Blog

  • Golongan Darah Menentukan Kepribadian Seseorang – Hoax atau Ilmiah?

    Selama ini kita mempercayai bahwa golongan darah tertentu bisa mempengaruhi kepribadian seseorang. Tipe A diyakini sebagai pemilik kepribadian yang sangat hati-hati dan perfeksionis, tipe B diyakini sebagai seorang yang konyol dan cuek, tipe AB disebut-sebut sebagai si rasional yang tenang, dan tipe O adalah sosok yang sangat optimis dan pekerja keras.

    Kepribadian berdasarkan golongan darah tersebut menjadi sangat populer pada saat ini. Di internet banyak komik yang menceritakan interaksi antara keempat golongan darah tersebut. Di Jepang dan Korea, ramalan berdasarkan jenis kelamin justru mengisi tayangan televisi pagi hari. Bahkan sampai ada layanan pencari jodoh yang berdasarkan golongan darah, atau pencari kerja dengan karyawan bergolongan darah tertentu.

    Lalu, mengapa bisa disebut (atau dicurigai) sebagai HOAX? Karena tidak ada dasar atau bukti ilmiah yang dapat membuktikan hal tersebut!

    Adalah Karl Landsteiner yang menemukan penggolongan darah ABO pada tahun 1901. Penelitian ini menemukan bahwa perbedaan golongan darah disebabkan oleh protein yang terdapat pada darah. Manfaat dari penelitian ini digunakan dalam proses transfusi darah.

    Di kemudian harilah penyimpangan tersebut dimulai. Jerman di bawah pimpinan diktator Adolf Hitler berusaha membuat etnis mereka memiliki derajat yang lebih tinggi dari etnis lain, agar mereka bisa menguasai dunia. Pada saat itu Jerman memiliki rasio golongan darah A dan O yang tinggi, sehingga dibuatlah pengetahuan semu berupa teori palsu yang meninggi-ninggikan orang dengan golongan darah A dan O.

    Konsep ini kemudian diadopsi oleh Jepang pada tahun 1930-an untuk membentuk tentara-tentara unggul. Tentara pada posisi yang lebih penting terdiri dari golongan darah tertentu. Setelah ini, pemikiran dan teori mengenai kepribadian berdasarkan golongan darah sempat tidak digunakan lagi selama bertahun-tahun.

    Kepribadian berdasarkan golongan darah diangkat kembali dan menjadi populer ketika Masahiko Nomi menuliskan buku berjudul “Understanding Affinity by Blood Type” (Memahami Persamaan berdasarkan Golongan Darah) pada tahun 1971. Kesuksesan dari buku tersebut disusul oleh 10 buku lainnya kemudian. Masahiko Nomi meninggal dunia pada tahun 1981 dan setelah itu pembahasan mengenai golongan darah dilanjutkan oleh Toshitaka Nomi, anaknya.

    Keraguan muncul ketika diketahui bahwa Nomi Masahiko adalah seorang pengacara dan jurnalis, dengan tanpa latar belakang kedokteran/psikologi sama sekali. Pandangan Nomi Masahiko mengenai golongan darah diduga terpengaruh oleh Takeji Furukawa. Siapakah Takeji Furukawa?

    Takeji Furukawa adalah seorang profesor di Sekolah Guru Perempuan Tokyo (Tokyo Women’s Teacher’s School) yang mempublikasikan papernya “The Study of Temperament Through Blood Type” (Kajian Temperamen berdasarkan Golongan Darah) di jurnal Psychological Research pada tahun 1927. Ia melakukan observasi terhadap perbedaan temperamen kepada murid-murid yang belajar di sekolahnya dan mengambil simpulan bahwa semua manusia dapat dibagi menjadi 2 macam kepribadian. Manusia bergolongan darah A yang intelek dan tenang dengan manusia bergolongan darah B yang emosional dan mudah marah. Studi tersebut sempat mendapat kritik karena dianggap tidak ilmiah dan tidak memiliki bukti-bukti yang kuat. Kajian mengenai golongan darah dan kepribadian kemudian menghilang hingga diangkat kembali oleh Masahiko Nomi pada tahun 1971.

    Dengan iseng, saya mencoba mencari penelitian mengenai kepribadian berdasarkan golongan darah di Google Scholars dan Psycnet APA, dengan kata kunci “blood types personality” dan “blood types temperament”. Saya mendapatkan beberapa jurnal menarik (yang sayangnya hanya bisa saya dapatkan abstraknya, untuk jurnal penuhnya harus bayar berpuluh-puluh USD). Sebagai catatan, saya hanya memilih jurnal yang ditulis selama 15 tahun terakhir saja. Mari kita bahas satu persatu

    1. Personality, Blood Type, and The Five-Factor Model, oleh Cramer dan Imaike (2002)

    Penelitian ini mencari kaitan antara golongan darah dan kepribadian dengan basis five-factor model (OCEAN model) dengan instrumen NEO-PI. Partisipan dari subyek ini adalah 400 mahasiswa di Kanada yang telah diketahui golongan darahnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh golongan darah terhadap kepribadian.

    2. Blood Type and Personality, oleh Rogers dan Glendon (2003)

    Penelitian ini juga menguji kaitan antara golongan darah dengan kepribadian, dengan basis OCEAN model. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa tidak ada kaitan/hubungan antara golongan darah dengan kepribadian.

    3. Blood Type and The Five Factors of Personality in Asia, oleh WU, Lindsted, dan Lee (2005)

    Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil temuan dari 2 penelitian yang saya sebutkan di atas, yang juga meneliti kaitan antara golongan darah dengan kepribadian berbasis OCEAN model. Penelitian ini dilakukan kepada siswa sekolah tinggi di Taiwan dengan instrumen NEO-PI-R versi China. Penelitian ini menemukan tidak ada hubungan/kaitan yang signifikan antara golongan darah dan kepribadian, kecuali tipe AB pada perempuan yang memiliki skor lebih rendah pada domain conscientiousness. Tapi Wu, Lindsted, dan Lee menduga bahwa hal ini terjadi akibat jumlah partisipan yang kurang banyak sehingga tetap disimpulkan bahwa tidak ada hubungan/kaitan antara golongan darah dengan kepribadian.

    Dari sini bisa ditarik ringkasan dari perkembangan kajian golongan darah tersebut:

    1. Digunakan oleh Nazi untuk mengangkat derajat etnis mereka.
    2. Diteliti oleh Takeji Furukawa, tetapi mendapat banyak kritikan akibat kurangnya data-data yang mendukung dan kurang ilmiah.
    3. Menghilang selama hampir 50 tahun dan diangkat kembali oleh Masahiko Nomi, seorang pengacara dan jurnalis yang tidak memiliki latar belakang kedokteran/psikologi, dan tidak melakukan penelitian apapun mengenai kepribadian berdasarkan golongan darah.
    4. Dilanjutkan oleh Toshitaka Nomi.
    5. Hingga saat ini belum ditemukan penelitian yang mendukung adanya keterkaitan/hubungan antara kepribadian dengan golongan darah.

    Dampak-Dampak yang Muncul Akibat Populernya Teori Golongan Darah

    1. 1990, Mitsubishi Electronics memasang iklan lowongan kerja di harian Asahi Daily yang hanya merekrut pekerja bergolongan darah AB karena diyakini mampu membuat perencanaan dengan baik
    2. Menteri Jepang, Ryu Matsumoto, menyatakan pengunduran dirinya karena emosinya yang tidak stabil sehingga menyebabkan keributan. Dalam pidato pengunduran dirinya, ia menyatakan bahwa ia menyesal memiliki golongan darah B sehingga ia menjadi emosional.
    3. Tim softball di Jepang pada Olimpiade Beijing mengaku menggunakan teori golongan darah tersebut untuk memberikan pelatihan yang berbeda-beda pada setiap individu
    4. Beberapa TK di Jepang memisahkan kelas berdasarkan golongan darah.
    5. Beberapa perusahaan besar melaporkan bahwa mereka menggunakan golongan darah sebagai salah satu penentu diterimanya seseorang dalam perusahaan mereka.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil bacaan singkat saya terhadap beberapa literatur, dapat disimpulkan bahwa teori kepribadian berdasarkan jenis kelamin masih harus dipertanyakan. Mengingat kemunculannya pertama kali didasarkan oleh pandangan etnosentrisme (etnis tertentu harus lebih unggul dari etnis lainnya), sempat mendapatkan penolakan karena kurang memiliki bukti ilmiah, dan hingga saat ini belum ada penelitian ilmiah yang mampu mendukungnya.

    Hal ini juga mungkin bisa menjadi ide penelitian selanjutnya, apakah benar golongan darah berhubungan dengan kepribadian tertentu?

  • Bahaya Pikiran dan Emosi Negatif bagi Tubuh Fisik

    Beberapa waktu lalu di sela acara seminar, salah satu peserta berdiskusi dengan saya mengenai kondisi kesehatannya. Rekan ini adalah pebisnis sukses, usianya baru sekitar 30an, dan sudah lima tahun menderita penyakit autoimun, ankylosing spondylitis. Rekan ini merasakan lehernya sakit setiap kali ia menoleh. Ia juga berkata bahwa penyakit ini tidak ada obatnya, tidak bisa sembuh, karena disebabkan oleh kelainan gen.

    Benarkah semua ini karena gen? Bila benar karena gen, bisakah kondisi ini disembuhkan? Sebelumnya, ia dalam kondisi sehat, bugar. Namun, entah apa yang terjadi padanya, ia menjadi sakit. Dapatkah kita memengaruhi kerja gen untuk kebaikan, kesembuhan, dan kesehatan?

    Kelainan gen tunggal yang memengaruhi hidup manusia dan mengakibatkan penyakit seperti Huntington’s disease (HD), beta thalasemia, dan cystic fibrosis, hanyalah sebesar 2%. Mayoritas manusia, 98%, lahir dengan gen-gen yang seharusnya mampu membuat kita hidup sehat dan bahagia. Penyakit yang menjadi momok manusia modern seperti diabet, sakit jantung, dan kanker, bukanlah karena pengaruh gen tunggal, namun adalah akibat atau hasil interaksi banyak gen dan faktor lingkungan.

    James Watson, Ph.D., dan Francis Crick, Ph.D., adalah penemu struktur DNA double helix, yang menyatakan, di jurnal Nature, terbit tahun 1970, bahwa kondisi biologis manusia ditentukan sepenuhnya oleh gen. Hingga saat ini, dogma ini masih sangat kuat memengaruhi pandangan awam.

    Pergeseran paradigma luar biasa terjadi saat ilmuwan akhirnya berhasil memetakan gen manusia melalui Human Genome Project (HGP). HGP diawali tahun 1990 dan berakhir tahun 2003. Semula para ilmuwan berharap dapat menemukan 140.000 gen berbeda. Angka ini berasal dari 100.000 jenis protein yang ada di tubuh manusia dan 40.000 protein pengatur yang dibutuhkan untuk membuat protein lainnya, dan setiap gen menghasilkan protein spesifik.

    Di akhir proyek pemetaan gen manusia, tahun 2003, para ilmuwan hanya menemukan 23.688 gen. Dari dogma Watson tampak jelas bahwa jumlah gen yang terpetakan tidak sejalan dengan jumlah protein yang ada dan membentuk struktur tubuh manusia.

    Satu kemungkinan yang bisa terjadi hanyalah gen-gen ini bekerjasama dengan kombinasi tertentu, ada yang “nyala” (aktif) dan “padam” (tidak aktif) dalam waktu bersamaan di dalam sel. Sama halnya dengan lampu pohon natal yang menyala dan padam. Kombinasi “nyala” dan “padam” ini menentukan jenis protein yang dihasilkan.

    Gen dikelompokkan berdasar stimulus yang mengaktifkan dan menonaktifkan mereka. Ada experience-dependent gen atau activity dependent gen yaitu gen yang aktif saat seseorang belajar hal baru, mengalami pengalaman baru, atau sedang dalam proses penyembuhan. Gen-gen ini menghasilkan sintesa protein dan senyawa kimiawi yang memberi perintah pada stem sel untuk berubah menjadi sel yang dibutuhkan untuk penyembuhan.

    Behavioral-state-dependent gen menjadi aktif saat individu sedang mengalami kondisi emosi intens, stres, atau mengalami beragam kondisi kesadaran yang berbeda, termasuk saat kita sedang bermimpi. Gen-gen ini menghubungkan pikiran dan tubuh.

    Bagaimana pikiran pengaruhi gen?

    Bagaimana pikiran dan emosi sampai bisa memengaruhi gen dalam inti sel?
    Saat kita berpikir dan merasakan emosi tertentu otak menghasilkan senyawa kimiawi yang disebut neuropeptida. Neuropeptida ini berfungsi sebagai pembawa pesan dan menyebar ke sel-sel di seluruh tubuh dan mencari reseptor atau docking station yang sesuai untuk dapat menyampaikan pesan kepada DNA dalam sel. Ini sama seperti kita memasukkan flashdisk ke USB-port di laptop dan selanjutnya mengunduh datanya ke komputer.

    Melalui gen-gen inilah akhirnya dimengerti bagaimana kita dapat memengaruhi kesehatan tubuh melalui kondisi pikiran dan tubuh guna meningkatkan kesehatan, ketahanan fisik, dan kesembuhan. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa hampir 90% gen dipengaruhi oleh interaksi dengan keluarga, lingkungan, tempat kerja, teman, rekan kerja, stres, makanan, gaya hidup, praktik spiritual, kondisi emosi, dll.

    Riset terkini di bidang genetika menemukan bahwa faktor di luar sel memengaruhi gen. Ini dinamakan epigenetics yang secara harafiah berarti “control above genetics” atau “kendali atas gen”. Faktor ini bisa yang berasal dari luar sel, masih di dalam tubuh, dan bisa berasal dari luar diri individu seperti interaksi dengan lingkunan, keluarga, teman, rekan kerja, stres, emosi, pikiran, polusi, makanan, gaya hidup, praktik spiritual, kondisi emosi, dll.

    Epigenetics menyatakan bahwa nasib kita tidak sepenuhnya ditentukan oleh gen-gen kita dan perubahan kondisi kesadaran manusia dapat menghasilkan perubahan fisik, baik pada struktur dan fungsi di tubuh manusia.

    Contoh nyata epigenetics adalah pada kembar identik dengan DNA yang persis sama. Jika mengacu pada pernyataan bahwa semua penyakit ditentukan oleh gen – genetic predeterminism, berarti kedua kembar ini punya ekspresi gen yang sama dan sakit yang sama.

    Namun ternyata tidaklah demikian. Kembar identik bisa punya gen yang sama namun kondisi fisik atau kesehatan yang berbeda. Studi epigenetics memunculkan satu pertanyaan penting: Bagaimana bila kita tidak dapat mengubah lingkungan eksternal?

    Bagaimana bila kita melakukan hal yang sama setiap hari, bertemu orang yang sama pada waktu yang sama setiap hari – hal-hal yang mengakibatkan pengalaman yang sama dan menghasilkan emosi yang sama yang memberi sinyal kepada gen-gen dengan cara yang sama?

    Selama kita melihat atau menjalani hidup dengan kacamata masa lalu dan bereaksi pada kondisi yang kita alami menggunakan jaringan otak yang sama, merasakan emosi yang sama, maka senyawa kimiawi yang dihasilkan otak, neurotransmitter dan neuropeptida yang menyebar ke sel-sel tubuh, yang berperan sebagai pembawa pesan (messenger), adalah sama, dan kita mengirim sinyal yang sama pada gen-gen yang sama, dan membuat gen-gen ini aktif atan nonaktif dengan cara yang sama, dan mengakibatkan kondisi kita tetap sama.

    Dengan kata lain, tubuh kita tinggal di masa lalu. Salah satu sebab utama dan paling kuat dari perubahan epigenetics adalah stres. Stres menyebabkan tubuh kehilangan keseimbangan (homeostasis). Ada tiga bentuk stres: stres fisik (trauma), stres kimiawi (racun), dan stres emosi (takut, khawatir, kewalahan, terluka, marah, benci, dll).

    Bahaya Stress

    Setiap bentuk stres ini dapat mengakibatkan terjadinya 1.400 reaksi kimia dan menghasilkan lebih dari 30 hormon. Saat senyawa kimiawi/hormon ini terpicu, pikiran memengaruhi tubuh melalui sistem saraf otonom dan kita mengalami keterhubungan pikiran dan tubuh.

    Ironisnya, merasakan atau mengalami stres bersifat adaptif, maksudnya semua makhluk hidup diprogram untuk mampu mengalami stres jangka pendek guna memobilisasi dan menggunakan semua sumber daya yang mereka miliki untuk mengatasi kondisi genting.

    Saat kita merasakan adanya ancaman di lingkungan, nyata atau hanya dalam pikiran, repson lawan atau lari (fight or flight) mengaktifkan sistem saraf simpatik (subsistem dari sistem saraf otonom), dan denyut jantung meningkat, tekanan darah naik, otot menegang, hormon seperti adrenalin dan kortisol membanjiri tubuh menyiapkan kita untuk menyelamatkan diri melalui mekanisme lawan atau lari.

    Setelah melewati masa genting, misalnya berhasil lolos dari kejaran anjing liar, tubuh akan kembali ke kondisi normal, homeostasis, segera setelah kita merasa aman atau berada di tempat yang aman. Inilah cara tubuh kita dirancang. Tubuh bisa keluar dari kondisi homeostasis namun hanya untuk waktu yang singkat, hingga bahaya lewat.

    Hal serupa terjadi di dunia modern. Saat sedang mengendarai mobil dan tiba-tiba ada pengemudi lain memotong jalur kita, untuk beberapa saat kita mungkin kaget dan marah. Ini bisa kita rasakan tidak hanya di perasaan namun juga terutama di tubuh Kita. Ini adalah respon stres. Beberapa saat setelah menyadari bahwa kita tidak sampai menabrak atau tertabrak, kita menjadi kembali rileks.

    Respon stres juga bisa terjadi saat kita mengingat kejadian di masa lalu, yang berisi muatan emosi negatif intens namun belum terselesaikan, atau membayangkan kejadian di masa depan, yang juga menimbulkan emosi negatif.

    Semua ini mengakibatkan kita hidup dalam mode survival yang nyata namun tidak nyata. Dan setiap kali kita merasakan emosi tertentu, otak menghasilkan neuropeptida yang akan menyebar ke sel-sel di seluruh tubuh dan memengaruhi gen-gen yang ada pada inti sel.

    Bila emosi yang dirasakan adalah emosi negatif maka gen-gen ini akan terpengaruh secara negatif. Sebalilknya bila yang dirasakan adalah emosi positif maka gen-gen juga akan terpengaruh secara positif. Dalam mode fight-flight, energi kehidupan dimobilisasi dan digunakan oleh tubuh untuk melawan atau lari. Namun, bila tubuh tidak kembali ke homeostasis, karena kita terus merasa atau yakin ada bahaya, energi vital ini hilang tak berbekas.

    Energi kehidupan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan sel atau penyembuhan terpakai untuk tujuan lain. Komunikasi antarsel terhambat. Semua sistem diri fokus hanya pada upaya keselamatan hidup secara fisik. Sistem imun dan endokrin melemah karena gen-gen pada wilayah yang berhubungan dengan fungsi-fungsi ini terganggu.

    Ini sama seperti 98 persen sumberdaya yang ada pada satu negara semuanya digunakan untuk pertahanan, dan tidak lagi ada yang tersisa untuk membangun infrastruktur, sistem komunikasi, produksi makanan, kesehatan, pendidikan, dll.

    Peneliti di Ohio State Universty Medical Center menemukan lebih dari 170 gen yang terpengaruh oleh stres, 100 di antaranya benar-benar “off” (termasuk banyak di antaranya adalah gen yang memfasilitasi pembentukan protein untuk penyembuhan). Para peniliti melaporkan bahwa luka pada pasien yang mengalami stres butuh waktu 40 persen lebih lama untuk sembuh. Stres yang kita alami berbeda dari masa ke masa.

    Stres di masa sekarang bisa muncul dari banyak kondisi atau sebab seperti akibat tekanan pekerjaan, berusaha memenuhi target perusahaan, kondisi finansial yang kurang baik, cemas akan masa depan, kerja berlebih dan kurang istirahat, menentukan target pribadi terlalu tinggi sehingga diri merasa tidak berdaya, lingkungan atau suasan kerja yang tidak kondusif, masalah rumah tangga, dan berbagai masalah lainnya.

    Stres juga lebih sering dialami seseorang akibat pola pikir yang salah. Kondisi, kejadian, atau situasi yang sebenarnya tidak perlu menjadi masalah, bisa menjadi masalah (besar) dan mengakibatkan stres karena sikap dan pola pikir yang salah. Dan saat stres berlangsung dalam waktu lama, yang kita sebut stres kronis, tubuh terpengaruh, tidak mampu beroperasi optimal, menjadi tidak sehat atau bahkan sakit.

    Sehat Berkat Pikiran

    Setiap bentuk pikiran yang kita pikirkan, baik yang menyenangkan atau tidak menyenangkan/stres, setiap emosi yang kita rasakan, dan setiap kejadian yang kita alami, dapat menjadi penyebab perubahan epigenetics dari sel-sel tubuh. Dengan menyadari keterhubungan pikiran, emosi, dan perubahan epigenetics kita dapat membalik proses yang membuat kita sakit.

    Caranya, pertama adalah dengan menetralisir emosi-emosi negatif yang selama ini terus dirasakan dan menganggu hidup kita. Emosi negatif, yang adalah stres, harus dihilangkan secepatnya dan setuntasnya. Selanjutnya adalah dengan memrogram pikiran bawah sadar untuk mencapai kondisi tubuh sehat.

    Kunci untuk memrogram pikiran bawah sadar untuk kesembuhan dan kesehatan adalah dengan relaksasi mental dan fisik yang dalam (deep trance) yang digabungkan dengan teknik sensualisasi yang tepat, dan merasakan emosi positif spesifik dan intens.

    Penjelasan detil teknik mengolah pikiran, perasaan, dan tubuh untuk kesembuhan dan kesehatan akan sangat panjang bila dijelaskan di sini. Teknik ini yang saya ajarkan kepada salah satu klien penderita kanker tulang stadium empat guna melengkapi perawatan medis yang ia jalani. Sel-sel kankernya telah menyebar ke tulang rusuk dan tulang belakang L2 dan L5.

    Dengan rutin mempraktikkan teknik penyembuhan berbasis sensualisasi dan emosi positif, hasilnya klien dinyatakan sembuh total. Hasil PET Scan menunjukkan ia telah benar-benar bersih.
    Dua penelitian penting

    Dua penelitian penting tentang pengaruh relaksasi mental dan fisik yang dalam dan emosi positif yang memicu perubahan epigenetics untuk meningkatkan kesehatan diselenggarakan di Benson-Henry Institute for Mind Body Medicine di Massachusetts General Hospital di Boston.
    Relaksasi mental dan fisik yang dilakukan bertujuan untuk menghasilkan perasaan tenang, damai, sangat menyenangkan, dan melihat pengaruhnya pada ekspresi gen. Dalam penelitian pertama, tahun 2008, dua puluh relawan mendapat pelatihan selama delapan minggu mempraktikan teknik yang berhubungan dengan pikiran dan tubuh (termasuk beberapa jenis meditasi, yoga, dan doa repetitif) yang bertujuan menghasilkan respon relaksasi, satu kondisi fisik yang sangat rileks dan nyaman.

    Penelitian ini juga melibatkan sembilan belas meditator berpengalaman. Di akhir masa penelitian, meditator pemula menunjukkan perubahan pada 1.561 gen (874 mengalami upregulated untuk kesehatan dan 687 down regulated untuk stres), penurunan tekanan darah, denyut jantung dan napas. Sementara praktisi berpengalaman menunjukkan ekspresi 2.209 gen. Sebagian besar perubahan genetik ini meningkatkan respon tubuh terhadap stres psikologis kronis.

    Penelitian kedua, tahun 2013, menemukan bahwa respon relaksasi mengakibatkan perubahan ekspresi gen setelah hanya satu sesi relaksasi mental dan fisik baik pada para pemula maupun praktisi berpengalaman. Gen yang mengalami upregulated antara lain yang memengaruhi fungsi kekebalan tubuh, metabolisme, energi, dan sekresi insulin, sementara gen yang mengalami downregulated antara lain yang behubungan dengan radang dan stres.

    Dari paparan di atas dapat disimpulkan beberapa hal penting berikut:

    • Pikiran, otak, dan tubuh saling terhubung dan memengaruhi satu terhadap yang lain.
    • Bentuk pikiran dan emosi yang kita pikirkan atau rasakan setiap hari membentuk siapa diri kita pada level seluler.
    • Betuk pikiran dan emosi yang sama menghasilkan pengaruh yang sama pada sel-sel tubuh dan mengakibatkan kondisi tubuh yang sama, bisa sehat atau sakit.
    • Saat memikirkan atau merasakan hal yang berbeda, kita mengubah pola listrik otak dan memulai pengaruh sistemik yang meliputi perubahan pada tegangan otot, ritme napas, dan aliran neurotransmitter dan hormon.

    Sumber:

    DR. Adi W. Gunawan, CCH.

    President of Adi W. Gunawan Institute of Mind Technology Indonesia Leading Expert in Mind Technology President of Asosiasi Hipnoterapi Klinis Indonesia (AHKI)

  • Protein Asam Amino Levo

    Asam Amino Levo

    Mari kita amati dengan seksama mengapa skenario evolusionis tentang pembentukan protein mustahil terjadi.

    Rangkaian yang benar dari asam-asam amino yang tepat saja tidaklah cukup untuk pembentukan molekul protein. Di samping itu, keduapuluh jenis asam amino yang membentuk protein harus merupakan asam amino Levo. Asam amino terdiri dari dua jenis yang berbeda, yaitu “levo” (kiri) dan “dextro” (kanan). Perbedaan di antara keduanya adalah simetri cermin antara struktur tiga dimensi mereka, yang serupa dengan simetri tangan kiri dan kanan manusia.

    Kedua jenis asam amino ini dapat saling terikat dengan mudah. Dari berbagai penelitian terungkap sebuah fakta yang mengejutkan: semua protein hewan dan tumbuhan, dari organisme paling sederhana hingga paling kompleks, terdiri dari asam amino Levo. Jika ada satu saja asam amino Dextro yang terikat pada struktur sebuah protein, maka protein tersebut menjadi tidak berfungsi. Yang menarik adalah, dalam beberapa percobaan, bakteri yang diberi asam amino Dextro segera menghancurkan asam-asam amino Dextro tersebut, dan dalam beberapa kasus, bakteri membentuk asam amino Levo dari serpihan-serpihan komponen asam amino Dextro sehingga dapat digunakan.

    Mari sesaat kita umpamakan bahwa kehidupan muncul secara kebetulan seperti yang dinyatakan evolusionis. Dalam hal ini, asam amino Levo dan asam amino Dextro yang terbentuk secara kebetulan seharusnya ada dalam jumlah seimbang di alam. Jadi semua makhluk hidup seharusnya memiliki kedua jenis asam amino, Levo dan Dextro, dalam tubuh mereka sebab kedua jenis asam amino ini dapat saling bergabung secara kimiawi. Pada kenyataannya, protein yang terdapat pada semua makhluk hidup terdiri dari asam-asam amino Levo saja.

    Pertanyaan tentang bagaimana protein dapat memilih asam amino Levo dari seluruh asam amino, dan mengapa tidak ada satu pun asam amino Dextro terlibat dalam proses kehidupan, masih menjadi tantangan bagi evolusionis. Mereka tidak memiliki penjelasan atas pemilahan yang sangat “sadar” dan spesifik ini.

    Karakteristik protein ini membuat teori “kebetulan” evolusi yang sudah buntu menjadi semakin membingungkan. Agar terbentuk sebuah protein yang berguna, asam-asam amino itu tidak cukup hanya berada dalam jumlah tertentu, pada urutan tertentu, dan bergabung dalam struktur tiga dimensi yang tepat. Asam-asam amino ini juga harus terdiri dari asam amino Levo saja dan tidak boleh ada satu pun asam amino Dextro. Akan tetapi, tidak ada mekanisme seleksi alam untuk mengidentifikasi penambahan asam amino Dextro pada sebuah rantai dan membuangnya dari rantai tersebut. Fakta ini kembali menghapus kemungkinan bahwa awal kehidupan terjadi “secara kebetulan”.

    Dalam Britannica Science Encyclopaedia, pembela teori evolusi yang terang-terangan, dinyatakan bahwa asam amino seluruh makhluk hidup di bumi dan molekul pembangun polimer kompleks seperti protein memiliki asimetri Levo yang sama. Ditambahkan bahwa ini sama artinya dengan melempar uang logam sejuta kali dan selalu mendapatkan muka yang sama. Dinyatakan juga bahwa tidak mungkin kita dapat memahami mengapa molekul menjadi bentuk Levo atau Dextro. Pilihan ini berhubungan dengan sumber kehidupan di bumi secara mengagumkan.

    Jika sebuah uang logam yang dilempar sejuta kali selalu menghasilkan sisi muka yang sama, mana yang lebih logis: ini merupakan suatu kebetulan, ataukah ada campur tangan yang disengaja? Jawabannya sudah sangat jelas. Akan tetapi, tidak peduli dengan kenyataan yang jelas ini, evolusionis berlindung dalam “teori kebetulan” hanya karena mereka tidak mau menerima eksistensi “campur tangan yang disengaja”.

    Situasi yang serupa dengan asam amino Levo ini berlaku pula pada nukleotida, unit terkecil dari DNA dan RNA. Bedanya, tidak seperti asam amino pada makhluk hidup, hanya nukleotida berbentuk Dextro saja yang dipilih. Ini adalah situasi lain yang tidak pernah dapat dijelaskan oleh teori ‘kebetulan’.

    Sebagai kesimpulan, melalui perhitungan probabilitas telah terbukti secara mutlak bahwa sumber kehidupan tidak dapat dijelaskan dengan kebetulan. Jika kita mencoba menghitung probabilitas sebuah protein berukuran rata-rata yang terdiri dari 400 asam amino dan dipilih dari asam amino Levo saja, kita akan mendapatkan probabilitas 1 banding 2400, atau 10120. Sekadar untuk pembanding, ingatlah bahwa jumlah elektron di seluruh jagat raya diperkirakan 1079, angka yang jauh lebih kecil. Perhitungan probabilitas asam-asam amino ini tersusun dalam urutan yang sesuai dan dalam struktur yang fungsional akan menghasilkan angka yang jauh lebih besar lagi. Jika kita menggabungkan probabilitas-probabilitas ini dan kita perluas hingga pembentukan protein yang lebih besar dan beragam, maka perhitungannya menjadi tak terbayangkan.

  • Perkembangan Embrio Katak dan Sea Urchin

    Perkembangan Embrio Katak

    Lapisan sel akan mengalami invaginasi masuk ke dalam embrio, tahap ini menunjukkan akan memasuki tahap gastrulasi. Tahap gastrulasi ini ditandai dengan terjadinya perubahan susunan yang dsangat besar serta sel-sel menjadi sangat rapi. Dari tahap gastrulasi ini akan didapatkan lapisan lembaga yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Pada fase gastrulasi ini terjadi gerakan morfogenetik misalnya involusi, invaginasi, evaginasi, epiboli, ingresi, delaminasi, dan juga gerakan amoeboid.

    Dari gastrulasi didapatkan 3 lapisan lembaga. Pada perkembangan berikutnya akan terjadi perkembangan pada setiap lapisan lembaga tersebut. Ketiga lapisan lembaga tersebut akan membentuk jaringan-jaringan khusus dan organ-organ tubuh, proses inilah yang disebut dengan organogenesis. Misalnya mesoderm akan mmbentuk notochord, pembentukan anggota tubuh, system urogenital dan peredaran darah. Turunan dari ectoderm akan menjadi system syaraf pusat dan mata. Dan endoderm akan membentuk system pencernaan makanan dan pernafasan.

    Pembenukan system syaraf pusat diawali dengan pembentukkan bumbung neural (neurulasi) dan embrio pada tahap ini disebut dengan neurula. (Sudarwati, 1990). Neurulasi pada amphibi, Aves dan Mamalia pada umumnya sama. Setelah notochord terbentuk maka notochord akan menginduksi ectoderm untuk untuk terjadi neurulasi.

    Pada awalnya bumbung neural masih berbentuk lurus, sebelum bumbung neural posterior terbentuk, bumbung neural bagian paling posterior telah memulai dengan pembentukan otak. Bumbung neural mengelembung membentuk tiga vesikula otak depan (prosensefalon), otak tengah (mesensefalon) dan otak belakang (rhombensefalon). Pada waktu ujung posterior bumbung neural menutup, dibentuk penonjolan baru yaitu vesikula optic. Penonjolan ini dari kedua sisi lateral otak depan. Otak depan akan terbagi menjadi telensefalon, dan dielensefalon. Pada perkembangan berikutnya telansefalon ini akan membentuk serebrum (otak besar) seadangkan dielensefalon akan menjadi thalamus, hipotalamus. Dan mesensefalon tidak berubah dan rongga menjadi “aquaduct serebral”. Rhoembensefalon akan berubah menjadi metensefalon dan mielensefalon. Mielensefalon akan menjadi medulla oblongata sedangkan metensefalon akan menjadi serebelum dan pons varoli.

    Prosedur Kerja

    • Pengamatan model embrio katak dan sea urchin

    Untuk mendapatkan data ini langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengamati dan memahami perubahan embrio mulai dari zigot, proses pembelahan dan perkembangan selanjutnya. Model perkembangan hewan yang ditentukan ada dua yaitu model perkembangan embrio katak dan model perkembangan embrio Sea Urchin. Baik embrio Katak maupun Sea Urchin diamati mulai dari zigot.

    Memahami setiap model yang dilihat kemudian menggambarnya.

    • Pengamatan preparat awetan embrio katak

    Untuk mengamati preparat awetan ini diperlukan mikroskop, kita hanya membutuhkan mikroskop dan preparat awetan saja. Preparat yang diamati jumlahnya banyak mulai dari pembelahan awal sampai masa neurulasi.

    Langkah pertama adalah menentukan cahaya agar kita dapat mengamati preparat, meletakkan preparat pada meja obyektive, mencari gambar dengan perbesaran rendah terlebih dahulu, selanjunya dapat dipindah-pindah ke perbesaran yang lebih besar.

    Setelah ditemukan gambar yang jelas maka kita harus menggambarnya dan memahaminya.

    • Pengamatan preparat basah embrio katak

    Untuk membuat preparat basah ini diperlukan suatu embrio segar Katak. Selanjutnya meletakkan embrio yang telah diambil pada kaca benda cekung. Untuk mengetahui tahap yang terjadi pada telur Katak tersebut maka harus mengirisnya sehingga membaginya menjadi dua bagian yang sama besar. Untuk memotongnya digunakan silet yang tajam dan plastisin sebagai alat untuk mencengkram telur sehingga telur akan mudah diiris. Selanjunya meletakkan kembali telur pada kaca benda. Kemudian mengamati telur Katak tersebut, mencari tahu tahap apa yang sedang terjadi pada telur tersebut. Agar semakin yakin tahap yang terjadi maka harus dicocokkan dengan literature.

    Setelah didapatkan gambar yang bagus maka gambar tersebut digambar.

    Pembahasan

    Perkembangann embrio katak

    Telur katak memiliki dua kutub. Kutup anima berwarna hitam karena memiliki pigmen sedangkan pada kutub vegetal tidak terdapat pigmen.telur yang telah mengalami fertilisasi memiliki ciri terdapat daerah kelabu yang berbentuk bulan sabit. Hal ini di karenakan  ada penetrasi sperma ehingga pigmen di daerah tersebut masuk kedala tempat mesuknya sperma.

    Zigot yang terbentuk memasuki tahap pembelahan I, tipe pembelahannya holoblastik yaitu pembelahan yang menyeluruh dari kutub animal ke kutub vegetal dan samapi melalui daerah kelabu ( grey cresen). Pembelahan I dengan meridional yang arah pembelahannya tepat pada garis tengah sabit kelabu, menghasilkan dua blastomer. Pembelahan kedua meridional tetapi arahnya 90˚ terhadap bidang pembelahan I sehingga menghasilkan 4 blastomer. Pada pembelahan ketiga, Pembelahannya horizontal tegak lurus dengan bidang pembelahan I dan II yang akan menghasilkan 8 blastomer yang tidak sama yaitu 4 mikromer dan 4 makromer. Kerena pada pembelahan ketiga ini terjadi pembelahan secara anequal. Pembelahan akan terus terjadi dan akan menghasilkan blastomer yang tidak sama ukurannya. Pembelahan ketiga ini termasuk pembelahan incomplete karena tidak semua yng membelah hanya sebagian sel saja yang membelah. Sel yang membelah hanya selyang berada di dekat kutub animal saja. Pada pembelahan ketiga ini terjadi lebih ke daerah kutub animal  karena telur katak memiliki yolk yang besar dan berada di kutub vegetal sehingga ketika terjadi pembelahan tidak menggangu keadaan yolk. Sel akan terus membelah hingga terbentuk sel yang berukurann kecil. Dari 8 sel akan terbentuk 16 sel kemudian 32 sel, 64 sel hingga sel akan membentuk sebuah bola padat yang dinamakan morula. Selama pembelahan volume dari telur katak tetap tetapi ukurannya berbeda, sel dibagi menjadi 10-100 sel. Pembelahan di kutup animal lebih cepat daripada pembelahan di kutub vegetal.

    Pada perkembangan selanjutnya morula akan menjadi blastula, karena ada rongga yang disebut blastocoel. Lapisan atap blastocoel lebih tipis daripada alasnya, karena atap dari blastocoel ini tersususn dari 2-4 selapian mikromer, sedangkan alasnya adalah terdiri dari makromer yang jumlah lapisannya lebih banyak. Rongga yang terbentuk tersebut disebabkan oleh sekresi cairan dari sel –sel di kutub animal.

    Sel akan terus mengalami perkembangan hingga akhirnya akan terbentuk tahap gastrulasi. Gastrula dibentuk dari serangkaian proses pergerakan sel dengan hasil akhir berupa tiga lapisan sel yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Pergerakan sel-sel in akan mengakibatkan lapisan sel akan mengalami invaginasi masuk ke dalam embrio. Setelah mengalami invaginasi juga akan mengalami involusi dan juga gerak morfogenetik lainnya. Invaginasi sel ini akan membentuk blastoporus, pada tepi blastoporus ini akan terbentuk bibir dorsal blastoporusi. Terjadinya proses invaginasi ini adalah di daerah intermediet (perbatasan antara mikromer dan makromer). Selanjutnya daerah pelekukan tersebut akan membentuk bibir dorsal blastoporus. Akibat adanya invaginasi akan terajdi migrasi sel. Hasil dari invaginasi ini adalah akan terbentuknya rongga, rongga inilah yang disebut dengan arkenteron. Akibat adanya arkenteron maka rongga bastocoel akan  terdesak hingga rongga ini akan menjadi rongga dengan ukuran yang kecil dan terletak di pinggir. Arkenteron ini nantinya akan menjadi saluran pencernaan primitive. Sedangkan  pada daerah di lain juga terjadi invaginasi yang akan membentuk bibir ventral. Bibir ventral ini terletak di sisi yang berlawanan dengan bibir dorsal. Selain bibir dorsal dan bibir ventral juga ada bibir lateral.

    Setelah terjadi gastrulasi maka akan terjadi proses neurulasi. Pada tahap ini terjadi proses perubahan bentuk fisik dan terjadi pula proses saling menginduksi diantara lapisan embrional. Pada tahap ini sudah terbsntuk lapisan lembaga yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Akan terbentuk keping neural setelah ada induksi dari bakal notochord, selanjutnya pada tepi kiri kananya akan membentuk lipatan neural sedangkan bagian tengahnya melekuk disebut parit neural. Bersamaan dengan itu juga terjadi pertemuan antara lipatan neural kanan dan  lipatan neural kiri yang akan membentuk bumbung neural. Selanjutnya akan terbentuk organ-organ yang berasal dari lapisan lembaga.

    Pada praktikum kali ini awetan basah tidak dapat menunjukkan secara lengkap tentang proses perkembangn embrio katak. Diantaranya tidak ditemukannya tahap morula, blastula dan gastrula, sehingga kita tidak dapat mengamati perkembangan langsung dari embrio Katak. Sehungga kita hanya dapat mengamati perkembangan Embrio Katak dari model peraga dan preparat awetan. Tidak ditemukannya tahapan-tahapan pada preparat basah kemungkinan dikarenakan usia dari telur katak tersebut sama.

    Perkembangan embrio Sea Urchin

    Setelah terjadi fertilisasi maka akan terbentuk zigot. Zigot ini akan membelah secara vertical. Pembelahan ini bersifat equal. Karena terjadi pembelahan bersifat equal ini maka akan terbentuk dua blastomer yang sama. Selanjutnya sel akan membelah lagi menjadi empat blastomer, pembelahan ini bersifat equel dan tegak lurus terhadap bidang pembelahan pertama. Pembelahan akan terus berlangsung hingga akan terbentuk bola padat yang bernama morula. Pada Sea Urchin keadaan sel berbeda dengan katak, akibat adanya pembelahan akan terjadi tiga macam blastomer yang berbeda yaitu mesomer, mikromer dan makromer. Pembelahan pada Sea Urchin ini sangat cepat sehingga ketika siklus pembelahan pertama belum selesai pembelahan selanjutnya dapat terjadi. Selanjutnya setelah terjadi pmbelahan sel maka akan terbentuk blastula.

    Pada daerah kutub vegetal terbentuk mikromer yang selanjutnya akan bergerak melintasi lamina basal menuju blastocoel. Sel-sel inilah yang nantinya akan membentuk mesenkim primer.

                Setelah terjadi blastrulasi, maka akan terbentuk gastrula. Gastrulasi berasal dari kutup vegetal. Sel-sel di kutiub ini adalah mikromer yang tersususn epitel. Kemudian sel-sel ini akan beringresi ke dalam blastocoel dan disebut dengan mesenkim primer. Mesenkim primer ini nantinya akan membentukrangka kapur (spikula). Akibat adanya ingresi maka sel-sel lainnya di kutub vegetal mengisi tempat yang semula diisi oleh sel-sel yang beringresi sehingga lapisan sel di tempat ini menjadi datar, kemudian akan berinvaginasi membentuk arkenteron yang mula-mula berongga kecil kemudian bertambah besar dan akhirnya akan mendesak blastocoel. Dinding arkenteron berupa hipoblas (mesenkim sekunder). Hipoblas ini akan membentuk mesoderm dan endoderm. Mesenkim sekunder ini terletak di puncak arkenteron. Sel-sel mesenkim sekunder ini memiliki suluran filopodia. Dinding luar gastrula adalah epiblas yang kemudian akan berkembang menjadi ectoderm. Arkenteron akan berhubungsn dengsn dunis luar melalui sebuah lubang yang disebut dengan blastopurus yang akan menjadi anus Sea Urchin.

                Arkenteron akan memanjang sehingga akan mendesak blastocoel. Embrio akan terus berkembang hingga nantinya akan terbentuk lapisan lembaga. Tahap gastrulasi berakhir jika sudah terbentuk tiga lapisan tersebut.

                Diakhir perkembangan akan terbentuk saluran pencernaan yang berupa jaringan tulang, jaringan dan organ pencernaan. Semuanya itu terbentuk dari perkembangan tiga lapisan lembaga yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm.


    perkembangan Lanjutan

    ketika embrio dipotong secara transversal melalui lubang hidung kita akan mengetahui epidermis, prosephalon, olfactory pit, sedangkan pada waktu dipotong sacara transversal melalui telinga dalam kita apat mengamati rhombensefalon, neural crest, otic vesicle, notochord, faring, jantung, lubang pericardial, dan adhesive gland.

                ketika embrio dipotong secara transversal mrlalui usus belakang kita akan mengetahui spinal cord, notochord, subnotocord, somite, hindgut, dan proctodeum. Sedangkan ketika embrio dipotong secara transversal melalui pronefros kita akan mengetahui spinal cord, somite, dan notochord.

                Jadi kita akan mengetahui perkembangan  lebih lanjut, apa yang akan terjadi setelah terjadi neurula, yaitu terbentuknya otak dan organ-organ lainnya. Untuk mengetahui dengan jelas dapat dilakukan irisan secara transversal. Melalui hidung, telinga dalam. Usus belakang, dan pronefros.

                            Pembenukan system syaraf pusat diawali dengan pembentukkan bumbung neural (neurulasi) dan embrio pada tahap ini disebut dengan neurula. (Sudarwati, 1990). Neurulasi pada amphibi, Aves dan Mamalia pada umumnya sama. Setelah notochord terbentuk maka notochord akan menginduksi ectoderm untuk untuk terjadi neurulasi.

                Pada awalnya bumbung neural masih berbentuk lurus, sebelum bumbung neural posterior terbentuk, bumbung neural bagian paling posterior telah memulai dengan pembentukan otak. Bumbung neural mengelembung membentuk tiga vesikula otak depan (prosensefalon), otak tengah (mesensefalon) dan otak belakang (rhombensefalon). Pada waktu ujung posterior bumbung neural menutup, dibentuk penonjolan baru yaitu vesikula optic. Penonjolan ini dari kedua sisi lateral otak depan. Otak depan akan terbagi menjadi telensefalon, dan dielensefalon. Pada perkembangan berikutnya telansefalon ini akan membentuk serebrum (otak besar)seadangkan dielensefalon akan menjadi thalamus, hipotalamus. Dan mesensefalon tidak berubah dan rongga menjadi “aquaduct serebral”. Rhoembensefalon akan berubah menjadi metensefalon dan mielensefalon. Mielensefalon akan menjadi medulla oblongata sedangkan metensefalon akan menjadi serebelum dan pons varoli.

  • Makalah Biografi K.H. Ahmad Dahlan serta Pemikirannya terhadap Pendidikan

    Biografi K.H. Ahmad Dahlan serta Pemikirannya terhadap Pendidikan

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Dalam  sejarah islam, pendidikan Islam ada sejak pertama kali islam diturunkan. Ketika Rasulullah Saw mendapat perintah untuk menyebarkan agama islam, maka yang dilakukan adalah masuk kategori pendidikan karena kepribadian Rasulullah mencerminkan wujud ideal islam, seorang guru dan pendidik. Pada masa modern, sejarah peradaban islam ditandai dengan munculnya berbagai pemikiran modern atau lebih dikenal dengan pemikiran pembaharuan Islam.

    Pada masa modern dalam sejarah peradaban islam ditandai dengan munculnya berbagai pemikiran modern atau lebih dikenal dengan pembaharuan Islam. Respon tersebut dilakukan oleh para pembaru Islam sebagai reaksi umat Islam terhadap kondisi syari’at islam yang telah terpuruk jauh, sampai pada pengalaman hal-hal yang berhubungan dengan takhayul, khurafat, dan bid’ah.

    Sebenarnya munculnya pemikiran modern atau pembaharuan Islam bukan pada abad ke-18, akan tetapi pada abad ke-15 itu sudah ada pemikiran pembaharu Islam besar Ibnu Taimiyah sudah menjadi rujukan banyak ulama’ Islam pada saat itu, mungkin karena belum ada gerakan yang menfasilitasi pemikran  Ibnu Taimiyah. Pemikiran secara formal muncul pada abad ke-18 ketika Muhammad bin Wahab dari wilayah Najed pada awal abad ke-18 mendirikan Gerakan Wahabiyah atau Gerakan Muhawiddin. Pada saat itu dalam sejarah dikenal dengan periode  pembaharu Islam atau periode modern. Tokoh yang terkenal diantaranya; Muhammad bin Abdul Wahab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh dan sebagainya.

    Kebangkitan pemikiran dalam dunia Islam baru muncul pada abad ke-19 yang dipelopori oleh Sayyid Jamaluddin al-Afghani di Afrika, Muhammad Abduh di mesir. Kedua tokoh ini di bawa oleh pelajar Indonesia di Timur Tengah seperti K.H. Ahmad Dahlan. Beliau berbekal Ilmu agama yang ia kuasai dan ide-ide pembaru dari Timur Tengah, K.H. Ahmad Dahlan mencoba menerapkannya di bumi Nusantara.

    K.H.Ahmad Dahlan adalah tokoh yang paling bersemangat dalam melakukan pembaharuan bagi dunia Islam. Ahmad Dahlan sebagai tokoh  pendiri organisasi Muhammadiyah yang sangat bijaksana dan patut diteladani, karena  beliau banyak berjuang untuk mengubah kebiasaan masyrakat khususnya daerah Yogyakarta, yang pada saat itulah beliau berupaya secara strategis untuk menyelamatkan umat Islam dari pola berpikir yang statis menuju pemikiran yang dinamis adalah melalui pendidikan.

    Beliau memiliki peran besar dalam mengembangkan pendidikan Islam dengan pendekatan-pendekatan yang lebih modern. Ia melihat banyaknya pengalaman keislaman masyarakat yang menurutnya tidak sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadis.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana biografi K.H. Ahmad Dahlan?
    2. Bagaimana pemikiran pendidikan K.H. Ahmad Dahlan?

    C. Tujuan Masalah

    1. Untuk mengetahui biografi K.H. Ahmad Dahlan
    2. Untuk mengetahui pemikiran pendidikan K.H. Ahmad Dahlan

    Bab II. Pembahasan

    A. Biografi K.H. Ahmad Dahlan

    Nama lengkap Ahmad Dahlan yaitu Muhammad Darwis bin K.H. Abu Bakar Bin Kiai Sulaiman, beliau akrab dipanggil dengan sebutan Ahmad Dahlan, beliau lahir pada tahun 1869 M di Kauman, Yogyakarta. Ahmad Dahlan lahir di lingkungan keluarga yang berpendidikan agama dan hidup sederhana, beliau adalah tokoh pendiri organisasi Muhammadiyah.  Ayahnya bernama K.H. Abu Bakar bin K.H. Sulaiman, yaitu seorang Khatib di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta, Darwis hidup dalam lingkungan yang tenteram dan masyarakat yang sejahtera.  Ibunya bernama Siti Aminah binti K.H. Ibrahim seorang penghulu kesultanan di Yogyakarta.

    Dalam silsilah keturunannya Darwis termasuk keturunan ke-12 dari Maulana Malik Ibrahim, seorang wali terkemuka diantara Wali Songo yang merupakan pelopor pertama dari penyebaran dan pengembangan Islam di Tanah Jawa. Adapun silsilahnya ialah Muhammad Darwis (Ahmad Dahlan) bin K.H. Abu Bakar bin K.H. Muhammad Sulaiman bin Kiai Murtadha bin Kiai Ilyas bin Demang Djurung Djuru Kapindo bin Demang Djurung Djuru Sapisan Maulana Sulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom) bin Maulana Muhammad Fadlullah (Prapen) bin Maulana Ainul Yaqin bin Maulana Ishaq bin Maulana Malik Ibrahim. Pada saat itu Ahmad Dahlan tidak belajar  di sekolah formal,hal ini karena sikap orang-orang Islam pada waktu itu yang melarang anak-anaknya memasuki sekolah gurnamen.

    Masa pendidikan Ahmad Dahlan,Semasa kecilnya Ahmad Dahlan diasuh dan dididik mengaji oleh ayahnya sendiri. Kemudian, ia meneruskan pelajaran mengaji mengaji tafsir dan hadis serta bahasa arab dan fiqih kepada beberapa ulama,misalnya, K.H. Muhammad Saleh, K.H. Muhsin,K.H.R. Dahlan,K.H. Mahfudz, Syaikh Khayyat Sattokh, Syaikh Amin, dan Sayyid Bakri. Dengan ketajaman intelektualitasnya yang tinggi K.H. Ahmad Dahlan selalu merasa tidak puas dengan disiplin ilmu yang telah dipelajarinya dan terus berupaya untuk lebih mendalaminya.

    Sebelum berdirinya Muhammadiyah pada tahun 1914 Ahmad Dahlan sempat berdiskusi dengan Syekh Ahmad Al-Syurkati pembaruan dari Sudan dan pendiri perkumpulan Al-Irsyad, Al-Syurkati memenuhi undangan Jami’ah Al-Khair untuk berceramah. Kembali pada proses lahirnya Muhammadiyah di Kauman hingga sekarang terdapat pengajian malam selasa yang terkenal yang ada sejak zaman K.H. Ahmad Dahlan, yang dahulu sering dihadiri oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman. Desa Kauman melahirkan empat pahlawan nasional yaitu: K.H. Ahmad Dahlan, Nyai Ahmad Dahlan, K.H. Fachruddin, dan Ki Bagus Hadikoesoemo.

    Muhammadiyah lahir pada 8 Dzulhijjah 1330 H/ 18 November 1912. K.H. Ahmad Dahlan adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta, khatib, sekaligus pedagang. Beliau juga perlu menanamkan tauhid kepada para pemuda agar dapat menumbuhkan iman yang teguh untuk mengamalkan agama Islam yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Riwayat pembaharuan Muhammadiyah sudah tampak sekitar tahun1906, K.H. Ahmad Dahlan menyatakan bahwa ziarah kubur itu kufur, musyrik, dan haram. Peluru yang mengenai sasaran sehingga kaum Muslim pun gempar, termasuk di kalangan ulama. Kemudian mereka melakukan pertemuan untuk membicarakan nama, tujuan organisasi, dan sosok yang bisa menjadi anggota Boedi Oetomo. K.H. Ahmad Dahlan berkata” Soal nama, saya sudah berpikir sejak lama, yaitu Muhammadiyah. Nama itu memang di ambil dari nama Nabi Muhammad Saw. Saya menggunakan nama organisasi itu sesuai nama Nabi Muhammad. Beliau berharap mudah-mudahan Muhammadiyah menjadi Jam’iyah akhir zaman,  Sebagaimana Nabi Muhammad dan Rasul akhir zaman. Penambahan kata iyah dimaksudkan agar siapa pun yang menjadi anggota Muhammadiyah bisa menyesuikan diri dengan kepribadian Nabi Muhammad Saw.

    Muhammadiyah mencita-citakan masyrakat Islam yang sebenar benarnya. Dalam arsip Anggaran Dasar,”Mengembirakan dan memajukan pelajaran dan pengajaran Islam serta memajukan dan mengembirakan hidup sepanjang kemauan agama Islam”. Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah dengan lingkup kegiatan yang mencakup semua aspek kehidupan sosial: agama, pendidikan, ekonomi, politik, dan lain sebagainya. Muhammdiyah paling tidak memiliki peran dalam tiga dataran, sebagai gerakan pembaruan, sebagai agen perubahan sosial, dan sebagai kekuatan politik.Ketiga peran tersebut yang disematkan kepada Muhammadiyah merupakan keniscayaan. Sebagai gerakan pembaruan, Muhammadiyah berupaya menghadirkan pemikiran-pemikiran inovatif dan kritis. Sekaligus membawa transformasi sosial, terutama melalui modernisasi sistem pendidikan Islam.

    Pada tahun 1888, ia disuruh orang tuanya menunaikan ibadah haji. Ia bermukim di mekkah selama 5 tahun untuk menuntut ilmu agama Islam, seperti qiraat, tauhid, tafsir, fiqih, tasawuf, ilmu mantik dan ilmu falak. Pada tahun 1903, ia berkesempatan kembali pergi ke mekkah untuk memperdalam ilmu agama selama3 tahun. Ia banyak belajar dengan Syekh Ahmad Khatib Minangkabau. Di samping itu, ia tertarik pada pemikiran Ibnu Taimiyah, Jamaluddin Al-Afghani,Muhammad Abduh dan Muhammad Rasyid Ridla. Di antara kitab Tafsir yang menarik hatinya adalah Tafsir Al-Manar. Dari tafsir ini ia mendapat inspirasi dan motivasi untuk mengadakan perbaikan dan pembaruan umat Islam di Indonesia[2]. Beliau mengawali pendidikan di pangkuan ayahnya dirumah sendiri dan ia mempunyai sifat yang baik, berbudi pekerti halus, dan berhati lunak, tapi juga berhati cerdas.

    Pada usia balita kedua orang tuanya Darwis sudah memberikan pendidikan Agama. Ketika berusia delapan tahun, ia sudah bisa membaca Al-Qur’an dengan lancar sampai khatam. Ketika dewasa beliau mulai mengaji dan menuntut ilmu fiqih kepada K.H. Muhammad Saleh. Dia juga menuntut ilmu nahwu kepada K.H. Muhsin. Kedua guru tersebut merupakan kakak ipar sekaligus tetangganya di Kauman, dan beliau juga berguru kepada penghulu Hakim K.H. Muhammad Noor bin K.H. Fadlil dan K.H. Abdulhamid di kampung Lempuyang Wangi. Ketika berumur 18 tahun, orang tuang tuanya bermaksud menikahkannya dengan putri dari K.H. Fadlil yang bernama Siti Walidah. Setelah orang tua dari kedua belah  pihak  berunding, maka pernikahan dilangsungkan pada bulan Dzulhijjah tahun 1889 dalam suasana yang tenang.

    Siti Walidah adalah anak seorang ulama yang disegani oleh masyarakat, ia pergaulannya sangat terbatas dan tidak belajar disekolah formal. Mengaji Al-Qur’an dan ilmu agama dipandang cukup pada masa itu. Beliau belajar Al-Qur’an dan kitab-kitab agama berbahasa arab-jawa. (pegon) Siti Walidah adalah sosok yang sangat giat menuntut ilmu, ia hanya memperoleh pendidikan dari lingkungan keluarganya, dan ia juga mempunyai pandangan yang luas, terutama ilmu-ilmu keislaman. Setelah menikah dengan Muhammad Darwis ia merasa terpuaskan ia mengikuti segala hal yang diajarkan oleh suaminya.

    Secara umum, pembaharuan Ahmad Dahlan dapat diklasifikasi pada dua dimensi, yaitu: pertama, berupaya memurnikan (purifikasi) ajaran Islam dari Khufarat, takhayul, dan bid’ah yang selama ini telah bercampur dalam akidah dan ibadah umat islam. Kedua, mengajak umat Islam untuk keluar dari jaring pemikiran tradisional melalui reinterpretasi terhadap doktrin islam dalam rumusan dan penjelasan yang dapat diterima oleh rasio[3]. Sebelum mendirikan organisasi Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan menjadi tenaga pengajar agama di kampungnya. Ia juga mengajar di sekolah negeri, seperti Kweekschool (sekolah pendidikan guru) di jetis (Yogyakarta) dan Opleiding School Voor Inlandhsche Ambtenaren (OSVIA, sekolah untuk pegawai pribumi) di magelang. Ia juga berdagang dan bertabligh[4]. Beliau juga telah melakukan berbagai kegiatan keagamaan dan dakwah.Pada tahun 1922, K.H. Ahmad Dahlan membentuk Badan Musyawarah Ulama.

    Tujuan di bentuknya badan ini ialah untuk mempersatukan ulama di seluruh Hindia Belanda dan merumuskan berbagai kaidah hukum Islam sebagai pedoman pengalaman Islam, khususnya bagi warga Muhammadiyah. Badan Musyawarah ini diketuai K.H. Muhammad Chalil Kamaluddiningrat. Meskipun berbeda pendapat, beliau mendorong para pimpinan Muhammadiyah membentuk Majelis Tarjih. Majlis ini diketuai oleh Kiai Mas Mansur. Dengan tujuan dakwah ini manusia berpikir dan tertarik pada kebagusan Islam melalui pembuktian jalan kepandaian ilmu. Reformasi dan modernisasi di mata Ahmad Dahlan bukan ditujukan kepada musuh yang berada diluar, melainkan justru di kalangan internal Muhammadiyah sendiri. Sebab Muhammadiyah lebih mengutamakan aspek ibadah, akidah, syariah, akhlak, muamalah, dan bukan politik yang berada diluar Muhammadiyah.

    Kegagalan dipanggung politik bukan dari akhir segalanya, warga Muhammahadiyah tetap berpegang teguh pada komitmen agama yang lebih pasti menjanjikan kesejahteraan hidup dunia dan akhirat yang tidah mungkin mampu dipenuhi oleh partai politik. Perkumpulan Muhammadiyah berusaha mengembalikan ajaran Islam kepada aslinya, yaitu Al-Qur’an dan Hadis. Hal ini diwujudkan melalui usaha memperluas dan mempertinggi pendidikan Islam, serta memperteguh keyakinan agama  Islam.

    B.       Pemikiran Pendidikan K.H. Ahmad Dahlan

     Menurut Ahmad Dahlan, upaya strategi untuk menyelamatkan umat Islam dari berfikir yang statis menuju pada pemikiran yang dinamis adalah melalui pendidikan. Pendidikan hendaknya ditempatkan pada skala prioritas utama dalam proses pembangunan umat. Mereka hendaknya dididik agar cerdas kritis, dan memiliki daya analisis yang tajam dalam memetakan dinamika kehidupannya pada masa depan. Adapun kunci bagi peningkatan kemajuan umat Islam adalah dengan kembali pada Al-Qur’an dan Hadits, mengarahkan umat pada pemahaman Islam secara Komprehensif, dan menguasai bebagai disiplin ilmu pengetahuan. Upaya ini secara strategis dapat dilakukan melalui pendidikan[5]. Sejarah berdirinya suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari gagasan dan pikiran pendirinya, seperti NU  tidak mungkin dipisahkan dengan K.H. Hasyim Asy’ari. Demikian juga Muhammadiyah tidak mungkin dipisahkan dari K.H. Ahmad Dahlan.

    Pada awal abad ke-20, tepatnya pada 08 Dzulhijjah 1330 H atau 18 November 1912. Organisasi ini dipengaruhi oleh gerakan tajdid (reformasi, pembaruan pemikiran Islam) yang digelorakan oleh Muhammad bin Abd Al-Wahhab (1703-1792) di Arab Saudi, Muhammad Abduh (1849-1905), Muhammad Rasyid Ridha (1865-1935) di Mesir, dan lain-lain. Masing-masing tokoh tersebut memiliki corak pemikiran yang berbeda satu dengan yang lain. Jika Muhammad bin Abd Al-Wahhab menekankan pemurnian akidah, sehingga gerakannya lebih bersifat puritan (purifikasi), maka Muhammad Abduh lebih menekankan pemanfaatan budaya modern dan menempuh jalur pendidikan, oleh karena itu, gerakannya lebih bersifat modernis populis. Sementara Rasyid Ridha menekankan pentingnya keterikatan pada teks-teks Al-Qur’an dalam kerangka pemahaman Islam, yang dikenal dengan al-Ruju’ ila al-Qur’an wa al-Sunnah (kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah). Oleh karena itu, gerakannya lebih bersifat skriptualis (tekstual), yang kelak menjadi akar fundamentalisme (al- Ushuliyyah) di Timur Tengah.

    Sesungguhnya Dahlan telah mencoba menggugat praktik pendidikan Islam pada masanya. Pada waktu itu, pelaksanaan pendidikan hanya dipahami sebagai proses pewarisan adat dan sosialisasi perilaku individu maupun sosial yang telah meenjadi model baku dalam masyarakat. Pendidikan tidak memberikan kebebasan pada peserta didik untuk berkreasi dan mengambil prakarsa. Kondisi yang demikian menyebabkan pelaksanaan pendidikan bejalan searah dan tidak bersifat dialogis. Padahal menurut Dahlan, Pengembangan Daya Kritis, sikap dialogis, menghargai potensi akal dan hati yang suci, merupakan strategi bagi peserta didik mencapai pengetahuan tertinggi. Dari batasan ini terlihat bahwa Dahlan ingin meletakkan visi dasar bagi reformasi pendidikan Islam melalui penggabungan sistem pendidikan Modern dan tradisional secara harmonis dan integral.[6]

    Pemikiran Dahlan yang demikian merupakan respon pragmatis terhadap kondisi ekonomi umat Islam yang tidak menguntungkan di Indonesia, karena berada dibawah kolonialisme Belanda. Umat Islam tertinggal secara ekonomi karena tidak memilki akses dan sektor-sektor pemerintahan atau perusahaan swasta. Situasi ini menjadi perhatian Ahmad Dahlan yang berusaha memperbaharui sistem Pendidikan Islam[7]. K.H. Ahmad Dahlan adalah sosok man of actionHe ismade history his work than his word. Dahlan lebih dikenal sebagai sosok pembaru yang pragmatis. Kader-kader Muhammadiyah pun lebih memahami bahwa bermuhammadiyah adalah dengan aktif mengurusi dan mendirikan lembaga pendidikan dari tingkat prasekolah hingga perguruan tinggi, panti asuhan, rumah sakit, dan amal usaha lain. Kader dan aktivis Muhammadiyah bangga jika prestasi Muhammadiyah dijadikan obyek penelitian ilmiah sarjana internasional, seperti James L Peacock, Mitsuo Nakamura, George Kahin, Robert Van Neil, Drewes, Deliar Noer, Alfian, dan A. Jainuri. Pembaruan yang dilakukan K.H. Ahmad Dahlan melahirkan Muhammadiyah kendati yang sering dikaitkan dengan gerakan pembaruan Islam sebelumnya di dunia Islam sebagaimana yang dipelopori Ibn Taimiyah, Muhammad bin Abdil Wahhab, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, dan lain-lain, secara tipikal mereka memiliki kekhususan tertentu. Selain lebih dekat dengan pada pembaruan atau pemikiran Muhammad Abduh dari Mesir ketimbang dengan tokoh pembaru yang lainnya, pemikiran atau pembaruan Dahlan memiliki ciri khas terutama dalam gerakan mendirikan organisasi perempuan (Aisyiyah pada tahun 1917) dan gerakan amal usahanya yang melembaga sebagai aktualisasi dari spirit Al-Ma’un.

    Menurut Dahlan, Pendidikan Islam hendaknya diarahkan pada usaha membentuk manusia muslim yang berbudi pekerti luhur, ’alim dalam agama, luas padndangan dan paham masalah ilmu keduniaan serta bersedia berjuang untuk kemajuan masyarakatnya. Hal ini berarti bahwa pendidikan Islam merupakan upaya pembinaan pribadi muslim sejati yang bertaqwa, baik sebagai ‘abd maupun khilafah fil al-ardh. Untuk mencapai tujuan ini, proses pendidikan Islam hendaknya mengakomodasi berbagi ilmu pengetahuan, baik umum ataupun agama, untuk mempertajam daya intelektualitas dan memperkokoh spiritualitas peserta didik. Upaya akan terealisasi manakala proses pendidikan bersifat integral. Proses pendidikan yang demikian pada gilirannya akan mampu menghasilkan alumni “intelektual ulama” yang lebih berkualitas.[8]

    Adapun materi yang pendidikannya adalah pengajaran Al-Qur’an dan al-Hadits, membaca, menulis, berhitung, ilmu bumi dan menggambar. Materi al-Qur’an dan al-Hadits meliputi ibadah, persamaan derajat, fungsi perbuatan, manusia dalam menentukan nasibnya, musyawarah, pembuktian kebenaran al-Qur’an dan al-Hadits menurut akal, kerjasama antara agama-kebudayaan-kemajuan peradaban, hukum kualitas perubahan, nafsu dan kehendak, demokratisasi dan liberalisasi, kemerdekaan berfikir, dinamika kehidupan dan peranan manusia didalamnya, dan akhlak (budi pekerti).[9]

    Secara praktis, pandangan Ahmad Dahlan dalam bidang pendidikan dapat dilihat pada kegiatan yang dilaksanakan Muhammadiyah. Dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah melanjutkan model sekolah yang digabungkan dengan sistem gubernemen, disamping itu juga dalam waktu yang singkat juga mendirikan sekolah yang lebih bersifat agama. Untuk pengajian kitab, Muhammadiyah juga segera mencarai penggatinya sesuai dengan tuntunan jaman modern, usaha tersebut dpat dianggap sebagai realisasi dari rencana sarekat Islam yang semenjak tahun 1912 bersaha mendirikan sekolah pendidikan gubernemen[10].

    Pada tanggal 18 Desember 1921, Muhammadiyah sudah dapat mendirikan pondok Muhammadiyah sebagai sekolah pendidikan guru agama. Dalam sekolah tersebut, pelajaran umum diberikan oleh dua orang guru dari sekolah pendidikan guru (kweekschool), sedangkan Ahmad Dahlan dan beberapa guru lainnya memberikan peajaran agama yang lebih mendalam.

    Melihat kegiatan ini, nampak Muhammadiyah mengikuti pola yang sama dengan kegiatan yang dilakukan Abdullah Ahmad di Padang. Persamaan tersebut terlihat dalam hal-hal berikut: Pertama, adalah kegiatan tabligh, yaitu pengajaran agama kepada kelompok orang dewasa dalam satu kursus yang teratur. Kedua, mendirikan sekolah dewasa menurut model pendidikan gubernemen dengan ditambah beberapa jam pelajaran agama per minggu. Ketiga, untuk membantu kader organisasi dan guru-guru agama, didirikan pondok Muhammadiyah seperti Norma Islam di Padang pada tahun 1931.

    Perkembangan sekolah Muhammadiyah mengalami “booming” setelah tahun 1921. Pada tahun itu pemerintahan mengeluarkan peraturan yang memperbolehkan pendirian cabang-cabang Muhammadiyah diluar Yogyakarta. Mengikuti diberlakukannya peraturan ini, Muhammadiyah melakukan rekontrukturisasi, di mana urusan-urusan sekolah yang sebelumnya ditangani oleh Ahmad Dahlan, kemudian ditangani oleh bagian sekolah. Sebagai dampak positif dari adanya lembaga ini, sekolah-sekolah baru terus dibangun. Pada tahun 1922 Muhammadiyah membangun HIS Met de Qur’an, yang tingkatnya setara dengan HIS peme

    rintahan, tapi mengerjakan pendidikan Agama[11].

    Diantara sekolah-sekolah Muhammadiyah yang tertua dan besar jasanya dalam pengembangan Pendidikan Islam di Indonesia adalah:

    a.       Kweekschool Muhammadiyah di Yogyakarta

    b.      Mu’allim Muhammadiyah di Solo dan Jakarta

    c.       Mu’allim Muhammadiyah di Yogyakarta

    d.      Zu’ama/Za’imat di Yogyakarta

    e.       Kulliyah Muballighin/Muballighat di Padang Panjang Sumatera Tengah

    f.       Tablighschool di Yogyakarta

    g.      HIK Muhammadiyah di Yogyakarta[12].

    Melihat perkembangan pendidikannya, ternyata Muhammadiyah berhasil melanjutkan model pembaharuan pendidikan disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa ia menghadapi lingkungan sosial yang terbatas pada pegawai, guru maupun pedagang di kota. Kelompok menengah di kota dalam banyak hal merupakan latar belakang sosial yang dominan dalam Muhammadiyah hingga sekarang ini.                                                                                                       

                    Ada banyak hal yang menjadikan K.H. Ahmad Dahlan sebagai pembaharu di antaranya yaitu:

         1.      Melakukan purifikasi ajaran Islam dari khufarat, takhayyul, dan bid’ah yang selama ini telah bercampur dalam akidah dan ibadah umat Islam, dan mengajak umat Islam untuk keluar dari jaring pemikiran tradisional melalui interprestasi terhadap dotrin Islam dalam rumusan dan penjelasan yang di terima oleh rasio.

         2.      Usaha dan jasanya mengubah dan membetulkan arah kiblat yang tidak tepat menurut mestinya. Umumnya masjid-masjid dan langgar di Yogyakarta menghadap timur dan orang-orang shalat menghadap kearah barat lurus.                     

         3.      Berdasarkan perhitungan astronominya, K.H. Ahmad Dahlan menyatakan bahwa hari raya Idul Fitri yang bersamaan dengan hari ulang tahun sultan,, harus dirayakan sehari sebelum lebih awal dari yang diputuskan para Ulama”mapan”.

        4.      Mengajarkan dan menyiarkan agama Islam di pesantren popular, bukan saja di pesantren, melainkan ia pergi ke tempat –tempat lain dan mendatangi berbagai golongan. K.H. Ahmad Dahlan adalah bapak Muballigh di Jawa Tengah.

          5.      Mendirikan perkumpulan Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia sampai sekarang.

          6.      Sebuah Refleksi dan Kritik Realita Sekolah-Sekolah Muhammadiyah saat ini.

    Kontinuitas dan perubahan merupakan dua ciri yang menonjol dari perkembangan Islam di Indonesia pada awal abad ke-20. Kontinuitas mewujudkan diri dalam kecenderungan Kaum Muslim: 1. Melestarikan kepercayaan dan praktek (keagamaan),yang sebagian besar tidak diterima di daerah tertentu; dan 2. Membatasi Islam dalam bentuk ritual dan tidak menginspirasikan dalam kehidupan sosial, kultural dan material.

    BAB III

    PENUTUP

       A. Kesimpulan

    Nama lengkap Ahmad Dahlan yaitu Muhammad Darwis bin K.H. Abu Bakar Bin Kiai Sulaiman, beliau akrab dipanggil dengan sebutan Ahmad Dahlan, beliau lahir pada tahun 1869 M di Kauman, Yogyakarta. Ahmad Dahlan lahir dilingkungan keluarga yang berpendidikan agama dan hidup sederhana, beliau adalah tokoh pendiri organisasi Muhammadiyah.  Ayahnya bernama K.H. Abu Bakar bin K.H. Sulaiman, yaitu seorang Khatib di Masjid Besar Kesultanan Yogyakarta, Darwis hidup dalam lingkungan yang tenteram dan masyarakat yang sejahtera.  Ibunya bernama Siti Aminah binti K.H. Ibrahim seorang penghulu kesultanan di Yogyakarta.

    Pemikiran Dahlan yang demikian merupakan respon pragmatis terhadap kondisi ekonomi umat Islam yang tidak menguntungkan di Indonesia, karena berada dibawah kolonialisme Belanda. Umat Islam tertinggal secara ekonomi karena tidak memilki akses dan sektor-sektor pemerintahan atau perusahaan swasta. Situasi ini menjadi perhatian Ahmad Dahlan yang berusaha memperbaharui sistem pendidikan.

      B. Saran

                Setelah  dipaparkan pembahasan pada konsep pendidikan Islam  persepektif K.H. Ahmad Dahlan ini, mungkin dari pembahasan yang disajikan ada ketidak cocokan dengan yang pada kenyataannya atau dari sumber referensi  lainnya, kami mengharap kritik dan saran dari pembaca ataupun sekaligus dari  dosen.

    DAFTAR PUSTAKA

    Nata, Abuddin. Pemikiran Pendidikan Islam Dan Barat. Jakarta: PT. RajaGrafindo     Persada. 2012.

    Siswanto. Filsafat dan Pemikiran Pendidikan Islam. Surabaya: CV. Salsabila Putra Pratama. 2015.

    Nizar, Samsul. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press. 2002.

    Nugraha, Adi. Biografi Singkat. Jogyakarta: PT. Ar-ruzz Media. 2009.


    [1]Adi Nugraha, Filsafat Pendidikan Islam, Biografi Singkat (Jogjakarta: Ar-ruzz Media, 2009), hlm. 17 

    [2] Siswanto, Filsafat dan Pemikiran Pendidikan Islam (Surabaya: CV. Salsabila Putra Pratama, 2015), hlm. 185

    [3] Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2012), hlm. 120

    [4] Ibid, hlm. 123

    [5] Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis (Jakarta:  Ciputat Press, 2002), hlm. 88

    [6] Siswanto, Filsafat Dan Pemikiran Pendidikan Islam (Surabaya: CV. Salsabila Putra Pratama, 2015), hlm. 186-187

    [7] Abudin Nata, Tokoh tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia (Jakarta: RajaGrafindo   Persada, 2005), hlm. 102

    [8] Ibid. hlm. 1

    [9] Siswanto, Filsafat Dan Pemikiran Pendidikan Islam (Surabaya: CV. Salsabila Putra Pratama, 2015),  hlm. 188

    [10] Ibid, hlm. 254

    [11] Nata, Tokoh-tokoh Pembaharuan, hlm. 105

    [12] Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), hlm 218

  • Makalah Sejarah Pola Hunia Manusia Purba

    Sejarah Pola Hunia Manusia Purba

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Pada dasarnya Manusia purba sudah bisa membuat pola hidup dan pola huni, meskipun masih sangat primitip namun mereka dapat mempertahankan hidupnya dengan beberapa cara yang dilakukan, baik dengan nomaden atau sedenter. Lingkungan sekitar merupakan salah satu faktor utama menentukan manusia purba untuk memilih tempat hidup. Oleh sebab itu, manusia purba memperhatikan kondisi lingkungan serta penguasaan terhadap teknologi. Pada saat itu Manusia purba selalu berusaha untuk menjadikan sesuatu menjadi lebih baik perubahan-perubahan sebagaimana telah ditemukan di beberapa tempat oleh arkeolog membuktikan bahwa pada saat itu manusia purba mulai menggunakan akal untuk melangsungkan hidupnya diantaranya dengan pola huni dan alat-alat perkakas. Beberapa hal yang membentuk pola huni adalah tempat yang memiliki beberapa variabel yang berhubungan dengan kondisi lingkungan antara lain :

    • Tersedianya kebutuhan air yang cukup
    • Adanya tempat berteduh
    • Kondisi tanah yang tidak terlalu lembab, dan
    • Tersedianya sumber makanan

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana Sejarah pola huni pada masa Manusia Purba?
    2. Bagaimana Sejarah manusia menemukan api?
    3. Bagaimana Pola Manusia Purba mempertahankan hidupnya?

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengertian Pola Hunian

    Semenjak masa Mesolithikum (batu tengah) atau masa berburu Manusia telah mengenal tempat tinggal atau menetap. Sebelum itu Manusia tidak mengenal tempat tinggal dan hidup nomaden (berpindah-pindah). Setelahnya mengenal tempat tinggal mereka mulai bercocok tanam dengan menggunakan alat-alat sederhana yang terbuat dari batu, tulang binatang ataupun kayu. Pada tahun 1925 Von Stein Callenfels melakukan penelitian di sepanjang pantai Sumatra Timur antara Langsa di Aceh sampai Medan, terdapat tumpukan atau timbunan sampah kulit kerang dan siput yang disebut kjokkenmoddinger (kjokken = dapur , modding = sampah). di tumpukan sampah itu ia beberapa jenis alat yang digunakan oleh manusia purba berupa kapak genggam yang disebut pebble ( Kapak Sumatra) dan anak panah atau mata tombak yang diperkirakan alat ini digunakan untuk oleh manusia purba untuk menangkap ikan. Pada tahun 1928 sampai dengan 1931, Von Stein Callenfels melakukan penelitian di Gua Lawa dekat Sampung, Ponorogo. Di situ dapat ditemukan kebudayaan abris sous roche, yakni kebudayaan yang merupakan hasil dari peninggalan manusia purba. Beberapa hasil temuan berupa alat-alat yang digunakan oleh manusia purba adalah ujung panah, flake, batu penggiling, selain itu juga ditemukan beberapa alat yang terbuat dari tanduk rusa. Kebudayaan Abris sous roche ini banyak ditemukan di Besuki, Bojonegor, juga di daerah Sulawesi Selatan seperti di Lamoncong.

    Pola hunian manusia purba memiliki dua karakter khas, yakni:

    I. Kedekatan dengan Sumber Air

    Air adalah salah satu kebutuhan pokok makhluk hidup. Keberadaan air pada suatu lingkungan mengundang hadirnya berbagai makhluk untuk hidup di sekitarnya tak terkecuali manusia purba pada saat itu. Jadi air adalah faktor utama bagi manusia purba membuat pola hunian. Pola hunian manusia purba dapat dilihat dari letak geografis situs-situs serta kondisi lingkungan, beberapa contoh yang menunjukkan pola hunian seperti itu adalah situs-situs purba disepanjang aliran sungai bengawan solo (sangiran, sambung macan, ngawi, trinil, dan ngandon), merupakan contoh dari adanya kecenderungan hidup di pinggir sungai.

    II. Kehidupan di Alam Terbuka

    Ketersediaan air seperti adanya sungai membuat Manusia purba cenderung hidup untuk menghuni sekitar aliran sungai tersebut. Mereka membuat tempat berteduh di bawah pohon rindang dengan membuat atap dan sekat menggunakan dedaunan. Kehidupan ini dapat menunjukkan pola huni di alam terbuka.

    Kecenderungan terhadap lingkungan yang menyesuaikan dengan kebutuhan baik air maupun makanan membuat manusia purba terbagi menjadi dua sifat pola hunian yakni Nomaden dan Sedenter.

    1. Nomaden

    Pola hunian nomaden adalah pola hidup manusia purba dengan cara berpindah-pindah atau menjelajah. Mata pencaharian mereka adalah dengan melakukan berburu dan mengumpulkan makanan dari alam (Food Gathering) Mereka hidup dalam komunitas-kuminatas kecil.

    2. Sedenter

    Pola hunian Sedenter adalah pola hidup menetap, pola hidup ini merupakan pola hidup terorganisir dan berkelompok serta menetap di suatu tempat. Mata pencaharian mereka adalah dengan cara bercocok tanam serta sudah mulai mengenal norma dan adat yang bersumber pada kebiasaan-kebiasaan.

    Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, mereka telah mulai lebih lama tinggal di suatu tempat. Ada kelompok-kelompok yang bertempat tinggal di pedalaman, ada pula yang tinggal di daerah pantai. Mereka yang bertempat tinggal di pedalaman, biasanya bertempat tinggal di dalam gua-gua atau ceruk peneduh (rock shelter) yang suatu saat akan ditinggalkan apabila sumber makanan di sekitarnya habis.

    B. Mulai Mengenal Api

    Pertama kali api dikenal adalah pada zaman manusia purba yang secara tidak sengaja mereka melihat sambaran petir yang menyambar sebuah pohon hingga pohon itu terbakar. Dan itu membuktikan data arkeologi yang memperkirakan tentang penemuan api pada 400.000 tahun yang lalu yakni pada jaman manusia purba.

    Proses penemuan api ini bukan waktu yang singkat membutuhkan waktu yang cukup lama dengan menggunakan proses trial and error atau sebuah percobaan dengan tidak ada panduan. Setelah mengalami banyak kegagalan akhirnya mereka pun mendapatkan cara untuk membuat api, yakni dengan membenturkan dua buah batu yang dapat membuat percikan api atau dengan menggesekkan dua buah kayu sehingga akan menimbulkan panas dan menjadikan percikan api yang kemudian bisa gunakan untuk membuat sebuah api.

    Sumber panas yang dikeluarkan dari api manusia purba mulai mengenal teknologi yakni menggunakan api sebagai alat untuk memasak makanan dengan cara membakar dan menggunakan bumbu dengan ramuan tertentu. Selain itu api juga digunakan untuk menghangatkan badan, kemudian menjadi sumber penerangan, dan sebagai senjata untuk menghalau binatang buas yang menyerang. Api juga pada saat itu digunakan untuk membuka lahan pertanian dengan cara membakar hutan dan mengolah menjadi lahan pertanian.

    C. Perubahan Sistem Hidup Berburu-Meramu ke Bercocok Tanam

    Kegiatan bercocok tanam dilakukan ketika mereka mulai bertempat tinggal, walaupun bersifat masih sementara. Awalnya, mereka melihat biji-bijian sisa dari makanan yang tumbuh di tanah setelah tersiram air hujan. Hal itulah yang kemudian mendorong manusia purba untuk bercocok tanam peralihan zaman Mesolithikum ke Neolithikum menandakan adanya revolusi kebudayaan dari food gathering menjadi food producing dengan Homo sapien sebagai pendukungnya..

    Pada waktu ke waktu kegiatan bercocok tanam pun ada kemajuan dalam penggunaan alat pokoknya adalah kapak persegi dan kapak lonjong kemudian berkembang ke alat lain yang lebih baik. Dengan membukanya lahan dan ketersedianya air yang cukup, maka mereka pun membuat pertanian berupa persawahan. Hal ini berkembang karena saat itu, yakni sekitar tahun 2000 – 1500 SM ketika mulai terjadi perpindahan orang-orang dari rumpun bangsa Austronesia dari Yunnan ke Kepulauan Indonesia. Seiring kedatangan orang-orang dari Yunnan, maka kegiatan pelayaran bahkan dalam waktu singkat kegiatan perdangan dengan sistem barter mulai berkembang.

    Maluku Utara merupakan pintu masuk manusia purba sejak jaman Pleistosen Akhir. Dari situ kemudian menyebar ke selatan sampai NTT, ke barat sampai Sulawesi dan ke timur sampai Kepulaun Pasifik. Salah satu Bukti yang menunjukan peninggalan manusia purba di Maluku Utara adalah adanya gua-gua hunian masa prasejarah (rock shelter) yang tersebar di Morotai, Halmahera Selatan dan Pulau Gebe. Penelitian oleh Bellwood membuktikan bahwa gua-gua di daerah Morotai Selatan (Tanjung Pinang dan Daeo) sudah dihuni manusia purba sejak 14.000 tahun yang lalu. Pada gua Tanjung Pinang bahkan ditemukan juga rangka manusia purba. Pada situs pulau Gebe dan gua Siti Nafisah di Halmahera Selatan ditemukan bekas-bekas kegiatan manusia sejak masa pra tembikar.

    Situs Daeo dan Tanjung Pinang

    Berdasarkan penelitian Bellwood, situs gua hunian Daeo dan Tanjung Pinang sudah dihuni sejak 14.000 tahun lalu. Bahkan pada masa belakangan situs-situs tersebut masih digunakan oleh manusia purba. Berdasarkan temuan rangka manusia di Gua Tanjung Pinang, diketahui manusia penghuni gua Tanjung Pinang berasal dari ras Austro Melanesia Desa Daeo secara administratif terletak di wilayah kecamatan Morotai Selatan, dan berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik. Mata pencaharian utama penduduk adalah bertani dan sebagian nelayan, pola pemukiman hunian penduduk desa berjejer di sepanjang pantai di tempat yang landai. Secara topografi letak desa berada tepat di pinggir pantai, namun di belakang pemukiman penduduk terletak perbukitan kapur dengan ketinggian 15 – 50 m di atas permukaan laut. Pada deretan perbukitan kapur inilah terdapat ceruk-ceruk gua yang diperkirakan dihuni oleh manusia pra sejarah. Sedangkan ceruk peneduh Tanjung Pinang terletak sekitar 2 km sebelah selatan desa Daeo. Selain di daerah perbukitan di pinggir pantai juga terdapat sebuah ceruk hunian yang agak besar, dibanding yang terletak di daerah perbukitan.

    Dilihat dari penggunaannya gua hunian prasejarah dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu.
    a. Sebagai tempat tinggal

    Ceruk payung peneduh (rock shelter) dan gua sering digunakan oleh manusia purba untuk tempat berlindung dari gangguan iklim, cuaca (angin, hujan dan panas) juga gangguan dari serangan binatang buas atau bahkan serangan dari kelompok manusia yang lain.

    b. Sebagai kuburan

    Selain sebagai tempat tinggal, gua hunian juga digunakan sebagai kuburan. Posisi penguburan dalam gua biasanya dalam keadaan terlipat yang menurut pendapat para ahli merupakan posisi pada waktu bayi pada saat dalam rahim. Penguburan manusia dalam gua pada awalnya sangat sederhana sekali berupa penguburan langsung (primair burial), dengan posisi mayat terlentang atau terlipat dengan ditaburi warna merah (oker). Bukti penguburan tertua dalam gua dapat ditemukan pada situs Gua Lawa di Sampung, Jawa Timur.

    c. Sebagai lokasi kegiatan industri alat batu

    Selain sebagai tempat hunian dan kuburan, gua juga digunakan sebagai tempat kegiatan pembuatan alat-alat batu atau perbengkelan. Banyak situs gua-gua prasejarah yang ditemukan adanya alat-alat batu dan sisa-sisa pembuatannya. Dalam hal ini bekas-bekas pengerjaan yang masih tersisa berupa serpihan batu yang merupakan pecahan batu inti sebagai bahan dasar alat batu. Situs perbengkelan ini banyak terdapat di pegunungan Seribu Jawa (daerah Pacitan), dan juga di Sulawesi Selatan. Salah satu situs yang banyak meninggalkan sisa alat batu adalah situs yang terdapat di Gunung (Pacitan) yang merupakan sentra pembuatan kapak perimbas yang kemudian lebih dikenal dengan istilah chopper chopping tool kompleks.

    Dari uraian di atas, dan berdasarkan temuan peninggalan yang ada dapat diketahui fungsi dari gua hunian di Tanjung Pinang dan Daeo. Gua peneduh Tanjung Pinang dan Daeo merupakan situs tempat tinggal (hunian) yang menyatu dengan kuburan, hal ini dapat dilihat dari adanya temuan sisa-sisa aktifitas manusia dan temuan tulang manusia yang berasal dari ras Austro Melanesoid. Penguburan yang dilakukan di Tanjung Pinang adalah penguburan tidak langsung, posisi mayat ditemukan dalam wadah yang berupa tembikar. Temuan sisa aktifitas manusia masa lalu situs Tanjung Pinang dan Daeo adalah adanya sisa pembakaran dan sisa sampah dapur (kulit kerang dan siput yang merupakan makanan manusia penghuni gua).

    BAB III

    Kesimpulan dan Saran

    Kesimpulan :

    • Pola hunian manusia purba terbagi menjadi dua bagian yakni nomaden dan sedenter
    • Pola kehidupan manusia purba memiliki 2 karakter khas yaitu kedekatan dengan sumber air dan kehidupan di alam terbuka
    • Berdasarkan data arkeologi, api kira-kira ditemukan pada 400.000 tahun yang lalu pada periode manusia homo erectus
    • Api ditemukan dengan prinsip trial and error oleh manusia purba 
    • Peralihan zaman Mesolithikum ke Neolithikum menandakan adanya revolusi kebudayaan dari food gathering menuju food producing dengang Homo sapien
    • Kedatangan Rumpun Austronesia dari Yunnan ke Indonesia, mengenalkan pada rakyat indonesia cara berlayar, bertani, berdagang, dengan cara barter
    • Fungsi gua hunian pada masa pra-aksara berdasarkan situs Daeo dan Tanjung Pinang ada 3 yakni, sebagai tempat tinggal, kuburan, dan tempat produksi alat batu

    Saran :

    Kita harus menjaga dan menyimpan peninggalan-peninggalan zaman dahulu dengan baik agar anak cucu kita juga bisa mempelajari dan melihatnya. Makalah ini merupakan resume dari berbagai sumber, untuk lebih mendalami isi makalah dapat dibaca dalam website rujukan yang tercantum dalam daftar pustaka. Selanjutnya, penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada pembaca apabila terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu, saran dan kritikan dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita terutama mengenai Sejarah manusia purba.

    SUMBER : http://pengetetahuan.blogspot.co.id/2016/01/makalah-tentang-sejarah-pola-hunian.html

  • Makalah Konsep dan Sistem Kepercayaan

    Konsep dan Sistem Kepercayaan

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Berbicara tentang agama dan keperercayaan dan begitu pula sebaliknya, terkadang sulit untuk membedakan mana agama dan mana kepercayaan. Keduanya berlangsung sudah cukup lama dalam kehidupan manusia. Bahkan sejak sejarah manusia dimulai, disaat itu muncul suatu kepercayaan terhadap suatu objek yang dianggap suci, kesulitan membedakan antara agama dan kepercayaan sebenarnya terletak pada ajaran-ajarannya yang memiliki kesamaan. Kadang-kadang agama sulit dibedakan dengan kepercayaan, karena sering ditemukan ajaran sebuah kepercayaan terdapat dalam sebuah agama dan praktek atau sebuah agama terdapat pula dalam konsep kepercayaan.Karena pembahasan tentang agama dan kepercayaan cukup banyak menarik minat para peneliti, maka saat ini kami akan melihat dan mengkaji bagaimana agama dan kepercayaan tersebut bisa melekat pada individu dan masyarakat. Bahkan masyarakat modern dan sekuler saat ini, agama atau kepercayaan masih tetap dipegang dan diamalkan secara langgeng dan kontiniu. Melihat semua itu dari kajian sosial adalah hal yang menarik karena di zaman global ini, muncul paradigma-paradigma baru tentang agama dan kepercayaan dalam masyarakat. Disaat manusia telah disibukkan dengan suatu hal yang bersifat keduniawian dan materi, maka timbul kerinduan dan kebutuhan terhadap sesuatu yang dianggap suci dan di yakini sebagai realitas mutlak yang dapat membantu manusia untuk dapat mewujudkan cita-citanya dan kembali sadar akan arti hidup yang sebenarnya. Sehingga nantinya agama dan kepercayaan akan terbentuk dalam sistem dan tatanan yang berlaku serta mengikat pada sebuah masyarakat.

    B. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut:

    1. Apa itu agama dan kepercayaan?
    2. Bagaimana sistem kepercayaan masyarakat indonesia?
    3. Bagaimana sejarah animisme dan dinamisme?

    C. Tujuan

    Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

    1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah ISBD.
    2. Untuk menambah wawasan atau pengetahuan tentang sistem kepercayaan.
    3. Untuk memberikan gambaran tentang sistem kepercayaan yang pernah ada di masyarakat Indonesia.

    Bab II. Pembahasan

    A. Agama dan Kepercayaan

    Banyak sekali defenisi agama. Orang yang memiliki keyakinan agama yang berbeda akan mengartikan agama menurut versi agamanya masing-masing, misalnya penganut agama Islam akan Berbeda dengan penganut agama Hindu, atau yang lainnya ketika mendefenisikan agama. begitu juga dengan orang yang berbeda dalam latar belakang dan tingkat keilmuannya atau berbeda disiplin ilmunya, akan mengartikan agama sesuai dengan kapasitas keilmuannya. Orang sejarah akan berbeda mendefenisikan agama dengan orang yang berlatar belakang orang pendidikan, dan lain sebagainya.Namun dari semua perbedaan diatas, dapat diambil sebuah titik simpul yang dapat menselaraskan semua defenisi-defenisi manusia tentang agama, bahwa agama merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yang mempunyai kecenderungan untuk tunduk dan patuh terhadap tuhan dalam kehidupannya. Berikut ini akan dikemukakan beberapa defenisi tentang agama :

    1. Agama adalah gejala yang begitu sering terdapat dimana-mana.Agama berkaitan dengan usaha manusia untuk mengukur dalamnya makna dari keberadaannya sendiri dan keberadaan alam semesta. Menurutnya agama dapat membangkitkan kebahagiaan batin yang paling sempurna, dan juga perasaan takut dan ngeri, meskipun agama tertuju sepenuhnya kepada suatu dunia yang tidak dapat dilihat (akhirat) namun agama juga melibatkan dirinya pada masalah-masalah sehari-hari di dunia ini.
    v  agama merupakan sumber gambaran-gambaran tentang dunia ini yang seharusnya; gambaran-gambaran yang berulang kali dapat ditafsirkan kembali untuk mengevaluasi pola-pola sosial yang baru malahan tak terduga. Kelanggengan agama berkaitan dengan kemampuannya untuk terus menerus menyesuaikan gambaran-gambaran taraf tertingginya terhadap situasi-situasi serta bentuk-bentuk kritik baru.

    Suatu agama secara generik dapat dapat didefenisikan sebagai sebuah sistem simbol (misalnya kata-kata dan isyarat, cerita dan praktek, benda dan tempat) yang berfungsi agamis, yaitu suatu yang terus menerus dipakai partisipan untuk mendekat dan menjalin hubungan yang benar atau tepat dengan sesuatu yang diyakini sebagai realitas mutlak.

    Dari defenisi diatas jelas terlihat bahwa agama mempunyai pengertian yang cukup luas dan menyangkut berbagai aspek dalam kehidupan, berbagai defenisi diatas merupakan sebagian kecil dari begitu banyak defenisi tentang agama.Nottingham menyatakan bahwa tidak ada defenisi agama yang benar-benar memuaskan.Karena satu hal, agama dalam keaneka ragamannya hampir tidak dapat dibayangkan itu, memerlukan deskripsi (penggambaran) dan bukan defenisi (batasan).

    Selanjutnya timbul pertanyaan, bagaimana dengan kepercayaan? Apakah kepercayaan itu sama dengan agama, kalau berbeda, manakah yang duluan muncul? Kepercayaan ataukah agama? Mengapa agama dan kepercayaan dapat timbul dalam kehidupan manusia? pertanyaan yang bermacam-macam ini tentunya tidak mudah dijawab karena memerlukan berbagai macam jawaban juga. Munculnya agama dan kepercayaan menurut mustopo bahwa : Setiap orang merasa lemah menghadapi masalah-masalah tertentu, untuk itu dia membutuhkan kekuatan baru. Kekuatan baru itu tidak muncul dari dirinya. Muncullah harapan yang bermuara pada kepercayaan.Dengan demikian agama dan kepercayaan adalah kebutuhan-kebutuhan mendasar setiap orang.
    Rudolf Otto, Ahli sejarah agama berkebangsaan Jerman yang menulis buku penting The Idea of Holy pada tahun 1917 percaya bahwa rasa tentang suatu yang gaib ini (numinous) adalah dasar-dasar dari agama : perasaan itu mendahului setiap hasrat untuk menjelaskan asal-usul dunia atau menemukan landasan bagi perilaku beretika : Kekuatan gaib dirasakan oleh manusia dengan cara yang berbeda-beda. Terkadang ia menginspirasikan kegirangan liar dan memabukkan, terkadang ketenteraman mendalam, terkadang orang merasa kecut, kagum dan hina dihadapan kehadiran kekuatan misterius yang melekat dalam setiap aspek kehidupan.
    Terlihat disini bahwa manusia sebenarnya makhluk yang lemah, penakut dan bahkan cenderung membutuhkan sesuatu yang lebih kuat dari dirinya.Dengan keadaan demikian muncullah suatu keyakinan-keyakinan atau kepercayaan dengan sesuatu yang dianggap misterius dan diyakini jauh lebih kuat dan hebat dari manusia. Untuk mewujudkan keyakinan dan ketundukan manusia tersebut, timbullah suatu kegiatan-kegiatan atau upacara-upacara yang berbentuk pemujaan (cult) dan ibadat. Semua ibadat itu dilakukan manusia dalam bentuk-bentuk yang beragam sesuai dengan kepercayaannya.

    Dalam mengamati kegiatan-kegiatan agama atau upacara-upacara dalam suatu kepercayaan, maka Kontjaraningrat mengatakan: pabah-pabah khususnya dalam ilmu gaib pada lahirnya sering tampak sama dengan sistem religius, baik bacaannya, tempat upacaranya, pemimpinnya dan waktunya, jadi agak sukar membatasi agama dan kepercayaan. Sedikit perbedaannya adalah pada saat melakukan keagamaan, manusia secara sadar menyerahkan diri kepada tuhannya. Sedangkan dalam kepercayaan, sering dilakukan secara tidak sadar.

    Sementara itu Nottingham tidak menganggap bahwa kepercayaan itu berbeda dengan agama, jadi ada kepercayaan-kepercayaan yang terdiri dari syahadat-syahadat dan mitos-mitos (dongeng-dongeng) dan pengamalan-pengamalan (ibadat) yang terdiri dari upacara-upacara keagamaan dan peribadatan.Pernyataan ini sepertinya dapat memberikan gambaran bahwa dalam agama ada kepercayaan dan sebaliknya dalam konsep kepercayaan itu ada agama.Tetapi agama itu muncul berawal dari kepercayaan-kepercayaan terhadap sesuatu yang dianggap suci dan sakral.Disini kemudian kepercayaan-kepercayaan tersebut menjadi terorganisir dengan munculnya agama.

    Setelah muncul dan berkembangnya agama, maka untuk mempertahankan eksistensinya. Selanjutnya agama mewujudkan suatu pelembagaan yang terdiri dari :

    pemujaan (Cult) Yaitu hubungan yang dilakukakan dengan objek suci, baik secara sadar atau tidak sadar. Pola-pola kepercayaan yang berkaitan dengan tingkat keyakinan atau tingkat intelektual Rasionalisasi pola-pola kepercayaan, rasionalisasi ini membawa kepada pemahaman yang mendalam bagi penganut suatu agama.
    Tampilnya organisasi keagamaan, diantaranya gereja, sekte-sekte dan lain sebagainya.
    Dengan berkembangnya kebudayaan dan peradaban manusia, kepercayaan berkembang dan berevolusi sesuai dengan tingkat perkembangan manusia.Semakin rasional manusia, kepercayaan yang dimilikinya semakin tipis.Disini, kepercayaan selanjutnya digantikan oleh agama.Dalam memilih agama terkadang manusia semakin selektif karena agama yang timbul dari kepercayaan-kepercayaan tadi ternyata memberikan gambaran-gambaran yang berbeda, sehingga manusia dituntut untuk benar-benar memilih agama yang sesuai dengan kepercayaannya.

    B. Sistem Kepercayaan Masyarakat di Indonesia

    Terdapat dua pandangan utama mengenai sistem kepercayaan atau religi masyarakat secara umum yaitu:

    1. Religi merupakan salah satu hasil perkembangan kebudayaan manusia.
      Religi mulai muncul ketika manusia purba mulai hidup dengan tidak sekedar memenuhi kebutuhan mempertahankan hidupnya. Perkembangan religi dimulai ketika manusia mulai dapat menemukan perbedaan antara hal-hal yang hidup dan hal-hal yang mati.Satu organisme dikatakan hidup ketika dapat bergerak, sedangkan satu organisme dikatakan mati ketika tidak bergerak.Dari perbedaan tersebut kemudian manusia purba mulai sadar atas keberadaan suatu kekuataan yang menggerakan tersebut yaitu jiwa.Jiwa dianggap sebagai penggerak kehidupan manusia.

    Kepercayaan akan adanya jiwa penggerak inilah bentuk kepercayaan manusia tertua yang kemudian mengalami perubahan perlahan hingga akhirnya membentuk religi atau kepercayaan mutakhir yaitu monoisme. Pada perkembangan mutakhir seiring dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan, kepercayaan bahwa penggerak kehidupan adalah jiwa mulai meluntur karena manusia mulai menemukan penjelasan-penjelasan dari ketidaktahuannya tentang penyebab gerak manusia adalah hukum-hukum alam. Dengan demikian, dalam padangan yang pertama ini religi atau kepercayaan akan mulai luntur atau menghilang seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk memperdalam mengenai pandangan ini berikut adalah bentuk-bentuk perkembangan kepercayaan yang dimulai dari kepercayaan purba hingga mutakhir

    A)      Kepercayaan pada roh nenek moyang

    Kepercayaan pada roh nenek moyang adalah bentuk kepercayaan masyarakat Indonesia tertua.Kepercayaan ini diduga mulai muncul ketika masyarakat Indonesia masih mengandalkan kehidupan berburu, mengumpulkan serta meramu makanan.Pada masa berburu dan meramu makanan masyarakat Indonesia hidup secara nomaden di gua-gua atau di tempat-tempat yang memberikan keamanan dari serangan binatang buas atau gejala-gejala alam seperti gunung meletus ataupun hujan.  Di gua-gua tempat tinggal manusia purba ditemukan peninggalan-peninggalan yang dapat ditafsirkan bahwa pada masa berburu dan mengumpulan makanan masyarakat Indonesia sudah mengenal kepercayaan primitif seperti tulang belulang yang dikuburkan, gambar-gambar pada dinding gua dan sebagainya.

    Kepercayaan pada roh nenek moyang diawali ketika manusia mulai menemukan perbedaan-perbedaan antara benda hidup dan benda mati.Benda hidup dapat berberak karena digerakan oleh jiwa, sedangkan benda mati tidak bergerak karena tidak memiliki jiwa atau roh.

    Kepercayaan akan adanya jiwa ini juga diduga berasal dari fenomena mimpi ketika manusia tertidur. Ketika bermimpi manusia melihat dirinya berada di tempat lain sedangkan tubuh jasmaninya tetap berada di tempat tidur. Bagian yang berada di tempat lain itulah jiwa. Kepercayaan ini kemudian berkembang menjadi kepercayaan bahwa jiwa dapat terus hidup tanpa adanya jasmani.Saat manusia meninggal barulah dipercaya bahwa jiwa telah benar-benar lepas dari jasmaninya.Jiwa yang telah benar-benar lepas dari dari jasmaninya dapat berbuat sekehendaknya.Alam semesta dipenuhi oleh jiwa-jiwa itu, dan jiwa-jiwa tersebut disebut roh.

    Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan masyarakat Indonesia dipimpin oleh kepala suku yang dipilih menurut sistem primus interpares. Kepala suku dipilih karena memiliki keunggulan-keunggulan tertentu dibandingkan individu-individu lainnya, misalkan ahli berburu dan kuat dalam melindungi kelompoknya. Ketika pemimpin tersebut wafat maka anggota-anggota masyarakatnya percaya bahwa walaupun sosok pemimpin tersebut telah mati, roh menggerakan pemimpin suku tersebut akan terus ada dan tetap melindungi kelompoknya. Oleh karenanya roh atau jiwa pemimpin tersebut tetap dihormati dan dipuja-puja.

    Ketika masyarakat Indonesia memasuki periode megalitikum bentuk-bentuk pemujaan terhadap roh nenek moyang diwujudkan dengan bangunan-bangunan khas zamannya yaitu menhir ataupun punden berundak-undak.

    B) Animisme

    Animisme adalah kelanjutan perubahan secara perlahan (evolusi) dari kepercayaan kepada roh nenek moyang.Kepercayaan ini berasal dari perkembangan berfikir manusia purba dalam memahami sebab-musabab gejala-gejala alam yang terjadi di sekitarnya seiring dengan perkembangan daya berfikir manusia purba dalam memikirkan asal usul gejala-gejala alam seperti hujan, panas, gunung meletus, gempa bumi, tumbuh-tumbuhan, angin dan lain sebagainya. Ketika dihadapkan dengan fenomena alam yang terjadi seperti api yang membakar, air sungai yang mengalir, bencana gunung meletus manusia memerlukan pemercahan masalah alam tersebut dengan mencari sebab-sebab fenomena alam tersebut. Akhirnya, dikarenakan perkembangan berfikir yang belum berkembang dengan baik maka kemudian manusia purba menganggap bahwa penyebab fenomena-fenomena alam tersebut adalah roh.

    Roh yang dianggap mengatur fenomena-fenomena alam dan juga alam semesta karena bentuknya yang tidak kasatmata atau tidak dapat ditangkap oleh panca indera dapat berbuat apa saja yang tidak dapat dilakukan manusia. Agar manusia purba dapat terus beraktivitas keseharian dengan penuh ketenangan, kelancaran dan sesuai harapan maka roh-roh tersebut perlu dihormati atau disembah.Penghormatan dan penyembahan manusia purba atas roh-roh pengatur alam semesta tersebut dilakukan dengan melakukan pembacaan doa-doa, pemberian sesaji, ataupun korban.
    Pada masa sekarang animisme masih sangat melekat dalam kehidupan sebagian masyarakat Indonesia, baik di kota maupun di desa. Hal ini disebabkan oleh ketidakmampuan manusia Indonesia sekarang dalam memahami fenomena alam secara rasional-ilmiah.Kepercayaan-kepercayaan terebut akhirnya masih bertahan ditengah-tengah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

    Diantara kepercayaan animisme yang masih berkembang pada masyarakat Indonesia diantara kepercayaan pada makhluk gaib bernama Nyi Roro Kidul yang merupakan penguasa laut selatan Jawa.Untuk menghormati kekuasaannya masyarakat Pangandaran dan Pelabuhan Ratu misalnya mengadakan upacara sedekah laut. Selain menghormati Nyi Roro Kidul, sedekah laut laut juga dilakukan agar para nelayan yang melaut disekitar tempat tersebut  diberikan keselamatan dan perbaikan penghasilan.

    C)      Dinamisme

    Istilah dinamisme berasal dari kata dinamo artinya kekuatan. Dinamisme adalah paham/kepercayaan bahwa pada benda-benda tertentu baik benda hidup atau mati bahkan juga benda-benda ciptaan (seperti tombak dan keris) mempunyai kekuatan gaib dan dianggap bersifat suci. Benda suci itu mempunyai sifat yang luar biasa (karena kebaikan atau keburukannya) sehingga dapat memancarkan pengaruh baik atau buruk kepada manusia dan dunia sekitarnya. Bagi manusia yang  memiliki suatu benda yang diyakini berkekuataan gaib dan dianggap suci ini akan dapat dianggap memiliki keunggulan ataupun keburukan tertentu. Dengan demikian, dinamisme dapat dikatakan lahir dari kesadaran akan kelemahan manusia yang kemudian membutuhkan objek lainnya untuk menguatkannya.
    Benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib dan dianggap suci ini disebut  fetisyen yang berarti benda sihir. Benda-benda yang dinggap suci ini, misalnya pusaka, lambang kerajaan, tombak, keris, gamelan, cincin, kalung dan sebagainya akan membawa pengaruh baik bagi masyarakat; misalnya suburnya tanah, hilangnya wabah penyakit, menolak malapetaka, dan sebagainya. Antara  fetisyen dan jimat tidak terdapat perbedaan yang tegas. Keduanya dapat berpengaruh baik dan buruk tergantung kepada siapa pengaruh itu hendak ditujukan.
    Bagi anggota masyarakat yang masih menganut dinamisme sebuah keris tertentu bisa jadi dapat dianggap memiliki suatu kekuatan gaib seperti membuat lawan jenis tertarik atau jatuh cinta kepada pemilik keris, membuat si pemilih keris dapat menghilang atau tidak terlihat, memberikan usaha yang lancar dan sebagainya. Pada umumnya keris-keris fetisyen in memerlukan perawatan yang lebih dibandingkan keris-keris biasa lainnya seperti secara berkala dalam waktu-waktu tertentu keris tersebut perlu dimandikan dan diberikan sajen.

    D)      Monoisme
    Telah disampaikan pada bagian sebelumnya bahwa dalam pandangan evolusinis agama adalah bagian dari hasil kreativitas manusia, dengan demikian agama adalah bagian dari kebudayaan.Agama dimulai dari yang paling sederhana yaitu kepercayaan pada roh nenek moyang, animisme, dinamisme, politeismedan terakhir monoisme atau monoteisme.
    Monoisme dipercaya sebagai perkembangan sistem kepercayaan terakhir dalam skema kelanjutan perubahan secara perlahan dan terus-menerus dari yang sederhana hingga yang kompleks.Sebelum lahirnya monoisme masyarakat sudah mengenal animisme yang menyatakan bahwa roh adalah penggerak atau faktor penyebab tidak kasat mata yang menyebabkan berbagai fenomena alam.Lambat laun roh tesebut dianggap memiliki kemiripn seperti manusia yaitu seperi memiliki suatu kepribadian dengan kemauan dan pikiran.Roh-roh tersebut kemudian dikenal sebagai dewa-dewa alam.Seiring dengan ulai munculnya sistem pemerintahan (seperti kerajaan) kemudian roh-roh yang sudah dipersonifikasikan sebagai dewa juga hidup dalam susunan kenegaraan.Dengan demikian mulai munculan kepangkatan dewa-dewa, mulai raja dewa atau dewa tertinggi, hingga dewa-dewa lainnya yang lebih redah pangkatnya seperti dewa perang, dewa angin, dewa bumi dan sebagainya.Munculnya dewa-dewa alam inilah yang kemudian disebut politeisme.
    Pada perkembangan kecanggihan berfikir manusia selanjutnya manusia mulai beranggapan bahwa dewa-dewa yang bersusun secara hirarkis tersebut pada hakikatnya hanya merupakan penjelaan satu dewa saja, yaitu dewa tertinggi.Jika terdapat satu Dewa benar-benar maha sempurna maka mustahil dewa tersebut memerlukan dewa-dewa lainnya.Akibat dari keyakinan itu kemudian berkembang tentang adanya satu Tuhan atau Tuhan Yang Maha Esa dan mulai munculah kepercayaan-kepercayaan yang bersifat monoisme atau monoteisme sebagai tingkat terakhir dalam evolusi kepercayaan manusia.

    2)   Religi merupakan sifat bawaan alami yang melekat pada diri manusia dan senantiasa mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku manusia.
    Dengan demikian religi atau sistem kepercayaan dalam pandangan kedua ini sangat berbeda dengan padangan pertama yang memandang bahwa  religi adalah hasil budaya manusia. Pembawaan alami manusia ialah dikaruniakannya rasa ingin tahu yaitu dengan selalu mencari sebab musabab segala sesuatu.Dalam mencari sebab-sebab terjadinya sesuatu manusia tidak mustahil mengalami kekeliruan namun tidak berarti kekeliruan itu terus menerus dan menjauhkan manusia dari hakikat kebenaran.
    Pencarian sebab-sebab seluruh fenomena dalam alam semesta pasti akan membawa manusia pada penyebab dari segala penyebab yang tidak membutuhkan penyebab atau sumber segala penyebab (prima causa).  Penyebab segala sesuatu pasti tidak sama seperti dengan akibat-akibat yang dihasilkannya dan pasti Maha Sempurna, Tunggal, Tidak Terbagi itulah Tuhan Yang Maha Esa.
    Dalam padangan kedua ini sistem kepercayaan awal yang dianut oleh manusia adalah monoisme.Pada perkembangannya monoisme atau monoteisme dianut oleh masyarakat-masyarakat kuno di berbagai belahan dunia kemudian mengalami perubaha secara perlahan-lahan menjadi politeisme, animisme, dinamisme ataupun kepercayaan pada roh nenek moyang. Perkembangan ini dapat dibuktikan dengan adanya dewa tertinggi dalam setiap peradaban manusia kuno, kemudian dewa tertinggi ini diinterpretasikan atau diungkapkan secara berbeda sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan manusia saat itu. Misalkan Dewa Marduk (dewa pencipta) dalam kepercayaan bangsa Sumeria pada saat yang berlainan digambarkan sebagai Dewa Anu (dewa langit), Dewa Enlil (Dewa Bumi), dan Dewa Ea (dewa air).
    2.3 Sejarah Lahirnya Paham Animisme dan Dinamisme
    Keberadaan paham atau aliran animisme dan dinamisme ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia.Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa Hindu dan Budha telah hadir lebih awal dalam peradaban nusantara.Masyarakat kita telah mengenal kedua agama budaya daripada agama Islam.Namun, sebelumnya ada periode khusus yang berbeda dengan zaman Hindu-Budha.Masa itu adalah masa pra-sejarah.Zaman ini disebut sebagai zaman yang belum mengenal tulisan.Pada saat itu, masyarakat sekitar hanya menggunakan bahasa isyarat sebagai alat komunikasi. Di zaman itulah, masyarakat belum mengenal agama. Mereka belum mengerti tentang baik dan buruk.Mereka juga belum mengerti tentang aturan hidup karena tidak ada kitab suci atau undang-undang yang menuntun kehidupan mereka.Tidak ada yang istimewa pada zaman ini kecuali kepercayaan primitif mereka tentang animisme dan dinamisme.Disebutkan oleh para sejarawan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari kawasan tengah benua Asia. Ada yang mengatakan bahwa mereka bersebelahan dengan masyarakat Tiongkok. Ada juga yang menyebut nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari kawasan selatan Mongol.Yang pasti, para sejarawan tersebut sepakat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari kawasan Asia.                                               .
               Menurut sejarah, diceritakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia tersebut berpindah-pindah mengikuti aliran sungai di India.Sampai pada abad ke-40 SM, mereka pindah dan kemudian menetap di kawasan nusantara.Mereka tersebar di sepanjang pesisir pulau Sumaterera dan Jawa. Ada juga yang menempati daerah pedalaman Kalimantan dan Sulawesi. Penyebaran ini tidak terjadi dengan proses yang cepat. Pertumbuhan masyarakatnya pun tidak begitu pesat. Hal ini disebabkan karena sedikitnya alat transportasi untuk menghubungkan satu pulau dengan pulau yang lain. Ditambah dengan tidak adanya bahasa yang disepakati antara mereka sehingga menyulitkan mereka dalam berkomunikasi dengan pihak luar.
    Nenek moyang bangsa Indonesia ini tidak hanya membawa barang-barang kuno sebagai perbekalan hidup mereka. Di samping itu, mereka juga membawa budaya, tradisi, ataupun kepercayaan yang sebelumnya telah mereka dapati dari bangsa lain di luar nusantara. Menurut sejarah, banyak terjalin interaksi di antara manusia saat itu. Mereka yang dulu mendiamai bumi nusantara telah menjalin interaksi dengan bangsa Tiongkok, Mongol, Aria, dan suku-suku di kawasan India. Dari interaksi inilah, nenek moyang Indonesia banyak mengadopsi pemikiran dan kepercayaan dari bangsa luar, seperti Cina dan India.                                  .
               Walaupun Hindu dan Budha belum menguasai bumi nusantara, banyak di antara mereka yang sudah melakukan proses ritual-ritual tertentu. Kepercayaan animisme dan dinamisme telah tumbuh dan berkembang pesat di sekitar lingkungan mereka.Dari kepercayaan inilah, mereka membangun sebuah masyarakat. Mereka mengangkat seorang kepala adat sebagai pemimpin. Baik pemimpin kemasyarakatan ataupun pemimpin dalam proses-proses ritual.
    Kepercayaan animisme dan dinamisme itu didapat dari pengaruh bangsa lain yang telah menjalin interaksi dengan mereka. Ada yang mengatakan bahwa paham ini berasal dari ajaran Taonisme yang lahir di kawasan Tiongkok. Ada juga yang mengatakan bahwa ia lahir dari ajaran bangsa Aria. Yang pasti, saat itu masyarakat awal Indonesia sudah mengenal istilah dewa, roh jahat dan roh baik, dan kesaktian atau kekuatan luar biasa. Misalnya, mereka sudah percaya pada kekuatan matahari dan bulan atau disebut dengan kepercayaan pada Adityachandra.
    Tidak hanya itu, masyarakat awal Indonesia juga sudah mengenal tentang bagaimana cara menghormati orang yang sudah mati. Kepercayaan bahwa manusia yang hidup masih bisa menjalin komunikasi dengan para leluhur mereka yang sudah mati. Untuk itulah, mereka melakukan ritual-ritual tertentu dalam rangka menghormati arwah para leluhur dan menjauhkan diri dari roh jahat. Setiap benda yang dianggap ajaib atau mengesankan, maka mereka akan menganggapnya sebagai benda yang memiliki kesaktian. Matahari dipercaya sebagai dewa, bulan diyakini sebagai dewi, langit dianggap sebagai kerajaan, bumi beserta segala isinya disebut sebagai pelindung atau pengawal manusia.                                   .
                Jika ditelusuri, kepercayaan semacam ini tidak hanya berkembang di Indonesia. Di Jepang atau Cina misalnya, masih banyak masyarakat setempat yang menganut paham animisme dan dinamisme.Begitupun dengan masyarakat India.Bahkan, sebagian masyarakat Eropa dan Asia Barat pun masih percaya pada animisme dan dinamisme.Warga Jepang masih menganut paham Shinto.Mereka sangat menghormati matahari.Masyarakat Cina menganut Konghucu, mereka menyembah para dewa langit dan bumi.Yang dan Ying disebut-sebut sebagai Tuhan. Di India, setiap binatang tertentu seperti sapi memiliki kekuatan. Sapi adalah binatang suci bagi masyarakat India, bahkan pemerintah setempat melarang penyembelihan sapi.
    Di kawasan Jazirah Arab, sebagian masyarakat masih percaya pada kekuatan sungai Nil atau kesaktian padang Sahara. Fir’aun masih diyakini sebagi sosok yang masih memiliki kekuatan walaupun jasadnya telah rusak. Bahkan di Eropa, kepercayaan terhadap dewa-dewa Yunani atau roh-roh jahat seperti vampir dan zhombie, masih ramai diyakini oleh mereka. Dari semua penelusuran ini dapat disimpulkan bahwa lahirnya kepercayaan animisme dan dinamisme di Indonesia adalah berasal dari pengaruh bangsa lain.

    2.4 Teori-Teori Animisme dan Dinamisme
    Banyak para pemikir atau kalangan intelektual yang berbicara tentang teori-teori animisme dan dinamisme.Mereka menjadikan paham atau aliran ini sebagai bahan perbincangan dan penelitian sehingga animisme dan dinamisme mendapatkan perhatian di tingkat akademisi seperti perguruan tinggi.Walau tidak ada mata kuliah khusus yang menjadikan animisme dan dinamisme sebagai pembelajaran, namun pembahasan tentang hal ini marak dibicarakan.
    v  Pemikiran Animisme
    Sigmund Freud, psikolog sekuler, mengatakan bahwa Animisme menjelaskan konsep-konsep psikis teori tentang keberadaan spiritual secara umum. Animisme sebenarnya berasal dari wawasan bangsa-bangsa primitif yang luar biasa tentang alam semesta dan dunia.Bangsa-bangsa primitif menempati dunia bersama-sama dengan begitu banyak roh. Bangsa primitif ini mampu menjelaskan keterkaitan proses gerakan alam dengan gerakan roh-roh ini. Mereka juga memercayai bahwa manusia juga mengalami ’animasi’. Manusia memiliki jiwa yang bisa meninggalkan tempatnya dan memasuki makhluk lain. Karena itulah, manusia bisa menjelaskan mengenai mimpi, meditasi, atau alam bawah sadar. Animisme adalah suatu sistem pemikiran yang tidak hanya memberikan penjelasan atas suatu fenomena saja, tetapi memungkinkan manusia memahami keseluruhan dunia. Menurutfilosof lain seperti Tylor dan Comte, mereka menyebutkan bahwa animisme adalahtahap pertama pembentukan agama. Dalam istilah mereka, peradaban itu dimulaidengan adanya pemikiran animisme, kemudian berkembang menjadi agama.                                   .
             Dalam pandangan Tylor, manusia memiliki substansi yang sama yaitu keinginan untuk mengetahui keberadaan di sekitarnya. Manusia primitif berusaha memahami dan menjelaskan berbagai fenomena-fenomena yang aneh dan suara-suara yang dahsyat melalui pemikirannya.Tentunya, pengetahuan yang mereka maksudkan bukan sekedar menyaksikan suatu fenomena yang aneh atau mendengarkan suara yang dahsyat, tapi pengetahuan itu dihasilkan ketika hal tersebut menjadi pandangan.Misalnya, jika sekedar mendengar petir, maka hal ini tidak bisa disebut sebagai pengetahuan.Tapi, mendengar petir dan meyakininya sebagai murka dari dzat tertentu, maka hal inilah yang disebut sebagai pengetahuan.
    Dari pengalaman-pengalaman yang manusia dapatkan seperti di antara hidup dan mati atau di antara tidur dan sadar, ia kemudian membedakan adanya dua hal yang berbeda; yaitu ruh dan badan atau jiwa dan materi. Kemudian ia meyakini bahwa manusia memiliki dua keberadaan yang bisa berpisah dan bersatu lagi. Badan dianggap hidup jika ruh berada bersamanya. Kapan saja ruh berpisah dari badannya maka badan tersebut tidak memiliki aktivitas sama sekali, ruh-lah yang merupakan sumber kehidupan dan aktivitas manusia.
              Keyakinan ini berlanjut menjadi khurafat atau takhayul. Kepercayaan bahwa ruh adalah sumber gerak manusia melahirkan pemikiran lain. Timbullah keyakinan bahwa ruh orang yang sudah meninggal bisa memasuki jasad manusia lain atau bahkan memasuki jasad binatang. Selain itu, lahir pula keyakinan bahwa ruh manusia bisa melakukan apapun terhadap manusia yang masih hidup atau alam di sekitarnya, apalagi jika ruh tersebut berasal dari jasad manusia yang terhormat.
    Dalam pandangan Tylor, manusia memiliki substansi yang sama yaitu keinginan untuk mengetahui keberadaan di sekitarnya. Manusia primitif berusaha memahami dan menjelaskan berbagai fenomena-fenomena yang aneh dan suara-suara yang dahsyat melalui pemikirannya.Tentunya, pengetahuan yang mereka maksudkan bukan sekedar menyaksikan suatu fenomena yang aneh atau mendengarkan suara yang dahsyat, tapi pengetahuan itu dihasilkan ketika hal tersebut menjadi pandangan.Misalnya, jika sekedar mendengar petir, maka hal ini tidak bisa disebut sebagai pengetahuan.Tapi, mendengar petir dan meyakininya sebagai murka dari dzat tertentu, maka hal inilah yang disebut sebagai pengetahuan.
    Dari pengalaman-pengalaman yang manusia dapatkan seperti di antara hidup dan mati atau di antara tidur dan sadar, ia kemudian membedakan adanya dua hal yang berbeda; yaitu ruh dan badan atau jiwa dan materi. Kemudian ia meyakini bahwa manusia memiliki dua keberadaan yang bisa berpisah dan bersatu lagi. Badan dianggap hidup jika ruh berada bersamanya. Kapan saja ruh berpisah dari badannya maka badan tersebut tidak memiliki aktivitas sama sekali, ruh-lah yang merupakan sumber kehidupan dan aktivitas manusia.

    Keyakinan ini berlanjut menjadi khurafat atau takhayul. Kepercayaan bahwa ruh adalah sumber gerak manusia melahirkan pemikiran lain. Timbullah keyakinan bahwa ruh orang yang sudah meninggal bisa memasuki jasad manusia lain atau bahkan memasuki jasad binatang. Selain itu, lahir pula keyakinan bahwa ruh manusia bisa melakukan apapun terhadap manusia yang masih hidup atau alam di sekitarnya, apalagi jika ruh tersebut berasal dari jasad manusia yang terhormat.
    v Pemikiran Dinamisme
    Manusia mulai menganalisa setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya.Sebelumnya, manusia primitif mulai mengeluarkan teori-teori tentang hakikat benda atau materi.Ia mulai menggabungkan antara keberadaan ruh manusia dengan keberadaan benda lain seperti air, udara, api, dan tanah.
    Animisme berkembang lebih awal daripada dinamisme.Animisme menitikberatkan pada perkembangan ruh manusia. Mulai dari sini, manusia primitif menyimpulkan bahwa setiap materi yang memiliki sifat yang sama, maka memiliki substansi yang sama pula. Jika manusia mati dan hidup, tidur dan terjaga, kuat dan lemah, diam dan bergerak, kemudian manusia diyakini memiliki ruh, maka pepohonan, binatang, laut, api, matahari, bulan, dan materi-materi lainnya pun memiliki ruh seperti manusia.
    Menurut mereka, setiap materi memiliki kesamaan sifat dengan manusia. Sebagai contoh, api memiliki sifat yang sama dengan manusia. Api memiliki kekuatan untuk membunuh atau melenyapkan apapun dengan panasnya sebagaimana manusia mampu membunuh binatang dengan kekuatan tangannya. Karena itulah, api mempunyai ruh. Bagi manusia primitif, menyembah api adalah proses menghormati keberadaan api itu sendiri. Penyembahan tersebut dilakukan agar tidak terjadi kebakaran seperti kebakaran hutan, sedangkan kebakaran diyakini sebagai bentuk kemurkaan api. Selanjutnya, berkembanglah paham banyak tuhan, banyak roh, banyak dewa, atau banyak kekuatan ghaib.Setiap kawasan bumi, hutan, sungai, laut, atau bahkan ruang angkasa, semuanya diyakini memiliki kekuatan tersendiri.
    v Sinkretisme agama dan sisa-sisa animisme-dinamisme
    Animisme dan dinamisme adalah kepercayaan kuno yang tumbuh lebih awal sebelum kedatangan Islam di nusantara.Walaupun pada hakikatnya, agama Islam adalah kepercayaan yang pertama kali ada dalam kehidupan manusia.Nabi Adam adalah manusia pertama yang menganut Islam. Oleh karena itu, animisme dan dinamisme tidak lain adalah salah satu bentuk dari penyelewengan ajaran Allah. Namun bagaimanapun juga, penyebaran Islam di nusantara memang tidak bisa dipungkiri akan adanya perpaduan atau percampuradukan antara ajarannya yang agung dengan kepercayaan animisme dan dinamisme.
    Dampak dari adanya sinkretisme agama ini terlihat nyata di sekeliling kita.Sebagai contoh, adanya penghormatan khusus terhadap roh nenek moyang yang menjadi leluhur kita.Atau adanya pemujaan khusus terhadap Ratu Pantai Selatan. Atau bahkan menyebarnya cerita-cerita khurafat yang berkembang di tengah-tengah masyarakat muslim. Selain itu, menyebarnya praktik sihir dan perdukunan adalah produk asli dari animisme dan dinamisme.Terlebih, sinkretisme telah melegalkan bahwa praktik perdukunan adalah ajaran Islam juga.Hal ini terlihat dengan meluasnya praktik-praktik sihir yang dilakukan oleh orang-orang yang bertitel ’kyai’.Semua ini adalah realita yang nyata akibat sinkretisme agama.
    Sebenarnya, banyak beberapa sisa-sisa animisme dan dinamisme, terutama di nusantara, baik ajaran tersebut masih murni ataupun telah ada pembauran dengan Islam. Berikut beberapa contoh sisa-sisa animisme dan dinamisme:
    Upacara dan Ritual Adat.
    Banyak masyarakat kita yang masih mempertahankan beberapa macam upacara atau ritual yang masih murni berkaitan dengan animisme dan dinamisme atau telah mengalami pembauran dengan Islam. Salah satu contohnya dalah upacara kelahiran dan kematian.Hampir di setiap daerah nusantara menggelar upacara kelahiran dan kematian dengan ritual-ritual berbeda.Contoh, di Aceh terdapat upacara Peugot Tangkai.Upacara ini adalah perajahan barang/benda dengan membacakan mantera untuk dipakai pada wanita hamil empat bulan.
    Tentang acara ritual kematian dalam adat masyarakat Aceh yang sampai sekarang ini masih diamalkan seperti, apabila ada kematian di sebuah keluarga, maka semua pakaian dan kain-kain yang menyelimuti mayat tadi disimpan pada suatu tempat.Kain-kain ini disebut dengan reuhab.Biasanya disimpan di atas tempat tidur untuk selama empat puluh hari atau empat puluh empat hari.Setelah selesai upacara penguburan tadi, mulai malam pertama sampai dengan malam ketiga diadakan samadiah atau tahlil.Masih banyak lagi ritual-ritual aneh seperti membakar
    kemenyan pada malam jum’at kliwon dan selasa kliwon.Menyediakan sesaji pada hari kelahiran bayi. Di kamar bayi yang baru lahir digantungkan keris dan kain merah. Atau sesaji di bawah pohon beringin.

    2.5 Sistem Kepercayaan Suku Batak
    Sebelum suku Batak menganut agama Kristen Protestan, mereka mempunyai sistem kepercayaan dan religi tentang “Mulaja di Nabolon” yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaan-Nya terwujud dalam DebataNatolu.
          Menyangkut jiwa dan roh, suku Batak mengenal tiga konsep, yaitu:
    Tondi :adalah jiwa atau roh seseorang yang merupakan kekuatan, oleh karena itu tondi memberi nyawa kepada manusia.Tondi di dapat sejak seseorang di dalam kandungan. Bila tondi meninggalkan badan seseorang, maka orang tersebut akan sakit atau meninggal, maka diadakan upacara mangalap (menjemput) tondi dari sombaon yang menawannya.
    Sahala :adalah jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang. Semua orang memiliki tondi, tetapi tidak semua orang memiliki sahala. Sahala sama dengan sumanta, tuah atau kesaktian yang dimiliki para raja atau hula-hula.
    Begu :adalah tondi orang telah meninggal, yang tingkah lakunya sama dengan tingkah laku manusia, hanya muncul pada waktu malam.
    Demikianlah religi dan kepercayaan suku Batak yang terdapat dalam pustaha. Walaupun sudah menganut agama Kristen dan berpendidikan tinggi, namun orang Batak belum mau meninggalkan religi dan kepercayaan yang sudah tertanam di dalam hati sanubari mereka. Ada juga kepercayaan yang ada di Tarutung tentang ular (ulok) dengan boru Hutabarat, dimana boru Hutabarat tidak boleh dikatakan cantik di Tarutung. Apabila dikatakan cantik maka nyawa wanita tersebut tidak akan lama lagi, menurut kepercayaan orang itu.

    SUMBER : https://plus.google.com/109655902034521130079/posts/PMp4Ayp3oz2

  • MAKALAH TENTANG Pedagang, Penguasa dan Pujangga pada Masa Klasik (Hindu dan Buddha)

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

    Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

    Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “perdagangan, penguasa dan pujangga pada masa klasik (hindu-budha)”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan.Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

    Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru sejarah Indonesia yaitu ibu Lina pratama yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun karya tulis ilmiah yang baik dan sesuai kaidah.

    Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.Terima kasih.

    Wassalamuallaikum warahmatullahi wabarakatuh

    Banyuwangi, 28 November 2015

    Penyusun

    DAFTAR ISI

    COVER………………………………………………………………………….

    MOTTO……………………………………………………………………….…

    KATA PENGANTAR…………………………………………………………..

    DAFTAR ISI……………………………………………………………………..

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1  Latar belakang ……………………………………………………………….

    1.2  Rumusan masalah ………………………………………………………………

    1.3  Tujuan ………………………………………………………………….………

    BAB II PEMBAHASAN

    2.0 Perdagangan, penguasa, dan pujangga pada masa klasik (hindu_budha)………….

    2.1 pengaruh budaya india……………………………………………………………..

    2.2 kerajaan kerajaan masa hindu Buddha……………………………………………

    2.3 kerajaan kutai……………………………………………………………..……….

    2.4 kerajaan tarumanegara…………………………………………………….………..

    2.5 kerajaan kalingga………………………………………………..…………………

    2.6 kerajaan sriwijaya………………………………………….………………………

    2.7 kerajaan mataram kuno……………………………………………………………..

    BAB III PENUTUP

    3.1 kesimpulan…………………………………………………………………

    3.2 saran ………………………………………………………………………

    DAFTAR PUUSTAKA…………………………………………………………..

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1  Latar Belakang

    Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya.Terdiri dari berbagai suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau yang tidak terlepas dari pengaruh budaya luar, salah satunya pengaruh budaya India. Kebudayaan India masuk ke Indonesia pada saat Indonesia masih mengalami masa pra-sejarah. Masuknya kebudayaan India  ini sekaligus menandai berakhirnya masa pra-sejarah dan mulai membawa bangsa Indonesia ke  jaman sejarah, karena sejak saat itu bangsa kita mulai mengenal tulisan.

    Pengaruh hindu-budha ini dapat terlihat dari berbagai macam peninggalan-peninggalan yang tersebar hampir disetiap pulau-pulau di Indonesia yang kini menjadi kebanggaan tersendiri bagi bangsa ini yang berasal dari berbagai kerajaan Hindu-Budha yang merupakan cikal bakal terbentuknya bangsa ini.Dengan hadirnya kebudayaan India di Indonesia banyak sekali aspek yang dipengaruhinya antara lain seni, agama, tradisi, bangunan dan lain-lain.

    Sebagai generasi penerus bangsa pertama kita wajib mengetahui sejarah bangsa ini.Sehingga penyusun merasa perlu untuk menyusun makalah ini agar dapat membantu dan memudahkan pembaca untuk mengetahui sejarah dan pengaruh kebudayaan India di Indonesia.

    1.2  Rumusan Masalah

    1. Bagaimana sejarah agama Hindu dan Buddha ?

    2. Bagaimana pengaruh agama ini dalam kehidupan masyarakat ?

    3. Kerajaan apa saja yang dihasilkan dari agama ini ?

    1.3  Tujuan

    Secara umum makalah in betujuan untuk memberi pengetahuan dan informasikepada pembaca lebih luas mengenai perdagangan agama Hindudan Buddha di Indonesia.Penulisan ini juga memiliki tujuan khusus yaitu:

    1.      Memberi pengetahuan tentang perkembangan perdagangan hindhu dan budha diIndonesia

    2. Mengetahui peninggalan-peninggalan sejarah berupa kerajaan yangtersebar di seluruh nusantara, khususnya kerajaan yang bercorak Hindhu danBuddha.

    3. Mengetahui Sejarah masuknya agama hindu dan Buddha serta kaitannyadengan kehidupan masyarakat.

    BAB II

    PEMBAHASAN

     

    2.0 Pedagang,Penguasa dan Pujangga pada masa klasik (Hindu-Budha)

    A. Proses Masuknya Agama Hindu Buddha di Indonesia

    Candi Borobudur dan Prambanan adalah dua maha karya yang dapat menjadi bukti pencapaian yang luar biasa pada Dinasti Syailendra. Setelah masa dinasti itu surut,pusat kebudayaan dan politik kerajaan pindah ke jawa bagian timur. Nah,di jawa bagian timur tuh berdiri kerajaan yang diperintah oleh keturunan raja Mataram yang bernama Empu Sendok,bukan garpu lhoo. :p Beberapa sumber sejarah  yang berasal dari Cina menyebutkan tentang adanya hubungan perkawinan antara raja Jawa dan Bali pada pemerintahannya.
    Sementara itu,kerajaan Sriwijaya di Sumatra sangat handal menjalin hubungan dengan dunia internasional melalui jaringan perdagangan dan kemaritimannya. Saat Sumatra dibawah dinasti Syailendra ,kerajaan itu dapat menguasai kerajaan lain di sepanjang laut Malaka,pada masa itu pula hubungan dengan india dan cina berkembang pesat. Kehebatan Sriwijaya juga ditunjukkan dengan “Dharma” (sumbangan) dari raja Sriwijaya untuk mendirikan asrama di Nelanda.Sriwijaya pun menjadi pusat belajar agama Budha pada masa itu. Sumber-sumber Tibet dan Nepal menyebutkan seorang pendeta Budha yang bernama Atisa,belajar agama Budha di Sriwijaya selama 12 tahun,atas saran I-tsing seorang musafir dari Cina yang dulu pernah singgah di Sriwijaya. 

    1.Lahirnya Agama Hindu

    Kebudayaan Hindu merupakan perpaduan antara kebudayaan bangsa Arya dari Asia Tengah yang telah memasuki India (Bangsa Dravida). Untuk menunjukkan dominasinya di segala aspek kehidupan,bangsa Arya menciptakan sistem kepercayaan dan kemasyarakatan sesuai dengan tradisinya. Sistemnya tadi dikenal dengan kebudayaan Hindu,di India lahir pula agama Hindu. Agama Hindu bersumber pada kitab Weda yang terdiri dari empat samhita atau himpunan,yaitu sebagai berikut:

    a. Regwedha : Berisi syair pujian kepada dewa.

    b. Samawedha : Berisi nyanyian pujian pada waktu melaksanakan upacara regwedha.

    c. Yajurwedha : Berisi doa yang diucapkan pada waktu upacara dengan diiringi pengajian regwedha dan nyanyian samawedha. 

    d. Atharwedha : Berisi mantra untuk sihir dan ilmu gaib; mengusir penyakit,mengikat cinta,menghancurkan musuh serta memperoleh kedudukan dan kekuasaan. 

    Dalam arti luas,selain empat samhita tersebut,weda meliputi juga kitab Brahmana dan kitab Upanisad. 

    a. Kitab Brahmana : Berisi cara sesajen dan upacara.

    b. Kitab Upanisad  : Berisi ajaran ketuhanan dan makna hidup. 

    Agama Hindu itu mengenal banyak dewa, diantaranya ada yang disebut trimurti (kesatuan 3 dewa tertinggi) yaitu Brahmana,Wisnu,dan Syiwa. Dewa Syiwa merupakan dewa tertinggi. Diantara ketiga dewa tsb yang paling punya banyak fans adalah dewa Syiwa dan Wisnu.

    Fans nya Wisnu namanya golongan Waisnawa,kalo fansnya si syiwa namanya golongan Syinawa. 

    Selain ngefans sama dewa dalam Trimurti masyarakat Hindu juga memuja dewa lain. Para dewa itu punya nama menurut kekuatan alam,seperti:

    a. Dewa Surya (Matahari)

    b. Dewa Candra (Bulan)

    c. Dewa Agni (Api)

    d. Dewa Wayu/bayu (angin)

    e. Dewa Indra (Petir dan hujan)

    ~Berdasarkan pembagian tugas masyarakat hindu dibagi menjadi beberapa kelompok yang disebut caturwarna. Keempat kasta tersebut adalah :

    a. Kasta Brahmana (pemuka agama hindu) : Bertugas memimpin upacara keagamaan.

    b. Kasta Ksatria (Raja dan bangsawan istana) : Menjalangkan pemerintahan dan pertahanan negara.

    c. Kasta Waisya (Pedagang,petani dan peternak) : Bertugas sesuai keahlian masing-masing.

    d. Kasta Sudra (Orang miskin dan buruh) : Mengerjakan perintah yang diberikan oleh ketiga kasta lain yang lebih tinggi tingkatannya. 

    2. Lahirnya agama Budha 

    Agama Budha lahir pada abad ke -5 SM. Agama ini lahir sebagai reaksi terhadap agama Hindu terutama karena keberadaan kasta.Pembawa agama Budha adalah Sidharta Gautama (563-486 SM) seorang putra dari Raja Suddhodana dari kerajaan Kosala di Kapilawastu.Agama Budha lahir di lembah sungai Gangga (kapilawastu).  Agama Budha muncul sebagai reaksi terhadap dominasi kasta Brahmana di dalam agama Hindu.
    ~Agama Budha dipelopori oleh Sidharta Gautama yang mendapat sebutan beberapa nama,sbb:

    1. Buddha : Orang yang telah mencapai Bodhi (wahyu) atau orang yang memperoleh penerangan atau kesadaran.
    2. Tathagatha : Orang yang telah mencapai kenyataan.
    3. Jina : Orang yang telah mencapai kemenangan.
    4. Sakyamuni : Orang yang bijaksana dari Sakya Gautama

    Pokok ajaran dalam agama Buddha tertuang dalam kitab Tripitaka yang berarti tiga keranjang menggunakan bahasa Pali. Tiga keranjang yg dimaksud adalah

    1. Winayapitaka : Berisi peraturan ttg hukum agama Budha yang berlaku bagi para pemeluknya. 
    2. Sutrantapitaka : Berisi wejangan sang Budha
    3. Abidharmapitaka : Berisi keterangan dan penjelasan tentang soal keagamaan. 

    sebelum masuk budha,harus mengucapkan namanya Trisarana yaitu tiga tempat berlindung. Ikrar tersebut berbunyi sebagai berikut:

    1. Saya berlindung kepada Budha
    2. Saya berlindung kepada Dharma
    3. Saya berlindung kepada Sangga.

    ~ Buddha adalah tokok sejarah pendiri agama Buddha,Dharma adalah ajaran Budha, dan Sanggha adalah masyarakat pemeluk agama Budha. 

    Menurut Dharma atau ajaran agama Buddha ,ada empat kebenaran utama dalam hidup di dunia ini atau disebut Caturarya Satya.

    a. Hidup (lahir menjadi tua dan meninggal dunia) merupakan penderitaan atau sengsara.

    b. Sengsara (Penderitaan) disebabkan oleh hati yg tidak ikhlas dan muncul hawa nafsu untuk hidup mewah.

    c. Sengsara itu dapat dilenyapkan kalau hati yg tidak ikhlas dan hawa nafsu mencari kesenangan dunia itu dihilangkan.

    d. Hawa nafsu untuk mencari kesenangan dunia itu dapat dihilangkan dengan cara astamargana atau astavidha (delapan jalan kebenaran) yaitu:

    – pandangan yg benar,niat yang benar,perkataan yang benar,perbuatan yang benar,penghidupan ,usaha,perhatian,semedi yang benar. 

    Masyarakat pemeluk agama Buddha (sanggha) dibedakan menjadi dua macam,yaitu sanggha yg tetap tinggal sbg masyarakat biasa dan sanggha yg hidup dalam biara. sanggha yg tetap tinggal sbg anggota masyarakat disebut upasaka (lakilaki) dan upasika (wanita). Sanggha yg hidup dalam biara disebut biksu (pria) dan biksuni (wanita). 

    Pada awal Masehi agama Budha terpecah menjadi dua aliran,yaitu budha Hinayana dan Budha Mahayana. 

    a. Buddha Hinayana (Kendaraan kecil)

    –> Tiap orang harus berusaha sendiri untuk masuk nirwana tanpa pertolongan orang lain. 

    b. Buddha Mahayana (kendaraan besar)

    –> Sebaiknya manusia berusaha bersama orang lain dan saling membantu mencapai nirwana. 

    3. Masuknya Pengaruh Hindu-Buddha
    a. Teori Kolonisasi : Menjelaskan proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia dengan menekankan pada peran aktif dari orang India ,berdasarkan teori ini orang Indonesia sendiri sangat pasif,artinya mereka hanya menjadi objek penerima pengaruh kebudayaan India tsb.  Teori Kolonisasi dibagi lagi menjadi :
          

    Teori Brahmana

    Teori ini dikemukakan oleh Van Leur.Kelemahan teori ini adalah adanya larangan meninggalkan tanah air

     Teori Ksatria

    Teori ini kebanyakan didukung oleh ahli India.Tokoh pendukung teori ini adalah Nehru dan Majumdar.Teori ini mengatakan banyak ksatria India mendirikan koloni di Indonesia maupun di Asia Tenggara. Menurut teori ini,ksatria mengadakan penaklukan dan menyebarkan Hinduisme. Kekuatannya terletak pada kenyataan bahwa semangat berpetualang umumnya dimiliki oleh para ksatria. Kelemahannya adalah : – Para ksatria tdk menguasai bahasa sansekerta dan huruf pallawa,Tidak ada bukti prasasti yang menggambarkan penaklukan kerajaan India terhadap Indonesia. 
        

    Teori Waisya 

    Teori pedagang ini dikemukakan oleh N.J Krom dan R.K Mookerjee.Para pedagang India yang datang ke Indonesia paling sedikit harus tinggal selama enam bulan.Mereka banyak yang kawin dengan penduduk asli.Pedagang inilah pembawa dan penyebar Hinduisme di Indonesia.Kelemahan dari teori ini adalah Pedagang yang termasuk kasta waisya tidk menguasai bahasa sansekerta dan huruf pallawa selain itu peta persebaran kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia lebih banyak berada di pedalaman. 


    Berdasarkan pada peninggalan yang ada,ternyata teori kolonisasi tidak mempunyai bukti yang kuat. Hal tersebut dapat dibuktikan: 

    – Teori Waisya : Tidak terbukti bahwa kerajaan awal di Indonesia yang bercorak H-B ditemukan di pesisir pantai,melainkan di pedalaman.

    – Teori Ksatria : Tidak ada prasasti yang menyatakan daerah yang ada di  Indo pernah ditaklukkan oleh para ksatria dari India. 

    – Bila ada perkawinan antara golongan ksatria dengan putri pribumi dari Indonesia,seharusnya ada keturunan dari mereka yang ditemukan di Indo,nyatannya tidak ada. 

    – Terdapat perbedaan antara candi yang dibangun di Indo dan yang di India.

    – Bahasa sansekerta hanya dikuasai para Brahmana. 

    b. Teori Arus Balik

    Dikemukakan oleh FDK Bosch. Menurut teori ini yang pertama kali datang ke Indonesia adalah mereka yang memiliki semangat untuk menyebarkan agama H-B ,yaitu para intelektual yang ikut menumpang kapal-kapal dagang.

    2.1 Pengaruh Budaya India di Indonesia

                Orang India menyebarkan kebudayaannya melalui hasil karya sastra, yang berbahasa Sansekerta dan Tamil yang berkembang di wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia.Pada abad 1-5 M di Indonesia muncul pusat-pusat perdagangan terutama pada daerah yang dekat dengan jalur perdagangan tersebut.Awalnya hanya sebagai tempat persinggahan tetapi akhirnya orang Indonesia ikut dalam kegiatan perdagangan sehingga Indonesia menjadi pusat pertemuan antar para pedagang, termasuk pedagang India.

    Hal ini menyebabkan masuknya pengaruh budaya India pada berbagai sektor kehidupan masyarakat Indonesia.Terlihat dengan masyarakat Indonesia yang akhirnya memeluk agama Hindu-Budha serta berdirinya kerajaan-kerajaan di Indonesia yang mendapat pengaruh India seperti Kutai, Tarumanegara, dsb. Transfer kebudayaan India merupakan tahapan terakhir dari masa budaya pra sejarah setelah tahun 500 SM. Penyebarannya melalui proses perdagangan, yaitu jalur maritim melalui kawasan Malaka. Jalur perdagangan antar bangsa tersebut kemudian lebih dikenal dengan jalur Sutera.Bukti arkeologisnya ditemukan manik-manik berbahan kaca dan serpihan-serpihan kaca yang bertuliskan huruf Brahmi.

    Kebudayan Indonesia pada zaman kuno mempunyai fungsi strategis dalam jalur perdagangan antara dua pusat perdagangan kuno, yaitu India dan Cina.Hubungan perdagangan Indonesia-India jauh lebih awal jika dibandingkan dengan hubungan Indonesia-Cina. Dimana hubungan perdagangan Indonesia India telah terjalin sejak awal abad 1 M. Hubungan dagang tersebut kemudian berkembang menjadi proses penyebaran kebudayaan. Penyebaran budaya India tersebut menyebabkan:

    • Tersebarnya agama Hindu-Budha di kalangan masyarakat Indonesia
    • Dikenalnya sistem pemerintahan kerajaan
    • Dikenalnya bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa yang menandai masuknya zaman sejarah bagi masyarakat kepulauan Indonesia
    • Budaya India tersebut meninggalkan pengaruhnya pada kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia terutama pada seni ukir, pahat, dan tulisan.

    Kebudayaan India yang memegang peranan penting dalam perkembangan masyarakat prasejarah menjadi masyarakat sejarah. Pengaruh Indonesia yang sampai India : Perahu bercadik milik bangsa Indonesia mempengaruhi penggunaan perahu bercadik di India Selatan (Menurut Hornell). Kelapa asli dari Indonesia yang dijadikan barang perdagangan hingga samapai di India. Pengaruh India di Indonesia dapat dilihat dengan adanya:

    Arca Buddha dari Perunggu di Sempaga, Sulawesi Selatan, yang memperlihatkan langgam seni Amarawati (India Selatan pada Abad 2-5 SM).Selain itu ditemukan arca sejenis di daerah Jember, Jawa Timur, dan daerah Bukit Siguntang, Sumatera Selatan.Ditemukan arca Budha di Kutai, yang berlanggam seni arca Gunahasa, di India Utara. Pengaruh Budaya India yang masuk ke Indonesia antara lain terlihat dalam bidang:

    Budaya

    Pengaruh budaya India di Indonesia sangat besar bahkan begitu mudah diterima di Indonesia hal ini dikarenakan unsur-unsur budaya tersebut telah ada dalam kebudayaan asli bangsa Indonesia, sehingga hal-hal baru yang mereka bawa mudah diserap dan dijadikan pelengkap.

    Pengaruh kebudayaan India dalam kebudayaan Indonesia tampak pada:

    Seni bangunan

    Akulturasi dalam seni bangunan tampak pada bentuk bangunan candi. Di India, candi merupakan kuil untuk memuja para dewa dengan bentuk stupa. Di Indonesia, candi selain sebagai tempat pemujaan, juga berfungsi sebagai makam raja atau untuk tempat menyimpan abu jenazah sang raja yang telah meninggal. Candi sebagai tanda penghormatan masyarakat kerajaan tersebut terhadap sang raja.

    Contohnya:

    • Candi Kidal (di Malang), merupakan tempat Anusapati di perabukan.
    • Candi Jago (di Malang), merupakan tempat Wisnuwardhana di perabukan
    • Candi Singosari (di Malang) merupakan tempat Kertanegara diperabukan.

    Di atas makam sang raja biasanya didirikan patung raja yang mirip (merupakan perwujudan) dengan dewa yang dipujanya. Hal ini sebagai perpaduaan antara fungsi candi di India dan tradisi pemakaman dan pemujaan roh nenek moyang di Indonesia.Sehingga, bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya adalah punden berundak, yaitu bangunan tempat pemujaan roh nenek moyang.Contoh ini dapat dilihat pada bangunan candi Borobudur.

    Seni rupa dan seni ukir

    Akulturasi dalam bidang seni rupa, dan seni ukir terlihat pada relief atau seni ukir yang dipahatkan pada bagian dinding candi. Sebagai contoh: relief yang dipahatkan pada Candi Borobudur bukan hanya menggambarkan riwayat sang budha tetapi juga terdapat relief yang menggambarkan lingkungan alam Indonesia. Terdapat pula relief yang menggambarkan bentuk perahu bercadik yang menggambarkan kegiatan nenek moyang bangsa Indonesia pada masa itu.

    Seni hias

    Unsur-unsur India tampak pada hiasan-hiasan yang ada di Indonesia meskipun dapat dikatakan secara keseluruhan hiasan tersebut merupakan hiasan khas Indonesia. Contoh hiasan : gelang, cincin, manik-manik.

    Aksara/tulisan

    Berdasarkan bukti-bukti tertulis yang terdapat pada prasasti-prasasti(abad 5 M) tampak bahwa bangsa Indonesia telah mengenal huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Huruf Pallawa yang telah di-Indonesiakan dikenal dengan nama huruf Kawi. Sejak prasasti Dinoyo (760 M) maka huruf Kawi ini menjadi huruf yang dipakai di Indonesia dan bahasa Sansekerta tidak dipakai lagi dalam prasasti tetapi yang dipakai bahasa Kawi.Prasasti Dinoyo berhubungan erat dengan Candi Badut yang ada di Malang.

    Kesusastraan

    Setelah kebudayaan tulis, seni sastrapun mulai berkembang dengan pesat.Seni sastra berbentuk prosa dan tembang (puisi).Tembang jawa kuno umumnya disebut kakawin.Irama kakawin didasarkan pada irama dari India.

    Berdasarkan isinya, kesusastraan tersebut terdiri atas kitab keagamaan (tutur/pitutur), kitab hukum, kitab wiracarita (kepahlawanan) serta kitab cerita lainnya yang bertutur mengenai masalah keagamaan atau kesusilaan serta uraian sejarah, seperti Negarakertagama.Bentuk wiracarita ternyata sangat terkenal di Indonesia, terutama kisah Ramayana dan Mahabarata.Kisah India itu kemudian digubah oleh para pujangga Indonesia, seperti Baratayudha yang digubah oleh Empu Sedah dan Empu Panuluh. Berkembangnya karya sastra, terutama yang bersumber dari kisah Mahabarata dan Ramayana, telah melahirkan seni pertunjukan wayang kulit(wayang purwa).

    Pertunjukkan wayang banyak mengandung nilai yang bersifat mendidik.Cerita dalam pertunjukkan wayang berasal dari India, tetapi wayangnya sendiri asli Indonesia.Bahkan muncul pula tokoh-tokoh pewayangan yang khas Indonesia seperti tokoh punakawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong.Tokoh-tokoh ini tidak ditemukan di India.

    Pemerintahan

    Sebelum kedatangan bangsa India, bangsa Indonesia telah mengenal sistem pemerintahan tetapi masih secara sederhana yaitu semacam pemerintahan di suatu desa atau daerah tertentu dimana rakyat mengangkat seorang pemimpin atau kepala suku. Orang yang dipilih sebagai pemimpin biasanya adalah orang yang senior, arif, berwibawa, dapat membimbing serta memiliki kelebihan tertentu , termasuk dalam bidang ekonomi maupun dalam hal kekuatan gaib atau kesaktian.

    Masuknya pengaruh India menyebabkan muncul sistem pemerintahan yang berbentuk kerajaan, yang diperintah oleh seorang raja secara turun-temurun.Peran raja di Indonesia berbeda dengan di India dimana raja memerintah dengan kekuasaan mutlak untuk menentukan segalanya. Di Indonesia, raja memerintah atas nama desa-desa dan daerah-daerah. Raja bertindak ke luar sebagai wakil rakyat yang mendapat wewenang penuh.Sedangkan ke dalam, raja sebagai lambang nenek moyang yang didewakan.

    Sosial

    Kehidupan sosial masyarakat di Indonesia mengikuti perkembangan zaman yang ada.Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia menerima dengan terbuka unsur-unsur yang datang dari luar, tetapi perkembangannya selalu disesuaikan dengan tradisi bangsa Indonesia sendiri.

    Masuknya pengaruh India di Indonesia menyebabkan mulai adanya penerapan hukuman terhadap para pelanggar peraturan atau undang-undang juga diberlakukan.Hukum dan Peraturan menunjukkan bahwa suatu masyarakat itu sudah teratur dan rapi.Kehidupan sosial masyarakat Indonesia juga tampak pada sistem gotong-royong. Dalam perkembangannya kehidupan sosial masyarakat Indonesia distratifikasikan berdasarkan kasta dan kedudukan dalam masyarakat (mulai mengenal sistem kasta)

    Kepercayaan

    Sebelum pengaruh India berkembang di Indonesia, masyarakat telah mengenal dan memiliki kepercayaan, yaitu pemujaan terhadap roh nenek moyang dan benda-benda besar (animisme dan dinamisme).Ketika agama dan kebudayaan Hindu-Budha tumbuh dan berkembang, bangsa Indonesia mulai menganut agama Hindu-Budha meskipun unsur kepercayaan asli tetap hidup sehingga kepercayaan agama Hindu-Budha bercampur dengan unsur penyembahan roh nenek moyang. Hal ini tampak pada fungsi candi di Indonesia.

    2.2 Kerajaan-Kerajaan Pada Masa Hindu Budha

    2.3 Kerajaan Kutai

    Berdirinya Kerajaan Kutai

    Letak   Kerajaan Kutai berada di hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur yang merupakan Kerajaan Hindu tertua di Indonesia.Ditemukannya tujuh buah batu tulis yang disebut Yupa yang mana ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta tersebut diperkirakan berasal dari tahun 400 M (abad ke-5).Prasasti Yupa tersebut merupakan prasasti tertua yang menyatakan telah beridirinya suatu Kerajaan Hindu tertua yaitu Kerajaan Kutai.

    Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai.Hanya 7 buah prasasti Yupa terseubt lah sumbernya. Penggunaan nama Kerajaan Kutai sendiri ditentukan oleh para ahli sejarah dengan mengambil nama dari tempat ditemukannya prasasti Yupa tersebut.

    Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan yang dibuat oleh para Brahmana atas kedermawanan Raja Mulawarman. Dituliskan bahwa Raja Mulawarman, Raja yang baik dan kuat yang merupakan anak dari Aswawarman dan merupakan cucu dari Raja Kudungga, telah memberikan  20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.

    Dari prasati tersebut didapat bawah Kerajaan Kutai pertama kali didirikan oleh Kudungga kemudian dilanjutkan oleh anaknya Aswawarman dan mencapai puncak kejayaan pada masa Mulawarman (Anak Aswawarman). Menurut para ahli sejarah nama Kudungga merupakan nama asli pribumi yang belum tepengaruh oleh kebudayaan Hindu. Namun anaknya, Aswawarman diduga telah memeluk agama Hindu atas dasar kata ‘warman’ pada namnya yang merupakan kata yang berasal dari bahasa Sanskerta.

    Kejayaan Kerajaan Kutai

    Tidak banyak informasi mengenai Kerajaan Kutai yang temukan.Tetapi menurut prasasti Yupa, puncak kejayaan Kerajan Kutai berada pada masa kepemerintahan Raja Mulawarman.Pada masa pemerintahan Mulawarman, kekuasaan Kerajaan Kutai hampir meliputi seluruh wilayah Kalimantan Timur.Rakyat Kerajaan Kutai pun hidup sejahtera dan makmur. 

    yupa

    Keruntuhan Kerajaan Kutai

    Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas dalam peperangan melawan Aji Pangeran Sinum Panji yang merupakan Raja dari Kerajaan Kutai Kartanegara. Kerajaan Kutai dan Kerajaan Kutai Kartanegara merupakan dua buah kerajaan yang berbeda.Kerajaan Kutai Kartanegara berdiri pada abad ke-13 di Kutai Lama.Terdapatnya dua kerajaan yang berada di sungai Mahakam tersebut menimbulkan friksi diantara keduanya.Pada abad ke-16 terjadi peperangan diantara kedua Kerajaan tersebut.

    Raja-raja Kerajaan Kutai

    Berikut di bawah ini merupakan daftar raja-raja yang pernah memimpin Kerjaan Kutai, diantaranya adalah sebagai berikut:

    1.      Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman (pendiri)

    2.      Maharaja Aswawarman (anak Kundungga)

    3.      Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)

    4.      Maharaja Marawijaya Warman

    5.      Maharaja Gajayana Warman

    6.      Maharaja Tungga Warman

    7.      Maharaja Jayanaga Warman

    8.      Maharaja Nalasinga Warman

    9.      Maharaja Nala Parana Tungga

    10.  Maharaja Gadingga Warman Dewa

    11.  Maharaja Indra Warman Dewa

    12.  Maharaja Sangga Warman Dewa

    13.  Maharaja Candrawarman

    14.  Maharaja Sri Langka Dewa

    15.  Maharaja Guna Parana Dewa

    16.  Maharaja Wijaya Warman

    17.  Maharaja Sri Aji Dewa

    18.  Maharaja Mulia Putera

    19.  Maharaja Nala Pandita

    20.  Maharaja Indra Paruta Dewa

    21.  Maharaja Dharma Setia

    Kehidupan Sosial-Ekonomi dan Kebudayaan Kerajaan Kutai

    Melihat bahwa letak Kerajaan Kutai pada jalur perdagangan dan pelayaran antara Barat dan Timur, maka aktivitas perdagangan menjadi mata pencaharian yang utama. Rakyat Kutai sudah aktif terlibat dalam perdagangan internasional, dan tentu saja mereka berdagang pula sampai ke perairan Laut Jawa dan Indonesia Timur untuk mencari barang-barang dagangan yang laku di pasaran Internasional.

    Dalam hal kebudayaan sendiri ditemukan dalam salah satu prasasti Yupa menyebutkan suatu tempat suci dengan nama “Wapakeswara” (tempat pemujaan Dewa Siwa). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kutai memeluk agama Siwa.

    2.4 Sejarah Kerajaan Tarumanagara

    Kerajaan Terumanagaramerupakan kerajaan Hindu tertua ke dua setelah Kerajaan Kutai.Kerajaan Tarumanagara atau Kerajaan Tarum merupakan kerajaan yang berkuasa di wilayah barat pulau Jawa pada abad ke-4 hingga abad ke-7 Masehi.

    Kata Tarumanagara berasal dari kata Tarum dan Nagara. Tarum yang merupakan nama sungai yang membelah Jawa Barat yang sekarang bernama sungai Citarum dan kata Nagara yang diartikan sebagai negara atau kerajaan.

    Beridirnya Kerajaan Tarumanagara

    Berdirinya Kerajaan Tarumanagara masih dipertanyakan oleh para ahli sejarah.Satu-satunya sumber sejarah yang secara lengkap membahas mengenai Kerajaan Tarumanagara adalah Naskah Wangsakerta.Naskah Wangsakerta tersebut masih menjadi perdebatan diantara para sejarawan tentang keaslian isinya.

    Menurut Naskah Wangsakerta, pada abad ke-4 Masehi, pulau dan beberapa wilayah Nusantara lainnya didatangi oleh sejumlah pengungsi dari India yang mencari perlindungan akibat terjadinya peperangan besar di sana. Para pengungsi itu umumnya berasal dari daerah Kerajaan Palawa dan Calankayana di India, pihak yang kalah dalam peperangan melawan Kerajaan Samudragupta (India).

    Salah satu dari rombongan pengungsi Calankayana dipimpin oleh seorang Maharesi yang bernama Jayasingawarman.Setelah mendapatkan persetujuan dari raja yang berkuasa di barat Jawa (Dewawarman VIII, raja Salakanagara), maka Jayasingawarman membuka tempat pemukiman baru di dekat sungai Citarum. Pemukimannya oleh Jayasingawarman diberi nama Tarumadesya (desa Taruma). 

    Sepuluh tahun kemudian desa ini banyak didatangi oleh penduduk dari desa lain, sehingga Tarumadesya menjadi besar. Akhirnya dari wilayah setingkat desa berkembang menjadi setingkat kota (Nagara). Semakin hari, kota ini semakin menunjukan perkembangan yang pesat, karena itulah Jayasingawarman kemudian membentuk sebuah Kerajaan yang bernama Tarumanagara.

    Kejayaan Kerajaan Tarumanagara

    Kerajaan Tarumanagara mencapai puncak kejayaannya ketika dipimpin oleh Purnawarman.Dimasa kepemerintahan Purnawarman, luas Kerajaan Tarumanagara diperluas dengan menaklukan kerajaan-kerajaan yang berada disekitarnya. Tercatat Luas Kerajaan Tarumanagara hampir sama dengan luas daerah Jawa Barat sekarang. Selain itu Raja Purnawarman juga menyusun pustaka yang berupa undang-undang kerjaana, peraturan angkatan perang, siasat perang serta silsilah dinasti Warman.Raja Purnawarman juga dikenal sebagai raja yang kuat dan bijak kepada rakyatnya.

    Keruntuhan Kerajaan Tarumanagara

    Raja ke-12 Tarumanagara, Linggawarman, memiliki dua orang putri.Putri pertamanya bernama Dewi Manasih yang kemudian menikah dengan Tarusbawa dan Sobakencana yang kemudian menjadi isteri Dapunta Hyang Sri Jayanasa, pendiri Kerajaan Sriwijaya. Tangku kepemimpian Kerajaan Tarumanegara pun jatuh pada suami Manasih yaitu Tarusbawa. Pada masa kepemerintahan Tarusbawa, pusat kerajaan Tarumanagara ke kerajaanya sendiri yaitu Kerajaan Sunda (Kerajaan bawahan Tarumanagara) dan kemudian mengganti Kerajaan Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda.

    Prasasti Ciareteun

    Sumber Sejarah Kerajaan Tarumanagara

    Kerajaan Tarumanagara banyak meninggalkan bukti sejarah, diantaranya ditemukannya 7 buah prasati yaitu:

    1.      Prasasti Ciareteun yang ditemukan di Ciampea, Bogor. Pada prasasti tersebut terdapat ukiran laba-laba dan tapak kaki serta puisi beraksara Palawa dan berbahasa Sanskerta. Puisi tersebut berbuyi “Kedua (jejak) telapak kaki yang seperti (telapak kaki) Wisnu ini kepunyaan raja dunia yang gagah berani yang termashur Purnawarman penguasa Tarumanagara.”

    2.      Prasasti Pasri Koleangkak yang ditemukan di perkebunan Jambu. Parsasti ini juga sering disebut sebagai Prasasti Jambu. Prasasti Jambu berisi “Yang termashur serta setia kepada tugasnya ialah raja yang tiada taranya bernama Sri Purnawarman yang memerintah Taruma serta baju perisainya tidak dapat ditembus oleh panah musuh-musuhnya; kepunyaannyalah kedua jejak telapak kaki ini, yang selalu berhasil menghancurkan benteng musuh, yang selalu menghadiahkan jamuan kehormatan (kepada mereka yang setia kepadanya), tetapi merupakan duri bagi musuh-musuhnya.”

    3.      Prasasti Kebonkopi yang ditemukan di kampung Muara Hilir, Cibungbulang. Isi prasasti Kebon Kopi : yakni adanya dua kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawati (gajah kendaran Dewa Wisnu). Sedangkan Prasasti Jambu berisi tentang kegagahan raja Purnawarman. Bunyi prasasti itu antara lain :”gagah, mengagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada taranya, yang termasyhur Sri Purnawarman, yang memerintah di taruma dan yang baju zirahnya tak dapat ditembus oleh musuh …”

    4.      Prasasti Tugu yang ditemukan di dareah Tugu, Jakarta.

    5.      Prasasti Pasir Awi yang ditemukan di daerah Pasir Awi, Bogor.

    6.      Prasasti Muara Cianten yang juga ditemukan di Bogor.

    7.      Prasasti Cidanghiang atau Lebak yang ditemukan di kampung Lebak, pinggir Sungai Cidanghiang, Pandeglang-Banten. Prasasti Didanghiang berisi “Inilah tanda keperwiraan, keagungan dan keberanian yang sesungguh-sungguhnya dari raja dunia, yang mulia Purnawarman, yang menjadi panji sekalian raja”.

    Selain dari prasasti, terdapat juga suber-sumber lain yang berasal dari Cina, diantarnya:

    1.      Berita dari Fa-Hien, seorang musafir Cina (pendeta Budha) yang terdampar di Yepoti (Yawadhipa/Jawa) tepatnya Tolomo (Taruma) pada tahun 414. Dalam catatannya di sebutkan rakyat Tolomo sedikit sekali memeluk Budha yang banyak di jumpainya adalah Brahmana dan Animisme.

    2.      Berita dari Dinasti Soui yang menyatakan bahwa pada tahun 528 dan 535 datang utusan dari negeri Tolomo (Taruma) yang terletak disebelah selatan.

    3.      Berita dari Dinasti Tang Muda yang menyebutkan tahun 666 dan tahun 669 M datang utusan dari Tolomo.

    Raja-raja Kerajaan Tarumanagara

    Selama berdirinya Kerajaan Tarumanagara dari abad ke-4 sampai abad ke-7 Masehi, kerajaan tersebut pernah dipimpin oleh 12 orang raja, diantaranya:

    1.      Jayasingawarman (358-382 M.)

    2.      Dharmayawarman (382-395 M.)

    3.      Purnawarman (395-434 M.)

    4.      Wisnuwarman (434-455 M.)

    5.      Indrawarman (455-515 M.)

    6.      Candrawarman (515-535 M.)

    7.      Suryawarman (535-561 M.)

    8.      Kertawarman (561-628 M.)

    9.      Sudhawarman (628-639 M.)

    10.  Hariwangsawarman (639-640 M.)

    11.  Nagajayawarman (640-666 M.)

    12.  Linggawarman (666-669 M.)

    Kehidupan Sosial-Ekonomi dan Kebudayaan Kerajaan Tarumanagara

    Kehidupan perekonomian masyarakat Tarumanegara adalah pertanian dan peternakan. Hal ini dapat diketahui dari isi Prasasti Tugu yakni tentang pembangunan atau penggalian saluran Gomati yang panjangnya 6112 tombak (12 km) selesai dikerjakan dalam waktu 21 hari. Masyarakat Kerajaan Tarumanagara juga berprofesi sebagai pedagang mengingat letaknya yang strategis berada di dekat selat sunda.

    Pembangunan/penggalian itu mempunyai arti ekonomis bagi rakyat, karena dapat digunakan sebagai sarana pengairan dan pencegahan banjir.Selain penggalian saluran Gomati dalam prasasti Tugu juga disebutkan penggalian saluran Candrabhaga. Dengan demikian rakyat akan hidup makmur, aman, dan sejahtera.

    Dari segi kebudayaan sendiri, Kerajaan Tarumanagara bisa dikatakan kebudayaan mereka sudah tinggi.Terbukti dengan penggalian sungai untuk mencegah banjir dan sebagai saluran irigasi untuk kepentingan pertanian. Terlihat pula dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf pada prasasti yang ditemukan, menjadi bukti kebudayaan masyarakat pada saat itu tergolong sudah maju.

    2.5 Kerajaan Kalingga (Holing)

    Kerajaan Kalingga atau Ho-ling 

    (sebutan dari sumber Tiongkok) adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu yang muncul di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 masehi. Letak pusat kerajaan ini belumlah jelas, kemungkinan berada di suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Jepara sekarang. Sumber sejarah kerajaan ini masih belum jelas dan kabur, kebanyakan diperoleh dari sumber catatan China, tradisi kisah setempat, dan naskah Carita Parahyangan yang disusun berabad-abad kemudian pada abad ke-16 menyinggung secara singkat mengenai Ratu Shima dan kaitannya dengan Kerajaan Galuh. Kalingga telah ada pada abad ke-6 Masehi dan keberadaannya diketahui dari sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yang dikenal memiliki peraturan barang siapa yang mencuri, akan dipotong tangannya.

    Pengaruh kerajaan kalingga sampai daerah selatan Jawa Tengah, terbukti diketemukannya prasasti Upit/Yupit yang diperkirakan pada abad 6-7 M. Disebutkan dalam prasasti tersebut pada wilayah Upit merupakan daerah perdikan yang dianugerahkan oleh Ratu Shima. Daerah perdikan Upit sekarang menjadi Ngupit.Kampung Ngupit adalah kampung yang berada di Desa Kahuman/Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten. Prasasti Upit/Yupit sekarang disimpan di kantor purbakala Jateng di Prambanan.

    SUMBER SEJARAH

    Kisah lokal

    Terdapat kisah yang berkembang di Jawa Tengah utara mengenai seorang Maharani legendaris yang menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kebenaran dengan keras tanpa pandang bulu. Kisah legenda ini bercerita mengenai Ratu Shima yang mendidik rakyatnya agar selalu berlaku jujur dan menindak keras kejahatan pencurian.Ia menerapkan hukuman yang keras yaitu pemotongan tangan bagi siapa saja yang mencuri. Pada suatu ketika seorang raja dari seberang lautan mendengar mengenai kemashuran rakyat kerajaan Kalingga yang terkenal jujur dan taat hukum. Untuk mengujinya ia meletakkan sekantung uang emas di persimpangan jalan dekat pasar. Tak ada sorang pun rakyat Kalingga yang berani menyentuh apalagi mengambil barang yang bukan miliknya.Hingga tiga tahun kemudian kantung itu disentuh oleh putra mahkota dengan kakinya.Ratu Shima demi menjunjung hukum menjatuhkan hukuman mati kepada putranya.Dewan menteri memohon agar Ratu mengampuni kesalahan putranya. Karena kaki sang pangeranlah yang menyentuh barang yang bukan miliknya, maka sang pangeran dijatuhi hukuman dipotong kakinya.

    Carita Parahyangan

    Berdasarkan naskah Carita Parahyangan yang berasal dari abad ke-16, putri Maharani Shima, Parwati, menikah dengan putera mahkota Kerajaan Galuh yang bernama Mandiminyak, yang kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan Galuh. Maharani Shima memiliki cucu yang bernama Sanaha yang menikah dengan raja ketiga dari Kerajaan Galuh, yaitu Brantasenawa.Sanaha dan Bratasenawa memiliki anak yang bernama Sanjaya yang kelak menjadi raja Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh (723-732 M).

    Setelah Maharani Shima meninggal pada tahun 732 M, Ratu Sanjaya menggantikan buyutnya dan menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yang kemudian disebut Bumi Mataram, dan kemudian mendirikan Dinasti/Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno.

    Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban.Kemudian Raja Sanjaya menikahi Sudiwara puteri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan atau Bumi Sambara, dan memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran.

    Pada abad ke-5 muncul Kerajaan Ho-ling (atau Kalingga) yang diperkirakan terletak di utara Jawa Tengah.Keterangan tentang Kerajaan Ho-ling didapat dari prasasti dan catatan dari negeri Cina.Pada tahun 752, Kerajaan Ho-ling menjadi wilayah taklukan Sriwijaya dikarenakan kerajaan ini menjadi bagian jaringan perdagangan Hindu, bersama Malayu dan Tarumanagara yang sebelumnya telah ditaklukan Sriwijaya. Ketiga kerajaan tersebut menjadi pesaing kuat jaringan perdagangan Sriwijaya-Buddha

    Berita Cina

    Berita keberadaan Ho-ling juga dapat diperoleh dari berita yang berasal dari zaman Dinasti Tang dan catatan I-Tsing.


    – Catatan dari zaman Dinasti Tang

    Cerita Cina pada zaman Dinasti Tang (618 M – 906 M) memberikan tentang keterangan Ho-ling sebagai berikut.

    Ho-ling atau disebut Jawa terletak di Lautan Selatan.Di sebelah utaranya terletak Ta Hen La (Kamboja), di sebelah timurnya terletak Po-Li (Pulau Bali) dan di sebelah barat terletak Pulau Sumatera.

    Ibukota Ho-ling dikelilingi oleh tembok yang terbuat dari tonggak kayu.
        Raja tinggal di suatu bangunan besar bertingkat, beratap daun palem, dan singgasananya terbuat dari gading.

    Penduduk Kerajaan Ho-ling sudah pandai membuat minuman keras dari bunga kelapa
        Daerah Ho-ling menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak dan gading gajah.

    Catatan dari berita Cina ini juga menyebutkan bahwa sejak tahun 674, rakyat Ho-ling diperintah oleh Ratu Hsi-mo (Shima).Ia adalah seorang ratu yang sangat adil dan bijaksana. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Ho-ling sangat aman dan tentram.


    – Catatan I-Tsing

    Catatan I-Tsing (tahun 664/665 M) menyebutkan bahwa pada abad ke-7 tanah Jawa telah menjadi salah satu pusat pengetahuan agama Buddha Hinayana.Di Ho-ling ada pendeta Cina bernama Hwining, yang menerjemahkan salah satu kitab agama Buddha ke dalam Bahasa Tionghoa.Ia bekerjasama dengan pendeta Jawa bernama Janabadra. Kitab terjemahan itu antara lain memuat cerita tentang Nirwana, tetapi cerita ini berbeda dengan cerita Nirwana dalam agama Buddha Hinayana.

    Berdasarkan sumber-sumber mengenai kerajaan Kaling tersebut, diketahui bagaimana keadaan : 

    Pemerintahan dan Kehidupan Masyarakat

    Dalam berita Cina disebut adanya raja atau Ratu Shima, yang memerintah pada tahun 674 M. Beliau terkenal sebagai raja yang tegas, jujur dan bijaksana.Hukum dilaksanakan dengan tegas, hal ini terbukti pada saat raja Tache ingin menguji kejujuran rakyat Kaling.Diletakkanlah suatu pundi-pundi yang berisi uang dinar di suatu jalan. Sampai tiga tahun lamanya tidak ada yang berani mengambil. 

    Keadaan sosial dan ekonomi kerajaan Kalingga

    Mata pencaharian penduduknya sebagian besar bertani, karena wilayah Kaling dikatakan subur untuk pertanian.Perekonomian, sudah banyak penduduk yang melakukan perdagangan apalagi disebutkan ada hubungan dengan Cina. 
    Di Puncak Rahtawu (Gunung Muria) dekat dengan Kecamatan Keling, Jepara di sana terdapat empat arca batu, yaitu arca Batara Guru, Narada, Togog, dan Wisnu. Sampai sekarang belum ada yang bisa memastikan bagaimana mengangkut arca tersebut ke puncak itu mengingat medan yang begitu berat. Pada tahun 1990, di seputar puncak tersebut, Prof Gunadi dan empat orang tenaga stafnya dari Balai Arkeologi Nasional Yogyakarta (kini Balai Arkeologi Yogyakarta) menemukan Prasasti Rahtawun.Selain empat arca, di kawasan itu ada pula enam tempat pemujaan yang letaknya tersebar dari arah bawah hingga menjelang puncak. Masing-masing diberi nama (pewayangan) Bambang Sakri, Abiyoso, Jonggring Saloko, Sekutrem, Pandu Dewonoto, dan Kamunoyoso.

    Runtuhnya kerajaan kalingga

     Setiap kerajaan ada masanya, begitu pula dengan kerajaan kalingga yang sempat berjaya pada masa kepemimpinan Ratu Shima.Runtuhnya kerajaan kalingga tentu tidak serta merta terjadi karena tergantinya agama Hindu dengan Budha di wilayah nusantara.Lebih jauh tentang hal tersebut tentu terdapat hukum sebab akibat di dalamnya.Untuk memahami kemunduran dan kehancuran kerajaan kalingga.

    Kerajaan kalingga mencapai puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Ratu Shima yang terkenal akan sosok wanita bijaksana dan penuh ketegasan dalam memerintah kerajaan holing. Tak heran jika pada masa tersebut beliau mampu mengantarkan kalingga pada masa keemasannya.Peluasan wilayah serta kemakmuran rakyat di daerah kekuasaan kalingga menjadi salah satu bukti kebesaran Ratu Shima.Selian kesejahteraan masyarakat terdapat pula peninggalan-peninggalan sejarah berupa bangunan candi dan prasasti yang semakin mendukung pendapat bahwa holing sangat berjaya pada masa kepemimpinan Ratu Shima.Namun roda tetap berputar, sebagaimana kehidupan manusia pada umumnya Ratu Shima meninggal sekitar tahun 732 dan digantikan oleh keturunannya.Mulai dari sini sebenarnya telah nampak runtuhnya kerajaan kalingga secara perlahan.

    Di sisi lain kerajaan Sriwijaya di pulau seberang mulai muncul dan kuat baik dalam hubungannya dengan kerajaan luar maupun militer. Sebagimana isi dari prasasti kota kapur yang telah kita bahas dalam artikel sejarah kerajaan sriwijaya bahwa maharaja pada saat itu menghendaki penyerangan terhadap bumi jawa. Dari serangan tersebut diketahui bahwa kerajaan kalingga dapat dikalahkan dan menjadi taklukan kerajaan sriwijaya.

    Dari urain di atas dapat kita simpulkan bahwa penyebab utama runtuhnya kerajaan kalingga adalah serangan dari kerajaan sriwijaya. Latar belakang inilah yang kemudian mengantarkan kalingga pada kehancuran dan tergantikan dengan kekuasaan kerajaan lain. Namun demikian diyakini keturunan dari Ratu Shima nantinya kembali menjadi pemimpin besar dengan kerajaan yang terkenal yakni Mataram Kuno.

    PENINGGALAN KERAJAAN KALINGGA

    1. Prasasti Tukmas

    Ditemukan di lereng barat Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang di Jawa Tengah.

    • Bertuliskan huruf Pallawa yang berbahasa Sanskerta.
    • Isi prasasti menceritakan tentang mata air yang bersih dan jernih. Sungai yang mengalir dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di India.
    • Pada prasasti itu ada gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak, kelasangka, cakra dan bunga teratai yang merupakan lambang keeratan hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu.

    2. Prasasti Sojomerto

    • Ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban,   Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
    • Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa Melayu Kuno
    • Berasal dari sekitar abad ke-7 masehi.
    • Bersifat keagamaan Siwais.
    • Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh utamanya, Dapunta    Selendra, yaitu ayahnya bernama Santanu, ibunya bernama Bhadrawati, sedangkan istrinya bernama Sampula. Prof. Drs. Boechari berpendapat bahwa tokoh yang bernama Dapunta Selendra adalah cikal-bakal raja-raja keturunan Wangsa Sailendra yang berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu.
    • Bahan prasasti ini adalah batu andesit dengan panjang 43 cm, tebal 7 cm, dan tinggi 78 cm. Tulisannya terdiri dari 11 baris yang sebagian barisnya rusak terkikis usia.

    3. Candi Angin

    • Candi Angin terdapat di desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten Jepara. Karena letaknya yang tinggi tapi tidak roboh terkena angin, maka dinamakan “Candi Angin”.
    • Menurut para penelitian Candi Angin lebih tua dari pada Candi Borobudur. Bahkan ada yang beranggapan kalau candi ini buatan manusia purba di karenakan tidak terdapat ornamen-ornamen Hindu-Budha.

    4. Candi Bubrah Jepara

    Candi Bubrah terdapat di desa Tempur, Kecamatan Tempur, Kabupaten Jepara.Candi Bubrah adalah candi yang terdapat di Desa Tempur.Candi Bubrah bisa juga dikatakan gapura menuju Candi Angin, Candi Bubrah berjarak kurang lebih 500 meter dari Candi Angin.

    2.6 Sejarah Kerajaan Sriwijaya

    Kerajaan Sriwijayamerupakan salah satu kerajaan besar yang ada di nusantara. Kerajaan yang dikeal dengan kekuatan maritimnya tersebut berhasil menguasi pulau Sumatra, Jawa, Pesisir Kalimantan, Kamboja, Thailand Selatan, dan Semenanjung Malaya yang kemudian menjadikan Kerajaan Sriwijaya sebagai kerajaan yang berhasil menguasai perdagangan di Asia-tenggara pada masa itu.

    Kata ‘Sriwijaya’ berasal dari dua suku kata yaitu ‘Sri’ yang berarti bercahaya atau gemilang dan ‘Wijaya’ yang berarti kemenangan.Jadi Sriwijaya berarti kemenangan yang gemilang. Sriwijaya juga disebut dengan berbagai macam nama. Orang Tionghoa menyebut Shih-li-fo-shih atau San-fo-ts’i atau San Fo Qi. Dalam bahasa Sansekerta dan Pali kerajaan Sriwijaya disebut Yavadesh dan Javadeh.Bangsa Arab menyebut Zabaj atau Sribuza dan Khmer menyebut Malayu.Sementara dari peta Ptolemaeus ditemukan keterangan tentang ada 3 pulau Sabadeibei yang berkaitan dengan Sriwijaya.

    Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

    Tidak banyak bukti sejarah yang menerangkan kapan berdirinya Kerajaan Sriwijaya. Bukti tertua datangnya dari berita Cina yaitu pada tahun 682 M terdapat seorang pendeta Tiongkok bernama I-Tsing yang ingin belajar agama Budha di India, singgah terlebih dahulu di Sriwijaya untuk mendalami bahasa Sanskerta selama 6 Bulan. Tercatat juga Kerajaan Sriwijaya pada saat itu dipimpin oleh Dapunta Hyang.

    Selain berita dari luar, terdapat juga beberapa prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya, diantaranya adalah prasasti Kedukan Bukit (605S/683M) di Palembang. Isi dari prasasti terseubt adalah Dapunta Hyang mengadakan ekspansi 8 hari dengan membawa 20.000 tentara, kemudian berhasil menaklukkan dan menguasai beberapa daerah. Dengan kemenangan itu Sriwijaya menjadi makmur.Dari kedua bukti tertua di atas bisa disimpulkan Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 dengan raja pertamanya adalah Dapunta Hyang.

    Kejayaan Kerajaan Sriwijaya

    Masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya berada pada abad 9-10 Masehi dimana Kerajaan Sriwijaya menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Sriwijaya telah melakukan kolonisasi di hampir seluruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara, antara lain: Sumatera, Jawa, Semenanjung Malaya, Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Filipina. Dominasi atas Selat Malaka dan Selat Sunda, menjadikan Sriwijaya sebagai pengendali rute perdagangan rempah dan perdagangan lokal yang mengenakan bea dan cukai atas setiap kapal yang lewat. Sriwijaya mengumpulkan kekayaannya dari jasa pelabuhan dan gudang perdagangan yang melayani pasar Tiongkok, dan India.

    Keruntuhan Sriwijaya

    Kemunduran yang berakhirnya Kerajaan Sriwijaya dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

    1.      Pada tahun 1017 dan 1025, Rajendra Chola I, soerang dari dinasti Cholda di Koromande, India Selatan. Dari dua serangan tersebut membuat luluh lantah armada perang Sriwijaya dan membuat perdagangan di wilayah Asia-tenggara jatuh pada Raja Chola. Namun Kerajaan Sriwijaya masih berdiri.

    2.      Melemahnya kekuatan militer Sriwijaya, membuat beberapa daerah taklukannya melepaskan diri sampai muncul Dharmasraya dan Pagaruyung sebagai kekuatan baru yang kemudian menguasai kembali wilayah jajahan Sriwijaya mulai dari kawasan Semenanjung Malaya, Sumatera, sampai Jawa bagian barat.

    3.      Melemahnya Sriwijaya juga diakibatkan oleh faktor ekonomi. Para pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan di Kerajaan Sriwijaya semakin berkurang karena daerha-daerah strategis yang dulu merupakan daerah taklukan Sriwijaya jatuh ke tangan raja-raja sekitarnya.

    4.      Munculnya kerajaan-kerajaan yang kuat seperti Dharmasraya yang sampai menguasai Sriwijaya seutuhnya serta Kerajaan Singhasari yang tercatat melakukan sebuah ekspedisi yang bernama ekspedisi Pamalayu.

    Kerajaan Sriwijaya pun akhirnya runtuh di tangan Kerajaan Majapahit pada abad ke-13.

    Salah Satu Penginggalan Kerajaan Sriwijaya

    Sumber-sumber Sejarah Kerajaan Sriwijaya

    Ada dua jenis sumber sejarah yang menggambarkan keberadaan Kerajaan Sriwijaya, yaitu Sumber berita asing dan prasasti.

    Sumber Berita Asing

    1.      Berita dari Cina

    Dalam perjalanannya untuk menimba ilmu agama Buddha di India, I-Tsing pendetadari Cina, singgah di Shi-li-fo-shih (Sriwijaya) selama enam bulan dan mempelajari paramasastra atau tata bahasa Sanskerta. Kemudian, bersama guru Buddhis, Sakyakirti, ia menyalin kitab Hastadandasastra ke dalam bahasa Cina. Kesimpulan I-Tsing mengenai Sriwijaya adalah negara ini telah maju dalam bidang agama Buddha.

    2.                  Berita Arab menyebutkan adanya negara Zabag (Sriwijaya).Ibu Hordadheh mengatakan bahwa Raja Zabag banyak menghasilkan emas.Setiap tahunnya emas yang dihasilkan seberat 206 kg. Berita lain disebutkan oleh Alberuni. Ia mengatakan bahwa Zabag lebih dekat dengan Cina daripada India. Negara ini terletak di daerah yang disebut Swarnadwipa (Pulau Emas) karena banyak menghasilkan emas.

    Sumber Prasasti

    Selain dari sumber berita asing, keberadaan Kerajaan Sriwijaya juga tercatat pada prasasti-prasasti yang pernah ditinggalkan, diantaranya:

    1.      Prasasti Kedukan Bukit (605S/683M) di Palembang. Isinya: Dapunta Hyang mengadakan ekspansi 8 hari dengan membawa 20.000 tentara, kemudian berhasil menaklukkan dan menguasai beberapa daerah. Dengan kemenangan itu Sriwijaya menjadi makmur.

    2.      Prasasti Talang Tuo (606 S/684M) di sebelah barat Palembang. Isinya tentang pembuatan sebuah Taman Sriksetra oleh Dapunta Hyang Sri Jayanaga untuk kemakmuran semua makhluk.

    3.      Prasasti Kota Kapur (608 S/686 M) di Bangka.

    4.      Prasasti Karang Birahi (608 S/686 M) di Jambi. Keduanya berisi permohonan kepada Dewa untuk keselamatan rakyat dan kerajaan Sriwijaya.

    5.      Prasasti Talang Batu (tidak berangka tahun) di Palembang. Isinya kutukan-kutukan terhadap mereka yang melakukan kejahatan dan melanggar perintah raja.

    6.      Prasasti Palas di Pasemah, Lampung Selatan. Isinya Lampung Selatan telah diduduki oleh Sriwijaya.

    7.      Prasasti Ligor (679 S/775 M) di tanah genting Kra. Isinya Sriwijaya diperintah oleh Darmaseta.

    Raja-raja Sriwijaya

    Dari abad ke-7 sampai ke-13 Masehi, Kerajaan Sriwijaya pernah di pimpin oleh raja-raja di bawah ini, yaitu:

    1.      Dapunta Hyang Sri Jayanasa

    2.      Sri IndravarmanChe-li-to-le-pa-mo

    3.      Rudra VikramanLieou-t’eng-wei-kong

    4.      Maharaja WisnuDharmmatunggadewa     

    5.      Dharanindra Sanggramadhananjaya

    6.      Samaragrawira

    7.      Samaratungga

    8.      Balaputradewa

    9.      Sri UdayadityavarmanSe-li-hou-ta-hia-li-tan

    10.  Hie-tche (Haji)

    11.  Sri CudamanivarmadevaSe-li-chu-la-wu-ni-fu-ma-tian-hwa

    12.  Sri MaravijayottunggaSe-li-ma-la-pi

    13.  Sumatrabhumi

    14.  Sangramavijayottungga

    15.  Rajendra Dewa KulottunggaTi-hua-ka-lo

    16.  Rajendra II

    17.  Rajendra III

    18.  Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa

    19.  Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa

    20.  Srimat Sri Udayadityawarma Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa

    Kehidupan Sosial-Ekonomi dan Kebudayaan

    Letak Sriwijaya sangat strategis di jalur perdagangan antara India-Cina.Di samping itu juga berhasil menguasai Selat Malaka yang merupakan urat nadi perdagangan di Asia Tenggara, menjadikan Sriwijaya berhasil menguasai perdagangan nasional dan internasional.Penguasaan Sriwijaya atas Selat Malaka mempunyai arti penting terhadap perkembangan Sriwijaya sebagai negara maritim, sebab banyak kapal-kapal asing yang singgah untuk menambah air minum, perbekalan makanan dan melakukan aktivitas perdagangan.

    Dalam bidang kebudayaan khususnya keagamaan, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha yang penting di Asia Tenggara dan Asia Timur.Agama Buddha yang berkembang di Sriwijaya ialah Agama Buddha Mahayana, salah satu tokohnya ialah Dharmakirti.Para peziarah agama Buddha dalam pelayaran ke India ada yang singgah dan tinggal di Sriwijaya.Di antaranya ialah I’tsing.

    2.7 Sejarah Kerajaan Mataram Kuno

    Kerajaan Mataram Kuno terletak di Jawa Tengah dengan intinya yang sering disebut Bumi Mataram. Daerah ini dikelilingi oleh pegunungan dan gununggunung, seperti Gunung Tangkuban Perahu, Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merapi-Merbabu, Gunung Lawu, dan Pegunungan Sewu. Daerah ini juga dialiri oleh banyak sungai, seperti Sungai Bogowonto, Sungai Progo, Sungai Elo dan Sungai Bengawan Solo.Itulah sebabnya daerah ini sangat subur.

    Kerajaan Mataram Kuno atau juga yang sering disebut Kerajaan Medang merupakan kerajaan yang bercorak agraris.Tercatat terdapat 3 Wangsa (dinasti) yang pernah menguasai Kerjaan Mataram Kuno yaitu Wangsa Sanjaya, Wangsa Syailendra dan Wangsa Isana.Wangsa Sanjaya merupakan pemuluk Agama Hindu beraliran Syiwa sedangkan Wangsa Syailendra merupakan pengikut agama Budah, Wangsa Isana sendiri merupakan Wangsa baru yang didirikan oleh Mpu Sindok.

    Raja pertama Kerajaan Mataram Kuno adalah Sanjaya yang juga merupakan pendiri Wangsa Sanjya yang menganut agama Hindu.Setelah wafat, Sanjaya digantikan oleh Rakai Panangkaran yang kemudian berpindah agama Budha beraliran Mahayana.Saat itulah Wangsa Sayilendra berkuasa.Pada saat itu baik agama Hindu dan Budha berkembang bersama di Kerajaan Mataram Kuno.Mereka yang beragama Hindu tinggal di Jawa Tengah bagian utara, dan mereka yang menganut agama Buddha berada di wilayah Jawa Tengah bagian selatan.

    Wangsa Sanjaya kembali memegang tangku kepemerintahan setelah anak Raja Samaratungga, Pramodawardhani menikah dengan Rakai Pikatan yang menganut agama Hindu.Pernikahan tersebut membuat Rakai Pikatan maju sebagai Raja dan memulai kembali Wangsa Sanjaya.Rakai Pikatan juga berhasil menyingkirkan seorang anggota Wangsa Sailendra bernama Balaputradewa yang merupakan saudara Pramodawardhani.Balaputradewa kemudian mengungsi ke Kerajaan Sriwijaya yang kemduian menjadi Raja disana.

    Wangsa Sanjaya berakhir pada masa Rakai Sumba Dyah Wawa.Berakhirnya Kepemerintahan Sumba Dyah Wawa masih diperdebatkan.Terdapat teori yang mengatakan bahwa pada saat itu terjadi becana alam yang membuat pusat Kerajaan Mataram Hancur.Mpu Sindok pun tampil menggantikan Rakai Sumba Dyah Wawa sebagai raja dan memindahkan pusat Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Timur dan membangun wangsa baru bernama Wangsa Isana.

    Pusat Kerajaan Mataram Kuno pada awal berdirinya diperkirakan terletak di daerah Mataram (dekat Yogyakarta sekarang).Kemudian pada masa pemerintahan Rakai Pikatan dipindah ke Mamrati (daerah Kedu).Lalu, pada masa pemerintahan Dyah Balitung sudah pindah lagi ke Poh Pitu (masih di sekitar Kedu).Kemudian pada zaman Dyah Wawa diperkirakan kembali ke daerah Mataram.Mpu Sindok kemudian memindahkan istana Medang ke wilayah Jawa Timur sekarang.


    Berdirinya Kerajaan Mataram Kuno

    Kapan tepatnya berdirinya Kerajaan Mataram Kuno masih belum jelas, namun menurut Prasasti Mantyasih (907) menyebutkan Raja pertama Kerajaan Mataram Kuno adalah Sanjaya. Sanjaya sendiri mengeluarkan Prasasti Canggal (732) tanpa menyebut jelas apa nama kerajaannya. Dalam prasasti itu, Sanjaya menyebutkan terdapat raja yang memerintah di pulau Jawa sebelum dirinya.Raja tersebut bernama Sanna atau yang dikenal dengan Bratasena yang merupakan raja dari Kerajaan Galuh yang memisahkan diri dari Kerajaan Sunda (akhir dari Kerajaan Tarumanegara).

    Kekuasaan Sanna digulingkan dari tahta Kerajaan Galuh oleh Purbasora dan kemudian melarikan diri ke Kerjaan Sunda untuk memperoleh perlindungan dari Tarusbawa, Raja Sunda.Tarusbawa kemudian mengambil Sanjaya yang merupakan keponakan dari Sanna sebagai menantunya.Setelah naik tahta, Sanjaya pun berniat untuk menguasai Kerajaan Galuh kembali.Setelah berhasil menguasai Kerajaan Sunda, Galuh dan Kalingga, Sanjaya memutuskan untuk membuat kerajaan baru yaitu Kerajaan Mataram Kuno.

    Dari prasasti yang dikeluarkan oleh Sanjaya pada yaitu Prasasti Canggal, bisa dipastikan Kerajaan Mataram Kuno telah berdiri dan berkembang sejak abad ke-7 dengan rajanya yang pertama adalah Sanjaya dengan gelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya.

    Runtuhnya Kerajaan Mataram Kuno

    Hancurnya Kerajaan Mataram Kuno dipicu permusuhan antara Jawa dan Sumatra yang dimulai saat pengusiaran Balaputradewa oleh Rakai Pikatan.Balaputradewa yang kemudian menjadi Raka Sriwijaya menyimpan dendam terhadap Rakai Pikatan.Perselisihan antara kedua raja ini berkembang menjadi permusuhan turun-temurun pada generasi selanjutnya.Selain itu, Medang dan Sriwijaya juga bersaing untuk menguasai lalu lintas perdagangan di Asia Tenggara. 

    Rasa permusuhan Wangsa Sailendra terhadap Jawa terus berlanjut bahkan ketika Wangsa Isana berkuasa.Sewaktu Mpu Sindok memulai periode Jawa Timur, pasukan Sriwijaya datang menyerangnya.Pertempuran terjadi di daerah Anjukladang (sekarang Nganjuk, Jawa Timur) yang dimenangkan oleh pihak Mpu Sindok.

    Runtuhnya Kerajaan Mataram ketika Raja Dharmawangsa Teguh yang merupakan cicit Mpu Sindok memimpin.Waktu itu permusuhan antara Mataram Kuno dan Sriwijaya sedang memanas.Tercatat Sriwijaya pernah menggempur Mataram Kuno tetapi pertempuran tersebut dimenangkan oleh Dharmawangsa. Dharmawangsa juga pernah melayangkan serangan ke ibu kota Sriwijaya. Pada tahun 1006 (atau 1016) Dharmawangsa lengah. Ketika ia mengadakan pesta perkawinan putrinya, istana Medang di Wwatan diserbu oleh Aji Wurawari dari Lwaram yang diperkirakan sebagai sekutu Kerajaan Sriwijaya. Dalam peristiwa tersebut, Dharmawangsa tewas.

    Borobudur ~ Salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

    Sumber Sejarah Kerajaan Mataram Kuno

    Terdapat dua sumber utama yang menunjukan berdirnya Kerajaan Mataram Kuno, yaiut berbentuk Prasasti dan Candi-candi yang dapat kita temui samapi sekarang ini. Adapun untuk Prasasti, Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan beberapa prasasti, diantaranya:

    1.      Prasasti Canggal, ditemukan di halaman Candi Guning Wukir di desa Canggal berangka tahun 732 M. Prasasti Canggal menggunakan huruf pallawa dan bahasa Sansekerta yang isinya menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang Syiwa) di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya dan disamping itu juga diceritakan bawa yang menjadi raja sebelumnya adalah Sanna yang digantikan oleh Sanjaya anak Sannaha (saudara perempuan Sanna).

    2.      Prasasti Kalasan, ditemukan di desa Kalasan Yogyakarta berangka tahun 778M, ditulis dalam huruf Pranagari (India Utara) dan bahasa Sansekerta. Isinya menceritakan pendirian bangunan suci untuk dewi Tara dan biara untuk pendeta oleh Raja Pangkaran atas permintaan keluarga Syaelendra dan Panangkaran juga menghadiahkan desa Kalasan untuk para Sanggha (umat Budha).

    3.      Prasasti Mantyasih, ditemukan di Mantyasih Kedu, Jawa Tengah berangka 907M yang menggunakan bahasa Jawa Kuno. Isi dari prasasti tersebut adalah daftar silsilah raja-raja Mataram yang mendahului Rakai Watukura Dyah Balitung yaitu Raja Sanjaya, Rakai Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, rakai Kayuwangi dan Rakai Watuhumalang.

    4.      Prasasti Klurak, ditemukan di desa Prambanan berangka 782M ditulis dalam huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta isinya menceritakan pembuatan Acra Manjusri oleh Raja Indra yang bergelar Sri Sanggramadananjaya.

    Selain Prasasti, Kerajaan Mataram Kuno juga banyak meninggalkan bangunan candi yang masih ada hingga sekarang. Candi-candi peninggalan Kerajaan Medang antara lain, Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Sambisari, Candi Sari, Candi Kedulan, Candi Morangan, Candi Ijo, Candi Barong, Candi Sojiwan, dan tentu saja yang paling kolosal adalah Candi Borobudur.

    Raja-raja Kerajaan Mataram Kuno
    Selama berdiri, Kerajaan Mataram Kuno pernah dipimpin oleh raja-raja dinataranya sebagai berikut:

    1.      Sanjaya, pendiri Kerajaan Mataram Kuno

    2.      Rakai Panangkaran, awal berkuasanya Wangsa Sailendra

    3.      Rakai Panunggalan alias Dharanindra

    4.      Rakai Warak alias Samaragrawira

    5.      Rakai Garung alias Samaratungga

    6.      Rakai Pikatan suami Pramodawardhani, awal kebangkitan Wangsa Sanjaya

    7.      Rakai Kayuwangi alias Dyah Lokapala

    8.      Rakai Watuhumalang

    9.      Rakai Watukura Dyah Balitung

    10.  Mpu Daksa

    11.  Rakai Layang Dyah Tulodong

    12.  Rakai Sumba Dyah Wawa

    13.  Mpu Sindok, awal periode Jawa Timur

    14.  Sri Lokapala suami Sri Isanatunggawijaya

    15.  Makuthawangsawardhana

    16.  Dharmawangsa Teguh, Kerajaan Mataram Kuno berakhir

    Kehidupan Sosial-Ekonomi dan Kebudayaan Kerajaan Mataram Kuno

    Kehidupan ekonomi masyarakat bertumpu pada pertanian.Kondisi alam bumi Mataram yang tertutup dari dunia luar sulit untuk mengembangkan aktivitas perekonominan dengan pesat. 

    Bumi Mataram diperintah oleh dua dinasti, yakni Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra.Dinasti Sanjaya beragama Hindu dengan pusat kekuasaannya di utara dengan hasil budayanya berupa candi-candi seperti Gedong Songo dan Dieng.Dinasti Syailendra beragama Bundha dengan pusat kekuasaannya di daerah selatan, dan hasil budayanya dengan mendirikan candi-candi seperti candi Borobudur, Mendut, dan Pawon.

    Semua terjadi perebutan kekuasan namun kemudian terjalin persatuan ketika terjadi perkawinan antara Pikatan (Sanjaya) yang beragama Hindu dengan Pramodhawardhani (Syailendra) yang beragama Buddha.Sejak itu agama Hindu dan Buddha hidup berdampingn secara damai.

     

    BAB III

       PENUTUP

    3.1   Kesimpulan

    Pendapat mengenai proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia, yaitu hipotesis Waisya, Hipotesis Ksatria, Hipotesis Brahmana dan teori Arus Balik. Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha membawa pengaruh besar di berbagai bidang. Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha merupakan salah satu bukti adanya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia.Setiap kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan mutlak dan turun-temurun. Kerajaan-kerajaan itu antara lain : Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Mataram Kuno. Masuknya kebudayaan India ke Indonesia telah membawa pengaruh terhadap perkembangan kebudayaaan di Indonesia.Namun kebudayaan asli Indonesia tidak begitu luntur. Kebudayaan yang datang dari India mengalami proses penyesuaian dengan kebudayaan, maka terjadilah proses akulturasi kebudayaan.

    3.2      Saran

    Kebudayaan yang berkembang di Indoneisa pada tahap awal diyakini berasal dari India.Pengaruh itu diduga mulai masuk pada awal abad masehi. Apabila kita membandingkan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia akan ditemukan kemiripan itu. Sebelum kenal dengan kebudayaan India, bangunan yang kita miliki masih sangat sederhana.Saat itu belum dikenal arsitektur bangunan seperti candi atau keraton. Tata kota di pusat kerajaan juga dipengaruhi kebudayaan hindu. Demikian pula dalam hal kebudayaan yang lain seperti peribadatan dan kesastraan.Kita harus menjaga kelestarian dan budaya-budaya yang ditinggalkan agama Hindu-Budha.

    DAFTAR PUSTAKA

    http://www.zonasiswa.com/2014/05/sejarah-kerajaan-mataram-kuno.html

    http://www.pustakasekolah.com/pengaruh-budaya-india-di-indonesia.html

    http://www.zonasiswa.com/2014/05/sejarah-kerajaan-sriwijaya.html

    http://www.zonasiswa.com/2014/05/sejarah-kerajaan-tarumanagara.html

    http://www.zonasiswa.com/2014/05/sejarah-kerajaan-kutai.html

    http://belalangbee.blogspot.sg/2013/12/pedagangpenguasa-dan-pujangga-pada-masa.html

    http://artikelmateri.blogspot.ae/2015/11/sejarah-kerajaan-kalingga-holing-lengkap-rangkuman.html

  • Bentuk DAS dan Jaringan Sungai

    Bentuk  DAS dan Jaringan Sungai

    Salah satu faktor penentu kecepatan hidrologi adalah bentuk DAS dan sistem jaringan sungai

    DAS dapat dibedakan berdasarkan bentuk atau pola dimana bentuk ini mempengaruhi waktu konsentrasi air hujan yang jatuh & mengalir menuju outlet. Semakin bulat bentuk DAS berarti semakin singkat waktu  konsentrasi yang diperlukan, sehingga semakin tinggi fluktuasi banjir yang terjadi. Sebaliknya semakin lonjong bentuk DAS, waktu konsentrasi yang diperlukan semakin lama sehingga fluktuasi banjir semakin rendah.

    Berikut penjelasan mengenai Bentuk-bentuk DAS dan Sistem Jaringan DAS

    Bentuk-bentuk DAS

      Bentuk bulu burung 

             1. Anak sungai  terletak dikiri-kanan sungai utama

    Bentuk Bulu Burung
    1. Bentuk DAS ini mempunyai debit banjir yang relatif kecil karena waktu tiba banjir dari anak-anak sungainya yang terletak dikiri kanan sungai utama berbeda-beda.
    2. Waktu banjir relatif lama

    Bentuk radial

    Bentuk Radial

    1. Bentuk DAS ini menyerupai kipas, debit banjir terjadi pada titik pertemuan anak-anak sungainya meskipun tidak lama

    2. Anak sungai terkonsentrasi ke satu titik secara radial

    Bentuk paralel

    Bentuk Paralel

    Bentuk DAS ini mempunyai  corak dimana 2 jalur

    aliran sungai yg sejajar, bersatu dibagian hilir. Debit

    banjir terjadi pada  bagian hilir

    Sistem jaringan Sungai

    • Dilihat dari udara, jaringan aliran sungai terlihat seperti berikut : 
    Sistem Jaringan Sungai
    • Sistem  jaringan sungai berperan besar dalam mempengaruhi debit puncak dan lama waktu berlangsungnya debit puncak tersebut

    Urutan Sub DAS

    • Kedudukan aliran sungai dapat diklasifikasikan secara sistematik berdasarkan urutan  sub daerah aliran sungai  (Perhatikan Gambar)
    Urutan Sub DAS
    • Dari gambar tampak bahwa setiap  aliran sungai yg tdk bercabang disebut sub das urutan pertama. Selanjutnya  sub DAS yang menerima aliran dari sub DAS pertama disebut sub DAS kedua dan seterusnya.Urutan Sub DAS
    • Semakin besar angka urutan semakin luas wilayah sub das dan semakin banyak percabangan sungai yang terdapat didalam  DAS yang bersangkutan

    Kerapatan Drainase Sub DAS

    Kerapaan drainase adalah panjang aliran sungai /km persegi luas DAS yang

    dapat dirumuskan seperti berikut:

    Rumus Kerapatan Drainase

    Dalam suatu DAS anak sungai bagian atas akan bersambung dgn anak sungai yang lebih besar dibawahnya. Setiap anak sungai mempunyai hidrograf aliran yang menunjukkan respon DAS terhadap curah hujan.

    Analisa DAS

    Ketika anak sungai bersatu, air dari kedua anak sungai tersebut bergabung. Tetapi debit puncak dari kedua anak sungai tersebut tidak terjadi secara bersamaan aliran yang menunjukkan respon DAS terhadap curah hujan.

    Pengaruh ketidaksamaan waktu terjadinya debit puncak tersebut telah menurunkan debit puncak total pada sungai utama

  • Makalah Perubahan Iklim dan Dampaknya di Indonesia

    Perubahan Iklim dan Dampaknya di Indonesia

    Bab I. Pendahuluan

    A. Pendahuluan

    Bumi merupakan tempat manusia hidup dan satu-satunya planet yang memungkinkan kehidupan bagi manusia. Sementara manusia merupakan makhluk intelektual, satu-satunya makhluk yang mampu mengelola alam untuk keberlanjutan alam dan untuk kemaslahatan mereka. Bumi sejak awal terbentuknya senantiasa mengalami proses-proses perubahan yang dinamis secara alamiah akibat tenaga endogen maupun eksogen. Proses perubahan itu diantaranya perubahan morfologi permukaan Bumi, perubahan letak lempeng-lempeng Benua, dan perubahan Iklim Bumi. Manusia dari waktu ke waktu semakin maju pengetahuannya sehingga mampu menciptakan teknologi-teknologi dalam berbagai bidang untuk digunakan sebagai penyokong kehidupan mereka. Bumi dan manusia adalah dua elemen di alam semesta yang secara dinamis berubah setiap waktu.

    Berbagai tindakan manusia juga sangat berpengaruh terhadap perubahan-perubahan di Bumi disamping faktor-faktor alamiah. Pertumbuhan populasi manusia meningkatkan kebutuhan akan energi, pangan, dan lahan untuk industri dan tempat tinggal. Konsekuensinya, semakin banyak ekosistem yang begitu vital peranannya dalam pemeliharaan keseimbangan alam seperti hutan dirusak untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Manusia telah berkembang dari awalnya tunduk pada alam, lalu tergantung pada alam, kemudian memanfaatkan alam.Bumi yang memiliki kemampuan restorasi yang sangat menakjubkan ini ada batasnya untuk dapat dimanfaatkan manusia. Ketika manusia berlebihan dalam memanfaatkan Bumi, Bumi pun mengalami kerusakan sebagaimana terlihat di sekitar kita. Bumi dan manusia sama-sama senantiasa berubah. Bumi yang kini berubah menjadi tidak bersahabat dengan alam harus disikapi manusia dari sikap memanfaatkan alam menjadi hidup berdampingan dengan alam.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana dinamika perubahan iklim Bumi menurut pembagian waktu geologis sejak awal pembentukan Bumi?
    2. Bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca?
    3. Bagaimana terjadinya perubahan iklim dan dampaknya di Indonesia?Bagaimana dampak perubahan iklim terhadap kesehatan manusia?
    4. Bagaimana pemerintah dan masyarakat dunia menanggapi perubahan iklim sebagai isu global?
    5. Bagaimana cara menerapkan teknlogi untuk mengurangi laju dan dampak perubahan iklim dunia?

    Bab II. Pembahasan

    A. Perubahan Iklim secara umum

    I.Pengertian dan faktor penyebab perubahan iklim

    Perubahan Iklim adalah pergeseran statistik atau rata-rata jangka panjang cuaca. Perubahan iklim sendiri dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor yang pertama adalah natural variability atau faktor alam. Faktor kedua adalah human-induced factor atau faktor manusia.  Faktor alam adalah faktor dalam alam yang mempengaruhi satu sama lain. Komponen faktor alam terdiri dari atmosfer (suhu, unsur-unsur di udara, uap air, dan sebagainya), daratan (resapan tanah, keaktifan gunung berapi, unsur di tanah, dan sebagainya), laut (tinggi gelombang, dan sebagainya) dan radiasi matahari. Faktor manusia adalah faktor yang berasal dari manusia itu sendiri karena tindakanya yang mempengaruhi alam.

    Human-induced factor of climate change atau faktor yang disebabkan oleh manusia adalah tindakan manusia yang dapat mempengaruhi pergeseran iklim. Tindakan tersebut antara lain menggunakan  tenaga listrik thermal power plant( menggunakan bahan bakar fosil), menggunakan kendaraan bermotor menggunakan bahan bakar fossil mengeluarkan co2,Bahan industri yang diciptkan menggunakan bahan bakar fosil mengeluarkan co2 dan sampah, menggunakan sampah tak terurai seperti plastik yang akan menciptakan kerusakan lingkungan, menggunakan kayu sebagai bahan industri yang akan mengurangi banyak hutan di bumi menggunakan pupuk pada pertanian yang menciptakan emisi n2o, melakukan Degradasi lahan ( perusakan lahan hutan untuk banyak keperluan yang merusak lingkungan sekitarnya sehingga terjadi perubahan pada keadaan udara  misal: konsentrasi CO2 di udara yang menyebabkan terhalanganya cahaya matahari keluar bumi.

    Global warming, yang merupakan salah satu gejala pergeseran iklim pada masa kini, adalah manifestasi dari faktor alam dan faktor manusia. Tindakan yang dilakukan manusia mempengaruhi alam sehingga terjadi global warming yang akan dibahas di bab lainya.

    II. Perubahan iklim dalam jangka waktu geologis

    1. Paleozoikum

    Zaman Paleozoikum terjadi pada  541 hingga 252 juta tahun yang lalu. Pada masa itu terjadi perkembangan makhluk hidup yang bersel banyak. Zaman ini dibagi menjadi 6 masa yaitu; Cambrian, Ordovician, Cambrian, Ordovician, Carboniferus, Silurian, Devonian, dan Permian.Iklim pada masa tersebut mayoritas hangat namun terjadi zaman es pada masa Ordovician dan Permian.

    2. Mesozoikum

    Mesozoikum terjadi pada masa 252 hingga 66 juta tahun yang lalu.Masa tersebut dibagi menjadi 3 masa; Cretaceus, Jurrasic, Triassic. Pada zaman ini berembang Dinosaurus sebagai predator utama dalam Bumi. Sebagai hewan superior, populasi dinasaurus adalah populasi terbanyak di Bumi saat itu. Zaman puncak populasinya ada pada masa Jurrasic sebelum punah di masa Paleogene di Zaman Cenozoic. Iklim secara umum lembab dan hangat.

    3. Cenozoikum

    Terjadi pada 66 juta tahun yang lalu hingga saat ini. Zaman ini dibagi menjadi 3; Paleogene, Neogene dan QuatemaryZaman Paleogene terjadi mass Extinction beberapa species salah satunya dinosaurus. Disebabkan oleh perubahan iklim yang drastis. Penyebab perubahan iklim ini masih diperdebatkan. Zaman Neogene pada umumnya iklim moderat seperti masa kini namun pertengahan zaman terjadi zaman es (ice age).

    Zaman Quatemary dibagi menjadi 3: Pleistocene dan  Holocene. Pada Pleistocene terjadi ice age terakhir 75.000 tahun lalu disebabkan oleh Erupsi Gunung Toba yang asapnya menutupi atmosfer selama beribu-ribu tahun menyebabkan sinar matahari tidak bisa masuk sehingga terjadi zaman es. Di pengakhir zaman es muncul Homo Sapiens.Saat itu Homo Neanderthal masih ada. Masa Holocene adalah masa mulainya peradaban manusia modern

    III. Revolusi industri sebagai permulaan global warming

    Revolusi Industri adalah permulaan dari global warming yang terjadi saat ini. Global warming disebabkan oleh manusia itu sendiri yang diawali dengan revolusi industri. Revolusi industri dimulai sejak abad 18 hingga abad 19. Hal ini terbukti dengan tercatatnya kenaikan rata-rata suhu Bumi sebesar 0,6 derajat celcius dari abad 19 hingga abad 21.

    Tindakan yang dilakuakan manusia selama revolusi industri yang mempengarui global garming adalah penebangan hutan,penciptaan mesin-mesin industri yang menghasilkan polusi (jelaga) , praktik pertanian yang masif dengan membuka lahan baru dan menerapkan teknologi pertanian seperti pupuk, dan penggunaan bahan bakar fosil. Hutan sebagai sequester (penyerap dan penampung) emisi karbon dioksida dari makhluk hidup dan aktivitas manusia ditebang untuk dimanfaatkan kayunya sebagai bahan bakar (tungku), bahan bangunan, dll. Mesin-mesin industri yang masih sederhana menghasilkan gas-gas buangan yang sangat banyak. Pembukaan lahan semakin mengurangi luas lahan tertutup pohon. Penggunaan pupuk menyebabkan akumulasi gas nitrogen oksida di udara. Sementara pengunaan bahan bakar fosil menghasilkan emisi karbon yang sangat masif.

    Greenhouse effect sebagai penyebab global warming

    Perubahan iklim dalam hal perubahan suhu Bumi dapat terjadi baik itu suhunya menjadi turun maupun naik. Suhu Bumi dipengaruhi oleh empat faktor1 yang saling mempengaruhi, yaitu jumlah energi matahari yang diterima, jumlah energi kalor yang dilepaskan, evaporasi dan kondensasi uap air, dan retensi panas oleh atmosfer. Perubahan pada salah satu atau keseluruhan faktor-faktor tersebut dapat mengubah suhu Bumi. Penyebab dari perubahan itu diantaranya gangguan pada keseimbangan energi Bumi (Earth’s energy balance),greenhouse gas, polusi emisi aerosol, partikulat letusan gunung, variasi arus laut dan angin, perubahan energi matahari, dan siklus Milankovich.

    I. Pengertian greenhouse effect

    Greenhouse effect (efek rumah kaca) adalah mekanisme penyebab global warming (efek rumah kaca). Efek rumah kaca itu sendiri merupakan mekanisme dimana gas-gas tertentu di atmosfer menyerap radiasi gelombang elektromagnetik panjang dari permukaan Bumi dan memancarkannya kembali ke permukaan melalui counter radiation.1

    II. Proses terjadinya greenhouse effect

    Gangguan pada keseimbangan energi Bumi adalah fenomena dimana energi radiasi matahari yang masuk ke Bumi tidak dapat sepenuhnya secara langsung dikeluarkan ke luar angkasa sehingga energi Bumi meningkat. Matahari memancarkan radiasi energi dalam gelombang elektromagnetik pendek (rentang sinar gamma hingga inframerah pendek) ke seluruh angkasa termasuk menuju Bumi. Sebagian radiasi tersebut dipantulkan oleh atmosfer,sebagian diurai atmosfer, dan sebagian lagi menembus atmosfer. Gelombang yang menembus atmosfer mengenai permukaan Bumi. Gelombang tersebut selanjutnya akan dipantulkan ataupun diserap oleh permukaan Bumi, tergantung pada albedo permukaan (kemampuan benda memantulkan gelombang elektromagnetik). Gelombang yang diserap akan meningkatkan energi di dalam Bumi (meningkatkan kalor laten Bumi). Bumi sebagai benda hitam (black body dalam konsep fisika) akan memancarkan radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik panjang agar tercipta keseimbangan dalam Earth’s energy budget (keseimbangan energi yang diterima dan dilepaskan). Selain itu, gelombang yang tidak diserap permukaan Bumi akan dipantulkan kembali ke angkasa juga dalam bentuk gelombang elektromagnetik panjang .

    Gas-gas rumah kaca di atmosfer hanya dapat dilewati oleh gelombang elektromagnetik pendek dari angkasa, tidak dapat dilewati gelombang elektromagnetik panjang dari Bumi. Akibatnya, gelombang elektromagnetik dari Bumi diserap oleh gas-gas tersebut sehingga atmosfer mengandung energi dalam kalor laten. Gas-gas yang mengandung energi akan memancarkannya juga dalam bentuk gelombang elektromagnetik panjang yang mana ada dua kemungkinan arah radiasinya, menuju ke luar atmosfer atau kembali ke permukaan Bumi. Gas-gas rumah kaca terletak di atmosfer dalam ketinggian berbeda-beda sesuai dengan titik beku masing-masing gas. Hal ini menyebabkan adanya lapisan-lapisan gas rumah kaca pada atmosfer. Susunan berlapis ini mengakibatkan apabila lapisan terdekat meradiasikan sebagian gelombang ke arah luar angkasa, gelombang itu akan diserap lagi oleh lapisan diatasnya yang mana sebagian akan dipancarkan kembali dan sebagian dipancarkan ke luar angkasa. Demikian seterusnya sehingga gelombang elektromagnetik panjang dari Bumi membutuhkan waktu semakin lama untuk dikeluarkan dari Bumi. Hal ini meningkatkan energi di Bumi yang manifestasinya adalah meningkatnya suhu Bumi atau dikenal dengan global warming.

    III. Greenhouse gases (Gas-gas rumah kaca)

    Dapat disimpulkan bahwa gas rumah kaca menimbulkan pemanasan global yang merupakan peningkatan secara perlahan dari suhu keseluruhan atmosfer Bumi. Namun lebih dari itu, gas-gas rumah kaca mempercepat proses peningkatan suhu Bumi dengan laju peningkatan yang abnormal yang seharusnya berjalan secara alamiah.

    Beberapa gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim diantaranya karbon dioksida, ,klorofluorokarbon, metana, oksida nitrogen dan ozon dengan kontibusi terhadap tingkat pengrusakan oleh faktor antropogenik (human-induced factor)  berturut-turut 50-60% (CO2), 15-25 % (CFC), 12-20% (CH4), 5% Nitrogen Oksida (N2O,5%) dan ozon (tidak diketahui). 1

    IV. Dampak negatif pemanasan global tehadap iklim dan ekosistem
    1. Perubahan es di kutub, dimana es di kutub utara mencair tetapi di kutub selatan bertambah
    2. Jumlah badai yang terjadi hampir konstan (masih sesuai pola) tetapi keparahannya jauh lebih berat akibat global warming
    3. Tinggi air laut meningkat
    4. Hewan-hewan sebagai pembawa penyakit menular bermigrasi, contohnya west nile virus yang berasal dari Afrika terbawa oleh burung hingga menyebabkan kasus di Amerika.
    5. Banyak ekosistem yang rusak dan ancaman kepunahan spesies
    6. Pergeseran musim, contohnya musim semi terjadi lebih cepat
    7. Musim-musim menjadi ekstrem, seperti musim dingin ekstrem di Rusia atau gelombang panas di Amerika Serikat
    8. Kekeringan parah

    C. Pergeseran pola perubahan iklim di Indonesia

    Pergeseran pola perubahan iklim di Indonesia disebabkan oleh efek rumah kaca akibat penggunaan bahan-bahan seperti CFC maupun meningkatnya gas-gas polusi kendaraan pada atmosfer. Akibatnya, timbul suatu fenomena yang disebut “Global Warming” atau meningkatan suhu global. Peningkatan suhu global diperkirakan memiliki laju 0.002 °C/tahun atau 0.02 °C/dekade. Pergeseran pola perubahan iklim di Indonesia dapat menimbulkan kerugian ekonomi seperti misalnya di tahun 2007, Indonesia mengalami kerugian ekonomi sebesar Rp 2 triliun.

    I. Fenomena-fenomena perubahan iklim di Indonesia

    Pergeseran pola  perubahan iklim di Indonesia terjadi semakin parah dari hari ke hari. Perubahan pola terjadi pada aspek curah hujan, suhu bumi, dan tinggi muka laut. Pergeseran pola curah hujan dapat berupa peningkatan curah hujan maupun penurunan curah hujan.Peningkatan curah hujan menyebabkan bencana lain seperti banjir dan tanah longsor. Penurunan curah hujan dapat menimbulkan kekeringan dan menyebabkan penurunan ketersediaan air. Di lain pihak, perubahan suhu bumi diperkiran meningkat dan pada tahun 2020-2050 akan mencapai peningkatan 0.8–1°C relatif terhadap periode iklim terakhir di abad ke-20. Perubahan suhu ini dapat menimbulkan ancaman bagi ekosistem, dapat menimbulkan kebakaran hutan, dan dapat menimbulkan evaporasi berlebihan pada tumbuhan. Perubahan juga terjadi pada tinggi muka laut. Tinggi muka laut mengalami kenaikan sebesar 7mm/tahun pada periode 1993-2008. Diprediksikan tinggi muka laut akan meningkat 35-40cm pada tahun 2050 dibanding pada tahun 2000. Dampak yang ditimbulkan dari kenaikan muka lau adalah terancamnya kehiduoan pesisir, terjadi peningkatan genangan air, abrasi pesisir, dan intrusi air laut.

    III. 2. Upaya mitigasi dan adaptasi menghadapi perubahan iklim

    Dalam menghadapi pergeseran perubahan pola iklim ini, pemerintah terutama pada sektor kementrian, BNPB,BPPT, dan LIPI , mengambil upaya dalam hal mitigasi dan adaptasi. Selain itu, pemerintah juga berperan aktif dalam perjanjian-perjnjian internasional seperti meratifikasi UNFCC 1994 dan Kyoto Protocol 2004 . Untuk upaya dalam negeri, pemerintah meluncurkan Indonesia Climate Change Sectoral Roadmap (ICCSR) 2010-2030 untuk menguatkan upaya adaptasi dan mitigasi yang akan dilakukan. Upaya mitigasi yang dilakukan pemerintah antara lain peningkatan efisiensi penggunaan energi pada kawasan terbangun di kota, peningkatan penggunaan sumber energi alternatif, dan pengembangan sistem transportasi massal dengan sumber energi alternatif yang bertujuan mengurangi penambahan kendaraan pribadi. Di sisi lain, upaya adaptasi yang dilakukan pemerintah adalah meningkatkan sistem drainase kota untuk antisipasi peningkatan debit air hujan, meningkatkan sistem pengendalian banjir, perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang/guna lahan, meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi penggunaan air untuk rumah tangga maupun industri, dan meningkatkan pemanfaatan sumber air alternatif seperti air hujan

    IV. Dampak Pergeseran Keteraturan Iklim terhadap Kesehatan Manusia

          Keteraturan iklim di dunia, termasuk di Indonesia, telah mengalami pergeseran sehingga menjadi sulit untuk diprediksikan. Pergerseran keteraturan iklim ini membawa dampak bagi seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk aspek kesehatan. Gangguan kesehatan yang terjadi pada manusia yang disebabkan oleh pergeseran iklim terutama berkaitan dengan perubahan kondisi lingkungan yang ekstrem dan drastis akibat dari pemanasan global yang terjadi pada bumi. Perubahan kondisi yang drastis ini memberi kesempatan kepada patogen-patogen pembawa penyakit seperti virus, bakteri, dan mikroorganisme lainnya untuk berkembang dan lebih mudah menyerang tubuh manusia. Bahkan, akibat dari pergeseran iklim tersebut, telah terjadi peningkatan frekuensi timbul pada beberapa penyakit, salah satu diantaranya adalah kanker kulit.

    IV. 1. Kanker Kulit

    Kanker kulit merupakan suatu penyakit yang menyebabkan sel-sel kulit manusia mengalami pertumbuhan yang tidak terkendali. Kanker kulit yang menyerang manusia dapat disebabkan oleh peningkatan paparan sinar ultra violet yang mengandung sifat karsinogenik pada kulit akibat adanya penipisan ozone bumi. Selain itu, kanker kulit juga dapat dipengaruhi oleh kurangnya produksi pigmen melanin dalam kulit. Pada umumnya, kanker kulit menyerang bagian epidermis kulit yang merupakan lapisan paling luar kulit, sehingga kanker kulit termasuk kanker yang mudah dideteksi pada stadium awal karena keberadaan tumor akan langsung terlihat jelas. Terdapat tiga tipe utama kanker kulit, yaitu karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma maligna.

    IV. 1. 1. Karsinoma sel basal

    Karsinoma sel basal merupakan tipe kanker kulit yang paling banyak terjadi. Karsinoma sel basal bersifat lokal invasif dan jarang bermetastasis atau menyebar ke bagian tubuh sekitarnya, sehingga tipe ini jarang menimbulkan kematian. Karsinoma sel basal merupakan tipe kanker yang menyerang lapisan sel basal epidermis kulit. Pada tipe ini timbul nodul atau benjolan kecil yang memiliki ciri-ciri agak berkilat, kemerahan, dengan pinggiran agak kehitaman. Karsinoma sel basal memiliki kelainan seperti lecet yang tidak kunjung sembuh atau biasa disebut dengan berulserasi.

    IV. I. 2. Karsinoma sel skuamosa

    Karsinoma sel skuamosa merupakan tipe yang memiliki lesi lebih lebar dari karsinoma sel basal, dan nodul yang terdapat pada tipe ini lebih memperlihatkan reaksi inflamasi. Pada tipe karsinoma sel skuamosa, nodul mengalami penebalan sehingga tampak seperti tumor yang kasar, tebal, dan menyebabkan kulit menjadi bersisik. Kulit yang bersisik terkadang berulserasi sehingga merusak jaringan kulit.

    IV. 1. 3. Melanoma maligna

    Melanoma maligna merupaka tipe tumor yang paling ganas diantara ketiga tipe umum kanker kulit, hal ini dikarenakan melanoma maligna memiliki risiko yang besar untuk bermetastasis sehingga penyebaran kanker terjadi dengan cepat. Tipe melanoma maligna menginvasi lapisan dermis yang lebih dalam dan jaringan subkutan kulit. Tumor tipe ini memiliki ciri-ciri yaitu memiliki tepi yang tidak beraturan dan permukaannya mengalami ulserasi. Nodul pada tipe melanoma maligna pada umumnya memiliki warna yang bervariasi antara area satu dengan lainnya dan memiliki diameter lebih dari 6 mm.

    V. Perubahan Iklim sebagai Isu Internasional

    Perubahan iklim disamping krisis pangan, krisis energi, dan epidemi merupakan isu-isu yang semakin meningkat tensinya seiring waktu dan menjadi perhatian dunia, terutama oleh pemimpin-pemimpin Negara, organisasi PBB, dan non-governmental organization (NGO). Para pemimpin Negara umumnya membahas isu perubahan iklim melalui forum-forum regional dan internasional yang menghasilkan kesepakatan perjanjian-perjanjian atau kerangka kerja tertentu. Sementara NGO lebih berperan dalam monitoring kebijakan pemerintah dan pengamatan di berbagai belahan dunia.

    V. 1 Down To Earth Indonesia

    Down To Earth Indonesia merupakan organisasi non profit yang didirikan oleh organisasi nonprofit dari Inggris, yaitu Tapol dan Survival international.

    V.1. 1. Tujuan Down To Earth Indonesia

    1. Peningkatan kesadaran dunia internasional mengenai dampak perubahan iklim, kerusakan sumber daya alam di Indonesia, dan penghidupan berkelanjutan.
    2. Meningkatkan informasi masyarakat lokal agar dapat memberikan tanggapan yang tepat secara ekologisterhadap perubahan iklim.
    3. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memberikan bantuan tentang perubahan iklim antara pembuat kebijakan dan pengambilan keputusan di tingkat nasional dan internasional.

    V.1. 2. Cara Kerja Down To Earth Indonesia

                  i.      Menerjemahkan informasi kedalam Bahasa Indonesia.

                ii.      Penyebaran Informasi.

              iii.      Bekerjasama dengan organisasi Non Profit setempat.

              iv.      Pembangunan kapasitas.

    V. 2. Dewan Nasional Perubahan Iklim

    Dewan Nasional Perubahan Iklim merupakan dewan yang dibentuk oleh pemerintah melalui Peraturan Presiden RI Nomor 46 tahun 2008.

    V.2.1. Visi DNPI

    “Mewujudkan pembangunan rendah emisi karbon yang mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim dengan dukungan sistem pendanaan dan alih teknologi yang tepat guna”

    V.2. 2. Misi DNPI

    1.Merumuskan kebijakan nasional, strategi, program, dan kegiatan pengendalian perubahan iklim.

    2.Mengkoordinasikan kegiatan dalam pelaksanaan tugas pengendalian perubahan iklim yang meliputi kegiatan adaptasi, mitigasi, alih teknologi, dan pendanaan

    3.Melaksanakan pemantauan dan evaluasi implementasi kebijakan tentang pengendalian perubahan iklim.

    4.Memperkuat posisi Indonesia untuk mendorong negara-negara maju untuk lebih bertanggung jawab dalam pengendalian perubahan iklim.

    V. 3. United Nation Framework Convention on Climate Change (UNFCCC)

    Pada tahun 1992 beberapa negara bergabung dalam traktat internasional untuk membatasi peningkatan temperatur rata-rata global yang mempengaruhi perubahan iklim. UNFCCC sekarang sudah terdapat 195 partai se-Dunia dengan tujuan menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer dari campur tangan manusia yang membahayak sistem cuaca. UNFCC telah menghasilkan beberapa hal seperti dibawah ini :

    V. 3. 1. Protokol Kyoto

    Protokol ini bertujuan untuk membantu stimulasi green investment dan membantu partai menentukan target emisinya dengan pengeluaran yang efektif.

    V. 3. 2. Bali Road Map

    Bali Road Map menghasilkan beberapa perjanjian seperti mengangkat kebijakan perubahan iklim sampai pada tingkat politik tertinggi, memperbaiki infrastruktur yang dibutuhkan dalam menghadapi perubahan iklim, menghasilkan Copenhagend Accord, dan memberikan pembiayaan cepat sebesar $ 30 Milyar kepada negara berkembang pada tahun 2010-2012 untuk adaptasi dan mitigasi.

    VI. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Untuk Mengantisipasi Perubahan Iklim

          Perubahan iklim yang terjadi di seluruh dunia, memicu para ahli untuk mengeluarkan berbagai teknologi agar bisa mengurangi dampak dan mengantisipasi perubahan iklim yang telah terjadi. Untuk itu, bias diterapkan teknologi ramah lingkungan. Teknologi ramah lingkungan adalah teknologi yang menggunakan sedikit atau sama sekali sumber daya alam dan menghasilkan emisi yang sedikit sehingga dapat digunakan untuk mengurangi bahkan  mengantisipasi perubahan iklim. Contoh-contoh teknologi ramah lingkungan ini antara lain:

    VI.1. Tenaga Surya (Solar Power)

       Indonesia sebagai negara yang terletak di bawah garis khatulistiwa memiliki curah penyinaran matahari yang tinggi dan intens, sehingga cocok untuk menerapkan tenaga surya. Tenaga surya ini memanfaatkan efek fotolistrik untuk menyerap energi radiasi gelombang elektromagnetik, seperti sinar ultraviolet untuk menjadi energi listrik yang nantinya akan disimpan di dalam baterai. Namun begitu, tenaga surya ini tidak dapat digunakan jika matahari tertutup atau pada waktu malam hari.

    VI. 2. Hidroelektrik (Hydroelectricity)

       Hidroelektrik memanfaatkan tenaga potensial dan kinetik air untuk diubah menjadi energi listrik. Energi yang dihasilkan ini bergantung pada volume air dan ketinggian air yang jatuh.

    VI. 3. Mobil Listrik (Electric Car)

       Mobil listrik menggunakan bahan bakar listrik yang disimpan di dalam baterai yang sudah diisi terlebih dahulu. Mobil listrik ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan mobil konvensional antara lain polusi yang kecil sehingga mengurangi emisi gas rumah kaca dan tidak bergantung pada BBM. Kelemahannya adalah tenaga yang kecil, bahan yang tidak kuat, baterai yang mahal, dan infrastruktur di Indonesia yang masih minim.

    VI.4. Sel Bahan Bakar (Fuel Cell)

       Sel bahan bakar menggunakan proses elektrokimia antara hidrogen dengan oksigen untuk menghasilkan listrik. Sel bahan bakar memiliki efektifitas 2-3 kali lebih tinggi dibandingkan proses pembakaran hidrokarbon, seperti bensin dan solar. Alat ini juga mudah dalam pemeliharaan dan penempatan yang fleksibel.

    VI.4. Tenaga Angin (Wind Power)

    Tenaga angin ini memanfaatkan energi kinetik angin untuk ditangkap oleh baling-baling yang akan memutar as hingga memutar generator yang akan mengubah energi rotasi ini menjadi energi listrik yang nantinya akan disimpan oleh baterai.

    VI.5. Stratospheric Aerosol Injection (SAI)

    Teknologi ini diinspirasi dari letusan gunung berapi yang mampu merefleksikan cahaya matahari sehingga mampu memodifikasi awan pada stratosfer dan mampu menurunkan suhu bumi selama beberapa tahun kemudian. Teknologi ini nantinya akan mampu mengatasi masalah pemanasan bumi dengan menurunkan suhu bumi yang bias bertahan dalam jangka waktu lama. Namun, teknologi ini membutuhkan ruang lingkup yang sangat besar sehingga sekarang masih menjadi wacana di kalangan para ahli.

    Bab III. Penutup

    A. Kesimpulan

    Perubahan iklim adalah salah satu dari proses-proses perubahan alamiah yang dialami Bumi. Akan tetapi, perubahan tersebut terganggu oleh aktivitas-aktivitas manusia yang mengeksploitasi alam secara berlebihan dan menimbulkan kerusakan pada berbagai ekosistem di Bumi. Hasilnya, iklim kali ini tidak menentu dan bahkan menunjukan gejala-gejala ekstrem yang membawa dampak merugikan bagi manusia.

    3.2 Saran

    1. Perlu adanya perubahan orientasi manusia dari memanfaatkan alam menjadi hidup berdampingan dengan alam

    2.  Para pemimpin dunia harus berani dalam menentukan kebijakan-kebijakan yang menyangkut perubahan iklim dan disertai dengan kesadaran masyarakat dunia untuk peduli terhadap Bumi

    4. Masyarakat bersama pemerintah harus melalukan upaya mitigasi dan adaptasi untuk menghadapi perubahan iklim

    3.  Diperlukan studi literatur yang lebih mendalam mengenai tinjauan perubahan iklim, terutama untuk menentukan kontribusi faktor alamiah dan faktor manusia dalam perubahan iklim.

    DAFTAR PUSTAKA

    Adika Puspa Sari et al. Fenomena lubang ozon yang terjadi di dunia. Surakarta: Universitas Sebelas Maret; 2013

    Anonymous. From Revolution to Climate Change. fondation monique-fitz-back [Internet]. [cited 27 November 2014];8. Available                               from: http://www.fondationmf.ca/fileadmin/user_upload/documents/Ressources_pedagogiques/Fiches_CC/Anglais/Fic

    Burroughs W. Climate change in prehistory. Cambridge: Cambridge University Press; 2005.Climate Change. NOAA National Weather Service. 2007;.

    Energi matahari [Internet]. 2013 [cited 2014 Oct 4]. Available from :http://www.greenpeace.org/seasia/id/campaigns/perubahan-iklim-global/Energi Bersih/Energi_matahari/                          

    Hendaria MP, Asmarajaya AAGN, Maliawan S. Kanker kulit.  http://download.portalgaruda.org/article.php?article=14469&val=970 (accessed 28 November 14)

    Keller,Strahler,Sevilla,Botkin. MPKT B : Science,Technology, and Health. 2011 ; Danvers : John Wiley & Sons,Inc. pp. 499-519

    National Geographic Indonesia. Binatang dan perubahan iklim. http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/05/binatang-dan-perubahan-iklim (accessed 28 November 14)

    National Geographic Indonesia. Dampak perubahan iklim pada tanaman. http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/10/dampak-perubahan-iklim-pada-tanaman (accessed 28 November 14)

    Pambuko W. Teknologi ramah lingkungan [Internet]. Unknown year [cited 2014 Sep 30]. Available from: https://scele.ui.ac.id/berkas_kolaborasi/konten/mpktb_2014genap/081.pdf

    Pikiran Rakyat. Perubahan iklim sebabkan mutasi gen penyakit. http://www.pikiranrakyat.com/node/161289 (accessed 28 November 14)

    Puskesmas Mandalika. Cuaca ekstrem dan pengaruh terhadap kesehatanhttp://www.slideshare.net/YuliaSafarina/cuaca-ekstrem-dan-pengaruh-terhadap-kesehatan (accessed 28 November 14)

    Shah RK. Fuel Cells [Internet]. Unknown year [cited 2014 Oct 4]. Available from: http://web.iitd.ac.in/~sbasu/L5.pdf

     Suprayogi A. Dampak perubahan iklim terhadap ekosistem dan zoonosis. http://biofarmaka.ipb.ac.id/phocadownloadpap/userupload/Info/2012/20120420%20-%20Material%20from%20Head%20of%20Department%20AFF%20FKH-IPB.pdf (accessed 28 November 14)

    The Geology of Paleozoic Era. [Internet]. 2014 [cited 27 November 2014];. Available from:                          http://palaeos.com/pdf/paleozoic_early.pdf

    UNFCCC. Technologies for adaptation to climate change. Bonn: UNON. 2006

    Weninger B, Budja M. The impact of rapid climate change on prehistoric societies during the Holocene in the Eastern Mediterranean.2009

    SUMBER : https://www.academia.edu/9772409/makalah_perubahan_iklim