Blog

  • Contoh Kata Pengantar Makalah

    Contoh Kata Pengantar Makalah

    Kata Pengantar Makalah adalah serangkaian kata pembuka yang ditulis pada laman khusus yang disebut laman kata pengantar. Letak laman ini setelah halaman cover.

    Kata Pengantar Makalah

    Tujuan dari pembuatan Kata Pengantar adalah memberikan gambaran mengenai proses pembuatan dan topik yang dibahas makalah. Pada bagian ini juga dijadikan laman sentimentil dari penulis untuk menunjukkan rasa yang mereka alami selama proses pembuatan karena halaman lain dalam makalah sifatnya formal.

    Adapun hal-hal yang dijelaskan dalam kata pengantar adalah :

    1. Rasa Syukur
    2. Latar belakang singkat terkait alasan makalah
    3. Penjelasan singkat tentang topik yang dibahas
    4. Harapan yang ingin dicapai pemakalah setelah khalayak membaca makalah yang dibuat
    5. Ucapan terima kasih kepada pihak yang membantu proses pembuatan
    6. Kendala yang dialami pada saat proses penulisan
    7. Sangkalan / Disklaimer atas batasan-batasan yang tidak dicakup dalam makalah.
    8. Salam Penutup.
    9. Tempat dan tanggal Penulis

    1. Contoh Kata Pengantar Lengkap

    Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan maha pengasih lagi maha Penyayang yang telah memberikan rahmat dan hidayah, sehingga penulis bisa merampukang makalah berjudul ……. . Makalah ini disusun sebagai tugas …… pada mata pelajaran/kuliah ….. dengan topik pembahasan …….. .

    Topik utama yang dibahas dalam makalah ini adalah …….. . Tujuan dari penulis dalam menulis makalah ini adalah agar pemerhati dapat memahami konsep dan teori tentang ….. . Pada bagian ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga makalah ini dapat tersusun. Rasa dan ucapan terima kasih khusus penulis ucapakan kepada ….. yang telah ….. .

    Dalam upaya pengumpulan data dan penyusunan makalah, penulis mendapatkan beberapa kendalah terkait dengan …… Hal ini berdampak pada terbatasnya pembahasan makalah pada kajian …… . Oleh karena itu pemakalah dengan ini menyatakan sangat terbuka atas segala bentuk saran dan kritikan terkait dengan topik yang dikaji dalam makalah ini.

    Akhir kata penuilis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi kepada para pembaca dan pemerhati.

    Nama Kota, DD MM YYYY

    Penyusun


    2. Kata Pengantar Umum

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

    Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

    Jakarta, Maret 2027

    Penyusun

    3. Kata Pengantar dengan Ucapan Terima Kasih Khusus

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang berjudul “Contoh Kata Pengantar Makalah Yang Baik”. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

    1. Bapak Suryadiputro, M.Pd, selaku kepala sekolah Westbatavia, yang memberikan bimbingan, saran, ide dan kesempatan untuk menggunakan fasilitas Laboratorium Bahasa.
    2. Bapak Bogordiharja, M.Pd, selaku guru Pembimbing kami, yang memberikan dorongan, masukan kepada penulis.
    3. Ibu Sukmawati, M.Pd, selaku wali kelas kami, yang banyak memberikan materi pendukung, masukan, bimbingan kepada penulis.

    Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

    Jakarta, 26 Maret 2026

    Charlie Chaplin

    4. Kata Pengantar Bahasa Sunda

    Puji sinareng syukur urang ronjatkeun kehadirat Alloh SWT anu tos masihan rahmat sarta karunia-na kaurang sadaya anu alhamdulilah tiasa ngarengsekeun ieu Makalah dinawaktuna anu di judulan “PUPUH DUNDA”

    Makalah ieu eusina ngeunaan jenis – jenis pupuh basa sunda anu ditugas keun ku pengajat bidang study bahasa sunda.

    Kumargi kitu simkuring saparakanca nyuhunkeun kritikan sareng saran ti Bapa Guru mata pelajaran pikeun nyampurnakeun ieu makalah pikahareupeun. Oge simkuring saparankanca ngaharepkeun ieu makalah teh tiasa manfaat kanggo ngembangkeun pangawanoh para siswa.

    Panggilingan, Mei 2015

    Girang Serat

    5. Kata Pengantar Penulis Beragama Kristen

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pendidikan.

    Makalah ini dibuat digunakan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru saya disekolah . Dengan makalah ini juga dapat di buat untuk bahan pembelajaran atau pelengkap buku modul pelajaran agama Kristen dalam materi pembelajaran tentang kasih.

    Dalam makalah ini dijelaskan juga tentang apa itu pengertian kasih serta di jelaskan dengan jelas macam-macam kasih yang dibagi menjadi empat macam kasih . Tidak hanya tentang pengertian serta macam kasih, tapi juga bagaiman ciri orang yang hidup dan dalam kasih.

    Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

    Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

    Salam Hormat,

    Stefani Ursula

  • Makalah Sumpah Pemuda

    Sumpah Pemuda

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Pada tahun 1908, bangsa Indonesia mulai bangkit. Kebangkitan ini ditandai dengan berdirinya Budi Utomo atas inisiatif dan dorongan Dr. Wahidin Sudirohusada. Walaupun Budi Utomo waktu itu masih dengan corak kesadaran lokal yang tercermin dari tujuannya, yaitu mau memajukan  dan membangkitkan masyarakat dan kebudayaan Jawa terutama melalui pendidikan, Budi Utomo membawa peran penting bagi pemuda waktu itu. Budi Utomo mencoba membantu orang-orang muda yang  tidak mampu memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Dampaknya, semakin banyak muncul organisasi pemuda, seperti Tri Koro Darmo. (Jong Java), Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Betawi, Jong Minahasa, Sekar Rukun, dan Pemuda Timor. Organisasi-organisasi inilah yang nantinya akan mendorong lahirnya Sumpah Pemuda.

    Perhimpunan pemuda yang paling gencar mengumandangkan persatuan bangsa adalah Perhimpunan Indonesia (PI). PI sendiri sudah memberi teladan terlebih dahulu. Hal itu nampak jelas di mana pemuda Indonesia dari macam-macam pulau itu sudah bersatu di Belanda dalam wadah PI. Rasa kesukuan dan kedaerahan sudah hilang. Hal itu, nampak dalam ideologi PI, yaitu:

    1.    Kesatuan nasional: mengesampingkan perbedaan-perbedaan sempit yangberdasarkan kedaerahan kemudian menciptakan kesatuan aksi.

    2.    Solidaritas: tanpa melihat perbedaan antarsesama bangsa Indonesia, seharusnya kita sadar bahwa terdapat perbedaan kepentingan yang mendasar antara penjajah dengan yang dijajah.

    3.    Non kooperatif: kemerdekaan harus timbul dengan kekuatan sendiri.

    4.    Swadaya: untuk mengandalkan kekuatan sendiri perlu dikembangkan suatu struktur alternatif dalam kehidupan nasional politik, sosial, ekonomi, dan hukum yang kuat berakar pada masyarakat pribumi.

    B.       RUMUSAN MASALAH

    Yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah :

    1.      Apa sejarah Sumpah Pemuda ?

    2.      Kpam lahirnya sumpah pemuda ?

    3.       Apa saja yang menjadi nilai-Nilai dalam sumpah Pemuda ?

    4.      Bagaimana kondisi Sumpah Pemuda pada Zaman sekarang ?

    5.      Bagaimana generasi pemuda hari ini mengenai sumpah pemuda ?

    6.      Bagaimana analisis terhadap fenomena sumpah pemuda ?

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A.    SEJARAH SUMPAH PEMUDA

    Sumpah pemuda adalah salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan bangsa Indonesia. ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia. yang dimaksud dengan sumpah pemuda ialah adalah keputusan kongres pemuda kedua yang diselenggarakan dua hari 27-28 oktober 1928 di Batavia (Jakarta).
                Keputusan ini menegaskan cita-cita akan ada tanah air Indonesia, bangsa Indonesia dan bahasa indonesia. keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap perkumpulan kebangsaan Indonesia dan agar disiarkan dalam segala surat kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan.  

                Pada tahun 1908, bangsa Indonesia mulai bangkit. Kebangkitan ini ditandai dengan berdirinya Budi Utomo atas inisiatif dan dorongan Dr. Wahidin Sudirohusada. Walaupun Budi Utomo waktu itu masih dengan corak kesadaran lokal yang tercermin dari tujuannya, yaitu mau memajukan dan membangkitkan masyarakat dan kebudayaan Jawa terutama melalui pendidikan, Budi Utomo membawa peran penting bagi pemuda waktu itu. Budi Utomo mencoba membantu orang-orang muda yang tidak mampu memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Dampaknya, semakin banyak muncul organisasi pemuda, seperti :

    ·         Jong Java (Pemuda Jawa)

    ·         Jong Sumatra Bond (Pemuda Sumatra)

    ·         Jong Minahasa (Pemuda Minahasa)

    ·         Jong Celebes (Pemuda Sulawesi), dan lain-lain

    Organisasi-organisasi inilah yang nantinya akan mendorong lahirnya Sumpah Pemuda. Perhimpunan pemuda yang paling gencar mengumandangkan persatuan bangsa adalah Perhimpunan Indonesia (PI). PI sendiri sudah memberi teladan terlebih dahulu. Hal itu nampak jelas di mana pemuda Indonesia dari macam-macam pulau itu sudah bersatu di Belanda dalam wadah PI. Rasa kesukuan dan kedaerahan sudah hilang. Hal itu, nampak dalam ideologi PI, yaitu:

    ·         Kesatuan nasional: mengesampingkan perbedaan-perbedaan sempit yang berdasarkan kedaerahan kemudian menciptakan kesatuan aksi.

    ·         Solidaritas: tanpa melihat perbedaan antarsesama bangsa Indonesia, seharusnya kita sadar bahwa terdapat perbedaan kepentingan yang mendasar antara penjajah dengan yang dijajah.

    ·         Non kooperatif: kemerdekaan harus timbul dengan kekuatan sendiri.

    ·         Swadaya: untuk mengandalkan kekuatan sendiri perlu dikembangkan suatu struktur alternatif dalam kehidupan nasional politik, sosial, ekonomi, dan hukum yang kuat berakar pada masyarakat pribumi.

    Empat ideologi pokok PI secara eksplisit mendorong bangsa Indonesia untuk bersatu meraih kemerdekaan.

    B.       LAHIRNYA SUMPAH PEMUDA

                1. Konggres Sumpah Pemuda 1

                Untuk mewujudkan suatu persatuan dan kesatuan antar organisasi pemuda yang ada, sudah berkali-kali dicoba diadakan pertemuan sejak tahun 1920. Usaha ini cukup sulit dilaksanakan karena berusaha untuk menyatukan organisasi yang berbeda-beda landasannya. Sebelumnya, organisasi-organisasi itu harus bergulat untuk memilih wadah yang cocok bagi organisasinya.  Setelah itu, masih harus disesuaikan dengan organisasi lainnya.

    Pada tanggal 15 November 1925 organisasi-organisasi pemuda berkumpul dan menyepakati dibentuknya suatu panitia untuk mempersiapkan kesepakatan besar pemuda. Diharapkan dengan adanya kesepakatan besar bersama dari para pemuda, berkembanglah paham persatuan kebangsaan dan berusaha merekatkantali persatuan di antara organisasi-organisasi pemuda. Sehingga, pada tanggal 30 April 1926, rapat besar pemuda itu berlangsung dan  kemudian dikenal dengannama Kongres Pemuda I. Konggres Pemuda I berhasil merumuskan dasar-dasar  pemikiran bersama.

    Kesepakatan itu meliputi:

    ·         Cita-cita Indonesia merdeka menjadi cita-cita semua pemuda Indonesia.

    ·         Semua perkumpulan pemuda berdaya upaya menggalang persatuan organisasi pemuda dalam suatu wadah. Dari hasil kesepakatan yang dicapai ini, sangat tampak kemajuan yang mendukung arti pentingnya kesatuan dan persatuan antarmereka. Hal ini merupakan suatu prestasi besar pada saat itu.

                2. Konggres Sumpah Pemuda II

    Konggres Pemuda II diadakan tanggal 26 – 28 Oktober 1928. Semua perkumpulan pemuda dan mahasiswa serta partai politik diundang hadir untuk memberikan dukungan bagi pertemuan pemuda tersebut. Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat berbeda oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie.

    Gagasan penyelenggaraan Kongres Pemuda Kedua berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh Indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat.

    Rapat pertama Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Dalam sambutannya, ketua PPPI Sugondo Djojopuspito berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Yamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

    Rapat kedua di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

    Pada rapat penutup, di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

    Adapun panitia Kongres Pemuda terdiri dari :
    Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
    Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
    Sekretaris : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
    Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
    Pembantu I : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
    Pembantu II : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
    Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)
    Pembantu IV : Johanes Leimena (yong Ambon)
    Pembantu V : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

    Peserta ;

    •        Abdul Muthalib Sangadji
    •        Purnama Wulan
    •        Abdul Rachman
    •        Raden Soeharto
    •        Abu Hanifah
    •        Raden Soekamso
    •        Adnan Kapau Gani
    •        Ramelan
    •        Amir (Dienaren van Indie)
    •        Saerun (Keng Po)
    •        Anta Permana
    •        Sahardjo
    •        Anwari
    •        Sarbini
    •        Arnold Manonutu
    •        Sarmidi Mangunsarkoro
    •        Assaat
    •        Sartono

    Dalam pertemuan tersebut, sempat terjadi 2 kali insiden hanya karena disebut-sebutnya “Kemerdekaan Indonesia”. Polisi Belanda sempat menegur ketua rapat agar tidak menggemakan lagi “Kemerdekaan Indonesia”. Insiden itu justru semakin menyulut kebencian pemuda pada pihak Belanda.

    Rumusan Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada sebuah kertas ketika Mr. Sunario, sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin

    Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda Kedua adalah sebagai berikut :

    ·         PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).

    ·         KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).

    ·         KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).

    Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Lagu Indonesia Raya dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial hindia belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.

    C.       NILAI-NILAI SUMPAH PEMUDA

    1.    Nilai-Nilai Sumpah Pemuda

    Sejarah merupakan modal awal untuk mencari bagaimana wajah Indonesia di masa depan. Sumpah Pemuda sebagai peristiwa historis juga menjadi salah satu kekuatan untuk membangun kepribadian bangsa. Kekuatan itu berupa nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Maka, amat disayangkan jika nilai-nilai luhur dalam Sumpah Pemuda tidak digali, diperkenalkan, dan disebarluaskan bagi generasi muda saat ini yang adalah generasi penerus bangsa.                           Nilai-nilai itu antara lain:

    ·         Kebersamaan dan persaudaraan

    Penderitaan akibat penjajahan menimbulkan rasa kesamaan nasib yang semakin mempererat tali persaudaraan para pemuda. Rasa kebersamaan dan persaudaraan itu membuka kesadaran bahwa perbenturan kepentingan individu dapat menimbulkan keretakan yang justru merugikan mereka sendiri. Oleh karena itu, dalam proses hingga perumusan Sumpah Pemuda, rasa kebersamaan dan persaudaraan menjadi landasan utamanya.

    ·         Toleransi

    Rasa toleransi dari para pemuda sangat tampak ketika para pemuda terbuka pada kemajemukan dan keberagaman. Mereka memberi tempat pada pluralitas. Dan, mereka tidak terbelenggu pada eksistensi agama, suku, dan lokalitas kedaerahan. Dengan mengembangkan sikap toleransi yang tinggi para pemuda berhasil mengikrarkan Sumpah Pemuda.

    ·         Tanggung jawab dan disiplin diri

    Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan saat pengucapan janji, tetapi amatlah jauh lebih berharga bila janji itu ditepati oleh para pemuda. Dan, ternyata memang benar para pemuda menepati janji itu. Terbukti dengan perubahan cara berpikir dan tindak mereka. Dulunya perjuangan mereka masih terbelenggu pada kedaerahan dan kesukuan, tetapi setelah Sumpah Pemuda, berubah menjadi perjuangan nasional. Hal tersebut memperlihatkan rasa tanggung jawab dan disiplin diri yang tinggi dari para pemuda dulu untuk memenuhi janji mereka.

    ·         Wawasan

    Sumpah Pemuda membuka wawasan para pemuda tentang betapa luas dan beragamnya suatu wilayah yang bernama Indonesia. Selain itu, konsep tentang suatu negara yang dulunya hanya milik beberapa orang yang terpelajar, menjadi pemahaman bersama para pemuda yang hadir saat konggres itu.

    ·         Nasionalisme

    Adanya kebersamaan perasaan senasib, kedekatan fisik atau non fisik, terancam dari musuh yang sama, dan punya tujuan yang sama yaitu kemerdekaan, mendorong bangkitnya nasionalisme pemuda. Nasionalisme Indonesia dapat mengatasi ikatan primordial (lokalitas, suku, ras, dan agama) sehingga nasionalisme Indonesia lahir sebagai sebuah ikatan bersama.

    Nilai-nilai sumpah pemuda yang penulis telah paparkan merupakan bekal pendiri (pemuda jaman itu) yang tak ternilai harganya untuk mengangkat semangat juang, rasa percaya diri, dan optimisme bangsa (pemuda) untuk menghadapi tantangan saat ini. Tentunya, nilai-nilai yang diuraikan di atas dilandasi oleh sikap-sikap yang mendukung, seperti saling menghargai, saling menghormati, saling memperhatikan, setia kawan, dan sikap mengutamakan dialog untuk menyelesaikan suatu persoalan.

    2.    Sumpah Pemuda dan Persatuan

    Kesatuan dan persatuan harus menjadi basis ketahanan sebuah bangsa, apalagi bangsa yang sedang berkembang seperti Indonesia dalam menghadapi arus globalisasi yang makin keras. Konggres Pemuda II tanggal 26 – 28 Oktober 1928 telah berhasil merumuskan ideologi yang berhasil mendasari jiwa kesatuan dan persatuan, yaitu bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia; berbangsa yang satu, bangsa Indonesia; dan memiliki bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Satu tanah air, berarti mereka merasa menikmati hidup dalam satu wilayah yang sama. Bertumbuh dan berkembang dalam tanah yang sama. Mereka sudah tidak memikirkan bahwa wilayah yang lain memiliki kekayaan alam yang berlimpah sehingga mengundang kecemburuan sosial. Semua adalah milik bersama dan untuk bersama.

    Berbangsa satu, berarti mereka terlebih dahulu menanggalkan identitas-identitas primordial seperti etnis, suku, dan ras. Doktrin-doktrin yang melekat pada suatu kelompok yang merasa memiliki perbedaan budaya, sejarah, maupun prinsip-prinsip hidup sendiri juga dicoba untuk dihargai dan dihormati karena memiliki rasa ”berbangsa satu”.

    Bahasa  persatuan, berarti mereka sudah mempunyai sarana untuk mengikat persatuan mereka. Suatu persatuan membutuhkan suatu komunikasi yang terus-menerus. Untunglah hal itu sudah dijembatani oleh bahasa Melayu yang kemudian diangkat menjadi bahasa Indonesia. Para pemuda menggunakan bahasa Indonesia dengan bangga tanpa perlu meninggalkan bahasa daerah masing-masing.  Peristiwa Sumpah Pemuda menunjukkan kesatuan dan persatuan Indonesia terbentuk atas dasar kesadaran bersama bukan paksaan. Jelaslah bahwa kesatuan dan persatuan amat dibutuhkan bangsa Indonesia untuk mencapai cita-cita bersama.

    D.       KONDISI SUMPAH PEMUDA PADA ZAMAN SEKARANG

                28 Oktober 1928, kita kenal sebagai Hari Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda yang merupakan peristiwa bersejarah dikenal sebagai salah satu tonggak bersatunya bangsa Indonesia. Para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul bersama di Kongres Pemuda. Pada saat itulah dihasilkan tiga hal penting: bertumpah darah satu, tanah air Indonesia; berbangsa satu, bangsa Indonesia; dan menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Pada Kongres Pemuda ini pula lagu Indonesia Raya pertama kali diperdengarkan oleh Wage Rudolf Soepratman melalui gesekan biolanya. Dalam sejarah bangsa ini, Pemuda selalu menjadi penggerak kebangkitan bangsa. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah contoh nyata. Selain itu, peristiwa lain yang menunjukkan betapa pentingnya peran pemuda adalah Peristiwa Rengasdengklok, 16 Agustus 1945. Para Pemuda pada saat itu yang dipimpin Soekarni, Wikana, serta Chairul Saleh menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok dengan satu tujuan: mendesak mereka agar mempercepat proklamasi Indonesia. Upaya ini akhirnya berhasil, esok harinya, 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sekali lagi pemuda memainkan peran penting bagi bangsa. Peran pemuda dalam sejarah bangsa terus berlanjut, gerakan mahasiswa 1966 adalah kisah lainnya. Dilatarbelakangi kondisi pemerintahan saat itu, gerakan mahasiswa pada 1966 menjadi awal kebangkitan mahasiswa secara nasional. Mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) ini memunculkan Tri Tura (Tiga tuntutan rakyat), yakni: Bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya; perombakkan Kabinet Lamira; dan turunkan harga sembako. Serangkaian demonstrasi yang dilakukan akhirnya berujung pada Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) yang menandai akhirnya Orde Lama dan membuka Orde Baru

                Pemuda lagi-lagi menunjukkan perannya pada tahun 1998. Mahasiswa menuntut reformasi dan dihapuskannya KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme).. Peristiwa 1998 ini juga diiringi dengan berbagai tindakan represif pemerintah yang mengakibatkan tragedi-tragedi seperti Tragedi Cimanggis, Tragedi Gejayan, Tragedi Trisakti, Tragedi Semanggi I dan II, serta Tragedi Lampung. Tindakan represif ini mengakibatkan tewasnya aktivis mahasiswa, sipil dan ratusan korban luka. Paling fenomenal adalah ketika mahasiswa berhasil menduduki Gedung DPR / MPR. Pada akhirnya Presiden Soeharto saat itu melepaskan jabatannya sekaligus menandai berakhirnya Orde Baru menuju Orde Reformasi. Ini menjadi salah satu gerakan terbesar mahasiswa karena mengubah tatanan kehidupan.

                Kini, kondisi bangsa telah berubah, 86 tahun pasca Sumpah Pemuda, kondisi pemuda Indonesia pun berbeda. Serangkaian aksi dan gerakan pemuda atau mahasiswa pada masa lalu tentunya didasari rasa cinta terhadap Indonesia. Rasa cinta yang menggelora itu dibarengi pula oleh kecerdasan intelektual, ketajaman berpikir, dan semangat pergerakan. Sekarang mungkin berbeda, rasa cinta negeri sendiri tak sekuat dulu. Dari segi budaya misalnya, pemuda Indonesia kini barangkali lebih hafal dan lebih mengenal budaya asing dibanding budaya sendiri. Ramai pemuda-pemuda sekarang ini menggandrungi budaya Korea Selatan, Jepang dan lainnya, lalu lupa akan budaya Indonesia atau budaya di daerahnya sendiri.

                Ada dua kebiasaan yang kini mulai berkurang di kalangan pemuda dan mahasiswa: banyak membaca dan berdiskusi. Padahal, dua hal inilah yang memengaruhi kualitas seseorang. Dua hal ini juga akan melatih ketajaman berpikir, analisis, serta masuknya pengetahuan, wawasan, dan inspirasi. Tentunya masih ada memang yang gemar membaca dan berdiskusi, namun jumlahnya sedikit.Di momen 86 tahun Sumpah Pemuda, sudah saatnya pemuda Indonesia kembali memaknai Sumpah Pemuda, berefleksi dan membayangkan bagaimana dulu para pemuda dari berbagai daerah berkumpul untuk bangsa Indonesia. Indonesia kini sudah merdeka, namun semangat Sumpah Pemuda jangan sampai luntur, mungkin hanya tujuannya yang sedikit berbeda, tujuannya kini bagaimana agar bangsa ini bisa jauh lebih baik dan bermartabat.Dengan segala potensi, kekreatifan, semangat dan keaktifan para pemuda, Indonesia tentunya harus bisa menjadi negara yang maju dan berkembang pesat

    E.       GENERASI MUDA HARI INI MENGENAI SUMPAH PEMUDA

    Bagi seorang pemuda maupun generasi muda hari Sumpah Pemuda adalah momen bagi kita untuk lebih meningkatkan jiwa yang berkakarter kebangsaan, seperti cinta tanah air, disiplin, dan pantang menyerah seperti yang telah dicontohkan oleh para pemuda atau pejuang kita. Menilik apa yang terjadi di masa kini mungkin cukup memperihatinkan bagaimana hari Sumpah Pemuda hanya dijadikan sebagai perayaan belaka.Tak ada aksi nyata dan ambisi baru yang membumbung tinggi demi mewujudkan pemuda Indonesia yang berkarakter. Yang ada justru kritis karakter yang semakin merajalela dimana tawuran antar pelajar sudah menjadi tradisi, pergaulan bebas di kalangan remaja semakin membara dimana-mana seperti masih banyak lagi masalah kualitas pemuda yang ada di Indonesia.

    Penulis jadi ingat apa yang pernah Bung Karno katakan, “Berikan aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Berikan aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”. Dengan begitu, dapat dikatakan pemuda adalah harapan bangsa dan tulang punggung kemajuan bangsa ini. Jika pemuda rusak maka hancurlah negara jika pemuda hebat maka majulah bangsa Indonesia, peran kita sebagai seorang pemuda sangat dibutuhkan untuk negeri kita tercinta.
    Hal-hal yang bisa kita lakukan antara lain, rajin belajar, menjunjung tinggi rasa nasionalisme, berkarakter kuat dan disiplin. Dengan begitu, kita mampu memberikan sumbangsih untuk Indonesia walaupun hanya sedikit,  sedikit lebih baik daripada tidak sama sekali.

    Berbicara mengenai masalah yang ada di tanah air kita itu semua adalah kesalahan seluruh warga Indonesia. Bukan pemerintah bukan juga sekelompok orang. Memang benar yang melakukan kegiatan yang merugikan negara ini adalah para pejabat yang mengambil uang rakyat namun sebenarnya banyak penyakit yang menghinggapi setiap rakyat Indonesia yang menyebabkan Indonesia sulit mengalami kemajuan salah satunya adalah tidak disiplin. Jadi, pertanyaan bagaimana banjir bisa terjadi di Jakarta? Ya, itu karena faktor ketidak disiplinan manusia yang membuang sampah tidak pada tempatnya.

    Sejarah dari Pemuda telah membuktikkan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki pemuda berkarakter, kuat, dan tangguh. Perjuangan kita sebagai generasi muda sekarang adalah melanjutkan perjuangan para pemuda terdahulu, agar Indonesia semakin maju dan hebat karena pemudanya. Sebuah kata bijak mungkin bisa anda jadikan motivasi, “Jangan tanyakan apa yang  negara berikan kepada kita, tapi tanyakan apa yang bisa kita berika kepada negara..”

    F.        ANALISIS TERHADAP FENOMENA SUMPAH PEMUDA

    Menurut fitrah kejadiannya, maka manusia diciptakan bebas dan merdeka dalam segala hal. Karenanya kemerdekaan pribadi adalah hak yang pertama tidak ada sesuatu yang lebih berharga dari pada kemerdekaan itu. Sifat dan suasana bebas dan kemerdekaan seperti diatas adalah mutlak diperlukan terutama pada fase saat manusia berada dalam pembentukan dan pengembangan. Masa atau fase pembentukan dari pengembangan bagi manusia terutama dalam masa remaja atau generasi muda. Pemuda dan kualitas-kualitas yang dimilikinya menduduki kelompok elit dalam generasinya. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis adalah ciri dari kelompok elit dalam generasi muda. Sifat kepeloporan, keberanian dan kritis yang didasarkan pada obyektif yang harus diperankan pemuda bisa dilaksanakan dengan baik apabila mereka dalam suasana bebas merdeka dan demokratis obyektif dan rasional. Sikap ini adalah yang progresif (maju) sebagai ciri dari pada seorang intelektual. Sikap atas kejujuran keadilan dan obyektifitas. Sejarah telah mencatat, pemuda Indonesia selalu terlibat dalam tiap perubahan sosial yang terjadi di Negara ini, sejak era kebangkitan nasional, Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928), Proklamasi Kemerdekaan 1945 hingga bergulirnya era Reformasi 1998. Dapat kita ketahui bahwa, Pemuda adalah generasi penerus bangsa, yaitu pemilik gagasan-gagasan revolusioner penuh dengan harapan dan semangat berdikari yang meningkat.

    Keragaman gerakan pemuda tidaklah menjadi sebuah kendala dalam pemersatu bangsa, selagi pemuda-pemuda tersebut menyadari ikrar yang pernah terucapkan pada 28 Oktober 1928 yaitu “Sumpah Pemuda”. Dengan menyatakan bahwa kita adalah satu bangsa, satu bahasa, dan bertanah air satu yaitu Indonesia berarti kita sama-sama memiliki satu visi dan misi yang mesti kita wujudkan.Namun sangat di sayangkan Akhir-akhir ini gerakan pemuda mulai kehilangan arah sehingga keberadaannya mulai dipinggirkan oleh berbagai pihak. Akhir-akhir ini banyak kecemasan terhadap generasi muda yang dipersepsikan kian sulit menggapai masa depan lebih baik, dan sekaligus juga tidak memiliki karakter, jati diri, etos kebangsaan, sehingga dapat mempengaruhi masa depan bangsa dan negara. Berbagai permasalahan yang selalu diperbincangkan tentang Generasi Muda. Mulai dari masalah Moral, sampai kepada masalah Pendidikan.

    Salah satu permasalahan yang sering dibahas terkait dengan generasi muda adalah ketahanan budaya dan kepribadian budaya lokal yang semakin luntur, yang menjurus pada proses pembusukan ideologi oleh ideologi Liberalisme. Kemunduran itu sering dikaitkan dengan cepatnya perkembangan dan kemajuan teknologi komunikasi, derasnya arus informasi global yang berdampak pada penetrasi budaya asing. Hal ini mempengaruhi pola pikir sikap, dan perilaku generasi muda di Ranah Minang, yang lebih mengedepankan kekuatan fisik dan kekerasaan daripada keunggulan olah fikir dan rasa. Tawuran antar pelajar dan mahasisiwa lebih dominan menghiasi media masa daripada berita prestasi yang membanggakan bangsa. Persoalan tersebut dapat dilihat dari kurang berkembangnya kemandirian, kreativitas, serta produktivitas dikalangan generasi muda, sehingga generasi muda kurang dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan Bangsa ini memaknai hari Sumpah Pemuda

    Sumpah Pemuda mempunyai makna yang sangat mendalam bagi bangsa ini, sumpah pemuda berisi ikrar bersatunya dan disatukannya tunas-tunas bangsa oleh kesamaan tanah air, bangsa dan bahasa. Ini mengingatkan kembali jati diri kita sebagai bagian dari NKRI yang harus senantiasa menjaga dan mempertahankan NKRI dari segala macam tantangan, ancaman maupun krisis. Sudah selayaknya kita bersatu dan memperkuat ikatan satu sama lain agar Indonesia tetap kokoh dan bertahan di tengah krisis global yang mengancam ekonomi negeri ini. Sumpah Pemuda membawa berita baik bahwa sampai saat ini kita masih disatukan oleh tanah air, bangsa dan bahasa Indonesia. Persatuan dan Kesatuan merupakan langkah dasar kemajuan suatu bangsa. Kebangkitan pemuda tidak hanya berarti mereka bangun dari keterpurukan pada masa silam, akan tetapi bangkit untuk bertindak melakukan pergerakan-pergerakan yang dapat membawa Negeri ini jauh dan bahkan terhindar dari keterpurukan tersebut. Karena salah satu peran pemuda itu adalah ikut memberikan solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi bangsa. Indikasinya agar mampu membangkitkan kesadaran pemuda mengenal jati dirinya dan moralnya dalam membangun karakter bangsa ke depan.

    Kebangkitan Pemuda tentunya harus dimaknai dengan pergerakan-pergerakan yang nyata dalam konteks perubahan menuju yang terbaik. Kebangkitan pemuda juga harus didukung oleh semua elemen masyarakat. Sudah saatnya pemuda layak diberi kesempatan dan diperhitungkan dalam setiap proses pembangunan di negeri ini dan bersaing menjadi pemimpin global atau dunia. Berikan kesempatan dan kepercayaan kepada pemuda agar mereka turut merasakan bahwa keberadaan mereka benar-benar diperhitungkan dan berguna bagi nusa dan bangsa, Setidaknya hal ini akan menimbulkan kesadaran akan tanggung jawab pada kepercayaan yang telah diberikan itu. faktanya, tidak semua dari mereka yang melakukan tindakan-tindakan penyimpangan yang pada intinya menimbulkan produk yang rusak.Sementara sebagian dari mereka telah berusaha memfilter tindakan mana yang patut dilakukan dan mana yang tidak pantas dilakukan.

    G.    TANGGAPAN GENERASI MUDA MENGENAI PERINGATAN SUMPAH PEMUDA

    Berikut ini tanggapan dari mahasiswa-mahasiswi selaku generasi muda mengenai peringatan Sumpah Pemuda :

    1.      Arief Budi Cahyana, mahasiswa jurusan FKIP Penjaskes Universitas Sriwijaya tahun 2016

    “Sumpah pemuda sekarang ini sudah tidak lagi sesemangat pada masanya, maka banyak pemuda pemudi yang terkena arus negatif akibat tidak ada lagi rasa persatuan antar pemuda pemudi. Maka banyak sekarang ini terjadi kerusuhan antar pemuda pemudi di kalangan anak-anak maupun dewasa, dan karena kurangnya rasa kepedulian terhadap sumpah pemuda padahal sumpah pemuda hanya diperingatin satu kali dalam setahun tapi kenapa hari yang suda berperan penti bagi negara ini malah dilupakan dan malah bertimbal balik ke arah negatif dari sumpah pemuda, sudah banyak pemuda pemudi yang bertaruh untk menyelamatkan negara ini sedangkan sekarang pemuda dan pemudi bertaruh hanya untuk memperebutkan daerah, kekuasaan dan keserakahan. Jadi mari bersama-sama skita selaku generasi muda memperbaiki kesatuan kita demi keutuhan negara Indonesia tercinta ini.”

    2.      Muhammad Adjie Bayu Poetra, mahasiswa jurusan FKIP Penjaskes Universitas Sriwijaya tahun 2016

    “Hari sumpah pemuda ialah kita sebagai pemuda sekarang mengingat sesuatu ikrar yang tidak hanya di ucapkan secara lisan, tetapi dibuktikan dengan perbuatan, Indonesia ada juga karena ada nya pemuda, mengingat kembalijati diri kita sebagai bagian dari NKRI yag harus senantiasa menjaga dan mempertahankan NKRI dari segala mancaman tantangan, ancaman, dan krisis yang ada pada bangsa.”

    3.      Dina Lorenza, mahasiswi jurusan FISIP Universitas Sriwijaya tahun 2016

    “ Peringatan sumpah pemuda yaitu untuk membankitkan jiwa kebangsaan dan cinta tanah air bagi generasi muda sebagai penerus perjuangan.”

    4.      Ulil Amri, mahasiswa jurusan teknik Arsitektur Universitas Muhammadyah Palembang tahun 2015

    “ Kita sebagai pemuda penerus bagsa harus menjaga kehormatan bangsa dan harus mempertahankan budaya-budaya bangsa serta kita harus menjadi pemuda yang berjiwa nasionalisme tinggi agar menjadi generasi muda yang mampu membawah harum nama Indonesia.”

    5.      Sastriana, mahasiswi jurusan FKIP Penjaskes Universitas Sriwijaya tahun 2016

    “ sangat bermanfaat karena dengan begitu jiwa patriostisme kita akan muncul, dan membangkitkan jiwa muda kita untuk terus melakukan hal-hal positif yang dapat memajukan negara serta dapat memjadikan diri kita sebagai anak muda yang berguna bagi bangsa.”

    6.      Rahma Melati, mahasiwi jurusan FKIP Biologi Universitas Sriwijaya tahun 2015

    “  Sumpah emuda merupakan wadah bagi pemuda untuk berani berbicara karena ada peristiwa ini lah para pemuda bisa maju dan bisa tampil.”

    7.      Siska Ulandari, mahasiswi jurusan Tarbiyah PAI UIN Raden Fattah tahun 2016

    “ Sumpah pemuda itu adalah suatu perkara yang utama dalam pergerakkan kemerdekaan Indonesia, sangat baik bila pemuda dan pemudi memperingatinnya dan ikut berpartisipasi.”

    BAB III

    PENUTUP

    A.    KESIMPULAN

                Segala sesuatu yang kita nikmati keberadaannya kita terima begitu saja tanpa membayangkan betapa sulitnya meraih, antara lain bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, kemerdekaan, dan pembangunan-pembangunan yang kita nikmati saat ini. Maka, tanggung jawab generasi saat ini adalah bagaimana mempertahankan apa yang telah ada dan jauh lebih penting lagi mengembangkannya. Untuk mengemban misi itu, kesatuan dan persatuan amat dibutuhkan mengingat begitu banyaknya rintangan-rintangan yang dihadapi bangsa Indonesia.

                Bertitik tolak pada persatuan itulah kita hendaknya berjuang seperti pendahulu kita. Kita harus sadar bahwa kita masih menderita. Memang, sebab

    penderitaan saat ini, berbeda dengan jaman dahulu.  Dulu, bangsa kita menderita karena penjajah, tetapi sekarang bangsa kita menderita karena ketidakberesan  di antara bangsa Indonesia sendiri. Harusnya, masalahnya jauh lebih mudah karena kita tidak perlu berjuang mati-matian memanggul senapan  untuk mengusir penjajah. Lalu, apa yang salah dengan bangsa Indonesia? Masalahnya adalah bangsa Indonesia masih terpecah-pecah.

                Sumpah Pemuda mempunyai nilai-nilai strategis yang mendukung ke arah kesatuan dan persatuan bangsa seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kalau sekarang nilai-nilai itu sepertinya terabaikan dalam berbangsa, itu adalah kesalahan transformasi nilai. Maka, yang kita butuhkan di masa depan adalah sejarah sebagai pembelajaran moral untuk kepentingan kebangsaan. Masa lalu sebagai pengalaman adalah guru dan darinya kita dapat berefleksi dan memperoleh banyak nilai yang terkandung di dalamnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Prof.Dr. Hamid Darmadi, M.Pd. “Urgensi Pancasila dan Kewarganegaraan” Alfabeta,Bandung 2013

    A.Ubaedillah & Abdul Rozak. “Pancasila Demokrasi” Kencana, Jakarta 2003

    Prof. Dr. Kaelan, M.S. “Pendidikan Pancasila” Paradigma, Yogyakarta 2016

  • Laporan Praktikum Pengambilan Sampel Darah Ayam

    Laporan Praktikum Pengambilan Sampel Darah Ayam

    Praktikum pengambilan sampel darah ayam bertujuan untuk melatih keterampilan mahasiswa peternakan untuk mengatahui tata cara pengambilan sampel darah ayam yang tetap.

    Pengambilan Sampel Darah Ayam

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Bagi negara yang beriklim tropis seperti Indonesia dengan keadaan cuaca yang panas sangat kering atau lembab akan mempengaruhi status kesehatan ternak. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan ternak adalah dengan mengontrol dan mengatur tata laksana kesehatan ternak, antara lain dengan pemeriksan kesehatan ternak melalui pengamatan tingkah laku ternak, pemeriksaan fisik tubuh ternak dan pemeriksaan kondisi fisiologis ternak. Penyakit pada ternak yang tersebar sekarang ini banyak disebabkan oleh parasit, baik endoparasit maupun ektoparasit.

    Dalam pengelolahan suatu perternakan maka  pemeriksaaan  kesehatan terhadap ternak secara teratur pada waktu tertentu sangat bermanfaat sekali. Terutama usaha pemcegahan penyakit endoparasit, karena kasus ini bila dibiarkan maka perjalanan penyakitnya berjalan kronis dan ternak lambat lalu kondisinya akan turun. Pemeliharaan hewan ternak dalam menentukan penyakit kita dapat mengambil sample darah ayam untuk diamati dalam mikroskop. Teknik pengambilan sampel darah hewan ternak (unggas), dapat di lakukan pengambilan sample pada bagian sayap.

    Dalam pemeliharaan ternak,salah satu faktor penghambat yang sering dihadapi adalah penyakit. Bahkan tidak jarang peternak mengalami kerugian dan tidak lagi berternak akibat adanya kematian pada ternaknya. Upaya pengendalian penyakit pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan melalui cara pemeliharaan yang baik sehingga peternak memperoleh pendapatan secara maksimal. Upaya pengendalian penyakit dapat dilakukan melalui usaha pencegahan penyakit atau pengobatan pada ternak yang sakit. Namun demikuan usaha pencegahan dinilai lebih penting dibandingkan pengobatanya. Ternak adalah hewan yang dengan sengaja dipelihara sebagai sumber pangan, sumber bahan baku industry dalam kebutuhan protein manusia. Usaha pemeliharaan ternak disebut sebagai peternakan dapat mendapatkan nilai tambah dalam kebutuhan finansial.

    B. Tujuan Praktikum

    Mengetahui teknik pengambil dsampel darah ayam dengan metode vacum tube sayap ayam menggunakan Spioit

    Tujuan praktikum kesehatan ternak khususnya pengambilan dara pada unggas adalah untuk mengetahui metode pengambilan darah ayam bagian vacuum tube sayap dengan menggunakan spoit.

    Manfaat praktikum kesehatan ternak adalah mahasiswa dapat mengetahui dan memahami metode pengambilan sampel darah ayam dengan menggunakan spoit.

    Bab II. Kajian Pustaka

    A. Ayam Kampung

    Pengamatan performans unggas dapat diperhatikan keadaan umum ternak, status gizi, kulit, bulu, leleran dari liang-liang tubuh, adanya tumor/bentukan abnormal lainnya, keadaan mata, pial, cuping telinga, keadaan daerah kloaka apakah kotor, berdarah, luka (Sujionohadi, 2004).

    Secara umum keadaan luarnya yaitu ayam terlihat kurus, kepala dan leher menekuk, lemah, pial biru dan jatuh, mengantuk, respirasi meningkat serta feses yang encer berwarna hijau keputihan. Pada ternak jenis unggas cenderung mudah terserang penyakit dibandingkan dengan ternak ruminansia karena penularannya. Penularan terutama melalui udara dalam kandang ayam, bulu, debu kandang, tinja, air liur. Ayam terinfeksi mengandung virus dalam darah untuk waktu yang lama dan menjadi sumber infeksi bagi ayam yang rentan. Penularan melalui telur tidak menciri (Fadilah et al, 2004).

    Pemeriksaan kondisi kesehatan ayam dapat pula dengan melihat serum dalam darah. Pada pemeriksaan darah digunakan darah yang diambil dari vena sayap yang kemudian diletakkan dalam tabung berisi EDTA sebagai antikoagulan, untuk kemudian diperiksa di laboratorium patologi klinik untuk melihat sifat kimia darah tersebut serta untuk untuk pemeriksaan diferensial leukosit pada darah (Tabbu, 2000).

    Pertama-tama cari titik pada tubuh ternak yang banyak mempunyai pembuluh darah sehingga akan mempermudah dalam pengambilan darah. Bagian tersebut sebelumnya perlu dibersihkan dengan alkohol.

    Pembersihan tersebut berfungsi untuk menghindarkan dari adanya bakteri (sterilisasi). Selain untuk sterilisasi, pembersihan dengan alkohol dapat meminimalisir terjadinya infeksi pada ternak setelah dilakukan pengambilan sampel darah. (Ardana, 2009)

    Jarum yang merupakan alat suntik yang digunakan dalam pengambilan sampel darah ini memepunyai bermacam-macam ukuran. Ukuran tersebut telah disesuaikan dengan tempat pengambilan sampel darah supaya jarum tersebut tepat sasaran dan tidak melukai bagian yang lain. Apabila jarum tersebut tidak sesuai dengan ukuran tempat pengambilan sampel darah, maka pengambilan sampel darah akan sulit dilakukan. (Ardana, 2009)

    B. Spoit/Alat Suntik

    Alat suntik diposisikan secara tepat ketika pengambilan sampel darah. Bagian  jarum yang runcing berada di bawah (posisi jarum menengadah ke atas) sehingga fungsinya berjalan dengan baik yaitu untuk menngambil darah supaya terhisap oleh tabung hisap. Selain itu, ujung jarum usahakan masuk atau tertutupi sehingga darah akan mudah masuk pada jarum tersebut. Alat suntik tersebut di suntikkan  berlawanan arah dengan pembuluh darah dan di masukkan dengan lurus tidak keluar dari pembuluh darah. (Ardana, 2009).

    Pada saat jarum suntik telah masuk ke dalam pembuluh darah ternak, di usahakan jangan menggerakan alat suntik karena bisa merobek pembuluh darah  pada ternak dan dapat mengakibatkan pembengkakan pada bagian tersebut akibat  pembuluh darahnya pecah. Apabila itu terjadi, maka dapat membahayakan ternak dan kesehatan ternak akan terganggu akibat rasa sakit yang ditimbulkan dari daerah yang membengkak tersebut. Terdapat dua metode untuk mengambil sampel darah pada ternak yaitu dengan menggunakan vacuum tube dan dengan menggunakan suntikan. (Ardana, 2009).

    Bab III. Metode Praktikum

    A. Alat dan Bahan

    Alat yang diggunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Alat beserta kegunaan yang digunakan dalam praktikum.

    NoAlatKegunaan
    1.2.3.4.5.Spuit
    Jarum suntik Tabung
    Alat tulis Hp kamera
    Sebagai penyedot darah
    Sebagai media penusuk dalam pembuluh darahTempat penampungan darah sementaraMencatat hasil pengamatanDokumentasi

    Bahan yang digunakan dalam praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

    Tabel 2. Bahan  beserta kegunaan yang digunakan dalam praktikum.

    No.BahanKegunaan
    1.Ayam kampungSebagai bahan pengamatan

    3.3 Prosedur Kerja

    Berdasarkan kerja yang dilakukan pada praktikum pengambilan sampel darah adalah sebagai berikut:

    1. Menyiapkan ayam dalam posisi berbaring sambil dipegang.
    2. Praktikan menahan kepala ayam ke satu sisi  dan membuka sayap.
    3. Membersihkan bagian bulu sayap yang akan ditusuk dengan jarum suntik.
    4. Darah diambil dengan cara menusukkan jarum di vena pectoralis yang berada dibawah sayap.
    5. Menampung darah menggunakan vacum tube sesuai kebutuhan.
    6. Menggoncang darah dalam vacum tube agar tidak terjadi pembekuan darah.

    Bab IV. Hasil dan Pengamatan

    A. Hasil Pengamatan

    No.PengamatanKeterangan
    1.2.Ayam kampungDarah ayamBahan pengamatanSampel pengamatan

    Hasil pengamatan dari demonstrasi praktikum pengambilan darah pada ternak ayam dapat diperoleh beberapa informasi singkat, yaitu pengambilan sampel darah ternak merupakan salah satu hal penting dalam bidang peternakan, pengambilan sampel darah ternak harus dilakukan secara cermat dan hati-hati agar tidak menyebabkan hal yang membahayakan ternak tersebut dan ada dua cara pengambilan sampel darah pada ternak yaitu dengan menggunakan vacum tube dan dengan menggunakan suntikan. pengambilan sampel darah dilakukan pada vena pectoralis yang berada di bawah sayap. jarum suntik langsung dimasukkan ke vena pectoralis dengan posisi jarum yang runcing berada di bawah. Ujung jarum suntik disarankan masuk ke dalam vena tetapi tidak sampai melukai bagian yang lain. Arah jarum suntik harus tepat sasaran. Darah yang diperoleh ditampung sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.

    B. Pembahasan

    Pengambilan darah (venesectio) merupakan salah satu hal yang terpenting dari kegiatan peternakan. Tujuan pengambilan darah ternak yaitu untuk mengetahui tingkat kadar suatu zat yang terkandung dalam darah ternak tersebut. Pengambilan sampel darah ternak dapat juga di gunakan untuk mengidentifikasi suatu penyakit yang menyerang atau diderita ternak tersebut. Pengambilan sampel darah pada ternak tidak bisa di lakukan dengan cara sembarangan, di perlukan kecermatan dan ketelitian yang tinggi. Terdapat dua metode untuk mengambil sampel darah pada ternak yaitu dengan menggunakan vacuum tube dan dengan menggunakan suntikan.

    Pada dasarnya tekhnik pengambilan sampel darah pada berbagai jenis ternak hampir sama. Perbedaan yang mendasar hanya pada tempat pengambilan sampel darah dan ukuran jarum yang digunakan. Namun pada prosedur dan tehniknya hampir sama. Posisi ternak yang akan diambil sampel darahnya harus dalam posisi yang nyaman dan kondisi ternak tenang. Selain akan mempermudah dalam pengambilan sampel darah, juga akan lebih meminimalisir rasa sakit pada ternak dan hal tersebut merupakan salah satu kaidah “animal welfare” atau yang biasa di sebut kesejahteraan hewan. Untuk sebagian ternak yang ukuran tubuhnya agak besar sehingga susah untuk diposisikan dalam posisi yang tepat, maka bisa digunakan penjepit atau kerangka. Namun untuk ternak yang ukuran tubuhnya kecil maka cukup dipegang oleh praktikan pada bagian tertentu.

    Pertama-tama cari titik pada tubuh ternak yang banyak mempunyai pembuluh darah sehingga akan mempermudah dalam pengambilan darah. Bagian tersebut sebelumnya perlu dibersihkan denagan mencabut bulu sayap. Pembersihan tersebut berfungsi untuk menghindarkan dari adanya rasa sakit ketika memasukkan jarum suntik dibagian pembuluh darah. Selain dari pembersihan bulu, ayam dapat meminimalisir terjadinya infeksi pada ternak setelah dilakukan pengambilan sampel darah. Jarum yang merupakan alat suntik yang digunakan dalam pengambilan sampel darah ini memepunyai bermacam-macam ukuran. Ukuran tersebut telah disesuaikan dengan tempat pengambilan sampel darah supaya jarum tersebut tepat sasaran dan tidak melukai bagian yang lain. Apabila jarum tersebut tidak sesuai dengan ukuran tempat pengambilan sampel darah, maka pengambilan sampel darah akan sulit dilakukan.

    Alat suntik diposisikan secara tepat ketika pengambilan sampel darah. Bagian jarum yang runcing berada di bawah (posisi jarum menengadah ke atas) sehingga fungsinya berjalan dengan baik yaitu untuk menngambil darah supaya terhisap oleh tabung hisap. Selain itu, ujung jarum usahakan masuk atau tertutupi sehingga darah akan mudah masuk pada jarum tersebut. Alat suntik tersebut di suntikkan berlawanan arah dengan pembuluh darah dan di masukkan dengan lurus tidak keluar dari pembuluh darah. Pada saat jarum suntik telah masuk ke dalam pembuluh darah ternak, di usahakan jangan menggerakan alat suntik karena bisa merobek pembuluh darah pada ternak dan dapat mengakibatkan pembengkakan pada bagian tersebut akibat pembuluh darahnya pecah. Apabila itu terjadi, maka dapat membahayakan ternak dan kesehatan ternak akan terganggu akibat rasa sakit yang ditimbulkan dari daerah yang membengkak tersebut. Darah diambil secukupnya sesuai dengan kebutuhan. Alangkah baiknya jika melakukan kesalahan pada saat pengambilan sampel darah sehingga menyebabkan terjadinya bengkak maka untuk selanjutnya bisa mencari titik lain yang tidak berdekatan dengan daerah yang bengkak untuk mengurangi rasa sakit pada ternak.

    Bab V. Penutup

    A. Kesimpulan

    1. Pengambilan darah (venesectio) merupakan salah satu hal yang terpenting dari kegiatan peternakan.  Pengambilan sampel darah ternak dapat juga di gunakan untuk mengidentifikasi suatu penyakit yang menyerang atau diderita ternak tersebut.

    2. Terdapat dua metode untuk mengambil sampel darah pada ternak yaitu dengan menggunakan vacuum tube dan dan menggunakan suntikan.

    3. Darah adalah alat pengangkut zat-zat makanan dalam tubuh. Darah merupakan homoglobin cairan terdiri atas plasma, sel-sel merah dan putih yg mengalir dl pembuluh darah  binatang.

    5.2 Saran

    Pengambilan darah ayam dilakukan dengan menggunakan spoid bersih dan kering. Dalam pengambilan darah harus terampil dan berhai-hati agar darah tidak menggumpal. Baikanya dalam praktikum pengambilan darah, asisten dapat mengawasi praktikannya dalam pengambilan sampel dengan benar dan terampil agar praktikan dapat memahami metode pengambilan darah terampil.

    DAFTAR PUSTAKAA

    lfinus. 2012. Introduction to Laboratory Animal. 

    Pergamon Press.Fadilah, Roni Polana, Agustin. 2004. Aneka Penyakit Pada Ayam dan Cara Mengatasinya. Agromedia Pustaka, Jakarta.

    Hadi, U. K dan Saviana, S. 2000. Ektoparasit: Pengenalan, Diagnosis, dan   Pengendaliannya. Institute Pertanian Bogor, Bogor.

    London Ardana. 2009. Pengambilan Darah pada Unggas. DGC Press. Bandung.

    Saraswati. 2007. Principles of Animal Experiments. Academic Press. London. Sujionohadi, Kliwon dan Ade Iwan Setiawan. 2004. Ayam Kampung Petelur. Penerbit Swadaya, Jakarta.Suprijatna, Edjeng Dr., Prof. Dr. Umiyati Atmomarsono, Prof. Dr. Ruhyat   Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.Tabbu, C. R. 2000. Penyakit Ayam dan Penanggulagannya.Penerbit Kanisius, Yogyakarta.Subronto. 2003. Ilmu Penyakit Ternak (Mammalia) I. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.Sadikin, M. 2001. Biokimia Darah. Widya Medika. Jakarta.   http://blogs.unpad.ac.id/riskyadipradana/2011/03/12/teknik-pengambilan-darah-pada-ternak/ (diakses minggu, 06 Mei 2012 pukul 08.00 WIB).

  • Lapora Praktikum Pembuatan Es Krim

    Praktikum Pembuatan Es Krim

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Berbagai jenis produk pangan beku yang banyak dijumpai di pasaran adalah buah-buahan (dalam bentuk utuh atau pun bubur puree, atau bahkan dalam bentuk sari buah beku), sayuran (buncis, kacang panjang, jagung sayur, kecambah, kentang), produk-produk olahan daging, produk panggang (roti, cakes, fruit pies, pizza), es krim, dan lain-lain. Contoh-contoh tersebut adalah sebagian bahan-bahan yang menggunkan konsep pembekuan.

    Air yang begitu melimpah menjadi salah satu faktor yang dapat dimanfaatkan untuk membuat kristal es yang nantinya akan membentuk keseimbangan.

    Pada dasarnya, pada operasi pembekuan, produk pangan dipaparkan pada suhu yang sangat rendah, dengan tujuan pertama untuk menurunkan suhu produk sampai mencapai titik bekunya, kemudian membekukan (mengubah air menjadi es), dan akhirnya menurunkan suhu produk ke suhu beku yang diinginkan. Konsep inilah yang akan menjadi tema kami dalam karya tulis ini dan menjadi objek pembahasan, juga kaitannya dengan aplikasi-aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari yang digunakan oleh para pedagang.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut.

    1. Bagaimana proses pembekuan es terjadi?
    2. Bagaimana upaya yang dilakukan pedagang es untuk mempertahankan es yang membeku?
    3. Adakah upaya lain untuk pendinginan selain dengan pembekuan es?

    C. Batasan Masalah

    Berhubung tema pengembangan masalah terlalu luas, maka kami melakukan pembatasan masalah hanya kepada para pedagang es keliling yang berada di sekitar Kecamatan Bungbulang.

    D. Tujuan Penelitian

                Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah ini adalah sebagai berikut.

    1. Mengetahui proses pembekuan pada air menjadi es.
    2. Mengetahui upaya yang dilakukan pedagang es untuk mempertahankan es yang membeku .
    3. Mengetahui upaya lain untuk pendinginan selain pembekuan es.

    Bab II. Kajian Pustaka

    A. Pembekuan

    Pembekuan merupakan proses pengolahan, yaitu suhu produk atau bahan pangan diturunkan di bawah titik beku, dan sejumlah air berubah bentuk menjadi kristal es. Titik beku produk atau bahan pangan adalah suhu ketika sejumlah kristal es terbentuk dan mencapai kesetimbangan dengan air disekitarnya.

    Sebelum kristal es terbentuk, inti kristal es harus sudah terbentuk Kecepatan pertumbuhan kristal dikendalikan oleh kecepatan pindah panas. Kecepatan pindah massa (molekul air berpindah pada inti kristal dan solut berpindah dari kristal es) tidak memengaruhi kecepatan pertumbuhan kristal.  Selama pembekuan terjadi peningkatan volume, volume es 9% lebih besar dari volume air. Peningkatan volume produk atau bhan pangan harus diprediksi.

    B. Tingkat Pengembangan

    Tingkat pengembangan tergantung pada faktor-faktor berikut :

    1. Kadar air (kadar air yg tinggi menyebabkan perubahan volume yg tinggi)
    2. Keteraturan susunan sel (bahan pangan nabati mempunyai ruang yg dapat menyeimbangi peningkatan volume akibat pembekuan akibatnya pengembangan volume tidak terlalu nyata)
    3. Konsentrasi solut (konsentrasi yang tinggi menurunkan titik beku)
    4. Suhu pembeku (suhu pembeku menentukan jumlah air yg tidak membeku dan derajat pengembangan)

    C.                Metode Pembekuan

    1.                  Alat pembeku (freezer) secara umum dikelompokkan :

    a.                  Pendingin mekanis, mengunakan refrigerant yg mengalami siklus penguapan dan kompresi. Menggunakan udara dingin, cairan dingin, atau permukaan dingin untuk menghilangkan panas dari produk atau bahan pangan.

    b.                  Pembeku kriogenik (cryogenic freezer)

    Menggunakan karbondioksida, nitrogen cair, atau freon cair yg secara langsng kontak dengan bahan yg dibekukan.

    D.                Pemilihan Peralatan

    Pemilihan peralatan pembeku harus memperhatikan faktor-faktor :

    1.                  Kecepatan pembekuan yg diinginkan

    2.                  Bentuk, ukuran, dan kemasan produk pangan

    3.                  Cara pengoperasian : batch atau kontinyu, bergantung pada skala produksi dan jenis produk.

    E. Proses Pembekuan

    Proses pembekuan dapat diklasifikasikan berdasarkan kecepatan pembekuan :

    1. Pembekuan lambat, seperti ruang pendingin (cold storage) dan pembeku udara (still air freezer)
    2. Pembekuan cepat (quick freezer) seperti pembeku hembusan udara (air blast freezer) dan pembeku plat (plate freezer)
    3. Pembekuan sangat cepat (rapid freezer) seperti fluidized bed freezer
    4. Pembekuan ultra cepat (ultra rapid freezer) seperti pembeku kriogenik
    5. Pembeku udara dingin (cooled air freezer)

    a. Chest freezer

    1)                 Bahan atau produk pangan dibekukan menggunakan sirkulasi udara dingin pada suhu -20 sampai -30 oC.

    2)                 Umumnya digunakan untuk membekukan karkas daging.

    3)                 Udara biasanya disirkulasikan menggunakan kipas angin untuk mendapatkan distribusi suhu yg lebih merata, tetapi koefisien pindah panas rendah

    b.                  Blast Freezer

    1)                 Udara dingin yg digunakan bersuhu -30 sampai -40 oC dengan laju aliran 1,5 – 6,0 m/detik.

    2)                 Laju aliran yg tinggi dapat meningkatkan koefisien pindah panas.

    3)                 Pada sistem batch : dilengkapi rak untuk meletakkan bahan , sistem kontinyu : menggunakan troli atau konveyor.

    4)                 Lebih ekonomis karena dapat membekukan produk atau bahan pangan dengan berbagai ukuran dan bentuk.

    c.                  Fluidized bed freezer

    1)                 Suhu yg digunakan -25 sampai -35 oC dan dilewatkan melalui bahan yg dibekukan dengan kecepatan 2-5 m/detik

    2)                 Ketebalan bahan yg dibekukan 2-13 cm yg diletakkan dalam bed conveyor atau rak.

    3)                 Bentuk dan ketebalan bahan menentukan kedalaman fluidized bed dan kecepatan udara yg diperlukan untuk fluidisasi

    6.                  Pembeku Cairan Dingin (Cooled Liquid Freezer)

    Salah teknik pembekuan dengan menggunakan cairan dingin adalah pembekuan pencelupan (immersion freezing). Bahan atau produk pangan yg dikemas dilewatkan menggunakan konveyor melalui propilen glikol, larutan garam, gliserol, atau larutan kalsium klorida.  Cairan yg digunakan tetap bersifat cair selama proses pembekuan dan tidak terjadi perubahan wujud.

    7.                  Pembeku Permukaan Dingin (Cooled Surface Freezer)

    Proses pembekuan terjadi karena produk atau bahan pangan kontak dengan alat atau permukaan dengan suhu rendah. Contoh alatnya : pembeku plat (plate freezer). Pembeku plat terdiri dari satu seri plat dan dalam plat tersebut refrigernat bersuhu -40 oC dipompakan. Produk atau bahan pangan yg tipis seperti fillet ikan atau burger daging sapi, diletakkan satu lapis antara dua plat. Kontak antara plat dan permukaan bahan meningkatkan laju pindah panas.

    8.                  Pembeku Kriogenik

    Alat pembeku kriogenik mempunyai ciri-ciri terdapat perubahan wujud refrigerant atau kriogen ketika panas diserap dari bahan yg dibekukan. Kriogen dikontakkan dengan bahan yg dibekukan dan secara cepat mengambil energi dari bahan yg dibekukan.  Energi yg diserap tersebut digunakan untuk proses sublimasi atau vaporisasi. Akibatnya koefisien pindah panas tinggi dan pembekuan berlangsung sangat cepat.  Refrigerant yg sering digunakan adalah nitrogen cair dan karbondioksida padat atau cair. Keduanya tidak berasa dan tidak berbau. Pada proses pembekuan kriogenik, bahan atau produk pangan yg dikemas atau tanpa kemasan bergerak pada ban berjalan berlubang melalui terowongan. Bahan didinginkan menggunakan gas nitrogen, kemudian dibekukan dengan menyemprotkan nitrogen cair. Suhu kemudian dibiarkan mengalami kesetimbangan pada suhu ruang penyimpanan  -18  sampai 20 oC sebelum bahan dikeluarkan dari pembeku. Tujuan pendinginan menggunakan gas nitrogen adalah mencegah kejut panas.

    F.                 Perubahan Selama Pembekuan

    Pengaruh utama pembekuan terhadap kualitas bahan atau produk pangan adalah kerusakan sel yg diakibatkan oleh pertumbuhan kristal es. Pembekuan menyebabkan perubahan yg kecil pada pigmen, cita rasa, atau komponen-komponen nutrisi penting. Daging mempunyai struktur berserat yg lebih fleksibel yg mengalami proses pemisahan selama pembekuan tetapi tidak mengalami pemecahan sehingga struktur tidak banyak berubah. Pada sayuran dan buah-buahan, struktur sel lebih kaku sehingga lebih mudah rusak oleh kristal es. Tingkat kerusakan tergantung pada ukuran kristal es dan laju pindah panas.  Selama pembekuan lambat, kristal es tumbuh pada ruang antar sel menyebabkan perubahan bentuk (deformasi) dan kerusakan dinding sel didekatnya. Kristal es mempunyai tekanan uap air yang lebih rendah dibandingkan di dalam sel sehingga air berpindah dari dalam sel menuju kristal yg sedang tumbuh. Akibatnya sel mengalami dehidrasi dan secara permanen mengalami kerusakan akibat peningkatan konsentrasi solut. Selama pencairan (thawing), sel tidak kembali ke wujud asalnya, baik bentuk maupun turgiditasnya. Tekstur produk menjadi lebih lunak dan komponen-komponen sel mengalami pelapasan dari sel-sel yg rusak. Pada pembekuan cepat, kristal es yg terbentuk berukuran lebih kecil baik pada ruang antar sel maupun dalam sel. Akibatnya kerusakan sel secara fisik lebih rendah dan tidak terbentuk gradien tekanan uap air sehingga dehidrasi menjadi rendah. Selain itu, tekstur atau bahan pangan tetap tidak berubah. Akan tetapi, laju pembekuan yg sangat tinggi dapat menyebabkan kerusakan akibat jaringan pecah atau retak.

    BAB III

    PEMBAHASAN MASALAH

    A.                Analisis Hasil Wawancara

    Berdasarkan hasil wawancara yang telah kami lakukan terhadap pedagang yang menjadi narasumber, untuk mempertahankan es agar tidak cepat mecair yaiutu sebagai berikut :

    1.                  Menggunakan termos es berbahan plastik, yang sering digunakan oleh pedagang es umunnya. Setelah itu di masukan ke dalam bagian gabus yang telah  dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan.  Lalu di atas nya ditutup oleh bagian gabus yang telah disesuaikan atau tempat dagangan yang terbuat dari kayu sebagai pintunya.

    Cara-cara tersebut di atas adalah hasil analisis yang pernah dilakukan oleh narasumber. Kesimpulan hasil analisis di atas memberikan gambaran bahwa cara-cara yang dilakukan oleh narasumber masih sederhana dan masih  menggunakan alat freezer rumah tangga biasa  yang umum digunakan oleh kebanyakan masyarakat. Untuk menunjang kearah skala besar dalam usaha tersebut, untuk proses pembekuan es bisa menggunakan teknologi yang lebih canggih atau freezer industri. Disemesta lain, ada teknologi yang menggantikan fungsi es batu , yaitu dengan pembuatan Ice Pack.

    Ice Pack diformulasikan secara khusus dari bahan ramah lingkungan berbasis polyurethane berbeda dengan Ice pack yang sudah ada sebelumnya yang berbahan baku Jelly dan dan air serta bahan lain yang hanya mengandalkan pencapaian suhu extra rendah tetapi rentan terhadap pengaruh suhu luar yang menyebabkan Ice pack type ini lebih cepat mencair. Untuk pembekuan yang lebih cepat & pencairan yang lama (menyimpan dingin lebih lama) hingga lebih dari 30 jam dalam cool box. Proses pembekuan pada -5 s/ d -20 derajat Celcius selama 4 – 10 jam dalam freezer rumah tangga biasa, -20 s/ d -40 derajat celcius pada freezer industri. Ice Pack dapat dipakai berulang-ulang selama lebih dari 1 tahun hingga mampu menekan biaya pembelian es batu. Jadi sangat ekonomis bila nanti proses perdagangan semakin berkembang menjadi skala besar.

    BAB IV

    SIMPULAN dan SARAN

    A.                Simpulan

    Dari uraian yang telah kami paparkan di atas, kami menarik kesimpulan sebagai berikut:

    1.                  Proses dalam mempertahankan pembekuan es batu sangatlah sederhana yaitu memerlukan ruang yang sangat rapat dan terhindar dari cahaya matahari.

    2.                  Cara-cara yang digunakan dalam mempertahankaan pembekuan es batu dapat dilakukan dengan beberapa cara, tergantung keefisienan dan kemudahan dalam menyesuiakan dengan modifikasi gerobak atau tempat dagangan.

    3.                  Dengan semakin majunya teknologi dan semakin berkembangnya usaha, tidak menutup kemungkinan produksi es batu dan pembekuannya bisa memanfaatkan perkembangan teknologi.

    B.                 Saran

    Berdasarkan kesimpulan di atas, ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh pedagang diantaranya:

    1.                  Pedagang yang menggunakan pendingin es batu harus benar-benar menjaga kesterilan air yang digunakan (air matang).

    2.                  Untuk produksi skala besar tidak menutup kemungkinan penggunaan air yang begitu banyak, maka lebih baik untuk menggunkan teknologi yang higenis dan ekonomis guna menjaga kelestarian air.

    3.                  Agar dapat mempertahankan kebekuan es, modifikasi garobak atau tempat dagangan untuk penyimpanannya harus lebih tertutup rapat. Untuk membantu lebih lama proses pembekuan.

  • Laporan Praktikum Tegangan Permukaan dan Viskositas Zat Cair

    Tegangan Permukaan dan Viskositas Zat Cair

    A. Judul Praktikum

    Tegangan Permukaan

    1. Menyelidiki gejala tegangan permukaan

    B. Tinjauan Pustaka

    Tegangan permukaan zat cair adalah kecendrungan permukaan zat cair untuk menegang sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. Tegangan permukaan zat cair terjadi karena adanya kohesi di bawah zat cair yang lebih besar dari pada kohesi dipermukaan zat cair, sehingga permukaan air akan cendrung mengerut dan membentuk luas permukaan sekecil mungkin.

    Tegangan permukaan (γ) di definisikan sebagai perbandingan antara gaya tegangan permukaan (F) dan panjang permukaan (L) dimana gaya itu bekerja. Secara matematis ditulis :

    C. Alat dan Bahan

    1. Pisau silet
    2. Air dalam bejana kaca
    3. Kawat
    4. Tali atau benang
    5. Larutan sabun

    D. Langkah Kerj

    1.    Identifikasikan terlebih dulu beberapa alat yang digunakan dalam percobaan berikut ini.

    No.GambarKeterangan
    1Nama alat : gelas bekerKetelitian / kegunaan :Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi

    2.     Timbanglah pisau silet, kemudian jatuhkan kedalam bejana berisi air. Apa yang terjadi?

    3.     Keluarkan kembali silet dari air kemudian bersihkan sampai kering. Letakkan dengan sangat perlahan pada posisi bidang silet mendatar dan sejajar permukaan air ( seperti gambar ). Apa yang terjadi?

    4.      Buatlah lingkaran dari kawat seperti gambar berikut ini.

    5.  Buatlah utaian benang jahit seperti gambar, kemudian ikatan pada kawat melingkar seperti gambar.

    6.   Buatlah air sabun dalam bejana kaca, kemudian celupkan kawat melingkar bertangkai beserta benangnya. Angkat secara perlahan, apa yang akan terjadi?

    7.   Ulangi langkah 5 dan 6 dengan ukuran untaian benang yang berbeda. Amati yang akan terjadi.

    Informasi :

    ·         Pada bidang batas dua fluida yang berbeda terdapat tegangan permukaan. Hal ini disebabkan perbedaan kohesi dan adhesi antar partikel disekitar permukaan pada fluida masing-masing.

    V. Data Percobaan 

    Langkah ke ..Hasil PengamatanKeterangan
    2Silet tenggelam
    3Silet mengapungAdanya tegangan permukaan
    6Kawat tenggelamBentuk untaian benang menjadi menyusut
    7Kawat tenggelamBentuk untaian benang menjadi menyusut

    VI. Analisis Data

    1.      Mengapa pisau silet tenggelam?

    ·         Karena pada permukaan air terdapat gaya tarik- menarik antar partikel-partikel air (kohesi). Akibatnya pada permukaan air seolah-olah terdapat suatu selaput atau lapisanyang tegang yang dapat menahan benda-benda.

    Jika silet diletakkan ke permukaan air secara vertical, maka lapisan tersebut akan robek yang menyebabkan silet tenggelam.

    2.      Mengapa pisau silet dapat terapung?

    ·         Karena adanya tegangan permukaan yang terdapat gaya tarik menarik antar partikel air yang menyebabkan pisau silet dapat terapung jika diletakkan perlahan-lahan.

    3.      Mengapa bentuk untaian benang menjadi berubah?

    ·         Gaya kohesi menyebabkan larutan sabun membentuk selaput. Gaya adhesi menyebabkan pinggiran selaput menenpel pada kawat sehingga menyebabkan bentuk untaian benang berubah.

    4.      Apakah peristiwa terapung kapal laut disebabkan karena tegangan permukaan? Jelaskan.

    ·         Iya, dikarenakan badan kapal dibuat berongga. Meyebabkan volume air laut yang dipindahkan oleh badan kapal menjadi sangat besar. Gaya apung sebanding dengan volume yang dipindahkan, sehingga gaya apung menjadi sangat besar. Massa jenis rata-rata besi berongga dan udara yang menempati rongga masih lebih kecil dari pada massa jenis air laut. 

    5.      Gejala apa saja yang dapat dijelaskan dengan tegangan permukaan fluida?

    ·         Gejala terapungnya silet dan gejala nyamuk yang dapat terapung di atas air dengan kakinya.

    VII.           Kesimpulan

    1.      Benda yang massa jenisnya lebih besar dari fluida dapat mengapung karena

    ·         Adanya tegangan permukaan.

    2.      Penyebab terjadinya tegangan permukaan adalah

    ·         Karena pada permukaan air terdapat gaya tarik- menarik antar partikel-partikel air (gaya kohesi). Akibatnya pada permukaan air seolah-olah terdapat suatu selaput atau lapisanyang tegang yang dapat menahan benda-benda.

    3.      Akibat dari tegangan permukaan yaitu

    ·         Benda terapung di atas permukaan air.

    4.      Factor-faktor yang mempengaruhi besarnya tegangan permukaan adalah

    ·         F (gaya) dan l (panjang) benda yang terapung

    B.       Judul                                               : Viskositas Zat Cair 

    I.                   Tujuan                               : Menentukan koefesien viskositas zat cair 

    II.                Teori                                  :

    Fluida yang riil memiliki gesekan internal yang besarnya tertentu yang disebut dengan viskositas. gaya yang dibutuhkan (F), sebanding dengan luas fluida yang bersentuhan dengan setiap lempeng (A), dan dengan laju (v) dan berbanding terbalik dengan jarak antar lempeng (l). Besar gaya F yang diperlukan untuk menggerakan suatu lapisan fluid dengan kelajuan tetap v untuk luas penampang keping A adalah

    F=ηA\frac{v}{l}

    Hukum Stokes :  gaya hambat yang dialami oleh suatu bola berjari-jari R yang bergerak dengan kecepatan konstan v di dalam fluida dengan koefisien viskositas η adalah

    FD=6πr

    Dengan menggunakan hukum stokes, maka kecepatan bola pun dapat diketahui melalui persamaan (rumus) :

    III.             Alat dan Bahan                 :

    ·         Oli baru

    ·         Minyak sayur

    ·         Sirup

    ·         Sunlight

    ·         Kelereng

    ·         Jangka sorong

    ·         Stopwatch

    ·         Pipa kaca berskala

    IV.             Langkah Kerja                  :

    1.      Identifikasikan terlebih dulu beberapa alat yang digunakan dalam percobaan berikut ini.

    No.GambarKeterangan
    1Nama alat : MilimeterskrupKetelitian / kegunaan :Untuk mengukur benda dengan ketelitiannya dapat mencapai seperseratus millimeter

    2.      Rangkaian statif, klem, dan pipa kaca berskala seperti gambr berikut.

    3.      Ukur diameter dan jari-jari kelereng dengan menggunakan jangka sorong.

    4.       Hitung massa jenis bola besi dan masa jenis fluida dengan mengukur massa dan volumenya. Catat massa jenis benda (ρb)  dan zat cair (ρc).

    5.      Tuangkan fluida kedalam pipa hampir penuh. Catat kedalaman dasar pipa (h).

    6.      Siapkan Stopwatch, kemudian jatuhkan kelereng kedalam fluida. Ukur waktu yang diperlukan sampai ke dasar pipa.

    7.      Hitung kecepatan rata-rata kelereng bergerak dalam zat cair dengan persamaan

    Informasi :

    ·         Gerakan kelereng dapat dianggap memiliki kecepatan konstan bila mencapai kecepatan tertinggi dalam zat cair. Kecepatan tertinggi sering disebut kecepatan terminal.

    8.      Lakukan percobaan berulang kali.

    9.      Ung koefisien visikositas dengan menggunakan prinsip Archimedes dan rumusan gaya Stokes

    Informasi :

    ·         Gaya gesek dalam zat cair dirumuskan oleh Stokes untuk bola adalah

    Fs= 6πrη

    ·         Dengan menggunakan prinsip Archimedes diperoleh kecepatan terminal untuk bola adalah

    10.    Lakukan langkah 2 hingga 9 dengan menggunakan zat fluida.

    V.                Data Percobaan                             :

    1.      Pengukuran bahan

    Besaran yang diukurKelereng
    Massa5,1 gram
    Diameter1,48 cm
    Volume1,696 cm3
    Massa jenis3,007

    2.      Percobaan 1

    PercobaanFluidaTinggi cairan(h)Waktu (t)Kecepatan (vT)
    1Minyak6 cm0,9  s6,6666 cm/s
    2Sunlight6 cm2,92 s2,054 cm/s
    3Sirup6 cm0,35 s17,142 cm/s
    4Oli baru6 cm0,27 s22,222 cm/s

    3.      Percobaan 2

    PercobaanFluidaTinggi cairan (h)Waktu (t)Kecepatan (vT)
    1Minyak6 cm0,8  s7,5 cm/s
    2Sunlight6 cm2,9 s2,068 cm/s
    3Sirup6 cm0,34 s17,647 cm/s
    4Oli baru6 cm0,27 s22,222 cm/s

    4.      Percobaan 3

    PercobaanFluidaTinggi cairan (h)Waktu (t)Kecepatan (vT)
    1Minyak6 cm0,85  s7,5  cm/s
    2Sunlight6 cm2,90 s2,068 cm/s
    3Sirup6 cm0,35 s17,142 cm/s
    4Oli baru6 cm0,27 s22,222 cm/s

    5.      Percobaan 4

    PercobaanFluidaTinggi cairan (h)Waktu (t)Kecepatan (vT)
    1Minyak6 cm0,9  s6,6667 cm/s
    2Sunlight6 cm2,92 s2,054 cm/s
    3Sirup6 cm0,34 s17,647 cm/s
    4Oli baru6 cm0,35 s22,222 cm/s

    VI.             Analisis Data                     :

    1.      Bandingkan data hasil percobaan dengan menggunakan berbagai zat fluida. Adakah pola atau kecendrungan tertentu yang terlihat? Jelaskan.

    ð  Dari data tersebut terlihat bahwa kelereng (bola) yang dijatuhkan di oli baru memiliki kecepatan yang lebih tinggi dari zat fluida yang lain. Sementara Sunlight memiliki kekentalan yang tinggi sehingga kelereng (bola) yang dijatukan memiliki kecepatan yang rendah.

    2.      Isilah tabel pengolahan data berikut ini kemudian lakukan analisis secara cermat.

    Tabel 1. Pengukuran menggunakan Minyak

    Tabel 2. Pengukuran menggunakan oli baru

    Tabel 3. Pengukuran menggunakan sunlight

    Tabel 4. Pengukuran menggunakan sirup

    4.      Hitung koefisein viskositas atau kekentalan fluida!

    a.       Minyak

    b.      Oli baru

    c.       Sunlight

    d.      Sirup

    VII.           Kesimpulan

    1.      Benda yang bergerak dalam fluida mengalami gesekan tertentu yang bergantung pada visikositasnya.

    ð  Visikositas adalah ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya gesekan di dalam fluida.

    2.      Benda yang bergerak dalam fluida bergantung pada visikositas, yaitu semakin besar visikositas, kecepatan gerak benda semakin..

    ð  Susah untuk bergerak

    3.      Jika memilih oli yang akan digunakan untuk pelumas mesin, maka perlu dipilih oli dengan visikositas yang lebih… (besar/kecil) karena ,…

    ð  Besar, karena bagus untuk pergerakan mesinnya.

  • Laporan Kimia – Pembuatan Koloid Metode Peptisasi

    Pembuatan Koloid Metode Peptisasi

    I. Judul

    ”Proses Pembuatan Koloid dengan Cara Peptisasi ”

    Praktikan               : Nurrahmah

    Nomor Absen        : 13

    Kelas                     : XI IPA

    Tanggal                 : 12 Juni 2013

    II. Tujuan Praktikum

    Mengamati pembuatan koloid dengan cara peptisasi dengan menggunakan jeli atau agar-agar.

    III. Dasar Teori (referensi buku)

    A. Koloid

    Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Gel merupakan system kolois setengah kaku dengan fase terdispersi cair dan medium pendispersi padat. Gel akan terbentuk jika suatu sol yang fase terdispersinya mengabsorbsi medium pendispersinya sehingga terbentuk system koloid yang agak padat.

    Macam-macam pembuatan koloid :

    1. Cara kondensasi

    Cara yang dilakukan dengan cara melalui reaksi-reaksi kimia, sepert reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dan dekomposisi rangkap atau dengan reaksi pergantian pelarut.

    a. Redoks

    Reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.

    b. Hidrolisis

    Reaksi suatu zat dengan air.

    c. Dekomposisi Rangkap

    d. Pergantian Pelarut

    2. Cara disperse

    Dengan cara ini partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid.

    a. Cara Mekanik

    Pada cara ini butir-butir kasar digerus dengan lumpang atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium disperse.

    b. Cara Peptisasi

    Pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi memecahkan butir-butir koloid. Istilah peptisasi dikaitkan dengan peptonisasi, yaitu proses pemecahan protein (polopeptida) yang dikatalis oleh enzim pepsin.

    3. Cara busur bredig

    Digunakan untuk membuat sol-sol logam.

    B.     Agar-Agar

    Agar-agar sebenarnya adalah karbohidrat dengan berat molekul tinggi yang mengisi dinding sel rumput laut. Ia tergolong kelompok pektin dan merupakan suatu polimer yang tersusun dari monomer galaktosa. Agar-agar dapat dibentuk sebagai bubuk.

    Histeresis adalah gejala yang dimiliki oleh agar-agar dan sejumlah bahan gel lainnya, yang berhubungan dengan suhu transisi fase padat-cair. Agar-agar mulai mencair pada suhu 85 °C dan mulai memadat pada suhu 32-40 °C.

    IV. Alat dan Bahan

    a.      Alat yang digunakan

    Nama AlatJumlah
    Panci1 buah
    Sendok1 buah
    Cetakan jeli 10 buah
    Kompor1 buah

    b.      Bahan yang digunakan

    Nama BahanJumlah
    Bubuk jeli30 gr
    Air600 mL
    Gula½ gelas

    V.                Cara Kerja

    Mengamati reaksi pada pembuatan koloid dengan cara peptisasi

    a.       Masukkan  air sebanyak 600 ml menggunakan panci.

    b.      Setelah itu masukan bubuk jeli dan gula pasir ½  gelas.

    c.       Aduk hingga merata agar dan pastikan bubuk jeli tidak menggumpal.

    d.      Panaskan campuran tadi hingga mendidih.

    e.       Angkat panci dari atas kompor.

    f.       Masukan adonan kedalam cetakan jeli

    g.      Diamkan sebentar hingga dingin

    VI.             Data hasil  Pengamatan

    Campuran agar-agar (zat padat yang terdispersi) dengan air (zat cair pendispersi) yang menghasilkan koloid berupa gel.

    Pemanasan dilakukan untuk mempercepat pembuatan koloid

    VII.          Kesimpulan

    Gel terbentuk karena pada saat dipanaskan di air, molekul agar-agar dan air bergerak bebas. Ketika didinginkan, molekul-molekul agar-agar mulai saling merapat, memadat dan membentuk kisi-kisi yang mengurung molekul-molekul air, sehingga terbentuk sistem koloid padat-cair.

    Proses pemanasan pada agar-agar dimaksudkan agar butir-butir kasar endapan agar-agar dapat menjadi partikel koloid dengan bantuan pemeptisasi. Dari hasil pengamatan maka agar-agar tergolong jenis koloid emulsi padat dengan fase terdispersi cair dan medium pendispersi padat. Cara pembuatan agar-agar membutuhkan zat pemecah yang berupa air agar menjadi partikel koloid.

  • Laporan Praktikum Uji Golongan Darah Metode Tabung

    Praktikum Uji Golongan Darah

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Seorang ilmuwan Jerman, Karl Landsteiner pada tahun 1900 telah melakukan suatu serial pemeriksaan terhadap sampel darah dari 6 orang kawannya. Dilakukan pemisahan serum dan dibuat suspense eritrosit dalam salin. Dijumpai adanya aglutinasi pada beberapa campuran serum dengan suspense eritrosit. Hal ini disebabkan karena eritrosit memiliki antigen yang bereaksi dengan antibody (dalam serum) yang sesuai. Atas dasar ada tidakya aglutinasi tersebut. Maka ditetapkan 3 macam golongan darah yaitu A, B, O. kemudian Decastello dan Sturli (1902) menemukan golongan darah AB, semuanya termasuk dalam system ABO. Pada penelitian selanjutnya ternyata golongan darah A dapat dibedakan dalam subgroup A1, A2 dan kemudian dijumpai lagi A3, A4, A5, Ao, Ax, Az, dan lain-lain, bahkan kini dikenal juga subgroup golongan B.

    penelitian demi penelitian terus berkembang, sejauh ini telah dikenal pula system golongan darah lain dariABO yaitu system Rhesus, Lewis, Kell, KIDD, Lutheran, P, Ii, MN, Duffy, Diego dan lain-lain namun yang penting adalah system ABO dan Rhesus karena memiliki sifat antigenic yang kuat. Sistem ABO Gen pada system ABO Lokus gen yang mengatur system ABO terletak pada lengan panjang kromosom 9. Teori Thompson dan kawan-kawan (1930) menyatakan bahwa pada system golongan darah ABO terdapat 4 gen alelik yaitu A1, A2, B, O sehingga dapat dibedakan 6 fenotip dan 10 fenotip Gen A1 dominan terhadap A2, A1-A2-B dominan terhadap O. tidak ada sebutan resesif untuk gen golongan darah, dikenal sebutan silent gen atau gen atmorfik untuk gen yang tidak menampilkan produk pada fenotipnya. Gen golongan darah diturunkan dari kedua orang tua menurut hokum mendel.

    Golongan darah ABO merupakan sisitem golongan darah manusia yang paling banyak ditemukan dan sampai saat ini merupakan golongan darah yang penting dalam transfusi darah, karena terdapat pada regular antibody, yaitu Anti-A dan Anti-B yang reaktif pada suhu 370C. Regular antibodi ini mengaktifasi komplemen dan menyebabkan kehancuran sel darah merah intravaskuler. Pemeriksaan golongan darah ABO merupakan salah satu langkah sebelum melakukan proses transfusi darah. Oleh karena itu perlu diketahui teknik dalam melakukan pemeriksaan golongan darah ABO, agar mendapatkan hasil yang akurat sesuai dengan golongna darah donor dan pasien.

    Sejak penemuan Landsteiner (1901) sampai sekarang, telah diketemukan lebih dari 400  antigen golonqan darah dalam eritrosit. Tapi untuk kegunaan praktek, klinis yang terpenting hanya sistem golongan darah ABO dan Rh. Pada sistem golongan darah ABO hanya ada 4 golongan darah yaitu. A, B, AB dan 0. Golongan tersebut. ber¬dasarkan atas ada atau tidak adanya antigen A dan antigen B. Dalam pelayanan kesehatan modern, transfusi darah merupakan salah satu hal yang penting dalam menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan derajat kesehatan. Indikasi tepat transfusi darah dan komponen darah adalah untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas bermakna yang tidak dapat diatasi dengan cara lain. Dalam perkembangannya transfusi darah harus dilaksanakan sesuai dengna prosedur ketat oleh tenaga profesional menggunakan darah yang aman dan berkualitas. Sebelum melakukan transfusi darah perlu diketahui syarat-syarat dalam melakukan transfusi, agar proses transfusi dapat berlangsung seperti yang diharapkan.

    B. Tujuan percobaan

    1. Mahasiwa dapat mengetahui perbedaan percobaan golongan darah antara darah tampa pencucian dan dengan pencucuian
    2. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur percobaan golongan darah pencucian

    Bab II. Tinjauan Pustaka

    Aspek paling praktis antigen eritroasi adalah kemampuannya memicu pembentukan antibodi apabila ditransfusikan kepadaresipien. Kelainan padaantigeneritrositberkaitan dengan predisposisi penyakit tertentu. Antigen yang ada pada eritrosit biasanya stabil seumur hidup, dan antigen eritrositdapat berubah dalam beberapa keadaan. Serum penderitayang mengandung jumlah blood group-specific soluble substances (BGSS) terlalu banyak dapat menetralisasi antiserum yang dipakai dalam pemeriksaan golongan darah Ciri spesifitas yang tidak terbentuk sempurna atau berubah karena suatu penyakit sehingga seolah-olah eritrosit mendapatkan antigen semu. Penyakit tertentu memperlihatkan perubahan antigen (pseudoantigen) pada pemeriksaan golongandarah, seperti pada penyakit yang menyebabkan stres hematopoesis. Sistem golongan darah ABO terdiri dari tiga alel yaitu A, B, O dan AB. Gen A dan B mengendalikan sintesis enzim spesifik yang bertanggung jawab untuk penambahan residu karbohidrat tunggal (N-asetil galaktosamin untuk golongan A dan D-galaktosa untuk golongan B) pada glikoprotein atau glikolipid antigenikdasar dengan gula terminal L-fruktosa pada eritrositdikenalsebagaisubstansiH.

    Membraneritrosit mengandung banyak protein dan karbohidrat berbeda yang mampu memicu pembentukan anti bodi. Antigen berbeda satu dengan lainnya dapat menyebabkan terbentuknya anti bodi, sehingga dapat menimbulkan masalah klinis dan tidak terdeteksi di laboratorium. Sampai sekarang ini telah diketahui sekitar 500 antigen eritrositdan 100 diantaranya telahdapatdideteksisecara serologik dengan menggunakan antiserumspesifik. Pembentukan antigen golongan darah dapat dilihat pada Substansi seluler yang dikenal sebagai antigen golongan darah merupakan produk genyang spesifik dan juga bersifat imunogenik. Individu memiliki suatupola genetik spesifik (genotipe) dan antigenini biasanya mengekspresikan diri pada eritrosit(fenotipe), polapewarisan ini disebutkodominan.

    Kesalahan penetapan golongan darah dapat juga di sebabkan oleh antigen yang mempunyai daya reaktivitas yang tidak sama,misalnya pada golongan darah A yang terbagi menjadi beberapa subgrup. Subgrup ini sering menimbulkan kesulitan pada praktik laboratorium, antigen sub grup ini sangat lemah sehingga sukar dikenaldan bisa menyebabkan kesalahan dalam menetapkan golongan darah, misalnya golongan O atau B. Keadaan ini berbahaya bila yang ditetapkan itu adalah darah seorang Pendonor. Semakin banyak diketahui hubungan antara golongan darah dan berbagai penyakit akan memberikan info yang sangat penting untuk para ahli Bank Darah. Seseorang yang mendapat tranfusi untuk kedua kalinya dengan antigen eritrosit yang sama dapat timbul reaksi, pembentukan anti bodi akan berlangsung lebih cepat dengan titer yang lebih tinggi sehingga dapat menyebabkan reaksi yang disebut dengan reaksi transfusi

    Standar World Health Oganization (WHO) untuk pemeriksaan golongan darah adalah dengan metode tabung. Identifikasi pemeriksaan golongan darah ABO dapat dilakukan dengan metode tabung dan metode slide, dengan forward dan reverse typing. Interpretasi hasil forward dan reverse typing harus selalu sesuai, bila tidak makaakan terjadidiskrepansi golongandarahyang dapatmenyebabkan reaksi transfusi. Pencucian sel eritrosit terlebih dahulu dengan larutan salin dianjurkan sekurang-kurangnya satu kali untuk menghilangkan faktor substansi seluler yang terdapat di dalam plasma. Substansi seluler tersebut bila tidak dibuang akanmengakibatkan hasil pemeriksaan golongan darah menjadi kurang baik,karenaakan terjadinetralisasi sehingga hasil pemeriksaan dapat keliru.

    Semua jenis anti bodi ( irregular antibody/anti bodi ireguler) harus dicari dalam serum penderita. Sel eritrosit yang sudah dicuci dibuat suspensi salin masing- masing 5%untuk pemeriksaan metode tabung. reaksi aglutinasi eritrosit yang terjadi antara eritrosit penderita dengan reagen Anti-A, Anti-B dan Anti-AB (optional).

    Bab III. Metide Praktikum

    A. Metode pemeriksaan

    Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah metode aglutinasi ,dengan menggunakan cara tabung

    B. Prinsip pemeriksaan

    adanya reaksi antara antibody dan antigen yang terlihat dalam tampilan aglutinasi. Kemudian tujuan pemeriksaan golongan darah adalah untuk mencocokkan antigen dan antibody antara resipien dengan donor agar antibody dan antigen yang sama tidak bertemu yang dapat mengakibatkan aglutinaasi

    C. Alat dan bahan

    1. Alat

    · Mikroskop

    · Pipet tetes

    · Sentrifus

    · Inkubator

    · Stopwacht

    · Rak tabung

    · Tabung reaksi

    · Pipet plastik

    · Gelas kimia

    · Gelas pembilas

    · Wadah limbah

    2. Bahan

    · suspensi sel A 5 %

    · sampel pasien (golongan darah O)

    · suspensi sel B 5 %

    · suspensi sel O 5 %

    ·& tes sera A

    · tes sera B

    · tes sera – D

    · bovine albumin 22 %

    · saline (NaCl 0,9 %)

    · aquades

    D. cara kerja

    1. disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    2. pemisahan serum /plasma dari sel darah merah

    – masukan darah kedalam tabung yang telah diberi label sesuai dengan sampel

    – dimasukkan kedalam setrifus dengan waktu 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm

    – dipisahkan serum yang jernih dari SDM kedalam tabung lain yang sudah disiapkan dan yang telah diberi tanda 

    3. pencucian sel darah merah

    – dimasukkan 19 tets larutan NaCl 0,9 % dan ditambahkan 1 tetes sel darah merah lalu dihomogenkan dengan pipet tetes .

    – dimasukkan kesentifus selama 2 menit dengan kecepatan 3000 rpm

    – dibuat supernata sel darah merah menjadi pekat 100 % ,diulangi 3x pencucian dengan perlakuan yang sama

    4. pembuatan suspensi sel darah merah 5 %

    – disiapkan 1 buah tabung reaksi

    – diteteskan NaCl 0,9 % sebanyak 19 tetes kemudian ditambahkan 1 tetes sampel darah merah yang sudah dicuci (100%)

    – dihomogenkan dengan pipet plastik

    5. pemeriksaan golongan darah ABO dengan menggunakan tabung

    – Tabung I : – A 2 tetes – A + 1 tetes SDM 5 %

    – Tabung II: – B 2 tetes –B + 1 tetes SDM 5%

    – Tabung III : SA 1tetes SA + 2 Tetes plasma

    – Tabung IV :SB 1tetesSB + 2 tetes plasma

    – Tabung V : SO 1tetes SO + 2 tetes plasma

    – Tabung VI : A 2tetes plasma + 1 tetes SDM %

    – Tabung VII : -D 2 tetes –D + 1 tetes SDM

    – Tabung VIII : BA 2 tetes BA + 1 tetes SDM

    – Ditetesi masing –masing SDM 1% dari plasma sesuai petunjuik diatas 

    – Dihomogekan semua tabung hingga tercampur pada sentrifus dengan waktu 2 menit dan dengan kecepatan 3000 rpm

    – Lalu diinkubasi pada inkubator dengan waktu 15 menit lalu dibaca hasil

    – Kemudian mengvalidasi hasil dan distrifus kembali selama 2 menit lalu dibaca hasilnya

    Keterangan ; (+ ) ->

    (-) tidak terjadi aglutinasi

    BAB III

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil pemeriksaan

    B. Pembahasan

    Pada praktikum ini dilakukan percobaan pemeriksaan golongan dengan menggunakan tabung dimana pada percobaan ini adalah melihat terjadi aglutinasi atau tidak terjadi aglutinasi. Pada praktikum ini dilakukan perlakuan berbeda dengan pemeriksaan golongan darah dengan slide .dimana percobaan ini adalah pemeriksaan golongan darah yang menggunakan pencucian .larutan yang digunakan dalam pencucian adalah larutan saline atau NaCl 0,9 %. Dimana tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui ada dan tidaknya anti body yang melekat pada permukaan sel darah merah. pemeriksaan ini juga dilakukan untuk mengetahui kecocokan antibodi pendonor dengan resipien .

    Perlakuan pada percobaan ini adalah melakukan sampling sampel kemudian dilakukan pencucian dengan menggunakan larutan saline yang berfungsi untuk mengikat antibodi yang tidak saling mengikat atau tidak beraturan .kemudian dilakukan pencucian berulang 3 x dengan waktu 2 menit dan dengan kecepatan 3000 rpm .

    Pada umumnya pemeriksaan golongan darah tidak dilakukan pencucian dan hanya ditetesi darah kapiler atau vena pada slide kemudian ditambahkan anti A,B,O dan penambahan resus .dan lebih banyak hasil palsu tetapi yang dibutuhkan waktu sedikit .sementara pada pemeriksaan golongan darah harus diketahui golongan darah terlebih dahulu dan kemudian dilakukan pencucian ,dan tentu pada pemeriksaan ini mnengurangi resiko kesalahan hasil dan tentu hasil didapatkan sesuai namun pada pemeriksaan ini tentu membutuhkan waktu yang sangat lama . pada pemeriksaan ini untuk mengetahui kecocokan antara antibodi pendono dan resipien. Dan hasil yang didapatkan pada pemeriksaan ini adalah positig (+) terjadi aglutinasi dan cocok menjadi pendono .

    Bab V. Penutup

    A. Kesimpulan

    Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa pada pemeriksaan golongan darah dengan pencucian dimana larutan NaCl sebagai larutan pencucian dan berfungsi sebagai pengikat antibodi yang berada diluar sel dimana anti bodi sebelumnya tidak saling mngikat atau tidak beraturan, dengan adanya pencucian ini adalah untuk mengikat antibodi sehingga cocok untuk jadi pendono dan sampel yang digunakan adalah sampel golongan darah O

    B. Saran

    Pada praktikum ini sebaiknya dilakukan pemantapan materi pada mahasiswa karna tidak selamanya semua mahasiswa bisa menerimah materi dan meresapi apa yang disampaikan oleh dosen dan juga untuk mahasiswa diharapkan oatuh terhadap prosedur lab yang berlaku dan aktif terhadap mata kuliah yang disampaikan oleh dosen .

    DAFTA PUSTAKA

    1. Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH. Hematologi. 4th ed. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2006 : 11- 51.300.

    2. Kumpulan Prosedur Kerja Standar Praktikum Serologi Golongan Darah. Jakarta. UnitTransfusi Darah Palang Merah Indonesia.

    3. Palang Merah Indonesia. Pedoman PelayananTransfusi Darah.Kegiatan Transfusi Darah,Penanganan Donor dan Kepuasan Pelanggan. Unit Transfusi Darah Palah MerahIndonesia Pusat. Jakarta. 2007

    4. Supandiman I. Hematologi Klinik. Alumni. Bukit Pakar Timur. Bandung. 1997:208.

    5. Rustam M. Almanak Transfusi Darah. “Karena Darah Anda, Aku Selamat”. Lembaga Pusat Transfusi Darah Indonesia. Jakarta. 1978: 65-88.

  • Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan – Tekanan Osmosis dan Cairan dalam Sel

    Tekanan Osmosis dan Cairan dalam Sel

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita berhadapan dengan peristiwa difusi dan osmosis, baik kita sadari maupun tidak kita sadari. Contohnya pada saat kita menyeduh teh celup dalam kemasan kantong, warna dari teh tersebut akan menyebar. Hal ini disebabkan oleh  konsentrasi teh dalam gelas lebih kecil dibandingkan dengan konsentrasi teh yang ada di dalam kantong teh tersebut. Peristiwa tersebut sering kita sebut sebagai difusi.

    Begitu pula pada tumbuhan, yang menyerap air dan zat hara yang diperlukan dari lingkungan melalui proses difusi, osmosis, maupun imbibisi. Peristiwa tersebut dapat berlangsung dengan baik jika terdapat perbedaan tekanan potensial air yang sangat besar antara larutan di luar sel tumbuhan dengan larutan di dalam sel tumbuhan tersebut.

    Tumbuhan mempunyai membran plasma yang jika dimasukkan dalam larutan dengan konsentrasi tinggi akan mengalami plasmolisis, yaitu tearlepasnya membran plasma dari dinding sel akibat tekanan osmotik. Pada praktikum kali ini kita akan menghitung tekanan osmosis cairan sel pada tanaman Rhoe discolor dengan metode plasmolisa.

    B. Tujuan

    Menghitung presentase jumlah sel yang mengalami plasmolisis setelah diberi larutan sukrosa yang berbeda konsentrasi.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Molekul air dan zat terlarut yang berada dalam sel selalu bergerak. Oleh karena itu terjadi perpindahan terus-menerus dari molekul air, dari satu bagian ke bagian yang lain (Bidwell, 1979).

    Perpindahan molekul-molekul itu dapat ditinjau dari dua sudut. Pertama dari sudut sumber dan dari sudut tujuan. Dari sudut sumber dikatakan bahwa terdapat suatu tekanan yang menyebabkan molekul-molekul menyebar ke seluruh jaringan. Tekanan ini disebut dengan tekanan difusi. Dari sudut tujuan dapat dikatakan bahwa ada sesuatu kekurangan (deficit akan molekul-molekul). Hal ini dibandingkan dengan istilah daerah surplus molekul dan minus molekul. Ini berarti bahwa di sumber itu ada tekanan difusi positif dan ditinjau adanya tekanan difusi negatif. Istilah tekanan difusi negatif dapat ditukar dengan kekurangan tekanan difusi atau Deficit Tekanan Difusi yang disingkat dengan DTD (Dwijosaputro, 1985).

    Difusi adalah gerakan partikel dari tempat dengan potensial kimia lebih tinggi ke tempat dengan potensial kimia lebih rendah karena energi kinetiknya sendiri sampai terjadi keseimbangan dinamis (Indradewa, 2009). Senada dengan itu, Agrica (2009) menjelaskan bahwa difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar. Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang berdifusi dalam udara.

    Prinsip dasar yang dapat kita pegang mengenai peristiwa difusi ini adalah difusi terjadi sebagai suatu respon terhadap perbedaan konsentrasi. Suatu perbedaan terjadi apabila terjadi perubahan konsentrasi dari suatu keadaan ke keadaan lain. Selain perbedaan konsentrasi, perbedaan dalam sifat dapat juga menyebabkan difusi. Proses pertukaran gas pada tumbuhan yang terjadi di daun adalah suatu contoh proses difusi. Dalam proses ini gas CO2 dari atmosfir masuk ke dalam rongga antar sel pada mesofil daun yang selanjutnya digunakan untuk proses fotosintesis (Indradewa, 2009).

    Laju difusi antara lain tergantung pada suhu dan densitas (kepadatan) medium. Gas berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan zat cair, sedangkan zat padat berdifusi lebih lambat dibandingkan dengan zat cair. Molekul berukuran besar lebih lambat pergerakannya dibanding dengan molekul yang lebih kecil. Pertukaran udara melalui stomata merupakan contoh dari proses difusi. Pada siang hari terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan O2 sehingga konsentrasi O2 meningkat. Peningkatan konsentrasi O2 ini akan menyebabkan difusi O2 dari daun ke udara luar melalui stomata. Sebaliknya konsentrasi CO2 di dalam jaringan menurun (karena digunakan untuk fotosintesis) sehingga CO2 dari udara luar masuk melalui stomata. Penguapan air melalui stomata (transpirasi) juga merupakan contoh proses difusi. Di alam, angin, dan aliran air menyebarkan molekul lebih cepat dibanding dengan proses difusi (Agrica, 2009).

    Apabila ada dua bejana yang satu berisi air murni dan bejana lain diisi dengan larutan, apabila kedua bejana ini kita hubungkan, lalu diantara kedua bejana diletakkan membran semipermeabel, yaitu membran yang mempu melalukan air (pelarut) dan menghambat lalunya zat-zat terlarut. Pada proses ini air berdifusi ke bejana yang berisi larutan sedangkan larutan terhalang untuk berdifusi ke bejana murni. Proses difusi ini disebut dengan osmosis (Dwijosaputro, 1985).

    Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel (Fetter, 1998).

    Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri (Agrica, 2009).

    Tekanan yang diberikan pada air atau larutan, akan meningkatkan kemampuan osmosis dalam larutan tersebut. Tekanan yang diberikan atau yang timbul dalam system ini disebut potensial tekanan, yang dalam tumbuhan potensial ini dapat timbul dalam bentuk tekanan turgor. Nilai potensial tekanan dapat positif, nol, maupun negatif (Loveless, 1991).

    Menurut Salisbury (1995), selain potensial air (PA) dalam potensial tekanan (PT) osmosis juga dipengaruhi tekanan osmotic (PO). Potensial osmotic dari suatu larutan lebih menyatakan sebagai status larutan. Status larutan biasa kita nyatakan dalam bentuk satuan konsentrasi, satuan tekanan, atau satuan energi. Hubungan antara potensial air (PA) dan potensial tekanan (PT), dan potensial osmotic (PO) dapat dinyatakan dengan hubungan sebagai berikut:

    PA = PO + PT

    Dari rumus di atas dapat terlihat bahwa apabila tidak ada tekanan tambahan (PT), maka nilai PA = PO

    Untuk mengetahui nilai potensial osmotic cairan sel, salah satunya dapat digunakan metode plasmolisis. Jika potensial air dalam suatu sel lebih tinggi dari pada potensial air yang ada di sekitar sel atau di luar sel, maka air akan meninggalkan sel sampai potensial air yang ada dalam sel maupun di luar sel sama besar. Protoplas yang kehilangan air itu menyusut volumenya dan akhirnya dapat terlepas dari dinding sel, peristiwa tersebut biasa kita kenal dengan istilah plasmolisis (Salisbury, 1995).

    Menurut Sasmita (1996), metode plasmolisis dapat ditempuh dengan cara menentukan pada konsentrasi sukrosa berapakah yang mengakibatkan jumlah sel yang terplasmolisis mencapai 50%. Pada kondisi tersebut dianggap konsentrasinya sama dengan konsentrasi yang dimiliki oleh cairan sel. Jika konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis diketahui, maka tekanan osmosis sel dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

    TO sel = 22,4 x MT

       273

    Dengan : TO = Tekanan Osmotik

          M = Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis

           T = Temperatur mutlak (273 + t°C)

    Sitoplasma biasanya bersifat hypertonis (potensial air tinggi) dan cairan di luar sel bersifat hypotonis (potensial air rendah), karena itulah air bisa masuk ke dalam sel sehingga antara kedua cairan bersifat isotonus. Apabila suatu sel diletakkan dalam suatu larutan yang hipertonus terhadap sitoplasma, maka air di dalam sel akan berdifusi ke luar sehingga sitoplasma mengkerut dan terlepas dari dinding sel, hal ini disebut plasmolisis. Bila sel itu kemudian dimasukkan ke dalam cairan yang hipotonus, maka air akan masuk ke dalam sel dan sitoplasma akan kembali mengembang hal ini disebut deplasmolisis (Bidwell, 1979).

    BAB III

    METODOLOGI

    A. Waktu dan Tempat

    Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut :

    Hari / tanggal       : Kamis, 24 November 2013

    Pukul                    : 15.00 WITA – selesai

    Tempat                 : Laboratorium Biolingkungan Jurusan Biologi FMIPA 

           UNTAD

    B. Alat dan Bahan

    Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai berikut :

    1. Alat

    a.    Pisau silet

    b.    Tabung reaksi

    c.    Kaca objek

    d.   Kaca penutup

    e.    Mikroskop

    2. Bahan

    a.    Daun Rhoe discolor

    b.    Larutan sukrosa dengan molaritas 0,28; 0,24; 0,22

    C. Prosedur Kerja

    Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum adalah sebagai berikut :

    1.    Menyiapkan 8 buah tabung reaksi dan kemudian mengisi larutan sukrosa ke dalam tabung kira-kira sampai 1/3-nya dan catat kadar larutan dalam masing-masing tabung.

    2.    Menyayat lapisan epidermis yang berwarna (Rhoe discolor) dengan menggunakan pisau silet.

    3.    Memeriksa dibawah mikroskop, apakah sayatan cukup baik untuk digunakan.

    4.    Memasukan sayatan dibawah tabung jika telah representatif dan mencatat waktu mulai perendaman.

    5.    Setelah merendam selama 30 menit, sayatan diambil dan memeriksanya dibawah miroskop.

    6.    Menghitung jumlah sel dalam satu bidang pandang dan hitung jumlah sel yang mengalami plasmolisa. Larutan yang menyebabkan separuh dari jumlah sel yang mengalami plasmolisa dianggap mempunyai tekanan osmose sama dengan cairan sel.

    D. Analisa Data

    Pada praktikum kali ini diperoleh analisa data sesuai dengan hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut :

    Presentase sel terplasmolisis         =

    Σ sel yang terplasmolisis              =

    1.      Konsentrasi Sukrosa 0,28 M

    Presentase sel terplasmolisis    =

                                                         =

    Σ sel yang terplasmolisis          =

                                                                =

    2.      Konsentrasi Sukrosa 0,24 M

    Presentase sel terplasmolisis    =

                                                         =

    Σ sel yang terplasmolisis          =

                                                                =

    3.      Konsentrasi Sukrosa 0,22 M

    Presentase sel terplasmolisis    =

                                                         =

    Σ sel yang terplasmolisis          =

                                                                =

    BAB IV

    HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Pengamatan

    Adapun hasil pengamatan yang diperoleh pada praktikum adalah sebagai berikut :

    1. Jumlah Sel

    NoLarutan SukrosaJumlah Sel KeseluruhanPengulanganΣ
    IIIIII
    1.0,28 M151 sel134 sel143 sel151 sel144
    2.0,24 M79 sel50 sel64 sel67 sel60,33
    3.0,22 M156 sel138 sel146 sel149 sel144,33

    2. Pengamatan Gambar

    NoLarutan SukrosaPengulangan
    IIIIII
    1.0,28 M
    2.0,24 M
    3.0,22 M

    B. Pembahasan

    Pada praktikum mengenai Tekanan Osmosis Cairan Sel yang dilakukan kali ini bertujuan untuk menghitung tekanan osmosis cairan sel dengan metode plasmolisa. Praktikum ini menggunakan bahan berupa daun Rhoe discolor yang masih segar serta larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,28 M; 0,24 M dan 0,22 M. Alat yang digunakan yaitu mikroskop, pisau silet, tabung reaksi, gelas objektif dan penutup.

    Pada praktikum kali ini  daun Rhoe discolor disayat tipis dan diambil lapisan tipis epidermisnya untuk kemudian dimasukkan ke dalam  konsentrasi sukrosa berbeda yang telah ditentukan. Sayatan tersebut di rendam selama 5 menit. Setelah 5 menit maka sayatan epidermis tersebut selanjutnya diamati dengan mikroskop dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Kemudian dari hasil percobaan yang dilakukan dicari larutan sukrosa dimana 50%  dari jumlah sel epidermis tadi telah terplasmolisis, dimana keadaan ini disebut insipien plasmolisis. Dan selanjutnya maka dilakukan penentuan rata-rata sel terplasmolisis pada insipien plasmolisis tersebut.

    Kelompok kami sendiri yakni kelompok V merendam sayatan lapisan epidermis daun Rhoe discolor dalam konsentrasi 0,28 M dan merendamnya selama 5 menit pada larutan tersebut. Sel awal dari daun Rhoe discolor yaitu sebanyak 151 sel, setelah dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali didapatkan pada pengulangan pertama diperoleh 134 sel yang terplasmolisis, pengulangan kedua 143 sel terplasmolisis dan pengulangan ketiga 151 sel terplasmolisis. Dari hasil tersebut diperoleh presentase sel terplasmolisis yaitu 91,39% dengan rata-rata sel terplasmolisis yaitu 144.

    Pada konsentrasi larutan sukrosa 0,24 M diperoleh jumlah sel awal sebanyak 79 sel. Selanjutnya preparat daun Rhoe discolor direndam selama 5 menit pada larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,24 M sebanyak 3 kali pengulangan. Pada pengamatan pertama diperoleh sel terplasmolisis sebanyak 50 sel, pengulangan kedua diperoleh sel terplasmolisis sebanyak 64 sel dan pada pengulangan ketiga diperoleh sel terplasmolisis sebanyak 67 sel. Dari data tersebut diperoleh presentase sel terplasmolisis sebanyak 63,29 sel dengan rata-rata sel terplasmolisis 60,33.

    Pada konsentrasi larutan sukrosa 0,22 M yang jumlah sel keseluruhan sebanyak 156 sel, dengan jumlah sel yang terplasmolisis  pada pengulangan pertama sebanyak 138 sel, pada pengulangan kedua jumlah sel terplasmolisis sebanyak 146 sel dan pada pengulangan ketiga yaitu sebanyak 149 sel, sehingga diperoleh prosentase sel yang terplasmolisis sebesar  88,46% dengan rata-rata sel terplasmolisis yaitu sebesar 144,33.

    Dari data di atas, terlihat bahwa ketika sel direndam dalam sukrosa yang konsentrasinya semakin tinggi, maka presentase sel yang terplasmolisis juga semakin tinggi.  Hal ini dikarenakan larutan sukrosa yang semakin pekat memiliki konsentrasi pelarut yang semakin rendah dan lebih rendah daripada pelarut yang terkandung di dalam sel. Akibatnya pelarut yang terkandung di dalam sel akan keluar dari sel menuju larutan sukrosa. Selanjutnya, sel akan mengkerut dan membran sel akan terlepas dari dinding selnya. Ketika konsentrasi semakin tinggi maka prosentase sel yang terplasmolisis juga semakin tinggi dan bahkan ketika direndam pada konsentrasi 0,28 M seluruh selnya terplasmolisis.

    Dari hasil analisa di atas maka dapat diperoleh bahwa semakin pekat konsentrasi larutan sukrosa yang digunakan untuk merendam sayatan epidermis Rhoe discolor maka semakin banyak pula sel epidermis yang terplasmolisis. Hal tersebut dapat terjadi akibat dari perbedaan potensial air di dalam dan di luar sel. Potensial air yang ada di dalam sel lebih besar dari pada potensial air yang ada di luar sel. Oleh karena potensial air berbanding lurus dengan potensial osmosis, maka potensial osmosis yang ada di dalam sel juga lebih besar dari pada potensial osmosis yang ada di luar sel. Hal inilah yang menyebabkan berpindahnya molekul air di dalam sel menuju ke luar sel yang dalam praktikum kali ini molekul air berpindah dari sel epidermis Rhoe discolor menuju ke larutan sukrosa, sehingga menyebabkan protoplas sel epidermis kehilangan air, menyusut volumenya (sel menjadi mengerut) dan akhirnya terlepas dari dinding sel, peristiwa yang terjadi pada sel epidermis Rhoe discolor ini biasa disebut dengan Plasmolisis.

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

    1.    Osmosis merupakan suatu proses difusi melewati suatu selaput karena adanya beda konsentrasi antara larutan sebelah menyebelah selaput.

    2.    Presentase sel terplasmolisis pada konsentrasi sukrosa 0,28 yaitu 91,39%, sukrosa 0,24 yaitu 63,29% dan sukrosa 0,22 yaitu 88,46%.

    3.    Dari hasil pengamatan, terlihat bahwa ketika sel direndam dalam sukrosa yang konsentrasinya semakin tinggi, maka presentase sel yang terplasmolisis juga semakin tinggi. 

    B. Saran

             Dalam pratikum selanjutnya sebaiknya praktikan dapat lebih tenang agar praktikum dapat berjalan lebih efisien.

    DAFTAR PUSTAKA

    Agrica, Houlerr. 2009. BIOLOGI. Jakarta : PT Erlangga.

    Dwidjosaputro, D, Prof. DR. 1989. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta :   PT Gramedia.

    Fetter. 1998. Fisiologi Tumbuhan Dasar. Jakarta : PT Yudhistira

    Indradewa. 2009. Fisiologi Tumbuhan Dasar Jilid 1. Bandung : ITB Press.

    Loveless. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan Daerah Tropik. Jakarta : PT Gramedia.

    Salisbury, Cleon. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 1. Bandung : ITB Press.

    Sasmita, Drajat ; Arbasyah Siregar. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB Press.

  • Laporan Praktikum Pengaruh Intensitas Cahaya dan Suhu Terhadap Laju Fotosintesis

    Laporan Praktikum Pengaruh Intensitas Cahaya dan Suhu Terhadap Laju Fotosintesis

    Contoh laporan praiktikum biologi dengan judul pengaruh intensitas Cahaya dan suhu terhadap laju fotosintensis.

    Pengaruh Intensitas Cahaya dan Suhu Terhadap Laju Fotosintesis

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Fisiologi tumbuhan merupakan salah satubidang kajian dalam biologi. Dalam mata kuliah fisiologi tumbuhan itu sendiri terdapat banyak materi/kajian yang menjelaskan mengenai proses-proses vital yang terjadi pada tubuh tumbuhan, salah satunya fotosintesis, yang merupakan aktivitas yang dilakukan oleh seluruh tumbuhan didunia, selaku organisme autotrof.

    Kebanyakan tumbuhan tidak berpindah, memproduksi makanannya sendiri, menggantungkan diri pada apa yang diperolehnya dari lingkungannya sampai batas-batas yang tersedia. Fotosintesis merupakan proses penyusunan bahan makanan bagi tumbuhan, termasuk makhluk hidup yang lain yang memanfaatkan tumbuhan.

    Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Senyawa organik yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses fotosintesis. Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah proses pengubahan zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organik karbohidrat dengan bantuan cahaya. Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Fotosintesis adalah suatu proses penyusunan (anabolisme atau asimilasi) di mana energi diperoleh dari sumber cahaya dan disimpan sebagai zat kimia.

    Ada banyak faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis, diantaranya intensitas cahaya dan suhu, oleh karenanya dilaksanakanlah praktikum ini untuk membuktikan pengaruh dari intensitas cahaya dan suhu terhadap lajut fotosintesis tumbuhan.

    B.  Tujuan

    Adapun tujuan dari praktikum ini adalah mengamati pengaruh suhu dan intensitas cahaya terhadap kecepatan fotosintesis.

    Bab II. Tinjauan Pustaka

    Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi di bagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk prosestersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada di dalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986).

    Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang (Dwidjoseputro, 1986).

    Proses fotosintesis dipengaruhi beberapa faktor, yaitu: faktor yang dapat mempengaruhi secara langsung maupun faktor yang tidak mempengaruhi secara langsung. Faktor yang memengaruhi langsung adalah kondisi lingkungan, seperti: intensitas cahaya, suhu, konsentrasi karbon dioksida, kadar air, dan kadar fotosintat. Faktor yang memengaruhi secara tidak langsung, yakni: terganggunya beberapa fungsi organ yang penting bagi proses fotosintesis dan tahap pertumbuhan tanaman. Proses fotosintesis sebenarnya peka terhadap beberapa kondisi lingkungan yang memengaruhi secara langsung (direct), sehingga faktor-faktor itu dikenal juga sebagai faktor pembatas dalam laju fotosintesis (Ismail, 2011).

    Dalam reaksi fotosintesis, sebanyak 691.000 kalori energi radiasi diserap dan dikonversi ke dalam bentuk glukosa. Kenyataan bahwa proses fotosintesis memerlukan cahaya, menunjukkan adanya pengaruh intensitas cahaya yang besar terhadap laju keseluruhan reaksi fotosintesis. Pada keadaan intensitas cahaya rendah, laju fotosintesis akan akan rendah pula. Keadaan ini dapat dikatakan sebagai faktor pembatas (Ismail, 2011).

    Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).

    Menurut Syamsuri (2000), fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (COdan H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka persamaan reaksinya dapat dituliskan

    6CO2 + 6H2O   →     C6H12O6 + 6O2 + Energi

    Perbedaan antara jumlah CO2 yang dilepaskan dan jumlah O2 yang digunakan biasa dikenal dengan Respiratory Ratio atau Respiratory Quotient dan disingkat RQ. Nilai RQ ini tergantung pada bahan atau subtrat untuk respirasi dan sempurna atau tidaknya proses respirasi tersebut dengan kondisi lainnya (Simbolon, 1989).

    Fotosintesis juga terjadi proses metabolisme lain yang disebut respirasi. Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik menjadi senyawa anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi didalam sel dan berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob dimana oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa selain karbondiokasida, seperti alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energi (Lovelles, 1997).

    Bab III. Metode Praktikum

    A. Waktu dan Tempat

    Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum adalah sebagai berikut :

    Hari / tanggal       : Senin, 18 November 2013

    Pukul                    : 11.00 WITA – selesai

    Tempat                 : Laboratorium Biodiversity Jurusan Biologi FMIPA 

    B. Alat dan Bahan

    Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah sebagai berikut :

    1. Alat

    1. Tabung reaksi
    2. Gelas kimia
    3. Corong kecil
    4.  Alat tulis

    2. Bahan

    1. Daun Hidrila (Hydrilla verticillata L.)
    2. Air

    C. Prosedur Kerja

    Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

    1. Mengisi gelas kimia dengan air, kemudian memasukkan tumbuhan hidrila kedalamnya.
    2. Memasukkan corong dengan posisi terbalik di dalam gelas kimia dengan catatan tumbuhan hidrila semua berada dibawah corong.
    3. Menutup pangkal corong tersebut menggunakan tabung reaksi terbalik yang berisi penuh air.
    4. Menempatkan rangkaian percobaan ini dibawah sinar matahari dan pada tempat gelap.
    5. Mengamati gelembung-gelembung udara yang terkumpul di dasar tabung reaksi.
    6. Mencatat hasil pengamatan.

    Bab IV Hasil dan Pembahasan

    A. Hasil Pengamatan

    Adapun hasil pengamatan yang di peroleh dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

    No.Waktu (menit)Banyaknya Gelembung
    Tempat TerangTempat Teduh
    15143
    210224
    315281
    420384
    52594
    6301241
    735127
    840289
    Jumlah73613

    B. Pembahasan

    Fotosintesis merupakan salah satu proses terpenting dalam mekanisme kehidupan tumbuhan. Proses ini dapat mengubah senyawa anorganik sederhana yaitu CO2 dan H2O menjadi senyawa organik yang cukup kompleks yaitu gula dan O2. Dalam proses ini membutuhkan tenaga dan tenaga tersebut diperoleh dari cahaya matahari. Rangkaian percobaan Ingenhousz menunjukkan adanya fase reaksi yang tegantung pada cahaya. Pada fase ini proses fotosintesis sangat distimulasi oleh cahaya matahari.

    Pada praktikum ini mengenai  fotosintesis yaitu untuk mengamati pengaruh suhu dan intensitas cahaya terhadap laju fotosintesis dengan menggunakan tumbuhan air yaitu daun hidrila (Hydrilla verticillata L.) yang di letakkan di dalam gelas kimia berisi air yang di tutup menggunakan corong kecil dan tabung reaksi dalam posisi terbalik yang terisi air. Berdasarkan hasil pengamatan, rangkaian percobaan yang diletakkan pada tempat yang terkena cahaya matahari langsung (tempat terang) menghasilkan 14 gelembung dan 3 gelembung pada tempat yang tidak terkena cahaya matahari langsung (tempat teduh. Pada menit 10 menghasilkan 22 gelembung pada tempat terang dan 4 gelembung pada tempat teduh. Pada menit ke 15 menghasilkan 28 gelembung pada tempat terang dan 1 gelembung pada tempat teduh. Pada menit ke 20 menghasilkan 38 gelembung pada tempat terang dan 4 gelembung pada tempat teduh. Pada menit selanjutnya yaitu menit ke 25 menghasilkan 94 gelembung pada tempat terang dan tidak ada gelembung sama sekali pada tempat teduh. Pada menit ke 30 menghasilkan 124 gelembung pada tempat terang dan 1 gelembung pada tempat teduh. Pada menit ke 35 menghasilkan 127 gelembung pada menit tempat tering dan tidak ada gelembung yang di hasilkan pada tempat teduh dan pada menit terakhir yaitu menit ke 40 menghasilkan 289 gelembung padatempat terang dan tidak ada gelembung yang dihasilkan pada tempat teduh, dengan total 736 gelembung yang di hasilkan pada tempat terang dan hanya 13 gelembung yang di hasilkan pada tempat teduh.  

    Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor cahaya matahari. Gelembung gas oksigen yang dihasilkan di tempat yang terkena sinar matahari akan lebih banyak karena bila klorofil terkena cahaya, maka klorofil tersebut akan menangkapnya dan menggunakannya dalam proses fotosintesis. Fotosintesis dimulai ketika cahaya mengionisasi molekul klorofil pada fotosistem II, membuatnya melepaskan elektron yang akan ditransfer sepanjang rantai transpor elektron. Energi dari elektron ini digunakan untuk fotofosforilasi yang menghasilkan ATP. Reaksi ini menyebabkan fotosistem II mengalami defisit atau kekurangan elektron yang harus segera diganti. Pada tumbuhan kekurangan elektron ini dipenuhi oleh elektron dari hasil ionisasi air yang terjadi bersamaan dengan ionisasi klorofil. Hasil ionisasi air ini adalah elektron dan oksigen.

    Selain faktor cahaya matahari, perbedaan jumlah gelembung juga dipengaruhi oleh lamanya waktu fotosintesis berlangsung. Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk fotosintesis, maka semakin banyak gelembung gas oksigen yang dihasilkan karena proses fotosintesis akan banyak menghasilkan gas oksigen seiring dengan lamanya waktu fotosintesis.

    Gelembung-gelembung gas yang nampak pada pengamatan rangkaian ingenhousz merupakan gas oksigen/O2. Gas ini terbentuk karena proses fotolisis dimana air diuraikan menjadi gas oksigen berupa gelembung-gelembung dengan persamaan reaksi yang menunjukkan penguraian air membentuk gas O2 adalah sebagai berikut :

    2H2O → 4H+ O2 (gas)

    Cahaya sangat berperan besar dalam proses fotolisis, sehingga semakin tumbuhan mendapatkan cahaya maka semakin banyak molekul air yang dipecah dan semakin banyak pula gas oksigen yang dihasilkan.

    Bab V. Penutup

    A. Kesimpulan

    Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

    1. Dalam proses fotosintesis, faktor-faktor yang mempengaruhi adalah intensitas cahaya, konsentrasi karbondioksida dan kadar air.
    2. Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa pada tempat terang (terkena matahari langsung) menghasilkan lebih banyak gelembung daripada tempat gelap.

    B. Saran

    Diharapkan kepada praktikan untuk praktikum selanjutnya harus lebih teliti lagi dalam melakukan percobaan agar hasil yang diperoleh lebih akurat lagi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Dwidjoseputro, 1986, Biologi, Erlangga, Jakarta.

    Kimball, J. W., 2002, Fisiologi Tumbuhan, Erlangga, Jakarta.

    Lovelles, A. R., 1997, Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk daerah Tropik, PT Gramedia, Jakarta.

    Simbolon, dkk., 1989, Biologi Jilid 3, Erlangga, Jakarta.

    Syamsuri, I., 2000, Biologi, Erlangga, Jakarta.

  • Laporan Praktikum Uji Enzim Katalase Pada Hati Ayam

    Laporan Praktikum Uji Enzim Katalase Pada Hati Ayam

    Berikut ini contoh laporan praktikum uji enzim katalase pada hati ayam. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara kerja enzim katalase dan mengetahui pengaruh Hidrogen Peroksida terjadap mekanismeka kerja Enzim katalase.

    Uji Enzim Katalase Pada Hati Ayam

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki biokatalisator yang disebut dengan enzim. Enzim adalah senyawa yang dibentuk oleh sel tubuh organisme yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein. Di dalam sel, enzim diproduksi oleh organel badan mikro peroksisok. Enzim merupakan zat yang membantu semua kegiatan yang dilakukan sel. Enzim mempunyai dua fungsi pokok yaitu mempercepat reaksi tetapi tidak ikut bereaksi dan mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.

    Kegunaan enzim katalase adalah menguraikan Hidrogen Peroksida (H2O2) yang memiliki sifat oksidator kuat dan merupakan senyawa racun dalam tubuh yang terbentuk pada proses pencernaan makanan. Dengan adanya enzim katalase, senyawa Hidrogen Peroksida (H2O2) dapat diuraikan menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang tidak berbahaya ditandai dengan timbulnya gelembung.

    Ada tidaknya gelembung merupakan indikator adanya air dalam wujud uap. Sedangkan menyala atau tidaknya bara merupakan indikator adanya gas oksigen dalam tabung tersebut. Enzim katalase yang dihasilkan peroksisom pada hati akan mengalami denaturasi (kerusakan) pada suhu yang tinggi ataupun pada suasana asam dan basa. Enzim katalase bekerja secara optimal pada suhu kamar (±30C) dan suasana netral. Hal ini dapat dilihat pada suasana asam, basa, dan suhu tinggi, laju reaksi menjadi sangat lambat. Bahkan terhenti sama sekali. Indikasinya adalah sedikitnya gelembung yang dihasilkan dan bara api tidak menyala. Sedangkan pada suhu normal dan pH netral, reaksi berjalan dengan lancar.

    Cara kerja yang dilakukan enzim yaitu molekul selalu bergerak dan saling bertumbukan satu sama lainnya. Jika ada molekul substrat menumbuk molekul enzim yang tepat maka akan menempel pada enzim. Tempat menempelnya molekul substrat tersebut disebut dengan sisi aktif. Kemudian terjadi reaksi dan terbentuk molekul produk.

    Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu. Keinginan kami untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim, dan memenuhi tugas biologi, merupakan suatu motivasi kami untuk melakukan praktikum sederhana dengan menggunakan enzim katalase yang berasal dari ekstrak hati dan jantung ayam.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimanakah cara kerja enzim katalase?
    2. Bagaimanakah pengaruh H2O2 terhadap mekanisme kerja enzim katalase?
    3. Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase?

    C. Tujuan Praktikum

    1. Mengetahui cara kerja enzim katalase
    2. Mengetahui pengaruh H2O2 terhadap mekanisme kerja enzim katalase
    3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase

    Bab II. Tinjauan Pustaka

    A. Enzim

    Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam-asam amino. Kebanyakan enzim berukuran lebih besar dari substratnya. Akan tetapi, hanya daerah tertentu dari molekul enzim tersebut yang berikatan dengan substart, yaitu di bagian yang disebut sisi aktif. Beberapa enzim memerlukan komponen nonprotein yang disebut gugus prostetik agar dapat bekerja dalam suatu reaksi. Enzim yang lengkap tersebut disebut holoezim.

    Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua bagian, yaitu bagian protein dan bagian bukan protein. Bagian protein disebut apoenzim, tersusun atas asam amino. Bagian protein bersifat labil (mudah berubah), misalnya terpengaruh oleh suhu dan keasaman. Bagian yang bukan protein disebut gugus prostetik, yaitu gugusan yang aktif. Gugus prostetik yang berasal dari molekul anorganik disebut kofaktor, misalnya besi, tembaga, zink. Gugus prostetik yang terdiri dari senyawa organik kompleks disebut koenzim, misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), asam pantotenat (vitamin B5), niasin (asam nikotinat), piridoksin (vitamin B6), dan biotin.

    Katalase adalah enzim yang dapat menguraikan hidrogen peroksida (H2O2) yang tidak baik bagi tubuh makhluk hidup menjadi air (H2O) dan oksigen (O2) yang sama sekali tidak berbahaya. Selain itu, enzim ini di dalam tubuh manusia juga menguraikan zat-zat oksidatif lainnya seperti fenol, asam format, maupun alkohol yang juga berbahaya bagi tubuh manusia. Katalase terdapat hampir di semua makhluk hidup. Enzim ini diproduksi oleh sel di bagian badan mikro, yaitu Perioksisom. Bagi sel, enzim ini adalah bodyguard yang melindungi bagian dalam sel dari kondisi oksidatif yang bagi kebanyakan orgnisme ekuivalen dengan kerusakan.

    Enzim katalase dari mamalia hanya dapat berfungsi di antara suhu 37 – 40. Jika suhu terlalu rendah, maka enzim ini akan berhenti bekerja, tetapi tidak mengalami kerusakan dan akan bekerja kembali jika suhu telah normal. Jika suhu terlalu tinggi, enzim ini akan mengalami denaturasi sehingga tidak dapat dipakai kembali.

    Reaksi-reaksi yang berlangsung didalam tubuh makhluk hidup terjadi pada suhu 270 C, misalnya pada tumbuhan dan pada tubuh hewan berdarah dingin; atau pada suhu 370, misalnya pada tubuh hewan berdarah panas. Pada suhu tersebut proses oksidasi akan berjalan lambat. Agar reaksi-reaksi berjalan lebih cepat diperlukan katalisator. Katalisator adalah zat yang mempercepat reaksi tetapi zat tersebut tidak ikut bereaksi. Katalisator didalam sel makhluk hidup disebut biokatalisator atau enzim.

    Pada umumnya, pH optimum enzim berkisar antara 6-8. Namun, beberapa pengecualian dapat terjadi. Contohnya pada lambung manusia, pepsin akan bekerja optimum pada pH 2. Perubahan pH yang cukup tajam juga dapat menyebabkan enzim mengalami denaturasi.

    B. Hati

    Hati merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, serta asam urat dengan memanfaatkan nitrogen yang berasal dari asam amino.

    Proses pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi. Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dansel non-parenkimal. Sel parenkimal pada hati disebut hepatosit, menempati sekitar 80% volume hati dan melakukan berbagai fungsi utama hati. 40% sel hati terdapat pada lobus sinusoidal. Hepatosit merupakan sel endodermal yang terstimulasi oleh jaringan mesenkimal secara terus-menerus pada saat embrio hingga berkembang menjadi sel parenkimal. Selama masa tersebut, terjadi peningkatan transkripsi mRNA albumin sebagai stimulan proliferasi dan diferensiasi sel endodermal menjadi hepatosit.

    Manfaat Hati Ayam Bagi Kesehatan

    Hati ayam termasuk dalam golongan jerohan yang dihindari karena kadar kolesterolnya tinggi, bagi yang punya masalah dengan kolesterol. Namun di sisi lain hati bermanfaat bagi kesehatan, karena banyak mengandung zat besi, folate dan zinc.

    Mengkonsumsi hati dapat menghindari anemia dan membantu secara cepat jika kekurangan atau kehilangan darah. Hati ayam juga membantu sistem kekebalan tubuh, karena kandungan protein dan mineralnya tinggi. Karena kaya akan zat besi, folate dan vitamin B12, hati ayam sangat mudah diserap dan membuat butir darah merah. Maka hati sangat baik untuk mencegah anemia serta memulihkan kekurangan darah setelah operasi. Selain itu hati ayam kaya akan zinc (seng) yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan mempertahankan kekebalan tubuh, maka baik untuk mereka yang tidak nafsu makan.

    Mereka yang telah berusia lanjut, atau sedang  sakit dan sangat membutuhkan zinc dalam jumlah banyak, dianjurkan makan hati ayam. Bayi yang sudah makan nasi tim perlu diberi hati ayam, mengingat manfaatnya untuk kekebalan. Untuk orang dewasa, mengkonsumsi hati ayam seminggu sekali dapat membantu mencegah anemia dan berguna dalam pembentukan sel darah merah. Tentunya pola konsumsi gizi seimbang perlu dipertahankan untuk menghindari kekurangan atau kelebihan zat gizi yang berpengaruh pada kesehatan pada umumnya.

    C. Jantung

    Jantung adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari kata Yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan dalam sistem peredaran darah.

    Bab III. Metode Praktikum

    A. Waktu dan Tempat

    Waktu : Sebutkan Waktu Praktikum

    Tempat : Sebutkan laboratorium tempat prakitkum dilakukan.

    B. Variabel Penelitian

    Variabel bebas

    1. Ekstrak hati dan jantung ayam
    2. Konsentrasi HCL
    3. Konsentrasi NaOH / KOH
    4. Konsentrasi suhu

    Variabel terikat munculnya gelembung gas dan nyala api

    Variabel kontrol konsentrasi H2O2

    C. Alat dan Bahan

    Alat:

    1. Tabung reaksi 10 buah
    2. Rak tabung reaksi 1 buah
    3. Pembakar spirtus 1 buah
    4. Pipet tetes 5 buah
    5. Gelas ukur 2 buah

    Bahan:

    1. Ekstrak hati ayam
    2. Ekstrak jantung ayam
    3. Peroksida air (H2O2)
    4. HCL 10 %
    5. NaOH / KOH 10 %

    D. Langkah Kerja

    1 ml ekstrak hati1 ml ekstrak hati + 5 tetes HCL pekat1 ml ekstrak hati + 5 tetes KOH 10 %1 ml ekstrak hati dipanaskan1 ml ekstrak jantung
    ACDE
    12345
    2 ml H2O22 ml H2O22 ml H2O22 ml H2O22 ml H2O2

    Keterangan:

    1. Menetesi tabung A ke tabung 1, tabung B ke tabung 2, tabung C ke tabung 3, tabung D ke tabung 4 dan tabung E ke tabung 5.
    2. Pada waktu mereaksikannya, kita menutup tabung reaksi dengan ibu jari dan mengamati pembentukan gelembung gas kemudian memasukkan bara api pada tabung tersebut. Mengamati keadaan bara api yang dimasukkan tadi.
    3. Menulis hasil praktikum dalam tabel pengamatan

    Bab IV. Hasil dan Pembahasan

    A. Hasil Penelitian

    Tabel 4.1 hasil praktikum enzim katalase pada ekstrak hati dan jantung ayam  

    NoPerlakuanGelembung gasNyala api
    1Ekstrak hati + H2O2++++Hidup (terang)
    2Ekstrak hati + H2O2 +HCL+mati
    3Ekstrak hati + H2O2 + KOH+++Hidup (redup)
    4Ekstrak hati panas + H2O2++Hidup (redup)
    5Ekstrak jantung + H2O2mati

    Keterangan:

    – = Bila tak ada gelembung

    + = Sedikit gelembung

    ++ = Sedang

    +++ = Banyak

    ++++ = Banyak sekali

    B. Analisis Hasil Penelitian

    Ekstrak Hati + H2O2

    Saat hati diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah H2O2 menjadi H2O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya, timbul nyala api. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O­2). Dan itu membuktikan bahwa di dalam hati mengandung enzim katalase. dalam percobaan hati + H2O2 terjadi peristiwa gelembung yang sangat banyak karena di dalam hati mengandung enzim katalase yang berguna untuk menetralkan racun dimana hanya dapat bekerja optimal pada ph netral.

    Ekstrak Hati + H2O2 +HCL

    Pada percobaan yang kedua kami menggunakan tambahan HCL yang dimaksudkan agar keaadaan hati menjadi terlalu asam. Dan dalam hasil pengamatan dapat dilihat bahwa tidak jauh berbeda hasilnya dari percobaan Hati+H2O2 yang berfungsi sebagai pembanding akan tetapi yang terjadi hanya ada sedikit gelembung itu membuktikan bahwa dalam bekerja hati tidak dapat mengubah secara sempurna dari H2O2 menjadi H2O (air) dan tidak timbul nyala api itu berarti tidak adanya penguraian dari H2O2 menjadi O2. Dan membuktikan bahwa pada keadaan yang terlalu asam yaitu dengan ditambahnya HCL enzim tidak dapat bekerja secara optimal.

    Ekstrak Hati + H2O2 + KOH

    Pada percobaan yang ketiga kali ini Hati dengan H2O2 ditambah lagi dengan KOH. Penambahan KOH disini dimaksudkan untuk membuat Hati dalam keadaan

    terlalu basa. Kemudian ditambah H2O2 ternyata terbentuk gelembung;udara yang sedang, itu membuktikan bahwa tidak terjadi penguraaian yang sempurna dari H2O2 menjadi H2O (air) ;tetapi saat bara api dimasukkan ke dalamnya terjadi nyala api walaupun sedikit. Hal tersebut membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi yang terlalu basa.

    Ekstrak Hati panas + H2O2

    Pada percobaan yang keempat ekstrak hati dipanaskan terlebih dahulu kemudian setelah itu ditambah dengan H2O. Dan yang terjadi gelembung muncul hanya sedikit dan ketika bara api dimasukkan ke dalam tabung terjadi reaksi nyala api yang redup. Hal ini disebabkan karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2. Itu membuktikan juga bahwa dimana enzim katalase tidak akan bekerja secara optimal pada suhu tinggi. karena kita ketahui bahwa enzim katalase akan bekerja secara optimal pada suhu netral.

    Ekstrak Jantung + H2O2

    Pada penelitian kelima ini ekstraknya menggunakan jantung ayam yang kemudian ditambah dengan H2O2 dan apabila dibandingkan dengan ekstrak yang menggunakan hati+H2O2 memang sangat berbeda yaitu pada banyaknya gelembung. kalau menggunakan jantung pada penelitian kami tidak ada gelembung yang muncul sama sekali dan saat bara api dimasukkan kedalamnya juga tidak menyala. Itu membuktikan bahwa pada jantung ayam tersebut ridak mengandung enzim katalase. Padahal seharusnya pada jantung ayam juga terdapat enzim katalase seperti halnya dengan hati ayam. Jadi bisa kami simpulkan bahwa ada kesalahan disaat kami melakukan penelitian pada ekstrak jantung tersebut yaitu ekstrak jantung yang telah kami peroleh kurang pekat atau terlalu encer sehingga bisa saja mempengaruhi terhadap kerja enzim katalase itu.

    C. Pembahasan

    Cara Kerja Enzim Katalase

    Ada dua teori mengenai cara kerja enzim secara umum, yaitu teori gombok-anak kunci dan kecocokan terinduksi.

    Teori gembok-anak kunci

    Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai untuk satu jenis substrat saja. Bentuk substrat sesuai dengan sisi aktif, seperti gembok cocok dengan anak kuncinya. Hal itu menyebabkan enzim bekerja secara spesifik. Substrat yang mempunyai bentuk ruang yang sesuai dengan sisi aktif enzim akan berikatan dan membentuk kompleks transisi enzim-substrat.

    Senyawa transisi ini tidak stabil sehingga pembentukan produk berlangsung dengan sendirinya. Jika enzim mengalami denaturasi (rusak) karena panas, bentuk sisi aktif berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga mempunyai pengaruh yang sama.

    Teori kecocokan terinduksi

    Reaksi antara substrat denan enzim berlangsung karena adanya induksi molekul substrat terhadap molekul enzim. Menurut teori ini, sisi aktif enzim bersifat fleksibel dalam menyesuaikan struktur sesuai dengan struktur substrat. Ketika substrat akan terinduksi dan kemudian mengubah bentuknya sedikit sehingga mengakibatkan perubahan sisi aktif yang semula tidak cocok menjadi cocok. Kemudian terjadi pengikatan substrat oleh enzim, yang selanjutnya substrat diubah menjadi produk. Produk kemudian dilepaskan dan enzim kembali pada keadaan semula, siap untuk mengikat substrat baru.

    Peran dan Kerja Enzim Katalase

    Enzim katalase  merupakan enzim yang mengandung empat gugus heme, pada tulang, membran mukosa, ginjal dan hati. Enzim ini bekerja secara aktif dalam tubuh dan aktifitas kerjanya dapat ditemukan pada mitokondria, sitoplasma serta peroksosom.

    Enzim yang mengandung empat gugus ini juga memiliki empat rantai polypeptide yang masing-masing bagian terdiri atas 500 lebih senyawa asam amino. Heme yang terdapat pada enzim katalase juga terbentuk dari sebuah cincin protoporphyrin dan mengandung atom besi tunggal. Adapun berat molekul yang terdapat pada enzim ini adalah 118.054,25 gram/mol.

    Fungsi dari Enzim Katalase

    Enzim katalase bekerja dengan rangkaian beberapa molekul sehingga keempat gugus tadi akan membantu penyerapan. Adapun didalam tubuh memiliki kandungan hidrogen peroksida atau H2O2 yang merupakan hasil dari respirasi dan dibuat untuk seluruh sel-sel yang hidup. Kandungan H2O2 ini sebenarnya sangat berbahaya bagi tubuh untuk itu enzim katalase berfungsi untuk mengkatalis kandungan H2O2 tersebut.

    Peran enzim ini juga sebagai peroksidasi yang khusus untuk mereaksi dekomposisi hydrogen peroksida sehingga pada nantinya dapat berubah menjadi oksigen serta air. Untuk satu molekul hydrogen peroksida, enzim ini mampu mengoksidasinya hingga menjadi oksigen. Lalu proses peredoksidasian yang kedua akan menjadi air. Hydrogen yang berupa ion sebagai penyeimbang terhadap reaksi yang tengah berjalan.

    Pengaruh H2O2 Terhadap Mekanisme Kerja Enzim Katalase

    Enzim katalase akan bereaksi jika ditambahkan dengan H2Osebagai substratnya. Enzim katalase tidak dapat bekerja atau bereaksi jika dalam kondisi pH yang terlalu asam (HCl) atau yang terlalu basa (NaOH)

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim Katalase

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu :

    1. Suhu – Pada suhu tinggi, kecepatan molekul substrat meningkat, dan aktivitas enzim meningkat.
    2. Ph – Perubahan kondisi asam dan basa di sekitar molekul enzim dapat mempengaruhi bentuk tiga dimensi enzim dan dapat menyebabkan denaturasi enzim.
    3. Aktivator dan Inhibitor – aktivator merupakan molekul yang mempermudah ikatan antara enzim dengan substratnya.  Sebaliknya, inhibitor merupakan suatu molekul yang menghambat ikatan enzim dengan substratnya.
    4. Konsentrasi Enzim – Semakin besar konsentrasi enzim, semakin cepat pula reaksi yang berlangsung.
    5. Konsentrasi Substrat – Bila jumlah enzim dalam keadaan tetap, kecepatan reaksi akan meningkat dengan adanya peningkatan konsentrasi substrat.  Namun, pada saat sisi aktif semua enzim bekerja, penambahan substrat tidak dapat meningkatkan kecepatan reaksi enzim lebih lanjut.

    4.4 Diskusi

    Percobaan yang Paling Banyak Menghasilkan Gelembung

    Pada pencampuran ekstrak hati dan H2O2, karena di dalam hati mengandung enzim katalase yang berguna untuk menetralkan racun dimana hanya dapat bekerja optimal pada ph netral. Sedangkan pada campuran hati dengan KOH dan HCl tidak akn menghasilkan gelembung yang terlalu banyak, karena pH larutan menjadi basa dan asam.

    · Gas yang Terbentuk Pada Setiap Reaksi

    Gas O2 (oksigen) karena apabila hati di tambah H2Olalu di buka,maka akan timbul gelembung gas O2.di mana apabila di tempatkan bara di atas tabung tadi sehingga bara tersebut menyala yang membuktikan bahwa reaksi pembakaran tadi menghasilkan O2

    · Fungsi Lidi Membara dalam Percobaan

    Lidi berfungsi untuk membuktikan dalam campuran senyawa tersebut dapat mengandung enzim katalase atau tidak.

    · Penyebab Saat Menuangkan H2OHarus Ditutup dengan Ibu Jari

    supaya reaksi antara H2O2 dengan ekstrak tersebut dapat  berlangsung dengan sempurna.

    · Faktor-faktor pada percobaan yang mempengaruhi kerja enzim katalase

    – Konsentrasi ph

    – Pengaruh suhu

    Bab V. Penutup

    A. Simpulan

    1. Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa enzim katalase berperan dalam menguraikan racun dari H2O2 menjadi H2Odan O2.
    2. Aktivitas Enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.
      • Suhu, dimana enzim katalase tidak akan bekerja optimal pada suhu tinggi. karena kita ketahui bahwa enzim katalase akan bekerja pada suhu netral.
      • Derajat Keasaman pH, dimana enzim katalase akan bekerja optimal pada pH netral. sedangkan pada keadaan pH < 7 (asam) dan pH > 7 (basa) tidak dapat menguraikan secara optimal.
    3. Semakin besar konsentrasi enzim katalase, maka semakin banyak molekul substrat yang dapat dipecahkan.
    4. Enzim katalase juga terdapat didalam organel selain hati yaitu jantung
    5. Semua organ dalam tubuh mengandung enzim katalase yang konsentrasi terbesarnya terdapat di hati dan dengan adanya enzim katalase yang terdapat dalam sel akan menguraikan peroksida air ini sehingga tidak merugikan sel.

    B. Saran

    1. Sebaiknya bahan-bahan yang akan digunakan disediakan terlebih dahulu sebelum praktikum, agar praktikum dapat berjalan dengan lancar.
    2. Lebih teliti dalam mengamati gelembung dan nyala api yang muncul.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2012. Enzim Katalase. http://agungsaputro00.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2013, pukul 20.00 wib.

    ______. 2008. Laporan Enzim Katalase. http://mr-fabio2.blogspot.com/. Diakses pada 7 Oktober 2013, pukul 19.00 wib.

    Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi 3 A untuk SMA kelas XII Semester I. Malang:

    Penerbit Erlangga.