Blog

  • Ibnu Hadjar dan DI/TII di Kalimantan Selatan

    Pemimpin Gerakan DI/TII Kalimantan Selatan

    Gerakan DI/TII Kalimantan Selatan dipimpin oleh Ibnu Hadjar. Nama lain Ibnu Hadjar yaitu Angli atau Haderi bin Umar berasal dari desa Ambutun kecamatan Telaga Langsat, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan.

    Sebelum menjadi bagian DI/TII Ibnu Hadjar merupakan mantan Letnan Dua TNI di ALRI Divisi IV tahun 19 April 1920 – 22 Maret 1965. 

    Latar Belakang Ibnu Hadjar Memimpin DI/TII di Kalimantan Selatan 

    Tahun 1949 pemerintah melaksanakan program reorganisasi  divisi TNI dan ALRI IV. Dampak dari kebijakan ini menyebabkan anggota-anggota yang tidak memenuhi syarat diberhentikan dari TNI. Kebijakan reorganisasi divis TNI dan ALRI IV menimbulkan kekecewaan pasukan gerilyawan salah satunya Ibnu Hadjar. Ibnu Hadjar dianggap tidak memenuhi syarat karena buta huruf.

    Pemberontakan DI/TII di Kalimantar Selatan dipimpin oleh Ibnu Hadjar

    Ibnu Hajar kemudian membentuk gerakan yang diberi nama Kesatuan Rakyat Jang Tertindas (KRJT). Demi memperkuat kedudukan KRJT Ibnu Hajar meminta bantuan kepada Kahar Muzakar dan Kartosuwirjo. Kemudian Ibnu Hajar bergabung dengan Negara Islam Indonesia sekaligus diangkat menjadi Panglima TII di wilayah Kalimantan. 

    Soekarno selaku kepala pemerintah RI berkunjung ke Banjarmasin setelah mengetahui keberadaan DI/TII di Kalimantan Selatan untk memberikan peringatan kepada Ibnu Hajar agar menghentikan pemberontakan secara damai. 

    Peringatan pemerintah RI sempat diterima oleh Ibnu Hajar dengan menyerahkan diri kepada pemerintahn RI namun kemudian melarikan diri bersama pasukannya. Oktober 1950 Ibnu Hajar bersama pasukan TII mulai melakukan aksi pemberontakan. 

    Maret 1950 Ibnu Hadjar meluapkan kekecewaannya dengan menyerang pos TNI bersama 60 anggotanya. Serangan tersebut mendapatkan simpati dari kalangan geriliyawan sehingga anggotanya bertambah menjadi 250 orang.

    Operasi Militer Penumpasan Pemberontakan DI/TII Kalimantan Selatan

    Pemerintah menunjuk Hasan Basry untuk memimpin operasi penumpasan DI/TII di Kalimantan Selatan dianggap memiliki pengaruh yang kuat dikalangan pejuang geriliyawan yang dipimpin oleh Ibnu Hadjar. 

    Hasan Basry dibantu oleh Firsmansjah dan Idham Chalid menyarankan agar  anggota DI/ TII Kalimantan Selatan menyerah dan dijamin diperlakukan dengan baik. Strategi ini berhasil, banyak anggota DI/ TII Kalimantan Selatan menyerah dan membuat Ibnu Hadjar semakin terpojok.

    Tahun 1959 pemerintah melancarkan operasi Delima dilanjutkan dengan Operasi Seri Tiga di Tahun 1950. Ibnu Hadjar beserta pasukannya mampu bertahan karena ketersediaan logistik namun berhasil diatasi oleh pemerintah dengan melarang penduduk bertani didaerah kekuasaan Ibnu Hadjar.

    Tahun 1963 perlawanan Ibnu Hadjar dan pasukan DI/TII Kalimantan Selatan berhasil setelah pertemuan Tengku Abdul Aziz Kepala Polisi Komisirat Kalimantan Selatan dengan Ibnu Hadjar untuk menyerah diiringi dengan janji-janji amnesti. Ibnu Hadjar ditangkap September 1963 diterbangkan ke Jakarta. 11 Maret 1965 Ibnu Hadjar dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Militer.

  • Pembelajaran Experience dan Kontekstual

    Tujuan dari belajar bukan semata mata berorientasi pada penguasaan materi dengan menghafal fakta fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pembelajaran. Menurut Mahfudin dalam makalahnya, model pembelajaran experiential learning merupakan model pembelajaran yang diharapkan dapat menciptakan proses belajar yang lebih bermakna, dimana murid mengalami apa yang mereka pelajari. Melalui model ini, murid belajar tidak hanya belajar tentang konsep materi belaka, hal ini di karenakan murid dilibatkan langsung dalam proses pembelajaran untuk dijadikan sebagai suatu pengalaman.

    Pepatah mengatakan bahwa “pengalaman adalah guru yang paling baik”. Maka hal yang sama telah dikemukakan oleh Confucius beberapa abad lalu : “What I hear, I forget; what I hear and I see, I Remember a little, What I hear , see and ask questions about or discuss with someone else, I begin to understand, what I hear, see, discuss and I do, I acquire knowledge and skill, What I teach to another, I master”. Jika pernyataan Confucius tersebut dikembangkan secara sederhana, maka akan didapat suatu cara belajar berupa cara belajar dengan cara mendengar akan lupa, dengan cara mendengarkan dan melihat akan ingat sedikit, dengan cara mendengar, melihat dan mendiskusikan dengan murid lain akan paham, dengan cara mendengar, melihat, diskusi dan melakukan akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan cara untuk menguasai pelajaran yang terbaik adalah dengan mengerjakan. Dengan mengalami materi belajar secara langsung, diharapkan murid dapat lebih membangun makna serta kesan dalam memori.

     Konsep Model Experiential Learning

    Dikembangkan oleh David Kolb sekitar awal 1980 an. Model ini menekankan pada sebuah model pembelajaran yang holistik dalam proses belajar. Dalam Experiental Learning, pengalaman mempunyai peran sentral dalam proses belajar. Penekanan inilah yang membedakan ELT dari teori teori belajar lainnya. Istilah “experiential” disini untuk membedakan antara teori belajar kognitif yang cenderung menekankan kognisi daripada afektif dan teori belajar behavior yang menghilangkan peran pengalaman subyektif dalam proses belajar (Kolb dalam Baharudin dan Esa,2007:165).

    Model experiential learning adalah suatu model proses belajar mengajar yang mengaktifkan pembelajar untuk membangun pengetahuan dan ketrampilan melalui pengalamannya secara langsung. Dalam hal ini, experiential learning menggunakan pengalaman sebagai katalisator untuk menolong pembelajar mengembangkan kapasitas dan kemampuannya dalam proses pembelajaran.

    Berdasarkan uraian diatas, Mahfudin menyimpulkan bahwa experintial learning dapat didefinisikan sebagai tindakan untuk mencapai sesuatu berdasarkan pengalaman yang secara terus menerus mengalami perubahan, guna meningkatkan keefektifan dari hasil belajar itu sendiri. Tujuan dari model ini adalah untuk mempengaruhi murid dengan tiga cara yaitu:

    1. Mengubah struktur kognitif murid
    2. Mengubah sikap murid, dan
    3. Memperluas keterampilan keterampilan murid yang telah ada

    Ketiga elemen tersebut saling berhubungan dan memengaruhi secara keseluruhan, tidak terpisah pisah, karena apabila salah satu elemen tidak ada, maka kedua elemen lainnya tidak akan efektif. Experiential learning menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan murid. Kualitas belajar experiential learning mencakup : keterlibatan murid secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh murid sendiri, dan adanya efek yang membekas pada murid.

    Model experiential learning memberi kesempatan kepada murid  untuk memutuskan pengalaman apa yang menjadi fokus mereka , keterampilan keterampilan apa yang mereka ingin kembangkan, dan bagaimana cara mereka membuat konsep dari pengalaman yang mereka alami tersebut.

    Adapun Prosedur pembelajaran dalam experiential learning terdiri dari empat tahapan yaitu :

    1. Tahapan Pengalaman nyata
    2. Tahap Observasi refleksi
    3. Tahap Konseptualisasi dan
    4. Tahap Implementasi

    Dalam tahapan di atas, proses belajar dimulai dari pengalaman konkret yang dialami seseorang. Pengalaman tersebut kemudian direfleksikan secara individu. Dalam proses refleksi seseorang akan berusaha memahami apa yang terjadi atau apa yang dialaminya.

    Menurut experiential learning theory, agar proses belajarmengajar efektif, seorang murid  harus memiliki empat kemampuan (Nasution dalam Baharuddin Esa,2007:167). Empat kemampuan tersebut yaitu :

    KemampuanUraianPengutamaan
    Concrete Experience / CEMurid melibatkan diri sepenuhnya dalam pengalaman baruFeeling/Perasaan
    Reflection Observation / ROMurid mengobservasi dan merefleksikan atau memikirkan pengalaman dari berbagai segiWatching/ Mengamati
    Abstract Conceptualization / ACMurid menciptakan konsep konsep yang mengintegrasikan observasinya menjadi teori yang sehatThinking/ Berfikir
    Active Experimentation / AEMurid menggunakan teori untuk memecahkan masalah masalah dan mengambil keputusanBerbuat

    Siklus Pembelajaran  Experience

    Menurut Kolb (1984) model Action Research and Laboratory Training yang dikemukakan oleh Lewin menyebutkan bahwa belajar, perubahan dan pertumbuhan terjadi melalui penghayatan pengalaman”sekarang dan disini”, yang diikuti oleh pengumpulan data dan observasi terhadap pengalaman serta analisis data. Hasil dari analisis data inilah yang digunakan untuk memperbaiki pengetahuan dan memilih pengalaman baru.

    Model pembelajaran Dewey sangat mirip dengan Lewin, tetapi ia membuat lebih eksplisit sifat perkembangan belajar yang tersirat dalam model Lewin, sebagai proses umpan balik yang menggambarkan bagaimana belajar mengubah impuls, perasaan dan keinginan dari pengalaman nyata ke urutan yang lebih tinggi. Menurut Dewey, belajar merupakan proses yang mengintegrasikan pengalaman dengan konsep, pengamatan dan tindakan. Impuls/ dorongan pengalaman melahirkan pengetahuan/ knowledge untuk bertindak/ judgement. Penundaan tindakan sangat penting untuk melakukan observasi / pengamatan dan penilaian dalam pencapaian tujuan. Proses ini terjadi melalui integrasi pengalaman, pengetahuan, observasi dan tindakan.

    Piaget menyebutkan bahwa belajar merupakan siklus interaksi antara individu dengan lingkungan, dengan unsur pokok terletak pada interaksi yang menguntungkan antara proses akomodasi konsep terhadap pengalaman nyata dengan proses asimilasi pengalaman terhadap konsep yang dimiliki. Piaget dalam Piaget’s Model of Learning and Cognitive Development ﴾ Piaget dalam Kolb, 1984﴿ menyebutkan bahwa perkembangan kognitif bergerak dari konkret menuju abstrak dan dari aktif menuju reflektif tergantung pada proses asimilasi dan akomodasi.

    Pembelajaran Kontekstual

    Salah satu unsur terpenting dalam penerapan pendekatan kontekstual adalah pemahaman guru untuk menerapkan strategi pembelajaran kontekstual dalam kelas. Pembelajaran kontekstual didasarkan pada hasil penelitian John Dewey ﴾1916) yang menyimpulkan bahwa murid akan belajar dengan lebih baik jika apa yang dipelajari terkait apa yang telah diketahui, dan dengan kegiatan atau peristiwa yang akan terjadi disekelilingnya. Pembelajaran ini menenkankan pada daya pikir yang tinggi , transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan menganalisis data, memecahkan masalah masalah tertentu baik secara individu maupun kelompok (Badruzaman,2006). 

    Strategi pembelajaran kontekstual merupakan suatu proses pendidikan yang holistik, dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan metari tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari hari, sehingga siswa memiliki kemampuan atau ketrampilan yang secara fleksibel dapat diterapkan dari satu permasalahan/ konteks lainnya.

    Dalam kelas kontekstual tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas/ siswa.

    Pembelajaran Kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendororng siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari hari dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran yang efektif yakni : kontruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan dan penilaian sebenarnya.

    A. Elemen Belajar yang Konstruktif

    Menurut Zahorik﴾1995:14-22) terdapat lima elemen yang harus diperhatikan dalam praktetk pembelajaran kontekstual yaitu :

    1. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada/ activating knowledge
    2. Pemerolehan pengetahuan baru / acquiring knowledge dengan cara mempelajari secara keseluruhan dulu, kemudian memperhatikan detainya.
    3. Pemahaman pengetahuan/ understanding knowledge yaitu dengan cara menyusun konsep sementara, melakukan sharing kepada orang lain agar mendapat tanggapan atau validasi dan atas dasar tangapan itu, konsep tersebut direvisi dan dikembangkan.
    4. Mempraktikan pengatahuan dan pengalaman tersebut/ applying knowledge
    5. Melakukan refleksi/ reflecting knowledge terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut.

    B. Langkah Langkah Contextual Teaching and Learning/ CTL

    1. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, dan mengontruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilannya
    2. Lakukan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik
    3. Kembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya
    4. Ciptakan masyarakat belajar
    5. Hadirkan model sebagai contoh pembelajaran
    6. Lakukan refleksi diakhir pertemuan
    7. Lakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.

    C. Karakteristik Pembelajaran CTL

    1. Kerjasama
    2. Saling menunjang
    3. Menyenangkan, tidak membosankan
    4. Belajar dengan bergairah
    5. Pembelajaran terintegrasi
    6. Menggunakan berbagai sumber
    7. Siswa aktif
    8. Sharing dengan teman
    9. Siswa kritis guru kreatiif
    10. Dinding dan lorong penuh dengan hasil kerja siswa
    11. Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor tetpi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa dan lain lain.
  • Kinematika Gerak Lurus

    Gerak adalah keadaan dimana suatu benda berubah kedudukan atau posisinya terhadap titik acuan. Gerak lurus secara garis besar dibagi menjadi gerak lurus beraturan (GLB) dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB).

    Kinematika Gerak Lurus

    Besaran yang digunakan dalam kinematika gerak lurus antara lain: posisi, jarak, perpindahan, kelajuan dan kecepatan. Posisi/kedudukan adalah keadaan benda terhadap titik acuan, misalnya koordinat kartesius atau arah mata angin.

    Jarak (x), yaitu panjang lintasan total benda dari titik awal ke titik akhir pergerakannya. Perpindahan (Δx̅), yaitu panjang perubahan posisi benda dari titik awal ke titik akhir pergerakannya.

    \bar{\Delta x} = x_2-x_1

    x2 = posisi akhir (m)
    x1= posisi awal (m)

    Perpindahan termasuk besaran vektor, yaitu memiliki arah.

    Konsep perbedaan antara besaran jarak dan besaran perpindahan:

    Contoh:

    Jika seseorang dari kota A akan pergi menuju kota D melalui jalur biru:

    Contoh Soal Vektor Kinematika

    Jarak yang ditempuh oleh orang tersebut adalah sejauh 7 km. Namun, sejauh apapun jarak yang ditempuh, orang itu sebenarnya hanya mengalami perpindahan sejauh 4 km ke arah timur.

    Kelajuan (v), yaitu jarak yang ditempuh per satuan waktu.

    v =\frac{s}{t}

    s = jarak (m)
    t = waktu (s)

    Kecepatan (v̅), yaitu perpindahan benda per satuan waktu.

    \bar{v} =\frac{Δx}{Δ t}

    Δx = perpindahan (m)
    Δt = waktu (s)

    Perbedaan kelajuan dan kecepatan adalah kelajuan merupakan besaran skalar, sedangkan kecepatan merupakan besaran vektor.

    A. Gerak Lurus Beraturan

    Gerak lurus beraturan (GLB) adalah gerak lurus dengan kecepatan tetap dan percepatan nol. Grafik hubungan kecepatan terhadap waktu (vt):

    Grafik GLB kecepatan terhadap waktu

    s = v.t

    s = jarak (m)
    v = kecepatan (m/s)
    t = waktu (s)

    B. Gerak Lurus Berubah Beraturan

    Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak lurus dengan percepatan tetap. GLBB terbagi menjadi GLBB horizontal dan GLBB vertikal.

    Grafik hubungan kecepatan terhadap waktu (vt):

    Grafik GLBB dipercepatan dan diperlambat vt

    Gerak horizontal adalah gerak benda yang terjadi pada bidang atau secara mendatar/horizontal. Rumus gerak lurus pada GLBB horizontal dapat dihitung:

    v_t = v_o + at
    s = v_ot + \frac{1}{2}at^2
    v_t^2=v_0^2+2as

    vt = kecepatan akhir (m/s)
    vo
    = kecepatan awal (m/s)
    S = jarak (m)
    a = percepatan (m/s2)
    t = waktu (s)

    1. Gerak Vertikal

    Gerak vertikal adalah gerak benda yang terjadi secara vertikal, baik dari atas ke bawah atau sebaliknya. Besaran-besaran gerak lurus pada GLBB vertikal dengan anggapan bahwa:

    1. Percepatan yang terjadi adalah percepatan gravitasi (a = g),
    2. Jarak adalah ketinggian (s = h)
    v_t = v_o + gt
    h = v_ot + \frac{1}{2}gt^2
    v_t^2=v_0^2+2gh

    vt = kecepatan akhir (m/s)
    vo
    = kecepatan awal (m/s)
    h = jarak (m)
    g = percepatan gravitasi (m/s2)
    t = waktu (s)

    2. Gerak Jatuh Bebas

    Gerak jatuh bebas adalah gerak vertikal ke bawah yang tidak memiliki kecepatan awal, dan percepatannya adalah gravitasi bumi.

    Gerak Jatuh Bebas GLBB
    v_t = gt
    h = \frac{1}{2} gt^2
    v_t=\sqrt{2gh}

    contoh Gerak jatuh bebas jika hambatan udara diabaikan adalah :

    1. buah kelapa jatuh dari pohonnya
    2. bola dijatuhkan dari lantai dua.
  • Vektor dan Operasi Matematis Vektor

    Vektor adalah besaran yang memiliki arah. Besaran ini memiliki bentuk operasi matematis khusus.

    Pengertian Vektor

    Besaran berdasarkan arahnya terdiri dari:

    1. Besaran skalar, besaran yang tak punya arah. Contoh: massa (m), panjang (L), waktu (t), kelajuan (v), massa jenis (ρ).
    2. Besaran vektor, besaran yang punya arah. Contoh: gaya (F), Percepatan (a), kecepatan (v). Penulisan besaran vektor ditulis dengan benar dengan simbol panah di atas hurusnya.
    \vec{F}
    \vec{a}
    \vec{v}
    \vec{B}

    Vektor diberi nama dengan huruf kecil bergaris atas atau menyebut titik pangkal dan ujungnya.

    1. Anak panah menunjuk arah yang ditunjuk vektor.
    2. Besar kecilnya vektor dilambangkan dengan besar kecilnya anak panah.

    Nilai arah vektor:

    1. Vektor positif pada koordinat kartesius arahnya ke atas (terhadap y) atau ke kanan (terhadap x).
    2. Vektor negatif pada koordinat kartesius arahnya ke bawah (terhadap y) atau ke kiri (terhadap x).
    3. Vektor memiliki resultan yang merupakan hasil dari penjumlahan, pengurangan atau perkaliannya.

    A. Penjumlahan Vektor

    Penjumlahan dan pengurangan vektor digunakan untuk mencari resultan vektor. Resultan vektor dapat dicari dengan menghubungkan pangkal vektor awal dengan ujung vektor akhir.

    1. Metode Segitiga

    Rumus dan Gambar Penjumlahan Vektor Metode Segitiga

    2. Metode Jajaran Genjang

    Penjumlahan Vektor Metode Jajaran Genjang

    3. Metode Poligon

    Operasi Matematis Vektor Metode Poligon

    Pengurangan vektor dapat menggunakan sifat operasi hitung:

    R = A̅ – B̅ = A̅ + (-B̅) (berbalik arah)

    B. Metode Analitik

    Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua buah vektor pada sumbu horizontal (x) dan sumbu vertikal (y). Vektor tersebut terurai menjadi komponen x dan y yang saling tegak lurus dan memiliki resultan dengan arah yang merupakan vektor yang terurai itu sendiri.

    Cara menentukan komponen vektor:

    Operasi Matematis Vektor Metode Analitik Proyeksi Sumbu X dan Y

    x = R cos θ

    y = R sin θ

    R = \sqrt{x^2+y^2}
    \tan \theta=\frac{x}{y}

    Misalkan dua buah vektor membentuk sudut sebesar θ seperti pada gambar di bawah

    Penjumlahan Vektor dengan Metode Analitik Pendekatan Jajaran Genjang

    Resultan vektor dihitung menggunakan persamaan kosinus:

    R =\sqrt{A^2+B^2+2AB \cos \alpha }

    Arah resultan terhadap sumbu x dapat dihitung dengan persamaan sinus:

    \frac{B}{\sin \alpha} = \frac{A}{\sin \beta} = \frac{R}{\sin \gamma}

    C. Perkalian Vektor

    Perkalian vektor terdiri dari dua, yaitu perkalian titik (dot), dan perkalian silang (cross). Bentuk penulisan vektor:

    1. Vektor posisi, ditulis dalam notasi vektor terhadap titik acuan. Contoh: vektor posisi titik A dari O adalah OA.
    2. Vektor basis, ditulis dalam vektor satuan. Vektor satuan sumbu x adalah i, sumbu y adalah j, dan sumbu z adalah k.
      a̅ = x i + y j + z k
      Panjang/nilai skalar dari vektor yang ditulis dalam vektor basis adalah:
    |\bar{a}|=\sqrt{x^2+y^2+z^2}

    1. Dot Produk

    Perkalian skalar/titik (•) menghasilkan besaran skalar, memiliki definisi:

    a̅ • b̅ = |a||b| cos θ

    perkalian skalar dengan vektor basis dengan a̅ = (x1, y1, z1) dan b̅ = (x2, y2, z2) diketahui dapat dihitung

    a̅ • b̅ = x1x2+y1y2+z1z2

    sifat perkalian skalar
    1. a • a = |a|2
    2. i • i = j • j = k • k = 1
    3. i • j = j • k = k • i = 0
    4. a • b = b • a
    5. a • (b ± c) = (a • b) ± (a • c)
    6. (m.a) • (n.b) = (m.n)(a • b)
    7. a • b = 0, maka a ┴ b

    2. Cross Produk

    Perkalian vektor/silang (×) menghasilkan besaran vektor yang tegak lurus terhadap dua vektor yang dikali silang, memiliki definisi:

    a̅ × b̅ = |a||b|sinθ e̅

    Perkalian vektor dengan vektor basis dengan a̅ = (x1, y1, z1) dan b̅ = (x2, y2, z2) diketahui dapat dihitung:

    Cross Produk Perkalian Vektor

    a̅ × b̅ = (y1.z2 – y2.z1) i + (z1.x2 – z2.x1) j + (y1.x2 – y2.x1) k

    sifat perkalian vektor
    1. a × a = 0
    2. vektor satuan
      1. i × i = j × j = k × k = 0
      2. i × j = k
      3. j × k = i
      4. k × i = j
      5. j × i = -k
      6. k × j = -i
      7. i × k = -j
    3. a × b ≠ b × a
    4. a × b = -(b × a)
    5. a × (b ± c) = (a × b) ± (a × c)
    6. (b ± c) × a = (b × a) ± (c × a)

    Sudut dua vektor dapat dicari menggunakan perkalian skalar.

    \cos \theta =\frac{\bar{a}.\bar{b}}{|\bar{a}|.|\bar{b}|}
  • Pengukuran Besaran dan Satuan

    Pengukuran

    Pengukuran adalah sebuah proses membandingkan sebuah besaran yang analog dengan tujuan mendapatkan data. Objek yang diukur memiliki besaran dan satuan.

    A. Besaran dan Satuan

    Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan bilangan dan satuan. Satuan adalah sesuatu yang menyatakan ukuran suatu besaran yang diikuti bilangan.

    Besaran dalam fisika terbagi menjadi dua yakni Besaran Pokok dan Turunan.

    1. Besaran Pokok

    Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditentukan secara internasional (SI) sebagai dasar besaran lain (turunan). Tujuh besaran pokok:

    BesaranSatuan
    Panjangmeter (m)
    Massakilogram (Kg)
    Waktusekon (s)
    Kuat Arus Listrikampere (A)
    Suhukelvin (K)
    Intensitas Cahayacandela (cd)
    Jumlah Zatmol

    2. Besaran Turunan

    Besaran turunan yaitu besaran diturunkan dari besaran pokok. Beberapa besaran turunan, yaitu:

    BesaranSatuan
    luasm2
    kecepatanm/s
    massa jeniskg/m3
    gayaN (kg m/s2)
    TekananPa (kg/ms2)

    Besaran berdasarkan arahnya terdiri dari:

    1. Besaran skalar, besaran yang tak punya arah.
      Contoh: massa (m), panjang (L), waktu (t), kelajuan (v), massa jenis (ρ).
    2. Besaran vektor, besaran yang punya arah. Contoh: gaya (F) percepatan (a), kecepatan (v), momentum (p).

    B. Dimensi Besaran

    Dimensi besaran adalah cara suatu besaran tersusun atas besaran pokok.

    BesaranDimensi
    PanjangL
    MassaM
    WaktuT
    Kuat Arus ListrikI
    Suhuθ
    Intensitas CahayaJ
    Jumlah ZatN

    Contoh: Tentukan dimensi besaran gaya dan usaha!

    Gaya

    F = m.a
    F = [M][L/T2]
    F = [MLT-2]

    Usaha

    W = F.s
    W = [MLT-2][L]
    W = [ML2T-2]

    C. Pengukuran

    Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang diukur dengan besaran lain. Beberapa perbandingan internasional pada besaran pokok per satuannya:

    1. Panjang

    Satu meter didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh cahaya dalam vakum, dalam selang waktu 1/299.792.458 s.

    2. Massa

    Satu kilogram didefinisikan sebagai massa 1 liter air murni bersuhu 4°C.

    3. Waktu

    Satu detik didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan atom cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.

    4. Kuat arus listrik

    Satu Ampere didefinisikan sebagai kuat arus yang dialirkan melalui dua buah kawat yang sejajar dan diletakkan pada jarak pisah 1 m dalam vakum, menghasilkan gaya 2 x 10-7 N tiap meter kawat.

    5. Suhu

    Satu Kelvin didefinisikan sebagai 1/273.16 kali suhu termodinamika titik tripel air.

    6. Intensitas cahaya

    Satu candela didefinisikan sebagai intensitas cahaya suatu sumber cahaya yang memancarkan radiasi monokromatik pada frekuensi 540 x 1012 Hz dengan intensitas radiasi sebesar 1/683 W/Sr.

    7. Jumlah zat

    Satu mol didefinisikan sebagai jumlah zat yang mengandung zat elementer sebanyak atom yang terdapat pada 0.012 kg karbon-12

    D. Kesalahan Pengukuran

    Walaupun telah memiliki definisi, pengukuran masih memiliki kesalahan atau ketidakpastian
    dalam pengukurannya.

    Kesalahan pengukuran sistematis diakibatkan:

    a. Keterbatasan ketelitian alat ukur.
    b. Kesalahan pengaturan/kalibrasi alat ukur.
    c. Kesalahan sudut pandang (paralaks) saat membaca alat ukur.
    d. Kesalahan akibat penyederhanaan nilai/sistem.
    e. Pengukuran tunggal sehingga tidak akurat.

    Oleh karena itu, kesalahan relatif atau batas suatu toleransi pengukuran harus selalu dicantumkan dalam hasil pengukuran.

    Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan terhadap suatu besaran sebanyak satu kali saja.

    Nilai kesalahan pengukuran tunggal antara lain:

    a. Kesalahan mutlak

    \Delta x = \frac{1}{2}x \ ketelitian

    Δx : Kesalahan relatif

    b. Kesalahan relatif

    KR =\frac{Δx}{x}

    Δx : Kesalahan Realtif
    x : besaran yang diukur

    dengan persentase kesalahan relatif

    \%KR =\frac{Δx}{x}(100\%)

    % KR : Persentase kesalahan relatif
    Δx : Kesalahan Realtif
    x : besaran yang diukur

    Pengukuran berulang adalah pengukuran yang dilakukan terhadap suatu besaran secara berulang untuk mendapatkan akurasi.

    Nilai kesalahan pengukuran berulang antara lain:

    Kesalahan mutlak

    \Delta x=\frac{\Sigma|x_i-\bar x|}{n}

    xi = data pengukuran i
    x̅ = rata-rata hasil pengukuran
    n = jumlah percobaan

    E. Angka Penting

    Angka penting adalah angka yang dihasilkan dari hasil pengukuran (bukan penghitungan), termasuk angka yang ditaksirkan.

    Contoh: Pada hasil pengukuran 8,9 cm, Angka 8 merupakan angka pasti, dan 9 merupakan angka taksiran.

    Aturan dalam penggunaan angka penting:

    1. Semua angka selain nol adalah angka penting.
      Contoh: 3,21 (3 a.p.) 2,2 (2 a.p.) 1,559 (4 a.p.)
    2. Angka nol yang terletak di antara dua angka adalah angka penting.
      Contoh: 3,01 (3 a.p.) 2,5009 (5 a.p.) 20,09 (4 a.p.)
    3. Angka nol yang terletak di belakang koma desimal adalah angka penting.
      Contoh: 3,00 (3 a.p.) 9,0 (2 a.p.) 44,500 (5 a.p.)
    4. Seluruh angka nol yang terletak di sebelah kiri koma desimal dan menyatakan bilangan <1 bukan angka penting.
      Contoh: 0,1 (1 a.p.) 0,0088 (2 a.p.) 0,00609 (3 a.p.)
    5. Semua angka nol yang terletak di kanan angka bukan nol namun tidak diikuti koma desimal bukan angka penting, kecuali diberi tanda.
      Contoh: 1205000 (4 a.p.) 22400 (3 a.p.) 1205000 (6 a.p.) 22400 (4 a.p)

    Aturan pembulatan bilangan dalam fisika adalah sebagai berikut:

    1. Angka yang nilainya >5 dibulatkan ke atas. Contoh: 6,38 dibulatkan menjadi 6,4
    2. Angka yang nilainya <5 dibulatkan ke bawah. Contoh: 8,34 dibulatkan menjadi 8,3
    3. Angka yang nilainya =5 dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil, dan dibulatkan ke bawah jika angka sebelumnya genap. Contoh: 4,25 dibulatkan menjadi 4,2 5,55 dibulatkan menjadi 5,6

    Operasi hitung angka penting harus mengikuti aturan berikut:

    1. Penjumlahan dan pengurangan Hasil dari operasi menghasilkan hanya satu angka taksiran saja dan angka penting paling sedikit.
    2. Perkalian dan pembagian Hasil dari operasi menghasilkan banyak angka penting yang paling sedikit dari bilangan yang dioperasikan.
    3. Hasil dari operasi menghasilkan banyak angka penting yang sama dengan bilangan yang dioperasikan.
    4. Perkalian dan pembagian dengan bilangan eksak. Hasil dari operasi menghasilkan banyak
    5. angka penting yang sama dengan bilangan
    6. hasil pengukuran
  • Saka Bhayangkara Pramuka dan Seluruh Aktifitasnya

    Saka Bhayangkara

    Pengertian

    1. Satuan Karya Pramuka, disingkat SAKA, adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para Pramuka dalam berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi.
    2. Bhayangkara, berasal dari bahasa sansekerta, yang mengandung arti penjaga, pengawal, dan pelindung keselamatannegara dan bangsa.
    3. Saka Bhayangkara, adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat dan mengembangkan bakat serta pengalaman para Pramuka Penegak dan Pandega dalam berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang keBhayangkaraan sehingga mereka menjadi anggota masyarakat yang baik, peduli terhadap keamanan, ketertiban masyarakat di lingkungan baik local, nasional maupun internasional.
    4. Pimpinan Saka Bhayangkara, adalah bagian dari kelengkapan kwartir ditingkatnya yang bertugas membantu kwartir dalam menentukan kebijaksanaan mengenai pemikiran, perencanaan dan petunjuk tekhnis mengenai kagiatan Saka Bhayangkara.
    5. Majelis Pembimbing Saka Bhayangkara, disingkat Mabi Saka Bhayangkara adalah suatu badan dari gerakan Pramuka ditingkatnya berkewajiban memberikan bimbingan dan bantuan yang bersifat moral organisatoris, materiil dan finansial kepada Saka Bhayangkara di tingkatnya.
    6. Pamong Saka Bhayangkara, adalah anggota dewasa gerakan Pramuka yang bertanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan Saka Bhayangkara yang menjadi tanggung jawabnya.
    7. Instruktur Saka Bhayangkara, adalah anggota dewasa gerakan Pramuka atau seseorang yang bukan anggota gerakan Pramuka, karena kemampuan dan keahliannyauntuk membantu pamong Saka Bhayangkara dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan Saka Bhayangkara yang menjadi tanggung jawabnya.
    8. Dewan Saka Bhayangkara, adalah badan yang dibentuk oleh anggota Saka Bhayangkara ditingkatnya yang beranggotakan dari anggota krida Saka Bhayangkara yang bertugas memimpin pelaksanaan kegiatan Saka Bhayangkara sehari-hari.
    9. Krida, adalah satuan kecil yang merupakan bagian kecil dari Saka Bhayangkarasebagai wadah kegiatan keterampilan tertentu, yang merupakan bagian dari kegiatan Saka Bhayangkara yang beranggotakan maksimal 10 (sepuluh) orang.
    10. KeBhayangkaraan, adalah kegiatan yang berkaitan dengan keamanan negaradalam rangka menjamin tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesian Tahun 1945.
    11. Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, disingkat KAMTIBMAS adalah keperluan hakiki 

    masyarakat yang mendambakan suasana aman dan tertib dalam tata kehidupannya. Keamanan akan senantiasa berkaitan dengan perasaan masyarakat yang mendambakan :
    ·           Perasaan bebas dari ganguan fisik dan psikis (security)
    ·           Adanya rasa kepastian dan bebas dari kekhawatiran, keraguan dan ketakutan  (surity)
    ·           Perasaan ilindungi dari segala macam bahaya (safety)
    ·           Perasaan damai dan tentram lahir batin (peace)

    Bentuk dan Macam Kegiatan

    a.     Latihan Saka Bhayangkara secara berkala yang dilaksanakan di luar latihan gugus depan. Latihan berkala ini diadakan ditingkat ranting/cabang dilaksanakan oleh dewan Saka Bhayngkara yang didampingi oleh Pamong Saka dan Instruktur Saka.

    b.     Kegiatan berkala yang dilaksanakan dalam menghadapi kejadian-kejadian penting tertentu, misalnya Hari Besar Nasional, Hari Pramuka, Hari Bhayangkara dan lain sebagainya.  Diadakan setingkat Ranting, Cabang, Daerah disesuaikan dengan kepentingannya. Lomba dalam rangka HUT Bhayangkara hasil seleksi tiap daerah atau Polda satu orang Pramuka Saka Bhayangkara Putri dan satu orang Saka Bhayangkara Putra dipersiapkan untuk mengikuti lomba Saka Bhayangkara tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Panitia HUT Bhayangkara Tingkat Mabes Polri.

    c.        Perkemahan Bakti Saka Bhayangkara disingkat Pertikara disebut juga dengan PERSABRAHA (Perkemahan Saka Bhayngkara), yaitu perkemahan yang diikuti oleh anggota Saka Bhayangkara dan diisi oleh kegiatan-kegiatan lainnyadalam rangka ikut serta bertanggung jawab memelihara, membina, menciptakan dan mengembangkan suasana aman dan tertib dikalangan masyarakat sesuai dengan bekal pengetahuan dan kemampuan yang ada pada dirinya, misalnya kegiatan penanganan masalah pencurian, kecelakaan lalu lintas, bencana alam, Siskamling dan lain sebagainya dengan melibatkan masyarakat setempat khususnya kaum muda. Kegiatan Pertikara diadakan ditingkat Ranting, Cabang, Daerah dan Nasionaldilaksanakan sekurang-kurangnya sekali masa Bhakti Kwartir yang bersangkutan.

    d.      Lomba Saka Bhayangkara yang disingkat dengan LOKABRAHA yaitu kegitan lomba yang diikuti oleh para anggota Saka Bhayangkara dalam rangka memperagakan kemampuan pengetahuan keterampilan dan kecakapan anggota. Lokabraha diadakan ditingkat Ranting, Cabng, Daerah dan Nasional dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :

                ·         Tingkat ranting sekali dalam tiga bulan
                ·         Tingkat cabang sekali dalam enam bulan
                ·         Tingkat daerah sekali dalam satu tahun
                ·         Tingkat nasinal sekali dalam satu tahun

    e.    Perkemahan antar Saka yang disingkat dengan PERAN SAKA yaitu perkemahan yang pesertanya lebih dari satu macam Saka, misalnya Saka Bhayangkara bersama Saka Dirgantara dan Saka Bhakti Husada, sedapat mungkin diikuti oleh semua Saka yang ada pada wilayah yang bersangkutan. PERAN SAKA diadakan Tingkat Ranting, Cabang dan Daerah sekurang-kurangnya sekali dalam masa bhakti Kwartir Gerakan Pramuka yang bersangkutan.

    Adapun Gambar logo Saka Bhayangkara

    Macam-macam Krida SAKA BHAYANGKARA.

    KRIDA LANTAS

    FUNGSI LANTAS
              Fungsi Lantas adalah Penyelenggaraan tugas pokok POLRI bidang Lalu Lintas dan merupakan penjabaran kemampuan teknis professional khas Kepolisian, yang meliputi :

    1.      Penegakan Hukum Lantas ( Police traffic Law Enforcement )
    2.      Pendidikan Masyarakat tentang Lantas ( Police Traffic Education )
    3.      Ketekhnikan Lantas ( Police traffic Engineering )
    4.      Registrasi/Identifikasi Pengemudi dan Kendaraan ( Driver and Vehicle Identification
    Pengetahuan Dasar Lalu Lintas

    A.     Gerakan memberikan isyarat pengatur lalu lintas bertujuan :

    ·            Mengarahkan agar lalu lintas berjalan dengan aman, tertib, lancar dan selamat.

    ·            Mengatasi kepadatan arus lalu lintas

    ·            Mengurangi terjadinya kecelakan lalu lintas

    ·            Mencegah kerusakan – keerusakan jalan / infrastruktur

    ·            Melindungi harta benda / jiwa orang lain di jalan

    ·            Mengurangi pelanggaran di jalan

    B.      Pengertian rambu-rambu/ Marka jalan

    ü  Rambu – rambu yang menunjukan peringatan suatu bahaya ( dasar kuning petunjuk hitam )

    ü  Rambu – rambu yang menunjukan larangan dan awas perintah  ( dasar putih petunjuk

    ü  Rambu – rambu yang memberikan petunjuk  ( dasar biru petunjuk putih )

    C.      Pengetahuan dasar pengaturan lalu lintas

    Ø   Berhenti untuk semua jurusan

    Ø   Berhenti dari arah depan Petugas

    Ø   Berhenti dari arah belakang Petugas

    Ø   Jalan dari arah kanan Petugas

    Ø   Jalan dari arah kiri Petugas

    Ø   Jalan dari arah kanan dan kiri Petugas

    Ø   Percepat dari arah kiri Petugas

    Ø   Perlambat dari arah depan Petugas

    Ø   Perlambat dari arah belakang Petugas

    D.     Pengetahuan penggunaan tanda bunyi pluit

    §   Tanda peringatan berhenti / perhatian

    §   Tanda berkumpul

    §   Tanda bahaya

    §   Tanda berhenti

    §   Tanda maju

    Krida Lalu Lintas, terdiri atas 3 SKK :

    1.          SKK Pengetahuan Perundang-undangan/Peraturan Lalu Lintas

    2.          SKK Pengaturan Lalu Lintas

    3.          SKK Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas

    KRIDA PPBA

    PPB adalah tindakan yang pertama kali dilakukan guna membantub dalam mengevakuasi korban bencana alam atau kebakaran.

    SKK P2B ada 7 yaitu:

    1.       SKK Pencegahan kebakaran

    a.        Usaha menyadari dan mewaspadai faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya kebakaran&mengambil langkah-langkah untuk kemngkinan terjadi(nyata)bencana.

    b.        Klasifikasi jenis-jenis kebakaran

    ·          Kebakaran jenis A

    Disebabkan oleh bahan yang mudah terbakar

    ·          Kebakaran jenis B

    Disebabkan oleh zat cair Ex: minyak bumi

    ·          Kebakaran jenis C

    Disebabkan oleh arus listrik

    ·          Kebakaran jenis D

    Disebabkan oleh logam EX: seng,megnesium,dll.

    2.       SKK Pemadam kebakaran

    v Pemadam kebakaran adalah petugas/dinas yang dilatih untuk menaggulangi kebakaran selain itu ia juga dilatih untuk menyelamatkan korban kebakaran/dari gedung runtuh

    v Macam-macam bahan untuk memeadamkan api

    §   Air

    §   Bahan busa

    §   Gas

    §   Bahan powder kering

    3.       SKK Rehabilitasi korban bencana

    Rehabilitasi korban bencana adalah upaya yang diambil setelah kejadian bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki /  memfungsikan kembali rumah, umum, social / perekonomiannya.

    Terutama menjaga keamanan harta benda&barang-barang korban, mendirikan tenda,memberi P3K, membawa korba ke RS terdekat, mendirikan dapur umum,koordinasi dengan instansi terdekat & terkait.

    4.       SKK Pengenalan kerawanan bencana

    a.             Sebab-sebab terjadinya bencana

    b.            Yang berasal dari alam maupun manusia.

    5.       SKK Pencarian korban

    a.        Track (T)

    Biasa digunakan apabila korban masih hilang&diperkirakan hanya disekitar itu

    b.        Paralel (P)

    Daerah pencariannya cukup luas & dasar 

    c.        Creaping (C)

    Biasa digunakan di jurang/dasar yang lebih rendah

    d.        Square (sq)

    Di daerah datar/lebih sempit

    e.        Sector (S)

    Digunakan apabila korban tidak diketahui keberadaannya

    f.         Counture (cc)

    Biasa digunakan dibukit/puncak tertinggi.

    6.       SKK Penyelamatan korban bencana

    Keterampilan cepat tepat & waspada.

    a.        Peralatan evakuasi

    ·           Tandu

    ·           Matrax/selimut.

    b.        Cara mengevakuasi korban bencana

    Jangan memindahkan korban yang terluka kecuali ada bahaya api,lalulintas,asap baracun/hal lain yang dapat membahayakan korban maupun penolong. Namun jika terpaksa memindahkan korban perhatikan ha-hal berikut:

    ·          Apabila korban mengalami cedera tulang belakang jangan dipindahkan sampai ada petugas yang terkait

    ·          Tangani korban dengan hati-hati agar tidak ada cedera yang lebih parah. Terutama bagian kepala,leher&tulang belakang.

    7.       SKK Pengenalan satwa

    a.             Anjing

    b.            Anjing pelacak umum

    c.             Anjing pelacak  hendap

    d.            Anjing pelacak narkotika

    e.             Anjing pelacak sar

    f.              Anjing Darmas

    g.            Anjing karya guna

    h.            Kuda

    i.              Kuda karya guna

    j.              Kuda darmas

    k.            Kuda olahraga

    l.              Kuda protokoler

    KRIDA TPTKP

    Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara. Artinya Tempat dimana suatu tindak pidana dilakukan/terjadi, atau tempat dimana barang bukti/korban berhubungan dengan tindak pidana.

    Tujuan dan maksud Penanganan TKP :

    1.       Menjaga agar TKP dalam keadaan utuh.

    2.       Melindungi agar barang bukti tidak hilang / rusak, tidak ada perubahan penambahan dan pengurangan serta tidak berubah letaknya.

    Cara bertindak di TKP:

    1.        Memberikan perlindungan, pertolongan pertama pada masyarakat.

    2.        Menutup dan mengamankan TKP (mempertahankan status).

    3.        Memberitahukan kepada pihak berwajib (polisi).

    Metode pencarian barang bukti:

    1.        Dilakukan dilapangan petunjuk pelaksanaan.

    2.        Pembagian wilayah Juklak/04/I/1982 tgl 18-2-1982.

    3.        Dilereng pembukitan 1982 Tentang proses penyelidikan tindak pidana.

    4.        Diruang tertutup.

    Cara mencari barang bukti:

    1.       Dengan bentuk Spiral: barang bukti berada di tanah lapang,semak-semak, dan hutan.

    2.       Dengan bentuk Zona: Barang bukti berada dilapangan rumah/tempat tertutup.

    3.       Dengan bentuk Strip/garis: barang bukti berada di tanah berbukit/lereng.

    4.       Dengan bentuk Roda: barang bukti berada didalam ruangan.

    Macam-macam Sidik Jari:

    §  PLAIN WOLL

    §  PUAP LOP

    §  AREN

    §  FANTECH

    Penanganan TKP:

    1.       Tindakan pertama dilakukan oleh Polri / masyarakat setempat.

    2.       Pengolahan TKP dilakukan oleh penyidik / ahli yang diminta tolong oleh Polri.

    Urutan-urutan tindakan di TKP:

    1.       Menutup dan membatasi TKP atau memberitahukan kepada kantor polisi terdekat. Jika TKP terdapat korban yang masih hidup.

    2.       Menahan orang-orang / saksi di TKP. Saksi: orang yang melihat / menyaksikan dengan mata kepala sendiri pada saat kejadian berlangsung.

    3.       Mencari dan mencatat saksi, lalu diserahkan kepada Polisi.

    4.       Mencari dan mengamankan bekas / barang bukti, usahakan membuat sket / bagan / memotret TKP.  

    Tindakan-tindakan terhadap korban:

    Periksa apakah ada tanda-tanda kehidupan pada korban dengan cara:

    1.       Perubahan bagian badan sudah dingin / masih panas.

    2.       Meraba pergelangan tangan, apakah masih ada denyut nadinya / tidak ada.

    3.       Bila ada tanda-tanda kehidupan segera diberi pertolongan berupa PPPK.

    4.       Beri tanda-tanda letak korban di TKP.

    5.       Bawalah korban kerumah sakit terdekat.

    Tindakan-tindakan terhadap pelaku:

    1.       Tangkap pelaku apabila masih ada di TKP.

    2.       Caatat nama, umur, alamat, pekerjaan, dan hubungan dengan pihak korban.

    3.       Cegah jangan sampai si-pelaku menghapus bekas / menghilangkan bukti-bukti.

    4.       Adakan pencarian-pencarian singkat apabila pelaku ada disekitar TKP.

    Cara mengatasi TKP di Lalu lintas.

    1.       Lihat korban apakah patah tulang, luka ringan / berat / mati.

    2.       Melihat titik temu pada kedua kendaraan lalulintas diberi tanda dengan kapur.

    3.       Membuat sket gambar batas kecelakaan.

    4.       Mengukur jalan dari tepi jalan.

    5.       Mengukur AS jalan dengan Senterland.

    6.       Mengukur bekas-bekas Rem (<40 style=”font-weight: bold; color: rgb(102, 102, 0);”>

    Tindakan pertama: Segala tindakan yang harus dilaksanakan menurut ketentuan teknik bagi para petugas yang datang pertama kali di TKP. 

    Tersangka: seseorang yang berhubungan dengan tindak pidana yang berdasarkan bukti-bukti.

    SASARAN TKP: 1. Korban. 2. Pelaku. 3. Barang bukti. 4. TKP itu sendiri.

    Cara menentukan hidup / mati dari tindakan di TKP:

    1.       Amankan TKP.

    2.       Masuk ke TKP dengan cara teknis (memberi tanda pada kaki).

    3.       Raba nadi leher, nadi tangan, buka mata, tubuhnya dingin / hangat.

    4.       Beritahu pada anggota lain bahwa korban masih hidup / mati.

    5.       Jangan menyentuh barang bukti di TKP.

    6.       Tolong bila hidup, biarkan jika mati kecuali mengganggu.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi TKP:

    a.        Alam (cuaca dan medan).

    b.       Non alam (manusia / makhluk hidup lainnya).

    Peralatan dalam mendekati TKP:

    1.       Kekuatan personil / petugas.

    2.       Kendaraan.

    3.       Alat-alat tulis (kapur, pen,spidol, kertas/buku).

    4.       Alat-alat lain (sarung tangan, pisau/gunting, tali, senter, meteran dan kamera).

    Cara memindah/mengambil barang bukti bila dalam keadaan terpaksa:

    §   Pisau

    §   Senjata Api

    §   Peluruh

    §   Darah

    §   Rambut

    ; Gunakan tali dengan simpul, kemudian ikat pada pisau

       yang ada sidik jarinya.

    ; Gunakan telunjuk masukkan dibelakang picu/penarik tutup

       dengan kapas.

    ; Ujung telunjuk dengan ibu jari ambil ujungnya masukkan

       kapas dan bungkus.

    ; Bisa dengan menggunakan kapas/kain, bila kain kering

       digunting dan kerik  

    ; Ambil jepit kemudian bungkus dengan kertas.

    SKK Krida TKP:

    1.       SKK Pengenalan Sidik Jari

    a.        Untuk golongan Siaga, tidak diadakan

    b.        Untuk golongan Penggalang : Mengetahui bahwa setiap orang mempunyai ciri-ciri sidik  jari yang tidak sama dengan orang lain.

    c.        Untuk golongan Penegak

    §  Mengetahui apa kegunaan sidik jari

    §  Mengenal jenis lukisan sidik jari

    d.        Untuk golongan Pandega :

    Selain mempunyai SKK golongan Penegak, ditambah dengan pengetahuan teknik dan cara pengembilan sidik jari.

    2.       SKK Pengenalan tulisan tangan dan tanda tangan

    a.        Untuk golongan Siaga tidak diadakan

    b.        Untuk golongan Penggalang :

     Dapat mengenal tulisan tangan dan tanda tangan.

    c.        Untuk golongan Penegak dan Pandega :

    Selain mempunyai SKK golongan Penggalang, ditambah dengan pengetahuan bahaya tanda tangan palsu.

    Selain mempunyai SKK golongan Penggalang, ditambah dengan pengetahuan bahaya tanda tangan palsu.

    3.       SKK Pengenalan Tempat Perkara (TKP )

    a.        Untuk golongan Siaga dan Penggalang, tidak diadakan

    b.        Untuk golongan Penegak :

    ·           Mengetahui apa arti dan guna TKP

    ·           Mengetahui apa saja yang terdapat di TKP

    c.        Untuk golongan Pandega

    ·           Mengetahui bagaimana bertindak terhadap TKP

    ·           Mengetahui bagaimana cara bertindak pertama dalam memberikan pertolongan pada korban manusia yang masih hidup.

    ·           Mengetahui cara pengamanan TKP (status quo).

    4.       SKK Pengenalan Bahaya Narkotika

    a.        Untuk golongan Siaga, tidak diadakan

    b.        Untuk golongan Penggalang :

    ·           Mengetahui berbagai jenis narkotika

    ·           Mengetahui bahaya narkotika bagi kesehatan jasmani seseorang

    ·           Mengetahui bahaya minuman keras dan alkohol.

    c.        Untuk golongan Penegak

    ·           Mengetahui tempat-tempat/instansi rehabilitasi penyembuhan penderita korban narkotika.

    ·           Mengetahui tentang kegunaan narkotika untuk pengobatan kedokteran serta mengetahui tentang bahaya minuman keras dan merokok.

    d.        Untuk golongan Pandega

    Selain mempunyai SKK golongan Penegak, ditambah pengetahuan mengenai peraturan-peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkotika dan obat.

    KRIDA TIBMAS

    Tibmas adalah suatu cara pengendalian keamanaan yang berada dilingkungan pedesaan dan perkotaan yang bertujuan untuk mangendalikan gangguan-gangguan Kamtibmas yang berasal dari oknum manusia maupun alam.

    Tujuannya:

    Untuk mengamankan meliputi keamanan masyarakat dan negara guna mencegah hal-hal/ tindakan yang menyangkut kriminal.

    Krida Kamtibmas memiliki 4 SKK :

    1)       SKK Pengamanan lingkungan pemukiman

    TKK dari SKK pertama meliputi 8 TKK:

    a.        Mengetahui arti suku agama dan ras

    b.        Mengetahui peraturan yang berlaku di daerahnya

    c.        Mengenal ciri-ciri yang dicurigai, serta memahami barang-barang untuk melakukan kejahatan

    d.        Mengetahui kewarga negaraan asing yang tinggal di indonesia

    e.        Mengetahui kantor dan instansi yang menangani warga asing

    f.         Mengetahui pengurusan KTP,SIM,STNK,BPKB,dan kegunaannya

    g.        Mengetahui persyaratan WNA untuk tinggal di Indonesia

    h.       Mengetahui dan dapat membunyikan tanda bahaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    2)       SKK Pengamanan lingkungan kerja

    Terdiri atas 4 TKK yaitu:

    a.        Mampu mengamati terus-terus terhadap lingkungan kerja

    b.        Dapat mengenali lingkungan  karjanya

    c.        Lpyal terhadap teman atau anggota dan pemimpin maupun terhadap tugas

    d.        Kretif menciptakan sumber perekonomian diluar aktifitas pendidikan atau membantu orang tua dalam melakukan aktivitas kerjanya yang bersifat positif diluar lingkungan pelajaran.

    3)       SKK Pengamanan lingkungan sekolah

    Terdiri atas 8 TKK yaitu:

    a.        Menyarankan kepada teman supaya tidak terjadi konflik antar siswa dan pendididk

    b.        Tidak diperbolehkan membawa narkoba kedalam lingkungan sekolah

    c.        Mengetahui penyebab timbulnya kenakalan remaja

    d.        Mengetahui dan dapat menyebrangkan yang keluar masuk sekolah

    e.        Mengetahui rambu-rambu lalulintas dan marka jalan serta dapat digunakan dilingkungan sekolah

    f.         Mengetahiu ciri-ciri dan watak serta kesukaan teman-temannya

    g.        Tidak terlibat dalam perkelahian pelajar

    h.       Dilarang memakai perhiasan berlebihan dalam lingkungan sekolah yang dapat menyebabkan timbulnya kejahatan.

    4)       SKK Pengetahuan hukum

    Terdiri atas 5 TKK yaitu :

    a.        Mengetahui faktor timbulnya kejahatan pelanggaran

    b.        Mengetahui urutan-urutan tingkat kekuatan hukum

    c.        Mengetehui aparat yang menegakkan hukum

    d.        Mengetahui pasal-pasal hukum tertentu yang biasa terjadi didaerahnya

    e.        Mengetahui sanksi-sanksi bagi yang melanggar hukum.

    f.          

    SISKAMLING: Suatu sistem yang mengupayakan hidup dan peranan tanggung jawab masyarakat untuk mengamankan diri sendiri dan kelompok lingkungan masyarakat atas kehendak sendiri dan kemampuan sendiri terhadap segala bentuk ancaman/gangguan.

    POS KAMLING: Suatu bangunan dengan ukuran tertentu yang khusus digunakan untuk melaksanakan kegiatan siskamling lingkungan baik didesa maupun dikota.

    Perlengkapan Poskamling:

    1.            Buku mutasi.

    2.            Daftar nama petugas.

    3.            Buku tamu.

    4.            PMK (Alat pemadam kebakaran).

    5.            Alat pengamanan (pentungan, tongkat, borgol, tali, dll).

    6.            Jam dinding.

    7.            Kentongan, peluit, Alarm, media informasi (HT dan Telp).

    8.            Senter.

    9.            Lampu penerangan POS.

    10.        Alat PPPK.

    11.        Jas hujan.

    12.        Isyarat tanda bahaya.

    13.        Peta wilayah/patroli dan jadwal piker ronda.

    Ciri-ciri Siskamling ada 4:

    1.            Melaksanakan ronda kampung maupun desa (berkelompok di gardu/POS).

    2.            Bersifat prefiktif (pencegahan).

    3.            Menggunakan kentongan.

    4.            Mampu berkomunikasi dengan lingkungan.

    Tanda – tanda isyarat membunyikan kentongan:

    Pembunuhan

    ; 1 Kali : . . . . .

    Perampokan

    ; 2 Kali : .. .. .. .. ..

    Kebakaran

    ; Kali : … … … … …

    Bencana Alam

    ; 4 Kali : …. …. …. …. ….

    Pencurian

    ; 5 Kali : ….. ….. ….. ….. …..

    Aman

    ; 6 Kali : …… …… …… …… ……

    Kecelakaan LANTAS

    ; 2 Kali jarak 1 Kali : .. . .. . .. . .. . .. .

    Keterangan: Apabila keadaan darurat maka tidak jadi masalah apabila tidak mengikuti instruksi bunyi kentongan diatas, yang penting informasi komunikasinya yang diberikan oleh petugas ronda kepada masyarakat jelas dan nyaring sehingga masyarakat menjadi mengerti dan tidak panik.

    4 Macam tipe Siskamling:

    1.       Tipe A : Pelaksanaannya jaga dan alat perabotan mencapai 75% sampai 100% (Mantab).

    2.       Tipe B : Sama seperti tipe A hanya presentasenya 50% sampai 75% (Mantab).

    3.       Tipe C : Sama seperti tipe A hanya presentasenya 25% sampai 50% (Kurang mantab).

    4.       Tipe D : Sama seperti tipe A hanya presentasenya 15% sampai 30% (Tidak mantab).

     Cara menghitung persentase.

    Kemampuan penjagaan ditetapkan 6 – 7 orang, sedang yang bertugas jaga ronda 3 orang.     

    Caranya: 3:6 x 100% = 50% Termasuk Tipe B.

    Dasar terbentuknya Siskamling:

    1.       Sket No. 177 / 1979 Tentang pembahasan keamanan.

    2.       UU POLRI No. 13 / 1961 Tugas pokok Polri.

    3.       UU 45 Pasal 30 Ayat 2.

    4.       KEPRES No. 55 dan 56 Tahun 1976.

    Sasaran Pengamanan:

    §  Manusia.

    §  Harta benda.

    §  Informasi.

    Sasaran Siskamling:

    1.       Sasaran perseorang: Kentongan, tongkat, polri/kades.

    2.       Sasaran RT: pos kamling, bel, kotak P3K, dll.

    Pelaksanaan Penjagaan:

    1.       Anggota yang mendapat giliran tugas jaga harus selalu berada di POS.

    2.       Mencatat semua kejadian dalam buku mutasi penjagaan.

    3.       Waktu jaga disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.

    4.       Menerima laporan dari warga yang melapor dari petugas yang meronda.

    5.       Menyampaikan laporan penting kepada :

    a)        Ketua RT/RW.

    b)       KADES.

    c)        POS Polisi terdekat.

    d)       Membunyikan Alarm/kentongan jika terjadi gangguan keamanan.

    Tugas Pengawas:

    1.       Mengatasi kesulitan RT/RW karena warganya yang kurang sabar untuk melaksanakan tugas jaga.

    2.       Mengadakan kontrol pada POS kamling diwilayahnya.

    3.       Setiap pengawas bertanggung jawab melakukan tugasnya kepala desa.

    Cara melapor apabila ada pembunuhan / tindak pidana:

    1.       Hubungi RT/RW, KADES / Lurah.

    2.       Lapor pada Polri / koramil.

    3.       Lapor dokter.

    4.       Amankan TKP.

    5.       Catat dalam buku mutasi.

     Perlengkapan perorangan petugas Siskamling:

    1.        Pentungan.

    2.        Ban kamling.

    3.        Sempritan.

    4.        Senter.

    5.        Borgol.

    6.        Jaket/sarung.

    DASAR HUKUM TIBMAS:

    1.       UU No. 20 Tentang ketentuan pokok pertahanan keamanan negara yang telah diubah dengan UU No. 1 tahun 1980.

    2.       Ketetapan MPR No. II tahun 1988 IV bidang hankam butir 12 tentang sistem keamanan dan ketertiban masyarakat secara swakarsa.

    3.       Keputusan Presiden RI No.28 tahun 1986 tentang penyempurnaan dan peningkatan lembaga sosial desa menjadi lembaga ketahanan masyarakat desa (LKMD).

    4.       Surat keputusan KAPOLRI Nopol Sekep/344/IX/1982 Tgl 2 september 1982 tentang pola pengamanan lingkungan terpadu.

  • Contoh Buku Notula Rapat

    Buku Notula Rapat

    BUKU NOTULA RAPAT
    NAMA LEMBAGA/SATUAN/PANGKALAN
    TAHUN PELAAJARAN 2017/2018

    Hari / Tanggal             : ………………………………………………….
    Waktu                          : ………………………………………………….
    Tempat                        : ………………………………………………….
    Pimpinan Rapat           : ………………………………………………….
    Acara                           : ………………………………………………….

    Undangan                     

    A. Hadir                    : ………………………………………
    B. Tidak Hadir         : ………………………………………

    AGENDA RAPAT

    1. ………………………………………………………………………………………………………….
    2. ………………………………………………………………………………………………………….
    3. ………………………………………………………………………………………………………….
    4. ………………………………………………………………………………………………………….
    5. ………………………………………………………………………………………………………….

    PEMBAHASAN

    1. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
    2. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
    3. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
    4. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
    5. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

    Kesimpulan

    1. ………………………………………………………………………………………………………….
    2. ………………………………………………………………………………………………………….
    3. ………………………………………………………………………………………………………….
    4. ………………………………………………………………………………………………………….
    5. ………………………………………………………………………………………………………….

    Ditetapkan di : ………………………

    Pada Tanggal : ………………………

    Kepala Lembaga……………………………..Notulis……………………………..

    Tc.20072017. 

    DAFTAR ABSENSI RAPAT

    NAMA LEMBAGA/PANGKALAN

    TAHUN PELAJARAN 2017/2018

    Hari Tanggal      : ______________________Jumlah Hadir               : ____________
    Waktu                 : ______________________Jumlah Tidak Hadir     : ____________
    NONAMAJABATANALAMATPARAF
    11
    22
    33
    44
    55
    66
    77
    88
    99
    1010
    1111
    1212
    1313
    1414
    1515
    1616
    1717
    1818
    1919
    2020
    2121
    2222
    2323
    2424
    2525
    Ditetapkan di      : …………………..Pada tanggal       : …………………..Kepala Madrasah…………………

    NOMOR HANDPHONE AKTIF

    DEWAN PENGURUS

    NONAMAHPEMAILALAMAT
    1
    2
    3
    4
    5
    6
    7
    8
    9
    10
    11
    12
    13
    14
    15
    16
    17
    18
    19
    20
    21
    22
    23
  • Contoh Doa Upacara Api Unggun

    Doa Upacara Api Unggun

    Audzubillahiminas’syaitonir’rojim, bismillahirrohmanirrohim.

    Alkhamdulillahirabbil’alamin. Hamdan syakirin, hamdan na’imin, hamdan yuwafini ammahu wa yukafiu mazidah. Yarobbana lakalhamdu kamayanbhaghilijalali wajhikal karim wa azimi shulthonik. Allahumasholi ala Muhammad wa alaali Muhammad.

    Gambar. Prosesi Upacara Api Unggun

    Ya Allah, ya Tuhan yang Maha Rahim

    Dalam limpahan rahmat dan karunia-Mu, pada malam hari ini, kami segenap warga pramuka, bersama-sama mengenang kembali, pemberian kepercayaan dari pemerintah dan bangsa Indonesia, kepada gerakan pramuka, untuk menyelenggarakan pembinaan bagi generasi muda Indonesia melalui wadah pendidikan kepanduan nasional, gerakan praja muda karana.

    Kami tengadahkan hati kami, bersimpuh dihadapan-Mu, untuk memanjatkan puji dan syukur, seraya mengantarkan seberkas doa, semoga Engkau berkenan menerimanya.

    Ya Allah, yang Maha pengasih tak pilih kasih

    Berikanlah bimbingan, perlindungan dan kekuatan lahir dan batin, dalam kami membina anak-anak bangsa kami, generasi penerus, pewaris cita-cita perjuangan pahlawan kami. Hiasilah diri kami dengan iman, ilmu serta budi yang utama. Berilah kami kejernihan pikir, hati yang lapang dan kesabaran dalam kami melaksanakan tugas dan kewajiban kami.

    Ya Allah, yang Maha Kuasa, penggenggam kehidupan dan semesta raya

    Janganlah Engkau bebankan diatas pundak kami, suatu perkara yang tiada sanggup kami memikulnya. Jauhkanlah diri kami dari segala rasa dengki ini, fitnah dan hasutan syetan. Hindarkanlah diri kami dan bangsa kami dari segala musibah, bencana dan mara bahaya. Jadikanlah kami orang yang sabar dalam menerima cobaan-Mu ya Allah, serta masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang mendapat perlindungan-Mu di hari akhir nanti

    Ya Allah, illahi rabbi

    Hanya kepada-Mu kami berserah diri, bertawakal dan bertaubat dengan sepenuh harapan, perkenankanlah do’a dan permohonan kami Yarobb.

    Robbana atinafiddunya khasanah, wafill a khiroti khasanah, waqina adza bannar. Subhana rabbika rabill izzati am’ayasifun, wasalamun alal mursalin wal khamdulillahhi rabbil alaminn.

  • Pendamping Kanan dan Kiri Pelantikan Bantara

    Laporan Pendamping Kanan dan Kiri

    Dalam Pelantikan Pramuka Bantara

    Dalam Pelantikan Bantara ada suatu hal yang unik, yaitu adanya pendampingan dari calon penegak yang akan dilantik. Pendampingan ini tidak ada dalam golongan siaga dan penggalang. 

    · Pendamping Kanan adalah seorang Penegak yang bertugas sebagai pendamping, bertanggungjawab atas penilaian terhadap segi kejiwaan dan kepribadian anggota Pramuka yang didampinginya.

    · Pendamping Kiri adalah seorang Penegak yang bertugas sebagai pendamping, bertanggungjawab atas penilaian terhadap segi kecakapan dan aktifitas anggota Pramuka yang didampinginya.

    Pendamping Kanan/ Kiri sebelum memasuki ruangan/ forum boleh mengetuk pintu terlebih dahulu :

    ·         Pendamping Kanan/ Kiri : Kami Perantara Kanan/ Kiri akan menghadapkan seorang Pemuda Indonesia, di depan Dewan kehormatan ( dalam Rumah Adat ) untuk dilantik sebagai anggota Penegak Bantara ……….

    ·         Kakak Pembina : Silahkan masuk …!

    Selanjutnya adalah dialog/ tanya jawab antara Kakak Pembina dengan Pendamping kanan/ Kiri :

    ·         Pendamping Kanan/ Kiri : Lapor…! Kami Perantara Kanan/ Kiri akan menghadapkan seorang Pemuda Indonesia, yang Berjumlah ……………… di depan Pembina untuk dilantik sebagai anggota Penegak Bantara

    ·         Kakak Pembina : Adik-adik Perantara, atas nama Saudara-saudaramu seperjuangan dan se ambalanmu, sebelum Kakak menerima dan melantik calon penegak yang kalian hadapkan, terlebih dahulu saya berkewajiban meminta pertanggung jawaban kepada adik- adik Pendamping, atas pengamatan dan penilaianmu mengenai perkembangan calon Penegak. dari segi kejiwaan dan kepribadian maupun segi kecakapan dan aktifitasnya sehari-hari,berdasarkan pengetahuan dan pengalamanmu dalam pergaulan dengan calon penegak di masa lalu ?

    ·         Pendamping Kanan : Saya menyatakan bahwa calon Penegak ini memiliki jiwa yang kuat dan tekad yang baik yang senantiasa menjunjung harkat dan harga dirinya serta martabatnya sebagai manusia Indonesia, insan Pancasila, kehormatan bangsa dan negaranya serta memiliki kemauan yang teguh dalam mengembangkan kualitas dirinya terhadap Tuhan, Negara dan pengabdiaanya kepada masyarakat dan lingkungannya.

    ·         Kakak Pembina : Terima kasih kepada adik perantara Kanan atas pertanggungjawabanmu. Selanjutnya kepadamu Adik perantara kiri berdasarkan pengetahuan dan pengalamanmu dari segi Kecakapan dan aktifitasnya ?

    ·         Pendamping Kiri : Saya Menyatakan bahwa calon Penegak telah memiliki kecakapan dan kemampuan yang senantiasa berupaya menjunjung taraf kehidupannya, memiliki aktifitas dan perilaku yang baik, berguna bagi dirinya serta pengabdiannya bagi masyarakat dan lingkungannya.

    ·         Kakak Pembina : Terima Kasih Adik-adik Perantara Kanan dan kiri, yang telah memberikan pertangggungjawabanmu atas calon Penegak yang adik –adik hadapkan.

    ·         Selanjutnya Pertanyaan ini kami tujukan kepada adik calon Penegak,Setelah mendengarkan pertanggungjawaban perantaramu, apakah adik membenarkan seluruh pernyataan yang dikemukakan oleh kedua perantaramu dan mengakui kebenarannya untuk selalu memegang teguh dan tetap melaksanakan dalam kehidupanmu dengan nyata di masa yang akan datang ?

    ·         Calon Penegak : Dengan ketulusan hati. Saya menyatakan membenarkan seluruh pernyataan perantara kanan dan kiri.

    ·         Pembina Penegak : Terima kasih atas keberanian dan ketulusan adik calon penegak. Kakakmu tetap dan senantiasa mempercayai segala pernyatan yang telah adik adik kemukakan.

    Kemudian kepadamu, perantara kanan dan kiri untuk mengantakan Saudaramu Calon penegak Bantara Untuk bersuci dan minta ijin kepada orang tua, setlah itu silahkan antarkan kembali menuju tempat adat.

    Pendamping Kanan/ Kiri mengantarkan pendamping kanan untuk membasuh kedua tangan dan mencuci muka dengan air kembang setaman, (sebagai kiasan segala sesuatu yang dilasanakan di Ambalan Soekarno adalah bersih dan wangi.)

    Pendamping kanan/kiri mengantar calon bantar kedua orang tua untuk minta ijin

    ·         Calon Penegak : Bapak, pada pada hari ini, saya telah menyelesaikan SKU Penegak bantara, dan akan dilantik menjadi penegak bantara. Mohon Doa dan restu dari Bapak. (Sambil Sungkem)

    ·         Bapak Calon Penegak : Sama meretui mu Anak ku, semoga dengan dilantik bantara hari ini engkau menjadi pemimpin bangsa yang baik di masa depan

    ·         Calon Penegak : Ibu, pada pada hari ini, saya telah menyelesaikan SKU Penegak bantara, dan akan dilantik menjadi penegak bantara. Mohon Doa dan restu dari Bapak. (Sambil Sungkem)

    ·         Bapak Calon Penegak : Sama meretui mu Anak ku, semoga dengan dilantik bantara hari ini engkau menjadi pemimpin bangsa yang baik di masa depan

    Pendamping Kanan/ Kiri mengantarkan kembali Calon penegak kepada Kakak Pembina

    Pendamping Kanan : Kakak kami sudah mengantarkan saudara kami calon penegak untuk melaksanak adat amabalan 

    Pembina Penegak : Terima kasih Pendamping kanan dan Kiri, silahkan lepaskan apitanmu kepada calon penegak, biarkan dia mandiri dan bertanggungjawab atas dirinya sendiri. Silakan Pendamping kanan dan Kiri kembali ke barisan

     ( Dilanjutkan dengan tanya jawab pelantikan antara Kakak Pembina dan Calon Penegak )