Blog

  • Aliran atau Gaya Dalam Seni Rupa

    Aliran atau Gaya Dalam Seni Rupa

    Aluran atau gaya dalam seni rupa merupakan pengelompokkan karya seni berdasarkan prinsip pembuatan. Gaya ini tumbuh seiring dengan pertumbuhan ilmu seni rupa itu sendiri.

    Perkmebnagn gaya seni lukisan ini tidak hanya terjadi di masa lalu tapi juga masa kini dan akan terus berkembang. Belakangan mungkin kita kenal dengan Ghibli Art Style dari Jepang dan Wedas’s Art Style yang asli milik Indonesia.

    Gaya Seni Rupa Studio Ghibli

    Aliran dalam seni rupa

    A. Realisme (1800-an)

    Aliran ini memandang dunia sebagai sesuatu yang nyata. Lukisan adalah sejarah bagi zamannya. Pelukis/pembuat karya seni bekerja berdasarkan kemampuan teknis dan realitas yang diserap oleh indera penglihatannya. Fantasi dan imajinasi harus dihindari.

    Namun, pada perkembangannya terjadi dua kecenderungan. Ada yang memilih objek yang bagus/enak dilihat, ada pula yang memilih objek yang jelek/tidak enak dilihat (kumuh, mengerikan). Dari aliran ini berkembang aliran:

    • Realisme Cahaya: Impresionisme.
    • Realisme Baru/Sosial: Menggunakan objek dampak industri di perkotaan.
    • Realisme Fotografis: Dikaitkan dengan keberadaan dan kekuatan untuk menyamai hasil fotografi yang sangat detail dalam menangkap objek.

    Tokohnya: Annibale Carracci, Gustave Courbert, Theodore Chasseriau, Thomas Couture.

    Lukisan terbaru dari Thomas Couture a Realist
    Thomas Couture – a Realist
    Annibale Carracci Gaya Lukisan Realisme Butchers Shop
    Annibale Carracci – Butchers Shop
    Gustave Courbet The Wrestlers lukisan Realisme masa awal
    Gustave Courbet – The Wrestlers
    Theodore Chasseriau - Me Contracter
    Theodore Chasseriau – Me Contracter

      B. Naturalisme

      Aliran ini dianggap bagian dari realisme yang memilih objek yang indah dan membuai saja, secara visual seperti objek aslinya (fotografis).

      Dalam perkembangannya cenderung memperindah objek secara berlebihan.
      Tokoh: Rembrandt, George Cole, John Constable, Luis Alvarez Catala, William Callow, Paul Alfred Curzon.

      The Afternoon Pastime - Paul Alfred Curzon PErancis
      Paul Alfred Curzon – The Afternoon Pastime
      The Anatomy Lesson of  Dr. Tulp Lukisan

      Rembrandt -The Anatomy Lesson of  Dr. Tulp
      George Cole - Suasana pane Harvest Field
      George Cole – Harvest Field
      Luis Alvarez Catala Woman Before A Mirror Madam Cantik
      Luis Alvarez Catala – Woman Before A Mirror

      C. Romantisme (1818)

      Aliran ini mengembalikan seni pada emosi yang lebih bersifat imajiner. Awalnya melukiskan kisah atau kejadian yang dramatis ataupun aktualitas piktorialnya selalu melebihi kenyataan. Warna lebih meriah, gerakan lebih lincah, emosi lebih tegas.

      Tokohnya: Theodore Gericault, Eugene Delacroix

      Eugene Delacroix “Liberty Leading the People”
      Theodore Gericault “Raft of Medusa”
      Yong Cao “Santa Monica”

      D. Impresionisme/Realisme Cahaya/Light Painting (1874)

      Aliran yang menggunakan konsep melukiskan berdasarkan usaha merekam efek atau kesan cahaya yang jatuh/memantul pada suatu objek/benda, sehingga menghindari garis atau kejelasan kontur.

      Cahaya yang dimaksud terutama berasal dari matahari yang memiliki banyak spektrum warna. Cara melukisnya harus cepat karena cahaya matahari yang terus bergerak/berubah dan dipengaruhi oleh cahaya. Hal ini bisa membuat lukisan hanya selintas/tidak detail.

      Tokohnya: Claude Monet, Aguste Renoir, Camille Pissarro, Paul Cezane.
      Selanjutnya aliran ini berkembang menjadi Post Impresionis. Ini bukan aliran, melainkan kelompok untuk menamai karya-karya pelukis yang mengembangkan perenungan problem cahaya dengan lebih mendalam, sehingga mencari jalan sendiri-sendiri.

      Mereka menggabungkan keindahan alam dengan keindahan seni. Untuk itu harus mengubah dulu unsur-unsurnya menjadi sesuatu yang lebih mengena. Misalnya Henri Rosseau mengupayakan efek cahaya dengan stilasi. 

      Paul Signac atau George Seurat dengan kesabarannya membuat titik-titik warna yang bervariasi dan berdekatan sehingga menimbulkan efek/kesan warna yang baru (Pointilisme). Vincent van Gogh mengembangkan teknik ini secara ekspresif dengan menggunakan teknik variasi garis-garis pendek berwarna.

      George Seurat “Sunday Afternoon on the Island of La Grande Jatte”
      Clark “Town Dock Alexandria Bay”
      Vincent van Gogh “Prisoners Exercing”
      Henri Rousseau “The Snake”
      Paul Cezane “View of Auvers”
      Claude Monet “Red Water Lilies”

      E. Ekspresionisme (1900-an)

      Aliran ini berusaha mengekspresikan aktualitas bukan hanya berdasarkan indera penglihatan, tetapi juga dengan pengalaman batin. Luapan perasaan berupa kesedihan atau tekanan batin lainnya yang mengalir deras menyebabkan kebebasan teknik dalam melukiskannya, sehingga cenderung terjadi distorsi dan sensasi.

      Kesempurnaan bentuk objek yang biasa dilakukan berdasarkan pengamatan secara visual tidak lagi menjadi pertimbangan estetika.
      Tokohnya: Edward Munch, Ernst Barlach.

      Edward Munch “Scream”
      Ernst Barlach “Wanderer I’m Wind”
      Oskar Kokoschka “Selft Portrait”

      Fauvisme (1900-an)
      Aliran yang dipelopori oleh sekelompok seniman muda untuk membebaskan diri dari batasan aliran sebelumnya, sehingga mendapat julukan Les Fauves (binatang jalang) dari kritikus Prancis Louis Vauxcelles. Julukan tersebut malah dijadikan nama aliran mereka. Namun, aliran ini tidak bertahan lama.
      Aliran ini menekankan pada penggunaan garis kontur yang tegas dan berusaha mengembalikan warna pada peranannya yang mutlak (tidak harus sesuai kenyataan). Dasarnya adalah kegemaran melukis apa saja tanpa memikirkan isi dan maknanya.
      Tokohnya: Henri Matisse, Andre Derain, George Rouault, Maurice de Vlaminck.

      Andre Derain “Drying Sail”
      George Rouault “Three Clowns”
      Henri Matisse “Harmony in Red”

      Kubisme (1907)
      Aliran ini menyederhanakan bentuk-bentuk alam secara geometris (segitiga, segi empat, lingkaran , oval, silinder, bola, kerucut, kubus, balok) dengan intuisi dan rasionalitas.
      Konsep dasarnya adalah menghadirkan tampilan secara serempak dan simultan berbagai bagian objek, baik yang dilihat dari depan atau belakang yang tampak atau tersembunyi. Tujuannya adalah untuk menunjukkan hubungan di antara bagian-bagian itu.
      Tokohnya: Pablo Picasso, Max Beckman, Henri Moore, Fernand Leger, A. Archipenko, Juan Gris.
      Selanjutnya berkembang menjadi dua konsep sebagai berikut.

      • Kubisme Analitis

      Objek dianalisis, dipecah, dan dipandang dari berbagai sudut kemudian dilukis atau dibentuk sekaligus.

      A. Archipenko “Boxer” (Terakota)
      Max Beckman “The Night” 
      Pablo Picasso ” Head” (Perunggu)
      Pablo Picasso “Les demoiselles d’Avignon”
      • Kubisme Sintesis

      Objek seakan-akan disusun dari bidang/bentuk yang berlainan, saling tumpah tindih sehingga membentuk tampilan yang unik.

      Fernand Leger “The Bagerman”

      Futurisme (1909)
      Seniman futuris berpandangan bahwa derajat kehidupan dapat dicapai melalui aktivitas. Tema yang mengandung kesibukan dan kesimpangsiuran diangkat ke dalam karyanya dalam bentuk kesan keindahan gerak yang dinamis
      Tokohnya: Umberto Boccioni, Carlo Carra, Giacomo Balla, Marchel Duchamp.

      Carlo Carra “Cio Che M’ha Detto Il Tram”
      Marchel Duschamp “Nude Descending”
      Umberto Boccioni “Unique Form Continuity in Space” (Perunggu)

      Dadaisme (1916)
      Istilah ini berasal dari bahasa anak-anak Perancis yang artinya kuda mainan. Aliran ini mendukung Surealisme karena muncul dari alam bawah sadar sebagai protes tidak adanya polarisasi nilai (baik/buruk) sosial dan etika akibat perang dunia.
      Hal inilah yang menyebabkan karya Dadaisme memiliki ciri sinis, konyol, menggambarkan benda atau mesin sebagai manusia, mengikuti kemauan sendiri, dan menolak estetika dalam karyanya. Kolase adalah salah satu dari sekian teknik yang digunakan.
      Tokohnya: Marchel Duschamp, Jean (Hans) Arp, Lazlo Mohoyi Nagy.

      Jean Arp “Constellation” 
      Lazlo Mohoyi Nagy “Light Display Machine” 
      Marchel Duschamp “The bride and Bachelor” (Kaca) 
      Robert Gober “Untitled” 
      Man Ray “Cadeau” (Logam)

      Surealisme (1937)
      Aliran ini dipengaruhi oleh teori psikoanalisis Sigmund Freud yang menyatakan bahwa alam pikiran manusia terdiri dari alam sadar (dalam kontrol kesadaran/ingatan) dan bawah sadar (tidak dalam kontrol kesadaran/terlupakan).
      Dalam karya aliran ini, alam nyata dan keserbabisaan mimpi terpadu, sehingga  menampakkan kesan aneh atau fantastik. Selanjutnya terdapat dua kecenderungan, yaitu:

      • Surealisme Figuratif

      Penampakannya masih realistik, meskipun tidak wajar, sehingga penguasaan teknik masih diperlukan. Tokohnya: Carlo Carra, Gino Severini, Giorgio de Chirico, Marc Chagal, Salvador Dali.

      Carlo Carra “Lot’s Daughter” 
      Gino Severini “Soggiorno Romantico Toscana” 
      Giorgio de Chirico “The Disquieting Muses” 
      Marc Chagal “The Cattle Dealer” 
      Salvador Dali “Metamorphosis” 
      • Surealisme Abtraktisme

      Sudah digayakan mendekati abstrak.Tokohnya: Joan Miro, Paul Klee, Wilfredo Lam.

      Isamu Noguchi “Kouros”
      Joan Miro “Harlequin Carnival” 
      Wilfredo Lam “The Jungle” 

      Abtrakisme (1940-an)
      Aliran seni yang menggambarkan sebuah bentuk yang tidak berwujud atau nonfiguratif. Sebenarnya kesan abstrak sudah nampak pada gaya Kubisme, Futurisme, atau Surealisme, tapi mereka memiliki perbedaan konsep yang mendasar
      Dalam aliran ini karya yang ada terdiri dari susunan garis, bentuk, dan warna yang terbebas dari ilusi atas bentuk alam. Secara lebih umum Abtrakisme merupakan seni saat bentuk-bentuk di alam tidak lagi berfungsi sebagai objek atau tema, tetapi sebagai motif saja.

      • Abstrak Ekspresionisme/Non-Figuratif

      Ekspresi gejolak jiwa yang digambarkan secara spontan dan abstrak. Tokoh: Ashile Gorky, Wassily Kandinsky, Roberto Matta. 

      Ashile Gorky “The Liver is the Cock’s Comb” 
      Roberto Matta “Personages Rythmiques” 

      Selanjutnya terbagi lebih spesifik menjadi:

      Color Field Painting

      Menampilkan bidang-bidang yang relatif lebar berwarna. Tokoh: Francis Picabia, Ben Nicholson.

      Ben Nicholson “Celestial Blue” 
      Jackson Pollock “Number 4”

      Action Painting

      Lebih mengutamakan aksi atau cara melukis daripada bentuk. Tokoh: Jakson Pollock, Paul Klee, Therese Oulton.

      • Abstrak Geometris/Abstraksionisme/Non-Objektif

      Konsepnya adalah mengabstraksikan objek geometris menjadi bentuk non-objektif. Tokoh: Wassily Kandinsky. Selanjutnya berkembang menjadi lebih spesifik. Terbagi menjadi:

      Suprematis

      Lebih mengutamakan supremasi perasaan murni dengan objek yang tidak memusingkan. Tokoh: Kasimir Malevich.

      Neoplastisisme

      Konsepnya adalah pembebasan esensi atau unsur seni rupa seperti garis dan warna dari beban peniruan alam. Bidang datar tidak untuk memanipulasi gambaran ruang. Pemurnian dan penyederhanaan ini diusahakan untuk mencapai universalitas. Tokoh: Piet Mondrian.

      Kasimir Malevich “Suprematism”
      Piet Mondrian “Composition with Red, Yellow, and Blue”
      Wassily Kandisky “Contrasting Sounds” 

      Konstruktivisme

      Penganut aliran ini berusaha mengonstruksi bentuk tiga dimensi/trimatra yang abstrak menggunakan bahan bangunan modern dari besi, kawat, kayu, dan plastik. Tokoh: Vladimir Tatlin, Antonie Pevner, Naum Gabo, Alexander Calder, Max Bill.

      Alexander Calder “Red Pointed Iron” 
      Naum Gabo “Column” 

      Optical Art

      Unsur yang dipakai adalah bentuk geometris yang berulang. Garis, bentuk,, dan warna diatur dengan akurasi yang tepat untuk memunculkan kesan tekstur atau ruang yang dapat mengelabu penglihatan. Mengutamakan kesan ilmiah dan kurang memperhatikan ekspresi. Tokoh: Victor Vasarely, Richard Anuszkiewicz.

      Richard Anuszkiewicz “Entrance to Green” 
      Victor Vasareli “Vega Kontosh”

      Pop Art (1970-an)
      Pop Art merupakan perkembangan seni yang dipengaruhi oleh transformasi budaya populer yang terjadi di masyarakat. Budaya materialisme dan komersial pada kota metropolis seperti: fotografi, film, model/desain, iklan tokoh idola, merupakan sumber inspirasi yang memotivasi gerakan ini.
      Pop Art sering menggunakan media campuran dalam karyanya. Misalnya lukisan dengan gaya foto, berbagai kombinasi antara lukisan, ukiran, atau patung kayu, logam, plastik, gibs, rongsokan, dan bahan lainnya. Pengaruh Dadaisme membuat kita kadang tersenyum jika melihat tampilan karya seninya.
      Tokoh: Audrey Flack, Bill Woodrow, James Rosenquist, Klimt Gustaf, Peter Blake, Richard Hamilton, Robert Rouschenberg, Vladimir Baranov.

      Richard Hamilton “Interior II” 
      Vladimir Baranov “Simphony Number 1”
      Bill Woodrow “Selft Portrait in The Nuclear Age”
      Audrey Flack “Queen”
      James Rosenquist “Passion Flowers”

      Post Modern/Kontemporer
      Hingga kini masih terdapat perbedaan pendapat dalam menglasifikasikan gaya dalam seni rupa sesudah periode modern. Kita akan menyederhanakan konsep penglasifikasian tersebut bagi kepentingan pengetahuan siswa dengan kecenderungan praktis.
      Secara umum kontemporer berarti seni rupa yang berkembang sezaman dengan penulis atau pengamat masa kini. Istilah ini merujuk pada waktu ketika banyak terjadi trend yang mewarnai suatu masa. Pada periode ini juga terdapat pembagian seni menurut konsumennya yaitu untuk kelas atas (high art) dan untuk kelas bawah  (low art). Adapun karya seni rupa post modern/posmodern dapat dibagi menjadi sebagai berikut.

      • Posmodern Terapan/Modernisme

      Dalam posmodern terapan, penampilan seni murni (lukisan, patung) tetap ada. Namun, pada akhirnya keindahan motif dan desain menjadi inspirasi dan cenderung digunakan untuk karya seni pakai keperluan manusia. Misalnya berupa arsitektur bangunan, perabot rumah tangga, maupun benda-benda teknologi baru. Sementara, klasifikasi seni modernisme antara lain sebagai berikut.

      Art Nouveau/Art Deco

      Gaya ini berkembang didasarkan dekorasi garis lengkung meliuk baik simestris atau asimetris sebagai adaptasi bentuk ornamen dan wujud keterampilan membentuk barang dengan mesin.

      Gerbang Kemenangan Paris
      Teko dan Cangkir
      Kursi Oval

      Estetika Mesin

      Konsepnya agak bertentangan dengan art deco. Benda atau karya yang dibentuk dengan bantuan alat atau mesin tampil apa adanya tanpa ornamen yang rumit.

      Gaya Internasional

      Merupakan pengembangan konsep sebelumnya yang cenderung diterapkan pada arsitektur bangunan.

      Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa 

      Gaya Aerodinamis

      Gaya ini diterapkan untuk mendesain kendaraan berkecepatan tinggi agar diperoleh tingkat aerodinamis yang maksimal. Namun, kemudian berkembang pada benda seni pakai yang lain.

      Ferrari
      Kereta Cepat
      Wuhan Greenland Center

      Hi-Tec

      Desain dengan gaya ini dirancang praktis untuk kebutuhan barang-barang teknologi tingkat tinggi agar mencapai tingkat efisiensi yang maksimal.

      Bio Desain

      Gaya bio desain merupakan desain hi-tec yang lebih fleksibel atau luwes karena diadaptasikan dengan bentuk yang ada di alam (hewan, tumbuhan, dan sebagainya).

      The Big Bug 
      • Posmodern Murni/Ekspresif

      Gaya ini mungkin dapat diterapkan pada seni pakai, tetapi kecenderungannya lebih digunakan untuk berekspresi/sensasi. Berikut ini adalah contoh seni posmodern ekspresif.

      Seni Instalasi secara teknis merupakan pengembangan dari proses pembuatan seni patung yaitu teknik asembling (assemblage). Objek karya seni (biasanya tiga dimensi) dikreasikan dengan cara mengonstruksi, merakit, atau mengombinasikan berbagai media secara bersamaan. Teknik ini merupakan pengembangan dari periode Dadais yang membebaskan segala media dan cara untuk berkreasi.

      Louise Nevelson “Royal Tide IV” 
      David Mach “Polaris”
      Tersusun dari tumpukan ban 

      Daftar Pustaka:
      Nusantara, Yayat. Seni Budaya untuk SMA Kelas XII. Erlangga. Bekasi, 2007.

    1. Laporan Praktikum Fisika Dasar – Eksperimen Joule

      Laporan Praktikum Fisika Dasar – Eksperimen Joule

      Eksperimen Joule adalah percobaan yang dilakukan untuk mengukur keseteraan energi berdasarkan hukum kekekalan energi. Dalam percobaan Joule, Energi yang disetarakan adalah Energi Panas dan Energi Listrik.

      Eksperimen Joule

      Bab I. Pendahuluan

      A. Latar Belakang

      Energi merupakan entitas yang siafatnya kekal. Sifat ini disebut sebagai kekekalan energi. Meskipun energi kekal, Bentuk energi tidak selalu sama dan selalu berubah. Karakteristik perubahan energi iniilah yang dimanfaat oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.

      Contoh bentuk perubahan energi yang dimanfaatkan oleh antara lain (1) mengubah energi kimia menjadi menjadi energi gerak pada kendaraan, (2) mengubah energi listrik menjadi energi panas pada teko listrik, (3) mengubah energi suara menjadi gelombang kemudian kembali kebentuk suara pada telfon, dan masih banyak lagi. Jumlah energi yang berubah akan selalu sama sebelum dan setelah dirubah. Hanya saja bentuk dari energi yang dimanfaat masih sulit untuk mendapatkan efisiensi 100%. Efisiensi 100% berarti seluruh energi dari sumber diubah ke bentuk energi yang diinginkan. Faktanya tidak demikian.

      Pada saat kita memanaskan air dengan listrik misalnya. Energi listrik tidak serta memanaskan air yang ada dalam teko saja, sebagian energi berubah menjadi energi yang tidak dibutuhkan misalnya menjadi energi suara, energi getar dan panas yang terbuang pada filamen.

      Praktikum dengan judul eksperimen Joule ini bertujuan untuk mebghitung seberapa besar kesetaraan energi listrik dan energi panas yang dihasilkan dengan menggunakan kalorimeter.

      B. Rumusan Masalah

      1. Seberapa besarkah efisiensi konversi energi panas kalorimeter?

      Bab II. Kajian Teori

      A. Hukum Kekekalan Energi

      Hukum I. Termodinamika mengarahkan kita pada sebuah kesimpulan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnakan. Energi hanya dapat berubah bentuk dari satu bentuk energi ke bentuk energi lain. Hukum ini juga menunjukkan bahwa setiap perubahan energi selalu melibatkan energi panas baik itu yang dapat dimanfaatkan dan terbuang sia-sia. Energi panas yang terbuang tidak mungkin bernilai nol, dengan demikian efisiensi mesin sangat mustahil mencapai angka 100%.

      \Delta U= Q - W_s \ \ \ \ \ _{...(1)}

      Dimana :

      ΔU : Perubahan energi Dalam (J)
      Q : Energi Panas (J)
      Ws : Kerja oleh Sistem (J)

      Hukum Kekekalan energi ini tidak hanya berlaku pada fenomena termodinamika semata, namun berlaku untuk seluruh bentuk perubahan energi yang terjadi di dalam semesta. Mulai dari yang melibatkan energi panas, kekekalan energi mekanik sampai pada landasan teori pencipataan alam semesta yakni hubungan antara ruang, massa, energi positif dan energi gelap (Hawiking: 2002).

      B. Kuantitas Energi Panas

      Pengukuran kuantitas energi panas pertama kali dilakukan oleh Joule (1840). Pengukuran ini dilakukan dengan nearuh sejumlah air dalam sebuah kalorimeter yang memiliki beberapa bilah di dalamnya. Bilah ini kemudian dihubungan dengan pemutar terikat pada sebuah beban. Ketika beban dilepaskan maka energi potensial dari beban berubah menjadi energi kinetik yang memutar stir di dalam kalori meter. Hal ini membuat suhu air di dalam kalorimeter naik. (AhmadDahlan.net)

      Percobaan ini berhasil mendefenisikan 1 kalori yakni banyaknya energi panas yang dibutuhkan untuk menaikan suhu air sebanyak 1oC. 1 Kal ini setera dengan 4,180 J. Dimana Besar energi panas (Q) dapat ditulis

      Q = m c \Delta T\ \ \ \ \ _{...(2)}

      C. Energi Listrik

      Jika sebuah energi listrik dilarikan pada seutas kawat dengan hambatan R. Maka Hambatan kawat ini akan mengkonversi energi listrik menjadi energi panas. Besar energi panas yang dihasilkan oleh hambatan kawat setara dengan :

      W = I^2Rt \ \ \ \ \ _{...(3)}

      Energi listrik berasal dari tegangan (V) diantara dua ujing kawat yang nilainya

      V = I.R \ \ \ \ \ _{...(4)}

      Jika persamaan (4) ini disubtitusikan ke persamaan (3), maka persamana (3) dapat ditulis menjadi

      W = VIt\ \ \ \ \ _{...(5)}

      Dimana

      V : Ada beda potensial di ujung kawat (V)
      I : Kuat arus (A)
      t : Lama waktu aliran listrik (s)

      Jika ujung kawat ini dicelupkan pada air dalam sebuah kalorimeter dengan asumsi tidak ada panas yang terbuang karena kalorimeter memiliki sistem termodinamika terisolasi, maka energi listrik ini akan menaikkan suhu air. Fenomena ini selanjutnya disebut konversi energi panas menjadi energi listrik.

      W= Q \ \ \ \ \ _{...(6)}

      Jika persamaan (2) dan Persamaan (5) masukkan ke persamaan (6), maka didapatkan

      VIt= mcΔT  \ \ \ \ \ _{...(7)}

      Hanya saja sebagaimana yang disebutkan konsep awal dari konversi energi, dimana akan selalu ada pana yang terbuang, maka persamaan (7) dapat dikoreksi menjadi

      VIt= ηmcΔT  \ \ \ \ \ _{...(8)}

      Bab III. Metode Praktikum

      A. Alat dan Bahan

      1. kalorimeter
      2. power supply
      3. basicmeter
      4. termometer celcius
      5. stopwatch
      6. neraca 311g
      7. kabel penghubung.

      B. Prosedur Kerja

      1. Merangkai alat sesuai dengan skema percobaan
      2. Memastikan rangkaian yang telah disusun dengan benar.
      3. Memastikan bahwa polaritas dan batas ukur dari sumber dan alat-alat ukur arus dan tegangan benar.
      4. Mengukur massa massa kalorimeter kosong + pengaduk
      5. Mengisi kalorimeter dengan air hingga setengahnya lalu diukur kembali massanya.
      6. Memasang kalorimeter lengkap pada rangkaian, selanjutnya menyalakan catu daya
      7. Mengatur agar arus yang mengalir sebesar 2 A, selama proses berlangsung,
      8. Mencatat arus dan beda potensial pada ujung-ujung kumparan sesuai dengan percobaan.
      9. Mematikan kembali power supply dengan tidak mengubah posisi pengatur tegangan,
      10. Mengukur temperatur kalorimeter beserta isinya dan mencatat sebagai temperatur awal.
      11. Menyalakan kembali power supply bersamaan dengan menjalankan stop watch untuk mengukur lama pengaliran arus hingga temperatur sistem naik menjadi 10oC dari temperatur awal lalu menghentikan stop watch bersamaan dengan mematikan Power Supply, lalu mencatat penunjukan stopwatch berdasarkan percobaan.
      12. Mengulangi kegiatan ini hingga 3 (tiga) kali.

      Bab IV. Hasil dan Pembahasan

      A. Hasil Pengamatan

      Percobaan I. Eksperimen Joule

      NST Neraca Ohauss 311 g  : 0,01g/skala
      NST Voltmeter : 1 V/skala dan 0,5 v/skala
      NST Amperemeter : 0,2 A/skala
      NST Termometer : 1 skala
      NST Stopwatch  : 0,1  s/skala

      Tabel :

      Besaran yang diukurPengukuran Ke –
      IIIIII
      Massa kalorimeter kosong + pengaduk, m1 (kg))59,65│59,720 ± 0,005││59,700 ± 0,005│
      Massa kalorimeter + air, m2 (kg)│219,300 ± 0,005││212,500 ± 0,005││199,600 ± 0,005│
      Massa air, ma (kg)│159,650 ± 0,010││152,780 ± 0,010││139,940 ± 0,010│
      Tegangan, V (volt)│11,0 ± 0,5││11,0 ± 0,5││11,0 ± 0,5│
      Kuat Arus, I (A)│1,854 ± 0,001││1,858 ± 0,001││1,877 ± 0,001│
      Suhu awal, T0 (0C)│34,0 ± 0,5││34,0 ± 0,5││34,0 ± 0,5│
      Suhu akhir, Tf (0C)│44,0 ± 0,5││44,0 ± 0,5││44,0 ± 0,5│
      Waktu, t (s)│330,0 ± 0,1││310,0 ± 0,1││301,0 ± 0,1│

      Analisis Data

      Dalam praktikum ini Q lepas = Q terima

      1. Energi panas yang diterima air dan kalorimeter

      Q1        = m1.c1+ mL.cL . 2

      = 159.650 g . 1 kal/g . (44 – 34)   + 59.650 g . 0,22 kal/g . (44-34)

      = 159.650 g . 1 kal/g . 10  + 59650 g . 0,22 kal/g . 10

      = 1596500 kal  + 131230 kal

      = 1727730 kal

      Q2        = m2.c2+  mL.cL. . 2

                  = 152780 g . 1 kal/g . (44 – 34) + 59720 g . 0,22 kal/g . (44 – 34)

                  = 1527800 kal + 131384 kal

                  = 1659184 kal

      Q3        = m3.c3+  mL.cL. .  

                  = 139960. 1 kal/g . (44 – 34)   + 59700 g . 0,22 kal/g . (44 – 34)

                  = 1399600 kal + 131340 kal

                  = 1530940 kal

      2.                  Energi termal yang dilepaskan oleh elemen listrik

      W1       = V1 . I1 . t1

                  = 11 v . 1,854 A . 330

                  = 6730,02 Joule

      W2       = V2 . I2 . t2

                  = 11 v . 1,858 A . 310

                  = 6335,78 Joule

      W3       = V3 . I3 . t3

                  = 11 v . 1,877 A . 301

                  = 6214,74 Joule

      3.                  Ekivalensi kedua hasil

                                Q = W1

                 1727730 kal =  6730,02 Joule

                                Q = W2

                 1659184 kal =  6335,78 Joule

                                Q = W3

                 1530940 kal =  6214,74 Joule

      4.                  Ketidakpastian setiap perhitumgan

      1.      Perhitungan 1

      a.       Energi lstrik (w)

      Keterangan:

      /skala

      /skala

      Penyelesaian:

      W= V

      670,33018 joule

      Kr =

           =

      Dk = 100

            = 100 – 9,9603 = 90,03976  

       Pf =

           =

      b.      Keterangan :

      air= m x c x ∆T

      Q = | ∆T x ma| + |ma x ∆∆T|

             = | 0,0000313 + 0,1 |6,7053 

             = | 0,1000313 |6,7053 kalori

             = 0,670 kalori

      DK = 100 % – KR = 100 % – 10,0025% = 89,9975 %

      PF = | Qair± ∆Qair |

      PF = | 6,705± 0,67 | kalori

      c.       Untuk Qkalorimeter

      Keterangan:

      Qk = mk x ck x ∆T

      Q = | ∆T.mk | + |mk.∆∆T|

             = | 0,0000838+ 0,1 | 25,265

             = |0,1000838 |25,265 kalori

             = 12,537 kalori

      DK = 100 % – KR = 100 % – 10,0083% = 89,99 %

      PF = |Qkalorimeter ± ∆Qkalorimeter |

      PF = | 125 ± 12 | kalori

      2.      Perhitungan 2

      ∆W = | I x t x ∆V | + | V x t x ∆I | + | V x I x ∆t |

                      ∆W =  |0,0545745| 6335,78  joule

                           = 345,77203 joule

      DK = 100 %- KR = 100 % – 0,054 57% = 99,94543%

      PF = | W ± ∆W |

           = | 6335 ± 345 |  joule

      a)      Q = m x c x ∆T

      Q = | ∆T.ma | + |ma.∆∆T|

      = | 0,0000327+0,1| 6,41676

      = 0,641 kalori

      DK = 100 % – KR

             = 100 % – 10,00327 %

      = 89,996 %

      PF = | Qair ± ∆Qair |

           = |6,41676 ± 0,641 | kalori

      b)      Qk = mk x ck x ∆T

      Q = | ∆T.mk | + |mk.∆∆T|

      = |0,0000838+0,1| 6,41676

       = 0,6422 kalori

      DK = 100 % – KR

      = 100 % – 10,008 %

      = 89,992 %

      PF = | Qkalorimeter± ∆Qkalorimeter |

            = |6,41676 ± 0,6422 | kalori

      3.      Perhitungan 3

      Keterangan:

                              =

                              = 0,5 Volt/skala

                               =

                               = 0,1  A/skala

      a)                  W = V x I x t

      ∆W = | I.t. ∆V| + |V.t.∆I| + |V. I.∆t|

                                      =  | 0,578482| 6214,747  joule

              = 3595,1192 joule

      DK = 100 % – KR = 100 % – 0,5869% = 99,4131%

      PF = | W ± ∆W |

            = | 6124 ± 3595|  joule

      b)       Q air= m x c x ∆T

      Q = | ∆T.ma | + |ma.∆∆T|

                         = | 0,0000008 + 0,1|5,87748

             = 0,5877527kalori

      DK = 100 % – KR = 100 % – 10,00008% = 89,999 %

      PF = | Qair  ± ∆Qair |

           = |5,87748 ± 0,5877527 | kalori

      c)      Untuk Q kalorimeter.

      Qk = mk x ck x ∆T

      Q = | ∆T.mk | + |mk.∆∆T|

                          = | 0,0000838+0,1|125,265 

            = 12,537 kalori

      DK = 100 % – KR = 100 %  – 10,008382 % = 89,99 %

      PF = | Qkalorimeter ± ∆Qkalorimeter |

           = |125,265 ±12,537 | kalori

      B. Pembahasan

      Kalorimeter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia. Hukum pertama termodinamika menghubungkan perubahan energi dalam suatu proses termodinamika dengan jumlah kerja yang dilakukan pada sistem dan jumlah kalor yang dipindahkan ke sistem.

      Prinsip dari kerja kalorimeter adalah bila sebuah benda dengan suhu tertentu disinggungkan benda lain yang suhunya lebih rendah maka dalam selang waktu tertentu suhu kedua benda tersebut akan menjadi sama (setimbang). Hal ini terjadi karena benda yang bersuhu lebih tinggi memberikan panasnya ke benda yang bersuhu lebih rendah. Berdasarkan hukum kekekalan energi jumlah panas yang diberikan sama dengan jumlah panas yang diterima oleh benda yang bersuhu lebih rendah (Asas Black).

      Dari hasil eksperimen ini, hasil pengukuran massa kalorimeter kosong adalah 59,65 kg, kalorimeter berisi air 219,3 kg dan air 159,65 kg dengan suhu awal 34 0C. Kemudian diberikan tegangan sebesar sebesar 11volt dan didapatkan nilai kuat arus sebesar 1,854 A Pada waktu 330 s, kemudian suhu akhir adalah 44 0C. Dari hasil perhitungan dengan persamaan W = VIt untuk mencari energi listrik didapatkan hasil 6730,02 joule. Sedangkan besar jumlah kalor yang diperlukan Q = mc(T-Ta)  sebesar  1727730 kal.

      Kemudian hasil pengukuran kedua yaitu dengan massa kalorimeter kosong yang sama, kalorimeter berisi air 212,5 kg dan air 152,78 kg dengan suhu awal 34 0C. Kemudian diberikan tegangan sebesar sebesar 11volt dan didapatkan nilai kuat arus sebesar 1,858 A Pada waktu 310 s, kemudian suhu akhir adalah 44 0C. Dari hasil perhitungan dengan persamaan W = VIt untuk mencari energi listrik didapatkan hasil 6335,78 joule. Sedangkan besar jumlah kalor yang diperlukan Q = mc(T-Ta)  sebesar  1659184 kal.Dan pengukuran ketiga yaitu dengan massa kalorimeter kosong yang sama, kalorimeter berisi air 199,66 kg dan air 139,96 kg dengan suhu awal 34 0C. Kemudian diberikan tegangan sebesar sebesar 11volt dan didapatkan nilai kuat arus sebesar 1,877 A Pada waktu 301 s, kemudian suhu akhir adalah 44 0C. Dari hasil perhitungan dengan persamaan W = VIt untuk mencari energi listrik didapatkan hasil 6214,74 joule. Sedangkan besar jumlah kalor yang diperlukan Q = mc(T-Ta)  sebesar 1530940 kal.

      Melihat dari data hasil eksperimen ini, banyak yang harus di ubah dan jauh dari teori dimana angka ekivalensi seharusnya mendekati 0,24 Joule, namun dari perolehan hasil praktikum enersi listrik yang dilepas dan energy panas yang diterima menunjukkan angka yang  terpaut jauh artinya terdapat sedikit kesalahan sehingga tidak menghasilkan angkamendekati 0,24. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain suhu ruangan dipengaruhi AC yang akan mempengaruhi hasil ukur, karena membuat perubahan pada suhu awal maupun suhu akhir, kurang pekanya pengamat saat memencet tombol stopwatch yang akan menambah ataupun mengurangi waktu dan akhirnya akan mengubah hasil ukur, kondisi mata pengamat yang tidak normal dan berkaca mata serta kurang tepat dalam membaca data karena skala alat yang tertera sulit dibaca, adanya ketidaktepatan saat pembacaan skala pada thermometer, kemampuan kalorimeter dalam menyimpan panas yang tidak diketahui, yang menyebabkan tidak terdeteksinya kemungkinan panas yang lepas ke lingkungan, perbedaan antara hasil kesetaraan kalor listrik yang pertama dengan yang kedua disebabkan oleh peralatan yang digunakan pada percobaan kedua telah digunakan pada percobaan pertama. Sehingga peralatannya lebih peka merespon energi panas atau kalor yang ditransfer.

      Sehubungan dengan  masih banyaknya kesalahan dalam eksperimen ini, untuk itu dalam eksperimen selanjutnya mengenai eksperimen joule sebaiknya lebih teliti lagi dalam melihat dan mengamati, dan diharapkan lebih fokus dan lebih maksimal sehingga hasil yang diperoleh relevan dengan kesalahan yang kecil, sesuai dengan yang diharapkan.

      Bab V. Penutup

      A. Kesimpulan

      Kesimpulan yang dapat ditarik melalui eksperimen ini adalah besarnya energi listrik yang dilepas oleh elemen listrik adalah pada percobaan pertama W1 = V1 . I1 . t1 adalah sebesar 6730,02 Joule kemudian percobaan kedua  W2 = V2 . I2 . t2 sebesar 6335,78 Joule dan pada percobaan terakhir W3 = V3 . I3 . t3 sebesar 6214,74 Joule. Kemudian untuk besarnya energi panas/kalor yang diterima kalorimeter dan air adalah pada percobaan pertama Q1 = m1.c1+ mL.cL. .  sebesar 1727730 kal kemudian percobaan kedua Q2 = m2.c2+ mL.cL. .  sebesar 1659184 kal dan percobaan terakhir Q3 = m3.c3+ mL.cL. . 2  sebesar 1530940 kal. Sehingga di hasilkan nilai kesetaraan kalor-listrik dalam percobaan ini adalah Q :  W1, Q2 : W2 . Q3 : W3 sebesar  .

      Nilai kesetaraan jauh, dan tidak menghasilkan 0,24 sebagaimana teori. Hal tersebut disebabkan karena beberapa factor diantarnya kurang pekanya pengamat saat memencet tombol stopwatch yang akan menambah ataupun mengurangi waktu dan akhirnya akan mengubah hasil ukur, kondisi mata pengamat yang tidak normal dan berkaca mata serta kurang tepat dalam membaca data karena skala alat yang tertera sulit dibaca, adanya ketidaktepatan saat pembacaan skala pada thermometer, kemampuan kalorimeter dalam menyimpan panas yang tidak diketahui, sehingga tidak menjamin tidak adanya pengaruh lingkungan.

      Daftar Pustaka

      Hawking, Stephen. (2002). The Theory of Everything: The Origin and Fate of the Universe. London: New Millennium Press

      ·         Halliday, David dan Resnick, Robert. 1999. Fisika Jilid 2 Edisi Kelima (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

      ·         Tipler, Paul A. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi Kedua Jilid 2 (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.

    2. Laporan Praiktikum Pengukuran Nilai Hambatan Resistor

      Laporan Praiktikum Pengukuran Nilai Hambatan Resistor

      Pengukuran Nilai Hambatan Resistor

      Bab I. Pendahuluan

      A. Latar Belakang

      Rangkaian listrik terdiri dari alat-alat elektronika salah satunya resistor atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai hambatan. Hambatan terdiri dari gelang-gelang warna setiap warna memiliki nilai tersendiri, hambatan banyak dipakai dalam rangkaian elektronika karena fungsinya yang menghambat arus listrik.

      Menurut persamaan pada hukum ohm, nilai arus listrik berbanding terbalik dengan nilai hambatannya apabila nilai hambatannya besar maka nilai arus yang dialirkan pada rangkaian elektronika akan kecil begitu juga sebaliknya. Selain itu jika penyusunan rangkaian dilakukan secara seri maka nilai arus yang mengalir pada rangkaian tersebut akan sama, namun jika hambatannya disusun secara paralel maka nilai arus yang mengalir akan berbeda, karena peranan resistor atau hambatan pada rangkaian banyak digunakan maka perlu dilakukan adanya pemahaman pengukuran nilai hambatan.

      B. Tujuan Percobaan

      Adapun tujuan dari dilakukannya pratikum ini ialah:

      1. Memahami konsep pengukuran tahanan.
      2. Memahami cara kerja dan kemampuan menggunakan alat ukur tahanan/ohmmeter.

      C. Rumusan Masalah

      Masalah yang timbul dari percobaan ini ialah bagaimana cara menggunakan alat ukur/ohmmeter untuk mengukur hambatan.

      Bab II. Kajian Pustaka

      Resistor (hambatan atau tahanan) adalah komponen dasar elektronika yang dibuat untuk menghambat aliran arus listrik. Sebuah resistor dapat didesain sedemikian rupa sehingga dapat mempunyai nilai hambatan tertentu. Berdasarkan nilai hambatannya, resistor dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu resistor tetap (yang mempunyai nilai hambatan tertentu/tetap) dan resistor variabel (resistor yang nilai hambatannya dapat diubah-ubah/diatur).

      Resistor juga dapat dikelompokkan berdasarkan bahan pembuatannya, yaitu resistor lilitan kawat dan resistor karbon. Resistor lilitan kawat digunakan untuk berbagai keperluan yang membutuhkan akurasi cukup tinggi dan peralatan yang menggunakan variasi arus yang besar, sedangkan resistor karbon merupakan resistor yang paling banyak beredar di pasaran. Resistor karbon mempunyai nilai hambatan yang tetap karena itu disebut juga resistor tetap (Suryatim, 1998).

      Resistor adalah suatu salah satu komponen elektronika yang memiliki sifat menghambat arus listrik mengalir pada sebuah media hantar, sehingga besar  arus yang mengalir pada input terminal akan menjadi lebih kecil dibanding arus output. Karena terjadi perbedaan jumlah arus pada output, maka akan terjadi perubahan tegangan pada terminal resistor tersebut.

      Resistor sangat umum digunakan pada peralatan elektronik, meskipun wujudnya berbeda-beda. Dalam kehidupan sehari-hari sifat resistor hampir ada pada semua benda, bahkan pada benda yang memiliki sifat konduktor sekalipun. Semakin besar tahanan benda, maka semakin sulit arus listrik mengalir.

      Semakin besar tahanan/daya resistansi pada suatu benda maka benda semakin mendekati sifat isolator demikian juga sebaliknya, semakin kecil tahanan/daya resistansi pada suatu benda maka benda tersebut semakin mendekati sifat konduktor. Bahkan ada beberapa perangkat elektronik yang memanfaatkan tahanan benda sehingga menghasilkan suatu panas atau cahaya. Misalkan seterika listrik/soldir, lempeng elemen setrika/soldir adalah bahan yang memiliki tahanan yang lumayan tinggi, tetapi dengan tegangan besar arus listrik dipaksa untuk melalui elemen tersebut. Arus yang dipaksa untuk melalui suatu media hantar yang memiliki tahanan tinggi akan menghasilkan suatu panas, dikarenakan arus (elektron yang mengalir) saling bergesekan dengan molekul benda tersebut (Afdan, 2011).

      Resistansi atau hambatan adalah penahan aliran listrik. Kemampuan menghambat aliran listrik disebut resistivitas. Komponen atau bahan yang berfungsi atau digunakan untuk menghambat arus listrik disebut resistor. Satuan Internasional untuk hambatan adalah ohm (Ω) dan alat yang digunakan untuk mengukur hambatan adalah ohmmeter (Giancoli,2001).

      Bab III. Metode Praktikum

      A. Alat

      Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

      1. Multimeter Digital
      2. Resistor Gelang

      B. Prosedur Percobaan

      Langkah-langkah untuk melakukan percobaan ini ialah sebagai berikut.

      1. Alat dan bahan disiapkan.
      2. Resistor diambil sebanyak 10 buah kemudian diukur nilai masing-masing resistor dan dicatat nilai resistor tersebut.
      3. Resistor dirangkai secara seri lalu diukur hambatannya.
      4. Setelah itu,resistor dirangkai secara paralel lalu diukur hambatannya.
      5. Hasil pengukuran dan analisa data dilaporkan pada asisten.

      Bab IV. Hasil dan Percobaan

      A. Data Hasil Percobaan

      Adapun hasil data percobaan ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

      Tabel 4.1 data hasil pengamatan.

      NoResistor (KΩ)Nilai R yang diukur (KΩ)Nilai R yang dihitung (KΩ)
      1202020
      23.33.33.3
      3222
      4475047
      54.754.7
      6111
      72.22.22.2
      8220210220
      9330320330
      10470450470

      B. Analisa Data

      Perhitungan nilai hambatan/tahanan pada resistor dapat di hitung berdasarkan gelang-gelang warna yang terdapat pada resistor tersebut, pada sebagian hambatan terdapat 4 gelang warna pada hambatan tersebut namun ada juga yang hambatan yang memiliki gelang warna lebih dari 4.

      Ø  Pada hambatan 1 memiliki gelang warna (Merah, Hitam, Hitam, Merah dan Coklat), maka nilai R nya dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini.

      R = ABC x 10D ± E

      R = 200 x 102 ± 1%

      R = 20.000 ± 1% Ω

      Ø  Pada hambatan 2 memiliki gelang warna (Jingga, Jingga, Merah dan Emas), maka nilai R nya dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini.

      R = AB x 10C ± D

      R = 33 x 102 ± 5%

      R = 3300 ± 5% Ω

      Ø  Pada hambatan 3 memiliki gelang warna (Merah, Hitam, Hitam, Coklat dan Oranye), maka nilai R nya dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini.

      R = ABC x 10D ± E

      R = 200 x 101 ± 50 ppm

      R = 2000 ± 50 ppm Ω

      Ø  Pada hambatan 4 memiliki gelang warna (Kuning, Ungu, Hitam, Merah dan Coklat), maka nilai R nya dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini.

      R = ABC x 10D ± E

      R = 470 x 102 ± 1%

      R = 47000 ± 1% Ω

      Ø  Pada hambatan 5 memiliki gelang warna (Kuning, Ungu, Merah dan Emas), maka nilai R nya dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini.

      R = AB x 10C ± D

      R = 47 x 102 ± 1%

      R = 4700 ± 1% Ω

      Dan hal yang sama dilakukan untuk mencari nilai hambatan secara perhitungan pada hambatan selanjutnya.

      B. Pembahasan

      Resistor atau biasa disebut juga sebagai tahahan banyak dipakai dalam rangkaian elektronika, karenanya perlu dilakukan percobaan pengukuran nilai hambatan. Telah dilakukan percobaan tentang pengukuran nilai hambatannya tersebut dengan menggunakan alat ukur (multimeter) dan secara perhitungan, dari hasil percobaan dapat dilihat terdapat perbedaan nilai hambatan secara pengukuran dan perhitungan adapun faktor yang menyebabkan perbedaan nilai perhitungan tersebut ialah: pertama alat yang digunakan menggunakan system analog sehingga pratikan tidak dapat membaca alat ukur tersebut secara detail karena skala yang ditunjukan tidak terlalu jelas terlihat, kedua pratikan lupa untuk melakukan kalibrasi pada alat ukur yang digunakan, dan faktor lainnya seperti kurang telitinya pratikan dalam melakukan pengukuran ini. Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan terlihat bahwa pratikan sudah mampu membaca nilai hambatan, dan adapun fungsi dari hambatan ialah untuk menghambat arus listrik pada rangkaian.

      Bab V. Penutup

      A. Kesimpulan

      Kesimpulan yang dapat diperoleh pada percobaan ini ialah.

      1. Pada resistor perlu dilakukan kalibrasi sebelum memulai menghitung nilai hambatan.
      2. Nilai resistor dapat dihitung berdasarkan gelang warna yang dimiliki oelh resistor.

      B. Saran

      Saran pada pratikum ini ialah, sebaiknya ruangan yang digunakan cukup luas sehingga pada saat pratikum berlangsung, pratikan tidak terganggu dan bisa lebih fokus terhadap percobaan yang akan dilakukan.

      DAFTAR PUSTAKA

      Afdan. 2011.  HambatanListrik. Bandung : Balai Pustaka

      Giancoli. 2001. Fisika. Jakarta : Erlangga

      Suryatim, Budi. 1998. Fisika untuk Sains dan Tekhnik. Jakarta : ErlanggaShare

    3. Keselamatan Kerja pada Laboratorium

      Keselamatan kerja pada laboratorium

      A.  Jenis jenis bahaya dan Kecelakaan di laboratorium

      Kecelakaan mengacu pada peristiwa yang terjadi secara tidak sengaja. Sebagai contoh kecelakaan lalu lintas, kecelakaan tertusuk benda tajam dsb. Secara teknis, “kecelakaan” tidak termasuk dalam peristiwa yang disebabkan oleh kesalahan seseorang, misalnya bila dia lengah dan gagal mengambil langkah berjaga-jaga. 

      Bila yang akan terjadi diketahui akibat kelengahannya, peristiwa itu bukanlah “kecelakaan” pada peringkat itu, dan orang yang lengah tersebut harus bertanggungjawab atas kerugian dan kecelakaan orang lain. Dalam “kecelakaan” yang sebenarnya, tidak satupun pihak yang dapat dipersalahkan, karena peristiwa itu tidak dapat diprediksikan atau kemungkinan terjadinya sangat rendah. Misalnya, seseorang ahli farmasi salah memberi label obat dan pasien yang mengonsumsinya keracunan. 

      Jenis jenis bahaya yang sering menimbulkan kecelakaan dalam laboratorium kimia : 

      Keracunan 

      Keracunan sebagai akibat penyerapan bahan-bahan kimia beracun atau toksik, seperti ammonia, karbon monoksida, benzene, kloroform, dll. Keracunan bisa berakibat fatal ataupun gangguan kesehatan. Yang terakhir yaitu yang seringkali terjadi baik yang dapat di ketahui dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Efek jangka panjang seperti pada penyakit hati, kanker, dan asbestois, yaitu akibat akumulasi penyerapan bahan kimia toksik dalam jumlah kecil tetapi terus-menerus. 

      Iritasi 

      Iritasi sebagai akibat kontak bahan kimia korosif seperti asam sulfat, asamklorida, natrium hidroksida, gas klor, dll. Iritasi dapat berbentuk luka atau peradangan pada kulit, saluran pernapasan dan mata. 

      Kebakaran dan Luka Bakar 

      Kebakaran dan luka baker sebagai akibat kurang hati-hati dalam menangani pelarut-pelarut organik yang mudah terbakar seperti eter, aseton, alcohol, dll. Hal yang sama dapat disebabkan oleh peledakan bahan-bahan reaktif seperti peroksida dan perklorat. 

      Luka Kulit 

      Luka kulit sebagai akibat bekerja dengan gelas atau kaca. Luka sering terjadi padatangan atau mata karena pecahan kaca. 

      Bahaya lainnya 

      Seperti sengatan listrik, keterpaan pada radiasi sinar spesifik dan pencemaran lingkungan. Jadi jelas kalau laboratorium kimia mengandung banyak potensi bahaya, tetapi potensi bahaya apapun sebenarnya dapat dikendalikan sampai tidak menyebabkan kerugian. Satu contoh, bahan bakar bensin dan gas cair memiliki potensi bahaya kebakaran yang sangat besar. Tetapi dengan penanganan dan pengendalian yang baik, transportasi jutaan ton sehari-hari yaitu hal biasa. Demikian pula dalam produksi dan pemakaian pestisida yang memiliki potensi racun, hanya mengakibatkan petaka bila salah perlakuan atau karena kecerobohan. 

      Sumber – sumber Bahaya dalam Laboratorium 

      Pada dasarnya, sumber-sumber bahaya dalam laboratorium dapat dikelompokkan jadi tiga, yaitu : 

      1. Bahan-bahan kimia yang berbahaya yang perlu kita kenal jenis, sifat, cara penanganan, dan cara penyimpanannya. Misalnya : bahan kimia beracun, mudah terbakar, eksplosif, dll. 
      2. Teknik percobaan yang meliputi pencampuran bahan distilasi, ekstraksi, reaksi kimia, dansebagainya. 
      3. Fasilitas laboratorium yaitu gas, listrik, air, dll.

      Ketiga sumber tersebut diatas saling berkaitan, tetapi praktis potensi bahaya terdapat pada kekhasan sifat bahan kimia yang dipakai. Semasing sumber beserta keterkaitannya perlu dipahami lebih detail agar dapat memperkirakan setiap kemungkinan bahaya yang mungkin berlangsung hingga dapat mencegah atau menghindarinya. Selain itu, perlu juga dipahami tentang alat pelindung diri dan cara penanggulangannya jika terjadi kecelakaan. 

      Penanganan Kecelakaan Kerja di Laboratorium 

      Laboratorium adalah tempat kerja yang berpotensi muncul kecelakaan. Walaupun kecelakaan kecil dan ringan, tetaplah adalah kecelakaan yang bisa saja menyebabkan dampak yang makin besar. 
      Sumber bahaya yang berpotensi mengakibatkan kecelakaan dapat berbahan kimia, bahan biologis, radiasi, aliran listrik, dan yang lain. Semuanya bisa membuat dampak yang tidak diinginkan seperti keracunan, iritasi, ledakan sampai kebakaran. 
      Berikut ini adalah tips cara penanganan awal sebagai pertolongan pertama (P3K) pada kecelakaan kerja di Laboratorium kimia : 

      Luka bakar akibat zat kimia 

      – Terkena larutan asam 
      kulit segera dihapuskan dengan kapas atau lap halus 
      dicuci dengan air mengalir sebanyak-banyaknya 
      Kemudian bersihkan dengan 1% Na2CO3 
      lalu cuci lagi dengan air 
      Keringkan dan oleskan dengan salep levertran.

      – Terkena logam natrium atau kalium 
      Logam yang nempel selekasnya di ambil 
      Kulit dicuci dengan air mengalir kira-kira selama 15-20 menit 
      Netralkan dengan larutan 1% asam asetat 
      Dikeringkan dan oleskan dengan salep levertran atau luka ditutup dengan kapas steril atau kapas yang sudah dibasahi asam pikrat. 

      – Terkena bromin 
      Segera dicuci dengan larutan amonia encer 
      Luka itu ditutup dengan pasta Na2CO3. 

      – Terkena phospor 
      Kulit yang terkena segera dicuci dengan air sebanyak-banyaknya 
      Lalu cuci dengan larutan 3% CuSO4. 

      Luka bakar akibat benda panas 

      Diolesi dengan salep minyak ikan atau levertran 
      Mencelupkan ke air es secepatnya atau dikompres sampai rasa nyeri agak berkurang. 

      Luka pada mata 
      Terkena percikan larutan asam 
      Bila terkena percikan asam encer, 
      Mata dapat dicuci dengan air bersih kurang lebih 15 menit terus-menerus 
      Dicuci dengan larutan 1% Na2C3 

      Terkena percikan larutan basa 
      Dicuci dengan air bersih kurang lebih 15 menit terus-menerus 
      Dicuci dengan larutan 1% asam borat dengan gelas pencuci mata 

      Keracunan 

      Keracunan zat melalui pernafasan 
      Akibat zat kimia karena hirup Cl2, HCl, SO2, NO2, formaldehid, ammonia. 

      Menghindari korban dari lingkungan zat itu, lalu pindahkan korban ke tempat yang berudara segar. 
      Bila korban tidak bernafas, selekasnya berikanlah pernafasan buatan melalui cara menekan sisi dada atau pemberian pernafasan buatan dari mulut ke mulut korban 
      Bila berlangsung kecelakaan laboratorium, sebaiknya segera menghubungi Badan Layanan/personel seperti : 
      1. Biological Safety Officer 
      2. Pejabat laboratorium 
      3. Engineering/Water/Gas/Electrical 
      4. SatpamJenis-jenis Bahaya dalam Laboratorium

      Menurut Nuryani R (2005 : 142) jenis-jenis bahaya dalam laboratorium diantaranya adalah ;

      a.       Kebakaran, sebagai akibat penggunaan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar seperti pelarut organik, aseton, benzene, etil alcohol, etil eter, dll.

      b.      Ledakan, sebagai akibat reaksi eksplosif dari bahan-bahan reaktif seperti oksidator.

      c.       Keracunan bahan kimia yang berbahaya, seperti arsen, timbal, dll.

      d.      Iritasi yaitu peradangan pada kulit atau saluran pernapasan dan juga pada mata sebagai kontak langsung dengan bahan-bahan korosif.

      e.       Luka pada kulit atau mata akibat pecahan kaca, logam, kayu dll

      f.       Sengatan listrik.

       Beberapa sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dapat dikategorikan sebagai berikut:

      a. Bahan Kimia.

      Meliputi bahan mudah terbakar, bersifat racun, korosif, tidak stabil, sangat reaktif, dan gas yang berbahaya. Penggunaan senyawa yang bersifat karsinogenik dalam industri maupun laboratorium merupakan problem yang signifikan, baik karena sifatnya yang berbahaya maupun cara yang ditempuh dalam penanganannya. Beberapa langkah yang harus ditempuh dalam penanganan bahan kimia berbahaya meliputi manajemen, cara pengatasan, penyimpanan dan pelabelan, keselamatan di laboratorium, pengendalian dan pengontrolan tempat kerja, dekontaminasi, disposal, prosedur keadaan darurat, kesehatan pribadi para pekerja, dan pelatihan. Bahan kimia dapat menyebabkan kecelakaan melalui pernafasan (seperti gas beracun),

      serapan pada kulit (cairan), atau bahkan tertelan melalui mulut untuk padatan dan cairan. Bahan kimia berbahaya dapat digolongkan ke dalam beberapa kategori yaitu, bahan kimia yang eksplosif (oksidator,  logam aktif, hidrida, alkil logam, senyawa tidak stabil secara termodinamika, gas yang mudah terbakar, dan uap yang mudah terbakar).

      Bahan kimia yang korosif (asam anorganik kuat, asam anorganik lemah, asam organik kuat, asam organik lemah, alkil kuat, pengoksidasi, pelarut organik). Bahan kimia yang merusak paru-paru (asbes), bahan kimia beracun, dan bahan kimia karsinogenik (memicu pertumbuhan sel kanker), dan teratogenik.

      Keracunan akibat penyerapan zat kimiaberacun (toxic) baik melalui oral maupunkulit. Keracunan dapat bersifat akut ataukronis. Akut artinya dapat memberikanakibat yang dapat dilihat atau dirasakandalam waktu singkat. Misalnya,keracunan fenol dapat menyebabkan diare dan keracunan karbon monoksidadapat menyebabkan pingsan atau kematian dalam waktu singkat.  Kronisartinya pengaruh dirasakan setelahwaktu  yang lama, akibat  penyerapan bahan kimia yang terakumulasi terusmenerus. Contoh menghirup udarabenzena, kloroform, atau karbontetraklorida terus menerus dapatmenyebabkan sakit hati (lever). Uaptimbal dapat menyebabkan kerusakandalam darah.

       Iritasi dapat berupa luka, atauperadangan pada kulit, saluranpernapasan dan mata akibat kontak dengan bahan kimia korosif, seperti asamsulfat, gas klor, dll.

      Luka kulit dapat terjadi sebagai akibatbekerja dengan alat gelas. Kecelakaan inisering terjadi pada tangan atau matakarena pecahan kaca.

       Luka  bakar  atau  kebakaran disebabkan  kurang  hati-hati  dalam menangani  pelarut- pelarut organik yangmudah terbakar, seperti eter dan etanol.Hal yang sama dapat diakibatkan oleh peledakan bahan reaktif peroksida dan perklorat.

      b. Aliran Listrik

      Penggunaan peralatan dengan daya yang besar akan memberikan kemungkinan-kemungkinan untuk terjadinya kecelakaan kerja. Beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain:

      (1). Pemakaian safety switches yang dapat memutus arus listrik jika penggunaan melebihi limit/batas yang ditetapkan oleh alat.

      (2). Improvisasi terhadap peralatan listrik harus memperhatikan standar keamanan dari peralatan.

      (3). Penggunaan peralatan yang sesuai dengan kondisi kerja sangat diperlukan untuk menghindari kecelakaan kerja.

      (4) Berhati-hati dengan air. Jangan pernah meninggalkan perkerjaan yang memungkinkan peralatan listrik jatuh atau bersinggungan dengan air. Begitu juga dengan semburan air yang langsung berinteraksi dengan peralatan listrik.

      (5). Berhati-hati dalam membangun atau mereparasi peralatan listrik agar tidak membahayakan penguna yang lain dengan cara memberikan keterangan tentang spesifikasi peralatan yang telah direparasi.

      (6). Pertimbangan bahwa bahan kimia dapat merusak peralatan listrik maupun isolator sebagai pengaman arus listrik. Sifat korosif bahan kimia dapat menyebabkan kerusakan pada komponen listrik.

      (7). Perhatikan instalasi listrik jika bekerja pada atmosfer yang mudah meledak. Misalnya pada lemari asam yang digunakan untuk pengendalian gas yang mudah terbakar.

      (8). Pengoperasian suhu dari peralatan listrik akan memberikan pengaruh pada bahan isolator listrik. Temperatur sangat rendah menyebabkan isolator akan mudah patah dan rusak. Isolator yang terbuat dari bahan polivinil clorida(PVC) tidak baik digunakan pada suhu di bawah 0 ºC. Karet silikon dapat digunakan pada suhu –50 ºC. Batas maksimum pengoperasian alat juga penting untuk diperhatikan. Bahan isolator dari polivinil clorida dapat digunakan sampai pada suhu 75 ºC, sedangkan karet silikon dapat digunakan sampai pada suhu 150 ºC.

      c. Radiasi

      Radiasi dapat dikeluarkan dari peralatan semacam X-ray difraksi atau radiasi internal yang digunakan oleh material radioaktif yang dapat masuk ke dalam badan manusia melalui pernafasan, atau serapan melalui kulit. Non-ionisasi radiasi seperti ultraviolet, infra merah, frekuensi radio, laser, dan radiasi elektromagnetik dan medan magnet juga harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebagai sumber kecelakaan kerja.

      d. Mekanik.

      Walaupun industri dan laboratorium modern lebih didominasi oleh peralatan yang terkontrol oleh komputer, termasuk di dalamnya robot pengangkat benda berat, namun demikian kerja mekanik masih harus dilakukan. Pekerjaan mekanik seperti transportasi bahan baku, penggantian peralatan habis pakai, masih harus dilakukan secara manual, sehingga kesalahan prosedur kerja dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Peralatan keselamatan kerja seperti helmet, sarung tangan, sepatu, dan lain-lain perlu mendapatkan perhatian khusus dalam lingkup pekerjaan ini.

      e. A p i.

      Hampir semua laboratorium atau industri menggunakan bahan kimia dalam berbagai variasi penggunaan termasuk proses pembuatan, pemformulaan atau analisis. Cairan mudah terbakar yang sering digunakan dalam laboratorium atau industri adalah hidrokarbon. Bahan mudah terbakar yang lain misalnya pelarut organik seperti aseton, benzen, butanol, etanol, dietil eter, karbon disulfida, toluena, heksana, dan lain-lain. Para pekerja harus berusaha untuk akrab dan mengerti dengan informasi yang terdapat dalam Material Safety Data Sheets (MSDS). Dokumen MSDS memberikan penjelasan tentang tingkat bahaya dari setiap bahan kimia, termasuk di dalamnya tentang kuantitas bahan yang diperkenankan untuk disimpan secara aman.

      Sumber api yang lain dapat berasal dari senyawa yang dapat meledak atau tidak stabil. Banyak senyawa kimia yang mudah meledak sendiri atau mudah meledak jika bereaksi dengan senyawa lain. Senyawa yang tidak stabil harus diberi label pada penyimpanannya. Gas bertekanan juga merupakan sumber kecelakaan kerja akibat terbentuknya atmosfer dari gas yang mudah terbakar.

      Kebakaran merupakan salah satu bahaya di laboratorium. Berdasarkan klasifikasi oleh NFPA (National Fire Protection Agency), api dapat diklasifikasikan menjadi:

      1.      Kelas A, yaitu jenis api biasa yang berasal dari kertas, kayu, atau plastic yang terbakar

      2.      Kelas B, yaitu jenis api yang ditimbulkan oleh zat mudah terbakar dan mudah menyala seperti bensin, kerosin, pelarut organic umum yang digunakan di laboratorium.

      3.      Kelas C, yaitu jenis api yang timbul dari peralatan listrik

      4.      Kelas D, yaitu jenis api yang timbul dari logam mudah menyala seperti magnesium, titanium, kalium, dan natrium.

      Jika terjadi kebakaran, alat pemadam kebakaran (fire extinguisher) yang digunakan harus disesuaikan dengan penyebab timbulnya api. Beberapa jenis pemadam kebakaran yang dapat digunakan adalah:

      1.      Air (water extinguisher); Sangat cocok untuk api kelas A, tetapi tidak cocok untuk api kelas B, C, dan D.

      2.      Uap air (watermist extinguisher); Sangat cocok untuk api kelas A dan C

      3.      Bahan kimia kering (dry chemical extinguisher); Sangat berguna untuk api kelas A, B,  dan C dan merupakan pilihan terbaik untuk semua jenis kebakaran. Jenis dray chemical extinguisher yang digunakan adalah:

      a)       Untuk api kelas B dan C, bahan kimia yang digunakan mengandung natrium atau kalium karbonat

      b)       Untuk api kelas A, B, dan C, bahan kimia yang digunakan mengandung ammonium fosfat

      4.      Karbondioksida (CO2 extinguisher); Dipergunakan bagi api kelas B dan C pemadaman kebakaran dari karbondioksida lebih baik dari dry chemichhal karena tidak meninggalkan zat berbahaya sesudahnya. Paling baik digunakan untuk api yang berasal dari listrik.

      5.      Personal Protective Equipment (PPE); Perlengkapan pelindung individu (personal protective equipment) yang umumnya harus digunakan adalah jas laboratorium, sarung tangan, masker, sepatu pengaman, dan pelindung mata.

      f. Suara (kebisingan).

      Sumber kecelakaan kerja yang satu ini pada umumnya terjadi pada hampir semua industri, baik industri kecil, menengah, maupun industri besar. Generator pembangkit listrik, instalasi pendingin, atau mesin pembuat vakum, merupakan sekian contoh dari peralatan yang diperlukan dalam industri. Peralatan-peralatan tersebut berpotensi mengeluarkan suara yang dapat menimbulkan kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan kerja. Selain angka kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin, para pekerja harus memperhatikan berapa lama mereka bekerja dalam lingkungan tersebut. Pelindung telinga dari kebisingan juga harus diperhatikan untuk menjamin keselamatan kerja.

      Laboratorium menghadapi beragam resiko, dari dalam laboratorium maupun dari luar laboratorium. Beberapa resiko mungkin hanya mempengaruhi laboratorium itu sendiri, tapi beberapa resiko bisa mempengaruhi perusahaan atau lembaga dimana laboratorium itu berada, atau bahkan mempengaruhi masyarakat secara umum.


      g. Keadaan Darurat Skala Besar dan Situasi Sensitif

      Ada banyak jenis kejadian skala besar dan situasi sensitif  yang bisa mempengaruhi perusahaan atau lembaga sampai ketingkat operasional perusahaan,misalnya :

      1)      Kebakaran

      2)      Banjir

      3)      Gempa Bumi

      4)      Pemadaman Listrik

      5)      Tumpahan atau lepasnya bahan berbahaya

      6)      Peneliti atau penelitian berbau politis atau kontroversi

      7)      Hilangnya bahan atau peralatan laboratorium

      8)      Hilangnya data atau sistem komputer

      h. Pelanggaran Keamanan
      Pelanggaran keamanan secara sengaja atau tidak, bisa dilakukan oleh petugas, pegawai atau orang luar. Beberapa pelanggaran keamanan, meliputi ;
      Pencurian atau penyalahgunaan peralatan bernilai tinggi

      1)       Pencurian atau penyalah gunaan bahan kimia untuk kegiatan ilegal

      2)       Pelepasan bahan kimia berbahaya secara sengaja atau tidak

      3)       Eksperimentasi laboratorium secara tidak sah

      i.  Bahaya Hayati 

      Bahaya hayati merupakan masalah di laboratorium yang menangani mikroorganisme atau bahan yang terkontaminasi mikroorganisme.
      Bahaya bahaya ini muncul biasanya muncul di laboratorium penelitian kimia dan penyakit menular, dan tidak menutup kemungkinan muncul di laboratorium mikrobiologi.
      Penilaian resiko bahan hayati  berbahaya perlu mempertimbangkan beberapa faktor, seperti :

      1)       organisme yang dimanipulasi

      2)       perubahan yang dilakukan terhadap organisme tersebut

      3)       aktifitas yang akan dilakukan dengan organisme tersebut

      j.        Limbah Berbahaya

      Hampir setiap laboratorium menghasilkan limbah. Limbah adalah bahan yang dibuang atau hendak dibuang, atau tidak lagi berguna sesuai peruntukannya.
      Limbah juga meliputi item seperti bahan bekas laboratorium sekali pakai, media filter, larutan cair, dan bahan kimia berbahaya.

      Limbah dianggap berbahaya jika memiliki salah satu sifat berikut ini :

      1)       Bisa menyulut api

      2)       Korosif

      3)       Reaktif

      4)       Beracun

      k.      Bahaya Fisik

      Beberapa kegiatan di laboratorium menimbulkan resiko fisik bagi petugas karena zat atau peralatan yang digunakan, seperti misalnya :

      1)       Gas yang dimampatkan

      2)       Kriogen tidak mudah menyala

      3)       Reaksi tekanan tinggi

      4)       Kerja vakum

      5)       Bahaya frekuensi radio dan gelombang mikro

      6)       Bahaya listik

      Petugas di laboratorium juga menghadapi bahaya di tempat kerja umum akibat kondisi atau aktifitas di laboratorium, seperti :

      1)       Luka terpotong

      2)       Tergelincir

      3)       Tersandung

      4)       Terjatuh

      B.  SIMBOL SIMBOL BAHAYA DI LABORATORIUM

      1. Bahan Peledak (Explosives)

      Hidrogen, oksigen dan kalium merupakan bahan kimia yang tergolong dalam tanda bahaya laboratorium ‘Explosive’. Semua bahan kimia yang tergolong dalam tanda ini bersifat dapat meledak jika terdapat panas, percikan bunga api, guncangan atau gesekan.

      Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, sebaiknya lakukan penanganan dengan baik sejak dalam penyimpanan. Simpan bahan bersifat ‘explosive’ dalam minyak parafin, hindari tempat lembab dan hindari benturan atau api.

      Berdasarkan jenisnya ledakannya, jenis bahan peledak ini dibagi lagi menjadi enam jenis, yakni

      1.1 Bahan peledak dengan bahaya ledakan besar

      Simbol Tanda Bahaya Di Laboratorium

      1.2 Bahan peledak dengan bahaya pentalan tapi bukan ledakan besar

      Simbol Tanda Bahaya Di Laboratorium

      1.3 Bahan peledak dengan bahaya kebakaran dan atau dengan hembusan kecil

      Simbol Tanda Bahaya Di Laboratorium

      1.4 Bahan peledak tanpa bahaya berarti

      Simbol Tanda Bahaya Di Laboratorium

      1.5 Bahan peledak yang tidak sensitif dengan bahaya ledakan besar

      Simbol Tanda Bahaya Di Laboratorium

      1.6 Bahan peledak yang sangat tidak sensitif tanpa bahaya ledakan besar

      Simbol Tanda Bahaya Di Laboratorium

      2. Bahan Gas

      2.1 Gas mudah terbakar (Flammable Gas)

      File:HAZMAT Class 2-1 Flammable Gas.png

      Simbol pengaman ini biasa digunakan untuk transportasi atau penyimpanan gas yang mudah terbakar.

      2.2 Gas tidak mudah terbakar (Non Flammable Gas)

      File:HAZMAT Class 2-2 Nonflammable Gas.png

      Berseberangan dengan simbol flammable gas, simbol pengamanan yang satu ini justru digunakan dalam transportasi gas non mudah terbakar (sering tidak berbahaya, terutama jika di ruang terbuka).

      2.3 Gas beracun (Poisonous Gas)

      File:HAZMAT Class 2-3 Poisonous Gas.png

      Simbol atau tanda ini biasa digunakan untuk transportasi gas beracun – pada tabung gas, atau kadang-kadang sebagai indikator pada kendaraan.

       

       

       

       

      3. Cairan Mudah Terbakar (Flammable Liquid)

      File:HAZMAT Class 3 Flammable Liquids.png

      Berbagi

    4. Makalah Fisika Modern – Teori Model Atom Bohr

      Teori Model Atom Bohr

      Bab I. Pendahuluan

      A. Latar Belakang

      Atom adalah satuan unit terkecil dari sebuah unsur yang memiliki sifat-sifat dasar tertentu. Setiap atom terdiri dari sebuah inti kecil yang terdiri dari proton dan neutron dan sejumlah elektron pada jarak yang jauh. Pada tahun 1913 Neils Bohr pertama kali mengajukan teori kuantum untuk atom hidrogen. Model ini merupakan transisi antara model mekanika klasik dan mekanika gelombang. Karena pada prinsip fisika klasik tidak sesuai dengan kemantapan hidrogen atom yang teramati.

      Model atom Bohr memperbaiki kelemahan model atom Rutherford. Untuk menutupi kelemahan model atom Rutherford, Bohr mengeluarkan empatt postulat. Gagasan Bohr menyatakan bahwa elektron harus mengorbit di sekeliling inti. Namun demikian, teori atom yang dikemukakan oleh Neils Bohr juga memiliki banyak kelemahan. Model Bohr hanyalah bermanfaat untuk atom-atom yang mengandung satu elektron tetapi tidak untuk atom yang berelektron banyak.

      B. Tujuan

      1. Dapat mengetahui sejarah Teori Atom Bohr.
      2. Dapat mengetahui model Atom Bohr.
      3. Dapat memahami konsep gelombang elektron dalam atom.
      4. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan Teori Atom Bohr.

      C. Rumusan Masalah

      1. Bagaimana sejarah Teori Atom Bohr?
      2. Apakah yang dimaksud dengan Model Atom Bohr?

      c.       Bagaimana konsep-konsep gelombang elektron dalam Atom?

      d.      Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Teori Atom Bohr?

      BAB II

      PEMBAHASAN

      2.1 Kajian Teori

      2.1.1 Sejarah Teori Atom Bohr

      Niels Bohr (1885 – 1962) dilahirkan dan menjalani hamper seluruh massa hidupnya di Copenhagen, Denmark. Setelah ia memperoleh gelar Doktor di Universitas disana pada tahun 1911, Bohr pergi ke Inggris untuk bekerja di Cambridge dengan J.J Thomson yang menemukan electron pada tahun 1897, kemudian ia bekerja di Manchester bersama Rutherford, yang baru saja menunjukkan bahwa atom terdiri dari inti kecil yang dikelilingi oleh electron-elektron pada jarak tertentu. Pada tahun 1913 Bohr kembali ke Copenhagen, dan ia menemukan bahwa garis spectral hidrogen dapat dijelaskan dengan memakai model Rutherford dengan mengambil dua anggapan yang revolusioner yang mencampurkan konsep klasik dengan konsep kuantum. Yang pertama menyatakan bahwa elektron atomic dapat mengelilingi inti tanpa memancarkan gelombang elektromagnetik hanya jika berada pada orbit yang momentum sudutnya merupakan kelipatan dari . (Sewindu kemudian de Brodlie mengemukakan penjelasan mengenai anggapan kuantisasi momentum sudut ini dengan memakai bilangan gelombang electron yang bergerak). Anggapan kedua menyatakan bahwa elektron atomic melompat dari suatu orbit ke orbit lainnya jika electron itu memancarkan atau menyerap proton.

      Bohr memakai panduan persyaratan bahwa dalam limit bilangan kuantum besar, teorinya harus memberi hasil yang samadengan fisika klasik. Prinsip ini dikenal sebagai prinsip korespondensi. Bohr dan ilmuan lain telah memperluas model ini untuk atom dengan electron banyak dengan hasil kadang-kadang baik. Misalnya ramalan teori yang benar mengenai sifat unsur yang benar mengenai sifat unsur yang ada waktu itu tidak dikenal, yaitu hafnium, tetapi kemajuan yang sejati harus menunggu prinsip eksklusi Pauli yang diajukan pada tahun 1925. Kemajuan utama lain yang diawali oleh Bohr ialah model tetes cairan dari inti yang diterapkan pada tahun 1939 untuk fisi nuklir.

                  Institute of Theoretical Physics dibagun di Copenhagen untuk Bohr pada tahun 1920. Bohr membuatnya sebagai pusat pertukaran gagasan bagi semua ahli fisika terkemuka di dunia. Selama perang dunia II Bohr bekerja untuk mengembangkan bom atom di Los Alamos, New Mexico. Ia menerima hadiah nobel pada tahun 1922.

                  Niels Bohr mengembangkan teori tentang spectrum radiasi tom-atom hidrogen yang berhasil dan juga mengembangkan gagasan mengenai keadaan mantap (complementarity) bagi mekanika kuantum. Ia kemudian mengembangkan pula teori fisi inti. Institute fisika teorinya di Copenhagen hingga kini tetap menarik kunjungan para fisikawan seluruh dunia.

                  Setelah Rutherford mengemukakan bahwa massa dan muatan positif atom terhimpun pada suatu daerah kecil di pusatnya, fisikawan Denmark Niels Bohr pada 1913 mengemukakan bahwa atom ternyata mirip system planet bumi, dengan electron-elektron mengedari inti atom seperti halnya planet-planet mengedari mathari. Dengan alas an yang sama bahwa system tata surya tidak runtuh karena tarikan gravitasi antara matahari dan tiap planet, atom juga tidak runtuh karena tarikan elektrostatik Coulomb antara inti atom dan tiap electron. Dalam kedua kasus ini gaya Tarik berperan memberikan percepatan sentripental yang dibutuhkan untuk mempertahankan gerak edar (Ariyanto, 2000).

                  Menurut Sundari (2013: 2), mengatakan bahwa teori atom Niels Bohr berdasarkan teori kuantum yang menjelaskan spectrum gas hydrogen yang menjelaskan spectrum garis menunjukkan bahwa electron hanya menempati tingkat-tingkat energy tertentu dalam atom. Teori Niels Bohr hanya cocok untuk atom atau ion dengan satu electron, namun tidak cocok untuk atom atau ion berelektron banyak. Selain itu, tidak dapat menjelaskan mengapa atom dapat membentuk molekul melalui proses ikatan kimia.

      2.1.2 Model Atom Bohr

                     Bohr menyatakan bahwa “elektron-elektron hanya menempati orbit-orbit tertentu disekitar inti atom, yang masing-masing terkait sejumlah energi kelipatan dari suatu nilai kuantum dasar”. Model Bohr dari atom hidrogen menggambarkan elektron-elektron bermuatan negatif mengorbit pada kulit atom dalam lintasan tertentu mengelilingi inti atom yang bermuatan positif. Ketika elektron meloncat dari satu orbit ke orbit lainnya selalu disertai dengan pemancaran atau penyerapan sejumlah energi elektromagnetik hf.

                     Menurut Izzati (2012: 389) menjelaskan bahawa bentuk ataupun model dari atom Bohr yaitu:

      1.      Tingkat elektron dalam atom , yang dimana tingkatan energi elektron bergantung pada nilai Z

      2.      Tingkatan energi elektron semakin keluar maka semakin tinggi. Jika dipindah ke yang lebih rendah, akan di pancarkan foton.

      3.      Spektrum atom hidrogen bersifat diskret

      4.      Selisih tingkat energi elektron sama dengan energi foton yang dipancarkan.

                     Menurut Tim Erlangga Fokus SMA (2016 : 428-429) Teori Atom Bohr memiliki beberapa model yaitu :

      1.    Muatan Positif berada dalam lintasan inti atom

      2.    Elektron bergerak pada lintasan tertentu tanpa meradiasi energy sehingga radius lintasannya tetap, dinamakan lintasan electron stasioner

      3.    Elektron dapat berpinah dari satu lintasan ke lintasan lainnya ddengan menyerap atau meradiasi energinya

      4.  Elektron meradiasi luar lintasan dari luar ke luar lintasan

       –  = hf

      5.    h karena itu, arena lintasan electron tetap sehingga momentum sudut electron memenuhi persamaan berikut.

      L = mvr = n

      Dimana ;

      L = momentum sudut electron (kgm2 /s)

      v = laju linear electron pada lintasannya (m /s)

      r = radius electron (m)

      n = banyaknya electron

      j = konstanta Planck (6,63 x 10-34 J S )

      m = massa electron (kg)

      2.1.3 Gelombang Elektron dalam Atom.

      Prinsip fisika klasik tidak sesuai dengan kemantapan hydrogen atom yang teramati. Electron dalam atom ini diharuskan berputar mengelilingi inti untuk mempertahankan diri supaya jangan tertarik kedalam inti, tetapi electron itu juga harus memancarkan radiasi energy elektromagnetik terus-menerus. Dengan alasan bahwa terdapat juga gejala paradox yang lain, seperti efek fotolistrikdan difraksi electron yang mendapatkan penjelasannya dengan konsep kuantum, sangat wajar untuk mempertanyakan apakah hal ini berlaku juga untuk atom. Walaupun jalan menuju model Bohr pada tahun 1913 yang dilakukannya 10 tahun sebelum de Broglie untuk electron ini adalah

      Dengan v menyatakan kecepatan electron

      Jadi panjang gelombang electron orbital

      Keliling orbital sama dengan panjang gelombang. Dengan mensubstitusikan m untuk jari-jari r dari orbit electron, kita dapatkan panjang gelombang electron adalah

      Panjang gelombang ini tepat sama dengan keliling orbit electron

      m

      Orbit electron dalam atom hydrogen sesuai dengan satu gelombang electron yang titik ujung pangkalnya dihubungkan (gambar 1)

      WhatsApp Image 2018-11-20 at 6.23.35 AM.jpegKenyataan bahwa orbit electron dalam atom hydrogen ialah satu panjang gelombang electron merupakan petunjuk yang diperlukan untuk membangun teori atom. Jika kita tinjau vibrasi (getaran) sebuah sosok kawat (gambar 2), kita dapatkan bahwa sekelilingnya tepat sama debgab bilangan bulat dikali dengan panjang gelombang, sehingga setiap gelombang tersambung secara nalar dengan gelombang. Jika kawatnya elastic sempurna vibrasi gelombang ini akan berlangsung terus menerus. Mengapa hanya vibrasi seperti itu yang mungkin terjadi dalam kawat? Jika bilangan pecahan dikali panjang gelombang terdapat dalam kawat itu seperti gambar 3 interperensi destruktif akan terjadi ketika gelombang menjalar ke sekeliling kawat itu, dan vibrasinya akan berhenti dengan cepat.

      WhatsApp Image 2018-11-20 at 6.23.36 AM.jpeg                                                Gambar 1

      Gambar 2

                  Dengan menganggap perilaku gelombang electron dalam atom hydrogen serupa dengan vibrasi pada kawat , kita dapat mengambil postulat bahwa sebuah electron dapat mengelilingin inti hanya dalam orbit yang mengandung bilangan bulat kali panjang gelombang de Broglie.

      Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan Bohr, ternyata energy yang dipancarkan tidak berubah sehingga Bohr menyusun teori yang mempunyai dua postulat yang sangat fundamental, sebagai berikut: 

      Postulat 1: Elektron dapat mengelilingi inti menurut lintasan berupa lingkaran tertentu tanpa memancarkan radiasi elektromagnetis. Lintasan berupa lingkaran tertentu ini mempunyai momentum anguler merupakan kelipatan bilangan bulat dari panjang gelombang de Broglie atau

       de Broglie                      ( 1.11 )

      Berarti juga 

      sehingga  mvr = n h/2                                                           ( 1.12 )

      n = bilangan kuantum utama dan harganya 1, 2, 3, …. h = konstanta Planck = 6,63 X 10-34 J.s.

      Pada lintasan tertentu ini elektron bergerak mengelilingi intinya tanpa memancarkan energi, disebut orbit atau lintasan stasioner.

      Berdasarkan postulat 1 ini besarnya jari-jari lintasan elektron dalam atom dapat dihitung sebagai berikut:  Panjang gelombang de Broglie untuk elektron adalah:

      v =  kecepatan elektron seperti dalam Persamaan (1.4).

      V = 

      Menurut mekanika kuantum, suatu benda yang bergerak melingkar beraturan tidak kehilangan tenaga jika keliling lintasannya merupakan kelipatan bilangan bulat dari de Broglie.

      Jadi, 2   de Broglie

      2 = n = 

      mvr =  n  = 

      Dengan menyubstitusikan Persamaan (1.4) ke dalam Persamaan (1.11), panjang gelombang orbit elektron adalah:

      ℷ =                                                                              ( 1. 13 )

      Keliling orbit lingkaran berjari-jari r ialah 2jadi dapat kita tuliskan syarat kemantapan (kesetimbangan) orbit adalah:

      nℷ = 2n         n = 1, 2, 3, ….                                                             ( 1.14 )

      dengan rn menyatakan jari-jari orbit yang mengandung panjang gelombang. Bilangan n disebut bilangan kuantum dari orbit.

      Dengan mensubstitusikan Persamaan (1.12) ke dalam Persamaan (1.13), panjang gelombang elektron adalah:

       =  = 2n

      sehingga jari-jari orbit elektron dalam atom Bohr adalah:

      rn =                     n = 1, 2, 3, …                                                  ( 1.15 )

      Jari-jari orbit terdalam atau terkecil bila n = 1, disebut jari-jari Bohr dari atom hidrogen dan dinyatakan dengan lambing a0.

      -11   m = 0,5292 Ằ

      Jari-jariyanglaindapatdinyatakandenganao.

      Rn  =n2ao

      sehinggajarakantaraorbityangberdekatanbertambahbesar.

      Jadi,hanyajari-jarilintasan tertentuyangmemenuhi Persamaan (1.14) yang memungkinkan  elektron dapat mengorbit mengelilingi inti atom menurutlintasanlingkarantanpamemancarkangelombangelektromagnetik.

      Postulat 2:Tiap-tiaplintasanelektronmempunyai tingkatenergisendiri-sendiri. Apabilaelektronmeloncatdarisuatulintasanyangtingkatenerginya En  ke lintasanyangtingkatenerginyaE1makaakandipancarkanenergifotonyang besarnyasamadenganhf.

      E=En– E1= hf(1.16)En=energiawalE1=energiakhirFh==frekuensiradiasiyangdipancarkanataudiserapatomtetapanPlanek 

      ApabilaEn>E1energitersebut dipancarkan,sebaliknyaapabila En>E1, energi tersebutdiserap olehatom. Jadi,menurutteoriatom Bohrini,elektron tidakterus-menerusmemancarkanenergi,tetapihanyamemancarkan atau menyerapenergiapabilaelektronmeloncatdari satulintasankelintasanyang lain.

      2.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Atom Bohr

      Kelebihan dari teori atom bohr yaitu:

      1.        Mampu menerangkan spektrum dari atom yang mempunyai satu elektron pada kulit terluarnya.

      Kekurangan dari teori atom neils bohr

      1.        Tidak dapat menerangkan spektrum dari atom yang ada pada kulit terluarnya mempunyai lebih dari satu elektron.

      2.      Tidak dapat menerangkan terjadinya garis spektral tambahan ketika atom hidrogen diletakkan pada medan listrik atau medan magnet.

      3.      Tidak mampu menghitung besarnya panjang gelombang spektral tambahan ini, bahkan tidak meramalkan keberadaan garis ini sama sekali.

      Hal lain yang menjadi masalah dalam atom bohr adalah anggapan bohr bahwa orbit elektron berupa satu garis lingkaran. Orbit ini hanya ada dalam teori saja tapi tidak akan pernah dapat diselidiki secara langsung melalui eksperimen. Tidak seperti orbit planet yang posisinya dapat diketahui secara persis, posisi elektron tidak pernah dapat ditetapkan secara persis (ini berhubungan dengan prinsip ketidakpastian elektron). Itulah sebabnya kadang-kadang orang menggambarkan lintasan elektron berupa awan-awan.

      BAB III

      PENUTUP

      1.1  Kesimpulan

      Dapat disimpulkan bahwa Neils Bohr mengembangkan teori tentang spektrum radiasi atom-atom hidrogen yang berhasil dan juga mengembangkan gagasan mengenai keadaan mantap (stasioner) dan asa melengkapi bagi mekanika kuantum yng ia sempurnakan berdasarkan teori para ahli sebelumnya. Sehingga dapat kita ketahui bahwa Model Bohr dari atom hidrogen menggambarkan elektron-elektron bermuatan ngatif mengorbit pada kulit atom dalam lintasan tertentu mengelilingi inti atom yang bermuatan positif. Ketika elektron meloncat dari satu orbit ke orbit lainnya selalu disertai dengan pemancaran atau penyerapan sejumlah energi elektromagnetik hf. Dengan begitu kita dapat mengetahui gelombang elektron dalam atom melalui beberapa persamaan yang sudah disederhanakan berdasarkan gelombang yang didapat dalam Teori Atom Bohr.

      1.2  Saran

      Dari penjelasan tersebut diharapkan pembaca dapat memahami lebih dalam mengenai Teori Atom Bohr tersebut. Dimulai dari sejarah terbentuknya teori, model atom bohr, kelebihan dan kekurangan hingga rumus yang ada pada teori Bohr yang digunakan pada perhitungan secara matematis

      DAFTAR PUSTAKA

      Arief, Alimufi. 2002. Fisika Atom. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.

      Ariyanto, Sudi. 2000. Lintasan Sejarah Perkembangan Konsep Atom. Jurnal Widyanuklid. Vol.3.No.2.

      Beiser, Arthur. 1987. Konsep Fisika Modern. Jakarta   : Erlangga.

      Gribbin, John. 2005. Fisika Kuantum. Jakarta: Erlangga.

      Izzati, Nur. 2012. Supersoal Fisika SMA. Jakarta: Penerbit Gagas Media.               

      Sundari, Fatimah Septi. 2013. Big Bank Soal-bahas Kimia SMA/MA. Jakarta: Wahyumedia.

      Surya, Yohanes. 2009. Fisika Modren. Tangerang: Penerbit PT Kandel.

      Tim Erlangga Fokus SMA.2016.Erlangga Fokus UN SMA/ma 2017 Program

       IPA.Jakarta:Erlangga.

    5. Makalah Aliran Rekonstruksionisme dalam Pandangan Filsafat Pendidikan Islam

      Aliran Rekonstruksionisme dalam Pandangan Filsafat Pendidikan Islam

      Bab I. Pendahuluan

      A. Latar Belakang

      Dalam filsafat modern dikenal beberapa aliran-aliran diantaranya aliran rekontrusionisme di zaman modern ini banyak menimbulkan krisis di berbagai bidang kehidupan manusia terutama dalam bidang pendidikan dimana keadaan sekarang merupakan zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran, kebingungan dan kesimpangsiuran.

      Untuk mengatasi krisis kehidupan modern tersebut aliran rekonstrusionisme menempuhnya dengan jalan berupaya membina konsensus yang paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umat manusia.

      Oleh karena itu pada aliran rekonstruksionisme ini, peradaban manusia masa depan sangat di tekankan. di samping itu aliran rekonstruksionisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sebagainya. Pendidikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju kedewasaan, baik secara akal, mental maupun moral, untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai seorang hamba di hadapan Khaliq-nya dan juga sebagai Khalifatu fil ardh (pemelihara) pada alam semesta ini. Dengan demikian, fungsi utama pendidikan adalah mempersiapkan generasi penerus (peserta didik) dengan kemampuan dan keahliannya (skill) yang diperlukan agar memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ke tengah lingkungan masyarakat.

      Dalam lintasan sejarah peradaban Islam, peran pendidikan ini benar-benar bisa diaktualisasikan dan diaplikasikan tepatnya pada zaman kejayaan Islam, yang mana itu semua adalah sebuah proses dari sekian lama kaum muslimin berkecimpung dalam naungan ilmu-ilmu ke-Islaman yang bersumber dari Quran dan Sunnah. Hal ini dapat kita saksikan, di mana pendidikan benar-benar mampu membentuk peradaban sehingga peradaban Islam menjadi peradaban terdepan sekaligus peradaban yang mewarnai sepanjang jazirah Arab, Afrika, Asia Barat hingga Eropa timur. Untuk itu, adanya sebuah paradigma pendidikan yang memberdayakan peserta didik merupakan sebuah keniscayaan. Kemajuan peradaban dan kebudayaan Islam pada masa ke-emasan sepanjang abad pertengahan, di mana kebudayaan dan peradaban Islam berhasil memberikan Iluminatif (pencerahan) jazirah Arab, Afrika, Asia Barat dan Eropa Timur, hal ini merupakan bukti sejarah yang tidak terbantahkan bahwa peradaban Islam tidak dapat lepas dari peran serta adanya sistem pendidikan yang berbasis Kurikulum Samawi.

      Saat ini dirasakan ada keprihatinan yang sangat mendalam tentang dikotomi ilmu agama dengan ilmu umum. Kita mengenal dan meyakini adanya sistem pendidikan agama dalam hal ini pendidikan Islam dan sistem pendidikan umum. Kedua sistem tersebut lebih dikenal dengan pendidikan tradisional untuk yang pertama dan pendidikan modern untuk yang kedua.

      Seiring dengan itu berbagai istilah yang kurang sedap pun hadir ke permukaan, misalnya, adanya fakultas agama dan fakultas umum, sekolah agama dan sekolah umum. Bahkan dikotomi itu menghasilkan kesan bahwa pendidikan agama berjalan tanpa dukungan IPTEK, dan sebaliknya pendidikan umum hadir tanpa sentuhan agama.

      Usaha untuk mencari paradigma baru pendidikan Islam tidak akan pernah berhenti sesuai dengan zaman yang terus berubah dan berkembang. Meskipun demikian tidak berarti bahwa pemikiran untuk mencari paradigma baru pendidikan itu bersifat reaktif dan defensive, yaitu menjawab dan membela kebenaran setelah adanya tantangan. Upaya mencari paradigma baru, selain harus mampu membuat konsep yang mengandung nilai-nilai dasar dan strategis yang a-produktif dan antisipatif, mendahului perkembangan masalah yang akan hadir di masa mendatang, juga harus mampu mempertahankan nilai-nilai dasar yang benar-benar diyakini untuk terus dipelihara dan dikembangkan. Makalah ini berjudul Rekonstruksi Pendidikan Islam di Indonesia “Paradigma baru dan Rekonstruksi Pendidikan Islam di Era Modern”.

      Bab II. Pembahasan

      A. Latar Belakang Aliran Rekontruksionisme

      Rekonstrusionisme di pelopori oleh George Count dan Harold Rugg pada tahun 1930 yang ingin membangun masyarakat baru, masyrakat yang pantas dan adil.

      Rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresivme, gerakan ini lahir didasari atas suatu anggapan bahwa kaum progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada pada saat sekarang ini.

      Selain itu, mazhab ini juga berpandangan bahwa pendidikan hendaknya memelopori melakukan pembaharuan kembali atau merekonstruksi kembali masyarakat agar menjadi lebih baik.karena itu pendidikan harus mengembangkan ideology kemasyarakatan yang demokratis.

      Alasan mengapa rekonstruksionisme merupakan kelanjutan dari gerakan progresif hanya memikirkan dan melibatkan diri dengan masalah-masalah masyarakat yang ada pada saat sekarang ini.Dalam aliran rekonstruksionisme berusaha menciptakan kurikulum baru dengan memperbaharui kurikulum lama.

      Progresivisme pendidikan didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang studi.ini berkelanjutan pada pendidikan rekonstruksionisme yaitu guru harus menyadarkan sipendidik terhadap masalah-masalah yang dihadapi manusia untuk diselesaikan, sehingga anak didik memiliki kemampuan memecahkan masalah tersebut.

      B. Pengertian Aliran Rekonstruksionisme

      Kata rekonstruksionisme berasal dari bahasa inggris Reconstructyang berarti menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan,aliran rekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.

      Aliran rekonstruksionisme pada prinsipnya sepaham dengan aliran perenialisme, yaitu berawal dari krisis kebudayaan modern. Menurut Muhammad Noor Syam, kedua aliran tersebut memandang bahwa keadaan sekarang merupakan zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran, kebingungan, dan kesimpangsiuran.

      Meskipun demikian, prinsip yang dimiliki oleh aliran ini tidaklah sama dengan prinsip yang dipegang oleh aliran perenialisme. Keduanya mempunyai visi dan cara yang berbeda dalam pemecahan yang akan ditempuh untuk mengembalikan kebudayaan yang serasi dalam kehidupan. Aliran perenialisme memilih cara tersendiri, yakni dengan kembali ke alam kebudayaan lama (regressive road culture) yang mereka anggap paling ideal. Sementara itu, aliran rekonstruksionisme menempuhnya dengan jalan berupaya mem­bina suatu konsensus yang paling luas dan mengenai tujuan pokok dan tertinggi dalam kehidupan umat manusia.

      Untuk mencapai tujuan tersebut, rekonstruksionisme berupaya mencari kesepakatan antar sesama manusia atau agar dapat mengatur tata kehidupan manusia dalam suatu tatanan dan seluruh lingkungannya.Maka, proses dan lembaga pendidikan dalam pandangan rekonstruksionisme perlu merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang baru. Untuk tujuan tersebut diperlukan kerja sama antarumat manusia.[5]

      Aliran rekonstuksionisme bercita-cita uutuk  mewujudkan dan melaksanakan sinthesa atau perpaduan ajaran Kristen dan demokrasi modern dengan teknologi modern dan seni modern didalam suatu kebudayaan yang dibina bersama oleh seluruh kedaulatan bangsa-bangsa sedunia.[6]

      Rekonstruksinalisme mencita-citakan terwujudnya sutu dunia baru, dengan kebudayaan baru dibawah suatu kedaulatan dunia, dalam control mayoritas umat manusia.Dengan  kata lain perkataan aliran rekonstruksionalisme adalah aliran yang menghendaki  agar anak didiknya dapat dibandingkan kemampuaannya untuk secara kontruktif menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan perkembangan masyarakat sebagai akibat adanya  pengaruh dari ilmu pengetahuaan dan teknologi. Dengan penyesuaian seperti anak didik akan tetap berada dalam suasana aman dan bebas.[7]

      Dengan singkat dapat dikemukakan bahwa aliran rekonstruksionisme bercita-cita untuk mewujudkan suatu dunia dimana kedaulatan nasional berada dalam pengayoman atau subordinate dari kedaulatan dan otoritas internasional.[8]

      C.    Tokoh-tokoh Aliran Rekonstruksionisme

      Aliran filsafat Rekonstruksionisme dipelopori oleh Goerge Count dan Harold Rugg pada 1930. Mereka bermaksud membangun masyarakat baru, masyarakat yang dipandang pantas dan adil.Ide gagasan mereka secara meluas dipengaruhi oleh pemikiran progresif Dewey; dan ini menjelaskan mengapa aliran Rekonstruksionisme memiliki landasan filsafat pragmatism. Meskipun mereka banyak terinspirasi pemikiran Theodore Brameld, khususnya dengan beberapa karya filsafat pendidikannya, mulai dari ‘Pattern of Educational Philosophy (1950), Toward recunstucted Philosophy of Education (1956), dan Education of power (1965).[9]

      D.    Prinsip-Prinsip Aliran Rekonstruksionisme

      1.      Masyarakat dunia sedang dalam kondisi  Krisis, jika praktik- praktik yang ada  sekarang  tidak dibalik,maka peradaban yang kita kenal ini akan mengalami kehancuran.

      Persoalan-persoalan tentang kependudukan, sumber daya alam yang terbatas, kesenjangan global dalam distribusi (penyebaran) kekayaan, poliferasi nuklir, rasisme, nasionalisme sempit, dan penggunaan teknologi yang ‘sembrono’  dan tidak bertanggung jawab telah mengancam dunia kita sekarang dan akan memusnahkannya jika tidak dikoreksi segera mungkin. Persoalan-persoalan tersebut menurut kalangan rekonstruksionisme, berjalan seiring dengan tantangan totalitarisme modern, yakni hilangnya nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat luas dan meningkatnya kedunguan fungsional penduduk dunia. Singkatnya, dunia sedang menghadapi persoalan-persoalan sosial, militer dan ekonomi pada skala yang terbayangkan. Persoalan-persoalan yang dihadapi tersebut sudah sedemikian beratnya sehingga tidak dapat lagi diabaikan.

      2.      Solusi efektif satu-satunya bagi pesoalan- pesoalan dunia kita  adalah penciptaan social yang menjagat.

      Kerjasama dari semua bangsa adalah satu-satunya harapan bagi penduduk dunia yang berkembang terus yang menghuni dunia dengan segala keterbatasan sumber daya alamnya. Era teknologi telah memunculkan saling ketergantungan dunia, di samping juga kemajuan-kemajuan di bidang sains. Di sisi lain, kita sedang didera kesenjangan budaya dalam beradaptasi dengan tatanan dunia baru. Kita sedang berupaya hidup di ruang angkasa dengan sebuah sistem nilai dan mentalitas politik yang dianut di era kuda dan andong.Menurut rekonstruksionisme, umat manusia sekarang hidup dalam masyarakat dunia yang mana kemampuan teknologinya dapat membinasakan kebutuhan-kebutuhan material semua orang. Dalam masyrakat ini, sangat mungkin muncul penghayal karena komunitas internasional secara bersama-sama bergelut dari kesibukan menghasilkan dan mengupayakan kekayaan material menuju ke tingkat dimana kebutuhan dan kepentingan manusia dianggap paling penting. Dunia semasa itu, orang-orang berkonsentrasi untuk menjadi manusia yang lebih baik (secara material) sebagai tujuan akhir.

      3.      Pendidikan formal dapat menjadi agen utama dalam rekonstruksi  tatanan sosial.

      Sekolah-sekolah yang merefleksikan nilai-nilai sosial dominan, menurut rekonstruksionisme hanya akan mengalihkan penyakit-penyakit politik, sosial, dan ekonomi yang sekarang ini mendera umat manusia. Sekolah dapat dan harus mengubah secara mendasar peran tradisionalnya dan menjadi sumber inovasi baru. Tugas mengubah peran pendidikan amatlah urgen, karena kenyataan bahwa manusia sekarang mempunyai kemampuan memusnahkan diri.Kalangan rekontruksionis di satu sisi tidak memandang sekolah sebagai memiliki kekuatan untuk menciptakan perubahan sosial seorang diri. Di sisi lain, mereka melihat sekolah sebagai agen kekuatan utama yang menyentuh kehidupan seluruh masyarakat, karena ia menyantuni anak-anak didik selama usia mereka yang paling peka. Dengan demikian, ia dapat menjadi penggerak utama pencerahan problem-problem sosial dan agitator utama perubahan sosial.

      4.      Metode-metode pengajaran  harus didasarkan pada prinsip-prinsip demokratis  yang bertumpu pada kecerdasan ‘ asali’  jumlah mayoritas  untuk merenungkan  dan menewarkan solusi  yang paling valid  bagi persoalan –persoalan umat manusia.

      Dalam pandangan kalangan rekonstruksionisme, demokrasi adalah sistem politik yang terbaik karena sebuah keharusan bahwa prosedur-prosedur demokratis perlu digunakan di ruangan kelas setelah para peserta didik diarahkan kepada kesempatan-kesempatan untuk memilih di antara keragaman pilihan-pilihan ekonomi, politik, dan sosial.

      Brameld menggunakan istilah pemihakan defensif untuk mengungkapkan posisi (pendapat) guru dalam hubungannya dengan item-item kurikuler yang kontroversial. Dalam menyikapi ini, guru membolehkan uji pembuktian terbuka yang setuju dan yang tidak setuju dengan pendapatnya, dan ia menghadirkan pendapat-pendapat alternatif sejujur mungkin. Di sisi lain, guru jangan menyembunyikan pendirian-pendiriannya. Ia harus mengungkapkan dan mempertahankan pemihakannya secara publik. Di luar ini, guru harus berupaya agar pendirian-pendiriannya diterima dalam skala seluas mungkin. Tampaknya telah diasumsikan oleh kalangan rekonstruksionis bahwa persoalan-persoalan itu sedemikian clear-cut (jelas-tegas) sehingga sebagian besar akan setuju terhadap persoalan-persoalan dan solusi-solusi jika dialog bebas dan demokratis diizinkan.

      5.      Jika pendidkan formal adalah   bagian yang tak terpisahkan dari  solusi social  dalam krisis dunia sekarang , maka ia harus  secara  aktif mengerjakan perubahan social.[10]

      E.     Pandangan rekonstruskionisme dan penerapannya dibidang pendidikan

      Pandangan aliran filsafat pendidikan rekonstruksionisme terhadap pendidikan yaitu pertama kita harus mengetahui pengertian dari filsafat.Yang mana filsafat merupakan induk dari segala ilmu yang mencakup ilmu-ilmu khusus.Menurut pendapat Runes (1971:235), bahwa filsafat adalah keterangan rasional tentang sesuatu yang merupakan prinsip umum yang kenyataannya dapat dijelaskan dengan membedakan pengetahuan rasional dan pengetahuan empiris (sains).

      Filsafat bagi pendidikan adalah teori umum sehingga dapat menjadi pilar bagi bangunan dunia pendidikan yang berusaha memberdayakan setiap pribadi warga negara untuk mengisi format kebudayaan bangsa yang didinginkan dan diwariskan.Aliran rekonstruksionisme adalah sepaham dengan aliran perenialisme dalam tindakan mengatasi kririsis kehidupan moderen.
      Aliran rekonstruksionisme berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan tugas semua umat manusia atau bangsa. Karenanya pembinaan kembali daya intelektual dan spiritual yang sehat akan membina kembali manusia melalui pendidikan yang tepat atas nilai dan norma yang benar pula demi generasi sekarang dan generasi yang akan datang, sehingga terbentuk dunia baru dalam pengawasan umat manusia.[11]

      Kemudian aliran ini memiliki persepsi bahwa masa depan suatu bangsa merupakan suatu dunia yang diatur, diperintah oleh rakyat secara demokratis dan bukan dunia yang dikuasai oleh golongan tertentu. Sila-sila demokrasi yang sungguh bukan hanya teori tetapi mesti menjadi kenyataan, sehingga dapat diwujudkan suatu dunia dengan potensi-potensi teknologi, mampu meningkatkan kualitas kesehatan, kesejahteraan dan kemakmuran serta keamanan masyarakat tanpa membedakan warna kulit, keturunan, nasionalisme, agama (kepercayaan) dan masyarakat bersangkutan.

      Pada prinsipnya, aliran rekonstruksionisme memandang alam metafisika merujuk dualisme, aliran ini berpendirian bahwa alam nyata ini mengandung dua macam hakikat sebagai asal sumber yakni hakikat materi dan hakikat rohani.Kedua macam hakikat itu memiliki ciri yang bebas dan berdiri sendiri, sarna dengan azali dan abadi, dan hubungan keduanya menciptakan suatu kehidupan dalam alam. Descartes, seorang tokohnya pernah menyatakan bahwa umumnya manusia tidak sulit menerima atas prinsip dualisme ini, yang menunjukkan bahwa kenyataan lahir dapat segera ditangkap oleh panca indera manusia, sementara itu kenyataan bathin segera diakui dengan adanya akal dan petasaan hidup. Di balik gerak realita sesungguhnya terdapatlah kausalitas sebagai pendorongnya dan merupakan penyebab utama atas kausa prima. Kausa prima, dalam konteks ini, ialah Tuhan sebagai penggerak sesuatu tanpa gerak, Tuhan adalah aktualitas murni yang sama sekalisunyi dan subtansi.

      Alam pikiran yang demikian bertolak hukum-hukum dalam filsafat itu sendiri tanpa bergantung padii ilmt pengetahuan.Namun demikian, meskipun filsafat dan ilmu berkembang ke arah yang lebih sempurna, tetap disetujui bahwa kedudukan filsafal lebih tinggi dibandingkan ilmu pendidikan. Yang mana pendidikan sebagai alat untuk memproses dan merekonstruksi kebudayaan baru haruslah dapat menciptakan situasi yang edukatif yang pada akhirnya akan dapat memberikan warna dan corak dari output (keluaran) yang dihasilkan sehingga keluaran yang dihasilkan (anak didik).

      F.     Teori pendidikan rekonstruksionisme

      1.      Tujuan Pendidikan

      a.       Sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan   perubahan sosial,     ekonomi dan politik dalam masyarakat.

      b.      Tugas sekolah-sekolah rekonstruksionis adalah mengembangkan ”insinyur-insinyur” sosial,    warga-warga negara yang mempunyai tujuan mengubah secara radikal wajah masyarakat masa kini.

      c.       Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.

      2.      Metode pendidikan

      Analisis kritis terhadap kerusakan-kerusakan masyarakat dan kebutuhan-kebutuhan programatik untuk perbaikan.Dengan demikian menggunakan metode pemecahan masalah, analisis kebutuhan, dan penyusunan program aksi perbaikan masyarakat.

      3.      Kurikulum

      Kurikulum berisi mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan.

      Kurikulum banyak berisi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi umat manusi, yang termasuk di dalamnya masalah-masalah pribadi para peserta didik sendiri; dan program-program perbaikan yang ditentukan secara ilmiah untuk aksi kolektif.

      Struktur organisasi kurikulum terbentuk dari cabang-cabang ilmu sosial dan proses-proses penyelidikan ilmiah sebagai metode pemecahan masalah.

            Pelajar

      Siswa adalah generasi muda yang sedang tumbuh menjadi manusia pembangun masyarakat masa depan, dan perlu berlatih keras untuk menjadi insinyur-insinyur sosial yang diperlukan untuk membangun masyarakat masa depan.

            Pengajar

      Guru harus membuat para peserta didik menyadari masalah-masalah yang dihadapi umat manusia, mambatu mereka merasa mengenali masalah-masalah tersebut sehingga mereka merasa terikat untuk memecahkannya.

      Guru harus terampil dalam membantu peserta didik menghadapi kontroversi dan perubahan. Guru harus menumbuhkan berpikir berbeda-beda sebaga suatu cara untuk menciptakan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang menjanjikan keberhasilannya.

      Menurut Brameld (kneller,1971) teori pendidikan rekonstruksionisme ada 5 yaitu:

      1)   Pendidikan harus di laksanakan di sini dan sekarang dalam rangka menciptakan tata sosial baru yang akan mengisi nilai-nilai dasar budaya kita, dan selaras dengan yang mendasari kekuatan-kekuatan ekonomi, dan sosial masyarakat modern.

      2)   Masyarakat baru harus berada dalam kehidupan demokrasi sejati dimana sumber dan   lembaga utama dalam masyarakat dikontrol oleh warganya sendiri.

      3)   Anak, sekolah, dan pendidikan itu sendiri dikondisikan oleh kekuatan budaya dan sosial.

      4)   Guru harus menyakini terhadap validitas dan urgensi dirinnya dengan cara bijaksana dengan   cara memperhatikan prosedur yang demokratis

      5)   Cara dan tujuan pendidikan harus diubah kembali seluruhnya dengan tujuan untuk menemukan kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan krisis budaya dewasa ini, dan untuk menyesuaikan kebutuhan dengan sains sosial yang mendorong kita untuk menemukan nilali-nilai dimana manusia percaya atau tidak bahwa nilai-nilai itu bersifat universal.

      6)   meninjau kembali penyusunan kurikulum, isi pelajaran, metode yang dipakai, struktur administrasi, dan cara bagaimana guru dilatih.[12]

      G. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam

      Islam adalah agama penyempurna agama sebelumnya, dimana agama-agama terdahulu masih terdapat kekurangan Islam datang menyempurnakannya. Sumber ajaran dalam agama Islam adalah kitab Al-quran dan Hadits. Di dalam Al-quran dan Hadits terdapat semua yang dibutuhkan manusia, dari manusia itu lahir sampai manusia itu mati, dari bangun tidur sampai tidur kembali, Al-quran dan Hadits menjelaskan semuanya dengan detil. Begitu pula dengan pendidikan, filsafat pendidikan Islam juga bersumber dari Al-quran dan Hadits.

      Sebagai sumber ajaran, Al-quran sebagaimana telah dibuktikan oleh para peneliti ternyata menaruh perhatian yang besar terhadap masalah pendidikan dan pengajaran. Demikian pula dengan Hadits, sebagai sumber ajaran Islam, diakui memberikan perhatian yang amat besar terhadap masalah pendidikan. Nabi Muhammad SAW, telah mencanangkan program pendidikan seumur hidup (long life education).[13] Dari uraian di atas, terlihat bahwa Islam sebagai agama yang ajaran-ajarannya bersumber pada Al-quran dan Hadits sejak awal telah menancapkan revolusi di bidang pendidikan dan pengajaran. Langkah yang ditempuh Al-quran ini ternyata amat strategis dalam upaya mengangkat martabat kehidupan manusia. Kini di akui dengan jelas bahwa pendidikan merupakan jembatan yang menyeberangkan orang dari keterbelakangan menuju kemajuan, dan dari kehinaan menuju kemuliaan, serta dari ketertindasan menjadi merdeka, dan seterusnya.

      Firman Allah yang artinya

      “Dan demikian kami wahyukan kepadamu wahyu (al Qur’an) dengan perintah kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan al Qur’an itu cahaya yang kami kehendaki diantara hamba-hamba kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benarbenar memberi petunjuk kepada jalan yang benar” ( QS. Asy-Syura : 52 )

      Dan Hadis dari Nabi SAW :

      “Sesungguhnya orang mu’min yang paling dicintai oleh Allah ialah orang yang senantiasa tegak taat kepada-Nya dan memberikan nasihat kepada hamba-Nya, sempurna akal pikirannya, serta mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya, maka beruntung dan memperoleh kemenangan ia.” (Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin hal. 90)

      Filsafat pendidikan Islam pertama sekali menjabarkan hakikat manusia kemudian hakikat pendidikan, bagaimana manusia begitu membutuhkan pendidikan dan pendidikan ada dan tersedia bagi manusia. Karena filsafat pendidikan Islam hadir karena globlalisasi nilai-nilai. Filsafat pendidikan Islam ingin nilai-nilai itu diperkuat dan tidak terbawa arus globalisasi. Arus global ini dibawa oleh budaya barat, yang secara turun temurun dipengaruhi oleh beberapa generasi sebelumnya seperti skema di bawah ini:

      Rasionalisme > Cartesian dan Newtonian > Paradigma Sains > Kebudayaan Barat > Kehancuran (Kontradiksi, kacau)

      Dari skema di atas, dapat dilihat kekeliruan dalam pembangunan kebudayaan barat yang diungkapkan oleh Capra dan juga Nietzsche. Menurut Capra, ia menjelaskan dalam bukunya bahwa budaya barat sekarang sudah hancur. Kehancuran itu ditandai dengan banyaknya kontradiksi atau kekacauan. Nietzche, pada akhir abad 19 juga telah mengingatkan bahwa budaya barat di ambang kehancuran, dan di akhir abad 20 ramalan itu menjadi kenyataan.

      Nah, pada dasarnya paradigma yang seharusnya dibangun oleh budaya barat adalah paradigma yang didasari ajaran agama. Seperti Islam contohnya, yang mengandung ajaran yang mampu melihat alam semesta secara menyeluruh sebagai suatu sistem, dalam kenyataannya Islam itu telah mampu menciptakan masyarakat berbudaya tinggi yang seperti diperlihatkan oleh Negara Madinah pada masa Muhammad SAW, Abu Bakar dan Umar.

      Dari uraian di atas disimpulkan bahwa filsafat pendidikan Islam adalah filsafat pendidikan dengan corak islami. Secara pendidikan Islam manusia perlu dibantu untuk menjadi manusia. Karena pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia. Dalam upayanya memanusiakan manusia, proses ini merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Mengapa seumur hidup? Karena berdasarkan hakikat pendidikan itu sendiri bahwasanya pendidikan adalah bantuan atau pertolongan untuk manusia menjadi manusia yang mampu menciptakan masyarakat berbudaya tinggi.

      Menurut pendapat Imam Al-Ghazali pendidikan yang baik merupakan jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Ilmu dapat dilihat dari 2 segi ilmu yaitu :

      Ilmu sebagai proses

      Imam Al-Ghazali membagi ilmu menjadi 3 yaitu:

      1) Ilmu Hissiyah diperoleh manusia melalui pengindraan atau alat indra

      2) Ilmu Aqliyah diperoleh melalui kegiatan berfikir atau akal

      3) Ilmu Ladunni diperoleh langsung dari Allah, tanpa melalui proses penginderaan atau pemikiran melainkan melalui hati dalam bentuk ilham

      Ilmu sebagai objek

      Menurut pandangan Imam Al-Ghazali ilmu dikataan sebagai objek dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

      1. Ilmu pengetahuan yang tercela secara mutlak baik sedikit maupun banyak. Ilmu ini tercela karena tidak memiliki nilai manfaat, baik di dunia maupun akhirat. Contohnya, ilmu sihir, azimat, nujum dan ilmu tentang ramalan nasib.

      2. Ilmu pengetahuan yang terpuji baik sedikit maupun banyak. Ilmu pengetahuan ini terpuji secara mutlak dapat melepaskan manusia atau yang mempelajarinya dari perbuatan tercela, menyucikan diri, membantu manusia mengetahui kebaikan dan mengerjakannya, memberitahu manusia kejalan dan usaha mendekatkan diri kepada Allah dalam mencari ridhaNya guna mempersiapkan dunia untuk kehidupan akhiat yang kekal.

      3. Ilmu pengetahuan yang dalam kadar tertentu terpuji, tetapi jika memperdalaminya tercela. Menurut imam Al-ghazali ilmu tersebut jika diperdalam menimbulkan kekacauan pikiran dan keraguan yang akhirnya cenderung mendorong manusia kufur dan ingkar.

      H. Perspektif Filsafat Pendidikan Islam Terhadap Aliran Rekonstruksionisme dalam Aplikasi Pendidikan

      Seperti yang telah kita ketahui bahwa filsafat rekonstruksionisme adalah aliran yang berusaha merombak tatsa susunan lama untuk membangun tata susunan baru yang lebih modern. Sedangkan filsafat pendidikan Islam merupakan filsafat dengan corak islami yang berusaha menciptakan masyarakat yang berbudaya tinggi. Dari kedua pengertian aliran ini terdapat perbedaan, dalam rekonstruksionisme ada upaya untuk merombak atau mengubah tata susunan sedangkan filsafat pendidikan Islam justru mengupayakan membangun manusia itu sendiri berdasarkan panduan secara islami.

      Kemudian perbedaan lain, filsafat rekonstruksionisme menginginkan transformasi secara kultural, namun filsafat pendidikan Islam justru mempertahankan budaya-budaya islaminya. Pada aliran rekonstruksionisme juga, pendidikan merupakan usaha membangun pengalaman-pengalaman yang pernah terjadi, namun pada filsafat pendidikan Islam pendidikan dikembalikan kepada seperti apa manusia itu menginginkannya atau berdasarkan kebutuhan manusia itu sendiri, maksudnya adalah tidak memaksakan dengan satu metode.[14]

      Untuk kejelasan mengenai pandangan filsafat pendidikan Islam dengan filsafat aliran rekonstruksionisme, akan dibahas implementasinya dalam pendidikan.[15]

      1. Tujuan Pendidikan

      Pada aliran rekonstruksionisme tujuan pendidikan adalah sebagai berikut:

      1) Sekolah-sekolah rekonstruksionis berfungsi sebagai lembaga utama untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi dan politik dalam masyarakat.

      2) Tugas sekolah-sekolah rekonstruksionis adalah mengembangkan ‘insinyur-insinyur’ sosial, warga-warga negara yang mempunyai tujuan mengubah secara radikal wajah masyarakat masa kini.

      3) Tujuan pendidikan rekonstruksionis adalah membangkitkan kesadaran para peserta didik tentang masalah sosial, ekonomi dan politik yang dihadapi umat manusia dalam skala global, dan mengajarkan kepada mereka keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.

      Kemudian kita lihat apa pandangan filsafat pendidikan Islam mengenai tujuan pendidikan; “Untuk menghasilkan manusia terbaik atau insan kamil dengan ciri mampu hidup tenang dan produktif” (Ahmad Tafsir, 2010). Terdapat persamaan dan juga perbedaan, namun semua tujuan pendidikan itu baik dan sama-sama ingin menghasilkan output yang bagus.

      2. Pendidik

      Pada aliran rekonstruksionisme posisi pendidik harus membuat para peserta didik menyadari masalah-masalah yang dihadapi umat manusia, mambantu mereka merasa mengenali masalah-masalah tersebut sehingga mereka merasa terikat untuk memecahkannya. Guru harus terampil dalam membantu peserta didik menghadapi kontroversi dan perubahan. Guru harus menumbuhkan berpikir berbeda-beda sebaga suatu cara untuk menciptakan alternatif-alternatif pemecahan masalah yang menjanjikan keberhasilannya.

      Sedangkan pada filsafat pendidikan Islam posisi pendidik sebagai father of spiritual (Bapak spiritual) yang bertanggung jawab, di lingkungan pertama pendidik bagi anak-anak adalah orang tua, kemudian di lingkungan kedua adalah guru. Para pendidik filsafat pendidikan islam sangat bertanggug  jawab pada siswa-siswanya, karena para pendidik filsafat pendidikan Islam menganggap siswa-siswanya seperti anaknya sendiri.

      Filsafat pendidikan islam memandang pendidik dalam aliran rekonstruksionisme bukan orang yang punya kedekatan secara emosional dengan peserta didiknya. Karena menurut filsafat pendidikan Islam pendidik haruslah memiliki kedekatan secara emosional dengan para peserta didiknya untuk mempermudah proses belajar-mengajar.

      3. Peserta Didik

      Rekonstruksionisme memandang peserta didik sebagai generasi muda yang sedang tumbuh menjadi manusia pembangun masyarakat masa depan dan perlu berlatih keras untuk menjadi insinyur-insinyur sosial yang diperlukan untuk membangun masyarakat masa depan.

      Sedangkan filsafat pendidikan Islam memandang peserta didik sebagai subjek dan objek dan orang yang sedang tumbuh dewasa dalam proses pembelajaran.

      Anak yang sedang tumbuh harus mendapat bimbingan berdasarkan petunjuk Al-quran dan Hadits, anak dalam fase ini masih belajar untuk beribadah kepada Allah SWT untuk mempersiapkan diri membangun masyarakat. Mambangun masyarakat bukanlah hal yang mudah. Persiapan untuk itu membutuhkan mental yang besar dan kuat pada anak, untuk itu perlu berlandas pada Al-quran dan Hadis atau setidaknya pada agama yang dilupakan oleh aliran rekonstruksionisme.

      4. Kurikulum

      Aliran rekonstruksionisme mengisi kurikulum dengan mata-mata pelajaran yang berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat masa depan.

      Kurikulum banyak berisi masalah-masalah sosial, ekonomi, dan politik yang dihadapi umat manusia, yang termasuk di dalamnya masalah-masalah pribadi para peserta didik sendiri; dan program-program perbaikan yang ditentukan secara ilmiah untuk aksi kolektif. Struktur organisasi kurikulum terbentuk dari cabang-cabang ilmu sosial dan proses-proses penyelidikan ilmiah sebagai metode pemecahan masalah.

      Seperti yang telah dijelaskan di atas, sumber ajaran dalam filsafat pendidikan Islam adalah Al-quran dan Hadits. Maka kurikulum pun disesuaikan dengan kebutuhan manusia berdasarkan Al-quran dan hadits.

      5. Metode Pembelajaran

      Seperti namanya, rekonstruksionisme menganalisis secara kritis terhadap kerusakan-kerusakan masyarakat dan kebutuhan-kebutuhan programatik untuk perbaikan. Dengan demikian menggunakan metode pemecahan masalah, analisis kebutuhan, dan penyusunan program aksi perbaikan masyarakat.

      Sedangkan filsafat pendidikan Islam biasanya memerlukan empat hal sebagai berikut sebagai metode :

      Pertama, bahan-bahan yang akan digunakan dalam pengembangan filsafat pendidikan. Dalam hal ini dapat berupa bahan tertulis, yaitu Al-quran dan Hadits yang disertai pendapat para ulama serta para filosof dan lainnya ; dan bahan yang akan di ambil dari pengalaman empirik dalam praktek kependidikan.

      Kedua, metode pencarian bahan. Untuk mencari bahan-bahan yang bersifat tertulis dapat dilakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan yang masing-masing prosedurnya telah diatur sedemikian rupa. Namun demikian, khusus dalam menggunakan Al-quran dan Hadits dapat digunakan jasa Ensiklopedi al Qur’an semacam Mu’jam al Mufahras li Alfazh al Qur’an al Karimkarangan Muhammad Fuad Abd Baqi dan Mu’jam al muhfars li Alfazh al Hadist karangan Weinsink.

      Ketiga, metode pembahasan. Untuk ini Muzayyin Arifin mengajukan alternatif metode analsis-sintesis, yaitu metode yang berdasarkan pendekatan rasional dan logis terhadap sasaran pemikiran secara induktif, dedukatif, dan analisa ilmiah.

      Keempat, pendekatan. Dalam hubungannya dengan pembahasan tersebut di atas harus pula dijelaskan pendekatan yang akan digunakan untuk membahas tersebut. Pendekatan ini biasanya diperlukan dalam analisa, dan berhubungan dengan teori-teori keilmuan tertentu yang akan dipilih untuk menjelaskan fenomena tertentu pula. Dalam hubungan ini pendekatan lebih merupakan pisau yang akan digunakan dalam analisa. Ia semacam paradigma (cara pandang) yang akan digunakan untuk menjelaskan suatu fenomena.

      III.            Simpulan

      Rekonstruksionisme berasal dari bahasa Inggris reconstruct yang berarti menyusun kembali. Dalam konteks filsafat pendidikan aliran rekonstruksionisme adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern. Melalui lembagai dan proses pendidikan, rekonstruksionisme ingin merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang sama sekali baru.

      Adapun implikasi aliran ini dalam dunia pendidikan diantaranya yaitu: misi sekolah adalah untuk meningkatkan rekonstruksi sosial, pendidikan bertanggung jawab dalam menciptakan aturan sosial yang ideal, kurikulum sekolah tidak boleh didominasi oleh budaya mayoritas maupun oleh budaya yang ditentukan atau disukai karena semua budaya dan nilai-nilai yang berhubungan berhak untuk mendapatkan tempat dalam kurikulum, guru harus menunjukkan rasa hormat yang sejati atau ikhlas terhadap semua budaya baik dalam memberi pelajaran maupun dalam hal lainnya.

      Kemudian Kedua aliran ini memiliki persamaan dan perbedaan meskipun banyak perbedaannya. Namun, pendidikan sama-sama memiliki tujuan yang baik, hanya berbeda pada teori-teorinya saja. Tidak terbatas pada teori, aplikasinya pun juga harus dimaksimalkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal

      Adapun pandangan-pandangan filsafat pendidikan Islam terhadap aliran rekonstruksionisme, sesungguhnya tidak ada yang harus dirombak jika kita berlandaskan pada ajaran agama dan kembali kepada agama. Agama telah memenuhi standar hidup bagi umat jika umat (manusia) mau mempelajarinya. Pendidikan dan agama haruslah seimbang, namun dalam aliran rekonstruksionisme kurang memperhatikan hal tersebut sehingga perombakan-perombakannya cenderung kurang rasional.

      Terlepas dari itu semua, kedua aliran ini baik adanya namun tergantung pada yang menganut dan mengaplikasikannya. Wallahualam bisshawab.

      DAFTAR PUSTAKA

      Amri, Amsal. (2009). Studi Filsafat Pendidikan. Banda Aceh: PeNa.

      Tafsir, Ahmad. 2010. Filsafat Pendidikan Islami. Bandung: Remaja Rosdakarya

      HW, Teguh Wangsa Gandhi. (2011). Filsafat Pendidikan (Mazhab-mazhab Filsafat Pendidikan).  Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

      Mudyahardjo, Redja, 1995, Pengantar Pendidikan, Jakarta: Rajagrafindo Persada.

      Jalaludin, 2010, Filsafat Penddidian Manusia, Filsafat Dan Pendidikan, Yogyakarta: Ar-ruzz.

      Sadulloh, Uyoh, 2009, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung:  Alfabeta.

      As Said, Muhammad, 2009, Filsafat Pendidikan  Islam, Barabai: STAI Al- Washliyah Barabai.

      Indar, M. Djumberansyah,1994, Filsafat pendidikan, Surabaya: Karya Abditama.

      Knight, George,2007, Issue and Alternative in Educational Philoshopy Terjemahan Mahmud Arif, Yogyakarta:Gama Media.

      http://fadliyanur.blogspot.com/aliran rekonstrusionisme .html

      http://filsafat-pendidikan-rekonstruksionisme1.html

      http:// filsafat-rekonstruksionisme.html

    6. Makalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga – KDRT

      Makalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga – KDRT

      Kekerasan dalam rumah tangga merupakan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pasangan suami-istri ke pasangannya. Kekerasan ini tidak hanya terbatas pada fisik tapi juga seksual, dan psikis.

      Kekerasan Dalam Rumah Tangga

      Bab I. Pendahuluan

      A. Latar Belakang

      Hubungan pasangan suami-istri dalam kehidupan rumah tangga merupakan hal yang lazim terjadi. Meskipun tanpa survey konkret namun pertengkaran dalam rumah tangga dipercaya terjadi pasa seluruh pasangan.

      Pada kondisi wajar, Pertengkaran dalam rumah tangga diakui oleh beberapa pasangan menjadi pemanis dalam hubungan rumah tangga. Bahkan beberapa influencer merubah pertengkaran rumah tangga mereka menjadi konten yang manis. Hanya saja jika sudah melewati batas tertentu, konflik dan ketegangan bisa berubah menjadi kekerasan yang selanjutnya disebut Kekerasan dalam Rumah tangga atau KDRT.

      Perilaku KDRT, baik itu dilaukan oleh suami maupun istri tidak hanya menjadi pelanggaran norma sosial dan kemanusian namun sudah menjadi bagian dari objek hukum. Makalah ini disusun untuk mengetahui apa saja batasan yang menjadi perilaku KDRT, Bentuk-bentuk dan Batasan KDRT serta peran konselor dalam menyelesaikan konflik di dalam rumah tangga.

      B. Rumusan Masalah

      1. Apa Batasan Perilaku KDRT?
      2. Apa saja bentuk-Bentuk KDRT?
      3. Apa saja yang menjadi Pemicu KDRT?
      4. Apa saja Peran Konselor dalam proses konseling?

      Bab II. Pembahasan

      A. Pengertian KDRT

      Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) termasuk dalam ranah Domestic Violence yakni bentuk kekerasan dalam ranah personal dimana pelaku dan korban memiliki hubungan keluarga. Perilaku KDRT bisa saja dilakukan oleh Suami ke Istri, Istri ke Suami, Orang Tua ke Anak, Paman ke Keponakan dan sebagainya.

      UU No 23 Tahun 2004 tentang Pengahapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Pasal 1 Menyatakan bahwa :

      Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

      Meskipun dalam pasal 1 UU No 23 Tahun 2004 menyatakan secara ekspilsit bahwa wanita adalah korban, namun korban kekerasan tidak selalu wanita. Pria juga dalam keadaan tertentu bisa menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga.

      Contoh kasus Pria yang menjadi korban dalam KDRT terjadi pada seorang ASN bernisial C yang mukanya babak berlu dihajar oleh istrinya. Kejadian ini terungkap setelah Pria bernisial C yang didampingi keluarga melaporkan kejadian tersebut di Polsek Ciparay, Bandung, Jawa Barat pada Rabu (15/1/2025).

      Dengan demikian pelaku kekerasan Rumah tangga tidak sebatas pada gender wanita sebagai korban sebagaimana yang disebutkan pada pasal 1 UU No. 23 Tahun 2004.


      B. Penyebab atau pemicu KDRT

      Kekerasan dalam rumah tangga dapat dipicu oleh banyak faktor. Diantaranya ada faktor ekonomi, pendidikan yang rendah, cemburu dan bisa juga disebabkan adanya salah satu orang tua dari kedua belah pihak, yang ikut ambil andil dalam sebuah rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga yang disebabkan faktor ekonomi, bisa digambarkan misalnya minimnya penghasilan suami dalam mencukupi kebutuhan rumah tangga.

      Terkadang ada seorang istri yang terlalu banyak menuntut dalam hal untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, baik dari kebutuhan sandang pangan maupun kebutuhan pendidikan. Dari situlah timbul pertengkaran antara suami dan istri yang akhirnya menimbulkan kekerasan dalam rumah tangga. Kedua belah pihak tidak lagi bisa mengontrol emosi masing-masing. Seharusnya seorang istri harus bisa memahami keuangan keluarga. Naik turunnya penghasilan suami sangat mempengaruhi besar kecilnya pengeluaran yang dikeluarkan untuk keluarga. Disamping pendapatan yang kecil sementara pengeluaran yang besar seorang istri harus mampu mengkoordinir berapapun keuangan yang ada dalam keluarga, sehingga seorang istri dapat mengatasi apabila terjadi pendapatan yang minim. Cara itu bisa menghindari pertengkaran dan timbulnya KDRT di dalam sebuah keluarga.

      Dari faktor pendidikan, bisa disebabkan oleh tidak adanya pengetahuan dari kedua belah pihak bagaimana cara mengimbangi dan mengatasi sifat-sifat yang tidak cocok diantara keduanya. Mungkin di dalam sebuah rumah tangga ada suami yang memiliki sifat arogan dan cenderung menang sendiri, karena tidak adanya pengetahuan. Maka sang istri tidak tahu bagaimana cara mengatasi sifat suami yang arogan itu sendiri. Sehingga, sulit untuk menyatukan hal yang berbeda. Akhirnya tentulah kekerasan dalam rumah tangga. Kalau di dalam rumah tangga terjadi KDRT, maka perempuan akan menjadi korban yang utama. Seharusnya seorang suami dan istri harus banyak bertanya dan belajar, seperti membaca buku yang memang isi bukunya itu bercerita tentang bagaimana cara menerapkan sebuah keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah. 

      C. Bentuk-bentuk kekerasan rumah tangga, antara lain:

      1. Kekerasan Fisik

      Kekerasan fisik adalah suatu tindakan kekerasan (seperti: memukul, menendang, dan lain-lain) yang mengakibatkan luka, rasa sakit, atau cacat pada tubuh istri hingga menyebabkan kematian.

      2. Kekerasan Psikis

      Kekerasan psikis adalah suatu tindakan penyiksaan secara verbal (seperti: menghina, berkata kasar dan kotor) yang mengakibatkan menurunnya rasa percaya diri, meningkatkan rasa takut, hilangnya kemampuan untuk bertindak dan tidak berdaya.

      Kekerasan psikis ini, apabila sering terjadi maka dapat mengakibatkan istri semakin tergantung pada suami meskipun suaminya telah membuatnya menderita. Di sisi lain, kekerasan psikis juga dapat memicu dendam dihati istri.

      3. Kekerasan Seksual

      Kekerasan seksual adalah suatu perbuatan yang berhubungan dengan memaksa istri untuk melakukan hubungan seksual dengan cara-cara yang tidak wajar atau bahkan tidak memenuhi kebutuhan seksual istri. 

      4. Kekerasan Ekonomi

      Kekerasan ekonomi adalah suatu tindakan yang membatasi istri untuk bekerja di dalam atau di luar rumah untuk menghasilkan uang dan barang, termasuk membiarkan istri yang bekerja untuk dieksploitasi, sementara si suami tidak memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Sebagian suami juga tidak memberikan gajinya pada istri karena istrinya berpenghasilan, suami menyembunyikan gajinya, mengambil harta istri, tidak memberi uang belanja yang mencukupi, atau tidak memberi uang belanja sama sekali, menuntut istri memperoleh penghasilan lebih banyak, dan tidak mengijinkan istri untuk meningkatkan karirnya.

      D. Peran Konselor Dalam Proses Konseling

      a) Membangun Komunikasi

      Di dalam sebuah rumah tangga butuh komunikasi yang baik antara suami dan istri, agar tercipta sebuah rumah tangga yang rukun dan harmonis. Jika di dalam sebuah rumah tangga tidak ada keharmonisan dan kerukunan diantara kedua belah pihak, itu juga bisa menjadi pemicu timbulnya kekerasan dalam rumah tangga.

      b) Saling Menghargai

      Seharusnya seorang suami dan istri bisa mengimbangi kebutuhan psikis, di mana kebutuhan itu sangat mempengaruhi keinginan kedua belah pihak yang bertentangan. Seorang suami atau istri harus bisa saling menghargai pendapat pasangannya masing-masing.

      c) Menumbuhkan Rasa Kepercayaan

      Seperti halnya dalam berpacaran. Untuk mempertahankan sebuah hubungan, butuh rasa saling percaya, pengertian, saling menghargai dan sebagainya. Begitu juga halnya dalam rumah tangga harus dilandasi dengan rasa saling percaya. Jika sudah ada rasa saling percaya, maka mudah bagi kita untuk melakukan aktivitas. Jika tidak ada rasa kepercayaan maka yang timbul adalah sifat cemburu yang kadang berlebih dan rasa curiga yang kadang juga berlebih-lebihan. Tidak sedikit seorang suami yang sifat seperti itu, terkadang suami juga melarang istrinya untuk beraktivitas di luar rumah. Karena mungkin takut istrinya diambil orang atau yang lainnya. jika sudah begitu kegiatan seorang istri jadi terbatas. Kurang bergaul dan berbaur dengan orang lain. Ini adalah dampak dari sikap seorang suami yang memiliki sifat cemburu yang terlalu tinggi. Banyak contoh yang kita lihat dilingkungan kita, kajadian seperti itu. Sifat rasa cemburu bisa menimbukan kekerasan dalam rumah tangga.

      d) Menumbuhkan Kecintaan

      Kekerasan dalam rumah tangga juga bisa disebabkan tidak adanya rasa cinta pada diri seorang suami kepada istrinya, karena mungkin perkawinan mereka terjadi dengan adanya perjodohan diantara mereka tanpa didasari dengan rasa cinta terlebih dahulu. Itu bisa membuat seorang suami menyeleweng dari garis-garis menjadi seorang suami yang baik dan lebih bertanggung-jawab. Suami sering bersikap kasar dan ringan tangan. Untuk menghadapi situasi yang seperti ini, istri butuh kesabaran yang sangat amat besar. Berusaha berbuat semanis mungkin agar suami bisa berubah dan bersikap manis kepada istri.

      e)         Saling Memahami Sama Lain

      Maka dari itu, di dalam sebuah rumah tangga kedua belah pihak harus sama-sama menjaga agar tidak terjadi konflik yang bisa menimbulkan kekerasan. Tidak hanya satu pihak yang bisa memicu konflik di dalam rumah tangga, bisa suami maupun istri. Sebelum kita melihat kesalahan orang lain, marilah kita berkaca pada diri kita sendiri. Sebenarnya apa yang terjadi pada diri kita, sehingga menimbulkan perubahan sifat yang terjadi pada pasangan kita masing-masing.

      Bab III. Penutup

      A. Kesimpulan

      Dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

      Kekerasan dalam rumah tangga dapat dipicu oleh banyak faktor. Diantaranya ada faktor ekonomi, pendidikan yang rendah, cemburu dan bisa juga disebabkan adanya salah satu orang tua dari kedua belah pihak, yang ikut ambil andil dalam sebuah rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga yang disebabkan faktor ekonomi, bisa digambarkan misalnya minimnya penghasilan suami dalam mencukupi kebutuhan rumah tangga.

      Bentuk-bentuk dari kekerasan dalam rumaha tangga dapat berupa kekerasan fisik, psikis, seksual dan ekonomi. Untuk mengatasi hal seperti ini maka peran konselor adalah brupaya membangun komunikasi, saling menghargai, menumbuhkan rasa kepercayaan dan kecintaan, memahami satu sama lainnya. 

      DAFTAR PUSTAKA

      Undang-undang Nomor 23  tahun 2004  tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 95.

      http://id.shvoong.com/social-sciences/counseling/2205698-pengertian-kekerasan-dalam-rumah-tangga.

      Save M. Dagun, Psikologi Keluarga, Renika Cipta, Jakarta, 2002

    7. Makalah Pendidikan Islam Pada Periode Khulafaur Rasyidin

      Makalah Pendidikan Islam Pada Periode Khulafaur Rasyidin

      Periode Khulafaur Rasyidin adalah masa kepempimpinan Islam pasca meninggalnya Nabi Muhammad SAW. Periode ini dikenal dengan 4 orang Khalifah yakni Abu Bakar As Shiddiq, Umar Bin Khattab, Utsman Bin Affa, dan Ali Bin Abi Thalib.

      Pada Periode Khulafaur Rasyidin

      Bab I. Pendahuluan

      A. Latar Belakang

      Pendidikan islam merupakan suata hal yang paling pokok yang harus di penuhi oleh setiap individu, golongan bahkan negara, karena dengan pendidikan tersebut seorang bisa lebih maju, dengan pendidikan tersebut suatu kelompok atau golongan dapat di katakan sebagai golongan yang berkualitas, tidak hanya kuantitas saja dan dengan pendidikan suatu negara akan terlihat dominan di mata dunia. Terselenggaranya pendidikan secara baik akan membawa dampak terhadap pemahaman dan pengalaman ajaran agama.

      Al-quran dan Hadits merupakan sumber utama dalam pendidikan Islam khususnya pendidikan agama yang di harapkan dapat memberikan petunjuk dan membimbing manusia kejalan yang lurus sesuai dengan fitrahnya. Maka dari itu pendidikan sangat di butuhkan oleh setiap individu manusia. Cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Islam sejak zaman Nabi Muhmmad SAW sampai sekarang. Pendidikan Islam mulai dilaksanakan Rasulullah setelah mendapat perintah dari Allah melalui firmannya QS. 74 : 1-7, langkah awal yang ditempuh oleh Nabi adalah menyeru keluarganya, sahabat-sahabanya, tetangga dan masyarakat luas.

      Pada masa Nabi, Negara Islam meliputi seluruh jazirah Arab dan pendidikan Islam berpusat di Madinah, setelah Rasulullah wafat kekuasaan pemerintahan Islam dipegang oleh Khulafaurrasyidin dan wilayah Islam telah meluas di luar jazirah Arab. Para khalifah ini memusatkan perhatiannya kepada pendidikan, syiarnya agama dan kokohnya Negara Islam.

      Setelah umat Islam memperoleh pertolongan dan kemenangan besar dari Allah SWT  menaklukan kota Mekah pada peristiwa “Fathu Makkah” dan Rosulullah SAW melaksanakan ibadah haji yang terakhir yang disebut Haji Wada’, turunlah kepada Rosulullah Saw ayat al-Quran yang terakhir yaitu Surah al-Maidah ayat 3 ketika beliau wukuf di Padang Arafah. Ayat tersebut berkenaan dengan telah sempurnanya syariat agama Islam yang menjadi misi Rosulullah SAW di dunia ini. turunya ayat tersebut menjadi tanda akan berakhirnya misi Rosulullah SAW. Setelah kembali di Madinah, beberapa bulan kemudian Rosulullah SAW jatuh sakit kemudian beliau meninggal pada hari Senin tanggal 12 Rabiulawal tahun ke-11 dari Hijrah atau pada tanggal 8 Juni tahun 632 Masehi pada usia 63 tahun lebih tiga hari.

      Setelah Rosulullah SAW wafat maka tampuk kepemimipinan umat Islam dipercayakan kepada Khulafaurrasyidin. Khulafaurrasyidin  berarti pemimipin-pemimpin yang mendapat. Mereka adalah Abu Bakar Ash-Shidiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Masa pemerintahan Khulafaurrasyidin merupakan masa yang penting dalam perjalanan Islam. Mereka telah mampu menyelamatkan Islam, mengonsolidasikannya, dan meletakan dasar-dasar kehidupan bagi keagungan agama Islam dan umatnya.

      Khulafarrasyidin telah bertindak sebagai pemimipin yang tidak hanya demokratis, namun juga kharismatik, arif, dan bijaksana. Banyak sekali jasa, kebaikan, dan prestasi yang diraih selama mereka menjabat sebagai khalifah. Selanjutnya setelah dan berlangsungnya periode Khulafarrasyidin mulailah Muncul pemikiran politik dari bani umayah setelah meninggalnya sayyidina Utsman di kalangan masyarakat islam

      B. Rumusan Masalah

      1.      pendidikan pada masa Kholifah Abu Bakar Ash Shiddiq
      2.      pendidikan pada masa Kholifah Umar Bin Khattab
      3.      pendidikan pada masa Kholifah Utsman Bin Affan
      4.      pendidikan pada masa Kholifah Ali Bin Abi Thalib

      Bab II. Pembahasan

      A. Masa Khalifah Abu Bakar As-Shiddiq (632-634 M)

      Setelah Nabi wafat, sebagai pemimpin umat islam adalah Abu Bakar as-Siddiq sebagai khalifah. Khalifah adalah pemimpin yang diangkat setelah Nabi wafat untuk mengantikan Nabi dan melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan pemerintahan.

      Masa awal pemerintahan Abu Bakar banyak di guncang oleh pemberontakan orang-orang murtad yang mengaku-ngaku menjadi Nabi dan enggan membayar zakat, karna hal inilah khalifah lebih memusatkan perhatiannya memerangi para pemberontak, maka dikirimlah pasukan untuk memerangi para pemberontak ke yamamah, dalam insiden itu banyak para khufadhil quran yang mati syahid kemudian karna khawatir hilangnya Al-Quran sayyidina Umar mengusulkan pada khalifah untuk membukukan al-quran, kemudian untuk merealisasikan saran tersebut diutuslah Zaid Bin Tsabit untuk mengumpulkan semua tulisan al-quran, pola pendidikan khalifah Abu Bakar masih seperti Nabi, baik dari segi materi maupun lembaga pendidikannya.

      Dari segi materi pendidikan islam terdiri dari pendidikan tauhid atau keimanan , akhlak, ibadah, kesehatan, dan lain sebagainya.

      1. Pendidikan keimanan yaitu menanamkan bahwa satu-satunya yang wajib disembah adalah Allah.
      2. Pendidikan akhlak, seperti adab masuk rumah orang lain, sopan santun bertetangga, bergaul dalam masyarakat dan lain sebagainya .
      3. Pendidikan ibadah, seperti pelaksanaan sholat, puasa dan haji .
      4. Kesehatan, seperti kebersihan, gerak gerik dalam shalat merupakan didikan untuk memperkuat jasmani dan rohani

      Menurut ahmad syalabi, lembaga untuk belajar membaca menulis ini di sebut dengan Kuttab. Kuttab merupakan pendidikan yang di bentuk setelah masjid,selanjutnya Asama Hasan Fahmi mengatakan bahwa kuttab didirikan oleh orang-orang arab pada masa abu bakar. Dan pusat pembelajaran pada masa ini adalah madinah, sedangkan yang bertindak sebagai tenaga pendidik adalah para sahabat rosul yang terdekat. Lembaga pendidikan islam adalah masjid. Masjid di jadikan sebagai benteng pertahanan rohani, tempat pertemuan, tempat sholat berjamaah, membaca Al Quran dan lain-lain.

      B. Masa Umar Bin Khattab (13-23 H/634-644 M)

      Sesuai dengan kedudukan manusia sebagai makhluk yang mulia, pikiran, perasaan dan kemampuan berbuat, merupakan komponen dari kemulyaan dan kesempurnaan yang melengkapi ciptaan (kejadian) manusia.Abu bakar yang telah menyaksikan persoalan yang timbul dikalangan kaum muslimin setelah

      nabi wafat, berdasarkan inilah abu bakar menunjuk penggantinya yaitu umar bin khattab, yang tujuannya adalah untuk mencegah supaya tidak terjadi perselisihan dan perpecahan di kalangan kaum muslimin, berdasarkan kebijakan abu bakar tersebut ternyata di terima masyarakat. Pada masa kholifah Umar bin khattab kondisi politik dalam keadaan stabil, usaha perluasan wilayah islam memperoleh hasil yang gemilang. Wilayah islam pada masa Umar bin khattab meliputi semenanjung Arabbia, Palestina, Syiria, Irak, Persia dan Mesir

      Dengan meluasnya wilayah islam meluaslah kehidupan dalam segala bidang untuk memenuhi kebutuhan ini diperlukan insan yang memiliki keahlian dan ketrampilan sehingga dalam hal ini membutuhkan pendidikan.

      Pada masa ini sahabat-sahabat yang berpengaruh tidak diperbolehkan untuk keluar daerah kecuali atas izin kholifah dan dalam waktu yang terbatas .jadi ,kalau ada diantara umat islam ingin belajar hadist harus pergi ke madinah ,ini berarti bahwa penyebaran ilmu dan pengetahuan para sahabat dan tempat pendidikan adalah terpusat di madinah.

      Adapun pusat pendidikan selain di madinah adalah Mesir,Syiria,dan Basyrah Untuk itu Umar bin khatab memerintahkan para panglima perangnya, apabila mereka berhasil menguasai satu kota, hendaknya mereka mendirikan masjid sebagai tempat ibadah dan pendidikan. Beliau juga menerapkan pendidikan di masjid-masjid dan pasar pasar serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk daerah yang ditaklukan itu, mereka bertugas mengajarkan isi Al-Quran dan ajaran islam lainnya .

      Diantara sahabat yang ditunjuk oleh Umar bin khatab ke daerah adalah Abdurahman bin Maqal dan Imran bin Al-Hasyim kedua orang ini di tempatkan di Basyrah. Abdurahman binghanam di kirim ke Syiria dan Hasan bin Abi jabalah dikirim ke mesir. Adapun metode yang mereka pakai adalah guru duduk dihalaman masjid sedangkan murid melingkarinya .

      Karena semakin meluasnya agama islam maka mendorong kegiatan pendidikan islam bertambah besar, gairah menuntut ilmu agama islam ini yang kemudian mendorong lahirnya sejumlah pembidangan disiplin keagamaan.

      Pada masalah khalifah Umar bin khatab, mata pelajaran yang diberikan adalah membaca dan menulis Al-Quran dan menghafalnya serta belajar pokok-pokok agama islam yang lebih maju di banding sebelumnya, tuntutan belajar sudah tampak, orang yang baru masuk islam dari daerah yang di taklukkan harus belajar bahasa arab, jika ingin mengetahui tentang islam. Oleh karena itu, sudah ada pengajaran bahasa arab pada masa ini.

      Umar memerintah negara dalam keadaan stabil, ini disebabkan karena sudah di tetapkannya masjid sebagai pusat pendidikan, juga terbentuknya pusat-pusat pendidikan di berbagai kota yang di kembangkan. baik dari segi menulis, membaca, ilmu bahasa dan lain-lain. Adapun sumber gaji para pendidik di ambilkan dari daerah yang di taklukkan dan baitul mal.

      C. Masa Kholifah Utsman Bin Affan (23-35 H/644-656 M)

      Pada masa kholifah Utsman bin affan, pelaksanaan pendidikan islam tidak jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Pendidikan di masa hanya melanjutkan yang telah ada.namun ada sedikit terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan islam. Para sahabat yang berpengaruh dan dekat dengan Rosulullah yang tidak di perbolehkan meninggalkan Madinah di masa Umar, di beri kelonggaran untuk keluar daan menetap di daerah yang mereka sukai. Kebijakan ini sangat besar pengaruhnya bagi pelaksanaan pendidikan di daerah-daerah. Sehingga para peserta didik lebih mudah dalam menuntut dan belajar ilmu.
      Kholifah utsman sudah merasa cukup dengan pendidikan yang ada,namun begitu ada usaha yang cemerlang yang telah terjadi di masa ini yang berpengaruh bagi pendidikan islam,yaitu mengumpulkan tulisan ayat-ayat Al quran. Penyalinan ini terjadi karena adanya perselisihan dalam bacaan.berdasarkan hal ini, kholifah Utsman memerintah kepada tim umtuk penyalinan tersebut, adapun tim tersebut adalah Zaid bin tsabit,Abdullah bin zubair, Zaid bin as dan Abdurrahman bin harits.

      Bila terjadi pertikaian bacaan,maka harus di ambil pedoman kepada dialeg suku quraisy, sebab Al Quran ini di turunkan menurut dialek mereka sesuai dengan lisan quraisy. Zaid bin tsabit bukanlah orang quraisy, sedangkan ketiganya adalah orang quraisy.

      Tugas mendidik dan mengajar umat pada masa ini di serahkan pada umat itu sendiri, artinya pemerintah tidak mengangkat guru-guru, dengan demikian para pendidik sendiri melaksanakan tugasnya hanya dengan mengharapkan keridhaan Allah.

      Pada masa kholifah Utsman bin affan tidak banyak terjadi perkembangan kalau dibandingkan dengan masa kekhalifahan umar bin khattab,sebab pada masa kholifah utsman urusan pendidikan di serahkan pada rakyat. Dan apabila di lihat dari segi kondisi pemerintahan utsman banyak timbul pergolakan dalam masyarakat sebagai akibat ketidasenangan mereka terhadap kebijakan utsman yang mengangkat kerabatnya dalam jabatan pemerintahan.

      D. Masa Khalifah Ali Bin Abi Thalib (35-40 H/656-661m)

      Ali adalah khalifah ke empat setelah utsman bin affan pada pemerintahannya sudh diguncang peperangan dengan Aisyah( istri nabi )beserta Thalhah dan Abdullah bin Zubair karna kesalah pahaman dalam menyikapi pembunuhan terhadap islam yang disebut dengan perang jamal ( unta) karna aisyah menggunakan unta .setelah berhasil mengatasi pemberontakan aisyah muncul pemberontakan lain sehingga pada masa pemerintahan ali tidak pernah mendapatkan ketenangan dan ketentraman.

      Muawiyah sebagai gubernur didamaskus memberontak untuk mengulingkan kekuasaan Ali, peperangan ini disebut dengan peperangan siffin karna terjadi di siffin. Sehingga dimasa Ali berkuasa pemerintahnya tidak stabil dan kegiatan pendidikan islam mendapat hambatan dan gangguan . Pada saat itu Ali tidak sempat lagi memikirkan masalah pendidikan sebab keseluruhan perhatiannya ditumpahkan pada masalah keamanan dan kedamaian bagi masyaarakat islam. Dengan demikian pola pendidikan pada masa khulafaur rasidin tidak jauh berbeda dengan masa Nabi yang menekan pada pengajaran baca tulis dan ajaran ajaran islam yang bersumber pada Alquran dan Hadist Nabi .

      Pusat-pusat pendidikan pada masa khulafaur rasyidin antara lain:

      1. Mekkah, guru pertama di makkah adalah Muad bin jabal yang menggajarkan al-quran dan fiqih .
        Madinah,sahabat yang terkenal antara lain Abu Bakar ,Ustman Bin Affan ,Ali Bin Abi Thalib dan sahabat sahabat lain .
      2. Basyroh ,sahabat yang termasyhur antara lain Abu Musa Al-Asyary beliau adalah ahli fiqih dan al-quran.
      3. Mesir, sahabat yang pertama kali mendirikan madrasah dan menjadi guru dimesir adalah AbdullahBin Amru Bin Ash beliau adalah seorang ahli hadist.
      4. Kuffah, sahabat yang termasyhur disini adalah Ali Bin Abi Thalib dan Abdullah Bin Masud .Abdullah Bin Masud mengajarkan Al-Quran beliau ahli tafsir ,hadist dan fiqih.

      Bab III. Penutup

      A. Kesimpulan

      Pola pendidikan pada masa Khulafaur rasidin tidak jauh berbeda dengan masa nabi yang menekan pada pengajaran baca tulis dan ajaran ajaran Islam yang bersumber pada Alquran dan Hadist Nabi .
      Pada masa kholifah Umar Bin Khattab sedikit lebih meningkat, para pengajar sudah digaji yang diambilkan dari baitulmal dan banyak daerah yang ditaklukkan.

      Pada masa Utsman Bin Affan pendidikan tidak terpacu di Madinah saja, sebab para pengajar sudah diperbolehkan memilih tempat yang disukai kemudian mengembangkan keilmuannya di daerah tersebut.
      Pada masa kholifah Ali Bin Abi Thalib tidak mengalami perubahan sebab pada masa ini banyak terjadi pemberontakan, sehingga kholifah Ali tidak sempat memikirkan pendidikan di negaranya.

      Di antara pusat-pusat pendidikan pada masa Khulafaur rasidin adalah Mekkah, Madinah, Mesir, Kuffah, dan Basrah.

      DAFTAR PUSTAKA

      Asrohah, Hanun, Sejarah Peradapan Islam Jakarta: Wacana Ilmu, 2001.
      Imam Santoso, Slamet, Pendidikan Di Indonesia Dari Masa Ke Masa Mas Agung ,Jakarta,1987.
      Karsidjo Djojosuwarno, Life Of Omar The Geat, Terjemahan, Bandung,1981.
      Syalaby, Ahmad, Sejarah Kebudayaan Islam, Al-husna zikra Jakarta,2000.
      Sukarno, Supardi, Ahmad,Sejarah dan Filsafat Islam, Bandung :Angkasa T.Th.
      Yunus, Mahmud, Sejarah Pendidikan Islam Jakarta: Hidayakarya Agung ,1989.
      طقوش محمد  سهيل ,تاريخ دولة امية ,(لبنان :دارالنفائس 

    8. Makalah Etika Profesi Hukum

      Etika Profesi Hukum

      Bab I. Pendahuluan

      A. Latar Belakang  

      Tujuan utama dari kode etik adalah memberi pelayanan khusus dalam masyarakat tanpa mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan demikian kode etik dan tanggung jawab profesi adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional.

      Perkataan profesi dan profesional sudah sering digunakan dan mempunyai beberapa arti. Dalam percakapan sehari-hari, perkataan profesi diartikan sebagai pekerjaan (tetap) untuk memperoleh nafkah (Belanda; baan; Inggeris: job atau occupation), yang legal maupun yang tidak. Jadi, profesi diartikan sebagai setiap kegiatan tetap tertentu untuk memperoleh nafkah yang dilaksanakan secara berkeahlian yang berkaitan dengan cara berkarya dan hasil karya yang bermutu tinggi dengan menerima bayaran yang tinggi. Keahlian tersebut diperoleh melalui proses pengalaman, belajar pada lembaga pendidikan (tinggi) tertentu, latihan secara intensif, atau kombinasi dari semuanya itu.

      Pengemban profesi adalah orang yang memiliki keahlian yang berkeilmuan dalam bidang tertentu. Karena itu, ia secara mandiri mampu memenuhi kebutuhan warga masyarakat yang memerlukan pelayanan dalam bidang yang memerlukan keahlian berkeilmuan itu. Pengemban profesi yang bersangkutan sendiri yang memutuskan tentang apa yang harus dilakukannya dalam melaksanakan tindakan pengembanan profesionalnya. Ia secara pribadi bertanggung jawab atas mutu pelayanan jasa yang dijalankannya. Karena itu, hakikat hubungan antara pengemban profesi dan pasien atau kliennya adalah hubungan personal, yakni hubungan antar subyek pendukung nilai.

      Makalah ini memuat tentang pentingnya etika profesi, kode etik dan tanggung jawab profesi. Kode etik di susun oleh organisasi profesi sehingga masing-masing profesi memiliki kode etik tersendiri. Misalnya kode etik dokter, guru, pustakawan, pengacara dan pelanggaran kode etik tidak diadili oleh pengadilan karena melanggar kode etik tidak selalu berarti melanggar hukum. Bila seorang dokter di anggap melanggar kode etik tersebut, maka dia akan di periksa oleh majelis kode etik kedokteran indonesia bukannya oleh pengadilan.

      Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan naluriah yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa, dan perilaku tenaga professional. Dengan membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami dan mengerti tentang yang disebut etika profesi dan juga dapat memahami faktor dan hal – hal yang berhubungan dengan etika dan tangguprofesi. Oleh karena itu dapatlah disimpulkan bahwa sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit professional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya.

      B. Tujuan Penulisan Makalah

      1. Sebagai wawasan pengetahuan perkembangan kode etik dan tanggung jawab profesi.
      2. Memberikan pengetahuan baru bagi pembaca,khususnya bagi penulis tentang pentingnya kode etik dan tanggung jawab profesi.
      3. Untuk mengetahui akibat yang akan terjadi apabila kode etik profesi tidak ada

      C. Manfaat Penulisan Makalah

      1. Berbagi informasi baru tentang pentingnya kode etik.
      2. Sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi pembaca dan khusus nya bagi penulis.
      3. Dapat mengetahui dan memahami tujuan dari kode etik dan tanggung jawab profesi.

      D. Rumusan Masalah

      Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan beberapa masalah ini yaitu sebagai berikut :

      1. Apa pentingnya kode etik profesi ?
      2. Apa fungsi dari kode etik profesi ?
      3. Mengapa kode etik profesi sangat penting?
      4. Seberapa penting kode etik dan tanggung jawab profesi ?

      Bab II. Pembahasan

      A. Kode Etik Profesi

      Kode etik adalah merupakan suatu bentuk aturan tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik.

      Dengan demikina kode etik adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial (profesi) itu sendiri. Sedanglan Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.

      Menurut E.Holloway dikutip dari Shidarta, kode etik itu memberi petunjuk untuk hal-hal sebagai berikut:

      1. Hubungan antara klien dan penyandang profesi;
      2. Pengukuran dan standar evaluasi yang dipakai dalam profesi;
      3. Penelitian dan publikasi/penerbitan profesi;
      4. Konsultasi dan praktik pribadi;
      5. Tingkat kemampuan kompetensi yang umum;
      6. Administrasi personalia;
      7. Standar-standar untuk pelatihan.

      Ditambahkan oleh Holloway, bahwa kode etik (standar etika) tersebut mengandung beberapa tujuan sekaligus, yaitu untuk:

      1. Menjelaskan dana menetapkan tanggung jawab kepada klien, lembaga (institution), dan masyarakat pada umumnya;
      2. Membantu penyandang profesi dalam menentukan apa yang harus mereka perbuat kalau mereka menghadapi dilema-dilema etis dalam pekerjaannya;
      3. Membiarkan profesi menjaga reputasi (nama baik) dan fungsi profesi dalam masyarakat melawan kelakuan buruk  dari anggota-anggota tertentu dari profesi itu;
      4. Mencerminkan pengharapan moral dari komunitas masyarakat (atas pelayanan penyandang profesi itu kepada masyarakat);
      5. Merupakan dasar untuk menjaga kelakuan dan integritas atas kejujuran dari penyandang profesi itu sendiri.

      Biasanya kode etik tidak pernah dianggap sebagai bagian dari hukum positif suatu negara, Namun disadari atau tidak, kode etik dapat saja secara diam-diam diadopsi menjadi salah satu jenis sumber formal hukum.

      B. Macam-Macam Etika

      1. Etika Deskriptif

      Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai  sesuatu yang bernilai. Artinya Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Da-pat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan manusia dapat bertindak secara etis.

      2. Etika Normatif

      Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma- norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan meng- hindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat

      C. Fungsi Kode Etik

      Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan Gibson dan Michel (1945 : 449) yang lebih mementingkan pada kode etik sebagai pedoman pelaksanaan tugas prosefional dan pedoman bagi masyarakat sebagai seorang professional.

      Biggs dan Blocher ( 1986 : 10) mengemukakan tiga fungsi kode etik yaitu : 1. Melindungi suatu profesi dari campur tangan pemerintah. (2). Mencegah terjadinya pertentangan internal dalam suatu profesi. (3). Melindungi para praktisi dari kesalahan praktik suatu profesi.

      Salah satu contoh diambil contoh empat fungsi kode etik guru bagi guru itu sendiri, antara lain :

      1. Agar guru terhindar dari penyimpangan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
      2. Untuk mengatur hubungan guru dengan murid, teman sekerja, masyarakat dan pemerintah.
      3. Sebagai pegangan dan pedoman tingkah laku guru agar lebih bertanggung jawab pada profesinya.
      4. Pemberi arah dan petunjuk yang benar kepada mereka yang menggunakan profesinya dalam melaksanakan tugas.

      Etika hubungan guru dengan peserta didik menuntut terciptanya hubungan berupa helping relationship (Brammer, 1979), yaitu hubungan yang bersifat membantu dengan mengupayakan terjadinya iklim belajar yang kondusif bagi perkembangan peserta didik. Dengan ditandai adanya perilaku empati, penerimaan dan penghargaan, kehangatan dan perhatian, keterbukaan dan ketulusan serta kejelasan ekspresi seorang guru. Seorang guru apabila ingin menjadi guru yang professional harusnya mendalami serta memiliki etika diatas tersebut.

      Etika Hubungan garis dengan pimpinan di sekolah menuntut adanya kepercayaan. Bahwa guru percaya kepada pimpinan dalam meberi tugas dapat dan sesuai dengan kemampuan serta guru percaya setiap apa yang telah dikerjakan mendapatkan imbalan dan sebaliknya bahwa pimpinan harus yakin bahwa tugas yang telah diberikan telah dapat untuk dilaksanakan.Guru sangat perlu memelihara hubungan baik dengan masyarakat untuk kepentingan pendidikan. Guru juga harus menghayati apa saja yang menjadi tanggung jawab tugasnya.

      D. Kode Etik Advokat

      Kode etik advokat adalah Kode Etik Advokat Indonesia yang ditetapkan pada tanggal 23 Mei 2002 berdasarkan kesepakatan 7 (tujuh) organisasi advokat Indonesia yang terdiri dari:

      1. Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN);
      2. Asosiasi Advokat Indonesia (AAI);
      3. Ikatan Penasehat Hukum Indonesia (IPHI);
      4. Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI);
      5. Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM);
      6. Serikat Pengacara Indonesia (SPI);
      7. Himpunan advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI).

      Berdasarkan Pasal 33 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat menyatakan Kode etik dan ketentuan tentang Dewan Kehormatan Profesi Advokat yang telah ditetapkan oleh Ikatan Advokat Indonesia (IKADIN), Asosiasi Advokat Indonesia (AAI), Ikatan Penasihat Hukum Indonesia (IPHI), Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia (HAPI), Serikat Pengacara Indonesia (SPI), Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia (AKHI), dan Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal (HKHPM), pada tanggal 23 Mei 2002 dinyatakan mempunyai kekuatan hukum secara mutatis mutandis menurut Undang-Undang ini sampai ada ketentuan yang baru yang dibuat oleh Organisasi Advokat.

      Selanjutnya organisasi advokat Kongres Advokat Indonesia telah menetapkan Kode Etik Advokat Indonesia dengan surat keputusan kongres advokat indonesia i tahun 2008 nomor: 08/kai-i/v/2008 tentang kode etik advokat indonesia pada tanggal 30 mei 2008.

      E. Kode Etik Hakim

      Untuk jabatan hakim, Kode Etik Hakim disebut Kode Kehormatan Hakim berbeda dengan notaris dan advokat. Hakim adalah pegawai negeri sipil yang mempunyai jabatan fungsional. Oleh karena itu Kode Kehormatan Hakim memuat 3 jenis etika, yaitu :

      1. Etika kedinasan pegawai negeri sipil
      2. Etika kedinasan hakim sebagai pejabat fungsional penegak hukum.
      3. Etika hakim sebagai manusia pribadi manusia pribadi anggota masyarakat.

      Uraian Kode Etik Hakim meliputi :

      1. Etika keperibadian hakim
      2. Etika melakukan tugas jabatan
      3. Etika pelayanan terhadap pencari keadilan
      4. Etika hubungan sesama rekan hakim
      5. Etika pengawasan terhadap hakim.

      Dari kelima macam uaraian kode etik ini akan kita lihat apakah Kode Etik Hakim memiliki upaya paksaan yang berasal dari undang-undang.

      1. Etika keperibadian hakim

      Sebagai pejabat penegak hukum, hakim :

      a. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

      b. Menjunjung tinggi, citra, wibawa dan martabat hakim

      c. Berkelakuan baik dan tidak tercela

      d. Menjadi teladan bagi masyarakat

      e. Menjauhkan diri dari eprbuatan dursila dan kelakuan yang dicela oleh masyarakat

      f. Tidak melakukan perbuatan yang merendahkan martabat hakim

      g. Bersikap jujur, adil, penuh rasa tanggung jawab

      h. Berkepribadian, sabar, bijaksana, berilmu

      i. Bersemangat ingin maju (meningkatkan nilai peradilan)

      j. Dapat dipercaya

      k. Berpandangan luas

      2. Etika melakukan tugas jabatan

      Sebagai pejabat penegak hukum, hakim :

      a. Bersikap tegas, disiplin

      b. Penuh pengabdian pada pekerjaan

      c. Bebas dari pengaruh siapa pun juga

      d. Tidak menyalahgunakan kepercayaan, kedudukan dan wewenang untuk kepentingan pribadai atau golongan

      e. Tidak berjiwa mumpung

      f. Tidak menonjolkan kedudukan

      g. Menjaga wibawa dan martabat hakim dalam hubungan kedinasan

      h. Berpegang teguh pada Kode Kehormatan Hakim

      3. Etika pelayanan terhadap pencari keadilan

      Sebagai pejabat penegak hukum, hakim :

      a. Bersikap dan bertindak menurut garis-garis yang ditentukan di dalam hukum acara yang berlaku

      b. Tidak memihak, tidak bersimpati, tidak antipati pada pihak yang berperkara

      c. Berdiri di atas semua pihak yang kepentingannya bertentangan, tidak membeda-bedakan orang

      d. Sopan, tegas, dan bijaksana dalam memimpin sidang, baik dalam ucapan maupun perbuatan

      e. Menjaga kewibawaan dan kenikmatan persidangan

      f. Bersungguh-sungguh mencari kebenaran dan keadilan

      g. Memutus berdasarkan hati nurani

      h. Sanggup mempertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

      4. Etika hubungan sesama rekan hakim

      Sebagai sesama rekan pejabat penegak hukum, hakim :

      a. Memlihara dan memupuk hubungan kerja sama yang baik antara sesam rekan

      b. Memiliki rasa setia kawan , tenggang rasa, dan saling menghargai antara sesama rekan

      c. Memiliki kesadaran, kesetiaan, penghargaan terhadap korp hakim

      d. Menjaga nama baik dan martabat rekan-rekan , baik di dalam maupun di luar kedinasan

      e. Bersikap tegas. Adil dan tidak memihak.

      f. Memelihara hubungan baik dengan hakim bawahannya dan hakim atasannya.

      g. Memberi contoh yang baik di dalam dan di luar kedinasan.

      5. Etika pengawasan terhadap hakim.

      Di dalam urusan Kode Kehormatan Hakim tidak terdapat rumusan mengenai pengawasan dan sanksi ini. Ini berarti pengawasan dan sanksi akibat pelanggaran Kode Kehormatan Hakim dan pelanggaran undang-undang. Pengawasan terhadap hakim dilakukan oleh Majelis Kehormatan Hakim. Menurut ketentuan pasal 20 ayat (3) Undang-Undang No.2 Tahun 1986 tentang Peradilan umum; Pembentukan, susunan, dan tata kerja Majelis Kehormatan Hakim serta tata cara pembelaan diri ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung bersama-sama Menteri Kehakiman. [3]

      BAB III

      PENUTUP

      3.1. Kesimpulan

      Kode etik bisa dilihat sebagai produk dari etika terapan, sebab dihasilkan berkat penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu, yaitu profesi. Tetapi setelah kode etik ada, pemikiran etis tidak berhenti. Kode etik tidak menggantikan pemikiran etis, tapi sebaliknya selalu didampingi refleksi etis.

      Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu syarat mutlak adalah bahwa kode etik itu dibuat oleh profesi sendiri. Kode etik tidak akan efektif kalau di drop begitu saja dari atas yaitu instansi pemerintah atau instansi-instansi lain; karena tidak akan dijiwai oleh cita-cita dan nilai-nilai yang hidup dalam kalangan profesi itu sendiri. Instansi dari luar bisa menganjurkan membuat kode etik dan barang kali dapat juga membantu dalam merumuskan, tetapi pembuatan kode etik itu sendiri harus dilakukan oleh profesi yang bersangkutan. Supaya dapat berfungsi dengan baik, kode etik itu sendiri harus menjadi hasil SELF REGULATION (pengaturan diri) dari profesi.

      Dengan membuat kode etik, tanggung jawab profesi sendiri akan menetapkan hitam atas putih niatnya untuk mewujudkan nilai nilai moral yang dianggapnya hakiki. Hal ini tidak akan pernah bisa dipaksakan dari luar. Hanya kode etik yang berisikan nilainilai dan cita-cita yang diterima oleh profesi itu sendiri yang bisa mendarah daging dengannya dan menjadi tumpuan harapan untuk dilaksanakan untuk dilaksanakan juga dengan tekun dan konsekuen. Syarat lain yang harus dipenuhi agar kode etik dapat berhasil dengan baik adalah bahwa pelaksanaannya di awasi terus menerus.

      Kesadaran itu penting dan lebih penting lagi kesadaran itu timbul dari Diri kita masing – masing yang sebentar lagi akan menjadi pelaksana profesi di bidang komputer disetiap tempat kita bekerja, dan selalu memahami dengan baik atas Etika Profesi yang membangun dan bukan untuk merugikan orang lain.

      3.2. Saran

      Agar tidak menyimpang dari kode etik yang berdampak pada profesionalitas kerja maka :

      1.    Memperbanyak pemahaman terhadap kode etik dan tanggung jawab profesi

      2.    Mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek pendidikan yang di jalani.

      3.    Pembahasan makalah ini menjadikan individu yang tahu akan pentingnya kode etik dan tanggung jawab profesi.

      4.    Kode etik yang diterapkan hendaknya disesuaikan dengan keadaan yang memungkinkan untuk dapat dijalankan bagi kelompok profesi.

      5.    Terhadap pelaksanaan profesi hendaknya menjalankan profesi yang jalani sesuai dengan kode etik yang ditetapkan agar profesi yang dijalani sesuai dengan tuntutannya.

      DAFTAR PUSTAKA

      Supriadi, Etika dan Tanggung Jawab Profesi Hukum di Indonesia ( Cet. I; Jakarta: Sinar Grafika, 2006 ), h. 16.

      Sufirman Rahman dan   Qamar  Nurul, Etika Profesi Hukum ( Cet. I; Makassar: Pustaka Refleksi, 2014 ), h. 76-77.

      Abdulkadir Muhammad, Etika Profesi Hukum ( Cet. III., Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2006), h. 74.

      http://duniabaca.com/pengertian-etika-dan-macam-macamnya.html, di akses tanggal 27 mei 2015

    9. Makalah Sejarah Kerajaan Sriwijaya

      Sejarah Kerajaan Sriwijaya

      Bab I. Pendahuluan

      A. Latar Belakang

      Indonesia diperkirakan pada abad ke- 4 masehi mulai meninggalkan zaman Pra sejarah. Ini ditandai dengan ditemukannya prasati Yupa. Hal tersebut lantas menjadikan Indonesia memasuki babak baru dalam sejarah. Masyarakat mulai mengenal hal baru yakni ajaran agama yaitu Hindu-Budha. Hindhu Budha sendiri berasal dari negara India. Indonesia dan India sebenarnya sudah menjalin hubungan dagang jauh sebelum masuknya ajaran Hindu-Budha. Ini dikarenakn faktor geografis Indonesia yang terletak diantara Asia barat dan Asia Timur. Indonesia menjadi jembatan penghubung sekaligus wilayah singgahan negara-negara barat yang ingin berdagang ke wilayah timur.

      Masuknya Hindhu-Budha kemudian merubah warna dari Indonesia. Selain faktor religi, faktor politik juga ikut berubah dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat mulai mengenal sistem kerajaan. Berdirinya kerajaan-kerajaan bercorak hindhu budha membuat masyarakat hidup dalam suasana baru.

      Pada masa ini pula muncul kerajaan-kerajaan besar Hindhu-Budha. Salah satunya kerajaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya berkembang pesat di wilayah Sumatera. Beberapa faktor membuat kerajaan sriwijaya maju pada zamannya serta menjadi salah satu kerajaan Terbesar di wilayah Nusantara.

      B. Rumusan Masalah

      1. Bagaimana berdirinya kerajaan Sriwijaya?
      2. Bagaiman struktur pemerintahan Sriwijaya?
      3. Siapa saja raja yang memerintah di kerajaan Sriwijaya?
      4. Apa yang melatar belakangi runtuhnya kerajaan Sriwijaya?

      Bab II. Pembahasan

      A. Awal Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

      Kata Sriwijaya dijumpai pertama kali didalam prasasti Kota Kapur dari pulau Bangka. Berdasarkan telaah prasasti ini, H. Kern pada tahun 1913, mengidentifikasikan kata Sriwijaya tadi sebagai nama seorang raja.

      Lima tahun kemudian, yaitu tahun 1918, G. Ceodes dengan menggunakan sumber-sumber prasasti dan berita Cina berhasil menjelaskan bahwa kata Sriwijaya yang terdapat didalam prasasti Kota Kapur adalah nama di sebuah kerajaan di Sumatra Selatan dengan pusatnya di Palembang. Kerajaan ini didalam berita Cina dikenal dengan sebutan She-li-fo-she. Pendapat bahwa She-li-fo-she adalah sebuah kerajaan di pantai timur Sumatra Selatan, di tepi sugai Musi, dekat Palembang, juga pernah dikemukakan oleh Samuel Beal pada tahun 1884. Hanya di saat itu orang belum mengenal nama Sriwijaya.

      kerajaan sriwijaya merupakan negara maritim da menjadi pusat perdagangan. Wilayah di kerajaan Sriwijaya adalah sebagai tempat persinggahan para pedagang-pedagang wilayah asia barat terutama India yang ingin menjajakan dagangannya ke wilayah Cina dan sebaliknya.

      Dari kerajaan Sriwijaya sendiri kita hanya memperoleh 6 buah prasasti. Prasasti tertua yang ditemukan di kedukan bukit di Palembang. Angka tahunnya 682 M. Prasati ini berhuruf Palawa dan berbahasa melayu tua.oleh sebab itu, berdirinya kerajaan Sriwijaya masih menjadi misteri dikarenakan tidak banyaknya bukti yang ditemukan.

      B. Tahun Berdiri dan Proses Berdirinya

      Berikut beberapa sumber dari beberapa sumber dari luar negri dan dalam negri:

      1. Teori China

      Kunjungan I-Tsing, seorang peziarah muda dari Cina pertama kali pada tahun 671 M. Dalam catatannya disebutkan bahwa saat itu terdapat lebih dari 1000 orang pendeta Buddha di Sriwijaya. Aturan dan upacara para pendeta Buddha tersebut sama dengan aturan dan upacara yang dilakukan para pendeta Buddha di pusat ajaran agama Buddha, India.

      I-tsing tinggal selama 6 bulan di Sriwjaya untuk belajar bahasa Sangksekerta, setelah itu ia berangkat ke Nelanda, India. Setelah lama belajar di Nelanda, tahun 685 I-Tsing tadi kembali ke Sriwijaya dan tinggal selama beberapa tahun untuk menerjemahkan teks-teks Buddha dari bahasa Sanskerta ke bahasa Cina. Catatan Cina yang lain menyebutkan tentang utusan Sriwjaya yang datang secara rutin ke Cina, yang terakhir pada tahun 988 M.

      2. Sumber Arab

      Orang-orang Arab sering menyebut Sriwijaya dengan nama Sribuza, Sabay atau Zabaq. Mas’udi, seorang sejarawan Arab klasik menulis catatan tentang Sriwijaya pada tahun 955 M. Dalam catatan itu digambarkan Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan besar, dengan tentara yang sangat banyak. Hasil bumi Sriwijaya adalah Kapur Barus, Kayu Gaharu, Cengkeh, Kayu Cendana, Pala, Kardamugu, Gambir, dan beberapa hasil bumi lainnya.

      Bukti lain yang mendukung adalah ditemukannya perkampungan-perkampungan Arab sebagai tempat tinggal sementara di pusat kerajaan Sriwijaya.

      3. Teori India

      Kerajaan Sriwijaya pernah menjalin hubungan dengan raja-raja dari kerajaan-kerajaan di India seperti kerajaan Nalanda dan Cola. Dengan kerajaan Nalanda disebutkan bahwa raja Sriwijaya mendirikan sebuah prasasti yang di kenal dengan prasasti Nalanda.

      Dalam prasasti tersebut dinyatakan bahwa raja Nalanda yang bernama raja Dewapaladewa berkenan membebaskan 5 desa dari pajak. Sebagai gantinya desa tersebut wajib membiayai para mahasiswa dari kerajaan Sriwijaya yang menuntut ilmu di kerajaan Nalanda. Di samping menjalin hubungan dengan kerajaan Nalanda, kerajaan Sriwijaya juga menjalin hubungan dengan kerajaan Cola (Cola Mandala) yang terletak di India Selatan. Hubungan ini menjadi retak setelah raja Rajendra Cola ingin menguasai Selat Malaka.

      4. Sumber Lokal

      1. Prasasti Kota Kapur

      Prasasti ini merupakan yang paling tua, bertarikh 682 M, menceritakan tentang kisah perjalanan suci dan Dapunta Hyang dari Minana dengan perahu, bersama dua laksa (20.000) tentara dan 200 peti perbekalan serta 1213 tentara yang berjalan kaki. Sumber lain menyatakan prasasti ini berisi tentang penaklukkan bumi jawa yang tidak setia kepada Sriwijaya. Prasasti kota Kapur di temukan di pulau Bangka.

      2. Prasasti Kedukan Bukit

      Prasasti ini berangka tahun 683 M itu menyebutkan bahwa raja Sriwijaya bernama Dapunta Hyang yang membawa tentara sebanyak 20.000 orang berhasil menundukkan Minangatamwan. Dengan kemenangan itu, kerajaan Sriwijaya semakin makmur daerah yang di maksud Minangatamwan itu kemungkinan adalah daerah Binaga yang terletak di Jambi. Daerah itu sangat srategis untuk perdagangan.

      3. Prasasti Talang Tuo

      Prasasti berangka tahun 684 M itu menyebutkan tentang perbuatan taman Srikesetra atas perintah raja Dapunta Hyang.

      4. Prasasti Karang Berahi

      Prasasti Berangka tahun 686 M itu di temukan di daerah pedalaman Jambi, yang menunjukkan penguasaan Sriwijaya atas daerah itu.

      5. Prasasti Ligor

      Prasasti berangka tahun 775 M itu menyebutkan tentang ibu kota Ligor yang di fungsikan untuk mengawasi pelayaran perdagangan di selat Malaka.

      6. Prasasti Nalanda

      Prasati ini menyebutkan raja Balaputradewa sebagai raja terakhir dari dinasti Sailendra yang terusir dari jawa tengah akibat kekalahannya melawan kerajaan Mataram dari dinasti Sanjaya. Dalam prasati itu, Balaputra dewa meminta kepada raja Nalanda agar mengakui haknya atas kerajaan Sailendra. Disamping itu, prasasti ini juga menyebutkan Baladewa berkenan membebaskan 5 buah desa dari pajak untuk membiayai para mahasiswa yang belajar di Nalanda.

      7.  Prasasti Telaga Batu

      Prasasti ini ditemukan disekitar Palembang pada tahun 1918 M. Berbentuk batu lempeng mendekati segi lima, ditasnya ada tujuh kepala ular kobra, dengan sebentuk mangkuk kecil dengan cerat (mulut kecil tempat keluar air) dibawahya. Menurut para arkeolog, prasasti ini digunakan untuk pelaksanaan upacara sumpah kesetiaan dan kepatuhan para calon pejabat. Dalam prosesi itu, pejabat yang disumpah meminum air yang dialirkan ke batu dan keluar dari cerat tersebut. sebagai sarana untuk upacara persumpahan, prasasti seperti itu biasanya ditempatkan di pusat kerajaan, mka diduga kuat Palembang merupakan pusat kerajaan Sriwijaya.

      C. Struktur Pemerintahan Sriwijaya

      Pembentukan negara dalam satukesatuan struktur kekuasaan politik kerajaan Sriwijaya ditemukan dalam beberapa prasasti penting yang memuat info di dalamnya. Info-info tersebut seperti Mandala, Kedatuan, Samaryyada, Vanwa, Bumi.

      Kedatuan diartikan sebagai wawasan Datu (tuan rumah) tempat tinggal, tepat emas di simpan dan hasil bumi sebagai wilayah yang harus dijaga. Kedatuan ini dikelilingi oleh Vanwa, yang bisa dianggap sebagai wilayah kota dari Sriwijaya yang di dalamnya terkandung Vihara untuk tempat beribadah masyarakat.

      Kemudian Samaryyada merupakan wilayah yang bersebarangan dengan Vanwa, yang terhubung ke jalan Khsusus (Samaryyada Patha) yang dapat dimaksud kawasan pedalaman. Sedangkan Mandala adalah suatu kawasan yang berdiri sendiri dari bumi yang berada dalam kontrol kekuasaan Kedatuan Sriwijaya.

      Penguasa Sriwijaya disebut dengan Maharaja atau Dapunta Hyang. Selanjutnya juga terdapat putra mahkota yang disebut Yufaraja yang puta mahkota kedua disebut Pratiyufaraja. Istilah tersebut banyak dijelaskan dalam prasasti telaga batu.

      D. Kehidupan Sosial, Ekonomi, dan Kebudayaan

      Kerajaan Sriwijaya terletak pada jalur yang strategis, jalur perdagangan antara India dan Cina. Selain itu keraajaan ini juga berhasil menguasai selat malaka yang merupakan jalurnya. Dengan menguasai selat tersebut menjadikan Sriwijaya menjadi yang mengatur perdagangan nasional dan internasional.

      Dalam bidang kebudayaan khususnya keagamaan kerajaan Sriwijaya menjadi pusat dari Agama Budha di Asia Tenggara dan Asia Timur. Agama budha berkembang di Sriwijaya adalah Agama Budha Mahayana. Salah satu tokoh yang terkenal adalah Dharmakirti.

      E. Raja-Raja Terkenal di Sriwijaya

      Kerajaan Sriwijaya memiliki banyak sekali raja-raja yang berkuasa di kerajaan Sriwijaya. Diantara raja-raja tersebut, raja-raja yang terkenal adalah sebagai berikut:

      1. Raja Dapuntra Hyang

      Pada masa kekuasaannya dia berhasil memperluas kekuasaannya sampai ke Jambi. Ia juga berhasil menjadikan kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan Maritim yang kuat.

      2. Raja Dharmasetu

      Raja Dharmasetu berhasil memperluas kekuasaan Sriwijaya sampai ke semenanjung Malaya. Bahkan kerajaan Sriwijaya berhasil membuat pangkalan di wilayah Ligor. Selain itu, kerajaan Sriwijaya juga menjalin hubungan luar negri dengan India dan Cina. Kapal-kapal selalu berlabuh di kerajaan Sriwijaya.

      3. Raja Balaputradewa

      Cerita mengenai raja Balaputradewa diketahui dari catatan prasasti Nalanda. Raja Balaputradewa menjabat sekitar abad ke-9. Balaputradewa merupakan keturunan dari raja Sailendra yaitu putra dari raja Samaratungga dengan Dewitara dari kerajaan Sriwijaya.

      Pada masanya kerajaan Sriwijaya berkembang pesat. Sriwijaya merupakan pusat agama Buddha di Asia Tenggara. Ia juga menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan India seperti Cola dan Nalanda.

      4. Raja Sri Sudamaniwarmadewa

      Pada masa kekuasaan raja Sudamaniwarmadewa, kerajaan Sriwijaya pernah mengalami serangan dari raja Darmawangsa dari jawa timur, tetapi serangan tersebut berhasil di gagalkan oleh raja Sudamaniwarmadewa dan pasukannya.

      5. Raja Sanggarama Wijayatunggawarman

      Pada masa kekuasaanya kerajaan Sriwijaya iserang oleh kerajaan Cola dari India yang dipimpin oleh Rajendra Cola. Serangan tersebut berhasil merebut kekuasaan Sriwijaya dari raja Wijayatunggawarman, dan akhirnya raja Wijayatunggawarman ditahan oleh raja Rajendra. Tapi pada masa kekuasaan raja Kulo Tungga 1 kerajaaan Cola, raja Wijayatunggawarman kemudian dibebaskan.

      F. Masa Kejayaan Sriwijaya

      Kerajaan Sriwijaya mencapai kejayaan pada abad ke 9-10 M. Dengan menguasai seluruh jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Kerajaan ini mempunyai kekuasaan yang hampir menyeluruh sampai Asia Tenggara, diantaranya adalah Jawa, Sumatra, Semenanjung, Malay, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan juga Filiphina. Kerajaan yang berbasis di pesisir ini terkenal dengan armada maritimnya yang kuat sampai di seganai oelh lawan-lawannya. Dengan kekuatan tersebut maka langkah untuk memperluas kekuasaan berjalan sangat pesat.

      Kerajaan Sriwijaya juga mengenakan bea cukai atas setiap kapal yang melewati dua selat tersebut. sriwijaya mengumpulkan kekayaan dari jasa pelabuhan dan gudang perdagangan, khususnya pasar Cina dan India

      Sriwijaya mencapai puncak kejayaannya pada masa kekuasaan Dapunta Hyang Sri Jayanaga. Ia dikenal sangat pandai dalam meramu taktik perang dan juga peduli terhadap rakyatnya. Selama Dapunta Hyang Sri Jayanaga memerintah, kerajaan Sriwijaya berhasil menguasai semua wilayah kerajaan yang meliputi hampir seluruh Asia Tenggara.

      Kerajaan Sriwijya saat itu bahkan terkenal dengan armada laut paling kuat dalam sejarah bangsa Indonesia. Dalam sebuah prasasti disebutkan bahwa Dapunta Hyang Sri Jayanaga melakukan ekpansi selama 8 tahun dengan 20.000 pasukan. Tujuan dari ekspansi adalahutnuk memperluas daerah kerajaan dan berhasil membuat Sriwijaya menjadi makmur.[2]

      G. Masa Kemunduran/Keruntuhan

      Pada akhir abad ke-13 M, kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan oleh faktor politik dan ekonomi.

      1. Faktor Politik

      Kedudukan kerajaan Sriwijaya semakin terdesak, karena munculnya kerajaan-kerajaan besar yang juga memiliki kepentingan dalam dunia peragangan, seperti kerajaan Siam di sebelah Utara. Kerajaan Siam memperluas wilayah kekuasaannya ke arah Selatan dengan menguasai daerah-daerah di Semenanjung Malaya termasuk tanah Genting Kra. Jatuhnya tanah Genting Kra kedalam kekuasaan kerajaan Siam mngakibatkan kegiatan pelayaran perdagangan di kerajaan Sriwijaya semakin berkurang.

      Dari arah Timur, kerajaan Sriwijaya terdesak oleh perkembangan kerajaan Singasari, yang pada waktu itu diperintah oleh raja Kertanegara. Kerajaan Singasari yang bercita-cita memnguasai seluruh wilayah Nusantara mulai mengirim ekspedisi ke arah Barat yang dikenal dengan istilah Pamalayu. Dalam ekspedisi ini, kerajaan Singasari mengadakan pendudukan terhadap kerajaan Melayu, Pahang, dan Kalimantan, sehingga mengakibatkan kedudukan kerajaan Sriwijaya semakin terdesak.

      2. Faktor ekonomi

      Para perdagang melakukan aktivitas perdagangan di kerajaan Sriwijaya semakin berkurang, karena daerah-daerah strategis yang pernah dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya telah jatuh kedalam kekuasaan dari raja-raja sekitarnya. Akibatnya, para pedagang yang melakukan penyeberangan ke tanah Genting Kra atau yang melakukan kegiatan sampai ke daerah Melayu (sudah dikuasai kerajaan Singasari) tidak lagi melewati wilayah kekuasaan Sriwijaya. Keadaan seperti ini tentu mengurangi sumber pendapatan kerajaan.

      Dengan faktor politik dan ekonomi itu, maka sejak akhir abad ke-13 M, kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan kecil dan wilayahnya terbatas pada daerah Pelembang. Kerajaan Sriwijaya yang kecil dan lemah akhirnya dihancurkan oleh kerajaan Majapahit tahun 13 M.

      Kejayaan kerajaan Sriwijaya semakin pudar mulai awal abad ke-11. Sebagiamana telah dikemukakan, Sriwijaya selalu mengadakan hubungan baik dengan kerajaan tetangganya. Entah apa sebabnya, hubungannya dengan kerajaan Cola (India menjadi buruk). Pada tahun 1024 M, Cola menyerang Sriwijaya. Serangan itu diulang kembali pada tahun 1030. Banyak kapal Sriwijaya tenggelam dan hancur akibat peperangan tersebut. tidaklah heran kalau peperangan itu melemahkan angkatan laut Sriwijaya.

      Semakin rapunya kekuatan militer mengakibatkan kontrol terhadapt wilayah bawahanpun menjadi semakin lemah. Kelemahan itu terbukti dari sikap kerajaan Melayu yang melepaskan diri dari Sriwijaya. Dari berita Cina diketahui bahwa pada abad ke-11, Melayu mengirim utusannya sendiri ke Cina. Setelah itu daerah kekuasaan Sriwijaya yang lain ikut melepaskan diri pula. Wilayah Sriwijaya semakin ciut. Akan tetapi, Sriwijaya sendiri tidak mampu bertindak tegas terhadap wilayah-wilayah yang membangkang. Ia tidak lagi memiliki angkatan laut yang kuat.

      Keamanan wilayah yang kacau tentunya berpengaruh pada merosotnya arus perdagangan. Para pedagang enggan singgah lagi di Sriwijaya. Sriwijaya yang dulunya menjadi pusat perdagangan kini telah menjadi sarang bajak laut. Akhirnya pada tahun 1377 M, tidak lagi terdengar berita tentang Sriwijaya. Saat itu bersamaan dengan tampilnya kerajaan perkasa di Jawa, yakni Majapahit