Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Sedangkan statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data.
Kejadian yang sering atau jarang terjadi dikatakan mempunyai peluang terjadi yang besar atau kecil. Keseluruhan nilai-nilai peluang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengaplikasikan statistika terhadap permasalahan sains, industri, atau sosial, pertama-tama dimulai dari mempelajari populasi.
Tiga buah sebaran teoritis yang paling terkenal, diantaranya dua buah sebaran peluang yang diskrit dan sebaran yang kontinyu. Kedua sebaran yang teoritis yang deskrit itu ialah sebaran binomial dan sebaran Poisson. Sebaran kontinyu nya adalah sebaran normal.
2. Pengertian Distribusi Poisson
Distribusi Poisson disebut juga distribusi peristiwa yang jarang terjadi,Distribusi Poisson diberi nama sesuai dengan penemunya yaitu Siemon D. Poisson (1781-1841), seorang ahli matematika bangsa Perancis. Distribusi Poisson termasuk distribusi teoritis yang memakai variable random (variable acak) diskrit.
Distibusi Poisson merupakan distribusi probabilitas untuk variabel diskrit acak yang mempunyai nilai 0,1, 2, 3 dst. Distribusi Poisson adalah distribusi nilai-nilai bagi suatu variabel random X (X diskrit), yaitu banyaknya hasil percobaan yang terjadi dalam suatu interval waktu tertentu atau disuatu daerah tertentu. fungsi distribusi probabilitas diskrit yang sangat penting dalam beberapa aplikasi praktis. Poisson memperhatikan bahwa distribusi binomial sangat bermanfaat dan dapat menjelaskan dengan sangat memuaskan terhadap probabilitas Binomial b(X│n.p) untuk X= 1,2,3 …n. namun demikian, untuk suatu kejadian dimana n sangat besar (lebih besar dari 50) sedangkan probabilitas sukses (p) sangat kecil seperti 0,1 atau kurang, maka nilai binomialnya sangat sulit dicari. Suatu bentuk dari distribusi ini adalah rumus pendekatan peluang Poisson untuk peluang Binomial yang dapat digunakan untuk pendekatan probabilitas Binomial dalam situasi tertentu.
Distribusi Poisson sering digunakan untuk menentukan peluang sebuah peristiwa yang dalam area kesempatan tertentu diharapkan terjadinya sangat jarang. Distribusi ini juga bisa dianggap sebagai pendekatan kepada distribusi binom, N cukup besar sedangkan = peluang terjadinya peristiwa A, sangat dekat dengan nol sedemikian sehingga λ = Np tetap, maka distribusi binom didekati oleh distribusi Poisson.
Satu-satunya parameter distribusi Poisson adalah λ, yaitu mean dan variansi, menyatakan derajat hitungan dalam satuan waktu atau tempat. Apabila satuan tempat atau waktu berubah dengan derajat relatif tetap, maka harga λ berubah secara proporsional.
Asumsi sebaran Poisson :
1. Terdapat n tindakan bebas dimana n sangat besar,
2. Hanya satu keluaran yang dipelajari,
3. Terdapat peluang yang konstan dari munculnya kejadian setiap tindakan,
4. Peluang lebih dari satu keluaran pada setiap tindakan sangat kecil atau dapat diabaikan.
Sebaran Poisson merupakan sebaran peluang dari peubah acak Poisson X, yang menyatakan jumlah keberhasilan dalam suatu selang waktu atau daerah tertentu, adalah :
P ( X : ) = , x = 0,1,2,…
Dimana µ adalah rata-rata keberhasilan selama selang waktu atau daerah tertentu dan e = 2,71828 .. (bilangan alami).
Percobaan Poisson memiliki ciri-ciri berikut :
1. Hasil percobaan pada suatu selang waktu dan tempat tidak tergantung dari hasil percobaan di selang waktu dan tempat yang lain yang terpisah
2. Peluang terjadinya suatu hasil percobaan sebanding dengan panjang selang waktu dan luas tempat percobaan terjadi. Hal ini berlaku hanya untuk selang waktu yang singkat dan luas daerah yang sempit
3. Peluang bahwa lebih dari satu hasil percobaan akan terjadi pada satu selang waktu dan luasan tempat yang sama diabaikan
Definisi Distribusi Peluang Poisson :
e : bilangan natural = 2.71828…
x : banyaknya unsur BERHASIL dalam sampel
m : rata-rata keberhasilan
Perhatikan rumus yang digunakan! Peluang suatu kejadian Poisson hitung dari rata-rata populasi (m)
Tabel Peluang Poisson
Seperti halnya peluang binomial, soal-soal peluang Poisson dapat diselesaikan dengan Tabel Poisson (Statistika 2, hal 163-164). Cara membaca dan menggunakan Tabel ini tidak jauh berbeda dengan Tabel Binomial
a). menghitung Probabilitas terjadinya peristiwa menurut satuan waktu, ruang atau isi, luas, panjang tertentu, saeperti menghitung probabilitas dari:
Kemungkinan kesalahan pemasukan data atau kemungkinan cek ditolak oleh bank
Jumlah pelanggan yang harus antri pada pelayanan rumah sakit, restaurant cepat saji atau antrian yang panjang bila ke ancol.
banyaknya bintang dalam suatu area acak di ruangangkasa atau banyaknya bakteri dalam 1 tetes atau 1 liter air.
jumlah salah cetak dalam suatu halaman ketik
Banyaknya penggunaan telepon per menit atau banyaknya mobil yang lewat selama 5 menit di suatu ruas jalan.
distribusi bakteri di permukaan beberapa rumput liar di ladang.
Semua contoh ini merupakan beberapa hal yang menggambarkan tentang suatu distribusi Poisson. b). Menghitung distribusi binomial apabila nilai n besar (n ≥ 30) dan p kecil (p<0,1).
Jika kita menghitung sejumlah benda acak dalam suatu daerah tertentu T, maka proses penghitungan ini dilakukan sebagai berikut :
a. jumlah rata-rata benda di daerah S T adalah sebanding terhadap ukuran S, yaitu ECount(S)= λ S. Di sini melambangkan ukuran S, yaitu panjang, luas, volume, dan lain lain. Parameter λ > 0 menggambarkankan intensitas proses.
b. menghitung di daerah terpisah adalah bebas.
c. kesempatan untuk mengamati lebih dari satu benda di dalam suatu daerah kecil adalah sangat kecil, yaitu P(Count(S)2) menjadi kecil ketika ukuran menjadi kecil.
RUMUS DISTRIBUSI POISSON
Rumus Poisson dapat digunakan untuk menghitung probabilitas dari jumlah kedatangan, misalnya : probabilitas jumlah kedatangan nasabah pada suatu bank pada jam kantor. Distribusi Poisson ini digunakan untuk menghitung probabilitas menurut satuan waktu.
Rumus Probabilitas Poisson Suatu Peristiwa
Probabilitas suatu peristiwa yang berdistribusi Poisson dirumuskan:
P(X) = µ_X . e_µ / x!
Keterangan: P(x) = Nilai probabilitas distribusi poisson
µ = Rata-rata hitung dan jumlah nilai sukses, dimana µ = n . p
e = Bilangan konstan = 2,71828
X = Jumlah nilai sukses
P = Probabilitas sukses suatu kejadian
! = lambang faktorial
Bab II. Pembahasan
1. Distribusi Diskrit
Distribusi probabilitas uniform diskrit
Algoritma
Bangkitkan U(0,1)
Dapatkan X = a+(b-a+1)*U
Contoh:
– Sebuah perusahaan bakery membuat suatu kelompok jenis donat yang dijual ke toko-toko dengan distribusi diskrit uniform dengan kebutuhan harian maksimum 100 unit dan minimum 40 unit.
Tentukan bilangan acak dari distribusi diskrit uniform dengan a = 77 z0 = 12357 dan m = 128
2. Distribusi Poisson
Algoritma
Hitung a, b =1 dan i =0
Bangkitkan Ui+1= U(0,1)
Ganti b = bUi+1
Jika b<a maka dapatkan X = i dan jika tidak lanjutkan ke langkah 5
Ganti i = i+1 kembali ke langkah 2
Contoh:
Suatu kejadian berdistribusi poisson dengan rata-rata 3 kejadian perjam dan terjadi selama periode waktu 1,4 jam.
Tentukan bilangan acak dari distribusi poisson dengan a = 17 z0 = 12357 dan m = 1237
3. Distribusi Binomial
Metode transformasi dari distribusi binomial
Dengan mempergunakan fungsi densitas binomial yang dinyatakan dengan : , k = 0,1, 2 .. n
Contoh
Dari suatu distribusi binomial, diketahui p =0,5 dan n =2.
Tentukan bilangan acak dari distribusi binomial dengan a = 77 z0 = 12357 dan m = 127.
4. Distribusi Geometri
Algoritma
Bangkitkan U(0,1)
Dapatkan X = ln(U)/ln(1-p)
Contoh
Pada seleksi karyawan baru sebuah perusahaan terdapat 30 % pelamar yang sudah mempunyai keahlian komputer tingkat advance dalam pembuatan program. Para pelamar diinterview secara insentif dan diseleksi secara acak.
Tentukan bilangan acak dengan a = 43, m = 1237 dan z0 = 12357.
5. Distribusi Kontinu
Distr probabilitas uniform kontinu
Algoritma
Bangkitkan U(0,1)
Dapatkan X = a+(b-a)*U
Contoh
Pada suatu sentra telpon ternyata distribusi pelayanan telponnya berdistribusi uniform kontinu dengan minimal waktu 3 menit dan maksimal 5 menit. Tentukan bilangan dengan a = 173 z0 = 12357 dan m = 1237.
6. Distribusi Eksponensial
Algoritma
Bangkitkan U(0,1)
Dapatkan X
Dengan rata-rata dengan nilai > 0
Contoh
Pada suatu sentra telpon ternyata distribusi penerimaan telponnya berdistribusi eksponensial dengan mean = 0,1 menit. Tentukan bilangan 10 acak dengan a = 173 z0 = 12357 dan m = 1237.
7. Distribusi Normal
Algoritma
Bangkitkan U1,U2= U(0,1)
Hitung V1= 2U1-1 dan V2= 2U2-1
Hitung W = V12 + V22
Jika W > 1 maka kembali ke langkah 1 dan jika tidak lanjutkan ke langkah 5
Contoh
Sebuah rumah sakit berniat mempelajari penggunaan suatu alat pada ruang emergency. Jika diketahui bahwa lamanya seorang pasien yang di’treat’ menggunakan alat tsb berdistribusi normal dgn mean 0.8 jam dan standard deviasi 0.2 jam, tentukan bilangan acak yang mewakili lamanya penggunaan alat tersebut oleh 6 orang pasien.
8. Distribusi Gamma
Algoritma
Bangkitkan U1 dan U2
X = -b ln (U1 * U2)
di mana b adalah parameter.
Contoh:
Mesin pada suatu pabrik perlu diperbaiki setiap saat ‘breakdown’ dengan biaya $100/hari. Jika lama perbaikan mesin berdistribusi gamma dengan parameter a = 2 dan b = 1/3, tentukan rata-rata biaya untuk 30 kali ‘breakdown’, jika diketahui mesin breakdown ke 29 kali mengalami lama perbaikan selama 0.38 hari dengan rata-rata lama perbaikan 0.68 hari dgn variansi S2 = 0.02.
Jawab:
U1 = 0.818
U2 = 0.322
X30 = -b ln (U1 * U2)
= – 1/3 ln (0.818 * 0.322)
= 0.445 hari
\ Biaya untuk memperbaiki mesin yg breakdown ke 30 kali adalah $100 x 0.445 hari = $ 44.5
X30 – X29
Rata-rata ke 30 kali = X30 = X29 +
30
0.445 – 0.38
= 0.68 +
30
= 0.68 + 0.0022
= 0.6822
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Distribusi Probabilitas Diskrit adalah sebuah daftar yang berisi seluruh hasil dari eksperimen dan probabilitas yang berkaitan dengan setiap hasi tersebut. Sedangkan Distribusi Normal digunakan untuk mempelajari Distrbusi probabilitas kontinu, (variabel acak kontinu diperoleh dengan cara mengukur sesuatu, seperti : tinggi badan, berat badan, dll. ).
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Sedangkan statistik adalah data, informasi, atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data.
Kejadian yang sering atau jarang terjadi dikatakan mempunyai peluang terjadi yang besar atau kecil. Keseluruhan nilai-nilai peluang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengaplikasikan statistika terhadap permasalahan sains, industri, atau sosial, pertama-tama dimulai dari mempelajari populasi.
Sejauh ini teori peluang yang kita bicarakan hanya sebatas pada suatu peristiwa tertentu atau tentang kemungkinan terjadinya peristiwa dengan nilai peluang tertentu. Padahal masih ada nilai-nilai peluang dari peristiwa lainnya yang bisa ditentukan. Nilai-nilai peluang tambahan yang demikian bisa membentuk suatu distribusi yang disebut sebagai distribusi peluang. Sebagai contoh, ketika melempar sebuah dadu, kita bisa menghitung peluang dari seluruh peristiwa yang mungkin yakni munculnya angka 1, 2, 3, 4, 5 dan 6 yang masing-masing memiliki peluang 1/6.
Teori peluang bukan bahan baru lagi bagi anda, karena teori ini sudah anda pelajari dalam Matetatika tingkat SMP maupun SMA. Teori peluang ini juga dikenal teori probabilitas atau teori kemungkinaan.
Peluang banyak digunakan dibidang lain, selain bidang Matematika. Ahli fisika menggunakan peluang untuk mempelajari macam-macam gas dan hukum panas dalam teori atom. Ahli biologi mengaplikasi teknik peluang dalam ilmu genetika dan teori seleksi alam. Dalam dunia bisnis teknik peluang digunakan untuk pengembalian keputusan.
Peluang merupakan teori dasar stastistika, suatu disiplin ilmu yang mempelajari pengumpulan, pengaturan, perhitungan, penggambaran dan penganalisisan data, serta penarikan kesimpulan yang valid berdasarkan penganalisisan yang dilakukan dan pembuatan keputusan yang rasional.
Pada makalah ini anda akan mempelajari pengertian dan aturan dalam peluang. Dalam mempelajarinya anda diharapkan dapat menggunakan konsep permutasi, kombinasi dan peluang untuk menyelesaikan masalah dalam Matematika atau bidang lain
Banyak masalah yang disinggung dan harus diselesaikan dengan cara yang mudah dan sederhana namun dalam waktu yang singkat, oleh karena itu metode yang terdapat di bagian statistik dapat mempermudah jalannya proses pemecahan masalah.
Dalam salah satu contoh penerapannya dalam menyelesaikan masalah metode statistik menggunakan peluang sebagai pendekatan pada hasil sebuah masalah, hal ini dapat diaplikasikan pada kehidupan sehari-hari sebagai satu pendekatan menyelesaikan suatu masalah dalam pilihan.
1.2Rumusan Masalah
1. Apa itu distribusi normal dan cara kerja?
2. Bagaimana pengujian normalitas?
3. Apa itu Distribusi student dan penerapannya?
4. Pengujian Chi-Kuadrat
5. Distribusi F
Bab II. Pembahasan
A. Distribusi Peluang (Probabilitas)
Probabiltas sangat dibutuhkan, karena kebenaran dari suatu kesimpulan yang dibuat dari analisis data sebetulnya tidak dapat dipastikan benar secara absolut, disebabkan data berdasarkan dari sampel
Distribusi Probabilitas adalah suatu distribusi yang mengambarkan peluang dari sekumnpulan variat sebagai pengganti frekuensinya. Probabilitas kumulatif adalah probalitas dari suatu variabel acak yang mempunyai nilai sama atau kurang dari suatu nilai tertentu.
Fungsi distribusi peluang pada umumnya dibedakan atas distribusi peluang diskrit dan distribusi peluang kontinu.
2.2Distribusi Normal
Dikenalnya distribusi normal diawali oleh kemajuan yang pesat dalam pengukuran pada abad ke 19. Pada waktu itu, para ahli matematika dihadapkan pada suatu tantangan mengenai fenomena variabilitas pengamat atau interna yang artinya bila seorang mengadakan pengukuran berulang-ulang maka hasilnya akan berbeda-beda.
Yang menjadi pertanyaan adalah nilai manakah yang dianggap paling tepat dari semua hasil pengukuran tersebut. Maka kemudian berdasarkan kesepakatan maka nilai rata-rata dianggap paling tepat dan semua penyimpangan dari rata-rata dianggap suatu kesalahan atau error.
Abraham de Moivre adalah yang pertama kali memperkenalkan distribusi normal ini dan kemudian dipopulerkan oleh Carl Fredreich Gauss. Sehingga nama lain distribusi ini adalah distribusi Gauss.
Gauss mengamati hasil dari percobaan yang dlakukan berulang-ulang, dan dia menemukan hasil yang paling sering adalah nilai rata-rata. Penyimpangan baik ke kanan atau ke kiri yang jauh dari rata-rata, terjadinya semakin sedikit. Sehingga bila disusun maka akan terbentuk distribusi yang simetris.
2.2.1Pengertian
Distribusi Normal adalah model distribusi kontinyu yang paling penting dalam teori probabilitas. Distribusi Normal diterapkan dalam berbagai permasalahan. Distribusi normal memiliki kurva berbentuk lonceng yang simetris.
Distribusi normal merupakan suatu alat statistik yang sangat penting untuk menaksir dan meramalkan peristiwa-peristiwa yang lebih luas. Distribusi normal disebut juga dengan distribusi Gauss untuk menghormati Gauss sebagai penemu persamaannya (1777-1855). Menurut pandangan ahli statistik, distribusi variabel pada populasi mengikuti distribusi normal.
Distribusi normal pertama kali diperkenalkan oleh Abraham DeMoivre (1733) sebagai pendekatan distribusi binomial untuk n besar. Selanjutnya dikembangkan oleh Pierre Simon de Laplace dan dikenal dengan Teorema Moivre – Laplace. Laplace menggunakan distribusi normal untuk analisis galat suatu eksperimen.
Suatu data membentuk distribusi normal jika jumlah data di atas dan di bawah mean adalah sama.
Distribusi normal berupa kurva berbentuk lonceng setangkup yang melebar tak berhingga pada kedua arah positif dan negatifnya.
2.2.2Ciri-ciri kurva normal
1. Bentuk kurva normal
a. Menyerupai lonceng (genta/bel).
b. Merupakan suatu poligon yang dilicinkan yang mana ordinat (sumbu tegak) merupakan frekuensi dan absisnya (sumbu alas) memuat nilai variabel.
c. Simetris.
d. Luas daerah merupakan nilai rata-rata (mean).
e. Luas daerah sebelah kiri dan kanan mendekati 50%.
f. Memiliki satu modus (disebut juga bimodal).
2. Daerah kurva normal
a. Merupakan ruangan yang dibatasi daerah kurva dengan absisnya (sumbu alas).
b. Luas daerah biasanya dinyatakan dalam persen atau proporsi.
Distribusi normal dipengaruhi oleh dua parameter, yaitu mean dan standar deviasi. Meanmenentukan lokasi pusat statistik dan standar deviasi menentukan lebar dari kurva normal
Kurva normal menggambarkan daerah penerimaan dan penolakan Ho.
2.2.3Pentingnya distribusi normal dalam statistika
Satu-satunya distribusi probabilitas dengan variabel random kontinu adalah distribusi normal. Ada 2 peran yang penting dari distribusi normal :
Memiliki beberapa sifat yang mungkin untuk digunakan sebagai patokan dalam mengambil suatu kesimpulan berdasarkan hasil sampel yang diperoleh. Pengukuran sampel digunakan untuk menafsirkan parameter populasi.
Distribusi normal sangat sesuai dengan distribusi empiris, sehingga dapat dikatakan bahwa semua kejadian alami akan membentuk distribusi ini. Karena alasan inilah sehingga distribusi ini dikenal sebagai distribusi normal dan grafiknya dikenal sebagai kurva normal atau kurva gauss.
2.2.4Ciri-ciri distribusi normal
1. Distribusi normal mempunyai beberapa sifat dan ciri, yaitu:
2. Disusun dari variable random kontinu
3. Kurva distribusi normal mempunyai satu puncak (uni-modal)
4. Kurva berbentuk simetris dan menyerupai lonceng hingga mean, median dan modus terletak pada satu titik.
5. Kurva normal dibentuk dengan N yang tak terhingga.
6. Peristiwa yang dimiliki tetap independen.
7. Ekor kurva mendekati absis pada penyimpangan 3 SD ke kanan dan ke kiri dari rata-rata dan ekor grafik dapat dikembangkan sampai tak terhingga tanpa menyentuh sumbu absis.
2.2.5Penggunaan Tabel Distribusi Normal
Tabel distribusi normal standar terdiri dari kolom dan baris.
Kolom paling kiri menunjukkan nilai Z, tertera angka 0 sampai 3 dengan satu desimal dibelakangnya. Desimal berikutnya terletak pada baris paling atas dengan angka dari 0 sampai 9.
Misalnya dari hasil perhitungan diperoleh nilai Z = 1,96
1. Maka di kolom kiri kita cari nilai1,9 dan baris atas kita cari angka 6
2. Dari kolom 6 bergarak ke bawah, hingga pertemuan titik yang menunjukkan angka 0,4750.
3. Berarti luas daerah di dalam kurva normal antara rata-rata dengan 1,96 SD ke kanan adalah 0,475.
4. Karena luas kurva ke kanan dan ke kiri sama, maka luas penyimpangan 1,96 ke kanan dan ke kiri dari rata-rata adalah 0,95 (95%).
2.3Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mendeteksi apakah data yang akan digunakan sebagai pangkal tolak pengujian hipotesis meru-pakan data empirik yang memenuhi hakikat naturalistik. Hakikat naturalistik menganut faham bahwa penomena (gejala) yang terjadi di alam ini berlangsung secara wajar dan dengan kecenderungan berpola.
Statistika berupaya memelihara kewajaran tersebut dengan proses randomisasi pengambilan sampel, dengan harapan bahwa data yang diperoleh merupakan cerminan dari kondisi yang wajar dari pada penomena alami aspek yang diukur. Melalui proses pengambilan sampel yang memenuhi tabiat random, respon dari sampel penelitian sebagai wakil populasi, diasumsikan wajar. Kecenderungan penomena alami yang berpola seragam dan respon yang wajar tersebut memberikan data yang tidak jauh menyimpang dari kecenderungannya, yaitu kecenderungan terpola/terpusat. Untuk menguji hal itu, perlu ditempuh suatu pengujian normalitas populasi.
Dalam pendekatan statistika parametrik, setidak-tidaknya ada dua teknik statistika yang dapat digunakan untuk pengujian normalitas, yaitu Uji Liliefors dan chi kuadrat. Teknik Liliefors menggunakan pendekatan pemeriksaan data individu dalam keseluruhan (kelompok). Prosedurnya akan jadi rumit apabila jumlah data cukup banyak. Karena itu, teknik Liliefors biasanya digunakan untuk rentang data yang relatif sedikit. Sedangkan untuk rentangan yang lebih besar digunakan teknik chi kuadrat, dengan menguji data berkelompok. Karena asumsinya normal, maka pengujian didasarkan pada pendekatan Stanine.
Dalam tulisan ini teknik pengujian normalitas yang dicontohkan adalah teknik Liliefors dengan hipotesis pengujian sebagai berikut:
Ho : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
Kriteria Pengujian: Tolak Ho, jika Lo > L kritis, selain itu Ho diterima.
2.3.2Contoh Pehitungan
Dalam menguji kenormalan data, ada dua pendekatan yang dapat dilakukan. Bila konstalasi penelitian dalam bentuk korelasi (hubungan) dan pengaruh antar variable, maka kenormalan yang diuji yaitu kenormalan galat data taksiran. Galat taksiran merupakan selisih skor amatan dengan skor idel (teoretis) variabel terikan (endogenus) dari setiap persamaan regresi yang dibentuk. Sedangkan untuk konstalasi penelitian komparasi (perbandingan), maka kenormalan yang diuji yaitu kenormalan data amatan.
Berikut merupakan contoh perhitungan kenormalan galat data yang dibentuk oleh variabel Y atas X1. Dalam hal ini data yang diuji kenormalannya yaitu galat taksiran. Untuk itu perlu dihitung terlebih dahulu persamaan regresi yang dibentuk Y atas X1, dengan mencari koefisien a dan b. Dalam hal ini terlebih dahulu dicari persamaan regresi sederhana antara kinerja pegawai (Y) atas budaya organisasi (X1), yaitu: Y = a + bX1 Ket : Y = Variabel terikat. (endegonus) X1 = Variabel bebas (eksegonus) a = Konstanta intersep b = Koefisien regresi Y atas X1.
2.4Distribusi Student
2.4.1Sejarah
W.S. Gosset menuliskan distribusi peluang t pada saat bekerja diperusahaan bir di Irlandia (1908). Perusahaan tersebut melarang semua karyawan untuk menerbitkan hasil penelitiannya. Untuk menghindari larangan tersebut W.S. Gosset menerbitkan karyanya secara rahasia dengan nama student. Oleh sebab itulah distribusi t disebut sebagai distribusi peluang student t.
2.4.2Dasar
Distribusi Student atau distribusi t, ialah Distribusi dengan variabel acak kontinu lainnya, selain daripada distribusi normal dengan fungsi densitasnya adalah :
Untuk harga-harga n yang besar, biasanya n ≥ 30, distribusi t mendekati distribusi normal baku.
Distribusi probabilitas t-Student diturunkan dari distribusi probabilitas normal baku, dalam bentuk yang berkaitan dengan distribusi probabilitas khi-kuadrat, yakni :
Dengan z1, z2, z3, . . . sebagai distribusi probabilitas normal baku dan c2n= z21 + z22 + z23 + . . . + z2n dari distribusi probabilitas khi-kuadrat.
Distribusi dengan variabel acak kontinu lainnya selain dari distribusi normal ialah
DISTRIBUSI STUDENT ATAU DISTRIBUSI – t. Fungsi densitasnya adalah:
Berlaku untuk harga-harga t yang memenuhi – ∞ < t < ∞
K merupakan bilangan tetap yang besarnya bergantung pada n sedemikian sehingga luas daerah di bawah kurva sama dengan satu unit. Pada distribusi t ini terdapat bilangan (n-1) yang dinamakan derajat kebebasan, akan disingkat dengan dk. Bentuk kurva-t identik dengan bentuk kurva normal, tetapi kurtosisnya ditentukan oleh besar kecilnya derajat kebebasan df.
Beberapa contoh penggunaan daftar distribusi-t
1. Untuk n = 13, jadi dk = (n-1) = 13 – 1 = 12, dan p = 0,95 maka t = 1,782 ini didapat (lihat tabel distruibusi-t) dengan jalan maju ke kanan dari 12 dan menurun 0,95.
2. Tentukan t sehingga luas dari t ke kiri = 0,05 dengan dk = 9. Untuk ini p yang digunakan = 0,95. Dengan dk = 9 didapat t = 1,83. karena yang diminta kurang dari 0,5, maka t harus bertanda negatif. Jadi t = – 1,83
2.5Pengujian Chi-Kuadrat (x2)
Dalam teori probabilitas dan statistika, distribusi khi-kuadrat (bahasa Inggris: Chi-square distribution) atau distribusi χ² dengan k derajat bebas adalah distribusi jumlah kuadrat k peubah acak normal baku yang saling bebas. Distribusi ini seringkali digunakan dalam statistika inferensial, seperti dalam uji hipotesis, atau dalam penyusunan selang kepercayaan.[2][3][4][5] Apabila dibandingkan dengan distribusi khi-kuadrat nonsentral, distribusi ini dapat juga disebut distribusi khi-kuadrat sentral.
Salah satu penggunaan distribusi ini adalah uji khi-kuadrat untuk kebersesuaian (goodness of fit) suatu distribusi pengamatan dengan distribusi teoretis, kriteria klasifikasi analisis data yang saling bebas, serta pendugaan selang kepercayaan untuk simpangan baku populasi berdistribusi normal dari simpangan baku sampel. Sejumlah pengujian statistika juga menggunakan distribusi ini, seperti Uji Friedman.
Chi-kuadrat digunakan untuk mengadakan pendekatan dari beberapa vaktor atau mngevaluasi frekuensi yang diselidiki atau frekuensi hasil observasi dengan frekuensi yang diharapkan dari sampel apakah terdapat hubungan atau perbedaan yang signifikan atau tidak.
Dalam statistik, distribusi chi square termasuk dalam statistik nonparametrik. Distribusi nonparametrik adalah distribusi dimana besaran-besaran populasi tidak diketahui. Distribusi ini sangat bermanfaat dalam melakukan analisis statistik jika kita tidak memiliki informasi tentang populasi atau jika asumsi-asumsi yang dipersyaratkan untuk penggunaan statistik parametrik tidak terpenuhi.
Beberapa hal yang perlu diketahui berkenaan dengan distribusi chi square adalah :
1. Distribusi chi-square memiliki satu parameter yaitu derajat bebas (db).
2. Nilai-nilai chi square di mulai dari 0 disebelah kiri, sampai nilai-nilai positif tak terhingga di sebelah kanan.
3. Probabilitas nilai chi square di mulai dari sisi sebelah kanan.
4. Luas daerah di bawah kurva normal adalah 1.
a) Uji Kecocokan = Uji Kebaikan Suai = Goodness of Fit
b) Uji Kebebasan
c) Uji Beberapa Proporsi (Prinsip pengerjaan (b) dan (c) sama saja)
Nilai chi square adalah nilai kuadrat karena itu nilai chi square selalu positif. Bentuk distribusi chi square tergantung dari derajat bebas (Db)/degree of freedom. Pengertian pada uji chi square sama dengan pengujian hipotesis yang lain, yaitu luas daerah penolakan Ho atau taraf nyata pengujian
Metode Chi-kuadrat menggunakan data nominal, data tersebut diperoleh dari hasil menghitung. Sedangkan besarnya nilai chi-kuadrat bukan merupakan ukuran derajat hubungan atau perbedaan.
Macam-macam bentuk analisa Chi-kuadrat :
1. Penaksiran standar deviasi
2. Pengujian hipotesis standar deviasi
3. Pengujian hipotesis perbedaan beberapa proporsi atau chi-square dari data multinominal
4. Uji hipotesis tentang ketergantungan suatu variabel terhadap variabel lain/uji Chi-square dari tabel kontingensi/tabel dwikasta/tabel silang
5. Uji hipotesis kesesuaian bentuk kurva distribusi frekuensi terhadap distribusi peluang teoritisnya atau uji Chi-square tentang goodness of fit.
2.5.1Ketentuan Pemakaian Chi-Kuadrat (X2)
Agar pengujian hipotesis dengan chi-kuadrat dapat digunakan dengan baik, maka hendaknyamemperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Jumlah sampel harus cukup besar untuk meyakinkan kita bahwa terdapat kesamaan antara distribusi teoretis dengan distribusi sampling chi-kuadrat.
2. Pengamatan harus bersifat independen (unpaired). Ini berarti bahwa jawaban satu subjek tidak berpengaruh terhadap jawaban subjek lain atau satu subjek hanya satu kali digunakan dalam analisis.
3. Pengujian chi-kuadrat hanya dapat digunakan pada data deskrit (data frekuensi atau data kategori) atau data kontinu yang telah dikelompokan menjadi kategori.
4. Jumlah frekuensi yang diharapkan harus sama dengan jumlah frekuensi yang diamati.
5. Pada derajat kebebasan sama dengan 1 (table 2 x 2) tidak boleh ada nilai ekspektasi yang sangat kecil. Secara umum, bila nilai yang diharapkan terletak dalam satu sel terlalu kecil (< 5) sebaiknya chi-kuadrat tidak digunakan karena dapat menimbulkan taksiran yang berlebih (over estimate) sehingga banyak hipotesis yang ditolak kecuali dengan koreksi dari Yates.
Bila tidak cukup besar, maka adanya satu nilai ekspektasi yang lebih kecil dari 5 tidak akan banyak mempengaruhi hasil yang diinginkan.
Pada pengujian chi-kuadrat dengan banyak ketegori, bila terdapat lebih dari satu nilai ekspektasi kurang dari 5 maka, nilai-nilai ekspektasi tersebut dapat digabungkan dengan konsekuensi jumlah kategori akan berkurang dan informasi yang diperoleh juga berkurang.
2.5.2Chi-Kuadrat Untuk Pengujian Independensi
Dibidang kedokteran tidak jarang kita menemukan dua variabel dimana masing – masing variabel terdiri dari beberapa kategori,misalnya tingkat beratnya penyakit dengan tingkat kesembuhan. Bila kita ingin mengetahui apakah diantara dua variabel tersebut terdapat hubungan atau tidak, dengan kata lain apakah kedua variabel tersebut bersifat dependen atau independen, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan x2.
Interpretasi hasil pengujian ialah apabila hipotesis nol diterima, berarti tidak ada hubungan (independen), tetapi bila hasilnya menolak hipotesis nol maka dikatakan kedua variabel tersebut mempunyai hubungan atau dependen. Rumus yang digunakan adalah rumus umum x2.
Contoh :
Sebuah penelitian dilakukan oleh seorang kepala rumah sakit untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kelas ruang rawat inap. Untuk kepentingan tersebut diambil sampel sebanyak 200 orang penderita dengan hasil sebagai berikut.
Ho : variabel 1 dan variabel 2 disebut independen
Ha : variabel 1 dan variabel 2 disebut dependen
1) 70 orang dengan pendidikan SD
20 memilih kelas 1
40 memilih kelas 2
10 memilih kelas 3
2) 50 orang berpendidikan SLTP
25 memilih kelas 1
15 memilih kelas 2
10 memilih kelas 3
3) 40 orang berpendidikan SLTA
15 memilih kelas 1
10 memilih kelas 2
15 memilih kelas 3
4) 40 orang berpendidikan akademi dan perguruan tinggi
20 memilih kelas 1
5 memilih kelas 2
15 memilih kelas 3
Data diatas dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut.
Kelas ruang
Pendidikan
Jumlah
SD
SLTP
SLTA
PT
1
20
25
15
20
80
2
40
15
10
5
70
3
10
10
15
15
50
Jumlah
70
50
40
40
200
Hasil perhitungan :
O
E
(O – E)
(O – E)2
(O – E)2/E
20
28
-8
64
2,29
25
20
5
25
1,25
15
16
-1
1
0,06
20
16
4
16
1,00
40
24,5
15,5
240,25
9,81
15
17,5
-2,5
6,25
0,06
10
14
-4
16
1,14
5
14
-9
81
5,75
10
12,5
-2,5
6,25
0,50
10
17,5
-7,5
56,25
3,21
15
10
5
25
2,5
15
10
5
25
2,5
Jumlah
30,11
X2 = 0,05, dk 6 = 12,59
Hipotesis ditolak pada derajat kemaknaan 0,05 atau p > 0,05.
Kesimpulannya, kita 95% percayat bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kelas ruang rawat inap.
2.6Distribusi F
Dalam teori probabilitas dan statistika, distribusi F merupakan distribusi probabilitas kontinyu. [1][2][3][4]Distribusi F juga dikenal dengan sebutan distribusi F Snedecor atau distribusi Fisher-Snedecor (setelah R.A. Fisher dan George W. Snedecor). Distribusi F seringkali digunakan dalam pengujian statistika, antara lainanalisis varians dan analisis regresi,distribusi ini juga mempunyai variabel acak yang kontinu.
Fungsi identiatasnya mempunyai persamaan:Dengan variabel acak F memenuhi batas F > 0, K = bilangan yang tetap harganya bergantung pada v1 dan v2 . sedemikian sehingga luas dibawah kurva sama dengan satu, v1= dk pembilang dan v2= dk penyebut. Jadi distribusi F ini mempunyai dua buah derajat kebebasan. Grafik distribusi F tidak simetrik dan umumnya sedikit positif seperti juga distribusi lainya, untuk keperluan penghitungan dengan distribusi F, daftar distribusi F telah disediakan seperti dapat ditemukan dalam lampiran , daftar 1. Daftar tersebut berisikan nilai-nilai F untuk peluang 0,01 dan 0,05 dengan derajat kebebasan v1 dan v2. Peluang ini sama dengan luas daerah ujung kanan yang diarsir, sedangkan dk=v1 ada pada baris paling atas dan dk=v2 pada kolom paling kiri.
Untuk tiap dk= v2, daftar terdiri atas dua baris, yang atas untuk peluang p=0,05 dan yang bawah untukp=0,01.
Contoh: untuk pasangan derajat kebebasan v1 = 24 dan v2 = 8, ditulis juga (v1,v2) = (24,8), maka untuk p =0,05 didapat F = 3,12 sedangkan untuk p = 0,01 didapat F=5,28. Ini didapat dengan jalan mencari 24 pada baris atas dan 8 pada kolom kiri. Jika dari 24 turun dan dari 8 ke kanan, maka didapat bilangan bilangat tersebut. Yang atas untuk p=0,05 dan yang bawahnya untuk p=0,01.
Notasi lengkap untuk nilai-nilai F dari daftar distribusi F dengan peluang p dan dk=(v1,v2) adalah Fp(v1,v2)
Demikian untuk contoh kita didapat
F0,05(24,8)=3,12 dan F0,01(24,8)=5,28
Meskipun daftar yang diberikan hanya untuk peluang p=0,01 dan p=0,05, tetapi sebenarnya masih bisa didapat nilai-nilai F dengan peluang 0,99 dan 0,95.
Contoh: telah didapat F0,05(24,8)=3,12
makaF 0,95(8,24)= 0,321.
BAB III
PENUTUP
5.1Kesimpulan
Statistika dapat dibedakan sebagai statistika teoritis dan statistika terapan. Statistika teoritis merupakan pengetahuan yang mengkaji dasar-dasar teori statistika, teori penarikan contoh, distribusi, penaksiran dan peluang. Statistika terapan merupakan penggunaan statistika teoritis yang disesuaikan dengan bidang tempat penerapannya. Teknik-teknik penarikan kesimpulan seperti cara mengambil sebagian populasi sebagai contoh, cara menghitung rentangan kekeliruan dan tingkat peluang, menghitung harga rata-rata.
Tanpa menguasai statistika adalah tak mungkin untuk dapat menarik kesimpulan induktif dengan sah. Statistika harus mendapat tempat yang sejajar dengan matematika agar keseimbangan berpikir deduktif dan induktif yang merupakan ciri dari berpikir ilmiah dapat dilakukan dengan baik. Statistika merupakan sarana berpikir yang diperlukan untuk memproses pengetahuan secara ilmiah. Statistika membantu untuk melakukan generalisasi dan menyimpulkan karakteristik suatu kejadian secara lebih pasti dan bukan terjadi secara kebetulan.
5.2Saran
Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik, yang pokoknya didasarkan pada azas yang sangat sederhana, yakni makin besar contoh yang diambil maka makin tinggi pula tingkat ketelitian kesimpulan. Sebaliknya makin sedikit contoh yang diambil maka makin rendah pula tingkat ketelitiannya. Statistika juga memberikan kemampuan untuk mengetahui suatu hubungan kausalita antara dua faktor atau lebih bersifat kebetulan atau memang benar-benar terkait suatu hubungan yang bersifat empiris.
DAFTAR PUSTAKA
Dudewicz, E.J. and Mishra, M. (1995). Statistika Matematika Modern. (Terjemahan oleh R.K. Sembiring). Bandung: ITB.
Ross, S. (1996). Suatu Pengantar ke Teori Peluang. (Terjemahan oleh Bambang Sumantri). Bogor: Jurusan Statistika FMIPA-IPB.
Sudjana. (1996). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Istilah “broken home” biasanya digunakan untuk menggambarkan keluarga yang berantakan akibat orang tua kita tak lagi peduli dengan situasi dan keadaan keluarga di rumah. Orang tua tidak lagi perhatian terhadap anak-anaknya, baik masalah di rumah, sekolah, sampai pada perkembangan pergaulan anak di masyarakat. Namun, broken home bisa juga diartikan dengan kondisi keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun, damai, dan sejahtera karena sering terjadi keributan serta perselisihan yang menyebabkan pertengkaran dan berakhir pada perceraian. Kondisi inii menimbulkan dampak yang sangat besar terutama bagi anak-anak. Bisa saja anak menjadi murung, sedih yang berkepanjangan, dan malu. Selain itu, anak juga kehilangan pegangan serta panutan dalam masa transisi menuju kedewasaan.
Selain itu Broken Home adalah kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih sayang dari orang tua sehingga membuat mental seorang anak menjadi frustasi, brutal dan susah diatur. Broken home sangat berpengaruh besar pada mental seorang pelajar hal inilah yang mengakibatkan seorang pelajar tidak mempunyai minat untuk berprestasi. Broken home juga bisa merusak jiwa anak sehingga dalam sekolah mereka bersikap seenaknya saja, tidak disiplin di dalam kelas mereka selalu berbuat keonaran dan kerusuhan hal ini dilakukan karena mereka ingin cari simpati pada teman-teman mereka bahkan pada guru-guru mereka. Untuk menyikapi hal semacam ini perlu diberikan perhatian dan pengerahan yang khusus agar mereka sadar dan mau berprestasi.
Masa remaja merupakan masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan. Pada masa ini adalah remaja mencari jati diri. Pencaharian jati diri merupakan proses dari perkembangan pribadi anak. Menurut Erickson (dalam Kartini kartono, 2003 : 8) “Masa remaja merupakan masa pencaharian suatu identitas menuju kedewasaan”. Untuk membantu remaja pada masa transisi ini yang sangat berperan disini adalah keluarga, seperti diungkapkan Satiadarma (2001 : 121) “Keluarga merupakan tempat pertama bagi anak untuk belajar berinteraksi sosial”. Jadi di sini keluargalah yang bertanggung jawab dalam perkembangan sosial anak. Pada hakekatnya keluargalah wadah pembentukan masing-masing anggotanya, terutama anak remaja yang masih berada dalam bimbingan tanggung jawab orang tuanya, selain sebagai pembentukan masing-masing anggota terutama anak peranan terpenting dalam keluarga memenuhi kebutuhan anak baik kebutuhan fisik maupun psikis. Maslow (dalam Syamsu Yusuf, 2001: 38) “Tahap perkembangan psikologi dalam kehidupan seseorang individu dan itu semua bergantung pengalaman dalam keluarga”. Jadi dari keluargalah semua itu berasal, kalau anak remaja dibesarkan dari keluarga yang utuh atau tidak broken home maka perkembangan anaknya akan mengarah kearah yang baik atau sebaliknya, menurut Kartini Kartono (2003 : 57) “Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian broken home?
2. Apa saja penyebab broken home?
3. Apa efek-efek kehidupan remaja yang mengalami broken home?
4. Bagaiamana solusi mencegah dampak negatif pada remaja broken home?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :
5. Apa pengertian broken home
6. Apa saja penyebab broken home
7. Apa efek-efek kehidupan remaja yang mengalami broken home
8. Bagaiamana solusi mencegah dampak negatif pada remaja broken home.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Broken Home
Arti broken home dalam bahasa Indonesia adalah perpecahan dalam keluarga. Broken home dapat juga diartikan dengan kondisi keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun, damai, dan sejahtera karena sering terjadi keributan serta perselisihan yang menyebabkan pertengkaran dan berakhir pada perceraian.
Istilah “Broken Home” biasanya digunakan untuk menggambarkan keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun dan sejahtera akibat sering terjadi konflik yang menyebabkan pada pertengkaran yang bahkan dapat berujung pada perceraian. Hal iniakan berdampak besar terhadap suasana rumah yang tidak lagi kondusif, orang tua tidak lagi perhatian terhadap anak-anaknya sehingga berdampak pada perkembangan anak khususnya anak remaja. Orang tua adalah panutan dan teladan bagi perkembangan remaja terutama pada perkembangan psikis dan emosi, orang tua adalah pembentukan karakter yang terdekat. Jika remaja diharapkan pada kondisi “broken home” dimana orang tua mereka tidak lagi menjadi panutan bagi dirinya maka akan berdampak besar pada perkembangan dirinya. Dampak psikis yang dialami oleh remaja yang mengalami broken home, remaja menjadi lebih pendiam, pemalu, bahkan despresi berkepanjangan. Faktor lingkungan tempat remaja bergaul adalah sarana lain jika orang tua sudah sibuk dengan urusannya sendiri. Jika remaja berada di lingkungan pergaulan yang negatif, karena keadaannya labil maka tidak menutup kemungkinan remaja akan tercebur dalam lembah pergaulan yang tidak baik.
Broken Home adalah kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih sayang dari orang tua sehingga membuat mental seorang anak menjadi frustasi, brutal dan susah diatur. Broken home sangat berpengaruh besar pada mental seorang pelajar hal inilah yang mengakibatkan seorang pelajar tidak mempunyai minat untuk berprestasi. Broken home juga bisa merusak jiwa anak sehingga dalam sekolah mereka bersikap seenaknya saja, tidak disiplin di dalam kelas mereka selalu berbuat keonaran dan kerusuhan hal ini dilakukan karena mereka hanya ingin cari simpati pada teman-teman mereka bahkan pada guru-gurumereka. Untuk menyikapi hal semacam ini kita perlu memberikan perhatian dan pengerahan yang lebih agar mereka sadar dan mau berprestasi.
2.2 Penyebab Broken Home
Pada umumnya penyebab utama broken home ini adalah kesibukkan kedua orang tua dalam mencari nafkah keluarga seperti hal ayah laki – laki bekerja dan ibu menjadi wanita karier. Hal inilah yang menjadi dasar seorang tidak memiliki keseimbangan dalam menjalankan aktifitas sehari hari dan malah sebaliknya akan merugikan anak itu sendiri, dikala pulang sekolah dirumah tidak ada orang yang bisa diajak berbagi dan berdiskusi, membuat anak mencari pelampiasan diluar rumah seperti bergaul dengan teman – teman nya yang secara tidak langsung memberikan efek / pengaruh bagi perkembangan mental anak. Maka dari itu mereka berusaha untuk mendapatkan perhatian dari orang lain. Tetapi sayang, sebagian dari mereka melakukan cara yang salah misalnya : mencari perhatian guru dengan bertindak brutal di dalam kelas, bertindak aneh agar mendapat perhatian orang lain, dll.
Penyebab timbulnya keluarga yang broken home antara lain:
a. Orang tua yang bercerai
Perceraian menunjukkan suatu kenyataan dari kehidupan suami istri yang tidak lagi dijiwai oleh rasa kasih sayang dasar-dasar perkawinan yang telah terbina bersama telah goyah dan tidak mampu menompang keutuhan kehidupan keluarga yang harmonis. Dengan demikian hubungan suami istri antara suami istri tersebut makin lama makin renggang, masing-masing atau salah satu membuat jarak sedemikian rupa sehingga komunikasi terputus sama sekali. Hubungan itu menunjukan situas keterasingan dan keterpisahan yang makin melebar dan menjauh ke dalam dunianya sendiri. jadi ada pergeseran arti dan fungsi sehingga masing-masing merasa serba asing tanpa ada rasa kebertautan yang intim lagi.
b. Kebudayaan bisu dalam keluarga
Kebudayaan bisu ditandai oleh tidak adanya komunikasi dan dialog antar anggota keluarga. Problem yang muncul dalam kebudayaan bisu tersebut justru terjadi dalam komunitas yang saling mengenal dan diikat oleh tali batin. Problem tersebut tidak akan bertambah berat jika kebudayaan bisu terjadi diantara orang yang tidak saling mengenal dan dalam situasi yang perjumpaan yang sifatnya sementara saja. Keluarga yang tanpa dialog dan komunikasi akan menumpukkan rasa frustasi dan rasa jengkel dalam jiwa anak-anak. Bila orang tua tidak memberikan kesempatan dialog dan komunikasi dalam arti yang sungguh yaitu bukan basa basi atau sekedar bicara pada hal-hal yang perlu atau penting saja; anak-anak tidak mungkin mau mempercayakan masalah-masalahnya dan membuka diri. Mereka lebih baik berdiam diri saja.
Situasi kebudayaan bisu ini akan mampu mematikan kehidupan itu sendiri dan pada sisi yang sama dialog mempunyai peranan yang sangat penting. Kenakalan remaja dapat berakar pada kurangnya dialog dalam masa kanak-kanak dan masa berikutnya, karena orangtua terlalu menyibukkan diri sedangkan kebutuhan yang lebih mendasar yaitu cinta kasih diabaikan. Akibatnya anak menjadi terlantar dalam kesendirian dan kebisuannya. Ternyata perhatian orangtua dengan memberikan kesenangan materiil belum mampu menyentuh kemanusiaan anak. Dialog tidak dapat digantikan kedudukannya dengan benda mahal dan bagus. Menggantikannya berarti melemparkan anak ke dalam sekumpulan benda mati.
c. Perang dingin dalam keluarga
Dapat dikatakan perang dingin adalah lebih berat dari pada kebudayaan bisu. Sebab dalam perang dingin selain kurang terciptanya dialog juga disisipi oleh rasa perselisihan dan kebencian dari masing-masing pihak. Awal perang dingin dapat disebabkan karena suami mau memenangkan pendapat dan pendiriannya sendiri, sedangkan istri hanya mempertahankan keinginan dan kehendaknya sendiri.
d. Adanya Masalah Ekonomi
Adanya Masalah Ekonomi Dalam suatu keluarga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Istri banyak menuntut hal-hal diluar makan dan minum. Padahal dengan penghasilan suami sebagai buruh lepas, hanya dapat memberikan makan dan rumah petak tempat berlindung yang sewanya terjangkau. Karena suami tidak sanggup memenuhi tuntutan istri dan anak-anaknya akan kebutuhan-kebutuhan yang disebutkan tadi, maka timbullah pertengkaran suami-istri yang sering menjurus kearah perceraian.
e. Adanya Masalah Pendidikan
Adanya Masalah Pendidikan Masalah pendidikan sering menjadi penyebab terjadinya brokenhome. Jika pendidikan agak lumayan pada suami istri maka wawasan tentang kehidupan keluarga dapat dipahami oleh mereka. Sebaliknya pada suami istri yang pendidikannya rendah sering tidak dapat memahami lika-liku keluarga. Karena itu sering salah menyalahkan bila terjadi persoalan dikeluarga. Akibatnya selalu terjadi pertengkaran yang mungkin akan menimbulkan perceraian. Jika pendidikan agama ada atau lumayan mungkin sekali kelemahan dibanding pendidikan akan diatasi. Artinya suami istri akan dapat mengekang nafsu masing-masing sehingga pertengkaran dapat dihindari.
2.3 Efek –efek Kehidupan Remaja Yang Mengalami Broken Home:
Efek efek kehidupan seseorang broken home, antara lain :
1. Academic Problem, seorang yang mengalami broken home akan menjadi orang yang malas belajar, dan tidak bersemangat berprestasi.
2. Behavioural Problem, mereka mulai memberontak, kasar, masa bodoh, memiliki kebiasaan merusak, seperti mulai merokok, minum minum, judi, lari ketempat pelacuran.
3. Sexual Problem, krisis kasih mau coba ditutupi dengan mencukupi kebutuhan hawa nafsu
4. Spritual Problem, mereka kehilangan father’s figure (Figur seorang ayah) sehingga Tuhan, pendeta, atau orang orang rohani hanya bagian dari sebuah sandiwara kemunafikan
2.4 Solusi Mencegah Dampak Negatif Pada Remaja Broken Home
Agar para remaja yang sedang mencari jati diri tidak semakin terjerumus, tentunya diperlukan peranan orang tua. Selain itu, dibutuhkan pengawasan ketat dari pihaksekolah dan itu menjadi kunci keberhasilan pencegahan kenakalan remaja baik sebagai akibat broken home maupun akibat hal lainnya. Peran orang tua dirumah dan peran sekolah menjadi kunci keberhasilan pencegahan moral remaja akibat pengaruh pergaulan bebas. Kasih sayang dan perhatian orang tua adalah langkah pertama.
1. Berbasis Pendidikan Formal.
Ruang kedua bagi anak/remaja adalah pendidikan formal. Disini mereka bergelut dengan waktu, menumpahkan sebagian besar energinya untuk mendalami berbagai ilmu pengetahuan, bekalnya di kemudian hari ketika terjun di masyarakat. Institusi pendidikan juga memiliki peran penting melanjutkan estapet orang tua dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya. Karena itulah, pendidikan formal harus berjalan maksimal.
2. Berbasis Masyarakat atau Sosial
Masyarakat adalah tempat dimana orang-orang dengan berbagai latar belakang membentuk sebuah sistem. Mereka hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang saling tergantung satu sama lain. Pencerahan berbasis masyarakat ini diharapkan dapat menggugah, mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk sadar, peduli, dan aktif terhadap remaja yang mengalami broken home.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari semua pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa broken home yang marak terjadi dikalangan masyarakat besar yang sangat merugikan faktor psikologi anak yang menjadi korban rusaknya rumah tangga orang tuanya. Banyak orang tua yang merasa dirinya paling berjasa karena telah melahirkan dan membesarkannya, tidak segan- segan menghakimi berbagai persoalan dan permasalahan yang dihadapi atau dilakukan anak. Bahkan, tidak jarang orang tua hanya berfungsi reproduksi, setelah itu proses pendidikan dan bimbingan dikuasakan kepada pembantu rumah tangga. Ini banyak terjadi pada keluarga – keluarga di kota besar yang sibuk di perbudak pekerjaan sehingga hak- hak anak atas kasih sayang, pendidikan, dan bimbingan terabaikan.
Muncullah istilah Broken Home, dimana anak mencari tempat pelarian yang mereka tidak didapatkan dari orang tuanya.
3.2 Saran
1. Jangan menatap masa lalu, berorientasilah ke masa depan. Masalah perceraian bukan milik Anda, melainkan milik orang tuan Anda.
2. Tetap berhubungan baik dengan kedua orang tua, meskipun mereka telah berpisah. Harus tetap menghomati keduanya dengan segala kondisi yang ada, sekalipun mereka telah gagal dam menjalankan sebuah rumah tangga
3. Harus pandai dan selektif memilih teman atau lingkungan pergaulan. Jangan terjebak pada hal-hal yang memperburuk kondisi Anda sebagai seorang anak broken home.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Muhammad, Muhammad Asrori (2006) Psikologi Remaja; Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Atriel (2008) Broken Home Cunha, M.J (2007) Modelling Peer Group Dieting Behaviour. Journal World Academy of Science, Engineering and Technology. Vol.30.2007. Portugal: Institute of Technical University of Lisbon.
Papalia, Diane E., Sally Wendkos Olds, Ruth Duskin Feldmen (2009) Human Development: Perkembangan Msanusia. Jakarta: Salemba Humanika.
Masalah wanita Tuna susila ( WTS ) merupakan masalah sosial karena perbuatan tersebut menyimpang dari norma-norma atau nilai-nilai masyarakat. Banyak istilah yang digunakan bentuk menyebut WTS ini seperti pelacur, balon, sundel dan kupu-kupu malam. Keberadaan masalah WTS ini telah ada sejak jaman dahulu kala hingga sekarang, namun belum ada yang mengetahuisecara pasti kapan muculnya WTS itu. Konon masalah WTS lahir bersamaan dengan adanya norma perkawinan.
Tumbuh suburnya praktik prostitusi di kota-kota besar di Indonesia merupakan bukti bahwa paradigma kesenangan seksual sadar atau tidak diakui keberadaannya oleh masyarakat. Langkah kedua yang penting dipertimbangkan untuk dilakukan pemerintah adalah liberalisasi seks komersial tersebut.
Kedua langkah itu tidak berarti Indonesia menuju pada negara yang memberi legalisasi pada praktik prostitusi, seperti halnya di Thailand dan Belanda, tetapi justru untuk mengendalikan prostitusi agar tidak merebak lebih luas dan mengurangi dampak sosial bagi masyarakat, khususnya generasi muda. Persoalannya adalah apakah gagasan perubahan paradigma prostitusi dan liberalisasi prostitusi itu dapat mendorong pada masalah moral dan imoralitas seksual?
Menurut hemat penulis, tampaknya tidak ada pikiran gagasan pergeseran paradigma dan liberalisasi seksual ini dapat menimbulkan konsekuensi yang merusak moral bangsa. Intinya, Indonesia tidak perlu mengatur isu seksual dengan hukum. Mungkin yang menjadi masalah besar bagi kita adalah adanya pikiran yang memaksakan kehendak agar prostitusi diberantas di Indonesia. Upaya ini yang selama ini sulit dilakukan siapa pun dan di mana pun.
Fakta lain adalah produk yang berhubungan dengan seks dapat ditemukan di mana saja dan bahwa sebagian besar orang dapat melihat produk tersebut. Jika hukum memandang aktivitas ini, yang melibatkan banyak orang, sebagai ilegal, berarti hukum ketinggalan zaman dan harus diubah dan diperbarui. Indonesia sangat mungkin melakukan penataan terhadap prostitusi. Pemerintah dapat memberikan lisensi bisnis kepada prostitusi dan menjamin mereka yang menjajakan seks untuk memperoleh pemeriksaan kesehatan fisik dan nonfisik sebagaimana yang dilakukan Pemerintah Belanda. Kewajiban pemerintah adalah memberikan pelayanan kesehatan dan sosial kepada penjaja seks agar mereka terhindar dari konsekuensi keterlibatan mereka dalam kegiatan seks komersial.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan pekerja seks komersial?
2. Apa saja motif yang melatarbelakangi pekerjaan seks komersial?
3. Apa saja ciri ciri pekerja seks komersial atau WTS?
4. Apakah faktor penyebab adanya pekerja seks komersial atau WTS?
5. Bagaimana akibat jika seseorang menjadi PSK atau WTS?
6. Apakah masalah yang dapat timbul dari PSK atau WTS?
7. Apakah maksud dari PSK Pekerjaan Tak Bermoral?
8. Bagaimana penanganan masalah PSK atau WTS?
1.3Tujuan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa itu sebenarnya pekerja seks komersial atau wanita tuna susila itu dan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul dirumusan masalah diatas.
1.4Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini adalah pembaca dapat mengetahui apa itu sebenarnya pekerja seks komersial dan menambah wawasan pengetahuan pembaca tentang PSK tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pekerja Seks Komersial
Pekerja seks komersial adalah seseorang yang menjual jasanya untuk melakukan hubungan seksual demi uang. Di Indonesia Wanita Malam (pekerja seks komersial) sebagai pelaku wanita pemikat lelaki hidung belang untuk memuaskan nafsu birahinya. Ini menunjukkan bahwa prilaku perempuan Wanita Malam itu sangat begitu buruk, hina dan menjadi musuh masyarakat.Mereka kerap dihina, dicaci maki, bahkan jadi cemohan bagi semua orang yang benci terhadap mereka. Bila tertangkap aparat penegak ketertiban, mereka juga digusur karena dianggap melecehkan kesucian agama dan mereka direhabilitasi dan diberikan penyuluhan. Pekerjaan Seks Komersial sudah dikenal di masyarakat sejak berabad lampau, ini terbukti dengan banyaknya catatan tercecer seputar mereka dari masa kemasa.
Di kalangan masyarakat Indonesia, pelacuran dipandang negatif, dan mereka yang menyewakan atau menjual tubuhnya sering dianggap sebagai sampah masyarakat. Ada pula pihak yang menganggap pelacuran sebagai sesuatu yang buruk, malah jahat, namun toh dibutuhkan (evil necessity).
2.2 Motif Yang Melatar Belakangi Pekerja Seks Komersial/WTS
Motif-motif yang melatarbelakangi seseorang menjadi pelacur / PSK
a. Kesulitan hidup
b. Nafsu seks abnormal
c. Tekanan ekonomi
d. Aspirasi materil tinggi
e. Kompensasi terhadap perasaan inferior
f. Ingin tahu pada masalah seks
g. Pemberontakan terhadap otoritas orang tua
h. Simbol keberanian dan kegagahan
i. Bujuk rayu laki-laki dan/calo
j. Stimulasi seksual melalui film, gambar, bacaan
k. Pelayan dan pembantu Rumah tangga
l. Penundaan pernikahan
m. Disorganisasi dan disintegrasi kehidupan keluarga
n. Mobilitas pekerjaan atau jabatan pria
o. Ambisi besar mendapatkan status sosial ekonomi tinggi
p. Mudah dilakukan
q. Pecandu narkoba
r. Traumatis cinta
s. Ajakan teman
t. Tidak dipuaskan pasangan/suami
2.3 Ciri Khas Pekerja Seks Komersial/WTS
Ada beberapa ciri khas seorang pelacur / Pekerja seks komersial
a. Wanita, lawan pelacur adalah gigolo (pelacur pria)
b. Biasanya cantik, ayu, rupawan, manis, atraktif, menarik
c. Muda
d. Pakaian mencolok, beraneka warna, eksentrik
e. Teknik seksual mekanistik, cepat, tidak hadir secara psikis
f. Mobile
g. Biasanya berasal dari strata ekonomi dan social rendah, tidak mempunyai ketrampilan khusus, berpendidikan rendah. Sedangkan pelacur kelas tinggi biasanya berpendidikan tinggi, beroperasi secara amateur atau professional.
h. 60-80 % intelektual normal
i. Mereka memperlihatkan penampilan lahiriah seperti : wajah, rambut, pakaian, alat kosmetik, parfum yang merangsang.
2.4Faktor-Faktor Penyebab Adanya Pekerja Seks Komersial
a. Kemiskinan
Diantara alasan penting yang melatar belakangi adalah kemiskinan yang sering bersifat structural. Struktur kebijakan tidak memihak kepada kaum yang lemah sehingga yang miskin semakin miskin, sedangkan yang kaya semakin menumpuk harta kekayaannya.
Kebutuhan yang semakin banyak bagi seorang perempuan dan tekanan moral dari keluarga memaksa dia untuk mencari sebuah pekerjaan dengan penghasilan yang memuaskan sehingga pekerjaan yang harampun jadi pilihan mereka, karena kondisi kebutuhan materi yang menuntut.
b. Kekerasan seksual
Penelitian menunjukkan banyak faktor penyebab perempuan menjadi PSK diantaranya kekerasan seksual seperti perkosaan oleh bapak kandung, paman, guru dan sebagainya.
c. Penipuan
Faktor lain yaitu, penipuan dan pemaksaan dengan berkedok agen penyalur tenaga kerja. Kasus penjualan anak perempuan oleh orangtua sendiri pun juga kerap ditemui.
d. Pornografi
Menurut definisi Undang-undang Anti Pornografi, pornografi adalah bentuk ekspresi visual berupa gambar, tulisan, foto, film atau yang dipersamakan dengan film, video, tayangan atau media komunikasi lainnya yang sengaja dibuat untuk memperlihatkan secara terang-terangan atau tersamar kepada public alat vital dan bagian – bagian tubuh serta gerakan-gerakan erotis yang menonjolkan sensualitas dan seksualitas, serta segala bentuk perilaku seksual dan hubungan seks manusia yang patut diduga menimbulkan rangsangan nafsu birahi pada orang lain.
2.5 Akibat Menjadi Pelacur / PSK
Praktek-praktek pelacuran biasanya ditolak oleh masyarakat dengan cara mengutuk keras, serta memberikan hukuman yang berat bagi pelakunya. Namun demikian ada anggota masyarakat yang bersifat netral dengan sikap acuh dan masa bodoh. Disamping itu ada juga yang menerima dengan baik. Sikap menolak diungkapkan dengan rasa benci, jijik, ngeri, takut dll. Perasaan tersebut timbul karena prostitusi dapat mengakibatkan sebagai berikut. :
Menimbulkan dan menyebarkan penyakit kelamin dan penyakit kulit. Penyakit kelamin tersebut adalah sipilis dan gonorrgoe. Keduanya dapat mengakibatkan penderitanya menjadi epilepsi, kelumpuhan, idiot psikotik yang berjangkit dalam diri pelakunya dan juga kepada keturunan.
Merusak sendi-sendi kehidupan keluarga, sehingga keluarga menjadi berantakan.
Memberi pengaruh demoralisasi kepada lingkungan, khususnya remaja dan anak-anak yang menginjak masa puber.
Berkorelasi dengan kriminalitas dan kecanduan minuman keras dan obat terlarang (narkoba).
Merusak sendi-sendi moral, susila, hukum dan agama.
Terjadinya eksploitasi manusia oleh manusia lain yang dilakukan oleh germo, pemeras dan centeng kepada pelacur.
Menyebabkan terjadi disfungsi seksual antaralain : impotensi, anorgasme.
Kebiasaan buruk, Badan lemas dan lelah,Badan dimanipulir dan di eksploitasi
Kekerasan
Penghasilan lambat laun menurun
Usia lebih dari 30 tahun biasanya mengalami konflik jiwa
2.6Masalah-Masalah Yang Timbul Dari PSK
Beberapa masalah yang timbul karena menjadi PSK, antara lain :
a. Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti, HIV/AIDS.
b. Timbul kehamilan yang pada umumnya tidak diinginkan
c. Timbul Kekerasan
d. Mengganggu ketenangan lingkungan tempat tinggal
2.7PSK Pekerjaan Tak Bermoral
Faktor-faktor yang menyebabkan PSK dianggap sebagai pekerjaan yang tidak bermoral :
a. Pekerjaan ini identik dengan perzinahan yang merupakan suatu kegiatan seks yang dianggap tidak bermoral oleh banyak agama
b. Perilaku seksual oleh masyarakat dianggap sebagai kegiatan yang berkaitan dengan tugas reproduksi yang tidak seharusnya digunakan secara bebas demi untuk memperoleh uang.
c. Pelacuran dianggap sebagai ancaman terhadap kehidupan keluarga yang dibentuk melalui perkawinan dan melecehkan nilai sakral perkawinan.
d. Kaum wanita membenci pelacuran karena dianggap sebagai pecuri cinta dari laki-laki (suami) mereka sekaligus pencuri hartanya.
2.8Penanganan masalah Pekerja Seks Komersial
A. Keluarga
a. Meningkatkan pendidikan anak-anak terutama mengenalkan pendidikan seks secara dini agar terhindar dari perilaku seks bebas.
b. Meningkatkan bimbingan agama sebagai tameng agar terhindar dari perbuatan dosa.
B. Masyarakat
Meningkatkan kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap kehidupan Pekerja Seks Komersial.
C. Pemerintah
a. Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi.
b. Meregulasi undang-undang khusus tentang Pekerja Seks Komersial.
c. Meningkatkan keamanan dengan lebih menggiatkan razia lokalisasi PSK untuk dijaring dan mendapatkan rehabilitasi. HIV/AIDS.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seseorang menjadi PSK adalah alasan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya, tingkat pendidikan PSK sangat rendah, sebagian besar tamatan sekolah dasar (SD) dan beberapa tidak mengenyam pendidikan dasar sama sekali, pendidikan rendah dan minimnya keahlian dan sempitnya lapangan pekerjaan membuat wanita nekad untuk bekerja sebagai PSK yang rendah.
Wanita tuna susila atau yang lebih dikenal dengan sebutan WTS atau pelacur merupakan salah satu masalah sosial yang keberadaannya sudah sangat lama dan sebagai masalah sosial karena perbuatan ini dianggap melanggar norma-norma masyarakat maupun agama.
Dampak dari WTS yang sangat besar dari masalah WTS ini maka perlu dilakukan upaya penanggulangan masalah WTS melalui program kegiatan meliputi : Program pelatihan kerja, bimbingan dan penyuluhan sosial, konsultasi psikologi dan pendidikan agama dan akhlak.
3.2 Saran
Apa pun bentuknya, dalam prostitusi, perempuan yang dilacurkan adalah korban yang berhak atas perlakuan manusiawi karena mereka sama seperti kita. Keberpihakan itu tidak berarti kita menyetujui prostitusi, tetapi mencoba memberi nuansa pendekatan yang berperikemanusiaan.
Janganlah kita melihat, menilai, apalagi menghakimi hitam-putih, baik-buruknya seseorang dari apa yang ia lakukan. Urusan benar-salah, dosa-tidak dosa, adalah urusan manusia dengan Tuhan-nya. Bagaimanapun, niat bertobat dalam hati para perempuan yang dilacurkan lebih patut dihargai jika dibandingkan dengan para koruptor berdasi dan dihormati yang diam-diam memakan uang rakyat banyak.
Penulis sebagai penyusun makalah ini berharap makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Terjaganya makalah ini merupakan harapan penulis. Kepada pembaca yang menggunakan makalah ini dalam berbagai bidang diharapkan dapat menjaga dengan sebaik-baiknya. sebagai penyusun saya berharap makalah ini dapat diterima dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Alam. A.S DR. 1984, Pelacuran dan Pemerasan. Bandung : Alumni
Kartono, Kartini. 1992. Patologi Sosial. Bandung : CV Rajawali
Dirdjosisworo, Soedjono. 1997. Pelacuran Ditinjau dari Segi Hukum dan Kenyataan dalam Masyarakat. Bandung : PT Karya Nusantara
Tentu telah kita pahami bahwa kurikulum merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam dunia persekolahan. Tanpa adanya sebuah kurikulum, dipastikan proses pendidikan tidak akan terarah dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Guru akan kesulitan menjabarkan urutan dan cakupan materi pembelajaran yang ditempuhnya, proses pembelajaran yang diselenggarakan, alat/media yang digunakan, penilaian yang perlu dilakukan, dsb. Salah satu aspek yang perlu dipahami dalam pengembangan kurikulum adalah aspek yang berkaitan dengan organisasi kurikulum. Organisasi kurikulum berkaitan dengan pengaturan bahan pelajaran, yang selanjutnya memiliki dampak terhadap masalah administrative pelaksanaan proses pembelajaran.
Selain itu organisasi kurikulum sangat terkait dengan pengaturan bahan pelajaran yang ada dalam kurikulum, sedangkan yang menjadi sumber bahan pelajaran dalam kurikulum adalah nilai budaya, nilai sosial, aspek siswa dan masyarakat serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemudian yang tidak kalah penting organisasi kurikulum menentukan peranan guru dan siswa dalam pembinaan kurikulum.
Dengan demikian apabila masing-masing guru dan siswa dapat melaksanakan kurikulum secara efektif dan efisien maka tujuan pendidikan akan tercapai secara maksimal.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya yaitu;
1. Apa yang dimaksud dengan Struktur Organisasi Kurikulum ?
3. Apa saja jenis-jenis struktur organisasi kurikulum ?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasannya yaitu;
1. Untuk mengetahui pengertian organisasi kurikulum.
2. Untuk mengetahui prosedur pengorganisasian kurikulum.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis struktur organisasi kurikulum.
Bab II. Pembahasan
A. Pengertian Organisasi Kurikulum
Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang di sampaikan kepada peserta didik guna tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran yang di tetapkan. Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada murid.
Organisasi kurikulum merupakan asas yang sangat penting bagi proses pengembangan kurikulum dan berhubungan erat dengan tujuan pembelajaran, sebab menetukan isi bahan pembelajaran, menentukan cara penyampaian bahan pembelajaran, menentukan bentuk pengalaman yang akan di sajikan kepada terdidik dan menentukan peranan pendidik dan terdidik dalam implementasi kurikulum. Organisasi kurikulum terdiri dari mata pelajaran tertentu yang secara tradisional bertujuan menyampaikan kebudayaan atau sejumlah pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang harus diajarkan kepada anak-anak. Setiap organisasi kurikulum memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing baik yang bersifat teoritis maupun praktis. Implementasi kurikulum di pengaruhi dan bergantung kepada beberapa factor terutama guru, kepala sekolah, sarana belajar dan orang tua murid.[2]
Dalam proses pengembangan kurikulum organisasi berperan sebagai suatu metode untuk menentukan seleksi dan pengorganisasian pengalaman-pengalaman belajar yang di selaenggarakan oleh sekolah, organisasi kurikulum menunjukkan peranan guru, peserta didik dan lain-lain yang terlibat aktif dalam proses perencanaan kurikulum.[3] Struktur program dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur horizontal dan struktur vertical.
Struktur horizontal berhubungan dengan masalah pengorganisasian atau penyusunan bahan pelajaran kedalam pola tertentu, sedangkan struktur vertikal berhubungan dengan masalah sistem-sistem pelaksanann kurikulum sekolah, termasuk di dalamnya sistem pengalokasian waktu.[4]
B. Prosedur pengorganisasian Kurikulum
Hamalik berpendapat di dalam bukunya Muhammad Zaini, pengorganisasian kurikulum terdapat beberapa prosedur yang meliputi[5] :
1. Prosedur Pembelajaran
Pemilihan isi kurikulum didasarkan atas materi yang terkandung di dalam buku pelajaran atau sejumlah buku pelajaran yang telah di pilih oleh sebuah panitia tertentu.
2. Prosedur survey pendapat
Pemilihan dan pengorganisasian isi kurukulum di lakukan dengan jalan mengadakan survey atau penelitian terhadap pendapat berbagai pihak.
3. Prosedur studi kesalahan
Prosedur ini di laksanakan dengan jalan mengadakan analisis terhadap kesalahan, kekeliruan, kelemahan atau kebaikan atas hasil-hasil atau pengalaman kurikuler.
4. Prosedur mempelajari kurikulum lainnya
Prosedur ini dapatdisamakan dengan metode tambal sulam dengan mempelajari metode sekolah lain, guru atau sekolah dapat menetapkan atau menentukan isi kurikulum untuk sekolahnya sesuai dengan tujuan.
5. Analisis kegiatan orang dewasa
Melalui prosedur ini terlebih dahulu di adakan studi terhadap kegiatan-kegiatan dalam kehidupan untuk menemukan sejumlah kegiatan yang di perkirakan berguna untuk di pelajari oleh para siswa di sekolah. Kegiatan yang di analisis adalah yang berkenaan dengan pekerjaan atau jabatan.
6. Prosedur fungsi social
Prosedur ini bertalian dengan prosedur analisis kegiatan masyarakat. Masyarakat melakukan banyak fungsi social dalam kehidupannya yang bermacam ragam dan bentuknya, dan berada dalam daerah kehidupan tertentu, fungsi yang telah di tentukan, di klasifikasikanmenjadi sejumlah area of living.
7. Prosedur minat kebutuhan
Menurut prosedur ini, minat dan kebutuhan juga melibatkan persistent problem, tetapi scope dan sequence-nya di dasarkan atas siswa dan berkenaan dengan fungsi-fungsi personal dan sosial.
C. Jenis-jenis organisasi kurikulum
1. Mata pelajaran terpisah (separated curriculum)
Kurikulum ini menyajikan bahan pelajaran dalam segala macam mata pelajaran yang terpisah-pisah satu sma lain, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya[6].
Kelebihan dari separated curriculum ini adalah sebagai berikut :
a) Bahan pelajaran disusun secara sistematis, logis, sederhana, dan mudah dipelajari.
b) Kurikulum dapat dilaksanakan untik mewariskan nilai-nilai dan budaya terdahulu.
c) Kurikulum ini mudah diubah dan dikembangkan.
d) Bentuk kurikulum ini mudah dipola, dibentuk, didesain, bahkan mudah untuk diperluas dan dipersempit sehingga mudah disesuaikan dengan waktu yang ada.
Sedangkan kekurangan dari separated kurikulum yaitu diantaranya:
a) Bahan pelajaran diberikan atau dipelajari secara terpisah-pisah, yang menggambarkan tidak adanya hubungannya antara materi satu dengan materi yang lainnya.
b) Bahan pelajaran yang diberikan atau yang dipelajari siswa tidak bersifat aktual.
c) Proses belajar lebih mengutamakan aktivitas guru, sedangkan siswa cenderung pasif.
d) Bahan pelajaran tidak berdasarkan pada aspek permasalahan sosial yang dihadapi siswa maupun kebutuhan masyarakat.
e) Bahan pelajaran merupakan informasi maupun pengetahuan dari masa lalu yang terlepas dengan kejadian masa sekarang dan yang akan datang.
f) Proses dan bahan pelajaran sangat kurang memerhatikan bakat, minat, dan kebutuhan siswa
2. Mata pelajaran gabungan (Corelated Curriculum)[7]
Yaitu kurikulum yang menekankan perlunya hubungan diantara satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, tetapi tetap memperhatikan ciri atau karakteristik tiap bidang studi tersebut. Misalnya Sejarah dan Ilmu Bumi dapat diajarkan untuk saling memperkuat.
Ada tiga jenis korelasi yang sifatnya bergantung dari jenis mata pelajaran. Korelasi faktual, misalnya sejarah dan kesusastraan. Fakta-fakta sejarah disajikan melalui penulisan karangan sehingga menambah kemungkinan menikmati bacaannya oleh siswa.
Korelasi deskriptif, korelasi ini dapat dilihat pada penggunaan generalisasi yang berlaku untuk dua atau lebih mata pelajaran. Misal psikologi dapat berkorelasi dengan sejarah atau Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan prinsip-prinsip yang ada dalam psikologi untuk menerangkan kejadian-kejadian sosial.
Korelasi normatif, hampir sama dengan korelasi deskriptif, perbedaannya terletak pada prinsipnya yang bersifat moral sosial. Sejarah dan kesusastraan dapat dikorelasikan berdasarkan prinsip-prinsip moral sosial dan etika. Beberapa kelebihan kurikulum ini adalah: Dengan korelasi, pengetahuan murid lebih integral, tidak terlepas-lepas (berpadu).
Dengan melihat hubungan erat antara mata pelajaran satu dengan yang lain, minat murid bertambah. Korelasi memberikan pengertian yang lebih luas dan mendalam karena memandang dari berbagai sudut. Dengan korelasi maka yang diutamakan adalah pengertaian dan prinsip-prinsip bukan pengetahuan akan fakta, dengan begitu lebih memungkinkan penggunaan pengetahuan secara fungsional bagi murid-murid. Berikut beberapa kelemahan dari kurikukum mata pelajaran gabungan ini adalah : Sulit untuk menghubungkan dengan masalah-masalah yang hangat dalam kehidupan sehari-hari, sebab dasarnya subject centered. Brood fields tidak memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam untuk sesuatu mata pelajaran sehingga hal ini dipandang kurang cukup untuk bekal mengikuti pelajaran di perguruan tinggi.
Yaitu kurikulum yang menyajikan bahan pembelajaran secara unit dan keseluruhan tanpa mengadakan batas-batas antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya. Ciri-ciri kurikulum terintegrasi ini antara lain : Berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi, berdasarkan psikologi belajar gestalt dan organismik, berdasarkan landasan sosiologis dan sosiokultural, berdasarkan kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan atau pertumbuhan siswa.
Beberapa manfaat kurikulum terpadu ini antara lain:
a) Bentuk kurikulum ini tidak hanya di tunjang oleh semua mata pelajaran atau bidang studi yang ada, tetapi lebih luas. Bahkan mata pelajaran baru di dapat saja muncul dan dimanfaatkan guna pemecahan masalah sistem penyampaian menggunakan sistem pengajaran unit, baik pengalaman (experience) atau pelajaran (subject matter unit). Peran guru sama aktifnya dengan murid, guru selaku pembimbing.
b) Segala sesuatu yang dipelajari anak merupakan unit yang bertalian erat, bukan fakta yang terlepas satu sama lain.
c) Kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar, murid dihadapkan kepada masalah yang berarti dalam kehidupan mereka.
d) Kurikulum ini memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat.
e) Aktifitas anak-anak meningkat karena dirangsang untuk berpikir sendiri dan berkerja sendiri, atau kerjasama dengan kelompok.
f) Kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat, kesanggupan dan kematangan murid.
Di samping itu kurikulum ini juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu diantaranya ialah[9]:
a) Guru belum siap untuk melaksanakan kurikulum ini.
b) Organisasin kurang sitematis
c) Tugas-tuganya memberatkan guru.
d) Tidak memungkinkan ujian umum, sebab tidak ada unformitas di sekolah-sekolah satu sama lain.
e) Siswa dianggap tidak mampu ikut serta dalam menentukan kurikulum.
f) Sarana dan prasarana yang kurang memadai.
Adapun dalam bentuk kurikulum terpadu ini terbagi lagi, meliputi[10] :
a) Kurikulum inti (Core Curriculum)
Kurikulum ini bertujuan untuk mengembangkan integrasi, melayani kebutuhan siswa dan meningkatkan keaktifan belajar dan hubungan antara kehidupan dan belajar. Ciri yang membedakan kurikulum inti, yaitu: Kurikulum inti menekankan kepada nilai-nilai sosial, unsur universalitas dalam suatu kebudayaan memberikan stabilitas dan kesatuan pada masyarakat. Struktur kurikulum inti ditentukan oleh problem sosial. Karakteristik yang dapat dikaji dalam kurikulum ini adalah: Kurikulum ini direncanakan secara berkelanjutan (continue), selalu berkaitan dan direncanakan secara terus-menerus. Isi kurikulum yang di kembangkan merupakan rangkaian dari pengalaman yang saling berkaitan. Isi kurikulum selalu mengambil atas dasar masalah atau problema yang dihadapi secara aktual. Isi kurikulum cenderung mengambil atau mengangkat substansi yang bersifat pribadi maupun sosial. Isi kurikulum ini difokuskan berlaku untuk semua siswa, sehingga kurikulum ini sebagai kurikulum umum, tetapi substansinya bersifat problema, pribadi, sosial dan pengalam pribadi. Manfaat kurikulum inti adalah: Segala sesuatu yang dipelajari dalam unit bertalian erat Kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar. Kurikulum ini memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat. Kurikulum ini sesuai dengan paham demokrasi. Kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat.
b) Kurikulum yang berlandaskan pada proses sosial dan fungsi kehidupan (Social Functions And Persistens Situations)
Dalam pengembangan kurikulum ini di dasarkan pada lingkungan social anak didik, sehingga pelajaran yang di peroleh memiliki fungsi dan makna bagi kehidupan sehari-hari dan tidak terpisah dengan kondisi masyarakat.
c) Kurikulum yang berpusat pada kegiatan atau pengalaman (Experience And Activity Curriculum)
Kurikulum ini dikenal juga dengan sebutan activity curriculum. Mengutamakan kegiatan-kegiatan atau pengalaman-pengalaman siswa dalam rangka membentuk kemampuan yang terintegritas dengan lingkungan maupun potensi siswa. Kurikulum ini berupaya mengatasi kelemahan pada subject curriculum, yakni anak lebih banyak menerima (passive). Rasional penggunaan bentuk kurikulum ini adalah: Belajar dapat terjadi dengan proses mengalami. Anak dapat belajar dengan baik bila ia dihadapkan dengan masalah aktual, sehingga dapat menemukan kebutuhan reel atau minatnya. Belajar merupakan transaksi aktif. Belajar secara aktif memerlukan kegiatan yang bersifat vital, sehingga dapat berupaya mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan pribadinya.
PENUTUP
Kesimpulan
Organisasi kurikulum merupakan hal yang terpenting dalam mencapai tujuan pendidikan, oleh sebab itu pengorganisasian dalam kurikulum sangat diperlukan dan diharuskan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.
Melalui organisasi kurikulum ini, guru dan pengelola pendidikan akan memiliki gambaran yang jelas tentang tujuan program pendidikan, bahan ajar, tata urut dan cakupan materi, penyajian materi, serta peran guru dan murid dalam rangkaian pembelajaran. Cara pengembangan kurikulum mengorganisasikan kurikulum akan berkaitan pula dengan bentuk atau model kurikulum yang dianutnya.
Hamalik berpendapat, pengorganisasian kurikulum terdapat beberapa prosedur yang meliputi : Prosedur Pembelajaran, Prosedur survey pendapat, Prosedur studi kesalahan, Prosedur mempelajari kurikulum lainnya, Analisis kegiatan orang dewasa, Prosedur fungsi social, dan Prosedur minat kebutuhan.
Di dalam kurikulum terdapat jenis-jenis organisasi kurikulum yaitu diantaranya:
a) Mata pelajaran terpisah (Separated Curriculum)
Kurikulum ini menyajikan pelajaran dalam segala macam mata pelajaran yang terpisah-pisah satu sma lain, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya.
b) Mata pelajaran gabungan (Corelated Curriculum)
Yaitu kurikulum yang menekankan perlunya hubungan diantara satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, tetapi tetap memperhatikan cirri atau karakteristik tiap bidang studi tersebut.
c) Kurikulum terpadu (Integrated Curriculum)
Yaitu kurikulum yang menyajikan bahan pembelajaran secara unit dan keseluruhan tanpa mengadakan batas-batas antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ghofir, Abdul, 1993, Pengenalan Kurikulum Madrasah, CV:Ramadhani: Solo
Muhaimin, 1991, Konsep Pendidikan Islam, CV.Ramadhani: Solo
Nurdin, Safruddin, 2002, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Ciputat Pers: Jakarta
Nurgiyantoro, Burhan, 1998, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, BPFE: Yogyakarta
Zaini, Muhammad, 2009, Pengembangan Kurikulum: Konsep Implementasi dan Inovasi, Teras: Yogyakarta
[1]. Muhaimin, 1991, Konsep Pendidikan Islam, CV.Ramadhani: Solo, hlm 41
[2]. Muhammad Zaini, 2009, Pengembangan Kurikulum: Konsep Implementasi dan Inovasi, Teras: Yogyakarta, hlm 61.
Berikut ini contoh laporan perjalanan Study Tour di Yogyakarta. Studi tour ini bertujuan untuk mengujungi beberapa tempat wisata di DIY.
Daftar isi
Study Tour Di Yogyakarta
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pariwisata merupakan sektor utama bagi DIY. Banyaknya objek, dan daya tarik wisata di DIY telah menyerap kunjungan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara. Yogyakarta yang kaya akan wisata keindahan alam dan wisata sejarah. Hal ini menjadikan kota Jogja sebagai tujuan wiasata terbesar di Indonesia setelah Bali. Banyak tempat wisata yang bisa dikunjungi di kota ini seperti wisata alam, wiasata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan dan wisata malam.
Secara geografis, DIY juga diuntungkan oleh jarak antara lokasi objek wisata yang terjangkau, dan mudah ditempuh. Sektor pariwisata sangat signifikan menjadi motor kegiatan perekonomian DIY yang secara umum bertumpu pada tiga sektor andalan yaitu: jasa-jasa; perdagangan, hotel, dan restoran; serta pertanian. Dalam hal ini pariwisata memberi efek pengganda (multiplier effect) yang nyata bagi sektor perdagangan disebabkan meningkatnya kunjungan wisatawan. Selain itu, penyerapan tenaga kerja, dan sumbangan terhadap perekonomian daerah sangat signifikan.
B. Maksud dan Tujuan
Membuat siswa untuk terlatih dalam pembuatan laporan karya tulis dengan baik dan benar.
Melaporkan hal – hal yang telah didapatkan selama mengikuti kegiatan.
Mengetahui sejarah dan budaya di objek wisata yang dikunjungi.
Melaporkan dan mendeskripsikan tempat – tempat wisata yang telah dikunjungi.
C. Tempat Objek Wisata
Pantai Indrayanti
Candi Prambanan
Tirtonirmolo Waterpark
Malioboro
Bab II. Isi Laporan
A. Persiapan
Tepat pukul 18.30 WIB, seluruh siswa dan guru pendamping di wajibkan sudah berkumpul di SMP NEGERI 2 ADIWERNA. Pukul 19.00 WIB ada sedikit pengarahan dari guru pendamping, kemudian seluruh siswa bersiap untuk berangkat. Pukul 20.00 WIB, seluruh siswa kelas 8 SMP NEGERI 2 ADIWERNA berangkat dari Tegal menuju Yogyakarta. Selama dalam perjalanan kami hanya memanfaatkan untuk beristirahat karena dilakukan pada malam hari. Tepat pukul 24.30 WIB rombongan sampai di Karanganyar Kebumen untuk beristirahat. Setelah kira-kira kami beristirahat selama 30 menit, selanjutnya kami semua melanjutkan perjalanan ke Pantai Indrayanti. Setelah melakukan perjalanan, rombongan SMP NEGERI 2 ADIWERNA melaksanakan sholat subuh pukul 05.00 WIB. Pukul 05.30 WIB rombongan melakukan perjalanan ke Pantai Indrayanti dan sampai di Pantai Indrayanti pukul 06.00 WIB. Tepat pukul 08.00 WIB kami semua menikmati sarapan pagi.
B. Objek Wisata Yang Dikunjungi
Pantai Indrayanti
Jogjakarta memiliki kawasan dan area yang sangat luas dan juga begitu banyak tempat-tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan asing dan juga lokal. Salah satunya adalah pantai Indrayanti yang terletak di pesisir pantai selatan. Pantai ini belum begitu banyak yang mengetahui karena masih tergolong baru, namun ternyata memiliki panorama dan keindahan yang luar biasa indah.
Kini pantai Indrayanti telah memiliki pengunjung yang semakin ramai terkait proyek pemerintah daerah dalam pengembangan lokasi wisata tersebut. Nama Indrayanti sendiri sebenarnya bukan dari nama Pantai itu sendiri karena pantai itu sebenarnya bernama Pulang Syawal.Nama Indrayanti sendiri sebenarnya adalah nama dari salah satu pemilik kafe di pantai tersebut dan nama ini sendiri pernah menuai kontroversi di kalangan pengunjung.
Keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan pantai Indrayanti sendiri menjadikan pantai ini sangat bersih. Sepanjang garis pantai dan pesisir tidak terlihat sampah sampah yang berserakan. Tidak seperti pantai pantai lainnya karena di pantai Indrayanti ini pengunjung akan di kenakan denda sebesar Rp. 10.000 bagi yang membuang sampah secara sembarangan.Indrayanti yang terletak di sebelah timur pantai Sundak ini dikelilingi oleh bebatuan karang dan memiliki pemandangan yang berbeda dibandingkan dengan pantai-pantai lainnya yang ada di Gunung Kidul.
Tak ayal lagi, semakin hari pengunjung semakin ramai terlebih pada musim liburan sekolah. Terlebih dengan disajikannya makanan dan minuman khas daerah lokal semakin menjadikan Pantai Indrayanti untuk tidak di jadikan dalam jadwal liburan Anda.Loket masuk ke kawasan pantai Indrayanti dibuka 24 jam dan tarif retribusi atau harga tiket masuk pantai Indrayanti:
1 tiket masuk Rp.10.000/orang (sudah termasuk akses masuk ke pantai Baron, pantai Krakal, paktai Kukup, pantai Sepanjang, pantai Sundak, dan pantai Drini)
tarif parkir motor 4.000 dan untuk mobil ± 15.000
Terdapat gazebo untuk para pengunjung yang ingin beristirahat sejenak. Pengelola pantai juga menyediakan penginapan bagi para pengunjung yang ingin menginap. Harga nya berkisar antara Rp. 350.000 sampai Rp. 650.000 per malam nya. Penginapan nya terletak di pinngir pantai, sehingga para pengunjung yang menginap dapat menyaksikan indahnya panorama di pantai ini pada malam atau dini hari melaui penginapan. Selepas kami menikmati keindahan Pantai Indrayanti dengan berfoto-foto dan mengelilingi pesisir pantai. Tepat pukul 08.00 WIB rombongan pergi meninggalkan Pantai Indrayanti untuk menuju ke Candi Prambanan.
Candi Prambanan
Selama hampir 3 jam perjalanan akhirnya kami sampai di Candi Prambanan pukul 10.00 WIB. Candi Prambanan merupakan kelompok candi yang dibangun oleh raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad IX. Ditemukannya tulisan nama Pikatan pada candi menimbulkan pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan yang kemudian diselesaikan oleh Rakai Balitung berdasarkan prasasti berangka 856 M “Prasasti Siwargrarha” sebagai manifest politik untuk meneguhkan kedudukannya sebagai raja yang besar.Prasasti Siwargrarha tahun 856 M yang dikeluarkan oleh Rakai Pikatan tidak diketahui asalnya, kini disimpan di Museum Nasional Jakarta. Hal lain yang menarik adalah 2 buah candi Apit, masing-masing didekat pintu masuk utara dan selatan. Terjadinya perpindahan pusat kerajaan Mataram ke Jawa Timur berakibat tidak terawatnya candi-candi di daerah Prambanan, kondisi ini semakin parah dengan terjadinya gempa bumi dan beberapa kali meletusnya Gunung Merapi yang menjadikan candi Prambanan runtuh dan meninggalkan puing-puing batu yang berserakan. Candi Prambanan dikenal kembali saat seorang Belanda bernama C.A.Lons mengunjungi Jawa pada tahun 1733 dan melaporkan tentang adanya reruntuhan candi yang ditumbuhi semak belukar. Usaha pertama kali untuk menyelamatkan candi Prambanan dilakukan oleh Ijzerman pada tahun 1885 dengan membersihkan bilik-bilik candi dari reruntuhan batu. Pada tahun 1902 dimulai pekerjaan pembinaan yang dipimpin oleh Van Erp untuk candi Siwa, candi Wisnu dan candi Brahma. Perhatian terhadap candi Prambanan terus berkembang. Pada tahun 1933 berhasil disusun percobaan candi Brahma dan Wisnu. Setelah mengalami berbagai hambatan pemugaran diselesaikan oleh bangsa Indonesia, tanggal 23 Desember 1953 candi Siwa selesai dipugar dan secara resmi dinyatakan selasai oleh Presiden Dr. Ir. Sukarno. Setelah kami menikmati keindahan dan kemegahan Candi Prambanan, kami semua bersiap-siap menuju ke objek wisata selanjutnya yaitu Tirtonirmolo Waterpark.
Tirtonirmolo Waterpark
Pukul 13.00 WIB, kami semua beserta rombongan sampai di Tirtonirmolo Waterpark.Taman bermain Tirrtonirmolo merupakan bagian dari hotel Galuh Tirtonirmolo yang berada diantara Candi Prambanan dengan Candi Plaosan dan tidak jauh dari Candi Ratu Boko, secara administrasi berada di Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah. Sedang dari candi prambanan berjarak kurang lebih 2 km ke arah timur. Aneka permainan dan kolam renang dengan beberapa macam ukuran dapat dinikmati ditempat ini. Untuk kolam renang terdapat beberapa macam kolam dengan ukuran dan jenis yang berbeda. Diantaranya adalah Kolam mandi Bola, Kolam renang seluncur, Kolam renang laba laba, Kolam anak-anak, Kolam Arus, Kolam Air mancur, kolam taman air, Kolam renang dewasa, kolam renang Songsong gora, kolam seluncur anak, kolam kuda laut.Sedangkan untuk permainan anda dapat menikmati komedi putar, kereta wisata, kereta mini electrik, mobil lektrik, animal elektrik, Motor trex kecil dan besar, motor ATV, boom boom car, boom boom boat, pesawat putar, jinontro ginggong / bianglala, jungle train, sangkar putar, gokart, becak mini, bioskop 3 dimensi, Flying fox, arena jumping, perahu. Taman bermain Tirtonirmolo tersebut buka setiap hari mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 17.30 WIB harga tiket masuk Rp. 10.000,- dan anda bebas untuk menikmati beberapa kolam yang ada tanpa harus mengeluarkan biaya lagi, terkecuali jika ingin menikmati permainan tiket dapat diperoleh dimasing masing bagian permainan dengan harga yang bervariasi tergantung jenis permainanan dan juga hari kunjungan, jika pada hari libur atau sabtu minggu akan sedikit lebih mahal dari hari biasa. Kisaran harga tiket permainan mulai dari Rp. 3.500,- hingga Rp. 25.000,- untuk hari biasa sedang hari sabtu – minggu dan hari libur bisa mencapai Rp. 30.000,- Anda juga dapat menyewa untuk kelengkapan renang ditempat ini seperti pelampung berupa ban besar warna, pelampung karet dengan harga antara Rp. 3.000,- hingga Rp. 6.000,- . Dengan kelengkapan fasilitas tersebut Taman bermaian ini sangat cocok bagi anda dan keluarga untuk menghabiskan waktu libur atau sekedar refreshing bersama keluarga. Setelah kami puas bermain air di Tirtonirmolo Waterpark, kami bersiap-siap menuju ke objek wisata selanjutnya yaitu Malioboro.
Malioboro
Pukul 16.30 WIB kami beserta rombongan sampai di Malioboro. Malioboro merupakan kawasan perbelanjaan yang legendaris yang menjadi salah satu kebanggaan kota Yogyakarta. Penamaan Malioboro berasal dari nama seorang anggota kolonial Inggris yang dahulu pernah menduduki Jogja pada tahun 1811 – 1816 M yang bernama Marlborough.Kolonial Hindia Belanda membangun Malioboro di pusat kota Yogyakarta pada abad ke-19 sebagai pusat aktivitas pemerintahan dan perekonomian. Secara simbolis juga bermaksud untuk menandingi kekuasaan Keraton atas kemegahan Istananya yang mendominasi kawasan tersebut. Bangunan-bangunan bersejarah yang terletak di kawasan Malioboro tersebut menjadi saksi bisu perjalanan kota ini dari masa ke masa. Salah satu cara berbelanja di Malioboro adalah dengan proses tawar-menawar terutama untuk komoditi barang barang yang berupa souvenir dan cenderamata yang dijajakan oleh pedagang kaki lima yang berjajar di sepanjang trotoar jalan. Malioboro. Berbagai macam cederamata dan kerajinan dapat anda dapatkan disini seperti kerajinan dari perak, kulit, kayu, kain batik, gerabah dan sebagainya.
Bab III. Penutup
3.1 Kesimpulan Kesimpulan yang telah saya peroleh dari perjalanan Study Tour saya ke Yogyakarta yaitu : Yogyakarta adalah tempat obyek wisata yang tidak asing lagi dimata orang ataupun di berbagai manca Negara. Disitu banyak berbagai tempat-tempat obyek pariwisata yang sangat penting, bersejarah dan mempunyai keunikan tersendiri dengan ciri khasnya masing-masing. Tempat-tempat obyek pariwisata tersebut misalnya: Pantai Indrayanti, Candi Prambanan, Tirtonirmolo Waterpark, Malioboro dan lain sebagainya. Selain memiliki tempat wisata sebagai hiburan, kota ini juga memiliki tempat – tempat wisata, pendidikan, dan bersejarah.
3.2 Saran Karya wisata ini sangat baik untuk dilaksanakan karena memiliki manfaat yang cukup banyak. Oleh karena itu, kegiatan ini sebaiknya terus diadakan dengan mengunjungi tempat – tempat lain yang ada di Indonesia.
Berikut ini makalah yang berisi topik Model Praktik Keperawatan Profesional. Makalah ini membahas tentang pilar, diagnosa dan model keperawatan profesional.
Daftar isi
Model Praktik Keperawatan Profesional
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Keperawatan bukan profesi yang statis dan tidak berubah tetapi profesi yang secara terus-menerus berkembang dan terlibat dalam masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode perawatan berubah, karena gaya hidup berubah. Berbicara tentang keperawatan ada hal penting yang harus dibahas yaitu Model Praktik Keperawatan Profesioanal yang dapat diterapkan dalam pemberian asuhan keperawatan dan dalam hal ini, makalah ini akan membicarakan tentang “Model Praktik Keperawatan Profesional”.
Perawat memberi asuhan keperawatan kepada klien termasuk individu, keluarga dan masyarakat. Perawat menerima tanggung jawab untuk membuat keadaan lingkungan fisik, sosial dan spiritual yang memungkinkan untuk penyembuhan dan menekankan pencegahan penyakit, serta meningkatkan kesehatan dengan penyuluhan kesehatan. Karena beberapa fenomena diatas wajib diketahui oleh seorang perawat yang profesional, sehingga profesi keperawatan mampu memilih dan menerapkan Model Praktik Keperawatan Profesioanl yang paling tepat bagi klien. Sehingga diharapkan nilai profesional dapat diaplikasikan secara nyata, sehingga meningkatkan mutu asuhan dan pelayanan keperawatan.
B. Rumusan Masalah
Apa pengertian Model Praktik Keperawatan professional?
Apa tujuan Model Praktik Keperawatan professional?
Apa saja pilar dalam Model Praktik Keperawatan professional?
Apa saja diagnosa keperawatan dalam Model Praktik Keperawatan Jiwa?
Apa saja komponen dalam Model Praktik Keperawatan professional?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan umum :
Mahasiswa dapat memahami Model Praktik Keperawatan Profesional.
2. Tujuan khusus :
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang :
Pengertian Model Praktik Keperawatan Professional.
Tujuan Model Praktik Keperawatan Professional.
Pilar Model Praktik Keperawatan Professional.
Komponen Model Praktik Keperawatan Professional.
Diagnosa Keperawatan Model Praktik Keperawatan Profesional.
Bab II. Pembahasan
A. Pengertian
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus & Yuli, 2006).
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan. Aspek struktur ditetapkan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat ketergantungan klien. Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi hal penting, karena bila jumlah perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan, tidak ada waktu bagi perawat untuk melakukan tindakan keperawatan.
Selain jumlah, perlu ditetapkan pula jenis tenaga yaitu PP dan PA, sehingga peran dan fungsi masing-masing tenaga sesuai dengan kemampuan dan terdapat tanggung jawab yang jelas. Pada aspek struktur ditetapkan juga standar renpra, artinya pada setiap ruang rawat sudah tersedia standar renpra berdasarkan diagnosa medik dan atau berdasarkan sistem tubuh.
Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode modifikasi keperawatan primer (kombinasi metode tim dan keperawatan primer).
B. Tujuan MPKP
Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.
Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap tim keperawatan
C. Pilar – pilar dalam Model Praktik Keperawatan Professional (MPKP)
Dalam model praktik keperawatan professional terdiri dari empat pilar diantaranya adalah :
1. Pilar I : Pendekatan Manajemen (manajemen approach)
Dalam model praktik keperawatan mensyaratkaan pendekatan manajemen sebagai pilar praktik perawatan professional yang pertama.
Pada pilar I yaitu pendekatan manajemen terdiri dari :
a. Perencanaan dengan kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi (perumusan visi, misi, filosofi, kebijakan dan rencana jangka pendek ; harian,bulanan,dan tahunan).
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1990). Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rencana kegiatan tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan, dimana kegiatan itu dilakukan.
Jenis-jenis perencanaan terdiri dari :
Rencana jangka panjang, yang disebut juga perencanaan strategis yang disusun untuk 3 sampai 10 tahun.
Rencana jangka menengah dibuat dan berlaku 1 sampai 5 tahun.
Rencana jangka pendek dibuat 1 jam sampai dengan 1 tahun.
Hierarki dalam perencanaan terdiri dari perumusan visi, misi, filosofi, peraturan, kebijakan, dan prosedur (Marquis & Houston, 1998).
Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi, misi, filosofi dan kebijakan. Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan adalah perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan harian, bulanan, dan tahunan.
Visi
Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa organisasi itu dibentuk serta tujuan organisasi tersebut. Visi perlu dirumuskan sebagai landasan perencanaan organisasi.
Contoh visi di Ruang MPKP RSMM Bogor adalah“Mengoptimalkan kemampuan hidup klien gangguan jiwa sesuai dengan kemampuannya dengan melibatkan keluarga.”
Misi
Misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi dalam mencapai visi yang telah ditetapkan.
Contoh misi di Ruang MPKP di RSMM Bogor adalah “Memberikan pelayanan prima secara holistik meliputi bio, psiko, sosio dan spiritual dengan pendekatan keilmuan keperawatan kesehatan jiwa yang professional.”
Filosofi
Filosofi adalah seperangkat nilai-nilai kegiatan yang menjadi rujukan semua kegiatan dalam organisasi dan menjadi landasan dan arahan seluruh perencanaan jangka panjang. Nilai-nilai dalam filosofi dapat lebih dari satu.
Beberapa contoh pernyataan filosofi :
“Individu memiliki harkat dan martabat”
“Individu mempunyai tujuan tumbuh dan berkembang”
“Setiap individu memiliki potensi berubah”
“Setiap orang berfungsi holistik (berinteraksi dan bereaksi terhadaplingkungan)”
Kebijakan
Kebijakan adalah pernyataan yang menjadi acuan organisasi dalam pengambilan keputusan.
Contoh kebijakan di ruang MPKP RSMM Bogor:
“Kepala Ruangan MPKP dipilih melalui fit and proper test”
“Staf MPKP bertugas berdasarkan SK”
Rencana Jangka Pendek
Rencana jangka pendek yang diterapkan di ruang MPKP terdiri dari rencana harian, bulanan dan tahunan.
Rencana harian
Rencana harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya masing-masing, yang dibuat pada setiap shift. Isi kegiatan disesuaikan dengan peran dan fungsi perawat. Rencana harian dibuat sebelum operan dilakukan dan dilengkapi pada saat operan dan preconference.
1) Rencana Harian Kepala Ruangan
Isi rencana harian kepala ruangan meliputi :
Asuhan keperawatan
Supervisi Katim dan Perawat pelaksana
Supervisi tenaga selain perawat dan kerja sama dengan unit lain yang terkait
Kegiatan tersebut meliputi antara lain:
Operan
Pre conference dan Post conference
Mengecek SDM dan sarana prasarana
Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien yang memerlukan perhatian khusus
Melakukan supervisi pada ketua tim/perawat pelaksana
Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat terstruktur/insidentil
Mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan yang belum teratasi.
Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan keperawatan untuk sore, malam, dan besok sesuai tingkat ketergantungan pasien.
2) Rencana Harian Ketua Tim
Isi rencana harian Ketua Tim adalah:
Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi tanggung jawabnya.
Melakukan supervisi perawat pelaksana.
Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain.
Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas.
Kegiatan tersebut meliputi antara lain:
Operan
Pre conference dan Post conference
Merencanakan asuhan keperawatan
Melakukan supervisi perawat pelaksana.
Menulis dokumentasi
Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep
Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas
3) Rencana Harian Perawat Pelaksana
Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana shift sore dan malam agak berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim maka perawat tersebut berperan sebagai ketua tim dan perawat pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference.
Kegiatan tersebut meliputi antara lain:
Operan
Pre conference dan Post conference
Mendokumentasikan askep
4) Penilaian Rencana Harian Perawat
Untuk menilai keberhasilan dari perencanaan harian dilakukan melalui observasi menggunakan instrumen jurnal rencana harian.
Setiap Ketua Tim mempunyai instrumen dan mengisinya setiap hari. Pada akhir bulan dapat dihitung presentasi pembuatan rencana harian masing-masing perawat.
\% RH =\frac{\Sigma RH}{\Sigma \ Hari \ Dinas/bulan}100\%
Rencana bulanan merupakan rencana tindak lanjut yang dibuat oleh kepala ruangan dan ketua tim
1) Rencana bulanan kepala ruangan
Setiap akhir bulan Kepala Ruangan melakukan evaluasi hasil keempat pilar atau nilai MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rencana tindak lanjut dalam rangka peningkatan kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan karu adalah:
· Membuat jadwal dan memimpin case conference
· Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
· Membuat jadwal dinas
· Membuat jadwal dan memimpin rapat bulanan perawat
· Membuat jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan
· Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana
· Melakukan audit dokumentasi
· Membuat laporan bulanan
2) Rencana bulanan ketua Tim
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan ditimnya. Kegiatan-kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah:
· Mempresentasikan kasus dalam case conference
· Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
· Melakukan supervisi perawat pelaksana.
Rencana Tahunan
Setiap akhir tahun Kepala Ruangan melakukan evaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup:
Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik proses kegiatan (aktifitas yang sudah dilaksanakan dari 4 pilar praktek professional) serta evaluasi mutu pelayanan.
Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim.
Penyegaran terkait materi MPKP khusus kegiatan yang masih rendah pencapaiannya. Ini bertujuan mempertahankan kinerja yang telah dicapai MPKP bahkan meningkatkannya dimasa mendatang.
Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karier perawat (pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal, membuat jadual untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.
b Pengorganisasian dengan menyusun stuktur organisasi, jadwal dinas dan daftar alokasi pasien.
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan, penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik vertikal maupun horizontal, yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang MPKP menggunakan pendekatan sistem penugasan modifikasi Keperawatan Tim-Primer. Secara vertikal ada kepala ruangan, ketua tim, dan perawat pelaksana. Setiap tim bertanggung jawab terhadap sejumlah pasien.
Pengorganisasian di ruang MPKP terdiri dari:
1) Struktur organisasi
Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu organisasi (Sutopo, 2000). Pada pengertian struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau dikoordinasikan. Struktur organiosasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan.
Struktur organisasi Ruang MPKP menggunakan sistem penugasan Tim-primer keperawatan. Ruang MPKP dipimpin oleh Kepala Ruangan yang membawahi dua atau lebih Ketua Tim. Ketua Tim berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa Perawat Pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok pasien.
Mekanisme Pelaksanaan Pengorganisasian di Ruang MPKP terdiri dari beberapa hal, yaitu :
Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 tim dan tiap tim diketuai masing-masing oleh seorang ketua Tim yang terpilih melalui suatu uji.
Kepala ruangan bekerja sama dengan ketua Tim mengatur jadual dinas (pagi, sore, malam)
Kepala Ruangan membagi pasien untuk masing-masing Tim.
Apabila suatu ketika satu Tim kekurangan Perawat Pelaksana karena kondisi tertentu. Kepala Ruangan dapat memindahkan Perawat Pelaksana dari Tim ke Tim yang mengalami kekurangan anggota.
Kepala ruangan menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan shift pagi apabila karena sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Oleh sebab, itu yang dipilih adalah perawat yang paling kompeten dari perawat yang ada.
Sebagai pengganti Kepala Ruangan adalah Ketua Tim, sedangkan jika Ketua Tim berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota Tim (perawat pelaksana) yang paling kompeten di antara anggota tim.
Ketua Tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.
Ketua mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien baik yang diterapkan oleh dirinya maupun oleh Perawat Pelaksana anggota Timnya.
Kolaborasi dengan Tim Kesehatan lain dilakukan oleh Ketua Tim. Bila Ketua Tim karena suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung jawabnya didelegasikan kepada perawat paling kompeten yang ada di dalam Tim.
Masing-masing Tim memiliki buku Komunikasi.
Perawat pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
2) Daftar Dinas Ruangan
Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab dinas/shift. Daftar dinas disusun berdasarkan Tim, dibuat dalam 1 minggu sehingga perawat sudah mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan dinas. Pembuatan jadual dinas perawat dilakukan oleh kepala ruangan pada hari terakhir minggu tersebut untuk jadual dinas pada minggu yang selanjutnya bekerjasama dengan Ketua Tim. Setiap Tim mempunyai anggota yang berdinas pada pagi, sore, dan malam, dan yang lepas dari dinas (libur) terutama yang telah berdinas pada malam hari.
3) Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar yang berisi nama pasien, nama dokter, nama perawat dalam tim, penanggung jawab pasien, dan alokasi perawat saat menjalankan dinas di tiap shift.Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap Tim selama 24 jam. Setiap pasien mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara total selama dirawat dan juga setiap shift dinas. Dalam daftar pasien tidak perlu mencantumkan diagnosa dan alamat agar kerahasiaan pasien terjaga. Daftar pasien dapat juga menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas asuhan keperawatan pasien sehingga terwujudlah keperawatan pasien yang holistik. Daftar pasien juga memberi informasi bagi kolega kesehatan lain keluarga untuk berkolaborasi tentang perkembangan dan keperawatan pasien. Daftar pasien di Ruangan diisi oleh ketua Tim sebelum operan dengan dinas berikutnya dan dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.
Alokasi pasien terhadap perawat yang dinas pagi, sore atau malam dilakukan oleh ketua Tim berdasarkan jadual dinas. Kegiatan ini dilakukan sebelum operan dari dinas pagi ke dinas sore.
c. Pengarahan
Dalam pengarahan terdapat kegiatan delegasi, supervise, menciptakan iklim motifasi, manajemen waktu, komunikasi efektif yang mencangkup pre dan post conference, dan manajemen konflik. Pengarahan yaitu penerapan perencanaan dalam bentuk tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Istilah lain yang digunakan sebagai padanan pengarahan adalah pengkoordinasian, pengaktifan. Apapun istilah yang digunakan pada akhirnya yang bermuara pada ”melaksanakan” kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya (Marquis & Houston, 1998).
Dalam pengarahan, pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu kelola, jika perlu dilakukan pendelegasian. Untuk memaksimalkan pelaksanaan pekerjaan oleh staf, seorang manajer harus melakukan upaya-upaya (Marquis & Houston, 1998) sebagai berikut:
Menciptakan iklim motivasi
Mengelola waktu secara efisien
Mendemonstarikan keterampilan komunikasi yang terbaik
Mengelola konflik dan memfasilitasi kolaborasi
Melaksanakan sistem pendelegasian dan supervisi
Negosiasi
Di ruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Menciptakan iklim motivasi
Komunikasi efektif pada operan antar-shift
Komunikasi efektif pada preconference
Komunikasi efektif pada postconference
Manajemen konflik
Supervisi
Pendelegasian
Menciptakan iklim motivasi
1) Pengertian
Motivasi adalah prilaku yang ditunjukkan oleh seseorang individu untuk memuaskan kebutuhannya. Karena kebutuhan manusia bervariasi, maka motivasi memiliki rentang yang sangat luas. Pemenuhan kebutuhan individu merupakan salah satu cara memotivasi (Marquis & Houston, 1998).
Iklim motivasi dapat ditumbuhkan melalui kegiatan berikut (Marquis dan Houston, 1998) :
Memberikan harapan yang jelas kepada staf dan mengkomunikasikan harapan tersebut secara efektif
Bersikap fair dan konsisten terhadap semua staf
Membuat keputusan yang bijaksana
Mengembangkan konsep kerja kelompok
Mengintegrasikan kebutuhan dan keinginan staf dengan kebutuhan dan tujuan organisasi
Mengenali staf secara pribadi dan membiarkan staf mengetahui bahwa pimpinan mengetahui keunikan dirinya
Menghilangkan blok tradisionil antara staf dengan pekerjaan yang telah dikerjakan
Memberikan tantangan kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri
Melibatkan staf dalam pengambilan semua keputusan
Memastikan bahwa staf mengetahui alasan di belakang semua keputusan dan tindakan
Memberikan kesempatan kepada staf untuk membuat penilaian sesering mungkin
Menciptakan hubungan saling percaya dan saling tolong dengan staf
Memberi kesempatan staf untuk mengontrol lingkungan kerjanya
Menjadi role model bagi staf
Memberikan reinforcement sesering mungkin
2) Penerapan Penciptaan Iklim Motivasi di MPKP
Di ruang MPKP penciptaan iklim motivasi diterapkan dengan cara sebagai berikut:
a) Budaya pemberian reinforcement positif
Reinforcement positif adalah upaya menguatkan perilaku positif dengan memberikan reward. Reward yang diberikan di MPKP adalah pemberian pujian yang tulus. Masing-masing staf dibudayakan untuk memberikan pujian yang tulus diantara mereka terhadap kinerja dan penampilan.
b) Doa bersama sebelum memulai kegiatan
c) Memanggil staf secara periodik untuk mengenal masalah setiap personil secara mendalam dan membantu penyelesaiannya.
d) Manajemen Sumber Daya Manusia melalui penerapan pengembangan jenjang karir dan kompetensi
e) Sistem reward yang fair sesuai dengan kinerja
3) Evaluasi Aktivitas Menciptakan Iklim Motivasi
Aktivitas menciptakan iklim motivasi dievaluasi oleh kepala ruangan dan ketua tim setiap 6 bulan sekali (per semester) dengan menggunakan suatu instrumen/kuisioner.
Manajemen waktu
1) Pengertian
Manajemen waktu adalah penggunaan secara optimal waktu yang dipunyai. Tahapan majanemen waktu meliputi 3 tahapan yaitu :
a) Membuat perencanaan waktu dan membuat prioritas
b) Melengkapi prioritas tertinggi kapan saja memungkinkan, menyelesaikan tugas sebelum memulai tugas yang lain.
c) Membuat prioritas ulang berdasarkan informasi yang diterima
2) Penerapan Manajemen Waktu di MPKP
Dalam MPKP manajemen waktu diterapkan dalam bentuk penerapan rencana kerja harian yaitu suatu bentuk perencanaan kerja melalui jadual kerja yang disusun secara berurutan yang disusun sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan.
3) Evaluasi Aktivitas Manajemen Waktu
Aktivitas manajemen waktu dievaluasi melalui instrumen/kuisioner
Pendelegasian
1) Pengertian
Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain. Dalam organisasi pendelegasian dilakukan agar aktivitas organisasi tetap berjalan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendelegasian dilaksanakan melalui proses :
a) Buat rencana tugas yang perlu dituntaskan
b) Identifikasi ketrampilan dan tingkat pendidikan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas
c) Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikan
d) Komunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa tujuannya
e) Buat batasan waktu dan monitor penyelesaian tugas
Jika bawahan tidak mampu melaksanakan tugas karena menghadapi masalah tertentu, manajer harus bisa menjadi model peran dan menjadi nara sumber untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
f) Evaluasi kinerja setelah tugas selesai
g) Pendelegasian terdiri dari tugas dan kewenangan
2) Penerapan Pendelegasian di MPKP
Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh Kepala Ruangan kepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas ini dilakukan secara berjenjang. Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu pendelegasian terencana dan pendelegasian insidentil.
Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang MPKP. Bentuknya dapat berupa :
Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk menggantikan tugas sementara karena alasan tertentu
Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab Shift
Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan
Pendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan hadir maka pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur pendelegasian adalah Kepala Seksi Perawatan, Kepala Ruangan, Ketua Tim atau Penanggung Jawab Shift, tergantung pada personil yang berhalangan.
3) Prinsip-prinsip Pendelegasian tugas di MPKP
Pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan format pendelegasian tugas
Personil yang menerima pendelegasian tugas adalah personil yang berkompeten dan setara dengan kemampuan yang digantikan tugasnya
Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal secara terinci, baik lisan maupun tertulis
Pejabat yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor pelaksanaan tugas dan menjadi rujukan bila ada kesulitan yang dihadapi
Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah dilaksanakan dan hasilnya.
4) Evaluasi Penerapan Pendelegasian Tugas
Pendelegasian tugas di MPKP dievaluasi dengan menggunakan instrumen/kuisioner yang diisi oleh seluruh staf perawat dengan cara self evaluasi
Supervisi
1) Pengertian
Supervisi atau pengawasan adalah proses memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan tujuan organisasi dengan cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. Supervisi dilakukan untuk memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Supervisi dilaksanakan oleh orang yang memiliki kemempuan yang mumpuni dalam bidang yang disupervisi. Dalam struktur organisisi, supervisi biasanya dilakukan oleh atasan terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana. Dengan supervisi diharapkan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi, tidak menyimpang dan menghasilkan keluaran (produk) seperti yang diinginkan.
Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapi lebih kepada pengawasan partisipatif yaitu dalam proses pengawasan dihargai dahulu pencapaian atau hal positif yang dilakukan dan memberikan jalan keluar untuk hal yang masih kurang agar meningkat. Dengan demikian bawahan tidak merasakan bahwa ia sekedar dinilai akan tetapi dibimbing untuk melakukan pekerjaannya secara benar.
2) Penerapan Supervisi di MPKP
Di MPKP kegiatan supervisi dilaksanakan secara optimal untuk menjamin kegiatan pelayanan di MPKP sesuai dengan standar mutu professional yang telah ditetapkan. Supervisi dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi baik dalam manajemen maupun asuhan keperawatan serta menguasai pilar-pilar professional yang diterapkan di MPKP. Untuk itu pengawasan berjenjang dilakukan sebagai berikut :
Kepala Seksi Keperawatan atau Konsultan melakukan pengawasan terhadap Kepala Ruangan.
Kepala Ruangan Keperawatan melakukan pengawasan terhadap Ketua Tim dan Perawat Pelaksana.
Ketua Tim melakukan pengawasan terhadap Perawat Pelaksana.
Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing staf perawat yang disupervisi. Untuk Kepala Ruangan materi supervisi adalah kemampuan manajerial dan kemampuan dalam asuhan keperawatan. Ketua Tim disupervisi terkait dengan kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan asuhan keperawatan. Sedangkan perawat pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan asuahan keperawatan yang dilaksanakan.
Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf maka disusun standar penampilan yang diharapkan dari masing-masing staf yang sudah dipahami oleh staf dan jadwal supervisi.
3) Evaluasi Aktivitas Supervisi
Aktivitas supervisi dievaluasi oleh Kepala Ruangan dan Ketua Tim yang melakukan supervisi dengan menggunakan instrumen/kuisioner dengan cara self evaluasi
Komunikasi efektif
1) Pengertian
Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen khususnya pengarahan. Setiap orang berkomunikasi dalam suatu organisasi. Komunikasi yang kurang baik dapat mengganggu kelancaran organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi adalah proses tukar menukar pikiran, perasaan, pendapat dan saran yang terjadi antara 2 orang atau lebih yang bekerjasama.
2) Penerapan Komunikasi di MPKP
Beberapa bentuk komunikasi di ruang MPKP
· Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam. Operan dari dinas malam ke dinas pagi dan dari dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan, sedangkan operan dari dinas sore ke dinas malam dipimpin oleh penanggung jawab shift sore.
· Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada hari tersebut yang dipimpin oleh katim atau PJ tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim atau PJ.
· Post Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim atau PJ tim.
3) Evaluasi Pelaksanaan Aktivitas Komunikasi di MPKP
Aktivitas komunikasi di MPKP dievaluasi oleh seluruh staf perawat MPKP. Evaluasi dilakukan sekali tiap bulan dengan menggunakan instrumen/kuisioner.
Manajemen konflik
1) Pengertian
Konflik adalah perbedaan pandangan atau ide antara satu orang dengan orang yang lain. Dalam organisasi yang dibentuk dari sekumpulan orang yang memiliki latar belakang yang berbeda konflik mudah terjadi. Demikian juga di ruang MPKP konflik pun bisa terjadi. Untuk mengantisipasi terjadinya konflik maka perlu dibudayakan upaya-upaya mengantisipasi konflik dan mengatasi konflik sedini mungkin di ruang MPKP.
2) Cara-cara penanganan konflik ada beberapa macam, meliputi :
a) Bersaing
Mengatasi konflik dengan bersaing adalah penanganan konflik dimana seseorang atau satu kelompok berupaya memuaskan kepentingannya sendiri tanpa mempedulikan dampaknya pada orang lain atau kelompok lain. Cara inbi kurang sehat bila diterapkan karena bisa menimbulkan potensi konflik yang lebih besar terutama pada pihak yang merasa dikalahkan. Untuk itu organisasi sebaiknya menghindari metode penyelesaian konflik jenis ini.
b) Berkolaborasi
Berkolaborasi adalah upaya yang ditempuh untuk memuaskan kedua belah pihak yang sedang berkonflik. Cara ini adalah salah satu bentuk kerjasama. Berbagai pihak yang terlibat konflik didorong menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan jalan mencari dan menemukan persamaan kepentingan dan bukan perbedaan. Situasi yang diinginkan adalah tidak ada satu pihakpun yang dirugikan. Istilah lain cara penyelesaian konflik ini disebut juga win-win solution.
c) Menghindar
Menghindar adalah cara menyelesaikan konflik dimana pihak yang sedang berkonflik mengakui adanya konflik dalam interaksinya dengan orang lain tetapi menarik diri atau menekan konflik tersebut (seakan-akan tidak ada konflik atau masalah). Cara ini tidak dianjurkan dalam upaya penyelesaian konflik karena masalah mendasar tidak diselesaikan, penyelasaian yang terjadi adalah penyelesaian semu. Untuk itu tidak dianjurkan organisasi untuk menggunakan metode ini.
d) Mengakomodasi
Akomodasi adalah upaya menyelesaikan konflik dengan cara salah satu pihak yang berkonflik menempatkan kepentingan pihak lain yang berkonflik dengan dirinya lebih tinggi. Salah satu pihak yang berkonflik mengalah kepada pihak yang lain. Ini suatu upaya lose – win solution. Upaya penyelesaian konflik dengan akomodasi sebaiknya juga tidak digunakan terlalu sering karena kepuasan tidak terjadi secara penuh dan bisa menimbulkan potensi konflik di masa mendatang.
e) Berkompromi
Kompromi adalah cara penyelesaian konflik di mana semua pihak yang berkonflik mengorbankan kepentingannya demi terjalinnya keharmonisan hubungan dua belah pihak tersebut. Dalam upaya ini tidak ada salah satu pihak yang menang atau kalah. Ini adalah lose-lose solution di mana masing-masing pihak akan mengorbankan kepentingannya agar hubungan yang dijalin tetap harmonis.
3) Penerapan Manajemen Konflik di MPKP
Upaya mengatasi konflik yang diterapkan di MPKP adalah upaya yang win-win solution. Suatu upaya berkolaborasi. Untuk itu pembudayaan kolaborasi antar staf menjadi prioritas utama dalam menyelenggarakan pengelolaan ruangan MPKP.
Pendekatan penyelesaian konflik yang ditempuh adalah dengan pendekatan penyelesaian masalah (problem solving) yang meliputi :
Mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi dengan melakukan klarifikasi pada pihak yang berkonflik.
Mengidentifikasi penyebab timbulnya konflik.
Mengidentifikasi alternatif-alternatif penyelesaian yang mungkin diterapkan.
Memilih alternatif penyelesaian terbaik untuk diterapkan.
Menerapkan solusi pilihan
Mengevaluasi peredaan konflik.
Bila pendekatan internal yang telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi belum berhasil maka kepala ruangan dapat berkonsultasi dengan kepala Seksi Perawatan atau Konsultan.
Aktivitas penyelesaian konflik dievaluasi oleh seluruh staf keperawatan MPKP. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrumen/kuisioner.
d. Pengendalian
Proses terakhir dari manajemen adalah pengendalian atau pengontrolan. Fayol mendefinisikan kontrol sebagai ”Pemeriksaan apakah segala sesuatunya terjadi sesuai dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditentukan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi”. Pengontrolan penting dilakukan untuk mengetahui fakta yang ada, sehingga jika muncul isue dapat segera direspon dengan cara duduk bersama.
Pengendalian adalah upaya mempertahankan kualitas, mutu atau standar. Output (hasil) dari suatu pekerjaan dikendalikan agar memenuhi keinginan (standar) yang telah ditetapkan. Pengendalian difokuskan pada proses yaitu pelaksanaan asuhan keperawatan dan pada output (hasil) yaitu kepuasan pelanggan (pasien), keluarga, perawat dan dokter. Indikator mutu yang merupakan output adalah BOR, ALOS, TOI, audit dokumen keperawatan. Survei masalah keperawatan diperlukan untuk rencana yang akan datang.
Kepala Ruangan akan membuat laporan hasil kerja bulanan tentang semua kegiatan yang dilakukan terkait dengan MPKP. Data tentang indikator mutu dapat bekerja sama dengan tim rumah sakit atau ruangan membuat sendiri.
Jadi pengendalian manajemen adalah proses untuk memastikan bahwa aktifitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dan berfungsi untuk menjamin kualitas serta pengevaluasian penampilan, langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pengendalian/pengontrolan meliputi :
Menetapkan standar dan menetapkan metode mengukur prestasi kerja
Melakukan pengukuran prestasi kerja
Menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar
Mengambil tindakan korektif
Peralatan atau instrumen dipilih untuk mengumpulkan bukti dan untuk menunjukkan standar yang telah ditetapkan atau tersedia. Audit merupakan penilaian pekerjaan yang telah dilakukan. Terdapat tiga kategori audit keperawatan yaitu :
· Audit struktur
Audit Struktur berfokus pada sumber daya manusia; lingkungan perawatan, termasuk fasilitas fisik, peralatan, organisasi, kebijakan, prosedur, standar, SOP dan rekam medik; pelanggan.
· Audit proses
Audit Proses merupakan pengukuran pelaksanaan pelayanan keperawatan untuk menentukan apakah standar keperawatan tercapai. Pemeriksaan dapat bersifat retropektif, concurrent, atau peer review. Retropektif adalah audit dengan menelaah dokumen pelaksanaan asuhan keperawatan melalui pemeriksaan dokumentasi asuhan keperawatan. Concurrent adalah mengobservasi saat kegiatan keperawatan sedang berlangsung. Peer review adalah umpan balik sesama anggota tim terhadap pelaksanaan kegiatan.
· Audit hasil
Audit hasil adalah audit produk kerja yang dapat berupa kondisi pasien, kondisi SDM, dan indikator mutu.
Kondisi pasien dapat berupa keberhasilan pasien dan kepuasan, yaitu:
Audit dokumentasi asuhan keperawatan
Survey masalah baru
Kepuasan pasien dan keluarga
Kondisi SDM dapat berupa efektifitas dan efisiensi serta kepuasan, yaitu
Kepuasan tenaga kesehatan: perawat, dokter
Penilaian kinerja perawat
Indikator mutu umum yaitu:
Prosentasi pemakaian tempat tidur (BOR)
Rata-rata lama rawat seorang pasien (ALOS)
Tempat tidur tidak terisi (TOI)
Angka infeksi nasokomial (NI)
Angka dekubitus dan sebagainya.
2. Pilar II: Sistem Penghargaan (Compensatory Reward)
Manajemen sumber daya manusia diruang model praktik keperawatan professional berfokus pada proses rekruitmen, seleksi kerja orientasi, penilaian kinerja, staf perawat.proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawatan baru.
Compensatory reward (kompensasi penghargaan) menjelaskan manajemen keperawatan khususnya manajemen sumber daya manusia (SDM) keperawatan. Fokus utama manajemen keperawatan adalah pengelolaan tenaga keperawatan agar dapat produktif sehingga misi dan tujuan organisasi dapat tercapai. Perawat merupakan SDM kesehatan yang mempunyai kesempatan paling banyak melakukan praktek profesionalnya pada pasien yang dirawat di Rumah Sakit. Seorang perawat akan mampu memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan yang profesional apabila perawat tersebut sejak awal bekerja diberikan program pengembangan staf yang terstruktur. Metode dalam menyusun tenaga keperawatan seharusnya teratur, sistematis, rasional, yang digunakan untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga keperawatan yang dibutuhkan agar dapat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai yang diharapkan.
Manajemen SDM di ruang MPKP berfokus pada proses rekruitmen, seleksi, kontrak kerja, orientasi, penilaian kinerja, dan pengembangan staf perawat. Proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawat baru.
3. Pilar III: Hubungan Profesional
Hubungan professional dalam pemberian pelayanan keperawata (tim kesehatan) dalam penerima palayana keperawatan (klien dan keluarga). Pada pelaksanaan nya hubungan professional secara interal artinya hubungan yang terjadi antara pembentuk pelayanan kesehatan misalnya antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan dan lain–lain. Sedangkan hubungan professional secara eksternal adalah hubungan antara pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.
4. Pilar IV: Manajemen Asuhan Keperawatan
Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan keperawat dengan mengunakan manajemen asuhan keperawatan di MPKP tertentu. Manajemen asuhan keperawat yang diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan proses keperawatan.
Diagnosa Keperawatan Pada Model Praktik Keperawatan Jiwa
Salah satu pilar model praktik keperawatan professional adalah pelayanan keperawatan dengan menggunaakn system pemberian asuhan keperawatan (patient care delivery system) diruang MPKP. Sistem pemberian asuhan keperawatan yang nditerapkan di MPKP adalah asuhan keperawatandengan menerapkan proses keperawatan. Berdasarkanm survey masalah yang dilakukan dibeberapa rumah sakit jiwa ditemukan 7 diagnosa keperaatan utama, yaitu :
1. Resiko prilaku kekerasan
Perilaku kekerasan adalah salah satu respon terhadap stressor yang di hadapi oleh seseorang. respon ini dapat menimbulkan kerugian baik pada sdiri sendairi, orang lain, maupun lingkungan.
2. Gangguan sensori persepsi : halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai dengan perubaban sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada.
3. Isolasi sosial
Isolasi sosial adalah keaddan ketika seseorang individu mengalami penurunan atau bahkan sam sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
4. Gangguan pola pikir : waham
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang di pertahankan secara kuat / terus-menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
5. Resiko bunuh diri
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar di lakukan oleh pasien untuk mengakhiri kehidupannya.
6. Defisit keperawatan diri (berpakaian, berhias, kebersihan diri, makan , aktifitas sehari-hari dan eliminasi)
Defisit keperawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses piker sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun.
7. Ganggun konsep diri : Harga diri rendah
Harga diri rendah adalah persaan tidak berharga , tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
D. Komponen-komponen MPKP
Terdapat 4 komponen utama dalam model praktek keperawatan professional, yaitu sebagai berikut :
Ketenagaan Keperawatan
Metoda pemberian asuhan keperawatan
Proses Keperawatan
Dokumentasi Keperawatan
1. Ketenagaan Keperawatan
Menurut Douglas (1984) dalam suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang diperlukan tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien.
Menurut Loveridge & Cummings (1996) klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi 3 kategori, yaitu :
a. Perawatan minimal : memerlukan waktu 1 – 2 jam/24 jam yang terdiri atas :
Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
Makan dan minum dilakukan sendiri
Ambulasi dengan pengawasan
Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift.
Pengobatan minimal, status psikologis stabil.
Persiapan prosedur memerlukan pengobatan.
b. Perawatan intermediet : memerlukan waktu 3 – 4 jam/24 jam yang terdiri atas :
Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu
Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
Voley kateter/intake output dicatat
Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan, memerlukan prosedur
c. Perawatan maksimal/total : memerlukan waktu 5 – 6 jam/24 jam :
Segala diberikan/dibantu
Posisi yag diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena
Pemakaian suction
Gelisah/disorientasi
Menurut Douglas (1984) ada beberapa kriteria jumlah perawat yang dibutuhkan perpasien untuk dinas pagi, sore dan malam.
WaktuKlasifikasi
Pagi
Sore
Malam
MinimalPartialTotal
0,170,270,36
0,140,150,30
0,100,070,20
2. Metoda pemberian asuhan keperawatan :
Sistem pemberian asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan pemberian asuhan keperawatan secara efektif dan efisien kepada sejumlah pasien. Setiap metoda memiliki keuntungan dan kerugian masing-masing.
Terdapat 3 pola yang sering digunakan dalam pemberian asuhan keperawatan, yaitu penugasan fungsional, penugasan tim , penugasan primer.
a. Penugasan Keperawatan Fungsional :
Sistem penugasan ini berorinetasi pada tugas dinama fungsi keperawatan tertentu ditugaskan pada setiap perawat pelaksana, misalnya seorang perawat ditugaskan khusus untuk tindakan pemberian obat, perawat yang lain untuk mengganti verband, penyuntikan, observasi tanda-tanda vital, dan sebagainya. Tindakan ini didistribusikan berdasarkan tingkat kemampuan masing-masing perawat pelaksana. Oleh karena itu kepala Ruangan terlebih dahulu mengidentifikasi tingkat kesulitan tindakan tersebut, selanjutnya ditetapkan perawat yang akan bertanggung jawab mengerjakan tindakan yang dimaksudkan. Setiap perawat pelaksana bertanggung jawab langsung kepada kepala Ruangan. Tidak ada perawat pelaksana yang bertanggung jawab penuh untuk asuhan keperawatan pada seorang pasien.
Keuntungan :
Menyelesaikan banyak pekerjaaan dalam waktu singkat.
Tepat metoda ini bila ruang rawat memiliki keterbatasan/kurang tenaga keperawatan professional.
Perawat lebih terampil, karena orientasi pada tindakan langsung dan selalu berulang-ulang dikerjakan.
Kerugian :
Memilah-milah asuhan keperawatan oleh masing-masing perawat.
Menurunkan tanggung gugat dan tanggung jawab.
Hubungan perawat-pasien sulit terbentuk.
d. Pelayanan tidak professional.
e. Pekerjaan monoton, kurang tantangan.
b. Penugasan Keperawatan Tim :
Adalah suatu bentuk sistem/metoda penugasan pemberian asuhan keperawatan, dimana Kepala Ruangan membagi perawat pelaksana dalam beberapa kelompok atau tim, yang diketuai oleh seorang perawat professional/berpengalaman. Metoda ini digunaklan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai latar belakang pendidikan dan kemampuannya.
Ketua tim mempunyai tanggung jawab untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan asuhan keperawatan dalam tanggung jawab kegiatan anggota tim. Tujuan metoda penugasan keperawatan tim untuk memberikan keperawatan yang berpusat kepada pasien. Ketua Tim melakukan pengkajian dan menyusun rencana keperawatan pada setiap pasien, dan anggota tim bertanggung jawab melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah dibuat.
Oleh karena kegiatan dilakukan bersama-sama dalam kelompok, maka ketua tim seringkali melakukan pertemuan bersama dengan anggota timnya (konferensi tim) guna membahas kejadian-kejadian yang dihadapi dalam pemberian asuhan keperawatan.
Keuntungan :
Melibatkan semua anggota tim dalam asuhan keperawatan pasien.
Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapaty dipertanggung jawabkan.
Membutuhkan biaya lebih sedikit/murah, dibanding sistem penugasan lain.
Pelayanan yang diperoleh pasien adalah bentuk pelayanan professional.
Kerugian :
Dapat menimbulkan pragmentasi dalam keperawatan.
Sulit untuk menentukan kapan dapat diadakan pertemuan/konferensi, karena anggotanya terbagi-bagi dalam shift.
Ketua tim lebih bertanggung jawab dan memiliki otoritas, dibandingkan dengan anggota tim.
c. Penugasan Keperawatan Primer
Keperawatan primer adalah suatu metoda pemberian asuhan keperawatan dimana perawat perofesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan pasien selama 24 jam/hari. Tanggung jawab meliputi pengkajian pasien, perencanaan , implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan dari sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien dinyatakan pulang, ini merupakan tugas utama perawat primer yang dibantu oleh perawat asosiet.
Keperawatan primer ini akan menciptakan kesepakatan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, dimana asuhan keperawatan berorientasi kepada pasien.
Pengkajian dan menyusun rencana asuhan keperawatan pasien di bawah tanggung jawab perawat primer, dan perawat asosiet yang akan mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan dalam timdakan keperawatan.
Keuntungan :
Otonomi perawat meningkat, karena motivasi, tanggung jawab dan tanggung gugat meningkat.
Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan.
Meningkatnya hubungan antara perawat dan pasien.
Terciptanya kolaborasi yang baik.
Membebaskan perawat dari tugas-tugas yang bersifat perbantuan.
Metoda ini mendukung pelayanan professional.
Penguasaan pasien oleh seorang perawat primer.
Kerugian :
Ruangan tidak memerlukan bahwa semua perawat pelaksana harus perawat professional.
Biaya yang diperlukan banyak.
3. Proses Keperawatan
Proses keperawatan merupakan proses pengambilan keputusan yang dilakukan perawat dalam menyusun kegiatan asuhan secara bertahap. Kebutuhan dan masalah pasien merupakan titik sentral dalam pengambilan keputusan. Pendekatan ilmiah yang fragmatis dalam pengambilan keputusan adalah :
Identifikasi masalah
menyusun alternatif penyelesaikan masalah
pemilihan cara penyelesaian masalah yang tepat dan melaksanakannya
evaluasi hasil dari pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah.
Seluruh langkah pengambilan keputusan ini tertuang pada langkah-langkah proses keperawatan yaitu :
pengkajian fokus pada keluhan utama dan eksplorasi lebih holistic
diagnosis yaitu menetapkan hubungan sebab akibat dari masalah masalah keperawatan
rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah
implementasi rencana, dan
evaluasi hasil tindakan.
4. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem pelayanan keperawatan, karena melalui pendokumentasian yang baik, maka informasi mengenai keadaan Kesehatan pasien dapat diketahui secara berkesinambungan. Disamping itu, dokumentasi merupakan dokumen legal tentang pemberian asuhan keperawatan. Secara lebih spesifik, dokumentasi berfungsi sebagai sarana komunikasi antar profesi Kesehatan, sumber data untuk pemberian asuhan keperawatan, sumber data untuk penelitian, sebagai bahan bukti pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan asuhan keperawatan.
Dokumen dibuat berdasarkan pemecahan masalah pasien. Dokumentasi berdasarkan masalah terdiri dari format pengkajian, rencana keperawatan, catatan tindakan keperawatan, dan catatan perkembangan pasien.
Berdasarkan MPKP yang sudah dikembangkan di berbagai rumah sakit, Hoffart & Woods (1996) menyimpulkan bahwa MPKP tediri lima komponen yaitu nilai – nilai professional yang merupakan inti MPKP, hubungan antar professional, metode pemberian asuhan keperawatan, pendekatan manajemen terutama dalam perubahan pengambilan keputusan serta sistem kompensasi dan penghargaan.
Lima subsistem dalam pengembangan MPKP adalah sebagai berikut :
a. Nilai – nilai professional
Pada model ini PP dan PA membangun kontrak dengan klien/keluarga, menjadi partner dalam memberikan asuhan keperawatan. Pada pelaksanaan dan evaluasi renpra. PP mempunyai otonomi dan akuntabilitas untuk mempertanggungjawabkan asuhan yang diberikan termasuk tindakan yang dilakukan oleh PA. hal ini berarti PP mempunyai tanggung jawab membina performa PA agar melakukan tindakan berdasarkan nilai-nilai profesional.
Nilai-nilai profesional digariskan dalam kode etik keperawatan yaitu:
Hubungan perawat – klien
Hubungan perawat dan praktek
Hubungan perawat dan masyarakat
Hubungan perawat dan teman sejawat
Hubungan perawat dan profesi
b. Hubungan antar professional
Hubungan antar profesional dilakukan oleh PP. PP yang paling mengetahui perkembangan kondisi klien sejak awal masuk. Sehingga mampu memberi informasi tentang kondisi klien kepada profesional lain khususnya dokter. Pemberian informasi yang akurat akan membantu dalam penetapan rencana tindakan medik.
c. Metode pemberian asuhan keperawatan
Metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan adalah modifikasi keperawatan primer ehingga keputusan tentang renpra ditetapkan oleh PP, PP akan mengevaluasi perkembangan klien setiap hari dan membuat modifikasi pada renpra sesuai kebutuhan klien.
d. Pendekatan manajemen
Pada model ini diberlakukan manajemen SDM, yaitu ada garis koordinasi yang jelas antara PP dan PA. performa PA dalam satu tim menjadi tanggung jawab PP. Dengan demikian, PP adalah seorang manajer asuhan keperawatan. Sebagai seorang manajer, PP harus dibekali dengan kemampuan manajemen dan kepemimpinan sehingga PP dapat menjadi manajer yang efektif dan pemimpin yang efektif.
e. Sistem kompensasi dan panghargaan.
PP dan timnya berhak atas kompensasi serta penghargaan untuk asuhan keperawatan yang dilakukan sebagai asuhan yang profesional. Kompensasi dan penghargaan yang diberikan kepada perawat bukan bagian dari asuhan medis atau kompensasi dan penghargaan berdasarkan prosedur.
Pelayanan prima keperawatan dikembangkan dalam bentuk model praktek keperawatan profesional (MPKP), yang pada awalnya dikembangkan oleh Sudarsono (2000) di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo dan beberapa rumah sakit umum lain. Menurut Sudarsono (2000), MPKP dikembangkan beberapa jenis sesuai dengan kondisi sumber daya manusia yang ada yaitu:
a. Model praktek Keperawatan Profesional III
Tenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini semua profesional dan ada yang sudah doktor, sehingga praktik keperawatan berdasarkan evidence based. Di ruangan tersebut juga dilakukan penelitian keperawatan, khususnya penelitian klinis.
b. Model Praktek Keperawatan Profesional II
Tenaga perawat yang bekerja di ruangan ini mempunyai kemampuan spesialis yang dapat memberikan konsultasi kepada perawat primer. Di ruangan ini digunakan hasil-hasil penelitian keperawatan dan melakukan penelitian keperawatan.
c. Model Praktek Keperawatan Profesional I
Model ini menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan, metode pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan. Metode yang digunakan pada model ini adalah kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim yang disebut tim primer.
d. Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula
Model ini menyerupai MPKP I, tetapi baru tahap awal pengembangan yang akan menuju profesional I.
MPKP di Rumah Sakit Jiwa
Di rumah sakit jiwa telah dikembangkan MPKP dengan memodifikasi MPKP yang telah dikembangkan di rumah sakit umum. Beberapa modifikasi yang dilakukan meliputi 3 jenis yaitu:
1. MPKP Transisi
MPKP dasar yang tenaga perawatnya masih ada yang berlatar belakang pendidikan SPK, namun Kepala Ruangan dan Ketua Timnya minimal dari D3 Keperawatan
2. MPKP Pemula
MPKP dasar yang semua tenaganya minimal D3 Keperawatan.
3. MPKP Profesional dibagi 3 tingkatan yaitu :
a. MPKP I
MPKP dengan tenaga perawat pelaksana minimal D3 keperawatan tetapi Kepala Ruangan (Karu) dan Ketua Tim (Katim) mempunyai pendidikan minimal S1 Keperawatan.
b. MPKP II
MPKP Intermediate dengan tenaga minimal D3 Keperawatan dan mayoritas Sarjana Ners keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa.
c. MPKP III
MPKP Advance yang semua tenaga minimal Sarjana Ners keperawatan, sudah memiliki tenaga spesialis keperawatan jiwa dan doktor keperawatan yang bekerja di area keperawatan jiwa..
MPKP telah diterapkan di berbagai rumah sakit jiwa di Indonesia (Bogor, Lawang, Pakem, Semarang, Magelang, Solo, dan RSUD Duren Sawit). Bentuk MPKP yang dikembangkan adalah MPKP transisi dan MPKP pemula. Hasil penerapan menunjukkan hasil BOR meningkat, ALOS menurun, angka lari pasien menurun. Ini menunjukkan bahwa dengan MPKP pelayanan kesehatan jiwa yang diberikan bermutu baik.Pada modul ini akan dikembangkan penatalaksanaan kegiatan keperawatan berdasarkan 4 pilar nilai profesional yaitu management approach, compensatory reward, professional relationship dan patient care delivery.
Pilar-pilar professional diaplikasikan dalam bentuk aktivitas-aktivitas pelayanan professional yang dipaparkan dalam bentuk 4 modul. Modul-modul tersebut adalah :
1. Modul I : Manajemen Keperawatan
2. Modul II : Compensatory Reward
3. Modul III : Professional Relationship
4. Modul IV : Patient Care Delivery
Kegiatan yang ditetapkan pada tiap pilar merupakan kegiatan dasar MPKP dengan model MPKP pemula. Kegiatan tersebut dapat dikembangkan jika tenaga keperawatan yang bekerja lebih berkualitas atau model MPKP telah meningkat ke bentuk MPKP Profesional.
Bab III. Penutup
A. Kesimpulan
Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus & Yuli, 2006).Model Praktik Keperawatan Profesional memiliki salah satu tujuan yaitu menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan, Model Praktik Keperawatan Profesional juga memiliki 4 pilar yang terdiri dari : (1) Pendekatan Manajemen Keperawatan, (2) Sistem Penghargaan, (3) Hubungan Profesional, (4) Manajemen Asuhan Keperawatan. Model Praktik Keperawatan Profesional memiliki 4 komponen utama yaitu : (1) Keterangan keperawatan, (2) Metode Pemberian asuhan keperawatan, (3) Proses Keperawatan dan (4) Dokumentasi keperawatan serta Model Praktik Keperawatan Profesional Juga memiliki diagnosa keperawatan yang mencakup mulai dari resiko prilaku kekerasan hingga gangguan konsep diri (harga diri rendah).
DAFTAR PUSTAKA
Kelliat, Budi Anna dan Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC.
Adapun syarat dan tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan praktik kerja industri adalah sebagai salah satu syarat untuk kelulusan dari SMK NEGERI 1 BANDAR LAMPUNG.
B. Tujuan Pembuatan Laporan Praktik Kerja Industri
Adapun tujuan pembuatan laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini adalah:
Peserta didik mampu mengungkapkan gagasan atau pengalaman dalam bentuk tulisan tersusun secara sistematik atau kronologi dalam bahasa indonesia yang baik dan benar.
Peserta didik mampu mencari alternativ pemecahan masalah kejujuran sesuai dengan program studinya yang terungkap dalam laporan tertulis.
Memberikan informasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi (IPTEK) dari Dunia Usaha / Dunia Industri (DU/DI) ke sekolah
Bab II. Laporan Kegiatan Praktik Kerja Industri
A. Sejarah Singkat Transmart Carrefour
Masuk ke Indonesia sejak 1996, baru pada Oktober 1998 pusat grosir carrefour membuka gerai pertamanya di dekat perempatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. 17 tahun.kemudian, 2015, barulah gerai ini dipermak ulang dan ditempeli label Transmart Carrefour, setelah tiga gerai lainnya beberapa waktu sebelumnya; Tangerang Center, Kali Malang, dan Palu.
Transformasi Carrefour menjadi Transmart Carrefour memang sudah jadi wacana sejak CT Corp, kelompok usaha milik Chairul Tanjung, mengambil alih 100 persen kepemilikan PT Carrefour Indonesia pada November 2012. Nama perusahaan ini pun kemudian diubah menjadi PT Trans Retail Indonesia. Transmart Carrefour di Tangerang Center menjadi produk transformasi yang pertama dan diresmikan pada Juni 2014. Rencananya, pada tahun 2018, seluruh pusat grosir Carrefour, yang totalnya ada 87 gerai di 28 kota di Indonesia, sudah akan seluruhnya menjadi Transmart Carrefour.
Kesibukan menyulap Carrefour Cempaka Putih menjadi Transmart Carrefour sudah terlihat sejak awal tahun. Sosok barunya sudah terlihat pada Agustus 2015. Selama proses upgrade, Carrefour Cempaka Putih ini, bekerjasama dengan PKPU (Pos Keadilan Peduli Umat), meneyempatkan diri jadi tuan rumah program Belanja Bareng Yatim (BBY), yang diikuti 6.666 anak yatim. Tak semua anak yatim belanja serentak di Carrefour Cempaka Putih, melainkan serentak di semua gerai Transmart Carrefour.
Meski sudah terlihat sosoknya sejak pertengahan 2015, Transmart Carrefour Cempaka Putih baru benar-benar diluncurkan lewat ‘grand opening’ yang dilakukan langsung oleh Chairul Tanjung pada Februari 2016. Mengapa sang bos besar turun langsung ke Cempaka Putih? Rupanya ada hal penting yang mau ia kabarkan: Carrefour di Indonesia sudah tak lagi seratus persen miliknya. Untuk menyulap Carrefour menjadi Transmart Carrefour, perusahaannya mendapat suntikan dana Rp 5,2 triliun dari GIC Private Limited, perusahaan investasi milik pemerintahan Singapura. Dengan kata lain, dongeng manis Carrefour Indonesia yang seratus persen milik Indonesia sudah berlalu.
B. Struktur Organisasi
(Lampiran)
C. Job Description
Berdasarkan struktur organisasi manajemen diatas, para staf dan karyawan Transmart Lampung, masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab di departemennya tersendiri.
1. Store General Manager
Bertanggung jawab dalam hal-hal sebagai berikut
Rekrutmen pegawai
Memotivasi pegawai
Mencapai target penjualan
Menjaga toko tetap kondusif
Memperhatikan tata letak display
Mengetahui letak seluruh produk
Memperhatikan keamanan toko
2. Division Grocery
Divisi Grocery terbagi menjadi dua yaitu, Food dan Non Food. Divisi ini mengatur barang yang sifatnya pokok, tugasnya adalah :
Display stock barang
Mengecek expired barang
Menjaga stock barang tetap utuh
Mencatat barang yang dipajangan
3. Division Fresh
Divisi Fresh adalah divisi yang mengatur produk buah, daging, dan sayuran ada pun tugas tugasnya sebagai berikut :
Menyortir buah dan sayur untuk dipajang
Mengolah sayuran atau buah
Menjaga temperatur suhu pengawetan buah dan daging
Memastikan stock buah, daging, dan sayuran agar tetap utuh
4. Division Bazaar
Divisi Bazar adalah divisi yang menyediakan barang pelengkap kebutuhan konsumen seperti alat-alat rumah tangga, mainan anak, dan alat tulis kantor adapun tugasnya mencakup :
Merakit barang contoh untuk dipajang seperti lemari, kursi, dan meja belajar
Mengevaluasi barang yang layak pajang dan tidak layak pajang
Melaporkan barang hasil evaluasi ke bagian gudang untuk diretur
Mencatat stock barang dipajangan
5. Division Appliance
Merupakan divisi yang menyediakan kebutuhan barang-barang elektronik bagi pelanggannya seperti televisi. AC, mesin cuci, dispenser, dan yang lainnya. Tugasnya ialah:
Menjual barang berdasarkan target
Menjelaskan spesifikasi barang kepada customer
Merekomendasikan barang yang customer cari
Mengatur tata letak barang yang dipajang
6. Dept Head
Dalam menjalankan prosedur kerja toko, semua divisi dibantu oleh Team Leader atau Dept Head, ada pun tugas dan tanggung jawab Dept Head sebagai berikut:
Membuat schedule kegiatan atau jadwal kegiatan pekerjaan.
Memonitor atau memantau progress pekerjaan yang dilakukan tenaga ahli.
Bertanggung jawab dalam melaksanakan supervisi langsung dan tidak langsung kepada semua karyawan yang berada di bawah tanggung jawabnya, antara lain memberikan pelatihan kepada karyawan agar dapat mencapai tingkat batas minimum kemampuan yang diperlukan bagi teamnya dan dapat menerapkan sikap disiplin kepada karyawan sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan.
Bertanggung jawab dalam melaksanakan koordinasi dalam membina kerja sama team yang solid.
Bertanggung jawab dalam mencapai suatu target pekerjaan yang telah ditetapkan dan sesuai dengan aturan.
Mengkoordinir seluruh aktifitas Tim dalam mengelola seluruh kegiatan baik dilapangan maupun dikantor.
Bertanggung jawab terhadap Pemberi Pekerjaan yang berkaitan terhadap kegiatan tim pelaksana pekerjaan.
Membimbing dan Mengarahkan anggota team dalam mempersiapkan semua laporan yang diperlukan.
Melakukan pengecekan hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
Melaksanakan presentasi dengan direksi pekerjaan dan instansi terkait.
D. Kondisi Lingkungan Kerja
Ruang Lingkup
Saat mengerjakan tugas prakerin siswa ditempatkan dibagian Packer atau Asisten Kasir, ada pun tugas tugasnya sebagai berikut.
Menyiapkan kantong plastik untuk pengepakan barang yang dibeli konsumen
Membantu kasir mengepak barang yang telah dibeli konsumen
Membantu kasir menukarkan uang kembalian
Mengembalikan barang cancel atau barang yang batal dibeli konsumen ketempat semula
Menjaga kebersihan diarea kasir
Menjaga tempat penitipan barang
Menerima barang yang dititipkan konsumen
Memberi label kepada barang yang sudah dibeli konsumen
Bab III. Penutup
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari dari laporan ini adalah didalam pelaksanaan prakerin tidak selalu sama dengan materi yang kami terima dari sekolah. Dengan telah dilaksanakannya Prakerin kami dapat mengerti dan mampu mengembangkan ilmu yang kami terima dari sekolah maupun pihak DU/DI.
Serangkaian hasil kegiatan Prakerin ini mampu membuat kami etika dan etos kerja didalam suatu instansi, sebagai bekal untuk dunia kerja yang sesungguhnya di masa yang akan datang.
B. Saran
– Saran untuk siswa
Siswa harus mampu bekerja dan berfikir cepat dalam melakukan berbagai hal
Siswa harus berdisiplin dan menjaga sikap baiknya
Mampu memanfaatkan peluang untuk mendapatkan nilai yang baik dari hasil prakerin
– Saran untuk sekolah
Sekolah memantau siswa sekurang-kurangnya dua kali selama satu bulan
Terus melakukan kerjasama dengan Transmart
Semoga rekan-rekan yang menggantikan kami di tahun depan bisa lebih baik
– Saran untuk dunia usaha
Semoga Transmart tetap bisa menyediakan tempat untuk siswa-siswi SMK yang akan melaksanakan prakerin di masa yang akan datang
Bab ini tentang “manusia, keragaman dan kesetaraan” yakni dapat menyadarkan kepada manusia bahwa keragaman merupakan keniscayaan hidup manusia, termasuk di indonesia. Dalam paham multikulturalisme, kesederajadan, dan atau kesetaraan sangat dihargai untuk semua budaya yang ada dalam masyarakat. Paham ini sebetulnya merupakan bentuk akomodasi dari budaya arus utama (besar) terhadap munculnya budaya-budaya kecil yang datang dari berbagai kelompok. Itulah sebabnya, penting sekarang ini membahas keragaman dan kesetaraan dalam hidup manusia.
Untuk konteks indonesia sebagai masyarakat majemuk, sehubungan dengan pentingnya ketiga hal tersebut : manusia, keragaman, dan kesetaraan, tatkala berbicara tentang keragaman, hal itu mesthi dikaitkan dengan kesetaraan. Mengapa? Karena keragaman tanpa kesetaraan akan memunculkan diskriminasi : kelompok etnis yang satu bisa memperoleh lebih dibanding yang lain; atau kelompok umur tertentu bisa mempunyai hak-hak khusus atas yang lainnya. Keragaman yang didasarkan pada kesetaraan akan mampu mendorong munculnya kreativitas, persaingan yang sehat dan terbuka, dan pada akhirnya akan memacu kesaling-mengertian.
Perkembangan pembangunan yang terjadi dalam dua dekade terakhir di indonesia menjadikan pertemuan antar orang dari berbagai kelompok suku dan budaya sangat mudah terjadi. Hal itu tentu saja akan menimbulkan banyak goncangan dan persoalan. Karena itu sebelum menjadi sebuah konflik yang keras, indonesia sudah selayaknya mempersiapkan masyarakatnya mengenai adanya keragaman. Keragaman itu supaya menghasilkan manfaat besar harus diletakkan dalam bingkai kebersamaan dan kesetaraan.
B. Rumusan masalah
Bagaimana manusia dan kedudukannya?
Bagaimana hakekat keragaman dan kesetaraan manusia?
Bagaimana hubungan keragaman dalam dinamika sosial dan budaya?
Bagaimanakah hubungan manusia, keragaman, dan kesetaraan di imdonesia?
Bab II. Pembahasan
A. Manusia Dan Kedudukannya (Responsivity Dan Responsibility)
manusia dan masyarakat tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Manusia adalah individu (makhluk tunggal) yang mampu menjalani hidupnya dalam sebuah konteks yang disebut masyarakat. masyarakat itu sendiri konsep yang didalamnya manusia menjadi unsur penting. Sebab didlam masyarakat juga ada unsur lain seperti peraturan, norma dan sistem (pendekatan secara sosiologis), kebudayaan sebagai cara hidup (pendekatan etnografik), ruang sebagai tempat kehidupan, baik ruang dalam tataran pengertian sebagai gagasan (pendekatan kualitatif), maupun sebagai unit (spatial) yang nyata dengan batas-batasnya (pendekatan ekologis).
Manusia mulai mengenal dirinya sebagai subyek ketika rene descartes mengumandangkan pendekatan ego-cogito (cogito ergosum : saya berpikir maka saya ada). Keberadaan manusia ditentukan oleh cara berpikirnya, atau manusia menjadi manusia karena cara berpikirnya. Disamping kemampuan berpikir dan hidup saling berdampingan, manusia hidup dalam dimensi rentang waktu dan sejarah, yang membawanya kedalam alam kesadaran kelampauan, kekinian, maupun kemasadepanan. Martin buber (1958) menolong manusia melihat bahwa ada pihak lain yang justru lebih berkuasa yaitu tuhan. Bahwa pendekatan ego-cogito tidaklah cukup. Sebagaimana dialami manusia jawa, dalam kesadaran penuhnya akan eksistensi kelampauan, kekinian, maupun kemasadepanan yang direnungkan dalam filsafat sangkanparaning dumadi, mereka senantiasa berupaya mencari jawab : “darimana aku berasal, apa tugas dalam hidupku kini, dan kemana aku menuju kelak di akhir hayat?”.
Manusia dalam masyarakat bukanlah manusia yang pasif. Manusia itu bertindak, yang karenanya tindakan sosial manusia menjadi penting. Berkaitan dengan tindakan sosial inilah, keberadaan orang lain merupakan prasyarat mutlak, karena tidak ada tindakan sosial yang terarah pada dirinya sendiri. Oleh karena itu manusia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari masyarakatnya, maka pertanyaan mengenai “siapa aku” (who am i) sangat terkait erat juga dengan pertanyaan “siapa kita” (who we are).
Menurut hebermas, tindakan manusia tidak cukup hanya direduksi pada aspek kerja, baik yang didasarkan pada rasionalitas (weber), atau pada lingkungan material yang mengitarinya (marx) yang mencakup pada soal mencipta, berpikir maupun kerja praktis lainnya, namun juga aspek komunikatif, yang menekankan relasi antar orang yang dilaksanakan melalui bahasa.
Melalui pendekatan praktis komunikatif inilah ada dua fungsi penting yang perlu diperankan seorang manusia dalam membentuk identitas diri dan masyarakatnya.
fungsi pertama adalah responsivity,
Responsivity yaitu fungsi yang berkaitan erat dengan dimensi deskriptif manusia. Fungsi ini mencakup kegiatan yang berada di wilayah kebudayaan dan pikiran yang bersifat instrumental, berkaitan dengan relasi bersama orang lain. Misalnya, bagaimana membangun sistem keamanan desa yang baiksecara partisipatif; atau bagaimana mengembangkan budaya dan lingkungan yang membuat anak-anak muda merasa nyaman bergaul satu sama lain; atau bagaimana menciptakan kesenian yang baik dan bisa diterima oleh semua pihak.
fungsi kedua responsibility
Responsibility berkaitan erat dengan fungsi etika, moral, kewajiban dan hak dari setiap orang sebagai individu dan juga sebagai bagian dari masyarakat. Tujuan dri responsibility adalah bagaimana tujuan hidup dan hidup manusia bis dilaksanakan atau terlaksana tanpa gangguan orang lain dalam masyarakat. Responsibility berusaha untuk membangun pemahaman yang menuju pada terciptanya sebuah masyarakat yang berkeadilan. Oleh karena itu hak asasi manusia (ham) menjadi bagian dari fungsi responsibility orang dalam masyarakat.
Pada fungsi atau aspek responsivity tekanan diletakkan dalam konteks bagaimana orang dapat melakukan tindakan yang berkaitan dengan aspek pemikiran dan kebudayaan.
Sementara aspek reponsibility menjaga supaya kegiatan pemikiran dan kebudayaan tidak melanggar atau memunculkan ketidakadilan terhadap pihak lain.
Melalui dua fungsi ini diharapkan manusia dalam bermasyarakat dapat mengembangkan kegiatan yang mendukung identitas individunya secara bebas, tetapi semua itu harus diletakkan dalam konteks membangun kehidupan manusia yang lebih bermartabat, berguna dan berkeadilan.
B. Hakekat Keragaman Dan Kesetaraan Manusia
1. Keragaman Manusia
Sudah menjadi fakta social dan fakta sejarah kehidupan. sehingga pernah muncul penindasan, perendahan, penghancuran dan penghapusan rasa atau etnis tertentu. dalam sejarah kehidupan manusia pernah tumbuh ideology atau pemahaman bahwa orang berkulit hitam ladalah berbeda, mereka lebih rendah dan dari yang berkulit putih. contohnya di indonesia, etnis tionghoa memperoleh perlakuan diskriminatif, baik secara social dan politik dari suku-suku lain di indonesia. dan ternyata semua yang telah terjadi adalah kekeliruan, karena perlakuan merendahkan martabat orang atau bangsa lain adalah tindakan tidak masuk akal dan menyesatkan, sementara semua orang dan semua bangsa adalah sama dan sederajat.
Martin buber (1985) menjelaskan pada pendekatan “saya-engkau” bahwa manusia menjadi memahami identitasnya ketika berhadapan dengan tuhan sebagai engkau, bahwa manusia itu lemah dihadapan tuhan. dengan kata lain, keberadaan manusia satu dengan yang lain menjadi setara, karena mereka adalah sama-sama ciptaan tuhan. seringkali manusia tidak mampu mentransformasikan kontradiksi di dalam dirinya bahwa dirinya adalah menjadi dirinya sendiri ketika berhadapan dengan orang lain yang sama. kontradiksi dalam pikiran, perkataan, dan tindakan inilah yang melahirkan konflik antar orang. seharusnya hubungan manusia dengan tuhan yang bertujuan memulihkan jiwanya menjadi manusia utuh, menjadi sumber dan kerangka membangun hubungan antar manusia. melalui relasi tersebut, manusia yang utuh membagi makna absolute yang tidak akan dipahami melalui diri sendiri.
Perspektif ham yang sejalan dengan perspektif agama, merupakan dasar secara hukum, politik, social budaya, ekonomi, dan moral mengenai pernyataan bahwa pada dasarnya adalah setara dan sederajat, walau ada perbedaan di antara mereka. dokumen ham merupakan dasar yang diakui oleh hampir semua bangsa di dunia bahwa –tidak ada pengecualian- semua manusia adalah sama dan sederajat. oleh karena itu segala bentukbentuk perendahan, penindasan, dan tindakan lain yang bertujuan mendeskriminasi perlu dihilangkan dan dilawan.
Dari uraian diatas secara jelas menyebutkan bahwa manusia pada hakekatnya adalah sama dan sederajat. perbedaan secara fisik tidak dapat menjadi dasar atau legitimasi bagi munculnya tindakan yang bertujuan meniadakan keberadaan orang lain. sebab, dengan beertindak meniadakan atau menghancurkaan orang lain, sebet ulnya pada saat yang sama sedang terjadi pengingkaran terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk yang juga berharga.
Justru keragaman itu menjadi penanda bahwa seharusnya dalam kehidupan bersama satu sama lain bisa saling melengkapi. seperti mozaik yang terdiri dari banyak macam kaca dan bisa membentuk sebuah gambar yang bagus, demikian juga keragaman seharusnya saling mengisi untuk membentuk sebuah kehidupan masyarakat yang penuh keindahan dan harmoni.
C. Kemajemukan dalam dinamika sosial dan budaya
Keragaman atau kemajemukan dalam masyarakat selalu membawa perubahan dan perkembangan atau dinamika sehingga masyarakat menjadi dinamis. Kemajemukan dalam masyarakat dibedakan ke dalam dua hal yang saling berkaitan, yaitu:
kemajemukan sosial
Kemajemukan social, berkaitan dengan relasi antar orang atau antar kelompok dalam masyarakat. Misalnya : perbedaan jenis kelamin, asal usul keluarga atau kesukuan, perbedaan ideology atau wawasan berpikir, perbedaan kepemilikan barang-barang atau pendapatan ekonomi.
Kemajemukan social dapat dibedakan dalam 3 hal penting :
v Perbedaan gender atau seksualitas
Gender merupakan kerangka social yang diciptakan manusia untuk membedakan laki-laki dan dan perempuan. Kerangka social ini tidak dibangun secara ilmiah tetapi dibangun berdasarkan prasangka yang berkembang dalam masyarakat, misalnya perempuan selalu diidentikkan dengan manusia yang lemah dan cengeng, oleh karenanya wajar jika perempuan tidak diperbolehkan menjadi pemimpin dalam masyarakat. Padahal, tidak selalu setiap perempuan adalah seperti yang dibuat dalam kerangka gender tersebut. Sementara itu seksualitas adalah pembeda karena jenis kelamin. Karena perbedaan seks bersifat kodrati, maka yang bisa melahirkan dan menyusui hanyalah perempuan.
v Perbedaan etnisitas, kesukuan, dan asal-usul keluarga
Dalam masyarakat kuno nama seseorang kadang menunjukkan derajat kebangsawanan mereka. Tetapi masyarakat modern sekarang ini tidak lagi mengaitkan nama dengan nama desa asal, tapi tergantung dari keluarga masing-masing pemilik nama. Sekarang banyak orang mengambil nama dari suku lain, bahkan bangsa lain yang tidak punya ikatan sama sekali. Terlepas dari perubahan apapun yang terjadi, etnisitas, kesukuan, dan asal-usul keluarga merupakan cirri pembeda seseorang, kendatipun kemurniannya mulai menipis lantaran frekuensi perkawinan campur antar antarsuku mulai meningkat.
v Perbedaan ekonomi
Perbedaan ini paling mudah dilihat, yang dalam terminology marxisme tampak sebagai perbedaan kelas social (golongan kaya-miskin), yang sering menimbulkan ketegangan dan konflik antar golongan.
v Kemajemukan budaya
Kemajemukan budaya, berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan dalam menjalani hidup. Misalnya: cara memandang dan menyelesaikan persoalan, cara beribadah, perbedaan dalam menerapkan pola pengelolan keluarga; atau singkatnya dapat disebutkan bagaimana seseorang memandang dunia, masyarakat dan kehidupan di dalamnya.
Merupakan kenyataan sekaligus keniscayaan dalam kehidupan di masyarakat. Keragaman merupakan salah satu realitas utama yang dialami masyarakat dan kebudayaan di masa silam, kini dan di waktu-waktu mendatang sebagai fakta, keragaman sering disikapi secara berbeda. Di satu sisi diterima sebagai fakta yang dapat memperkaya kehidupan bersama, tetapi di sisi lain dianggap sebagai faktor penyulit. Kemajemukan bisa mendatangkan manfaat yang besar, namun bisa juga menjadi pemicu konflik yang dapat merugikan masyarakat sendiri jika tidak dikelola dengan baik.
Dengan kebiasaan-kebiasaan dalam menjalani hidup semisalnya cara menjalani hidup, cara memandang dan menyelesaikan persoalan, cara beribadah sebagai ekspresi keyakinan kepada tuhan, cara memandang dunia, masyarakat beserta kehidupan di dalamnya. Contohnya : mengapa ada orang yang percaya dan memilih dukun untuk mengatasi masalah kesehatan, bukannya mencari dokter. Demikian pula dalam hal mendidik anak dalam keluarga. Ada yang menekankan bahwa berselisih pendapat dengan orang lain itu dianggap tidak sopan dan mengggangu ketentraman. Karena itu, ada keluarga yang mendidik untuk tidak membantah orang lain. Keluarga ini ketika mendapat seorang aak kecil berdepat dengan orang tuanya merasa bahwa anak tersebut tidak sopan, kurang pendidikan, bahkan nakal dan kuarang ajar. Hal ini menimbulkan persoalan bagi keluarga yang tidak menekankan pendidikan bahwa anak harus penurut.
Munculah pandangan stereotip yaitu pandangan tentang sekelompok orang yang didefinisikan karakternya kedalam grup. Pandangan tersebut bisa bersifat positif atau negatif. Sebagai contoh, suatu bangsa dapat distereotipkan sebagai bangsa yang ramah atau tidak ramah.
Biasanya ciri-ciri dalam stereotip kebanyakan negatif, seperti cara bicara dan perilaku orang batak kasar, cara bicara dan perilaku orang jawa lamban, orang cina pelit dan orang madura suka berkelahi. Sejarah juga menjelaskan bahwa perbedaan budaya dan stereotip telah menimbulkan banyak persoalan. Sindiran atau pelecehan tehadap budaya pernah terjadi dalam sejarah kehidupan manusia seperti budaya atau orang tertentu sudah di cap buruk. Karena itu dalam sejarah pernah terjadi pertobatan budaya. Penginjilan dan atau dakwah dari agama tertentu pada masa lampau mencerminkan pandangan yang menganggap bahwa suatu budaya tertentu lebih rendah dari budaya lain misalnya dalam konteks kekristenan sejarah pengijilan selalu terkait dengan perendahan dan pelecehan budaya bahwa semua orang harus bertobat dan masuk agama kristen yang baru dan menyelamatkan. Istilah budaya yang tinggi merupakan milik keraton yang dipertentagkan dengan kebudayaan rakyat, milik orang biasa dan miskin merupakan bentuk upaya membedakan sekaligus sindiran dan pelecehan antara suatu budaya dengan yang lain. Sekarang ini muncul budaya global yang datang dari barat dan negara maju berhadapan dengan budaya lokal. Budaya global tersebut memberikan dampak positif dan negatif bagi budaya lokal.
Mendorong perubahan yang besar dalam bentuk dan pola tata kerja. Pada saat ini ada kecenderungan orang untuk tidak bekerja lagi di kantor, tetapi bekerja di rumah dengan menggunakan fasilitas teknologi komunikasi, seperti internet. Pada saat ini kesuksesan tiap-tiap individu dalam mendapatkan pekerjaan harus didukung oleh keterampilan dan pengetahuan yang luas terutama dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
A. Masuknya budaya barat yang bertolak belakang dengan budaya timur yang sederhana, sopan, dan santun.
B. Fenomena anak melawan kepada orang tua
C. Murid yang mengancam guru
D. Perkelahian antara pelajar
E. Model pakaian yang tidak sesuai
F. Pemakaian perhiasan wanita oleh laki-laki merupakan perilaku menyimpang sebagai dampak negatif dari era globalisasi dan arus informasi yang tidak terbendung.
Seperti globalisasi melawan lokalisasi atau kebudayan lokal, tetapi juga bisa pada tingkat fisik seperti penghancuran gedung kembar di amerika serikat. Berbagai keragama yang bersifat sosial maupun budaya membawa dampak pada masyarakat, yaitu berupa perubahan sosial yang terjadi secara cepat karena adanya keragaman dan dimanika sosial. Segala perubahan sosial bisa membawa dampak negatif sekaligus positif. Keragaman sekarang muncul secara cepat akibatnya adalah perubahan dan dinamika sosial terjadi cepat.
Kemajemukan bangsa terutama karena adanya kemajemukan etnik, disebut juga suku bangsa atau suku. Beragamnya etnik di indonesia menyebabkan banyak ragam budaya, tradisi, kepercayaan, dan pranata kebudayaan lainnya karena setiap etnis pada dasarnya menghasilkan kebudayaan. Masyarakat indonesia adalah masyarakat yang multikultur artinya memiliki banyak budaya.
Etnik atau suku merupakan identitas sosial budaya seseorang. Artinya identifikasi seseorang dapat dikenali dari bahasa, tradisi, budaya, kepercayaan, dan pranata yang dijalaninya yan gbersumber dari etnik dari mana ia berasal.
Namun dalam perkembangan berikutnya, identitas sosial budaya seseorang tidak semata-mata ditentukan dari etniknya. Identitas seseorang mungkin ditentukan dari golongan ekonomi, status sosial, tingkat pendidikan, profesi yang digelutinya, dan lain-lain. Identitas etnik lama-kelamaan bisa hilang, misalnya karena adanya perkawinan campur dan mobilitas yang tinggi.
Kemajemukan adalah karakteristik sosial budaya indonesia. Selain kemajemukan, karakteristik indonesia yang lain adalah sebagai berikut (sutarno, 2007) :
A. Jumlah penduduk yang besar;
B. Wilayah yang luas;
C. Posisi hilang;
D. Kekayaan alam dan daerah tropis;
E. Jumlah pulau yang banyak;
F. Persebaran pulau;
2. Kesetaraan sebagai warga bangsa indonesia
Pengakuan akan prinsip kesetaraan dan kesedarajatan itu secara yuridis diakui dan dijamin oleh negara melalui uud’45. Warga negara tanpa dilihat perbedaan ras, suku, agama, dan budayanya diperlakukan sama dan memiliki kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan negara indonesia mengakui adanya prinsip persamaan kedudukan warga negara. Hal ini dinyatakan secara tegas dalam pasal 27 ayat (1) uud’45 bahwa “segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”.
Dinegara demokrasi, kedudukan dan perlakuan yang sama dari warga negara merupakan ciri utama sebab demokrasi menganut prinsip persamaan dan kebebasan. Persamaan kedudukan di antara warga negara, misalnya dalam bidang kehidupan seperti persamaan dalam bidang politik, hukum, kesempatan, ekonomi, dan sosial.
Demikian juga dengan perubahan sosial kerena munculnya perbedaan dan keragaman tidak selalu dimaknai secara negatif. Contohnya saja di dunia sepak bola sekarang ini banyak sekali klub bola yang memasukan pemain asing untuk memperkuat klubnya. Di eropa khususnya liga inggris dan spanyol keragaman menjadi ciri khasnya. Bahkan klub sepak bola yang beragam menjadi juara di di liga masing-masing negara misalnya barcelona di spanyol, Manchester United (MU), dan inter milan di italia. Bahkan di indonesia sendiri juga cukup banyak pemain asing seperti di persipura ada bio dari negro, di sriwijaya fc ada kayamba dan di persib bandung ada gonzales. Klub mu yang merupakan klub paling beragam ada dari berbagai kebagsaan dan warna kulit mengisi klub ini seperti dari afrika, asia, eropa, amerika dan australia. Keragaman itu yang membuat mu selalu tampil segar ketika bertanding.
Terlepas dari semua mu merupakan paduan yang luar biasa dari berbagai orang dengan segala talenta dari belahan bumi untuk menghadirka sebuah sepak bola yang mampu menyerang dan bertahan dan maju terus untuk menjadi juara. Banyak keuntungan yang mereka peroleh tetapi juga menjadi salah satu contoh mengenai bagaimana memadukan berbagai perbedaan menjadi sebuah kekayaan yang saling menguntungkan bagu semua pihak yaitu: pemilik klub, pengelola, pemain, sponsor, negara asal pemain bahkan penonton atau fans.
Bercermin pada klub sepakbola mu, jika sebuah masyarakat memiliki kemampuan mengelola segala perbedaan yang ada dalam konteks dan mekanisme yang demokratis niscaya masyarakat tersebut akan menjadi masyarakat yang kuat. Indonesia merupakan negara yang memilki banyak keragaman budaya yang sangat tinggi berdasarka keberadaan kesukuan beserta agama yang dipeluk. Indonesia juga memilki sumberdaya yang bertalenta dalam berbagai bidang sebagai modal intelektual (human intectual capital) utama bagi pembangunan kekuatan bangsa dan negara. Indonesia membutuhkan meneger atau pelatih betangan dingin untuk meracik segala perbedaan menjadi sebagai sebuah modal utama pembangunan ssebuah neraga-bangsa yang kuat dan maju di segala bidang. Dengan mempertimbangankan segala persoalan yang dihadapi, kepemimpinan yang mampu mensinergikan segala perbedaan merupakan kebutuhan mutlak dan kunci kemajuan.
Dalam menganalisis problematika dan solusi ada 2 hal yang menjadi 2 pertanyaan dasar yaitu :
1. Apa contoh problematika dalam fakta keragaman kehidupan masyarakat sekarang ini?
2. Apa persoalaan yang muncul ketika keragaman mesti mendasari perkembangan masa depan indonesia kearah perwujudannya menjadi sebuah bangsa yang kuat dan kokoh?
Dalam bermasyarakat kasus yang paling banyak terjadi adalah tentang kehidupan sex. Setiap orang pasti memiliki aneka ragam pemikiran baik negative maupun positif tentang sex di kawula muda. Dari sini kita akan mencoba menelaah lebih jauh tentang pandangan orang tentang sex tersebut.
Menurut sigmund freud, dalam kajian psikologis maupun trajektoris(riwayat hidup) seseorang, seks merupakan aspek dasar dimana seseorang bisa menemukan identitas diri, sekaligus keinginan berkuasa. Banyak hal – hal negative yang terjadi akibat dari seks ini antara lain pemerkosaan, aborsi yang bersifat negatif, prostitusi, dan mungkin masih banyak lagi. Dan sebagian orang mengkambinghitamkan media komunikasi yang cepat(televisi,internet,dll), kurangnya kehidupan beragama yang menjalani kehidupan seks secara negative tersebut. Kasus yang sangat ironis adalah tentang bagaimana tokoh masyarakat dan tokoh agama justru terlibat dalam penyimpangan tersebut.
Kita ambil saja kasus syekh puji yang menikahi anak dibawah umur karena dia mempunyai harta berlebih dengan aneka macam dalih yang dia kemukakan. Dan dari banyak kasus yang terjadi akan muncul norma yang berlaku dalam masyarakat antara lain cemoohan, sindiran, sampai pengucilan. Dari kasus – kasus seksual tersebut solusinya antara lain :
1. Menyelenggarakan pendidikan seks yang benar supaya tidak terjadi penyimpangan seks untuk kaum muda.
2. Membuat peraturan dan pembatasan terhadap program – program yang berdampak pada pemahaman mengenai kekerasan dan kebebasan seksual.
3. Membongkar masyarakat mengenai seks dan seksualitas.
Dari contoh problematika tersebut terlihat solusi tersebut dihasilkan dengan keputusan bersama yang menguntungkan berbagai pihak. Dan solusi tersebut bisa menjadi wadah aneka ragam pemikiran tentang seksualitas
Dalam kehidupan bernegara, indonesia di hadapkan permasalahan keragaman yaitu tentang perbedaan suku dan budaya. Hal tersebut sudah terjadi sejak indonesia berdiri dan sudah menjadi cirri khas bangsa indonesia. Perbedaan tentang suku dan budaya akan menjadi persoalan besar jika tidak ada nilai yang mengikatnya. Dan di indonesia nilai yang ada adalah demokrasi.
Tujuan di terapkannya demokrasi di indonesia adalah untuk keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Jika dalam kehidupan bernegara kedua hal tersebut tidak terwujud berarti demokrasi tidak diterapkan secara mendasar.
Bapak soekarno,presiden pertama indonesia merumuskan demokrasi dalam bentuk konsep nasakom(nasionalisme, agama , dan komnunisme). Gagasan tersebut merupakan upaya membangun konsep kebersamaan diantara 3 aliran politik yang berkembang saat itu. Dengan konsep nasakom diharapkan para nasionalis , tokoh agama , dan komunis dapat saling mendukung dan memperkuat. Namun konsep tersebut tidak membuahkan hasil yang baik dikarenakan kesejahteraan rakyat belum terpenuhi.
Konsep demokrasi yang masih bertahan di indonesia adalah tentang pancasila. Sejak pemikiran tersebut di kemukakan oleh soekarno, pancasila merupakan salah satu dasar yang menjadikan indonesia bersatu sejak hari kemerdekaan hingga saat ini.
Dalam bidang ekonomi, muhammad hatta mengemukakan konsep koperasi sebagai salah satu pilar penting dalam memajukan dan menyejaterakan masyarakat indonesia. Koperasi adalah bentuk demokrasi ekonomi di karenakan usaha tersebut di kelola secara terbuka dan adil.
Imbas negatif yang muncul ketika demokrasi tidak di jalankan secara mendasar yaitu pemberontakan. Indonesia banyak mencatatkan rekor pemberotakan antara lain pemberontakan pki, pemberontakan di-tii, pemberontakan di timor leste, dan yang saat ini paling disoroti adalah tentang pemberontakan rms.
Adanya demokrasi bukan untuk menghilangkan konflik akan tetapi untuk mengelola perbedaan yang ada supaya potensi konflik teredam dan intensitas konflik terkendali sehingga bisa diperkecil.
Yang ada di indonesia antara lain gaya hidup, cara hidup serta budaya. Jika masyarakat tidak siap dan menerima keragaman tersebut,maka akan berdampak pada perilaku menyimpang, kekerasaan, perkelahian politik massa, kecurangan dan kemunafikan. Demokrasi sebagai falsafah kehidupan yang bukan sekedar mekanisme legal formal dalam prosedur pengambilan keputusan sangat diperlukan saat ini. Demokrasi juga merupakan falsafah pemberi nafas dan roh kehidupan sosial-budaya yang menjiwai pandangan bahwa setiap orang adalah sama dan sederajat. Orang diberikan kebebasan yang sama sekaligus juga diberi tanggungjawab yang sama untuk memelihara kebebasan bersama. Demokrasi akan cidera ketika terjadi pelanggaran kebebasan.
Didalam kehidupan kebebasan ada batasnya yaitu ketika kebebasan seseorang merampas kebebasan orang lain atau kebebasan seseorang bertemu dan bertumpang tindih dengan kebebasan orang lain. Dialog sebagai proses demokrasi adalah sebagai aturan main untuk menengahi tercideranya kebebasan seseorang. Kebebasan dalam keragaman masyarakat adalah kebebasan yang dirumuskan bersama.
Indonesia adalah suatu negara yang memiliki banyak keragaman. Indonesia punya banyak etnis, suku, ras, agama, dll. Maka perlu ada satu nilai yang dapat mengikat semua aspek tersebut.pada masa pemerintahan presiden soekarno, beliau membentuk satu konsep yang menurut beliau dapat mempersatukan bangsa indonesia, konsep beliau adalah nasakom yaitu nasionalisme agama dan komunis. Namun harapan tersebut lain dari kenyataan yang ada, akhirnya muncullah pancasila sebagai dasar negara yang dipandang lebih dapat mempersatukan bangsa indonesia dan oleh beberapa kalangan disebut sebagai upaya membumikan demokrasi secara local dan khas indonesia.
Demokrasi adalah paham yang bebas, sederajad, dan tidak diskriminatif. Sehingga keragaman yang ada di indonesia yang mempunyai bahaya perpecahan dan konflik dapat berubah menjadi potensi yang luar biasa. Demokrasi hadir bukan untuk menghilangkan konflik, tetapi untuk mengelola perbedaan yang ada supaya potensi konflik teredam dan intensitas konflik terkendali sehingga bisa diperkecil. Selain itu demokrasi memberi ruang yang bebas bagi semua orang untuk berpendapat dan memutuskan yang terbaik bagi dirinya dan kota (negara) tempat mereka tinggal sehingga konflik yang ada tidak dihilangkan tapi dikelola secara bersama supaya tidak menimbulkan bahya bagi semua orang.
Di indonesia sekarang ini, keragaman tidak hanya datang dari factor internal tapi juga factor eksternal. Factor eksternal tersebut adalah globalisasi. Banyak masyarakat yang belum siap menerima dan hidup berdampingan secara damai dengan orang lain yang punya gaya hidup serta budaya yang berbeda. Ketidaksiapan tersebut membuat orang berperilaku menyimpang untuk menunjukkan bahwa dia kuat, namun dengan sikap yang demikian dapat pula menunjukkan kelemahan dan kerapuhan jiwanya. Oleh karenanya, demokrasi sebagai falsafah kehidupan, yang bukan hanya sekedar prosedur dalam pengambilan keputusan. Demokrasi adalah falsafah yang membuat semua orang punya pandangan bahwa semua orang adalah sama dan sederajad. Demokrasi bisa terjadi kalau adanya dialog bukan monolog, dimana dialog memampukan seseorang mengutarakan pendapatnya.
Yang terpenting di sini adalah paham bahwa indonesia terdiri dari banyak sara, budaya, dll, sehingga rakyat sadar bahwa arti kebebasan bukan tanpa batas, tapi batasanya adalah ketika kebebasan seseorang merampas kebebasan oranglain. Kebebasan yang ada adalah kebebasan yang dirumuskan bersama, kebebasan konsensual hasil consensus.
Sebagai individu yang menjalani hidup di tengah masyarakat, fungsi dan peran manusia dalam membentuk identitas diri dan masyarakatnya, yaitu responsivity dan responsibility. Melalui dua fungsi tersebut pengembangan kreativitas social budaya dan pembangunan keadilan social budaya, diharapkan manusia dalam bermasyarakat dapat mengembangkan kegiatan yang mendukung identitas individunya secara bebas, bermartabat, berguna, dan berkeadilan. Keragaman pernah merendahkan martabat manusia, namun dari perspektif ham dan agama, jelas bahwa manusia pada hakekatnya adalah sama dan sederajad.
B. SARAN
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sekalian sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan dari makalah kami ini.
DAFTAR PUSTAKA
Giri Wiloso, Pamerdi, dkk. 2010. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Salatiga: Widya Sari
Setiadi, Elly M. dkk. 2005. Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta: Prenada Media Group
Identifikasi Kesempatan usaha dapat di lakukan dengan menyimak bidang hasil usaha pokok, yaitu kedudukan pasar, profitabilitas, sumber daya manusia (SDM), keuangan, sarana kerja, tanggung jawab sosial, dan pengenbangan usaha.
Identifikasi peluang usha dapat di lakukan dengan cara :
1. Belajar ilmu manajemen usaha.
2. Meminta jasa konsultan manajemen.
3. Meminta jasa keluarga dan kenalan yang pintar dalam usaha.
Proses investasi adalah suatu rangkaian aktivitas yang menghasilkan di dalam pembelian aset nyata / surat berharga. Proses investasi berkisar tentang keputusan – keputusan investasi yang berhubungan untuk memaksimumkan kekayaan investor.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas diharapkan makalah ini dapat membantu kita untuk mengetahui tentang :
1. Identifikasi Kesempatan Usaha
2. Tujuan Keputusan Investasi
3. Aspek –Aspek Studi Kelayakan
4. Alat Dan Kerangka Analisa
5. Data Dan Sumber Data
6. Kriteria Penilaian
Bab II. Pembahasan
A. Identifikasi Kesempatan usaha
Identifikasi Kesempatan usaha dapat di lakukan dengan menyimak bidang hasil usaha pokok, yaitu kedudukan pasar, profitabilitas, sumber daya manusia (SDM), keuangan, sarana kerja, tanggung jawab sosial, dan pengenbangan usaha.
Identifikasi peluang usha dapat di lakukan dengan cara :
1. Belajar ilmu manajemen usaha.
2. Meminta jasa konsultan manajemen.
3. Meminta jasa keluarga dan kenalan yang pintar dalam usaha.
Dengan tersedianya informasi ekstren dan informasi intern, maka wirausahawan dapat mengetahui :
1. Dimana ada peluang (opportunity)
2. Apa saja yang mengancam usaha (threat)
3. Ada kekuatan (strength) yang dpat mendukung usaha untuk mencapai sasaran.
Persyaratan pokok dalam identifikasi peluang usaha atau mengenali peluang keberhasilan usaha pada masa depan ialah berfikir polos, keterbukaan, optimisme, kerja sama, dan mau mendengarkan orang lain, mengakui kesalahan, dan percaya pada hari esok akan lebih baik dari hari kemarin.
Identifikasi peluang usaha meliputi hal-hal berikut :
a.Waktu peluncuran produk yang tepat
b. Desain produk yang sesuai dengan kebutuhan pembeli atau pelanggan.
c. Setrategi distribusi yang tepat.
d. mampu mengidentifikasi usah yang sedang di jalankan.
e. Optimis dan citra positif dalam usaha.
f. Sumber daya manusia (SDM) yang cukup baik.
g. Sumber daya yang cukup.
h. Manajemen produk yang baik.
i. pemasaran produk yang tepat.
j. Pengalaman mengelola usaha.
Untuk mencapai keberhasilan, langkah pertama dalam identifikasi peluang usaha adalah Tumbuhkan citra positif pada diri sendiri, tetaplah optimis dalam menghadapi situasi apapun dalam usaha. Peluang-peluang usaha atau bisnis masih terbuka di depan kita, asal kita mempunyai semangat yang tinggi.
Dr.D.J. Schwartz mengemukakan pendapatnya tentang cara identifikasi peluang usaha adalah :
1. Percaya dan yakin bahwa usaha bisa dilakukan. Hapuskan kata mustahil, tak mungkin, tak bisa, tak perlu di coba, dari khasanah pikiran dan bicara.
2. Janganlah tradisi lingkungan yang setatis akan melumpuhkan pikiran wirausahawan. Lihatlah peluang-peluang usaha untuk menjadi besar. Tradisi lain yang kurang menunjang peluang-peluang usaha adalah etos kerja yang rendah dan terlalu santai.
3. Setiap hari bertanya pada diri sendiri, ” bagaimana saya dapat melakukan usaha sendiri lebih baik.”
4. bertanya dan dengarkanlah. Dengan bertanya dan mendengar, maka wirusahawan akan mendapatkan bahan baku untuk mengambil keputusan yang tepat. Ingat orang besar memonopoli kegiatan bicara.
5. Perluas pikiran anda, bersemangatlah. bergaulah dengan orang-orang yang bisa membuat anda mendapat gagasan-gagasan peluang usaha.
Paul Charlap mengemukakan sebuah rumusan tentang identifikasi peluang usaha yang mencakup empat (4) unsur yang harus di miliki seorang wirausahawan agar mencapai sukses dlam pekerjaannya, yaitu : 1. Kerja keras (Work hard) 2. Kerja cerdas (Work smart) 3. kegairahan (Enthusiasm) 4. Pelayanan (Service)
B. Tujuan Keputusan Investasi
Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah uang. Secara lebih khusus menurut (Tandelilin, 2001 : 5) ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain :
1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.
2. Mengurangi resiko inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
3. Dorongan untuk menghemat pajak.
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang – bidang usaha tertentu.
Proses investasi
Proses investasi adalah suatu rangkaian aktivitas yang menghasilkan di dalam pembelian aset nyata / surat berharga. Proses investasi berkisar tentang keputusan – keputusan investasi yang berhubungan untuk memaksimumkan kekayaan investor. Langkah – langkah dalam proses investasi :
Pengetahuan tentang pengembalian dan resiko investasi.
Mengetahui sikap investor terhadap resiko. Setiap investor harus mau menerima resiko investasi yang terkadang di dalam aset riil maupun surat berharga, dan dapat mengidentifikasi kombinasi pengembalian dan resiko yang dapat diterima. Dengan kata lain, sebelum menerima resiko investasi, investor harus berada pada posisi finansial yang logis, dan harus siap menggunakan alasan-alasan yang masuk akal untuk proses pembuatan keputusan.
Pengetahuan dari setiap tipe surat berharga / aset yang tersedia untuk investasi, termasuk pengembalian yang diharapkan dan resiko yang berhubungan dengan tipe aset / surat berharga tersebut.
Memilih beberapa surat berharga / aset yang dapat memberi suatu pengembalian dan resiko yang dapat diterima berdasarkan kebutuhan -kebutuhan dari investor tertentu.
C. Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Bisnis Berikut ini aspek-aspek yang harus diteliti dalam suatu Studi Kelayakan Bisnis, yaitu:
a. Aspek hukum Menyangkut semua legalitas rencana bisnis yang akan kita laksanakan yang meliputi ketentuan hukum yang berlaku diantaranya :
· Izin lokasi
· Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk badan hukum lainnya.
· NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
· Surat tanda daftar perusahaanSurat izin tempat usaha dari pemda setempat
· Surat tanda rekanan dari pemda setempat
· SIUP setempat
b. Aspek sosial ekonomi dan budaya Menyangkut dampak yang diberikan kepada masyarakat sekitar karena adanya suatu kegiatan usaha tersebut, diantaranya:
· Dari sisi budaya, apa dampak keberadaan bisnis kita terhadap kehidupan masyarakat, kebiasaan adat setempat, dan lain-lain.
· Dari sudut ekonomi, seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk, apakah proyek dapat mengubah atau justru mengurangi income per capita penduduk setempat, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR.
· Dan dari segi sosial, apakah dengan adanya bisnis kita, menjadi semakin ramai, lalu lintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya, pendidikan masyarakat setempat dan untuk mendapatkan itu semua adalah dengan wawancara, kuesioner, dokumen, dan lain-lain. Untuk melihat apakah suatu proyek layak atau tidak dilakukan dengan membandingkan keinginan investor atau pihak yang terkait dengan sumber data yang terkumpul.
c. Aspek pasar dan pemasaran
Menyangkut apakah ada peluang pasar untuk produk yang akan dihasilkan oleh kegiatan usaha kita, dengan melihat hal-hal berikut :
· Potensi pasar
· Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan atau hasrat untuk membeli.
· Tentang perkembangan/pertumbuhan penduduk
· Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang mencakup tentang perilaku, kebiasaan, preferensi konsumen, kecenderungan permintaan masa lalu, dll.
· Pemasaran, menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk meraih sebagian pasar potensial atau pelung pasar atau seberapa besar pengaruh strategi tersebut dalam meraih besarnya market share.
d. Aspek teknis dan teknologi
Menyangkut pemilihan lokasi, alat-alat, yang sesuai dengan hasil yang diinginkan, lay out, dan pemilihan teknologi yang sesuai.
e. Aspek manajemen
Menyangkut pembangunan dan operasional.
f. Aspek keuangan
Menyangkut sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.
D. ALAT DAN KERANGKA ANAL I SA
Survei khusus yang mungkin harus dilakukan tentang consumer behavior :
1. Perilaku konsumsi
2. Pengetahuan produk
3. Keinginan dan rencana pembelian
4. Motif pembelian
5. Kepuasaan thd. produk saat ini
6. Kebutuhan yg belum terpenuhi
7. Sikap terhadap produk
8. Karakteristik sosial ekonomi.
ALAT DAN KERANGKA ANALISA
Analisa aspek teknik dan produksi, dialkukan oleh mereka yang menguasai pengetahuan teknis dan manajemennya(resource persons), menyangkut:
– Analisa perilaku biaya (identifikasi fungsi biaya)
– Analisa perbandingan biaya (memilih alternatif produksi yang lebih baik)
– Analisa penggantianaktiva dan penyediaan mesin
– Metode transportasi (menentukanlokas gudang)
– Pemilihan lokasi dengan metode scoring atauperbandinganbiaya
– Analisa hubungan link analysis untuk mengatur tata letak fasilitas produksi
– Time and motion study untuk pengaturanskedul kerja.
E. Data dan Sumber Data
– Publikasi Ekonomi dan Bisnis yang diambil dari koran majalah
– Publikasi Bank Indonesia,Persatuan Bank-Bank Swasta Nasional (PERBANAS), dan lembaga keuangan lainnya
– Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Pengelola Pasar Modal (Bapepam)
– Biro Pusat Statistik (BPS)
– Asosiasi Industri dan dagang yang membawahi jenis usaha yang sejenis
– Lembaga-lembaga penelitian seperti LIPI ataupun swasta
– Departemen Teknis. (mis: jika usaha pertanian maka dari Departemen Pertanian)
– Universitas dan Perguruan Tinggi
– Sumber-sumber lain yang sah
F. Kriteria penilaian
Di dalam penilaian keputusan investasi atau studi kelayakan bisnis menggunakan kriteria. Dimulai dari kriteria yang “sempit” sampai dengan kriteria yang lebih “luas”. Kriteria yang sempit hanya menekan pada aspek profitabilitas dipandang dari sudut bisnis yang sering disebut profitabilitas komersial. Sedangkan dari sudut yang lebih luas adalah dengan memerhatikan manfaat proyek bagi perekonomian nasional dan segi social.
Kriteria penilaian yang akan dibahas antara lain: a) kriteria intensitas faktor, b) kriteria luas dan kompleksitas proyek, c) kriteria pendapatan valuta asing/devisa, d) kriteria profitabilitas komersial, e) kriteria profitabilitas ekonomi social, dan f) kriteria pemilihan proyek.
· Kriteria Intensitas Faktor
Berdasarkan kriteria ini, pemerintahan suatu negara sebaiknya memberikan prioritas pembangunan proyek-proyek yang memanfaatkan faktor surplus, yaitu misalnya tenaga kerja daripada faktor yang jarang misalnya modal (kapital). Namun, perlu diperhatikan bahwa kelebihan tenaga kerja dalam kenyataannya bukan satu-satunya faktor yang perlu diperhatikan karena masih banyak faktor-faktor lain yang juga memengaruhinya.
· Kriteria Luas dan Kompleksitas Proyek
Kriteria lain yang bisa digunakan untuk membuat keputusan investasi adalah luas dan tingkat kompleksitas elemen-elemen yang terdapat dalam proyek. Semakin luas suatu proyek semakin kompleks permasalahan yang dihadapinya. Luas dan kompleksitas tersebut meliputi aspek keuangan, produksi dan keuangan yang diperoleh dari aspek-aspek lain.
· Kriteria Pendapatan Valuta Asing/Devisa
Salah satu pertimbangan keputusan dilaksanakan suatu proyek adalah seberapa besar penghematan devisa yang diperoleh bagi produk-produk yang diproduksi proyek jika produk tersebut adalah subtitusi impor, atau seberapa pendapatan devisa yang diperkirakan akan didapat dari eksport produk yang akan dihasilkan proyek.
Suatu negara kadang mengalami pengurangan cadangan devisa, baik disebabkan oleh pengurangan pendapatan devisa ataupun oleh meningkatnya pengeluaran devisa. Hal tersebut disebabkan misalnya kegagalan produksi pertanian sehingga pemerintah perlu membeli lebih banyak bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri agar tercukupi.
· Kriteria Profitabilitas Komersial
Berbeda dengan kriteria-kriteria sebelumnya yang hanya mempertimbangkan satu aspek dalam proyek maka kriteria profitabilitas komersial yang mempertimbangkan berbagai faktor, lebih diterima secara luas sebagai alat untuk menilai proyek secara keseluruhan. Kriteria tersebut digunakan oleh investor swasta maupun pemerintah atau lembaga-lembaga keuangan, baik swasta maupun pemrintah. Perkiraan profitabilitas adalah laba bersih yang diharapkan sesudah pajak.
· Kriteria Profitabilitas Ekonomi Nasional
Profitabilitas ekonomi nasional adalah rata-rata rate of turn bersih suatu investasi dalam hubungannya dengan perekonomian nasional. Perhitungan profitabilitas nasional selain memasukan biaya ekonomis dan laba yang sering tidak diperhitungkan juga memasukan biaya dan manfaat nonekonomis yang seharusnya dibutuhkan dalam suatu penilaian proyek agar diperoleh nilai proyek yang sebenarnya terhadap perekonomian nasional.
· Kriteria Pemilihan Proyek
Kriteria pemilihan proyek mendasarkan pada kriteria profitabilitas komersial dan kriteria profitabilitas ekonomi nasional ditambah dengan pertimbangan kualitatif. Kelemahan kriteria ini adalah jika pertimbangan kualitatif diluar pertimbangan ekonomis mendominasi pengambilan keputusan. Kriteria pemilihan proyek ini dipergunakan untuk menentukan urutan proyek dari sekelompok usulan proyek. Caranya dengan membuat analisis perbandingan sekelompok usulan proyek, kemudian menentukan prioritasnya.
BAB III PENUTUP
A. kesimpulan
Identifikasi Kesempatan usaha dapat di lakukan dengan menyimak bidang hasil usaha pokok, yaitu kedudukan pasar, profitabilitas, sumber daya manusia (SDM), keuangan, sarana kerja, tanggung jawab sosial, dan pengenbangan usaha
Aspek-aspek yang harus diteliti dalam suatu Studi Kelayakan Bisnis, yaitu:
– Aspek hukum
– Aspek sosial ekonomi dan budaya
– Aspek pasar dan pemasaran
– Aspek teknis dan teknologi
– Aspek manajemen
– Aspek keuangan
–
Kriteria penilaian
· Kriteria Intensitas Faktor
· Kriteria Luas dan Kompleksitas Proyek
· Kriteria Pendapatan Valuta Asing/Devisa
· Kriteria Profitabilitas Komersial
· Kriteria Profitabilitas Ekonomi Nasional
· Kriteria Pemilihan Proyek
B. Saran.
Makalah saya ini masih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan dari para pembaca sekalian demi tercapainya kesempurnaan dari makalah saya ini.
DAFTAR PUSTAKA
“Strategi Pemasaran untuk Bisnis Kecil”. Yang disarikan dari sumber: How to Build YourSmall Business Fast with Simple Poscard, oleh Bob Leduc. Majalah Aura, edisi 44/th.XI/Minggu ke3/21-27 Nopember 2007.