Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari perkembangan masyarakat, dilihat dari struktur social, interaksi social, serta perubahan social dalam masyarakat. Sebagai bagian dari science sosiologi juga mengalami sejarah perkembangan keilmuan sebagaimana ilmu pengetahuan lain. Melihat akar sejarah sosiologi, terdapat “the milestones of science” yang membuat sosiologi bisa terus tumbuh dan berkembang sebagai disiplin ilmu. Adalah Ibnu Khaldun pada abad 14, yang pertama melihat adanya perbedaan tipe masyarakat antara yang nomaden (berpindah) di gurun pasir dan yang menetap. Dari sini dia memberikan gambaran mengenai munculnya sosiologi sebagai disiplin ilmiah. Kemudian 500 tahun kemudian Auguste Comte memberikan istilah sosiologi sebagai suatu disiplin akademis yang mandiri. Atas upaya ini Comte dikenal sebagai “Bapak Sosiologi”.
Selanjutnya sosiologi berkembang karena adanya kekuatan social dan kekuatan intelektual. Kekuatan social yang mendorong perkembangan itu adalah adanya revolusi politik selama revolusi Perancis (1789). Dampak revolusi politik terhadap masyarakat seperti chaos, akibat revolusi dan perubahan sosial menjadi kajian menarik dan menghasilkan penemuan-penemuan(discoveries) dalam sejarah sosiologi. Selain itu,, revolusi industry dan revolusi politik Eropa abad 19 dan awal abad 20 merupakan factor langsung yang memunculkan teori sosiologi terutama berkaitan dengan kemunculan kapitalisme. Hubungan antara revolusi industry dan kapitalisme inilah yang menjadi sumber penting perubahan social terjai, karena ketika revolusi industry terjadi pula “enlightment” atau dikenal sebagai abad pencerahan dimana terjadi revolusi ilmu pengetahuan dari berbagai bidang.
Kekuatan intelektual sebagai konsekuensi munculnya abad pencerahan, juga akan mempengaruhi perkembangan sosiologi. Pencerahan adalah sebuah periode perkembangan intelektual dan pembahasan pemikiran filsafat yang luar biasa. Pemikir yang berhubungan dengan pencerahan terutama dipengaruhi oleh dua arus intelektual yakni sains dan filsafatabad 17. Secara keseluruhan abad pencerahan ditandai oleh keyakinan bahwa manusia mampu memahami dan mengontrol alam semesta dengan menggunakan akal (nalar) dan riset empiris. Karenanya sosiologi pun berkembang dengan mencoba memposisikan diri dengan menggunakan akal dan riset empiris.
THE MILESTONES OF SOCIOLOGY
Sejarah perkembangan sosiologi tidak bisa lepas dari adanya sebuah konsep pemikiran/teori yang dikemukakan oleh seorang pemikir masyarakat, karena pada dasarnya sosiologi adalah ilmu tentang konsep dan atau teori mengenai sebuah masyarakat dan perkembangannya. Oleh karena itu perkembangannya akan sangat tergantung pada penemuan-penemuan konsep baru berkaitan dengan dinamika dan perubahan masyarakat. Sosiologi akan berkembang peseta ketika masyarakat mengalami krisis. Krisis dipandang sebagai sumber kajian yang menjadi entry point lahirnya konsep dan teori baru. Seperti ketika krisis pada saat revolusi industry maka muncul teori/konsep yang menjelaskan fenomena yang terjadi dikaitkan dengan masyarakatnya.
Dari beberapa literature; the milestones of sociology (temuan teori/konsep sosiologi) dapat dibedakan berdasarkan periode yakni teori sosiologi klasik,teori sosiologi modern, teori sosiologi kritis dan postmodern. Pada masing-masing periode terdapat beberapa pemikir dengan menawarkan konsep dan teori sosiologi. Selain berdasarkan periode juga dibedakan berdasarkan paradigma yang dikembangkan, setiaknya terdapat tiga paradigm utama yaitu; paradigm fakta social, definisi social dan perilaku sosial.
Biasanya konsep dan teori yang ditemukan merupakan dukungan atau pun kritik terhadap teori sebelumnya. Penemuan sosiologi juga menghasilkan perumusan kembali untuk memperbaiki, merevisi dan bahkan merombak paradigm yang lama. Karenanya teori sosiologi memiliki sifat akumulatif dan terjadi proses dialektika sangat mengedepan dalam sosiologi. Sebuah sintesa teori/konsep merupakan hasil dari adanya tesis yang di krtiktisi oleh anti tesis dan menghasilkan sintesis baru.
ORGANISASI KEILMUAN DALAM SOSIOLOGI
Sosiologi muncul dan berkembang pesat di eropa; (Jerman, Perancis dan Inggris ) dan Amerika. Di jerman sangat terkenal dengan Frankfut Schoolnya dan di Amerika dengan Chicago School dan Harvard school. Ketiga akademi ini menjadi barometer perkembangan teori sosiologi dunia. Sebagai bukti keberadaan sosiologi di Amerika dibentuk the Association Sociology of America disingkat dengan ASA pada tahun 1906. Salah satu bagian dari ASA terdapat Rural section, bagian yang mempelajari tentang masyarakat pedesaan. Kuliah pertama yang mengusung sosiologi pedesaan di Chicago school pada tahun 1894.
Sosiologi sebagai ilmu social yang mengembangkan teori dan konsep, perkembangan sosiologi sejalan dengan perkembangan masyarakat. Perkembangan masyarakat berawal dari masyarakat primitive, tradisional dan modern. Pada masyarakat primitive dan tradisional digambarkan sebagai masyarakat pedesaan/rural society. Karena itu pada perhatian awal organisasi keilmuan yang dibentuk adalah memperhatikan masyarakat pedesaan (rural society)
Pada tahun 1906 dengan terbentuk ASA yang memiliki bagian yang mengkaji pedesaan (Rural section), menjadi titik mula (entry point) munculnya organisasi sosiologi pedesaan. Sebuah tulisan tentang pedesaaan di tulis oleh John Gillet berjudul “constructive rural sociology” pada tahun 1913. Pada saat itu posisi Gillet sebagai ketua ASA dan membuat tema sosiologi pedesaan dalam meeting ASA.
Rural section memisahkan diri dari ASA dan membentuk Rural Sociology society (RSS) pada tahun 1936. Sebagai komunitas baru telah mampu mengumpulkan sebanyak 840 anggota. Tahun 1937 menerbitkan jurnal sosiologi pedesaan. Tahun 1939, Carl Taylor diangkat sebagai presiden RSS. Pada tahun 1946 dia diangkat sebagai presiden ASA.
Perkembangan sosiologi pedesaan tidak hanya terjadi di Amerika, dieropa juga ada ESRS (Europe Society for Rural Sociology). Organisasi ini bergabung dengan RSS (Rural Society of Sociology) yang ada di Amerika dan membentuk Internasinal Rural Sociology Association (IRSA). Keberadaan IRSA didukung tiga kekuatan yakni Amerika, Eropa dan Amerika latin. Di Amerika Latin organisasi sosiologi pedesaan terbentuk pada tahun 1966 dengan nama LARSA (Latin American Rural Sociollogical association). Kemudian organisasi ini mendapat dukungan baru dari Australia dan Asia. Di Australia, terdapat OAN ocenia Australia network pada tahun 1969. Di Asia terbentuk organisasi the Asia Rural Sociology Association (ARSA).
Perkembangan sosiologi pedesaan di Indonesia, belum ada organisasi khusus, baru rencananya tanggal 29-30 november 2010 di IPB akan dilakukan pembentukan asosiasi sosiologi pedesaan Indonesia. Tetapi ruh sosiologi pedesaan tampak nyata dengan pemikiran Prof Selo Sumardjan dari IPB yang memperhatikan masyarakat pedesaan sebagai kajian kelimuan. Selama ini organisasi yang terbentuk adalah ISI (Ikatan Sosiologi Indonesia) yang mewadahi kepentingan sosiolog dan perkembangan sosiologi umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Johnson D. P. 1990. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Ritzer. G.dan Goodman, 2004. Teori Sosiologi Modern. : Jakarta.Prenada Media
The Classical : The Founding Fathers and their Contemporaries
ALIENASI KARL MARX
Gagasan:
Perasaan terisolasi, di tolak tercerai dari orang-orang dekat seperti keluarga, orang tua dan teman serta perasaan frustasi, marah, inferior dan merasa tidak diinginkan adalah sering di alami oleh manusia. Dari sudut pandang sosiologi dan politik, kita dapat menemukan kata-kata ini bagian dari teori revolusi radikal. Konsep teori revolusi ini adalah bagaimana dunia dapat dibentuk sehingga manusia tumbuh dan mencari perubahan untuk membuatnya lebih manusiawi danbersahabat. Hal ini menginspirasi Karl Marx muda radikal yang hidup di periode perubahan saat revolusi terjadidi eropa abad 18- 19 yang ditandai oleh:
Revolusi politik di Amerika Serikat, Perancis dan Eropa
Revolusi ekonomi yang membentuk masyarakat barat dari komunitas desa agraris menuju urban industrial
Revolusi ilmu pengetahuan dan intelektual yang tidak hanya menginspirasi ide-ide terhadap alam dan dunia tetapi juga membawa perkembangan ilmu modern dan ide-ide revolusioner pencerahan tentang hak-hak manusia dan alam masyarakat.
menuju urban industrial
Revolusi ilmu pengetahuan dan intelektual yang tidak hanya menginspirasi ide-ide terhadap alam dan dunia tetapi juga membawa perkembangan ilmu modern dan ide-ide revolusioner pencerahan tentang hak-hak manusia dan alam masyarakat.
Gerakan nasionalis yang berjalan melewati eropa membawa Jerman bersatu, Italia dan beberapa teori dan prinsip-prinsip lainnya.
Karl Marx muda meletakkan dan mengembangkan dan mengembangkan ide-ide kapitalisme dan revolusi kapitalis. Sebagai jiwa yang lahir dan tumbuh di Jerman Marx merasa teralienasi; suatu keterasingan atau menjadi pendatang di negaranya sendiri. Sebagai penulis radikal dan aktifis revolusioner ia bergerak dari Jerman keParis dan hidup dalam kemiskinan dengan keluarganya di London. Dia tidak punya rumah, merasa tidak diinginkan, terasing, di Rhineland dan merasa ketakutan memasuki eropa barat untuk aktifitas revolusinya. Gelar Red Doktor di sandangnya dari pemerintah Inggris. Marx meninggal tahun 1853 sendiri dalam kemiskinan.
Tidak ada penulis yang memiliki inspirasi perubahan radikal, menyerang mampu mempengaruhi sejarah modern sebesar Karl marx. Kunci karya Marx Das Kapiptal (1970) yang merupakan studi scientific dari kapitalisme sebagai sistem ekonomi dan mode produksi. Studi alienasinya sangat nyata pada studi sosial, psikologi dan efek personal dari kapitalisme pada perasaan manusia dan image diri.
Bagi Marx kapitalisme tidak hanya sistem ekonomi yang in efisien tetapi juga immoral dan eksploitatif. Menghilangkan manusia dengan kealamiahannya, memisahkan manusia dari produk yang dihasilkannya, membentuk manusia bermusuhan satu sama lain di sebuah “hutan” ekonomi.
Bagi Marx esensi manusia yang membedakan dengan binatang adalah kesadarannya, imajinasi, kemampuan untuk mengontrol lingkungannya. Kekuatan ini terekspresi jelas dalam proses produksi yang dikerjakan bersama-sama dalam mengubah/mengelola alam. Ketika bentuk ekspresi diri dibatasi maka terjadi alienasi. Dalam karyanya Paris manuskrip (1844) ada empat bentuk alienasi:
1. Ketika pekerja kehilangan kontrol dari produk akhir yangdihasilkannya dandia tidak mampu untuk memilikinya.
2. Ketika terjadi perluasan pembagian kerja di pabrik modern pekerja tidakmemiliki perasaan terlibat dalam proses produksi bukan bekerja karena motivasi instrinsik tetapi ekstrinsik berupa gaji akhir minggu
3. Ketika hubungan antara pekerja bukan lagi kolega tetapi rival/lawan pesaing kerja, bonus, promosi dan antara pemilik dan pekerja hubungannya tidak seimbang. Pemilik mengejar keuntungan maksimal dengan mendorong kerja keras buruh.
4. Ketika secara individu esensi manusia dihilangkan; ekspresi diri dalam kerja; bekerja menjadi tidak ada rasa dan akhirnya bukan representasi kemampuan keahliannya
Bagi Marx, tidak hanya mode of production kapitalis yang menggerakkan kerja, komoditi dan objek di luar kontrol mereka tetapi melahirkan “fetheism of comodities” sebuah obsesi untuk memiliki segalanya sehingga tunduk dan patuh pada uang. Juga melahirkan reification, yang percaya bahwa masyarakat diluar kekuasan individu di mana tidak ada manusia yang mengontrolnya.
Praktik dari gagasan
Bagi Marx konsep alinasi memiliki dua perbedaan tetapi memiliki makna berkaitan:
Alienasi merupakan perasaan subjektif sebuah rasa ketidakberdayaan dan terisolasi
Alienasi merupakan sebuah analisis struktural sistem ekonomi yang mendeprivasi manusia dari hasil kerja mereka dan kontrol atas kerja mereka
Dua ide yang berkaitan tersebut mengalami distorsi makna kekuatan alienasi sebagai konsep teoritis yang memotivasi perubahan metode modern dalam kerja dan praktek.
· Di tahun 1950an dan 1960an M Seeman memecah konsep alienasi menjadi lima komponen psikologis (isolasi, ketidakberartian, ketidakberdayaan, tidak memiliki norma, ketidakmampuan menata diri). Robert Baluner mengkaitkan empat tipe perbedaan dari struktur kerja. Dia berargumen bahwa kerja perakitan lebih mengalienasi daripada kerja hasil kerajinan yang lebih kreatif. Blauner percaya otomatisasi yang dikerjakan mesin dapat memindahkan alienasi dari kerja modern karena dikontrol oleh mesin. Tetapi pendapat ini ditolak oleh Harrya Braverman yang berpendapat bahwa tidak hanya otomatisasi yang terjalin dalam proses produksi tetapi juga akan meningkatkan eksploitasi sejak pekerja di deskillisasi dan digantikan mesin.
· Penulis lain menerapakna terminologi alienasi pada seluruh tingkat krisis modern- perasaan kosong, isolasi, ketidakberdayaan, perasaan impersonality, oleh munsulnya grup di masyarakat ( anak muda, kelompok minoritas, perempuan); perasaan isolasi, frustaidan ditolak . mereka membutuhkan perubahan ke arah yang lebih baik.
· Konsep alienasi menjadi sumber utama dari pertentangan antara sekolah marxist dengan pandangan humanisnya dan strukuralis seperti Louis Althusser. Frankfrut school dengan teori kritisnya mencoba mengembangkan konsep Marx ke arah yang lebih humanis, mengurangi deterministik dari marxism, memfokuskan pada kesadaran individu kekuatan ideologi dan budaya dalam pengembangan kritik yang lebih fleksibel terhadap kapitalisme barat, sosialisme timur, dan munculnya negara yang otoriter.
· Adalah sulit untuk menyatakn bahwa perasaan alienasi lebih sedikit dialami amsyarakat sosilais daripada kapitalis karena subjek perasaan hampir tidak mungkin diukur.
ANOMIE : EMILE DURKHEIM
gagasan
Ketika Karl Marx mengembangkan teori alinasi, sosiolog Perancis dan terpelajar, E Durkheim, mengembangkan ide tentang anomie; sebuah kata yang terlihat dan terdengar asing, tidak dikenal, tidak terlihat. Tulisan yang berbeda sudut pandang dengan Marx, dari sebuah perspectif positivistik, Durkheim mengembangkan teori fungsional masyarakat. Sebuah teori bahwa masyarakat bukan penjumlahan dari bagian-bagian maupun individu. Masyarakat memang benar ada dan merupakan entitas sendiri. Masyarakat berfungsi seperti organisme suatu sistem dari bagian-bagian yang independen –ekonomi, keluarga, pemerintah dan kai sebagainya- dibangun oleh sistem nilai seperangkat sistem aturan yang disebut norma yang didasarkan pada konsensus moral atau kesadaran kolektif. Karena masyarakat dibatasi oleh aturan tersebut maka konflik aspirasi individu akan selalu terjadi dan perlu untuk dikontrol.
Ketidakadaan norma atau adanya konflik fundamental dalam nilai-nilai dasar masyarakat disebut durkheim sebagai anomie secara khusus dia menyebut sakit sosial dapat terjadi selama periode transisi. Pada masyarakat tradisional berskala kecil, dimana hubungan bersifat personal ada batasan pembagian kerja, adalah mudah untuk membuat konsensus nilai dan norma dalam masyarakat, hak dan privelege individu anggota dapat di penuhi dan di handel-khususnya dengan otoritas moral dan sangsi agama.
Anomie berarti ketiadaan norma. Terjadi ketika kontrol sosial lemah kekuatan politik dan moral yang memaksa hilang. Ini terjadi selama periode terjadinya perubahan sosial yang sangat cepat seperti ketika terjadinya industrialisasi dan urbanisasi. Ketika nilai dan norma tradisional kehilangan akar dan rusak. Orang menjadi tidak nyaman dan tidak puas sehingga diperlukan sebuah konsensus baru. Industrialisasi dan konsumerisme menyebabkan proses ini juga adanya spesialisai dan kepentingan sendiri.
Anomie pada level negara adalah deregulasi, rusaknya kontrol sosial, dan pranata sosial sehingga tidak bisa memaksa individu. Serangan dan nafsu konsumerisme dari kapitalis dan disiplin tradional tidak mampu melawannya. Durkheim tidak percaya pada demokrasi dan takut akan konsekuensi demokrasi. Individu dapat merasa aman, bahagia, dan bebas jika mereka menjadi diri sendiri memiliki pranata moral dan menjadi bentuk dari kekuatan supra individual. Pranata sosial dan kebahagiaan individual tergantung pada tingginya derajat integrasi sosial.
Durkheim menunjukkan solusi atau menyembuhkan anomie pada pengembangan kemampuan pekerjaan dan asosiasi ;
Mengintegrasikan individu ke dalam kelompok sosial dan nilai kolektif
Mengumumkan konsensus baru tentang hadiah kepada orang memenuhi harapan
Durkheim mengenalkan bahwa dalam solidaritas organic pada masyarakat modern, anomie serupa dengan patologi, sakit sosial diturunkan dengan hilangnya nilai tradisional dan munculnya individualisme pada tanggung jawab komunal dan sosial.
Normalnya masyarakat sehat adalah dalam harmoni; masyarakat tidak sehat atau sakit kurang kuatkonsensus moral untuk membenarkan atau mennyalahkan lalu menuju pada anarkkisme dan pengrusakan.
Konsep anomie oleh Gidden tidak hanya sebuah analisis ketidakteraturan sosial tetapi sebuah penjelasan perilaku individual. Contoh klasiknya adalah analisis durkheim tentang bunuh diri karena anomie. Bunuh diri tipe ini terjadi selama periode ketidakstabilan sosial, dan ledakan ekonomi.
Praktik dari gagasan
Konsep anomie diadaptasi dan direintrepretasi dengan banyak cara. Beberapa diantaranya menggunakan konsep ini untuk menjelaskan perilaku menyimpang, tumbuhnya kriminalitas dan gejolak sosial pada masyarakat industrial di amerika dan di Inggris.
Robert Merton menerapkan anomie untuk berusaha menjelaskan angka kejahatan dan penyimpangan sosial di Amerika serikat. Dia memakai ide konflik norma sebagai dasar tingginya angka kejahatan, penyimpangan dan gejolak modern amerika.
BIROKRASI MAX WEBER
Gagasan
Studi klasik weber tentang tipe ideal birokrasi melekat pada tiga kunci berkaitan masyarakat industri dan penelitian sosiologi.
Dia percaya bahwa gambaran utama kapitalis, komunis, masyarakat industri adalah trend menuju rasionalisasi, menuju logika, rasional dan kalkulasi cara pemikiran, tindakan dan perencanaan. Birokrasi adalah contoh klasik dari trend ini menuju institusionalisasi kekuasaan, menuju masyarakat organisaional.
Pandangan dia bahwa basis kekuasaan pada masyarakat modern adalah rasionalitas-otoritas legal, aturan hukum, dan peraturan hukum dari pada peraturan manusia ; legitimasi kekuasaan oleh consent dan otoritas kantor- dari pada tradisi atau karisma personal.
Dia menggunakan tipe ideal , contoh model dari karakteristik kunci variasi sosial, politik, dan institusi ekonomi sebagai basis analisis sosiologi dan perbandingan.
Weber (1949) mendefinisikan birokrasi sebagai sebuah hirarki struktur organisasi yang di bentuk secara rrasional untuk mengkoordinasi kerja individual dalam skala administrasi dan tujuan organisasional.
Dia mengidentifikasi tipe ideal bentuk birokrasi:
Pembagian spesialisasi pekerjaan administratif.
Hirarki kantor dan otoritas dimana setiap kantor yang lebihi rendah di bawah kontrol dan pengawasan, dan rantai comando dari hirarki yang lebih tinggi
Aturan dengan peraturan dimana seluruh operasi birokrasi diperintah oleh sebuah sistem consisten dari peraturan abstrak dan aplikasi aturan ini pada bagian yang lebih spesifik.
Impersonality formal adalah karakteristik pemerintahan dari seluruh tindakan birokrasi.
Dasar persetujuan menjadi kriteria bagi seleksi dan promosi anggotanya.
Pemisahan yang ketat dari pribadi antara pendapatan anggota dan kehidupan anggota
Praktik dari gagasan
Sekarang kita hidup dengan dan untuk organisasi. Birokrasi adalah kunci gambaran masyarakat modern sebagai keseluruhan organisasi, publik dan private, membutuhkan pelayanan publik yang efektif dan efisien.
Efisiensi birokrasi
Agak berbeda dengan weber,Robert Merton menyoroti tentang disfungsionalisasi birokrasi. Ketika para birokrat membuat regulati yang membuat birokrasi inefisien melalui pembuatan peraturan yang menguntungkan klien mereka
Sementara Peter Blau menunjukkan studinya tentang perbedaan antara agen hukum dan agen pekerjaan, bagaimana teknik informal diadopsi oleh pekerja lebih efisien daripada dengan aturan tertulis kantor.
SOSIOLOGI FORMAL; GEORGE SIMMEL
Gagasan
Ide dari sosiologi formal adalah mencoba membuat sosiologi lebih analitis scientific dan formal secara akademik sejalan dengan matematika dan liguistik. Peran sosiologi menurut simmel untuk memahami dan membuat bentuk umum yang jelas dari interaksi sosial, bentuk dan isi kehidupan sosial, dan untuk mennyamakan cara sebagaimana bentuk studi grammar dan struktur dari bahaasa dan bentuk matematika dan ukuran objek fisik.
Simmel memulai analisisnya dari tiga kunci observasi
Individu adalah dimotivasi oleh kekuatan yang berbeda dimana jarak dari kepentingan individu sampai compassin dan study beberapa bentuk fenomena psikologi
Individu tidak dijelaskan sendiri dengan referensi sendiri tetapi dalam hubunganya dengan yang lain. Studi kelompok, keterkaitan hubungannya, dinamika internal, bentuk dari kajian psikologi
Kegiatan manusia berkembang dalam struktur sosial seperti keluarga, sekolah dan gereja atau mengnacu pada bentuk-bentuk umum perilaku seperti imitasi, kompetisi dan hirarki sosial.
Pendekatan sosiologi Simmel beroperasi pada empat level:
Mikro kosmos komponen psikologi dari kehidupan sosial
Komponen sosiologis dari hubungan interpersonal
Struktur dari spirit sosial dan kultural dari masa modern
Prinsip-prinsip metafisika kehidupan modern
Simmel memperluas analisisnya dengan menggunakan analogi geomatridan tipe sosial.
Analogi geometrical
Menurutnya banyak tipe situasi sosial ditentukan oleh jumlah orang yang terlibat. Situasi sosial yang melibatkan dua atau tiga orang sangat berbeda dengan keterlibatan 100 orang. Jumlah tidak hanya bertindak sebagai determinan organisasi kelompok tetapi juga mempengaruhi persahabatan dan konflik sosial.
Tipe-tipe sosial
Simmel menyebutkan dua tipe sosial; yakni stranger dan adventurer. Stranger dicontohkan masyarakat tribal afrika sementara adventurer pada masyarakat eropa modern.
Praktik dari gagasan
Meskipunsosilogi formalnya Simmel lebih dekat dan berhubungan dengan psikologi sosial, dan interaksionisme simbolik, tetapi gagasannya bisa untuk mengidentifikasi studi tentang hubungan dan dinamika kelompok kecil. Pendekatan siimmel ini jelas memberikan alternatif bagi perspektif positivis seperti comte, spencer dan durkheim yang mendominasi dan mendorong sosiologi modern sampai tahun 1960an.
GEMEINSCHAFT-GESELLSCHAFT FERDINAND TONNIES
Gagasan
Konsep gemeinschaft dan gesellschaft muncul dari upaya Tonnies membandingkan dan mengkontraskan cara hidup dan hubungan masyarakat tradisional agraris dan masyarakat urban modern. Terminologi gemeinschaft biasanya diterjemahkan sebagai komunitas yang mengingatkan memori romantis tentang harmoni dan kestabilan. Term ini digunakan mengacu pada hubungan manusia yang ditandai dengan tingginya hubungan personal,dan intim. Masyarakat komunal dengan tradisi komunitas pedesaan dimana terdapat pranata sosial yang stabil, orang saling mengenal tempat tinggal , ascribe status, mobilitas sosial maupun geografi terbatas. Dan keseluruhan cara hidup diatur oleh budaya yang homogen, ketatnya perangkat nilai dan moral yang didasarkan pada organisasi agama dan dorong oleh dua kkunci kontrol sosial: yakni keluarga dan gereja.
Terminologi gesellschaft biasanya diterjemahkan sebagai masyarakat atau asosiasi. Tonnies menggunakan ini mengacu pada segala sesuatu yang berkebalikan/berlawanan dengan gemeinschaft, yakni hubungan sosial bersifat impersonal, superfisial dan hubungan transitory hidupnya masyarakat urban modern.
Praktik dari gagasan
Dua Konsep ini ditempatkan dalam buku sejarah sosiologi sebagai pendiri dari studi komunitas dan sosiologi perkotaan. Konsep ini menginspirasi studi umum dari setiap tipe masyarakat, setiap aspek kehidupan komunitas, dan utamanya mempengaruhi studi-studi perkotaan yang terkenal di Chicago school di Amerika tahun 1900an.
MATERIALISME HISTORIS KARL MARX
Gagasan
Materialisme historis merupakan salah satu ide-ide terbesar dalam ilmu sosial dan sejarah dunia. Dasar pembentuknya adalah teori ekonomi Marx, pembangunan sosial dan politik, berkembang dari komunis eropa timur dan asia selatan-timur.
Terminologi materialisme historis refleksi tesis dasar pandangan hhistoris Marx, yang menyebut bahwa kekuatan ekkonomi yang mendorong terjadinya perubahan sejarah; ekonomi atau material adalah basis masyarakat bukan supersturtur politik yang yang mendeterminasi kehidupan sosial dan perkembangan masyarakat.
Materialisme sejarah adalah sebuah teori struktur sosial dan perubahan sosial yang didasarkan pada konsep kunci:
Bahwa masyarakat adalah totalitas yang didasarkan pada dua struktur kunci; pertama sebuah sub struktur ekonomi berkaitan dengan produksi dan distribusi barang dan jasa. Kedua; sebuah perbandingan supersrtuktur sosial, politik, dan ideologi, seperti negara , hukum dan keluarga.
Bahwa substrukture ekonomi membentuk pondasi dasar masyarakat. Determinasi ini tidak hproduksi barangn dan jasa, tetapi seluruh institusi sosial utama dalam superstruktur.
Kunci dinamika perubahan sosial dalam teori materialisme historis adalah dialektika, perubahan progresif hanya bisa dicapai melalui rervolusi dan konflik. Dalam teori Marxis ada dua kunnci sumber dari dialektika materialisme;
Penekanan kontradiksi dalam superstruktur ekonomi menghasilkan sebuah perkembangan konflik dan ketidaksesuaian antara kekuatan dan hubungan produksi metode ekonomi baru memulai keluar struktur sosial dan legal contohnya ketika tumbuhnya industri dan komersialisasi mulai muncul feodalisme.
Pertumbuhan konflik kelas terjadi ketika pemilik sarana produksi mulai mengeksploitasi pekerja untukmengatur privelege dan kuntungan mereka. Kelas sosial bagi Marx menjadi sangat simpel yakni antara pemilik dan bukan pemilik sarana produksi. Hubungan yang antagonis eksploitatif, ketidakseimbangan distribusi kesejahteraan.
Kapitalisme
Superstruktur kapitalis menyediakan dan melegitimasi substruktur dengan keluarga sistem pendidikan, kesehatan,disiplin pekerja sehingga negera sistem hukum dan media menyuburkan dalam mengontrol ideologi massa danide alternatif bekerjanya kelas dijaga oleh kesadaran palsu.
Praktik dari gagasan
Determinisme ekonomi:
Substrukturekonomi mendeterminasi seluruh. Faktor Politik, sosial dan ideollogi subordinat terhadap ekonomi dan tidak memiliki kebebasandalalm mempengaruhi sejarah. Seluruuh konflik sosial, institusi, dan perilaku dapat dijelaskan dalam term tahap ekonomi pembbangunan.
Mode of produksi adalah jelas didefined tahap-tahap pembangunan ekonomi dan seluruh masyarakat harus mengikuti cara yang sama dengan sosialisme
Teori Marx tentang peran negara dikembangkan lebih lanjut oleh Gramsci, Poulantzas, dan Ralph Miliband.
HUKUM BESI OLIGARKHI: ROBERT MICHELS
Gagasan
Teori oligarkhi di tulis dalam buku partai politik tahun 1911 dengan tesis bahwa oligarkhi , peraturan sedikit, dimana pun dan kapanpun, tidak hanya hukum besi, ia selalu puncak dari kepentingan dari sedikit. Oligarkhi adalah pemerintahan yang dikuasai oleh segelintir/sekelompok orang dimana terjadi distorsi kepentingan yang sejatinya kepentingan rakyat justru di belokkan menjadi kepentingan sekelompok orang. Dalam kasus negara biasanya penguasa berselingkuh dengan pengusaha. Akibatnya terjadi tujuan dan azas organisasi menjadi kepentingan sekelompok orang yang berkuasa (Adanya negara dalam negara, kabinet bayangan). Meskipun di organisasi demokratis untuk efisiensi organisasi perlu anggota yang full time dan aturan dan hirarki administrasi.
Diantara anggota dan pemimpin organisasi, tendensi oligarkhi berkembang:
increasingly, anggota mulai menggunakan kemampuan mereka dan kekuatan informasi untuk mempengaruhi pembuatan keputusan.
Increasingly, suatu perkembangan struktur karir dalam birokrasi dan adanya mania promosi
Increasingly, pada saat di puncak organisasi, menjadi lebih tertarik mengelola kekuasaan dan privelege daripada promosi organisasi
Increasingly, anggota menemukan dirinya diluar organisasi , dari pembuatan keputusan.
Tesis michels mengkombinasikan analisis struktural dan analisis psikologi dari organisasi. Memuat 3 kunci utama:
Faktor teknis mempengaruhi dalam pengelolaan mesin organisasi
Psikologi pemimpin organisasi dan cara mendapatkan kekuasaan
Psikologi massa, jarak dan file pemimpin yang kuat perlu disampaikan apa yang dikerjakan
POSITIVISME AUGUST COMTE
Gagasan
Comte meletakkan hukum tiga tahap analisis sejarah evolusi masyarakat dan pemikiran manusia:
Tahap teologi; semua fenomena alam dijelaskan dalam term supernatural
Tahap metafisika; kekuatan abstrak yang menjelaskan segala sesuatu bukan dewa;dewa
Tahap positivis; penjelasan dan pemikiran didasarkan pada ilmubukan spekulasi , eksperimen empiris bukan filosopi abstrak.
Praktik gagasan
Tradisi positivis dikembangkan oleh Durkheim dan Parson
ETIKA PROTESTAN MAX WEBER
gagasan
Weber mencoba menunjukkan pengaruh ide perubahan sejarah khususnya pengaruh ide dan nilai-nilai agama. Di dalam etika protestan Weber melihat nilai-nilai ekonomi tumbuh pada saat setelah terjadi reformasi protestan.
Weber menggambarkan kesamaan tipe ideal kapitalis dan tipe ideal protestan; keuntungan individu, ‘puritanism, determinan kesuksesan dan kepercayaan dan perjuangan individu terlibat ketika perlu pengambilan resiko. Dan ini disebut sebagai panggilan.
Bekerjanya etika protestan, dimana menekankan kebaikan sesama sehingga manusia berlomba-lombatumbuh/kaya dengan harapan bisa menolong sesama/kesetiakawanan sosial. Kenyataannya pada saat sudah kaya melupakan kesetiakawanan sehingga terjadi disparitas. Rasionalitas ekonomi bermain dan etos kapitalis tumbuh di dalamnya.
Praktik gagasan
Ide Weber tentang etika protestan ini dikembangkan oleh David McClelland dengan konsep N-ACH. Need for achievement. Kebutuhan untuk aktualisasi diri mengejar prestasi.
DARWINISME SOSIAL HERBERT SPENCER
Gagasan
Menurut spencer,, sama halnya seperti alam,masyarakat bergerak sebagaimana hukum seleksi alam, bertahan dan beradaptasi. Seperti organisme biologis, masyarakat berkembang dari bentuk yang simpel menuju ke struktur komplek dengan proses seleksi alam, yang diadaptasi dari lingkungan mereka oleh proses integrasi dan differensiasi internal, berkembang dari bentuk homogen ke heterogen.
Ide-ide spencer diolah menjadi teori evolusi sosial yang didasarkan pada konsep:
Seleksi alam; spenser mennyebutnya survival of the fittest
Melekat pada seluruh sistem sosial.
Teori evolusi spencer ini bisa diidentifikasi dua perspektif utama. Pertama teorinya berkaitan dengan peningkatan ukuran masyarakat. Masyarakat tumbuh melalui perkembangan individu dan penyatuan kelompok. Kedua, gerak evolusioner masyarakat yang sederhana ke penggabungan dua kali lipat dan penggabungan tiga kali lipat.
Praktik dari gagasan
Teori ini mendapat berbagai kritik yang memfokuskan pada tiga area;
Konflik inheren antara persepsi individual manusia masyarakat sebagai organisme
Penekanan dari etika naturalisme;
Pendekatan konsep dan metodologi ang ipakai adalah konsep biologi seperti seleksi alam untuk menganalisis perkembangan masyarakat dan budaya dalam perkembangannya tidak bisa dipraktekkan.
SOLIDARITAS SOSIAL EMILE DURKHEIM
gagasan
Menurut Durkheim dalam bukunya Divition of labour in society; topik solidaritas sosial digambarkan dalam dua tipe yaitu solidaritas mekanik dan organik sebagai dasar untuk membandingkan dan menganalisis struktur sosial yang simpel/sederhana masyarakat tradisional dengan pembagian kerja kompleks masyarakat modern.
Pada masyarakat tradisional komunitas atau kelompok, hubungan sosialnya bersifat tatap muka, saling mengenal satu sama lain, pembagian kerja sangat sederhana, orang saling terlibat dalam pekerjaan yang sama, berburu atau bertani. Ada kesamaan gaya hidup, seperangkat kepercayaan yang sama, custom dan ritual, saling mengenal satu sama lain. Ada sebuah konsensus umum yang oleh Durkheim disebut kesadaran kolektif. Solidaritas sosial adalah dasar panduan untuk mengkontrolperilaku individu.
Ketika masyarakat tumbuh dan modernisasi berlanngsung, mengadopsi ekonomi industrial, pembagian kerja semakin kompleks, orang kemudian berpindah dari desa ke kota maka mereka tumbuh menjadi orang yang memiliki soliaritas mekanik. Kesamaan pandangan menjadi perbedaan, homogen menjadi heterogen, variasi pekerjaan, gaya hidup, proliferasi subbudaya. Cara kolektif berubah menjadi individualis, kepemilikan umum menjadi kepemilikan pribadi, tanggung jawab komunal menjadi hak individual, kelas komunal menjadi perbedaan status. Hubungan tatap muka dan kontrol sosial informal digantikan oleh kekuasaan dan kewenangan dari keluarga atau gereja kepada hukum dan negara.
Secara skematis pemikiran klasik dalam buku ini dapat dilihat pada bagan berikut;
Tokoh Pemikir
Ide/gagasan yang dikembangkan
Substansi gagasan/ide
Penerus ide/ gagasan
Karl Marx
Alienasi
Esensi manusia yang membedakan dengan binatang adalah kesadarannya, imajinasi, kemampuan untuk mengontrol lingkungannya. Kekuatan ini terekspresi jelas dalam proses produksi yang dikerjakan bersama-sama dalam mengubah/mengelola alam. Ketika bentuk ekspresi diri dibatasi maka terjadi alienasi.Ada empat bentuk alienasi:1.Ketika pekerja kehilangan kontrol dari produk akhir yangdihasilkannya dan dia tidak mampu untuk memilikinya.2.Ketika terjadi perluasan pembagian kerja di pabrik modern pekerja tidak memiliki perasaan terlibat dalam proses produksi bukan bekerja karena motivasi instrinsik tetapi ekstrinsik berupa gaji akhir minggu3.Ketika hubungan antara pekerja bukan lagi kolega tetapi rival/lawan pesaing kerja, bonus, promosi dan antara pemilik dan pekerja hubungannya tidak seimbang. Pemilik mengejar keuntungan maksimal dengan mendorong kerja keras buruh.4.Ketika secara individu esensi manusia dihilangkan; ekspresi diri dalam kerja; bekerja menjadi tidak ada rasa dan akhirnya bukan representasi kemampuan keahliannya
M SeemanRobert Baluner Harrya BravermanLouis Althusser. Frankfrut school
EMILE DURKHEIM
ANOMIE
Ketidakadaan norma atau adanya konflik fundamental dalam nilai-nilai dasar masyarakat disebut durkheim sebagai anomie secara khusus dia menyebut sakit sosialAnomie serupa dengan patologi, sakit sosial diturunkan dengan hilangnya nilai tradisional dan munculnya individualisme pada tanggung jawab komunal dan sosial (terjadi pada masyarakat dengan solidaritas organik)
Amerika dan di Inggris.Robert Merton
MAX WEBER
BIROKRASI
birokrasi adalah sebuah hirarki struktur organisasi yang di bentuk secara rasional untuk mengkoordinasi kerja individual dalam skala administrasi dan tujuan organisasional.tipe ideal bentuk birokrasi:1.Pembagian spesialisasi pekerjaan administratif.2.Hirarki dan otoritas bagian dimana setiap bagian yang lebih rendah di bawah kontrol dan pengawasan, dan rantai comando dari hirarki yang lebih tinggi3.Aturan dengan pengatuaran dimana seluruh operasi birokrasi diperintah oleh sebuah sistem consisten dari peraturan abstrak dan aplikasi aturan ini pada bagian yang lebih spesifik.4.Impersonality formal adalah karakteristik pemerintahan dari seluruh tindakan birokrasi.5.Dasar persetujuan menjadi kriteria bagi seleksi dan promosi anggotanya.6.Pemisahan yang ketat antara pendapatan anggota dan kehidupan anggota
Robert MertonPeter Blau
GEORGE SIMMEL
SOSIOLOGI FORMAL;
Pendekatan sosiologi Simmel beroperasi pada empat level:Mikro kosmos komponen psikologi dari kehidupan sosialKomponen sosiologis dari hubungan interpersonalStruktur dari spirit sosial dan kultural dari masa modernPrinsip-prinsip metafisika kehidupan modern
Diskursus kependudukan menyangkut tiga persoalan utama yaitu kelahiran, kematian dan migrasi. Kelahiran dan kematian sudah didiskusikan pada pertemuan sebelumnya. Pada kesempatan ini giliran penyebaran penduduk untuk dibahas dann didiskusikan. Berbicara tentang penyebaran penduduk tidak akan lepas dari konsep migrasi. Bagi orang awam (umum) ketika mendengar kata migrasi sepintas akan terbersit kata perpindahan dari suatu tempat ke tempat lain. Ketika masih duduk di bangku SD, SMP, SMA konsep migrasi dibedakan menjadi imigrasi dan emigrasi. Imigrasi diasumsikan perpindahan penduduk dari luar negeri masuk ke dalam negeri dan emigrasi perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri.
Namun ternyata konsep migrasi tidak sesederhana apa yang dibayangkan ketika di sekolah. Muncul definisi konsep yang lebih komprehensif dan mendetail tentang perpindahan penduduk. Setelah di bangku kuliah definisi konsep tersebut dikupas lebih mendalam menyangkut aspek pokok, factor-faktor, dan bahkan akibat dari migrasi. Tulisan ini mencoba memahami persoalan migrasi dengan cara membaca literature yang relevan. Utamanya hendak melihat definisi konsep tentang migrasi, transmigrasi dan urbanisasi.
A. Migrasi
Gerak penduduk dalam demografi dikenal denga istilah population mobility atau territorial mobility, biasanya mengandung makna gerak spasial, fisik atau geografis. Ada dua dimensi gerak penduduk yaitu gerak penduduk permanen dan non-permanen. Migrasi merupakan dimensi gerak penduduk permanen. Sementara sirkulasi dan komutasi merupakan gerak penduduk non-permanen.
Migrasi adalah suatu bentuk gerak penduduk geografis, spatial atau territorial antara unit geografis melibatkan perubahan tempat tinggal yaitu dari tempat asal ke tempat tujuan. Ada dua jenis migrasi yaitu megrasi internal dan migrasi internasional. Emigrasi adalah migrasi internasional dipandang dari Negara asal/pengirim sedangkan imigrasi adalah migrasi internasional dipandang dari Negara penerima (Rusli: 1982).
Ada empat faktor yang perlu diperhatikan dalam studi migrasi penduduk, (Lee: 1987) yaitu :
Faktor-faktor daerah asal
Faktor-faktor yang terdapat pada daerah tujuan
Rintangan antara
Faktor-faktor individual
Ukuran-Ukuran Migrasi:
Angka migrasi masuk (mi), yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1000 penduduk di suatu kabupaten/kota tujuan dalam satu tahun.
Angka migrasi keluar (mo), yang menunjukkan banyaknya migran yang keluar dari suatu kabupaten/kota per 1000 penduduk di kabupaten/kota asal dalam satu tahun.
Angka migrasi neto (mn), yaitu selisih banyaknya migran masuk dan keluar ke dan dari suatu kabupaten/kota per 1000 penduduk dalam satu tahun.
Untuk perhitungan angka migrasi, populasi yang dihitung adalah penduduk usia 5 tahun ke atas. Karena itu, dalam perhitungan angka migrasi menurut kelompok umur, penduduk usia 0-4 tahun datanya tidak tersedia. Untuk mengatasi hal ini, khusus kelompok umur 0 – 4 tahun, digunakan data migrasi seumur hidup untuk penduduk berusia 0-4 tahun.
Metode Perhitungan
Migrasi Masuk (Mi): Mi = InMig x K
5*P
Dimana; Mi = Angka migrasi masuk
InMig= Jumlah penduduk yang masuk ke suatu kabupaten/kota selama 5 tahun
P = Jumlah penduduk tengah periode (selama kurun waktu 5 tahun)
K = Konstanta biasanya = 1000
Migrasi Keluar (Mo): Mo = OutMig x K
5*P
4.
Dimana: Mo = Angka migrasi keluar
OutMig= Jumlah penduduk yang keluar dari suatu kabupaten/kota selama 5 tahun
P = Jumlah penduduk tengah periode (selama kurun waktu 5 tahun)
K = Konstanta biasanya = 1000
Migrasi Neto (Mn): Mn = InMig – OutMig x K
5*P
Dimana: Mn=Angka migrasi neto
InMig=Jumlah penduduk yang masuk ke suatu kabupaten/kota selama 5 tahun
OutMig=Jumlah penduduk yang kelaur dari suatu kabupaten/kota selama 5 tahun
P=Jumlah penduduk tengah periode (selama kurun waktu 5 tahun)
K=Konstanta biasanya = 1000
Reit Migrasi :
Reit Migrasi Kasar : RMK = ∑ M x K
Ptt
Dimana : RMK = Reit Migrasi Kasar
∑M = Jumlah terjadinya migrasi
Ptt = Penduduk pertengahan tahun
K = Konstanta biasanya = 1000
B. Transmigrasi
Transmigrasi merupakan bentuk migrasi yang direncanaka, diseleksi dari penduduk di pulau yang padat ke pulau yang penduduknya jarang..Transmigrasi adalah satu bentuk migrasi internal di Indonesia, yaitu perpindahan penduduk dari tempat tinggal permanen di Jawa ke luar pulau Jawa. Program ini dimulai pada masa Hindia Belanda dengan nama kolonisasi yang tujuan awalnya untuk mengurangi kepadatan penduduk di pulau Jawa. Pada tahun 1905 dengan daerah tujuan Lampung terjadi pertama kali pemindahan penduduk dari Jawa Tengah. Dan setelah Indonesia merdeka (1946), nama program ini berubah menjadi transmigrasi.
Istilah transmigrasi tidak hanya dikenakan pada migrasi yang disponsori pemerintah, tetapi juga migrasi atas inisiatif sendiri. Keberhasilan program ini sangat dipengaruhi oleh informasi keberhasilan migran terdahulu. Kekuatan sentripetal migran dapat menarik penduduk dari daerah asal untuk bermigrasi.
Dalam hal ini transmigran pionir memegang peranan penting dalam meningkatnya jumlah transmigran swakarsa (transmigrasi atas swadaya sendiri). Karena selain mendapat informasi keberhasilan, migran baru juga ditampung dan dicukupi kebutuhan makannya oleh migran lama, dan dibantu untuk memperoleh sebidang tanah pertanian (jual beli).
C. Urbanisasi
Proses meningkatnya proporsi penduduk yang bermukim di daerah perkotaan lazim disebut urbanisasi. Penyebab terjadinya proses urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota, pertumbuhan alamiah penduduk perkotaan, perluasan wilayah, maupun perubahan status wilayah dari daerah pedesaan menjadi daerah perkotaan.
Urbanisasi sangat terkait dengan mobilitas maupun migrasi penduduk. Ada sedikit perbedaan antara mobilitas dan migrasi penduduk. Mobilitas penduduk didefinisikan sebagai perpindahan penduduk yang melewati batas administratif tingkat II, namun tidak berniat menetap di daerah yang baru. Sedangkan migrasi didefinisikan sebagai perpindahan penduduk yang melewati batas administratif tingkat II dan sekaligus berniat menetap di daerah yang baru tersebut.
Diperkirakan bahwa proses urbanisasi di Indonesia akan lebih banyak disebabkan migrasi desa-kota. Perkiraan ini didasarkan pada makin rendahnya pertumbuhan alamiah penduduk di daerah perkotaan, relatif lambannya perubahan status dari daerah pedesaan menjadi daerah perkotaan, serta relatif kuatnya kebijaksanaan ekonomi dan pembangunan yang memperbesar daya tarik daerah perkotaan bagi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan.
Dengan rendahnya tingkat kelahiran dan kematian, ukuran keluarga menjadi kecil, kesejahteraan keluarga dan masyarakat meningkat, akan mendorong keinginan penduduk untuk melakukan mobilitas menuju daerah perkotaan.
Arus gerak penduduk dari desa ke kota di Indonesia meningkat dikarenakan:
Perbaikan sarana transportasi desa ke kota
Meningkatnya jasa angkutan umum yang menembus kedesa-desa terpencil
Meningkatnya pendapatan masyarakat sehingga mampu membayar biaya perjalanan
Mampu membeli kendaraan pribadi.
Urbanisasi di negara sedang berkembang merupakan sebuah permasalahan karena keterbatasan kemampuan penyediaan lapangan pekerjaan dan berbagai fasilitas umum di kota. Seperti masalah pemukiman dan slum area, kesehatan masyarakat, sanitasi dan pengelolaan sampah domestik, masalah pencemaran udara dan kriminalitas.
Untuk mengurangi arus migrasi desa ke kota, pemerintah Indonesia melakukan desentralisasi pembangunan. Dengan harapan dapat menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di daerah-daerah sehingga arus migrasi tidak terpusat ke Jakarta dan Jawa Barat. Selain itu dilakukan peningkatan produktivitas ector pertanian, sehingga penduduk desa kembali tertarik untuk berusaha dibidang pertanian dan tinggal dipedesaan.
Di dalam dunia pendidikan di kenal pula studi tentang penelitian pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar dalam penelitian pendidikan kelak diharapkan menggunakan metode yang tepat dan efektif untuk mengolah data. Lebih lagi, sebagai mahasiswa, kita harus mengetahui dan memahami tentang beberapa metode penelitian yang ada. Dari pendekatannya secara umum penelitian dibagi menjadi 3, yaitu : kuantitatif, kualitatif dan mixed method. Menurut Emzir (2010: 2) penelitian kualitatif adalah deskriptif dan data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-angka. Sedangkan, penelitian kuantitatif adalah analisis statistik dan data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk yang dapat dihitung (numeric).
Pada penelitian kuantitatif terdapat beberapa jenis penelitian. Subana dan Sudrajat (2009: 26) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif terbagi menjadi penelitian eksperimen, deskriptif korelasional, evaluasi dan kausal komperatif. Penelitian komperatif sering sukar dibedakan dengan penelitian korelasional. Emzir (2010: 120) mengemukakan penelitian korelasional dan komparatif sukar dibedakan karena kedua penelitian ini mempunyai manipulasi dan hal yang sama mengenai interpretasi hasil. Akan tetapi, terdapat pula perbedaan antara keduanya.
Studi komperatif biasanya melibatkan dua atau lebih kelompok dan satu variabel bebas. Lebih lagi, studi ini melibatkan perbandingan Sementara studi korelasional melibatkan korelasi (hubungan). Untuk itu di dalam makalah ini pemakalah berusaha menjelaskan tentang pengertian, tujuan, ciri-ciri, keunggulan, contoh dan langkah-langkah penelitian komperatif.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi kajian pokok dalam makalah ini adalah :
Apakah pengertian dan tujuan penelitian komperatif ?
Apakah terdapat keunggulan dan kelemahan pada penelitian komperatif ?
Bagaimanakah contoh dan langkah-langkah penelitian komperatif ?
C. Tujuan
Adapun tujuan makalah ini adalah :
Mendeskripsikan pengertian dan tujuan penelitian komperatif.
Mendeskripsikan kelemahan dan keunggulan penelitian komperatif.
Mendeskripsikan ciri-ciri, langkah-langkah dan contoh penelitian komperatif.
D. Manfaat
Makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat secara teoritis dan praktis. Secara teoritis, hasil makalah ini bermanfaat pada kajian metodologi penelitian pendidikan. Secara praktis, makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi pembaca.
Bab II. Pembahasan
A. Pengertian Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Jangkauan waktu adalah masa sekarang, Karena jika jangkauan waktu terjadinya adalah masa lampau, maka penelitian tersebut termasuk dalam metode sejarah. Dalam studi komparatif ini, memang sangat sulit untuk mengetahui faktor-faktor penyebab yang dijadikan dasar pembanding, sebab penelitian komparatif tidak mempunyai control. Hal ini semakin nyata kesulitannya jika kemungkinan-kemungkinan hubungan antarfenomena banyak sekali jumlahnya.
Studi komparatif banyak sekali dilakukan jika metode eksperimental tidak dapat diperlukan. Bidang studi dapat mencakup penghidupan kota dan desa, dengan membandingkan pengaruh sebab akibat dari makanan, rekreasi, waktu kerja, ketenangan kerja, dan sebagainya. Penelitian komparatif dapat dilakukan untuk mencari pola tingkah laku serta prestasi belajar dengan membedakan unsur, waktu sekolah,dll. Metode penelitian komparatif adalah bersifat ex post facto. Artinya, data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung. Peneliti dapat melihat akibat dari suatu fenomena dan menguji hubungan sebab akibat dari data-data yang tersedia.
Penelitian Komparatif adalah penelitian yang diakukan untuk membandingkan nilai satu variable dengan variable lainnya dalam waktu yang berbeda. Contoh : adakah perbedaan keuntungan antara BUMN dan perusahaan swasta tahun1997 dengan tahun 1999. Contoh judul penelitian komparatif :
Perbandingan BUMN dengan swasta
perbandingan kerugian pedagang di Jakarta dengan pedagang di Solo akibat kerusuhan
perbandingan biaya angkutan darat dan laut dari Surabaya ke Medan
Menguji Hipotesis Komparatif berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan.Terdapat dua model Kompasi, yaitu Komparasi antara dua sampel dan Komparasi antara lebih dari dua sampel yang sering disebut Komparasi K sampel.
2.2 Keunggulan dan Kelemahan Penelitian Komparatif
2.2.1. Keunggulan Penelitian komparatif
Keunggulan metode ini adalah sebagai berikut : a. Metode komparatif dapat mensubtitusikan metode eksperimental karena beberapa alas an : • Jika sukar diadakan control terhadap salah satu faktor yang ingin diketahui atau diselidiki hubungan sebab akibatnya. • Apabila teknik untuk mengadakan variable control dapat menghalangi penampilan fenomena secara normal ataupun tidak memungkinkan adanya interaksi secara normal. • Penggunaan laboratorium untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik karena kendala teknik, keuangan, maupun etika dan normal. b. Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat statistic yang lebih maju, membuat penelitian komparatif dapat mengadakan estimasi terhadap parameter-parameter hubungan kausal secara lebih efektif. . 2.2.2 Kelemahan Penelitian Komparatif Di samping keunggulan-keunggulan, penelitian komparatif mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain : a. Karena penelitian komparatif sifatnya ex post focto,maka penelitian tersebut tidak mempunyai control terhadap variable bebas. Peneliti hanya berpegang pada penampilan variable sebagaimana adanya, tanpa kesempatan mengatur kondisi ataupun mengadakan manipulasi terhadap beberapa variable. Karena itu, si peneliti diharapkan mempunyai cukup banyak alas an dalam mempertahankan hasil hubungan-hubungan kausal yang ditemukan, dan dapat mengajukan hipotesa-hipotesa saingan untuk membuat justifikasi terhadap kesimpulan-kesimpulan yang ditarik. b. Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor penyebab suatu hubungan kausal yang diselidiki benar-benar relevan. c. Karena faktor-faktor penyebab bukan bekerja secara merdeka, tetapi saling berkaitan antara satu dengan lain, maka interaksi antarfaktor-faktor tunggal sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu fenomena sukar diketahui. Bahkan akibat dari faktor ganda, bisa saja dikarenakan oleh faktor di luar cakupan penelitian yang bersangkutan. d. Ada kalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi belum tentu bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab akibat. Mungkin saja hubungan variable tersebut dikarenakan oleh adanya keterkaitan dengan faktor-faktor lain diluar itu. Di lain pihak, andai katapun telah diketemukan bahwa hubungan antara faktor-faktor adalah hubungan sebab akibat, tetapi masih sukar untuk dipisahkan, faktor mana sebagai penyebab dan faktor mana yang merupakan akibat. Mengkategorisasikan subjek dalam dikhotomi (misalnya dalam kategori demokrasi dan otoriter, pandai bodoh, tua-muda, dan sebagainya) untuk tujuan perbandingan dapat menjurus kepada pengambilan keputusan dan kesimpulan yang salah akibat kategori-kategori dikhotomi yang dibuat mempunyai sifat kabur, bervariasi, samar-samar, menghendaki valuejudgement dan tidak kokoh 2.3 Tujuan Tujuan dari penelitian komparatif menurut Dra. Aswani Sudjud (dikutip Suharsimi Arikunto, 2006:267) adalah untuk menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik tehadap orang lain, kelompok, terhadap suatu idea tau prosedur kerja. Dapat juga membadingkan kesamaan pandangan dan perubahan-perubahan pandangan orang, grup atau Negara terhadap kasus, terhadap orang, terhadap peristiwa atau terhadap ide-ide. 2.4 Prosedur Penelitian Komparatif Langkah-langkah pokok dalam studi komparatif adalah sebagai berikut : a. Rumuskan dan definisikan masalah. b. Jejaki dan teliti literature yang ada. c. Rumuskan kerangka teoritis dan hipotesa-hipotesa serta asumsi-asumsi yang dipakai. d. Buatlah rancangan penelitian : • Pilih subjek yang digunakan dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan. • Kategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan masalah yang ingin dipecahkan, untuk memudahkan analisa sebab akibat. e. Uji hipotesa, buat interpretasi terhadap hubugan dengan teknik statistic yang tepat. f. Buat generalisasi, kesimpulan seta implikasi kebijakan. g. Susun laporan dengan cara penulisan ilmiah. Dalam penelitian komparatif, sering digunakan teknik korelasi, yaitu meneliti derajat ketergantungan dalam hubungan-hubungan antarvariabel dengan menggunakan koefisien korelasi. Tetapi perlu dijelaskan bahwa penggunaan koefisien korelasi hanya menyatakan tinggi rendahnya ketergantungan antarvariabel yang diuji, tetapi tidak menyatakan ada tidaknya hubungan yang terjadi. Ini berbeda dengan penggunaan metode eksperimental. Pada metode eksperimental, peneliti dapat menguji ada tidaknya efek tertentu. Dengan demikian penggunaan teknik korelasi dalam penelitian komparatif mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain : • Menjurus pada keterbiasaan menggunakan teknik korelasi dengan memasang variable apa saja tanpa pilih yang menjurus pula kepada interpretasi yang salah. • Tidak adanya control terhadap variable bebas, dan tidak dapat melihat ada tidaknya hubungan kausal antarvariabel. Peneliti tidak dapat mengenal, yang mana variable bebas dan mana variable dependen
Contoh Penelitian Komparatif
Contoh 1 : Judul : “Studi Komperatif Prestasi Belajar antara Kelas A dan B Fakultas Tarbiyah Inisnu Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012 dalam Mata Kuliah Metode Penelitian” Identifikasi masalah: Dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah prestasi belajar antara kelas A berbeda dengan kelas B berdasarkan mediannya. Berdasarkan wawancara terhadap 10 Mahasiswa kelas A dan 9 Mahasiswa kelas B di peroleh data tercantum dalam table berikut. TABEL HASIL NILAI KELAS A DAN KELAS B DALAM MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN No. Kelas A Kelas B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 50 60 70 70 75 80 90 95 95 100 45 50 55 60 65 65 70 80 100
Untuk menghitung median gabungan, maka data 2 kelompok tersebut dari yang kecil menuju yang besar. 45 50 50 55 60 60 65 65 70 70 70 75 80 80 90 95 95 100 100 Median (nila tengah) untuk kelompok tersebut jatuh pada urutan ke-10, yang nilainya =70. Berdasarkan table dapat diketahui bahwa : A= 6; C=4; B=7; D=7
TABEL PENOLONG UNTUK MEMPERMUDAH MENGUJI SIGNIFIKANSI DUA SAMPEL PADA TES MEDIAN Jumlah nilai Kelas A Kelas B Jumlah Di atas median Gabungan Di bawah Median gabungan A= 6
C= 4 B=2
D= 7 A+B= 8
C+D= 11 Jumlah 10 9 N= 19
Selanjutnya di masukkan dalam rumus sehingga : N [ (AD-BC) – N]2 X2= 2 (A+B)(C+D)(A+C)(B+D)
19 [ (6.7-2.4) – 19]2 X2= 2 (6+8)(4+7)(6+4)(2+7)
X2= 11404,75 = 0,823 13860
Harga chi kuadrat table untuk dk = 1 dan α = 5% (0, 05) = 3, 841 karena harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari table (0,00034 < 3, 841 ), maka H0 diterima. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara nilai kelas A dan B, berdasarkan mediannya.
Bab III. Penutup
A. Kesimpulan
Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab akibat, dengan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Jangkauan waktu adalah masa sekarang, Karena jika jangkauan waktu terjadinya adalah masa lampau, maka penelitian tersebut termasuk dalam metode sejarah. Dalam studi komparatif ini, memang sangat sulit untuk mengetahui faktor-faktor penyebab yang dijadikan dasar pembanding, sebab penelitian komparatif tidak mempunyai control. Hal ini semakin nyata kesulitannya jika kemungkinan-kemungkinan hubungan antarfenomena banyak sekali jumlahnya. 4.2 Saran Disarankan agar hasil-hasil penelitian ini dapat di manfaatkan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam melaksanakan penelitian komparatif. Penelitian lanjutan juga diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang penelitian komparatif yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. “Teori Penelitian Kausal Komparatif”. http://www.infoskripsi.com/Theory/Penelitian-Kausal-Komparatif.htm. Diakses tanggal 25 Februari 2011. Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Emzir. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers. Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara. Marzuki, C. 1999. Metodologi Riset. Jakarta: Erlangga. Subana dan Sudrajat. 2009. Dasar-Dasar penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia. Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suharsimi, Arikunto.2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Moh.Nazir, Ph.D.1988. metode penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.hlm :68-71
Ex Post Facto berasal dari bahasa latin yang secara harfiah bermakna setelah kejadian. Desain Penelitian Ex Post Facto merujuk pada pencarian data dan informasi setelah sebuah kejadian terjadi.
Daftar isi
Penelitian Kausal Komparatif
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Upaya sadar ini dilakukan dalam bentuk perencanaan tujuan dan proses pembelajaran yang tertuang dalam kurikulum. Pencapaian target tidak lepas dari proses yang dilewati oleh peserta didik selaku objek utama dalam pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran.
Dalam mengukur kualitas pendidikan yakni kesesuaian antara rencana terhapda implementasi yang telah diberikan maka dilakukan pengukuran setelahnya. Pengukuran setelah pemberian perlakuan ini disebut sebagai ex post facto.
Penelitian korelasional dan kausal komparatif sukar dibedakan karena kedua penelitian ini mempunyai manipulasi dan hal yang sama mengenai interpretasi hasil. Akan tetapi, terdapat pula perbedaan antara keduanya. Studi kausal komparatif biasanya melibatkan dua atau lebih kelompok dan satu variabel bebas.
Penelitian kausal komparatif memiliki kesamaan dengan penelitian korelasi; merupakan penelitian yang bersifat ex post facto, yaitu penelitian yang variabel-variabelnya telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Di lain pihak, penelitian korelasi (correlational research) adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih.
Pada penelitian kausal komparatif, peneliti mengambil satu atau lebih akibat dan menguji data tersebut dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab, hubungan, dan maknanya. Pendekatan dasar kausal komparatif melibatkan kegiatan peneliti yang diawali dari mengidentifikasi pengaruh variabel satu terhadap variabel lainnya kemudian berusaha mencari kemungkinan variabel penyebabnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat yang berdasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari kembali faktor penyebab melalui data tertentu.
Dalam makalah ini akan dijelaskan pengertian penelitian kausal komparatif, tujuan penelitian kausal komparatif, ciri-ciri penelitian kausal komparatif, keunggulan dan kekurangan penelitian kausal komparatif, contoh penelitian kausal komparatif, dan langkah-langkah penelitian kausal komperatif
B. Rumusan Masalah
Apa pengertian, tujuan, dan ciri-ciri penelitian kausal komparatif?
Apakah keunggulan dan kelemahan penelitian kausal komparatif?
Bagaimanakah contoh penelitian kausal komparatif?
Bagaimana langkah kerja penelitian kausal komparatif?
Mendeskripsikan langkah kerja penelitian kausal komparatif.
Bab II. Pembahasan
A. Pengertian,Tujuan, dan Ciri Penelitian Kausal Komparatif (Ex Post Facto)
Nama ex post facto berasa dari bahasa latin yang artinya “dari sesudah fakta,“ menujukkan bahwa penelitian itu dilakukan sesudah perbedaan-perbedaaan dalam variabel- bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami.
Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini pendekatan dasarnya adalah dimulai dengan adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian mencari faktor yang mungkin menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan tersebut. Dalam hal ini ada unsur yang membandingkan antara dua atau lebih variabel.
Sementara itu, menurut Kerlinger penelitian kausal komparatif (causal comparative research) yang disebut juga penelitian ex post facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis di mana peneliti tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena keberadaan dari variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat dimanipulasi.
Kemudian, Gay mengemukakan bahwa studi kausal komparatif atau ex post facto adalah penelitian yang berusaha menentukan penyebab atau alasan, untuk keberadaan perbedaan dalam perilaku atau status dalam kelompok individu. Dengan kata lain, penelitian kausal komparatif adalah penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi dan mencari faktor yang menjadi penyebab melalui data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini pendekatan dasarnya adalah memulai dengan adanya perbedaan dua kelompok dan kemudian mencari faktor yang mungkin menjadi penyebab atau akibat dari perbedaan tersebut. Gay, Mills, Airasian mencontohkan, sebagai suatu penjelasan yang mungkin tentang bukti perbedaan dalam penyesuaian sosial di kalangan siswa kelas 1 SD, seseorang peneliti dapat membuat hipotesis bahwa partisipasi dalam pendidikan prasekolah yang merupakan faktor utama dalam memberikan kontribusi. Jika kelompok pendidikan prasekolah memperlihatkan tingkat penyesuaian sosial tinggi, hipotesis peneliti akan didukung.
Pendapat berbeda mengenai penelitian komparatif dipaparkan oleh Sugiyono bahwa masalah penelitian dalam hubungan kausal termasuk dalam rumusan asosiatif, bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab-akibat. Jadi, di sini ada variabel independen (variabel yang dipengaruhi) dan dependen (variabel yang dipengaruhi).
Di lain pihak, Donald Ary, dkk. memaparkan bahwa penelitian kausal komparatif merupakan jenis penelitian ex post facto, yaitu penelitian tersebut dilakukan setelah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas itu terjadi karena perkembangan kejadian itu secara alami. Semua kejadian yang dipersoalkan sudah berlangsung lewat sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan treatment sebagaimana dalam penelitian eksperimen memberikan batasan tentang penelitian ex post facto, yakni penyelidikan empiris yang sistematis. Ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung karena perwujudan variabel tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya memang tidak dapat dimanipulasi. Kesimpulan hubungan di antara variabel – variabel itu dilakukan tanpa intervensi langsung, tapi berdasarkan perbedaan yang mengiringi variabel bebas dan variabel terikat itu. Peneliti dalam membandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat dari variabelnya tidak dapat melakukan treatment dan penelitian ini cenderung mengandalkan data kuantitaif.
Peneliti tidak memulai prosesnya dari awal, melainkan langsung melihat hasilnya. Dari hasil yang diperoleh tersebut peneliti mencoba mencari sebab-sebab terjadinya peristiwa itu. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab-akibat berdasarkan atas pengamatan terhadap akibat yang ada, dan mencari kembali fakta yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu.
Ciri ciri pokok penelitian kausal komparatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dipersoalkan berlangsung (telah lalu). Penelitian mengambil satu atau lebih akibat (sebagai “dependent variables”) dan menguji data itu dengan menelusuri kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling hubungan dan maknanya dan cenderung mengandalkan data kuantitatif.
B. Keunggulan dan Kelemahan Penelitian Kausal Komparatif
Ritz mengindentifikasikan beberapa keunggulan dan kelemahan penelitian kausal komparatif. Keunggulan dan kelemahan penelitian ini sebagai berikut.
1. Keunggulan Penelitian kausal komparatif
Metode kausal komparatif adalah suatu penelitian yang baik untuk berbagai keadaan jika metode eksperimen tak dapat digunakan, yaitu:
Apabila tidak memungkinkan untuk memilih, mengontrol dan memanipulasikan faktor-faktor yang perlu untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat secara langsung.
Apabila pengontrolan terhadap semua variabel kecuali variabel bebas sangat tidak realistis dan dibuat-buat, yang mencegah interaksi normal dengan lain-lain variabel yang berpengaruh.
Apabila kontrol di laboratorium untuk berbagai tujuan penelitian adalah tidak praktis, terlalu mahal, atau dipandang dari segi etika diragukan/ dipertanyakan.
Studi kausal-komparatif menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalkan: apa sejalan dengan apa, dalam kondisi apa, pada perurutan dan pola yang bagaimana dan yang sejenis dengan itu.
Perbaikan-perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial, pada akhir-akhir ini telah membuat studi kausal-komparatif itu lebih dapat dipertanggungjawabkan.
2. Kelemahan Penelitian Kausal Komparatif
Kelemahan utama setiap rancangan ex post facto adalah tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas. Dalam batas-batas pemilihan yang dapat dilakukan, peneliti harus mengambil fakta-fakta yang dijumpainya tanpa kesempatan untuk mengatur kondisi-kondisinya atau memanipulasikan variabel-variabel yang mempengaruhi fakta-fakta yang dijumpainya itu. Untuk dapat mencapai kesimpulan yang sehat, peneliti harus mempertimbangkan segala alasan yang mungkin ada atau hipotesis-hipotesis bandingan yang diajukan dimungkinkan mempengaruhi hasil-hasil yang dicapai. Sejauh peneliti dapat dengan sukses membuat justifikasi kesimpulannya terhadap alternatif-alternatif lain itu, dia ada dalam posisi yang secara relatif kuat.
Sulit untuk memperoleh kepastian bahwa faktor-faktor penyebab yang relevan telah benar-benar tercakup dalam kelompok faktor-faktor yang sedang diselidiki.
Kenyataan bahwa faktor penyebab bukanlah faktor tunggal, melainkan kombinasi dan interaksi antara berbagai faktor dalam kondisi tertentu untuk menghasilkan efek yang disaksikan sehingga masalah menjadi sangat kompleks.
Suatu gejala mungkin tidak hanya merupakan akibat dari sebab-sebab ganda, tetapi dapat pula disebabkan oleh suatu sebab pada kejadian tertentu, oleh lain sebab, dan pada kejadian lain.
Apabila hubungan antara dua variabel telah ditemukan, mungkin sulit untuk menentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
Kenyataan bahwa dua atau lebih faktor yang saling berhubungan tidaklah selalu memberi implikasi terhadap adanya hubungan sebab-akibat. Kenyataan itu mungkin hanyalah karena faktor-faktor tersebut berkaitan dengan faktor lain yang tidak diketahui atau tidak terobservasi.
Menggolong-golongkan subjek ke dalam kategori dikotomi (misalnya: golongan pandai dan golongan bodoh) untuk tujuan pembandingan, menimbulkan persoalan-persoalan karena kategori-kategori seperti itu bersifat kabur, bervariasi, dan tidak mantap. Seringkali penelitian yang demikian itu tidak menghasilkan penemuan yang berguna.
Studi komparatif dalam situasi alami tidak memungkinkan pemilihan subjek secara terkontrol. Menempatkan kelompok yang telah ada mempunyai kesamaan dalam berbagai hal, kecuali pada variabel bebas yang dianggap sulit.
C. Contoh Penelitian Kausal Komparatif
Seorang dosen mata kuliah Apresiasi Puisi mewajibkan mahasiswa tingkat III Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk membaca puisi di hadapan teman-temannya. Berdasarkan tes performansi di kelas, ternyata ada yang terampil dalam membaca dan ada pula yang tidak atau belum mampu dengan maksimal, khususnya dalam interpretasi teks, penjiwaan, dan vokalisasi.
Berdasarkan temuan tersebut, dapat diambil rancangan penelitian/judul “Pengaruh Minat Membaca Puisi dan Pemahaman Struktur Puisi terhadap Keterampilan Membaca Puisi Mahasiswa Tingkat III Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.”
1. Identifikasi masalah:
Penelitian beranggapan bahwa ada hubungan kausal antara ketiga faktor (membaca puisi, kebiasaan membaca puisi, dan pemahaman struktur puisi) di atas terhadap keterampilan membaca puisi.
2. Variabel bebas :
Minat Membaca Puisi
Pemahaman Struktur Puisi
3. Variabel terikat: Keterampilan Membaca Puisi
4. Rumusan Masalah:
Apakah faktor minat membaca puisi dan pemahaman struktur puisi berpengaruh terhadap keterampilan membaca puisi mahasiswa tingkat V program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia?
5. Hipotesis :
Faktor minat membaca puisi dan pemahaman struktur puisi berpengaruh terhadap keterampilan membaca puisi mahasiswa tingkat III program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia.
D. Langkah Kerja Penelitian Kausal Komparatif
Penelitian expostfacto merupakan penelitian, di mana rangkaian variabel-variabel bebas telah terjadi, ketika peneliti mulai melakukan pengamatan terhadap variabel terikat. Penelitian causal comparative merupakan kegiatan penelitian yang berusaha mencari informasi tentang mengapa terjadi hubungan sebab-akibat dan peneliti berusaha melacak kembali hubungan tersebut. Penelitian ex post facto mempunyai langkah penting sebagai berikut.
Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode ex post facto.
Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas.
Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan penelitian
Menentukan kerangka berpikir, pertanyaan penelitian, dan hipotesis penelitian.
Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukkan instrumen pengumpul data, dan menganalisis data.
Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan perhitungan statistik yang relevan
Membuat laporan penelitian.
1. Metode Penelitian Kausal Komparatif (ex post facto)
1. Desain Penelitian
2. Pengajuan Hipotesis
Ada pengaruh positif antara minat membaca puisi terhadap keterampilan membaca puisi
Ada pengaruh positif antara pemahaman struktur puisi terhadap keterampilan membaca puisi
Ada pengaruh positif antara minat membaca puisi dan pemahaman struktur puisi terhadap keterampilan membaca puisi
3. Pra Analisis Data (Uji Statistik Asumsi Klasik)
a. Normalitas
Bertujuan untuk mengukur apakah data dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Dengan kata lain, keadaan data berdistribusi normal merupakan sebuah persyaratan yang harus dipenuhi, perhitungannya menggunakan tipe goodeness-of fit, yaitu tes binomial, tes satu sampel analisis Chi Kuadrat (χ2), atau tes satu sampel Kolmogorov-Smirnov.
Berikut langkah perhitungan liliefors.
Langkah-langkah:
Tentukan nilai galat baku (Y- Ŷ)
Susun galat baku dengan nilai berurut dan tentukan Nilai L hitung maksimum
No,
Xi
F
Fkum
Zi
Z tabel
F(Zi)
S(Zi)
|F(Zi) – S(Zi)|
Xi = Skor data galat baku taksiran (Y – Ŷ)
Zi = Skor baku ( diperoleh )
F(Zi) = Harga peluang
· Jika nilai Zi negatif, F(Zi)= 0,5 – nilai Z tabel
· Jika nilai Zi positif, F(Zi)= 0,5 + nilai Z tabel
3) S(Zi) = Harga proporsi (F kum/N)
b. Uji Heteroskedatisitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residu satu pengamatan ke pengamatan yang lain dengan metode uji glejser. Jika variabel independen secara signifikan secara statistik tidak mempengaruhi variabel dependen, maka tidak terdapat indikasi terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat apabila dari probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% (Imam Ghozali, 2009: 129).
Glejser menyarankan untuk meregresi nilai absolut dari ei terhadap variabel X (variabel bebas) yang diperkirakan mempunyai hubungan yang erat dengan δi 2 dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut.
Di mana:
[ei] merupakan penyimpangan residual dan Xi merupakan variabel bebas.
c. Uji Multikolinearitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel bebas (independen) dengan melihat nilai Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF). Tolerance Value mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1/Tolerance Value). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya mulitkolonieritas adalah nilai Tolerance Value < 0,01 atau sama dengan nilai VIF > 10 maka tidak terjadi multikolineritas antara variabel independennya (Imam Ghozali, 2009: 96). Uji hipotesis dapat dilakukan apabila koefisien antarvariabel bebas mempunyai harga di bawah 0, 80 (tidak terjadi kolinieritas).
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana variabel dependend tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud korelasi dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai variabel sebelumnya atau nilai periode sesudahnya (Santoso & Ashari, 2005).
Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.
Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
e. Uji Linearitas
Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat bersifat linier atau tidak. Pengujian ini menggunakan uji F dari Sutrisno Hadi (2000: 14).
F =
Keterangan:
F = Harga bilangan untuk garis regresi
RK reg = Rerata kuadrat regresi
RK res = Rerata kuadrat residu
Selanjutnya untuk interpretasinya, yaitu :
– Jika F hitung lebih besar dari F tabel maka berarti kontribusi antara variabel bebas dan linier.
– Jika F lebih kecil dari F tabel maka berarti kontribusi antara variabel bebas dan terikat bersifat tidak linier.
Adapaun kriteria pengujian linieritas adalah regresi dikatakan linier jika Fhitung < Ftabel, selain itu data dapat dikatakan linier jika nilai signifikansi lebih besar dari alpha yang ditentukan yaitu 5% (Imam Ghozali, 2009: 154).
4. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Linear Sederhana Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen (X1) dan (X2) terhadap variabel dependen (Y). Berikut adalah langkah-langkah dalam analisis regresi sederhana:
1) Membuat garis regresi sederhana
Y = a + bX
Keterangan :
Y : subjek dalam variabel dependen yang diprediksi.
a : harga Y, bila x = 0 (harga konstanta).
b : angka arah/koefisien regresi yang menunjukkan peningkatan atau penurunan variabel dependen. Apabila b positif (+) = naik dan bila b minus (-) =turun.
X : subjek pada variabel independen yang mempunya nilai tertentu. (Sugiyono, 2009: 188)
2) Mencari kofisien determinasi (r2) antara prediktor X1 dengan Y dan prediktor X2 dengan Y
Keterangan:
r2(x1y) = Koefisien determinasi antara X1 dengan Y
r2(x2y) = Koefisien determinasi antara X2 dengan Y
a1 = Koefisien prediktor X1
a2 = Koefisien prediktor X2
ΣX1Y = Jumlah produk X1 dengan Y
ΣX2Y = Jumlah produk X2 dengan Y
ΣY2 = Jumlah kuadrat kriterium Y (Sutrisno Hadi, 2004: 22)
3) Menguji signifikansi dengan uji t Menguji koefisien garis regresi digunakan uji statistik t. Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi konstanta tiap variabel independen akan berpengaruh terhadap variabel dependen dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
t : t hitung
r : koefisien korelasi
n : jumlah ke-n (Sugiyono, 2009: 184)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh variabel independen secara individual dalam mnerangkan variasi variabel dependen. Dalam mengambil keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai antara t hitung dan t tabel dengan taraf sinifikansi 5%. Apabila nilai statistik t lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel maka variabel independen secara individual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (Imam Ghozali, 2009: 88-89).
b. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk memprediksi pengaruh dua variabel bebas atau lebih terdapat satu variabel terikat. Langkah-langkah dalam analisis regresi berganda sebagai berikut.
1) Membuat persamaan garis regresi dua prediktor dengan rumus:
Y = a1X1 + a2X2 + K
Keterangan:
Y = Kriterium
X1 = Prediktor 1
X2 = Prediktor 2
a1 = Bilangan koefisen prediktor X1
a2 = Bilangan koefisien prediktor X2
K = Bilangan konstanta (Sutrisno Hadi, 2004:18)
2) Mencari koefisien determinasi (R2) antara prediktor X1 dan X2 dengan kriterium Y, menggunakan rumus:
Keterangan:
R2y(x1x2)= Koefisien determinasi antara Y dengan X1 dan X2
a1 = koefisien prediktor X1
a2 = koefisien prediktor X2
ΣX1Y = Jumlah produk X1 dengan Y
ΣX2Y = Jumlah produk X2 dengan Y
ΣY2 = Jumlah kuadrat kriterium Y (Sutrisno Hadi, 2004: 22)
Koefisien determinasi (R2) merupakan proporsi atau persentase dari total variasi Y yang dijelaskan oleh garis regresi. Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi. Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui presentasi pengaruh yang terjadi dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
3) Menguji keberartian regresi ganda, dengan rumus:
Keterangan:
F = Harga F regresi N = Cacah kasus M = Cacah prediktor R2 = Koefisien determinasi antara kriterium dengan prediktor-prediktor.
(Sutrisno Hadi, 2004: 23)
Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Setelah diperoleh perhitungan, kemudian F hitung dikonsultasikan dengan F tabel pada taraf signifikansi 5%. Apabila harga F hitung ≥ harga F tabel berarti seluruh variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Apabila Fhitung < Ftabel berarti seluruh variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
4) Mencari besarnya sumbangan setiap variabel prediktor terhadap kriterium
a. Sumbangan Relatif (SR%)
Sumbangan relatif digunakan untuk mencari perbandingan relatifitas yang diberikan suatu variabel bebas kepada variabel terikat dengan variabel bebas lain yang diteliti, dihitung dengan rumus :
Keterangan :
SR % : sumbangan relatif dari suatu prediktor 13
a : koefisien prediktor
xy : jumlah produk antara X dan Y
JKreg : jumlah kuadrat regresi (Sutrisno Hadi, 2004: 37)
b. Sumbangan Efektif (SE%)
Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan secara efektif setiap prediktor.
Bab III. Penutup
Berdasarkan pembahasan mengenai penelitian kausal komparatif, berikut dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.
Penelitian kausal komparatif merupakan jenis penelitian ex post facto, yaitu penelitian tersebut dilakukan setelah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas yang tidak memungkinkan untuk dilakukan treatment sebagaimana dalam penelitian eksperimen memberikan batasan tentang penelitian ex post facto, yakni penyelidikan empiris yang sistematis.
Keunggulan penelitian kausal komparatif, yaitu suatu penelitian yang baik untuk berbagai keadaan jika metode eksperimen tak dapat digunakan; menghasilkan informasi yang sangat berguna mengenai sifat-sifat gejala yang dipersoalkan; perbaikan dalam hal teknik, metode statistik, dan rancangan dengan kontrol parsial sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Kelemahan penelitian kausal komparatif, yaitu tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas; sulit untuk memperoleh kepastian, faktor penyebab bukanlah faktor tunggal; dua atau lebih faktor yang saling berhubungan tidaklah selalu memberi implikasi terhadap adanya hubungan sebab-akibat; kategori dikotomi untuk tujuan pembandingan, menimbulkan persoalan-persoalan.
Langkah kerja penelitian kausal komparatif secara umum adalah mengidentifikasi dan merumuskan masalah, studi pustaka, menentukan kerangka berpikir, hipotesis penelitian, desain penelitian, menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukkan instrumen pengumpul data, dan menganalisis data dengan menggunakan perhitungan statistik yang relevan kemudian menyusun laporan penelitian secara menyeluruh.
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada suatu masalah yang memerlukan solusi yang tepat. Dalam kehidupan selalu ada masalah, baik masalah pribadi, keluarga, masyarakat dan negara. Dari semua masalah tersebut, tidak semua masalah yang memerlukan solusi dalam bentuk kegiatan penelitian. Perbedaanya adalah pada kegiatan penyelesaian masalah. Selain masalah, komponen penting yang harus ada dalam penelitian adalah tujuan penelitian sehingga dapat ditentukan metode yang tepat untuk penyelesain masalah. Kegiatan penyelesaian masalah yang disebut penelitian dapat dilakukan secara sistematis dengan mengikuti metodologi, dikontrol, dan didasarkan teori yang ada serta diperkuat dengan gejala yang ada (Sukardi, 2004:3).
Secara umum, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek, diantaranya aspek tujuan, aspek metode, aspek kajian. Menurut Gay (dalam Sukardi, 2004:13) Aspek tujuan terdiri dari penelitian dasar dan lanjut. Aspek metode terdiri atas penelitian deskriptif, penelitian sejarah, penelitian survei, penelitian ex-postfakto, penelitian eksperimen, penelitian kuai eksperimen. Sedangkan, aspek kajian sesuai bidang garapan dapat dibagi menjadi dua, yaitu penelitian kependidikan dan penelitian nonkependidikan (Sukardi, 2004:13-16).
Masalah penelitian dapat dibagi dalam berbagai bidang diantaranya bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Salah satu bidang penelitian yang memerlukan perhatian khusus adalah bidang penelitian pendidikan. Secara umum metode penyelesaian masalah pada penelitian pendidikan ada dua, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Salah satu peneltian yang penting dan bermanfaat dalam dunia pendidikan adalah penelitian korelasional.
Mengetahui langkah-langkah penelitian korelasional?
Mengetahui rancangan penelitian korelasional?
Bab II. Pembahasan
A. Pengeritan Penelitian Korelasi
Gay dalam Emzir (2008:40) menyatakan penelitian korelasi kadang-kadang diperlakukan sebagai penelitian deskriptif, terutama disebabkan penelitian korelasional mendeskripsikan sebuh kondisi yang telah ada.
Penelitian korelasi merupakan suatu penelitian yang melibatkan kegiatan pengumpulan data untuk menentukan, adakah hubungan dan tingkat hubungan antara 2 variabel atau lebih. Penelitian korelasi dilakukan, saat peneliti ingin mengetahui tentang ada atau tidaknya dan kuat lemahnya suatu hubungan variabel yang berkaitan dalam suatu objek atau subjek yang diteliti. Hasil penelitian korelasional juga mempunyai implikasi untuk pengambilan keputusan, seperti tercermin dalam penggunaan prediksi aktuarial secara tepat (Zechmester,2000:1).
Penelitaan korelasi merupakan suatu studi yang sering dilakukan dan termasuk kategori penelitian kuantitatif, studi korelasi dapat bersifat simetris, asimetris dan asosiasi. Dalam penelitan korelasi pengumpulan datanya minimal pada dua variabel dari subjek yang diteliti, selanjutnya dilakukan komputasi dan seterusnya diadakan pengujian secara kuantitatif sesuai dengan formula statistika yang digunakan. Penelitian korelasi dapat digunakan untuk menghasilkan hipotesis atau menguji hipotesis.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian korelasi adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi (Sumadi Suryabrata, 1983:26).
Dalam studi yang bertujuan untuk menghasilkan hipotesis, peneliti mengukur sejumlah variabel dan menghitung koefisien korelasi antar variabel tersebut untuk mengetahui variabel mana yang berkorelasi. Dalam studi yang bertujuan untuk menguji hipotesis, peneliti mempunyai bias praduga dan mengharapkan korelasi antar variabel. Pilihan variabel dalam penelitian berdasarkan atas teori yang sudah ada sehingga dapat menyususn hipotesis (nyoman dantes, 2012:73).
C. Jenis-Jenis Studi Korelasional
1. Studi Hubungan
Studi hubungan biasanya dilakukan dalam usaha mendapatkan pemahaman faktor apa saja atau variabel yang berhubungan dengan variabel yang kompleks, misalnya seperti hasil belajar akademik, konsep diri dan motivasi. Variabel yang diketahui tidak mempunyai hubungan dapat dieliminasi dari perhatian atau pertimbangan yang selanjutnya. Identifikasi variabel yang berhubungan dapat membantu beberapa tujuan utama.
Pertama, studi hubungan dapat memberikan arah untuk melanjutkan studi kausal-komparatif ataupun eksperimental. Dalam studi kausal – komparatif atau eksperimental, peneliti juga berkonsentrasi terhadap pengontrolan variabel selain variabel bebas, yang mungkin saja berhubungan dengan variabel terikat dan menyingkirkan pengaruhnya agar tidak bercampur dengan pengaruh variabel bebas.
Studi hubungan dapat membantu peneliti mengidentifkasi variabel-variabel seperti itu, yang berguna untuk mengontrol, dan selanjutnya menyelidiki pengaruh variabel bebas yang sesungguhnya.
2. Studi Prediksi
Bila variabel mempunyai hubungan yang signifikan, skor pada satu variabel dapat dipakai untuk memprediksikan skor pada variabel yang lainnya. Sebagai contoh, Peringkat SMA, dapat dipakai untuk memprediksikan peringkat di perguruan tinggi. Studi prediksi sering dilakukan guna memudahkan dalam pengambilan suatu kesimpulan mengenai individu atau membantu dalam pemilihan individu. Studi prediksi juga dijalankan guna menguji hipotesis teoretis tentang variabel yang dipercaya menjadi prediktor pada suatu kriteria, dan guna menentukan validitas prediktif dari instrumen pengukuran individual.
Sebagai contoh, hasil studi prediksi digunakan untuk memprediksikan level keberhasilan yang kemungkinan diperoleh individu pada mata pelajaran tertentu, mislanya aljabar pada tahun pertama untuk memprediksikan individu mana yang kemungkinan sukses di perguruan tinggi atau untuk memprediksikan dalam bidang studi mana seseorang individu mungkin yang paling sukses.
Bila beberapa variabel prediktor masing-masing mempunyai hubungan dengan suatu variabel kriteria, prediksi yang didasarkan pada kombinasi dari beberapa variabel tersebut akan lebih akurat daripada didasarkan hanya pada salah satu darinya. Sebagai contoh, prediksi kesuksesan di perguruan tinggi umumnya didasarkan pada kombinasi beberapa faktor, seperti rangking dalam peringkat kelas, peringkat SMA, dan skor pada ujian masuk perguruan tinggi. Meskipun terdapat beberapa perbedaan utama antara studi prediksi dengan studi hubungan, keduanya melibatkan penentuan hubungan antara sejumlah variabel yang diidentifikasi dan variabel kompleks.
3. Korelasi dan Kausalitas
Penelitian korelasional merupakan suatu studi bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antar variabel melalui penggunaan statistik korelasional (r). Kuadrat dari koefisien korelasi akan menghasilkan varians yang dijelaskan (r-square). Suatu hubungan korelasional antara 2 variabel kadang kala merupakan hasil dari sumber lain, jadi peneliti haruslah hati-hati dan korelasi tidaklah harus menjelaskan sebab dan akibat. Bila suatu hubungan yang kuat ditemukan antara 2 variabel, kausalitas dapat diuji melalui pemakaian pendekatan eksperimental (LaMar, 2004:1).
Berbagai rancangan penelitian korelasional umumnya didasarkan pada asumsi bahwa realitas lebih baik dideskripsikan sebagai suatu jaringan timbal balik dan penginteraksian daripada hubungan kausal. Sesuatu memengaruhi dan dipengaruhi oleh sesuatu yang lain. Jaringan hubungan ini tidak linier, seperti dalam penelitian eksperimental. Dengan demikian, dinamika suatu sistem lebih penting dari kausalitas. Sebagai suatu kaidah, rancangan korelasional seperti analisis jalur (path analysis) dan rancangan panel lintas-akhir (cross-lagged panel designs) membolehkan pernyataan-pernyataan kausal. Penelitian korelasional adalah kuantitatif (ibid).
D. Ciri-Ciri Penelitian Korelasional
Penelitian ini cocok dilakukan apabila variabel yang diteliti rumit atau tidak dapat diteliti dengan metode eksperimental
Studi ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan hubunganya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
Hal yang diperoleh dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi rendahnya suatu hubungan, bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
E. Langkah Penelitian
Pemilihan masalah, menentkan variabel mana dari suatu daftar yang mungkin berhubungan maupun untuk menguji hipotesis.
Sample dan pemilihan instrument, sampel dengan menggunakan teknik sampling yang diterima. Dalam sebuah studi penting untuk memilih dan dan mengembangkan pengukuran yang valid dan reliabel. Bila variabel tidak memadai dikumpulkan, maka koefisien korelasi yang diperoleh akan mewakili estimasi tingkat korelasi yang kurang bahkan tidak akurat. Kemudian bila pengukuran yang dilakukan tidak secara nyata benar-benar mengukur variabel yang diinginkan, maka koefisien yang dihasilkan tidak akan mengindikasikan hubungan yang diinginkan.
Desain dan prosedur, Desain korelasional dasar sangatlah sederhana; 2 atau lebih skor yang didapatkan dari setiap jumlah sampel yang dipilih, 1 skor untuk setiap variabel yang diteliti, dan skor berpasangan kemudian dikorelasikan. Koefisien korelasi yang diperoleh mengindikasikan tingkatan atau derajat hubungan antara kedua variabel tersebut. Penelitian yang berbeda menyelidiki sejumlah variabel, dan beberapa penggunaan prosedur statistik yang kompleks, namun desain dasar tetaplah sama dalam semua penelitian korelasional
Analisis data dan interprestasi, Jika 2 variabel dikorelasikan maka hasilnya yaitu koefisien korelasi. Suatu koefisien korelasi dalam bentuk angka desimal, antara 0,00 dan +1,00, atau 0,00 dan –1,00, yang mengindikasikan tingkat atau derajat hubungan antara 2 variabel. Bila koefisien mendekati +1,00 maka kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang positif. Hal ini dapat diartikan bahwa seseorang yang mempunyai skor yang tinggi pada suatu variabel tertentu akan mempunyai skor yang tinggi pula pada variabel yang lain. Dapat juga diartikan suatu peningkatan pada suatu variabel berhubungan atau diasosiasikan dengan peningkatan juga pada variabel lain.
Apabila koefisien korelasi mendekati 0,00 kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan. Hal ini dapat diartikan bahwa skor seseorang pada suatu variabel tertentu tidak mengindikasikan skor orang tersebut pada variabel yang lain. Bila koefisien tersebut mendekati -1,00, maka diartikan kedua variabel memiliki hubungan yang berkebalikan atau negatif. Hal ini diartikan bahwa seseorang dengan skor tinggi pada suatu variabel tertentu akan mempunyai skor yang rendah pada variabel yang lain, atau peningkatan pada suatu variabel akan diasosiasikan dengan penurunan pada variabel lain, dan begitu juga sebaliknya.
Interpretasi suatu koefisien korelasi tergantung pada bagaimana koefisien tersebut akan digunakan. Dengan kata lain, seberapa besar koefisien tersebut diperlukan supaya bermanfaat tergantung pada tujuan perhitunganya. Dalam studi yang dirancang guna menyelidiki atau hubungan yang dihipotesiskan, suatu koefisien korelasi diinterprestasikan pada suatu istilah signifikansi statistiknya. Dalam penelitian prediksi, signifikansi statistik merupakan nilai kedua dari koefisien dalam memudahkan prediksi yang tepat dan akurat.
Signifikansi statistik mengacu kepada, apakah koefisiensi yang didapatkan berbeda secara nyata dari zero (0) dan mencerminkan hubungan yang benar, bukan suatu kemungkinan hubungan, keputusan berdasarkan signifikansi statistik dihasilkan pada suatu level kemungkinan (probability) yang diberikan. Dengan kata lain, berdasarkan pada ukuran sampel yang diberikan, peneliti tidak bisa menentukan secara positif apakah ada atau tidak ada hubungan yang benar antara dua variabel, tetapi peneliti bisa mengatakan secara probabilitas ada atau tidak ada hubungan.
Untuk menentukan signifikansi statistik, peneliti hanya mengonsultasikanya pada sebuah tabel yang mampu mengatakan pada peneliti seberapa besar koefisiensi diperlukan untuk menjadi signifikan pada level probabilitas yang diberikan. Untuk suatu level probabillitas yang sama, atau level signifikansi yang sama, koefisien yang besar diperlukan jika sampel yang lebih kecil dilibatkan.
Ketika penginterprestasian suatu koefisien korelasi, peneliti harus selalu ingat bahwa peneliti hanya berbicara tentang suatu hubungan, bukan hubungan sebab-akibat. Koefisiensi korelasi yang signifikan mungkin menyarankan hubungan sebab-akibat akan tetapi tidak menetapkannya. Hanya ada 1 cara untuk menetapkan hubungan sebab-akibat, yaitu penelitian eksperimen. Jika seseorang menemukan hubungan yang dekat antara 2 variabel, hal tersebut sering kali menggoda untuk menyimpulkan bahwa 1 variabel menyebabkan variabel yang lain. Pada kenyataannya, hal itu mungkin tidak saling mempengaruhi; mungkin terdapat variabel ketiga yang mempengaruhi kedua variabel tersebut.
F. Rancangan Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional mempunyai bermacam jenis rancangan dianataranya, yaitu (1) korelasi bivariat, (2) regresi dan prediksi (3) regresi jamak, (4) analisis faktor, dan (5) rancangan korelasi yang digunakan untuk membuat kesimpulan kausal. (Shaughnessy & Zechmeister,2000:2-5). Rancangan penelitian tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Korelasi Bivariat
Rancangan penelitian korelasi bivariat merupakan suatu rancangan penelitian yang memiliki tujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua variabel. Hubungan antara 2 variabel tersebut diukur. Hubungan tersebut mempunyai tingkatan dan arah.
Tingkat hubungan menunjukkan bagaimana atau seberapa kuatnya hubungan tersebut, umumnya diungkapkan dalam angka antara -1 dan +1, tingkatan hubungan itu dinamakan koefisien korelasi. Korelasi zero (0) mengindikasikan tidak adaanya hubungan antarvariabel. Koefisiensi korelasi yang bergerak ke arah -1 atau +1, merupakan korelasi sempurna pada kedua ekstrem. Arah hubungan diindikasikan oleh simbol – dan +. Suatu korelasi negatif berarti bahwa semakin rendah skor pada suatu variabel, semakin rendah pula skor pada variabel lain. Korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin tingngi skor pada suatu variabel, semakin tinggi pula skor pada variabel lain. Hubungan antara prestasi dan motivasi belajar merupakan contoh korelasi positif. Sedangkan, hubungan antara sehat dan sres merupakan contoh korelasi negatif.
2. Regresi dan Prediksi
Bila terdapat korelasi antara 2 variabel, dan peneliti mengetahui skor pada salah satu variabel, peneliti dapat meprediksikan skor pada variabel kedua. Regresi merujuk pada seberapa baik peneliti bisa membuat prediksi semacam ini. Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi baik yang bernilai -1 maupun +1, prediksi peneliti dapat lebih baik. Sebagai contoh, terdapat hubungan antara kesehatan dan stres. Jika peneliti mengetahui skor stres seseorang, maka peneliti mampu memprediksikan skor kesehatan seseorang tersebut dimasa yang akan datang.
3. Regresi Jamak (Multiple Regression)
Regresi jamak adalah perluasan regresi dan prediksi sederhana dengan menambahkan beberapa variabel. Kombinasi beberapa variabel ini dapat memberikan lebih banyak kekuatan kepada peneliti untuk membuat prediksi yang lebih akurat. Apa yang peneliti prediksikan disebut variabel kriteria (criterion variabel). Apa yang peneliti gunakan untuk membuat prediksi, sedangkan variabel-variabel yang telah diketahui, disebut variabel prediktor (predictor variables).
Jika peneliti tidak hanya mengetahui skor stres, akan tetapi juga mengetahui skor perilaku kesehatan atau seberapa baik seseorang memperhatikan dirinya sendiri, dan bagaimana kesehatan seseorang selama ini secara umum sehat atau sakit, maka peneliti akan lebih dapat memprediksikan secara lebih tepat status kesehatan seseorang tersebut. Dengan demikian, terdapat tiga variabel prediktor stres, perilaku kesehatan, dan status kesehatan sebelumnya, dan satu variabel kriteria, yaitu kesehatan di masa akan datang.
4. Analisis faktor
Prosedur statistik yang satu ini mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah besar variabel dikorelasikan dan terdapatnya antar korelasi yang tinggi mengindikasikan suatu faktor penting yang umum.
Sebagai contoh, peneliti dapat mengukur sejumlah besar aspek kesehatan fisik, mental, emosi, dan spiritual. Setiap pertanyaan akan memberikan kepada peneliti suatu skor. Korelasi yang tinggi baik positif itu maupun negatif antara beberapa skor ini akan mengindikasikan faktor penting yang bersifat umum. Banyak pertanyaan berbeda yang dapat diberikan, yang kemungkinan dapat mengukur faktor kesehatan emosional. Dalam kasus ini akan terdapat korelasi yang tinggi antara pertanyaan tentang marah, depresi, cemas, dan seterusnya. Atau di lain pihak, bila masing-masing pertanyaan merupakan faktor terpisah, akan terdapat korelasi yang kecil antara pertanyaan yang berhubungan dengan marah, depresi, cemas, dan seterusnya.
5. Rancangan Korelasional yang Digunakan untuk Menarik Kesimpulan Kausal.
Terdapat 2 rancangan yang bisa digunakan guna membuat pernyataan-pernyataan tentang sebab dan akibat menggunakan metode korelasional. Rancangan tersebut yaitu rancangan analisis jalur (path analysis design) dan rancangan panel lintas-akhir (cross-lagged panel design).
Analisis jalur digunakan untuk menentukan yang mana dari sejumlah jalur yang menghubungkan satu variabel dengan variabel lainnya. Sebagai contoh, peneliti mengetahui adanya suatu hubungan antara kesehatan dan stres. Analsis jalur digunakan untuk memperlihatkan bahwa terdapat jalur kecil melalui psikologi, jalur utama yang berhubungan dengan kesehatan dan stres melalui perilaku sehat. Artinya kita mengetahui bahwa stres memengaruhi faktor-faktor psikologi seperti coronary dan fungsi-fungsi kekebalan. Kita juga mengetahui bahwa kita stres, kita menghentikan kehati-hatian terhadap diri kita, kita kurang tidur, makan kurang baik, gagal memperoleh latihan-latihan yang layak, dan seterusnya. Penelitian memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang lebih kuat antara stres, perilaku sehat, dan kesehatan daripada antara stres, psikologi, dan kesehatan. Penelitian ini menggunakan statistik korelasi untuk menggambarkan kesimpulan ini.
6. Analisis Sistem (System Analysis)
Analisis sistem melibatkan penggunaan prosedur matemetik yang kompleks atau rumit guna menentukan proses dinamik, mislanya seperti perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik, serta aliran dan unsur hubungan. Sebagai contoh, sistem analisis digunakan untuk menggambarkan atau membuat diagram perbedaan antara SMP yang berhasil dan SMP yang gagal. Beberapa unsur dari sistem ini adalah harapan guru terhadap usaha pengajaran, performasi siswa, dan performasi siswa. Masing-masing unsur ini saling memengaruhi dan berubah sepanjang waktu.
Bab III. Penutup
A. Kesimpulan
Korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogjakarta : Andi.
Emzir. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif Dan Kualitatif. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.
Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodeologi Penelitian : analisis kuantitatif. Yogjakarta : Lembaga Pendidikan Doktor Universitas Gajah Mada.
Penelitian survei adalah penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data-data dari variabel yang melekat pada sekelompok objek. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif.
Daftar isi
Metode Penelitian Survei
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Penelitian merupakan metode ilmiah yang secara runut dilakukan untuk menjawab sebuah masalah. Setiap masalah dalam penlitian memiliki bentuk dan pendekatan solusi yang berbeda. Hal ini membuat banyak metode penelitian yang muncul agar sesaui dengan jenis masalah yang ingin diselesaikan.
Salah satu bentuk masalah yang dapat diselesaikan melalui penelitian adalah mencari tahu tendensi sekelompok objek terhadap nilai suatu variabel baik itu berdiri sendiri maupun saling berkaitan dengan varibel lainnya. Variabel tersebut memiliki nilai yang melekat pada objek itu sendiri seperti minat belajar peserta didik di daerah X, kecenderungan masyarakat membeli barang, Daya beli masyarakat, dan sejenisnya.
Dalam upaya menjawab pertanyaan ini maka dikembangkan sebuah metode penelitian yang disebut metode survey. Survey sendiri adalah metode yang digunakan untuk menghimpun data pada sekolompok objek penelitian. Makalah ini bertujuan untuk membahas tentang Metode Penelitian Surve.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah.
Bagaimana konsep Metode Penelitian Survei?
Apa Saja Jenis Penelitian Survei?
Bagamanai Langkah-Langkah Metode Penelitian Survei?
Bagaimana Analisis Data dalam penelitian survei?
C. Tujuan Penulis
Melihat rumusan masalah di atas, maka tujuan makalah ini adalah.
Mengetahui konsep Metode Penelitian Survei.
Mendeskripsikan Jenis Penelitian Survei.
Mendeskripsikan Langkah-Langkah Metode Penelitian Survei.
Mendeskripsikan Analisis Data dalam penelitian survei
Bab II. Pembahasan
A. Konsep Penelitian Survei
1. Defenisi Penelitian Survei
Metode penelitian survei merupakan metode penelitian yang berpusat pada proses pengambilan data secara langsung pada objek yang teliti. Objek tersebut baik pada populasi besar maupun kecil. Data yang diamati pada umumnya fenomena sosila terkait dengan psikologis dan behavioral sekelompok objek yang selanjutnya dianalisis untuk menghasilkan informasi ilmiah yang memiliki makna yang lebih banyak. Pada beberapa kasus, data yang dikumpulkan juga boleh bersifat saintifik dan teknis seperti tinggi badan rata-rata, penghasilan dan sejenisnya. Hal ini bergantung dari tujuan dari survei itu sendiri.
Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah (2013) menyatakan bahwa Penelitian survey adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini memiliki konsep pengumpulan data penelitian dibantuk oleh instrumen yang terdiri dari pertanyaan terstruktur dan sistematis yang sama pada seluruh objek penelitian. Pertanyaan-pertanyaan ini selanjutnya disebut sebagai questioner yang disusun untuk mengukur variable-variabel penelitian. Instrumen yang digunakan boleh dalam bentuk pertanyaan tertutup dan sifatnya kaku maupun pertanyaan yang sifatnya terbuka. Seluruh jawaban yang diberikan disebut sebagai persepsi ataupun opini responden terkait dengan data yang dikumpulkan.
David De Vaus (2013) menyatan bahwa survei adalah penelitian yang digunakan mengumpulkan data pada rentang waktu tertentu. Data in berfungsi untuk :
Menggambarkan karakteristik data. Survei dapat digunakan untuk memberikan gambaran tentang data dan kecenderungan yang ada. Dalam hal ini, survei dapat menjelaskan berapa jumlah responden yang terlibat dalam penelitian, bagaimana karakteristik mereka, berapa porsen yang berpendidikan sarjana, dan sebagainya. Dalam jajak pendapat, survey dapat menggambarkan kecenderungan sikap public terhadap suatu isu tertentu.
Menjelaskan adanya penyebab sebuah gejala atau kecenderungan tertentu dari suatu fenomena. Survei dapat dimanfaatkan untuk memahami penyebab sebuah gejala melalui perbandingan kasus-kasus. Contoh: Peneliti dapat melihat bagaimana kecenderungan pendidikan responden dengan kemampuan mengakses internet, mengindentifikasi kecenderungan sikap dengan latar belakang identitas responden.
Mengesplorasi relasi antarvariabel. Survey dapat digunakan untuk menganalisis relasi sebab akibat. Sebagai contoh: survey dapat digunakan untuk membuat prediksi mengenai pengaruh tingkat pendidikan pada kemampuan mengakses internet. Namun, meski dapat mengeksplorasi relasi tersebut, survey memiliki sejumlah keterbatasan, di antaranya tidak cukup mampu menjelaskan kompleksitas fenomena relasi sebab akibat secara komprehensif atau membahas secara kontekstual munculnya problem tertentu.
Secara sederhana penelitian survei merupakan cara untuk mengumpulkan informasidengan menggunakan isntrumen penelitian (pedoman wawancara atau angket) yang diajukan kepada responden yang bertujuan untuk meneliti karakteristik atau sebab akibat antar variabel tanpa adanya campur tangan peneliti.
2. Tujuan Penelitian Survei
PenelitianSurvei bertujuan untuk :
Menghasilkan deskripsi beberapa aspek dari populasi dan memerlukan informasi dari subjek yang di pelajari.
Menggali dan mencari informasi faktual secara mendetail atas apa yang sedang menggejala
Identifikasi masalah-masalah, dan
Mengetahui hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang yang menjadi sasaran penelitian dalam memecahkan massalah.
Mengumpulkan informasi tentang variabel dari sekelompok objek atau populasi.
Exploration atau penjajagan bersifat terbuka masih mencari-cari. Pengetahuan peneliti tentang masalah yang akan diteliti masih terlalu tipis untuk dapat melakukan studi diskriptif
Evaluasi yakni mengevaluasi sampai seberapa jauh tujuan yang digariskan pada awal program tercapai atau mempunyai tanda-tanda akan tercapai.
Explanation atau penjelasan yakni untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis.
Prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang.
Sedangkan Masri Singarimbun mengungkapkan tujuan dari penelitian survei adalahsebagai berikut :
Penjajagan
Deskriptif
Penjelasan
Evaluasi
Prediksi
Penelitian Operasional
Pengembangan indikator-indikator sosial
3. Unsur-Unsur Penelitian Survei
Sebagai suatu metode penelitian ilmiah yang telah berkembang, penelitian survei memiliki dasar pemikiran, prosedur dan teknik-teknik khusus yang membedakannya dari metode lainnya. Walaupun demikian, secara umum tetap sama dengan metode penelitian lainya.
Point pembeda tersebut adalah unsur-unsur ilmu yang digunakan dalam penelitian survei. Unsur-unsur yang ini adalah : konsep, preposisi, teori, variable, hipotesa dan definisi operasional.
4. Karakteristik Penelitian Survei
Adapun karakteristik dari penelitian survei, yaitu:
Tujuan utama survei adalah untuk menghasilkan statistik, deskriptif kuantitatif, atau deskripsi dalam angka tentang berbagai aspek populasi yang diteliti.
Cara utama dalam pengumpulan informasi adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada orang yang jawabannya kemudian merupakan daya yang akan dianalisis.
Biasanya informasi itu dikumpulkan dari sebagian saja dari populasi atau sampel, bukan dari seluruh subyek yang menjadi anggota populasi.
5. Ciri-ciri penelitian Survei adalah :
Memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena
Menerangkan hubungan (korelasi)
Menguji hipotesis yang diajukan
Membuat prediksi (forcase) kejadian
Memberikan arti atau makna atau implikasi pada suatu masalah yang diteliti. Jadi penelitian deskripsi mempunyai cakupan yang lebih luas.
B. Macam-Macam Pendekatan Survei
Dikatakan oleh Van Dalen bahwa studi survei merupakan bagian dari studi deskriptif dan meliputi :
School Survey yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pendidikan. Masalahnya berhubungan dengan situasi belajar, proses belajar mengajar, ciri-ciri personalia pendidikan, keadaan murid dan hal-hal yang menunjang proses belajar mengajar.
Job Analysis yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai tugas-tugas umum dan tanggung jawab para karyawan, aktifitas khusus yang dibutuhkan, keterlibatan, dan fungsi anggota organisasi, kondisi kerjanya dan fasilitas.
Analysis Dokumen. Istilah lain adalah analisis isi (content analysis), analisis aktivitas atau analisis informasi. Contoh kegiatannya : meneliti dokumen, menganalisis peraturan, hukum, keputusan-keputusan. Analisis dokumen juga dapat dilakukan untuk menganalisis isi buku dengan menghitung istilah, konsep, diagram, tabel, gambar, dan sebagainya untuk mengetahui klasifikasi buku-buku tersebut.
Public Opinion Surveys. Survey ini bertujuan untuk mengetahui pendapat umum tentang suatu hal misalnya tentang rehabilitasi suatu bangunan bersejarah, tentang jalan satu jurusan, pemasangan lampu lalu lintas, dan sebagainya.
Community Surveys. Survey ini juga disebut “social surveys” atau “field surveys” karena di dalam survey ini peneliti bertujuan mencari informasi tentang aspek kehidupan secara luas dan mendalam. Walaupun kelihatannya survey ini menyangkut masyarakat, namun sangat erat hubungannya dengan survey sekolah. Dalam hal ini sekolah dapat menggali data di masyarakat yang biasa membantu lancarnya roda persekolahan.
C. Langkah-Langkah Penelitian Survei
Dalam melakukan sebuah penelitian tentu ada langkah-langkah yang harus ditempuh untuk bisa mendapatkan data yang dicari dengan menggunakan berbagi teknik pengumpulan data untuk mencapai apa yang menjadi tujuan peneliti melakukan penelitian.
Para ahli berbeda-beda dalam menetapakan langkah dalam penelitian survei mulai dari yang sangat simpel sampai yang terperinci. Ada tiga langkah terpenting yang menentukan keberhasilan penelitian survei (Babbie, 1982), yaitu: 1) mengembangkan atau membuat angket, 2) memilih sampel, dan 3) mengumpulkan data dengan wawancara atau angket.
Menurut tokoh lain, penelitian survei ada beberapa langkah yang harus ditempuh terutama yang menggunakan jasa pos (McMillan & Schumacher, 2001), antara lain:
Merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus. Langkah yang harus dilakukan peneliti pertama kali sebelum melakukan penelitian survei adalah merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum merupakan rumusan yang bersifat umum tentang apa yang ingin dicapai dengan penelitian yang dilakukan, sedangkan tujuan khusus adalah rumusan tentang sasaran-sarasan yang lebih spesifik yang ingin dicapai.
Memilih sumber dan populasi target. Langkah selanjutnya adalah menentukan populasi target yang akan dicapai.keluasan wilayah, penyebaran populasi, dan besarnya populasi akan memengaruhi waktu, dana, dan jumlah personil yang diperlukan. Beberapa sumber daya ini harus ditentukan bersamaan dengan penentuan populasi target.
Pemilihan teknik dan pengembangan instrumen pengumpulan data. Untuk mengumpulkan data yang objektif dan akurat diperlukan instrumen yang valid, yakni mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkan. Ada dua jenis teknik pengumpulan data dalam penelitian survei pada umumnya, yaitu dengan menggunakan pedoman wawancara dan angket. Pedoman wawancara biasanya digunakan jika survei dilakukan melalui wawancara (langsung), adapun angket digunakan ketika pengumpulan data dilakukan secara tidak langsung. Pedoman wawancara dan angket dalam penelitian survei biasanya bersifat tertutup, atau telah disediakan alternatif jawabannya.
Petunjuk pengisian. Petunjuk pengisisn sangat diperlukan dalam penelitian surver dikarenakan penelitian survei bisanya dilakukan tanpa kehadiran peneliti atau responden mengisi angket sesuai penafsirannya sendiri. Petunuju ini harus jelas apa yang dimaksud dengan edaran angket tersebut dan bagaimana pengisisnnya.
Penentuan sampel. Pemilihan sampel merupakan langkah yang penting dalam penelitian survei. Sampel harus mewakili populasi baik dari segi jumlah dan karakteristiknya. Kemampuan responden dalam menjawab angket juga harus menjadi pertimbangan dalam hal ini.
Pembuatan alamat. Pengumpulan data yang menggunakan jasa pos harus mencantumkan alamat dengan terang dan jelas, dan mudah untuk dijangkau, baik alamat responden maupun alamat peneliti.
Uji coba. Pedoman wawancada dan angket sebaiknya dilakukan uji coba terlebih dahhulu terhadap sekelompok orang dari populasi target yang tidak termasuk sampel yang akan mengisi instrumen pada penelitian yang sebenarnya.
Tidak lengkap dan tidak mengembalikan. Pelaksanaan penelitian survei dengan menggunakan jasa pos sering kali kembali dengan jawaban yang kurang lengkap (semua), mininal 70% merupakan rata-rata rate yang terjawab lengkap berarti angket tersebut cukup baik. Jika terjadi hal seperti ini, maka harus ada pengiriman lanjutan pada sampel lainnya.
Tindak lanjut. Apabila angket yang kembali kembali kurang dari 70% terutama yang dilakukan melalui via pos, maka harus dilakukan harus dilanjutkan kegiatan tindak lanjut. Responden yang dikirimkan bisa saja dari yang lama dan bisa juga respnden yang baru dengan jarak waktu tenggang satu sampai dua minggu dari pengiriman pertama.
Ada juga pendapat lain mengenai langkah-langkah melakukan penelitian survei menurut Rea dan Parker. Antara lain:
identifikasi fokus kajian dan metode penelitian
membuat anggaran dan jadwal penelitian
membentuk kerangka teori dan hipotesis
menetukan teknik samling
menetapkan ukuran dan pemilihan sampel
mendesain instrumen penelitian survei
menguji instrumen penelitian survei
memilih dan melatih pewawancara
implementasi penelitian survei
mengumpulkan jawaban angket yang lengkap dan memasukkan data ke komputer
analisis data dan laporan terakhir.
Seluruh langkah-langkah sebagaiman di atas walaupun berbeda-beda antara satu tokoh dengan tokoh lainnya tidak membuat tujuan penelitian itu berubah. Langkah-langkah yang ada hanya sebagai penuntun agar apa yagn menjadi tujuan dari penelitian survei ini tercapai sesuai dengan prosedur penelitian yang benar.
D. Pengumpulan Data Survei
1. Proses Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian.
Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Definisi operasional itu menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.
2. Instrumen Pengumpulan data
Dalam Penelitian survei ada 3 instrumen umum guna membantu pengumpulan data yakni :
Quesioner, guna memperoleh data-data factual
Skala, data yang diperoleh nantinya akan berisifat konseptual
Tes, Dalam penggunaan alat ini, pertanyaan yang di ajukan sudah memiliki standardisasi dan norma yang berlaku terhadap jenis tes yang di gunakan sebagai alat tes.
Penelitian survei mempunyai banyak variasi dalam pelaksanaannya. Di bidang pendidikan dan tingkah laku penelitian survei minimal dapat dikelompokkan menjadi lima macam bentuk, yaitu, survei catatan, survei menggunakan angket dengan memanfaatkan jasa pos, survei melalui telepon, survei dengan wawancara kelompok, dan wawancara individual.
1) Survei Catatan
Survei ini juga disebut sebagai survey of record, karena dalam kegiatan penelitian ini banyak menggunakan sumber-sumber yang berupa catatan dan informasi nonreaksi. Dalam hal ini peneliti tidak banyak melibatkan jawaban langsung dari orang atau subjek yang diteliti. Objektivitas data yang diperolah lebih kuat dari pada dengan bentuk linnya.
Kelebihan jenis ini antara lain:
Catatan merupakan sumber informasi yang tidak dapat bereaksi terhadap perlakuan apapun dari peneliti,
Sumber yang ada lebih cenderung murah, tetap, dan mudah untuk diakses,
Catatan yang ada memungkinkan dilakukan perbandingan secara historis dan dilakukan analisis kecenderungandari satu keadaan ke keadaan lain yang berbeda, dan
Jika catatan up to date, maka dapat dijadikan acuan perbandingan yang sangat baik.
Kelemahan jenis ini antara lain:
Peneliti terhalang dari dengan sumber catatan yang memiliki sifat confidential atau rahasia negara, kelompok, dan pribadi,
Sumber catatan ada kemungkinan untuk tidak lengkap, tidak tepat, dan kadaluarsa,
Catatan pada umumnya hanya berupa informasi faktual yang masih memerlukan kajian lebih lanjut guna mencapai kebermaknaannya.
2) Survei Menggunakan Angket
Metode angket dalam penelitian survei biasanya didistribusikan kepada responden dengan bantuan jasa pos. Bagi negara yang masyarkatnya telah maju dalam pendidikannya, penelitianini termasuk aman, namun di negara yang belum maju masih memerlukan kecermatan secara intensif.
Kelebihan metode ini:
Pembiayaan murah dibandingkan dengan teknik lainnya,
Jangkauan kepada responden dengan jumlah besar dan jauh,
Dapat direncanakan dengan penampilan angket yang bagus, menarik, atau sederhana,
Dapat diadministrasikan dengan lebih mudah, dan
Pengisian dapat dilakukan dengan tanpa harus menyebutkan nama responden.
Kelemahan metode ini:
Kemungkinan terjadi tingkat pengembalian rendah,
Tidak ada kepastian bahwa pertanyaan dalam angket dipahami oleh responden, dan
Tidak ada kepastian bahwa yang menjawab adalah responden yang dimaksud peneliti.[12]
3) Penelitian Survei Melalui Telepon
Penelitian ini dengan menggunakan buku petunjuk telepon (buku kuning) menghubungi responden, kemudian mengutarakan maksud dan tujuan peneliti memperoleh informasi dari mereka.
Kelebihan penelitian survei melalui telepon antara lain:
Lebih murah dibandingkan dengan metode wawancara langsung,
Memungkinkan menghubungi responden dalam jumlah besar,
Dapat dilakukan dalam waktu fleksibel,
Dapat mencakup daerah yang luas, sesuai domisili responden,
Responden merasa lebih mudah dalam berkomunikasi.
Kelemahan survei via telepon antara lain:
Banyak penduduk yang belum memiliki telepon,
Mengganggu hak kerahasiaan seseorang,
Hilangnya beberapa keuntungan yang ada pada wawancara langsung seperti ekspresi eajah, gerak badan, dan lingkungan rumah responden.
4) Survei Menggunakan Wawancara Kelompok
Teknik ini mirip dengan wawancara perorangan. Peneliti dalam menggali informasi dari grup, memungkinkan terjadinya interaksi dari kelompok dan dengan peneliti, sehingga menghasilkan suatu gambaran yang lebih baik tentang keadaan subjek atau objek yang diteliti.
Keuntungan menggunakan teknik ini antara lain:
Lebih efisien dan lebih murah dibandingkan wawancara individual,
Hasil survei lebih merefleksikan tingkah laku kelompok dan merupakan hasil konsensus antar responden,
Menunjukkan adanya interaksi kelompok dalam suatu lembaga,
Dapat merangsang prosuktifitas yang lebih tinggi di antara kelompok.
Kelemahan teknik ini antara lain:
Interaksi antara kelompok memungkinkan terjadi rasa terintimidasi perbedaan yang ada dalam tiap individu,
Menimbulkan terjadinya loyalitas kelompok yang bisa memengaruhi keadaan kelompok tersebut,
Kemungkinan terjadinya manipulasi oleh anggota grup yang memiliki kelebihan, seperti pandai bicara dll.
5) Survei Dengan Menggunakan Wawancara Individual
Survei model ini menggunakan pendekatan konvensional, dengan wawancara perorangan. Hal ini akan berhasil jika peneliti merasa lebih tertantang untuk melakukan eksplorasi permasalahan dengan informasi yang terbatas.
Kelebihan model ini antara lain:
Lebih bersifat personal,
Wawancara yang lebih mendalam dengan jawaban bebas,
Proses lebih fleksibel dengan menyesuaikan situasi dan kondisi yang ada,
Kemungkinan bagi peneliti memperoleh informasi tambahan dari bahasa tubuh dan nada suara,
Lingkungan rumah dapat meningkatkan ketepatan teknik wawancara.
Kelemahan teknik ini antara lain:
Lebih mahal dan memrlukan waktu yang lama,
Terjadinya manipulasi terang-terangan dari pewawancara,
Kemungkinan terjadi konflik pribadi,
Memerlukan keterampilan berwawancara, dan
Kemungkinan sulih menyimpulkan hasil wawancara.
Demikian beberapa jenis penelitian survei dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Hal yang terpenting adalah kesungguhan peneliti utnuk melakukan penelitian denga pertimbangan kemampuan, waktu, dan biaya.
Bab III. Penutup
A. Kesimpulan
Ada beberapa poin yang menjadi kesimpulan pembahasan di atas antara lain:
Metode Survey ialah metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dalam pengamatan langsung terhadap suatu gejala dalam populasi besar atau kecil. Proses penelitian survey merupakan suatu fenomena social dalam bidang pendidikan yang menarik perhatian peneliti.
Ada beberapa langkah dalam penelitian survei antara lain yang palin gsimpel adalah,
mengembangkan atau membuat angket
memilih sampel
mengumpulkan data dengan wawancara atau angket.
Ada lima bentuk penelitian survei yaitu, survei catatan, survei menggunakan angket dengan memanfaatkan jasa pos, survei melalui telepon, survei dengan wawancara kelompok, dan wawancara individual.
B. Saran
Sebagai manusia yang tidak pernah luput dari salah dalam kahidupan ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang terlewatkan oleh penulis. Kemanfaata semoga tertuang dalam tulisan singkat ini bagi yang ingin mengambil manfaat darinya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Bambang Prasetyo & Lina Miftahul Jannah. (2013) Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
David De Vaus (2013). Survey in Social Research 6th Edition. London: Routledge
Metode penelitian kuantitatif / Bambang Prasetyo, Lina Miftahul Jannah
Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial, Jakarta : GP, 2010.
Sukardi. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara
Eksperimen merupakan salah satu metode penelitian yang banyak diterapkan pada semua bidang ilmu. Ciri utama dari penelitian eksperimen yaitu adanya perlakuan (treatment) yang dilakukan peneliti terhadap subjek penelitian. Treatment berfungsi sebagai variabel bebas. Peneliti secara sengaja memberikan treatment pada subjek penelitian untuk dilihat dampaknya terhadapat variabel dependent (kriteria). Dengan demikian, maka dalam penelitian eksperimen data yang akan dikumpulkan hakekatnya merupakan data hasil proses manipulasi melalui kegiatan perlakuan (treatment). Hal inilah yang merupakan pembeda antara penelitian eksperimen dengan penelitian survei.
Secara garis besar penelitian eksperimen terbagi atas 3 (tiga) jenis, yaitu: pre eksperimen, quasi eksperimen dan true eksperimen. Penelitian jenis pre eksperimen atau pra eksperimen dikategorikan belum merupakan kegiatan eksperimen sungguhan, karena dalam proses eksperimen jenis ini belum dilakukan randomisasi sampel dan tidak adanya kontrol yang memadai terhadap variabel-variabel pengganggu. Sedangkan jenis quasi eksperimen tingkatannya sudah lebih baik dari pada pre eksperimen.
Dalam penelitian jenis quasi eksperimen, pengambilan sampel telah dilakukan secara randomisasi, hanya saja kontrol terhadap variabel-variabel pengganggu belum dilakukan secara memadai. Jenis eksperimen yang sempurna yaitu true eksperimen disebut pula dengan eksperimen sungguhan. Hal ini karena dalam true eksperimen, proses pengambilan sampel dilakukan secara randomisasi dan telah dilakukan kontrol yang memadai terhadap variabel-variabel pengganggu. Dengan melakukan kontrol yang ketat terhadap variabel pengganggu, maka akan menjamin terciptanya validitas internal penelitian. Variabel-variabel atau faktor-faktor pengganggu yang perlu dikontrol dalam penelitian eksperimen antara lain: variabel / faktor peristiwa (sejarah), kematangan, efek testing, instrumen, regresi statistik, mortalitas, kontaminasi, dan bias oleh seleksi kelompok.
Bab II. Pembahasan
Rancangan Pre Eksperimen
Apabila seorang peneliti menggunakan rancangan penelitian eksperimental, dia akan sangat tergantung oleh kondisi saat observasi dilakukan. Peneliti harus melakukan kendali terhadap kemungkinan adanya kontaminasi hubungan di antara variabel-variabel independen dan dependen. Terdapat tiga jenis karakter pengendalian dalam penelitian ekperimental ini, yang antara lain: (a) pre experiments, (b) true experiments, dan (c) quasi experiments.
Namun dalam makalah ini hanya akan membahas rancangan pre eksperimen (pre experiments design) pre experiments design Dalam pre experimental design terdapat tiga alternatif design, antara lain (1) One-Shot Case Study, (2) The One Group Pretes-Posttest Design, dan (3) The Ststic-Group Comparison.
Untuk lebih memahami ketiga rancangan penelitian eksperimental tersebut terlebih dahulu diperkenalkan perjanjian berikut:
· Simbol “X” adalah kelompok yang akan diberi stimulus dalam eksperimen
· Simbol “O” adalah kejadian pengukuran atau pengamatan.
· Simbol “R” adalah anggota kelompok sampel yang dipilih secara acak.
1. One-Shot Case Study
Ketiga macam pre experiment designs disajikan untuk menggambarkan bentuk kasar dari suatu “eksperimen”. Kesemuanya ini dimaksudkan untuk menunjukkan kekuatan pengukuran dan nilai ilmiah suatu design penelitian. Khususnya dalam kasus One-Shot Case Study. Bagan dari One-Shot Case Study adalah sebagai berikut: X O Treatment of Independent Observation or measurment variabel of dependent variabel
2. The One Group Pretes-Posttest Design
Design ini mempunyai beberapa kelemahan, karena akan menghasilkan beberapa ukuran perbandingan. Kejelekannya justru tidak akan menghasilkan apapun. Bentuk bagan design ini adalah sebagai berikut:
01 x 02
pretest treatment posttest
Persoalan utama adalah persoalan history, yang akan menyebabkan tidak memperoleh perbedaan antara O1 dengan O2. Pengukuran dalam waktu yang sangat pendek mungkin dapat menghilangkan aspek history, tetapi justru akan memunculkan persoalan lain yaitu passing fire truck. Dengan kata lain, pengaruh history tidak dapat dihindarkan, terkecuali dengan mengisolasi suatu eksperimen dari lingkungan tertentu atau bila mungkin melakukan kontrol terhadap kondisi lingkungan tersebut. Persoalan kedua adalah maturation, mengingat subyek penelitian dapat mengalami kelelahan, kebosanan, ataupun kelaparan. Pengaruh dari pretest adalah memperkenalkan faktor-faktor yang akan diujikan. Kadangkala subyek penelitian menjadi enggan memberikan jawaban kalau dia menilai apa yang ditanyakan tersebut tidak cocok dengan nilai-nilai yang berlaku. Persoalan berikutnya menyangkut pembuatan instrumen penelitian.
3. The Static-Group Comparison
Penelitian ini menggunakan dua group, yang satu memperoleh stimulus eksperimen dan yang lainnya tidak memperoleh stimulus apapun sebagai alat kontrol. Bagan dari design ini adalah sebagai berikut:
X O1 O2
Persoalan yang akan muncul dalam design ini, menyangkut resiko terhadap subyek yang akan diteliti. Oleh karenanya kedua group tersebut harus dipilih secara acak. Sebagai contoh, dua departemen produksi mengerjakan suatu produk yang sama. Departemen A menggunakan metode proses produksi baru (yang diobservasi) dan Departemen B tidak menggunakan proses baru tersebut yang diantara kedua departemen tersebut diperbandingkan hasilnya. Masalahnya timbul pertanyaan apakah kedua group tersebut memang setara untuk diperbandingkan, bila kedua group tersebut tidak setara (equivalent) tentunya hasil penelitian akan menjadi bias.
C. Rumusan Masalah dan Hipotesis dalam Pre Eksperimen
Rumusan masalah atau pertanyaan penelitian dapat dibangun dari design pre eksperimen yang terdiri atas masalah interaksi, masalah pengaruh faktor utama dan masalah perbedaan dua kelompok sampel. Misalnya seorang mahasiswa ingin meneliti dengan mengambil judul penelitian : “Efektivitas Penerapan Realistic Mathematic Education (RME) pada Pokok Bahasan Himpunan di SMP Negeri 10 Kendari” Dari judul penelitian di atas dapat teridentifikasi rumusan masalah berikut:
1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 10 Kendari yang diajar dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada pokok bahasan Himpunan?
2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 10 Kendari yang diajar tanpa menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada pokok bahasan Himpunan?
3. Apakah pembelajaran matematika dengan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran matematika tanpa pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada pokok bahasan Himpunan?
Berangkat dari kajian teori, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir maka hipotesis dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai ”pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran matematika tanpa menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada pokok bahasan Himpunan di Kelas VII SMP Negeri 10 Kendari”.
Dalam pengujian statistik, hipotesis tersebut dirumuskan sebagai berikut : H0 : m1 = m2 lawan H1 : m1 > m2 , dengan: H0 = tidak ada perbedaan antara rata-rata hasil belajar kelas yang diajar dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dengan rata-rata hasil belajar kelas yang diajar tanpa menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME). H1 = rata-rata hasil belajar kelas yang diajar dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) lebih besar daripada rata-rata hasil belajar kelas yang diajar tanpa menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME).
D. Analisis Pre Eksperimen
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini digunakan dua jenis statistik, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan keadaan populasi dalam bentuk rata-rata, median, modus, standar deviasi, skewness dan kurtosis. Selanjutnya untuk menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap suatu materi digunakan kriteria tinggi, sedang, dan rendah. Sedangkan untuk statistik inferensial dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian. Untuk menguji hipotesis penelitian dilakukan dengan tahapan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.
1. Uji Normalitas Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui populasi berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data menggunakan uji statistik non parametrik. Untuk keperluan ini digunakan statistik uji Kolmogorov-Smirnov.
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah varians data kedua kelompok yang diteliti mempunyai varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas varians dilakukan dengan uji-F.
3. Uji Hipotesis Uji hipotesis data yang dapat dilakukan dengan uji t.
E. Contoh Desain dan Analisis Pre Eksperimen
Seorang mahasiswa ingin meneliti dengan mengambil sebuah judul penelitian sebagai berikut:
1. Judul Penelitian: “Efektivitas Penerapan Realistic Mathematic Education (RME) pada Pokok Bahasan Himpunan di SMP Negeri 10 Kendari”.
2. Variabel dan Desain Penelitian a. Variabel Penelitian Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu: 1. Variabel bebas, berupa perlakuan (treatment), yakni penerapan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education1) dan penerapan pembelajaran matematika tanpa menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) (X2). (RME) (X 2. Variabel terikat, berupa hasil belajar siswa, yakni hasil belajar matematika siswa setelah pembelajaran matematika menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) (Y1) dan hasil belajar matematika siswa setelah pembelajaran matematika tanpa menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) (Y2). b. Desain Pre Eksperimen Desain penelitian dari kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut : Kelas Perlakuan Posttest Eksperimen X1 Y1 Kontrol X2 Y2
3. Rumusan Masalah: 1. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 10 Kendari yang diajar dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada pokok bahasan Himpunan? 2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 10 Kendari yang diajar tanpa menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada pokok bahasan Himpunan? 3. Apakah pembelajaran matematika dengan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran matematika tanpa pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada pokok bahasan Himpunan ?
4. Hipotesis Penelitian Berangkat dari kajian teori, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir maka hipotesis dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai ”pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran matematika tanpa menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) pada pokok bahasan Himpunan di Kelas VII SMP Negeri 10 Kendari”.
5. Hipotesis Statistik Dalam pengujian statistik, hipotesis tersebut dirumuskan sebagai berikut : H0 : m1 = m2 lawan H1 : m1 > m2 , dengan: H0 = tidak ada perbedaan antara rata-rata hasil belajar kelas yang diajar dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) dengan rata-rata hasil belajar kelas yang diajar tanpa menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME). H1 = rata-rata hasil belajar kelas yang diajar dengan menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) lebih besar daripada rata-rata hasil belajar kelas yang diajar tanpa menggunakan pendekatan Realistic Mathematic Education (RME).
6. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah seperangkat tes hasil belajar berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda dan essay. Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, tes tersebut terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui validitas tiap item tes dan reliabilitas tesnya. Untuk mengetahui validitas tiap item tes digunakan rumus korelasi sebagai berikut : Keterangan : rXY = koefisien korelasi antara variabel X dan Y X = skor item Y = skor total N = jumlah subjek Kriteria pengujian : · Jika rXY ≥ rtabel maka butir soal valid · Jika rXY < rtabel maka butir soal tidak valid Selanjutnya, untuk mengetahui reliabilitas tes digunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu : Keterangan : r11 = reliabilitas instrumen n = banyaknya butir soal yang valid ∑σ = jumlah varians skor tiap-tiap item σ = varians total Kriteria pengujian : · Jika rXY ≥ rtabel maka tes memiliki reliabilitas yang tinggi · Jika rXY < rtabel maka tes belum memiliki reliabilitas yang tinggi Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar yang terdiri dari soal-soal yang valid dan reliabel. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Edisi Revisi III. Rineka Cipta. Jakarta. . 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara. Djarwanto, PS. 2003. Statistik Non Parametrik. Edisi 2003/2004. Surakarta BPFE. Yogyakarta. Evendy, Irwan. 2006. Efektivitas Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Lainea. Skripsi. Unhalu. Kendari. Hadi, Sutarto. 2003. PMR:Menjadikan Pelajaran Matematika Lebih Bermakna Bagi Siswa (Online).
Penelitian eksperimen merupakan suatu penelitian yang menjawab pertanyaan “jika kita melakukan sesuatu pada kondisi yang dikontrol secara ketat maka apakah yang akan terjadi?”. Untuk mengetahui apakah ada perubahan atau tidak pada suatu keadaan yang di kontrol secara ketat maka kita memerlukan perlakuan (treatment) pada kondisi tersebut dan hal inilah yang dilakukan pada penelitian eksperimen. Sehingga penelitian eksperimen dapat dikatakan suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variable tertentu terhadap variable yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat.3
Secara garis besar ada tiga jenis desain eksperimen, yaitu pra-eksperimen, eksperimen murni dan eksperimen quasi. Dalam makalah ini hanya akan dibahas mengenai eksperimen murni dan quasi saja.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui perbedaan desain penelitian eksperimen quasi dan eksperimen murni.
1.3 Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini adalah:
1. Memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Lingkungan
2. Mengetahui perbedaan desain penelitian eksperimen quasi dan eksperimen murni
Bab II. Pembahasan
A. Quasi Eksperimen
2.1.1 Definisi
Quasi experiments disebut juga dengan eksperimen pura-pura. Bentuk desain ini merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain digunakan jika peneliti dapat melakukan kontrol atas berbagai variabel yang berpengaruh, tetapi tidak cukup untuk melakukan eksperimen yang sesungguhnya. Dalam eksperimen ini, jika menggunakan random tidak diperhatikan aspek kesetaraan maupun grup kontrol.2
2.1.2 Tujuan
Tujuan penelitian experimen semu adalah untuk memperkirakan kondisi eksperimen murni dalam keadaan tidak memungkinkan untuk mengontrol dan atau memanipulasi semua variabel yang relevan. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen, namun pemilahan kedua kelompok tersebut tidak dengan teknik random. Penelitian eksperimental semu bertujuan untuk menjelaskan hubungan-hubungan, mengklarifikasi penyebab terjadinya suatu peristiwa, atau keduanya. Desain penelitian quasi eksperimen sering digunakan pada penelitian lapangan. 1
2.1.3 Langkah-Langkah Quasi Eksperimen
Berikut adalah langkah-langkah eksperimen quasi :
1. Melakukan tinjauan literature, terutama yang berhubungan dengan masalah yang akan di teliti.
2. Mengidentifikasi dan membatasi masalah penelitian
3. Merumuskan hipotesis-hipotesis penelitian
4. Menyusun rencana eksperimen, yang biasanya mencakup
5. Melakukan pengumpalan data tahap pertama
6. Melakukan pengumpalan data tahap pertama (pretest)
7. Melakukan eksperimen
8. Mengumpulkan data tahap kedua (posttest)
9. Mengolah dan menganalisis data.
10. Menyusun laporan
2.1.4 Desain Quasi Experimen
a) Desain Rangkaian Waktu (Time Series Design)
Desain penelitian ini seperti pada desain pretes-postes, tetapi mempunyai keuntungan dengan melakukan pengukuran yang berulang-ulang sebelum dan sesudah perlakuan. Dengan menggunakan serangkaian pengukuran maka validitasnya lebih tinggi, dan pengaruh faktor luar dapat dikurangi karena pengukuran dilakukan lebih dari satu kali, baik sebelum maupun sesudah perlakuan, tetapi dalam desain ini tidak ada kelompok kontrol.1
Ciri desain ini adalah grup yang digunakan tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, grup diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan.3
O1O2O3O4 X O5O6O7O8
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya labil, tidak menentu, dan tidak konsisten Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol. 3
Hasil pretest yang baik adalah O1=O2=O3=O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah O5=O6=O7=O8. Besarnya pengaruh perlakuan adalah (O5+O6+O7+O8)-(O1+O2+O3+O4). 3,4
b) Non-Equivalen Group Desain
Desain ini hampir mirip dengan pretest-postest control group design, tetapi pada desain ini kelompok ekperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan posttest.2,3,4
O1 X O2
O3 O4
Desain ini dilakukan untuk membandingkan hasil intervensi program kesehatan di suatu kontrol yang serupa, tetapi tidak perlu kelompok yang benar-benar sama, sehingga sering dilakukan dalam penelitian lapangan.1
Contoh desain tersebut adalah dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh adanya tambahan dosis obat pada sekelompok pasien terhadap tekanan jantung. Dalam desain penelitian dipilih satu kelompok pasien, yang separo diberi perlakuan dengan ditambah dosis obat tertentu dan yang separo tidak. O1 dan O3 merupakan tekanan jantung sebelum ditambah dosis. O2 merupakan tekanan jantung setelah ditambah dosis. O4 tekanan jantung yang tidak diberi tambahan dosis. Pengaruh tambahan dosis terhadap tekanan jantung adalah (O2-O1)-(O4-O3).3
c) Desain Rangkaian Waktu dengan Kelompok Pembanding (Control Time Series Design)
Desain ini sama sperti pada desain rangkaian waktu, tetapi dengan menggunakan kelompok pembanding (kontrol). Keuntungan desain ini adalah lebih menjaminadanya validitas internal yang tinggi, karena lebih memungkinkan adanya kontrol terhadap validitas internal.1
d) Desain Separate Sample Pretest-Postest
Dalam desain penelitian ini pengukuran pertama (pretest) dilakukan terhadap sampel yang dipilih secara random dari populasi tertentu, kemudian dilakukan perlakuan atau program pada seluruh populasi. Selanjutnya dilakukan pengukuran kedua (postest) padakelompok sampel lain, yang juga dipilih secara random dari populasi yang sama. Desain ini sangat baik untuk menghindari pengaruh atau efek dari test. Desain penelitian ini sering digunakan dalam penelitian-penelitian kesehatan dan keluarga berencana. 1
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Desain Quasi Eksperimen bentuk desain ini merupakan pengembangan dari true experimental design yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai variabel kontrol tetapi tidak digunakan sepenuhnya untuk mengontrol variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Dalam eksperimen ini, jika menggunakan random tidak diperhatikan aspek kesetaraan maupun grup kontrol Dibagi atas :
1. Desain Rangkaian Waktu (Time Series Design)
2. Non-Equivalen Group Desain
3. Desain Rangkaian Waktu dengan Kelompok Pembanding (Control Time Series Design)
4. Desain Separate Sample Pretest-Postest
Sedangkan True experiments dalam desain ini peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. tujuan dari true experiments adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan perlakuan dan membandingkan hasilnya dengan grup kontrol yang tidak diberi perlakuan. True experiments ini mempunyai ciri utama yaitu sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu.
Dibagi atas:
a. Pretest-Posttes Control Group Design
b. Posttest-Only Control Group Design
c. The Salomon Three Group
d. Randomized Solomon Four-Group Design.
e. Pretest Control Group Design
3.2 Saran
Disarankan untuk memilih desain penelitian eksperimen sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.
2. Fatoni, Fanny. 2013. Experimental Researce. Palembang: Universitas Sriwijaya. Hal : 7-11.
3. Siswanto, Susila, Suryanto. 2013. Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Yogyakarta: Bursa Ilmu. Hal: 47-52.
4. Hastjarjo, Dicky. 2008. Ringkasan buku Cook & Campbell. (1979). Quasi- Experimentation: Design & Analysis Issues for Field Settings. Houghton Mifflin Company Boston. Hal: 13-15.
5. M ifbakhuddin, Rahayu Astutio, Agus Awaludin. 2010. Pengaruh Perendaman Larutan Asam Cuka Terhadap Kadar Logam Berat Cadmium Pada Kerang Hijau. Jurnal Kesehatan Vol.3, No.l, Juni 20l0
6. Triwiyono. 2011. Program Pembelajaran Fisika Menggunakan Metode Eksperimen Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011): 80-83
Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses penelitian, hal ini penting karena desain penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol variabel yang berpengaruh dalam penelitian (Sugiyono, 2010).
Dalam melakukan penelitian salah satu hal yang penting ialah membuat desain penelitian. Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang benar seorang peneliti tidak akan dapat melakukan penelitian dengan baik karena yang bersangkutan tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.
Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang di dalamnya melibatkan manipulasi terhadap kondisi subjek yang diteliti, disertai upaya kontrol yang ketat terhadap faktor-faktor luar serta melibatkan subjek pembanding atau metode ilmiah yang sistematis yang dilakukan untuk membangun hubungan yang melibatkan fenomena sebab akibat (Arifin, 2009: 127).
Metode penelitian eksperimental merupakan metode penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat). Dalam studi eksperimtal peneliti memanipulasi paling sedikit satu variable, mengontrol variable lain yang relevan, dan mengobservasi efek/pengaruhnya terhadap satu atau lebih variable terikat.
Untuk dapat melaksanakan suatu eksperimen yang baik, perlu dipahami terlebih dahulu segala sesuatu yang berkaitan dengan komponen-komponen eksperimen. Baik yang berkaitan dengan jenis-jenis variabel, hakekat eksperimen, karakteristik, tujuan, syarat-syarat eksperimen, langkah-langkah penelitian eksperimen, dan bentuk-bentuk desain atau model penelitian eksperimen.
Selanjutnya, untuk dapat lebih memahami mengenai penelitian eksperimen, berikut disajikan makalah yang membahas mengenai desain penelitian eksperimen beserta hal-hal yang terkait di dalamnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambilbeberapa rumusan masalah, diantaranya;
Apasajakah komponen-kompenen yang terdapat dalam penelitian eksperimen ?
Bagaimanakah model-model penelitian eksperimen
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
Sebagai bahan untuk memenuhi tugas presentasi
Mengetahui dan memahami desain penelitian eksperimen
Mengetahui dan memahami komponen-komponen dan model-model penelitian eksperimen.
D. Manfaat
Manfaat penulisan makalah ini di bagi menjadi dua, yakni manfaat teoritis dan praktis. Adapun manfaat teoritis dari penulisan makalah ini adalah (a) Mengetahui desain penelitian eksperimen, komponen-komponen danmodel-model penelitian eksperiman, (b) sebagai penambah wawasan dalam disiplin ilmu metode penelitian bahasa dan pengajarannya.
Sedangkan manfaat praktis makalah ini adalah (a) sebagai sarana untuk belajar, (b) sebagai pemenuh tugas kelompok.
Bab II. Pembahasan
A. Desain Penelitian Eksperimen
1. Komponen-Komponen penelitian Ekserimen
Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang di dalamnya melibatkan manipulasi terhadap kondisi subjek yang diteliti, disertai upaya kontrol yang ketat terhadap faktor-faktor luar serta melibatkan subjek pembanding atau metode ilmiah yang sistematis yang dilakukan untuk membangun hubungan yang melibatkan fenomena sebab akibat (Arifin, 2009: 127).
Metode penelitian eksperimen merupakan penelitian yang berusaha untuk menentukan apakah suatu treatment mempengaruhi hasil sebuah penelitian. Pengaruh ini dapat dinilai dengan cara menerapkan treatment tertentu pada suatu kelompok (kelompok treatment), dan tidak menerapkannya pada kelompok lain (kelompok kontrol), lalu menentukan bagaimana dua kelompok tersebut menentukan hasil akhir.
Finstrbusch dan Motz (1980) sebagaimana dikutip oleh Hadi dan Mutrofin (2006). Dijelaskan bahwa dalam desain ekperimental dua kelompok dikaji yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Terdapat 5 komponen dalam penelitian eksperimen yaitu :
a. Variabel kriteria (variabel tidak bebas “Y”)
Variabel kriteria dalah variabel yang terpengaruh oleh variabel bebas yang merupakan tolak ukur dari keberhasilan perlakuan eksperimen sehingga variabel kriteria dianggap yang paling utama dari keberhasilan perlakuan. Pada eksperimen, perlakuan didesain secara teori (pengujian. Eksperimen berlaku umum sedangkan action research tidak berlaku umum, tapi merupakan kasus. Eksperimen dilakukan karena tuntutan yang mengilhami treatment adalah veriabel kriteria misalnya, motivasi belajar, keberhasilan, prilaku dll
b. Perlakuan (treatment)
Adalah sesuatu yang sengaja dirancang yang dikenakan pada subjek sehingga variabel kriterion berubah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) harus dirancang berbasis teori dan boleh berasarkan empiris
2) perlakuan harus jelas beda dengan perlakuan yang sudah ada
3) perlakuan harus dirancang final; onsep dan pelaksanaanya tidak boleh diubah ditengah jalan
4) dikenakan pada unit-unit; orang, butir tes, unit eksperimen, penskoran
c. Desain (rancangan)
Adalah teknik pengaturan supaya dalam pengujian kita dapat memastikan apakah dalam penilaian terjadi perubahan sebagai akibat dari treatment. Desain pengaturan berbagai kondisi yang mengakibatkan treatmentnya berubah. Ada 2 macam desain yaitu desain eksperimen dan desain perlakuan. Dalam desain perlakuan ada rancangan sedangkan dalam desain eksperimen hasil rancangan dideskripsikan.
d. Instrumen
Harus ada alat ukur yang standar dan harus valid karena kita mengukur
e. Monitoering dan kontrol
Monitoring atau kontrol digunakan untuk :
1) menghindari adanya kontaminasi antara subjek dan perlakuan
2) untuk menjamin perlakuan sesuai dengan rancangan desain
3) untuk mendeteksi adanya kontaminasi dan penyimpangan lain
2. Model-model Penelitian Eksperimen
a. Desain Dengan Satu Variabel Bebas
Desain dengan satu variabel bebas, meliputi;
1) Desain studi kasus sekali tes (one shot case study)
Desain studi kasus sekali test merupakan jenis desain pre-eksperimen. Pada jenis ini tidak terdapat kelompok kontrol dan hanya satu kelompok yang diukur dan diamati gejala-gejala yang muncul setelah diberi perlakuan (postes). Desainnya sebagai berikut:
Perlakuan
Postes
X*
O*
2) Desain pretes-postes satu kelompok (One Group Pretes Postes Design)
Desain pretes-postes satu kelompok juga termasuk pre-eksperimen. Pada desain ini dilakukan pretes untuk mengetahui keadaan awal subjek sebelum diberi perlakuan sehingga peneliti dapat mengetahui kondisi subjek yang diteliti sebelum atau sesudah diberi perlakuan yang hasilnya dapat dibandingkan atau dilihat perubahannya (Sukardi, 2010:180-181).
Desainnya sebagai berikut;
Pretes
Perlakuan
Postes
O1
X
O2
Untuk penelitian-penelitian pendidikan yang menerapkan metode pembelajaran, desain ini masih belum tepat karena perubahan atau perbedaan skor antara pretes dan postes bisa jadi bukan karena disebabkan oleh perlakuan yang diberikan, tetapi karena faktor-faktor lain.
3) Perbandingan kelompok statik (static group comparison)
Perbandingan kelompok statik terdapat kelompok kontrol selain kelompok eksperimen. Masing-masing kelompok tidak diberikan pretes untuk mengetahui kondisi awalnya namun diberi postes untuk mengetahui gejala yang terjadi setelah diberikan perlakuan.
Desainnya sebagai berikut:
Kelompok
Perlakuan
Postes
Eksperimen
X
O2
Kontrol
–
O2
Pada desain ini, kelompok kontrol tidak diberikan perlakuanX tetapi diberikan tes yang sama dengan tes yang diberikan pada kelompok eksperimen kemudian hasil postes dibandingkan.
4) Desain eksperimen, meliputi:
4.1. Desain postes kelompok kontrol subjek random
Desain ini menggunakan pemilihan subjek secara acak dan melibatkan dua kelompok subjek (kelompok eksperimen dan kontrol) tanpa pretes. Desainnya adalah:
Kelompok
Perlakuan
Postes
(R)
Eksperimen
X
O2
(R)
Kontrol
–
O2
4.2. Desain pasangan subjek postes secara random
Desain ini menggunakan random pasangan untuk pemilihan kedua kelompok subjek sekaligus.
Desainnya sebagai berikut;
Kelompok
Perlakuan
Postes
Eksperimen
X
O2
(MR)
Kontrol
–
O2
4.3. Desain pretes-postes kelompok kontrol subjek random
Desain ini menggunakan randomisasi pemilihan subjek serta menggunakan pretes dan postes. Berikut ini desainnya;
Kelompok
Pretes
Perlakuan
Postes
(R)
Eksperimen
O1
X
O2
(R)
Kontrol
O1
–
O2
4.4. Desain tiga kelompok Salomon
Desain ini merupakan desain yang menggunakan pretes, postes, pemilihan secara acak, dan melibatkan tiga kelompok dengan dua kelompok kontrol.
Desainnya adalah sebagai berikut:
Kelompok
Pretes
Perlakuan
Postes
(R)
Eksperimen
O1
X
O2
(R)
Kontrol 1
O1
–
O2
(R)
Kontrol 2
–
X
O2
4.5. Desain empat kelompok Salomon
Desain empat kelompok Salomon hampir sama dengan desain tiga kelompok Salomon hanya saja melibatkan empat kelompok.
Desainnya adalah sebagai berikut;
Kelompok
Pretes
Perlakuan
Postes
(R)
Eksperimen
O1
X
O2
(R)
Kontrol 1
O1
–
O2
(R)
Kontrol 2
–
X
O2
(R)
Kontrol 3
–
–
O2
4.6. Desain faktorial sederhana
Pada desain ini menyesuaikan dengan keberadaan faktor lain yaitu faktor level sehingga bentuknya adalah desain faktorial.
Desainnya adalah sebagai berikut;
VariabelAtribut
Variabel Eksperimen
Perlakuan A
Perlakuan B
Level 1
Sel 1
Sel 3
Level 2
Sel 2
Sel 4
5. Desain quasi eksperimen (desain eksperimen semu)
Model desain ini merupakan salah satu desain eksperimen satu variabel. Jenis desain ini meliputi
5.1 Desain kelompok kontrol tidak ekuivalen
Desain model ini sangat cocok jika peneliti memerlukan subjek penelitian yang sesuai dengan kondisi dan tatanan yang sudah permanen.
Desainnya meliputi:
Kelompok
Pretes
Perlakuan
Postes
Eksperimen
O1
X
O2
Kontrol
O1
–
O2
atau dapat juga menggunakan:
Kelompok
Pretes
Perlakuan
Postes
Eksperimen
O1
X1
O2
Kontrol
O1
X2
O2
5.2 Desain deret waktu
Desain ini melakukan pretes dan postes berkali-kali. Desainnya sebagai berikut;
Kelompok
Pretes
Perlakuan
Postes
Eksperimen
O11 O12 O13
X1
O21 O22 O23
5.3 Desain deret waktu dengan kelompok kontrol
Pada desain ini merupakan desain yang melibatkan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dan hasil yang didapatkan lebih menyakinkan daripada desain pretes-postes satu kelompok. Jika hasil pretes dan postes pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya sama atau skor postes lebih baik daripada skor pretes hendaknya menggunakan desain model ini. Desainnya sebagai berikut;
Kelompok
Pretes
Perlakuan
Postes
Eksperimen
O11 O12 O13
X1
O21 O22 O23
Kontrol
O11 O12 O13
X2
O21 O22 O23
5.4 Desain kontrabalans minimal
Desain kontrabalans minimal melibatkan dua kelompok yang memperoleh perlakuan yang sama dengan urutan memperoleh perlakuan yang berbeda sehingga jumlah perlakuan dan jumlah kelompok harus sama.Berikut ini ditampilkan desain kontrabalans dengan dua kelompok dan tiga kelompok:
a. Desain kontrabalans dua kelompok
Perlakuan
Postes
Perlakuan
Postes
X1
O
X1
O
X2
O
X2
O
b. Desain kontrabalans tiga kelompok
Perlakuan
Postes
Perlakuan
Postes
Perlakuan
Postes
X1
O
X2
O
X3
O
X2
O
X3
O
X1
O
X3
O
X2
O
X1
O
b. Desain Dengan Dua Variabel Bebas Atau Lebih
Desain dengan dua variabel bebas atau lebih digunakan Jika variabel bebas yang akan dijadikan sebagai perlakuan masih harus ditinjau lagi dari aspek lain sehingga desainnya akan menjadi desain faktorial. Tipe desain faktorial sangat bergantung pada jumlah variabel aspek tambahannya. Misalnya; jika peneliti merasa belum cukup hanya meneliti perbedaan dua metode mengajar, dan ingin meninjau masing-masing metode mengajar dilihat dari level sekolah yaitu tinggi, sedang, dan rendah, desainnya menjadi desain faktorial 2 X 3. Di sini ada enam jenis kondisi, yaitu metode A untuk siswa sekolah level rendah, sedang, dan tinggi kemudian metode B untuk siswa sekolah level rendah, sedang, dan tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Penelitian eksperimental merupakan metode penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan kausal (sebab akibat). Dalam studi eksperimtal peneliti memanipulasi paling sedikit satu variable, mengontrol variable lain yang relevan, dan mengobservasi efek/pengaruhnya terhadap satu atau lebih variable terikat. Peneliti menentukan “siapa memperoleh apa”, kelompok mana dari subjek yang memperoleh perlaakuan mana. Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang didalamnya melibatkan manipulasi terhadap kondisi subjek yang diteliti, disertai dengan upaya control yang ketat terhadap factor-faktor luar, serta melibatkan subjek pembanding.
Finstrbusch dan Motz (1980) sebagaimana dikutip oleh Hadi dan Mutrofin (2006). Dijelaskan bahwa dalam desain ekperimental dua kelompok dikaji yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Terdapat 5 komponen dalam penelitian eksperimen yaitu : variabel kriteria, perlakuan, desain, instrumen dan monitoring atau kontrol.
Menurut Prof. Dr. Sugiyono dalam bukunya “Metode Penelitian Pendidikan” tahun 2010, beliau membagi desain penelitian ekperimen kedalam 3 bentuk yakni pre-experimental design, true experimental design, dan quasy experimental design.
B. Saran
Setelah mengetahui desain penelitian eksperimen, komponen-kompenen dan model-model penelitian, hendaknya peneliti mampu melakukan penelitian dengan baik dan sistematis. Serta peneliti bisa menggunakan model desain yang tepat dalam melakukan penelitian eksperimen.