Blog

  • Cara Belajar Nyaman dengan Pengelolaan Ruang Kelas.

    Cara Belajar Nyaman dengan Pengelolaan Ruang Kelas. 

    Pendidikan. Ruang kelas yang kaya tampilan dan penuh dengan warna memberikan kesan yang menarik kepada siswa untuk proses belajar-mengajar, memberikan inspirasi dan dukungan. Ajak seisi kelas Anda terlibat dalam proyek seru yang mendorong kreatifitas dan kerja sama. Berikut sejumlah ide bagus untuk mendekorasi ruang kelas.
     
    1. Pikirkan untuk siapa Anda mendekor. Identifikasi tingkatan kelas, mata pelajaran, dan konteks budaya para siswa. Dekorasi ruang kelas harus menggugah secara tampilan dan cocok dengan tingkatan usia siswa.
    • Kartun huruf alfabet mungkin sempurna untuk anak berusia 5-6 tahun, tapi tidak akan berkesan bagi kelas remaja.
    • Apa minat siswa-siswi Anda? Apa yang mereka pelajari? Dekorasi ruang kelas tidak hanya harus terlihat baik, namun harus ada fungsinya juga. Peta, poster tabel pembagian angka, atau contoh format penulisan surat, akan menarik secara visual sekaligus menguatkan gagasan siswa tentang pelajaran.
    2. Bayangkan Anda ingin ruang kelas terlihat bagaimana. Ambil secarik kertas kosong dan buat sketsa kasar tentang tampilan ideal kelas yang Anda inginkan. Pikirkan tentang tataruang, perabotan, warna dan tema.
    • Realistis. Pertimbangkan ukuran ruang yang tersedia, perabotan yang ada dan berapa banyak kebebasan berartistik yang diberikan pihak sekolah.
    • Ambil ide anak-anak juga! Minta mereka menggambar tampilan kelas yang mereka inginkan – Anda tidak tahu ide-ide apa saja yang dapat dimunculkan mereka!
    Jika Anda mengalami kebuntuan, minta tolong seniman lokal untuk datang dan mengilhami Anda!
    3. Tentukan apa saja yang diizinkan pihak sekolah. Terkadang rencana dekor-ulang Anda mungkin terhambat larangan dari pihak yayasan sekolah. Bisa jadi Anda punya kebebasan penuh atau bisa jadi Anda dibatasi sejumlah aturan. Jika masih ragu, lebih bijak bila minta izin dahulu.
    • Akankah sekolah mengizinkan Anda dan para siswa membuat lukisan dinding?
    • Apakah area tertentu dalam ruang kelas sudah dipesan khusus untuk ditempeli pengumuman atau pemberitahuan sekolah?
    • Bolehkah Anda menggunakan tembok ruang kelas bagian luar? (Sebagian guru menggunakan lorong di luar kelas mereka untuk proyek besar)
    4. Cari tahu bahan-bahan yang tersedia. Coba lihat bahan-bahan apa saja yang ada di tempat pembuangan sebelum pergi belanja. Bila Anda sudah punya cat, kertas warna, lem atau bahan seni lain, Anda dapat menghemat uang dan waktu.
    • Benda-benda seperti vas, bantal lantai dan folder berkas juga dapat berguna dalam membuat ruang kelas Anda nyaman dan teratur.
    • Tanya guru-guru lain apakah mereka punya persediaan bahan prakarya atau perabotan yang tidak dipakai lagi atau akan dibuang.
    5. Pertimbangkan anggaran Anda. Ada cara yang beragam mengatur banyaknya uang yang dihabiskan guru untuk mendekorasi ruang kelas. Anda tidak perlu sampai mengeluarkan banyak uang untuk membuat kelas Anda terlihat baik, namun jika Anda merombak total kelas Anda, mungkin Anda perlu mengeluarkan sejumlah uang – besarannya terserah Anda.
    • Cari tahu apakah pihak sekolah memberi dana untuk para guru mendekor ruang kelas atau Anda perlu mencari dana sendiri.
    • Bahan-bahan prakarya biasanya cukup murah, tapi jika Anda ingin permadani, lampu dan berbagai gantungan tembok, setiap hal bisa menambah biaya.
    • Bila uang bukan masalah dan Anda cukup kreatif, ada banyak website tentang ruang kelas di mana Anda akan menemukan dekorasi-dekorasi ruang kelas yang indah.

    Metode 2 Mengatur Ruang Kelas

    1. Pilih satu tema. Merencanakan dekorasi ruang kelas Anda dengan tema tertentu akan mempermudah proses pengambilan keputusan dan merupakan cara yang menyenangkan untuk membuat ruang kelas Anda terlihat lebih menarik. Dalam menentukan tema, langit itu batasnya, tapi ada sejumlah tema populer:
    • Luar angkasa: Tutup tembok dengan CD yang berkilau untuk merepresentaskan planet-planet dan minta anak-anak menggunting bintang, komet, pesawat roket dan satelit dari kertas metalik emas atau perak. Ubah meja guru Anda menjadi stasiun pusat pengendali luar angkasa dengan meletakkan antena TV dan tombol besar terbuat dari biji Lego. Gantung di langit-langit hiasan tentang pergerakan tata surya dan buat sebuah papan gambar dengan foto setiap murid di tengah sebuah bintang – bila Anda mahir dalam special effect, gunakan komputer untuk membuat mereka terlihat mengenakan pakaian astronot!
    • Hollywood: Beli karpet merah panjang untuk mengubah pintu masuk ruang kelas menjadi red carpet, ubah loker para siswa menjadi ruang ganti selebriti dengan menempelkan bintang emas bertuliskan nama siswa; dan tampilkan karya para siswa pada tembok “Wall of Fame”.
    Western: Buat papan buletin bertuliskan “Buronan Kelas 3-B” dan tambahkan foto setiap siswa mengenakan kumis dan topi koboi. Letakkan api unggun di ruang baca dengan menggunakan kertas berwarna coklat yang digulung sebagai batang kayu dan beberapa batu warna abu-abu di sekelilingnya sebagai penahan. Tutup bantalan baca di meja dengan kain denim atau bandana dari kain cap.
    2. Pilih skema warna. Pilih skema warna untuk ruang kelas Anda. cobalah untuk setia pada 2-3 warna, ini akan menghasilkan dekorasi yang bersih dan konsisten.
    • Bila Anda mengecat temboknya, gunakan satu blok warna saja. Banyak warna atau pola dapat terlihat terlalu penuh dan bisa mengganggu.
    • Ingat – Anda akan beraktifitas dengan skema warna pilihan Anda sepanjang tahun, jadi pilihlah dengan bijak.
    3. Fokus pada tampilan yang berguna. Poster dalam kelas tidak hanya harus terlihat cantik, mereka juga harus menampilkan materi pelajaran berguna yang dapat dirujuk oleh para siswa setiap waktu. Bila Anda dapat menghubungkan tugas pelajaran dengan visualisasi yang memiliki banyak warna dan elemen desain grafis yang kuat (judul, bingkai, anyaman, dan komposisi), maka ruang kelas Anda akan dicemburui oleh banyak guru.
    • Tempel poster yang berisi semua jenis informasi berguna – mulai dari tabel perkalian, grammar Bahasa Inggris, hingga daftar ibukota negara dunia. Gunakan poster-poster tersebut untuk bahan mengajar selama pelajaran dan siswa Anda akan menghargainya.
    4. Personalisasikan. Personalisasikan ruang kelas Anda dengan foto-foto dan hasil karya seni para siswa. Hal ini akan menciptakan lingkungan kelas yang unik dan bermakna.
    • Pamerkan dalam lemari kaca karya seni siswa, karya tulis kreatif, dan foto dari kegiatan kunjungan lapangan/studi wisata dan aktifitas kelas.
    • Usahakan untuk menggunakan bahan-bahan yang dibuat sendiri oleh siswa untuk mendekor ruang kelas Anda, daripada poster atau bahan dekorasi yang Anda beli di toko. Minta para siswa bekerja dalam kelompok untuk membuat poster mereka sendiri, memuat informasi yang mereka pikir paling berguna – baik itu jawaban soal matematika yang menjebak atau panduan menulis huruf sambung.
    5. Google “ide dekorasi kelas” untuk inspirasi lebih jauh. Ketika bicara tentang mendokor ruang kelas, kemungkinan-kemungkinannya tak terhingga; dan internet merupakan sumber ide terbaik Anda. Baik Anda sedang mendekorasi sesuai anggaran atau sedang mencoba membuat kelas Anda menonjol dari yang lain, Anda tentu perlu mencari inspirasi online. 

    Keterlibatan Siswa dalam Mengatur ruang Kelas

    1. Mengatur para “serdadu”. Tim dekorasi terbaik dan paling antusias yang pernah Anda temui sedang duduk di depan Anda – kelas Anda! Melibatkan siswa-siswi Anda dalam proses dekorasi akan menghemat uang dan waktu Anda, sekaligus juga memperkuat rasa ‘kebanggaan akan kelas’ pada anak-anak. [1]
    • Bagi anak-anak dalam tim dan tugaskan masing-masing tim proyek yang berbeda.
    • Coba bujuk beberapa orang tua untuk secara sukarela mengawasi setiap tim dan membantu beberapa hal yang lebih rumit.
    2. Buat kincir kertas. Kincir adalah dekorasi kelas yang menyenangkan, dan anak-anak dapat membuatnya sendiri. Sesudah anak-anak selesai menghias kincir mereka dengan warna cerah dan pola-pola, akan terlihat menakjubkan digantung di langit-langit.
    • Hias piring kertas sesuka Anda. Coba gunakan banyak warna, serbuk warna, bulu dan manik-manik. Hias kedua sisinya.
    • Potong piring kertas menjadi pola spiral, mulai dari luar dan teruskan ke dalam.
    • Lubangi bagian tengah piring, kemudian ikat dengan benang atau pita berwarna.
    • Gantung kincir kertas di langit-langit dan lihatlah kincir berputar dihembus angin.
    3. Buat Papier Mâché (patung dari bubur kertas). Membuat Papier Mâché itu berantakan dan makan waktu… tapi anak-anak suka membuatnya. Ditambah lagi, hasil akhirnya menakjubkan. Gunakan bubur kertas untuk membuat keranjang untuk meletakkan benda, topeng untuk digantung di tembok, dan patung binatang. Apapun yang terbayang.
    • Pertama Anda perlu merobek-robek koran menjadi carikan tipis-panjang.
    • Kemudian Anda perlu membuat campuran lem. Anda dapat melakukan ini baik menggunakan dua bagian lem putih dan satu bagian air, atau satu bagian tepung dan satu bagian air. Campur bahan-bahan itu sampai lembut.
    • Celupkan sobekan koran ke dalam campuran lem Anda, buang yang lebih, kemudian lapisi kerangka dengan bubur kertas ini.
    Ulangi hingga seluruh kerangka tertutup sempurna, kemudian biarkan agar kering menyeluruh.
    4. Buatlah keranjang dari anyaman kertas. Ajari siswa-siswi Anda untuk membuat keranjang cantik dari anyaman kertas yang berwarna-warni. Gunakan keranjang untuk menyimpan mainan, pensil atau bahan prakarya, atau alternatifnya adalah mengaitkan benang pada keranjang dan menggantungnya di langit-langit agar tampilannya kreatif dan menarik mata.
    • Ambil selembar kertas warna berukuran 12×12 inchi dan gambar dua garis – satu pada tanda 4 inchi dan satu lagi pada tanda 8 inchi – sepanjang kertas. Ini akan membantu menandai penempatan dasar keranjang.
    • Lalu putar kertas 90 derajat dan potong menjadi 14 lembar – masing-masing sekitar ½ inchi.
    • Anyam potongan-potongan ini bersama – tujuh lembar ke satu arah dan tujuh lembar ke arah lain.
    • Ambil kotak kayu dengan luas sisi sampingnya empat inchi persegi. Tempatkan anyaman Anda pada salah satu sisi kotak dan sesuaikan supaya tanda pada kertas segaris dengan tepi kotak.
    • Ambil kertas lagi (dengan warna yang kontras) dan potong menjadi 12 lembar, masing-masing panjang 12 inchi dan lebar ½ inchi. Lem dua lembaran menjadi satu sehingga totalnya 6 lembaran panjang tambahan.
    • Balik kotak sehingga bertumpu pada sisi samping dan anyam lembaran panjang kertas secara horizontal meskipun kertas terlipat vertikal sepanjang sisi kotak. Balik kotak ke sisi satunya lagi yang berlawanan. Potong ujung tiap baris horizontal sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya.
    • Anda dapat memberi sentuhan akhir dengan membuat pembatas di sekitar atas keranjang. Tempelkan dengan lem dua kertas 12×1 inchi pada tepi luar dan dua lagi untuk dalam.
    • Gunakan pita atau kabel untuk membuat gagang keranjang yang cantik, kalau suka
    5. Menggambarlah dengan kreatif. Setiap orang tahu anak-anak punya imajinasi paling fantastis. Kenapa tidak bebaskan saja siswa Anda dengan selembar kertas dan lihat ide menakjubkan yang mereka punya? Gantung lukisannya di tembok untuk sebuah pajangan yang imajinatif, diinspirasi oleh setiap pribadi unik anak-anak.
    • Cobalah menggunakan bahan-bahan yang berbeda. Berikan anak-anak krayon, pensil, spidol, kapur, dan cat. Masing-masing anak akan membuat hasil yang sangat berbeda.
    • Arahkan anak-anak. Minta para siswa menggambar keluarga mereka, hewan favorit mereka atau kenangan terbaik mereka. Anda akan dibuat kagum dengan hasilnya.
    • Coba buat seni corat-coret atau krayon leleh yang disusun bagai kaca mosaik.
    • Coba pakai stensil atau biarkan anak-anak menjiplak gambar favorit mereka.
    6. Pelihara tanaman dan hewan. Tanaman dan hewan dapat menambahkan warna dan kehidupan pada kelas mana saja. Ajari siswa-siswi Anda tentang tanggung jawab dengan cara menugasi tiap siswa untuk menyiram tanaman atau memberi makan hewan peliharaan kelas.
    • Ikan dan hamster merupakan hewan peliharaan kelas populer yang tidak memerlukan terlalu banyak perawatan. Namun, jika Anda merasa lebih berani, kura-kura atau kelinci bisa jadi pilihan bagus.
    • Pastikan untuk minta izin kepala sekolah dahulu sebelum memelihara hewan di kelas!
  • KISAH NABI NUH AS

    KISAH NABI NUH AS

    Pendidikan. Berlalulah beberapa tahun dari kematian Nabi Adam. Bunga-bunga berguguran di sekitar kuburannya dan pohon-pohon dan batu-batuan tampak tidak bergairah. Banyak hal berubah di muka bumi. Dan sesuai dengan hukum umum, terjadilah kealpaan terhadap wasiat Nabi Adam. Kesalahan yang dahulu kembali terulang. Kesalahan dalam bentuk kelupaan, meskipun kali ini terulang secara berbeda.

    Sebelum lahirnya kaum Nabi Nuh, telah hidup lima orang saleh dari kakek-kakek kaum Nabi Nuh. Mereka hidup selama beberapa zaman kemudian mereka mati. Nama-nama mereka adalah Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr. Setelah kematian mereka, orang-orang membuat patung-patung dari mereka, dalam rangka menghormati mereka dan sebagai peringatan terhadap mereka. Kemu­dian berlalulah waktu, lalu orang-orang yang memahat patung itu mati. Lalu datanglah anak-anak mereka, kemudian anak-anak itu mati, dan datanglah cucu-cucu mereka. Kemudian timbullah berbagai dongeng dan khurafat yang membelenggu akal manusia di mana disebutkan bahwa patung-patung itu memiliki kekuatan khusus.

    Di sinilah iblis memanfaatkan kesempatan, dan ia membisikkan kepada manusia bahwa berhala-berhala tersebut adalah Tuhan yang dapat mendatangkan manfaat dan menolak bahaya sehingga akhirnya manusia menyembah berhala-berhala itu. Kami tidak mengetahui sumber yang terpecaya berkenaan dengan bagaimana bentuk kehidupan ketika penyembahan terhadap berhala dimulai di bumi, namun kami mengetahui hukum umum yang tidak pernah berubah ketika manusia mulai cenderung kepada syirik. Dalam situasi seperti itu, kejahatan akan memenuhi bumi dan akal manusia akan kalah, serta akan meningkatnya kelaliman dan banyaknya orang-orang yang teraniaya. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Alhasil, kehidupan manusia semuanya akan berubah menjadi neraka Jahim. Situasi demikian ini pasti terjadi ketika manusia menyembah selain Allah SWT, baik yang disembah itu berhala dari batu, anak sapi dari emas, penguasa dari manusia, sistem dari berbagai sistem, mazhab dari berbagai mazhab, atau kuburan seorang wali. Sebab satu-satunya yang menjamin persamaan di antara manusia adalah, saat mereka hanya menyembah Allah SWT dan saat Dia diakui sebagai Pencipta mereka dan yang membuat undang-undang bagi mereka. Tetapi saat jaminan ini hilang lalu ada seorang yang mengklaim, atau ada sistem yang mengklaim memiliki wewenang ketuhanan maka manusia akan binasa dan akan hilanglah kebebasan mereka sepenuhnya.

    Penyembahan kepada selain Allah SWT bukan hanya sebagai sebuah tragedi yang dapat menghilangkan kebebasan, namun pengaruh buruknya dapat merembet ke akal manusia dan dapat mengotorinya. Sebab, Allah SWT menciptakan manusia agar dapat mengenal-Nya dan menjadikan akalnya sebagai permata yang bertujuan untuk memperoleh ilmu. Dan ilmu yang paling penting adalah kesadaran bahwa Allah SWT semata sebagai Pencipta, dan selain-Nya adalah makhluk. Ini adalah poin penting dan dasar pertama yang harus ada sehingga manusia sukses sebagai khalifah di muka bumi.

    Ketika akal manusia kehilangan potensinya dan berpaling ke selain Allah SWT maka manusia akan tertimpa kesalahan. Terkadang seseorang mengalami kemajuan secara materi karena ia berhasil melalui jalan-jalan kemajuan, meskipun ia tidak beriman kepada Allah SWT, namun kemajuan materi ini yang tidak disertai dengan pengenalan kepada Allah SWT akan menjadi siksa yang lebih keras daripada siksaan apa pun, karena ia pada akhirnya akan menghancurkan manusia itu sendiri. Ketika manusia menyembah selain Allah SWT maka akan meningkatlah penderitaan kehidupan dan kefakiran manusia. Terdapat hubungan kuat antara kehinaan manusia dan kefakiran mereka, serta tidak berimannya mereka kepada Allah. Allah SWT berfirman:

    “Seandainya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. ” (QS. al-A’raf: 96)

    Demikianlah, bahwa kufur kepada Allah SWT atau syirik kepada-Nya akan menyebabkan hilangnya kebebasan dan hancurnya akal serta meningkatnya kefakiran, serta kosongnya kehidupan dari tujuan yang mulia. Dalam situasi seperti ini, Allah SWT mengutus Nuh untuk membawa ajaran-Nya kepada kaumnya. Nabi Nuh adalah seorang hamba yang akalnya tidak terpengaruh oleh polusi kolektif, yang menyembah selain Allah SWT. Allah SWT memilih hamba-Nya Nuh dan mengutusnya di tengah-tengah kaumnya.

    Nuh membuat revolusi pemikiran. Ia berada di puncak kemuliaan dan kecerdasan. Ia merupakan manusia terbesar di zamannya. Ia bukan seorang raja di tengah-tengah kaumnya, bukan penguasa mereka, dan bukan juga orang yang paling kaya di antara mereka. Kita mengetahui bahwa kebesaran tidak selalu berhubungan dengan kerajaan, kekayaan, dan kekuasaan. Tiga hal tersebut biasanya dimiliki oleh jiwa-jiwa yang hina. Namun kebesaran terletak pada kebersihan hati, kesucian nurani, dan kemampuan akal untuk mengubah kehidupan di sekitarnya. Nabi Nuh memiliki semua itu, bahkan lebih dari itu. Nabi Nuh adalah manusia yang mengingat dengan baik perjanjian Allah SWT dengan Nabi Adam dan anak-anaknya, ketika Dia menciptakan mereka di alam atom. Berdasarkan fitrah, ia beriman kepada Allah SWT sebelum pengutusannya pada manusia. Dan semua nabi beriman kepada Allah SWT sebe­lum mereka diutus. Di antara mereka ada yang “mencari” Allah SWT seperti Nabi Ibrahim, ada juga di antara mereka yang beriman kepada-Nya dari lubuk hati yang paling dalam, seperti Nabi Musa, dan di antara mereka juga ada yang beribadah kepada-Nya dan menyendiri di gua Hira, seperti Nabi Muhammad saw.

    Terdapat sebab lain berkenaan dengan kebesaran Nabi Nuh. Ketika ia bangun, tidur, makan, minum, atau mengenakan pakaian, masuk atau keluar, ia selalu bersyukur kepada Allah SWT dan memuji-Nya, serta mengingat nikmat-Nya dan selalu bersyukur kepada-Nya. Oleh karena itu, Allah SWT berkata tentang Nuh:

    “Sesungguhnya dia adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur.” (QS. al-Isra’: 3)

    Allah SWT memilih hamba-Nya yang bersyukur dan mengutusnya sebagai nabi pada kaumnya. Nabi Nuh keluar menuju kaumnya dan memulai dakwahnya:

    “Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar. ” (QS. al-A’raf: 59)

    Dengan kalimat yang singkat tersebut, Nabi Nuh meletakkan hakikat ketuhanan kepada kaumnya dan hakikat hari kebangkitan. Di sana hanya ada satu Pencipta yang berhak disembah. Di sana terdapat kematian, kemudian kebangkitan kemudian hari kiamat. Hari yang besar yang di dalamnya terdapat siksaan yang besar.

    Nabi Nuh menjelaskan kepada kaumnya bahwa mustahil terdapat selain Allah Yang Maha Esa sebagai Pencipta. Ia memberikan pengertian kepada mereka, bahwa setan telah lama menipu mereka dan telah tiba waktunya untuk menghentikan tipuan ini. Nuh menyampaikan kepada mereka, bahwa Allah SWT telah memuliakan manusia: Dia telah menciptakan mereka, memberi mereka rezeki, dan menganugerahi akal kepada mereka. Manusia mendengarkan dakwahnya dengan penuh kekhusukan. Dakwah Nabi Nuh cukup mengguncangkan jiwa mereka. Laksana tembok yang akan roboh yang saat itu di situ ada seorang yang tertidur dan engkau meng-goyang tubuhnya agar ia bangun. Barangkali ia akan takut dan ia marah meskipun engkau bertujuan untuk menyelamatkannya.

    Akar-akar kejahatan yang ada di bumi mendengar dan merasakan ketakutan. Pilar-pilar kebencian terancam dengan cinta ini yang dibawa oleh Nabi Nuh. Setelah mendengar dakwah Nabi Nuh, kaumnya terpecah menjadi dua kelompok: Kelompok orang-orang lemah, orang-orang fakir, dan orang-orang yang menderita, di mana mereka merasa dilindungi dengan dakwah Nabi Nuh, sedangkan kelompok yang kedua adalah kelompok orang-orang kaya, orang-orang kuat, dan para penguasa di mana mereka menghadapi dakwah Nabi Nuh dengan penuh keraguan. Bahkan ketika mereka mempunyai kesempatan, mereka mulai melancarkan serangan untuk melawan Nabi Nuh. Mula-mula mereka menuduh bahwa Nabi Nuh adalah manusia biasa seperti mereka:

    “Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: ‘Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami.’” (QS. Hud: 27)

    Dalam tafsir al-Quturbi disebutkan: “Masyarakat yang menentang dakwahnya adalah para pembesar dari kaumnya. Mereka dikatakan al-Mala’ karena mereka seringkali berkata. Misalnya mereka berkata kepada Nabi Nuh: “Wahai Nuh, engkau adalah manusia biasa.” Padahal Nabi Nuh juga mengatakan bahwa ia memang manusia biasa. Allah SWT mengutus seorang rasul dari manusia ke bumi karena bumi dihuni oleh manusia. Seandainya bumi dihuni oleh para malaikat niscaya Allah SWT mengutus seorang rasul dari malaikat.

    Berlanjutlah peperangan antara orang-orang kafir dan Nabi Nuh. Mula-mula, rezim penguasa menganggap bahwa dakwah Nabi Nuh akan mati dengan sendirinya, namun ketika mereka melihat bahwa dakwahnya menarik perhatian orang-orang fakir, orang-orang lemah, dan pekerja-pekerja sederhana, mereka mulai menyerang Nabi Nuh dari sisi ini. Mereka menyerangnya melalui pengikutnya dan mereka berkata kepadanya: “Tiada yang mengikutimu selain orang-orang fakir dan orang-orang lemah serta orang-orang hina.”

    Allah SWT berfirman:

    “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, (dia berkata): ‘Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan yang nyata bagi kamu, agar kamu tidak menyembah selain Allah. Sesung­guhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab (pada) hari yang sangat menyedihkan. Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: ‘Kami tidak melihat kamu, melainkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikutimu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apa pun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang berdusta. ” (QS. Hud: 25-27)

    Demikianlah telah berkecamuk pertarungan antara Nabi Nuh dan para bangsawan dari kaumnya. Orang-orang yang kafir itu menggunakan dalih persamaan dan mereka berkata kepada Nabi Nuh: “Dengarkan wahai Nuh, jika engkau ingin kami beriman kepadamu maka usirlah orang-orang yang beriman kepadamu. Sesungguhnya mereka itu orang-orang yang lemah dan orang-orang yang fakir, sementara kami adalah kaum bangsawan dan orang-orang kaya di antara mereka. Dan mustahil engkau menggabungkan kami bersama mereka dalam satu dakwah (majelis).” Nabi Nuh mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang-orang kafir dari kaumnya. la mengetahui bahwa mereka menentang. Meskipun demikian, ia menjawabnya dengan baik. Ia memberitahukan kepada kaumnya bahwa ia tidak dapat mengusir orang-orang mukmin, karena mereka bukanlah tamu-tamunya namun mereka adalah tamu-tamu Allah SWT. Rahmat bukan terletak dalam rumahnya di mana masuk di dalamnya orang-orang yang dikehendakinya dan  terusir darinya orang-orang yang dikehendakinya,  tetapi rahmat terletak dalam rumah Allah SWT di mana Dia menerima siapa saja yang dikehendaki-Nya di dalamnya. Allah SWT berfirman:

    “Berkata Nuh: ‘Hai kaumku, bagaimana pikiranmu, jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku, dan diberinya aku rahmat dari sisi-Nya, tetapi rahmat itu disamarkan bagimu. Apa akan kami paksakankah kamu menerimanya, padahal kamu tidak menyukainya? Dan (dia berkata): ‘Hai kaumku, aku tidak meminta harta benda kepada kamu (sebagai upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah dan aku sekali-kali tidak akan mengusir orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya mereka akan bertemu dengan Tuhannya, akan tetapi aku memandangmu suatu kaum yang tidak mengetahui.’ Dan (dia berkata): ‘Hai kaumku, siapakah yang dapat menolongku dari (azab) Allah jika aku mengusir mereka. Maka tidakkan kamu mengambil pelajaran?’ Dan aku tidak mengatakan kepada kamu (bahwa): ‘Aku mempunyai gudang-gudang rezeki dan kekayaan dari Allah, dan aku tidak mengetahui hal yang gaib, dan tidak pula aku mengatakan: ‘Sesungguhnya aku adalah malaikat,’ dan tidak juga aku mengatakan kepada orang-orang yang dipandang hina oleh penglihatanmu: ‘Sekali-kali Allah tidak akan mendatangkan kebaikan kepada mereka. Allah lebih mengetahui apa yang ada pada mereka. Sesungguhnya aku kalau begitu benar-benar termasuk orang-orang yang lalim.’” (QS. Hud: 28-31)

    Nuh mematahkan semua argumentasi orang-orang kafir dengan logika para nabi yang mulia. Yaitu, logika pemikiran yang sunyi dari kesombongan pribadi dan kepentingan-kepentingan khusus. Nabi Nuh berkata kepada mereka bahwa Allah SWT telah memberinya agama, kenabian, dan rahmat. Sedangkan mereka tidak melihat apa yang diberikan Allah SWT kepadanya. Selanjutnya, ia tidak memaksakan mereka untuk mempercayai apa yang disampaikannya saat mereka membenci. Kalimat tauhid (tiada Tuhan selain Allah) tidak dapat dipaksakan atas seseorang. Ia memberitahukan kepada mereka bahwa ia tidak meminta imbalan dari mereka atas dakwahnya. Ia tidak meminta harta dari mereka sehingga memberatkan mereka. Sesungguhnya ia hanya mengharapkan pahala (imbalan) dari Allah SWT. Allahlah yang memberi pahala kepadanya. Nabi Nuh menerangkan kepada mereka bahwa ia tidak dapat mengusir orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. Meskipun sebagai Nabi, ia memiliki keterbatasan dan keterbatasan itu adalah tidak diberikannya hak baginya untuk mengusir orang-orang yang beriman karena dua alasan. Bahwa mereka akan bertemu dengan Alllah SWT dalam keadaan beriman kepada-Nya, maka bagaimana ia akan mengusir orang yang beriman kepada Allah SWT, kemudian seandainya ia mengusir mereka, maka mereka akan menentangnya di hadapan Allah SWT. Ini berakibat pada pemberian pahala dari Allah SWT atas keimanan mereka dan balasan-Nya atas siapa pun yang mengusir mereka. Maka siapakah yang dapat menolong Nabi Nuh dari siksa Allah SWT seandainya ia mengusir me­reka?

    Demikianlah Nabi Nuh menunjukkan bahwa permintaan kaumnya agar ia mengusir orang-orang mukmin adalah tindakan bodoh dari mereka. Nabi Nuh kembali menyatakan bahwa ia tidak dapat melakukan sesuatu yang di luar wewenangnya, dan ia memberitahu mereka akan kerendahannya dan kepatuhannya kepada Allah SWT. Ia tidak dapat melakukan sesuatu yang merupakan bagian dari kekuasaan Allah SWT, yaitu pemberian nikmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya. Ia tidak mengetahui ilmu gaib, karena ilmu gaib hanya khusus dimiliki oleh Allah SWT. Ia juga memberitahukan kepada mereka bahwa ia bukan seorang raja, yakni kedudukannya bukan seperti kedudukan para malaikat. Sebagian ulama berargumentasi dari ayat ini bahwa para malaikat lebih utama dari pada para nabi (silakan melihat tafsir Qurthubi).

    Nabi Nuh berkata kepada mereka: “Sesungguhnya orang-orang yang kalian pandang sebelah mata, dan kalian hina dari orang-orang mukmin yang kalian remehkan itu, sesungguhnya pahala mereka itu tidak sirna dan tidak berkurang dengan adanya penghinaan kalian terhadap mereka. Sungguh Allah SWT lebih tahu terhadap apa yang ada dalam diri mereka. Dialah yang membalas amal mereka. Sungguh aku telah menganiaya diriku sendiri seandainya aku mengatakan bahwa Allah tidak memberikan kebaikan kepada mereka.”

    Kemudian rezim penguasa mulai bosan dengan debat ini yang disampaikan oleh Nabi Nuh. Allah SWT menceritakan sikap mereka terhadap Nabi Nuh dalam flrman-Nya:

    “Mereka berkata: ‘Hai Nuh, sesungguhnya kamu telah berbantah dengan kami, dan kamu telah memperpanjang bantahanmu terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar.’ Nuh menjawab: ‘Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri. Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasihatku jika aku hendak memberi nasihat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu. Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan. ” (QS. Hud: 32-34)

    Nabi Nuh menambahkan bahwa mereka tersesat dari jalan Allah SWT. Allahlah yang menjadi sebab terjadinya segala sesuatu, namun mereka memperoleh kesesatan disebabkan oleh ikhtiar mereka dan kebebasan mereka serta keinginan mereka. Dahulu iblis berkata:

    “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat…” (QS. al-A’raf: 16)

    Secara zahir tampak bahwa makna ungkapan itu berarti Allahlah yang menyesatkannya, padahal hakikatnya adalah bahwa Allah SWT telah memberinya kebebasan dan kemudian Dia akan meminta pertanggungjawabannya. Kita tidak sependapat dengan pandangan al-Qadhariyah, al-Mu’tazilah, dan Imamiyah. Mereka berpendapat bahwa keinginan manusia cukup sebagai kekuatan untuk melakukan perbuatannya, baik berupa ketaatan maupun kemaksiatan. Karena bagi mereka, manusia adalah pencipta per­buatannya. Dalam hal itu, ia tidak membutuhkan Tuhannya. Kami tidak mengambil pendapat mereka secara mutlak. Kami berpen­dapat bahwa manusia memang menciptakan perbuatannya namun ia membutuhkan bantuan Tuhannya dalam melakukannya[1].

    Alhasil, Allah SWT mengerahkan setiap makhluk sesuai dengan arah penciptaannya, baik pengarahann itu menuju kebaikan atau keburukan. Ini termasuk kebebasan sepenuhnya. Manusia memilih dengan kebebasannya kemudian Allah SWT mengerahkan jalan menuju pilihannya itu. Iblis memilih jalan kesesatan maka Allah SWT mengerahkan jalan kesesatan itu padanya, sedangkan orang-orang kafir dari kaum Nabi Nuh memilih jalan yang sama maka Allah pun mengerahkan jalan itu pada mereka.

    Peperangan pun berlanjut, dan perdebatan antara orang-orang kafir dan Nabi Nuh semakin melebar, sehingga ketika argumentasi-argumentasi mereka terpatahkan dan mereka tidak dapat mengatakan sesuatu yang pantas, mereka mulai keluar dari batas-batas adab dan berani mengejek Nabi Allah.

    “Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata: ‘Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata.” (QS. al-A’raf: 60)

    Nabi Nuh menjawab dengan menggunakan sopan-santun para nabi yang agung.

    “Nuh menjawab: ‘Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikit pun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan semesta alam. Aku sampaikan kepadamu amanat-amanat Tuhanku dan aku memberi nasihat kepadamu, dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. al-A’raf: 61-62)

    Nabi Nuh tetap melanjutkan dakwah di tengah-tengah kaumnya, waktu demi waktu, hari demi hari, dan tahun demi tahun. Berlalulah masa yang panjang itu, namun Nabi Nuh tetap menga­jak kaumnya. Nabi Nuh berdakwah kepada mereka siang malam, dengan sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, bahkan ia pun memberikan contoh-contoh pada mereka. Ia menjelaskan kepada mereka tanda-tanda kebesaran Allah SWT dan kekuasaan-Nya di dunia. Namun setiap kali ia mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT, mereka lari darinya, dan setiap kali ia mengajak mereka agar Allah SWT mengampuni mereka, mereka meletakkan jari-jari mereka di telinga-telinga mereka dan mereka menampakkan kesombongan di depan kebenaran. Allah SWT menceritakan apa yang dialami oleh Nabi Nuh dalam firman-Nya:

    “Nuh berkata: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan keterlaluan. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mere­ka dengan cara yang terang-terangan, kemudian aku menyeru mereka lagi dengan terang-terangan dan dengan diam-diam, maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesung­guhnya Dia adalah Maha Pengampun. Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.’” (QS. Nuh: 5-12)

    Namun apa jawaban kaumnya?

    “Nuh berkata: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku, dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka. Mereka telah melakukan tipu-daya yang amat besar. Dan mereka berkata: ‘Janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali meninggalkan (pen­yembahan) wadd, suwa, yaghuts, yauq, dan nasr. Dan sesudahnya mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia); dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang lalim itu selain kesesatan,’” (QS. Nuh: 21-24)

    Nuh tetap melanjutkan dakwah di tengah-tengah kaumnya selama 950 tahun. Allah SWT berfirman:

    “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. ” (QS. aPAnkabut: 14)

    Sayangnya, jumlah kaum mukmin tidak bertambah sedangkan jumlah kaum kafir justru bertambah. Nabi Nuh sangat sedih namun ia tidak sampai kehilangan harapan. la senantiasa mengajak kaumnya dan berdebat dengan mereka. Namun kaumnya selalu menghadapinya dengan kesombongan, kekufuran, dan penentangan. Nabi Nuh sangat bersedih terhadap kaumnya namun ia tidak sampai berputus asa. la tetap menjaga harapan selama 950 tahun. Tampak bahwa usia manusia sebelum datangnya topan cukup panjang. Dan barangkali usia panjang bagi Nabi Nuh merupakan mukjizat khusus baginya.

    Datanglah hari di mana Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Nuh bahwa orang-orang yang beriman dari kaumnya tidak akan bertambah lagi. Allah SWT mewahyukan kepadanya agar ia tidak bersedih atas tindakan mereka. Maka pada saat itu, Nabi Nuh berdoa agar orang-orang kafir dihancurkan. la berkata:

    “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.” (QS. Nuh: 26)

    Nabi Nuh membenarkan doanya dengan alasan:

    “Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat dan kafir. ” (QS. Nuh: 27)

    Allah SWT berfirman dalam surah Hud:

    “Dan diwahyukan kepada Nuh, bahwasannya sekali-kali tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang-orang yang telah beriman saja, karena itu janganlah kamu bersedih hati tentang apa yang selalu mereka kerjakan. Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang lalim itu. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. (QS. Hud: 36-37)

    Kemudian Allah SWT menetapkan hukum-Nya atas orang-orang kafir, yaitu datangnya angin topan. Allah SWT memberitahu Nuh, bahwa ia akan membuat perahu ini dengan “pengawasan Kami dan wahyu kami,” yakni dengan ilmu Allah SWT dan pengajaran-Nya, serta sesuai dengan pengarahan-Nya dan bantuan para malaikat.

    Allah SWT menetapkan perintah-Nya kepada Nuh:

    “Dan janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang lalim itu. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. (QS. Hud: 37)

    Allah SWT menenggelamkan orang-orang yang lalim, apa pun kedudukan mereka dan apa pun kedekatan mereka dengan Nabi. Allah SWT melarang Nabi-Nya untuk berdialog dengan mereka atau menengahi urusan mereka. Nabi Nuh mulai menanam pohon untuk membuat perahu darinya. Ia menunggu beberapa tahun, kemudian ia memotong apa yang ditanamnya dan mulai merakitnya. Akhirnya, jadilah perahu yang besar, yang tinggi, dan kuat.

    Para mufasir berbeda pendapat tentang besarnya perahu itu, bentuknya, masa pembuatannya, tempat pembuatannya dan lain-lain. Berkenaan dengan hal tersebut Fakhrur Razi berkata: “Ketahuilah bahwa pembahasan ini tidak menarik bagiku karena ia merupakan hal-hal yang tidak perlu diketahuinya. Saya kira mengetahui hal tersebut hanya mendatangkan manfaat yang sedikit.” Mudah-mudahan Allah SWT merahmati Fakhrur Razi yang menyatakan kebenaran dengan kalimatnya itu. Kita tidak mengetahui hakikat perahu ini, kecuali apa yang telah Allah SWT ceritakan kepada kita tentang hal itu. Misalnya, kita tidak mengetahui dimana ia dibuat, berapa panjangnya atau lebarnya, dan kita secara pasti tidak mengetahui selain tempat yang ditujunya setelah ia berlabuh.

    Allah SWT tidak memberikan keterangan secara detail berkenaan dengan hal tersebut yang tidak memberikan kepentingan pada kandungan cerita dan tujuannya yang penting. Nabi Nuh mulai membangun perahu, lalu orang-orang kafir lewat di depannya saat ia dalam keadaan serius membuat perahu. Saat itu, cuaca atau udara sangat kering, dan di sana tidak terdapat sungai atau laut yang dekat. Bagaimana perahu ini akan berlayar wahai Nuh? Apakah ia akan berlayar di atas tanah? Di manakah air yang memungkinkan bagi perahumu untuk belayar? Sungguh Nuh telah gila! Orang-orang kafir semakin tertawa terbahak-bahak dan semakin mengejek Nabi Nuh.

    Puncak pertentangan dalam kisah Nabi Nuh tampak dalam masa ini. Kebatilan mengejek kebenaran dan cukup lama menertawakan kebenaran. Mereka menganggap bahwa dunia adalah milik mereka dan bahwa mereka akan selalu mendapatkan keamanan dan bahwa siksa tidak akan terjadi. Namun anggapan mereka itu tidak terbukti. Datangnya angin topan menjungkirbalikkan semua perkiraan mereka. Saat itu, orang-orang mukmin mengejek balik orang-orang kafir dan ejekan mereka adalah kebenaran. Allah SWT berfirman:

    “Dan mulailah Nuh membuat bahtera itu. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan metewati Nuh, mereka mengejeknya. Berkatalah Nuh: ‘Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun) akan mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek kami. Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa oleh azab yang menghinakan dan yang akan ditimpa azab yang kekal.” (QS. Hud: 38-39)

    Selesailah pembuatan perahu dan duduk menunggu perintah Allah SWT. Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Nuh bahwa jika ada yang mempunyai dapur, maka ini sebagai tanda dimulainya angin topan. Di sebutkan bahwa tafsiran dari at-Tannur ialah oven (alat untuk memanggang roti) yang ada di dalam rumah Nabi Nuh. Jika keluar darinya air dan ia lari maka itu merupakan perintah bagi Nabi Nuh untuk bergerak. Maka pada suatu hari tannur itu mulai menunjukkan tanda-tandanya dari dalam rumah Nabi Nuh, lalu Nabi Nuh segera membuka perahunya dan mengajak orang-orang mukmin untuk menaikinya. Jibril turun ke bumi. Nabi Nuh membawa burung, binatang buas, binatang yang berpasang-pasangan, sapi, gajah, semut, dan lain-lain. Dalam perahu itu, Nabi Nuh telah membuat kandang binatang buas.

    Jibril menggiring setiap dua binatang yang berpasangan agar setiap spesies binatang tidak punah dari muka bumi. Ini berarti bahwa angin topan telah menenggelamkan bumi semuanya, kalau tidak demikian maka buat apa ia harus mengangkut jenis binatang-binatang itu. Binatang-binatang mulai menaiki perahu itu beserta orang-orang yang beriman dari kaumnya. Jumlah orang-orang mukmin sangat sedikit. Allah SWT berfirman:

    “Hingga apabila perintah Kami datang dan tannur telah memancarkan air, Kami berfirman: ‘Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkanlah pula) orang-orang yang beriman.’ Dan tidak beriman bersama Nuh itu kecuali sedikit. ” (QS. Hud: 40)

    Istri Nabi Nuh tidak beriman kepadanya sehingga ia tidak ikut menaiki perahu, dan salah satu anaknya menyembunyikan kekafirannya dengan menampakkan keimanan di depan Nabi Nuh, dan ia pun tidak ikut menaikinya. Mayoritas manusia saat itu tidak ber­iman sehingga mereka tidak turut berlayar. Hanya orang-orang mukmin yang mengarungi lautan bersamanya. Ibnu Abbas berkata: “Terdapat delapan puluh orang dari kaum Nabi Nuh yang beriman kepadanya.”

    Air mulai meninggi yang keluar dari celah-celah bumi. Tiada satu celah pun di bumi kecuali keluar air darinya. Sementara dari langit turunlah hujan yang sangat deras yang belum pernah turun hujan dengan curah seperti itu di bumi, dan tidak akan ada hujan seperti itu sesudahnya. Lautan semakin bergolak dan ombaknya menerpa apa saja dan menyapu bumi. Perut bumi bergerak dengan gerakan yang tidak wajar sehingga bola bumi untuk pertama kalinya tenggelam dalam air sehingga ia menjadi bola air. Allah SWT berfirman:

    “Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku. (QS. al-Qamar: 11-13)

    Air meninggi di atas kepala manusia, dan ia melampaui ketinggian pohon, bahkan puncak gunung. Akhirnya, permukaan bumi diselimuti dengan air. Ketika mula-mula datang topan, Nabi Nuh memanggil-manggil putranya. Putranya itu berdiri agak jauh dari­nya. Nabi Nuh memanggilnya dan berkata:

    “Hai anakku, naiklah (ke kapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” (QS. Hud: 42)

    Anak itu menjawab ajakan ayahnya:

    “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah.” (QS. Hud: 43)

    Nabi Nuh kembali menyerunya:

    “Tidak add yang melindungi hari ini dari azab Allah selain orang yang dirahmati-Nya. ” (QS. Hud: 43)

    Selesailah dialog antara Nabi Nuh dan anaknya.

    “Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan. ” (QS. Hud: 43)

    Perhatikanlah ungkapan AI-Qur’an al-Karim: Dan gelombang men­jadi penghalang antara keduanya. Ombak tiba-tiba mengakhiri dia­log mereka. Nabi Nuh mencari, namun ia tidak mendapati anak­nya. Ia tidak menemukan selain gunung ombak yang semakin meninggi dan meninggi bersama perahu itu. Nabi Nuh ddak dapat melihat segala sesuatu selain air. Allah SWT berkehendak—sebagai rahmat dari-Nya—untuk menenggelamkan si anak jauh dari penglihatan si ayah. Inilah kasih sayang Allah SWT terhadap si ayah. Anak Nabi Nuh mengira bahwa gunung akan mencegahnya dari kejaran air namun ia pun terkejar dan tenggelam. Angin topan terus berlanjut dan terus membawa perahu Nabi Nuh. Setelah berlalu beberapa saat, pemandangan tertuju kepada bumi yang telah musnah sehingga tiada kehidupan kecuali sebagian kayu yang darinya Nabi Nuh membuat perahu di mana ia menyelamatkan orang-orang mukmin, begitu juga berbagai binatang yang ikut bersama mereka. Adalah hal yang sulit bagi kita untuk membayangkan kedahsyatan topan itu. Yang jelas, ia menunjukkan kekuasaan Pencipta. Perahu itu berlayar dengan mereka dalam ombak yang laksana gunung. Sebagian ilmuwan meyakini bahwa terpisahnya beberapa benua dan terbentuknya bumi dalam rupa seperti sekarang adalah sebagai akibat dari topan yang dahulu.

    Topan yang dialami oleh Nabi Nuh terus berlanjut dalam beber­apa zaman di mana kita tidak dapat mengetahui batasnya. Kemudian datanglah perintah Ilahi agar langit menghentikan hujannya dan agar bumi tetap tenang dan menelan air itu, dan agar kayu-kayu perahu berlabuh di al-Judi, yaitu nama suatu tempat di zaman dahulu. Ada yang mengatakan bahwa ia adalah gunung yang terletak di Irak. Dengan datangnya perintah Ilahi, bumi kembali menjadi tenang dan air menjadi surut. Topan telah menyucikan bumi dan membasuhnya. Allah SWT berfirman:

    “Dan difirmankan: ‘Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah,’ dan air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas bukitjudi. Dan dikatakan: ‘Binasalah orang-orang yang lalim. ” (QS. Hud: 44)

    Dan air pun disurutkan, yakni air berkurang dan kembali ke celah-celah bumi. Segala urusan telah diputuskan dan orang-orang kafir telah hancur sepenuhnya. Dikatakan bahwa Allah SWT me-mandulkan rahim-rahim wanita selama empat puluh tahun sebelum datangnya topan, karena itu tidak ada yang terbunuh seorang anak bayi atau anak kecil.

    Firman-Nya: Dan bahtera itu pun berlabuh di atas bukit judi, yakni ia berlabuh di atasnya. Di sebutkan bahwa hari itu bertepatan dengan hari Asyura’ (hari kesepuluh dari bulan Muharam). Lalu Nabi Nuh berpuasa dan memerintahkan orang-orang yang bersamanya untuk berpuasa juga.

    Dikatakan: ‘Binasalah orang-orang yang lalim, ‘yakni kehancuran bagi mereka. Topan menyucikan bumi dari mereka dan membersihkannya. Lenyaplah peristiwa yang mengerikan dengan lenyapnya topan. Dan berpindahlah pergulatan dari ombak ke jiwa Nabi Nuh. Ia mengingat anaknya yang tenggelam. Nabi Nuh tidak mengetahui saat itu bahwa anaknya menjadi kafir. Ia menganggap bahwa anak­nya sebagai seorang mukmin yang memilih untuk menyelamatkan diri dengan cara berlindung kepada gunung. Namun ombak telah mengakhiri percakapan keduanya sebelum mereka menyelesaikannya. Nabi Nuh tidak mengetahui seberapa jauh bagian keimanan yang ada pada anaknya. Lalu bergeraklah naluri kasih sayang dalam hati sang ayah. Allah SWT berfirman:

    “Dan Nuh berseru kepada Tuhannya sambil berkata: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya. ” (QS. Hud: 45)

    Nuh ingin berkata kepada Allah SWT bahwa anaknya termasuk dari keluarganya yang beriman dan Dia menjanjikan untuk menye­lamatkan keluarganya yang beriman. Allah SWT berkata dan menjelaskan kepada Nuh keadaan sebenarnya yang ada pada anaknya:

    “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan). Sesungguhnya perbuatannya tidak baik. Sebab itu, janganlah kamu memohon kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakikatnya). Aku memperingatkan kepa-damu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan.’” (QS. Hud: 46)

    Al-Qurthubi berkata—menukil dari guru-gurunya dari kalangan ulama—ini adalah pendapat yang kami dukung: “Anaknya berada di sisinya (yakni bersama Nabi Nuh dan dalam dugaannya ia seorang mukmin). Nabi Nuh tidak berkata kepada Tuhannya: “Sesungguhnya anakku termasuk keluargaku,” kecuali karena ia memang menampakkan hal yang demikian kepadanya. Sebab, mustahil ia meminta kehancuran orang-orang kafir kemudian ia meminta agar sebagian mereka diselamatkan.”

    Anaknya menyembunyikan kekufuran dan menampakkan keimanan. Lalu Allah SWT memberitahukan kepada Nuh ilmu gaib yang khusus dimiliki-Nya. Yakni Allah SWT memberitahunya keadaan sebenarnya dari anaknya. Allah SWT ketika menasihatinya agar jangan sampai ia menjadi orang-orang yang tidak mengerti. Dia ingin menghilangkan darinya anggapan bahwa anaknya beriman kemudian mati bersama orang-orang kafir.

    Di sana terdapat pelajaran penting yang terkandung dalam ayat-ayat yang mulia itu, yang menceritakan kisah Nabi Nuh bersama anaknya. Allah SWT ingin berkata kepada Nabi-Nya yang mulia bahwa anaknya bukan termasuk keluarganya karena ia tidak beriman kepada Allah SWT. Hubungan darah bukanlah hubungan hakiki di antara manusia. Anak seorang nabi adalah anaknya yang meyakini akidah, yaitu mengikuti Allah SWT dan nabi, dan bukan anaknya yang menentangnya, meskipun berasal dari sulbinya. Jika demikian seorang mukmin harus menghindar dari kekufuran. Dan di sini juga harus di teguhkan hubungan sesama akidah di antara orang-orang mukmin. Adalah tidak benar jika hubungan sesama mereka dibangun berdasarkan darah, ras, warna kulit, atau tempat tinggal.

    Nabi Nuh memohon ampun kepada Tuhannya dan bertaubat kepada-Nya. Kemudian Allah SWT merahmatinya dan memerintahkannya untuk turun dari perahu dalam keadaan dipenuhi dengan keberkahan dari Allah SWT dan penjagaan-Nya:

    “Nuh berkata: ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikatnya). Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh mbelas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi. ” (QS. Hud: 47) “Difirmankan: ‘Hai Nuh, turunlah dengan selamat dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang beriman) dari orang-orang yang bersamamu.’” (QS. Hud: 48)

    Nabi Nuh turun dari perahunya dan ia melepaskan burung-burung dan binatang-binatang buas sehingga mereka menyebar ke bumi. Setelah itu, orangorang mukmin juga tumn. Nabi Nuh meletakkan dahinya ke atas tanah dan bersujud. Saat itu bumi masih basah karena pengaruh topan. Nabi Nuh bangkit setelah salatnya dan menggali pondasi untuk membangun tempat ibadah yang agung bagi Allah SWT. Orang-orang yang selamat menyalakan api dan duduk-duduk di sekelilinginya. Menyalakan api sebelumnya di larang di dalam perahu karena dikhawatirkan api akan menyentuh kayu-kayunya dan membakarnya. Tak seorang pun di antara mereka yang memakan makanan yang hangat selama masa topan.

    Berlalulah hari puasa sebagai tanda syukur kepada Allah SWT. Al-Qur’an tidak lagi menceritakan kisah Nabi Nuh setelah topan sehingga kita tidak mengetahui bagaimana peristiwa yang dialami Nabi Nuh bersama kaumnya. Yang kita ketahui atau yang perlu kita tegaskan bahwa Nabi Nuh mewasiatkan kepada putra-putranya saat ia meninggal agar mereka hanya menyembah Allah SWT.

    1. Kata Pengantar

    Bismillah walhamdulillah washshalatu wassalamu ‘ala Rasulillah wa’ala aalihi washahbihi waman walah. La haula wala quwwata illa billah. Kami namakan terjemahan ini dengan judul “Badi’ul ‘Alam fi Qishshati Nuh ‘Alaihissalam” (Alam Baru, Kisah Kehidupan Nabi Nuh As.). Yang mana kami nukil dari kitab Bada-i’ az-Zuhur fi Waqa-i’ ad-Duhur karya seorang ulama besar madzhab Syafi’i, al-Imam Jalaluddin Abdurrahman bin Abubakar as-Suyuthiy, atau yang biasa kita kenal dengan Imam Suyuthi.

    Sejarah dalam agama Islam merupakan perkara yang penting. Dimana hal tersebut bisa dibuktikan melalu al-Quran sebagai kitab suci agama Islam. Isi kandungan dalam al-Quran sebagian besarnya adalah memuat sejarah, baik sejarah para nabi dan rasul terdahulu serta kaumnya maupun sejarah para orang shaleh. Meskipun begitu bukan berarti al-Quran adalah kitab sejarah.

    Bukan hanya menceritakan sejarah para nabi dan rasul, Allah Swt. juga mengamanati kepada generasi selanjutnya untuk memperhatikan pelestarian dan penjagaan peninggalan-peninggalan dari sejarah itu.

    Dalam surat al-Isra’ ayat pertama, kenapa Allah Swt. tatkala mengisra’kan hamba terkasihNya -Sayyidina Muhammad Saw.- harus melewati Masjid al-Haram dan Masjid al-Aqsha? Hal itu tiada lain karena di balik dua tempat itu terkandung sejarah dan peninggalan sejarah mayoritas para nabi dan rasul terdahulu. Allah hendak melestarikan dan menjaga kedua tempat suci tersebut, yang selanjutnya adalah tugas kita bersama.

    Umat-umat agama lain dengan bangga menyebutkan peninggalan-peninggalan nenek moyang mereka sebagai bukti keakuratan sejarah mereka. Kita sebagai umat Islam seharusnya lebih bangga melakukannya. Karena pastinya kita telah meyakini bahwa agama Islam adalah satu-satunya agama yang diridhai Allah Swt. Namun, ketika kita berbangga diri dengan agama Islam kemudian ada orang yang menanyakan bukti-bukti peninggalan sejarah agama kita, apa yang hendak kita jawab jikalau terhadap peninggalan-peninggalan sejarah itu saja tidak tahu? Atau bahkan ketika peninggalan-peninggalan sejarah agama kita telah dihancurkan, bisa-bisa generasi yang akan datang akan menganggap al-Quran hanya sebagai “buku dongeng” belaka. Lalu salah siapakah kalau nantinya benar-benar terjadi pada generasi penerus kita?

    Alhasil, semoga dengan disusunnya kitab-kitab sirah/sejarah oleh para ulama kita terdahulu, dapat menjadikan pelecut bagi kita. Pelecut semangat yang semakin menghausi diri kita untuk lebih giat lagi menggali sejarah-sejarah yang masih bertumpuk di rak-rak perpustakaan, dalam lembaran-lembaran kitab para ulama terdahulu. Ketika kita menyebut sejarah kaum shalihin saja Allah hujankan rahmat, apatah lagi jika menyebut-nyebut sejarah para nabi dan rasul.

    Sebagai insan pemilik gudang dosa, al-faqir memohon dengan sangat agar semua tulisanku jangan di-Aamiin-kan sepenuhnya karena tentu yang salah lebih banyak dari yang benar. Koreksi dan kritikan yang membangun sangat kami idam-idamkan. Jazakumullah ahsanal jaza’.

    2. Nama Asli Nabi Nuh As.

    Dia adalah Nuh bin Lamak bin Matusyalkha bin Idris As. Imam al-Kisai berkata: “Nama sebenarnya Nabi Nuh adalah Abdul Ghaffar atau Yasykur.”

    Dinamakan Nuh, menurut suatu pendapat, adalah karena ia melihat anjing yang mempunyai 4 mata. Lalu Nabi Nuh mengatakan: “Anjing ini sangat buruk-menjijikkan.”

    Ternyata anjing itu berkata pada Nabi Nuh: “Wahai Abdul Ghaffar, engkau menghina ukiran ataukah Yang Mengukir? Jika hinaan itu kau utarakan pada ukiran, maka jelas (memang demikian adanya). Namun jika itu ditujukan padaku maka aku enggan memilih menjadi anjing. Dan jika hinaan tadi tertuju pada Sang Pengukir maka hinaan itu tidaklah layak, karena Ia Maha Berkehendak atas apa yang dikehendakiNya.”

    Oleh karena kata-kata tadi maka Abdul Ghaffar pun terus menangis, menangisi kesalahan dan dosanya. Karena seringnya menangis maka dinamakanlah dia dengan sebutan “Nuh” (menangis). Hal ini sebagaimana yang diceritakan oleh Imam as-Saddi.

    3. Awal Mula Diutusnya Nuh As. Sebagai Rasul Allah

    Wahb bin Munabbih berkata: “Ketika Nabi Nuh As. berusia 480 tahun datanglah Malaikat Jibril As. padanya. Nabi Nuh As. bertanya: “Siapakah engkau wahai lelaki tampan?”

    Jibril As. menjawab: “Saya adalah utusan Tuhan semesta alam, datang padamu membawa risalah. Sungguh Allah telah mengutusmu untuk umatmu.”

    Sebagaimana Allah Swt. berfirman dalam QS. Nuh ayat 1:

    إِنَّآ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ أَنْ أَنذِرْ قَوْمَكَ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

    “Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan perintah): “Berilah kaummu peringatan sebelum datang kepadanya adzab yang pedih.”

    Lalu Jibril As. memakaikan baju mujahidin dan melilitkan sorban kemenangan serta memberinya ikat pinggang “Saiful ‘Azmi” seraya berkata padanya: “Berilah peringatan pada musuh Allah yang bernama Darmasyil bin Fumail bin Jij bin Qabil bin Adam.”

    Konon, Darmasyil adalah raja yang lalim. Dia adalah manusia pertama yang memeras arak dan meminumnya, manusia pertama yang bermain judi dan manusia pertama yang membuat baju dengan dihiasi emas. Dia dan kaumnya adalah penyembah 5 berhala; Wad, Siwa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr, sebagaimana disebutkan juga nama-nama itu dalam al-Quran.

    Berhala-berhala utama ini dikelilingi oleh 1700 berhala lainnya. Berhala itu juga dibuatkan rumah yang dibuat dari marmer berwarna-warni. Setiap satu rumah panjangnya mencapai 1000 dzira’, begitupula lebarnya.

    Pada berhala-berhala itu juga terdapat kursi-kursi yang terbuat dari emas. Di dalamnya terdapat berbagai macam perhiasan yang megah. Dan juga ada seorang pelayan yang bertugas melayaninya siang dan malam.

    Selain itu, juga diadakan hari raya untuk mereka yang diperingati setiap tahunnya. Keluarlah Nabi Nuh pada hari raya tersebut. Sedangkan mereka menyalakan api di sekitar para berhalanya, mempersembahkan kurban lalu mereka bersujud memuliakan berhala-berhala itu. Dibawakan pula berbagai alat musik, gong ditabuh dan menari-menari berpesta ria sambil meminum arak. Pesta sex pun dilakukan secara terang-terangan. Mereka memperlakukan wanita seperti hewan.

    4. Permulaan Dakwah Nabi Nuh As. dan Gelar “Ulul ‘Azmi” yang Pertam

    Tatkala Nabi Nuh As. mendatangi kaumnya, ia berdiri di atas jurang seraya menengadahkan kepalanya ke atas seraya berdoa dengan doa wasilah berikut ini:

    الهى أسألك أن تنصرني عليهم بنور محمد صلى الله عليه وسلم

    “Ya Allah, kumohon pertolongan padaMu dengan berkat Nur Muhammad Saw.”

    Melihat jumlah kaum Nabi Nuh As. yang begitu banyaknya, berserulah beliau dengan sekuat tenaga dan berkata: “Wahai kaumku, kedatanganku ini adalah atas perintah dari Tuhan semesta alam. Saya mengajak kalian untuk menyembah hanya kepadaNya dan meninggalkan penyembahan terhadap berhala-berhala itu.”

    Seruan Nabi Nuh ini begitu membahana dan menggelegar sehingga terdengarlah dari segala penjuru, dari ujung barat sampai ujung timur. Karena seruannya itu pula berjatuhanlah berhala-berhala itu dari kursinya. Terkagetlah semua pelayan kerajaan. Bahkan sang raja Darmasyil hingga dibuat pingsan oleh seruan itu. Setelah sang raja siuman, ia bertanya kepada orang-orang di sekelilingnya: “Suara apakah itu?”

    Dijawab oleh salah satu dari mereka: “Itu adalah suara seorang lelaki yang bernama Nuh. Dia adalah orang gila yang akalnya sudah tidak normal lagi.”

    Akhirnya sang raja memerintahkan para prajuritnya agar membawa Nabi Nuh ke hadapannya. Ketika Nabi Nuh As. sudah berada di hadapannya, sang raja pun bertanya: “Siapa kamu?”

    Dijawab: “Saya adalah Nuh, utusan Tuhan semesta alam. Saya datang ke sini membawa risalah agar kalian semua beriman kepada Allah dan meninggalkan semua berhala itu.”

    Lalu sang raja berkata: “Jika kamu gila, maka saya akan mengobatimu. Jika kamu fakir, maka saya akan mencukupkan harta untukmu. Dan jika kamu adalah orang yang terlilit hutang, maka saya akan melunasi semua hutangmu.”

    Nabi Nuh As. menjawab: “Saya tidak gila, tidak juga fakir, tidak pula terlilit hutang. Saya adalah utusan Tuhan semesta alam.”

    Nabi Nuh As. adalah rasul (utusan) Allah yang pertama masuk ke dalam golongan “Ulul ‘Azmi”. Allah mengutusnya kepada kaum Qabil, kaum yang sangat keterlaluan dalam menyembah berhala dan dengan sengaja memperlihatkan kesyirikannya kepada Allah. Karena itulah Nabi Nuh As. mengajak mereka untuk beriman dan mengEsakan Allah semata serta mengajak mereka untuk berikrar dengan kalimat:

    لا اله الا الله وأن نوحا رسول الله

    “Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Nuh adalah utusan Allah.”

    Ketika sang raja mendengar ucapan itu, menjadi murkalah ia dan berkata: “Seandainya hari ini bukanlah hari raya pasti akan saya bunuh kamu secara mengenaskan.”

    5. Istri-Anak Nabi Nuh As. dan Kerasnya Dakwah yang Dihadapinya

    Diriwayatkan bahwa, saat itu hanya ada satu orang yang beriman kepada Nabi Nuh As. Dia adalah seorang wanita bernama Amrah. Lalu Nabi Nuh As. menikahinya dan dikarunia 6 orang anak, 3 putra dan 3 putri: Sam Ham, Yafus, Haswah, Sarah dan Bahyurah.

    Setelah itu adapula seorang wanita yang beriman , yaitu Wal’ab binti ‘Ajuwel. Ia juga dinikahi oleh Nabi Nuh As. dan dikarunia 2 putra: Balus dan Kan’an. Namun kemudian wanita itu kembali lagi kepada agamanya yang semula setelah ia memeluk Islam.

    Kemudian ada lagi beberapa orang yang beriman kepada Nabi Nuh As., sekitar berjumlah 70 orang pria dan wanita.

    Setelah itu aktifitas keseharian Nabi Nuh As. adalah terus keluar untuk berdakwah dengan berseru: “Wahai kaumku, sembahlah Allah. Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia. Dan tiada pula sekutu bagiNya.”

    Akhirnya keluarlah kaum Nabi Nuh dari rumah mereka masing-masing. Mereka menyambut seruan dakwah Nabi Nuh dengan lemparan batu dan sandal sehingga membuat Nabi Nuh As. pingsan. Mereka pun mengasingkan Nabi Nuh, menyeret dan melemparkannya ke dalam kotoran.

    Setelah Nabi Nuh As. siuman, diusaplah wajahnya yang berlumur darah. Segeralah ia beranjak untuk melakukan shalat 2 rakaat dan berdoa:

    اللهم اغفر لقومي فانهم لا يعلمون

    “Ya Allah, ampunilah kaumku karena mereka belum mengetahuinya.”

    Nabi Nuh melakukan dakwahnya hingga sekitar 300 tahun lamanya.

    6. Dakwah Nabi Nuh As. dari Masa ke Masa

    Setelah kematian Raja Darmasyil, ia pun digantikan oleh anaknya yang bernama Tubin. Sifatnya lebih kejam dari ayahnya. Namun Nabi Nuh As. tak patah arang untuk terus mengajak sang raja dan kaumnya beriman kepada Allah sebagaimana dulu dilakukan juga pada ayah Raja Tubin. Dakwahnya ini berjalan hingga 400 tahun lamanya. Sampai masuk kurun berikutnya, kurun ke-5, tetap saja kaumnya masih dalam keadaan semula.

    Setiap mendengar seruan Nabi Nuh mereka sengaja menutupkan telinganya dengan tangan. Sebagaimana difirmankan Allah Swt. dalam al-Quran, mereka mengumpulkan batu-batu di atas loteng. Disaat Nabi Nuh lewat maka mereka akan melemparinya dengan batu tersebut sampai Nabi Nuh jatuh pingsan. Dan mereka sangka Nabi Nuh telah mati. Saat pingsannya itu, burung-burung pun mengibaskan sayapnya sampai siuman. Keadaan dakwah yang seperti ini terus berlangsung hingga melewati kurun ke-6.

    Memasuki kurun yang ke-7, Raja Tubin pun telah mati dan digantikan lagi oleh putranya yang bernama Togrodus. Ia adalah raja yang lebih lalim lagi dari ayahnya. Keadaan dakwah Nabi Nuh pun tak jauh berbeda dengan sebelumnya, selalu saja disambut dengan lemparan batu.

    Kemudian Allah Swt. mewahyukan pada Nabi Nuh: “Sekarang tiada lagi satupun dari sulbi laki-laki dan dalam rahim wanita yang mau beriman mengikuti dakwahmu.”

    Karena itulah kemudian Allah Swt. berkehendak untuk menenggelamkan mereka. Maka berdakwahlah Nabi Nuh As. pada kaumnya dengan membawa kabar bahwa Allah tidak akan menyisakan sedikitpun dari mereka sebagaimana tercantum dalam QS. Nuh ayat 26-27:

    وَقَالَ نُوحٌ رَّبِّ لا تَذَرْ عَلَى الأَرْضِ مِنَ الْكَافِرِينَ دَيَّارًا إِنَّكَ إِن تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبَادَكَ وَلا يَلِدُوا إِلاَّ فَاجِرًا كَفَّارًا

    “Nabi Nuh berkata: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun diantara orang-orang kafir itu tinggal di atas muka bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.”

    Maka terbukalah pintu langit atas doa Nabi Nuh As. dan bergemuruhlah para malaikat.

    7. Detik-detik Menjelang Banjir Bandang Pada Masa Nabi Nuh As.

    Setelah para malaikat bergerak maka Allah Swt. mewahyukan pada Nabi Nuh As. agar membuat perahu. Bertanyalah Nabi Nuh: “Ya Tuhan, apakah perahu itu?”

    Allah Swt. berfirman: “Perahu adalah rumah kayu yang bisa berjalan di permukaan bumi.”

    Lalu Allah Swt. memerintahkan Nabi Nuh agar menanam pohon jati di tanah Kufah, pendapat lain mengatakan pohon abnus. Dan kemudian Nabi Nuh pun menanamnya dan membiarkannya tumbuh sampai 40 tahun sampai siap untuk ditebang.

    Langit dicegah dari hujan dan bumi pun dicegah untuk menumbuhkan pepohonan. Seingga langit pun tidak lagi meneteskan air hujan dan bumi tak menumbuhkan rerumputan. Para wanita, hewan jinak maupun buas, pun tidak lagi beranak. Bahkan burung-burung pun tak bisa bertelur. Itu terjadi sebagai bukti nyata atas kaum Nabi Nuh sebelum adzab menimpa mereka.

    Kemudian Allah Swt. memerintahkan Nabi Nuh untuk menuju Kufah dan memindahkan kayu-kayu jati. Bingunglah Nabi Nuh As., bagaimana cara memindahkan kayu-kayu itu. Maka Allah Swt. pun mewahyukan bahwa sesungguhnya ‘Auj bin ‘Anuq lah yang mampu menggendongnya.

    8. Sosok Pembawa Kayu-kayu Perahu Nabi Nuh As.

    Imam al-Kisai mengatakan bahwa sesungguhnya ‘Anuq, ibunya ‘Auj, adalah keturunan Nabi Adam yang buruk rupa dan bentuk tubuhnya. Dia adalah tukang sihir yang handal. Dia melahirkan ‘Auj dan mati setelah 100 tahun dari kelahiran anaknya itu.

    Ketika ‘Auj sudah dewasa ia berubah wujud menjadi raksasa yang tinggi dan lebar badannya mencapai 600 dzira’. Ukuran 1 dzira’ zaman dahulu adalah setara dengan 1,5 dzira’ sekarang.

    Sehingga diceritakan bahwa, tatkala badai banjir tofan tiba takkan bisa sampai pada lututnya, disaat duduk di atas gunung ia bisa memasukkan tangannya ke laut dan bisa mengambil ikan dari dalamnya serta bisa memanggang ikan itu di bawah teriknya matahari. Saat ia marah maka seluruh penduduk desa dikencingi olehnya hingga mereka pun tenggelam di dalamnya.

    ‘Auj juga seringkali membuat keonaran pada penduduk desa. Maka mereka pun menawari padanya: “Kami akan membuatkanmu baju dan kami tidak akan mengambil harganya kecuali setelah 1 tahun.” (‘Auj memiliki hutang pada penduduk desa itu dan berjanji akan melunasinya).

    Akhirnya semua penduduk desa pun bahu-membahu membuatkan baju dari kapas dan memakaikannya pada ‘Auj yang kemudian membuat ‘Auj pergi menjauh dari penduduk desa tersebut. Disaat ‘Auj ingin melewati perkampungan itu ia teringat akan janjinya. Maka ia cepat-cepat lari karena takut ditagih hutangnya.

    Dikatakan bahwa ‘Auj hidup selama 4500 tahun, sehingga ia bisa menjumpai zaman Nabi Musa As. Tatkala Nabi Musa As. masuk ke tanah Tih beserta rombongan Bani Israel, ‘Auj pun ingin menghancurkan mereka. Ia datang pada tentara Nabi Musa untuk mengetahui ukuran kekuatan mereka. Disaat ia mendapatkan keleluasaan, maka ia mencabut gunung dan menggendong gunung tersebut di atas kepalanya.

    Kemudian ia mendatangi Nabi Musa As. untuk memukul mundur tentaranya. Akan tetapi usaha ‘Auj gagal karena Allah mengutus burung hudhud. Burung hudhud itu memiliki paruh dari besi. Lalu burung hudhud itu meluncur menuju batu (gunung) yang dibawa ‘Auj dan memaruhnya sampai berlubang. Akhirnya batu tersebut pun jatuh ke leher ‘Auj dan membelenggunya sehingga ia tak lagi mampu bergerak.

    Disaat Nabi Musa As. melihat kejadian itu maka beliau mendekat dan memukul ‘Auj dengan tongkatnya yang tingginya 10 dzira’. Lantas Nabi Musa As. melompat ke udara setinggi 10 dzira’. Sedangkan tinggi Nabi Musa As. sendiri adalah 10 dzira’. Maka pukulannya Nabi Musa As. pun tidak sampai mengenai lutut ‘Auj. Namun sebab pukulan Nabi Musa As. itu ‘Auj pun terjatuh dan mati tergeletak di lapangan seperti gunung besar.

    Diceritakan pula bahwa di Gunung Tatri ada sebuah sungai yang bernama Tha-i. Di sana ada jembatan yang besar. Dikatakan bahwa jembatan itu berasal dari tulang iga ‘Auj bin ‘Anuq, dan hal ini termasuk dalam keajaiban dunia.

    9. Peristiwa Pengangkatan Kayu-kayu Perahu Nabi Nuh As. dari Kufah ke Baghdad

    Al-Kisai melanjutkan penjelasannya: “Disaat Allah Swt. Mewahyukan Nabi Nuh As. bahwa yang akan (mampu) menggendong kayu-kayu jati dari Kufah ke Desa Hairah di Baghdad adalah ‘Auj. Maka Nabi Nuh As. pun mendatangi ‘Auj dan memintanya untuk menggendong kayu-kayu tersebut.

    ‘Auj kemudian menjawab: “Aku takkan mau menggendongnya untukmu sehingga kamu mengenyangkan perutku dulu dengan roti.”

    Saat itu Nabi Nuh As. hanya membawa 3 potong roti yang terbuat dari gandum dan memberikannya pada ‘Auj 1 iris seraya berkata: “Makanlah roti ini.”

    ‘Auj kemudian tertawa dan berkata: “Seumpama gunung ini jadi roti, itu pun takkan mampu mengenyangkan perutku. Lalu bagaimana mungkin aku bisa kenyang hanya dengan irisan roti ini?”

    Kemudian Nabi Nuh As. memotong irisan roti tersebut dan mengucapkan:“Bismillahirrahmanirrahim. Makanlah.”

    Maka ‘Auj memakannya, lalu diberinya lagi seiris roti oleh Nabi Nuh As. Akan tetapi ‘Auj menolaknya karena sudah merasa kenyang hanya dengan memakan setengah irisan roti tadi dan tidak merasa mampu untuk memakannya lagi.

    Akhirnya ‘Auj menggendong semua kayu itu dari Kufah sampai Hairah di Baghdad dengan sekali muatan.

    10. Proses Pembuatan Perahu Nabi Nuh As. dan Penyempurnanya adalah Nama 4 Khalifah Islam

    Ketika kayu-kayu itu sudah berada di hadapan Nabi Nuh, lantas Nabi Nuh As. pun kebingungan seraya berkata: “Wahai Tuhan, bagaimanakah cara untuk membuat perahu?”

    Kemudian Allah Swt. memerintahkan Malaikat Jibril As. agar mengajari Nabi Nuh As. membuat perahu. Lalu Nabi Nuh menjadikan kayu-kayu tersebut sebuah papan dan menggabungkannya satu sama lain serta memakunya dengan paku besi. Seterusnya Nabi Nuh As. menjadikan bagian depan (kepala) perahu seperti kepala burung merak, ekornya seperti ekor ayam jago, paruhnya seperti paruh burung gagak, sayapnya seperti sayap elang dan wajahnya seperti wajah burung merpati dan kemudian menjadikannya 3 tingkat, pendapat lain mengatakan 7 tingkat.

    Ibnu Abbas Ra. berkata: “Perahu Nabi Nuh As. panjangnya 1000 dzira’, lebarnya 600 dzira’ dan tingginya 300 dzira’.”

    Konon Nabi Nuh As. membuat perahu itu selama 40 tahun. Sampai semua kaumnya pun menghina dan meremehkan nabi mereka sendiri dengan berkata: “Wahai Nuh, kamu telah meninggalkan kenabian dan menjadi tukang kayu.”

    Imam al-Kisai kemudian berkata bahwa pada suatu malam, kaum Nabi Nuh keluar dan berusaha menyalakan api untuk membakar kayu perahu tersebut. Akan tetapi apinya tidak bisa menyala. Lantas mereka berkata: “Ini adalah sihirnya Nuh.”

    Disaat pembuatan perahu sudah hampir jadi, maka Nabi Nuh As. melapisinya dengan aspal. Kemudian Allah Swt. mewahyukan kepadanya agar memberi 4 paku di samping kanan dan kiri perahu dan memberinya ukiran di setiap satu pakunya. Lalu Nabi Nuh As. berkata: “Ya Tuhan, apa faidahnya hal itu?”

    Allah berfirman: “Ini adalah nama-nama sahabat Nabi Muhammad Saw. Mereka adalah hamba Allah yang bernama Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali Ra. Perahu ini takkan bisa sempurna sehingga engkau melakukan hal tersebut.”

    Maka Nabi Nuh As. pun melakukan apa yang diperintahkan Allah Swt. dan jadilah perahu tersebut dengan sempurna.

    11. Persiapan Pemberangkatan Perahu Nabi Nuh As.

    Setelah perahu Nabi Nuh As. jadi sempurna, dengan izin Allah Swt. ia mampu berbicara dengan keras: “Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah,Tuhan Yang Maha Awal dan Yang Maha Akhir. Aku adalah perahu, barangsiapa yang menaikiku maka ia akan selamat dan siapa yang enggan padaku maka akan hancur.”

    Lalu Nabi Nuh As. berseru kepada kaumnya: “Sudah percayakah kalian sekarang?”

    Mereka menjawab dengan angkuh: “Ini adalah sihirmu wahai Nuh!”

    Kemudian Allah Swt. mewahyukan kepada Nabi Nuh: “MurkaKu sudah memuncak bagi orang yang mendurhakaiKu.”

    Lalu Allah Swt. memerintahkan Nabi Nuh membawa bekal makanan pokok yang cukup untuk 6 bulan dan membuatkan wadah sebagai tempat air tawar. Kemudian Allah Swt. menurunkan bola mata dari surga yang mempunyai cahaya seperti cahaya matahari untuk Nabi Nuh As. Dengan itu Nabi Nuh As. bisa mengetahui pergantian siang dan malam serta lewatnya waktu-waktu.

    Nabi Nuh As. kemudian meminta izin kepada Allah Swt. untuk melakukah ibadah haji terlebih dahulu dan Allah Swt. pun mengizinkannya. Maka berangkatlah Nabi Nuh untuk menunaikannya.

    Tatkala Nabi Nuh As. menuju Makkah, kaumnya ingin menghancurkan perahu tersebut. Lalu Allah Swt. memerintahkan para malaikat agar mengangkat perahu itu di antara langit dan bumi. Para malaikat pun mengangkatnya dan kaum Nabi Nuh melihat kejadian itu.

    Sesampainya Nabi Nuh As. di Makkah beliau langsung thawaf di Baitullah sebanyak 7 kali putaran serta berdoa untuk kaumnya dan Allah Swt. mengkabulkan doanya tadi.

    Sewaktu Nabi Nuh As. pulang dari Makkah maka Allah Swt. menurunkan perahu tersebut di atas permukaan bumi (tempat semula). Kemudian Allah mewahyukan kepadanya agar naik ke atas gunung dan berteriak dengan sekeras-kerasnya: “Wahai para hewan liar, burung-burung, para hama-kutu dan semua yang bernyawa, kemarilah dan naiklah kalian semua dalam perahu karena adzab sudah dekat.”

    Teriakan Nabi Nuh As. tadi terdengar sampai arah barat dan timur. Sehingga para hewan liar, burung-burung, hewan ternak dan kutu, semuanya berdatangan menghadap Nabi Nuh dengan berduyun-duyun. Kemudian Nabi Nuh As. berkata: “Sungguh aku telah diperintah agar membawa kalian bersamaku secara sepasang-sepasang.”

    Lalu Allah Swt. memberi perintah kepada Nabi Nuh untuk membawa semua kayu serta membawa jasad NabiAdam As. dan Siti Hawa. Ditaruhlah jasad keduanya di dalam peti. Nabi Nuh juga membawa hajar aswad dan tongkat Nabi Adam yang dibawa turun dari surga dan menaruhnya dalam peti bersama Tabut, Shuhuf (lampiran-lampiran kitab suci) dan as-Simthu.

    Adapun pengikut Nabi Nuh yang bersedia masuk dalam perahu berjumlah 40 orang laki-laki dan 40 orang perempuan dan mereka ditempatkan pada lantai pertama. Sedangkan di lantai kedua penghuninya adalah para hewan liar dan hewan-hewan ternak.

    Diceritakan bahwa hewan yang paling akhir memasuki perahu adalah keledai, dikarenakan ekornya diikat oleh Iblis sehingga menjadikannya sulit untuk masuk. Nabi Nuh menyangka bahwa keledai enggan untuk ikut masuk perahu seraya berkata padanya: “Masuklah wahai terkutuk (yang dilaknat)!”

    Kemudian keledai itu pun masuk bersama Iblis. Disaat Nabi Nuh As. melihatnya, beliau pun berkata: “Siapa yang mengizinkanmu masuk ke sini?”

    Lalu Iblis menjawab: “Kamu sendiri yang mengijinkanku masuk. Bukankah engkau berkata  “Masuklah wahai terkutuk?” Dan tiada satupun yang terkutuk di dunia ini selain aku.”

    12. Undang-undang Bagi Para Penumpang Perahu Nabi Nuh As.

    Diriwayatkan bahwa ketika Nabi Nuh As. berada di dalam perahu itu beliau membuat undang-undang melarang semua penumpang untuk berhubungan intim karena dikhawatirkan akan berkembang biak dan tempatnya akan menjadi sempit. Maka semua penumpang mematuhi undang-undang tersebut terkecuali anjing. Anjing justru melakukan hubungan intim dengan betinanya. Kucing yang melihatnya pun melaporkan hal itu kepada Nabi Nuh As.

    Akan tetapi anjing mengingkari perbuatannya itu dan bahkan mengulangi perbuatan terlarangnya itu sampai 2 atau 3 kali. Kemudian kucing pun melaporkannya kembali kepada Nabi Nuh As. Lantas Nabi Nuh As. memanggil kedua anjing itu dengan aib.

    Mulai saat itulah terjadi permusuhan antara  kucing dan anjing. Aib itu kemudian menimpa pada mereka setiap hendak melakukan hubungan intim. Kucing berujar: “Setiap aku berhubungan intim, aku berkeinginan agar tidak melihat anjing dan anjing pun tidak melihatku.”

    Diceritakan bahwa ketika kotoran-kotoran hewan sudah banyak berceceran di dalam perahu, maka para penumpang mengadu kepada Nabi Nuh As. Lalu Allah Swt. mewahyukan kepada Nabi Nuh As.: “Peraslah ekor gajah.”

    Ketika Nabi Nuh As. memeras ekor gajah tersebut keluarlah babi jantan dan betina. Kemudian babi-babi itu memakan semua kotoran-kotoran yang tercecer.

    Setelah itu Allah Swt. menciptakan tikus jantan dan betina dari bersinnya babi. Tikus-tikus itu beranak-pinak dan terus menggerogoti kiri-kanannya perahu. Melihat kejadian itu, para penumpang pun mengadu kembali. Akhirnya para kucing liar (musang) memangsa dan memakan tikus-tikus itu dengan cepat sampai musna. Sejak itulah awal mula terjadinya permusuhan antara tikus dan kucing liar.

    13. Ramalan Akan Datangnya Banjir Bandang Nabi Nuh As.

    Diceritakan dari Ibnu Washif Syah bahwa tidak ada raja Mesir yang lebih kaya dari Raja Suraid. Sesuatu yang menimpanya, yaitu 300 tahun sebelum terjadi bencana tofan, dia bermimpi seolah-olah langit pindah ke bumi sehingga seperti lubang penggalian dan bintang-bintang berjatuhan. Sedangkan matahari dan rembulan dekat sekali dengan bumi. Ia juga melihat burung-burung putih menyambar manusia dan bertemu di antara dua gunung dan seolah-olah dunia menjadi hitam kelam dan gelap gulita. Semua manusia berkumpul di suatu gunung untuk menyelamatkan diri. Setelah bermimpi tersebut, dia terbangun dan merasa sangat ketakutan.

    Esok harinya Raja Suraid mengundang para dukun yang berjumlah 100 dukun laki-laki. Para dukun itu tidak mampu memutuskan suatu masalah terkecuali dengan melihat perbintangan terlebih dahulu.

    Akhirnya Raja Suraid pun menceritakan mimpinya itu dan para dukun berkata:“Mimpimu adalah golongan langit. Yang mana dengan mimpi ini semua alam dan penduduk bumi bisa hancur lebur.”

    Lalu Raja berkata: “Ambillah kesimpulan dari bintang di atas sana.”

    Tatkala para dukun melihat ke atas lalu mereka berkata: “Saya melihat bulan pada zodiak cancer dan itu telah mendekati ikan, maka kehancuran yang timbul adalah perkara tofan dan musibah ini adalah golongan air langit.”

    Akhirnya Raja bertanya: “Apakah musibah ini juga menimpa negara ini?”

    Mereka pun menjawab: “Iya , musibah itu akan menimpa negara kita dan negara akan hancur dalam masa yang panjang.”

    Raja bertanya lagi: “Lihatlah , apakah negara kita akan kembali ramai seperti semula?”

    “Negara ini akan kembali lebih bagus dari yang ada saat ini,” jawab para dukun.

    Maka Raja Suraid memerintahkan untuk membangun kota dengan pondasi setinggi kotanya lalu berkata: “Kita menjadikan tempat ini sebagai kuburan kita. Lalu pindahkan banyak barang-barang, baik harta benda, perhiasan, alat-alat perang, patung-patung indah dan wadah-wadah yang bagus yang terdiri dari barang tambang. Lalu tulis rajah-rajah serta ilmu-ilmu perbintangan yang isinya menceritakan suatu kejadian masa depan sampai tuntas. Serta ceritakan raja-raja yang menguasai negara, Islam maupun kafir.”

    Para dukun itu juga memberi kabar bahwa bencana tofan ini tidak lama menimpa bumi, hanya selama 40 hari. Lalu dibangunlah kota itu dengan pengaturan udaranya dan memindahkan apa-apa yang sudah direncakan. Raja Suraid berkata: “Jika kita selamat dari bencara tofan ini, maka kita akan kembali dan menemukan harta-harta yang kita miliki. Namun jika kita binasa maka bangunan ini adalah sebagai kuburan jasad kita yang dapat menjaga dari kehancuran.”

    Semua orang, baik para menteri, hakim dan seluruh pejabat negara juga membuat sebuah bangunan untuk melindungi jasad mereka dari bencana tofan.

    Al-Mas’udi dalam kitab Muruj adz-Dzahab mengatakan: “Sesungguhnya di setiap 1 bangunan ada 7 rumah, sebagaimana 7 bintang yang berjalan. Dan di dalam rumah tersebut ada patung-patung yang terbuat dari emas yang disepuh dengan perhiasan indah. Di telinga-telinga patung itu ada mutiara sebesar telur ayam. Dan di setiap bangunan juga terdapat peti yang terbuat dari marmer hijau yang digunakan untuk menyimpan mayat pemiliknya masing-masing lengkap disertai lampiran nama, biografi dan masa jabatannya. Di dalamnya juga ditulis “Dalam bangunan ini ada jalan tembus menuju Kota Fayyum dengan menempuh perjalanan 2 hari”.

    14. Misteri Bangunan Kuno dalam Sumur

    Syaikh Syihab al-Hijazi pernah menceritakan: “Kami, sebanyak 11 rombongan, keluar dari Masjid Jami’ al-Azhar dengan membawa keledai dan tali-tali panjang yang diletakkan di atasnya. Sesampai kami di sebuah kota besar, tempat tujuan, kami berdiri di atas sumur. Di situ ada seseorang pemberani dengan segera membuka bajunya.

    Lalu kami ikat perutnya dengan tali yang kami bawa tadi. Ia pun masuk ke dalam sumur dengan tali yang terikat. Setelah turun ke bawah, ternyata tali sudah habis sedangkan dasar sumur belum terjangkau. Sehingga sorban-sorban yang kami pakai digunakan pula untuk menyambung tali-tali tadi.

    Namun, di tengah-tengah sumur sambungan sorban dan tali itu tiba-tiba terputus sehingga terjatuhlah sang pemberani ke dasar sumur. Kami tak lagi mendapati kabar mengenai orang yang di dalam sumur itu. Sampai akhirnya kami  beserta rombongan memutuskan untuk pulang dan meninggalkannya dengan penuh ketakutan dan penyesalan. Lalu kami memasuki kota dengan menyamar sehingga tidak ada yang mengenal tentang kami.

    Di hari kemudian, seminggu setelah kehilangannya, kami pergi menuju masjid jami’. Kami tersentak kaget, karena tiba-tiba kami bertemu dengan orang yang terjebak dalam sumur itu. Orang itu masuk menemui kami dengan kondisi yang sangat lemah. Sesampainya di depan pintu masjid, ia mendekati kami dan langsung terjatuh pingsan.

    Disaat ia tersadar dari pingsannya, kami memintanya untuk menceritakan kejadian yang telah menimpanya beberapa hari lalu dalam sumur. Laki-laki itu pun memulai ceritanya: “Setelah aku benar-benar terjatuh ke dasar sumur, aku melihat ada sesosok makhluk halus yang menaikiku. Ia memberiku barang lunak.

    Kemudian kubakar barang itu dengan kayu bakar, pada lilin. Kemudian aku berjalan dengan lilin itu. Kutemukan di dalamnya sesuatu yang banyak, kotoran kelelawar dan lainnya. Aku juga melihat jasad-jasad yang memiliki postur tubuh sangat besar dan tinggi. Semua jasad itu berdiri tegak menggunakan tongkat. Kudekati salah satu jasad itu, kusentuh dan kugerak-gerakkan. Seketika hancurlah jasad itu. Lalu kuambil tongkat itu dari tangannya dan kubawa untuk berjalan.

    Tiba-tiba aku tersentak kaget. Kulihat ada pintu dan juga sebuah teras. Aku terus berjalan menuju teras depan itu, rasa takut dan gemetar semakin menggelayutiku. Di teras itu kutemukan banyak tulang-belulang yang telah hancur serta tengkorak-tengkorak kepala yang besarnya sebesar semangka.

    Lantas kuteruskan berjalan penuh ketakutan, tiba-tiba kulihat sosok makhluk berjalan di depanku. Tubuhku semakin gemetar tak karuan. Aku bergumam dalam hati: “Makhluk apakah itu?” Kutoleh perlahan, ternyata seekor “Lenggarangan.”

    Akhirnya aku berjalan mengikuti langkah hewan itu hingga keluar dari lubang. Dan kulihat ada seberkas sinar dunia. Rasa menggebu-gebu ingin segera keluar dari gelapnya ruangan semakin tak terbendung lagi. Tapi apalah dayaku tak mampu melakukannya.

    Kemudian kugali lubang itu dengan tongkat yang ada di tanganku. Menjadi longgarlah lubang itu sedikit demi sedikit dan akhirnya aku bisa keluar dari tempat yang mengerikan itu.

    Tatkala kusadari bahwa aku telah berada di permukaan bumi, maka terjatuhlah aku sehingga membuatku tak sadarkan diri. Aku tak tahu , ada di belahan bumi manakah aku. Tiba-tiba aku melihat sosok manusia di hadapanku dan ia berkata: “Berdirilah wahai pemuda, karena rombonganmu telah pergi dan meninggalkanmu.”

    Kutanyakan: “Di manakah aku?”

    Dijawab: “Kamu sekarang berada di padang pasir kota Fayyum.”

    Akhirnya aku berdiri dan ikut dengan rombongan laki-laki tadi. Ternyata ketika aku keluar dari lubang tadi, aku menemukan emas yang sangat bagus yang menempel di tongkat yang kubawa. Dan setelah aku siuman, ternyata tongkat itu telah raib dari genggamanku. Begitupun dengan lubang yang aku lihat tadi, tiba-tiba turut lenyap dan raib dari hadapanku. Aku menjadi bingung, tiba-tiba aku mendengar ada suara berseru: “Janganlah kau berharap tongkat itu bisa kembali lagi padamu.”

    Lalu kuikutilah rombongan tersebut sehingga aku bisa masuk kembali ke kota ini.”

    Abu Raihan al-Beiruti dalam kitabnya al-Atsar al-Baqiyah min Qurun al-Khaliyahmengatakan: “Sesungguhnya bangunan besar sebelah timur itu di dalamnya terdapat sebuah berhala yang terbuat dari marjan putih dan hitam, mempunyai dua mata yang terbuka dan bersinar mencorong. Berhala itu duduk di atas kursi yang terbuat dari emas dan tangannya membawa tongkat. Ketika ada salah satu orang yang mendekat maka berhala itu akan mengeluarkan suara yang sangat keras. Sehingga keluarlah orang yang mendekat tadi dan menjauh dari tempat itu. Tapi meskipun telah menjauh, suara berhala itu akan terus mengejar dan mengikuti orang itu sampai orang itu mati.

    Sedangkan bangunan yang berada di sebelah barat itu juga terdapat sebuah berhala yang terbuat dari batu shawwan. Berhala itu juga duduk di atas kursi yang terbuat dari emas. Di kepalanya ada semacam ular yang melingkari lehernya. Ketika ada salah seorang yang mendekat maka ular itu akan melompat dan melilit pada leher orang tersebut sampai orangnya mati. Dan kemudian ular itu akan kembali pada tempatnya semula.

    Kemudian pada bangunan kecil yang dihias dengan batu shawwan, di sana juga terdapat berhala yang terbuat dari bukhti. Siapapun yang melihat berhala itu maka berhala itu akan menyedot orang tersebut sehingga tidak bisa terlepas dan matilah orang itu di sana.”

    15. Bangunan Kuno Raja Suraid

    Imam al-Mas’udi kembali menceritakan: “Ketika Raja Suraid telah selesai membangun kota tersebut maka ia menguasakannya kepada segolongan arwah-arwah. Kemudian disembelihlah hewan-hewan kurban untuknya dengan tujuan menolak siapapun yang ingin merusak atau berbuat jahat dengan bangunan itu.

    Setelah itu kota bagian timur dipasrahkan Raja Suraid kepada anak kecil tampan, putih kulitnya, telanjang dan bergigi besar dan tajam.

    Sedangkan kota bagian barat dipasrahkan kepada seorang wanita yang telanjang yang memperlihatkan kemaluannya. Wanita itu tertawa terbahak-bahak di hadapan manusia sehingga manusia tergoda untuk mendekati wanita tersebut. Setelah didekati maka wanita tersebut menjatuhkan tubuhnya sehingga manusia tersebut kehilangan akalnya/gila.

    Adapun kota kecil yang berwarna-warni dijaga seseorang yang tangannya selalu memegang dupa dan memakai pakaian pendeta serta selalu membakar dupa di kiri-kanan bangunan itu. Dan segerombolan orang dari tanah Jibrah menjelaskan: “Sesungguhnya penduduk Jibrah seringkali melihat penjaga tersebut yang selalu berjalan mengelilingi kota itu disaat terik matahari dan diwaktu terbenamnya matahari. Ketika mereka mendekatinya maka penjaga itu menghilang dan ketika mereka menjauh maka ia menampakkan dirinya lagi dari kejauhan.”

    Muhammad bin Abdul Karim menjelaskan bahwa di salah satu bangunan timur dan barat itu terdapat kuburan Akhi Daimun dan Hurmus. Keduanya adalah perwira dari Bangsa Yunani. Kuburannya Akhi Daimun dibangun lebih dahulu daripada kuburannya Hurmus. Para penduduk Shab-iah dari berbagai pelosoknya ramai-ramai berziarah ke sana dengan membawa harta yang banyak untuk menunaikan nadzar mereka. Di belakang bangunan itu jika dilihat dari wilayah barat maka akan ditemukan 400 kota yang ramai tanpa desa.”

    Kembali Imam Abul Hasan al-Mas’udi menjelaskan dalam kitabnya Muruj adz-Dzahab: “Setelah selesai membangun bangunan itu maka Raja Suraid menghiasinya dengan sutra berwarna-warni dari atas sampai bawah. Dan ia menjadikan tempat ini sebagai hari raya yang dihadiri oleh para pembesar dari kotanya. Di samping bangunan itu tertulis: “Ini adalah bangunan Suraid bin Syahluq.”

    Ia membangunnya selama 60 tahun. Siapapun yang ingin menghancurkan bangunan itu, maka dibutuhkan waktu 600 tahun. Padahal umumnya merusak itu lebih mudah daripada membangun. Dan cerita ini adalah yang benar.”

    Dikatakan bahwa tatkala Khalifah al-Ma’mun membuka pintu pada bangunan yang besar itu maka ditemukan sebongkah batu marjan berbentuk papan yang di dalamnya terdapat tulisan dari goresan pena kuno “Ini adalah bangunan Suraid…”

    16.  Ketika Banjir Bandang Datang Menyapa

    Kemudian Allah Swt. mewahyukan: “Hai Nuh, jika tempat pembakaran dari rumah anakmu yang bernama Sam itu memancarkan air maka naiklah ke atas perahu.”

    Sam adalah anak tertuanya Nabi Nuh As. Saat itu Sam berusia 300 tahun dan menikahi wanita bernama Rahmah. Akhirnya Nabi Nuh As. datang ke rumah Sam: “Wahai Rahmah, sungguh awal terjadi datangnya banjir tofan itu dari tempat pembakaran ini, tempat yang kau gunakan untuk memasak roti. Jika kamu melihat pembakaran ini memancarkan air maka segeralah kamu lari dan memberitahuku.”

    Dikatakan bahwa sesungguhnya tempat pembakaran itu adalah dari hajar aswad. Tepat di hari Jum’at tanggal 10 Rajab, Siti Rahmah sedang memasak roti di tempat itu. Disaat memasak roti yang terakhir tiba-tiba terpancarlah air. Sebagaimana firman Allah Swt. QS. Hud ayat 40:

    حَتَّى إِذَا جَآءَ أَمْرُنَا وَفَارَ التَّنُّورُ قُلْنَا احْمِلْ فِيهَا مِن كُلٍّ زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ وَأَهْلَكَ إِلاَّ مَن سَبَقَ عَلَيْهِ الْقَوْلُ وَمَنْ ءَامَنَ وَمَآ ءَامَنَ مَعَهُ إِلاَّ قَلِيلٌ

    “Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air, Kami berfirman: “Muatkanlah ke dalam bahtera itu dari masing-masing binatang sepasang (jantan dan betina), dan keluargamu kecuali orang yang telah terdahulu ketetapan terhadapnya dan (muatkan pula) orang-orang yang beriman. Dan tidaklah beriman bersama dengan Nuh kecuali sedikit.”

    Disaat Siti Rahmah melihat kejadian itu, ia pun langsung menjerit: “Allahu Akbar! Telah datang adzab dari Allah dan dan sungguh benar apa yang disampaikan Nabi Allah Nuh.”

    Kemudian Siti Rahmah bergegas lari dan memberitahukan Nabi Nuh As. tentang pancaran air di tempat pembakaran (dapur) itu. Lalu Nabi Nuh As. hanya berucap: “La Haula Wala Quwwata Illa Billahil ‘Aliyyil ‘Adzim.”

    Sebelumnya Nabi Nuh As. telah mempersiapkan bekal yang dibutuhkan saat nanti dalam perahu, sampai pakan ternak dan burung pun telah dipersiapkan. Maka tatkala Siti Rahmah mengabarkan kepadanya atas kejadian pancaran air itu, bergegaslah Nabi Nuh As. mendatangi rumah Sam dan dilihatnya air sudah memenuhi ruangan depan rumah dan telah melewati pintu bagai sungai yang besar. Akhirnya dengan segera Nabi Nuh As. menuju perahu dan berseru: “Wahai kaumku, selamatkan diri kalian, selamatkan diri kalian! Ayo cepat naik ke atas perahu.”

    Selama dakwahnya, Nabi Nuh As. hanya berhasil memiliki pengikut 40 laki-laki dan 40 perempuan (merekalah yang turut serta dalam perahu). Kemudian Nabi Nuh As. berkata kepada putranya yang lain yang bernama Kan’an:

    يَا بُنَيَّ ارْكَب مَّعَنَا وَلاَ تَكُن مَّعَ الْكَافِرِينَ قَالَ سَآوِي إِلَى جَبَلٍ يَعْصِمُنِي مِنَ الْمَاء قَالَ لاَ عَاصِمَ الْيَوْمَ مِنْ أَمْرِ اللّهِ إِلاَّ مَن رَّحِمَ وَحَالَ بَيْنَهُمَا الْمَوْجُ فَكَانَ مِنَ الْمُغْرَقِينَ

    “Hai anakku, naiklah (ke perahu) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama orang-orang yang kafir.” Anaknya menjawab: “Aku akan mencari perlindungan ke gunung yang dapat memeliharaku dari air bah!” Nuh berkata: “Tidak ada yang bisa melindungi hari ini dari adzab Allah selain Allah Yang Maha Penyayang.” Dan gelombang menjadi penghalang antara keduanya; maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” (QS. Hud ayat 42-43).

    Sungguh Allah telah memberitahukan bahwa Kan’an bukan termasuk orang yang shaleh. Wahb bin Munabbih mengatakan bahwa Kan’an bin Nuh tenggelam sebelum ia sampai ke gunung.

    Ibnu Abbas Ra. berkata: “Saat pembakaran itu memancarkan air maka pintu-pintu langit terbuka dengan guyuran hujan tanpa mendung, dunia menjadi gelap gulita, Malaikat Ghadha mengepakkan sayapnya di permukaan matahari, dan langit pun berkata: “Andaisaja Allah tidak memberikan batas niscaya akan tembus hingga lapis bumi ke tujuh.” Saat kejadian itu jika ada seorang lelaki yang berjalan maka bekas injakannya akan memancarkan air. Wanita yang sedang berdiri di rumahnya pun akan melihat pancaran air bergelombang di bawah kakinya. Dan meratalah air memancar di seluruh permukaan bumi.”

    Disaat air memancar di Kota Amsus, tempat kerajaan Suraid, terdengarlah jeritan alam. Maka sang raja beserta para pembesarnya naik ke atas gunung yang tinggi untuk melihat keadaan manusia. Ia pun bertanya-tanya dari manakah sumber air ini datang namun tak ditemukan jawabannya, terkecuali air memancar deras dari bekas telapak kudanya. Lalu ia kembali ke pemukimannya, lagi-lagi yang ia jumpai hanya air berombak yang besar seperti gunung. Dan tiada lagi sesuatu yang tersisa di atas permukaan bumi.

    Wahb bin Munabbih mengatakan bahwa tempat awal terjadinya bencana banjir tofan adalah dari Kota Kufah, sebab di situlah keberadaan tempat pembakaran (dapurnya Siti Rahmah) yang memancarkan air.

    Adapun Nabi Nuh As. beserta kaumnya telah menaiki perahu. Sedangkan tatkala ‘Auj bin ‘Anuq (manusia raksasa yang membawa kayu-kayu jati perahu Nabi Nuh As.) melihat bencana ini maka segeralah ia menuju perahu dan meletakkan tangannya di perahu. Lalu Nabi Nuh As. berkata kepadanya: “Apa yang kau inginkan wahai musuh Allah?”

    ‘Auj menjawab: “Saya takkan menyakitimu wahai Nabi Allah. Izinkanlah kuberjalan bersama perahu ini ke mana pun berlayar. Maka tanganku turut berpegangan di perahu ini dan saya merasa nyaman dari kepanikan. Aku pun mendengar tasbihnya para malaikat.”

    Kemudian Allah Swt. mewahyukan pada Nabi Nuh As.: “Janganlah engkau takut pada ‘Auj. Biarlah ia ikut berjalan bersama perahu ke mana akan berlayar.”

    Kemudian Nabi Nuh As. mengunci pintu-pintu perahu dan berkata:

    وَقَالَ ارْكَبُواْ فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ

    “Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut Nama Allah diwaktu berlayar dan berlabuhnya. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Hud ayat 41).

    Maka perahu itu pun berlayar bersama mereka melewati ombak-ombak yang besar bagai gunung. Allah Swt. berfirman:

    إِنَّا لَمَّا طَغَى الْمَاءُ حَمَلْنَاكُمْ فِي الْجَارِيَةِ

    “Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung), Kami bawa (nenek moyang) kamu ke dalam bahtera.” (QS. al-Haqqah ayat 11).

    17. Banjir Bandang Nabi Nuh As. Meratai ke Seluruh Penjuru Bumi

    Diceritakan bahwa sesungguhnya Allah Swt. tatkala mengutus tofan maka Allah Swt. mengangkat Baitul Makmur, yang dibuat dari mutiara merah, yang telah diturunkanNya ke bumi pada zaman Nabi Adam As. Ketika air telah naik maka Allah Swt. mengangkatnya ke langit. Baitul Makmur disebut juga dengan “al-‘Atiq” karena sangat antic, bisa selamat dari adzab tofan.

    Tatkala perahu berlayar sampai ke Kakbah, ia pun memutarinya sampai 7 kali. Sehingga sampailah perahu itu di Baitul Maqdis untuk mengunjunginya. Tidaklah perahu itu berjalan ke suatu tempat terkecuali ia akan menjelaskan kepada Nabi Nuh As.: “Wahai Nuh, ini adalah tempat ini… dan ini adalah tempat ini…”

    Maka berkelilinglah perahu itu bersama Nabi Nuh As. dari ujung timur sampai ujung barat. Di sekeliling perahu itu dipenuhi dengan para malaikat berjumlah seribu guna ikut menjaganya dari adzab yang akan diturunkan.

    Perahu itu berlayar di atas permukaan air bagaikan berjalannya purnama di cakrawala. Setiap detiknya air selalu naik di atas puncak gunung setinggi 40 dzira’. Air meratai bumi dan gunung-gunung. Tiada satu pun makhluk bernyawa di bumi ini yang tersisa kecuali para penghuni perahu itu dan ‘Auj bin ‘Anuq si manusia raksasa.

    Dan tidak ada pula kota dan desa terkecuali semuanya hancur. Tidak ada pula bekas-bekas bangunan yang tersisa kecuali bangunannya Raja Suraid dan al-Barabi, karena keduanya merupakan bangunan yang sangat kokoh.

    18. Gambaran Dahsyatnya Kepayahan Manusia Saat Menghadapi Banjir Bandang

    Terdapat cerita langka dari ats-Tsa’labi bahwa tatkala terjadinya banjir tofan ada seorang wanita yang sedang menggendong anak kecil. Dan semasa itu tidak ada anak kecil kecuali anak kecil itu. Ketika air telah naik, ia menggendong anak itu di pundaknya. Kemudian ia berenang, berlari dan naik ke atas gunung demi menyelamatkan anaknya dari banjir tofan.

    Ketika air semakin naik, ia menaruh anaknya di pundaknya. Dan ketika air sudah sampai di mulut, maka ia pun mengangkat tinggi-tinggi anaknya di atas kepalanya. Dan ketika air telah menenggelamkannya, maka ditaruhlah anaknya itu di bawah kakinya. Ia berpijak pada anaknya itu agar ia bisa bernafas dan selamat dari banjir. Setelah itu tenggelamlah keduanya.

    Kemudian Allah Swt. mewahyukan kepada Nabi Nuh As.: “Anda Kukasihi salah satu kaummu (yang durhaka) niscaya akan Kuselamatkan wanita itu beserta anaknya.”

    Dan kejadian ini hanyalah sebagai contoh (gambaran betapa dahsyatnya keadaan saat itu). Dikatakan bahwa kebanyakan manusia saat itu menaruh anaknya di bawah telapak kaki mereka agar bisa dijadikan sebagai pijakan.

    19. Lamanya Banjir Bandang Pada Masa Nabi Nuh As.

    Imam al-Kisai berkata: “Mengenai berapa lama masa banjir (di zaman Nabi Nuh As.) di bumi ini para ulama berbeda pendapat. Sebagian ulama mengatakan bahwa banjir itu menggenang di atas bumi selama 6 bulan. Sebagian lagi berpendapat 150 hari (5 bulan).”

    20. Pendaratan Perahu Nabi Nuh As.

    Setelah itu Allah Swt. memerintahkan kepada bumi dan langit, sebagaimana firmanNya dalam QS. Hud ayat 44:

    وَقِيلَ يَا أَرْضُ ابْلَعِي مَاءكِ وَيَا سَمَاء أَقْلِعِي وَغِيضَ الْمَاء وَقُضِيَ الأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ وَقِيلَ بُعْداً لِّلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

    “Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah.” Dan air pun disurutkan, perintah pun diselesaikan dan bahtera itu pun berlabuh di atas bukit Judi. Dan dikatakan: “Binasalah orang-orang yang dzalim.”

    Bukit Judi adalah bukit yang letaknya berdekatan dengan tanah Mushal. Perahu itu berlabuh di bukit itu. Imam ats-Tsa’labi berkata: “Perahu itu berlabuh pada hari Asyura, yaitu tanggal 10 Muharram.

    Kemudian berpuasalah Nabi Nuh As. di hari itu sebagai ungkapan syukur kepada Allah Swt. Dan Nabi Nuh As. juga memerintahkan semua penumpang untuk ikut berpuasa sebagai tanda syukur atas kenikmatan-kenikmatan yang telah diberikan Allah Swt. kepada mereka. Diceritakan bahwa hewan-hewan, burung-burung, binatang ternak, hewan liar, semuanya juga turut melakukan puasa

    Kemudian Nabi Nuh As. mengeluarkan semua bekal yang dibawanya. Lalu beliau mengelompokkannya menjadi 7 golongan; pala, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, gandum, jagung dan padi. Semuanya dicampur dan dimasak jadi satu. Maka jadilah campuran Palawija (Bubur Sura), menjadi kesukaaan Nabi Nuh As.

    21. Celak “Itsmid” Saat Nabi Nuh As. Keluar dari Perahu

    Kemudian Nabi Nuh As. membukakan pintu-pintu perahu. Dilihatnya sinar matahari dan awan, serta tampaklah busur-busur yang berwarna-warni (pelangi). Pelangi itu tidak pernah nampak sebelumnya kecuali pada hari itu, yaitu tanggal 10 Muharram (Hari Asyura). Dan pelangi itu sebagai tanda bahwa air semakin surut.

    Ketika Nabi Nuh As. melihat matahari dan pelangi, dengan segera ia bertakbir: “Allahu Akbar!”

    Kemudian semua penumpang yang ada di dalam perahu itu ikut mengumandangkan takbir. Ketika itu para penumpang tidak bisa melihat matahari dengan mata telanjang, diadukanlah hal itu kepada Nabi Nuh tentang apa yang telah menimpa mereka. Mereka berkata: “Mata-mata kami tidak bisa menghadapi sinar matahari.”

    Akhirnya Nabi Nuh As. memerintahkan mereka untuk bercelak dengan batu “ itsmid” agar mereka mampu dan kuat melihat sinar matahari. Rasulullah Saw. pernah bersabda:“Barangsiapa yang bercelak pada hari Asyura maka orang itu tidak akan buta pada tahun itu.”

    Setelah Nabi Nuh As. membuka semua pintu perahu maka terpancarlah sinar matahari ke dalam perahu. Sehingga burung-burung pun bisa mengepakkan sayapnya. Dan semua hewan serta pepohonan bisa menggerak-gerakkan tubuhnya. Sedangkan ‘Auj bin ‘Anuq tatakala mengetahui bahwa perahu itu telah berlabuh, dengan segera ia pergi meninggalkan perahu itu dan berenang ke dalam air sesuka hatinya.

    22. Kehidupan Baru Usai Banjir Bandang

    Imam al-Kisai berkata: “Setelah banjir melanda selama 150 hari dan menjadi surut, gunung yang terlihat pertamakali adalah Gunung Abi Qubais di Kakbah. Sehingga terlihatlah tempat Kakbah yang memiliki tanah berwarna merah. Dan tak ada satupun desa yang terselamatkan terkecuai Desa Naharwandi. Desa ini ditemukan di bawah air, keadaannya masih utuh seperti semula tidak ada yang hancur sama sekali. Begitu juga Desa al-Barabi di Sha-id. Konon desa ini yang membangun adalah Hurmus I. Di dalam bangunan itu Hurmus telah menyimpan berbagai ilmu, seperti ilmu perbintangan dan ilmu-ilmu kesaktian. Bangunan ini ditemukan dalam keadaan utuh .”

    Kemudian Nabi Nuh As. ingin memastikan apakah air sudah surut atau belum di permukaan bumi, maka diutuslah seekor burung elang. Elang pun pergi mencari kabar apa yang dititahkan Nabi Nuh kepadanya.

    Di tengah perjalanannya itu elang melihat bangkai. Setelah itu ia malah memakan bangkai tersebut sehingga terlupalah akan tugas yang sedang diembannya. Nabi Nuh As. menunggunya hingga 7 hari. Lalu Nabi Nuh As. pun memanggil elang itu. Namun didapatinya elang berjalan dengan pongah-ceronboh dan tak bisa diam menetap pada satu tempat. Akhirnya Nabi Nuh As. berkata kepada burung-burung yang lain: “Siapakah diantara kalian yang bisa memberikan kabar kepadaku tentang keadaan air di muka bumi dan tidak melakukan seperti apa yang dilakukan elang?”

    Burung merpati akhirnya yang angkat bicara: “Wahai Nabi Allah, saya lah yang akan membawakan kabar itu untukmu.”

    Setelah itu terbanglah merpati itu dan ia kembali dengan membawa daun hijau di paruhnya. Ketika melihat daun itu Nabi Nuh As. berkata: “Sesungguhnya daun ini adalah sebagian dari daun-daunnya pohon zaitun.”

    Dengan melihat daun itu tahulah Nabi Nuh As. bahwa banjir belum surut sempurna. Setelah itu Nabi Nuh As, menunggu beberapa hari lagi. Kemudian beliau menyuruh burung merpati itu lagi. Dengan segera ia langsung terbang dan setelah kembali kakinya penuh dengan lumpur yang berwarna merah. Karena tanah yang pertama terlihat di bumi adalah Kakbah, yang tanahnya memang merah, burung merpati itu tadi hinggap di sana dan mengoles-oleskan tanah merah itu pada kedua kakinya.

    Maka Nabi Nuh As. mendoakan burung merpati itu: “Ya Allah, jadikanlah penuh keberkahan burung merpati-merpati ini untuk para burung lainnya dan perbanyaklah keturunan-keturunannya serta disukai oleh banyak orang.”

    Perahu itu berada di atas Gunung Judi selama 40 hari sampai bumi menjadi kering dan tumbuhlah rumput-rumput di sekitar perahu itu. Lalu Allah mewahyukan pada Nabi Nuh:

    يانُوحُ اهْبِطْ بِسَلَامٍ مِّنَّا وَبَركَاتٍ عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَمٍ مِّمَّن مَّعَكَ

    “Wahai Nuh , turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkahan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang beriman) dari orang-orang yang bersamamu.” (QS. Hud ayat 48).

    Kemudian Allah Swt. memerintahkan Nabi Nuh As. untuk melepas dan membebaskan semua yang ada di dalam perahu itu seperti sediakala. Lalu Allah Swt. memperlihatkan siang, malam, menerbitkan matahari, bulan dan bintang seperti semula. Dan kemudian diturunkanlah hujan rahmat, menggantikan air banjir tofan yang kotor menjadi air yang segar. Bergembiralah hati Nabi Nuh As. dengan kebahagiaan yang mengharapkan ridha Allah Swt.

    23. Perubahan Keadaan Bumi Pasca Banjir Bandang

    Sewaktu Nabi Nuh As. keluar dari perahu, dilihatnya bumi ini menjadi serba putih. Nabi Nuh merasa heran, maka datanglah Malaikat Jibril As. dan bertanya: “Wahai Nuh, apakah engkau tahu apa sebenarnya putih-putih yang kamu lihat ini?”

    Nabi Nuh As. malah balik bertanya: “Apakah ini?”

    Malaikat Jibril As. menjawab: “Sesungguhnya warna putih-putih itu adalah tulang-belulang dari kaummu.”

    Setelah mengetahui hal itu lalu Nabi Nuh As. mendengar suara-suara yang bergemerincingan. Malaikat Jibril As. pun bertanya lagi: “Apakah kamu tahu suara apakah itu?”

    “Suara apakah itu?” Nabi Nuh balik bertanya.

    Dijawab: “ Sesungguhnya ini adalah suara rantai-rantai yang digunakan untuk menyeret kaummu ke neraka.”

    Sebagaimana firman Allah dalam QS. Nuh ayat 25:

    مِمَّا خَطِيئَاتِهِمْ أُغْرِقُوا فَأُدْخِلُوا نَارًا فَلَمْ يَجِدُوا لَهُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْصَارًا

    “Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke neraka. Maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Allah.”

    Dan diceritakan pula bahwa ketika Nabi Nuh As. keluar dari perahu, ia bersama 80 manusia. Setelah itu Nabi Nuh As. membangun sebuah desa dan meramaikannya. Desa itu diberi nama “Tsamanin”. Dan desa ini adalah desa pertama kali yang dibangun di permukaan bumi setelah terjadinya banjir bandang (tofan).

    Setelah 80 orang itu menempati desa tersebut, maka Allah Swt. menurunkan kerusakan dan binasalah 80 orang itu secara bersamaan. Tidaklah ada yang tersisa kecuali Nabi Nuh As. dan 3 anak beliau; Sam, Ham dan Yafus, serta 3 orang menantu beliau. Jumlahnya menjadi 7 orang. Sebagaimana Allah Swt. Berfirman dalam QS. ash-Shaffat ayat 77:

    وَجَعَلْنَا ذُرِّيَّتَهُ هُمُ الْبَاقِينَ

    “Dan Kami jadikan anak-cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan.”

    Sehingga semua yang ada di alam ini berawal dari Nabi Nuh As. Dan Nabi Nuh adalah Bapaknya manusia kedua setelah Nabi Adam As.

    Wahb bin Munabbih mengatakan: “Awal terjadinya banjir tofan adalah di bulan Rajab sampai akhir bulan Dzul Hijjah (6 bulan).”

    Imam Abu Ma’syar berkata: “Jarak antara banjir tofannya Nabi Nuh As. dengan taubatnya Nabi Adam As. adalah 2.240 tahun. Sedangkan jarak antara banjir tofannya Nabi Nuh As. dengan hijrahnya Nabi Saw. adalah 3.774 tahun.”

    24. Nabi Nuh As. Mengawali Hidup Baru dengan Menanam Pepohonan

    Imam ats-Tsa’labi menjelaskan bahwa ketika Nabi Nuh As. telah menetap, maka Allah Swt. mewahyukan kepadanya agar menanam pepohonan. Nabi Nuh As. pun menjalankan perintah tersebut. Dan pohon pertama kali yang ditanam adalah pohon jati. Kemudian Nabi Nuh As. hendak menanam pohon anggur, namun beliau tidak menemukan pohon itu. Maka Nabi Nuh bertanya kepada putranya, Sam: “Wahai putraku, apakah kamu mengambil pohon anggur?”

    Sam menjawab: “Saya tidak tahu, Ayah.”

    Akhirnya turunlah Malaikat Jibril As. memberitahukan: “Wahai Nuh, sesungguhnya pohon anggur itu telah dicuri iblis.”

    Lalu Nabi Nuh As. berkata kepada iblis: “Kembalikanlah kepadaku pohon anggur yang telah kau curi itu.”

    Iblis menjawab: “Aku tidak akan mengembalikan pohon anggur itu sehingga kau mau membaginya denganku.”

    Nabi Nuh As. berkata: “Baiklah, kamu nanti akan mendapat 1/3 bagian.”

    Mendengar keputusan Nabi Nuh tersebut, iblis pun menolak. Kemudian Nabi Nuh As. menaikkan tawaran menjadi 2/3, maka setujulah iblis.

    Syaikh Kamaluddin ad-Damiri dalam kitabnya Hayat al-Hayawan mengatakan: “Ketika iblis pertama kali menanam pohon anggur, ia menyembelih burung merak dan menyiramkan darahnya pada pohon anggur itu sampai terseraplah darah itu ke dalamnya. Setelah daunnya tumbuh maka iblis menyembelih monyet dan menyiramkan darahnya ke pohon anggur itu. Dan ketika berbuah muda maka iblis menyembelih harimau dan menyiramkan darahnya ke pohon anggur itu. Ketika buahnya sudah besar-besar maka iblis menyembelih babi dan menyiramkan darahnya ke pohon anggur itu. Maka dari itu siapapun yang meminum khamr maka tidak akan terlepas dari 4 sifat hewan itu.

    Keadaan orang yang meminum anggur adalah, pertama minum ia akan bergerak-gerak tubuhnya seperti burung merak. Setelah minum maka ia akan berjalan sempoyongan, menari-nari sendiri seperti monyet. Setelah parah maka ia akan berteriak-teriak seperti harimau. Dan ketika benar-benar sudah parah maka ia akan merasa ngantuk dan ingin tidur layaknya seekor babi. Dan 4 sifat inilah yang tidak pernah lepas dari orang yang minum minuman keras.

    Imam al-Kisai mengatakan bahwa yang pertama kali memeras anggur menjadi arak adalah iblis. Dan yang pertama kali membuat gendang, seruling dan alat-alat musik lainnya juga iblis.

    25.  Penutup

    Akhirnya sampai juga di penghujung tulisan, yang sebenarnya mencapai permulaannya saja belum. Ibarat lautan, tulisan ini hanyalah setetes darinya. Baca dan koreksilah.

    Silakan halal diapakan saja oleh kalian, selama hal itu dianggap “manfaat”. Pada akhirnya “Gusti Allah Mboten Sare.” Wallahu A’lam.

  • Kisah Nabi Idris a.s

    Kisah Nabi Idris a.s

    Pendidikan. Nabi Idris as merupakan keturunan dari Qabil dan Iqlima (putera dan puteri Nabi Adam as) kepada keturununannya inilah Idris ditugaskan Tuhan mengajak kepada kebenaran.

    Nabi Idris adalah orang pertama yang menerima wahyu lewat Malaikat Jibril, ketika berumur 82 tahun. Tak ada informasi tentang lokasi pasti mengenai kehidupan Idris (Hurmus al-Haramisah) yang ditugaskan untuk membenahi akhlak anak cucu Qabil ini.

    Ada yang menyebut daerah Munaf, Mesir, namun adapula yang menyebut Babilonia. Yang pasti Idris yang sejak kecil belajar ilmu dari Nabi Syits (Putra Adam as), kepadanya telah diturunkan wahyu kenabian.

    “Dan Ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS. Maryam: 56-57)

    Idris menurut riwayat dalam hadis Bukhari adalah kakeknya bapak Nuh a.s. berarti Nabi Idris merupakan generasi ke enam dari Adam, mengingat Nuh sendiri sebagai keturunan ke sepuluh dari Adam as.

    Kelebihan Nabi Idris a.s

    nabi idris as
    Nabi Idris as memiliki beberapa kelebihan alias mukjizat dari Tuhan:

    Pertama, dia manusia pertama yang pandai baca tulis dengan pena. Kepada Idrislah Allah swt memberikan 30 sahifah alias suhuf lembaran-lembaran ajaran Tuhan, berisi petunjuk untuk disampaikan kepada umatnya.

    Kedua, Nabi Idris diberi bermacam-macam pengetahuan mulai dari merancak (merawat) kuda, ilmu perbintangan (falaq), sampai ilmu berhitung alias matematika.

    Ketiga, Nama Nabi Idris sendiri berasal dari kata Darasa yang artinya belajar. Idris memang sangat rajin mengkaji ajaran Allah swt yang diturunkan kepada Adam dan Nabi Syits, bahkan yang langsung kepada dirinya. Nabi Idris juga sangat tekun mengkaji fenomena alam semesta, yang semua merupakan ayat dan pertanda dari
    Advertisement
    Tuhannya.

    Keempat, Nabi Idris as ialah orang yang pertama pandai memotong dan menjahit pakaiannya. Orang-orang sebelumnya konon hanya mengenakan kulit binatang secara sederhana dan apa adanya untuk dijadikan penutup aurat.

    Idris yang haus akan ilmu pengetahuan sehari-hari memang disibukkan oleh berbagai kepentingan, namun ia tetap selalu ingat kepada Tuhan. Dengan berbekal pengetahuan yang mencapai kelengkapan, dengan kekuatan dan kehebatan yang mumpuni.

    Idris menjadi gagah berani tak takut mati, tak gentar kepada siapa saja, terutama dalam menyadarkan keturunan Qabil-Iqlima yang saat itu penuh dengan kesesatan. Dapat dipahami jika ia mendapat gelar kehormatan Asadul Usud alias “Singa di atas segala singa” dari Allah swt.

    Kepada kaumnya, Idris diperintahkan memberantas kebiasaan melakukan kenistaan. Idris ditugaskan untuk membenahi pekerti rendah, zalim terhadap sesama, suka permusuhan, serta suka berbuat kerusakan. Kepada keturunan Qabil, Idris menandaskan, iman kepada Allah bisa memberikan keberuntungan. “Untuk itu wahai kaumku,” kata Idris,

    “Peganglah tali agama Allah, beribdalah hanya kepada Allah. Bebaskan diri dari azab akhirat dengan cara amal saleh dan kebaikan. Zuhudlah di dunia dan berlaku adil, mengerjakan shalat sesuai dengan ajaran Tuhan. Berpuasa pada hari tertentu setiap bulan, jihad melawan musuh agama bikinan setan, serta keluarkan zakat dan sedekah membantu kaum papa dan kaum yang ditimpa kemalangan”

    Selain itu, Idris juga selalu menyatakan beberapa pesan kebajikan:
    Pertama, salat mayit lebih sebagai penghormatan, karena pemberi syafaat hanya Tuhan sesuai ukuran amal kebajikan.

    Kedua, besarnya rasa syukur yang diucapkan, tetap tidak akan mampu mengalahkan besarnya nikmat Tuhan yang diberikan.

    Ketiga, sambutlah seruan Tuhan secara ikhlas, untuk shalat, puasa, maupun menaati semua perintah-Nya.

    Keempat, hindari hasad alias dengki kepada sasama yang mendapat rezki, karena hakikat jumlahnya tidak seberapa.

    Kelima, menumpuk numpuk harta tidak ada manfaat bagi dirinya. Keenam, kehidupan handaknya diisi hikmah kebijakan (Ma’al anbiya’ fil Quranil Karim:78)

    Cerita nabi idris

    Sebuah cerita islami yaitu yang mengulas tentang cerita Nabi Idris merupakan salah satu nabi utusan Allah SWT yang diberi tugas untuk menyampaikan risalah kepada kaumnya. Nabi Idris diberi hak kenabian oleh Allah setelah nabi Adam As. Nabi Idris hidup sekitar tahun 4533 sampai dengan 4188 sebelum masehi.

    Nabi idris as merupakan keturunan keenam dari Nabi Adam as. Berikut merupakan Silsilah lengkap asal usul nabi idris adalah, Idris bin yarid bin Mahlail bin qainan bin anusy bin syits bin adam. Menurut kitab tafsir, nabi istris hidup seribu tahun setelah Nabi Adam as wafat.

    Cerita Nabi Idris as – Kisah dengan malaikat maut Izroil

    Nabi idris merupakan hamba Allah yang selalu mempelajari mushaf-mushaf nabi adam as. Ia juga mendapat gelar sebagai ”Asadul Usud” yang artinya Singa, karena ia tidak pernah putus asa ketika menjalankan tugasnya sebagai seorang Nabi. Ia tidak pernah takut menghadapi umatnya yang kafir. Namun ia tidak pernah sombong, ia juga memiliki sifat pemaaf.

    Selain sifat yang terpuji, Nabi idris as sebagai nabi Allah juga dianugrahi dengan berbagai kepandian dan kemahiran dalam berbagai disiplin ilmu, ia juga dianugrahi kemampuan untuk membuat berbagai peralatan untuk mempermudah kegiatan atau pekerjaan manusia.  Dalam beberapa kisah islam, ia dikisahkan sebagai nabi pertama yang mengenal tulisan, menguasai berbagai bahasa, ilmu perhitungan, ilmu alam, astronomi dan lain lain.

    Cerita Nabi Idris – Pada masa nabi idris, pernah suatu ketika banyak manusia melupakan Allah, sehingga Allah pun menghukum manusia dengan membuat kemarau yang panjang. Kemudian nabi idris pun turun tangan, ia memohon kepada Allah untuk mengakhiri hukum kemarau panjang tersebut. Allah menghabulkan permohonan nabi idris itu, dan lalu musim kemarau pun berakhir, hujan turun.

     Nabi Idris as diutus oleh Allah untuk menegakkan agama Allah, mengajarkan tauhid, dan beribadah menyebambah kepada Allah serta memberi beberapa pedoman hidup bagi pengikutnya supaya selamat dari siksaan di dunia maupun di akhirat.

    Nabi Idris as disebutkan dalam sebuah hadist sebagai salah seorang dari nabi-nabi pertama yang berbicara dengan Nabi Muhammad SAW dalam salah satu surga selama Mi’raj. Ketik Nabi Muhammad sedang melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj ke langit, beliau bertemu Nabi Indris as. Nabi Muhammad bertanya kepada malaikat Jibril yang mendampinya saat itu  ” Siapa orang ini?”

    Malaikat jibril menjawab ”Inilah Idris”

    Nabi idris as diyakini sebagai seorang penjahit berdasarkan hadist  ; Ibnu Abbas berkata, ”Dawud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang kayu, idris seorang penjahit dan musa adalah penggembala” (dari Al-Hakim)
     Nasihat Nabi Idris as

    Nabi Idris as mempunyai beberarapa nasihat dan untaian kata mutiara, antara lain sebagai berikut :

    Kesabaran yang diserai iman kepada Allah (akan) membawa kemenangan, orang yang bahagia adalah orang yang waspada dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal salehnya, Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu. Demikian pula (untuk) puasa dan salatmu, janganlah bersumpah palsu dan janganlah menutup-nutupi sumpah palsu supaya kamu idak ikut berdosa, Taatlah kepada rajamu dan tundukklah kepada pembesarmu serta penuhilah selalu mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah. Janganlah iri hati kepada orang-orang yang baik nasibnya karema mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya. Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya. Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya, seorang tidak dapat bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperoleh itu.

    Allah pun memberikan mukjizat kepadanya berupa kepandaian di segala bidang. Di antara mukjizat nabi Idris as adalah sebagai berikut; Hebat dalam menunggang kuda, pada saat itu sedikit orang yang dapat menunggang kuda, ia dapat menulis. Ketika itu tidak ada umatnya yang dapat menulis. Ia dapat menjahit pakaian, pada saat itu, belum ada yang mampu menjahit pakaian.

    Nabi idris as mendapat kitab dari Allah SWT sebanyak 30 Shohifah. Dalam kita ini berisi jaran kebenaran seperti halnya Al Qur’an. Kitab itu merupakan petunjuk yang disampaikan kepada ummatnya. Sehingga ummatnya yang sudah rusak akhlaknya sedikit demi sedikit kembali ke jalan yang benar.
    Kisah Nabi Idris dan Malaikan maut Izroil

    Setiap hari malaikat Izroid dan Nabi Idris as beribadah bersama. Suatu kali, sekali lagi Nabi Idris as mengajukan permintaan ”Bisakah engkau membawa saya melihat surga dan neraka?”

    Malaikat izroil pun menjawab ”Wahai Nabi Allah, lagi lagi permintaanmu aneh”

    Nabi idris pun di bawa ke tempat yang ingin dilihatnya, tentunya malaikat izrois telah memohon izin kepada Allah, dan Allah mengizinkannya.

    Malaikat izroil berkata lagi ”Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka? Bahkan para malaikat pun takut untuk melihatnya”

    Kemudian Nabi Idris pun menjelaskan alasannya ”Terus terang, saya takut sekali kepada azab Allah itu. Tapi mudah-mudahan, iman saya menjadi lebih tebal setelah melihatnya”

    Cerita Nabi Idris – Saat malaikat izroil dan Nabi Idris sampai di dekat neraka, nabi idris as langsung pingsan. Malaikat penjaga neraka merupakan sosok yang sangat menakutkan. Ia menyeret dan menyiksa manusia-manusia yang durhaka kepada Allah semasa hidupnya. Nabi Idris as tidak sanggup menyaksikan berbagai siksaan yang sangat mengerikan itu. Tidak ada pemandangan yang lebih mengerikan dibandingkan dengan neraka. Api berkobar dahsyat, bunyi yang bermuruh menakutkan dan hal-hal yang mengerikan lainnya.

     Nabi idris meninggalkan neraka dengan tubuh yang lemas. Selanjutnya, Nabi Idris di bawah oleh  malaikat izroil ke surga. Malaikat Izroil mengucapkan salam kepada malaikat penjaga pintu surga yaitu Malaikat Ridwan, Assalamu’alaikum …” berbeda dengan malaikat penjaga neraka, malaikat Ridwan memiliki paras yang tampan, wajahnya selalu berseri-seri dan dihiasai dengan senyum yang ramah. Siapaun akan senang untuk memandangnya. Selain itu juga menampilkan sikap yang amat sopan, lemah lembut ketika mempersilahkan para penguni surga memasuki tempat yang penuh kedamaian dan kenikmatan itu.

     Tidak berbeda saat melihat neraka, nabi idris nyaris pingsan saat melihat surga, bukan karena takut, tapi karena terpesona. Begitu indah dan menakjubkan apa yang ada di surga. Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah.. ucapan nabi Idris berulang-ulang karena ia begitu terpukau oleh keindahan surga.

    Cerita nabi Idris – Dilihatnya sunga-sungai yang airnya begitu bening seperi kaca. Sementara itu di pingir sungai terdapat pohon-pohon yang bagian batangnya terbuat dari peak dan emas. Lalu ada juga istana-istaina untuk para penghuni surga. Di setiap penjuru ada pohon yang menghasilkan buah-buahan, buahnya pun begit segar, ranum dan harum.

    Nabi idris juga mempunyai kesempatan untuk berkeliling, ia diiringin oleh para pelayan surga. Mereka merupaka para bidadari yang cantik jelita dan anak-anak mudah yang sangat tampan wajahnya. Mereka menampilkan tingkah laku yang baik, dan sopan saat berbicara. Tiba tiba nabi idris iingin meminum air sungai surga. Nabi idris pun meminta izin, ”bolehkah saya meminumnya? Airnya kelihatan sejuk dan segar sekali”

    Lalu malaikat izroil mengizinkannya, ”Silahkan minum, inilah minuman untuk penguni surga.” Jawab malaikat izroil. Pelayan surga datang membawa segelas minum yang terbuat dari emas dan perak. Nabi idris kemudian meminum air itu dengan nikmat. Dia begitu bersyukur diberi kesempatan bisa menikmati air minum yang begitu segar dan luar biasa enak.  Minuman yang selezat itu tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Ucapan hamdalah berkali-kali pun terucap dari mulutnya ”Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah”

    Setelah nabi idris puas melihat surga, akhirnya tiba jug waktu baginya untuk meninggalkan surga dan kembali lagi ke bumi. Namun ia tidak mau kembali lagi ke bumi. Hatinya sudah terpikat oleh keindahan dan kenikmatan surga milik Allah yang maha kuasa.

    Nabi idris as pun berkata ”Saya tidak mau keluar dari surga ini, saya ingin beribadah kepada Allah sampai hari kimata nanti,”

    Malaikat izroil pun menjawab ”Tuan boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti, setelah semua amal ibadah dihisab oleh Allah, baru tuan bisa menghuni surga bersama para Nabi dan orang beriman lainnya,”

    Namun Allah merupakan Tuhan Yang Maha pengasih, terutama kebada Nabi-Nya. Allah pun mengkaruniakan sebuah tempat yang begitu mulia di langit sana, dan nabi idris merupakan satu-satunya nabi yang tinggal di surga tanpa mengalami kematian. Ketika dibawa ke tempat mulia itu, saat itu nabi idris baru berusia 82 tahun. cerita nabi idris

    Ada 4 ayat dalam Al Qur an yang berhubungan dengan kisah Nabi Idris as, ayat-ayat tersebut saling terhubungan di dalam surah maryam dan surah Al-Anbiya’. ”dan ceritakanlah (hai muhammad kepada mereka, kisah) Idris yang terdapat tersebut di dalam Al Qur an. Sesungguhnya ia merupakan orang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi (Qs. 19 : 56 – 57)

    ”Dan (ingatlah kisah) ismail, idris, dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. Kami telah memasukan mereka ke dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang sabar.” (Qs. 21 : 85 – 86)

    Semoga cerita nabi idris di atas bisa kita ambil hikmahnya, semakin meyakini adanya surga dan neraka. Meningkatkan iman dan takwa kita agar diizinka masuk surga, menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan Allah agar tidak terkena siksa api neraka. Aamiin.

  • Kisah Nabi Adam ‘alaihis salam

    Kisah Nabi Adam ‘alaihis salam

    Pendidikan. Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan kepada para malaikat tentang penciptaan Adam ‘alaihis salam, Dia berfirman:

    “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” (QS. Al Baqarah: 30)

    Yakni makhluk yang satu dengan yang lain saling menggantikan. Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan kepada para malaikat tentang penciptaan Adam sebagaimana Dia memberitahukan perkara besar sebelum terwujud.

    Kemudian para malaikat bertanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala meminta diterangkan hikmah diciptakannya manusia, karena para malaikat mengetahui bahwa di antara manusia ada yang membuat kerusakan di bumi dan menumpahkan darah. Menurut Qatadah, mereka mengetahui demikian karena mereka melihat makhluk sebelum Adam, yaitu jin dan Hin (sekelompok jin atau golongan jin yang lemah). Menurut Ibnu Umar, dua ribu tahun sebelum Adam diciptakan, jin sudah ada (menempati bumi), lalu mereka menumpahkan darah, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus satu pasukan malaikat, lalu mereka mengusirnya ke jazirah laut.”

    Menurut para malaikat, jika hikmah diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah, maka sesungguhnya mereka telah beribadah kepada-Nya, mereka berkata,

    “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al Baqarah: 30)

    Dia mengetahui maslahat yang lebih kuat dengan menciptakan Adam dan keturunannya, karena akan ada di antara mereka yang menjadi para nabi dan rasul, para shiddiqin, para syuhada, para ulama dan orang-orang yang mengamalkan agama-Nya, yang mencintai-Nya, dan mengikuti para rasul-Nya.

    Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan Adam ‘alaihis salam dari tanah di bumi dan airnya, lalu membentuknya dengan bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian Dia tiupkan ruh ke dalamnya, maka jadilah dia sebagai manusia yang hidup yang terdiri dari daging, darah, dan tulang. Hari penciptaan Adam ‘alaihis salam adalah hari Jumat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا وَلَا تَقُومُ السَّاعَةُ إِلَّا فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ

    “Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke surge, dan pada hari itu ia dikeluarkan darinya, dan Kiamat tidaklah QS.adi kecuali pada hari Jumat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

    إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى خَلَقَ آدَمَ مِنْ قَبْضَةٍ قَبَضَهَا مِنْ جَمِيعِ الْأَرْضِ فَجَاءَ بَنُو آدَمَ عَلَى قَدْرِ الْأَرْضِ فَجَاءَ مِنْهُمْ الْأَحْمَرُ وَالْأَبْيَضُ وَالْأَسْوَدُ وَبَيْنَ ذَلِكَ وَالسَّهْلُ وَالْحَزْنُ وَالْخَبِيثُ وَالطَّيِّبُ

    “Sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan Adam dari segenggam yang digenggam-Nya dari semua tanah di muka bumi. Oleh karena itu, anak cucu Adam hadir sesuai keadaan tanah (warna dan tabiatnya), maka di antara mereka ada yang berkulit merah, putih, hitam dan antara itu. Ada pula yang lunak, keras, yang jelek dan yang baik.” (HR. Tirmidzi, ia berkata, “Hadis ini hasan shahih.” Hadis ini dishahihkan pula oleh Syaikh Al Albani dalam Al Misykat (100) dan Ash Shahiihah (1630). Menurut penyusun Tuhfatul Ahwadzi, hadis ini diriwayatkan pula oleh Ahmad, Abu Dawud, Hakim dan Baihaqi)

    Setelah Adam hidup dan bisa bergerak, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajarkan kepadanya nama-nama segala sesuatu, Dia berfirman,

    “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,” (QS. Al Baqarah: 31)

    Menurut Ibnu Abbas, yaitu nama-nama yang biasa dikenal manusia, seperti manusia, hewan, tanah, tanah yang datar, laut, gunung, unta, keledai dan lain sebagainya seperti umat-umat dan lain-lain. Menurut Mujahid, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajarkan kepadanya nama setiap binatang, setiap burung dan segala sesuatu. Menurut Ar Rabii’, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengajarkan kepadanya nama-nama para malaikat.

    Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin menunjukkan keutamaan Adam dan kedudukannya di sisi-Nya kepada para malaikat, maka Dia tunjukkan kepada malaikat segala sesuatu yang telah diajarkan kepada Adam, Dia berfirman:

    “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” (QS. Al Baqarah: 31)

    Para malaikat pun menjawab,

    “Mahasuci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami.” (QS. Al Baqarah: 32)

    Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kepada Adam untuk memberitahukan kepada mereka nama-nama benda yang tidak diketahui para malaikat; mulailah Adam menyebutkan nama-nama benda yang diperlihatkan kepadanya, ketika itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada para malaikat,

    “Bukankah sudah Aku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” (QS. Al Baqarah: 33)

    Kemudian QS.adilah dialog antara Adam ‘alaihis salam dengan para malaikat sebagaimana yang diceritakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kita:

    خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ وَطُولُهُ سِتُّونَ ذِرَاعًا ثُمَّ قَالَ اذْهَبْ فَسَلِّمْ عَلَى أُولَئِكَ مِنْ الْمَلَائِكَةِ فَاسْتَمِعْ مَا يُحَيُّونَكَ تَحِيَّتُكَ وَتَحِيَّةُ ذُرِّيَّتِكَ فَقَالَ السَّلَامُ عَلَيْكُمْ فَقَالُوا السَّلَامُ عَلَيْكَ وَرَحْمَةُ اللَّهِ فَزَادُوهُ وَرَحْمَةُ اللَّهِ فَكُلُّ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ آدَمَ فَلَمْ يَزَلْ الْخَلْقُ يَنْقُصُ حَتَّى الْآنَ

    “Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan Adam dengan tingginya 60 hasta, kemudian Dia berfirman, “Pergilah dan ucapkan salam kepada para malaikat itu, lalu dengarkanlah salam penghormatan mereka kepadamu; sebagai salammu dan salam keturunanmu.” Maka Adam berkata, “As Salaamu ‘alaikum.” Mereka menjawab, “As Salaamu ‘alaika wa rahmatullah,” mereka menambah “wa rahmatullah.” Maka setiap orang yang masuk ke surga mengikuti rupa Adam, dan bentuk makhluk senantiasa berkurang (semakin pendek) hingga sekarang.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan para malaikat untuk sujud kepada Adam untuk menghormatinya, maka mereka pun sujud kecuali Iblis, ia menolak sujud dan bersikap sombong terhadap perintah Tuhannya, lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala bertanya kepadanya –sedangkan Dia lebih mengetahui-,

    “Wahai Iblis! Apa yang menghalangimu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?” (QS.. Shaad: 75)

    Lalu Iblis menjawab dengan angkuhnya,

    “Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” (QS.. Shaad: 76)

    Iblis tidak menyadari padahal tanah lebih baik daripada api, tanah lebih bermanfaat daripada api, karena pada tanah terdapat ketenangan, mudah diolah dan menumbuhkan tanaman, sedangkan pada api terdapat keadaan yang tidak terarah, ringan, cepat dan membakar.

    Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menjauhkan Iblis dari rahmat-Nya dan menjadikannya terusir dan terlaknat, Dia berfirman,

    “Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk,– Sesungguhnya kutukan-Ku tetap atasmu sampai hari pembalasan.” (QS.. Shaad: 77-78)

    Kemudian Iblis semakin benci kepada Adam dan keturunannya, dia bersumpah dengan nama Allah untuk menghias keburukan kepada mereka, dia berkata, “Demi kekuasaan Engkau, aku akan menyesatkan mereka semuanya,—Kecuali hamba-hamba-Mu yang ikhlas di antara mereka.” (QS.. Shaad: 82-83)

    Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepadanya,

    “Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka semuanya.” (QS.. Shaad: 85)

    As Suddiy menceritakan dari Abu Shalih dan Abu Malik dari Ibnu Abbas, dan dari Murrah dari Ibnu Mas’ud serta dari beberapa orang sahabat, bahwa mereka berkata, “Iblis dikeluarkan dari surga dan Adam ditempatkan di surga, maka Adam berjalan-jalan di surga sendiri tanpa ada pasangan yang dapat menenteramkannya, ia pun tidur, ketika bangun, ternyata di dekat kepalanya ada seorang wanita yang duduk, Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakannya dari tulang rusuknya.

    Adam lalu bertanya kepadanya, “Siapa engkau?” Ia menjawab, “Seorang wanita.” Adam bertanya, “Untuk apa engkau diciptakan?” Ia menjawab, “Agar engkau dapat merasa tenteram denganku.” Lalu para malaikat berkata kepadanya melihat ilmu yang dimiliki Adam, “Siapa namanya wahai Adam?” Ia menjawab, “Hawa’.” Mereka berkata lagi, “Mengapa (disebut) Hawa’?” Adam menjawab, “Karena ia diciptakan dari sesuatu yang hidup.”

    Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Adam dan istrinya Hawa’ untuk tinggal di surga dan memakan buah-buahan yang ada di sana serta menjauhi sebuah pohon sebagai ujian kepada keduanya, Dia berfirman,

    “Wahai Adam! diamilah olehmu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (QS. Al Baqarah: 35)

    Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memperingatkan Adam dan istrinya agar tidak tergoda oleh Iblis serta mengingatkan permusuhan Iblis kepada keduanya, Dia berfirman,

    “Wahai Adam! Sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi istrimu, maka sekali-kali janganlah ia sampai mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.” (QS. Thaha: 117)

    Mulailah Iblis berpikir tentang cara menyesatkan Adam dan Hawa’, setelah berhasil menemukan caranya, maka ia pun melakukan rencananya itu, ia pun mendatangi Adam dan Hawa’ dan berkata,

    “Wahai Adam! Maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon kekekalan dan kerajaan yang tidak akan binasa?” (QS.. Thaha: 120)

    Maka Adam dan Hawa membenarkan ucapan Iblis itu karena sumpahnya, dimana menurut keduanya tidak mungkin ada seorang yang berani bersumpah secara dusta dengan nama Allah, maka Adam dan Hawa’ pun pergi mendatangi pohon itu dan memakan buahnya. Ketika itulah terjadi peristiwa yang mengejutkan, keduanya terbuka auratnya dan telanjang karena maksiatnya dan keduanya pun merasa malu dan sedih sekali, segeralah keduanya mendatangi pepohonan dan memetik daun-daunnya untuk menutupi auratnya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Adam dan Hawa’,

    “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu, “Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” (QS.. Al A’raaf: 22)

    Ketika itu Adam dan Hawa’ sangat menyesal sekali karena telah bermaksiat kepada Allah, segeralah keduanya bertobat dan beristighfar, keduanya berkata,

    “Ya Tuhan Kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS.. Al A’raaf: 23)

    Setelah Adam dan Hawa’ menyesal dan beristighfar, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima tobatnya dan memerintahkan keduanya untuk turun ke bumi dan hidup di sana.

    Mulailah Adam hidup di bumi dan membuka lembaran perjalanan hidupnya yang baru di sana. Di bumi itu, Adam memiliki banyak keturunan, ia mendidik dan mengajarkan mereka serta memberitahukan mereka, bahwa hidup di dunia merupakan ujian dan cobaan, dan hendaknya mereka berpegang teguh dengan petunjuk Allah serta berwaspada terhadap tipu daya setan. Ia juga mengajak keturunannya agar menyembah Allah, memberitahukan kepada mereka tentang kebenaran dan keimanan, memperingatkan mereka akan bahayanya syirk, kemaksiatan, dan bahayanya menaati setan sampai ia wafat.

    Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dimi’rajkan ke langit, maka Beliau bertemu Nabi Adam ‘alaihis salam di langit pertama dan dikatakan kepada Beliau, “Ini adalah bapakmu Adam ‘alaihis salam, maka ucapkanlah salam kepadanya.” Maka Beliau mengucapkan salam kepadanya dan Adam ‘alaihis salam menjawab salamnya dan berkata, “Selamat datang anak yang saleh dan nabi yang saleh.” (HR. Bukhari dan Muslim)

    Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberitahukan kepada kita, bahwa manusia akan mendatangi Adam ‘alaihis salam dan berkata, “Wahai Adam, engkau adalah bapak manusia. Allah menciptakanmu dengan tangan-Nya, meniupkan ruh (ciptaan)-Nya kepadamu, dan memerintahkan para malaikat untuk sujud kepadamu dan menempatkanmu di surga, tidakkah engkau memberikan syafaat untuk kami kepada Tuhanmu, tidakkah engkau melihat keadaan kami ini dan apa yang menimpa kami? Tetapi Adam ‘alaihis salam tidak bisa memberikannya dan menyebutkan uzurnya. Ia malu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala karena pernah memakan pohon yang dilarang-Nya sehingga ia menyuruh mereka pergi mendatangi nabi yang lain.

    ADAM MENURUT AGAM ISLAM
    BAHWA BANGSA ATLANTIS ATAU PUN DINASTI RAMA BUKANLAH DARI RAS MANUSIA KETURUNAN ADAM
    DIALAH YG DI NAMAKAN 3 UMAT TERDAHULU SEBELUM NABI ADAM YAITU:
    Banul Jan, Banul Ban, Ijajil

    DARI GOLONGAN JIN YG TERAKHIR MALAH BERBADAN DAN BERDARAH
    DARI GOLONGAN 3 UMAT TERDAHULU ITULAH BUMI INI PERNAH MENGALAMI 3X KIAMAT
    mungkin dalam hati Kalian pernah terbesit pertanyaan Siapakah Makhluk Sebelum Adam?
    Kalau menurut kepercayaan Islam,

    “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memujiMu dan mensucikanMu?”. Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya”

    Sebelum nabi adam turun ke bumi diceritakan bahwa yang menempati bumi ini adalah bangsa jin yang dikelompokan menjadi abal jan dan banul jan dan dari 2 kelompok tersebut bertempur terus tidak pernah bersahabat, kemudian malaikat menanyakan kepada Allah apa akan membuat orang untuk menjadikan kholifah dibumi yang selalu yasfiquddima (pertumpahan darah), akhirnya Allah memerintah yang bernama ‘azajil yang memimpin para malaikat jibril mikail izroil dan malaikat yang lainnya, untuk menaklukan abal jan dan janul jan dibumi ini, kemudian setelah ditaklukan akhirnya Allah menciptakan nabi Adam, diantara ‘azajil, malaikat dan adam diberikan ilmu oleh Allah karena tujuannya untuk menjadikan kholifah dibumi, setelah diuji ternyata yang lulus dari ujian tersebut adalah nabi Adam akhirnya semuanya diperintah Allah untuk sujud penghormatan kepada Adam “fasajaduu illa Iblis”,
    akhirnya semuanya sujud kecuali ‘azajil (bangsa Iblis) mereka sombong dan membangkang “aba wastakbaro”.

    manusia tidak diciptakan dibumi, tapi manusia dijadikan khalifah di bumi, sebagai pengganti tentunya ada yang di ganti, alias Adam bukan makhluk pertama dibumi, dan Allah tidak mengatakan untuk mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti makhluk di bumi, yaitu abal jan dan banul jan, mereka itu adalah penghuni bumi sebelum manusia.
    Bentuk basyariahnya tak jauh berbeda dengan manusia, maka anda bisa buktikan bahwa makhluk selain manusia, punya badan yang sama seperti manusia, yaitu banul jan, anak turun Jin, juga banul ban anak turun dedemit, maka ketika bumi rusak oleh mereka, mereka diusir bahkan dibasmi oleh malaikat, hingga mereka berlari terbirit-birit dan mencari tempat yang jauh dari anak Adam.
    Spoiler forKalau dari segi Archeology:
    Berdasarkan fosil-fosil yang ditemukan, memang ada makhluk lain sebelum manusia. Mereka seperti manusia, tetapi mempunyai karakteristik yang lebih primitif. Otak mereka lebih kecil. Oleh karena itu, kemampuan mereka berbicara sangat terbatas karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan. Kelompok ini dinamakan Neanderthal.
    Kemudian datanglah manusia Adam yang diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens. Menurut Wikipedia, Homosapiens mulai ada sekitar 200 ribu tahun lalu. Sedangkan Neonderthal ada sehingga 130 ribu tahun dulu, kemudian ia lenyap. Ada juga teori yang mengatakan Neonderthal lenyap sebelum Homosapiens muncul. Tapi yang pasti, Homosapiens bukanlah evolusi dari Neanderthal. Neanderthal hanyalah makhluk seakan manusia yang telah ada sebelum kita (manusia Homo sapiens) ada.
    Mungkin tidak ada fakta konkrit dalam membicarakan isu ini. Kebanyakan teori berdasarkan sumber fosil. Namun yang paling penting mungkin sebagai bagi yang Muslim kita percaya ada makhluk sebelum Adam yang saling membunuh. Ada yang mengatakan mereka adalah dari kaum jin. Ada juga yang mengatakan bahwa ada 3 umat yang utama sebelum Adam. Dua diantaranya dari kaum jin. Sedangkan kaum yang ketiga adalah dari golongan yang berbeda dari Jin, karena mereka ini berdarah dan berdaging. Golongan ketiga ini adalah mereka yang dimaksudkan sebagai “man yufsidu feehaa wa yasfiku al-dimaa’: golongan yang membuat kerusakan dan menumpahkan darah” seperti yang diulas oleh Malaikat di dalam ayat al-Quran 2: 30. Ini pendapat yang dilontarkan oleh Al-Maqdisi.
    Sesungguhnya manusia yang pertama kali di jadikan oleh Alahh SWT adalah ” ADAM AS “. Beliau di jadikan dari tanah yang di bentuk manusia, lalu di tiupkan roh kepadanya lantas jadilah berupa manusia ( berupa darah , daging , ruh )berupa Nabi Adam As.

    SEBELUM NABI ADAM

    Sebelum Allah SWT mewujudkan Nabi Adam As ( manusia pertama ) Allah SWT sudah menjadikan dua mahkluk yang berakal , berupa :
    1. Mahkluk yang berupa malaikat
    2. Mahkluk yang berupa Banul-Jan/Iblis

    Adapun asal mula kejadian kedua mahkluk tersebut adalah :

    Malaikat : di jadikan dari Nur ( cahaya ) yang suci yang berupa ruh dan akal tidak ada syahwatnya. Kerena itu malaikta tidak makan , minum dan juga tidak beristri ( lain dengan manusia ), hidup malaikta semata-mata hanya melaksanakan perintah Allah SWT, laiya tidak di laksanakan.
    Banul-Jan : Dijadikan dari api. Berbentuk sebagai manusia membutuhkan makan , minum dan beristri dan juga mempunyai keturunan yang banyak sekali.

    Adam hidup selama 930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760-2830 SM), sedangkan Hawa lahir ketika Adam berusia 130 tahun.
    Al-Quran memuat kisah Adam dalam beberapa surat, di antaranya Al-Baqarah [2]:30-38 dan Al-A’raaf [7]:11-25.
    Menurut ajaran agama Abrahamik, anak-anak Adam dan Hawa dilahirkan secara kembar, yaitu, setiap bayi lelaki dilahirkan bersamaan dengan seorang bayi perempuan.
    Adam menikahkan anak lelakinya dengan anak gadisnya yang tidak sekembar dengannya.

    Menurut Ibnu Humayd, Ibnu Ishaq, dan Salamah anak-anak Adam adalah:
    Qabil dan Iqlima,
    Habil dan Labuda,
    Sith dan Azura,
    Ashut dan saudara perempuannya,
    Ayad dan saudara perempuannya,
    Balagh dan saudara perempuannya,
    Athati dan saudara perempuannya,
    Tawbah dan saudara perempuannya,
    Darabi dan saudara perempuannya,
    Hadaz dan saudara perempuannya,
    Yahus dan saudara perempuannya,
    Sandal dan saudara perempuannya,
    dan Baraq dan saudara perempuannya.
    Total keseluruhan anak Adam sejumlah 40.

    WUJUD ADAM
    Menurut Hadits Muhammad yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Adam memiliki postur badan dengan ketinggian 60 hasta (kurang lebih 27,432 meter).
    Hadits mengenai ini pula ditemukan dalam riwayat Imam Muslim dan Imam Ahmad, namun dalam sanad yang berbeda.

    Sosok Adam digambarkan sangat beradab sekali, memiliki ilmu yang tinggi dan ia bukan makhluk purba.
    Ia berasal dari surga yang berperadaban maju.
    Turun ke muka bumi bisa sebagai manusia dari sebuah peradaban yang jauh lebih maju dan jauh lebih cerdas dari peradaban manusia sampai kapanpun, oleh karena itulah Allah menunjuknya sebagai Khalifah (pemimpin) di muka bumi.

    Dalam gambarannya ia adalah makhluk yang teramat cerdas, sangat dimuliakan oleh Allah, memiliki kelebihan yang sempurna dibandingkan makhluk yang lain sebelumnya dan diciptakan dalam bentuk yang terbaik.
    Sesuai dengan Surah Al Israa’ 70, yang berbunyi:
    …dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan (Al Israa’ 17:70)

    Dalam surah At-Tiin ayat 4 yang berbunyi:
    sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (At Tiin 95:4)

    Menurut riwayat di dalam Al-Qur’an, ketika Nabi Adam as baru selesai diciptakan oleh Allah, seluruh malaikat bersujud kepadanya atas perintah Allah, lantaran kemuliaan dan kecerdasannya itu, menjadikannya makhluk yang punya derajat amat tinggi di tengah makhluk yang pernah ada.
    Sama sekali berbeda jauh dari gambaran manusia purba menurut Charles Darwin, yang digambarkan berjalan dengan empat kaki dan menjadi makhluk purba berpakaian seadanya.

    MAHLUK SEBELUM ADAM
    Mengenai penciptaan Adam sebagai khalifah di muka bumi diungkapkan dalam Al-Qur’an:
    “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat;
    “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi”.
    Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata):
    “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?”
    Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah 30)

    Menurut syariat Islam, Adam tidak diciptakan di Bumi, tetapi diturunkan dimuka bumi sebagai manusia dan diangkat /ditunjuk Allah sebagai Khalifah (pemimpin/pengganti /penerus) di muka bumi atau sebagai makhluk pengganti yang tentunya ada makhluk lain yang di ganti, dengan kata lain adalah Adam ‘bukanlah makhluk berakal pertama’ yang memimpin di Bumi.

    Dalam Al-Quran disebutkan tiga jenis makhluk berakal yang diciptakan Allah yaitu manusia, jin, dan malaikat.
    Manusia dan Jin memiliki tujuan penciptaan yang sama oleh karena itu sama-sama memiliki akal yang dinamis dan nafsu namun hidup pada dimensi yang berbeda.
    Sedangkan malaikat hanya memiliki akal yang statis dan tidak memiliki nafsu karena tujuan penciptaanya sebagai pesuruh Allah.
    Tidak tertutup kemungkinan bahwa ada makhluk berakal lain selain ketiga makhluk ini.

    Dari ayat Al-Baqarah 30, banyak mengundang pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat di atas.
    Dalam Arkeologi, berdasarkan fosil yang ditemukan, memang ada makhluk lain sebelum manusia.
    Mereka nyaris seperti manusia, tetapi memiliki karakteristik yang primitif dan tidak berbudaya.
    Volume otak mereka lebih kecil dari manusia, oleh karena itu, kemampuan mereka berbicara sangat terbatas karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan.

    Sebagai contoh Phitecanthropus Erectus memiliki volume otak sekitar 900 cc,
    sementara Homo Sapiens memiliki volume otak di atas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc).
    Maka dari itu bisa diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu, telah ada sosok makhluk yang memiliki kemampuan akal yang mendekati kemampuan berpikir manusia pada zaman sebelum kedatangan Adam.

    Surah Al Hijr ayat 27 berisi:
    Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al Hijr 15:27)

    . Dari ayat ini, sebagian lain ulama berpendapat bahwa makhluk berakal yang dimaksud tidak lain adalah Jin seperti dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengatakan:
    “Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam diciptakan adalah Jin yang suka berbuat kerusuhan.”

    Menurut salah seorang perawi hadits yang bernama Thawus al-Yamani, salah satu penghuni sekaligus penguasa/pemimpin di muka bumi adalah dari golongan jin.
    Walaupun begitu pendapat ini masih diragukan karena manusia dan jin hidup pada dimensi yang berbeda.
    Sehingga tidak mungkin manusia menjadi pengganti bagi Jin.

    PENCIPTAAN ADAM
    Setelah Allah SWT menciptakan bumi, langit dan malaikat, Allah SWT berkehendak untuk menciptakan mahluk lain yang nantinya akan dipercaya menghuni, mengisi, serta memelihara bumi tempat tinggalnya.
    Saat Allah SWT mengumumkan para malaikat akan kehendak-Nya untuk menciptakan manusia, mereka khawatir makhluk tersebut nantinya akan membangkang terhadap ketentuan-Nya dan melakukan kerusakan di muka bumi.
    Berkatalah para malaikat kepada Allah SWT :
    Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” (Q.S.Al-Baqarah :30)

    Allah SWT kemudian berfirman untuk menghilangkan keraguan para malaikat-Nya :
    Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah :30)

    Dalam Al Quran, Allah SWT menjelaskan penciptaan suatu makhluk dengan dua cara, dengan seketika atau langsung dan dengan proses bertahap. Proses penciptaan langsung misalnya yang berkaitan dengan mukjizat yaitu ular (dari tongkat nabi Musa as) dan unta betina nabi Shaleh as (yang keluar dari sebuah batu).
    Penegasan penciptaan langsung ini disebutkan dalam Al Quran surat Al Waqiah (56) ayat 35.

    QS 56.35. “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung”

    Sedangkan proses penciptaan bertahap adalah seperti penciptaan nabi Adam as.
    Proses atau metode terciptanya nabi Adam as disebutkan dalam satu ayat dalam surat Nuh (71) ayat 17. Uniknya adalah ayat dalam surat Nuh ini berada dalam urutan terakhir (urutan ke-19) dari seluruh ayat yang menyebutkan tentang penciptaan nabi Adam as yang tersebar dalam Al Quran. Seolah-olah ayat ini merangkum seluruh proses penciptaan nabi Adam as yang disebutkan ayat-ayat sebelumnya.

    QS 71.17. “Dan Allah menumbuhkan (anbata) kamu dari bumi (ardh) dengan sebaik-baiknya (nabaatan)”

    Kata nabaatan diterjemahkan ‘dengan sebaik-baiknya’. Menurut saya kata tersebut adalah akar kata nabati (tumbuhan) jadi seharusnya diterjemahkan ‘seperti tumbuhan’. Bagaimana cara tumbuhan tumbuh? Tentu dengan cara bertahap (perlahan/dengan proses). Begitu jugalah nabi Adam diciptakan. Kata anbata (menumbuhkan) dapat diartikan menghadirkan atau menciptakan dengan suatu proses yang bertahap.

    Rincian Tahap Penciptaan
    Dalam Al Quran disebutkan bahwa manusia yang saat ini ada adalah keturunan dari Adam as.
    Manusia disebutkan berasal dari saripati tanah, artinya manusia berkembang dari saripati Adam as yang notabene diciptakan dari tanah.
    Saripati tanah = saripati Adam as, artinya disini dari air mani nabi Adam as-lah seluruh manusia dimasa ini berasal.
    Ayat-ayat Al Quran yang menjelaskan penciptaan nabi Adam as secara berurutan dari awal hingga akhir adalah sebagai berikut (berjumlah 14 ayat):

    1. QS 3.59. Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah (turaab), kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.

    2. QS 6.2. Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah (thiyn), sesudah itu ditentukannya ajal……

    3. QS 7.12. Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah (thiyn)”.

    4. QS 15.26. Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (shalshal) dari lumpur hitam (hamaain) yang diberi bentuk.

    5. QS 15.28. Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (shalshal) dari lumpur hitam (hamaain) yang diberi bentuk,

    6. QS 15.33. Berkata Iblis: “Aku sekali-kali tidak akan sujud kepada manusia yang Engkau telah menciptakannya dari tanah liat kering (shalshal) dari lumpur hitam (hamaain) yang diberi bentuk”
    7. QS 17.61. …..mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata: “Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah (thiyn)?”
    8. QS 18.37. ……”Apakah kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah (turaab), kemudian dari setetes air mani…..”
    9. QS 20.55. …… Darinya (bumi/tanah(ardh)) itulah Kami menciptakan kamu…..
    10. QS 22.5. ….Kami telah menciptakan kamu dari tanah (turaab), kemudian dari setetes mani…..
    11. QS 23.12. ….Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (sulaatin) dari tanah (thiyn).
    12. QS 30.20. …Dia menciptakan kamu dari tanah (turaab), kemudian tiba-tiba kamu …….
    13. QS 32.7. …. Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah (thiyn).
    14. QS 35.11. Dan Allah menciptakan kamu dari tanah (turaab) kemudian dari air mani….
    15. QS 37.11. …… Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat (thiynillaazib).
    16. QS 38.71. …. kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah (thiyn)”
    17. QS 38.76. ….. Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah (thiyn)”.
    18. QS 40.67. Dialah yang menciptakan kamu dari tanah (turaab) kemudian dari setetes mani…
    19. QS 53.32. …Dia menjadikan kamu dari tanah (ardh) dan ketika kamu masih janin …
    20. QS 55.14. Dia menciptakan manusia dari tanah kering (shalshal) seperti tembikar (fakhkhaar)
    21. QS 71.17. “Dan Allah menumbuhkan (anbata) kamu dari bumi (ardh) dengan sebaik-baiknya”

    Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa:
    a. Penciptaan nabi Adam as dilakukan secara bertahap, seperti tumbuhnya tumbuhan dari dalam bumi. Bertahap artinya berproses, tidak serta-merta “cling” ada dari ketiadaan.
    b. Al Quran sudah menyebutkan komposisi kimiawi tubuh manusia dari zat-zat makro dan mikro antara lain :
    1. Thiyn sebagai simbol hydrogen (H)
    2. Turaab sebagai simbol oksigen (O)
    3. Hamaa-in sebagai simbol nitroten (N)
    4. Shalshal sebagai simbol karbon (C)
    5. Ardh dan Thiynillaazib sebagai simbol mineral-mineral mikro
    Menurut berbagai literature, unsur yang paling banyak dalam tubuh manusia adalah karbon, karena ketika manusia maninggal unsur ini tetap bertahan. Namun sebenarnya jika diperhatikan berat tubuh manusia hidup didominasi oleh air yang mengandung unsur hidrogen dan oksigen.
    c. Semua proses perubahan adalah dengan kehendak Allah SWT, sehingga dari unsur-unsur yang mati dapat tercipta sebuah bentuk unsur yang hidup. Hal ini dapat terjadi karena adanya factor ‘kehendak Allah SWT’, artinya jika proses ini dilakukan di laboratorium selama umur bumi pun, jika Allah SWT tidak menghendaki, tidak akan tercipta apapun, bahkan satu rantai molekul protein atau lemak yang sangat sederhana.
    d. Manusia tidak akan dapat meniru kerja Allah SWT. Mengubah dari bentuk turaab menjadi kulit, tanah, daging, dan darah adalah proses yang ilmunya hanya dimiliki oleh Allah SWT.
    TEMPAT TINGGAL ADAM
    Saat semua makhluk penghuni surga bersujud menyaksikan keagungan Allah SWT itu, hanya Iblis dari bangsa Jin yang membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah SWT karena merasa dirinya lebih mulia, lebih utama, dan lebih agung dari Adam.
    Hal itu disebabkan karena Iblis merasa diciptakan dari unsur api, sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur.
    Kebanggaan akan asal-usul menjadikannya sombong dan merasa enggan untuk bersujud menghormati Adam seperti para makhluk surga yang lain.
    Disebabkan oleh kesombongannya itulah, maka Allah SWT menghukum Iblis dengan mengusirnya dari surga dan mengeluarkannya dari barisan para malaikat disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya hingga kiamat kelak.

    Disamping itu, ia telah dijamin sebagai penghuni neraka yang abadi.
    Iblis dengan sombong menerima hukuman itu dan ia hanya memohon kepada Allah SWT untuk diberi kehidupan yang kekal hingga kiamat.
    Allah SWT memperkenankan permohonannya itu.
    Iblis mengancam akan menyesatkan Adam sehingga ia terusir dari surga.
    Ia juga bersumpah akan membujuk anak cucunya dari segala arah untuk meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang sesat bersamanya.
    Allah SWT kemudian berfirman bahwa setan tidak akan sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.

    Allah SWT hendak menghilangkan pandangan miring dari para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmah-Nya yang menyatakan Adam sebagai penguasa bumi,
    maka Allah SWT memerintahkan malaikat untuk menyebutkan nama-nama benda.

    Para malaikat tidak sanggup menjawab firmanAllah SWT untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengakui ketidaksanggupan mereka dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya.
    Adam lalu diperintahkan oleh Allah SWT untuk memberitahukan nama-nama benda itu kepada para malaikat dan setelah diberitahu oleh Adam,
    berfirmanlah Allah SWT kepada mereka bahwa hanya Allah SWT lah yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui segala sesuatu yang nampak maupun tidak nampak.
    Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki akal yang dinamis.
    Sedangkan malaikat hanya memiliki akal yang statis sehingga hanya mengetahui hal-hal yang diajarkan langsung oleh Allah SWT saja.

    Adam diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk tinggal di Surga dulu sebelum diturukan ke Bumi.
    Allah SWT menciptakan seorang pasangan untuk mendampinginya.
    Adam memberinya nama, Hawa.
    Menurut cerita para ulama, Hawa diciptakan oleh Allah SWT dari salah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu beliau masih tidur sehingga saat beliau terjaga, Hawa sudah berada di sampingnya.
    Allah SWT berfirman kepada Adam:
    Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (Q.S. Al-Baqarah:35)

    Sesuai dengan ancaman yang diucapkan saat diusir oleh Allah SWT dari surga akibat pembangkangannya, Iblis mulai berencana untuk menyesatkan Adam dan Hawa yang hidup bahagia disurga yang tenteram dan damai dengan menggoda mereka untuk mendekati pohon yang dilarang oleh Allah kepada mereka.

    Iblis menipu mereka dengan mengatakan bahwa mengapa Allah SWT melarang mereka memakan buah terlarang itu karena mereka akan hidup kekal seperti Tuhan apabila memakannya.
    Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam dan Hawa sehingga akhirnya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut.
    Jadilah mereka melanggar ketentuan Allah SWT sehingga Dia menurunkan mereka ke bumi.
    Allah SWT berfirman:
    Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan. (Q.S. Al-Baqarah:36)

    Mendengar firman Allah SWT tersebut, sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh rayuan setan sehingga mendapat dosa besar karenanya.
    Mereka lalu bertaubat kepada Allah SWT dan setelah taubat mereka diterima, Allah SWT berfirman:
    Turunlah kamu dari Syurga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

    Adam dan Hawa kemudian diturunkan ke Bumi dan mempelajari cara hidup baru yang berbeda jauh dengan keadaan hidup disurga.
    Mereka harus menempuh kehidupan sementara dengan beragam suka dan duka sambil terus menghasilkan keturunan yang beraneka ragam bentuknya.

    Menurut kisah Adam diturunkan di Sri Lanka di puncak bukit Sri Pada dan Hawa diturunkan di Arabia.

    Mereka akhirnya bertemu kembali di Jabal Rahmah di dekat Mekkah setelah 40 hari berpisah.
    Setelah bersatu kembali, konon Adam dan Hawa menetap di Sri Lanka, karena menurut kisah daerah Sri Lanka nyaris mirip dengan keadaan surga.
    Di tempat ini ditemukan jejak kaki Adam yang berukuran raksasa.

    Di bumi pasangan Adam dan Hawa bekerja keras mengembangkan keturunan.

    ADAM MENURUT YAHUDI DAN KRISTEN
    Kisah tentang Adam terdapat dalam Kitab Kejadian pada Torah dan Alkitab pasal 2 dan 3, dan sedikit disinggung pada pasal 4 dan 5.
    Beberapa rincian lain tentang kehidupannya dapat ditemukan dalam kitab kitab apokrif, seperti Kitab Yobel, Kehidupan Adam dan Hawa dan Kitab Henokh.

    Menurut kisah di atas, Adam diciptakan menurut gambar dan rupa Allah.
    Adam kemudian ditempatkan di dalam Taman Eden yang berarti tanah daratan, terletak di hulu Sungai
    Pison, Gihon, Tigris, dan Efrat (di sekitar wilayah irak saat ini).
    Ia kemudian diperintahkan oleh-Nya untuk menamai semua binatang.
    Allah juga menciptakan makhluk penolong, yaitu seorang wanita yang oleh Adam dinamai Hawa.
    Adam dan Hawa tinggal di Taman Eden dan berjalan bersama Allah,
    tetapi akhirnya mereka diusir dari taman itu karena mereka melanggar perintah Allah untuk tidak
    memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

    Setelah diusir dari taman itu, Adam harus bekerja untuk menghidupi keluarganya.
    Adam dan Hawa mempunyai tiga orang putra yang disebut dalam Kitab Kejadian, yaitu Kain, habel, Set,
    dan sejumlah putra dan putri yang tidak disebutkan jumlahnya.
    Kitab Yobel menyebutkan dua orang anak perempuan Adam dan Hawa, yaitu Azura yang menikah dengan
    Set dan Awan, yang menikah dengan Kain.
    Baik Kitab Kejadian maupun Kitab Yobel menyatakan bahwa Adam mempunyai anak yang lain,
    tetapi nama mereka tidak disebutkan.

    Menurut silsilah Kitab Kejadian, Adam meninggal dunia pada usia 930 tahun.
    Dengan angka-angka seperti itu, perhitungan seperti yang dibuat oleh Uskup Agung Ussher,
    memberikan kesan bahwa Adam meninggal hanya sekitar 127 tahun sebelum kelahiran Nuh,
    sembilan generasi setelah Adam.
    Dengan kata lain, Adam masih hidup bersama Lamekh (ayah Nuh) sekurang-kurangnya selama 50 tahun.
    Menurut Kitab Yosua, kota Adam masih dikenal pada saat bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan untuk memasuki Kanaan.

    Menurut legenda, setelah diusir dari Taman Eden, Adam pertama kali menjejakkan kakinya di muka bumi di sebuah gunung yang dikenal sebagai Puncak Adam atau Al-Rohun yang kini terdapat di Sri Lanka.

    MANUSIA MENURUT BANGSA NORWEGIA
    Dalam mitos Norwegia, sebelum bumi muncul ada dua dunia:
    “Muspell adalah sebuah tempat cahaya dan panas, api baranya sangat panas, siapa yang bukan asli dari sana tidak akan bisa bertahan.
    Surt duduk di perbatasan Muspell, menjaga daratan tersebut dengan pedang yang membara.
    Pada akhir dunia dia akan mengalahkan semua Dewa dan membakar semua dunia dengan apinya.

    Di luar Muspell terletak kehampaan yang besar dan menguap namanya Ginnungagap, Ginnungagap terletak dalam kegelapan, ruang lingkup dingin dari”Niflheim”, “Niflheim” adalah sebuah daratan yang dingin dan beku. Es, salju, angin, hujan dan dingin berat terpancar dari Niflheim, ketemu di Ginnungagap adalah udara lembut, panas, cahaya dan udara lembut dari Muspell.
    Ketika dingin dan beku dari Nifheim dan api bara dari Muspell bersentuhan, terjadilah tetesan yang mencair, cairan yang mengalir ini bergerak ke nenek moyang manusia raksasa Ymir.

    Ymir tidur nyenyak.
    Di bawah lengan kirinya tumbuh seorang pria dan seorang wanita.
    Dan salah satu kakinya muncul anak lelaki dan lainnya. Ini adalah awal permulaan dari manusia raksasa yang mencair.
    Cairan salju tersebut kemudian berubah menjadi sapi raksasa yang disebut Audhumla. empat buah sungai susu mengalir dari putting susunya dan ia memberi minum Ymir.
    Sapi tersebut menjilat es asin yang beku. Setelah sehari, dia membebaskan rambut seorang pria dari es tersebut.
    Setelah dua hari, kepalanya muncul, pada hari ketiga seluruh tubuh pria tersebut muncul, namanya Buri, dia tinggi, kuat dan tampan.

    Buri mempunyai seorang anak laki namanya Bor, Bor menikah dengan Bestla anak perempuan dari manusia raksasa.
    Bor dan Bestla memiliki tiga anak laki: Odin, Vili dan Ve’.
    Dipercaya bahwa Odin adalah penguasa langit dan bumi.
    Dia adalah paling besar dan paling popular di antara semua pria.

    Ketika Ymir jatuh, dari lukanya mengalir darah yang membanjir, hingga semua raksasa beku cair, kecuali raksasa Bergelmir, dia melarikan diri bersama istrinya dengan memanjat ke Lur (sebatang pohon yang kosong di dalamnya dan bisa berfungsi sebagai perahu).
    Dari sana berkembang keluarga raksasa cair.

    Anak laki Bor kemudian membawa Ymir ke tengah Ginnungagap dan menciptakan dunia darinya.
    Dari darahnya mereka membuat laut dan danau; dari dagingnya dibuat bumi; dari rambutnya dibuat pepohonan; dan dari tulangnya dibuat gunung.
    Mereka membuat batu dan kerikil dari gigi dan taring dan tulangya yang hancur.

    Dwarfs terjadi dari daging Ymir dan menjadi hidup.
    Dengan perintah Tuhan mereka mendapatkan pemahaman manusia dan muncul di antaranya, walaupun mereka hidup di bumi dan di batu.
    Dari tenggorak Ymir anak Bor menciptakan langit dan mengaturnya di atas langit dengan empat penjuru, di setiap penjuru mereka meletakan sebuah dwarf, namanya adalah Timur, Barat, Utara dan Selatan.
    Mereka mengambil bintang dan membakar bara api yang terbang melewati setelah mereka meledakan Muspell, dan menempatkan mereka di tengah-tengah Ginnungagap untuk memberikan cahaya ke surga dan di bawah bumi.

    Mereka kemudian menempatkan lokasi bintang tersebut.
    Bumi dikelilingi oleh laut yang dalam, Anak Bor memberikan daratan dekat laut untuk tempat tinggal keluarga raksasa.
    Untuk melindungi mereka dari musuh raksasa, anak Bor kemudian membuat pegangan pulau dengan menggunakan kening Ymir, mereka namakan itu Midgard.
    Ketika berjalan sepanjang pantai, anak Bor menemukan dua pohon, dia kemudian menciptakan sepasang pria dan wanita dari pohon tersebut.

    Odin memberi spirit dan kehidupan pada pria dan wanita tersebut.
    Vili memberikan mereka pemahaman dan kekuatan bergerak, Ve’ memberikan mereka pakaian dan nama, yang pria disebut Ask (Ash) dan yang wanita disebut Embla (Elm).
    Dari Ask dan Embla menurunkan ras pria yang hidup di Midgard.
    Di tengah dunia ini anak Bor membangun benteng kuat untuk mereka namanya Asgard, generasi berikutnya disebut Troy.
    Tuhan dan keluarganya hidup di Asgard, banyak kejadian-kejadian yang terkenang terjadi di sini.
    Di Asgard, ada bangunan besar namanya Hlidskjálf.
    Odin duduk di sana pada kursi tinggi.
    Dari sana dia bisa melihat seluruh dunia dan dapat melihat apa yang dilakukan setiap orang.
    Dia memahami semua yang dilihatnya.

    Odin menikah dengan Frigg, anak dari Fjörgvin.
    Keluarga ini menjadi semua keluarga yang menghuni di Asgard kuno dan kerajaan tersebut menjadi miliknya.
    Anggota keluarga ini disebut Æsir, dan mereka semuanya dewa.
    Ada alasannya mengapa Odin disebut Bapak dari semuanya.
    Dia adalah Bapak dari semua Tuhan dan pria dari semuanya yang diciptakan oleh kekuatannya.
    Bumi adalah anak perempuan Odin dan juga istrinya.
    Mereka punya anak sulung namanya Thor. Karakter Thor berkuasa dan kuat.
    Dengan ini dia mendominasi semua kehidupan.

    Semua orang yang diberitahu mengetahui,
    Tuhan membuat jembatan dari bumi ke surga yang disebut Bifröst.
    Ada yang menyebutnya pelangi.
    Ia mempunyai tiga warna dan sangat kuat, bila dibandingkan dengan struktur lainnya ia dibuat
    dengan kecekatan dan kecerdasan tinggi, namun sangat kuat, ia akan putus bila anak Muspell menaikinya.
    Tuhan tidak akan marah bila struktur ini putus.
    Bifröst adalah jembatan bagus, namun di dunia ini tidak ada yang bisa
    diandalkan jika anak Muspell sedang berperang.
    Sangsi dari Tuhan adalah oleh pohon Ash yaitu Yggdrasil.
    Mereka mengadakan pengadilan harian.
    Yggdrasil adalah yang paling bagus dan paling agung dari semua pohon.
    Ranting-rantingnya berkembang ke seluruh dunia dan naik ke atas mencapai surga.

    MANUSIA PERTAMA MENURUT BANGSA PERSIA

    Dewa paling tinggi dalam mitos Persia Ahura Mazda menciptakan dunia, Alborz Mo , pengunungan Alburz tumbuh 800 tahun akhirnya mencapai langit. Dari sana hujan turun dan membentuk laut Vourukasha dan dua sungai utama. Binatang pertama di dunia kerbau putih hidup di pinggir sungai Veh Rod, namun dewa jahat Persia Angra Mainyu membunuhnya. Bibitnya dibawa ke bulan dan dimurnikan, terciptalah binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan.

    Di seberang sungai hidup manusia pertama, Gayomard bercahaya seperti matahari. Angra Mainyu juga membunuhnya. Aduh! Matahari memurnikan bibitnya selama 40 tahun, kemudian tumbuh tanaman kelemabak (tanaman dengan tangkai banyak air untuk dimasak). Tanaman ini tumbuh menjadi Mashya dan Mashyanag, manusia yang pertama. Dalam mitos agama Penyebah Api, pertempuran antara dewa paling tinggi Ahura Mazda dengan dewa jahat Angra Mainyu berlangsung selama 12.000 tahun, dalam 3000 tahun pertama, dunia cemerlang Ahura Mazda dan dunia gelap Angra Mainyu bersama-sama eksis, umat manusia paling awal juga digoda dan disesatkan oleh kejahatn dan kegelapan.

    Angra Mainyu tidak membunuh Mashya dan Mashyanag seperti membunuh kerbau putih, namun ia menyesatkan mereka agar menyembah dia. Setelah 50 tahun mereka melahirkan sepasang anak, namun dibawah arahan sesat Angra Mainyu sepasang suami istri ini memakan anaknya, hingga berdosa terhadapnya. Setelah itu dewa tertinggi Ahura mengembalikan sifat hakiki dari Mashya and Mashyanag, setelah itu makin banyak anak yang lahir, mereka akhirnya menjadi manusia yang paling awal.

    MANUSIA PERTAMA MENURUT BANGSA BABYLON
    Babylon: Dewi Kejahatan Setelah Meninggal Menciptakan Langit dan Bumi
    Mitos pencipta Babylonian Enuma Elish mulai Dewa air Apsu (segar) dan Tiamat (garam) melahirkan beberapa generasi Dewa langit. Dalam beberapa Dewa langit Ea adalah kakak sulung, di sampingnya ada banyak adik. Namun, Dewa kecil langit yang belum dewasa sangat ribut, hingga Apsu dan Tiamat tidak bisa tidur, hingga Apsu menyusun rencana untuk membunuh dewa-dewa kecil ini, namun rencana ini bocor, Ea malah duluan bergerak membunuh Apsu.

    Setelah Tiamat tahu, dia bersumpah akan membalas dendam, dia menciptakan banyak monster, diantaranya termasuk: anjing gila, manusia kalajengking, manusia setengah kerbau dan naga raksasa dan sebagainya. Ea dan Dewa Damkina menciptakan Marduk, Dewa raksasa dengan empat mata dan empat telinga, Marduk menjadi dewa pelindung. Dalam perang jahat antara Marduk dan Tiamat, Marduk menggunakan sebatang anak panah memanah dan mengenai jantungnya. Dia kemudian menyobek tubuhnya menjadi dua bagian, terciptalah langit dan bumi, setelah itu dia menciptakan umat manusia, agar manusia kerja keras mengerjakan pekerjaan yang dewa tidak ingin lakukan, misalnya: pertanian, telemarketing dan accounting. (belakang ini Marduk muncul di Cartoon Network Sealab 2020!)

    MANUSIA PERTAMA MENURUT BANGSA MESIR KUNO

    Mesir Kuno: Pada Awalnya, Dunia Berada Dalam Kondisi Kacau Balau
    Dalam mesir kuno banyak cerita mitos penciptaan. Semua dimulai dari adukan tak teratur, dewa langit Nu (ataun Nun). Atum mengharapkan dia mempunyai roh dan tubuh fisik, setelah itu dia menciptakan sebuah bukit kecil, bila tidak dalam dunia yang kacau-balau dia dia tidak ada tempat untuk berpijak. Atum adalah dewa yang bukan pria maupun wanita, matanya bisa memandang segala hal. Dari mulutnya dikeluarkan seorang anak, Shu adalah dewa udara; setelah itu dia keluarkan dari mulutnya lagi seorang anak perempuan, Tefnut dewa dari kelembaban. Mereka berdua diberi tugas mengubah kondisi semrawut alam semesta, Shu dan Atum menciptakan Geb dewa bumi dan juga Nut dewa langit, pada mulanya Geb dan Nut berlilit jadi satu, namun Geb berusaha tegak kembali, kemudian secara perlahan-lahan tatanan dunia baru akhirnya terbentuk, namun Shu dan Geb hilang dalam kegelapan.

    Atum mengorek mata dirinya untuk mencari Shu dan Geb, akhirnya SHu dan Geb berhasil kembali ke sisi Atum. Atum sangat gembira, sangat terharu hingga meneteskan air mata, setiap tetesan airmatanya jatuh ke bumi terciptalah seorang manusia.

    MANUSIA PERTAMA MENURUT BANGSA AZTESCS
    Aztescs di Mesiko Kuno
    Dalam mitos bangsa ibu dari bumi adalah Aztescs Coatlicue, maksud nama ini adalah “rok ular”, dalam mitos dia dilukiskan sangat menakutkan, dia memakai rantai di leher yang dibuat dari tangan manusia dan jantung, roknya dililit oleh ular-ular berbisa. Pada awalnya dalam tubuhnya ibu bumi Aztescs kemasukan pisau batu hitam dia jadi hamil dan melahirkan dewi bulan Coyolxauhqui, belakangan dia melahirkan 400 orang anak lagi, semua ini menjadi gugus bintang di langit selatan..

    Setelah itu dari langit terbang dan turun suatu benda berbentuk bola berbulu ungas, Coatlicue menemukan dan menaruh sistem bola ini di pinggangnya, ini membuatnya hamil sekali lagi. Kehamilan ini membuat dewi bulan Coyolxauhqui dan 400 anaknya kaget dan marah besar, namun anak dalam perut Coatlique adalah Huitzilopochtli dewa perang dan matahari, dia meloncat keluar dari rahim ibunya, begitu dia keluar badannya sudah pakai baju lapis baja, dengan cepat dia tumbuh jadi dewasa.

    Huitzilopochtli demi menghibur ibunya Coatlicue, dia kemudian menyerang dewi bulan Coyolxauhqui, di bawah bantuan ular api dia kemudian membunuh dewi bulan, Huitzilopochtli memenggal kepalanya dan dilemparkan ke langit, kepala ini dalam sekejab berubah menjadi bulan di langit.

    MANUSIA PERTAMA MENURUT BANGSA CHINA
    China: Pangu Membuka Langit, Nuwa Menciptakan Manusia
    Benih telor alam semesta ngambang dalam ruang dimensi alam yang abadi, dia termasuk dua efek yang saling bertentangan: Yin dan Yang. Setelah beberapa reinkarnasi, Pangu dilahirkan, bagian yang terpenting dalam benih telor —- Yin turun menjadi daratan, yang lebih ringan— Yang membubung membentuk langit.

    Pangu kwatir langit dan bumi menyatu lagi, dia lantas menggunakan tangan dan kakinya menopang langit dan bumi, dia tiap hari tumbuh sepanjang 10 inch, setelah 18.000 tahun ketinggian langit sudah mencapai 30.000 mil. Setelah tugas Pangu selesai, dia kemudian meninggal, bagian dari tubuhnya berubah menjadi materi hakiki alam semesta. Dewi Nuwa menjadi sangat sepi, dia kemudian mengambil lumpur dari sungai Huang untuk membuat manusia, dengan begitu manusia pertama muncul, kemudia dia pakai ranting pohon dan mengambil lumpur dan melemparnya ke tanah, beberapa titik lumpur kecil berubah menjadi umat manusia.

    MANUSIA PERTAMA MENURUT BANGSA JEPANG

    Jepang: Bumi Adalah Pulau yang Menyendiri
    Dewa langit menciptakan dua bersaudara: kakaknya Izanag,i adik perempuan Izanami, mereka berdiri di jembatan mengambang di atas lautan primitif. Menggunakan tombak panjang mutiara dewa mengaduk di laut hingga terbentuklah pulau pertama Onogoro, di atas pulau ini mereka hidup sebagai suami istri.

    Dewa marah kepada mereka karena mengingkari janji, sepasang suami istri ini menggunakan tongkat panjang mutiara lagi membentik pulau Jepang dan dewa-dewa dalam lautan, namun ketika dewa api Kagutsuchi-no-Kami dilahirkan, Izanami meninggal. Izanagi sangat sedih kemudian dia mengikuti roh Izanami datang ke neraka yang dikendalikan Yomi, Izanami makan makanan Yomi dan tidak izinkan reinkarnasi kembali.

    Ketika Izanagi tiba-tiba melihat jasad Izanami yang mebusuk dia ketakutan dan melarikan diri, roh Izanami sangat marah dan terus mengejar Izanagi. Akhirnya, Izanagi berhasil melarikan diri dan keluar dari lubang neraka, dia kemudian mengikat diri dengan sebuah batu besar, selamanya berpisah dengan kematian, dia tidak ingin ke neraka lagi.

    MANUSIA PERTAMA MENURUT BANGSA INDIA
    India: Prisip Alam Semesta dan Langit Brahma
    Banyak mitos pencipta terdapat dalam kosmologi Hindu. Dalam bahasa Vedic text, alkitab Rig Veda, dilukiskan mitos Hindu, Dewa yang sangat besar Purusha mempunyai ribuan kepala, mata dan kaki, dia memeluk seluruh bumi, sepuluh jarinya bila diperpanjang dapat menjangkau langit,

    Ketika dewa langit memuja Purusha, tubuhnya mengeluarkan minyak mentega yang jernih, minyak ini kemudian berubah menjadi ungas dan binatang. Kemudian tubuh Purusha transformasi menjadi fondasi jutaan makhluk di dunia, serta menjadi dewa api Agni, dewa langit serta Indra , juga dari tumbuhnya tercipta empat kasta dalam masyarakat India: Brahmana, Bangsawan, ksatria, dan sudra. Menurut perkembangan sejarah terakhir, triniti dari Brahma Pencipta), Vishnu (pemelihara) dan Shiva (penghancur) menyatu ke permukaan. Brahma muncul dalam sebuah lotus yang sedang mekar dari pusat Nishnu yang tidur. Brahma menciptakan alam semesta, yang akan berakhir satu harinya, atau 4,32 juta tahun. Kemudian Shiva menghancurkan alam semesta dan sikuls dimulai lagi.

    MANUSIA PERTAMA MENURUT BANGSA YUNANI DAN TITAN

    Yunani dan TitanAbad ke VIII S.M dalam sajak mitos yang dicatat oleh orang Yunani Hesiod’s Theogony, kondisi semrawut alam semesta primitif mulai dari dewa yang primitif, termasuk Dewi Gaia (ibu bumi). Gaia menciptakan langit Uranus untuk menutup dirinya., Uranus adalah Dewa primitive yang paling tinggi, dia adalah evolusi dari langit, anak dan pasangan Dewi Bumi. Uranus mengendalikan langit dan melindungi Gaia, Aai dan Gaia melahirkan dewa-dewa, kumpulan binatang aneh dan monster, termasuk Hecatonchires monster dengan 50 kepala dan seratus tangan, dan Cyloped “mata roda”, matanya sebesar mata tunggal raksasa sebesar poros roda.

    Gaia dan Uranus melahirkan 6 anak laki dan 6 anak perempuan. Uranus sangat tidak suka beberapa anak perempuannya yang rupanya mirip dan aneh, maka dia mengurungnya di Tartarus (lubang dalam di bawah neraka yang gelap tanpa matahari). Terhadap hal ini, Dewi Bumi Gaia sangat marah, dia memberi sebuah pisau besar ke anak bungsunya Cronus, bahkan memberitahu dia rencana membunuh Uranus.
    Ketika Uranus mendekati Gaia mencoba bermesraan, anak bungsunya Cronus tiba-tiba meloncat keluar dan memotong alat kemaluan Uranus, ketika darah Uranus mengalir di lantai, terciptalah ras manusia raksasa, monster dan dewi pembalas dendam.

    Dari busa laut yang diaduk oleh buah pelir suci munculah dewa Aphrodite. Kemudian, ayah Cronus generasi dewa berikut, ,Zeus dan Olympian.

    MANUSIA MENURUT TEORI CHARLES DARWIN

    Darwin mengajukan penyataannya bahwa manusia dan kera berasal dari satu nenek moyang yang sama dalam bukunya The Descent of Man, terbitan tahun 1871. Sejak saat itu hingga sekarang, para pengikut jalan Darwin telah mencoba mendukung pernyataannya. Tatapi meskpun berbagai penelitian telah dilakukan, pernyataan mengenai “evolusi manusia” tidak didukung oleh penemuan ilmiah yang nyata, khususnya dalam hal fosil.
    Kebanyakan masyarakat awam tidak menyadari kenyataan ini, dan berfikir bahwa pernyataan evolusi manusia didukung oleh banyak bukti yang kuat. Penyebab adanya opini yang keliru ini adalah bahwa permasalahan ini sering dibahas dalam media dan dihadirkan sebagai fakta yang terbukti. Tetapi yang benar-benar ahli dalam masalah ini menyadari bahwa tidak ada landasan ilmiah bagi pernyataan evolusi manusia. David Pilbeam, ahli paleoanthropologi dari Harvard University, mengatakan: “Jika Anda mengundang seorang ilmuwan dari bidang ilmu yang lain dan menunjukkan padanya sedikitnya bukti yang kita miliki ia tentu akan mengatakan, “Lupakan saja; itu tidak cukup untuk diteruskan.”
    Dan William Fix, seorang penulis sebuah buku penting dalam bidang paleoanthropologi, berkomentar: “Seperti yang telah kita lihat, ada banyak ilmuwan dan orang-orang populer saat ini yang memiliki nyali untuk mengatakan bahwa ‘tidak ada keraguan’ tentang bagaimana manusia berasal. Jika saja mereka memiliki bukti.”
    Tetapi apakah landasan gagasan evolusi manusia yang diajukan oleh para evolusionis? Ialah adanya banyak fosil yang dengannya para evolusionis bisa membangun tafsiran-tafsiran khayalan. Sepanjang sejarah, telah hidup lebih dari 6.000 spesies kera, dan kebanyakan dari mereka telah punah. Saat ini, hanya 120 spesies yang hidup di bumi. Enam ribu atau lebih spesies kera ini, di mana sebagian besar telah punah, merupakan sumber yang melimpah bagi evolusionis.Pernyataan evolusi ini, yang “miskin akan bukti,” memulai pohon kekerabatan manusia dengan satu kelompok kera yang telah dinyatakan membentuk satu genus tersendiri, Australopithecus. Menurut pernyataan ini, Australopithecus secara bertahap mulai berjalan tegak, otaknya membesat, dan ia melewati serangkaian tahapan hingga mencapai tahapan manusia sekarang (Homo sapiens). Tetapi rekaman fosil tidak mendukung skenario ini. Meskipun dinyatakan bahwa semua bentuk peralihan ada, terdapat rintangan yang tidak dapat dilalui antara jejak fosil manusia dan kera. Lebih jauh lagi, telah terungkap bahwa spesies yang digambarkan sebagai nenek moyang satu sama lain sebenarnya adalah spesies masa itu yang hidup pada periode yang sama. Ernst Mayr, salah satu pendukung utama teori evolusi abad ke-20, berpendapat dalam bukunya One Long Argument bahwa “khususnya [teka-teki] bersejarah seperti asal usul kehidupan atau Homo sapiens, adalah sangat sulit dan bahkan mungkin tidak akan pernah menerima penjelasan akhir yang memuaskan.”
    Di lain pihak, terdapat perbedaan yang berarti dalam susunan anatomi berbagai ras manusia. Terlebih lagi, perbedaannya semakin besar antara ras prasejarah, karena seiring dengan waktu ras manusia setidaknya telah bercampur satu sama lain dan terasimilasi. Meskipun demikian, perbedaan penting masih terlihat antara berbagai kelompok populasi yang hidup di dunia saat ini, seperti, sebagai contoh, ras Scandinavia, suku pigmi Afrika, Inuits, penduduk asli Australia, dan masih banyak lagi yang lain.
    Tidak terdapat bukti untuk menunjukkan bahwa fosil yang disebut hominid oleh ahli paleontologi evolusi sebenarnya bukanlah milik spesies kera yang berbeda atau ras manusia yang telah punah. Dengan kata lain, tidak ada contoh bagi satu bentuk peralihan antara manusia dan kera yang telah ditemukan.
    Setelah semua penjelasan umum ini, sekarang mari kita telaah bersama hipotesis evolusi manusia.

    Pohon Kekerabatan Manusia Yang Dibuat-Buat
    Pernyataan Darwin mendukung bahwa manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera. Selama proses evolusi tanpa bukti ini, yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan antara manusia moderen dan nenek moyangnya. Menurut skenario yang sungguh dibuat-buat ini, ditetapkanlah empat kelompok dasar sebagai berikut:
    1. Australophithecines (berbagai bentuk yang termasuk dalam genus Australophitecus)
    2. Homo habilis
    3. Homo erectus
    4. Homo sapiens
    Genus yang dianggap sebagai nenek moyang manusia yang mirip kera tersebut oleh evolusionis digolongkan sebagai Australopithecus, yang berarti “kera dari selatan.” Australophitecus, yang tidak lain adalah jenis kera purba yang telah punah, ditemukan dalam berbagai bentuk. Beberapa dari mereka lebih besar dan kuat (“tegap”), sementara yang lain lebih kecil dan rapuh (“lemah”)
    Para evolusionis menggolongkan tahapan selanjutnya dari evolusi manusia sebagai genus Homo, yaitu “manusia.” Menurut pernyataan evolusionis, makhluk hidup dalam kelompok Homo lebih berkembang daripada Australopithecus, dan tidak begitu berbeda dengan manusia moderen. Manusia moderen saat ini, yaitu spesies Homo sapiens, dikatakan telah terbentuk pada tahapan evolusi paling akhir dari genus Homo ini. Fosil seperti “Manusia Jawa,” “Manusia Peking,” dan “Lucy,” yang muncul dalam media dari waktu ke waktu dan bisa ditemukan dalam media publikasi dan buku acuan evolusionis, digolongkan ke dalam salah satu dari empat kelompok di atas. Setiap pengelompokan ini juga dianggap bercabang menjadi spesies dan sub-spesies, mungkin juga. Beberapa bentuk peralihan yang diusulkan dulunya, seperti Ramapithecus, harus dikeluarkan dari rekaan pohon kekerabatan manusia setelah disadari bahwa mereka hanyalah kera biasa.
    Dengan menjabarkan hubungan dalam rantai tersebut sebagai “Australopithecus > Homo Habilis > Homo erectus > Homo sapiens,” evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini adalah nenek moyang jenis selanjutnya. Akan tetapi, penemuan terbaru ahli paleoanthropologi mengungkap bahwa australopithecines, Homo habilis dan Homo erectus hidup di berbagai tempat di bumi pada saat yang sama. Lebih jauh lagi, beberapa jenis manusia yang digolongkan sebagai Homo erectus kemungkinan hidup hingga masa yang sangat moderen. Dalam sebuah artikel berjudul “Latest Homo erectus of Java: Potential Contemporaneity with Homo sapiens ini Southeast Asia,” dilaporkan bahwa fosil Homo erectus yang ditemukan di Jawa memiliki “umur rata-rata 27 ± 2 hingga 53.3 ± 4 juta tahun yang lalu” dan ini “memunculkan kemungkinan bahwa H. erectus hidup semasa dengan manusia beranatomi moderen (H. sapiens) di Asia tenggara”
    Lebih jauh lagi, Homo sapiens neanderthalensis (manusia Neanderthal) dan Homo sapiens sapiens (manusia moderen) juga dengan jelas hidup bersamaan. Hal ini sepertinya menunjukkan ketidakabsahan pernyataan bahwa yang satu merupakan nenek moyang bagi yang lain.
    Pada dasarnya, semua penemuan dan penelitian ilmiah telah mengungkap bahwa rekaman fosil tidak menunjukkan suatu proses evolusi seperti yang diusulkan para evolusionis. Fosil-fosil, yang dinyatakan sebagai nenek moyang manusia oleh evolusionis, sebenarnya bisa milik ras lain manusia atau milik spesies kera.

    Seperti itulah yg bisa saya Ambil dari Berbagai Sumber dan teman blogger yg tidak bisa disebutkan satu persatu link nya.
    Jika Ada Kesalahan saya Mohon Maaf yang Sebesar – besarnya.
    dan Mohon Pencerahannya.
    Terimakasih.

  • Tata Kelola Ruang Kelas dan Efektifitas Pembelajaran

    Tata Kelola Ruang Kelas dan Efektifitas Pembelajaran

    Pendidikan. Pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas sangat membutuhkan penataan dan pengelolaan yang benar-benar menunjang untuk proses pembelajaran. Penataan kelas yang rapih dan bersih akan mampu menumbuhkan konsentrasi dibanding dengan penataan kelas yang acak-acakan.

    Sebuah kelas yang ideal selayaknya dapat dibentuk sedemikian rupa dengan waktu yang singkat untuk menyesuaikan dengan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran. Hanya saja, kelas yang demikian akan sangat sulit ditemukan, karena membutuhkan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk itu. Meski demikian, bukan berarti kelas yang semantara ini banyak dijumpai tidak dapat dibentuk agar lebih memberikan kesan positif terhadap peningkatan motivasi dan efektifitas belajar siswa.
    Setidaknya ada beberapa kunci inti berkaitan dengan penataan ruang kelas yang mampu menumbuhkan motivasi belajar dan meningkatkan efektifitas pembelajaran, diantaranya:

    • jarak antara tempat duduk siswa dengan siswa lainnya;
    • jarak antara tempat duduk siswa dengan tempat duduk guru;
    • luas ruangan kosong di depan dan di belakang;
    • lebar sekat antarkursi/meja siswa untuk jalan;
    • aksesibiliti guru terhadap tempat duduk siswa dan sebaliknya;

    MENUJU TATA KELOLA SEKOLAH YANG BAIK

    Penerapan MIS (Management Information System) disekolah adalah keharusan agar didapat suatu tata kelola (management) sekolah yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan.

    Sekolah mempunyai Siswa dan Guru sebagai subject dari aktivitas disekolah. Setiap siswa mempunyai data siswa seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir, dan seterusnya. Guru disamping mempunyai data nama, alamat, dan seterusnya juga mempunyai data mulai mengajar, naik pangkat, dan seterusnya. Informasi yang didapat dari setiap siswa dan guru haruslah valid dan konsisten, untuk menjaga agar tetap valid dan konsisten haruslah dibuat suatu sistem yang mampu menjaganya.

    Informasi bukan hanya terkait antara siswa dan guru tetapi juga yang berkaitan dengan sekolah, misalnya pembayaran siswa, pembukuan keuangan sekolah, pengolahan nilai siswa, absensi siswa dan guru, dan pengelolaan perpustakaan. Sumber informasi yang demikian banyak tersebut haruslah dikelola dengan rapi dan baik agar pengelolaan sekolah bisa ditingkatkan menjadi sekolah yang unggul dan profesional. Penerapan MIS di sekolah akan membuat semua informasi sekolah tetap valid dan kosisten mudah di akses, mudah dikelola sehingga management sekolah bisa menentukan yang terbaik buat sekolah.

    TATA KELOLA ADMINISTRASI KELAS
    Administrasi kelas atau administrasi mengajar merupakan salah satu komponen penting dalam pengelolaan sekolah. tata kelola administrasi kelas akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. hasil yang baik diawali oleh perencanaan yang baik, pengadaan, pengerjaan dan pengelolaan administrasi kelas merupakan tiga hal penting yang harus terus selalu dilaksanakan . Pada bagian lain penulis akan membahas secara rinci berkenaan dengan administrasi kelas dan pengelolaannya yang baik dan benar,

    keyamanan;
    hiasan dinding;
    pencahayaan;
    aroma/bau ruangan;
    fasilitas kelas lainnya yang memadai.

    Proses pembelajaran dalam kelas yang dapat mengaktifan -pesena didik, harus memungkinkan hal-hal sebagai berikut :

    Aksesibilitas, peserta didik mudah menjangkau alat atau sumber yang tersedia.
    Mobilitas, peserta didik dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain dalam kelas.
    Interaksi, memudahkan terjadi interaksi antara guru dan peserta didik maupun antar peserta didik.
    Variasi kerja peserta didik, memungkinkan peserta didik bekerjasama secara perorangan, berpasangan atau kelompok.

    Lingkungan fisik dalam ruang kelas dapat menjadikan belajar aktif. Tidak ada satupun bentuk ruang kelas yang ideal, namun ada beberapa pilihan yang dapat diambil sebagai variasi. Dekorasi interior kelas perlu dirancang yang memungkinkan peserta didik belajar secara aktif, yakni yang menyenangkan dan menantang.
    Formasi kelas berikut ini tidak dimaksudkan untuk menjadi susunan yang permanen, namun hanya sebagai alternatif dalam penataan ruang kelas. Jika meubeler (meja atau kursi) yang ada di ruang kelas dapat dengan mudah dipindah-pindah, maka sangat mungkin menggunakan beberapa formasi ini sesuai dengan yang diinginkan.
    Formasi Tata Kelola Ruang Kelas

    Formasi “U”
    Formasi ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan. Para peserta didik dapat melihat guru dan/ atau melihat media visual dengan mudah dan mereka dapat saling berhadapan langsung satu dengan yang lain. Susunan ini ideal untuk membagi bahan pelajaran kepada peserta didik secara cepat karena guru dapat masuk ke huruf “U” dan beljalan ke berbagai arah dengan seperangkat materi. Guru dapat menyusun meja dan kursi dalam formasi U berikut : `

    Selain model di atas, formasi “U” berikut ini memungkinkan kelompok kecil yang terdiri dari tiga peserta didik atau lebih dapat keluar masuk dari tempatnya dengan mudah.

    Formasi Corak Tim
    Guru mengelompokkan meja-meja setengah lingkaran di ruang kelas agar memungkinkan peserta didik untuk melakukan interaksi tim. Guru dapat meletakkan kursi-kursi mengelilingi meja-meja untuk susunan yang paling akrab. Jika hal ini dilakukan, beberapa peserta didik harus memutar kursi mereka melingkar menghadap ke depan ruang kelas untuk melihat guru, papan tulis atau layar.

    Atau guru dapat meletakkan kursi-kursi setengah lingkaran sehingga tidak ada peserta didik yang membelakangi papan tulis.
    Meja Konferensi
    Formasi ini paling baik dilakukan jika meja berbentuk persegi panjang. Susunan ini dapat mengurangi peran dominan guru dan lebih mengutamakan peran penting peserta didik.

    Jika guru duduk di tengah-tengah sisi yang luas, para peserta didik di ujung merasa tertutup.

    Guru dapat membentuk sebuah susunan meja konferensi dengan menggabungkan beberapa meja kecil (ditengahnya biasanya kosong).
    Lingkaran
    Para peserta didik hanya duduk pada sebuah lingkaran tanpa meja atau kursi untuk melakukan interaksi berhadap-hadapan secara langsung. Sebuah lingkaran ideal untuk diskusi kelompok penuh.

    Jika guru menginginkan peserta didik memiliki tempat untuk menulis, hendaknya digunakan susunan periperal yakni meja ditempatkan di belakang peserta didik. Guru dapat menyuruh peserta didik memutar kursi-kursinya melingkar ketika guru menginginkan diskusi kelompok.
    Kelompok untuk Kelompok
    Susunan memungkinkan guru untuk melakukan diskusi atau untuk menyusun permainan peran, berdebat atau observasi dari aktivitas kelompok. Guru dapat meletakkan meja pertemuan di tengah-tengah, yang dikelilingi oleh kursi-kursi pada sisi luar.
    Tempat Kerja (Workstation)
    Susunan ini tepat Lmtuk lingkungan tipe laboratorium, dimana setiap peserta didik duduk pada tempat untuk mengerjakan tugas (seperti mengoperasikan komputer, mesin, melakukan kerja laborat) tepat setelah didemonstrasikan. Tempat berhadapan mendorong partner belajar untuk menempatkan dua peserta didik pada tempat yang sama.
    Pengelompokkan Terpisah (Breakout Groupings)
    Jika kelas cukup besar atau jika ruangan memungkinkan, guru dapat meletakkan meja-meja dan kursi dimana kelompok kecil dapat melakukan aktifitas belajar didasarkan pada tim. Guru dapat menempatkan susunan pecahan-pecahan kelompok saling berjauhan sehingga tim-tim tidak saling mengganggu. Tetapi hendaknya dihindari penempatan ruangan kelompok-kelompok kecil terlalu jauh dari ruang kelas sehingga hubungan diantara pesena didik sulit dijaga.
    Susunan Chevron
    Sebuah susunan ruang kelas tradisional tidak memungkinkan untu melakukan belajar aktif. Jika terdapat banyak peserta didik (tiga puluh atau lebih) dan hanya beberapa meja, barangkali guru perlu menyusun peserta didik dalam bentuk ruang kelas. Susunan “V” mengurangi jarak antara para peserta didik, pandangan lebih baik dan lebih memungkinkan untuk melihat peserta didik lain dari pada baris lurus. Dalam susunan ini, tempat paling bagus ada pada pusat tanpa jalan tengah.
    Kelas Tradisional
    Jika tidak ada cara untuk membuat lingkaran dari baris lurus yang berupa meja dan kursi, guru dapat mencoba mengelompokkan kursi-kursi dalam pasangan-pasangan untuk memungkinkan penggunaan teman belajar. Guru dapat mencoba membuat nomor genap dari baris-baris dan ruangan yang cukup diantara mereka sehingga pasangan-pasangan peserta didik pada baris-baris nomor ganjil dapat memutar kursi-kursi mereka melingkar dan membuat persegi panjang dengan pasangan tempat duduk persis di belakang mereka pada baris berikutnya.
    Auditorium
    Formasi auditorium merupakan tawaran alternatif dalam menyusun ruang kelas. Meskipun bentuk auditorium menyediakan lingkungan yang sangat terbatas untuk belajar aktif, namun hal ini dapat dicoba untuk dilakukan guru guna mengurangi kebosanan peserta didik yang terbiasa dalam penataan ruang secara konvensional (tradisional). Jika sebuah kelas tempat duduk-tempat duduknya dapat dengan mudah dipindah-pindah, maka guru dapat membuat bentuk pembelajaran ala auditorium untuk membentuk hubungan lebih erat dan memudahkan peserta didik melihat guru.

    Sumber:

    Drs. H. Syuaeb Kurdi, M.Pd. & Abdul Aziz, M.Ag., Model Pembelajaran Efektif: Pendidiakan Agama Islam di Sekolah Dasar dan MI. (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2006). Cetakan Pertama.

  • Pengertian Pendidikan

    Pengertian Pendidikan

    Pendidikan. Artikel ini membahas tentang pengertian pendidikan. Pendidikan adalah hal terpenting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki karir yang baik serta dapat bertingkah sesuai norma-norma yang berlaku. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di masyarakat.

    Perkembangan di dunia pendidikan ikut berubah seiring dengan perkembangan jaman dimana pola pikir pendidik berubah dari konservatif menjadi lebih modern. Hal ini memiliki implikasi terhadap metode pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal ini, para pakar pendidikan memberi kritisi dengan acara menjelaskan teori pendidilkan yang mengungkapkan teori pendidikan yang sesungguhnya.

    Tujuan pendidikan itu untuk menciptakan pribadi berkualitas dan memiliki karakter sehingga mempunya visi yang luas kedepan untuk menggapai cita-cita yang diharapkan serta mampu beradaptasi secara efisien dalam berbagai lingkungan. Jadi salah satu konsep pendidikan itu sendiri adalah untuk sarana motivasi diri supaya menjadi lebih baik. Pendidikan bisa dimulai semenjak bayi masih berada dalam kandungan seperti yang banyak orang lakukan dengan memperdengarkan musik, membaca untuk sang bayi yang masih berada dalam kandungan atau mengajaknya bercakap-cakap. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat memberi masukan ilmu kepada sang bayi sebelum proses kelahiran.
    Pengertian pendidikan
    Undang undang sistem pendidikan nasional

    Undang undang sistem pendidikan nasional
    Image courtesy of

    Pengertian pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no. 20 tahun 2003, adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia. Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa pendidikan berasal dari kata “didik” dan mendapat imbuhan berupa awalan ‘pe’ dan akhiran ’an’ yang berarti proses atau cara perbuatan mendidik. Maka definisi pendidikan menurut bahasa yakni perubahan tata laku dan sikap seseorang atau sekelokmpok orang dalam usahanya mendewasakan manusia lewat pelatihan dan pengajaran.

    Menurut Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, pengertian pendidikan yaitu tuntutan dalam hidup tumbuhnya anak-anak yang bermaksud menuntun segala kekuatan kodrati pada anak-anak itu supaya mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat mampu menggapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

    Berikut beberapa pengertian Pendidikan menurut ahli-ahli lainnya:

    Gunning dan Kohnstamm

    Pendidikan adalah proses pembentukan hati nurani. Sebuah pembentukan dan penentuan diri secara etis yang sesuai dengan hati nurani

    Carter. V. Good

    Proses perkembangan kecakapan individu dalam sikap dan perilaku bermasyarakat. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang terorganisir, seperti rumah atau sekolah, sehingga dapat mencapai perkembangan diri dan kecakapan sosial

    John Dewey

    Pendidikan sinergis dengan pertumbuhan dan tidak memiliki akhir selain dirinya sendiri

    Theodore Brameld

    Pendidikan memiliki fungsi yang luas yaitu sebagai pengayom dan pengubah kehidupan suatu masyarakat jadi lebih baik dan membimbing masyarakat yang baru supaya mengenal tanggung jawab bersama dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah sebuah proses yang lebih luas dari sekedar periode pendidikan di sekolah. Pendidikan adalah sebuah proses belajar terus menerus dalam keseluruhan aktifitas sosial sehingga manusia tetap ada dan berkembang.

    H.H. Horne

    Dalam spektrum yang luas, pendidikan adalah alat dimana kelompok sosial melanjutkan keberadaannya dalam mempengaruhi diri sendiri serta menjaga idealismenya

    Stella van Petten Henderson

    Pengertian pendidikan adalah kombinasi pertumbuhan, perkembangan diri dan warisan sosial

    Martinus Jan Langeveld

    Pendidikan adalah upaya menolong anak untuk dapat melakukan tugas hidupnya secara mandiri supaya dapat bertanggung jawab secara susila. Pendidikan merupakan usaha manusia dewasa dalam membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan.

    Encyclopedia Americana 1978

    Pendidikan adalah proses yang digunakan setiap individu untuk mendapatkan pengetahuan, wawasan serta mengembangkan sikap dan keterampilan.

    Dari beberapa pengertian pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan salah satu bentuk pertolongan atau bimbingan yang diberikan orang yang mampu, dewasa dan memiliki ilmu terhadap perkembangan orang lain untuk mencapai kedewasaan dengan tujuan supaya pribadi yang dididik memiliki kecakapan yang cukup dalam melaksanakan segala kebutuhan hidupnya secara mandiri.
    Fungsi pendidikan

    Lembaga pendidikan memiliki beberapa fungsi yang nyata yakni

    Menanamkan keterampilan yang diperlukan untuk ikut ambil bagian dalam demokrasi
    Mengembangkan bakat yang dimiliki tiap orang demi kepentingan pribadi dan masyarakat
    Mempersiapkan anggota masyarakat untuk dapat mencari nafkah
    Melestarikan kebudayaan
    Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui mekanisme pendidikan di sekolah, orang tua melimpahkan wewenang dan tugas dalam mendidik anak pada pihak sekolah
    Pengertian pendidikan

    Seseorang yang mendapatkan pendidikan akan mendapatkan ilmu sekaligus menambah wawasan

    Sebagai sarana untuk mengakomodir perselisihan paham seperti perbedaan pandangan antara pihak sekolah dan pihak umum tentang beberapa nilai tertentu misalnya keterbukaan, pendidikan seks dan lain sebagainya
    Menjaga system kelas sosial. Pendidikan sekolah adalah sebagai sarana siswa melangkah ke tahapan dimana pada akhirnya dapat memiliki status sosial yang sama atau lebih tinggi dari orang tuanya. Di sekolah juga diajarkan untuk dapat menerima berbagai perbedaan dan status yang ada di masyarakat
    Pendidikan sekolah juga dianggap mampu memperpanjang masa remaja seseorang karena peserta didik dianggap masih tergantung secara psikologis dan finansial pada orang tuanya

    Menurut seorang pakar, David Popenoe, pendidikan memiliki fungsi-fungsi yang berhubungan dengan perkembangan resepsi sosial seseorang seperti sumber inovasi sosial, sarana pengajaran tentang adanya berbagai corak dan kultur kepribadian, transmisi kebudayaan, menjamin integrasi sosial dan memilih serta mengajarkan berbagai peranan dalam kehidupan sosial. Diharapkan pada kemudian hari seseorang dapat menjadi pribadi yang peka akan kehidupan sosial di sekitarnya .

  • Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli disertai dengan Daftar Pustaka

    Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli disertai dengan Daftar Pustaka

    Pengertian pendidikan paling sederhana diartikan melalui pendekayan etimologi yang berasal dari kata Ducare yang berarti menuntun, mengarahkan atau memimpin. Kata “e” di bagian awal pendidikan merupakan imbuhan dari bahasa latin yang bermakna keluar dari sesuatu. Dengan demikian Pendidikan dapat dimaknasi sebagai upaya keluar dari ketidahuan.

    Kutipan Pendapat Ahli Tentang Pendidikan

    Berikut ini adalah kumpulan pendapat ahli mengenai pendidikan disertai dengan daftar pustakanya, jadi silahkan kutip referensi asli jangan jadikan artikel ini sebagai referensi. Agar membantu saya cantumkan beserat dengan daftar referensinya.

    1. Aristoteles

    Menurut Aristoteles (384 SM – 322 SM) menyatakan bahwa pendidikan adalah upaya mempersiapkan bekal kepada individu untuk pekerjaan yang layak. Negara memiliki fungsi menjamin pendidikan bagi rakyatnya karena negara adalah lembaga sosial paling tinggi. Oleh karena itu pendidikan harusnya diatur dalam undang-undang dan dirancang bertujuan untuk mengikuti perkembangan zaman secara bertahap baik fisik maupun mental.

    Aristoteles (384 SM – 322 SM) Sumber rujukan pasti tertulis tidak tercatat

    2. John Dewey

    Menurut John Dewey (1916) Pendidikan adalah sebuah proses dari kehidupan bukan sebuah persiapan untuk kehidupan di masa depan. Pendidikan memiliki sifat yang real time dan dibutuhkan saat setiap saat. Tugas pendidik adalah membawa keluar potensi yang ada dalam peserta didik agar bisa dimanfaatkan sebagai keterampilan untuk bertahan hidup.

    Dewey, J (1916) Democracy dan Education. An Introduction to the Philosophy of Education. New York : Free Press.

    3. Herman H. Horne

    Menurut Herman H. Horne (1932) Pendidikan adalah sebuah proses adaptasi yang kompleks bagi mahluk yang telah berkembang secara fisik dan mental yang bebas dan sadar. Perkembangan ini termanifestasi dalam bentuk intelektual, emosional, dan motivasi dari manusia.

    Horne. H.H., (1932). The Democratic Phylosophy of Education : Companion to Dewey’s democracy and education. New York : The Macmillan Company.

    4. Stella van Petten Henderson

    Menurut Stella van Petten Henderson (1960) Pendidikan adalah kombinasi antara pertumbuhan, pengembangan diri dan warisan sosial yang nilainya melekat pada individu dan masyarakat.

    Henderson, S (1960). Introduction to the Philosophy of Education. Illinois: University of Chicago Press.

    5. Theodore Barmeld

    Menurut Theodore Barmeld (1971) pendidikan adalah hal yang memiliki ruang lingkup luas yang tidak hanya terbatas pada defenisi memelihara dan memperbaiki kehidupan masyarakat. Pendidikan itu memiliki peran melatih peserta didik dapat bertangung jawab pada perilaku dan tindakan di kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu proses pendidikan tidak hanya menyangkut pembelajaran di dalam kelas semata tapi lebih bersifat etis terhadap pengetahuan yang didapatkan.

    Barmeld, Theodore (1971). Pattern of Education Philosophy: Divergence and Convergence in Culturological Perspective. New York: Holt Rinehart and Winston.

    6. Carter V. Good

    Menurut Carter V. Good (1977) pendidikan adalah proses pembelajaran dengan dalam bentuk perkembangan sikap dan perilaku individu di dalam masyarakat. Pendidikan menitik beratkan pada keterampilan sosial dimana seseorang harus disadarkan akan peran dan perilakunya dalam berinteraksi yang baik dalam kehidupan sosial dan lingkungan.

    Good, C.V., (1977). Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung : Alfabeta. 

    7. M.J. Langeveld

    Menurut M.J. Langeveld (1980) Pendidikan adalah upaya sadar yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam hal memberikan kompetensi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas hidup, mandiri, bertanggung jawab dan memahami normal asusila.

    Langeveld, M.J. (1980). Pedagogik Sistematik Teoretis. Bandung: Jemmars

    8. Heidjrachman dan Husnah 

    Menurut Heidjrachman dan Husnah (2000) pendidikan adalah upaya yang dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada individu dalam hal penguasan teori, pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah dari kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan lembaga pendidikan dan kondisi nyata di kehidupan sehar-hari.

    Heidrachman, Ranupandojo & Husnah, S (2000). Manajemen Personalia Edisi IV. Sleman : Badan percepatan Fakultas Ekonomi UGM.

    9. J.J. Rousseau

    Menurut Rousseau (2003) pendidikan adalah usaha pemberian bekal pengetahuan dan keterampilan kepada individu yang dapat digunakan kelak ketika sudah dewasa yakni kondisi dimana individu yang harus bertanggung jawab pada perilaku-nya sendiri.

    Rousseau, J.J., (2003) Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

    Pengertian Pendidikan Menurut Pakar tipografy keren

    Pengertian pendidikan menjadi hal yang sebaiknya kita juga perlu ketahui untuk menambah wawasan kita terhadal hal yang selalu berkaitan dengan kehidupan kita sehari – hari, karena kita selalu melewati proses pendidikan maka oleh sebab itulah kita sebagai pelaku harus paham juga apa pengertian pendidikan itu sendiri.

    Pengertian pendidikan bukan hanya untuk di ketahui belaka melainkan dengan memahaminya lalu berusaha untuk menjalankan perosesnya berdasarkan apa yang memang tertuang dalam pengertian pendidikan tersebut. Kita terlalu sering melihat berbagai kejadian nyata yang mencoreng nama baik dari pendidikan tersebut mungkin salah satu penyebabnya adalah dikarenakan mereka tidak menguasai nilai – nilai apa yang di artikan dalam kata pendidikan itu sendiri.

    Berkaitan dengan Pengertian Pendidikan para Ahli telah menyampaikan pendapat mereka masing – masing tentang apa itu penertian pendidikan, namun sebelum kependapat para Ahli kita akan bahas tentang kata Pendidikan itu sendiri :

    Kata Pendidikan berdasarkan KBI berasal dari kata ‘didik’ dan kemudian mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik.

    Kata Pendidikan Juga berasal dari Bahasa yunani kuno yaitu dari kata “ Pedagogi “ kata dasarnya “ Paid “ yang berartikan “ Anak “ dan Juga “ kata Ogogos “ artinya “ membimbing ”. dari beberapa kata tersebut maka kita simpulkan kata pedagos dalam bahasa yunani adalah Ilmu yang mempelajari tentang seni mendidik Anak .

    Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang sesuai prosedur pendidikan itu sendiri.

    Kemudian kita berlanjut pada UU tentang adanya pendidikan tersebut, Menurut UU No. 20 tahun 2003 pengertian Pendidikan adalah sebuah usaha yang di lakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, membangun kepribadian, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Undang – undang inilah yang menjadi dasar berdidirinya proses pendidikan yang ada di Negara Indonesia.

    Pengertian pendidikan menurut para Ahli, sebelum kita mengambil pendapat para filosofi pendidikan dari orang barat, maka kita mengambil pengertian pendidikan berdasarkan apa yang di sampaikan oleh bapak pendidikan Nasional Indonesia Ki Hajar Dewantara, beliau telah menjelaskan tentang pengertian pendidikan sebagai berikut :
    “ Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.” Ki Hajar Dewantara.

    Pengertian pendidikan atau definisinya menurut pendapat para Ahli lain yaitu :

    Prof. Zaharai Idris seorang Ahli Epistimologi juga menyampaikan pendapatnya tentang pengertian pendidikan ialah :
    “ Pendidikan ialah serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara manusia dewasa dengan si anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya” .

    pengertian pendidikan menurut H. Horne :
    “ Pendidikan adalah proses yang di lakukan terus menerus dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia” .

    Pengertan pendidikan menurut Ahmad D. Marimba :
    Beliau juga berpendapat bahwa Pendidikan adalah ” bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama“.

    Terakhir Pengertian Pendidikan Menurut John Dewey :
    “ Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan yang fundamental secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia” .

    Dari beberapa pendapat yang telah disampaikan oleh para Ahli di atas maka kita bisa mengambil kesimpulan bawah pengertian pendidikan ialah proses melakukan bimbingan, pembinaan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup mampu untuk melaksanakan tugas hidupnya sendiri secara mandiri tidak terlalu bergantung terhadap bantuan dari orang lain.

    Pelaku pendidikan menurut saya selaku penulis artikel ini, bisa di lakukan oleh siapa saja selama orang tersebut memiliki akal sehat, kita tidak bisa membatasi hanya orang dewasa saja yang bisa memberikan pendidikan kepada anak, karena seorang anakpun sejatinya juga bisa memberikan pendidikan baik berupa ilmu atau pengalaman kepada orang dewasa selama bisa di percaya secara valid.

    Sedikit mengarah pada Kata “ Pendidik ” itu sendiri para ahli juga membagi beberapa kategori orang yang berperan pada dunia pendidikan sebagai berikut :

    Pendidik adalah orang yang memikul pertanggungjawaban untuk mendidik. Dwi Nugroho Hidayanto, menginventarisasi bahwa pengertian pendidik meliputi: Orang Dewasa, Orang Tua, guru, Pemimpin masyarakat, pemuka atau pemimpin agama.

    Berdasarkan aturan yang berlaku untuk menjadi seorang pendidik di perlukan karakter sebagai berikut : kematangan diri yang stabil, memahami diri sendiri, mandiri, dan memiliki nilai-nilai kemanusiaan.

        kematangan sosial yang stabil, memiliki pengetahuan yang cukup tentang masyarakat, dan mempunyai kecakapan membina kerjasama dengan orang lain.
        kematangan profesional (kemampuan mendidik), yaitu menaruh perhatian dan sikap cinta terhadap anak didik serta mempunyai pengetahuan yang cukup tentang latar belakang anak didik dan perkembangannya, memiliki kecakapan dalam menggunkan cara-cara mendidik.

    Sementara di sisilain seorang pendidik yang juga sekaligus berperan sebagai guru harus bisa memberikan hal – hal yang berkaitan dengan pendidikan anak didiknya, diantara peran yang harus di jalankan seorang guru atau pendidik :

    pemberi atau pengagas rencana, sebagai penginisiasi, sebagai motivator bagi anak didiknya, sebagai pengamat, pengantipasi, pengevaluasi, sebagai seorang teman sekaligus sebagai wali orang tua anak didiknya.
    Demikian ulasan mengenai pengertian pendidikan baik secara asal muasal, secara bahasa maupun berdasarkan apa yang disampaikan oleh para Ahli, semoga pengertian pendidikan ini bisa memberikan tambahan wawasan kita semua lebih luas lagi.
    Kritik saran anda seputar tulisan pengertian pendidikan silahkan di sampaikan via komentar. Terimakasih.
    Source :
    – Wikipedia
    – Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsapat Pendidikan Islam, (Bandung : PT.Al-Ma’arif , t.
    – Th), cet. Ke-1, h. 20
    – Zahara Idris, Dasar-Dasar Kependidika, ( Bandung : Angkasa. T.th ). h. 11
    – Prof. Dr. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta; Kalam Mulia, Cet ke-4 2004), h. 1
    – Sutari Imam Bernadib, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta : Yayasan Penerbit FIP IKIP, t. Th), Cet. Ke-10, h. 5
    – Sudirman.et. al. Ilmu Pendidikan. (Bandung : PT. Rosdakarya, 1991 ). Cet. Ke-5. h.4
    – Madyo Ekosusilo. R.B, Kasihadi. Dasar-Dasar Pendidikan, (Semarang : Effhar Publising.
    1990 ), Cet. Ke-1, h.12

    Definisi/pengertian pendidikan. Pendidikan merupakan kewajiban yang harus kita kenyam semenjak dari lahir. Karena dari pendidikan itulah kita akan tahu banyak tentang wawasan di dunia dalam kehidupan ini.

    Perkembangan dunia pendidikan seiring dengan perkembangannya zaman menyebabkan banyak pola pikir mengenai definisi atau pengertian pendidikan, mulai dari pola pikir yang awam menjadi lebih modern dan hal ini sangat mempengaruhi kemajuan pendidikan khususnya di Indonesia. Terdapat berbagai konsep para pakar-pakar pendidikan yang mengungkapkan definisi atau pengertian pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sebenarnya. Untuk lebih lanjut memahami tentang pengertian pendidikan, berikut ini [db] kutip dari aneahira.com tentang definisi pendidikan dan berbagai pengertian pendidikan menurut para Ahli, sebagai bahan pengetahuan kita khususnya tentang dunia pendidikan.

    Pengertian Pendidikan

    Wikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

    Kamus Bahasa Indonesia, 1991:232, Pendidikan berasal dari kata didik, Lalu kata ini mendapat awalan kata me sehingga menjadi mendidik artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

    Menurut bahasa Yunani : pendidikan berasal dari kata Pedagogi yaitu kata paid artinya anak sedangkan agogos yang artinya membimbing sehingga pedagogi dapat di artikan sebagai lmu dan seni mengajar anak.

    Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

    Pengertian Pendidikan menurut Para Ahli

    3. Thompson
    Pendidikan adalah pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang tetap dalam kebiasaan perilaku, pikiran dan sifatnya.

    4. Frederick J. Mc Donald
    Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat (behavior) manusia.

    5. H. Horne
    Pendidikan adalah proses yang terus-menerus dari penyesuaian yang berkembang secara fisik dan mental yang sadar dan bebas kepada Tuhan.

    6. J.J. Russeau
    Pendidikan adalah pembekalan yang tidak ada pada pada saat anak-anak, akan tetapi dibutuhkan pada saat dewasa.

    7. Ki Hajar Dewantara
    Pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran, serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan hidup yaitu hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya.

    8. Ahmad D. Marimba
    Pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

    9. Insan Kamil
    Pendidikan adalah usaha sadar yang sistematis dalam mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya.

    10. Ivan Illc
    Pendidikan adalah pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup.

    11. Edgar Dalle
    Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.

    12. Hartoto
    Pendidikan adalah usaha sadar, terencana, sistematis, dan terus-menerus dalam upaya memanusiakan manusia.

    13. Ngalim Purwanto
    Pendidikan adalah segala urusan orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah kedewasaan.

    14. Driakara
    Pendidikan adalah memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia.

    15. W.P. Napitulu
    Pendidikan adalah kegiatan yang secara sadar, teratur, dan terencana dalam tujuan mengubah tingkah laku ke arah yang diinginkan.

    Dari berbagai pernyataan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

    Semoga dengan kita mengetahui dari definisi pendidikan tersebut, menjadi motivasi kita anak bangsa untuk lebih semangat terus dan terus mengembangkan dunia pendidikan  indonesia agar selalu lebih baik.

    Dengan perkembangan zaman di dunia pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan mengkritisi dengan cara mengungkapkan dan teori pendidikan yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang sesungguhnya.

    Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan. Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.

    Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca kepada bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran.

    Bagi sebagian orang, pengalaman kehidupan sehari-hari lebih berarti daripada pendidikan formal. Seperti kata Mark Twain, “Saya tidak pernah membiarkan sekolah mengganggu pendidikan saya.”
    Baiklah langsung saja kita paparkan beberapa pengertian pendidikan menurut beberapa sumber.

    Pada dasarnya pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

    Menurut kamus Bahasa Indonesia Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusiamelalui upaya pengajaran dan pelatihan.
    Baca juga :  Tujuan Pendidikan Nasional

    Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

    Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.

    Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

    Sedangkan pengertian pendidikan menurut H. Horne, adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia.

    Dari beberapa pengertian pendidikan menurut ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain.

  • Keterampilan Proses

    Keterampilan Proses

     
    Pendidikan. Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan, sedangkan pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk kreativitas. Tujuan pengajaran sains sebagai proses adalah untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa, sehingga siswa bukan hanya mampu dan terampil dalam bidang psikomotorik, melainkan juga bukan sekedar ahli menghafal. Berdasarkan penjelasan di atas pada keterampilan proses, guru tidak mengharapkan setiap siswa akan menjadi ilmuan, melainkan dapat mengemukakan ide bahwa memahami sains sebagian bergantung pada kemampuan memandang dan bergaul dengan alam menurut cara-cara seperti yang diperbuat oleh ilmuan. 
     
    Dalam pembelajaran IPA, Keterampilan-keterampilan proses sains adalah keterampilan-keterampilan yang dipelajari siswa saat mereka melakukan inkuiri ilmiah (Nur:2002a,1), mereka menggunakan berbagai macam keterampilan proses, bukan hanya satu metode ilmiah tunggal. Keterampilan-keterampilan proses tersebut adalah pengamatan, pengklasifikasian, penginferensian, peramalan, pengkomunikasian, pengukuran, penggunaan bilangan, pengintepretasian data, melakukan eksperimen, pengontrolan variabel, perumusan hipotesis, pendefinisian secara operasional, dan perumusan model (Nur:2002a,1). Selain itu melalui proses belajar mengajar dengan pendekatan keterampilan proses dilakukan dengan keyakinan bahwa sains adalah alat yang potensial untuk membantu mengembangkan kepribadian siswa, dimana kepribadian siswa yang berkembang ini merupakan prasyarat untuk melanjutkan kejalur profesi apapun yang diminatinya. 
     
    Dalam menerapkan keterampilan proses dasar sains dalam kegiatan belajar mengajar, ada dua alasan yang melandasinya yaitu:
    1. bahwa dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka laju pertumbuhan produk-produk ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi pesat pula, sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada siswa. Jika guru tetap mengajarkan semua fakta dan konsep dari berbagai cabang ilmu, maka sudah jelas target itu tidak akan tercapai. Untuk itu siswa perlu dibekali dengan keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi dari berbagai sumber, dan tidak semata-mata dari guru. 
    2. bahwa sains itu dipandang dari dua dimensi, yaitu dimensi produk dan dimensi proses. Dengan melihat alasan ini betapa pentingnya keterampilan proses bagi siswa untuk mendapatkan ilmu yang akan berguna bagi siswa dimasa yang akan datang, sehingga bangsa kita akan dapat sejajar dengan bangsa yang maju lainnya. Bagi siswa, beberapa keterampilan proses dasar dimulai dengan keterampilan proses yang sederhana yaitu observasi atau pengamatan, perumusan masalah atau pertanyaan dan perumusan hipotesis. 

    Untuk memperjelas keterampilan-keterampilan proses sains di atas maka dibawah ini akan dijelaskan secara singkat yaitu: 

    1. Pengamatan adalah penggunaan indera-indera anda. Mengamati dengan penglihatanm pendengaran, pengecapan, perabaan, dan pembauan.
    2. Perumusan Hipotesis adalah perumusan dugaan yang masuk akal yang dapat diuji tentang bagaimana atau mengapa sesuatu terjadi.
  • Pengetahuan dan Pengertian Mengenai Keterampilan Sains Serta Proses Pembelajaran Sains

    Pengetahuan dan Pengertian Mengenai Keterampilan Sains Serta Proses Pembelajaran Sains

    Pendidikan. Sains adalah  salah  satu  pelajaran  yang  erat hubungannya dengan teknologi.    Belajar fisika  tidak lepas dari belajar tentang sains, karena  belajar fisika sama halnya dengan belajar hakikat sains. (U. Nugroho, Hartono , S. S. Edi. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5:2009: 108-112).
    Susiwi (2009) menerangkan bahwa  tujuan  dari  pembelajaran  sains adalah  menjelaskan  fenomena  alam sekitar.    Belajar  sains  harus  melibatkan siswa pada  pengalaman  langsung. Sedangkan Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu keterampilan.
    Sedangkan pengertian pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan terampil dalam bentuk kreativitas.
    Sejarah ilmu pengetahuan adalah bagian dari sejarah bagaimana para ilmuwan datang untuk melihat dunia yang mereka pelajari. Eksperimentasi dan observasi ilmiah datang untuk didefinisikan oleh latihan dari sebuah proses yang disebut metode ilmiah. Keterampilan yang mendasari premis yang mengatur metode ilmiah disebut sebagai keterampilan proses sains. (JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI oleh Aggun Nopitasari)
    Keterampilan  proses  sains  perlu dikembangkan  pada  diri  siswa  karena memiliki beberapa manfaat penting dalam mempelajari sains. Dimyati dan Mudjiono (2002)  menerangkan  mengenai  manfaat keterampilan  proses  sains  yaitu:  pertama, ilmu  pengetahuan  siswa  dapat berkembang  dengan  pendekatan keterampilan proses. Kedua, pembelajaran melalui  keterampilan  proses  akan memberikan  kesempatan  kepada  siswa untuk  bekerja  dengan  ilmu  pengetahuan. Ketiga,  keterampilan  proses  dapat digunakan oleh siswa untuk belajar proses dan  sekaligus  produk  ilmu  pengetahuan.Siswa  memperoleh  ilmu  pengetahuan dengan baik karena lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan.
    Jadi menurut saya tujuan pengajaran sains dalam keterampilan proses sains adalah sebagai proses untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa, sehingga siswa bukan hanya mampu dan terampil dalam bidang psikomotorik dan sekedar ahli menghafal.
    Dalam pembelajaran IPA, keterampilan-keterampilan proses sains adalah keterampilan-keterampilan yang dipelajari siswa saat mereka melakukan inkuiri ilmiah. Mereka menggunakan berbagai macam keterampilan proses, bukan hanya satu metode ilmiah tunggal. Keterampilan-keterampilan proses tersebut adalah pengamatan, pengklasifikasian, penginferensian, peramalan, pengkomunikasian, pengukuran, penggunaan bilangan, pengintepretasian data, melakukan eksperimen, pengontrolan variabel, perumusan hipotesis, pendefinisian secara operasional, dan perumusan model 
    (http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/keterampilan-proses.html).
    Jadi, Keterampilan proses dalam pengajaran sains merupakan suatu model atau alternatif pembelajaran sains yang dapat melibatkan siswa dalam tingkah laku dan proses mental, seperti ilmuwan.
    Menurut Funk (1985:xiii, dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002:138-139) keterampilan proses sains  memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan.
  • Keterampilan Poses Sains (KPS) Dasar

    Pendidikan. Keterampilan proses sains (KPS) adalah seperangkat kemampuan yang digunkana dilatih dan diterapkan ke dalam banyak ilmu sains. KPS merefleksikan sikap saintifiks. Secara tehnis, defenisi Keterampilan proses sains adalah kemampuan yang digunakan oleh sainis dalam mengerjakan proyek proyek sains yang bertujuan untuk menyelesaikan (problem solving) masalah melalui prosedur saintifik.

    Keterampilan merupakan kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas. Proses didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses merupakan konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian.

    Menurut Rustaman (2003), keterampilan proses adalah keterampilan yang melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif terlibat karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. Keterampilan sosial juga terlibat dalam keterampilan proses karena mereka berinteraksi dengan sesamanya dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, misalnya mendiskusikan hasil pengamatan. Keterampilan proses perlu dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman langsung sebagai pengalaman belajar. Melalui pengalaman langsung, seseorang dapat labih menghayati proses atau kegiatan yang sedang dilakukan.

    Keterampilan proses sains (KPS) adalah perangkat kemampuan kompleks yang biasa digunakan oleh para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah ke dalam rangkaian proses pembelajaran. Menurut Dahar (1996), keterampilan proses sains (KPS) adalah kemampuan siswa untuk menerapkan metode ilmiah dalam memahami, mengembangkan dan menemukan ilmu pengetahuan. KPS sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki.

    Menurut Dimyati (2009), kelebihan KPS adalah:

    1. KPS dapat memberikan rangsangan ilmu pengetahuan, sehingga siswa dapat memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan dengan baik.
    2. Memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan. Hal ini menyebabkan siswa menjadi lebih aktif.
    3. KPS membuat siswa menjadi belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus.

    Aspek Keterampilan Proses Sains

    KPS terdiri dari sejumlah keterampilan tertentu. Klasifikasi KPS adalah sebagai berikut:

    1. Mengamati

    Mengamati adalah proses pengumpulan data tentang fenomena atau peristiwa dengan menggunakan inderanya. Untuk dapat menguasai keterampilan mengamati, siswa harus menggunakan sebanyak mungkin inderanya, yakni melihat, mendengar, merasakan, mencium dan mencicipi. Dengan demikian dapat mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dan memadai.

    2. Mengelompokkan/Klasifikasi

    Mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunakan untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu. Proses mengklasifikasikan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari kesamaan, mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan.

    3. Menafsirkan

    Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan tentatif dari data yang dicatatnya.  Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak ditafsirkan. Karena itu, dari mengamati langsung, lalu mencatat setiap pengamatan secara terpisah, kemudian menghubung-hubungkan hasil-hasil pengamatan itu. Selanjutnya siswa mencoba menemukan pola dalam suatu seri pegamatan, dan akhirnya membuat kesimpulan.

    4. Meramalkan

    Meramalkan adalah memperkirakan berdasarkan pada data hasil pengamatan yang reliabel (Firman, 2000). Apabila siswa dapat menggunakan pola-pola hasil pengamatannya untuk mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamatinya, maka siswa tersebut telah mempunyai kemampuan proses meramalkan.

    5. Mengajukan pertanyaan

    Keterampilan proses mengajukan pertanyaan dapat diperoleh siswa dengan mengajukan pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, pertanyaan untuk meminta penjelasan atau pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.

    6. Merumusakan hipotesis

    Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian atau pengamatan tertentu.

    7.  Merencanakan percobaan

    Agar siswa dapat memiliki keterampilan merencanakan percobaan maka siswa tersebut harus dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan. Selanjutnya, siswa harus dapat menentukan variabel-variabel, menentukan variabel yang harus dibuat tetap, dan variabel mana yang berubah. Demikian pula siswa perlu untuk menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis, menentukan cara dan langkah-langkah kerja. Selanjutnya siswa dapat pula menentukan bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan.

    8. Menggunakan alat dan bahan

    Untuk dapat memiliki keterampilan menggunakan alat dan bahan, dengan sendirinya siswa harus menggunakan secara langsung alat dan bahan agar dapat memperoleh pengalaman langsung. Selain itu, siswa harus mengetahui mengapa dan bagaimana cara menggunakan alat dan bahan.

    9. Menerapkan konsep

    Keterampilan menerapkan konsep dikuasai siswa apabila siswa dapat menggunakan konsep yang telah dipelajarinya dalam situasi baru atau menerapkan konsep itu pada pengalaman-pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.

    10. Berkomunikasi

    Keterampilan ini meliputi keterampilan membaca grafik, tabel, atau diagram dari hasil percobaan. Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram juga termasuk berkomunikasi. Menurut Firman (2000), keterampilan berkomunikasi adalah keterampilan menyampaikan gagasan atau hasil penemuannya kepada orang lain.

    Cara Mengukur Keterampilan Proses Sains

    1. Karakteristik Pokok Uji Keterampilan Proses Sains

    a. Karakteristik umum, yaitu:

    Pokok uji keterampilan proses tidk boleh dibebani konsep. Hal ini diupayakan agar poko uji tidak rnacu dengan pengukuran penguasaan konsepnya. Konsep yang terlibat harus diyakini oleh penyusun pokok uji sudah dipelajari siswa atau tidak asing bagi siswa.
    Mengandung sejumlah informasi yang harus diolah responden atau siswa. Informasinya dapat berupa gambar, diagram, grafik, data dalam tabel atau uraian, atau objek aslinya. Aspek yang akan diukur harus jelas dan hanya mengandung satu aspek saja, misalnya interpretasi.

    b. Karakteristik khusus, yaitu:

    1. Observasi harus dari objek atau peristiwa sesungguhnya
    2. Interpretasi harus menyajikan sejumlah data untuk memperlihatkan pola
    3. Klasifikasi harus ada kesempatan mencari/menemukan persamaan dan perbedaan, atau diberikan kriteria tertentu untuk melakukan pengelompokan atau ditentukan jumlah kelompok yang harus terbentuk
    4. Prediksi harus jelas pola atau kecenderungan untuk dapat mengajukan dugaan atau ramalan
    5. Berkomunikasi harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk diubah ke bentuk penyajian lainnya, misalnya bentuk uraian ke bentuk bagan atau bentuk tabel ke bentuk grafik.
    6. Berhipotesis dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara, atau menguji pernyataan yang ada dan mengandung hubungan dua variabel atau lebih, biasanya mengandung cara kerja untuk menguji atau membuktikan
    7. Merencanakan percobaan atau penyelidikan harus memberi kesempatan untuk mengusulkan gagasan berkenaan dengan alat/bahan yang akan digunakan, urutan prosedur yang harus ditempuh, menentukan peubah, mengendalikan peubah
    8. Menerapkan konsep atau prinsip harus membuat konsep/prinsip yang akan diterapkan tanpa menyebutkan nama konsepnya.
    9. Mengajukan pertanyaan harus memunculkan sesuatu yang mengherankan, mustahil, tidak biasa atau kontraktif agar responden atau siswa termotivasi untuk bertanya.
    2. Penyusunan Pokok Uji Keterampilan Proses sains

    Penyusunan pokok uji KPS sebaiknya memilih satu konsep tertentu lalu menyajikan sejumlah informasi yang perlu diolah. Setelah itu menentukan bentuk jawaban yang diminta misalnya tanda silang, tanda cek, atau menuliskan jawaban singkat 3 buah lalu menyiapkan pertanyaan untuk memperoleh jawaban yang diharapkan. Misalnya uji keterampilan observasi tentang bagian-bagian bunga. Mengajukan pertanyaan mengenai jumlah kelopak, jumlah dan keadaan daun mahkota bunga, bentuk kepala sari, keadaan kepala putik, dan ciri bunga tersebut. Respon diminta dalam bentuk jawaban singkat lima buah berurutan ke bawah dari a sampai e (Rustaman, 2003).

    3. Pemberian Skor Pokok Uji Keterampilan Proses Sains

    Pokok uji keterampilan proses memerlukan skor dengan cara tertentu. Setiap respon yang benar diberi skor dengan bobot tertentu, umpamanya masing-masing 1 untuk pokok uji observasi di atas yang berarti jumlah skornya 5. Untuk respon yang lebih kompleks, misalnya membuat pertanyaan, dapat diberi skor bervariasi berdasarkan tingkat kesulitannya. Misalnya pertanyaan berlatar belakang hipotesis diberi skor 3; pertanyaan apa, mengapa, bagaimana diberi skor 2; pertanyaan yang meminta penjelasan diberi skor 1 (Rustaman, 2003).

    Daftar Pustaka:

    Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

    Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

    Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI

    Rustaman, N.Y., dkk. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI