Blog

  • Makalah Penelitian Kombinasi – Mixed Methods

    Penelitian Kombinasi – Mixed Methods

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yangdiperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid, reliabel dan obyektif.

    Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif. Oleh karena itu, untuk dapat melakukan penelitian dengan metode kombinasi (Met Kom), maka harus dipahami dahulu karakteristik kedua metode tersebut.

    Penelitian kuantitatif memandang bahwa, suatu gejala dianggap relatif tetap, tidak berubah dalam waktu tertentu. Peneliti kuantitatif dalam memandang gejala adalah bebas nilai. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan kuesioner dan sampel yang diambil secara random, sehingga peneliti tidak ada kontak langsung dengan sumber data. Dengan demikian data yang diperoleh adalah yang objektif dan bebas nilai.

    Metode kualitatif berlandasan pada filsafat pospositivisme atau enterpretive. Filsafat ini berpandangan bahwa suatu gejala bersifat holistik, belum tentu dapat diamati dan diukur, hubungan gejala bersifat reciprocal, data bersifat dinamis dan terikat nilai.

    Penelitian kualitatif memandang tidak semua gejala dapat diamati dan diukur. Gejala yang mengandung makna tidak dapat diamati. Gejala dalam penelitian kualitatif tidak bersifat sebab-akibat (kausal), tetapi lebih bersifat reciprocal (saling mempengaruhi). Hasil penelitian kualitatif tidak akan bebas nilai, karena peneliti berinteraksi dengan sumber data.

    Berdasarkan uraian dia atas, dapat sikemukakan disini bahwa, landasan filsafat kedua metode penelitian tersebut sangat berbeda bahkan bertentanga,

    sehingga secara teoritis kedua metode tersebut tidak dapat dikombinasikan untuk digunakan bersama-sama.

    Sugiyono (2006) menyatakan bahwa, pertama, kedua metode tersebut dapat digabungkan tetapi digunakan secara bergantian. Pada tahap pertama menggunakan metode kualitatif, sehingga ditemukan hipotesis tersebut diuji denganmetode kuantitatif. Kedua, metode penelitian tidak dapat digabungkan dalam waktu bersamaan, tetapi hanya teknik pengumpulan data yang dapat digabungkan.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa pengertian penelitian kombinasi ?
    2. Bagaimana karakteristik penelitian kombinasi ?
    3. Apa saja macam-macam metode penelitian kombinasi ?
    4. Bagaimana langkah-langkah penelitian kombinasi ?

    C. Maksud dan Tujuan

    Maksud dan tujuan dari makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan mixed method procedures yang termuat dalam rumusan masalah.

    D. Manfaat

    1. Mamahamkan langkah dan cara bagi pembaca yang akan melakukan penelitian, khususnya penelitian kombinasi.
    2. Untuk memperluas konsep teori tentang penelitian kombinasi.
    3. Sebagai pedoman atau landasan dalam kegiatan tugas akhir, skripsi dan karya ilmiah lainnya.

    Bab II. Teori dan Pembahasan

    A. Pengertian Metode Kombinasi

    Johnson dan Cristensen (2007) memberikan definisi tentang metode penelitian kombinasi (mixed recearch) sebagai berikut. Metode penelitian kombinasi merupakan pendekatan dalam penelitian yang mengkombinasikan atau menghubungkan antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Hal ini mencakup landasan filosofis, penggunaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan mengkombinasikan kedua pendekatan dalam penelitian.

    Creswell (2009) menyatakan bahwa, metode ini sering disebut sebagai metode multimethods (menggunakan multi metode), convergence (dua metode bermuara ke satu).

    Metode penelitian kombinasi adalah suatu metode penelitian kuantitatif dan kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel dan objektif.

    B. Karakteristik Penilitian Kombinasi

    KarakteristikKunatitatifKombinasiKualitatif
    Dasar teoriKonfirmasi. Peneliti menguji teori dari hasil data yang diperoleh dari penelitian di lapanganKonfirmasi dan eksplorasiEksplorasi.  Peneliti menghasilkan hipotesis dan teori baru didasarkan dari data yang dikumpulkan selama penelitian di lapangan
    Hal yang paling umum dari tujuan penelitianUntuk menunjukkan hubungan antar variabel, menguji teori, dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif.Beberapa tujuanMenemukan pola hubungan yang bersifat interaktif, menemukan teori baru, menggambarkan realitas yang kompleks, dan memperoleh pemahaman makna
    Fokusmemandang melalui lensa kecil, melihat dan memilih serta memperhatikannya hanya beberapa buah variabel saja.Beberapa fokusmenggunakan lensa besar dan menampak serta memperhatikan pola-pola saling berhubungan antara berbagai variabel yang sebelumnya belum pernah ditemukan
    DesainDesainnya harus terstruktur, baku, formal dan dirancang sematang mungkin sebelumnya.Beberapa desainDesainnya bersifat umum, dan berubah-ubah / berkembang sesuai dengan situasi di lapangan
    Sifat pengamatandihubungan dengan ilmu-ilmu alamiah sehingga metode ini dianggap metode ilmiah.Mempelajari perilaku  lebih dari satu konteks.metode kualitatif yang tidak dihubungkan dengan ilmu-ilmu alamiah, tidak ilmiah.
    Teknik pengumpulan dataMelalui kuesioner, observasi dan wawancara terstruktur.Beberapa teknikMelalui wawancara mendalam, observasi partisipan, catatan lapangan, dan pertanyaan terbuka Penelitian kualitatif menjadikan peneliti sendiri sebagai instrumen penelitian
    SampelJumlah sampel besarKombinasi kualitatif dan kuantitatifJumlah sampel kecil
    Sifat databersifat kuantitatif / angka-angka statistik ataupun koding-koding yang dapat dikuantifikasiCampuran angka-angka dan data yang bersifat deskriptifData bersifat deskriptif dan bukan angka
    Analisis datadalam penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris teori yang dipakai dan dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan sarana statistikKombinasi kualitatif dan kuantitatifdalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuan akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep dan pembangunan suatu teori baru

    C. Macam-Macam Metode Penelitian Kombinasi

    Creswell (2009) mengklasifikasikan terdapat dua model utama metode kombinasi yaitu model sequential (kombinasi berurutan), dan model concurrent (kombinasi campuran). Model urutan (sequential) ada dua yaitu model urutan pembuktian (sequential explanatory) dan model urutan penemuan (sequential exploratory). Model concurrent (campuran) ada dua yaitu, model concurrent triangulation (campuran kuantitatif dan kualitatif secara berimbang) dan concurrent embedded (campuran penguatan/metode kedua memperkuat metode pertama).

    1. Model Sequential

    Creswell (2009) mengemukakan tentang metode kombinasi model sequential adalah suatu prosedur penelitian dimana peneliti mengembangkan hasil penelitian dari satu metode dengan metode yang lain.

    Metode ini dikatakan sequential, karena penggunaan metode dikombinasikan secara berurutan. Bila urutan pertama menggunakan metode kuantitatif, dan urutan kedua menggunakan kualitatif, maka metode tersebut dinamakan kombinasi sequential explanatory dan bila urutan pertama menggunakan metode kualitatif dan urutan kedua menggunakan metode kuantitatif, maka metode tersebut dinamakan metode penelitian kombinasi model sequential exploratory.

    a)      sequential explanatory

    Metode penelitian kombinasi model sequential explanatory,dicirikan dengan pengumpulan data dan analisis data kuantitatif pada tahap pertama, dan diikuti dengan pengumpulan dan analisis data kualitataif pada tahap kedua, guna memperkuat hasil penelitian kuantitatif yang dilakukan pada tahap pertama.

    b)      sequential exploratory

    Metode ini sama dengan metode sequential explanatoryhanya dibalik, dimana pada metode ini pada tahap awal menggunakan metode kualitatif dan tahap berikutnya menggunakan metode kuantitatif. Bobot metode lebih pada metode tahap pertama yaitu metode kualitatif dan selanjutnya dilengkapi dengan metode kuantitatif. Kombinasi data kedua metode bersifat connecting(menyambung)hasil penelitian tahap pertama (hasil penelitian kualitatif) dan tahap berikutnya (hasil penelitian kuantitatif).

    c)      Sequential Transformative Strategy

    Model ini dilakukan dalam dua tahap dengan dipadu oleh teori lensa (gender, ras, ilmu sosial) pada setiap prosedur penelitiannya. Tahap pertama bisa menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif dan dilanjutkan pada tahap berikutnya dengan metode kualitatif atau kuantitatif. Teori lensa dikemukakan pada bagian pendahuluan proposal penelitian untuk memandu dirumuskannya pertanyaan penelitian untuk menggali masalah.

    2. Model Concurrent

    Metode kombinasi model campuran, merupakan prosedur penelitian dimana peneliti menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif agar diperoleh analisis yang komprehensif guna menjawab masalah penelitian.

    Kalau dalam tipe sequential, penggabungan metode dilakukan secara berurutan dalam waktu yang berbeda, sedangkan dalam tipe concurrent penggabungan dengan cara dicampur dalam waktu yang sama. Dalam hal ini metode kuantitatif/kombinasi digunakan untuk menjawab satu jenis rumusan masalah atau satu jenis pertanyaan penelitian. Terdapat tiga model yaitu: Concurrent Triangulation strategy; concurrent embedded strategy, dan concurrent rent transformative strategy.

    a)      Concurrent Triangulation Strategy

    Model atau strategi ini merupakan model yang paling familier diantara enam model dalam metode kuantitatif/kombinasi/mixed methods. Dalam model ini peneliti menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersama – sama, baik dalam pengumpulan data maupun analisisnya, kemudian dapat ditemukan mana data yang dapat digabungkan dan dibedakan.

    b)      Concurrent Embedded Strategy

    Metode penelitian kombinasi model embedded, merupakan metode penelitian yang mengkombinasikan pengguanaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara simultan/bersama – sama (atau sebaliknya), tetapi bobot metodenya berbeda. Pada model ini ada metode yang primer dan metode sekunder. Metode primer digunakan untuk memperoleh data yang utama, dan metode sekunder digunakan untuk memperoleh data guna mendukung data yang diperoleh dari metode primer.

    c)      Concurrent Rent Transformative Strategy

    Metode concurrent transformative merupakan gabungan antara model triangulation dan embedded. Dua metode pengumpulan data dilakukan pada satu tahap/fase penelitian dan pada waktu yang sama. Bobot metode bisa sama dan bisa tidak sama. Penggabungan data dapat dilakukan dengan merging, connecting atau embedding (mencampur dengan bobot sama, menyambung, dan mencampur dengan bobot tidak sama).

    3. Kapan penelitian kombinasi digunakan

    Secara umum metode penelitian kombinasi digunakan apabila peneliti ingin untuk memper oleh data dan informasi yang lenkap, valid, reliabel dan obyektif. Kemudian secara specifik metode kombinasi digunakan apabila :

    1. Peneliti yang ingin melengkapi hasil penelitian kuantitatif yang diperkaya dengan data-data yang bersifat kualitatif yang tidak bia digali dengan metode kuantitatif.
    2. Peneliti ingin hasil penelitian kualitatif dapat diberlakukan pada populasi yang lebih luas.
    3. Peneliti ingin mendapatkan data yang lebih komprehensip yang dapat dicari dengan metode kuantitatif dan kualitatif dalam waktu yang sama.
    4. Peneeliti ingin melakukan penelitian yang bersifat proses dengn metode kualitatif, dan meneliti produk dengan kuantitatif.
    5. Peneliti ingin melakukan penelitian tindakan (action research).
    6. Peneliti ingin melakukan penelitian untukmenghasilkan produk yang terujidengan metode R & D (research and development).

    Bab III. Pembahasa

    BAB III

    PEMBAHASAN

    A.    Langkah-langkah penelitian desain sequential explanatori

    Sesuai karakteristik metode kombinasi sequential explanatory, dimana pada tahap pertama penelitian menggunakan metode kuantitatif dan pada tahap kadua menggunakan metode kualitatif. Dengan demikian, penelitian kombinasi dilakukan untuk menjawab rumusan masalah penelitian kuantitatif dan rumusan masalah penelitian kualitatif, atau rumusan masalah yang berbeda, tetapi saling melengkapi.

    1.      Metode Kuantitatif

    langkah-langkah dalam metode kuantitatif adalah menentukan masalah/potensi dan membuat rumusan masalah, melakukan kajian teori dan merumuskan hipotesis, mengumumpulkan dan analisis data untuk menguji hipotesis, dan selanjutnya dapat dibuat kesimpuan berdasarkan hasil pengujian hipotesis.

    a)      Masalah dan Potensi

    Penelitian kuantitatif berangkat dari masaah dan atau potensi yang sudah jelas. Masalah adalah penyimpangan dari apa yang diharapkan dengan apa yang terjadi (das sein dan das solen). Misalnya, penyimpangan antara kebijakan dengan pelaksanaan atau penyimpangan antara perencanaan dan pelaksanaan di lapangan.

    Suatu penelitian juga bisa diangkat dari potensi. Penelitian yang berangkat dari potensi cenderung lebih baik daripada penelitian yang berangkat dari masalah. Jika penelitian yang berangkat dari masalah, maka hasil penelitian lebih berguna untuk memecahakan masalah, sedangkan jika penelitian berangkat dari potensi, hasil penelitian berguna untu pengembangan, atau peningkatan kemajuan. Potensi adalah segala sesuatu yang bila dikembangkan akan dapat meningkatkan nilai tambah. Sebagai contoh,  potensi sumber daya pertanian di Indonesia yang dapat dijadikan sumber energi alternatif.

    b)      Landasan Teori dan Hipotesis

    Setelah masalah dirumuskan, maka peneliti mencari dan memilih teori yang relevan sehingga dapat digunakan untuk memperjelas masalah, memberi definisi operasional, merumuskan hipotesis dan mengembangkan instrumen. Jumlah teori yang digunakan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Hipotesis yang dikemukakan dapat berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif, dan asosiatif.

    c)      Pengumpulan Analisis Data Kuantitatif

    Setelah hipotesis dirumuskan, maka hipotesis tersebut selanjutnya dibuktikan kebenarannya berdasarkan data. Untuk itu sebelum dikumpulkan, perlu ditetapkan populasi dan sampelnya beserta instrumen penelitiannya. Jumlah instrumen tergantung pada variabel yang diteliti. Sebelum digunakan, instrumen juga perlu teruji validitas dan reabilitasnya. Setelah data terkumpul, selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

    d)      Hasil Pengujian Hipotesis

    Ini merupakan langkah akhir dari tahap metode kuantitatif. Data kuantitatif yang telah dianalisis dan hipotesis yang telah diuji selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel, grafik, gambar, dan narasi singkat. Penyajian data meliputi deskripsi data kuantitatif nilai setiap variabel, setiap indikator, bahkan setiap butir instrumen. Dengan demikian nilai setiap variabel, setiap indikator dan setiap butir instrumen dapat diketahui.

    2.      Metode Kualitatif

    Jika dalam penelitian kuantitatif, penelitian berakhir setelah hipotesis terbukti atau tidka terbukti. Dalam penelitian campuran model sequential explanatory, penelitian masih berlanjut dengan metode kualitatif, untuk membuktikan, memperkuat, memperdalam, memperluas, memperlemah, dan mengugurkan data kuantitatif yang telah diperoleh pada tahap awal.

    a)      Penentuan Sumber Data

    Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian kuantitatif pada tahap awal, selanjutnya peneliti kualitatif, menentukan sumber data yang diharapkan dapat memberi informasi yang dapat digunakan untuk melengkapi  data kuantitatif yang telah diperoleh  pada penelitian tahap I. sesuai dengan metodenya, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara kualitatif, misalnya melaui purposive (narasumber yang paling tahu tentang apa informasi yang dibutuhkan) dan bersifat snowball (jumlahnya berkembang semakin banyak).

    b)      Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif

    Setelah sumber data ditetapkan, maka selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data dengan metode kualitatif seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dan pengujian kredibilitas data dapat dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data. Dari hasil analisis kualitatif diharapkan diperoleh data kualitatif yang kredibel untuk melengkapi data kuantitatif.

    c)      Analisis Data Kuantitatif dan Kuaitatif

    Setelah kedua data (kuantitatif dan kualitatif) diperoleh, langkah selanjutnya adalah menganlisis kembali kedua kelompok data tersebut. Analisis data dapat dilakukan dengan menggabungkan kedua data yang sejenis sehingga data kuantitatif diperluas dan diperdalam dengan data kulitatif. Analisis juga dapat dilakukan dengan membandingkan kedua kelompok data, sehingga dapat ditemukan perbedaan dan kesamaan diantara 2 kelompok data tersebut.

    d)      Kesimpulan Hasil Penelitian

    Langkah terakhir penelitian adalah membuat laporan penelitian yang didalamnya terdapat kesimpulan dan memberikan saran-saran. Kesimpulan yang diberikan adalah untuk menjawab secara singkat terhadap rumusan masalah penelitian berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan. Jumlah butir kesimpulan harus sama dengan jumlah rumusan masalah. Berdasarkan kesimpulan tersebut, selanjutnya dibuat saran untuk memperbaiki keadaan. Saran yang diberikan tentunya berdasarkan pada hasil penelitian. Jumlah butir saran tidak harus sama dengan jumlah butir kesimpulan.[4]

    B.     Langkah-Langkah Penelitian Desain Sequential Exploratory

    Pada tahap pertama penelitian menggunakan metode kualitatif, yang langkah-langkahnya adalah menetukan seting penelitian yang di situ ada masalah, atau potensi. Selanjutnya peneliti melakukan kajian teori perspektif yang berfungsi untuk memandu peneliti dalam mengumpulkan data dan analisis data. Setelah itu peneliti masuk ke setting penelitian dengan melakukan pengumpulan yang utuh dari objek penelitian tersebut, mengkonstruksi makna dari hipotesis. Pada tahap ke dua peneliti menggunakan metode kuantitatif yang berfungsi untuk menguji hipotesis yang ditemukan pada penelitian tahap pertama. Langkah-langkah dalam penggunaan metode kuantitatif adalah menetukan populasi dan sampel sebagai tempat untuk menguji hipotesis, mengembangkan dan menguji instrumen untuk pengumpulan data, analisis data dan selanjutnya membuat laporan yang diakhiri dengan kesimpulan saran.

    1.      Metode kualitatif

    Langkah pertama dalam metode penelitian kombinasi model/desain seqential explatory adalah melakukan penelitian dengan metode kualitatif. Seperti telah dikemukakan langkahnya adalah menetukan seting penelitian yang di situ ada masalah, atau potensi. Selanjutnya peneliti melakukan kajian teori perspektif yang berfungsi untuk memandu peneliti dalam mengumpulkan data dan analisis data. Setelah itu peneliti masuk ke setting penelitian dengan melakukan pengumpulan data dan analisis data kualitatif, dan akhirnya peneliti dapat menemukan gambaran yang utuh dari objek penelitian tersebut, mengkonstruksi makna dari hipotesis.

    a)      Masalah dan judul penelitian

    Setiap penelitian berangkat dari masalah tetentu. Masalah dalam penelitian kualitatif berbeda dengab masalaj dalam kuantitatif. Masalah dalam penelitian belum jelas, masih remang-remang bahkan masih gelap, sehingga masalah yang dibawa peneliti kualitatif masih bersifat semntara. Penelitian kualitatif juga tidak harus berangkat dari masalah, tetapi bisa dari dugaan adanya potensi, bahkan bisa berangkat dari rasa keingintahuan di suatu objek itu ada apa.

    Setelah masalah, potensi atau keinginan untuk mengetahui sesuatu yang di situasi sosial/tempat/objek penelitian ditetapkan, maka selanjutnya dapat dibuat rumusan masalah yang bersifat sementara. Rumusan masalah dapat bersifat rumusan masalah deskriptif, komparatif, asosiatif.

    Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap “masalah” yang dibawa oleh peneliti dalam penelitian. Yang pertama masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir penelitian masalahnya sama. Dengan demikian judul proposal dengan judul laporan penelitian sama. Yang kedua “masalah” yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang. Jadi masalah diperluas atau diperdalam. Dengan demikian tidak terlalu banyak perubahan, sehingga harus “ganti” masalah. Dengan demikian antara judul dalam proposal dengan judul laporan penelitian tidak sama sehingga judulnya diganti. Dalam institusi tertentu, judul yang diganti ini sering mengalami kesulitan administrasi. Oleh karena itu institusi yang menangani penelitian kualitatif, harus mau dan mampu menyesuaikan dengan karakteristik masalah kualitatif ini.

    Contoh judul penelitian : faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai di PT. Sinar jaya.

    b)      Kajian teori

    Teori dalam penelitian kualitatif sering disebut dengan teori lensa atau teori perspektif. Teori berfungsi membantu peneliti untuk membuat berbagai pertanyaan penelitian, memandu bagaimana mengumpulkan data dan analisis data. Kalau dalam penelitian kuantitatif teori diuji dengan berdasarkan data lapangan, tetapi dalam penelitian kualitatif teori berfungsi untuk memandu peneliti dalam bertanya, mengumpulkn dan analisis data.

    Berdasarkan contoh judul diatas, maka teori yang perlu diuji dan diperdalam oleh peneliti adalah tentang produktivitas dan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja berdasarkan data di lapangan.

    c)      Pengumpulan data dan analisis data

    Setelah peneliti memahami permasalahan yang diteliti serta memperhatikan rumusan masalah penelitian maka, peneliti selanjutnya masuk dalam tempat yang diteliti (setting penelitian) untuk melakukan penelitian.

    Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data, analisis dan pengujian kredibilitas data lebih banyak dilakukan secara bersamaan. Sesuai contoh diatas pengumpulan data dilakukan terkait produktivitas dan faktor yang mempengaruhinya. Sebelum pengumpulan data lebih mendalam maka peneliti melakukan penjelajahan terlebih dahulu untuk meperoleh gambaran umum tentang situasi sosial atau setting yang diteiti.

    2.      Metode kuantitatif

    a)      Penentuan sampel dan populasi untuk menguji hipotesis

    Dalam suatu penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber data.selainitu populasi dan sampel juga untuk menguji hipotesis yang telah ditemukan. Misalnya hipotesis mengenai perusahaan diatas, maka populasi yang diambil adalah seluruh perusahaan di Provinsi Kahuripan. Ada 3 perusahaan di provinsi tersebut dengan jumlah pegawai masing- masing 50 orang pegawai, jadi populasi keseluruhan adalah 150 orang pegawai. Penelitian menggunakan sampel pegawai yang diambil dari populasi dengan kesalahan 5 persen. Berdasarkan jumlah anggota populasi 150 pegawai dan kesalahan 5 persen, maka jumlah anggota populasi sampel 105. Pengambilan sampel dilakukan dengan proportiona random sampling. Dengan demikian, jumlah sampel untuk perusahaan A- (50: 150) x 105 – 35. Perusahaan B dan C juga memiliki sampel 35 pegawai.[5]

    C.    Langkah-langkah penelitian desain concurrent triangulation

    Metode penelitian dapat berangkat dari rumusan masalah kualitatif atau kuantitatif yang sejenis. Rumusaan masalah kualitatif adalah pertanyaan penelitian yang memerlukan jawaban dengaan data kualitatif, dan rumusan masalah kuantitatif adalah pertanyaan penelitian yang memerlukan data kuantitatif. Rumusan masalah yang sejenis adalah rumusan masalah yang isi dan bentuknya sama. Bentuk rumusan masalah adalah deskriptif, komparatif, asosiatif, dan komparatif asosiatif. Penelitian dapat dilakukan berdasarkan satu bentuk masalah, dua bentuk masalah atau seluruh bentuk masalah.

    Saat peneliti menggunakan metode kualitatif, maka peneliti harus memperkut diri menjadi human instrument agar bisa mngumpulkan, dan menganalisis data kualitatif, dan pada saat menjadi peneliti kuantitatif, peneliti melakukan kajian teori untuk dapat dirumuskan hipotesis dan instrument penelitian. Instrument penelitian digunakan untukk mengumpulkan data kuantitatif. Data kualitatif yang telah terkumpul dianalisis seccara kualitatif, dan data kualitatif dianalisis dengan statistik. Kedua klompok data hasil analisis kualitatif dan kuantitatif selanjutnya dianalisis lagi dengan meta anallisis (analisis data hasil penelitian kualiatif dan kuantitatif atua sebaliknya) untuk dapat dikelompokan, dibedakan ,dan dicari hubungan satu data ddengan data yang lain, sehingga apakah kedua data saling memperkuat, memperlemah atau bertentangan.

    D.    Langkah-langkah penelitian desain concurrent embedded

    Seperti dikemukakan terdapat dua model dalam penelitian concurrent embedded, yaitu metode kuantitatif yang menjadi metode primer dan atau metode kualitatif yang metode primer. Langkah-langkah penelitian metode kuantitatif sebagai metode primer seperti di bawah ini.

    Penelitian berangkat dari masalah atau potensi. Potensi yang ingin diberdayakan, tetapi tidak bisa cara memberdayakan, juga akan menimbulkan masalah. Setelah masalah dan yang melatarbelakangi dikemukakan dengan fakta, selanjutnya dibuat rumusan masalah yang berbentuk pertanyaan penelitian. Rumusan masalah bisa berbentuk rumusan deskriptif, komparatif, asosiatif, dan komparatif asosiatif.

    Setelah masalah dirumuskan maka, selanjutnya peneliti memilih teori yang dapat digunakan untuk memperjelas masalah, merumuskan hipotesis dan menyusun instrument penelitian. Setelah instrument disusun diuji validitas dan reliabilitasnya. Setelah instrument terbukti valid dan reliable, maka selanjutnya digunakan untuk mengumpulkan data guna menjawab rumusan masalah kuantitatif dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan pengumpulan data kualitatif. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan instrument dan pengumpulan data kualitatif dengan observasi, dan wawancara. Data kuantitatif diperoleh berdasarkan sample penelitian yang diambil secara random dan pengumpulan dan kualitatif dikumpulkan dengan sample purposive dan snowball. Data kuantitatif yang telah terkumpul dianalisis dengan statistic dan data kualitatif dianalisis secara kualitatif.

    Data kuantitatif yang telah terkumpul dengan teknik pengumpulan data kuantitatif dan data kualitatif yang telah terkumpul dengan teknik pengumpulan data kualitatif, selanjutnya dianalisis untuk digabungkan dan dibandingkan, sehingga dapat ditemukan data kualitatif mana yang memperkuat, memperluas dan mengugurkan data kuantitatif. Data kuantitatif yang bersifat deskriptif atau hasil pengujian hipotesis berikut data kualitatif sebagai pelengkapnya, selanjutnya disajikan dalam bentuk table atau grafik dan dilengkapi dengan data kualitatif. Data tersebut selanjutnya diberikan pembahasan, sehingga hasil penelitian menjadi semakin jelas dan mantap. Langkah terakhir dari proses penelitian ini adalah membuat laporan penelitian, yang di bagian akhirnya ada kesimpulan dan saran. Kesimpulan berupa jawaban terhadap rumusan masalah berdasarkan data kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian selanjutnya diberikan saran. Bila kesimpulan memberikan informasi yang baik, maka tidak perlu diberikan saran, sehingga jumlah saran tidak harus sama dengan jumlah kesimpulan.

    Langkah-langkah metode kualitatif sebagai metode primer sebagai berikut. Seperti telah banyak dikemukakan bahwa, metode penelitian kualitatif digunakan bisa berangkat dari potensi, keingintahuan di obyek ada apa, dan bisa dari masalah yang bersifat sementara. Masalah tersebut akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan. Setelah peneliti melakukan penjelajahan umum (grand tour observation) ke obyek yang diteliti, maka peneliti baru dapat menemukan fokus penelitian. Berdasarkan fokus penelitian tersebut, selanjutnya peneliti dapat membuat rumusan masalah yang berupa pertanyaan penelitian sebagai panduan untuk mengumpulkan data di lapangan.

    Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan landasab teori sebagai bahan untuk perumusan hipotesis, tetapi melakukan kajian berbagai teori perspektif yang sesuai dengan konteks penelitian. Dengan kajian tersebut akan dapat memperkuat peneliti kualitatif sebagai “human instrument”, sehingga peneliti kualitatif mampu melakukan penjelajahan umum pada obyek yang diteliti, menetapkan fokus, menetapkan sumber data, mengumpulkan dan analisis data kualitatif.

    Teori yang digunakan oleh peneliti kualitatif, juga bersifat sementara dan akan berkembang sesuai dengan fakta-fakta yang ditemukan peneliti di lapangan. Penelitian kualitatif lebih dipandu oleh fakta-fakta yang diperoleh dilapangan (bukan teori) untuk membangun hipotesis atau teori baru.[6]

    Bab III. Penutup

    A.    KESIMPULAN

    Metode penelitian kombinasi adalah suatu metode penelitian kuantitatif dan kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel dan objektif.

    Creswell (2009) mengklasifikasikan terdapat dua model utama metode kombinasi yaitu model sequential (kombinasi berurutan), dan model concurrent (kombinasi campuran). Model urutan (sequential) ada dua yaitu model urutan pembuktian (sequential explanatory) dan model urutan penemuan (sequential exploratory). Model concurrent (campuran) ada dua yaitu, model concurrent triangulation (campuran kuantitatif dan kualitatif secara berimbang) dan concurrent embedded (campuran penguatan/metode kedua memperkuat metode pertama).

    Secara umum metode penelitian kombinasi digunakan apabila peneliti ingin untuk memper oleh data dan informasi yang lenkap, valid, reliabel dan obyektif.

    B.     SARAN

    Demikianlah makalah yang dapat kami susun, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua. kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya, baik dari segi susunan maupun isinya. Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai bahan pertimbangan kami dalam menyusun makalah kami mendatang. Terima kasih.

    DAFTAR PUSTAKA

    v  Prof. Dr. Sugiyono, (2012) Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods)

    v  Emzir. (2010). Penelitian kualitatif : analisis data. Jakarta : rajawali pers.

    v  http://elitasuratmi.wordpress.com/2013/02/11/metode-kombinasi/ 18 oktober 2013. 09:32


    [1] Prof. Dr. Sugiyono, (2012) Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods)

    [2] http://elitasuratmi.wordpress.com/2013/02/11/metode-kombinasi/

    [3] Prof. Dr. Sugiyono, (2012) Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods)

    [4] Emzir. (2010). Penelitian kualitatif : analisis data. Jakarta : rajawali pers

    [5] Prof. Dr. Sugiyono, (2012) Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods)

    [6] Prof. Dr. Sugiyono, (2012) Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods)

  • Makalah Paradigma Penelitian Kualitatif

    Paradigma penelitian kualitatif adalah penelitian yang penelitian naturalistik dimana penelitian ini mengkaji suatu fenomena tanpa adanya intervensi apapun dari peneliti. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menganalisi suatu fenomena yang melekat pada satu set lokasi penelitian baik dari segi waktu, tempa dan objek yang diteliti.

    Paradigma Penelitian Kualitatif

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Sekitar tahun 1920-an, para ahli sosiologi dari “mazhab chicago” sudah mulai menggunakan penelitian kualitatif, yaitu menganalisis suatu fenomena dalam kehidupan manusia. Dalam waktu yang bersamaan, para ahli antropologi juga menggambarkan kerangka dari metode karya lapangan, yaitu melakukan observasi langsung ke lapangan untuk mempelajari adat dan budaya masyarakat setempat. Menyimak fokus kajian dari kedua kelompok pakar tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif merupakan bidang penelitian tersendiri. Fungsi utama penelitian kualitatif adalah menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata – kata, laporan terperinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami. Penelitian kualitatif menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis maupun lisan dari orang – orang dan perilaku yang diamati.

    Pada mulanya, orang memandang bahwa apa yang terjadi bersifat alamiah. Peneliti bersifat pasif dan hanya memberi makna dari apa yang terjadi tanpa ada usaha untuk mengubah. Masa ini disebut masa prapositvisme. Setelah itu timbul pandangan baru, yakni peneliti dapat melakukan perubahan dengan sengaja terhadap dunia sekitar melalui berbagai eksperimen, maka timbullah metode ilmiah. Masa ini disebut masa positivisme. Pandangan ini pun dibantah oleh pendirian baru yang disebut postpositivisme. Menurut pandangan terakhir ini, kebenaran tidak hanya satu, tetapi lebih kompleks, sehingga tidak dapat diikat oleh satu teori tertentu saja.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa pengertian penelitian kualitatif ?
    2. Apa pengertian paradigma ?
    3. Bagaimana jenis – jenis paradigma dalam penelitian kualitatif ?
    4. Bagaimana paradigma positivisme dan alamiah
    5. Bagaimana perbedaan paradigma positivisme dan alamiah ?
    6. Bagaimana asumsi – asumsi dasar dalam paradigma alamiah ?
    7. Bagaimana perbandingan paradigma kualitatif dan kuantitatif ?

    Bab II. Teori dan Pembahasan

    A. Pengertian Penelitian Kualitatif

    Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif adalah salah satu jenis penelitian yang proses penelitiannya menghasilkan data deskriptif dari sesuatu yang diteliti.(Hadi dan Haryono, 1998: 56)

    Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan metode observasi, wawancara (interview), analisis isi, dan metode pengumpul data lainnya untuk menyajikan respons – respons dan perilaku subjek.(Setyosari, 2012: 40)

    Sementara menurut Kirk dan Miller, penelitian kualitatif adalah penelitian yang secara umum digunakan untuk meneliti tentang kehidupan masyarakat, tingkah laku, dan aktivitas sosial.(Hadi dan Haryono, 1998: 56)

    Penelitian kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang dilakukan secara alamiah sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan tanpa adanya rekayasa dan jenis data yang dikumpulkan berupa data deskriptif .(Arifin, 2012: 140)

    Penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah penelitian yang berakar pada paradigma konstruktivisme yang bermaksud menggali makna perilaku yang ada dibalik tindakan manusia. (Sukmadinata, 2001: 94)

    B. Pengertian Paradigma

    Pengertian paradigma menurut Patton (1978) dalam Tahir (2011:58) adalah:

    “A paradigm is a world view, a general perspective , a way of breaking down the  complexity of the real world. As such, paradigms are deeply embedded in the socialization of adherents and practitioners: paradigms tell them what is important, legitimate, and reasonable. Paradigms are also normative, telling the practitioner what to do without the necessity of long existential or epistemological consideration. But it is this aspect of paradigms that constitutes both their strength and their weakness-their strength in that it makes action possible, their weakness in that the very reason for action is hidden in the unquestioned assumptions of the paradigm.”

    Paradigma adalah pedoman yang menjadi dasar bagi para saintis dan peneliti di dalam mencari fakta – fakta  melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya.(Arifin, 2012: 146)

    Paradigma menurut Bogdan dan Biklen (1982) dalam Tahir (2011:59), adalah sekumpulan anggapan dasar mengenai pokok permasalahan, tujuan, dan sifat dasar bahan kajian yang akan diteliti.

    Deddy Mulyana (2003) dalam Tahir (2011:59) mendefinisikan paradigma sebagai suatu kerangka berpikir yang mendasar dari suatu kelompok saintis (ilmuwan) yang menganut suatu pandangan yang dijadikan landasan untuk mengungkap suatu fenomena dalam rangka mencari fakta.

    Jadi, paradigma dapat didefinisikan sebagai acuan yang menjadi dasar bagi setiap peneliti untuk mengungkapkan fakta – fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya .(Arifin, 2012: 146)      

    C. Jenis-Jenis Paradigma dalam Penelitian Kualitatif

    Paradigma dalam penelitian kualitatif terdiri atas tiga, antara lain :

    1. Postpositivisme

    Paradigma postpositivisme lahir sebagai paradigma yang ingin memodifikasi kelemahan – kelemahan yang terdapat pada paradigma positivisme. Paradigma postpositivisme berpendapat bahwa peneliti tidak bisa mendapatkan fakta dari suatu kenyataan apabila si peneliti membuat jarak (distance) dengan kenyataan yang ada. Hubungan peneliti dengan realitas harus bersifat interaktif. Oleh karena itu perlu menggunakan prinsip trianggulasi, yaitu penggunaan bermacam – macam metode, sumber data,dan data. (Tahir, 2011: 57-58)

    2. Konstruktivisme

    Paradigma ini memandang bahwa kenyataan itu hasil konstruksi atau  bentukan dari manusia itu sendiri. Kenyataan itu bersifat ganda, dapat dibentuk, dan merupakan satu keutuhan. Kenyataan ada sebagai hasil bentukan dari kemampuan berpikir seseorang. Pengetahuan hasil bentukan manusia itu tidak bersifat tetap tetapi berkembang terus. Penelitian kualitatif berlandaskan paradigma konstruktivisme yang berpandangan bahwa pengetahuan itu bukan hanya merupakan hasil pengalaman terhadap fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi pemikiran subjek yang diteliti. Pengenalan manusia terhadap realitas sosial berpusat pada subjek dan bukan pada objek, hal ini berarti bahwa ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman semata, tetapi merupakan juga hasil konstruksi oleh pemikiran. (Arifin, 2012: 140)

    3. Teori kritis (critical theory)

    Teori kritis memandang bahwa kenyataan itu sangat berhubungan dengan pengamat yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain serta nilai – nilai yang dianut oleh pengamat tersebut turut mempengaruhi fakta dari kenyataan tersebut. Paradigma teori kritis ini sama dengan paradigma postpositivisme yang menilai realitas secara kritis. (Tahir, 2011: 58)

    D. Paradigma Positivisme dan Alamiah (interpretif)

    1. Paradigma positivisme (kuantitatif)

    Menurut Susman dan Evered (1978) dalam Emzir (2012:243-244), paradigma positivisme merupakan paradigma yang didasarkan pada perpaduan atau kombinasi antara angka dan menggunakan logika deduktif serta menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dalam mengungkapkan suatu fenomena secara objektif. Paradigma ini berpandangan bahwa suatu ilmu dan penelitian berasal dari data – data yang diukur secara tepat yang dapat diperoleh dari survei, kusioner, serta dapat digabungkan dengan statistik dan pengujian hipotesis.

    2. Paradigma alamiah (Kualitatif)

    Paradigma alamiah lahir sebagai paradigma yang ingin memodifikasi kelemahan – kelemahan yang terdapat pada paradigma positivisme. Paradigma postpositivisme berpendapat bahwa peneliti tidak bisa mendapatkan fakta dari suatu kenyataan apabila si peneliti membuat jarak (distance) dengan kenyataan yang ada.Paradigma ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif.(Emzir, 2012: 244)

    E. Perbedaan Paradigma Positivisme dan Alamiah (Interpretif)

    Perbedaan paradigma positivisme dan alamiah dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

    Tabel 1. Contrasting Positivism and Naturalist Axioms

    Axioms AboutPositivism ParadigmNaturalist Paradigm
    The nature of realityReality is single, tangible, and fragmentableRealities are multiple, constructed, and holistic
    The relationship of knower to the knownKnower and known are independent, a dualismKnower and known are interactive, inseparable
    The possibility of generalizationTime-and context-free generalizations (nomothetic statements) are possibleOnly time-and context bound working hypotheses (ideo-raphic statements) are possible
    The possibility of casual linkagesThere are real causes, temporally precedent to or simultaneous with their effectAll entities are in a state of mutual simultaneous shaping, so that it is impossible to distinguish causes from effects
    The role of valuesInquiry is value-freeInquiry is value-bound

    Sumber : Lincoln dan Guba, (1985 dalam Tahir, 2011:59)

    Dari Tabel 1 di atas dapat dilihat perbedaan aksioma paradigma positivisme dan alamiah. Paradigma positivisme pada umumnya melahirkan metode penelitian kuantitatif, sedangkan paradigma alamiah melahirkan metode kualitatif.(Tahir, 2011: 60)

    F. Asumsi-Asumsi Dasar Dalam Paradigma Alamiah

    “Asumsi atau anggapan dasar adalah suatu pernyataan yang tidak diragukan lagi kebenarannya sebagai titk tolak dalam suatu penelitian.”(Arifin, 2012: 196)

    Menurut Lincoln dan Guba dalam, asumsi-asumsi dasar pada paradigma alamiah dapat dipahami hakikatnya, antara lain :

    1. Asumsi tentang kenyataan

    Kajian utama dalam paradigma alamiah adalah berusaha mendapatkan pemahaman yang mendalam dari suatu fenomena yang diteliti atau berusaha mencari makna dibalik fenomena. Dalam penelitian kualitatif peneliti ingin mendapatkan makna di balik fenomena, untuk itu peneliti perlu mendapatkan pemahaman yang mendalam dari suatu fenomena (verstehen).

    Untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam (verstehen), tidak cukup apabila hanya mengetahui tentang apa dari suatu fenomena tetapi juga mengapa dan bagaimana dari suatu fenomena. Mengapa suatu fenomena ada atau terjadi, bagaimana suatu fenomena terjadi atau bagaimana proses terjadinya suatu fenomena. Oleh karena itu, pengetahuan tentang apa, mengapa, dan bagaimana, harus  dikuasai oleh peneliti.(Tahir, 2011:60)

    2. Asumsi tentang peneliti dan subyek

    “Paradigma alamiah berasumsi bahwa fenomena bercirikan interaktivitas. Walaupun usaha penjajagan dapat mengurangi interaktivitas sampai ke tingkatan minimum, sejumlah besar kemungkinan akan tetap tersisa. Pendekatan yang baik memerlukan pengertian tentang kem ungkinan pengaruh terhadap interaktivitas, dan dengan demikian perlu memperhitungkannya.”(Tahir, 2011:61)

    3. Asumsi tentang hakikat pernyataan tentang ‘kebenaran’

    Dalam paradigma alamiah, penelitian tidak dapat digeneralisasikan karena upaya generalisasi terikat dengan konteks harus diinterpretasikan kasus perkasus. Dalam penelitian kualitatif karena tidak bertujuan menggeneralisasikan hasil penelitiannya, maka penelitian kualitatif tidak perlu meneliti banyak kasus atau subjek.

    Dalam studi kasus subjek yang diteliti dapat satu tetapi dapat juga banyak, bahkan mungkin penduduk suatu negara. Karena dalam studi kasus yang sangat penting adalah sifatnya yang sangatspesifik. Contoh penelitian tentang “Perkembangan Demokrasi pada Negara-negara Sosialis.” Negara-negara yang menganut paham Sosialis menentang paham Demokrasi. Jadi penelitian perkembangan demokrasi di negara-negara sosialis bersifat spesifik.Untuk mendeskripsikan hal tersebut, peneliti harus mengumpulkan informasi tentang kedua negara tersebut (thick description).

    Sebagai contoh tidak seperti dalam penelitian kuantitatif yang mematok jumlah subjek minimal sebanyak  tiga puluh individu agar dapat dianalisis dengan statistik , maka dalam penelitian kualitatif tidak mematok jumlah subjek yang ditelit tetapi lebih mengarah kepada kasus – kasus tertentu.(Tahir, 2011:61)

    G. Perbandingan Paradigma Kualitatif dan Kuantitatif

    ’’Secara lebih rinci perbandingan antara paradigma penenelitian kualitatif dan kuantitatif , dapat dilihat dalam Tabel 2 berikut.

    Tabel 2. Perbandingan paradigma kualitatif dan kualitatif

    Mengajurkan penggunaan metode kualitatifMenganjurkan penggunaan metode kuantitatif
    Fenomelogisme dan verstehen dikaitkan dengan pemahaman perilaku manusia dari frame of reference aktor itu sendiriLogika positivisme:”Melihat fakta atau kasual fenomena sosial dengan sedikit melihat bagi pernyataan subyektif individu-individu”
    Observasi tidak terkontrol dan naturalistikPengukuran terkontrol dan menonjol
    SubyektifObyektif
    Dekat dengan data:merupakan perspektif “insider”Jauh dari data: data merupakan perspektif “outsider”
                 Paradigma Kualitatif       Paradidma Kuantitatif
    Grounded, orientasi diskoveri, eksplorasi, ekspansionis, deskriptif, dan induktifTidak grounded, orientasi verifikasi, konfirmatori, reduksionis, inferensial dan deduktif-hipotetik
    Orientasi prosesOrientasi hasil
    Valid: data “real, “rich, dan “deep”Reliabel:data dapat direplikasi dan “hard
    Tidak dapat digeneralisasi:studi kasus tunggalDapat digeneralisasi:studi multi kasus
    HolistikPartikularistik
    Asumsi realitas dinamikAsumsi realitis stabil’’

    Fry (1981, dalam Tahir, 2011: 62)

    Bab III. Penutup

    A. Simpulan

    1. Penelitian kualitatif adalahjenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi (pengukuran).
    2. Paradigma adalah pandangan mendasar mengenai pokok persoalan, tujuan, dan sifat dasar bahan kajian. Dalam suatu paradigma terkandung sejumlah pendekatan. Dalam suatu pendekatan terkandung sejumlah metode. Dalam suatu metode terkandung sejumlah teknik. Sedangkan dalam suatu teknik terkandung sejumlah cara dan piranti. 
    3. Paradigma dalam penelitian kualitatif terdiri atas tiga, antara lain :
      • Postpositivisme
      • Konstruktivisme
      • Teoti Kritis (Critical Theory)
    4. Paradigma
      • Paradigma positivisme – Paradigma ini didasarkan pada sejumlah prinsip, termasuk suatu kepercayaan di dalam kenyataan objektif, pengetahuan yang hanya diperoleh dari data yang dimengerti yang dapat secara langsung dialami dan dibuktikan di antara para pengamat yang mandiri.
      • Paradigma alamiah (interpretif) – Dengan penekanannya pada hubungan yang secara sosial terjadi antara formasi konsep dan bahasa, itu dapat dikenal sebagai paradigma interpretif, yang berisi seperti pendekatan metodologis kualitatif, seperti fenomenologi, etnografi, dan hermeneutik, yang ditandai oleh kepercayaan di dalam kenyataan sosial yang dibangun berdasarkan subjektif, sesuatu yang dipengaruhi oleh kultur sejarah.
    5. Perbedaan Paradigma Positivisme Dan Alamiah – Paradigma dalam penelitian kuantitatif adalah Positivisme, yaitu suatu keyakinan dasar yang berakar dari paham ontologi realisme yang menyatakan bahwa realitas itu ada (exist) dalam kenyataan yang berjalan sesuai dengan hukum alam (natural laws). Sedangkan  Paradigma kualitatif menyatakan pendekatan konstruktif atau naturalistis, pendekatan interpretatif, atau sudut pandang postpositivist (postmodern).
    6. Asumsi – asumsi dasar dalam paradigma alamiah, antara lain :
      • Asumsi tentang kenyataan
      • Asumsi tentang peneliti dan subyek
      • Asumsi tentang hakikat pernyataan tentang ‘kebenaran’
    7. Perbandingan paradigma kualitatif dan kuantitatif – Penelitian kuantitatif dan kualitatif memiliki perbedaan paradigma yang amat mendasar. Penelitian kuantitatif dibangun berlandaskan paradigma positivisme dari August Comte (1798-1857), sedangkan penelitian kualitatif dibangun berlandaskan paradigma fenomenologis dari Edmund Husserl (1859-1926).

    B. Saran

    Sebagai mahasiswa, kita harus memahami paradigma penelitian kualitatif. Karena hal ini sangat berguna jika kita ingin melakukan suatu penelitian, terutama jika kita ingin melakukan penelitian dalam bidang ilmu sosial. Sebagaimana diketahui bahwa paradigma penelitian kualitatif memusatkan perhatiannya pada prinsip umum yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala yang ada dalam kehidupan manusia, atau pola-pola. Gejala-gejala sosial dan budaya dianalisis dengan menggunakan kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan untuk memperoleh gambaran mengenai pola-pola yang berlaku, dan pola-pola yang ditemukan tadi dianalisis lagi dengan menggunakan teori yang objektif.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arifin,Zainal. 2012.Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.Bandung:Rosdakarya

    Emzir.2011.Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.Jakarta:Rajawali Pers.

    Hadi Amirul,Haryono.1998.Metodologi Penelitian Pendidikan.Bandung:Pustaka Setia

    Setyosari,Punaji.2012.Metode Penelitian Pendidikan.Jakarta:Kencana

    Sukmadinata,Nana Syaodih.2011.Metode Penelitian Pendidikan.Bandung:Rosda.

    Tahir, Muh, 2011. Pengantar Metodologi Penelitian Pendidikan.Makassar: Universitas Muhammadiyah Makassar.

  • Laporan Praktikum Elektronika Rangkaian Paralel

    Praktikum Elektronika Rangkaian Paralel

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Pada dasarnya, kehidupan kita saat ini tidak terlepas dari listrik yang dimana listrik ini merupakan sumber daya untuk mengaktifkan segala macam peralatan elektronik. Sebagai contoh pada lampu yang selalu kita gunakan saat kegelapan, energi cahaya yang dihasilkan berasal dari energi listrik. Lampu yang kita gunakan di setiap ruangan menggunakan rangkaian parallel, dimana setiap lampu membutuhkan satu switch untuk mengaktifkannya. Ini merupakan contoh dari arus listrik searah.

    Arus listrik searah adalah arus listrik yang nilainya hanya positif atau hanya negatif saja (tidak berubah dari positif ke negatif atau sebaliknya). Arus listrik searah dikenal dengan singkatan DC (Direct Current). Sesuai dengan namanya, listrik arus searah ini mengalir ke satu jurusan saja dalam kawat penghantar, yaitu dari kutub positif (+) ke kutub negatif (-).  Penerapan arus listrik searah dapat dilihat pada praktikum kali ini yaitu rangkaian paralel. Selain itu, dalam penerapan Hukum Kirchoff pada suatu rangkaian juga terdapat arus listrik searah.bMaka dari itu, penulis tertarik untuk membuat laporan yang berjudul Rangkaian Paralel.

    B. Tujuan

    1. Menunjukkan karakteristik Resistor yang dihubungkan secara paralel digunakan sebagai pembagi arus.

    Bab II. Kajian Teori

    Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak (kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak). Selain kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Misal tiga buah lampu tersusun paralel, jika salah satu lampu dicabut atau rusak, maka lampu yang lain tidak akan ikut mati.

    Rangkaian paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet (paralel). Lampu yang dipasang di rumah umumnya merupakan rangkaian paralel. Rangakain listrik paralel adalah suatu rangkaian listrik, di mana semua input komponen berasal dari sumber yang sama. Semua komponen satu sama lain tersusun paralel. Hal inilah yang menyebabkan susunan paralel dalam rangkaian listrik menghabiskan biaya yang lebih banyak, ini dikarenakan kabel penghubung yang diperlukan lebih banyak. Selain kelemahan tersebut, susunan paralel memiliki kelebihan tertentu dibandingkan susunan seri. Adapun kelebihannya adalah jika salah satu komponen dicabut atau rusak, maka komponen yang lain tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Seperti pada rangkaian seri, rangkaian paralel juga mempunyai ciri-ciri khusus.

    Ciri-ciri rangkaian paralel yaitu:

    1. Arus mengalir melalui satu cabang atau lebih. Arus listrik yang melalui lampu 1 atau baterai 1 tidak melalui lampu 2 atau baterai.
    2. Jika salah satu alat listrik dilepas atau  rusak arus listrik akan tetap mengalir melalui cabang yang lain.

    Adapun sifat susunan paralel yaitu:

    1. Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber pada ujung-ujung hambatan pengganti paralelnya.
    2. Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.
    3. Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total rangkaian mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian parallel adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian.)
    4. Kuat arus yang melewati hambatan pengganti paralel sama dengan jumlah kuat arus yang melalui tiap komponen.
    5. Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.

    Bab III. Metode Praktikum

    A. Alat

    NoNama AlatJumlah
    1AVO Meter1 buah

    B. Bahan

    NoNama BahanJumlah
    1Resistor 1 KΩ1 buah
    2Resistor 2,7 KΩ1 buah
    3Resistor 4,7 KΩ1 buah
    4Power Supply1 buah
    5Project Board1 buah
    6JumperSecukupnya

    3.2 Prosedur percobaan:

    Percobaan 1

    • Susun rangkaian pada project board.
    • Nyalakan power supply.
    • Ukur besarnya tegangan sumber (VS).
    • Hitung besarnya arusI1= Vs/R1, dan I2=Vs/R2. Kemudian ukur I1 dan I2 dengan AVO Meter.
    • Bandingkan besar nilai hasil perhitungan dan hasil pengukuran.
    • Jika percobaan telah selesai matikan power supply.

    Percobaan 2

    • Susun rangkaian pada project board.
    • Nyalakan power supply.
    • Ukur besarnya tegangan sumber (VS).
    • Hitung besarnya arus I1 dan I2 dengan rumus I1= Vs/R1, dan I2=Vs/R2, dan I3=Vs/R3,. Kemudian ukur I1, I2 dan I3 dengan AVO Meter.
    • Bandingkan besar nilai hasil perhitungan dan hasil pengukuran.
    • Jika percobaan telah selesai matikan power supply

    IV. HASIL DAN ANALISIS

    Hasil percobaan 1

    Is (Ampere)Dengan R 2K2
    I1 (Ampere)I2 (Ampere)
    Hasil Perhitungan8A1,31 x 10-3 A2,05 x 10-3 A
    Hasil Pengukuran5,2 x 10-3 A2,5 x 10-3 A

    Hasil Percobaan 2

    IS (Ampere)Dengan R 2K2 & R 4k7
    I1 (Ampere)I2 (Ampere)I3( Ampere)
    Hasil Perhitungan8 A1,31 x 10-3 A2,05 x10-3 A3,48 x10-3 A
    Hasil Pengukuran5 x 10-3 A2,15 x10-3 A1 x 10-3 A

    Analisis

    Lihat pada tabel diatas. Suatu benda (power supply) yang memiliki tegangan sebesar 8,2 V. Pada percobaan pertama, rangkaian disusun secara seri  dengan tiga buah resistor yang memiliki besar nilai hambatan yang sama, yaitu 1KΩ. Hasil yang ditunjukkan adalah besar tegangan yang melewati pada masing-masing resistor V1, V2, dan V3 melalui hasil perhitungan sama besar, yaitu 2,8 volt. Sedangkan hasil yang ditunjukkan melalui hasil pengukuran pada masing-masing resistor V1, V2, dan V3 juga sama besar yaitu 2,7 volt. Terdapat selisih tegangan total antara hasil perhitungan dan hasil pengkuran, yaitu sebesar 0,3 volt.

    Pada percobaan kedua, salah satu resistor (V2) diganti dengan resistor yang besar hambatannya 2K2Ω (Pada percobaan diatas, percobaan ke 2, resistor ke 3 tetap menggunakan resistor yang memiliki nilai hambatan 1K.). Hasil yang ditunjukkan melalui hasil perhitungan setelah resistor diganti dengan resistor yang memiliki nilai hambatan yang lebih besar, perubahan yang ditunjukkan pada resistor V1 tegangan yang melewati yaitu sebesar 2 volt, resistor V2 tegangan yang melewati sebesar 4,4 volt, dan resistor V3 tegangan yang melewati sebesar 2 volt. Sedangkan hasil yang ditunjukkan melalui hasil pengukuran pada resistor V1 tegangan yang melewati sebesar 1,9 volt, resistor V2 tegangan yang melewati sebesar 4,3 volt, resistor V3 tegangan yang melewati sebesar 1,9. Terdapat selisih tegangan total antara hasil perhitungan dan pengukuran, yaitu sebesar 0,3 volt.

    Bab V. Penutup

    Kesimpulan 1

    Setelah kita melakukan percobaan tentang rangkaian seri, kita  dapat menentukan besar tegangan yang melewati resistor, baik secara perhitungan maupun pengukuran. Perbedaan antara hasil perhitungan dan hasil pengukuran dapat disebabkan karena kurangnya ketelitian dalam membaca AVO Meter. Alat-alat  elektronik harus menggunakan resistor yang nilainya tepat agar alat tersebut dapat bekerja dengan maksimal.

    Kesimpulan 2

    Rangkaian seri merupakan rangkaian yang disusun secara sejajar. Resistor merupakan komponen yang berfungsi sebagai pembagi tegangan. Dalam percobaan ini, kita dapat mengetahui bahwa semakin banyak resistor yang digunakan pada suatu rangkaian maka tegangan masing-masing bagian akan terbagi sesuai dengan besar hambatan yang dimiliki oleh resistor. Jika hambatan yang dimiliki seluruh resistor sama, maka tegangan akan terbagi sama ke setiap bagian, sedangkan jika resistor memiliki nilai hambatan yang berbeda antara satu dengan lainnya pada suatu rangkaian, maka tegangan masing-masing bagian akan berbeda pula. Ketelitian dalam membaca AVO Meter juga perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang tepat.

  • Laporan Praktikum Full Wave Rectifier Bridge

    Praktikum Full Wave Rectifier Bridge

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Peralatan elektronika umumnya menggunakan tegangan DC untuk dapat beroperasi, sedangkan sumber listrik yang tersedia biasanya berupa tegangan AC. Karena itu tegangan AC itu harus diubah menjadi tegangan DC. Pengubah tegangan AC menjadi tegangan DC disebut penyearah (rectifier). Rangkaian penyearah mengandung beberapa dioda. Konfigurasi dioda tersebut menentukan sifat penyearah sinyal AC, sehingga ada istilah penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh.

    B. Tujuan

    Mengetahui bagaimana cara merubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC), bagaimana bentuk gelombang dari penyearah gelombang dari penyearah gelombang penuh 4 dioda.

    Bab II. Kajian Teori

    Pada dioda bridge, hanya ada 2 dioda saja yang menghantarkan arus untuk setiap siklus tegangan AC sedangkan 2 dioda lainnya bersifat sebagai isolator pada saat siklus yang sama. Untuk memahami cara kerja dioda bridge, perhatikanlah kedua gambar berikut.

    Saat siklus positif tegangan AC, arus mengalir melalui dioda B menuju beban dan kembali melalui dioda C. Pada saat yang bersamaan pula, dioda A dan D mengalami reverse bias sehingga tidak ada arus yg mengalir atau kedua dioda tersebut bersifat sebagai isolator.

    Sedangkan pada saat siklus negatif tegangan AC, arus mengalir melalui dioda D menuju beban dan kembali melalui dioda A. Karena dioda B dan C mengalami reverse bias maka arus tidak dapat mengalir pada kedua diode ini.

    Kedua hal ini terjadi berulang secara terus menerus hingga didapatkan tegangan beban yang berbentuk gelombang penuh yang sudah disearahkan (tegangan DC). Grafik sinyal dari penyearah gelombang penuh dengan jembatan dioda (dioda bridge) ditunjukkan seperti pada gambar berikut:

    Jembatan dioda (dioda bridge) tersedia dalam bentuk 1 komponen saja atau pun bisa dibuat dengan menggunakan 4 dioda yang sama karakteristiknya. Yang harus diperhatikan adalah besar arus yang dilewatkan oleh dioda harus lebih besar dari besar arus yang dilewatkan pada rangkaian.

    Bab III. Metode Praktikum

    Alat dan bahan yang digunakan:

    NoNama Alat dan BahanJumlah
    1Resistor1 buah
    2Transformator1 buah
    3Dioda4 buah
    4Osiloskop1 buah
    5Project Board1 buah
    6JumperSecukupnya
    7Kapasitor (Elco)1 buah
    8Kabel capit1 pasang

    Prosedur percobaan:

    1. Susun rangkaian bagian (a) diatas pada project Board, tanpa menghubungkan kapasitor.
    2. Aktifkan rangkaian, lalu amati dan gambar bentuk  gelombang VOUT. (Coupling DC)
    3. Tambahkan kapasitor C 100 µF seperti pada gambar. Perhatikan kaki + dan – kapasitornya.
    4. Lalu amati kembali dan gambar bentuk gelombang VOUT.
    5. Lengkapi Data Pengamatan Anda.

    Bab IV. Hasil dan Analisis

    Volt/Div = 5
    Time/Div = 2 ms

    VOUT Tanpa KapasitorVOUT Dengan Kapasitor
    Ampl. [Vpp]Frek. [Hz]Ripple (volt)Ampl. [Vpp]Frek. [Hz]Ripple (volt)
    80 V1/8 Hz1675 V015

     Vpp = 16 x 5Vpp = Tinggi sinyal x V/div

    = 80 V

    f  = 1/T

        = 1/8 Hz

    T = Lebar sinyal x time/div

        = 4 x 2

       = 8

    Ripple = Vmax – Vmin

                = 16 – 0

               = 16 V

    Vpp = Tinggi sinyal x V/div

            = 15 x 5

            = 75 V

    f = 0

    T = Lebar sinyal x time/div

       = 0 x 2

        = 0

    Ripple = Vmax – Vmin

                = 15 – 0

                = 15 V

    Analisis:

    Terdapat perbedaan antara percobaan Full Wave Rectifier tanpa kapasitor dan yang menggunakan kapasitor. Pada percobaan pertama Vpp yang ditunjukkan pada VOUT Vpp sebesar 80 V, frekuensi sebesar 1/8 Hz dan ripple sebesar 16 V, sedangkan ketika diberi kapasitor VOUT Vpp yang ditunjukkan sebesar 75 V, frekuensi sebesar 0 Hz, dan ripple sebesar 15 V. Besar frekuensi dapat kita hitung menggunakan rumus apabila terbentuk gelombang, sedangkan jika tidak ada gelombang maka frekuensi dinyatakan hasilnya adalah 0.

    Bab V. Penutup

    Kesimpulan 1

    Dari hasil percobaan yang telah dilakukan bahwa Full Wave Rectifier Bridge merupakan penyearah gelombang penuh 4 dioda.

    Kesimpulan 2

    Dapat merubah tegangan bolak-balik (AC) menjadi tegangan searah (DC) dan mengetahui bentuk gelombang dari penyearah gelombang penuh 4 dioda. Dari hasil pengamatan yang diperoleh tentang mengamati bentuk tegangan yang dihasilkan oleh penyearah arus gelombang penuh sehingga dapat disimpulkan bahwa kapasitor mempengaruhi frekuensi VOUT. Bila rangkaian disusun tanpa menggunakan kapasitor maka akan terbentuk gelombang, sedangkan jika diberi kapasitor tidak akan menghasilkan gelombang yang akan mempengaruhi frekuensi.

    DAFTAR PUSTAKA

    1.  Blocher, Richard. 2004. Dasar Elektronika. Yogyakarta.: ANDI Yogyakarta.

    2. Theraja, B.L,. & Theraja, A.K. 1994. A Text Book of Electrical Technology, Vol. IV. New Delhi : Nirja Construction & Development Co. (P) .

    3. Sutrisno. 1986. Elektronika, Teori dan Penerapannya, Jilid 1.  Bandung : Penerbit ITB.

    4. Modul Praktikum Elektronika 1

    5. http://bajakoe.blogspot.co.id/2009/02/rangkaian-dioda-penyearah-tegangan.html

    6. http://elektronika-dasar.web.id/penyearah-rectifier-gelombang-penuh-sistem-jembatan-bridge

  • Laporan Praktikum Elektronika – Dioda Zener dan LED

    Laporan Praktikum Dioda Zener dan LED

    Bab I. Pendahuluan

     A. Latar Belakang

    Dioda adalah suatu komponen elektronik yang dapat melewatkan arus pada satu arah saja. Dioda memegang peranan amat penting dalam alat elektronika, diantaranya adalah untuk menghasilkan tegangan searah dari tegangan bolak-balik, untuk mengesan gelombang radio, untuk membuta berbagai bentuk gelombang isyarat, untuk mengatur tegangan searah agar tidak berubah dengan beban maupun dengan perubahan tegangan jala-jala (PLN), untuk saklar elektronik, LED, laser semikonduktor, mengesan gelombang mikro dan lain-lain. Namun pada kesempatan kali telah dilakukan percobaan menggunakan dioda zener  yang digunakan sebagai stabilizer, dimana dioda akan menerima tegangan yang dibutuhkan sesuai besar tegangan suatu komponen.

     B. Tujuan

    1. Menunjukkan cara kerja diode zener pada tegangan break-down yang digunakan sebagai penstabil tegangan.
    2. Menunjukkan cara kerja LED dan mengetahui tegangan jatuh pada LED serta pengaruh arus yang melalui LED pada intensitas cahayanya.

    Bab II. Kajian Teori

    Dioda zener adalah komponen yang berbeda dari jenis dioda lain karena mempunyai sisi eklusif didaerah breakdown-nya, yang bisa difungsikan untuk stabilisator maupun untuk melakukan pembatasan tegangan. Walaupun berbeda, namun pada umumnya jenis ini memliki kesamaan struktur dengan dioda lainnya. Dari kesamaan itu pun bisa kita lihat sedikit perbedaan dari konsentrasi dopingnya. Persamaan umum lainnya adalah kurva karakteristik-nya, sedangkan perbedaannya adalah diwaktu bias menjadi mundur dan sampai pada tegangan breakdown-nya menyebabkan arus dioda-nya jadi naik dengan begitu cepat. Kawasan breakdown itulah yang dijadikan sebagai referensi diterapkannya komponen jenis dioda ini. Sebaliknya dengan jenis dioda lainnya, kawasan breakdown ini adalah daerah sensitif yg mesti dijauhi serta janganlah sampai dikasih tegangan-mundur hingga ke kawasan breakdown-nya itu. Alasannya karena pada dioda biasa bila dilakukan hal tersebut akan membuatnya menjadi rusak.

    Kurva Karakteristik Komponen Dioda Zener

    Titik breakdown-nya sebuah dioda zener bisa diatur dengan membuat berbagai ragam konsentrasi doping-nya. Pada kondisi konsentrasi doping yang tinggi menyebabkan peningkatan total pengotoran hingga tegangan zener / Vz menjadi kecil. Demikian dengan kondisi sebaliknya yaitu bila konsentrasi dopingnya rendah, menyebabkan perolehan zener yang tinggi. Dipasaran kita akan lebih sering menemukan dioda jenis ini dari yang tertinggi adalah 200v dan yang terendah Vz 1,8v, yang kemampuan dayanya mulai ¼w sampai 50w.

    Hal yang paling penting dalam penerapan komponen ini dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk penyetabil tegangan atau yang sering disebut stabilizer maupun regulator. Terlihat bahwa dioda zener diletakkan pada kawasan breakdown-nya, hal itu dilakukan supaya rangkaian ini bisa berjalan sebaik mungkin menjadi stabilizer tegangan. Tentunya harus pula diberikan Vi / tegangan sumber yg haruslah lebih besar daripada tegangan yang ada pada dioda-zener / Vz.

    LED (Light Emitting Dioda) adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya pada saat mendapat arus bias maju (forward bias). LED (Light Emitting Dioda)  dapat memancarkan cahaya karena menggunakan dopping galium, arsenic dan phosporus. Jenis doping yang berbeda diatas dapat menghasilkan cahaya dengan warna yang berbeda. LED (Light Emitting Dioda) merupakan salah satu jenis dioda, sehingga hanya akan mengalirkan arus listrik satu arah saja. LED akan memancarkan cahaya apabila diberikan tegangan listrik dengan konfigurasi forward bias. Berbeda dengan dioda pada umumnya, kemampuan mengalirkan arus pada LED (Light Emitting Dioda) cukup rendah yaitu maksimal 20 mA. Apabila LED (Light Emitting Dioda)  dialiri arus lebih besar dari 20 mA maka LED akan rusak, sehingga pada rangkaian LED dipasang sebuah resistor sebgai pembatas arus. Simbol dan bentuk fisik dari LED (Light Emitting Dioda) dapat dilihat pada gambar berikut.

    Simbol Dan Bentuk Fisik LED

    Dari gambar diatas dapat kita ketahui bahwa LED memiliki kaki 2 buah seperti dengan dioda yaitu kaki anoda dan kaki katoda. Pada gambar diatas kaki anoda memiliki ciri fisik lebih panjang dari kaki katoda pada saat masih baru, kemudian kaki katoda pada LED (Light Emitting Dioda)  ditandai dengan bagian body LED yang di papas rata. Kaki anoda dan kaki katoda pada LED (Light Emitting Dioda) disimbolkan seperti pada gambar diatas. Pemasangan LED (Light Emitting Dioda) agar dapat menyala adalah dengan memberikan tegangan bias maju yaitu dengan memberikan tegangan positif ke kaki anoda dan tegangan negatif ke kaki katoda.

    Konsep pembatas arus pada dioda adalah dengan memasangkan resistor secara seri pada salah satu kaki LED (Light Emitting Dioda). Rangkaian dasar untuk menyalakan LED (Light Emitting Dioda)  membutuhkan sumber tegangan LED dan resistor sebagai pembatas arus seperti pada rangkaian berikut.

    Rangkaian Dasar Menyalakan LED (Light Emitting Dioda)

    Besarnya arus maksimum pada LED (Light Emitting Dioda)  adalah 20 mA, sehingga nilai resistor harus ditentukan. Dimana besarnya nilai resistor berbanding lurus dengan besarnya tegangan sumber yang digunakan. Secara matematis besarnya nilai resistor pembatas arus LED (Light Emitting Dioda)  dapat ditentukan menggunakan persamaan berikut. Dimana : R = resistor pembatas arus (Ohm) Vs = tegangan sumber yang digunakan untuk mensupply tegangan ke LED (volt) 2 volt = tegangan LED (volt) 0,02 A = arus maksimal LED (20 mA)

    Bab III. Metode Praktikum

    Alat dan bahan yang digunakan:

    NONAMA ALAT & BAHANJUMLAH
    1AVO Meter1 buah
    NONAMA BAHANJUMLAH
    1Resistor 470Ω1 buah
    2Resistor 1K2Ω1 buah
    3DiodaZener1 buah
    4LED2 buah
    5Project Board1 buah
    6Power Supply1 buah
    7JumperSecukupnya
    8Potensiometer1 buah
    9Kabel Capit1 pasang

    Prosedur percobaan:

    A.      Percobaan 1 – Dioda Zener

    • Susun Rangkaian pada project Board.
    • Nyalakan Power Supply. Atur potensio RV, sehingga tegangan VS sebesar 0 V. Lalu ukur nilai VR dan VZ.
    • Lalu naikkan tegangan VS sesuai tabel pada lembar data dengan mengatur potensio RV, dan ukur masing-masing VR dan VZ.
    • Lengkapi tabel data. Untuk pengisian nilai arus IZ adalah tegangan VR dibagi resistansi R.
    • Matikan power supply. Lalu dari tabel data, gambarkan hubungan kurva VS dan VZ.

    B.      Percobaan 2 – LED (Light-Emitting Diode)

    • Susun rangkaian diatas pada project board. Perhatikan kaki anoda dan katoda dari LED.
    • Nyalakan power supply. Amati kondisi LED. Ukur nilai VR1, VLED Merah, VR2 dan VLED Hijau.
    • Lalu cari nilai arus yang melalui LED I1 dan I2.
    • Matikan catu daya. Kemudian ganti nilai Rdan Rdengan 470 Ω. Dan ulangi langkah diatas.
    • Bandingkan arus yang melalui LED dengan intensitas cahayanya. Lengkapi table data.

    IV.    HASIL DAN ANALISIS

    Hasil percobaan 1

    Tabel Data pengamatan Karakteristik Dioda Zener

    VS  (volt)VR  (volt)VZ (volt)IZ (mA)
    1010
    2020
    30,138,3×10-5
    40,443×10-4
    50,655×10-4

    Analisis percobaan 1

    Dari hasil percobaan yang dilakukan, VS yang diatur dengan menggunakan potensio meter  mempengaruhi tegangan resistor (VR), tegangan dioda zener (VZ), dan arus diode zener (IZ). Hasil yang ditunjukkan adalah besar tegangan sumber VS sama besar dengan tegangan dioda zener VZ. Hal ini membuktikan bahwa dioda zener berfungsi sebagai stabilizer tegangan (pen-stabil tegangan).

    Hasil ini menunjukkan bahwa Vterhadap IZ berbanding  lurus dan nilainya pasti sama besar karena pengaruh dioda zener itu sendiri. Dapat dilihat pada grafik diatas.

    Hasil percobaan 2

    470 KΩ1K2 Ω
    VR1 (volt)VLED Merah (volt)I1 (mA)Kondisi LED MerahVR2 (volt)VLED Merah (volt)I2 (mA)Kondisi LED Merah
    31,94×10-3Terang31,91,5×10-3Terang

    Analisis percobaan 2

    Pada percobaan ke 2, dua resistor disusun dengan besar hambatan yang berbeda. Hasil yang diitunjukkan adalah besar tegangan resistor VR, besar tegangan VLED Merah adalah sama, yang mana diantara kedua resistor masing-masing memiliki nilai hambatan yang berbeda. Arus I yang melewati masing-masing resistor berbeda karena memiliki nilai hambatan yang berbeda.

    Kondisi lampu ketika dialiri tegangan sama terang.

    Bab V. Penutup

    A. Kesimpulan

    1. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan menggunakan power supply dan aco meter untuk menunjukkan cara kerja diode didapat berbagai hasil yang ditunjukkan. Percobaan pertama dan kedua menghasilkan 0 mA, percobaan ketiga 8,3 mA Percobaan keempat menghasilan 3 mA dan percobaan kelima menghasilkan 5 mA. Sedangkan pada LED, kedua lampu menghasilkan hasil yang sama yaitu 4 mA dan lampu yang dihasilkan terang, sehingga dapat dikatakan lamputersebut dalam kondisi yang baik.
    2. Dapat mengetahui cara kerja dioda zener yang berfungsi sebagai stabilizer tegangan. Dioda zener akan menyesuaikan tegangan yang dibutuhkan oleh dioda tersebut sekalipun tegangan sumber memiliki tegangan yang jauh lebih besar. Besar nilai tegangan VZ terhadap Vselalu tegak lurus. Hal ini sesuai dengan fungsi dari dioda zener. Selain itu, dapat mengetahui cara kerja LED dan tegangan yang mengalirinya, dimana pada percobaan LED menyala sama terang karena tegangan yang melewati resistor 470Ω dan resistor 1K2Ω sama besar .

    Kesimpulan 3

    Dioda zener adalah komponen yang difungsikan untuk stabilisator maupun untuk

    melakukan pembatasan tegangan.

    LED (Light Emitting Dioda) adalah dioda yang dapat memancarkan cahaya pada saat

    mendapat arus bias maju (forward bias).

    Kesimpulan 4

    Dari percobaan diatas dapat saya simpulkan bahwa dioda zener berfungsi sebagai penstabil

    tegangan, tegangan akan selalu stabil sesuai dengan tegangan breakdown dioda tersebut

    meskipun arusnya dinaikan. Setiap dioda mempunyai tegangan breakdown yang berbeda

    beda sesuai nomor serinya.

    Daftar Pustaka
    1. Nishino,O.2000. PENGUKURAN ALAT-ALAT UNTUK LISTRIK. Jakarta : PT PRADNYA 
    2. Malvino, A.P. 2003. Prinsip-Prinsip Elektronika, Buku 1. Jakarta : Salemba  Teknika.

    3.               Modul Praktikum Elektronika 1

  • Makalah Time Value of Money

    Time Value of Money

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Time value of money atau dalam bahasa Indonesia disebut nilai waktu uang adalah merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa yang akan. Pengambilan keputusan pada analisis ekonomi teknik banyak melibatkan dan menentukan apa yang ekonomis dalam jangka panjang.

    Uang senilai Rp 5.000,- saat ini lebih berharga bila dibandingkan dengan Rp 5.000,- pada satu atau dua tahun yang akan datang. Hal itu disebabkan adanya bunga. Maka sudah jelas time value of money sangat penting untuk dipahami oleh kita semua, sangat berguna dan dibutuhkan untuk kita menilai seberapa besar nilai uang masa kini dan akan datang.

    Oleh karena itu, uang oleh sebagian penduduk dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting. Sebab uang dapat dijadikan alat pemenuhan kebutuhan manusia, alat pemudah aktivitas ekonomi. Dengan adanya uang yang berfungsi sebagai alat pembayaran akan memudahkan pertukaran barang, sehingga pekerjaan dijalankan lebih mudah.

    Sekarang ini, banyak perkembangan baru yang terkait dalam bidang ekonomi, seperti masalah mata uang, pola transaksi perdagangan, dan sebagainya. Kebanyakan orang belum banyak menyadari hal tersebut. Belum lagi jika inflasi masuk hitungan. Apabila uang didiamkan, maka nilainya akan berkurang dengan adanya inflasi. Kebanyakan negara mengalami inflasi. Keputusan keuangan sangat berhubungan dengan uang dan waktu, diantaranya adalah keputusan investasi.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana konsep time of money?
    2. Apa saja manfaat ataupun kerugian time value of money?
    3. Bagaimana kondisi uang jika saat bila dibandingkan dengan pada satu, dua, tiga dan beberapa tahun yang akan datang?

    C. Tujuan

    1. Mahasiswa dapat memahami pengertian nilai uang terhadap waktu.
    2. Mahasiswa dapat mengetahui konsep nilai uang terhadap waktu dan memahami rumus – rumus didalamnya.
    3. Mengetahui manfaat ataupun kerugian time value of money
    4. Mengetahui kondisi uang jika saat bila dibandingkan dengan pada satu, dua, tiga dan beberapa tahun yang akan datang

    Bab II. Pembahasan

    A. Teori Konsep Time Value of Money

    Sedikit mengulas tentang latar belakang time value of money atau dalam bahasa Indonesia disebut nilai waktu uang adalah merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu. Pengambilan keputusan pada analisis ekonomi teknik banyak melibatkan dan menentukan apa yang ekonomis dalam jangka panjang. Dalam hal ini, dikenal istilah nilai waktu dari uang. Rp 5.000,- saat ini lebih berharga bila dibandingkan dengan Rp 5.000,- pada satu atau dua tahun yang akan dating. Hal itu disebabkan adanya bunga. Maka sudah jelas time value of money sangat penting untuk dipahami oleh kita semua, sangat berguna dan dibutuhkan untuk kita menilai seberapa besar nilai uang masa kini dan akan datang.

    Kebanyakan keputusan keuangan, individu maupun bisnis, melibatkan nilai waktu uang sebagai pertimbangan. Tujuan manajemen adalah meningkatkan kesejahteraan pemegang saham dan ini sebagian tergantung dari penentuan waktu arus kas. Tanpa pemahaman akan nilai waktu uang maka pemahaman akan keuangan tidak akan dapat tercapai. Pembahasan masalah ini tidak dapat terlepas dari perhitungan matematis. Pertama-tama akan dijelaskan mengenai bunga sederhana, yang kemudian digunakan sebagai titik tolak untuk memahami bunga majemuk.

    Pada dasarnya konsep Time Value Of Money Mengatakan bahwa setiap individu berpendapat bahwa nilai uang saat ini lebih berharga daripada nanti.Sejumlah uang yang akan diterima dari hasil investasi pada akhir tahun, kalau kita memperhatikan nilai waktu uang, maka nilainya akan lebih rendah pada akhir tahun depan.

    Jika kita tidak memperhatikan nilai waktu dari uang, maka uang yang akan kita terima pada akhir tahun depan adalah sama nilainya yang kita miliki sekarang. Lebih singkatnya apabila kita disuruh memilih akan menerima uang saat ini atau seminggu kedepan, kita pasti akan memilih untuk diambil saat ini karena nilai yang kita dapat saat ini dengan seminggu kedepan tentu akan sangat berbeda nilai waktu uangnya.

    Waktu adalah salah satu faktor yang penting dalam membuat suatu keputusan untuk menentukan apa yang akan anda lakukan dengan uang yang anda miliki, karena dengan adanya waktu maka akan ada kesempatan untuk menunda konsumsi dan memperoleh pendapatan yang biasanya kita sebut bunga.

    B. Manfaat

    Manfaat time value of money adalah untuk mengetahui apakah investasi yang dilakukan dapat memberikan keuntungan atau tidak. Time value of money berguna untuk menghitung anggaran. Dengan demikian investor dapat menganalisa apakah proyek tersebut dapat memberikan keuntungan atau tidak. Dimana investor lebih menyukai suatu proyek yang memberikan keuntungan setiap tahun dimulai tahun pertama sampai tahun berikutnya. Maka sudah jelas time value of money sangat penting untuk dipahami oleh kita semua, sangat berguna dan dibutuhkan untuk kita menilai seberapa besar nilai uang masa kini dan akan datang.

    1. Kerugian

    Kerugiannya yaitu akan mengakibatkan masyarakat hanya menyimpan uangnya apbila tingkat bunga bank tinggi, karena mereka menganggap jika bunga bank tinggi maka uang yang akan mereka terima dimasa yang akan datang juga tinggi. Time value of money tidak memperhitungkan tingkat inflasi.

    2. Keterbatasan Time Value Of Money

    Keterbatasannya yaitu akan mengakibatkan masyarakat hanya menyimpan uangnya apbila tingkat bunga bank tinggi, karena mereka menganggap jika bunga bank tinggi maka uang yang akan mereka terima dimasa yang akan datang juga tinggi. Time value of money tidak memperhitungkan tingkat inflasi.

    3. Nilai Waktu dari Uang dalam Investasi

    Investasi merupakan pengeluaran modal untuk pembelian aset isik seperti pabrik, mesin, peralatan, dan persediaan, yaitu investasi fisik atau rill. Dalam analisis ekonomi, istilah investasi khususnya dihubungkan dengan investasi fisik. Investasi fisik menciptakan aset baru yang akan menambah kapasitas produksi suatu negara, sementara investasi keuangan hanya memindahkan kepemilikan dari yang ada dari seseorang atau lembaga kepada yang lain.

        Kebijaksanaan investasi akan terkait masa yang akan datang, tetapi dalam penilaian menguntungkan tidaknya akan dilaksanakan pada saat sekarang. Dengan demikian terutama penerimaan bersih dari pelaksanaan investasi yang akan diterima pada waktu yang akan datang harus dinilai sekarang, apakah penerimaan sekali atau berangsur-angsur/seri dengan menggunakan perhitungan-perhitungan tersebut di atas (Basri, 1989).

    Penerimaan pada waktu yang akan datang pada dasarnya adalah net cash flow dari pelaksanaan investasi yang akan terdiri dari:

    1. Biaya proyek/investasi awal (initial outlays). Biaya ini meliputi biaya untuk memperoleh investasi tersebut dan biaya-biaya investasinya serta modal kerja untuk membiayai operasi awal dari proyek investasi yang bersangkutan.
    2. Cash flow dan cash outflow selama proyek investasi berjalan.
    3. Nilai residu dari proyek investasi yang bersangkutan.
    4. Cash inflow dan cash outflow lain-lain di luar proses pelaksanaan proyek investasi tersebut.

    Investasi yang dilakukan saat ini tidak serta merta menghasilkan pendapatan saat ini juga, tetapi memerlukan waktu. Semakin tinggi jumlah investasi yang ditanamkan, tenggang waktunya semakin panjang. Misalnya, seorang pengusaha restoran ingin memperbesar usahanya dengan membeli gedung baru, meja makan, dan peralatan-peralatan baru. Membutuhkan waktu kurang dari satu tahun untuk mewujudkan keinginannya.

    Contoh lain seorang pengusaha garmen ingin memperluas usahanya dengan membeli mesin-mesin baru, memperluas area pabrik. Ia memerlukan waktu yang relatif lebih lama daripada pengusaha restoran.Oleh karena itu, pertimbangan pokok dari keputusan investasi adalah berapa nilai sekarang (present value) dari uang yang akan kita peroleh pada masa mendatang atau berapa nilai uang masa mendatang (future value) dari jumlah yang diinvestasikan saat ini.

    Di dalam islam tidak akan terjadi niali waktu terhadap uang seperti dalam ekonomi konvensional. Pebedaan nilai waktu didalam islam tergantung pada bagaimana seseorang memanfaatkan waktu. Semakin efesien dan efektifitas, maka akan semakin tinggi nilai waktunya. Efesiensi danefektifitas waktu akan memberikan keuntumgam lebih kepada orang yang melakukannya. Maka siapapun yang melakukannya akan memperoleh keuntungan dunia dan akhirat apabila segala yan ia perbuat dengan niat beribadah kepada Allah Subahana wata’ala.

    Di dalam islam tidak hanya mencari keuntungan didunia, namum yang dicari adalah keuntungan di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, pemanfaatkan waktu bukan saja harus efektif dan efesien. Namun juga harus disasari dengan keimanan. Keimanan inilah yang mendatangkan keuntungan diakhirat. Sebaliknya ketika keimanan tidak mendapatkan keuntungan di dunia, berarti keimanan tersebut  tidak diamalkan. Dan isla mengajakan kita untuk mencari keuntungan akhirat namun jangnan melupakan keuntungan dunia.

    Islam melarang menambah kepemilikan uang dengan menyimpannya di bank atau meminjamkannya ke orang lain. Sesungguhnya usaha, keinginan, inisiatif, keberanian mengambil resiko merupakan suatu hal yang memiliki nilai jauh lebih tinggi dari pada uang yang hanya sebagai nilai tukar, uang hanya menjadi modal ketika digunakan untuk investasi berbisnis saja. Uang dapat menjadi modal jika dikolaborasikan dengan sumber daya lainnya, uang hanya memiliki nilai waktu hanya ketika digunakan sebagai modal dan modal tersebut bukanlah modal ya Telah dibahas sebelumnya bahwa barang pada hari ini memiliki nilai yang lebih tinggi dari nilainya di masa yang akan datang, tetapi pada kenyataannya banyak kejadian yang tidak sesuai dengan pernyataan ini.

    Banyak orang yang memilih untuk menyimpan pendapatan pada masa sekarang untuk menghadapi masa depan dan mereka akan mendapatkan nilai yang lebih tinggi di masa depan, banyak sekali motif manusia dalam menabung, diantaranya: kebutuhan dimasa depan, pendidikan anak, pernikahan, persiapan dimasa tua, sakit, kecelakaan, dan lain lain. Tetapi tidak bisa dibenarkan orang yang menabung untuk memperoleh bunga. Terdapat banyak bukti bahwa orang masih melanjutkan menabung walaupun bunga telah menyebabkan krisis di Amerika, Inggris, dan negara-negara Eropa lainnya.

    Motivasi masyarakat dunia untuk menabung untuk mempersiapkan hari esok bukan hanya sejak lahir, tetapi lebih kuat dari itu, bahkan orang yang memiliki pendapatan sedikitpun memiliki keinginan keras walaupun dia tidak punya hal berarti untuk ditabung. Tetapi kenyataannya setiap tindakan menabung yang dilakukan telah membuahkan testimoni yang kuat bahwa nilai waktu uang hanyalah mitos belaka.

    Dalam hal meminjam, Islam memiliki beberapa hal dasar yang harus dilaksanakan, seseorang yang hendak meminjamkan uang hendaknya memutuskan bahwa uang itu dipinjamkan sebagai bentuk simpati, uang dipinjamkan untuk menjaga dari kehilangan, atau uang dipinjamkan untuk berbagi hasil. Dalam pilihan yang pertama dan kedua, peminjam tidak bisa meminta tambahan dana, dikarenakan pada pilihan yang pertama uang dipinjamkan sebagai bentuk simpati, sedangkan pada pilihan yang kedua uang dipinjamkan hanya sekedar untuk ditabung dan bukan untuk memperoleh pendapatan ekstra.

    Jika seandainya peminjam menginginkan profit, maka ia dapat berniat meminjamkan uang untuk bagi hasil dengan orang yang dipinjamkan. Jika seandainya orang yang dipinjamkan untung, maka hasil dibagi berdasarkan perjanjian awal dari kedua belah pihak. Selain itu, jika orang yang dipinjamkan rugi maka pihak yang bertanggung jawab atas kehilangan dana adalah orang yang meminjamkan selama kerugian bukan karena kesengajaan orang yang meminjam.

    Pada dasarnya spekulasi tidaklah dilarang dalam islam, tetapi kerangka ekonomi islam tidak memberikan ruang bagi spekulator untuk tumbuh dengan subur.[4] Juga di dalam ekonomi islam tidak dikenal adanya permintaan uang untuk spekulasi. Spekulasi dalam ekonomi Islam sangat terbatas gerakannya, sebab sistem keuangan islam kebalikan dari sistem konvensional, yang memberikan bunga pada harta. Dalam Islam, harta adalah sesuatu yang dikenai zakat jika disimpan telah memenuhi masanya.ng potensial.

    Oleh karena itu, menurut Islam uang tidaklah memiliki nilai waktu. Tetapi waktulah yang memiliki nilai ekonomi, tergantung bagaimana cara penggunaannya. Waktu akan memiliki nilai ekonomi jika waktu tersebut digunakan dengan baik dan bijak. Selama manusia menggunakan waktunya untuk hal produktif tentunya waktu tersebut semakin bernilai, maka ada perbedaan nilai antara waktu seseorang dengan yang lainnya walaupun jumlahnya sama.

    2.5 Metode – Metode yang digunakan time value of money adalah:

    a. Nilai Masa Depan (Future Value)

          Pertama-tama diasumsikan seseorang mendepositokan uangnya kedalam bentuk tabungan sebesar $ 200. Jika tingkat bunga adalah 8%, dimajemukan setiap tahun, pada akhir tahun jumlahnya akan mencapai $ 216. Angat menarik untuk diketahui bahwa ternyata nilai tahun pertama pada bunga majemuk sama dengan pada bunga sederhana. Namun persamaan ini berakhir hanya sampai akhir tahun pertama.

       Sampai tahap ini, selalu diasumsikan bunga dibayarkan setiap tahun. Dengan asumsi ini, pemahaman akan nilai waktu uang dapat dicapai dengan mudah. Namun sekarang saatnya untuk mempertimbangkan hubungan antara nilai masa depan dan tingkat bunga untuk periode pemajemukan yang berbeda. Asumsikan bunga dibayarkan setiap setengah tahun. Jika dalam tabungan diimpan $ 200 dengan tingkat bunga tahunan 8%, maka nilai masa depan pada akhir periode setengah tahun akan diterima bunga 4%, bukan 8%. Pada akhir tahun, nilai masa depan tabungan menjadi $ 216. Maka semakin besar tingkat bunga dibayarkan setiap tahun, semakin besar pula nilai masa depan.

          Dalam praktiknya, bunga kadang dimajemukan secara berkseinambungan. Oleh karena itu, sangat pelu dipahami bagaimana cara kerja pemajemukan berkesinambungan tersebut. Penggunaan pemajemukan berkesinambungan dalam menghitung nilai sekarang akan menghasilkan nilai sekarang minimum dibandingkan dengan pemajemukan lainnya.

       Tingkat Bunga Tahun Eektif. Investasi yang berbeda akan memberikan hasil yang berbeda tergangtung dari periode pemajemukan yang dilakukan. Jika ingin dibuat perbandingan antara beberapa investasi yang memiliki periode pemajemukan berbeda maka perlu dibuat suatu standar bunga yang sama. Hal ini akan mengarahkan kepada pemahaman akan perbedaan bunga nominal dan tingkat bunga tahuna yang efektif. Tingkat bunga tahunan efektif merupakan tingkat bunga yang dimajemukan setahun sekali namun memberikan hasil bunga tahunan yang sama seperti tingkat nominal yang dimajemukan.

    2.6 Rumus

    FV = Po (1+i)n

    FV           : Nilai pada masa yang akan datang

    Po           : Nilai pada saat ini

    I               : Tingkat suku bunga

    N             :  Jangka waktu  

    atau rumus tersebut dapat disederhanakan dengan melihat tabel:

    FV = PV ( FVIF tahun,bunga )

    Tabel Future Value ( FVIF ) US $

    No10%15%20%30%40%50%
    11.10001.15001.20001.30001.36001.4000
    21.21001.32251.44001.69001.84961.9600
    31.33101.52091.72802.19702.51552.7440
    41.46411.74902.07362.85613.42103.8416
    51.61052.01142.48833.71294.65265.3782

    Contoh :

    Sebuah perusahaan memperoleh pinjaman modal dari suatu bank sebesar Rp 5,000,000 untuk mebeli peralatan produksi dengan jangka waktu 5 tahun bunga yang dikenakan sebesar 18 % per tahun berapa jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan tsb pada akhir tahun ke 5?

                FV = Po (1+r)n

                FV = Rp 5,000,000 (1+0.18)5

                FV = Rp 11,438,789

    Jadi jumlah yang harus dibayarkan perusahaan kepada bank sebesar Rp 11,438,789

    2.7 Nilai Hari Ini (Present Value)

          Nilai sekarang atau Nilai Diskonto. Adalah suatu hal yang dimanfaatkan untuk mencari nilai dari suatu penjumlahan tahun yang akan datang dari jumlah yang diterima sekarang pada waktu yang sudah ditentukan atau dengan kata lain penjumlahan dari future value. Kita semua menyadari bahwa satu dolar yang diterima hari ini lebih berharga daripada satu dolar yang diterima satu, dua atau tiga tahun mendatang. Menghitung nilai sekarang dari arus kas masa depan memungkinkan kita untuk menempatkan seluruh arus kas dasar saat ini sehingga dapat dibuat perbandingan untuk nilai dolar saat ini.

    Present value adalah berapa nilai uang saat ini untuk nilai tertentu di  masa yang akan datang. Present value bisa dicari dengan menggunakan rumus future value atau dengan rumus berikut ini:

    PV  =  FV  ( 1 + r )-n

    FV   : Future Value (Nilai Pada akhir tahun ke n)

    PV   : Nilai Sekarang (Nilai pada tahun ke 0)

    R     : Suku Bunga

    N     :Waktu (tahun)

    Rumus di atas mengasumsikan bahwa bunga digandakan hanya sekali dalam setahun, jika bunga digandakan setiap hari, maka rumusnya menjadi :

    PV  =  FV  ( 1 + r / 360)-360n

    Untuk menggambarkan penggunaan rumus di atas, maka diberi contoh berikut ini : Harga sepeda motor 2 tahun mendatang sebesar Rp. 10.000.000. Tingkat bunga rata-rata 12% setahun. Berapa yang harus ditabung Agung saat ini agar dapat membelinya dua tahun mendatang, dengan asumsi:

    a. Bunga dimajemukkan setahun sekali?

    b. Bunga dimajemukkan sebulan sekali?

    Jawaban:

    1. PV = Rp. 10.000.000  (1 + 0,12)-2   = Rp. 7.971.939

    2. PV = Rp. 10.000.000  (1 + 0,12/12)-12(2)  = Rp. 7.875.661

                    Perhitungan Time Value of Money

          Apakah sejumlah uang yang akan diterima dari hasil investasi pada akhir tahun ketiga misalnya, akan sama nilainya dengan sejumlah uang yang sama yang kita miliki pada hari ini? Hal ini adalah menyangkut “nilai waktu dari uang” (time value of money). Apabila kita tidak memperhatikan nilai waktu dari uang maka uang sebesar Rp 1.000.000,- yang akan kita terima pada akhir tahun depan adalah sama saja nilainya dengan  uang sebesar Rp 1.000.000,- yang kita miliki sekarang.

        Lain halnya jika kita memperhatikan nilai waktu dari uang, maka nilai uang Rp 1.000.000,- sekarang adalah lebih tinggi dari pada uang Rp 1.000.000,- yang akan terima pada akhir tahun depan. Sebab jika kita memiliki uang sebesar Rp 1.000.000,- sekarang, dapat disimpan di Bank dengan mendapatkan bunga misalnya 8% per tahunnya, sehingga pada akhir tahun uang tersebut akan menjadi 1.080.000,- Jadi uang sebesar Rp 1.000.000,- sekarang nilainya sama dengan Rp 1.080.000,- pada akhir tahun.

          Waktu adalah salah satu faktor yang penting dalam membuat suatu keputusan untuk menentukan apa yang akan anda lakukan dengan uang yang anda miliki, karena dengan adanya waktu maka akan ada kesempatan untuk menundakonsumsi dan memperoleh pendapatan yang biasanya kita sebut bunga.

    Dalam hal konsep Time Value Of  Money terdapat  dua konsep perhitunga nilai dari uang tersebut, yaitu :

    a. Future Value (Nilai Kemudian)

         Misalkan saudara saat ini berumur 25 tahun dan mulai menyimpan setiap tahun Rp. 200.000,-dalam bentuk tabungan dengan bunga 15% pertahun. Dan pada saat berumur 65 tahun atau 40 tahun kemudian, berapakah nilai simpanan kalau tidak pernah mengambil sekalipun. Maka jumlah simpnan berjumlah Rp. 35.000.000,-. Mengapa bisa menjadi demikian besar, itu dikarenakan nilai waktu uang memungkinkan simpanan tersebut menghasilkan bunga. Dan bunga tersebut akan menambah pokok simpanan,pokok simpanan yang setiap tahun menjadi semakin besar sehingga simpanan tersebut menjadi berlipat ganda.

         Nilai kemudian atau future value diperoleh dengan mengalikan tingkat bunga dengan pokok pinjaman atau periode tertentu. Tingkat bunga dapat dihitung setiap bulan, kuartalan, enam bulan atau satu tahun sekali. Bahkan dalam dunia perbankan dinegara kita, dikenal dengan simpanan bunga harian meskipun tingkat bunga ditentukan setiap satu tahun. Sebagai contoh, kalau anda menyimpan uang anda dibank sebesar Rp. 1.000.000,- selama satu tahun dan memperoleh bunga 15% per tahun, maka pada akhir tahun anda akan menerima

    U1 = 1.000.000 (1+0,15)

         = 1.150.000

    Demikian seterusnya. Hal ini terjadi karena bunga dibungakan lagi (compound interest). Secara umum kita bisa menuliskan , bahwa apabila Co adalah nilai simpanan pada awal periode, maka nilai terminal pada tahun (periode) ke n, adalah :

    Un  = Co (1+ r)

    Dalam hal ini r adalah tingkat bunga yang dipergunakan.

          Bunga yang diberikan kepada penabung mungkin dibayarkan tidak hanya sekali dalam setahun, tetapi juga bisa juga dua kali, tiga kali atau m kali. Kalau bunga dibayarkan dua kali dalam setahun, maka pada akhir tahun 1 nilai terminalnya adalah,

    U1     =  1.000.000 {1+(0,15/2)}

              = 1.155.625

    Sedang kalu kita dibayar tiga kali, maka pada akhir tahun 1 terminalnya adalah ,

    U1 =  1.000.000 {1+(0,15/3)}

          = 1.157.625

    Kita lihat bahwa semakin sering bunga dubayarkan, maka semakin besar pula terminal yang diterima  pada akhir periode yang sama. Secara umum apabila bunga dibayarkan dalam m kali dalam satu tahun, dan kita menyimpan uang selama n tahun, maka nilai terminal pada tahun ke n adalah,

    Un  = CO {1 + (r/m)}

    b. Present Value (Nilai sekarang)

        Pemahaman konsep nilai sekarang atau Present Value penting dalam manajemen keuangan. Manajer keuangan seringkali dihadapkan  pada persoalan pengambilan keputusan  yang tidak terlepas dari konsep ini. Dalam penilaian investasi misalnya, manajer keuangan diharuskan mengukur nilai sekarang aliran kas yang dikas yang diharapkan akan dihasilkan dalm investasi tersebut. Sama halnya dengan konsep nilai kemudian atau Future Value, dalam konsep nilai sekarang ini pun ada dua alternatif aliran kas, aliran kas yang terjadi satu tahun sekali dan aliran kas yang berkali-kali dengan jumlah yang sama setiap tahun atau anuitas.

           Sebagai contoh, orang tua saudara menjanjikan akan memberikan uang sebesar Rp. 700.000,- satu tahun akan datang. Sementara itu tingkat suku bunga bank yang berlaku pada saat ini adalah 8% pertahun. Timbul pertanyaan, berapakah orang tua saudara harus menyimpan uangnya dibank agar satu tahun kedepan menjadi Rp. 700.000,-?, dengan kata lain, berapa nilai sekarang uang Rp. 700.000,- satu tahun yang akan datang kalu tingkat bunga yang berlaku 8% pertahun ?

    Rp 700.000,-   =  XO (1+0,08)

    XO =  Rp.700.000/1+0,08)

           =  Rp. 648.150,-

          Dengan demikian nilai sekarang penerimaan kas Rp.700.000,- satu tahun yang akan datang dengan bunga 8% pertahun adalah Rp.648.150,-. Dapat juga dikatakan bahwa Rp.648.150,- kas saat ini memiliki nilai yang sama dengan Rp.700.000,- satu tahun yang akan datang bila bunga yang berlaku 8% pertahun. Misalkan penerimaan tersebut akan terjadi dalam dua tahun kemudian, berapakah nilai sekarang dari penerimaan Rp.700.000,- tersebut bila bunga yang berlaku tetap 8% pertahun ?

    NS = (Rp.700.000,-   )/((1+0,08))              

          = Rp.600.140,-

    Karena Xo tidak lain adalah nilai sekarang sejumlah penerimaan dimasa datang Xn, dengan tingkat bunga r pertahun maka secara umum dapat diformulasikan menjadi :

    NS    =   Xn/((1+r))

    2.8 Pentingnya time value of money

    Kenapa time value of money penting? Setidak-tidaknya terdapat dua alasan kenapa demikian,Pertama, resiko pendapatan di masa mendatang lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan saat ini. Kedua, ada biaya kesempatan (opportunity cost) pendapatan masa mendatang. Jika pendapatan diterima sekarang, kita bisa menginvestasikan pendapatan tersebut (misal pada tabungan), dan akan memperoleh bunga tabungan.

    Nilai waktu uang merupakan konsep sentral dalam manajemen keuangan. Ada beberapa pakar yang mengatakan bahwa pada dasrnya manajemen keuangan merupakan aplikasi konsep nilai waktu uang. Pemahaman nilai waktu uang sangat penting dalam studi manajemen keuangan. Banyak keputusan dan tekhnik dalam manajemen keuangan yang memerlukan pemahaman nilai waktu uang. Biaya modal, analisis keputusan investasi (penganggaran modal), analisis alternatif dana, penilaian surat berharga, penetapan skedul pelunasan hutang, investasi, pembelian peralatan merupakan contoh-contoh tekhnik dan analsisis yang memerlukan pemahaman konsep nilai waktu uang.

    Oleh karena itu penting untuk mengetahui konsep waktu dari uang sebelum mempelajari materi yang lain. Uang yang dimiliki sekarang jauh lebih berharga dibandingkan dengan uang yang akan diterima tahun depan, karena uang yang kita miliki sekarang dapat diinvestasikan, ditabung atau didepositokan yang dapat menghasilkan bunga sehingga nilainya lebih tinggi.’

    ANALISIS

    Pada  tahapan  ini  perlu  diketahui  situasi  dan  kondisi  pasar  yang  akan dijadikan  obyek  usaha,  baik  yang menyangkut  produk  yang  prospektif, lokasi,  karakteristik  konsumen,  segmen  pasar  yang  akan  dirujuk  dan semua aspek yang menyangkut kemungkinan usaha apa yang sebaiknya akan dibuat atau dikembangkan.

    Sumber  informasi yang dapat diperoleh untuk mendapatkan  gambaran  situasi  pasar  potensial  dari  usaha  yang akan dikembangkan antara  lain  : Media massa  (koran, majalah,  televisi, radio),  internet,  melihat  langsung  di  lapangan  (survey  pasar)  atau informasi  yang  diperoleh  dari  teman  (kolega)  yang  mengelola  suatu usaha.

    Berdasarkan informasi awal yang diperoleh maka usaha apa yang akan  dilakukan  dapat  segera  dianalisis  kemungkinan  pelaksanaan  dan kelayakannya.  Perkiraan  target  produksi  produk  dalam  kaitan  dengan perencanaan  usaha  dapat  ditentukan  dengan  menggunakan  metode peramalan (forecasting).

    Bab III. Penutup

    A. Kesimpulan

    Konsep nilai waktu uang (time valu of money) yang pada dasrnya memberikan pemahaman bagaimana nilai uang berubah karena faktor waktu. Faktor yang melandasi konsep ini adalah preferensi waktu yang menyatakan bahwa sejumlah sumber daya yang tersedia saat ini untuk menikmati lebih disenangi orang dari pada sejumlah sumber day yang sama tetapi baru tersedia dalam beberapa tahun yang akan datang (misalkan baru dua tahun yang akan datang).Pemikirang tersebut secara ekonomi didasarkan atas alasan-alasan,

    1. Alasan inflasi, yaitu bahwa dengan adanya tingkat inflasi akan dapat menurunkan nilai uang;
    2. Alasan dikonsumsi, yaitu bahwa dengan yang sama, apabila dikonsumsikan akan memberikan tingkat kenikmatan yang lebih, dibandingkan dengan jika dikonsumsi di masa yang akan datang;
    3. Alasan risiko penyimpanan, yaitu bahwa adanya risiko yang tidak diketahui di waktu yang akan datang, maka praktis nilai uang di masa yang akan datang memerlukan jumlah yang lebih besar. Konsep nilai waktu uang (time value of money) meliputi future value,  present value, future value suatu anuitas, present value suatu anuitas.

    B. Saran

    Dalam melakukan peminjaman investasi, sebaiknya diperhitungkan baik-baik sebelum mengalami kesalahan. Lakukanlah cara pembayaran ekivalensi yang sesuai dengan usaha atau keperluan dari peminjaman modal tersebut.

    Referensi

    ü  Hariyanti, Dini. 2015. Time Value of Money. Jakarta http://sayapm.blogspot.co.id/2015/05/time-value-of-money.html (diakses pada tanggal 19 Desmber 2016 pada pukul 21:00)

    ü  Julius, Ivan. 2012. Nilai Waktu Uang (Time Value of Money). Semarang http://ivansibarani.blogspot.co.id/2012/03/nilai-waktu-uang-time-value-of-money.html (diakses pada tanggal 19 Desmber 2016 pada pukul 21:30)

    ü  http://belajartanpabuku.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-nilai-uang-terkait-dengan_4.html (diakses pada tanggal 19 Desmber 2016 pada pukul 21:40)

    ü  http://hiyakuni.blogspot.co.id/2013/05/makalah-economic-value-of-time.html (diakses pada tanggal 19 Desmber 2016 pada pukul 22:15)

    ü  Habib, Hasnan. 2017. Makalah Time Value of Money. Bandung. http://paduankuliah.blogspot.co.id/2017/04/makalah-time-value-of-money.html

    ü  Aulia, Rozi. 2014. Konsep Nilai Waktu dari uang https://roziauliaalam.wordpress.com/2014/12/01/konsep-nilai-waktu-dari-uang-time-value-of-money (diakses pada tanggal 20 Desmber 2016 pada pukul 20:05)

  • Laporan Praktikum Pengendalian Keasaman (pH) Larutan Buffer

    Berikut ini contoh laporan Praktikum Kimia dengan judul Pengendalian Keasamaan dengan Larutan Buffer. Laporan ini bertujuan untuk menjelaskan peran larutan buffer dan prinsip kerja larutan dalam menjaga keasaman

    Pengendalian Keasaman (pH) Larutan Buffer

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar belakang

    Dalam pekerjaan kadang-kadang diperlukan suatu larutan dengan pH tertentu yang dapat disimpan tanpa mengalami perubahan pH. Dalam penyimpanan zat dapat mengalami perubahan pH karena berbagai hal. Larutan dapat menyerap CO2 dari udara sehingga pH larutan akan turun. Bila larutan disimpan dalam botol kaca, alkali (basa) yang tercuci dari bahan kaca akan menaikkan harga pH larutan tersebut.

    Misalkan dalam suatu pekerjaan diperlukan larutan yang mempunyai pH 4. Apabila larutan semula bersifat netral, maka hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan asam klorida (HCl) pada larutan tersebut sedemikian rupa, sehingga konsentrasi ion hydrogen(H+) dalam larutan tersebut 0,0001 M (10-4 M), maka pH larutan = 4.

    Misalkan volume larutan 10 mL, ini berarti harus ada 0,036 mg asam klorida bebas, jumlah ini tentulah sangat kecil dan dapat ada di atmosfir maka dari itu tidaklah mungkin dapat mempertahankan harga pH dalam larutan yang sedikit asam, netral atau sedikit basa, hanya dengan menambahkan asam kuat atau basa kuat sejumlah yang dihitung. Keadaan ini dapat dihindari bila digunakan larutan buffer atau larutan penyangga.

    Larutan penyangga atau dikenal juga dengan nama larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan nilai pH apabila larutan tersebut ditambahkan sejumlah asam atau basa maupun diencerkan dengan menambah sejumlah volume air.

    B. Tujuan Percobaan

    1. Menjelaskan pentingnya larutan buffer.
    2. Membuat larutan buffer.
    3. Membedakan larutan buffer dengan larutan non buffer.
    4. Mengetahui system kerja buffer dalam mempertahankan Ph.

    Bab II. Kajian Teori

    Larutan buffer adalah larutan yang pHnya relatif tetap (tidak berubah) pada penambahan sedikit asam, Basa , atau pengenceran. Ditinjau dari komposisi zat penyusunnya terdapat dua sistem larutan yaitu larutan penyangga asam dan larutan penyangga basa.

    A. Larutan penyangga asam

    Larutan penyagga asam dapat dibuat secara langsung dari asam lemah denagn garam yang mengandung basa konjugasi pasangan dari asam lemah tersebut, misalnya larutan CH3COOH dicampur dengan larutan CH3COOHNa. Larutan penyangga tersebut mengandung CH3COOH (asam lemah) dan CH3COO (basa konjugasi).

    B. Larutan penyangga basa

    Larutan penyangga basa dibuat secara langsung dengan mencampurkan basa lemah dengan garam yang mengandung asam konjugasi dari basa tersebut, misalnya larutan NH4OH dengan larutan NH4Cl. Larutan penyangga tersebut mengandung NH4OH (basa lemah) dan NH4+ (asam konjugasi). (Sulistyorini,2006)

    Kita ambil contoh pasangan antara asam lemah CH3COOH dengan garamnya CH3COONa.

    Reaksi antara asam lemah dengan Basa kuat

    CH3COONa ⇄ CH3COO- + Na+ (Garam)

    CH3COOH ⇄ CH3COO- + H+ (Asam lemah)

    Dalam larutan terdapat CH3COOH merupakan asam dan CH3COO- basa konyugasi.

    Kehadiran senyawa dan ion ini yang dapat menetralisir adanya asam dan basa dalam larutan. Jika larutan ini ditambahkan asam, terjadi reaksi netralisasi,

    H+ + CH3COO – ⇄ CH3COOH

    Kehadiran basa dinetralisir oleh CH3COOH

    OH- + CH3COOH ⇄ CH3COO- + H2O

    Untuk larutan buffer dengan komposisi lain adalah campuran antara garam dengan basa lemahnya, seperti campuran NH4Cl dengan NH4OH.

    Reaksi antara basa lemah dengan Asam kuat

    NH4Cl ⇄ NH4+ + Cl-

    NH4OH ⇄ NH4+ + OH-

    Dalam larutan garam terdapat pasangan basa dan asam konyugasi dari NH4OH dan NH4+, adanya molekul dan ion ini menyebabkan larutan mampu mempertahankan pH larutan. Tambahan H+ dapat dinetralisir oleh NH4OH sesuai dengan reaksi :

    NH4OH + H+ ⇄ NH4+ + H2O

    Demikian pula adanya tambahan basa OH- dinetralisir oleh ion amonium dengan reaksi :

    NH4+ + OH- ⇄ NH4OH

    Larutan buffer yang terdiri dari garam dan asam lemahnya atau basa lemahnya memiliki harga pH yang berbeda dari garamnya ataupun dari asam lemahnya, karena kedua larutan terionisasi. (Zulfikar, 2010)

    Larutan buffer dapat bersifat :

    Larutan penyangga yang bersifat asam

    Larutan penyangga yang bersifat asam adalah sesuatu yang memiliki pH kurang dari 7. Larutan penyangga yang bersifat asam biasanya terbuat dari asam lemah dan garammya – acapkali garam natrium.

    Contoh yang biasa merupakan campuran asam etanoat dan natrium etanoat dalam larutan. Pada kasus ini, jika larutan mengandung konsentrasi molar yang sebanding antara asam dan garam, maka campuran tersebut akan memiliki pH 4.76. Ini bukan suatu masalah dalam hal konsentrasinya, sepanjang keduanya memiliki konsentrasi yang sama. Anda dapat mengubah pH larutan penyangga dengan mengubah rasio asam terhadap garam, atau dengan memilih asam yang berbeda dan salah satu garamnya.

    Larutan penyangga yang bersifat basa

    Larutan penyangga yang bersifat basa memiliki pH diatas 7. Larutan penyangga yang bersifat basa biasanya terbuat dari basa lemah dan garamnya. Seringkali yang digunakan sebagai contoh adalah campuran larutan amonia dan larutan amonium klorida. Jika keduanya dalam keadaan perbandingan molar yang sebanding, larutan akan memiliki pH 9.25. Sekali lagi, hal itu bukanlah suatu masalah selama konsentrasi yang anda pilih keduanya sama.

    Konsep dari cara kerja larutan buffer

    Larutan buffer merupakan campuran dari asam lemah dengan garamnya yang berasal dari basa kuat atau basa lemah dengan garamnya yang berasal dari asam kuat. Seperti pada larutan Natrium Asetat yang merupakan larutan yang dapat berdisosiasi secara sempurna. Namun, pada larutan asam asetat tidak terdisosiasi secara sempurna

    CH3COOH ⇌ CH3COO + H+

    Karena adanya ion – ion asetat dalam jumlah banyak (yang berasal dari disosiasi natrium asetat), akan menggerser kesetimbangan kea rah pembentukan asam asetat yang tidak terdisosiasi (yaitu, kea rah ruas kiri persamaan di atas). Larutan ini akan memiliki pH yang tertentu dan pH ini akan bertahan baik sekali, bahkan jika ditambahkan asam atau basa. Jika ion hidrogen (yaitu, suatu asam kuat) ditambahkan, ini akan bergabung dengan ion asetat dalam larutan untuk membentuk asam asetat yang tidak terdisosiasi :

    CH3COO + H+ → CH3COOH

    Karena konsentrasi ion hidrogen tidak berubah, apa yang terjadi hanyalah bahwa jumlah ion asetat berkurang, sementara jumlah asam asetat yang tidak terdisosiasi bertambah. (Anonim, 2013)

    Manfaat Larutan Penyangga

    Larutan penyangga sangat penting dalam kehidupan; misalnya dalam analisis kimia, biokimia, bakteriologi, zat warna, fotografi, dan industri kulit. Dalam bidang biokimia, kultur jaringan dan bakteri mengalami proses yang sangat sensitif terhadap perubahan pH. Darah dalam tubuh manusia mempunyai kisaran pH 7,35 sampai 7,45, dan apabila pH darah manusia di atas 7,8 akan menyebabkan organ tubuh manusia dapat rusak, sehingga harus dijaga kisaran pHnya dengan larutan penyangga. (Fauzan, 2011)

    Sifat Larutan Penyangga

    Larutan penyangga atau larutan buffer atau dapar merupakan suatu larutan yang dapat mempertahankan nilai pH tertentu. Adapun sifat yang paling menonjol dari larutan penyangga ini seperti pH larutan penyangga hanya berubah sedikit pada penambahan sedikit asam kuat. Disamping itu larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugatnya ataupun oleh basa lemah dengan asam konjugatnya. Reaksi ini disebut sebagai reaksi asam-basa konjugasi. Disamping itu mempunyai sifat berbeda dengan komponen-komponen pembentuknya. (Rizki, 2012)

    Cara kerja Larutan Penyangga

    Pada point sebelumnya telah disebutkan bahwa larutan penyangga mengandung komponen asam dan basa dengan asam dan basa konjugasinya, sehingga dapat mengikatbaik ion H+ maupun ion OH-. Sehingga penambahan sedikit asam kuat atau basa kuat tidak mengubah pH-nya secara signifikan. Berikut ini cara kerja larutan penyangga:

    1. Larutan penyangga asam

    Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

    Pada penambahan asam

    Penambahan asam (H+) akan menggeser kesetimbangan ke kiri. Dimana ion H+ yang ditambahkan akan bereaksi dengan ion CH3COO- membentuk molekul CH3COOH.

    CH3COO-(aq) + H+(aq) → CH3COOH(aq)

    Pada penambahan basa

    Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka ion OH- dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Hal ini akan menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan sehingga konsentrasi ion H+ dapat dipertahankan. Jadi, penambahan basa menyebabkan berkurangnya komponen asam (CH3COOH), bukan ion H+. Basa yang ditambahkan tersebut bereaksi dengan asam CH3COOH membentuk ion CH3COO- dan air.

    CH3COOH(aq) + OH-(aq) → CH3COO-(aq) + H2O(l)

    2. Larutan penyangga basa

    Adapun cara kerjanya dapat dilihat pada larutan penyangga yang mengandung NH3 dan NH4+ yang mengalami kesetimbangan. Dengan proses sebagai berikut:

    Pada penambahan asam

    Jika ditambahkan suatu asam, maka ion H+ dari asam akan mengikat ion OH-. Hal tersebut menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Disamping itu penambahan ini menyebabkan berkurangnya komponen basa (NH3), bukannya ion OH-. Asam yang ditambahkan bereaksi dengan basa NH3 membentuk ion NH4+.

    NH3 (aq) + H+(aq) → NH4+ (aq)

    Pada penambahan basa

    Jika yang ditambahkan adalah suatu basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Basa yang ditambahkan itu bereaksi dengan komponen asam (NH4+), membentuk komponen basa (NH3) dan air.

    NH4+ (aq) + OH-(aq) → NH3 (aq) + H2O(l)

    (Rizki, 2012)

    Menghitung pH Larutan Penyangga/Buffer

    1. Larutan penyangga asam

    Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu l   arutan dengan rumus berikut:

    [H+] = Ka x a/g

    atau pH = p Ka – log a/g

    dengan:

    Ka = tetapan ionisasi asam lemah

    a = jumlah mol asam lemah

    g = jumlah mol basa konjugasi

    2. Larutan penyangga basa

    Dapat digunakan tetapan ionisasi dalam menentukan konsentrasi ion H+ dalam suatu larutan dengan rumus berikut:

    [OH-] = Kb x b/g

    atau pH = p Kb – log b/g

    dengan,

    Kb = tetapan ionisasi basa lemah

    b = jumlah mol basa lemah

    g = jumlah mol asam konjugasi (Rizki, 2012)

    Bab III. Metode Praktikum

    A. Alat dan Bahan

    1. NaOH
    2. HCH3COO
    3. HCl 
    4. NaCH3COO
    5. NH4OH
    6. NH4Cl 
    7. Tabung reaksi
    8. Rak tabung reaksi
    9. Gelas piala
    10. Pipet ukur 5 mL
    11. Gelas ukur
    12. Botol semprot
    13. Corong kaca

    B. Langkah Kerja

    1. Penentuan pH Larutan bukan Buffer
    1. Menyediakan tiga buah tabung reaksi yang bersih, mengisi ketiga tabung reaksi tersebut dengan : Tabung pertama + 1 mL larutan HCl 0,0001 M
    2. Tabung kedua + 1 ml air
    3. Tabung ketiga + 1 ml larutan NaOH 0,001 M
    4. Menentukan dan mencatat pH larutan dengan indikator universal.

    3.2.1.2 Penentuan pH larutan bukan buffer setelah ditambah asam

    Mengambil ketiga tabung reaksi yang berisi larutan diatas (3.2.1.1) yang telah diketahui pHnya. Kedalam masing-masing tabung reaksi tersebut ditambahkan 1 tetes HCl 1M, menentukan pH larutan dengan indicator universal.

    2. Penentuan pH. Larutan Buffer
    1. Menyediakan dua buah gelas piala atau erlemeyer,masing-masing gelas diisi dengan 25 ml asam asetat (HCH3COO) 1 M dan 25 ml natrium asetat ( NaCH3COO) 1 M.
    2. Gelas digoyang-goyang supaya larutan homogeny dan menentukan pH larutan tersebut dengan indicator universal,
    3. mencatat hasil. Larutan ini jangan dibuang karena akan dipakai untuk percobaan selanjutnya.
    4. Menyediakan dua buah gelas piala atau erlemeyer, masing-masing gelas diisi dengan 25 ml ammonium hidroksida (NH4OH) 1M dan 25 ml natrium asetat (NH4Cl) 1 M.
    5. Gelas digoyang-goyang supaya larutan homogeny dan menentukan pH larutan tersebut dengan indicator universal
    6. mencatat hasil. Larutan ini jangan dibuang karrena akan dipakai uuntuk percobaan selanjutnya.

    3.2.2.2 Penentuan pH larutan setelah penambahan asam/basa

    a.       Menyediakan larutan 3.2.2.1.a, ke dalam larutan tersebut ditambahkan :

    Ø  Untuk tabung pertama ditambah 5 ml HCl 0,1 M, mencatat pH larutan.

    Ø  Untuk tabung kedua ditambahkan 5 ml NaOH 0,1 M, mencatat pH larutan.

    b.      Menyediakan larutan 3.2.2.1.b, ke dalam larutan tersebut ditambahkan :

    Ø  Untuk tabung pertama ditambah 5 ml HCl 0,1 M, mencatat pH larutan.

    Ø  Untuk tabung kedua ditambahkan 5 ml NaOH 0,1 M, mencatat pH larutan.

    Bab IV. Hasil dan Pembahasan

    A. Hasil Pengamatan

    1. Larutan Bukan Buffer
    NoLarutanpH (keasaman)
    awalSetelah ditambah 1 ml HCl 0,1 MSetelah ditambah 1 ml NaOH 0,1 M
    1HCl 0,0001 M51
    2Air61
    3NaOH 0,0001 M62

    LARUTAN BUFFER

    NoLarutanpH (keasaman)
    awalSetelah ditambah 5 ml HCl 0,1 MSetelah ditambah 5 ml NaOH 0,1 M
    125 ml HCH3COO 1 M + 25 ml NaCH3COO 1 M555
    225 ml NH4OH 1 M + 25 ml NH4Cl 1 M

    4.2 Perhitungan

    Larutan bukan buffer

    1.      HCl

    [H+] = a x M

            = 1 x 10-4

            = 10-4

      pH = 4

    2.      Air

    H2O     +          HCl                HCl       +          H2O

    Mula-mula :   1 mmol              1 mmolBereaksi     :   1 mmol             1 mmol           1 mmol              1 mmol

    Sisa            :     0 mmol            0 mmol           1 mmol              1mmol

    Dari hasil perhitungan didapat pH = 7

    3.      NaOH

      NaOH                       +          HCl                 NaCl    +          H2O

    Mula-mula       :  0,001 mmol                          1 mmol  Bereaksi          :  0,001 mmol                          0,001 mmol     0,001 mmol     0,001 mmol

    Sisa                  :    0 mmol                               0,999 mmol     0,001 mmol     0,001 mmol

    [H+] = ka x (Ma)

            = 1 x 10-7 x 0,999

            = 9,99 x 10-8

    pH = – log [H+]

          = 8 – log 9,99

          = 7,01

    LARUTAN BUFFER

    ·         pH larutan awal

    [a] = 1 M x 25 ml = 25 mmol                          [g] = 1 M x 25 ml = 25 mmol

    pH = – log 7,75 x 10-5

          = 5-log 7,75

          = 4,12

    ·         Sesudah penambahan 5 ml HCl 0,1 M

                            CH3COO        +          H+        =          CH3COOH

    Mula –mula :       25 mmol           0,5 mmol                   25 mmolReaksi         :      – 0,5 mmol        – 0,5 mmol                  +0,5 mmol

    Sisa             :       24,5 mmol         0 mmol                     25,5 mmol

         pH = – log 8,06 x 10-5

               = 5- log 8,06

               = 4,1

    ·         Setelah penambahan 5 ml NaOH 0,1 M

                            CH3COOH     +          OH     =          CH3COO–          +         H2O

    Mula –mula :       25 mmol           0,5 mmol                   25 mmolReaksi         :      – 0,5 mmol        – 0,5 mmol                  +0,5 mmol            +0,5 mmol

    Sisa             :       24,5 mmol         0 mmol                     25,5 mmol             +0,5 mmol

         pH = – log 8,06 x 10-5

               = 5- log 8,06

               = 4,1

    B. Pembahasan

    Larutan buffer adalah larutan yang pHnya relatif tetap (tidak berubah) pada penambahan sedikit asam, Basa , atau pengenceran. Dalam percobaan ini kita dituntut untuk bisa membuat larutan buffer, mengetahui larutan buffer dan non buffer, mengetahui pentingnya larutan buffer dalam kehidupan sehari-hari dan sistem kerja buffer dalam mempertahankan pH.

    Berdasarkan hasil pengamatan yang kami dapatkan terdapat dua larutan, yaitu larutan buffer dan larutan non buffer. Pembahasan yang pertama sdalah larutan bukan buffer.

    Dalam penentuan pH larutan bukan buffer, kami menyiapkan tiga tabung reaksi yang sudah kami bersihkan sebelumnya. Kemudian kami mengisi tabung tersebut dengan rincian ;

    1. Tabung pertama diisi dengan larutan HCl 0,0001 M sebanyak 10 tetes.
    2. Tabung kedua diisi dengan aquades sebanyak 10 tetes.
    3. Tabung ketiga diisi dengan larutan NaOH 0,001 M sebanyak 10 tetes.

    Setelah mengisi ketiga tabung reaksi tersebut, mencelupkan indicator universal kedalam masing-masing larutan tersebut dan menyamakan pada tabel indikator, pada larutan  HCl 0,0001 M didapatkan pH 5, pada larutan aquades didapatkan pH 6, dan pada larutan NaOH 0,001 M didapatkan pH 6, dan mencatat pH pada laporan sementara.

    Setelah mencatat pH dalam laporan sementara, lalu menambahkan 1 tetes HCl 1M kedalam masing-masing tabung yang berisi larutan tersebut dan menggoyang-goyang tabung reaksi supaya larutan homogen, setelah itu mencelupkan indicator universal kedalam masing-masing tabung reaksi dan menyamakan pada tabel indikator, pada larutan HCl 0,0001 M  didapatkan pH 1, pada aquades didapatkan pH 1, dan pada larutan NaOH 0,001 M didapatkan pH 2, kemudian mencatat pH dalam laporan sementara.

    Dalam menentukan pH larutan buffer, kami menyiapkan dua buah gelas piala, masing-masing gelas diisi dengan 25 ml asam asetat (HCH3COO) 1 M dan 25 ml natrium asetat (NaCH3COO) 1 M. Kemudian menggoyang-goyang gelas supaya larutan homogeny dan mencelupkan indicator universal ke dalam masing-masing larutan lalu menyamakan pada tabel indikator, 25 ml asam asetat (HCH3COO) 1 M didapatkan pH 5 dan 25 ml natrium asetat (NaCH3COO) 1 M didaptkan pH 5, kemudian mencatat pH.

    Percobaan kedua yaitu menyediakan dua buah gelas piala dan pada masing-masing gelas piala diisi dengan 25 ml ammonium hidroksida (NH4OH) 1 M dan 25 ml natrium asetat (NH4Cl) 1 M. Kemudian menggoyang-goyang gelas supaya larutan homogeny lalu mencelupkan indicator universal kedalam masing-masing larutan dan menyamakan pada tabel indikator sekaligus mencatat pada pH pada laporan sementara.

    Setelah kedua percobaan selesai, menentukan pH larutan setelah penambahan asam/basa. Percobaan pertama menyediakan larutan asam asetat (HCH3COO) 1 M dan 25 ml natrium asetat (NaCH3COO) 1 M yang telah dibuat pada percobaan sebelumnya. Lalu menambahkan 5 ml HCl 0,1 M kedalam larutan asam asetat (HCH3COO) 1 M, menentukan pH dengan indikator universal dan mencatatnya. Kedua menambahkan 5 ml NaOH 0,1 M ke dalam 25 ml natrium asetat (NaCH3COO) 1 M, didapatkan 5 Ph dan mencatatnya.

    Bab V. Penutup

    A. Kesimpulan

    Larutan penyangga atau larutan buffer merupakan suatu larutan yang dapat mempertahankan nilai pH tertentu. Adapun sifat yang paling menonjol dari larutan penyangga ini adalah:

    • pH larutan penyangga hanya berubah sedikit pada penambahan sedikit asam kuat ataupun basa kuat.
    • Larutan penyangga merupakan larutan yang dibentuk oleh reaksi suatu asam lemah dengan basa konjugatnya ataupun oleh basa lemah dengan asam konjugatnya.

    Pada praktikum Larutan Penyangga ini yang merupakan larutan penyaangga adalah:

    • NH4OH + NH4Cl
    • HCH3COO + NaCH3COO

    B. Saran

    Dalam menentukan pH larutan buffer ini, sebaiknya praktikan berhati-hati dalam mengukur volume sebuah larutan. Dan larutan tidak boleh tercampur dengan larutan yang lain, karena dapat mempengaruhi nilai pH.

    BAB VII

    JAWABAN PERTANYAAN

    1. Jelaskan pengaruh penambahan larutan asam atau basa terhadap ph larutan buffer !

    2. Jelaskan dengan persamaan reaksi, mengapa larutan natrium asetat dengan asam asetat berfungsi sebagai larutan buffer !

    3. Jelaskan pengertian kapasitas buffer, beri contoh !

    Jawaban :

    1. Pengaruh penambahan larutan asam atau basa terhadap pH larutan buffer adalah tetap, dari awalnya mempunyai pH 5, setelah di homogen tetap mempunyai pH 5.

    2.  Jika dilihat pada persamaan reaksi sebagai berikut

    CH3COOH + H+ → CH3COO +H2O

    Pada reaksi tersebut, sebenarnya larutan buffer dibuat dari asam lemah dengan garamnya yang berasal dari asam kuat atau basa lemah dengan garamnya yang berasal dari Basa kuat. Larutan buffer dapat mempertahankan pH karena dalam larutan larutan natrium asetat dapat berdisosiasi dengan sempurna. Tetapi, disosiasi asam asetat dapat diabaikan

    CH3COOH  CH3COO + H+

    Karena adanya ion – ion asetat dalam jumlah banyak yang berasal dari disosiasi natrium asetat akan bergeser kesetimbangannya ke ruas kiri ke dalam pembentukan asam asetat yang tidak berdisosiasi. Larutan demikian akan memiliki pH tertentu dan juga baik sekali dalam mempertahankan pH jika ditambahkan asam atau basa dalam jumlah banyak. Jika ion hidrogen (asam kuat) ditambahkan akan membentuk asam asetat yang tidak berdisosiasi.

    CH3COO + H+ → CH3COOH

    Oleh karena itu, konsentrasi ion hidrogen tidak berubah, tetapi bahwa jumlah ion asetat akan berkurang sedangkan jumlah asam asetat yang tidak berdisosiasi bertambah. Disisi lain, apabila ditambahkan ion hidroksil (OH), ion hidroksil akan bereaksi dengan asam asetat.

    CH3COOH + OH → CH3COO + H2O

    Dengan demikian, konsentrasi ion hidrogen (dan hidroksil) tidak akan berubah, tetapi jumlah asam asetat akan berkurang sedangkan jumlah ion asetat akan bertambah. Maka, dari prinsip inilah dikatakan bahwa larutan penyangga dapat menunjukkan ketahan terhadap asam maupun basa.

    3.   Jelaskan pengertian kapasitas buffer, beri contoh.

    Kapasitas penyangga merupakan ukuran keefektifannya dalam menahan perubahan pH pada penambahan asam atau basa. Semakin besar konsentrasi asam dan basa konjugasinya, semakin besar kapasitas penyangga.

    Contoh :

    Jumlah mol basa kuat yang dibutuhkan untuk mengubah pH 1 liter larutan sebesar 1 pH satuan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2013. Larutan Penyangga, Larutan dengan Dua Sisi Kepribadian. http://belajarkimia.com/larutan-penyangga-larutan-dengan-dua-sisi-kepribadian/. Diakses pada 27 november 2013 pukul 20.16

    Fauzan. 2011. Manfaat Larutan Penyangga. http://fauzanagazali.wordpress.com/kelas-xi/semester-ii/6-larutan-penyangga/manfaat-larutan-penyangga/. Diakses pada 27 november 2013  pukul 19.26

    Rizki. 2012. Larutan Penyangga. http://rizki2812.wordpress.com/2012/02/05/larutan-penyangga-2/.  Diakses pada 27 november 2013 pukul 19.24

    Sulystyorini, Heni.  2006. Pokok bahasan larutan penyangga : semarang. Universitas semarang

    Zulfikar. 2010. Larutan Penyangga atau Buffer. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/larutan/larutan-penyangga-atau-buffer/. Diakses pada 27 november 2013 pukul 18.09

  • Laporan Praktikum PH Asam Basa dan Garam

    Praktikum PH Asam Basa dan Garam

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Banyak sekali larutan di sekitar kita, baik yang bersifat asam, basa, maupun netral. Cara menentukan sifat asam dan basa larutan secara tepat yaitu menggunakan indikator. Indikator yang dapat digunakan adalah indikator asam basa. Indikator adalah zat-zat yang menunjukkan indikasi berbeda dalam larutan asam, basa, dan garam. Cara menentukan senyawa bersifat asam, basa, atau netral dapat menggunakan kertas lakmus dan larutan indikator atau indikator alami.

    Asam dan basa merupakan dua senyawa kimia yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Istilah asam (acid) berasal dari bahasa Latin acetum yang berarti cuka. Seperti diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Basa (alkali) berasal dari bahasa Arab yang berarti abu.

    Seperti halnya dengan sabun, basa bersifat kaustik (licin), selain itu basa juga bersifat alkali (bereaksi dengan protein di dalam kulit sehingga sel-sel kulit akan mengalami pergantian). Rasa pahit merupakan salah satu sifat zat yang bersifat basa.

    Kita dapat mengenali asam dan basa dari rasanya. Namun, kita dilarang mengenali asam dan basa dengan cara mencicipi karena cara tersebut bukan merupakan cara yang aman. Untuk mengidentifikasi asam dan basa yang baik dan aman dapat dengan menggunakan indikator. Indikator yaitu suatu bahan yang dapat bereaksi dengan asam, basa, atau garam sehingga akan menimbulkan perubahan warna.

    B. Tujuan Percobaan

    1. Menentukan pH larutan dengan menggunakan pH indikator universal.
    2. Menghitung konsentrasi larutan dengan nilai pH tertentu.

    Bab II. Kajian Pustaka

    Asam merupakan salah satu penyusun dari berbagai bahan makanan dan minuman, misalnya cuka, keju, dan buah-buahan. Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air akan  melepaskan ion H+. Jadi, pembawa sifat asam adalah ion H+ (ion hidrogen), sehingga rumus kimia asam selalu mengandung atom hidrogen. Ion adalah atom atau sekelompok atom yang bermuatan listrik. Kation adalah ion yang bermuatan listrik positif. Adapun anion adalah ion yang bermuatan listrik negatif. (Teguh, 2008)

    Asam  secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa masam, tapi cairan asam pekat sangat berbahaya dapat merusak kulit dan hati-hati mata, jika terpercik asam pekat bisa berakibat kebutaan. Jika kena asam pekat harus langsung dicuci dengan air mengalir sampai benar-benar bersih. (Adam,2011)

    Sifat khas lain dari asam adalah dapat bereaksi dengan berbagai bahan seperti logam, marmer, dan keramik. Reaksi antara asam dengan logam bersifat korosif. Contohnya, logam besi dapat bereaksi cepat dengan asam klorida (HCl) membentuk Besi (II) klorida (FeCl2). (Teguh, 2008)

    Basa adalah suatu senyawa yang jika dilarutkan dalam air (larutan) dapat melepaskan ion hidroksida (OH-). Oleh karena itu, semua rumus kimia basa umumnya mengandung gugus OH. Jika diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup dengan menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida. (Any, 2008)

    Contoh reaksi pembentukan garam.

    Asam + Basa —> Garam + Air

    Asam klorida + Natrium hidroksida —> Natrium klorida + air

    HCl (aq) + Na OH (aq) —> Na Cl (aq) + H2O (ℓ)

    Asam     +     Basa       >>        Garam     +      Air

    Walaupun reaksi asam dengan basa disebut reaksi penetralan, tetapi hasil reaksi (garam) tidak selalu bersifat netral. Sifat asam basa dari larutan garam bergantung pada kekuatan asam dan basa penyusunnya.(Teguh, 2008)

    Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral, disebut garam normal, contohnya NaCl dan KNO3. Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam dan disebut garam asam, contohnya adalah NH4 Cl. Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa dan disebut garam basa, contohnya adalah CH3COONa.

    Contoh asam kuat adalah HCl, HNO3, H2SO4. Adapun KOH, NaOH,
    Ca(OH)2 termasuk basa kuat. (Teguh, 2008)

    Bab III. Metodelogi

    A. Alat dan Bahan

    1. pH indikator 
    2. Tabung reaksi
    3. Erlenmeyer volume 50/ 100 ml
    4. Pipet ukur 10 ml
    5. Pipet ukur 5 ml
    6. Pipet biasa
    7. Kaca arloji
    8. Corong kaca
    9. Rak tabung reaksi
    10. HCL     
    11. H2SO4
    12. Asam borak
    13. HCH3COO
    14. NaOH
    15. NH4OH
    16. NaCH3COO
    17. NH4Cl
    18. Na2SO3
    19. NaCl

    B. Cara Kerja

    1. Membersihkan 10 buah tabung reaksi dengan detergen lalu mengeringkan
    2. Meletakkan di Rak tabung reaksi dengan mulut tabung ke atas
    3. Pipet lebih kurang 2 ml larutan yang telah disediakan ke dalam masing-masing tabung reaksi
    4. Menentukan pH dengan menggunakan kertas pH indikator universal
    5. Menghitung konsentrasi masing-masing larutan tersebut

    Bab IV. Hasil Pengamatan

    A. Tabel Pengamatan

    No.Nama larutanpHGolonganKonsentrasi (molaritas)
    1.Garam Dapur7Netral
    2.H3BO35Asam lemah
    3.HCL1Asam kuat
    4.Natrium Asetat8Basa lemah
    5.NH4Cl6Asam lemah
    6.H2SO41Asam kuat
    7.Na2SO37Netral
    8.NaOH11Basa kuat

    4.2 Perhitungan konsentrasi :

    1.         Dik      : ph garam dapur = 7

    Dit       :konsentrasi garam dapur…?

    Peny    :

    larutan ini bersifat netral, sehingga konsentrasi yang diperoleh yaitu 10-7 M..

    2.         Dik      : Ph larutan H3BO3 = 5

    Dit       : konsentrasi larutan H3BO3…?

    Peny    :

    Ph = 5

                [H+] = 5– log 1 = – log 10-5

                                     = 10-5 M = 0,00001 M

    3.         Dik      : Ph larutan HCL 4

    Dit       : Konsentrasi larutan HCL….?

    Peny    :

                Ph = 1

                [H+] = 1 – log 1 = -log 10-1

                         = 10-1 M = 0,1 M

    4.         Dik      :Ph larutan Natrium asetat = 8

    Dit       :konsentrasi larutan Natrium asetat….?

    Peny    :      

                            PH = 8

    PH = 14 – POH

    POH = 14 – PH

                                     = 14 – 8 = 6

                            POH = 6 – log 1 = – log 10-6

    [OH-] = 10-6 M = 0,000001 M

    5.         Dik      : ph larutan NH4Cl = 6

    Dit       :Konsentrasi larutan NH4Cl….?

    Peny    :

                Ph = 6

                [H+] = 6– log 1 = – log 106

                         = 10-6 M = 0,000001 M

    6.         Dik      :Ph larutan H2SO4= 1

    Dit       :Konsentrasi larutan H2SO4….?

    Peny    :

                Ph=1

                            [H+] = 1– log 1 = – log 10-1

                                     = 10-1 M = 0,01 M

    7.         Dik      : Ph larutan NA2SO3

    Dit       :konsentrasi larutan NaSO3….?

    Peny    :

    larutan ini bersifat netral, sehingga konsentrasi yang diperoleh yaitu 10-7 M.

    8.         Dik      : Ph larutan NaOH = 11

    Dit       :Konsentrasi larutanNaOH…..?

    Peny    :

                            PH = 11

                                   POH = 14 – 11 = 3 = 3 – log 1

                                               = – log 10-3

                                    [OH] = 10-3

                                    [OH-] = 0,001

    Bab IV. Hasil dan Pembahasan

    Pada percobaan pertama, mencelupkan pH indikator universal kedalam gelas piala yang berisi larutan garam dapur, lalu pH indikator universal berubah warna dan dicocokkan dengan tebel pH asam basa. Ternyata garam dapur memiliki pH 7 yang berarti garam netral, dan dalam perhitungan ;

    Dik      : ph garam dapur = 7

    Dit       :konsentrasi garam dapur…?

    Penye  :larutan ini bersifat netral, sehingga konsentrasi yang diperoleh yaitu 10-7 M..

    Pada percobaan berikutnya, mencelupkan pH indikator universal kedalam gelas piala yang berisi larutan H3BO3, lalu pH indikator universal berubah warna dan dicocokkan dengan tebel pH asam basa. Ternyata H3BOmemiliki pH 5 yang berarti asam lemah, dalam perhitungan konsentrasi ;

    Dik      : Ph larutan H3BO3 = 5

    Dit       : konsentrasi larutan H3BO3…?

    Penye  : Ph = 5

                  [H+] = 5– log 1 = – log 10-5

                   = 10-5 M = 0,00001 M

                Pada percobaan berikutnya, mencelupkan pH indikator universal kedalam gelas piala yang berisi larutan HCL, lalu pH indikator universal berubah warna dan dicocokkan dengan tebel pH asam basa. Ternyata HCL memiliki pH 1 yang berarti asam kuat, dalam perhitungan konsentrasi ;

    Dik      : Ph larutan HCL 4

    Dit       : Konsentrasi larutan HCL….?

    Peny    :Ph = 1

                 [H+] = 1 – log 1 = -log 10-1

    = 10-1 M = 0,1 M

    Pada percobaan berikutnya, mencelupkan pH indikator universal kedalam gelas piala yang berisi larutan Natrium Asetat, lalu pH indikator universal berubah warna dan dicocokkan dengan tebel pH asam basa. Ternyata Natrium asetat memiliki pH 8 yang berarti basa lemah, dan dalam perhitungan konsentrasinya ;

    Dik      :Ph larutan Natrium asetat = 8

    Dit       :konsentrasi larutan Natrium asetat….?

    Penye  :PH = 8

     PH = 14 – POH

     POH = 14 – PH

                          = 14 – 8 = 6

     POH = 6 – log 1 = – log 10-6

     [OH-] = 10-6 M = 0,000001 M

    Pada percobaan berikutnya, mencelupkan pH indikator universal kedalam gelas piala yang berisi larutan NH4Cl, lalu pH indikator universal berubah warna dan dicocokkan dengan tebel pH asam basa. Ternyata Natrium asetat memiliki pH 6 yang berarti asam lemah, dan dalam perhitungan konsentrasinya ;

    Dik      : ph larutan NH4Cl = 6

    Dit       :Konsentrasi larutan NH4Cl….?

    Peny    : Ph = 6

     [H+] = 6– log 1 = – log 10-6

              = 10-6 M = 0,000001 M

                Pada percobaan berikutnya, mencelupkan pH indikator universal kedalam gelas piala yang berisi larutan H2SO4, lalu pH indikator universal berubah warna dan dicocokkan dengan tebel pH asam basa. Ternyata Natrium asetat memiliki pH 1 yang berarti asam kuat, dan dalam perhitungan konsentrasinya ;

    Dik      : Ph larutan H2SO4= 1

    Dit       : Konsentrasi larutan H2SO4….?

    Peny    : Ph=1

     [H+] = 1– log 1 = – log 10-1

                          = 10-1 M = 0,01 M

                Pada percobaan berikutnya, mencelupkan pH indikator universal kedalam gelas piala yang berisi larutan Na2SO3, lalu pH indikator universal berubah warna dan dicocokkan dengan tebel pH asam basa. Ternyata Natrium asetat memiliki pH 7 yang berarti garam netral, dan dalam perhitungan konsentrasinya ;

    Dik      : Ph larutan NA2SO3

    Dit       : konsentrasi larutan NaSO4….?

    Penye  : larutan ini bersifat netral, sehingga konsentrasi yang diperoleh yaitu 10-7 M.

                Pada percobaan berikutnya, mencelupkan pH indikator universal kedalam gelas piala yang berisi larutan NaOH, lalu pH indikator universal berubah warna dan dicocokkan dengan tebel pH asam basa. Ternyata Natrium asetat memiliki pH 11 yang berarti basa kuat, dan dalam perhitungan konsentrasinya ;

    Dik      : Ph larutan NaOH = 11

    Dit       : Konsentrasi larutanNaOH…..?

    Penye  : PH = 11

    POH = 14 – 11 = 3 = 3 – log 1

    = – log 10-3

    [OH] = 10-3

     [OH-] = 0,001

    Bab V. Penutup

    A. Kesimpulan

    Dari hasil praktikum tersebut, dapat kita simpilkan bahwaaannya nomor pada tabel pH asam basa ada 14, dengan rincian ;

    No 1 – 4 = Asam kuat                         No 7 – 10 = Basa lemah

    No 5 – 6 = Asam lemah                      No 11 – 13 = Basa kuat

    Kita dapat menghitung konsentrasi larutan dengan nilai pH masing-masing larutan, dengan rumus antara lain ;

    v  pH asam kuat = – log (asam kuat) = – log (H+)

    v  pH basa kuat = – log (basa kuat) = – log (OH)

    6.2 Saran

                Dalam menjalankan praktikum ini sebaiknya praktikan harus jeli dalam menentukan pH larutan pada tabel pH asam basa, karena apabila saran maka nilai pH akan salah dan perhitungan konsentrasi juga ikut salah.

    BAB VII

    JAWABAN PERTANYAAN

    1. Pengertian istilah dari :

                a. Basa kuat    

    Basa kuat adalah jenis senyawa sederhana yang dapat mendeprotonasi asam sangat lemah di dalam reaksi asam-basa. Contoh paling umum dari basa kuat adalah hidroksida dari logam alkali dan logam alkali tanah seperti NaOH dan Ca(OH)2.

    Berikut ini adalah daftar basa kuat:

    b. Basa lemah

    Basa lemah adalah larutan basa tidak berubah seluruhnya menjadi ion hidroksida dalam larutan.

    Amonia adalah salah satu contoh basa lemah. Sudah sangat jelas amonia tidak mengandung ion hidroksida, tetapi amonia bereaksi dengan air untuk menghasilkan ion amonium dan ion hidroksida.

    Akan tetapi, reaksi berlangsung reversibel, dan pada setiap saat sekitar 99% amonia tetap ada sebagai molekul amonia. Hanya sekitar 1% yang menghasilkan ion hidroksida.

    c. Asam lemah

    Asam lemah adalah asam yang tidak terionisasi secara signifikan dalam larutan. Contohnya

    H2CO3

    H3C6H5O7

    CHCOOH

    HN3

    HCN

    HF

    d. Asam kuat

    Asam kuat adalah asam yang terionisasi 100% dalam larutan. Contohnya

    HCl

    HNO3

    H2SO4

    HBr

    HI

    2. Cara menentukan suatu zat termasuk asam kuat/lemah, basa kuat/lemah,

                Yaitu dengan cara mencelupkan pH indikator universal kedalam sebuah larutan, lalu kibaskan kertas indikator itu dan cocokkan warna pada tabel pH asam basa.

    No  1- 4           menunjukkan asam kuat

    No 5 – 6           menunjukkan asam lemah

    No 7 – 10         menunjukkan basa lemah

    No 11 – 13       menunjukkan basa kuat

    DAFTAR PUSTAKA

    Adam Wiryawan. 2011. Konsentrasi larutan. Jakarta. : —

    Anonim. 2010. Bab 2. Asam,bas,dan garam.http://unitedscience.wordpress.com/ipa-1/bab-2-asam-basa-dan-garam/ diakses pada tanggal 12 november 2013, pada pukul 08.49 WIB.

    Any Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk SMP/ MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional

    Teguh Sugiyarto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 1 untuk SMP/ MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

  • Laporan Praktikum Pengujian Sifat Asam Basa Beberapa Larutan

    Pengujian Sifat Asam Basa Beberapa Larutan

    A. Tujuan

    Mengetahui sifat asam dan basa dari berbagai larutan

    B. Kajian teori

    Larutan asam bias memerahkan kertas lakmus biru dan larutan basa bias membirukan kertas lakmus merah

    C. Alat dan Bahan

    1. Pipet tetes
    2. Tabung reaksi
    3. Air
    4. Tisu
    5. Lakmus Merah
    6. Lakmus Biru
    7. Air jeruk
    8. Promag
    9. Air deterjen
    10. Asam sitrat
    11. Risol
    12. Air cuka
    13. HCl
    14. KOH
    15. Shampoo
    16. NH3
    17. Alcohol
    18. Wadah reaksi

    D. Metode Praktikum

    1. Memasukan kertas lakmus merah dan biru ke wadah reaksi yang berlengkung banyak
    2. Meneteskan salah satu zat larutan yang di uji dengan menggunakan pipet tetes
    3. Meneteskan larutan ke kertas lakmus merah dan biru

    E. Tabel Pengamatan

    NOLarutanWarna IndikatorSifat larutan
    Lakmus merahLakmus biru
    1Air jerukMerahMerah Asam
    2PromagBiruBiruBasa
    3DeterjenBiruBiruBasa
    4Asam sitratMerahMerahAsam
    5RisolMerahMerahAsam
    6Asam cukaMerahMerahAsam
    7HClMerahMerahAsam
    8KOHBiruBiruBasa
    9ShampooMerahBiruNetral
    10NH3BiruBiruBasa
    11AlcoholMerahBiruNetral

    F. Analisis Data

    1. Air jeruk, asam sitrat, risol, asam cuka, HCl, yang telah diuji, hasilnya zat-zat tersebut memerahkan kertas lakmus biru, seperti yang telah kita ketahui bahwa zat yang dapat memerahkan kertas lakmus biru berarti zat tersebut bersufat asam.
    2. Promag, deterjen,  KOH, dan NH3 yang telah diuji, hasilnya zat-zat tersebut membirukan kertas lakmus merah, seperti yang telah kita ketahui bahwa zat yang dapat membirukan kertas lakmus merah mempunyai sifat basa.
    3. Shampoo dan alcohol yang telah diuji, hasilnya kertas lakmus biru maupun merah, warnanya tetap, tidak berubah, jadi shampoo dan alcohol adalah zat yang bersifat netral, sehingga tidak merubah warna lakmus yang ditetesi dengan zat tersebut.

    G. Kesimpulan

    Zat yang memerahkan kertas lakmus biru adalah zat yang bersifat asam dan zat yang membirukan kertas lakmus merah bersifat basa, sedangkan yang tidak mengubah warna lakmus merah dan biru adalah zat yang bersifat netral.

    VIII.       JAWABAN PERTANYAAN

    1.      A. Larutan yang memerahkan lakmus biru adalah air jeruk, asam sitrat, risol, asam cuka dan HCl

    B. Larutan yang membirukan lakmus merah adalah promag, deterjen, KOH dan NH3

    C. Larutan yang tidak mengubah warna lakmus merah dan biru adalah shampoo dan alkohol

    2.      A. Larutan yang memerahkan kertas lakmus biru bersifat asam

    B. Larutan yang membirukan kertas lakmus merah bersifat basa

    C. Larutan yang tidak mengubah warna kertas lakmus merah dan biru bersifat netral.

    3.      A. yang menyebabkan suatu larutan bersifat asam adalah larutan itu memerahkan kertas lakmus biru dan dari larutan itu sendiri yang memang mempunyai sifat asam seperti air jeruk

    B. yang menyebabkan suatu larutan bersifat basa adalah larutan yang membirukan kertas lakmus merah dan dari larutan itu sendiri yang memang mempunyai sifat basa.

    IX.             DAFTAR PUSTAKA

    Utami, Budi; Nugroho CS, Agung; Mahardiani, Lina; Yamtinah, Sri; Mulyani, Bakti. 2008. KIMIA untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

  • Asam Asetilsalisilat – Aspirin

    Aspirin

    Kali ini aku mau posting tentang tugas aku yaaah. Tugas mata kuliah industri kimia organik, wuiiih keren kan biar besok bisa bikin industri kimia organik sendiri gitu deh wkwkwk. Setelah salah ambil tema gara-gara katanya sih kurang kekimiaan, setelah perjuangan panjang searching di mbah gugel loveyouso lah mbah, dan mikir keras gara-gara gak semua materi ada di internet, ketemu deh materi tentang aspirin. Aku ga akan bahas proses produksi di pabriknya yhaaa soalnya aku kan anak laboratorium gicuuu jadi aku bahas mekanisme reaksinya aja okay?!

    Esterifikasi asam karboksilat berlangsung melalui serangkaian tahap protonasi dan deprotonasi. Oksigen karbonil diprotonasi dengan katalis H2SO4 pekat. H2SOdalam larutan akan terurai menjadi Hdan SO4. Proton H2SO4 akan diikat oleh asam salisilat pada gugus –OH nya. Sehingga asam salisilat bermuatan positif dalam keadaan ini ikatan Hlebih kuat dibanding ikatan H pada OH sehingga dengan adanya gugus asetil dari asam asetat anhidrat akan tersubtitusi. Selanjutnya alkohol nukleofilik menyerang karbon positif, dan eliminasi air akan menghasilkan ester yang dimaksud.

     Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Kepopuleran penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi pandemik flu di berbagai wilayah dunia. 

    Awal mula penggunaan aspirin sebagai obat diprakarsai oleh Hippocrates yang menggunakan ekstrak tumbuhan willow untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Kemudian senyawa ini dikembangkan oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam asetilsalisilat yang dikenal saat ini.

    Konsumsi asetosal selalu meningkat bahkan tahun 1997 di Amerika diperkirakan mencapai 20 ribu ton setahun. Di Indonesia obat bermerek yang mengandung asam asetilsalisilat dalam bentuk sediaan tablet saja telah mencapai lebih dari 30 nama, belum lagi bentuk sediaan lainnya, dan ditambah lagi sediaan generik yang banyak beredar di pasaran. Jika dihitung, jumlah obat yang mengandung asetosal yang beredar di masyarakat sudah demikian banyaknya (hingga saat ini belum ada data yang valid) dan hal ini memerlukan pengawasan mutu yang tidak mudah untuk dilakukan (Anonim, 2007; Matias et al., 2004).

    Serbuk asam asetilsalisilat dari tidak berwarna atau kristal putih atau serbuk atau granul kristal yang berwarna putih. Asam asetilsalisilat stabil dalam udara kering tapi terdegradasi perlahan jika terkena uap air menjadi asam asetat dan asam salisilat. Nilai titik lebur dari asam asetilsalisilat adalah 135oC. Asam asetilsalisilat larut dalam air (1:300), etanol (1:5), kloroform (1:17) dan eter (1:10-15), larut dalam larutan asetat dan sitrat dan dengan adanya senyawa yang terdekomposisi, asam asetilsalisilat larut dalam larutan hidroksida dan karbonat (Clarke, 2005). Struktur Aspirin (Mulyono, 2008) :

    Aspirin bereaksi hidrolisis dengan NaOH sebagai berikut :

    Aspirin juga bereaksi hidrolisis dengan air sebagai berikut :

    Aspirin adalah senyawa turunan asam salisilat yang dapat disintesis melalui reaksi esterifikasi. Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan alkohol menjadi suatu ester dengan menggunakan katalis asam. Reaksi ini juga sering disebut esterifikasi Fischer. Ester adalah suatu senyawa yang mengandung gugus -COOR dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril.

    Dalam hal ini asam salisilat berperan sebagai alkohol karena mempunyai gugus –OH , sedangkan anhidrida asam asetat tentu saja sebagai anhidrida asam. Ester yang terbentuk adalah asam asetil salisilat (aspirin). Gugus asetil (CH3CO-) berasal dari anhidrida asam asetat, sedangkan gugus R-nya berasal dari asam salisilat.

    Esterifikasi asam karboksilat berlangsung melalui serangkaian tahap protonasi dan deprotonasi. Oksigen karbonil diprotonasi dengan katalis H2SO4 pekat. H2SOdalam larutan akan terurai menjadi Hdan SO4. Proton H2SO4 akan diikat oleh asam salisilat pada gugus –OH nya. Sehingga asam salisilat bermuatan positif dalam keadaan ini ikatan Hlebih kuat dibanding ikatan H pada OH sehingga dengan adanya gugus asetil dari asam asetat anhidrat akan tersubtitusi. Selanjutnya alkohol nukleofilik menyerang karbon positif, dan eliminasi air akan menghasilkan ester yang dimaksud.

    Kalo masih ga ngerti liat mekanisme esterifikasi secara umum dulu aja kaya gini :

    Jadi kan kita pakai katalis waktu mau bikin ester. Katalisnya berupa asam, tau kan asam pasti punya H+? Nah H+ ini yang melakukan protonasi ke karboksilat. Protonasi itu gampangnya sih penambahan H+. Tapi saat protonasi ini mekanismenya oksigen yang ada di ikatan karbonil C=O yang menyerang H+ ya jadi bukan H yang nyerang O. Karna kalo di kimia organik yang negatif itu selalu yang menyerang duluan. Nah udah kan si H nempel tuh di O karbonil, karena ada H, si O jadi cenderung bermuatan positif. Karena muatannya positif, karbon karbonil jadi ikut ga stabil kan, dia (C) jadi gampang diserang sama O dari alkohol. Waktu si alkohol nempel ke C, ikatan rangkap dari karbonil jadi putus.

    O dari alkohol yang nempel ke karbon muatannya cenderung positif, jadi dia gak stabil gitu. Maka dari itu, H dari alkohol lepas. H yang lepas itu terprotonasi ke O yang ada di asam karboksilat. Jadi ada gugus -OH2 gitu deh. Nah gugus -OH2 ini gugus pergi yang baik katanya literatur sih gitu. Yaiya juga sih bisa diliat kan dia punya tiga tangan kan ga stabil jadinya cenderung bermuatan positif. Setelah -OH2 ini lepas, si C jadi kekurangan elektron gitu kan. Nah abis itu ada deprotonasi dari H yang ada di O karbonil. Elektron yang dari O karbonil membentuk ikatan rangkap lagi. Jadi deh ester  sama air :”)

    Udaaah yaaa sampe di sini aja. Sebenernya aku takut sih nulis beginian, takut salah huft. Takut dibaca sama yang lebih ahli trus ternyata ada yang salah kan malu-maluin. Tapi insyaallah si engga yhaa kan muti udah belajar wkwkwk bye! selamat belajar 😉