Blog

  • Sejarah Perkembangan Kesenian Wayang dan Tokog Pewayangan

    Sejarah Perkembangan Kesenian Wayang

    Wayang berasal dari kata wayangan, yaitu sumber ilham dalam menggambar wujud tokoh dan cerita sehingga dapat tergambar jelas dalam batin si penggambar karena sumber aslinya telah hilang. Awalnya wayang adalah bagian dari kegiatan religi animisme menyembah “Hyang”. Tahun 898 – 910 M wayang sudah menjadi wayang purwa namun tetap masih ditujukan untuk menyembah para sanghyang seperti yang tertulis dalam prasasti Balitung. Pada masa Raja Darmawangsa 996 – 1042 M Mahabarata yang berbahasa sansekerta delapan belas parwa dirakit menjadi sembilan parawa bahasa Jawa kuno. Lalu Arjuna Wiwaha berhasil disusun oleh Mpu Kanwa di masa Raja Erlangga. Sampai di zaman Kerajaan Kediri dan Raja Jayabaya, Mpu Sedah mulai menyusun serat Bharatayuda yang lalu diselesaikan oleh Mpu Panuluh tak puas dengan itu saja, Mpu Panuluh lalu meyusun serat hariwangsa dan kemudian serat gatutkacasraya.

    Masa- masa abad sepuluh, bisa disebut sebagai globalisasi tahap satu ke tanah jawa kepercayaan animisme mulai digeser oleh pengaruh agama Hindu. Abad dua belas sampai abad lima belas adalah masa “sekularisasi” wayang tahap satu dengan mulai disusunnya berbagai mitos yang mengagungkan raja sebagai keturunan para Dewa. Abad lima belas adalah dimulainya globalisasi Jawa tahap dua kini pengaruh budaya Islam yang meresap tanpa terasa dan pada awal abad keenam belas Kerajaan Demak ( 1500 – 1550 M).

    Kesenian wayang dalam bentuknya yang asli timbul sebelum kebudayaan Hindu masuk di Indonesia dan mulai berkembang pada jaman Hindu Jawa.
    Pertunjukan Kesenian wayang adalah merupakan sisa-sisa upacara keagamaan orang Jawa yaitu sisa-sisa dari kepercayaan animisme dan dynamisme. Tentang asal-usul kesenian wayang hingga dewasa ini masih merupakan suatu masalah yang belum terpecahkan secara tuntas. Namun demikian banyak para ahli mulai mencoba menelusuri sejarah perkembangan wayang dan masalah ini ternyata sangat menarik sebagai sumber atau obyek penelitian. Menurut Kitab Centini, tentang asal-usul wayang Purwa disebutkan bahwa kesenian wayang, mula-mula sekali diciptakan oleh Raja Jayabaya dari Kerajaan Pamenang / Kediri. Sekitar abad ke 10 Raja Jayabaya berusaha menciptakan gambaran dari roh leluhurnya dan digoreskan di atas daun lontar. Bentuk gambaran wayang tersebut ditiru dari gambaran relief cerita Ramayana pada Candi Penataran di Blitar. Cerita Ramayana sangat menarik perhatiannya karena Jayabaya termasuk penyembah Dewa Wisnu yang setia, bahkan oleh masyarakat dianggap sebagai penjelmaan atau titisan Batara Wisnu. Figur tokoh yang digambarkan untuk pertama kali adalah Batara Guru atau Sang Hyang Jagadnata yaitu perwujudan dari Dewa Wisnu.

    Pada jaman Majapahit usaha melukiskan gambaran wayang di atas kertas disempurnakan dengan ditambah bagian-bagian kecil yang digulung menjadi satu. Wayang berbentuk gulungan tersebut, bilamana akan dimainkan maka gulungan harus dibeber. Oleh karena itu wayang jenis ini biasa disebut wayang Beber. Pewarnaan dari wayang tersebut disesuaikan dengan wujud serta martabat dari tokoh itu, yaitu misalnya Raja, Kesatria, Pendeta, Dewa, Punakawan dan lain sebagainya. Dengan demikian pada masa akhir Kerajaan Majapahit, keadaan wayang Beber semakin semarak.

    Pada masa itu sementara pengikut agama Islam ada yang beranggapan bahwa gamelan dan wayang adalah kesenian yang haram karena berbau Hindu. Timbulnya perbedaan pandangan antara sikap menyenangi dan mengharamkan tersebut mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap perkembangan kesenian wayang itu sendiri. Untuk menghilangkan kesan yang serba berbau Hindu dan kesan pemujaan kepada arca, maka timbul gagasan baru untuk menciptakan wayang dalam wujud baru dengan menghilangkan wujud gambaran manusia. Berkat keuletan dan ketrampilan para pengikut Islam yang menggemari kesenian wayang, terutama para Wali, berhasil menciptakan bentuk baru dari Wayang Purwa dengan bahan kulit kerbau yang agak ditipiskan dengan wajah digambarkan miring, ukuran tangan dibuat lebih panjang dari ukuran tangan manusia, sehingga sampai dikaki. Wayang dari kulit kerbau ini diberi warna dasar putih yang dibuat dari campuran bahan perekat dan tepung tulang, sedangkan pakaiannya di cat dengan tinta.

    Sunan Bonang menyususn struktur dramatikanya, Sunan Kalijaga mengubah sarana pertunjukan yang awalnya dari kayu kini terdiri dari batang pisang, blencong, kotak wayang, dan gunungan. Sunan Kalijaga tidak ketinggalan juga, untuk menyemarakkan perkembangan seni pedalangan pada masa itu dengan menciptakan Topeng yang dibuat dari kayu. Pokok ceriteranya diambil dari pakem wayang Gedog yang akhirnya disebut dengan topeng Panji. Bentuk mata dari topeng tersebut dibuat mirip dengan wayang Purwa. Pada masa Kerajaan Mataram diperintah oleh Panembahan Senapati atau Sutawijaya, diadakan perbaikan bentuk wayang Purwa dan wayang Gedog. Wayang ditatah halus dan wayang Gedog dilengkapi dengan keris. Sunan Kudus kebagian tugas mendalang. Untuk melengkapi jenis wayang yang sudah ada, Sunan Kudus menciptakan wayang Golek dari kayu. Lakon pakemnya diambil dari wayang Purwa dan diiringi dengan gamelan Slendro, tetapi hanya terdiri dari gong, kenong, ketuk, kendang, kecer dan rebab.  ‘Suluk’ masih tetap dipertahankan, dan ditambah dengan greget saut dan adha-adha.

    Disamping itu baik wayang Purwa maupun wayang Gedog diberi bahu dan tangan yang terpisah dan diberi tangkai. Pada masa pemerintahan Sultan Agung Anyakrawati, wayang Beber yang semula dipergunakan untuk sarana upacara ruwatan diganti dengan wayang Purwa dan ternyata berlaku hingga sekarang. Pada masa itu pula diciptakan beberapa tokoh raksasa yang sebelumnya tidak ada, antara lain Buto Cakil. Wajah mirip raksasa, biasa tampil dalam adegan Perang Kembang atau Perang Bambangan.

    Dalam pagelaran mempergunakan pakem yang berpangkal dari Serat Ramayana dan Serat Mahabarata. Perbedaan wayang Wong dengan wayang Topeng adalah : pada waktu main, pelaku dari wayang Wong aktif berdialog; sedangkan wayang Topeng dialog para pelakunya dilakukan oleh dalang. Pada jaman pemerintahan Sri Hamangkurat IV; beliau dapat warisan Kitab Serat Pustakaraja Madya dan Serat Witaraja dari Raden Ngabehi Ranggawarsito. Isi buku tersebut menceriterakan riwayat Prabu Aji Pamasa atau Prabu Kusumawicitra yang bertahta di negara Pamenang / Kediri.
    Kemudian pindah Kraton di Pengging. Isi kitab ini mengilhami beliau untuk menciptakan wayang baru yang disebut wayang Madya. Ceritera dari Wayang Madya dimulai dari Prabu Parikesit, yaitu tokoh terakhir dari ceritera Mahabarata hingga Kerajaan Jenggala yang dikisahkan dalam ceritera Panji.

    Bentuk wayang Madya, bagian atas mirip dengan wayang Purwa, sedang bagian bawah mirip bentuk wayang gedog. Semasa jaman Revolusi fisik antara tahun 1945 – 1949, usaha untuk mengumandangkan tekad pejuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan berbagai cara.

    Salah satu usaha ialah melalui seni pedalangan. Khusus untuk mempergelarkan ceritera- ceritera perjuangan tersebut, maka diciptakanlah wayang Suluh. Wayang Suluh berarti wayang Penerangan, karena kata Suluh berarti pula obor sebagai alat yang biasa dipergunakan untuk menerangi tempat yang gelap. Bentuk wayang Suluh, baik potongannya maupun pakaiannya mirip dengan pakaian orang sehari-hari. Bahan dipergunakan untuk membuat wayang Suluh ada yang berasal dari kulit ada pula yang berasal dari kayu pipih. Ada sementara orang berpendapat bahwa wayang suluh pada mulanya lahir di daerah Madiun yang di ciptakan oleh salah seorang pegawai penerangan dan sekaligus sebagai dalangnya. Tidak ada bentuk baku dari wayang Suluh, karena selalu mengikuti perkembangan jaman. Hal ini disebabkan khususnya cara berpakaian masyarakat selalu berubah, terutama para pejabatnya .

    1. Bima

    Bima atau Bimasena adalah seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahābhārata. Ia dianggap sebagai seorang tokoh heroik. Ia adalah putra Dewi Kunti dan dikenal sebagai tokoh Pandawa yang kuat, bersifat selalu kasar dan menakutkan bagi musuh, walaupun sebenarnya hatinya lembut. Ia merupakan keluarga Pandawa di urutan yang kedua, dari lima bersaudara. Saudara se’ayah’-nya ialah wanara yang terkenal dalam epos Ramayana dan sering dipanggil dengan nama Hanoman. Akhir dari riwayat Bima diceritakan bahwa dia mati sempurna (moksa) bersama ke empat saudaranya setelah akhir perang Bharatayuddha. Cerita ini dikisahkan dalam episode atau lakon Prasthanikaparwa. Bima setia pada satu sikap, yaitu tidak suka berbasa basi dan tak pernah bersikap mendua serta tidak pernah menjilat ludahnya sendiri.

    Bima dalam pewayangan Jawa

    Bima adalah seorang tokoh yang populer dalam khazanah pewayangan Jawa. Suatu saat mantan presiden Indonesia, Ir. Soekarno pernah menyatakan bahwa ia sangat senang dan mengidentifikasikan dirinya mirip dengan karakter Bima. Bima memiliki beberapa sifat dan perwatakan: gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur serta menganggap semua orang sama derajadnya, sehingga dia digambarkan tidak pernah menggunakan bahasa halus (krama inggil) atau pun duduk di depan lawan bicaranya. Bima melakukan kedua hal ini (bicara dengan krama inggil dan duduk) hanya ketika menjadi seorang resi dalam lakon Bima Suci, dan ketika dia bertemu dengan Dewa Ruci. Ia memiliki keistimewaan dan ahli bermain gada (semacam senjata godam) serta memiliki berbagai macam senjata antara lain: Kuku Pancanaka, Gada Rujakpala, Alugara, Bargawa (kapak besar) dan Bargawasta. Sedangkan jenis ajian yang dimilikinya adalah: Aji Bandung ban dawasa, Aji Ketuklindu, Aji Bayubraja dan Aji Blabak pangantol-antol.

    Bima juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran, yaitu: Gelung Pudaksategal, Pupuk Jarot Asem, Sumping Surengpati, Kelatbahu Candrakirana, ikat pinggang Nagabanda dan Celana Cinde Udaraga. Sedangkan beberapa anugerah Dewata yang diterimanya antara lain: Kampuh atau kain Poleng Bintuluaji, Gelang Candrakirana, Kalung Nagasasra, Sumping Surengpati dan Pupuk Pudak Jarot Asem.

    Bima tinggal di kadipaten Jodipati, wilayah negara Amarta. Ia mempunyai tiga orang isteri dan 3 orang anak, yaitu:

    1. Dewi Nagagini, berputera (mempunyai putera bernama) Arya Anantareja,
    2. Dewi Arimbi, berputera Raden Gatotkaca dan
    3. Dewi Urangayu, berputera Arya Anantasena.

    Menurut versi Banyumas, Bima mempunyai satu istri lagi, yaitu Dewi Retokotowati, berputera Srenggini (Gagrag Banyumasan)

    2. Drona

    Dalam wiracarita Mahabharata, Drona atau Dronacharya adalah guru para Korawa dan Pandawa. Ia merupakan ahli mengembangkan seni pertempuran, termasuk devastras. Arjuna adalah murid yang disukainya. Kasih sayang Drona terhadap Arjuna adalah yang kedua jika dibandingkan dengan rasa kasih sayang terhadap puteranya, Aswatama.

    Drona dalam pewayangan Jawa

    Riwayat hidup Drona dalam pewayangan Jawa memiliki beberapa perbedaan dengan kisah aslinya dari kitab Mahabharata yang berasal dari Tanah Hindu, yaitu India, dan berbahasa Sansekerta. Beberapa perbedaan tersebut meliputi nama tokoh, lokasi, dan kejadian. Namun perbedaan tersebut tidak terlalu besar sebab inti ceritanya sama. Perlu digarisbawahi juga, bahwa kepribadian Drona dalam Mahabharata berbeda dengan versi pewayangan.

    Resi Drona berwatak tinggi hati, sombong, congkak, bengis, banyak bicaranya, tetapi kecakapan, kecerdikan, kepandaian dan kesaktiannnya luar baisa serta sangat mahir dalam siasat perang. Karena kesaktian dan kemahirannya dalam olah keprajuritan, Drona dipercaya menjadi guru anak-anak Pandawa dan Kurawa. Ia mempunyai pusaka sakti berwujud keris bernama Keris Cundamanik dan panah Sangkali (diberikan kepada Arjuna).

    Bhagawan Drona atau Dorna (dibaca Durna) waktu mudanya bernama Bambang Kumbayana, putra Resi Baratmadya dari Hargajembangan dengan Dewi Kumbini. Ia mempunyai saudara seayah seibu bernama Arya Kumbayaka dan Dewi Kumbayani. Beliau adalah guru dari para Korawa dan Pandawa. Murid kesayangannya adalah Arjuna. Resi Drona menikah dengan Dewi Krepi, putri Prabu Purungaji, raja negara Tempuru, dan memperoleh seorang putra bernama Bambang Aswatama. Ia berhasil mendirikan padepokan Sokalima setelah berhasil merebut hampir setengah wilayah negara Pancala dari kekuasaan Prabu Drupada.

    Dalam peran Bharatayuda Resi Drona diangkat menjadi Senapati Agung Kurawa, setelah gugurnya Bisma. Ia sangat mahir dalam siasat perang dan selalu tepat menentukan gelar perang. Resi Drona gugur di medan pertempuran oleh tebasan pedang Drestadyumena, putra Prabu Drupada, yang memenggal putus kepalanya. Konon kematian Resi Drona akibat dendam Prabu Ekalaya raja negara Parangggelung yang arwahnya menyatu dalam tubuh Drestadyumena. Akan tetapi sebenarnya adalah dikarenakan taktik perang yang dilancarkan oleh pihak Pandawa yang melancarkan tipu muslihat karena kerepotan menghadapi kesaktian dan kedigjayaan sang Resi.

    Pelajaran yang dapat diambil dari sini adalah bagaimanapun saktinya sang resi, beliau sangat sayang terhadap keluarganya sehingga termakan siasat tipu dalam peperangan yang mengakibatkan kematiannya.

    Dalam perjalanannya mencari Sucitra, ia tidak dapat menyeberang sungai dan ditolong oleh seekor kuda terbang jelmaan Dewi Wilutama, yang dikutuk oleh dewa. Kutukan itu akan berakhir bila ada seorang satria mencintainya dengan tulus. Karena pertolongannya, maka sang Kumbayana menepati janjinya untuk mencintai kuda betina itu. Namun karena terbawa nafsu, Kumbayana bersetubuh dengan kuda Wilutama hingga mengandung, dan kelak melahirkan seorang putra berwajah tampan tetapi mempunyai kaki seperti kuda (bersepatu kuda), yang kemudian diberi nama Bambang Aswatama.

    Setelah bertemu Sucitra yang telah menjadi Raja bergelar Prabu Drupada, ia tidak diakui sebagai saudara seperguruannya. Kumbayana marah merasa dihina, kemudian balik menghina Raja Drupada. Namun sang Mahapatih Gandamana] (dulu adalah Patih Hastinapura di bawah pemerintahan Pandu) menjadi murka sehingga terjadi peperangan yang tidak seimbang. Meskipun Kumbayana sangat sakti ternyata kesaktiannya masih jauh di bawah Gandamana yang memiliki Aji Bandung Bondowoso (ajian ini diturunkan pada murid tercintanya, Raden Bratasena) yang memiliki kekuatan setara dengan 1000 gajah.

    Kumbayana menjadi bulan-bulanan sehingga wajahnya rusak seperti yang ada sekarang ini. Namun dia tidak mati dan ditolong oleh Sakuni yang bernasib sama (Baca sempalan Mahabharata yang berjudul Gandamana Luweng). Hingga akhirnya ia diterima di Hastinapura dan dipercaya mendidik anak-anak Hastina (Pandawa dan Korawa).

    3. Gareng

    Nama lengkap dari Gareng sebenarnya adalah Nala Gareng , hanya saja masyrakat sekarang lebih akrab dengan sebutan “Gareng”. Gareng adalah purnakawan yang berkaki pincang. Hal ini merupakan sebuah sanepa dari sifat Gareng sebagai kawula yang selalu hati-hati dalam melangkahkan kaki. Selain itu, cacat fisik Gareng yang lain adalah tangan yang ciker atau patah. Ini adalah sanepa bahwa Gareng memiliki sifat tidak suka mengambil hak milik orang lain. Diceritakan bahwa tumit kanannya terkena semacam penyakit bubul.

    Gareng adalah anak sulung dari Semar. Dalam suatu carangan Gareng pernah menjadi raja di Paranggumiwayang dengan gelar Pandu Pragola. Saat itu dia berhasil mengalahkan prabu Welgeduwelbeh raja dari Borneo yang tidak lain adalah penjelmaan dari saudaranya sendiri yaitu Petruk.

    Dulunya , Gareng berujud ksatria tampan bernama Bambang Sukodadi dari pedepokan Bluktiba. Suatu hari , saat baru saja menyelesaikan tapanya , ia berjumpa dengan ksatria lain bernama Bambang panyukilan. Karena suatu kesalah pahaman , mereka malah berkelahi. Dari hasil perkelahian itu, tidak ada yang menang dan kalah, bahkan wajah mereka berdua rusak. Kemudian datanglah Batara Ismaya (Semar) yang kemudian melerai mereka. Karena Batara Ismaya ini adalah pamong para ksatria Pandawa yang berjalan di atas kebenaran , maka dalam bentuk Jangganan Samara Anta , dia (Ismaya) memberi nasihat kepada kedua ksatria yang baru saja berkelahi itu.

    Karena kagum oleh nasihat Batara Ismaya, kedua ksatria itu minta mengabdi dan minta diaku anak oleh Lurah Karang Dempel , titisan dewa (Batara Ismaya) itu. Akhirnya Jangganan Samara Anta bersedia menerima mereka , asal kedua kesatria itu mau menemani dia menjadi pamong para kesatria berbudi luhur (Pandawa), dan akhirnya mereka berdua setuju.

    4. Gatotkaca

    Gatotkaca atau Gatutkaca adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata. Ia adalah putra Bima (Werkodara) dan Hidimbi. Karena menurun dari wujud ibunya, maka separuh badannya merupakan raksasa yang mana hal ini banyak memberi kesaktian dan membuat dirinya menjadi seorang ksatria penting di medan Kuru (medan perang) pada saat terjadinya Bharatayuddha.

    Dalam bahasa Sansekerta, kata Ghatotkacha secara harfiah berarti “memiliki kepala seperti kendi”. Nama Gatotkaca sebenarnya merupakan julukan (nama panggilan sehari-hari). Kata ini diambil dari bahasa Sansekerta ghaṭam yang berarti “buli-buli” atau “kendi”, karena sewaktu lahir kepalanya dianggap mirip dengan benda ini.

    Gatotkaca dalam budaya pewayangan Jawa

    Dalam khazanah pewayangan Jawa Baru, tokoh Gatotkaca juga sangat populer. Gatotkaca dikatakan bahwa ia memiliki kesaktian yang sanggup terbang dan mempunyai “otot kawat baja dan tulang besi”. Nama lain Gatotkaca yang juga populer dalam khazanah sastra Jawa Baru adalah Tutuka atau Tetuka.

    Gatotkaca mempunyai pusaka berupa Keris Kalanadhah yang didapat dari pamannya, Arjuna. Selain itu, pakaiannya merupakan pemberian dari para Dewa, antara lain pakaian Caping Basunandho (tidak akan kehujanan ataupun kepanasan), pakaian Kotang Ontokusumo (bisa terbang), dan Trumpah (sandal) Probokacermo (tidak akan terganggu jika melalui jalan atau tempat yang angker).

    Raden Gatotkaca lalu menjadi raja menggantikan ibunya Dewi Arimbi di negara Pringgondani. Negara ini kemudian menjadi bagian dari negara Amarta atau Indraprastha, dan Raden Krincing Wesi ini mengambil gelar “Prabu Anom Gathutkaca”. Pada masa dewasanya Gatotkaca memperistri Dewi Pergiwa, dan terpilih menjadi senopati negara amarta pada perang Bharatayuddha, dan setelah menerima wahyu Jayaningrat serta Topeng Waja.

    5. Wibisana

    Wibisana adalah tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana. Ia adalah adik kandung Rahwana. Wibisana merupakan putera bungsu dari Resi Wisrawa, putera Resi Pulatsya, dengan seorang puteri Detya bernama Kekasi. Wibisana memiliki tiga saudara kandung, bernama Rahwana, Kumbakarna, dan Surpanaka. Di antara saudaranya, Wibisana adalah anak yang paling baik. Sifatnya tidak seperti rakshasa pada umumnya meskipun ia merupakan keturunan rakshasa. Karakternya mirip dengan Prahlada yang dilahirkan sebagai keturunan asura, namun menjadi pemuja Wisnu yang setia.

    Wibisana menghabiskan masa mudanya dengan bertapa dan memuja Wisnu. Ketika Rahwana dan Kumbakarna bertapa memuja Brahma, Wibisana juga berbuat demikian. Saat Dewa Brahma memberi kesempatan kepada Wibisana untuk memohon anugerah, Wibisana meminta agar ia selalu berada di jalan kebenaran atau dharma. Sikapnya tidak seperti kakaknya yang meminta kekuatan untuk menaklukkan para dewa.

    Dalam kisah Ramayana, setelah gagal membujuk kakaknya untuk mengembalikan Sita kepada Rama, Wibisana memutuskan untuk berpihak pada Rama yang diyakininya sebagai pihak yang benar. Hal ini berarti dia harus melawan kakaknya sendiri (Rahwana) demi membela kebenaran. Menarik untuk dilihat bahwa Kumbakarna (yang juga masih saudara kandung dengan Wibisana dan Rawana) mengambil sikap yang berlawanan, dimana Kumbakarna tetap membela tanah air, walaupun menyadari bahwa dia berada di pihak yang salah. Wibisana merupakan tokoh yang menunjukkan bahwa kebenaran itu menembus batas-batas nasionalisme, bahkan ikatan persaudaraan.

    6. Hanoman

    Hanoman atau Hanumat, juga disebut sebagai Anoman, adalah salah satu dewa dalam kepercayaan agama Hindu, sekaligus tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana yang paling terkenal. Ia adalah seekor kera putih dan merupakan putera Batara Bayu dan Anjani, saudara dari Subali dan Sugriwa. Menurut Kitab Serat Pedhalangan, tokoh Hanoman sebenarnya memang asli dari wiracarita Ramayana, namun dalam pengembangannya tokoh ini juga sering muncul dalam serial Mahabharata, sehingga menjadi tokoh antar zaman. Di India, hanoman dipuja sebagai dewa pelindung dan beberapa kuil didedikasikan untuk memuja dirinya.

    Dalam misi membantu Rama mencari Sita, Sugriwa mengutus pasukan wanara-nya agar pergi ke seluruh pelosok bumi untuk mencari tanda-tanda keberadaan Sita, dan membawanya ke hadapan Rama kalau mampu. Pasukan wanara yang dikerahkan Sugriwa dipimpin oleh Hanoman, Anggada, Nila, Jembawan, dan lain-lain. Mereka menempuh perjalanan berhari-hari dan menelusuri sebuah gua, kemudian tersesat dan menemukan kota yang berdiri megah di dalamnya. Atas keterangan Swayampraba yang tinggal di sana, kota tersebut dibangun oleh arsitek Mayasura dan sekarang sepi karena Maya pergi ke alam para Dewa. Lalu Hanoman menceritakan maksud perjalanannya dengan panjang lebar kepada Swayampraba. Atas bantuan Swayampraba yang sakti, Hanoman dan wanara lainnya lenyap dari gua dan berada di sebuah pantai dalam sekejap.

    Di pantai tersebut, Hanoman dan wanara lainnya bertemu dengan Sempati, burung raksasa yang tidak bersayap. Ia duduk sendirian di pantai tersebut sambil menunggu bangkai hewan untuk dimakan. Karena ia mendengar percakapan para wanara mengenai Sita dan kematian Jatayu, Sempati menjadi sedih dan meminta agar para wanara menceritakan kejadian yang sebenarnya terjadi. Anggada menceritakan dengan panjang lebar kemudian meminta bantuan Sempati. Atas keterangan Sempati, para wanara tahu bahwa Sita ditawan di sebuah istana yang teretak di Kerajaan Alengka. Kerajaan tersebut diperintah oleh raja raksasa bernama Rahwana. Para wanara berterima kasih setelah menerima keterangan Sempati, kemudian mereka memikirkan cara agar sampai di Alengka.

    7. Indrajit

    Dalam wiracarita Ramayana, Indrajit alias Megananda adalah salah satu putera Rahwana dan menjadi putera mahkota Kerajaan Alengka. Indrajit merupakan ksatria yang sakti mandraguna, dalam perang antara pihak Rama dan Rahwana, Indrajit sering merepotkan bala tentara Rama dengan kesaktiannya. Ia punya senjata sakti yang bernama Nagapasa, apabila senjata tersebut dilepaskan, maka akan keluar ribuan naga meyerang ke barisan musuh. Dalam perang besar tersebut akhirnya Indrajit tewas di tangan Laksmana, adik Rama.

    Ayah Indrajit adalah Rahwana, sedangkan ibunya adalah Mandodari. Indrajit diberi nama “Meghanada” saat lahir sebab ketika ia menangis untuk yang pertama kalinya, bunyi petir dan guruh mengiringinya, menandakan kelahiran ksatria besar. Nama julukan ‘Indrajit’ (“penakluk Indra”) dianugerahkan oleh Dewa Brahma ketika ia mengalahkan dan memenjarakan Indra, Raja para Dewa. Senjata Brahmastra diberikan kepada Indrajit pada kesempatan tersebut. Konon senjata tersebut memiliki kekuatan menakjubkan dan jika lepas dari busurnya, senjata itu bisa mematahkan busur lawan dan membunuh seseorang sesuai dengan keinginan.

    8. Krepa

    Krepa atau Kripa (Kṛpa) atau Kripacharya (Guru Kripa), adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata. Ia merupakan putera Resi Bharadwaja, dan menjadi guru para pangeran Kuru di Hastinapura.

    Pada mulanya, ia hidup dihutan bersama dengan adiknya yang bernama Kripi. Suatu ketika Prabu Santanu dari Hastinapura berburu ke tengah hutan. Karena merasa kasihan dengan keadaan mereka, ia memungut Krepa dan Kripi, lalu diberi pendidikan. Karena kemahiran Krepa dalam ilmu menggunakan senjata, akhirnya ia diangkat menjadi pejabat di Hastinapura dan diberi kepercayaan untuk mendidik para pangeran Kuru (Pandawa dan Korawa). Ia berperang pada pihak Korawa pada perang Bharatayuddha. Ia salah seorang kawan Aswatama yang membalas dendam kekalahan Korawa.

    9. Kumbakarna

    Dalam bahasa Sansekerta, secara harafiah nama Kumbhakarna berarti “bertelinga kendi”.Dalam wiracarita Ramayana, Kumbakarna adalah saudara kandung Rahwana, raja rakshasa dari Alengka. Kumbakarna merupakan seorang rakshasa yang sangat tinggi dan berwajah mengerikan, tetapi bersifat perwira dan sering menyadarkan perbuatan kakaknya yang salah. Ayah Kumbakarna adalah seorang resi bernama Wisrawa, dan ibunya adalah Kekasi, puteri seorang Raja Detya bernama Sumali. 

    Rahwana, Wibisana dan Surpanaka adalah saudara kandungnya, sementara Kubera, Kara, Dusana, Kumbini, adalah saudara tirinya. Marica adalah pamannya, putera Tataka, saudara Sumali. Kumbakarna memiliki putera bernama Kumba dan Nikumba. Kedua puteranya itu gugur dalam pertempuran di Alengka. Kumba menemui ajalnya di tangan Sugriwa, sedangkan Nikumba gugur di tangan Hanoman.

    10. Pandu

    Pandu adalah nama salah satu tokoh dalam wiracarita Mahabharata, ayah dari para Pandawa. Pandu merupakan anak kedua dari tiga bersaudara, yaitu Dretarasta yang sebenarnya merupakan pewaris dari Kerajaan Kuru dengan pusat pemerintahan di Hastinapura, tetapi karena buta maka tahta diserahkan kepada Pandu dan Widura, yang tidak memiliki ilmu kesaktian apapun tetapi memiliki ilmu kebijaksanaan yang luar biasa terutama bidang ketatanegaraan.

    Pandu merupakan seorang pemanah yang mahir. Ia memimpin tentara Dretarastra dan juga memerintah kerajaan untuknya. Pandu menaklukkan wilayah Dasarna, Kashi, Anga, Wanga, Kalinga, Magadha, dan lain-lain.

    Pandu menikahi Kunti, puteri Raja Kuntibhoja dari Wangsa Wresni, dan Madri, puteri Raja Madra. Saat berburu di hutan, tanpa sengaja Pandu memanah seorang resi yang sedang bersenggama dengan istrinya. Atas perbuatan tersebut, Sang Resi mengutuk Pandu agar kelak ia meninggal saat bersenggama dengan istrinya. Maka dari itu, Pandu tidak bisa memiliki anak dengan cara bersenggama dengan istrinya. Dengan kecewa, Pandu meninggalkan hutan bersama istrinya dan hidup seperti pertapa. Di dalam hutan, Kunti mengeluarkan mantra rahasianya dan memanggil tiga Dewa, Yaitu Yama, Bayu, dan Indra. Dari ketiga Dewa tersebut, ia meminta masing-masing seorang putera. Ketiga putera tersebut adalah Yudistira, Bima, dan Arjuna. Kunti juga memberi kesempatan kepada Madri untuk meminta seorang putera dari Dewa yang dipanggilnya, dan Madri memanggil Dewa Aswin. Dari Dewa tersebut, Madri menerima putera kembar, diberi nama Nakula dan Sadewa. Kelima putra pandu dikenal sebagai Pandawa

    Pandu memiliki dua orang istri, yaitu Kunti dan Madri. Sebenarnya Pandu Dewanata tidak bisa mempunyai anak karena dikutuk oleh seorang resi, karena pada saat resi tersebut menyamar menjadi kijang untuk bercinta, Pandu memanah hingga resi itu tewas. Kedua istri Pandu Dewanata mengandung dengan cara meminta kepada Dewa. Pandu Dewanata akhirnya tewas karena kutukan yang ditimpa kepadanya, dan Madri menyusul suaminya dengan membakar dirinya.

    Lima belas tahun setelah ia hidup membujang, ketika Kunti dan putera-puteranya berada jauh, Pandu mencoba untuk bersenggama dengan Madri. Atas tindakan tersebut, Pandu wafat sesuai dengan kutukan yang diucapkan oleh resi yang pernah dibunuhnya. Kemudian Madri menitipkan putera kembarnya, Nakula dan Sadewa, agar dirawat oleh Kunti sementara ia membakar dirinya sendiri untuk menyusul suaminya ke alam baka.

    11. Parasara

    Parasara adalah seorang tokoh terkenal dalam agama Hindu yang menulis buku Jyotisha (Astronomi Hindu) dan Purana, khususnya Wisnu Purana. Ia merupakan putera dari bagawan Çakri (Shakri) alias Shaktya, dan merupakan cucu dari Maharsi Wasistha. Ia seorang Resi yang sangat sakti dan berasal dari keluarga Resi yang sakti dan terkenal pula. Riwayatnya muncul sekilas dalam Mahabharata. Dalam kitab tersebut, ia dikisahkan menikah dengan Satyawati dan menurunkan seorang putra bernama Byasa atau Resi Weda Wyasa (Rishi Veda Vyasa). Pada suatu hari, Bagawan Parasara berdiri di tepi Sungai Yamuna, minta diseberangkan dengan perahu. Satyawati (alias Durgandini atau Gandawati) menghampirinya lalu mengantarkannya ke seberang dengan perahu. Di tengah sungai, Sang Parasara terpikat oleh kecantikan Satyawati.

    Satyawati kemudian bercakap-cakap dengan Resi Parasara, sambil menceritakan bahwa ia terkena penyakit yang menyebabkan badannya berbau busuk. Ayahnya Satyawati berpesan, bahwa siapa saja lelaki yang dapat menyembuhkan penyakitnya dijadikan suami. Mendengar hal itu, Resi Parasara mengatakan bahwa ia bersedia menyembuhkan penyakitnya, lalu ia meraba kulit Satyawati. Tak berapa lama kemudian, bau harum semerbak tersebar dan bahkan dapat tercium pada jarak seratus “Yojana”. Karena Resi Parasara berhasil menyembuhkannya, maka ia berhak menjadikan Satyawati sebagai istri.

    Setelah lamaran disetujui oleh orangtua Satyawati, Parasara dan Satyawati melangsungkan pernikahan. Kedua mempelai menikmati malam pertamanya di atas sebuah perahu yang terapung di tengah sungai Yamuna. Di sana Resi Parasara menciptakan kabut gelap nan tebal agar tidak perahunya tidak dapat dilihat orang. Perahu tersebut bagaikan sebuah pulau yang diselimuti kabut tebal. Dari hasil hubungannya, lahirlah Rsi Byasa yang sangat luar biasa. Beliau mampu mengucapkan ayat-ayat Veda bahkan ketika baru lahir.

    12. PARIKESIT      

    Parikesit atau Pariksita adalah seorang tokoh dari wiracarita Mahabharata. Ia adalah raja Hastina dan cucu Arjuna. Ayahnya adalah Abimanyu sedangkan putranya adalah Janamejaya.

    Parikesit dalam pewayangan Jawa

    Parikesit adalah putera Abimanyu alias Angkawijaya, kesatria Plangkawati dengan permaisuri Dewi Utari, puteri Prabu Matsyapati dengan Dewi Ni

    Parikesit

    Parikesit dalam versi pewayangan Jawa

    Yustinawati dari Kerajaan Wirata. Ia seorang anak yatim, karena ketika ayahnya gugur di medan perang Bharatayuddha, ia masih dalam kandungan ibunya. Parikesit lahir di istana Hastinapura setelah keluarga Pandawa boyong dari Amarta ke Hastinapura.Parikesit naik tahta negara Hastinapura menggantikan kakeknya Prabu Karimataya, nama gelar Prabu Yudistira setelah menjadi raja negara Hastinapura. Ia berwatak bijaksana, jujur dan adil.

    13. EKALAWYA

    Ekalawya adalah seorang pangeran dari kaum Nisada. Kaum ini adalah kaum yang paling rendah yaitu kaum pemburu, namun memiliki kemampuan yang setara dengan Arjuna dalam ilmu memanah. Bertekad ingin menjadi pemanah terbaik di dunia, lalu ia pergi ke Hastina ingin berguru kepada Bagawan Drona. Tetapi ditolaknya.

    Dalam bahasa Sansekerta, kata Ekalavya secara harfiah berarti “ia yang memusatkan pikirannya kepada suatu ilmu/mata pelajaran”. Sesuai dengan arti namanya, Ekalawya adalah seorang kesatria yang memusatkan perhatiannya kepada ilmu memanah.

    Ekalawya dalam versi pewayangan Jawa

    Dalam pewayangan Jawa, Ekalawya atau Ekalaya atau Ekalya (dalam cerita pedalangan dikenal pula dengan nama “Palgunadi”) adalah Raja negara Paranggelung. Ekalaya mempunyai isteri yang sangat cantik dan sangat setia bernama Dewi Anggraini, puteri hapsari (bidadari) Warsiki.

    Ekalaya seorang raja kesatria, yang selalu mendalami olah keprajuritan dan menekuni ilmu perang. Ia sangat sakti dan sangat mahir mampergunakan senjata panah. Ia juga mempunyai cincin pusaka bernama Mustika Ampal yang menyatu dengan ibu jari tangan kanannya. Ekalaya berwatak jujur, setia, tekun dan tabah, sangat mencintai istrinya.

    Ekalaya adalah seseorang yang gigih dalam menuntut ilmu. Suatu ketika Prabu Ekalaya mendapatkan bisikan ghaib untuk mempelajari ilmu atau ajian Danurwenda yang kebetulan hanya dimiliki oleh Resi Drona. Sedangkan Sang Resi sudah berjanji tidak akan mengajarkan ilmu tersebut kepada orang lain melainkan kepada para Pandawa dan Korawa saja. Dengan kegigihannya Prabu Ekalaya belajar sendiri dengan cara membuat patung Sang Resi dan belajar dengan sungguh-sungguh sehingga berhasil menguasai ajian tersebut.

    Istri Prabu Ekalaya sangat cantik jelita sehingga membuat Arjuna berhasrat padanya, Dewi Anggraini mengadukan hal tersebut kepada suaminya sehingga terjadi perselisihan dengan Arjuna. Prabu Ekalaya mempertahankan haknya sehingga bertarung dengan Arjuna yang menyebabkan Arjuna sempat mati yang kemudian dihidupkan kembali oleh Prabu Batara Sri Kresna

    Dalam perselisihannya dengan Arjuna, Ekalaya ditipu untuk merelakan ibu jari tangan kanannya dipotong oleh ‘patung’ Resi Drona, yang mengakibatkan kematiaannya karena cincin Mustika Ampal lepas dari tubuhnya. Menjelang kematiaanya, Ekalaya berjanji akan membalas kematiannya pada Resi Drona.

    Dalam perang Bharatayuddha, kutuk dendam Ekalaya menjadi kenyataan. Arwahnya menyatu dalam tubuh Arya Drestadyumena, kesatria Panchala, yang memenggal putus kepala Resi Drona hingga menemui ajalnya.

    14. GARUDA JATAYU

    Jatayu
    Sayap Jatayu ditebas oleh Rawana

    Jatayu adalah tokoh protagonis dari wiracarita Ramayana, putera dari Sang Aruna dan keponakan dari Sang Garuda. Ia merupakan saudara Sempati. Ia adalah seekor burung yang melihat bagaimana Dewi Sita diculik oleh Rawana. Ia berusaha melawan tetapi kalah bertarung dan akhirnya mati. Tetapi ketika belum mati dan masih sekarat masih bisa melaporkan kepada Sri Rama bahwa Dewi Sita istrinya, diculik.

    Tempat dimana Sri Rama menemukan Jatayu yang sedang sekarat dinamakan JatayuMangalam, sekarang dikenal sebagai ChadayaMangalam, terletak di Distrik KollamKerala. Batu besar di tempat tersebut dinamai JatayuPara, diambil dari nama Jatayu. Tempat itu dimanfaatkan sebagai obyek wisata.

    Kisah Jatayu dalam Ramayana

    Ketika Sita menjerit-jerit karena dibawa kabur oleh Rawana, Jatayu yang sedang berada di dahan sebuah pohon mendengarnya. Ia melihat ke atas, dan tampak Rahwana terbang membawa Sita, puteri Prabu Janaka. Jatayu yang bersahabat dengan Raja Dasarata, merasa bertanggung jawab terhadap Sita yang merupakan istri putera sahabatnya, Sri Rama. Dengan jiwa ksatria meluap-luap dan berada di pihak yang benar, Jatayu tidak gentar untuk melawan Rawana. Ia menyerang Rahwana dengan segenap tenaganya. Namun Jatayu sudah renta. Ketika ia sedang berusaha menyelamatkan Sita dari Rahwana, sayapnya ditebas dengan pedang. Jatayu bernasib naas. Tubuhnya terjatuh ke tanah dan darahnya bercucuran.

    15. KARNA

    Karna alias Radheya adalah salah satu tokoh dari wiracarita Mahabharata yang terkenal. Ia sebenarnya adalah masih saudara satu ibu dengan tiga Pandawa, yaitu YudistiraWerkodara dan Arjuna (Nakula dan Sadewa bukan saudara langsung Karna, melainkan saudara sepupunya).

    Dalam bahasa Sansekerta, nama Karna secara harfiah berarti telinga. Dalam makna yang tersirat, kata “Karna” dapat juga berarti “terampil” atau “pandai”. Karna juga menyandang nama “Radheya” saat masih kecil. Nama itu diberikan oleh orangtua tirinya, yaitu Adirata dan Radha. Nama “Radheya” secara harfiah berarti “putera Radha”.

    Anggapan terkenal mengatakan bahwa kata “Karna” dipilih sebab ia dilahirkan melalui telinga, namun anggapan tersebut tidak selamanya benar sebab beberapa versi mengatakan bahwa Karna lahir normal, dan keperawanan ibunya (Kunti) kembali lagi setelah melahirkan. Setelah bayi tersebut dilahirkan, Kunti tidak memberinya nama dan menghanyutkannnya ke sungai Aswa, lalu dipungut oleh Adirata sebagai hadiah bagi Radha. Semenjak saat itu, bayi yang dipungut oleh Adirata diberi nama Radheya. Tidak ada yang mengetahui asal-usul Karna dan bagaimana Karna dilahirkan, sampai Kunti membeberkan rahasia yang sebenarnya.

    Karna dalam pewayangan Jawa


                Karna dalam pewayangan Jawa memiliki beberapa perbedaan dengan kisah aslinya dari kitab Mahabharata yang berasal dari Tanah Hindu, yaitu India, dan berbahasa Sansekerta. Beberapa perbedaan tersebut meliputi nama tokoh, lokasi, dan kejadian. Namun perbedaan tersebut tidak terlalu besar sebab inti ceritanya sama.

    Ibu dari Karna dan Panca Pandawa yaitu Kunti, pernah mencoba sebuah aji pada masa kecilnya untuk memanggil seorang Dewa. Yang dipanggilnya adalah Dewa Matahari (Surya) dan beliau membuatnya hamil. Puteranya akan keluar dari telinga untuk menjaga keperawanan Kunti, maka dinamakannya Karna. Nama-nama Karna lainnya berhubungan dengan statusnya sebagai putera Dewa Matahari, yaitu Arkasuta, Suryatmaja dan lain sebagainya.

    Oleh ibunya, Karna dihanyutkan di sungai sampai ia ditemukan oleh Prabu Radeya dan diangkat anak, sayangnya kerajaan Prabu Radeya tunduk kepada Hastinapura dan ia dibesarkan oleh seorang sais prabu Dretarastra, yang bernama Nandana atau Adirata. Oleh Adirata, Karna kemudian diberi nama Aradea. Nama itu digunakan Karna sampai dewasa, hingga ia mengetahui identitas diri yang sesungguhnya.

    Meskipun Karna masih saudara seibu dengan YudistiraWerkodara (Bima), dan Arjuna, tetapi para Pandawa tidak mengetahuinya sampai ia gugur di perang Bharatayuddha, sehingga mereka suka menghinanya. Karna sangat mahir menggunakan senjata panah. Kesaktiannya setara dengan Arjuna. Ia mempunyai panah andalan bernama Kunta. Suatu ketika, ketika terjadi uji tanding antara Korawa dengan Pandawa sebagi murid-murid Drona, Karna berhasil menandingi kesaktian Arjuna. Namun karena Karna bukan raja atau anak raja maka beliau diusir dari arena. Karena mengetahui kesaktiannya, maka Duryodana, ketua para Korawa mengangkatnya menjadi Raja Awangga. Sejak itu Karna bersumpah setia kepada Duryodana.

    Senjata andalannya, yaitu panah Kunta adalah pemberian Batara Narada sebab beliau mengira bahwa Karna adalah Arjuna karena kemiripannya. Panah tersebut adalah senjata yang paling ampuh, bahkan melebihi Cakra milik Prabu Kresna dan panah Pasupati Arjuna, namun untungnya hanya sekali pakai. Sarung dari panah tersebut yang masih disimpan Batara Narada kemudian dititpkan ke Bima untuk diberikan ke Arjuna adalah saat para pandawa mengetahui bahwa Batara Narada salah alamat. Sarung dari Kunta tersebut kemudian dipakai untuk memutus tali pusar bayi Tetuka alias Gatotkaca.

    16. DROPADI

    Dropadi atau Draupadi adalah salah satu tokoh dari Wiracarita Mahabharata. Ia adalah putri Prabu Drupada, Raja Kerajaan Panchala. Pada kitab Mahabharata versi aslinya, Dropadi adalah istri daripada para Pandawa lima semuanya. Tetapi dalam tradisi pewayangan Jawa di kemudian hari, ia hanyalah permaisuri prabu Yudistira saja.

    Dropadi dalam pewayangan Jawa

    Dalam budaya pewayangan Jawa, khususnya setelah mendapat pengaruh Islam, Dewi Dropadi diceritakan agak berbeda dengan kisah dalam kitab Mahabharata versi aslinya. Dalam cerita pewayangan, Dewi Dropadi dinikahi oleh Yudistira saja dan bukan milik kelima Pandawa. Cerita tersebut dapat disimak dalam lakon “Sayembara Gandamana”. Dalam lakon tersebut dikisahkan, Yudistira mengikuti sayembara mengalahkan Gandamana yang diselenggarakan Raja Dropada. Siapa yang berhasil memenangkan sayembara, berhak memiliki Dropadi. Yudistira ikut serta namun ia tidak terjun ke arena sendirian melainkan diwakili oleh Bima. Bima berhasil mengalahkan Gandamana dan akhirnya Dropadi berhasil didapatkan. Karena Bima mewakili Yudistira, maka Yudistiralah yang menjadi istri Dropadi. Dalam tradisi pewayangan Jawa, putera Dropadi dengan Yudistira bernama Raden Pancawala. Pancawala sendiri merupakan sebutan untuk lima putera Pandawa.

    17. DRUPADA

    Drupada juga disebut Yajñasena (Yadnyaséna), adalah nama salah satu tokoh Mahabharata. Ia merupakan raja di Kerajaan Panchala. Pada masa mudanya merupakan teman Drona, guru para Pandawa dan Korawa di Hastinapura. Drupada memiliki seorang putera, seorang puteri, dan sorang anak waria. Masing-masing bernama DrestadyumnaDropadi, dan Srikandi. Drupada dibunuh oleh Drona dalam pertempuran akbar di Kurukshetra.

    Drupada merupakan ayah Amba, yang dalam reinkarnasi berikutnya menjelma sebagai seorang pria bernama Srikandi. Karena Srikandi mengingat kehidupan masa lalunya sebagai wanita, kadangkala ia disebut Srikandini.

    Drupada dalam Mahabharata

    Saat masih muda, Drupada belajar bersama Drona dan menjadi temannya. Drona membuatnya berjanji untuk membagi segala kekayaannya. Kemudian, saat Drupada menjadi raja di Panchaladesa, Drona mengingatkan janjinya dan meminta kekayaannya. Drupada mengejek Drona karena janji mereka yang tak dapat dipertanggungjawabkan saat di masa muda. Dengan sangat marah, Drona menjadi guru para pangeran Kuru di Hastinapura. Setelah mereka tamat, Drona menyuruh mereka untuk mengalahkan Drupada. Dalam penyerangan yang tiba-tiba, Arjuna, salah satu Pandawa, melucuti senjata Drupada dan memaksanya untuk menyerahkan separuh kerajaannya.

    Drupada dalam pewayangan Jawa

    Prabu Drupada yang waktu mudanya bernama Arya Sucitra, adalah putra Arya Dupara dari Hargajambangan, dan merupakan turunan ke tujuh dari Bathara Brahma. Arya Sucitra bersaudara sepupu dengan Bambang Kumbayana atau Resi Drona dan menjadi saudara seperguruan sama-sama berguru pada Resi Baratmadya.

    Untuk mencari pengalaman hidup, Arya Sucitra pergi meninggalkan Hargajembangan, mengabdikan diri ke negara Astina kehadapan Prabu Pandudewanata (Pandu). Ia menekuni seluk beluk tata kenegaraan dan tata pemerintahan. Karena kepatuhan dan kebaktiannya kepada negara, oleh Prabu Pandu ia dijodohkan atau dikawinkan dengan Dewi Gandawati, putri sulung Prabu Gandabayu dengan Dewi Gandarini dari negara Pancala. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh tiga orang putra masing-masing bernama Dewi DrupadiDewi Srikandi dan Arya Drestadyumena.

    Ketika Prabu Gandabayu mangkat, dan berputra mahkota Arya Gandamana menolak menjadi raja, Arya Sucitra dinobatkan menjadi raja Pancala dengan gelar Prabu Drupada. Dalam masa kekuasaanya, Prabu Drupada berselisih dengan Resi Drona, dan separuh dari wilayah negara Pancala direbut secara paksa melalui peperangan oleh Resi Drona dengan bantuan anak-anak Pandawa dan Korawa. Di dalam perang besar Bharatayudha, Prabu Drupada tampil sebagai senapati perang Pandawa. Ia gugur melawan Resi Drona karena terkena Panah Cundamanik.

    18. DURYODANA

    Duryodana atau Suyodana adalah tokoh antagonis yang utama dalam wiracarita Mahabharata, musuh utama para Pandawa. Secara harfiah, nama Duryodana dalam bahasa Sansekerta memiliki arti “sulit ditaklukkan” atau dapat pula berarti “tidak terkalahkan”.Duryodana merupakan inkarnasi dari Iblis Kali. Ia lahir dari pasangan Dretarastra dan Gandari. Duryodana merupakan saudara yang tertua di antara seratus Korawa. Ia menjabat sebagai raja di Kerajaan Kuru dengan pusat pemerintahannya di Hastinapura.

    Duryodana menikah dengan puteri Prabu Salya dan mempunyai putera bernama Laksmana (Laksmanakumara). Duryodana digambarkan sangat licik dan kejam, meski berwatak jujur, ia mudah terpengaruh hasutan karena tidak berpikir panjang dan terbiasa dimanja oleh kedua orangtuanya. Karena hasutan Sangkuni, yaitu pamannya yag licik dan berlidah tajam, ia dan saudara-saudaranya senang memulai pertengkaran dengan pihak Pandawa. Dalam perang Bharatayuddha, bendera keagungannya berlambang ular kobra. Ia dikalahkan oleh Bima pada pertempuran di hari kedelapan belas karena pahanya dipukul dengan gada.

    19. JANAMEJAYA

    Dalam wiracarita MahabharataJanamejaya adalah nama seorang raja, memerintah Kerajaan Kuru dengan pusat pemerintahannya yang bernama Hastinapura. Ia adalah anak dari Maharaja Parikesit, sekaligus buyut Arjuna. Ia diangkat menjadi raja pada usia yang masih muda karena ayahnya tewas digit Naga Taksaka. Cerita Mahabharata konon dikisahkan oleh Bagawan Wesampayana kepada beliau.

    Janamejaya menikahi Wapushtama, dan memiliki dua putera bernama Satanika dan Sankukarna. Satanika diangkat sebagai raja menggantikan ayahnya dan menikahi puteri dari Kerajaan Wideha, kemudian memiliki seorang putra bernama Aswamedhadatta. Para keturunan Raja Janamejaya tersebut merupakan raja legendaris yang memimpin Kerajaan Kuru, namun riwayatnya tidak muncul dalam Mahabharata.

    20. BATARA WISNU

    Wisnu

    Dalam ajaran agama HinduWisnu disebut juga Sri Wisnu atau Nārāyana) adalah Dewa yang bergelar sebagai “shtiti” (pemelihara) yang bertugas memelihara dan melindungi segala ciptaan Brahman. Dalam filsafat Hindu Waisnawa, Ia dipandang sebagai roh suci dan Dewa yang tertinggi. Dalam filsafat Advaita Vedanta dan tradisi Hindu umumnya, Dewa Wisnu dipandang sebagai salah satu manifestasi Brahman dan enggan untuk dipuja sebagai Tuhan tersendiri yang menyaingi atau sederajat dengan Brahman.

    Dewa Wisnu dilukiskan sebagai Dewa yang berkulit hitam-kebiruan atau biru gelap; berlengan enam, masing-masing memegang: gadalotussangkala, dan chakra. Yang paling identik dengan Dewa Wisnu adalah senjata chakra dan kulitnya yang berwarna biru gelap. Dalam filsafat Waisnawa, Wisnu disebutkan memiliki wujud yang berbeda-beda atau memiliki aspek-aspek tertentu. Wisnu sering dilukiskan memegang empat benda yang selalu melekat dengannya, yakni:

    • Terompet kulit kerang atau “Shankhya”, bernama “Panchajanya”, dipegang oleh tangan kiri atas, simbol kreativitas. Panchajanya melambangkan lima elemen penyusun alam semesta dalam agama Hindu, yakni: airtanahapiudara, dan aether.
    • Chakram, senjata berputar dengan gerigi tajam, bernama “Sudarshana”, dipegang oleh tangan kanan atas, melambangkan pikiran. Sudarshana berarti pandangan yang baik.
    • Gada yang bernama Kaumodaki, dipegang oleh tangan kiri bawah, melambangkan keberadaan individual.
    • Bunga lotus atau Padma, simbol kebebasan. Padma melambangkan kekuatan yang memunculkan alam semesta.

    21. BATARA GURU

    Batara Guru merupakan Dewa yang merajai kahyangan. Dia yang mengatur wahyu kepada para wayang, hadiah, dan ilmu-ilmu. Batara Guru mempunyai sakti (istri) Dewi Uma, dan mempunyai beberapa anak. Berikut adalah urutan anak-anak Batara Guru, dimulai dari yang paling sulung (menurut tradisi wayang Jawa):

    1. Batara Sambu              5. Batara Wisnu
    2. Batara Brahma            6. Batara Ganesha
    3. Batara Indra                7. Batara Kala
    4. Batara Bayu                8. Hanoman

    Betara Guru (Manikmaya) diciptakan dari cahaya yang gemerlapan oleh Hyang Tunggal. Diciptakannya bersamaan dengan cahaya yang berwarna kehitam-hitaman yang merupakan asal jadinya Ismaya (Semar). Oleh Hyang Tunggal kemudian diputuskan kalau Manikmaya yang berkuasa di Suryalaya, sedangkan Ismaya turun ke bumi untuk mengasuh para Pandawa. Adapun saat Batara Guru diciptakan, ia merasa paling sempurna dan tiada cacatnya. Oleh Hyang Tunggal diketahuinya perasaan Manikmaya itu, lalu Hyang Tunggal bersabda kalau Manikmaya akan memiliki cacad berupa lemah di kaki, belang di leher, bercaling, dan berlengan empat. Batara Guru amat menyesal mendengar perkataan Hyang Tunggal itu, dan sabdanya itu betul-betul terjadi. Suatu ketika Manikmaya merasa sangat dahaga, dan ia menemukan telaga. Saat meminum air telaga itu, yang ternyata airnya beracun, lantas dimuntahkannya kembali, maka ia mendapat cacad belang di leher. Saat lahirnya Nabi Isa, Manikmaya juga datang untuk menyaksikan. Diperhatikannya kalau manusia ketika lahir amatlah lemah kakinya. Seketika, kakinya terkena tulah, dan menjadi lemahlah kaki kiri Manikmaya. Saat ia bertengkar dengan istrinya Dewi Uma, dikutuknya Manikmaya oleh Dewi Uma, agar ia bercaling seperti raksasa, maka bercalinglah Manikmaya. Sewaktu Manikmaya melihat manusia yang sedang sembahyang yang bajunya menutupi tubuhnya, maka tertawalah Manikmaya karena dikiranya orang itu berlengan empat. Maka seketika berlengan empatlah Manikmaya. Betara Guru merupakan satu-satunya wayang kulit yang digambarkan dalam posisi menghadap ke depan, ke arah manusia. Hal ini apat dilihat dari posisi kakinya. Hanya saja karena berbentuk wayang, maka ia menghadap ke samping. Wahana (hewan kendaraan) Batara Guru adalah sang lembu Nandini.

    Batara Guru adalah nama lain Siwa. Selain dikenal dalam kisah wayang, nama Batara Guru juga dikenal dalam mitologi Batak sebagai dewa yang tinggal di Banua Ginjang.

    22. BATARA KUBERA


    Patung Kubera dari daerah Jawa Tengah. Dibuat sekitar abad ke-9.
    Gelar sebagai Dewa Kekayaan

    Dalam agama HinduKubera  adalah dewa pemimpin golongan bangsa Yaksa atau Raksasa. Meskipun demikian, ia lebih istimewa dan yang utama di antara kaumnya. Ia bergelar “bendahara para Dewa”, sehingga ia disebut juga Dewa Kekayaan. Kubera merupakan putera dari seorang resi sakti bernama Wisrawa. Ia satu ayah dengan Rahwana, namun lain ibu. Ia menjadi raja di Alengka, menggantikan Malyawan, namun di kemudian hari kekuasaannya direbut oleh Rahwana.

    23. CITRAKSI

    Citraksi adalah seorang tokoh dari wiracarita Mahabharata. Ia merupakan salah satu Korawa. Dalam versi pewayangan Jawa, ia sering terlihat bersama-sama dengan dua saudaranya yang lain, yaitu Citraksa dan Durmagati.

    24. DRESTADYUMNA

    Drestadyumna adalah seorang tokoh dari wiracarita Mahabharata. Dalam bahasa Sansekerta, nama Dhristadyumna secara harfiah berarti “diagungkan karena keberaniannya”. Dia merupakan kakak bagi Dropadi dan Srikandi, keturunan Raja Drupada yang berasal dari Kerajaan Panchala. Ia berada di pihak Pandawa saat perang di Kurukshetra. Dialah yang membunuh Resi Drona. Saat Sang Resi tertunduk

    Drestadyumna
    Drestadyumna dalam versi wayang Jawa

    lemas dan kehilangan seluruh daya kekuataanya, sebagai akibat dari kabar bohong tentang meninggalnya sang putera Aswatama, Drestadyumena maju dan memenggal leher Sang Resi.

    Drestadyumna dalam pewayangan Jawa

    Dalam pewayangan Jawa, Arya Drestadyumena atau Trustajumena adalah putra bungsu Prabu Drupada, raja negara Panchala dengan permaisuri Dewi Gandawati, putri Prabu Gandabayu dengan Dewi Gandini. Ia mempunyai kakak kandung dua orang masing-masing bernama Dewi Drupadi, istri Prabu Yudistira, Raja Amarta (Indraprastha), dan Dewi Srikandi, istri Arjuna.

    Konon Arya Drestadyumna lahir dari tungku pedupaan hasil pemujaan Prabu Drupada kepada Dewata yang menginginkan seorang putera lelaki yang dapat membinasakan Resi Drona yang telah mengalahkan dan menghinanya. Drestadyumna berwajah tampan, memiliki sifat pemberani, cerdik, tangkas dan trenginas. Ia menikah dengan Dewi Suwarni, putri Prabu Hiranyawarma, raja negara Dasarna. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra lelaki bernama Drestaka dan Drestara.

    Drestadyumna ikut terjun dalam kancah perang Bharatayuddha. Ia tampil sebagai senapati perang Pandawa, menghadapi senapati perang Korawa, yaitu Resi Drona. Pada saat itu roh Ekalaya, raja negara Parangggelung yang ingin menuntut balas pada Resi Drona menyusup dalam diri Drestadyumna. Setelah melalui pertempuran sengit, akhirnya Resi Drona dapat dibinasakan oleh Drestadyumna dengan dipenggal lehernya.

    Drestadyumna mati setelah berakhirnya perang Bharatayudha. Ia tewas dibunuh Aswatama, putera Resi Drona, yang berhasil menyusup masuk istana Hastina dalam usahanya menuntut balas atas kematian ayahnya.

    25. BYASA

    Byasa (dalam pewayangan disebut Resi Abyasa) adalah figur penting dalam agama Hindu. Beliau juga bergelar Weda Wyasa (orang yang mengumpulkan berbagai karya para resi dari masa sebelumnya, membukukannya, dan dikenal sebagai Weda. Beliau juga dikenal dengan nama Krishna Dwaipayana. Beliau adalah filsufsastrawan India yang menulis epos terbesar di dunia, yaitu Mahabharata. Sebagian riwayat hidupnya diceritakan dalam Mahabharata. Dalam Mahabharata, dapat diketahui bahwa

    orangtua Resi Byasa adalah Bagawan Parasara dan Dewi Satyawati (alias Durgandini atau Gandhawati).

    Selain dikenal sebagai tokoh yang membagi Weda menjadi empat bagian, Byasa juga dikenal sebagai penulis (pencatat) sejarah dalam Mahabharata, namun ia juga merupakan tokoh penting dalam riwayat yang disusunnya itu. Ibunya (Satyawati) menikah dengan Santanu, Raja Hastinapura. Dari perkawinannya lahirlah Citrānggada dan Wicitrawirya. Citrānggada gugur dalam suatu pertempuran, sedangkan Wicitrawirya wafat karena sakit. Karena kedua pangeran itu wafat tanpa memiliki keturunan, Satyawati menanggil Byasa agar melangsungkan suatu yajña (upacara suci) untuk memperoleh keturunan. Kedua janda Wicitrawirya yaitu Ambika dan Ambalika diminta menghadap Byasa sendirian untuk diupacarai.

    Sesuai dengan aturan upacara, pertama Ambika menghadap Byasa. Karena ia takut melihat wajah Byasa yang sangat hebat, maka ia menutup mata. Karena Ambika menutup mata selama upacara berlangsung, Byasa berkata bahwa anak Ambika akan terlahir buta. Kemudian Ambalika menghadap Byasa. Sebelumnya Satyawati mengingatkan agar Ambalika tidak menutup mata supaya anaknya tidak terlahir buta seperti yang terjadi pada Ambika. Ketika Ambalika memandang wajah Byasa, ia menjadi takut namun tidak mau menutup mata sehingga wajahnya menjadi pucat. Byasa berkata bahwa anak Ambalika akan terlahir pucat. Anak Ambika yang buta bernama Dretarastra, sedangkan anak Ambalika yang pucat bernama Pandu. Karena kedua anak tersebut tidak sehat jasmani, maka Satyawati memohon agar Byasa melakukan upacara sekali lagi. Kali ini, Ambika dan Ambalika tidak mau menghadap Byasa, namun mereka menyuruh seorang dayang-dayang untuk mewakilinya. Dayang-dayang itu bersikap tenang selama upacara, maka anaknya terlahir sehat, dan diberi nama Widura.

    Byasa tinggal di sebuah hutan di wilayah Kurukshetra, dan sangat dekat dengan lokasi Bharatayuddha, sehingga ia tahu dengan detail bagaimana keadaan di medan perang Bharatayuddha, karena terjadi di depan matanya sendiri. Setelah pertempuran berakhir, Aswatama lari dan berlindung di asrama Byasa. Tak lama kemudian Arjuna beserta para Pandawa menyusulnya. Di tempat tersebut mereka berkelahi. Baik Arjuna maupun Aswatama mengeluarkan senjata sakti. Karena dicegah oleh Byasa, maka pertarungan mereka terhenti.

    26. SANGKUNI

    Sangkuni atau Sakuni adalah seorang tokoh antagonis dari wiracarita Mahabharata dan merupakan paman para Korawa, sebab beliau adalah kakak lelaki daripada Dewi Gandari, ibu para Korawa. Ketika para Pandawa berjudi melawan para Korawa, ialah yang menjadi pemain pada pihak Korawa.

    Sangkuni

    Sangkuni dalam budaya pewayangan Jawa

    Sangkuni dalam pewayangan Jawa

    Arya Sakuni yang waktu mudanya bernama Trigantalpati adalah putra kedua Prabu Gandara, raja negara Gandaradesa dengan permaisuri Dewi Gandini. Ia mempunyai tiga orang saudara kandung masing-masing bernama Dewi Gandari, Arya Surabasata dan Arya Gajaksa.

    Arya Sakuni menikah dengan Dewi Sukesti, putri Prabu Keswara raja negara Plasajenar. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh tiga orang putra bernama Arya Antisura alias Arya Surakesti, Arya Surabasa dan Dewi Antiwati yang kemudian diperistri Arya Udawa, patih negara Dwarawati.

    Sakuni mempunyai sifat atau watak yang tangkas, pandai bicara, buruk hati, dengki dan licik. Ia bukan saja ahli dalam siasat dan tata pemerintahan serta ketatanegaraan, tetapi juga mahir dalam olah keprajuritan. Sakuni mempunyai pusaka berwujud “Cis” (Tombak pendek untuk memerintah gajah) yang mempunyai khasiat dapat menimbulkan air bila ditancapkan ke tanah.

    Dalam perang Bharatayuddha, Sakuni diangkat menjadi Senapati Agung Kurawa setelah gugurnya Prabu Salya, raja negara Mandaraka. Ia mati dengan sangat menyedihkan di tangan Bima. Tubuhnya dikuliti dan kulitnya diberikan kepada Dewi Kunti untuk melunasi sumpahnya. Mayat Sakuni kemudian dihancurkan dengan Gada Rujakpala.

    27. YUYUTSU

    Yuyutsu adalah seorang tokoh protagonis dari wiracarita Mahabharata. Nama Yuyutsu dalam bahasa Sansekerta artinya ialah “yang memiliki kemauan untuk berperang/bertempur”.Ia adalah saudara para Korawa, dari ibu yang lain, seorang dayang-dayang. Berbeda dengan para Korawa, ia memihak Pandawa saat perang di Kurukshetra. Hal itu membuatnya menjadi penerus garis keturunan Drestarastra, sementara saudaranya yang lain (Korawa) gugur semua di medan Kuru atau Kurukshetra. Setelah Yudistira mengundurkan diri dari dunia, Yuyutsu diangkat menjadi raja di Indraprasta.

    28. SRIKANDI

    Srikandi

    Srikandi dalam pewayangan Jawa

    Srikandi adalah salah satu putera Raja Drupada dengan Dewi Gandawati dari Kerajaan Panchala yang muncul dalam kisah wiracarita dari India, yaitu Mahabharata. Ia merupakan penitisan Dewi Amba yang tewas karena panah Bisma. Dalam kitab Mahabharata ia diceritakan lahir sebagai seorang wanita, namun karena sabda dewata, ia diasuh sebagai seorang pria, atau kadangkala berjenis kelamin netral (waria). Dalam versi pewayangan Jawa terjadi hal yang hampir sama, namun dalam pewayangan jawa ia dikisahkan menikahi Arjuna dan ini merupakan perbedaan yang sangat jauh jika dibandingkan dengan kisah Mahabharata versi India.

    Srikandi dalam Pewayangan Jawa

    Srikandi dikisahkan lahir karena keinginan kedua orangtuanya, yaitu Prabu Drupada dan Dewi Gandawati, menginginkan kelahiran seorang anak dengan normal. Kedua kakaknya, Dewi Dropadi dan Drestadyumna, dilahirkan melalui puja semadi. Dropadi dilahirkan dari bara api pemujaan, sementara asap api itu menjelma menjadi Drestadyumna.

    Dewi Srikandi sangat gemar dalam olah keprajuritan dan mahir dalam mempergunakan senjata panah. Kepandaiannya tersebut didapatnya ketika ia berguru pada Arjuna, yang kemudian menjadi suaminya. Dalam perkawinan tersebut ia tidak memperoleh seorang putera.

    Dewi Srikandi menjadi suri tauladan prajurit wanita. Ia bertindak sebagai penanggung jawab keselamatan dan keamanan kesatrian Madukara dengan segala isinya. Dalam perang Bharatayuddha, Dewi Srikandi tampil sebagai senapati perang Pandawa menggantikan Resi Seta, kesatria Wirata yang telah gugur untuk menghadapi Resi Bisma, senapati agung balatentara Korawa. Dengan panah Hrusangkali, Dewi Srikandi dapat menewaskan Resi Bisma, sesuai kutukan Dewi Amba, putri Prabu Darmahambara, raja negara Giyantipura, yang mati terbunuh oleh Resi Bisma. Dalam akhir riwayat Dewi Srikandi diceriterakan bahwa ia tewas dibunuh Aswatama yang menyelundup masuk ke keraton Hastina setelah berakhirnya perang Bharatayuddha.

    29. SITA

    Sita adalah tokoh protagonis dari wiracarita Ramayana. Ia adalah puteri Raja Janaka dari Mithila, dan merupakan istri Rama yang didapat dari sebuah sayembara. Menurut pandangan Hindu, ia adalah inkarnasi dari Laksmi, Dewi keberuntungan, istri Dewa Wisnu. Dewi Sita diculik oleh Rahwana yang ingin mengawininya.

    30. SUBADRA

    Subadra atau Sembadra (dalam tradisi pewayangan Jawa) merupakan salah satu tokoh penting dalam Wiracarita Mahabharata, kisah epik Hindu. Ia merupakan puteri Prabu Basudewa (Raja di Kerajaan Surasena), dan juga merupakan saudara tiri Krishna atau Kresna. Subadra (Dewi Sumbadra menurut ucapan Jawa) ini yang merupakan penjelmaan dari Dewi Sri adalah istri pertama dari Arjuna (putra Pandu ketiga), dan ibu dari Abimanyu.

    Ia juga terkenal dalam budaya pewayangan Jawa sebagai seorang putri anggun, lembut, tenang, setia dan patuh pada suaminya. Ia merupakan sosok ideal priyayi putri Jawa. Subadra yang sewaktu kecil bernama Rara Ireng mempunyai dua orang kakak yaitu Kakrasana yang kemudian menjadi raja Mandura bergelar Prabu Baladewa dan Narayana yang kemudian menjadi raja di Dwarawati dengan gelar Prabu Sri Batara Kresna. Subadra menikah dengan salah satu anggota Pandawa yakni Arjuna. Dari rahim Sumbadra inilah lahir Abimanyu yang kelak kemudian akan menurunkan Prabu Parikesit.

    31. TOGOG

    Togog adalah putra dewa yang lahir sebelum semar tapi karena tidak mampu mengayomi bumi maka togog kembali keasal lagi alias tidak jadi lahir dan waktu bersamaan lahirlah semar.

    32. KUNTI

    Kunti dalam kisah Mahabharata adalah puteri dari Prabu Kuntiboja. Ia adalah saudara dari Basudewa yang merupakan ayah dari BaladewaKresna dan Subadra. Ia juga adalah ibu daripada YudistiraWerkodara, dan Arjuna dan juga adalah istri pertama Pandu Dewanata. Selain itu Kunti juga ibu dari Karna.

    Ayah Kunti adalah Raja Surasena dari Wangsa Yadawa, dan saat bayi ia diberi nama Pritha. Ia merupakan adik Basudewa, ayah Kresna. Kemudian ia diadopsi oleh Raja Kuntiboja yang tidak memiliki anak, dan semenjak itu ia diberi nama Kunti. Setelah Kunti menjadi puterinya, Raja Kuntibhoja dianugerahi anak.

    Sepeninggal Pandu Dewanata, ia mengasuh Nakula dan Sadewa, anak Pandu Dewanata dari Dewi Madri. Seusai Bharatayuddha, ia dan iparnya DretarastraGandari, dan Widura pergi bertapa sampai akhir hayatnya.

    33. SEMAR

    Semar Badranaya adalah tokoh punakawan yang dalam wayang Jawa/Sunda memiliki peran yang lebih utama ketimbang wayang babon (wayang dengan tokoh asli India). Merupakan Jelmaan dari Bambang Ismaya anak tertua dari Sang Hyang Tunggal.

    Semar Badranaya adalah tokoh punakawan yang dalam wayang Jawa/Sunda memiliki peran yang lebih utama ketimbang wayang babon (wayang dengan tokoh asli India). Merupakan Jelmaan dari Bambang Ismaya anak tertua dari Sang Hyang Tunggal.

    Sang Hyang Wenang berputra satu yang bernama Sang Hyang TunggalSang Hyang Tunggal kemudian beristri Dewi Rekatawati putri kepiting raksasa yang bernama Rekata. Pada suatu hari Dewi Rekatawati bertelur dan dengan kekuatan yang menetap dari Sang Hyang Tunggal. Telur tersebut terbang menghadap Sang Hyang Wenang, akhirnya telur tersebut menetas sendiri dengan berbagai keajaiban yang menyertainya, dimana kulit telurnya menjadi Tejamantri atau Togog, putih telurnya menjadi Bambang Ismaya atau Semar dan kuning telurnya menjadi Manikmaya yang kemudian menjadi Batara Guru. Dalam riwayat lain telur tersebut menetas menajadi langit, bumi dan cahaya atau teja. Sehingga dikatakan bahwa Semar adalah tokoh dominan sebagai pelindung bumi.

    34. SUBALI

    Subali atau Bali adalah seorang tokoh dalam wiracarita Ramayana. Ia adalah seekor wanara dan saudara Sugriwa. Ia merupakan putera Indra, dan lahir dari rambut (bala) ibunya, dan dari sanalah namanya didapat. Ia memerintah di sebuah kerajaan yang dihuni para wanara yang bernama Kerajaan Kiskenda. Ia memiliki seorang istri bernama Tara, dan seorang putera bernama Anggada.

    35. SUGRIWA

    Sugriwa adalah seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana. Ia adalah seorang raja kera dan merupakan seekor kera sendiri. Ia tinggal di Kerajaan Kiskenda bersama kakaknya yang bernama Subali. Ia adalah teman Sri Rama dan membantunya memerangi Rahwana untuk menyelamatkan dewi Sita. Nama Sugriwa dalam bahasa Sansekerta (Sugrīva) artinya adalah “leher yang tampan”.

    36. JAYADRATA

    Jayadrata

    Jayadrata dalam versi pewayangan Jawa

    Dalam wiracarita MahabharataJayadrata adalah seorang raja di Kerajaan Sindhu. Dia menikahi Dursala, adik perempuan Korawa bersaudara. Jayadrata merupakan tokoh penting di balik pembunuhan Abimanyu. Ia menghadang para ksatria Pandawa saat mereka berusaha menyelamatkan Abimanyu. Atas kematian Abimanyu, Arjuna berusaha membunuh Jayadrata. Akhirnya pada Bharatayuddha hari keempat belas, Jayadrata gugur di tangan Arjuna.

    Jayadrata dalam pewayangan Jawa

    Antara kisah Jayadrata dalam kitab Mahabharata dan pewayangan Jawa memiliki beberapa perbedaan, namun tidak terlalu besar karena inti ceritanya sama. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain disebabkan oleh proses Jawanisasi, yaitu membuat kisah wiracarita dari India bagaikan terjadi di pulau Jawa.

    Jayadrata adalah seorang ksatria yang sangat sakti dari pihak Korawa. Misteri menyelubungi asal usulnya. Kisahnya bermula ketika Wrekudara lahir, ari-ari yang membungkusnya dibuang. Pertapa tua, yaitu Bagawan Sapwani, secara kebetulan memungutnya, mendoakannya, dan mengubahnya menjadi seorang bocah lelaki, yang tumbuh dewasa dengan nama Jayadrata. Dari pandangan sekilas saja tampak jelas kemiripan kekerabatan dengan Wrekudara dan putra Wrekudara, Raden Gatotkaca. Ketika Jayadrata beranjak dewasa, ia dibujuk untuk datang ke Hastina oleh Sangkuni yang cerdik, yang memandang perlu seorang sekutu yang seperti itu untuk melawan Pandawa. Di sana Jayadrata diberi suatu kedudukan yang tinggi dan dikawinkan dengan saudara perempuan Duryodana, Dewi Dursilawati. Hal ini mengikatnya dengan kuat pada pihak Kiri. Dalam Perang Bharatayuddha, dialah yang membunuh ksatria muda Abimanyu, dan setelah itu pada gilirannya ia dibunuh oleh Arjuna yang kehilangan anaknya. Karakter Jayadrata adalah jujur, setia, dan terus terang bagaikan Gatotkaca di antara Korawa. Ia mahir mempergunakan panah dan sangat ahli bermain gada. Oleh Resi Sapwani ia diberi pusaka gada bernama Kyai Glinggang.

    Jayadrata gugur di tangan Arjuna di medan perang Bharatayuddha sebagai senapati perang Korawa. Kepalanya terpangkas lepas dari badannya oleh panah sakti Pasupati

    37. DASARATA

    Dasarata adalah tokoh dari wiracarita Ramayana, seorang raja putera Aja, keturunan Ikswaku dan berada dalam golongan Raghuwangsa atau Dinasti Surya. Ia adalah ayah Sri Rama dan memerintah di Kerajaan Kosala dengan pusat pemerintahannya di Ayodhya. Ramayana mendeskripsikannya sebagai seorang raja besar lagi pemurah. Angkatan perangnya ditakuti berbagai negara dan tak pernah kalah dalam pertempuran.

    Dasarata memiliki tiga permaisuri, yaitu KosalyaSumitra, dan Kekayi. Lama setelah pernikahannya, Dasarata belum juga dikaruniai anak. Akhirnya ia mengadakan yadnya (ritual suci) yang dipimpin Resi Srengga. Dari upacara tersebut, Dasarata memperoleh payasam berisi air suci untuk diminum oleh para permaisurinya. Kosalya dan Kekayi minum seteguk, sedangkan Sumitra meminum dua kali sampai habis. Beberapa bulan kemudian, suara tangis bayi menyemarakkan istana. Yang pertama melahirkan putera adalah Kosalya, dan puteranya diberi nama Rama. Yang kedua adalah Kekayi, melahirkan putera mungil yang diberi nama Bharata. Yang ketiga adalah Sumitra, melahirkan putera kembar dan diberi nama Laksmana dan Satrugna.

    38. DRETARASTRA

    Dretarastra

    Drestarastra dalam pewayangan Jawa

    Dretarastra dalam wiracarita Mahabharata, adalah putera Wicitrawirya dan Ambika. Ia buta semenjak lahir, karena ibunya menutup mata sewaktu mengikuti upacara Putrotpadana yang diselenggarakan oleh Resi Byasa untuk memperoleh keturunan. Ia merupakan saudara tiri Pandu, dan lebih tua darinya. Sebenarnya Dretarastra yang berhak menjadi Raja Hastinapura karena ia merupakan putera Wicitrawirya yang tertua. Akan tetapi beliau buta sehingga pemerintahan harus diserahkan adiknya. Setelah Pandu wafat, ia menggantikan jabatan adiknya tersebut. Dretarastra adalah bapak dari para Korawa dan suami Dewi Gandari.

    Ayah Dretarastra adalah Wicitrawirya dan ibunya adalah Ambika. Setelah Wicitrawirya wafat tanpa memiliki keturunan, Satyawati mengirim kedua istri Wicitrawirya, yaitu Ambika dan Ambalika, untuk menemui Resi Byasa, sebab Sang Resi akan mengadakan suatu upacara bagi mereka agar memperoleh keturunan. Satyawati menyuruh Ambika agar menemui Resi Byasa di ruang upacara. Setelah Ambika memasuki ruangan upacara, ia melihat wajah Sang Resi sangat dahsyat dengan mata yang menyala-nyala. Hal itu membuatnya menutup mata. Karena Ambika menutup mata selama upacara berlangsung, maka anaknya terlahir buta. Anak tersebut adalah Dretarastra.

    Karena Dretarastra terlahir buta, maka tahta kerajaan diserahkan kepada adiknya, yaitu Pandu. Setelah Pandu wafat, Dretarastra menggantikannya sebagai raja (kadangkala disebut sebagai pejabat pemerintahan untuk sementara waktu). Dalam memerintah, Dretarastra didampingi oleh keluarga dan kerabatnya, yaitu sesepuh Wangsa Kuru seperti misalnya BismaWiduraDrona, dan Krepa.

    Saat putera pertamanya yaitu Duryodana lahir, Widura dan Bisma menasihati Dretarastra agar membuang putera tersebut karena tanda-tanda buruk menyelimuti saat-saat kelahirannya. Namun karena rasa cintanya terhadap putera pertamanya tersebut, ia tidak tega melakukannya dan tetap mengasuh Duryodana sebagai puteranya.

    16. BATARA INDRA

    Indra
    Patung Sang Hyang Indra

    Dalam ajaran agama Hindu, Dewa Indra adalah manifestasi Brahman yang bergelar sebagai Dewa cuaca dan raja kahyangan. Oleh orang-orang bijaksana, Dewa Indra diberi gelar Dewa petir, Dewa hujan, Dewa perang, raja surga, pemimpin para Dewa, dan banyak lagi sebutan untuk Dewa Indra sesuai dengan karakter yang dimilikinya. Beliau adalah Dewa yang memimpin delapan Wasu.

    Dewa Indra juga terkenal dalam kitab-kitab Purana dan Itihasa. Dalam kitab-kitab tersebut posisinya lebih menonjol sebagai raja kahyangan dan pemimpin para Dewa. Dewa Indra juga disebut Dewa perang, karena Beliau dikenal sebagai Dewa yang menaklukkan tiga benteng musuh (Tri Puramtaka). Beliau memiliki senjata yang disebut Bajra. Kendaraan Beliau adalah seekor gajah yang bernama Airawata. Istri Beliau Dewi Sachi.

    Dewa Indra muncul dalam kitab Mahabarata. Beliau menjemput Yudistira bersama seekor anjing, yang mencapai puncak gunung Mahameru untuk mencari Swargaloka. Kadangkala Dewa Indra disamakan dengan Zeus dalam Mitologi Yunani. Dalam agama Buddha, beliau disamakan dengan Sakra.

    39. BATARA NARADA

    Narada atau Narada Muni adalah seseorang yang bijaksana dalam tradisi Hindu, yang memegang peranan penting dalam kisah-kisah Purana, khususnya Bhagawatapurana. Narada digambarkan sebagai pendeta yang suka mengembara dan memiliki kemampuan untuk mengunjungi planet-planet dan dunia yang jauh. Ia selalu membawa alat musik yang dikenal sebagai vina, yang pada mulanya dipakai oleh Narada untuk mengantarkan lagu pujian, doa-doa, dan mantra-mantra sebagai rasa bakti terhadap Dewa Wisnu atau Kresna. Dalam tradisi Waisnawa ia memiliki rasa hormat yang istimewa dalam menyanyikan nama Hari dan Narayana dan proses pelayanan didasari rasa bakti yang diperlihatkannya, dikenal sebagai bhakti yoga seperti yang dijelaskan dalam kitab yang merujuk kepadanya, yang dikenal sebagai Narad Bhakti Sutra.

    Menurut legenda, Narada dipandang sebagai Manasputra, merujuk kepada kelahirannya ‘dari pikiran Dewa Brahma‘, atau makhluk hidup pertama seperti yang digambarkan dalam alam semesta menurut Purana. Ia dihormati sebagai Triloka sanchaari, atau pengembara sejati yang mengarungi tiga dunia yaitu Swargaloka (surga), Mrityuloka (bumi) dan Patalloka (alam bawah). Ia melakukannya untuk menemukan sesuatu mengenai kehidupan dan kemakmuran orang. Ia orang pertama yang melakukan Natya Yoga. Ia juga dikenal sebagai Kalahapriya.

    Narada Muni memiliki posisi penting yang istimewa di antara tradisi Waisnawa. Dalam kitab-kitab Purana, ia termasuk salah satu dari dua belas Mahajana, atau ‘pemuja besar’ Dewa Wisnu. Karena ia adalah gandharva dalam kehidupan dahulu sebelum ia menjadi Resi, ia berada dalam kategori Dewaresi.

    Narada dalam budaya Jawa

    Batara Narada ialah batara pengadil dan penyampai berita ke Pandawa. Batara Narada tadinya bernama Kanekaputra. Saat ia itu ia masih berupa Dewa yang bagus rupanya. Untuk mengejar kesaktiannya, maka Kanekaputra bersemadi di tengah samudera dengan tidak bergerak-gerak. Oleh Batara Guru hal ini dianggapnya sebagai usaha Kanekaputra untuk menguasai Suryalaya. Maka diperintahkannya semua dewa untuk menyerang Kanekaputra dengan segala macam senjata agar gagallah semadinya. Namun Kanekaputra tetap pada semadinya, dan tetap tidak bergerak. Akhirnya Batara Guru sendiri pergi ke hadapan Kanekaputra, dan terjadilah bantah-membantah antara keduanya. Dalam hal ini, Batara Guru keluar sebagai pihak yang kalah-bantah. Maka untuk seterusnya Batara Guru memanggil Kanekaputra dengan kakang, kanda, karena merasa lebih muda.

    Suatu ketika amat murkalah Batara Guru, hingga dikutuknya Kanekaputra sehingga berwuju seperti sekarang, kemudian ia dipanggil dengan Narada.

    40. BATARA SURYA

    Surya
    Batara Surya versi lukisan India

    Dewa Surya  adalah nama dewa dari agama Hindu yang diadaptasi ke dalam dunia pewayangan sebagai dewa yang menguasai atau mengatur surya atau matahari, sumber kehidupan.

    Batara Surya ini adalah Dewa yang menjadi tumpuan mahluk hidup di alam dunia ini terutama tumbuhan dan hewan, Batara Surya terkenal sangat sakti mandraguna dan menjadi salah satu Dewa andalan di kahyangan. Batara Surya terkenal senang memberikan pusaka-pusaka atau ajian-ajian yang dimilikinya terhadap orang-orang yang dipilihnya. Dewa ini terkenal mempunyai banyak anak dari berbagai wanita (diantaranya dari Dewi Kunti yang melahirkan Adipati Karna dalam kisah Mahabharata). Batara Surya kena batunya ketika Anoman menyalahkan Batara Surya atas kejadian yang menimpa Ibunya Dewi Anjani dan neneknya yang dikutuk menjadi tugu oleh suaminya sendiri. Anoman merasa Batara Surya harus bertanggung jawab sehingga Anoman dengan ajiannya mengumpulkan awan dari seluruh dunia untuk menutupi alam dunia sehingga sinar sang surya tidak bisa mencapai bumi. Untungnya kejadian ini dapat diselesaikan secara baik-baik sehingga Anoman dengan sukarela menyingkirkan kembali awan-awannya sehingga alam dunia terkena sinar mentari kembali.

    41. BATARA KALA

    Dalam ajaran agama HinduKala adalah putera Dewa Siwa yang bergelar sebagai dewa penguasa waktu (kata kala berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya waktu). Dewa Kala sering disimbolkan sebagai rakshasa yang berwajah menyeramkan, hampir tidak menyerupai seorang Dewa. Dalam filsafat Hindu, Kala merupakan simbol bahwa siapa pun tidak dapat melawan hukum karma. Apabila sudah waktunya seseorang meninggalkan dunia fana, maka pada saat itu pula Kala akan datang menjemputnya. Jika ada yang bersikeras ingin hidup lama dengan kemauan sendiri, maka ia akan dibinasakan oleh Kala. Maka dari itu, wajah Kala sangat menakutkan, bersifat memaksa semua orang agar tunduk pada batas usianya.

    Menurut pewayangan Jawa

    Ketika Batara Guru dan istrinya, Dewi Uma terbang menjelajah dunia dengan mengendarai Lembu Andini, dalam perjalanannya karena terlena maka Batara Guru bersenggama dengan istrinya di atas kendaraan suci Lembu Andini, sehingga Dewi Uma hamil. Ketika pulang dan sampai di kahyangan Batara Guru kaget dan tersadar atas tindakannya melanggar larangan itu. Seketika itu Batara Guru marah pada dirinya dan Dewi Uma, dia menyumpah-nyumpah bahwa tindakan yang dilakukannya seperti perbuatan “Buto” (bangsa rakshasa). Karena semua perkataannya mandi (bahasa indonesia: cepat menjadi kenyataan) maka seketika itu juga Dewi Uma yang sedang mengandung menjadi raksasa. Batara Guru kemudian mengusirnya dari kahyangan Jonggringsalaka dan menempati kawasan kahyangan baru yang disebut Gondomayit. Hingga pada akhirnya Dewi Uma yang berubah raksasa itu terkenal dengan sebutan Batari Durga. Setelah itu ia melahirkan anaknya, yang ternyata juga berwujud raksasa dan diberi nama Kala. Namun pada perkembangan selanjutnya Batara Kala justru menjadi suami Batari Durga, karena memang di dunia raksasa tidak mengenal norma-norma perkawinan. Batara Kala dan Batari Durga selalu membuat onar marcapada (bumi) karena ingin membalas dendam pada para dewa pimpinan Batara Guru.

    Karena Hyang Guru kwatir kalau kayangan rusak maka Batara Guru mengakui kalau Kala adalah anaknya. Maka diberi nama Batara Kala dan Batara Kala minta makanan, maka Batara Guru memberi makanan tetapi ditentukan yaitu :

    1. Orang yang mempunyai anak satu yang disebut ontang-anting
    2. Pandawa lima anak lima laki-laki semua atau anak lima putri semua.
    3. Kedono kedini, anak dua laki-laki perempuan jadi makanan Betara Kala.

    Untuk menghindari jadi mangsa Batara Kala harus diadakan upacara ruwatan. Maka untuk lakon-lakon seperti itu di dalam pedalangan disebut lakon Murwakala atau lakon ruwatan. Di dalam lakon pedalangan Batara Kala selalu memakan para pandawa karena dianggapnya Pandawa adalah orang ontang anting. Tetapi karena Pandawa selalu didekati titisan Wisnu yaitu Batara Kresna. Maka Batara Kala selalu tidak berhasil memakan Pandawa.

    42. BURISRAWA

    Burisrawa adalah seorang antagonis dari wiracarita Mahabharata. Ia merupakan pangeran dari Kerajaan Bahlika yang berperang pada pihak Korawa saat perang Bharatayuddha. Ia tewas karena dipenggal oleh Arjuna saat ia hendak menyerang Satyaki.

    43. CAKIL

    Cakil, merupakan seorang raksasa dengan rahang bawah yang lebih panjang daripada rahang atas. Tokoh ini merupakan inovasi Jawa dan tidak dapat ditemui di India.

    Dalam sebuah pertunjukan wayang, Cakil selalu berhadapan dengan Arjuna ataupun tokoh satria yang baru turun gunung dalam adegan Perang Kembang. Tokoh ini hanya merupakan tokoh humoristis saja yang tidak serius namun sebenarnya Cakil adalah melambangkan tokoh yang pantang menyerah dan selalu berjuang hingga titik darah penghabisan karena dalam perang kembang tersebut cakil selalu tewas karena kerisnya sendiri.

    44. DURSASANA

    Dursasana
    Dursasana dalam versi pewayangan Jawa

    Dursasana atau Duhsasana (ejaan SansekertaDuśśāsana) merupakan adik dari Duryodana, salah seorang Korawa yang cukup terkenal. Ia putra Prabu Dretarasta dengan Dewi Gandari. Badannya gagah, mulutnya lebar dan mempunyai sifat sombong, suka bertindak sewenang-wenang, menggoda wanita dan senang menghina orang lain. Ia mempunyai seorang istri bernama Dewi Saltani, dan berputra satu orang yakni Dursala.

    Nama Dursasana terdiri dari dua kata Sansekerta, yaitu dur atau duh, dan śāsana. Secara harfiah, kata Dusśāsana memiliki arti “sulit untuk dikuasai” atau “sulit untuk diatasi”.

    Dursasana dalam pewayangan Jawa

    Dursasana dikenal pula dalam khazanah pewayangan Jawa. Misalkan menurut cerita pedalangan Yogyakarta ia tewas dalam kisah Bratayuda babak 5 lakon Timpalan / Burisrawa Gugur atau lakon Jambakan / Dursasana Gugur. Menurut tradisi Jawa ia berkediaman di wilayah Banjarjungut, peninggalan mertuanya.

    Dalam kisah “Pandawa Dadu” (Sabhaparwa), Yudistira kalah bermain dadu sehingga kekayaan, keraton, saudara-saudara, dan istrinya telah berada dalam kekuasaan Korawa sebagai pembayaran taruhan. Dursasanalah yang paling bernafsu untuk menelanjangi Dropadi (istri Yudistira), sehingga Drupadi bersumpah akan menggulung rambutnya yang panjang jika telah keramas dengan darah dari Dursasana, begitu pula Bima bersumpah akan meminum darah Dursasana sebelum mati. Dursasana tewas di tangan Bima dalam perang Bharatayuddha.

    45. JEMBAWAN

    Dalam mitologi HinduJembawan alias Jambawanta atau Jamwanta, adalah seekor beruang yang dipercaya hidup dari zaman Kerta Yuga sampai Dwapara Yuga. Konon pada saat pengadukan “lautan susu”, Jembawan turut serta dan pernah mengelilingi dunia selama tujuh kali.

    Jembawan pernah membunuh seekor singa yang memiliki sebuah permata bernama Syamantaka. Permata itu berasal dari Prasena dan direbut oleh sang singa setelah membunuhnya. Kresna yang curiga dengan kematian Prasena, mengikuti jejak Prasena sampai ia tahu bahwa Prasena dibunuh oleh seekor singa dan singa tersebut dibunuh oleh seekor beruang, yaitu Jembawan. Kresna mengikuti jejak Jembawan sampai ke sebuah gua dan pertempuran pun terjadi. Setelah dua puluh satu hari, Jembawan tunduk dan menyerah sebab ia sadar siapa Kresna sebenarnya. Ia memberikan permata Syamantaka kepada Kresna, dan juga mempersembahkan puterinya yang beranam Jambawati, yang pada akhirnya menjadi salah satu istri Kresna.

    Dalam wiracarita Ramayana, Jembawan bersama para wanara membantu Rama menemukan Sita. Ketika Jembawan dan para wanara berada di tepi pantai yang memisahkan pulau Alengka dengan daratan India, Jembawan membujuk Hanoman agar ia mau terbang ke Alengka dan bertemu dengan Sita. Sebelumnya Hanoman terkena kutukan bahwa ia akan melupakan semua kehebatannya, sampai seseorang mengingatkannya kembali. Jembawan adalah orang yang mengingatkan Hanoman, bahwa ia memiliki kekuatan untuk terbang dan melintasi lautan.

    46. KOSALYA

    Kosalya adalah seorang tokoh dalam wiracarita Ramayana. Ia adalah salah seorang istri prabu Dasarata dan merupakan ibu dari Sri Rama.

    47. KRESNA

    Dalam pewayangan Jawa, Prabu Kresna merupakan Raja Dwarawati, kerajaan para Yadu dan merupakan titisan Dewa Wisnu. Kresna adalah anak Basudewa, Raja Mandura. Ia (dengan nama kecil Narayana) dilahirkan sebagai 3 bersaudara dengan kakaknya dikenal sebagai Baladewa (Kakrasana) dan adiknya dikenal sebagai Subadra, yang tak lain adalah isteri dari Arjuna. Ia memiliki tiga orang isteri dan tiga orang anak. Isteri isterinya adalah Dewi Jembawati, Dewi Rukmini, dan Dewi Satyabama. Anak anaknya adalah Raden Boma Narakasura, Raden Samba, dan Siti Sundari.

    Pada perang Bharatayuddha, beliau adalah sais atau kusir Arjuna. Ia juga merupakan salah satu penasihat utama Pandawa. Sebelum perang melawan Karna, atau dalam babak yang dinamakan Karna Tanding sebagai sais Arjuna beliau memberikan wejangan panjang lebar kepada Arjuna. Wejangan beliau dikenal sebagai Bhagawad Gita.

    Kresna dikenal sebagai seorang yang sangat sakti. Ia memiliki kemampuan untuk meramal, mengubah bentuk menjadi raksasa, dan memiliki bunga Wijaya Kusuma yang dapat menghidupkan kembali orang yang mati. Ia juga memiliki senjata yang dinamakan Cakrabaswara yang mampu digunakan untuk menghancurkan dunia, pusaka-pusaka sakti, antara lain Senjata Cakra, Kembang Wijayakusuma, Terompet kerang (Sangkala) Pancajahnya, Kaca paesan, Aji Pameling dan Aji Kawrastawan.

    Setelah meninggalnya Prabu Baladewa (Resi Balarama), kakaknya, dan musnahnya seluruh Wangsa Wresni, Prabu Kresna menginginkan moksa. Ia wafat dalam keadaan bertapa dengan perantara panah seorang pemburu bernama Jara yang mengenai kakinya.

    48. NAKULA

    Nakula adalah seorang tokoh protagonis dari wiracarita Mahabharata. Ia merupakan putera Dewi Madri, kakak ipar Dewi Kunti. Ia adalah saudara kembar Sadewa dan dianggap putera Dewa Aswin, Dewa tabib kembar.

    Menurut kitab Mahabharata, Nakula sangat tampan dan sangat elok parasnya. Menurut Dropadi, Nakula merupakan suami yang paling tampan di dunia. Namun, sifat buruk Nakula adalah membanggakan ketampanan yang dimilikinya. Hal itu diungkapkan oleh Yudistira dalam kitab Prasthanikaparwa.

    Nakula dalam pewayangan Jawa

    Nakula dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama Pinten (nama tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat). Ia merupakan putera keempat Prabu Pandudewanata, raja negara Hastinapura dengan permaisuri Dewi Madri, puteri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati, dari negara Mandaraka. Ia lahir kembar bersama adiknya, Sahadewa atau Sadewa. Nakula juga menpunyai tiga saudara satu ayah, putra Prabu Pandu dengan Dewi Kunti, dari negara Mandura bernama Puntadewa (Yudistira), Bima alias Werkudara dan Arjuna

    Nakula mempunyai watak jujur, setia, taat, belas kasih, tahu membalas guna dan dapat menyimpan rahasia. Ia tinggal di kesatrian Sawojajar, wilayah negara Amarta. Nakula mempunyai dua orang isteri yaitu:

    • Dewi Sayati puteri Prabu Kridakirata, raja negara Awuawulangit, dan memperoleh dua orang putera masing-masing bernama Bambang Pramusinta dan Dewi Pramuwati.
    • Dewi Srengganawati, puteri Resi Badawanganala, kura-kura raksasa yang tinggal di sungai Wailu (menurut Purwacarita, Badawanangala dikenal sebagai raja negara Gisiksamodra alias Ekapratala) dan memperoleh seorang putri bernama Dewi Sritanjung. Dari perkawinan itu Nakula mendapat anugrah cupu pusaka berisi air kehidupan bernama Tirtamanik.

    Setelah selesai perang Bharatayuddha, Nakula diangkat menjadi raja negara Mandaraka sesuai amanat Prabu Salya kakak ibunya, Dewi Madrim. Akhir riwayatnya diceritakan, Nakula mati moksa di gunung Himalaya bersama keempat saudaranya.

    49. PETRUK

    Petruk adalah punakawan yang tinggi dan berhidung panjang. Dalam suatu kisah berjudul Petruk Menjadi Raja, dia memakai nama Prabu Kantong Bolong Bleh Geduweh. Menurut versi Sunda, Petruk ini bernama Dawala.

    50. PRAHASTA

    Dalam wiracarita RamayanaPrahastha adalah seorang patih (perdana menterikerajaan Alengka, sekaligus paman dari raja Alengka, Rahwana. Meskipun wujud lahirnya seorang raksasa, namun Prahastha berbudi baik dan sering memberikan nasehat kebaikan kepada Rahwana yang bersifat angkara murka. Sewaktu Alengka diserang bala tentara kera, Prahastha ikut maju ke peperangan untuk membela negaranya, akhirnya ia tewas di tangan Anila.

    51. SADEWA

    Sadewa
    Sadewa dalam versi pewayangan Jawa

    Sadewa atau Sahadewa adalah seorang protagonis dari wiracarita Mahabharata. Ia adalah seorang Pandawa pula, tetapi berbeda dengan YudistiraBima, dan Arjuna ia adalah putra Dewi Madrim, adik Dewi Kunti. Ia adalah saudara kembar Nakula dan dianggap penitisan Aswino, Dewa Kembar.

    Sadewa pandai dalam ilmu astronomi yang ia pelajari di bawah bimbingan resi Drona. Sementara itu juga mengerti banyak mengenai penggembalaan sapi. Oleh karena itu ia bisa menyamar menjadi seorang gembala pada saat di negeri Wirata yang dikisahkan pada Wirataparwa. Selama masa penyamarannya di Kerajaan Matsya yang dipimpin Raja Wirata, Sadewa bertanggung jawab merawat sapi dan bersumpah akan membunuh Raja GandharaSangkuni, yang telah memperdaya mereka sepanjang hidup. Ia berhasil memenuhi sumpahnya untuk membunuh Sangkuni, pada saat hari kedua menjelang perang Bharatayuddha berakhir.

    Dari kelima Pandawa, Sadewa yang termuda. Meski demikian ia dianggap sebagai yang terbijak di antara mereka. Yudistira bahkan berkata bahwa ia lebih bijak daripada Brihaspati, guru para dewa. Sadewa adalah seorang ahli perbintangan yang ulung dan dianggap mengetahui kejadian yang akan terjadi dalam Mahabharata namun ia dikutuk bahwa apabila ia membeberkan apa yang diketahuinya, kepalanya akan terbelah. Maka dari itu, selama dalam kisah ia cenderung diam saja dibandingkan dengan saudaranya yang lain. Seperti Nakula (kakaknya), Sadewa adalah ksatria berpedang yang ulung. Ia juga menikahi puteri Jarasanda, Raja di Magadha dan adik iparnya juga bernama Sadewa.

    52. UTARA

    Dalam wiracarita MahabharataUtara adalah nama putera dan puteri dari Raja Wirata atau Matsyapati dari Kerajaan Wirata, yang termasuk wlayah Kerajaan Matsya. Utara adalah nama salah satu putera Raja Wirata. Ia turut serta dalam pertempuran besar di Kurukshetra dan memihak Pandawa. Ia terbunuh pada hari pertama oleh Salya dari pihak Korawa. Saudaranya yang lain, yaitu Sweta dan Wretsangka, terbunuh di tangan Bisma. Utara memiliki adik perempuan bernama Utaraa.

    Utaraa atau Utari, adalah nama puteri Raja Wirata. Ia menikah dengan Abimanyu, putra Arjuna. Dari perkawinannya ia memiliki seorang putera bernama Parikesit. Utara mempunyai tiga saudara bernama Sweta, Utara, dan Wratsangka. Mereka bertiga tewas di tangan Bisma Dewabrata dalam perang Bharatayuddha. Pada saat Utara mengandung Parikesit, senjata sakti yang dilepaskan oleh Aswatama mengarah ke janinnya. Namun atas perlindungan gaib dari Kresna, janin tersebut terlindungi. Dengan selamat, bayi tersebut lahir sebagai penerus Dinasti Kuru dan bernama Parikesit.

    53. WIDURA

    Widura adalah salah seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia adalah adik tiri bagi Pandu dan Dretarasta karena memiliki ayah yang sama, tetapi lain ibu. Ayah Widura adalah Resi Kresna Dwipayana Wyasa atau Resi Byasa (Abyasa), tetapi ibunya adalah seorang perempuan dari kasta sudra. Widura mempunyai seorang putera bernama Sanjaya. Baik ia maupun puteranya tidak turut terjun ke dalam medan pertempuran di Kurukshetra, yaitu perang antara Pandawa dan Korawa.

    Widura merupakan orang yang tanggap ketika timbul niat jahat di hati Dretarastra dan Duryodana untuk menyingkirkan para Pandawa. Maka sebelum Pandawa berangkat ke Waranawata untuk berlibur, Widura memperingati Yudistira agar berhati-hati terhadap para Korawa dan ayah mereka, yaitu Dretarastra. Saat keselamatan para Pandawa dan ibunya terancam di Waranawata, berkali-kali Widura mengirimkan pesuruh untuk membantu para Pandawa meloloskan diri dari setiap bencana yang menimpanya.

    Dalam pertikaian antara Korawa dan Pandawa mengenai masalah Hastinapura, Widura telah berusaha untuk mendamaikannya, mengingat bahwa kedua belah pihak adalah satu keluarga dan saudara. Dalam usahanya mencari perdamaian ia menghubungi sesepuh-sesepuh Pandawa dan Korawa, antara lain Resi BismaResi Drona, Prabu DretarastaSri Kresna, Prabu Yudistira dan Prabu Duryodana serta menyatakan bahwa ialah yang menulis piagam penyerahan Hastinapura dari Resi Byasa (Abiyasa) kepada Prabu Dretarasta sebagai pemangku kerajaan setelah Prabu Pandudewanata mangkat. Ketika perang di Kurukshetra berkecamuk, Widura tetap tinggal di Hastinapura meskipun ia tidak memihak para Korawa.

    54. WILKATAKSINI

    Wilkataksini adalah raksasa yang sangat besar yang menjaga pantai Alengka. Pada waktu Hanoman terbang diatas pantai Alengka untuk mencari Sinta, Wilkataksini menyedot Hanoman sampai kedalam perutnya, Hanoman berhasil menewaskannya dengan cara merobek perutnya.

    55. BASUPATI

    Dalam wiracarita MahabharataPrabu Basupati alias Prabu Basuparicara adalah putera Bathara Srinada atau Prabu Basurata, raja negara Wirata yang pertama dengan permaisuri Dewi Bramaniyuta, Putri Batara Brahma. Prabu Basupati mempunyai adik kandung bernama Bramananeki yang menikah dengan Bambang Parikenan, putra Bathara Bremani atau Brahmanaresi dengan Dewi Srihuna alias Srihunon.

    Karena ketekunannya bertapa, Prabu Basupati menjadi sangat sakti, juga tahu segala bahasa binatang. Ia mendapat anugerah Batara Indra berwujud sebuah kereta sakti bernama “Amarajaya” lengkap dengan bendera perangnya yang membuatnya kebal terhadap segala macam senjata. Dengan kereta sakti Amarajaya, Prabu Basupati menaklukkan tujuh negara, masuk ke dalam wilayah kekuasaan negara Wirata. Prabu Basupati menikah dengan Dewi Angati atau Dewi Girika, putri Bagawan Kolagiri dengan Dewi Suktimati. Dari perkawinan tersebut, ia memperoleh tiga orang putra masing-masing bernama Arya Basunada, Arya Basukesti dan Arya Bamurti.

    Prabu Basupati memerintah negara Wirata sampai berusia lanjut. Ia menyerahkan tahta Kerajaan Wirata kepada Arya Basunada, kemudian hidup sebagai brahmana sampai meninggal dalam keadaan bermudra.

    56. BATARA BAYU

    Bayu
    Gelar sebagai Dewa Angin

    Bayu dalam agama Hindu adalah Dewa utama, bergelar sebagai Dewa angin. Udara (Vāyu) atau angin (Pāvana) merupakan salah satu unsur dalam Panca Maha Bhuta, lima elemen dasar dalam ajaran agama Hindu.

    Dewa dalam agama Hindu ini diadaptasi ke dalam dunia pewayangan sebagai dewa penguasa angin yang bertempat tinggal di Khayangan Panglawung. Batara bayu ditugaskan untuk mengatur dan menguasai angin. Pada zaman Treta Yuga, Batara Bayu menjadi guru Hanoman agar kera tersebut menjadi sakti. Pada zaman Dwapara Yuga, Batara Bayu menurunkan Werkudara (Bima). Ciri dari murid ataupun keturunan dewa ini adalah mempunyai “Kuku Pancanaka“. Dalam dunia wayang Jawa, Dewa ini dikatakan memiliki Ajian. Hal tersebut merupakan adaptasi budaya dan tak terdapat dalam mitologi Hindu India. Ajian yang terkenal dari Batara Bayu adalah SepianginBayubraja dan lain-lain

    57. BATARA BRAHMA

    Dewa Brahma adalah salah satu di antara Trimurti (Brahma, WisnuÇiwa). Dewa Brahma juga bergelar sebagai Dewa pengetahuan dan kebijaksanaan. Beberapa orang bijaksana memberinya gelar sebagai Dewa api. Dewa Brahma saktinya Dewi Saraswati, yang menurunkan segala ilmu pengetahuan ke dunia.

    Menurut mitologi Hindu, Dewa Brahma lahir dengan sendirinya (tanpa Ibu) dari dalam bunga teratai yang tumbuh di dalam Dewa Wisnu pada saat penciptaan alam semesta. Legenda lain mengatakan bahwa Dewa Brahma lahir dari air. Di sana Brahman menaburkan benih yang menjadi telur emas. Dari telur emas tersebut, lahirlah Dewa Brahma Sang pencipta. Material telur emas yang lainnya menjadi Brahmanda, atau telur alam semesta.

    Brahma

    Ukiran Brahma di Halebidu
    Gelar sebagai Dewa pencipta

    Menurut cerita kuno, pada saat penciptaan alam semesta, Brahma menciptakan sepuluh Prajapati, yang konon merupakan ayah-ayah (kakek moyang) manusia pertama. Menurut Manusmrti, sepuluh Prajapati tersebut adalah: Marichi, Atri, Angirasa, Pulastya, Pulaha, Kratu, Vasishtha, Prachetas atau DakshaBhrigu, dan Narada. Beliau juga konon menciptakan tujuh pujangga besar yang disebut Sapta Rsi untuk menolongnya menciptakan alam semesta. Menurut kisah di balik penulisan Ramayana, Dewa Brahma memberkati Rsi Walmiki untuk menulis kisah Ramayana yang menceritakan riwayat Ramachandra yang pada masa itu sedang memerintah di Ayodhya.

    58. CANGIK

    Cangik adalah seorang pelayan wanita pelawak kesayangan para penonton biasanya mengiringi kehadiran Sumbadra atau putri kelas atas lainnya. Meskipun perawakannya kurus, dadanya mengerut, dan penampilannya aneh, dia sangat mudah tersipu-sipu dan genit, dengan sisir yang selalu ia bawa sebagai buktinya. Suaranya tinggi, melengking dan seperti bersiul, karena dia tidak mempunyai gigi

    .

    59. CITRAKSA

    Citraksa
    Citraksa dalam versi pewayangan Jawa

    Citraksa adalah seorang tokoh dari wiracarita Mahabharata yang berada di pihak Korawa. Citraksa adalah adik Duryodana dan mempunyai saudara kembar, yaitu Citraksi. Sering dikisahkan dalam cerita pedalangan, Citraksa dan Citraksi mempunyai sifat dan karakter yang sama, seperti gagap dalam berbicara, tindakannya grusa-grusu. Dalam peperangan di luar Bharatayuddha, Citraksa dan Citraksi sering menjadi bulan-bulanan anak-anak Pandawa seperti AntarejaAntasenaGatotkacaAbimanyu dan lain-lain.

    60. KRETAWARMA

    Kertawarma
    Kretawarma dalam versi pewayangan Jawa

    Kertawarma atau Kritawarman adalah seorang tokoh dari wiracarita Mahabharata. Ia merupakan golongan Wangsa WresniYadawa yang tinggal di Dwaraka. Dalam perang di Kurukshetra, ia memihak Duryodana (Korawa).

    Kertawarma merupakan salah satu kesatria Korawa yang berhasil bertahan hidup bersama Aswatama dan Krepa. Bersama-sama dengan mereka berdua, ia membunuh para kesatria pihak Pandawa yang sedang tidur, yaitu kelima putera DropadiDrestadyumna, dan Srikandi. Peristiwa tersebut dilakukan pada akhir Bharatayuddha (perang di Kurukshetra).

    Tiga puluh enam tahun setelah perang besar terjadi, ia tewas dalam perang saudara yang terjadi antara Wangsa Wresni dan Yadawa. Kepalanya dipenggal oleh Satyaki dan dilakukan di hadapan Sri Kresna.

    61. LAKSAMANA

    Laksmana adalah tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana, putera Raja Dasarata dan merupakan adik tiri dari Rama, pangeran Ayodhya. Namanya kadangkala dieja Laksmana, Lakshman, atau Laxman.Menurut kitab Purana, Laksmana merupakan penitisan Shesha. Shesha adalah ular yang mengabdi kepada Dewa Wisnu dan menjadi ranjang ketika Wisnu beristirahat di lautan susu. Shesha menitis pada setiap awatara Wisnu dan menjadi pendamping setianya. Dalam Ramayana, ia menitis kepada Laksmana sedangkan dalam Mahābhārata, ia menitis kepada Baladewa. Laksmana merupakan putera ketiga Raja Dasarata yang bertahta di negeri Ayodhya. Kakak sulungnya bernama Rama, kakak keduanya bernama Bharata, dan adiknya sekaligus kembarannya bernama Satrughna. Di antara saudara-saudaranya, Laksmana memiliki hubungan yang sangat dekat terhadap Rama. Mereka bagaikan duet yang tak terpisahkan. Ketika Rama menikah dengan Dewi Sita, Lakshmana juga menikahi adik Dewi Sita yang bernama Urmila.

    62. RAMA

    Rama

    Sri Ramacandra

    Dalam ajaran agama HinduRama atau Ramachandra adalah seorang raja legendaris yang terkenal dari India yang konon hidup pada zaman Treta Yuga, keturunan Dinasti Surya atau Suryawangsa. Ia berasal dari Kerajaan Kosala yang beribukota Ayodhya. Menurut pandangan Hindu, ia merupakan awatara Dewa Wisnu yang ketujuh yang turun ke bumi pada zaman Treta Yuga. Sosok dan kisah kepahlawanannya yang terkenal dituturkan dalam sebuah sastra Hindu Kuno yang disebut Ramayana, tersebar dari Asia Selatan sampai Asia Tenggara. Terlahir sebagai putera sulung dari pasangan Raja Dasarata dengan Kosalya, ia dipandang sebagai Maryada Purushottama, yang artinya “Manusia Sempurna”. Setelah dewasa, Rama memenangkan sayembara dan beristerikan Dewi Sita, inkarnasi dari Dewi Laksmi. Rama memiliki anak kembar, yaitu Kusa dan Lawa.

    63. RAHWANA

    Dalam mitologi HinduRahwana adalah tokoh utama yang bertentangan terhadap Rama dalam Sastra HinduRamayana. Dalam kisah, ia merupakan Raja Alengka, sekaligus Rakshasa atau iblis, ribuan tahun yang lalu.

    Rahwana dilukiskan dalam kesenian dengan sepuluh kepala, menunjukkan bahwa ia memiliki pengetahuan dalam Weda dan sastra. Karena punya sepuluh kepala ia diberi nama “Dasamuka”, “Dasagriva” dan “Dasakanta” . Ia juga memiliki dua puluh tangan, menunjukkan kesombongan dan kemauan yang tak terbatas. Ia juga dikatakan sebagai ksatria besar.

    Rahwana memiliki banyak kerabat dan saudara yang disebutkan dalam Ramayana. Karena sulit menemukan data-data mengenai mereka selain Ramayana, tidak banyak yang diketahui tentang mereka. Menurut Ramayana, ibu Rahwana adalah puteri seorang Detya bernama Kekasi, menikahi seorang pertapa bernama Wisrawa. Rahwana memiliki kakek bernama Pulastya, putera Brahma. Dari pihak ibunya, Rahwana memiliki kakek bernama Sumali, dan ia memiliki paman bernama Marica, putera Tataka, saudara Malyawan. Rahwana memiliki tiga istri, dan tujuh putera.

    64.ABIMANYU

    Abimanyu terdiri dari dua kata Sansekerta, yaitu abhi (berani) dan man’yu (tabiat). Dalam bahasa Sansekerta, kata Abhiman’yu secara harfiah berarti “ia yang memiliki sifat tak kenal takut” atau “yang bersifat kepahlawanan”.

    Abimanyu  adalah seorang tokoh dari wiracarita Mahabharata. Ia adalah putera Arjuna dari salah satu istrinya yang bernama Subadra. Ditetapkan bahwa

    Abimanyu
    Pangeran Abimanyu (kiri) dan istrinya,Putri Utara (kanan)

    Abimanyulah yang akan meneruskan Yudistira. Dalam wiracarita Mahabharata, ia dianggap seorang pahlawan yang tragis. Ia gugur dalam pertempuran besar di Kurukshetra sebagai ksatria termuda dari pihak Pandawa, karena baru berusia enam belas tahun. Abimanyu menikah dengan Utara, puteri Raja Wirata dan memiliki seorang putera bernama Parikesit, yang lahir setelah ia gugur.

    Kresna yang sedang membahas hal tersebut dengan ibunya, Subadra. Kresna berbicara Saat belum lahir karena berada dalam rahim ibunya, Abimanyu mempelajari pengetahuan tentang memasuki formasi mematikan yang sulit ditembus bernama Chakrawyuha dari ArjunaMahabharata menjelaskan bahwa dari dalam rahim, ia menguping pembicaraan mengenai cara memasuki Chakrawyuha dan kemudian Subadra (ibu Abimanyu) tertidur maka sang bayi tidak memiliki kesempatan untuk tahu bagaimana cara meloloskan diri dari formasi itu.

    Abimanyu menghabiskan masa kecilnya di Dwaraka, kota tempat tinggal ibunya. Ia dilatih oleh ayahnya yang bernama Arjuna yang merupakan seorang ksatria besar dan diasuh di bawah bimbingan Kresna. Ayahnya menikahkan Abimanyu dengan Uttara, puteri Raja Wirata, untuk mempererat hubungan antara Pandawa dengan keluarga Raja Wirata, saat pertempuran Bharatayuddha yang akan datang. Pandawa menyamar untuk menuntaskan masa pembuangannnya tanpa diketahui di kerajaan Raja Wirata, yaitu Matsya.

    Sebagai cucu Dewa Indra, Dewa senjata ajaib sekaligus Dewa peperangan, Abimanyu merupakan ksatria yang gagah berani dan ganas. Karena dianggap setara dengan kemampuan ayahnya, Abimanyu mampu melawan ksatria-ksatria besar seperti DronaKarnaDuryodana dan Dursasana. Ia dipuji karena keberaniannya dan memiliki rasa setia yang tinggi terhadap ayahnya, pamannya, dan segala keinginan mereka.

    Kematian Abimanyu

    Pada hari ketiga belas Bharatayuddha, pihak Korawa menantang Pandawa untuk mematahkan formasi perang melingkar yang dikenal sebagai Chakrawyuha. Para Pandawa menerima tantangan tersebut karena Kresna dan Arjuna tahu bagaimana cara mematahkan berbagai formasi.

    Formasi Chakrawyuha.
    Abimanyu terbunuh di dalamnya

    Namun, pada hari itu, Kresna dan Arjuna sibuk bertarung dengan laskar Samsaptaka. Oleh karena Pandawa sudah menerima tantangan tersebut, mereka tidak memiliki pilihan namun mencoba untuk menggunakan Abimanyu yang masih muda, yang memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara mematahkan formasi Chakrawyuha namun tidak tahu bagaimana cara keluar dari dalamnya. Untuk meyakinkan bahwa Abimanyu tidak akan terperangkap dalam formasi tersebut, Pandawa bersaudara memutuskan bahwa mereka dan sekutu mereka akan mematahkan formasi itu bersama Abimanyu dan membantu sang pemuda keluar dari formasi tersebut.

    Pada hari penting itu, Abimanyu menggunakan kecerdikannya untuk menembus formasi tersebut. pandawa bersaudara dan sekutunya mencoba untuk mengikutinya di dalam formasi, namun mereka dihadang oleh Jayadrata, Raja Sindhu, yang memakai anugerah Siwa agar mampu menahan para Pandawa kecuali Arjuna, hanya untuk satu hari. Abimanyu ditinggal sendirian untuk menangkis serangan pasukan Korawa.

    Abimanyu membunuh dengan bengis beberapa ksatria yang mendekatinya, termasuk putera Duryodana, yaitu Laksmana. Setelah menyaksikan putera kesayangannya terbunuh, Duryodana marah besar dan menyuruh segenap pasukan Korawa untuk menyerang Abimanyu. Karena gagal menghancurkan baju zirah Abimanyu, atas nasihat DronaKarna menghancurkan busur Abimanyu dari belakang. Kemudian keretanya dihancurkan, kusir dan kudanya dibunuh, dan seluruh senjatanya terbuang. Putera Dursasana mencoba untuk bertarung dengan tangan kosong dengan Abimanyu. Namun tanpa menghiraukan aturan perang, pihak Korawa menyerang Abimanyu secara serentak. Abimanyu mampu bertahan sampai pedangnya patah dan roda kereta yang ia pakai sebagai perisai hancur berkeping-keping. Tak berapa lama kemudian, Abimanyu dibunuh oleh putera Dursasana dengan cara menghancurkan kepalanya dengan gada.

    Abimanyu dalam pewayangan Jawa

    Dalam khazanah pewayangan Jawa, Abimanyu, sebagai putra Arjuna, merupakan tokong penting. Di bawah ini dipaparkan ciri khas tokoh ini dalam budaya Jawa yang sudah berkembang lain daripada tokoh yang sama di India.


                Dikisahkan Abimanyu karena kuat tapanya mendapatkan Wahyu Makutha Raja, wahyu yang menyatakan bahwa keturunannyalah yang akan menjadi penerus tahta Para Raja Hastina.Abimanyu dikenal pula dengan nama Angkawijaya, Jaya Murcita, Jaka Pangalasan, Partasuta, Kirityatmaja, Sumbadraatmaja, Wanudara dan Wirabatana. Ia merupakan putra Arjuna, salah satu dari lima ksatria Pandawa dengan Dewi Subadra, putri Prabu Basudewa, Raja Mandura dengan Dewi Dewaki. Ia mempunyai 13 orang saudara lain ibu, yaitu: Sumitra, Bratalaras, Bambang Irawan, Kumaladewa, Kumalasakti, Wisanggeni, Wilungangga, Endang Pregiwa, Endang Pregiwati, Prabakusuma, Wijanarka, Anantadewa dan Bambang Sumbada.

    Abimanyu merupakan makhluk kekasih Dewata. Sejak dalam kandungan ia telah mendapat “Wahyu Hidayat”, yang mamp membuatnya mengerti dalam segala hal. Setelah dewasa ia mendapat “Wahyu Cakraningrat”, suatu wahyu yang dapat menurunkan raja-raja besar.

    Abimanyu mempunyai sifat dan watak yang halus, baik tingkah lakunya, ucapannya terang, hatinya keras, besar tanggung jawabnya dan pemberani. Dalam olah keprajuritan ia mendapat ajaran dari ayahnya, Arjuna. Sedang dalam olah ilmu kebathinan mendapat ajaran dari kakeknya, Bagawan Abiyasa.

    Abimanyu tinggal di kesatrian Palangkawati, setelah dapat mengalahkan Prabu Jayamurcita. Ia mempunyai dua orang isteri, yaitu:

    1. Dewi Siti Sundari, putri Prabu Kresna, Raja Negara Dwarawati dengan Dewi Pratiwi,
    2. Dewi Uttari, putri Prabu Matswapati dengan Dewi Ni Yutisnawati, dari negara Wirata, dan berputra Parikesit.

    Abimanyu gugur dalam perang Bharatayuddha setelah sebelumnya seluruh saudaranya mendahului gugur, pada saat itu ksatria dari Pihak Pandawa yang berada dimedan laga dan menguasai gelar strategi perang hanya tiga orang yakni WerkodaraArjuna dan Abimanyu. Gatotkaca menyingkir karena Karna merentangkan senjata Kuntawijayandanu. Werkodara dan Arjuna dipancing oleh ksatria dari pihak Korawa untuk keluar dari medan pertempuran, maka tinggalah Abimanyu.

    Ketika tahu semua saudaranya gugur Abimanyu menjadi lupa untuk mengatur gelar perang, dia maju sendiri ketengah barisan Kurawa dan terperangkap dalam formasi mematikan yang disiapkan pasukan Korawa. Tak menyiakan kesempatan untuk bersiap-siap, Korawa menghujani senjata ketubuh Abimanyu sampai Abimanyu terjerembab dan jatuh dari kudanya (dalam pewayangan digambarkan lukanya “arang kranjang” (banyak sekali) dan Abimanyu terlihat seperti landak karena berbagai senjata ditubuhnya) sebagai risiko pengucapan sumpah ketika melamar Dewi Uttari bahwa dia masih belum punya istri dan apabila telah beristri maka dia siap mati tertusuk berbagai senjata ketika perang Bharatayuddha, padahal ketika itu sudah beristrikan Dewi Siti Sundari.

    Dengan senjata yang menancap diseluruh tubuhnya sehingga dia tidak bisa jalan lagi tidak membuat Abimanyu menyerah dia bahkan berhasil membunuh putra mahkota Hastina (Lesmana Mandrakumara) dengan melemparkan keris Pulanggeni setelah menembus tubuh empat prajurit lainnya, pada saat itu pihak Korawa tahu bahwa untuk membunuh Abimanyu harus memutus langsang yang ada didadanya, kemudian Abimanyupun gugur oleh gada Kyai Glinggang atau Galih Asem milik Jayadrata, ksatria Banakeling.

    65. ANGGADA

                Anggada atau Hanggada adalah seorang tokoh dalam wiracarita Ramayana. Ia adalah wanara muda yang sangat tangkas dan gesit. Kekuatannya sangat dahsyat, sama seperti ayahnya, yakni Subali. Dalam kitab Ramayana disebutkan bahwa ia dapat melompat sejauh sembilan ratus mil. Anggada dilindungi oleh Rama dan akhirnya membantu Rama, berperang melawan Rahwana merebut kembali Dewi Sita, istri Rama. Ayah Anggada adalah Raja Wanara bernama Subali, ibunya adalah Tara. Anggada memiliki paman bernama Sugriwa, yaitu adik Subali. Subali dan Sugriwa memiliki adik perempuan bernama AnjaniHanoman adalah putera Anjani, maka Anggada bersaudara sepupu dengan Hanoman. Saat masih muda, Subali tewas karena panah Rama. Setelah itu, Anggada dirawat oleh Sugriwa.

    Perang di Alengka

    Sebelum peperangan di Alengka meletus, Rama mengutus Anggada agar memberi kepada Rahwana untuk segera menyerahkan Dewi Sita. Setelah mendengar pesan Rama yang panjang lebar, Anggada mohon pamit lalu pergi ke tempat Rahwana. Di hadapan Rahwana, Anggada memperingati agar Sita segera dikembalikan jika tidak ingin peperangan meletus. Rahwana yang keras kepala, tidak menghiraukan peringatan Anggada namun mencoba mengerahkan pasukannya untuk menangkap wanara tersebut. dengan sigap, Anggada melompat ke udara sehingga ia lolos. Setelah itu, ia merobohkan menara istana. Dengan sekali lompatan, ia terbang kembali ke tempat Rama.Saat pertempuran pertama berlangsung, Anggada bertemu dengan Indrajit, putera Rahwana. Dua prajurit tersebut bertempur dengan jurus-jurus yang mengagumkan. Para wanara bersorak-sorak kegirangan karena kagum dengan ketangguhan Anggada, sebab panah-panah yang dilepaskan Indrajit tidak membuat Anggada gentar. Namun kemudian Indrajit mengalihkan serangannya kepada Rama. Pertempuran pada hari itu pun diakhiri sebab Rama tak berkutik. Setelah Rama pulih kembali, para wanara melanjutkan penyerangannya. Pada pertempuran kedua, Anggada bertemu dengan Bajradamstra. Setelah pertarungan sengit terjadi dalam waktu yang lama, Bajradamstra gugur di tangan Anggada. Ketika peperangan di Alengka usai, Anggada dan para wanara lainnya diundang ke Ayodhya untuk menerima penghargaan atas jasa-jasa mereka karena telah menolong Rama menyelamatkan Sita.

    66. NILA ( RAMAYANA )

    Nila
    Lukisan Nila versi pewayangan Bali

    Nila alias Anila  adalah seorang tokoh dalam wiracarita Ramayana. Namanya secara harafiah berarti “nila” atau “biru tua”. Nila adalah seekor kera berwarna gelap yang berada di kubu Sri Rama dalam perang melawan Rahwana.

    Selama masa petualangan mencari Sita, Nila berperan penting, terutama dalam pembangunan jembatan Situbanda karena struktur jembatan tersebut dirancang oleh Nila. Dalam pertempuran besar di Alengka, Nila bersama para wanara yang lain bertarung mengalahkan para rakshasa. Saat Nila berhadapan dengan Prahasta yang menggunakan senjata gada besi, pertarungan berlangsung dengan sengit karena keduanya sama-sama sakti. Akhirnya Nila mengangkat sebuah batu yang besar sekali. Batu tersebut kemudian dijatuhkan di atas kepala Prahasta sehingga rakshasa tersebut tewas seketika.

    Nila dalam pewayangan Jawa

    Saat Hanoman menghadap Batara Guru untuk diakui sebagai putranya, Batara Narada tertawa sambil menyindir Batara Guru. Batara Guru yang merasa disindir kemudian mengambil daun nila (sawo kecik) dan dilempar ke punggung Batara Narada. Daun nila tersebut menjadi seekor kera berbadan pendek dan berbulu biru tua yang menempel di punggung Batara Narada. Saat itu Batara Narada yang sangat benci terhadap kera meminta ampun kepada Batara Guru agar kera tersebut lepas dari punggungnya. Kemudian Batara Guru memberi tahu cara melepaskan kera itu dari punggung Batara Narada, yaitu dengan mengakui kera tersebut menjadi anaknya. Akhirnya Batara Narada mau mengakui kera tersebut sebagai putranya.

    Semua dewa yang hadir di dalam pertemuan tertawa melihat kejadian tersebut. Batara Narada menuntut kepada Batara Guru untuk memerintahkan semua dewa yang lainnya untuk memuja keranya masing-masing saperti yang telah dilakukan Batara Narada. Setelah tujuh hari kemudian akhirnya lahirlah kera-kera pujaan para dewa itu. Adapun kera-kera tersebut antara lain Kapi Sempati pujaan Batara Indra, Kapi Anggeni pujaan Batara Brahma, Kapi Menda, Kapi Baliwisata, dan Kapi Anala pujaan Batara Yamadipati dan sebagainya yang mencapai ratusan ekor. Kera-kera tersebut lalu dikirim ke raja kera di Gua Kiskenda di bawah pimpinan Anila. Di Kerajaan Gua Kiskenda, Anila diangkat menjadi patih sekaligus ahli seni bersama Kapi Nala dan Kapi Anala.

    Kapi Anila menjadi pahlawan setelah berhasil membunuh Patih Prahasta (patihnya Dasamuka) dari Alengka dengan cara mengadu kepalanya dengan tugu batu yang ada di perbatasan negeri Alengka (tugu tersebut adalah pujaan Dewi Indrardi yang terkutuk pada peristiwa Cupu Manik). Selain itu, Anila membebaskan Dewi Indrardi dari kutukannya.

    67. ASWATAMA

    Aswatama

    Aswatama dalam versi pewayangan Jawa

    Dalam wiracarita MahabharataAswatama atau Ashwatthaman adalah putera guru Dronacharya dengan Kripi. Sebagai putera tunggal, Dronacharya sangat menyayanginya. Ia juga merupakan salah satu dari tujuh Chiranjīwin, karena dikutuk untuk hidup selamanya tanpa memiliki rasa cinta. Saat perang di Kurukshetra berakhir, hanya ia bersama Kretawarma dan Krepa yang bertahan hidup. Oleh karena dipenuhi dendam atas kematian ayahnya, ia menyerbu kemah Pandawa saat tengah malam dan melakukan pembantaian membabi buta. Ketika ayahnya, Resi Drona menjadi guru Keluarga Pandawa dan Korawa di Hastinapura, Aswatama ikut serta dalam mengikuti pendidikan ilmu olah keprajuritan. Ia memiliki sifat pemberani, cerdik dan pandai mempergunakan segala macam senjata. Dari ayahnya, Aswatama mendapat pusaka yang sangat sakti berupa panah bernama Panah Cundamanik.

    Sebagian kisah hidup Aswatama dimuat dalam kitab Mahabharata. Kisahnya yang terkenal adalah pembunuhan terhadap lima putera Pandawa dan janin yang dikandung oleh Utara, istri Abimanyu. Janin tersebut berhasil dihidupkan kembali oleh Kresna namun lima putera tidak terselamatkan nyawanya. Aswatama merupakan putera dari Bagawan Drona dengan Kripi, adik Krepa. Semasa kecil ia mengenyam ilmu militer bersama dengan para pangeran Kuru, yaitu Korawa dan Pandawa. Kekuatannya hampir setara dengan Arjuna, terutama dalam ilmu memanah. Saat perang di antara Pandawa dan Korawa meletus, ia memihak kepada Korawa, sama dengan ayahnya, dan berteman dengan Duryodana.

    Riwayat hidup Aswatama dalam pewayangan Jawa memiliki beberapa perbedaan dengan kisah aslinya dari kitab Mahabharata yang berasal dari Tanah Hindu, yaitu India, dan berbahasa Sansekerta. Beberapa perbedaan tersebut meliputi nama tokoh, lokasi, dan kejadian. Namun perbedaan tersebut tidak terlalu besar sebab inti ceritanya sama.

    68. BAGONG

    Bagong adalah nama salah satu tokoh punakawan dalam cerita wayang dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dalam cerita wayang dari Jawa Barat ia bernama Cepot atau nama yang lebih lengkapnya yaitu Astrajingga.

    Bagong adalah anak ketiga dari Semar dengan ibunya Sutiragen. Dengan bersenjatakan golok, Bagong, pekerjaannya adalah selalu membuat humor, tidak peduli kepada siapa pun, baik kesatriaraja maupun Para Dewa. Meskipun demikian lewat humor humornya dia memberikan nasehat, petuah dan kritik.

    Lakonnya biasanya dikeluarkan oleh dalang di tengah kisah, selalu menemani para kesatria dan digunakan dalang untuk menyampaikan pesan pesan bebas bagi pemirsa dan penonton, baik itu nasihat, kritik maupun petuah dan sindiran yang tentu saja disampaikan secara humor.

    Dalam perang, Bagong biasanya ikut perang dengan membawa golok. Lawan utamanya adalah para raksasa-raksasa yang selalu menjadi mangsa goloknya. Namun, Bagong sering merasa kewalahan kalau melawan para kesatria lawan tersebut.

    69. SATYAWATI

                Satyawati juga disebut Durghandini dan Gandhawati adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata. Ia adalah istri prabu Santanu dan ibu dari Citrānggada dan Wicitrawirya.Sewaktu kecil ia berbau amis, tetapi disembuhkan oleh Resi Parasara, dan kemudian menikahinya lalu melahirkan seorang putra dan diberi nama Wyasa. Dalam versi pewayangan, ia disembuhkan oleh Resi Wyasa.

    Kelahiran

    Ada seorang Raja bernama Basuparisara, bertahta di Kerajaan Chedi. Raja tersebut masih seorang keturunan Puru dan memiliki permaisuri bernama Girika. Pada suatu hari, Sang Raja pergi berburu. Di tengah hutan, ia melihat bunga-bunga bermekaran, kemudian ia teringat akan kecantikan wajah permaisurinya, Girika. Tanpa sadar air kama-nya menetes, kemudian ia tampung pada sehelai daun. Ia memanggil seekor elang yang sedang terbang di udara, bernama Çyena, untuk mengantarkan air tersebut kepada permaisurinya. Di tengah jalan air yang ditampung dalam daun tersebut jatuh di sungai Yamuna. Di sana hidup seekor ikan besar yang merupakan penjelmaan bidadari yang dikutuk. Air kama tersebut ditelan oleh Sang Ikan kemudian ikan tersebut hamil.

    Di tepi sungai Yamuna, hiduplah keluarga nelayan. Kepala keluarga tersebut bernama Dasabala. Suatu hari Dasabala pergi menangkap ikan lalu ditangkapnya seekor ikan besar yang telah menelan air kama seorang raja. Karena sabda dewata, ikan tersebut tidak dimakan oleh Dasabala. Dari dalam perut ikan keluarlah dua bayi, lelaki dan perempuan. Sang ikan kemudian berubah wujudnya menjadi bidadari kembali lalu terbang ke surga. Kedua anak yang dilahirkan tersebut diserahkan kepada Raja Basuparisara. Anak yang laki-laki diberi nama Matsyapati dan diangkat menjadi Raja di Kerajaan Wirata, sedangkan anak yang perempuan dikembalikan oleh Sang Raja karena baunya amis. Anak tersebut kemudian diberi nama Durghandini karena baunya amis seperti ikan. Orangtuanya memberi Durghandini pekerjaan sebagai tukang menyeberangkan orang di Sungai Yamuna.

    Pertemuan dengan Prabu Santanu

    Pada suatu ketika Prabu Santanu dari Hastinapura mendengar desas-desus bahwa di sekitar sungai Yamuna tersebar bau yang sangat harum semerbak. Dengan rasa penasaran Prabu Santanu jalan-jalan ke sungai Yamuna. Ia menemukan sumber bau harum tersebut dari seorang gadis desa, bernama Durgandini. Prabu Santanu jatuh cinta dan hendak melamar Durghandini. Ketika Sang Raja melamar gadis tersebut, orangtuanya mengajukan syarat bahwa jika Durghandini (Gandhawati atau Satyawati) menjadi permaisuri Prabu Santanu, ia harus diperlakukan sesuai dengan Dharma dan keturunan Durghandini-lah yang haurs menjadi penerus tahta. Mendengar syarat tersebut, Sang Raja pulang dengan kecewa dan menahan sakit hati. Ia menjadi jatuh sakit karena terus memikirkan gadis pujaannya yang tak kunjung ia dapatkan.

    Melihat ayahnya jatuh sakit, Dewabrata menyelidikinya. Ia bertanya kepada kusir yang mengantarkan ayahnya jalan-jalan. Dari sana ia memperoleh informasi bahwa ayahnya jatuh cinta kepada seorang gadis. Akhirnya, ia berangkat ke sungai Yamuna. Ia mewakili ayahnya untuk melamar puteri Dasabala yang sangat diinginkan ayahnya. Ia menuruti segala persyaratan yang diajukan Dasabala. Ia juga bersumpah tidak akan menikah seumur hidup dan tidak akan meneruskan tahta keturunan Raja Kuru agar kelak tidak terjadi perebutan kekuasan antara keturunannya dengan keturunan Durghandini. Sumpahnya disaksikan oleh para Dewa dan semenjak saat itu, namanya berubah menjadi Bisma. Akhirnya Prabu Santanu dan Dewi Durghandini menikah lalu memiliki dua orang putera bernama Chitrāngada dan Wicitrawirya.

    70. JAYADRATA

    Dalam wiracarita MahabharataJayadrata adalah seorang raja di Kerajaan Sindhu. Dia menikahi Dursala, adik perempuan Korawa bersaudara. Jayadrata merupakan tokoh penting di balik pembunuhan Abimanyu. Ia menghadang para ksatria Pandawa saat mereka berusaha menyelamatkan Abimanyu. Atas kematian Abimanyu, Arjuna berusaha membunuh Jayadrata. Akhirnya pada Bharatayuddha hari keempat belas, Jayadrata gugur di tangan Arjuna.

    Jayadrata
    Jayadrata dalam versi pewayangan Jawa

    Jayadrata dalam pewayangan Jawa

    Antara kisah Jayadrata dalam kitab Mahabharata dan pewayangan Jawa memiliki beberapa perbedaan, namun tidak terlalu besar karena inti ceritanya sama. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain disebabkan oleh proses Jawanisasi, yaitu membuat kisah wiracarita dari India bagaikan terjadi di pulau Jawa.

    Jayadrata adalah seorang ksatria yang sangat sakti dari pihak Korawa. Misteri menyelubungi asal usulnya. Kisahnya bermula ketika Wrekudara lahir, ari-ari yang membungkusnya dibuang. Pertapa tua, yaitu Bagawan Sapwani, secara kebetulan memungutnya, mendoakannya, dan mengubahnya menjadi seorang bocah lelaki, yang tumbuh dewasa dengan nama Jayadrata. Dari pandangan sekilas saja tampak jelas kemiripan kekerabatan dengan Wrekudara dan putra Wrekudara, Raden Gatotkaca. Ketika Jayadrata beranjak dewasa, ia dibujuk untuk datang ke Hastina oleh Sangkuni yang cerdik, yang memandang perlu seorang sekutu yang seperti itu untuk melawan Pandawa. Di sana Jayadrata diberi suatu kedudukan yang tinggi dan dikawinkan dengan saudara perempuan Duryodana, Dewi Dursilawati. Hal ini mengikatnya dengan kuat pada pihak Kiri. Dalam Perang Bharatayuddha, dialah yang membunuh ksatria muda Abimanyu, dan setelah itu pada gilirannya ia dibunuh oleh Arjuna yang kehilangan anaknya. Karakter Jayadrata adalah jujur, setia, dan terus terang bagaikan Gatotkaca di antara Korawa. Ia mahir mempergunakan panah dan sangat ahli bermain gada. Oleh Resi Sapwani ia diberi pusaka gada bernama Kyai Glinggang.

                Jayadrata nama sesungguhnya adalah Arya Tirtanata atau Bambang Sagara. Arya Tirtanata kemudian dinobatkan sebagai raja negara Sindu, dan bergelar Prabu Sinduraja. Karena ingin memperdalam pengetahuannya dalam bidang tata pemerintahan dan tata kenegaraan, Prabu Sinduraja pergi ke negara Hastina untuk berguru pada Prabu Pandu Dewanata. Untuk menjaga kehormatan dan harga diri, ia menukar namanya dengan nama patihnya, Jayadrata. Di negara Hastina Jayadrata bertemu dengan Keluarga Korawa, dan akhirnya diambil menantu Prabu Dretarastra, dikawinkan dengan Dewi Dursilawati dan diangkat sebagai Adipati Buanakeling. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra bernama Arya Wirata dan Arya Surata. Jayadrata gugur di tangan Arjuna di medan perang Bharatayuddha sebagai senapati perang Korawa. Kepalanya terpangkas lepas dari badannya oleh panah sakti Pasupati

    71. LIMBUK

    Limbuk adalah anak perempuan Cangik, juga seorang abdi perempuan yang konyol. Meskipun penampilannya sangat berbeda dengan ibunya, dia mempunyai rasa keyakinan yang sama akan daya tariknya yang tinggi. Dia juga membawa sebuah sisir dengannya ke mana-mana. Suaranya keras, rendah, dan menyentuh secara janggal.

    72. SANTANU

    Santanu adalah tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Beliau adalah putera Raja Pratipa, Raja dari trah Candrawangsa, keturunan Maharaja Kuru, yang memiliki tegal bernama Kurukshetra, letaknya di India Utara. Prabu Santanu merupakan ayah Bisma dan secara legal, kakek daripada Pandu dan Dretarastra. Beliau memerintah di Hastinapura, ibukota sekaligus pusat pemerintahan para keturunan Kuru, di Kerajaan Kuru.

    Santanu
    Prabu Santanu dalam versi Wayang Jawa

    Prabu Santanu merupakan putera dari pasangan Raja Pratipa dengan Ratu Sunanda, keturunan Raja Kuru, yang menurunkan keluarga para Pandawa dan Korawa. Santanu berasal dari kata çanta yang berarti tenang, sebab Prabu Pratipa dalam keadaan tenang pada saat puteranya lahir. Prabu Santanu sangat tampan, sangat cakap dalam memainkan senjata, dan senang berburu ke hutan. Ia menggantikan ayahnya, Raja Pratipa, sebagai Raja di Hastinapura.

    73. SATYAKI

    Satyaki

    Satyaki dalam versi pewayangan Jawa

    Satyaki alias Yuyudhana adalah seorang tokoh dari wiracarita Mahabharata. Ia adalah saudara ipar Kresna. Ia berperang pada pihak Pandawa dalam perang Bharatayuddha.

    Kelahirannya di waktu ibu Satyaki mau dibawa oleh pencuri, tidak ada yang mampu mengalahkan pencuri itu bahkan para Pandawa. Setelah lahir Satyaki ia dido’akan agar cepat tumbuh, seketika ia menjadi ksatria yang gagah, suaranya mantap mirip Bima, tapi tubuhnya kecil, dialah yang mampu mengalahkan maling tersebut yang bernama Singomulanjoyo, kemudian nama itu dipakai oleh Satyaki. Nama lainnya adalah Yuyudana, Bimo Kunthing, Singomulanjoyo. Mempunyai senjata Gada Wesi Kuning pemberian Prabu Kresna.

    74. WISANGGENI

    Dalam wiracarita MahabharataWisanggeni adalah anak Arjuna dari Dewi Dresanala. Ia lahir karena Dresanala bersikukuh tidak menggugurkan kandungannya seperti tujuh bidadari yang juga hamil karena sebagai anugerah Dewa kepada Arjuna yang telah membebaskan kahyangan dari raksasa Niwatakawaca karena menginginkan Dewi Supraba.

    Pada saat lahirnya, Wisanggeni membuat ontran-ontran di Kahyangan karena hendak dibunuh oleh kakeknya Batara Brama atas perintah Sang Hyang Giri Nata atau Batara Guru karena lahirnya Wisanggeni dianggap menyalahi kodrat. Tapi karena Wisanggeni adalah titisan Sang Hyang Wenang, dia luput dari bala tersebut.

    Wisanggeni tumbuh dibesarkan oleh Batara Baruna (Dewa Penguasa Lauatan) dan Hyang Antaboga (Rajanya Ular yang tinggal di dasar bumi), yang menjadikan Wisanggeni punya kemampuan yang luar biasa. Di jagat pewayangan, dia bisa terbang seperti Gatotkaca dan masuk ke bumi seperti Antareja dan hidup di laut seperti Antasena. Wisanggeni tinggal di Kahyangan Daksinapati bersama ibunya. Dan meninggal menjelang perang Bharatayuddha bersama Antasena atas permintaan Batara Kresnasebagai tumbal untuk kemenangan Pandawa atas perang tersebut.

    Karakter Wisanggeni adalah mungkak kromo (tidak menggunakan bahasa kromo ketika bicara dengan siapapun) seperti halnya Bima. Dan dia punya kemampuan Weruh sadurungin winarah (mampu melihat hal yang belum terjadi).

    75.  MADRI

    Madri adalah salah satu tokoh dalam wiracarita Mahabharata. Dia putri dari Kerajaan Madra, adik dari Prabu Salya yang di berikan kepada Prabu Pandu, setelah Salya kalah tanding dengan Pandu.

    Dalam kisah Mahabharata, Prabu Pandu berhasil memenangkan sayembara untuk mendapatkan Kunti putri dari Prabu Kuntiboja. Prabu Salya yang terlambat datang menantang Pandu untuk mendapatkan Dewi Kunti dengan taruhannya adalah Dewi Madri adiknya. Salya dan Pandu kemudian mendapatkan Madri dan menikahinya. Dari Madri, Pandu memiliki dua orang anak kembar, Nakula dan Sadewa.

    Madri adalah istri kedua Pandu. Ia dinikahkan dengan Pandu untuk mempererat hubungan antara Hastinapura dengan Kerajaan Madra. Namun karena Pandu menanggung kutukan bahwa ia akan meninggal apabila bersenggama, maka ia tidak bisa memiliki keturunan. Akhirnya Pandu dan istrinya mengembara di hutan sebagai pertapa dan meninggalkan Hastinapura. Di sana, Kunti mengeluarkan mantra rahasianya untuk memangil para Dewa. Ia menggunakan mantra tersebut tiga kali untuk memanggil Dewa YamaBayu, dan Indra. Dari ketiga Dewa tersebut ia memperoleh tiga putera, yaitu YudistiraBima, dan Arjuna. Kunti juga memberikan kesempatan bagi Madri untuk memanggil Dewa. Madri memanggil Dewa Aswin, dan mendapatkan putera kembar bernama Nakula dan Sadewa.

    76. YUDISTIRA

    Yudistira
    Prabu Yudistira, sebagai tokoh wayang Jawa

    Yudistira adalah seorang tokoh protagonis dari wiracarita Mahabharata. Beliau adalah raja Indraprasta, kemudian memerintah Hastina setelah memenangkan pertempuran akbar di Kurukshetra. Yudistira merupakan putera sulung Pandu dengan Kunti. Beberapa sumber mengatakan bahwa ia memiliki kepandaian memakai senjata tombak.

    Nama Yudistira dalam bahasa Sansekerta dieja Yudhiṣṭhira, yang artinya adalah “teguh atau kokoh dalam peperangan”. Ia juga dikenal sebagai Dharmaraja yang artinya Raja Dharma, sebab konon Yudistira selalu menegakkan Dharma sepanjang hidupnya.

    Yudistira dalam versi pewayangan Jawa

    Dalam kisah versi Jawa, Yudistira beristrikan Dewi Dropadi, puteri Prabu Drupada dengan Dewi Gandawati dari negara Panchala, dan berputera Pancawala (Pancawala). (Menurut kisah India, Drupadi diperistri oleh kelima Pandawa bersama-sama).

    Ia adalah putera sulung Prabu Pandu raja negara Hastina dengan dengan permaisuri Dewi Kunti, putri Prabu Basukunti dengan Dewi Dayita dari negara Mandura. Ia mempunyai dua orang adik kandung masing-masing bernama: Bima (Werkudara) dan Arjuna, dan dua orang adik kembar lain ibu, bernama Nakula (Pinten) dan Sadewa (atau Sahadewa alias Tansen), putra Prabu Pandu dengan Dewi Madri, puteri Prabu Mandrapati dari negara Mandaraka. Kelima orang bersaudara ini disebut sebagai Pandawa.

    Yudistira dianggap sebagai keturunan (titisan) Dewa Keadilan, Batara Dharma oleh karena itu salah satu julukannya adalah Dharmasuta, Dharmaputra atau Dharmawangsa. Selain itu ia juga disebut Puntadewa atau Samiaji. Nama Yudistira sendiri diambil karena dalam tubuhnya menunggal arwah Prabu Yudistira, raja jin negara Mertani (menurut kisah pewayangan Jawa). Yudistira mempunyai pusaka kerajaan berwujud payung bernama “Kyai Tunggulnaga” dan sebuah tombak bernama “Kyai Karawelang”.

    Ia adalah tipe murni raja yang baik. Darah putih (Seta ludira. Seta berarti putih, ludira berarti darah) mengalir di nadinya. Tak pernah murka, tak pernah bertarung, tak pernah juga menolak permintaan siapa pun, betapapun rendahnya sang peminta. Waktunya dilewatkan untuk meditasi dan penghimpunan kebijakan. Tak seperti kesatria yang lain, yang pusaka saktinya berupa senjata, pusaka andalan Yudistira adalah Kalimasada yang misterius, naskah keramat yang memuat rahasia agama dan semesta. Dia, pada dasarnya, adalah cendikiawan tanpa pamrih, yang memerintah dengan keadilan sempurna dan kemurah hatinya yang luhur. Dengan kenampakan yang sama sekali tanpa perhiasan mencolok, dengan kepala merunduk yang mawas diri, dan raut muka keningratan yang halus, dia tampil sebagai gambaran ideal tentang “Pandita Ratu” (Raja Pendeta) yang telah menyingkirkan nafsu dunia.

    Akan tetapi ada pula kelemahannya, yakni gemar berjudi. Oleh karena kegemarannya ini, Yudistira beberapa kali tertipu dan dikalahkan dalam adu judi dengan Duryodana, Raja Hastina dan pemuka Korawa. Dalam salah satu kekalahannya, terpaksa Yudistira (dan Pandawa keseluruhannya) menyerahkan negaranya dan membuang diri ke hutan selama 13 tahun.

    77. ANTASENA

    Antasena
    Antasena dalam versi pewayangan Jawa

    Dalam wiracarita MahabharataAntasena adalah putra Bima dan Dewi Urang Ayu. Tokoh ini paling sakti di antara tiga putera Bima. Jika Gatotkaca mampu terbang di udara dan Antareja mampu ambles bumi (hidup di bawah tanah), Antasena mampu terbang di udara, ambles bumi, dan menyelam. Sama seperti ayahnya, Antasena tidak bisa berbahasa santun (ngoko). Kendati demikian, Antasena berhati baik dan paling bijak di antara putera-putera Pandawa. Ia memiliki tubuh bersisik bagaikan udang dan tidak mempan ditusuk senjata.

    Antasena beristrikan Dewi Jenakawati, puteri Arjuna. Ia tidak ikut berperang di Bharatayuddha. Bersama Wisanggeni, mereka menjadi tumbal agar Pandawa menang melawan Korawa. Syahdan, hal ini merupakan taktik yang diambil Kresna karena Antasena tidak terkalahkan. Hal ini akan membuat pertempuran tidak berimbang. Ada juga versi yang menyebutkan, Kresna takut karena dalam rencana dewa, Antasena akan bertanding dengan kakaknya, Baladewa.

    Antasena berwatak jujur, terus terang, bersahaja, berani kerena membela kebenaran, tidak pernah berdusta. Setelah dewasa, Anantasena menjadi raja di negara Dasarsamodra, bekas negaranya Prabu Ganggatrimuka yang mati terbunuh dalam peperangan.

    Antasena meninggal sebelum perang Bharatayuddha. Ia mati moksa (lenyap dengan seluruh raganya) atas kehendak dan kekuasaan Sang Hyang Wenang

    78. ARJUNA

                Arjuna adalah nama seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia dikenal sebagai sang Pandawa yang menawan parasnya dan lemah lembut budinya. Ia adalah putera Prabu Pandudewanata, raja di Hastinapura dengan Dewi Kunti atau Dewi Prita, yaitu puteri Prabu Surasena, Raja Wangsa Yadawa di Mandura. Arjuna merupakan teman dekat Kresna, yaitu Awatara (penjelmaan) Bhatara Wisnu yang turun ke dunia demi menyelamatkan dunia dari kejahatan. Arjuna juga merupakan salah orang yang sempat menyaksikan “wujud semesta” Kresna menjelang Bharatayuddha berlangsung. Ia juga menerima “Bhagawad Gita” atau “Nyanyian Orang Suci”, yaitu wejangan suci yang disampaikan oleh Kresna kepadanya sesaat sebelum Bharatayuddha berlangsung karena Arjuna masih segan untuk menunaikan kewajibannya.

    Dalam bahasa Sanskerta, secara harfiah kata Arjuna berarti “bersinar terang”, “putih” , “bersih”. Dilihat dari maknanya, kata Arjuna bisa berarti ” jujur di dalam wajah dan pikiran”. Arjuna mendapat julukan “Kuruśreṣṭha” yang berarti “keturunan dinasti Kuru yang terbaik”. Ia merupakan manusia pilihan yang mendapat kesempatan untuk mendapat wejangan suci yang sangat mulia dari Kresna, yang terkenal sebagai “Bhagawad Gita” (nyanyian Tuhan).

    Arjuna memiliki karakter yang mulia, berjiwa kesatria, imannya kuat, tahan terhadap godaan duniawi, gagah berani, dan selalu berhasil merebut kejayaan sehingga diberi julukan “Dananjaya”. Musuh seperti apapun pasti akan ditaklukkannya, sehingga ia juga diberi julukan “Parantapa”, yang berarti penakluk musuh. Di antara semua keturunan Kuru di dalam silsilah Dinasti Kuru, ia dijuluki “Kurunandana”, yang artinya putera kesayangan Kuru. Ia juga memiliki nama lain “Kuruprāwira”, yang berarti “kesatria Dinasti Kuru yang terbaik”, sedangkan arti harfiahnya adalah “Perwira Kuru”.

    Di antara para Pandawa, Arjuna merupakan kesatria pertapa yang paling teguh. Pertapaannya sangat kusuk. Ketika ia mengheningkan cipta, menyatukan dan memusatkan pikirannya kepada Tuhan, segala gangguan dan godaan duniawi tak akan bisa menggoyahkan hati dan pikirannya. Maka dari itu, Sri Kresna sangat kagum padanya, karena ia merupakan kawan yang sangat dicintai Kresna sekaligus pemuja Tuhan yang sangat tulus. Sri Kresna pernah berkata padanya, “Pusatkan pikiranmu pada-Ku, berbaktilah kepada-Ku, dan serahkanlah dirimu pada-Ku, maka kau akan datang kepada-Ku. Aku berkata demikian, karena kaulah kawan-Ku yang sangat Kucintai”.

    Masa muda dan pendidikan

    Arjuna didik bersama dengan saudara-saudaranya yang lain (para Pandawa dan Korawa) oleh Bagawan Drona. Kemahirannya dalam ilmu memanah sudah tampak semenjak kecil. Pada usia muda ia sudah mendapat gelar “Maharathi” atau “kesatria terkemuka”. Ketika Guru Drona meletakkan burung kayu pada pohon, ia menyuruh muridnya satu-persatu untuk membidik burung tersebut, kemudian ia menanyakan kepada muridnya apa saja yang sudah mereka lihat. Banyak muridnya yang menjawab bahwa mereka melihat pohon, cabang, ranting, dan segala sesuatu yang dekat dengan burung tersebut, termasuk burung itu sendiri. Ketika tiba giliran Arjuna untuk membidik, Guru Drona menanyakan apa yang ia lihat. Arjuna menjawab bahwa ia hanya melihat burung saja, tidak melihat benda yang lainnya. Hal itu membuat Guru Drona kagum bahwa Arjuna sudah pintar.

    Pada suatu hari, ketika Drona sedang mandi di sungai Gangga, seekor buaya datang mengigitnya. Drona dapat membebaskan dirinya dengan mudah, namun karena ia ingin menguji keberanian murid-muridnya, maka ia berteriak meminta tolong. Di antara murid-muridnya, hanya Arjuna yang datang memberi pertolongan. Dengan panahnya, ia membunuh buaya yang menggigit gurunya. Atas pengabdian Arjuna, Drona memberikan sebuah astra yang bernama “Brahmasirsa”. Drona juga mengajarkan kepada Arjuna tentang cara memanggil dan menarik astra tersebut. Menurut Mahabharata, Brahmasirsa hanya dapat ditujukan kepada dewaraksasa, setan jahat, dan makhluk sakti yang berbuat jahat, agar dampaknya tidak berbahaya.

    Arjuna memiliki senjata sakti yang merupakan anugerah para dewata, hasil pertapaannya. Ia memiliki panah Pasupati yang digunakannya untuk mengalahkan Karna dalam Bharatayuddha. Busurnya bernama Gandiwa, pemberian Dewa Baruna ketika ia hendak membakar hutan Kandawa. Ia juga memiliki sebuah terompet kerang (sangkala) bernama Dewadatta, yang berarti “anugerah Dewa”.

    Arjuna dalam dunia pewayangan Jawa

    Arjuna juga merupakan seorang tokoh ternama dalam dunia pewayangan dalam budaya Jawa Baru. Di bawah ini disajikan beberapa ciri khas yang mungkin berbeda dengan ciri khas Arjuna dalam kitab Mahābhārata versi India dengan bahasa Sansekerta.

    Sifat dan kepribadian

    Arjuna seorang kesatria yang gemar berkelana, bertapa dan berguru menuntut ilmu. Selain menjadi murid Resi Drona di Padepokan Sukalima, ia juga menjadi murid Resi Padmanaba dari Pertapaan Untarayana. Arjuna pernah menjadi brahmana di Goa Mintaraga, bergelar Bagawan Ciptaning. Ia dijadikan kesatria unggulan para dewa untuk membinasakan Prabu Niwatakawaca, raja raksasa dari negara Manimantaka. Atas jasanya itu, Arjuna dinobatkan sebagai raja di Kahyangan Dewa Indra, bergelar Prabu Karitin. dan mendapat anugrah pusaka-pusaka sakti dari para dewa, antara lain: Gendewa (dari Batara Indra), Panah Ardadadali (dari Batara Kuwera), Panah Cundamanik (dari Batara Narada).

    Arjuna memiliki sifat cerdik dan pandai, pendiam, teliti, sopan-santun, berani dan suka melindungi yang lemah. Ia memimpin Kadipaten Madukara, dalam wilayah negara Amarta. Setelah perang Bharatayuddha, Arjuna menjadi raja di Negara Banakeling, bekas kerajaan Jayadrata. Akhir riwayat Arjuna diceritakan, ia moksa (mati sempurna) bersama keempat saudaranya yang lain di gunung Himalaya.

    Ia adalah petarung tanpa tanding di medan laga, meski bertubuh ramping berparas rupawan sebagaimana seorang dara, berhati lembut meski berkemauan baja, kesatria dengan segudang istri dan kekasih meski mampu melakukan tapa yang paling berat, seorang kesatria dengan kesetiaan terhadap keluarga yang mendalam tapi kemudian mampu memaksa dirinya sendiri untuk membunuh saudara tirinya. Bagi generasi tua Jawa, dia adalah perwujudan lelaki seutuhnya. Sangat berbeda dengan Yudistira, dia sangat menikmati hidup di dunia. Petualangan cintanya senantiasa memukau orang Jawa, tetapi secara aneh dia sepenuhnya berbeda dengan Don Juan yang selalu mengejar wanita. Konon Arjuna begitu halus dan tampan sosoknya sehingga para puteri begitu, juga para dayang, akan segera menawarkan diri mereka. Merekalah yang mendapat kehormatan, bukan Arjuna. Ia sangat berbeda dengan Wrekudara. Dia menampilkan keanggunan tubuh dan kelembutan hati yang begitu dihargai oleh orang Jawa berbagai generasi.

    Pusaka

    Arjuna juga memiliki pusaka-pusaka sakti lainnya, atara lain: Keris Kiai Kalanadah diberikan pada Gatotkaca saat mempersunting Dewi Pergiwa (putera Arjuna), Panah Sangkali (dari Resi Drona), Panah Candranila, Panah Sirsha, Panah Kiai Sarotama, Panah Pasupati, Panah Naracabala, Panah Ardhadhedhali, Keris Kiai Baruna, Keris Pulanggeni (diberikan pada Abimanyu), Terompet Dewanata, Cupu berisi minyak Jayengkaton (pemberian Bagawan Wilawuk dari pertapaan Pringcendani) dan Kuda Ciptawilaha dengan Cambuk Kiai Pamuk. Sedangkan ajian yang dimiliki Arjuna antara lain: PanglimunanTunggengmayaSepiangin, Mayabumi, Pengasih dan Asmaragama. Arjuna juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran, yaitu Kampuh atau Kain Limarsawo, Ikat Pinggang Limarkatanggi, Gelung Minangkara, Kalung Candrakanta dan Cincin Mustika Ampal (dahulunya milik Prabu Ekalaya, raja negara Paranggelung).

    Istri dan keturunan

    Dalam Mahabharata versi pewayangan Jawa, Arjuna mempunyai 15 orang istri dan 14 orang anak. Adapun istri dan anak-anaknya adalah:

    79. BATARA KAMAJAYA

    Batara Kamajaya adalah Dewa Cinta dan istrinya bernama Dewi Kamaratih. Batara Kamajaya sendiri putra dari Semar dan Dewi Sanggani Putri. Batara Kamajaya dan istri dalam masyarakat Jawa di simbolkan sebagai lambang kerukunan suami istri.

    Pada acara mitoni atau tujuh bulan (kandungan istri berusia 7 bulan), kelapa muda yg hendak dipecahkan ayah calon bayi sering dilukiskan atau dituliskan nama Kamajaya. Sebagai wujud dari buah cinta.

    80. DURMAGATI

    Durmagati
    Durmagati dalam versi pewayangan Jawa

    Dalam wiracarita MahabharataDurmagati adalah seorang tokoh Korawa yang barangkali merupakan yang paling kocak apabila sedang dimainkan/dibawakan sifatnya oleh dalang.

    Durmagati mempunyai badan yang lebih pendek dan gemuk dari kebanyakan saudara-saudaranya. Dengan ciri khas lehernya yang sangat pendek dan kepala seperti tertekan ke bawah sehingga wajahnya menengadah ke atas.

    Bicaranya bindeng (seperti orang pilek, tidak jelas) dan kata-katanya justru selalu menyudutkan Sangkuni yang selalu mempengaruhi korawa untuk memusnahkan Pandawa. Jadi sebenarnya ia tahu bahwa pihak Korawa bersalah karena hasutan-hasutan licik Sangkuni. Namun semua kata-katanya diucapkan dengan gayanya yang kocak sehingga tidak dianggap serius oleh Sangkuni.

    81. SANG HYANG TUNGGAL

    Sang Hyang Tunggal adalah ayah dari Batara Ismaya (Semar), Batara Antaga (Togog) dan Batara Manikmaya (Guru). Pada episode Dewa Ruci, dia muncul sebagai Dewa Ruci dan bertemu Bima di dasar Laut Selatan. Bentuk wayangnya (dalam wayang kulit) termasuk kecil, seukuran wayang kulit tokoh-tokoh perempuan. Tokoh ini jarang dimainkan dalam pertunjukkan wayang kulit, karena episode yang memunculkannya memang sangat sedikit. Konon tidak sembarang dalang berani memainkan tokoh ini. Sang Hyang Tunggal adalah anak dari Sang Hyang Wenang. Kisah mistis perjalanan batin yang dialami oleh Bima sehingga bertemu dengan Sang Hyang Tunggal dalam Dewa Ruci sangat baik untuk diambil pelajarannya.

    82.  ANTAREJA

    Dalam MahabharataAntareja adalah anak dari Werkodara atau Bima dari istri keduanya Nagagini seorang putri Dewa Antaboga. Dikisahkan dia adalah seorang ksatria yang tangguh, sakti mandraguna. Ia mempunyai dua orang saudara lelaki lain ibu, bernama Raden Gatotkaca, putra Bima dengan Dewi Arimbi, dan Arya Anantasena, putra Bima dengan Dewi Urangayu. Sejak kecil Anatareja tinggal bersama ibu dan kakeknya di Saptapatala (dasar bumi). Ia memiliki Ajian Upasanta pemberian Hyang Anantaboga. Lidahnya sangat sakti, mahluk apapun yang dijilat telapak kakinya akan menemui kematian. Anatareja berkulit napakawaca, sehingga kebal terhadap senjata. Ia juga memiliki cincin Mustikabumi, pemberian ibunya, yang mempunyai kesaktian, menjauhkan dari kematian selama masih menyentuh bumi maupun tanah, dan dapat digunakan untuk menghidupkan kembali kematian di luar takdir. Kesaktian lain Anantareja dapat hidup dan berjalan didalam bumi.

    Anantareja memiliki sifat jujur, pendiam, sangat berbakti pada yang lebih tua dan sayang kepada yang muda, rela berkorban dan besar kepercayaanya kepada Sang Maha Pencipta. Ia menikah dengan Dewi Ganggi, putri Prabu Ganggapranawa, raja ular di Tawingnarmada, dan berputra Arya Danurwenda.Setelah dewasa Anantareja menjadi raja di negara Jangkarbumi bergelar Prabu Nagabaginda. Ia meninggal menjelang perang Bharatayuddha atas perintah Prabu Kresna dengan cara menjilat telapak kakinya sebagai tawur (korban untuk kemenangan) keluarga Pandawa dalam perang Bharatayuddha.

    83. BILUNG

    Bilung adalah seorang raksasa kecil yang berteman dengan para punakawan, dia adalah sahabat dari Togog dan kemana mana selalu berdua. Bilung digambarkan sebagai tokoh dari luar jawa yaitu melayu. Bilung sering kali menggunakan bahasa campuran jawa & melayu. Setiap bertemu dengan Petruk selalu menantang berkelahi & mengeluarkan suara kukuruyuk seperti ayam jago. Tapi sekali dipukul oleh petruk dia langsung kalah & menangis.dalam beberapa cerita wayang, bilung yang punya nama lain Tokun ini terkadang Bilung berperan menjadi Punakawan yang memihak musuh. biasanya Bilung akan memberi masukan yang baik kepada majikannya . tetapi bila masukannya tidak didengarkan oleh majikannya , dia akan berbalik memberi berbagai masukan yang buruk.

    84. DURSALA

    Dursala (alias Dushala, atau Dussala, dll) adalah nama adik perempuan Duryodana dalam kisah wiracarita IndiaMahabharata. Ia satu-satunya Korawa yang berjenis kelamin wanita. Ia menikahi Jayadrata, Raja Kerajaan Sindhu dan Kerajaan SauwiraJayadrata dibunuh oleh Arjuna saat perang di Kurukshetra. Dursala memiliki seorang putera bernama Suratha. Cucunya bertarung dengan Arjuna, ketika ia mengunjungi Kerajaan Sindhu setelah perang di Kurukshetra, untuk mengumpulkan upeti demi mendukung upacara Aswameddha yang diselenggarakan Yudistira.

    Dursala dalam pewayangan Jawa

    Dalam budaya pewayangan Jawa, Dursala juga disebut Dursilawati. Ia satu-satunya Korawa yang berjenis kelamin wanita. Dalam pewayang Jawa, ia memiliki sifat buruk, yaitu sangat menyukai lelaki suami orang dan suka menggoda. Bahkan ia pernah menggoda ArjunaPandawa yang paling tampan.

    85. RUKMI

    Dalam dunia pewayangan di Jawa, Rukmi disebut Arya Prabu Rukma. Ia dianggap sebagai putera Prabu Basukunti, raja negara Mandura dengan permaisuri Dewi Dayita, puteri Prabu Kunti, raja negara Boja. Ia mempunyai tiga orang saudara kandung bernama Arya BasudewaDewi Kunti alias Dewi Prita, dan Arya Ugrasena.

    Arya Prabu Rukma menikah dengan Dewi Rumbini, putera Prabu Rumbaka, raja negara Kumbina. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putera bernama Dewi Rukmini dan Arya Rukmana. Secara tidak resmi Arya Prabu Rukma juga mengawini Ken Sagupi, swaraswati di keraton Mandura, dan mempunyai seorang puteri bernama Ken Rarasati alias Dewi Larasati.

    Arya Prabu Rukma mempunyai sifat berani, cerdik pandai, trengginas, mahir mempergunakan senjata panah dan ahli strategi perang. Ia menjadi raja negara Kumbina menggantikan mertuanya, Prabu Rumbaka, dan bergelar Prabu Bismaka, Prabu Wasukunti atau Prabu Hirayana. Dalam akhir riwayatnya diceritakan bahwa Prabu Bismaka (gelar Arya Prabu Rukma) gugur di medan perang melawan Prabu Bomanarakasura, raja negara Surateleng atau Trajutisna.

    86. BALADEWA

    Baladewa adalah saudara Prabu Kresna. Prabu Baladewa yang waktu mudanya bernama Kakrasana, adalah putra Prabu Basudewa, raja negara Mandura dengan permaisuri Dewi Mahendra atau Maekah. Ia lahir kembar bersama adiknya, Narayana dan mempunyai adik lain ibu bernama Dewi Sumbadra atau Dewi Lara Ireng, putri Prabu Basudewa dengan permaisuri Dewi Badrahini. Baladewa juga mempunyai saudara lain ibu bernama Arya Udawa, putra Prabu Basudewa dengan Ken Sagupi, seorang swarawati keraton Mandura. Prabu Baladewa yang mudanya pernah menjadi pendeta di pertapaan Argasonya bergelar Wasi Jaladara, menikah dengan Dewi Erawati, putri Prabu Salya dengan Dewi Setyawati atau Pujawati dari negara Mandaraka. Dari perkawinan tersebut ia memperoleh dua orang putra bernama Wisata dan Wimuka.

    Baladewa berwatak keras hati, mudah naik darah tapi pemaaf dan arif bijaksana. Ia sangat mahir dalam olah keterampilan mempergunakan gada, hingga Bima dan Duryodana berguru kepadanya. Baladewa mempunyai dua pusaka sakti, yaitu Nangggala dan Alugara, keduanya pemberian Bathara Brahma. Ia juga mempunyai kendaraan gajah bernama Kyai Puspadenta. Dalam banyak hal prabu Baladewa adalah lawan daripada prabu Kresna. Kresna berwarna hitam sedangkan Baladewa berkulit putih.

    Pada perang Bharatayuddha sebenarnya prabu Baladewa memihak para Korawa, tetapi berkat siasat Kresna, beliau tidak ikut dan malahan bertapa di Grojogan Sewu (Grojogan = Air Terjun, Sewu = Seribu) dengan tujuan agar apabila terjadi perang Bharatayuda Baladewa tidak dapat mendengarnya karena tertutup suara gemuruh air terjun selain itu dijanjikan oleh Kresna akan dibangunkan ketika nanti Bharatayuda terjadi, padahal keesokan harinya setelah bertapa di Grojogan Sewu terjadilah perang Bharatayuda. Jika tidak pasti para Pandawa kalah, karena prabu Baladewa sangatlah sakti.

    Baladewa ada yang mengatakan sebgai titisan daripada naga sementara yang lainya meyakini sebagai titisan Sanghyang Basuki , Dewa keselamatan. Ia berumur sangat panjang. Setelah selesai perang Bharatayudha, Prabu Baladewa menjadi pamong dan penasehat Prabu Parikesit, raja negara Astina setelah Prabu Kalimataya atau Prabu Puntadewa, dengan gelar Resi Balarama. Ia mati moksa setelah punahnya seluruh Wangsa Wresni.

    87. BATARA DURGA

    Durga atau Durgā (Dewanagari) adalah sakti (=istri) Siwa. Dalam agama Hindu, Dewi Durga (Betari Durga) adalah ibu dari Dewa Ganesa dan Dewa Kumara (Kartikeya). Saat Hanoman menghadap Batara Guru untuk diakui sebagai putranya, Batara Narada tertawa sambil menyindir Batara Guru. Batara Guru yang merasa disindir kemudian mengambil daun nila (sawo kecik) dan dilempar ke punggung Batara Narada. Daun nila tersebut menjadi seekor kera berbadan pendek dan berbulu biru tua yang menempel di punggung Batara Narada. Saat itu Batara Narada yang sangat benci terhadap kera meminta ampun kepada Batara Guru agar kera tersebut lepas dari punggungnya. Kemudian Batara Guru memberi tahu cara melepaskan kera itu dari punggung Batara Narada, yaitu dengan mengakui kera tersebut menjadi anaknya. Akhirnya Batara Narada mau mengakui kera tersebut sebagai putranya.

    Beliau kadangkala disebut Uma atau Parwati. Dewi Durga biasanya digambarkan sebagai seorang wanita cantik berkulit kuning yang mengendarai seekor harimau. Beliau memiliki banyak tangan dan memegang banyak tangan dengan posisi mudra, gerak tangan yang sakral yang biasanya dilakukan oleh para pendeta Hindu.

    Di Nusantara, Dewi ini cukup dikenal pula. Candi Prambanan di Jawa Tengah, misalkan juga dipersembahkan kepada Dewi ini.Dalam bahasa Sansekertadurga berarti “yang tidak bisa dimasuki” atau “terpencil”.

    88. BISMA

    Bisma terlahir sebagai Dewabrata adalah salah satu tokoh utama dalam Mahabharata. Ia merupakan putera dari pasangan Prabu Santanu dan Satyawati. Ia juga merupakan kakek dari Pandawa maupun Korawa. Semasa muda ia bernama Dewabrata, namun berganti menjadi Bisma semenjak ia bersumpah bahwa tidak akan menikah seumur hidup. Bisma ahli dalam segala modus peperangan dan sangat disegani oleh Pandawa dan Korawa. Ia gugur dalam sebuah pertempuran besar di Kurukshetra oleh panah dahsyat yang dilepaskan oleh Srikandi dengan bantuan Arjuna. namun ia tidak meninggal pada saat itu juga. Ia sempat hidup selama beberapa hari dan menyaksikan kehancuran para Korawa. Ia menghembuskan nafas terkahirnya saat garis balik matahari berada di utara (Uttarayana).

    Bisma dalam pewayangan Jawa

    Antara Bisma dalam kitab Mahabharata dan pewayangan Jawa memiliki beberapa perbedaan, namun tidak terlalu besar karena inti ceritanya sama. Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain disebabkan oleh proses Jawanisasi, yaitu membuat kisah wiracarita dari India bagaikan terjadi di pulau Jawa.

    Bisma adalah anak Prabu Santanu, Raja Astina dengan Dewi Gangga alias Dewi Jahnawi (dalam versi Jawa). Waktu kecil bernama Raden Dewabrata yang berarti keturunan Bharata yang luhur. Ia juga mempunyai nama lain Ganggadata. Dia adalah salah satu tokoh wayang yang tidak menikah yang disebut dengan istilah Brahmacarin. Berkediaman di pertapaan Talkanda. Bisma dalam tokoh perwayangan digambarkan seorang yang sakti, dimana sebenarnya ia berhak atas tahta Astina akan tetapi karena keinginan yang luhur dari dirinya demi menghindari perpecahan dalam negara Astina ia rela tidak menjadi raja.

    Resi Bisma sangat sakti mandraguna dan banyak yang bertekuk lutut kepadanya. Ia mengikuti sayembara untuk mendapatkan putri bagi Raja Hastina dan memboyong 3 Dewi. Salah satu putri yang dimenangkannya adalah Dewi Amba dan Dewi Amba ternyata mencintai Bisma. Bisma tidak bisa menerima cinta Dewi Amba karena dia hanya wakil untuk mendapatkan Dewi Amba. Namun Dewi Amba tetap berkeras hanya mau menikah dengan Bisma. Bisma pun menakut-nakuti Dewi Amba dengan senjata saktinya yang justru tidak sengaja membunuh Dewi Amba. Dewi Amba yang sedang sekarat dipeluk oleh Bisma sambil menyatakan bahwa sesungguhnya dirinya juga mencintai Dewi Amba. Setelah roh Dewi Amba keluar dari jasadnya kemudian mengatakan bahwa dia akan menjemput Bisma suatu saat agar bisa bersama di alam lain dan Bisma pun menyangupinya. Diceritakan roh Dewi Amba menitis kepada Srikandi yang akan membunuh Bisma dalam perang Bharatayuddha.

    Dikisahkan, saat ia lahir, ibunya moksa ke alam baka meninggalkan Dewabrata yang masih bayi. Ayahnya prabu Santanu kemudian mencari wanita yang bersedia menyusui Dewabrata hingga ke negara Wirata bertemu dengan Dewi Durgandini atau Dewi Satyawati, istri Parasara yang telah berputra Resi Wyasa. Setelah Durgandini bercerai, ia dijadikan permaisuri Prabu Santanu dan melahirkan Citrānggada dan Wicitrawirya, yang menjadi saudara Bisma seayah lain ibu.

    Setelah menikahkan Citrānggada dan Wicitrawirya, Prabu Santanu turun tahta menjadi pertapa, dan digantikan anaknya. Sayang kedua anaknya kemudian meninggal secara berurutan, sehingga tahta kerajaan Astina dan janda Citrānggada dan Wicitrawirya diserahkan pada Wyasa, putra Durgandini dari suami pertama. Wyasa-lah yang kemudian menurunkan Pandu dan Dretarata, orangtua Pandawa dan Kurawa.

    Demi janjinya membela Astina, Bisma berpihak pada Korawa dan mati terbunuh oleh Srikandi di perang Bharatayuddha. Bisma memiliki kesaktian tertentu, yaitu ia bisa menentukan waktu kematiannya sendiri. Maka ketika sudah sekarat terkena panah, ia minta sebuah tempat untuk berbaring. Korawa memberinya tempat pembaringan mewah namun ditolaknya, akhirnya Pandawa memberikan ujung panah sebagai alas tidurnya (kasur panah) (sarpatala). Tetapi ia belum ingin meninggal, ingin melihat akhir daripada perang Bharatayuddha.

    89. BASUDEWA

    Prabu Basudewa muncul dalam dunia pewayangan sebagai putra sulung Prabu Basukunti (dalam pewayangan Jawa) Raja negara Mandura dengan permaisuri Dewi Dayita, putri Prabu Kunti, raja Boja. Ia mempunyai tiga orang saudara kandung masing-masing bernama Dewi Prita alias Dewi Kunti, Arya Prabu Rukma dan Arya Ugrasena.. Prabu Basudewa mempunyai tiga orang isteri atau permaisuri dan empat orang putra. Dengan permaisuri Dewi Mahira alias Maerah (dalam pewayangan Jawa) ia berputra Kangsa. Kangsa sebenaranya putra Prabu Gorawangsa, raja raksasa negara Gowabarong yang dengan beralih rupa menjadi Prabu Basudewa palsu dan berhasil mengadakan hubungan asmara dengan Dewi Mahira.

    Dengan permaisuri Dewi Mahindra alias Maerah (dalam pewayangan Jawa), Prabu Basudewa memperoleh dua orang putra bernama Kakrasana alias Baladewa dan Narayana alias Kresna. Sedangkan dengan permaisuri Dewi Badrahini ia berputra Dewi Wara Sumbadra alias Dewi Lara Ireng. Secara tidak resmi, Prabu Basudewa juga mengawini Ken Sagupi, swaraswati Keraton Mandura, dan memperoleh seorang putra bernama Arya Udawa.

    Prabu Basudewa sangat sayang kepada keluarganya. Ia pandai olah keprajuritan dan mahir memainkan senjata panah dan lembing. Setelah usia lanjut, ia menyerahkan Kerajaan Mandura kepada putranya, Kakrasana, dan hidup sebagai pendeta di Pertapaan Randugumbala. Prabu Basudewa meninggal saat negara Mandura digempur Prabu Sitija alias Bomanarakasura, Raja Negara Surateleng

    90. SALYA

    Salya

    Prabu Salya dalam pewayangan Jawa

    Salya merupakan kakak Madri, yaitu ibu Nakula dan Sadewa, dalam wiracarita Mahabharata. Salya pemimpin Madra-desa atau Kerajaan Madra. Ia merupakan paman Nakula dan Sadewa dari keluarga ibunya dan dicintai serta disayangi oleh para Pandawa. Salya merupakan pemanah mahir serta ksatria yang sangat tangguh. Dalam pertempuran akbar di Kurukshetra, ia memihak Korawa. Ia terbunuh pada hari kedelapan belas oleh Yudistira, salah satu keponakannya.

    Salya dalam pewayangan Jawa

    Prabu Salya ketika mudanya bernama Narasoma, adalah putera Prabu Mandrapati, raja Negara Mandaraka dari permaisuri Dewi Tejawati. Prabu Salya adalah saudara kandung bernama Dewi Madrim yang kemudian menjadi isteri kedua Prabu Pandu, raja negara Astina.

    Prabu Salya menikah dengan Dewi Pujawati alias Dewi Setyawati. Putri tunggal Bagawan Bagaspatibrahmanaraksasa di pertapan Argabelah, dengan Dewi Darmastuti, seorang hapsari atau bidadari. Dari perkawinan tersebut, ia dikaruniai lima orang putra, yaitu: Dewi Erawati, Dewi Surtikanti, Dewi Banowati, Arya Burisrawa dan Bambang Rukmarata.

    Prabu Salya mempunyai sifat tinggi hati, sombong, congkak, banyak bicara, cerdik dan pandai. Ia sangat sakti, lebih-lebih setelah mendapat warisan Aji Candrabirawa dari mendiang mertuanya, Bagawan Bagaspati yang mati dibunuh olehnya.

    Prabu Salya naik tahta kerajaan Mandaraka menggantikan ayahnya, Prabu Mandrapati yang meninggal bunuh diri. Pada perang Bharatayuddha, Salya memihak Korawa dan menjadi pemimpin pasukan setelah Karna. Akhir riwayatnya diceritakan, Prabu Salya gugur di medan pertempuran Bharatayudha oleh Prabu Yudhistira alias Prabu Puntadewa dengan pusaka Jamus Kalimasada.

    91. TREMBOKO

    Prabu Tremboko utawa Arimbaka iku ratu buta gedhe ing Pringgadani. Klebu ratu sing sugih. Saliyane sugih bala, sugih bandha, putrane uga akeh. Garwane aran Dewi Hadimbi. Putrane pitu, yaiku Arimba, Arimbi, Brajadenta, Brajamusthi, Brajawikalpa, Brajalamatan utawa Prabakesa, lan Kala Bendana. Arimbi iku ibune Gatotkaca, dadi Prabu Tremboko iku isih keprenah embahe satriya Pringgadani kuwi.

                Prabu Tremboko klebu buta sing becik. Mula, ingaku kadang lan dadi siswane Prabu Pandhu Dewanata ing Astina. Ing crita- crita padhalangan, disebutake yen siswane Prabu Pandhu iku telu, yaiku Prabu Tremboko, siswa sing tuwa; Raden Sucitra sing tembene dadi Prabu Drupada, ratu ing Pancala; lan Raden Gandamana, patihe Sang Prabu Pandhu piyambak. Kadidene siswa sing tuwa dhewe, Prabu Tremboko wis dilintiri aji- aji aran brajadenta- brajamusthi. Jenenge aji- aji iku uga didadekake jenenge anak- anake.

    92. TRIGANTALPATI

    Raden Trigantalpati iya Harya Suman iku nom- nomane Patih Sengkuni. Satriya mbranyak, putrane Prabu Keswara utawa Prabu suwala kang uga jejuluk Prabu Supala, ratu ing negara Gendara. Mula, uga sinebut Raden Suwalaputra. Putrane Prabu Suwala iku kacarita ana lima, yakuwi Dewi Gendari, Harya Gandarya, Trigantalpati, Sarabasanta, lan Harya Gajaksa.

                Bareng ana ing Astina Trigantalpati bisa cinaket ing ratu, amarga mbakyune, Dewi Gendari kagarwa Adipati Dhestharastra, kadang sepuhe Prabu Pandhudewanata. Nadyan ckrak- bagus, watake culika. Tembene kondhang dadi paraga sing mahajuling, drengki, srei, jail methakil. Murang kautaman lan dhemen laku cidra. Wicarane landhep, dhemen mitnah wong liya kanggo kamulyan pribadine dhewe.

    93. BATARA DHARMA

    Paraga wayang siji iki pancen arang kecrita ing pakeliran. Batara Dharma sejatine duwe jejibahan kang penting banget amarga dadi dewaning keadilan. Miturut Mahabarata, dewa iki putrane Batara Atri, isih wayahe Batara Brama. Garwane cacahe ana sepuluh, kabeh putrane Sang Hyang Daksa, ananging putrane saka garwa sepuluh mau ora tau kocap. Kejaba putra saka garwa sepuluh kuwi, Yudhistira, pambarepe Pandhawa sejatine uga “putrane” Bathara Dharma.

                Amarga Dewi Kunthi, nalika mateg aji Adityahredaya, Batara Darma tedhak ing ngarcapada lan sapatemon karo Dewi Kunthi kang banjuri nggarbini bayi Yudhistira. Mula praupane Yudhistira iku iya memper Bathara Darma. Malah ora mung praupane thok., sipat- sipat lan watege Batara Darma kang tansah njunjung keadilan uga tumurun marang Yudhistira.

    95. DIRGABAHU

                Ditya Kala Dirgabahu kang uga sinebut Kala Yojanabahu iku sawijining raseksa kang mbaureksa alas reksamuka. Wujude buta gedhe, awake biru semu klawu. Mripate kaya srengenge kembar, irunge bunder, untune gedhe- gedhe, siyunge mingis- mingis. Rambute krembyah- krembyah tekan gigir, saperangan tumumpang pundhak kiwa lan tengen. Tangan (bahu)- ne kiwa tengen dawa- dawa, ujaring caritane yen di ulur kepara bisa nganti pirang- pirang atus dhepa dawane.

                Yen golek pangan, kacarita iya mung cukup kanthi ngulur tangane. Tangane kang bisa modot iku, bisa molor dhewe mburu mangsane, kaya- kaya tangan iku ana mripate. Mula, para buron alas kang adoh- adoh pisan, uga bisa disut tanpa ndadak nganggo marani.

    96. BATARA PANYARIKAN

    Batara Panyarikan iku putrane Bathara Guru, nanging arang- arang kasebut ana ing sil- siliah. Sebutan liyane yaiku Bathara Srita. Kahyangane ana ing Pringsurat. Pakaryane dewa siji iki dadi jurutulis kadewatan, selaras karo kabisane sing kondhang becik tulisane, pinter ngrakit basa, lan cukat trengginas.

                Wayang Batara Panyarikan yen manut tradhisi wayang gaya Jogja awujud wayang bambangan, sikil jangkahan, kanthi rai mbranyak pasemone. Netrane liyepan (gabahan), granane mbangir. Kaya akeh-akehe wayang dewa, tutuping sirahe mawa kethu oncit, utawa kethu keyongan. Saliyane iku ngagem sampir. 

    97. BAMBANG SRIGATI

                Bambang Srigati putra nata Medhangkamulan, Prabu Setmata, wiwit cilik malah mung melu biyunge, Dewi Srijati ing padhepokan Krendhayana, ing sangisore wit ringin jalar pitu, urup prasaja nganti ngancik diwasa. Lagi bisa kepethuk karo ramane nalika Prabu Setmata sing satemene pangejawantahe Bathara Wisnu iku lengser keprabon gara- gara kena sikudhendhane jawata, banjur madeg pandhita. Lelakone Bambang Srigati iki ana sambung- rakete karo paraga Prabu Watugunung nata ing Gilingwesi sing kondhang, sing critane werna- werna kae.

    98. BUTA TERONG

    Buta iku tegese raseksa, dene terong tegese ya who terong kae. Mula sinebut Buta Terong jalaran irunge bunder kaya terong. Sanajan ana Buta Terong, nanging ing pakeliran ora ana raseksa sing jenenge Buta Tomat, Buta Timun utawa buta who liyane. Embuh yen kapan- kapan kono ana kadang seniman sing gawe wayang buta saliyane Buta Terong kayata Buta Kluwih, Buta Nangka, Buta Waluh, lan sapiturute.

    Buta Terong iku ana ing pagelaran wayang purwa metune lumrahe bebarengan karo buta- buta bala negara sabrangan liyane kayadene Buta Cakil, Rambutgeni, Pedhutsegara, Padhasgempal, Galiyuk. Buta- buta mau biasane barisane ketemu karo lakune satriya, sing banjur dadi perang kembang.

    99. DEWABRATA

    Dewabrata iku nom- nomane Resi Bisma, Putrane Prabu Sentanu, raja Astina karo Dewi Gangga. Sawise linairake, bayi Dewabrata nganti mangsa remaja diemong dening keng ibu Dewi Gangga. Ginulang ing sawernaning ulah kasantikan lan kanuragan nganti dadi sawijining satriya sing banget sekti mandraguna. Dewabrata tembene dadi Resi Bisma, paraga sing banget kondhang kaloka.

    100. JAMBUMANGLI

    Nalika iku Alengka diperintah Ratu Yaksa Prabu sumali. Nadyan buta, Sang Prabu kuwi Ratu wicaksana, ditresnani kawulane. Semono uga putra- putrine Sang Prabu kang mbarep, Dewi sukesi, ora wujud buta, nanging Putri Silistya. Akeh satriya lan Ratu Mudha kang kapencut marang kasulistyane Sang Dewi.

                Alengka nduwe senopati sekti mandraguna aran Arya Jambumangli. Isih kapernah ponakane prabu Sumali. Jambumangli kuwi putrane Prabu Anom Maliawan, kadang timure Prabu Sumali. Kasektene wis kawentar ig endi- endi, ndadekake girise para Ratu lan Senopati.

    101. RESI SUKRA

    Wis suwe para sura karo golongan asura padha memungsuhan. Para Sura kuwi kalebu para Dewa, Widadari, lan Hapsara, dene Asura kayata Buta, Raseksa, lan Danawa.

    Nanging nadyan Dewa iku linuwih dibandingake manungsa lumrah, yen perang lumawan para Asura sering kasuran. Sebabe para asura nduwe agul- agul, ya kuwi Resi Sukra.

                Resi Sukra putrane maha Resi Bhregu kang dadi paran- parane Prabu Wresaparwan, Ratune para asura. Sang Resi nduwe aji- aji sanjiwani, kang dayane bisa nguripake wong kang wis mati. Dadi nadyan pira wae Asura kang mati ing paprangan, bisa di uripake maneh, saengga prasasat wadya Asura ora tau ora kalong.

    .

    102. PRABU SENGKANTURUNAN

    Prabu Sengkanturunan kagungan garwa Pramiswari, uga sawijining widadari aran Dewi Reknawati, lan peputra Kenya kang sulistya peparab dewi Jathawati. Nanging nyatane Sang Nata panggah rumangsa during marem yen during bisa nggarwa Dewi Ngruna lan Ngruni. Nalika kekarepan iku diandharake marang para pini sepuh nagara, kabeh pada ora nyarujuki. Sebabe, Dewi Ngruna lan Ngruni wis diparengake dening Sang Hyang Girinata kagarwa Bathara Surya, Dewane rahina ing kahyangan Ekacakra

    103. BUMILOKA

    Sasedane Prabu Niwatakawaca, negara Manimantaka nganti Sawatara lawase ora duwe ratu. Swargi Sang Prabu iku ninggal putra telu, yakuwi bumiloka, Bumisengara, lan kang ragil putrid, dewi Mustakaweni.

                Bumiloka lan Bumisengara awujud buta, nanging Mustakaweni pinaringan rupa elok, nurun ibune, dewi Prabasini, widadari garwane Prabu Niwatakawaca. Tetelune nurun Niwatakawaca, sekti mandraguna, linuwih ing babagan kaprajuritan.

                Saka tetimbangan tetuwa animataka, nuli disajuruki kang nglenggahi dhampar kedhaton Raden Bumiloka. Dene Bumisengsara jumeneng nata ing Paranggumiwang. Sawise Bumiloka jumeneng nata, nagara Manimataka bali tentrem ayem.

  • Makalah Kearifan Lokal

    Kearifaan Lokal

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sagala, 2010: 3).

    Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang didalamnya memuat materi yang menyangkut aspek- aspek kehidupan manusia sehari- hari. Aspek tersebut mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Melalui mata pelajaran IPS, siswa  diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga negara yang cinta damai. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya penanaman dan penguasaan materi IPS dengan baik sejak dini, yaitu dari Sekolah Dasar (SD). Hal ini bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan untuk menyelesaikan masalah sosial yang terjadi dikehidupan siswa, sesuai dengan kemampuan belajarnya.

    Pembelajaran merupakan suatu bentuk interaksi yang bersifat edukatif antara guru dengan siswa. Demikian halnya pada saat pembelajaran IPS. Mata pelajaran IPS membutuhkan suatu interaksi yang teratur antara guru dengan siswa, sebab mata pelajaran IPS merupakan suatu ilmu yang bertujuan untuk menanamkan pada siswa untuk mengenal dan memamahami konsep- konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.  Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk menyadari akan pentingnya hidup bermasyarakat. Sehingga perlu adanya pembelajaran IPS yang dapat mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar siswa mampu berkomunikasi, berfikir kritis, dan bekerja sama dalam kehidupan sosial.

    Selama ini pembelajaran IPS dianggap sebagai pelajaran yang sulit, kurang penting, dan membosankan. Hal ini disebabkan karena mata pelajaran IPS sebagian besar materi hanya menekankan pada aspek kognitif dan kurangnya penekanan pada aspek afektif dan psikomotor. Untuk menyeimbangkan aspek-aspek tersebut guru menerapkan beberapa cara yang sekiranya mampu untuk mengatasi kesulitan penyampaian pembelajaran pada mata pelajaran IPS. Salah satu cara yaitu penerapan pembelajaran berbasis kearifan lokal.

    Puguh dalam http://staff.undip.ac.id/sastra/dhanang/ menyatakan bahwa kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi kehidupan yang berwujud aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Istilah ini dalam bahasa Inggris dikonsepsikan sebagai local wisdom/local knowledge /local genious yang artinya kebijakan setempat/pengetahuan setempat/kecerdasan setempat. Sistem pemenuhan kebutuhan mereka meliputi seluruh unsur kehidupan agama, ilmu pengetahuan, ekonomi, teknologi, organisasi sosial, bahasa dan komunikasi, serta kesenian.

    Kearifan lingkungan atau kearifan lokal masyarakat sudah ada di dalam kehidupan masyarakat semenjak zaman dahulu mulai dari zaman prasejarah hingga saat ini, kearifan lingkungan merupakan perilaku positif manusia dalam berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitarnya yang dapat bersumber dari nilai-nilai agama, adat istiadat, petuah nenek moyang atau budaya setempat Wietoler dalam Akbar (2006) yang terbangun secara alamiah dalam suatu komunitas masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya, perilaku ini berkembang menjadi suatu kebudayaan di suatu daerah dan akan berkembang secara turun-temurun. Secara umum, budaya lokal atau budaya daerah dimaknai sebagai budaya yang berkembang di suatu daerah, yang unsur-unsurnya adalah budaya suku-suku bangsa yang tinggal di daerah itu. Dalam pelaksanaan pembangunanan berkelanjutan oleh adanya kemajuan teknologi membuat orang lupa akan pentingnya tradisi atau kebudayaan masyarakat dalam mengelola lingkungan, seringkali budaya lokal dianggap sesuatu yang sudah ketinggalan di abad sekarang ini, sehingga perencanaan pembangunan seringkali tidak melibatkan masyarakat.

    Pembelajaran akan lebih bermakna adalah pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran student centered daripada teacher centered.  Hal ini sejalan dengan pernyataan Suparno (dalam Darlia 2010: 2) bahwa belajar bukan sekedar kegiatan pasif menerima materi dari guru, melainkan proses aktif menggali pengalaman lama, mencari dan menemukan pengalaman baru serta mengasimilasi dan menghubungkan antara keduanya sehingga membentuk makna. Makna tercipta dari apa yang siswa lihat, dengar, rasakan, dan alami. Untuk guru, mengajar adalah kegiatan memfasilitasi siswa dalam mengkonstruksi sendiri pengetahuannya lewat keterlibatannya dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, sebagian besar waktu proses pembelajaran berlangsung dengan berbasis pada aktivitas siswa.

    Guru selalu berusaha agar kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien. Guru juga berperan penting dalam perancang strategi pembelajaran. Guru yang professional hendaknya merancang pembelajaran yang aktif, kreatif, afektif, dan menarik. Indikator guru yang professional sebagai perancang pembelajaran, yaitu: (1) menguasai kurikulum dan perangkat pembelajaran, maksudnya guru harus tanggap dalam penguasaan kurikulum dan perangat pembelajarannya, (2) menguasai materi, (3) menguasai berbagai macam metode, dan (4) mampu mengelola pembelajaran.

    Kemampuan tersebut kurang dipahami oleh guru, sehingga mata pelajaran IPS yang kelihatannya mudah tetapi nilai hasil belajarnya kurang memuaskan. Hal ini menuntut guru untuk kreatif dalam menentukan strategi pengelolaan pembelajaran dengan menetapkan model pembelajaran yang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.

    1. Apa pengertian pembelajaran berbasis kearifan lokal?
    2. Apa landasan dari pembelajaran berbasis kearifan lokal?
    3. Bagaimana penerapan pendidikan karakter melalui pembelajaran berbasis kearifan lokal?

    C. Tujuan Penulisan

    Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.

    1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran berbasis kearifan lokal?
    2. Untuk mengetahui landasan dari pembelajaran berbasis kearifan lokal?
    3. Untuk mengetahui penerapan pendidikan karakter melalui pembelajaran berbasis kearifan lokal?

    Bab II. Pembahasan

    A. Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal

    Kearifan lokal berasal dari dua kata yaitu kearifan (wisdom), dan lokal (local). Secara umum maka local wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal. (http://filsafat.ugm.ac.id).

    Kearifan lingkungan atau kearifan lokal masyarakat sudah ada di dalam kehidupan masyarakat semenjak zaman dahulu mulai dari zaman prasejarah hingga saat ini, kearifan lingkungan merupakan perilaku positif manusia dalam berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitarnya yang dapat bersumber dari nilai-nilai agama, adat istiadat, petuah nenek moyang atau budaya setempat Wietoler dalam Akbar (2006) yang terbangun secara alamiah dalam suatu komunitas masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan di sekitarnya,

    Secara umum, budaya lokal atau budaya daerah dimaknai sebagai budaya yang berkembang di suatu daerah, yang unsur-unsurnya adalah budaya suku bangsa yang tinggal di daerah itu. Dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan oleh adanya kemajuan teknologi membuat orang lupa akan pentingnya tradisi atau kebudayaan masyarakat dalam mengelola lingkungan, seringkali budaya lokal dianggap sesuatu yang sudah ketinggalan di abad sekarang ini, sehingga perencanaan pembangunan seringkali tidak melibatkan masyarakat.

    Pemaknaan terhadap kearifan lokal dalam dunia pendidikan masih sangat kurang. Ada istilah muatan lokal dalam struktur kurikulum pendidikan, tetapi pemaknaannya sangat formal karena muatan lokal kurang mengeksporasi kearifan lokal. Muatan lokal hanya sebatas bahasa daerah dan tari daerah yang diajarkan kepada siswa. Tantangan dunia pendidikan sangatlah kompleks. Apalagi jika dikaitkan dengan kemajuan global di bidang sains dan teknologi, nilai-nilai lokal mulai memudar dan ditinggalkan. Karena itu eksplorasi terhadap kekayaan luhur budaya bangsa sangat perlu untuk dilakukan.

    Kearifan lokal sesungguhnya mengandung banyak sekali keteladanan dan kebijaksanaan hidup. Pentingnya kearifan lokal dalam pendidikan kita secara luas adalah bagian dari upaya meningkatkan ketahanan nasional kita sebagai sebuah bangsa. Budaya nusantara yang plural dan dinamis merupakan sumber kearifan lokal yang tidak akan mati, karena semuanya merupakan kenyataan  hidup (living reality) yang tidak dapat dihindari.

    B. Pendidikan Karakter

    Pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Atas dasar itu, pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan sesuatu yang benar dan yang salah tetapi pendidikan karakter juga menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga “merasakan dengan baik atau loving good (moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action).

    Pendidikan karakter menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan dan dilakukan. Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila. Pendidikan karakter berfungsi (1) mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur; (3) meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia. Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media massa.

    Satuan pendidikan sebenarnya selama ini sudah mengembangkan dan melaksanakan nilai-nilai pembentuk karakter melalui program operasional satuan pendidikan masing-masing. Hal ini merupakan prakondisi pendidikan karakter pada satuan pendidikan yang untuk selanjutnya pada saat ini diperkuat dengan 18 nilai hasil kajian empirik Pusat Kurikulum. Nilai prakondisi (the existing values) yang dimaksud antara lain takwa, bersih, rapi, nyaman, dan santun. Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, & (18) Tanggung Jawab. Kemendiknas (2011:3).

    Meskipun telah terdapat 18 nilai pembentuk karakter bangsa, namun satuan pendidikan dapat menentukan prioritas pengembangannya dengan cara melanjutkan nilai prakondisi yang diperkuat dengan beberapa nilai yang diprioritaskan dari 18 nilai di atas. Dalam implementasinya jumlah dan jenis karakter yang dipilih tentu akan dapat berbeda antara satu daerah atau sekolah yang satu dengan yang lain. Hal itu tergantung pada kepentingan dan kondisi satuan pendidikan masing-masing. Di antara berbagai nilai yang dikembangkan, dalam pelaksanaannya dapat dimulai dari nilai yang esensial, sederhana, dan mudah dilaksanakan sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah/wilayah, yakni bersih, rapi, nyaman, disiplin, sopan dan santun.

    Proses pendidikan karakter didasarkan pada totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif dan psikomotorik) dan fungsi totalitas sosiokultural dalam konteks interaksi dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat.

    Pengkategorian nilai didasarkan pada pertimbangan bahwa pada hakekatnya perilaku seseorang yang berkarakter merupakan perwujudan fungsi totalitas psikologis yang mencakup seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif dan psikomotorik) dan fungsi totalitas sosialkultural dalam konteks interaksi (dalam keluarga, satuan pendidikan, dan masyrakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam kontek totalitas proses psikologis dan sosialkultural dapat dikelompokkan dalam: (1) olah ati/hati (spiritual & emotional development); (2) olah pikir (intellectual development); (3) olah raga dan kinestetik (physical & kinesthetic development); dan (4) olah rasa dan karsa (affective and creativity development). Proses itu secara holistik dan koheren memiliki saling keterkaitan dan saling melengkapi.

    C. Landasan Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal

    1. Landasan Historis

    Kearifan lokal dapat bersumber dari kebudayaan masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu. Dalam perspektif historis, kearifan lokal dapat membentuk suatu sejarah lokal. Sebab kajian sejarah lokal yaitu studi tentang kehidupan masyarakat atau khususnya komunitas dari suatu lingkungan sekitar tertentu dalam dinamika perkembangannya dalam berbagai aspek kehidupan. Wijda dalam (Koentjaraningrat, 1986). Awal pembentukan kearifan lokal dalam suatu masyarakat umumnya tidak diketahui secara pasti kapan kearifan lokal tersebut muncul. Pada umumnya terbentuk mulai sejak masyarakat belum mengenal tulisan (praaksara). Tradisi praaksara ini yang kemudian melahirkan tradisi lisan.

    Secara historis tradisi lisan banyak menjelaskan tentang masa lalu suatu masyarakat atau asal-usul suatu komunitas. Perkembangan tradisi lisan ini dapat menjadi kepercayaan atau keyakinan masyarakat. Dalam masyarakat yang belum mengenal tulisan terdapat upaya untuk mengabadikan pengalaman masa lalunya melalui cerita yang disampaikan secara lisan dan terus menerus diwariskan dari generasi ke genarasi. Pewarisan ini dilakukan dengan tujuan masyarakat yang menjadi generasi berikutnya memiliki rasa kepemilikan atau mencintai cerita masa lalunya. Tradisi lisan merupakan cara mewariskan sejarah pada masyarakat yang belum mengenal tulisan, dalam bentuk pesan verbal yang berupa pernyataan yang pernah dibuat di masa lampau oleh generasi yang hidup sebelum generasi yang sekarang ini.

    2. Landasan Psikologis

    Secara psikologis pembelajaran berbasis kearifan lokal memberikan sebuah pengalaman psikologis kepada siswa selaku pengamat dan pelaksana kegiatan. Dampak psikologis bisa terlihat dari keberanian siswa dalam bertanya tentang ketidaktahuannya, mengajukan pendapat, persentasi di depan kelas, dan berkomunikasi dengan masyarakat. Dengan pemanfaatan lingkungan maka kebutuhan siswa tentang perkembangan psikologisnya akan diperoleh. Karena lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosio-psikologis, termasuk didalamnya adalah belajar. Terhadap faktor lingkungan ini ada pula yang menyebutnya sebagai empirik yang berarti pengalaman.

    1. Landasan Politik dan Ekonomi

    Secara politik dan ekonomi pembelajaran berbasis kearifan lokal ini memberikan sumbangan kompetensi untuk mengenal persaingan dunia kerja. Dari segi ekonomi pembelajaran ini memberikan contoh nyata kehidupan sebenarnya kepada siswa untuk mengetahui kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karena pada akhirnya siswa dididik dan disiapkan untuk menghadapi persaingan global yang menuntut memiliki ketrampilan dan kompetensi yang tinggi di lingkungan sosial.

    1. Landasan Yuridis

    Secara yuridis pembelajaran berbasis kearifan lokal mengarahkan peserta didik untuk lebih menghargai warisan budaya Indonesia. Sekolah Dasar tidak hanya memiliki peran membentuk peserta didik menjadi generasi yang berkualitas dari sisi kognitif, tetapi juga harus membentuk sikap dan perilaku peserta didik sesuai dengan tuntutan yang berlaku. Apa jadinya jika di sekolah peserta didik hanya dikembangkan ranah kognitifnya, tetapi diabaikan afektifnya. Tentunya akan banyak generasi penerus bangsa yang pandai secara akademik, tapi lemah pada tataran sikap dan perilaku. Hal demikian tidak boleh terjadi, karena akan membahayakan peran generasi muda dalam menjaaga keutuhan bangsa dan Negara Indonesia. Nilai-nilai kearifan lokal yang ada di sekitar sekolah dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran di Sekolah Dasar. Tak terkecuali dalam pembelajaran untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme. Dengan diintegrasikannya nilai-nilai kearifan lokal dalam pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan siswa akan memiliki pemahaman tentang kerifan lokalnya sendiri, sehingga menimbulkan kecintaan terhadap budayanya sendiri.

    D.                Penerapan Pendidikan Karakter Melalui Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal

    Pembelajaran berbasis kearifan lokal dipadu dengan pembelajaran IPS sangatlah cocok. Hal ini sesuai dengan tujuan IPS yaitu agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan untuk menyelesaikan masalah sosial yang terjadi dikehidupan siswa, sesuai dengan kemampuan belajarnya. Pembelajaran berbasis kearifan lokal untuk menanamkan pendidikan karakter dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara mengintegrasi ke mata pelajaran, melalui mata pelajaran muatan lokal dan melalui pengembangan diri.

    1.      Mengintegrasikan ke Mata Pelajaran IPS

    Mengintegrasikan ke mata pelajaran IPS bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai pendidikan karakter di mata pelajaran sehingga menyadari akan pentingnya nilai-nilai tersebut dan penginternalisasian nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku.

    Pada setiap mata pelajaran di SD sebenarnya telah memuat materi-materi yang berkaitan dengan pendidikan karakter. Pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter di setiap mata pelajaran dapat dilakukan dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter ke dalam kompetensi dasar (KD) yang sesuai yang terdapat dalam Standar Isi (Permendiknas No. 22 tahun 2006). Jumlah KD di setiap mata pelajaran yang dapat diintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter tentu berbeda, ada yang banyak dan ada yang sedikit. Selanjutnya kompetensi dasar yang dapat diintegrasikan nilai-nilai pendidikan karakter tersebut dikembangkan pada silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

    Sebagai contoh berdasarkan materi kelas IV standar kompetensi (Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi) dan kompetensi dasar (Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lain di daerahnya). Nilai karakter yang dapat dimunculkan yaitu jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

    2.      Mengintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Muatan Lokal

    Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah atau disebut dengan kearifan lokal. Materi dipilih ditetapkan berdasarkan ciri khas, potensi dan keunggulan daerah, serta ketersediaan lahan, sarana prasarana, dan tenaga pendidik. Sasaran pembelajaran kearifan lokal adalah pengembangan jiwa kewirausahaan dan penanaman nilai-nilai budaya sesuai dengan lingkungan. Nilai-nilai kewirausahaan yang dikembangkan antara lain inovasi, kreatif, berpikir kritis, eksplorasi, komunikasi, kemandirian, dan memiliki etos kerja. Nilai-nilai budaya yang dimaksud antara lain kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kepekaan terhadap lingkungan, dan kerja sama.

    Penanaman nilai-nilai kewirausahaan dan budaya tersebut diintegrasikan di dalam proses pembelajaran yang dikondisikan supaya nilai-nilai tersebut dapat menjadi sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu pembelajaran berbasis kearifan lokal dapat dilakukan dengan cara guru memberikan tugas secara berkelompok mengobservasi dan mengidentifikasi budaya atau sumber daya yang ada di lingkungan tempat tinggal. Melalui observasi langsung ke lingkungan guru memiliki beberapa tujuan untuk dimiliki siswa setelah kegiatan berlangsung. Nilai karakter dan kemampuan yang diharapkan yaitu jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

    3.      Melalui Kegiatan Pengembangan Diri

    Kegiatan pengembangan diri meliputi beragam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakat siswa, seperti Kegiatan ekstra kurikuler (kewiraan melalui pramuka dan Paskibraka, olahraga, seni, kegiatan ilmiah melalui olimpiade dan lomba mata pelajaran. Kegiatan pembiasaan (kegiatan rutin melalui upacara bendera dan ibadah bersama). Kegiatan terprogram melalui pesantren Ramadhan, buka puasa bersama, pelaksanaan Idul Qurban, keteladanan melalui pembinaan ketertiban pakaian seragam anak sekolah (PAS), pembinaan kedisiplinan, penanaman nilai akhlak mulia, penanaman budaya minat baca, penanaman budaya bersih di kelas dan lingkungan sekolah, penanaman budaya hijau. Kegiatan nasionalisme melalui perayaan hari kemerdekaan RI, peringatan hari pahlawan, peringatan hari pendidikan nasional. Kegiatan outdoor learning dan training melalui kunjungan belajar dan studi banding.

    Pembelajaran berbasis kearifan lokal merupakan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran student centered daripada teacher centered.  Hal ini sejalan dengan pernyataan Suparno (dalam Darlia 2010: 2) bahwa belajar bukan sekedar kegiatan pasif menerima materi dari guru, melainkan proses aktif menggali pengalaman lama, mencari dan menemukan pengalaman baru serta mengasimilasi dan menghubungkan antara keduanya sehingga membentuk makna. Makna tercipta dari apa yang siswa lihat, dengar, rasakan, dan alami. Untuk guru, mengajar adalah kegiatan memfasilitasi siswa dalam mengkonstruksi sendiri pengetahuannya lewat keterlibatannya dalam

    Terkait dengan pembelajaran nilai-nilai kearifan lokal di Sekolah Dasar Menurut Sutarno (2008: 7-6) ada empat macam pembelajaran berbasis budaya, yaitu:

    1.        Belajar tentang budaya, yaitu menempatkan budaya sebagai bidang ilmu. Budaya dipelajari dalam program studi khusus, tentang budaya dan untuk budaya. Dalam hal ini, budaya tidak terintegrasi dengan bidang ilmu.

    2.        Belajar dengan budaya, terjadi pada saat budaya diperkenalkan kepada siswa sebagai cara atau metode untuk mempelajari pokok bahasan tertentu. Belajar dengan budaya meliputi pemanfaatan beragam untuk perwujudan budaya. Dalam belajar dengan budaya, budaya dan perwujudannya menjadi media pembelajaran dalam proses belajar, menjadi konteks dari contoh-contoh tentang konsep atau prinsip dalam suatu mata pelajaran, serta menjadi konteks penerapan prinsip atau prosedur dalam suatu mata pelajaran.

    3.        Belajar melalui budaya, merupakan strategi yang memberikan kesempatan siswa untuk menunjukkan pencapaian pemahaman atau makna yang diciptakannya dalam suatu mata pelajaran melalui ragam perwujudan budaya.

    4.        Belajar berbudaya, merupakan bentuk mengejawantahkan budaya itu dalam perilaku nyata sehari-hari siswa. Misalnya, anak dibudayakan untuk selalu menggunakan bahasa krama inggil pada hari sabtu melalui Program Sabtu Budaya.

    BAB III

    PENUTUP

    A.                Kesimpulan

    Kearifan lokal sesungguhnya mengandung banyak sekali keteladanan dan kebijaksanaan hidup. Pentingnya kearifan lokal dalam pendidikan kita secara luas adalah bagian dari upaya meningkatkan ketahanan nasional kita sebagai sebuah bangsa. Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan sesuatu yang benar dan yang salah tetapi pendidikan karakter juga menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal yang baik sehingga peserta didik menjadi paham (kognitif) tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor).

    Pendidikan karakter telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, & (18) Tanggung Jawab.

    18 

    Pembelajaran berbasis kearifan lokal dipadu dengan pembelajaran IPS sangatlah cocok. Hal ini sesuai dengan tujuan IPS yaitu agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan untuk menyelesaikan masalah sosial yang terjadi dikehidupan siswa, sesuai dengan kemampuan belajarnya. Pembelajaran berbasis kearifan lokal untuk menanamkan pendidikan karakter dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara mengintegrasi ke mata pelajaran, melalui mata pelajaran muatan lokal dan melalui pengembangan diri

    DAFTAR RUJUKAN

    Akbar, Sa’dun. 2006. Pengembangan Kurikulum IPS. Malang: Pascasarjana Universitas Kanjuruhan 

    Http://Staff.Undip.Ac.Id/Sastra/Dhanang/ (Diakses 03 Desember 2011)

    Http://filsafat.ugm.ac.id  (Diakses tanggal 30 April 2010)

    Kemendiknas. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta

    Koentjaraningrat, 1984. Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan. Cetakan ke-11. Jakarta: Gramedia.

    Koentjaraningrat, 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Cetakan ke-6. Jakarta: Aksara Baru.

    Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV alfabeta

    Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses pendidikan. Jakarta: Kencana.

    Sutarno. 2008. Pendidikan Multikultural. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan

  • Makalah Perkembangan Skateboard

    Perkembangan Skateboard

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Dalam perkembangan dunia globalisas siapa tak kenal dengan skateboard? Papan seluncur yang bisa meluncur di jalanan tanpa harus menunggu datangnya ombak. Papan seluncur dengan ukuran lebar 7 sampai 8 inchi dan panjang 30 sampai 32 inchi itu, menjadi salah satu sarana olah raga yang digemari oleh para pemuda, terutama yang menyukai olah raga ekstrim. Bukan hanya dikenal oleh penduduk lokal Amerika saja, tetapi permainan ini sudah mendunia, bahkan sampai di kalangan pemuda Indonesia.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimanakah sejarah perkembangan skateboard itu sendiri?
    2. Siapa sajakah tokoh-tokoh yang ada dalam dunia skateboard?
    3. Teknik apa sajakah yang ada dalam permainan skateboard?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Mempelajari perkembangan permainan skateboard.
    2. Mengenal tokoh-tokoh yang ada dalam dunia skateboard.
    3. Mempelajari teknik-teknik permainan skateboard yang ada.

    BAB II

    PERKEMBANGAN SKATEBOARD

    A.     Awal Perkembangan Skateboard

    1.      Awal Terciptanya Skateboard

    Pertama kali diciptakan,(sekitar tahun 1940-1950) skateboard berbentuk seperti papan surfing yang kemudian bawahnya diberi roda (roller skate) dan tongkat kemudi (mirip otoped). Skateboard diciptakan pertama kali oleh pemuda-pemuda yang menyukai surfing di California, Amerika Serikat. Alat ini digunakan sebagai alat alternatif jika tidak ada ombak yang bagus di sana (oleh karena itu sering disebut sidewalk surfing).

    Memasuki tahun 1960, skateboard mulai diproduksi besar-besaran oleh perusahaan Roller Derby Skateboard dan perusahaan Makaha. Melihat perkembangan Skateboard yang semakin pesat, pada tahun 1967 Larry Stevenson, menerbitkan majalah yang khusus membahas dunia Skateboard, majalah tersebut bernama Surf Guide. Pada tahun yang sama pula, Stevenson membuat sebuah kompetisi skateboard pertama di Pier Avenue Junior School, Hermosa, California.

    Setelah sempat populer, yang ditandai dengan berbagai kompetisi internasional, namun pada tahun 1967 pamor skateboard anjlok. Papan selancar darat yang menggunakan roda berbahan dasar mirip keramik ini licin dan tak bisa mencengkeram jalan. Alhasil banyak skater cidera, bahkan meninggal dunia, saat bermanuver. Parahnya, beberapa kota di Amerika mengeluarkan larangan bermain skateboard. Industri skateboard pun tersungkur. Perusahaan besar seperti Makaha merugi dan gulung tikar.

    Pada tahun 1970 Frank Nasworthy, melalui perusahaannya Cadillac Wheels, mengembangkan roda berbahan dasar polyurethane, yang kemudian lebih dikenal dengan nama Cadillac. Dia berharap agar orang yang gemuk pun bisa membeli papan skate dan memakainya.

    Melihat kejayaan skateboard, maka semakin banyak perusahaan-perusahaan yang saling berlomba-lomba untuk menjadikan lahan ini sebagai ladang bisnis mereka. Salah satunya ialah Tracker Trucks yang berdiri pada tahun 1976. Skateboard yang dihasilkannya pun jauh lebih bagus dari skateboard yang sebelumnya di pasaran. Banana Board menjadi papan yang cukup menjadi trend pada saat itu, bentuknya yang ringkas dan elastis membuat papan yang satu ini laris di pasaran. Belum lagi permainan warna dan desain yang sangat menarik yang terdapat pada papan tersebut. Kejayaan tersebut memang tidak bertahan lama, biaya yang sangat besar untuk membuat skate park menjadi sebuah masalah pada era tersebut.

    2.      Awal Skateboard Masuk Ke Indonesia

    Di Indonesia sendiri perkembangan olahraga skateboard ini masih tergolong sangat baru yakni sekitar tahun 80-an, pada era tersebut ada beberapa orang Indonesia yang menekuni olahraga ini. Peminatnya pun semakin banyak sejalan dengan waktu meskipun pada masa itu tidak pernah diadakan kejuaraan skateboard di Indonesia. Para skater mendapatkan informasi tentang skateboard dengan cara menonton video atau membaca majalah skateboard dari luar negeri. Cara mendapatkannya pun tergolong tidak gampang, cara termudah biasanya salah seorang teman memiliki kakak atau orang tua yang bekerja di luar negeri dan menitipkan oleh-oleh berupa video ataupun majalah skateboard, bahkan mungkin ada yang dibelikan skateboard lengkap, yang masih tergolong sulit dibeli di Indonesia.

    Pada pertengahan tahun 90-an semakin banyak pemuda yang bermain skateboard karena sudah ada skateshop yang menjual peralatan skateboard secara lengkap meskipun tidak dengan legal license. Pada tahun 1996 Mr. Craig Huddleston membuka sebuah toko yang menjual Surf, Skate and Street Apparel dengan nama City Surf. Toko tersebut menjual segala pernak-pernik peralatan untuk surfing maupun skateboarding. Dengan perkembangan pemikiran yang semakin kritis atas potensi skateboard di Indonesia, akhirnya Mr.Craig selaku pemilik City Surf memiliki inisiatif untuk menggelar kejuaraan skateboard pada tahun 1998 di Jakarta. Ini adalah tahun pertama kalinya City Surf menyelenggarakan kejuaraan skateboard dengan skala lokal. Peserta yang hadir pun tidak terlalu banyak, karena memang masih tergolong olahraga minoritas dan awam. Kelas yang dipertandingkan dalam kejuaraan ini adalah street course dan mini ramp.

    Melihat minat peserta yang sangat antusias dalam mengikuti kejuaraan ini, akhirnya tahun 1999 dan 2000 City Surf menggelar kembali kejuaraan skateboard dengan nama “City Surf Open Skateboard Competition” di Pulo Mas Jakarta Timur. Pada tahun 2001 City Surf mulai mencoba menyelenggarakan kejuaraan skateboard di luar Jakarta. Seri pertama berlokasi di Balai Kota Bandung. Pada saat itu kejuaraan skateboard ataupun olahraga skateboard itu sendiri masih tergolong olahraga yang identik dengan olahraganya orang bule. Seri kedua diselenggarakan di Balai Kota Surabaya. Memang pada tahun tersebut peserta belum sebanyak saat ini. Karena masih banyak yang belum mengetahui bagaimana carra bermain skateboard dan juga dimana harus membeli perlengkapan skateboard. Melalui kejuaraan ini, City Surf juga ingin menginformasikan kepada khalayak, bahwa telah dibuka toko yang menyediakan pakaian, aksesoris dan perlengkapan skateboard dengan nama City Surf.

    Sejak itu perkembangan skateboard menunjukkan gejala positif. Sejumlah skateshop dibuka di Jakarta. Skatepark juga dibangun. Geliat positif juga terjadi di sejumlah kota besar di Indonesia. Pihak industri tak tinggal diam, peluang ini dimanfaatkan untuk mendulang untung. Mereka membangun simbosis mutualisme dengan skater dengan menjadi sponsor: memberikan dukungan berupa produk hingga gaji. Skateboard kian bertaji ketika pada 1999 terbentuk Indonesian Skateboarding Association (ISA), sebuah organisasi induk Skateboard Indonesia. ISA tercatat sebagai bagian dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dari cabang Persatuan Olah Raga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Perserosi). Sayang, keanggotaan mereka tak menjamin datangnya dukungan pemerintah. Atlet skateboard masih kesulitan mencari tempat berlatih yang memadai. Sarana dan prasarana juga terbatas.

    Pada tahun 2002 City Surf memiliki komitmen tinggi akan memasyarakatkan olah raga ini dengan menggelar 3 seri dalam 1 tahun. Seri pertama tahun ini diselenggarakan di kemang skatepark Jakarta pada tanggal 17 Maret 2002. pada saat itu kemang Skatepark adalah skatepark permanen pertama di Jakarta. City Surf Open 1st Series Skateboard Competition ini dipertandingkan 2 kategori. Untuk kategori pertama adalah Street Course. Kategori ini pun dibagi menjadi 4 kelas yaitu Junior under 12 years old, Pemula, Menengah dan Amatir. Kategori yang kedua adalah Bowl. Untuk kategori ini hanya dipertandingkan 1 kelas yaitu Bowl Open.

    Bowl adalah skate course yang tergolong baru di Indonesia dan Kemang Skateparklah yang pertama kali membuatnya. Bowl berbentuk mangkuk yang bulatannya bisa berbentuk benar-benar bulat, lonjong ataupun lebih kreatif lagi. Dengan munculnya banyak ide yang gila dan kreatif, akhirnya sering digelar kejuaraan khusus kategori ini yang lebih dikenal dengan Bowl Rider.

    City Surf Open 2nd Series Skateboard Competition 2002 atau seri kedua ditahun 2002 diselenggarakan di Buqiet Skatepark Bandung tanggal 13 Juli 2002. Buqiet Skatepark terletak di daerah perbukitan di Bandung tepatnya Jl. Geger Kalong yang merupakan satu-satunya skatepark indoor dengan obstacle permanen yang cukup lengkap.

    B.     Teknik-Teknik Dalam Permainan Skateboard

    1.      Ollie

    Ollie yang merupakan ciptaan dari Alan Gelfand kembali dikembangkan oleh Rodney Mullen. Ollie sendiri merupakan trick yang paling sederhana dan wajib dikuasai oleh para skaters, karena tanpa ollie kita tidak akan bisa melakukan trick-trick yang lainnya, seperti kickflip, heelflip dan pop-shove it. Ollie tertinggi yang pernah tercipta ialah 44,5 inci yang diciptakan oleh Danny Wainwright, namun itu tidak bertahan lama. rekornya dipecahkan oleh Jose Marabotto dari Peru setinggi 50 inci. Namun secara resmi, ollie tertinggi pada kejuaraan skateboard dipegang oleh Alex Bland dengan tinggi 40,125 inci pada “Switch Ollie Competition”.

    2.      Klickflip

    Kickflip adalah sebuah trick dimana para skateborder harus menendang papannya ketika berada di udara hingga berputar sebanyak 360 derajat dan kemudian kembali lagi ke daratan dengan posisi awal. Nama Rodney Mullen juga terkenal sebagai orang yang mempopulerkan trick ini. Kickflip merupakan salah satu trick new school dalam dunia skateboard.

    3.      Impossible

    Trick yang satu ini diciptakan oleh Tony Hawk, yang melakukannya di ramps dan half pipes.Di sini para skater hanya perlu melakukan memegang bagian belakang papan diantara kaki kanan dan kaki kiri mereka sambil sedikit jongkok. Trick yang satu ini memang terlihat mudah, namun sebenranya memiliki tingkat kesulitan yang sangat tinggi, tidak sedikit yang cedera ketika melakukan trick yang satu ini. Bayangkan Anda berada di udara, diatas papan sambil memegang bagian dari papan dengan waktu yang sangat sedikit sebelum kembali ke daratan. Maka dari itu ramps merupakan media yang sangat membantu untuk melakukan hal ini, kecepatan yang tinggi juga cukup membantu melakukan ini. Selain ramps dan half pipes, pool juga menjadi tempat yang biasa digunakan untuk melakukan trick ini.

    BAB III

    SIMPULAN

    A.     Perkembangan Skateboard

    Skateboard petama dilahirkan pada pertengahan tahun antara 1940-1950 an ketika peselancar dari california ingin mencari sesuatu untuk dikendarai ketika air laut tidak berombak.papan pertama dibuat dengan papan yang diberi ban roller skate.

    Tahun 1970an frank nasworthty membuat ban skateboard dengan bahan polyurethane atau biasa dipanggil cadillac. Dia berharap agar orang yang gemuk bisa membeli papan skate dan memakainya.

    Di Indonesia sendiri perkembangan olah raga skateboard ini masih tergolong sangat baru yakni sekitar tahun 80-an baru ada beberapa orang Indonesia yang menekuni olahraga ini. Pertengahan tahun 90-an semakin banyak pemuda yang bermain skateboard karena sudah ada skateshop yang menjual peralatan skateboard secara lengkap meskipun tidak dengan legal license. Pada tahun 1996 Mr. Craig Huddleston membuka sebuah toko yang menjual Surf, Skate and Street Apparel dengan nama City Surf.

    Tahun 1998 adalah tahun pertama kalinya City Surf menyelenggarakan kejuaraan skateboard dengan skala lokal. Peserta yang hadirpun tidak terlalu banyak, karena memang masih tergolong olahraga minoritas dan awam.

    B.     Teknik-Teknik Dalam Skateboard

    1.      Teknik Ollie

    2.      Teknik Klickflip

    3.      Teknik Impossible

  • Makalah Awal Kelahiran Gerakan Pembaharuan Islam di Indonesia

    Awal Kelahiran Gerakan Pembaharuan Islam di Indonesia”

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.    Latar Belakang

    Pada abad ke XIII M agama Islam mulai masuk ke Indonesia, dan ada yang berpendapat bahwa penyebaran Islam pertama kali dilakukan oleh para pedagang dan mubaligh dari Gujarat-India. Sekarang jumlah umat Islam di Indonesia merupakan yang paling besar dibandingkan umat Islam di negara-negara lain di dunia ini oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa umat Islam di Indonesia mempunyai peranan yang penting bagi bangsa-bangsa dan negara-negara Islam lainnya. Lebih-lebih di Indonesia sendiri, umat Islam merupakan mayoritas penduduk dan mereka bertebaran di segenap pelosok tanah air serta banyak yang berkumpul dalam berbagai organisasi sosial, pendidikan, keagamaan, ekonomi, dan politik.

                Semenjak datangnya Islam di Indonesia yang disiarkan oleh para mubaligh khususnya di Jawa oleh Wali Sanga atau Sembilan Wali Allah hingga berabad-abad kemudian, masyarakat sangat dijiwai oleh keyakinan agama, khususnya Islam. Sejarah telah mencatat pula, bahwa Islam yang datang di Indonesia ini sebagiannya dibawa dari India, dimana Islam tidak lepas dari pengaruh Hindu. Campurnya Islam dengan elemen-elemen Hindu menambah mudah tersiarnya agama itu di kalangan masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Jawa, karena sudah lama kenal akan ajaran-ajaran Hindu itu.

                Sebagian besar tersiarnya Islam di Indonesia adalah hasil pekerjaan dari Kaum Sufi dan Mistik.Sesungguhnya adalah Sufisme dan Mistisisme Islam, bukannya ortodoksi Islam yang meluaskan pengaruhnya di Jawa dan sebagian Sumatera.Golongan Sufi dan Mistik ini dalam berbagai segi toleran terhadap adat kebiasaan yang hidup dan berjalan di tempat itu, yang sebenarnya belum tentu sesuai dengan ajaran-ajaran tauhid.

                Sebelumnya, masyarakat sangat kuat berpegang teguh pada Agama Hindu dan Budha.Setelah kedatangan Islam, mereka banyak berpindah agama secara sukarela. Tetapi sementara itu mereka masih membiasakan diri dengan adat kebiasaan lam, sehingga bercampur-baur antara adat kebiasaan Hindu-Budha dengan ajaran Islam.

               B  Rumusan Masalah

    1.      Bagaimana awal kelahiran gerakan pembaharuan islam di indonesia?

    2.      Bagaimana gerakan pembaharuan islam di indonesia?

    3.      Bagaimana gerakan sosial kemasyarakatan?

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A.    AWAL KELAHIRAN GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM di INDONESIA

    Melihat keadaan di lapangan bahwa pengamalan agama Islam di Indonesia yang masih banyak bercampur dengan tradisi Hindu-Budha tersebut dan jelas sekali merusak kemurnian ajarannya, maka tampillah beberapa ulama mengadakan pemurnian dan pembaharuan faham keagamaan dalam Islam.Pada mulanya lahir Gerakan Padri di daerah Minangkabau yang dipelopori oleh Malim Basa, pendiri perguruan di Bonjol, yang kemudian dikenal dengan sebutan Imam Bonjol.Sejak kembali dari Mekah, Imam Bonjol melancarkan pemurnian aqidah Islam seperti yang telah dilakukan oleh gerakan Wahabi di Mekah.Karena kaum tua yang masih sangat kuat berpegang teguh pada adat menentang dengan keras terhadap gerakan Imam Bonjol maka timbulah perang Padri yang berlangsung antara tahun 1821-1837.

                Pemerintahan Kolonial Belanda, sesuai dengan politik induknya “Devide et empera” akhirnya membantu kaum adat untuk bersama-sama menumpas kaum pembaharu. Sungguh pun kaum militer Padri dapat dikalahkan, tetapi semangat pemurnian Islam dan kader-kader pembaharu telah ditabur yang kemudian pada kenmudian hari banyak meneruskan usaha dan perjuangan mereka.Diantaranya, Syekh Tohir Jalaludin, setelah kembali dari Mekah dan Mesir bersama-sama dengan Al Khalili mengembangkan semangat pemurnian Agama Islam dengan menerbitkan majalah Al Imam di Singapura.

                Pada saat itu juga, di Jakarta berdiri Jami’atul Khair pada tahun 1905, yang pada umumnya beraggotakan peranakan Arab.Organisasi Jami’atul Khair ini dinilai sangat penting karena dalam kenyataanya dialah yang memulai dalam bentuk organisasi dengan bentuk modern dalam masyarakat Islam (dengan anggaran dasar, daftar anggota yang tercatat, rapat-rapat berkala) dan mendirikan suatu sekolah dengan cara-cara yang banyak sedikitnya telah modern. Di bawah pimpinan Syekh Ahmad Soorkati, Jami’atul Khair banyak mengadakan pembaharuan dalam bidang pengajaran bahasa Arab, pendidikan Agama Islam, penyiaran agama, dan banyak berusaha mewujudkan Ukhuwah Islam.

                Sementara itu, banyak tumbuh dan lahir gerakan pembaharuan dan pemurnian Agama Islam di beberapa tempat di Indonesia, yang satu sama lain mempunyai penonjolan perjuangan dan sifat yang berbeda-beda. Akan tetapi, secara keseluruhan mereka mempunyai cita-cita yang sama dan tunggal yaitu “Izzul Islam wal Muslimin” atau kejayaan Agama Islam dan Kaum Muslimin. Di antara gerakan-gerakan tersebut adalah: Partai Sarekat Islam Indonesia, Muhammadiyah, Persatuan Islam, dan Al Irsyad.

                Gerakan-gerakan tersebut, umumnya terbagi dalam dua golongan yaitu Gerakan Modernis dan Gerakan Reformis.Yang dimaksud dengan Gerakan Modernis ialah gerakan yang menggunakan organisasi sebagai alat perjuangannya.Jadi semua Gerakan Islam tersebut dapat digolongkan sebagai gerakan Modernis. Sedangkan Gerakan Reformis, berarti di samping gerakan ini menggunakan organisasi sebagai alat perjuangannya, juga berusaha memurnikan Islam dan membangun kembali Islam dengan pikiran-pikiran baru, sehingga Islam dapat mengarahkan dan membimbing umat manusia dalam kehidupan mereka. Misalnya: Muhammadiyah, Persatuan Islam, dan Al Irsyad.

    B.     GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM

    1.      GERAKAN POLITIK ISLAM

    a.       Partai Serikat Islam Indonesia

    Sebelum menjadi Sarikat Islam, pada mulanya berasal organisasi dagang yang bernama Sarekat Dagang Islam.Didirikan pada 1911 oleh seorang pengusaha batik terkenal di Sala, yaitu Haji Samanhudi.Anggota-anggotanya terbatas pada para pengusaha dan pedagang batik, sebagai usaha untuk membela kepentingan mereka dari tekanan politik Belanda dan monopoli bahan-bahan batik oleh para pedagang Cina.Kemudian akibat pelarangan terhadap Sarekat Dagang Islam oleh Residen Surakarta, maka pada 1912 kedudukannya dipindah ke Surabaya dan namanya pun berganti menjadi Sarekat Islam.

    Sarekat Islam dipimpin oleh Haji Umar Said Cokroaminoto. Dan dibawah kepemimpinannya Sarekat Islam berkembang mewnjadi sebagai organisasi besar dan berpengaruh, anggota-anggotanya semakin Banyak dan meliputi  seluruh lapisan masyarakat dan cabang-cabangnya berdiri dimana-mana. Tujuannya diperluas, tidak saja urusan dagang dan perekonomiannya, melainkan lebih luas dan besar yaitu: menentang politik kolonial Belandadalam segala seginya dengan menggunakan dasar perjuangan islam. Dengan tujuan tersebut akhirnya Sarekat Islam memasuki bidang politik dan menginginkan suatu pemerintahan yang bebas dari penjajahan Belanda.

    Karena Sarekat Islam diselundupi oleh orang-orang komunis yang tergabung dalam organisasi Indische Social Democratische Vereniging (ISDV) pimpinan Sneevliet, seorang kader komunis yg berasal dari negeri Belanda, akhirnya tak dapat mengelakkan diri dari perpecacahan, dan menjadilah SI Putih SI Merah yang beraliran komunis . Sarekat Islam Putih kemudian meningkatkan diri menjadi satu organisasi politik Partai Sarekat Islam Indonesia yang diresmikan pada tahun 1929.

    b.      Partai Islam Majmumi

    Partai Islam Masjumi berdiri pada tanggal 7 November 1945 sebagai hasil keputusan Muktamar Umat Islam Indonesia I yang berlangsung di Yogyakarta (Gedung Madrasah Mualimin Muhammadiyah) pada tanggal 7-8 November 1945. Kongres ini dihadiri oleh hampir semua tokoh dari berbagai organisasi Islam dari masa sebelum perang serta pada masa pendudukan Jepang, seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Sarekat Islam, al-Wasliyah, Persis, al-Irsyad, serta tokoh intelektual muslim yang pada zaman Belanda aktif dalam Jong Islamiten Bond dan Islam Study Club dan sebagainya. Dalam kongres tersebut disepakati dan diputuskan untuk mendirikan Majlis Syura Pusat bagi umat Islam Indonesia.

    Sesungguhnya Partai Masjumi ini merupakan kelanjutan dari kegiatan politik organisasi Islam pada akhir zaman penjajah Belanda yang dikenal dengan nama MIAI (Majlis Islam A’la Indonesia). MIAI adalah suatu wadah federasi dari semua organisasi Islam, baik yang bergerak dalam bidang politik praktis maupun yang bergerak dalam bidang sosial kemasyarakatan yang didirikan pada tanggal 21 September 1937 di Surabaya atas inisiatif KH Mas Masyur (Muhammadiyah), KH Wahab Hasbullah (NU), dan Wondo Amiseno (Sarekat Islam). Kemudian pada masa pendudukan Jepang gabungan gerakan Islam yang juga bersifat federasi semacam MIAI ini dinamakan Majlis Syura Muslimin Indonesia (Masjumi).

    Partai Masjumi yang mencanangkan tujuannya dengan rumusan “Terlaksananya syari’at Islam dalam kehidupan orang-seorang, masyarakat, dan Negara Republik Indonesia” dalam kiprah politiknya sepanjang masa hidupnya, baik dalam bentuk program maupun kebijakan-kebijakan partai menampakan sikap yang tegar, istiqomah, konsisten terhadap prinsip-prinsip Islam yang bersumber pada Al-Qur’an maupun Al-Hadits.

    Politik yang dianut oleh Partai Masjumi adalah politik yang menggunakan parameter Islam, artinya bahwa semua program atau kebijakan partai harus terukur secara pasti dengan nilai-nilai Islam. Ungkapan bahwa politik itu kotor, menurut keyakinan Partai Masjumi tidak mungki  terjadi manakala sikap, langkah, dan pola perjuangannya selalu berada di atas prinsip-prinsip ajaran Islam. Masjumi mengakui terhadap realitas yang terjadi di tengah-tengah arena politik bahwa politik itu memang kotor, kalau politik itu didasarkan pada “politik bebas nilai” atau politik yang diajarkan oleh Nicollo Machiavelli bahwa “tujuan menghalalkan semua cara”. Politik Islam sebagaimana yang dianut oleh Partai masjumi adalah politik yang mengharamkan tujuan yang ditempuh dengan semua cara. Islam mengajarkan bahwa “Tujuan yang baik harus dicapai dengan cara-cara yang baik pula”.

    Pada tanggal 15 Desember 1955 diadakan Pemilu, Partai Masjumi mendapatka 57 kursi di pemerintahan. Akan tetapi karena Bung Karno termakan oleh bujukan dari Komunis sehingga pada tanggal 17 Agustus 1960 mengeluarka Surat Keputusan (SK) Presiden Nomor 200 tahun 1960 untuk membubarkan Partai Islam Masjumi dari pusat sampai ranting di seluruh wilayah NKRI. Pada tanggal 13 September 1960 DPP Masjumi membubarkan Masjumi dari pusat sampai ke ranting-rantingnya.

    C.     GERAKAN SOSIAL KEMASYARAKATAN ISLAM

    Merupakan gerakan dakwah Islam amar makruf nahi munkar yang dalam ajarannya konsisten berpegang pada :

    1.                   Kembali pada Al-Qur’an dan As-Sunnah secara murni.

    2.                   Membuka pintu ijtihad selebar-lebarnya kepada siapa pun yang telah berhak melakukannya.

    3.                   Mengamalkan ajaran Islam secara konsisten, bersih dari segala kemusyrikan, khurafat, bid’ah, dan taqlid

    Contoh: Gerakan Al Islah wal Irsyad, Persatuan Islam dan Muhammadiyah

    1.      MUHAMMADIYAH

    Sejak tahun 1905, Kyai Haji Ahmad Dahlan telah banyak melakukan dakhwah dan pengajian-pengajian yang berisi faham baru dalam islam dan menitik beratkan pada segi alamiyah. Baginya, Islama adalah agama amal, suatau agama yang mendorong umatnya untuk banyak melakukan kerja dan berbuat sesuatu yang bermanfaat.Dengan bekal pendalaman beliau terhadap Al- Qura’an dan sunannah Nabi, sampai pada pendirian dan tindakana yang banyak bersifat pengalaman Islam dalam kehidupan nyata.

    Dari kajian – kajian Kyai Haji Ahmad Dahlan ,akhirnya timbul pertanyaan kenapa banyak gerakan-gerakan islamyang tidak berhasil dalam usahanya? Hal ini tidak lain di sebabkan banyak orang yang bergerak dan berjuang tetapi tidak berilmu luas serta sebaliknya banyak orang yang berilmu akan tetapi tidak mau mengamalkan ilmunya.

    Atas dasar keyakinannya itulah, Kyai Haji Ahmad Dahlan ,pada tahun 1991 mendirikan “sekolah Muhammadiyah” yang menempati sebuah ruangan dengan meja dan papan tulis. Dalam sekolah tersebut, di masukkan pula beberapa pelajaran yang lazim di ajarkan di sekolah-sekolah model Barat, seperti Ilmu Bumi, Ilmu Alam, Ilmu Hayat dan sebagainya. Begitu pul;a di perkenalkan cara-cara baru dalam pengajaran ilmu-ilmu keagamaan sehingga lebih menarik dan lebih menyerap. Dengan murid yang tidak begitu banyak,jadilah sekolah Muhammadiyah tersebut sebagai tempat persemaian bibit-bibit pembaruan dalam Islam Indonesia.

    Dan sebagai puncaknya berdirilah gerakan Muhammadiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 yang bertepatana dengan tanggal 18 November 1992, yang di dalam Anggaran Dasarnya yang pertama kali bertujuan: “ Menyebarkan Pengajarn Kanjeng Nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumi putera,di dalam residensi yogyakarta” serta “ Memajukan hal agama Islam kepada sekutu-sekutunya.

    2.      AL-IRSYAD

    Dalam jami’at khair, timbul suatu perbedaan pendapat yang cukup tajam, terutama persoalan “kafa’ah”, yaitu sah tdaknya golongan Arab keturunan Sayid (keluarga Nabi) kawin dengan golongan lainnya. Dalam hal ini Syeh Sukarti berpendapat boleh,dan tetap kufu atau seimbang. Ia mengemukakan alasan dengan ayat Al-Qur’an bahwa: “yang paling mulia diantara kamu sekalian di sisi Allah adalah yang paling taqwa” (Al Hujarat 13). Selain itu terdapat banyak bukti bahwa para sahabat kawin satu sama lain tanpa memandang keturunan Sayyid atau tidaknya. Ternyata pendapat ini menimbulkan ketidaksenangan golongan Arab seketurunan dengan Syaidina Ali, keluarga Nabi, dan berakhir dengan perpecahan.Kemudian Syekh Ahmad Sukati pada tahun 1914 mendirikan perkumpulan Al Ishlah Wal Irsyad.Maksudnya ialah memajukan pelajaran agama Islam yang murni di kalangan bangsa Arab di Indonesia. Dan sebagai amaliyahnya berdirilah beberapa perguruan Al-Irsyad di mana-mana, di antaranya pada tahun 1915 di jakarta. Selain itu banyak bergerak dalam bidang sosial dan dakwah Islam dengan dasar Al-Qur’an dan sunnah Rosul secara murni dan konsekuen.

    3.      PERSATUAN ISLAM

    Persatuan Islam (Persis) didirikan di Bandung pada 17 September 1923 oleh K.H. Zamzam, seorang ulama berasal dari Palembang. Persis beeertujuan mengembalikan kaum muslimin kepada pimpinan AL-Qur’an dan sunnah Nabi dengan jalan mendirikan madrasah-madrasah, pesantren dan tabliqh pidato ataupun tulisan. Selain itu, menerbitkan pula majalah yang cukup menonjol pada zamannya, yaitu “Pembela Islam” dan majalah Al Muslimin.

    Persis sangat menonjol dalam usahanya memberantas segala macam bid’ah dan khufarat , dengan cara-cara radikal dan tidak tanggung- tanggung. Lebih-lebih setelah Persis berda dalam kepemimpinan ustadz A. Hasan, yang terkenal tajam pena dan lidahnya menegakkan kemurnian agama, maka Persis semakin hari semakin bertambah luas dan berkembang. Diantara alumni pendidikan Persis yang terkemuka adalah M.Natsir, seorang tokoh cendikiawan dan pemimpin Islam Indonesia yang juga pernah menjadi Perdana Menteri RI dan menduduki jabatan-jabatan penting dalam Lembaga Islam International

                                                       BAB III

                                                      PENUTUP

    A.         Kesimpulan

    Dari gerakan pembaharuan islam di indonesia ini kita mengetahui bahwa pengalaman agama islam di indonesia masih banyak bercampur dengan Hindu-Budha, Dan jelas sekali kemurnian ajarannya. Dari gerakan pembaharuan islam di indonesia Tujuannya diperluas, Tidak saja urusan dengan perekonomian melainkan lebih luas dan besar yaitu menentang politik kolonil belanda dalam segala seginya dengan menggunakan dasar perjuangan islam, Sedangkan gerakan sosial kemasyarakatan islam ini menjelaskan tentang Muhammadiyah, Al-irsyad, Dan persatuan islam.

    B.      Saran

    Dari makalah yang kami paparkan bahwa kami sedikit mengambil  memberikan saran bagi yang sempat membaca makalah ini agar bisa mengambil hikmah dari sebuah cerita awal kelahiran islam di indonesia,di mana pada jaman dahulu Imam bonjol melancarkan kemurnian Aqidah islam seperti yang dilakukan oleh gerakan wahabi, Karena kaum tua yang sangat kuat,dan pastinya makalah ini belum sepurnah oleh karna itukami minta partisipasiteman-teman untuk menyempurnakan makalah ini,sekian dan terimah kasih.

                                DAFTAR PUSTAKA

    Prof. Dr. H. Engkoswara, M.Ed. Dasar-dasar Gerakan Reformasi Moderenisasi, (PT  RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006

    Prasetya Tri, Drs., Filsafat Agama, Cet II, CV Pustaka Setia, Bandung, 2000

    Shalih bin Abdul Aziz, Ilmu Sosial kemasyarakatan, (PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1992)

  • Makalah Mobilitas Sosial Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan

    Mobilitas Sosial Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis pekerjaan yang paling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup.

    Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi. Jika kita berbicara tentang mobilitas sosial, biasanya kita berpikir tentang perpindahan dari suatu tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi.

    Sesungguhnya, mobilitas sosial dapat berlangsung dalam dua arah. Sebagian orang mencapai status yang lebih tinggi, dan sebagian orang lagi mengalami kegagalan atau mengalami mobilitas sosial menurun. Ada pula orang-orang yang tetap tinggal pada status yang dimiliki oleh orang tua mereka, atau tidak mengalami mobilitas.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa defenisi dari Mobilitas Sosial?
    2. Bagaimana Mobilitas Sosial masyarakat pedesaan dan perkotaan?

    C. Tujuan Penulisan

    Kami penulis makalah ini berharap pembaca dapat memperoleh tambahan pengetahuan mengenai mobilitas sosial sehingga nantinya dapat bermanfaat.

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengertian Mobilitas Sosial

    Secara definisi, mobilitas berasal dari bahasa Latin mobilis, artinya mudah dipindahkan atau banyak bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Mobilitas sosial (social mobility) adalah suatu mobilitas dalam struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.

    Mobilitas sosial (social mobility) secara umum adalah perpindahan individu, keluarga, atau kelompok sosial dari satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.

    Berikut adalah pengertian mobilitas sosial yang dikemukakan oleh beberapa ahli sosiologi.

    v  William Kornblum (1918: 172)

    Mobilitas sosial adalah perpindahan individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok sosialnya dari satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.

    v  Michael S. Bassis (1988: 276)

    Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah lingkungan sosial ekonomi yang mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat.

    v  H. Edward Ransfrod (Sunarto, 2001: 108)

    Mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah dalam lingkungan sosial secara hierarki.

    Berikut adalah beberapa jenis mobilitas sosial berdasarkan tipenya, yaitu:

    1.      Mobilitas sosial vertikal

    Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Dilihat dari kemungkinan arah yang dapat dilakukan, maka mobilitas sosial vertikal dibedakan menjadi dua.

    a) Mobilitas sosial vertikal naik (social climbing mobility)

    Mobilits sosial vertikal naik, artinya perpindahan seseorang ke kelas sosial yang lebih tinggi dari sebelumnya. Mobilitas sosial vertikal ke atas mempunyai dua bentuk yang utama, yaitu:

    ·  Masuknya individu-individu yang mulanya memiliki kedudukan lebih rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Contoh, pak Erwin  adalah seorang guru sosiologi di salah satu sekolah SMA. Karena menuhi persyaratan, ia diangkat menjadi kepala sekolah.

    · Pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu-individu pembentuk kelompok tersebut. Contoh, Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru tersebut, sehingga status sosialnya naik.

    b) Mobilitas sosial vertikal turun (social sinking mobility)

    Mobilitas sosial vertikal turun, artinya perpindahan seseorang ke kelas sosial yang lebi rendah dari sebelumnya. Mobilitas sosial turun terdiri atas dua bentuk utama, yaitu:

    · Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah dari sebelumnya. Contoh, seorang direktur suatu perusahaan turun statusnya menjadi operator mesin.

    · Turunnya derajat suatu kelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok dalam suatu kesatuan. Contoh, saat suatu perusahaan keluarga bangkrut karena perpecahan di antara pengelolanya, maka kelas sosial keluarga pemilik sebagai kelompok sosial akan turun ke kelas sosial yang lebih rendah dan bukan lagi kelas atas.

    2. Mobilitas sosial horizontal

    Mobilitas sosial horizontal adalah peralihan individu atau kelompok sosial dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Misalnya:

    a)      Berganti kewarganegaraan dari warga negara Malaysia menjadi  warga negara Republik Indonesia.

    b)      Seorang guru sekolah SMA pindah menjadi guru sekolah SMK.

    3.      Mobilitas sosial lateral/geografis

    Mobilitas sosial lateral/geografis adalah perpindahan orang-orang, baik secara individu maupun kelompok, dari unit-unit wilayah (ruang) satu ke unit wilayah lain yang secara tidak langsung mengubah status sosial seseorang. Mobilitas sosial lateral ada dua, yaitu:

    ·         Mobilitas permanen, yaitu mobilitas yang bermaksud melakukan perpinddahan permanen/menetap.

    ·         Mobbilitas tidak permanen, yaitu segala bentuk mobilitas individu atau kelompok yang bersifat sementara, jangka pendek, dan tidak bermaksud pindah secara permanen.

    4.      Mobilitas sosial struktural

    Menurut bassis, mobilitas sosial struktural adalah mobilitas yang disebabkan oleh inovasi teknologi, urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, peperangan, dan kejadian-kejadian lainnya yang mengubah struktur dan jenis kelompok-kelompok dalam masyarakat.

    Berikut adalah mobilitas sosial berdasarkan ruang lingkup, yaitu:

    1.      Mobilitas intragenerasi

    Mobilitas sosial intragenerasi adalah mobilitas sosial yang dialami seseorang selama masa hidupnya (dalam satu generasi). Misalnya, pengcer koran yang berhasil menjadi agen utama koran, seorang staf pengajar berhasil menjadi kepala sekolah tempat ia mengajar.

    2.      Mobilitas antargenerasi

    Mobilitas antargenerasi adalah mobilitas sosial yang terjadi antara dua generasi atau lebih. Mobilitas antargenerasi mengacu kepada keluarga sendiri dibandingkan dengan status sosial yang dimiliki orang tuanya.

    B.     Faktor-Faktor Mobilitas Sosial

    1.      Faktor-Faktor Pendorong Mobilitas Sosial

    a.       Perubahan kondisi sosial

    Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka timbulnya mobilitas ke atas.

    b.      Pembagian kerja

    Besarnya peluang terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan menuntut keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakat untuk lebih kuat berusaha agar dapat menempati status tersebut.

    c.       Tingkat fertilitas (kelahiran) yang berbeda

    Kelompok masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan rendah cenderung memiliki tingkat fertilitas yang tinggi. Pada pihak lain, masyarakat kelas sosial yang lebih tinggi cenderung membatasi tingkat reproduksi dan angka kelahiran. Pada saat itu, orang-orang dari tingkat ekonomi dan pendidikan yang lebih rendah mempunyai kesempatan untuk banyak bereproduksi dan memperbaiki kualitas keturunan. Dalam situasi itu, mobilitas sosial dapat terjadi.

    d.      Kemudahan dalam mengakses pendidikan

    Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya, kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.

    2.      Faktor-Faktor Penghambat Mobilitas Sosial

    a.       Perbedaan ras dan agama

    Mobilitas sosial dapat terhambat karena faktor  ras dan agama. Perbedaan ras menimbulkan perbedaan status sosial. Misalnya,  seperti yang terjadi di Afrika Selatan dimasa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan.

    b.      Diskriminasi kelas dalam sistem kelas terbuka

    Diskriminasi kelas dalam sistem kelas terbuka dapat menghalangi mobilitas ke atas. Hal itu terbukti dengan adanya pembatasan keanggotaan suatu organisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan, misalnya jumlah anggota DPR dibatasi hanya 500 orang.

    c.       Kemiskinan

    Kemiskinan dapat membatasi kesempatan bagi seseorang untuk berkembang dan mencapai suatu sosial tertentu. Contoh, seorang anak memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolahnya karena kedua orangtuanya tidak mampu membiayai, sehingga ia tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan status sosialnya.

    d.      Perbedaan jenis kelamin (gender) dalam masyarakat

    Perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat juga berpengaruh terhadap prestasi, kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan untuk meningkatkan status sosialnya. Contoh, wanita yang hidup di desa yang masih sederhana merasa bahwa perannya hanyalah sebagai ibu rumah tangga.

    C.    Mobilitas Sosial Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan

    Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata “masyarakat” sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antarentitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

    1.      Mobilitas Sosial Masyarakat Pedesaan

    a.       Mobilitas sosial bisa saja tidak dapat terjadi karena terdapat sistem kelas sosial yang tertutup, seperti penggunaan kasta.

    b.      Mobilitas sosial berjalan lambat karena saluran mobilitas sosial terbatas.

    c.       Pada masyarakat pedesaan terdapat lebih banyak faktor-faktor yang menghambat mobilitas sosial, misalnya saja masih terdapat pembedaan jenis kelamin (gender).

    d.      Mobilitas sosial pada masyarakat desa lebih sulit terjadi karena masyarakat desa cenderung tidak mau menerima sesuatu yang baru, sehingga pengetahuan masyarakat cenderung tidak berkembang.

    e.       Pada masyarakat desa, yang terpenting bagi mereka adalah melakukan segala sesuatu sesuai dengan adat atau tradisi. Mereka tidak ingin melakukan inovasi ataupun perubahan, sehingga hampir tidak ada mobilisasi.

    f.       Dengan adanya sistem kasta pada masyarakat desa, maka tertutuplah peluang bagi masyarakat kelas rendah untuk melakukan mobilisasi dari saluran manapun.

    2.      Mobilitas Sosial Masyarakat Perkotaan

    a.       Pada masyarakat kota tidak terdapat kelas sosial yang tertutup, sehingga setiap orang dapat dengan bebas melakukan mobilitas sosial.

    b.      Saluran mobilitas sosial di kota sangat banyak, sehingga memungkinkan setiap penduduknya selalu melakukan mobilitas sosial dari berbagai saluran.

    c.       Mobilitas sosial pada masyarakat kota berlangsung sangat cepat, hal ini disebabkan karena banyaknya saluran yang tersedia serta keinginan dari masing-masing individu yang ingin maju.

    d.      Faktor penghambat mobilitas sosial yang ditemui pada masyarakat kota lebih sedikit jika dibandingkan dengan faktor pendorong mobilitas sosial.

    e.       Penduduk kota selalu bersifat terbuka terhadap sesuatu hal yang baru, sehingga penduduk kota memiliki kesempatan yang lebih besar dalam melakukan mobilitas sosial.

    f.       Masyarakat kota selalu bahkan senang melakukan inovasi, sehingga selalu terjadi mobilisasi pada masyarakat kota.

    g.      Dengan tidak adanya sistem kasta pada masyarakat kota, maka tidak tertutup segala kemungkinan untuk melakukan mobilisasi.

    BAB III

    PENUTUP

    A.    Kesimpulan

    Dalam mobilitas sosial masyarakat pedesaan cenderung sulit untuk terjadinya mobilisasi karena masyarakat desa memiliki sifat masyarakat yang tertutup sehingga hal yang bersifat baru sulit merubah adat atau tradisi yang sudah ada dalam masyarakat pedesaan.

    Sedangkan mobilitas sosial masyarakat perkotaan, masyarakatnya cenderung bersifat terbuka sehingga mobilitas sosial pada masyarakat kota berlangsung sangat cepat, hal ini disebabkan karena banyaknya saluran yang tersedia serta keinginan dari masing-masing individu yang ingin maju kemudian didukung dengan kondisi lingkung yang modern dan bersifat baru.

    B.     Saran

    Kami penulis sadar bahwa makalah kami ini jauh dari kata sempurna sehingga kami harapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah kami ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    Muin, Udianto. 2006. Sosiologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

    www.Wikipedia.com/mobilitas sosial mayarakat pedesaan dan perkotaan  

  • KTI – Olahraga Sebagai Pola Hidup Sehat yang Alami

    Olahraga Sebagai Pola Hidup Sehat yang Alami

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Olahraga sangat erat hubungannya dengan kesehatan. Mencapai derajat sehat dengan olahraga merupakan pencapaian kesehatan dengan melakukan aktivitas fisik atau gerak tubuh. Dengan majunya teknologi seperti sekarang ini, semua kegiatan tubuh sehari-hari dipermudah oleh alat elektronik seperti remote kontrol, lift, dll. Bayangkan bila dengan kemajuan alat elektronik tersebut tubuh jarang bergerak, pasti tubuh akan terasa kaku dan terasa berat untuk melakukan sesuatu. Gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja dan kurang bergerak ditambah dengan merokok dan pola makan yang tidak sehat akan dapat menyebabkan penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung, pembuluh darah, penyakit tekanan darah tinggi, penyakit kencing manis, berat badan lebih, osteoporosis, kanker usus, depresi, dan kecemasan. Studi WHO pada faktor-faktor risiko menyatakan bahwa gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja adalah 1 dari 10 penyebab kematian dan kecacatan di dunia. Lebih dari dua juta kematian setiap tahun disebabkan oleh kurangnya bergerak atau aktifitas fisik. Sebaliknya bayangkan bila tubuh kelebihan bergerak dikarenakan pekerjaan berat, pasti tubuh akan terasa capek dan mengalami kelelahan jasmani. Disinilah peran olahraga sebagai pola hidup sehat yang alami, dimana tubuh dirancang dengan aktivitas fisik yang seimbang, teratur, serta terencana. Sehingga dengan peran itu, tubuh akan terhindar dari rasa kaku, capek untuk bergerak, serta terhindar dari penyakit-penyakit kelelahan jasmani lainnya.

    Hasil penelitian Dede Kusmana tahun 2002 memperlihatkan bahwa orang yang mempunyai gaya hidup seperti tidak merokok, berolahraga secara teratur, dan melakukan kerja fisik, ternyata berpeluang lima kali lebih tinggi terhidar dari penyakit jantung dan stroke dari pada yang bergaya hidup sebaliknya. Oleh karena itu, aktivitas fisik atau gerak tubuh tidak teratur maupun secara teratur seperti olahraga perlu menjadi kebutuhan sehari-hari. Karena setiap gerakan tubuh akan meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi atau yang disebut pembakaran kalori. Gerakan tubuh atau aktivitas fisik dalam olahraga dapat berfungsi meningkatkan kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani (physical fitnes) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan fisik yang berlebihan.

    Olahraga sebagai pola hidup sehat yang alami bukan berarti tidak ada proses kimia pada saat aktivitas olahraga. Faktanya, olahraga sangat membutuhkan energi yang dibentuk dari reaksi kimia di dalam tubuh yang disebut dengan proses metabolisme. Reaksi kimia dalam tubuh atau metabolisme tidak dapat dicegah agar tidak terjadi, karena organ yang berperan dalam reaksi kimia tersebut bekerja dengan sendirinya atau menggunakan saraf tak sadar. Sedangkan seluruh gerakan olahraga menggunakan saraf yang sadar.

    Makanan yang menghasilkan zat energi atau nutrisi bagi tubuh tidak akan mampu membuat tubuh menjadi sehat dan bugar. Karena, energi yang dihasilkan oleh tubuh dapat habis oleh aktivitas sehari-hari selain olahraga, dapat terbuang melalui sistem ekskresi, bahkan dapat tertimbun di dalam tubuh sehingga membuat tubuh menjadi gemuk. Tubuh yang gemuk memiliki risiko lebih besar terserang penyakit dibandingkan dengan tubuh yang ideal. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika energi di dalam tubuh digunakan untuk berolahraga yang dapat membuat daya tahan tubuh menjadi lebih kuat.

    Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan teratur yang melibatkan gerakan tubuh secara berulang-ulang. Olahraga merupakan salah satu pola hidup sehat yang alami, yaitu dengan aktivitas fisik dapat membuat seluruh organ tubuh terlatih dan memiliki daya tahan terhadap penyakit atau kelelahan jasmani sehingga tubuh menjadi sehat dan bugar.

    Olahraga sebagai pola hidup sehat yang alami atau olahraga kesehatan adalah kebiasaan melakukan olahraga yang memiliki tujuan meningkatkan derajat kesehatan, baik derajat kesehatan statis yaitu ketika normalnya fungsi alat-alat tubuh pada saat istirahat maupun derajat kesehatan dinamis yaitu normalnya fungsi alat-alat tubuh pada saat bekerja atau berolahraga. Orang yang baik derajat kesehatan dinamis, maka dapat dipastikan derajat kesehatan statisnya juga baik.

    B. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam karya tulis ini yaitu sebagai berikut:

    1. Apakah pengertian olahraga sebagai hidup sehat yang alami?
    2. Sebutkan manfaat olahraga sebagai pola hidup sehat yang alami?
    3. Sebutkan jenis-jenis olahraga kesehatan?
    4. Bagaimanakah persiapan sebelum melakukan olahraga kesehatan?
    5. Bagaimanakah cara melakukan olahraga yang baik dan benar?
    6. Apakah hubungan antara olahraga sebagai hidup sehat yang alami dengan kebugaran jasmani?
    7. Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan setelah melakukan olahraga?

    C. Tujuan Penulisan

    Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai dalam pembuatan karya tulis ini, yaitu sebagai berikut:

    1. Sebagai bentuk pengetahuan mengenai olahraga kesehatan.
    2. Memenuhi tugas pada mata kuliah pencegahan dan perawatan cedera olahraga.

    D. Manfaat Penulisan

    Adapun manfaat penulisan yang ingin dicapai dalam pembuatan karya tulis ini, yaitu sebagai berikut:

    1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai olahraga sebagai pola hidup sehat yang alami.

    Bab II. Kajian Pustaka

    Accuracy atau ketepatan, kemampuan tubuh atau anggota tubuh untuk mengarahkan sesuatu sesuai dengan sasaran yang dikehendaki.

    Aerobic berarti bersifat menggunakan udara atau oksigen. Secara luas aerobic adalah segala macam bentuk gerak tubuh organisme hidup yang bersifat menggunakan udara atau oksigen untuk kelangsungan.

    Agility atau kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi dari area tertentu tanpa adanya gangguan keseimbangan atau kehilangan keseimbangan, seperti dari depan ke belakang, dari kiri ke kanan atau dari samping ke depan, dll.

    Aktivitas adalah kegiata atau kesibukan, kata lain keaktifan jasmani dan rohani yang saling berhubungan.

    Anaerobic berarti tidak menggunakan udara atau oksigen. Secara luas anaerobic adalah segala macam bentuk gerak tubuh organisme hidup yang bersifat tidak menggunakan udara atau oksigen untuk kelangsungan.

    Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas atau banyak aktivitas terhadap rangsangan tertentu sehingga menimbulkan peradangan dan penyempitan pada saluran pernafasan atau bronkial.

    Balance atau keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan posisi atau sikap tubuh secara tepat pada saat melakukan gerakan maupun saat diam.

    Body composition atau komposisi tubuh adalah persentase (%) lemak dari berat badan total dan berat badan tanpa lemak (Indeks Massa Tubuh/IMT).

    Coordination, adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai gerakan secara tepat, cermat dan efisien.

    Dinamis adalah gerak pada keadaan tertentu.

    Dynamic balance atau keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan keadaan seimbang dalam keadaan bergerak, misalnya berlari, berjalan, melompat, dll.

    Efisien adalah perbandingan terbaik antara suatu  kegiatan dan hasilnya.

    Elastisitas adalah perubahan atau penyesuaian pada keadaan tertentu ke keadaan lainnya.

    Endurance adalah ketahanan ditinjau dari kerja otot adalah kemampuan kerja otot atau sekelompok otot dalam jangka waktu tertentu,

    Fleksibel atau kelenturanadalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerak melalui ruang gerak sendi atau ruang gerak tubuh secara maksimal.

    Frekuensi adalah besaran yang mengukur jumlah repetisi per satuan waktu dari setiap fenomena atau kejadian.

    Front jump adalah lompat kedepan.

    Health related physical fitness atau komponen kebugaan jasmani yang berhubungan dengan kesehatan adalah kondisi tubuh yang saling berkaitan satu dengan yang lain serta memiliki pengaruh pada kebugaran jasmani.

    Hipertensi atau tekananan darah tinggi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal, yaitu melebihi 140 / 90 mmHg.

    Lift adalah alat transportasi  untuk menaikkan benda atau manusia  ke tempat yang lebih tinggi atau menurunkan ke tempat yang lebih rendah.

    Muscular Power atau daya tahan otot adalah kapasitas sekelompok otot untuk melakukan kontraksi yang beruntun atau berulang-ulang terhadap suatu beban submaksimal dalam jangka waktu tertentu.

    Physical fitnes atau kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktifitas sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan fisik yang berlebihan.

    Reaction speed atau kecepatan reaksi adalah waktu yang diperlukan untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera.

    Remote kontrol adalah alat untuk melakukan sesuatu tanpa banyak gerak, tetapi hanya dengan menekan tombol, seperti menyalakan televisi.

    Skill related physical fitness atau komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan adalah keterampilan gerakan tubuh yang saling berkaitan satu dengan yang lain serta memiliki pengaruh dan dapat menunjukkan seberapa derajat kebugaran jasmani.

    Speed atau kecepatan merupakan kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dengan waktu sesingkat-singkatnya.

    Sportifitas adalah sebuah konsep yang menyiratkan kepatuhan terhadap aturan dan etiket yang berlaku dalam olahraga.

    static balance atau keseimbangan statis adalah kemampuan untuk mempertahankan keadaan seimbang dalam keadaan diam.

    Statis adalah keadaan diam pada situasi tertentu.

    Bab III. Pembahasan

    A. Pengertian dan Manfaat Olahraga sebagai Pola Hidup Sehat yang Alami

    Olahraga sebagai pola hidup sehat yang alami atau olahraga kesehatan adalah kebiasaan hidup melakukan aktivitas fisik yang terencana dan teratur yang melibatkan gerakan tubuh secara berulang-ulang serta memiliki tujuan agar tubuh sehat dan bugar. Olahraga kesehatan memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan tubuh, baik manfaat secara fisik atau biologis, maupun manfaat secara psikis atau mental. Berikut ini adalah manfaat olahraga secara fisik atau biologis:

    1. Olahraga dapat menjaga berat badan tetap ideal.
    2. Olahraga dapat menguatkan tulang, sendi, dan otot.
    3. Olahraga dapat meningkatkan kelenturan tubuh.
    4. Olahraga dapat meningkatkan kebugaran jasmani.
    5. Olahraga dapat membuat postur tubuh yang baik dan tegak.
    6. Olahraga dapat membuat peredaran darah dan pernafasan lebih efisien.
    7. Olahraga dapat mengurangi risiko kelelahan jasmani, penyakit jantung, dan stroke.
    8. Olahraga dapat menurunkan lemak badan atau berat badan.
    9. Olahraga dapat membuat nafsu makan lebih terkontrol.
    10. Olahraga dapat membuat pencernaan lebih sehat.
    11. Olahraga dapat membuat tubuh fleksibel atau lentur, sehingga tubuh tidak mudah cedera.
    12. Olahraga dapat meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui peningkatan pengaturan kekebalan tubuh.
    13. Olahraga dapat meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitifitas hormon terhadap jaringan tubuh.
    14. Olahraga dapat meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang dengan mengoptimalkan pertumbuhan pada anak, dan memperkuat massa tulang pada orang dewasa.

    Sedangkan manfaat olahraga secara psikis atau mental adalah:

    1. Olahraga dapat mengurangi stress.
    2. Olahraga dapat meningkatkan rasa percaya diri.
    3. Olahraga dapat meningkatkan rasa sportifitas.
    4. Olahraga dapat memupuk rasa tanggung jawab.
    5. Olahraga dapat meningkatkan kesiapan mental dan harga diri.
    6. Olahraga dapat meningkatkan kemampuan untuk rileks.
    7. Olahraga dapat membuat tidur lebih tenang.
    8. Olahraga dapat membuat energi untuk hidup lebih bertambah.
    9. Olahraga dapat membuat kemampuan menikmati hidup lebih bertambah.

    3.2    Jenis-jenis Olahraga Kesehatan

    Olahraga kesehatan adalah kegiatan berolahraga atau aktivitas fisik yang teratur yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Olahraga kesehatan memiliki banyak jenis. Jenis-jenis olahraga kesehatan terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

    1)        Olahraga aerobik adalah olahraga kesehatan yang dilakukan dalam waktu yang relatif lama. Olahraga aerobik termasuk olahraga yang ringan dan membutuhkan banyak oksigen yang masih dapat dipenuhi oleh tubuh. Olahraga aerobik merupakan olahraga kesehatan yang paling tepat dipilih untuk meningkatkan derajat kesehatan. Olahraga aerobik adalah olahraga yang dapat menampung peserta dalam jumlah besar, olahraga yang dapat membangkitkan kegembiraan, olahraga yang gerakannya mudah diikuti, olahraga yang murah serta minim peralatan, dan olahraga yang dapat memberikan manfaat untuk semua kalangan. Misalnya adalah jogging, senam, renang, bersepeda, jalan, dll.

    2)        Olahraga anaerobik adalah olahraga kesehatan yang dilakukan dalam waktu yang singkat. Olahraga anaerobik termasuk olahraga yang berat. Kebutuhan oksigen saat melakukan olahraga anaerobik tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh. Misalnya adalah olahraga angkat besi, lari sprint 100 M, tenis lapangan, bulu tangkis, dll.

    3)        Olahraga aerobik dan anaerobik atau campuran, misalnya sepakbola, basket, volleyball, dll.

    3.3    Persiapan Sebelum Melakukan Olahraga Kesehatan

    Melakukan persiapan sebelum berolahraga adalah suatu bentuk usaha untuk mencapai manfaat yang maksimal dari kegiatan olahraga. Berikut ini adalah bentuk-bentuk persiapan sebelum melakukan olahraga, yaitu:

    1)        Pilihlah olahraga yang digemari, aman, mudah, dan murah.

    2)        Sebelum melakukan olahraga, sebaiknya melakukan pemeriksaan pendahuluan untuk menentukan dosis yang aman dan jenis olahraga yang cocok (tes pembebanan/stress test), terutama bila:

    Ø  Ada keluhan seperti sering pusing, sesak nafas, nyeri dada.

    Ø  Berpenyakit seperti penyakit jantung koroner, asma, kencing manis, hipertensi, dll.

    Ø  Berusia diatas 30 tahun.

    3)        Menggunakan pakaian dan sepatu olahraga yang sesuai dan nyaman.

    4)        Jangan lakukan olahraga setelah makan kenyang, sebaiknya tunggu sampai 2 jam.

    5)        Minumlah minuman yang mengandung elektrolit, sedikit manis, dan tidak dingin.

    3.4    Olahraga yang Baik dan Benar

    Olahraga kesehatan dapat dimulai sejak usia muda hingga usia lanjut. Olahraga juga dapat dilakukan dimana saja, dengan memperhatikan lingkungan yang aman, nyaman, bebas polusi, dan tidak menimbulkan cedera. Misalnya: di rumah, di tempat kerja, dan di lapangan. Berikut ini cara melakukan olahraga yang baik dan benar:

    1)        Dilakukan secara bertahap dimulai dari pemanasan 5-10 menit, diikuti dengan latihan inti minimal 20 menit dan diakhiri dengan pendinginan selama 5-10 menit.

    2)        Frekuensi latihan dilakukan secara teratur 3-5 kali per minggu disertai dengan waktu istirahat. Jika olahraga dalam seminggu 3 kali, maka kegiatan olahraga dilakukan selama 2 hari sekali dalam seminggu atau 6 hari.

    3)        Intensitas latihan olahraga:

    ·           Intensitas latihan olahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh harus mencapai 70% – 85% denyut nadi maksimal (DNM). DNM adalah denyut nadi maksimal yang dihitung berdasarkan : DNM = 220 – UMUR

    ·           Untuk membakar lemak dengan intensitas yang lebih ringan yaitu 60 – 70 % DNM.

    Contoh:

    Orang dengan usia 40 tahun akan mempunyai DNM = 220 – 40 = 180.
    Untuk membakar lemak, orang tersebut harus berolahraga dengan denyut nadi minimum 60% x 180 = 108 per menit sampai dengan maksimum 70% x 180 = 126 per menit.

    4)        Waktu yang baik dalam berolahraga adalah diwaktu pagi hari. Karena udara pagi cenderung lebih bersih dan segar, selain itu matahari pagi bermanfaat merangsang vitamin D bagi tubuh. Di dalam olahraga yang bertujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh (endurence) memerlukan waktu antara ½-1 jam, sedangkan untuk membakar lemak perlu waktu lebih lama (lebih dari satu jam).

    3.5    Hubungan Antara Olahraga sebagai Pola Hidup Ssehat yang Alami dan Kebugaran Jasmani

    Olahraga sebagai pola hidup sehat yang alami adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan teratur yang melibatkan gerakan tubuh secara berulang-ulang serta memiliki tujuan agar tubuh memiliki kebugaran jasmani. Bugar adalah kemampuan tubuh untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Kebugaran jasmani (physical fitnes) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan fisik yang berlebihan. Kebugaran jasmani memiliki beberapa komponen kebugaran jasmani yang berfungsi dapat meningkatkan kebugaran fisik, yang berarti jantung, pembuluh-pembuluh darah, paru-paru, otot-otot, dan organ lain dapat berfungsi dengan baik. Komponen kebugaran jasmani merupakan satu kesatuan dan memiliki keterkaitan yang erat antara satu dengan yang lain, dan masing-masing komponen memiliki ciri-ciri tersendiri serta memiliki fungsi pokok atau berpengaruh pada kebugaran jasmani seseorang. Agar seseorang dapat dikatakan tingkat kondisi fisiknya baik atau tingkat kebugaran jasmaninya baik, maka status setiap komponen kebugaran jasmani harus dalam kategori baik. Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-komponen yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physical Fitness) dan komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan (Skill Related Physical Fitness).

    1)        Komponen Kebugaran Jasmani yang Berhubungan dengan Kesehatan (Health Related Physical Fitness)

    Komponen kebugaan jasmani yang berhubungan dengan kesehatan adalah kondisi tubuh yang saling berkaitan satu dengan yang lain serta memiliki pengaruh pada kebugaran jasmani. Berikut ini adalah komponen-komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan:

    A)      Komposisi tubuh (body composition)

    Komposisi tubuh adalah persentase (%) lemak dari berat badan total dan berat badan tanpa lemak (Indeks Massa Tubuh/IMT). Badan tanpa lemak terdiri dari massa otot, tulang dan organ-organ tubuh. Masing-masing unsur tersebut memiliki komposisi sebagai berikut :

    a)        Massa otot                        : 40 – 50%.

    b)        Tulang                              : 16 – 18%.

    c)        Organ-organ tubuh           : 29 – 39%.

    Berat lemak dinyatakan dalam persentasenya terhadap berat badan total. Secara umum dapat ditarik konklusi bahwa semakin kecil persentase lemak, maka akan semakin baik kinerja seseorang.

    B)      Kelenturan/fleksibilitas tubuh

    Kelenturanadalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerak melalui ruang gerak sendi atau ruang gerak tubuh secara maksimal. Kelentukan gerak tubuh pada persendian sangat dipengaruhi oleh : jenis sendi, elastisitas otot, struktur tulang, jaringan, tendon dan ligamen di sekitar sendi serta kualitas sendi itu sendiri. Terkait dengan kesehatan, maka kelentukan merupakan salah satu parameter atau tolok ukur kesembuhan akibat cedera dan penyakit-penyakit sistem muskuloskeletal. Pengukuran kelenturan tubuh dengan cara duduk tegak depan (Sit and reachTest) Flexometer.

    C)      Kekuatan Otot

    Kekuatan otot adalah tenaga, gaya atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Seseorang mungkin memiliki kekuatan pada bagian otot tertentu namun belum tentu memiliki pada bagian otot lainnya. Pada pengukuran kekuatan otot, yang diukur adalah kekuatan kontraksi volunter maksimal (maximal voluntary contraction-MVC), di mana kekuatan otot harus maksimal dan kontraksi tidak terjadi akibat rangsangan eksternal tetapi benar-benar secara suka rela (volunter atau voluntary). Kekuatan otot dapat diukur dengan dinamometer. Kekuatan otot dapat diraih dari latihan dengan beban berat dan frekuensi sedikit. Kita dapat melatih kekuatan otot lengan dengan latihan angkat beban, jika beban tersebut hanya dapat diangkat 8-12 kali saja. Contoh latihannya adalah sebagai berikut:

    a)        Vertical jump (meloncat ke atas), melatih kekuatan otot tungkai.

    b)        Front jump (meloncat ke depan), melatih kekuatan otot tungkai.

    c)        Side jump (meloncat ke samping), melatih kekuatan otot tungkai.

    d)       Squat jump, melatih kekuatan otot tungkai dan otot perut.

    e)        Push up, melatih kekuatan otot lengan.

    f)         Sit up, melatih kekuatan otot perut.

    g)        Angkat beban, melatih kekuatan otot lengan.

    h)        Back up, melatih kekuatan otot perut.

    D)      Daya tahan otot (Muscular Power)

    Daya tahan otot adalah kapasitas sekelompok otot untuk melakukan kontraksi yang beruntun atau berulang-ulang terhadap suatu beban submaksimal dalam jangka waktu tertentu. Pengukuran daya tahan otot dengan cara Push up test, Sit up test.

    E)       Daya tahan jantung paru

    Daya tahan jantung-paru adalah kapasitas sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas sehari-hari dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Daya tahan jantung paru sangat penting untuk menunjang kerja otot dengan mengambil oksigen dan menyalurkannya ke seluruh jaringan otot yang sedang aktif sehingga dapat digunakan untuk proses metabolisme tubuh. Pengukuran daya tahan jantung paru dengan cara test lari 2,4 Km (12 menit), Bangku Harvard test, Ergocycles test.

    Latihan untuk melatih daya tahan jantung paru adalah kebalikan dari latihan kekuatan. Daya tahan dapat dilatih dengan beban rendah atau kecil, namun dengan frekuensi yang banyak dan dalam durasi waktu yang lama. Contoh latihan untuk daya tahan:

    a)        Lari 2,4 km.

    b)        Lari 12 menit.

    c)        Lari multistage.

    d)       Angkat beban dengan berat yang ringan namun dengan repetisi dan set yang banyak.

    e)        Lari naik turun bukit.

    2)        Komponen Kebugaran Jasmani yang Berhubungan dengan Ketrampilan (Skill Related Physical Fitness).

    Komponen kebugaan jasmani yang berhubungan dengan keterampilan adalah keterampilan gerakan tubuh yang saling berkaitan satu dengan yang lain serta memiliki pengaruh dan dapat menunjukkan seberapa derajat kebugaran jasmani. Berikut ini adalah komponen-komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan:

    A)      Kecepatan Bergerak (Speed)

    Kecepatan merupakan kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dengan waktu sesingkat-singkatnya. Kecepatan sangat dibutuhkan dalam olahraga yang sangat mengandalkan kecepatan. Kecepatan dalam hal ini lebih mengarah pada kecepatan otot tungkai dalam bekerja. Contoh latihannya adalah:

    a)        Lari cepat 50 m.

    b)        Lari cepat 100 m.

    c)        Lari cepat 200 m

    B)      Kelincahan (Agility)

    Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi dari area tertentu, dari depan ke belakang, dari kiri ke kanan atau dari samping ke depan tanpa adanya gangguan keseimbangan atau kehilangan keseimbangan. Olahraga yang sangat mengandalkan kelincahan misalnya bulu tangkis. Kelincahan dapat dilatih dengan lari cepat dengan jarak sangat dekat, kemudian berganti arah. Contoh latihannya adalah:

    a)        Lari zig-zag.

    b)        Lari bolak-balik 5 m.

    c)        Lari bolak-balik 10 m.

    d)       Lari angka 8.

    e)        Kombinasi lari bolak-balik dengan lari zig-zag.

    Kelincahan merupakan salah satu komponen kebugaran jasmani yang sangat diperlukan untuk semua aktivitas yang membutuhkan kecepatan perubahan posisi tubuh dan bagian-bagiannya. Disamping itu kelincahan merupakan prasyarat untuk mempelajari dan memperbaiki keterampilan gerak dan teknik olahraga, terutama gerakan-gerakan yang membutuhkan koordinasi gerak. Lebih lanjut, kelincahan sangat penting untuk jenis olahraga yang membutuhkan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan-perubahan situasi dalam pertandingan.

    Berkaitan dengan hal di atas, kelincahan dibedakan menjadi kelincahan umum, yang biasanya nampak pada berbagai aktivitas olahraga dan kelincahan khusus yang berkaitan dengan teknik gerakan olahraga tertentu. Jika ditinjau dari sudut anatomis kelincahan umum melibatkan gerakan seluruh segmen bagian tubuh dan kelincahan khusus hanya melibatkan segmen tubuh tertentu.

    Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh atau bagian-bagiannya secara cepat dan tepat (Kirkendall, Gruber, dan Johnson, 1987:122). Selain dikerjakan dengan cepat dan tepat, perubahan-perubahan tadi harus dikerjakan dengan tanpa kehilangan keseimbangan. Dari batasan ini, terdapat tiga hal yang menjadi karakteristik kelincahan, yaitu: perubahan arah lari, perubahan posisi tubuh, dan perubahan arah bagian-bagian tubuh.

    Karakteristik kelincahan sangat unik. Kelincahan memainkan peranan yang khusus terhadap mobilitas fisik. Kelincahan bukan merupakan kemampuan fisik tunggal, akan tetapi tersusun dari komponen koordinasi, kekuatan, kelentukan, waktu reaksi, dan power. Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi.

    C)      Koordinasi (Coordination)

    Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai gerakan secara tepat, cermat dan efisien. Koordinasi menyatakan hubungan berbagai unsur yang terjadi pada setiap gerakan. Koordinasi ini sangat sulit dipisahkan secara nyata dengan kelincahan, sehingga kadang-kadang suatu tes koordinasi juga bertujuan mengukur kelincahan. Contoh latihannya:

    a)        Memantulkan bola tenis ke tembok dengan tangan kanan kemudian menangkapnya lagi dengan tangan kiri.

    b)        Memantulkan bola tenis ke tembok dengan tangan kiri kemudian menangkapnya lagi dengan tangan kanan.

    c)        Melempar ke atas bola tenis dengan tangan kanan, kemudian menangkap kembali dengan tangan kiri.

    d)       Melempar ke atas bola tenis dengan tangan kiri, kemudian menangkap kembali dengan tangan kanan.

    D)      Keseimbangan (Balance)

    Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan posisi atau sikap tubuh secara tepat pada saat melakukan gerakan maupun saat diam. Keseimbangan tersebut dapat berupa keseimbangan statis (static balance) pada saat berdiri maupun keseimbangan dinamis (dynamic balance) pada saat melakukan suatu gerakan tertentu. Keseimbangan statis adalah kemampuan untuk mempertahankan keadaan seimbang dalam keadaan diam. Sedangkan keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan keadaan seimbang dalam keadaan bergerak, misalnya berlari, berjalan, melambung dan sebagainya. Kualitas keseimbangan dinamis bergantung pada mekanisme dalam saluran semisirkular, persepsi kinestetik, tendon dan persendian, persepsi visual selama melakukan gerakan, dan kemampuan koordinasi. Keseimbangan merupakan kemampuan yang penting karena digunakan dalam aktivitas sehari-hari, misalnya berjalan, berlari, sebagian terbesar olahraga dan permainan. Senam merupakan salah satu cabang olahraga yang sangan mengandalkan kesimbangan. Contoh latihannya adalah:

    a)        Berjalan di atas balok kayu selebar 10 cm, sepanjang 10 m.

    b)        Berdiri dengan satu kaki jinjit.

    c)        Tubuh membentuk kapal-kapalan.

    d)       Sikap lilin.

    e)        Berdiri dengan tangan sebagai sandaran tubuh.

    E)       Kecepatan reaksi (reaction speed)

    Kecepatan reaksi adalah waktu yang diperlukan untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera. Contoh latihannya: menangkap bola tenis yang dilempar ke kanan dan ke kiri oleh orang lain

    F)       Ketepatan (accuracy)

    Ketepatan adalah kemampuan tubuh atau anggota tubuh untuk mengarahkan sesuatu sesuai dengan sasaran yang dikehendaki. Sepak bola dan bola basket merupakan olahraga yang membutuhkan ketepatan yang baik untuk memasukkan bola ke gawang dengan kaki dan memasukkan bola kek keranjang dengan tangan. Contoh latihannya:

    a)        Melempar bola tenis ke tembok, sebelumnya tembok telah diberi sasaran.

    b)        Untuk lebih spesifik pada cabang bola basket adalah dengan latihan memasukkan bola ke keranjang tepat di bawah ring.

    c)        Untuk sepak bola dengan latihan menendang bola ke gawang yang dijaga oleh seorang penjaga gawang.

    3.6    Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Berolahraga

    Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan setelah melakukan olahraga, yaitu:

    1)        Jangan langsung makan kenyang setelah berolahraga, makanlah makanan lunak/cairan seperti bubur kacang hijau.

    2)        Minumlah secukupnya bila banyak berkeringat dan jangan langsung mandi.

    3)        Gantilah pakaian olahraga yang digunakan bila terlalu basah.

    4)        Dll.

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1      Kesimpulan

    Olahraga sebagai pola hidup sehat yang alami atau olahraga kesehatan adalah kebiasaan hidup melakukan aktivitas fisik yang terencana dan teratur yang melibatkan gerakan tubuh secara berulang-ulang serta memiliki tujuan agar tubuh sehat dan bugar. Olahraga kesehatan memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan tubuh, baik manfaat secara fisik atau biologis, maupun manfaat secara psikis atau mental. Olahraga kesehatan terbagi menjadi tiga jenis, yaitu olahraga aerobik, olahraga anaerobik, dan olahraga aerobik anaerobik atau campuran. Sebelum melakukan olahraga kesehatan, lakukanlah persiapan terlebih dahulu untuk memaksimalkan manfaat dari kegiatan olahraga. Olahraga kesehatan dapat dimulai sejak usia muda hingga usia lanjut. Olahraga juga dapat dilakukan dimana saja, dengan memperhatikan lingkungan yang aman, nyaman, bebas polusi, dan tidak menimbulkan cedera. Selain itu, olahraga kesehatan dilakukan secara bertahap dimulai dari pemanasan, diikuti dengan latihan inti dan diakhiri dengan pendinginan, memperhatikan frekuensi latihan olahraga secara teratur 3-5 kali per minggu disertai dengan waktu istirahat, memperhatikan intensitas latihan olahraga, dan memperhatikan waktu yang baik dalam berolahraga. Olahraga sebagai pola hidup sehat yang alami memiliki hubungan yang erat dengan kebugaran jasmani, yaitu olahraga sebagai pola hidup sehat yang alami memiliki tujuan agar tubuh sehat dan bugar atau kebugaran jasmani. Bugar adalah kemampuan tubuh untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Kebugaran jasmani (physical fitnes) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan fisik yang berlebihan. Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-komponen yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physical Fitness) dan komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan (Skill Related Physical Fitness). Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan setelah melakukan olahraga sebagai pola hidup sehat yang alami, yaitu jangan langsung makan yang mengenyagkan setelah olahraga, minumlah air secukupnya jika mengeluarkan banyak keringat, dll.

    4.1     Saran-saran

    Olahraga sebagai pola hidup sehat yang alami atau olahraga kesehatan harus dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    1)        Melakukan persiapan sebelum melakukan olahraga kesehatan, seperti:

    ·          Memilih olahraga yang digemari, aman, mudah, dan murah.

    ·          Sebelum melakukan olahraga, sebaiknya melakukan pemeriksaan pendahuluan untuk menentukan dosis yang aman dan jenis olahraga yang cocok (tes pembebanan/stress test), terutama bila: Ada keluhan seperti sering pusing, sesak nafas, nyeri dada. Berpenyakit seperti penyakit jantung koroner, asma, kencing manis, hipertensi, dll. Berusia diatas 30 tahun.

    ·          Menggunakan pakaian dan sepatu olahraga yang sesuai dan nyaman.

    ·          Jangan lakukan olahraga setelah makan kenyang, sebaiknya tunggu sampai 2 jam.

    ·          Minumlah minuman yang mengandung elektrolit, sedikit manis, dan tidak dingin.

    2)        Melakukan olahraga yang baik dan benar, seperti:

    ·          Melakukan olahraga dimana saja, dengan memperhatikan lingkungan yang aman, nyaman, bebas polusi, dan tidak menimbulkan cedera. Misalnya: di rumah, di tempat kerja, dan di lapangan.

    ·          Melakukan olahraga secara bertahap dimulai dari pemanasan 5-10 menit, diikuti dengan latihan inti minimal 20 menit dan diakhiri dengan pendinginan selama 5-10 menit.

    ·          Melakukan olahraga dengan frekuensi latihan secara teratur 3-5 kali per minggu disertai dengan waktu istirahat.

    ·          Melakukan olahraga dengan intensitas latihan olahraga: Untuk meningkatkan daya tahan tubuh harus mencapai 70% – 85% denyut nadi maksimal (DNM). Sedangkan untuk membakar lemak dengan intensitas yang lebih ringan yaitu 60 – 70 % DNM. DNM adalah denyut nadi maksimal yang dihitung berdasarkan: DNM = 220-UMUR.

    ·          Melakukan olahraga pada waktu yang baik yaitu diwaktu pagi hari.

    3)        Memperatikan hal-hal berikut setelah melakukan olahraga, seperti:

    ·          Jangan langsung makan kenyang setelah berolahraga, makanlah makanan lunak/cairan seperti bubur kacang hijau.

    ·          Minumlah secukupnya bila banyak berkeringat dan jangan langsung mandi.

    ·          Gantilah pakaian olahraga yang digunakan bila terlalu basah.

    Itulah hal-hal yang harus diperhatikan sebelum, saat, maupun setelah melakukan olahraga. Semoga saran-saran yang penulis berikan dapat memberi manfaat untuk kegiatan olahraga yang pembaca lakukan. Aamiin.

  • Makalah Massage dalam Olahraga

    Massage dalam Olahraga

    Bab I. Pendahuluan

    Dewasa ini massage telah menjadi bagian yang penting dalam pembinaan olahragawan, terutama dalam membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya upaya mempercepat pemulihan, mencegah dan merawat cidera serta menambah kamampuan motorik yang semuanya itu sekarang menjadi perhatian ilmu massage. Selain itu, massage mulai merambah ke dalam dunia bisnis, dimana banyak salon, panti pijat yang memberikan layanan massage. Dari contoh tersebut, membuktikan bahwa massage sangat penting untuk dipelajari karena fungsinya yang sangat penting dalam pemulihan kondisi tubuh.

    Massage adalah suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap anggota tubuh yang lunak. Massage bertujuan memperbaiki sirkulasi, membantu absorbsi, sekresi, mempelancar distribusi energi dan nutrisi kedalam jaringan, serta  dapat memperbaiki tonus otot dan fungsi syaraf. Massage umumnya dianjurkan setelah bekerja berat karena sangat besar manfaatnya dalam membantu mengembalikan tubuh kepada keadaan pulih. Massage membantu menghilangkan kelelahan dengan segala gejala yang menyertainya, seperti rasa pegal, kaku, nyeri ataupun perasaan lemas.

    B. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimanakah sejarah massage dan penyebarannya di dunia ini?
    2. Apakah yang dimaksud dengan massage?
    3. Sebutkan indikasi dan kontra indikasi pada massage?
    4. Bagaimanakah teknik dalam melakukan massage, sebutkan?
    5. Bagaimanakah peran penggunaan massage dalam olahraga?
    6. Apakah manfaat dan tujuan massage?

    C. Tujuan Permasalahan

    Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut:

    1. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Massage Olahraga.
    2. Sebagai salah satu bentuk pengetahuan tentang Massage Olahraga.    

    Bab II. Pembahasan

    A. Sejarah Massage di Dunia dan di Indonesia

    Sejak ribuan tahun sebelum masehi, massage telah dikenal oleh manusia. Massage diprediksi berasal dari kebiasaan manusia yang suka mengelus-elus, menggosok-gosok atau mengurut-urut bagian tubuh yang sakit atau kurang enak. Dengan cara tersebut, ternyata rasa sakit atau tidak enak itu berkurang atau hilang sama sekali. Dari pengalaman inilah lahir cara penyembuhan yang dinamakan massage dan telah terdapat di berbagai belahan dunia, seperti:

    1. Bangsa India Kuno yang telah mengenal massage dengan hygiene seperti mandi, menggosok badan dan senam. Hal ini terdapat dalam kitab suci veda.
    2. Tiongkok telah mengenal massage dalam kitab Kong Fu (2700 SM) terdapat tulisan yang berhubungan dengan massage dan senam penyembuhan. Pada saat itu telah dikenal pemijatan (petrissage) dan gossokkan (frictions).
    3. Bangsa Mesir dan Persia kuno telah mengenal massage dan senam dengan bukti peninggalan pada benda-benda relief, tetapi peninggalan dalam bentuk tulisan tidak ditemukan.
    4. Bangsa Yunani Kuno telah mengenal massage dan senam penyembuhan. Massage  yang mereka lakukan pada umum nya berhubungan dengan mandi yang mereka anggap mempunyai unsur-unsur penyembuhan.

    Pada permulaan tahun 1975, massage dikembangkan lagi oleh seorang ahli bedah bangsa prancis yaitu Ambroise paree, tetapi belum menggunakan dasar ilmiah. Pada abad ke 17, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan Anatomi dan Pisiologi, massage telah mempunyai dasar ilmiahnya.

    Pada permulaan abad ke 19 banyak dokter Prancis diantaranya Laisne, Se’e , Estradore, Delpech, Gerrard dan Heidelbrand berusah mengembangkan massage. Oleh karena itu, banyak kata-kata bahasa Prancis yang digunakan dalam istilah-istilah massage.

    Sedangkan sejarah massage di indonesia yaitu ketika sebelum perang dunia ke II sudah ada orang indonesia yang belajar massage dari orang belanda. Terutama dari serdadu belanda bagian kesehatan. Pada jaman merdeka, terdorong oleh penyelenggara Asian Games yang banyak membutuhkan tenaga ahli Massage, telah diadakan pendidikan khusus ahli massage di Surakarta, Bandung, dan Semarang.

    B. Pengertian, Tujuan dan Pengaruh Massage

    1. Pengertian Massage

    Massage adalah suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap anggota tubuh yang lunak. Gerakan tangan dalam massage disebut manipulasi atau pegangan massage. Manipulasi-manipulasi tadi dapat berupa  Urutan pijatan, dan lain-lain yang dipilih dan disusun secara sistematis berdasarkan prinsip-prinsip Fisiologi dan Anatomi, serta disesuaikan dengan kondisi jaringan.

    2. Tujuan Massage

    Pada dasarnya, massage bertujuan memperbaiki sirkulasi, membantu absorbsi (penyerapan), sekresi (pengeluaran), serta mempelancar distribusi energi dan nutrisi kedalam jaringan. Selain itu massage dapat memperbaiki tonus otot dan fungsi syaraf.

    3. Pengaruh Massage

    Setiap manipulasi atau pegangan massage mempunyai pengaruh tertentu terhadap jaringan tubuh. Selain itu tekanannya, arah gerakan, jumlah ulangan dan iramanya turut menentukan pengaruh tersebut. Keberhasilan massage juga ditentukan oleh kecakapan pengalaman masseur sendiri.

    Efek massage terhadap jaringan bersifat mekanis, reflektoris dan khemis.

    a)             Efek Mekanis

    Dengan teknik menekan dan mendorong secara bergantian menyebabkan terjadinya pengosongan dan pengisian pembuluh vena dan limpa, sehingga membantu memperlancar sirkulasi, membantu sekresi dan pemberian nutrisi ke dalam jaringan.

    b)             Efek Reflektoris

    Massage menimbulkan pacuan terhadap syaraf peredaran darah yang menimbulkan proses vasso konstrisi yang diikuti dengan vasso dilatasi lokal sehingga memperlancar peredaran darah. Selain itu syaraf motorik yang terangsang meningkatkan tonus otot.

    c)             Efek Khemis

    Massage menyebabkan terbebasnya suatu zat sejenis histamin yang memberi efek dilatasi terhadap pembuluh darah kapiler.

    Disamping ketiga efek itu tadi secara psikilogis massage memberikan perasaan nyaman dan segar serta percaya diri.

    A) Pengaruh massage terhadap peredaran darah dan limpa

    Manipulasi yang dikerjakan dari bagian-bagian tubuh menuju ke jantung (sentripetal) secara mekanis mendorong aliran darah pada pembunuh vena menuju ke jantung. Aliran darah yang lebih lancar dalam vena akan membantu kelancaran aliran darah pada arteri dan kapiler. Dengan demikian massage membantu proses penyerapan dan pembuangan sisa-sisa metabolisme dari dalam jaringan serta memperlancar distribusi nutrisi. Massage memperlancar mengalirnya cairan limpa dari pembuluh-pembuluh kecil kepada pembuluh yang lebih besar melalui kelenjar-kelenjar limpa menuju ke ductus thoracicus dan masuk ke dalam peredaran. Keadaan ini membantu penyerapan, terutama terhadap jaringan yang mengalami peradangan atau pembengkakan.

    B) Pengaruh massage terhadap kulit

    Massage dapat melonggarkan dan menghilangkan penebalan-penebalan kecil yang terjadi pada jaringan-jaringan di bawah kulit sehingga dengan demikian memperbaiki penyerapan peredaran darah dan limpa menjadi lancar sehingga kondisi kulit menjadi lebih baik, karena pengeluaran peluh menjadi lebih lancar. Massage menyebabkan kulit menjadi halus dan elastis serta bersih karena sel-sel sebelah luar  yang sudah aus mengelupas.

    C) Pengaruh massage terhadap jaringan otot

    Massage mempercepat pengosongan dan pengisian cairan sehingga memperlancar sirkulasi dan pembebasan sisa-sisa pembakaran, memperlacar penyajian nutrisi sehingga mempercepat proses pemulihan. Terhadap otot yang mengalami cidera massage menbantu penyebaran traumatik-effusion dan suplai darah terhadap jaringan. Massage dapat menghilangkan atau mencegah terjadinya perlekatan dan scar tissue akibat adanya cairan yang disebut traumatic exudate yang dapt menyebabkan melekatnya serabut otot satu sama lain dan menimbulkan penebalan (thickening). Perlekatan yang menjadi penebalan ini bila telah berlangsung lama sukar dihilangkan, kecuali dengan operasi.

    D) Pengaruh massage terhadap pekerjaan syaraf

    Umumnya massage memberikan rangsangan terhadap syaraf sensibel dan motorik sehingga menimbulkan reflek. Massage juga bersifat menggiatkan bila diberikan dengan cepat dalam waktu yang singkat. Massage dengan kecepatan sedang dengan tekanan sedang denagan waktu agak lama dapat menghilangkan atau mengurangi rasa sakit. Massage yang lembut memberi pengaruh menenangkan. Disamping itu massage dapat memelihara kondisi syaraf.

    C. Indikasi dan Kontra Indikasi Massage

    1. Indikasi massage

    Penggunaan massage umumnya dianjurkan setelah bekerja berat karena sangat besar manfaatnya dalam membantu mengembalikan tubuh kepada keadaan pulih. Massage membantu menghilangkan kelelahan dengan segala gejala yang menyertainya, seperti rasa pegal, kaku, nyeri ataupun perasaan lemas. Massage demikian biasanya dilakukan kepada seluruh tubuh dalam waktu yang cukup lama, kira-kira satu jam.

    Pekerjaan ringan tetapi terus menerus seperti misalnya terlalu lama duduk atau berdiri atau dlam pekerjaan yang begitu begitu juga menimbulkan kejenuhan dan kelelahan. Dalam hanl ini kelelahan mungkin bersifat mental ataupun fisik. Biasanya massage diakhir tugas tersebut mengembalikan tubuh maupun peresaan kembali nyaman.

    Di dalam dunia olahraga dewasa ini masage telah menjadi sebagian dari upaya pemeliharaan kondisi ada olahragawan pada masa latihan, sebelum pertandingan, masa pertandingan dan setelah pertandingan. Dalam pengiriman tim olahraga dewasa ini selalu mengikutsertakan sedikitnya seorang maaseur.

    Untuk merawat dan mengembalikan fungsi bagian-bagian badan setelah cidera, membantu mempercepat proses penyembuhan. Seringkali massage diperlukan untuk meneruskan pekerjaan dokter, misalnya setelah sembuh dari operasi atau perawatan dari patah tulang. Tugasnya adalah mengembalikan fungsi otot dan persendian yang biasanya mengalami kekakuan.

    2. Kontra indikasi massage

    Dalam keadaan keadaan tertentu massage tidak boleh dilakukan dan merupakan kontra indikasi. Hal ini biasanya menyangkut keadaan sbb:

    1. Atas nasehat dokter agar tidak dilakukan massage demi keselamatan pasien.
    2. Dalam keadaan kena infeksi penyakit menular seperti: cacar, campak, demam kuning, dll.
    3. Suhu tubuh meningkat tinggi karena infeksi.
    4. Dalam keadaan sakit berat sehingga memerlukan istirahat benar-benar.
    5. Menderita penyakit yang berkenaan dengan pembuluh darah seperti: erteriosclerosis, trombosis, dll.
    6. Pada setiap jenis penyakit syaraf yang berat separti penderita chorea dan neurathenia.
    7. Menderita penyakit haemophilia, karena kecenderungannya terjadi pendarahan, walau karena sabab, yang tak bararti.
    8. Menderita penyakit tertentu yang bila dimassage dapat menyebabkan meluasnya infeksi seperti bisul, borok, dsb.
    9. Pembengkakan ikibat cidera yang masih baru yang menujukkan adanya pendarahan di dalam. Kapiler-kapiler yang tadinya pecah dan telah menutup dapat pecah kembali bila dimassage. Juga pada luka yang belum sembuh atau yang baru sembuh.
    10. Patah tulang yang belum sembuh. Massage dapat menggagu letak sambungan.
    11. Menderita penyakit tumor atau kanker.
    12. Sedang datang bulan atau hamil muda. Juga pada peradangan usus buntu (appendicitis), gastroentiritis, colitis, dll. Demikiam juga bila ada batu dalam kandung empedu.
    13. Menderita tekanan darah tinggi, pendarahan otak, penyakit jantung dan paru-paru.   

    D. Teknik Massage

    Yang termasuk teknik massage ialah:

    A)           Manipulasi massage

    B)           Pelaksanaan massage

    C)           Posisi pasien

    D)           Penggunaan alat-alat massage

    Berikut ini adalah penjelasan dari teknik massage:

    A)           Manipulasi massage

    Manipulasi adalah pegangan atau cara melakukan pijitan gosokan dan lain-lain. Dalam mempelajari pegangan atau manipulasu ini ada dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu mempelajari dan berlatih melaksanakan pengangan dan berlatih meraba dan merasakan bagaimana kondisi jaringan yang di massage. Misalnya jalur-jalur otot dan kelainan-kelainan yang mungkin ada. Kedua hal ini harus dilatih bersama-sama dalam praktek.

    Barbagai pegangan massage adalah :

    1. STROKING (EFFLEURAGE) = Urutan / Elusan
      1. Superfisial stroking
      2. Deep stroking
    2. COMPRESSION = Parasan
      1. Kneading / petrissage (memijat)
      2. Wringing (memeras)
      3. Rolling (menggeser)
      4. Walken (menekan)
    3. FRICTIONS = Gosokan
      1. Spiral
      2. Circulary
      3. Rotary
    4. TAPOTEMENT = Pukulan
      1. Hacking (mencencang)
      2. Beating (dengan kepalan)
      3. Clapping (dengan talapak jari)
      4. Cupping (dengan telapak tangan dicekungkan)
      5. Typing (seperti mengetik)
      6. Spatting (cipratan)
      7. Chucking (trikan lepas)
    5. VIBRATIONS = Getaran
      1. Palmar (dengan telapak tangan)
      2. Knuckle (dengan kepalan)
    6. SHAKING = Guncangan
      1. Pada lengan (telentak / duduk)
      2. Pada tungkai (telungkup)

    Dalam praktek massage manipulasi yang sebanyak itu tidak perlu selalu digunakan seluruhnya, melainkan disesuaikan dengan keperluan saja. Berikut ini adalah penjelasan dari berbagai macam pegangan massage pada manipulasi.

    1)             STROKING

    Berdasarkan dalamnya tekanan pelaksanaan stroking di bagi menjadi 2 (dua) macam pegangan, yaitu:

    a) Superficial Stroking. Manipulasi ini merupakan elusan lembut pada permukaan kulit sehingga menpunyai pemgaruh menenangkan (sadatif). Arah gerakan tidak tertantu. Biasanya dilakukan dengan telapak jari atau telapak tangan. Manipulasi ini biasa dipakai untuk memulai atau mengakhiri acara massage.

    b) Deep Stroking. Manipulasi ini terdiri atas gerakan mengurut atau menggerus ke arah pusat (centripetal) secara kontinyu dengan tekanan yang lebih dalam. Stroking merupakan manipulasi yang merangsang secara mekanis ujung-ujung syaraf di kulit untuk menbantu melancarkan peredaran darah dan limpa. Stroking dalam menghaluskan dan merampimgkan otot. Untuk memberikan tekanan yang lebih dalam, masseur harus memindahkan berat badan ke tangan yang bekerja. Untuk itu bangku massage harus diatur setinggi pusar.

    Bentuk pegangan stroking ada tiga macam, yaitu:

    A) Palmar (dengan telapak tangan). Jari-jari harus rapat kecuali ibu jari. Seluruh permukaan telapak tangan harus kontak dengan permukaan kulit. pada otot yang karena bentuknya mudah dipegang seperti pada paha dan betis pegangan harus melingkar memegang otot agar dorongan menjadi lebih baik. Manipialsi ini dapat dilakukan dengan satu atau dua tangan. Bila dengan dua tangan dilakukan bergandengan atau bergantian. Gerakan harus selalu menuju ke pusat bila tekanan cukup dalam. Berikut ini adalah gambar pegangan palmar:

    B)           Digital (dengan ujung atau telapak jari tangan). Manipulasi ini dikerjakan dengan satu, Dua atau seluruh jari tangan. Keuntungan dari bentuk manipulasi ini ialah dapat digunakan pada bagian-bagian tubuh yang sempit. Lebih dapat merasakan kelainan-kelainan yang ada, seperti penebalan dan pengerasan jaringan dll. Berikut ini adalah gambar pegangan digital:

    C)           Knuckle (kepalan). Dipergunakan terutama untuk otot-otot yang tebal dan keras seperti misalnya tractus ilio tibialis, karena pengaruh bentuk manipulasi palmar dan digital dirasakan kurang. Berikut ini adalah gambar pegangan knucle:

    2)             COMPRESSION

    Dengan manipulasi perasan ini pengaruh stroking diperlebar, sirkulasi diperlancar.

    a)             Kneading / petrissage (mengadoni dan memijat). Kedua bentuk pegangan ini pengertiannya sering dipersamakan. Kneading atau petrissage dilakukan dengan palmar yaitu dengan memegang otot sebanyak-banyaknya kemudian memeras / menekan tanpa menggeser. Jari-jari harus lurus jangan bengkok untuk menghindarkan parasan sakit pada pasien. Pijatan dilakukan berpindah-pindah dari ujung ke central. Pijatan dapat dilakukan dengan dua tangan bersama-sama atau bergantian, dalam hal ini satu tangan memegang otot dan yang lainya memijat. Berikut ini adalah gambar manipulasi kneading:

    b)             Wringing (perasaan). Pagangan ini seperti memeras kain cucian, tangan bergerak bertentangan yang satu mendorong dan yang lain menarik. Berikut ini adalah gambar manipulasi wringing:

    c)             Rolling (menggeser). Pegangan ini dimulai dengan sikap memegang otot seperti pada petrissage, yang dilakukan oleh tangan terjauh, sednag tangan yang lain memegang dan mengangkat otot di bagian yang lebih dekat ke pusat. Gerakan memeras dilakukan oleh tangan terjauh debgan merapatkan telunjuk ke ibu jari. Kemudian tangan lain tergeser ke arah pusat sambil mengangkat otot disusul gerak perasan berikutnya. Berikut ini adalah gambar manipulasi rolling:

    d)            Walken. Pegangan ini dikerjakan dengan dua tangan. Misalnya tangan kiri berada pada bagian proksimal, memegang otot dengan ibu jari dan jari-jari lain terpisah. Tangan kanan memegang otot tadi pada bagian distal dengan posisi ibu jari berada diantara telunjuk dan ibu jari tangan kiri. Tanagan kiri lebih dulu melakukan pijatan dan sementara itu ibu jari tangan kanan melakukan pijatan dengan ibu jari. Tangan kiri kendur dan menggeser ke atas dan melakukan pijatan lagi yang kemudian diikuti tangan kanan. Manipulasi ini dilakukan pada bagian tubuh yang bulat seperti pada tungkai bawah, tungkai atas dan lengan bawah, lengan atas. Dengan manipulsi ini terjadi pengosongan dan pengisian jaringan. Berikut ini adalah gambar manipulasi walken:

    3)             FRICTIONS ( RUBBING)

    Frictions yang berarti menggosok atau menggerus, dapat dilakukan baik dengan jari maupun telapak tangan. Friktions digunakan untuk menggerakan lemak di bawah kulit, memperbaiki sirkulasi, memperbaiki penyerapan, melonggarkan ikatan sendi yang kaku, serta menghilangkan pengerasan dan penebalan. Variasi dari pegangan ini ialah:

    a)             Spiral, yaitu gerakan menggosok dengan jari atau telapak tangan mengikutu garis melingkar-lingkar berbentuk spiral. Berikut ini adalah gambar manipulasi spiral:

    b)             Circulary, menggosok dengan ibu jari atau telapak tangan menbuat lingkaran-lingkaran tertutup hingga seluruh permukaan tergosok. Berikut ini adalah gambar manipulasi circulary:

    c)             Rotary,  yaitu gerakan menggosok membuat lingkaran yang luas seperti misalnya pada punggung ataupun panggul. Dapat dilakukan dengan satu tangan dan dapat juga dengan dua tangan. Dapat juga dengan menggunakan hasta untuk mengeraskan gosokan. Frictions dengan talapak jari lebih efektif karena rabahannya lebih peka dan dapat menelusuri bagian ataupun lekukan yang sempit. Berikut ini adalah gambar manipulasi rotary:

    B)           Pelaksanaan massage

    Hal-hal yang perlu diperhatikan

    a)             Sebelum massage harus yakin bahwa pasien boleh dimassage.

    b)             Harus diketahui kondisi bagian tubuh yang akan dimassage, misalnya memar, sakit, pegal atau bekas keseleo, dsb.

    c)             Harus ditentukan untuk tujuan apa massage dilakukan, apakah perawatan, pemanasan atau pemulihan.

    d)            Pegangan atau manipulasi harus benar, dilakukan dengan teratur, berirama dan kontinyu serta tidak sering diangkat dari permukaan tubuh pasien. Hindarkan tindakan yang ragu-ragu, tersentak-sentak atau menimbulkan rasa geli.

    e)             Manipulasi yang sifatnya mendorong, menekan dan memeras harus menuju ke centripetal saperti: deep stroking (effleurage), compression, dan frictions. Kecuali gerakan yang sifatnya superfisial.

    f)              Tekanan pijitan atau pukulan harus dikerjakan dengan keyakinan bahwa hal tersebut tidak terlalu menyakitkan sehingga pasien seringkali mengeluh. Perhatikan bila massage bagian dari jaringan yang belum sembuh benar untuk menghindarkan pecahnya kembali pembuluh yang baru sembuh.

    C)           Posisi pasien

    Ada tiga hal penting yang berhubungan dengan posisi pasien pada waktu massage:

    1)             Letak pasien terhadap masseur harus semudah-mudahnya.

    2)             Bagian badan yang dimassage harus benar-benar kendur. Salah satu cara misalnya dengan menberi ganjal pada bagian bawah lutut saat posisi terlentang dan di bagian bawah pergelangan kaki pada posisi telungkup. Dengan cara demikian otot-otot tungkai berada dalam keaadan kendur.

    3)             Pada waktu bekerja masseur harus bebas dari rintangan serta berdiri dalam sikap yang memungkinkan bekerja lebih effisien sehingga tidak cepat lelah.

    Posisi pasien:

    a)             Berbaring telentang. Pada posisi telentang di bawah lutut diganjal dengan guling kecil sehingga dinding perut dan otot=otot paha serta tungkai bawah menjadi kendur. Tangan diletakkan diatas perut atau lurus di samping badan. Kepala dapat diberi bantal. Pada massage perut posisi masseur sebaiknya disebelah kanan pasien.

    b)             Berbaring telungkup. Pada sikap ini kepala tidak perlu memakai bantal. Guling kecil diletakkan dibawah pergelangan kaki sehingga otot-otot tungkai kendur. Kaki berada diujung agak keluar kasur. Hal ini memudahkan pekerjaan masseur.

    c)             Berbaring miring. Pada sikap ini kepala perlu menggunakan bantal, demikian lutut kaki yang diatas yang dibengkokkan ke depan. Posisi ini dipakai bila posisi lain kurang tapat.

    d)            Posisi duduk. Posisi duduk digunakan untuk massage kepala dan pundak. Dapat juga untuk massage tungkai dan kaki, atau karena sesuatu hal pasien harus dalam posisi ini.

    D)           Penggunaan alat-alat massage

    1)             Ruangan massage

    Ruangan massage harus cukup terang dengan ventilasi yang baik tatapi tidak terlalu berangin. Diperlengkapi dengan:

    a)             Bangku massage lengkap dengan kasur, bantal, guling besar dan guling kecil serta sprei.

    b)             Tempat ganti pakaian, tempat cuci tangan dengan sabun anti septik dan serbet.

    c)             Gunting kuku, alat PPPK yang perlu.

    d)            Bahan pelicin: parafine atau minyak sla, massage cream atau bedak hygienis.

    2)             Perlengkapan untuk pasien

    a)             Handuk besar untuk menutup bagian badan yang tidak dimassage.

    b)             Handuk kecil untuk pembersih tubuh selesai dimassage.

    3)             Tata tertib massage

    a)             Sebelum massage. Sprei dipasang sebaik-baiknya dilipat kebawah kasur. Pasien ditidurkan dibangku setelah lebih dulu dibersihkan dari debu dll. Masseur mencuci tangan, dikeringkan dan dihangatkan. Kuku harus pendek dan tanpa perhiasan ditangan.

    b)             Selama massage. Bagian badan pasien yang tidak dimassage harus ditutu dengan handuk besar. Massage dikerjakan dengan tenang dan hati-hati serta memberikan kesempatan kepada pasien untuk beristirahat.

    c)             Selesai massage. Badan pasien dibersihkan dengan handuk kecil. Setelah massage general, pasien diberi waktu istirahat 10 sampai 15 menit.

    2.5         Penggunaan Massage dalam Olahraga

    Massage dewasa ini telah merupakan bagian yang penting dalam pembinaan olahragawan, terutama dalam membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya upaya mempercepat pemulihan, mencegah dan merawat cidera serta menambah kamampuan motorik yang semuanya itu sekarang menjadi perhatian ilmu massage. Di dalam pembinaan olahragawan massage dipergunakan dalam masa latihan, sebelum pertandingan atau latihan berat, pada masa pertandingan dan setelah pertandingan.

    1)             Massage pada masa latihan

    Dalam masa latihan massage perlu diberikan, berhubung dengan meningkatnya kebutuhan penyesuaian organ-organ tubuhterhadap kerja. Dalam kegiatan latihan yang intensif sangat diperlukan kerja sama antara fungsi-fungsi pokok organisme seperti sirkulasi, respirasi dan distribusi energi kedalam jaringan dalam irama dan debit ynag meningkat dan dalam waktu yang lama. Gerkurangnya kerjasamaberakibat menurunya kemampuan, berkurangnya tenaga dan datangnya kelelahan. Ini terjadi pada permulaan masa latihan dimana fungsi-fungsi tadi dirsakan sangat lambat dan cepat menurun. Massage berguna dalam menbantu meningkatkan fungsi-fungsi pokok organisme serta pada akhir laihan membantu mempercepat dam menyempurnakan pemilihan.

    Dalam masa latihan, massage digunakan terhadap bagian badan atau anggota yang dipandang perlu sehingga sifatnya itu lokal. Dalam hal demikian ada baiknya bila olahragawan  sendiri mampu melakukanya sendiri dengan auto massage. Bila dilakukan juga massage general maka waktunya tidak boleh terlalu dekat dengan acara latihan berikutnya, mengingat massage juga mempunyani efek melemaskan, sehingga dapat mengurangi kemampuan. Perlu tidaknya seseorang dimassage harus bergantung kepada petunjuk pelatih atau dokter. Massage general dapat segera dilakukan setelah selesai latihan atau sete;ah diberikan cukup istirahat bila diketahui bahwa pasien sangat lelah. Manipulasi yang digunakan perasaan dengan tekanan agak dalam tetapi halus seperti effleurage rolling, petrissage dan frictions ditambah vibrasi dan shaking. Setelah massage general perlu diberikan istirahat seperlunya. Massage general dapat berlangsung satu jam. Oleh karena itu seorang masseur mungkin hanya mampu melakukanya terhadap dua orang berturut-turut. Massage lokal biasanya berlangsung sekitar 10 sampai 15 menit.

    2)             Massage sebelum pertandingan

    Pertandingan adalah serangkaian kegiatan yang umumnya menuntut pengerahan kemampuan yang maksimum, baik secara fisik maupun mental. Kesukaran sering timbul terutama pada awal kegiatan disebabkan kurangnya persiapan fisik sebelum kegaitan dimulai. Oleh karen  itu perlu direncanakan secara cermat kegiatan awal yang biasa di sebut pemanasan (warm up). Pengguaan massgae dalam rangka warming up tidak dapat sama sekali menggantikan senam dan bentuk lainnay, melainkan sebagai pelengkap terutama dimana waktu sangat pendek sadangkan yang dimassage biasanya lokal saja. Tujuan massage dimasa ini ialah stimulasi (merangsang), terutama merangsang kerja motorik, mempertinggi fungsi persendian, memperlancar sirkulasi dan merangsang energi. Kepada olahragawan yang gugup, massage dapat menenangkanya. Massage yang dipilih dalam massage iniialah yang merangsang, hidup dan agak kuat tetapi dalam waktu singkat, seperti : effleurage, petrissage, frictions, dan tapotement. Massage ini dianjurkan dilakukan dekat dengan kegiatan pertandingan, karena efek massage akan menurun setelah beberapa menit.oleh karena itu massage ini dapat dilakukan diatas pakainan olahraga. Jika auto massage dapat dilakukan dengan baik maka iti dianjurkan.

    3)             Massage dalam pertandingan

    Sewaktu olahragawan beristirahat setengah pertandingan atau masih menghadapi pertandingan pada jam yang sama atau keadaan dimana olahrgawan masih harus bertanding lagi atau dalam pertandinagan berhenti dam membutuhkan pertolongan segera, maka massage diberikan dengan tujuan secara langsung mendukung fungsi organisme, mengembalikan fungsi organisme, regenerisasi kekuatan, melawan kelelahan, menyembuhkan cedera-cedera kecil baik fungsional maupu trauma seperti pegal, kaku, linu dan nyeri disebabkan benturan. Tarikan atau terputar. Keadaan demikian seringkali perlu ditolong di tempat atau di pinggir lapangan. Dengan massage diusahakan dalam waktu singkat menyembuhkan gangguan fungsional tanpa harus menghentikan olahragawan dari pertandinagan serta mencegah menurunya prestasi. Tetapi cidera yang dianggap gawat tentu todak termasuk ke dalam keadaan yang dimaksud. Dalam hanl ini perlu melibatkan seorang dokter.

    Massage dalam keadaan demikian betul-betul menuntut keahlian masseur karena diperlukan teknik dan prosedur yang lebih tepat. Menipulasi yang digunakan pada umumya adalah manipulasi yang berat seperti effleurage dan compression, namun dikerjakan secara lambat dan hati-hati, terutama untuk memperbaiki sirkulasi dan pergantian dalam jaringan. Biasanya diakhiri dengan vibrasion untuk menurunkan tegangan. 

    4)             Massage setelah pertandingan

    Aktifitas olahraga yang sangat intensif yang berlangsung dalamwaktu yang cukup lama mungurus segala kemampuan akan menimbulkan fenomena kelelahan yang panjang dan kelainan fungsional lainnya. Massage setelah pertandingan berusaha membantu proses pemulihan yang lebih cepat dan sempurna dan menghilangkan bermacam gejala yang biasa menyertai kelelahan seperti peresaan lesu, pegal, linu, nyeri, dll. Massage sebaiknya diberikan segera setelah berkurangnya kerja organisme yang ditandai dengan kembalinya denyut nadi ke keadaan normal. Tetapi dalam hal kelelahan yang berlebihan atau kepayahan maka massage ditangguhkan sampai menurunnya kelelahan akut dalam waktu yang cukup lama. Massage diberikan terutama terhadap otot-otot besar. Perlu diberikan dengan tekanan dalam, hati-hati, tenang dan halus. Dengan massage ini sekresi dan sirkulasi dikembalikan ke kedaaan normal dan otot-otot yang tegang dikendurkan. Vibrasi dan shaking diberikan untuk mengembalikan fungsi syaraf dan memperbaiki tonus otot.

    2.6         Manfaat dan Tujuan Massage

    Dalam kegiatan olahraga sering terjadi kelainan atau cedera baik yang barat dengan banyak kerusakan jaringan maupun yang ringan dengan sedikit kerusakan jaringan seperti teregangnya tendon, memar sedikit baik pada otot maupun sekitar sendi atau dislokasi ringan yang mudah dikembalikan. Tujuan perawatan dengan massage ialah:

    a)             Mengurangi bengkakan atau pendarahan pada sendi.

    b)             Membuat istirahat sendi.

    c)             Mampercepat penyerapan.

    d)            Mencegah timbulnya jaringan pivrose yang berlabihan.

    e)             Mengembalikan fungsi sendi, dll.

    Cedera yang berat selalu disertai oleh robeknya jaringan, ligament dan pembuluh darah, rusaknya urat syaraf dan mungkin juga tulang patah.

    Perubahan fungsi garak mungkin terjadi pincang dan lain-lain yang disebabkan oleh over stretching otot, tendon maupun ligament. Atau karena berubahnya latak sendi seperti pada dislokasi. Beberapa trauma yang sering tarjadi dalam olahraga ialah:

    1)             Kejang otot.

    Kejang otot dapat timbul karena:

    a)             Otot kurang telatih.

    b)             Kurang pemanasan, artinya kurang sempurna untuk melakukan kerja berat.

    c)             Terlalu payah karena kegiatan yang panjang.

    d)            Keasaan jiwa, misalnya karena baru pertama kali bertanding.

    Sesungguhnya kejang otot tidak merupakan kelainan yang berat, seyogyanya olahragawan dan pelatih sudah harus paham cara pertolongannya. Berdasarkan pengalaman dengan manipulasi yang berat tetapi halus kekejangan dapat disembuhkan, misalnya dengan effleurage, petrissage, rolling yang kemudian diakhiri dengan vibrasi dan shaking untuk menenangkan. Bila kekejangan terjadi akibat kepayahan, berikan manipulasi yang halus dan hati-hati. Yang penting ialah otot yang berkontraksi itu parlu diulur dahalu perlahan-lahan dengan jalan tarikan. Mengenai kekejangan yang disebabkan oleh pengaruh pusat ada dua pendapat. Ada yang berpendapat bahwa massage jangan diberikan, teteapi ada juga yang berpendapat boleh diberikan karena akan mengurangi keadaan itu.

    2)             Contussion / distorsion.

    Kontussi atau memar adalah trauma dengan sedikit kerusakan jaringan, biasanya diikuti dengan bengkakan. Dalam keadaan ringan massage dapat setelah satu sampai dua hari. Cedera demikian umumnya terjadi pada persendian.

    Massage pada keadaan ini:

    a)             Diberikan sekitar persendian dengan frictions, rolling, petrissage.

    b)             Diberikan pada bagian proksimal dari persendian dengan effleurage, frictions, petrissage.

    c)             Diberikan sekeliling persendian dengan frictions dan stroking yang halus untuk mengurangu rasa sakit.

    d)            Deberikan pada bagian distal dengan effleurage yang halus.

    Pada kejadian yang lebih parah sering diikuti dengan pendarahan dan sobekan kapsula sendi. Jika demikian masage harus ditangguhkan sementara, tetapi jangan terlalu lama untuk menghindarkan pembekuan darah yang dapat menjadi perlekatan atau penumbuhan diantara otot dan jaringan. Jika keadaan ini sidah sembuh, masssage diberikan untuk mempebaiki sirkulasi.

    3)             Luxasio / dislocation.

    Keseleo sehingga letak atau posisis tulang berubah, dalam hal ini perlu dilakukan reposisi. Luksasi ini biasanya diikuti sobeknya kapsula sendi. Massage diberikan setelah perawatan taga atau empat hari untuk membantu penyerapan. Massage pasa bagian otot dapat mempengaruhi tegangan pada kapsula sendi sehingga resesi cairan intra articular dapat diperbanyak. Luksasi pada articulatio cubiti, musculus brachialis internus perlu dimassage. Luksasi yang agak parah dapat disembuhkan dalam dua sampai empat minggu. Walaupun demikian biasanya masih terdapat keluhan.

    4)             Fraktura.

    Terhadap patah tulang ini mssage diberikan sesudah sembuh, yaitu meneruskan pekerjaan dokter. Massage perlu diberikan untuk memperbaiki sirkulasi, menghilangakn lengketan kulit dan menyembuhkan otot yang atrophi (kaku). Manipulasi yang dipergunakan ialah : effleurage, petrissage, rolling dan frictions pada persendian. Di ssamping itu kita laksanakan pula latihan persendian (joint movement exercises prosedure).

    BAB III

    PENUTUP

    3.1         Kesimpulan

    Sejak ribuan tahun sebelum masehi, massage telah dikenal oleh manusia. Massage diprediksi berasal dari kebiasaan manusia yang suka mengelus-elus, menggosok-gosok atau mengurut-urut bagian tubuh yang sakit atau kurang enak. Dengan cara tersebut, ternyata rasa sakit atau tidak enak itu berkurang atau hilang sama sekali. Dari pengalaman inilah lahir cara penyembuhan yang dinamakan massage. Massage adalah suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage umumnya dianjurkan setelah bekerja berat karena sangat besar manfaatnya dalam membantu mengembalikan tubuh kepada keadaan pulih. Massage membantu menghilangkan kelelahan dengan segala gejala yang menyertainya, seperti rasa pegal, kaku, nyeri ataupun perasaan lemas. Teknik massage Manipulasi massage, Pelaksanaan massage, Posisi pasien, dan Penggunaan alat-alat massage.

    Massage telah merupakan bagian yang penting dalam pembinaan olahragawan, terutama dalam membina kondisi fisik ternasuk di dalamnya upaya mempercepat pemulihan, mencegah dan merawat cidera serta menambah kamampuan motorik yang semuanya itu sekarang menjadi perhatian ilmu massage. Dalam olahraga sering terjadi kelainan atau cedera baik yang barat dengan banyak kerusakan jaringan maupun yang ringan dengan sedikit kerusakan jaringan seperti teregangnya tendon, memar sedikit baik pada otot maupun sekitar sendi atau dislokasi ringan yang mudah dikembalikan.

    3.2         Saran-saran

    Massage merupakan suatu penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap anggota tubuh yang lunak. Anggota tubuh yang lunak sebaiknya diolesi dengan baby oil atau hand body sebelum dilakukannya massage, agar kulit terasa licin dan mudah untuk di manipulasi pada massage.

    DAFTAR PUSTAKA

    Lani, Ahmad. 2003. Massage. Malang: Rinjani Print

  • Makalah Ilmu Faal Olahraga – Komponen Kebugaran Jasmani

    Komponen Kebugaran Jasmani

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Tubuh merupakan mekanisme kompleks yang didesain untuk bergerak. Setiap gerakan tubuh akan meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi atau yang disebut pembakaran kalori. Setiap hari, tubuh melakukan gerakan, baik secara tidak teratur maupun secara teratur seperti berolahraga. Berolahraga atau gerakan tubuh secara teratur dapat meningkatkan kebugaran jasmani. Kebugaran jasmani (physical fitnes) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktifitas sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan fisik yang berlebihan. Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktifitas kehidupan sehari-hari, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda sesuai dengan tugas/profesi masing-masing.

    Kebugaran jasmani memiliki beberapa komponen kebugaran yang berfungsi dapat meningkatkan kebugaran fisik, yang berarti jantung, pembuluh-pembuluh darah, paru-paru, otot-otot, dan organ lain dapat berfungsi dengan baik. Komponen kebugaran jasmani merupakan satu kesatuan dan memiliki keterkaitan yang erat antara satu dengan yang lain, dan masing-masing komponen memiliki ciri-ciri tersendiri serta memiliki fungsi pokok atau berpengaruh pada kebugaran jasmani seseorang. Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-komponen yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physical Fitness) dan komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan (Skill Related Physical Fitness).

    B. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut:

    1. Apakah yang disebut kebugaran jasmani?
    2. Sebutkan komponen kebugaran jasmani?
    3. Jelaskan komponen kebugaran jasmani?

    C. Tujuan permasalahan

    Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut:

    1. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Ilmu Faal Olahraga II.
    2. Sebagai bentuk pengetahuan mengenai komponen kebugaran jasmani.

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengertian

    Bugar adalah kemampuan tubuh untuk dapat melakukan aktifitas sehari-hari. Kebugaran jasmani (physical fitnes) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktifitas sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan fisik yang berlebihan. Kebugaran jasmani sangat penting dalam menunjang aktifitas kehidupan sehari-hari, akan tetapi nilai kebugaran jasmani tiap-tiap orang berbeda-beda sesuai dengan tugas/profesi masing-masing.

    Kebugaran jasmani memiliki beberapa komponen kebugaran jasmani yang berfungsi dapat meningkatkan kebugaran fisik, yang berarti jantung, pembuluh-pembuluh darah, paru-paru, otot-otot, dan organ lain dapat berfungsi dengan baik. Komponen kebugaran jasmani merupakan satu kesatuan dan memiliki keterkaitan yang erat antara satu dengan yang lain, dan masing-masing komponen memiliki ciri-ciri tersendiri serta memiliki fungsi pokok atau berpengaruh pada kebugaran jasmani seseorang. Agar seseorang dapat dikatakan tingkat kondisi fisiknya baik atau tingkat kebugaran jasmaninya baik, maka status setiap komponen kebugaran jasmani harus dalam kategori baik. Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-komponen yang dikelompokkan menjadi dua, yaitu komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physical Fitness) dan komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan (Skill Related Physical Fitness).

    B. Komponen Kebugaran Jasmani

    Komponen kebugaran jasmani dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physical Fitness) dan komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan (Skill Related Physical Fitness).

    1)                  Komponen Kebugaran Jasmani yang Berhubungan dengan Kesehatan (Health Related Physical Fitness)

    Komponen kebugaan jasmani yang berhubungan dengan kesehatan adalah kondisi tubuh yang saling berkaitan satu dengan yang lain serta memiliki pengaruh pada kebugaran jasmani. Berikut ini adalah komponen-komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan:

    A)               Komposisi tubuh (body composition)

    Komposisi tubuh adalah persentase (%) lemak dari berat badan total dan berat badan tanpa lemak (Indeks Massa Tubuh/IMT). Badan tanpa lemak terdiri dari massa otot, tulang dan organ-organ tubuh. Masing-masing unsur tersebut memiliki komposisi sebagai berikut :

    Massa otot 40% – 50%.
    Tulang 16% – 18%.
    Organ-organ tubuh29% – 39%.

    Berat lemak dinyatakan dalam persentasenya terhadap berat badan total. Secara umum dapat ditarik konklusi bahwa semakin kecil persentase lemak, maka akan semakin baik kinerja seseorang.

    B) Kelenturan/fleksibilitas tubuh

    Kelenturanadalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerak melalui ruang gerak sendi atau ruang gerak tubuh secara maksimal. Kelentukan gerak tubuh pada persendian sangat dipengaruhi oleh : jenis sendi, elastisitas otot, struktur tulang, jaringan, tendon dan ligamen di sekitar sendi serta kualitas sendi itu sendiri.

    Terkait dengan kesehatan, maka kelentukan merupakan salah satu parameter atau tolok ukur kesembuhan akibat cedera dan penyakit-penyakit sistem muskuloskeletal. Pengukuran kelenturan tubuh dengan cara duduk tegak depan (Sit and reachTest) Flexometer.

    C) Kekuatan Otot

    Kekuatan otot adalah tenaga, gaya atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Seseorang mungkin memiliki kekuatan pada bagian otot tertentu namun belum tentu memiliki pada bagian otot lainnya. Pada pengukuran kekuatan otot, yang diukur adalah kekuatan kontraksi volunter maksimal (maximal voluntary contraction-MVC), di mana kekuatan otot harus maksimal dan kontraksi tidak terjadi akibat rangsangan eksternal tetapi benar-benar secara suka rela (volunter atau voluntary). Kekuatan otot dapat diukur dengan dinamometer. Kekuatan otot dapat diraih dari latihan dengan beban berat dan frekuensi sedikit. Kita dapat melatih kekuatan otot lengan dengan latihan angkat beban, jika beban tersebut hanya dapat diangkat 8-12 kali saja. Contoh latihannya adalah sebagai berikut:

    1. Vertical jump (meloncat ke atas), melatih kekuatan otot tungkai.
    2. Front jump (meloncat ke depan), melatih kekuatan otot tungkai.
    3. Side jump (meloncat ke samping), melatih kekuatan otot tungkai.
    4. Squat jump, melatih kekuatan otot tungkai dan otot perut.
    5. Push up, melatih kekuatan otot lengan.
    6. Sit up, melatih kekuatan otot perut.
    7. Angkat beban, melatih kekuatan otot lengan.
    8. Back up, melatih kekuatan otot perut.

    D. Daya tahan otot (Muscular Power)

    Daya tahan otot adalah kapasitas sekelompok otot untuk melakukan kontraksi yang beruntun atau berulang-ulang terhadap suatu beban submaksimal dalam jangka waktu tertentu. Pengukuran daya tahan otot dengan cara Push up test, Sit up test.

    E) Daya tahan jantung paru

    Daya tahan jantung-paru adalah kapasitas sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas sehari-hari dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Daya tahan jantung paru sangat penting untuk menunjang kerja otot dengan mengambil oksigen dan menyalurkannya ke seluruh jaringan otot yang sedang aktif sehingga dapat digunakan untuk proses metabolisme tubuh. Pengukuran daya tahan jantung paru dengan cara test lari 2,4 Km (12 menit), Bangku Harvard test,Ergocycles test.

    Latihan untuk melatih daya tahan jantung paru adalah kebalikan dari latihan kekuatan. Daya tahan dapat dilatih dengan beban rendah atau kecil, namun dengan frekuensi yang banyak dan dalam durasi waktu yang lama. Contoh latihan untuk daya tahan:

    1. Lari 2,4 km.
    2. Lari 12 menit.
    3. Lari multistage.
    4. Angkat beban dengan berat yang ringan namun dengan repetisi dan set yang banyak.
    5. Lari naik turun bukit.

    2) Komponen Kebugaran Jasmani yang Berhubungan dengan Ketrampilan (Skill Related Physical Fitness).

    Komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan adalah keterampilan gerakan tubuh yang saling berkaitan satu dengan yang lain serta memiliki pengaruh dan dapat menunjukkan seberapa derajat kebugaran jasmani. Berikut ini adalah komponen-komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan:

    A) Kecepatan Bergerak (Speed)

    Kecepatan merupakan kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dengan waktu sesingkat-singkatnya. Kecepatan sangat dibutuhkan dalam olahraga yang sangat mengandalkan kecepatan. Kecepatan dalam hal ini lebih mengarah pada kecepatan otot tungkai dalam bekerja. Contoh latihannya adalah:

    1. Lari cepat 50 m.
    2. Lari cepat 100 m.
    3. Lari cepat 200 m

    B) Kelincahan (Agility)

    Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi dari area tertentu, dari depan ke belakang, dari kiri ke kanan atau dari samping ke depan tanpa adanya gangguan keseimbangan atau kehilangan keseimbangan. Olahraga yang sangat mengandalkan kelincahan misalnya bulu tangkis. Kelincahan dapat dilatih dengan lari cepat dengan jarak sangat dekat, kemudian berganti arah. Contoh latihannya adalah:

    a. Lari zig-zag.
    b. Lari bolak-balik 5 m.
    c. Lari bolak-balik 10 m.
    d. Lari angka 8.
    e. Kombinasi lari bolak-balik dengan lari zig-zag.

    Kelincahan merupakan salah satu komponen kebugaran jasmani yang sangat diperlukan untuk semua aktivitas yang membutuhkan kecepatan perubahan posisi tubuh dan bagian-bagiannya. Disamping itu kelincahan merupakan prasyarat untuk mempelajari dan memperbaiki keterampilan gerak dan teknik olahraga, terutama gerakan-gerakan yang membutuhkan koordinasi gerak. Lebih lanjut, kelincahan sangat penting untuk jenis olahraga yang membutuhkan kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan-perubahan situasi dalam pertandingan.

    Berkaitan dengan hal di atas, kelincahan dibedakan menjadi kelincahan umum, yang biasanya nampak pada berbagai aktivitas olahraga dan kelincahan khusus yang berkaitan dengan teknik gerakan olahraga tertentu. Jika ditinjau dari sudut anatomis kelincahan umum melibatkan gerakan seluruh segmen bagian tubuh dan kelincahan khusus hanya melibatkan segmen tubuh tertentu.

    Kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dan posisi tubuh atau bagian-bagiannya secara cepat dan tepat (Kirkendall, Gruber, dan Johnson, 1987:122). Selain dikerjakan dengan cepat dan tepat, perubahan-perubahan tadi harus dikerjakan dengan tanpa kehilangan keseimbangan. Dari batasan ini, terdapat tiga hal yang menjadi karakteristik kelincahan, yaitu: perubahan arah lari, perubahan posisi tubuh, dan perubahan arah bagian-bagian tubuh.

    Karakteristik kelincahan sangat unik. Kelincahan memainkan peranan yang khusus terhadap mobilitas fisik. Kelincahan bukan merupakan kemampuan fisik tunggal, akan tetapi tersusun dari komponen koordinasi, kekuatan, kelentukan, waktu reaksi, dan power. Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi.

    C) Koordinasi (Coordination)

    Koordinasi adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan berbagai gerakan secara tepat, cermat dan efisien. Koordinasi menyatakan hubungan berbagai unsur yang terjadi pada setiap gerakan. Koordinasi ini sangat sulit dipisahkan secara nyata dengan kelincahan, sehingga kadang-kadang suatu tes koordinasi juga bertujuan mengukur kelincahan. Contoh latihannya:

    1. Memantulkan bola tenis ke tembok dengan tangan kanan kemudian menangkapnya lagi dengan tangan kiri.
    2. Memantulkan bola tenis ke tembok dengan tangan kiri kemudian menangkapnya lagi dengan tangan kanan.
    3. Melempar ke atas bola tenis dengan tangan kanan, kemudian menangkap kembali dengan tangan kiri.
    4. Melempar ke atas bola tenis dengan tangan kiri, kemudian menangkap kembali dengan tangan kanan.

    D) Keseimbangan (Balance)

    Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan posisi atau sikap tubuh secara tepat pada saat melakukan gerakan maupun saat diam. Keseimbangan tersebut dapat berupa keseimbangan statis (static balance) pada saat berdiri maupun keseimbangan dinamis (dynamic balance) pada saat melakukan suatu gerakan tertentu. Keseimbangan statis adalah kemampuan untuk mempertahankan keadaan seimbang dalam keadaan diam. Sedangkan keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan keadaan seimbang dalam keadaan bergerak, misalnya berlari, berjalan, melambung dan sebagainya. Kualitas keseimbangan dinamis bergantung pada mekanisme dalam saluran semisirkular, persepsi kinestetik, tendon dan persendian, persepsi visual selama melakukan gerakan, dan kemampuan koordinasi. Keseimbangan merupakan kemampuan yang penting karena digunakan dalam aktivitas sehari-hari, misalnya berjalan, berlari, sebagian terbesar olahraga dan permainan. Senam merupakan salah satu cabang olahraga yang sangan mengandalkan kesimbangan. Contoh latihannya adalah:

    1. Berjalan di atas balok kayu selebar 10 cm, sepanjang 10 m.
    2. Berdiri dengan satu kaki jinjit.
    3. Tubuh membentuk kapal-kapalan.
    4. Sikap lilin.
    5. Berdiri dengan tangan sebagai sandaran tubuh.

    E) Kecepatan reaksi (reaction speed).

    Kecepatan reaksi adalah waktu yang diperlukan untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera. Contoh latihannya: menangkap bola tenis yang dilempar ke kanan dan ke kiri oleh orang lain

    F) Ketepatan (accuracy)

    Ketepatan adalah kemampuan tubuh atau anggota tubuh untuk mengarahkan sesuatu sesuai dengan sasaran yang dikehendaki. Sepak bola dan bola basket merupakan olahraga yang membutuhkan ketepatan yang baik untuk memasukkan bola ke gawang dengan kaki dan memasukkan bola kek keranjang dengan tangan. Contoh latihannya:

    1. Melempar bola tenis ke tembok, sebelumnya tembok telah diberi sasaran.
    2. Untuk lebih spesifik pada cabang bola basket adalah dengan latihan memasukkan bola ke keranjang tepat di bawah ring.
    3. Untuk sepak bola dengan latihan menendang bola ke gawang yang dijaga oleh seorang penjaga gawang.

    Bab III. Penutup

    A. Kesimpulan

    Kebugaran jasmani (physical fitnes) adalah kemampuan seseorang untuk melakukan aktifitas sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan fisik yang berlebihan. Kebugaran jasmani memiliki beberapa komponen kebugaran jasmani yang merupakan satu kesatuan dan memiliki keterkaitan yang erat antara satu dengan yang lain, dan masing-masing komponen memiliki ciri-ciri tersendiri serta memiliki fungsi pokok atau berpengaruh pada kebugaran jasmani seseorang. Komponen kebugaran jasmani dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu

    1. Komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physical Fitness)
      1. Komposisi tubuh (body composition),
      2. Kelenturan/fleksibilitas tubuh,
      3. Kekuatan Otot,
      4. Daya tahan jantung paru,
      5. Daya tahan otot (Muscular Power).
    2. Komponen kebugaran jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan (Skill Related Physical Fitness)
      1. Koordinasi (Coordination),
      2. Kecepatan Bergerak (Speed),
      3. Kelincahan (Agility),
      4. Keseimbangan (Balance),
      5. Kecepatan reaksi (reaction speed),
      6. Ketepatan (accuracy).

    B. Saran-saran

    Kebugaran jasmani memiliki beberapa komponen kebugaran jasmani yang merupakan satu kesatuan dan memiliki keterkaitan yang erat antara satu dengan yang lain, dan masing-masing komponen memiliki ciri-ciri tersendiri serta memiliki fungsi pokok atau berpengaruh terhadap kemampuan seseorang untuk dapat melakukan aktifitas sehari-hari. Oleh karena itu, melatih secara teratur dan seimbang semua komponen kebugaran jasmani akan lebih meningkatkan derajat kebugaran fisik, daripada melatih komponen kebugaran jasmani secara sebagian atau yang ingin dilatih saja.

    DAFTAR PUSTAKA

    Kravitz, len. 2001. Panduan lengkap: BUGAR TOTAL. jakarta: PT Raja Grafindo Persada

  • Makalah Biomekanika dan Kinesiologi Serta Analisiss Olahraga Tolak Peluru

    Biomekanika dan Kinesiologi Serta Analisiss Olahraga Tolak Peluru

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Biomekanik dan kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari gerakan pada makhluk hidup, yaitu gerakan pada manusia. Olahraga membutuhkan suatu gerakan dan aktifitas fisik yang teratur untuk mencapai sebuah kebugaran jasmani. Dalam biomekanik dan kinesiologi olahraga mempelajari suatu usaha gerakan yang bertujuan untuk mencapai hasil maksimal dalam berolahraga. Salah satu olahraga yang mudah dianalisis oleh biomekanik dan kinesiologi adalah olahraga tolak peluru, lempar lembing, lempar martil, dll.

    Secara terminologi, Biomekanik terdiri atas 2 kata yaitu kata “Bio” = makhluk hidup dan kata “Mekanikal” = gerakan. Biomekanik secara umum/luas adalah ilmu yang mempelajari gerakan pada manusia, yang dipengaruhi oleh sistem anatomi, fisiologi, psikologis, mekanis dan sosiokultural. Sedangkan pengertian Biomekanik secara sempit adalah ilmu yang mempelajari gerakan pada manusia. Adapun pengertian Biomekanik secara ilmiah adalah ilmu yang mempelajari cara menentukan gaya, perubahan dan beban mekanik pada otot, tulang dan sendi dari tubuh manusia.

    Kinesiologi, berasal dari kata Yunani kinesis (gerakan) dan kinein (untuk pindah), juga dikenal sebagai kinetika manusia, adalah ilmu tentang gerakan manusia. Kinesiologi berasal dari kata kines dan logos, kines adalah gerak sedangkan logos berati ilmu, jadi kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak, khususnya gerak pada manusia.

    Dari tinjauan Biomekanik dan kinesiologi, sangat penting untuk diperhatikan adalah bahwa peluru pada tolak peluru harus dilepaskan pada saat kecepatan maksimum, ketinggian maksimum dan juga pada sudut tolakan kurang dari 45 derajat. Ketiga hal ini mutlak penting untuk mencapai tujuan tolak peluru yaitu melontarkan objek untuk mencapai jarak horisontal maksimal.

    B. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

    1. Apakah yang dimaksud dengan biomekanik dalam olahraga?
    2. Apakah yang dimaksud dengan kinesiologi dalam olahraga?
    3. Bagaimana caranya menganalisis biomekanik dan kinesiologi olahraga tolak peluru?

    C. Tujuan Permasalahan

    Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut:

    1. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah Biomekanik dan kinesiologi olahraga.
    2. Sebagai salah satu bentuk pengetahuan tentang Biomekanik dan kinesiologi serta analisis olahraga tolak peluru.

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengertian Biomekanik

    Secara terminologi, Biomekanik terdiri atas 2 kata yaitu kata “Bio” = makhluk hidup dan kata “Mekanikal” = gerakan. Jadi Biomekanik adalah ilmu yang mempelajari gerakan pada makhluk hidup, dimana dalam Biomekanik hanya mempelajari gerakan pada manusia. Dengan demikian, pengertian Biomekanik secara umum/luas adalah ilmu yang mempelajari gerakan pada manusia, yang dipengaruhi oleh sistem anatomi, fisiologi, psikologis, mekanis dan sosiokultural. Sedangkan pengertian Biomekanik secara sempit adalah ilmu yang mempelajari gerakan pada manusia. Adapun pengertian Biomekanik secara ilmiah adalah ilmu yang mempelajari cara menentukan gaya, perubahan dan beban mekanik pada otot, tulang dan sendi dari tubuh manusia.

    Biomekanik adalah bidang ilmu aplikasi mekanika pada sistem biologi. Biomekanik merupakan kombinasi anatara disiplin ilmu mekanika terapan dan ilmu-ilmu biologi dan fisiologi. Dalam biomekanik, prinsip-prinsip mekanika dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, desain dan pengembangan peralatan dan sistem dalam biologi dan kedokteran. Ilmu ini adalah sebuah penerapan dari hokum mekanik untuk mendeskripsikan gerakan manusia, juga sebuah ilmu yang mempelajari gaya yang bekerja dan dihasilkan pada tubuh manusia beserta efeknya pada lapisan, cairan ataupun material yang digunakan untuk keperluan diagnosis, perawatan dan penelitian.

    Ilmu ini juga merupakan ilmu yang menggunakan prinsip-prinsip kerja mesin untuk memahami kerja mekanis tubuh dan bahwa eksistensi manusia ditentukan oleh kemampuan mobilitasnya yang diakibatkan oleh pemakaian gaya-gaya otot untuk menghasilkan gerakan.

    Bidang ilmu biomekanik terdiri dari dua macam gerakan, yaitu:

    1. Kinematik, Mempelajari gerakan baik mengenai perpindahannya, kecepatan dan percepatan, tanpa memperhatikan penyebab gerakan.
    2. Kinetik, Berhubungan dengan kerja gaya-gaya pada benda dan akibat (hasil) kerja gaya-gaya tersebut.

    Baik gerakan kinematik maupun kinetik dibedakan menjadi dua macam gerakan yaitu:

    1. Gerakan linear, adalah gerakan lurus ataupun melengkung sepanjang jalur dimana seluruh titik pada tubuh manusia bergerak pada jarak dan waktu yang sama.
    2. Gerakan angular, adalah gerakan disekitar titik yang sama sehingga daerah yang berbeda pada segmen tubuh yang sama tidak bergerak pada jarak dan waktu yang sama. Gerakan ini bekerja pada jalur imaginer yang disebut sumbu rotasi.

    Kita sudah mengetahui tentang anatomi terapan FT, yang terdiri atas : sistem otot, sistem tulang dan sendi serta sistem saraf yang menyebabkan manusia dapat bergerak dan dapat melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari, tetapi tidak terlepas dari pengaruh lingkungan manusia tersebut. Ada 5 pendekatan didalam mempelajari gerakan pada manusia, yaitu:

    1)             Pendekatan Anatomi

    Dimana menggambarkan (menjelaskan) tentang struktur tubuh dan bagian-bagiannya serta bagian-bagian tubuh yang potensial untuk menghasilkan gerakan.

    2)             Pendekatan Fisiologis

    Dimana mempelajari tentang proses terjadinya gerakan, kontinuitas gerakan dan kontrol gerakan.

    3)             Pendekatan psikologis

    Dimana mempelajari berbagai sensasi, persepsi dan motivasi yang menstimulasi terjadinya gerakan serta mekanisme neurologis yang mengontrolnya.

    4)             Pendekatan Mekanik

    Dimana menjelaskan adanya gaya, waktu dan jarak yang berhubungan dengan gerakan tubuh manusia.

    5)             Pendekatan sosio-kultural

    Dimana menjelaskan tentang pengertian dari gerakan yang bervariasi didalam lingkungan yang berbeda-beda.

    2.2         Pengertian Kinesiologi

    Kinesiologi, berasal dari kata Yunani kinesis (gerakan) dan kinein (untuk pindah), juga dikenal sebagai kinetika manusia, adalah ilmu tentang gerakan manusia. Kinesiologi berasal dari kata kines dan logos, kines adalah gerak sedangkan logos berati ilmu, jadi kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak, khususnya gerak pada manusia.

    Tujuan kinesiologi ditinjau dari beraneka macam kegiatan yang bergerak pada bidang kinesiologi adalah:

    1)             Health promotion : Kinesiologists yang bekerja di industri promosi kesehatan berfokus pada bekerja dengan individu yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran, dan kesejahteraan individu.

    2)             Klinis / Rehabilitasi : Kinesiologists yang bekerja dengan individu-individu dengan kondisi menon-aktifkan yang bertujuan untuk membantu mereka mendapatkan kembali fungsi fisik yang optimal.

    3)             Ergonomics : Kinesiologists yang ini bekerja di industri yang bertujuan untuk menilai kesesuaian desain workstation dan memberikan saran untuk modifikasi dan alat-alat bantu.

    4)             Kesehatan dan Keselamatan : Kinesiologists yang bekerja adalah orang yang terlibat dalam konsultasi dengan industri dan bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya dan memberikan rekomendasi dan solusi untuk mengoptimalkan kesehatan dan keselamatan pekerja.

    5)             Disability manajemen/ Case koordinasi : Kinesiologists bekerja merekomendasikan dan menyediakan rencana aksi yang bertujuan untuk mengembalikan individu yang terluka fungsi optimal mereka dalam semua aspek kehidupan.

    Manfaat dari hasil kerja kinesiologi yaitu:

    a)             Mengetahui keseluruhan kondisi kesehatan organ tubuh atau sistem organ dalam metabolisme suatu zat dalam tubuh.

    b)             Mengetahui kondisi imunitas/ kekebalan tubuh dan seluruh gangguan alergi yang dialami.

    c)             Mengetahui keseimbangan vitamin dan mineral dalam tubuh.

    d)             Mengetahui keseimbangan hormonal tubuh.

    e)             Mengetahui respon tubuh terhadap zat, obat bahkan makanan, sehingga diketahui zat/ obat/ makanan apa saja yang cocok untuk tubuh.

    f)               Dapat mengetahui gangguan mental dan emosional, stress dan depresi yang mengganggu kesehatan tubuh.

    g)             Mengetahui tingkat kesehatan tubuh, baik yang normal ataupun yang menderita suatu penyakit, akut maupun kronis.

    h)             Membantu ketepatan suatu diagnosa dan terapi kasus kesakitan serta respon tubuh (alergi/tidak atau cocok/tidak) terhadap suatu bahan/zat/obat.

    2.3         Analisis Biomekanik dan Kinesiologi Olahraga Tolak Peluru

    Tolak peluru merupakan salah satu nomor perlombaan atletik. Nomor ini diperlombakan untuk kategori pria dan wanita. Berat peluru untuk kategori wanita adalah 4 kilogram dan untuk kategori pria 7,26 kilogram. Peluru terbuat dari besi keras, kuningan atau logam lain dan tidak boleh lebih lunak dari kuningan, atau kulit metal yang keras diisi dengan timah atau materil lain.

    Dalam perlombaan tolak peluru, gerakan-gerakan atlit dalam usahanya untuk melaksanakan tolakan harus dilakukan di dalam sebuah lapangan yang dibatasi oleh sebuah lingkaran dengan garis tengah 2,135 m. Peluru harus jatuh di dalam sebuah sektor yang dibatasi oleh dua garis lurus yang ditarik dari pusat lingkaran ke ujung-ujung busur pada lingkaran dengan besar sudut 40 derajat.

    A)           Teknik tolak peluru gaya o’brien

    1)             Teknik Awalan.

    a)             Berdiri Tegak membelakangi arah tolakan.

    b)             Peluru dipegang dengan tangan kanan dan jari-jari terbuka.

    c)             Jari kelingking dan ibu jari menjaga agar peluru tidak menggeser ke samping.

    d)             Peluru diletakkan atau ditempelkan diantara bahu dan leher dibawah rahang dengan telapak tangan terbuka ke atas.

    e)             Siku bengkok dan lemas di samping badan.

    f)               Lutut kaki kanan dibengkokan, berat badan pada kaki kanan, tungkai kiri lurus ke belakang rileks

    2)             Gerak Meluncur

    a)             Lengan kiri dilipat di depan badan untuk membentuk keseimbangan.

    b)             Tarik tungkai kiri ke depan, lutut dilipat di bawah perut di samping tungkai depan (kanan).

    c)             Luruskan kembali tungkai kiri.

    d)             Bersamaan dengan meluruskan tungkai kiri ke belakang, tolakan kaki kanan kuat dan pindahkan kaki kanan searah dengan gerakan tubuh sejauh-jauhnya sehingga kaki kiri menyentuh balok tolakan.

    e)             Gerakan melentur diakhiri dengan sikap lutut tungkai kiri lurus, lutut tungkai kanan bengkok, berat badan pada kaki kanan.

    3)             Teknik Tolakan

    a)             Bersamaan dengan kaki kiri menyentuh balok, luruskan lutut tungkai kanan dan tolak atau dorong peluru dengan cepat dibantu dengan putaran pinggul, putaran lengan kiri, lenturan togok dan ekstensi pergelangan tangan kanan.

    b)             Sudut tolakan kira-kira 40 derajat dengan bidang horisontal.

    c)             Setelah menolak lengan kanan tetap lurus.

    d)             Berat badan ke depan, supaya tidak keluar lingkaran pindahkan kaki kanan ke depan.

    Menurut pandangan Biomekanik, tolak peluru termasuk jenis keterampilan yang diklasifikasikan dalam: Melontarkan objek untuk mencapai jarak horisontal maksimal. Selain tolak peluru, termasuk dalam klasifikasi ini adalah lempar cakram, lempar lembing, lontar martil dan lompat jauh.

    Melontarkan peluru berarti menggerakkan benda/objek, dan agar objek bergerak ke suatu jarak tertentu diperlukan tenaga (force). Tenaga (force) ini diperlukan untuk melawan gaya gravitasi yang bekerja pada setiap benda yang berada di bumi. Gaya gravitasi atau gaya tarik bumi ini bekerja menarik setiap benda ke arah pusat bumi. Untuk menggerakkan sebuah benda makin menjauhi pusat bumi maka makin besar juga tenaga yang harus dikerahkan. Lintasan peluru dalam tolak peluru dalam konsep biomekanika bisa disebut sebagai proyektil dalam olahraga. Atau bisa juga disebut sebagai gerak parabola.

    Berdasarkan keterangan di atas Faktor-faktor yang mempengaruhi jauhnya tolakan dalam tolak peluru :

    1)             Besarnya kecepatan awal peluru pada saat lepas dari tangan.

    2)             Besarnya sudut tolakan.

    3)             Ketinggian peluru saat lepas dari tangan.

    Untuk memperjelas hal ini, berikut disajikan gambar faktor-faktor yang berhubungan dengan jarak horisontal benda yang menjalani gerak parabola.

    Jika peluru atau benda ditolak dengan kecepatan yang sama, tetapi pada saat lepas dari tangan dengan ketinggian yang berbeda (h1 dan h2), maka akan menghasilkan jarak horisontal yang berbeda (h2 > h1). Perbedaan ketinggian saat peluru lepas dari tangan terutama tergantung pada postur tubuh atau tinggi badan atlit dan teknik menolak.

    Untuk membuktikan hal tersebut berikut ini diberikan contoh soal; Dalam tolak peluru, diketahui kecepatan awal peluru saat lepas dari tangan (Vo)= 10m/d, sudut tolakan a= 450, Dan percepatan gravitasi g= 10m/d2. Tolakan pertama ditolak pada ketinggian 1.70 m dan tolakan kedua pada ketinggian 2 m, maka jarak yang terjauh dari kedua tolakan adalah pada ketinggian?

    Pada ketinggian 1.70 m

    Mencari jarak tolak (X) sampai puncak parabola dalam sumbu x

    V02 Sin 2a = 102 Sin 90 = 100(1) = 100

    Xh = = = = 5 m

    2g = 2×10 = 20

    Mencari jarak vertical dari ketinggian tolak (1.70m) sampai puncak parabola.

    Vo2 Sin2a = 102(0.5) = 100(0.5) = 50

    Yh = = = = = 2.5

    2g = 2×10 = 20

    t = Ö2 ( Y + Yh ) = Ö2 (1.7 + 2.5) = 0.92 dt

    g=10

    · Mencari jarak tolak (X) dari puncak parabola sampai tanah

    X = Vo Cos a t = 10 x 0.71 x 0,92 = 6.53 m

    ·               Jadi jarak total tolakan adalah Xtotal = Xh + X = 5 + 6.53 = 11.53 m

    Pada ketinggian 2 m

    ·               Mencari jarak tolak (X) sampai puncak parabola dalam sumbu x

    V02 Sin 2a=102 Sin 90=100

    Xh = = = = 5 m

    2g=2 x 10=20

    ·               Mencari jarak vertical dari ketinggian tolak ( 2 m) sampai puncak parabola.

    Vo2 Sin2a=102 X 0.5=100 x 0.5=50

    Yh = = = = = 2.5

    2g=2 x 10=20

    t = Ö 2 ( Y + Yh ) = Ö 2 (2 + 2.5) = 0.95 dt

    g=10

    ·               Mencari jarak tolak (X) dari puncak parabola sampai tanah

    X = Vo Cos a x t = 10 x 0.71 x 0,95 = 6.75 m

    ·               Jadi jarak total tolakan adalah Xtotal = Xh + X = 5 + 6.75 = 11.75 m

    Jadi menolak pada ketinggian 2 meter akan menghasilkan jarak tolak yang lebih jauh dari pada menolak pada ketinggian 1.7 m terbukti.

    Jika peluru ditolak dari ketinggian yang sama, tetapi dengan kecepatan saat lepas dari tangan berbeda (V1 < V2) maka lintasan parabola akan meyebabkan benda jatuh pada titik yang berbeda yaitu V2 > V1. Benda yang ditolak dengan kecepatan awal lebih besar akan jatuh pada tempat yang lebih jauh. Eksplosif power yang dapat dikerahkan oleh pelempar akan menentukan besaran kecepatan awal peluru saat lepas dari tangan. Eksplosif power adalah hasil kali antara kekuatan dengan kecepatan gerak.

    Dari contah soal di atas jika tolakan pertama Vo = 10 m/dt dan tolakan kedua 15 m/dt pada ketinggian 2 m, maka yang lebih jauh adalah tolakan dengan kecepatan awal ….?

    Sekarang kita tinggal mencari jarak tolakan dengan kecepatan awal (Vo) 15 m/dt.

    ·Mencari jarak tolak (X) sampai puncak parabola dalam sumbu x

    V02 Sin 2a = 152 Sin 90 = 225

    Xh = = = = 11.25 m

    2g = 2×10 = 20

    ·               Mencari jarak vertical dari ketinggian tolak ( 2 m) sampai puncak parabola.

    Vo2 Sin2a = 152×0.5 = 225 x 0.5 = 112.5

    Yh = = = = = 5.6

    2g = 2×10 = 20

    t = Ö2 ( Y + Yh ) = Ö2 (2 + 5.6) = 1.23 dt

    g 10

    ·               Mencari jarak tolak (X) dari puncak parabola sampai tanah

    X = Vo Cos a x t = 10 x 0.71 x 1.23 = 8.73 m

    ·               Jadi jarak total tolakan adalah Xtotal = Xh + X = 11.25 + 8.73 = 19.98 m

    Jika peluru ditolak dari ketinggian yang sama dengan kecepatan awal sama, maka jarak horisontalnya ditentukan oleh sudut elevasinya, yaitu sudut yang dibentuk oleh arah tolakan dengan bidang horisontal.

    Sudut elevasi yang akan mengahsilkan jarak horizontal terjauh dari suatu benda yang bergerak menurut lintasan parabola tergantung pada letak bidang tempat mendaratnya. Ada tiga model tempat mendarat dalam gerak lintas parabola:

    1)             Tempat mendarat sama tinggi atau satu bidang horisontal dengan titik lepas benda. Sudut yang paling baik adalah 45 derajat dengan bidang horisontal.

    2)             Tempat mendarat lebih rendah dari titik lepas benda atau sama tinggi dengan bidang tempat melempar maka sudut yang paling baik adalah 40 derajat.

    3)             Tempat mendarat lebih rendah dari pada tempat tumpuan pelempar, maka sudut yang paling tepat adalah 30 derajat.

    B)            Analisis gerakan tolak peluru

    Untuk menganalisa gerakan tolak peluru dibutuhkan alat bantu video atau gambar cinematografi. Hal ini dikarenakan gerakan tolak peluru dilakukan dengan sangat singkat kurang lebih 2 detik dari persiapan sampai proses menolak. Dengan alat bantu gambar kita bisa menganalisa gerakan tolak peluru secara detail. Fase persiapan berlangsung lambat. Pada fase persiapan ini kecepatan bagian anggota badan tidak terlalu penting, sebab gerakan-gerakan hanya bertujuan untuk memantapkan kesetimbangan tubuh. Kecepatan gerak tertinggi terjadi pada fase gerakan.

    Dari tinjauan Biomekanik dan kinesiologi, sangat penting untuk diperhatikan adalah bahwa peluru harus dilepaskan pada saat kecepatan maksimum, ketinggian maksimum dan juga pada sudut tolakan kurang dari 45 derajat. Ketiga hal ini mutlak penting untuk mencapai tujuan tolak peluru yaitu melontarkan objek untuk mencapai jarak horisontal maksimal.

    Gerakan Lutut dan Pinggul

    Lutut dan pinggul merupakan titik-titik kritis dalam tolak peluru. Lutut kanan dan sendi pinggul fleksi dalam posisi sudut optimum sehingga peregangan otot cukup untuk menghasilkan tenaga maksimum. Hal ini perlu diperhatikan pada fase akhir persiapan. Bila regangan otot tidak mencapai titik kritis maka pada saat akstensi lutut tidak akan terjadi kekuatan rotasi maksimum. Kemudian pada saat peluru lepas, lutut harus dalam keadaan ekstensi penuh. Jika ini tidak dilakukan maka ketinggian peluru saat lepas dari tangan tidak berada pada ketinggian maksimum yang akan dapat mengurangi jarak tolakan horisontal.

    Gerakan Pinggang dan Persendian Pinggul

    Pada fase persiapan, pinggang dan persendian pinggul berada di atas bidang tumpuan yang mantap, sehingga kesetimbangan dapat dipertahankan. Masa badan (center of gravity) letaknya lebih rendah oleh karena pengaruh fleksi lutut kanan sebagai kaki tumpuan. Otot ekstensor kaki tumpuan berada dalam keadaan diregang untuk kontraksi dengan kekuatan penuh pada saat dimulainya fase Gerak. Keadaan pinggul tetap dalam kesetimbangan gerak seperti terlihat pada frame 12 hingga frame 20. Tenaga terbesar dihasilkan pada saat dimulainya putaran pinggul. Pada saat putaran putaran pinggul harus terlihat adanya urutan perpindahan kedudukan pusat masa badan. Peluru lepas pada saat mencapai ketinggian maksimum seperti terlihat dalam frame 32. Kecepatan gerak peluru dalam menjalani lintasannya sangat menentukan hasil tolakan.

    Bidang tumpuan yang mendukung kesetimbangan gerak ke depan pada tolak peluru ditunjang oleh satu titik tumpu dan dua titik tumpu secara bergantian. Pada fase persiapan kesetimbangan tubuh ditumpu oleh satu kaki yaitu kaki kanan. Keadaan ini berlangsung sampai sampai permulaan fase gerakan. Pada fase gerakan kesetimbangan bertumpu pada dua titik (kaki) sehingga tingkat kesetimbangannya lebih stabil. Akibatnya rotasi pinggul dapat berjalan tanpa merusak kesetimbangan tubuh.

    Kepala dan Leher

    Kedudukan kepala dan leher atlit tolak peluru tetap dalam keadaan ekstensi dari awal sampai akhir gerakan.

    Gerak Lengan dan Gerak Tangan

    Pada saat terakhir dari fase gerak maju, gerak lengan kiri memberikan sumbangan terhadap mekanisme refleks fleksor–ekstensor dan memelihara kesetimbangan pada saat peluru lepas. Terjadi abduksi jari tangan dan fleksi pergelangan tangan pada saat peluru lepas.

    Otot Penggerak, Sumbu gerak dan Pengungkit (Tuas)

    a)             Tahap Persiapan

    1)             Cara Memegang

    Tangan menggenggam peluru dan di tempelkan pada leher bagian samping.

    ·               Sendi:

    –               Articulatio Intercarpea

    –               Articulatio Carpometacarpea II – V

    –               Articulatio Carpometacarpea I

    –               Articulatio Metacarpo Phalangea

    ·               Otot:

    –               M. Bicep Brachii

    –               M. Coracobrachiali

    –               M. Supraspinatus

    Jenis Pengungkit Ke 3

    2)             Posisi Punggung

    Punggung membungkuk

    ·               Sendi :

    –               Articulatio lumbalo sacralis

    ·               Otot :

    –               M. Psoas Minor

    –               M. Psoas Mayor

    3)             Posisi Tungkai

    Posisi lutut fleksi

    ·               Sendi :

    –               Articulatio Genue

    –               Articulatio Coxae

    ·               Otot :

    –               M. Bicep Femoris

    b)             Tahap Pelaksanaan

    1)             Gerakan kaki

    Kaki kiri diayunkan ke depan dan ke belakang

    ·               Sendi :

    –               Articulatio Coxae

    –               Articulatio Genue

    ·               Otot :

    –               M. Gluteus Maximus

    –               M. Iliacus

    Sumbu : Frontal

    Bidang : Sagital

    Gerakan : Abduksi

    Jenis Pengungkit ke 1

    2)             Gerakan Melangkahkan Kaki

    Kedua Kaki di langkahkan atau digeser ke belakang

    ·               Sendi :

    –               Articulatio Talotartalis

    –               Articulatio talocal Caneonavicularis

    ·               Otot :

    –               M. Extensor digitorum longus

    –               M. Gastroknemeus

    Sumbu : Sagital

    Bidang : Frontal

    Jenis Pengungkit ke 2

    3)             Menolak Peluru

    Posisi pinggang diputar kemudian peluru dilepas

    ·               Sendi :

    –               Articulatio Intervertebralis

    –               Articulatio Humeri

    ·               Otot :

    –               M. deltoideus

    –               M. Obliquus Eksternus abdominis

    –               M Pectoralis mayor

    c)             Tahap Gerakan Lanjutan

    Setelah Peluru dilepas kaki kanan dilangkahkan kedepan

    ·               Sendi :

    –               Articulatio Coxae

    –               Articulatio Genue

    ·               Otot :

    –               M. Quadricep Femoris

    –               M. Rectus femoris

    Sumbu : Lateral

    Bidang : sagital

    Gerakan : Abduksi

    Pengungkit 1

    Hukum-Hukum Newton yang Bekerja Pada Tolak Peluru Gaya O’Brien

    1)             Hukum Newton I (Hukum Kelembaman)

    Bunyi Hukum Newton I : “Setiap benda akan tetap berada dalam kedaan diam atau bergerak lurus beraturan, kecuali ada gaya luar yang mempengaruhinya.”

    Terjadi pada fase persiapan dan fase gerak lanjutan.

    2)             Hukum Newton II (Hukum Momentum/Percepatan)

    “Perubahan kecepatan gerak sebanding dengan besarnya tenaga yang bekerja pada benda tersebut, arahnya searah dengan arah tenaga yang bekerja”.

    Hukum percepatan ini terjadi pada saat fase gerakan. Semakin besar percepatan semakin pula jarak tolakan.

    3)             Hukum newton III (Hukum Aksi Reaksi)

    “Setiap aksi selalu akan menimbulkan reaksi yang samabesar dengan arah yang berlawanan”

    Terjadi pada saat tungkai menjejak tanah untuk gerakan ekstensi agar dapat menolak peluru sejauh-jauhnya. Semakin besar tenaga yang digunakan untuk ekstensi lutut semakin besar pula tenaga yang dihasilkan untuk menolak peluru.

    Momen Inersia

    Momen Inersia merujuk pada sebuah kecenderungan untuk mempertahankan posisinya. Benda dalam keadaan diam cenderung susah untuk bergerak tetapi jika sudah bergerak maka susah untuk menghentikannya. Momen Inersia ini terjadi pada fase persiapan dan fase gerak lanjutan.

    BAB III

    PENUTUP

    3.1         Kesimpulan

    Secara terminologi, Biomekanik terdiri atas 2 kata yaitu kata “Bio” = makhluk hidup dan kata “Mekanikal” = gerakan. Jadi Biomekanik adalah ilmu yang mempelajari gerakan pada makhluk hidup, yaitu gerakan pada manusia. Bidang ilmu biomekanik terdiri dari dua macam gerakan, yaitu: Kinematik dan Kinetik. Kinesiologi, berasal dari kata Yunani kinesis (gerakan) dan kinein (untuk pindah), juga dikenal sebagai kinetika manusia, adalah ilmu tentang gerakan manusia. Kinesiologi berasal dari kata kines dan logos, kines adalah gerak sedangkan logos berati ilmu, jadi kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak, khususnya gerak pada manusia. Dari tinjauan Biomekanik dan kinesiologi tentang tolak peluru, sangat penting untuk diperhatikan adalah bahwa peluru harus dilepaskan pada saat kecepatan maksimum, ketinggian maksimum dan juga pada sudut tolakan kurang dari 45 derajat. Ketiga hal ini mutlak penting untuk mencapai tujuan tolak peluru yaitu melontarkan objek untuk mencapai jarak horisontal maksimal.

    3.2         Saran-saran

    Biomekanik dan kinesiologi dapat menganalisis olahraga tolak peluru dalam mencapai tolakan peluru dengan hasil yang maksimal, yaitu dengan cara peluru harus dilepaskan pada saat kecepatan maksimum, ketinggian maksimum dan juga pada sudut tolakan kurang dari 45 derajat. Ketiga hal ini mutlak penting untuk mencapai tujuan tolak peluru yaitu melontarkan objek untuk mencapai jarak horisontal maksimal. Sehingga peluru dapat mencapai jarak terjauh.

    DAFTAR PUSTAKA

  • Makalah Ilmu Gizi Pengaturan Makanan Pada Atlet

    Ilmu Gizi Pengaturan Makanan Pada Atlet

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Kesehatan sangat penting dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, pembangunan kesehatan dan perbaikan gizi masyarakat harus selalu ditingkatkan untuk dapat mencapainya. Salah satu cara untuk dapat mempertahankan kesehatan dan meningkatkan ketahana fisik adalah berolahraga.

    Olahraga dapat dilakukan oleh siapapun, oleh karena itu pengetahuan gizi olahraga juga sangat penting bagi masyarakat maupun atlet yang berprestasi. Pada masa pertumbuhan maupun perkembangan, proses kehidupan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah intake zat gizi. Di samping itu, gizi juga berpengaruh dalam mempertahankan dan memperkuat daya tahan tubuh. Hal tersebut berlaku pula bagi seorang atlet, meskipun secara lebih khusus kebutuhan jenis dan jumlah zat gizi bagi seorang atlet akan berbeda dengan seorang yang bukan atlet. Karena, kegiatan fisik dan psikis berbeda baik selama masa latihan maupun pada saat pertandingan. Prestasi olahraga yang dicapai oleh para atlet sangat dipengaruhi oleh ketepatan penentuan dan penyediaan jenis dan jumlah zat gizi yang dibutuhkan.

    Olahraga memiliki banyak cabang permainan. Salah satu permainan yang banyak digemari oleh masyarakat di seluruh dunia termasuk Indonesia adalah permainan sepak bola. Di Indonesia, pembinaan olahraga sepak bola telah lama dan banyak dilakukan oleh organisasi-organisasi sepak bola, namun masih belum menghasilkan prestasi yang menggembirakan. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah kecukupan gizi atlet sepak bola. Karena, kecukupan gizi atlet dapat membuat daya tahan tubuh atlet menjadi lebih kuat, sehingga atlet dapat tampil maksimal saat bertanding.

    B. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut:

    1. Apakah pengaruh pola makan dan gizi yang seimbang terhadap penampilan atlet saat pertandingan sepak bola?
    2. Sebutkan unsur-unsur zat makanan yang mempengaruhi penampilan seorang atlet sepak bola saat pertandingan?

    C. Tujuan Permasalahan

    Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut:

    1. Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah ilmu gizi.
    2. Sebagai bentuk pengetahuan mengenai unsur zat makanan yang diperlukan selama pertandingan sepak bola.

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengaruh pola makan dan gizi

    Sepak bola merupakan salah satu permainan yang banyak digemari oleh masyarakat di seluruh dunia termasuk Indonesia. Pembinaan terhadap atlet sepak bola di indonesia telah dilakukan sejak usia dini oleh organisasi-organisasi sepak bola, namun masih belum menghasilkan prestasi yang gemilang. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah kecukupan gizi atlet sepak bola beserta pola makannya.

    Sepak bola merupakan olahraga yang memerlukan kesiapan fisik yang lebih dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Kesiapan fisik atlet dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi. Seorang atlet sepakbola harus memiliki kesiapan fisik yang prima dalam bertanding di lapangan hijau selama 2 X 45 menit. Bila kesiapan fisik seorang atlet tercapai, maka diharapkan prestasi dilapangan hijau dapat terwujud.

    Seorang atlet sepak bola yang mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang secara terencana akan berada pada status gizi baik dan mampu mempertahankan kondisi fisik secara prima.

    Pemberian makanan kepada atlet harus diatur sedemikian rupa, sehingga saat pertandingan dimulai proses pencernaan makanan sudah selesai. Hal ini penting karena pada saat pertandingan, aliran darah terkonsentrasi menuju otot untuk menyalurkan zat gizi dan oksigen yang dibutuhkan pada saat otot berkontraksi. Atlet sepak bola sebaiknya mengkonsumsi makanan kira-kira 3-4 jam sebelum bertanding. Tenggang waktu ini tidak boleh sampai menimbulkan penurunan kadar gula darah atau menimbulkan rasa lapar sewaktu pertandingan. Selain itu, waktu makan yang terakhir ini juga harus disesuaikan dengan kebiasaan makan atlet.

    Makanan tidak boleh merangsang atau menyebabkan masalah yang tidak baik pada saluran pencernaan. Makanan harus lebih banyak mengandung karbohidrat, rendah lemak dan protein, cukup vitamin dan mineral, serta cukup air. Kurang lebih satu jam menjelang pertandingan, atlet harus menghindari minuman yang banyak mengandung gula [manis sekali].

    Pemberian satu gelas [200 cc] air putih yang ditambah satu sendok teh [5 gr] gula diperbolehkan oleh karena konsentrasi minuman tersebut tidak melebihi 2,5%. Pemberian minuman manis yang melebihi konsentrasi gula 2,5% dapat menimbulkan peningkatan gula darah yang akan merangsang produksi hormon insulin. Peningakatan hormon insulin ini dpat menyebabkan terjadinya hipoglikemi [“reactive hypoglycemia”]. Keadaan ini dapat terjadi pada saat atlet sedang bertanding dengan gejala-gejala pusing, mual dan muntah sampai kolaps.

    B. Unsur-unsur zat makanan

    Seorang atlet sepak bola yang mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang secara terencana akan berada pada status gizi baik dan mampu mempertahankan kondisi fisik secara prima. Sedangkan saat menjelang pertandingan, asupan makanan harus memiliki unsur zat makanan berikut:

    1) Banyak karbohidrat (C,H,O)

    Karbohidrat merupakan sumber energi yang menjadi cadangan tenaga baru, serta memberikan rasa kenyang pada atlet ketika mengkonsumsinya. Pada saat pertandingan, karbohidrat sangat diperlukan, karena berfungsi untuk membentuk simpanan glikogen dalam hati dan otot. Oleh karena itu, karbohidrat yang cukup banyak sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk beraktifitas, apalagi saat bertanding.

    2) Sedikit protein dan lemak

    Protein dan lemak merupakan sumber energi, tetapi dalam persiapan maupun saat pertandingan, makanan yang mengandung banyak protein dan lemak harus dihindari. Karena, makanan akan lebih lama dicerna. Sehingga protein dan lemak tidak memberi asupan glikogen pada otot dan hati yang dibutuhkan saat pertandingan.

    3) Cukup vitamin dan mineral

    Vitamin dan mineral bermanfaat untuk menghindari terjadinya dehidrasi dan dapat mengganti zat gizi yang terpakai pada saat bertanding. Oleh karena itu, atlet sangat disarankan mengkonsumsi makanan maupun minuman yang bervitamin dan bermineral.

    4) Cukup air

    Air sangat dibutuhkan oleh tubuh, baik saat beraktifitas maupun tidak beraktifitas. Air berfungsi membentuk cairan tubuh yang hilang saat bertanding, dan sebagai alat pengangkut unsur-unsur gizi dalam tubuh. Pada saat bertanding, sebaiknya atlet minum air sebelum dia merasa haus. Karena, pada waktu haus terasa, sudah menunjukkan adanya dehidrasi awal. Sebaiknya atlet minum air secara teratur setiap 10-15 menit saat pertandingan.

    Bab III. Penutup

    A. Kesimpulan

    Seorang atlet sepak bola harus memiliki kesiapan fisik yang prima dalam bertanding di lapangan hijau selama 2 X 45 menit. Atlet sepak bola sebaiknya mengkonsumsi makanan kira-kira 3-4 jam sebelum bertanding. Tenggang waktu ini tidak boleh sampai menimbulkan penurunan kadar gula darah atau menimbulkan rasa lapar sewaktu pertandingan. Makanan harus lebih banyak mengandung karbohidrat, rendah lemak dan protein, cukup vitamin dan mineral, serta cukup air.

    B. Saran-saran

    Sepak bola merupakan olahraga yang memerlukan kesiapan fisik yang lebih dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Kesiapan fisik atlet dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi. Oleh karena itu, asupan gizi harus diperhatikan untuk dapat membuat daya tahan tubuh atlet menjadi lebih kuat, sehingga atlet dapat tampil maksimal saat bertanding.

    DAFTAR PUSTAKA

    Budiwanto, Setyo, 2004. Pengetahuan Dasar  Melatih Olahraga, Malang: FIK