Blog

  • Pengertian dan Jenis-Jenis Metode Pembelajaran

    Pengertian Metode Pembelajaran

    Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah, “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”

    Menurut M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.

    Menurt Gerlach dan Elly ( 80:14) Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai rencana yang sistematis untuk menyampaikan informasi

    Anak Didik

    Tujuan

    Situasi

    Fasilitas

    Guru

    Metode mengajar harus dapat mermbangkitkan motif, minat atau gairah belajar siswa

    Metode mengajar harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.

    Metode mengajar harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.

    Metode mengajar harus dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan).

    Metode mengajar harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

    Metode mengajar harus dapat meniadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yng nyata dn bertujuan.

    Metode mengajar harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.

    Macam-Macam Metode Penelitian dan Langkah-Langkahnya

    Metode Ceramah

    Pengertian

    Bahan pelajaran yang akan disampaikan cukup banyak sementara waktu yang tersedia sangat terbatas.

    Guru seorang pembicara yang baik yang memikat serta antusias.

    Guru akan merangkum pokok penting pelajaran yang telah dipelajari, sehingga siswa diharapkan bisa memahami dan mengerti secara menyeluruh.

    Guru memperkenalkan pokok pelajaran yang baru dan menghubungkannya terhadap pelajaran yang telah lalu (Asosiasi).

    Jumlah siswa terlalu banyak sehingga bahan pelajaran sulit disapaikan melalui metode ini.

    Kelebihan

    Materi yang diberikan terurai dengan jelas.

    Guru mudah menguasai kelas.

    Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar

    Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar

    Kelemahan

    • Membuat siswa pasif
    • Mengandung unsur paksaan kepada siswa
    • Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985)
    • Anak didik yang lebih tanggap dari visi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya.
    • Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik
    • Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
    • Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

    Prosedur Pelaksanaan/Langkah-langkah pelaksanaan

    Ada tiga langkah pokok yang harus diperhatikan, yakni persiapan, pelaksanaan dan kesimpulan. Langkah-langkah tersebut diantaranya adalah:

    1. Tahap Persiapan
      1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
      2. Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
      3. Mempersiapkan alat bantu.
    2. Tahap Pelaksanaan
      1. Langkah Pembukaan.
      2. Langkah Penyajian.
    3. Kesimpulan

    Perlu diperhatikan, bahwa ceramahakan berhasil baik, bila didukung oleh metode-metode lainnya, misalnya tanya jawab,tugas, latihan dan lain-lain. Metode ceramah itu wajar dilakukan bila: (a) ingin mengajarkan topik baru, (b) tidak ada sumber bahan pelajaran pada siswa, (c) menghadapi sejumlah siswa yang cukup banyak.Metode Diskusi

    1. Pengertian
    2. Kelebihan
      • Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai jalan
      • Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh keputusan yang lebih baik
      • Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
    3. Kelemahan
    1. Alokasi waktu yang sulit karena banyak memakan waktu
    2. Tidak semua argument bisa dilayani atau diajukan untuk dijawab
    3. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
    4. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
    5. Prosedur Pelaksanaan/Langkah-langkah pelaksanaan
      1. Langkah Persiapan
        • Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun tujuan khusus
        • Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
        • Menetapkan masalah yang akan dibahas
        • Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi, misalnya ruang kelas dengan segala fasilitasnya, petugas – petugas diskusi seperti moderator, notulis, dan tim perumus, manakala diperlukan
      2. Pelaksanaan Diskusi
        • Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran diskusi
        • Memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi, misalnya menyajikan tujuan yang ingin dicapai serta aturan – aturan diskusi sesuai dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan
        • Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya
        • Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide – idenya
        • Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus
      3. Menutup Diskusi
        • Membuat pokok – pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi
        • Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya

    Metode Eksperimental

    1. Pengertian
    2. Kelebihan
      • Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku
      • Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi
      • Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
      • Siswa terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah
    3. Kelemahan
      • Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.
      • Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
      • Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi.
      • Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal.
      • Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada factor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.
    4. Prosedur Pelaksanaan/Langkah-langkah pelaksanaan
      1. Memberi penjelasan secukupnya tentang apa yang harus dilakukan dalam eksperimen.
      2. Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa dengan eksperimen.
      3. Sebelum eksperimen di laksanakan terlebih dahulu guru harus menetapkan:
        • Alat-alat apa yang diperlukan
        • Langkah-langkah apa yang harus ditempuh
        • Hal-hal apa yang harus dicatat
        • Variabel-variabel mana yang harus dikontrol
      4. Setelah eksperimen guru harus menentukan apakah follow-up (tindak lanjut) eksperimen contohnya :
        • Mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut
        • Mengadakan tanya jawab tentang proses
        • Melaksanakan teks untuk menguji pengertian siswa

    Metode Tanya Jawab

    1. Pengertian
    2. Sebagai ulangan pelajran yang telah diberikan.
    3. Sebagai selingan dalam pembicaraan.
    4. Untuk merangsang anak didik agar perhatiannya tercurah kepada masalah yang sedang dibicarakan.
    5. Untuk mengarahkan proses berfikir.
    6. Mengecek dan mengetahui sampai sejauh mana kemampuan anak didik terhadap pelajaran yang dikuasai.
    7. Membri kesempatan kepada anak didik untuk mengajukan pertanyaan kepada guru tentang suatu masalah yang belum difahami.
    8. Memotivasi dan menimbulkan kompetensi belajar.
    9. Melatih anak didik untuk berfikir dan berbicara secara sitematis berdasarkan pemikiran yang orisinil.
    10. Kelebihan
      • Kelas akan hidup karena anak didik aktif berfikir dan menyampaikan pikiran melalui berbicara.
      • Baik sekali untuk melatih anak didik agar berani mengemukakan pendapatnya.
      • Akan membawa kelas kedala suasana diskusi.
    11. Kelemahan
      • Apabila terjadi perbedaan pendapat akan memkana waktu untuk menyelesaikannya.
      • Kemungkinan akan terjadi penyimpangan perhatian pelajar terutama apabila jawaban yang kebetulan menarik perhatian tetapi buka sasaran atau materi yang dituju.
      • Dapat menghambat cara berfikir apabila guru kurang pandai dalam penyajian materi.
    12. Prosedur Pelaksanaan/Langkah-langkah pelaksanaan
      1. Tahap Persiapan
        • Menentukan topik
        • merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
        • Menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan TPK tertentu
        • Mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan siswa
      2. Tahap Pelaksanaan
        • Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK)
        • Mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab (siswa tidak hanya bertanya tetapi juga menjawab pertanyaan guru maupun siswa yang lain)
        • Guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi
        • Guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas
        • Guru harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan jawabannya, sehingga dapat merumuskan secara sistematis
        • Tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang, dan bukan dalam suasana yang tegang dan penuh persaingan yang tak sehat di antara parasiswa
        • Pertanyaan dapat ditujukan pada seorang siswa atau seluruh kelas, guru perlu menggugah siswa yang pemalu atau pendiam, sedangkan siswa yang pandai dan berani menjawab perlu dikendalikan untuk memberi kesempatan pada yang lain
        • Guru mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu masalah saja
        • Pertanyaan ada beberapa macam, yaitu pertanyaan pikiran, pertanyaan mengungkapkan kembali pengetahuan yang dikuasai, dan pertanyaan yang meminta pendapat, perasaan, sikap, serta pertanyaan yang hanya mengungkapkan fakta-fakta saja.

    Metode Study Tour (Karya wisata)

    1. Pengertian
    2. Kelebihan
      • Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
      • Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
      • Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak
      • Siswa dapat bertanya jawab menemukan sumber informasi yang pertama untuk memecahkan segala macam persoalan yang dihadapi
      • Siswa dapat melihat kegiatan para petugas secara individu atau kelompok dan menghayatinya secara langsung
    3. Kelemahan
      • Karena dilakukan diluar sekolah dan jarak yang cukup jauh maka memerlukan transport yang mahal dan biaya yang mahal
      • Menggunakan waktu yang lebih panjang dari pada jam sekolah
      • Biaya yang tinggi kadang-kadang tidak terjangkau oleh siswa maka perlu bantuan dari sekolah
      • Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
      • Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
    4. Prosedur Pelaksanaan/Langkah-langkah pelaksanaan
      1. Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan.
      2. Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu.
      3. Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan yang diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya.

    Metode Latihan/Drill

    1. Pengertian
    2. Memiliki keterampilan motorik/gerak, seperti menghafal kata-kata, menulis, mempergunakan alat-alat dalam olah raga atau yang lainnya.
    3. Dalam mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi, menjumlahkan, mengurangi dan lain-lainya
    4. Membentuk siswa memiliki kemampuan menghubungkan antara sesuatu keadaan dengan keadaan yang lain, seperti mnghubungkan hubungan sebab akibat hujan dengan banjir dan lain-lain.
    5. Kelebihan
      • Ketegasan dan ketrampilan siswa meningkat atau lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari
      • Seorang siswa benar-benar memahami apa yang disampaikan
      • Dapat membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
      • Dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa peserta didik yang berhasil dalam belajar telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna kelak dikemudian hari.
      • Guru lebih mudah mengontrol dan membedakan mana peserta didik yang disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan tindakan dan perbuatan peserta didik saat berlangsungnya pengajaran.
      • Peserta didik memperoleh kecakapan motoris, contohnya menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan alat-alat.
    6. Kelemahan
      • Menghambat bakat dan inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian dan diarahkan kepada jauh dari pengertian.
      • Dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat menghapal. Dimana peserta didik dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran secara hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan yang berkenaan dengan hapalan tersebut tanpa suatu proses berfikir secara logis.
      • Dalam latihan sering terjadi cara-cara atau gerak yang tidak berubah sehingga menghambat bakat dan inisiatif siswa
      • Sifat atau cara latihan kaku atau tidak fleksibel maka akan mengakibatkan penguasaan ketrampilan melalui inisiatif individu tidak akan dicapai
    7. Prosedur Pelaksanaan/Langkah-langkah pelaksanaan
      1. Tahap Persiapan
        • Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa.
        • Tentukan dengan jelas keterampilan secara spesifik dan berurutan
        • Tentukan rangkaian gerakan atau langkah yang harus dikerjakan untuk menghindari kesalahan
        • Lakukan kegiatan pradrill sebelum menerapkan metode ini secara penuh
      2. Tahap Pelaksanaan
        • Langkah Pembukaan
        • Langkah Pelaksanaan
          1. Memulai latihan dengan hal-hal yang sederhana dulu
          2. Ciptakan suasana yang menyenangkan/menyejukkan
          3. Yakinkan bahwa semua siswa tertarik untuk ikut
          4. Berikan kesempatan \kepada siswa untuk terus berlatih
        • Langkah Mengakhiri

    Metode Pemberian Tugas (Resitasi)

    1. Pengertian
    2. Pekerjaan rumah sebagai belajar sendiri, misalnya mempelajari satu bab dari buku pelajaran, menterjemahkan bahasa asing, membaca, menghafal, dan sebagainya.
    3. Pekerjaan rumah sebagai sarana latihan, misalnya menyelesaikan soal-soal dari materi yang sudah diajarkan mengenai aturan dan prinsip-prinsip cara menyelesaikannya.
    4. Pekerjaan rumah berupa penyimpulan sejumlah bahan yang berhubungan dengan materi yang akan atau yang telah dipelajari. Sejalan dengan batasan di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi sasaran tugas adalah pekerjaan rumah sebagai sarana latihan dimana siswa dituntut mengerjakan soal-soal dari materi yang diajarkan.
    5. Kelebihan
      • Baik sekali untuk mengisi waktu luang dengan hal-hal yang konstruktif.
      • Memupuk rasa tanggung jawab dalam segala tugas pekerjaan, sebab dalam metode ini anak harus mempertanggungjawabkan segala sesuatu (tugas) yang telah dikerjakan.
      • Memberi kebiasaan anak untuk belajar.
      • Memberi tugas anak yang bersifat praktis (H. Zuhairini, 1977).
    6. Kelemahan
      • Seringkali tugas di rumah itu dikerjakan oleh orang lain, sehingga anak tidak tahu menahu tentang pekerjaan itu, berarti tujuan pengajaran tidak tercapai.
      • Sulit untuk memberikan tugas karena perbedaan individual anak dalam kemampuan dan minat belajar.
      • Seringkali anak-anak tidak mengerjakan tugas dengan baik, cukup hanya menyalin pekerjaan temannya
      • Apabila tugas itu terlalu banyak, akan mengganggu keseimbangan mental anak (H. Zuhairini, 1977).
    7. Prosedur Pelaksanaan/Langkah-langkah pelaksanaan
    8. Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan penugasan dan cara pengerjaannya.
    9. Tugas yang dberikan harus dapat dipahami peserta didik, kapan mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok, dan lain-lain.
    10. Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu diupayakan agar seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses penyelesaian tugas tersebut, terutama kalau tugas tersebut diselesaikan di luar kelas.
    11. Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh peserta didik. Jika tugas diselesaikan di luar kelas, guru bisa mengontrol proses penyelesaian tugas melalui konsultasi dari peserta didik. Oleh karena itu dalam penugasan yang harus diselesaikan di luar kelas, sebaiknya peserta didik diminta untuk memberikan laporan kemajuan mengenai tugas yang dikerjakan.
    12. Berikanlah penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik. Penilaian yang diberikan sebaiknya tidak hanya menitikberatkan pada produk (ending), tetapi perlu dipertimbangkan pula bagaimana proses penyelesaian tugas tersebut. Penilaian hendaknya diberikan secara langsung setelah tugas diselesaikan, hal ini disamping akan menimbulkan minat dan semangat belajar peserta didik, juga menghindarkan bertumpuknya pekerjaan peserta didik yang harus diperiksa.

    Metode Penemuan (Discovery Methods)

    1. Pengertian
    2. Metode discovery adalah metode yang menganggap siswa sebagai subyek sekaligus obyek pembelajaran yang memiliki kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya (Rohani, 2004).
    3. Metode discovery merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung siswa dan lebih mengutamakan proses dari pada hasil belajar (Mulyasa, 2005) .
    4. Sund (dalam Suryosubroto, 2002) mengemukakan bahwa metode discovery adalah proses mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya, dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep atau sesuatu prinsip. Metode discovery diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek dan lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi.
    5. Metode discovery adalah metode mengajar yang menggunakan teknik penemuan dan merupakan proses mental (misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, dan sebagainya) dimana siswa menyesuaikan suatu konsep atau prinsip. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan instruksi (Roestiyah, 2001).
    6. Kelebihan
      • Membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa;
      • Pengetahuan diperoleh sifatnya sangat pribadi dan mungkin merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian retensi dan transfer;
      • Membangkitkan gairah pada siswa;
      • Memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri;
      • Siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit pada suatu proyek penemuan khusus;
      • Membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada diri sendiri melalui proses-proses penemuan;
      • Memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan;
      • Membantu perkembangan siswa untuk menemukan kebenaran akhir dan mutlak.
    7. Kelemahan
      • Penemuan akan dimonopoli oleh siswa yang lebih pandai dan menimbulkan perasaan frustasi pada siswa yang kurang pandai;
      • Kurang sesuai untuk kelas dengan jumlah siswa yang banyak.
      • Memerlukan waktu yang relatif banyak;
      • Karena biasa dengan perencanaan dan pengajaran secara tradisional, hasil pembelajaran dengan metode ini selalu mengecewakan;
      • Kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan ketrampilan karena yang lebih diutakan adalah pengertian;
      • Fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, kemungkinan tidak ada;
      • Tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif dan tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti.
    8. Prosedur Pelaksanaan/Langkah-langkah pelaksanaan
    9. Mengamati/menilai kebutuhan dan minat siswa untuk digunakan sebagai dasar dalam menentukan tujuan yang nyata;
    10. Seleksi pendahuluan atas dasar kebutuhan dan minat siswa, prinsip-prinsip, generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yang akan dipelajari;
    11. Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran siswa;
    12. Berkomunikasi dengan siswa untuk membantu menjelaskan peranan penemuan;
    13. Menyiapkan suatu situasi yang mengandung masalah untuk dipecahkan;
    14. Mengecek pengertian siswa tentang masalah untuk merangsang minat belajarnya;
    15. Menyediakan berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran;
    16. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengumpulkan dan bekerja dengan data;
    17. Mempersilahkan siswa mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan kecepatannya sendiri;
    18. Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya, walaupun sebagian atas tanggung jawabnya sendiri;
    19. Memberi jawaban dengan cepat dan tepat sesuai dengan data dan informasi bila ditanya dan diperlukan siswa dalam kelangsungan kegiatannya;
    20. Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan dan eksplorasinya sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses;
    21. Mengajarkan ketrampilan untuk belajar dengan penemuan yang diidentifikasi oleh kebutuhan siswa;
    22. Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi penemuan, mendiskusikan hipotesis dan data yang terkumpul;
    23. Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat yang sederhana;
    24. Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandangan dan tafsiran yang berbeda. Bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik kesimpulan yang benar;
    25. Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alasan dan fakta;
    26. Memuji siswa yang giat dalam proses penemuan, misalnya siswa yang bertanya kepada temannya atau guru tentang berbagai tingkat kesukaran dan siswa siswa yang mengidentifikasi hasil dari penyelidikannya sendiri;
    27. Membantu siswa menulis atau merumuskan prinsip, aturan ide, generalisasi atau pengertian yang menjadi pusat dari masalah semula dan yang telah ditemukan melalui strategi penemuan;
    28. Mengecek apakah siswa menggunakan apa yang telah ditemukannya, misalnya teori atau teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas menentukan pendekatannya.

    Metode Projek (Project Method)

    1. Pengertian
    2. Kelebiihan
      • Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
      • Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
      • Pengetahuan yang diperoleh fungsional.
      • Anak-anak belajar bersungguh-sungguh dalam bekerja bersama.
      • Anak-anak bertanggung jawab penuh pada pekerjaannya
    3. Kelemahan
      • Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
      • Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum siap untuk ini.
      • Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.
      • Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.
    4. Prosedur Pelaksanaan/Langkah-langkah pelaksanaan
    5. Penyelidikan dan observasi (exploration)
    6. Penyajian bahan baru (presentation)
    7. Asimilasi/pengumpulan keterangan atau data
    8. Mengorganisasikan data (organization)
    9. Mengungkapkan kembali (recitation)

    Metode Demonstrasi

    1. Pengertian
    2. Kelebihan
      • Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan
      • Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
      • Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
      • Kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu diceramahkan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh yang konkrit.
    3. Kelemahan
      • Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan
      • Tidak semua benda(materi) dapat didemonstrasikan
      • Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
      • Bila waktu tidak tersedia cukup, maka demonstrasi akan berlangsung terputus-putus atau berjalan tergesa-gesa.
    4. Prosedur Pelaksanaan/Langkah-langkah pelaksanaan
      • Tahap Persiapan
        1. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.
        2. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
        3. Lakukan uji coba demonstrasi.
      • Tahap Pelaksanaan
        1. Langkah Pembukaan
          • Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
          • Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
          • Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan demonstrasi.
        2. Langkah Pelaksanaan Demonstrasi
          • Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan yang mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan demonstrasi.
          • Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang menegangkan.
          • Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.
          • Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
        3. Langkah Mengakhiri Demonstrasi
  • Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran

    Pendekatan Pembelajaran adalah prinsip yang menentukan sudut pandang dari kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Sudut ini pandang ini menjadi penentu dari konsep pembelajaran itu sendiri. Misalnya saja pendekatan Student centered dimana proses pembelajaran dilaksanakan dengan konsep utama berpusat pada peserta didik.

    Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru melakukan pendekatan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran, dan

    Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach), dimana pada pendekatan jenis ini guru menjadi subjek utama dalam proses pembelajaran.

    Fungsi Pendekatan dalam Pembelajaran

    Sebagai pedoman umum dalam menyusun langkah-langkah metode pembelajaran yang akan digunakan.

    Memberikan garis-garis rujukan untuk perancangan pembelajaran.

    Menilai hasil-hasil pembelajaran yang telah dicapai.

    Mendiaknosis masalah-masalah belajar yang timbul, dan

    Menilai hasil penelitian dan pengembangan yang telah dilaksanakan.

    Macam-Macam Pendekatan Pembelajaran

    A. Pendekatan Kontekstual

    Mengaitkan. adalah strategi yang paling hebat dan merupakan inti konstruktivisme. Guru menggunakan strategi ini ketia ia mengkaitkan konsep baru dengan sesuatu yang sudah dikenal siswa. Jadi dengan demikian, mengaitkan apa yang sudah diketahui siswa dengan informasi baru.

    Mengalami. merupakan inti belajar kontekstual dimana mengaitkan berarti menghubungkan informasi baru dengan pengelaman maupun pengetahui sebelumnya. Belajar dapat terjadi lebih cepat ketika siswa dapat memanipulasi peralatan dan bahan serta melakukan bentuk-bentuk penelitian yang aktif.

    Menerapkan. Siswa menerapkan suatu konsep ketika ia malakukan kegiatan pemecahan masalah. Guru dapet memotivasi siswa dengan memberikam latihan yang realistic dan relevan.

    Kerjasama. Siswa yang bekerja secara individu sering tidak membantu kemajuan yang signifikan. Sebaliknya, siswa yang bekerja secara kelompok sering dapat mengatasi masalah yang komplek dengan sedikit bantuan. Pengalaman kerjasama tidak hanya membanti siswa mempelajari bahan ajar, tetapi konsisten dengan dunia nyata.

    Mentransfer. Peran guru membuat bermacam-macam pengalaman belajar dengan focus pada pemahaman bukan hapalan

    Guru yang berwawasan. Maksudnya yaitu guru yang berwawasan dalam penerapan dan pendekatan.

    Materi dalam pembelajaran.Dalam hal ini guru harus bisa mencari materi pembelajaran yang dijiwai oleh konteks perlu disusun agar bermakna bagi siswa.

    Strategi metode dan teknik belajar dan mengajar.Dalam hal ini adalah bagaimana seorang guru membuat siswa bersemangat belajar, yang lebih konkret, yang menggunakan realitas, lebih aktual, nyata/riil, dsb.

    Media pendidikan.Media yang digunakan dapat berupa situasi alamiah, benda nyata, alat peraga, film nyata yang mana perlu dipilih dan dirancang agar sesuai dan belajar lebih bermakna.

    Fasilitas.Media pendukung pembelajaran kontekstual seperti peralatan dan perlengkapan, laboratorium, tempat praktek, dan tempat untuk melakukan pelatihan perlu disediakan.

    Proses belajar dan mengajar. Hal ini ditujukan oleh perilaku guru dan siswa yang bernuansa pembelajaran kontekstual yang merupakan inti dari pembelajaran kontekstual.

    Kancah pembelajaran.Hal ini perlu dipilih sesuai dengan hasil yang diinginkan.

    Penilaian.Penilaian/evaluasi otentik perlu diupayakan karena pada pembelajaran ini menuntut pengukuran prestasi belajar siswa dengan cara- cara yang tepat dan variatif, tidak hanya dengan pensil atau paper test.

    i) Suasana.Suasana dalam lingkungan pembelajaran kontekstual sangat berpengaruh karena dapat mendekatkan situasi kehidupan sekolah dengan kehidupan nyata di lingkungan siswa.

    Kerjasama.

    Saling menunjang.

    Menyenangkan, tidak membosankan.

    Belajar dengan bergairah.

    Pembelajaran terintegrasi.

    Menggunakan berbagai sumber.

    Siswa aktif.

    Sharing dengan teman.

    Siswa kritis guru kreatif.

    Dinding dan lorong-lorong penuh dengan hasil kerja siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor dan lain-lain.

    Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetapi hasil karya siswa, laporan hasil pratikum, karangan siswa dan lain-lain

    Mengkaji materi pelajaran yang akan diajarkan.

    Mengkaji konteks kehidupan siswa sehari-hari.

    Memilih materi pelajaran yang dapat dikaitkan dengan kehidupan siswa.

    Menyusun persiapan proses KBM yang telah memasukkan konteks dengan materi pelajaran.

    Melaksanakan proses belajar mengajar kontekstual.

    Melakukan penilaian otentik terhadap apa yang telah dipelajari siswa.

    Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sihingga tidak akan mudah dilupakan.

    Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui ”mengalami” bukan ”menghafal”.

    Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ” penguasa ” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.

    Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi–strategi mereka sendiri untuk belajar. Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang diterapkan semula.

    Pendekatan Kontruktivisme

    Dengan adanya pendekatan konstruktivisme, pengembangan pengetahuan bagi peserta didik dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri melalui kegiatan penelitian atau pengamatan langsung sehingga siswa dapat menyalurkan ide-ide baru sesuai dengan pengalaman dengan menemukan fakta yang sesuai dengan kajian teori.

    Antara pengetahuan-pengetahuan yang ada harus ada keterkaitan dengan pengalaman yang ada dalam diri siswa.

    Setiap siswa mempunyai peranan penting dalam menentukan apa yang mereka pelajari.

    Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif .

    Tekanan dalam pembelajaran terletak pada siswa.

    Mengajar adalah membantu siswa belajar.

    Tekanan dalam pembelajaran lebih pada proses bukan pada akhir .

    Kurikulum menekankan pada partisipasi siswa.

    Guru adalah fasilitator.

    Ajukan masalah yang relevan dengan siswa,

    Struktur pembelajaran pada konsep-konsep eensial,

    Usahakan menemukan dan menilai pandangan siswa,

    Adaptasikan kurikulum, dan

    Ukur belajar siswa dalam konteks belajar.

    Orientasi ialah siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik

    Elicitasi ialah membantu siswa untuk mengungkapkan idenya secara jelas

    Retrukturisasi ide terdiri dari klarifikasi ide, membangun ide yang baru, mengevaluasi ide baru dengan eksperimen

    Penggunaan ide dalam banyak situasi

    Review adalah bagaimana ide itu berubah.

    Pengetahuan dibangun berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang telah ada sebelumnya

    Belajar merupakan penasiran personal tentang dunia

    Belajar merupakan proses yang aktif dimana makna diembangkan berdasarkan pengalaman

    Pengetahuan tumbuh karena adanya perundingan makna melalui berbagai informasi atau menyepakati suatu pandangan dalam berinteraksi

    Belajar harus disituasikan dalam kehidupan yang nyata.

    Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

    Pemerolehan pengetahuan baru

    Pemahaman pengetahuan

    Menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh

    Melakukan refleksi.

    carilah dan gunakanlah pertanyaan dan gagasan siswa untuk menuntun pelajaran dan keseluruhan unit pembelajaran

    Biarkan siswa mengemukakan gagasan-gagasan mereka dulu

    Kembangkan kepemimpinan, kerja sama, pencarian informasi, dan aktivitas siswa sebagai hasil dalam proses belajar

    Gunakan pemikiran, pengalaman, dan minat siswa untuk mengarahkan proses pembelajaran

    Kembangkan penggunakan alternatif sumber informasi baik dalam bentuk bahan tertulis maupun bahan-bahan para pakar.

    Usahakan agar siswa mengemukakan sebab-sebab terjadinya suatu peristiwa

    Carilah gagasan-gagasan siswa sebelum guru menyajikan pendapatnya.

    Buatlah agar siswa tertantang dengan konsepi dan gagasan-gagasan mereka sendiri

    Sediakan waktu cukup untuk berefleksi dan menganalisis menghormati gagasan siswa

    Doronglah siswa untuk melakukan analisis sendiri, mengumpulkan bukti nyata untuk mendukung gagasannya sesuai dengan pengetahuan baru yang dipelajarinya

    Gunakanlah masalah yang diidentifikasikan oleh siswa sesuai dengan minantya dan dampak yang akan ditimbulkannya

    Gunakan sumber-sumber lokal sebagai sumber informasi asli yang digunakan dalam pemecahan masalah.

    Libatkan siswa dalam mencari pemecahan masalah yang ada dalan kenyataan.

    Perluas belajar seputar jam pelajaran, ruangan kelas, dan lingkungan sekolah.

    Pusatkan perhatian pada dampak sains pada setiap individu siswa

    Tekankan kesadaran karir terutama yang berhubungan dengan sains dan teknologi”.

    Siswa diajak memahami dan menafsirkan kenyataan dan pengalamannya yang berbeda.

    Siswa lebih mampu mengatasi masalah dalam kehidupan nyata.

    Pemahaman konstruktivisme, yaitu membangun dan mengetahui bagaimana menggunakan pengetahuan dan keahlian dalam situasi kehidupan nyata.

    Dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme siswa akan aktif dalam pembelajaran

    Menjadikan proses pembelajaran tersebut menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa

    Siswa membangun sendiri pengetahuannya maka siswa tidak mudah lupa dengan pengetahuannya

    Suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena menggunakan realitas kehidupan sehingga siswa tidak cepat bosan belajar

    Siswa merasa dihargai dan semakin terbuka, karena setiap jawaban siswa ada penilaiannya

    Memupuk kerjasama dalam kelompok.

    Siswa masih kesulitan dalam menemukan sendiri jawabannya

    Membutuhkan waktu yang lama terutama bagi siswa yang lemah

    Siswa yang pandai kadang-kadang tidak sabar dalam menanti temannya yang belum selesai.

    Pendekatan Deduktif

    Siswa belum mengenal pengetahuan yang sedang dipelajari,

    Isi pelajaran meliputi terminologi, teknis dan bidang yang kurang membutuhkan proses berfikir kritis,

    Pengajaran mengenai pelajaran tersebut mempunyai persiapan yang baik dan pembicaraan yang baik,

    Waktu yang tersedia sedikit.

    Guru memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan deduktif,

    Guru menyajikan aturan, prinsip yang berifat umum, lengkap dengan definisi dan contoh-contohnya,

    Guru menyajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapat menyusun hubungan antara keadaan khusus dengan aturan prinsip umum,

    Guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa keadaan khusus itu merupakan gambaran dari keadaan umum.

    Tidak memerlukan banyak waktu.

    Sifat dan rumus yang diperoleh dapat langsung diaplikasikan kedalam soal-soal atau masalah yang konkrit.

    Siswa sering mengalami kesulitan memahami makna matematika dalam pembelajaran. Hal ini disebabkan siswa baru bisa memahami konsep setelah disajikan berbagai contoh.

    Siswa sulit memahami pembelajaran matematika yang diberikan karna siswa menerima konsep matematika yang secara langsung diberikan oleh guru.

    Siswa cenderung bosan dengan pembelajaran dengan pendekatan deduktif, karna disini siswa langsung menerima konsep matematika dari guru tanpa ada kesempatan menemukan sendiri konsep tersebut.

    Konsep tidak bisa diingat dengan baik oleh siswa.

    Pendekatan Induktif

    Siswa telah mengenal atau telah mempunyai pengalaman yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut,

    Yang diajarkan berupa keterampilan komunikasi antara pribadi, sikap, pemecahan, dan pengambilan keputusan,

    Pengajar mempunyai keterampilan fleksibel, terampil mengajukan pertanyaan terampil mengulang pertanyaan, dan sabar,

    Waktu yang tersedia cukup panjang.

    Memilih dan mementukan bagian dari pengetahuan (konsep, aturan umum, prinsip dan sebagainya) sebagai pokok bahasan yang akan diajarkan.

    Menyajikan contoh-contoh spesifik dari konsep, prinsip atau aturan umum itu sehingga memungkinkan siswa menyusun hipotesis (jawaban sementara) yang bersifat umum.

    Kemudian bukti-bukti disajikan dalam bentuk contoh tambahan dengan tujuan membenarkan atau menyangkal hipotesis yang dibuat siswa.

    Kemudian disusun pernyataan tentang kesimpulan misalnya berupa aturan umum yang telah terbukti berdasarkan langkah-langkah tersebut, baik dilakukan oleh guru atau oleh siswa.

    Memberikan kesempatan pada siswa untuk berusaha sendiri atau menemukan sendiri suatu konsep sehingga akan diingat dengan lebih baik.

    Murid memahami sifat atau rumus melalui serangkaian contoh. Kalau terjadi keraguan mengenai pengertian dapat segera diatasi sejak masih awal.

    Dapat meningkatkan semangat belajar siswa.

    Memerlukan banyak waktu.

    Kadang-kadang hanya sebagian siswa yang terlibat secara aktif.

    Sifat dan rumus yang diperoleh masih memerlukan latihan atau aplikasi untuk memahaminya.

    Secara matematik (formal) sifat atau rumus yang diperoleh dengan pendekatan induktif masih belum menjamin berlaku umum.

    Pendekatan Konsep

    Konsep memiliki gejala-gejala tertentu

    Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung

    Konsep berbeda dalam isi dan luasnya

    Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalaman-pengalaman

    Konsep yang benar membentuk pengertian

    Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri-ciri tertentu

    Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan unsur lingkungan.

    Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah dimengerti.

    Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik pula sampai konsep yang kompleks.

    Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke yang abstrak.

    Tahap Enaktik

    Pengenalan benda konkret.

    Menghubungkan dengan pengalaman lama atau berupa pengalaman baru.

    Pengamatan, penafsiran tentang benda baru.

    Tahap Simbolik

    Tahap Ikonik

    Pendekatan Proses

    Memberi bekal cara memperoleh pengetahuan, hal yang sangat penting untuk pengembangan pengetahuan dan masa depan.

    Pendahuluan proses bersifat kreatif, siswa aktif, dapat meningkatkan keterampilan berfikir dan cara memperoleh pengetahuan.

    Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyelesaikan pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum.

    Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua sekolah dapat menyediakannya.

    Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancangkan suatu percobaan untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan yang sulit, tidak semua siswa mampu melaksanakannya.

    Pendekatan Open – Ended

    Siswa memiliki kesempatan untuk berpartisipasi secara lebih aktif serta memungkinkan untuk mengekspresikan idenya.

    Siswa memiliki kesempatan lebih banyak menerapkan pengetahuan serta keterampilan matematika secara komprehensif.

    Siswa dari kelompok lemah sekalipun tetap memiliki kesempatan untuk mengekspresikan penyelesaian masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri.

    Siswa terdorong untuk membiasakan diri memberikan bukti atas jawaban yang mereka berikan.

    Siswa memiliki banyak pengalaman, baik melalui temuan mereka sendiri maupun dari temannya dalam menjawab permasalahan.

    Sulit membuat atau menyajikan situasi masalah matematika yang bermakna bagi siswa.

    Mengemukakan masalah yang langsung dapat dipahamai siswa sangat sulit sehingga banyak siswa yang mengalami kesulitan bagaimana merespon permasalahan yang diberikan.

    Karena jawaban bersifat bebas, siswa dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka.

    Mungkin ada sebagian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang mereka hadapi.

    Pendekatan Saintific

    untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.

    untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.

    terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan.

    diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

    untuk melatih siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah

    Untuk mengembangkan karakter siswa

    pembelajaran berpusat pada siswa

    pembelajaran membentuk students’ self concept

    pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari, mnganalisis, menyimpulkan konsep, pengetahuan, dan prinsip.

    pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa

    Pembelajaran meningkatkan motivasi

    Observing (mengamati), Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)

    Questioning (menanya), Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik)

    Associating (menalar), mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan

    Experimenting (mencoba), Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai. Pada mata pelajaran IPA, misalnya,peserta didik harus memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Peserta didik pun harus memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.

    Networking (membentuk Jejaring/ mengkomunikasikan), Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya

    Pendekatan Realistik

    Menjadikan matematika lebih menarik,relevan dan bermakna,tidak terlalu formal dan tidak terlalu abstrak

    Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa.

    Menekankan belajar matematika “learning by doing”.

    Memfasilitasi penyelesaian masalah matematika tanpa menggunakan penyelesaian yang baku.

    Menggunakan konteks sebagai titik awal pembelajaran matematika.

    Menggunakan konsep atau situasi.

    Menggunakan model : “model of” dan “model for”

    Menggunakan hasil pemikiran siswa sendiri.

    Interactivity.

    Intertwinning (saling mengaitkan suatu konsep dengan konsep lainnya).

    Penemuan kembali secara terbimbing/ matematika secara progresif(Gunded Reinvention/ Progressive matematizing). Dalam menyeleseikan topik- topik matematika, siswa harus diberi kesempatan untuk mengalami proses yang sama, sebagai koknsep- konsep matematika dikemukakan. Siswa diberikan masalah nyata yang memungkinkan adanya penyeleseian yang berbeda.

    Didaktif yang bersifat fenomena(didaktial phenomology) topik matematika yang akan diajarkan diupayakan berasal dari fenomenan sehari-hari.

    Model yang dikembangkan sendiri(self developed models) dalam memecahkan ‘contextual problem”, mahasiswa diberi kesempatan untuk mengembangkan model mereka sendiri. Pengembangan model ini dapat berperan dalam menjembatani pengetahuan informal dan pengetahuan formal serta konkret dan abstrak.

    Menggunakan masalah kontekstual

    Menggunakan model atau jembatan

    Menggunakan kontribusi siswa

    Interaktivitas

    Terintegrasi dengan topik pembelajaran lainnya(bersifat holistik)

    Langkah 1: Memahami masalah kontekstual

    Langkah 2: Menjelaskan masalah kontekstual

    Langkah 3 : Menyelesaikan masalah

    Langkah 4 : Membandingkan jawaban

    Langkah 5: Menyimpulkan

    Pelajaran menjadi cukup menyenangkan bagi siswa dan suasana tegang tidak tampak.

    Materi dapat dipahami oleh sebagian besar siswa.

    Alat peraga adalah benda yang berada di sekitar, sehingga mudah didapatkan.

    Guru ditantang untuk mempelajari bahan.

    Guru menjadi lebih kreatif membuat alat peraga.

    Siswa mempunyai kecerdasan cukup tinggi tampak semakin pandai.

    Sulit diterapkan dalam suatu kelas yang besar(40- 45 orang).

    Dibutuhkan waktu yang lama untuk memahami materi pelajaran.

    Siswa yang mempunyai kecerdasan sedang memerlukan waktu yang lebih lama untuk mampu memahami materi pelajaran.

    Pendekatan Sains, Teknologi, dan Masyarakat

  • Macam-Macam Model Pembelajaran

    Model Pembelajaran adalah sebuah kerangka sistematis dan holistik yang mengintegrasikan strategi, metode dan prosedur pembelajaran. Model Pembelajaran terdiri dari 4 komponen utama yang menjadi penciri khusus. Ciri khusus tersebut adalah:

    1. Rasional Teoretis yang logis
    2. Tujuan Pembelajaran yang spesifik
    3. Sintaks yang runut dan sistematis
    4. Memiliki dampak pembelajaran baik langsung maupun penggiring
    5. Mendukung lingkungan sosial dalam pembelajaran.

    Model-Model Pembelajaran

    A.  Model Pembelajaran Kontekstual

    Model Pembelajaran Kontekstual dikembangkan dari pendekatan pembelajaran Contextual teaching and Learning atau CTL. Model ini mengutaman pembelajaran dengan kasus, masalah dan topik-topik yang relevan serta terjadi di dunia nyata. Dengan kata lain, Model Pembelajaran CTL tidak mengizinkan kaus dan topik-topik artifisial dijadikan sebagai bahan ajar.

    Contoh topik yang tidak Kontektual seperti kasus : Sebuah Mobil Truk dengan massa 400 kg bergerak dengan kecepatan 500 m/s. Dua hal ini tidaklah masuk akal karena tidak ada mobil truk yang memiliki massa 400 kg, demikian pula bergerak dengan ekcepatan 500 m/s atau lebih cepat dari kecepatan suara.


    CTL sebagai suatu pendekatan pembelajaran memiliki 7 asas. Asas –asas ini yang melandasi pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL. Ketujuh asas tersebut antara lain: Konstruktivisme, Inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian nyata.

    1. Kelebihan model pembelajaran kontekstual:

    1. Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat menagkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.
    2. Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada siswa karena metode pembelajaran CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri.

    2. Kekurangan model pembelajaran kontekstual:

    1. Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam metode CTL. Guru tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa.
    2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide – ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi – strategi mereka sendiri untuk belajar.

    B.  Model Pembelajaran Kooperatif

    Menurut Kagan (1994) pembelajaran kooperatif adalah strategi pengajaran yang sukses di mana tim kecil, masing-masing dengan siswa dari tingkat kemampuan yang berbeda, menggunakan berbagai aktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang suatu subjek. Setiap anggota tim bertanggung jawab tidak hanya untuk belajar apa yang diajarkan tetapi juga untuk membantu rekan belajar, sehingga menciptakan suasana prestasi bersama-sama.

    1. Kelebihan model pembelajaran kooperatif:

    1. Saling ketergantungan yang positif
    2. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu
    3. Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas
    4. Suasana kelas yang rileks dan menyenanakan
    5. Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru
    6. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan.

    2. Kekurangan model pembelajaran kooperatif:

    1. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikran dan waktu.
    2. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
    3. Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas.
    4. Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang.

    E. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah

    Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) merupakan metode pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Metode ini juga berfokus pada keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik tidak lagi diberikan materi belajar secara satu arah seperti pada metode pembelajaran konvensional. Dengan metode ini, diharapkan peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan mereka secara mandiri. PBL juga memberi kesempatan peserta didik untuk mempelajari teori melalui praktek. Peserta didik bukan hanya perlu mencari konklusi tetapi juga perlu menganalisis data.

    1. Kelebihannya yaitu:

    1. Membuat siswa lebih aktif
    2. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari
    3. Menimbulkan ide-ide baru
    4. Dapat meningkatkan keakraban dan kerjasama
    5. Pembelajaran ini membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehidupan.

    2. Kekurangannya yaitu:

    1. Model pembelajaran problem based learning biasa dilakukan secara berkelompok membuat siswa yang malas semakin malas
    2. Siswa merasa guru tidak pernah menjelaskan karena model pembelajaran ini menuntut siswa yang lebih aktif
    3. Membutuhkan banyak waktu dan pendanaan
    4. Sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru untuk menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir anak
    5. Pembelajaran berdasarkan masalah memerlukan berbagai sumber untuk memecahkan masalah, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa.

    C.  Model Pembelajaran Terpadu

    Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.

    1. Kelebihan model pembelajaran terpadu :

    1. Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah memahami sekaligus melakukannya.
    2. Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.
    3. Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.
    4. Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.
    5. Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah menggunakan belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.

    2. Kekurangan model pembelajaran terpadu :

    1. Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas,  memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal,  rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi.
    2. Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif  baik, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya.
    3. Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet.
    4. Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi
    5. Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan
    6. Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain.

    D.  Metode Pembelajaran Kuantum

    Pembelajaran kuantum bermakna interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya karena semua energi adalah kehidupan dan dalam proses pembelajarannya mengandung keberagaman dan interdeterminisme.

    1. Kelebihan  pembelajaran kuantum :

    1. Membiasakan siswa untuk melatih aktivitas kreatifnya sehingga siswa dapat menciptakan suatu produk kreatif yang dapat bermanfaat bagi diri dan lingkungannya.
    2. Emosi sangat diperlukan untuk menciptakan motivasi belajar yang tinggi.
    3. Suasana yang diciptakan kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai
    4. Setiap pedapat siswa sangat dihargai
    5. Proses belajarnya berjalan sangat komunikatif

    2. Kekurangan pembelajaran kuantum :

    1. Penggunaan waktu dalam pembelajaran membutuhkan banyak.
    2. Tidak semua guru dapat menciptakan suasana kondusif, kohesif, dinamis, interaktif, partisipatif, dan saling menghargai
    3. Berlebihan memberi reward pada siswa

    F. Model Cooperative Script

    Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

    1.      Kelebihan model cooperative script :

    ü  Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.

    ü  Setiap siswa mendapat peran.

    ü  Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.

    2.      Kekurangan model cooperative script :

    ü  Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu

    ü  Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada dua orang tersebut).

    G. Model Picture and Picture

    Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.

    1.      Kelebihan model picture and picture :

    ü  Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.

    ü  Melatih berpikir logis dan sistematis.

    2.      Kekurangan model picture and picture :

    ü  Memakan banyak waktu.

    ü  Banyak siswa yang pasif.

    H.  Model Numbered Heads Together

    Numbered Heads Together adalah suatu metode belajar dimana setiap siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa.

    1.      Kelebihan numbered heads together :

    ü  Setiap siswa menjadi siap semua.

    ü  Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.

    ü  Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.

    2.      Kekurangan numbered heads together :

    ü  Kemungkinan nomor yang dipanggil, dipanggil lagi oleh guru.

    ü  Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

    I.     Model Examples Non Examples

    Examples Non Examples adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh dapat dari kasus / gambar yang relevan dengan KD.

    1.      Kelebihan model example non example :

    ü  Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.

    ü  Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.

    ü  Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.

    2.      Kekurangan model example non example :

    ü  Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.

    ü  Memakan waktu yang lama.

    J.    Model Mind Mapping

    Mind mapping atau peta pikiran adalah suatu tekhnik pembuatan catatan-catatan yang dapat digunakan pada situasi, kondisi tertentu, seperti dalam pembuatan perencanaan, penyelesaian masalah, membuat ringkasan, membuat struktur, pengumpulan ide-ide, untuk membuat catatan, kuliah, rapat, debat dan wawancara.

    1.      Kelebihan model mind mapping :

    ü  Melihat gambaran besar suatu persoalan sekaligus melihat informasi secara detail

    ü  Mengingat informasi yang kompleks lebih mudah. Informasi tersebut telah dikelompokkan sesuai dengan cara seseorang mengingat termasuk hubungannya dengan subjek yang sama atau berbeda.

    ü  Mengatasi informasi yang membludak karena telah ditata dan dikelompokkan sedemikan rupa. Secara mental hal ini juga membuat seseorang lebih terorganisir dan runtut dalam memahami sebuah persoalan.

    ü  Mind map mampu meningkatkan kemampuan seseorang dalam berimajinasi, mengingat, berkonsentrasi, membuat catatan, meningkatkan minat sekaligus mampu menyelesaikan persoalan.

    ü  Mind maping dapat merangsang sisi kreatif seseorang lewat penggunakan garis lengkung, warna dan gambar. Ini membuat sebuah catatan sekaligus menjadi karya seni yang indah. Secara mental akan memudahkan kita untuk mengingatnya.

    ü  Mind maping membantu seseorang membuat catatan yang menarik dalam waktu singkat.

    2.      Kekurangan model mind mapping :

    ü  Hanya siswa yang aktif yang terlibat

    ü  Tidak sepenuhnya murid yang belajar

    ü  Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan

    K. Model Pembelajaran Giving Questions and Getting Answer ( GQGA)

    Pembelajaran Giving Questions and Getting Answer (GQGA) merupakan implementasi dari strategi pembelajaran kontrukstivistik yang menempatkan siswa sebagai subyek dalam pembelajaran. Artinya, siswa mampu merekonstruksi pengetahuannya sendri sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja.

    Model Giving Questions and Getting Answer ditemukan oleh Spancer Kagan, orang berkebangsaan Swiss pada tahun 1963. Model ini dikembangkan untuk melatih siswa memiliki kemampuan dan ketrampi lan bertanya dan menj awab pertanyaan, karena pada dasarnya model tersebut merupakan modifikasi dari metode tanya jawab dan metode seramah yang merupakan kolaborasi dengan menggunakan potongan-potongan kertas sebagai medianya.

    1. Kelebihannya yaitu :

    ü  Penerapan metode Active Learning model Giving Questions and Getting Answers (GQGA) adalah suasana lebih menjadi aktif, anak mendapat kesempatan baik secara individu maupun kelompok untuk menanyakan hal-hal yang belum di mengerti, guru dapat mengetahui penguasaan anak terhadap materi yang disampaikan, mendorong anak untuk berani mengajukan pendapatnya.

    1. Kelemahannya yaitu :

    ü  Penerapan metode Active Learning model Giving Questions and Getting Answers (GQGA) adalah pertanyaan pada hakekatnya sifatnya hanya hafalan, proses tanya jawab yang berlangsung secara terus menerus akan menyimpang dari pokok bahasan yang sedang dipelajari, guru tidak mengetahui secara pasti apakah anak yang tidak mengajukan pertanyaan ataupun menjawab telah memahami dan menguasai materi yang telah diberikan.

    L.  Model Pembelajaran  Tipe Terhubung (Connected)   

    Connected Model adalah model pengembangan kurikulum yang menggabungkan secara jelas satu topik dengan topik berikutnya, satu konsep dengan konsep lainnya, satu kemampuan dengan kemampuan lainnya, kegiatan 1 hari dengan hari lainnya, dalam satu mata pelajaran. Contoh pengajaran menggunakan pembelajaran terpadu tipe terhubung (connected) : Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual beli, untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.

    1.      Kelebihan model pembelajaran tipe terhubung :

    ü  Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan/indikator yang digabungkan.

    ü  Kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada indikator

    ü  Siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus

    ü  Siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi gagasan secara bertahap.

    2.      Kekurangan model pembelajaran tipe terhubung :

    ü  Model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain.

    ü  Model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah dilaksanakan secara mandiri.

    ü  Bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.

    M.      The Webbed Model (Model Jaring Laba-Laba)

    Webbed model merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Menurut Padmono dalam bukunya Pembelajaran Terpadu menyatakan Webbed menyajikan pendekatan tematik untuk mengintegrasikan mata pelajaran. Satu tema yang subur dijaring laba-labakan untuk isi kurikulum dan mata pelajaran. Mata pelajaran menggunakan tema untuk menyelidiki keseuaian konsep, topik, dan ide-ide. Karakteristik pendekatan tema ini untuk mengembangkan kurikulum dimulai dengan satu tema misalnya “transportasi”, “penyelidikan”, dan lain-lain.

    1.      Kelebihan model jaring laba-laba :

    ü  Siswa adalah diperolehnya pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari ilmu-ilmu yang berbeda

    ü  Faktor motivasi berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa

    ü  Siswa dapat dengan mudah melihat bagaimana kegiatan yang berbeda dan ide yang berbeda dapat saling berhubungan.

    2.      Kekurangan model jaring laba-laba :

    ü  Kecenderungan untuk mengambil tema sangat dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa

    ü  Seringkali guru terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan.

    ü  Memerlukan keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.

    N.  Model Pembelajaran Jigsaw

    Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif  yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada orang lain dalam kelompoknya. (Lie, 2008 : 70). Dalam teknik ini, siswa dapat bekerja sama dengan siswa lainnya dan mempunyai tanggung jawab lebih dan mempunyai banyak kesempatan pula untuk mengolah informasi yang di dapat dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi.

    1.      Kelebihan pembelajaran tipe Jigsaw :

    ü  Kelompok kecil memberikan dukungan sosial untuk belajar matematika.

    ü  Ruang lingkup dipenuhi ide-ide yang bermanfaat dan menarik untuk di diskusikan.

    ü  Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pemahaman pembelajaran materi untuk dirinya sendiri dan orang lain.

    ü  Meningkatkan kerja sama secara kooperatif untuk mempelajari materi yang di tugaskan.

    ü  Meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan bersosialisasi untuk pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa.

    ü  Meningkatkan kreatifitas siswa dalam berfikir kritis dan meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan suatu masalah yang di hadapi.

    ü  Melatih keberanian dan tanggung jawab siswa untuk mengajarkan materi yang telah ia dapat kepada anggota kelompok lain.

    2.      Kelemahan pembelajaran tipe Jigsaw :

    ü  Kondisi kelas yang cenderung ramai karena perpindahan siswa dari kelompok satu ke kelompok lain.

    ü  Dirasa sulit meyakinkan untuk berdiskusi menyampaiakn materi pada teman jika tidak punya rasa percaya diri.

    ü  Kurang partisipasi beberapa siswa yang mungkin masih bergantung pada teman lain, biasanya terjadi dalam kelompok asal.

    ü  Ada siswa yang berkuasa karena merasa paling pintar di antara anggota kelompok.

    ü  Awal penggunaan metode ini biasanya sulit di kendalikan, biasanya butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang agar berjalan dengan baik.

    ü  Aplikasi metode ini pada kelas yang besar (lebih dari 40 siswa) sangatlah sulit. Tapi bisa diatasi dengan model team teaching.

    O.  Model Pembelajaran Time Token Arends 1998

    Model pembelajaran Time Token Arends 1998 merupakan model pembelajaran yang bertujuan agar masing-masing anggota kelompok diskusi mendapatkan kesempatan untuk memberikan konstribusi mereka dan mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota lain.

    Model ini memiliki struktur pengajaran yang sangat cocok digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, serta untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali.

    1.      Kelebihan model pembelajaran time token :

    ü  Semua siswa aktif dalam mengeluarkan pendapatnya dan berpartisipasi dalam diskusi.

    ü  Dapat menumbuhkan dan melatih keberanian siswa dalam berpendapat bagi siswa yang pemalu dan sukar berbicara.

    ü  Semua siswa mendapatkan waktu bicara yang sama sehingga tidak akan terjadi pendominasian pembicaraan dalam berlangsungnya diskusi.

    2.      Kelemahan model pembelajaran time token :

    ü  Siswa yang memiliki banyak pendapat akan sulit mengutarakan pendapatnya karena waktu yang diberikan terbatas.

    ü  Hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu saja.

    ü  Tidak bisa digunakan pada kelas yang jumlah siswanya banyak.

    P.   Model Pembelajaran Tebak Kata

    Tebak kata merupakan penyampaian materi ajar dengan menggunakan kata-kata singkat dalam bentuk kartu permainan sehingga anak dapat menerima pesan pembelajaran melalui kartu.

    1.      Kelebihan model pembelajaran tebak kata :

    ü  Pemebelajaran yang dilakukan lebih menarik karena menggunakan media kartu, sehingga siswa tidak jenuh atau bosan.

    ü  Dapat meningkatkan daya berpikir siswa, karena siswa dituntut untuk menjawab suatu kata yang membutuhkan pikiran kritis peserta didik.

    ü  Pembelajaran akan lebih berkesan

    ü  Melatih siswa untuk menemukan jawaban dengan menggunakan berbagai alternatif jawaban.

    ü  Melibatkan seluruh anggota tubuuh dalam proses pembelajaran, seperti berdiri, duduk, dan mencari pasangan.

    2.      Kekurangan model pembelajaran tebak kata :

    ü  Tidak mudah bagi guru untuk membuat kartu-kartu yang menarik untuk diamati oleh anak didik.

    ü  Tidak mudah bagi guru untuk menyusun rangkaian kata perkata di dalam kartu sehingga membutuhkan satu kartu sebagai jawaban hasil tebakan anak didik.

    ü  Sering kali siswa beranggapan bahwa model ini bukan untuk belajar, tetapi hanya sebagai permainan sehingga anak didik merasa ini hanya permainan belaka. Padahal model ini dilakukan  dalam rangka mengikutsertakan komponen tubuh siswa dalam proses pembelajaran, seperti berdiri, duduk dan mencari pasangan.

    Q.  Model Pembelajaran Snowball Throwing

    Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Dalam pembelajaran Snowball Throwing, bola salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa kemudiandilempar kepada temannya sendiri untuk dijawab.

    Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif (activelearning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran guru di sini hanya sebagaipemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya penertiban terhadap jalannyapembelajaran.

    1.      Kelebihan metode Snowball Throwing :

    ü  Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain.

    ü  Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena diberikesempatan utk membuat soal dan diberikan pada siswa lain.

    ü  Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang dibuat temannya seperti apa.

    ü  Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran

    ü  Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung dalam praktek

    ü  Pembelajaran menjadi lebih efektif

    ü  Ketiga aspek yaitu aspek koknitif, afektif dan psikomotor dapat tercapai

    2.      Kelemahan/kekurangan metode Snowball Throwing :

    ü  Sangat  bergantung  pada kemampuan siswa  dalam memahami materi sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. Hal ini dapat dilihat dari soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar materi yang sudah dijelaskan atau seperti contoh soal yang telah diberikan.

    ü  Ketua kelompok yang  tidak  mampu  menjelaskan  dengan  baik  tentu  menjadi  penghambat bagi anggota lain untuk  memahami  materi sehingga diperlukan waktu yang  tidak  sedikit  untuk siswa mendiskusikan materi pelajaran.

    ü  Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga siswa saat berkelompok kurang  termotivasi untuk bekerja sama. tapi tdk menutup kemungkinan bagi guru untuk menambahkan pemberiaan kuis individu dan penghargaan kelompo

    ü  Memerlukan waktu yang panjang

    ü  Murid yang nakal cenderung untuk berbuat onar

    ü  Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid.

  • Sub Disiplin Ilmu Politik

    Sub Disiplin Ilmu Politik

    Politik adalah disiplin ilmu yang sangat luas seiring dengan pertumbuhan peran Pemerintah sebagai lembaga yang menaungi seluruh kebutuhan rakyat. Hal ini membuat teradap beberapa Sub Dispilin Ilmu Politik.

    Sub Disiplin Ilmu Politik

    Asosiasi Ilmu Politik Internasional atau International Political Science Association menytakan terdapat 9 disiplin ilmu Politik. 9 Disiplin ini selanjutnya disebut Sub Disiplin Ilmu.

    1. Ilmu Politik

    Ilmu Politik adalah ilmu yang membahas tentang konsep Politik dan terapannya. Ilmu mengkaji peran politik dalam isu-isu hubungan politik, ilmu politik, dan ilmu-ilmu sosial.

    2. Lembaga-lembaga Politik

    Bidang ini mengkaji mengenai peran lembaga-lembaga Politik formal dalam tatanan pemerintahan. Lembaga ini boleh jadi dalam bentuk

    1. Sistem Kepartaian
    2. Sistem Pemilihan Umum
    3. Dewan Legislatif
    4. Struktur Pemerintahan
    5. Otoritas Sentral
    6. Sistem Peradilan
    7. Pemerintahan Lokal
    8. Pelayanan Publik
    9. Angkatan Bersenjata

    3. Political Action

    Political Action adalah bidang politik yang membahas tentang kebijakan-kebijakan politik. Kebijakan dan tingkah laku politik yang ditinjau tidak hanya lembaga politik namun juga aktor yang berperan dalam pengambilan kebijakan, baik itu dalam bentuk formal maupun tidak.

    Contoh perilaku yang masuk dalam kajian ini adalah misilnya tendensi seseorang dalam memiliki partai dalam pemilu. Tendensi pemilihan ini bisa jadi dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, kepentingan ataupun politik uang.


    4. Politik Perbandingan

    Politik perbandingan adalah suatu subdisiplin ilmu politik yang mempelajari: (a) Perbandingan sistematis antarnegara, dengan maksud untuk mengidentifikasi serta menjelaskan perbedaan-perbedaan atau persamaan-persamaan yang ada di antara negara yang diperbandingkan, dan (b) Suatu metode riset soal bagaimana membangun suatu standar, aturan, dan bagaiana melakukan analisis atas perbandingan yang dilakukan.

    5. Hubungan Internasional.

    Bidang ini mempelajari politik internasional, politik luar negeri, hukum internasional, konflik internasional, serta organisasi-organisasi internasional. Singkatnya, segala aktivitas politik yang melampaui batas yuridiksi wilayah satu atau lebih negara.

    6. Teori Politik.

    Bidang ini secara khusus membahas pembangunan konsep-konsep baru dalam ilmu politik. Misalnya mengaplikasikan peminjaman konsep-konsep dari ilmu sosial lain guna diterapkan dalam ilmu politik. Konsep-konsep yang dibangun oleh subdisiplin Teori Politik nantinya digunakan untuk menjelaskan fenomena-fenomena politik yang ada. Misalnya, saat ini ilmu politik telah mengaplikasi suatu teori baru yaitu FEMINISM THEORY. Teori ini digunakan untuk menjelaskan fenomena maraknya gerakan-gerakan perempuan di hampir seluruh belahan dunia. Atau, untuk menjelaskan politik “menutup” diri Jepang dan Amerika Serikat (sebelum Perang Duia I), diterapkan teori ISOLASIONISME (pinjaman dari bahasa jurnalistik).

    7. Administrasi dan Kebijakan Publik.

    Subdisiplin ini mempelajari rangkuman aktivitas pemerintah, baik secara langsung atau tidak langsung (melalui agen), di mana aktivitas ini mempengaruhi kehidupan warganegara.

    8. Ekonomi Politik.

    Sub disiplin ini menekankan pada perilaku ekonomi dalam proses politik serta perilaku politik dalam pasar (marketplace).

    9. Metodologi Politik.

    Subdisiplin ini khusus mempelajari paradigma (metodologi) serta metode-metode penelitian yang diterapkan dalam ilmu politik. Apakah pendekatan kualitatif atau kuantitatif yang akan digunakan dalam suatu penelitian, masuk ke dalam subdisiplin ini. Demikian pula aneka ragam uji statistik (dalam tradisi behavioral analysis) yang digunakan untuk menganalisis data.

  • Ukuran Standar Kolam Renang

    Ukuran Standar Kolam Renang

    Dalam pertandingan resmi lomba renang, terdapat ukuran standar ukuran Kolam Renang. Ukuran ini diatur oleh FINA (Fédération Internationale de Natation).

    Dimensi Kolam Renang

    Panjang Kolam Renang

    FR 2.1    Panjang

    FR  2.1.1  50.0 Meter,  bila perlengkapan papan sentuh otomatis digunakan di permulaan  dan akhir,  atau tambahan di olakan akhir, Kolam harus sedemikian panjang yang memastikan diperlukan jarak 50.0 meter antara kedua panel.

    FR  2.1.1  25.0 Meter,  bila perlengkapan papan sentuh otomatis digunakan di permulaan  dan akhir,  atau tambahan di olakan akhir, Kolam harus sedemikian panjang yang memastikan diperlukan jarak 25.0 meter antara kedua panel.

    FR 2.2    Demensi dan Toleransi

      FR  2.2.1 Bila panjang nominal 50.0 Meter, toleransi plus 0.03 meter  pada setiap jalur minus 0.00 meter di kedua akhir dinding dimana dari 0.3 meter  di atas sampai 0.8 meter di bawah permukaan air diizinkan. Ukuran ini harus dijamin oleh pengukur atau memenuhi syarat lain resmi, ditetapkan atau disetujui oleh anggota di negara di mana kolam terletak. toleransi tidak bisa dilebihi bila papan sentuh dipasang.

      FR  2.2.2 Bila panjang nominal 25.0 Meter, toleransi plus 0.03 meter  pada setiap jalur minus 0.00 meter di kedua akhir dinding dimana dari 0.3 meter  di atas sampai 0.8 meter di bawah permukaan air diizinkan. Ukuran ini harus dijamin oleh pengukur atau memenuhi syarat lain resmi, ditetapkan atau disetujui oleh anggota di negara di mana kolam terletak. toleransi tidak bisa dilebihi bila papan sentuh dipasang.

    FR 2.3    Kedalaman

    Kedalaman minimum 1.35 meter, meluas dari 1.0 meter  untuk minimal 6.0 meter  dari akhir dinding dibutuhkan untuk kolam dengan starting blocks. Kedalaman minimum 1.0 meter dibutuhkan di tempat lain.

  • Makna Alinea pada Pembukan UUD 1945

    Dalam pembukaan UUD 1945 terdiri dari 4 alinea yang memiliki makna tertentu di dalam setiap alinea tersebut. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pembukaan UUD 1945 terdiri dari 4 alinea yaitu (alinea pertama)”bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan” Pembukaan UUD 1945 berisi pokok pikiran pemberontakan melawan imperialisme, kolonialisme, dan fasisme, serta memuat dasar pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain daripada itu, Pembukaan UUD 1945 yang telah dirumuskan dengan padat dan khidmat dalam empat alinea, dimana setiap alinea mengandung arti dan makna yang sangat dalam, mempunyai nilai-nilai yang universal dan lestari. Mengandung nilai universal artinya mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa beradab di seluruh dunia, sedangkan lestari artinya mampu menampung dinamika masyarakat dan akan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa dan negara selama bangsa Indonesia tetap setia kepada Negara Proklamasi 17 Agustus 1945. 

    Alinea-alinea Pembukaan UUD 1945 pada garis besarnya adalah: 

    • Alinea I : terkandung motivasi, dasar, dan pembenaran perjuangan (kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan penjajahan bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan). 
    • Alinea II : mengandung cita-cita bangsa Indonesia (negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur). 
    • Alinea III : memuat petunjuk atau tekad pelaksanaannya (menyatakan bahwa kemerdekaan atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa). 
    • Alinea IV : memuat tugas negara/tujuan nasional, penyusunan UUD 1945, bentuk susunan negara yang berkedaulatan rakyat dan dasar negara Pancasila. 

    Selanjutnya marilah kita uraikan satu persatu makna masing-masing Alinea Pembukaan UUD 1945 sebagai berikut: 

    Alinea pertama :

    “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan” 

    Makna yang terkandung dalam Alinea pertama ini adalah menunjukkan keteguhan dan kuatnya pendirian bangsa Indonesia menghadapai masalah kemerdekaan melawan penjajah. 

    Alinea ini mengungkapkan suatu dalil obyektif, yaitu bahwa penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan, dan oleh karenanya harus ditentang dan dihapuskan agar semua bangsa di dunia ini dapat menjalankan hak kemerdekaannya sebagai hak asasinya. Disitulah letak moral luhur dari pernyataan kemerdekaan Indonesia. 

    Selain mengungkapkan dalil obyektif, alinea ini juga mengandung suatu pernyataan subyektif, yaitu aspirasi bangsa Indonesia sendiri untuk membebaskan diri dari penjajahan. Dalil tersebut di atas meletakkan tugas kewajiban bangsa/pemerintah Indonesia untuk senantiasa berjuang melawan setiap bentuk penjajahan dan mendukung kemerdekaaan setiap bangsa. 

    Alasan bangsa Indonesia menentang penjajahan ialah karena penjajahan itu bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Ini berarti setiap hal atau sifat yang bertentangan atau tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan juga harus secara sadar ditentang oleh bangsa Indonesia. Pendirian tersebut itulah yang melandasi dan mengendalikan politik luar negeri kita. 

    Aline kedua : “Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur” 

    Kalimat tersebut menunjukkan kebanggaan dan penghargaan kita akan perjuangan bangsa Indonesia selama ini. Hal Ini juga berarti adanya kesadaran keadaan sekarang yang tidak dapat dipisahkan dari keadaan kemarin dan langkah yang kita ambil sekarang akan menentukan keadaan yang akan datang. Dalam alinea ini jelas apa yang dikehendaki atau diharapkan oleh para “pengantar” kemerdekaan, ialah Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Nilai-nilai itulah yang selalu menjiwai segenap bangsa Indonesia dan terus berusaha untuk mewujudkannya. 

    Alinea ini mewujudkan adanya ketetapan dan ketajaman penilaian : 

    1. Bahwa perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampai pada tingkat yang menentukan; 
    2. Bahwa momentum yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan; 
    3. Bahwa kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih harus diisi dengan mewujudkan negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. 

    Alinea ketiga : “Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya” 

    Kalimat tersebut bukan saja menegaskan apa yang menjadi motivasi nyata dan materiil bangsa Indonesia, untuk menyatakan kemerdekaannya, tetapi juga menjadi keyakinan motivasi spiritualnya, bahwa maksud dan tindakan menyatakan kemerdekaan itu diberkati oleh Allah Yang Maha Kuasa. Hal tersebut berarti bahwa bangsa Indonesia mendambakan kebidupan yang berkeseimbangan material dan spiritual serta keseimbangan kebidupan di dunia dan di akhirat. 

    Alinea ini memuat motivasi spiritual yang luhur dan mengilhami Proklamasi Kemerdekaan (sejak dari Piagam Jakarta) serta menunjukkan pula ketaqwaan bangsa Indonesia kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat ridho-Nyalah bangsa Indonesia berhasil dalam perjuangan mencapai kemerdekaannya, dan mendirikan negara yang berwawasan kebangsaan. 

    Alinea keempat : “Kemudian daripada itu untuk membentuk susunan pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. 

    Alinea ini merumuskan dengan padat sekali tujuan dan prinsip-prinsip dasar, untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia setelah menyatakan dirinya merdeka. 

    Tujuan nasional negara Indonesia dirumuskan dengan “… Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kebidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial” 

    Sedangkan prinsip dasar yang dipegang teguh untuk mencapai tujuan itu adalah dengan menyusun kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan berdasarkan PancasiIa. 

    Dengan rumusan yang panjang dan padat ini, alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sekaligus menegaskan: 

    1. Negara Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus menjadi tujuannya yaitu:melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial; 
    2. Negara Indonesia berbentuk Republik dan berkedaulatan rakyat; 
    3. Negara Indonesia mempunyai dasar falsafah Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

    (alinea kedua) “Dan perjuangan kemerdekaan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”

    (alinea ketiga)”Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya” 

    (alinea keempat) “Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesian dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada : 

    1. Ketuhanan Yang Maha Esa
    2. kemanusiaan yang adil dan beradab
    3. persatuan Indonesia
    4. kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
    5. serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia 

    Makna Alinea dalam Pembukaan UUD 1945

    1. Makna Pembukaan UUD 1945 Pada Alinea Pertama (I) 

    • Pada alinea pertama terkandung suatu dalil objektif, yatu penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Dengan demikian, penjajahan harus dihapus agar semua bangsa di dunia dapat mendapatkan hak kemerdekaannya sebagai bentuk penerapan dan penegakan hak asasi manusia. 
    • Selain itu juga terkandung pernyataan subjektif yaitu partisipasi bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari penjajahan

    2. Makna Pembukaan UUD 1945 Pada Alinea Kedua (II)

    Dalam alinea kedua (II) juga mengandung adanya ketetapan dan penajaman penilaian yang dengan menunjukkan bahwa 

    • Perjuangan pergerakan di Indonesia telah sampai pada tingkat yang menentukan
    • Momentum yang kini telah dicapai harus dimanfaatkan dalam menyatakan kemerdekaan
    • Kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir melainkan harus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, adil, dan makmur

    3. Makna Pembukaan UUD 1945 Pada Alinea Ketiga (III)

    Alinea ketiga menggambarkan adanya keinginan kehidupan yang berkesinambungan, keseimbangan antara kehidupan yang spritual dan juga material serta keseimbangan antara kehidupan dunia dan juga akhirat. Alinea tersebut memuat mengenai antara lain sebagai berikut.. 

    • Motivasi spirtual yang luhur serta suatu pengukuhan dari proklamasi kemerdekaan
    • Ketawaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rida-Nyalah bangsa Indonesia yang berhasil dalam perjungan mencapai kemerdekaannya

    4. Makna Pembukaan UUD 1945 Pada Alinea Keempat (IV)

    Dalam alinea keempat menegaskan mengenai beberapa hal antara lain sebagai berikut…

    a. Fungsi dan Tujuan negara Indonesia yaitu :

    • melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia 
    • memajukan kesejahteraan umum
    • mencerdasarkan kehidupan bangsa
    • ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. 

    b. Susunan dan bentuk negara, yaitu republik kesatuan

    c. Sistem pemerintahan negara indonesia adalah berkedaulatan rakyat (demokrasi)

    d. Dasar negara indonesia yaitu pancasila

    Demikian artikel sederhana mengenai Makna Alinea dalam Pembukaan UUD 1945. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Sekian dan terima kasih.

  • Pengertian Hak Asasi Manusia – HAM

    HAM atau Human right adalah sekumpulan hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai anugrah dari tuhan sejak manusia tersebut lahir. Persatuan Bangsa-bangsa menyatakan bahwa HAM adalah hal yang melekat pada manusia sehingga tidak perlu diberikan oleh negara. HAM adalah hak yang harus dilindungi.

    HAM Menurut Pakar

    Ada berbagai versi umum pengertian mengenai HAM. Setiap pengertian menekankan pada segi-segi tertentu dari HAM. Berikut beberapa definisi tersebut. Adapun beberapa definisi Hak Asasi Manusia (HAM) adalah sebagai berikut:

    1. Austin-Ranney, HAM adalah ruang kebebasan individu yang dirumuskan secara jelas dalam konstitusi dan dijamin pelaksanaannya oleh pemerintah.
    2. A.J.M. Milne, HAM adalah hak yang dimiliki oleh semua umat manusia di segala masa dan di segala tempat karena keutamaan keberadaannya sebagai manusia.
    3. UU No. 39 Tahun 1999, Menurut Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hak itu merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
    4. John Locke, Menurut John Locke, hak asasi adalah hak yang diberikan langsung oleh Tuhan sebagai sesuatu yang bersifat kodrati. Artinya, hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya, sehingga sifatnya suci.
    5. David Beetham dan Kevin Boyle, Menurut David Beetham dan Kevin Boyle, HAM dan kebebasan-kebebasan fundamental adalah hak-hak individual yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan serta kapasitas-kapasitas manusia.
    6. C. de Rover, HAM adalah hak hukum yang dimiliki setiap orang sebagai manusia. Hakhak tersebut bersifat universal dan dimiliki setiap orang, kaya maupun miskin, laki-laki ataupun perempuan. Hak-hak tersebut mungkin saja dilanggar, tetapi tidak pernah dapat dihapuskan. Hak asasi merupakan hak hukum, ini berarti bahwa hak-hak tersebut merupakan hukum. Hak asasi manusia dilindungi oleh konstitusi dan hukum nasional di banyak negara di dunia. Hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang dibawa manusia sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Hak asasi manusia dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang. Hak asasi manusia bersifat universal dan abadi.
    7. Franz Magnis- Suseno, HAM adalah hak-hak yang dimiliki manusia bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat. Jadi bukan karena hukum positif yang berlaku, melainkan berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Manusia memilikinya karena ia manusia.
    8. Miriam Budiardjo, Miriam Budiardjo membatasi pengertian hak-hak asasi manusia sebagai hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya di dalam masyarakat.
    9. Oemar Seno Adji, Menurut Oemar Seno Adji yang dimaksud dengan hak-hak asasi manusia ialah hak yang melekat pada martabat manusia sebagai insan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang sifatnya tidak boleh dilanggar oleh siapapun, dan yang seolah-olah merupakan suatu holy area.

    Macam-macam Hak Asasi Manusia (HAM)

    Anda telah memahami bahwa hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun. Ada bermacam-macam hak asasi manusia. Secara garis besar, hak-hak asasi manusia dapat digolongkan menjadi enam macam sebagai berikut.

    1. Hak Asasi Pribadi/Personal Rights

    Hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi manusia. Contoh hak-hak asasi pribadi ini sebagai berikut.

    • Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian, dan berpindah-pindah tempat.
    • Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat.
    • Hak kebebasan memilih dan aktif dalam organisasi atau perkumpulan.
    • Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, menjalankan agama dan kepercayaan yang diyakini masing-masing.

    2. Hak Asasi Ekonomi/Property Rigths

    Hak yang berhubungan dengan kegiatan perekonomian. Contoh hak-hak asasi ekonomi ini sebagai berikut.

    • Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli.
    • Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak.
    • Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa dan utang piutang.
    • Hak kebebasan untuk memiliki sesuatu.
    • Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak.

    3. Hak Asasi Politik/Political Rights

    • Hak asasi yang berhubungan dengan kehidupan politik. Contoh hak-hak asasi politik ini sebagai berikut.
    • Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan.
    • Hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan.
    • Hak membuat dan mendirikan partai politik serta organisasi politik lainnya.
    • Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi.

    4. Hak Asasi Hukum/Legal Equality Rights

    • Hak kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, yaitu hak yang berkaitan dengan kehidupan hukum dan pemerintahan. Contoh hak-hak asasi hukum sebagai berikut.
    • Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan.
    • Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
    • Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum.

    5. Hak Asasi Sosial Budaya/Social Culture Rights

    • Hak yang berhubungan dengan kehidupan bermasyarakat. Contoh hak-hak asasi sosial budaya ini sebagai berikut.
    • Hak menentukan, memilih, dan mendapatkan pendidikan.
    • Hak mendapatkan pengajaran.
    • Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.

    6. Hak Asasi Peradilan/Procedural Rights

    • Hak untuk diperlakukan sama dalam tata cara pengadilan. Contoh hak-hak asasi peradilan ini sebagai berikut.
    • Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan.
    • Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan, dan penyelidikan di muka hukum.

    Ciri Khusus Hak Asasi Manusia (HAM)

    Hak asasi manusia memiliki ciri-ciri khusus jika dibandingkan dengan hakhak yang lain. Ciri khusus hak asasi manusia sebagai berikut.

    • Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dihilangkan atau diserahkan.
    • Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak sipil dan politik atau hak ekonomi, social, dan budaya.
    • Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah hak asasi semua umat manusia yang sudah ada sejak lahir.
    • Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang status, suku bangsa, gender, atau perbedaan lainnya. Persamaan adalah salah satu dari ide-ide hak asasi manusia yang mendasar.

    Demikianlah artikel tersebut di atas tentang Pengertian Secara Umum Hak Asasi Manusia (HAM) semoga bisa bermanfaat bagi sobat sekalian. Sekian dan terimakasih..

  • Pengertian dan Perbedaan antara Pendekatan, Metode, Teknik, Model dan Strategi Pembelajaran

    Sering kali mahasiswa pendidikan bahkan Guru sebagai instruktur di dalam kelas masih sulit membedakan antara Pendekatan, Metode, Teknik, Model dan Strategi Pembelajaran. Berikut ini adalah Rangkuman yang menjelaskan perbedaan dari kompenen dan aspek yang adalah dalam porses pembelajaran.

    Proses Pembelajaran

    Pembelajaran adalah sebuah upaya yang dilakukan untuk memberikan pelatihan kepada peserta didik untuk mendepatkan seperangkat keterampilan, pengetahuan dan pengalaman yang berguna. Upaya ini dilakukan secara sadar dan mempertimbangkan interkasi antara guru dan peserta didik.

    Defenisi operasional dari Proses pembelajaran dalam cakupan lembaga pendidikan adalah upaya yang dilekakukan secara sistematis dan terencana dengabn mempertimbangkan karakteristik materi dan peserta didik agar dapat mencapai tujuan pembelajaran.


    Pembelajaran adalah upaya sadar yang dilakukan untuk melakukan proses belajar kepada peserta didik. Upaya ini dilakukan

    1. Pendekatan

    Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif  (Sanjaya,  2008:127).

    2. Metode

    Metode merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode. Metode  adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan. Teknik dan taktik mengajar merupakan penjabaran dari metode pembelajaran.

    3. Teknik

    Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Misalnya, cara yang bagaimana yang harus dilakukan agar metode ceramah yang dilakukan berjalan efektif dan efisien?

    Dengan demikian sebelum seorang melakukan proses ceramah sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi.

    4. Model

    Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.Nah, berikut ini ulasan singkat tentang perbedaan istilah tersebut.

    5. Strategi

    Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (J.R. David dalam  Sanjaya, 2008:126).  Selanjutnya dijelaskan strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Kemp dalam Sanjaya, 2008:126).

    Istilah strategi sering digunakan dalam banyak konteks dengan makna yang selalu sama. Dalam konteks pengajaran strategi bisa diartikan sebagai suatu pola umum tindakan guru-peserta didik dalam manifestasi aktivitas pengajaran (Ahmad Rohani, 2004 : 32).

    Sementara itu, Joyce dan Weil lebih senang memakai istilah model-model mengajar daripada menggunakan strategi pengajaran (Joyce dan Weil  dalam Rohani, 2004:33.

    Nana Sudjana menjelaskan bahwa strategi mengajar (pengajaran) adalah “taktik” yang digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran) agar dapat mempengaruhi para siswa (peserta didik) mencapai tujuan pengajaran secara lebih efektif dan efisien (Nana Sudjana dalam Rohani, 2004:34).

    Jadi menurut Nana Sudjana, strategi mengajar/pengajaran ada pada pelaksanaan, sebagai tindakan nyata atau perbuatan guru itu sendiri pada saat mengajar berdasarkan pada rambu-rambu dalam satuan pelajaran.

    Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan tentang metode/prosedur dan teknik yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.

    Dengan kata lain, strategi pembelajaran mempunyai arti yang lebih luas daripada metode dan teknik. Artinya, metode/prosedur dan teknik pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran.

    Dari metode, teknik pembelajaran diturunkan secara aplikatif, nyata, dan praktis di kelas saat pembelajaran berlangsung.

  • Tujuan Pendidikan dalam Perpektif Islam Berdasarkan Hadist

    Pendidikan dapat ditinjau dari dua segi. Pertama pendidikan dari sudut pandangan masyrakat dimana pendidikan berarti pewarisan kebudayaan dari generasi tua kepada generasi muda yang bertujuan agar hidup masyarakat tetap berlanjut, atau dengan kata lain agar suatu masyarakat mempunyai nilai-nilai budaya yang senantiasa tersalurkan dari generasi ke generasi dan senantiasa terpelihara dan tetap eksis dari zaman ke zaman. Kedua pendidikan dari sudut pandang individu dimana pendidikan berarti pengembangan potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi dalam diri setipa individu sebab individu bagaikan lautan yang penuh dengan keindahan yang tidak tampak, itu dikarenakan terpendam di dasar laut yang paling dalam. Keindahan-keindahan yang terpendam tersebut perlu untuk ditampakkan kepermukaan laut sehingga dapat dirasakan keberadaannya. Dalam diri setiap manusia memiliki pelbagai bakat  dan kemampuan yang apabila dapat dipergunakan dengan baik, maka akan berubah menjadi intan dan permata yang keindahannya dapat dinikmati oleh banyak orang dengan kata lain bahwa setiap individu yang terdidik akan bermanfaat bagi manusia lainnya.

    Dari kedua sudut pandang pendidikan di atas kemudian datanglah Islam yang secara komprehensif memadukan kedua sisi bentuk pendidikan yang berlandasakn al-Qur’an dan as-Sunnah, dimana Islam mendidik individu menjadi manusia yang beriman, berakhlak yang mulia dan beradab yang kemudian melahirkan masyarakat yang bermartabat, teori ini didasarkan pada firman Allah:

    وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

    Terjemahnnya:

    Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

    Ayat di atas menunjukkan bahwa tidaklah sepantasnya seluruh individu orang-orang yang beriman (muslim) berangkat kemedan perang untuk memerangi kaum Kuffar dengan menggunakan senjata, akan tetapi hendaknya terdapat salah seorang diantar setiap golongan mencari pendidikan yang layak agar kembali kepada masyarakatnya dan mendidik mereka agar senantiasa menjaga diri mereka dan keluarga mereka dari jilatan api Neraka

    Selain itu Rasulullah Saw juga menegaskan bahwa setiap individu muslim baik pria maupun wanita berkewajiban mengenyam pendidikan yang layak dan baik, sebagaiman yang disabdakan oleh beliau Saw:

    عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِم

    Terjemahannya:

    Dari Anas bin Malik beliau berkata: Rasulullah Saw bersabda: Menuntut ilmu adalah kewjiban bagi setiap individu muslim. (H.R Ibnu Majah)

    Berdasarkan tinjauan di atas, maka penulis dalam makalah ini berusaha untuk mengupas secara tah}li>ly kandungan matan suatu hadis yang berhubungan dengan tujuan pendidikan yakni, Sabda Rasulullah Saw:

    مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

    Terjemahannya:

    Barang siapa yang meniti jalan untuk mencaari ilmu, maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga.

    Dari uaraian di atas, terdapat beberapa problematika  yang selanjutnya akan penulis bahas pada makalah ini, yaitu; Bagaimanakah kualitas sanad dan matan dari hadis tersebut ?; apa tujuan  pendidikan yang terkandung pada hadis tersebut?.

    B.   Takhrij, Susunan Sanad dan Matan Hadits

    Berdasarkan hasil penelusuran dengan menggunakan kitab al-Mu’jam al-Mufahrath li Alfadh al-Hadith al-Nabawiy melalui lafal سَلَكَ dan لَمَسَ ditemukan petunjuk bahwa hadis tersebut terdapat dalam beberapa kitab hadis diantaranya:

    1. Al-Bukhary dalam Shahih al-Jami’ Kitab; ‘Ilm Bab. Al-‘Ilmu Qabla al-Qauli wa al-‘Amali.
    2. Muslim dalam Shahih, Kitab; al-Dhikr Bab; Fad}l al-Ijtima’ ‘Ala Tilawat al-Qur-an wa ‘Ala al-Dhikr, No. Hadis; 38 (2699).
    3. Abu Dawud, dalam Sunan Abu Dawud, Kitab; al-‘Ilm, Bab; al-Hatstsu ‘Ala Talab al-‘Ilm, No. Hadis; 3643.
    4. Al-Tirmidhy dalam Sunan, Kitab; al-‘Ilm, Bab; Ma Ja-a fi Fadhl al-Fiqh ‘Ala al-‘Ibadah, No. Hadis; 2682, dan Kitab; al-Qira-at, Bab; Ma Ja-a Anna  al-Qur-an Unzila ‘Ala Sab’at Ahruf, Bab Minhu, No. Hadis; 2945.
    5. Ibn Majah, Sunan, Muqaddimah, Bab; Fad}l al-‘Ilm wa al-Hatstsu ‘Ala Thalab al-‘Ilm. No. Hadis; 223, dan 225

    Berdasarkan hasil temuan di atas, berikutnya penulis akan menyusun sanad dan matan hadis sesuai dengan urutan mukharrij,  hal ini dilakukan untuk mempermudah proses studi terhadap sanad dan kandungan matan (redaksi) hadis. Pada bagian lain matan hadis yang akan ditampilkan pada susunan sanad dan matan hadis hanyalah matan hadis yang sesuai dan semakna dengan matan hadis yang telah disebutkan pada bagian pendahuluan mengingat bahwa diantara redaksi hadis tersebut merupakan bagian dari hadis yang panjang (ahadits al-thiwal). Berikut susunan sanad dan redaksi hadis;

    1.      Redaksi dari Shahih al-Jami’ karya al-Bukhary

    وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ بِهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّة

    Terjemahannya:

    Dan barangsiapa yang meniti jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah Swt akan memudhkan baginya jalan menuju surga.

    2.       Redaksi dari Shahih Muslim

    حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ وَأَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ الْهَمْدَانِيُّ وَاللَّفْظُ لِيَحْيَى قَالَ يَحْيَى أَخْبَرَنَا و قَالَ الْآخَرَانِ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّة…

    Terjemahannya:

    Telah disampaikan kepada kami oleh Yahya bin Yahya al-Tamimy dan Abu Bakar bin Aby Shaibah dan Muhammad bin al-‘Ala al-Hamadany dan lafadh milik Yahya, Yahya berkata telah diberitahukan kepada kami, dan dua lainnya (Ibn Aby Shaibah dan al-Hamadany) berkata telah disampaikan kepada kami oleh Mu’awiyah dari al-A’masy dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah Saw bersabda: ….Barangsiapa yang meniti jalan untuk mendapatkan ilmu, Allah akan memudahan baginya jalan menuju surga…

    3.      Redaksi dari Sunan Abu Dawud

    حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا زَائِدَةُ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْ رَجُلٍ يَسْلُكُ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا إِلَّا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقَ الْجَنَّةِ

    Terjemahannya:

    Telah disampaikan kepada kami oleh Ahmad bin Yunus, telah disampaikan kepada kami oleh Zaidah dari al-A’mash dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah dia berkata: Tidak sesorang yang meniti jalan untuk menuntut ilmu kecuali Allah Swt akan memudahkan baginya jalan menuju surga…

    4.      Redaksi dari Sunan al-Tirmidhy

    No. Hadis; 2945

    حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: …وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّة…[9]

    Terjemahannya:

    Telah disampaikan kepada kami oleh Mahmud bin Ghaylan, Telah disampaikan kepada kami oleh Abu Usamah, Telah disampaikan kepada kami oleh al-A’mash dari Abu Salih, dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah Saw bersabda: ….Barangsiapa yang meniti jalan untuk mendapatkan ilmu, Allah akan memudahan baginya jalan menuju surga…

    No. Hadis; 2682.

    حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ:قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ.قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ.[10]

    Terjemahannya:

    Telah disampaikan kepada kami oleh Mahmud bin Ghaylan, Telah disampaikan kepada kami oleh Abu Usamah, Telah disampaikan kepada kami oleh al-A’mash dari Abu Salih, dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa yang meniti jalan untuk mendapatkan ilmu, Allah akan memudahan baginya jalan menuju surga.

    5.      Redaksi dari Sunan Ibn Majah­

    No. Hadis; 223.

    حَدَّثَنَا نَصْرُ بْنُ عَلِيٍّ الْجَهْضَمِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ دَاوُدَ عَنْ عَاصِمِ بْنِ رَجَاءِ بْنِ حَيْوَةَ عَنْ دَاوُدَ بْنِ جَمِيلٍ عَنْ كَثِيرِ بْنِ قَيْسٍ قَالَ:كُنْتُ جَالِسًا عِنْدَ أَبِي الدَّرْدَاءِ فِي مَسْجِدِ دِمَشْقَ فَأَتَاهُ رَجُلٌ فَقَالَ يَا أَبَا الدَّرْدَاءِ أَتَيْتُكَ مِنْ الْمَدِينَةِ مَدِينَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِحَدِيثٍ بَلَغَنِي أَنَّكَ تُحَدِّثُ بِهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: فَمَا جَاءَ بِكَ تِجَارَةٌ ؟ قَالَ: لَا قَالَ: وَلَا جَاءَ بِكَ غَيْرُهُ ؟ قَالَ: لَا، قَالَ: فَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّة…[11]

    Terjemahannya:

    Telah disampaikan kepada kami oleh Nas}r bin ‘Aly al-Jahd}amy, Telah disampaikan kepada kami oleh ‘Abd Allah bin Dawud, dari ‘Asim bin Raja’ bin Haywah, dari Dawud bin Jamil, dari Kathir bin Qays, dia berkata suatu ketika aku duduk bersama Abu al-Darda’ di Masjid Damaskus, Sesorang datang kepadanya dan berkata: ‘wahai Abu al-Darda’ aku datang kepadamu dari Madinah kota Nabi Saw untuk (mendaptkan) sebuah hadis yang kamu dengarkan dari Rasulullah Saw’, Abu al-Darada’ berkata : Jadi kamu datang bukan untuk berdagang? Orang itu menjawab: Bukan, Abu al-Darda berkata: dan bukan pula selain itu ?, orang itu menjawab: bukan, Abu al-Darda’ berkata: Sesungguhnya kau pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa yang meniti jalan untuk mendapatkan ilmu, Allah akan memudahan baginya jalan menuju surga…

    No. Hadis; 225.

    حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ وَعَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: … وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّة…[12]

    Terjemahannya:

    Telah disampaikan kepada kami oleh Abu Bakar bin Aby Shaibah dan ‘Aly bin Muhammad keduanya berkata, Telah disampaikan kepada kami oleh Abu Mu’awiyah, Telah disampaikan kepada kami oleh al-A’mash dari Abu Shalih, dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah Saw bersabda: ….Barangsiapa yang meniti jalan untuk mendapatkan ilmu, Allah akan memudahan baginya jalan menuju surga…

    C.   Studi Sanad dan Matan Hadits

    Dari seluruh riwayat yang telah disebutkan terdahulu, tampak bahwa hadis yang dikaji mayoritasnya bermuara pada satu sahabat yakni Abu Hurairah dan satu kepada Abu al-Darda’, sementara riwayat al-Bukhary merupakan bagian dari riwayat yang mu’allaq (yakni riwayat tanpa sanad) dari al-Bukhary. Adapun sanad yang akan diteliti adalah sanad Ibn Majah denga No. Hadis 223. Sebagai berikut:

    1.      Ibn Majah: dia bernama lengkap Muhammad bin Yazid al-Rub’y Abu ‘Abd Allah bin Majah al-Qazwiny al-Hafidh, pemilik karya al-Sunan dan memiliki banyak karya tulis dia mendengarkan dan mengambil hadis dari banyak guru di berbagai kota seperti Khurasan, ‘Iraq, Hijaz, Mesir, Sham dan sebagainya diantara salah satu gurunya yang banyak tersebut adalah Nashr bin ‘Aly al-Jahdamy, dia lahir pada tahun 209 H.[13] dan wafat pada tahun 273 H pada umur 97 tahun.[14]

    2.      Nashr bin ‘Aly al-Jahdhamy: dia bernama lengkap Nashr bin ‘Aly bin Shubhan al-Azdy al-Jahdhamy Abu ‘Amr al-Bashry. Wafat tahun 250 H. Para kritikus hadis menilainya sebaggai periwayat yang tsiqah.[15]

    3.      ‘Abd Allah bin Dawud: dia bernama lengkap ‘Abd Allah bin Dawud bin ‘Amir al-Hamadany Abu ‘Abd al-Rahman al-Khariby al-Kufy. Wafat tahun 213 H pada umur . par kritikus hadis menilainya sebagai periwayat yang tsiqah dan seorang ‘abid (ahli ibadah), dia berhenti meriwayatkan hadis pada sisa umurnya. Imam al-Bukhary tidak pernah menerima hadis darinya, menurut Ibn Hajar, al-Bukhary pernah mendengarkan darinya ketika berada di kota Wasith.[16]

    4.      ‘Ashim bin Raja’ bin Haywah al-Falasthiny. Para kritikus hadis menilainya sebagai periwayat yang shaduq, al-Daruqutny menilainya sebagai periwayat yang dha’if  karena selalu meriwayatkan riwayat yang wahm (yang tidak jelas).[17]

    5.      Dawud bin Jamil dia bernama Asli al-Walid, Ibn Hajar dan al-Daruquthny menilainya menilainya sebagai periwayat hadis yang dha’if karena ke-majhul-annya(tidak dikenali kapasitas intelektualnya).[18]

    6.      Kathir bin Qays al-Syamy, ada yang mengatakan bahwa namanya adalah Qays bin Katsir, tetapi Katsir bin Qays adalah yang lebih benar, Ibn Qani’ telah melakukan kesalahan dengan menempatkannya dalam deretan sahabat, Ibn Hajar dan al-Daruqthny menilainya sebagai periwayat yang dha’if meskipun Ibn Hibban menyebutkannya dalam deretan periwayat yang tsiqah (al-Tsiqat).[19]

    7.      Abu al-Darda’: dia bernama lengkap ‘Uwaimir bin Zaid bin Qays al-Anshary, para ulama berbeda pendapat tentang nama ayahnya, sementara dia lebih dikenal dengan kunyah-nya yakni Abu al-Darda’, ada yang bependapat bahwa nama aslinya adalah ‘Amir, sementara ‘Umair adalah laqab (panggilan). Dia adalah salah seorang sahabat Nabi Saw yang ikut pertama kali dalam perang Uh}ud, dia juga dikenal sebagai salah seorang ssahabat yang ‘abid (ahli ibadah). Wafat pada tahun 32 H tepatnya pada akhir masa pemerintahan khalifah ‘Utsman bin ‘Affan dan hidup terakhir di kota Syam.[20]

    Setelah melakukan studi terhadap seluruh individu periwayat hadis sebagaimana yang terdapat dalam sanad Ibn Majah sebagaiman yang termaktub dalam sunan-nya dengan No. Hadis; 223 baik dari sisi ‘adalah (keadilan) maupun dhabth (kapasitas intelektual), tampak bahwa terdapat tiga orang periwayat dengan predikat dha’if (lemah) mereka adalah; ‘Ashim bin Raja’ (periwayat 4), Dawud bin Jamil (periwayat 5), dan Katsir bin Qays (periwayat 6). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sanad Ibn Majah tersebut adalah sanad yang dha’if disebabkan karena ke-dha’if-an tiga periwayat dalam sanadnnya. Tetapi apabila seluruh sanad hadis dikumpulkan, maka sanad Ibn Majah dapat naik tingkatan derajatnya menjadi hasan li ghairihi karena adanya syahid dari riwayat Abu Hurairah dan adanya mutabi’ dari jalur sanad lainnya, terlebih lagi hadis tersebut diriwayatkan oleh Muslim dari para periwayat dengan derajat periwayatan tertinggi yakni tsiqat tsabt. Karena sanad hadis yang diteliti terangkat derajatnya dari da’if menjadi hasan li ghairihi, maka dapat dilakukan studi terhadap matan (redaksi) hadis.

    Bila studi terhadap hadis diarahkan kepada redaksinya, maka ditemukan adanya perbedaan lafadh dimana pada lafadh awal dari riwayat Abu Dawud termaktub  lafadh مَا مِنْ رَجُلٍ يَسْلُكُ sementara pada lafadh dari riwayat lainnya termasuk pada lafadh dari redaksi Ibn Majah yang telah diteliti sanadnya menampilkan lafal مَنْ سَلَكَ, pada bagian lain dari lafadh awal redaksi hadis dijumpai bahwa mayoritas redaksi diawali dengan huruf و (wawu) huruf tersebut merupakan huruf antara (yakni huruf yang mengantarai dua kalimat atau kata), karena sesungguhnya redaksi hadis tersebut tergolong redaksi yang panjang. Adapun kelengkapan redaksi dari hadis tersebut adalah:

    عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ.

    Redaksi hadis yang lengkap tersebut terdapat dalam riwayat Muslim dengan No. Hadis; 38 (2699), al-Tirmidhy dengan No. Hadis; 2945, dan Ibn Majah dengan No. Hadis; 225. Kemudian al-Tirmidhy dengan No. Hadis; 2682 meringkasnya dengan mememulainya dari lafadh مَنْ سَلَكَ dengan jalur sanad yang sama dengan miliknya sebagaimana yang terdapat pada hadis No. 2945.

    Adapun pada pertengahan lafal perbedaan terjadi antara lafadh dari riwayat selain Abu Dawud dengan lafadh dari riwayat Abu Dawud dimana pada lafadh dari riwayat lain tidak mencantumkan kata إِلاَّ (kecuali). Kata tersebut tercantum dalam lafadh pada redaksi riwayat Abu Dawud disebabkan kerena struktur redaskinya menggunakan lafadh al-nafyu (peniadaan) dan al-itsbat (penetapan).

    Berdasarkan analisis redaksional di atas, penulis menyimpulkan bahwa dalam periwayatan redaksi dari hadis tentang tujuan pendidikan tersebut telah terjadi proses periwayatan secara makna dimana perkara tersebut tidak mempengaruhi ke-shahih-an redaksi hadis selama tidak keluar dari makna dan ide pokok (mine idea) dari redaksi dan kandungan hadis.

    Dari hasil studi baik sanad maupun matan di atas penulis menyimpulkan bahwa hadis yang diteliti bila ditinjau dari sisi sanadnya adalah sanad dengan kualitas hasan li ghairihi,sementara dari sisi matan atau redaksinya adalah hadis dengan kualitas shahih baik lafadh maupun maknanya.

    D.  Pemahaman Hadits

    Hadis yang dikaji dalam makalah ini merupakan salah satu daiantara sekian banyak hadis Rasulullah Saw. baik dalam bentuk qawliyyah, fi’liyyah, maupun taqririyyah dimana beliau Saw sebagai seorang yang ummy (buta baca tulis) memiliki perhatian yang sangat besar terhadap ilmu dan pendidikan. Beliau mengangkat derajat dan sangat memuliakan para pemilik ilmu, kemudian beliau menerapkan nilai-nilai etika yang harus dipedomani oleh orang yang berilmu. Ini menunjukkan begaimana sunnah Rasulullah Saw. telah terlebih dahulu menciptakan kaidah paling akurat dan nilai-nilai pendidikan paling agung, yang kebanyakan manusia –bahkan dari alangan kaum muslimin sendiri- beranggapan bahwa nilai-nilai pendidikan itu adalah hasil ciptaan alam modern -yang dalam istilah Nashr Hamid Abu Zaid “intaj al-tsaqafy“- yang tidak diketahui kecuali oleh Barat.[21]

    Pada hadis tersebut terkandung anjuran dan pahala yang sangat besar bagi mereka yang meniti jalan untuk mencari ilmu melalui berbagai media pendidikan, bahkan Rasulullah Saw memberikan garansi kemudahan mencapai surga bagi mereka yang meniti jalan untuk mencari ilmu.

    Perintah meniti jalan-jalan pendidikan untuk mendapat ilmu juga disinggung oleh al-Qur’an salah satunya adalah firman Allah Swt:

    وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

    Terjemahnnya:

    Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.[22]

    Pada ayat di atas Allah Swt memberikan penjelasan secara eksplisit tentang tujuan pendidikan Islam yakni agar dapat mengajarkan kepada kelompok masyarakat tempat mereka hidup dan bersosialisasi, nilai tujuan tersebut agar masyarakat dapat menjaga diri mereka baik secara individual maupun kelompok.

    Tujuan pendidikan secara filosofis berdasarkan pehaman dari ayat di atas maupun hadis Rasulullah Saw yang sedang dikaji memberikan penjelaskan bahwa manusia sejatinya adalah makhluk yang disempurnakan dengan akal oleh Allah Swt yang merupakan potensi dasar manusia, dengan potensi dasar tersebut manusia diharuskkan untuk menuntut ilmu melalui proses pendidikan. Oleh karena itu tujuan meninti jalan ilmu pada hakikatnya adalah agar manusia dapat lebih mengenal dirinya dalam artian memanusiakan manusia, agar ia benar-benar mampu menjadi khalifah di muka bumi.[23]

    Nilai penting lainnya dari memahami hadis di atas adalah bahwa dalam meniti jalan menuntut ilmu terdapat proses pendewasaan jasmani dan rohani[24] yakni bahwa selain tujuan filosofis terdapat pula tujuan insidental yaitu meningkatkan kecerdasan motorik, emosional, intelektual dan spiritual,[25] sebab dalam meniti jalan menuntut ilmu dibutuhkan ketenangan dan kesabaran dalam menghadapi berbagai kesulitan-kesulitan dalam belajar, Sebab kesuksesan seorang penuntut ilmu terletak dalam kesabarannya menghadapi berbagai bentuk kesulitan, kesusahan, dan keletihan dalam mengarungi proses pendidikan. Seluruh bentuk kesulitan yang dihadapi  oleh penuntut ilmu merupakan proses pendewasaan jasmani dan rohani. Dalam al-Qur’an Allah Swt mengisahkan tentang perjalanan Nabi Musa –‘alaihi al-salam– bersama dengan pembantunya untuk mendapatkan ilmu dari Nabi Khidhr –‘alaihi al-salam– sebagaimana yang Allah firmankan:

    وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِفَتَاهُ لَا أَبْرَحُ حَتَّى أَبْلُغَ مَجْمَعَ الْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِيَ حُقُبًا

    Terjemahannya:

    Dan (Ingatlah) ketika Musa Berkata kepada muridnya: “Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau Aku akan berjalan sampai bertahun-tahun”.[26]

    Pada ayat di atas menjelaskan betapa seorang Nabi Allah Swt Musa –‘alihi al-salam– yang bergelar kalim al-rahman (teman dialog bagi Allah Swt) terus berusaha meniti jalan dengan kesabaran menuju ilmu hingga sampai ke tempat penididikan –pertemuan dua buah lautan – dimana beliau akan mendapatkan proses pendidikan lanjutan dari Allah Swt. melalui gurunya yang bernama Khidhr –‘alaihi al-salam-.

    Adapun tentang gambaran dimudahkannya seorang peniti jalan dalam menuntut ilmu menuju ke surga, al-Nawawy menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan hal itu adalah hendaknya seseorang menyibukkan dirinya menuntut ilmu-ilmu yang disyari’atkan (al-‘ulum al-syar’iyyah) dengan syarat dia menuntut ilmu hanya mengharap rida Allah Swt, para ulama mempersyaratkan adanya niat yang ikhlas karena Allah Swt dalam menempuh proses pendidikan yang melelahkan sebab mayortitas manusia meremehkan keikhlasan dalam belajar utamanya para pemula.[27] Sebab kemudahan meniti jalan ke surga bagi para peniti jalan menuntut ilmu diukur berdasarkan kadar keihlasannya dalam menjalani proses pendidikan yang melelahkan tersebut.

    Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa makna dari kata thariqan dan ‘ilman dalam hadis tersebut adalah bahwa setiap manusia hendaknya memanfaatkan seluruh media pendidikan yang dapat membantu untuk mendapatkan ilmu utamanya ilmu agama secara bertahap dan berkesinambungan dengan tetap mengedepankan keikhlasan dan kesabaran dalam meniti proses pendidikan baik formal maupun non-formal, dan kemudahan meniti jalan menuju surga dapat dipahami bahwa ilmu dapat membantu memberika kemudahan dalam mengamalkan amal-amal saleh yang dapat dengan mudah pula menghantarkan menuju surga Allah Swt.

    Penutup

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan sebagaimana dibalik pemahaman hadis Nabi Saw yang dikaji secara filosofis adalah agar manusia dapat lebih mengenal dirinya dalam artian memanusiakan manusia, agar ia benar-benar mampu menjadi khalifah di muka bumi.

    Adapun tujuan insidentalnya adalah untuk dapat meningkatkan kecerdasan motorik, emosional, intelektual dan spiritual yang diitandai dengan kedewasaan jasmani dan rohani.

    Dalam pendidikaan terjadi proses tahapan yang menuntut kesabaran dalam menghadapinya sehingga keikhlasan menjadi tuntutan utama sebagaimana yang telah dijelaskan oleh para ulama Islam.

    Dengan ilmu seseorang dapat beramal saleh dengan mudah yang dapat dengan mudah pula menghantarkannya menuju surga Allah Swt.

    Wa Allah A’lam

    DAFTAR PUSTAKA

    Al-Qur-a>n al-Kari>m.

    Abu> Da>wud, Sulaima<n bin al-Ash’ath al-Sijista>ny al-Azdy. Sunan Abu> Da>wud. Beiru>t: Da>r Ibn H{azm, 1418 H / 1997 M.

    al-‘Asqala>ny,  Ah}mad bin ‘Aly bin H}ajar. Taqri>b al-Tahdhi>b. Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1415 H /1994 M.

    al-‘Ikry, Abu> al-Fala>h} ‘Abd al-H}ayyi bin Ah}mad bin Muh}ammad. Shadhara>t al-Dhahab fi> Akhba>r man Dhahab. Beiru>t: Da>r Ibn Kathi>r, 1408 H / 1988 M.

    al-Bukha<ry, Muh}ammad bin Isma>’il. S}ah}i>h} al-Ja>mi’. Kairo: Maktabah al-Salafiyyah, 1400 H.

    Barnadib, Sutari Imam. Pengantar Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset, 1993.

    Ibn Ma>jah, Abu> ‘Abd Alla>h Muh}ammad bin Yazi>d al-Qazwi>ny. Sunan Ibn Ma>jah. Riyad: Maktabah al-Ma’a>rif, T.Th.

    ________, Sunan Ibn Ma>jah Bandung: Maktabah Dakhlan, T.Th.

    Langgulung, Hasan. Asas-asa Pendidikan Islam Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1987.

    Mastuhu, Menata Ulang Pemikiran Sistem Pendidikan Nasional Abad 21. Yogyakarta: Safiria Insani Press, 2003.

    al-Mizzy, Jama>l al-Di>n Abu> al-H}ajja>j Yu>suf (654-742 H). Tahz}i>b al-Kama>l fi> Asma>’ al-Rija>l. Beiru>t: Muassasah al-Risa>lah, 1413 H / 1992 H.

    al-Nawawiy, Yah}ya bin Sharaf. al-Minha>j Sharh} S}ah}i>h} Muslim bin al-H{ajja>j. Kaoro: Mat}ba’ah al-Mis}riyyah, 1349 H / 1930 M.

    al-Qard}a>wy, Yu>suf. Sunnah, Ilmu Pengetahuan dan Peradaban. terj. Abad Badruzzaman. Yogya karta:Tiara Wacana, 2001.

    al-Qushairy, Muslim bin H{ajja>j bin Muslim al-Naisa>bu>ty. S}ah}i>h Muslim. Kairo: Da>r al-H{adi>th, 1412 H / 1991 M.

    Suharsono. Melejitkan IQ, IE & IS. Jakarta: Insani Press, 2001.

    al-Tirmidhy, Abu> ‘I<sa> Muh}ammad bin ‘I<sa>. Sunan al-Tirmidhy. Riyad: Maktabat al-Ma’a>rif, T.Th.

    Wensink, A. J. al-Mu’jam al-Mufahrath li Al-fa>z} al-H{adi>th al-Nabawiy. Leiden: E. J. Brill, 1967.

  • Kesesatan Syiah Berdasarkan Fatwa MUI

    Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H./Maret 1984 M merekomendasikan tentang faham Syi’ ah sebagai berikut :

    Faham Syi’ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamm’ah) yang dianut oleh Umat Islam
    Indonesia.

    Perbedaan itu di antaranya :

    1. Syi’ah menolak hadis yang tidak diriwayatkan oleh Ahlu Bait, sedangkan Ahlu Sunnah wal Jama’ah tidak membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi syarat ilmu mustalah hadis.
    2. Syi’ah memandang “Imam” itu ma ‘sum (orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan (kesalahan).
    3. Syi’ah tidak mengakui Ijma’ tanpa adanya “Imam”, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ ah mengakui Ijma’ tanpa mensyaratkan ikut sertanya “Imam”.
    4. Syi’ah memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/ pemerintahan (imamah) adalah termasuk rukun agama, sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) memandang dari segi kemaslahatan umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi da’wah dan kepentingan umat.
    5. Syi’ah pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar as-Siddiq, Umar Ibnul Khatab, dan Usman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengakui keempat Khulafa’ Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi Thalib).

    Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang “Imamah” (pemerintahan)”, Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfaham Ahlus Sunnah wal Jama’ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi’ah