Blog

  • Makalah Biologi Struktur Dan Fungsi Sel

    Struktur Dan Fungsi Sel

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sel merupakan kesatuan dasar sruktural dan fungsional makhluk hidup. Sebagai kesatuan struktural berarti makhluk hidup terdiri atas sel-sel. Makhluk hidup yang terdiri atas satu sel disebut makhluk hidup bersel tunggal (uniseluler = monoseluler) dan makhluk hidup yang terdiri dari banyak sel disebut makhluk hidup multiseluler.

    Sel sebagai unit fungsional berarti seluruh fungsi kehidupan/ aktivitas kehidupan (proses metabolisme, reproduksi, iritabilitas, digestivus, ekskresi dan lainnya) pada makhluk hidup bersel tunggal dan bersel banyak berlangsung di dalam tubuh yang dilakukan oleh sel.

    1.2 Batasan Masalah

    Adapun batasan masalah dalam makalah ini adalah:

    1. Mengidentifikasi sel prokariotik dan sel eukariotik

    2. Mengidentifikasi struktur dan fungsi organel sel

    3. Mengidentifikasi perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan

    1.3 Tujuan Ingin Dicapai

    Adapun tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah:

    1. Diharapkan dapat memahami struktur dan fungsi sel tumbuhan dan hewan dalam kehidupan.

    2. Mengidentifikasi perbedaan struktur dan fungsi sel tumbuhan dan hewan dalam kehidupan.

    3. Sebagai salah satu tugas yang dibebankan oleh guru mata pelajaran biologi.

    1.4 Metode Yang Digunakan

    Metode deskriftif dengan teknik study kepustakaan atau literature, yaitu pengetahuan yang bersumber dari beberapa media tulis baik berupa buku, litelatur dan media lainnya yang tentu ada kaitannya masalah-masalah yang di bahas di dalam makalah ini.

    BAB II

    STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

    2.1. Struktur sel prokariotik dan eukariotik

    Istilah sel pertama kali dikemukakan oleh Robert Hooke, Ilmuwan Inggris, pada tahun 1665 yang berarti ruangan kosong. Ia meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop yang terdiri atas ruangan-ruangan yang dibatasi oleh dinding. Hal tersebut benar karena sel-sel gabus merupakan sel-sel yang telah mati sehingga di dalam sel tersebut kosong, tidak berisi.

    Pada tahun 1839, seorang biolog Perancis, Felix Durjadin meneliti beberapa jenis sel hidup dan menemukan isi dalam rongga sel yang penyusunnya disebut sarcode. Johanes Purkinje (1789-1869) mengadakan perubahan nama Sarcode menjadi protoplasma. Max Schultze (1825-1874), seorang anatomi mengemukakan protoplasma merupakan dasar fisik kehidupan.

    Theodore Schwann (1801-1881), seorang pakar zoologi Jerman, meneliti secara cermat dan intensif sel-sel hewan; dan Mathias Schleiden (1804 1881), pakar botani Jerman meneliti sel-sel tumbuhan. Berdasarkan hasil pengamatannya, kedua peneliti tersebut mengemukakan bahwa baik tubuh hewan maupun tubuh tumbuhan terdiri atas sel-sel.

    Perkembangan pengetahuan tentang sel tidak terlepas dari perkembangan ilmu di bidang lainnya. Dengan teknik pewarnaan secara histokimia dan penggunakan mikroskop elektron, terungkap bahwa di dalam sitoplasma, terdapat berbagai macam organel (organ kecil).

    Semua sel mempunyai sifat-sifat dasar secara umum. Semua sel dibatasi oleh membran plasma. Di dalamnya terdapat bahan semicair yang dinamakan sitosol yang mengandung organel-organel. Semua sel mengandung kromosom, yang membawa gen-gen (DNA, asam nukleat deoksiribosa). Semua sel mengandung ribosom yang merupakan organel kecil yang berfungsi membentuk protein menurut instruksi dari gen.

    Berdasarkan keadaan intinya, sel dibedakan dalam dua macam, yaitu: sel prokariotik dan sel eukariotik. Pada sel prokariotik, materi inti (DNA) terdapat dalam nukleoid yang tidak dibatasi oleh membran inti. Contoh sel prokariotik ialah bakteri, dan gangang biru yang termasuk Monera. Sedangkan pada sel eukariotik terdapat membran inti, yang memisahkan materi inti (DNA dan protein histon membentuk kromosom) dari sitoplasma. Sel eukariotik dijumpai pada Tumbuhan, Hewan, Cendawan, dan Protista.

    Sel bakteri dibatasi oleh membran plasma. Di dalamnya terdapat nukleoid (DNA) tanpa dibatasi oleh membran inti, dan ribosom (lihat Gambar 2.1 Di sebelah luar dari membran plasma terdapat dinding sel yang disusun oleh peptidoglikan (kompleks gula dan protein). Pada sebagian bakteri sel tersebut dibungkus oleh kapsul (disusun oleh gula). Bakteri mempunyai alat gerak berupa flagel. Pada permukaan sel bakteri terdapat pili yang dapat digunakan untuk menempel pada substratnya. Pada bakteri fotosintetik dan ganggang hijau biru terdapat klorofil yang tersebar dalam sitoplasma, tanpa membran yang membatasinya dengan bagian sel lainnya. Jadi, sel prokariotik ada yang mempunyai klorofil tetapi tidak dalam kloroplas (plastid yang berwarna hijau). Sel prokariotik mempunyai ukuran yang jauh lebih kecil (kurang lebih sepersepuluhnya) dari sel eukariotik.

    Gambar 2.1 Sel bakteri prokariotik (Campbell et al, 2006).

    Pada sel tumbuhan, sel hewan, dan sel eukariotik lainnya, selain membran plasma yang membatasi sel dengan lingkungan luarnya, juga terdapat sistem membran dalam (internal) yang membatasi organel- organel di bagian dalam sel dengan sitoplasma (lihat Gambar 2.2). Nukleus (inti) dibatasi oleh membran inti sehingga bahan-bahan yang ada di dalamnya terpisah dari sitoplasma. Vakuola terpisah dari sitoplasma karena dibatasi oleh membran (tonoplas). Demikian juga pada organel bermembran lainnya, yang terpisah satu sama lain sehingga masing-masing organel menyelenggarakan reaksi-reaksi kimia secara terpisah. Dengan kata lain, sel eukariotik telah mengalami kompartementasi, terbagi dalam beberapa ruang.

    Sel Tumbuhan

    Sel Hewan

    Secara ringkas, perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik dapat dilihat pada Tabel 2.1

    Tabel 2.1. Perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik

    Keterangan: – (tidak ada); + (ada)

    Berdasarkan jumlah kromosom dan fungsinya, sel dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu sel somatik dan sel reproduktif. Sel somatik merupakan sel-sel penyusun tubuh, dengan jumlah kromosom 2n (diploid). Dalam proses pertumbuhan makhluk hidup multiseluler sel somatic mengalami proses pembelahan mitosis. Sel reproduktif berfungsi untuk perbanyakan makhluk hidup secara seksual. Sel ini dibentuk melalui proses meiosis sehingga mempunyai jumlah kromosom n (haploid).

    Bagian sel ada yang bersifat hidup dan ada yang mati. Bagian sel yang hidup dikenal sebagai protoplasma, terdiri atas inti dan sitoplasma. Bagian mati berupa dinding sel dan isi vakuola.

    Sel-sel pada tubuh hewan dan tumbuhan termasuk dalam golongan sel eukariotik, sedangkan pada mikroorganisme ada yang eukariotik misalnya protozoa, protista, dan fungi. Ada pula yang bersifat prokariotik misalnya pada bakteri dan ganggang biru.

    2.2. Struktur dan fungsi organel sel

    Sel merupakan kesatuan structural dan fungsional penyusun makhluk hidup yang dapat memperbanyak diri. Aktivitas yang ada dalam sel terjadi dalam organel-organel yang mendukung fungsi-fungsi tertentu.

    Adapun fungsi dari bagian-bagian penyusun sel adalah sebagai berikut:

    2.2.1. Dinding sel

    Dinding sel bersifat permeabel, berfungsi sebagai pelindung dan pemberi bentuk tubuh. Sel-sel yang mempunyai dinding sel antara lain: bakteri, cendawan, ganggang (protista), dan tumbuhan. Kelompok makhluk hidup tersebut mempunyai sel dengan bentuk yang jelas dan kaku (rigid). Pada protozoa (protista) dan hewan tidak mempunyai dinding sel, sehingga bentuk selnya kurang jelas dan fleksibel, tidak kaku. Pada bagian tertentu dari dinding sel tidak ikut mengalami penebalan dan memiliki plasmodesmata (Gambar 2.3), disebut noktah (titik).

    Noktah pada batang pinus

    Plasmodesmata

    2.2.2. Membran plasma

    Membran plasma membatasi sel dengan lingkungan luar, bersifat semi/selektif permeabel, berfungsi mengatur pemasukan dan pengeluaran zat ke dalam dan ke luar sel dengan cara difusi, osmosis, dan transport aktif. Membran plasma disusun oleh fosfolipid, proten, kolesterol, dl.

    2.2.3. Sitoplasma

    Sitoplasma merupakan cairan sel yang berada di luar inti, terdiri atas air dan zat-zat yang terlarut serta berbagai macam organel sel hidup. Organel-organel yang terdapat dalam sitoplasma antara lain:

    a. Retikulum Endoplasma (RE) berupa saluran-saluran yang dibentuk oleh membran (Gambar 2.4). RE terbagi dua macam, yaitu RE halus dan RE kasar.

    Gambar 2.4 Retikulum Endoplasma

    Pada RE kasar terdapat ribosom, berfungsi sebagai tempat sintesis protein. Sedangkan pada RE halus tidak terdapat ribosom, berfungsi sebagai tempat sintesis lipid

    b. Ribosom terdiri atas dua unit yang kaya akan RNA, berperan dalam sintesis protein. Ribosom ada yang menempel pada RE kasar dan ada yang terdapat bebas dalam sitoplasma.

    c. Mitokondria memiliki membran rangkap, membran luar dan membran dalam. Di antara kedua membran tersebut terdapat ruang antar membran. Membran dalam berlekuk-lekuk disebut krista yang berfungsi untuk memperluas bidang permukaan agar proses penyerapan oksigen dan pembentukan energi lebih efektif. Pada bagian membrane dalam terdapat enzim ATP sintase yang berfungsi sebagai tempat sintesis ATP. Fungsi mitokondria ini adalah tempat respirasi aerob.

    Gambar 2.5. Mitokondria (Campbell, et al 2006)

    d. Lisosom berupa butiran kecil/bundar, berisi enzim pencerna yang berfungsi dalam pencernaan intrasel

    e. Aparatus Golgi (Badan Golgi) berupa tumpukan kantung-kantung pipih, berfungsi sebagai tempat sintesis dari sekret (seperti getah pencernaan, banyak ditemukan pada sel kelenjar), membentuk protein dan asam inti (DNA/RNA), serta membentuk dinding dan membran sel.

    f. Plastida

    Berbentuk bulat cakram yang ditemukan pada tumbuhan, terbagi atas tiga macam:

    – Leukoplas = Amiloplas: plastida yang tidak berwarna, dapat membentuk dan menyimpan butir-butir zat tepung/pati.

    – Kromoplas adalah plastida berwarna selain hijau, karena adanya pigmen: melanin (hitam), likopin (merah), xantophil (kuning), karoten (jingga), fikosianin (biru), dan fikoeritrin (coklat).

    – Kloroplas merupakan plastida berwarna hijau, karena mengandung zat hijau daun (klorofil), terdiri atas: klorofil a (warna hijau biru=C55H72O5N4Mg) dan klorofil b (warna hijau kuning=C55H70O6N4Mg).

    Gambar 2.6. Kloroplas (Campbell, et al 2003)

    g. Vakuola berbentuk rongga bulat, berisi senyawa kimia tertentu atau sisa produk metabolisme sel, yang mengandung berbagai macam zat sesuai pada jenis selnya. Misalnya dapat berisi garam nitrat pada tanaman tembakau, tanin pada sel-sel kulit kayu, minyak eteris pada kayu putih dan mawar, terpentin pada damar, kinin pada kina, nikotin pada tembakau, likopersin pada tomat, piperin pada lada.

    h. Nukleus (Inti sel) dibatasi oleh membran inti, mengandung benang- benang kromatin dan nukleolus (anak inti sel). Membran inti terdiri atas dua lapis dan mempunyai pori. Benang-benang kromatin akan memendek pada waktu proses pembelahan sel membentuk kromosom. Nukleus berfungsi mengatur segala aktivitas yang terjadi dalam sel (Gambar 2.7).

    Gambar 2.7. Nukleus dan Retikulum Endoplasma

    kasar (Campbell, et al 2006)

    2.3. Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan

    Data observasi dengan menggunakan mikroskop cahaya pada sediaan sel daun tumbuhan (Elodea sp) dan sel epitel pipi manusia diperoleh hasil sesuai Tabel 2.2

    Tabel 2.2. Perbandingan sel Elodea dan sel epitel pipi

    Dari Tabel 2.2 kalian dapat mengetahui persamaan antara sel hewan dan sel tumbuhan, yaitu bagian-bagian yang dijumpai pada sel Elodea dan epitel pipi (sebutkan!) Demikian juga kalian dapat mengetahui ciri-ciri khas tumbuhan, yaitu bagian-bagian yang dijumpai pada sel Elodea tetapi tidak dijumpai pada sel epitel pipi. Dengan adanya kloroplas pada sel Elodea maka tumbuhan ini dapat mensintesis makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Demikian juga adanya dinding sel pada sel Elodea menjadikan bentuk selnya lebih jelas dibandingkan pada sel pipi.

    Jika kita amati secara cermat, kloroplas, dan inti sel Elode terletak di pinggir dekat ke dinding sel. Hal ini disebabkan dibagian tengah dari sel tumbuhan terdapat adanya vakuola besar yang terletak di tengah-tengah sel (disebut vakuola sentral), sedangkan pada sel.

    2.4. Ciri-ciri mahluk hidup

    Selain ada perbedaan, antara hewan dan tumbuhan juga mempunyai banyak persamaan yang merupakan ciri makhluk hidup. Ciri-ciri makhluk hidup antara lain: memerlukan makanan (nutrisi), bernafas (respirasi), ekskresi, sintesis, tumbuh dan berkembang, regulasi, reproduksi, iritabilitas, adaptasi, interaksi dengan lingkungan, serta bentuk dan ukuran tertentu, terdiri dari sel.

    a. Nutrisi

    Makhluk hidup memerlukan makanan dan memilih jenis makanan yang sesuai dengan kondisi tubuhnya. Makanan tersebut akan mengalami proses pemecahan secara enzimatis untuk mendapatkan energi dalam melakukan aktivitas, penyusun sel-sel, dan mengganti bagian yang rusak. Makanan yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas hidup disebut nutrisi.

    b. Respirasi

    Respirasi atau pernafasan adalah proses penyederhanaan senyawa kimia dari zat makanan untuk mendapatkan energi. Pernafasan dapat terjadi secara:

    * Aerob (memerlukan oksigen)

    * Anaerob (tidak menggunakan oksigen, melalui proses fermentasi).

    c. Ekskresi

    Pengeluaran senyawa-senyawa kimia sisa metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh makhluk hidup, dan bila terdapat dalam tubuh akan bersifat toksik (meracuni).

    d. Sintesis

    Dalam tubuh terjadi perubahan dari suatu senyawa ke senyawa lain untuk kepentingan penyusun tubuh, memelihara kelangsungan hidup, dan mempertahankan tubuh dalam berinteraksi dengan lingkungan. Penyusunan senyawa kimia dalam tubuh untuk aktivitas hidup dinamakan sintesis.

    e. Pertumbuhan dan perkembangan

    Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya volume dan jumlah sel serta jumlah senyawa kimia dalam tubuh yang bersifat irreversible (tidak kembali ke asal) pada jangka waktu tertentu. Perkembangan adalah pertumbuhan yang diikuti dengan berubah

    sifat menuju kedewasaan. Sedangkan diferensiasi adalah pertumbuhan sel diikuti dengan spesialisasi (fungsi khusus) sel.

    f. Regulasi

    Pengaturan baik secara kuantitas maupun kualitas pada setiap saat terhadap sruktur suatu sistem metabolisme dalam makhluk hidup disebut dengan regulasi.

    g. Iritabilitas

    Iritabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan makhluk hidup menerima rangsang dan sanggup mengadakan respons terhadap rangsangan tersebut.

    h. Reproduksi

    Proses bertambahnya jumlah individu yang berperan untuk kelestarian keturunannya disebut reproduksi.

    i. Adaptasi

    Penyesuaian diri dengan keadaan lingkungan pada waktu yang relatif pendek disebut toleransi, sedangkan toleransi yang berlangsung dalam waktu yang relatif panjang disebut adaptasi.

    j. Interaksi

    Untuk menjaga stabilitas hidupnya atau mempertahankan hidupnya makhluk hidup harus bersaing dengan individu lain. Persaingan terjadi dalam mendapatkan tempat hidup, makanan, cahaya dan lainnya.

    k. Makhluk hidup memiliki bentuk dan ukuran tertentu, dan terdiri dari sel.

    Makhluk hidup sangat bervariasi baik jenis maupun bentuk serta ukurannya, tetapi setiap jenis menunjukkan bentuk yang spesifik serta ukuran tertentu pula. Variasi dalam satu jenis tidak dapat menghilangkan bentuk spesifiknya. Makhluk hidup memiliki kesamaan yaitu tersusun oleh sel.

    Bagaimana dengan virus? Apakah virus merupakan makhluk hidup atau benda mati ? Virus terdiri dari asam nukleat (DNA/RNA) yang dibatasi oleh mantel protein, bukan merupakan sel. Virus dapat dikristalkan (ciri benda mati). Virus memiliki sifat makhluk hidup, yaitu: dapat berkembangbiak dan beradaptasi dengan melalui mutasi. Namun demikian virus hanya dapat hidup dan berkembangbiak dalam tubuh makhluk hidup. Dalam media buatan virus tidak dapat hidup dan berkembangbiak. Oleh karena itu, sebagian ahli biologi menempatkan virus sebagai ’jembatan’ antara yang mahkluk hidup dan benda mati.

    BAB III

    KESIMPULAN DAN SARAN

    3.1 Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

    Sel pertama sekali ditemukan Ilmuwan Inggris, Robert Hooke (1665) dengan meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop yang terdiri dari ruangan-ruangan yang dibatasi oleh dinding disebut sel. Pada tahun 1839, seorang biolog Perancis, Felix Durjadin menemukan isi penyusun dalam rongga sel disebut sarcode. Johanes Purkinje (1789-

    1869) mengadakan perubahan nama sarcode menjadi protoplasma. Theodore Schwann (1801-1881), seorang pakar zoologi Jerman dan Mathias Schleiden (1804-1881), pakar botani Jerman mengemukakan bahwa tubuh hewan dan tumbuhan terdiri atas sel-sel. Robert Brown (1831), seorang biolog Skotlandia menemukan inti (nukleus). Max

    Schultze (1825-1874), seorang pakar anatomi mengemukakan protoplasma merupakan dasar fisik kehidupan. Rudolf Virchow mengatakan sel berasal dari sel “Omnis Cellula Cellula”.

    Sel dibedakan atas beberapa bentuk, diantaranya berdasarkan keadaan inti sel (sel eukariotik dan prokariotik), berdasarkan keadaan kromosom dan fungsinya (sel somatik dan reproduktif), berdasarkan sifatnya (bagian hidup dan bagian yang mati).

    Sel tumbuhan terdiri atas: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, dan organel-organel (retikulum endoplasma kasar dan halus, ribosom, mitokondria, apartus golgi, plastida, vakuola sentral dan nukleus). Sedangkan sel hewan terdiri atas membran sel, sitoplasma dan organel-organel (retikulum endoplasma kasar dan halus, ribosom, mitokondria, lisosom, aparatus golgi, vakuola, dan nukleus).

    Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan adalah sel tumbuhan bentuknya tetap, terdiri dari dinding sel yang mengandung selulosa, terdapat butir plastida, dan vakuola sentral yang besar, tidak ada lisosom dan sentriol. Sedangkan sel hewan bentuknya bervariasi, tidak ada butir plastida, vakuola kecil, terdapat lisosom dan sentriol.

    Makhluk hidup memiliki ciri-ciri utama sebagai berikut: dapat melakukan nutrisi, transportasi, respirasi, ekskresi, sintesis, pertumbuhan dan perkembangan, regulasi, iritabilitas, reproduksi, adaptasi, interaksi, memiliki bentuk dan ukuran tertentu, serta terdiri dari sel. Virus merupakan ’jembatan’ antara makhluk hidup dan benda mati.

    3.2 Saran

    • Bagi kita dan generasi akan datang sudah sepatutnya untuk mengetahui struktur dan fungsi organel sel pada mahluk hidup, dan perbedaan antara sel hewan dan tumbuhan.

    • Kepada para pembaca kalau ingin lebih mengetahui tentang bahasan ini bisa membaca buku atau majalah-majalah yang memuat tentang

    DAFTAR PUSTAKA

    Alberts B. 1994. Biologi Molekuler Sel, Edisi Kedua. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

    Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2004. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (GBPP) Mata Pelajaran Biologi. Depdikbud, Jakarta.

    Siregar. Ameilia Z. 2008.Biologi Pertanian, Jilid 1. Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

  • Jenis Penilaian, Obyek dan Subyek Penilaian

    Penilaian hasil belajar diklasifikasi berdasarkan cakupan kompetensi yang diukur dan sasaran pelaksanaannya.

    1.      Jenis Penilaian Berdasarkan Cakupan Kompetensi Yang Diukur

    Sebagaimana dijelaskan dalam PP. Nomor 19 tahun 2005 bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan harian, ulanagan tangah semester, ulanagan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.

    a.       Ulangan Harian

    Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik secara periodik untuk menilai/mengukur pencapaian kompetensi setelah menyelasaikan satu kompetensi dasar (KD) atau lebih. Ulangan harian merujuk pada indikator dari setiap KD. Bentuk Ulangan harian selain tertulis terdapat juga secara lisan, praktik/perbuatan, tugas dan produk. Frekuensi dan bentuk ulangan harian dalam satu semster ditentukan oleh pendidik sesuai dengan keluasan dan kedalaman materi.

    Sebagai tindak lanjut ulangan harian, yang diperoleh dari hasil tes tertulis, pengamatan, atau tugas diolah dan dianalisis oleh pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan belajar siswa pada setiap kompetensi dasar lebih dini diketahui oleh pendidik. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan sehingga perkembangan siswa bertahap memahami setiap KD.

    b.      Ulangan Tengah Semester

    Ulangan tengah semster merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah

    semester, nilai ulangan tersebut diolah dan dianalisis oelh pendidik. Hal ini dimaksudkan agar ketuntasan belajar siswa dapat diketahui sedini mungkin. Dengan demikian ulangan ini dapat siikuti dalam program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan. Sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui sebelum akhir semester.

    c.       Ulangan Akhir Semester

    Ulangan akhir semester adalah kegiatan yang dilakukan oelah pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didk di akhir semster satu. Cakupan ulangan akhir semester meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan semua KD pada Semester satu. Ulangan Akhir Semester dapat terbentuk tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan pengamatan, tugas, produk.

    Sebagai tindak lanjut ulangan akhir semester adalah mengelola dan menganalisis niali ulangan akhir semester. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan. Sehingga kemajuan belajar siswa dapat diketahui sebe;lum akhir tahun pelajaran.

    d.      Ulangan Kenaikan Kelas

    Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oelh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik diakhir semster genap. Cakupan ulangan kenaikan kelas meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut.

    Ulangan kenaikan kelas dapat berbentuk tes tertulis, lisan, praktik/perbuatan, pengamatan, tugas dan produk. Sebagai tindak lanjut ulangan kenaikan kelas adalah mengolah dan menganalisis nilai ulangan kenaikan kelas. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Dengan demikian ulangan ini dapat diikuti dengan program tindak lanjut baik remedial atau pengayaan, sehinggan kemajuan belajar siswa untuk hal-hal yang bersifat esensial dapat diketahui sedini mungkin sebelum menamatkan sekolah.

    e.       Ujian Sekolah

    Ujian sekolah adalah kegiatan penilaian pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oelh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan prestasi belajar peserta didik dan merupakan salah satu syrat kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan adalah kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada ujian nasional, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, serta kelompok Permendiknas yang dikeluarkan oelh Depdiknas untuk tahun yang bersangkutan dan Prosedur Operasional Standar (POS) ujian sekolah yang diterbitkan oleh BSNP.

    f.       Ujian Nasional

    Ujian Nasional adalah kegiatan penilaian pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh pemerintah untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar peserta didik dan merupakan salah satu syarat lulus dari satuan pendidikan . pelaksanaan Ujian Nasional (UN) mengikuti Permendiknas yang dikeluarkan setiap tahun oleh Depdiknas dan Prosedur Operasional Standar (POS) yang diterbitkan oleh BSNP.

    2.      Jenis Penilaian Berdasarkan Sasaran

    Berdasarkan sasarannya, penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi atas penilaian individual dan penilaian kelompok.

    a.       Penilaian Individual

    Penilaian individual adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi atau hasil belajar secara perorangan. Penilaian individual perlu memperhatikan nilai universal seperti; disiplin, jujur, tekun, cermat, teliti, tanggung jawab, rendah hati, sportif, etos kerja, toleran, sederhana, bebas, antusias, keriatif, inisiatif, tanggap dan peduli dan lain-lain.

    b.      Penilaian Kelompok

    Penilaian kelompok adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai

    pencapaian kompetensi atau hasil belajar secara kelompok. Penilaian kelompok perlu memperhatikan nilai universal seperti; kerjasama, menghargai pendapat orang lain, kedamaian, cinta dan kasih sayang, toleran, dan lain-lain.

    Dilihat dari fungsinya penilaian dibedakan mejadi lima jenis yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, penilaian selektif, dan penilaian penempatan.

    ·         Penilaian Formatif

    Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan guru pada saat berlangsungnya proses pembelajran untukmelihat tingkat keberhasilan proses belajar-mengajar itu sendiri. Dengan demikian, penilaian formatif beroentasikepada proses belajar-mengajar untuk memperbaiki program pengajaran dan strategi pelaksanaannya.

    ·         Penilaian Sumatif

    Penilaian sumatif adalah penilain yang dilaksanakan pada akhir unit program, yakni akhir caturwulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh kompetensi siswa dan kompetensi mata pelajaran dikuasai oleh para siswa. Penilaian ini berorientasi kepada produk, bukan kepada proses.

    ·         Penilaian Diagnostik

    Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebanya. Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan bimbinganbelajar, pengajaran remedial, menemukan kasus-kasus, dll. Soal-soalnya disusun sedemikian rupa agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi oelh para siswa.

    ·         Penilaian Selektif.

    Penilaian selektrif adalah penilaian yang bertjuan untuk keperluan seleksi misalnya tes atau ujian saringan masuk kesekolah tertentu.

    ·         Penilaian Penempatan.

    Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu. Dengan perkataan lain, penilaian ini berorientasi kepada kesiapan siswa untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar dengan kemampuan siswa.

    OBYEK DAN SUBYEK PENILAIAN

    1.      OBYEK PENILAIAN

    Obyek atau sasaran penilaian pendidikan ialah segala sesuatu yang bertalian dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang kegiatan atau proses pendidikan tersebut. Salah satu cara untuk mengenal atau mengetahui obyek dari penilaian pendidikan adalah dengan jalan menyorotinya dari tiga segi, yaitu sebagai berikut:

    a.       Input

    Input (masukan) adalah bahan mentah yang akan dimasukkan dalam transformasi pendidikan. Input penilaian adalah siswa, dan yang menjadi obyek penilaian pendidikan pada input siswa ini terdapat tiga aspek yaitu:

    ·         Aspek kemampuan

    Untuk dapat diterima sebagai calon peserta didik dalam rangka mengikuti program pendidikan tertentu, maka para calon peserta didik harus memiliki kemampuan yang sesuai atau memadai, sehingga dalam mengikuti proses pembelajaran pada program pendidikan tertentu itu nantinya peserta didik tidak akan mengalami banyak hambatan atau kesulitan.

          Sehubungan dengan itu, maka bekal kemampuan yang dimiliki calon peserta didik perlu untuk penilaian terlebihan dahulu, guna mengetahui sampai sejauh mana kemampuan yang dimiliki oelh masing-masing calon peserta didik dalam mengikuti program tertentu, adapun alat yang biasa dipergunakan dalam rangka penilaian kemampuan peserta didik itu adalah tes kemampuan (aptitude test)

    ·         Aspek kepribadian

    Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, dan menampakkan bentuknya dalam tingkat laku. Sebelum mengikuti program pendidikan tertentu, para calon peserta didik perlu terlebih dahulu dinilai kepribadiannya masing-masing, sebab baik buruknya kepribadian mereka dalam psikologis akan dapat mempengaruhi keberhasilan mereka dalam mengikuti program pendidikan tertentu. Penilaian yang dilakukan untuk mengetahui atau mengungkapkan kepribadian seseorang adalah dengan jalan menggunakan tes kepribadian (personality test).

    ·         Aspek Sikap

    Sikap pada dasarnya adalah bagian dari tingkah laku manusia, sebagai segala atau gambaran kepribadian yang memancar keluar. Karena sikap ini merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan dalam pergaulan, maka memperoleh informasi mengenai sikap seseorang adalah hal yang sangat penting. Karena itu maka aspek sikap perlu dinilai terlebih dahulu bagi calon peserta didik sebelum mengikuti program pendidikan tertentu.

    b.      Transformasi

    Transformasi merupakan mesin yang bertugas mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi.

    Unsur-unsur dalam transformasi yang menjadi objek penilaian antara lain:

    ·         Kurikulum/materi

    ·         Metode dan cara penilaian

    ·         Sarana pendidikan/media

    ·         Sistem administrasi

    ·         Pengajar dan personal lainnya.

    c.       Output

    Output adalah bahan jadi yang dihasilkan dari proses transformasi. Dan output penilaian pendidikan adalah siswa yang menjadi lulusan lembaga pendidikan tertentu. Penilaian terdapat lulusan dilakukan untuk mempengaruhi seberapa besar tingkat pencapaian/prestasi belajar siswa selama mengikuti program pembelajaran di sekolah. Alat penilaian yang digunakan adalah tes dalam bentuk tes pencapaian atau achievement test.

    2.      SUBYEK PENILAIAN

    Yang dimaksud dengan subyek penilaian adalah orang yang melakukan pekerjaan penilaian. Siapa yang dapat disebut sebagai subyek penilaian untuk setiap tes, ditentukan oelh suatu aturan pembagian tugas atau aturan yang berlaku. Jadi subyek penilaian itu dapat berbeda-beda orangnya.

    Dilihat dari jenis subyek penilaian:

    a.       Penilaian Internal

    Penilaian yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator, misalnya pengajar.

    b.      Penilaian Eksternal

    Penilaian yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.

  • Tujuan Instruksional Taksonomi Bloom Edisi Revisi

    1. Sejarah Singkat Taksonomi Bloom

    Taksonomi adalah klasifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri-ciri tertentu. Taksonomi dalam bidang pendidikan, digunakan untuk klasifikasi tujuan instruksional; ada yang menamakannya tujuan pembelajaran, tujuan penampilan, atau sasaran belajar.

    Konsep taksonomi Bloom dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin Bloom, seorang psikolog bidang pendidikan. Konsep ini mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

    Taksonomi Bloom ranah kognitif merupakan salah satu kerangka dasar untuk pengkategorian tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes, dan kurikulum keterampilan (skills) abad 21.

    Tingkatan taksonomi Bloom yakni: (1)pengetahuan (knowledge); (2)pemahaman (comprehension); (3)penerapan (application); (4)analisis (analysis); (5)sintesis (synthesis); dan (6)evaluasi (evaluation). Tingkatan-tingkatan dalam taksonomi Bloom, telah digunakan hampir setengah abad sebagai dasar untuk penyusunan tujuan-tujuan pendidikan, penyusunan tes dan kurikulum. Revisi dilakukan terhadap taksonomi Bloom, yakni perubahan dari kata benda (taksonomi versi lama) menjadi kata kerja (taksonomi versi baru). Dalam revisi taksonomi Bloom aspek “noun” dan “verb” menjadi dua aspek yang terpisah, yaitu: aspek “knowledge dimension” dan “cognitive dimension”. Dalam dimensi pengetahuan (knowledge dimension), sebagaimana dalam taksonomi Bloom asli, berkaitan dengan penguasaan materi pelajaran tetapi terdiri dari empat kategori,bukan tiga kategori (pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, dan pengetahuan prosedural) sebagaimana pada taksonomi Bloom asli. Kategori keempat merupakan kategori baru adalah pengetahuan metakognisi (metacognitive knowledge). Perubahan ini dibuat agar sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan. Tujuan-tujuan pendidikan mengindikasikan bahwa siswa akan dapat melakukan sesuatu (kata kerja) dengan sesuatu (kata benda).

    Revisi taksonomi Bloom dilakukan oleh Krathwohl dan Anderson, taksonomi menjadi: (1)mengingat (remember); (2) memahami (understand); (3)mengaplikasikan (apply); (4)menganalisis (analyze); (5)mengevaluasi (evaluate); dan (6)mencipta (create).

    1. Taksonomi Tujuan Pendidikan/ Instruksional

    Taksonomi tujuan pendidikan (the taxonomy of educational objective) adalah suatu kerangka untuk mengklasifikasikan pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk memprediksi kemampuan peserta didik dalam belajar sebagai hasil dari kegiatan pembelajaran. Taksonomi tujuan instruksional ialah adanya hierarki yang dimulai dari tujuan instruksional pada jenjang terendah sampai jenjang tertinggi. Dengan kata lain, tujuan pada jenjang yang lebih tinggi tidak dapat dicapai sebelum tercapai tujuan pada jenjang di bawahnya.

    Tujuan pengajaran atau Instruksional dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

    a.       Tujuan Instuksional Umum (TIU), yang menggariskan hasil-hasil dianeka bidang studi yang harus dicapai siswa.

    b.      Tujuan Instruksional Khusus (TIK), yang merupakan penjabaran TIU yang menyangkut satu pokok bahasan atau topik pelajaran tertentu sebagai tujuan pengajaran yang konkrit dan spesifik, yang dianggap cukup berharga, wajar dan pantas yang dapat direalisasikan dan bertahan lama demi tercapainya tujuan instruksional umum.

    Manfaat Tujuan instruksional yaitu:

    a.       Guru mempunyai arah untuk memilih bahan pelajaran dan memilih prosedur atau metode pembelajaran

    b.      Siswa mengetahui arah belajarnya

    c.       Setiap guru mengetahui batas-batas tugas dan wewenang mengajarkan suatu bahan sehingga diperkecil kemungkinan munculnya celah atau saling menutupi antar guru

    d.      Guru mempunyai patokan dalam mengadakan penilaian kemajuan belajar siswa

    e.       Guru sebagai pelaksana dan petugas-petugas pemegang kebijaksanaan memiliki kriteria untuk mengevaluasi kualitas maupun efisiensi pengajaran

    Taksonomi Bloom diartikan sebagai salah satu metode klasifikasi tujuan instruksional secara berjenjang dan progresif ketingkat yang lebih tinggi. Masing- masing kawasan/ranah dari taksonomi Bloom dapat diuraikan sebagai berikut:

    a.       Pengetahuan Domain Kognitif

    1)      Mengingat (remember)

    Tujuan Instruksional pada level ini adalah menuntut siswa untuk mengingat (recall) informasi yang telah diterima sebelumnya, misalnya:fakta, terminology, rumus, strategi pemecahan masalah dan sebagainya.

    Mengingat merupakan usaha mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah lama didapatkan. Mengingat merupakan dimensi yang berperan penting dalam proses pembelajaran yang bermakna (meaningful learning) dan pemecahan masalah (problem solving).

    Kemampuan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang jauh lebih kompleks. Mengingat meliputi mengenali (recognition) dan memanggil kembali (recalling). Mengenali berkaitan dengan mengetahui pengetahuan masa lampau yang berkaitan dengan hal-hal yang konkret, misalnya tanggal lahir, alamat rumah, dan usia, sedangkan memanggil kembali (recalling) adalah proses kognitif yang membutuhkan pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat.

    2)      Memahami (understand)

    Kategori ini dihubungkan dengan kemampuan untuk menjelaskan pengetahuan dan informasi yang telah diketahui dengan kata-kata sendiri.

    Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari berbagai sumber seperti pesan, bacaan dan komunikasi. Memahami/mengerti berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan (classification) dan membandingkan (comparing).

    Mengklasifikasikan akan muncul ketika seorang siswa berusaha mengenali pengetahuan yang merupakan anggota dari kategori pengetahuan tertentu.Mengklasifikasikan berawal dari suatu contoh atau informasi yang spesifik kemudian ditemukan konsep dan prinsip umumnya. Membandingkan merujuk pada identifikasi persamaan dan perbedaan dari dua atau lebih obyek, kejadian, ide, permasalahan, atau situasi. Membandingkan berkaitan dengan proses kognitif menemukan satu persatu ciri-ciri dari obyek yang diperbandingkan.

    3)      Mengaplikasikan/menerapkan (apply)

    Tingkatan ini merupakan kemampuan untuk menggunakan atau menerapkan informasi yang telah dipelajari kedalam situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

    Menerapkan menunjuk pada proses kognitif memanfaatkan atau mempergunakan suatu prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan. Menerapkan berkaitan dengan dimensi pengetahuan prosedural (procedural knowledge). Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan mengimplementasikan (implementing).

    Menjalankan prosedur merupakan proses kognitif siswa dalam menyelesaikan masalah dan melaksanakan percobaan di mana siswa sudah mengetahui informasi tersebut dan mampu menetapkan dengan pasti prosedur apa saja yang harus dilakukan. Jika siswa tidak mengetahui prosedur yang harus dilaksanakan dalam menyelesaikan permasalahan maka siswa diperbolehkan melakukan modifikasi dari prosedur baku yang sudah ditetapkan.

    Mengimplementasikan muncul apabila siswa memilih dan menggunakan prosedur untuk hal-hal yang belum diketahui atau masih asing. Karena siswa masih merasa asing dengan hal ini maka siswa perlu mengenali dan memahami permasalahan terlebih dahulu kemudian baru menetapkan prosedur yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Mengimplementasikan berkaitan erat dengan dimensi proses kognitif yang lain yaitu mengerti dan menciptakan.

    Menerapkan merupakan proses yang kontinu, dimulai dari siswa menyelesaikan suatu permasalahan menggunakan prosedur baku/standar yang sudah diketahui. Kegiatan ini berjalan teratur sehingga siswa benar-benar mampu melaksanakan prosedur ini dengan mudah, kemudian berlanjut pada munculnya permasalahan-permasalahan baru yang asing bagi siswa, sehingga siswa dituntut untuk mengenal dengan baik permasalahan tersebut dan memilih prosedur yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan.

    4)      Menganalisis (analyze)

    Menganalisis merupakan memecahkan suatu permasalahan dengan memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat menimbulkan permasalahan.

    Kemampuan menganalisis merupakan jenis kemampuan yang banyak dituntut dari kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah. Berbagai mata pelajaran menuntut siswa memiliki kemampuan menganalisis dengan baik. Tuntutan terhadap siswa untuk memiliki kemampuan menganalisis sering kali cenderung lebih penting daripada dimensi proses kognitif yang lain seperti mengevaluasi dan menciptakan.

    Kegiatan pembelajaran sebagian besar mengarahkan siswa untuk mampu membedakan fakta dan pendapat, menghasilkan kesimpulan dari suatu informasi pendukung.Menganalisis berkaitan dengan proses kognitif memberi atribut (attributeing) dan mengorganisasikan (organizing). Memberi atribut akan muncul apabila siswa menemukan permasalahan dan kemudian memerlukan kegiatan membangun ulang hal yang menjadi permasalahan.

    Kegiatan mengarahkan siswa pada informasi-informasi asal mula dan alasan suatu hal ditemukan dan diciptakan. Mengorganisasikan menunjukkan identifikasi unsur-unsur hasil komunikasi atau situasi dan mencoba mengenali bagaimana unsur-unsur ini dapat menghasilkan hubungan yang baik. Mengorganisasikan memungkinkan siswa membangun hubungan yang sistematis dan koheren dari potongan-potongan informasi yang diberikan. Hal pertama yang harus dilakukan oleh siswa adalah mengidentifikasi unsur yang paling penting dan relevan dengan permasalahan, kemudian melanjutkan dengan membangun hubungan yang sesuai dari informasi yang telah diberikan.

    5)      Mengevaluasi (evaluate)

    Mengevaluasi adalah level dimana siswa diharapkan mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan kriteria tertentu.

    Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria atau standar ini dapat pula ditentukan sendiri oleh siswa. Standar ini dapat berupa kuantitatif maupun kualitatif serta dapat ditentukan sendiri oleh siswa. Perlu diketahui bahwa tidak semua kegiatan penilaian merupakan dimensi mengevaluasi, namun hampir semua dimensi proses kognitif memerlukan penilaian.

    Perbedaan antara penilaian yang dilakukan siswa dengan penilaian yang merupakan evaluasi adalah pada standar dan kriteria yang dibuat oleh siswa. Jika standar atau kriteria yang dibuat mengarah pada keefektifan hasil yang didapatkan dibandingkan dengan perencanaan dan keefektifan prosedur yang digunakan maka apa yang dilakukan siswa merupakan kegiatan evaluasi.Evaluasi meliputi mengecek (checking) dan mengkritisi (critiquing). Mengecek mengarah pada kegiatan pengujian hal-hal yang tidak konsisten atau kegagalan dari suatu operasi atau produk.

     Jika dikaitkan dengan proses berpikir merencanakan dan mengimplementasikan maka mengecek akan mengarah pada penetapan sejauh mana suatu rencana berjalan dengan baik. Mengkritisi mengarah pada penilaian suatu produk atau operasi berdasarkan pada kriteria dan standar eksternal. Mengkritisi berkaitan erat dengan berpikir kritis. Siswa melakukan penilaian dengan melihat sisi negatif dan positif dari suatu hal, kemudian melakukan penilaian menggunakan standar ini.

    6)      Mengkreasi/ Mencipta (create)

    Mengkreasi atau mencipta adalah level tertinggi. Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakkan unsur-unsur secara bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan siswa untuk menghasilkan suatu produk baru dengan mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari sebelumnya.

    Menciptakan sangat berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa pada pertemuan sebelumnya. Meskipun menciptakan mengarah pada proses berpikir kreatif, namun tidak secara total berpengaruh pada kemampuan siswa untuk menciptakan. Menciptakan disini mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa.

    Perbedaan menciptakan ini dengan dimensi berpikir kognitif lainnya adalah pada dimensi yang lain seperti mengerti, menerapkan, dan menganalisis siswa bekerja dengan informasi yang sudah dikenal sebelumnya, sedangkan pada menciptakan siswa bekerja dan menghasilkan sesuatu yang baru.

    Menciptakan meliputi menggeneralisasikan (generating) dan memproduksi (producing). Menggeneralisasikan merupakan kegiatan merepresentasikan permasalahan dan penemuan alternatif hipotesis yang diperlukan. Menggeneralisasikan ini berkaitan dengan berpikir divergen yang merupakan inti dari berpikir kreatif. Memproduksi mengarah pada perencanaan untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan. Memproduksi berkaitan erat dengan dimensi pengetahuan yang lain yaitu pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognisi.

    Urutan dimensi proses kognitif diatas merupakan hasil revisi dari taksonomi Anderson terhadap proses kognitif yang dikemukakan oleh Bloom yang selama ini dikenal dengan sebutan ranah kognitif.

    b.      Pengetahuan Domain Afektif/ sikap

    Menurut Bloom, Krathwohl, dan Masia  (truschel, 2008) ranah sikap berkaitan dengan nilai tentang kesadaran, untuk dapat membedakan nilai-nilai secara implisit melalui analisis. Dalam kurun waktu yang lama, dalm pelaksanaan pembelajaran Taksonomi Bloom pada ranah sikap kurang begitu mendapat perhatian disebabkan kurang praktis daripada ranah kognitif. Namun, dalam  pelaksanaan pembelajaran secarau umum dapat dipraktikkan dan dilakukan penilaiannya melalui pengamatan (observasi).

    i.                    Tingkat Menerima

    Menerima disini diartikan sebagai proses pembentukan sikap dan perilaku dengan cara membangkitkan kesadaran tentang adanya stimulus terstentu yang mengandung estetika.

    ii.                  Tingkat Tanggapan

    Tanggapan atau jawaban mempunyai beberapa pengertian, yaitu:

    1)      Tanggapan dilihat dari segi pendidikan diartikan sebagai perilaku baru dan sasaran didik (siswa) sebagai manifestasi dari pendapatnya yang timbul karena adanya perangsang pada saat ia belajar.

    2)      Tanggapan dilihat dari segi psikologi perilaku adalah segala perubahan perilaku organisme yang terjadi atau yang timbul karena adanya rangsangan.

    iii.                Tingkat Menilai

    Menilai dapat diartikan sebagai:

    1)      Pengakuan secara obyektif (jujur) bahwa siswa obyektif, sistem atau kadar tertentu mempunyai manfaat.

    2)      Kemauan untuk menerima suatu obyek atau kenyataan setelah seseorang itu sadar bahwa obyek tersebut mempunyai nilai atau kekuatan, dengan cara menyatakan dalam bentuk sikap atau perilaku positif atau negatif.

    iv.                Tingkat Organisasi

    Organisasi dapat diartikan sebagai:

    1)      Proses konseptualisasi nilai-nilai dan menyusun hubunga antar nilai-nilai tersebut, kemudian memilih nilai-nilai yang terbaik untuk diterapkan.

    2)      Kemungkinan untuk mengorganisasikan nilai-nilai, menentukan hubungan antar nilai dan menerima bahwa suatu nilai itu lebih dominan dibanding nilai yang lain apabila kepadanya diberikan berbagai nilai.

    v.                  Tingkat Karakterisasi/ Pembentukan Pola Hidup

    Karakerisasi adalah sikap dan perbuatan yang secara konsisten dilakukan oleh seseorang selaras dengan nilai-nilai yang dapat diterimanya, sehingga sikap dan perbuatan itu seolah-olah telah menjadi ciri-ciri pelakunya.

    c.       Pengetahuan Domain Psikomotorik

    Kawasan psikomotor adalah kawasan yang berorientasi kepada keterampilan yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot. Dengan demikian kawasan psikomotor adalah kawasan yang berhubungan dengan seluk-beluk yang terjadi karena adanya koordinasi otot-otot oleh pikiran sehingga diperoleh tingkat keterampilan fisik tertentu. Pada awalnya ranah psikomotor kurang detail penjelasannya, namun dalam pelaksanaan pembelajaran secara umum dapat dipraktikkan dan dilakukan penilaiannya melalui pengamatan. Adapun kawasan psikomotor meliputi:

    i.                    Persepsi

    Mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih berdasarkan perbedaan antara ciri-ciri fisik yang khas pada masing-masing rangsangan.

    ii.                  Kesiapan

    Mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan.

    iii.                Gerakan Terbimbing

    Mencakup kemampuan untuk melakukan rangkaian gerak sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi).

    iv.                Gerakan yang Terbiasa

    Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu gerakan dengan lancar karena sudah dilatih secukupnya tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan.

    v.                  Gerakan Kompleks

    Mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu keterampilan yang terdiri atas beberapa komponen dengan lancar tepat dan efisien.

    vi.                Penyesuain Pola Gerakan

    Mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran.

    vii.              Kreativitas

    Mencakup kemampuan untuk melahirkan aneka pola gerak yang baru atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri.

    1. Dimensi Pengetahuan

    Dimensi pengetahuan adalah pengetahuan yang diharapkan dikonstruk oleh siswa berdasrkan tujuan yang ingin dicapai pada materi pembelajaran. Dimensi pengetahuan terdiri dari empat kategori. Keempat kategori ini akan membentuk proses perjalanan pengetahuan peserta didik dari yang bersifat konkrit menuju pengetahuan yang bersifat abstrak. Adapun keempat kategori tersebut adalah:

    a.       Pengetahuan Faktual

    Pengetahuan yang berupa potongan-potongan informasi yang terpisah-pisah atau unsur dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan faktual pada umumnya merupakan abstraksi tingkat rendah. Ada dua macam pengetahuan fakual, yaitu:

    i.        Pengetahuan tentang terminologi (knowledge terminology): mencakup pengetahuan tentang label atau simbol tertentu, baik yang bersifat verbal maupun yang bersifat non-verbal. Setiap disiplin ilmu biasanya memiliki banyak sekali terminologi yang khas untuk disiplin ilmu tersebut. Contohnya: pengetahuan tentang alfabet, pengetahuan tentang istilah ilmiah, dan pengetahuan tentang simbol dalam peta.

    ii.      Pengetahuan tentang rincian spesifik dan elemen-elemen pengetahuan (knowledge of specific details and element): mencakup pengetahuan tentang kejadian, oarang, waktu, dan informasi lainnya yang bersifat sangat spesifik. Contohnya: pengetahuan tentang nama tempat dan waktu kejadian, pengetahuan tentang kode produk dan komponen elektronika, dan pengetahuan tentang sumber informasi.

    b.      Pengetahuan Konseptual

    Pengetahuan yang menunjukkan saling keterkaitan antara unsur-unsur dasar dalm struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi sama. Pengetahuan konseptual mencakup skema, model pemikiran, dan teori baik yang bersifat implisit maupun eksplisit. Ada tiga macam pengetahuan konseptual, yaitu:

    i.        Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori: mencakup pengetahuan tentang kategori, kelas, bagian, atau susunan yang berlaku dalam susunan bidang ilmu tertentu. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori merupakan pengetahuan yang sangat penting sebab pengetahuan ini juga menjadi dasar bagi peserta didik dalam mengklasifikasikan informasi dan pengetahuan.tanpa kemampuan melakukan klasifikasi dan kategorisasi, peserta didik akan mengalami kesulitan dalam belajar. Contohnya: pengetahuan tentang bagian-bagian kalimat, pengetahuan tentang pengelompokkan material elektronika, dan pengelompokkan tentang pengetahuan hewan dan tumbuhan.

    ii.      Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi: mencakup abstraksi hasil observasi kelevel yang lebih tinggi, yaitu prinsip atau generalisasi. Prinsip dan geeralisasi merupakan abstraksi dari sejumlah fakta kejadian, dan saling keterkaitan antara sejumlah fakta. Contohnya: pengetahuan tentang prinsip-prinsip belajar.

    iii.    Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur: mencakup pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi dan saling keterkaitan antar keduanya yang menghasilkan kejelasan terhadap suatu fenomena yang kompleks. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur merupakan jenis pengetahuan yang sangat abstrak dan rumit, seperti pengetahuan tentang model atom.

    c.       Pengetahuan Prosedural

    Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu yang dapat berupa kegiatan atau prosedur. Seringkali pengetahuan prosedural berisi langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang harus diikuti dalm mengerjakan suatu hal tertentu. Perolehan pengetahuan prosedural dilakukan melalui suatu metode penyelidikan dengan menggunakan keterampilan-keterampilan, tekhnik, dan metode serta kriteria tertentu. Pengetahuan prosedural meliputi:

    i.                    Pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu dan pengetahuan tentang algoritme: mencakup pengetahuan tentang keterampilan khusus yang diperlukan untuk bekerja dalm suatu bidang ilmu atau tentang algoritmeyang harus ditempuh untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Contohnya: pengetahuan tentang mengukur besaran listrik, pengetahuan tentang mengukur suhu air yang dididihkan dalam gelas beker.

    ii.                  Pengetahuan tentang tekhnik dan metode yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu: mencakup pengetahuan yang pada umumnya merupakan hasil konensus, perjanjian, atau aturan yang berlau dalam disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan tentang tekhnik dan metode lebih mencerminkan bagaimana ilmuwan dalm bidang tersebut berpikir dan memecahkan masalah yang dihadapi. Contohnya: pengetahuan tentang metode penelitian, pengetahuan tentang metode pengukuran parameter internal komponen transistor.

    iii.                Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan suatu prosedur tepat untuk digunakan: mencakup pengetahuan tentang kapan suatu tekhnik, strategi, atau metode harus digunakan. Peserta didik dituntut, bukan hanya tahu sejumlah tekhnik atau metode tetapi juga dapt mempertimbangkan tekhnik atau metode tertentu yng sebaiknya digunakan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi saat itu. Contohnya: pengtahuan tentang kriteria radiasi gelombang tegak antena, pengetahuan tentang kriteria pemilihan rumus yang sesuai dalam memecahkan masalah dan pengetahuan memilih metode statistika menganalisa data dalam penelitian.

    d.      Pengetahuan Metakognisi

    Bererapa ahli mendefinisikan pengetahun metakognisi sebagai “berpikir dalam berpikir”. Sementara beberapa ahli lain mendefinisikan sebagai “mengetahui”tentang “mengetahui”. Kemampuan refleksi diri dari proses kognitif yang sedang berlangsung merupakan sesuatu yang unik bagi individu dan memainkan peran penting dalam kesadaran manusia. Proses berfikir seperti ini menunjukkan bahwa metakognisi mengikutsertakan pemikiran seseorang.

    Kuhn (2000) mendefinisikan metakognisi sebagai kesadran dan manajemen dari proses dan produk kognitif yang dimiliki seseorang atau secara sederhana disebut sebagai “berpikir mengenai berpikir”. Secara umum metakognisi dianggap sebagai suatu konstruk multidimensi. Sebuah model yang populer (Ravell, dkk, 2002) menggambarkan dua dimensi metakognisi yang berhubungan tetapi berbeda secara konsep, yaitu pengetahuan metakognitif dan proses metakognitif. Pengetahuan metakognitif merujuk pada kesadaran dan pemahaman yang mendalam mengenai proses dan produk yang dimiliki seseorang. Sementara proses metakognitif merujuk pada kemampuan seseorang untuk memonitor atau meregulasi aktivitas kognisinya selama pemecahan masalah.

    Kesimpulan

    Taksonomi tujuan instruksional ialah adanya hierarki yang dimulai dari tujuan instruksional pada jenjang terendah sampai jenjang tertinggi.

    Tingkatan Taksonomi Bloom terdiri dari 3 ranah atau kawasan, yaitu:

    1.      Kawasan Kognitif

    a.       Mengingat (remember)

    b.      Memahami (understand)

    c.       Mengaplikasikan (apply)

    d.      Menganalisis (analyze)

    e.       Mengevaluasi (evaluate)

    f.       Mencipta (create).

    2.      Kawasan Afektif

    a.       Tingkat Menerima

    b.      Tingkat Tanggapan

    c.       Tingkat Menilai

    d.      Tingkat Organisasi

    e.       Tingkat Karakterisasi

    3.      Kawasan Psikomotorik

    a.       Persepsi

    b.      Kesiapan

    c.       Gerakan Terbimbing

    d.      Gerakan Terbiasa

    e.       Gerakan Kompleks

    f.       Penyesuaian Pola Gerakan

    g.      Kreativitas

    Dalam revisi taksonomi bloom antara “noun” dan “verb” dipisahkan satu sama lain, yaitu aspek dimensi pengetahuan dan dimensi kognitif. Dalam dimensi pengetahuan terjadi penambahan kategori menjadi empat kategori, yaitu:

    1.      Pengetahuan faktual

    2.      Pengetahuan konsseptual

    3.      Pengetahuan prosedural

    4.      Pengetahuan metakognitif

    Daftar Pustaka

    Ejournal.ikippgrimadiun.ac.id/id/node405 diakses pukul 12:45 tanggal 20 Februari 2016.

    Bppk.depkeu.go.id diakses pukul 17:00 tanggal 23 Februari 2016.

  • Makalah Filsafat Matematika Logisisme

    Filsafat Matematika Logisisme

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Kata filsafat berasal dari kata Yunani filosofia, yang berasal dari kata kerja filosofein yang berarti mencintai kebijaksanaan. Kata tersebut juga berasal dari kata Yunani philosophis yang berasal dari kata kerja philein yang berarti mencintai, atau philia yang berarti cinta, dan shopia yang berarti kearifan. Dari kata tersebut lahirlah kata Inggris philosophy yang biasanya diterjemahkan sebagai “cinta kearifan”.

    Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan, dan pemikiran manusia secara kritis, dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak di dalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen, dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi, dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika, itu semua mutlak diperlukan logika berpikir, dan logika bahasa.

    Filsafat Matematika adalah cabang dari filsafat yang mengkaji anggapan-anggapan filsafat, dasar-dasar, dan dampak-dampak matematika. Tujuan dari filsafat matematika adalah untuk memberikan rekaman sifat dan metodologi matematika dan untuk memahami kedudukan matematika di dalam kehidupan manusia.

    Dalam memahami Filsafat Matematika, terdapat tiga aliran yang populer, yaitu logisme, formalisme, dan intuisionisme. Ketiga aliran tersebut memperkaya dan membuat matematika berkembang serta memiliki banyak pengikut.

    B. Rumusan Masalah

    Dalam makalah ini memaparkan beberapa rumusan masalah yang ada di antaranya:

    1. Apa yang melatarbelakangi aliran Filsafat Matematika Logisme?
    2. Apa yang dimaksud dengan aliran Filsafat Matematika Logisme?
    3. Siapa saja tokoh-tokoh aliran Filsafat Matematika Logisme?

    C. Tujuan Penulisan

    Adapun Tujuan Penulisan Makalah ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui latar belakang aliran Filsafat Matematika Logisme
    2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan aliran Filsafat Matematika Logisme.
    3. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh aliran Filsafat Matematika Logisme.

    Bab II. Pembahasan

    A. Latar Belakang Aliran Filsafat Matematika Logisme

    1. Kontradiksi

    Pengetahuan matematika diturunkan dengan deduksi logis, sehingga matematika diklaim sebagai ilmu yang sempurna dan suci tak ternoda kesalahan. Namun, sesaat setelah itu bermunculan kontradiksi dalam matematika, sekumpulan obyek matematika yang aneh dan liar, antara lain: tidak mungkin dapat selalu menyatakan panjang diagonal sebuah persegi panjang dalam bentuk bilangan kuadrat, adanya bilangan irasional seperti 2 , adanya bilangan transfinite dan bilangan transendental (pi) yang misterius, dan bilangan imajiner ( = -1 ).

    Dalam matematika hari ini banyak ditemukan sekawanan obyek-obyek matematika yang aneh dan liar –yang belum dapat dijinakkan— meskipun berbagai upaya domestifikasi telah dilakukan. Contoh terbaru adalah penemuan bilangan oleh Paul Dirac dalam mekanika kuantum yang melanggar aturan matematika b(Woods, 2006). Kawanan tersebut adalah sejenis kontradiksi dalam matematika, yang jika ditolak akan menyebabkan matematika menjadi mandul. Penerimaan setengah hati yang disertai dengan upaya domestifikasi terhadap sekawanan yang aneh dan liar tersebut justru terbukti memberikan manfaat yang sangat besar bagi matematika.

    2. Paradoks

    Matematikawan adalah mahluk yang cerdik dan tidak bersedia menerima jika (re)konstruksinya gagal. Memilih menyembunyikan kontradiksi-kontradiksi tersebut dengan sebuah penghalusan atau eufemisne, bahwa yang terjadi bukanlah kontradiksi tetapi paradok, merupakan pilihan cerdas yang dapat dilakukan.

    Semacam anomali. Dengan kecerdikan yang demikian matematika tetap berjaya, terbebas dari segala kesalahan dan tentunya terbebas dari kontradiksi. Paradok antara lain muncul dari dialog Socrates dengan Plato berikut ini (Sembiring, 2010). Socrates: ”Apa yang berikut ini akan dikatakan oleh Plato adalah salah.” Plato mengatakan: ”Yang barusan dikatakan Socrates benar.” Contoh yang cukup populer adalah paradok Zeno ( 450 SM) yang menemukan adanya kesulitan mengenai ide kuantitas kecil tak berhingga sebagai penyusun besaran kontinu. Zeno mencoba membuktikan bahwa pergerakan ke arah kecil tak berhingga adalah khayalan. Paradok Zeno mengenai ’Achiles si Gesit’ begitu terkenal dan memukau ke arah penelusuran konsep ketakberhinggan. Kata Zeno, yang lebih lambat tidak dapat disalip oleh yang lebih cepat, sehingga Achiles si Gesit tidak akan mampu menyalip atau mendahului kuya. Paradok ini tidaklah menyatakan bahwa dalam praktek lomba lari yang sebenarnya Achiles tidak dapat menyalip kura-kura, tetapi memberi gambaran bagaimana terbatasnya pemikiran dalam logika formal matematika.

    Upaya menyelesaikan berbagai paradok menyebabkan terpecahnya matematikawan ke dalam beberapa arus pikiran atau filsafat. Lahirlah faksi-faksi dan aliran-aliran dalam filsafat matematika, yang saling berbeda dan saling tidak mau menerima satu sama lain. Menyembunyikan kontradiksi dalam paradok tidak selalu membuat pekerja matematika dapat tidur dengan nyenyak. Matematikawan juga adalah mahluk yang tidak dapat menipu dirinya sendiri. Kontradiksi tetaplah kontradiksi, bersifat mengurangi nilai keindahan matematika, meskipun diperhalus terusmenerus. Secara eksternal matematikawan menyatakan matematika bebas dari kontradiksi, tetapi diam-diam mereka melanjutkan pekerjaan menyelesaikan berbagai kontradiksi tersebut, dan memastikan bahwa penyelesaian yang dilakukannya tidak akan menimbulkan kontradiksi baru, sehingga konsistensi matematika tetap tegak berdiri, bendera matematika berkibar di tiang tertinggi dengan lantang dan gagah berani menatap langit biru, tidak akan pernah berkibar setengah tiang dan malu-malu. Para matematikawan mencoba menyelesaikan masalah-masalah tersebut, membuang kontradiksi dan mengembangkan sistem matematika baru yang kebal salah. Mereka membuat rekonstruksi baru atas struktur logika matematika, dan mulai meninggalkan kepercayaan pada disain alam semesta yang matematis. Meskipun merupakan suatu kebenaran bahwa matematika telah tersedia di alam semesta dan orang tinggal menemukannya, keyakinan tersebut harus ditinggalkan dan beralih pada matematika yang merupakan hasil konstruksi pikiran bebasmanusia yang kebenarannya tidak perlu harus sesuai dengan apa yang terjadi di alam semesta, cukup kebenaran karena kesepakatan. Tetapi, lagi-lagi muncul kontradiksi yang mencemari logika matematika dalam rekonstruksi baru tersebut, misalnya paradok Russel dan paradok Burali-Forti.

    3. Krisis Matematika

    Munculnya filsafat matematika disebabkan oleh adanya kontradiksi, paradok dan terjadinya krisis dalam matematika. Setidaknya, pernah tercatat tiga kali krisis dalam metamatika: (1) Abad ke-5 SM, tidak semua besaran geometri yang sejenis, tidak memiliki satuan ukuran yang sama (Sukardjono, 2000). Krisis ini menyebabkan teori proporsi Pythagoras harus dicoret dari matematika. Krisis yang disadari sangat terlambat, lima abad kemudian baru dapat diatasi oleh

    Eudoxus dengan karyanya yang membahas bilangan irasional, (2) Abad ke-17, Newton dan Leibniz menemukan kalkulus yang didasarkan pada konsep infinitesimal, tetapi tidak dapat dijelaskan dengan baik. Namun, hasil-hasil penerapan kalkulus justru digunakan untuk menjelaskan konsep infinitesimal, suatu penjelasan yang tidak seharusnya dilakukan. Baru awal abad ke-19, Cauchy memperbaiki konsep infinitesimal sebagai landasan kalkulus dengan konsep limit.

    Weierstrass membuat konsep limit menjadi lebih kokoh, (3) Georg Cantor menemukan teori himpunan yang digunakan secara luas pada cabang-cabang matematika dan menjadi landasan matematika. Namun demikian, penemuan ini juga menghasilkan paradok misalnya paradok Burali-Forti dan paradok Russel.

    B. Aliran Filsafat Matematika Logisme

    Logicsm adalah sekolah pemikiran yang menganggap matematika murni sebagai bagian dari logika. Pendukung utama pandangan ini adalah G. Leibniz, G. Frege (1893), B. Russell (1919), AN Whitehead dan R. Carnap (1931). Di tangan Bertrand Russell klaim logicism menerima perumusan secara terbuka dan paling eksplisit. Ada dua klaim:

    • Semua konsep matematika akhirnya dapat direduksi menjadi konsep logis, asalkan ini diambil untuk memasukkan konsep teori himpunan atau system yang mirip seperti Teori Russell.
    • Semua kebenaran matematika dapat dibuktikan dari aksioma dan aturan inferensi logika sendiri.

    Tujuan dari klaim ini jelas. Jika matematika dapat dinyatakan dalam istilah murni logis dan terbukti dari prinsip-prinsip logis saja, maka kepastian pengetahuan matematika dapat dikurangi dengan logika. Logika dianggap untuk memberikan landasan tertentu untuk kebenaran, terlepas dari upaya untuk memperluas logika, seperti Hukum Frege Kelima. Jadi jika dilakukan melalui, program logicist akan memberikan dasar-dasar logis tertentu untuk pengetahuan matematika, membangun kembali kepastian yang mutlak dalam matematika.

    Sebuah keprihatinan keberatan ketiga mungkin kepastian dan kehandalan dari dasar logika. Hal ini tergantung pada teruji dan, seperti yang akan dikatakan, asumsi beralasan. Jadi program logicist mengurangi kepastian pengetahuan matematika dengan logika gagal pada prinsipnya. Logika tidak memberikan dasar tertentu untuk pengetahuan matematika.

    C. Tokoh Aliran Filsafat Matematika Logisme

    1. B. Russel dan AN Whitehead

    Russell menemukan bahwa Basic Law V tidak konsisten. (disebut dengan paradox Russell).  Setelah frege meningggalkan ahli-ahli program logikanya, kemudian diteruskan oleh Russell dan Whitehead dengan menghubungkan paradoks “lingkaran setan” tersebut dan kemudian membangun apa yang mereka sebut dengan jenis teori yang bercabang (ramified type theory) untuk menanganinya. Dalam system ini, mereka akhirnya mampu membangun banyak matematika modern, tetapi bentuknya berubah dan kebanyakkan kompleks (sebagai contoh, ada bilangan asli yang berbeda dalam setiap jenis, dan banyak jenis yang tak hingga). Mereka juga telah membuat beberapa kompromi untuk mengembangkan begitu banyak matematika, seperti “axiom of reducibility”. Bahkan Russell mengatakan bahwa aksioma ini tidak benar-benar termasuk logika.

    2. Frege

    Penemu logisisme. Dalam tulisannya Die Grundgesetze der Arithmetik (Basic Laws of Arithmatic) ia membangun aritmetika dari suatu system logika dengan prinsip pemahaman yang umum, yang disebut “Basic Law V” (untuk konsep F dan G, perluasan dari F sama dengan perluasan G jika dan hanya jika untuk semua objek a, Fa jika dan hanya jika Ga), sebuah prinsip yang dapat diterima sebagai bagian dari logika.

    3. R. Carnap

    Memperkenalkan desertasi para ahli logika yang terdiri dari dua bagian:

    1. Konsep-konsep matematika dapat diturunkan dari konsep-konsep logika melalui definisi-definisi yang gambling/jelas
    2. Teorema-teorema matematika dapat diturunkan dari aksioma-aksioma logika melalui pengambilan kesimpulan murni.
    4. Bob Hale, Cripsin Wright, dan mungkin lainnya

    Kembali ke program yang lebih mendekati ke frege. Mereka telah meninggalkan mereka telah meninggalkan Basic Law V dan setuju terhadap prinsip-prinsip abstraksi seperti prinsip hume (banyaknya objek yang jatuh dibawah konsep F sama dengan banyaknya objek yang jatuh dibawah konsep G jika dan hanya jika extension dari F dan extension dari G dapat digolongkan ke dalam korespondensi satu-satu). Frege membutuhkan Basic Law V agar mampu memberikan definisi eksplisit dari bilangan, tetapi semua sifat-sifat bilangan dapat diturunkan dari hume. Hal ini tidak cukup untuk frege karena tidak meniadakan kemungkinan bahwa bilangan 3 sebetulnya adalah Julius Caesar.

    Whitehead dan Russel (1910-1913) mampu membuktikan pertama dari dua klaim melalui rantai definisi. Namun logicism terbentur pada klaim kedua. Matematika memerlukan aksioma non-logis seperti Aksioma Infinity (himpunan semua bilangan alami adalah tak terbatas) dan Aksioma Pilihan (produk Cartesian dari anggota non-set kosong itu sendiri tidak kosong).

    Russell sendiri menyatakan sebagai berikut. Tapi meskipun semua logis (atau matematika) proposisi dapat dinyatakan sepenuhnya dalam hal konstanta logis bersama-sama dengan variabel-variabel, bukan hal itu, sebaliknya, semua proposisi yang dapat dinyatakan dengan cara logis. Kami telah menemukan sejauh kriteria yang diperlukan tapi tidak memadai proposisi matematika. Kami telah cukup mendefinisikan karakter dari ide-ide primitif dalam hal mana semua ide-ide matematika dapat didefinisikan, tetapi tidak dari proposisi primitif dari mana semua proposisi matematika dapat disimpulkan ini adalah masalah yang lebih sulit, untuk yang belum diketahui jawaban sepenuhnya.

    Kita dapat mengambil aksioma infinity sebagai contoh proposisi yang meskipun dapat dikemukakan dalam hal logis, namun tidak dapat dinyatakan dengan logika untuk menjadi pembenaran. (Russell, 1919, halaman 202-3, penekanan asli)

    Jadi tidak semua teorema matematika dapat diturunkan dari aksioma-aksioma logika sendiri. Ini berarti bahwa aksioma matematika tidak eliminable mendukung logika tersebut. Teorema Matematika tergantung pada asumsiasumsi matematis yang tereduksi. Memang, sejumlah aksioma matematika yang penting adalah independen, dan baik mereka atau negasi mereka dapat diadopsi tanpa inkonsistensi (Cohen, 1966). Jadi klaim logicism kedua terbantahkan. Untuk mengatasi masalah ini Russell kembali ke versi yang lebih lemah dari logicism disebut ‘if-thenism’, yang mengklaim bahwa matematika murni terdiri dari laporan implikasi dari bentuk ‘A → T ‘.

    Menurut pandangan ini, seperti sebelumnya, kebenaran matematika yang didirikan sebagai dalil oleh buktibukti logis. Masing-masing teorema (T) menjadi akibat dalam pernyataan implikasi. Gabungan dari aksioma matematika (A) digunakan dalam buktian digabungkan ke dalam pernyataan implikasi sebagai pendahuluan (lihat Carnap, 1931). Jadi, semua asumsi matematika (A) yang tergantung pada teorema (T) sekarang dimasukkan ke dalam bentuk baru dari teorema (A – NT), menghindari kebutuhan aksioma matematika. Hal ini menimbulkan pengakuan bahwa matematika adalah system hypotheticodeductive, di mana konsekuensi dari aksioma-aksioma diasumsikan dieksplorasi, tanpa menegaskan kebenarannya. Sayangnya, perangkat ini juga mengarah pada kegagalan, karena tidak semua kebenaran matematika, seperti ‘aritmatika Peano konsisten,’ dapat disajikan dalam laporan ini dengan cara sebagai implikasi, Machover (1983) berpendapat. Keberatan kedua, yang memegang terlepas dari validitas dari dua klaim logicist, merupakan alasan utama penolakan terhadap formalisme. Ini adalah Teorema ketidak lengkapan Godel, yang menetapkan bahwa bukti deduktif tidak mencukupi untuk menunjukkan semua kebenaran matematis. Oleh karena itu keberhasilan pengurangan aksioma matematika untuk logika mereka masih tetap tidak cukup sebagai sumber dari semua kebenaran matematika.

  • Keberhasilan Revolusi Hijau dan Swasembada Pangan di Indonesia Era Orde Baru

    Salah satu keberhasilan pemerintahan Orde Baru adalah program Revolusi Hijau. Dengan munculnya Revolusi Hijau maka Indonesia telah mampu melaksanakan swasembada pangan sampai saat ini. Bahkan, Indonesia pernah mengirimkan bantuan pangan bagi negara negara luar. Nah mari kita bahas Revolusi Hijau secara mendalam.

    1. Pegertian Revolusi Hijau

    Revolusi Hijau adalah revolusi biji-bijian dari hasil penemuan-penemuan ilmiah berupa benih unggul baru dari berbagai varietas gandum, padi, dan jagung yang membuat hasil panen komoditas tersebut meningkat di negara-negara berkembang. Revolusi Hijau dilatarbelakangi oleh pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat di negara-negara berkembang. Hal ini membuat pemerintah berupaya untuk mengimbangi pertumbuhan jumlah penduduk dengan meningkatkan hasil pangan. Oleh karena itu yang di tempuh oleh pemerintahan Orde Baru adalah melakukan Revolusi Hijau di Indonesia.

      Perang Dunia II telah banyak menghancurkan lahan pertanian di Eropa. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka para pengusaha asal Amerika berupaya melakukan penelitian mengenai pengembangan hasil pertanian. Hal ini dilakukan agar dapat meningkatkan produksi dan varietas produk pertanian di dunia, khususnya Eropa. Salah satu hasilnya adalah Revolusi Hijau.

        Dengan melaksanakannya Revolusi Hijau, maka banyak negara-negara berkembang tidak perlu lagi mengantungkan impor makanan pokok dari negara-negara maju. Di negara maju sendiri program Revolusi Hijau telah dilakukan sebelum negara-negara berkembang memulainya. Program Revolusi Hijau ini sangat cocok bagi negara-negara yang beriklim agraris seperti di Indonesia, yang mana sektor pertanian menjadi mata pencaharian pokok bagi kebanyakan rakyat Indonesia.

        Dengan Revolusi Hijau tentu dapat mengatasi kasus-kasus kekurangan pangan yang ada, khususnya di negara berkembang yang tingkat pertumbuhannya begitu tinggi, sebaliknya pertumbuhan ekonominya rendah. Hal ini dimungkinkan karena program ini membutuhkan biaya yang tidak banyak, tetapi dengan hasil yang maksimal. Pada dasarnya, Program Revolusi Hijau bertujuan untuk memperoleh kuantitas dan kualitas hasil-hasil pertanian, diantaranya dengan cara perkawinan secara silang.

    2. Pelaksanaan Revolusi Hijau di Indonesia 

        Indonesia merupakan negara yang bercirikan agraris. Oleh karena itu, pertanian menjadi sektor yang sangat penting dalam upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal tersebut di dasari oleh:

    • Kebutuhan penduduk yang meningkat dengan cepat
    • Tingkat produksi pertanian yang masih sangat rendah.
    • Produksi pertanian belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan penduduk

      Berdasarkan kondisi tersebut, pemerintah Indonesia berupaya untuk meningkatkan produksi pertanian dengan berbagai cara, baik melalui usaha ekstensifikasi maupun intensifikasi pertanian. Ekstensifikasi pertanian dilakukan dengan cara memperluas areal pertanian. Sedangkan intensifikasi di bidang pertanian dilakukan dengan cara penyuluhan, penelitian, untuk pencarian bibit unggul. Berbagai macam penelitian yang dilakukan di Indonesia bertujuan untuk mendapatkan varietas tanaman pertanian yang unggul dan sesuai dengan kondisi alam di Indonesia.

        Di samping melakukan penelitian dengan penanaman varietas-varietas unggul, penelitian juga di ikuti dengan pengolahan lahan-lahan pertanian atau perluasan lahan pertanian. Perluasan lahan pertanian dilakukan dengan program pembukaan lahan-lahan baru yang di ikuti dengan program transmigrasi dari pulau-pulau yang padat ke pulau-pulau yang masih jarang penduduknya. Sejak tahun 1950, pemerintah Indonesia berupaya untuk memindahkan penduduk dari pulau Jawa ke daerah-daerah yang masih jarang penduduknya seperti pulau Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya (Papua). Pemindahan penduduk ini masih berlangsung hingga sekarang dan merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat, selain untuk meningkatkan produksi pertanian.

        Revolusi Hijau adalah proses keberhasilan dari teknologi pertanian dalam melakukan persilangan (breeding) antar jenis tanaman tertentu sehingga menghasilkan jenis tanaman unggul untuk meningkatkan produksi bahan pangan. Jenis tanaman unggul itu mempunyai ciri berumur pendek, memberikan hasil produksi berlipat ganda (dibandingkan dengan jenis tradisional), dan mudah beradaptasi dalam lingkungan apapun, asal memenuhi syarat, antara berikut:

    • Tersedia cukup air
    • Pemupukan teratur
    • Tersedia bahan kimia pemberantas hama dan penyakit
    • Tersedia bahan kimia pemberantas rerumputan pengganggu

        Revolusi Hijau dapat memberikan keuntungan bagi kehidupan umat manusia, tetapi juga dapat memberikan dampak negatif bagi kehidupan umat manusia. Keuntungan Revolusi Hijau bagi umat manusia adalah sebagai berikut:

    • Revolusi Hijau menyebabkan munculnya tanaman jenis unggul berumur pendek ssehingga intensitas penanaman pertahun menjadi bertambah (dari satu kali menjadi dua atau tiga kali per dua tahun). Akibatnya, tenaga kerja yang dibutuhkan lebih banyak. Demikian juga keharusan pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, akan menambah kebutuhan tenaga kerja.
    • Revolusi Hijau dapat meningkatkan pendapatan petani. Dengan paket teknologi, biaya produksi memang bertambah. Namun, tingkat produksi yang dihasilkannya akan memberikan sisa keuntungan jauh lebih besar daripada usaha pertanian tradisional.
    • Revolusi Hijau dapat merangsang kesadaran petani dan masyarakat pada umumnya akan pentingnya teknologi. Dalam hal ini, terkandung harapan bahwa dengan masuknya petani ke dalam arus utama kehidupan ekonomi, petani, dan masyarakat pada umumnya akan menjadi sejahtera.
    • Revolusi Hijau merangsang dinamika ekonomi masyarakat karena dengan hasil melimpah akan melahirkan pertumbuhan ekonomi yang meningkat pula di masyarakat. Hal ini sudah terjadi di beberapa negara, misalnya Indonesia.

    Revolusi di Indonesia diformulasikan dalam konsep Pancausaha Tani, yaitu:

    • Pemilihan dan penggunaan bibit unggul atau varietas unggul
    • Pemupukan yang teratur
    • Pengairan yang cukup
    • Pemberantasan hama secara intensif
    • Teknik penanaman yang lebih teratur

        Untuk meningkatkan produksi pangan dan produksi pertanian umumnya di lakukan dengan empat usaha pokok, yaitu sebagai berikut:

    • Intensifikasi pertanian, usaha meningkatkan produksi pertanian dengan menerapkan Pancausaha Tani
    • Ekstensifikasi petanian, usaha meningkatkan produksi pertanian dengan membuka lahan baru termasuk usaha penangkapan ikan dan penanaman rumput untuk makanan ternak.
    • Diversifikasi pertanian, usaha meningkatkan produksi pertanian dengan keanekaragaman usaha tani
    • Rehabilitasi pertanian, usaha meningkatkan produksi pertanian dengan pemulihan kemampuan daya produktivitas sumber daya pertanian yang sudah kritis.

        Dampak negatif menculnya Revolusi Hijau bagi para petani Indonesia, antara lain sebagai berikut:

    • Sistem bagi hasil mengalami perubahan. Sistem panen bersama-sama pada masa sebelumnya mulai di geser dengan sistem upah. Pembeli memborong seluruh hasil dan biasanya menggunakan sedikit tenaga kerja. Akibatnya, kesempatan kerja di pedesaan menjadi berkurang
    • Pengaruh ekonomi uang di dalam berbagai hubungan sosial di daerah pedesaan makin kuat
    • Ketergantungan terhadap pupuk kimia dan zat kimia pembasmi hama juga berdampak pada tingginya biaya produksi yang harus di tanggung petani
    • Peningkatan produksi pangan tidak diikuti oleh pendapatan petani secara keseluruhan karena penggunaan teknologi modern hanya dirasakan oleh petani kaya.

        Pelaksanaan Revolusi Hijau di Indonesia mengalami pasang surut. Hal ini di karenakan faktor ekologi alam yang sering mengalami perubahan. Pasang surut ini secara langsung mempengaruhi produksi pangan dalam negeri. Misalnya pada tahun 1972, Indonesia terancam puso karena mengalami musim kemarau yang bekepanjangan. 

        Hal ini mendorong pemerintah untuk melakukan perubahan. Pada tahun 1984, pemerintah mulai menggalakkan program intensifikasi pertanian. Hasilnya, produksi pangan mengalami kenaikan. Bahkan, Indonesia berhasil mencapai swasembada beras dan menghentikan impor dari negeri luar. Padahal, pada tahun 1977 dan 1979, Indonesia merupakan negara pengimpor beras terbesar di dunia.

        Keberhasilan palaksanaan Revolusi Hijau sangat mengembirakan kehidupan para petani. Para petani dapat meningkatkan hasil produksi pertaniannya. Daerah-daerah yang sebelumnya memproduksi hasil pertanian secara terbatas, kini dapat menikmati hasil yang lebih baik berkat adanya program Revolusi Hijau. Kekurangan bahan pangan yang selama ini dialami bangsa Indonesia telah berhasil diatasi. 

        Bahkan ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi sehingga hampir semua sektor ekonomi mengalami kelumpuhan, sektor pertanianlah yang menjadi pilar penyangga pertumbuhan ekonomi sehingga cukup banyak pengusaha yang beralih ke sektor agrobisnis. Keberhasilan Indonesia dalam swasembada pangan ini dibuktikan dengan adanya penghargaan dari FAO (Food and Agricultuur Organization) pada tahun 1988.

  • Penjelasan Lengkap Gerbang Logika Disertai Aturan dan Ekspresi Boolean

    Gerbang Logika

    Gerbang logika adalah dasar dari sistem elektronika digital yang berfungsi untuk mengubah input menjadi sebuah sinyal output yang logis. Gerbang logika memiliki 7 jenis gerbang logika, adalah sebagai berikut :

    1. AND

    adalah apabila semua atau salah satu input merupakan bilangan biner berlogika 0, maka output akan menjadi 0. Sedangkan jika semua input adalah bilangan biner berlogika 1, maka output akan berlogika 1

    Gambar : Simbol Logika dan Tabel AND

    2. OR 

    adalah apabila semua atau salah satu input merupakan bilangan biner berlogika 1, maka output akan menjadi 1. Sedangkan jika input adalah bilangan biner yang berlogika 0, maka outputnya akan berlogika 0

    Logika OR

    Gambar : Simbol Logika dan Tabel OR

    3. NOT

    fungsi gerbang NOT adalah sebagai inverter atau pembalik, dimana nilai outputnya akan berlawanan dengan inputnya. Jika bilangan biner inputannya bernilai 1, maka nilai outputnya akan bernilai 0. Begitu juga sebaliknya

    Logika NOT

    Gambar : Simbol Logika dan Tabel NOT

    4. NAND

    adalah gabungan dari logika AND dan NOT, yang berarti outputan NAND adalah hasil logika AND yang di-NOT-kan. Sehingga apabila semua atau salah satu input bilangan biner berlogika 0, maka outputnya akan berlogika 1. Sedangkan jika semua input adalah bilangan biner berlogika 1, maka output akan berlogika 0.

    Logika NAND

    Gerbang : Simbol Logika dan Tabel NAND

    5. NOR

    adalah gabungan logika OR dan NOT apabila semua atau salah satu input bilangan biner berlogika 1, maka outputnya akan berlogika 0. Sedangkan jika semua input adalah bilangan biner berlogika 0, maka outputnya berlogika 1.

    Logika  NOR

    Gambar : Simbol Logika dan Tabel NOR

    6. XOR

    adalah apabila input berbeda (contoh ; input A=1, input B=0) maka output akan berlogika 1. Sedangkan jika input adalah sama, maka output akan berlogika 0.

    Logika XOR

    Gambar : Simbol Logika dan Tabel XOR

    7. Gerbang logika XNOR

    apabila input berbeda (contoh; input A=1, input B=0) maka ouput akan berlogika 0. Sedangkan jika input adalah sama, maka output akan berlogika 1.

    Logika XNOR

    Gambar : Simbol Logika dan Tabel XNOR

    Aturan Boolean

    Aturan Boolean atau Aljabar Boolean digunakan untuk menganalisa dan menyederhanakan sirkuit logika digital. Aljabar Boolean hanya digunakan angka biner 1 dan 0 yang disebut juga Aljabar Biner atau Aljabar logika. Aturan Boolean diciptakan oleh Goerge Boole pada tahun 1854.

    Berikut ini aturan penting dalam Aljabar Boolean :

    • Variabel yang digunakan hanya memiliki dua nilai. Biner 1 untuk ON/HIGH dan Biner 0 untuk OFF/LOW
    • Komplemen atau not dari suatu variable diwakili oleh sebuah strip di atas (-) diatas variable. Dimana komplemen dari variable Y diwakili, jika Y’ = 1 maka, Y = 0 dan jika Y = 1 maka Y’ = 0.
    • Variabel OR diwakili oleh (+) diantara variable. Contoh variable O; X, Y, Z diwakili X+Y+Z
    • Logika AND pada variable dua atau lebih diwakili dengan menuliskan titik diantara variable, seperti variable X.Y.Z terkadang tidak diberi titik, hanya XYZ

    Seperti yang dilampirkan pada Tabel berikut :

    Tabel Aturan Boolean

    Gambar : Tabel Aturan Boolean

    Pembuktian untuk Aturan Distributive :

    X. (Y+Z) = (X.Y) + (X.Y)

    Pembuktian :

    X + (Y.Z) = X.1 + Y.Z (karena, X.1 = X)
    = X.(1+Y) + Y.Z (Karena, Y+1 = 1)
    = X.1 + XY + YZ
    = X.(1+Z) + XY + YZ (karena, X.X = 1 = X)
    = X.(X+Z) + Y.(X+Z)
    =(X+Y).(X+Y)

    Tabel Aturan Boolean

    Gambar : Tabel Pembuktian Aturan Distributive

    Gerbang Logika Aturan Distributive

    Gambar : Gerbang Logika Aturan Distributive

    Dan Terbukti Aturan Aljabar Boolean Distributive adalah benar.

    2 Contoh Penerapan aturan Boolean

    Penyelesaian 1.

    Gambar : Tabel Kebenaran Sebelum diselesaikan

    Gambar : Gerbang Logika sebelum disedernakan 

    Penyederhanaan persamaan menggunakan aturan aljabar Boolean ;

    Gambar : Tabel Kebenaran Setelah disederhanakan

    Gambar : Gerbang Logika Setelah disederhanakan

    Penjelesan 2.

    Gambar : Tabel Kebenaran sebelum disederhanakan

    Gambar : Gerbang Logika Sebelum disederhanakan


    Penyederhanaan persamaan menggunakan aturan Aljabar Boolean

    Gambar : Tabel kebenaran Setelah disederhanakan

    Gambar : Gerbang Logika setelah disederhanakan

    Teori De Morgan

    Pernyataan “ Jika dan hanya jika semua masukan adalah benar (1), maka keluarannya adalah benar (1)”. Secara logika ekiuvalen dengan pernyataan “jika salah satu saja dari masukannya berlogika 0, maka outputnya 0”. Aljabar Boolean sebagai aljabar logika mempunyai banyak aturan atau teori. Salah satu teori yang sangat berguna adalah teori De Morgan. Dengan teori ini, memungkinkan kita dapat mengubah secara bolak balik dengan mudah dari bentuk pernyataan Boolean. Teori ini di sebut juga dapat digunakan untuk menghilangkan tanda strip (tanda komplemen) diatas beberapa variable.

    Macam macam ekpresi Boolean

    POS (marxterm) ; merupakan perkalian dari hasil penjumlahan Product of sum adalah metode untuk menentukan ekpresi Boolean atau gerbang logika yang sudah di ketahui tabel kebenarannya. Caranya adalah dengan menyatukan gerbang (product /AND) yang merupakan hasil dari penjumlahan (sum/OR) berbalikan dari metode Sum of product (SOP).

    Contoh ; Diketahui tabel kebenaran dengan input A,B, dan C. maka tentukan ekpresi Boolean dan gerbang logikanya.

    Gambar : Tabel Input A B dan C


    Jawab :

    1. Untuk menentukan ekspresi Boolean, kita soroti output tabel kebenaran yang mempunyai nilai output 0. Maka ekspresi Boolean dengan metode POS adalah dengan menjumlahkan (SUM/OR) terlebih dahulu, selanjutnya baru dikalikan (Product / AND. Sebelum dijumlahkan, nilai logika inputnya harus bernilai 0, apabila bernilai 1, maka diinversekan terlebih dahulu. Dan ini adalah ekspresi Boolean pada tabel kebenaran di atas. Y = (invA+B+C).(invA+invB+invC)

    2. Untuk gerbang logika, kita dapat menentukannya dari ekspresi Boolean yang telah didapat, berikut adalah gerbang logikanya

    Gambar : Ekspresi Boleean yang telah didapat

    SOP (minterm) ; Merupakan hasil penjumlahan dari hasil perkalian. Sum of product adalah metode untuk menentukan ekspresi Boolean atau gerbang logika yang sudah diketahui kebenarannya. Caranya adalah dengan menyatukan gerbang (sum/OR) yang merupakan hasil dari perkalian (product /AND)

    Contoh ; Diketahui tabel kebenaran dengan input A, B, dan C. maka tentukanlah ekspresi Boolean dan gerbang logikanya.

    Gambar : Input A B dan C

    Jawab :

    1. untuk menentukan ekspresi Boolean, kita aoroti output tabel kebenaran yang mempunyai nilai output 1. Maka ekspresi Boolean dengan metode SOP adalah dengan mengalikan (product /AND) terlebih dahulu, selanjutnya baru di jumlahkan (SUM/OR). Sebelum dikalikan, nilai logika input harus bernilai 1, apabila bernilai 0, maka diinversekan terlebih dahulu. Dan ini adalah ekspresi Boolean pada tabel kebenaran di atas Y = (invA.invB.C) + (A.B.C)

    2. untuk gerbang logika, kita dapat menentukannya dari ekspresi Boolean yang telah didapat, berikut adalah gerbang logikanya

    Gambar : Ekpresi Boolean yang telah didapat

    Teori K Map

    Karnaugh Map atau K-Map adalah suatu teknik penyederhanaan fungsi logika dengan cara pemetaan. K-map terdiri dari kotak kotak yang jumlahnya terdiri dari jumlah variable dan fungsi logika atau jumlah inputan dar rangkaian logika yang sedang kita hitung.

    Rumus untuk menentukan jumblah kotak pada K-Map adalah 2^n yang mana N adalah banyaknya variable.
    Langkah pemetaan K-map secara umum ;

    menyusun aljabar Boolean terlebih dahulu
    menggambar rangkaian digital
    membuat tabel kebenaran
    merumuskan tabel kebenaran
    lalu memasukkan rumus tabel kebenaran ke k-map (kotak-kotak) Contoh penyederhanaan 2 variabel


    Penyelesaian ;

    Yang dapat disederhanakan dalam k-map hanya 2 atau kelipatan 2 dari kotak yang berdempetan dan sedangkan jika seperti kotak diatas maka penyederhanaannya :

    Karena kolom ber angka 1 dan bari ber angka 1 memenuhi setiap garisnya, maka dapat disimpulkan kalau

    Maka K-mapnya adalah AB/BA.

    Begitulah penjelasan dari Gerbang Logika disertai Aturan dan Ekspresi Boolean

  • Makalah Etika dan Profesi Guru Terhadap Diri Sendiri, Rekan Sejawat, Peserta Didik, Wali, Orang Tua Peserta Didik dan Masyarakat

    Etika dan Profesi Guru Terhadap Diri Sendiri, Rekan Sejawat, Peserta Didik, Wali, Orang Tua Peserta Didik dan Masyarakat

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Guru merupakan sosok sentral dalam pendidikan. Dengan guru maka peserta didik mampu mendapatkan hal baru yang dapat membantunya untuk bisa bertahan dalam persaingan kehidupan ini. Adanya guru tentu saja sangat berperan dalam perkembangan pendidikan yang ada. Selain itu, tentu saja semua perilaku yang ada dalam diri seorang guru menjadi contoh bagi muridnya. Disisi lain, seorang guru itu sendiri juga harus memiliki etika demi mewujudkan dan meningkatkan profesionalismenya sebagai guru. Karena guru merupakan suatu profesi yang harus dibanggakan.

    Guru dalam pandangan masyarakat juga merupakan sosok yang luar biasa berpengaruh. Karena menurut masyarakat guru merupakan sosok yang mampu membuat perubahan dan perbaikan bagi kondisi masyarakat yang ada. Selain pada masyarakat, tentu seorang guru sangat diperlukan pula bagi para wali peserta didik, sebab para wali peserta didik tersebut sudah mempercayakan kepada seorang guru agar mampu mendidik, mengajar, dan membimbing anaknya. Bukan hanya sampai disitu, guru disini juga harus memiliki etika terhadap para rekan sejawatnya, karena guru ini akan berkumpul dengan rekan-rekan sesama guru dalam mendidik, mengajar, dan membimbing para muridnya. Karena sangat pentingnya kedudukan guru disini, tentu untuk menjaga hubungan tersebut diperlukanlah etika guru itu sendiri. Maka, untuk mengetahui lebih jelas terkait etika guru, di dalam makalah ini penulis akan sedikit mengulasnya.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana etika guru terhadap dirinya sendiri?
    2. Bagaimana etika guru terhadap rekan sejawatnya?
    3. Bagaimana etika guru terhadap peserta didik?
    4. Bagaimana etika guru terhadap wali peserta didik?
    5. Bagaimana etika guru terhadap masyarakat?

    Bab II. Pembahasan

    A. Etika Guru Terhadap Dirinya Sendiri

    1. Guru harus berwibawa, tenang, khusyu’ serta memiliki keuletan agar para anak didik tidak merasa malas dan bosan.
    2. Guru harus memiliki kesiapan alami (fitrah) untuk menjalani profesi mengajar, seperti pemikiran yang lurus, berpandangan jauh ke depan, cepat tanggap dan dapat mengambil tindakan yang tepat pada saat-saat kritis agar guru berhasil menjalankan tugasnya serta mempunyai kemauan yang kuat.[1]
    3. Berusaha untuk selalu bersyukur

    Kita wajib bersyukur atas karunia yang diberikan Tuhan kepada kita. Walaupun nampaknya rejeki yang kita terima tidak mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, tetapi kalau kita mau bersyukur Insya Allah akan cukup juga. Dengan bersyukur Tuhan akan menambah rezeki kita dari arah yang tak disangka-sangka.

    Bersyukur merupakan kewajiban bagi hamba Tuhan yang beriman. Kita semua sudah mafhum akan janji Tuhan di dalam satu firman-Nya bahwa barangsiapa mau bersyukur Tuhan akan menambah rezekinya, tetapi barangsiapa kufur maka siksa Tuhan sungguh sangat pedih.

    Profesi guru memang bukan profesi yang sangat menjanjikan. Bahkan mungkin kalah pamor dengan profesi lain meskipun sama-sama pegawai negerinya. Menjadi guru mungkin alternatif terakhir ketika semua pintu profesi telah tertutup rapat. Atau menjadi batu loncatan untuk menemukan profesi lain yang lebih prestisius. Meskipun kita tahu banyak juga yang berniat menjadi guru karena panggilan hati.

    4.         Berusaha untuk mengolah rasa kecewa

    Tak selamanya kita menghadapi kondisi yang menyenangkan, begitulah kehidupan ini. Kadang-kadang berada diatas, kadang di bawah. Kehidupan memiliki dua kutub ekstrim; senang susah, siang malam, sukses gagal dan sebagainya. Sebagai manusia beriman kita harus selalu menerima takdir Tuhan berapapun pedihnya.

    Bahagia dan kecewa itu ditentukan oleh kita sendiri, bukan oleh orang lain. Biarpun orang lain selalu mengecewakan kita tapi jika kita selalu menanggapinya dengan lapang dada kita tidak mungkin larut dalam kekecewaan. Sumber bahagia dan kecewa itu sama, kitalah yang membuatnya menjadi bahagia atau kecewa.

    5.         Berusaha menyikapi perubahan secara positif

    Dengan berpikir positif kita dapat memperoleh kesempatan untuk memenangkan perubahan. Pandanglah perubahan dengan apa adanya, dengan pandangan obyektif dan jujur. Biarkan perubahan terjadi dengan sendirinya, tampil seutuhnya di hadapan kita. Terimalah apa adanya baik buruknya, karena setiap sesuatu pasti ada baik buruknya.

    6.         Mengatur rezeki yang diterima dengan baik

    Kita pasti sering mengeluh karena rezeki yang kita terima jauh lebih kecil dari yang kita butuhkan. Kita berharap bisa menyisihkan sebagian rezeki yang kita terima untuk ditabung, tetapi tiba-tiba anak sakit. Bukannya bisa menabung, malah kita terpaksa berutang kepada teman. Sudah terbayang di depan mata gaji bulan depan terpotong untuk membayar hutang.

    Jalan satu-satunya adalah mengelola rezeki yang kita terima dengan sebaik-baiknya. Dalam hidup ini kita harus memiliki skala prioritas, mana kebutuhan yang menurut kita paling penting dan mendesak dan mana yang kurang penting dan tidak mendesak. Kita harus terbiasa mendahulukan yang penting dan mendesak daripada yang tidak penting dan tidak mendesak.[5]

    7.         Menghindari hutang atau kredit

    Hutang seakan-akan telah menjadi kebutuhan, rasanya semakin sulit manusia melepaskan dirinya dari hutang. Hal ini juga menandakan bahwa kebutuhan manusia semakin menumpuk, apa yang dulu merupakan keinginan sekarang berubah menjadi kebutuhan. Listrik misalnya sekarang telah menjadi kebutuhan pokok. Manusia merasa kesulitan hidup tanpa listrik.

    Karena itu marilah kita sama-sama belajar untuk hidup hemat, hidup dengan hanya apa yang kita miliki. Tidak perlu ngoyo atau memaksa diri sendiri memiliki sesuatu yang tidak mampu kita beli. Sebab, kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan dan rasanya kita tidak pernah bisa mempersiapkan diri sepenuhnya. Tapi dengan hidup apa adanya kita akan dapat menjalani hidup ini dengan lebih enteng.[6]

    8.         Berusaha untuk tidak egois

    Ego harus kita terima sebagai sesuatu yang dikaruniakan Tuhan kepada hamba-Nya. Dengan sifatnya egoistis manusia bisa mempertahankan diri dari kesulitan yang menerima hidupnya. Apabila manusia tidak memiliki ego maka ia akan bersikap pasrah walaupun ada orang lain yang memukulinya. Ego membuat manusia berusaha melawan untuk mempertahankan dirinya.

    Kendati demikian kita tidak boleh berbuat sewenang-wenang kepada orang lain dengan alasan ego. Inilah yang dinamakan ego pribadi. Setiap orang memiliki ego pribadi, tetapi ego pribadi ini akan melebur menjadi ego bersama ketika antar pribadi memasuki arena pergaulan. Disini tidak berlaku lagi ego pribadi, karena kita harus mengedepankan ego bersama atau lebih populer dengan istilah kepentingan bersama.

    B. Etika Guru Terhadap Rekan Sejawat

    1. Dalam bergaul dengan sesama guru hendaknya bersifat terus terang, jujur dan terbuka.
    2. Diantara sesama guru hendaknya selalu ada kesediaan untuk saling memberi saran, nasehat dalam rangka melaksanakan jabatan masing-masing.
    3. Di dalam menunaikan tugas dan memecahkan persoalan bersama hendaknya saling tolong menolong dan penuh toleransi.
    4. Guru hendaknya tidak saling menggunjing sesama guru.
    5. Mengenal dan memahami kepribadian.
    6. Menjalin komunikasi.
    7. Melakukan persaingan sehat.
    8. Suka berdiskusi dan bermusyawarah.

    C. Etika Guru Terhadap Peserta Didik

    Akhlak guru yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas menghadapi para siswa telah dikemukakan oleh para ahli pendidikan. Ibn Jama’ah misalnya, menyebutkan bahwa seorang guru dalam menghadapi muridnya hendaknya:

    1. Bertujuan mengharapkan keridhaan Allah SWT. menyebarkan ilmu dan menghidupkan syariat Islam.
    2. Memiliki niat yang baik.
    3. Menyukai ilmu dan mengamalkannya.
    4. Menghormati kepribadian para pelajar pada saat pelajar tersebut salah atau lupa, karena guru sendiri terkadang lupa.
    5. Memberikan peluang terhadap pelajar yang menunjukkan kecerdasan dan keunggulan.
    6. Memberikan pemahaman menurut kadar kesanggupan murid-muridnya.
    7. Mendahulukan pemberian pujian daripada hukuman.
    8. Menghormati muridnya.
    9. Memberikan motivasi kepada para siswa agar giat belajar.
    10. Memperlakukan para siswa secara adil dan tidak pilih kasih.
    11. Memberikan bantuan kepada para siswa sesuai dengan tingkat kesanggupannya.
    12. Bersikap tawadhu’ (rendah hati) kepada para pelajar antara lain dengan menyebut namanya yang baik dan sesuatu yang menyenangkan hati.

    Sementara itu al-Imam Muhyidin Yahya bin Syarf al-Nawawi, menyatakan bahwa seorang guru ketika mengajar hendaknya berniat untuk memperoleh keridhaan-Nya dan jangan menjadikannya sebagai perantara untuk mendapatkan kemewahan duniawi, melainkan yang harus ditanamkan dalam benaknya adalah untuk beribadah. Untuk itu, maka diperlukan niat yang baik, walaupun masalah ini terhitung cukup berat, terutama bagi orang yang pertama kali melaksanakan tugas mengajar. Selain itu, ia juga harus menunjukkan kecintaan kepada ilmu pengetahuan dengan cara mengingat manfaat dan keutamaan ilmu dan para ulama’ sebagai pewaris Nabi. Selanjutnya sikap tersebut dibarengi dengan senantiasa menunjukkan kebaikan pada dirinya dan putra-putranya dengan bersikap lembut, sungguh-sungguh memperbaiki budi pekertinya, bersikap sabar dalam menghadapi percobaan dan perlakuan yang kurang menyenangkan dari murid-muridnya dengan cara melibatkan diri ke dalam perlakuan baik. Hal yang berikutnya yang perlu dilakukan guru adalah menanyakan muridnya yang tidak hadir, berupaya memperluas pemahamannya, memberikan nilai manfaat kepadanya, berupaya memberikan pemahaman sesuai dengan tingkat kecerdasannya, serta tidak memberikan tugas yang terlalu ringan.

    Selanjutnya Ibn Khaldunberpendapat bahwa seorang guru harus mengajar secara bertahap, mengulang-ulang sesuai dengan pokok bahasan dan kesanggupan murid, tidak memaksakan atau membunuh daya nalar siswa, tidak berpindah satu topik ke topik yang lain sebelum topik pertama dikuasai, tidak memandang kelupaan sebagai suatu aib, tetapi agar mengatasinya dengan jalan mengulang, jangan bersikap keras terhadap murid, mendekatkan murid pada pencapaian tujuan, memperlihatkan tingkat kesanggupan murid dan menolongnya agar murid tersebut mampu memahami pelajaran.

    Dalam kaitannya dengan etika yang wajib dilaksanakan Guru terhadap muridnya, Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya ulum al-din menyatakan sebagai berikut:

    1. Seorang guru harus menaruh rasa kasih sayang terhadap murid-muridnya dan memperlakukan mereka seperti perlakuan mereka terhadap anaknya sendiri.
    2. Tidak mengharapkan balas jasa atau ucapan terima kasih, tetapi dengan mengajar itu ia bermaksud mencari keridhaan Allah SWT. dan mendekatkan diri kepada-Nya.
    3. Mencegah murid dari sesuatu akhlak yang tidak baik dengan jalan sindiran, jika mungkin dan jangan dengan terus terang, dengan jalan terus halus dan jangan mencela.
    4. Supaya diperhatikan tingkat akal pikiran anak-anak dan berbicara dengan mereka menurut kadar akalnya dan jangan disampaikan sesuatu yang melebihi tingkat tangkapannya agar ia tidak lari dari pelajaran, ringkasnya berbicaralah dengan bahasa mereka.
    5. Seorang guru garus mengamalkan ilmunya dan jangan berlain kata dengan perbuatannya. 

    Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa sosok guru yang ideal adalah guru yang memiliki motivasi mengajar yang tulus, yaitu ikhlas dalam mengamalkan ilmunya, bertindak sebagai orang tua yang penuh kasih sayang kepada anaknya, mampu menggali potensi yang dimiliki para siswa, bersikap terbuka dan demokratis untuk menerima dan menghargai pendapat para siswanya, dapat bekerjasama dengan para siswa dalam memecahkan masalah, dan ia menjadi tipe ideal atau idola bagi siswanya, sehingga siswa itu mengikuti perbuatan baik yang dilakukan gurunya menuju jalan akhirat.

    Disini terlihat bahwa pada akhirnya para siswa dibimbing menuju taqarrub kepada Allah SWT, atau berbagai upaya yang dilakukan oleh guru terhadap siswanya dalam mengajar pada akhirnya harus dapat membawa siswa menuju ke akhirat Allah SWT. Demikian pula sikap guru yang berniat ikhlas, tidak mengharapkan imbalan, berakhlak mulia, mengamalkan ilmu yang diajarkan-Nya dan menjadi panutan serta mengajar pada jalan Allah SWT., adalah merupakan nilai-nilai ajaran tasawuf, yaitu tentang zuhud, qana’ah, tawakkal, ikhlas, dan ridha.

    D. Etika Guru Terhadap Wali Peserta Didik

    Sekolah dalam melaksanakan pendidikan kepada anak-anak harus mengadakan kerjasama dengan orangtua mereka. Dengan adanya kerjasama, orangtua akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam hal mendidik anak-anaknya, sebaliknya para guru dapat pula memperoleh keterangan-keterangan dari orangtua tentang kehidupan dan sifat-sifat anak-anaknya. Keterangan-keterangan orangtua itu sangat besar gunanya bagi guru dalam memberikan pelajaran dan pendidikan terhadap siswanya, juga merupakan informasi bagi guru tentang keadaan alam sekitar tempat siswa-siswanya dibesarkan. 

    Adapun hubungan guru dengan orangtua siswa adalah sebagai berikut:

    1. Guru hendaknya selalu mengadakan hubungan timbal balik dengan orangtua/wali siswa, dalam rangka kerjasama untuk memecahkan persoalan-persoalan di sekolah dan pribadi anak.
    2. Segala kesalahpahaman yang terjadi antara guru dan orangtua/wali siswa, hendaknya diselesaikan secara musyawarah dan mufakat. 
    3. Guru berusaha membina hubungan kerja sama yang efektif dan efisien dengan orang tua/wali siswa dalam melaksanakan proses pendidikan.
    4. Guru memberikan informasi kepada orangtua/wali secara jujur dan objektif mengenai perkembangan siswa.
    5. Guru merahasiakan informasi setiap siswa kepada orang lain yang bukan orangtua/walinya.
    6. Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan berpartisipasi dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
    7. Guru berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa mengenai kondisi dan kemajuan siswa dan proses kependidikan pada umumnya.
    8. Guru menjunjung tinggi hak orangtua/wali siswa untuk berkonsultasi dengannya berkaitan dengan kesejahteraan, kemajuan, dan cita-cita anak-anak akan pendidikan.
    9. Guru tidak boleh melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan orangtua/wali untuk memperoleh keuntungan-keuntungan pribadi.

    E. Etika Guru Terhadap Masyarakat

    Sekolah berada ditengah-tengah masyarakat berfungsi menjaga kelestarian nilai-nilai yang positif yang ada dalam masyarakat, agar perwarisan nilai-nilai masyarakat itu berlangsung dengan baik dan sekolah sebagai lembaga yang dapat mendorong perubahan nilai dan tradisi itu sesuai dengan kemajuan dan tuntutan kehidupan serta pembangunan oleh sebab itu diperlukan saling pemahaman antara sekolah dan masyarakat. Adapun etika guru terhadap masyarakat adalah:

    1. Guru hendaknya selalu berusaha berpartisipasi terhadap lembaga serta organisasi-organisasi di dalam masyarakat yang berhubungan dengan usaha pendidikan, sebab pada hakekatnya pendidikan itu merupakan tugas pembangunan masyarakat dan kemanusiaan.
    2. Guru hendaknya melayani dan membantu memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat sesuai fungsi dan kemampuannya.
    3. Guru hendaknya menghormati dan menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan masyarakat dengan sikap membangun.
    4. Guru menjalin komunikasi dan kerja sama yang harmonis, efektif, dan efisien dengan masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan.
    5. Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan dan pembelajaran.
    6. Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.
    7. Guru bekerja sama secara arif dengan masyarakat untuk meningkatkan prestise dan martabat profesinya.
    8. Guru melakukan semua usaha untuk bersama-sama dengan masyarakat berperan aktif dalam pendidikan dan meningkatkan kesejahteraan siswanya.
    9. Guru memberikan pandangan profesional, menjunjung tinggi nilai-nilai agama, hukum, moral, dan kemanusiaan dalam berhubungan dengan masyarakat.
    10. Guru tidak boleh membocorkan rahasia sejawat dan siswanya kepada masyarakat.
    11. Guru tidak boleh menampilkan diri secara eksklusif dalam kehidupan masyarakat. 
    12. Menjadi teladan bagi masyarakat

    Hendaknya kita menyadari bahwa tugas dan kewajiban untuk mendidik bangsa tidak sebatas lingkungan sekolah saja. Secara moral tugas dan kewajiban itu kita bawa selamanya ke manapun kita pergi. Tidak berarti usai bel berakhir berdentang usai segalanya. Justru kita sedang memasuki tugas dan kewajiban baru di tengah-tengah masyarakat.

    Kalau di depan anak didik kita harus bisa menampilkan sikap dan perilaku yang patut diteladani, begitu pula di tengah-tengah masyarakat. Keteladanan itu merupakan kunci membuka diri kita agar bisa diterima dengan baik oleh masyarakat. Di sisi lain kita harus menyadari bahwa keteladanan itu merupakan dambaan masyarakat. Mereka selalu berharap guru berperan lebih nyata di tengah masyarakat.

    13.  Memiliki sifat andap asor

    Kita lebih mudah diterima oleh masyarakat apabila memiliki sifat apabila kita menampilkan sikap dan perilaku yang andap asor. Berendah hati itu akan selalu membawa keberuntungan, masyarakat menyukai pribadi-pribadi yang berendah hati. Berendah hatilah karena itulah yang seharusnya kita lakukan.

    Belajarlah pada tanaman padi, semakin berisi semakin tunduk. Sadarlah bahwa ketika masyarakat melihat sosok seorang guru citra yang melekat padanya adalah sosok yang berilmu. Orang yang tinggi ilmunya akan berusaha menyembunyikan ilmunya dalam-dalam sehingga sikap dan perilakunya andap asor. Sebaliknya orang yang ilmunya hanya seujung kuku alias cethek biasanya suka memamerkan diri.

    14.  Mau bergaul dengan masyarakat

    Manusia adalah makhluk sosial, kita semua tahu, kita semua saling membutuhkan, tidak mungkin seorang manusia mencukupi kebutuhan hidupnya tanpa bantuan orang lain. Sebagai makhluk sosial, interaksi antar sesama menjadi kebutuhan mutlak, walaupun setiap manusia memiliki ego, namun pada saat-saat tertentu ego harus ditinggalkan.

    Semua guru yang baik semestinya pandai bergaul, ia tidak boleh menutup diri seolah-olah tidak membutuhkan masyarakat sekitarnya. Ia harus mau srawung dengan masyarakat sekitarnya, karena dirinya merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri. Boleh-boleh saja ia menjaga privasinya, namun hendaknya tidak bertentangan dengan kepentingan masyarakat.

    Ia akan membaurkann dirinya ke tengah-tengah masyarakat. Ia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakatnya. Seorang guru yang menyadari bahwa dirinya dibutuhkan untuk berperan, tidak akan melarikan dari kewajiban moralnya. Justru di tengah-tengah masyarakat itulah ia bisa menampilkan dirinya secara utuh, secara moral ia tetap seorang guru di luar lingkup sekolah.

    Rasanya kurang etis jika ada guru yang tidak mau bergaul dengan masyarakat sekitarnya. Padahal sebagai seorang guru harusnya bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik di tengah masyarakatnya, tidak malah mementingkan dirinya sendiri dengan tidak mau tahu kebutuhan masyarakatnya. Ada perasaan kurang pas jika ada guru yang bersikap individualistis.

    15.  Tidak suka pamer

    Ditengah-tengah masyarakat yang menjunjung tinggi perbedaan, sikap pamer merupakan perilaku yang kurang terpuji. Pamer hanya akan menciptakan situasi yang tidak diinginkan, tidak ada orang yang suka kepada orang yang suka memamerkan diri secara berlebihan.

    Sifat pamer sebenarnya menunjukkan bahwa yang bersangkutan tidak memiliki rasa percaya diri. Disamping itu sikap pamer menunjukkan yang bersangkutan ingin diakui lebih hebat dari orang lain. Ia tidak mau ada orang lain yang mengalahkan dirinya baik soal kepandaian, kekayaan, pangkat, dan sebagainya. Orang yang suka pamer membuktikan bahwa dirinya kurang pandai menempatkan dirinya di tengah-tengah masyarakat. Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, kiranya ini sudah cukup untuk menangkal setiap keinginan kita untuk memamerkan diri.

    16.  Peduli terhadap acara lingkungan

    Berbicara tentang kepedulian, harus kita akui bahwa para guru memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungannya. Banyak sekali bapak guru kita yang menjadi tokoh terpandang di tengah masyarakat karena kepeduliannya yang tinggi terhadap lingkungan.

    Semua itu membuktikan bahwa para pendidik kita masih menjadi tumpuan masa depan bangsa. Di pundak merekalah kita berharap banyak, mereka memikul tanggung jawab besar dibanding dengan tingkat kesejahteraannya. Kita (yang bukan guru) seharusnya memiliki kekaguman dan rasa malu karena jerih payah mereka selama ini yang tak kenal keluh kesah.

    17.  Tidak pelit demi kepentingan lingkungan

    Pelit, kikir atau medit termasuk perilaku yang tercela. Orang yang dihatinya masih tumbuh bibit-bibit kepelitan akan susah bergaul dengan masyarakat luas, sebab orang yang pelit akan dijauhi. Orang yang pelit juga mencerminkan bahwa yang bersangkutan hanya mau seenaknya sendiri tanpa mau memikirkan kepentingan orang lain.

    Banyak orang yang tidak memahami bahwa jika dirinya pelit sebenarnya merugikan dirinya sendiri, bukan malah menguntungkan. Kelihatannya menguntungkan, tetapi sebenarnya tidak. Ada beberapa kerugian jika seseorang bersikap pelit.

    a.       Ia pasti akan dibenci dan dimusuhi tetangganya.

    b.      Kalau membutuhkan bantuan ia tidak akan ditanggapi oleh tetangganya.

    c.       Tuhan membenci hamba-Nya yang pelit.

    Bab III. Kesimpulan

    Dari pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan:

    1. Etika Guru Terhadap Dirinya Sendiri: a) Ikhlas dalam mengajar , b) Guru harus berwibawa, c) Guru harus memiliki kesiapan alami (fitrah) untuk menjalani profesi mengajar, d) Berusaha untuk selalu bersyukur, e) Berusaha untuk mengolah rasa kecewa, f) Berusaha menyikapi perubahan secara positif, g) Mengatur rezeki yang diterima dengan baik, h) Menghindari hutang atau kredit, i) Berusaha untuk tidak egois.
    2. Etika Guru Terhadap Rekan Sejawatnya: a) Memahami arti pentingnya kerjasama, b) Memiliki rasa toleransi, c) Tidak mudah iri hati, d) Suka berdiskusi dan musyawarah, serta e) Mampu melihat kelebihan teman.
    3. Etika Guru Terhadap Peserta Didik: Ikhlas dalam mengamalkan ilmunya, bertindak sebagai orang tua yang penuh kasih sayang kepada anaknya, mampu menggali potensi yang dimiliki para siswa, bersikap terbuka dan demokratis untuk menerima dan menghargai pendapat para siswanya, dapat bekerjasama dengan para siswa dalam memecahkan masalah, dan ia menjadi tipe ideal atau idola bagi siswanya.
    4. Etika Guru Terhadap Wali Peserta Didik: a) Guru hendaknya selalu mengadakan hubungan timbal balik dengan orangtua/wali siswa, b) Segala kesalahpahaman hendaknya diselesaikan secara musyawarah dan mufakat, c) Guru memberikan informasi kepada orangtua/wali secara jujur dan objektif mengenai perkembangan siswa.
    5. Etika Guru Terhadap Masyarakat: a) Guru hendaknya selalu berusaha berpartisipasi terhadap lembaga serta organisasi-organisasi di dalam masyarakat, b) Guru hendaknya melayani dan membantu memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat sesuai fungsi dan kemampuannya, c) Guru hendaknya menghormati dan menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan masyarakat dengan sikap membangun.DAFTAR PUSTAKA

    Basuki dan UlumMiftakul. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Ponorogo: Stain Po Press, 2007.

    Danim, Sudarwan. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru. Bandung: Alfabeta, 2013.

    Irhim, Soejitno. Menjadi Guru yang Digugu dan Ditiru. Jakarta: Seyma Media, 2006.

    Nursaidah, Iyay. “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Penghayatan Guru Dalam Etika Profesi Untuk Mewujudkan Produktivitas Kerja Guru.” Jurnal Pendidikan UNIGA 11, no. 1 (2017): 58–66.

    Suprihatiningrum, Jamil. Guru Profesional: Pedoman Kinerja, Kualifikasi, dan Kompetensi Guru. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.

    Zulhimma. “Eksistensi Etika Profesi Keguruan Dalam Dunia Pendidikan.” Logaritma 1, no. 02 (2015).

  • Makalah Hepaticopsida – Lumut Hati

    Hepaticopsida

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Kelompok lumut yang dimasukan dalam kelas hepaticopsida dikenal dengan nama umum lumut hati. Kelas ini sebelumnya juga dikenal dengan nama Hepaticas. Lumut hati meliputi sekitar 5000 spesies. Meskipun kelompok ini merupakan tumbuhan toleran terhadap kekeringan, kebanyakan lumut hati dijumpai pada habitat lembab atau ternaungi. Umut hati dapat hidup disemua lingkungan, kecuali di laut. Beberpa anggotanya tenggeam atau stengah tenggelam di air sungai, atau tempat-tempat yang tergenang secara periodik. Namun demikian sebagian besar lumut hati hidup terestrial dan epifit.

    Struktur  dan morfologi spesies-spesies lumut hati sangat bervariasi. Lumut hati dapat dibedakan menjadi dua kelopok, yaitu : lumut hati bertalus ( marchantiales dan meztgeriales) dan lumut hati berdaun (jungermanniales). Kelompok lmut hati berdaun dan beberapa yang beralus mempunyai sel-sel yang mengandung badan dengan tetes minyak di dalamnya (oil body). Dalam siklus hidupnya lumut hati membentuk pratonema berupa talus . berbeda dengan lumut sejati yang protonemanya seperti alga berbentuk filamen. Setiap protnema bertalus hanya menghasilkan satu tunas indiviu baru. Di dalam kapsul selain spora juga dibentk slater yang berfungsi membantu penyebaran spora.

    2. Rumusan Masalah

    Penulis membatasi laporan ini seputar :

    1. Kelompok tumbuhan lumut hati
    2. Perkembangan dan pertumbuhan lumut hati
    3. Karakteristik lumut hati
    4. Klasifikasi lumut hati
    5. Reproduksi lumut hati
    6. Peranan lumut hati

    3. Tujuan

    1. Dapat mengetahui karakterastik lumut hati
    2. Dapat mengetahui klasifikasi lumut hati
    3. Dapat mengetahui reproduksi lumut hati
    4. Dapat mengetahui manfaat pada lumut hati

    Bab II. Pembahasan

    A. Karakteristik

    Marchantiophyta (Hepaticophyta) atau lumut hati banyak ditemukan menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembab. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih dari 6000 spesies.

    Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup lumut ini mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka , sehingga membantu memencarkan spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit. Contoh lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan porella.

    Kebanyakan lumut hati hidup di tempat-tempat yang basah, oleh sebab itu tubuhnya mempunyai struktur yang higromorf. Bentuk lain jarang ditemukan, meskipun ada pula yang terdapat pada tempat-tempat yang amat kering, misalnya pada kulit-kulit pohon, di atas tanah atau batu cadas, sehingga tubuhnya perlu mempunyai stuktur yang xeromorf. Dalam tubuh terdapat alat penyimpan air, atau dapat menjadi kering tanpa mengakibatkan kematiannya. Yang bersifat epifit ada yang dapat hidup pada daun pohon-pohon dalam rimba daerah tropika, dan karena hidupnya di atas daun itu lumut tadi merupakan suatu bentuk ekologi yang khusus yang dinamakan epifit.

    Sebagian besar lumut hati mempunyai sel-sel yang mengandung minyak. Minyak itu terdapat dalam bentuk yang spesifik, kebanyakan berupa kumpulan tetes-tetes minyak atsiri. Dalam Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati di bagi menjadi dua kelompok yaitu: lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Pada kedua kelompok tumbuhan tersebut tubuhnya berbentuk dorsiventral, yakni tubuh bagian atas bagian atas di sebut dorsal dan bagian bawah di sebut ventral.bentuk demikian minyak tadi tidak dapat ditemukan pada tumbuhan lain.
    Ciri umum dari lumut hati :

    1. tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid.
    2. gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti payung.
    3. sporofit perumbuhannnya terbatas karena tidak mempunyai jaringan meristematik.
    4. berkembang biak secara generatif dengan oogami, dan secara vegetatif dengan    fragmentasi, tunas, dan kuncup eram.
    5. habitatnya ditempat lembab

    B. Klasifikasi Hepaticopsida

    Ø  Ordo Marchantiales

    Ciri –ciri sebagai berikut :

    1. Gametofit berupa talus sederhana
    2. Struktur anatomi talus memperlihatkan difrensiasi jaringan, ada ruang uadara dan poros
    3. Gametangium letaknya tenggelam didalam talus, arkegonium mempunyai 6 sel saluran leher
    4. Sporofit terdiri dari kapsul saja atau terdiri dari kaki, seta dan kapsul

    Ordo Marchantiales terdiri 6 famili yaitu

    1. Famili Ricciaceae contohnya Riccia fluitan
    2. Famili Corsiania contohnya Corsinia
    3. Famili Targoniaceae contohnya Targonia
    4. Famili Marchantiaceae contohnya Marchantia
    5. Famili Monocleaceae contohnya Monoclea
    6. Famili Monocarpaceae contohnya Monocarpa

    Ordo Spaerocarpales

    Ciri-ciri sebagai berikut :

    1. Gametofit berupa talus sederhana
    2. Struktur anatomi talus tidak memperlihatkan difrensiasi jaringan, tidak ada ruang udara dan poros
    3. Gametangium diselubungi involukrum, arkegonium mempunyai 6 sel saluran leher
    4. Sporofit terdiri dari kaki, seta dan kapsul

    Contohnya Spaerocarpa

    Ø Ordo Jungermanniales

    Ciri-ciri sebagai berikut:

    1. Gametofit berupa talus sederhana
    2. Arkegonium diselubungi involukrum dan mempunyai 5 sel saluran leher
    3. Sporofit terdiri dari kapsul saja atau terdiri dari kaki, seta dan kapsul

    Ordo Calobryales

    Ciri –ciri sebagai berikut :

    1. Gametangium tidak mempunyai batang dengan daun-daun yang tersusun dalam 3 baris
    2. Gametangium terbenuk diujung batan, arkegonium mempunyai 4 sel saluran leher
    3. Sporofit terdiri dari kapsul saja

    Contohnya Calobryum, Haplomitrium

    Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati di bagi menjadi  dua kelompok yaitu: lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Pada kedua kelompok tumbuhan tersebut tubuhnya berbentuk dorsiventral, yakni tubuh bagian atas bagian atas di sebut dorsal dan bagian bawah di sebut ventral. Organ seksual tumbuh terjadi di permukaan bagian dorsal. Tubuh tumuhan ini menutupi tanah, berpaut pada tanah dengan rizoid yang berbentuk benang. Rizoid itu semacam rambut akar, pada tumbuhan tinggi tetapi berlawanan denganya, biasanya tumbuh pada generasi gametofit.

    Tubuh tumbuhan kelompok pertama (lumut hati bertalus) menujukan cirri-ciri tertentu yang berkembang secara perlahan dari tumbuhan darat tanpa pembuluh yang tidak di miliki oleh tumbuhan yang tidak dimiliki oleh nenek moyangnya yang hidup di air. Di antaranya adalah rizoid dan bagian lain yang beradaptasi terhadap daratan, sepertihalnya adanya jaringan kutikula yang menutup lapisan epidermis, dan spora berdinding tebal yang di sesuaikan  dengan penyebaran melalui udara.

    a.      Lumut Hati Berdaun

    Kelompok tumbuhan yang terbesar ini diantara lumut hati kadang-kadang disebut juga lumut sisik. Umumnya tumbuh subur pada balok-balok kayu, tanah lembab atau t7umbuh sebagai epifit pada batang atau cabang pohon. Contoh dari kelompok ini adalah Porella.  Tubuh tumbuhan ini khas dorsiventral, dan tersusun dari suatu sumbu dengan bentuk-bentuk seperti pada daun. Tidak ada atau sedikit saja diferensiasi internal dalam jaringannya. Struktur yang seperti daun itu tumbuh lateral pada kedua sisi sumbu. Dunia lateral kadang-kadang terbagi menjadi dua bagian.

    Daun tingkat ketiga muncul dari permukaan ventral. Terkadang-kadang lumut hati berdaun dikeluarkan dengan lumut sejati, tetapi dapat diperbedakan jika diperhatikan struktu vegetativnya secara berhati-hati. Lumut sejati bentuknya simetri radial, artinya daun-daunnya melekat sekeliling batang, berlawanan dengan lumut hati yang telah dujelaskan di atas. Selain itu, lumut sejati mempunyai tulang tengah yang tidak terdapat pada lumut hati.

    Organ seksual macam lumut ini tumbuh pada generasi gametifit. Anterida tumbuh pada ketiak daun dan arkegonia tumbuh di ujung, pada apeks pucuk utama atau cabang-cabangnya. Sporofit dilengkapi dengan kaki, tangkai, dan kapsul, yang membuka dengan empat katup.

    b.      Lumut hati bertalus

    Kelompok tumbuhan ini menarik karena bentuknya bercabang-cabang. Setiap kali kali talu membagi diri, pembagianya mengarpu menjadi dua cabang yang sama atau lebih. Pertumbuhanya terjadi melalui aktifitas dari satu atau lebih sel ujung yang ada pada lekukan-lekukan talus. Talus bercabang ini bentknya serupa dengan hati mamalia, oleh karena itu dinamakan lumut hati atau hepaticeae. Contoh dalam kelompok ini antara lain adalah Ricciciocarpus natans biasanya tumbuh terapung di air atau pada tanah yang lembab. Berbaga spesies Riccia, yang lebih banyak cabangnya, dan biasanya membentuk raset bila tumbuh pada tanah lembab. Recciciocarpus dan Riccia yang bekerabat dekat merupakan lumut hati yang sederhana. Sifat sederhana ini agaknya kerena reduksi pada bentuk nenek moyangnya yang jauh lebih komplek dan bukan merupakan sifat primitive yang menurun.

    Setelah spora Ricciciocarpus berkecambah, terjadi perkembangan talus berbentuk hati yang lebarnya lebih kurang 1 cm. masa besar talusnya mengapung pada permukaan air kolam dan sungai kecil yang mengalir lambat. Pada bagian ventral terdapat beberapa rizoid dan banyak sekali sisik yang berwarna kecoklat-coklatan. Keduanya berfungsi untuk absorbsi air bila tumbuh di atas tanah, rizoid bertambah banyak dan jumlah sisik-sisik di permukaan dorsal talus itu terdapat pori yang terbuka dan merupakan ruang udara yang internal.

    Reproduksi tumbuhan ini di lakukan melalui fragmentasi talus dan melalui spora yang di bentuk pada proses seksual. Organ seksual pada Ricciciocarpus terdapat pada dasar alur-alur di bagian dorsal talusnya. Arkogenium yang merupakn organ betina, berbentuk botol atau labu. Dan berisi sel telur di dasarnya. Di atas sel telur terdapat semacam sumbat yang di namakan sel kanal ventral. Leher labu arkegonium berisi sederetan sel yang di namakan sel kanal leher. Anteridium bentuknya oval dengan dinding satu lapis sel. Dinding yang berbentuk pagar ini melingkupi masa sel yang amat kecil yang berkembang menjadi sperma atau sel jantan atau di sebut juga anterozoid.

    C.      HABITAT

    Pada umumnya atau dapat dikatakan kebanyakan lumut hati hidup di tempat-tempat yang basah. Dalam tubuh terdapat tubuh terdapat alat penyimpanan air, atau dapat menjadi kering tanpa mengakibatkan kematiannya. Yang bersifat epifit ada yang dapat hidup pada daun pohon-pohon dalam imba daerah tropika, dan karena hidupnya di atas daun itulah hingga lumut tadi merupakan suatu bentuk ekologi yang khusus dinamakan epifit.

    D.  Reproduksi

    Pekembangbiakan pada lumut hepticopsida :

    1. secara aseksual menggunakan spora dan tunas.
    2. secara seksual contohnya marchantia
    3. anteredium terpancang pada permukaan atas, bentuknya seperti cakram.

    Dasar bunga betina agak melebar dan berbentuk paying, dengan cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9. Arkegonium tumbuh pada alur-alur diantara cuping-cuping dengan leher menekuk kebawah. Anteredium merekah, mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium, generasi sporofit dari telur yang sudah dibuahi (zigot).

    Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian pangkal dari embrio membentuk kaki masuk ke jaringan reseptakel. Bagian terbesar dari janin membentuk kapsul yang dipsahkan dari bagian kaki oleh zona yang terdiri dari sel-sel yang disebut tangkai. Kapsul berisi sel-sel induk spora yang berkelompok yaitu benang-benang memanjang dengan dinding bagian dalam terpilin. Setelah meiosis terbentuklah tetraspora, tangkainya memanjang, arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong kebawah. Kapsul lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul dibantu oleh elater yang sifatnya higroskopik. Akibat mengeringnya kapsul, elater menggulungmenjadi kering dan menggandakan gerakan sentakan yang melebar spora keudara.  

    E. Peran dan Manfaat Hepaticopsida

    1. Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.
    2. Beberapa tumbuhan lumut dimanfaatkan sebagai ornamen tata ruang
    3. Marchantia polymorpha dahulu digunakan untuk pengobatan hepatitis

    Contoh Gambar dari lumut hati:

    Bab III. Penutup

    A. Kesimpulan

    1. Bentuk tubuh hepaticopsida berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan, tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih dari 6000 spesies.
    2. rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan.
    3. Karakteristik lumut hati diantaranya : tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid, gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium yang berbentuk seperti payung, sporofit perumbuhannnya terbatas karena tidak mempunyai jaringan meristematik, berkembang biak secara generatif dengan oogami, dan secara vegetatif dengan fragmentasi, tunas, dan kuncup eram.
    4. Klasifikasi Hepaticopsida  
      • Ordo Marchantiales
      • Ordo Spaerocarpales
      • Ordo Jungermanniales
      • Ordo Calobryales
    5. Berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati di bagi menjadi  dua kelompok yaitu: lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun.
    6. Habitat hepaticopsida pada umumnya hidup di tempat-tempat yang basah, menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembab dan dalam tubuh terdapat tubuh terdapat alat penyimpanan air, atau dapat menjadi kering tanpa mengakibatkan kematiannya.
    7. Pekembangbiakan pada lumut hepticopsida secara aseksual menggunakan spora dan tunas, secara seksual contohnya marchantia
    8. Peranan dan manfaat hepaticopsida diantaranya memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga

    Kimball, John W. 1999. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga

    Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press.

    Tjitroseopomo, gembong.1989.Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

  • Makalah Anthocerotopsida – Lumut Tanduk

    Anthocerotopsida

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Lumut tanduk merupakan kelompok kecil yang berkerabat dengan byophyta lainnya tetapi cukup berbeda untuk memisahkannya dalam kelas tersendiri yang mencakup kira-kira 300 spesies (Tjitro, 1983 : 88). Genus yang paling dikenal ialah Anthoceros, dan spesies-spesiesnya agak umum dijumpai di tepi sungai atau danau dan acapkali disepanjang selokan, tepi jalan yang basah atau lembab. Tubuh utama adalah gametofitnya yang berwarna biru gelap, berlekuk-lekuk dan bentuknya agak bulat.

    Sel-selnya biasanya mengandung satu kloroplas yang besar yang mencakup pirenoid, yang diduga ada persamaan dengan pirenoid algae tertentu. Sporofit biasanya kapsul berbentuk silinder yang berbentuk bulir dengan panjang beberapa sentimeter, dan kadang-kadang sampai 5-6 cm. pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan gametofit. Dasar kapsul meluas arah ke bawah sebagai kaki, suatu organ yang melekat dan menyerap, terbena  dalam-dalam di dalam jaringan talusnya. Dalam beberapa segi, struktur kapsul Anthoceros menyerupai kapsul lumut sejati.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa karakteristik dari lumut tanduk?
    2. Dimana habitat dari lumut tanduk?
    3. Bagaimana bentuk morfologi dan anatomi dari lumut tanduk?
    4. Bagaimana reproduksi dari lumut tanduk?
    5. Apa peranan dari lumut tanduk?

    C. Tujuan

    Bab II. Kajian Pustaka

    A. Karakteristik Lumut Tanduk

    1. Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya.
    2. Bentuk tubuh lumut tanduk berupa lembaran yang ujungnya bercabang-cabang menyerupai tanduk, sehingga disebut lumut tanduk
    3. Gametofit berupa talus yang sederhana, yaitu berbentuk cakram  dengan tepi bertoreh, dosiventral, tidak ada rusuk tengah dan tidak ada percabangan menggarpu, tumbuh melekat pada tanah dengan perantara rizoid.
    4. Gametofitnya berupa talus yang lebar dan tipis dengan tepi yang berlekuk.
    5. Rizoid berada pada bagian ventral.
    6. Pangkal sporofit dibentuk dengan selubung dari jaringan gametofit.
    7. Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini masih berkerabat paling dekat dengan tanaman berpembuluh dibanding kelas lain pada tumbuhan lumut.
    8. Struktur  anatomi talus (gametofit) homogen, tiap sel mengandung satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar.
    9. Pada sisi ventral dari talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal.
    10. Sporogonium terdiri dari kaki dan kapsul (tanpa seta). (Tjitrosoepomo, 2011: 187)

    B. Morfologi dan Anatomi

    Stuktur kapsul Anthoceros dalam beberapa segi menyerupai kapsul tumbuhan lumut, suatu kondisi yang dianggap sebagai suatu contoh untuk evolusi konvergen. Irisan melintang melalui kapsul menunjukan kelompok sel-sel steril, yaitu kolummela, di tengah-tengah. Sekeliling kolumner terdapat silinder berongga yang berisi elater dan tetrad spor-spora. Kedua struktur ini secara vertical memanjang ke seluruh kapsul. Di luar ada zona sel-sel steril yang terlinung oleh epidermis diselingi oleh stomata yang sama dengan stomata pada tumbuhan berpembuluh. Adanya kloroplas dalam sel-sel daerah steril tadi menyebabkan sporofit matang hampir seluruhnya tidak bergantung pada gametofit akan bahan makanan, meskipun masih memerlukan air dan mineral dari gametofit. Bila menjadi matang, dinding kapsul membelah menjadi dua katup dan spora-spora dilepaskannya.

    Setelah beberapa saat tumbuh, kapsul itu memanjang karena aktivitas daerah meristematik di dasarnya. Zona ini menghasilkan semua macam sel yang terdapat dalam kapsul matang jaringan steril dan jaringan penghasil spora. Jadi, selagi spora-spora itu menjadi masak dan ditenaskan dari bagian atas kapsul, maka spora-spora baru terus menerus dihasilkan di bawahnya. Pada beberapa spesies, kapsulnya terus tumbuh dan membentuk spora-spora baru selama gametofit itu hidup.

    Bangsa ini hanya memuat beberapa marga yang biasanya dimasukan dalam satu suku saja yaitu suku Anthocerotae. Berlainan dengan golongan lumut hati lainnya, sporogonium Anthocerothales mempunyai susunan dalam yang lebih rumit.

    Gametofit mempunyai talus yang berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantara rizoid-rizoid. Susunan talusnya masih sederhana. Sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar, hingga mengingatkan kita pada koloroplas sel-sel gangang. Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal. Stoma itu kemudian hampir selalu terisi dengan lender.

    Beberapa anterodium terkumpul dalam satu lekukan pada sisi atas talus, demikian pula arkogeniumnya. Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan satu dinding pemisah melintang. Sel yang diats terus membelah-belah dan merupakan sporogonium, yang bawah membelah-belah merupakan kaki sporogonium. Sel-sel yang mempunyai kaki sporogonium. Berbentuk sebagai rizoid, melekat pada talus gametofitnya.

    Bagi sporogonium, kaki itu berfungsi sebagai alat penghisap (Haustorium). Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm. jika telah masak pecah seperti buah polongan. Sepanjang poros bujurnya terdapat jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumela. Kolume itu diselubungi oleh jaringan yang diselubungi oleh jaringan yang akan mengasilkan spora, yang disebut arkespora. Selain spora, arkespora juga menghasilkan sel-sel mandul yang dinamakan elatera.

    Berbeda dengan lumut hati lainnya masaknya kapsul spora pada sporogonium itu tidak bersama-sama, akan tetapi dimulai dari atas dan berturut-turut sampai pada bagian bawahnya. Dinding sporogoni yang mempunyai stomata dengan dua sel penutup dan selain itu sel-selnya mengandung koloroplas.

    Anthocerothales hanya terdiri dari satu suku yaitu suku Anthocerotaceae, yang mencakup antara lain Anthoceros leavis, A. fusiformis, Notothylus valvata. Mempunyai gametofit lumut hati; perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing – masing mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan lumut.Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis.

    C. Habitat

    Lumut tanduk dapat kita jumpai di tepi sungai, danau atau di sepanjang selokan. didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi.

    D. Klasifikasi Lumut Tanduk

    Anthocerotopsida terdiri dari satu bangsa, yaitu Anthocerothales. Anthocerothales dibedakan dalam dua suku, yaitu Anthocerotaceae dan Notothylaceae.

    Suku Anthocerotaceae mempunyai cirri

    • sporogonium panjang, silindris dan tumbuh tegak di tengah permukaan talus
    • bagian pangkal sporogonium diselubungi oleh involukrum
    • sel-sel dinding kapsul mengandung kloroplas, dan terdapat stoma
    • Suku ini terdiri 4 marga : Anthoceros, Phaeoceros, Megaceros, dan Dendroceros

    Suku Notothylaceae mempunyai cirri :

    • Sporogonium pendek, tumbuh horizontal dan terdapat pada tepi talus
    • Dinding kapsul tidak ada sel-sel yg mengandung kloroplas, tidak ada stoma
    • Pangkal sporogonium tidak diselubungi involukrum
    • Suku ini hanya terdiri satu marga, yaitu Notothylas. Contoh : Notothylas indica

    E. Reproduksi Lumut Tanduk

    Reproduksi pada Lumut tanduk terjadi secara seksual dan aseksual, yaitu:

    1. Reproduksi secara seksual

    Reproduksi secara seksual dengan menghasilkan sederet arkegonium dan anteridium dekat permukaan atas gametofit. Sebagaimana halnya pada lumut hati atau lumut daun, beberapa spesies lumut tanduk merupakan tumbuhan uniseksual, sedangkan yang lain merupakan tumbuhan biseksual. Anteridium Anthoceros bersifat unik, tunggal atau berkelompok tersembunyi dalam suatu ruangan yang disebut ruang anteridium pada permukaan dorsal talus, demikian pula dengan arkegonium, terbenam pada talus yang berdaging. Sporofit lumut tanduk secara nyata memiliki sejumlah stomata. Tidak mempunyai seta atau tangkai dan tampak sebagai tanduk yang halus muncul melalui lapisan basal dari kaki dekat permukaan talus.

    Secara seksual, dengan membentuk anteridium dan arkhegonium. Anteridium terkumpul pada suatu lekukan sisi atas talus arkegonium juga terkumpul pada suatu lekukan pada sisi atas talus. Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan suatu dinding pisah melintang. Sel diatas terus membelah yang merupakan sporogenium diikuti oleh sel bagian bawah yang membelah terus-menerus membentuk kaki ang berfungsi sebagai alat penghisap, bila sporogenium masak makan akana pecah seperti buah plongan, menghasilakan jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumila inin diselubungi oleh sel jaringan yang akemudian menghasilkan spora, yang disebut arkespora.

    Reproduksi Aseksual Reproduksi lumut tanduk secara aseksual atau disebut juga reproduksi vegetatif dapat terjadi melalui beberapa cara, yaitu :

    1. Fragmentasi atau pemisahan lobus dari bagian utama talus. Sel-sel bagian basal dari talus yang tua mati dan hancur, dan jika proses ini terjadi pada talus yang bercabang, maka menyebabkan lobus dari talus tersebut saling terpisah. Masing-masing lobus selanjutnya dapat tumbuh lagi menjadi individu yang baru;
    2. Gemma atau kuncup. Para ahli lumut pernah melaporkan adanya beberapa spesies Anthoceros dapat menghasilkan gemma yang melekat pada tangkai yang pendek pada permukaan atas dan sepanjang tepi talus, contoh A. glandulosus dan A. formosae;
    3. Tuber/umbi, ada beberapa jenis lumut tanduk membentuk umbi kecil yang mempunyai kemampuan untuk menjadi gametofit baru.

    F. Peranan lumut tanduk

    1. Digunakan oleh ilmuwan sbg model dlm experimen biologi tumbuhan.
    2. Lumut mampu merombak struktur batu menjadi tanah.
    3. Lumut berperan dalam menjaga ketersediaan air dan mencegah banjir dalam ekosistem hutan.
    4. Lumut dapat digunakan sebagai bahan bakar atau atap rumah.
    5. Lumut dapat digunakan untuk menjaga tanah dari erosi dan kekeringan pada musim kemarau.

    Bab III. Penutup

    A. Kesimpulan

    1. Lumut tanduk merupakan kelompok kecil yang berkerabat dengan byophyta lainnya tetapi cukup berbeda untuk memisahkannya dalam kelas tersendiri yang mencakup kira-kira 300 spesies.
    2. Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda pada sporofitnya. Bentuk tubuh lumut tanduk berupa lembaran yang ujungnya bercabang-cabang menyerupai tanduk, sehingga disebut lumut tanduk. Gametofit berupa talus yang sederhana.
    3. Lumut tanduk dapat kita jumpai di tepi sungai, danau atau di sepanjang selokan. didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi.
    4. Reproduksi lumut tanduk secara seksual dengan menghasilkan sederet arkegonium dan anteridium. Sedangkan secara aseksual dilakukan dengan fragmentasi, gammae, dan tuber atau umbi.
    5. Peranan digunakan oleh ilmuwan sebagai model dlm experimen biologi tumbuhan. Lumut mampu merombak struktur batu menjadi tanah.

    DAFTAR PUSTAKA

    Campbell, Neil A. 2008. Biologi Umum Jilid 2 Edisi 8. Jakarta: Erlangga

    Sutarmi, Siti dkk. 1983. Botani Umum 4 . Bandung: ANGKASA

    Tjitrosoepomo, Gembong. 2011. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press

    Anonim.2010.Lumuttandukanthocerotopsida.http://kouzinet.blogspot.com/2010/03/lumut-tanduk-anthecerotopsida.html

  • Makalah Deuteromycota – Mata Kuliah Botani Cryptogamae

    Makalah Deuteromycota

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Jamur adalah keseluruhan bagian dari fungi: tubuh buah, dan bagian jaring-jaring di bawah permukaan tanah atau media mycelia yang tersusun dari berkas-berkas hifa.Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.

    Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.

    Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler.Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebutmiselium. Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif adapula dengan cara generative.

    Jamur dibagi menjadi 6 divisi :

    1. Devisi Myxomycota
    2. Devisi Oomycota
    3. Devisi Zygomycota
    4. Devisi Ascomycota
    5. Devisi Basidiomycota
    6. Devisi Deuteromycota

    B. Rumusan masalah

    1. Apa pengertian jamur Deuteromycota?
    2. Apa Karakteristik jamur Deuteromycota?
    3. Sebutkan Klasifikasi dari jamur Deuteromycota?
    4. Bagaimana Habitat dan Siklus Hidup jamur Deuteromycota?
    5. Bagaimana Reproduksi jamur Deuteromycota?
    6. Apa Peranan jamur Deuteromycota dalam kehidupan?

    C. Tujuan

    1. Mengetahui arti dari jamur Deuteromycota
    2. Mengetahui karakteristik dari jamur Deuteromycota
    3. Mengetahui klasifikasi jamur Deuteromycota
    4. Mengetahui habitat dan siklus hidup jamur Deuteromycota
    5. Mengetahui reproduksi jamur Deuteromycota
    6. Mengetahui peranan jamur Deuteromycota dalam kehidupan

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengertian Jamur Deuteromycota

    Deuteromycota berasal dari 2 kata yaitu deutero yang artinya urutan kedua atau tidak sempurna, dan mycota yang artinya fungi. Jadi, ia adalah jamur kelas dua atau jamur yang tidak sempurna. Deuteromycota awalnya adalah suatu kelas dari jamur yang setara dengan Basidiomycota, Ascomycota, dan sebagainya yang hanya diobservasi dari morfologi dan fisiologinya saja, namun cara perkembangbiakan secara generatif tidak atau belum ditemukan atau belum diketahui. Semua jamur yang “tidak jelas” seperti itu masuk ke Deuteromycota. Namun sejak tahun 1990an, takson Deuteromycota sudah tidak ada lagi, para ahli mycologi sepakat untuk memasukkan jamur-jamur yang ada pada Deuteromycota ke kelas lain sesuai dengan aspek fisiologis dan morfologisnya, lalu dengan adanya konsep pengklasifikasian berbasis DNA, jamur-jamur ex-Deuteromycota berpindah-pindah lagi, namun bukan secara kelas melainkan pada tingkatan famili atau genus. 

    Jamur Deuteromycota adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau Basidiumycota. Oleh karena itu, jamur Deuteromycota merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur imperfeksi).

    Divisi ini disebut juga ‘fungi imperfecti’ atau jamur tidak sempurna.Divisi ini seolah dibuat untuk mengelompokkan semua jamur yang tidak termasuk ke dalam divisi lainnya.Ciri utama dari divisi ini adalah belum diketahuinya reproduksi seksual selama siklus hidupnya.Jamur Deuteromycota hanya ditemukan di daratan.Sebagian besar anggota divisi ini kemungkinan berkerabat dengan Ascomycota karena adanya pembentukan konidia.Sisanya kemungkinan adalah Zygomycota dan Basidiomycota yang tidak melakukan reproduksi seksual. Jika studi lebih lanjut pada suatu spesies Deuteromycota menunjukan adanya reproduksi seksual, maka spesies itu akan dikeluarkan dari divisi ini.

    B. Karakteristik Jamur Deuteromycota

    Jamur Deuteromycota memiliki karakteristik sebagai berikut:

    1. Hifa bersekat
    2. Tubuh berukuran mikroskopis  
    3. Bersifat multiseluler
    4. Tidak berklorofil
    5. Eukariotik
    6. Heterotrof
    7. Dinding sel tersusun atas zat kitin
    8. Tergolong kedalam fungi imperfectyang banyak menimbulkan penyakit pada tanaman budidaya dan manusia.
    9. Merupakan fingi yang tidak sempurna karena tidak memiliki askus/ basidium.
    10. Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah dan sisa-sisa makanan
    11. Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui
    12. Hidup didaratan dan tempat lembab.

    Tabel  perbedaan divisi jamur Deuteromycota dengan devisi jamur lainnya

    ZIGOMYCOTAASCOMICOTABASIDIOMYCOTADEUTEROMYCOTA
    Alat reproduksi generatif/seksualZigosporaAscosporaBasidosporaTidak ada
    Penghasil spora generatifPeleburan hifa yang berbeda muatanAskusBasidiumTidak ada
    Jumlah spora generative1 buah8 buah4 buahTidak ada
    Alat reproduksi vegetatif/aseksualSporangiosporaKonidiosporaKonidiosporaKonidiospora
    Penghasil alat reproduksi aseksualSporangiumKonidiumKonidiumKonidium
    Badan buahTidak adaAskokarpBasidiokarpTidak ada
    HifaSenositik/ tak bersekatBersekatBersekatBersekat
    Contoh·  Rhyzopus oryzae
    · Rhyzopus stolonifer
    ·  Mucor mucedo
    · Pilobolus sp
    · Penicillium notatum
    · Aspergillus wentii
    · Aspergillus flavus
    · Neurospora crassa
    · Saccharomyces cereviceae
    · Volvariella volvaceae
    ·  Auricularia polythrica
    · Ganoderma aplanatum
    · Puccinia gramminis
    · Amanita muscaria
    · Pleurotes sp
    · Epidermophyton floococcum
    · Candida albicans

    C. Klasifikasi Jamur Deuteromycota

    Dikenal sekitar 15.000 jamur yang semuanya tidak melakukan reproduksi seksual. Kebanyakan Deuteromycota bersel banyak yang membentuk hifa tak bersekat, namun beberapa jenis merupakan organisme bersel tunggal yang membentuk pseudomiselium (miselium semu) pada kondisi lingkungan yang menguntungkan. Pada jenis-jenis tertentu ditemukan hifanya bersekat dengan sel yang berinti satu, namun kebanyakan berinti banyak. Deuteromycota berkembangbiak dengan membentuk spora aseksual melalui fragmentasi dan konidium yang bersel satu atau bersel banyak.

    Klasifikasi Deutromycetes sangat rumit. Tidak adanya fase seksual pada fungi ini menyebabkan timbulnya berbagai kontroversi tentang bagaimana cara mengklasifikasikannya.Deutromycotayang telah diketahui reproduksi seksualnya kemudian diklasifikasi ulang.Apabila membentuk askospora, maka dimasukkan kedalam Ascomycota dan bila membentuk Basidiospora dikelompokkan kedalam Basidiomycota.

    Berdasarkan ciri-ciri morfologi konidia dan konidiomata yang dibentuknya, fungi ini dikelompokkan kedalam tiga kelas yaitu:

    1. Blastomycetes

    Thalus blastomycetes mirip khamir dan tidak menghasilkan konidia. Contohnya Candida sp,Ccryptococus spdan Torulopsis sp. Anggota pada jamur ini dapat berparasit pada tubuh manusia, seperti infeksi yang terjadi melalui saluran pernafasan, menyerang pada kulit, paru-paru, organ vicera tulang dan sistem syaraf yang diakibatkan oleh jamur Blastomycetesdermatitidis dan Blastomycetes brasieliensi.

    2.  Coelomycetes

    Spora atau konidia dibentuk dalam konidiomata dan biasanya berupa aservulus atau piknidium. Terbagi menjadi dua Ordo, yaitu:

    a.       Ordo Sphaeropsidales

    b.      Ordo Melanconiales

    3.      Hypomycetes

    Hypomycetes tidak membentuk konidiomata, konidia langsung dibentuk pada cabang hifa khusus. Terbagi menjadi dua ordo yaitu:

    a.       Ordo Moniliales

    Cendawan yang berfungsi sebagai cendawan pathogen seranggan pada umumnya dari divisi Deuteromyceta, ordo Moniliales, famili Moniliaceae, seperti Beauveria bassinanaMetarhizium spHirsutella citriformiNomuraea rileyi.
    Cendawan mematikan hama dengan cara mengifeksi tubuh inang. Perkembangan infeksi sangat dipengarhi kondisi lingkungan (suhu dan kelembaban yang tinggi).Suhu optimum untuk pertumbuhan cendawan pathogen 23-25 ºC.

    v  Beauveria bassiana

    Beauveria bassiana termasuk dalam golongan pathogen serangga ordo Monililes, famili Moniliaceae.Ciri-cirinya yaitu:

    §  Cendawan berwarna putih, penyebaran spora melalui air atau terbawa angin.

    §  Menginfeksi serangga melalui integument/jaringan lunak. Selanjutnya hifa tumbuh dari konidia dan merusak jaringan.

    §  Cendawan tumbuh keluar dari tubuh inang pada saat cendawan siap menghasilkan spora untuk disebarkan.

    §  Apabilakeadaan tidak mendukung, perkembangan cendawan hanya berlangsng didalam tubuh serangga tanpa keluar menembus integument.

    v  Metarhizium sp

    Metarhizium termasuk golongan pathogen serangga ordo Moniles, famili Moniliaceae. Ciri-cirinya yaitu:

    §  Cendawan berwarna putih, penyebaran spora melalui air atau terbawa angin.

    §  Spora menginfeksi tubuh serangga melalui integument/jaringan lunak.

    §  Selanjutnya hifa tumbuh dari konidia dan merusak jaringan.

    §  Cendawan berkembang membentuk hifa putih yang keluar dari tubuh inang pada saat cendawan siap menghasilkan spora untuk disebarkan.

    b.      Ordo Agonomycetales

    D. Habitat dan Siklus Hidup Duuteomycota

    Jamur ini bersifat saprofit di banyak jenis materi organik dan sebagian yang lain hidup sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi, dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias. Jamur ini juga menimbulkan penyakit pada manusia, yaitu dematomikosis (kurap dan panu) dan menimbulkan pelapukan pada kayu.Contoh klasik jamur Deuteromycota adalah Moniliasitophila , yaitu jamur oncom. Jamur Deuteromycota umumnya digunakan untuk pembuatan oncom dari bungkil kacang. Monilia sitophila juga dapat tumbuh dari roti , sisa- sisa makanan, tongkol jagung , pada tonggak – tonggak atau rumput sisa terbakar, konodiumnya sangat banyak dan berwarna jingga.

    E.     Sistem Reproduksi Jamur Deuteromycota

    Jamur ini hanya diketahui cara reproduksi aseksualnya saja oleh karena itu sering disebut fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna. Reproduksi aseksual jamur deuteromycota yaitu dengan cara pembentukan konidia.

    Jamur ini bereproduksi secara aseksual dengan menghasilkan konidia atau menghasilkan hifa khusus yang disebut konidiofor.Kemungkinan jamur ini merupakan suatu peralihan jamur yang tergolong Ascomycota ke Basidiomycota tetapi tidak diketahui hubungannya.

    Jika suatu jamur deuteromycota ini diketahui cara reproduksi seksualnya maka dimasukkan ke dalam kelompok jamur yang lain. Contohnya Monilia sitophila, setelah diketahui reproduksi seksualnya dengan menghasilkan askospora, jamur ini dimasukkan ke dalam jamur Ascomycota dan diganti namanya menjadi Neurospora crassa (jamur oncom).

    Fase pembiakan secara vegetatif pada Monilia sitophila  ditemukan oleh Dodge (1927) dari Amerika serikat, sedangkan fase generatifnya ditemukan oleh Dwidjoseputro (1961). Setelah diketahui fase generatifnya, jamur ini dimasukkan ke dalam golongan Ascomycota dan diganti namanya menjadi Neurosora sitophila atauNeurosora crassa.

    Perubahan pengelompokan jamur tersebut akan mengubah nama spesiesnya. Sebagai contoh adalah jamur oncom. Mula-mula, jamur ini digolongkan Deuteromycota dengan nama Monilia sitophila. Namun, ketika Prof. Dwidjoseputro (almarhum) dari IKIP Malang (sekarang Universitas Negeri Malang) melakukan penelitian, ternyata Monilia sitophilia dapat melakukan reproduksi seksual dan menghasilkan askus. Oleh beliau jamur oncom dimasukkan ke dalam Ascomycota dan namanya berubah menjadi Neurospora sitophila. Lihat Gambar 1.9. Beberapa jamur Deuteromycota lainnya yang diklasifikasi ulang menjadi Ascomycota antara lain jamur dari genus Aspergillus sp, Candidaspdan Penicillium sp Oleh ahli mikologi, nama genusAspergillussp diubah menjadi Eurotiumsp, Candida sp menjadi Pichia sp dan Penicillium sp menjadi Talaromyces sp.


     Daur hidup Neurosporasitophila Setelah diketahui reproduksi seksualnya menghasilkan askus,Neurospora sitophila dimasukkan dalam kelompok Ascomycota

    Contoh lain jamur yang tidak diketahui alat reproduksi seksualnya antara lain Chladosporium sp, Curvularia sp, Gleosporium spdan  Diploriasp. Untuk memberantas jamur ini digunakan fungisida, misalnya Lokanol Dithane M-45 dan Copper Sandoz. (Campbell et al. 2005; Purves et al. 2004).

    F.     Peranan Jamur Deuteromycota

    1.      Peranan yang Menguntungkan

    a.       Monilia sitophila digunakan untuk pembuatan oncom.

    b.      Penicillium chrysogenum dan berperan dalam industri antibiotic

    c.       Penicillium notatum penghasil antibiotik penisilin

    d.      Penicillium roqueforti dan Penicillium camemberti sering digunakan dalam pembuatan keju.

    e.       Aspergillus niger untuk menjernihkan sari buah

    f.       Aspergillus oryzae digunakan untuk melunakkan adonan roti

    g.      Aspergillus wentii digunakan untuk pembuatan kecap, tauco, sake, dan asam oksalat.

    2.      Peran yang Merugikan

    a.       Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.

    b.      Epidermophytonmicrosporum, penyebab penyakit kurap.

    c.       Melazasia fur-fur, penyebab panu.

    d.      Altenaria sp, hidup pada tanaman kentang.

    e.       Fusariumsp, hidup pada tanaman tomat.

    f.       Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala

    g.      Sclerothium rolfsie, menyebabkan penyakit busuk pada tanaman

    h.      Helminthosporium oryzae, menimbulkan noda berwarna hitam pada daun.

    i.        Candida albicans, menyebabkan infeksi pada vagina.

    j.        Chaclosporium sp, parasit pada buah-buahan dan sayuran

    k.      Diplodiasp parasit pada tanaman jagung

    l.        Verticillium sp banyak menyerang bibit tanaman.

    m.    Epidermophyton sp,Microsporium sp, dan Trichophyton spmenyebabkan penyakit dermatofitosis (penyakit pada kulit, rambut, dan kuku) pada hewan dan manusia.

    n.      Aspergillus spparasit yang menimbulkan penyakit aspergillosis yang menyerang paru-paru pada manusia, yaitu Aspergillus flavus. A. Fumigatus adalah penyebab infeksi saluran pernapasan.

    a

     

    Candida albicans                                Neurospora sithopila

    Epidormophyton sp                             Aspergillus niger

    Aspergillus oryzae                                           Aspergillus wentii

    Aspergillus romigatus, penyebab infeksi saluran pernapasan pada manusia

    PENUTUP

    A.    Kesimpulan

    1.      Deuteromycota adalah jamur yang berkembang biak dengan konidia dan belum diketahui tahap seksualnya. Tidak ditemukan askus maupun basidium sehingga tidak termasuk dalam kelas jamur Ascomycota atau Basidiumycota. Oleh karena itu, jamur Deuteromycota merupakan jamur yang tidak sempurna (jamur imperfeksi).

    2.      Deuteromycota memiliki karakteristik yaitu Hifa bersekat, Tubuh berukuran mikroskopis, Bersifat multiseluler, Tidak berklorofil, Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah dan sisa-sisa makanan dan Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.

    3.      Fungi ini dikelompokkan kedalam tiga kelas yaitu:

    a.       Blastomycetes

    b.      Coelomycetes

    c.       Hypomycetes

    4.      Jamur ini bersifat saprofit di banyak jenis materi organik dan sebagian yang lain hidup sebagai parasit pada tanaman tingkat tinggi, dan perusak tanaman budidaya dan tanaman hias.

    5.      Jamur ini hanya diketahui cara reproduksi aseksualnya saja oleh karena itu sering disebut fungi imperfecti atau jamur tidak sempurna. Reproduksi aseksual jamur deuteromycota yaitu dengan cara pembentukan konidia.

    6.      Deuteromycota mempunyai peranan yang menguntungkan dan peranan yang merugikan.

    B.     Kritik dan Saran

    Dalam pembuatan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan.Untuk itu saran dari pembaca sangat diharapkan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Birsyam, Inge L. 1992. Botani Tumbuhan Rendah. Bandung: ITB.

    Campbell, dkk. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta: Erlangga

    Kimball, John W. 1999. Biologi jilid 3. Jakarta: Erlangga

    Loveless, A. R. 1991. Prinsip-Prinsip Fisioloogi Tumbuhan Untuk daerah

    Tropis. Jakarta: Gramedia

    Pelczar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press.

    Sasmitamihardja, Drajad, dkk. 1990. Dasar-dasar fisiologi Tumbuhan. Bandung:

    FMIPA ITB

    Suradinata, Tatang. 1998. Struktur Tumbuhan. Bandung : Angkasa

    Syarief.2009. Botani Tumbuhan Rendah.Jakarta : PPATK

    Tjitrosoepomo, gembong.2005. TAKSONOMI TUMBUHAN RENDAH

    (Schizophyta. Thallophyta, Bryophyta. Pteridophyta). Yogyakarta : Gajah

    mada university press.

    Yudianto, A.S. 1992. Pengantar Cryptogamae. Bandung : Tarsirp

    Zubaidah, siti. 2000. Jamur. Malang : Universitas negeri Malang.