Blog

  • Jenis-jenis Peralatan Restaurant

    Peralatan Restaurant

    Menurut buku “Pengantar Akomodasi dan Restoran” ( Sugiarto dan Sulartiningrum), ( 2001 : 88 ) dinyatakan bahwa pada prinsipnya peralatan yang digunakan dalam sebuah restoran dikelompokan menjadi lima bagian besar yaitu:

    Silverware

    Adalah peralatan makan yang terbuat dari bahan perak yang tahan terhadap karat. Contohnya

    a. Dinner Fork dan Dinner Knife

    Garpu dan pisau yang gunanya untuk menikmati makanan inti ( main dishes / maincourse )

    b. Dinner Spoon

    Sendok yang digunakan untuk mengambil makanan tetapi juga digunakan sebagai alat bantu untuk memindahkan makanan dari suatu tempat ketempat lainnya.

    c. Dessert Fork dan Dessert Knife

    Garpu dan pisau yang gunanya untuk menikmati makanan pembuka ( appetizer ) atau makan penutup ( dessert ).

    d. Tea or Coffee Spoon

    Sendok yang gunanya untuk menikmati minuman panas ( teh, kopi, susu, coklat. ) dimana juga berfungsi sebagai alat menikmati hidangan penutup ( dessert ).

    e. Fish Fork and Fish Knife.

    Garpu dan pisau yang gunanya untuk menikmati makanan yang terbuat dari ikan.

    f. Service Fork dan Service Spoon.

    Garpu dan sendok yang gunanya untuk memindahkan makanan dari satu tempat ke tempat lainnya.

    g. Ice Cream Spoon.

    Sendok yang fungsinya untuk menikmati ice cream.

    h. Steak Knife

    Pisau yang gunanya untuk menikmati makanan yang terbuat dari daging, ciri khas dari pisau ini yaitu memiliki gerigi pada bagian tajamnya.

    i. Soup Spoon.

    Sendok yang fungsinya menikmati segala jenis soup.

    j. Parfait Spoon.

    Sendok yang fungsinya untuk menikamati dessert atau ice cream.

    k. Oyster Fork.

    Garpu untuk menikmati hidangan yang terbuat dari tiram atau kerang.

    l. Snail ( escargot ) Fork.

    Garpu yang gunanya untuk menikmati hidangan yang terbuat dari siput.

    m. Snail ( escargot ) Tongs.

    Penjepit makanan yang digunakan untuk menjepit makanan yang terbuat dari siput.

    n. Lobster Pick and Lobster ( cray fish ) Cracker.

    Guna untuk menikmati hidangan dari lobster

    o. Sugar Tongs.

    Gunanya untuk mengambil gula batu.

    B. Chinaware

    Adalah peralatan makan yang biasanya terbuat dari keramik atau porselin contohnya:

    a. Bread and Butter Plate.

    Jenis piring yang fungsinya untuk menyajikan roti dan mentega.

    b. Dessert Plate.

    Jenis piring yang fungsinya untuk menyajikan hidangan pembuka ( appetizer ) hidangan penutup ( dessert ).

    c. Dinner Plate.

    Jenis piring yang fungsinya untuk menyajikan hidangan utama.

    d. Soup Bowl.

    Jenis mangkok yang gunanya untuk menyajikan hidangan soup kental

    e. Egg Cup and Soucer.

    Adalah mangkok dan piring kecil yang fungsinya untuk menyajikan hidangan telur rebus.

    f. Soup Cup and Soucer.

    Adalah mangkok dan piring cawan yang fungsinya menyajikan segala hidangan yang berjenis soup.

    g. Coffee or Tea Cup And Soucer.

    Adalah mangkok dan piring cawan yang gunanya untuk menyajikan minuman kopi dan teh.

    h. Cereal Dish.

    Mangkok yang fungsinya menyajikan beberapa macam makanan misalnya sereal.

    i. Ashtray / Asbak.

    Fungsinya untuk menampung abu rokok dan harus ada disetiap meja.

    j. Demi Tasse Cup and Soucer.

    Mangkok dan piring cawan yang fungsinya khusus untuk menyajikan kopi expresso dan demi tasse coffee.

    k. Creamer.

    Fungsinya untuk menyajikan cream sebagai peneman kopi.

    l. Milk Pot.

    Teko yang fungsinya untuk tempat penyajian susu atau air panas.

    C. Glassware

    Adalah peralatan minum yang terbuat dari kaca termasuk didalamnya segala jenis dan bentuk gelas contohnya:

    a. White Wine Glass.

    Jenis gelas yang berfungsi untuk menikmati minuman anggur putih.

    b. Red Wine Glass.

    Jenis gelas yang fungsinya untuuk menikmati minuman anggur merah.

    c. Water Goblet.

    Jenis gelas yang berfungsi menyajikan minuman air putih.

    d. Cocktail Glass.

    Jenis gelas yang berfungsi untuk menyajikan minuman jenis cocktail.

    e. Beer Glass.

    Jenis gelas yang berfungsi untuk menyajikan jenis minuman beer.

    f. Highball Glass.

    Jenis gelas yang berfungsi untuk menyajikan minuman jenis mix drink atau bisa juga untuk menyajikan minuman jenis jus.

    g. Collins Glass.

    Adalah jenis gelas yang hampir sama fungsinya dengan highball glass yang membedakannya adalah tinggi dan volume gelas yang berbeda.

    h. Zombie Glass.

    Adalah jenis gelas yang berfungsi untuk menyajikan minuman mix drink yang khusus yang bernama zombie dan juga bisa digunakan untuk menyajikan minuman long drink.

    i. Juice Glass.

    Jenis gelas yang berfungsi untuk menyajikan minuman beraneka ragam jus.

    j. Brandy Glass.

    Jenis gelas yang berfungsi untuk menikmati minuman berjenis brandy.

    D. Linen dan Stationary.

    Linen adalah segala macam peralatan yang terbuat dari kain, sedangkan stationary adalah segala peralatan yang terbuat dari kertas dan alat tulis menulis lainnya. Contohnya:

    a. Table Cloth.

    Adalah alas meja gunanya untuk menutup permukaan meja.

    b. Guest Napkin.

    Serbet yang gunanya sebagai serbet makan yang hanya digunakan oleh tamu.

    c. Service Cloth.

    Serbet yang digunakan untuk membantu membersihkan peralatan yang belum bersih dan juga berfungsi sebagai penahan panas pada waktu membawa makanan.

    d. Paper Napkin.

    Tissue yang digunkan sebagai alas soup cup and soucer.

    e. Place Mate.

    Adalah alat yang digunakan sebagai alas piring

    E. Table Accessories.

    Adalah alat yang diletakan ditengah tengah meja tamu berfungsi sebagai peneman tamu dan juga untuk memperindah tampilan meja makan contohnya:

    1. Tempat Garam dan Merica.( salt and Pepper Set.)
    2. Asbak (ashtray )
    3. Vas Bunga ( flower Vase )
    4. Menu dan Daftar Minuman ( Menu and Drink List )
    5. Nomer Meja ( Table Number )
  • Strategi Marketing dan Faktor Penentu Pemasaran Hotel

    Strategi Marketing dan Faktor Penentu Pemasaran Hotel

    Hotel adalah jenis industri yang bergerak dengan pelayanan sudah hampir seragam. Hal ini membuat startegi marketing dan Pemasaran hotel harus dilakukan dengan hal-hal yang spesifik.

    Pemasaran Hotel

    Menurut Prof Denny G. Ritherford dari Washington State University dalam buku Hotel Management dan Operation, Pemasaran Hotel adalah aktivitas yang menggunakan strategi dan taktik, yang direncanakan sedemikian rupa untuk menyampaikan cerita tentang pelayanan yang dapat diberikan suatu hotel, dengan memberikan rangsangan yang bergairah pada tamu untuk mau memilih pesan yang disampaikan hotel untuk dibandingkan dengan pilihan lain dari hotel pesaing.

    Menurut Ritherford (1989) mendefinisi tentang Hotel Marketing sebagai : Marketing is thus an umbrella term that cover a number of strategic and tactical activities design to tell the clientele the “story” of hotel’s, service and encourage that the clientele to make choice based on hotel’s marketing message compare to those of alternatives (p. 199). yang kurang lebih memiliki arti : Pemasaran hotel adalah aktivitas yang menggunakan strategi dan taktik, yang direncanakan sedemikian rupa untuk menyampaikan “cerita” tentang pelayanan yang dapat diberikan suatu hotel, dengan memberikan rangsangan yang bergairah pada tamu untuk mau memilih pesan yang disampaikan hotel tersebut dibandingkan dengan pilihan lain dari hotel pesaing.

    Menurut Philip Kotler (1996), batasan tentang pemasaran hotel adalah
     ilmu yang bertujuan untuk menyenangkan tamu dan dari kegiatan itu, hotel memperoleh keuntungan. Oleh karena itu Kotler menyebutnya sebagai sensitive serving and satisfying the human needy (Yoeti, 1999, p. 10)

    Neil Wearne and Alison Morisson (1993) menyatakan bahwa dari sudut pandang orang-orang yang bergerak dalam bidang industri jasa, pemasaran dapat diartikan sebagai usaha mengolah makanan, minuman, dan akomodasi hotel menjadi produk yang diminati orang dengan memberikan nilai tambah melalui pelayanan dan penyajian (Yoeti, 1999, p.10).

    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pemasaran Hotel ;

    W. Lazar dan E.J.Kelly (1996) menyebutkan tiga faktor yang diperlukan untuk menerapkan pemasaran jasa, yaitu :

    1. Instrumen Produk

    Untuk memberikan kemudahan kepada wisatawan sebagai pemakai jasa, produk dijual dalam bentuk paket dengan memberikan pelayanan terpadu (integrated services).

    2. Instrumen Distribusi

    Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, mereka tidak perlu berhubungan langsung dengan perusahaan yang menjual jasa-jasa tersebut, tetapi cukup membeli melalui perantara seperti Tour Operator, Biro Perjalanan Wisata, Hotel Reservation Agent, Wholesaler atau Representative Office.

    3. Instrumen Promosi

    Agar Calon wisatawan dapat informasi yang lengkap dan akurat tentang produk atau jasa yang hendak dijual, perlu ada promotion materials seperti brochures, leaflets, booklet, poster atau tourist map, sehingga dengan memiliki sumber informasi tersebut mereka dapat mempersiapkan perjalanan wisata dengan baik dan memuaskan.

    Menurut Agus Sulastiyono (2001, p.262) keberhasilan pemasaran hotel tergantung dari dua faktor, ialah :

    1. Faktor yang dapat dikendalikan

    Bauran pemasaran dapat diubah dengan berbagai cara, misalnya: hotel dapat merubah atau mengganti media yang digunakan untuk mengiklankan produknya dari menggunakan media majalah ke media televisi, tau dari radio ke kupon promosi, sedangkan waktu dan uang merupakan faktor yang sifatnya terbatas.

    2. Faktor yang tidak dapat dikendalikan

    Faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan adalah kejadian-kejadian diluar jangkauan manajer pemasaran.

    Faktor ini kadang-kadang disebut faktor eksternal, yang paling sedikit terdapat enam faktor eksternal seperti :

    1. Kompetisi
    2. Regulasi dan legalisasi
    3. Lingkungan ekonomi
    4. Teknologi
    5. Lingkungan
    6. Sosial-budaya

    Suksesnya seorang penjual suatu produk hotel tergantung dari harga atau tarif hotel yang bersangkutan. Jika tarif kamar dianggap tinggi mungkin saja calon tamu memilih produk hotel yang lain (substitusi).
    Menurut Oka A. Yoeti (1999, p.24) kunci kesuksesan para pelaku bisnis haruslah mengembangkan strategi persaingan yang berpedoman pada pembauran pasar (marketing mix). Marketing mix sebagai suatu konsep pertama kali dipelopori oleh Borden di tahun 1960-an. Marketing mix terdiri dari : Produk (Product), Tempat (Place), Harga (Price), Posisi (Positioning), Promosi (Promotion) dan Target Pasar (Target Market),

  • Teori-Teori Media Massa – Audiens dan Pengaruhnya Terhadap Komunikasi Massa

    Audiens dan Pengaruhnya Terhadap Komunikasi Massa

    Teori-teori hubungan antara media massa, audience, dan efek. Tiga teori yang dominan dari pendekatan dimana audience sebagai fokusnya, yaitu uses and gratification, uses and effects, dan information seeking.

    A. Pendekatan Uses and Gratification

    Pendekatan ini memusatkan perhatian pada penggunaan(uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan(gratification) atas kebutuhan seseorang. Prilaku audienca dijelaskan melalui berbagai kebutuhan(needs) dan kepentingan(interest) individu.

    Katz (1974) menggambarkan logika yang mendasari  penelitian mengenai media uses dan gratifications sebagai berikut:

    1. Kondisi sosial psikologis seseorang akan menyebabkan adanya
    2. kebutuhan, yang menciptakan
    3. harapan-harapan terhadap
    4. media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada
    5. perbedaan pola penggunaan media yang akhirnya akan menghasilkan
    6. pemenuhan kebutuhan
    7. konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya.

    Cara Berfikir Uses And Gratification

    Berdasarkan pengalamannya, seseorang mengharapkan penggunaan media akan memberikan sejumlah pemenuhan bagi kehidupannya, namun pada saat bersamaan aktivitas ini juga menciptakan ketergantungan pada suatu media dan merubah kebiasaan- kebiasaan sebelumnya.

    B. Teori Uses and Effects

    Konsep use(penggunaan) merupakan bagian penting dan pokok dalam  pemikiran ini. Pengertahuan mengenai penggunaan media dan penyebabnya akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa.

    Pemikiran Uses And Effects

    Kebutuhan hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media. Karakter inndividu, harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses kepada media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media massa.

    Hubungan Antara Pengguna Dan Hasilnya, Dengan Memperhitungkan Isi Media

    Pada teori efek tradisional, karakteristik isi media menentukan sebagian sebagian besar dari hasil. Dalam hal ini, penggunaan media hanya dianggap sebagai faktor perantara, dan hasil dari proses tersebut dinamakan efek. Dan uses and gratification hanya akan dianggap berperan sebagai perantara, yang memperkuat atau melemahkan efek dari isi media.

    C. Information Seeking

    Teori information seeking dikemukakan oleh Donohew dan Tiplon (1973), menjelaskan tentang pencariaan, penghindaran, dan pemprosesan informasi, disebut memiliki akar dari pemikaran dari psikologi sosial tengteang kesesuaian sikap. Salah satu asumsi utamanya, bahwa orang cenderung untuk menghindari informasi yang tidak sesuai dengan ‘image of reality’nya karena terasa membahayakan.

    Konsep Teori Information Seeking

    Konsep utama teori ini adalah image atau image of reality.

    Konsep image ini mengacu pada pengalaman yang diperoleh sepanjang hidup seseorang dan terdiri dari berbagai tujuan, keyakinan, dan pengetahuan yang telah diperolehnya.

    Image terdiri dari konsep diri seseorang dalam mengatasi berbagai situasi, dan  image of reality terdiri dari suatu perangkat penggunaan informasi yang mengatur prilaku seseorang dalam mencari dan memproses informasi.

    Proses Pencarian Informasi Oleh Donohew Dan Tiplon

    Proses dimulai ketika individu diterpa oleh sejumlah stimuli. Tahap berikutnya terjadi perbandingan antara stimuli(informasi) dan image of reality yang dimiliki individu tersebut. Berikutnya muncul persoalan tentang apakah stimili tersebut menuntut suatu tindakan. Selanjutnya, individu memerlukan feedback dari tindakannya untuk mengevaluasi efektifitas tindakannya. Proses ini dapat menghasilkan revisi pada images of reality seseorang.

  • Makalah Tanah Vertisol

    Tanah Vertisol

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Vertisol merupakan salah satu order tanah yang memiliki beberapa kondisi sifat fisik yang tidak dikehendaki baik dari segi pertanian maupun teknik. Salah satu kondisi sifat fisik tersebut adalah kemampuannya untuk mengembang dan mengerut secara intensif yang menyebabkan tanah tersebut tidak stabil. Pengembangan tanah menyebabkan tanah mudah terdispersi dan pori-pori tanah tersumbat, sehingga permeabilitas tanahnya menjadi rendah.

    Tanah jenis vertisol yang akan digunakan sebagai lahan pertanian akan memberikan banyak masalah terutama kesuburan yang cenderung rendah, maka solusinya adalah memperbanyak bahan organik seperti kompos dan pupuk kandang, karena benda-benda ini akan bersifat sebagai buffer/penyangga yang berfungsi mengurangi daya mengembang atau mengkerut tanah.

    Pengolahan tanah yang baik dapat dilakukan guna mengurangi sifat buruk yang dimiliki tanah vertisol. Dengan pengelolaan tanah yang baik diharapkan memperbaiki sifat fisik tanah vertisol, sehingga jenis tanah ini dapa lebih bermanfaat, mengingat kondisi sifat kimia seperti KTK dan kejenuhan basa yang tinggi, maka perlu di olah dengan baik agar potensi tanah dapat dimaksimalkan, terutama dalam bidang pertanian. Pengelolaan tanah yang baik tidak sekedar mengolah tanah yang sifatnya sementara, melainkaan pengolahan tanah yang mengacu pada efek keberlanjutan tanah pada suatu lahan.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana sifat dan karakteristik tanah vertisol ?
    2. Dimana persebaran tanah vertisol ?
    3. Apa kelebihan dan kekurangan tanah vertisol untuk usaha tani ?
    4. Bagaimana pengolahan tanah vertisol ?

    C. Tujuan

    1. Mengetahui sifat dan karakteristik tanah vertisol.
    2. Mengetahui persebaran tanah vertisol.
    3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan tanah vertisol untuk usaha tani.
    4. Mengetahui pengolahan tanah vertisol.

    Bab II. Pembahasan

    1. Sifat dan Karakteristik Tanah Vertisol

    Pembentukan tanah vertisol terjadi melalui dua proses, yaitu terakumulasinya mineral liat 2 : 1 dan proses mengembang dan mengkerut yang terjadi secara periodik, sehingga membentuk slinckenside atau relief mikro gilgai. Lebih lanjut dikatannya bahwa ketika basah tanah menjadi sangat lekat dan plastis, tetapi kedap air. Namun, saat kering tanah menjadi sangat keras dan masif, atau membentuk pola prisma yang terpisahkan oleh rekahan. (Hardjowigeno 2010) menyatakan bahwa faktor penting dalam pembentukan tanah ini adalah adanya musim kering di setiap tahun, meskipun lama musim kering tersebut bervariasi. Di daerah yang paling kering, tanah hanya paling basah tanah hanya kering selama beberapa minggu setiap tahun.

    Tanah Vertisol memiliki kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa yang tinggi. Reaksi tanah bervariasi dari asam lemah hingga alkaline lemah; nilai pH antara 6,0 sampai 8,0. pH tinggi (8,0-9,0) terjadi pada Vertisol dengan ESP yang tinggi. Vertisol menggambarkan penyebaran tanah-tanah dengan tekstur liat dan mempunyai warna gelap, pH yang relatif tinggi serta kapasitas tukar kation dan kejenuhan basa yang juga relatif tinggi. Vertisol tersebar luas pada daratan dengan iklim tropis dan subtropis (Munir, 1996).
    Dalam perkembangan klasifikasi ordo Vertisol, pH tanah dan pengaruhnya tidak cukup mendapat perhatian. Walaupun hampir semua tanah dalam ordo ini mempunyai pH yang tinggi, pada daerah-daerah tropis dan subtropis umumnya dijumpai Vertisol dengan pH yang rendah.

    Dalam menilai potensi Vertisol untuk pertanian hendaknya diketahui bahwa hubungan pH dengan Al terakstraksi berbeda disbanding dengan ordo lainnya. pH dapat tukar nampaknya lebih tepat digunakan dalam menentukan nilai pH Vertisol masam dibanding dengan kelompok masam dari ordo-ordo lainnya. Perbedaan tersebut akan mempunyai implikasi dalam penggunaan tanah ini untuk pertumbuhan tanaman. Batas-batas antara antara kelompok masam dan tidak masam berkisar pada pH 4,5 dan sekitar 5 dalam air (Lopulisa, 2004).

    2. Persebaran Tanah Vertisol

    a. Persebaran Tanah Vertisol di Dunia

    Tanah vertisol meliputi sekitar 335 juta hektar di seluruh dunia. Diperkirakan sekitar 150 juta hektar merupakan lahan potensial untuk pertanian. Sebaran di daerah tropis sekitar 200 juta hektar atau sekitar 4% dari luas daratan dunia. Sekitar 25% dari luasan tersebut merupakan lahan pertanian. Kebanyakan tanah vertisol ditemukan di daerah semi-arid yang memiliki rata-rata curah hujan 500-1000 mm. Namun demikian tanah ini juga ditemukan di daerah tropis basah seperti di Trinidad dimana curah hujannya 3000 mm/tahun.

    Sebaran tanah vertisol umumnya terdapat pada dataran rendah di beberapa negara antara lain di Sudan, India, Ethiopia, Australia, bagian barat daya USA (Texas), Uruguay, Paraguay dan Argentina. Tanah ini ditemukan di daearh dataran rendah (lembah) seperti dasar danau yang kering, endapan pinggiran sungai atau dataran rendah lainnya yang sering terendam.

    b. Persebaran Tanah Vertisol di Indonesia

    Di Indonesia jenis tanah ini terbentuk pada tempat-tempat yang tingginya tidak lebih dari 300 meter di atas muka laut dengan topografi agak bergelombang sampai berbukit, temperatur tahunan rata-rata 25o C dengan curah hujan kurang dari 2500 mm dan pergantian musim hujan dan kemarau nyata. Luas penyebaraan tanah vertisol di Indonesia mencapai sekitar 2,1 juta hektar yang tersebar di Nusa Tenggara Timur (0.198 juta ha), Jawa Timur (0.96 juta ha) yang terdapat di Ngawi, Bojonegoro, Nusa Tenggara Barat (0.125 juta ha) seperti di Lombok, Sumbawa, Sulawesi Selatan (0.22 juta ha), Sulawesi Utara dan Jawa Tengah (0.4 juta ha).

    Di Nusa Tenggara Barat, sebaran tanah vertisol terdapat di bagian selatan Lombok yang kondisinya kering dan usaha budidaya tanaman sangat tergantung pada curah hujan. Sistem pertanian yang dilakukan di daerah tersebut adalah “gogorancah”. Di Jawa Tengah antara lain terdapat di Kabupaten Wonogiri yang menerapkan sistem alley cropping atau penanaman menurut kontur. (Prasetyo, 2007).

    3. Kelebihan dan Kekurangan Tanah Vertisol Untuk Usaha Tani

    Tanah ini termasuk jenis yang unik diantara tanah mineral yang berkembang dari batuan kapur. Keberadaan mineral montmorilonit menyebabkan tanah ini mampu mengembang dan mengkerut. Pada musim penghujan akan mengembang, sementara pada musim kemarau tanah akan kering dan retak-retak. Kaya akan lempung, relatif memiliki pH netral sampai alkalin. Kendala dalam budidaya tanaman adalah sifat kembang kerut tanaman ini menyebabkan kerusakan pada perakaran tanaman (putus), selain miskin P, karena terikat mineral liat dan kandungan Ca yang tinggi. Jika akan digunakan untuk budidaya tanaman sangat perlu dipertimbangkan keberadaan irigasi.

    Sifat-sifat kimia tanah verstisol umumnya memiliki kesuburan kimia yang tinggi, banyak mengandung Fe++, memiliki KPK yang relatif baik, kejenuhan basa relatif besar, kapasitas mengikat air (water holding capacity) yang tinggi dengan pH tanah 6-8,5 (Supriyo, 2008). Secara kimiawi tanah ini kaya akan hara karena mempunyai cadangan sumber hara yang tinggi dengan kapasitas tukar kation tinggi dan pH netral hingga alkali. Akan tetapi tingkat kesuburannya dapat bervariasi menurut asal bahan induknya.  

    Prospek pemanfaatan vertisol relatif lebih sesuai jika dimanfaatkan sebagai areal persawahan, hanya saja pembuatan jaringan irigasi harus dibuat terlebih dahulu jika disekitarnya ada sumber air atau sungai. Dengan mengatur drainase, irigasi dan pengelolaan tanah disertai pemupukan bahan organik untukmemperbaiki struktur tanh, jenis tanah ini dapat memberikan hasil padi, jagung, kapas, kacang tanah dan tebu dan bebarapa tanaman perdagangan dataran rendah yang cukup baik seperti singkong dan papaya.

    4. Pengolahan Tanah Vertisol

    Vertisol merupakan tanah prospek pemanfaatannya cukup baik, akan tetapi yang menjadi kendala adalah dalam hal pengelolaan tanahnya yang relatif cukup sulit. Tanah ini bersifat lekat dan liat bila basah dan sangat keras dalam keadaan kering. Walaupun demikian tekstur tanah sangat halus, derajat kerut yang nyata dan pengembungannya yang merupakan ciri mereka menyebabkan mereka kurang sesuai untuk pertanaman daripada daerah disekitarnya. Kalau mereka mengering sehabis hujan, waktu untuk dibajak atau diolah sangat pendek.

    Untuk pengelolaannya tidak dapat dilaksanakan tepat pada waktunya dan mereka terbataas pada penggunaan alat kecil, sederhana karena hewan mereka tidak dapat menarik alat besar ditanah berat. Selain pengelolaan yang berat, tanah ini miskin unsur hara N dan K, karena kedua unsur hara tersebut terjepit dalam interlayer, yaitu merupakan ruang antara dua lembaran tetrahedral dengan octahedral (2:1) yang mempunyai diameter sama dengan diameter N dan K, sehingga N dan K akan terjepit didalamnya, akibatnya tanah ini menjadi kahat N dan K.

    Pengolahan tanah vertisol relatif cukup sulit, maka harus diketahui keadaan kelengasan tanah pada lapisan permukaan yang memungkinkan untuk dilakukan pengolahan tanah, karena sifat fisik tanah vertisol yang jelas adalah konsistensi yang keras, sehingga untuk mengolah tanah tidak dapat menggunakan cangkul. Penggunaan traktor dan lain-lain peralatan mekanik memungkinkan untuk melakukan persiapan lahan baik untuk pembibitan maupun penanaman.

    Bab III. Penutup

    A. Kesimpulan

    1. Tanah vertisol tergolong mineral lempung berat monmorilonit, dengan sifat mengembang mengkerutnya yang tinggi.
    2. Persebaran tanah vertisol di dunia maupun di Indonesia cukup luas.
    3. Tanah vertisol merupakan tanah yang memiliki karakteristik sifat kimia yang baik, namun sifat fisiknya kurang mendukung dalam mengoptimalkan pertumbuahan tanaman.
    4. Pengelolan tanah vertisol dapat dilakukan secara fisik maupun kimia untuk memperbaiki sifat yang kurang mendukkung.

    B. Saran

    Pemerintah dalam rangka mensejahterakan masyarakat khususnya bagi pentani, sebaiknya memperhatikan dan ikut andil dalam mensuburkan tanah di indonesia sehingga sektor pertanian lebih maksimal.


    DAFTAR PUSTAKA

    Hardjowigeno, Sarwono. 2010. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.
    Lopulisa, C., 2004. Tanah-Tanah Utama Dunia. Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin, Makassar.

    Munir. 1996. Tanah-Tanah Utama Di Indonesia. Pustaka Jaya, Jakarta.
    Prasetyo, B.H. 2007. Perbedaan Sifat-Sifat Tanah Vertisol Dari Berbagai Bahan Induk. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Volume 9, No. 1, Halaman 20-31.
    Supriyo, H. 2008. Catatan Kuliah Kesuburan Tanah Dan Pemupukan (Ktb 617). Pasca Sarjana Fakultas Kehutanan Ugm, Yogyakarta.

  • Tanah Inceptisol

    Tanah inceptisol merupakan tanah yang belum matang (immature) yang perkembangan profil yang lebih lemah dibanding dengan tanah matang dan masih banyak menyerupai sifat bahan induknya (Hardjowigeno,1993). tanah yang dapat memiliki epipedon okhrik dan horison albik seperti yang dimiliki tanah entisol juga yang menpunyai beberapa sifat penciri lain ( misalnya horison kambik) tetapi belum memenuhi syarat bagi ordo tanah yang lain.

    Pembentukan : Terbentuk dari tanah alluvial, banyak terdapat di lembah-lembah atau jalur aliran sungai atau daerah pantai, dengan vegetasi daerah sungai dan pantai, banyak dijumpai di kalimantan, papua, dan maluku, tanah ini usianya masih muda dan tarmasuk tanah mineral. Tanah yang menyebar mulai di lingkungan iklim semiarid (agak kering) sampai iklim lembap. Memiliki tingkat pelapukan dan perkembangan tanah yang tergolong sedang Umumnya tanah ini bekembang dari formasi geologi tuff volkan, namun ada juga sebagian yang terbentuk dari batuan sedimen seperti batu pasir (sandstone), batu lanau (siltstone), atau batu liat (claystone).

    Karakteristik Tanah

    Tanah Latosol disebut juga sebagai tanah Inceptisol. Tanah ini mempunyai lapisan solum tanah yang tebal sampai sangat tebal, yaitu dari 130 cm sampai 5 meter bahkan lebih, sedangkan batas antara horizon tidak begitu jelas. Warna dari tanah latosol adalah merah, coklat sampai kekuning-kuningan. Kandungan bahan organiknya berkisar antara 3-9 % tapi biasanya sekitar 5% saja. Reaksi tanah berkisar antara,   pH 4,5-6,5 yaitu dari asam sampai agak asam.

    Tekstur seluruh solum tanah ini umumnya adalah liat, sedangkan strukturnya remah dengan konsistensi  adalah gembur. Dari warna bisa dilihat unsur haranya, semakin merah biasanya semakin miskin. Pada umumnya kandungan unsur hara ini dari rendah sampai sedang. Mudah sampai agak sukar merembes air, oleh sebab itu infiltrasi dan perkolasinya dari agak cepat sampai agak lambat, daya  menahan air cukup baik dan agak tahan terhadap erosi.

    Persebaran Tanah

    Daerah penyebaran dari tanah latosol atau inceptisol ini yaitu didaerah dengan tipe iklim Afa-Ama (menurut Koppen), sedangkan menurut Schmidt-Fergusson pada tipe hujan A, B, dan C dengan curah hujan sebesar 2000-7000 mm/tahun, tanpa atau mempunyai bulan-bulan kering  yang kurang dari 3 bulan. Tanah ini terdapat didaerah abu, tuf dan fan vulkan, pada ketinggian 10-1000 metaer dari permukaan laut, dengan bentuk wilayah yang berombak, bergelombang, berbukit hingga bergunung. Daerah penyebarannya terutama di Sumatera dan sulawesi, tetapi dalam areal yang tidak begitu luas terdapat pula di kalimantan tengah dan selatan, kep. Maluku, minahasa, jawa barat, jawa tengah, jawa timur, dan bali. Kebanyakan berasosiasi dengan tanah laterit dan andosol. Secara kasar luasnya kira-kira 16 juta hektare.

    Pada umumnya tanah Latosol  ini kadar unsur hara dan organiknya cukup rendah, sedangkan produktivitas tanahnya dari sedang sampai tinggi. Tnah in memerlukan input yang memadai.  Tanaman yang bisa ditanam didaerah ini adalah padi (persawahan), sayur-sayuran dan buah-buahan, palawija, kemudian kelapa sawit, karet, cengkeh, kopi dan lada.Secara keseluruhan tanah Latosol atau Inceptisol ini mempunyai sifat-sifat fisik yang baik akan tetapi sifat-sifat kimianya kurang baik.

  • Merger dan Akuisisi – Pengeratian, Jenis dan Alasan, Kelebihan dan Kekurangannya

    Pengertian Merger dan Akuisisi, Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan yang me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang di-merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50% saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598).

    Merger dan Akuisisi

    Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.640).

    Akuisisi adalah pengambil-alihan (takeover) sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. (Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598).

    Jenis-jenis Merger dan Akusisi

    Menurut Damodaran 2001, suatu perusahaan dapat diakuisisi perusahaan lain dengan beberapa cara, yaitu :

    a. Merger

    Pada merger, para direktur kedua pihak setuju untuk bergabung dengan persetujuan para pemegang saham. Pada umumnya, penggabungan ini disetujui oleh paling sedikit 50% shareholder dari target firm dan bidding firm. Pada akhirnya target firm akan menghilang (dengan atau tanpa proses likuidasi) dan menjadi bagian dari bidding firm.

    b. Konsolidasi

    Setelah proses merger selesai, sebuah perusahaan baru tercipta dan pemegang saham kedua belah pihak menerima saham baru di perusahaan ini.

    c. Tender offer

    Terjadi ketika sebuah perusahaan membeli saham yang beredar perusahaan lain tanpa persetujuan manajemen target firm, dan disebut tender offer karena merupakan hostile takeover. Target firm akan tetap bertahan selama tetap ada penolakan terhadap penawaran. Banyak tender offer yang kemudian berubah menjadi merger karena bidding firm berhasil mengambil alih kontrol target firm.

    d. Acquisistion of assets

    Sebuah perusahaan membeli aset perusahaan lain melalui persetujuan pemegang saham target firm. (p.835).

    Pembagian akuisisi tersebut berbeda menurut Ross, Westerfield, dan Jaffe 2002. Menurut mereka hanya ada tiga cara untuk melakukan akuisisi, yaitu :

    a. Merger atau konsolidasi

    Merger adalah bergabungnya perusahaan dengan perusahaan lain. Bidding firm tetap berdiri dengan identitas dan namanya, dan memperoleh semua aset dan kewajiban milik target firm. Setelah merger target firm berhenti untuk menjadi bagian dari bidding firm. Konsolidasi sama dengan merger kecuali terbentuknya perusahaan baru. Kedua perusahaan sama-sama menghilangkan keberadaan perusahaan secara hukum dan menjadi bagian dari perusahaan baru itu, dan antara perusahaan yang di-merger atau yang me-merger tidak dibedakan.

    b. Acquisition of stock

    Akuisisi dapat juga dilakukan dengan cara membeli voting stock perusahaan, dapat dengan cara membeli sacara tunai, saham, atau surat berharga lain. Acquisition of stock dapat dilakukan dengan mengajukan penawaran dari suatu perusahaan terhadap perusahaan lain, dan pada beberapa kasus, penawaran diberikan langsung kepada pemilik perusahaan yang menjual. Hal ini dapat disesuaikan dengan melakukan tender offer. Tender offer adalah penawaran kepada publik untuk membeli saham target firm, diajukan dari sebuah perusahaan langsung kepada pemilik perusahaan lain.

    c. Acquisition of assets

    Perusahaan dapat mengakuisisi perusahaan lain dengan membeli semua asetnya. Pada jenis ini, dibutuhkan suara pemegang saham target firm sehingga tidak terdapat halangan dari pemegang saham minoritas, seperti yang terdapat pada acquisition of stock (p.817-818).

    Sedangkan berdasarkan jenis perusahaan yang bergabung, merger atau akuisisi dapat dibedakan :
    a. Horizontal merger terjadi ketika dua atau lebih perusahaan yang bergerak di bidang industri yang sama bergabung.
    b. Vertical merger terjadi ketika suatu perusahaan mengakuisisi perusahaan supplier atau customernya.
    c. Congeneric merger terjadi ketika perusahaan dalam industri yang sama tetapi tidak dalam garis bisnis yang sama dengan supplier atau customernya. Keuntungannya adalah perusahaan dapat menggunakan penjualan dan distribusi yang sama.
    d. Conglomerate merger terjadi ketika perusahaan yang tidak berhubungan bisnis melakukan merger. Keuntungannya adalah dapat mengurangi resiko. (Gitman, 2003, p.717).


    Alasan-alasan Melakukan Merger dan Akuisisi

    Ada beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan baik melalui merger maupun akuisisi, yaitu :
    a. Pertumbuhan atau diversifikasi

    Perusahaan yang menginginkan pertumbuhan yang cepat, baik ukuran, pasar saham, maupun diversifikasi usaha dapat melakukan merger maupun akuisisi. Perusahaan tidak memiliki resiko adanya produk baru. Selain itu, jika melakukan ekspansi dengan merger dan akuisisi, maka perusahaan dapat mengurangi perusahaan pesaing atau mengurangi persaingan.

    b. Sinergi

    Sinergi dapat tercapai ketika merger menghasilkan tingkat skala ekonomi (economies of scale). Tingkat skala ekonomi terjadi karena perpaduan biaya overhead meningkatkan pendapatan yang lebih besar daripada jumlah pendapatan perusahaan ketika tidak merger. Sinergi tampak jelas ketika perusahaan yang melakukan merger berada dalam bisnis yang sama karena fungsi dan tenaga kerja yang berlebihan dapat dihilangkan.

    c. Meningkatkan dana

    Banyak perusahaan tidak dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi internal, tetapi dapat memperoleh dana untuk melakukan ekspansi eksternal. Perusahaan tersebut menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi sehingga menyebabkan peningkatan daya pinjam perusahaan dan penurunan kewajiban keuangan. Hal ini memungkinkan meningkatnya dana dengan biaya rendah.

    d. Menambah ketrampilan manajemen atau teknologi

    Beberapa perusahaan tidak dapat berkembang dengan baik karena tidak adanya efisiensi pada manajemennya atau kurangnya teknologi. Perusahaan yang tidak dapat mengefisiensikan manajemennya dan tidak dapat membayar untuk mengembangkan teknologinya, dapat menggabungkan diri dengan perusahaan yang memiliki manajemen atau teknologi yang ahli.

    e. Pertimbangan pajak

    Perusahaan dapat membawa kerugian pajak sampai lebih 20 tahun ke depan atau sampai kerugian pajak dapat tertutupi. Perusahaan yang memiliki kerugian pajak dapat melakukan akuisisi dengan perusahaan yang menghasilkan laba untuk memanfaatkan kerugian pajak. Pada kasus ini perusahaan yang mengakuisisi akan menaikkan kombinasi pendapatan setelah pajak dengan mengurangkan pendapatan sebelum pajak dari perusahaan yang diakuisisi. Bagaimanapun merger tidak hanya dikarenakan keuntungan dari pajak, tetapi berdasarkan dari tujuan memaksimisasi kesejahteraan pemilik.

    f. Meningkatkan likuiditas pemilik

    Merger antar perusahaan memungkinkan perusahaan memiliki likuiditas yang lebih besar. Jika perusahaan lebih besar, maka pasar saham akan lebih luas dan saham lebih mudah diperoleh sehingga lebih likuid dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.

    g. Melindungi diri dari pengambilalihan

    Hal ini terjadi ketika sebuah perusahaan menjadi incaran pengambilalihan yang tidak bersahabat. Target firm mengakuisisi perusahaan lain, dan membiayai pengambilalihannya dengan hutang, karena beban hutang ini, kewajiban perusahaan menjadi terlalu tinggi untuk ditanggung oleh bidding firm yang berminat (Gitman, 2003, p.714-716).


    Kelebihan dan Kekurangan Merger dan Akuisisi
    Kelebihan Merger
    Pengambilalihan melalui merger lebih sederhana dan lebih murah dibanding pengambilalihan yang lain (Harianto dan Sudomo, 2001, p.641)

    Kekurangan Merger
    Dibandingkan akuisisi merger memiliki beberapa kekurangan, yaitu harus ada persetujuan dari para pemegang saham masing-masing perusahaan,sedangkan untuk mendapatkan persetujuan tersebut diperlukan waktu yang lama. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.642)

    Kelebihan dan Kekurangan Akuisisi
    Kelebihan Akuisisi
    Keuntungan-keuntungan akuisisi saham dan akuisisi aset adalah sebagai berikut:
    a. Akuisisi Saham tidak memerlukan rapat pemegang saham dan suara pemegang saham sehingga jika pemegang saham tidak menyukai tawaran Bidding firm, mereka dapat menahan sahamnya dan tidak menjual kepada pihak Bidding firm.
    b. Dalam Akusisi Saham, perusahaan yang membeli dapat berurusan langsung dengan pemegang saham perusahaan yang dibeli dengan melakukan tender offer sehingga tidak diperlukan persetujuan manajemen perusahaan.
    c. Karena tidak memerlukan persetujuan manajemen dan komisaris perusahaan, akuisisi saham dapat digunakan untuk pengambilalihan perusahaan yang tidak bersahabat (hostile takeover).
    d. Akuisisi Aset memerlukan suara pemegang saham tetapi tidak memerlukan mayoritas suara pemegang saham seperti pada akuisisi saham sehingga tidak ada halangan bagi pemegang saham minoritas jika mereka tidak menyetujui akuisisi (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643-644).

    Kekurangan Akuisisi
    Kerugian-kerugian akuisisi saham dan akuisisi aset sebagai berikut :
    a. Jika cukup banyak pemegang saham minoritas yang tidak menyetujui pengambilalihan tersebut, maka akuisisi akan batal. Pada umumnya anggaran dasar perusahaan menentukan paling sedikit dua per tiga (sekitar 67%) suara setuju pada akuisisi agar akuisisi terjadi.
    b. Apabila perusahaan mengambil alih seluruh saham yang dibeli maka terjadi merger.
    c. Pada dasarnya pembelian setiap aset dalam akuisisi aset harus secara hukum dibalik nama sehingga menimbulkan biaya legal yang tinggi. (Harianto dan Sudomo, 2001, p.643)

  • Publik Relation – Defenisi, Fungsi dan Tujuan Publikasi dan Humas

    Definisi public relation adalah usaha yang direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya. Pendapat ini menunjukkan bahwa public relation dianggap sebuah proses atau aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antara organisasi dan pihak luar organisasi (Coulsin-Thomas, 2002).

    Pengertian public relation adalah: Interaksi dan menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, dan merupakan profesi yang profesional dalam bidangnya karena merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat dan dengan secara terus menerus karena public relation merupakan kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan (Maria, 2002).

    Hal ini didukung oleh pendapat Alma yang mengatakan bahwa “public relation adalah kegiatan komunikasi yang dimaksudkan untuk membangun citra yang baik terhadap perusahaan” (2002). Sedangkan Marston mengatakan “public relation adalah suatu perencanaan dengan menggunakan komunikasi persuasif untuk mempengaruhi persepsi masyarakat” (1999).

    Scholz (1999) mengatakan bahwa “public relation adalah suatu perencanaan yang mendorong untuk mempengaruhi persepsi masyarakat melalui pelaksanaan tanggung jawab sosial berdasarkan suatu komunikasi timbal balik untuk mencapai keuntungan pada kedua belah pihak”.

    Pengertian public relation secara umum dan khusus sebagai berikut:

    1. Pengertian Umum

    Public relation adalah proses interaksi dimana public relation menciptakan opini publik sebagai input yang menguntungkan kedua belah pihak, dan menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik, bertujuan menanamkan keinginan baik, kepercayaan saling adanya pengertian, dan citra yang baik dari publiknya.

    Crystallizing Public Opinion menyebutkan bahwa public relation adalah profesi yang mengurusi hubungan antara suatu perusahaan dan publiknya yang menentukan hidup perusahaan itu (Widjaja,2001).

    2. Pengertian Khusus

    Public relation adalah fungsi khusus manajemen yang membantu membangun dan memelihara komunikasi bersama, pengertian, dukungan, dan kerjasama antara organisasi dan publik, melibatkan masalah manajemen, membantu manajemen untuk mengetahui dan merespon opini publik, menjelaskan dan menekankan tanggung jawab manajemen untuk melayani minat publik, membantu manajemen untuk tetap mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, berguna sebagai sistem peringatan awal untuk membantu mengantisipasi tren, dan menggunakan penelitian dan teknik suara yang layak dalam komunikasi sebagai alat utama (Maria, 2002).

    Dalam buku dasar-dasar public relation (Wilcox dan Cameron, 2006) juga mengatakan bahwa

    Public relations is a management function, of a continuing and planned character, through which public and private organizations and institutions seek to win and retain the understanding, sympathy, and support of those with whom there are or maybe concerned by evaluating public opinion about themselves, in order to correlate, as far as possible their own policies and procedures, to achieve by planned and widespread information more productive corporation and more efficient fulfillment of their common interests.

    Yang kurang lebih memiliki arti public relations merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan secara berkesinambungan oleh organisasi atau lembaga umum dan swasta untuk memperoleh dan membina saling pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang mempunyai hubungan atau kaitan, dengan cara mengevaluasi opini publik mengenai organisasi atau lembaga tersebut, dalam rangka mencapai kerjasama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.

    Tujuan Public Relation

    Tujuan utama dari public relation adalah mempengaruhi perilaku orang secara individu maupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dialog dengan semua golongan, dimana persepsi, sikap dan opininya penting terhadap suatu kesuksesan sebuah perusahaan (Davis, 2003).

    Menurut Rosady Ruslan (2001, p.246) tujuan public relation adalah sebagai berikut:

    1. Menumbuhkembangkan citra perusahaan yang positif untuk publik eksternal atau masyarakat dan konsumen.
    2. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan perusahaan.
    3. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan public relation.
    4. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.
    5. Mendukung bauran pemasaran.

    Jefkins (2003, p.54) mendefinisikan dari sekian banyak hal yang bisa dijadikan tujuan public relation sebuah perusahaan, beberapa diantaranya yang pokok adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengubah citra umum di mata masyarakat sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.
    2. Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai.
    3. Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
    4. Untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat luas, serta membuka pangsa pasar baru.
    5. Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan.
    6. Untuk memperbaiki hubungan antar perusahaan itu dengan masyarakatnya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan masyarakat terhadap niat baik perusahaan.
    7. Untuk mendidik konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.
    8. Untuk meyakinkan masyarakat bahwa perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis.
    9. Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan oleh pihak lain.
    10. Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru.
    11. Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari.
    12. Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara.
    13. Untuk memastikan bahwa para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan.
    14. Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan, agar masyarakat luas mengetahui betapa perusahaan itu mengutamakan kualitas dalam berbagai hal.

    Secara keseluruhan tujuan dari public relation adalah untuk menciptakan citra baik perusahaan sehingga dapat menghasilkan kesetiaan publik terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan (Mulyana, 2007).

    Selain itu public relation bertujuan untuk menciptakan, membina dan memelihara sikap budi yang menyenangkan bagi lembaga atau organisasi di satu pihak dan dengan publik di lain pihak dengan komunikasi yang harmonis dan timbal balik (Maria, 2002).

    Fungsi Public Relation

    Menurut Maria (2002, p.31), “public relation merupakan satu bagian dari satu nafas yang sama dalam organisasi tersebut, dan harus memberi identitas organisasinya dengan tepat dan benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi tersebut”. Hal ini sekedar memberikan gambaran tentang fungsi public relation yaitu:

    1. Kegiatan yang bertujuan memperoleh itikad baik, kepercayaan, saling adanya pengertian dan citra yang baik dari publik atau masyarakat pada umumnya.
    2. Memiliki sasaran untuk menciptakan opini publik yang bisa diterima dan menguntungkan semua pihak.
    3. Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan yang spesifik, sesuai harapan publik, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau perusahaan. Sangat penting bagaimana organisasi memiliki warna, budaya, citra, suasana, yang kondusif dan menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas bisa dicapai secara optimal.
    4. Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara organisasi atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini publik sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.

    Dapat disimpulkan bahwa public relation lebih berorientasi kepada pihak perusahaan untuk membangun citra positif perusahaan, dan hasil yang lebih baik dari sebelumnya karena mendapatkan opini dan kritik dari konsumen. Tetapi jika fungsi public relation yang dilaksanakan dengan baik benar-benar merupakan alat yang ampuh untuk memperbaiki, mengembangkan peraturan, budaya organisasi, atau perusahaan, dan suasana kerja yang kondusif, serta peka terhadap karyawan, maka diperlukan pendekatan khusus dan motivasi dalam meningkatkan kinerjanya.

    Dengan singkat dapat dikatakan bahwa fungsi public relation adalah memelihara, mengembangtumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul, atau meminimalkan munculnya masalah (Black, 2002).

  • Konsep Sistem Pemasaran

    Sistem Pemasaran

    Berkaitan dengan definisi pemasaran yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, kiranya perlu ditelaah beberapa konsep-konsep inti/dasar dan pemasaran. Gambar berikut menunjukkan konsep-konsep inti pemasaran serta hubungannya satu sama lain.

    A. Kebutuhan

    Konsep utama yang paling mendasari pemasaran adalah kebutuhan manusia.Kebutuhan adalah suatu keadaan yang dirasakan tidak ada dalam diri seseorang. Manusia memiliki kebutuhan yang kompleks dan bertingkat seperti yang dikemukakan oleh Abraham Maslow yaitu; kebutuhan fisik, keamanan dan keselamatan, sosial, penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri. Perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan ditentukan oleh tingkat kebutuhan mana yang paling mendesak. Apabila salah satu tingkat kebutuhan telah terpenuhi maka ia akan berhenti sebagai faktor motivator.

    B. Keinginan

    Keinginan merupakan kebutuhan manusia yang dihentuk oleh budaya dan kepribadian individu. Akibat perbedaan corak budaya yang beraneka ragam maka keinginan seseorang akan dipengaruhi oleh lingkungan sosial budayanya. Kebutuhan makanan pokok di Indonesia sudah tentu akan berbeda dengan kebutuhan pokok orang Amerika. Kebutuhan masyarakat pedesaan berbeda dengan kebutuhan masyarakat perkotaan.

    Perbedaan kehutuhan tersebut menimbulkan perbedaan keinginan setiap individu dan golongan masyarakat tersehut Keinginan dapat diterangkan dan ohjek yang akan memenuhinya. Keinginan manusia hersifat tak terhatas, sedangkan sumber-sumber untuk memenuhi keingian tersebut bersifat terbatas. Permasalahannya bagaimana manusia mengatasi atau menyesuaikan keinginan yang tak terbatas tersebut dengan sumberdaya yang tersedia.

    3. Permintaan

    Permintaan adalah keinginan yang didukung oleh daya beli. Jika tidak didukung daya beli keinginan akan tetap hanya herupa angan-angan saja. Keinginan manusia yang sifatnya tidak terbatas tidak semuanya bisa diwujudkan menjadi permintaan, oleh karena itu ia harus menyesuaikan din dengan daya heli dan sumberdaya yang tersedia. Untuk produk-produk tertentu yang bersifat elastis pada akhirnya jumlah permintaan akan mempengaruhi terhadap harga suatu produk yang ditawarkan.

    4. Produk

    Pada umumnya produk dibedakan atas produk yang berupa barang (berwujud) dan berupa jasa (tak berwujud), dan sarana lain yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Kata produk ini juga sering juga distilahkan dengan pemuas, sumberdaya, dan tawaran. Konsumen mempunyai kecenderungan memilih produk yang manfaatnya sama dengan produk sejenis tetapi dengan harga yang lebih murah atau harga yang sama tetapi kualitas yang lebih baik.

    5. Nilai dan Kepuasan

    Konsep yang menuntun konsumen untuk memilih produk mana yang akan Ia pilih diantara berbagai produk yang ditawarkan adalah nilai (pelanggan). Konsumen pada umumnya akan memilih suatu produk yang memberikan manfaat terbesar dengan biaya yang minimal atau terjangkau. Misalkan bila kita ingin membeli mobil tentu akan mempertimbangkan berbagai aspek seperti kenyamanan, keamanan, konsumsi bahan bakar, besar pajak kendaraan bermotor, dan lain-lain.

    Masing-masing aspek tersebut memiliki nilai tersendiri Total atau jumlah dan nilai-nilai tersebut dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pelanggan (seperti biaya moneter, waktu, energi, dan psikis) merupakan nilai yang akan kita perbandingkan dengan produk-produk lain yang sejenis. Jadi nilai pelanggan tersebut maksudnya nilai yang diserahkan kepada pelanggan (customer deliverd value) yaitu selisih antara nilai total pelanggan (total customer value) dengan biaya total pelanggan (total customer cost).

    Kepuasan konsumen atas suatu produk tergantung kinerja produk dengan harapan konsumen. Jika kinerja suatu produk yang telah dibeli di bawah harapan konsumen tentunya merasa tidak puas, jika kinerja produk sama dengan harapan tentu konsumen merasa puas, jika kinerja di atas harapan konsumen sangat puas. Harapan-harapan konsumen dibentuk oleh pengalaman pembelian masa lalu, informasi dan teman, informasi dan ikian, dan informasi dan sumber-sumber lainnya.

    6. Transaksi

    Transaksi adalah perdagangan nilai antara antara dua pihak. Transaksi merupakan satuan ukuran dan pertukaran. Salah satu bentuk satuan ukuran tersebut adalah uang, tetapi tidak semua transaksi melibatkan uang.

    Kadang-kadang transaksi terjadi antara barang dengan barang (misalnya antara pesawat terbang produk IPTN dengan mobil sedan Proton Saga dan Malaysia), antara barang dengan jasa (misalnya jasa seorang dokter di daerah pedesaan yang ditukar dengan seekor ayam), atau antara jasa dengan jasa (niisalnya jasa seorang konsultan ditukar dengan jasa pemerikasaan keseha tan seorang dokter). Transaksi yang demikian dinarnakan Transaksi Barter.

    7. Hubungan

    Pemasaran yang baik bekerja tidak saja untuk mempertukarkan produknya semata, tetapi secara jangka panjang mampu membina hubungan dengan pelanggan, distributor, dealer, atau pemasok. Masa sekarang pemasaran cenderung berubah dari usaha memaksimumkan laba atas tiap transaksi individual ke memaksimumkan hubungan yang saling menguntungkan dengan pelanggan atau pihak-pihak lainnya. Salah satu upaya kongkrit dan konsep ini misalnya dibentuknya bagian humas atau public relation di lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta

    8. Pasar

    Pasar terdiri dan semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan tersebut. Pasar adalah hasil dan serangkaian kegiatan/proses yang dinamakan pemasaran.

    Berdasarkan dominasi kekuasaan yang dimiliki oleh pihak yang terlibat, pasar dapat dikelompokan ke dalam pasar pembeli dan pasar penjual. Berdasarkan pada tujuan penggunaan produk, pasar dapat dikelompokan ke dalam pasar konsumen dan pasar organisasi (pasar industri, pasar pemerintah, dan pasar reseler)

    9. Pemasaran

    Pemasaran adalah proses sosial atau manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dn keinginan mereka dengan menciptakan penawaran produk yang bernilai satu sama lain. Pemasaran tidak saja dilakukan oleh organisasi bisnis tetapi juga organisasi non-bisnis, seperti lembaga pemerintah atau lembaga sosial masyarakat, atau lembaga konsumen.

  • Sistem Pemasaran Titip Jual – Konsinyasi

    Konsinyasi

    Pernahkah anda melihat seorang sales yang membawa kerupuk atau kue ke warung dan mendapatkan uang bayaran? Itu adalah salah satu penjual yang menggunakan sistem pemasaran titip jual atau konsinyasi, sistem bisnis yang efektif dan memang digunakan oleh banyak pengusaha.

    Sistem bisnis ini bisa dibilang lumayan mudah, kita hanya perlu mencari warung atau toko dan membuat kesepakatan kerjasama dengan maksud menitipkan barang dagangan kita di warung atau toko tersebut, jika sudah deal maka kita hanya perlu memasok barang dagangannya, menunggu beberapa hari, dan kembali untuk mengambil bayaran dan mengganti barang dagangan yang sudah lama (biasanya kalau kerupuk atau kue hanya bertahan 3-7 hari saja).

    Sistem bisnis ini adalah sistem bisnis yang menguntungkan kedua belah pihak, bagi penjual yang menitipkan barang dagangannya, maka dia hanya perlu menitipkannya saja dan pihak warunglah yang akan memasarkan produknya, sedangkan bagi pemilik warung atau toko, mereka untung karena bisa menjual barang dagangan tanpa modal dan mendapatkan hasil keuntungan dari hasil penjualannya tersebut, kalaupun barang rusak atau tidak laku, tidak menjadi tanggung jawab si pemiliki warung atau toko. Saat ini banyak sekali barang dagangan yang dipasarkan dengan sistem konsinyasi, yang sering kita temui misalnya kerupuk, snack, kue kering, dan jajanan lainnya yang menarik perhatian dan memiliki nilai jual yang cepat. Tidak menutup kemungkinan juga ada pihak perusahaan yang menggunakan sistem titip jual ini.

    Sebenarnya sistem pemasaran seperti ini sudah lama ada dan eksis, namun terkadang kita tidak menyadarinya karena biasanya kita selalu berfikir bagaimana menjual sebuah produk kepada pelanggan dengan cepat, tanpa kita menyadari bahwa kita bisa memanfaatkan pihak ke 3 sebagai perantara untuk memasarkan produk kita. Ini yang disebut bisnis, untuk sukses kita harus melibatkan orang lain, bukannya kalau ada masalah baru melibatkan orang lain.

    Walaupun terlihat mudah dan menguntungkan, kita juga harus berhati-hati saat menjalankan sistem bisnis ini, jangan lupa membuat catatan barang yang dititipkan, karena banyak pemilik warung yang kadang lupa atau nakal dalam menghitung barang dagangan titipan, jadi mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terlebih dahulu. Selain itu, terkadang juga ada pemiliki toko yang pelit, menunda-nunda pembayaran barang titipan, padahal barang tersebut sudah laku terjual (menjengkelkan sekali), jika kita menemukan pemilik toko seperti ini, alangkah baiknya segera kita tinggalkan kerjasamanya karena akan merugikan kita.

    Untuk target pemasaran, kita bisa membagi-bagi setiap daerah, misalnya kita melakukan penitipan barang dagangan setiap satu minggu sekali, maka kita harus mencari target toko atau warung dalam satu minggu, misalnya dalam satu hari kita ingin mengunjungi 30 toko, maka paling tidak kita memiliki 210 toko langganan agar usaha kita berjalan terus setiap hari.

    Target seperti itu menurut saya sangat mungkin, mengingat dalam satu desa saja paling tidak ada sekitar 15-30 toko, jadi mungkin kita hanya perlu memasarkan barang dagangan kita dalam wilayah 7-8 desa saja. Jika ingin berkembang maka mau tidak mau kita harus memiliki karyawan lain untuk memasarkan produk kita. Saya pernah menemui sebuah usaha penitipan kue kering, yang memiliki hampir 20 sales yang setiap hari berkeliling menitipkan barang dagangannya, hebat bener ini usaha.

    Ayo mulai pasarkan produk kita dengan sistem konsinyasi, kita titip dagangan dan biarkan mereka yang menjualnya untuk kita, mereka senang kitapun juga senang.

  • Aneka Anyaman Bambu yang Bernilai Guna dan Memiliki Unsur Estetika Tinggi

    Anyaman adalah serat yang dirangkaikan hingga membentuk benda yang kaku, biasanya untuk membuat keranjang atau perabot. Anyaman seringkali dibuat dari bahan yang berasal dari tanaman, namun serat plastik juga dapat digunakan. Bahan yang digunakan bisa bagian apapun dari tanaman, misalnya inti batang tebu atau rotan atau keseluruhan ketebalan tanaman, seperti misalnya dedalu. Tapi dalam artikel ini saya akan membahas mengenai anyaman dari bambu yang sudah mulai ditinggalkan teman-teman kaula muda. Apakah menarik?

    Mari kita bahas bersama dan melihat betapa indahnya anyaman dari bambu itu yang tidak kalah dari anyaman dari bahan lainnya, sebelum itu mari kita bahas bambu terlebih dahulu agar menyamakan persepsi pemahaman. Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam.

    Gambar 1: Bambu sebagai dasar anyaman

    Setelah mengetahui bersama mengenai dasar dari pembuatan anyaman ini, Berikut ini adalah berbagai kerajinan dari anyaman bambu yang memiliki nilai estetika dan juga nilai jual yang tinggi.

    Gambar 2: Tempat Tisu Cantik dari bambu

    Gambar 3: Penutup lampu keren dari bambu

    Gambar 4: Tempat tisu dari bambu

    Gambar 5: Rumah sederhana dari bambu

    Sudah kita lihat bersama bahwa contoh diatas keren-keren kan, anyaman bambu memang tradisional akan tetapi Hasil anyaman bambu tidak hanya memiliki sekedar fungsi praktis tetapi juga memiliki fungsi estetis. Dengan kreativitas banyak tercipta berbagai karya dari anyaman bambu yang telah dibuat oleh masyarakat. Bentuk yang unik membuat anyaman bambu bisa juga dijadikan aneka ragam souvenir baik sebagai oleh-oleh khas daerah dan juga souvenir pernikahan.