Blog

  • Pengertian Emosi dan Upaya Pengendalian Emosi

    Emosi adalah gejolak dalam jiwa yang biasanya diaplikasikan dan diluapkan dalam bentuk perbuatan, perkataan dan tindakan yang tidak terkendali. Daniel Goleman menyatakan bahwa Emosi merujuk pada gejolak yang terjadi dalam bentuk perasaan, Pikiran, nafsu dan seluruh keadaan mental hebat yang meluap-luap. Emosi merujuk pada perasaan khas yang bisa berupa keadaan biologi dan psikologi yang mendorong seseorang untuk bertindak.


    Menurut ChaplinPengertian Emosi ialah suatu keadaan yang terangsang dari organisme yang mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang sifatnya mendalam dari perubahan perilaku tersebut. Chaplin juga membedakan emosi dengan perasaan dan dia mengatakan bahwa perasaan adalah pengalaman yang disadari, yang diaktifkan baik itu oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmaniah.

    Soergada Poerbakawatja mengemukakan pengertian emosi, Emosiadalah respons terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus. Respons demikian terjadi baik terhadap perasaan-perasaan eksternal maupun internal. Dengan pengertian emosi menurut Soergada ini terlihat jelas perbedaan antara perasaan dengan emosi, bahkan terlihat jelas bahwa perasaan termasuk ke dalam emosi atau menjadi bagian dari emosi.

    Menurut Daniel Goleman, setidaknya ada ratusan emosi bersama dengan variasi, campuran, mutasi dan nuansanya sehingga makna yang dikandungnya lebih banyak, lebih kompleks dan lebih halus daripada kata dan pengertian yang digunakan untuk menjelaskan emosi.

    Dari pengertian emosi di atas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Emosiadalah setiap kegiatan atau pergolakan perasaan, pikiran, nafsu serta setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Emosi juga merujuk kepada pikiran-pikiran yang khas dalam suatu perasaan, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Adapun perasaan (feelings) adalah pengalaman yang disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh bermancam-macam keadaan jasmaniah.

    | Bentuk Bentuk Emosi |

    Bentuk-bentuk emosi menurut Daniel Goleman, yaitu :

    (1) Amarah adalah salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi brutal, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, tersinggung, bermusuhan, tindak kekerasan dan kebencian patologis.

    (2) Kesedihan ialah salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihani diri, kesepian, ditolak, putus asa dan depresi.

    (3) Rasa takut merupakan salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi cemas, takut, gugup, khawatir, waswas, perasaan takut sekali, sedih, waspada, tidak tenang, ngeri, kecut, panik dan fobia.

    (4) Kenikmatan adalah salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi bahagia, gembira, ringan puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, rasa terpenuhi, girang, senang sekali dan mania.

    (5) Cinta ialah salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran dan kasih sayang.

    (6) Terkejut merupakan salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi terkesiap, takjub dan terpana.

    (7) Jengkel adalah salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka dan mau muntah.

    (8) Malu merupakan salah satu dari bentuk emosi yang di dalamnya meliputi rasa bersalah, malu hati, kesal hati, menyesal, hina, aib dan hati hancur lebur.

    Dari deretan bentuk-bentuk emosi yang dikemukakan di atas, maka berdasarkan penelitian dari Paul Ekman ternyata ada bahasa emosi yang dikenal oleh bangsa-bangsa di seluruh dunia yaitu emosi yang diwujudkan dalam bentuk ekspresi wajah yang di dalamnya mengandung emosi takut, sedih, marah dan senang. Ekspresi wajah seperti itu benar-benar dikenali oleh berbagai bangsa di seluruh dunia meskipun memiliki budaya yang berbeda-beda dan bahkan termasuk bangsa-bangsa yang buta huruf, tidak terpengaruhi oleh film dan siaran televisi. Dengan demikian, maka ekspresi wajah sebagai representasi dari emosi itu memiliki universalitas tentang perasaan emosi tersebut.

    Kesimpulan mengenai ekspresi wajah merupakan wujud dari emosi yang dikenal oleh berbagai bangsa di dunia ini diambil setelah Paul Ekman melakukan penelitian dengan cara memperlihatkan foto-foto wajah yang menggambarkan ekspresi-ekspresi emosi tersebut di atas kepada orang-orang yang memiliki keterpencilan budaya, yaitu suku Fore di Papua Nugini dan suku terpencil berkebudayaan zaman batu di dataran tinggi rerasing. Hasilnya ternyata mereka semua mengenali emosi yang tergambar pada ekspresi wajah dalam foto-foto tersebut

    10 Cara mengendalikan Emosi

    Image result for menatasi emosi dalam psikologi pramuka

     1. Perasaan – perasaan yang dialami seseorang umumnya bersumber dari pikiran.
    Ketika seseorang berpikiran negatif perasaan orang tersebut cenderung menjadi negatif. Sebaliknya ketika seseorang berpikiran positif, perasaan orang tersebut cenderung positif.
    Jadi mengendalikan pikiran adalah langkah pertama untuk mengendalikan perasaan

     2. Biasakanlah memberi kesempatan kepada pikiran untuk mengambil keputusan
    Semakin seseorang mahir menyerahkan keputusan kepada pikiran, maka semakin sehat emosinya. Itu adalah kondisi ideal dimana akal yang mengendalikan perasaan, bukan perasaan yang mengendalikan akal.http://infotips-rama.blogspot.com/

     3. Emosi negatif adalah sinyal bahwa ada yang tidak beres dalam diri seseorang.
    Ketika suasana hati menjadi tidak nyaman, cobalah menerangkan dengan berdoa, menemui sahabat untuk berbagi perasaan (Curhat), beristirahat, mendengarkan musik atau apa saja yang disukai.http://infotips-rama.blogspot.com/

     4. Pertanyakanlah dengan kritis perasaan-perasaan negatif yang dirasakan.
    Misalnya, apakah masalahnya terlalu berbahaya sehingga seseorang ketakutan? Atau apakah masalahnya begitu gawat sehingga seseorang harus marah besar?

     5. Pertanyakanlah dengan tegas keyakinan-keyakinan yang salah. Misalnya: siapa bilang kegagalan itu suatu kebodohan? Siapa bilang masalah yang kita hadapi tidak ada jalan keluarnya? Dan siapa bilang kita tidak mampu memaafkan?http://infotips-rama.blogspot.com/

     6. Kendalikan reaksi anda terhadap situasi yang tidak menyenangkan. Misalnya ketika ada yang menyalip motor dengan tiba-tiba, anda bisa memilih untuk marah atau memilih tetap tenang yang pertama bisa membuat anda jadi orang yang reaktif dan emosional, tapi yang kedua mengajarkan anda menguasai diri dengan baik.http://infotips-rama.blogspot.com/

     7. Perasaan bukanlah masalah benar atau salah. Manusiawi sekali-sekali memiliki perasaan takut, marah, sedih dan kecewa. Yang penting kita tidak larut dalam perasaan-perasaan negatif itu dan tidak mengambil keputusan-keputusan penting di saat suasana hati sedang kacau.

     8. perasaan yang negatif dan suasana hati yang buruk bisa jua disebabkan oleh kondisi tubuh yang tidak sehat. http://infotips-rama.blogspot.com/
    Kita bisa saja merasa “BETE” ketika film, stress, kurang flu, stress, kurang tidur, capek dan sebagainya. Kita tidak perlu mencemaskan perasaan-perasaan yang tidak nyaman dan bersifat sementara tersebut, sering kalilah melakukan tindakan-tindakan sederhana yang bisa mengubah suasana hati.http://infotips-rama.blogspot.com/

     9. Hidupkanlah perasaan-perasaan yang menyenangkan sesering mungkin termasuk untuk hal-hal yang kita inginkan tercapai atau terjadi. http://infotips-rama.blogspot.com/
    Misalnya: perasaan gembira ketika anak kita akan di wisuda ketika mendapatkan hadiah, ketika akan bertemu dengan seseorang yang dicintai atau dinanti, ini adalah salah satu cara mengerahkan emosi untuk membantu mewujudkan impian menjadi kenyataan.

     10. Belajarlah mengucap syukur dalam segala keadaan.http://infotips-rama.blogspot.com/
    Hati yang penuh dengan ucapan syukur akan membuat hidup lebih ringan, pikiran lebih jernih dan perasaan lebih nyaman. Sehingga mengendalikan perasaan bukan lagi beban yang berat

  • Administrasi Ambalan dalam Gerakan Pramuka

    Administrasi Ambalan

    Pengertian administrasi dalam arti sempit adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan proses tulis menulis / ketatausahaan. Gerakan Pramuka merupakan organisasi yang menyelenggarakan pendidikan bagi generasi muda, memerlukan dukungan dalam hal administrasi. Hal ini dibutuhkan, dengan berbagai macam kepentingan sebagai :

    1. Data kongkrit.
    2. Alat ukur aktifitas kegiatan.
    3. Dukungan dan sarana yang dimiliki.
    4. Perkembangan dan kemajuan yang dicapai.

    Aktifitas administrasi rutin yang dilaksanakan dalam satuan Gugus Depan antara lain :

    1. Surat menyurat.
    2. kearsipan.
    3. Penyusunan Laporan.
    4. Penyajian Data Satuan/ Gugus Depan.

    Hal dalam Administrasi Ambalan

    1. Surat Menyurat

    Sebagai Alat komunikasi dalam bentuk tertulis yang disampaikan kepada pihak  lain,  dalam bentuk warta. Dalam menyusun surat ada berbagai macam bentuk surat, bentk surat dapat dipilih sesuai kebiasaan atau kebutuhan satuan.

    Bagian-bagian dalam bagan surat :

    1. Kepala Surat/ heading
    2. Tanggal surat.
    3. Nomor surat.
    4. Lampiran.
    5. Perihal.
    6. Alamat dalam, kepada yang dituju.
    7. Salam pembuka.
    8. Isi Surat.
    9. Salam Penutup.
    10. Nama Jabatan, Penanggung jawab surat.
    11. Tembusan.
    12. Initial.

     2. Kearsipan

    Adalah  proses pengaturan dan penyimpanan surat-surat secara sistimatis, sehingga bila dibutuhkan akan dapat diketemukan dengan cepat dan tepat. Surat yang masuk maupun keluar disimpan dalam suatu file atau filing kabinet yang disusun secara teratur.

    Ada berbagai macam sistim penyimpanan, antara lain :

    1. Sistim Abjad.
    2. Sistim Subyek.
    3. Sisitim Geografis.
    4. Sistim Nomor.
    5. Sistim Khronologis.
    6. Penyusunan Laporan.

    Laporan merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban  tertulis yang berfungsi sebagai sumber informasi dalam hal mengetahui hasil yang dicapai dan pengambilan keputusan selanjutnya.

    Berikut ini sistimatika/ batang tubuh laporan yang sering dipergunakan :

    1. Pendahuluan.

    1)    Menyangkut latar belakang

    2)    Masalah pokok laporan.

    3)    Sistimatika pelaporan.

    1. Dasar hukum.
    2.  Maksud dan Tujuan kegiatan
    3. Waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan.
    4. Sistim penyelengaraan.
    5. Faktor Pendukung dan Permasalahan yang dihadapi.
    6. kesimpulan.
    7. Saran.
    8. Lampiran/ sumber bahan.
    9. Penyajian Administrasi dan  Data Satuan/ Gugus Depan.

    Administrasi dan data di gugus depan sangat bermanfaat bagi seorang pembina maupun anggota, yaitu :

    1. Mempermudah dalam tata kerja maupun mengambil keputusan.
    2. Sebagai gambaran/ visualisasi gugus depan
    3. Sumber Pustaka dan sebagai bahan pembanding.
    4. Dapat melaksanakan pendidikan dan kegiatan sesuai yang direncanakan.
    5. Mengetahui kemampuan dan perkembangan yang dimiliki anggota Pramuka.
    6. Sebagai Alat mencapai Tujuan Gerakan Pramuka.                             

    Buku Buku Administrasi Ambalan

    1. Jenis Buku Administrasi dalam Gugus Depan :
    1. Buku Induk.
    2. Buku Inventaris.
    3. Buku Risalah Rapat/ Pertemuan.
    4. Buku Keuangan dan buku iuran.
    5. Buku Ekspedisi.
    6. Buku Kegiatan/ Latihan.
    7. Buku Harian.
    8. Buku Log/ Log Book
    9. Buku Agenda Surat.
    10. Buku Sejarah dan Perkembangan Satuan.                           
    11. Jenis Daftar/ form administrasi satuan :
    1. Daftar hadir latihan.
    2. Daftar/ kartu perkembangan anggota.
    3. Daftar Tabungan.
    4. Form pendaftaran anggota.
    5. Form Program latihan rutin.
    6. Form Program kerja Tahun

    Selain surat menyurat kebutuhan administrasi dalam amabalan adalah :

    1. Papan Nama Gugusdepan
    2. Papan Struktur Organisasi Gudep
    3. Buku Registrasi Peserta Didik
    4. Buku catatan pribadi peserta didik
    5. Buku presensi
    6. Buku daftar anggota
    7. Log book
    8. Buku inventaris satuan
    9. Buku iuran
    10. Buku administrasi dana dan keuangan satuan
    11. Buku registrasi pembina dan anggota Mabi
    12. Catatan notulen rapat / risalah rapat
    13. Formulir pelaksanaan kegiatan
    14. Buku agenda, verbal dan expedisi surat menyurat
    15. Buku acara kegiatan
    16. Program kegiatan
    17. Buku laporan keuangan bulanan 
    18. Buku inventaris gugus depan
    19. Catatan tentang pelaksanaan pelatihan (Program Kegiatan)
    20. Buku catatan pribadi setiap pembina
    21. Mengirimkan laporan Gudep ke Kwaran dan Kwarcab
    22. Buletin Gudep

    Agar latihan di gugus depan dapat mencapai tujuan Gerakan pramuka dan tidak membosankan, seorang Pembina gugus Depan dapat mengatur kegiatan, memiliki materi latihan yang diminati Penegak di suatu Ambalan. Pemilihan tempat dan waktu kegiatan akan sangat mempengaruhi jalannya kegiatan. Mengenal dan memahami peserta didik merupakan kunci dari kesuksesan pembinaan dalam gerakan pramuka. Perlu diingat kesuksesan pembinaan dalam gerakan pramuka bukan di ukur seberapa jumlah piala/tropi yang didapat saat memenangkan suatu perlombaan, tetapi diukur dengan seberapa besar perubahan sikap dan perilaku ke arah yang lebih positif peserta didik yang kita bina.

    Contoh jadwal Latihan berkala di Ambalan;

    1. Upacara Pembukaan Latihan
    2. Latihan tradisi (PBB, Refleksi diri)
    3. Latihan inti
    4. Uji SKU dan SKK
    5. Refreshing (permainan, lagu, dinamika kelompok, dll)
    6. Upacara Penutupan

    Diusahakan materinya bervareasi sehingga tidak membosankan, diselingi dengan kegiatan bakti, kegiatan sosial atau kegiatan yang mungkin saat itu sedang trend, serta menggunakan teknologi modern. Format latihan lain seperti kunjungan ke tempat bersejarah, museum, kunjungan ke pabrik, sentral usaha atau mungkin kunjungan ke polsek, koramil, panti asuhan, panti wreda dll.  Selain itu latihan gabungan antara gugus depan dan satuan lain juga dapat menjadi alternatif, selain untuk membuka wawasan juga dapat saling mengenal sesama anggota gerakan pramuka.

    Keikutsertaan anggota penegak dalam satuan karya tertentu atau kegiatan lain seperti ubaloka juga harus di dukung oleh pembina dengan mempertimbangkan minat dan bakat dari peserta didik.  Selain itu untuk mendorong nilai-nilai kepemimpinan serta kematangan dalam organisasi, anggota yang dapat belajar melalui dewan kerja yang ada di tiap kwartirnya. Peran dan dukungan dari pembina baik secara moril dan materiil memang sangat penting dalam pembinaan di Gerakan Pramuka.

    Ambalan dikatakan Aktif jika memenuhi standar sebagai berikut :

    1. Latihan rutin dengan upacara pembukaan dan upacara penutupan Latihan
    2. Perkemahan jum’at, Sabtu, Minggu (Perjusami)
    3. Pengembaraan                                                                       
    4. Kegiatan Satuan Karya
    5. Kegiatan Peduli Lingkungan
    6. Gladian Pemimpin Satuan (dianpinsat)
    7. Dewan Penegak aktif
    8. Dewan Kehormatan Penegak  aktif
    9. Latihan Pengembangan Kepemimpinan (LPK)

    Sebagai referensi kakak penegak dalam kegiatan Serah terima Jabatan Pengurus Dewan Ambalan : 

    1. Program Latihan Ambalan Penegak 
    2. Program Latihan PBB Ambalan Penegak
    3. Ragam Permainan Ambalan Penegak 
    4. Atur Acara Upacara Serah Terima Jabatan
    5. Tanda Seragam Pramuka Putra 
    6. Kibaran Cita Penegak / Bendera Ambalan 
    7. Dewan Pramuka Penegak 
    8. Program Kerja Ambalan Penegak 
    9. Naskah Pelantikan Penegak Bantara 
    10. Contoh Surat Keterangan Bintang Tahunan 
    11. Pindah Golongan dari Penggalang ke penegak 
    12. Pola Pembinaan Pramuka Penegak 
    13. Tanda Seragam Pramuka Putri 

  • Filosofi Pramuka Penegak

    Filosofi Pramuka Penegak

    Filosofi Pramuka Penegak – Pramuka merupakan organisasi multi umur yang kegiatannya meliputi seluruh usia mulai dari anak-anak hingga orang tua. Namun ruh dari gerakan pramuka yang utama adalah pembinaan remaja dengan demikian teori psikologi menjadi landasan filosofi yang penting dalam gerakan Pramuka.

    Kimmel (1995) mendefinisakan remaja ke dalam 3 fase yakni remaja Awal, Madya dan Akhir. Setiap fase dibedakan berdasakan perkembangan fisik yang selanjutnya berpengaruh pada tugas yang diberikan.

    Pada tahapan remaja awal, tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikannya adalah pada penerimaan terhadap keadaan fisik dirinya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. Remaja pada usia tersebut mengalami perubahan fisik yang sangat drastis, seperti pertumbuhan tubuh yang meliputi tinggi badan, berat badan, organ tubuh, dan perubahan bentuk fisik.

    Pramuka Penegak

    Penegak adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 16–20 tahun yang perkembangannya berada pada tahapan pertama dan kedua yaitu remaja awal dan remaja madya.

    Pada tahapan remaja madya, tugas perkembangan yang utama adalah mencapai idealisme dan kemandirian, kebebasan dari orang tua, memperluas hubungan dengan kelompok sebaya. Pada tahapan ini, remaja mencapai kapasitas keintiman hubungan pertemanan, belajar menangani hubungan interaksi dengan lawan jenis.

    Tugas-tugas perkembangan tersebut merupakan dasar bagi Pembina untuk mempersiapkan bahan, metode dan cara pendekatan yang tepat, sehingga mudah untuk memahami karakter masingmasing remaja. Pembinaan Pramuka Penegak dilakukan secara pribadi sehingga tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang sesuai dengan tujuan Gerakan Pramuka sekaligus juga turut mempertimbangkan perkembangan jiwanya.

    A. Kiasan Dasar Pramuka Penegak

    Pembinaan golongan Pramuka Penegak merupakan tahapan pembinaan setelah golongan Pramuka Penggalang. Jika Penggalang dikiaskan sebagai masa pemuda menggalang persatuan bangsa, maka Penegak dikiaskan sebagai masa pemuda menegakkan kemerdekaan bangsa. Pemberian nama golongan pembinaan kepramukaan sesuai penggolongan usia peserta didik, mengadaptasi proses panjang sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya meraih kemerdekaan.

    Kepanduan Indonesia merupakan sejarah perjuangan bangsa dalam upaya meraih kemerdekaan. Dimulai ketika bangsa Indonesia mensiagakan kemerdekaan yang diambil dari peristiwa Budi Utomo, pada tanggal 20 Mei 1908. Masa mensiagakan kemerdekaan bangsa ini menjadi kiasan dasar pembinaan golongan Siaga yaitu peserta didik usia 7-10 tahun.

    Kemudian bangsa Indonesia menggalang persatuan untuk kemerdekaan, yang ditandai dari peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Setelah berhasil menggalang persatuan, maka bangsa Indonesia telah siap untuk menegakkan kemerdekaan yang ditandai dari peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI, pada tanggal 17 Agustus 1945. Masa keberhasilan menggalang persatuan bangsa menjadi kiasan dasar pembinaan golongan Penggalang yaitu peserta didik usia 11-15 tahun, dan masa kesiapan menegakkan kemerdekaan menjadi kiasan dasar pembinaan golongan Penegak yaitu peserta didik usia 16-20 tahun.

    Proses akhir dari sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia adalah mengisi kemerdekaan dengan memandegani (memprakarsai/memelopori) pembangunan bangsa. Masa mempelopori pengisian kemerdekaan dan pembangunan bangsa menjadi kiasan dasar pembinaan golongan Pandega yaitu peserta didik usia 21-25 tahun.

    Satuan terkecil dalam Golongan Pramuka Penegak disebut Sangga, terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Arti kata Sangga adalah “gubug” atau rumah kecil tempat penggarap sawah. Nama Sangga disusun sesuai dengan kiasan dasar yakni: Sangga Perintis, Sangga Penegas, Sangga Pencoba, Sangga Pendobrak, Sangga Pelaksana. Perintis mengandung pengertian perintisan (menjadi pembuka/pelopor) dalam kebajikan. Penegas mengandung pengertian kemampuan mengambil keputusan yang arif dan bijaksana. Pencoba mengandung pengertian keberanian mencoba segala sesuatu yang positif. Pendobrak mengandung pengertian keberanian mengemukakan kebenaran dan melawan kemungkaran. Pelaksana mengandung pengertian keberanian melaksanakan sesuatu tugas dengan penuh tanggung jawab. Nama Sangga dipilih dan diambil dari cerminan sifat-sifat baik yang menonjol yang akan ditiru oleh anggota Sangga tersebut.

    Pemimpin Sangga dan Wakil Pemimpin Sangga dipilih berdasarkan musyawarah Sangga. Ambalan Penegak idealnya terdiri atas 12 – 32 Pramuka Penegak yang dibagi menjadi 3 sampai 4 sangga. Arti kata Ambalan berasal dari bahasa Jawa ambal-ambalan, yakni kegiatan yang dilakukan terus menerus. Ambalan juga disebut sekumpulan orang yang sedang melakukan suatu pekerjaan. Nama Ambalan Penegak biasanya diambil dari nama-nama pahlawan. Namun demikian tidak menutup kemungkinan nama Ambalan juga diambil dari nama-nama tokoh, kerajaan dalam pewayangan atau legenda. Dalam pemilihan nama diambil yang terbaik menurut anggota Ambalan, sehingga memiliki makna dan kebanggaan bagi seluruh anggota Ambalan.

    Tingkat kecakapan umum Pramuka Penegak berupa tanda pundak yang dibuat dari kain dengan warna dasar hijau tua. Tulisan dan gambar pada tanda tersebut dibuat dengan sulaman atau logam berwarna kuning emas. Berbentuk trapesium, berwarna dasar hijau tua dengan panjang sisi 5 cm, sisi atas 4 cm dan panjang kaki miring kiri dan kanan masing-masing 7,5 cm, didalamnya terdapat gambar bintang sudut lima di bawahnya terdapat sepasang tunas kelapa yang berlawanan arah dan di bawah tunas kelapa terdapat tulisan BANTARA atau LAKSANA. Bintang bersudut lima mempunyai arti bahwa Pramuka Penegak bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa dan bermoral Pancasila. Tunas kelapa yang berlawanan arah mengibaratkan keselarasan dan kesatuan gerak Pramuka Penegak putra dan putri yang sedang membina dirinya sebagai mahluk pribadi, sosial dan mahluk Tuhan menuju cita-cita bangsa.
    Tanda di pundak mengibaratkan tanggungjawab yang tidak ringan yang harus dipikulnya sebagai anggota Gerakan Pramuka dan kader pembangunan bangsa dan Negara. Bantara mengandung pengertian kader, ajudan, pengawas pembangunan yang kuat, baik dan terampil serta bermoral Pancasila. Calon pemimpin bangsa dan negara yang masih belajar dan mengembangkan kemampuannya dalam memimpin. Laksana mengandung arti pemimpin muda yang sudah sanggup mengemban dan melaksanakan tugas pembangunan bangsa dan negara serta mempunyai tanggungjawab yang lebih besar.

    Bentuk barisan penegak pada saat upacara pembukaan dan penutupan latihan ambalan penegak adalah bersaf. Barisan paling kanan adalah kakak pembina, sedangkan yang paling kiri adalah pembaca sandi ambalan. Pembina tidak di depan barisan tetapi berdiri sejajar dengan penegak. Pembina ke depan hanya saat membaca teks pancasila dan memberikan amanat. Bentuk barisan ini mempunyai kiasan bahwa seorang penegak sudah dipandang sebagai orang yang dapat berfikir dewasa, berdiri sejajar dengan pembina. Ketika berbaris satu bersaf, seorang tidak akan terhalang pandangannya, kiasannya adalah seorang penegak sudah dapat melihat dunia secara luas tanpa terhalang pandangan apapun, tetapi sesekali pembina akan tetap ke depan untuk memberikan sebuah nasehat dan penegak harus senantiasa memperhatikan amanat yang diberikan kakak pembina.

    B. Sifat Kegiatan Kepenegakan

    Sifat umum yang dimiliki Pramuka Penegak adalah semangat juang yang tinggi, idealisme, kemauan yang kuat, percaya diri, mencari jati diri, kreatif dan peduli terhadap lingkungan masyarakat, serta memiliki loyalitas yang tinggi terhadap kelompoknya. Mengingat sifat umum tersebut maka sifat kegiatan Kepenegakan secara umum masih memerlukan bimbingan orang dewasa dengan motto dari, oleh dan untuk Pramuka Penegak di bawah tanggungjawab orang dewasa.

    Bentuk kegiatan Kepenegakan meliputi:

    1. Bina Diri – Bina diri merupakan upaya peningkatan kemampuan jiwa dan keterampilan dengan cara menuntut ilmu pengetahuan.
    2. Bina Satuan – Bina satuan merupakan upaya terus menerus mengabdikan diri pada perindukan Siaga atau pasukan Penggalang dalam keterampilan khusus atau inovatif.
    3. Bina Masyarakat – Bina masyarakat merupakan upaya dan semangat untuk menjadi penyuluh dan pelopor pembangunan di masyarakatnya.

    Organisasi Kepenagakan

    A. Ambalan Penegak

    Ambalan Penegak idealnya terdiri atas 12-32 Pramuka Penegak yang dibagi menjadi 3-4 kelompok yang disebut Sangga.

    Ambalan Penegak menggunakan nama dan lambang yang dipilih mereka sesuai aspirasinya dan mengandung kiasan dasar yang menjadi motivasi kehidupan ambalan.

    B. Sangga

    1. Sangga adalah kelompok belajar interaktif teman sebaya usia antara 16-20 tahun yang disebut Pramuka Penegak.
    2. Jumlah anggota sangga yang terbaik adalah 4-8 Pramuka Penegak.
    3. Pembentukan sangga dilakukan oleh para Pramuka Penegak sendiri.
    4. Nama sangga dipilih diantara nama-nama Perintis, Pencoba, Pendobrak, Penegas dan Pelaksana atau dipilih nama lain sesuai aspirasi mereka. Nama tersebut merupakan identitas sangga dan mengandung kiasan dasar yang dapat memberikan motivasi kehidupan sangga.

    Untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan, Ambalan Penegak dapat membentuk Sangga Kerja yang anggotanya terdiri atas anggota-anggota sangga yang ada, jumlah anggota disesuaikan dengan beban kerja atau tugas yang diemban.

    Sangga Kerja bersifat sementara sampai tugas atau pekerjaan selesai dilaksanakan.

    Setiap ambalan dipimpin oleh seorang Pradana yang dipilih dari musyawarah anggota Ambalan. Karena masa Penegak adalah masa dimana seorang remaja sudah bermasyarakat maka susunan organisasi Ambalannya pun sama dengan susunan organisasi yang terdapat di masyarakat pada umumnya. Di dalam organisasi Ambalan terdapat Dewan Ambalan Penegak yang disebut Dewan Penegak dan Dewan Kehormatan.

    C. Dewan Ambalan Penegak (Dewan Penegak)

    Dewan Penegak, terdiri atas:

    1. Ketua yang disebut Pradana;
    2. Sekretaris yang disebut Kerani;
    3. Bendahara yang mengatur keuangan dan harta benda milik Ambalan;
    4. Pemangku adat yakni pemimpin tata-cara adat Ambalan, pada hakekatnya adalah penjaga Kode Etik Ambalan;
    5. Beberapa orang anggota.

    Pembina Pramuka Penegak dan Pembantu Pembina Pramuka Penegak tidak masuk dalam Dewan Ambalan. Pembina Ambalan bertindak sebagai penasehat, pendorong, pengarah, pembimbing dan mempunyai hak dalam mengambil keputusan terakhir.

    Dewan Penegak bertugas :

    1. Merancang dan melaksanakan program kegiatan.
    2. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan.
    3. Merekrut anggota baru.
    4. Membantu sangga dalam mengintegrasikan anggota baru dalam sangga.

    Dewan Kehormatan Penegak

    Untuk mengembangkan kepemimpinan dan rasa tanggungjawab para Pramuka Penegak, dibentuk Dewan Kehormatan Penegak yang terdiri atas para anggota Ambalan yang sudah dilantik dan diketuai oleh Pemangku adat.

    Tugas Dewan Kehormatan Penegak adalah untuk menentukan:

    1. Pelantikan, penghargaan atas prestasi/jasanya dan tindakan atas pelanggaran terhadap kode kehormatan
    2. Peristiwa yang menyangkut kehormatan Pramuka Penegak
    3. Rehabilitasi anggota Ambalan Penegak

    Dalam Dewan Kehormatan Penegak, pembina bertindak sebagai penasehat. Pertemuan Dewan Kehormatan Penegak bersifat formal.

    1. Undangan disampaikan seminggu sebelumnya dan masalah yang akan dibicarakan diumumkan.
    2. Peserta yang hadir menggunakan pakaian seragam
    3. Tempat ditentukan lebih dahulu

    Ambalan yang ideal memiliki markas Ambalan, yakni tempat di mana Ambalan itu berkumpul. Markas ini biasanya diberi nama “Sanggar”. Setiap Ambalan harus memiliki bendera Merah Putih, bendera Pramuka, bendera Ambalan/ pusaka Ambalan/tunggul Ambalan serta bendera WOSM, tiang bendera, tali-menali, dilengkapi dengan peralatan tulis menulis (komputer, printer), peralatan memasak, serta peralatan perkemahan, serta perlengkapan adat.

    Sesuai dengan metode satuan terpisah, maka Pembina Ambalan putra adalah seorang pria, dan Pembina Ambalan putri adalah seorang wanita. Hubungan antara Pembina Ambalan dengan anggota Ambalan Penegak seperti hubungan antara kakak dan adik, sedangkan hubungan Pembina Ambalan dengan Pembantu Pembina sama seperti hubungan pada anggota dewasa Gerakan Pramuka lainnya yakni hubungan persaudaraan atau kemitraan.

    Ambalan yang menginginkan materi-materi sebagai bekal keterampilan dalam hubungannya dengan life-skill, dapat meminta bantuan instruktur yang berkompeten di bidangnya. Ambalan mempunyai Sandi Ambalan berisi nilai-nilai dan norma-norma yang disepakati dan melandasi perjuangan kehidupan Ambalan.

    PERAN PEMBINA

    1. Dalam semua golongan peserta didik Pembina Pramuka berperan sebagai pemberi teladan dan bersikap bijaksana.
    2. Peran Pembina Pramuka Penegak dalam upaya membantu menyelesaikan SKU Pramuka Penegak yaitu sebagai konsultan, motivator dan dinamisator.
    3. Peran Pembina sebagai konsultan menerapkan pendekatan kemitraan antara Pembina denganvPramuka Penegak sebagai mitra bakti, untuk membangun masyarakatnya.

    Dalam proses melaksanakan peran sebagai konsultan, pembina menerapkan pendekatan Sistem Among, yang dititikberatkan pada praktik pendekatan “Tut Wuri Handayani”.

    Presentasi aplikasi penerapan Sistem Among dari Pembina kepada peserta didiknya yaitu . “Ing Ngarso Sung Tulodo” 30%, “Ing Madyo Mangun Karso” 30%, “Tut Wuri Handayani” 40%. Pembina wajib menjadi teladan bagi Penegak karena Sangga merupakan kelompok belajar interaktif. Dalam membina Penegak, Pembina memberi dorongan, motivasi dan arahan (Tut Wuri Handayani), menggerakkan (Ing Madya Mangun Karsa) dan memberi keteladanan (Ing Ngarsa Sung Tulada) dengan memperhatikan perkembangan minat, usulan dan permintaan Penegak. Kemandirian, kepemimpinan, kemampuan komunikasi, bertanggungjawab dan komitmen merupakan komponen edukasi yang perlu dikembangkan dalam golongan Penegak.

    Pembina sebagai anggota Dewan Kehormatan Ambalan berfungsi sebagai penasehat yang objektif dan bijaksana, sehingga dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi peserta didik, dengan penuh rasa percaya diri.

    Dalam upaya membina dan mengembangkan bakat, minat dan keinginan peserta didik, perlu disusun program kegiatan yang didasarkan pada prinsip, dari untuk dan oleh Pramuka Penegak dengan tanggung jawab pembinanya.

    Untuk memotivasi Pramuka Penegak, Pembina wajib mengadakan pendekatan perorangan secara manusiawi dengan proses pendekatan silih asah, silih asih, silih asuh, sehingga peserta didik mampu memecahkan masalahnya sendiri.

    Pembina sebagai motivator, wajib menjadi contoh teladan dalam ucapan, sikap dan perilaku. Menunjukkan semangat berusaha yang optimal dan memberikan altenatif cara dan jalan keluar mengatasi masalah dengan suasana rukun, damai dan bersahabat. Mengembangkan rasa persatuan, kesatuan, kerjasama, saling menghormati dan menghargai antara Sangga dan Ambalan.
    Pembina sebagai dinamisator, wajib senantiasa menunjukkan perilaku tegar, optimisme dan percaya diri, sehingga kreatif dan inovatif dalam menghadapi hambatan dan kendala untuk menyelesaikan SKU sesuai jadwal yang ditentukan peserta didik.

    Pembina wajib menerapkan upaya yang sungguh-sungguh untuk mensukseskan program latihan Penegak dengan mengadakan studi kelayakan dan observasi yang cermat dalam menerapkan manajemen resiko. Pembina sebagai konsultan wajib memberikan kepercayaan secara penuh kepada Pemimpin Sangga dan Dewan Penegak untuk menyusun program, melaksanakan dan mengevaluasi, serta mau mendengar permasalahan peserta didik dan memberi alternatif dalam pemecahan masalah, sehingga peserta didik dapat mengambil keputusan.

    Kegiatan Penegak adalah kegiatan yang selalu berkarakter, dinamis, progresif, menantang, bermanfaat bagi diri dan masyarakat lingkungannya.

    Materi latihan pada hakekatnya meliputi semua aspek kehidupan yang berisi nilai-nilai dan keterampilan. Materi dikemas sehingga memenuhi 4 H sebagaimana yang dikemukakan oleh Baden Powell yakni: Health, Happiness, Helpfulness, Handicraft. Proses penyampaian materi bagi penegak adalah:

    1. l earning by doing (meliputi: learning to know, learning to do dan learning to live together).
    2. learning to be (meliputi: learning by teaching; learning to serve; serving to earn, earning to live).

    Pembina memberikan evaluasi berupa saran dan kritik yang membangun serta standarisasi kompetensi dalam proses penyelesaian SKU Pramuka Penegak wajib dibuat secara transparan dan terukur.

    Filosofi Penegak :

    Filosofi Penegak

    1. Kiasan Dasar Pramuka Penegak
    2. Sifat Kegiatan Kepenegakan
    3. Organisasi Ambalan Penegak
    4. Peran Pembina Penegak

    Sebagai referensi kakak penegak dalam kegiatan Serah terima Jabatan Pengurus Dewan Ambalan :

    1. Atur Acara Upacara Serah Terima Jabatan
    2. Tanda Seragam Pramuka Putra
    3. Kibaran Cita Penegak / Bendera Ambalan
    4. Dewan Pramuka Penegak
    5. Program Kerja Ambalan Penegak
    6. Naskah Pelantikan Penegak Bantara
    7. Contoh Surat Keterangan Bintang Tahunan
    8. Pindah Golongan dari Penggalang ke penegak
    9. Pola Pembinaan Pramuka Penegak
    10. Tanda Seragam Pramuka Putri

    Dunia Siaga Lebih Lanjut Klik link berikut :

    Folosofi Pramuka Siaga
    Kiasan Dasar Pramuka Siaga
    Sifat dan Karakter Pramuka Siaga
    Sifat Kegiatan Pramuka Siaga
    Organisasi Siaga
    Peran Pembina Siaga
    Upacara Perindukan siaga

    Berikut Link yang mungkin juga berguna untuk kakak Pembina Pasukan Penggalang :

    Naskah Pelantikan Penggalang Ramu
    Upacara Pemberian Tanda Kecakapan Khuusu / TKK
    Surat Keterangan Pelantikan Penggalang Ramu
    Upacara Pembukan Latihan Pasukan Penggalang
    Upacara Pindah Golongan dari siaga ke penggalang
    Sifat Karakter Penggalang
    Karakteristik Penggalang
    Kiasan Dasar Penggalang
    Filosofi Penggalang

    Ketrampilan Kepramukaan lainnya:

    Tali Temali dan Pionering
    Macam-macam Sandi dan Penjelasannya
    Menggunakan Semaphore yang benar
    Teknik Menggunakan Kompas
    Menggambar Peta Panorama
    Teknik Menggambar peta lapangan
    Membuat Peta Pita
    Teknik Mengirim morse yang benar
    Soal Ketrampilan Kepramukaan

  • Nama Ambalan dalam Gerakan Pramuka

    Nama Ambalan dalam Gerakan Pramuka

    Nama Ambalan adalah hal yang penting pada sebuah Gugus Depan. Nama ini menjadi identitas yang mudah diingatkan dan menggambarkan cita-cita luhur dari ambalan itu sendiri.

    Daftar isi

    Nama Ambalan

    Nama Ambalan adalah gambaran cita-cita dan nilai filosofi yang dianut oleh satu pangkalan pramuka. Pemberian nama ini boleh dilakukan dengan kategori apa saja dengan catatan memiliki nilai luhur, misalnya nama Pahlawan, Nilai dan Adat Setempat, Nama Hewan dan Tanaman dan sejenisnya.

    Nama tersebut selanjutnya menjadi Inisial yang menjadi sebutan menggantikan Nomor Pangkalan dan Gugus Depan dari Ambalan tersebut. Tujuannya untuk memudahkan penyebutan dan menunjukkan rasa bangga terhadap ambalan sendiri.

    Contoh Nama Ambalan

    1. Ambalan Abbulosibatang
    2. Ambalan Annanas Satipus
    3. Ambalan Adam Malik
    4. Ambalan Yos Sudarso
    5. Andala Bima Sakit
    6. Ambalan Ranggong DG Romo
    7. Ambalan Diponegoro

    Lambang Ambalan

    Tanda, lambang, bendera dan kibaran cita Ambalan Penegak dan/atau Racana Pandega adalah sarana/alat untuk mendorong maju, memberi semangat, kebanggan dari para Pramuka Penegak dan/atau Pramuka Pandega serta Ambalan dan Racananya di Gugusdepan-gugusdepan.

    Tanda, lambang, bendera dan kibaran cita Ambalan dan/atau Racana Pandega harus mempunyai arti yang mengarah pada tujuan Gerakan Pramuka dan semangat kepahlawanan. Karena nama itu doa, maka senantiasa berilah nama Ambalan mu dengan nama yang baik, sehingga dapat memunculkan semanagat dalam berlatih.

    Contoh
    Ambalan Adam MAlik Pangkalan SMA 6 Semarang.

    Amabalan Adam malik merupakan nama ambalan putra di penegak yang berpangkalan di SMA 6 Semarang.

    Alasan dipilih Adam Malik karena beliau adalah tokoh bangsa Indonesia yang memulai semua nya dari bawah. Perjuangan hidup nya luar biasa, bukan berasal keluarga yang kaya, tetapi beliau berjuang dalam kariernya dari wartawan hingga menjadi seorang menteri dan wakil Presiden Indonesia.
    Semangat dan perjuangan beliau menjadikan pembakar semangat anggota Ambalan Adam Malik, yang tidak pernah menyerah, atau pun putus asa dan terus berjuang dalam mewujudkan cita citanya.

    Sebagai referensi kakak penegak dalam kegiatan Serah terima Jabatan Pengurus Dewan Ambalan :

    1. Program Latihan Ambalan Penegak
    2. Program Latihan PBB Ambalan Penegak
    3. Ragam Permainan Ambalan Penegak
    4. Atur Acara Upacara Serah Terima Jabatan
    5. Tanda Seragam Pramuka Putra
    6. Kibaran Cita Penegak / Bendera Ambalan
    7. Dewan Pramuka Penegak
    8. Program Kerja Ambalan Penegak
    9. Naskah Pelantikan Penegak Bantara
    10. Contoh Surat Keterangan Bintang Tahunan
    11. Pindah Golongan dari Penggalang ke penegak
    12. Pola Pembinaan Pramuka Penegak
    13. Tanda Seragam Pramuka Putri

    Ketrampilan Kepramukaan lainnya:

    1. Tali Temali dan Pionering
    2. Macam-macam Sandi dan Penjelasannya
    3. Menggunakan Semaphore yang benar
    4. Teknik Menggunakan Kompas
    5. Menggambar Peta Panorama
    6. Teknik Menggambar peta lapangan
    7. Membuat Peta Pita
    8. Teknik Mengirim morse yang benar

    Berikut Link yang mungkin juga berguna untuk kakak Pembina Pasukan Penggalang :

    1. Naskah Pelantikan Penggalang Ramu
    2. Surat Keterangan Pelantikan Penggalang Ramu
    3. Upacara Pembukan Latihan Pasukan Penggalang
    4. Upacara Pindah Golongan dari siaga ke penggalang
    5. Sifat Penggalang
    6. Karakteristik Penggalang
    7. Kiasan Dasar Penggalang
    8. Filosofi Penggalang
  • Syarat Kecakapan Umum Bantara – SKU

    Salah satu materi dasar pramuka pada tingkat penegak adalah Syarat Kecakapan Umum untuk naik tingkat Bantara. Seluruh syarat diuji dan dilaporkan kepada Pembina dan Dewan Ambalan.

    SKU Bantara

    Untuk mencapai tingkat Penegak Bantara, calon Penegak harus memenuhi Syarat Kecakapan Umum (SKU) sebagai berikut:

    A. Spiritual

    1. Islam

    1. Dapat menjelaskan makna Rukun Iman dan Rukun Islam.
    2. Mampu menjelaskan makna Sholat berjamaah dan dapat mendirikan Sholat sunah secara individu.
    3. Mampu menjelaskan makna berpuasa serta macam-macam Puasa
    4. Tahu tata cara merawat dan mengurus jenazah (Tazhizul Jenazah)
    5. Dapat membaca doa Ijab Qobul Zakat
    6. Dapat menghafal minimal sebuah hadist dan menjelaskan hadist tersebut

    2. Katolik

    1. Tahu dan paham makna dan arti Gereja Katolik.
    2. Dapat memimpin doa dan membangun serta membuat gerakan cinta kasih pada keberagaman agama di luar gereja katolik.

    3. Kristen Protestan

    1. Mendalami Hukum Kasih dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

    4. Hindu

    1. Dapat menjelaskan sejarah perkembangan agama Hindu di tujuan kelahiran menjadi manusia menurut agama Hindu.
    2. Dapat menjelaskan makna dan hakekat ajaran Tri Hita Karana dengan pelestarian alam lingkungan
    3. Dapat mempraktikkan bentuk gerakan Asanas dari Hatta Yoga
    4. Dapat melafalkan dan mengkidungkan salah satu bentuk Dharma Gita
    5. Dapat mendeskripsikan struktur , fungsi dan sejarah pura dalam cakupan Sad Kahyangan

    5. Budha

    1. Saddha: Mengungkapkan Buddha Dharma sebagai salah satu agama
    2. Saddha: Mengungkapkan Buddha Dharma sebagai salah satu agama
    3. Menjelaskan sejarah Buddha Gotama
    4. Menjelaskan Tiratana sebagai pelindung
    5. Menjelaskan kisah-kisah sejarah penulisan kitab suci Tripitaka

    B. Emosional

    1. Berani menyampaikan kritik dan saran yang membangun dengan sopan dan santun kepada sesama teman
    2. Dapat mengikuti jalannya diskusi dengan baik.

    C. Sosial

    1. Dapat hidup bersama antar umat beragama dan toleransi dalam bakti
    2. Mengikuti pertemuan Ambalan sekurang-kurangnya 2 kali setiap bulan
    3. Setia membayar iuran kepada Gugus depan, dengan uang yang seluruh atau sebagian diperolehnya dari usaha sendiri
    4. Dapat berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam pergaulan sehari-hari
    5. Telah membantu mengelola kegiatan di Ambalan
    6. Telah ikut aktif kerja bakti di masyarakat minimal 2 kali
    7. Dapat menampilkan kesenian daerah di depan umum minimal satu kali

    D. Intelektual

    1. Mengenal, Mengerti dan Memahami isi AD & ART Gerakan Pramuka
    2. Dapat menjelaskan sejarah Kepramukaan Indonesia dan Dunia
    3. Dapat menggunakan jam, kompas, tanda jejak dan tanda-tanda alam lainnya dalam pengembaraan
    4. Dapat menjelaskan bentuk pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
    5. Dapat menjelaskkan tentang organisasi ASEAN dan PBB
    6. Dapat menjelaskan tentang kewirausahaan.
    7. Dapat mendaur ulang barang tidak terpakai menjadi barang yang bermanfaat (Hasta Karya Pramuka).
    8. Dapat menerapkan pengetahuannya tentang tali temali dan pionering dalam kehidupan sehari-hari

    E. Fisik

    1. Selalu berolahraga, mampu melakukan olahraga renang gaya bebas dan menguasai 1 (satu) cabang olahraga tim
    2. Dapat menjelaskan perkembangan fisik laki-laki dan perempuan
    3. Dapat memimpin baris berbaris sangganya, dapat menjelaskan tentang gerakan baris berbaris kepada anggota sangganya yang terdiri atas gerakan di tempat
    4. Dapat menyebutkan beberapa penyakit infeksi, degeneratif dan penyakit yang disebabkan perilaku tidak sehat
    5. Ikut serta dalam perkemahan selama 3 hari berturut-turut
  • Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

    Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dalam bahasa umum dikenal sebagai Higher Order Thinking Skills (HOTS) dipicu oleh empat kondisi berikut. 

    a. Sebuah situasi belajar tertentu yang memerlukan strategi pembelajaran yang spesifik dan tidak dapat digunakan di situasi belajar lainnya. 

    b. Kecerdasan yang tidak lagi dipandang sebagai kemampuan yang tidak dapat diubah, melainkan kesatuan pengetahuan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang terdiri dari lingkungan belajar, strategi, dan kesadaran dalam belajar. 

    c. Pemahaman pandangan yang telah bergeser dari unidimensi, linier, hirarki atau spiral menuju pemahaman pandangan ke multidimensi dan interaktif. 

    d. Keterampilan berpikir tingkat tinggi yang lebih spesifik seperti penalaran, kemampuan analisis, pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir kritis dan kreatif. 

    Menurut beberapa ahli, definisi keterampilan berpikir tingkat tinggi salah satunya dari Resnick (1987) adalah proses berpikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis, dan membangun hubungan dengan melibatkan aktivitas mental yang paling dasar. Keterampilan ini juga digunakan untuk menggarisbawahi berbagai proses tingkat tinggi menurut jenjang taksonomi Bloom. Menurut Bloom, keterampilan dibagi menjadi dua bagian. Pertama adalah keterampilan tingkat rendah yang penting dalam proses pembelajaran, yaitu: mengingat (remembering), memahami (understanding), dan menerapkan (applying), dan kedua adalah yang diklasifikasikan ke dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi berupa keterampilan menganalisis (analyzing), mengevaluasi (evaluating), dan mencipta (creating).

    Gambar 1. Aspek Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi 1 

    Pembelajaran yang berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi adalah pembelajaran yang melibatkan 3 aspek keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu: transfer of knowledge, critical and creative thinking, dan problem solving. Dalam proses pembelajaran keterampilan berpikir tingkat tinggi tidak memandang level Kompetensi Dasar (KD), apakah KD nya berada pada tingkatan C1, C2, C3, C4, C5, atau C6.  

    a. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Transfer of Knowledge

    Keterampilan berpikir tingkat tinggi erat kaitannya dengan keterampilan berpikir sesuai dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang menjadi satu kesatuan dalam proses belajar dan mengajar. 

    1) Ranah Kognitif

    Ranah kognitif meliputi kemampuan dari peserta didik dalam mengulang atau menyatakan kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari dalam proses pembelajaran yang telah didapatnya. Proses ini berkenaan dengan kemampuan dalam berpikir, kompetensi dalam mengembangkan pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran. Tujuan pembelajaran pada ranah kognitif menurut Bloom merupakan segala aktivitas pembelajaran menjadi enam tingkatan sesuai dengan jenjang terendah sampai tertinggi. 

    Tabel  1. Proses Kognitif sesuai dengan level kognitif Bloom.https://googleads.g.doubleclick.net/pagead/ads?us_privacy=1—&client=ca-pub-8096380278884199&output=html&h=250&slotname=9875457382&adk=3012048835&adf=1010989202&pi=t.ma~as.9875457382&w=299&fwrn=4&lmt=1677825550&rafmt=11&format=299×250&url=https%3A%2F%2Ftakadadikotomi.blogspot.com%2F2021%2F05%2FHOTS-keterampilan-berpikir-tingkat-tinggi.html&host=ca-host-pub-1556223355139109&wgl=1&adsid=ChEIgNKGoAYQ3pjdl7Do-8n9ARI9AMl40zLTvs0RIcCaqqgzqfugvQiKmGiaq3P730sma_20FrG1SzsEhtY-kUSEvHy4wNLIqQk4hq1Bitti6Q&uach=WyJtYWNPUyIsIjEyLjYuMCIsImFybSIsIiIsIjExMC4wLjU0ODEuMTc3IixbXSxmYWxzZSxudWxsLCI2NCIsW1siQ2hyb21pdW0iLCIxMTAuMC41NDgxLjE3NyJdLFsiTm90IEEoQnJhbmQiLCIyNC4wLjAuMCJdLFsiR29vZ2xlIENocm9tZSIsIjExMC4wLjU0ODEuMTc3Il1dLGZhbHNlXQ..&dt=1677859481528&bpp=3&bdt=630&idt=5456&shv=r20230301&mjsv=m202302220101&ptt=9&saldr=aa&abxe=1&prev_fmts=0x0%2C728x90%2C120x800&nras=1&correlator=4001107796421&frm=20&pv=1&ga_vid=352478920.1677859487&ga_sid=1677859487&ga_hid=1340091871&ga_fc=1&rplot=4&u_tz=480&u_his=1&u_h=900&u_w=1440&u_ah=900&u_aw=1440&u_cd=30&u_sd=2&dmc=8&adx=405&ady=2311&biw=1440&bih=732&scr_x=0&scr_y=0&eid=44759876%2C44759927%2C44759842%2C44777876%2C31072621%2C44784142&oid=2&pvsid=1011612964749599&tmod=337658270&uas=0&nvt=1&ref=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F&fc=1920&brdim=0%2C0%2C0%2C0%2C1440%2C0%2C0%2C0%2C1440%2C732&vis=1&rsz=%7Co%7CpoEebr%7C&abl=NS&pfx=0&fu=128&bc=31&ifi=3&uci=a!3&btvi=1&fsb=1&xpc=vwZEpxlD2q&p=https%3A//takadadikotomi.blogspot.com&dtd=M

    Anderson dan Krathwoll melalui taksonomi yang direvisi memiliki rangkaian proses-proses yang menunjukkan kompleksitas kognitif dengan menambahkan dimensi pengetahuan, seperti: 

    1) Pengetahuan faktual, Pengetahuan faktual berisi elemen-elemen dasar yang harus diketahui para peserta didik jika mereka akan dikenalkan dengan suatu disiplin atau untuk memecahkan masalah apapun di dalamnya. Elemen-elemen biasanya merupakan simbol-simbol yang berkaitan dengan beberapa referensi konkret, atau “benang-benang simbol” yang menyampaikan informasi penting. Sebagian terbesar, pengetahuan faktual muncul pada level abstraksi yang relatif rendah. Dua bagian jenis pengetahuan faktual adalah: — Pengetahuan terminologi meliputi nama-nama dan simbol-simbol verbal dan  nonverbal tertentu (contohnya kata-kata, angka-angka, tanda-tanda, dan gambar-gambar).  

    – Pengetahuan yang detail dan elemen-elemen yang spesifik mengacu pada pengetahuan peristiwa-peristiwa, tempat-tempat, orang-orang, tanggal, sumber informasi, dan semacamnya. 

    2) Pengetahuan konseptual, Pengetahuan konseptual meliputi skema-skema, model-model mental, atau teori-teori eksplisit dan implisit dalam model-model psikologi kognitif yang berbeda. Pengetahuan konseptual meliputi tiga jenis:  

    – Pengetahuan klasifikasi dan kategori meliputi kategori, kelas, pembagian, dan penyusunan spesifik yang digunakan dalam pokok bahasan yang berbeda;  

    – Prinsip dan generalisasi cenderung mendominasi suatu disiplin ilmu akademis dan digunakan untuk mempelajari fenomena atau memecahkan masalah-masalah dalam disiplin ilmu; dan  

    – Pengetahuan teori, model, dan struktur meliputi pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan generalisasi-generalisasi bersama dengan hubungan-hubungan di antara mereka yang menyajikan pandangan sistemis, jelas, dan bulat mengenai suatu fenomena, masalah, atau pokok bahasan yang kompleks. 

    3) Pengetahuan prosedural, “pengetahuan mengenai bagaimana” melakukan sesuatu. Hal ini dapat berkisar dari melengkapi latihan-latihan yang cukup rutin hingga memecahkan masalah-masalah baru. Pengetahuan prosedural sering mengambil bentuk dari suatu rangkaian langkah-langkah yang akan diikuti. Hal ini meliputi pengetahuan keahlian-keahlian, algoritma-algoritma, teknik-teknik, dan metode-metode secara kolektif disebut sebagai prosedur-prosedur. 

    – Pengetahuan keahlian dan algoritma spesifik suatu subjek. 

    Pengetahuan prosedural dapat diungkapkan sebagai suatu rangkaian langkah-langkah, yang secara kolektif dikenal sebagai prosedur. Kadangkala langkah-langkah tersebut diikuti perintah yang pasti, di waktu yang lain keputusan-keputusan harus dibuat mengenai langkah mana yang dilakukan selanjutnya. Dengan cara yang sama, kadang-kadang hasil akhirnya pasti, dalam kasus lain hasilnya tidak pasti. Meskipun proses tersebut bisa pasti atau lebih terbuka, hasil akhir tersebut secara umum dianggap pasti dalam bagian jenis pengetahuan.  

    •- Pengetahuan teknik dan metode spesifik suatu subjek. 

    Pengetahuan teknik dan metode spesifik suatu subjek meliputi pengetahuan yang secara luas merupakan hasil dari konsensus, persetujuan, atau norma-norma disipliner daripada pengetahuan yang lebih langsung merupakan suatu hasil observasi, eksperimen, atau penemuan.

    Bagian jenis pengetahuan ini secara umum menggambarkan bagaimana para ahli dalam bidang atau disiplin ilmu tersebut berpikir dan menyelesaikan masalah-masalah daripada hasilhasil dari pemikiran atau pemecahan masalah tersebut.

    – Pengetahuan kriteria untuk menentukan kapan menggunakan prosedur-prosedur yang tepat. 

    Sebelum terlibat dalam suatu penyelidikan, para peserta didik diharapkan dapat mengetahui metode-metode dan teknik-teknik yang telah digunakan dalam penyelidikan-penyelidikan yang sama. Pada suatu tingkatan nanti dalam penyelidikan tersebut, mereka dapat diharapkan untuk menunjukkan hubungan-hubungan antara metode-metode dan teknik-teknik yang mereka benar-benar lakukan dan metode-metode yang dilakukan oleh peserta didik lain. 

    4) Pengetahuan metakognitif, 

    Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan mengenai kesadaran secara umum sama halnya dengan kewaspadaan dan pengetahuan tentang kesadaran pribadi seseorang. Penekanan kepada peserta didik untuk lebih sadar dan bertanggung jawab terhadap pengetahuan dan pemikiran mereka sendiri. Perkembangan para peserta didik akan menjadi lebih sadar dengan pemikiran mereka sendiri sama halnya dengan lebih banyak mereka mengetahui kesadaran secara umum, dan ketika mereka bertindak dalam kewaspadaan ini, mereka akan cenderung belajar lebih baik. 

    – Pengetahuan strategi. 

    Pengetahuan strategi adalah pengetahuan mengenai strategi-strategi umum untuk pembelajaran, berpikir, dan pemecahan masalah.  

    https://googleads.g.doubleclick.net/pagead/ads?us_privacy=1—&client=ca-pub-8096380278884199&output=html&h=188&slotname=9875457382&adk=3417497365&adf=4010960574&pi=t.ma~as.9875457382&w=749&fwrn=4&lmt=1677825550&rafmt=11&format=749×188&url=https%3A%2F%2Ftakadadikotomi.blogspot.com%2F2021%2F05%2FHOTS-keterampilan-berpikir-tingkat-tinggi.html&host=ca-host-pub-1556223355139109&wgl=1&uach=WyJtYWNPUyIsIjEyLjYuMCIsImFybSIsIiIsIjExMC4wLjU0ODEuMTc3IixbXSxmYWxzZSxudWxsLCI2NCIsW1siQ2hyb21pdW0iLCIxMTAuMC41NDgxLjE3NyJdLFsiTm90IEEoQnJhbmQiLCIyNC4wLjAuMCJdLFsiR29vZ2xlIENocm9tZSIsIjExMC4wLjU0ODEuMTc3Il1dLGZhbHNlXQ..&dt=1677859481531&bpp=1&bdt=677&idt=5453&shv=r20230301&mjsv=m202302220101&ptt=9&saldr=aa&abxe=1&prev_fmts=0x0%2C728x90%2C120x800%2C299x250%2C728x90%2C360x1200&nras=2&correlator=4001107796421&frm=20&pv=1&ga_vid=352478920.1677859487&ga_sid=1677859487&ga_hid=1340091871&ga_fc=1&rplot=4&u_tz=480&u_his=1&u_h=900&u_w=1440&u_ah=900&u_aw=1440&u_cd=30&u_sd=2&dmc=8&adx=180&ady=3806&biw=1440&bih=732&scr_x=0&scr_y=887&eid=44759876%2C44759927%2C44759842%2C44777876%2C31072621%2C44784142&oid=2&pvsid=1011612964749599&tmod=337658270&uas=0&nvt=1&ref=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F&fc=1920&brdim=0%2C0%2C0%2C0%2C1440%2C0%2C1440%2C900%2C1440%2C732&vis=1&rsz=%7C%7CpoeEbr%7C&abl=CS&pfx=0&fu=128&bc=31&ifi=4&uci=a!4&btvi=4&fsb=1&xpc=4DgtkHhvZW&p=https%3A//takadadikotomi.blogspot.com&dtd=M

    – Pengetahuan mengenai tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional.  

    Para peserta didik mengembangkan pengetahuan mengenai strategi-strategi pembelajaran dan berpikir, pengetahuan ini mencerminkan baik strategistrategi umum apa yang digunakan dan bagaimana mereka menggunakan.

    – Pengetahuan diri. 

    Kewaspadaan diri mengenai keluasan dan kedalaman dari dasar pengetahuan dirinya merupakan aspek penting pengetahuan diri. Para peserta didik perlu memperhatikan terhadap jenis strategi yang berbeda. Kesadaran seseorang cenderung terlalu bergantung pada strategi tertentu, dimana terdapat strategistrategi lain yang lebih tepat untuk tugas tersebut, dapat mendorong ke arah suatu perubahan dalam penggunaan strategi.

    Kombinasi dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif dapat dilihat pada tabel di bawah ini. 

    Tabel 2. Kombinasi Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif 

    Berdasarkan tabel 2 di atas, Jailaini dkk. mengutip dari Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. menjelaskan pengkategorian HOTS yang lebih modern tidak lagi hanya melibatkan satu dimensi (dimensi proses kognitif saja), tetapi HOTS merupakan irisan antara tiga komponen dimensi proses kognitif teratas (menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta) dan tiga komponen dimensi pengetahuan tertinggi (konseptual, prosedural, dan metakognitif). Sehingga dalam perumusan indikator pembelajaran di luar irisan tersebut dalam taksonomi Bloom revisi tidak dapat dianggap sebagai HOTS. Sebagai contoh, indikator pembelajaran yang memuat proses kognitif mengevaluasi (memeriksa, mengkritisi), tetapi pada dimensi pengetahuan berada pada level faktual (penggunaan lambang, simbol, notasi), bukan merupakan indikator dari HOTS. Hal tersebut karena level faktual pada dimensi pengetahuan tidak termasuk bagian dari HOTS. 

    Gambar 2. Kombinasi dari dimensi pengetahuan dan proses kognitif 

    (Sumber: Iowa State University. Centre for Excellence) 

    Dengan melihat gambar 2 di atas, maka dapat dipahami bahwa untuk mencapai dimensi proses pengetahuan tertentu, wajib melewati dimensi proses pengetahuan di bawahnya yang menunjang, tidak langsung menuju dimensi yang akan dituju, dengan kata lain dalam mencapai tujuan tertentu, wajib melewati jalan atau tangga yang di bawahnya sebagai penunjang atau mendukung dimensi proses pengetahuan tersebut. 

    2) Ranah Afektif

    Kartwohl & Bloom juga menjelaskan bahwa selain kognitif, terdapat ranah afektif  yang berhubungan dengan sikap, nilai, perasaan, emosi serta derajat penerimaan atau penolakan suatu objek dalam kegiatan pembelajaran dan membagi ranah afektif menjadi 5 kategori, yaitu seperti pada tabel di bawah. 

    Tabel  3. Ranah Afektif

    Kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam ranah afektif dapat dilihat pada tabel dilampiran. 

    3) Ranah Psikomotor

    Keterampilan proses psikomotor merupakan keterampilan dalam melakukan  pekerjaan dengan melibatkan anggota tubuh yang berkaitan dengan gerak fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan pada gerak dasar, perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, ekspresif, dan interperatif. Keterampilan proses psikomotor dapat dilihat pada tabel di bawah. 

    Tabel  4. Proses Psikomotor

    Kata kerja operasional yang dapat digunakan pada ranah psikomotor dapat dilihat seperti pada tabel dilampiran. 

    b. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Critical and Creative Thinking

    John Dewey mengemukakan bahwa berpikir kritis secara esensial sebagai sebuah  proses aktif, dimana seseorang berpikir segala hal secara mendalam, mengajukan berbagai pertanyaan, menemukan informasi yang relevan daripada menunggu informasi secara pasif (Fisher, 2009). 

    Berpikir kritis merupakan proses dimana segala pengetahuan dan keterampilan dikerahkan dalam memecahkan permasalahan yang muncul, mengambil keputusan, menganalisis semua asumsi yang muncul dan melakukan investigasi atau penelitian berdasarkan data dan informasi yang telah didapatkan sehingga menghasilkan informasi atau simpulan yang diinginkan. 

    Tabel 5. 6 Elemen dasar tahapan keterampilan berpikir kritis, FRISCO [4]

    https://googleads.g.doubleclick.net/pagead/ads?us_privacy=1—&client=ca-pub-8096380278884199&output=html&h=188&slotname=9875457382&adk=4215065177&adf=793818010&pi=t.ma~as.9875457382&w=749&fwrn=4&lmt=1677825550&rafmt=11&format=749×188&url=https%3A%2F%2Ftakadadikotomi.blogspot.com%2F2021%2F05%2FHOTS-keterampilan-berpikir-tingkat-tinggi.html&host=ca-host-pub-1556223355139109&wgl=1&adsid=ChEIgNKGoAYQ3pjdl7Do-8n9ARI9AMl40zJpwX-HP0I43zjwHhLByu5YCmei4iNqaCNd_6Rp_Y6gOFSGN2MpeeOkvh8dRDdO054VbPgYCHgh2Q&uach=WyJtYWNPUyIsIjEyLjYuMCIsImFybSIsIiIsIjExMC4wLjU0ODEuMTc3IixbXSxmYWxzZSxudWxsLCI2NCIsW1siQ2hyb21pdW0iLCIxMTAuMC41NDgxLjE3NyJdLFsiTm90IEEoQnJhbmQiLCIyNC4wLjAuMCJdLFsiR29vZ2xlIENocm9tZSIsIjExMC4wLjU0ODEuMTc3Il1dLGZhbHNlXQ..&dt=1677859481533&bpp=1&bdt=680&idt=5451&shv=r20230301&mjsv=m202302220101&ptt=9&saldr=aa&abxe=1&prev_fmts=0x0%2C728x90%2C120x800%2C299x250%2C728x90%2C360x1200%2C749x188%2C290x242%2C290x242%2C290x242%2C290x600%2C290x242&nras=2&correlator=4001107796421&frm=20&pv=1&ga_vid=352478920.1677859487&ga_sid=1677859487&ga_hid=1340091871&ga_fc=1&rplot=4&u_tz=480&u_his=1&u_h=900&u_w=1440&u_ah=900&u_aw=1440&u_cd=30&u_sd=2&dmc=8&adx=180&ady=7499&biw=1440&bih=732&scr_x=0&scr_y=4571&eid=44759876%2C44759927%2C44759842%2C44777876%2C31072621%2C44784142&oid=2&pvsid=1011612964749599&tmod=337658270&uas=1&nvt=1&ref=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F&fc=1920&brdim=0%2C0%2C0%2C0%2C1440%2C0%2C1440%2C900%2C1440%2C732&vis=1&rsz=%7C%7CpoeEbr%7C&abl=CS&pfx=0&fu=128&bc=31&ifi=5&uci=a!5&btvi=10&fsb=1&xpc=isYyrwQovW&p=https%3A//takadadikotomi.blogspot.com&dtd=M

    Berfikir kreatif merupakan kemampuan yang sebagian besar dari kita yang terlahir bukan pemikir kreatif alami. Perlu teknik khusus untuk membantu menggunakan otak kita dengan cara yang berbeda. Masalah pada pemikiran kreatif adalah bahwa hampir secara definisi dari setiap ide yang belum diperiksa akan terdengar aneh dan mengada-ngada bahkan terdengar gila. Tetapi solusi yang baik mungkin akan terdengar aneh pada awalnya. Namun demikian, solusi tersebut jarang diungkapkan dan dicoba. Berpikir kreatif dapat berupa pemikiran imajinatif, menghasilkan banyak kemungkinan solusi, berbeda, dan bersifat lateral. [19] 

    Keterampilan berpikir kritis dan kreatif berperan penting dalam mempersiapkan peserta didik agar menjadi pemecah masalah yang baik dan mampu membuat keputusan maupun kesimpulan yang matang dan mampu dipertanggungjawabkan secara akademis. 

    c. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi sebagai Problem Solving

    Keterampilan berpikir tingkat tinggi sebagai problem solving diperlukan dalam  proses pembelajaran, karena pembelajaran yang dirancang dengan pendekatan pembelajaran berorientasi pada keterampilan tingkat tinggi tidak dapat dipisahkan dari kombinasi keterampilan berpikir dan keterampilan kreativitas untuk pemecahan masalah.  

    Keterampilan pemecahan masalah merupakan keterampilan para ahli yang memiliki keinginan kuat untuk dapat memecahkan masalah yang muncul pada kehidupan sehari-hari. Peserta didik secara individu akan memiliki keterampilan pemecahan masalah yang berbeda dan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Mourtos, Okamoto, dan Rhee [16], ada enam aspek yang dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana keterampilan pemecahan masalah peserta didik, yaitu: 

    1) Menentukan masalah. Mendefinisikan masalah, menjelaskan permasalahan, menentukan kebutuhan data dan informasi yang harus diketahui sebelum digunakan untuk mendefinisikan masalah sehingga menjadi lebih detail, dan mempersiapkan kriteria untuk menentukan hasil pembahasan dari masalah yang dihadapi; 

    2) Mengeksplorasi masalah. Menentukan objek yang berhubungan dengan masalah, memeriksa masalah yang terkait dengan asumsi, dan menyatakan hipotesis yang terkait dengan masalah;  

    3) Merencanakan solusi. Peserta didik mengembangkan rencana untuk memecahkan masalah, memetakan sub-materi yang terkait dengan masalah, memilih teori prinsip dan pendekatan yang sesuai dengan masalah, dan menentukan informasi untuk menemukan solusi; 

    4) Melaksanakan rencana. Pada tahap ini peserta didik menerapkan rencana yang telah ditetapkan; 

    5) Memeriksa solusi. Mengevaluasi solusi yang digunakan untuk memecahkan masalah; dan 

    6) Mengevaluasi. Pada langkah ini, solusi diperiksa, asumsi yang terkait dengan solusi dibuat, memperkirakan hasil yang diperoleh ketika mengimplementasikan solusi dan mengomunikasikan solusi yang telah dibuat.

    2. Kompetensi Keterampilan 4Cs (Creativity, Critical Thinking, Collaboration, Communication)  

    Pembelajaran abad 21 menggunakan istilah yang dikenal sebagai 4Cs (critical thinking, communication, collaboration, and creativity). 4Cs adalah empat keterampilan yang telah diidentifikasi sebagai keterampilan abad ke-21 (P21) yaitu keterampilan yang sangat penting dan diperlukan untuk pendidikan abad ke-21. 

    Tabel  6. Peta Kompetensi Keterampilan 4Cs Sesuai dengan P21 

    a. Kerangka Kerja enGauge 21st Century Skill 

    Perkembangan ilmu kognitif menunjukkan bahwa hasil yang diharapkan dalam  pembelajaran akan meningkat secara signifikan ketika peserta didik terlibat dalam proses pembelajaran melalui pengalaman dunia nyata yang otentik. Keterampilan enGauge Abad ke-21 dibangun berdasarkan hasil penelitian yang terus-menerus serta menjawab kebutuhan pembelajaran yang secara jelas mendefinisikan apa yang diperlukan peserta didik agar dapat berkembang di era digital saat ini. 

    Gambar 5. The enGauge list of 21st century skills

    1) Digital Age Literacy/Era Literasi Digital

    • Literasi ilmiah, matematika, dan teknologi dasar

    • Literasi visual dan informasi

    • Literasi budaya dan kesadaran global 

    2) Inventive Thinking/Berpikir Inventif

    • Adaptablility dan kemampuan untuk mengelola kompleksitas

    • Keingintahuan, kreativitas, dan pengambilan risiko

    • Berpikir tingkat tinggi dan alasan yang masuk akal 

    3) Effective Communication/Komunikasi yang Efektif 

    • Keterampilan, kolaborasi, dan interpersonal

    • Tanggung jawab pribadi dan sosial

    • Komunikasi interaktif 

    4) High Productivity/Produktivitas Tinggi 

    • Kemampuan untuk memprioritaskan, merencanakan, dan mengelola hasil

    • Penggunaan alat dunia nyata yang efektif

    • Produk yang relevan dan berkualitas tinggi 

    b. Kerangka konsep berpikir abad 21 di Indonesia 

    Implementasi dalam merumuskan kerangka sesuai P21 bersifat mutidisiplin, artinya semua materi dapat didasarkan sesuai kerangka P21. Untuk melengkapi kerangka P21 sesuai dengan tuntutan Pendidikan di Indoensia, berdasarkan hasil kajian dokumen pada UU Sisdiknas, Nawacita, dan RPJMN Pendidikan Dasar, Menengah, dan Tinggi, diperoleh 2 standar tambahan sesuai dengan kebijakan Kurikulum dan kebijakan Pemerintah, yaitu sesuai dengan Penguatan Pendidikan Karakter pada Pengembangan Karakter (Character Building) dan Nilai Spiritual (Spiritual Value). Secara keseluruhan standar P21 di Indonesia ini dirumuskan menjadi Indonesian Partnership for 21 Century Skill Standard (IP-21CSS)

    Tabel  7. Indonesian Partnership for 21 Century Skill Standard (IP-21CSS) 

    Sumber. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir
    Tingkat Tinggi. 
    Penulis. Yoki Ariyana, MT., Dr. Ari Pudjiastuti M.Pd., Reisky Bestary, M.Pd., Prof.Dr. Zamroni, Ph.D. 

  • Model Pembelajaran ICARE – Introduction, Connection, Application, Reflection, and Extension

    Model Pembelajaran ICARE

    Model Pembelajaran ICARE pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh Bob Hoffman dan Donn Ritchie di San Diego State University.  Pada awalnya Model pembelajaran ICARE ini dirancang untuk pembelajaran online di San Diego State University, tetapi seiring berjalannya waktu model pembelajaran ini semakin berkembang sehingga memungkinkan untuk diterapkan di sekolah.  Di Indonesia  pada tahun 2006 melalui program Decentralized Basic Education (DBE) mulai mengenalkan sekaligus  menggunakan kerangka pedagogik ICARE dalam pelatihan guru dan proses pembelajaran di Sekolah.

    Sebagai model pembelajaran ICARE tentu memiliki tahapan-tahapan mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan terakhir evaluasi. Adapun tahapan model pembelajaran ICARE mulai dari  persiapan materi pelajaran, analisis kebutuhan kelas, dan perkembangan konstekstual seperti perkembangan dunia usaha dan industri.

    Model Pembelajaran ICARE dipandang sangat memberikan peluang kepada para peserta didik untuk memiliki kesempatan mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari dalam pembelajaran. Berikut penjelasan setiap tahap model pembelajaran ICARE yang sudah di sesuaikan dengan pembelajaran fisika:

    (1) Fase Pertama, Introduction (pendahuluan)

    Pada tahap pengalaman pembelajaran ini, guru menanamkan pemahaman tentang isi dari pelajaran kepada peserta didik. Bagian ini harus berisi penjelasan tujuan pelajaran dan hasil yang akan dicapai selama pelajaran tersebut. Pada tahap ini guru melakukan apersepsi kepada peserta didik dengan cara menunjukan beberapa fenomena yang disesuaikan dengan pembelajaran kontekstual, peserta didik mengamati dan diberikan kesempatan menanyakan fenomena yang sedang ditampilkan, selain itu motivasi juga harus diberikan pada tahap ini supaya peserta didik merasa tertarik dalam mempelajari materi yang akan diberikan.

    (2)   Fase Kedua, connection (koneksi)

    Pada tahap connection dari pelajaran, guru berusaha menghubungkan pengetahuan baru dengan sesuatu yang sudah dikenal peserta didik dari pembelajaran atau pengalaman sebelumnya. Guru melakukan demonstrasi dan terjadi tanya jawab misalnya meminta peserta didik untuk memberitahu apa yang mereka ingat dari pengalaman belajar sebelumnya. Yang terpenting pada tahap connection adalah penanaman konsep, yaitu dengan cara mengajak peserta didik merencanakan dan melalukan kegiatan secara mandiri atau kelompok melakukan contoh aplikasi dalam konteks dunia nyata yang berbasis inkuri.

    (3)   Fase Ketiga, application (aplikasi)

    Tahap ini adalah tahap yang paling penting dari pembelajaran. Setelah peserta didik memperoleh pengetahuan atau kecakapan baru melalui tahap connection, mereka perlu diberi kesempatan untuk mempraktikkan atau menerapkan pengetahuan serta kecakapan tersebut. Bagian application harus berlangsung paling lama pada proses pembelajaran ini karena peserta didik dituntut untuk melakukan kegiatan eksperimen atau mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam konteks dunia nyata, yang tentunya berbeda dengan contoh aplikasi yang telah dilakukan pada tahap connection sebelumnya.

    (4)   Fase Keempat, reflection (refleksi)

    Bagian ini merupakan ringkasan dari pelajaran, sedangkan peserta didik memiliki kesempatan untuk merefleksikan apa yang telah mereka pelajari. Tugas guru adalah menilai sejauh mana keberhasilan pembelajaran. Kegiatan refleksi atau ringkasan dapat melibatkan diskusi kelompok dimana instruktur meminta peserta didik untuk melakukan presentasi atau menjelaskan apa yang telah mereka pelajari. Mereka juga dapat melakukan kegiatan penulisan mandiri dimana peserta menulis sebuah ringkasan dari hasil pembelajaran. Refleksi ini juga bisa berbentuk kuis singkat dimana guru memberi pertanyaan berdasarkan isi pelajaranatausesi. Poin penting untuk diingat dalam refleksi adalah bahwa guru perlu menyediakan kesempatan bagi para peserta didik untuk mengungkapkan apa yang telah mereka pelajari.

    (5)   Fase Kelima, extension (perluasan)

    Karena waktu pelajaran telah selesai, bukan berarti semua peserta didik yang telah mempelajari dapat secara otomatis menggunakan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan bagian Extension adalah kegiatan dimana guru menyediakan kegiatan yang dapat dilakukan peserta setelah pelajaran berakhir untuk memperkuat dan memperluas pembelajaran. Di sekolah, kegiatan extension biasanya disebut pekerjaan rumah. Kegiatan extension dapat meliputi penyediaan bahan bacaan tambahan, tugas merangkum materi berikutnya atau latihan-latihan.

    Tahapan  Model Pembelajaran ICARE

    Model ICAREKegiatan Tahapan Pembelajaran
    IntroductionPendahuluan-          Guru menanamkan isi pembelajaran dengan menjelaskan tujuan dan hasil yang akan dicapai dari pembelajaran,-          Guru melakukan apersepsi dengan menampilkan slide atau demontrasi kecil melakukan tanya jawab.-          Guru memberikan motivasi dengan cara menampilkan fenomena fisika dan memberitahukan manfaat dari konsep yang akan dipelajari.
    ConnectionMenghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan sebelumnya-          Guru melakukan demontrasi dengan penjelasan-          Peserta didik mengamati, mengingat pengetahuan sebelumnya dan bertanya serta mengunggkapkan pendapatnya.-          Setelah itu peserta didik mencoba, merencanakan melakukan, kegiatan contoh aplikasi dalam konteks dunia nyata yang berbasis inkuri.
    ApplicationLatihan dalam mengaplikasikan pengetahuan dan kecapakan peserta didik-          Peserta didik melakukan kegiatan eksperimen yang berbasis praktikum inkuiri dengan mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam  melatihkan kemampuan berpikir kreatif dalam pemecahan masalah fisika Siswa SMA-           
    ReflectionMerefleksikan apa yang telah dipelajari-          Peserta didik menulis sebuah ringkasan dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan-          Atau bisa berbentuk kuis singkat-          Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan apa yang telah mereka pelajari-          Atau diskusi kemungkinan masalah yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari
    ExtensionMemperkuat dan memperluas pembelajaran-          Menyediakan referensi bacaan yang masih berkaitan dengan materi yang sudah dipelajari-          Tugas merangkum materi berikutnya-          Latihan-latihan
  • Teori Belajar Humanistik

    Teori humanistik merupakan teori belajar yang mengajarkan untuk memanusiakan manusia. Teori ini menganggap peserta didik sebagai orang dalam satu kesatuan, bukan dari satu pandangan saja, teori humanistik tidak hanya mengajarkan materi dan bahan ajar yang akan menjadi sasaran, tetapi disini guru juga harus membantu siswa untuk mengembangkan dirinya sebagai manusia.

    Pengalaman peserta didik yang terpenting dan perkembangan kepribadian mereka serta penumbuhan perasaan positif dianggap penting dalam pembelajaran mereka. Pendekatan humanistik mengutamakan peranan peserta didik dan berorientasi pada kebutuhan. Menurut pendekatan ini, materi atau bahan ajar harus dilihat sebagai suatu totalitas yang melibatkan orang secara utuh, bukan sekadar sebagai sesuatu yang intelektual semata-mata. Seperti halnya guru, peserta didik adalah manusia yang mempunyai kebutuhan emosional, spritual, maupun intelektual. Peserta didik hendaknya dapat membantu dirinya dalam proses belajar mengajar. Peserta didik bukan sekedar penerima ilmu yang pasif (Purwo, 1989: 212)

    Jadi di dalam teori humanistik ini di dalam pendekatanya siswa tidak hanya mendengarkan guru dalam menyampaikan materi, tetapi siswa juga di tuntun dalam mengembangkan potensi yang ada pada dirinya.

    Berikut prinsip dari teori humanistik:

    1. Manusia mempunyai belajar alami
    2. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid mempuyai relevansi dengan maksud tertentu.
    3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
    4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila ancaman itu kecil.
    5. Bila ancaman itu rendah terdapat pangalaman peserta didik dalam memperoleh cara.
    6. Belajar yang bermakna diperoleh jika peserta didik melakukannya.
    7. Belajar lancar jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar.
    8. Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam.
    9. Kepercayaan pada diri pada peserta didik ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri.
    10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.

    Roger sebagai ahli dari teori belajar humanisme mengemukakan beberapa prinsip belajar yang penting yaitu: (1). Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar, memiliki rasa ingin tahu alamiah terhadap dunianya, dan keinginan yang mendalam untuk mengeksplorasi dan asimilasi pengalaman baru, (2). Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang dipelajari relevan dengan kebutuhan peserta didik, (3) belajar dapat di tingkatkan dengan mengurangi ancaman dari luar, (4) belajar secara partisipasif jauh lebih efektif dari pada belajar secara pasif dan orang belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri, (5) belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran maupun perasaan akan lebih baik dan tahan lama, dan (6) kebebasan, kreatifitas, dan kepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan dengan evaluasi diri orang lain tidak begitu penting (Dakir, 1993: 64).

  • Reciprocal Learning

    Model pembelajaran berbalik (Reciprocal learning) adalah kegiatan pembelajaran mandiri yang mencangkup empat aspek yaitu merangkum, membuat pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksi.

    Hal tersebut sejalan dengan pendapat kalangan ahli di antaranya Nur dan Wikandari yang dikutip Trianto (2007: 96) bahwa, “pembelajaran berbalik adalah pendekatan konstruktivis yang berdasarkan pada prinsip-prinsip pembuatan atau pengajuan pertanyaan”. Kemudian menurut Ann Brown dan Annemarie yang dikutip Trianto (2007: 96) yaitu, “dengan pembelajaran berbalik guru mengajarkan siswa keterampilan-keterampilan kognitif penting dengan menciptakan pengalaman belajar, melalui pemodelan perilaku tertentu kemudian membantu siswa mengembangkan keterampilan tersebut atas usaha mereka sendiri dengan pemberian semangat, dukungan dan suatu sistem scaffolding”.

    Dalam model pembelajaran Reciprocal, pembelajaran seolah memainkan peranan sebagai seorang pengajar, seperti yang diungkapkan oleh Khodijah yang dikutip Novi  Kusuma Dewi (2009: 13) mengatakan bahwa, “pembelajaran berkebalikan adalah pembelajaran yang dirancang untuk membiasakan siswa untuk menggunakan strategi pemahaman mandiri yaitu, merangkum, membuat pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksikan”.

    Hal ini sejalan dengan pendapat Paliscar dan  Brown yang dikutip Supartini (2005: 19), pada pembelajaran berbalik kepada para siswa diajarkan empat strategi pemahaman mandiri yang spesifik, yaitu sebagai berikut:

    1. Siswa mempelajari materi yang ditugaskan guru secara mandiri, selanjutnya merangkum/meringkas materi tersebut (summarizing);
    2. Siswa membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diringkasnya. Dengan pertanyaan ini diharapkan mampu mengungkap penguasaan atas materi yang bersangkutan (questioning);
    3. Siswa mampu menjelaskan kembali isi materi tersebut kepada pihak lain (clrarifying); dan
    4. Siswa dapat memprediksi kemungkinan pengembangan materi yang dipelajarinya saat itu (predicting).

    Menurut Palinscar (1984) yang dikutip Novi Kusuma Dewi (2009: 13), Reciprocal Learning tersebut di atas didesain untuk mengecek pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari. Kegiatan merangkum membantu siswa untuk mengidentifikasi hal-hal yang penting dalam bacaan yang sedang dipelajari.

    Pada tahapan berikutnya yaitu membuat pertanyaan setelah membaca materi dapat membantu siswa untuk mengeluarkan ide dari hal yang tidak dipahaminya sehingga mendorong siswa untuk mampu berpikir kritis. Adapun pada kegiatan menjelaskan diharapkan dapat membantu mengembangkan kemampuan siswa dalam berbicara mengenai apa yang telah dipahami. Tahapan selanjutnya yaitu kegiatan memprediksi berguna untuk membantu siswa menentukan ide-ide penting pada sebuah teks.

    Berikut Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Reciprocal Learning,

    A. Kelebihan Model Reciprocal Learning

    – Strategi ini siswa bisa memperoleh pengetahuan baru dan melatih keterampilan penting melalui berbagi pribadi, kesadaran individu dan sosial, pembelajaran kelompok terfokus, dan wawasan sebelumnya siswa dan pengetahuan;

    – Lebih menekankan pada kepercayaan pada seorang rekan;

    – Mengajak siswa untuk belajar aktif tanpa adanya faktor pendorong dari guru dan guru disini hanya menjadi pendamping;

    – Untuk menjadikan siswa penuh perhatian, pendengar aktif, dan memberikan umpan balik positif; dan

    – Strategi ini akan menguntungkan siswa di seluruh kehidupan mereka saat mereka mengembangkan keterampilan untuk berkolaborasi dan informasi menguraikan.

    B. Kekurangan Model Reciprocal Learning

    – Terlalu bepusat pada siswa; dan

    – Komunikasi kurang terjalin.

  • Indikator Hasil Belajar Peserta Didik

    Indikator Hasil Belajar Peserta Didik

    Indikator hasil belajar merupakan alat bantu konseptual yang tampak sehingga dapat digunakan untuk mengukur perubahan-perubahan yang terjadi pada peserta didik setelah melalui proses belajar. Bloom (2014) dan Anderson (2001) menyatakan bahwa hasil belajar secara umum terdiri dari 3 domain yakni Kognitif, Afektif dan Psikomotorik.

    Hasil Belajar Peserta Didik

    Prinsip umum hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi pada ranah psikologis sebagai dampak dari pengalaman yang didapatkan peserta didik. Dalam pembelajaran di dalam kelas, Pengalaman ini ditata sedemikian rupa sesuai dengan tujuan-tujuan pembelajaran pada masing-masing level dan tingkat satuan pendidikan.

    Perubahan spikologis ini sifatnya absrak dan melekat pada peserta didik, namun keberedaannya ada dalam diri peserta didik. Hal ini sulit untuk diketahui melalui pengamatan langsung sehingga dibutuhkan strategi dan teknik tertentu mengetahui. Metode paling umum digunakan dalam mengukur perubahan melalui dua hal yakni (1) tes untuk domain psikomotorik dan kognitif dan (2) pengamatan / Observasi untuk domain afektif.

    Tahun 1856, Bloom (2014) membuat taksonomi yang membagi tingkatan hasil-hasil belajar berdasarkan domainya. Taksonomi ini kemudian direvisi oleh Anderson merevisi taksonomi tersebut dibagi ke dalam dua aspek yakni aspek dimensi dan aspek proses.


    A. Ranah Kognitif

    I. Mengetahui

    Indikator: Mengidentifikasi, mendefinisikan, mendaftar, mencocokkan, menetapkan, menyebutkan, melabel, menggambarkan, memilih.

    II. Memahami

    Indikator: Menerjemahkan, merubah, menyamarkan, menguraikan dengan kata-kata sendiri, menulis kembali, merangkum, membedakan, menduga, mengambil kesimpulan, menjelaskan.

    III. Menerapkan

    Indikator: Menggunakan, mengoperasikan, menciptakan/membuat perubahan, menyelesaikan, memperhitungkan, menyiapkan, menentukan.

    IV. Menganalisis

    Indikator: Membedakan, memilih, membedakan, memisahkan, membagi, mengidentifikasi, merinci, menganalisis, membandingkan.

    V. Mencipta

    Indikator: Membuat pola, merencanakan, menyusun, mengubah, mengatur, menyimpulkan, menyusun, membangun, merencanakan.

    VI. Mengevaluasi

    Indikator: Menilai, membandingkan, membenarkan, mengkritik, menjelaskan, menafsirkan, merangkum, mengevaluasi.

    B. Ranah Afektif

    I. Penerimaan

    Indikator: Mengikuti, memilih, mempercayai, memutuskan, bertanya, memegang, memberi, menemukan, mengikuti.

    II. Menanggapi

    Indikator: Membaca, mencocokkan, membantu, menjawab, mempraktekkan, memberi, melaporkan, menyambut, menceritakan, melakukan, membantu.

    III. Penilaian

    Indikator: Memprakarsai, meminta, mengundang, membagikan, bergabung, mengikuti, mengemukakan, membaca, belajar, bekerja, menerima, melakukan, mendebat.

    IV. Organisasi

    Indikator: Mempertahankan, mengubah, menggabungkan, mempersatukan, mendengarkan, mempengaruhi, mengikuti, memodifikasi, menghubungkan, menyatukan.

    V. Menentukan ciri-ciri nilai

    Indikator: Mengikuti, menghubungkan, memutuskan, menyajikan, menggunakan, menguji, menanyai, menegaskan, mengemukakan, memecahkan, mempengaruhi, menunjukkan.

    C. Ranah Psikomotor

    I. Gerakan Pokok

    Indikator: Membawa, mendengar, memberi reaksi, memindahkan, mengerti, berjalan, memanjat, melompat, memegang, berdiri, berlari.

    II. Gerakan Umum

    Indikator: Melatih, membangun, membongkar, merubah, melompat, merapikan, memainkan, mengikuti, menggunakan, menggerakkan.

    III. Gerakan Ordinat

    Indikator: Bermain, menghubungkan, mengaitkan, menerima, menguraikan, mempertimbangkan, membungkus, menggerakkan, berenang, memperbaiki, menulis.

    IV. Gerakan Kreatif (Creative Movement)

    Indikator: Menciptakan, menemukan, membangun, menggunakan, memainkan, menunjukkan, melakukan, membuat, menyusun.

    Daftar Pustaka:

    Anderson, L.W. dan D.R. Krathwohl. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives.vNew York: Addison Wesley Longman, Inc

    Bloom, Benyamin.S, (2014). Taxonomy of Educational Objective. New York: Longman