Blog

  • ANTROPOMETRI

    Anthropometri

    Informasi hasil penelitian ergonomi dapat dikelompokan ke dalam lima bidang penelitian jika dilihat dari sisi rekayasa yaitu (Sutalaksana, 2007) :

    1.      Anthropometri

    2.      Biomekanika

    3.      Fisiologi

    4.      Pengindraan

    5.      Lingkungan Fisik Kerja

    Antropometri adalah suatu studi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia. Antropometri secara luas akan digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perencanaan (design) produk maupun sistem kerja yang memerlukan interaksi manusia. Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara lain dalam hal (Sutalaksana, 2007):

    1.      Perancangan areal kerja

    2.      Perancangan peralatan kerja seperti mesin, equipment, perkakas (tools) dan sebagainya.

    3.      Perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian , kursi, meja, komputer dan lain-lain.

    4.      Perancangan lingkungan kerja fisik.

    Antropometri dibagi dalam dua bagian yaitu antropometri statis dan dinamis. Antropometri statis yaitu pengukurannya dilakukan pada saat tubuh dalam keadaan diam atau posisi diam atau tidak bergerak. Antropometri dinamis yaitu dimensi tubuh diukur dalam berbagai posisi tubuh yang sedang bergerak (Sutalaksana, 2007).

    Dimensi yang diukur pada antropometri statis diambil secara linear (lurus) dan dilakukan pada permukaan tubuh. Agar hasilnya dapat representatif , maka pengukuran harus dilakukan dengan metode tertentu terhadap individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh manusia diantaranya (Sutalaksana, 2007):

    1.      Umur

    Seperti diketahui bersama bahwa manusia tumbuh sejak lahir hingga kira-kira berumur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Pada saat tersebut ukuran tubuh manusia tetap dan cenderung untuk menyusut setelah kurang lebih berumur 60 tahun.

    2.      Jenis Kelamin

    Jenis kelamin manusia yang bebeda akan mengakibatkan dimensi anggota tubuhnya berbeda. Perbedaan dimensi tubuh ini dikarenakan fungsi yang berbeda.

    3.      Suku bangsa

    Suku bangsa juga memberikan ciri khas mengenai dimensi tubuhnya. Ekstrimnya orang eropa merupakan etnis kaukasoid berbeda dengan orang indonesia yang merupakan etnis mongoloid. Kecenderungan dimensi tubuh manusia yang termasuk etnis kaukasoid lebih panjang bila dibandingkan dengan dimensi tubuh manusia yang termasuk etnis mongoloid.

    4.      Jenis pekerjaan atau latihan

    Suatu sifat dasar otot manusia, dimana bila otot tersebut sering dipekerjakan akan mengakibatkan otot tersebut bertambah lebuh besar. Misalnya dimensi seorang buruh pabrik, dimensi seorang binaragawan dan sebagainya.

    Mengukur antropometri dinamis, terdapat tiga kelas pengukuran, yaitu pertama, pengukuran tingkat keterampilan sebagai pendekatan untuk mengerti kedaaan mekanis dari suatu aktivitas, contohnya mempelajari performasi seseorang. Kedua, pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat bekerja dan  ketiga, pengukuran variabilitas kerja (Sutalaksana, 2007).

    2.2       Perancangan Produk atau Alat

                Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisis, menilai memperbaiki dan menyusun suatu sistem, baik sistem fisik maupun non fisik yang optimum untuk waktu yang akan datang dengan memanfaatkan informasi yang ada (Kristyanto, 1999).

                Perancangan suatu alat termasuk dalam metode teknik, dengan demikian langkah-langkah pembuatan perancangan akan mengikuti metode teknik. Merris Asimov menerangkan bahwa perancangan teknik adalah suatu aktivitas dengan maksud tertentu menuju kearah tujuan dari pemenuhan kebutuhan manusia, terutama yang dapat diterima oleh faktor teknologi peradaban kita. Dari definisi tersebut terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam perancangan yaitu (Kristyanto, 1999):

    1.      Aktivitas dengan maksud tertentu.

    2.      Sasaran pada pemenuhan kebutuhan manusia.

    3.      Berdasarkan pada pertimbangan teknologi.

                Dalam membuat suatu perancangan produk atau alat, perlu mengetahui karakteristik perancangan dan perancangnya. Beberapa karakteristik perancangan adalah sebagai berikut (Kristyanto, 1999):

    1.      Berorientasi pada tujuan.

    2.      Variform

    Suatu anggapan bahwa terdapat sekumpulan solusi yang mungkin terbatas, tetapi harus dapat memilih salah satu ide yang diambil.

    3.      Pembatas

    Dimana pembatas ini membatasi jumlah solusi pemecahan diantaranya :

    a.       Hukum alam seperti ilmu fisika, ilmu kimia dan seterusnya.

    b.      Ekonomis ; pembiayaan atau ongkos dalam meralisir rancangan yang telah dibuat

    c.       Perimbangan manusia ; sifat, keterbatasan dan kemampuan manusia dalam merancang dan memakainya.

    d.      Faktor-faktor legalisasi; mulai dari model, bentuk sampai hak cipta.

    e.       Fasilitas produksi: sarana dan prasarana yang dibtuhkan untuk menciptakan rancangan yang telah dibuat.

    f.       Evolutif; berkembang terus atau mampu mengikuti perkembangan jaman.

    g.      Perbandingan nilai: membandingkan dengan tatanan nilai yang telah ada.

    Karakteristik perancang merupakan karakteristik yang harus dipunyai oleh seorang perancang. Karakteristiknya antara lain (Kristyanto, 1999):

    1.      Mempunyai kemampuan untuk mengidentifikasikan masalah.

    2.      Memiliki Imajinasi untuk meramalkan masalah yang mungkin akan timbul.

    3.      Berdaya cipta.

    4.      Mempunyai kemampuan untuk menyederhanakan persoalan.

    5.      Mempunyai keahlian dalam bidang Matematika, Fisika atau Kimia tergantung dari jenis rancangan yang dibuat.

    6.      Dapat mengambil keputusan terbaik berdasarkan analisa dan prosedur yang benar.

    7.      Mempunyai sifat yang terbuka (open minded) terhadap kritik dan saran dari orang lain.

    Proses perancangan yang merupakan tahapan umum teknik perancangan dikenal dengan sebutan NIDA, yang merupakan kepanjangan dari Need, Idea, Decision dan Action. Artinya tahap pertama seorang perancang menetapkan dan mengidentifikasi kebutuhan (need). Sehubungan dengan alat atau produk yang harus dirancang. Kemudian dilanjutkan dengan pengembangan ide-ide (idea) yang akan melahirkan berbagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan tadi dilakukan suatu penilaian dan penganalisaan terhadap berbagai alternatif yang ada, sehingga perancang akan dapat memutuskan (decision)  suatu alternatif yang terbaik. Dan pada akhirnya dilakukan suatu proses pembuatan (Action). Perancangan suatu peralatan kerja dengan berdasarkan data antropometri pemakainya betujuan untuk mengurangi tingkat kelelahan kerja, meningkatkan performansi kerja dan meminimasi potensi kecelakaan kerja (Pulat, 1997).

    Tahapan perancangan sistem kerja menyangkut work space design dengan memperhatikan faktor antropometri secara umum. Berikut adalah tahapannya (Roebuck, 1995):

    1.      Menentukan kebutuhan perancangan dan kebutuhannnya (establish requirement).

    2.      Mendefinisikan dan mendeskripsikan populasi pemakai.

    3.      Pemilihan sampel yang akan diambil datanya.

    4.      Penentuan kebutuhan data (dimensi tubuh yang akan diambil).

    5.      Penentuan sumber data (dimensi tubuh yang akan diambil) dan pemilihan persentil yang akan dipakai.

    6.      Penyiapan alat ukur yang akan dipakai.

    7.      Pengambilan data.

    8.      Pengolahan data

    9.      Visualisasi rancangan.

    Hasil rancangan yang dibuat dituntut dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi si pemakai. Oleh karena itu rancangan yang akan dibuat harus memperhatikan faktor manusia sebagai pemakainya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat suatu rancangan selain faktor manusia antara lain (Pulat, 1997):

    1.      Analisa Teknik

    Banyak berhubungan dengan ketahanan, kekuatan, kekerasan dan seterusnya.

    2.      Analisa Ekonomi

    Berhubungan perbandingan biaya yang harus dikeluarkan dan manfaat yang akan diperoleh.

    3.      Analisa Legalisasi

    Berhubungan dengan segi hukum atau tatanan hokum yang berlaku dan dari hak cipta.

    4.      Analisa Pemasaran

    Berhubungan dengan jalur distribusi produk atau hasil rancangan sehingga dapat sampai kepada konsumen.

    5.      Analisa Nilai

    Analisa nilai, yaitu suatu prosedur untuk mengidentifikasikan ongkos-ongkos yang tidak ada gunanya. Kemudian pengertian ini berkembang sesuai dengan perkembangan tuntutan jaman. Seperti yang dikemukakan oleh C.M. Walsh yang membagi analisa nilai menjadi 4 katagori, yaitu pertama, uses value, berhubungan dengan nilai kegunaan. Kedua, esteem value berhubungan dengan nilai keindahan atau estetika. Ketiga, cost value berhubungan dengan pembiayaan. Keempat, excange value berhubungan dengan kemampuan tukar.

    2.3       Distribusi Normal Dalam Penetapan Data Antropometri

    Data antropometri jelas diperlukan supaya rancangan suatu produk bisa sesuai dengan orang yang akan mengoperasikannya. Permasalahan yang akan timbul adalah ukuran-ukuran siapakah yang nantinya akan dipilh sebagai acuan untuk mewakili populasi yang ada. Mengingat ukuran individu yang berbeda-beda satu dengan populasi yang menjadi target sasaran produk tesebut. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya problem adanya variasi ukuran sebenarnya akan lebih mudah diatasi bilamana kita mampu merancang produk yang memiliki fleksibilitas dan sifat “mampu sesuai” (adjustable) dengan suatu rentang ukuran tertentu (elib.unikom.ac.id, 25 Mei 2014).

    Gambar 2.1. Distribusi Normal dengan Data Antropometri 95-th Percentile

    Penetapan data antropometri ini, pemakaian distribusi normal akan umum diterapkan. Dalam statistik, distribusi normal dapat formulasikan berdasarkan harga rata–rata (mean, ) dan simpangan standarnya (standar deviation, sX) dari data yang ada. Dari nilai yang ada maka “percentiles” dapat ditetapkan sesuai dengan tabel probabilitas distribusi normal. Dengan percentile, maka yang dimaksud disini adalah suatu nilai yang menunjukan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut. Sebagai contoh 95-th percentile akan menunjukan 95% populasi akan berada pada atau dibawah ukuran tersebut; sedangkan 5-th percentile akan menunjukan 5% populasi akan berada pada atau  dibawah ukuran itu. Dalam antropometri ukuran 95-th akan menggambarkan ukuran manusia yang “terbesar” dan 5-th percentile sebaliknya akan menunjukan ukuran “terkecil”. Pemakaian nilai–nilai percentile yang umum diaplikasikan dalam perhitungan data antopometri dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut (elib.unikom.ac.id, 25 Mei 2014):

    Tabel 2.1 Rumus Percentile

    PercentilePerhitungan
    1-st– 2.325 sX
    2.5-th– 1.96 sX
    5-th– 1.645 sX
    10-th– 1.28 sX
    50-th(rata-rata)
    90-th+ 1.28 sX
    95-th+ 1.645 sX
    97.5-th+ 1.96 sX
    99-th+ 2.325 sX

    Perhitungan secara manual yang dilakukan menggunakan rumus-rumus tertentu. Perhitungan yang dilakukan yaitu menentukan nilai mean atau rata-rata dari dimensi tubuh yang digunakan, standar deviasi dari dimensi tubuh tersebut dan nilai persentil yang digunakan. Berikut merupakan rumus yang digunakan dalam pengolahan data secara manual (elib.unikom.ac.id, 25 Mei 2014):

    1.      Mean:

    Dimana:

     X    : Rata-rata data.

    ∑X  : Jumlah nilai data.

    n      : Jumlah data.

    2.      Standar deviasi

    Dimana;

    SD : Standar deviasi.

    Xi  : Data ke-i.

      : Rata-rata data.

    n    : jumlah data.

    2.4       Data Antropometri Dalam Perancangan Produk

    Data antropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota tubuh manusia dalam percentiler tertentu akan sangat besar manfaatnya pada saan perancangan produk ataupun fasilitaas kerja akan dibuat. Agar rancangan suatu produk nantinya bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang akan mengoperasikannya, maka prinsip-prinsip apa yang harus diambil di dalam aplikasi data antropometri tersebut harus ditetapkan terlebih dahulu seperti diuraikan berikut ini (elib.unikom.ac.id, 25 Mei 2014):

    1.      Prinsip Perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim

    Disini rancangan produk dibuat agar bisa memenuhi dua sasaran produk, yaitu (elib.unikom.ac.id, 25 Mei 2014):

    a.       Bisa sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rata–ratanya.

    b.      Tetap bisa digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas dari populasi yang ada).

    c.       Untuk dimensi minimum yang harus ditetapkan dari suatu rancangan produk umumnya didasarkan pada nilai percentile yang terbesar seperti 95-th percentile.

    d.      Untuk dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan nilai percentile yang paling rendah (5-th) dari distribusi data antropometri yang ada.

    Secara umum aplikasi data antropometri untuk perancangan produk ataupun fasilitas kerja akan menetapkan nilai 5-th percentile untuk dimensi maksimum dan 95-th untuk dimensi minimumnya (elib.unikom.ac.id, 25 Mei 2014).

    2.      Prinsip perancangan produk yang bisa dioperasikan diantara rentang ukuran tertentu.

    Disini rancangan bisa dirubah–rubah ukurannya sehingga cukup fleksibel dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Dalam kaitannya untuk mendapatkan rancangan yang fleksibel, semacam ini maka data antropometri yang umum diaplikasikan adalah dalam rentang nilai 5-th s/d 95-th percentile (elib.unikom.ac.id, 25 Mei 2014).

    3.      Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata

    Dalam hal ini rancangan produk didasarkan terhadap rata–rata ukuran manusia. Problem pokok yang dihadapi dalam hal ini justru sedikit sekali mereka yang berbeda dalam ukuran rata–rata. Berkaitan dengan aplikasi data antropometri yang diperlukan dalam proses perancangan produk ataupun fasilitas kerja, maka ada beberapa rekomendasi yang bisa diberikan sesuai dengan langkah–langkah sebagai berikut (elib.unikom.ac.id, 25 Mei 2014):

    a.       Pertama kali terlebih dahulu harus ditetapkan anggota tubuh yang mana nantinya akan difungsikan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.

    b.      Tentukan dimensi tubuh yang penting dalam perancangan tersebut.

    c.       Tentuka populasi terbesar yang harus di antisipasi, diakomodasikan dan menjadi target utama pemakai rancangan produk tersebut.

    d.      Tetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti semisal apakah rancangan tersebut untuk individual yang ekstrim, rentang ukuran yang fleksibel, ataukah ukuran rata–rata.

    e.       Pilihlah persentase populasi yang harus diikuti ; 5%, 50% 95%.

    Dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya tetapkan nilai ukurannya dari tabel data antropometri yang sesuai (elib.unikom.ac.id, 25 Mei 2014).

  • Proposal Bisnis Tenun Ikat

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Dewasa ini, minimnya lapangan pekerjaan mengakibatkan banyak pengangguran. Pengangguran tak mengenal ijazah. Tak hanya orang-orang yang tidak sekolah tetapi juga orang-orang yang sudah menamatkan sekolahnya, bahkan bergelar master juga tak luput dari gelar ‘pengangguran’. Fenomena tersebut akhirnya mendorong beberapa orang untuk berwirausaha.

    Pengembangan usaha merupakan bagian kekuatan pendorong pembangunan ekonomi. Selain berperan untuk mempercepat pemerataan pertumbuhan ekonomi dalam peningkatan pendapatan masyarakat, kegiatan usaha juga mampu menyediakan lapangan kerja dan lapangan usaha. Di kota-kota besar seperti Medan, Jakarta, dan lain sebagainya sudah banyak usaha-usaha menengah yang dilakukan contohnya usaha pembuatan tempe, donat, sarung tangan dan masih banyak lagi. Melihat majunya perkotaan, wilayah pedesaan juga memiliki potensi yang besar dalam mengembangkan usaha-usaha menengah dan kecil. Selain mengurangi pengangguran, desa juga dapat membangkitkan kreativitas orang-orang yang ada di desa tersebut.

    Melihat betapa penting kewirausahaan dan peranannya dalam perekonomian masyarakat, potensi wirausaha Indonesia sangat besar terutama jika melihat data jumlah usaha kecil dan menengah yang ada. Sampai dengan tahun 2006, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), di Indonesia terdapat 48,9 juta usaha kecil dan menengah (UKM), menyerap sekitar 80 persen tenaga kerja, serta menyumbang 62 persen dari PDB (di luar migas). Data tersebut sekilas memberikan gambaran betapa besarnya aktivitas kewirausahaan di Indonesia dan dampaknya bagi kemajuan ekonomi bangsa. Oleh sebab itu, usaha kecil dalam kehidupan masyarakat khususnya pedesaan, tidak dapat dipandang sebelah mata.

    Kerajinan yang dihasilkan masyarakat Kota Jepara yang berada di Jawa tengah, pada mulanya bersumber kepercayaan turun temurun dan menjadi tradisi yang tidak bisa ditinggalkan. Hal ini sudah mendarah daging dan menjadi bagian kehidupan masyarakat Kota Jepara, banyak seni kerajinan di Jepara salah satunya yang terkenal sampai mancanegara adalah kerajinan ukirnya, di  kota Jepara terdapat  salah satu  kerajinan  tekstil  yaitu  kerajinan  tenun  ikat Troso. Di kota kecil inilah terdapat sebuah desa yang menjadi pusat produksi kain-kain tradisional yaitu kain ikat atau tenun Troso, demikian kain-kain tersebut dikenal.

    Pada masyarakat di Desa Troso pembuatan suatu barang kerajinan sudah menjadi  suatu  hal  yang  dilakukan  karena  berkaitan  dengan  kebutuhan  baik lahiriah maupun kebutuhan spritual. Kerajinan tenun merupakan salah satu hasil budidaya masyarakat Desa Troso dalam memenuhi kebutuhan.

    Kehadirannya  tidak  disangsikan  dalam  menjamin  kelangsungan  hidup yang tidak bersifat sesaat, bahkan sangat kuat berakar pada budaya yang dimiliki masyarakat Desa Troso. Hal ini tidak terlepas dari unsur seni terutama seni rupa. Dimaan seni rupa yang ada di Indonesia pada dasarnya merupakan serumpun budaya yang terintegrasi,serangkaian budaya lokal atau etnik yang dipadukan dengan kemahiran. Watak yang paling kuat dan menjadi citranya karena ia berangkat dari sebuah akar yang sama.

    Industry kerajinan atau usaha dagang tenun di Desa Troso banyak sekali yang menghasilkan kain tenun ikat. Beberapa usaha tersebut yang dihasilkan baik dari motif, warna, maupun produk busana.

    Tenun adalah kain yang dibuat dari benang kapas, sutera yang terjadi diselembaran kain dengan proses persilangan benang-benang memanjang (lungsi) dan melebar  (pakan) berdasar suatu pola tertentu dengan bantuan alat tenun.

    Pengetahuan menenun di Indonesia sudah dikenal sejak beberapa abad sebelum Masehi. Pengetahuan ini merupakan kelanjutan dari pengetahuan membuat barang-barang kerajinan dengan teknik anyam yang terbuat dari serat dan berupa daun-daun, serat kayu yang digunakan sebagai pakaian dan wadah barang-barang.  Perkembangan  tenun  ini  mengarah  pada  kualitas  bahan-bahan yang digunakan dan mulai mengenal motif serta warna yang sangat di prioritaskan pada produk tenun tersebut.

    Pakaian tradisional dari kain tenun mempunyai fungsi yang beragam, hal tersebut menunjukkan identitas daerah maupun identitas marga atau tingkatan status dalam  masyarakat  dikarenakan  setiap  daerah  menganut  adat  khas  yang dicerminkan dalam karya tenun tersebut. Selain itu juga makna yang terkandung dalam pakaian itu sendiri dalam kehidupan masyarakat yang memakainya sebagai pendukung dari kebudayaan itu sendiri.

    Tenun   sebagai   pakaian   adat   selain   berfungsi   sebagai   penutup   dan pelindung   tubuh juga berperan penting sebagai bahan pelengkap dalam acara- acara adat. Hal ini dikarenakan dalam sebuah karya tenun tidak saja memiliki nilai fungsi dan keindahan semata, namun lebih penting lagi terdapat sesuatu yang dihubungkan dengan adat yaitu makna simbolik, yang terkandung di dalam motif dan warna yang terdapat pada tenunan itu sendiri. Kebiasaan yang sudah menjadi tradisi mempercayainya bahwa warna dan motif mempunyai kekuatan magis dan berfungsi sebagai perantara bagi penganut adat istiadat dengan leluhur maupun sang pencipta.

    Selain itu juga di dalan kehidupan sosial, pemakaian tenun merupakan simbol kekayaan dan prestise seseorang dalam  masyarakat, disamping hal-hal tersebut   tenunan   juga   sebagai   pakaian   yang   memiliki   niali   tinggi   dan menunjukkan status sosial dalam masyarakat. Kebudayaan ini masih dijumpai di beberapa daerah di Indonesia sampai sekarang.

    Desa Troso, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara adalah salah satu daerah yang memproduksi jenis kain tenun ikat di antara beberapa daerah lainnya di Indonesia. Desa ini merupakan salah satu sentra tenun ikat yang penting di Jawa Tengah. Namun demikian jenis-jenis tenun ikat yang dikembangkan bukan merupakan jenis asli dari desa ini atau jenis tenun dari Jawa, tetapi mengambil atau mengadopsi dari daerah lain, terutama dari daerah-daerah Indonesia timur seperti Bali, Sumba, Flores, dengan memodifikasi desain. Disamping itu masyarakat Troso juga mengembangkan kedua jenis tenun, yakni baik tenun ikat pakan maupun lungsi yang berasal dari daerah-daerah tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Tenun  Troso merupakan nama sebuah tempat  yang menghasilkan kain tenun Troso sehingga masyarakat menyebutkan dengan kain ikat Tenun Troso.

    B. Konsep Usaha

    Nama Usaha :  Cempaka Mandiri Tenun Ikat 

    Lokasi           :  Rumah

    Jenis Usaha   :  Usaha Kecil Menengah

    Status            :  Permulaan

    C. Visi dan Misi

    Menghasilkan produk yang berkualitas, ramah lingkungan dan disenangi masyarakat serta mampu memberikan pelayanan prima bagi konsumen, dan menjadi UMKM yang sukses

    1. Visi

    Menggunakan bahan baku yang baik dan bermutu tinggi.

    Menggunakan tenaga kerja yang handal

    Menggunakan perlatan yang aman

    Menarik komsumen dengan produk-produk yang unik dengan harga terjangkau

    Memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan/konsumen

    Mengurangi jumlah pengangguran di lingkungan sekitar

    1.5 Tujuan Program

    1.      Memperoleh keuntungan

    2.      Memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen karena saya mewakili nama UMKM akan memberikan inovasi-inovasi yang terbaik.

    3.      Menambah relasi di lingkungan desa tempat usaha ini dijalankan yaitu di desa Troso, Pecangaan, Jepara

    4.      Sebagai lahan eksperimen berbisnis di tengah banyaknya pengangguran karena masih ada anak yang putus sekolah di desa ini.

    BAB II

    PROFIL PERUSAHAAN

    Nama Usaha: Cempaka Mandiri

    Bentuk Badan Usaha: UMKM Tenun Ikat

    Lokasi UMKM Tenun Ikat Cempaka Mandiri adalah di desa Troso RT 10/06 Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, dimana desa Troso sendiri sudah terkenal akan sentra tenun ikatnya sejak lama.

    Kain tenun ikat merupakan bisnis perdagangan hasil karya yang bertujuan untuk mengurangi pengangguran di desa Troso khususnya memberikan peluang pekerjaan bagi mereka putus sekolah, ataupun mereka yang menginginkan pekerjaan sampingan. Selain itu, kain tenun ini juga merupakan hasil karya produksi dalam negeri yang patut untuk dibanggakan.

    Dilihat dari prospek usaha kain tenun ini sangat berpotensi untuk mengurangi pengangguran karena kebutuhan pasar yang terus meminta stock kain terus menerus.

    Jam operasional kegiatan usaha kain tenun ini pada pagi hari hingga sore hari.

    Usaha ini merupakan usaha pertama yang saya dirikan. Untuk mendirikan usaha ini saya tidak meminjam dana ke Bank, melaikan menggunakan dana simpanan sendiri yang saya rasa cukup untuk memulai usaha ini. Saya tidak menyewa tempat sebagai lokasi saya ini, saya hanya membuka usaha saya ini dirumah dengan fasilitas yang saya rasa cukup.

    BAB III

    STRUKTUR ORGANISASI

    Selanjutnya tugas dan tanggung jawab dari bagian-bagian yang terpenting dalam peranan di UMKM Cempaka Mandiri dapat diuraikan sebagai berikut :

    1.      Pemilik

    Wahyu sebagai pimpinan, sekaligus pemilik perusahaan, mempunyai wewenang sebagai berikut :

    a.       Memberikan Kebijakan dalam mengatur persoalan perusahaan.

    b.      Mengawasi berjalannya usaha secara keseluruhan.

    c.       Bertanggung jawab atas jalanya usaha.

    d.      Membuat berbagai macam motif tenun dengan inovasi baru.

    e.       Membuat keputusan.

    f.        Mempromosikan kepada konsumen.

    g.      Mendata jenis-jenis produk serta jenis produk yang telah dibeli oleh konsumen.

    h.      Memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen sehingga merasa puas dan menjadi pelanggan tetap.

    i.        Mengatur pembayaran gaji karyawan.

    Tenaga kerja di UMKM Cempaka Mandiri hanya 2 orang karyawan tenun dan 1 orang karyawan malet yang tetap.

    BAB IV

    PRODUK USAHA

    Produk yang saya buat mungkin tidak jauh berbeda dengan produk lain. Namun dalam menghasilkan produk, saya terus mencoba mencari desain dan motif lain sesuai inspirasi saya, untuk menghasilkan produk yang berbeda dari yang lain. Tidak hanya menjual kerajinan kain tenun ikat, saya juga ingin membuat kerajinan seperti: Tas, Tempat Pencil. Dalam pembuatan, saya mengutamakan kualitas dan mutu dari produk yang saya hasilkan. Tujuannya untuk memberikan kepuasan kepada konsumen, sehingga saya juga bisa mendapat keuntungan yang maksimal.

    Walaupun produk yang kami hasilkan masih sedikit atau kurang bervariasi, tapi kami akan berusaha membuat berbagai motif, dan mengutamakan kualitas kain yang nyaman digunakan, tahan lama, dan tidak luntur ketika dicuci. Untuk harga kain tenun yang akan kami jual adalah Rp 50.000/meternya cukup terjangkau untuk sebuah kain tenun dibandingkan harga yang ada dipasaran, yang bisa mencapai ratusan ribu rupiah.

    Proses pembuatan tenun ikat sendiri adalah sebagai berikut:

    1.      Benang lungsi yang dibeli di toko benang umumnya dalam ukuran 1 pack seberat 5 kg. Benang yang digunakan beragam merk dan kualitasnya. Benang lungsi ini diwarna terlebih dahulu melalui proses pewarnaan yang disebut menter artinya memberi wenter (pewarna). Menter benang lungsi ini tidak rumit karena hanya satu warna yang nanti setelah jadi kain menjadi warna dasar. Jadi cukup dicelupkan pewarna, diperas lalu dijermur sambil sesekali direnggangkan. Biar benangnya tidak ruwet.

    2.      Setelah kering, benang lungsi yang sudah berwarna ini dibawa kepada pekerja proses nyepul. Artinya menyepul atau memasukkan benang ke dalam sepulan kecil. Alat untuk menyepul ini dinamakan Jontro. Menyepul bisa dilakukan oleh ibu-ibu atau nenek-nenek, karena tidak perlu banyak tenaga.

    3.      Setelah semua benang lungsi berada dalam sepulan, sepulan ini dibawa ke pekerja Sekir. Sepulan disusun ditempatnya dan dipindahkan ke Bum menggunakan alat yang disebut sekiran. Proses yang disebut nyekir ini menghasilkan bum yang terisi benang lungsi.

    4.      Sampai tahap ini, pembuatan benang lungsi hampir selesai. Tinggal meamasang bum yang telah berisi benang lungsi ke dalam alat tenun bukan mesin (ATBM) yang diteruskan dengan proses memasukkan benang lungsi ke dalam sisir yang disebut Nyucuk. Nyucuk dilakukan dua orang, satu orang memasukkan benang dan satunya menarik benang yang masuk dari arah sebaliknya.

    5.      Nah, benang lungsi sudah siap ditenun.

    Pembuatan Pakan

    1.      Benang tenun pakan dipasangkan pada sepulan melalui proses nyepul mengunakan jontro. Proses ini sama seperti proses menyepul pada benang lungsi. Bedanya, benang yang terpasang pada sepulan kali ini dibawa ke tempat proses ngeteng.

    2.      Pada proses ngeteng, benang pakan yang tersusun dipasangkan pada alat segi empat yang disebut Plankan. Hasilnya, benang pakan terpasang rapi berjajar. Pada plankan inilah digambar motif atau sketsa yang nantinya menjadi motif dalam kain tenun.

    3.      Nah setelah selesai dibuat sketsa corak plankan dibawa ke pekerja ikat. Beberapa bagian diikat dengan warna tali rafia yang berbeda. Proses mengikat merupakan proses unik yang tidak ditemukan pada kain tradisional lain. Dari proses ikat, benang dilepas dari plankan dalam kondisi terikat bagian-bagiannya dan dilakukan proses pewarnaan disebut menter. Warna yang diberikan pertama kali adalah warna paling gelap. Alasannya, warna pertama ini akan juga dicelupkan ke warna kediua sehingga warna pertama lebih gelap dari warna kedua. Selesai warna pertama, kain tenun dijemur sampai kering. Kalau cuaca tidak panas, menjemur bisa memakan waktu berhari-hari. Setelah kering baru proses pewarnaan kedua disiapkan. Caranya, bagian yang akan diwarna menggunakan warna kedua dipotong simpul ikatannya yang disebut proses mbatil yang dilanjutkan proses ngopesi atau mengupas yaitu melepas tali rafia pada bagian yang akan diwarna menggunakan warna kedua. Baru dah, benang dicelupkan pada pewarna kedua, dan dijemur lagi.

    4.      Berbeda dengan batik, kerajinan tenun tidak hanya membuat kreasi pola dan gambar. Keunikan kain juga ditentukan oleh proses mengolah benang menjadi kain melalui alat tenun bukan mesin (ATBM). Pada tahap inilah akan menentukan selembar kain sesuai standar kualitas produksi. Dalam proses menenun, dalam kerapatan benang, kerapian motif dan kehalusan kain akan terbentuk.

    BAB V

    ASPEK PEMASARAN

    A.    Target dan Segmentasi Pasar

    Saat ini, saya membuka usaha dirumah sendiri yang beralamat di Desa Troso Rt 10/ Rw 06 Pecangaan, Kabupaten Jepara. Tentu dalam penjualan, ada beberapa strategi yang saya gunakan untuk menarik minat konsumen karena keunikan dan kualitas. Saya berharap usaha yang saya dirikan ini dapat berjalan lancar, berkembang hingga sukses, dan selalu diterima konsumen dengan puas.

    Target dan Segmentasi Pasar: UMKM saya adalah UMKM bidang industri yang memproduksi kain tenun yang berkualitas dan disegani masyarakat.

    Untuk Target kami memilih semua orang karena, semua orang pasti butuh yang namanya baju, apalagi belakangan ini Baju yang bermotif seperti tenun mulai diminati oleh masyarakat, dan biasanya pada instansi tertentu menggunakan baju bermotif tenun untuk seragam para pekerjanya, dan tiap tahun selalu berganti-ganti, serta permintaan pasar yang selalu meminta untuk dibuatkan kain tenun sesuai dengan motif yang mereka inginkan.

    B.     Faktor Kompetitif

    Sebelum melaksanakan suatu usaha baru, kita perlu mengetahui hal-hal atau aspek-aspek yang berpengaruh terhadap usaha tersebut. Hal tersebut diantaranya adalah aspek kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threats). Dengan melakukan analisis terhadap hal-hal tersebut diharapkan usaha akan berjalan lancar dan sukses. Berikut adalah beberapa hal dari masing-masing aspek diatas:

    1.      Kekuatan yang dapat mendukung untuk mencapai sasaran usaha (Strength)

    –          Membuat usaha tenun ikat tidak akan mengalami kerugian yang besar seandainya usaha tersebut tidak berjalan, karena permintaan pesanan motif kain mengalir terus, bahkan ada yang sampai kewalahan, jadi seandainya produk tidak laku dijual, produk tersebut bisa dijual ke tempat lain atau dibuat souvenir seperti tas dari kain tenun, dibuat baju untuk dipake sendiri.

    2.      Kelemahan yang membatasi atau menghambat kemampuan dalam mencapai sasaran usaha (Weakness)

    –          Cukup sulit mendapatkan karyawan karena yang dapat menjadi karyawan di perusahaan saya harus mempunyai keinginan yang kuat serta keuletan dan ketelatenan.

    –           Banyaknya pesaing yang beroperasi di daerah lain namun sudah cukup terkenal.

    –          Jika tidak kreatif dan tidak berusaha mencari motif yang baru maka saya dapat mengalami kerugian yang cukup besar.

    3.      Peluang usaha (Opportunity)

    –          Peluang terbesar dari UMKM saya terletak pada peminat/konsumen dan ke strategisan letak usaha kami.

    –          Memberikan keuntungan yang maksimal.

    –          Permintaan pasar yang meningkat pada perayaan hari-hari tertentu.

    4.      Hal hal yang dapat mengancam dan membahayakan kegiatan usaha (Threat)

    –          Banyaknya jenis usaha yang sama sebagai pesaing.

    –          Persaingan dalam pemasaran yang semakin ketat.

    –          Mahalnya biaya iklan yang dibutuhkan untuk memasarkan produk agar menjadi lebih terkenal di kalangan masyarakat.

    C.    Rencana Penjualan

    Strategi Promosi dan pemasaran:

    1. Dari mulut ke mulut

    Promosi ini merupakan promosi yang paling sederhana, serta tidak memerlukan banyak biaya untuk melakukan promosi ini. Cukup dengan bercerita dengan teman-teman kita untuk mempromosikan usaha kita, sehingga secara tidak langsung semua masyarakat akan mengetahui usaha kita

    2.Dengan media internet

    Dalam memasarkan produk, saya memanfaatkan beberapa jejaring sosial seperti Facebook dan Instagram dengan memasarkan produk secara online apalagi dijaman menjamurnya ecommerce maupun jual beli online semakin disukai banyak orang, selain itu saya juga memasarkan produk dengan menawarkan langsung ke konsumen, dan juga menitipkan beberapa produk ke beberapa toko, dan menerima pesanan pembuatan kain.

    3. Memberi Diskon

    Adapun langkah-langkah lainnya yaitu, kami akan memberikan potongan harga kepada pembeli yang membeli kain lebih dari 10 Meter, akan kami potong harganya sebesar 5000/meternya dengan ini dimaksudkan supaya para pembeli tidak hanya membeli beberapa meter tapi bisa sampai puluhan meter.

    BAB VI

    RENCANA KEUANGAN

    Inventaris

    NoPerlengkapanJumlah (unit)Harga (Rp)Jumlah Harga (Rp)
    1Alat Tenun2550.0001.100.000
    2Sekoci250.000100.000
    3Sisir275.000150.000
    4Gun4270.0001.080.000
    5Ticker455.000220.000
    6Jontro1200.000200.000
    7Paletan10025025.000
    8Sepulan2002000400.000
    9Plangkan2100.000200.000
    Jumlah3.400.000

    Bahan Baku

    NoNama BahanHarga Satuan(Rp)Jumlah(Unit)Jumlah Harga(Rp)
    1Benang LungsiRp 650.0002Rp 1.300.000
    2Benang PakanRp 560.0002Rp 1.120.000
    3PewarnaRp 180.0001Rp 180.000
    4Tali RafiaRp 20.0002Rp 40.000
    5SoklinRp 15.0001Rp 15.000
    JumlahRp 2.655.000

    Biaya Karyawan

    NoKaryawanJumlahOrangSatuan(Rp)Jumlah (Rp)
    1Tenun90212.0002.160.000
    2Gambar2180.000160.000
    3Ngikat/Nali2240.00080.000
    4Malet21225.000450.000
    5Nyekir2150.000100.000
    6Bongkar2122.00044.000
    7Nyucuk2230.000120.000
    8Nyepul4250.000400.000
    9Menter2135.00070.000
    Jumlah3.584.000

    Biaya lain-lain

    NoNama BiayaJumlah(Rp)
    1.Biaya Promosi200.000

    Total Biaya     : 6.439.000

    Penjualan         : 180 M x 50.000 = 9.000.000

    Laba Bersih     : 9.000.000 – 6.439.000 = 2.561.000

    BEP                 : 

    =  

    = 2 Bulan (asumsi 180 Meter kain terjual dalam waktu 1 bulan)

    BAB VII

    PENUTUP

    Setelah melalui pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa usaha dari kain tenun ikat ini sudah sangat layak untuk dijalankan. Dalam cara menjalankannya pun terlihat tidak terlalu sulit, sehingga proses penjualannya pun tidak terlalu memakan waktu dan pikiran terlalu banyak.

    Akhir kata, besar pengharapan saya untuk memperoleh keuntungan dalam kegiatan kewirausahaan ini. Karena setelah dilakukan penghitungan, ternyata keuntungan yang didapatkan dari program ini selain manfaat pengetahuan dan  relasi serta kita juga memperoleh keuntungan dalam bentuk materi. Materi tentunya adalah suatu hal yang sangat berharga, apalagi apabila materi tersebut diperoleh oleh saya yang masih seorang mahasiswa semester 4 (empat) ini.

  • Proposal Kewirausahaan – Bisnis UMKM Sosis Bakar

    Sosis Bakar

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Siapa tak kenal sosis ? Sosis merupakan produk olahan daging yang digemari masyarakat Indonesia khususnya anak-anak. Rasanya gurih dan kenyal mirip seperti bakso. Proses pembuatannya, daging atau ikan yang dicincang dan dihaluskan serta diberi bumbu, rempah-rempah dan bahan-bahan lainnya yang kemudian dibungkus dalam selongsong berbentuk bulat panjang, baik yang terbuat dari usus hewan maupun pembungkus buatan. Sosis yang sering kita makan selama ini dibuat dari bahan yang bersumber dari bahan hewani, misalnya daging sapi, daging ayam, daging ikan, dan lain – lain. Seiring dengan perkembangan jaman, masakan Sosis kini semakin berkembang. Salah satunya adalah Sosis Bakar. Sosis bakar sekarang ini mulai ngetren di kalangan anak muda. Sosis Bakar merupakan Peluang Usaha yang sangat menjanjikan. Anda dapat menawarkan sosis yang berbeda kepada konsumen, dengan menjual sosis yang sudah memiliki rasa, tidak seperti umumnya sosis yang dijual di pasaran. Rasa yang ditawarkan misalnya sosis dengan bumbu balado, bumbu kacang, dan rasa ayam bakar sehingga membuat terasa lebih gurih dan enak. Variasi rasa ini membuat konsumen menyukai sosis yang Anda jual. Sosis adalah makanan yang dibuat dari daging ayam yang telah dicincang kemudian dihaluskan dan diberi bumbu-bumbu, dimasukkan ke dalam pembungkus yang berbentuk bulat panjang yang berupa pembungkus buatan, dengan dimasak maupun diasapkan.

    1.2  Tujuan

    Adapun tujuan dari Usaha ini adalah Merumuskan Kelayakan Usaha Sosis Bakar yang berlokasi di Jl. Anoa 1 Perumnas 2 Tangerang. Dilihat dari Aspek Tempatnya cukup strategis dengan perdagangan sosis dikalangan anak-anak dan remaja dan untuk mengetahui apakah usaha tersebut memenuhi kriteria – kriteria kelayakan, baik dalam segi permodalan maupun pemasarannya.

    1.3 Manfaat

    Adapun manfaat dari hasil obsevasi ini yaitu :

    1. Untuk mengamati para wirausaha di sekitar lingkungan.
    2. Mencari tahu pengalaman para wirausaha
    3. Menjadi termotivasi untuk mengembangkan bakat dalam berwirausaha
    4. Menemukan ide-ide pengembangan usaha yang cocok.
    5. Mengembangkan bakat dan kemampuan dalam berwirausaha

    Banyak cara yang bisa digunakan untuk menikmati sosis. Ada juga yang disajikan dengan cara digoreng namun untuk meminimalisir kolesterol sebaiknya diolah dengan cara dibakar. Ada juga yang menjadikan sosis sebagai campuran mie, nasi goreng, dan juga omelet. Karena sangat mudah dalam pengolahan, kalian bisa menggunakannya untuk menu sarapan.

    Manfaat daging sapi yang terkandung didalam sosis sendiri mengandung asal oleat yang baik bagi kesehatan jantung. Bahkan, asam lemak tersebut bisa menurunkan kadar kolesterol jahat yang ada didalam tubuh. Masih ada manfaat lain dari sosis yang kalian konsumsi, yaitu bisa menjadi sumber protein dengan kualitas yang tinggi. Nutrisi yang terkandung didaging sapi antara lain adalah vitamin B, zat besi, dan juga zink. Semuanya bisa membantu kalian menambah energi sehingga pagi jadi lebih semangat.

    Bab II. Pembahasan

    2.1 Lokasi

    Lokasi Usaha Sosis Bakar ini di halaman rumah saya. Diperkiran permintaan konsumen dilokasi tersebut sangat tinggi, hal ini terjadi karena letak usaha yang sangat strategis. Tempatnya yaitu di Jl. Anoa 1 Perumnas 2 Tangerang

    2.2 Resep Osis Bakar

    Bahan

    1.      Sosis Ukuran Kecil

    2.      Bumbu kacang

    3.      Kecap

    4.      Mentega

    2.3 Kepemilikan dan Pengurus Usaha

    Kepemilikan Usaha

    Usaha Sosis Bakar ini merupakan usaha perorangan, dimana pengurus usaha adalah:
    Pemilik dan Pengurus : Maria Yohana

    Modal Usaha

    Modal dasar usaha dan telah dikeluarkan sebesar Rp 325.000  berupa keperluan peralatan usaha.

    Surat-Surat Izin

    Surat-surat izin dan referensi yang telah dimiliki dalam pembangunan usaha Sosis Bakar ini adalah:

    * Kartu keluarga

    * Kartu tanda penduduk (KTP)

    2.4 Aspek Pemasaran

    Produk dan Segmentasi Pasar

    Usaha Sosis Bakar merupakan kegiatan menjual sosis ukuran kecil, dimana rate keuntungan dihitung berdasarkan permintaan dari konsumen. Sedangkan segmentasi pasar Sosis Bakar ini adalah anak-anak dan masyarakat disekitar perumahan tersebut.

    Permintaan Produk

    Penjualan setiap harinya, diperkirakan efektifitas penjualan yaitu sekitar 25 tusuk sosis ukuran kecil perhari, dengan harga per tusuk Rp 2.500 , Rp 2.500 x 25 = Rp 62.500 Pesaing
    Pada lokasi tersebut belum ada pedagang sosis lain, hanya ada para penjual jajanan yang lain – lainnya, pesaing yang ada berjarak 1 km, sehingga dianggap bukan pesaing.

    Jam Operasi Usaha

    Usaha ini beroperasi mulai pukul 10.00 WIB s.d. 22.00 WIB. Setiap hari buka

    RINCIAN ANGGARAN MODAL

    PENGEMBANGAN USAHA KULINER SOSIS BAKAR

    Kompor gas                                   1   unit                                                       Rp 250.000,-

    Sosis                                       1 lusin  isi 12                                                     Rp  20.000,-

    Margarin                                      1kg                                                              Rp  10.000,-

    Saus belibis                                  1kg                                                              Rp  15.000,-

    Tusukan sate                             1pak(isi100)                                                    Rp   10.000,-

    kecap                                             1liter                                                          Rp.  15.000,-

    A. Segmentasi, Targeting dan Positioning

    a. Segmentasi

    Yang menjadi segmen dari Sokar kami yang terutamanya adalah anak-anak tetangga ataupun masyarakat daerah lain pada umumnya. Yang senang dan suka menikmati enaknya Sosis Bakar yang kami telah olah menjadi makanan yang lezat dan sehat.

    b. Targeting

    Dan yang menjadi target market adalah anak-anak dan remaja yang ada di daerah perumahan pada umumnya, ataupun kami akan memasarkan diluar daerah lainnya ataupun  daerahnya yang berpenduduk lumayan banyak.

    c. Positioning

    Kami ingin menempatkan image atau cita rasa Sosis Bakar yang dipadukan dengan rasa bumbu yang bervariasi, yang dibenak konsumen sebagai Sosis Bakar yang enak dan lezat. Karena bahan – bahan pilihan yang sehat dan berkualitas, dengan rasanya yang lezat dengan harga yang pas. Dan konsumen yang mengkonsumsi Sosis bakar kami tidak akan menyesal karena rasanya yang enak dan lezat.

    B. Permintaan

    a. Perkembangan permintaan

    Permintaan Sosis Bakar semakin meningkat seiring dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan bagi tubuh,

    b. Prospek permintaan dimasa yang akan datang

    Membanjirnya berbagai produk makanan siap saji yang serba instan dimasyarakat akan menyebabkan kondisi persaingan produk-produk yang berbahan pengawet.

    c. Penawaran

    Perkembangan penawaran disektor usaha Sosis Bakar mungkin masih terlihat relatif lemah, karena belum dikelola secara serius. Oleh karena itu agar usaha Sosis Bakar olahan kami menjadi lebih baik, perlu ditingkatkan penawaran.

    Bab III. Penutup

    BAB III

    PENUTUP

    Kesimpulan
    Usaha sosis bakar tetap menjadi sebuah usaha tradisional kecil-kecilan yang berusaha bertahan ditengah maraknya berbagai usaha modern. Usaha Sosis Bakar ini bisa menjadi usaha yang mampu sukses dan berkembang jika terus dikelola dengan baik dan di kembangkan sesuai dengan perubahan masyarakat sekarang ini. Oleh karena itu, walaupun usaha ini terbilang kecil – kecilan atau terlihat sederhana tetapi jika di jalankan dengan baik Usaha Sosis Bakar ini sangat layak untuk di perdagangkan, apalagi jika usaha ini di operasikan di tempat – tempat keramaian seperti sekolah atau perumahan maka dengan sendirinya konsumen akan singgah dan membeli jajanan di tempat usaha ini.

    Saran
    Kami menyadari makalah obsevasi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi untuk lebih baiknya di kemudian hari

  • Etika Dalam Keuangan

    ETIKA DALAM KEUANGAN

    11.1     Pendahuluan

    Etika dan keuangan, adalah penemuan yang sangat baru. Peran apa yang dimainkan etika di sektor keuangan tidak banyak dibahas sebelumnya. Jika kita berpikir secara mendalam, kita menemukan bahwa terdapat hubungan erat antara etika dan keuangan. Keuangan akan menjadi hal yang mustahil tanpa etika.  Keuangan tinggi adalah wilayah khusus dimana sebagian besar gangguan norma etika terjadi. Dasar pondasi dari bisnis adalah kepercayaan, keuangan tinggi adalah area khusus dimana sebagian besar gangguan norma etika terjadi. Saat kita menempatkan uang atau aset kita di tangan orang-orang tak dikenal lainnya untuk menjalankan bisnis kita kadang-kadang orang yang tak dikenal ini keluar sebagai tidak percaya-layak seperti agen yang tak terpercaya atau pengacara. Jika kita berbicara tentang keuangan, ini adalah area yang sangat luas yang penuh dengan aktivitas yang kompleks, namun secara umum kita dapat menemukannya.

    Keuangan

                   Pasar finansial:                                           Operasi dan layanan keuangan oleh:
                   – Pasar komoditi                                                           – Perencanaan keuangan
                   – Pasar mata uang                                                         – Penasehat pajak
                   – Pasar pilihan                                                               – Broker saham
                                                                                                             – Agen asuransi

    Untuk kelancaran dari setiap ekonomi, kegiatan finansialnya harus etis. Disini kita tidak mengatakan bahwa tinggi nya tingkat pengembalian investasi atau tinggi nya tingkat suku bunga dll. Keuangan yang baik merupakan darah kehidupan dari setiap organisasi.

    Seperti besarnya jumlah yang terlibat dalam transaksi keuangan orang menginvestasikan uang mereka dengan lembaga keuangan, memperoleh kehidupan mereka yang lebih baik setelah pensiun, Jadi harus ada struktur etika yang berkembang dengan baik dan teratur untuk memastikan kesejahteraan pribadi dan organisasi. 

    Beberapa kegiatan yang tidak etis umumnya di bidang Keuangan:

    1.      Ketidaksesuaian

    Agen asuransi, pialang dan penjual lainnya menipu investor yang tidak bersalah dengan merekomendasikan sekuritas dan produk finansial yang tidak sesuai.

    2.      Penipuan

    Penipuan adalah praktek umum yang tidak etis di India dengan memberi hasil dan meminimalkan kelemahan dan faktor risiko. Orang-orang penjualan, agen, penasihat menipu masyarakat dengan menggunakan pernyataan yang menyesatkan seperti bebas pajak atau bunga 0% dll. Mereka membuat publik tidak dapat membuat pilihan rasional di antara begitu banyaknya alternatif.

    3.      Pedagang yang tidak layak dan berlebihan

    Keadaan ini muncul saat broker menjaga dengan maksud untuk menghasilkan komisi dan bukan keuntungan bagi klien yang memiliki kendali atas akun klien. Ini semacam dari ‘Berputar’ pelanggaran dari sebuah tugas penggadaian.

    Saat broker mengendalikan akun 

        Saat broker bertindak dengan tujuan          Ketika perdagangan berlebihan untuk
                                                                                                           karakter akun

    Berputar

    4.      Penipuan dan Manipulasi di Pasar

    Seperti hukum semua peserta di pasar keuangan sama maka keadilan dalam urusan kita ini diinginkan. Di sini keadilan tidak dimaksudkan dengan mencegah kerugian ini melainkan memberikan kontribusi terhadap efisiensi. Disini kecurangan berarti ketika perusahaan gagal melaporkan informasi dan manipulasi pembelian dan penjualan sekuritas yang tepat dengan maksud untuk menciptakan kesan menyesatkan tentang harga untuk menyesatkan investor untuk membeli atau menjual sekuritas. 

    Informasi penting ada di tangan perusahaan penerbit sehingga investor apakah pembeli/penjual rentan terhadap penipuan dan manipulasi. Mereka harus bergantung pada informasi yang tersedia bagi mereka yang sulit untuk diverifikasi.

    5.      Kekuatan perlindungan yang tidak sama

    Ini adalah praktik umum yang tidak biasa bersamaan dengan informasi yang tidak setara di pasar keuangan. Prinsip kekuatan tawar menawar yang sama mengidentifikasi bahwa semua pihak memiliki daya tawar menawar yang relatif sama.

    6.      Perdagangan pihak dalam

    Tindakan membeli atau menjual saham perusahaan berdasarkan informasi dari ‘dalam’ tentang perusahaan disebut ‘perdagangan pihak dalam’. Perdagangan pihak dalam adalah ilegal dan tidak etis informasi yang rahasia dan tidak tersedia bagi masyarakat umum di luar perusahaan, memiliki dampak signifikan terhadap harga saham perusahaan.

    Jadi orang yang melakukan perdagangan pihak dalam dengan cara yang benar mencuri informasi ini dan menikmati keuntungan yang tidak adil atas anggota masyarakat umum.

    Praktik yang tidak etis banyak terjadi di perusahaan keuangan. Hal ini dirasakan oleh begitu banyak orang yang tidak mengetahui dan tidak sadar bahwa etika tidak dapat dilibatkan dalam keuangan namun kenyataannya kita mengatakan bahwa keuangan tidak mungkin terjadi tanpa etika karena tindakan kita untuk menempatkan aset kita di tangan orang lain memerlukan kepercayaan yang besar.

    Etika di bidang keuangan jauh lebih banyak dari pada kepercayaan. Terlalu sulit untuk mendefinisikan akun lengkap yang merupakan kebutuhan akan etika dalam keuangan hanya dalam beberapa kata :

    • Pertama keuangan tidak seperti kedokteran, hukum. Akuntansi bukanlah pekerjaan atau profesi yang dapat dikenali dengan jelas. Ini melibatkan badan pengetahuan ahli keuangan yang sangat teknis dalam aktivitas yang jauh lebih luas. 
    •  Akuntan melakukan pekerjaan yang sama di setiap keadaan dan begitu banyak praktik akuntansi seperti akuntansi publik dan manajemen, audit eksternal dan internal dapat ditangani dengan kode etik yang sama. 
    • Jika kita berbicara tentang berbagai kegiatan di bidang keuangan, kita tidak dapat menemukan kode etik tunggal untuk setiap aktivitas di bidang keuangan.
    • Etika di bidang keuangan tidak hanya berkaitan dengan masalah etika individu dalam pekerjaan tertentu tetapi juga bermasalah di pasar keuangan dan lembaga keuangan.
  • Proposal Kewirausahaan Kue Bolu

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Di zaman sekarang ini banyak orang yang ingin membuat acara atau kegiatan acara secara praktis dan efisien. Seperti halnya dalam penyiapan makanan dan hidangan. Biasanya mereka lebih memilih untuk membeli makanan dari pada untuk membuat makanan sendiri dengan alasan pertimbangan waktu dan tenaga. Berbagai usaha makanan memang bermunculan sesuai dengan perkembangan kebutuhan masyarakat. Apalagi usaha kuliner berupa kue, baik kue kering maupun kue basah.

    Salah satu jenis kue yang banyak diminati oleh konsumen secara luas adalah kue bolu. Kue bolu sangat cocok untuk cemilan, pengganjal perut sebab mengandung banyak karbohidrat dari tepung dan glukosa untuk menambah energi dalam beraktivitas. Bahkan  untuk mengisi perut kosong sebelum makan siang pun juga bisa dengan penganan satu ini. Selain dapat dikonsumsi oleh orang dewasa, makanan satu ini juga banyak dikonsumsi oleh anak-anak dan remaja. Sehingga dari berbagai lapisan masyarakat sebagian besar menyukai kue brownies kukus ini. Atas dasar pemikiran inilah kami mempunyai ide untuk membuat usaha produksi makanan kue bolu.

    Dalam memulai memulai usaha dalam bidang apapun, maka yang pertama kali harus diketahui adalah peluang pasar dan bagaimana menggaet minat para konsumen. Bagaimana peluang pasar yang hendak kita masuki dalam bisnis kita dan bagaimana cara memperoleh pesanan tersebut, kedua yaitu kita harus mampu menganalisa keunggulan dan kelemahan pesaing kita dan sejauh mana kemampuan kita untuk bersaing dengan mereka baik dari sisi harga, pelayanan, dan kualitas. Yang ketiga adalah persiapkan mental dan keberanian memulai usaha. Singkirkan hambatan psikologis, rasa malu, takut gagal antara berkeinginan dan keraguan.

    B. Tujuan Usaha

    Tujuan usaha ini selain memenuhi salah satu tugas kewirausahaan juga bertujuan sebagai penambah pengetahuan sekaligus pengalaman dalam berwirausaha. Dan bisa mendapatkan pengalaman langsung dan mengaplikasikan ilmu kewirausahaan ke dalam praktik yang sesungguhnya. Karena dengan melalui penjualan dan pemasaran ini secara tidak langsung dituntut untuk berinteraksi dengan orang banyak, bagaimana cara menawarkan dengan baik dan sopan, meyakinkan pembeli untuk membeli produk yang di tawarkan dan memberikan pelayanan yang terbaik agar pembeli merasa puas.

    C. Visi dan Misi

    Visi:

    1. Menciptakan produk yang berpotensi baik dimasa depan
    2. Menanamkan jiwa kewirausahaan

    Misi:

    1. Meningkatkan kreatifitas dan inovasi dalam usaha kue bolu

    Bab II. Kegiatan Usaha

    A. Analisis Peluang Usaha

    Proposal usaha kue bolu dalam analisis SWOT yang meliputi kelebihan (kekuatan dan peluang) dan kekurangan (kelemahan dan ancaman) dengan berbagai indicator yaitu sebagai berikut:

    1.      Strength (Kekuatan):

    ·         Harga terjangkau

    ·         Kualitas produk terjamin

    ·         Proses pembuatan mudah dan sederhana

    2.      Weakness (Kelemahan):

    ·         Jangkauan pemasaran masih terbatas

    ·         Banyak pesaing menawarkan dalam harga lebih murah

    3.      Opportunity (Peluang):

    ·         Banyak masyarakat yang suka dengan kue bolu ini

    4.      Threat (Ancaman):

    ·         Adanya produk sejenis

    ·         Selera konsumen yang selalu berubah-ubah mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembelian produk

    B. Bauran pemasaran (marketing mix) analisis 4P

    1.      Product (Produk)

    Produk kue bolu rasa keju coklat manis dan empuk dengan rasa yang nikmat

    2.      Price (Harga)

    Harga bolu yang cukup terjangkau di kalangan masyarakat

    3.      Promotion (Promosi)

    Promosi yang dilakukan bisa lewat sosial media dan dapat potongan harga jika membeli lebih dari 3 porsi

    4.      Place (Tempat)

    Tempat usaha yang dilakukan masih disekitar rumah

    2.3.      Aspek Pasar dan Pemasaran

                Dalam hal pemasaran akan di mulai dengan memasarkan ke warung’’ sekitar rumah. Dan bisa pesan melalui sosial media seperti whatsapp, instagram, facebook dll untuk memesan kue bolu ini.

    2.4.      Aspek Teknis dan Teknologi

                Lokasi usaha yang direncanakan dalam usaha ini bertempatkan dirumah pemilik modal usaha, namun jika usaha mengalami perkembangan akan ditempatkan pada bangunan khusus usaha ini. Sumber bahan baku mudah di dapatkan dari agen-agen terdekat. Teknologi yang digunakan dalam membuat kue bolu ini tidak dengan teknologi yang canggih, hanya teknologi standar seperti (oven dan mixer). Kapasitas produksi di perkirakan 5-10 bolu perhari. Modal secara keseluruhan milik pemilik usaha.

    BAB III

    PERHITUNGAN MODAL DAN HARGA JUAL

    3.1.      Aspek Ekonomi dan Keuangan

                Dalam usaha ini modal berasal dari pemilik usaha. Modal berupa alat dan bahan, berupa bahan yang di keluarkan setiap harinya dengan biaya tertentu.

    3.2.      Penyusunan Laba dan Rugi Usaha

                Usaha: Kue Bolu

    1.      Modal yang dibutuhkan

    Bahan-bahan setiap harinya:

    1.      Telur @ 4 x Rp. 2000                                                       Rp. 8.000

    2.      Gula ¼ kg                                                                         Rp. 4.000

    3.      Terigu ¼ kg                                                                       Rp. 2.500

    4.      Susu putih kental manis                                                    Rp. 1.000

    5.      Sp                                                                                      Rp. 2.000

    6.      Mentega                                                                            Rp. 2.500

    7.      Mesis                                                                                 Rp. 3.000

    8.      Keju                                                                                  Rp. 2.500

    Perkiraan membuat 5 kue bolu/hari                                         Rp.27.000 / hari (1 bolu)

                Modal dalam 1 bulan:                                     = Rp. 27.000 x 5 bolu x 30 hari

                                                                                        = Rp. 4.050.000

    3.3.      Alat-alat

    Alat-alat yang digunakan:

    1.      Listrik/bulan                                                                      Rp. 50.000

    2.      Loyang @ 2 x Rp. 25.000/bulan                                       Rp. 50.000

    3.      Gas @ 1 x Rp. 20.000                                                      Rp. 20.000

    4.      Kompor gas 2 tunggku                                                     Rp. 320.000

    5.      Oven                                                                                 Rp. 350.000

    6.      Mixer                                                                                 Rp. 400.000

    Total jumlah alat-alat:                                                              Rp. 1.190.000

    Ket:

    (Setiap hari dijual 5 bolu): 5 hari x Rp. 40.000 = Rp. 200.000 (per hari)

    Dalam 1 bulan: Rp. 200.000 x 30 hari =                     Rp. 6.000.000

    Modal bahan dan peralatan jika disatukan:                Rp. 5.240.000 –

    Keuntungan yang di dapatkan                                    Rp. 760.000

    Perkiraan pendapatan dalam 1 bulan: Rp. 760.000

    3.4.          Laba dan Rugi

    Pendapatan: Rp. 760.000

    Beban usaha:

    Beban listrik                                                    Rp. 50.000

    Beban gas                                                        Rp. 20.000

    Beban penyusutan peralatan                           Rp. 30.000 (dibulatkan)

    (2,5% x Rp. 1.190.000)

    Jumlah beban usaha:                                       Rp. 100.000

    Laba usaha      = Rp. 760.000-100.000

                            = Rp. 660.000

    Jadi, perkiraan balik modal dalam usaha adalah: Rp. 5.240.000 : 660.000

    yaitu kurang lebih sekitar 8 bulan balik modal dalam usaha.

    BAB IV

    PENUTUP

    KESIMPULAN

    Dalam usaha pasti memerlukan proses pembelajaran dari berbagai pengalaman usaha yang sudah di jalankan agar dapat memetik pelajaran dari usaha sebelumnya, sehingga dapat mengembangkan usaha dengan lebih baik lagi dan dapat berjalan dengan lancar. Dan dalam usaha asal ada kemauan dan keinginan untuk berusaha pasti bisa melakukannya. Di sisi lain kita juga harus bisa melihat peluang yang ada seperti segmentasi produk tepat, target pasar sesuai dan lain-lain.

    SARAN

    Jangan pernah malu jika ingin memulai usaha baru, walaupun dari usaha kecil-kecilan karna dari proses usaha kecil itu kita dapat mengambil pelajaran sehingga dengan pelajaran itu dapat mengembangkan usaha tersebut akan tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik lagi. 

  • Pengertian dan Macam – Macam Teori Evolusi

    Pada halaman ini akan dibahas mengenai Pengertian dan Macam – Macam Teori Evolusi. Semua informasi ini kami rangkum dari berbagai sumber. Semoga memberikan faedah bagi kita semua.

    Teori Evolusi

    Evolusi berasal dari kata evolve yang artinya gulungan atau lapisan. Dalam bahasa inggris evolution artinya perkembangan bertahap. Pemahaman terhadap evolusi secara singkat yaitu suatu unit yang berubah dalam jangka waktu tertentu. Unit tersebut terdiri dari individu yang mengadakan perkawinan dan yang keturunan merupakan unit yang reproduktif disebut populasi mendel. Cirri-cirinya ialah komposisi genetiknya berubah ubah sepanjang masa yang bisa saja meliputi jutaan tahun. Perubahan komposisi genetic yang mengakibatkan perubahan fenotip disebut Evolusi. Atua dengan kata lain, evolusi adalah perubahan-perubahan dalam frekuensi gen suatu populasi dalam jangka  waktu tertentu.

    Perkembangan makhluk hidup dari asal yang sederhana menjadi makhluk hidup yang kompleks dapat diketahui dari penemuan fosil. Fosil merupakan sisa-sisa kehidupan di masa lampau yang telah membatu. Sebagai contoh adalah fosil-fosil kuda yang menunjukkan bahwa kuda mengalami tahapan perubahan-perubahan dalam jangka waktu yang relatif lama dari kuda Hyracotherium yang memiliki ukuran tubuh seperti ukuran tubuh kucing menjadi kuda Equus yang ukuran tubuhnya seperti kuda sekarang.

    Menurut Campbell, evolusi merupakan suatu perubahan dari generasi ke generasi dalam frekuensi alel atau genotip populasi. Karena perubahan yang terjadi dalam satu kumpulan gen disebut evolusi dalam skala kecil, maka disebut mikroevolusi. Evolusi berlaku untuk populasi bukan individu.  Dalam jangka waktu yang lama, perubahan yang terjadi juga semakin jauh. Sehingga populasi yang semula serupa dapat dipisahkan dalam beberapa kelompok yang berbeda. Ada 3 hal yang memungkinkan terjadinya evolusi yaitu kapasitas untuk mereproduksi, kekuatan progresif yang menciptakan variasi-variasi baru dalam pola kehidupan atau mutasi, dan adanya kecenderungan untuk mengawetkan variasi-variasi yang dihasilkan oleh mutasi yaitu hereditas.

    Media dari evolusi adalah populasi. Bahan baku dari evolusi adalah variasi yang menurun dan muncul diantara individu-individu dalam populasi tersebut. Mekanisme terjadinya evolusi dapat digambarkan sebagai seleksi alam yang bekerja pada variasi-variasi menurun dari populasi.

    Dalam bahasan evolusi, cukup banyak pendapat dari ilmuan zaman dahulu yang mencoba membuat sebuah teori tentang evolusi. Teori evolusi sudah berusia 150 tahun, dan juga telah berpengaruh besar pada pandangan hidup yang dianut masyarakat. Teori ini tidak hanya mentah-mentah diterima, tetapi ada pembaruan, penyempurnaan dan modifikasi serta ada yang diterima ada yang tidak. Dan yang paling terkenal dan dikenang dalam sebuah buku khusus ‘the origin of species” yaitu teori Darwin. Berikut kita akan bahas sepintas mengenai teori-teori evolusi ini.

    1. Teori Abiogenesis Aristoteles (384-322SM)

    Tokoh teori Abiogenesis adalah Aristoteles (384-322 SM). Dia adalah seorang filosof dan tokoh ilmu pengetahuan Yunani Kuno. Teori Abiogenesis ini menyatakan bahwa makhluk hidup yang pertama kali menghuni bumi ini berasal dari benda mati.

    Walaupun telah bertahan selama ratusan tahun, tidak semua orang membenarkan paham abiogenesis. Orang –orang yang ragu terhadap kebenaran paham abiogenesis tersebut terus mengadakan penelitian memecahkan masalah tentang asal usul kehidupan.

    Untuk menjawab keragu-raguannya terhadap paham abiogenesis, Francesco Redi mengadakan percobaan. Pada percobaannya Redi menggunakan bahan tiga kerat daging dan tiga toples. Selanjutnya ketiga stoples tersebut diletakkan pada tempat yang aman. Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati. Dan hasilnya dapat dilihat pada gambar berikut:

    2. Teori Penciptaan Khusus

    Semua jenis makhluk hidup di bumi muncul bersama-sama pada suatu waktu dan tetap tidak berubah sejak mereka diciptakan oleh Tuhan. Kekompleksan makhluk hidup merupakan bukti kerja Sang Maha Pencipta.

    3. Teori Kastastropisme George Cuvier

    Keanekaragaman makhluk hidup dihasilkan oleh nenek moyang yang umum, dan muncul atau punahnya makhluk hidup disebabkan oleh bencana alam.

    4. Teori Evolusi Jean Baptiste Lamarck

    Lamarck pada tahun 1890 mencoba menjelaskan evolusi dengan teorinya tentang “diwariskannya sifat-sifat yang diperoleh (acquired)”. Idenya mengenai evolusi dituangkan dalam bukunya “philosophic zoologique”. Ada 4 hal pokok yang dapat diambil dari teori tersebut, yaitu:

    • Lingkungan menyebabkan kebutuhan akan beberapa struktur tertentu pada organisme
    • Organism mencoba untuk memenuhi kebutuhan tersebut
    • Sebagi respon terhadap usaha tersebut, struktur organism berubah (organ yang digunakan akan berkembang sedangkan yang tidak digunakan akan menyusut).
    • Perubahan struktur organism ini diwariskan kepada generasi berikutnya. Sifat-sifat yang diperoleh akan diwariskan kepada keturunannya.

    Contoh klasik pada teori Lamarck adalah pertumbuhan leher jerapah. Teori ini tidak dapat bertahan karena tidak dapat dibuktikan. Kesalahan Lamarck adalah menganggap bahwa variasi yang diperoleh tidak berdasarkan gen akan diwariskan. Padahal sifat-sifat yang diperoleh tidak diwariskan karena sifat tersebut adalah efek yang dihasilkan oleh lingkungan serta pertumbuhan, bukan oleh gen. teori ini dipatahkan oleh pendapat weisman.

    Weismann berpendapat bahwa perubahan sel tubuh akibat pengaruh lingkungan tidak diwariskan kepada keturunannya, sedangkan Lamarck berpendapat sebaliknya. Weissman membuktikan teorinya dengan menggunakan tikus. Weissman mengawinkan dua ekor tikus yang masing-masing ekornya telah dipotong. Kemudian anak-anak tikus yang sudah dewasa tersebut dipotong ekornya dan dikawinkan dengan sesamanya. Hasilnya tetap anak-anak tikus yang berekor. Weissman melakukan percobaan ini hingga 21 generasi tikus dan hasilnya tetap sama.

    5. Teori Evolusi Charles Darwin

    Darwin menolak anggapan bahwa hidup adalah hasil dari suatu ciptaan mendadak dan tidak terjadi perubahan selama berada di bumi ini. Darwin berpendapat bahwa perubahan bentuk adalah suatu yang harus terjadi. Makhluk yang hidup pada saat ini adalah keturunan dengan mengalami perubahan bertahap dari nenek moyang yang tidak serupa. Ditekankan bahwa seleksi alam adalah factor yang menentukan arah perubahan tersebut, juga factor penuntun. Gagasan evolusi Darwin diilhami oleh beberapa teori ahli sebelumnya seperti Lamarck. Darwin mengemukakan teorinya dalam buku “On the origin of species by means of natural selection or the preservation of favored races in the struggle for life”, diterbitkan pada tahun 1859. 

    Terdapat 4 hal pokok dalam teori Darwin, yaitu:

    a. Adanya variasi

    Di dalam suatu populasi, individu-individu menunjukkan beberapa variasi. Misalnya, tidak semua biji dari satu jenis tumbuhan mempunyai warna yang persis sama. Beberapa diantaranya lebih muda atau lebih tua daripada warna yang lain.

    b. Over produksi

    Populasi-populasi cenderung untuk menghasilkan lebih banyak keturunan daripada yang dapat terus hidup (survival), karena terbatasnya sumber-sumber kehidupan.

    c. Struggle for existence or survival of the fittest

    Keturunan-keturunan yang dilahirkan oleh induknya harus berjuang dalam usaha untuk memperoleh sumber-sumber yang tersedia.

    d. Enheritance for variation

    Diantara kturunan-keturunan itu, individu yang paling sesuai dengan lingkungannya akan terus hidup.karena seleksi dari individu yang terus hidup tadi diseleksi oleh lingkungannya.

    Pada saat tersebut, Darwin belum mampu menjawab pertanyaan tentang asal usul variasi individu. Daalam bukunya pada bab “difficulties of the theory”, Darwin mengemukakan kesulitan-kesulitan tentang teori evolusinya. Kesulitannya adalah catatan fosil dan organ rumit makhluk hidup misalnya mata yang tidak mungkin dijelaskan dengan konsep kebetulan, 6 tahun kemudian, barulah pertanyaan tentang asal usul variasi tersebut dapat dijawab dengan ditemukannya hokum kebakaan mendel.

    Salah satu aspek diri Darwin yang terpenting, namun tidak banyak diketahui adalah pandangan rasisnya. Darwin menganggap orang kulit putih eropa lebih “maju” dibandingkan ras-ras lainnya. Dalam bukunya “the descent of man”, Darwin menyatakan “ dimasa mendatang, tidak sampai berabad-abad lagi, ras-ras manusia berabad hampir dipastikan akan memusnahkan dan menggantikan ras-ras biadab  di seluruh dunia. pada saat yang sama, kera-kera antropomorfus (menyerupai manusia)… tak diragukan lagi akan musnah. Selanjutnya jarak antara manusia dengan padanan terdekatnya akan lebih lebar, karena jarak ini akan memisahkan manusia dalam keadaan lebih beradab – kita berharap bahkan lebih dari Kaukasian –  dengan kera-kera serendah babun. Tidak seperti sekarang yang hanya memisahkan negro atau penduduk asli Australia (aborigin) dengan gorilla”.

    Pendapat Darwin yang tidak masuk akal itu tidak hanya dijadikan teori, tetapi juga diposisikan sebagi dasar ilmiah paling penting bagi rasisme. Hal ini dikenal dengan darwinisme social yang berpendapat bahwa ras-ras manusia berada pada tingkatan berbeda-beda pada tangga evolusi, dan ras eropa yang paling maju diantara semua ras. Sedangkan ras-ras lainnya masih memiliki cirri-ciri kera.

    Berbeda dengan penolakannya pada teori Jean Baptiste Lamarck, Weismann menguatkan teori Darwin, gen untuk leher panjang jerapah bersifat dominan, gen untuk leher pendek bersifat resesif. Menurut Weissman perubahan sel-sel tubuh akibat pengaruh lingkungan tidak diwariskan pada keturunannya. Evolusi menyangkut pewarisan gen-gen melalui sel-sel kelamin. Hal ini bermakna bahwa evolusi berkaitan dengan gejala seleksi alam terhadap faktor-faktor genetik.

    6. Teori Evolusi De Vries

    Hugo de vries (1848-1935) seorang ahli tumbuhan bangsa belanda, menyatakan “evolusi tidak berlangsung melalui akumulasi variasi kebetulan, tetapi evolusi itu berlangsung karena munculnya suatu seri perubahan dalam plasma sel benih (perubahan genetic) yang disebut mutasi.perubahan-perubahan tidak setara dengan variasi individual. Sejak tahun 1875, ahli botani mempelajari proses-proses dalam plasma benih dan hubungannya dengan reproduksi. Dari hasil penelitian, diperoleh asal-usul variasi-variasi yang diwariskan dan semua proses genetic sangat penting dalam proses evolusi.

    7. Runtuhnya Teori Evolusi (Pendapat Harun Yahya)

    Teori Darwin dianggap sebagai teori evolusi yang “paling diakui” saat ini. Teori Darwin menyatakan bahwa kehidupan telah mengalami perubahan atau berevolusi melalui dua mekanisme alamiah yaitu “seleksi alam” dan “mutasi”. Tetapi, jika teori diteliti secara mendalam ternyata mekanisme evolusi semacam ini tidak pernah ada, karena tidak ada sangkut pautnya antara kehidupan di bumi ini dengan seleksi alam maupun mutasi.

    Sejak pertama sekali teori Darwin tersorot, tidak pernah ada bukti lainnya atau bukti tambahan dikemukakan yang menunjukkan bahwa seleksi alam telah menyebabkan makhluk hidup berevolusi. Seorang senior ahli dalam bidang paleontologi Colin Patterson yang juga seorang evolusionis terkemuka, menegaskan bahwa seleksi alam tidak pernah ditemukan memiliki kekuatan yang menyebabkan sesuatu berevolusi. “Tidak seorang pun pernah menghasilkan suatu spesies melalui mekanisme seleksi alam, bahkan sekadar untuk mendekatinya” pernyataan inilah yang menuai perdebatan antara para ahli.

    Seleksi alam menyatakan bahwa makhluk-makhluk hidup yang lebih mampu menyesuaikan diri dengan kondisi alam habitatnya akan mendominasi dengan cara memiliki keturunan yang mampu bertahan hidup, sebaliknya yang tidak mampu akan punah. Coba pahami contoh ini, dalam sekelompok bison yang hidup dalam ancaman pemangsa, secara alamiah bison yang mampu berlari lebih kencang akan bertahan hidup. Hal ini benar tetapi jika dikaitkan dengan seleksi alam maka dapat ditelaah hingga kapan pun proses ini berlangsung, tidak akan membuat bison berubah menjadi spesies lainnya.

    Kita akan melihat bahwa contoh-contoh seleksi alam yang dikemukakan evolusionis hanyalah usaha untuk mengelabui. Dalam buku The Origin of Species, Darwin menyatakan bahwa paus berevolusi dari beruang yang berusaha berenang. Darwin telah membuat kesalahan besar dan fatal menganggap bahwa kemungkinan variasi dalam spesies tidak terbatas. Ilmu pengetahuan abad ke-20 telah menunjukkan bahwa teori evolusi ini hanya khayalan.

    Sejak pertama kali dirumuskan, teori evolusi telah menjadi alat utama bagi indoktrinasi filsafat materialis. Mereka yang berusaha keras untuk mempertahankan teori evolusi agar tetap hidup. Ahli biologi evolusionis Amerika Michael Walker, membuat pengakuan mengejutkan. “Seseorang akan terpaksa menyimpulkan bahwa banyak ilmuwan dan ahli teknologi menjadi penganut teori Darwin hanya karena teori tersebut dianggap meniadakan Sang Pencipta”. Dapat kita simpulakn juga dari beberapa contoh berikut bahwa teori evolusi Darwin adalah sepenuhnya khayalan.

    KETIDAKSESUAIAN TEORI EVOLUSI

    Fosil udang karang 146 juta tahun lalu bentuknya sama dengan yang sekarang kita jumpai.

    KESALAHAN TEORI EVOLUSI

    Fosil bintang laut 420 juta tahun lalu sama dengan bintang laut yang kita jumpai sekarang.

    Tidak cukup sampai disitu saja, juga terjadi rekayasa evolusi oleh manusia. Berikut kita bahas satu persatu ;

    Manusia purba Neanderthal, semua penemuan menunjukkan bahwa Neanderthal tidak memiliki perbedaan dengan normal dan tegap zaman sekarang. Erik Trinkaus seorang antropolog New Mexico University mengatakan “Pembandingan secara rinci sisa-sisa rangka Neanderthal dengan rangka manusia modern menunjukkan kemampuan  yang sama dalam gerak, manipulasi, kecerdasan atau berbahasa dengan manusia modern”. Para evolusionis mengerahkan segala daya upaya untuk menampilkan gambar khayalan, seperti ini banyak dijumpai pada buku pelajaran.

    Sejak pertama kali dirumuskan, teori evolusi telah menjadi alat utama bagi indoktrinasi filsafat materialis. Mereka yang berusaha keras untuk mempertahankan teori evolusi agar tetap hidup. Ahli biologi evolusionis Amerika Michael Walker, membuat pengakuan mengejutkan. “Seseorang akan terpaksa menyimpulkan bahwa banyak ilmuwan dan ahli teknologi menjadi penganut teori Darwin hanya karena teori tersebut dianggap meniadakan Sang Pencipta”. Dapat kita simpulakn juga dari beberapa contoh berikut bahwa teori evolusi Darwin adalah sepenuhnya khayalan.

    KETIDAKSESUAIAN TEORI EVOLUSI

    Fosil udang karang 146 juta tahun lalu bentuknya sama dengan yang sekarang kita jumpai.

    KESALAHAN TEORI EVOLUSI

    Fosil bintang laut 420 juta tahun lalu sama dengan bintang laut yang kita jumpai sekarang.

    Tidak cukup sampai disitu saja, juga terjadi rekayasa evolusi oleh manusia. Berikut kita bahas satu persatu ;

    Manusia purba Neanderthal, semua penemuan menunjukkan bahwa Neanderthal tidak memiliki perbedaan dengan normal dan tegap zaman sekarang. Erik Trinkaus seorang antropolog New Mexico University mengatakan “Pembandingan secara rinci sisa-sisa rangka Neanderthal dengan rangka manusia modern menunjukkan kemampuan  yang sama dalam gerak, manipulasi, kecerdasan atau berbahasa dengan manusia modern”. Para evolusionis mengerahkan segala daya upaya untuk menampilkan gambar khayalan, seperti ini banyak dijumpai pada buku pelajaran.

    BUKTI KESALAHAN TEORI EVOLUSI

    Tengkorak Manusia Piltdown, dikemukakan kepada dunia selama lebih dari 40 tahun sebagai bukti terpenting terjadinya “evolusi manusia”. Tetapi, tengkorak ini ternyata hanyalah sebuah kebohongan ilmiah terbesar dalam sejarah dan terbongkar melalui uji fluorin.

    Jika lapisan-lapisan bumi diteliti secara lebih lanjut, akan terungkap bahwa kehidupan di bumi muncul secara tiba-tiba. Banyak spesies makhluk hidup yang berbeda muncul secara tiba-tiba dan dalam keadaan telah lengkap pada zaman Kambrium. Penemuan ini adalah bukti meyakinkan adanya penciptaan. Seorang pakar zoologi Oxford, Richard Dawkins salah satu pendukung terkemuka teori evolusi di dunia, membuat pengakuan sebagai berikut “Mereka (spesies di Zaman Kambrium) seolah-olah ditempatkan begitu saja disana, tanpa melalui sejarah evolusi.” Yang artinya para evolusionis pun sudah mulai mengambil langkah mundur untuk teori evolusi.

  • Peran Indonesia dalam Konferensi Asia-Afrika

    Pada halaman ini akan dibahas mengenai Konferensi Asia-Afrika dan Peran Indonesia. Semua informasi ini kami rangkum dari berbagai sumber. Semoga memberikan faedah bagi kita semua.

    Konferensi Asia-Afrika dan Peran Indonesia Terlengkap – Pada pembukaan Undang-undang dasar 1945 alenia IV yang menyebutkan, bahwa bangsa Indonesia ikut serta dalam melaksanakan ketertiban dan keamanan dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, keamanan negara dan keadilan sosial. Kalimat tersebut menjadi tonggak landasan politik luar negeri Bebas AktifBebas artinya yaitu, bangsa Indonesia tidak memihak pada salah satuk blok (kekuatan). Sementara Aktif artinya yaitu, bangsa Indonesia berusaha sekuat-kuatnya untuk memelihara perdamaian dunia sesuai dengan cita-cita PBB.

    Konferensi Asia-Afrika dan Peran Indonesia Terlengkap

    Konferensi pendahuluan diselenggarakan di Bogor pada tanggal 22 sampai 29 Desember 1954. Konferensi tersebut dihadiri oleh para perdana menteri negara-negara peserta Konferesni di Kolombo untuk mematangkan gagasan masalah yang akan dibahas dalam Konferensi nantinya.

    Hasil keputusan Konferensi Bogor yaitu sebagai berikut:

    • Konferensi Asia-Afrika akan diselenggarakan di Bandung pada bulan April 1955.
    • Penetapan negara-negara yang akan diundang sebagai peserta Konferensi Asia-Afrika.
    • Hal-hal yang akan dibicarakan dalam Konferensi Asia-Afrika
    • Dukungan terhadap tuntutan Indonesia mengenai Irian Barat.

    Pelaksanaan Konferensi Asia-Afrika

    Sesuai dengan rencana sebelumnya, Konferensi Asia-Afrika diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18 sampai 24 April 1955. Peserta Konferensi Asia-Afrika yang menghadiri oleh wakil-wakil dari 29 negara di kawasan Asia dan Afrika sebagai berikut:

    • Indonesia, India, Pakistan, Srilangka dan Burma (Myanmar)
    • Filipina, Muangthai, Kamboja, Laos, RRC, Jepang, Vietnam, Nepal, Afganistan, Iran, Irak, Arab Saudi, Suriah, Yordania, Lebanon, Turki, Yaman, Mesir, Sudan, Etiopia, Liberia, Libia dan Ghana.

    Tujuan Konferensi Asia-Afrika

    Tujuan diadakan Konferensi Asia-Afrika adalah sebagai berikut:

    • Menghapus diskriminasi ras dan kolonialisme.
    • Meninjau kedudukan Asia-Afrika serta rakyatnya, serta memberikan sumbangan untuk meningkatkan perdamaian dan kerja sama internasional.
    • meninjau masalah-masalah hubungan sosial, ekonomi dan kebudayaan dalam hubungan dengan negara-negara peserta.
    • Memperbesar peranan Asia-Afrika di dunia dan ikut serta mengusahakan perdamaian dunia.

    Pokok-Pokok Dalam Pembicaraan Konferensi Asia-Afrika

    Pokok-pokoknya adalah sebagai berikut:

    • Kerja sama ekonomi
    • Kerja sama budaya
    • Hak-hak asasi manusia dan hak menentukan nasib sendiri
    • Masalah kolonialisme, imperialisme seperti Belanda di Irian barat, Prancis di Maroko, Aljazair dan Tunisia
    • Masalah perdamaian dunia dan kerjsa sama internasional

    Hasil dari Konferensi Asia-Afrika

    Konferensi Asia-Afrika menghasilkan beberapa keputusan yang disepakati para peserta sebagai berikut:

    • Kerja sama Ekonomi, antara lain mengusahakan kemajuan ekonomi, memajukan perdagangan, saling memberikan bantuan teknik dan mendirikan bank-bank.
    • Kerja sama Budaya, antara lain memajukan kerja sama kebudayaan sebagai jalan terpenting untuk mendapatkan pengertian antara negara-negara Asia-Afrika, memajukan pendidikan dan pengajaran dengan pertukaran pelajar, pelatih dan guru.
    • Masalah hak asasi manusia, antara lain menjunjung tinggi hak asasi manusia seperti yang tercantum dalam piagam PBB serta menentang ras dikriminasi.
    • Masalah bangsa-bangsa yang belum merdeka, antara lain menentang adanya imperialisme dan menuntut kemerdekaan bagi rakyat Aljazair, Maroko dan Tunisia.
    • Masalah lainnya, antara lain mengakui hak bangsa arab di Palestina dan menuntut soal Palestina diselesaikan secara damai, menuntut kembalinya wilayah Irian Barat kepada Indonesia serta menuntut hal wilayah Aden bagi Yaman.

    Pengaruh Konferensi Asia-Afrika

    Konferensi Asia-Afrika membawa pengaruh atau akibat penting, yaitu:

    • Berkurangnya ketegangan dan bahaya pecahnya peperangan yang bersumber dari persengketaan masalah Taiwan dan RRC dengan Amerika Serikat.
    • Perjuangan bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk mencapai kemerdekaan semakin meningkat. Hal itu tampak dengan meningkatnya jumlah negara-negara Asia-Afrika yang merdeka setalah tahun 1955.
    • Politik luar negeri bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Birma dam Srilangka mulai diikuti negara-negara lain yang tidak masuk Blok Barat maupun Blok Timur.

    Peran Indonesia Dalam Konferensi Asia-Afrika

    1. Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tem
    • Berkurangnya ketegangan dan bahaya pecahnya peperangan yang bersumber dari persengketaan masalah Taiwan dan RRC dengan Amerika Serikat.
    • Perjuangan bangsa-bangsa Asia-Afrika untuk mencapai kemerdekaan semakin meningkat. Hal itu tampak dengan meningkatnya jumlah negara-negara Asia-Afrika yang merdeka setalah tahun 1955.
    • Politik luar negeri bebas aktif yang dijalankan Indonesia, India, Birma dam Srilangka mulai diikuti negara-negara lain yang tidak masuk Blok Barat maupun Blok Timur.

    Peran Indonesia Dalam Konferensi Asia-Afrika

    1. Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Pancanegara II yang berlangsung pada tanggal 28 sampai 29 Desember 1954 di Bogor. Konferensi ini sebaagai pendahuluan dari Konferensi Asia-Afrika.
    2. Indonesia ikut memprakarsai dan sebagai tempat penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika yang berlangsung pada tanggal 18 sampai 24 April 1955 di Gedung Merdeka Bandung. Dalam Konferensi tersebut beberapa tokoh Indonesia menduduki peranan penting, antara lain:
  • Makalah Teori Belajar Asosiasi

    Teori Belajar Asosiasi

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Dari beragam pengertian tentang pendidikan, pendidikan dapat juga dipandang sebagai proses mereproduksi dan mengelaborasi sistim nilai dan budaya ke arah yang lebih baik, antara lain dalam hal pembentukan wawasan, kepribadian, keterampilan dan kematangan intelektual peserta didik. Dalam lembaga formal proses reproduksi sistim nilai dan budaya ini dilakukan terutama dengan mediasi proses belajar mengajar sejumlah mata pelajaran dalam kelas.

    Melalui berbagai strategi pembelajaran dan pengembangan potensi diri, peserta didik memperoleh bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk memahami dan menyesuaikan diri terhadap fenomena dan perubahan-perubahan di lingkungan sekitar dirinya, disamping memenuhi keperluan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pembelajaran dan pengembangan potensi ini merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalam memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi informasi pada era globalisasi.

    Pembelajaran, baik dalam konteks pendidikan di sekolah maupun pendidikan luar sekolah, pada jenjang dan dengan menggunakan pendekatan, strategi serta model apa pun harus benar-benar efektif. Pembelajaran yang efektif dicirikan antara lain oleh tingginya kemampuan pembelajaran tersebut dalam menyajikan secara optimal tiga dimensi pembelajaran sebagai proses, produk dan sikap. Dimensi proses pembelajaran menuntut guru untuk melibatkan peserta didik secara aktif kedalam kegiatan-kegiatan dalam upaya memperoleh hasil belajar. Kegiatan ini sering kali berhubungan metode ilmiah (Scienctific Method) dan keterampilan proses.

    Dimensi produk pendidikan sains berhubungan dengan sejumlah fakta, data, konsep, hukum, atau teori dan sejumlah keterampilan yang harus dikuasai peserta didik sebagaimana tertuang dalam kurikulum atau silabus pembelajaran. Dimensi sikap merupakan hasil internalisasi dari akumulasi pengetahuan dan pengalaman peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Dalam penjelasan sederhana, dimensi sikap adalah cara pandang dan tindakan peserta didik terhadap sesuatu yang dilandasi oleh wawasan dan pengalaman yang diperolehnya dalam pembelajaran. Dimensi sikap ini sering disebut sebagai sikap ilmiah (Scientific Attitude) dan moralitas.
    Pembelajaran yang efektif juga dicirikan oleh tingginya kadar on-task (aktivitas edukatif) dan rendahnya kadar off-task (aktivitas non-edukatif) peserta didik dalam pembelajaran. Menurut Horsley (1990:42) salah satu upaya untuk meningkatkan kadar on-task peserta didik adalah dengan mengembangkan kegiatan hands-on (psikomotor) dan minds-on (kognitif-afektif) melalui sejumlah keterampilan (skill) yang dilakukan peserta didik dalam kelas. Menurutnya ada empat jenis keterampilan: keterampilan laboratorium (laboratory skills), keterampilan intelektual (intellectual skills), keterampilan berpikir dasar (generic thinking skills) dan keterampilan berkomunikasi (communications skills).

    Dalam menyelenggarakan pembelajaran dengan pendekatan dan model apa pun guru harus tetap pro aktif sebagai fasilitator; mau memonitor seberapa besar kadar on-task peserta didik, seberapa banyak keterampilan dan sikap ilmiah peserta didik yang dapat dikembangkan, dan sejauh mana materi pembelajaran dikuasai peserta didik.

    Untuk dapat menyelenggarakan pembelajaran yang efektif salah satu faktor yang turut berpengaruh adalah ketepatan guru dalam memilih pendekatan dan model pembelajaran yang digunakan. Pemilihan model ini dapat didasarkan pada pertimbangan karakteristik materi pembelajaran, dasar filsafat dan psikologi tentang peserta didik, tujuan dan kebutuhan praktis serta tipe kegiatan belajar yang ditetapkan. Berkenaan dengan tipe kegiatan belajar, masing-masing tipe menunjukkan tingkatan pengorganisasian mulai dari sangat mekanistis (seperti Signal Learning, Stimulus Response Learning, Chaining Learning) hingga kegiatan belajar yang lebih bersifat organik (misalnya Multiple Discrimination Learning, Concept Learning, Principle Learning, dan Problem-solving). Klasifikasi lain yang lebih sederhana tentang tipe kegiatan belajar adalah: tipe kegiatan belajar mengajar keterampilan, tipe kegitan belajar pengetahuan, tipe kegiatan belajar sikap, dan tipe kegiatan belajar pemecahan masalah (H.D Sudjana, 2000:117-120).

    Bab II. Pembahasan

    A. Teori Belajar Asosiasi

    Menurut teori Asosiasi, kegiatan pembelajaran akan efektif apabila interaksi antara pendidik dengan peserta didik dilakukan melalui stimulus dan respons (S-R). Kegiatan pembelajaran adalah proses menghubungkan stimulus (S) dengan respons (R). Berdasarkan teori ini, pembelajaran makin efektif apabila peserta didik makin giat belajar dan makin tinggi kemampuannya dalam meng- hubungkan simulus dan respons. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam teori ini adalah: kesiapan (readiness) berkaitan dengan motivasi peserta didik, latihan (exercise) yaitu kegiatan berulang peserta didik dalam menghubungkan stimulus-respons, dan pengaruh (effect) yang berhubungan dengan hasil kegiatan dan manfaat yang dirasakan langsung oleh peserta didik dalam dunia kehidupannya. Prinsip ‘pengaruh’ berkaitan pula dengan penciptaan suasana, penghargaan, celaan, hukuman, dan ganjaran.

    Jika kita telaah lebih lanjut, di samping hal-hal positif dari teori Asosiasi, kita menemukan adanya hal-hal yang negatif dari teori ini. Di antaranya, teori ini mengenyampingkan peranan minat, kreativitas, dan apirasi peserta didik. Selain itu teori ini juga lebih menekankan peluang belajar individual, dominasi kemampuan pendidik atau sumber belajar lainnya dalam menciptakan stimulus (Sudjana, 2000:178).
    Karena tidak semua perilaku belajar dapat dijelaskan dengan pelaziman, teori Asosiasi biasnya menambahkan konsep belajar sosial (social learning) dari Bandura. Menurut Bandura, belajar terjadi karena peniruan (imitation). Kemampuan meniru respons adalah penyebab utama belajar.

    Teori belajar sosial memiliki beberapa konsep dasar. Konsep konsep tersebut adalah:

    1. Pemodelan (modelling), seseorang belajar dengan cara meniru perilaku orang lain dan pengalaman vicarious yaitu belajar dari keberhasilan dan kegagalan orang lain;
    2. Fase Belajar, terdiri dari fase perhatian terhadap model (attentional phase), fase mengendapkan hasil memperhatikan model dalam pikiran pebelajar (retention phase), fase menampilkan ulang perilaku model oleh pebelajar (reproduction phase) dan fase motivasi (motivation phase) ketika peserta didik berkeinginan mengulang-ulang perilaku model yang mendatangkan konsekuensi-konsekuensi positif dari lingkungan;
    3. Belajar Vicarious, seseorang belajar dengan melihat apakah orang lain diberi ganjaran atau hukuman waktu terlibat dalam perilaku-perilaku tertentu;
    4. Pengaturan-sendiri (self-regulation), manusia mengamati, mempertimbangkan, memberi ganjaran atau hukuman terhadap perilakunya sendiri.

    Pengertian Asosiasi:

    Menghubungkan antara satu peristiwa dengan peristiwa lain, antara seseorang dengan orang lain yang dipandang sebagai rangkaian yang saling berhubungan dan keterkaitan satu sama lain.
    Banyak teori dalam metodologi pembelajaran dilatarbelakangi oleh konsepsi-konsepsi psikologi tentang manusia. Sekurang-kurangnya ada empat pendekatan psikologi yang sangat dominan dalam melahirkan teori-teori tentang manusia: psikoanalisa, behaviorisme, psikologi kognitif, dan psikologi humanistis. Tindakan-tindakan persuasif dalam kegiatan pendidikan luar sekolah yang berorientasi untuk membentuk citra tertentu dalam masyarakat sangat dipengaruhi oleh Psikoanalisa yang melukiskan manusia sebagai makhluk yang digerakkan oleh keinginan-keinginan terpendam (Homo Volens). Behaviorisme memandang manusia sebagai makhluk yang dikendalikan dan digerakkan sepenuhnya oleh lingkungan (Homo Mechanicus), dari psikologi ini muncul definisi belajar sebagai perubahan perilaku. Pengertian belajar sebagai proses pengolahan informasi seperti pada teori Gestalt dan teori Medan didasarkan pada psikologi koginitif yang melihat manusia sebagai makhluk yang aktif mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya (Homo Sapiens). Adapun teknik pembelajaran transaksional dan pembelajaran terpadu, dan pendekatan STS (Science – Technology and Society) banyak dilandasi oleh konsepsi psikologi humanisme yang menggambarkan manusia sebagai pelaku aktif dalam merumuskan strategi transaksional dengan lingkungan (Homo Ludens). Konsepsi-konsepsi dasar yang terdapat dalam keempat psikologi tersebut semestinya dipahami dengan sungguh-sungguh oleh para pendidik sehingga ia mampu dengan tepat mengimplementasi-kannya sesuai dengan karakteristik peserta didik, program, dan model pembelajaran yang dipilihnya.

    1. Pandangan Penulis terhadap Teori Asosiasi dalam Pembelajaran Partisipatif
    Teori Asosiasi, sebagaimana nampak dari tokoh-tokoh pencetusnya (Thorndike, James Watson dan Wiliams James) adalah teori belajar yang didasarkan pada psikologi Behavioristik. Penggunaan teori ini dalam pendidikan akan memperlakukan manusia sesuai dengan pandangan kaum Behaviorisme tentang manusia.

    Para penganut Behaviorisme hanya menganalisa perilaku belajar yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Menurut mereka seluruh perilku manusia -kecuali instink- adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan (stimulus). Dari sinilah timbul konsep “manusia mesin” (Homo Mechanicus). Dalam pandangan behaviorisme – sebagaimana pandangan pendahulunya: Aristoteles dan John Locke – manusia adalah binatang tingkat tinggi dengan “jiwa” berupa tabularasa. Menurut mereka manusia lahir dengan tidak memiliki sifat-sifat sosial dan atau psikologis (J Rakhmat, 1998:24). Oleh karenanya teori belajar bagi manusia dapat dikembangkan dari cara belajar berbagai jenis organisme (binatang) lainnya, karena kaum behaviorisme adalah juga penganut faham Darwinisme yang meyakini bahwa manusia merupakan hasil evolusi dari organisme yang lebih rendah.

    Dalam teori Asosiasi biasanya digunakan sejumlah konsep belajar yang dikembangkan oleh kaum behavioris untuk mengefektifkan pengaruh lingkungan terhadap hasil belajar. Metode yang paling primitif adalah metode pelaziman klasik (classical conditioning). Diambil dari Sechenov (1829-1905) dan Pavlov (1849-1936), pelaziman klasik adalah memasangkan stimuli yang netral atau stimuli terkondisi (conditioned stimulus) dengan stimuli tertentu yang tak terkondisikan (unconditioned stimulus) yang melahirkan perilaku tertentu. Setelah pemasangan ini terjadi berulang-ulang, stimuli yang netral menghasilkan perilaku tertentu yang terkondisikan. Sejalan dengan Pavlov adalah Hukum Pengaruh (Law of Effect) dari E.L. Thorndike. Hukum pengaruh mengemukakan bahwa jika suatu tindakan diikuti oleh suatu perubahan yang memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan bahwa tindakan itu diulangi dalam situasi yang mirip, akan meningkat. Sebaliknya jika suatu tindakan diikuti oleh suatu perubahan yang tidak memuaskan dalam lingkungan, kemungkinan bahwa tindakan itu diulangi dalam situasi yang mirip, akan menurun. Jadi, konsekuensi-konsekuensi dari perilaku seseorang pada suatu saat, memegang peranan penting dalam menentukan perilaku orang itu selanjutnya.

    Skiner menambahkan jenis pelaziman yang lain. Ia menyebutnya operant conditioning. Pelaziman jenis ini berkaitan dengan proses memperteguh respon yang baru dengan mengasosiasikannya pada stimuli tertentu berkali-kali. Oleh karenya pelaziman operant sering menggunakan peneguhan (reinforcement) untuk memperkuat hasil belajar yang diharapkan. Pada operant conditioning inilah dikenal prinsip ganjaran (reward) dan hukuman (punishment).Teori belajar Bandura dapat dijadikan landasan tentang

    pentingnya penggunaan metode demonstrasi oleh guru atau kerja kelompok peserta didik dalam pembelajaran partisipatif. Teori ini juga sangat efektif untuk dijadikan landasan dalam menanamkan sikap ilmiah dan motivasi pada peserta didik berkenaan dengan nilai-nilai instrinsik dari pembelajaran partisipatif, terutama dengan penerapan teori Modelling. Melalui ini peserta didik akan melakukan peniruan terhadap apa yang diamatinya nampak pada kinerja guru dan teman sebaya di kelas.
    Dengan mencermati karakteristik psikologi belajar Behavioristik yang melandasi teori belajar Asosiasi serta dihubungkan dengan prinsip-prinsip pembelajaran partisipatif, penulis tidak begitu setuju jika teori Asosiasi dijadikan salah satu landasan utama pembelajaran partisipatif. Kalau pun teori ini digunakan, hanya sebatas unsur penunjang pada fase-fase pembelajaran tertentu. Hal ini didasarkan pada sejumlah alasan sebagai berikut.Alasan pertama adalah, teori Asosiasi dikembangkan dari psikologi Behavioristik,

    suatu pandangan psikologi yang kurang komprehensif memandang dan mendeskripsikan karakteristik perilaku belajar manusia, dan hanya menekankan aktivitas penginderaan terhadap leingkungan dan unsur pengalaman sebagai mekanisme memperoleh hasil belajar yang benar. Penulis setuju dengan kritik kaum rasionalis terhadap kaum Behavioris yang mempertanyakan apakah betul bahwa penginderaan manusia, melalui pengalaman langsung, sanggup memberikan kebenaran. Dalam banyak hal alat indera sering tidak akurat dalam memberikan informasi. Bukankah mata Anda mengatakan bahwa kedua rel kereta api yang sejajar itu bertemu di ujung sana? Bukankah mata Anda memberikan stimuli bahwa pada batas permukaan air-udara sebatang tongkat yang tercelup sebagian jika diamati secara horizontal nampak patah? Sudah barangtentu Anda tidak menerima stimulus tersebut sebagai pengalaman belajar yang benar! Jika manusia tunduk sepenuhnya pada perlakuan lingkungan maka manusia akan memperoleh banyak hasil belajar yang superfisial (dangkal) dalam hal kebenaran.

    Alasan kedua, teori Asosiasi sebagaimana psikologi Behavioristik tidak mempersoalkan motivasi terutama perilaku yang ‘self-motivated’. Hal ini bertentangan dengan prinsip pembelajaran partisipatif terutama yang berhubungan dengan prinsip Berdasarkan Kebutuhan Belajar (Learning Needs Based), Berorientasi pada Tujuan Kegiatan Pembelajaran (Learning Goals and Objectives Oriented), prinsip Berpusat pada Peserta didik (Participant Centered) yang berkaitan dengan latar belakang kehidupan peserta didik

    Penerapan Teori Asosiasi Terhadap Pembelajaran Siswa
    1. Guru menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap sehingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru
    2. Guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun simulasi
    3. Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari yang sederhana sampai pada yang kompleks
    4. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati
    5. Kesalahan harus segera diperbaiki
    6. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan
    7. Evaulasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak.

    Bab III. Penutup

    A. Kesimpulan

    Dari paparan terdahulu terutama yang berkaitan dengan pembelajaran asosiasi dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut.

    1. Pembelajaran asosiasi yang biasa digunakan dalam pendidikan luar sekolah termasuk ke dalam jenis pembelajaran yang lebih bersifat organis dan sangat cocok untuk pembelajaran yang berorientasi kepada pengembangan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah.\Sebagaimana pada model pembelajaran lainnya, penggunaan model pembelajaran asosiasi tidak bisa lepas dari implementasi psikologi belajar dan teori pembelajaran. Ada dua teori pembelajaran yang kerapkali digunakan pada pembelajaran teori Asosiasi dan teori Medan.
    2. Dengan mencermati karakteristik pembelajaran asosiasi, dapat juga digunakan pada ruang lingkup yang sangat terbatas dan seperlunya.

    B. Saran

    Dalam akhir makalah ini penulis mengajukan saran-saran sebagai berikut.
    1. Para pendidik atau instrukur pendidikan luar sekolah yang hendak menggunakan pembelajaran partisipatif hendaknya memperluas dan memperdalam wawasannya tentang berbagai kajian psikologi dan teori belajar mutakhir, sehingga dapat dengan kritis dan tepat memilih teori, metode, dan teknik yang akan digunakan.
    2. Untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran partisipatif terutama dengan pendekatan ‘pendidikan adragogi’, di samping penggunaan teori Asosiasi dan teori Medan, sebaiknya digunakan juga teori atau pendekatan belajar konstruktivisme. Selain menggunakan psikologi behavioristik dan kognitif semestinya juga memasukkan unsure-unsur psikologi humanistik. Psikologi ini lebih mengangkat posisi manusia dalam proses pembelajaran terutama dalam hal motivasi, kreativitas, dan nilai.
    3. Penulis mengajak pembaca untuk merenungkan tulisan Niemi (1997:244) ” . . . dalam pengembangan profesionalisme, guru bukanlah seorang teoritis melainkan harus berkemauan untuk aktif bertindak. Tetapi tanpa petunjuk teori kognitif yang dikembangkan secara sistemik, maka rancangan mengajar, pembelajaran, dan kegiatan asesmen menjadi tidak sistimatik dan tidak efektif dalam meningkatkan prestasi peserta didik.”

    DAFTAR PUSTAKA
    1. Dahar, R.W.(1988). “Konstruktivisme dalam Mengajar dan Belajar”. Teks Pidato pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap pada FPMIPA, IKIP Bandung: tidak diterbitkan.
    2. _____.(1991). Teori Teori Belajar. Jakarta: Penerbit Erlangga.
    3. Dahar, R. W. dkk.(1992). Dampak Pertanyaan dan Teknik Bertanya Guru Selama Proses Belajar Mengajar Ilmu Pengetahuan Alam Pada Berpikir Siswa. Laporan Penelitian, FPMIPA, IKIP Bandung: tidak diterbitkan.
    4. Hewson, M. G. A’B. (1985). “The Role of Intellectual Environment in The Origin of Conceptions: an Exploratory Study”, dalam West, L.H.T. & Pines, A. L. (1985). Cognitive Structure and Conceptual Change. Orlando, Florida : Academic Press, Inc.
    5. Jalaluddin Rakhmat. (1998). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Karya
    6. Sudjana s. (2000). Strategi Pembelajaran. Bandung: Penerbit Falah Production.
    7. _______. (2001). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Penerbit Falah Production.
    Jangan Lupa berikan komentar Anda tentang blog ini, ataupun tentang posting ini.

  • Metode Pemisahan Campuran Senyawa Kimia

    Metode Pemisahan Campuran Senyawa Kimia

    Pemisahan senyawa kimia merupakan proses yang dilakukan untuk memisahkan unsur-unsur yang menyusun sebuah senyawa. Metode ini bisa saja menghasilkan senyawa baru maupun senyawa awal yang menyusun senyawa kimia tersebut.

    Pemisahan Senyawa Kimia

    Senyawa kimia merupakan gabungan dari dua atau lebih unsur atau senyawa kimia lain yang menghasilkan senyawa baru. Beberapa jenis senyawa ini dapat dipisahkan menjadi beberapa unsur atau senyawa yang lebih sederhana.

    Hasil dari pemisahan ini bisa jadi usnur atau senyawa awal penyusunnya ataupaun senyawa baru. Hal ini bergantung dari karakteristik fisis dan kimiawi dari senyawa itu sendiri.

    Proses pemisahan senyawa kimia secara sederhana dapata dilakukan melalui 5 metode. Metode tersebut adalah Penyaringan, Kristalisasi, Sumblimasi, Penyulingan dan Kormatografi.

    A. Penyaringan (filtrasi)

    Penyaringan atay filtrasi merupakan poses pemisahan campuran secara fisis seperti ukuran partikel dan wujud partikelnya. Hasil dari penyaringan pada umumnya memisahkan zat padat dari ukuran yang besar dan kecil seperti proses pengayakan dan juga perbedaan wujud misalnya padat dan cair.

    Metode penyaringan adalah metode paling sederhana dan sering dilakukan dalam kehidupan sehari-hari misalnya proses penyaringan saat membuat kopi dan teh.

    Proses pembuatan Kopi V60 melalui metode pemisahan senyawa kimia melalui Penyaringan

    B. Kristalisasi

    Kristalisasi dilakukan untuk memisahkan zat padat dari larutannya dengan cara menguapkannya sampai terbentuk larutan yang jenuh, kemudian didinginkan sampai terbentuk kristal.

    Contoh pemisahan campuran dengan cara kristalisasi, diantaranya untuk :

    • Memisahkan garam dari air laut
    • Memisahkan gula tebu dari air tebu

    C. Sublimasi

    Sublimasi dilakukan untuk memisahkan atau memurnikan zat-zat yang dapat menyublim, seperti kamper (kapur barus), kafei, iodine, dan naftalena.

    D. Penyulingan (distilasi)

    Penyulingan atau distilasi adalah cara pemisahan campuran (pada umumnya zat cair) berdasarkan perbedaan titik didih zat-zat yang ada pada campuran.

    Contoh pemisahan dengan cara distilasi, diantaranya untuk:

    1. Memisahkan campuran air dan alkohol
    2. Membuat air murni (aquades)

    E. Kromatografi

    Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan koefisien difusi (kecepatan perambatan) pelarut. Metode Kromatografi banyak jenisnya, tetapi yang paling sederhana ialah kromatografi kertas.

    Kromatografi kertas biasanya digunakan untuk memisahkan zat warna dalam tinta.

    Pemisahan zat warna dalam tinta dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

    • Teteskan tinta pada kertas saring
    • Kertas saring dipasang tegak pada sebuah gelas yang berisi air
    • Noda tinta akan terbawa oleh aiir yang merembes naik pada kertas saring
    • Keluarkan kertas saring ersebut, kemudian beri tanda batas pelarut merambat
    • Perhatikan noda-noda zat warna tinta
    • Biarkan kertas saring menjadi kering

    Karena zat-zat warna tinta mempunyai kecepatan merambat yang tidak sama, maka zat-zat warna tersebut maik lama makin terpisah.

    Hasil dari Kromatografi disebut Kromatogram.

    Daftar Pustaka :

    Permana, Ivan. 2008. Memahami KIMIA SMK kelompok teknologi, kesehatan dan pertanian. Bandung : ARMICO

  • Jenis-jenis Lamun di Indonesia

    Lamun (seagrass) meruapakan satu-satunya tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang dapat hidup di dalam laut, meskipun hanya mampu hidup pada perairan yang dangkal. Hal ini karena dibatasi oleh cahaya matahari yang sangat dibutuhkan oleh lamun dalam proses fotosintesis. 

    Lamun di laut hampir sama dengan rerumputan yang tumbuh di daratan, yaitu tumbuh menjalar menutupi dasar perairan.

    Lamun (seagrass) terdapat 7 genera dan 13 spesies di Indonesia dari sekitar 60 spesies di dunia

    Cymodocea rotundata

    ujung daun membulat

    helai daun sempit (lebar 2-4 mm)

    panjang daun 7-15 cm

    seludang daun berkembang dengan baik

    Cymodocea rotundata
    Cymodocea rotundata
    Cymodocea rotundata
    Cymodocea rotundata

    Cymodocea serrulata

    Ujung daun bergerigi

    Lebar helai daun 4-9 mm

    Panjang daun 6-15 cm & seringkali bergaris

    Seludang daun berbentuk segitiga

    Cymodocea serrulata
    Cymodocea serrulata
    Cymodocea serrulata

    Enhalus acoroides

    Daun sangat panjang, bentuk rnirip pita

    Rimpang tebal dengan rambut hitam panjang, dan akar seperti tali

    Panjang daun 30-150cm

    Enhalus acoroides
    Enhalus acoroides
    Enhalus acoroides

    Halodule pinifolia

    Ujung daun membulat

    Satu pusat pembuluh daun

    Umumnya rimpang pucat, dengan bekas luka daun berwarna hitam

    Halodule pinifolia
    Halodule pinifolia



    Halodule uninervis

    Ujung daun berbentuk trisula

    Satu pusat pembuluh daun

    Umumnya rimpang pucat, dengan bekas luka daun berwarna hitam

    Halodule uninervis
    Halodule uninervis
    Halodule uninervis

    Halophila ovalis

    Jumlah pembuluh daun melintang 10 atau lebih

    Permukaan daun tidak berambut

    Halophila ovalis
    Halophila ovalis
    Halophila ovalis

    Halophila minor
    Pembuluh daun melintang kurang dari 4-8
    Helai daun kecil, bentuk oval, panjang 0.8-1.3 cm
    Permukaan daun tidak berambut

    Halophila minor

    Halophila sulawesii
    merupakan lamun yang paling baru deskripsikan (diberi nama)

    Syringodium isoetifolium
    Penampang melintang daun berbentuk silinder
    Ujung daun mengecil pada satu titik

    Syringodium isoetifolium
    Syringodium isoetifolium

    Thalassia hemprichii

    Bintik-bin tik hitam kecil (sel tannin) pada daun

    Rimpang tebal dengan skala diantara tunas (shoot)

    Daun berbentuk sabit (sedikit melengkung)

    Thalassia hemprichii
    Thalassia hemprichii
    Thalassia hemprichii

    Thalassodendron ciliatum

    Kelompk daun pada batang tegak

    Daun berbentuk sabit dengan ujung bergerigi

    Rimpang berkayu

    Thalassodendron ciliatum
    Thalassodendron ciliatum
    Thalassodendron ciliatum

    Tags: