Blog

  • Pengertian Guest Laundry

    Pengertian Guest Laundry :

    Guest laundry berasal dari kata Guest = tamu dan Laundry = Cucian. Jadi Guest Laundry adalah cucian milik tamu hotel. Atau dengan kata lain boleh kita katakan bahwa Guest Laundry adalah cucian milik tamu – tamu hotel di tempat kita bekerja, maupun dari tamu hotel sebelah manyebelah yang mengirimkan cuciannya ke hotel tempat kita bekerja. Pegawai binatu yang menangani guest laundry-pun khusus pula karena cara penanganan guest laundry harus extra hati-hati, agar tamu jangan sampai complain(mengeluh).

    Biasanya petugas-petugas pada guest laundry ini adalah orang-orang pilihan yang sudah mempunyai reputasi baik di bagian laundry dan berpengalaman kerja bertahun-tahun. Jam terbangnya sudah dianggap mapan.

    Adapun uraian tugas ( Job Desciption) dari masing-masing jabatan di bagian Guest Laundry adalah :

    1. Guest : Tamu menelpon ke seksi laundry agar pakaiannya di cuci.
    2. Laundry Order Taker: bertugas menerima pesanan dari tamu
    3. Morning Valet Boy : bertugas mengambil cucian dari kamar tamu yang berpesan bahwa ada cucian di kamarnya untuk dicuci hari ini. 
    4. Checker
    5. Marker 
    6. Sorter 
    7. Washer 
    8. Extacter 
    9. Dryer 
    10. Presser
    11. Folder/Packer
    12. Dry Cleaner
    13. Dry Cleaning Operator
    14. Dry Cleaning Presser
    15. Billing / Pricing
    16. Evening Valet Boy
    17. Guest : Tamu yang menerima pakaian bersihnya.

    Pelayanan cucian tamu (guest laundry) di setiap hotel belum tentu sama. Hal ini selain bergantung pada besar kecilnya hotel, juga dipengaruhi oleh selera manjemen dalam membuat organisasi hotel. Namun pada prinsipnya sama, yaitu memberikan memberika pelayanan cucian tamu berpedoman pada ketentuan operasional pencucian pakaian tamu.

    Misalnya, One day service yang menurut peraturan diserahkan pada pagi hari dengan batas waktu pukul 10.00 pagi, dan akan selesai pada pukul 18.00 pada hari yang sama. Bila tamu menghendaki pelayanan yang cepat (special service), maka cucian tersebut selesai dalam waktu 2 jam. Pada umumnya, pencucian ditambah biaya tambahan 50%.

  • Laundry Section Beserta Tugasnya

    Laundry Section Beserta Tugasnya :

    Seksi-seksi yang ada di bagian laundry adalah sebagai berikut:

    1. Seksi Kantor Binatu (Laundry Office) Seksi ini bertanggung jawab atas kelancaran tugas dan administrasi di binatu.
    2. Seksi Counter Seksi ini bertanggung jawab atas kelancaran penerimaan dan pengembalian cucian bersih kepada tamu luar hotel yang mencuci outside laundry counter.
    3. Deliver Valet (Pengambil Cucian) Deliver adalah petugas yang bertanggung jawab atas pengambilan cucian cucian kotor ke laundry dan pengiriman cucian bersih kepada tamu di kamar. Semua cucian yang diantar harus sesuai dengan laundry list (daftar laundry).
    4. Order Taker (Pengambil Pesanan) Petugas ini bertanggung jawab atas order permintaan pencucian dari tamu lewat telepon. Setelah order taker menerima permintaan dari tamu maka order taker mencatat pada order taker mencatat pada order taker book dan memberitahukan kepada valet agar mengambil cucian tersebut.
    5. Checker (Pengecek) Petugas ini bertanggung jawab memeriksa jumlah dan jenis cucian agar sesuai dengan laundry list.
    6. Marker (Penyortir) Seksi ini bertanggung jawab memberi tanda/kode pada cucian agar cucian tersebut mudah penanganannya saat pengembalian serta tidak terjadi kesalahan.
    7. Washer (Pencuci) Seksi ini bertanggung jawab pada pencucian pakaian yang dilakukan secara laundry yaitu menggunakan air dan obat pencuci.
    8. Dry Cleaning (Pencucian secara kering) Seksi ini bertanggung jawab pada pencucian yang dicuci secara dry cleaning .
    9. Ironer (Penyetrika linen-linen) Seksi ironer adalah seksi yang bertanggung jawab pada penyetrikaan cucian yang berbentuk lembaran, seperti sprei, sarung bantal, taplak meja, dan serbet.
    10. Finisher (Penyelesai) Finisher adalah seksi yang bertanggung jawab menyelesaikan pengepresan dan penyetrikaan pakaian tamu setelah selesai dikeringkan. Bila ada cucian yang belum bersih dan belum sempurnamaka akan dikembalikan oleh seksi finisher untuk dicuci ulang.
    11. Presser (Penyetrika) Presser adalah seksi yang bertanggung jawab pada penyetrikaan cucian yang menggunakan setrika maupun setrika pres.
  • Tahap-Tahap dan Proses Laundry

    Tahap-Tahap dan Proses Laundry

    Sebelum masuk ke dalam tahap-tahap/proses/siklus laundry, kita pahami terlebih dahulu pengertian proses pencucian itu sendiri yaitu “suatu proses pembersihan suatu benda dengan jalan mengeluarkan atau melepaskan partikel-partikel atau pengotor yang bersangkutan” Kemudian proses pencucian itu sendiri memiliki tujuan yaitu untuk:

    1. Menghilangkan kotoran dan noda yang melekat pada tekstil
    2. Menjaga agar tekstil terbebas dari kuman
    3. Menjaga tekstil agar tetap cemerlang
    4. Menjaga agar sifat asli dari tekstil tetap bertahan, misalnya:anyaman, cahaya,warna, dan lain-lain.
    5. Mencegah agar tekstil tidak cepat rusak, baik oleh bahan kimia, gerakan mesin, temperatur pencucian, dan lain-lain.

    Proses/siklus operasional laundry secara lengkap adalah sebagai berikut:

    1. Mengumpulkan semua linen-linen yang kotor dari semua outlet. Seksi yang bertugas memilah-milah semua linen-linen yang ada kemudian petugas sebisa mungkin meletakkan linen-linen yang ada pada container yang terpisah untuk masing-masing jenis untuk memudahkan proses pengerjaan, sehingga perhatian bagian laundry lebih terfokus pada linan-linan atau pakaian-pakaian yang membutuhkan pre-treatment secepatnya.
    2. Sortir Sewaktu berada di ruang pencucian, linen harus dipilah-pilah berdasarkan jenis dan kesiapannya untuk dicuci. Karena setiap jenis pakaian atau linen membutuhkan temperatur air dan campuran chemical yang berbeda, linen-linen harus hati-hati sebelum dimasukkan ke pencucian.
    3. Perhatikan pada noda-noda sebelum memasukkan linen-linen ke pencucian, perhatian khusus harus pada jenis noda yang sulit untuk dihilangkan sebelum merendam dan memproses lebih lanjut.
    4. Memasukkan cucian ke dalam mesin cuci dan pengering memiliki kapasitas maksimum yang diperbolehkan seperti contohnya adalah sebuah mesin 35-pound memiliki kapasitas kain yang masuk sekitar 35-pound dari kain-kain yang kering.
    5. Mencuci/Memeras Setelah memasukkan semua linan yang sudah dipilah-pilah dan diperhatikan serta yang membutuhkan perhatian khusus maka dicuci dan diperas.
    6. Mengeringkan cucian yang sudah diperas dan menjadi lembab dipindahkan ke dalam mesin pengering yang disebut tumbler. Dalam mesin ini cucian yang lembab diberi udara panas sehingga cucian menjadi kering.
    7. Menyetrika Cucian yang sudah kering disetrika dengan mesin press, ironer atau flat roll ironer.
    8. Melipat Linen-linen seharusnya dilipat secepatnya setelah pengeringan atau penyetrikaan untuk menghindari lecek.
    9. Menyetor/Mendistibusikan ke Outlet masing-masing Sewaktu linen-linen sudah dilipat dan diusahakan sebisa mungkin tidak terpegang dengan tangan terlalu sering. Linen-linen yang sudah selesai harus dikembalikan ke rak-rak yang sudah tersedia sehingga siap untuk dipakai. Begitu dengan pakaian milik tamu juga harus di kembalikan.

    Setelah dari proses diatas bagian laundry harus melakukan persediaan beberapa linen agar pelayan dapat dilakukan secara akurat dan memuaskan.

  • Peralatan dan Obat-obat Pembersih yang Digunakan oleh Bagian Laundry

    Peralatan dan Obat – obat Pembersih Yang Digunakan Oleh Bagian Laundry

     Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, bagian laundry memerlukan mesin-mesin yang berhubungan dengan pencucian. mesin-mesin itu adalah sebagai berikut:

    A. Marker Machine (Mesin Pemberi Tanda) Marker machine adalah mesin yang bekerja secara otomatis, memberi tanda pada cucian tamu. Mesin ini dapat mencetak nomor kamar, nomor urut pada pita kecil dan menempelkannya pada cucian tamu. Tanda ini untuk menghindari hilangnya cucian milik tamu atau cucian tertukar. Fauzar Ikhsan : Kinerja Section Laundry Terhadap Tingkat Kepuasan Tamu Di Best Western Hotel Asean Internasional Medan, 2009. USU Repository © 2009 

    B. Washing Machine (Mesin Cuci) Washing machine adalah mesin untuk mencuci pakaian dan linan kotor. Pada proses pencucian digunakan obat pembersih yaitu sabun dan deterjen. Mesin ini secara otomatis menghilangkan kotoran dan membilas dengan air hingga bersih. 
    C. Extractor Machine (Mesin Pemeras Cucian) Mesin ini bekerja secara otomatis memeras cucian yang selesai dicuci. Cucian itu menjadi lembab, sehingga mudah dalam proses pengeringan di mesin tumbler (pemeras). Petugas yang menjalankan mesin pemeras cucian ini harus menutup pintunya. Sebelumnya harus ditutup kain penutup (terpal) agar cucian yang diperas tidak keluar. 
    D. Tumbler Machine (Mesin Pengering) Mesin ini bekerja secara otomatis mengeringkan cucian-cucian yang sudah diperas. 
    E. Pressing (Setrika Press) Mesin ini berguna untuk memperhalus dan merapikan cucian.
    F. Flat Roll Ironer (Setrika khusus linen-linen berbentuk lembaran) Mesin ini bekerja secara otomatis menyetrika linan-linan hotel, yang merupakan lembaran-lembaran. Misalnya, sheet (sprei), pillow case(sarung bantal), taplak meja, dan napkin (kain serbet).
    G. Ironer (Setrika Tangan) Ironer adalah mesin setrika tangan yang dipergunakan seperti setrika biasa. Mesin ini dihubungkan dengan aliran uap panas sehingga sangat praktis dipakai.

    Dalam pencucian, kadang-kadang diperlukan obat pembersih tertentu untuk menolong dalam membersihkan pakaian, misalnya pakaian yang terkena noda-noda tertentu. Obat pembersih (chemical) ini terdiri dari liquid soap, deterjen, bleach, dan softener. Berikut adalah penjabaran untuk setiap obat-obat pembersih (chemicals) yang diperlukan diatas yaitu:

       Liquid Soap (Sabun Cair) Liquid Soap adalah obat pembersih berupa sabun cair. Penggunaannyadisesuaikan dengan jumlah cucian.

        Deterjen Deterjen adalah obat pembersih berupa sabun bubuk. Penggunaannya disesuaikan dengan jumlah cucian.

        Bleaching (Pemutih) Bleaching adalah obat pembersih/ pemutih yang digunakan terutama untuk linan putih agar kelihatan lebih cemerlang. d. Softening (Pelembut) Softening adalah obat berupa cairan untuk membuat handuk menjadi lembut setelah selesai dicuci.

         Souring ( penetral ) Souring adalah obat berupa cairan untuk membuat penetral dalam proses pencucian linen.

  • Pengertian Laundry

    Buat temen yang mau tau tentang laundry,saya membuat artikel yang menambahn refrensi tentang laundry. silahkan dibaca dengan teliti  : 

    Pengertian Laundry

    Laundry merupakan suatu bagian dari departemen housekeeping yang bertugas dan bertanggung jawab untuk memperoses semua aktivitas pencucian baik untuk keperluan operasional hotel maupun tamu hotel.

    Aktivitas pencucian untuk hotel antara lain linens seperti sheets, towels, tablecloths, napkins, uniforms dan lain-lain sedangkan kebutuhan tamu untuk mencuci pakaian mereka selama menginap di hotel.

    Guest laundry ini memungkinkan hotel untuk mendapat tambahan revenue  selain dari kamar dan Food and Beverage. Bahkan Laundry juga menerima pencucuian dari luar hotel baik secara pribadi maupun institusi seperti appartement, cafe, fitness center dan lain-lain. Secara umum, jenis dan cara pencucian di laundry terdiri dari 2 cara, yaitu :

    1. Secara Laundry Normal

    Proses pencucian untuk menghilangkan kotoran dan noda pada kain dengan memakai air dan bahan kimia pencuci, baik dengan menggunakan mesin maupun tangan.

    2. Secara Dry Cleaning

    Proses pencucian untuk menghilangkan kotoran dan noda pada kain dengan mempergunakan bahan kimia dan mesin khusus. Biasanya bahan kimia yang digunakan pada mesin dry cleaning adalah Solvent Perchlorothylene.

    Laundry adalah makanan sehari-hari di dalam operasional di bagian laundry. Hal itu disebabkan karena linen adalah persediaan perlengkapan kamar atau room supplies yang dikategorikan sebagai barang persediaan yang dapat diolah/diproses kembali (recycled inventory item). Oleh karena itu persediaan linan berada dibawah tanggung jawab Executive Housekeeper dan biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan serta pemeliharaan linen adalah terbesar kedua di bagian Tata Graha setelah gaji karyawan Sehingga jenis-jenis linen pun ada berbagai macam yang perlu diketahui yaitu:

    1. Linen kamar tidur (bed linen) terdiri dari:
      • Sprei (sheet), Sarung bantal (pillow case)
      • Selimut (blanket)
      • Penutup tempat tidur (Bed Cover)
      • Tilam Kasur (mattress pad)
    2. Linen kamar mandi
      • Handuk mandi (bath towel)
      • Handuk tangan (hand towel)
      • Handuk muka (face towel)
      • Alas kaki/keset (bath mat).
    3. Linen restoran
      • Taplak meja (table cloth)
      • Serbet tamu (Guest Napkin)
      • Tutup nampan (Tray Cloth)
      • Serbet untuk servis (Service Napkin), dsb.
  • Pengertian Florist

    Florist

    Pengertian FLORIST

    Floristry adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan perdagangan bunga profesional. Ini meliputi perawatan bunga dan penanganan, desain bunga atau merangkai bunga, merchandising, dan menampilkan dan pengiriman bunga.

    Tips memilih Bunga :

    Bunga adalah salah satu hadiah yg bisa menunjukan rasa cinta pada orang yg anda kasihi. Namun ketika datang ke Toko Bungatak jarang para pria bingung untuk memilih, bunga apa yang paling bagus dan pas diberikan pada pasangannya.

    Tak usah bingung karena Eileen Johnson seorang ahli merangkai bunga dari Flower School of New York dan Seorang Instruktur dari New York School of Flower Design, Michael Gaffney memberikan Tips, bagaimana memilih bunga yang pas sebagai hadiah di hari Valentine.

    1. Pilih bunga yang mekar dan besar

    Semakin besar dan mekar karangan bunga yang diberikan semakin baik. “Bagi sebagian besar penerima, besar bunga berarti cinta yang besar,” katanya Gaffney. “Terutama pada Hari Valentine, pria harus memilih bunga yang besar dan berwarna menyolok. Karangan Bunga seperti ini bisa mewakili isi hati si pemberi.”

    2. Jangan terpaku pada satu warna

    Menurut Gaffney, “Tidak ada kata CINTA yang diidentikkan dengan satu warna seperti pink dan mawar merah.” Karena itu bukan satu-satunya warna pada bunga. Dan banyak sekali jenis bunga yang bisa menjadi pilihan .

    “Setelah 20 tahun di ritel, aku yakin wanita tidak peduli apakah itu merah dan putih.” Sebuah bunga dicampur dengan sedikit warna merah sama baiknya. Dan tak ada salahnya menambahkan jenis tanaman anthuriums merah atau anggrek dalam rangkaian bunga. Ini bisa menjadi Karangan Bunga yang lebih seksi dan menarik. Atau pilih bunga dengan warna favorit pasangan Anda.

    3. Cari harga diskon

    Biasanya jika bertepatan dengan hari Valentine banyak Toko Bunga yang menawarkan harga diskon. Sehingga Anda bisa mencampur bunga dengan harga yang mahal dan murah. Tapi tetap pilih bunga yang segar.

    4. Cari bunga yang bertangkai panjang

    Menurut Gaffney, “It’s all about the show!” Cari bunga yang bertangkai panjang , seperti mawar, bunga lili dan anggrek. Bunga bertangkai panjang bisa terlihat memberi volume penuh dalam rangkainnya. Sebuah Casablanca lily, misalnya, dapat mengangkut empat untuk lima bunga pada satu tangkai. Bungadengan tangkai panjang juga bisa bertahan lebih lama dan tidak mudah layu jika ditambahkan air.

    5. Jangan lupa pilih juga yang beraroma

    Lebih besar tidak selalu lebih baik: “Bahkan jika buket kecil, asalkan memiliki aroma alam yang indah, sempurna untuk Hari Valentine,” kata Johnson. “Bayangkan betapa romantisnya bunga pemberian Anda dengan aroma yang memikat. Biasanya bunga beraroma berasal dari warna merah, muda, putih atau warna ungu.

  • Tujuan dan Fungsi Front Office

    Tujuan Front Office

    Front office rnerupakan salah satu department yang terdapat pada sebuah hotel yangmempunyai fungsi dan peranan penting untuk mewujudkan tujuan yang akan dicapai oleh hotel.

    Sedangkan tujuan dari Front Office adalah sebagai berikut :

    a.

    -Meningkatkan tingkat hunian kamar serta pendapatan hotel dari tahun ke tahun 

    b.

    -Meningkatkan jumlah tamu langganan yang datangc.

    -Memenuhi kebutuhan dan kepuasan tamu secara baik, mulai saat tamu datang,saat 

     menginap, bahkan sampai meninggalkan hotel.

    -Membentuk citra hotel yang positif 

    Fungsi Front Office

    Dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut front office mempunyai fungsi dan peranan.Fungsi dan peranan dari kantor depan dilakukan dalam kegiatan sehari-hari. Adapunfungsi dari kantor depan adalah sebagai berikut:

    a.

    -Menjual kamar: dalam penjualan kamar dilakukan kegiatan menerima dan memproses

      reservasi, melakukan pendaftaran tamu, sampai memblok kamar.

    -Memberikan informasi tentang seluruh produk. fasilitas, pelayanan serta aktivitasyang ada

     didalam maupun diluar hotel.

    -Mengkoordinasikan kepada bagian yang lain yang terkait dalam rangka memenuhi keinginan

     tamu, serta memberikan pelayanan yang maksimal.

    -Melaporkan status kamar yang terkini.

    -Mencatat, memeriksa pembayaran tamu, serta menangani rekening tamu.

    -Membuat laporan yang dibutuhkan hotel.

    -Memberikan layanan komunikasi.

    -Memberikan pelayanan barang bawaan tamu.

    -Menyelesaikan keluhan tamuFungsi dari Front Office dapat digambarkan dengan bagan

      berikut Gambar 1.2.1 Fungsi Front Office

    Fungsi Front Office

    LaporanHotel

    Menangani Rekening tamu

    Melaporkan Status Kamar 

    Layanan komunikasi Keluhan tamu

    Memberikan Informasi Berkoordinasi Pelayanan Barang tamu

    Menjual kamar

  • Dampak Negatif dan Positif Pengembangan Obyek Wisata

    Dampak Pengembangan Obyek Wisata

    Dampak pengembangan obyek wisata :

    Suatu tempat wisata tentu memiliki dampak dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Hal ini dikatakan oleh Gee (1989) dalam bukunya yang berjudul “The Travel Industry”, mengatakan bahwa “as tourism grows and travelers increases, so does the potential for both positive and negative impacts”. (Gee mengatakan adanya dampak atau pengaruh yang positif maupun negatif karena adanya pengembangan pariwisata dan kunjungan wisatawan yang meningkat). Dampak dampak akibat adanya tempat wisata tentu mempengaruhi ke lingkungan sekitarnya dan menurut Lerner (1977) yang dikutip oleh Allister Mathieson and

    Geoffrey Wall (1982) dalam ‘Tourism: Social, Economic, Environment Impacts” siapa saja didalam lingkungan tersebut. Lerner menulis seperti berikut “ Environment now includes not just only land, water and air but also encompass to people, their creation, and the social, economic,and cultural condition that affect their lives. Sehingga yang terkena dampak positif dan negatifnya adalah sesuai yang dikatakan oleh Lerner adalah masyarakat, lingkungan, ekonomi dan sosial.

    Masyarakat dalam lingkungan suatu obyek wisata sangatlah penting dalam kehidupan suatu obyek wisata karena mereka memiliki kultur yang dapat menjadi daya tarik wisata, dukungan masyarakat terhadap tempat wisata berupa sarana kebutuhan pokok untuk tempat obyek wisata, tenaga kerja yang memadai dimana pihak pengelola obyek wisata memerlukannya untuk menunjang keberlangsungan hidup obyek wisata dan memuaskan masyarakat yang memerlukan pekerjaan dimana membuat kehidupan masyarakat menjadi lebih baik.

    Pengembangan suatu obyek wisata yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan pendapatan ekonomi yang baik juga untuk komunitas setempat (Joseph D. Fritgen, 1996). Menurut Prof.Ir Kusudianto Hadinoto bahwa suatu tempat wisata yang direncanakan dengan baik, tidak hanya memberikan keuntungan ekonomi yang memperbaiki taraf , kualitas dan pola hidup komunitas setempat, teapi juga peningkatan dan pemeliharaan lingkungan yang lebih baik. Menurut Mill dalam bukunya yang berjudul “The Tourism, International Business” (2000, p.168-169), menyatakan bahwa : “pariwisata dapat memberikan keuntungan bagi wisatawan maupun komunitas tuan rumah dan dapat menaikkan taraf hidup melalui keuntungan secara ekonomi yang dibawa ke kawasan tersebut”.

    Bila dilakukan dengan benar dan tepat maka pariwisata dapat memaksimalkan keuntungan dan dapat meminimalkan permasalahan. Penduduk setempat mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya pengembangan obyek wisata, karena penduduk setempat mau tidak mau terlibat langsung dalam aktifitas-aktifitas yang berkaitan dengan kepariwisataan di daerah tersebut, misalnya bertindak sebagai tuan rumah yang ramah, penyelanggara atraksi wisata dan budaya khusus (tarian adat, upacara-upacara agama, ritual, dan lain-lain), produsen cindera mata yang memiliki ke khasan dari obyek tersebut dan turut menjaga keamanan lingkungan sekitar sehingga membuat wisatawan yakin, tenang, aman selama mereka berada di obyek wisata tersebut.

    Akan tetapi apabila suatu obyek wisata tidak dikembangkan atau ditangani dengan baik atau tidak direncanakan dengan matang, dapat menyebabkan kerusakan baik secara lingkungan maupun dampak-dampak negatif terhadap ekonomi maupun sosial. Menurut Prof Ir Kusudianto Hadinoto (1996) suatu tempat wisata apabila tidak direncanakan dengan baik maka akan menyebabkan kerusakan lingkungan fisik, barang-barang sejarah, dan menimbulkan ketidaksukaan penduduk sekitar terhadap wisatawan maupun obyek wisata tersebut dimana pada akhirnya menimbulkan kerugian bagi pengelola tempat wisata tersebut. Penulis mengutip pernyataan Coccossis (1996) yang terdapat dalam buku “ Sustainable Tourism Management” karangan Swarbrooke, J (1999) yang tertulis “An important characteristic of interaction between tourism and environment is the existence of strong feedback mechanism : tourism often has adverse effects on quantity and quality of natural and cultural resources”.

    Sehingga teori ini memperkuat teori dari Prof Ir Kusudianto Hadinoto tentang hubungan tempat wisata dan lingkungan dimana bila ditangani dengan baik maka akan terjadi peningkatan lingkungan ke arah yang lebih baik tetapi apabila tidak ditangani dengan baik bisa merusak. Berikut adalah dampak-dampak dari pengembangan suatu obyek wisata, yaitu :

    1. Dampak ekonomi
    2. Dampak positif pada lingkungan
      – Conservation of important natural areas
      – Conservation of archeological and historic sites
      – Improvement of environment
      – Enchantment of the environment
      – Improvement of infrastructure
      – Increasing environmental awareness
    3. Dampak negatif pada lingkungan
      – Pollution of environment
      – Waste disposal problems
      – Damage to archeological and historic prid
    4. Dampak positif pada sosial
      – Conservation of cultural heritage
      – Cross-cultural exchange
      – Renewal of cultural pride
    5. Dampak negatif pada sosial
      – Overcrowding and loss of amenities for residents
      – Cultural impacts
      – Social problems

    Seperti yang tertera di atas bahwa di setiap pengembangan obyek wisata akan mempunyai dampak-dampak. Tetapi pada penelitian ini penulis akan memperdalam dampak ekonomi dan sosial saja, dengan penjelasan di bawah ini :

    a. Dampak ekonomi dapat bersifat positif maupun negatif dalam setiap pengembangan obyek wisata. Untuk segi positif dampak ekonomi ini ada yang langsung dan ada juga yang tidak langsung. Dampak positif langsungnya adalah : membuka lapangan pekerjaan yang baru untuk komunitas lokal, baik itu sebagai pegawai bagian kebersihan, kemananan, ataupun yang lainnya yang sesuai dengan kemampuan, skill dari masyarakat sekitar yang bisa dipergunakan oleh pihak PIM, atau dengan berjualan, seperti : makanan, minuman atau voucher hp di sekitar PIM sehingga masyarakat lokal bisa mendapatkan peningkatan taraf hidup yang layak. Selain untuk masyarakat lokal, dampak ekonomi juga akan berpengaruh bagi pemerintah daerah yang akan mendapatkan pendapatan dari pajak. Sedangkan dampak ekonomi yang tidak langsung adalah kemajuan pemikiran akan pengembangan suatu obyek wisata, adanya emansipasi wanita sehingga wanita pun bisa bekerja.

    Suatu pengembangan obyek wisata apabila diatur, ditata dan dipantau dengan baik tidak akan menghasilkan dampak negatif bagi sektor ekonominya, tetapi apabila tidak dilakukan, diatur, ditata dengan baik maka akan menimbulkan kerugian baik bagi pihak pengembang obyek itu sendiri maupun pihak komunitas lokal daerah setempat.

    b. Dampak positif sosial :
    – Conservation of Cultural Heritage : adanya perlindungan untuk benda-benda kuno, bangunan sejarah, seni traditional seperti musik, drama, tarian, pakaian, upacara adat. Adanya bantuan untuk perawatan museum, gedung theater, dan untuk dukungan acara-acara festival budaya.
    – Renewal of Cultural Pride : dengan adanya pembaharuan kebanggaan budaya maka masyarakat dapat memperbaharui kembali rasa bangga mereka terhadap peninggalan-peninggalan bersejarah ataupun budaya.
    – Cross Cultural Exchange : pariwisata dapat menciptakan pertukaran budaya dari wisatawan dengan masyarakat setempat, sehingga membuat para wisatawan mengerti tentang budaya setempat dan mengerti akan nilai-nilai dari tradisi masyarakat setempat begitu pula sebaliknya masyarakat lokal pun bisa tahu tentang budaya dari para wisatawan
    tersebut baik yang domestik maupun internasional.

    c. Dampak negatif sosial :
    – Overcrowding and loss of amenities for residents : setiap pengelola obyek wisata selalu menginginkan tempat wisata untuk menyedot wisatawan baik domestik maupun internasional, tetapi ada hal-hal yang harus diperhitungkan karena apabila suatu obyek wisata terlalu padat, maka bisa menyebabkan hilangnya kenyamanan bagi penduduk setempat dan membuat masyarakat setempat menjadi tidak nyaman dan pada akhirnya akan terbentuk garis batas antara penduduk lokal setempat dengan wisatawan yang terlalu banyak.
    – Cultural impacts : karena ingin menyuguhkan sesuatu yang di inginkan wisatawan, tanpa di sadari mereka sudah terlalu mengkomersialkan budaya mereka sehingga tanpa sadar mereka telah mengurangi dan mengubah sesuatu yang khas dari adat mereka atau bahkan mengurangi nilai suatu budaya yang seharusnya bernilai religius. Contoh : upacara
    agama yang seharusnya dilakukan dengan khidmat dan khusyuk, tetapi untuk menyuguhkan apa yang diingini oleh wisatawan maka mereka mengkomersialkan upacara tersebut untuk wisatawan sehingga upacara agama yang dulunya khidmat dan khusyuk makin lama makin berkurang. Yang ke 2 adanya kesalahpahaman dalam hal berkomunikasi, budaya, dan nilai agama yang dapat mengakibatkan sebuah konflik.
    – Social Problems : adanya percampuran budaya negatif antara wisatawan dengan masyarakat setempat.(Inskeep, 1991)

  • Dasar Pengertian Pariwisata

    Pengertian wisata

    Menurut Soetomo (1994:25) yang di dasarkan pada ketentuan WATA (World Association of Travel Agent = Perhimpunan Agen Perjalanan Sedunia), wisata adalah perjalanan keliling selama lebih dari tiga hari, yang diselenggarakan oleh suatu kantor perjalanan di dalam kota dan acaranya antara lain melihat-lihat di berbagai tempat atau kota baik di dalam maupun di luar negeri .

    Saya kurang setuju dengan pendapat Soetomo, saya melihat ada kata yang perlu di rubah dalam definisi tersebut, yaitu kata keliling, dan kalimat kantor perjalanan di dalam kota. Karena menurut saya wisata itu tidak harus mengelilingi suatu tempat atau kota, bisa saja hanya melewatinya saja tanpa berkeliling. Selain itu perjalanan tidak harus dilakukan oleh biro atau kantor perjalanan, bisa saja perjalanan itu dilakukan oleh perorangan maupun kelompok dengan menggunakan kendaraan pribadi atau umum yang statusnya bukan milik biro perjalanan. Kalaupun menggunakan biro perjalanan, letaknya tidak harus di dalam kota, karena biasanya orang lebih memilih kualitas pelayanan.

    Jadi menurut saya wisaya adalah perjalanan yang dilakukan seorang atau sekelompk orang lebih dari tiga hari dengan menggunakan kendaraan pribadi, umum, atau biro tertentu dengan tujuan untuk melihat-lihat berbagai tempat atau suatu kota baik di dalam negeri maupun diluar negeri.

    Menurut A.J. Burkart dan S. Medik (1987) :

    Pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ketujuan- tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.

    Saya setuju dengan pendapat ini, namun ada beberapa di tambah yakni menyangkut waktu yang dibutuhkan dan tujuan pariwisata itu sandiri berdasarkan IUTO waktu yang ditetapkan untuk kegiatan yang bisa disebut pariwisata setidaknya adalah 24 jam, dan tujuammya adalah untuk mengisi waktu senggang, bisnis, keluarga, perutusan, dan pertemuan-pertemuan.

    Menurut Hunziger dan krapf dari swiss dalam Grundriss Der Allgemeinen Femderverkehrslehre : menyatakan pariwisata adalah keserluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing disuatu tempat dengan syarat orang tersebut tidak melakukan suatu pekerjaan yang penting (Major Activity) yang memberi keuntungan yang bersifat permanent maupun sementara.

    Saya setuju dengan pendapat ini, karena pada dasarnya pariwisata itu motif kegiatannya adalah untuk mengisi waktu luang, untuk bersenang-senang, bersantai, studi, kegiatan Agama, dan mungkin untuk kegiatan olahraga. Selain itu semua kegiatan tersebut dapat memberi keuntungan bagi pelakunya baik secara fisik maupun psikis baik sementara maupun dalam jangka waktu lama.

    Menurut Prof. Salah Wahab dalam Oka A Yoeti (1994, 116.) :

    Pariwisata dalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri/ diluar negeri, meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.

    Menurut saya walaupun Definisi yang dikemukakan oleh Prof Salah Wahab kalimatnya terkesan berbelit-belit namun isinya sudah mengacu pada pengertian pariwisata itu sendiri. Karena memang pariwisata itu dilakukan secara sadar dalam mendapatkan pelayanan berbeda dari biasanya baik diluar negeri maupun didalam negeri guna mencari kepuasan.

    Pengertian Wisatawan Menurut UN. Convention Concerning Customs Facilites For Touring (1954) Wisatawan adalah setiap orang yang datang disebuah Negara karena alas an yang sah kecuali untuk berimigrasi dan yang tinggal setidak-tidaknya 24 Jam dan selama-lamanya 6 Bulan dalam tahun yang sama.

    Dalam pengertian ini wisatawan dibedakan berdasarkan waktu dan tujuan yang disebut wisatawan adalah orang-orang yang berkunjung setidaknya 24 dan yang dating berdasarakan motivasi Mengisi waktu senggang seperti bersenang, berlibur, untuk kesehatan, studi, keperluan agama, dan olahraga, serta bisnis, keluarga, peurtusan, dan pertemuan-pertemuan.

    Sedangkan ekskurionis adalah pengunjung yang hanya tinggal sehari di Negara yang dikunjungi tanpa bermalam. Pengertian ini paling banyak digunakan karena pembedanya tegas sehingga mudah dipahami antara pengunjung yang bisa disebut wisatawan, dan pengunjung yang hanya ekskurisionis saja.

    Sejarah Pariwisata

    Pengertian tentang Pariwisata dan wisatawan timbul diperencis pada akhir abad ke 17. Tahun 1972 Maurice Menberbitkan buku petunjuk “The True Quide For Foreigners Travelling in France to Appriciate its Beealities, Learn the language and take exercise. Dalam buku ini disebutkan ada dua perjalanan yaitu perjalanan besar dan kecil (Grand Tour dan Perit Tour).

    Grand Tour di Inggris Mendapat arti yang berbeda yaitu dijadikan unsure pendidikan diplomasi dan politik. Pertengah abad ke-19 Jumlah orang yang berwisata masih terbatas karena butuh waktu lama dan biaya besar, keamanan kurang terjamin, dan sarananya masih sederhana, tetapi sesudah Revolusi Industri Keadaan itu berbuah, tidak hanya golongan elit saja yang bisa berpariwisata tapi kelas menengah juga. Hal ini ditunjang juga oleh adanya kereta api. Pada abad Ke-20 terutama setelah perang dunia II kemajuan teknik produksi dan teknik penerbangan menimbulkan peledakan pariwisata. Perkembangan terkahir dalam pariwisata adalah munculnya perjalanan paket (Package tour).

  • Makalah Kimia Aroganik – Sistem Periodik Unsur

    Sistem Periodik Unsur

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Sampai saat ini sudah ditemukan 115 macam unsur dengan sifat-sifat yang khas untuk setiap unsur. Ketika unsur yang di kenal sudah banyak, para ahli berupaya membuat pengelompokan sehingga unsur-unsur tersebut tertata dengan baik. Puncak dari usaha-usaha para ahli tersebut adalah terciptanya suatu daftar yang disebut sistem periodik unsur-unsur. Sistem periodik ini mengandung banyak informasi mengenai sifat-sifat unsur sehingga dapat membantu kita dalam mempelajari dan mengenali unsur-unsur yang kini jumlahnya 155 macam.

    Latar belakang pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui sejarah perkembangan tabel periodik unsur, mempelajari sifat-sifat unsur periodik tersebut serta mengenali lebih jauh mengenai Sistem Periodik Unsur.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana sejarah sistem periodik unsur?
    2. Bagaimana sistem periodik medern?
    3. Bagaimana perkembangan dasar pengelompokkan unsur?
    4. Apa saja sifat-sifat dari periodik unsur?
    5. Apa saja golongan unsur dalam sistem periodik?

    Bab II. Pembahasan

    A. Sistem Periodik Unsur

    Sampai saat ini sudah ditemukan 115 macam unsur dengan sifat-sifat yang khas untuk setiap unsur. Jika unsur-unsur itu tidak diorganisir secara tepat, maka akan mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi dan mempelajari unsur-unsur. Oleh karena itu, sejak dulu ada upaya menggolongkan unsur berdasarkan sifat yang diamatinya. Sifat yang mirip dari berbagai unsur dihimpun ke dalam satu kelompok, sedangkan sifat yang beda dipisahkan dan dikelompokkan ke dalam himpunan yang lain.

    Pertama kali pengelompokkan unsur-unsur didasarkan pada sifat logam, bukan logam, dan semi logam (metalloid), kemudian pengelompokkan didasarakan pada massa atom, yang pada waktu itu sudah diketahui. Dengan diketahuinya bahwa nomor atom merupakan sifat khas unsur (temuan Moseley), pengorganisasian unsur disusun berdasarkan urutan nomor atom dalam bentuk periode panjang.

    Orang pertama yang menyusun tabel periodik unsur adalah johan W. Dobereiner. Susunannya didasarkan pada massa atom yang didasarkan pada teori atom Dalton. Menurut Dalton, massa atom merupaka sifat khas yang membedakan suatu unsur dengan unsur-unsur lain. Dengan demikian, terhadap hubungan antara massa atom dan sifat-sifat atom unsur.

    Menurut Dobereiner, jika massa atom unsur A ditambah massa atom unsur B kemudian dirata-ratakan menghasilkan massa atom unsur tertentu, maka ketiga unsur tersebut akan memilikia sifat yang mirip. Ketiga unsur ini dinamakan triade. Contoh, jika massa atom klorin (35) ditambahkan massa atom iodin (127) kemudian dirata-ratakan, hasilnya akan sama dengan massa atom bromium (80), sehingga ketiga unsur tersebut akan memiliki sifat yang mirip, baik sifat fisik, maupun sifat kimianya.

    Pada perkembangan selanjutnya, john Newland menemukan hubungan antara sifat unsur dan massa atom dengan cara lain, yaitu jika unsur-unsur dideretkan menurut kenaikan massa atomnya, maka unsur yang kedelapan akan memiliki sifat mirip dengan unsur yang pertama. Deretan unsur ini dinamakan Hukum Oktaf. Namun demikian , dengan bertambahnya jumlah unsur yang ditemukan, terdapat beberapa unsur yang tidak sesuai dengan hukum oktaf. Misalnya, Cr tidak mirip dengan Al; Mn tidak mirip dengan P; dan Fe tidak mirip dengan S.

    Dalam waktu hampir bersamaan, Lothar Meyer dan Mendeleyev menemukan hubungan massa atom dan sifat unsur secara lebih umum. Meyer mempelajari sifat berkala unsur berdasarkan pada volume atom yang diperoleh dari massa jenis atom. Jika volume atom dialurkan terhadap massa atom akan dioeroleh suatu kurva. Unsur-unsur yang terletak pada titik-titik kurva memiliki sifat yang hampir mirip. Lain halnya dengan Mendeleyev, dia menyusun tabel periodik unsur berdasarkan sifat kimia dan fisika dan diurutkan berdasarkan massa atom sama seperti para pendahulunya. Keunggulan Mendeleyev adalah kemampuan memprediksi sifat-sifat unsur yang belum ditemukan pada waktu itu.[1]

    A.    Sistem Periodik Modern

    Sistem periodik modern adalah suatu daftar unsur-unsur yang disusun dengan aturan tertentu. Semua unsur yang sudah dikenal ada dalam daftar tersebut.

    Sistem periodik modern disusun berdasarkan hukum periodik modern yang menyatakan bahwa sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya. Artinya, jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya, maka sifat-sifat tertentu akan berulang secara periodik. Itulah sebabnya tabel tersebut dimulai dengan hidrogen, sebab hidrogen mempunyai nomor atom 1. Hidrogen diikuti  oleh unsur nomor atom 2, yaitu Helium. Unsur dengan nomor atom berikutnya, yaitu litium, menunjukkan kemiripan sifat dengan dengan hidrogen sehingga ditempatkan di bawah hidrogen. Berilium dan lima unsur berikutnya tidak ada yang menunjukkan kemiripan sifat dengan helium, jadi diurutkan saja dalam satu baris. Unsur nomor atom 11 ternyata kembali menunjukkan kemiripan sifat dengan litium sehingga ditempatkan di bawahnya, memulainya baris berikutnya. Demikian seterusnya, sifat-sifat tertentu berulang secara periodik. Itu pula sebabnya tabel unsur-unsur tersebut dinamai Tabel Periodik.

    1.      Periode

    Lajur-lajur horizontal dalam sistem periodik disebut Periode. Sistem periodik modern terdiri atas 7 periode. Jumlah unsur pada setiap periode sebagai berikut.

    PeriodeJumlahUnsurNomor Atom
    1234567288181832321 – 23 – 1011 -1819 – 3637 – 5455 – 8687 – 118

    2.      Golongan

    Kolom-kolom vertikal dalam sistem periodik disebut golongan. Penempatan unsur dalam golongan berdasarkan kemiripan sifat. Sistem periodik modern terdiri atas 18 kolom vertikal. Ada  dua cara penamaan golongan, yaitu:

    a.       Sistem 8 Golongan

    Menurut cara isi, sistem periodik dibagi menjadi 8 golongan yang masing-masing terdiri atas golongan utama (golongan A) dan golongan tambahan (golongan B). Unsur-unsur golongan B di sebut juga Unsur transisi. Nomor Golongan ditulis dengan angka Romawi. Golongan-golongan B terletak antara golongan IIA dan IIIA. Golongan VIIIB terdirti atas 3 kolom vertikal.

    b.      Sistem 18 golongan

    Menurut cara ini, system periodic dibagi ke dalam 18 golongan, yaitu golongan 1 sampai dengan 18, dimulai dari kolom paling kiri. Unsur-unsur transisi terletak pada golongan 3-12.

    Beberapa golongan unsur dalam sistem periodik mempunyai nama khusus, di antaranya:

    1)      Golongan IA               :  Logam alkali (kecuali hidrogen)

    2)      Golongan IIA                         : Logam alkali tanah

    3)      Golongan VIIA          : halogen

    4)      Golongan VIIIA         : gas mulia

    3.      Unsur Transisi dan Transisi Dalam

    a.         Unsur Transisi

    Sebelumnya telah disebutkan bahwa unsur-unsur yang terletak pada golongan-golongann B, yaitu golongan IIIB hingga IIB (Ogolongan 3 sampai dengan 12) disebut unsur transisi atau unsur peralihan. Unsur-unsur tersebut merupakan peralihan dari golongan IIA ke golongan IIIA, yaitu unsur-unsur yang harus dialihkan hingga ditemukan unsur yang mempunyai kemiripan sifat dengan golongan IIIA.

    b.      Unsur Transisi Dalam

    Dua baris unsur yang ditempatkn di bagian bawah Tabel periodik disebut unsur Transisi dalam, yaitu terdiri dari:

    1)      Lantanida, yang beranggotakan nomor atom 57 – 70 (14 unsur). Ke-14 unsur ini mempunyai sifat yang mirip dengan lantanium(La), sehingga disebut Lantanoida atau Lantanida.

    2)      Aktinida, yang beranggotakan nomor atom 89 – 102 (14 unsur).ke-14 unsur  ini sangat mirip dengan actinium, sehingga disebut aktinoida atau aktinida.

    Semua unsur transisi dalam sebenarnya menempati golongan IIIB, yaitu lantanida pada periode keenam dan aktinida pada periode ketujuh. Jadi, golongan IIIB periode keenam dan periode ketujuh, masing-masing berisi 15 unsur. Unsur-Unsur transisi dalam memiliki sifat-sifat yang sangat bermiripan sehingga ditempatkan dalam satu kotak.

    4.         Hubungan Konfigurasi Elektron dengan sistem periodik

    Sistem periodik disusun berdasarkan pengamatan terhadap sifat-sifat unsur. para ahli menemukan bahwa sifat-sifat unsur bergantung pada konfigurasi elektronnya. Kemiripan sifat di antara unsur-unsur segolongan terjadi karena unsur-unsur tersebut mempunyai elektron valensi yang sama. Sebagai contoh, Perhatikanlah konfigurasi elekron unsur-unsur golongan IA berikut:

    UnsurNomor AtomKLMNOPQ
    HLiNaKRbCsFr1311193755871222222188888181818181818321818181

    a.         Hubungan antara letak unsur dalam sistem periodik dengan konfigurasi elektronnya dapat disimpulkan sebagai berikut.

    1)      Nomor periode sama dengan jumlah kulit.

    2)      Nomor golongan sama dengan elektron valensi.

    Berdasarkan hubungan tersebut, maka letak unsur dalam sistem periodik dapat ditentukan berdasarkan konfigurasi elektornnya.[2]

    B.     Perkembangan Dasar Pengelompokan Unsur

    Pada tahun 1786, baru dikenal 20 unsur dan pada tahun 1870 sebanyak 60 unsur, sedangkan kini sudah lebih dari 100 unsur. Penyelidikan menunjukkan beberapa unsur memiliki sifat yang mirip. Oleh sebab itu, ada upaya untuk menggolongkan unsur berdasarkan sifatnya. Pada mulanya penggolongan itu didasarkan pada massa atom relatif, seperti yang dikemukakan Dobereiner, Newland, dan Mendeleyev.

    1.      Triad Dobereiner

    Pada tahun 1817, Johan D. Dobereiner mencari hubungan antara massa atom relatif unsur dengan sifat – sifatnya. Ia menemukan beberapa kelompok unsur yang memiliki sifat yang mirip, contohnya:

    Litium                  Kalsium                       Klor

    Natrium                Stronsium                    Brom

    Kalium                 Borium                        Iod

    Kelompok tiga unsur ini disebut triad. Dobereiner menemukan suatu hukum:

    Suatu triad adalah tiga unsur yang disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatif (Ar), sehingga Ar unsur kedua kira – kira sama dengan rata – rata Ar unsur pertama dan ketiga.

    2.      Hukum Oktaf Newland

    Pada tahun 1865, John Newland mendapatkan hubungan antara sifat dan unsur dengan massa atom relatifnya, yaitu sebagai berikut:

    Jika unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya, maka pada unsur yang kedelapan sifatnya mirip dengan unsur yang pertama, dan unsur kesembilan dengan unsur yang kedua, dan seterusnya.[3]

    Kelemahannya adalah bahwa pengulangan tiap delapan unsur itu hanya sesuai untuk unsur – unsur yang mempunyai massa atom kecil.

    Penggolongan unsur menurut cara Newland.

    IIIIIIIVVVIVII
    LiBeBCNOF
    NaMgAlSiPSH
    KCaTlCrMnFeC[4]     

    Hubungan ini oleh Newland disebut dengan oktaf, karena kemiripan sifat unsur terjadi setelah hitungan kedelapan.

    3.      Sistem Periodik Mendeleyev

    Uraian sifat beberapa unsur

    Urutan massa atomMassa atomNamalambangSifat
    17LitiumLiLogam lunak kerapatan rendah, secara kimia sangat aktif, membentuk Li2O, LiCl.
    29,4BeriliumBeJauh lebih keras daripada Li, kerapatan rendah, kurang aktif dibandingkan Li, membentuk BeO, BeCl2.
    311BoronBSangat keras, bukan logam, kurang reaktif, membentuk B2O3, BCl3.
    412KarbonCRapuh, bukan logam, tak reaktif pada suhu kamar, membentuk CO2, CCl4.
    514NitrogenNGas, kurang reaktif, membentuk N2O5, NCl3.
    616OksigenOGas, cukup reaktif, bereaksi dengan kebanyakan unsur, membentuk Na2O, BeO.
    719FlourFGas, sangat reaktif, merangsang hidung, membentuk NaF, BeF2.
    823NatriumNaLogam, lunak, kerapatan rendah, sangat aktif, membentuk Na2O, NaCl (bandingkan dengan Li).
    924MagnesiumMgJauh lebih keras daripada Na, kerapatan rendah, kurang aktif dibandingkan Na; membentuk MgO, MgCl (bandingkan dengan Be).
    1027,4AluminiumAlSekeras Mg, cukup reaktif, membentuk Al2O3, AlCl3 (bandingkan dengan B).
    1128SilikonSiRapuh, bukan logam, tak reaktif, membentuk SiO2, SiCl4 (bandingkan dengan C).
    1231FosforPTitik leleh rendah, padat, reaktif, membentuk P2O5, PCl3 (bandingkan dengan N).
    1332Sulfur (belerang)STitik leleh rendah, padat, agak reaktif, bereaksi dengan kebanyakan unsur, membentukNa2S, BeS (bandingkan dengan O)
    1435,5KlorClGas, sangat reaktif, merangsang hidung, membentuk NaCl, BeCl2 (bandingkan dengan F).
    1539KaliumKLogam, lunak, kerapatan rendah, sangat reaktif, membentuk K2O, KCl (bandingkan dengan Li dan Na).
    1640KalsiumCaJauh lebih keras daripada K, kurang reaktif daripada K, membentuk CaO, CaCl2 (bandingkan dengan Be dan Mg).[5]

         Dmitri Mendeleyev menemukan hubungan antara sifat unsur dengan massa atom relatifnya. Hubungan itu disebut hukum periodik yang berbunyi:

    Sifat unsur merupakan fungsi periodik dari massa atom relatifnya.

    Atau

    Sifat unsur x = f(ArX)

    Pada tahun 1869, Mendeleyev berhasil menyusun daftar unsur yang disebut sistem periodik Mendeleyev. Ia membagi unsur atas 8 golongan dan 12 periode sehingga unsur dalam satu golongan mempunyai sifat yang mirip.

    Kelebihan sistem periodik mendeleyev:

    a.    Sifat kimia dan fisika dalam satu golongan mirip dan berubah secara teratur

    b.    Valensi tertinggi suatu unsur sama dengan nomor golongannya

    c.    Dapat meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan waktu itu dan telah mempunyai tempat yang kosong.

    Kekurangan sistem periodik mendeleyev:

    a.    Panjang periodik tidak sama dan sebabnya tidak dijelaskan

    b.    Beberapa unsur tidak disusun berdasarkan kenaikan Ar-nya

    c.    Selisih massa unsur yang berurutan tidak selalu 2, tetapi berkissaran 1 dan 4 sehingga sukar meramalkan massa unsur yang belum diketahui secara tepat

    d.   Valensi unsur yang lebih dari satu sulit diramalkan dari golongannya

    e.    Anomali (penyimpangan) unsur hidrogen dari yang lain tidak dijelaskan.

    4.         Sifat periodik Mendeleyev versi modern

    Setelah Mendeleyev (pada tahun 1915) berhasil menemukan nomor atom, para ahli mencoba melihat hubungan sifat unsur dengan nomor atom tersebut. Penyelidikan akhirnya menunjukkan bahwa hubungan antara nomor atom dengan volume, titik lebur, energi ionisasi dan jari – jari atom. Berdasarkan fakta di atas hukum periodik Mendeleyev harus diperbaiki menjadi hukum periodik versi modern.

    Sifat unsur merupakan fungsi periodik dari nomor atomnya.

    Atau

    Sifat unsur X = f (nomor atom unsur X).

    Kemudian disusun sistem periodik baru yang didasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat unsur. Dalam sistem ini unsur dibagi atas 8 golongan dan 7 perioda. Perioda ada yang pendek (1, 2, 3) dan yang panjang (4, 5, 6 dan 7). Disamping itu juga dikenal golongan lantanida dan aktinida.[6]

    C.    Sifat Periodik Unsur

    Sistem periodik unsur modern disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Lajur horizontal, yang selanjutnya disebut periode, disusun menurut kenaikan nomor atom, sedangkan lajur vertikal, yang selanjutnya disebut golongan, disusun menurut kemiripan sifat.

    Unsur segolongan bukannya mempunyai sifat yang sama, melainkan mempunyai kemiripan sifat. Setiap unsur memiliki sifat khas yang membedakannya dari unsur lainnya. Unsur-unsur dalam sistem periodik dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu unsur-unsur yang menempati golongan A yang disebut unsur golongan utama, dan unsur-unsur yang menempati golongan B yang disebut unsur transisi.

    Sistem periodik unsur modern yang disebut juga sistem periodik bentuk panjang, terdiri atas 7 periode dan 8 golongan. Periode 1, 2, dan 3 disebut periode pendek karena berisi sedikit unsur, sedangkan periode lainnya disebut periode panjang. Golongan terbagi atas golongan A dan golongan B. Unsur-unsur golongan A disebut golongan utama, sedangkan golongan B disebut golongan transisi. Golongan-golongan B terletak antara golongan IIA dan IIIA. Golongan B mulai terdapat pada periode 4.Dalam sistem periodik unsur yang terbaru, golongan ditandai dengan golongan 1 sampai dengan golongan 18 secara berurutan dari kiri ke kanan. Dengan cara ini, maka unsur transisi terletak pada golongan 3 sampai dengan golongan 12.[7]

    Berikut sifat-sifat sistem periodik unsur.

    1.      Jari-Jari Atom

    Jari-jari atom adalah jarak inti atom sampai kulit terluar. Sifat-sifat periodik unsur berdasarkan jari-jari atomnya sebagai berikut.

    a.       Unsur segolongan dalam tabel sistem periodik, semakin ke bawah, jumlah kulitnya semakin banyak, sehingga jari-jari atom akan semakin besar.

    b.      Jari-jari atom unsur-unsur seperiode dalam tabel sistem periodik, semakin ke kanan semakin kecil. Hal ini terjadi karena jumlah elektron semakin ke kanan semakin banyak yang menyebabkan gaya tarik elektron semakin kuat.[8]

    Jari-jari atom adalah setengah jarak inti dua atom yang sama dalam ikatan tunggal. Jari-jari atom unsur logam diukur dari jarak dua atom kristal padatnya, sedangkan unsur non logam dari panjang ikatan kovalen tunggal.

    Dalam suatu golongan, unsur mempunyaielektron valensi sama, tetapi jumlah kulitnya bertambah dari atas ke bawah. Akibatnya, jari-jari atom bertambah dari atas ke bawah, contohnya Na (1,90) dan KI(2,35).[9]

    2.      Energi Ionisasi

    Energi ionisasi (energy ionization) adalah energi minimum yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari atom berwujud gas pada keadaan dasarnya. Besarnya energi ionisasi merupakan ukuran usaha yang diperlukan untuk memaksa satu atom untuk melepaskan elektronnya, atau bagaimana “eratnya” elektron terikat dalam atom. Makin besar energi ionisasi, makin sukar untuk melepaskan elektronnya.[10]

    Sifat-sifat periodik unsur berdasarkan energi ionisasinya sebagai berikut.

    a.       Unsur dalam satu golongan, semakin ke bawah energi ionisasinya akan semakin kecil. Hal ini terjadi karena semakin ke bawah, gaya tarik inti semakin lemah, sehingga eletron akan mudah lepas.

    b.      Energi ionisasi unsur dalam satu periode, semkain ke kanan akan semakin besar, kecuali energi ionisasi sebagai berikut.

    –          Unsur-unsur yang berada dalam satu golongan IIA lebih besar daripada unsur golongan IIIA yang berada dikanannya.

    –          Unsur-unsur yang berada dalam golongan VA lebih besar daripada unsur golongan VIA yang berada di kanannya.[11]

    Berdasarkan hukum coloumb, daya tarik inti atom terhadap elektronnya (F) berbanding terbalik dengan jarak (r) pangkat dua   .

    Bila jarak itu makin kecil maka daya tarik makin besar. Akibatnya energi ionisasi makin besar. Sebaliknya, bila jarak makin besar maka daya tarik makin kecil. Dari kepriodikan telah diketahui bahwa dalam satu perioda, jari-jari berkurang dari kiri ke kanan. Sudah tentu energi ionisasi pertama bertambah dari kiri ke kanan. Demikian pula dalam satu golongan, energi ionisasi pertamanya akan bertambah dari bawah ke atas, karena jari-jari atomnya makin kecil.[12]

    3.      Elektronegatif

    Elektronegatif adalah kemampuan atom untuk menangkap elektron dari atom lain. Sifat-sifat periodik unsur berdasarkan elektronegatifnya sebagai berikut.

    a.       Unsur-unsur dalam satu golongan, semakin ke bawah elektronegatifnya akan semakin kecil. Hal ini terjadi karena gaya tarik inti yang makin lemah, sehingga sukar menarik elektron dari luar.

    b.      Unsur-unsur dalam satu periode, elektronegatifnya semakin ke kanan akan semakin besar. Hal ini terjadi karena gaya tarik inti yang makin kuat, sehingga mudah menarik elektron dari luar.[13]

    Unsur dalam satu perioda mempunyai jari-jari atom makin kecil dari kiri ke kanan. Akibatnya, daya tarik inti terhadap elektron kulit terluar (termasuk pasangan elektron yang dipakai bersama) juga bertambah dari kiri kekanan. Keelektronegatifan unsur segolongan bertambah dari bawah ke atas juga karena pertambahan jari-jari atomnya.

    Nilai keelektronegatifan berguna untuk menentukan kecenderungan pasangan elektron dalam ikatan. Jika perbedaannyabesar, pasangan itu cenderung ke atom yang keelektronegatifan nya lebih besar sehingga ikatan bersifat polar. Akan tetapi jika perbedaan itu kecil sekali, maka pasangan elektron berada ditengah dan tidak polar.[14]

    4.      Sifat logam

    Sifat-sifat unsur logam yang spesifik, antara lain : mengkilap, menghantarkan panas dan listrik, dapat ditempa menjadi lempengan tipis, serta dapat ditentangkan menjadi kawat / kabel panjang. Sifat-sifat logam tersebut diatas yang membedakan dengan unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam, dalam sistem periodik makin kebawah makin bertambah, dan makin ke kanan makin berkurang.

    Batas unsur-unsur logam yang terletak di sebelah kiri dengan batas unsur-unsur bukan logam di sebelah kanan pada system periodic sering digambarkan dengan tangga diagonal bergaris tebal.

    Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan bukan logam menunjukkan sifat ganda.[15]

    Sifat-sifat periodik unsur berdasarkan sifat logamnya sebagai berikur.

    –          Sifat logam pada unsur-unsur satu golongan pada tabel sistem periodik, semakin ke bawah semakin besar karena makin mudah melepaskan elektron (gaya tarik inti makin lemah).

    –          Sebaliknya, dalam satu periode, semakin ke kanan sifat logamnya akan makin berkurang, karena makin sulit melepaskan elektron.[16]

    5.      Reaktivitas

    Reaktif artinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada system periodik, makin ke bawah makin reaktif, karena makin mudah melepaskan elektron. Unsur-unsur bukan logam pada sistem periodik, makin ke bawah makin kurang reakatif, karena makin sukar menangkap electron.

    Kereaktifan suatu unsur bergantung pada kecenderungannya melepas atau menarik elektron. Jadi, unsur logam yang paling reatif adalah golongan VIIA (halogen). Dari kiri ke kanan dalam satu periode, mula-mula kereaktifan menurun kemudian bertambah hingga golongan VIIA. Golongan VIIA tidak rekatif.

    6.      Afinitas Elektron

    Afinitas elektron ialah energi yang dibebaskan atau yang diserap apabila suatu atom menerima elektron.

    Jika ion negatif yeng terbentuk bersifat stabil, maka proses penyerapan elektron itu disertai pelepasan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda negative. Akan tetapi jika ion negative yang terbentuk tidak stabil, maka proses penyerapan elektron akan membutuhkan energi dan afinitas elektronnya dinyatakan dengan tanda positif. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas elektron bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif. Makin negative nilai afinitas elektron berarti makin besar kecenderungan menyerap elktron.

    Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari semkain kecil dan gaya tarik inti terhadap elektron semakin besar, maka atom semakin mudah menarik elektron dari luar sehingga afinitas elektron semakin besar.

    Pada satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom makin besar, sehingga gaya tarik inti terhadap elektron makin kecil, maka atom semakin sulit menarik elektron dari luar, sehingga afinitas elektron semakin kecil.[17]

    D.    Beberapa Golongan Unsur Dalam Sistem Periodik

    Unsur segolongan bukannya mempunyai sifat yang identik, melainkan hanya mirip.Unsur-unsur tersebut mungkin mempunyai sifat yang sama, tetapi kadarnya berbeda. Salah satu sifat unsur logam alkali (golongan IA), yaitu bereaksi dengan air. Akan tetapi, kecepatan reaksinya berbeda.Dari atas ke bawah, unsur-unsur itu bereaksi makin dahsyat.Satu hal yang harus disadari bahwa setiap unsur mempunyai sifat khas yang membedakannya dari unsur lainnya.Pengelompokan unsur dalam satu golongan dapat dibandingkan dengan pengelompokan makhluk hidup. Misalnya, keluarga kucing yang meliputi kucing rumah, harimau, dan singa. Setiap anggota keluarga itu berbeda satu dengan yang lain, tetapi jelas merupakan satu kelompok jika dibandingkan dengan keluarga lain, misalnya keluarga gajah. Untuk melihat kemiripan sifat diantara unsur segolongan, maka dilihat dari beberapa golongan berikut:

    1.        Golongan IA (Logam Alkali)

    Unsur-unsur golongan IA, yaitu lithium, natrium, kalium, rubidium dan cesium, kecuali hidrogen. Disebut logam alkali karena unsur tersebut membentuk basa yang larut dalam air. Semua logam alkali tergolong logam yang lunak (kira-kira sekeras karet penghapus, dapat diiris dengan pisau) dan ringan (massa jenis Li, Na, dan K kurang dari 1 g ).Kereaktifan logam alkali bertambah dari litium ke fransium. Logam alkali mempunyai 1 elektron valensi yang mudah lepas, sehingga merupakan kelompok logam yang paling aktif, dapat terbakar di udara, dan bereaksi hebat dengan air.[18]Dengan air, Na bereaksi hebat, K menyala dan Rb serta Cs bereaksi dengan menimbulkan ledakan; gumpalan besar Na juga bereaksi dengan ledakan. Li, Na dan K dapat ditangani di dalam air meskipun cepat menjadi panas. Yang lainnya harus ditangani dengan menggunakan argon. Dalam air raksa, Natrium dan logam-logam lainnya larut dengan hebatnya.

    Senyawaan Unsur-Unsur Golongan I

    a.       Senyawaan Biner

    Logam-logam bereaksi langsung dengan sebagian unsur-unsur menghasilkan senyawaan biner atau aliasi. Sebagian besar diperikan untuk unsur yang tepat. Yang paling penting adalah oksida, diperoleh dengan pembakaran. Mereka dengan mudah terhidrolisis oleh air.

    b.      Hidroksida

    Hidroksidanya putih, merupakan padatan kristal NaOH yang menyerap air (titik leleh ) dan KOH (titik leleh ). Padatan dan larutan akuanya menyerap  dari atmosfer. Juga larutan secara bebas dan eksotermis dalam air dan dalam alkohol juga digunakan bilamana dibutuhkan basa alkali yang kuat.

    c.       Garam-Garam Ionik

    Garam-garam dari semua asam telah diketahui; biasanya tidak berwarna, berbentuk kristal, padatan ionik. Warna timbul dari anion-anion yang berwarna, kecuali bilamana kerusakan diinduksi dalam kisi, misalnya, dengan radiasi. Garam-garam logam alkali umumnya dicirikan oleh titik leleh yang tinggi, oleh hantaran listrik lelehannya, dan kemudahannya larut dalam air. Bagi garam-garam asam kuat, garam Li biasanya paling larut dalam air di antara garam-garam logam alkali, sedangkan bagi asam-asam lemah garam Li biasanya kurang larut daripada garam-garam unsur lainnya.[19]

    2.        Golongan IIA (Logam Alkali Tanah)

    Unsur-unsur golongan IIA terdiri dari: Berillium, Magnesium, Calsium, Stronsium, Barium, dan Radium. Unsur-unsur ini disebut logam alkali tanah karena dapat membentuk basa, tetapi senyawa-senyawanya kurang larut dalam air. Unsur alkali tanah umumnya ditemukan dalam bentuk senyawa berupa deposit (endapan) dalam tanah. Logam alkali tanah juga tergolong logam aktif, tetapi kereaktifannya kurang dibandingkan logam alkali seperiode, dan hanya akan terbakar di udara bila dipanaskan. Kecuali Berillium, logam alkali tanah larut dalam air membentuk basa.[20]

    Senyawaan-Senyawaan Biner

    Halida. Halida anhidrat dapat dibuat dengan dehidrasi dari garam hidrat. Halida-halida magnesium dan kalsium mudah menyerap air. Kemampuan untuk membentuk hidrat, seperti juga kelarutannya dalam air, menurun dengan naiknya ukuran, dan halida-halida Sr, Ba, dan Ra biasanya anhidrat.

    Senyawaan lain. Logam-logam, seperti alkali, bereaksi dengan banyak unsur lain. Senyawaan seperti fosfida, silisida, atau sulfida sangat ionik dan terhidrolisis dalam air.

    Garam Okso, Ion-Ion dan Kompleks

    Semua unsurnya membentuk garam okso, garam okso Mg dan Ca seringkali terhidrat. Karbonat-karbonatnya semua agak tidak larut dalam air.

    Dan hasil kali kelarutannya menurun dengan naiknya ukuran  digunakan dalam bubuk obat lambung untuk menyerap asam.

    Hanya Mg dan Ca yang memperlihatkan kecendrungan yang dapat diterima untuk membentuk kompleks-kompleks dalam larutan, dengan beberapa perkecualian, ligannya adalah oksigen. Kompleks kelat oksigen, diantaranya yang terpenting adalah dengan jenis ligan etilendiamintetraasetat (EDTA), mudah terbentuk dalam larutan akua yang basa.[21]

    3.        Golongan IIIA

    Unsur-unsur golongan ini yaitu: aluminium, gallium, indium, dan thallium. Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dalam kerak bumi dan terdapat dalam batuan seperti felspar dan mika. Gallium dan In terdapat hanya dalam runutan pada batuan Al dan Zn. Thallium, juga merupakan unsur yang jarang, diperoleh kembali dari debu asap yang berasal dari pemanggangan pyrit dan batuan sulfida lainnya. Unsur-unsurnya lebih bersifat logam daripada bor, dan kimiawi senyawaannya lebih ionik. Aluminium adalah logam yang keras, kuat, dan berwarna putih. Meskipun sangat elektropositif, ia bagaimanapun juga tahan terhadap korosi karena lapisan oksida yang kuat dan liat terbentuk pada permukaannya.

    Gallium, indium, dan thallium bersifat lunak, putih dan merupakan logam yang cukup reaktif, nudah larut dalam asam.[22]

    4.        Golongan IVA

    Unsur-unsur ini terdiri dari: silikon, germanium, timah dan timbal. Silikon hanya yang kedua setelah oksigen dalam kelimpahannya di alam (kira-kira 28% dari kerak bumi) dan terdapat beragam dalam mineral silikat dan sebagai kuarsa. Germanium, timah, dan timbal adalah unsur-unsur yang jarang didapat. Kegunaan yang utama Ge, Sn, dan Pb adalah sebagai logam-logam, tetapi alkil-timah dan senyawaan timbaldibuat dalam skala besar. Silikon dan Ge digunakan sebagai semikonduktor, khususnya dalam transistor. Silikon biasanya agak kurang reaktif. Germanium agak lebih reaktif daripada silikon. Timah dan timbal diperolehdengan reduksi oksida atau sulfidanya dengan karbon. Timah dan timbal melarut dalam beberapa asam, dan dapat diserang secara cepat oleh halogen.[23]

    5.      Golongan VA

    Unsur-unsur ini terdiri dari: fosfor, arsen, antimon dan bismuth. Fosfor terutama berada dalam mineral keluarga apatit. Arsen, Sb, dan Bi, terutama terdapat sebagai mineral sulfida. Fosfor benar-benar bukan bersifat logam dalam kimiawinya, namun As, Sb, dan Bi memperlihatkan suatu kenaikan kecenderungan sifat logam dan prilaku sebagai kation. Fosfor diperoleh melalui reaksi batuan fosfat dengan batu- bara dan pasir dalam suatu pembakar listrik. Arsen, Sb, dan Bi diperoleh sebagai logamnya melalui reduksi oksidanya dengan karbon dan hidrogen. Logamnya terbakar pada pemanasan dalam oksigen menghasilkan oksida.[24]

    6.      Golongan VIA

    Unsur-unsur ini terdiri dari: sulfur, selenium, tellurium, dan polonium. Unsur-unsur ini ada kemiripan yang sangat kecil dengan kimiawi oksigen, alasannya adalah:

    a.         Sulfur, Se, Te, dan Po mempunyai keelektronegatifan yang lebih rendah daripada oksigen, yang berarti bahwa senyawaannya mempunyai sifat kurang ionik.

    b.        Bagi sulfur khususnya, terdapat ikatan ganda.

    c.         Valensinya tidak terbatas pada 2.

    d.        Sulfur mempunyai kecendrungan kuat untuk katenasi.

    Sulfur terdapat secara luas di alam sebagai unsur, dalam bijih sulfida, dan sebagai sulfat. Selenium dan tellurium kelimpahannya lebih sedikit namun lebih sering terdapat sebagai mineral selenida dan tellurida dalam bijih sulfida. Polonium terdapat dalam mineral U dan Th sebagai produk rangkaian peluruhan radioaktif.[25]

    7.      Golongan VIIa (Halogen)

    Unsur-unsur golongan VIIA merupakan kelompok unsur nonlogam yang sangat reaktif. Semua unsur haloen bereaksi dengan tipe yang sama, walaupun kereaktifannya berbeda. Halogen dengan logam membentuk senyawa yang kita sebut garam. Contohnya NaF, NaCl, NaBr, dan NaI. Oleh karena itu pula, unsur golongan VIIA disebut halogen yang artinya pembentuk garam. Kereaktifan unsur halogen berkurang dari F ke I. Semua unsur halogen (golongan VIIA) berupa molekul diatomik( ), berwarna, dan bersifat racun. Fluorin berwarna kuning muda, klorin berwarna hijau muda, bromin berwarna merah, dan uap iodin berwarna ungu (iodin padat berwarna hitam).[26]

    Fluor terdapat secara meluas, misalnya sebagai , fluorspar, kryolit, dan lain-lain. Ia lebih melimpah daripada klor. Fluor paling reaktif secara

    Kimia dari sekalian unsur, dan segera bergabung pada suhu biasa atau suhu tinggi dengan semua unsur selain ,He, Ne, dan Kr, seringkali dengan sangat kuat.

    Klor terdapat sebagai NaCl, KCl, Mg  dan sebagainya dalam air laut, danau bergaram, dan sebagai deposit yang berasal dari penguapan prasejarah danau bergaram. Klor adalah gas yang kehijauan. Ia melarut sedang dalam air, sambil bereaksi.

    Brom terdapat sebagai bromida, dalam jumlah yang jauh lebih kecil bersama klorida. Brom adalah cairan kental, mudah bergerak, berwarna merah tua pada suhu kamar. Ia melarut sedang dalam air, dan dapat bercampur dengan pelarut nonpolar seperti  .

    Iod terdapat sebagai ioda dalam air laut, dan sebagai iodat dalam garam Chili (Guano). Iod adalah padatan hitam dengan sedikit kilap logam. Pada tekanan atmosferia menyublim tanpa meleleh.[27]

    8.      Golongan VIIIA (Gas Mulia)

    Unsur-unsur golonan VIIIA, yaitu helium, neon, argon, kripton, xenon, dan radon, disebut gas mulia karena semuanya berupa gas yang sangat stabil, sangat sukar bereaksi dengan unsur lain. Tidak ditemukan satu pun senyawa alami dari unsur-unsur tersebut. Unsur gas mulia terdapat di alam sebagai gas monoatomik (atom-atomnya berdiri sendiri). Menurut para ahli, hal itu disebabkan kulit terluarnya yang sudah terisi penuh. Kulit terluar yang terisi penuh menjadikan unsur tidak reaktif. Namun demikian, kripton, xenon, dan radon ternyata dapat “dipaksa” bereaksi dengan beberapa unsur, sedangkan helium, neon, dan argon hingga sekarang belum berhasil direaksikan. Gas mulia mempunyai titik cair dan titik didih yang sangat rendah; titik didihnya hanya beberapa derajat di atas titik lelehnya.[28]

    Heliumterdapat dalam mineral radioaktif. Gas ini aslinya terdiri seluruhnya atas peluruhan isotop uranium atau thorium yang memancarkan partikel . Inti helium inimenerima elektron dari unsur sekitarnya, mengoksidasinya, dan bila batuannya cukup “impermeable”, helium tetap diperangkap.

    Gas Radon, yang semua isotopnya radioaktif dengan waktu paruh pendek, dicirikan dalam rangkaian peluruhan dari uranium dan thorium. Na, Ar, Kr, dan Xe diperoleh dengan fraksionasi udara cair. Kegunaan utama He adalah sebagai cairan dalam krioskopi. Argon dapat digunakan untuk menyediakan suatu lingkungan yang inert dalam peralatan laboratorium, dalam pengelasan, dalam lampu listrik yang diisi gas. Neon digunakan untuk tabung sinar pemutusan muatan.[29]

    9.      Unsur-Unsur Transisi

    Unsur-unsur transisi adalah unsur-unsur yang terdapat di bagian tengah sistem periodik, yaitu unsur-unsur golongan tambahan (golongan B atau golongan IB, IIB, IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, dan VIIIB).

    Unsur-unsur transisi mempunyai sifat-sifat khas yang membedakannya dari Unsur golongan utama, diantaranya adalah:

    a.       Semua unsur transisi tergolong logam,

    b.      Mempunyai kekerasan, titik leleh, dan titik didih yang relatif tinggi,

    c.       Banyak diantaranya membentuk senyawa-senyawa berwarna.[30]

    Jadi, unsur transisi disebut dengan unsur Sc sampai Zn atau unsur blok d.[31]

    BAB III

    PENUTUP

    A.    Kesimpulan

    Dari pembahasan yang dipresentasikan di atas dapat disimpulkan bahwaOrang pertama yang menyusun tabel periodik unsur adalah johan W. Dobereiner. Susunannya didasarkan pada massa atom yang didasarkan pada teori atom Dalton. Selain itu, perkembangan sistem periodik unsur ini diikuti oleh cara perkembangannya yang terdiri dari sistem Dobreiner, Mendeleyev, dan hukum Oktaf Newland. Tabel periodik unsur ini ditemukan dengan berbagai macam unsur karena adanya berbagai sifat-sifat yang terkandung dalam periodik unsur, sekaligus tabel periodik unsur terdiri dari golongan utama maupun golongan transisi.

    B.     Saran

    Dari semua pembahasan materi yang telah kami sampaikan, kami berharap teman-teman bisa mengerti lagi tentang sistem periodik unsur ini, dan semoga teman-teman memperoleh manfaat yang ada dalam meteri tersebut. Jika ada terdapat kekurangan terhadap materi kami, kami mohon maaf, terima kasih telah memperhatikan sekaligus memahami materi kami.

    DAFTAR PUSTAKA

    Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Jilid 1 Edisi 3. Jakarta: Erlangga

    Cotton, wilkinson. 2007. Kimia Anorgani Dasar. Jakarta: UI Press       

    Goldberg,David.E. 2007. Kimia untuk Pemula Edisi 3. Jakarta: Erlangga

    Keenan, dkk. 1984.  Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga

    Lestari, Sri. 2004. Mengurai Susunan Periodik UnsurKimia. Jakarta: Kawan pustaka

    Purba, Michael. 2006. Kimia SMA. Jakarta: Erlangga

    Rahmi. Sistem-sistem Periodik, dalamhttp://rahmikimia.wordpress.com/kimia-kelas-x/2-sistem-periodik-unsur/c-sifat-sistem-periodik/ (akses 17 september 2012)

    Sunarya, Yayan. 2000. Kimia Dasar Jilid 1. Bandung: Alkemi Grafindo Press

    Syukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: Penerbit ITB

    Utami, Budi. Dasar dan Penyusunan Sistem Periodik Unsur, dalam http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-sma-ma/tabel-periodik-unsur-dan-struktur-atom/dasar-dan-penyusunan-sistem-periodik-unsur-modern/ (akses 17 September 2012)

    Yohanes S. 2009. Mahir Kimia SMA X, XI, XII. Yogyakarta: Kendi Mas Media