Laporan Praktikum Uji Golongan Darah Metode Tabung

6 min read

Praktikum Uji Golongan Darah

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Seorang ilmuwan Jerman, Karl Landsteiner pada tahun 1900 telah melakukan suatu serial pemeriksaan terhadap sampel darah dari 6 orang kawannya. Dilakukan pemisahan serum dan dibuat suspense eritrosit dalam salin. Dijumpai adanya aglutinasi pada beberapa campuran serum dengan suspense eritrosit. Hal ini disebabkan karena eritrosit memiliki antigen yang bereaksi dengan antibody (dalam serum) yang sesuai. Atas dasar ada tidakya aglutinasi tersebut. Maka ditetapkan 3 macam golongan darah yaitu A, B, O. kemudian Decastello dan Sturli (1902) menemukan golongan darah AB, semuanya termasuk dalam system ABO. Pada penelitian selanjutnya ternyata golongan darah A dapat dibedakan dalam subgroup A1, A2 dan kemudian dijumpai lagi A3, A4, A5, Ao, Ax, Az, dan lain-lain, bahkan kini dikenal juga subgroup golongan B.

penelitian demi penelitian terus berkembang, sejauh ini telah dikenal pula system golongan darah lain dariABO yaitu system Rhesus, Lewis, Kell, KIDD, Lutheran, P, Ii, MN, Duffy, Diego dan lain-lain namun yang penting adalah system ABO dan Rhesus karena memiliki sifat antigenic yang kuat. Sistem ABO Gen pada system ABO Lokus gen yang mengatur system ABO terletak pada lengan panjang kromosom 9. Teori Thompson dan kawan-kawan (1930) menyatakan bahwa pada system golongan darah ABO terdapat 4 gen alelik yaitu A1, A2, B, O sehingga dapat dibedakan 6 fenotip dan 10 fenotip Gen A1 dominan terhadap A2, A1-A2-B dominan terhadap O. tidak ada sebutan resesif untuk gen golongan darah, dikenal sebutan silent gen atau gen atmorfik untuk gen yang tidak menampilkan produk pada fenotipnya. Gen golongan darah diturunkan dari kedua orang tua menurut hokum mendel.

Golongan darah ABO merupakan sisitem golongan darah manusia yang paling banyak ditemukan dan sampai saat ini merupakan golongan darah yang penting dalam transfusi darah, karena terdapat pada regular antibody, yaitu Anti-A dan Anti-B yang reaktif pada suhu 370C. Regular antibodi ini mengaktifasi komplemen dan menyebabkan kehancuran sel darah merah intravaskuler. Pemeriksaan golongan darah ABO merupakan salah satu langkah sebelum melakukan proses transfusi darah. Oleh karena itu perlu diketahui teknik dalam melakukan pemeriksaan golongan darah ABO, agar mendapatkan hasil yang akurat sesuai dengan golongna darah donor dan pasien.

Sejak penemuan Landsteiner (1901) sampai sekarang, telah diketemukan lebih dari 400  antigen golonqan darah dalam eritrosit. Tapi untuk kegunaan praktek, klinis yang terpenting hanya sistem golongan darah ABO dan Rh. Pada sistem golongan darah ABO hanya ada 4 golongan darah yaitu. A, B, AB dan 0. Golongan tersebut. ber¬dasarkan atas ada atau tidak adanya antigen A dan antigen B. Dalam pelayanan kesehatan modern, transfusi darah merupakan salah satu hal yang penting dalam menyelamatkan jiwa pasien dan meningkatkan derajat kesehatan. Indikasi tepat transfusi darah dan komponen darah adalah untuk mengatasi kondisi yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas bermakna yang tidak dapat diatasi dengan cara lain. Dalam perkembangannya transfusi darah harus dilaksanakan sesuai dengna prosedur ketat oleh tenaga profesional menggunakan darah yang aman dan berkualitas. Sebelum melakukan transfusi darah perlu diketahui syarat-syarat dalam melakukan transfusi, agar proses transfusi dapat berlangsung seperti yang diharapkan.

B. Tujuan percobaan

  1. Mahasiwa dapat mengetahui perbedaan percobaan golongan darah antara darah tampa pencucian dan dengan pencucuian
  2. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur percobaan golongan darah pencucian

Bab II. Tinjauan Pustaka

Aspek paling praktis antigen eritroasi adalah kemampuannya memicu pembentukan antibodi apabila ditransfusikan kepadaresipien. Kelainan padaantigeneritrositberkaitan dengan predisposisi penyakit tertentu. Antigen yang ada pada eritrosit biasanya stabil seumur hidup, dan antigen eritrositdapat berubah dalam beberapa keadaan. Serum penderitayang mengandung jumlah blood group-specific soluble substances (BGSS) terlalu banyak dapat menetralisasi antiserum yang dipakai dalam pemeriksaan golongan darah Ciri spesifitas yang tidak terbentuk sempurna atau berubah karena suatu penyakit sehingga seolah-olah eritrosit mendapatkan antigen semu. Penyakit tertentu memperlihatkan perubahan antigen (pseudoantigen) pada pemeriksaan golongandarah, seperti pada penyakit yang menyebabkan stres hematopoesis. Sistem golongan darah ABO terdiri dari tiga alel yaitu A, B, O dan AB. Gen A dan B mengendalikan sintesis enzim spesifik yang bertanggung jawab untuk penambahan residu karbohidrat tunggal (N-asetil galaktosamin untuk golongan A dan D-galaktosa untuk golongan B) pada glikoprotein atau glikolipid antigenikdasar dengan gula terminal L-fruktosa pada eritrositdikenalsebagaisubstansiH.

Membraneritrosit mengandung banyak protein dan karbohidrat berbeda yang mampu memicu pembentukan anti bodi. Antigen berbeda satu dengan lainnya dapat menyebabkan terbentuknya anti bodi, sehingga dapat menimbulkan masalah klinis dan tidak terdeteksi di laboratorium. Sampai sekarang ini telah diketahui sekitar 500 antigen eritrositdan 100 diantaranya telahdapatdideteksisecara serologik dengan menggunakan antiserumspesifik. Pembentukan antigen golongan darah dapat dilihat pada Substansi seluler yang dikenal sebagai antigen golongan darah merupakan produk genyang spesifik dan juga bersifat imunogenik. Individu memiliki suatupola genetik spesifik (genotipe) dan antigenini biasanya mengekspresikan diri pada eritrosit(fenotipe), polapewarisan ini disebutkodominan.

Kesalahan penetapan golongan darah dapat juga di sebabkan oleh antigen yang mempunyai daya reaktivitas yang tidak sama,misalnya pada golongan darah A yang terbagi menjadi beberapa subgrup. Subgrup ini sering menimbulkan kesulitan pada praktik laboratorium, antigen sub grup ini sangat lemah sehingga sukar dikenaldan bisa menyebabkan kesalahan dalam menetapkan golongan darah, misalnya golongan O atau B. Keadaan ini berbahaya bila yang ditetapkan itu adalah darah seorang Pendonor. Semakin banyak diketahui hubungan antara golongan darah dan berbagai penyakit akan memberikan info yang sangat penting untuk para ahli Bank Darah. Seseorang yang mendapat tranfusi untuk kedua kalinya dengan antigen eritrosit yang sama dapat timbul reaksi, pembentukan anti bodi akan berlangsung lebih cepat dengan titer yang lebih tinggi sehingga dapat menyebabkan reaksi yang disebut dengan reaksi transfusi

Standar World Health Oganization (WHO) untuk pemeriksaan golongan darah adalah dengan metode tabung. Identifikasi pemeriksaan golongan darah ABO dapat dilakukan dengan metode tabung dan metode slide, dengan forward dan reverse typing. Interpretasi hasil forward dan reverse typing harus selalu sesuai, bila tidak makaakan terjadidiskrepansi golongandarahyang dapatmenyebabkan reaksi transfusi. Pencucian sel eritrosit terlebih dahulu dengan larutan salin dianjurkan sekurang-kurangnya satu kali untuk menghilangkan faktor substansi seluler yang terdapat di dalam plasma. Substansi seluler tersebut bila tidak dibuang akanmengakibatkan hasil pemeriksaan golongan darah menjadi kurang baik,karenaakan terjadinetralisasi sehingga hasil pemeriksaan dapat keliru.

Semua jenis anti bodi ( irregular antibody/anti bodi ireguler) harus dicari dalam serum penderita. Sel eritrosit yang sudah dicuci dibuat suspensi salin masing- masing 5%untuk pemeriksaan metode tabung. reaksi aglutinasi eritrosit yang terjadi antara eritrosit penderita dengan reagen Anti-A, Anti-B dan Anti-AB (optional).

Bab III. Metide Praktikum

A. Metode pemeriksaan

Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah metode aglutinasi ,dengan menggunakan cara tabung

B. Prinsip pemeriksaan

adanya reaksi antara antibody dan antigen yang terlihat dalam tampilan aglutinasi. Kemudian tujuan pemeriksaan golongan darah adalah untuk mencocokkan antigen dan antibody antara resipien dengan donor agar antibody dan antigen yang sama tidak bertemu yang dapat mengakibatkan aglutinaasi

C. Alat dan bahan

1. Alat

· Mikroskop

· Pipet tetes

· Sentrifus

· Inkubator

· Stopwacht

· Rak tabung

· Tabung reaksi

· Pipet plastik

· Gelas kimia

· Gelas pembilas

· Wadah limbah

2. Bahan

· suspensi sel A 5 %

· sampel pasien (golongan darah O)

· suspensi sel B 5 %

· suspensi sel O 5 %

·& tes sera A

· tes sera B

· tes sera – D

· bovine albumin 22 %

· saline (NaCl 0,9 %)

· aquades

D. cara kerja

1. disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. pemisahan serum /plasma dari sel darah merah

– masukan darah kedalam tabung yang telah diberi label sesuai dengan sampel

– dimasukkan kedalam setrifus dengan waktu 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm

– dipisahkan serum yang jernih dari SDM kedalam tabung lain yang sudah disiapkan dan yang telah diberi tanda 

3. pencucian sel darah merah

– dimasukkan 19 tets larutan NaCl 0,9 % dan ditambahkan 1 tetes sel darah merah lalu dihomogenkan dengan pipet tetes .

– dimasukkan kesentifus selama 2 menit dengan kecepatan 3000 rpm

– dibuat supernata sel darah merah menjadi pekat 100 % ,diulangi 3x pencucian dengan perlakuan yang sama

4. pembuatan suspensi sel darah merah 5 %

– disiapkan 1 buah tabung reaksi

– diteteskan NaCl 0,9 % sebanyak 19 tetes kemudian ditambahkan 1 tetes sampel darah merah yang sudah dicuci (100%)

– dihomogenkan dengan pipet plastik

5. pemeriksaan golongan darah ABO dengan menggunakan tabung

– Tabung I : – A 2 tetes – A + 1 tetes SDM 5 %

– Tabung II: – B 2 tetes –B + 1 tetes SDM 5%

– Tabung III : SA 1tetes SA + 2 Tetes plasma

– Tabung IV :SB 1tetesSB + 2 tetes plasma

– Tabung V : SO 1tetes SO + 2 tetes plasma

– Tabung VI : A 2tetes plasma + 1 tetes SDM %

– Tabung VII : -D 2 tetes –D + 1 tetes SDM

– Tabung VIII : BA 2 tetes BA + 1 tetes SDM

– Ditetesi masing –masing SDM 1% dari plasma sesuai petunjuik diatas 

– Dihomogekan semua tabung hingga tercampur pada sentrifus dengan waktu 2 menit dan dengan kecepatan 3000 rpm

– Lalu diinkubasi pada inkubator dengan waktu 15 menit lalu dibaca hasil

– Kemudian mengvalidasi hasil dan distrifus kembali selama 2 menit lalu dibaca hasilnya

Keterangan ; (+ ) ->

(-) tidak terjadi aglutinasi

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pemeriksaan

B. Pembahasan

Pada praktikum ini dilakukan percobaan pemeriksaan golongan dengan menggunakan tabung dimana pada percobaan ini adalah melihat terjadi aglutinasi atau tidak terjadi aglutinasi. Pada praktikum ini dilakukan perlakuan berbeda dengan pemeriksaan golongan darah dengan slide .dimana percobaan ini adalah pemeriksaan golongan darah yang menggunakan pencucian .larutan yang digunakan dalam pencucian adalah larutan saline atau NaCl 0,9 %. Dimana tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui ada dan tidaknya anti body yang melekat pada permukaan sel darah merah. pemeriksaan ini juga dilakukan untuk mengetahui kecocokan antibodi pendonor dengan resipien .

Perlakuan pada percobaan ini adalah melakukan sampling sampel kemudian dilakukan pencucian dengan menggunakan larutan saline yang berfungsi untuk mengikat antibodi yang tidak saling mengikat atau tidak beraturan .kemudian dilakukan pencucian berulang 3 x dengan waktu 2 menit dan dengan kecepatan 3000 rpm .

Pada umumnya pemeriksaan golongan darah tidak dilakukan pencucian dan hanya ditetesi darah kapiler atau vena pada slide kemudian ditambahkan anti A,B,O dan penambahan resus .dan lebih banyak hasil palsu tetapi yang dibutuhkan waktu sedikit .sementara pada pemeriksaan golongan darah harus diketahui golongan darah terlebih dahulu dan kemudian dilakukan pencucian ,dan tentu pada pemeriksaan ini mnengurangi resiko kesalahan hasil dan tentu hasil didapatkan sesuai namun pada pemeriksaan ini tentu membutuhkan waktu yang sangat lama . pada pemeriksaan ini untuk mengetahui kecocokan antara antibodi pendono dan resipien. Dan hasil yang didapatkan pada pemeriksaan ini adalah positig (+) terjadi aglutinasi dan cocok menjadi pendono .

Bab V. Penutup

A. Kesimpulan

Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa pada pemeriksaan golongan darah dengan pencucian dimana larutan NaCl sebagai larutan pencucian dan berfungsi sebagai pengikat antibodi yang berada diluar sel dimana anti bodi sebelumnya tidak saling mngikat atau tidak beraturan, dengan adanya pencucian ini adalah untuk mengikat antibodi sehingga cocok untuk jadi pendono dan sampel yang digunakan adalah sampel golongan darah O

B. Saran

Pada praktikum ini sebaiknya dilakukan pemantapan materi pada mahasiswa karna tidak selamanya semua mahasiswa bisa menerimah materi dan meresapi apa yang disampaikan oleh dosen dan juga untuk mahasiswa diharapkan oatuh terhadap prosedur lab yang berlaku dan aktif terhadap mata kuliah yang disampaikan oleh dosen .

DAFTA PUSTAKA

1. Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH. Hematologi. 4th ed. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2006 : 11- 51.300.

2. Kumpulan Prosedur Kerja Standar Praktikum Serologi Golongan Darah. Jakarta. UnitTransfusi Darah Palang Merah Indonesia.

3. Palang Merah Indonesia. Pedoman PelayananTransfusi Darah.Kegiatan Transfusi Darah,Penanganan Donor dan Kepuasan Pelanggan. Unit Transfusi Darah Palah MerahIndonesia Pusat. Jakarta. 2007

4. Supandiman I. Hematologi Klinik. Alumni. Bukit Pakar Timur. Bandung. 1997:208.

5. Rustam M. Almanak Transfusi Darah. “Karena Darah Anda, Aku Selamat”. Lembaga Pusat Transfusi Darah Indonesia. Jakarta. 1978: 65-88.

Teori-Teori Psikologi Sosil

Teori Dalam Psikologi Sosil A. Teori Genetik Teori ini menekankan kualitas pembawaan sejak lahir atas tingkah laku sosial. Bahwa “manusia adalah binatang sosial” menjadi...
Ahmad Dahlan
9 min read

Usaha Mengurangi Prasangka Sosial

Ada beberapa usaha untuk mengurangi prasangka sosial yaitu (dalam Gerungan, 2004:190-191; dalam Ahmadi, 2002:215-216; dalam Sears, 1985:254-256): Mengurangi prasangka bisa dilakukan melalui:
Wahidah Rahmah
55 sec read

Aliran-Aliran dalam Psikologi Fungsionalisme

Aliran fungsionalisme merupakan aliran psikologi yang pernah sangat dominan pada masanya, dan merupakan hal penting yang patut dibahas dalam mempelajari psikologi. Pendekata n fungsionalisme...
Wahidah Rahmah
2 min read

Leave a Reply