Saka Bhayangkara Pramuka dan Seluruh Aktifitasnya

17 min read

Saka Bhayangkara

Pengertian

  1. Satuan Karya Pramuka, disingkat SAKA, adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para Pramuka dalam berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi.
  2. Bhayangkara, berasal dari bahasa sansekerta, yang mengandung arti penjaga, pengawal, dan pelindung keselamatannegara dan bangsa.
  3. Saka Bhayangkara, adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat dan mengembangkan bakat serta pengalaman para Pramuka Penegak dan Pandega dalam berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang keBhayangkaraan sehingga mereka menjadi anggota masyarakat yang baik, peduli terhadap keamanan, ketertiban masyarakat di lingkungan baik local, nasional maupun internasional.
  4. Pimpinan Saka Bhayangkara, adalah bagian dari kelengkapan kwartir ditingkatnya yang bertugas membantu kwartir dalam menentukan kebijaksanaan mengenai pemikiran, perencanaan dan petunjuk tekhnis mengenai kagiatan Saka Bhayangkara.
  5. Majelis Pembimbing Saka Bhayangkara, disingkat Mabi Saka Bhayangkara adalah suatu badan dari gerakan Pramuka ditingkatnya berkewajiban memberikan bimbingan dan bantuan yang bersifat moral organisatoris, materiil dan finansial kepada Saka Bhayangkara di tingkatnya.
  6. Pamong Saka Bhayangkara, adalah anggota dewasa gerakan Pramuka yang bertanggung jawab atas pembinaan dan pengembangan Saka Bhayangkara yang menjadi tanggung jawabnya.
  7. Instruktur Saka Bhayangkara, adalah anggota dewasa gerakan Pramuka atau seseorang yang bukan anggota gerakan Pramuka, karena kemampuan dan keahliannyauntuk membantu pamong Saka Bhayangkara dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan Saka Bhayangkara yang menjadi tanggung jawabnya.
  8. Dewan Saka Bhayangkara, adalah badan yang dibentuk oleh anggota Saka Bhayangkara ditingkatnya yang beranggotakan dari anggota krida Saka Bhayangkara yang bertugas memimpin pelaksanaan kegiatan Saka Bhayangkara sehari-hari.
  9. Krida, adalah satuan kecil yang merupakan bagian kecil dari Saka Bhayangkarasebagai wadah kegiatan keterampilan tertentu, yang merupakan bagian dari kegiatan Saka Bhayangkara yang beranggotakan maksimal 10 (sepuluh) orang.
  10. KeBhayangkaraan, adalah kegiatan yang berkaitan dengan keamanan negaradalam rangka menjamin tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesian Tahun 1945.
  11. Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, disingkat KAMTIBMAS adalah keperluan hakiki 

masyarakat yang mendambakan suasana aman dan tertib dalam tata kehidupannya. Keamanan akan senantiasa berkaitan dengan perasaan masyarakat yang mendambakan :
·           Perasaan bebas dari ganguan fisik dan psikis (security)
·           Adanya rasa kepastian dan bebas dari kekhawatiran, keraguan dan ketakutan  (surity)
·           Perasaan ilindungi dari segala macam bahaya (safety)
·           Perasaan damai dan tentram lahir batin (peace)

Bentuk dan Macam Kegiatan

a.     Latihan Saka Bhayangkara secara berkala yang dilaksanakan di luar latihan gugus depan. Latihan berkala ini diadakan ditingkat ranting/cabang dilaksanakan oleh dewan Saka Bhayngkara yang didampingi oleh Pamong Saka dan Instruktur Saka.

b.     Kegiatan berkala yang dilaksanakan dalam menghadapi kejadian-kejadian penting tertentu, misalnya Hari Besar Nasional, Hari Pramuka, Hari Bhayangkara dan lain sebagainya.  Diadakan setingkat Ranting, Cabang, Daerah disesuaikan dengan kepentingannya. Lomba dalam rangka HUT Bhayangkara hasil seleksi tiap daerah atau Polda satu orang Pramuka Saka Bhayangkara Putri dan satu orang Saka Bhayangkara Putra dipersiapkan untuk mengikuti lomba Saka Bhayangkara tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Panitia HUT Bhayangkara Tingkat Mabes Polri.

c.        Perkemahan Bakti Saka Bhayangkara disingkat Pertikara disebut juga dengan PERSABRAHA (Perkemahan Saka Bhayngkara), yaitu perkemahan yang diikuti oleh anggota Saka Bhayangkara dan diisi oleh kegiatan-kegiatan lainnyadalam rangka ikut serta bertanggung jawab memelihara, membina, menciptakan dan mengembangkan suasana aman dan tertib dikalangan masyarakat sesuai dengan bekal pengetahuan dan kemampuan yang ada pada dirinya, misalnya kegiatan penanganan masalah pencurian, kecelakaan lalu lintas, bencana alam, Siskamling dan lain sebagainya dengan melibatkan masyarakat setempat khususnya kaum muda. Kegiatan Pertikara diadakan ditingkat Ranting, Cabang, Daerah dan Nasionaldilaksanakan sekurang-kurangnya sekali masa Bhakti Kwartir yang bersangkutan.

d.      Lomba Saka Bhayangkara yang disingkat dengan LOKABRAHA yaitu kegitan lomba yang diikuti oleh para anggota Saka Bhayangkara dalam rangka memperagakan kemampuan pengetahuan keterampilan dan kecakapan anggota. Lokabraha diadakan ditingkat Ranting, Cabng, Daerah dan Nasional dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :

            ·         Tingkat ranting sekali dalam tiga bulan
            ·         Tingkat cabang sekali dalam enam bulan
            ·         Tingkat daerah sekali dalam satu tahun
            ·         Tingkat nasinal sekali dalam satu tahun

e.    Perkemahan antar Saka yang disingkat dengan PERAN SAKA yaitu perkemahan yang pesertanya lebih dari satu macam Saka, misalnya Saka Bhayangkara bersama Saka Dirgantara dan Saka Bhakti Husada, sedapat mungkin diikuti oleh semua Saka yang ada pada wilayah yang bersangkutan. PERAN SAKA diadakan Tingkat Ranting, Cabang dan Daerah sekurang-kurangnya sekali dalam masa bhakti Kwartir Gerakan Pramuka yang bersangkutan.

Adapun Gambar logo Saka Bhayangkara

Macam-macam Krida SAKA BHAYANGKARA.

KRIDA LANTAS

FUNGSI LANTAS
          Fungsi Lantas adalah Penyelenggaraan tugas pokok POLRI bidang Lalu Lintas dan merupakan penjabaran kemampuan teknis professional khas Kepolisian, yang meliputi :

1.      Penegakan Hukum Lantas ( Police traffic Law Enforcement )
2.      Pendidikan Masyarakat tentang Lantas ( Police Traffic Education )
3.      Ketekhnikan Lantas ( Police traffic Engineering )
4.      Registrasi/Identifikasi Pengemudi dan Kendaraan ( Driver and Vehicle Identification
Pengetahuan Dasar Lalu Lintas

A.     Gerakan memberikan isyarat pengatur lalu lintas bertujuan :

·            Mengarahkan agar lalu lintas berjalan dengan aman, tertib, lancar dan selamat.

·            Mengatasi kepadatan arus lalu lintas

·            Mengurangi terjadinya kecelakan lalu lintas

·            Mencegah kerusakan – keerusakan jalan / infrastruktur

·            Melindungi harta benda / jiwa orang lain di jalan

·            Mengurangi pelanggaran di jalan

B.      Pengertian rambu-rambu/ Marka jalan

ü  Rambu – rambu yang menunjukan peringatan suatu bahaya ( dasar kuning petunjuk hitam )

ü  Rambu – rambu yang menunjukan larangan dan awas perintah  ( dasar putih petunjuk

ü  Rambu – rambu yang memberikan petunjuk  ( dasar biru petunjuk putih )

C.      Pengetahuan dasar pengaturan lalu lintas

Ø   Berhenti untuk semua jurusan

Ø   Berhenti dari arah depan Petugas

Ø   Berhenti dari arah belakang Petugas

Ø   Jalan dari arah kanan Petugas

Ø   Jalan dari arah kiri Petugas

Ø   Jalan dari arah kanan dan kiri Petugas

Ø   Percepat dari arah kiri Petugas

Ø   Perlambat dari arah depan Petugas

Ø   Perlambat dari arah belakang Petugas

D.     Pengetahuan penggunaan tanda bunyi pluit

§   Tanda peringatan berhenti / perhatian

§   Tanda berkumpul

§   Tanda bahaya

§   Tanda berhenti

§   Tanda maju

Krida Lalu Lintas, terdiri atas 3 SKK :

1.          SKK Pengetahuan Perundang-undangan/Peraturan Lalu Lintas

2.          SKK Pengaturan Lalu Lintas

3.          SKK Penanganan Kecelakaan Lalu Lintas

KRIDA PPBA

PPB adalah tindakan yang pertama kali dilakukan guna membantub dalam mengevakuasi korban bencana alam atau kebakaran.

SKK P2B ada 7 yaitu:

1.       SKK Pencegahan kebakaran

a.        Usaha menyadari dan mewaspadai faktor-faktor yang menjadi sebab munculnya kebakaran&mengambil langkah-langkah untuk kemngkinan terjadi(nyata)bencana.

b.        Klasifikasi jenis-jenis kebakaran

·          Kebakaran jenis A

Disebabkan oleh bahan yang mudah terbakar

·          Kebakaran jenis B

Disebabkan oleh zat cair Ex: minyak bumi

·          Kebakaran jenis C

Disebabkan oleh arus listrik

·          Kebakaran jenis D

Disebabkan oleh logam EX: seng,megnesium,dll.

2.       SKK Pemadam kebakaran

v Pemadam kebakaran adalah petugas/dinas yang dilatih untuk menaggulangi kebakaran selain itu ia juga dilatih untuk menyelamatkan korban kebakaran/dari gedung runtuh

v Macam-macam bahan untuk memeadamkan api

§   Air

§   Bahan busa

§   Gas

§   Bahan powder kering

3.       SKK Rehabilitasi korban bencana

Rehabilitasi korban bencana adalah upaya yang diambil setelah kejadian bencana untuk membantu masyarakat memperbaiki /  memfungsikan kembali rumah, umum, social / perekonomiannya.

Terutama menjaga keamanan harta benda&barang-barang korban, mendirikan tenda,memberi P3K, membawa korba ke RS terdekat, mendirikan dapur umum,koordinasi dengan instansi terdekat & terkait.

4.       SKK Pengenalan kerawanan bencana

a.             Sebab-sebab terjadinya bencana

b.            Yang berasal dari alam maupun manusia.

5.       SKK Pencarian korban

a.        Track (T)

Biasa digunakan apabila korban masih hilang&diperkirakan hanya disekitar itu

b.        Paralel (P)

Daerah pencariannya cukup luas & dasar 

c.        Creaping (C)

Biasa digunakan di jurang/dasar yang lebih rendah

d.        Square (sq)

Di daerah datar/lebih sempit

e.        Sector (S)

Digunakan apabila korban tidak diketahui keberadaannya

f.         Counture (cc)

Biasa digunakan dibukit/puncak tertinggi.

6.       SKK Penyelamatan korban bencana

Keterampilan cepat tepat & waspada.

a.        Peralatan evakuasi

·           Tandu

·           Matrax/selimut.

b.        Cara mengevakuasi korban bencana

Jangan memindahkan korban yang terluka kecuali ada bahaya api,lalulintas,asap baracun/hal lain yang dapat membahayakan korban maupun penolong. Namun jika terpaksa memindahkan korban perhatikan ha-hal berikut:

·          Apabila korban mengalami cedera tulang belakang jangan dipindahkan sampai ada petugas yang terkait

·          Tangani korban dengan hati-hati agar tidak ada cedera yang lebih parah. Terutama bagian kepala,leher&tulang belakang.

7.       SKK Pengenalan satwa

a.             Anjing

b.            Anjing pelacak umum

c.             Anjing pelacak  hendap

d.            Anjing pelacak narkotika

e.             Anjing pelacak sar

f.              Anjing Darmas

g.            Anjing karya guna

h.            Kuda

i.              Kuda karya guna

j.              Kuda darmas

k.            Kuda olahraga

l.              Kuda protokoler

KRIDA TPTKP

Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara. Artinya Tempat dimana suatu tindak pidana dilakukan/terjadi, atau tempat dimana barang bukti/korban berhubungan dengan tindak pidana.

Tujuan dan maksud Penanganan TKP :

1.       Menjaga agar TKP dalam keadaan utuh.

2.       Melindungi agar barang bukti tidak hilang / rusak, tidak ada perubahan penambahan dan pengurangan serta tidak berubah letaknya.

Cara bertindak di TKP:

1.        Memberikan perlindungan, pertolongan pertama pada masyarakat.

2.        Menutup dan mengamankan TKP (mempertahankan status).

3.        Memberitahukan kepada pihak berwajib (polisi).

Metode pencarian barang bukti:

1.        Dilakukan dilapangan petunjuk pelaksanaan.

2.        Pembagian wilayah Juklak/04/I/1982 tgl 18-2-1982.

3.        Dilereng pembukitan 1982 Tentang proses penyelidikan tindak pidana.

4.        Diruang tertutup.

Cara mencari barang bukti:

1.       Dengan bentuk Spiral: barang bukti berada di tanah lapang,semak-semak, dan hutan.

2.       Dengan bentuk Zona: Barang bukti berada dilapangan rumah/tempat tertutup.

3.       Dengan bentuk Strip/garis: barang bukti berada di tanah berbukit/lereng.

4.       Dengan bentuk Roda: barang bukti berada didalam ruangan.

Macam-macam Sidik Jari:

§  PLAIN WOLL

§  PUAP LOP

§  AREN

§  FANTECH

Penanganan TKP:

1.       Tindakan pertama dilakukan oleh Polri / masyarakat setempat.

2.       Pengolahan TKP dilakukan oleh penyidik / ahli yang diminta tolong oleh Polri.

Urutan-urutan tindakan di TKP:

1.       Menutup dan membatasi TKP atau memberitahukan kepada kantor polisi terdekat. Jika TKP terdapat korban yang masih hidup.

2.       Menahan orang-orang / saksi di TKP. Saksi: orang yang melihat / menyaksikan dengan mata kepala sendiri pada saat kejadian berlangsung.

3.       Mencari dan mencatat saksi, lalu diserahkan kepada Polisi.

4.       Mencari dan mengamankan bekas / barang bukti, usahakan membuat sket / bagan / memotret TKP.  

Tindakan-tindakan terhadap korban:

Periksa apakah ada tanda-tanda kehidupan pada korban dengan cara:

1.       Perubahan bagian badan sudah dingin / masih panas.

2.       Meraba pergelangan tangan, apakah masih ada denyut nadinya / tidak ada.

3.       Bila ada tanda-tanda kehidupan segera diberi pertolongan berupa PPPK.

4.       Beri tanda-tanda letak korban di TKP.

5.       Bawalah korban kerumah sakit terdekat.

Tindakan-tindakan terhadap pelaku:

1.       Tangkap pelaku apabila masih ada di TKP.

2.       Caatat nama, umur, alamat, pekerjaan, dan hubungan dengan pihak korban.

3.       Cegah jangan sampai si-pelaku menghapus bekas / menghilangkan bukti-bukti.

4.       Adakan pencarian-pencarian singkat apabila pelaku ada disekitar TKP.

Cara mengatasi TKP di Lalu lintas.

1.       Lihat korban apakah patah tulang, luka ringan / berat / mati.

2.       Melihat titik temu pada kedua kendaraan lalulintas diberi tanda dengan kapur.

3.       Membuat sket gambar batas kecelakaan.

4.       Mengukur jalan dari tepi jalan.

5.       Mengukur AS jalan dengan Senterland.

6.       Mengukur bekas-bekas Rem (<40 style=”font-weight: bold; color: rgb(102, 102, 0);”>

Tindakan pertama: Segala tindakan yang harus dilaksanakan menurut ketentuan teknik bagi para petugas yang datang pertama kali di TKP. 

Tersangka: seseorang yang berhubungan dengan tindak pidana yang berdasarkan bukti-bukti.

SASARAN TKP: 1. Korban. 2. Pelaku. 3. Barang bukti. 4. TKP itu sendiri.

Cara menentukan hidup / mati dari tindakan di TKP:

1.       Amankan TKP.

2.       Masuk ke TKP dengan cara teknis (memberi tanda pada kaki).

3.       Raba nadi leher, nadi tangan, buka mata, tubuhnya dingin / hangat.

4.       Beritahu pada anggota lain bahwa korban masih hidup / mati.

5.       Jangan menyentuh barang bukti di TKP.

6.       Tolong bila hidup, biarkan jika mati kecuali mengganggu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi TKP:

a.        Alam (cuaca dan medan).

b.       Non alam (manusia / makhluk hidup lainnya).

Peralatan dalam mendekati TKP:

1.       Kekuatan personil / petugas.

2.       Kendaraan.

3.       Alat-alat tulis (kapur, pen,spidol, kertas/buku).

4.       Alat-alat lain (sarung tangan, pisau/gunting, tali, senter, meteran dan kamera).

Cara memindah/mengambil barang bukti bila dalam keadaan terpaksa:

§   Pisau

§   Senjata Api

§   Peluruh

§   Darah

§   Rambut

; Gunakan tali dengan simpul, kemudian ikat pada pisau

   yang ada sidik jarinya.

; Gunakan telunjuk masukkan dibelakang picu/penarik tutup

   dengan kapas.

; Ujung telunjuk dengan ibu jari ambil ujungnya masukkan

   kapas dan bungkus.

; Bisa dengan menggunakan kapas/kain, bila kain kering

   digunting dan kerik  

; Ambil jepit kemudian bungkus dengan kertas.

SKK Krida TKP:

1.       SKK Pengenalan Sidik Jari

a.        Untuk golongan Siaga, tidak diadakan

b.        Untuk golongan Penggalang : Mengetahui bahwa setiap orang mempunyai ciri-ciri sidik  jari yang tidak sama dengan orang lain.

c.        Untuk golongan Penegak

§  Mengetahui apa kegunaan sidik jari

§  Mengenal jenis lukisan sidik jari

d.        Untuk golongan Pandega :

Selain mempunyai SKK golongan Penegak, ditambah dengan pengetahuan teknik dan cara pengembilan sidik jari.

2.       SKK Pengenalan tulisan tangan dan tanda tangan

a.        Untuk golongan Siaga tidak diadakan

b.        Untuk golongan Penggalang :

 Dapat mengenal tulisan tangan dan tanda tangan.

c.        Untuk golongan Penegak dan Pandega :

Selain mempunyai SKK golongan Penggalang, ditambah dengan pengetahuan bahaya tanda tangan palsu.

Selain mempunyai SKK golongan Penggalang, ditambah dengan pengetahuan bahaya tanda tangan palsu.

3.       SKK Pengenalan Tempat Perkara (TKP )

a.        Untuk golongan Siaga dan Penggalang, tidak diadakan

b.        Untuk golongan Penegak :

·           Mengetahui apa arti dan guna TKP

·           Mengetahui apa saja yang terdapat di TKP

c.        Untuk golongan Pandega

·           Mengetahui bagaimana bertindak terhadap TKP

·           Mengetahui bagaimana cara bertindak pertama dalam memberikan pertolongan pada korban manusia yang masih hidup.

·           Mengetahui cara pengamanan TKP (status quo).

4.       SKK Pengenalan Bahaya Narkotika

a.        Untuk golongan Siaga, tidak diadakan

b.        Untuk golongan Penggalang :

·           Mengetahui berbagai jenis narkotika

·           Mengetahui bahaya narkotika bagi kesehatan jasmani seseorang

·           Mengetahui bahaya minuman keras dan alkohol.

c.        Untuk golongan Penegak

·           Mengetahui tempat-tempat/instansi rehabilitasi penyembuhan penderita korban narkotika.

·           Mengetahui tentang kegunaan narkotika untuk pengobatan kedokteran serta mengetahui tentang bahaya minuman keras dan merokok.

d.        Untuk golongan Pandega

Selain mempunyai SKK golongan Penegak, ditambah pengetahuan mengenai peraturan-peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkotika dan obat.

KRIDA TIBMAS

Tibmas adalah suatu cara pengendalian keamanaan yang berada dilingkungan pedesaan dan perkotaan yang bertujuan untuk mangendalikan gangguan-gangguan Kamtibmas yang berasal dari oknum manusia maupun alam.

Tujuannya:

Untuk mengamankan meliputi keamanan masyarakat dan negara guna mencegah hal-hal/ tindakan yang menyangkut kriminal.

Krida Kamtibmas memiliki 4 SKK :

1)       SKK Pengamanan lingkungan pemukiman

TKK dari SKK pertama meliputi 8 TKK:

a.        Mengetahui arti suku agama dan ras

b.        Mengetahui peraturan yang berlaku di daerahnya

c.        Mengenal ciri-ciri yang dicurigai, serta memahami barang-barang untuk melakukan kejahatan

d.        Mengetahui kewarga negaraan asing yang tinggal di indonesia

e.        Mengetahui kantor dan instansi yang menangani warga asing

f.         Mengetahui pengurusan KTP,SIM,STNK,BPKB,dan kegunaannya

g.        Mengetahui persyaratan WNA untuk tinggal di Indonesia

h.       Mengetahui dan dapat membunyikan tanda bahaya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2)       SKK Pengamanan lingkungan kerja

Terdiri atas 4 TKK yaitu:

a.        Mampu mengamati terus-terus terhadap lingkungan kerja

b.        Dapat mengenali lingkungan  karjanya

c.        Lpyal terhadap teman atau anggota dan pemimpin maupun terhadap tugas

d.        Kretif menciptakan sumber perekonomian diluar aktifitas pendidikan atau membantu orang tua dalam melakukan aktivitas kerjanya yang bersifat positif diluar lingkungan pelajaran.

3)       SKK Pengamanan lingkungan sekolah

Terdiri atas 8 TKK yaitu:

a.        Menyarankan kepada teman supaya tidak terjadi konflik antar siswa dan pendididk

b.        Tidak diperbolehkan membawa narkoba kedalam lingkungan sekolah

c.        Mengetahui penyebab timbulnya kenakalan remaja

d.        Mengetahui dan dapat menyebrangkan yang keluar masuk sekolah

e.        Mengetahui rambu-rambu lalulintas dan marka jalan serta dapat digunakan dilingkungan sekolah

f.         Mengetahiu ciri-ciri dan watak serta kesukaan teman-temannya

g.        Tidak terlibat dalam perkelahian pelajar

h.       Dilarang memakai perhiasan berlebihan dalam lingkungan sekolah yang dapat menyebabkan timbulnya kejahatan.

4)       SKK Pengetahuan hukum

Terdiri atas 5 TKK yaitu :

a.        Mengetahui faktor timbulnya kejahatan pelanggaran

b.        Mengetahui urutan-urutan tingkat kekuatan hukum

c.        Mengetehui aparat yang menegakkan hukum

d.        Mengetahui pasal-pasal hukum tertentu yang biasa terjadi didaerahnya

e.        Mengetahui sanksi-sanksi bagi yang melanggar hukum.

f.          

SISKAMLING: Suatu sistem yang mengupayakan hidup dan peranan tanggung jawab masyarakat untuk mengamankan diri sendiri dan kelompok lingkungan masyarakat atas kehendak sendiri dan kemampuan sendiri terhadap segala bentuk ancaman/gangguan.

POS KAMLING: Suatu bangunan dengan ukuran tertentu yang khusus digunakan untuk melaksanakan kegiatan siskamling lingkungan baik didesa maupun dikota.

Perlengkapan Poskamling:

1.            Buku mutasi.

2.            Daftar nama petugas.

3.            Buku tamu.

4.            PMK (Alat pemadam kebakaran).

5.            Alat pengamanan (pentungan, tongkat, borgol, tali, dll).

6.            Jam dinding.

7.            Kentongan, peluit, Alarm, media informasi (HT dan Telp).

8.            Senter.

9.            Lampu penerangan POS.

10.        Alat PPPK.

11.        Jas hujan.

12.        Isyarat tanda bahaya.

13.        Peta wilayah/patroli dan jadwal piker ronda.

Ciri-ciri Siskamling ada 4:

1.            Melaksanakan ronda kampung maupun desa (berkelompok di gardu/POS).

2.            Bersifat prefiktif (pencegahan).

3.            Menggunakan kentongan.

4.            Mampu berkomunikasi dengan lingkungan.

Tanda – tanda isyarat membunyikan kentongan:

Pembunuhan

; 1 Kali : . . . . .

Perampokan

; 2 Kali : .. .. .. .. ..

Kebakaran

; Kali : … … … … …

Bencana Alam

; 4 Kali : …. …. …. …. ….

Pencurian

; 5 Kali : ….. ….. ….. ….. …..

Aman

; 6 Kali : …… …… …… …… ……

Kecelakaan LANTAS

; 2 Kali jarak 1 Kali : .. . .. . .. . .. . .. .

Keterangan: Apabila keadaan darurat maka tidak jadi masalah apabila tidak mengikuti instruksi bunyi kentongan diatas, yang penting informasi komunikasinya yang diberikan oleh petugas ronda kepada masyarakat jelas dan nyaring sehingga masyarakat menjadi mengerti dan tidak panik.

4 Macam tipe Siskamling:

1.       Tipe A : Pelaksanaannya jaga dan alat perabotan mencapai 75% sampai 100% (Mantab).

2.       Tipe B : Sama seperti tipe A hanya presentasenya 50% sampai 75% (Mantab).

3.       Tipe C : Sama seperti tipe A hanya presentasenya 25% sampai 50% (Kurang mantab).

4.       Tipe D : Sama seperti tipe A hanya presentasenya 15% sampai 30% (Tidak mantab).

 Cara menghitung persentase.

Kemampuan penjagaan ditetapkan 6 – 7 orang, sedang yang bertugas jaga ronda 3 orang.     

Caranya: 3:6 x 100% = 50% Termasuk Tipe B.

Dasar terbentuknya Siskamling:

1.       Sket No. 177 / 1979 Tentang pembahasan keamanan.

2.       UU POLRI No. 13 / 1961 Tugas pokok Polri.

3.       UU 45 Pasal 30 Ayat 2.

4.       KEPRES No. 55 dan 56 Tahun 1976.

Sasaran Pengamanan:

§  Manusia.

§  Harta benda.

§  Informasi.

Sasaran Siskamling:

1.       Sasaran perseorang: Kentongan, tongkat, polri/kades.

2.       Sasaran RT: pos kamling, bel, kotak P3K, dll.

Pelaksanaan Penjagaan:

1.       Anggota yang mendapat giliran tugas jaga harus selalu berada di POS.

2.       Mencatat semua kejadian dalam buku mutasi penjagaan.

3.       Waktu jaga disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.

4.       Menerima laporan dari warga yang melapor dari petugas yang meronda.

5.       Menyampaikan laporan penting kepada :

a)        Ketua RT/RW.

b)       KADES.

c)        POS Polisi terdekat.

d)       Membunyikan Alarm/kentongan jika terjadi gangguan keamanan.

Tugas Pengawas:

1.       Mengatasi kesulitan RT/RW karena warganya yang kurang sabar untuk melaksanakan tugas jaga.

2.       Mengadakan kontrol pada POS kamling diwilayahnya.

3.       Setiap pengawas bertanggung jawab melakukan tugasnya kepala desa.

Cara melapor apabila ada pembunuhan / tindak pidana:

1.       Hubungi RT/RW, KADES / Lurah.

2.       Lapor pada Polri / koramil.

3.       Lapor dokter.

4.       Amankan TKP.

5.       Catat dalam buku mutasi.

 Perlengkapan perorangan petugas Siskamling:

1.        Pentungan.

2.        Ban kamling.

3.        Sempritan.

4.        Senter.

5.        Borgol.

6.        Jaket/sarung.

DASAR HUKUM TIBMAS:

1.       UU No. 20 Tentang ketentuan pokok pertahanan keamanan negara yang telah diubah dengan UU No. 1 tahun 1980.

2.       Ketetapan MPR No. II tahun 1988 IV bidang hankam butir 12 tentang sistem keamanan dan ketertiban masyarakat secara swakarsa.

3.       Keputusan Presiden RI No.28 tahun 1986 tentang penyempurnaan dan peningkatan lembaga sosial desa menjadi lembaga ketahanan masyarakat desa (LKMD).

4.       Surat keputusan KAPOLRI Nopol Sekep/344/IX/1982 Tgl 2 september 1982 tentang pola pengamanan lingkungan terpadu.

Makalah Filsafat Idealisme

Filsafat Idealisme Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Filsafat dan filosof berasal dari kata Yunani “philosophia” dan “philosophos”. Menurut bentuk kata, seorang philosphos adalah...
Ahmad Dahlan
5 min read

Potsulat, Dalil, Aksiomal, Hipotesis, Paradigma dan Teori

Potsulat, Dalil, Aksiomal, Hipotesis, Paradigma dan Teori A. Potsulat Postulat adalah pernyataan yang diterima tanpa ada yang menyamakan postulat dengan aksioma sehingga mereka dapat dipertukarkan....
Ahmad Dahlan
5 min read

Mengawali langkah Dengan Nirmana

A. Menggabar Ekpresi. Pada hakikatnya, gambar merupakan pengungkapan secara mental dan visual dari seseorang terhadap apa yang dialaminya dalam bentuk-bentuk garis (goeresan) dan warna....
Ahmad Dahlan
4 min read

Leave a Reply