Blog

  • Analisa Break Even Point

    Break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya)

    BEP amatlah penting kalau kita membuat usaha agar kita tidak mengalami kerugian, apa itu usaha jasa atau manufaktur.

    Teknik analisis untuk mempelajari hubungan:

    • Biaya tetap (Fix Cost)
    • Biaya tidak tetap (Variable Cost)
    • Pendapatan (Revenue)

    Breakeven => Penjualan = Biaya Total

    Komponen Biaya Pada Industri Barang / Jasa

    • Biaya Tetap (Fix Cost)
    • Biaya overhead kantor
    • Biaya rutin, pajak, dll
    • Biaya Tidak Tetap (Variable Cost)
    • Biaya Produksi
    • Biaya tak terduga lainnya

    Biaya tetap adalah total biaya yang tidak akan mengalami perubahan apabila terjadi perubahan volume produksi. Biaya tetap secara total akan selalu konstan sampai tingkat kapasitas penuh. Biaya tetap merupakan biaya yang akan selalu terjadi walaupun perusahaan tidak berproduksi

    Biaya variable adalah total biaya yang berubah-ubah tergantung dengan perubahan volume penjualan/produksi. Biaya variable akan berubah secara proposional dengan perubahan volume produksi

    https://atmadilaga27.blogspot.com
    https://atmadilaga27.blogspot.com

    BEP Pada Industri Barang / Jasa
    Harga Jual : Rp. x / unit
    Biaya Produksi : Rp. y / unit
    Biaya Tetap : Rp. z / unit
    Misal S = jumlah unit terjual dalam 1 tahun
    S =      z___
           ( x – y)

    Contoh soal 1 (Industri barang)
    Misal suatu perusahaan yang memproduksi televisi, mempunyai data biaya dan pendapatan sebagai berikut:
    Biaya tetap perusahaan, pertahun Rp. 1.000.000.000,-

    Biaya Produksi, untuk tiap unit televisi Rp. 500.000,-
    Harga Jual, untuk tiap unit televisi Rp. 1.000.000,-
    Misal x unit utk mencapai breakeven
    1.000.000 (x) = 1.000.000.000 + 500.000 (x)
    500.000 (x) = 1.000.000.000,-
    x = 2000
    Berarti perusahaan akan mencapai BEP setelah menjual sebanyak 2000 unit televisi

    https://atmadilaga27.blogspot.com

    Contoh soal 2 (Industri jasa)
    Suatu perusahaan jasa perhotelan mempunyai data biaya dan pendapatan sebagai berikut:
    Biaya tetap, per tahun Rp. 2.000.000.000,-
    Biaya pelayanan,perkamar, perhari Rp. 50.000,-
    Harga jual, perkamar, perhari Rp. 200.000,-

    200.000 (x) = (2.000.000.000/365) + 50.000 (x)
    150.000 (x) = 2.000.000.000/365
    X = + 37 kamar

    https://atmadilaga27.blogspot.com

    Komponen Biaya Pada Industri Konstruksi

    Biaya Modal (Capital Cost)

    Biaya Langsung

    •Biaya bahan/material

    •Biaya upah tenaga

    •Biaya alat

    •Biaya subkontraktor

    •Biaya Overhead selama proyek berjalan

    Biaya Tidak Langsung

    •Biaya overhead kantor (gaji karyawan, dsb) 

    •Biaya Teknik (engineering cost) 

    •Bunga 

    •Biaya tak terduga (contingencies)

    Biaya Tahunan (Annual Cost)

    •Biaya Pemeliharaan
    •Bunga
    •Depresiasi

    BEP Pada Industri Konstruksi

    BEP tidak dapat dihitung seperti pada industri barang dan tidak dapat terdeteksi dengan jelas.
    Hal ini karena kegiatan jasa konstruksi memiliki ciri tersendiri yaitu:

    • Produknya tidak standar
    • Harga jual tidak standar
    • Waktu produksinya tidak standar
    • Lokasinya berpindah-pindah
    • Resiko satu proyek dengan yang lainnya berbeda-beda
    https://atmadilaga27.blogspot.com
    https://atmadilaga27.blogspot.com
    https://atmadilaga27.blogspot.com

  • Rumus Menghitung Omset

    Rumus menghitung omset

    (Prospek) (\%Closing)=(Buyer)(avg. \ sales) (Repeat \ order) =omset

    Saat membahas ini saya teringat dulu saat saya mati-matian kejar OMSET yang sebenarnya salah

    “OMSET hanyalah Efek, jika ingin mendapatkan OMSET yang besar perhatikan Alur Bukan Omsetnya ”

    Dan ini jangan sampai terulang kembali kepada anda, Kenapa?? Ya karena kejar-kejar OMSET itu Cape karena semakin di kejar semakin menjauh karena jika tidak tahu Ilmunya #DuluSayaBegitu

    Jadi pada kesempatan kali ini saya ingin menjelaskan RUMUS OMSET agar anda tidak salah jalan dalam mendapatkannnya, Bagaimana siap menerima ilmunya

    RUMUS OMSET YANG MEMBUAT ANDA TIDAK STRESS

    Jadi penentu Omset anda ada pada no.1-4 Bagian ini jika di OPTIMALKAN bakal meningkatkan Omset Jualan anda.
    Bagaimana sudah kebayangkan ??
    Jika anda bertanya apa saya aktivitasnya, akan saya Bongkar di bawah ini ya :

    1. Prospek
    Targetnya adalah pembeli TAU mengenai produk anda, Jika anda memakai BBM anda bisa menggunakan broadcast edukasi atau anda bisa menggunakan Jasa tambah kontak BBM yang
    terpercaya, Agar mereka yang mengetahui jualan anda makan akan invite anda
    Usahakan menggunakan jasa tamabh kontak BBM yang terbaik,Jangan sampai nanti yang invet para alayer ya hehehhe #PengalamanSendiri

    2. % Closing
    Ini Bagaimana caranya anda membuat propsek anda beli ke anda bukan ke yang lain, dengan cara gali kebutuhannya,Beri solusi melalui produk atau jasa anda. Dan terakhir buatlah PENAWARAN yang membuat mereka BODOH jika tidak membelinya SEKARANG

    Di sini ilmu closing anda akan menentukan seberapa banyak yang akan menjadi pembeli anda, jika anda ingin belajar ilmu closing lebih mendalam saya akan berikan referensi terbaik untuk anda belajar dengan mudah,Dan silakan chat saya via BBM ya

    3. Avg.Sales (Rata-rata pembelian)
    Hal ini di lakuk an supaya rata-rata pembelian pembeli anda naik dan untuk menaikan pembelian anda bisa menggunakan tekhik up selling atau Cross Selling supaya pembelian anda yang tadinya hanya beli 1 menjadi 2 dan jika membeli sepatu sekalian dengan kaos kakinya

    Jika anda menyadari tekhik ini sering di lakukan oleh MINIMARKET sekelas NASIONAL contohnya INDO***** dan ALFA***** (Maaf di sensor karena mereka tidak membayar biaya promosi ke saya hehehhe) pasti saat anda membayar di kasir pasti mereka akan bilang seperti ini
    “Mau sekalian dengan pulsa atau yang lainnya ka “\

    Bagaimana saya yakin anda pernah di menjadi korban mereka kan untuk menaikan Avg salesnya

    Jadi jika Minimarket sekelas Nasional saja melakukan itu apalagi anda yang penjual contohnya saya WAJIB melalukan tekhik tersebut agar Avg sales (Rata-rata pembeliannya naik ).

    4. Repeat Order

    Ya Repeat Order alias Pembelian lagi oleh konsumen anda adalah aktivitas yang dilakukan agar pembeli anda tetap melakukan pembelian selanjutnya ke anda bukan ke yang lain.

    Nah mengenai hal ini anda bisa melakukan service yang baik dan barang yang berkualitas
    Jika anda penjual via blackberry masagger seperti saya anda bisa membuat grup khusus untuk para
    konsumen anda berkumpul, namun grup tersebut di buat agar mereka berinteraksi satu sama lain saling sharing ilmu jualan bukan hanya sebagai media anda melakukan tekhik jualan agar repeat order
    #TerbongkarRAHASIAsaya

    Bagaimana sudah siap anda melakukan 4 Aktivitas tersebut ??

    Saya akan berikan contoh efek dari 4 aktivats tersebut dengan OMSET anda yang akan memBLUDAK

    RUMUS OMSET YANG MEMBUAT ANDA TIDAK STRESS

    Rp.5.000.000 Hasil dari 50 orang pembeli dikali (X) harga produk/jasa Rp.50.000 dan dikali (X) 2x repeat order (dalam sebulan ).

    Bagaimana sudah terlihatkan efeknya Jika anda FOKUS pada 4 aktivitasnya ,Namun lebih GILA lagi jika anda membuat 2x lipat hanya pada PROSPEK,%CLOSING Dan REPEAT ORDERnya saja anda akan mendapatnya OMSET yang lebih GILA dari sebelumnya
    Yuk kita cek

    RUMUS OMSET YANG MEMBUAT ANDA TIDAK STRESS

    Nah loh jadi Rp. 40.000.000 gitu padahal sebelumnya hanya Rp.5.000.000 aja
    Itulah pentingnya ilmu jika anda mengetahui ilmu dan alurnya menjadi TIDAK MUSTAHIL Anda mendapatkan OMSET Puluhan Juta Per Bulan

    Tugas anda SEKARANG hanya satu yaitu memastikan Tekhik ini berjalan pada usaha anda,jika anda yakin pasti anda akan mendapatkan sesuatu yang selalu anda dambakan !!!

    Mungkin baru ilmu itu saja yang bisa saya bagikan kepada anda kerena keterbatasan pengetahuan saya sebagai penulis dalam pembahasan mengenai materi OMSET PENJUALAN

    Insyaallah pada BAB selanjutnya saya akan memberikan tekhik-tekhik closing yang bisa anda aplikasikan dalam jualan anda via Blackberry masegger.

  • Makalah Kewirausahaan Usaha Roti Goreng

    Kewirausahaan Usaha Roti Goreng

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Mengkonsumsi sarapan merupakan rutinitas yang terlupakan di tengah kesibukan menyiapkan aktivitas di pagi hari. Seringkali kita mengabaikan sarapan dengan alasan kurangnya waktu, padatnya aktivitas atau bosan dengan menu sarapan yang kurang variasinya. Sarapan bukan sekedar untuk mengganjal perut saja, tetapi juga memberikan energy agar otak bekerja lebih optimal, dapat beraktivitas dengan baik dan tidak cepat mengantuk.

    Sarapan merupakan makanan yang dimakan ketika pagi hari sebelum beraktivitas, makanan itu terdiri dari makanan poko serta lauk pauk atau makanan lainnya yang dapat dijadikan sumber energy dan gizi. Bagi mahasiswa yang akan melakukan perkuliahan di pagi hari, tentu saja mereka membutuhkan sarapan agar tidak mengganggu konsentrasi belajar dan tidak lemas. Penelitian menunjukkan pelajar yang rutin sarapan pagi memiliki daya ingat dan konsentrasi lebih baik dibanding yang berangkat dari rumah dengan perut kosong.

    Di Perguruan Tinggi Raharja, mahasiswa yang melakukan kegiatan perkuliahan di pagi hari cukup banyak dan rata-rata mereka jarang sarapan di rumah. Hal tersebut karena mahasiswa tidak memiliki waktu sarapan di rumah atau dirumahnya tidak ada makanan, sehingga mereka lebih memilih sarapan di kantin. Akibatnya mahasiswa yang akan melakukan perkuliahan di pagi hari terlambat masuk kelas.

    Dengan melihat analisa tersebut kami ingin memberikan suatu solusi untuk kalangan mahasiswa Perguruan Tinggi Raharja yang membutuhkan sarapan yang praktis, bergizi dan dengan harga yang terjangkau.

    Kami  membuka usaha perdagangan Roti Goreng yang menggunakan daging ayam ditambah sayuran sebagai isinya. Mahasiswa dapat memperoleh sarapan secara cepat dan bergizi dengan harga terjangkau dan yang paling penting tidak mengganggu proses belajar.

    Modal yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha ini kurang dari lima puluh ribu rupiah. Modal tersebut kami perlukan untuk pembelian bahan pokok dan kemasan roti. Untuk biaya promosi, kami memakai fasilitias gratis SMS dari sebuah provider, sehingga mengurangi biaya modal.

    USAHA ROTI GORENG BELIA

    Program Kreativitas mahasiswa dalam kelas kewirausahaan ini kami menjalankan program bisnis Roti Goreng. Usaha Roti Goreng ini kami rasakan mudah dalam proses pembuatannya dan tidak terlalu mahal pula modal yang diperlukan untuk membuat Roti Goreng ini.

    Kami menamakan Usaha Roti Goreng ini dengan nama BELIA karena BELIA tersebut adalah singkatan dari nama anggota kelompok Program Kreativitas tersebut. Selain itu juga nama BELIA tersebut sangat mudah diucapkan sehingga, pengharapan kami adalah dapat gampang diingat oleh banyak orang.

    Bentuk perusahaan dari usaha kami ini adalah masih dalam tahap perusahaan perseorangan saja. Kita belum memiliki ijin resmi dari pemerintah karena memang perusahaan ini masih baru mulai berjalan dan masih mencoba untuk masuk dalam dunia bisnis.

    Kedepannya, apabila perusahaan ini dapat memperoleh keuntungan yang luar biasa dan memiliki pelanggan yang cukup banyak, maka kami pun ingin meningkatkan perusahaan kami menjadi lebih bergengsi. Ditingkatkan kredibilitas perusahaan menjadi lebih diakui oleh Pemerintah, Supplier dan Konsumen.

    PERUMUSAN MASALAH

    1. Apakah usaha ROTI GORENG merupakan usaha yang menguntungkan
    2. Kapankah usaha ROTI GORENG mencapai titik impas
    3. Bagaimana saluran pemasaran usaha ROTI GORENG

    TUJUAN PROGRAM

    Adapun tujuan dari program kewirausahaan ini adalah:

    1. Memperoleh keuntungan
    2. Memberikan sarapan praktis dan bergizi bagi mahasiswa yang belum sarapan di rumah
    3. Menambah relasi di lingkungan kampus
    4. Sebagai lahan eksperimen berbisnis di tengah banyaknya pengangguran berijazah yang ada di negeri ini

    LUARAN YANG DIHARAPKAN

    Kegunaan program Kewirausahaan ini adalah:

    1. Memudahkan Mahasiswa Raharja memperoleh makanan sehat
    2. Sebagai sarana mahasiswa lain yang membutuhkan pekerjaan sampingan
    3. Menumbuhkan jiwa kreatif dan inovatif di kalangan mahasiswa Raharja sehingga diharapkan program ini menjadi sarana pembelajaran serta menambahkan pengalaman wirausaha agar tidak canggung ketika berada di dunia kerja
    4. Menumbuhkan sikap dan perilaku bertanggung jawab atas usaha yang dimiliki
    5. Sebagai aplikasi dari Visi dan Misi Kampus Raharja

    GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

                Roti Goreng merupakan bisnis perdagangan makanan yang bertujuan untuk memudahkan mahasiswa dalam memperoleh sarapan yang bergizi. Roti Goreng untuk kalangan mahasiswa juga merupakan solusi yang terbaik bagi mereka yang tidak sempat sarapan di rumah.

                Dilihat dari prospek usaha Roti Goreng sangat berpotensi untuk menjadi usaha sampingan mahasiswa karena waktu kerja tidak menghalangi proses belajar. Selain itu tugasnya untuk membantu mahasiswa serta menambah pengalaman, bukan hanya mencari keuntungan.

                Kelebihan bisnis ini adalah memberikan sarapan secara praktis dengan memakai bahan-bahan yang bersih dan sehat serta pengerjaannya dibuat secara langsung oleh setiap anggota.

                Jam operasional kegiatan usaha Roti Goreng pada pagi hari dengan segmen pasar yaitu seluruh mahasiswa yang berkuliah di Perguruan Tinggi Raharja yang membutuhkan makanan secara praktis dan cepat.

                Tahap awal yang dilakukan dalam membangun usahanya yaitu dengan melakukan promosi melalui media komunikasi seperti SMS dan BBM yang dikirim ke tiap mahasiswa Perguruan Tinggi Raharja. Sosialisasi dan promosi ini dilakukan satu minggu sebelum usaha dibuka. Kami pun melakukan promosi dari mulut ke mulut agar lebih banyak lagi mahasiswa yang mengetahui mengenai bisnis Roti Goreng tersebut.

    ASPEK PEMASARAN

                Kami melakukan pengamatan terhadap mahasiswa Raharja yang belajar sebagai calon konsumen (target pasar ) sehingga usaha ini memiliki pasar yang jelas. Setiap usaha yang baru mulai memerlukan ketepatan-ketepatan dalam pengambilan keputusan. Jika tidak, maka kegagalan akan muncul dalam usahanya. Ketepatan tersebut dapat diperoleh melalui pendekatan yang sesuai salah satunya adalah analisis SWOT.

                Analisis SWOT adalah mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. SWOT adalah kependekan dari Strength,Weakness, Opportunity, dan Threat. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:

    1. Strength atau Kekuatan
      1. Konsumen dapat langsung mengorder tanpa harus mencari di luar kampus
      2. Menggunakan pemasaran yang menarik dan agresif sebagai bisnis baru seperti menggunakan SMS, BBM, dan bertemu secara langsung
      3. Usaha ini satu-satunya dalam lingkungan kampus sehingga memancing rasa penasaran dan keingintahuan calon pelanggan
      4. Lokasi yang strategis dan mudah dijangkau oleh mahasiswa di kampus
      5. Menawarkan harga yang terjangkau untuk mahasiswa
      6. Untuk memperkecil biaya modal, maka peralatan utama (penggorengan) sudah dimiliki sebelumnya
    2. Weakness atau Kelemahan
      1. Roti Goreng merupakan produk baru yang belum terlalu dikenal, untuk menangani kelemahan ini, kami melakukan promosi secara terus menerus melalui media komunikasi serta pertemuan langsung dengan konsumen
      2. Bahan isi dari Roti Goreng yang tidak tahan lama, untuk mengatasi kelemahan tersebut kami membatasi pembelian bahan dan menargetkan penjualan agar bahan habis terpakai sebelum kadaluarsa
    3. Opportunities atau Kesempatan
      1. Dapat membuka cabang usaha di kampus lain jika usaha roti goreng ini sudah stabil
      2. Dapat berkembang menjadi usaha yang menawari berbagai rasa seperti rasa jamur, sosis, coklat, dan lain-lain disesuaikan selera pasar atau konsumen
      3. Memperluas pemasaran dengan area penjualan tidak hanya di Perguruan Tinggi Raharja tetapi bisa di tempat lain (dengan sistem titip jual) dan segmentasi konsumen tidak hanya mahasiswa
      4. Belum ada penjualan Roti Goreng di kampus ini, meskipun terdapat sebuah kantin tetapi belum tentu disukai konsumen. Oleh karena itu kami berasumsi bahwa pengadaan perdagangan roti goreng ini akan dapat mengundang para mahasiswa untuk membeli
    4. Threats atau Ancaman
      1. Kebiasaan individu yang lebih dulu membeli roti kepada penjual yang telah mereka kenal atau percayai sehingga mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli Roti Goreng. Untuk mengatasi ancaman tersebut, diantisipasi dengan membuat kemasan yang menarik serta menggunakan isi roti sesuai permintaan konsumen
      2. Adanya pesaing yang menjual Roti Goreng dengan harga yang lebih murah. Untuk mengatasi ancaman tersebut, kami memberikan penjelasan kepada konsumen mengenai isi roti serta cara pembuatan roti goreng agar konsumen mengetahui mengapa

    kami memberikan harga yang berbeda dari penjual lain

    ASPEK TEKNIS

                Produksi yang dijalankan dalam Usaha Roti Goreng ini, karena perusahaan ini masih berskala kecil maka para anggota kelompok ini yang mempersiapkan keseluruhan sistem produksinya.

                Teknis pembuatan atau produksi dari Roti Goreng ini adalah dengan membeli bahan baku yang sekiranya akan dipergunakan sekali saja dalam proses pembuatan Roti Goreng tersebut sehingga tidak perlu menyimpan bahan baku pembuatan Roti Goreng tersebut.

                Keseluruhan bahan baku yang digunakan untuk memasak Roti Goreng kemudian menghasilkan Roti Goreng yang siap dijual. Pembuatan Roti Goreng ini dilakukan pada pagi hari mengingat penjualannya dilakukan pada pagi hari menjelang masyarakat mulai beraktivitas. Roti goreng yang sudah jadi tersebut kemudian dimasukkan kedalam kemasan yang menarik dengan menggunakan merek dagang Roti Goreng yang dibuat oleh kami.

    JADWAL KEGIATAN PROGRAM

    NONAMA KEGIATANKEGIATAN BULAN
    123456
    1Riset PasarXX
    2PromosiXXX
    3Penjualan RotiXXXX
    4EvaluasiX

                Kegiatan dilakukan pada bulan Januari 2012, dimulai pada bulan pertama melakukan riset pasar. Setelah mengetahui kebutuhan konsumen, maka terciptalah usaha Roti Goreng tersebut. Kegiatan promosi dilakukan pada bulan kedua, ketiga dan bulan keempat. Setelah kegiatan promosi dilakukan dengan seksama, kemudian pada bulan ke 3 sampai bulan ke 6 melakukan kegiatan penjualan. Pada bulan ke 6 setelah satu semester berbisnis kita mengadakan evaluasi untuk masalah atau kendala yang ada pada usaha Roti Goreng tersebut.

    ASPEK BIAYA

                Sumber dana untuk usaha yang akan dijalankan oleh perusahaan kami ini adalah dari dana pribadi. Jumlah anggota kelompok adalah 5 orang, maka kelima orang tersebut memberikan kontribusi untuk dimasukkan ke dalam modal awal pembuatan, pemasaran serta penjualan Roti Goreng Belia ini.

                Para anggota penyumbang dana disini diberi peran menjadi pemegang saham sehingga mereka semua bertanggung jawab dalam usaha Roti Goreng ini. Hal tersebut dapat memberikan tingkat serius yang lebih tinggi kepada seluruh anggota perusahaan Roti Goreng ini mengingat bahwa seluruh dana anggota dimasukkan kedalamnya sehingga apabila perusahaan mengalami kerugian, maka dia pun akan kehilangan dana yang sudah diinvestasikannya tersebut.

    RINCIAN BIAYA PERBULAN (ASUMSI):

    1. Biaya Pemasaran (promosi) (variable)
      1. Pulsa                                                                : Rp. 50.000
    2. Biaya Modal Produksi (variable)
      1. Pembelian bahan baku                                    : Rp. 200.000
      2. Pembelian Alat                                                : Rp. 100.000
    3. Biaya Operasional (tetap)
      1. Gaji karyawan                                                 : Rp. 200.000
      2. Biaya Listrik                                                   : Rp. 50.000

    Rekapitulasi Biaya

    1.      Biaya Promosi                                                 : Rp. 50.000

    2.      Biaya Modal Awal                                          : Rp. 300.000

    3.      Biaya Operasional                                           : Rp. 250.000

    Total Pengeluaran                                           : Rp. 600.000

    PROYEKSI PENDAPATAN (ASUMSI)

    Pendapatan per hari : 10 roti x Rp. 5000,- = Rp. 50.000,-

                *Keuntungan 1 roti adalah Rp. 5000

    Pendapatan Keseluruhan selama 22 hari : 22 x 50.000 = Rp. 1.100.000

                *Operasional penjualan (1 bulan adalah 22 hari)

    Diasumsikan dari proyeksi pendapatan diatas, maka pendapatan bersih setiap bulan dari usaha Roti Goreng ini adalah sebesar Rp.1.100.000. Pendapatan bersih Rp. 1.100.000 ini tidaklah selalu berjumlah seperti itu tiap bulannya. Adakalanya penjualan meningkat pada saat-saat tertentu seperti ketika musim ujian di kampus, banyak mahasiswa yang tidak sempat sarapan di rumah. Oleh karena itu kami menyimpulkan bahwa pendapatan sebesar Rp. 1.100.000 itu adalah pendapatan yang paling terendah tiap bulannya.

    ANALISA TITIK IMPAS

    Dalam menghitung analisis titik impas ini, kita terlebih dahulu menentukan jumlah investasi awal. Investasi awal dapat kita peroleh dari jumlah biaya tetap ditambah jumlah biaya total variable.

    Kemudian setelah diketahui jumlah total nilai investasi awal maka selanjutnya kita menentukan pendapatan bersih setiap bulannya. Disini kita menggunakan nilai asumsi pendapatan bersih terendah setiap bulannya.

    Investasi awal : Biaya tetap + Biaya variable

                            : Rp. 250.000 + Rp. 350.000

                            : Rp. 600.000

    Untuk mengetahui Analisa Titik Impas adalah digunakan untuk memperkirakan seberapa cepat modal yang sudah dikeluarkan dalam usaha Roti Goreng ini segera dapat kembali kepada para pemegang saham seutuhnya. Semakin cepat kembalinya modal kepada para pemegang saham, maka semakin bagus investasi dalam usaha Roti Goreng ini. Apabila semakin lama kembalinya modal dalam usaha Roti Goreng ini maka diperlukan untuk berfikir kembali apabila ingin meneruskan usaha Roti Goreng tersebut. Suatu usaha dengan jumlah modal tertentu apabila pengembalian modalnya cukup lama, maka para investor akan kehilangan suatu peluang yang dinamakan dengan peluang kesempatan. Peluang kesempatan tersebut adalah peluang lain untuk para pemegang saham ketika sebelum membuka usaha Roti Goreng tersebut. Bisa kita ambil contoh daripada uang pemegang saham digunakan untuk berbisnis lebih baik disimpan di Bank saja, hasilnya lebih jelas tiap bulannya walaupun keuntungannya tidak seberapa.

    Analisa titik impas tersebut adalah:

    Pendapatan / modal = Rp. 1.100.000 / Rp. 600.000

                            = 1.8 bulan atau 2 bulan

    Jadi uang para pemegang saham akan kembali dalam jangka waktu 2 bulan setelah investasi awal dilakukan. Sungguh suatu prestasi yang sangat membanggakan mengingat angka diatas adalah masih mengambil asumsi pendapatan bersih terburuk.

    KESIMPULAN

    Setelah melalui pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa usaha dari Roti Goreng ini sudah sangat layak untuk dijalankan. Dalam cara menjalankannya pun terlihat tidak terlalu sulit, sehingga proses penjualannya pun tidak terlalu memakan waktu dan fikiran terlalu banyak. Setelah itu, modal yang diperlukan untuk menjalankan usaha Roti Goreng ini pun tidak terlalu banyak, sehingga tidak akan terlalu menyulitkan kegiatan belajar mahasiswa. Waktu pelaksanaannya pun dilakukan sebelum jam perkuliahan dimulai.

    Akhir kata, besar pengharapan kelompok kami untuk memperoleh keuntungan dalam kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa dalam kelas entrepreneur ini. Karena setelah dilakukan penghitungan, ternyata keuntungan yang didapatkan dari program ini selain manfaat pengetahuan, relasi, kita juga memperoleh keuntungan dalam bentuk materi. Materi tentunya adalah suatu hal yang sangat berharga, apalagi apabila materi tersebut diperoleh oleh mahasiswa yang masih belum memiliki penghasilan sama sekali.

  • Laporan Studi Kasus Strategi Pemasaran PT. Sinar Sosro

    Strategi Pemasaran

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan perubahan lingkungan yang cepat seperti yang terjadi di Indonesia, menyebabkan perusahaan harus secara terus-menerus memantau pasar dan menyesuaikan diri terhadap perubahan pasar. Perusahaan kini harus memikirkan kembali misi bisnis dan strategi pemasaran mereka secara kritis. Perusahaan masa kini tidak bergerak dalam pasar dengan saingan yang sudah diketahui dan sudah pasti, atau pilihan pelanggan yang stabil, melainkan perang antar saingan yang terus berubah, kemajuan teknologi, hukum baru, kebijaksanaan perdagangan yang terkelola dan turunnya kesetiaan pelanggan. Perusahaan bersaing dengan perlombaan yang aturan dan rambu-rambunya terus berubah, garis akhirnya tidak ada dan tidak ada “kemenangan permanen”. Mereka harus terus berlomba, dan berharap mereka bergerak searah dengan keinginan masyarakat.

    Oleh karenanya adalah menjadi keharusan bagi perusahaan untuk menjalankan atau membuat strategi-strategi yang tepat agar dapat memenuhi sasaran yang efektif. strategi yang dilakukan harus sesuai dengan keadaan perusahaan. Dimana harus diperhitungkan jumlah dana yang tersedia dengan besarnya manfaat yang diperoleh dari kegiatan strategi yang dijalankan perusahaan.

    Sebagaimana diketahui bahwa keadaan dunia usaha bersifat dinamis, yang selalu mengalami perubahan yang terjadi setiap saat dan adanya keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu strategi pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan perusahaan umumnya dan pada bidang pemasaran khususnya. Disamping itu strategi pemasaran yang diterapkan harus ditinjau dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan pasar dan lingkungan pasar tersebut. Dengan demikian strategi pemasaran harus dapat memberikan gambaran yang jelas dan terarah tentang apa yang dilakukan perusahaan dalam menggunakan setiap kesempatan atau paduan pada beberapa sasaran pasar.

    Melihat pentingnya strategi pemasaran terhadap peningkatan volume penjualan perusahaan, maka kami tertarik untuk lebih memperjelas lagi topik tersebut dalam penulisan karya ilmiah ini.

    B. Luas Dan Tujuan Penulisan

    Dalam penulisan karya ilmiah ini, kami berusaha untuk memudahkan pembahasan agar lebih terarah, maka kami membatasi kepada masalah pemasaran, dalam hal ini hanya masalah strategi pemasaran dalam. meningkatkan volume penjualan produk maupun jasa dalam suatu perusahaan. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dengan lebih pasti strategi pemasaran yang paling sesuai dengan keadaan perusahaan untuk dapat tumbuh dan berkembang dalam persaingan.

    Bab II. Kasus Srategi Pemasaran PT. Sinar Sosro

    A. Latar Belakang

    Tradisi minum teh berasal dari daratan Cina telah menyebar ke seluruh dunia termasuk di Indonesia. Masyarakat Indonesia sangat meyukai teh dan lebih nikmat lagi jika ditambahkan dengan gula. Semua golongan dapat mengkonsumsi teh karena murah, cocok untuk kapan saja, dimana saja dan dapat disajikan sesuai dengan keinginan.

    Sekitar tahun 1940, tradisi minum teh bangsa Indonesia umumnya dilakukan pagi hari dalam cangkir dan disajikan hangat. Semakin berkembangnya jaman, semakin dinamisnya kegiatan masyarakat. Kegiatan masyarakat yang dinamis, panasnya cuaca, serta hal lainnya yang dapat membuat dahaga. Pekerjaan yang banyak dengan waktu yang sedikit membuat mereka butuh minuman yang praktis. PT. Sinar Sosro bisa memenuhi kebutuhan tersebut.

    Nama Teh Botol Sosro sudah tidak asing lagi didengar. SOSRO merupakan pelopor teh siap minum dalam kemasan pertama di Indonesia dan namanya diambil dari nama keluarga pendiri yakni SOSRODJOJO. Peran PT. Sinar Sosro menyediakan minuman teh dalam kemasan dengan kualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pecinta teh. Lebih dari 70 tahun PT. Sinar Sosro bertahan dan mengalami perubahan.

    Profil PT. Sinar Sosro

    Tahun 1940, keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di sebuah kota kecil bernama Slawi di Jawa Tengah. Pada awal memulai bisnisnya, produk yang dijual adalah teh kering dengan merek Teh Cap Botol dan daerah penyebarannya masih di sekitar wilayah Jawa Tengah.

    Tahun 1953, untuk memperluas bisnis, keluarga Sosrodjojo memperkenalkan produk Teh Cap Botol yang sudah sangat terkenal di Jawa Tengah ini ke ibukota Jakarta

    Ø  .Awal ide perkenalan produk ini dengan pengalaman tes cicip (on place test) di pasar tradisional terhadap teh tubruk cap botol. Demonstrasi pertama the langsung diseduh ditempat dan disajikan pada calon konsumen yang melihat. Namun cara tersebut memakan waktu lama sehinggu calon konsumen cenderung tidak jadi mencoba karena tidak sabar.

    Ø  Pada uji berikutnya teh telah diseduh terlebih dahulu dan dimasukkan ke dalam panci-panci besar untuk dibawa ke pasar menggunakan mobil bak terbuka. Tetapi cara ini masih gagal karena teh yang dibawa sebagian besar tumpah akibat struktur jalan yang belum sebaik sekarang.

    Ø  Akhirnya dicobalah memasukkan teh ke dalam kemasan botol agar praktis dibawa dan berangkat dari itu mereka berpikir penggunaan kemasan botol adalah alternative paling praktis untuk menghadirkan kenikmatan teh untuk konsumen.

    Ø  Tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap minum (ready to drink tea) dalam kemasan botol dan pada tahun 1974 didirikan PT. SINAR SOSRO yang merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan dunia.Sejak awal, Sosro memiliki filosofi untuk menjalankan bisnisnya yaitu ‘Niat Baik’. Arti dari filosofi ini adalah memberikan produk yang tidak membahayakan kesehatan, dengan proses produksinya dilakukan secara aman bagi lingkungan. Oleh sebab itu, setiap produk Sosro dapat dikonsumsi segala usia sepanjang hari.

    2.2 visi, misi dan Tujuan PT. Sinar Sosro

    Visi

    Menjadi perusahaan minuman yang dapat melepas rasa dahaga konsumen, kapan saja, dimana sja, serta memberikan nilai tambah kepada semua pihak yang terkait (total beverage company)

    Misi

    ü  Membangun merk Sosro sebagai merek teh yang alami, berkualitas, dan unggul.

    ü  Melahirkan merk dan produk minuman baru, baik yang berbasis teh maupun non-teh, dan menjadikannya pemimpin pasar dalam kategorinya masing-masing.

    ü  Membangun dan memimpin jaringan distribusi.

    ü  Menciptakan dan memelihara komitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang, baik dalam volume penjualan maupun penciptaan pelanggan.

    ü  Membangun sumber daya manusia dan melahirkan pemimpin yang sesuai dengan nilai-nilai utama perusahaan.

    ü  Memberikan kepuasan kepada para pelanggan.

    ü  Menyumbang devisa bagi negara.

    Slogan:

    • Sosro Ahlinya Teh………
    • Apapun makanannya, minumnya teh botol sosro…..

    2.3 Analisis SWOT

    Strength Opportunity

    • Harga terjangkau

    • Top brand

    • Produk terbuat dari daun teh pilihan

    • Produk yang berkualitas

    • Brand menunjukkan bahwa produk ini asli Indonesia

    • Memiliki berbagai macam packaging yang menarik

    • Pengemasannya sangat baik dan mencegah dari global warming

    • Produk teh botol sosro dan produk lainnya bisa dijumpai di berbagai tempat.

    • Jalur distribusi luas, mencakup warung dan supermarket.

    • Adanya kunjungan pabrik bisa meningkatkan kepercayaan konsumen.

    • Teh botol sosro telah masuk ke pasar internasional.

    Weakness Threat

    • Komposisi gula dalam teh botol sosro sangat banyak sehingga tidak cocok dikonsumsi penderita diabetes mellitus

    • Botol yang digunakan kurang fleksibel untuk dibawa dan mudah pecah • Banyaknya kompetitor yang bermain dalam pasar yang sama

    • Maraknya tempat makan atau kafe yang menyediakan minuman teh lain.

    2.4 Pengembangan Bisnis

    Untuk pengembangan bisnis minuman teh selanjutnya dilakukan oleh dua perusahaan, PT. Sinar Sosro dan PT. Gunung Slamat (sister company). Masing-masing perusahaan ini memiliki konsentrasi produk teh yang berbeda, yaitu:

    • PT. SINAR SOSRO, perusahan yang memproduksi Teh Siap Minum Dalam Kemasan.

    • PT. GUNUNG SLAMET, perusahaan yang memproduksi Teh Kering Siap Saji.

    Bisnis SOSRO sampai dengan saat ini sudah dijalankan oleh tiga Generasi SOSRODJOJO. Sejak awal tahun 1990, bisnis ini telah mulai dikelola oleh cucu Bapak Sosrodjojo atau dapat juga disebut dengan Generasi Ketiga.

    Seiring dengan perkembangan bisnis perusahaan, maka sejak Tanggal 27 November 2004, PT Sinar Sosro dan PT Gunung Slamat bernaung dibawah perusahaan induk (holding company) yakni PT Anggada Putra Rekso Mulia (Grup Rekso).

    2.4.1        Target pasar

    Target pasar yang diincar oleh sosro adalah orang yang sedang melakukan perjalanan sehingga butuh penghilang dahaga secara praktis dan mudah didapat. Dari awal produk ini ditargetkan untuk konsumen yang sering melakukan perjalanan seperti supir dan pejalan kaki. Sosro menyadari bahwa segmen konsumen ini memiliki keinginan hadirnya minuman yang dapat menghilangkan dahaga di tengah kelelahan dan kondisi panas selama perjalanan.

    Atribut kepuasan ini dicoba untuk dipenuhi dengan menghadirkan minuman teh dalam kemasan botol yang praktis dan tersedia di kios-kios sepanjang jalan. Sosro mengedukasi masyarakat agar tidak merasa aneh untuk meminum teh dalam kemasan botol dan dengan penyajian dingin. Untuk menambah nilai kepuasan teh botol ini disajikan dingin dengan menyediakan boks-boks es pada titik-titik penjualannya (penggunaan kulkas pada saat itu belum lazim).

    2.4.2        Pengembangan brand dan produk

    Perubahan model botol dari waktu ke waktu

    Model botol untuk kemasan teh botol mengalami 3 kali perubahan yakni:

    Ø  Botol versi I, dikeluarkan pada tahun 1970 dengan merek TEH CAP BOTOL SOFTDRINK SOSRODJOJO.

    Ø  Botol versi II, dikeluarkan pada tahun 1972 dengan merek TEH CAP BOTOL (dengan penulisan ”CAP” lebih kecil, sehingga orang lebih membaca TEH BOTOL), selain itu Penulisan Soft Drink dihilangkan, dan tulisan TEH BOTOL diganti dengan warna merah putih yang menggambarkan produk asli Indonesia. Penulisan Sosrodjojo juga disingkat menjadi SOSRO dalam logo bulat merah.

    Ø  Botol Versi III. Pada tahun 1974, terjadi perubahan design botol yang ke-III. Design botolnya tidak seperti botol versi I & II. Dengan bentuk botol yang baru dan perubahan pada penulisan merk TEH BOTOL SOSRO pada kemasannya. Design botol ke-III ini diperkenalkan seiring dengan didirikannya pabrik PT. SINAR SOSRO yang pertama di daerah Cakung, Jakarta.

    Ø  

    Teh Botol Sosro merupakan sebuah contoh merek yang telah dikembangkan dan dipertahankan selama puluhan tahun. Bermula sebagai adopsi dari merek teh melati produksi keluarga Sosrodjojo, yang kemudian dikembangkan sehingga menjadi sebuah merek yang sangat dekat dengan pelanggan melalui strategi-strategi yang dilakukan. Hasil dari usaha itu adalah hingga kini Sosro menjadi pemimpin dalam kategori teh dalam botol, bahkan dapat bersaing dengan perusahaan multinasional yang ikut bermain dalam kategori ini.

    Kekuatan merek yang dimiliki oleh Sosro merupakan hasil dari penerapan strategi yang baik dalam pembentukan merek. Hal ini dapat kita lihat dari langkah-langkah yang dilakukan PT. Sinar Sosro dalam mengembangkan merek Teh Botol Sosro, yaitu pertama kali mengenalkan teh siap minum dalam kemasan botol. Sosro memiliki target pasar yang jelas, dengan target orang yang sedang melakukan perjalanan. Pada waktu itu, strategi promosi yang dilakukan juga baik dengan menetapkan harga tidak lebih dari biaya parkir pada waktu itu (mengingat target adalah orang yang sedang melakukan perjalanan). Pada waktu pengenalan produk, Sosro juga memiliki keunggulan kompetitif karena merupakan teh siap minum dalam kemasan botol yang dipasarkan pertama kali di Indonesia.

    Sosro melakukan positioning dengan mengedukasi masyarakat agar tidak merasa aneh untuk meminum teh dalam kemasan botol dan dengan diasajikan dingin. Karena pada awal kemunculan produk, masyarakat Indonesia masih terbiasa untuk minum teh yang disajikan panas. Ternyata proses diferensiasi yang dilakukan Sosro membuahkan hasil baik, sehingga Sosro dikenal sebagai minuman teh dalam kemasan botol yang dapat memberikan kesegaran. Dalam perkembangannya, untuk bersaing dengan kompetitor Sosro mulai melakukan kampanye bahwa dengan mengkonsumsi teh akan membuat tubuh menjadi sehat, karena teh mengandung anti oksidan. Hal ini menambah keunggulan kompetitif dari Sosro.

    Positioning yang dilakukan oleh Sosro juga didukung oleh marketing mix yang baik. Hal ini ditunjukan dari integrasi yang baik dari komponen-komponen 4P. Contoh adalah bahwa pengembangan produk berasal dari strategi promosi, hubungan antara penentuan harga dengan saluran distribusi.

    Strategi penjualan yang dilakukan Sosro adalah dengan mengembangkan saluran distribusi secara luas dan terus menerus. Mengutamakan availability dan kualitas produk sehingga berbuah pada kesetiaan pelanggan.

    Pengembangan proses yang dilakukan oleh Sosro adalah dengan mengintegrasikan supply chain, seperti memiliki kebun teh sendiri. Berbeda dengan proses distribusi produk dilakukan dengan bekerja sama dengan banyak agen penjualan untuk memperluas cakupan distribusi dari Sosro.

    Brand Sosro telah terbentuk melalui proses yang panjang. Sosro telah berhasil mengembangkan merek Teh Botol Sosro menjadi merek dengan brand equity yang kuat. Beberapa hal yang dapat dicermati dalam pembentukan brand equity ini adalah :

    ü  Brand Awareness yang dimiliki Teh Botol Sosro dapat dikatakan telah memasuki tingkatan top of mind. Hal ini dapat dilihat dari Teh Botol Sosro dapat menjadi pemimpin pasar dalam kategori teh siap minum dalam kemasan botol.

    ü  Perceived Quality dari Teh Botol Sosro telah terbukti selama puluhan tahun. PT. Sinar Sosro telah berhasil menjaga kualitas produk ini sehingga mendapat anggapan baik dari konsumen.

    ü  Brand Association dari Teh Botol Sosro kuat, dapat dilihat bahwa ketika orang menyebut teh botol kemudian yang menjadi maksud dari teh botol itu sendiri adalah Teh Botol Sosro.

    ü  Brand Loyalty dari Teh Botol Sosro juga kuat. Ini merupakan hasil dari pengembangan saluran distribusi, menjaga kualitas, dan strategi promosi yang dilakukan dengan jargon “apapun makanannya minumannya teh botol sosro”.

    Hasil dari brand equity yang kuat ini telah dirasakan oleh Sosro yaitu memudahkan PT. Sinar Sosro untuk melakukan pengembangan pasar, seperti misalnya dengan mengenalkan produk Fruit Tea untuk kalangan muda dan Tebs untuk pengkonsumsi minuman berkarbonasi. Selain itu PT. Sinar Sosro juga menikmati profit margin yang lebih besar, yang terlihat dari profit margin antara agen dan distributornya.

    Kekuatan brand equity perlu dijaga agar jangan menjadi merek generik. Hal menarik untuk brand Teh Botol Sosro adalah karena justru penggunaan kata “Teh Botol” kemudian memberikan asosiasi pada Sosro sendiri, yang menjadi keunggulan dari brand ini, sehingga tidak menjadi merek generik. Selain itu kekuatan brand equity harus dijaga agar tetap bisa menghadapi kompetisi yang semakin ketat, karena ketika sebuah poduk dari sebuah produsen berhasil maka kemudian produsen lain akan mengeluarkan produk serupa. Hal ini terjadi pada munculnya teh dalam botol dari bermacam-macam produsen. Fenomena ini menjadi menarik, karena sebelum Sosro mengeluarkan produk teh dalam botol, sebuah perusahaan multinasional telah melakukan survey tentang potensi penjualan teh dalam kemasan di Indonesia dan hasil survey menyatakan bahwa potensi yang ada tidak cukup menjanjikan.

    Dalam melakukan pengembangan brand PT. Sinar Sosro menerapkan beberapa strategi. Diantaranya adalah :

    v  Line Extension dengan mengeluarkan produk Fruit Tea dengan pangsa pasar generasi muda, dan juga peluncuran produk Tebs untuk menarik minat pelanggan yang mengkonsumsi minuman berkarbonasi. Kedua produk ini dapat meraih sukses di pasar, terutama untuk produk Fruit Tea yang kemudian mulai menggerogoti pasar dari minuman berkarbonasi.

    v  Brand Extension dengan meluncurkan produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan merek PRIMA. Walaupun dengan dukungan saluran distribusi yang baik namun PRIMA tidak dapat merebut pasar AMDK yang sudah dikuasai oleh AQUA.

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebuah merek adalah aset yang sangat penting bagi perusahaan. Dengan memiliki brand equity yang kuat, sebuah perusahaan mendapatkan banyak keunggulan kompetitif. Untuk menghadapi persaingan di era perekonomian global peranan merek menjadi semakin penting. Hal ini dapat dilihat dari pengalaman PT. Sinar Sosro dalam mengambangkan merek Teh Botol Sosro, sehingga hingga kini masih dapat menjadi market leader dalam kriteria teh dalam kemasan, dan bahkan melahirkan merek-merek baru yang juga dapat bersaing dan berkompetisi di pasar bahkan dengan perusahaan multinasional sekalipun.

    2.4.3 Pengembangan distribusi

    Sosro mengembangakan proses integrasi supply chain mulai dari bahan baku, pengelolaan, packaging sampai produk tersebut didistribusikan ke end user.

    Bahan baku teh untuk produk-produk PT. SINAR SOSRO disuplai oleh PT. GUNUNG SLAMET, sedangkan bahan baku teh tersebut dikelolah oleh PT. AGRO PANGAN selaku sister company. Bahan baku teh untuk PT. Sinar Sosro berasal dari:

    • Perkebunan Teh Gunung Rosa di Cianjur

    • Perkebunan Teh Gunung Manik di Cianjur

    • Perkebunan Teh Gunung Cempaka di Cianjur

    • Perkebunan Teh Gunung Satria di Garut

    • Perkebunan Teh Daerah Neglasari di Garut

    • Perkebunan Teh Daerah Cukul di Pangalengan

    • Perkebunan Teh Daerah Sambawa di Tasikmalaya

    Dan sampai dengan tahun 2008, PT. Sinar Sosro telah memiliki 10 pabrik yang tersebar di beberapa wilayah, yaitu: pabrik Cakung, pabrik Tambun, pabrik Pandeglang, pabrik Cibitung, pabrik Bali, pabrik Ungaran, pabrik Serdang, pabrik Gresik, pabrik Mojokerto, pabrik Palembang.

    Dalam pengembangan bisnisnya, PT. SINAR SOSRO telah mendistribusikan produknya ke seluruh penjuru Nusantara, melalui lebih dari 150 kantor cabang penjualan, serta beberapa Kantor Penjualan Wilayah (KPW). Selain mendistribusikan, kantor penjualan juga bertugas dalam penarikan kembali botol – botol kosong (returnable glass bottle).

    Di bawah kantor penjualan, selanjutnya jalur distribusi memiliki tiga tingkat :

    (1) Agen / Sub-distributor / Wholesaler yang dilingkungan Sinar Sosro disebut Dister.

    (2) Sub-Wholesaler, yang sering juga disebut sub agen.

    (3) Retailer (pengecer) untuk tingkat Dister dikenal Dister Aktif (DA) dan Dister Pasif (DP). DA tidak hanya menunggu pembeli dating ke tempatnya, tapi juga mendistribusikan produk hingga tingkat pengecer. Sedangkan DP hanya menunggu pembeli datang ke tempatnya. Adapun untuk level pengecer, Sinar Sosro menyegmentasikan dalam 7 segmen (dalam istilah mereka klasifikasi outlet) yaitu : kantin / kafe, lokasi makan (resto), street market (toko, warung, PKL), supermarket, hotel dan tempat hiburan, institusi (koperasi), dan end user.

    Selain itu, produk PT. SINAR SOSRO sudah merambah pasar Internasional dengan upaya mengekspor produk-produk dalam kemasan kotak dan kaleng ke beberapa Negara seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, sebagian Timur Tengah, Afrika, Australia, dan Amerika. Sosro dikenal memiliki jaringan distribusi yang sangat mengakar. Keputusan mengenai pergudangan dan pengendalian persediaan juga merupakan keputusan distribusi. Ketersediaan (availability) menjadi kunci sukses pemasaran. Pihak Sosro selalu memantau outlet-outlet Sosro dari pengaruh pesaing (competitor) yang berniat menggantikan Teh Botol Sosro.

    2.4.4 Pengembangan harga

    Sesuai dengan target pasar sosro yaitu orang yang sedang melakukan perjalanan, maka pada waktu itu sosro menetapkan harga tidak lebih dari biaya parkir. Tetapi, sejak terjadinya krisi ekonomi moneter pada bulan Juli 1997 menimbulkan berbagai perubahan dalam lingkungan perusahaan. Pada masa ini kondisi ini Sosro terpaksa menaikkan harga produk teh botol sosro karena komponennya masih menggunakan bahan baku impor dan untuk mengantisipasi menurunnya daya beli konsumen akibat munculnya perusahaan pesaing. Saat ini, untuk 1 teh botol sosro seharga Rp.2.500,00. Dengan adanya perubahan harga ini, konsumen tetap membeli teh botol sosro karena produk ini sudah terpercaya dan harga masih tetap terjangkau.

    2.4.5 Pengembangan pemasaran

    Dari awal produk ini ditargetkan untuk konsumen yang sering melakukan perjalanan seperti supir dan pejalan kaki. Atribut kepuasan ini dicoba untuk dipenuhi dengan menghadirkan minuman teh dalam kemasan botol yang praktis dan tersedia di kios-kios sepanjang jalan.

    Kini SOSRO telah menjadi perusahaan minuman yang besar dan otomatis strategi pemasaran yang dipakai pun semakin besar pula. Promosinya kini bukan menggunakan metode cicip rasa tetapi kini banyak iklan-iklan sosro yang terlihat di berbagai stasiun televisi, internet, majalah, surat kabar, radio, dan berbagai acara-acara besar maupun kecil. Situs websitenya juga dibuat semenarik dan sejelas mungkin untuk konsumen yang ingin mengetahui tentang PT. Sinar Sosro. Kunjungan pabrik juga menjadi salah satu cara untuk memasarkan produk dengan memperlihatkan proses pembuatan teh botol sosro untuk meyakinkan konsumen. Hasilnya dapat terlihat saat riset media Nielsen mencatat, Teh Botol Sosro menguasai 70 persen pasar minuman nasional.

    Antara tahun 1995-1996, terjadi perubahan peta pasar minuman teh botol. Kala itu muncul Tekita dari PT Pepsi Cola dan Grup Salim. Kehadirannya cukup mengguncangkan karena didukung oleh perusahaan-perusahaan besar, punya diferensiasi kuat – isi 300 ml, sementara Teh Botol Sosro cuma 220 ml – serta punya modal besar. Kehadiran Tekita ini pastinya bertujuan untuk menggerogoti Teh Botol Sosro yang sudah menguasai 70% lebih pangsa pasar minuman teh dalam botol.

    Tetapi berbagai keunggulan ini tidak digali lebih intens oleh Sosro. Padahal, dengan kampanye komunikasi Sosro yang begitu-begitu saja, sudah terjadi pertumbuhan pasar lebih dari 10%, melebihi pertumbuhan industri yang mencapai 6%-7%. Jika komunikasinya digarap lebih baik, pasti ada lonjakan yang berarti. Kehadiran Frestea yang didukung oleh perusahaan multinasional diyakini bakal mengubah peta pasar minuman teh dalam kemasan. Buktinya, Frestea, menurut data AC Nielsen terus mengalami lonjakan pertumbuhan. Data tahun 2003, ia tumbuh 12%. Bagaimanapun, Teh Botol Sosro sudah sangat tua, sementara konsumen baru sudah disergap oleh produk-produk teh baru.

    Langkah yang dilakukan Tehbotol Sosro diantaranya adalah dengan mengubah tag line menjadi: “Apapun makanannya, minumnya Teh Botol Sosro.” Kampaye baru yang dibuat tahun 2002, terlihat berbeda dan menggeser objek target pasar, bukan lagi remaja, tapi keluarga.

    Selain memperkenalkan tema baru Apapun makannya, minumannya Teh Botol Sosro, Teh Botol Sosro juga menggencarkan program promosi. Salah satunya yang terkenal dengan program promosi Struk Rejeki Teh Botol. Kegiatan yang dilangsungkan September 2004 ini, merupakan bentuk lain strategi kampanye dengan target audiens konsumen Teh Botol Sosro. Program ini bertujuan mengapresiasi konsumen dengan undian berhadiah.

    Apa yang dilakukan Teh Botol Sosro selama ini sekedar mengakuisisi konsumen. Sosro terus mencari market share tanpa melakukan edukasi pasar. Sudah sepantasnya, sebagai pemimpin pasar Sosro berbuat seperti Aqua yang tetap melakukan edukasi pasar dengan sangat baik. Yang justru melihat yang banyak mendidik peminum teh adalah Sariwangi (Unilever). Apa yang terjadi, lewat kampanye komunikasi dari tahun ke tahun, Sosro hanya berorientasi memperbesar pasar. Bahkan, promo-promo yang dilakukan, juga memperkuat tujuan mendongkrak penjualan.

    Seharusnya Sosro melakukan turning into believer. Bahwa Sosro harus bisa menjadikan pembeli percaya kepadanya. Sebab loyalitas konsumen tidak bisa dibiarkan begitu saja. Dengan ketatnya persaingan saat ini, peminum Sosro berisiko mudah diakuisisi merek yang lain.

    Strategi pemasaran Sosro saat ini cenderung pada penguasaan channel. Sosro, misalnya menjalin kerja sama dengan resto dan food court untuk penjualan produknya. Ia melakukan co-bundling di beberapa resto terkenal, seperti KFC, Hoka-Hoka Bento, dan lainnya. Tetapi di sisi lain secara merek Sosro berhasil mengukuhkan merek lokal yang melegenda. Keunggulan komunikasi Teh Botol Sosro adalah kemampuannya memakai pernyataan yang sangat riil dalam masyarakat. Yang menguntungkan Sosro, secara riil ia memang pemimpin pasar. Sebelum jargon itu ada, di lapangan memang demikian kenyataannya. Kekuatan jargon ini bisa menerjemahkan apa yang benar-benar terjadi di dunia nyata. Dan itu semakin memperkuat mereknya.

    Ekuitas merek Sosro saat ini sangat baik. Hal itu dicirikan dengan penguasaan pasar dan popularitasnya. Selain membangun merek, harus juga terus melakukan regenerasi. Kalau luput menggarap konsumen generasi muda, akan diisi merek lain. Dan yang tak kalah penting adalah memahami perkembangan zaman, termasuk kepedulian masyarakat terhadap kesehatan. Konsumen akan mencari tahu apakah yang dikonsumsinya ini benar-benar aman. Kalau konsumen menemukan sesuatu diluar dugaan, habislah bisnisnya.

    Perlu diperhatikan juga oleh Sosro, masyarakat Indonesia ke depan akan semakin makmur. Suatu saat akan banyak kalangan konsumen yang mulai memperhatikan kelebihan kalori. Mereka akan mengurangi konsumsi gula, sehingga orang akan mulai meninggalkan minum teh yang manis.

    BAB III

    KAJIAN TEORITIS

    3.1 Pemasaran

    Pemasaran (Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Sedangkan definisi lain, dikemukakan oleh Philip Kotler dalam bukunya Marketing Management Analysis, Planning, and Control, mengartikan pemasaran secara lebih luas, yaitu: Pemasaran adalah: Suatu proses sosial, dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan, dan mereka inginkan dengan menciptakan dan mempertahankan produk dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya. pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan prosuk yang bernilai kepada pihak lain (Kotler, 1997).

    Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek PRIMA yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih PRIMA botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa.

    Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.

    3.2 Strategi Pemasaran

    Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya. Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran menurut W. Y. Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Berdasarkan definisi di atas, proses pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen. Yang akhirnya pemasaran memiliki tujuan yaitu :

    1. Konsumen potensial mengetahui secara detail produk yang kita hasilkan dan perusahaan dapat menyediakan semua permintaan mereka atas produk yang dihasilkan.
    2. Perusahaan dapat menjelaskan secara detail semua kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran. Kegiatan pemasaran ini meliputi berbagai kegiatan, mulai dari penjelasan mengenai produk, desain produk, promosi produk, pengiklanan produk, komunikasi kepada konsumen, sampai pengiriman produk agar sampai ke tangan konsumen secara cepat.
    3. Mengenal dan memahami konsumen sedemikian rupa sehingga produk cocok dengannya dan dapat terjual dengan sendirinya.

    Dari apa yang sudah dibahas di atas ada beberapa hal yang dapat disimpulkan, bahwa pembuatan produk atau jasa yang diinginkan oleh konsumen harus menjadi fokus kegiatan operasional maupun perencanaan suatu perusahaan. Pemasaran yang berkesinambungan harus adanya koordinasi yang baik dengan berbagai departemen (tidak hanya di bagian pemasaran saja), sehingga dapat menciptakan sinergi di dalam upaya melakukan kegiatan pemasaran.

    3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran

    Struktur dari sitem pemasaran terbentuk oleh dua komponen subsistem lingkungan utama. Yaitu subsistem lingkungan internal dan subsistem lingkungan external.

    3.3.1 LINGKUNGAN INTERNAL

    Lingkungan internal adalah kegiatan-kegiatan internal perusahaan yang dapat dikendalikan. Artinya, untuk mencapi tuuan dan menjalankan strategi pemasaran, pemasar mampu melakukan pengendalian atau pengaturan atas operasi kegiatan-kegiatan tersabut seperti apa yang dikehendaki perusahaan. Perusahaan dapat melakukan alokasi sumber daya secara produktif melalui koordinasi faktor manusia dan alat-alat manajemen.

    Pengendalian yang tidak optimal akan menghambat efektivitas kegiatan operasi organisasi. Oleh karena itu, analisis lingkungan internal merupakan faktor penentu untuk menyusun strategi pemasaran. Bisnis yang mempunyai konsep produk (product driven), misalnya mengutamakan kegiatan produksinya lebih dominan daripada kegiatan-kegiatan yang lain. Akan tetapi, bisnis yang mempunyai konsep dasar (market driven), akan berusaha untuk memahami mengendalikan pasar dan persaingannya.

    Lingkungan internal besifat universal meliputi keseluruhan fungsi-fungsi yang dilakukan oleh setiap bisnis. Akan tetapi tidak setiap bisnis menjalankan kegiatan kegiatan fungsi tersebut. misalnya suatu perusahaan hanya melakukan kegiatan produksi saja, fungsi pemasaran dilakukan oleh perusahaan lain sebagai distributornya. Pada struktur sistem lingkungan pemasaran, aspek lingkungan internal dibedakan antara lingkungan aspek pemasaran (market) dan aspek non-pemasaran (non-market).

    Pemahaman lingkungan internal (fungsi pemasaran dan non-pemasaran) pada umumnya perlu ditekankan pada aspek Sumberdaya (resource) organisasi, manusia (human), serta manajerial dan teknologi.

    1. Aspek sumberdaya organisasi meliputi kekayaan, kemampuan, dan posisi pasar. Mampu mendukung strategi dan dipercaya dapat berpengaruh terhadap usaha merealisasi tujuan organisasi.
    2. Aspek manusia. Sumberdaya manusia merupakan kekuatan perusahaan, tetapi sebaliknya dapat juga sekaligus sebagai ancaman perusahaan apabila tidak dikendalikan dengan baik.
    3. Aspek alat-alat manajemen dan teknologi, yaitu meliputi sitem informasi, organisasi, dan teknik-teknik operasional. Penguasaan manajemen atau teknologi mampu memberikan kekuatan kepada perusahaan. Akan tetapi, pengendaliannya memerlukan investasi yang tidak sedikit.

    Lingkunga  Internal pasar ( Internal Market Environment)

    Pada umumnya aspek pemasaran meliputi kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan:

    1. Perencanaan barang (product)
    2. Penetapan harga (price)
    3. Program promosi (promotion), dan
    4. Saluran distribusi (place)

    Kegiatan-kegiatan (four p‘s) tersebut seringkali disebut sebagai bauran pemasaran (marketing mix). Philip kotler menambahkan dua unsur pemasaran lagi, yaitu kekuatan politik (political power), dan hubungan masyarakat (public relation) sehingga menjadi enam unsur pemasaran. Bauran pemasaran yang terakhir ini dikenal sebagi megamarketing. Dalam bukunya maximarketing,stan rapp menambahkan dua lagi unsur pemasaran (double D’s), yaitu sistem basis data (database) informasi pelanggan dan dialog (dialogue) antara pemasar dan pasarnya.

    Lingkungan Internal non-pasar (Internal Non-Market Environment)

    Aspek non-pemasaran adalah kegiatan-kegiatan fungsional atau operasional perusahaan (selain kegiatan pemasaran) antara lain adalah:

    1. Produksi
    2. Personalia
    3. Keuangan
    4. Penellitian dan pengembangan
    5. Administrasi dan sebagainya.

    3.3.2  LINGKUNGAN EKSTERNAL

    Lingkungan eksternal kegiatan pemasarn adalah pengaruh-pengaruh tidak langsung yang berada diluar kekuasaan atau kendali pemasar. Pengaruh-pengaruh tersebut akan memaksa pemasar untuk menyesuaikan arah dan srateginya agar tetap survive dilingkungannya.

    Situasi maupun perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan ini dapat memberikan peluang -peluang atau hambatan-hambatan yang dapat dimanfaatkan atau diatasi oleh pemasar. Akan tetapi seberapa luas peluang maupun hambatan pemasaran tergantung dari kemampuan atau kepekaan pemasar (sense of business) untuk melihatnya.

    Tidak setiap pemasar mampu manangkap atau bahkan “menciptakan” peluang-peluang atau hambatan-hambatan tersebut.misalnya deregulasi otomotif yang dikeluarkan pemerintah, Bagi perusahaan tertentu (misalnya importir mobil mewah) dapat merupakan peluang untuk mengembangkan usaha, tetapi bagi perusahaan lain (eksportir mobil sederhana) dapat merupakan ancaman.

    Lingkungan Eksternal-Mikro

    Lingkungan mikro perusahaan terdiri dari para pelaku dalam lingkungan yang langsung berkaitan dengan perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pasar, yaitu:

    a. Perusahaan

    Yaitu struktur organisasi perusahaan itu sendiri. Strategi pemasaran yang diterapkan oleh bagian manajemen pemasaran harus memperhitungkan kelompok lain di perusahaan dalam merumuskan rencana pemasarannya.

    b. Pemasok (Supplier)

    Para pemasok adalah perusahaan-perusahaan dan individu yang menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing untuk memproduksi barang dan jasa tertentu.

    c. Para Perantara Pemasaran

    Para perantara pemasaran adalah perusahaan-perusahaan yang membantu perusahaan dalam promosi, penjualan dan distribusi barang/jasa kepada para konsumen akhir. Para perantara pemasaran ini meliputi :

    Ø  Perantara, adalah perusahaan atau individu yang membantu perusahaan untuk menemukan
    konsumen. Mereka terbagi dua macam, yaitu agen perantara seperti agen, pialang dan perwakilan produsen yang mencari dan menemukan para pelanggan dan/atau mengadakan perjanjian dengan pihak lain, tetapi tidak memiliki barang atau jasa itu sendiri.

    Ø  Perusahaan Distribusi Fisik, perusahaan seperti ini membantu perusahaan dalam penyimpanan dan pemindahan produk dari tempat asalnya ketempat-tempat yang dituju.

    Ø  Para Agen Jasa Pemasaran, seperti perusahaan atau lembaga penelitian pemasaran, agen periklanan, perusahaan media, dan perusahaan konsultan pemasaran,kesemuanya membantu perusahaan dalam rangka mengarahkan dan mempromosikan produknya ke pasar yang tepat.

    Ø  Perantara Keuangan, seperti bank, perusahaan kredit, perusahaan asuransi, dan perusahaan lain yang membantu dalam segi keuangan.

    d. Para Pelanggan

    Yaitu pasar sasaran suatu perusahaan yang menjadi konsumen atas barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan apakah individu-individu, Iembaga-lembaga, organisasi-organisasi, dan sebagainya.

    e. Para Pesaing

    Dalam usahanya melayani kelompok pasar pelanggan, perusahaan tidaklah sendiri. Usaha suatu perusahaan untuk membangun sebuah sistem pemasaran yang efisien guna melayani pasar gelati disaingi oleh perusahaan lain.

    f. Masyarakat Umum

    Sebuah perusahaan juga harus memperhatikan sejumlah besar lapisan masyarakat yang tentu saja besar atau kecil menaruh perhatian terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan.

    Lingkungan Eksternal-Makro

    Lingkungan makro terdiri dari kekuatan-kekuatan yang bersifat kemasyarakatan yang lebih besar dan mempengaruhi semua pelaku dalam lingkungan mikro dalam perusahaan, yaitu:

    ü  Lingkungan Demografis/Kependudukan

    Lingkungan demografis/kependudukan menunjukkan keadaan dan permasalahan mengenai penduduk.

    ü  Lingkungan Ekonomi.

    Lingkungan ekonomi menunjukkan sistem ekonomi yang diterapkan, kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan ekonomi.

    ü  Lingkungan Fisik

    Lingkungan fisik menunjukkan kelangkaan bahan mentah tertentu yang dibutuhkan oleh  perusahaan.

    ü  Lingkungan Teknologi

    Lingkungan teknologi rnenunjukkan peningkatan kecepatan pertumbuhan teknologi, kesempatan pembaharuan yang tak terbatas, dan semakin banyaknya peraturan yang berkenaan dengan perubahan teknologi.

    ü  Lingkungan sosial/budaya

    Lingkungan ini menunjukkan keadaan suatu kelompok masyarakat mengenai aturan kehidupan, norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.

    3.4 Mengembangkan Strategi Pemasaran

    Menurut McCarthy ddk (1998) setiap langkah yang dilakukan dalam mempormulasikan strategi pemasaran harus diorientasikan pada upaya untuk mencapai kepuasan pelanggan.Kepuasan pelanggan merupakan kunci utama dari konsep pemasaran dan strategi pemasaran. Ini berarti bahwa proses yang ditempuh oleh setiap pihak boleh jadi bermacam-macam sesuai dengan kesanggupan dan karakteristik masing-masing tetapi tujuan akhirnya tetap akan bermuara pada tercapainya kepuasan konsumen atau consumer satisfaction.

    Boone and Kurt (1987) berargumentasi bahwa pengembangan a profitable marketing  strategy dimulai dari the identification of attractive opportunities (mengidentifikasi peluang), kemudian defines the target market (tentukan pasar sasaran) dimana perusahaanakan mencurahkan seluruh aktivitas pemasarannya secara langsung. Pernytaan yang hampir sama, juga, dikemukakan oleh Zikmund dan D’Amico (1989) yang menegaskan bahwa terdapat tiga langkah utama di dalam pengembangan strategi pemasaran, yaitu:

    ·         identifying and evaluating opportunities (mengidentifikasi dan menilai peluang).

    ·         Analysis market segments and selecting target markets (menganalisis segmen-segmen pasar dan memilih pasar sasaran

    ·         planning a marketing mix strategy that will satisfy customer’s needs and meet theobjectives and goals of the organisation (merencanakan strategi bauran pemasaran yangakan memuaskan kebutuhan-kebutuhan pelanggan dan sesuai dengan tujuan organisasi. 

    Cravens (1994) berkomentar bahwa dalam langkah kedua, disamping menganalisis segmen pasar dan memilih pasar sasaran, adalah sangat penting bagi perusahaan untuk menentukan positioning strategy (strategi penempatan pasar). Maksudnya, dalam langkah kedua tersebut pihak perusahaan harus menentukan posisi produknya di pasaran; bagaimana produk dan atau merk yang ia ciptakan akan dipersepsikan dan diposisikan oleh para konsumen.

    Strategi pemasaran modern secara umum terdiri dari tiga tahap yaitu: segmentasi pasar (segmenting), penetapan pasar sasaran (targeting), dan penetapan posisi pasar (positioning) (Kotler, 2001). Setelah mengetahui segmen pasar, target pasar, dan posisi pasar maka dapat disusun strategi bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari strategi produk, harga, penyaluran/ distribusi dan promosi (Assauri, 1999).

    3.4.1 Segmentasi Pasar (Segmenting)

    Secara umum, terdapat tiga falsafah dasar sebagai pedoman bagi perusahaan untuk mendekati pasar, yakni pemasaran masal dimana keputusan untuk memproduksi dan mendistribusi produk secara masal, pemasaran berbagai produk yang menyajikan pilihan produk berbeda untuk segmen berbeda, dan pemasaran terarah yang mengembangkan produk untuk pasar yang spesifik.

    1. Pemasaran masal, di mana para penjual memproduksi secara masal, mendistribusikan secara masal, dan mempromosikan secara masal satu produk kepada semua pembeli. Pemikirannya, bahwa biaya produksi dan harga menjadi murah dan dapat menciptakan pasar potensial paling besar.

    2. Pemasaran berbagai produk, di mana penjual memproduksi dua macam produk atau lebih yang mempunyai sifat, gaya, mutu, ukuran dan sebagainya yang berbeda. Pemikirannya, bahwa konsumen memiliki selera berbeda yang berubah setiap waktu, dan selalu mencari variasi serta perubahan.

    3. Pemasaran terarah, di sini penjual mengenali berbagai segmen pasar, memilih satu atau beberapa di antaranya, dan mengembangkan produk serta bauran pemasaran yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing konsumen.

    Produsen atau perusahaan modern, kini menjauhi pemasaran masal dan pemasaran berbagai produk, dan mendekati pemasaran terarah. Penjual dapat mengembangkan produk yang tepat untuk setiap pasar sasaran dan menyesuaikan harga, saluran distribusi, dan iklannya untuk mencapai pasar sasaran secara efisien.

    Dengan menggunakan pemasaran terarah, yang semakin dekat dengan bentuk pemasaran mikro, perusahaan menyesuaikan program pemasaran pada kebutuhan dan keinginan dari segmen geografik, demografik, psikografik, atau tingkah laku, yang telah ditentukan secara sempit. Bentuk akhir dari pemasaran terarah adalah pemasaran yang disesuaikan, yaitu bila perusahaan menyesuaikan produk dan program pemasaran pada kebutuhan pelanggan secara spesifik.

    Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen (Kotler, 2001). Dengan kata lain, segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.

    3.4.2 Target Pasar (Targetting)

    Dalam menetapkan sasaran pasar (target pasar), perusahaan terlebih dulu harus melakukan segmentasi pasar, dengan cara mengelompokkan konsumen (pembeli) ke dalam kelompok dengan ciri-ciri (sifat) yang hampir sama. Setiap kelompok konsumen dapat dipilih sebagai target pasar yang akan dicapai. Penentuan target pasar sangat penting karena perusahaan tidak dapat melayani seluruh konsumen atau pembeli yang ada di pasar

    Adapun yang dimaksud dengan target pasar adalah kelompok konsumen yang mempunyai ciri-ciri atau sifat hampir sama (homogen) yang dipilih perusahaan dan yang akan dicapai dengan strategi bauran pemasaran (marketing mix). Target pasar perlu ditetapkan, karena bermanfaat dalam :

    1.  Mengembangkan posisi produk dan strategi bauran pemasaran.

    2. Memudahkan penyesuaian produk yang dipasarkan dan strategi bauran pemasaran yang dijalankan (harga yang tepat, saluran distribusi yang efektif, promosi yang tepat) dengan target pasar.

    3.  Membidik peluang pasar lebih luas, hal ini penting saat memasarkan produk baru.

    4.  Memanfaatkan sumber daya perusahaan yang terbatas seefisien dan seefektif mungkin

    5.  Mengantisipasi persaingan

    Dalam memilih pasar yang dituju (target pasar), perusahaan dapat menempuh tiga alternatif strategi, yaitu: (1) Strategi yang Tidak Membeda-bedakan Pasar (Undifferentiated Marketing), (2) Strategi yang Membeda-bedakan Pasar (Differentiated Marketing), (3) Strategi yang Terkonsentrasi (Concentrated Marketing).

    Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi strategi target pasar, antara lain :

    1.Sumber-sumber perusahaan.

    2.         Homogenitas produk.

    3.         Tahap-tahap dalam siklus kehidupan produk.

    4.         Homogenitas pasar.

    5.         Strategi pemasaran pesaing.

    3.4.3 Pemposisian Produk di Pasar (Positioning)

    Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berada dalam benak pelanggan sasarannya (Kotler, 1997). Positioning merupakan elemen yang sangat utama dalam suatu strategi pemasaran. Sebuah perusahaan dapat menentukan posisinya melalui persepsi pelanggan terhadap produknya dan produk pesaingnya sehingga akan dihasilkan peta persepsi. Dengan menggunakan informasi dari peta persepsi itu, dapat dikenali berbagai strategi penentuan posisi antara lain :

    a. Positioning menurut atribut produk

    b. Positioning menurut manfaat

    c. Positioning menurut harga/ kualitas.

    d. Positioning menurut penggunaan/ penerapan.

    e. Positioning menurut pemakai.

    f. Positioning menurut pesaing.

    g. Positioning menurut kategori produk

    Setelah kita menentukan dan memilih pasar sasaran, maka langkah selanjutnya adalah menentukan strategi pokok untuk masuk ke dalam persaingan bisnis dan pasar yaitu :

    Ø  Memposisikan produk Anda di pasar sebagai langkah merebut pasar di pikiran konsumen (mind share).

    Ø  Strategi diferensiasi produk Anda (differentiation) sebagai langkah strategis untuk membedakan produk Anda dengan produk pesaing dalam pikiran konsumen (mind share).

    Ø  Strategi penguatan merek (branding) dari propduk Anda sebagai langkah strategis untuk menahan konsumen agar tetap loyal, setia, bangga, dan puas dengan cara memasarkan dan menjual secara experiential (pengalaman) dan emotional (emosi) di hati para calon konsumennya (heart share).

    3.4.4 Bauran Pemasaran (marketing mix)

    Marketing mix atau bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan pasar sasaran.

    Bauran pemasaran adalah empat komponen dalam pemasaran yang terdiri dari 4P yakni

    *      Product (produk)

    *      Price (harga)

    *      Place (tempat, termasuk juga distribusi)

    *      Promotion (promosi)

    Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan, teori bauran pemasaran juga terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya adalah People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses). Penulis buku Seth Godin, misalnya, juga menawarkan teori P baru yaitu Purple Cow.

    Pemasaran lebih dipandang sebagai seni daripada ilmu, maka seorang ahli pemasaran tergantung pada lebih banyak pada ketrampilan pertimbangan dalam membuat kebijakan daripada berorientasi pada ilmu tertentu.

    Pandangan ahli ekonomi terhadap pemasaran adalah dalam menciptakan waktu, tempat dimana produk diperlukan atau diinginkan lalu menyerahkan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (konsep pemasaran).

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    Seperti yang telah dijabarkan tentang bagaimana penerapan strategi pemasaran pada suatu perusahaan. Karena semakin hari,semakin banyak pesaing  yang ikut berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik.

    Strategi pemasaran dan bisnis adalah  tahapan -tahapan  yang  diikuti  dengan  perhitungan  atau  teori, dari perkenalan produk sampai closing. Agar bisa dinikmati konsumen, penerapan  strategi  tersebut  bisa kita  lakukan  di setiap perushaan, dan itu bisa dilihat dari analisis lingkungan dari perusahaan tersebut. Dan perlu kita ketahui,bahwa setiap perusahaan harus menerapkan strategi-strategi yang unggul dalam menghadapi persaingan bisnis di era modern seperti saat ini.

    Starategi pemasaran dan bisnis dapat dimulai dari memperkenalkan  keberadaan  perusahaan ,metode dan profile perusahaan, tingkatkan pelayanan pada masyarakat,selalu adakan evaluasi secara  berkala  terhadap  kinerja perusahaan, membuat  program–program  yang  melibatkan  massa,  dan  lain-lain. Jadi dapat kita simpulkan,bahwa strategi pemasaran merupakan suatu strategi untuk mempromosikan barang atau jasa dari perusahaan yang kita kelola,dengan  memakai alat  promosi berbagai media.

    Seperti kasus di atas tentang strategi pemasaran dan bisnis yang dilakuakan oleh PT. Sinar Sosro, yang di mulai dari pengamatan-pengamatan yang mendetail.adapun strategi-starategi  yang dikembangkan oleh pihak perusahaan. Antara lain dengan melakukan;

    Ø  Analisis swot

    Ø  Pengembangan bisnis

    Ø  Target pasar

    Ø  Pengembangan brand dan produk

    Ø  Pengembangan distribusi

    Ø  Pengembangan harga, dan

    Ø  Pengembangan_pemasaran

     Dalam melakukan pengembangan brand PT. Sinar Sosro menerapkan beberapa strategi. Diantaranya adalah :

    v  Line Extension dengan mengeluarkan produk Fruit Tea dengan pangsa pasar generasi muda

    v  Brand Extension dengan meluncurkan produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dengan merek PRIMA..

    Berkat strategi-strategi  unggul yang dikembangkan oleh pihak manajemen perusahaan tesebut ,PT.sinar Sosro menjadi perushaan yang telah sukses dalam menghadapi persaingan pasar saat ini.

    BAB V

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Berdasarkan uraian diatas, kita mengambil kesimpulan bahwa sudah  selayaknya perusahaan memiliki Strategi Pemasarannya sendiri sebelum mereka menjalankan ataupun memasarkan produk / jasanya.

    Strategi pemasaran yang dibuat hendaknya haruslah mempertimbangkan situasi dan keadaan perusahaan baik keadaan intern perusahaan itu sendiri atau lingkungan mikro perusahaan, maupun keadaan ekstern perusahaan atau yang dikenal dengan lingkungan makro perusahaan.

    Perusahaan yang berjaya mampu mempertahankan serta meningkatkan lagi penjulannya ditengah-tengah pesaingnya adalah perusahaan yang telah berhasil menetapkan strategi pemasarannya serta strategi bersaingnya dengan tepat.

    Adapun penentuan strategi bersaing hendaknya dilakukan dengan mempertimbangkan kepada besar dan posisi masing-masing perusahaan dalam pasar. Karena perusahaan yang besar mungkin dapat menerapkan stretegi tertentu yang jelas tidak bisa dilakukan oleh perusahaan kecil. Demikian pula sebaliknya, bukanlah menjadi sesuatu hal yang jarang terjadi bahwa perusahaan kecil dengan strateginya sendiri mampu menghasilkan tingkat keuntungan yang sama atau bahkan lebih baik daripada perusahaan besar.

    Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan semua hal diatas, maka dapat dipastikan perusahaan akan dapat menentukan dengan baik strategi pemasaran serta strategi bersaingnya, untuk tetap maju dan berkembang di tengah-tengah persaingan.

    Saran

    Dalam strategi pemasaran hendaknya produk yang dibuat oleh suatu perusahaan  harus selalu mengikuti selera konsumen dan perkembangan jaman, dan selalu up to date dalam mencari informasi dan peluang bisnis.  diharapkan para pengusaha dapat mempertahankan harga tanpa meninggalkan kualitas mutunya, dan jika bisa harga dapat diturunkan sehingga terjangkau kalangan ekonomi menengah ke bawah.

  • Makalah Bisnis Plan Agar-agar Kering

    Bisnis Plan Agar-agar Kering

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Banyak penelitian membuktikan bahwa rumput laut merupakan bahan makanan yang sangat berkhasiat. Oleh sebab itu, banyak masyarakat yang mulai membudidayakannya dan memanfaatkannya. Salah satunya adalah dengan mengolah rumput laut menjadi agar-agar.

    1.1.1 Rumput Laut 

    Sebagai bahan pangan, rumput laut telah dimanfaatkan bangsa Jepang dan Cina semenjak ribuan tahun yang lalu. Sebenarnya apa rumput laut itu?. Rumput laut merupakan tumbuhan laut jenis alga, masyarakat Eropa mengenalnya dengan sebutan seaweed. Tanaman ini adalah gangang multiseluler golongan divisi thallophyta. Rumput laut biasanya hidup di dasar samudera yang dapat tertembus cahaya matahari. Seperti layaknya tanaman darat pada umumnya, rumput laut juga memiliki klorofil atau pigmen warna yang lain. Warna inilah yang menggolongkan jenis rumput laut.

    Secara umum, rumput laut yang dapat dimakan adalah jenis ganggang biru (cyanophyceae), ganggang hijau (chlorophyceae), ganggang merah (rodophyceae) atau ganggang coklat (phaeophyceae). Kandungan serat (dietary fiber) pada rumput laut sangat tinggi. Serat ini bersifat mengenyangkan dan memperlancar proses metabolisme tubuh sehingga sangat baik dikonsumsi penderita obesitas. Karbohidratnya juga sukar dicerna sehingga Anda akan merasa kenyang lebih lama tanpa takut kegemukan (Budi Sutomo). Beragam hasil olah rumput laut dapat dijumpai di pasaran, mulai dari yang kering, bubuk maupun yang segar. Berikut beberapa diantaranya:

    • Agar-agar: Produk agar-agar diperoleh dari ekstraksi satu jenis rumput laut saja dan campuran berbagai macam rumput laut.
    • Nori: Nori dibuat dari rumput laut yang dihaluskan. bubur rumput laut ini kemudian dihamparkan dengan ketebalan yang sangat tipis.
    • Kombu dan Wakame Sejenis ganggang laut yang dikeringkan. Kombu adalah bahan dasar membuat kaldu pada masakan Jepang.
    • Manisan Rumput Laut Diperoleh dari rumput laut segar, kemudian dicuci, direbus dan diolah dengan larutan gula sebagai pengawetnya.

    Bahan baku yang digunakan untuk mengolah bahan makanan dari olahan rumput laut ini biasanya adalah rumput laut jenis Gracilaria yang juga dikenal sebagai agar merah, yaitu jenis Gracilaria alam yang banyak dijumpai di Pantai Selatan P. Jawa dan Bali. Jenis rumput luat lain yang digunakan adalah rumput laut jenis Gracilaria dari hasil budidaya di tambak.

    Jenis rumput laut agar merah dapat di gunakan sendiri atau dicampur dengan Gracilaria tambak sendiri biasanya menghasilkan agar-agar yang lembek sehingga sulit dilakukan preparasi. Oleh karena itu, untuk memperkuat gel agar-agar yang terbentuk, Gracilaria tambak di campur dengan agar merah dengan perbandingan tertentu. Ciri-ciri kedua jenis rumput laut ini sebagai berikut:

    • Rumput laut agar merah berwarna tua sampai kehitaman, agak kusam, talus agak panjang, cukup kering tetapi agak lembab (kadar air sekitar 40%), biasanya banyak tercampur kotoran (pasir, garam, karang, kulit kerang, rumput laut lain, benda asing lain).
    • Rumput Gracilaria tambak biasanya berwarna hijau gelap, kehijauan sampai keputih-putihan agak kusam, talus kecil dan panjang sehingga sering disebut bulu kambing, cukup kering (kasar) atau agak lembab, dan biasanya hanya sedikit tercampur kotoran (tanah, lumpur, pasir, benda asing lain).

    Pada makalah ini kami akan mencoba mengembangkan salah satu  makanan hasil dari olahan rumput laut yang dapat dijadikan sumber usaha baru,yaitu  agar-agar kering/permen agar-agar, dengan uraian sebagai berikut;

    Agar-Agar kering/permen agar-agar

    Latar belakang

    Sebagian besar penduduk Indonesia bahkan dunia, hampir dapat di pastikan mengenal dan menyukai permen. Menurut penelusuran literatur, permen memiliki  manfaat yang istimewa. Permen selain bisa hanya sekedar dinikmati juga dapat mengurangi stress dan merilekskan suasana hati. Selain itu, permen banyak disukai karena bisa digunakan sebagai tanda ucapan kasih kepada seseorang.

    Agar-agar adalah salah satu produk bahan makanan yang terbuat dari rumput laut. Zat yag terkandung dalam agar-agar sangat baik untuk pencernaan dan penambah nutrisi dalam tubuh. Oleh karena itu banyak masyarakat Indonesia yag suka mengkonsumsi agar-agar (Nila Furaida, dkk). Dalam agar-agar terkandung vitamin, mineral colloidal, iodin, asam lemak esensial, asam amino, dan berbagai enzim.

    Selama ini, agar-agar dikonsumsi hanya dalam bentuk agar-agar yang dicampur nata atau roti sebagai kue. Tetapi, melalui inovasi baru, agar-agar bisa digunakan sebagai permen yang aman bagi kesehatan . Perbedaan agar-agar biasa dengan permen agar-agar hanyalah pada bentuk penyajiannya. Permen agar-agar berbentuk kering seperti permen. Ukuran, bentuk dan warnanya juga dibuat seperti permen. Permen agar-agar bisa menjadi camilan yang menyenangkan sekaligus menyehatkan.

    Pada dasarnya, agar-agar kering sama dengan permen agar-agar. Agar-Agar Kering atau “Dried Agar-Agar” adalah makanan tradisional dari Malaysia. Agar-agar kering rasanya manis, beraneka warna dan bentuk. Seringkali, makanan ini disajikan pada hari raya Ied.

    1.2 Deskripsi Perusahaan

    Agar-agar kering merupakan usaha makanan yang bahan dasarnya terbuat dari Rumput laut. Makanan ini untuk meningkatkan pemanfaatan pengolahan rumput laut menjadi produk yang bernilai jual dan menjadi variasi pada hasil olahan rumput laut. Produk olahan rumput laut ini berupa agar-agar serbuk yang sudah banyak tersedia di pasaran, karna rumput laut asli sekarang ini sulit untuk didapatkan. Terutama untuk jenis rumput laut Gracilaria yang juga dikenal sebagai agar-agar merah.

    1.2.1        Visi dan Misi

    Ø  Visi

    Memanfaatkan dan meningkatkan hasil olahan rumput laut menjadi produk makanan yang lebih menarik dan bervariasi sehingga meningkatkan nilai jual hasil olahan rumput laut dan dapat diterima oleh masyarakat luas sebagai salah satu makanan alternatif pengganti cemilan.

    Ø  Misi

    Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ditetapkan misi-misi yang harus dilaksanakan, yaitu:

    1)      Memperkenalkan produk yang berupa  permen agar-agar kepada

    2)      konsumen yaitu mempromosikan keunggulan produk dan manfaatnya bagi tubuh.

    3)      Meningkatkan kualitas produk permen agar-agar dari bahan yang digunakan,

    4)      rasa, kebersihan produk dan nilai giji yang terkandung.

    5)      Melakukan analisis pasar dengan menentukan sasaran pemasaran produk

    6)      Permen agar-agar/agar-agar kering.

    7)      Memperluas akses pemasaran produk.

    1.2.2        Analisis Situasi

    Dari segi pemasaran sudah ada banyak produk olahan rumput laut yang dijual di pasar maupun toko-toko makanan terutama di daerah pulau jawa. Untuk itu kami mencoba untuk mengembangkan usaha ini,terutama di daerah padang ini. Karena dari hasil pengamatan kami,untuk di daerah padang ini,produk ini masih jarang di pasaran.

     Untuk pembuatan produk ini bahan dasarnya mudah untuk diperoleh, harganya terjangkau oleh masyarakat dengan kandungan gizi dan rasa yang tidak kalah dari produk yang lain. Selain itu pembuatan  agar-agar ini akan membuka peluang bisnis atau usaha sampingan mahasiswa di sela-sela kesibukan kuliah untuk meningkatkan jiwa kewirausahaan dan menambah penghasilan mahasiswa.

    1.2.Gambaran Produk

    ü  Keunikan Produk

    Produk yang kami tawarkan adalah produk dari segi bahan dasarnya yaitu:  agar-agar kering dibuat dengan memanfaatkan olahan rumput laut. Rumput laut yang menjadi bahan dasar pembuatan agar-agar mudah didapatkan di banyak tempat. Terutama yang jenis agar-agar bubuk.

    ü  Novelty (Inovasi / Keunggulan Produk)

    Produk hasil olahan rumput laut ini sudah dikenal masyarakat luas. agar-agar kering ini  merupakan cemilan inovasi baru, memiliki kandungan gizi yang tidak kalah dengan produk  lain. Produk yang kami hasilkan dapat bertahan kurang lebih 1 bulan. Untuk memudahkan transaksi pembelian, kami mengemas langsung ke dalam plastik ukuran ¼ kg.

    1.2.4        Model Bisnis

    Model bisnis yang dijalankan perusahaan ada 2 yaitu model jual langsung dan model komunitas. Model jual langsung dilakukan dengan cara menjual produk langsung ke tangan konsumen dan untuk model komunitas dilakukan dengan memanfaatkan tempat pemasaran yang sudah ada seperti pusat perbelanjaan, dan toko-toko makanan.

    1.2.5         Resiko

    Selain memiliki peluang usaha kami juga memiliki resiko yang harus dihadapi dan dicari solusinya. Beberapa resiko yang mungkin akan kami hadapi diantaranya adalah:

    ü  Persaingan

    Sekarang ini banyak makanan yang diproduksi dari rumput laut dan beranekaragam serta rasa, usaha yang kami lakukan ini untuk menarik minat konsumen dengan melakukan promosi produk secara berkesinambungan serta membuat produk dengan tampilan menarik dengan berbagai rasa sesuai dengan selera konsumen yang diminati pada saat ini. Membagikan tester dengan selebaran yang menjelaskan tentang keunggulan produk serta manfaatnya bagi kesehatan.

    ü  Daya Tahan Produk

    Produk olahan rumput laut bersifat tahan lama karena diolah menjadi bentu agar-agar kering yang menggunakan proses penjemuran di bawah sinar matahari. Produk yang kami hasilkan dapat bertahan kurang lebih 1 bulan. Untuk itu, disarankan agar cara penyimpanannya harus di tempat yang tertutup. Demi terjaganya keawetan produk agar-agar kering ini.

    ü  Faktor cuaca

    Karena proses pengeringannya dengan cara menjemurnya langsung di bawah sinar matahari, tentunya di tentukan ole faktor cuaca. Kalau musim hujan tiba, mungkin produksi pembuatan agar-agar kering ini akan mengalami hambatan.

    BAB II

    ASPEK PEMASAARAN

    2.1  Sasaran Pemasaran

    Konsumen sebagai pengguna produk yang menjadi target pemasaran adalah mahasiswa, dan masyarakat sekitar kampus, pusat perbelanjaan, pusat oleh-oleh, selain itu pedagang warung makanan di sekitar kampus dan kos-kosan.

    2.2  Strategi Pemasaran

    ü  Produk

    Produk permen agar-agar sangat cocok untuk makanan cemilan disamping itu makanan ini tidak menggunakan bahan pengawet dan aman dikonsumsi untuk menarik minat produk makanan permen agar-agar dikemas dan disajikan menarik, praktis, dan siap dimakan.

    ü  Harga Jual

    Harga jual produk disesuaikan dengan harga pasar yaitu sebesar Rp. 5.000/bungkus. Dengan rasa dan tampilan menarik permen agar-agar ini dapat menarik minat para konsumen dan juga kaya akan serat serta sebagai makanan penunda lapar.

    ü  Promosi

    Promosi permen agar-agar dilakukan dengan mendatangi konsumen secara langsung yaitu dengan menawarkan produk tersebut ke warung makanan, pusat perbelanjaan, pusat oleh-oleh, dan tempat lainnya.

    ü  Sistem Pemasaran dan Distribusi

    Pemasaran produksi dimulai dari pusat perbelanjaan di sekitar kampus dan di pusat oleh-oleh yang ada di padang. Selain itu, dengan cara dititipkan di kos-kosan mahasiswa, relasi dan para pemilik warung.

    2.3 Aspek kedepan

    Meingkatkan produksi penjualan, meningkatkan status perusahaan, menambah jenis produk ,dan

    memperluas wilayah pemasaran.

    Bab III. Aspek Produksi

    3.1  Lingkungan Tempat Produksi

    Tempat produksi permen agar-agar ini berada di Jalan Aur  Duri Indah No.34 padang. Lokasi ini dekat dengan jalan raya sehingga mudah untuk diakses dengan kendaraan umum. Keberadaan tempat produksi ini tidak menyebabkan polusi baik dalam bentuk debu, suara maupun limbah karena tidak menggunakan peralatan mesin. Yang bisa menimbulkan kebisingan sehingga keberadaan tempat produksi ini dapat diterima baik oleh penduduk. Lokasi ini juga strategis dalam usaha pemasaran produk.

    3.2  Bahan dan Alat Produksi

    Usaha pembuatan permen agar-agar membutuhkan bahan baku berupa agar-agar bubuk. Bahan baku tersebut tersedia cukup melimpah dan mudah untuk didapatkan. Bahan pendukung antara lain air, , gula pasir, pewarna makanan. Sedangkan untuk peralatan yang dibutuhkan antara lain.

    1. Kompor
    2. Panci
    3. Pisau bergelombang
    4. Talenan pelastik
    5. Baskom
    6. Loyang

    Tabel. Kebutuhan Peralatan

    NoNama BarangJumlahHarga SatuanHarga
    1Kompor1 buahRp. 100.000Rp. 100.000
    2Panci1 buahRp. 15.000Rp. 15.000
    3Baskom2 buahRp. 10.000Rp.20.000
    4Pisau bergelombang1 buahRp. 5.000Rp.5.000
    5Talenan Plastik1 buahRp. 5.000Rp.5.000
    6Plastik Pembungkus2 packRp. 3.000Rp. 6.000
    7Loyang2 buahRp.5.000Rp.10.000
    JUMLAHRp138.000,00Rp161.000,00

    Tabel kebutuhan bahan baku dan pendukung tiap produksi

    NoNama BarangJumlahHarga
    1Agar-agar bubuk5 bungkusRp. 25.000,00
    2Gula pasir2 kgRp. 24.000,00
    3Pewarna makanan3 botol (3 warna)Rp. 15.000,00
    4Minyak tanah1 literRp.   5.000,00
    JUMLAH  Rp69.000,00

    3.1  Pesediaan bahan baku

    dalam kegiatan produksi kami, bahan baku yang digunakan adalah bahan yang tahan lama. Karena bahan baku yang dibutuhkan sudah ada di pasaran, jadi dalam kegiatan produksi ini tidak harus menyediakan stok yang berlebih.

    3.2  Proses Produksi

    Untuk membuat agar-agar kering ini, prosesnya tidak terlalu sulit. Bahan-bahan yang dibutuhkan juga mudah di dapat. Jika ada yang ingin mencoba untuk membuat permen-agar-agar ini, berikut ini adalah bahan-bahan dan langkah-langkahnya.

    Bahan-bahan

    ü  5 bungkus Agar-agar bubuk

    ü  1250 cc Air

    ü  2 kg Gula pasir

    ü  Pewarna kue

    Cara Pembuatan 

    1)      Rebus agar-agar kering dengan 8 gelas air sehingga mendidih.

    2)      Masukkan gula pasir masak sambil di aduk-aduk sampai gulanya hancur dan adonan menjadi kental. 

    3)      Masukkan pewarna, ratakan, lalu tuang di loyang datar, tebalnya kira-kira 1 jari.

    4)      Dinginkan, lalu potong persegi-persegi kecil. Lebih baik dipotong dengan pisau berombak, jemur sampai kering dan berkristal.

    5)      Balik-balikan agar-agar supaya rata keringnya,proses ini mungkin mengambil waktu 8 sampai 10 hari..

    6)      Setelah kering, simpan di tempat tertutup.

    Ini dia berbagai macam bentuk permen agar-agar !                

    3.5 Kapasitas Produksi

    Kapasitas produksi yang direncanakan adalah sebanyak 100 bungkus setiap 1 kali produksi.

    BAB 1V

    ASPEK KEUANGAN

    4.1  Biaya untuk memulai Bisnis

    Kebutuhan modal untuk memulai usaha adalah sebesar Rp245.000,00 Dana tersebut dialokasikan untuk kebutuhan pengeluaran awal produksi. Berikut ini adalah rincian kebutuhan awal yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha pada awal produksi permen agar-agar

    Kebutuhan Modal Awal pada Bulan Pertama

    Usaha agar-agar kering

    ü  Investasi yang diperlukan Biaya Produk

    NoNama BarangJumlahHarga SatuanHarga
    1Kompor1 buahRp. 100.000Rp. 100.000,00
    2Panci1 buahRp. 15.000Rp. 15.000,00
    3Baskom2 buahRp. 10.000Rp.20.000,00
    4Pisau bergelombang1 buahRp. 5.000Rp.5.000,00
    5Talenan Plastik1 buahRp. 5.000Rp.5.000,00
    6Plastik Pembungkus2 packRp. 3.000Rp. 6.000,00
    7Loyang2 buahRp.5.000Rp.10.000,00
    Total kebutuhan peralatan Rp161.000,00
    Total investasi awal yang dibutuhkanRp161.000,00
    MODAL KERJA
    NoNama BarangJumlahHarga SatuanTotal Harga
    1Agar-agar bubuk5 bungkusRp. 5.000,00Rp. 25.000,00
    2Gula pasir2 kgRp. 12.000,00Rp. 24.000,00
    3Pewarna makanan3 botol (3 warna)Rp.    5.000,00Rp. 15.000,00
    4Minyak Tanah1 literRp. 5.000,00Rp.   5.000,00
    Total kebutuhan biaya untuk pembelian bahan per produksiRp. 69.000,00
    Total biaya bahan pokok dan pendukungRp. 230.000,00
    Biaya transportasiRp. 10.000,00
    Biaya listrikRp.   5.000,00
    Total modal awal yang dibutuhkanRp. 245.000,00

    Kebutuhan modal awal untuk memulai usaha sebesar Rp.  245.000,00 

    ü  Proyeksi Rugi / Laba

    Proyeksi rugi-laba dalam satu kali produksi usaha

    NOPENDAPATANTOTAL
    1Total PenjualanRp.500.000,00
    Total PendapatanRp. 500.000,00
    NOBIAYA PRODUKSITOTAL
    1Biaya Variabel (variable cost)Rp. 69.000,00
    Biaya Bahan Baku &  Bahan PendukungRp. 69.000,00
    2Biaya Tetap (Fixed Cost)Rp. 15.000,00
    Biaya TransportasiRp.10.000,00
    Biaya ListrikRp. 5.000,00
    Total Biaya TetapRp. 15.000,00
    Total Biaya ProduksiRp. 84.000,00
    LabaRp. 416.000,00

    ü  Proyeksi BEP (Break Event Point)

    UraianTotal
    PENJUALAN
    1100 bungkusRp.500.000
    Total PenjualanRp.500.000   
    BIAYA VARIABEL
    2Biaya Bahan Baku dan PendukungRp.69.000
    Total Biaya VariabelRp.69.000
    BIAYA TETAP
    3Biaya TransportasiRp.10.000   
    Biaya ListrikRp.  5.000
    Total Biaya TetapRp.15.000
    BEP = FC / 1-(VC/Pendapatan)Rp.17.401,392

    Proyeksi Profit/Benefit of Coast Ratio (BC RATIO) 

    PenjualanTotal
    1Pendapatan penjualanRp.500.000     
    Total pendapatanRp.500.000
    Biaya ProduksiTotal
    1Biaya Variabel
    Biaya Bahan Baku dan PendukungRp.       69.000     
    Total Biaya VariabelRp.       69.000
    2Biaya TetapRp.       15.000
    Biaya TransportasiRp.       10.000
    Biaya ListrikRp.        5.000
    Total Biaya TetapRp.       15.000
    Total Biaya ProduksiRp.       84.000
    B/C RATIO = Pendapatan Penjualan/Biaya ProduksiRp.         5,9523

    Usaha permen agar-agar  layak dijalankan karena B/C Ratio > 1, yaitu 5,923

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 KESIMPULAN

    Makanan ringan merupakan makanan yang sangat digemari oleh masyarakat umum. Baik itu yang berbentuk basah atau yang hanya tahan 1 hari saja, ataupun berbentuk kering yang tahannya sampai berbulan-bulan bahkan tahunan. Di kota padang sendiri, banyak tersedia jenis makanan atau jajanan ringan, contohnya di swalayan-swalayan ternama. Setiap hari para pelaku bisnis ini akan mengantarkan barang dagangannya ke swalayan-swalayan ataupun ke toko oleh-oleh. Ini membuktikan bahwa bisnis makanan ringan adalah bisnis yang sangat menguntungkan saat ini dan ke depan.

    Begitu juga dengan bisnis plan yang kami rancang di atas. Agar-agar merupakan makanan ringan yang sangat digemari oleh masyarakat. Tapi sayangnya, tidak awet dalam waktu yang lama. dari sanalah bisnis ini bermula. Agar-agar kering yang kami buat bisa disimpan dalam waktu yang lama. diharapkan jajanan ini dapat diterima dan mampu bersaing di pasaran.

    5.2 SARAN

    Dari bisnis plan ini diharapkan usaha ini dapat berjalan lancar, sesuai yang diharapkan dan banyak diminati konsumen. Saran dari kami yaitu dalam berbisnis apapun kita harus mempunyai kreatifitas yang tinggi, sehingga para konsumen tidak bosan atau jenuh untuk memakan atau memakai produk yang kita buat. Dalam berbisnis pembuatan agar-agar kering ini  kita harus mempunyai konsep untuk menarik para konsumen, sehingga banyak konsumen yang mau membeli produk kita, kita juga harus memperhatikan lokasi tempat usaha, sebaiknya lokasi berbisnis harus strategis sehingga banyak konsumen yang berdatangan, dan juga kita harus mengingat bahwa pembeli adalah raja sehingga kita harus ramah pada setiap konsumen atau pembeli.

  • Makalah Iklan Dalan Analisis Piskologi Komunikator

    (Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester)

    Disusun Oleh :

    Gina Islamiatin

    20113012

    Penyiaran radio dan Televisi

    POLITEKNIK KRIDATAMA BANDUNG

    Tahun Ajaran

    2013/2014

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1  Latar Belakang

    Iklan merupakan suatu aktivitas yang dapat mendorong seseorang untuk membeli atau menggunakan produk yang dijual oleh suatu perusahaan atau produsen demi mendapatkan keuntungan. Iklan merupakan salah satu sarana untuk promosi produk dengan tepat karena kemungkinan besar orang akan melihat iklan tersebut, apalagi jika iklan tersebut dikemas dalam tampilan yang sangat menarik.

    Iklan tidak hanya berbentuk suatu visualisasi gambar saja, akan tetapi iklan juga dapat dibawakan oleh seorang endoser atau artis guna menarik perhatian dari konsumen. Hal ini merujuk pada analisis iklan dengan pendekatan psikologi komunikasi.Iklan dengan endoser yang dikenal dan berpengaruh dapat berpengaruh besar terhadap kesuksesan promosi melalui iklan di media. Oleh karena itu, melihat realita yang ada mengenai iklan  dan pengaruh endoser pada kesuksesan iklan tersebut, maka perlu jika adanya analisis iklan melalui pendekatan psikologi komunikator.

    1.2  Perumusan Masalah

    Adapun perumusan masalah yang melatarbelakangi makalah ini yaitu :

    1.      Apa yang dimaksud dengan iklan?

    2.      Bagaimana analisis iklan di Indonesia berdasarkan pendekatan psikologi komunikator?

    1.3  Tujuan Penulisan Makalah

    Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memaparkan unsur-unsur psikologi komunikator dilihat dari iklan yang tayang di televisi Indonesia serta menjadi salah satu tugas Ujian Akhir Semester untuk mata kuliah Psikologi Komunikasi.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1   Definisi Iklan

    Kata iklan (advertising) berasal dari bahasa Yunani, yang artinya adalah ‘mendorong orang pada gagasan’.Adapun pengertian iklan secara komprehensif adalah semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu.Secara umum, iklan berwujud penyajian informasi nonpersonal tentang suatu produk, merek, perusahaan, atau toko yang dijalankan dengan kompensasi biaya tertentu. Dengan demikian, iklan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.

    2.2   Macam-macam Iklan

    IKLAN TAKTIK

    Iklan yang memberikan penawaran spesial seperti discount serta bersifat jangka pendek yang membuat para pembeli akan segera membeli produk tersebut.

     IKLAN ELECTRONIC SOLUTION

    Iklan electronic solution dapat belanja alat electronic yang kita inginkan.yang bisa mendapatkan diskon 20% sampai 50%, bagi yang memegang kartu MANDIRI dan voucher serta hadiah menarik laiinnya.Penawaran hingga 12-15 juli 2012

     IKLAN MATAHARI

    Iklan matahari memanfaatkan hari libur sehingga diharapkan orang yang membaca iklan ini langsung pergi ke matahari untuk berbelanja.

    IKLAN LAYANAN MASYARAKAT

    Iklan Layanan Masyarakat atau Public Service Advertising merupakan iklan yang mengajak masyarakat untuk melakukan suatu tindakan untuk merubah perilaku  menjadi lebih baik.

    §       IKLAN COMMERCIAL

    Iklan comercial merupakan iklan untuk mempromosikan suatu produk ataupun jasa agar orang yang melihat tertarik dengan produk atau jasa yang ditawarkan.

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 Deskripsi Iklan

                Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yg ditawarkan,iklan juga merupakan  pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat umum

    3.2 Analisis Iklan

                Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang dilakukan oleh suatu perusahaan melalui media. Berikut merupakan 3 contoh iklan yang dianalisis  berdasarkan unsur psikologi komunikator, yaitu :

    1.      Iklan Fresh Care yang dibintangi oleh Agnes Monica (AgnezMo)

    Analisis Iklan Fresh Care berdasarkan etos Komunikator yaitu :

    a.      Kredibilitas

    • Pengaruh Pada Komunikan

    Pengaruh endoser Agnes Monika terhadap komunikan dalam iklan ini sangat berpengaruh karena Agnes Monika merupakan salah satu artis papan atas Indonesia yang mampu Go Internasional dan terkenal baik di dalam negeri maupun luar negeri. Sehingga daya tariknya untuk mengajak khalayak dalam mengkonsumsi produk tersebut sangat besar apalagi dalam iklan tersebut Agnes monika membawakannya dengan tarian dance yang menarik, sehingga menimbulkan suatu sugesti jika menggunakan produk tersebut dapat aktif dan energik seperti dia.

    • Situasi

    Fresh care merupakan produk aromaterapi yang berfungsi meringankan pegal-pegal serta menghangatkan tubuh, sementara Agnes monika merupakan artis yang sangat energik sehingga untuk mengilustrasikan saat dia pegal dengan  menggunakan produk ini sangat cocok dalam situasi tersebut sehingga konsumen yang sama halnya dengan profesi Agnes akan meniru menggunakan produk tersebut.

    b.      Atraksi (Attractiveness)

    ·         Daya tarik fisik komunikator

    Daya tarik Agnes yang mengilustrasikan iklan ini dengan tarian dance, sangat menarik karena dipadu padankan dengan busana dan tata rias yang elok dilihat memungkinkan menjadi salah satu daya tarik fisik bagi yang melihatnya.

    ·      Ganjaran

    Ganjaran yang didapat dengan menggunakan endoser Agnes Monika yaitu mendatangkan keuntungan yang besar bagi produsen prodak tersebut karena akan banyak konumen yang menggunakan produk tersebut.

    ·      Kemampuan

    Kemampuan Agnes dalam memerankan iklan tersebut telah berhasil karena telah banyak konsumen yang menggunakan produk tersebut, dapat dilihat dengan banyaknya produsen pesaing yang mengeluarkan produk sama persis seperti produk aroma terapi tersebut.

    c.       Kekuasaan

    ·   Kekuasaan yang dimiliki oleh endoser dalam iklan tersebut yaitu kekuasaan keahlian, karena    Monika dengan kepandaiannya dalam mengilustrasikan iklan tersebut mampu menjadi suatu daya tarik tersendiri. Selain kekuasaan keahlian, endoser juga memiliki kemampuan legal, karena iklan tersebut telah memenuhi syarat baik dalam penjualan produk maupun dalam hal penayangannya.

    2.      Iklan Shampoo Pantene yang dibintangi oleh Anggun C. Sasmi

    Analisis Iklan Shampoo Pantene berdasarkan etos Komunikator yaitu :

    a.      Kredibilitas

    • Pengaruh Pada Komunikan

    Pengaruh endoser Anggun C Sasmi terhadap komunikan dalam iklan ini sangat berpengaruh sama halnya dengan  Agnes Monika yang merupakan salah satu artis papan atas Indonesia yang mampu Go Internasional dan terkenal baik di dalam negeri maupun luar negeri. Sehingga daya tariknya untuk mengajak khalayak dalam mengkonsumsi produk tersebut sangat besar apalagi dalam iklan tersebut Anggun membawakannya dengan gaya modelling yang menarik disertai rambut tebal nan memukau, sehingga menimbulkan suatu sugesti jika menggunakan produk tersebut dapat mempunyai rambut yang bagus.

    • Situasi

    Pantene merupakan produk shampoo ternama yang ada di Indonesia yang menawarkan perawatan untuk rambut agar terlihat sehat dan indah. Situai ini selaras dengan keadaan rambut Anggun yang panjang dan sehat, sehingga sangat memungkinkan konsumen untuk sama punya rambut yang seperti Anggun.

    • Topik yang dibahas

    Selain sebagai salah satu artis terkenal ibu kota dan Go Internasional, Anggun juga mempunyai rambut yang indah, sehingga persis sama seperti topic yang dibahas oleh suatu perusahaan shampoo yang membutuhkan model dalam memerankan iklan tersebut.

    d.      Atraksi (Attractiveness)

    ·         Daya tarik fisik komunikator

    Daya tarik Anggun yang mengilustrasikan iklan ini dengan gaya modelling, sangat menarik karena dipadu padankan dengan busana dan tata rias yang elok dilihat memungkinkan menjadi salah satu daya tarik fisik bagi yang melihatnya apalagi rambut merupakan mahkota bagi setiap orang khususnya untuk wanita.

    ·      Ganjaran

    Ganjaran yang didapat dengan menggunakan endoser Anggun  yaitu mendatangkan keuntungan yang besar bagi produsen prodak tersebut karena akan banyak konumen yang menggunakan produk tersebut, karena didukung dengan keadaan rambut Anggun yang indah.

    ·      Kemampuan

    Kemampuan Anggun dalam memerankan iklan tersebut telah berhasil karena telah banyak konsumen yang menggunakan produk tersebut, dapat dilihat dengan banyaknya produsen pesaing yang mengeluarkan produk yang menawarkan kelebihan sama atau bahkan menyamai produk shampoo tersebut.

    e.      Kekuasaan

    ·   Kekuasaan yang dimiliki oleh endoser dalam iklan tersebut yaitu kekuasaan keahlian, karena     Anggun dengan kepandaiannya dalam mengilustrasikan iklan tersebut mampu menjadi suatu daya tarik tersendiri. Selain kekuasaan keahlian, endoser juga memiliki kemampuan legal, karena iklan tersebut telah memenuhi syarat baik dalam penjualan produk maupun dalam hal penayangannya.

    3.      Iklan White Coffe yang dibintangi oleh Iwan Fals

    Analisis White Coffe berdasarkan etos Komunikator yaitu :

    a.      Kredibilitas

    • Pengaruh Pada Komunikan

    Pengaruh endoser Iwan Fals terhadap komunikan dalam iklan ini sangat berpengaruh karena Iwan fals merupakan salah satu penyanyi legend artis Indonesia yang mempunyai karakter khas bagi para penikmat music. Selain karisma yang ia tunjukan pada saat membawakan iklan ini karakter pria dewasa pecinta kopi yang ia perankan pun sangat dijiwai sehingga pesan dari iklan ini tersampaikan dan dapat menarik konsumen untuk mengkonsumsi produk kopi tersebut.

    • Situasi

    White Coffe merupakan produk kopi seduh yang digemari oleh setiap orang, terutama kaum pria. Dengan menggunakan peran Iwan fals yang tentunya mempunyai banyak fans sangat tepat dengan situasi yang diinginkan produsen, Iwan Fals akan mampu menarik perhatian konsumen terutama kaum pria untuk mengkonsumsi kopi tersebut.

    f.        Atraksi (Attractiveness)

    ·         Daya tarik fisik komunikator

    Daya tarik Iwan Fals yang mengilustrasikan iklan ini dengan gitarnya, sangat menarik karena dipadu padankan dengan busana dan tata rias yang rapi dilihat memungkinkan menjadi salah satu daya tarik fisik bagi yang melihatnya.

    ·      Ganjaran

    Ganjaran yang didapat dengan menggunakan endoser Iwan Fals yaitu mendatangkan keuntungan yang besar bagi produsen prodak tersebut karena akan banyak konumen yang menggunakan produk tersebut.

    ·      Kemampuan

    Kemampuan Iwan fals dalam memerankan iklan tersebut telah berhasil karena telah banyak konsumen yang menggunakan produk tersebut, dapat dilihat dengan banyaknya produsen pesaing yang mengeluarkan produk sama persis seperti produk  tersebut.

    g.       Kekuasaan

    ·   Kekuasaan yang dimiliki oleh endoser dalam iklan tersebut yaitu kekuasaan keahlian, karena   Iwan fals dengan kepandaiannya dalam mengilustrasikan iklan tersebut mampu menjadi suatu daya tarik tersendiri. Selain kekuasaan keahlian, endoser juga memiliki kemampuan legal, karena iklan tersebut telah memenuhi syarat baik dalam penjualan produk maupun dalam hal penayangannya.

     BAB IV

    PENUTUP

    KESIMPULAN

                Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan,iklan juga merupakan  pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat umum.

                Analisis iklan menurut etos psikologi komunikator dapat dibagi menjadi 3, yaitu berdasarkan kredibilitas, atraktif, serta kekuasaan atau kemampuan yang dimiliki oleh seorang endoser.

    SARAN

                Setiap perusahaan hendaknya dalam menggunakan endoser atau artis harus yang memiliki kriteria sesuai etos komunikator, agar promosi yang dilakukan dapat mendatangkan suatu ganjaran keuntungan baik kepada produsen maupun untuk kesuksesan produk tersebut.

    DAFTAR PUSTAKA

    INTERNET

    1.       http://www.bimbingan.org/definisi-iklan.htm

    2.      http://rhany333.wordpress.com/2010/03/10/iklan-bahasa-iklan-dan-bahasa-komunikasi/

    3.      http://wildanokta.wordpress.com/2013/11/01/definisi-iklan-dan-macam-macam-iklan/

  • Makalah Teori dan Etika Periklanan

    A. Latar Belakang
    Dalam perkembangan dunia bisnis dewasa ini, iklan merupakan salah satu kekuatan terbesar yang dapat digunakan untuk menarik minat konsumen sebanyak-banyaknya terhadap barang atau jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan. Penekanan utama iklan adalah akses informasi dan promosi dari pihak produsen kepada konsumen. Secara teoritik, iklan yaitu sebagai suatu bentuk penyampaian pesan dalam komunikasi non personal yang mengikuti alur teori yang berlaku pada ilmu komunikasi umumnya dan khususnya komunikasi massa. Dalam kegiatan periklanan ada juga beberapa teori yang patut diingat dan dijadikan pegangan dalam kegiatan periklanan tersebut.

    Iklan pada hakikatnya merupakan salah satu strategi pemasaran yang dimaksudkan untuk mendekatkan barang yang hendak dijual kepada konsumen, dengan kata lain mendekatkan konsumen dengan produsen. Sasaran akhir seluruh kegiatan bisnis adalah agar barang yang telah dihasilkan bisa dijual kepada konsumen. Secara positif iklan adalah suatu metode yang digunakan untuk memungkinkan barang dapat dijual kepada konsumen.

    Kegiatan periklanan ini juga tak lepas dari badan hokum dan etika yang harus ditaati oleh para pelaku periklanan khususnya di Indonesia. Sebagaimana diketahui Pemerintah sudah mengatur tata cara beriklan di dalam undang-undang pers di Indonesia, jadi etika dalam periklanan ini harus selalu dijaga segala batasan-batasan dalam kegiatan periklanan hendaknya harus ditaati dan dipatuhi oleh para pelaku periklanan khususnya di Indonesia jangan sampai melanggar etika dan undang-undang tang telah ditetapkan oleh pemerintah.

    B. Rumusan Masalah
    Rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembahasan ini yaitu menyangkut tentang teoro-teori dalam periklanan dan bagaimana etika yang ada dan harus diketahui dalam kegiatan periklanan kemudian apasaja undang-undang dalam periklanan.

    BAB II
    PEMBAHASAN

    A. Definisi Dan Teori Dalam Periklanan
    Dalam hal ini yang dimaksud periklanan adalah kegiatan atau alat dalam mempertahankan dan melanjutkan apa yang telah diupayakan oleh produsen dalam mengenalkan produk yang telah dipresentasikan kepada konsumen yaitu lewat berbagai media yang mendukung untuk menarik minat konsumen, diantaranya adalah koran, radio, spanduk, leaflet, event dan lain sebagainya. sehingga konsumen akan menjadi yakin dengan produk yang telah ditawarkan oleh produsen.
    Menurut Arens (dalam Lubis, 2007)) iklan dikatakan sebagai komunikasi informasi yang terstruktur dan disusun bukan oleh perseorangan, biasanya dibayar untuk dan secara alami umumnya membujuk tentang produk (barang, jasa dan ide) yang diidentifikasi sponsor lewat berbagai media. Sedangkan menurut Tom Duncan (dalam Lubis,2007) iklan adalah hal yang tidak pribadi, pengumuman yang dibayar oleh suatu sponsor yang diketahui. Menurut (Blech&Blech) periklana didefinisikan sebagai bentuk pembayaran dari komunikasi nonpersonal tentan sebuah organisasi, produk, pelayanan atau ide melalui sponsor yang teridentifikasi.
    Adapun teori yang berkaitan dengan iklan, ada beberapa teori yang patut dicatat sebagai pegangan dengan teori tersebut kita dapat menjadikannya dasar pijakan melihat konsep-konsep iklan. Adapun dari berbagai teori periklanan yang ada kali ini akan membahas sedikit tentang Teori Efek Minimal yaitu bagaimana teori ini berasumsi.
    B. Teori Efek Minimal
    Anggapan yang beredar dimasyarakat umum kebanyakan bahwa ada korelasi positif antara peningkatan biaya pemasangan iklan dengan banyaknya produk yang terjual dalam satuan waktu tertentu. Kalau biaya pemasangan iklan makin besar akan makin banyak pula penjualannya terhadap produk yang diiklankan, demikian juga bila sebaliknya kalau biaya pemasangan iklan semakin kecil maka semakin kecil juga volume penjualan atas barang-barang atau jasa tersebut.

    Michael Scudson mengemukakan teorinya yang membantah anggapan ini. Menurutnya yang terjadi malah sebaliknya, ada korelasi negatif antara biaya pemasangan iklan dengan volume penjualan produksi. Artinya semakin besar biaya pemasangan iklan akan mempengaruhi makin kecilnya volume penjualan dan sebaliknya semakin kecil biaya yang dikeluarkan untuk memasang iklan mengakibatkan semakin besar volume penjualan. Teori ini kemudian dia sebut dengan “Teori Efek Minimal”.
    Contoh ; Penjualan narkoba yang merupakan produk berbahaya bagi manusia tapi tetap laris padahal produk-produk itu tidak pernah diiklankan melalui media massa kepada khlayak.
    Jadi menurut teori efek minimal ini, iklan memberikan efek yang sangat kecil atau efek minimal yang pada saat sesuatu produk benar-benar sangat diperlukan oleh para pembeli dalam kurun waktu tertentu. Demikian “Teori Efek Minimal” ini berasumsi tentang pengaruh iklan terhadap kebutuhan konsumen.
    C. Pentingnya Etika dalam Iklan
    Sebelumnya, istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu, tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan atau adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
    Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukanatau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000). Dalam kegiatan periklanan juga etika sangat penting untuk dipatuhi dan di jaga oleh setiap pelaku periklanan.
    Berbicara tentang Iklan, Iklan dibagi menjadi dua macam yaitu iklan yang persuasif dan iklan yang informatif. Iklan yang persuasif biasanya ditemukan pada produk-produk yang bukan kebutuhan umum. Iklan tersebut berusaha untuk menarik hati dan membujuk konsumen untuk membeli produknya. Sedangkan iklan yang informatif adalah iklan yang menyediakan informasi dan memperkenalkan suatu hal. Namun didalam dunia periklanan tidak ada yang namanya murni iklan persuasif ataupun iklan yang informatif. Iklan selalu mengandung unsur dari keduanya. Ketika mengiklankan sesuatu, iklan tersebut pasti d buat seinformatif dan semenarik mungkin untuk menarik hati konsumenya.
    Berbahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan bagian dari identitas bangsa. Berbicara yang baik seharusnya disosialisasikan di kalangan anak muda, publik figur, selebritis dan politikus di negeri ini. Rusaknya kaidah berbahasa tampaknya didominasi oleh bahasa iklan di media massa, baik media cetak maupun elektronik. Penggunaan bahasa dan istilah asing dalam periklanan di Indonesia sudah sangat banyak ditemui. Akan tetapi penggunaan bahasa asing menjadi tren dalam periklanan. Penggunaan bahasa asing yang berlebihan menurut saya juga tidak baik karena di Indonesia tidak banyak masyarakat yang mengerti bahasa asing.
    Industri periklanan merupakan suatu tuntutan kebutuhan komunikasi dan pemasaran dunia. Usaha periklanan akan berperan dalam menentukan pembangunan sesuai cita-cita dan falsafah bangsa. Oleh karena itu periklanan di Indonesia harus senantiasa aktif, positif dan kreatif dan harus menjunjung tinggi kaidah dalam berbangsa. Hal itu sebagai pemicu pembangunan di Indonesia sendiri. Periklanan harus beretika dan sesuai nilai luhur bangsa ini. Periklanan di Indonesia seharusnya tidak hanya memperoleh manfaat dari perkembangan ekonomi dunia. Tetapi, iklan harus mengimbangi pengaruh negatif dalam iklan tersebut yang mungkin saja akan timbul. Antara iklan satu sama lain harus saling menghormati agar tercipta periklanan yang sehat, jujur dan bertanggung jawab.
    Dibalik banyaknya iklan yang ditawarkan ternyata menyimpan suatu persoalan yaitu etika dalam beriklan. Iklan di Indonesia banyak kasus penipuan terhadap konsumen bahkan pembodohan. Semakin berkembangnya iklan di Indonesia maka semakin banyak permasalahannya. Oleh karena itu, periklanan di Indonesia khususnya harusnya menjaga etika dalam iklan karena sangat penting menjaga kaidah dan etika dalam berbahasa karena itu akan mempengaruhi produk itu sendiri.

    D. Iklan Harusnya Yang Mendidik
    Dalam periklanan, etika dan persaingan yang sehat sangat diperlukan untuk menarik konsumen. Karena dunia periklanan yang sehat sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi suatu negara. Sudah saatnya iklan di Indonesia khususnya itu bermoral dan beretika. Berkurangnya etika dalam beriklan membuat keprihatinan banyak orang kususnya dikalangan masyarakat dan konsumen. Tidak adanya etika dalam beriklan akan sangat merugikan bagi masyarakat, selain itu juga bagi ekonomi suatu negara dengan secara tidak sadar iklan yang tidak beretika akan menghancurkan nama mereka sendiri bahkan negaranya sendiri. Saat ini banyak kita jumpai iklan-iklan di media cetak dan media elektronik menyindir dan menjelek-jelekkan produk lain. Memang iklan tersebut menarik, namun sangat tidak pantas karena merendahkan produk saingannya.
    Di Indonesia iklan-iklan yang dibuat seharusnya sesuai dengan kebudayaan kita dan bisa memberikan pendidikan bagi banyak orang. Banyak sekali iklan yang tidak beretika dan tidak sepantasnya untuk di iklankan. Makin tingginya tingkat persaingan menyebabkan produsen lupa atau bahkan pura-pura lupa bahwa iklan itu harus beretika. Banyak sekali yang melupakan etika dalam beriklan. Iklan sangat penting dalam menentukan posisi sebuah produk. Sekarang ini banyak ditemukan iklan yang terlalu vulgar dan liar dalam memberikan informasi kepada masyarakat.
    Iklan yang ditawarkan kepada masyarakat umumnya tidak mendidik. Dalam iklan terdapat sifat yang menunjukan sifat matrealisme, konsumerisme dan hedonisme. Iklan yang disampaikan seharusnya mengutamakan prinsip kebenaran. Sesuatu yang disampaikan seharusnya memang benar-benar terjadi. Banyak produk yang memiliki kelemahan-kelemahan tertentu, namun dalam pengiklanan terhadap masyarakat di manipulasi sehingga terlihat sempurna di mata konsumen.
    Berbagai permasalahan tersebut yang bersinggungan dengan etika contohnya sebagai berikut:
    · Iklan yang ditampilkan tidak mendidik
    Beberapa iklan banyak yang tidak memberikan nilai edukasi kepada masyarakat. Banyak sekali iklan-iklan yang tidak logis. Banyak juga iklan yang menojolkan seksualitas dan kekerasan dalam penayangannya. Sebenarnya iklan tersebut tidak layak untuk ditampilkan.
    · Iklan yang ditampilkan menyerang produk lain
    Banyak produk iklan yang berusaha menjatuhkan produk lain, biasanya produk ini sejenis. Tentunya tindakan ini sangat tidak etis dan tidak seharusnya dilakukan karena tindakan tersebutakan merugikan pihak lain.

    E. Makna Etika dan Estetika Dalam Iklan
    Fungsi iklan yang pada akhirnya membentuk citra sebuah produk dan perusahaan di mata masyarakat. Citra ini terbentuk oleh kesesuaian antara kenyataan sebuah produk yang diiklankan dengan informasi yang disampaikan dalam iklan tersebut, Prinsip etika dalam bisnis yang paling relevan dalam hal ini adalah nilai kejujuran dalam menyampaikan iklan. Dengan demikian, iklan yang membuat pernyataan salah atau tidak benar dengan maksud memperdaya konsumen adalah sebuah tipuan semata.

    Ciri-ciri iklan yang baik :
    · Etis, yaitu berkaitan dengan kepantasan dalam menampilkan sebuah iklan kepda masyarakat.
    · Estetis, yaitu berkaitan dengan kelayakan seperti, target market, target audiennya, kapan harus ditayangkan?.
    · Artistik, yaitu bernilai seni sehingga mengundang daya tarik khalayak yang melihat iklan tersebut.

    Contoh Penerapan Etika dalam Periklanan :
    · Iklan rokok, yaitu dengan tidak menampakkan secara eksplisit orang yang sedang merokok.
    · Iklan pembalut wanita, yaitu dengan tidak memperlihatkan secara realistis dengan memperlihatkan daerah kepribadian wanita tersebut.
    · Iklan sabun mandi, yaitu dengan tidak dengan memperlihatkan orang mandi secara utuh.
    Etika secara umum :
    · Jujur, yaitu tidak memuat konten yang tidak sesuai dengan kondisi produk yang diiklankan.
    · Tidak memicu konflik dan sara SARA.
    · Tidak mengandung pornografi di dalamnya
    · Tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.
    · Tidak melanggar etika bisnis, contoh: saling menjatuhkan produk tertentu dan sebagainya.
    · Tidak plagiat atau meniru iklan produk lain.

    F. Hukum dan Undang-undang Periklanan di Indonesia

    1. UUPK
      UUPK ialah undang-undang yang mengatur mengenai periklanan di Indonesia. Tujuan dari suatu perlindungan konsumen adalah sebagai berikut :
      · Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri.
      · Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari ekses negative pemakaian barang dan/atau Jasa.
      · Meningkatkan pemberdayaan konsumen daalm memilih menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen.
      · menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi.
      · Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha.
      · Meningkatkan kualitas barang dan/atau jasa yang menjamin kelangsungan usaha produksi barang dan/atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen.
    2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang PERS
      Pers berdasarkan Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang PERS (untuk selanjutnya disebut UU Pers) merupakan lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media cetak, media elektronik dan segala jenis saluran yang tersedia.

    Dalam hal ini peran pers untuk memenuhi pengetahuan kebutuhan konsumen salah satunya adalah melalui iklan. Namun iklan tersebut harus diberikan kepada konsumen secara tepat, akurat dan benar.
    Perusahaan iklan oleh UU Pers dilarang untuk :
    · Memuat iklan yang dapat merendahkan martabat suatu agama dan/atau kerukunan hidup antar umat beragama serta bertentangan dengan rasa kesusilaan masyarakat.
    · Memuat iklan minuman keras, narkotika, psikotropika dan zat aditif lainnya tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
    · Memuat iklan dengan peragaan rokok dan/atau penggunaan rokok.

    1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran
      Periklanan dapat dilakukan salah satunya melalui penyiaran, yang terorganisir dalam suatu lembaga penyiaran. Penyiaran menurut Pasal 1 butir 1 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran (untuk selanjutnya disebut UU Penyiaran) adalah kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan gelombang elektromagnetik, kabel, serat optik dan/atau media lainnya untuk daat diterima oleh masyarakat dengan pesawat penerima siaran radio dan/atau pesawat penerima siaran televisi atau perangkat elektronik lainnya dengan atau tanpa alat bantu.
      Sedangkan pengertian siaran menurut Pasal 1 butir 2 UU Penyiaran adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, gambar atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis dan karakter lainnya yang dapat diterima melalui pesawat penerima siaran radio, televisi atau perangkat elektronik lainnya, baik yang bersifat interaktif maupun tidak, dengan atau tanpa alat bantu.

    BAB III
    PENUTUP

    A. Kesimpulan
    Dalam periklanan kita tidak dapat lepas dari teori yang diterapkan, etika, hokum dan undang-undang yang berlaku. Dimana didalam iklan itu sendiri mencakup pokok-pokok bahasan yang menyangkut reaksi kritis masyarakat khususnya di Indonesia tentang sebuah iklan yang dapat dipandang sebagai kasus etika dalam periklanan. Sebuah perusahaan harus memperhatikan etika dan estetika dalam sebuah iklan dan terus memperhatikan hak-hak konsumen dan apa yang akan didapat dengan adanya iklan tersebut.
    Maka demikian menjaga etika dalam kegiatan periklanan ini sangatlah penting karena dengan terciptanya iklan-iklan yang baik dan mendidik maka akan baik pula citra periklanan khususnya di Negara Indonesia yang dengan penduduknya berasal dari berbagai suku dan bahasa.

    B. Saran
    Dalam penulisan ini penulis memberikan saran yaitu dalam bisnis periklanan perlulah adanya kontrol tepat yang dapat mengimbangi kerawanan tersebut sehingga tidak merugikan konsumen. Sebuah perusahaan harus memperhatikan kepentingan dan hak – hak konsumen, dan tidak hanya memikirkan keuntungan semata.

    DAFTAR PUSTAKA

    Lubis, Tania Fatima. 2007. Teori-teori periklanan dan unsure periklanan. Universitas Indonesia: Depok
    Shimp, Terence A. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Erlangga : Jakarta
    Kusuma Aris, Etika Bisnis ( Etika Dalam Iklan). Universitas Negeri Malang, 2014
    www. Google.co.id/undang-undang Periklanan di Indonesia di akses pada 07 september 2015.

  • Penulisan Huruf Kapital Menurut PUEBI

    Penulisan Huruf Kapital Menurut PUEBI

    Penulisan Huruf Kapital Menurut PUEBI. Penggunaan huruf besar (kapital) memiliki aturan. Hal ini perlu diperhatikan terutama untuk penulisan dokumen penting dan resmi.

    Pediman Penggunaan Huruf Kapital

    1. Huruf Pertama Kalimat

    Semua kalimat harus diawali dengan Huruf Kapital. Baik itu kalimat di awal paragraf maupun di dalam paragraf.

    Contoh Penggunaan

    Pada suatu hari, Budi sedang mencari kayu bakar di tengah hutan. Tidak lama kemudian, Budi bertemu dengan beruang yang sedang tertidur.

    2. Huruf Pertama Pada Kalimat Langsung

    Seluruh kalimat langsung, diawali dengan huruf kapital.

    Aura Kasih bertanya kepada penyelenggara, “Apakah Riders yang yang diminta sudah disiapkan?”

    3. Benda yang berhubungan Keagamaan

    Semuah hal yang berkaitan dengan istilah keagamaan diawali dengan huruf besar.

    Contoh Penggunaan

    1. Islam
    2. Kristen
    3. Protestan
    4. Hindu
    5. Budha
    6. Konghucu
    7. Qur’an
    8. Alkitab
    9. Injil
    10. Muharram
    11. Yang Mahakuasa

    Kegiatan keagamaan tidak ditulis dengan huruf kapital, Kecuali menjai awal kalimat.

    1. imam
    2. puasa
    3. kebaktian
    4. misa
    5. ibadah
    6. salat

    4. Gelar Kehormatan

    Penulisan gelar kehormatan, keturunan dan keagamaan yang diikuti dengan nama orang ditulis dengan huruf besar.

    1. Pangeran Diponegoro
    2. Haji Anwar
    3. Sultan Hasanuddin
    4. Imam Malik
    5. Nabi Nuh
    6. Kanjeng Raden Ajeng Kartini

    Gelar kehormatan tanpa diikuti nama orang, ditulis dengan huruf kecil.

    1. Luna Maya baru saja naik haji tahun ini.

    5. Jabatan

    Gunakan huruf kapital sebagai huruf pertama dalam penulisan nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu.

    Contoh penggunaan:

    ·         Wakil Presiden Adam Malik

    ·         Perdana Menteri Nehru

    ·         Namanya adalah Profesor Supomo

    ·         Ayahnya adalah Sekretaris Jenderal Departemen Pertanian

    ·         Ayahku diangkat sebagai Gubernur Jawa Tengah

    Gunakan huruf kapital sebagai huruf pertama dalam penulisan nama jabatan atau nama instansi yang merujuk kepada bentuk lengkapnya.

    Contoh pemakaian yang benar:

    ·         Sidang itu dipimpin oleh Presiden Republik Indonesia.

    ·         Dekret mengangkat Soeprijadi sebagai Panglima Besar TKR, namun ia tidak muncul, dan kepala staff Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo ditetapkan sebagai pemimpin sementara.

    ·         Kegiatan itu sudah direncanakan oleh Departemen Pendidikan Nasional.

    Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama dalam penulisan nama jabatan dan pangkat yang tidak merujuk kepada nama orang, nama instansi, atau nama tempat tertentu.

    Contoh penggunaannya:

    ·         Inspektur dua polisi memiliki tanda pangkat balok emas satu, setara dengan letnan dua TNI.

    ·         Menjadi panglima besar Tentara Nasional Indonesia pertama, ia secara luas terus dihormati di Indonesia.

    ·         Di setiap departemen terdapat seorang inspektur jenderal.

    6. Nama Orang

    Penulisan nama orang yang benar adalah dengan memakai huruf kapital sebagai huruf pertama di setiap kata.

    Contoh penulisan:

    ·         Naura Amalia

    ·         Arvin Rasyid Idris Firdaus

    ·         Alexandra Lathifa Adniyya

    ·         Arief Wibowo

    Catatan:

    (1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti pada,

    ·         de, van, dan der (dalam nama Belanda)

    ·         von (dalam nama Jerman)

    ·         da (dalam nama Portugal).

    Contoh pemakaian:

    ·         J.J de Hollander

    ·         J.P. van Bruggen

    ·         H. van der Giessen

    ·         Otto von Bismarck

    ·         Vasco da Gama

    (2) Dalam nama orang tertentu, huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata bin atau binti.

    Contoh penulisan:

    ·         Naura Amalia binti Arief Wibowo

    ·         Firdaus bin Arief Wibowo

    ·         Eka Agustina binti Tatang Sudiana

    ·         Arief Wibowo bin Didin Sulaeman

    Gunakan huruf kapital sebagai huruf pertama dalam penulisan singkatan nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.

    Contoh penggunaan:

    ·         40 J/K atau JK-1 –> 40 Joule per Kelvin

    ·         40 N –> 40 Newton

    Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran

    Contoh penerapan:

    ·         Mesin diesel

    ·         10 volt

    ·         5 ampere

    Aseli..yang ini ngebingungin deh..help me, Pemirsa!

    7. Kebangsaan

    Gunakan huruf kapital sebagai huruf pertama dalam penulisan nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

    Contohnya:

    ·         Bangsa India

    ·         Suku Sunda

    ·         Bahasa Jawa

    Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang digunakan sebagai bentuk dasar kata turunan.

    Contohnya:

    ·         Pengindonesiaan kata asing

    ·         Keinggris-inggrisan

    ·         Kejawa-jawaan

    8. Waktu dan Peringatan

    Gunakan huruf kapital sebagai huruf pertama dalam penulisan nama tahun, bulan, hari, dan hari raya.

    Contoh penulisannya:

    ·         Tarikh Masehi

    ·         Tahun Hijriah

    ·         Bulan Januari

    ·         Hulan Ramadhan

    ·         Hari Minggu

    ·         Hari Nyepi

    ·         Hari Lebaran

    ·         Hari Natal

    Gunakan huruf kapital sebagai huruf pertama dalam penulisan unsur-unsur nama peristiwa sejarah.

    Contoh pemakaiannya:

    ·         Perang Bubat

    ·         Perang Dunia II

    ·         Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

    Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama.

    Contoh penggunaannya:

    ·         Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.

    ·         Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.

    9. Tempat

    Gunakanlah huruf kapital sebagai huruf pertama dalam penulisan unsur-unsur nama geografi (tempat).

    Contoh penerapannya:

    ·         Bandung –> kampong halamanku ini

    ·         Solo

    ·         Asia Selatan

    ·         Cirebon

    ·         Malaysia

    ·         Singapura

    ·         Kamboja

    ·         Filipina

    ·         Eropa

    ·         Jawa Barat

    Gunakan huruf kapital sebagai huruf pertama dalam penulisan unsur-unsur nama geografi yang diikuti nama diri geografi.

    Contohnya yang benar:

    ·         Bukit Barisan

    ·         Danau Toba

    ·         Dataran Tinggi Dieng

    ·         Gunung Semeru

    ·         Jalan Diponegoro

    Gunakan huruf kapital sebagai huruf pertama dalam penulisan nama diri atau nama diri geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya.

    Contohnya:

    ·         Ukiran Jepara

    ·         Pempek Palembang

    ·         Tari Melayu

    ·         Sarung Mandar

    ·         Asinan Bogor

    ·      Batagor Mang Ihsan –> sumpah ini enak banget! Kalo kamu ke Bandung, cobain deh! *bukan endorse yaa 😀

    Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti oleh nama diri geografi.

    Contoh penggunaan:

    ·         Berlayar ke teluk

    ·         Mandi di sungai

    ·         Menyeberangi selat

    ·         Berenang di danau

    Ini yang sering lupa:

    Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama diri geografi yang digunakan sebagai penjelas nama jenis.

    Contoh penulisan:

    ·         Nangka belanda

    ·         Kunci inggris

    ·         Harimau sumatera

    ·         Petai cina

    ·         Pisang ambon

    ·         Jeruk bali

    10. Lembaga Negara

    Gunakan huruf kapital sebagai huruf pertama dalam penulisan semua unsur nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi, kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau, dan untuk.

    Contoh penggunaan:

    ·         Republik Indonesia

    ·         Departemen Keuangan

    ·         Majelis Permusyawaratan Rakyat

    ·         Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2001

    ·         Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak

    Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi.

    Contoh pemakaian:

    ·         Beberapa badan hukum

    ·         Kerja sama antara pemerintah dan rakyat

    ·         Menjadi sebuah republik

    ·         Menurut undang-undang yang berlaku

    Catatan:

    Jika yang dimaksudkan ialah nama resmi negara, lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan dokumen resmi pemerintah dari negara tertentu, misalnya Indonesia, huruf awal kata itu ditulis dengan huruf kapital.

    Contoh penulisan yang benar:

    ·         Pemberian gaji bulan ke-13 sudah disetujui Pemerintah.

    ·         Tahun ini Departemen Keuangan sedang menelaah masalah itu.

    ·         Surat itu telah ditandatangani oleh Direktur.

    Errr..baiklah. Yang ini juga cukup bikin aku garuk-garuk kepala karena ketombean bingung. Tulis aja dulu deh, entar dipelajari lagi.

    Yak, lanjut!

    11. Nama-nama Resmi

    Gunakanlah huruf kapital sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan judul karangan.

    Contoh penulisan:

    ·         Perserikatan Bangsa-Bangsa

    ·         Rancangan Undang-Undang Kepegawaian

    ·         Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial

    ·         Dasar-Dasar Ilmu Pemerintahan

    12. Karya Tulis

    Pakailah huruf kapital sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.

    Contoh penulisan judul yang benar sesuai PUEBI:

    ·         Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.

    ·         Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.

    ·         Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.

    ·         Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.

    13. Singkatan Gelar, Pangkat, dan Sapaan

    Gunakanlah huruf kapital sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diri seseorang.

    Contoh singkatan nama orang:

    ·         Dr. Handoko –> Doktor Handoko

    ·         Ani Sulastri, S.E. –> Ani Sulastri, Sarjana Ekonomi

    ·         S.H. –> sarjana hukum

    ·         S.S. –> sarjana sastra

    ·         S.Kp. –> sarjana keperawatan

    ·         M.A. –>master of arts

    ·         M.Hum. –> magister humaniora

    ·         Prof. –> profesor

    ·         K.H. –> kiai haji

    ·         Tn. –> tuan

    ·         Ny. –> nyonya

    ·         

    14. Kekerabatan

    Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan atau penyapaan.

    Contoh penulisan:

    ·         Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.

    ·         Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

    ·         Dia tidak mempunyai saudara yang tinggal di Jakarta.

    15. Kata Sapaan (Penting)

    Gunakanlah huruf kapital sebagai huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan.

    Contoh penggunaan:

    ·         Sudahkah Anda tahu?

    ·         Siapa nama Anda?

    ·         Surat Anda telah kami terima dengan baik.

    Fiuh..kelar juga *lap keringet jempol karena ngetik banyak

    Nah, itulah cara penulisan huruf kapital yang benar menurut PUEBI (kata Bunda, dulu namanya EYD). Banyak yaaa ternyataaa *nelen ludah

    “Kalo belajarnya dicicil ya akan bisa juga, mau sebanyak apapun,” komentar Bunda seperti bisa menebak isi hatiku hanya dengan melihat garis mukaku yang mengernyit seperti orang lagi ngeden. 

    Bunda emang determinasinya tinggi. To my horror, she is trying to transmit that attitude to me. Ya hororlah..karena kemaren-kemaren aku santai abis kayak di pinggir pantai berandai-andai, sekarang mesti belajar kayak dikejar-kejar kelelawar (sorry guys, ga nyambung tapi yang penting rimanya pas, maksa sih hahaha). Entah dikasih makan apa dulu Bunda sama Ninin (nenekku).

  • Studi Kasus Etika Berpakaian Pegawai Kantor di Kantor Pajak Cimahi

    ETIKA BERPAKAIAN SEORANG PEGAWAI KANTOR

    RUANG LINGKUP:

    KANTOR PAJAK CIMAHI

    Yulia Karlina

    135211029

    3A –  D3 Administrasi Bisnis

    D3 Administrasi Bisnis – Administrasi Niaga

    Politeknik Negeri Bandung

    Abstrak

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengaruh etika terhadap cara berpakaian para pegawai kantor saat ini. Beberapa data atau informasi yang diperoleh merupakan hasil dari suatu metode penelitian deskriptif kuantitatif karena dibantu dengan menggunakan software SPSS dalam hal pengolahan data yaitu dengan melakukan observasi secara langsung selama 3 bulan dan pengambilan data dengan mengedarkan kuesioner kepada 50 responden yang merupakan masyarakat yang pernah mengunjungi Kantor tersebut atau kepada para customernya. Dengan adanya kuesioner ini diharapkan dapat membantu hasil penelitian agar lebih akurat dan terjamin kebenarannya. Setelah data diperoleh dalam kurun waktu kurang lebih 2 minggu kemudian data tersebut diolah serta diuji dengan menggunakan uji regresi linier, maka dihasilkan suatu data yang menyebutkan bahwa sebagian besar cara berpakaian kantor yang dikenakan para pegawai itu dipengaruhi oleh etika masing-masing pegawai dan sebagian kecilnya merupakan faktor yang mempengaruhinya, diantaranya adalah selera masyarakat dan juga mode fashion yang sedang marak saat ini.

    Kata kunci: etika dan berpakaian.

    Abstract

    This study aims to determine the level of influence of ethics on how to dress the clerks office at this time. Some data or information obtained is the result of a method of quantitative descriptive research because it helped by using SPSS software in terms of data processing that is by direct observation for three months and retrieval of data by distributing questionnaires to 50 respondents who are the people who have visited the office of to its customers. With the questionnaire is expected to help the research to be more accurate and guaranteed the truth, after the data obtained in less than two weeks later the data is processed and tested using linear regression, the generated data that says that the majority of dress office worn by the employees that are affected by the ethics of each employee and patches are factors that influence it, such as public taste and fashion mode which currently emerging.

    Keywords: ethics and dress.

    OVERVIEW

    Suatu perusahaan dalam men- jalankan usahanya tentu sudah memi- liki kriteria atau karakteristik bagi pegawainya untuk memajukan dan mencapai tujuan perusahaannya tersebut.

    Dalam hal ini, salah satu aspek yang dijadikan tolak ukur dalam pemilihan pegawai adalah penampilan yang menarik. Penampilan yang menarik disini tidak hanya dilihat dari paras yang cantik atau tampan, kulit yang putih dan mulus, ataupun dari segi rambut dan make-up yang mencolok melainkan dilihat dari segi penampilan dan busana yang rapi, sopan dan tetap menarik.

    Menurut Chaniago (2013:239), dalam bukunya yang berjudul Mana- jemen Kantor Kontemporer menga- takan bahwa berbusana mencermin- kan kepribadian seseorang, sehingga dalam berbusana perlu disesuaikan dengan kesempatan atau acara dan situasi yang dikunjungi agar tidak terjadi salah tingkah dan menimbul- kan persepsi negatif dari orang lain.

    Ada berbagai mode busana yang diciptakan sesuai kondisi dan untuk acara-acara tertentu. Selain itu, Chaniago (2013:240) mengemukakan kembali bahwa dalam kenyataan sehari-hari, sering kita hadapi oleh berbagai keterbatasan. Begitu juga halnya dengan jumlah pakaian yang dimiliki. Misalkan saja Anda seorang pegawai yang tiap hari harus pergi ke kantor, sedangkan busana yang dimiliki terbatas, dalam kesibukkan seorang pegawai dituntut harus selalu tampil rapi.

    PENGERTIAN ETIKA

    Etika adalah ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral. 

    Pengertian ini muncul mengi- ngat etika berasal dari bahasa Yunani kuno “ethos” (jamak: ta etha), yang berarti adat kebiasaan, cara berpikir, akhlak, sikap, watak, cara bertindak. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988, menjelaskan etika dengan membedakan tiga arti, yakni: Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, kumpulan azas atau nilai, dan nilai mengenai benar dan salah.

    Menurut Harmon Chaniago (2013:237) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Kantor Kontem- porer mengatakan bahwa etika adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, didasarkan pada kebiasa- an yang mereka lakukan. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa etika adalah nilai-nilai dan norma-norma moral, yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. (K. Bertens). Kemudian, W.J.S Poerwa -darminto mengatakan bahwa etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).

    PENGERTIAN BERPAKAIAN

    Pakaian adalah salah satu dari seluruh rentang penandaan yang paling jelas dari penampilan luar, yang dengannya seseorang menem- patkan diri mereka terpisah dari orang lain, yang selanjutnya berkembang menjadi identitas suatu kelompok tertentu.

    Hasil wawancara dengan sejum-lah informan tentang perkembangan trend fashion saat ini,khususnya trend mode di kalangan mahasiswa putri fisip unhalu mereka mengatakan bahwa, “perkembangan trend busana mahasiswa putri fisip unhalu saat ini lebih mengarah pada penggunaan mode busana yang sedang trend pada saat sekarang ini, hal ini dapat dilihat dari setiap aktifitas mahasiswa pada saat mereka mengikuti proses perkuliahan, pakaian-pakaian ketat (press body) lebih dominan menghiasi lingkungan kampus”.

    Hal diatas sesuai dengan pernyataan yang mengatakan bahwa fashion merupakan salah satu bentuk gaya hidup yang dapat dicoba, dipertahankan, atau ditinggalkan (Piliang, 2004: 306). “Kecenderungan pada trend busana baru lebih dimotivasi oleh sebuah pemikiran bagaimana mengespresikan diri lewat pakaian yang mereka pakai”. Malcolm Barnard dalam bukunya Fashion sebagai komunikasi, memulai pengertiannya mengenai fashion dengan mengacu pada Oxford English Dictionary (OED). Menurut Malcolm, “Etimologi kata ini terkait dengan bahasa latin, Factio, yang artinya membuat”. Karena itu, arti asli fashion adalah sesuatu kegiatan yang di lakukan seseorang, tidak seperti dewasa ini yang memaknai fashion sebagai sesuatu yang dikenakan seseorang.

    Seperti yang di kutip oleh Idi Subandi Ibrahim (Peneliti Media dan Kebudayaan Pop dalam Pengantar Buku Malcolm Barnard, fashion dan komunikasi:2007)Thomas Carlyle mengatakan,”Pakaian adalah perlambang jiwa”. Masih menurut Idi: “Pakaian tak bisa dipisahkan dari perkem- bangan sejarah kehidupan dan budaya manusia”.

    Studi tentang fashion adalah bukan hanya tentang pakaian, tapi juga peran dan makna pakaian dalam tindakan sosial. Dengan kata lain, fashion bisa di metaforakan sebagai kulit sosial yang didalamnya membawa pesan dan gaya hidup suatu komunitas tertentu yang adalah suatu bagian dari kehidupan sosial. Di samping itu, fashion juga mengekspresikan suatu identitas tertentu.

    PERKEMBANGAN PENAMPILAN/PAKAIAN KANTOR

    Berpenampilan yang baik bukan semata-mata bagaimana kita berbu- sana serta apa saja yang tampak dari luar. Akan tetapi, penampilan yang baik adalah keserasian yang menye- luruh. Mulai dari pemilihan busana, potongan rambut, make-up dan aksesorisnya. Dalam hal ini yang pali- ng menonjol adalah cara mengenakan busananya.

    Melihat kenyataan dua dasa- warsa terakhir, dalam berbusana banyak sekali diwarnai oleh selera yang sudah dipengaruhi industri mode, terjadi perubahan-perubahan dalam dunia mode. Perubahan dalam dunia mode itu sendiri disebabkan adanya dinamika yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan pengaruh mode ini mendorong orang untuk mengikutinya.

    Para pengikut mode yang setia dan kalangan modis menyambutnya dengan penuh antusias, namun tak sedikit pula orang yang kesal dan bingung apabila gaya baru yang ditawarkan tidak cocok, tak sesuai dengan selera atau karena tidak tahu harus memilih yang mana.

    Sekarang ini terlihat pemakaian busana kerja khususnya untuk ke kantor tidak lagi seperti dulu, yang pada umumnya berupa pakaian kerja yang disain, jenis tekstil dan warna bahannya seragam atau sama. Sudah terjadi perubahan bergeser dari aturan-aturan yang berlaku di masing-masing lembaga, namun masih ada yang bertahan, seperti misalnya pemakaian blus luar yang longgar dengan paduan celana panjang atau munculnya disain busana kerja dengan jenis tekstil dan warna bahan yang bermacam-macam dalam satu lembaga, dan sebagainya.

    Jelas merupakan kenyataan yang kurang sedap dipandang dan membawa dampak yang kurang baik, seperti misalnya munculnya persaing- an mode antar pegawai, ketidak- kompakan, tidak menunjukkan sena- sib sepenanggungan, tidak menunjuk identitas lembaga, bahkan terjadi perubahan fungsi busana.

    FAKTOR BERPAKAIAN TIDAK SESUAI DENGAN KETENTUAN KANTOR

    Penampilan memang tidak ada hubungannya dengan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan pekerjaan. Namun sebaiknya para pegawai tetap mematuhi etika berpakaian saat di Kantor dan tidak mengenakan pakaian atau aksesoris yang berlebihan. Faktor-faktor yang menyebabkan pegawai terlihat berpenampilan tidak sesuai demgan ketentuan kantor menurut sumber Merdeka adalah sebagai berikut:

    a.         Terlalu terbuka

    b.         Terlalu banyak atau sedikit make-up

    c.         Pakai sendal jepit

    d.        Celana olahraga

    e.         Mengepang rambut

    f.          Celana kulit

    g.         Baju kemarin

    h.         Aksesoris berlebihan

    CARA BERPAKAIAN SECARA PROFESIONAL

    Berpakaian secara profesional sangat penting untuk kesuksesan di kantor atau lingkungan akademis; muncul dengan pakaian lusuh kemungkinan tidak akan membuat Anda mendapatkan pekerjaan atau kenaikan gaji yang Anda harapkan meskipun apa yang dikatakan “profesional” bervariasi dari satu kantor ke kantor lainnya, namun ada beberapa panduan gaya kunci yang harus diikuti. Menurut sumber Wiki terdapat beberapa cara-cara dalam berpakaian secara profesional adalah sebagai berikut:

    1.         Menentukan Seberapa Formal dalam Berpakaian

    2.         Berpakaian Kasual Bisnis

    3.         Berpakaian Formal Bisnis

    4.         Menghindari Kesalahan Umum

    KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

    Dari kerangka pemikiran diatas, maka dapat dibuat hipotesisnya adalah sebagai berikut:

    Ho : Tidak adanya keterkaitan antara etika seseorang dan cara berpakaian seorang   pegawai

    Ha : Adanya keterkaitan antara etika seseorang dan cara berpakaian seorang pegawai tersebut

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini dilakukan selama 2 periode. Periode pertama dilakukan pada tanggal 30 November – 2 Des- ember 2015 dan periode kedua dila- kukan pada tanggal 20-22 Desember 2015.

    Penelitian ini dilakukan selama 2 periode dikarenakan periode per- tama mengalami kesalahan sehingga mengharuskan peneliti untuk mela- kukan uji coba pada periode kedua dikarenakan rasa keingintahuan yang sangat dalam mengenai kesalahan apa yang menjadikan kuesioner pada periode pertama tidak reliabel.

    Subjek yang akan dijadikan responden adalah subjek yang sesuai dengan karakteristik subjek peneliti- an yang telah ditentukan peneliti. Yaitu (1) customer Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi. (2) masyara- kat yang pernah mengunjungi Kantor Pajak tersebut selama kurun waktu 3x atau lebih. (3) berada di daerah Cimahi atau sekitar Kantor Pelaya- nan Pajak Pratama Cimahi. (3) Berusia 20 – 55 tahun.

    Metode penelitian yang digu- nakan adalah metode deskriptif pen- dekatan kuantitatif. Peneliti melaku- kan penelitian ini berdasarkan obser- vasi yang telah dilakukan selama 3 bulan dan dibantu dengan kuesioner. Hasil dari penelitian ini disajikan dalam bentuk data-data yang dapat menggambarkan objek penelitian serta dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif, seperti tabel, grafik, rata-rata, dan lain-lain. Hasil penelitian ini tidak terlalu mendalam karena hanya sebagian objek yang diteliti, yaitu dari sisi etika berpakaian para pegawai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi.

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu kuesioner dan observasi yang dilakukan selama melakukan Praktek Kerja Industri (Prakerin) 3 bulan pada saat duduk di Sekolah Menengah Kejuruan. Kuesi- oner dilakukan dengan membagikan lembar kuesioner kepada para pe- langgan (customer) Kantor Pelayan- an Pajak Pratama Cimahi.

    Populasi dan sampel yang akan diambil dari penelitian ini yaitu masyarakat yang berada di daerah sekitar Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi, tepatnya masyara- kat daerah Graha Bukit Raya 3 Cimahi dan sekitarnya.

    HASIL PENELITIAN

    Pada tahap ini peneliti menguji validitas dan reliabilitas dari data yang telah diperoleh. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan menghasil- kan nilai yang sesuai dengan tujuan alat ukur tersebut. pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson yang diolah dengan bantuan Software SPSS 18.0 for Windows, dan hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

    No.KorelasiKeterangan
    10.770Valid
    20.479Valid
    30.716Valid
    40.460Valid
    50.779Valid
    60.795Valid
    70.078Tidak Valid
    80.615Valid
    90.883Valid
    100.506Valid
    110.815Valid

    Tabel Hasil Pengujian Validitas Variabel Etika

    No.KorelasiKeterangan
    120.754Valid
    130.205Tidak Valid
    140.448Valid
    150.640Valid
    160.718Valid
    170.730Valid
    180.637Valid
    190.561Valid
    200.437Valid
    210.677Valid
    220.588Valid
    230.712Valid
    240.404Valid
    250.540Valid
    260.547Valid
    270.672Valid
    280.577Valid

    Tabel Hasil Pengujian Validitas Variabel Berpakaian

    Metode yang digunakan untuk pengujian reliabilitas dalam peneliti- an ini ditentukan berdasarkan nilai Alpha Cronbach yang didapat dengan bantuan Software SPSS 18.0 for Windows, dan hasilnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

    Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Etika

    Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Berpakaian

    Berdasarkan kedua gambar diatas, maka diketahui bahwa alat ukur yang digunakan memiliki koefisien reliabilitas diatas 0,8. Dan berdasarkan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang erat (reliabel).

    IDENTITAS RESPONDEN

    Dibawah ini terdapat Tabel Klasifikasi Data Umum Responden.

    KategoriSub KategoriJumlah OrangPersentase (%)
    Jenis KelaminPria3574,468
    Wanita1225,532
    TOTAL47100
    Usia20 – 30 tahun510,638
    35 – 50 tahun4085,106
    >50 tahun24,255
    TOTAL47100
    PendidikanTerakhirSMP
    SMA1327,660
    D1 – D32553,191
    S1 – S3919,149
    Lain-lain
    TOTAL47100
    PekerjaanPegawai Swasta1940,426
    Pegawai Negeri Sipil1225,532
    Wiraswasta1021,277
    Ibu Rumah Tangga510,638
    Lain-lain12,127
    TOTAL      47100
    Pendapatan/Bln< 1juta1123,404
    1juta – 3juta1736,17
    3juta – 5juta1634,043
    > 5juta36,383
    TOTAL47100

    Jenis kelamin dalam penelitian ini didominasi oleh pria karena penelitian ini mengenai orang-orang yang pernah atau sering mengunjungi KPPP Cimahi. Oleh karena itu, responden ini cenderung pria atau bapak-bapak.

    Berdasarkan jenis kelamin yang telah disajikan diatas, maka usia yang paling tinggi persentasenya yaitu sekitar 85% adalah rentang 35– 50 tahun karena didominasi oleh para pria yang sudah berumur (bapak-bapak)

    Berdasarkan data diatas terlihat bahwa pendidikan terakhir yang paling tinggi persentasenya adalah jenjang D1–D3 dengan 53,2% dan yang paling rendah adalah jenjang S1 – S3 dengan 19,1%.

    Responden yang dijumpai oleh peneliti rata-rata bekerja sebagai Pegawai Swasta dengan persentase tertinggi yaitu 40,4% dan yang paling rendah sebesar 2,1% adalah responden dengan pekerjaan lain-lain yang maksudnya adalah buruh pabrik dan responden yang belum memiliki pekerjaan.

    Berdasarkan data yang disajikan diatas, terlihat bahwa pendapatan yang memperoleh per- sentase tertinggi adalah pendapatan dengan rentang 1-3 juta sebesar 36,2%. Hal ini bisa saja dikarenakan karena rata-rata responden yang peneliti jumpai adalah pegawai swasta yang rata-rata pendapatan mereka di Bandung sekitar 1-3 juta. Sedangkan pendapatan terkecil dapat dilihat dengan persentase 6,4% adalah diatas 5 juta dan hal tersebut dapat dikarenakan karena responden yang berjenjang pendidikan tinggi seperti S1 – S3 dan Pegawai Negeri Sipil pada responden yang dijumpai tidak sebanyak pegawai swasta.

    Analisis Deskriptif

    Dari output tersebut dapat dilihat rata-rata variabel etika dari 47 responden adalah 28,02 dengan standar deviasi 8,89 sedangkan rata-rata variabel berpakaian adalah 46,60  dengan standar deviasi 10,92.

    IntervalTingkat Hubungan
    0,00 – 0,199Sangat Rendah
    0,20 – 0,399Rendah
    0,40 – 0,599Sedang
    0,60 – 0,799Kuat
    0,80 – 1,00Sangat Kuat

    Dari tabel dapat dilihat bahwa besar hubungan antara variabel etika dengan berpakaian adalah 0,770 hal ini menunjukkan hubungan positif tingkat hubungan antar variabel itu berada di interval 0,60 – 0,779 yang berarti kuat, ini berarti makin besar nilai etika maka makin baik pula dalam berpakaian.

    Dari tabel diatas menunjukkan variabel yang dimasukkan adalah variabel berpakaian, sedangkan var- iabel yang dikeluarkan tidak ada (Variables Removed tidak ada)

    Pada tabel diatas angka R Square adalah 0,593 yaitu hasil kuadrat dari koefisien korelasi ( 0,770 x 0,770 = 0,593 ). Standar Error of the Estimate adalah 5,73679. Perhatikan pada analisis deskriptif statistik bahwa standar deviasi pada variabel etika adalah 8,89184 yang jauh lebih besar dari standar error, oleh karena lebih besar dari standar error maka model regresi bagus dalam bertindak sebagai predictor variabel etika.

    Tabel Koefisien Korelasi

    Koefisien Korelasi (R)Interpretasi Kekuatan Korelasi
    0,00Tidak ada korelasi
    0,01 – 0,09Korelasi trivial
    0,10 – 0,29Korelasi lemah menuju sedang
    0,30 – 0,49Korelasi sedang menuju kuat
    0,50 – 0,69Korelasi kuat menuju sangat kuat
    0,70 – 0,89Korelasi sangat kuat
    0,90Korelasi sempurna

    Sumber : De Vaus 2002

    Pada tabel Hasil (Model Summary) diatas juga menunjukkan bahwa nilai R atau nilai koefisien hubungan antara variabel dependent dan independent adalah sebesar 0,770 yang berarti hubungan antar variabel dependent dan independent tersebut sebesar 77% dengan tingkat signifikan 0,005 atau 0,5% secara konseptual bahwa hubungan kedua variabel penelitian ada di kategori sangat kuat.

    Kemudian, pada tabel diatas juga menunjukkan angka R Square atau koefisien determinasi. Angka R Square dalam penelitian ini adalah sebesar 0,593. Hal ini berarti 59,3% etika seseorang atau pegawai kantor mempengaruhi cara berpakaian orang tersebut, sedangkan sisanya yaitu 40,7% merupakan faktor lain yang  mempengaruhi cara berpakaian tersebut. peneliti menilai bahwa faktor lain tersebut bisa karena selera, mode, atau budaya luar yang masuk ke Indonesia.

    Hipotesis

    Ho : Tidak adanya keterkaitan antara etika seseorang dan etika cara berpakaian seorang pegawai tersebut.

    Ha: Adanya keterkaitan antara pekerjaan kantor dan etika cara berpakaian seorang pegawai.

    Pengambilan Keputusan:

    Jika  F Hitung <= T tabel atau probabilitas >= 0,05 maka Ho diterima. Jika F Hitung > T tabel atau probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

    Berdasarkan nilai signifikan, terlihat pada kolom sig yaitu 0,000 itu berarti probabilitas 0,000 lebih kecil daripada 0,05 maka Ho ditolak.

    Maka kesimpulannya, apabila Ho ditolak berarti Ha diterima yaitu adanya keterkaitan antara etika seseorang dan etika cara berpakaian seorang pegawai tersebut.

    Keterbatasan Penelitian

    Pada penelitian ini peneliti memiliki keterbatasan, yaitu pada saat penyebaran kuesioner periode pertama ditemukan beberapa item pernyataan yang dinyatakan tidak valid. Hasil yang tidak valid tersebut hanya ditemukan pada variabel pertama saja yaitu variabel etika, pada item pernyataan nomor 6 yang menghasilkan angka 0,236 dan pada nomor 14 dengan angka 0,178.

    Hasil yang tidak valid tersebut dapat dikarenakan karena beberapa faktor diantaranya adalah adanya intervensi dari peneliti saat penye- baran kuesioner atau dapat pula disebabkan karena adanya kesalahan dan kecerobohan pada saat membuat operasional variabel dan pernyataan-pernyataan dalam kuesioner tersebut.

    Dapat juga dikarenakan karena responden yang sudah lelah dan mengisi kuesioner dengan jumlah item yang cukup banyak sehingga mengisi seadanya saja dan masih banyak faktor lain yang menyebab- kan data menjadi tidak valid.

    Setelah menguji validitas data tersebut dan telah ditemukan data yang tidak valid, maka peneliti langsung menghilangkan item-item tersebut (men-drop) sehingga data dapat diolah kembali dengan menggunakan software SPSS untuk melakukan uji reliabilitasnya. Pada saat pengujian reliabilitas ternyata hasil menunjukkan sesuatu yang berbeda. Data tidak reliabel dengan hasil 0,0625 pada variabel etika dan 0,554 pada variabel berpakaian.

    Hasilnya sungguh sangat tidak reliabel. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk mengubah kuesi- oner dan menyebarkan kuesioner kembali kepada 50 responden dengan memberikan sebuah pulpen gratis bagi yang mengisi kuesioner terse- but. Peneliti juga tidak menunggu pada saat responden mengisi kuesio- ner tersebut.

    Dari 50 responden yang domi- nan berjenis kelamin pria tersebut dihasilkan 47 kuesioner yang diang- gap sah dan layak untuk dilakukan coding dan pengujian validitas serta reliabilitasnya.

    Hasilnya cukup memuaskan dan membuahkan hasil bagi peneliti karena meskipun tetap ada 2 item pernyataan yang tidak valid, tetapi data tersebut menunjukkan reliabi- litas yang cukup tinggi sebesar 0, 875 dan 0,878.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Dari penelitian yang telah dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner untuk mendapatkan data-data mengenai objek yang diteliti. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat faktor-faktor yang menye- babkan para pegawai kantor khusunya lingkup Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cimahi dalam ber- pakaian atau berpenampilan tidak sesuai etika dan ketentuan kantor yang telah ditetapkan.

    Faktor-faktor tersebut diantara- nya adalah adanya trend jaman sekarang yang mempengaruhi para pegawai agar terlihat lebih modis dan trendy. Selain itu, juga dapat diakibatkan karena selera masyarakat dalam berpakaian berbeda-beda se- suai dengan keinginannya masing-masing sehingga terdapat perbedaan pada saat mengenakan busana ke kantor.

    Dalam penelitian ini juga membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara etika seseorang dengan cara berpakaian seseorang tersebut. hal tersebut dapat diamati ketika seseorang yang tidak mengenakan busana sesuai dengan etika atau ketentuan kantor maka dalam bekerja pun ia akan merasa kurang nyaman karena gelisah akan pakaiannya yang misalnya tidak sopan atau berbeda sendiri dari orang lain. Hal tersebut dapat mempe- ngaruhi menurunya efektivitas dan efisiensi dalam bekerja.

    Dalam kasus ini, sebaiknya dalam pembuatan operasional varia- bel beserta item-item pernyataan diperlukan ketelitian dalam mem- buatnya karena akan berpengaruh pada hasil saat pengujian validitas maupun reliabilitasnya. Selain itu, diharapkan mengurangi intervensi atau hallo effect pada saat penye- baran kuesioner karena hal tersebut dapat memungkinkan terjadinya data menjadi tidak valid dan akhirnya tidak reliabel atau tidak layak untuk digunakan.

    REFERENCES

     

    (2013, October). Dipetik October 25, 2015, dari http://www.pengertianahli.com/2013/10/pengertian-etika-menurut-para-ahli.html

    Adnamazida, R. (2013, April 24). Dipetik October 14, 2015, dari googleweblight.com/?lite_url=http://m.meerdeka.com/gaya/etika-berpakaian-saat-di-kantor.html&ei=vEqSdu-4&lc=id-ID&geid=7&s=1&m=198&ts=1444806567&sig=APONPFlyi9rAWBsAE94FUEmirM6aHE7u2Q

    Bertens, K. (1994). ETIKA. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

    Harmon Chaniago, D. M. (2013). Dalam Manajemen Kantor Kontemporer (hal. 237). Bandung Barat: CV Akbar Limas Perkasa.

    Hasan, N. (2006). Dipetik October 15, 2015, dari www.hasannur.com/etika/berpakaian/saat/ini

    Hashniyah, F. (2014, February). Dipetik October 21 , 2015, dari http://fe.um.ac.id/wp-content/uploads/2014/02/Fani-Hashniyah-UIN-Malang.pdf

    Ibrahim, I. S. (2007). Pengantar Buku Malcoln Barnard. Dalam Fashion dan Komunikasi.

    Indriani, G. (2013). Dipetik October 25, 2015, dari https://www.academia.edu/5036760/Populasi_Sampel_and_Teknik_Sampling

    Poerwadarminta, W. (2003). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Balai Pustaka.

    Putra, S. (2013, July 11). scribd.com. Dipetik October 21, 2015, dari http://www.scribd.com/doc/250132901/Pengertian-Fashion-Menurut-Ahli#scribd

    wikihow.com. (t.thn.). Dipetik October 14, 2015, dari googleweblight.com/?lite_url=http://id.m.wikihow.com/Berpakaian-secara-profesional&ei=qTpqUAVt&lc=id-ID&geid=7&s=1&m=198&ts=14444785573&sig=APONPFlvSU3MI9UlmY1s-UnveDplEFmMcQ

    Yuliaa. (2013, May). Dipetik October 14, 2015, dari googleweblight.com/?lite_url=http://yulianyanny.blogspot.com/2013/05/makalah-pengertian-etika

  • Makalah Etika Sosial

    Etika Sosial

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Sebelum melangkah lebih jauh untuk membicarakan topik-topik yang lebih langsung terkait dengan etika sosial, perlu terlebih dahulu dipaparkan beberapa pengertian umum dan dasar tentang teori-teori etika sebagai latar belakang pembicaraan mengenai etika sosial.  Ini terutama dilakukan sebagai semacam perkenalan umum tentang etika dan karena itu tidak semua materi etika dibahas disini.  Beberapa pengertian umum tentang teori etika ini juga diperlukan untuk mencegah berbagai kerancuan yang tidak perlu. 

    Untuk itu dalam bab ini pertamatama disinggung secara sekilas beberapa pengertian dasar tentang etika atau sopan santun, nilai dan norma yang semuanya akan sangat berguna untuk memahami makna etika sosial. 

    Adapun tujuan kami membuat makalah ini adalah untuk membuat kita lebih sensitif dan mementingkan isu-isu etika sebelum kita menghadapi isu-isu tersebut.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimakakan konsep Etika sosil

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengertian Etika

    Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini :

    1. Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
    2. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
    3. Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.

    Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang pelru kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya.

    Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya prilaku manusia :

    1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
    2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola prilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.

    Etika normatif dapat dibagi menjadi :

    1. Etika Umum, berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
    2. Etika Khusus, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambil suatu keputusan atau tidanakn, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.

    Etika Khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :

    1. Etika individual
    2. Etika Sosial

    A. Etika Sosial

    Etika sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku manusia sebagai anggota umat manusia. Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama lain dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat manusia saling berkaitan.

    Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadpa pandangan-pandangana dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia terhadap lingkungan hidup. Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual saat ini adalah sebagai berikut :

    1. Etika keluarga
      1. Etika suami istri
      2. Etika anak terhadap orang tua
    2. Etika pendidikan
      1. Etika dosen
      2. Etika pegawai administrasi
      3. Etika mahasiswa
    3. Etika bisnis
    4. Etika lingkungan
    5. Etika kedokteran
    6. Etika jurnalistik
    7. Etika seksual
    8. Etika politik

    B. Etika Keluarga

    Etika keluarga adalah sikap atau perilaku yang baik dalam hubungan keluarga baik antara suami dengan istri maupun anak dengan orang tua atau sebaliknya.

    I. Etika suami Istri

    Hak-hak ini, sebagian sama di antara suami-istri dan sebagiannya tidak sama. Hak-hak yang sama di antara suarni-istri adalah sebagian berikut:

    1. Masing-masing suami-istri harus bersikap amanah terhadap pasangannya, dan tidak mengkhianatinya sedikit atau banyak, karena suami istri adalah laksana dua mitra di mana pada keduanya harus ada sifat amanah, saling menasihati, jujur, dan ikhlas dalam semua urusan pribadi keduanya, dan urusan umum keduanya.
    2. Masing-masing suami-istri harus memberikan cinta kasih yang tulus kepada pasangannya sepanjang hidupnya
    3. Masing-masing suami-istri harus mempercayai pasangannya, dan tidak boleh meragukan kejujurannya, nasihatnya, dan keikhlasannya.

    Adapun hak-hak khusus, dan etika-etika yang harus dikerjakan masing-masing suami-istri terhadap pasangannya adalah sebagai berikut:

    Hak-hak Istri atas Suami

    Terhadap istrinya, seorang suami harus menjalankan etika-etika berikut ini:

    1. Memperlakukannya dengan baik.  Artinya Ia memberi istrinya makan jika ia makan, memberinya pakaian jika ia berpakaian, dan mendidiknya jika ia khawatir istrinya membangkang dengan menasihatinya tanpa mencaci-maki atau menjelek-jelekkannya.
    2. Memberikan perlindungan yang memadai kepadanya dengan tidak mengizinkannya merusak akhlak atau agamanya, dan tidak membuka kesempatan baginya untuk menjadi wanita fasik terhadap perintah Tuhan.
    3. Tidak membuka rahasia istrinya dan, sebab ia orang yang diberi kepercayaan terhadapnya, dituntut menjaga, dan melindunginya.

    Hak-hak Suami atas Istri

    Terhadap suaminya, seorang istri harus menjalankan etika-etika berikut ini:

    1. Menjaga kehormatan suaminya, kemuliaanya, hartanya, anak-anaknya, dan urusan rumah tangga lainnya
    II. Etika Anak Terhadap orang Tua

    Seorang anak harus menghormati orang tua, berbakti kepada orang tua dan taat pada orang tua. Karna orang tua kita telah melahirkan, membesarkan kita dari kecil hngga dewasa yang penuh kasih saying.  Bahkan orang tua kita sudah memberikan segala-galanya tanpa pamrih kepada ank-anaknya tanpa mengharapkan imbalan dari anaknya.  Orang tua menyayangi anaknya melebihi dirinya. 

    Kewajiban seorang anak hanya membalasnya dengan tingkah dan sikap anak yang baik terhadap orang tua, membahagiakan atau membanggakan orang tua melalui prestasi dan keberhasilan anak.  Orang tua bukan berarti hanya kedua orang tua yang melahirkan kita. Tetapi orang tua yang dimaksud disini adalah orang yang lebih tua dari kita haruslah bersikap baik dengannya.  Selain kewajiban anak terhadap orang tua, anak juga mempunyai hak terhadap orang tua, yaitu: mendapatkan kasih sayang, perhatian, bimbingan dan kehidupan yang layak.

    C. Etika Pendidikan

    Etika Pendidikan adalah sikap atau tingkah laku untuk mempengaruhi pembinaan dan pembentukkan kepribadian, termasuk perubahan perilaku, karena itu pendidikan selalu melibatkan dimensi social.

    I. Etika Dosen
    1. Etika Dosen bertujuan untuk:
      • membentuk citra dosen yang dapat dijadikan teladan dalam memasuki lingkungan masyarakat modern dan profesional.
      • membentuk citra dosen sebagai figur yang memiliki integritas intelektual dan terbuka terhadap perubahan.
      • membentuk citra dunia civitas akademika yang peduli terhadap lingkungan, kesehatan, dan waktu.
      • membuat citra profesional dalam penyelenggaraan pendidikan.
    2. Butir-butir Aturan Tentang Etika
      • Busana
        1. pakaian dosen sopan dan disesuaikan dengan peran dan lingkungan.
        2. pakaian dosen di kantor dan di kelas/ruang kuliah adalah pakaian formal.
        3. pakaian dosen di luar kelas, dalam peran sebagai utusan fakultas/universitas untuk menghadiri undangan resmi adalah pakaian formal dan disesuaikan dengan syarat/permintaan pengundang.
        4. pakaian dosen untuk acara yudisium sarjana adalah pakaian bebas rapi.
      • Waktu
        1. Dosen melakukan tatap muka dikelas setiap kali pertemuan sesuai dengan jadwal perkuliahan.
        2. Dosen memulai dan mengakhiri tatap muka di kelas tepat waktu.
        3. Dosen memenuhi komitmen waktu yang telah dijanjikan kepada mahasiswa baik dalam memberikan layanan di luar acara tatap muka di kelas maupun dalam bimbingan skripsi dan bimbingan akademik.
        4. Dosen memenuhi jam kerja yang telah ditentukan.
      • Interaksi
        1. Dosen terbuka untuk menerima pernyataan dari mahasiswa mengenai pelajaran yang diasuhnya dan siap membantu mahasiswa yang mengajukan pertanyaan di kelas maupun di tempat lain.
        2. Dosen terbuka dan berani menerima perbedaan pendapat yang menyangkut ilmu pengetahuan dengan mahasiswa mengingat ilmu pengetahuan senantiasa berubah dan berkembang.
        3. Dosen memiliki integritas dan dedikasi tinggi dalam mengevaluasi hasil ujian dan bentuk penugasan lain dalam memenuhi komitmen yang telah disusun dalam silabus.
        4. Dosen Pembimbing Akademik wajib memberikan bimbingan kepada mahasiswa bimbingan.
        5. Dosen senantiasa berusaha meningkatkan mutu dunia akademis melalui proses belajar mengajar, penelitian dan kepedulian sosial dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat.
      • Dosen bebas menyampaikan pendapat sesuai dengan kebebasan akademik dan mimbar akademik.
      • Lingkungan
        1. Dosen memiliki kepedulian terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan.
        2. Dosen tidak merokok dalam ruangan kelas dan ruangan kantor di lingkungan Fakultas/Kampus.
        3. Dalam menggunakan telpon fakultas, dosen berbicara seperlunya, dan menggunakan air, listrik sehemat mungkin.
    II. Etika Pegawai Administrasi

    Etika Pegawai Administrasi bertujuan:

      1. membentuk citra pegawai yang dapat dijadikan teladan dalam memasuki lingkungan masyarakat modern dan profesional.
      2. membentuk citra lingkungan civitas akademika yang peduli terhadap lingkungan, kesehatan dan waktu.
      3. membentuk citra profesional dalam penyelenggaraan pendidikan.

      Butir-Butir Aturan tentang Etika

      1. Busana
        1. pakaian pegawai sopan dan disesuaikan dengan peran dan lingkungan.
        2. pakaian pegawai kantor adalah pakaian formal.
        3. pakaian pegawai di luar kantor dalam peran sebagai utusan fakultas untuk menghadiri undangan resmi adalah pakaian formal (PSH) atau disesuaikan dengan syarat/permintaan pengundang.
      2. Waktu
        1. pegawai mempunyai komitmen tinggi terhadap waktu
        2. pegawai masuk dan pulang kerja tepat sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
        3. pegawai memenuhi komitmen waktu yang telah dijanjikan dan memberikan layanan kepada pengguna jasa fakultas.
        4. pegawai memberitahukan sebelumnya untuk pembatalan komitmen waktu yang telah dijanjikan dalam memberikan layanan kepada mahasiswa.
        5. pegawai senantiasa berusaha meningkatkan mutu pelayanan jasanya sebagai perwujudan tanggungjawabnya.
      3. Lingkungan
        1. pegawai memilik kepedulian terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan.
        2. pegawai tidak merokok dalam ruangan kelas dan ruangan kantor di lingkungan fakultas/kampus.
        3. dalam menggunakan telpon fakultas, pegawai berbicara seperlunya, dan menggunakan air, listrik sehemat mungkin.
      III. Etika Mahasiswa

      Etika Mahasiswa bertujuan:

      1. Membentuk citra mahasiswa sebagai manusia yang unggul secara intelektual.
      2. Membentuk citra mahasiswa sebagai figur yang memiliki integritas intelektual, profesional, dan terbuka terhadap perubahan.
      3. Membentuk citra mahasiswa yang santun, peduli terhadap lingkungan kesehatan dan waktu.

      Butir-Butir Aturan tentang Etika

      1. Busana
        1. pakaian mahasiwa harus sopan dan disesuaikan dengan peran dan lingkungan.
        2. mahasiswa di kampus dalam proses belajar mengajar (kuliah, laboratorium, di perpustakaan, ujian, konsultasi dengan dosen pembimbing dan kegiatan akademilainnya), dilarang memakai t-shirt tanpa leher, celana pendek, celana panjang robek, sandal atau tanpa alas kaki.
        3. pakaian mahasiswa di kampus untuk acara di luar proses belajar mengajar disesuaikan dengan persyaratan yang umum dalam acara tersebut.
        4. pakaian mahasiswa di luar kampus dalam peran sebagai utusan Fakultas untuk menghadiri undangan resmi adalah jaket almamater dengan rok yang sopan (bagi wanita) atau celana panjang (bagi pria) dan bersepatu serta disesuaikan dengan syarat/permintaan pengundang.
        5. pakaian mahasiswa untuk ujian skripsi dan yudisium adalah : kemeja putih lengan panjang, celana panjang hitam (pria), rok hitam (wanita), dasi hitam (pria), dan dasi kupu-kupu hitam (wanita).
        6. pakaian mahasiswa untuk menghadiri upacara nasional adalah jaket almamater dengan rok yang sopan (bagi wanita) atau celana panjang (bagi pria).
      2. Waktu
        1. mahasiswa mempunyai komitmen tinggi terhadap waktu.
        2. mahasiswa mengikuti tatap muka di kelas secara teratur sesuai dengan jadwal tatap muka yang ditetapkan.
        3. mahasiswa memenuhi komitmen waktu yang telah dijanjikan kepada dosen, baik dalam konsultasi dengan dosen di luar acara tatap muka di kelas maupun dalam proses bimbingan skripsi dan bimbingan akademik.
        4. Mahasiswa menghargai dosen atau mahasiswa lain dengan memberitahukan sebelumnya untuk pembatalan komitmen waktu yang telah dijanjikan sebelumnya.
      3. Interaksi
        1. mahasiswa berani mengemukakan pendapat dan siap menerima pendapat orang lain dalam proses belajar mengajar.
        2. mahasiswa mempunyai tanggungjawab untuk mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan dosen dalam proses belajar mengajar sesuai dengan silabus.
        3. Mahasiswa tidak menggunakan telephone genggam (HP) pada waktu mengikuti kegiatan pembelajaran maupun kegiatan resmi lainnya.
      4. Lingkungan
        1. mahasiswa memiliki kepedulian terhadap kebersihan kesehatan lingkungan.
        2. mahasiswa tidak merokok dalam ruangan kelas dan ruangan kantor di lingkungan fakultas/kampus.
        3. dalam menggunakan telpon fakultas, mahasiswa berbicara seperlunya, dan menggunakan air, listrik sehemat mungkin.

      D. Etika Bisnis

      Etika bisnis adalah Suatu sikap yang baik yang harus dilaksanakan dalam hubungan bisnis/jalannya bisnis atau dapat juga dikatakan suatu aturan yang harus dijalankan dalam pebisnis atau praktisi bisnis yang melakukan kegiatan bisnis pada jalan yang benar di dunia bisnis sesuai dengan aturan yang berlaku.

      Berbicara tentang moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama dan budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Setiap agama mengajarkan pada umatnya untuk memiliki moral yang terpuji, apakah itu dalam kegiatan mendapatkan keuntungan dalam ber-“bisnis”. Jadi, moral sudah jelas merupakan suatu yang terpuji dan pasti memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak.

      Umpamanya, dalam melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur dan konsekwen, jelas kedua belah pihak akan merasa puas dan memperoleh kepercayaan satu sama lain, yang pada akhirnya akan terjalin kerja sama yang erat saling menguntungkan.

      Moral dan bisnis perlu terus ada agar terdapat dunia bisnis yang benar-benar menjamin tingkat kepuasan, baik pada konsumen maupun produsen.

      Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis.

      Berdasarkan ini sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa ditentukan dalam bentuk suatu peraturan yang ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu. Moral harus tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari

      Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.

      Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Etika di dalam bisnis sudah tentu harus disepakati oleh orang-orang yang berada dalam kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya.

      Dunia bisnis, yang tidak ada menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Tentu dalam hal ini, untuk mewujudkan etika dalam berbisnis perlu pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar jangan hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain berpijak kepada apa yang mereka inginkan. Artinya kalau ada pihak terkait yang tidak mengetahui dan menyetujui adanya etika moral dan etika, jelas apa yang disepakati oleh kalangan bisnis tadi tidak akan pernah bisa diwujudkan. Jadi, jelas untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lain tidak perlu pembicaraan yang bersifat global yang mengarah kepada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun dalam perekonomian.

      Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain ialah

      1. Pengendalian diri

      Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang dan menekan pihak lain dan menggunakan keuntungan dengan jalan main curang dan menakan pihak lain dan menggunakan keuntungan tersebut walaupun keuntungan itu merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya.

      2. Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)

      Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.

      3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi

      Bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi informasi dan teknologi.

      4. Menciptakan persaingan yang sehat

      Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.

      5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”

      Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-“ekspoitasi” lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.

      6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)

      Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.

      7. Mampu menyatakan yang benar itu benar

      Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.

      8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah

      Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis.

      9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama

      Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut.

      10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati

      Jika etika ini telah memiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.

      11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hukum positif yang berupa peraturan perundang-undangan

      Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti “proteksi” terhadap pengusaha lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini.

      E. Etika Lingkungan

      Kerusakan lingkungan menghadirkan persoalan etika yang rumit. Karena meskipun pada dasarnya alam sendiri sudah diakui sungguh memiliki nilai dan berharga, tetapi kenyataannya terus terjadi pencemaran dan perusakan. Keadaan ini memunculkan banyak pertanyaan. Apakah manusia sudah melupakan hal-hal ini atau manusia sudah kehilangan rasa cinta pada alam? Bagaimanakah sesungguhnya manusia memahami alam dan bagaimana cara menggunakannya?

      Perhatian kita pada isu lingkungan ini juga memunculkan pertanyaan tentang bagaimana keterkaitan dan relasi kita dengan generasi yang akan datang. Kita juga diajak berpikir  kedepan. Bagaimana situasi alam atau lingkungan di masa yang akan datang? Kita akan menyadari bahwa relasi kita dengan generasi akan datang, yang memang tidak bisa timbal balik. Karenanya ada teori etika lingkungan yang secara khusus memberi bobot pertimbangan pada kepentingan generasi mendatang dalam membahas isu lingkungan ini. Para penganut utilitirianisme, secara khusus, memandang generasi yang akan datang dipengaruhi oleh apa yang kita lakukan sekarang. Apapun yang kita lakukan pada alam akan mempengaruhi mereka. Pernyataan ini turut memunculkan beberapa pandangan tentang etika lingkungan dengan kekhususannya dalam pendekatannya terhadap alam dan lingkungan.

      Etika Lingkungan disebut juga Etika Ekologi. Etika Ekologi selanjutnya dibedakan menjadi dua  yaitu etika ekologi dalam dan etika ekologi dangkal. Selain itu etika lingkungan juga dibedakan lagi sebagai etika pelestarian dan etika pemeliharaan. Etika pelestarian adalah etika yang menekankan pada mengusahakan pelestarian alam untuk kepentingan manusia, sedangkan etika pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung usaha pemeliharaan lingkungan untuk kepentingan semua mahluk.

      Yang dimaksud Etika ekologi dalam adalah pendekatan terhadap lingkungan yang melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan kehidupan yang saling menopang, sehingga semua unsur mempunyai arti dan makna yang sama. Etika Ekologi ini memiliki prinsip yaitu bahwa semua bentuk kehidupan memiliki nilai bawaan dan karena itu memiliki hak untuk menuntut penghargaan karena harga diri, hak untuk hidup dan hak untuk berkembang. Premisnya adalah bahwa lingkungan moral harus melampaui spesies manusia dengan memasukkan komunitas yang lebih luas. Komunitas yang lebih luas disini maksudnya adalah komunitas yang menyertakan binatang dan tumbuhan serta alam.

      Sedangkan Etika ekologi dangkal adalah pendekatan terhadap lingkungan yang menekankan bahwa lingkungan sebagai sarana untuk kepentingan manusia, yang bersifat antroposentris. Etika ekologi dangkal ini biasanya diterapkan pada filsafat rasionalisme dan humanisme serta ilmu pengetahuan mekanistik yang kemudian diikuti dan dianut oleh banyak ahli lingkungan. Kebanyakan para ahli lingkungan ini memiliki pandangan bahwa alam bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

      Etika Ekologi Dangkal

      Etika ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu etika antroposentris yang menekankan segi estetika dari alam dan etika antroposentris yang mengutamakan kepentingan generasi penerus. Etika ekologi dangkal yang berkaitan dengan kepentingan estetika didukung oleh dua tokohnya yaitu Eugene Hargrove dan Mark Sagoff. Menurut mereka etika lingkungan harus dicari pada aneka kepentingan manusia, secara khusus kepentingan estetika. Sedangkan etika antroposentris yang mementingkan kesejahteraan generasi penerus mendasarkan pada perlindungan atau konservasi alam yang ditujukan untuk generasi penerus manusia.   

      Etika yang antroposentris ini memahami bahwa alam merupakan sumber hidup manusia. Etika ini menekankan hal-hal berikut ini :

      1. Manusia terpisah dari alam,
      2. Mengutamakan hak-hak manusia atas alam tetapi tidak menekankan tanggung jawab manusia.
      3. Mengutamakan perasaan manusia sebagai pusat keprihatinannya
      4. Kebijakan dan manajemen sunber daya alam untuk kepentingan manusia
      5. Norma utama adalah untung rugi.
      6. Mengutamakan rencana jangka pendek.
      7. Pemecahan krisis ekologis melalui pengaturan jumlah penduduk khususnya dinegara miskin
      8. Menerima secara positif pertumbuhan ekonomi

      Etika Ekologi Dalam

      Bagi etika ekologi dalam, alam memiliki fungsi sebagai penopang kehidupan. Untuk itu lingkungan patut dihargai dan  diperlakukan dengan cara yang baik. Etika ini juga disebut etika lingkungan ekstensionisme dan etika lingkungan preservasi. Etika ini menekankan pemeliharaan alam bukan hanya demi manusia tetapi juga demi alam itu sendiri. Karena alam disadari sebagai penopang kehidupan manusia dan seluruh ciptaan. Untuk itu manusia dipanggil untuk memelihara alam demi kepentingan bersama.

      2.5  ETIKA KEDOKTERAN

      Di dalam praktek kedokteran terdapat aspek etik dan aspek hukum yang sangat luas, yang sering tumpang-tindih pada suatu issue tertentu, seperti pada informed consent, wajib simpan rahasia kedokteran, profesionalisme dan lain-lain.  Bahkan di dalam praktek kedokteran, aspek etik seringkali tidak dapat dipisahkan dari aspek hukumnya, oleh karena banyaknya norma etik yang telah diangkat menjadi norma hukum, atau sebaliknya norma hukum yang mengandung nilai-nilai etika.

      Aspek etik kedokteran yang mencantumkan juga kewajiban memenuhi standar profesi mengakibatkan penilaian perilaku etik seseorang dokter yang diadukan tidak dapat dipisahkan dengan penilaian perilaku profesinya. Etik yang memiliki sanksi moral dipaksa berbaur dengan keprofesian yang memiliki sanksi disiplin profesi yang bersifat administratif.

      Keadaan menjadi semakin sulit sejak para ahli hukum menganggap bahwa standar prosedur dan standar pelayanan medis dianggap sebagai domain hukum, padahal selama ini profesi menganggap bahwa memenuhi standar profesi adalah bagian dari sikap etis dan sikap profesional. Dengan demikian pelanggaran standar profesi dapat dinilai sebagai pelanggaran etik dan juga sekaligus pelanggaran hukum.

      Kemungkinan terjadinya peningkatan ketidakpuasan pasien terhadap layanan dokter atau rumah sakit atau tenaga kesehatan lainnya dapat terjadi sebagai akibat dari

      a.       semakin tinggi pendidikan rata-rata masyarakat sehingga membuat mereka lebih tahu tentang haknya dan lebih asertif,

      b.      semakin tingginya harapan masyarakat kepada layanan kedokteran sebagai hasil dari luasnya arus informasi,

      c.       komersialisasi dan tingginya biaya layanan kedokteran dan kesehatan sehingga masyarakat semakin tidak toleran terhadap layanan yang tidak sempurna, dan

      d.      provokasi oleh ahli hukum dan oleh tenaga kesehatan sendiri.

      Etik Profesi Kedokteran

      Etik profesi kedokteran mulai dikenal sejak 1800 tahun sebelum Masehi dalam bentuk Code of Hammurabi dan Code of Hittites, yang penegakannya dilaksanakan oleh penguasa pada waktu itu. Selanjutnya etik kedokteran muncul dalam bentuk lain, yaitu dalam bentuk sumpah dokter yang bunyinya bermacam-macam, tetapi yang paling banyak dikenal adalah sumpah Hippocrates yang hidup sekitar 460-370 tahun SM. Sumpah tersebut berisikan kewajiban-kewajiban dokter dalam berperilaku dan bersikap, atau semacam code of conduct bagi dokter.

      Selain Kode Etik Profesi di atas, praktek kedokteran juga berpegang kepada prinsip-prinsip moral kedokteran, prinsip-prinsip moral yang dijadikan arahan dalam membuat keputusan dan bertindak, arahan dalam menilai baik-buruknya atau benar-salahnya suatu keputusan atau tindakan medis dilihat dari segi moral. Pengetahuan etika ini dalam perkembangannya kemudian disebut sebagai etika biomedis. Etika biomedis memberi pedoman bagi para tenaga medis dalam membuat keputusan klinis yang etis (clinical ethics) dan pedoman dalam melakukan penelitian di bidang medis.

      Nilai-nilai materialisme yang dianut masyarakat harus dapat dibendung dengan memberikan latihan dan teladan yang menunjukkan sikap etis dan profesional dokter, seperti autonomy (menghormati hak pasien, terutama hak dalam memperoleh informasi dan hak membuat keputusan tentang apa yang akan dilakukan terhadap dirinya), beneficence (melakukan tindakan untuk kebaikan pasien), non maleficence (tidak melakukan perbuatan yang memperburuk pasien) dan justice (bersikap adil dan jujur), serta sikap altruisme (pengabdian profesi).

      Pendidikan etik kedokteran, yang mengajarkan tentang etik profesi dan prinsip moral kedokteran, dianjurkan dimulai dini sejak tahun pertama pendidikan kedokteran, dengan memberikan lebih ke arah tools dalam membuat keputusan etik, memberikan banyak latihan, dan lebih banyak dipaparkan dalam berbagai situasi-kondisi etik-klinik tertentu (clinical ethics), sehingga cara berpikir etis tersebut diharapkan menjadi bagian pertimbangan dari pembuatan keputusan medis sehari-hari. Tentu saja kita pahami bahwa pendidikan etik belum tentu dapat mengubah perilaku etis seseorang, terutama apabila teladan yang diberikan para seniornya bertolak belakang dengan situasi ideal dalam pendidikan.

      2.6  ETIKA JURNALISTIK

      Etika jurnalistik adalah standar aturan perilaku dan moral, yang mengikat para jurnalis dalam melaksanakan pekerjaannya.Etika jurnalistik ini penting. Pentingnya bukan hanya untuk memelihara dan menjaga standar kualitas pekerjaan si jurnalis bersangkutan, tetapi juga untuk melindungi atau menghindarkan khalayak masyarakat dari kemungkinan dampak yang merugikan dari tindakan atau perilaku keliru dari si jurnalis bersangkutan.  Selain organisasi profesi, institusi media tempat si jurnalis itu bekerja juga bisa merumuskan Kode Etik dan aturan perilaku (Code of Conduct) bagi para jurnalisnya.

      Di Indonesia atau pun di berbagai negara lain, isi Kode Etik pada umumnya bersifat universal dan tak banyak berbeda. Tentu saja tidak akan ada Kode Etik yang membolehkan jurnalis menulis berita bohong atau tak sesuai dengan fakta, misalnya. Variasi kecil yang ada mungkin saja disebabkan perbedaan latar belakang budaya negara-negara bersangkutan. Untuk gambaran yang lebih jelas, sebagai contoh di sini disajikan Kode Etik AJI.  

      Kode Etik Aliansi Jurnalis Independen (AJI)

      1. Jurnalis menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar.
      2. Jurnalis senantiasa mempertahankan prinsip-prinsip kebebasan dan keberimbangan dalam peliputan dan pemberitaan serta kritik dan komentar.
      3. Jurnalis memberi tempat bagi pihak yang kurang memiliki daya dan kesempatan untuk menyuarakan pendapatnya.
      4. Jurnalis hanya melaporkan fakta dan pendapat yang jelas sumbernya.
      5. Jurnalis tidak menyembunyikan informasi penting yang perlu diketahui masyarakat.
      6. Jurnalis menggunakan cara-cara yang etis untuk memperoleh berita, foto, dan dokumen.
      7. Jurnalis menghormati hak nara sumber untuk memberi informasi latar belakang, off the record, dan embargo.
      8. Jurnalis segera meralat setiap pemberitaan yang diketahuinya tidak akurat.
      9. Jurnalis menjaga kerahasiaan sumber informasi konfidensial, identitas korban kejahatan seksual, dan pelaku tindak pidana di bawah umur.
      10. Jurnalis menghindari kebencian, prasangka, sikap merendahkan, diskriminasi, dalam masalah suku, ras, bangsa, jenis kelamin, orientasi seksual, bahasa, agama, pandangan politik, cacat/sakit jasmani, cacat/sakit mental, atau latar belakang sosial lainnya.
      11. Jurnalis menghormati privasi seseorang, kecuali hal-hal itu bisa merugikan masyarakat.
      12. Jurnalis tidak menyajikan berita dengan mengumbar kecabulan, kekejaman, kekerasan fisik dan seksual.
      13. Jurnalis tidak memanfaatkan posisi dan informasi yang dimilikinya untuk mencari keuntungan pribadi.
      14. Jurnalis dilarang menerima sogokan.
      15. Jurnalis tidak dibenarkan menjiplak.
      16. Jurnalis menghindari fitnah dan pencemaran nama baik.
      17. Jurnalis menghindari setiap campur tangan pihak-pihak lain yang menghambat pelaksanaan prinsip-prinsip di atas.
      18. Kasus-kasus yang berhubungan dengan kode etik akan diselesaikan oleh Majelis Kode Etik.

      2.7  ETIKA SEKSUAL

      Dalam hal ini yang akan dibicarakan dalam makalah ini adalah masalah kebebasan seks. Kebebasan seks yang dominan disebut sikap seksual yang negatif sudah sekian lama menggerogoti moral dan nyawa masyarakat kita. Masyarakat seharusnya takut dengan berbagai macam penyakit psikosomatik dan penyakit rohani yang akan diderita akibat free seks ini.

      Menurut dunia barat, memang free seks ini tidak seberapa dilarang. Malah sekarang dunia barat percaya akan keharusan menghormati dan membebaskan hawa nafsu seksual dengan jalan membuang kekangan-kekangan tradisional. Karena memang sudah barang kenyataan kalau orang barat itu lebih menyukai kebebasan seksual. Mereka menyatakan bahwa moralitas apa pun yang telah mereka warisi tidaklah membawa apa-apa selain konotasi religius. Mereka mengklaim bahwa moral-moral baru zaman sekarang ini bukan hanya didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan filosofis, tetapi juga dalam alasan ilmiah

      Sungguh suatu perilaku yang lebih rendah daripada tingkah laku binatang. Manusia memang seperti itu. Disini, dapat diartikan juga bahwa anjuran pembebasan seksual manusia dari kekangan moral tradisional berarti pernyataan bahwa tidak ada sesuatu pun yang jelek, buruk, ataupun hina, yang dapat timbul dari seks. Anjuran ini tidak menerima pembatasan apa pun dalam seks selain dari batas alami seperti dalam hal makan dan minum, nafsu belaka.

      Disiplin Seks Kebutuhan untuk memperluas dan mengkondisikan instink dan dorongan nafsu alami individu dengan cara yang lunak adalah kebutuhan yang pokok. Akan tetapi harus ada cara yang sehat, yang bnar secara moral dan agama. Yang tidak membuat makin banyak ketimpangan dan menimbulkan masalah sesudahnya. Sebenarnya kalau ingin menelaah masalah ‘siapa otak dibalik’ pencetus pembenaran kebebasan seks, adalah mudah.

      2.8  ETIKA POLITIK

      Secara subtantif pengertian etika politik tidak dapat dipisahkan dengan subyek sebagai pelaku etika yaitu manusia. Oleh karena itu etika politik berkait erat dengan bidang pembahasan moral. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa pengertian moral senantiasa menunjuk kepada manusia sebagai subyek etika. Maka kewajiban moral dibedakan dengan pengertian kewajiban-kewajiban lainya, karena yang dimaksud adalah kewajiban manusia sebagai manusia. Walaupun dalam hubunganya dengan masyarakat bangsa maupun negara, Etika politik tetap meletakkan dasar fundamental manusia sebagai manusia. Dasar ini lebih meneguhkan akar etika politik bahwa kebaikan senantiasa didasarkan kepada hakikat manusia sebagai makhluk yang beradab dan berbudaya. Berdasarkan suatu kenyataan bahwa masyarakat, bangsa maupun negara bisa berkembang kearah keadaan yang tidak baik dalam arti moral.  Aktualisasi etika politik harus senantiasa mendasarkan kepada ukuran harkat dan martabat manusia sebagai manusia, Sejak abad ke-17 filsafat mengembangkan pokok-pokok etika politik seperti :

      1.      Perpisahan antara kekuasaan gereja dan kekuasaan negra (John Locke)

      2.      Kebebasan berfikir dan beragama (Locke)

      3.      Pembagian kekuasaan (Locke, Montesque)

      4.      Kedaulatan rakyat (Roesseau)

      5.      Negara hukum demokratis/repulikan (Kant)

      6.      Hak-hak asasi manusia (Locke, dsb)

      7.      Keadilan social

      BAB III

      STUDI KASUS

      Apa yang membuat orang melaksanakan seks bebas?

      Pada waktu yang sama kita juga pasti akan berpikiran bahwa kita harus menahan diri dari menggalakkan kebebasan seks tanpa kekangan.

      Akan tetapi pada dasarnya yang melatar belakangi maraknya ‘free seks’ adalah orang-orang yang mempunyai pola pikir seperti berikut:

      kebebasan harus dijamin setiap individu, selama ia tidak mengganggu kebebasan orang lain. 2. semua keinginan dan sikap seksual yang merupakan pembawaan haruslah dipupuk secara bebas dan diusahakan pemenuhannya tanpa halangan atau kekangan, karena menghalanginya akan membuat frustasi atau membawanya kepada kekacauan-kekacauan ego. 3. setiap dorongan alami akan mereda setelah dipenuhi, dan akan memberontak serta menimbulkan ekses-ekses bila dikenai kekangan moral yang negatif atau larangan yang salah pandang.

      Para penganut seks bebas memberikan argumentasi bahwa ketidakstabilan emosi timbul karena diskriminasi di antara naluri-naluri alami dan dorongan-dorongan nafsu, sehingga hanya sebagian daripadanya saja yang dipenuhi sedang yang lainnya tetap mengalami frustasi. Mereka juga mengatakan bahwa pembebasan proses alamiah pemenuhan nafsu seksual juga akan mencegah kejahatan, keburukan dan pembalasan dendam yang menjadi ciri-ciri dari situasi yang melibatkan pembatasan-pembatasan moral.

      Dalam memburu kebebasan seks mereka melakukan kesenangan-kesenangan yang tidak terbatas dalam eksperimentasi seksual dengan seseorang, bukan saja sebelum menikah tapi bahkan sesudahnya. Mereka (para pendukung free seks, pelaku free seks) menunjukkan bahwa dengan adanya sarana-sarana konstrasepsi yang murah dan cukup aman, kenikmatan seks dapat dianeka ragamkan tanpa perlu melibatkan resiko kehamilan, baik yang sah maupun tidak. Tindakan seperti ini sangat tidak memanusiakan manusia. Bahkan menghewankan manusia pun tidak.

      Disiplin seks Kebutuhan untuk memperluas dan mengkondisikan instink dan dorongan nafsu alami individu dengan cara yang lunak adalah kebutuhan yang pokok. Akan tetapi harus ada cara yang sehat, yang bnar secara moral dan agama. Yang tidak membuat makin banyak ketimpangan dan menimbulkan masalah sesudahnya. Sebenarnya kalau ingin menelaah masalah ‘siapa otak dibalik’ pencetus pembenaran kebebasan seks, adalah mudah.

      Hanya orang yang sakit saja yang membenarkan dan melegalkan seks bebas. Masalah pemuasan instink jasadi dan nafsu-nafsu yang spontan, dapat diserahkan saja kepada penilaian orang itu sendiri-sendiri. Karena hanya intelek manusia saja yang dapat mencegah setiap perkembangan instink yang tidak sehat

      BAB IV

      PENUTUP

      4.1  Kesimpulan

      Etika dan moralitas, sama berarti system nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang baik dan terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana layaknya sebagai kebiasaan hidup yang benar, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yang baik, aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain.  Kebiasaan ini lau terungkap dalam perilaku berpola yang terus berulang sebagai sebuah kebiasaan.

      4.2  Saran

      Hendaklah etika maupun moral lebih ditingkatkan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga, Sosial maupun lingkungan bisnis.  Agar tecipta suatu ketentraman/kedamaian juga  hubungan yang baik dan harmonis antar individu.