumlah masa. Akan tetapi uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim.
Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan. Penguapan adalah perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses penguapan diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas. Seperti diketahui, penguapan tidak hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah dan lebih-lebih dari tumbuh-tumbuhan. Penguapan dari tiga tempat itu disebut dengan Evapora.
Kandungan uap air atmosfer dapat diperlihatkan dengan berbagai cara. Tekanan uap yang dinyatakan dalam minibar, tetapi dalam penggunaanya yang lebih sering, satuan lainya dipakai untuk menyatakan kandungan uap air. Kelembaban itu di tentukan oleh jumlah uap air yang terkandung didalam udara. Total uap air per satuan volume. Udara disebut sebagai kelembaban absolute (absolute humidity, umumnya dinyatakan dalam satuan kg (m³). Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara lembab dalam satuan volume udara tertentu disebut sebagai kelembaban spesifik (specific humidity, umumnya dinyatakan dalam satuan g/kg. Massa udara lembab adalah total massa dari seluruh gas-gas atmosfir yang terkandung, termasuk uap air. Jika massa uap air tidak diikutkan, maka disebut sebagai udara kering (dari air).
B. Tujuan
Dalam praktikum agroklimatologi mengenai suhu ini, memiliki tujuan yaitu untuk mengenal alat-alat yang digunakan dalam mengukur kelembaban. Serta untuk menentukan hasil pengamatan mengamati nilai kelembaban di lapangan.
Bab II. Kajian Pustaka
Kelembapan udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. jumlah uap air dalam udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer. Yaitu hanya kira-kira 2 % dari jumlah masa. Akan tetapi uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim ( Guslim, dkk., 1987 ).
Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan. Penguapan adalah perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses penguapan diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas. Seperti diketahui, penguapan tidak hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah dan lebih-lebih dari tumbuh-tumbuhan. Penguapan dari tiga tempat itu disebut dengan Evapora (Karim,1985).
Kandungan uap air atmosfer dapat diperlihatkan dengan berbagai cara. Tekanan uap yang dinyatakan dalam minibar, tetapi dalam penggunaanya yang lebih sering, satuan lainya dipakai untuk menyatakan kandungan uap air ( Guslim, 2009 ).
Pendekatan gravimetric dilakukan dengan menggunakan bahan padat penyerap uap air (solid desiccant). Perbedaan berat bahan ini sebelum dan sesudah ditempatkan pada udara dengan volum yang diketahui merupakan berat uap air yang terkandung dalam udara yang akan diukur tersebut. Data yang diperoleh adalah kerapatan uap air atau kelembaban absolut. Kelembaban relatif dapat dihitung dengan terlebih dahulu mengetahui tekanan uap air pada kondisi jenuh. Pendekatan gravimetri merupakan pengukuran langsung untuk kelembaban udara dan dijadikan patokan untuk kalibrasi instrumen-instrumen pengukuran kelembaban udara lainnya (Benyamin Lakitan, 2002).
Secara makro kelembaban Nisbi (RH) umumnya tinggi pada pusat-pusat tekanan rendah berkaitan dengan naiknya massa u8dara sebagai salah satu syarat pembentukan awan dan hujan. Karena banyak hujan maka banyak air yang dapat diuapkan sehingga daerah tersebut menjadi relative lembab. Kelembaban Nisbi tertinggi terjadi di daerah ITCZ karena penguapannya yang tinggi akibat penerimaan energi radiasi surya yang besar sepanjang tahun. Sebaliknya, pada pusat-pusat tekanan tinggi, disamping jarang hujan, kelembaban nisbi yang rendah disebabkan massa udara yang turun membawa udara kering karena uap air sudah terkondensi menjadi awan di tempat lain (Handoko, 2002).
Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan keinginan. Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan potensiair antara udara dengan larutan atau dengan bahan padat tertentu. Jika ke dalam suatu ruang tertutup dimasukkan larutan, maka air dari larutan tersebut akan menguap sampai terjadi keseimbangan antara potensi air pada udara dengan potensi air larutan. Demikian pula halnya jika hidrat kristal garam-garam (salt cristal bydrate) tertentu dimasukkan dalam ruang tertutup makaair dari hidrat kristal garam akan menguap sampai terjadi keseimbangan potensi air ( Benyamin Lakitan, 1994 ).
Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Jumlah uap air dalam udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer uap air ini merupakan komponen udara yang sangat penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim.
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volume. Kelembaban nisbi membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu udara. Sedangkan defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas( Handoko, 1994 ).
Kelempan adalah banyaknya uap air yang ada diudara meskipun uap airnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari atmosfer , rata-rata kurang lebih dari 2 % masa keseluruhan. Total masa uap air per satuan volume udara disebut kelembapan absolut ( absolute humidity ) umumnya dinyatakan dalam satuan kg/m3 ( Hanum, 2009 ).
Keadaan kelembapan diatas permukaan bumi berbeda-beda. Pada umumnya, kelembapan tertinggi ada di khatulistiwa sedangkan terendah ada pada lintang 40o daerah rendah ini disebut horse latitude, curah hujanya kecil ( Kartasapoetra, 2004 ).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air diudara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defist tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandugan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) persatu air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara untuk menampung uap air tersbeut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu udara. Sedangkan deficit tekanan uap air adalah slisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas. Sebagai contoh, laju penguapan dari permukaan tanah lebih ditentukan oleh deficit tekanan uap air daripada kelembaban mutlak maupun nisbi. Sedangkan pengembunan akan terjadi bila kelembaban nisbi telah mencapai 100% meskipun tekanan uap air aktualnya relatif rendah (Dendy Wahyudi, 2011).
Alat meteorologi umumnya ada dua macam yaitu jenis biasa bukan pencatat dan jenis pencatat. Contoh jenis alat biasa adalah termometer, barometer, pluviometer, psikromrter, dan sebagainya. Alat pencatat misalnya termograf, barograf, pluviograf, hidrograf dan sebagainya. Untuk jenis alat pencatat biasanya dilengkapi dengan jam (waktu) dan pias (chart) yang diganti tiap hari untuk pias harian dan tiap minggu untuk pias mingguan. Biasanya pias ini dilengkapi dengan pias yang pembuatannya biasnya didasarkan pada bentuk dan cara membersihkan pena. Jumlah uap air yang ada dalam atmosfer dinyatakan dengan berbagai macam ukuran , yaitu : Kelembaban specifik (p), kelembaban Nisbah campuran (r) dan kelembaban nisbi (relative humidity, RH)
Kelembaban specifik adalah perbandingan antara masa uap air (mv) dengan masa udara lembab, yaitu massa udara kering (md) bersama-sama uap air tersebut (mv). Tetapi bila masa uap air tersebut hanya dibandingkan dengan massa udara kering maka disbut nisbah campuran, yang dilambangkan dengan r.
Kelembaban nisbi merupakan perbandingan antara kelembaban aktual dengan kapasitas udara untuk menampung uap air. Bila kelembaban aktual dinyatakan dengan tekanan uap aktual (ea), maka kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut merupakan tekanan uap jenuh (es) . Sehingga kelembaban nisbi (RH) dapat dituliskan dalam (%) sebagai berikut :
RH = 100 ea/es
Bila RH 100% maka tekanan uap aktual akan sama dengan tekanan uap jenuh. Tekanan uap jenuh tergantung oleh suhu udara. Semakin tinngi suhu udara maka kapasitas untuk menampung uap air atau es meningkat. Oleh sebab itu pada ea yang tetap, RH akan lebih kecil bila suhu udara meningkat dan sebaliknya RH makin tinggi bila suhu udara lebih rendah.
Ada beberapa prinsip yang digunakan dalam pengukuran kelembaban udara yaitu
Metode pertambahan panjang dan
Berat, pada benda-benda higroskpis, serta
Metode termodinamika. Alat pengukur kelembaban udara secara umum disebut hygrometer sedangkan yang menggunakan metode termodinamika disebut psikometer (Dendy Wahyudi, 2011).
Bab III. Metode Praktikum
A. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah pengamatan kelembaban nisbi adalah Psikrometer (termometer bola basah dan termometer bola kering), tabel pengamatan dan alat-alat tulis.
B. Cara Kerja
Cara kerja dalam praktikum kelembaban udara ini adalah sebagai berikut :
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
Psikrometer (termometer bola basah dan termometer bola kering) dipasang sehari sebelum pengamatan dilakukan, hal ini dilkukan agar data yang diperoleh pada saat pengamatan dapat akurat.
Pengamatan dilakukan secara berkala, setelah pengamatan awal dilakukan pengamtan selanjutnya dilakukan setelah 30 menit pengamatan pertama. Dan dilakukan secara terus-menerus sampai batas waktu yang telah ditentukan.
Catat hasil pengamatan pada lembar kerja.
Bab IV. Pembahasan
A. Hasil
Berikut adalah tabel hasil pengamatan pada praktikum kelembaban udara:
Jam
Kelembaban Nisbi
KR %
Suhu BK
Suhu BB
17:00
30,03
28,9
91%
17:30
29,2
28,4
90%
18:00
–
–
–
06:00
24
24
100%
06:30
25
25
100%
07:00
25,1
24,9
100%
07:30
26
24,3
86%
08:00
26,1
25,3
95%
08:30
28
26,8
91%
09:00
28,3
27
–
09:30
28,3
27,2
100%
10:00
28,2
28,2
87%
10:30
30,2
28,6
87%
11:00
31
28,6
87%
11:30
33
28,4
63%
12:00
32,5
29,1
76%
B. Pembahasan
Pada praktikum ini kami dari kelompok II mengambil sampel pengamatan kelembaban nisbi pada pukul 17.30 WIB, dan pukul 09.00 WIB, dan diperoleh hasilnya sebagai berikut suhu bola kering pada pukul 17.30 WIB yaitu sebesar 29,2, suhu bola basah sebesar 28,4. Sedangkan pengamatan pada pukul 09.00 WIB, didapati suhu bola kering sebesar 28,3 dan suhu bola basah sebesar 27. Data-data yang lengkap dan akurat tersebut hanya bisa didapatkan dengan cara melakukan pengamatan langsung. Tentu saja dibantu dengan beberapa alat meteorologi yang mempunyai fungsi dan kegunaan tertentu. Selain itu, pelaksanaan pengambilan data dengan menggunakan alat khusus tentunya dibutuhkan suatu keahlian menggunakan alat agar data yang diambil lebih akurat dan akurat.
Dalam bidang pertanian kelembaban udara biasanya digunakan untuk meningkatkan produktifitas dan perkembangan tumbuhan budi daya. Dengan mengetahui kelembaban udara yang ada dilingkungan tempat yang akan di tanam tumbuhan, kita dapat menentukkan pemilihan jenis tanaman yang sesuai, misalnya tanaman bakau yang ditanam pada daerah yang berkelembaban tinggi, bakau tersebut akan berkembang dan berproduktifitas dengan maksimal, sebaliknya jika bakau tersebut di tanam pada daerah yang mempunyai kelembaban yang rendah maka bakau tersebut tidak akan berproduktifitas dan berkembang secara maksimal.
Ada tiga macam pendekatan udara yang digunakan dalam bidang pertanian diantaranya kelembaban mutlak, kelembaban spesifik dan kelelembaban relative udara yang menyatakan nilai nisbi antara uap air yang terkandung dan daya kandung maksimum uap air diudara pada suatu suhu dan tekanan tertentu, yang dinyatakan dalam persen (%).
Alat yang digunakan dalam pengamatan kelembaban nisbi adalah psikrometer (termometer bola basah dan termometer bola kering). Prinsip kerja yang digunakan psikrometer adalah didasarkan pada prinsip termodinamika, terutama tentang hubungan suhu dan tekanan jenuh udara.
Pembacaan alat ini yaitu berdasarkan suhu yang ditunjukkan oleh bola basah dan bola kering, maka dapat diketahui selisih suhu antara bola kering terhadap bola basah. Nilai selisih ini kemudian menghasilkan presentase kelembaban nisbi dengan bantuan tabel kelembaban atau mistar geser Relatif Humidity (RH). Jika semua syarat penggunaan terpenuhi, maka psikrometer mempunyai ketelitian yang tinggi sehingga alat ini lebih sering digunakan dibandingkan dengan higrometer maupun higrograf. Alat ini ditempatkan dalam sangkar meteorologi dalam kedudukan tegak. Salah satu bola termometernya terbuka dan disebut termometer bola kering dan yang lainnya bola termometer dibungkus dengan kain kasa. Ujung dari kain kain kasa ini dimasukkan ke dalam bejana yang diisi dengan air suling (aquadest).
Kelembaban nisbi atau kelembaban relatif, yaitu bilangan yang menunjukkan berapa persen perbandingan antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara dan jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut
Secara makro kelembaban Nisbi (RH) umumnya tinggi pada pusat-pusat tekanan rendah berkaitan dengan naiknya massa u8dara sebagai salah satu syarat pembentukan awan dan hujan. Karena banyak hujan maka banyak air yang dapat diuapkan sehingga daerah tersebut menjadi relative lembab. Kelembaban Nisbi tertinggi terjadi di daerah ITCZ karena penguapannya yang tinggi akibat penerimaan energi radiasi surya yang besar sepanjang tahun. Sebaliknya, pada pusat-pusat tekanan tinggi, disamping jarang hujan, kelembaban nisbi yang rendah disebabkan massa udara yang turun membawa udara kering karena uap air sudah terkondensi menjadi awan di tempat lain.
kelembaban nisbi merupakan perbandingan jumlah uap air yang ada diudara dengan nilai jenuh udara pada suhu dan tekanan tertentu. Satuan dari kelembaban nisbi adalah persentase. Kelembaban nisbi suatu lapisan udara pada suatu daerah tertentu dapat diukur menggunakan suatu alat yang disebut psikhrometer. Kelembaban nisbi berhubungan erat dengan suhu udara, karena suhu udara menentukan kemampuan udara memegang uap air.
Kelembaban nisbi merupakan perbandingan antara kelembaban aktual dengan kapasitas udara untuk menampung uap air. Bila kelembaban aktual dinyatakan dengan tekanan uap aktual (ea), maka kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut merupakan tekanan uap jenuh (es) . Sehingga kelembaban nisbi (RH) dapat dituliskan dalam (%) sebagai berikut :
RH = 100 ea/es
Bila RH 100% maka tekanan uap aktual akan sama dengan tekanan uap jenuh. Tekanan uap jenuh tergantung oleh suhu udara. Semakin tinngi suhu udara maka kapasitas untuk menampung uap air atau es meningkat. Oleh sebab itu pada ea yang tetap, RH akan lebih kecil bila suhu udara meningkat dan sebaliknya RH makin tinggi bila suhu udara lebih rendah.
Bab V. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dan berdasarkan pengamatan dalam praktikum agroklimatologi tentang kelembaban ini, maka didapatkan kesimpulan yaitu:
Pada pengukuran kelembaban udara, jika suhu suatu daerah itu naik, maka RH akan turun. begitu juga sebaliknya, jika suhunya turun, maka RH akan naik.
Dari hasil percobaan di lapangan, bahwa tinggi rendahnya kelembaban relative tersebut dipegaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yaitu jumlah vegetasi yang hidup pada daerah tersebut.
Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu terkandung dalam bentuk uap air.
Alat yang digunakan dalam pengamatan kelembaban nisbi adalah psikrometer (termometer bola basah dan termometer bola kering).
Termometer bola basah merupakan termometer yang berisikan air raksa yang diberi warna yang didalam tabung. Dengan skala pengukuran suhu yang tepat.
B. Saran
Praktikum agroklimatologi ini merupakan praktikum yang termasuk antusias para praktikannya tinggi. Sehingga dalam praktikum mengenai kelembaban ini sebaiknya para praktikan lebih tertib, agar para praktikan satu dan yang lainnya dapat mengamati secara lansung satu persatu alat dengan jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Lakitan, Benyamin, 1994. Dasar-dasar Klimatologi. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Handoko. 1986. Pengamatan Unsur – Unsur Cuaca di Stasiun Klimatologi Pertanian . Jurusan Geofisika dan Meteorologi FMIPA-IPB : Bogor.
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-unsur iklim. PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
Hanum, C. 2009. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Program Studi Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Handoko, 2003, Klimatologi Dasar, Bogor : FMIPA-IPB.
Guslim. 2009. Agroklimatologi. USU Press. Medan.
Guslim, O.K Nazaruddin H, Roeswandi, A. Hamdan, dan Rosmayati. 1987. Klimatologi Pertanian. USU Press. Medan.
Karim, K. 1985. Diktat Kuliah Dasar-Dasar Klimatologi. Diterbitkan dengan Biaya Proyek.
Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-Dasar Agroklimatologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Kartasapoetra, A.G. 2004. Klimatologi : Pengaruh iklim Terhadap Tanah dan Tanaman Edisi Revisi. Bumi Aksara. Jakarta.
Wahyudi, Dendi. 2010. Laporan Mingguan Pengukuran Kelembaban Nisbi. (http://dendydahuiblack.blogspot.com/2010/11/laporan-mingguan-pengukuran-kelembaban.html, diakses tanggal 3 Juni 2011).
Mata pelajaran fisika merupakan ilmu dasar yang menjadi tonggak perkembangan teknologi modern. Perkembangan teknologi yang pesat saat ini tidak terlepas dari andil besar pengaplikasian ilmu fisika. Peranan ilmu fisika yang besar ini menuntut manusia untuk dapat memahami dan menguasainya. Oleh karena itu, fisika harus ditanamkan secara mendalam kepada seluruh siswa untuk mencegah ketertinggalan kita dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Namun kenyataannya sebagian besar peserta didik masih menganggap fisika sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan. Rendahnya motivasi siswa untuk belajar dan memahami konsep fisika masih sangat kurang. Salah satunya disebabkan oleh metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru cendrung didominasi meningkatkan pengetahuan kognitif siswa dengan memberikan hafalan-hafalan teori dari materi yang ada.
Agar lebih memudahkan siswa memahami suatu konsep pembelajaran fisika, maka dari itu teknik untuk menyampaikan suatu materi pelajaran fisika menggunakan alat peraga sederhana. Konsep yang akan diterangkan kali ini yaitu bahwa energi tidak bisa diciptakan maupun dimusnahkan tapi bisa diubah menjadi bentuk energi yang lain. Melalui sebuah media pembelajaran fisika yang berjudul “Kipas Angin Portable” yang mengubah energi listrik (baterai) menjadi energi gerak.
B. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatasmaka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:
Untuk mengetahui cara mengembangkan alat peraga fisika sederhana untuk pembelajaran materi termodinamika
Untuk mengetahui kelayakan alat peraga fisika sederhana untuk pembelajaran materi termodinamika
Bab II. Landasan teori
Termodinamika berasal dari bahasa Yunani dimana Thermos yang artinya panas dan Dynamic yang artinya perubahan. Termodinamika merupakan ilmu yang menggambarkan usaha untuk mengubah kalor (perpindahan energi yang disebabkan perbedaan suhu) menjadi energi serta sifat-sifat pendukungnya. Termodinamika berhubungan erat dengan fisika energi, panas, kerja, entropi dan kespontanan proses. Termodinamika juga berhubungan dengan mekanika statik. Cabang ilmu fisika ini mempelajari pertukaran energi dalam bentuk kalor dan kerja, sistem pembatas dan lingkungan. Aplikasi dan penerapan termodinamika dapat terjadi pada tubuh manusia, peristiwa meniup kopi panas, perkakas elektronik, Refrigerator, mobil, pembangkit listrik dan industri.
A. Prinsip Termodinamika
Prinsip termodinamika sebenarnya adalah hal alami yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, termodinamika direkayasa sedemikian rupa sehingga menjadi bentuk mekanisme yang dapat membantu manusia dalam kegiatannya. Aplikasi termodinamika yang begitu luas dimungkinkan karena perkembangan ilmu termodinamika sejak abad 17. Pengembangan ilmu termodinamika dimulai dengan pendekatan makroskopik yaitu perilaku umum partikel zat yang menjadi media pembawa energi.
HUKUM HUKUM TERMODINAMIKA
Hukum I termodinamika (Kekekalan Energi dalam Sistem)
Bunyi Hukum I Termodinamika “untuk setiap proses apabila kalor Q diberikan kepada sistem dan sistem melakukan usaha W, maka akan terjadi perubahan energi dalam ΔU = Q – W”.
Dimana U menunjukkan sifat dari sebuah sistem, sedangkan W dan Q tidak. W dan Q bukan fungsi Variabel keadaan, tetapi termasuk dalam proses termodinamika yang dapat merubah keadaan. U merupakan fungsi variabel keadaan (P,V,T,n). W bertanda positif jika sistem melakukan usaha terhadap lingkungan dan negatif jika menerima usaha lingkungan.
HUKUM TERMODINAMIKA 1
Q bertanda positif jika sistem menerima kalor dari lingkungan dan negatif jika melepas kalor pada lingkungan.
Perubahan energi dari sebuah sistem hanya tergantung pada transfer panas ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan oleh sistem dan tidak bergantung pada proses yang terjadi. Pada hukum ini tidak ada petunjuk adanya arah perubahan dan batasan-batasan lain.
Hukum II termodinamika (Arah reaksi sistem dan batasan)
Hukum II termodinamika dalam menyatakan aliran kalor
“Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah kebalikannya”
Hukum II termodinamika dalam pernyataan tentang mesin kalor
“Tidak mungkin membuat suatu mesin kalor yang bekerja dalam suatu siklus yang semata-mata menyerap kalor dari sebuah reservoir dan mengubah seluruhnya menjadi usaha luar.”
Hukum II termodinamika dalam pernyataan entropi (besaran termodinamika yang menyertai perubhan setiap keadaan dari awal sampai akhir sistem dan menyatakan ketidakteraturan suatu sistem)
“Total entropi semesta tidak berubah ketika proses reversibel terjadi dan bertambah ketia proses irreversible terjadi.”
Hukum III termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut (temperatur Kelvin) semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum.hukum ini jugga menyatakn bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol absolut bernilai nol.
SISTEM SISTEM TERMODINAMIKA
1. Sistem terbuka
Sistem yang menyebabkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda (materi) dengan lingkungannya. Sistem terbuka ini meliputi peralatan yang melibatkan adanya suatu aliran massa kedalam atau keluar sistem seperti pada kompresor, turbin, nozel dan motor bakar. Sistem mesin motor bakar yaitu ruang didalam silinder mesin, dimana campuran bahan bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder, dan gas buang keluar sistem. Pada sistem terbuka ini, baik massa maupun energi bisa melintasi batas sistem yang sifatnya permeabel. Dengan demikian, pada sistem ini volume dari sistem tidak berubah sehingga disebut juga dengan control volume.
Perjanjian yang kita gunakan untuk menganalisis sistem yaitu :
Untuk panas (Q) bernilai positif jika diberikan kepada sistem dan bernilai negatif bila keluar dari sistem
Untuk usaha (W) bernilai positif jika keluar dari sistem dan bernilai negatif jika diberikan (masuk) kedalam sistem.
2. Sistem tertutup
Sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi pertukaran zat dengan lingkungan. Sistem tertutup terdiri atas suatu jumlah massa yang tertentu dimana massa ini tidak bisa melintasi lapis batas sistem. Tetapi, energi baik dalam bentuk panas (heat) maupun usaha (work) bisa melintasi lapis batas sistem tersebut. Dalam sistem tertutup, walaupun massa tidak bisa berubah selama proses berlangsung, tapi volume bisa saja berubah disebabkan adanya lapis batas yang bisa bergerak (moving boundary) pada salah satu bagian dari lapis batas sistem tersebut. Contoh sistem tertutup yaitu suatu balon udara yang dipanaskan, dimana massa udara didalam balon tetap, tetapi volumenya berubah dan energi panas masuk kedalam masa udara didalam balon.
Sebagaimana gambar sistem tertutup dibawah ini, jika panas diberikan kepada sistem (Qin), maka akan terjadi pengembangan pada zat yang berada didalam sistem. Pengembangan ini akan mengakibatkan piston akan terdorong ke atas (terjadi Wout). Karena sistem ini tidak mengizinkan adanya keluar masuk massa kedalam sistem (massa selalu konstan) maka sistem ini disebut dengan control mass.
Suatu sistem bisa mengalami pertukaran panas atau kerja atau keduanya, biasanya dipertimbangkan sebagai sifat pembatasnya:
Pembatas adiabatik: tidak memperbolehkan pertukaran panas.
Pembatas rigid: tidak memperbolehkan pertukaran kerja.
Dikenal juga istilah dinding, ada dua jenis dinding yaitu dinding adiabatik dan dinding diatermik. Dinding adiabatik yaitu dinding yang menyababkan kedua zat mencapai suhu yang sama dalam waktu yang lama (lambat). Untuk dinding adiabatik sempurna tidak memungkinkan terjadinya suatu pertukaran kalor antara dua zat. Sedangkan dinding diatermik yaitu dinding yang memungkinkan kedua zat mencapai suhu yang sama dalam waktu yang singkat (cepat).
3. Sistem terisolasi
Sistem terisolasi ialah sistem yang menyebabkan tidak terjadinya pertukaran panas, zat atau kerja dengan lingkungannya. Contohnya : air yang disimpan dalam termos dan tabung gas yang terisolasi. Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak bisa terisolasi sepenuhnya dari lingkungan, karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, walaupun hanya penerimaan sedikit penarikan gravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem sama dengan energi yang keluar dari sistem.
Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut dengan property (koordinat sistem/variabel keadaan sistem), seperti tekanan (p), temperatur (T), volume (v), masa (m), viskositas, konduksi panas dan lain-lain. Selain itu ada juga koordinat sistem yang didefinisikan dari koordinat sistem yang lainnya seperti, berat jenis, volume spesifik, panas jenis dan lain-lain. Suatu sistem bisa berada pada suatu kondisi yang tidak berubah, jika masing-masing jenis koordinat sistem tersebut bisa diukur pada semua bagiannya dan tidak berbeda nilainya. Kondisi tersebut disebut sebagai keadaan (state) tertentu dari sistem, dimana sistem memiliki nilai koordinat yang tetap. Jika koordinatnya berubah, maka keadaan sistem tersebut disebut mengalami perubahan keadaan. Suatu sistem yang tidak mengalami perubahan keadaan disebut sistem dalam keadaan seimbang (equilibrium).
D. Alat dan Bahan
1. Dinamo
2. Baling-baling kipas angin
3. Batu baterai
4. Kabel merah hitam
5. Tempat batu baterai
6. Tutup botol
7. Paralon
8. Kardus
E. Langkah-langkah
1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Potong pipa paralonsecukupnya, lalu tempelkan bagian bawah paralon pada salah satu sisi kardus.
3. Sambung kabel ke tempat batu baterai.
4. Lalu kupas kabel sampai terlihat tembaga didalam.
5. Sambungkan kabel yang ujungnya sudah terlihat tembaga ke sisi dinamo.
6. Lalu ikatkan ke tutup botol dan letakan di sisi atas paralon.
7. Letakanlah tempat batu baterai di bawah paralon, usahakan menggunakan kabel yang sedikit panjang.
8. Lalu tekan tombol on pada saklar dan kipas akan menyala.
F. Pembahasan
Kipas angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik.kipas angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. kipasangin terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill.
Kini kipas angin lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan listrik masyarakat, dengan menggunakan prinsip konversi energi dan menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu angin.
Prinsip kerja kipas angin kami adalah sebagai berikut :
1. Arus bolak – balik masuk menuju kipas angin.
2. Dalam kipas angin terdapat suatu motor listrik, motor listrik tersebut mengubah energi listrik menjadi energi gerak.
3. Dalam sebuah motor listrik terdapat suatu kumparan besi pada bagian yang bergerak beserta sepasang pipih berbentuk magnet U pada bagian yang diam (Permanen).
4. Ketika listrik mengalir pada lilitan kawat dalam kumparan besi, hal ini membuat kumparan besi menjadi sebuah magnet.
5. Karena sifat magnet yang saling tolak menolak pada kedua kutubnya maka gaya tolak menolak magnet antara kumparan besi dan sepasang magnet tersebut membuat gaya berputar secara periodik pada kumparan besi tersebut.
6. Oleh karena itu baling – baling kipas angin dikaitkan ke poros kumparan tersebut. Penambahan tegangan listrik pada kumparan besi dan menjadi gaya kemagnetan ditujukan untuk memperbesar hembusan angin pada kipas angin.
Pertama ada tenaga batu baterai yang dislirkan melalui kabel yang tersambung rumah dinamo, kemudian dinamo tersebut akan menghasilkan energi yang menyebabkan baling-baling kipas berputar. Agar kipas tersebut dapat bekerja, anda harus menyalakan tombol on, terlebih dahulu. Dan tekan tombol off untuk mematikannya.
G. KESIMPULAN
1. Dengan pembuatan kipas angin mini ini,kita akan lebih tahu cara memanfaatkan barang–barang yang sederhana dan bisa kita pakai untuk kreativitas kita.
2. Dengan adanya media pembelajaran kipas angin portable sederhana ini dapat meningkatkan pemahaman konsep tentang termodinamika
3. Banyak sekali contoh yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari tentang perubahan bentuk energi yaitu kipas angin, AC, termos, kompor
Karet merupakan salah satu bahan alam yang sangat berperan penting dalam kehidupan sekarang ini. 80% barang yang kita gunakan dalam sehari-hari merupakan barang yang bahan dasarnya karet. Pada dasarnya karet diperoleh dari tumbuhan pohon karet yang kemudian diolah melalui berbagai cara sehingga menghasilkan produk yang kita gunakan saat ini. Proses pengolahan karet sangat di pengaruhi oleh kualitas bahan baku karet yang di olah, mesin-mesin yang digunakan, proses pengolahan, sumber daya manusia dan kondisi lingkungan pabrik, sehinga di perlukan pembuatan standar operasional prosedur (SOP) pengolahan karet sebagai standar tatacara kerja, proses pengolahan terbaik yang menjamin konsistensi mutu yang berlaku untuk semua pabrik karet.
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud karet?
Bagaimana cara pengolahan karet?
Apa saja hasil akhir dari pengolahan karet?
C. Tujuan
Untuk mengetahui mengenai karet
Untuk mengetahui cara pengolahan karet
Untuk mengetahui hasil akhir dari pengolahan karet
Bab II. Kajian Teori
A. Tanaman Karet
Tanaman karet berasal dari bahasa latin yaitu Hevea braziliensis. Tanaman karet mula-mula ditemukan di lembah sungai Amazone (Brazil). Tanaman karet dapat tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa dapat mencapai 15-25 meter. Batangnya biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan diatas. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai anak daun utama 3-20 cm. panjang tangkai anak daun 3-10 cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar.
Anak daun berbentuk eliptis, memanjaang dengan ujung meruncing, tepinya rata dan gundul. Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jumlah biji biasanya ada 3-6 buah sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dan memiliki kulit yang keras. Warnanya coklat kehitaman dan bercak-bercak berpola yang khas. Tanaman karet adalah tanaman dikotil sehingga memiliki akar tunggang.Secara lengkap, struktur botani tanaman karet adalah :
a. Divisi : Spermatophyta
b. Sub Divisi : Angiospermae
c. Kelas Dicotyledonae
d. Ordo : Euphorbiales
e. Family : Euphobiaceae
f. Genus : Hevea
g. Species : Hevea braziliensis
Tanaman karet ini apabika digores/disayat pada kulit batangnya akan mengeluarkan cairan pekat berwarna putih yang disebut lateks. Lateks ini akan kering dan menggumpal apabila dibiarkan lebih dari 2 jam. Pohon karet ini baru boleh dipanen (diambil lateksnya) setelah berusia 5 tahun dan memiliki usia produktif 25 sampai 30 tahun. Lateks inilah yang selanjutkan akan diolah menjadi bentuk baru (Produk barang jadi). Lateks yang masih dalam bentuk cairan menjadi bahan baku produk seperti balon karet, mainan, permen karet, sarung tangan karet, kondom dan lain-lain. Sedangkan lateks yang sudah kering disebut kompo dapat diubah menjadi bahan baku ban mobil, conveyor belt, karet pelindung pada bodi mobil dan lain-lain.
B. Jenis-Jenis Karet
2.2.1 Karet Alam
Karet alam mempunyai sifat daya elastisitas dan daya lentur yang baik, plastis dan tidak mudah panas, dan tidak murah retak, berbagai jenis karet alam yaitu :a. Bahan Olah KaretBahan olah karet yaitu bahan mentah yang digunakan untuk pengolahan di pabrik. Terdiri dari lateks kebun, lembar angin, lapisan (slab) tipis, gumpalan (lumb) segar. Semuanya berasal langsung dari pohon karet atau telah mengalami proses pengolahan yang minimal oleh penyadap.b. Karet Alam KonvensionalKaret yang telah diolah dari bahan lateks alami. Secara garis besar terdiri atas 2 golongan yaitu lembaran (sheet) dan lembaran tebal (crepe). Karet alam konvensional terbagi atas beberapa jenis seperti Ribbed Smoked Sheet(RSS), White Creep and Pale Creep, Estate Brown Crepe, Compo Crepe, Thin Brown Crepe Remills, Thick Blanket Crepe Amber, Plat Bark Crepe, Pure Smoked Blanket Crepe, Off Crepe.c. Lateks PekatBahan untuk pembuatan barang yang tipis dan bermutu tinggi.d. Karet BongkahBerasal dari karet remah yang dikeringkan dan di kilang menjadi bandela-bandela dengan ukuran yang ditentukan.e. Karet Spesifikasi Teknis (Crumb Rubber)Karet yang dibuat secara khusus. Sehingga mutu teknisnya terjamin yang penetapannya didasarkan pada sifat-sifat teknis. Karet ini dikemas dalam bongkahan kecil dengan berat dan ukuran seragam.f. Karet Ban (Tyre Rubber)Karet setengah jadi, sehingga bisa langsung digunakan oleh konsumen, seperti untuk membuat ban.g. Karet Reklaim (Reclaimed Rubber)Karet yang didaur ulang dari karet bekas, seperti bekas roda-roda karet berjalan pabrik, bekas ban mobil. Kelebihan karet ini adalah daya lekatnya bagus, kokoh, awet dan tahan lama, relatif lebih tahan terhadap bensin dan minyak pelumas dibandingkan karet alam yang baru dibuat. Kekurangannya adalah kurang kenyal dan kurang tahan gesekan.
2.2.2 Karet Sintesis
Karet sintesis terdiri atas 2 macam yaitu karet sintesis untuk kegunaan umum seperti SBR (Styrene Butadiene Rubber), BR (Butadiene Rubber), atau PR (Polybutadiene Rubber), IR (Isoprene Rubber) dan karet sintesis untuk kegunaan khusus seperti karet yang memiliki ketahanan terhadap minyak, oksidasi, panas atau sihu tinggi dan kedap gas diantaranya IIR (Isobutene Isoprene Rubber), NBR (Nytrite Butadine Rubber), CR (Chloroprene Rubber), dan EPR (Etylene Propylene Rubber).Kelebihan karet sintesis dibandingkan karet alam yaitu tahan minyak karena karet ini banyak digunakan untuk pembuatan pipa karet untuk minyak dan bensin, seal, gasket. Karet CR mempunyai kelebihan tahan api, untuk pembuatan pipa karet pembungkus kabel, seal, gasket, sabuk/ban berjalan. Jenis IR yang tahan gas digunakan untuk campuran pembuatan ban kendaraan bermotor, pembalut kabel listrik, serta pelapis tangki penyimpan minyak atau lemak.
2.3 SEJARAH INDUSTRI KARET Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet (latex), maupun produksi manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak. Saat ini Asia menjadi sumber karet alami. Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil dikembangkan di Asia Tenggara. Kehadiran karet di Asia Tenggara berkat jasa dari Henry Wickham. saat ini, negara-negara Asia menghasilkan 93% produksi karet alam, yang terbesar adalah Thailand, Indonesia, dan Malaysia. Karet sintetik berkembang sejak berakhirnya perang dunia kedua tahun 1945. Saat ini lebih dari 20 jenis karet sintetik terdapat di pasaran dunia. Sifat-sifat, spesial karakteristik dan harga karet sangat bervariasi. Pengetahuan tentang keuntungan dan kekurangan karet sangat membantu dalam pemilihan karet termurah dan cocok dengan spesifikasi penggunaannya.Sebelum perang dunia kedua, hanya karet alam tersedia dalam jumlah besar di pasaran dunia. Dengan berkembangnya kebutuhan manusia seiiring dengan berkembangnya pengetahuan, sangat dirasakan keterbatasan dari karet alam, antara lain tidak tahan pada suhu tinggi. Pengembangan karet sintetik sesudah perang dunia kedua lebih banyak ditujukan untuk memperoleh karet yang sifat-sifatnya tidak dimiliki oleh karet alam, antara lain karet tahan minyak, karet tahan panas, dll Karet alam adalah jenis karet pertama yang dibuat sepatu. Sesudah penemuan proses vulkanisasi yang membuat karet menjadi tahan terhadap cuaca dan tidak larut dalam minyak, maka karet mulai digemari sebagai bahan dasar dalam pembuatan berbagai macam alat untuk keperluan dalam rumah ataupun pemakaian di luar rumah seperti sol sepatu dan bahkan sepatu yang semuanya terbuat dari bahan karet. Struktur dasar karet alam adalah rantai linear unit isoprene (C5H8) yang berat molekul rata-ratanya tersebar antara 10.000 – 400.000. Sifat mekanik yang baik dari karet alam menyebabkannya dapat digunakan untuk berbagai keperluan umum seperti sol sepatu dan telapak ban kendaraan. Pada suhu kamar, karet tidak berbentuk kristal padat dan juga tidak berbentuk cairan. Perbedaan karet dengan benda lain, tampak nyata pada sifat yang lembut, fleksibel dan elastis. Sifat ini memberi kesan bahwa karet alam adalah suatu bahan semi cairan alami atau cairan yang kekentalannya sangat tinggi. Namun begitu, sifat mekaniknya menyerupai kulit binatang sehingga harus dimodifikasi untuk memutus rantai molekulnya. Proses mastikasi ini mengurangi keliatan atau viskositas karet alam sehingga akan memudahkan proses selanjutnya saat bahan-bahan lain ditambahkan. Banyak sifat karet alam yang memberikan keuntungan atau kemudahan dalam proses pengerjaan dan pemakaian, baik dalam bentuk karet atau kompon maupun dalam bentuk vulkanisat. Dalam bentuk bahan mentah, karet alam sangat disukai karena mudah menggulung pada roll sewaktu diproses dengan Open mill/ penggiling terbuka dan dapat mudah bercampur dengan berbagai bahan yang diperlukan dalam pembuatan kompo.Dalam bentuk kompo, karet alam sangat mudah dilengketkan satu sama lain sehingga sangat disukai dalam pembuatan barang-barang yang perlu dilapis-lapiskan sebelum vulkanisasi dilakukan. Keunggulan daya lengket inilah yang menyebabkan karet alam sulit disaingi oleh karet sintetik dalam pembuatan karkas untuk ban radial ataupun dalam pembuatan sol karet yang sepatunya diproduksi dengan cara vulkanisasi langsung. Pemanfaatan karet alam di luar industri ban kendaraan masih relative kecil, yakni kurang dari 30 persen. Selain itu industri karet di luar ban umumnya dalam skala kecil atau menengah. Sementara itu industry berbasis lateks pada saat ini nampaknya belum berkembang karena banyak menghadapi kendala. Kendala utama adalah rendahnya daya saing produkproduk industri lateks Indonesia bila dibandingkan dengan produsen lain terutama Malaysia. Industri kecil menengah barang jadi karet secara umum masih memerlukan pembinaan dalam pengembangan usahanya. Industri barang jadi karet dibangun atas sekumpulan usaha/perusahaan yang bergerak dalam penyediaan bahan baku utama karet alam/sintetik, bahan bantu dan pembuat cetakan (molding) serta ditunjang beberapa institusi pendukung yang bergerak dalam bidang jasa penelitian dan pengembangan, regulasi, perdagangan, angkutan, keuangan dan jasa lainnya. Dalam operasionalnya, pengrajin industri kecil barang jadi karet menjalin hubungan secara interpersonal dengan usaha lainnya baik dalam pengadaan bahan baku maupun dalam sistem pemasarannya. Dalam pengadaan bahan baku, pengrajin industri kecil barang jadi karet terutama menjalin hubungan secara informal dengan pabrik kompon sebagai bahan baku utama. Hal ini dilakukan karena industri kecil belum memiliki kemampuan membuat kompon. Demikian juga dalam pemasaran produk. pengrajin industri kecil barang jadi karet biasanya menjadi vendor dari suatu perusahaan besar seperti pabrik otomotif atau pabrik elektronik, menjual ke toko secara langsung atau menggunakan pedagang perantara. Seringkali industri kecil ini beroperasi dengan mengadalkan pesanan (captive market). Industri kecil barang jadi karet pada umumnya dikelola dalam bentuk industri rumah tangga secara informal. Pengrajin barang jadi karet, dalam operasional usahanya berjalan secara soliter, dalam arti hampir tidak terjadi interaksi antar pengrajin. Pengrajin pada umumnya tidak berminat dan menganggap tidak ada manfaatnya tergabung dalam asosiasi atau koperasi. Pengrajin barang jadi karet menggunakan teknologi yang sangat sederhana, yakni tertumpu pada proses pencetakan dan vulkanisasi (pemasakan) pada kompon yang dibeli dari perusahaan pembuat kompon. Dengan demikian seluruh pengrajin barang jadi karet sama sekali tidak berhubungan dengan teknologi kompon (compounding). Vulkanisasi menggunakan panas yang bersumber dari kompor tradisional. Suhu untuk pemasakan dan lama waktu pemasakan benar-benar didasarkan atas pengalaman yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga didapatkan parameter suhu dan waktu pemasakan yang dianggapnya paling tepat. Mutu produk barang jadi karet yang dihasilkan yang diamati secara visual. Produk barang jadi karet yang dihasilkan oleh para pengrajin dapat sampai ketangan konsumen melalui tiga saluran utama yakni melalui mitra, broker (pengorder) atau melalui kedua saluran tersebut di atas. Mitra pengrajin dalam sistem pemasaran produk barang jadi karet pada umumnya adalah perusahaan pengadaan suku cadang untuk industri elektronik dan otomotif dari merek-merek terkenal. Kerjasama dengan mitra dilakukan secara informal atas dasar saling percaya tanpa adanya suatu ikatan kontrak formal. Harga barang karet untuk suatu komponen tertentu dijual ke konsumen akhir oleh mitra. setelah dikemas merek terkenal, dengan harga berlipat dari harga jual di tingkat pengrajin.2.4 INDUSTRI BARANG KARETKaret alam maupun karet sintetik tidak dipergunakan dalam keadaan mentah, antara lain karena tidak kuat dan sebagian mudah teroksidasi. Selanjutnya karet mentah mengalami perubahan bentuk yang tetap bila ditarik atau ditekan, yaitu tidak bisa kembali kebentuk semula. Dengan kata lain karet mentah tidak elastis.Karet yang tidak elastis cenderung sulit untuk dimanfaatkan lebih jauh, oleh karena itu karet mentah harus terlebih dahulu diproses dengan perlakuan-perlakuan tertentu serta penambahan bahan-bahan kimia tertentu untuk memperoleh suatu kompo. Kompo merupakan campuran karet dengan bahan-bahan kimia yang mempunyai komposisi tertentu dengan cara pencampuran digiling pada suhu tertentu, kompo karet dapat dibuat pada mesin giling 2 rol atau pada mesin pencampur tertutup (Banbury mixer, Internal mixer).Pembuatan kompo karet adalah ilmu dan seni untuk menyeleksi dan mencampur jenis karet mantah dan jenis-jenis bahan kimia karet, sehingga diperoleh kompo karet yang setelah dimasak, dapat dihasilkan barang jadi karet dengan sifat-sifat fisik yang dibutuhkan. Pada pembuatan kompo karet ada 3 faktor yang perlu diperhatikan, yaitu sifat kompo, karakteristk pengolahan dan harga. Kompo karet selain karet mentah pada umumnya mengandung 8 atau lebih jenis bahan kimia karet. Setiap jenis bahan tersebut memiliki fungsi spesifik dan mempunyai pengaruh terhadap sifat, karakteristik pengolahan dan harga dari kompon karetnya, bahan kimia tersebut adalah: Bahan PemvulkanisasiBahan kimia yang dapat bereaksi dengan gugus aktif pada molekul karet membentuk ikatan silang tiga dimensi. Bahan pemvulkanisasi yang pertama dan paling umum digunakan adalah belerang(sulfur), khusus digunakan untuk memvulkanisasi karet alam atau karet sintetis jenis SBR, NBR, BR, IR, dan EPDM. Bahan PencepatDigunakan dalam jumlah sedikit bersama dengan belerang untuk mempercepat reaksi vulkanisasi. Bahan pencepat yang digunakan dapat berupa satu atau kombinasi dari dua atau lebih jenis pencepat. Pencepat dikelompokkan berdasarkan fungsinya ada 2 yaitu pencepat primer : Thiazol (semicepat) : MBT, MBTS dan Sulfenamida (cepat-ditunda) : CBS dan pencepat sekunder : Guanidine (sedang) : DPG, DOTG ;Thiuram (sangat cepat): TMT, TMTD ;Dithiokarbonat (sangat cepat): ZDC; Dithiofosfat (cepat): ZBPP
Bahan PenggiatPenggiat yang paling umum digunakan adalah kombinasi antara ZnO dengan asamstearat. Bahan AntidegradantBahan kimia yang berungsi sebagai anti ozonan dan anti oksidan, yang melindungi barang jadi karet dari pengusangan dan meningkatkan usia penggunaanya. Contoh : wax (anti ozonan), senyawa amina dan senyawa turuna fenol (ionol). Bahan PengisiBahan pengisi ditambahkan kedalam kompon karet dalam jumlah yang cukup besar dengan tujuan untuk meningkatkan sifat fisik, memperbaiki karakteristik pengolahan tertentu dan menekan biaya. Bahan pengisi dibagi dalam dua golongan besar yaitu bahan pengisi yang bersifat penguat, contoh carbon black, silica, dan silikat serta bahan pengisi yang bukan penguat, contoh CaCO3, kaolin, BaSO4 dan sebagainya. Bahan Pelunak (Softener)Bahan untuk melunakkan karet mentah agar mudah diolah menjadi kompon karet. Jenis bahan pelunak antara lain jenis aromatic, naftenik, parafinik,ester, dsb. Bahan Kimia TambahanBahan ini ditambahkan kedalam kompo karet dengan tujuan tertentu dan sesuai kebutuhan, seperti bahan pewarna, bahan penghambat, bahan pewangi, bahan peniup, bahan bantu olah (homogenizer, peptizer, senyawa pendispersi, tackifier, dsb).Pada penyusunan formulasi kompo yang paling penting adalah menetukan jenis atau campuran karet mentah. Kemudian ditentukan jenis bahan pengisi. Setelah itu ditentukan sistim vukanisasinya kombinasi bahan pemvulkanisasi, bahan pencepat dan penggiat. Terkahir ditentukan bahan-bahan kimia tambahan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan tergantung jenis proses selanjutnya dan barang yang akan dibuat. Pada proses pencampuran kompon karet biasanya menggunakan alat pencampur (mixer) dapat berupa internal mixer (mesin giling tertutup) atau mesin giling terbuka (open mill). Alat yang paling sederhana adalah mesin giling terbuka yang terdiri dari dua rol keras dan permukaanya licin. Kecepatan berputar kedua rol berbeda (penggilangan dengan friksi). Lebar celah diatara dua rol dapat diatur dan disesuaikan dengan banyaknya kompon dan keadaan kompon, sebelum proses pencampuran, karet mentah terlebih dahulu dilunakkan yang disebut dengan proses mastikasi yang bertujuan untuk mengubah karet padat dan keras menjadi lunak (viskositas berkurang) agar proses pencampuran dengan bahan kimia mneghasilkan dispersion yang merata (homogen). Pencampuran dimulai setelah karet menjadi plastis dan suhu rol hangat. Celah dua rol (nip) diatur sedemikian rupa sampai diperoleh tumpukan material diatas rol yang disebut bank, kemudian bahan kimia bentuk serbuk segera ditambahkan kecuali belerang. Penggulungan dan pemotongan juga dilakukan. Penambahan bahan pengisi dilakukan sedikit demi sedikit. Langkah terkahir adalah pemasukan belerang.Setelah semua bahan kimia tercampur, kompon karet yang dihasilkan dipotong dan dikeluarkan dari gilingan, kemudian dimasukkan gilingan lagi untuk dibentuk menjadi bentuk lembaran dengan ketebalan sesuai dengan kebutuhan. Setelah tahap pembuatan kompo selesai tahap selanjutnya untuk membuat barang karet adalah tahap pemberian bentuk dan proses vulkanisasi (pematangan). Proses pemberian bentuk adalah salah satu cara pemberian bentuk terhadap kompon karet adalah dengan cara cetak tekan (pres moulding) dimana kompon karet dibentuk dalam acuan (cetakan) dan sekaligus dimasak dalam mesin kempa vulkanisasi (pres vulkanisasi). Pada mesin kempa vulaknisasi tunggal terapat satu pasang plat tebal datar yaitu plat atas dan bawah. Kedua plat datar tersebut pada bagian dalamnya terdapat alur yang dapat dialirkan uap jenuh atau dipasang elemen listrik sebagai sumber panas. Plat atas tidak dapat bergerak, sedang plat bawah dipasang pada kempa hirolik sehingga sehingga dapat digerakkan keatas kebawah. Dengan memompa minyak dari tangki minyak kedalam silinder hidrolik, maka plat bawah akan ditekan keatas. Tekanan minyak dapat mencapai 100-150 kg/cm2. sebaliknya dengan mengeluarkan minyak dari selinder kempa hidrolik, kempa bawah akan kembali turun.Pada mesin kompa vulkanisasi, kompon karet diberi bentuk dan divukanisasi pada mesin yang sama. Proses vulkanisasi adalah proses pemasakan karet mentah menjadi vulkanisat. Vulkanisasi merupakan proses irreversible (tidak dapat balik) yang menggabungkan rantai-rantai molekul karet secara kimiawi dengan molekul belerang membentuk ikatan tiga dimensi. Sehingga karet mentah yang semula plastis setelah vulaknisasi berubah menjadi elastis, kuat dan ulet. Salah satu syarat yang harus dimiliki karet agar dapat divulaknisasi dengan belerang adalah memiliki ikatan rangkap pada rantai utamanya. Sistim vulkanisasi belerang yang dipercepat dapat diterapkan untuk jenis-jenis karet yang memiliki ikatan rangkap yaitu: Untuk keperluan umum: karet alam (NR), Isoprene Rubber (IR), Polibutadiene Rubber (BR) dan karet stiren/butadiene Rubber (SBR); Untuk keperluan khusus : Karet Nitril (NBR), Karet Butil (IIR), Karet Bromo Butyl (BIIR), Chlorobutil (CIIR) dan Karet Ethylene Propylene Diene Monomer (EPDM).Vulkanisasi karet alam biasanya dilakukan pada suhu sekitar 1500C dan suhu lebih tinggi (1550C-1600C) untuk karet sintetis (SBR dan IIR). Untuk memperoleh vulkanisat yang dapat matang sempurna yaitu yang memiliki sifat fisika optimum, maka kompon karet dalam cetakan harus dikempa (ditekan) pada tekanan, suhu dan waktu vulkanisasi tertentu.Sifat-sifat mekanik yang baik dari karet alam menyebabkannya dapat digunakan untuk berbagai keperluan umum seperti sol sepatu dan telapak ban kendaraan. Pada suhu kamar, karet tidak berbentuk Kristal padat dan juga tidak berbentuk cairan. Perbedaan karet dengan benda-benda lain, tampak nyata pada sifat karet yang lembut, fleksibel dan elastis. Sifat-sifat ini memberi kesan bahwa karet alam adalah suatu bahan semi cairan alamiah atau suatu cairan dengan kekentalan yang sangat tinggi. Namun begitu, sifat-sifat mekaniknya menyerupai kulit binatang sehingga harus dimastikasi untuk memutus rantai molekulnya agar menjadi lebih pendek. Proses mastikasi ini mengurangi keliatan atau viskositas karet alam sehingga akan memudahkan proses selanjutnya saat bahan-bahan lain ditambahkan. Banyak sifat-sifat karet alam ini yang dapat memberikan keuntungan atau kemudahan dalam proses pengerjaan dan pemakaiannya, baik dalam bentuk karet atau kompon maupun dalam bentuk vulkanisat.Dalam bentuk bahan mentah, karet alam sangat disukai karena mudah menggulung pada roll sewaktu diproses dengan open mill/penggiling terbuka dan dapat mudah bercampur dengan berbagai bahan-bahan yang diperlukan di dalam pembuatan kompon. Dalam bentuk kompon, karet alam sangat mudah dilengketkan satu sama lain sehingga sangat disukai dalam pembuatan barang-barang yang perlu dilapis-lapiskan sebelum vulkanisasi dilakukan. Keunggulan daya lengket inilah yang menyebabkan karet alam sulit disaingi oleh karet sintetik dalam pembuatan karkas untuk ban radial ataupun dalam pembuatan sol karet yang sepatunya diproduksi dengan cara vulkanisasi langsung.Vulkanisasi karet alam sangat baik dalam hal-hal berikut:Kepegasan pantul, Tegangan putus, Ketahanan sobek dan kikis, Fleksibilitas pada suhu rendah, Daya lengket ke fabric atau logam2.5 PROSES PENGOLAHAN KARET2.5.1 Penerimaan Lateks KebunTahap awal dalam pengolahan karet adalah penerimaan lateks kebun dari pohon karet yang telah disadap. Lateks pada mangkuk sadap dikumpulkan dalam suatu tempat kemudian disaring untuk memisahkan kotoran serta bagian lateks yang telah mengalami prakoagulasi. Setelah proses penerimaan selesai, lateks kemudian dialirkan ke dalam bak koagulasi untuk proses pengenceran dengan air yang bertujuan untuk menyeragamkan Kadar Karet Kering.2.5.2 PengenceranTujuan pengenceran adalah untuk memudahkan penyaringan kotoran serta menyeragamkan kadar karet kering sehingga cara pengolahan dan mutunya dapat dijaga tetap. Pengenceran dapat dilakukan dengan penambahan air yang bersih dan tidak mengandung unsur logam, pH air antara 5.8-8.0, kesadahan air maks. 6 serta kadar bikarbonat tidak melebihi 0.03 %. Pengenceran dilakukan hingga KKK mencapai 12-15 %. Lateks dari tangki penerimaan dialirkan melalui talang dengan terlebih dahulu disaring menggunakan saringan aluminium Pedoman Teknis Pengolahan Karet Sit Yang Diasap (Ribbed Smoked Sit). Lateks yang telah dibekukan dalam bentuk lembaran-lembaran (koagulum).2.5.3 PembekuanPembekuan lateks dilakukan di dalam bak koagulasi dengan menambahkan zat koagulan yang bersifat asam. Pada umunya digunakan larutan asam format/asam semut atau asam asetat /asam cuka dengan konsentrasi 1-2% ke dalam lateks dengan dosis 4 ml/kg karet kering Dasar Pengolahan Karet. Jumlah tersebut dapat diperbesar jika di dalam lateks telah ditambahkan zat antikoagulan sebelumnya. Penggunaan asam semut didasarkan pada kemampuannya yang cukup baik dalam menurunkan pH lateks serta harga yang cukup terjangkau bagi petani karet dibandingkan bahan koagulan asam lainnya. Tujuan dari penambahan asam adalah untuk menurunkan pH lateks pada titik isoelektriknya sehingga lateks akan membeku atau berkoagulasi, yaitu pada pH antara 4.5-4.7. Asam dalam hal ini ion H+ akan bereaksi dengan ion OH- pada protein dan senyawa lainnya untuk menetralkan muatan listrik sehingga terjadi koagulasi pada lateks.Penambahan larutan asam diikuti dengan pengadukan agar tercampur ke dalam lateks secara merata serta membantu mempercepat proses pembekuan. Pengadukan dilakukan dengan 6-10 kali maju dan mundur secara perlahan untuk mencegah terbentuknya gelembung udara yang dapat mempegaruhi mutu sit yang dihasilkan. Kecepatan penggumpalan dapat diatur dengan mengubah perbandingan lateks, air dan asam sehingga diperoleh hasil bekuan atau disebut juga koagulum yang bersih dan kuat. Lateks akan membeku setelah 40 menit. Proses selanjutnya ialah pemasangan plat penyekat yang berfungsi untuk membentuk koagulum dalam lembaran yang seragam. 2.6 PROSES PENGGILINGAN KOAGULUM MENJADI SHEETPenggilingan dilakuan setelah proses pembekuan selesai. Hasil bekuan atau koagulum digiling untuk mengeluarkan kandungan air, mengeluarkan sebagian serum, membilas, membentuk lembaran tipis dan memberi garis pada lembaran. Untuk memperoleh lembaran sit, koagulum digiling dengan beberapa gilingan rol licin, rol belimbing dan rol motif (batik). Setelah digiling, sheet dicuci kembali dengan air bersih untuk menghindari permukaan yang berlemak akibat penggunaan bahan kimia, membersihkan kotoran yang masih melekat serta menghindari agar sheet tidak menjadi lengket saat penirisan. Koagulum yang telah digiling kemudian ditiriskan diruang terbuka dan terlindung dari sinar matahari selama 1-2 jam.Tujuan penirisan adalah untuk mengurangi kandungan air di dalam lembaran sheet sebelum proses pengasapan. Penirisan tidak boleh terlalu lama untuk menghindari terjadinya cacat pada sheet yang dihasilkan, misalnya timbul warna yang seperti karat akibat teroksidasi. Penirisan dilakukan pada tempat teduh dan terlindung dari sinar matahari.2.7 PROSES PENGASAPAN SHEETSheet yang sudah melalui penirisan kemudian dilakukan proses pengasan didalam kamar asap sampai matang. Sheet yang telah matang dari kamar asap diturunkan kemudian ditimbang dan dicatat dalam arsip produksi.2.8 PROSES SORTASIProses sortasi dilakukan secara visual berdasrkan warna, kotoran, gelembung udara, jamur dan kehalusan gilingan yang mengacu pada standard yang terdapat pada SNI 06-0001-1987. Secara umum sit diklasifikasikan dalam mutu RSS 1, RSS 2, RSS 3, RSS 4, RSS 5 dan Cutting. Cutting merupakan potongan dari lembaran yang terlihat masih mentah, atau terdapat gelembung udara hanya pada sebagian kecil, sehingga dapat digunting.2.9 PENGUJIAN BARANG KARETUntuk mendapatkan barang karet dengan mutu yang baik, perlu dilakukan analisis karet beserta bahan kimia yang digunakan sebagai addiftiv dalam pembuatan kompon karet, baik terhadap barang karet yang belum divulkanisasi maupun yang sudah divulkanisasi.Analisis barang karet dapat dilakukan berupa pengujian sifat fisika dan analisis kimia, analisis kimia yang dilkukan meliputi analisis jenis bahan dan analisis jumlah setiap bahan yang terdapat dalam barang karet. Sedangkan analisis fisika meliputi uji ketebalan, kuat tarik, kekerasan, perpanjangan putus, ketahanan sobek, bobot jenis, ketahanan kikis, ketahanan retak lentur dan organoleptis. Analisis jenis bahan yang digunakan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai jenis karet, bahan pelunak, bahan pengisi, bahan pencepat, antioksidan dan bahan kimia karet lainnya. Analisis jumlah memberikan informasi tentang komposisi bahan utama penyusun barang karet yaitu karet, serta bahan pelunak, karbon black, abu dan ekstrak acetone. Hasil analisis dapat digunakan sebagai dasar perkiraan dalam pembuatan barang karet atau yang lebih baik.
BAB IIIPENUTUP3.1 KESIMPULANKaret adalah suatu produk yang berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet (latex), maupun produksi manusia (sintetis). Karet diolah dengan berbagai proses sehingga diperoleh berbagai produk yang sering kita temui dan sering digunakan di kehidupan sekarang ini. 80% barang-barang keperluan seluruh manusia di muka bumi berasal dari bahan dasar karet. Karet juga terdiri dari berbagai macam jenis. Sebelum karet dapat digunakan oleh manusia, karet diolah dengan berbagai cara. Setelah karet diolah karet juga diuji terlebih dahulu sebelum diperjual belikan dan digunakan oleh manusia. DAFTAR PUSTAKAAnonim. 1982. “Standar International untuk Mutu dan Kemasan Karet Alam. Jakarta : Departemen Perdagangan dan Koperasi.Anonim. 2014. “Proses Pengolahan Karet Crumb Rubber”. https://sites.google.com/site/gapoktanpetanikaretrakyat/classroom-news/proses-pen golahan -karet-crumb-rubber. Diakses Sabtu 24 Oktober 2015.Anonim. “Teknologi Pengolahan Karet Crumb Rubber”. http://elnuhacenter.yolasite.com/reso urces/karet/TEKNOLOGI%20PENGOLAHAN%20KARET%20CRUMB%20RUBBER.pptx. Diakses Sabtu 24 Oktober 2015.Abednego JG. 1989. “Pengolahan Karet Crepe”. Bogor : Balai Penelitian Perkebunan.Nurazizah, Ulfa. 2013. “Proses Pengolahan Karet”. http://rafhaulfa.blogspot.co.id/2013/ 05/contoh-makalah-pengolahan-karet-proses.html. Diakses Sabtu 24 Oktober 2015.Panca Wardanu, Adha. 2010. “Teknologi Pengolahan Karet”. https://apwardhanu.word press.com/politeknik-ketapang/teknologi-pengolahan-karet/. Diakses Sabtu 24 Oktober 2015.Rahmawati, Irma. 2011. “Industri Karet dan Pengolahannya”. http://irizlovely.blogspot.co.id/ 2011/08/industri-karet-dan-pengolahannya.html. Diakses Sabtu 24 Oktober 2015.Untung, Ony. 1996. “Peremajaan Karet Ala Goodyear”. Trubus no 324.
Berikut ini adalah contoh makalah pencemaran di Industri semen. Topik yang dikaji dalam makalah ini adalah pencemaran lingkungan udara dan air disekitar wilayah semen.
Daftar isi
Pencemaran di Industri Semen
Bab I. Pendahuluan
A. Pendahuluan
Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya tidak ada air di bumi. Namun, air dapat menjadi malapetaka jika tersedia dalam kondisi yang tidak benar, baik kualitas maupun kuantitas airnya. Air yang bersih sangat dibutuhkan maunia, baik untuk keperluan sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, dan sebagainya.
Di zaman sekarang, air menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius. Untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar terntentu sudah cukup sulit untuk di dapatkan. Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga menyebabkan kualitas air menurun, begitupun dengan kuantitasnya.
Begitu pula degan udara, udara merupakan faktor yang penting dalam kehidupan, namun dengan meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara telah mengalami perubahan. Udara yang dulunya segar, kini kering dan kotor. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan pencemaran udara, yaitu masuknya zat pencemar (berbentuk gas-gas dan partikel kecil/aerosol) ke dalam udara.
Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, misalnya di dalam rumah, sekolah, dan kantor. Pencemaran ini sering disebut pencemaran dalam ruangan (indoor pollution). Sementara itu pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan, dan proses alami oleh makhluk hidup. Sesuai dengan yang diterangkan di atas mengenai air dan udara yang sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia sehari-hari, air dan udara sendiri juga mempunyai pengaruh yang penting dalam Pabrik industri-industri, salah satunya pada Pabrik Semen yang dapat menyebabkan pencemaran air dan udara baik dalam skala kecil maupun skala besar.
B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan Pencemaran Air dan Pencemaran Udara?
Apa saja Kejadian-kejadian Pencemaran Air dan Udara dalam Pabrik Semen?
Apa saja Penyebab Pencemaran Air dan Udara pada Pabrik Semen?
Apa saja Cara Mencegah Pencemaran Air dan Udara pada Pabrik Semen?
C. Tujuan Penulisan
Mengetahui apa itu Pencemaran Air dan Pencemaran Udara.
Mengetahui Kejadian-kejadian Pencemaran air dan Udara dalam Pabrik Semen?
Mengetahui penyebab terjadinya Pencemaran Air dan Udara dalam Pabrik Semen?.
Mengetahui Cara Mencegah Pencemaran Air dan Udara pada Pabrik Semen?
Bab II. Pembahasan
A. Pengertian Pencemaran Air
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Kemanfaatan terbesar danau, sungi, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.
Dalam PP No 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air di definisikan sebagai: “Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia sehingga kualitas dari air tersebut turun hingga batas tertentu yang menyebabkan air tidak berguna lagi sesuai dengan peruntukannya. (Pasal 1, angka 2).
B. Pencemaran Air Pada Pabrik Semen
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danau, sungai, lautan, dan air tanah akibat aktivitas manusia. Di dalam tata kehidupan manusia, air banyak memegang peranan penting antara lain untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Pencemaran air di industri semen berdampak pada kualitas air bertambah buruk akibat limbah cair dari pabrik dalam bentuk minyak dan sisa air dari kegiatan penambangan, yang menimbulkan lahan kritis yang mudah terkena erosi, yang akan mengakibatkan pendangkalan dasar sungai, yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah banjir pada musim hujan.
Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air oleh pabrik semen ialah kualitas air bertambah buruk akibat limbah cair dari pabrik dalam bentuk minyak dan sisa air dari kegiatan penambangan, yang menimbulkan lahan kritis yang mudah terkena erosi, yang akan mengakibatkan pendangkalan dasar sungai, yang pada akhirnya akan menimbulkan masalah banjir pada musim hujan.
C. Pengertian Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat didefinisikan sebagai hadirnya substansi di udara dalam konsentrasi yang cukup untuk menyebabkan gangguan pada manusia, hewan, tanaman maupun material. Substansi ini bisa berupa gas, cair maupun partikel padat. Ada lima jenis polutan di udara, yaitu partikulat dengan diameter kurang dari 10 µm (PM10), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), karbon monoksida (CO) dan timbal (Cooper,1994). Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
D. Pencemaran Udara pada Pabrik Semen
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang banyak dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan serta mengganggu estetika dan kenyamanan. Limbah yang terbesar dari industri semen atau pabrik semen adalah debu dan partikel, yang termasuk limbah gas dan limbah B3.
Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara mengandung unsur-unsur : O2, N2, NO2,CO2, H2 dan Jain-lain. Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara. Zat-zat yang mempengaruhi Pencemaran Udara: CO (Karbon Monoksida), Nitrogen Dioksida (NO2), Sulfur Oksida (SOx), Ozon (O3), Hidrokarbon (HC), Khlorin (Cl2), Partikulat Debu dan Timah.
Industri semen merupakan salah satu penyumbang polutan yang cukup besar pada pencemaran udara seperti emisi gas dan partikel debu. Dalam proses produksi industri semen sebagian besar menggunakan bahan bakar fosil, jadi menimbulkan dampak gas rumah kaca. Disamping itu, dalam proses produksi industri semen juga memberikan dampak fisik secara langsung baik pada Pekerja dan Masyarakat sekitar, yaitu dampak tingkat kebisingan serta getaran mekanik dari rangkaian proses poduksi semen.
Limbah yang terbesar dari industri semen atau pabrik semen adalah debu dan partikel, yang termasuk limbah gas dan limbah B3. Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2,CO2, H2 dan Jain-lain. Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara.
Dampak yang ditimbulkan dari pencemaran udara oleh pabrik semen ialah gangguan pernafasan, hal-hal yang bisa menjadi faktor penyebab diantaranya adalah saat mengosongkan kantong semen sehingga debu semen terhirup. Saat megaduk, menghaluskan atau memotong material campuran semen juga dapat melepaskan sejumlah debu semen. Untuk jangka pendek dapat menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, sedangkan untuk jangka panjang dapat menyebabkan gangguan pernafasan.
E. Zat-Zat yang Mempengaruhi Pencemaran Udara
Limbah yang terbesar dari industri semen atau pabrik semen adalah debu dan partikel, yang termasuk limbah gas dan limbah B3. Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara mengandung unsur-unsur :
1. CO (Karbon Monoksida)
Formasi CO merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar terutama yang terjadi pada mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu strategi untuk meminimalkan emisi CO. Karbon monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak. Karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida akan tergantung pada pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar.
2. Nitrogen Dioksida (NO2)
NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari 100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru (edema pulmonari). Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Percobaan dengan pemakaian NO2 dengan kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam bernafas.
3. Sulfur Oksida (SOx)
Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3), yang keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.
4. Ozon (O3)
Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor, oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil tetapi lapisan ozon sangat berguna untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV-B). Ozon terbentuk di udara pada ketinggian 30 km dimana radiasi UV matahari dengan panjang gelombang 242 nm secara perlahan memecah molekul oksigen (O2) menjadi atom oksigen, tergantung dari jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat membentuk ozon. Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat di daerah panjang gelombang 240-320 nm.
5. Hidrokarbon (HC)
Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.
6. Khlorin (Cl2)
Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat. Berat jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida yang toksik. Gas khlorin sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada perang dunia ke-1.Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi pada mata saluran pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida yang bersifat sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan peradangan. Gas khlorin juga dapat mengalami proses oksidasi dan membebaskan oksigen seperti pada proses yang terjadi di bawah ini.
7. Partikulat Debu (TSP)
Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat udara yang dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli. Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi.
8. Timah
Logam berwarna kelabu keperakan yang amat beracun dalam setiap bentuknya ini merupakan ancaman yang amat berbahaya bagi anak di bawah usia 6 tahun, yang biasanya mereka telan dalam bentuk serpihan cat pada dinding rumah. Logam berat ini merusak kecerdasan, menghambat pertumbuhan, mengurangi kemampuan untuk mendengar dan memahami bahasa, dan menghilangkan konsentrasi. Zat-zat ini mulai dari asbes dan logam berat (seperti kadmium, arsenik, mangan, nikel dan zink).
F. Solusi dalam mengendalikan pencemaran Udara Dengan Metode Spray Tower
Dalam menangani pencemaran yang dilakukan oleh para pabrik-pabrik besar, maka dapat dilakukan dengan metode Menara Semprot (Spray Tower) yang diletakkan pada cerobong asap pabrik. Semprot menara atau ruang semprot adalah bentuk teknologi pengendalian polusi. Spray tower terdiri dari pembuluh silinder kosong terbuat dari baja atau plastik dan nozel yang menyemprotkan cairan ke dalam cerobong asap. Aliran gas inlet biasanya memasuki bagian bawah menara dan bergerak ke atas, sementara cairan disemprotkan ke bawah dari satu atau lebih tingkat. Aliran gas masuk dan cairan dalam arah yang berlawanan disebut aliran arus berlawanan.
Gambar 1. Menunjukkan sebuah menara lawan arus-arus semprot khas..
Jenis teknologi adalah bagian dari kelompok dari polusi udara kontrol kolektif disebut sebagai scrubber basah. Aliran arus balik mengekspos gas outlet dengan konsentrasi polutan terendah pada cairan scrubbing segar. Nozel Banyak ditempatkan di menara pada ketinggian yang berbeda untuk menyemprot semua gas ketika bergerak ke atas melalui menara. Alasan menggunakan nozel banyak adalah untuk memaksimalkan jumlah tetesan halus berdampak pada partikel polutan dan untuk menyediakan luas permukaan yang besar untuk menyerap gas.
Secara teoritis, semakin kecil tetesan terbentuk, efisiensi pengumpulan yang lebih tinggi dicapai untuk kedua polutan gas dan partikulat. Namun, tetesan cairan harus cukup besar untuk tidak dilakukan dari scrubber dengan aliran gas keluar digosok. Oleh karena itu, menara semprot menggunakan nozel untuk menghasilkan tetesan yang biasanya 500-1000 m dengan diameter. Meskipun ukurannya kecil, tetesan ini adalah besar dibandingkan dengan yang dibuat di scrubber venturi yang 10-50 pM dalam ukuran. Kecepatan gas tetap rendah, 0,3-1,2 m / s (1-4 ft / s) untuk mencegah tetesan kelebihan dari yang dilakukan menara.
Untuk mempertahankan kecepatan gas rendah, menara semprot harus lebih besar dari scrubber lain yang menangani tingkat aliran gas aliran serupa. Masalah lain yang terjadi di semprot menara adalah bahwa setelah tetesan jatuh jarak pendek, mereka cenderung menggumpal atau memukul dinding menara. Akibatnya, luas permukaan cairan total untuk kontak berkurang, mengurangi efisiensi koleksi scrubber. Selain konfigurasi lawan arus aliran, aliran dalam menara semprot dapat berupa cocurrent atau crosscurrent di konfigurasi.
Gambar 2. Aliran semprot menara crosscurrent.
Dalam cocurrent menara dengan aliran semprot, gas inlet dan aliran cairan ke arah yang sama. Karena aliran gas tidak “mendorong” terhadap semprotan cair, kecepatan gas melalui pembuluh lebih tinggi dari arus balik di menara dengan aliran semprot. Akibatnya, cocurrent menara dengan aliran semprot lebih kecil dari arus balik aliran semprot menara mengobati jumlah yang sama aliran gas buang. Dalam crosscurrent menara dengan aliran semprot, juga disebut horisontal-semprot scrubber, gas dan aliran cairan dalam arah tegak lurus satu sama lain. Pada gambar 2, gas mengalir horizontal melalui sejumlah bagian semprot. Jumlah dan kualitas cairan disemprotkan di setiap bagian bisa bervariasi, biasanya dengan cairan bersih (jika cairan daur ulang yang digunakan) disemprotkan pada set terakhir dari semprotan.
Pada menara semprot (spray tower), gas kotor masuk dari bagian dasar akibat adanya tekanan. Gas membumbung ke atas, sementara dari atas disemprotkan air melalui pipa air yang dilengkapi dengan sprayer sehingga air yang keluar merupakan butiran-butiran halus yang memenuhi menara. Karena adanya gaya berat, butiran-butiran air akan turun sementara gas naik bersama udara. Gas yang terkandung dalam udara bereaksi dengan air dan turun ke bawah kemudian ditampung dan dialirkan ke tempat tertentu yang nantinya akan diolah kembali. Udara dan gas yang bersih keluar melalui cerobong atas.
Menara tower ini mampu digunakan hingga 3 sampai 4 tahun. Perawatannya pun tidak rumit. Cukup dengan pengecekan minimal 6 bulan sekali, kemudian dilakukan platting jika ada tanda-tanda akan terjadi korosi.
Jika mengaitkan antara keberhasilan metode ini dengan persentase keberhasilannya, maka perlu adanya keterkaitannya dengan pihak lain, yaitu pemerintah. Dalam hal ini pemerintah telah mengadakan suatu program yang disebut Clean Air Act. Clean Air Act dibuat oleh pemerintah dan menambah pajak bagi industri yang melakukan pencemaran udara.
Gambar 3. Tata penempatan spray tower di dalam cerobong asap.
Menara semprot adalah perangkat kontrol murah terutama digunakan untuk pengkondisian gas (pendingin atau pelembab) atau untuk tahap pertama atau penghapusan partikel gas. Mereka juga digunakan di banyak gas cerobong sistem desulfurisasi untuk mengurangi penumpukan plugging dan skala oleh polutan. Banyak sistem scrubbing menggunakan semprotan sebelum atau di dasar scrubber utama untuk menghilangkan partikel besar yang bisa pasang.
Menara semprot telah digunakan secara efektif untuk menghilangkan partikel besar dan gas yang sangat larut. Penurunan tekanan yang melintasi menara yang sangat rendah – biasanya kurang dari 2,5 cm (1,0 dalam) air, dengan demikian, biaya operasi scrubber relatif rendah. Namun, biaya pemompaan cairan bisa sangat tinggi.
Menara Semprot dibangun dalam berbagai ukuran – yang kecil untuk menangani gas kecil mengalir dari 0,05 m³ / s (106 ft ³ / min) atau kurang, dan yang besar untuk menangani arus knalpot besar 50 m³ / s (106.000 m³ / menit) atau lebih besar . Karena kecepatan gas yang rendah diperlukan, unit menangani tingkat aliran gas besar cenderung besar ukurannya. Karakteristik operasi dari menara semprot disajikan pada Tabel 1.
Karakteristik Spray Tower
Polutan
Penurunan Tekanan (Δp)
Cair ke Gas rasio (L/G)
Cair ke Inlet tekanan (PL)
Removal efisiensi
Aplikasi
Gas
1.3-7.6 cm air
0.07–2.70 l/m³ (0.5-20 gal/1,000 ft³)
70–2800 kPa
50-90% + (efisiensi tinggi hanya saat gas sangat mudah larut)
Pertambangan, IndustriKimia, Proses industriBoiler dan IncineratorBesi dan Industri baja
Partikel
0.5-3.0 di dalam air
5 gal / 1.000 ft ³ adalah normal;> 10 saat menggunakan semprotan tekanan
10–400 psig
2–8 µm diameter
Menara semprot dapat digunakan untuk penyerapan gas, tetapi mereka tidak seefektif dikemas atau menara piring. Menara semprot dapat sangat efektif dalam menghilangkan polutan jika polutan yang sangat larut atau jika reagen kimia ditambahkan ke cairan.
Misalnya, menara semprot digunakan untuk menghilangkan gas HCl dari knalpot ekor gas dalam pembuatan asam klorida. Dalam produksi superfosfat digunakan dalam pupuk manufaktur, SiF4 dan gas HF yang dilepaskan dari berbagai titik dalam proses. Menara semprot telah digunakan untuk menghilangkan senyawa ini sangat larut. Menara semprot juga digunakan untuk menghilangkan bau di makan tulang dan lemak industri manufaktur dengan menggosok gas buang dengan larutan KMnO4.
Karena kemampuan mereka untuk menangani volume gas besar di atmosfer korosif, menara semprot juga digunakan dalam sejumlah gas cerobong sistem desulfurisasi sebagai tahap pertama atau kedua dalam proses penghapusan polutan. Dalam sebuah menara semprot, penyerapan dapat ditingkatkan dengan mengurangi ukuran tetesan cair dan / atau meningkatkan rasio cair ke gas (L / G). Namun, untuk mencapai salah satu dari ini, kenaikan kedua daya yang dikonsumsi dan biaya operasi diperlukan. Selain itu, ukuran fisik dari menara semprot akan membatasi jumlah cairan dan ukuran tetesan yang dapat digunakan.
Sebenarnya masih banyak metode-metode lain yang dapat digunakan dalam menangani kasus ini, namun menara air ini adalah suatu solusi yang cocok untuk diterapkan di Indonesia, karena menara semprot atau spray tower merupakan metode dengan biaya yang ekonomis, mengingat bahwa Negara kita termasuk negara yang sedang berkembang.
Bahan pembuat tabung spray tower adalah logam yang tahan terhadapa suhu panas yang tinggi. Logam yang biasa digunakan adalah logam besi yang dilapisi oleh logam anti karat seperti tembaga.
Alat tersebut ditempatkan tepat pada dicerobong asap, dilakukan pengecekkan selama 6 bulan sekali, dan melakukan plating (pelapisan besi) jika terjadi korosi.
Pada menara semprot (spray tower), gas kotor masuk dari bagian dasar akibat adanya tekanan. Gas membumbung ke atas, sementara dari atas disemprotkan air melalui pipa air yang dilengkapi dengan sprayer sehingga air yang keluar merupakan butiran-butiran halus yang memenuhi menara. Karena adanya gaya berat, butiran-butiran air akan turun sementara gas naik bersama udara. Gas yang terkandung dalam udara bereaksi dengan air dan turun ke bawah kemudian ditampung dan dialirkan ke tempat tertentu yang nantinya akan diolah kembali. Udara dan gas yang bersih keluar melalui cerobong atas.
Tidak, karena air buangan digunakan kembali sebagai air penyemprot yang sebelumnya telah di destilasi.
Air sebagai pelarut yang sangat baik, sehingga tidak perlu bantuan untuk bereaksi dengan gas-gas limbah buangan pabrik. Air yang digunakan untuk spray tower bertekanan tinggi dan berupa partikel-partikel kecil sehingga gas dapat dengan mudah diikat oleh partikel air. Sehingga limbah gas dapat berkurang.
Alat ini dapat tahan 3 sampai 4 tahun dengan rutin melakukan pengecekkan selama 6 bulan sekali, dan melakukan planting untuk mencegah terjadinya korosi. Dan melakukan penggantian alat yang telah aus.
Pemerintah telah mengeluarkan beberapa aturan dan udang-undang yang mengatur dan membatasi keluaran zat-zat sisa pabrik yang berbahaya dan mencemari lingkungan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun.
75% sampai dengan 90% tingkat kepercayaan terhadap air yang keluar dari cerobong tersebut bersih untuk digunakan kembali karena telah didestilasi.
G. Upaya Pengolahan Limbah Pabrik Semen
Di banding sektor industri yang lain, industri semen relatif tidak menghasilkan limbah cair mengingat penggunaan teknologi berbasis proses kering dalam pembuatan semen, tidak menyertakan penggunaan air. Hanya sebagian kecil saja air limbah yang dihasilkan dalam bentuk air limpasan dari proses pendinginan, yang dialirkan kembali ke empat penampungan melalui mekanisme sirkulasi tertutup untuk kemudian digunakan kembali.
Pada dasarnya limbah padat bukan B3 yang dihasilkan terdiri dari tiga jenis, yakni material rusak, sampah domestik, dan barang-barang avfal (rusak atau bekas pakai). Material rusak adalah material dari proses produksi pembuatan semen yang gagal, sehingga pengelolaannya dilaksanakan dengan cara pemanfaatan kembali melalui proses daur ulang. Untuk limbah yang tergolong B3 yang umumnya berbentuk pelumas bekas, memiliki prosedur penanganan dan pengelolaan yang ketat. Sebagian besar pelumas bekas dikelola dengan pemanfaatan kembali untuk pelumasan peralatan pabrik, yang tidak memerlukan minyak pelumas berkualitas bagus dalam prosedur perawatan/ pemeliharaan. Sedangkan pelumas bekas yang tidak dapat digunakan kembali dan grease atau minyak gemuk bekas pakai, akan dicampur dengan oil sludge untuk dibakar dan digunakan sebagai alternatif bahan bakar.
Hal yang perlu dilakukan untuk menanggulangi pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas pabrik semen yaitu adanya kesadran dari masyarakat itu sendiri dan upaya pemilik industry serta pemerintah dalam mengatasi dampak akibat aktivitas industri semen. Dalam mengatasi limbah hasil industry, kita harus mengetahui jenis limbah yang akan kita tangani. Untuk limbah dari industry pabrik semen limbahnya berupa limbah gas. Limbah seperti ini dapat ditanggulangi dengan cara diminimalisasi. Artinya pihak perusahaan atau pabrik lebih memberlakukan bahan-bahan yang berpotensi menghasilkan limbah non ekonomis dengan meminimalisasi penggunaannya atau memberikan zat yang mampu menetralisasi munculnya limbah yang melimpah ruah. Selain itu, kesadaran manusia untuk menanggulangi limbah hasil industry sangat penting. Para pemilik serta pengolah industry adalah pihak pertama yang seharusnya memiliki kesadaran tersebut tanpa kesadaran dari mereka limbah hasil industri tidak akan berkurang begitu saja. Berbagai tindakan dan upaya perlu dilakukan agar pabrik-pabrik di Negara kita bisa menghasilkan produk yang berkualitas tinggi tanpa menimbulkan limbah yang berbahaya bagi masyarakat serta lingkungan sekitar.
Bab III. Penutup
A. Kesimpulan
Dalam penjelasan atas Undang-Undang nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa arah pembangunan jangka panjang Indonesia adalah pembangunan ekonomi dengan bertumpukan pada pembangunan industri yang diantaranya menggunakan berbagai jenis bahan kimia dan zat radioaktif. Hal yang perlu dilakukan untuk menanggulangi pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas pabrik semen yaitu adanya kesadran dari masyarakat itu sendiri dan upaya pemilik industry serta pemerintah dalam mengatasi dampak akibat aktivitas industri semen.
Dalam mengatasi limbah hasil industry, kita harus mengetahui jenis limbah yang akan kita tangani. Untuk limbah dari industry pabrik semen limbahnya berupa limbah gas. Limbah seperti ini dapat ditanggulangi dengan cara diminimalisasi. Artinya pihak perusahaan atau pabrik lebih memberlakukan bahan-bahan yang berpotensi menghasilkan limbah non ekonomis dengan meminimalisasi penggunaannya atau memberikan zat yang mampu menetralisasi munculnya limbah yang melimpah ruah.
Selain itu, kesadaran manusia untuk menanggulangi limbah hasil industry sangat penting. Para pemilik serta pengolah industry adalah pihak pertama yang seharusnya memiliki kesadaran tersebut tanpa kesadaran dari mereka limbah hasil industri tidak akan berkurang begitu saja. Berbagai tindakan dan upaya perlu dilakukan agar pabrik-pabrik di Negara kita bisa menghasilkan produk yang berkualitas tinggi tanpa menimbulkan limbah yang berbahaya bagi masyarakat serta lingkungan sekitar.
Tetapi upaya pemerintah saat ini masih kurang, sehingga masih banyak pemilik industry melakukan pembuangan limbah sewenang-wenang. Oleh karena itu, pemilik industry bisa dengan segera melakukan penaggulangan limbah dengan benar mulai dari sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Bethea, M. Robert. 1978. Air Pollution Control Tecnology. New York: Van Nostrand.
Copper, C. David and Alley, F. C. 1986. Air Pollution Control A Design Approach 2nd Edition. Maveland Press Inc, Illinois. Reinhold Company.
Huboyo, H. S. dan Budihardjo, M. A. 2008. Pencemaran Udara. Semarang: Universitas Diponegoro
Muhammadah, S. A. 2011. Polusi dan Dampaknya. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang.
Mycock, John C.,et al. 1995. Air Pollution Control Engineering and Technology.
CRC Press Inc. Novika, S. 2011. Kandungan Udara di Kota Medan. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Yanuar, H. dan Karnoto. 2012. Pemicuan Metode Intermitent Energization Pada Rawmill Electrostatic Precipitator PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Plant 9. Semarang: Universitas Diponegoro