Blog

  • Makalah Pembangkit Listrik Tenaga Air

    Pembangkit Listrik Tenaga Air

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Air memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Tidak ada satupun yang meragukan itu. Terbukti pada saat masyarakat mengeluh ketika air di saluran air tidak keluar. Manfaat air sangat dirasakan betul sebagai penyelamat” kehidupan. Salah satu pemanfaatan air yang cukup cerdas adalah dibentuknya pembangkit listrik tenaga air.

    Manfaat air yang cukup besar dan berpengaruh terhadap kehidupan manusia secara keseluruhan ini harusnya diimbangi dengan kesadaran menjaga sumber air yang ada di bumi. Membuang-buang air untuk sesuatu hal yang tidak perlu bukan pekerjaan yang mulia. Pemanfaatan air untuk digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air akan jauh lebih berguna bagi kehidupan.

    Air dan listrik menjadi dua kebutuhan yang tidak bisa digantikan oleh apapun. Kegiatan sehari-hari akan sangat terganggu ketika pasokanair dan listrik terganggu. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga agar dua hal tersebut tidak terjadi pun dilakukan. Jika membicarakan Pembangkit Listrik Tenaga Air, maka yang dibicarakan di sini adalah upaya untuk tetap menjaga agar pasokan listrik tetap ada.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah :

    1. Apa yang dimaksud dengan pembangkit listrik tenaga air?
    2. Bagaimana konsep kerja pembangkit listrik tenaga air?
    3. Bagaimana cara kerja pembangkit listrik tenaga air?
    4. Apa saja komponen-komponen dasar pada pembangkit listrik tenaga air?
    5. Bagaimana prinsip PLTA dan konversi energinya?
    6. Bagaimana perkembangan dan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)?
    7. Apa kelebihan dan kekurangan pembangkit listrik tenaga air?

    C. Tujuan

    Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu:

    1. Mengetahui pengertian dari pembangkit listrik tenaga air.
    2. Mengetahui konsep kerja pembangkit listrik tenaga air?
    3. Mengetahui cara kerja pembangkit listrik tenaga air?
    4. Mengetahui komponen-komponen dasar pada pembangkit listrik tenaga air.
    5. Mengetahui prinsip PLTA dan konversi energinya?
    6. Mengetahui perkembangan dan potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
    7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

    C. Manfaat

    Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu :

    1. Mengetahui mengenai pembangkit listrik tenaga air.
    2. Memenuhi tugas mata kuliah Teknik Tenaga Listrik dan Penggerak Motor (TTL & PM).

    Bab II. Pembahasan

    PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

    3.1      Apa Itu Pembangkit Listrik Tenaga Air?

    Pertanyaan tersebut pasti terlintas di benak sebagian masyarakat. Apa sih sebenarnya Pembangkit Listrik Tenaga Air? Mengapa air dihubungkan dengan listrik atau mengapa listrik dihubungkan dengan air? Bukan kah keduanya saling bersinggungan? Bukankah jika ada air, aliran listrik justru sangat berbahaya?

    Secara awam, itu memang benar. Ketika ada air menggenang kemudian di sekitarnya ada aliran listrik, hal tersebut akan sangat berbahaya. Bisa mengancam nyawa siapapun yang menyentuh air tersebut. Akan tetapi, ketika membicarakan Pembangkit Listrik Tenaga Air, penjelasan tentang air dan listrik tentu tidak akan sesederhana itu.

    Membicarakan air dan listrik dalam bahasan Pembangkit Listrik Tenaga Air memerlukan penjelasan yang lebih ilmiah. Sebuah penjelasan yang nantinya mengacu pada keilmuan. Pembangkit Listrik Tenaga Air adalah upaya membangkitkan daya listrik melalui tenaga yang dimiliki oleh air. Sederhananya, kemunculan listrik dipancing menggunakan air. Tentu saja dengan ilmu penerapan yang tidak sembarangan.

    Tenaga air yang digunakan dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air adalah tenaga kinetik serta energi potensial yang dimiliki oleh air. Meskipun tergolong tenang, air ternyata memiliki tenagayang cukup besar. Air bahkan bisa digunakan untuk membangkitkan energi listrik. Energy listrik yang berhasil dibangkitkan oleh tenaga air tersebut dikenal dengan istilah hidroelektrik.

    Untuk mengakomodasi tenaga air yang besar tersebut, beberapa peralatan dan sistem pun diterapkan. Peralatan yang umum digunakan dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air tersebut adalah turbin. Turbin lah yang nantinya akan dikenai tenaga besar dari air sehingga mampu membangkitkan listrik.

    Turbin yang berguna dalam sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air ini merupakan sebuah mesin. Mesin ini mendapatkan energidari aliran fluida. Aliran fluida tersebut bisa untuk menggerakkan baling-baling yang ada di dalam mesin turbin. Baling-baling itulah yang berperan untuk menggerakkan rotor. Jadi, singkatnya Pembangkit Listrik Tenaga Air adalah memanfaatkan kekuatan air untuk membangkitkan sumber energi listrik.

    Meskipun pada umumnya sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air menggunakan turbin sebagai sarananya, tetapi ada juga Pembangkit Listrik Tenaga Air yang hanya memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh ombak. Hal itu menyebabkan pembangunan bendunganatau waduk sama sekali tidak diperlukan.

    Di Indonesia, Pembangkit Listrik Tenaga Air adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk memenuhi seluruh kebutuhan pasokan listrik bagi masyarakat Indonesia. Upaya ini cukup cerdas untuk menyiasati keberadaan bahan bakar batu bara sebagai salah satu bahan utama dalam membangkitkan tenaga listrik.

    Banyaknya persediaan air yang dimiliki oleh Negara Indonesia menjadi salah satu alasan yang paling mendasar mengapa sistem pembangkitan listrik melalui tenaga air ini didirikan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Indonesia pada akhirnya memiliki beberapa waduk serta bendungan. Hal itu karena waduk serta bendungan adalah rangkaian sistem dari Pembangkit Listrik Tenaga Air. Dengan upaya menciptakan Pembangkit Listrik Tenaga Air ini, kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap listrik diharapkan mampu terpenuhi.

    Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air ini bukan satu-satunya sistem pembangkit listrik yang dikenali dan digunakan oleh seluruh masyarakat. Ada sistem Pembangkit Listrik Tenaga Uap, sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel.

     PENGERTIAN TENAGA AIR

    Pengertian tenaga air dalam bahasa inggris yaitu “hydropower” adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Pada dasarnya, air di seluruh permukaan Bumi ini bergerak (mengalir). Di alam sekitar kita, kita mengetahui bahwa air memiliki siklus. Dimana air menguap, kemudian terkondensasi menjadi awan. Air akan jatuh sebagai hujan setelah ia memiliki massa yang cukup. Air yang jatuh di dataran tinggi akan terakumulasi menjadi aliran sungai. Aliran sungai ini menuju ke laut.

    Di laut juga terdapat gerakan air, yaitu gelombang pasang,ombak, dan arus laut. gelombang pasang dipengaruhi oleh gravitasi bulan, sedangkan ombak disebabkan oleh angin yang berhembus di permukaan laut dan arus laut di sebabkan oleh perbedan kerapatan (massa jenis air), suhu dan tekanan, serta rotasi bumi.

    Tenaga air yang memanfaatkan gerakan air biasanya didapat dari sungai yang dibendung. Pada bagian bawah dam tersebut terdapat lubang-lubang saluran air. Pada lubang-lubang tersebut terdapat turbin yang berfungsi mengubah energi kinetik dari gerakan air menjadi energi mekanik yang dapat menggerakan generator listrik. Energi listrik yang berasal dari energi kinetik air disebut “hydroelectric”. Hydroelectric ini menyumbang sekitar 715.000 MW atau sekitar 19% kebutuhan listrik dunia. bahkan di Kanada, 61% dari kebutuhan listrik negara berasal dari Hydroelectric.

    Saat ini para peneliti juga mencari kemungkinan hydroelectric yang berasal dari arus laut dan gelombang pasang. Semoga hal tersebut berhasil dan kita dapat memelihara Bumi yang kita cintai ini.

    POTENSI AIR SEBAGAI SUMBER ENERGI

    Energi Hidroelectrik adalah energi air. Air bergerak menyimpan energi alami yang sangat besar, apakah air bagian dari sungai yang mengalir atau ombak di lautan. Bayangkan kekuatan merusak dari sungai yang merusak tempat penyimpanannya dan menyebabkan banjir atau ombak tinggi yang merusak garis pantai pendek dan kamu dapat memvisualisasikan jumah kekuatan yang terlibat.

    Energi ini dapat dimanfaatkan dan dikonversikan menjadi listrik, dan pembangkit listrik tenaga air tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca. Ini juga merupakan sumber energi terbarukan karena air secara terus menerus mengisi ulang melalui siklus hidrologi bumi. Semua sistem hidroelectrik membutuhkan sumber air mengalir tetap, seperti sungai atau anak sungai, tidak seperti tenaga matahari dan angin, tenaga ini dapat menghasilkan tenaga terus menerus selama 24 jam setiap harinya.

    Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

    Pembangkit energi air skala mikro atau pembangkit tenaga mikrohidro semakin populer sebagai alternatif sumber energi, terutama di wilayah yang terpencil. Sistem pembangkit tenaga mikrohidro dapat dipasang di sungai kecil dan tidak memerlukan dam yang besar sehingga dampaknya terhadap lingkungan sangat kecil.

    Pembangkit tenaga mikrohidro dapat digunakan langsung sebagai penggerak mesin atau digunakan untuk menggerakan generator listrik. Instalasi pembangkit listrik dengan tenaga mikrohidro biasa disebut sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro, disingkat PLTMH.

    Manfaat energi tenaga air atau energi mikrohidro :

    ·         Untuk saluran irigasi

    ·         Penerangan listrik di rumah penduduk

    ·         Dan yang terpenting adalah memerdekakan penduduk dengan mengembalikan keberdayaan secara ekonomi maupun  pengelolaan,serta pemeliharaan sumber daya hutan dan air secara berkelanjutan.


    PEMANFAATAN AIR SEBAGAI ENERGI LISTRIK


    Ribuan tahun yang lalu, manusia telah menemukan manfaat dari air yang mengalir. Dari pemanfaatan air yang sangat sederhana seperti penggunaan arus sungai untuk trasportasi, manusia terus mengembangkan cara- cara untuk menagkap energi air yang mengalir. Energi tersebut dapat dikonversikan menjadi energi mekanik. Hal ini dapat dilakukan dengan kincir atau turbin air dengan generator listrik. Dalam skala besar prinsip ini diterapkan pada sungai besar dengan membuat bendungan untuk pembangkit listrik tenaga air.

    2.2      Konsep Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air

    Sudah dijelaskan di atas bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Air menggunakan tenaga yang dimiliki oleh air untuk dapat beroperasi. Jadi, konsep kerja dari sistem Pembangkit Listrik Tenaga Air ini kurang lebih adalah seperti itu. Bagaimana caranya mengubah energi besar yang dimiliki oleh air agar berfungsi untuk “memancing” hadirnya energi listrik atau arus listrik.

    Baling-baling pada turbin, seperti yang telah dijelaskan di atas adalah elemen yang nantinya akan berputar dan menghasilkan energi. Energi yang dihasilkan oleh pergerakan baling-baling turbin berupa energi panas. Energi panas itulah yang kemudian diproses sehingga menjadi energi listrik yang manfaatnya dapat kita rasakan sehari-hari.

    Itu artinya, pergerakan baling-baling turbin dipengaruhi oleh jumlah air yang ada di waduk atau bendungan. Semakin banyak jumlah air yang terdapat di waduk atau bendungan tersebut, maka energi panas yang dihasilkannya pun otomatis akan semakin besar. Sebaliknya, semakin kecil debit air, maka kekuatan baling-baling berputar pun akan semakin kecil.

    2.3      Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air / PLTA

    PLTA merupakan salah satu tipe pembangkit yang ramah lingkungan, karena menggunakan air sebagai energi primernya. Energi primer air dengan ketinggian tertentu digunakan untuk menggerakkan turbin yang dikopel dengan generator.

                PLTA memiliki komponen sebagai berikut:

    1.     Waduk                = tempat menampung air sungai

    2.     Main Gate           = pintu air utama

    3.     Bendungan          = penahan laju sungai

    4.     Penstock             = pipa yang nyalurin air dari waduk ke pembangkit

    5.     Katup Utama      = katup buka/tutup

    6.     Turbin                 = yang digerakan sama air

    7.     Generator           = pengubah energi mekanik jadi energi listrik

    8.     Draftube             = penampung air sebelum dibuang

    9.     Tailrace               = pembuangan air

    10.  Transformator      = pengubah listrik

    11.  Switchyard           = pengatur listrik

    12.  Kabel Transmisi   = distributor listrik

    13.  Spillways              = air waduk yang lebih keluar lewat sinis

    Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan pusat pembangkit tanaga listrik yang mengubah energi potensial air ( energi gravitasi air ) menjadi energi listrik. Mesin penggerak yang digunakan adalah turbin air untuk mengubah energi potensial air menjadi kerja mekanis poros yang akan memutar rotor pada generator untuk menghasilkan energi listrik.

    Air sebagai bahan baku PLTA dapat diperoleh dapat diperoleh dengan berbagai cara misalnya, dari sungai secara langsung disalurkan untuk memutar turbin, atau dengan cara ditampung dahulu ( bersama – sama air hujan ) dengan menggunakan kolam tando atau waduk sebelum disalurkan untuk memutar turbin.

    Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik(dengan bantuan generator).

    Air dari sungai atau lebih ditampung disuatu tempat untuk mendapat ketinggian tertentu dengan jalan dibendung. Air dari waduk tersebut dialirkan melalui saluran terbuka melalui pintu air ke saluran tertutup yang selanjutnya melalui pipa pesat menggerakan turbin untuk membangkitkan tenaga listrik.

    Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Saat ini ada teknologi baru yang dikenal dengan pumped-storage plant .

    Pumped-storage plant memiliki dua penampungan yaitu:

    1. Waduk Utama (upper reservoir) seperti dam pada PLTA konvensional. Air dialirkan langsung ke turbin untuk menghasilkan listrik.

    2. Waduk cadangan (lower reservoir). Air yang keluar dari turbin ditampung di lower reservoir sebelum dibuang disungai. 

    Pada saat beban puncak air dalam lower reservoir akan di pompa ke upper reservoir sehingga cadangan air pada Waduk utama tetap stabil.

    Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang.

    PLTA merubah energi yang disebabkan gaya jatuh air untuk menghasilkan listrik. Turbin mengkonversi tenaga gerak jatuh air ke dalam daya mekanik. Kemudian generator mengkonversi daya mekanik tersebut dari turbin ke dalam tenaga elektrik.

    Jenis PLTA bermacam-macam, mulai yang berbentuk “mikro-hidro” dengan kemampuan mensupalai untuk beberapa rumah saja sampai berbentuk raksasa seperti Bendungan Karangkates yang menyediakan listrik untuk berjuta-juta orang-orang. Photo dibawah ini menunjukkan PLTA di Sungai Wisconsin, merupakan jenis PLTA menengah yang mampu mensuplai listrik untuk 8.000 orang.

    Komponen PLTA dan Cara kerjanya :

    1.   Bendungan, berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh air. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk menyimpan energi.

    2.    Turbine, gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah energi kenetik yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energi mekanik.

    3.    Generator, dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi elektrik. Generator di PLTA bekerja seperti halnya generator pembangkit listrik lainnya.

    4.   Jalur Transmisi, berfungsi menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-rumah dan pusat industri.

    5.    Pipa pesat (penstock) , berfungsi untuk menyalurkan dan mengarahkan air ke cerobong turbin. Salah satu ujung pipa pesat dipasang pada bak penenang minimal 10 cm diatas lantai dasar bak penenang. Sedangkan ujung yang lain diarahkan pada cerobong turbin. Pada bagian pipa pesat yang keluar dari bak penenang, dipasang pipa udara (Air Vent) setinggi 1 m diatas permukaan air bak penenang. Pemasangan pipa udara ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya tekanan rendah (Low Pressure) apabila bagian ujung pipa pesat tersumbat. Tekanan rendah ini akan berakibat pecahnya pipa pesat. Fungsi lain pipa udara ini untuk membantu mengeluarkan udara dari dalam pipa pesat pada saat start awal PLTMH mulai dioperasikan. Diameter pipa udara ±  ½ inch.

    2.4      Komponen-komponen Dasar PLTA

    Komponen – komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.

    A.   Waduk/Bendungan

    Bendungan, berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Dengan menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh air. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir. contoh waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume efektif sebesar 2,6 miliar kubik. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk menyimpan energi.

    Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pusat Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Jenis bendungan antara lain:

    1.      Bendungan Beton

    a.         Bendungan Gravitasi

    b.         Bendungan Busur

    c.         Bendungan Rongga

    2.      Bendungan Urugan

    a.         Bendungan Urugan Batu

    b.         Bendungan Tanah

    3.      Bendungan Kerangka Baja

    4.      Bendungan Kayu

    B.   Turbin

    Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Air akan memukul susu – sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dll.

    gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah energi kinetik yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energi mekanik.

    Turbin merupakan peralatan yang tersusun dan terdiri dari beberapa peralatan suplai air masuk turbin, diantaranya sudu (runner), pipa pesat (penstock), rumah turbin (spiral chasing), katup utama (inlet valve), pipa lepas (draft tube), alat pengaman, poros, bantalan (bearing), dan distributor listrik. Menurut momentum air turbin dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin reaksi dan turbin impuls. Turbin reaksi bekerja karena adanya tekanan air, sedangkan turbin impuls bekerja karena kecepatan air yang menghantam sudu.

    Prinsip Kerja Turbin Reaksi yaitu Sudu-sudu (runner) pada turbin francis dan propeller berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya tetap (tidak bisa digerakkan). Sedangkan sudu-sudu pada turbin kaplan berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisi sudunya bisa digerakkan (pada sumbunya) yang diatur oleh servomotor dengan cara manual atau otomatis sesuai dengan pembukaan sudu atur. Proses penurunan tekanan air terjadi baik pada sudu-sudu atur maupun pada sudu-sudu jalan (runner blade). Prinsip Terja Turbin Pelton berbeda dengan turbin rekasi Sudu-sudu yang berbentuk mangkok berfungsi sebagai sudu-sudu jalan, posisinya tetap (tidak bisa digerakkan). Dalam hal ini proses penurunan tekanan air terutama terjadi didalam sudu-sudu aturnya saja (nosel) dan sedikit sekali (dapat diabaikan) terjadi pada sudu-sudu jalan (mangkok-mangkok runner).

    Air yang digunakan untuk membangkitkan listrik bisa berasal dari bendungan yang dibangun diatas gunung yang tinggi, atau dari aliran sungai bawah tanah. Karena sumber air yang bervariasi, maka turbin air didesain sesuai dengan karakteristik dan jumlah aliran airnya. Berikut ini merupakan berbagai jenis turbin yang biasa digunakan untuk PLTA.

    C.   Generator

    Generator, dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi elektrik. Generator di PLTA bekerja seperti halnya generator pembangkit listrik lainnya.

    Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.

    Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanis. Generator terdiri dari dua bagian utama, yaitu rotor dan stator. Rotor terdiri dari 18 buah besi yang dililit oleh kawat dan dipasang secara melingkar sehingga membentuk 9 pasang kutub utara dan selatan. Jika kutub ini dialiri arus eksitasi dari Automatic Voltage Regulator (AVR), maka akan timbul magnet. Rotor terletak satu poros dengan turbin, sehingga jika turbin berputar maka rotor juga ikut berputar. Magnet yang berputar memproduksi tegangan di kawat setiap kali sebuah kutub melewati “coil” yang terletak di stator. Lalu tegangan inilah yang kemudian menjadi listrik. Agar generator bisa menghasilkan listrik, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu:

    1.         Putaran

    Putaran rotor dipengaruhi oleh frekuensi dan jumlah pasang kutub pada rotor, sesuai dengan persamaan:

    n = 60 . f / P

    dimana:

    n          : putaran

    f           : frekuensi

    P         : jumlah pasang kutub

    Jumlah kutub pada rotor di PLTA Saguling sebanyak 9 pasang, dengan frekuensi system sebesar 50 Hertz, maka didapat nilai putaran rotor sebesar 333 rpm.

    2.         Kumparan

    Banyak dan besarnya jumlah kumparan pada stator mempengaruhi besarnya daya listrik yang bisa dihasilkan oleh pembangkit

    3.         Magnet

    Magnet yang ada pada generator bukan magnet permanen, melainkan dihasilkan dari besi yang dililit kawat. Jika lilitan tersebut dialiri arus eksitasi dari AVR maka akan timbul magnet dari rotor.

    Sehingga didapat persamaan:

    E = B . V . L

    Dimana:

    E         : Gaya elektromagnet

    B         : Kuat medan magnet

    V         : Kecepatan putar

    L          : Panjang penghantar

    Dari ketiga hal tersebut, yang bernilai tetap adalah putaran rotor dan kumparan, sehingga agar beban yang dihasilkan sesuai, maka yang bisa diatur adalah sifat kemagnetannya, yaitu dengan mengatur jumlah arus yang masuk. Makin besar arus yang masuk, makin besar pula nilai kemagnetannya, sedangkan makin kecil arus yang masuk, makin kecil pula nilai kemagnetannya.

    Menurut jenis penempatan thrust bearingnya, generator dibedakan menjadi empat, yaitu:

    a)    Jenis biasa – thrust bearing diletakkan diatas generator dengan dua guide bearing.

    b)    Jenis Payung (Umbrella Generator) – thrust bearing dan satu guide bearing diletakkan dibawah rotor.

    c)    Jenis setengah payung (Semi Umbrella Generator) – kombinasi guide dan thrust bearing diletakkan dibawah rotor dan second guide bearing diletakkan diatas rotor.

    d)    Jenis Penunjang Bawah – thrust bearing diletakkan dibawah coupling.

    D.   Transmisi 

    Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah – rumah atau industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step down.

    2.5      Prinsip PLTA dan Konversi Energi

    Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi kinetis dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis dengan adanya aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi energi listrik melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir (debit).

    Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan perubahan energi, yaitu:

    1.         Energi Potensial

    Energi potensial yaitu energi yang terjadi akibat adanya beda potensial, yaitu akibat adanya perbedaan ketinggian.

    Besarnya energi potensial yaitu:

    Ep = m . g . h

    Dimana:

    Ep       : Energi Potensial

    m         : massa (kg)

    g          : gravitasi (9.8 kg/m2)

    h          : head (m)

     2.         Energi Kinetis

    Energi kinetis yaitu energi yang dihasilkan akibat adanya aliran air sehingga timbul air dengan kecepatan tertentu, yang dirumuskan

    Ek = 0,5 m . v . v

    Dimana:

    Ek       : Energi kinetis

    m         : massa (kg)

    v          : kecepatan (m/s)

    3.         Energi Mekanis

    Energi mekanis yaitu energi yang timbul akibat adanya pergerakan turbin. Besarnya energi mekanis tergantung dari besarnya energi potensial dan energi kinetis. Besarnya energi mekanis

    dirumuskan:

    Em = T . Ɵ . t

    Dimana:

    Em      : Energi mekanis

    T          : torsi

    Ɵ         : sudut putar

    t           : waktu (s)

    4.         Energi Listrik

    Ketika turbin berputar maka rotor juga berputar sehingga menghasilkan energi listrik sesuai persamaan:

    El = V . I . t

    Dimana:

    El        : Energi Listrik

    V         : tegangan (Volt)

    I           : Arus (Ampere)

    t           : waktu (s)

     2.6      Perkembangan dan Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

    PLTA telah berkontribusi banyak bagi pembangunan kesejahteraan manusia sejak beberapa puluh abad yang lalu. Yunani tercatat sebagai negara pertama yang memanfaatkan tenaga air untuk memenuhi kebutuhan energi listriknya. Pada akhir tahun 1999, tenaga air yang sudah berhasil dimanfaatkan di dunia adalah sebesar 2650 TWh, atau sebesar 19 % energi listrik yang terpasang di dunia.

    Indonesia mempunyai potensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 70.000 mega watt (MW). Potensi ini baru dimanfaatkan sekitar 6 persen atau 3.529 MW atau 14,2 % dari jumlah energi pembangkitan PT PLN.

    Tenaga Ombak


    Dewan Energi Dunia memprediksikan bahwa tenaga ombak dapat menghasilkan dua terawatts energi setiap tahunnya. Ini dua kali lipat dari produksi listrik dunia saat ini dan setara dengan energi yang dihasilkan oleh 2000 pembangkit listrik bertenaga minyak, gas, batu bara dan  nuklir. Total energi terbarukan di dalam laut, jika dapat dimanfaatkan, akan dapat memenuhi kebutuhan energi dunia lebih dari 5000 kali. Tapi hingga kini pemanfaatan tenaga ombak masih bersifat teori. Bahkan teknologinya masih belum dikembangkan, dan masih sangat awal untuk memprediksikan secepat apa ini akan  berkontribusi pada gambaran energi global.

    Tenaga Sungai

     Pada tahun 2003, 16 persen listrik dunia diproduksi oleh pembangkit listri tenaga air. Tenaga air memanfaatkan energi air yang bergerak dari  tingkat tinggi ke tingkat rendah
    (contoh, air mengalir kebawah) makin besar jatuhnya air, makin cepat aliran air maka makin besar listrik dapat dihasilkan,  Sayangnya, bendungan yang dapat beroperasi untuk tenaga air dapat menenggelamkan ekosistem. Air membutukan komunitas hilir, petani dan ekosistem seharusnya juga dihitung sebagai bagian komunitas.


    Lebih lanjut, energi air dari bendungan tidak bisa diandalkan selama musim kering yang panjang  dan musim kemarau ketika sungai kering atau volumenya berkurangBagaimanapun juga, sistem hidro skala kecil dapat menghasilkan listrik cukup besar tanpa membutuhkan bendungan yang besar. klasifikasi sebagai “kecil,” ‘Mini,” “mikro,” tergantung pada berapa banyak listrik yang diproduksinya, sistem hidro kecil menangkap energi sungai tanpa mengambil banyak air dari aliran alaminya. Tenaga air berskala kecil merupakan sumber energi yang ramah  lingkungan dengan perkembangan yang potensial, tapi ini tidak akan mencapai potensialnya kecuali kita memberikannya kesempatan. Lihat halaman Ambil Tindakan untuk bagaiman kau dapat menjadi bagian dari solusi perubahan iklim.

    2.7      Kelebihan dan Kekurangan PLTA

    Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dapat dirangkum secara garis besar sebagai berikut :

    1.      Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan beban. Sehingga pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai pembangkit listrik tipe peak untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan.

    2.      Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan pembangkit energi terbarukan lainnya dan teknologinya bisa dikuasai dengan baik oleh Indonesia.

    3.      PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun.

    4.      Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk kegiatan lain, seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata.

    5.      Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi lingkungan.

    Selain keunggulan yang telah disebutkan diatas, ada juga efek negatif pembangunan PLTA/kerugiannya yaitu sebagai berikut:

    1.     Pada lingkungan, yaitu mengganggu keseimbangan ekosistem sungai/danau akibat dibangunnya bendungan.

    2.     Biaya investasi paling mahal.

    3.     Pembangunan bendungan memakan waktu yang lama.

    4.     Memerlukan lahan yang luas.

    5.     Di samping itu terkadang, kerusakan pada bendungan dapat menyebabkan resiko kecelakaan dan kerugian yang sangat besar

    BAB III

    PENUTUP

    3.1      Kesimpulan

    Kesimpulan dari makalah ini adalah:

    1.     Pembangkit Listrik Tenaga Air merupakan pusat pembangkit tanaga listrik yang mengubah energi potensial air ( energi gravitasi air ) menjadi energi listrik.

    2.     Konsep kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air menggunakan tenaga yang dimiliki oleh air untuk dapat beroperasi.

    3.     Cara kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik(dengan bantuan generator).

    4.     Komponen – komponen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi.

    5.     Untuk bisa menghasilkan energi listrik dari air, harus melalui beberapa tahapan perubahan energi

    6.     Indonesia mempunyai potensi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) sebesar 70.000 mega watt (MW). Potensi ini baru dimanfaatkan sekitar 6 persen atau 3.529 MW atau 14,2 % dari jumlah energi pembangkitan PT PLN.

    7.     PLTA memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.

    3.2      Saran

    Saran yang dapat diberikan pada pembahasan ini adalah agar Indonesia dapat lebih memanfaatkan energi air sehingga dapat menjadi sumber energi alternatif untuk pembangkit listrik masa depan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim1. 2013. Pembangkit Listrik Tenaga Air. (http://teknik-listrik-unbari.blogspot.com/2013/02/pembangkit-listrik-tenaga-air.html, diakses 16 Mei 2013).

    Anonim2. 2013. Pembangkit Listrik Tenaga Air. (http://www.anneahira.com/pembangkit-listrik-tenaga-air.htm, diakses 16 Mei 2013).

    Anonim3. 2013. Cara Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Air. (http://4bri.blogspot.com/2012/11/cara-kerja-pembangkit-listrik-tenaga.html, diakses 16 Mei 2013).

    Anonim4. 2011. Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA altenatif Energi Masa DepanIndonesia.(http://indone5ia.wordpress.com/2011/05/13/pembangkit-listrik-tenaga-air-plta-alternatif-energi-masa-depan-indonesia/, diakses 16 Mei 2013).

  • Makalah Toksik Bahaya Kemasan Makanan

    Bahaya Kemasan Makanan

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Kemasan makanan merupakan bagian dari makanan atau minuman yang sehari-hari kita konsumsi. Bagi sebagian besar orang, kemasan hanya sekadar bungkus makanan dan cenderung dianggap sebagai pelindung saja. Ada banyak bahan yang digunakan sebagai pengemas yang bersentuhan langsung dengan makanan, tetapi tidak semua bahan ini aman bagi makanan yang dikemasnya

    Pengertian umum dari kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau tempat yang dikemas dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Adanya kemasan yang dapat membantu mencegah/mengurangi kerusakan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari pencemaran serta gangguan fisik seperti gesekan, benturan dan getaran. Dari segi promosi kemasan berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli.

     Bahan kemasan yang umum untuk pengemasan produk hasil pertanian untuk tujuan pengangkutan atau distribusi adalah kayu, serat goni, plastik, kertas dan gelombang karton.

    Menurut Erliza dan Sutedja (1987) bahan kemasan harus mempunyai syarat-syarat yaitu tidak toksik, harus cocok dengan bahan yang dikemas, harus menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan.

    B. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah dari  makalah ini adalah sebagai berikut:

    1. Apa pengemasan bahan pangan dan makanan?
    2. Apa saja jenis-jenis dan bahaya dari pengemas bahan pangan dan makanan?

    C. Tujuan

    Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui pengemasan bahan pangan dan makanan.
    2. Untuk mengetahui jenis-jenis dan bahaya dari pengemas bahan pangan dan makanan.

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengemasan Bahan Pangan dan Makanan

    Pengemasan merupakan suatu cara atau perlakuan pengamanan terhadap makanan atau bahan pangan, agar makanan atau bahan pangan baik yang belum diolah maupun yang telah mengalami pengolahan, dapat sampai ke tangan konsumen dengan “selamat”, secara kuantitas maupun kualitas.

    Fungsi Pengemasan yaitu mengatur interaksi antara bahan pangan dengan lingkungan sekitar, sehingga menguntungkan bagi bahan pangan, dan menguntungkan bagi manusia yang mengkonsumsi bahan pangan.

    Tujuan Pengemasan

    • Membuat umur simpan bahan pangan menjadi panjang.Menyelamatkan produksi bahan pangan yang berlimpah.Mencegah rusaknya nutrisi/gizi bahan pangan.
    • Menjaga dan menjamin tingkat kesehatan bahan pangan
    • Memudahkan distribusi/ pengangkutan bahan pangan.
    • Mendukung perkembangan makanan siap saji.
    • Menambah estetika dan nilai jual bahan pangan.

    Didalam pengemasan bahan pangan terdapat dua macam wadah, yaitu wadah utama atau wadah yang langsung berhubungan dengan bahan pangan dan wadah kedua atau wadah yang tidak langsung berhubungan dengan bahan pangan. Wadah utama harus bersifat non toksik dan inert sehingga tidak terjadi reaksi kimia yang dapat menyebabkan perubahan warna, flavour dan perubahan lainnya. Selain itu, untuk wadah utama biasanya diperlukan syarat-syarat tertentu bergantung pada jenis makanannya, misalnya melindungi makanan dari kontaminasi, melindungi kandungan air dan lemaknya, mencegah masuknya bau dan gas, melindungi makanan dari sinar matahari, tahan terhadap tekanan atau benturan dan transparan (Winarno, 1983).

    Melindungi bahan pangan dari kontaminasi berarti melindunginya terhadap mikroorganisme dan kotoran serta terhadap gigitan serangga atau binatang pengerat lainnya. Melindungi kandungan airnya berarti bahwa makanan di dalamnya tidak boleh menyerap air dari atmosfer dan juga tidak boleh berkurang kadar airnya. Jadi wadahnya harus kedap air. Perlindungan terhadap bau dan gas dimaksudkan supaya bau atau gas yang tidak diinginkan tidak dapat masuk melalui wadah tersebut dan jangan sampai merembes keluar melalui wadah. Wadah yang rusak karena tekanan atau benturan dapat menyebabkan makanan di dalamnya juga rusak dalam arti berubah bentuknya (Winarno, 1983).

    2.2  Jenis-jenis dan Bahaya dari Pengemas Bahan Pangan dan Makanan

    2.2.1   Plastik

    Bahan pembuat plastik dari minyak dan gas sebagai sumber alami, dalam perkembangannya digantikan oleh bahan-bahan sintetis sehingga dapat diperoleh sifat-sifat plastik yang diinginkan dengan cara kopolimerisasi, laminasi, dan ekstruksi (Syarief, et al., 1989).

    Komponen utama plastik sebelum membentuk polimer adalah monomer, yakni rantai yang paling pendek. Polimer merupakan gabungan dari beberapa monomer yang akan membentuk rantai yang sangat panjang. Bila rantai tersebut dikelompokkan bersama-sama dalam suatu pola acak, menyerupai tumpukan jerami maka disebut amorp, jika teratur hampir sejajar disebut kristalin dengan sifat yang lebih keras dan tegar (Syarief, et al., 1988).

    Setiap hari kita menggunakan plastik, baik untuk mengolah, menyimpan atau mengemas makanan. Ketimbang kemasan tradisional seperti dedaunan atau kulit hewan, plastik memang lebih praktis dan tahan lama. Kelemahannya adalah, plastik tidak tahan panas dan dapat mencemari produk akibat migrasi komponen monomer yang akan berakibat buruk terhadap kesehatan konsumen. Selain itu, plastik juga bermasalah untuk lingkungan karena merupakan bahan yang tidak dapat dihancurkan dengan cepat dan alami (non-biodegradable). Perlu diingat bahwa sebenarnya plastik itu tidak berbau dan berwarna. Jadi hindari penggunaan plastik yang bau dan berwarna gelap untuk membungkus makanan secara langsung.

    Plastik kresek hitam yang sering digunakan sebagai pembungkus gorengan, gelas plastik yang dipakai untuk air mendidih, botol kemasan air mineral yang diterpa sinar matahari setiap hari, serta penggunaan plastik kiloan untuk membuat ketupat, adalah contoh-contoh penggunaan kemasan plastik yang salah dan sangat berbahaya.

    Akibat dari penggunaan plastik yang tidak sesuai dengan fungsinya ini, dikhawatirkan akan terjadi perpindahan komponen kimia dari plastik ke dalam makanan. Beberapa kemasan plastik berasal dari material polyetilen polypropilen polyvinyl-chlorida yang jika dibakar atau dipanaskan dapat menimbulkan dioksin, suatu zat yang sangat beracun dan merupakan penyebab kanker serta dapat mengurangi sistem kekebalan tubuh seseorang. Menjaga plastik agar tidak berubah selama digunakan sebagai pengemas merupakan cara tentram untuk menghindari bahaya-bahaya tersebut.  

    2.2.2   Kertas

    Kemasan paling sederhana dan tertua adalah kertas, yang terbuat dari kulit kayu yang diolah oleh bangsa Cina abad ke-1 atau ke-2 SM. Sekalipun kertas bukan material pembungkus terkuat, tetapi penggunaannya masih bertahan hingga saat ini.

    Kertas memiliki keunggulan yaitu mudah didaur ulang, sehingga pemakaiannya lebih ramah lingkungan. Pembuatan kertas dengan penambahan resin yang dikenal dengan sebutan size bersama alluminium sulphat membuat kertas tahan air. Pelapisan kertas dengan pati akan menutup permukaan kertas dan meningkatkan kekuatannya. Penambahan bahan kimia juga dapat membuat kertas tahan terhadap minyak dan sebagainya.

    Kertas paling banyak digunakan untuk membungkus makanan dari makanan gorengan sampai makanan yang memerlukan penyimpanan lama seperti teh celup dll. Pada bahan makanan mentah kertas juga digunakan untuk membungkus sayuran, ikan kering bahkan bumbu dapur (kalau kita belanja di pasar tradisional atau warung), dan sebagainya. Beberapa jenis kertas yang sering digunakan adalah kertas koran, kertas nasi yang dilapisi plastik serta kertas yang telah mengalami pemutihan.

    Bahaya dibalik kemasan makanan dengan menggunakan kertas
    Kertas yang biasa dipakai untuk mengemas gorengan biasanya digunakan kertas koran. Secara tidak sadar kertas koran ini mengandung tinta yang bersifat larut. Padahal tinta tersebut banyak mengandung timbal (Pb) yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Bila timbal tersebut terakumulasi dalam tubuh maka akan menyebabkan gangguan saraf dan bahkan dapat menyebabkan kanker.

    Di dalam tubuh manusia , timbal masuk melalui saluran pernapasan atau pencernaan menuju sistem peredaran darah dan kemudian menyebar ke berbagai jaringan lain, seperti: ginjal , hati, otak, saraf dan tulang.

    Keracunan timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3 P, yaitu
    pallor (pucat), pain (sakit) & paralysis (kelumpuhan) . Keracunan yang terjadi pun bisa bersifat kronis dan akut.

    Kertas yang telah diputihkan sering digunakan sebagai pembungkus teh celup. Kertas ini berbahaya karena sudah ditambahkan bahan pemutih (chlorine). Bila terkena suhu tinggi akan menghasilkan dioksin, suatu senyawa racun yang berbahaya bagi kesehatan kita. Tahun 1998 WHO menetapkan ambang batas aman konsumsi dioksin, yaitu 1-4 pikogram (sepertriliun gram) dioksin per-kilogram berat badan.

    Dalam jumlah sedikit saja sudah sangat berbahaya, apalagi bila dalam jumlah besar maka dioksin akan bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker). Konsentrasi lebih tinggi lagi akan menyebabkan penyakit kulit chloracne (jerawat yang parah disertai dengan erupsi kulit dan kista).\

    Selain itu dioksin juga akan menyebabkan penurunan hormon reproduksi pria hingga 50% dan menyebabkan kanker prostat dan kanker testis. Pada wanita dioksin akan menyebabkan kanker payudara dan endometriosis, yakni jaringan selaput lendir rahim yang masih berfungsi tumbuh di luar rongga rahim. Oleh karena itu untuk menghindarkan hal-hal di atas bila tidak terpaksa gunakan teh (teh tubruk) secara langsung, dan gunakan pembungkus yang aman seperti daun pisang dan aluminium foil.

    2.2.3   Styorofoam

    Bahan pengemas styrofoam atau polystyrene telah menjadi salah satu pilihan yang paling populer dalam bisnis pangan. Tetapi, riset terkini membuktikan bahwa styrofoam diragukan keamanannya. Styrofoam yang dibuat dari kopolimer styren ini menjadi pilihan bisnis pangan karena mampu mencegah kebocoran dan tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang. Selain itu, bahan tersebut juga mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang, mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah, lebih aman, serta ringan.

    Pada Juli 2001, Divisi Keamanan Pangan Pemerintah Jepang mengungkapkan bahwa residu styrofoam dalam makanan sangat berbahaya. Residu itu dapat menyebabkan endocrine disrupter (EDC), yaitu suatu penyakit yang terjadi akibat adanya gangguan pada sistem endokrinologi dan reproduksi manusia akibat bahan kimia karsinogen dalam makanan.Saat ini masih banyak restoran -restoran siap saji yang masih menggunakan styrofoam sebagai wadah bagi makanan atau minumannya.

    Sebisa mungkin harus menghindari penggunaan styrofoam untuk makanan atau minuman panas, karena sama halnya dengan plastik, suhu yang tinggi menyebabkan perpinda han komponen kimia secara difusi dari styrofoam ke dalam makanan.

    2.2.4   Kaleng

    Pada umumnya, produk makanan yang dikemas dalam kaleng akan kehilangan citra rasa segarnya dan mengalami penurunan nilai gizi akibat pengolahan dengan suhu tinggi. Satu hal lagi yang juga cukup mengganggu adalah timbulnya rasa taint kaleng atau rasa seperti besi yang timbul akibat coating kaleng tidak sempurna.B ahaya utama pada makanan kaleng adalah tumbuhnya bakteri Clostridium botulinum yang dapat menyebabkan keracunan botulinin.

    Tanda-tanda keracunan botulinin antara lain tenggorokan menjadi kaku, mata berkunang-kunang dan kejang-kejang yang membawa kematian karena sukar bernapas. Biasanya bakteri ini tumbuh pada makanan kaleng yang tidak sempurna pengolahannya atau pada kaleng yang bocor sehingga makanan di dalamnya terkontaminasi udara dari luar. Untungnya racun botulinin ini peka terhadap pemanasan.

    Cermat memilih kaleng kemasan merupakan suatu upaya untuk menghindari bahaya-bahaya yang tidak diinginkan tersebut. Boleh-boleh saja memilih kaleng yang sedikit penyok, asalkan tidak ada kebocoran. Selain itu segera pindahkan sisa makanan kaleng ke tempat lain agar kerusakan kaleng yang terjadi kemudian tidak akan mmepengaruhi kualitas makanannya.

    Bab III. Penutup

    A. Kesimpulan

    Kemasan makanan merupakan bagian dari makanan yang sehari-hari kita konsumsi. Bagi sebagian besar orang, kemasan makanan hanya sekadar bungkus makanan dan cenderung dianggap sebagai “pelindung” makanan.

    Menurut Erliza dan Sutedja (1987) bahan kemasan harus mempunyai syarat-syarat yaitu tidak toksik, harus cocok dengan bahan yang dikemas, harus menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan, dapat mencegah kepalsuan, kemudahan membuka dan menutup, kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi, kemudahan pembuangan kemasan bekas, ukuran, bentuk dan berat harus sesuai, serta harus memenuhi syarat-syarat yaitu kemasan yang ditujukan untuk daerah tropis mempunyai syarat yang berbeda dari kemasan yang ditujukan untuk daerah subtropis atau daerah dingin. Demikian juga untuk daerah yang kelembaban tinggi dan daerah kering.

    B. Saran

    Adapun saran yang akan diberikan adalah :

    1. Produsen maupun konsumen harus memperhatikan bahan pengemas yang digunakan.
    2. Kepada pemerintah dalam hal ini BPOM diharapkan dapat melakukan pengawasan serta penyuluhan terhadap produsen maupun konsumen mengenai bahan pengemas makanan yang dapat menimbulkan dampak negativ bagi kesehatan.
    3. Mahasiswa mampu mengenali bahan-bahan pengemas makanan yang berbahaya bagi kesehatan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Rinasusanti, Septi dan Mia Siti Aminah. 2009. Meraup Duit dari Barang Seken. Jakarta. Mebook

    Widmer, Petra dan Heinz Frick. 2007. Hak Konsumen dan Ekolabel. Yogyakarta. Kanisius

    Anonim. 2013. Bahaya Kemasan Makanan

    http://hidupsehatonline.com/bahaya-kemasan-makanan/html

    (diakses Selasa 28 Desember 2013 pada pukul 20.00 WIB)

  • Makalah Cacingan

    Cacingan

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Helmintologi adalah ilmu yang memelajari parasite berupa cacing. Berdasarkan taksonomi, helmint dibagi menjadi : 1) Nemathelminthes ( cacing gilik; Nema=benang). 2) Plathithelminthes (cacing pipih) .

    Yang melatarbelakangi kami menyusun makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ”Parsitologi” serta  menambah wawasan dan pengetahuan. Dan ketika masuk ke dunia kerja ,kami menjadi seorang analis dituntut mampu memahami dan mengaplikasikan mata kuliah ini, karena mata kuliah parasitologi termasuk mata kuliah keahlian.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, kita menemukan beberapa masalah dan dapat dirumuskan sebagai berikut :

    1. Apa saja macam-macam cacing pada Nematoda usus?
    2. Apa pengertian dari masing-masing jenis cacing pada nematoda usus?
    3. Pada apa saja hospes cacing pada nematode usus?
    4. Bagaimana cara diagnosis cacing oada Nematoda usus?
    5. Bagaimana cara penularan cacing pada nematode usus?.

    C. Tujuan

    Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut  :

    1. Untuk mengetahui macam-macam cacing pada Nematoda usus.
    2. Untuk mengetahui masing-masing jenis cacing pada nematoda usus
    3. Untuk mengetahui hospes cacing pada nematode usus.
    4. Untuk mengetahui cara diagnosis cacing oada Nematoda usus.
    5. Untuk mengetahui cara penularan cacing pada nematoda usus.

    Bab II. Pembahasan

    PENYAKIT CACINGAN

    Manusia merupakan hospes beberapa nematode usus. Sebagian besar nematode tersebut menyebabkan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.

    Di antara nematode usus tedapat sejumlah spesies yng di tularkan melalui tanah disebut soil transmitted helminthes. Cacing yang terpenting bagi manusia adalah Ascarislumbricoides, Necator americanus, Ancylostoma duodenale, Trichuris trichiura, Strongyloides steroralis danbeberapa spesies Trichosttrongylus. Nematoda usus lainnya yang penting bagi manusia adalah Oxyuris vermicularis dan Trichinella spiralis.

    2.1 Ascaris lumbricoides

    2.1.1 Hospes dan Nama Penyakit

    Manusia merupakan satu-satunya hospes Ascaris lumbricoides. Penyakit yang disebabkannya disebut askariasis.

    2.1.2 Daur Hidup

    Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang dibuahi berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih tiga minggu. Bentuk infektif tersebut apabila tertelan manusia, menetas di usus halus. Larvanya menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu dialirkan ke jantung, kemudian mengikuti aliran darah ke paru. Larva di paru menembus dinding pembuluh darah, lalu dinding alveolus, masuk rongga alveolus, kemudian naik ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus. Dari trakea larva menuju faring, sehingga menuju rangsangan pada faring. Penderiita batuk karena rangsangan tersebut dan larva akan tertelan ke dalam esopagus lalu menuju ke usus halus. Di usus halus larva berubah enjadi cacing dewasa. Sejak telur matang tertelan sampai cacing dewasa bertelur diperlukaln waktu kurang lebih 2-3 bulan.

    2.1.3 Cara Diagnosis

    Cara menegakkan penyakit ini adalah dengan pemeriksaan tinja secara langsung. Adanya telur dalam tinja memastikan diagnosis askariasis. Selain itu diagnosis dapat dibuat bila cacing dewasa keluar sendiri baik melalui mulut atau hidung melalui muntah.

    2.1.4 Cara Penularan

    Cara penularan penyakit cacing gelang adalah melalui telur matang yang tertelan. Dalam usus halus telur akan menetes, dan keluar larva yang dapat menembus usus, mengikuti aliran darah menuju jantung kanan lalu ke paru. Larva merangsang laring sehingga terjadi batuk dan dapat masuk ke dalam saluran cerna melalui kerongkongan. Larva menjadi cacing dewasa di dalam usus halus. Nggak bayangin kan teman-teman? betapa mengerikannya cacing ini.

    2.1.5 Cara Pencegahan

    Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mencegahpenyakit ini adalah sebagai berikut:

    1. Mengadakan kemotrapi massal setiap 6 bulan sekali didaerah endemik ataupun daerah yang rawanterhadap penyakit askariasis.
    2. Memberi penyuluhan tentang sanitasi lingkungan.
    3. Melakukan usaha aktif dan preventif untuk dapat mematahkan siklus hidup cacing misalnyamemakai jamban/WC.
    4. Makan makanan yang dimasak saja.
    5. Menghindari sayuran mentah (hijau) dan selada di daerah yang menggunakan tinja sebagai pupuk.

    2.1.6 Cara Pengobatan    

    Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan obat, misalnya piperasin, pirantel pamoat 10mg, mebendazol 500mg atau albendazol 400mg.

    2.2 Necator americanus dan Ancylostoma duodenale

    2.2.1 Hospes dan Nama Penyakit

    Hospes parasit ini adalah manusia ; cacing ini menyebabkan nekatoriasis dan ankilostomiasis.

    2.2.2 Daur Hidup

    Cacing dewasa hidup di rongga usus halus, dengan mulut yang besar melekat pada mukosa dinding usus. Telur dikeluarkan dengan tinja dan setelah menetas dalam waktu 1-1,5 hari, keluarlah larva rabditiform. Dalam waktu kurang lebih 3 hari larva rabditiform tumbuh menjadi larva filariform, yang dapat menembus kulit dan dapat hidup selama 7-8 minggu di tanah.

    Telur cacing tambang yaang besarnya kurang lebih 60 x 40 mikron, berbentuk bujur dan mempunyai dinding tipis. Di dalamnya terdapat beberapa sel. Larva rabditiform panjangnya kurang lebih 250 mikron, sedangkan larva filariform panjangnya kurang lebih 600 mikron.

    Daur hidupnya sebagai berikut :

    Telur → larva rabditiform → larva filariform menem → bus kulit → kapiler darah → jantung kanan → paru → bronkus → trakea → laring → usus halus.

    Infeksi terjadi bila larva filariform menembus kulit. Infeksi A. duodenale juga dapat terjadi dengan menelan larva filariform.

    2.2.3 Diagnosis

    Diagnosis ditegakan dengan menemukan telur dalam tinja segar. Dalam tinja yang lama mungkn ditemukan larva. Untuk membedakan spesies N. americanus dan A. duodenale dapat dilakukan biakan.

    2.2.4 Cara Penularan

    Obat yang digunakan untuk memusnahkan cacing ini adalah mebendazol 2x/hari 100 mg dan albendazol 400 mg dosis tunggal pada waktu makan, selama 3 hari.

    2.2.5 Cara Pencegahan

    Langkah pencegahan agar tidak terjadi infeksi cacing tambang:

    1. Selalu memakai alas kaki.
    2. Mencuci bersih makanan.
    3. Memasak sampai matang makanan,
    4. Menggunakan disinfektan di toilet dan kamar mandi,
    5. Selalu mencuci tangan sebelum memegang makanan agar terhindar dari infeksi cacing tambang.

    2.2.6 Cara Pengobatan

    Pirantel pamoat 10 mg/ kg berat badan memberikan hasil cukup baik, bilamana digunakan beberapa hari berturut-turut.

    2.3 Oxyuris vermcularis

    2.3.1 Hospes dan Nama Penyakit

    Manusia adalah satu  – satunya hospes dan penyakitnya disebut enterobiasis atau oksiuriasis.

    2.3.2 Daur Hidup

    Di daerah perinium tersebut cacing-cacing ini bertelur dengan cara kontraksi uterus,kemudian telur melekat di daerah tersebut. Telur dapat menjadi larva infektif pada tempat tersebut, terutama pada temperatur optimal 23-26 ºC dalam waktu 6 jam. Telur resisten terhadap desinfektan dan udara dingin. Dalam keadaan lembab telur dapat hidup sampai 13 hari. Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, mulai dari tertelannya telur matang sampai menjadi cacing dewasa gravid yang bermigrasi ke daerah perianal, berlangsung kira-kira 2 minggu sampai 2 bulan.

    Infeksi cacing kremi terjadi bila menelan telur matang, atau bila larva dari telur yang menetas di daerah perianal bermigrasi kembali ke usus besar. Bila telur matang yang tertelan,telur menetas di duodenum dan larva rabditiform berubah dua kali sebelum menjadi dewasa di yeyunum dan bagian atas ileum. Infeksi cacing kremi dapat sembuh sendiri. Bila tidak adareinfeksi,tanpa pengobatanpun infeksi dapat berakhir. 

    2.2.3 Diagnosis

    Infeksi cacing dapat di duga pada anak yang menunjukan rasa gatal disekitar anus pada waktu malam hari. Diagnosis di buat dengan menemukan telur dan cacing sewasa. Telur cacing dapat diambil dengan alat Anal Swab Yng ditempelkan disekitar anus pada waktu pagi hari sebelum anak buang air besar dan mencuci pantat (cebok) .

    Anal Swab adalah suatu alat dari batang gelas atau spatel lidah yang pada ujungnya diletakkan Scotch Adhesive Tape. Bila Adhesive ditemoelkan di daerah sekitar anus , telur cacing akan menemp pada perekatnya. Kemudian Adesive Tape diletakkan pada kaca benda dan dibubuhi sedikit toluol untuk pemeriksaan mikroskopik. Sebaiknya pemeriksanya dilakukan 3 hari berturut-turut .

    2.2.4 Cara Penularan

    Cara penularan Enterobius vermicularis dapat melalui tiga jalan :

    1. Penularan dari tangan ke mulut penderita sendiri (auto infection) atau pada orang lain sesudah memegang benda yang tercemar telur infektif misalnya alas tempat tidur atau pakaian dalam penderita.
    2. Melalui pernafasan dengan menghisap udara yang tercemar telur yang infektif.
    3. Penularan secara retroinfeksi yaitu penularan yang terjadi pada penderita sendiri, oleh karena larva yang menetas di daerah perianal mengadakan migrasikembali ke usus penderita dan tumbuh menjadi cacing dewasa

    2.2.5     Cara Pencegahan

    1. Mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar
    2. Memotong kuku dan menjaga kebersihan kuku
    3. Mencuci seprei minimal 2 kali/minggu
    4. Membersihkan jamban setiap hari
    5. Menghindari penggarukan daerah anus karena mencemari jari-jari tangan dan setiap benda yang dipegang/disentuhnya

    2.2.6 Cara Pengobatan

    1. pirantel pamoat 10 mg/kgBB dosis tunggal diulang 2 minggu kemudian
    2. mebendazol 100 mg dosis tunggal diulang 2 minggu kemudian
    3. albendazol 400 mg dosis tunggal diulang 2 minggu kemudian

    Bab III. Penutup

    3.1 Kesimpulan

    Helmintologi adalah ilmu yang memelajari parasite berupa cacing. Berdasarkan taksonomi, helmint dibagi menjadi : 1) Nemathelminthes ( cacing gilik; Nema=benang). 2) Plathithelminthes (cacing pipih) .

    Jadi, macam –macam helmint yang telah disebutkan diatas merupakan jenis cacing yang hidup di usus (Nematoda Usus) yang menyebabkan penyakit cacingan.

    3.2 Saran

    Saran yang dapat kami sampaikan dari hasil penyusunan makalah ini, diharapkan para pembaca dapat mencegah  perkembangbiakan cacing agar tidak menyebabkan penyakit.

    Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit cacingan  ini adalah sebagai berikut            :

    1. Mengadakan kemotrapi massal setiap 6 bulan sekali didaerah endemik ataupun daerah yang rawanterhadap penyakit askariasis.
    2. Memberi penyuluhan tentang sanitasi lingkungan.
    3. Melakukan usaha aktif dan preventif untuk dapat mematahkan siklus hidup cacing misalnyamemakai jamban/WC.
    4. Makan makanan yang dimasak saja.
    5. Menghindari sayuran mentah (hijau) dan selada di daerah yang menggunakan tinja sebagai pupuk.

    DAFTAR PUSTAKA

    –       Widoyono, 2008.  PENYAKIT TROPIS Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya. Jakarta. Erlangga

    –       Staf pengajar Departemen Parasitologi FKUI, 2008,PARASITOLOGI KEDOKTERAN Edisi Keempat. Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

  • Makalah Bakteri Pada Makanan

    Bakteri Pada Makanan

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Ada beberapa alasan mengapa pentingnya mikroorganisme dalam bahan makanan ialah :

    • Adanya mikroorganisme, terutama jumlah dan macamnya, dapat menentukan taraf mutu bahan makanan.
    • Mereka dapat mengakibatkan kerusakan pangan.
    • Beberapa diantaranya digunakan untuk membuat produk-produk pangan khusus.
    • Miroorganisme digunakan sebagai bahan makanan atau makanan tambahan bagi manusia dan hewan.
    • Beberapa penyakit dapat berasal dari makanan.

    Mikroorganisme ini juga sebagai indikator mutu, kandungan mikroorganisme suatu spesimen pangan dapat memberikan keterangan yang mencerminkan mutu bahan mentahnya, keadaan sanitasi pada pengolahan pangan tersebut, serta keefektifan metode pengawetannya.

    Kebanyakan bahan makanan merupakan media yang baik bagi pertumbuhan banyak macam mikroorganisme. Pada keadaaan fisik yang menguntungkan, terutama pada kisaran suhu 70 sampai 600 C, organisme akan tumbuh dan menyebabkan terjadinya peubahan dalam hal penampilan, rasa, bau, serta sifat-sifat lain pada bahan makanan.

    B. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah dari  makalah ini adalah sebagai berikut:

    1. Apa saja bakteri pada makanan?
    2. Bagaimana pengendalian mikroorganisme dalam bahan makanan?
    3. Bagaimana pemeriksaan bahan makanan secara bakteriologis?

    1.3  Tujuan

    Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:

    1)      Untuk mengetahui bakteri pada makanan.

    2)      Untuk mengetahui pengendalian mikroorganisme dalam bahan makanan.

    3)      Untuk mengetahui pemeriksaan bahan makanan secara bakteriologis.

    Bab II. Pembahasan

    A. Bakteri Pada Makanan

    Semua makhluk hidup membutuhkan makanan, sebagai sumber tenaga kita dari mulai nasi, buah-buahan, sayuran, daging, lauk-pauk, dan sebagainya. Makanan sangat disukai manusia, yang pada umumnya juga disukai mikroorganisme.

    Dengan demikian mikroorganisme merupakan saingan bagi manusia. Pasti ada virus, jamur, maupun bakteri pada makanan mentah dan makanan yang sudah dimasak. Untuk makanan mentah sudah sewajarnya manusia akan mengolah makanan itu agar dapat dimakan dan tidak menimbulkan sakit bagi manusia sendiri. Dan banyak cara yang dilakukan manusia untuk mengolah makanan tersebut.

    Bila makanan telah dihinggapi mikroorganisme akan mengalami penguraian nilai gizi makanan berkurang serta kelezatannya, bahkan makanan yang telah dalam keadaan terurai dapat menyebabkan sakit sampai mati bila ada orang yang memakan makanan itu.

    Mikroorganisme yang sering ditemukan dalam makanan kita beragam spesiesnya, mikroorganisme ini tidak hanya hinggap pada makanan mentah atau yang sudah dimasak dalam makanan kaleng kita dapat menemui mikroorganisme yang merugikan bagi tubuh kita, berikut mikroorganisme sebagai peracunan makanan kita :

    a. Staphylococcus

    Pada dasarnya bakteri Staphylococcus merupakan flora normal pada manusia, tetapi dapat pathogen bila dalam jumlah banyak dan lokasi asing. Selain itu bakteri ini dapat meracuni manusia melalui makanan contohnya selada kentang. Selada kentang yang terkontaminasi bakteri Staphylococcus yang melepaskan toksin ke selada kentang yang telah terpapar sinar matahari selama 3-4 jam sebelum kita makan, toksin ini akan menimbulkan reaksi hebat yang terjadi di dalam saluran pencernaan. Dan sifat dari toksin yang dikeluarkan Staphylococcus sangat stabil terhadap panas, jadi sulit untuk dihancurkan walaupun selada kentang sudah dimasak. Toksin ini akan bereaksi 2 sampai 4 jam kita memakan selada kentang. Satu contoh lagi Staphylococcus aureus, dari semua jenis makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan, baik dalam bentuk ataupun hasil olahannya. Juga banyak ditemukan pada berbagai jenis sayuran

    b. Bacillus cereus

    Bacillus cereus ini terdapat pada bahan makanan terutama berbagai jenis biji-bijian (padi, gandum, jagung, kacang dll), daging, ramuan bumbu dan makanan yang dikeringkan. Bacillus cereus ini memiliki dua toksin yang menyebabkan keracunan, yang kedua toksin tersebut stabil terhadap panas. Bacillus cereus memliki spora yang tidak mati selama dimasak dan spora ini dapat tumbuh bila bahan makanan tidak diawetkan.

    c. Colstridium botulinum

    Ada di semua bahan makanan dari daging dan ikan, terutama yang sudah diawetkan melalui pengalengan dan kemasan tertutup rapat. Memiliki toksin yang sangat fatal bila tertelan, toksin itu terbentuk sebelumnya, yang dihasilkan oleh bakteri ini sewaktu dalam makanan. Clostridium botulinum pada sporanya memiliki sifat tahan terhadap panas. Bila manusia terinfeksi bakteri  ini melalui makanan, maka masa inkubasi setelah terinfeksi sekitar 18-36 jam dan menimbulkan mual dan muntah-muntah, kesulitan menelan, penglihatan yang kabur, kelumpuhan beberapa otot serta kematian.

    d. Vibrio Parahaemolyticus

    Terdapat pada bahan makanan hasil laut dan olahannya terutama kepiting, udang ikan, kerang rajungan dan sebagainya.

    e. Esherichia Coli

    Terdapat di hampir semua jenis bahan makanan baik yang berasal dari tanaman (sayur, buah maupun hasil pertanian lain) ayau pun hewan (daging, susu dll). 

    f. Camphylobacter

    Banyak ditemukan pada susu mentah, daging ayam dan unggas lainnya.

    Selain ada mikroorganisme yang peracunan makanan, ada juga mikroorganisme yang mengkontaminasi makanan diantaranya adalah :

    A)     Salmonella

    Bisa menginfeksi manusia biasanya bakteri Salmonella mengkontaminasi makanan atau melalui tangan sebagai perantara dalam pemindahan Salmonella dari sumber infeksi. Bila seseorang memakan makanan yang terkontaminasi Salmonella akan timbul gejala sakit kepala, sakit perut mual dan diare setelah masa inkubasi 10-28 jam setelah tertelan.

    B. Clostridium Perfringens

    Banyak terdapat pada daging mentah, ikan mentah, sayuran, ramuan bumbu serta makanan yang sudah diolah. Bakteri ini hanya sedikit mengeluarkan toksin sehingga gejala-gejala keracunannya tidak sepenuhnya diketehui. Makanan yang terkontaminasi bakteri tertelan sampai di usus akan membentuk spora dan hanya pada waktu pembentukan endospora dalam usus itu toksin peracunan makanan diproduksi. Lagi-lagi sifat dari endospora ini tahan terhadap panas, cara memasak biasanya pun sulit memusnahkan bakteri tersebut.

    Masih ada satu lagi mikroorganisme yang dapat menimbulkan keracunan makanan yaitu Pseudomonas cocovenenans. Bakteri ini banyak ditemukan dalam tempe yang lebih dikenal dengan tempe bongkrek. Semua pembuatan tempe menggunakan jamur seperti jamur Phycomycetes, terutama spesies tertentu dari genus Rhizopus atau genus Mucor. Tetapi untuk tempe bongrek ini selain ditambahkan jamur juga ditambahkan ampas kelapa. Bila pembuatan tempe ini tidak sempurna maka akan keluar racun yang didapat dalam bongkrek yang disebut asam bongkrek, yang dihasilkan bakteri Pseudomonas cocovenenans. Kejadian keracunan asam bongkrek ini banyak ditemukan di provinsi Jawa Tengah.

    2.2  Pengendalian mikroorganisme dalam bahan makanan

    Sebagian besar bahan makanan akan segera dirombak atau dirusak oleh mikroorganisme bila didiamkan pada suhu kamar, kecuali bila diawetkan. Metode-metode modern pengawetan bahan makanan menggunakan proses-proses primitif yang sudah amat diperbaiki, seperti pengasinan, pengeringan dan pengasapan, disamping itu juga teknik-teknik yang lebih baru. Metode-metode pengawetan bahan makanan dapat dirangkumkan sebagai berikut :

    1.      Penangan aseptis, contohnya selalu menjaga agar mikroorganisme perusak tidak mencemari bahan makanan untuk mengurangi kerusakan makanan, memudahkan pengawetan dan memperkecil kemungkinan adanya bakteri patogen.

    2.      Penyingkiran mikroorganisme, cairan yang dipaksa lewat dengan tekanan positif atau negatif melalu saringan “tipe bakteri” yang steril dapat digunakan untuk menjernihkan zat alir serta menyingkirkan mikroorganisme. Ini adalah metode yang digunakan terhadap bir, makanan lunak, sari buah, anggur dan air.

    3.      Suhu tinggi, metode paling aman dan paling dapat diandalkan, biasanya untuk memusnahkan mikroorganime yang ada pada produk makanan kaleng, botol, atau tipe-tipe wadah lain yang membatasi masuknya mikroorganisme seteleh pengolahan. Contoh dengan suhu tinggi seperti : pendidihan, uap bertekanan, dan pasteurisasi. Organisme terpenting yang harus dimushankan dari makanan kaleng adalah Clostridium botulinum  dengan cara uap bertekanan paling efektif untuk mematikan semua sel vegetatif dan spora.

    4.      Suhu rendah, suhu 00 atau lebih rendah dapat menghambat pertumbuhan dan kegiatan metabolik mikroorganisme untuk jangka waktu lama. Metode pembekuan yang paling memuaskan dengan menggunakan suhu minus 320 C atau lebih rendah lagi. Karena kristel es yang terbentuk berukuraan lebih kecil dan struktur sel dalam bahan makanan tidak rusak. Pertumbuhan bakteri penyebab peracunan makanan (Clostridium botulinum, Staphylococcus aureus dan Salmonella) ­dapat dicegah pada suhu 5,50C atau lebih rendah.

    5.      Dehidrasi, dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan dari mikroorganisme tetapi tidak selalu terbunuh. Pertumbuhan semua organisme dapat dicegah dengan cara mengurangi kelembapan lingkungannya sampai di bawah titik kritis.

    6.      Meningkatkan tekanan osmotik, air akan menarik keluar dari sel mikroorganisme bila sel tersebut dimasukkan ke dalam yang mengandung sejumlah  besar substansi terlarut seperti gula pekat atau larutan garam. Maka, sel tersebut akan mengalami dehidrasi, metabolisme terhenti, dan dengan demikian memperlambat atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Dengn tekanan osmotik yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan, tetapi tidak dapat diandalkan untuk membunuhnya.

    7.      Bahan kimia, bahan makanan ditambahkan seperti asam benzoat, sorbat, asetat, laktat dan propionat, yang ke semuanya merupakan asam organik. Asam sorbat dan propionat yang digunakan untuk mengambat pertumbuhan kapang pada roti. Nitrat dan nitrit, yang dipergunakan untuk mengawetkan daging untuk menghambat pertumbuhan beberapa bakteri anaerobik, terutama Clostidium botulinum (tetapi tidak dianjurkan karena nirit bersifat karsinogenik). Bahan makana  yang dibuat melalui proses fermentasi, seperti sayur asin, acar, dan makanan ternak yang difermentasi, menjadi awet terutama karena dihasilkannya asam asetat, laktat dan propionat selama berlangsungnya proses fermentasi oleh mikroba.

    8.      Radiasi, dapat menggunakan sinar ultaviolet dan sinar gamma. Sinar ultaviolet digunakan untuk mengurangi atau menonaktifkan mikroorganisme, terutama kapang, yang terdapat dalam udara ruang penyimpanan serta ruang pengemasan perusahaan roti, kue dan daging.

    2.3  Pemeriksaan bahan makanan secara bakteriologis

    Pemeriksaan mikrobiologis untuk pemeriksaan bahan makanan memanfaatkan teknik-teknik mikroskopis dan metode-metode pembiakan. Bermacam-macam media selektif dan diferentsial diguakan secara ekstensif untuk memudahkan isolasi dan penghitungan tipe-tipe mikroorganisme tertentu. Macam pemeriksaan yang dilakukan ditentukan oleh tipe produk pangan yang akan diperiksa dan tujuan pemeriksaaan.

    Berbagai prosedur dan teknik yang digunakan dalam pemeriksaan mikrobiologis terhadap spesiemen makanan disajikan secara skematis sebagai berikut.

    Namun, menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia dalam jurnalnya ISSN 1829-9334 dalam jurnal menjelaskan bahwa sampel makanan yang sudah siterima segera dilakukan pemeriksaan. Sampel makanan yang sudah didinginkan dan mudah rusak harus dianalisa paling lambat 36 jam sesudah pengambilan sampel. Untuk pemeriksaan mikrobiologis pada makanan dipersyaratkan secara umum :

    1. Uji Angka Lempeng Total
    2. Uji Angka Kapang Khamir
    3. Uji Angka Bakteri termofilik
    4. Uji Angka Bakteri pembentuk spora
    5. Uji Angka bakteri an-aerob
    6. Uji Angka Staphylococcus aureus
    7. Uji Angka Clostridium perfringens
    8. Uji Angka Enterococcus
    9. Uji Angka Bacillus cereus
    10. Uji Angka Enterobacteriaceae
    11. Uji MPN Coliform
    12. Uji MPN Fekal Coliform
    13. Uji MPN Escherichia coli
    14. Uji Angka Escherichia coli
    15. Identifikasi Escherichia coli
    16. Identifikasi Staphylococcus aureus
    17. Identifikasi Salmonella
    18. Identifikasi Shigella
    19. Identifikasi Bacillus cereus
    20. Identifikasi Streptococcus faecalis
    21. Identifikasi Vibrio cholerae
    22. Identifikasi Vibrio parahaemolyticus
    23. Identifikasi Clostridium perfringens
    24. Identifikasi Listeria monocytogenes
    25. Identifikasi Campylobacter jejun

    Serta ada 2 metode yang diterapkan yaitu Metode Kuantitatif dan Metode Kualitatif. Metode kuantitatif sendiri digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng Total (ALT) dan Angka Paling Mungkin atau Most Probable Number (MPN). Uji Angka Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau anaerob mesofil menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara visual dan dihitung, interpretasi hasil berupa angka dalam koloni(cfu) per ml/g atau koloni/100ml.

    Pada metode kualitatif dilakukan perbanyakan ( enrichment pengkayaan) terlebih dahulu dari sel mikroba yang umumnya dalam jumlah yang sangat sedikit dan bahkan kadang-kadang dalam kondisi lemah. Ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu tahap pengkayaan (enrichment), tahap isolasi pada media selektif, tahap identifikasi dengan reaksi biokimia, dan dilanjutkan dengan analisa antigenik atau serologi atau immunologi dan bila diperlukan  dapat juga dilakukan identifikasi DNA bakteri dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction)

    Bab III. Penutup

    A. Kesimpulan

    Di dalam produk makanan dapat terkontaminasi berbagai macam mikroorganisme, antara lain virus, jamur, maupun bakteri. Adanya kontaminasi dari berbagai macam mikroorganisme disebabkan oleh mutu bahan mentahnya, keadaan sanitasi pada pengolahan pangan tersebut, serta keefektifan metode pengawetannya. Bakteri dalam makanan dapat digolongkan sebagai bakteri peracun dan bakteri pengkontaminasi. Diantara spesies-spesies bakteri terdapat bakteri yang dapat mengakibatkan efek buruk jika tanpa sengaja termakan oleh manusia. Sebagian besar spesies bakteri pengkontaminasi makanan memiliki spora yang sulit untuk dimusnahkan, perlu dilakukan beberapa cara untuk mengendalikan mikroorganisme pada makanan, seperti penangan aseptis, penyingkiran mikroorganisme, suhu tinggi, suhu rendah, meningkatkan tekanan osmotik, bahan kimia, radiasi. Untuk mengidentifikasi adanya mikroorganisme     ( khusunya bakteri ) dapat dilakukan dengan perhitungan angka kuman metode Serial Dilusi.

    B. Saran

    DAFTAR PUSTAKA

    Dwidjose, Putro. 1984. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.

    Pelczar, M.J. 1984. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Universitas Indonesia (UI-Press)

     Volk and Wheeler. 1990. Mikrobiologi Dasar Ed ke-5. Jakarta : Erlangga.

  • Menanam Tomat Hidroponik dengan Metode Kratky

    Hari  ini saya akan berbagi seputar cara Menanam Tomat Hidroponik dengan Metode Kratky. Nama Kratky sendiri berasal dari pelopor hydroponik asal Hawai yang mempopulerkan cara ini pada tahun 80’an. . 

    Dibanding metode yang lain, cara berhidroponik dengan sistim ini tergolong mudah dan sederhana. Lebih menarik lagi karena sistim ini cukup ekonomis. Tidak menggunakan pompa dan aerator sehingga menghemat pemakaian listrik.

    Cara yang digunakan terbilang sederhana. menggunakan dua wadah. wadah pertama untuk menampung campuran air dan nutrisi, sementara wadah yang kedua berfungsi untuk menampung media tanam dan tanaman.

    Untuk projek kali ini saya menggunakan alat dari bahan bekas yang insya-Allah mudah diperoleh di sekitar sahabat. 

    Alat yang dibutuhkan

    1. Pot luar Berfungsi untuk menampung air dan nutrisi hidroponik yang sebagai pengganti tanah yang menyediakan unsur hara. baik makro maupun mikro bagi tanaman Kali ini saya memanfaatkan bekas kaleng cat ukuran 2.5 kilogram. . Anda bisa mengganti pot luar ini dengan wadah apa saja, asal tidak bocor. usahakan terbuat dari bahan plastik untuk menghindari karat. . 
    2. Pot dalam Berfungsi untuk menampung media tanam sekaligus tempat meletakkan tanaman. saya mengunakan pot plastik biasa yang biasa dijual di penjual tanaman hias. Jika sulit mendapatkannya bisa diganti dengan wadah plastik bekas kue, botol kemasan air mineral atau wadah lain. Yang penting ukurannya bisa masuk ke pot luar penampung cairan. 

    Bahan yang Dibutuhkan

    Berikut bahan yang dibuthkan untuk menanam tomat hidroponik dengan metode Kratky

    Alat hidroponik

    1. Media Tanam

     Banyak media tanam hidroponik yang tersedia di pasaran seperti sekam bakar, arang, rockwoll, hidroton, leca, dll. Untuk kegiatan kali ini saya mencoba menggunakan hidroton. Anda bisa menggantinya dengan media lain yang mudah dan tersedia. Sekam bakar bisa jadi pilihan mudah dan murah karena mudah didapat dan memiliki kemampuan menyimpan kelembaban. . 

    2. Air 

    Gunakan air yang memiliki keasaman sekitar 6.5 sampai 7.00. Hindari penggunaan air PAM karena mengandung Chlorine yang tidak baik untuk tanaman. Air hujan atau air sumur bisa jadi pilihan yang baik. Jika terpaksa harus menggunakan air PAM. endapkan selama 2 sampai 3 hari agar kandungan Chlorine menguap.

    3. Nutrisi Hidroponik. 

    Karena masih dalam skala hobi, saya menggunakan nutrisi siap pakai yang beredar di pasaran. Nutrisi berbentuk bubuk yang dipisah dalam dua kemasan. Nutrisi harus dicairkan dulu hingga berbentuk konsentrat yang siap digunakan dengan mencampur air sesuai petunjuk kemasan.

     4. Pohon/Tanaman

    Saya menggunakan benih tomat yang sudah lebih dulu di semai dengan media. 

    Siap sekarang! 

    Tahapan Pengerjaan

    Berikut langsung instalasi tanaman hidroponik. 

    1. Pastikan pot dalam masuk kedalam pot luar. Usahakan agar bagian bawah pot menggantung dalam wadah sehingga tersedia ruang yang cukup untuk cairan dan oksigen. . 

    2. Campur konsentrat nutrisi dengan air sesuaikan jumlahnya dengan ukuran wadah. Untuk wadah bekas cat yang saya gunakan diperlukan 1.5 liter air. . 

    3. Masukkan air dalam wadah luar. Ukur permukaannya sehingga menyentuh sebagian bawah pot dalam, namun masih menyisakan ruang untuk udara. (Lihat ilustrasi). . 

    4. Letakkan tanaman pada dasar pot dalam, usahakan agar sepertiga akar bisa terendam dalam cairan. Jika tanaman sebelumnya disemai dalam media lain seperti sekam bakar atau tanah, pastikan sekam dan tanah terlepas dari akar dengan cara merendam dan menggoyangnya dalam air. pastikan tidak ada akar yang putus. . 

    5. Masukkan media tanam perlahan ke dalam pot dalam hingga tanaman terbenam dan bisa berdiri tegak dalam pot. . 

    Tomat Hydroponik

    Foto yang saya sertakan adalah tomat yang saya pindahkan dan tanam dengan dengan metode kratky hidroponik. Segar, subur dan tumbuh sesuai yang diharapkan. 

    Saya yakin, setelah membaca artikel menanam tomat hidroponik dengan metode kratky ini, sahabat pembaca blog bisa melakukan praktek sendiri.

    Selamat mencoba semoga sukses.

  • Laporan Praktikum Biologi Seleksi Alam

    Praktikum Biologi Seleksi Alam

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Evolusi menjelaskan perkembangan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu lama dari bentuk yang sederhana menuju bentuk yang kompleks. Tokoh evolusi Charles Darwin, menuangkan teorinya tentang evolusi dalam buku “ On The Orgin of Spesies by Means of  Natural Selection” . Isi buku tersebut memuat pokok –pokok evolusi bahwa makhluk hidup yang ada sekarang berasal dari makhluk hidup di masa lampau dan evolusi terjadi melalui seleksi alam.

    Dalam pendangan Darwin, kelangsungan hidup memang harus diperjuangkan. Tuhan menyediakan kekayaan alam yang tiada tara untuk dinikmati dan untuk diperjuangkan oleh semua makhluk hidup agar kehidupan di dunia bermanfaat.Makhluk hidup membutuhkan sarana dan prasarana untuk memenuhi kebutuhan hidupya. Untuk memperjuangkan hidupnya, terjadi persaingan antar spesies maupun di dalam spesies itu sendiri. Perjuangan hidup semakin berat dengan adanya faktor bencana alam dan perubahan cuaca. Makhluk hidup yang menang dalam persaingan akan tetap unggul. Sedangkan yang kalah dalam persaingan akan bermigrasi atau punah. Hal ini akan menghasilkan adaptasi , sebuah modifikasi evolusioner yang meningkatkan kemampuan makhluk hidup untuk bertahan hidup dan berkembang biak di suatu lingkungan. Akumulasi dari modifikasi inilah yang kemudian memunculkan spesies baru. Makhluk hidup yang mampu bertahan hidup karena mampu beradaptasi di lingkunganya inilah yang dapat lolos dari seleksi alam.

    Untuk itu melalui praktikum ini kita dapat mengetahui kemampuan adaptasi suatu individu pada lingkunganya yang memungkinkan individu itu dapat bertahan hidup.

    B. Tujuan

    Untuk mengamati peristiwa seleksi alam

    C.     Manfaat

    Dapat mengetahui bagaimana seleksi alam itu terjadi

    D.    Waktu Dan Tempat

    –          Waktu pengamatan  :

     Kamis , 12 Januari 2017 Jam pelajaran ke-6

    –          Tempat                       :

    Pekarangan SMAN 1 Lilirilau

    Bab II. Kajian Pustaka

    A. Evolusi

    Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yangbereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.

    Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi – dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam.] Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.

    Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru.Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.

    Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan dan menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles Darwin, On the Origin of Speciesyang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam.  Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisan Mendel, membentuk sintesis evolusi modern,[yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi.

    Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles. Namun, Darwin adalahilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi (sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi)

    B. Seleksi Alam

    Seleksi alam  yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidupyang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.

    Contoh seleksi alam misalnya yang terjadi pada ngengat biston betularia. Ngengat biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya lebih banyak daripada ngengat biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya revolusi industri, jumlah ngengat biston betularia putih lebih sedikit daripada ngengat biston betularia hitam.

    Ini terjadi karena ketidakmampuan ngengat biston betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari asap industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun karena tidak dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri, udara di Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga  populasi ngengat biston betularia putih menurun karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh pemangsanya. (sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Seleksi_alam )

    Bab III. Metode Praktikum

    A. Alat dan Bahan

    Alat :

    1. Pelubang kertas/perforot
    2. Kantong plastik
    3. Tali
    4. Mistar

    Bahan :

    1. Daun pisang (kering, segar, dan menguning )

    B. Cara Kerja

    1. Membuat potong daun pisang tersebut dengan menggunakan perforator masing-masing 300 bua , kemudian memasukkan kedalam kantong plastic yang terpisah
    2. Menentukan suatu bidang seluas 4 m2
    3. Menaburkan potongan daun tersebut merata di atas bidang 4m2 tersebut .
    4. Setelah itu pungutlah kembali selama dua metit potongan daun yang ditaburkan itu .
    5. Kemudian hitunglah ketiga warna daun segar , kuning dan kering yang terambil kembali.

    C. Tabel Pengamatan

    Perincian DataDaun KuningDaun keringDaun Segar
    1. Jumlah potongan daun sebelum di taburkan300300300
    2. Jumlah potongan daun daun terambil kembali
    3. Selisih antara Jumlah potongan daun sebelum di taburkan dan sesudah diambil kembali

    D.  Pertanyaan LKS

    1. Apakah selisih antara jumlah potongan daun sebelum ditabur dan sesudah diambil itu sama untuk setiap warna daun ?
    2. Dari hasil kegiatan di atas pola apa yang kamu temukan ?
    3. Jelaskan mengapa terjadi hal semacam itu ?
    4. Jika kegiatan itu di ulangi lagi apakah hasilnya akan menunjukkan hasil yang sama ? mengapa ?
    5. Dari data di atas, apakah dapat kita simpulkan bahwa peristiwa itu menunjukkan salah satu seleksi alam ? coba hubungkan hal ini dengan populasi Biston beturia(nengat malam )  berwarna cerah dan gelap sebelum dan sesudah revolusi industry atau dengan cecak hitam dan cecak putih ditempat yang berwarna putih !
    6. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan anda !
    7. Buatlah laporan hasil kegiatan anda !

    Bab IV. Hasil dan Pembahasan

    A. Hasil Pengamatan

    Perincian DataDaun KuningDaun keringDaun Segar
    1. Jumlah potongan daun sebelum di taburkan300300300
    2. Jumlah potongan daun daun terambil kembali1012749
    3. Selisih antara Jumlah potongan daun sebelum di taburkan dan sesudah diambil kembali199273251

    B. Pembahasan

    Jawaban

    1.      Analisis Data Dari hasil percobaan menunjukkan bahwa jumlah antara potongan daun sebelum ditaburkan dengan setelah ditaburkan tidak sama. Selain itu juga, selisih antara jumlah potongan daun sebelum ditaburkan dan sesudah terambil kembali tidak sama untuk setiap warna

    2.      Pola yang dapat dilihat dari percobaan tersebut adalah organisme yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya(dalam kegiatan ini daun yang warnanya tersamarkan) akan tetap bertahan hidup. Sedangkan organisme yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan mati(terambil oleh predator)

    3.      Daun warna hijau sama sekali tidak terambil oleh predator karena warnanya lebih adaptif atau tersamarkan oleh warna rumput yang hijau sama dengan warna daun,sehingga predator sulit menangkap. Daun warna coklat sedikit terambil oleh predator karena tersamarkan oleh warna tanah yang coklat, sehingga cukup sulit untuk dilihat predator. Sedangkan daun warna kuning banyak terambil oleh predator karena warnanya sangat mencolok atau tidak adaptif dengan lingkungan rumput yang hijau dan tanah yang coklat, sehingga sangat mudah dilihat oleh predator

    4.      Jika percobaan ini diulangi lagi, hasilnya akan berbeda. Karena lingkungan dapat mengalami perubahan kapan saja

    5.      percobaan ini kita dapat mengamati seleksi alam dimana daun yang warnanya sama dengan lingkungannya atau adaptif akan sedikit terambil oleh predator. Sedangkan daun yang warnanya mencolok atau tidak adaptif akan banyak terambil oleh predator. Hal ini juga terjadi pada kupu-kupu Biston betularia. Biston betularia putih sebelum revolusi industri jumlahnya lebih banyak dari pada Biston betularia hitam. Tetapi setelah terjadi revolusi industri ,jumlah Biston betularia putih lebih sedikit daripada Biston betularia hitam. Ini terjadi karena ketidakmampuan Biston Betularia putih dalam beradaptasi dengan lingkungannya.

    6.      Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa evolusi terjadi melalui peristiwa seleksi alam. Dimana alam melakukan seleksi terhadap organisme yang ada didalamnya, organisme yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan dapat bertahan hidup sedangkan organisme yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan musnah

    Bab V. Penutup

    A. Kesimpulan

    Evolusi terjadi melalui peristiwa seleksi alam. Dimana alam melakukan seleksi terhadap organisme yang ada didalamnya, organisme yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan dapat bertahan hidup sedangkan organisme yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan musnah

    B. Saran

    1. Lakukan pengamatan dengan teliti untuk meminimalkan kesalahan
    2. Untuk mendapatkan hasil yang lebih meyakinkan lakukan percobaan int pada tempat yang berbeda

    DAFTAR PUSTAKA

  • Laporan Praktikum Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit

    Daya Hantar Listrik Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit

    A. Tujuan Praktiku

    Tujuan pada praktikum ini adalah untuk mempelajari daya hantar listrik beberapa larutan elektrolit dan non elektrolit

    B. Landasan Teori

    Elektrolit adalah peristiwa kimia yang berhubungan dengan enerki listrik statif dasar reaksi pada elektrolisir adalah rekasi reduksi oksidasi. Reaksi tersebut terjadi pada suatu sistem sel elektrokimia sesuai dengan reaksi yang berhubungan elektroda datar dari sistem elektrokimia. Dapat bedakan menjadi katoda dan anoda ( lestari dan tabir ,2012).

    Katoda merupakan tempat berlangsungnya proses konversi CO2 menjadi etanol ( reaksi reduksi), sedangkan anode merupakan tempat belangsungnya reaksi oksidasi air sebagai sumber aliran electron (Ramadan dan riyanto, 2017).

    Anoda besarnya terkonal dengan melepaskan elektron. Elektron dan atom-atom logam netral untuk membentuk ion-ion yang bersangkutan ion-on ini mungkin tetap tinggal dalam larutan ato bereaksi membentuk hasil konversi yang tidak larut katode besarnya tidak mrngalami korosi walaupun mungkin menderita kerusakan dalam kondisi-kondisi tertentu (sidiq, 2013).

    Makin pendek gelombang elektromagnetik yang menimbul katoda , maka makin besar arus yang mengalir dan tekasiknya. Makin panjang gelombangnya , berarti mskin  arus yang terjadi galuanmeterpfv  demikian dipahami karena bila gelombang elektromagnetik panjang gelombangnya makin pendek berarti frekuensinya  makin besar dan juga makin besar ( suyanto , 2008).

    Metode elektrokimia memiliki keunggulan untuk pengolahan limbah cair organic dibandingkan dengan metode-metode lain. Kelebihan metode elektrokimia adalah biaya operasional yang rendah sehingga lebih ekonomis, menghasilkan produk yang ramah lingkungan yaitu berupa CO2 dan H2O, tidak menghasilkan limbah harus berlangsung pada suhu rendah dan efektif (Suyato dkk.2015).

    Elektrolisis air adalah peristiwa penguraian senyawa air (H2O) menjadi Oksigen (O2) dan Hidrogen (H2) dengan menggunakan arus listrik yang melalui air tersebut. Pada katode, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua electron tereduksi enjadi gas H2 dan ion hidrolisis(OH) sementara itu pada anoda , dua molekul air terurai menjadi gas oksigen (O2) melepaskan ion H+ serta mengalirkan electron ke katoda ion H+ dan OH- mengalami mentralisasi sehingga terbentuk beberapa molekul air (Sebastian, dkk,2013)/

    Larutan elektrolit adalah suatu senyawa yang bila dilarutkan dalam pelarut akan menghasilakan larutan yang menghantarkan arus listrik. Larutan elektrolit dalam air terdiosiasi kedalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion ( marilan dkk,2013).

    C. Alat dan Bahan

    1. Alat

    Alat-alat yang digunanak pada percobaan ini adalah

    1. Baterai
    2. Cawan petri
    3. Gelas Beter
    4. Kabel
    5. Lampu tanduk

    2. Bahan

    Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah

    1. Abu gosok
    2. Aqua
    3. Air laut
    4. Air mineral
    5. Air sungai
    6. Daubletip
    7. Iso plus
    8. Jeruk mardem
    9. Jeruk nipis
    10. Larutan gula
    11. Lemon
    12. Pocari sweet

    D. Uraian Bahan

    1. Aquades (Ditgen POM 1979:96)

    Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

    Nama lain : Air Suling

    Rumus Molekul : H2O

    Pemerian: Cairan jernih , tak berwarna , tak berbau , tak berasa

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

    2. NaCl ( Ditjen POM (1979:403)

    Nama resmi : NATRIL CHLORIDUM

    Nama lain : Natrium klorida

    Rumus molekul : NaCl

    Pemerian : Hablur heksahedral, tidak berwarna; tidak berbau; rasa asin

    Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dan 2,7 bagian cair mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol P, sukar larut dalam etanol (95%)P.

    Penyimpanan : Dala wadah tertutup baik

    3. Glukosa ( Ditjen POM 1979:208)

    Nama resmi : GLUGOSUM

    Nama lain : Glukosa

    Rumus molekul : C6H12O6

    Berat molekul : 198,17

    Pemerian : Hablur tidak berwarna , serbut hablur atau butiran putih, tidak berbau , rasa manis

    Kelarutan : mudah larut dalam air ,;sangat mudah larut dalam cairan mendidih;agak sukar larut fala etanol (95%) P mendidih ; sukar larut dalam etanol (95%)P.

    Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

    E. Hasil Pengamatan

    Tabel Hasil Pengamatan

    NoJenis LarutanPengamatanJenis ElektrolitGambar
    LampuElektrode
    1Air lautMenyalaTidak ada GelembungKuat
    2Air SungaiMenyalaTidak ada GelembungLemah
    3AquaMenyalaTidak ada GelembungLemah
    4Air MineralMenyalaTidak ada GelembungLemah
    5Pocari sweetMenyalaAda GelembungLemah
    6IsoplusMenyalaada GelembungLemah
    7Jeruk NipisMenyalaAda GelembungKuat
    8Jeruk BiasaMenyalaTidak ada GelembungLemah
    9LemonMenyalaTidak ada GelembungLemah
    10Abu GosokMenyalaTidak ada GelembungLemah
    11Larutan GulaMenyalaTidak ada GelembungLemah

    DAFTAR PUSTAKA

    Lestari,N.D, Tuhu,A.,2012.Penurunan TTS dan varus imbah indistri batik secara elektro koagulasi , jurnal teknik lingkungan , vol.6(1)

    Marlina,E,Slamet,W.,Lilis,Y.,2013, produksi brownlis gas hasilelektrolisis H2O dengan katalis NaHCO3, jurnal rekayasa massa, vol.4(1).

    Ramadan,S.,Riyantu,2017m Conversion of Carbon Dioksidato Ethanol by Eleltrochemical Synthetis method using brass as a chatode , jurnal ilmu mipa, ISSN:1411-1047.

    Sebastian,O.,tulus,A.S,2013, analisa efesiensi elektrolisisi air hydrofill pada sel bahan bakar, vol.2(2).

    Sidiq,m.f,2013,Analisa korosi dan pengendaliannya,jurnal foundry,vol.3(1).

    Suyata, kamto, undri ,R.,2015 , penetapan etode elektrolisis untuk penentuan chemical oxygen dan total suspended solid limbah cai industry tahu , jurnal molekul, vol.10(1).

    Suyatno,Ferry,2008, aplikasi radiasi sinae-x dibidang kedokteran untuk menunjang kesehatan masyarakat,jurnal SDM teknalasi nuklir, ISSN:1978—176.

  • Pertumbuhan Primer dan Pertumbuhan Sekunder

    Perbedaan Pertumbuhan Primer dan Pertumbuhan Sekunder

    A. Pertumbuhan Primer

    Setelah proses perkecambahan, tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut. Tumbuhan akan membentuk akar, batang, dan daun. Ujung batang dan ujung akar akan tumbuh memanjang karena adanya aktivitas sel-sel meristematis. Proses ini disebut pertumbuhan primer. Sel sel meristem dapat juga berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang khusus. Daerah pertumbuhan pada ujung batang dan ujung akar dapat dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu:

    • Daerah pembelahan terdapat pada ujung akar. Sel-sel meristem di daerah ini akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan struktur akar pertama.
    • Daerah pemanjangan terletak setelah daerah pembelahan. Pada daerah ini, sel-sel mengalami pembesaran dan pemanjangan.
    • Daerah diferensiasi. Daerah yang sel-selnya berdiferensiasi menjadi sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi khusus.



    B. Pertumbuhan Sekunder

    Pertumbuhan kambium ke arah luar membentuk floem sekunder, dan ke arah dalam membentuk xilem sekunder sehingga batang tumbuhan bertambah besar. Aktivitas kambium yang membentuk xilem dan floem sekunder ini disebut pertumbuhan sekunder. Semua jaringan yang ada di sebelah dalam kambium disebut kayu, sedangkan di sebelah luar kambium disebut kulit atau papagan. Pembentukan xilem dan floem sekunder pada batan terjadi karena aktivitas kambium yang dipengaruhi oleh musim. Jika kondisi lingkungan kurang menguntungkan, maka aktivitas kambium menjadi rendah sehingga xilem dan floem sekunder yang dihasilkan sedikit. Namun sebaliknya, pada musim hujan, aktivitas kambium ini akan meningkat. Perbedaan aktivitas kambium akan menghasilkan jejak pada batang yang disebut lingkaran tahun.

  • Sistem Pencernaan – Digesti dan Absorbsi

    Digesti dan Absorbsi

    A. Pengertian Digesti

    Digesti (pencernaan) adalah proses pemecahan zat-zat makanan sehingga dapat diabsorpsi oleh saluran pencernaan. Proses digesti meliputi:

    1. pengambilan makanan (prehensi)
    2. memamah (mastikasi)
    3. penelanan (deglutisi)
    4. pencernaan (digesti)
    5. pengeluaran sisa-sisa pencernaan (egesti).

    Berdasarkan proses pencernaannya dapat dibedakan menjadi digestimakanan secara mekanis, enzimatis, dan mikrobiotis.Hasil akhir proses pencernaan adalah terbentuknya molekul-molekul atau partikel-partikel makanan yakni: glukosa, asam lemak, dan asam amino yang siap diserap (absorpsi) oleh mukosa saluran pencernaan. Selanjutnya, partikel-partikel makanan tersebut dibawa melalui sistem sirkulasi (tranportasi) untuk diedarkan dan digunakan oleh sel-sel tubuh sebagai bahan untuk proses metabolisme (assimilasi) sebagai sumber tenaga (energi), zat pembangun (struktural), dan molekul-molekul fungsional (hormon, enzim) dan keperluan tubuh lainnya

    B. Absorbsi Saluran Pencernaan

    Absorbsi adalah pemindahan hasil akhir pencernaan KH, L. P (gula sederhana, asam lemak dan asam amino) melalui dinding usus ke sirkulasi darah dan limfe untuk digunakan sel-sel tubuh.

    Cara absorpsi

    Absorpsi merupakan proses yang sangat kompleks dan menggunakan empat cara : pasif, fasilitatif, aktif, dan fagositotis.Absorpsi pasif trejadi bila zat gizi diabsorpsi tanpa menggunakan alat angkut atau energi. Absorpsi fasilitatif menggunakan alat angkut protein untuk memindahkan zat gizi dari saluran cerna ke sel yang mengabsorpsi. Absorpsi aktif menggunakan alat angkut protein dan energi.

    1. karbohidrat (KH)

    Proses pencernaan karbohidrat

    Makanan + enzim amilase à menghidrolisis pati à disakarida maltose à menuju lambung à amylase ludah dicerna oleh asam klorida dan enzim pencerna protein à enzim amylase yang deikluraka pankreas mencerna pati menjadi dekstrin dan maltosa à penyelesaian pencernaan karbohidrat oleh enzim-enzim disakaride à dikeluarkan oleh sel-sel mukosa usus halus, berupa maltase, sukrase, dan lactase.

     Absorpsi karbohidrat

    Monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa) à diabsorpsi melalui sel epitel usus halus. Bila konsentrasi monosakarida cukup tinggi, absorpsi terjadi secara pasif. Bila konsentrasi turun absorpsi terjadi secara aktif. Glukosa dan galaktosa lebih cepat diabsorpsi daripada fruktosa. Mono sakarida melalui pembuluh vena aorta dibawa ke ahti dimana fruktosa dan galaktosa diubah menjadi glukosa. Jadi semua disakarida diubah menjadi glukosa pada akhirnya.

    2.       Lemak

    Proses pencernaan lemak

    Makanan + air ludah à mengeluarkan enzim lipase lingual à hidrolisis trigliserida à digliserida dan asam lemak à asam empedu à mengelmulsi lemak. Kemudian Lipase (dari pancreas dan dinding usus halus) à menghidrolisis lemakà emulsi à digliserida, monoliiserida, gliserol dan asam lemak. Fosfilipase dari pancreas à menghidrolisis fosfolipida à asam lemak dan lisofsofogliserida. Selanjtnya Kolesterol esterase dari pancreas à menghidrolisis ester kolesterol.

    Proses absorpsi lemak

    Hasil pencernaan lipida à diabsorpsi ke dalam membrane mukosa usus halus à melalui cara difusi pasif.

    Sumber utama lemak adalah minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, sawit, jagung, dll), mentega, margarine, lemak hewani, kacang-kacangan ,susu, keju, makanan yang dimasak menggunakan minyak, dan  lain sebagainya. Defisiensi lemak akan megurangi ketersesiaan energi dan mengakibatkan terjadinya katabolisme (perombakan protein). Kekurangan lemak juga dapat menyebabkan terganggunya perumbuhan serta terjadinya kelainan pada kulit. Sedangkan kelebihan lemak berhubungan dengan kenaikan plasma (hipertrigliseridermia) juga diakitakan dengan penyakit jantung koroner. Kadar trigliserida plasma banyak dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat makanan dan kegemukan.

    3.    Protein

    Pencernaan protein

    Asam klorida lambung à membuka gulungan protein (proses denaturasi) à enzim pencernaan memecah petida à asam klorida mengubah enzim pepsinogen tidak aktif à menjadi bentuk enzim aktif pepsin __. Sehingga terbentuk campuran polipeptida, protease, dan pepton à pancreas mengeluarkan tripsinogen, kimotripsinogen, porkarboksipeptidase, dan protease.

    Sentuhan kimus terhadap mukosa usus halus akan merangsang keluarnya enzim enetrikonase yang mengubah tripsinogen tidak aktif yang berasal dari pancreas menjadi tripsin aktif. Trispin dapat mengaktifkan enzim-enzim proteolitik lain dari pancreas. Kimotripsinogen diubah menjadi karboksipeptidase dan elastase aktif. Enzim-enzim pancreas ini memecah protein dari polipeptida menjadi peptide yang lebih pendek, yaitu tripeptida, dipeptida, dan sebagian menjadi asam amino.

    Mukosa usus halus mengeluarkan eznim asam amino peptidase yang memecah dipaptida tertentu menadi asam amino bebas. Mukosa usus halus juga mengandung enzim dipeptidase yang memecah dipeptida tertentu. Enzim-enzim proteolitik pada akhirnya dapat mencernakan sebagian protein makanan menjadi asam amino bebas.

    Absorpsi protein

    Asam amino segera di absorpsi 15 menit setelah kita makan. Absorpsi ini menggunakan transport natrium seperti halnya pada absorpsi glukosa.

    Asam amino à memasuki system sirkulasi darah à melalui vena porta à lalu dibawa ke hati à sebagian digunakan oleh ahti dan sebagian lagi melalui sirkulasi darah yang dibawa ke sel-sel jaringan tubuh.

    Sebagian asam amino telah diabsorpsi pada saat asam amino sampai diujung usus halus. Beberapa jenis protein karena strukstur fisika atau kimianya tidak dapat dicerna dan dikeluarkan melalui usus halus tanpa perubahan. Protein yang tidak dapat di absorpsi akan masuk ke dalam usus besar. Dalam usus besar terjadi metabolism mikroflora kolondan, dan produknya dikeluarkan dalam bentuk feses.

    4.    Vitamin & Mineral

    Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam nukleat yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.

  • Proposal Usaha Budidaya Ayam Pedaging – Broiler

    Proposal Usaha Budidaya Ayam Pedaging (BROILER) dan Analisis Usaha Budidaya Ayam pedang  atau ayam potong BROILER yang menguntungkan

    alo sahabat budidayapetani.com gimana kabarnya nih, tentu sehat donk.. pada kali ini admin akan menyebarkan aretikel perihal makalah atau tawaran perjuangan ternak ayam pedaging (Broiler) atau lebih sering dikenal masyarakat ayam potong. 

    Budidaya ayam pedaging sangat menguntungkan soalnya masa panen ayam sangatlah cepat yaitu pada umur 28 hari sudah bisa di panen baiklah pribadi saja admin bagikian tawaran budidaya ayam pedaging semogga artikel ini dapat membantu sebagai refrensi untuk sahabat yang mau mencoba ternak ayam pedaging

    PROPOSAL USAHA BETERNAK AYAM PEDAGING (BROILER)

    Bab I. Pendahuluan

    Daging ayam merupakan daging favorit di negara kita , alasannya hampir 100% orang Indonesia suka makan daging ayam. Sehingga berbisnis ternak ayam potong merupakan peluang yang sangat rupawan untuk dikembangkan. 

    Beberapa waktu yang lalu , urusan ekonomi ayam potong sempat mengalami kemunduran ketika flu burung melanda dunia. Banyak pengusaha ayam potong yang bangkrut alasannya daging ayam menjadi “tersangka” utama sehingga menimbulkan orang takut mengkonsumsi daging ayam lagi. 

    Sekarang informasi flu burung sudah perlahan menghilang , inilah prospek cerah untuk beternak ayam potong yang mulai menguat kembali.

    A. Latar Belakang Masalah

    Mencari pekerjaan dimasa sekarang ini merupakan hal yang cukup sulit. Banyak sekali calon pekerja yang berkeinginan untuk bekerja di instansi pemerintahan atau swasta ,tetapi lapangan pekerjaan ketika ini sangat terbatas , hal ini menimbulkan jumlah pengangguran semakin banyak. 

    Dilihat dari segi ekonomi individual tentu saja persoalan pengangguran itu sangat merugikan alasannya insan mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas. Oleh alasannya itu sebagai calon tenaga kerja , kita harus bisa berpikir kreatif dan inovatif yang bisa membaca peluang serta berilmu memanfaatkannya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan tidak terfokus hanya pada satu jenis pekerjaan saja.

    Wirausaha merupakan salah satu perjuangan untuk mengatasi meningkatnya jumlah pengangguran. Selain menguntungkan dari segi ekonomi , sebagaian besar aktivitas wirausaha juga sangat membantu usaha-usaha dalam memenuhi kebutuhan masyarakat banyak , baik secara pribadi maupun tidak langsung.

    Salah satu perjuangan yang akan dikembangkan yaitu budidaya ayam pedaging(broiler) , alasannya banyak orang yang membutuhkannya ,karena daging merupakan sumber protein yang dibutuhkan oleh manusia.Jadi peluang perjuangan ayam pedaging cukup menguntungkan untuk dijalankan.

    B. Tujuan

    Tujuan dari perjuangan peternakan ayam pedaging adalah:

    1. Dapat melaksanakan perjuangan ayam potong/pedaging dengan baik dan menawarkan manfaat yang besar
    2. Dapat memasarkan daging ayam dengan baik
    3. Dapat menjaga kelangsungan perjuangan dan mengembangkannya
    4. Dapat meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi tingkat pengangguran

    5. Mendapatkan keuntungan yang besar dalam perjuangan ayam pedaging

    6. Sebagai pengetahuan atau menambah wawasan dalam menjalankan usaha.

    C. Peluang Usaha

    Mengapa saya memilih perjuangan ayam pedaging untuk menjadi perjuangan saya dan memilih kawasan usaha. Di sini alasannya diliat dari kebutuhan dan banyaknya warung makan yang membutuhkan daging ayam pedaging tersebut cukup terbuka buat saya membuat perjuangan ini

    Karena didasari juga dengan factor atau terbatasnya orang yang membuat usaha ayam pedaging tersebut.Sehingga peluang saya untuk membuka bisnis ini dan menerima hasil yang besar cukup terbuka.

    Bab II. Rencana Wirausaha Beternak Ayam Pedaging

    A. Lokasi kawasan usaha

    Lokasi wirausaha yang akan dibangun yaitu :

    Tempat : Di kebun

    Areal : di sekitar kebun yang jau dari pemukiman

    Jenis perjuangan yang akan di laksanakan akan Di beri nama perjuangan yaitu:

    Nama perjuangan :”POTAS”(potong berkualitas).

    B. Jadwal Kegiatan

    Wirausaha beternak ayam pedaging akan dilaksanakan pada tahun 2017 mendatang. Dengan aneka macam pertimbangangan yang berkaitan pribadi dengan rencana saya.

    C. Info Produk

    Ayam yang umum dikembangkan sebagai ayam potong yaitu ayam ras pedaging atau broiler. Ayam ras pedaging tersebut merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi , terutama dalam memproduksi daging ayam. 

    Selain itu ayam broiler juga memiliki kelebihan alasannya hanya dengan waktu 5-6 ahad sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan , maka banyak peternak gres serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.

    Untuk memulai perjuangan di bidang ternak ayam ini , persiapan sarana , prasarana , dan peralatan harus maksimal. Hal yang perlu diperhatikan antara lain:

    1. Kandang

    Sistem perkandangan yang ideal untuk perjuangan ternak ayam ras yaitu:

    – Persyaratan temperatur berkisar antara 32 ,2-35º C

    – Kelembaban berkisar antara 60-70%

    – Penerangan/pemanasan sangkar sesuai dengan aturan yang ada

    – Tata letak sangkar biar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang

    – Model sangkar diadaptasi dengan umur ayam , untuk anakan hingga umur 2 ahad atau 1 bulan memakai sangkar box , sedangkan untuk ayam remaja ± 1 bulan hingga 2 atau 3 bulan memakai sangkar box yang dibesarkan dan untuk ayam cukup umur bisa dengan sangkar postal atapun sangkar baterai.

    2. Peralatan

    • Litter (alas lantai)

    Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering , maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. 

    Tebal litter setinggi 10 cm , materi litter dipakai campuran dari kulit padi/sekam dengan sedikit kapur dan pasir secukupnya , atau hasil serutan kayu dengan panjang antara 3–5 cm untuk pengganti kulit padi/sekam.

    • Indukan atau brooder

    Alat ini berbentuk bulat atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya menyerupai induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika gres menetas.

    • Tempat bertengger

    Tempat bertengger untuk kawasan istirahat/tidur , dibuat bersahabat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup biar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari kawasan bertelur

    • Tempat makan , minum dan kawasan grit

    Tempat makan dan minum harus tersedia cukup , bahannya dari bambu , almunium atau apa saja yang besar lengan berkuasa dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk kawasan grit dengan kotak khusus

    • Alat-alat yang lainnya

    Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan , gunting operasi , pisau potong operasi kecil , dan lain-lain.

    3. Pembibitan

    Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut:

    a. ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya

    b. pertumbuhan dan perkembangannya normal

    c. ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya.

    d. tidak ada lekatan tinja di duburnya.

    Pemilihan Bibit dan Calon Induk

    Ada beberapa anutan teknis untuk memilih bibit/ DOC (Day Old Chicken)/ ayam umur sehari:

    a. Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.

    b. Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya .

    c. Tidak terdapat keganjilan pada tubuhnya.

    d. Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.

    e. Ukuran tubuh normal , ukuran berat tubuh antara 35-40 gram.

    f. Tidak ada letakan tinja diduburnya.

    Sementara untuk perlindungan minum diadaptasi dengan umur ayam yang dikelompokkan dalam 2 (dua) fase yaitu:

    a. Fase starter (umur 1-29 hari) , kebutuhan air minum terbagi lagi pada masing-masing ahad , yaitu ahad ke-1 (1-7 hari) 1 ,8 lliter/hari/100 ekor; ahad ke-2 (8-14 hari) 3 ,1 liter/hari/100 ekor , ahad ke-3 (15-21 hari) 4 ,5 liter/hari/100 ekor dan ahad ke-4 (22-29 hari) 7 ,7 liter/hari/ekor. 

    Jumlah air minum yang dibutuhkan hingga umur 4 ahad adalah sebanyak 122 ,6 liter/100 ekor. Pemberian air minum pada hari pertama hendaknya diberi pelengkap gula dan obat anti stress kedalam air minumnya. Banyaknya gula yang diberikan yaitu 50 gram/liter air.

    b. Fase finisher (umur 30-57 hari) , terkelompok dalam masing-masing ahad yaitu ahad ke-5 (30-36 hari) 9 ,5 liter/hari/100 ekor , ahad ke-6 (37-43 hari) 10 ,9 liter/hari/100 ekor , ahad ke-7 (44-50 hari) 12 ,7 liter/hari/100 ekor dan ahad ke-8 (51-57 hari) 14 ,1 liter/hari/ekor. 

    Total air minum 30-57 hari sebanyak 333 ,4 liter/hari/ekor.

    4. Kelebihan usaha

    Usaha ternak ayam merupakan salah satu perjuangan yang menghasilkan omset dengan keuntungan yang cukup besar. Maka tidaklah kaget lagi kalau perjuangan ini banyak diminati para pencari usaha.

    Selain itu menjalankan perjuangan ini juga memiliki waktu yang relative cukup kalem , jadi perjuangan ini tidak mengganggu aktivitas sehari – hari saya

    5. Kekurangan usaha

    Dalam merawat ayam diharapkan teknik dan pengetahuan yang sempurna perihal peternakan. Karena beternak ayam tidaklah mudah , alasannya takaran makan , minum , luas sangkar serta lingkungan sangkar juga harus diadaptasi biar ayam dapat tumbuh dengan baik. 

    Karena banyaknya penyakit menyerupai flu burung , dan penyakit ayam lainnya dapat mengancam perjuangan kita.Jika dalam pemasarannya kekurangan yang dihadapi mungkin alasannya perjuangan kita gres , jadi masih banyak konsumen yang meragukan produk kita dan masih jarang juga yang tahu perihal perjuangan kita tersebut dan kualitas produk saya

    6.Pemasaran

    Untuk pemasaran perjuangan ini , dapat dipromosikan mlalui pemasaran dari verbal ke verbal ,ke pasar swalayan atau juga dengan membuat brosur untuk promosi kepada masyarakat sekitar. Disamping itu kita juga bisa berhubungan dengan perjuangan pemotongan ayam atau menitipkan anak ayam kita kepada penjual bibit ayam , dan menitipkan telur kepada para supplier telur. 

    Tapi ingat , perhatikan selalu perbandingan telur dan anak ayam yang dijual dengan stock yang akan diternakan perjuangan kita. Sehingga perjuangan kita tidak kehabisan stock bibit ayam yang diternakan.

    D. Analisis Keuangan

    A. Pengeluaran

    Modal tetap , meliputi:

    1. Kandang ayam ukuran 3×3 m @500.000 x 5 buah Rp 2.500.000 ,00
    2. Tempat minum ayam @ 7.000 x 10 buah Rp 70.000 ,00
    3. Tempat makan ayam @ 10.000 x 10 buah Rp 100.000 ,00
    4. Gaji pegawai 2 x @ 750.000 ,00 Rp 1.500.000 ,00
    5. Lampu penerangan 4 buah @ 5.000 x 4 Rp 20.000 ,00+
    6. Jumlah Rp 4.190.000 ,00

    Biaya variabel, meliputi:

    1. Pembelian anak ayam 250 x @ 6.500 ,00 Rp 1.625.000 ,00
    2. Pembelian Kosentrat (BR) 5 karung @50 kg Rp 1.625.000 ,00
    3. Pembelian obat-obatan Rp 100.000 ,00
    4. Biaya listrik Rp 100.000 ,00 +
    5. Jumlah total modal Rp 3.450.000 ,00
    6. Penyusutan modal tetap Rp 140.800 ,00+
    7. Total pengeluaran Rp 3.590.000 ,00

    Modal yang di keluarkan seluruhnya yaitu Rp 4.190.000+3.590.000 =7.780.000 ,00.

    Hasil yang diharapkan dalam satu kali periode panen perjuangan ini ,

    Bobot berat ayam sekarang menjadi + 1 ,5 – 2 kg dari berat sebelumnya.

    B. Pemasukan

    Catatan = Harga 1kg daging ayam Rp 25.000 ,00

    1). Hasil penjualan ayam

    Pada sangkar ukuran 3×3 m @1.5kg Rp 37.500 ,00

    Maka : 50 ayam x Rp 37.500 ,00 Rp 1.875.000 ,00

    2).Karena ada 5 buah sangkar ayam ,

    maka 5 x Rp 1.875.000 ,00 = Rp 9.375.000.00

    3).Jadi total pendapatan = Rp 9.375.000.00

    C. Keuntungan

    Keuntungan bersih selama satu periode panen

    (4-5 minggu)=Rp 9.375.000.00–Rp.7.780.000 ,00 = Rp 1.595.000 ,00

    Jadi keuntungan rata-rata setiap 1 kali panen = Rp 1.595.000 ,00

    Demikian postingan dari admin perihal Proposal Usaha Budidaya Ayam Pedaging (BROILER) semogga dapat bermanfaat untuk dijadikan refrensi.