Blog

  • Contoh Proposal Usaha Butik

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar belakang

    DI zaman yang semagkin modern ini, kebutuhan akan fashion-fashion yang simple, rapih, cantik, anggun  dan menarik hati sangan dibutuhkan dimasyarakat. Khususnya bagi kalangan wanita, bagi sebagian besar wanita menganggap fashion itu merupakan suatu kebutuhan yang harus terpenuhi agar tidak dianggap ketinggalan zaman sama orang lain, oleh sebab itu saya ingin mendirikan suatu usaha yang dapat memenuhi kebutuhan  fashion di zaman sekarang ini atau yang lebih dikenal dengan sebutan butik.

    Butik merupakan suatu bentuk usaha dalam industry costum made yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang fashion. Bentuk maupun model usaha yang saya upayakan adalah butik yang dapat memenuhi kepuasan pelanggan dengan memberikan hasil dengan kualitas bagus dan sesuai keinginan pelanggan.

    Adapun target pasar usaha ini adalah remaja, wanita karir, dan ibu rumah tangga

    Lokasi usaha butik ini sangat strategis dan mudah dijangkau oleh konsumen karena dekat dengan pusat keramaian, sehingga akan sangat memungkinkan tercapainya target keuntunganI

    B. Visi

    membuka usaha dalam bentuk butik dengan prospek yang cerah dimasa mendatang dan dikelola secara professional dan mampu mengikuti trend mode yang up to date

    C. Misi

    1. Melayani customer dengan jujur, tepat waktu, dan tanggung jawab.
    2. Memberikan pelayanan dengan kualitas bagus.
    3. Mengelola butik dengan professional.

    D. Tujuan

    1. Memberikan layanan jasa atau produk kepada masyarakat dalam bidang fashion
    2. Menciptakan lepangan kerja baru

    Bab II. Metode Pelaksanaan

    A. Analisa Pasar

    Kaum wanita adalah insane yang mempunyai daya tarik sangat tinggi (konsumtif) terhadap hal-hal yang berhubungan dengan penampilan, dengan adanya orang-orang konsumtif berarti keuntungan bagi usaha produksi. Modiste ini berada di daerah kecamatan sehingga pelanggan pun akan terus meningkat serta lokasinya sangat mudah di akses karena berdiri dipinggir jalan raya

    B. Keunggulan Layanan dan Produk Yang Dimiliki

    1. Jahitan rapih dan kuat.
    2. Pelayanan yang ramah dan menyenangkan.
    3. Bahan baku bermutu.

    C. Strategi Harga Pasar

    Harga yang ditawarkan bervariasi & relative murah dengan harapan dapat dijangkau oleh semua kalangan, terutama kalangan ekonomi kelas bawah. Harga yang ditawarkan sangat kompetitif dan bersaing dengan tempat-tempat lain.

    II. D        Analisa Produk

    o   Membuat pola/memecak pola.

    o   Memotong kain .

    o   Mengobras kain .

    o   Menjahit kain .

    o   Membuat lubang kancing.

    o   Menghias kain .

    o   Memasang kancing.

    o   Pressing & packing.

    Keunggulan proses yang dimiliki menggunakan teknologi high speed.

    II. E         Strategi Produksi

    Target dari pendirian butik ini adalah wanita yang mungkin tertarik dan dating ke butik kemudian memesan atau membeli produk kami.

    Promosi dilakukan dengan cara:

    ·         Penyebaran brosur ditempat umum.

    ·         Personal selling, member contoh baju hasil produksi kami kepada calon pelanggan.

    ·         Melakukan promosi lewat internet

    II. F         Analisa Lingkungan Bisnis

    STRENGTH (KEKUATAN)

    1.      Produk

    a.       Harga jual

    b.      Mutu produk

    c.       Desain Prosuk

    d.      Perlengkapan tambahan

    Memberikan harga jual yang cukup terjangkau dan dengan bahan baku yang lebih unggul serta desain yang disesuaikan dengan trend/ mode yang berlaku.

    2.      Pelayanan Pelanggan

    a.       Keramahan pelayanan

    b.      Pelayanan purna jual

    c.       Bila ada barang yang

    rusak / cacat butik kami bersedia memberikan ganti.

    3.      System Manajemen

    a.       System Pembukaan

    b.      Sistem Administrasi

    Lengkapnya data keuangan dan pelanggan memudahkan pengelola mengontrol kinerja usaha yang dirintis dalam mencapai tujuan

    4.      Produksi

    a.       Biaya Produksi

    b.      Kemampuan pemenuhan order

    c.       Fasilitas produksi

    Rensahnya biaya produksi dan pemakaian mesin high speed dalam produksi.

    5.      Teknologi

    a.       Menggunakan teknologo modern

    b.      Menggunakan teknologi high speed

    WEAKNESS (KELEMAHAN)

    1.      Fungsi Pemasaran

    a.       Promosi dan iklan

    b.      Saluran distributor

    Kurangnya strategi pemasaran dan lemahnya saluran distribusi membuat produktifitas dan mesin tidak bermanfaat.

    2.      System Manajemen

    a.       Mengimplementasi system manajemen

    System manajemen yang lemah menyebabkan pengelolaan manajemen tidak maksimal.

    3.      Produksi

    a.       Perencanaan produksi

    b.      Kapasitas produksi

    Kapasitas mesin tidak diiringi dengan kemampuan menciptakan pasar.

    4.      Manfaatkan Teknologi Informasi

    a.       Pemahaman manfaat teknologi informasi

    Adanya fasilitas teknologi informasi yang lengkap dapat digunakan dengan baik untuk mengembangkan usaha.

    OPORTUNITIES (PELUANG)

    1.      Persaingan

    a.       Persaingan usaha jenis

    b.      Persaingan untuk prodk substitusi

    Tingkat persaingan yang rendah membuat usaha modiste ini mempunyai prospek yang cukup cerah dimasa mendatang.

    2.      Bahan Baku

    a.       Mutu bahan baku

    Mutu bahan baku diatas pesaing

    THREATS (TANTANGAN)

    1.      Persaingan

    a.       Produk Import

    Rendahnya daya beli masyarakat membuat produk import menjadi disenangi, ditunjang mutu dan kerapian jahitan yang cukup tinggi dan harga yang murah.

    2.      Permodalan

    a.       Hubungan dengan lembaga keuangan (perbankan)

    b.      Kemudahan mendapat pinjaman

    Ketidakmampuan mengakses sumber-sumber permodalan membuat sulitnya mendapat pinjaman

    BAB III

    TARGET DAN BIAYA

    III. A   Target Atau Segmen Pasar Yang Dituju

    Gambaran karakteristik pembeli / pelanggan

    1.       Pembeli individu

    2.       Keluarga

    3.       Distributor

    III. B       KEBUTUHAN DANA (INITIAL COST)

    1.      Biaya Awal Kebutuhan

    a.       Kebutuhan Perlengkapan

    NoJenis BarangJumlahHarga SatuanTotal
    12345678910Mesin jahit jukiMesin obrasMesin lubang kancingDress formSetrika uapPapan setrikaGunting kainGunting benangMeja potongHanger3 buah1 buah1 buah3 buah1 buah1 buah2 buah3 buah1 buah2 lusinRp  2.000.000RP     500.000Rp  1.000.000Rp     150.000Rp  1.000.000Rp     100.000Rp       50.000Rp         5.000Rp     100.000Rp       12.000Rp  6.000.000Rp     500.000Rp  1.000.000Rp     450.000Rp  1.000.000Rp     100.000Rp     100.000Rp       15.000Rp     100.000Rp       24.000
    TotalRp 9.289.000

    b.      Kebutuhan Tempat dan Renovasi

    NoJenis BarangJumlahHarga SatuanTotal
    12345678910Sewa tempat 1 thnCatLampuKabel + PlugTukangEtalaseListrikCerminKursi plasticLain-lain1 unit3 unit2 unit2 org1 unit1 unit8 unitRp  6.000.000Rp       35.000Rp         5.000Rp     100.000Rp       75.000Rp     200.000Rp       50.000Rp       20.000Rp  6.000.000Rp       35.000Rp       15.000Rp     100.000Rp     150.000Rp     200.000Rp     200.000Rp       50.000Rp     160.000Rp     200.000
    TotalRp  7.110.000

    c.       Rekapitulasi Kebutuhan Total

    NoKeteranganJumlah
    12Kebutuhan PerlengkapanKebutuhan tempat dan renovasiRp    9.289.000Rp    7.110.000
    TotalRp  16.399.000

    d.      BIAYA OPERASIONAL

    NoJenis BarangJumlahHarga Satuan
    1234Biaya pemeliharaan mesinBiaya listrikBiaya sewa tempatLain-lain1 bulan1 bulanRp    50.000Rp    60.000Rp  500.000Rp    50.000
    TotalRp  660.000

    e.       ESTIMASI PENDAPATAN PER BULAN

    Jika perpotongan pakaian dihitung Rp 35.000

    Satu pakaian jadi Rp 40.000

    NoJenis BarangPesan ProduksiTotal
    12Pemasukan 30 hariPengeluaran30 potong+ 4 pakaian jadiRp    1.200.000Rp       660.000
    LabaRp       540.000

    Persentase keuntungan dengan kepemilikan saham Rp 4.000.000 adalah

    10%. Jadi 10% x Rp 540.000 = Rp 54.000

    NoJenis BarangJumlahTotal
    12Pemasukan 30 hariPengeluaran65 potong + 5 pakaian jadiRp   2.475.000Rp      660.000
    LabaRp   1.815.000
    NoJenis BarangJumlahTotal
    12Pemasukan 30 hariPengeluaran60 potong + 10 pakaian jadiRp   2.500.000Rp      660.000
    TotalRp   1.840.000
    No Jenis BarangPesanan ProduksiTotal
    12Pemasukan 30 hariPengeluaran50 potong + 10 pakaian jadiRp   2.150.000Rp      660.000
    Rp   1.490.000

    f.       ASPEK KEUANGAN

    BulanPeroduksi PesananPakaian JadiJumlah hariPendapatan BrutoBiaya OperasionalPemasukan
    130430Rp 1.210.000Rp 660.000Rp    550.000
    265530Rp 2.475.000Rp 660.000Rp 1.815.000
    3601030Rp 2.500.000Rp 660.000Rp 1.840.000
    4501030Rp 2.150.000Rp 660.000Rp 1.490.000
    5601030Rp 2.140.000Rp 660.000Rp 1.480.000
    660830Rp 2.420.000Rp 660.000Rp 1.760.000
    760830Rp 2.420.000Rp 660.000Rp 1.760.000
    855830Rp 2.245.000Rp 660.000Rp 1.594.000
    950830Rp 2.070.000Rp 660.000Rp 1.410.000
    10501030Rp 2.150.000Rp 660.000Rp 1.490.000
    11601030Rp 2.140.000Rp 660.000Rp 1.480.000
    12651030Rp 2.675.000Rp 660.000Rp 2.015.000
    Total keuntungan setahunRp 31.374.000

    BAB IV

    PENUTUP

    IIII. A              KESIMPULAN


                 Dengan selesainya penyusunan proposal usaha ini saya dapat menarik kesimpulan bahwa dalam pembuatan/penyusunan proposal usaha hendak nya kita harus mengumpulkan data-data yang valid dan selengkap mungkin agar dalam penyusunan proposal usaha kita tidak mengalami kesulitan.Dan dengan ada nya tugas penyusunan proposal ini saya dapat mengetahui cara mengelola usaha Butik fashion dengan baik

    IIII. B               SARAN

                 Semoga proposal ini dapat memberi motivasi wirausahawan baru untuk mendirikan usaha dan lebih kreatif Untuk membuka usaha baru yang mempunyai masa depan bagus. Jaga kualitas fashion Harus menerima kritik dan saran dari orang lain dengan lapang dada,karena hal itu dapat membangun serta menyukseskan usaha kita Jangan mudah menyerah dalam mendirikan usaha dan harus tekun serta gigih dalam bekerja Belajar lah dari kesalahan dan kegagalan

  • Makalah Proposal Usaha Fashion dan Butik Berkah Musilimah

    Butik Berkah Musilimah

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar belakang

    Tidak hanya makanan, pakaian juga merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting penuhannya bagi masyarakat. Kebutuhan sandang yaitu pakaian adalah hal yang akan masyarakat berusaha penuhi. Oleh karna hal tersebut saya akan membuka sarana bagi masyarakat dalam melakukan pemenuhan kebutuhan tersebut.

    Dalam melakukan sarana tersebut hal yang akan saya lakukan adalah membuka usaha dalam bidang pakaian busana muslimah yang memiliki prospek cerah dimasa mendatang. Hal itu dikarenakan karna tingginya permintaan atas busana muslimah yang meninggkat pada setiap tahunnya. Banyak diantara para wanita pada saat ini yang telah memilih menggunakan busana muslimahnya untuk kegiatan sehari-hari mereka.

    Oleh sebab itu saya berinisiatif untuk membuka suatu usaha yang selalu up to date dan selalu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Dan mempunyai fokus terhadap menjual pakaian yang berkualitas tinggi dan tetap terjangkau bagi semua kalangan masyarakat. Berkah Muslimah ini didirikan dikarenakan oleh semakin banyaknya permintaan untuk pakaian muslimah di masyarakat.

    Permasalahan

    Masih banyak diantara masyarakat yang enggan menggunakan busana muslimah hal tersebut disebabkan karena mereka berpikir bahwa busana muslimah dapat membatasi karier mereka dan masih banyak perusahaan yang masih tidak menerima atau mengizinkan karyawannya dalam menggunakan busana muslimah. Dan juga banyak yang berasumsi bahwa menggunakan jilbab hanyalah hal yang kuno.

    Solusi

    Tenang saja, masih banyak perusahaan yang mengizinkan karyawannya yang menggunkan busana muslimah dan malah banyak perusahaan yang mewajibkan karyawannya dalam menggunakan busana muslimah. Jika kita yakin semua jalan akan terbuka untuk karier kita. Dan juga busana muslimah pada saat ini sanggat berkembang  pesat,  banyak model-model busana muslimah yang sudah up to date dan trendy pada sekarang ini. Model-model yang tertinggal zaman akan segera tersingkir dari pasar busana muslim.

    Visi

    Mitra dan solusi bagi masyarakat dengan memberikan pelayanan atas kebutuhan dalam hal fashion yang up to date untuk memberikan warna dan gaya dalam kehidupan sehari-hari.

    Misi

    Memberikan dan menerapkan pelayanan yang baik dan berkualitas demi kepuasaan pelanggan.

    BAB II

    ASPEK PEMASARAN

    Kondisi Pasar

    Pada saat ini kondisi pasar busana muslimah telah berkembang menjadi lebih pesat. Dikarenakan banyaknya permintaan pasar terhadap busana yang menutupi aurat tersebut.  Hal itu disebabkan banyak tokoh masyarakat yang biasanya menjadi panutan dalam hal berbusana telah banyak yang menggunakan busana muslimah tersebut.  Campur tangan dari sosial media juga yang banyak mempengaruhi pemikiran masyarakat, dan tidak dapat dipungkuri bahwa panutan terhadap orang tua masing-masing banyak yang mempengaruhi pemikiran masyarakat pada sekarang ini. Pada saat ini tidak hanya karena peringgatan pada hari besar islam tapi busana muslimah telah menjadi pakaian sehari-hari masyarakat. Hal-hal tersebut sangat berdampak besar terhadap permintaan atas busana muslimah pada sekarang ini.

    Persaingan Yang Ada

    Karena busana muslimah yang memiliki prospek cerah  di masa mendatang. Banyak para pembisnis yang membuka karena berpikir dalam memperoleh keuntugan yang baik tersebut. Banyak diatara mereka yang memiliki promosi besar-besaran untuk menarik minat masyarakat dan juga mereka menggunakan akun dari pengguna sosmed untuk memberikan penilaian positif untuk produk mereka hal tersebut sangat berpengaruh besar terhadap pemikiran masyarakat dan produk mereka.

    Segmen Pasar

    Target konsumen saya adalah semua golongan masyarakat dan semua tingkatan umur. Mulai dari anak-anak (3-12 tahun) remaja (13-19 tahun)  dan dewasa.

    Strategi

    Pendekatan atau strategi yang digunakan adalah melaui mulut ke mulut atau promosi sale yang akan diberikan kepada konsumen.

    Analisis  SWOT

    Adapun analisis SWOT adalah sebagai berikut :

    1.        Strenght (Kekuatan Yang Mendukung Usaha)

    1.    Masyarakat akan selalu memenuhi kenutuhan sandang

    2.    Jumlah permintaan yang meningkat

    3.    Menjual produk untuk semua kalangan masyaraka

    4.    Banyak masyarakat yang akan selalu membutuhkan

    5.    Harga terjangkau,banyak kalangan masyarakat bisa membeli

    2.        Weakness (Kelemahan Yang Menghambat Usaha)

    1.         Prokduknya mudah ditiru

    2.         Tidak punya tempat luas untuk membuka tokonya tersendiri

    3.         Modal untuk membuat toko sendiri sangat besar

    3.        Opportunity (Peluang Dapat Ditemukan)

    1.      Omset penjualan selalu menaik

    2.      Membuka toko tersendiri serta cabangnya

    3.      Dapat pesanan dari pelanggan

    4.      Dapat keuntungan yang baik atau naik/banyak

    4.        Threat ( Ancaman Usaha )

    1.      Banyaknya retur barang dari konsumen

    2.      Kerusakan disebabkan oleh pihak ketiga

    3.      Banyaknya pesaing yang menjual produk dengan yang harga lebih murah

    4.      Komplain pada konsumen

    5.      Harga barang yang selalu naik

    BAB III

    ASPEK KEUANGAN

    Modal Yang Dikeluarkan

    Jenis ProdukJumlah TersediaHargaBeli/pcsJumlah
    Gamis Megantara2 pcsRp  115.000Rp.   230.000
    Gamsi Brokat4 pcsRp  100.000Rp    400.000
    Busana Muslim Anak / Gamis Anak3 pcsRp   75.000Rp    225.000
    Hijab Segiempat3 pcsRp   35.000Rp    105.000
    Hijab Segitiga3 pcsRp   25.000Rp      75.000
    Mukena Dewasa3 pcsRp   95.000Rp    285.000
    Mukena Anak3 pcsRp   75.000Rp    225.000
    TransportasiRp      73.000
    JumlahRp 1.418.000

    Penjualan Yang akan dilakukan (Penerimaan)

    Jenis ProdukJumlah TersediaHargaJual/pcsJumlah
    Gamis Megantara2 pcsRp  165.000Rp    270.000
    Gamsi Brokat4 pcsRp  150.000Rp    600.000
    Busana Muslim Anak / Gamis Anak3 pcsRp  125.000Rp    375.000
    Hijab Segiempat3 pcsRp    45.000Rp    135.000
    Hijab Segitiga3 pcsRp    35.000Rp    105.000
    Mukena Dewasa3 pcsRp  135.000Rp    405.000
    Mukena Anak3 pcsRp  120.000Rp    360.000
    JumlahRp 2.250.000

    Nb: Harga dapat berubah sesuai dengan kondisi pasar

    Laba yang diperkirakan    =  (Jumlah Penerimaaan – Pengeluaran )

                                               = ( Rp 1.418.000 – Rp 2.250.000)

                                               =  ( Rp. 832.000)

    BAB IV

    ASPEK PRODUKSI

    Manfaat Produksi

    1.    Menyediakan sarana bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dalam berpakaian

    2.    Menjalankan ilmu bisnis yang telah diketahui dan dipelajari

    3.    Mengembangkan ilmu dalam berbusana muslim

    Proses Produksi

    Saat ini berkah muslimah tidak menjalankan proses produksi, tetapi membeli produk yang telah jadi dan dijual kembali.

    Kapasitas Produksi

    Kapasitas produksi atau kapasitas yang akan dijual tidak mempunyai skala besar-besaran hanya kapasitas yang diperkirakan mencukupi.

    BAB V

    ASPEK MANAJEMEN

    Struktur Organisasi

    Berkah muslimah hanya memiliki 1 karyawan yaitu pemilik dan secara langsung menjadi pengelolah yang menjalankan.

    Rencana Operasi

    Berkah muslimah berencana mengembangkan jumlah produk yang dijual dan jika memungkinkan akan melakukan proses produksi sendiri.

    BAB VI

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Seiring dengan perkembangan zaman, mahasiswa dituntun memiliki keterampilan kewirausahaan yang baik agar nantinya dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Oleh karena itu, dengan adanya mata kuliah kewirausahaan ini diharapkan dapat mengembangkan minat dan kreativitas mahasiswa dalam menjalankan bisnis.

    Maka dari itu untuk mendirikan suatu usaha sebenarnya kita tidak membutuhkan modal yang terlalu besar. Yang terpenting dalam menjalankan suatu usaha adalah kerja keras, keinginan untuk maju dan kedisiplinan menjalankan usaha.

  • Laporan Kunjungan Industri Busana

    KATA PENGANTA

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1  Latar belakang

         Kunjungan industri ini perlu diselenggarakan karena merupakan kegiatan rutinan setiap tahunnya untuk jurusan busana kelas XI Sekolah Menengah Pertama. Pada kesempatan ini kami mengunjungi Batik Indah Rara Djonggrang dan PT.Mataram Tunggal Garment.

    Dengan diadakannya kunjungan industri ini agar siswa mengenal dunia kerja. Selain itu siswa dapat mengetahui lebih jauh tentang cara kerja, kedisiplinan, tata tertib kerja, mesin – mesin industri yang lebih memadai. Siswa juga diharapkan tidak menganggap kunjungan industri hanya sebagi sarana belajar, tapi menganggap kunjungan industri sebagai rekreasi dengan cara mendatangi industri secara langsung, dan melihat urutan – urutan proses kerja di industri tersebut.

    B. Tujuan

    Tujuan kegiatan kunjungan industri adalah sebagai berikut :

    1. Untuk memenuhi sebagian syarat dalam menyelesaikan tugas laporan kunjungan
    2. Sebagai wawasan informasi serta memperbanyak pengetahuan
    3. Sebagai tindak lanjut pembelajaran teori yang selama ini kita pelajari di kelas
    4. Memberikan motivasi baru kepada siswa terutama dalam belajar
    5. Melihat secara langsung proses produksi dari awal hingga akhir
    6. Untuk belajar ( tidak hanya tau teknik tapi juga praktik dan cara pemasaranya)
    7. Memberi bekal kepada siswa agar setelah lulus menjadi orang yang mandiri Untuk mengetahui alat-alat dan proses pembuatan konveksi

    C. Manfaat

    Manfaat Kegiatan Kunjungan Industri

    Bagi Siswa

    • Dapat mengetahui kedisiplinan dan tata tertib yang tegas pada dunia kerja
    • Melihat cara kerja, dan berbagai macam alat – alat produksi yang sudah cukup moderen
    • Mendapat gambaran saat bekerja di industri atau ingin membuat sebuah industri

    Bagi Sekolah

    • Memperlakukan tata tertib yang tegas bagi siswa
    • Sekolah dapat mengajak siswa belajar secara langsung dilapangan

    Bagi Industri

    • Memperkenalkan sejarah singkat berdirinya industri kepada siswa
    • Memperkenalkan hasil produksi kepada masyarakat luas.

    Bab II. Pelaksanaan Kunjungan Industri

    A. Industri 1 – Batik Indah Rara Djonggrang

    A.    Sejarah Berdirinya Perusahaan Batik Indah Rara Djonggrang

    Batik Indah Rara Djonggrang adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan (Produksi) dan Perdagangan Batik. Perusahaan ini berdiri di Yogyakarta sejak Tanggal 25 Oktober 1958 Oleh Keluarga Besar Agus Soewito yang bertempat di Jl. Tirtodipuran No. 6A (18) Yogyakarta 55143 Telp. +62274 375209 Fax. +62274 378653 E mail: batik_raradjonggrang@yahoo.com, dimana tempat tersebut merupakan satu kesatuan dari mulai produksi, Konveksi, Showroom dan Kantor sampai sekarang.

    Ciri khas pada Batik Indah Rara Djonggrang adalah Lebih Mengutamakan kepada Padat Karya (Labor Intensive) dimana dalam Proses produksi hampir Keseluruhan Bersifat Manual sehingga memerlukan tenaga kerja relatif banyak dan berorientasi pada  Ekspor ke Luar Negeri (Export Oriented) Terlihat dari besarnya konsumen wisatawan Mancanegara Serta Proporsi penjualan ekspor yang cukup besar.

    A.    Waktu         : Hari               : Senin

                    Tanggal         : 20 Desember 2016

                    Jam                : 08.30 – selesai

    B.     Tempat                   : Batik Rara Djonggrang

    C.     Bidang Usaha         : Pembuatan Batik Khas Jogja

    D.    Bahan Baku            : a. Kain 100% cotton prima

    b.   100% Cotton Prisima

    c.    100% Silk atau Sutera

    d.   Voillisima,

    e.    HTS 9

    f.    Berkolissima

    g.   Lycra

    E.     Proses Produksi      : Batik Tulis Tangan dan Batik Cap

    v  PROSES PEMBUATAN BATIK TULIS TANGAN

    1)    Membuat pola dasar pada kain (putih) dengan pensil.

    2)    Membatik pola dasar paa kain (putih) dengan lilin, sesuai garis pensil; bolak-balik.

    3)    Memberi isian pada proses no.2 dengan titik-titik dan gurat-gurat dengan lilin.

    4)    Menutup dengan lilin bagian-bagian yang akan tetap putih sampai selesai.

    5)    Mencelup kedalam warna pertama, untuk variasi.

    6)    Munutup bagian-bagian yang akan tetap pada warna pertama dengan lilin.

    7)    Mencelup dalam warna ke-2.

    8)    Menggodok untuk menghilangkan semua lilin.

    9)    Mengulang membatik pada pola dasar dengan titik-titik, dan mengulang menutup no.4.

    10) Menutup warna-warna pertama dan warna kedua, agar tidak terkena warna berikutnya.

    11) Mencelup untuk memberi warna pada pola dasar.

    12) Mengulang menggodok untuk menghilangkan semua lilin, dan selesai.

               Batik dengan cap

    v URUTAN PEMBUATAN BATIK DENGAN CAP

    1)    Membuat pinggiran dengan cap khusus dengan lilin pada kedua belah sisi (bolak-balik).

    2)    Memberi lilin dasar dengan cap pola dasar, pada kedua belah sisi.

    3)    Mengulang memberi lilin bagian-bagian yang akan tetap tinggal putih hingga selesai.

    4)    Mencelup dalam warna dasar.

    5)    Menghilangkan lilin pada bagian-bagian tertentu untuk mendapatkan warna berikutnya.

    6)    Menutup warna dasar agar tidak terkena warna berikutnya.

    7)    Mencelup dalam warna terakhir, untuk memberi warna pada pola dasar.

    8)      Menggodok untuk menghilangkan semua lilin, dan selesai.

    F.        Produk

             Batik Indah Rara Djonggrang memproduksi berbagai macam motif batik baik itu motif tradisional, modern, maupun campuran sesuai dengan bahan kain yang digunakan seperti :

    ·      Berupa Kain Batik, Sutera, Katun (Primisima dan Prima), Lycra, Hts 9 atau Rayon, Voillisima dan lain-lain

    ·      Berupa pakaian pria, Wanita, anak-anak maupun dewasa

    ·      Berupa House Hold Atau perlengkapan Rumah tangga           : Taplak Meja, Bed Cover, Dinner Set, Plate and Glass Mat, Hot mate dan Apron atau Celemek

    ·      Accesoarries

    Wall Hang Atau Hiasan Dinding, Tas, Painting atau Lukisan dan lain-lain..

    G.      Pemasaran

             Untuk Meningkatkan Citra Perusahaan dan pengenalan kepada Masyarakat luas baik domestik maupun mancanegara maka Perusahaan Batik Rara Djonggrang bekerja sama dengan Departemen Pariwisata Pos dan Telekomunikasi DIY agar dapat dijadikan salah satu tempat obyek wisata bersama perusahaan batik lainnya seperti Batik Surya Kencana, Batik Plentong dan Winotosastro.

    H.      Omzet

    Desember – Januari : Turun

    Mei – September     : Buming Karena hari libur.

    I.       Kendala Dan Cara Mengatasi

       Bahan-Bahan sisa produksi dapat dimanfaatkan seperti bahan sisa yang dapat digunakan untuk membuat dompet,selimut,dan accesoris lainya.

    J.            Management/Pengelolaan

    1.    Memakai Bahasa INGGRIS,JEPANG,FRANCE,GERMANY.

    2.    Memakai Lilin Katun (coklat),Sutera(bening).

    3.    Memakai Warna Alam/Natural Dan Warna Sintetis / Kimia.

    1.2 INDUSTRI 2 (Pt.Mataram Tunggal Garment)

    Palagan Km 14,5 Balong Donoharjo Ngaglik
    Sleman Yogyakarta 0274-896100


    Berdiri tanggal 6 Mei 1992 di Yogyakarta – Indonesia. Pabrik dan Kantor Manajemen berlokasi di lembah Gunung Merapi (± 15 Km). Total area Pabrik seluas 1,2 Ha dengan susana pedesaan beriklim sejuk. Spesialisasi kami di Industri Pakaian Jadi (Ladies Light Woven Products). Fokus pemasaran 100% Ekspor dengan kapasitas produksi 400.000 pcs/bulan. Status : Kawasan Berikat sejak tgl. 01 November 2006. Anggota KADIN DIY, API DIY, APINDO DIY.

    PT Mataram Tunggal Garment adalah perusahaan eksport pakaian wanita yang di percaya di wilayah DIY, Indonesia. Destinasi ekspor PT Mataram TUnggal Garment meliputi ranah mancanegara internasional seperti Amerika Serikat, Inggris, China, Chile, Jerman, Nigeria, dan Jepang.

    1.        Waktu                  : Hari               : Senin

                               Tanggal          : 20 Desember 2016

                               Jam                 : 11.30 – selesai

    2.        Tempat                 : Ds.Balong Donoharjo,KEC.Ngaglik,KAB.Sleman,DIY.

    3.        Bidang Usaha      : Pembuatan Busana Secara Konveksi.

    4.        Bahan Baku         : Kain Dari Korea,China,Dan Indonesia (Bandung).

    5.        Proses Produksi    :

    1)      Grading Tujuan dari grading adalah untuk menciptakan pola dalam ukuran standar yang berbeda yaitu besar, sedang dan kecil atau ukuran standar lainnya (10, 12, 14, 16 dan seterusnya). Pada umumnya kita dapat menemukan pakaian yang sudah jadi dengan ukuran S, M, L, XL, dan XXL.

    2)      Marker Making Marker making bertugas menentukan seberapa panjang dan lebar (dalam yard) kain yang dibutuhkan untuk setiap design. Computer software dapat membantu tim pengukur membuat tata letak kain yang pas sehingga kain dapat digunakan secara efisien. Pengukuran dibuat sesuai dengan pola-pola yang melekat pada kain. Anda dapat melekatkan pola pada kain dengan bantuan staples. seletah proses ini, maka tim pengukur akan mengetahui seberapa banyak kain yang akan dipesan.

    3)      Cutting Kain yang telah dipesan kemudian dipotong dengan bantuan mesin potong (cutting machine) yang disesuaikan dengan jenis kainnya. Atau Anda juga dapat menggunakan mesin komputerisasi yang menggunakan sinar laser untuk memotong kain dengan bentuk yang diinginkan

    4)      Sorting / Bundling Tim pernyortir menyortir pola sesuai dengan ukuran dan designnya dan kemudian tumpukan kain itu dibuat bundle. Pada proses ini membutuhkan ketelitian karena ketika kain dikumpulkan dalam bundle tapi ukuranya tidak sama, maka dapat membuat masalah yang lebih parah.

    5)      Sewing / Assembling Proses selanjutnya adalah penjahitan. Pabrik baju yang sudah besar, memilih untuk memiliki unit penjahitnya sendiri dari pada memberikan proyek penjahitan ini kepada kontraktor. Salah satu alasannya adalah karena proses penjahitan bisa langsung dikontrol oleh pabrik itu sendiri agar dapat mengurangi “produk gagal”.

    6)      InspeksiSetelah proses penjahitan selesai, proses selanjutnya adalah inspeksi. Dalam proses ini hasil jahitan akan diseleksi oleh quality control. Jahitan yang terbuka, teknik jahit yang salah, benang yang tidak cocok, dan benang yang kusut dapat mempengaruhi kualitas produk. Oleh sebab itu sebelum diedarkan baju akan diseleksi terlebih dahulu

    7)      Pressing / Finishing Pada proses ini, beberapa operator akan menggerakan mesin strika untuk merapihkan pakaian yang mengkerut sehingga pakaian akan terlihat lebih rapih.

    8)      Inspeksi Akhir Pada sesi ini, pakaian akan diseleksi untuk yang terakhir kalinya. Bagi industri tekstil dan pakaian, kualitas produk benar-benar diperhatikan. Mereka tidak akan membiarkan salah satu produk mereka yang sudah diedarkan terlihat “gagal”, misal warna luntur, jahitan terbuka, kancing baju lepas, bahkan kain robek. Karena hal ini akan mempengaruhi image pabrik mereka sendiri

    9)      PackingPacking adalah proses terakhir dimana semua produk di-packing sesuai dengan ukuran, design, dan warna yang kemudian akan didistribusikan ke toko-toko baju.

    6.      Pemasaran.

    Pemasaran produksi Pt.Mataram Tunggal Garment diluar Negara seperti amerika serikat,jepang,chilie,dan peru.Dengan jumlah pegawainya 1.720.000 orang.

    Bagian-Bagian di pabrik meliputi marketing,accounting,production. Produk yang di pasarkan di pabrik adalah Busana Wanita Yaitu Tengtop,Bleiser,Jacket,Kemeja,Celana Pendek Dan Panjang.

    7.      Omzet

    Diketahui oleh management.

    8.      Kendala Dan Cara Mengatasi.

    Jika Busana itu rusak maka akan dibenarkan oleh pabrik dan juga bisa diganti oleh kain yang baru.

    9.      Managament/Pengelolaan.

    HAND ON MANAGAMENT(Pengawasan secara melekat)

    BAB III PENUTUP

    Demikian Laporan ini kami buat, mudah-mudahan dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat bagi semuanya dan untuk semua pihak yang membantu kami dalam menyusun laporan ini, kami ucapkan terima kasih.

            Apabila ada kekurangan kata yang tidak berkenan, kami mohon maaf dan kami mengharapkan partisipasinya untuk memberikan kritik dan saran, agar kami dapat mengetahui letak kesalahan dan kami dapat memperbaikinya sehingga dalam pembuatan laporan selanjutnya menjadi lebih baik.

    3.1  Kesimpulan

              Dalam kunjungan industr ini kita dapat mengamati berbagai proses –proses pembuatan busana.kerja disebuah industri ternyata harus memiliki sifat terampil,disiplin,dan rajin agar dalam pembuatan busana dapat selesai dengan tepat waktu dan hasilnya pun dapat memuaskan.

    3.2  Saran

         Kita sebagai siswa SMKN 3 PATI patut meniru atau meneladani sebuah karya yang kita bisa,jika sebuah karya usaha itu didasari dengan niat pasti usaha itu bisa menjadi hal yang menguntungkan untuk diri sendiri atau orang lain meskipun memerlukan waktu yang tidak singkat untuk menjadi orang yang sukses.

    DAFTAR PUSTAKA

    Buku Panduan Pembuatan Busana Industri Tata Busana

    http://annisa-rafika.blogspot.co.id/2014/09/proses-proses-produksi-busana-industri.html

    http://rabusta25.blogspot.co.id/2015/11/langkah-langkah-pembuatan-busana.html

    http://www.konveksian.com/proses-pembuatan-pakaian-di-pabrik-baju/

    http://kisahasalusul.blogspot.co.id/2015/03/asal-usul-candi-borobudur-yang-sejarah.html

    http://www.jogjaland.net/pantai-parangtritis-yogyakarta/

    LAMPIRAN

    WISATA

    Malioboro

    Jalan Malioboro didirikan bertepatan dengan pendirian Kraton Yogyakarta. Dalam bahasa Sansekerta, kata “malioboro” bermakna karangan bunga. Hal itu mungkin ada hubungannya dengan masa lalu ketika Kraton mengadakan acara besar maka Jalan Malioboro akan dipenuhi dengan bunga. Kata malioboro juga berasal dari nama seorang kolonial Inggris yang bernama Marlborough yang pernah tinggal disana pada tahun 1811-1816 M.

    Perkembangan pada masa itu didominasi oleh Belanda dalam membangun fasilitas untuk meningkatkan perekonomian dan kekuatan mereka, Seperti pembangunan Stasiun Tugu oleh Staat Spoorweg (1887) di Jalan Malioboro, yang secara fisik berhasil membagi jalan menjadi dua bagian. Sementara itu, jalan Malioboro memiliki peranan penting di era kemerdekaan (pasca-1945), sebagai orang-orang Indonesia berjuang untuk membela kemerdekaan mereka dalam pertempuran yang terjadi utara-selatan sepanjang jalan.
    Keberadaan Jalan Malioboro tidak terlepas dari konsep kota Yogyakarta yang ditata membujur dengan arah utara – selatan, dengan jalan-jalan yang mengarah ke penjuru mata angin serta berpotongan tegak lurus. Pola itu diperkuat dengan adanya “poros imajiner” yang membentang dari arah utara menuju ke selatan, dengan kraton sebagai titik tengahnya.

    “Poros” tersebut diwujudkan dalam bentuk bangunan, yaitu Tugu (Pal Putih) di utara, ke selatan berupa jalan Margatama (Mangkubumi) dan Margamulya (Malioboro), Kraton Yogyakarta, Jl. DI. Panjaitan, berakhir di panggung Krapyak. Jika titik awal (Tugu) diteruskan ke utara akan sampai ke Gunung Merapi, sedang jika titik akhir (Panggung Krapyak) diteruskan akan sampai ke Samudera Hindia. 

    Di era kolonial (1790-1945) pola perkotaan itu terganggu oleh Belanda yang membangun benteng Vredeburg (1790) di ujung selatan jalan Malioboro. Selain membangun benteng belanda juga membangun Societeit Der Vereneging Djogdjakarta (1822), The Dutch Governor’s Residence (1830), Javasche Bank dan kantor Pos untuk mempertahankan dominasi mereka di Yogyakarta. Komunitas Belanda di Yogyakarta berkembang pesat sejak masa pemerintahan Sultan Hamengkubuwana VII ( 1877 – 1921).

    Hal tersebut berkaitan erat dengan tumbuh dan berkembangnya perkebunan tebu, berbagai jenis pabrik, perbankan, asuransi, perhotelan, dan pendidikan. Perkembangan pesat juga terjadi pada masa itu yang disebabkan oleh perdaganagan antara orang Belanda dengan orang Tionghoa. Dan juga disebabkan adanya pembagian tanah di sub-segmen Jalan Malioboro oleh Sultan kepada masyarakat Tionghoa dan kemudian dikenal sebagai Distrik Cina (Kawasan Pecinan).

    Candi Borobudur

    Asal-Usul Penemuan Candi Borobudur Setelah Candi Borobudur selesai dibangun, beberapa prasasti menyebut jika Candi ini kemudian digunakan oleh orang-orang agama Budha masa itu sebagai tempat ibadah dan ziarah. Penggunaan candi ini hanya berlangsung dalam waktu singkat, yakni sekitar 150 tahun. Singkatnya penggunaan candi ini memang tak sesuai dengan lama proses pembangunannya. Hal ini diketahui dapat terjadi karena adanya migrasi besar-besaran orang-orang Budha di sekitar Candi karena keruntuhan Wangsa Syailendra. Mereka terdesak oleh keberadaan orang-orang hindu yang secara kuantitas memang lebih banyak. Dengan semakin sedikitnya para penganut Budha di sekitar wilayah tersebut (Magelang saat ini), Candi Borobudur kemudian tidak digunakan lagi. Ia tidak terawat dan sebagian dirusak oleh orang-orang yang belum berpikir pentingnya peninggalan sejarah itu di masa depan. Karena tak lagi terurus, Borobudur pun kemudian semakin rusak oleh alam. Waktu terbengkalainya yang cukup lama membuat Candi megah ini ditumbuhi pepohonan besar, tertimbun oleh abu letusan gunung yang ada di sekitarnya, dan tertutup hilang terpendam di dalam tanah.           

    Asal usul Parangtritis

    Nama Parangtritis berasal dari dua kata yaitu parang, berarti batu karang dan tritis yang dalam bahasa Jawa dikenal tumaritis artinya sesuatu yang menetes. Jadi Parangtritis berarti batu karang yang ditetesi air. Asal nama Parangtritis berawal ketika pada suatu hari ada seorang bernama Dipokusumo, seorang pelarian dari Kerajaan Majapahit datang ke pantai yang belum bernama tersebut. Di tempat itu dia bersemedi dan menyendiri, mencari ketenangan jiwa dan pikiran. Pada saat demikian ia melihat tetes-tetes air jatuh menetesi batu karang di bawahnya. Melihat pemandangan indah itu, tempat itu dinamakan Parangtritis.

    Purawisata

    Purawisata Yogyakarta ini terletak di Jalan Brigjend. Katamso, Yogyakarta, DIY 55152, Indonesia. Berbeda dengan pertunjukan Ramayana Ballet di Candi Prambanan yang hanya dilaksanakan pada hari Selasa, Kamis, dan Sabtu, pertunjukan Sendratari Ramayana di Purawisata dilangsungkan setiap hari tanpa henti, tanpa mempedulikan cuaca atau jumlah pengunjungnya. Jika cuaca hujan, pertunjukan akan diselenggarakanindoor di Graha Adi Budaya. Saat ini Pertunjukan Sendratari Ramayana Purawisata telah memasuki tahun ke-36 sejak pertama kali digelar pada tahun 1976. Kesetiaan dan konsistensi Sendratari Ramayana Purawisata dalam menggelar Sendratari Ramayanan setiap hari telah mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).

    Pertunjukan Sendratari Ramayana di Purawisata Yogyakarta ini dijadwalkan dimulai pada pukul 20.00-21.30 WIB, tetapi karena paket yang kami miliki juga termasuk dengan dinner, maka kami disarankan oleh pihak Purawisata Yogyakarta untuk tiba di lokasi pada pukul 19.00 WIB. Namun demikian karena ada beberapa hal yang perlu kami urus terlebih dahulu di hotel tempat acara kantor, kami baru tiba di Purawisata Yogyakarta dengan mobil sewaan kantor sekitar pukul 19.30 WIB. 

    Begitu datang kami langsung disambut dengan ramah sekali oleh sekitar 10 (sepuluh) orang pegawai Purawisata Yogya. Setelah menunjukkan voucher yang diberikan kantor kepada kami, kami pun langsung diantar menuju arena dinner. Kami pun diberikan penjelasan sedikit bahwa yang termasuk dalam paket adalah dinner yang ada di buffet dan pertunjukan Sendratari Ramayana, sementara jika ingin memasan menu lain yang tidak ada di buffet akan kena biaya tambahan. Setelah penjelasan singkat tersebut, voucher yang kami miliki ditukar dengan tiket pertunjukan.

    Proses pembuatan pola menggunakan pensil

    Proses pencantingan menggunakan canting dan malam

    Proses penjemuran

    Bak pencucian kain

    Bak pelorotan malam

    Malam dan cap

    Bahan pewarna kain batik

  • Contoh Proposal Usaha Gamis dan Jilbab

    Contoh Proposal Usaha Gamis dan Jilbab

    Berikut ini contoh proposal usaha gamis dan jilbab. Kegiatan wirausaha yang dilakukan mencakup produksi hingga pembuatan outlet penjualan.

    Proposal Usaha Gamis dan Jilbab

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Pakaian adalah bahan tekstil dan serat yang digunakan sebagai penutup tubuh. Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat berteduh atau tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi dan menutup dirinya.

    Usaha gamis dan kerudung  pada saat sekarang ini merupakan kenutuhan bagi kalangan para wanita muslimah. Sehingga kebutuhan busana muslimah dan kerudung yang meningkat tajam. Apalagi pada saat akan memasuki masa bulan Ramadhan dan menjelang hari raya Idul Fitri dan Idul Adha . Banyak wanita dan remaja putri yang mengenakan baju muslim dan kerudung untuk penyempurna penampilannya.

    Jilbab tidak lagi hanya sekedar penutup kepala. Tetapi Jilbab dan kerudung tersebut sudah menjadi suatu keharusan dalam menciptakan penampilan yang modis dan menarik. Ini terlihat dari banyaknya penjual-penjual jilbab dan kerudung yang memenuhi hampir di semua pusat-pusat perbelanjaan.
    Usaha baju muslimah dan kerudung ini adalah salah satu usaha yang memiliki kemungkinan rugi yang sangat kecil karena baju muslimah dan kerudung merupakan produk yang tidak mudah rusak dan tidak bisa basi. Hanya saja harus selalu mengikuti model dan trend.

    Maka dari itu, usaha gamis dan jilbab merupakan usaha yang sangat menjanjikan dikarenakan jaman sekarang banyak perempuan yang sealalu tamping modis dan berbeda pada setiap kesempatan. Disamping itu gamis dan jilbab merupak produk yang tidak akan basi, jadi bisa terjual kapan saja. Hanya saja harus mengikuti model. Dan potensi kerugiannyapun sangat kecil.

    B. Tujuan

    Tujuan dari pederian usaha ini adalah untuk meciptakan lapangan kerja, sehingga dapat mengurangi pengguran dan untuk memenuhi kebutuhan muslimah akan sandang yang dapat menutup aurat secara sempurna.

    C. Visi Misi

    Visi :

    Mengembangkan bisnis Gamis dan Jilbab mulai dari produksi hingga penjualan yang mampu bersaing di pasaran.

    Misi :

    1. Memberikan model yang selalu terbaru dan model yang sesuai dengan usia.
    2. Memberikan harga yang paling terjangkau untuk semua kalangan.
    3. Memberikan kepuasan terhadap pelanggan.

    Bab II. Profil Perusahaan

    A. Lokasi Usaha

    Alamat usaha ini dilakukan di Desa Polong Bangkeng Utara, Takalar Sulawesi Selatan.

    B. Nama Usaha

    Galaila Gamis dan Hijab Collection.

    C. Badan Usaha

    Badan usaha yang direcanakan di bagian awal pengembangan usaha masuk kategori UMKM dengan izin P.IRIT dalam kurung waktu 3 tahun pertama.

    D. Jenis usaha

    Usaha ini bergerak dalam bidang pembuatan gamis dan jilbab untuk usia 16 tahun ke atas. Dan berbagai model yang setiap waktu berubah.

    Bab III. Pengorganisasian

    Struktur organisasi

    Pemotong : 2 orang karyawan
    Penjahit :  2 orang karyawan
    Pendistribusi : 2 orang karyawan.

    Bab IV. Produk Usaha

    produk yang dihasilkan
    Produk yang dihasilkan antara lain yaitu :
    Gamis kain katun
    Samis .

    peralatan dan bahan baku yang dibutuhkan

    Peralatan yang dibutuhkan:
    gunting untuk memotong kain
    jarum
    Sepidol atau kapur
    Penggaris
    mesin jahit
    mesin wolsum
    mesin obras
    mesin itik.

    Bahan yang digunakan dalam membuat gamis:
    kain katun
    Kain keras
    Kancing
    Benang

    Bahan yang digunakan dalam membuat Jilbab :
    Busa krudung
    Kain wolfice
    Kain seruty
    Kain bubble
    Kain diamon
    Kain jersy
    Benang

    keunggulan produk

    Adapun kualitas produk atau mutu produk yang kami hasilkan memiliki beberapa keunggulan:

    Model gamisnya selalu terbaru
    Model-model gamisnya selalu berganti-ganti atau selalu berinovasi.
    Berkualitas tinggi dan dapat memuaskan konsumen,
     Bermacam-macam bentuk dan ukurannya dengan style yang up to date

    Sumber-sumber Produk / Bahan

    Untuk sumber-sumber bahan baku, kami mengambil dari pasar besar seperti ( pasar Kliwon) dan toko kain, mengenai model dan corak yang menarik konsumen tentunya. Dan mengenai ide membuat modelnya , ide dari diri sendiri yang tentunya seallu model yang trend. Sehingga dengan begitu tidak merugikan berbagai pihak, baik dari usaha maupun konsumen yang membelinya.

    Bab IV. Aspek Pemasaran Produk

    Analisis SWOT
    Adapun analisis dari SWOT usaha sebagai berikut :
    Strength (Kekuatan)

    1. Bertanggung jawab, disiplin kerja, kreatif dan inovatif
    2. Dapat memenuhi kebutuhan pelanggan
    3. Memberikan pelayanan terbaik terhadap pelanggan
    4. Menjual produk yang berkualitas
    Weaknes (Kelemahan)
    1. Persaingan pasar dengan usaha lain yang sejenis
    2. Berubahnya kondisi perekonomian
    Oportunity (Peluang)
    Dengan tetap manjaga mutu dan kualitas produk,selalu berinovasi kami yakin kami dapat bersaing walaupun harus bersaing dengan usaha lain yang lebih besar.
    Threaty (Ancaman)
    Munculnya usaha baru yang sejenis yang berusaha menyaingi perusahaan kami, dengan style-style terbaru.
    Rencana pemasaran
    Analisis target pelanggan/ konsumen
    Target pelanggan kami adalah para pedagang di pasar grosir, dengan modal yang cukup besar  perusahaan kami masuk ke dalam pasar grosir, kami tidak membutuhkan pedagang(pelanggan) yang banyak bagi kami cukup 10 pedagang, dengan daya beli 100 potong perhari disetiap pedagang.

    Strategi  penentuan harga

    Penentuan harga berdasarkan Biaya ProduksiHarga kami tentukan dengan menghitung semua biaya produksi per potong ditambah Rp5000

    Strategi  promosi

    1. Penjualan personal (Personal Selling)

    Dengan secara personal kami melakukan penjualan dengan tidak banyaknya konsumen yang kami rencanakan, dengan membawa beberapa contoh produk kami menawarkan langsung pada calon pelanggan atau konsumen kami.

    2. Hubungan Masyarakat (publik relation)

    Promosi kami juga dengan mengenalkan,membangun citra produk dan memberi kesan yang baik pada masyarakat lewat jejaring sosial face book, untuk masalah membeli bisa datang ke pelanggan kami yang ada di pasar grosir. Dengan seperti itu kami bisa lebih menghemat biaya promosi, karena di face book promosinya gratis.
    Strategi  Distribusi
    Melakukan transaksi secara langsung pada pelanggan dengan perantara pemasaran. Barang kami yang sudah siap kirim kami distribusikan ke pasar grosir, dan kami jual ke konsumen langsung.
    Strategi produk
    Fleksebilitas produk yang akan menciptakan variasi-variasi atas berjalannya waktu, sesuai trend dan dari permintaan konsumen atau pelanggan. Dan juga membuat variasi-variasi produk dengan ber experimen yang dilakukan oleh tim kreatif.

    Bab VI. Rencana Keuangana

    pembelian peralatan
    No
    Barang
    Jumlah
    Harga

    1.
    Mesin jahit
    2
    Rp. 3.000.000

    2.
    Mesin obras
    1
    Rp. 5.500.000

    3.
    Mesin wolsum
    1
    Rp. 800.000

    4.
    Gunting
    4
    Rp. 80.000

    5.
    Pengaris untuk pola
    2
    Rp. 30.000

    6.
    Sepidol
    5
    Rp. 15.000

    Total

    Rp.9.425.000

    6.2 biaya operasional dalam sebulan
    No
    Biaya
    Harga

    1.
    Biaya tagihan listrik      perbulan                                        
    Rp. 160.000

    2.
    Biaya transportasi
    Rp. 60.000

    3.
    Biaya makan siang perhari untuk 6 karyawan
    Rp. 30.000

    4.
    Gaji karyawan jahit
    Rp.700.000

    5.
    Gaji karyawan obras
    Rp. 500.000

    Total
    Rp.1.450.000

    6.3 biaya pembuatan gamis dalam sebulan
    No
    Barang
    Jumlah
    Harga

    1.
    Kain katun
    1 pis
    Rp. 1.200.000

    2.
    Kain bubble
    1 pis
    Rp. 800.000

    3.
    Benang jahit
    15 biji
    Rp. 22.500

    4.
    Resleting
    10 biji
    Rp. 10.000

    5.
    Kancing
    1 bungkus
    Rp. 20.000

    Total

    Rp. 2.052.500

      6.4 Biaya  bahan baku pembuatan jilbab dalam sebulan
    No
    Barang
    Jumlah
    Harga

    1.
    Kain seruty
    14 meter
    Rp.238.000

    2.
    Kain bubble
    14 meter
    Rp. 378.000

    3.
    Kain diamon
    14 meter
    Rp. 448.000

    4.
    Busa krudung
    5 meter
    Rp. 25.000

    5.
    Benang
    12 biji
    Rp. 18.000

    Total

    Rp. 1.107.000

    6.5 jumlah biaya perbulan secara keseluruhan
    Jumlah biaya bahan baku                                         Rp 3.160.500
    biaya operasional                                                     Rp 1.450.000
    Jumlah keseluruhan                                               Rp 4.610.500
    6.6 keuntungan
    Rata-rata harga gamis adalah Rp. 130.000 dan rata-rata  harga jilbab adalah Rp.30.000
    No
    Yang terjual

    1.
    Dalam sebulan gamis terjual 30 potong x Rp. 130.000
    Rp. 3900.000

    2.
    Dalam sebulan jilbab terjual 50 potong x Rp. 30.000
    Rp. 1.500.000

    Total
    Rp. 5.400.000

    Laba bersih = Rp. 5.400.000 – Rp. 4.610.500
           = Rp. 789.500

    BAB VII
    PENUTUP
     Kesimpulan
    Pakaian adalah bahan tekstil dan serat yang digunakan sebagai penutup tubuh. Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi dan menutup dirinya.
    Tujuan dari pederian usaha ini adalah untuk meciptakan lapangan kerja, sehingga dapat mengurangi pengguran dan untuk memenuhi kebutuhan muslimah akan sandang yang dapat menutup aurat secara sempurna
    usaha gamis dan jilbab merupakan usaha yang sangat menjanjikan dikarenakan jaman sekarang banyak perempuan yang sealalu tamping modis dan berbeda pada setiap kesempatan. Disamping itu gamis dan jilbab merupak produk yang tidak akan basi, jadi bisa terjual kapan saja. Hanya saja harus mengikuti model. Dan potensi kerugiannyapun sangat kecil.

    BAB VIII
    LAMPIRAN
    Denah lokasi

    Gambar logo

    8.3 Gambar produk

    8.4 Peralatan

  • Makalah Kualifikasi dan Kebutuhan Sekertaris Dalam Bisnis

    Kualifikasi dan Kebutuhan Sekertaris Dalam Bisnis

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar belakang

    Menurut James A.F manajemen adalah suatu proses perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), kepemimpian, dan upaya pengendalian anggota organisasi dan menggunakan sumber daya organisasi  untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.  Dari paparan yang dijelaskan di atas menunjukan bahwa manajemen adalah suatu keadaan yang terdiri dari proses yang ditujukan oleh garis (line) yang mengarah keproses perencanaan.

    Manajemen perkantoran adalah rangkaian aktifitas yang merencanakan. Mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi, dan mengendalikan penyelenggaraan yang sudah di tetapkan agar berjalan dengan tertib. Dalam perkantoran modern semua kegitan yang dilakukan dalam perkantoran menggunakan alat-alat otomasi perkantoran. Manajemen perkantoran adalah suatu kegiatan pengelolaan data dan informasi yang dilakukan secara teratus, sistematik dan terus menerus, mengikuti kegiatan organisasi dengan tujuan  mencapai keberhasilan tugas organisasi yang bersangkutan.

    Manajemen informasi adalah pengelolaan data yang didalamnya mencakup proses  mencari, menyusun, mengklasifikasikan, serta menyajikan berbagai data yang terkait dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat menjadi landasan untuk pengambilan keputusan dalam manajeman.

    Orang- orang yang ada dalam suatu perusahaan atau bekerja didalam perusahaan  harus memahi betul manajemen kantor dan informasi, agar perusaan tersebut bisa mencapai tujuan yang di inginkan dalam rapat bersama. Sehingga mereka harus mengikuti aturan-aturan yang sudah disepakati dan bekerja sesuai yang sudah diterapkan dalam perusahaan tersebut.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa yang dimaksud dengan tata kerja, prosedur kerja, dan pedoman kerja ?
    2. Bagaimana cara menyusun buku pedoman kerja ?
    3. Apa manfaat ditetapkannya tata kerja, prosedur kerja dan buku pedoman kerja ?

    C. Tujuan Penulisan

    Tujuan dari penulisan makalah ini untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengantar bisnis dan untuk memberikan informasi mengenai manajemen kantor dan manajemen informasi.

    Bab II. Pembahasan

    A. Defenisi Tata Kerja, Prosedur Kerja dan Pedoman Kerja

    a.       Definisi Tata Kerja

     Tata Kerja adalah pembentukan sebuah strutur kerja yang disusun dengan membentuk badan utama yang bertugas membuat skat-skat bagian dari sebuah organisasi atau anggota kelompok.

    b.      Prosedur Kerja

    Prosedur kerja adalah rangkaian tata pelaksanaan kerja yang di atur secara berurutan, sehingga terbentuk urutan kerja secara bertahap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

    c.       Pedoman kerja

    Pedoman kerja adalah sebuah panduan yang dikeluarkan secara resmi oleh perusahaan yang berisikan pelaksanaan dalam bekerja di perusahaan itu. Mulai dari jam masuk kerja, jam istirahat, hari libur, pemberian cuti, pemberian ijin, dsb. 

    Aturan kerja lebih menekankan pada kepatuhan pegawai dalam mentaati peraturan kerja di suatu perusahaan. yang telah ditetapkan. Dalam aturan kerja ini juga dimuat larangan, sanksi, dsb. yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    CARA MENYUSUN BUKU PEDOMAN KERJA

    Sebuah buku pedoman karyawan yang baik bisa membantu mengurangi kesalah pahaman. Staf Anda akan memahami dengan jelas apa saja kebijakan perusahaan Anda, dan mereka tahu kemana untuk memperoleh jawaban atas semua pertanyaan dasar mereka. Lebih penting lagi, buku pedoman ini dapat mencegah Anda menghadapi perkara hukum yang mahal sekiranya seseorang menuntut bahwa berbagai kebijakan Anda adalah tidak adil atau diskriminatif.

    1. Tentukan  untuk apa rencana kerja disusun.

    2. Tulislah pendahuluan dan latar belakang.

    3. Tentukan tujuan dan target.

    4. Susun rencana dengan target-target yang “SMART”

    5. Cantumkan sumber daya yang Anda miliki.

    6. Kenali batasan yang ada.

    7. Siapa yang bertanggung jawab?

    8. Tulis strategi.

     MANFAAT DI TETAPKANNYA TATA KERJA, PROSEDUR KERJA, DAN BUKU PEDOMAN KERJA

    Manfaat Tata Kerja :

    1.      Mempermudah para pegawai dalam menjalankan tugas

    2.      Tugas-tugas dapat dilaksanakan secara teratur dan tepat waktu

    3.      Keletihan dalam bekerja dapat diatasi

    4.      Pekerjaan yang terbengkalai dapat diatasi

    5.      Tujuan pekerjaan dapat tercapai secara efektif

    6.      Dapat dilakukan standarisasi dan pengendalian kerja dengan setepat – tepatnya

    7.      Dapat dijadikan sebagai pedoman kerja

    8.      Sebagai pola kerja yang dapat menjabarkan tujuan, sasaran, program kerja, fungsi-fungsi    dan kebijaksanaan dalam kegiatan pelaksanaan yang nyata

    9.      Sebagai standardisasi dan pengendalian kerja setepat-tepatnya

    10.  Sebagai pedoman kerja bagi para pelaksana atau semua pihak yang berkepentingan.

    Manfaat Prosedur Kerja :

    1.      Sebagai pola kerja yang dapat menjabarkan tujuan,sasaran,program kerja,fungsi dan kebijakan

    2.      kegiatan pelaksanaan nyata.

    3.       Sebagai standarisasi dan pengendalian kerja setepat-tepatnya.

    4.      Sebagai pedoman bagi pelaksana yang berkepentingan.

    Manfaat Pedoman Kerja :

            1.      Alat pendidikan, terutama bagi pegawai baru

            2.      Alat untuk menyelesaikan perselisihan dalam hubungan kerja.

            3.      Alat untuk mengadakan pembagian kerja dan mengatur frekuensi kerja yang tepat.

            4.      Alat untuk mengatur tata ruang kantor

            5.      Alat untuk menghindarkan adanya pekerjaan yang menumpuk.

    B.KUALIFIKASI DAN KEBUTUHAN SEKRETARIS DALAM BISNIS

    •     LATAR BELAKANG

    Sering kita mendengar hal yang tak sedap dikehidupan sehari-hari mengenai sekretaris , masih banyak yang mengira sekretaris harus berpakaian ketat dengan rok pendek , ber make-up tebal , harus mempunyai badan yang bagus. Pikiran seperti itu harus di hilangkan karena tidak semua sekretaris harus memakai pakaian yang ketat dan rok pendek tetapi mereka di tuntut untuk berpakaian sopan dan menarik jadi tidak harus dengan baju ketat dan rok pendek , sekeretaris juga di tuntut untuk sigap dalam segala hal ,  baik terhadap atasan , bahawan , pimpinan , rekan kerja satu tim , atau rekan mitra bisnis. Sekretaris juga mempunyai kualifikasi seperti harus di tuntut berpakaian menarik , smart , cekatan , loyalitas dan bisa menjaga hubungan baik dengan mitra bisnis kantor mereka bekerja. Maka , dari itu saya ingin menjelaskan arti dan fungsi tentang sekretaris.

    • Rumusan Masalah

    1.      Pentingnya sekertaris dalam bisnis

    2.      Apa saja kualifikasi sekertaris

    • Tujuan Penulisan

    Tujuan dari penulisan makalah ini untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengantar bisnis dan untuk memberikan informasi mengenai kualifikasi sekertaris.

    PEMBAHASAN

    A.      PENGERTIAN SEKRETARIS DALAM BISNIS

    Sekretaris biasa digunakan dalam dunia perkantoran karena sekretaris inti penting dari sebuah perusahaan atau perkantoran. Sekretaris juga digunakan untuk membantu para petinggi perusahaan atau pimpinan perusahaan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang tidak dapat di pegang oleh pimpinan. Sekretaris diambil dari bahasa latin “secretum” yaitu rahasia.


    Secara definisi, kata sekretaris dapat kita pahami dari beberapa definisi :

    1. Menurut M. Braum dan Ramon, sekretaris adalah seorang pembantu dari seorang kepala atau pimpinan yang menerima pendiktean, menyiapkan surat-menyurat, menerima tamu, memeriksa, atau mengingatkan pimpinannya mengenai kewajibannya yang resmi atau perjanjiannya dan melakukan banyak kewajiban lainnya yang berhubungan guna meningkatkan efektivitas dari pimpinannya mengenai kewajiban lainnya yang berhubungan untuk meningkatkan efektivitas pimpinannya.

    2. Menurut Drs. The Liang Gie mengatakan bahwa sekretaris adalah seorang petugas yang pekerjaannya menyelenggarakan urusan surat-menyurat termasuk menyiapkan bagi seorang pejabat penting atau organisasi.

    3. Menurut Drs. Ig. Wursanto mengatakan bahwa sekretaris adalah seorang pegawai yang bertugas membantu pimpinan kantor dalam menyelesaikan pekerjaan-perkerjaan pimpinannya.

    B.      PERANAN SEKRETARIS

    Peranan sekretaris bagi perusahaan sangat penting yaitu untuk kelancaran kegiatan pimpinan dalam hal administrasi.

    Berikut ini adalah peranan sekretaris :

    1.Sebagai perantara hubungan yang baik bagi orang yang ingin berkomunikasi dengan pimpinan.

    2.Bila pimpinan mengadakan rapat , maka sekretaris yang akan menyiapkan segalanya.
    3.Memberikan motivasi kerja kepada pegawai bahawan .
    4. Apabila pimpinan akan keluar daerah maka sekretaris harus menyiapkan segalanya.
    5. Sekretaris bisa disebut juga dengan notulen.
    6.Menentukan kebijakan yang berlaku bagi pegawai bawahan secara adil.
    7.Mediator bawahan dan atasan.
    8.Menyiapkan agenda untuk pimpinannya.

    C.      KUALIFIKASI SEKRETARIS

    Selain bukan hanya wajah atau penampilan yang menarik dan modis sekretaris juga harus mempunyai kualifikasi standart dalam dunia bisnis karena untuk menjadi sekretaris tidak lah gampang karena harus mempunyai kualifikasi yang sangat ketat. Berikut standart kualifikasi dalam bisnis bagi seorang sekretaris :

    1.Harus mempunyai daya ingat yang kuat

    2.Harus mempunyai intelegensi

    3.Mampu menguasai bahasa asing maupun bahasa sendiri

    4.Harus mempunyai keterampilan

    5.Harus mau bekerja keras

    6.Mempunyai kepribadian yang menarik , baik dan unik

    7.Loyalitas dan dedikasi kepada perusahaan sangat lah besar

    8.Mempunyai pengetahuan yang luas

    D.      KEBUTUHAN SEKRETARIS DALAM BISNIS

    Sekretaris adalah pekerja professional, sekretaris berhubungan rapat dengan karyawan, mengawasi pekerja personil lainnya, dan bertanggung jawab terhadap banyak pekerjaan administrative yang penting.

    Ada bermacam-macam sekretaris, seperti personal secretary, private secretary, business secretary, dan executive secretary. Personal secretary diperlukan untuk melakukan pekerjaan dirumah seperti businessmen yang sudah pension, actor dan penulis. The private secretary diperlukan sebagai pembantu eksekutif dalam perusahaan besar untuk mengelola koresponden dan mengawasi pekerjaan administrative.

    Pekerjaan secretary antara lain, mencatat pesan-pesan eksekutif, mengedit, mengawasi pegawai, urusan korespondensi, kearsipan, tugas-tugas sosial, menerima telepon, sebagai resepsionis, dan berbagai pekerjaan administratif lainnya.

    ANALISIS

    • ·         MANAJEMEN KANTOR DAN INFORMASI

    Manajemen perkantoran adalah rangkaian aktifitas yang merencanakan. Mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi, dan mengendalikan penyelenggaraan yang sudah di tetapkan agar berjalan dengan tertib.

    Manajemen informasi adalah pengelolaan data yang didalamnya mencakup proses  mencari, menyusun, mengklasifikasikan, serta menyajikan berbagai data yang terkait dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat menjadi landasan untuk pengambilan keputusan dalam manajeman.

    ·         KUALIFIKASI DAN KEBUTUHAN SEKRETARIS DALAM BISNIS

          Sekretaris adalah pekerja professional, sekretaris berhubungan rapat dengan karyawan, mengawasi pekerja personil lainnya, dan bertanggung jawab terhadap banyak pekerjaan administrative yang penting.

    Ada bermacam-macam sekretaris, seperti personal secretary, private secretary, business secretary, dan executive secretary. Personal secretary diperlukan untuk melakukan pekerjaan dirumah seperti businessmen yang sudah pension, actor dan penulis.

    REFERENSI :

    http://id.wikihow.com/Menyusun-Rencana-Kerja

    https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_administrasi_perkantoran
    https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_manajemen

    http://www.organisasi.org/1970/01/manajemen-sekretaris-pengertian-tugas-fungsi-peran-syarat-tata-kerja-dll.html

    http://agnienanditha.blogspot.co.id/2011/11/pengantar-bisnis.html

    http://tugaspengantarbisnischesar.blogspot.co.id/2016/01/manajemen-kantor-dan-informasi.html

  • Makalah Hubungan Sekretaris Dengan Pimpinan

    Hubungan Sekretaris Dengan Pimpinan

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar belakang

    Di era modernisasi ini, profesi sebagai seorang sekretaris masih saja dianggap sebelah mata dan menjadi bahan pergunjingan baik di dalam maupun di luar lingkungan kantor. Hal ini mungkin terpengaruh dari gambaran sosok sekretaris yang identik dengan perempuan, rok mini, dan pemikiran akan adanya hubungan intim antarsekretaris dengan pimpinannya.

    Oleh karena itu, saya memilih judul “Kedudukan Sekretaris dalam Perusahan”, karena di dalam makalah ini saya menekankan, bahwa pertama jabatan sekretaris tidak hanya digeluti kaum perempuan, tetapi juga pria.

    C.L. Baranhart dalam Sutarto, (1992:5) mengatakan bahwa “Sekretaris adalah (1) Seorang yang melakukan yang melakukan korespondensi, memelihara warkat, dan lain-lain untuk peorangan atau organisasi;…”

    Kedua, dengan bermunculan sekretaris pria membuktikan bahwa menjadi sekretaris bukan hal yang mudah. Bahkan, seiring dengan semakin berkembanganya sektor usaha di berbagai bidang, sebuah perusahan yang cukup mapan pasti menuntut adanya sekretaris yang memiliki keprofesionalan yang matang, sehingga diharapkan dapat menyelasikan tugas-tugasnya dengan baik.

    Oleh karena jabatan sekretaris telah menjadi profesi yang memiliki masa depan karir yang cerah, peranannya tidak lagi dapat dianggap sebelah mata.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dari makalah yang berjudul Kedudukan Sekretaris dalam Perusahaan ini adalah:

    1. Bagaimana hubungan sekretaris dengan pimpinan?
    2. Bagaimana tugas dan tanggung jawab sekretaris wanita dan pria?
    3. Bagaimana kepribadian etika sekretaris?
    4. Bagaimana keprofesionalan sekretaris itu?
    5. Bagaimana peranan seorang sekretaris?

    C.Tujuan Pembahasan

    Tujuan masalah dari makalah yang berjudul Kedudukan Sekretaris dalam Perusahaan ini adalah:

    1. Mengetahui hubungan sekretaris dengan pimpinan.
    2. Mengetahui tugas dan tanggung jawab sekretaris wanita dan pria.
    3. Mengetahui kepribadian etika sekretaris.
    4. Mengetahui keprofesionalan sekretaris itu.
    5. Mengetahui peranan sekretaris.

    Bab II. Pembahasan

    A. Hubungan Sekretaris Dengan Pimpinan

    Sesuai dengan asal katanya sekretaris adalah seorang yang harus bisa memegang rahasia.Pembantu dari seorang pimpinan yang menerima pendiktean,menyiapkan surat-menyurat,menerima tamu-tamu,memeriksa dan mengingatkan pimpinannya mengenai kewajibannya yang resmi atau perjanjiannya, dan melakukan banyak kewajiban lainnya yang berhubungan guna meningkatkan efektivitas dari pimpinannya itu.Seorang sekretaris juga harus bisa mengambil tugas-tugas yang bersifat detail dari pimpinan.

    Sekretaris bertugas mencarikan dan menyajikan informasi kepada pimpinanya. Untuk itu ia harus pandai menggali informasi dari berbagai sumber, lalu menginterpretasikan sehingga dapat memiih informasi yang di nilai bermanfaat untuk disajikan kepada pemimpin.

    Sekretaris yang bekerja secara paripurna harus mampu berpikir untuk mengidentifikasi sebab dan akibat setiap kali menghadapi masalah dan dapat mencari solusinya dengan tepat. Sehingga pimpinan tidak perlu terus menerus menuntun dan membimbing sekretaris, namun cukup mendelegasikan setiap penugasan kepada sekretaris dan sekretaris yang bersangkutan mampu menyelesaikannya secara paripurna.

    Pimpinan cukup memberi instruksi kepada sekretaris secara garis besar dan memberi delegasi secukupnya, selanjutnya menjadi tanggung jawab sekretaris untuk menindak lanjuti, termasuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam setiap menyelesaikan tugasnya.

    B. Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris

    Pada dasarnya tanggung jawab seorang sekretaris adalah sama yaitu membantu tugas-tugas pimpinan,baik wanita maupun maupun pria, tidak ada perbedaan diantara keduanya.

    Tugas dari seorang sekretaris dapat dikelompokkan menjadi 8 macam sebagai berikut :

    1.Tugas-tugas rutin

    Yaitu tugas-tugas yang harus diselesaikan setiap harinya tanpa menunggu perintah,perhatian khusus maupun pengawasan khusus,diantaranya adalah membuka surat-surat yang masuk, menerima tamu, menyimpan surat/arsip, menangani telepon, menyusun dan membuat jadwal pimpinan.

    2.Tugas-tugas khusus

    Yaitu tugas-tugas dari pimpinan yang membutuhkan penyelesaian secara khusus dengan dimintai pendapat, pertimbangan, dan pengalamannya.tugas tersebut bisanya diberikan karena ada unsur kepercayaan bahwa sekretaris dapat menympan kerahasian tugas.Semisal membuat konsep surat perjanjian antara perusahaan dengan rekanan, menyusun surat-surat rahasia,menyusun acara pertemuan bisnis, pembelian cinderamata, mengurus perjalanan dinas pimpinan dan sebagainya.

    3. Tugas istimewa

    Yaitu tugas-tugas yang menyangkut keperluan pimpinan,diantaranya :

    1. Membetulkan letak alat-alat tulis pimpinan beserta perlengkapan yang diperlukan
    2. Bertindak sebagai penghubung untuk meneruskan informasi kepada relasinya.
    3. Bersama-sama atau mewkili seseorang menerima sumbangan-sumbangan untuk dana atau keperluan kegiatan lain.
    4. Mengingatkan pimpinan untuk membayar iuran atau asuransi dari suatu badan.
    5. Menghadiri rapat-rapat dinas, sebagai pendamping pimpinan selama mengadakan pertemuan bisnis.
    6. Mengadakan pemeriksaan peralatan kantor yang perlu diperbaiki atau penambahan alat-alat dan sarana kantor.

    4. Tugas resepsionis

    Yaitu tugas sebagai penerima tamu,antara lain :

    1. Menangani telepon serta mencatat pesan-pasan lewat telepon.
    2. Menerima tamu yang akan bertemu dengan pimpinan.
    3. Mencatat janji-janji untuk pimpinan.
    4. Menyusun kerja sehari-hari pimpinan.

    5. Tugas keuangan

    Yaitu tugas mengelola keuangan,meliputi :

    1. Menangani urusan keuangan pimpinan dengan bank.
    2. Membayar rekening-rekening, pajak, sumbangan dana atas nam pimpinan.
    3. Mengurus kas kecil,yaitu mencatat dan menyediakan dana untuk pengeluara rutin sehari-hari yang jumlahnya relatif kecil.

    6.Tugas sosial

    Yaitu tugas amal atau kemasyarakatan,antara lain :

    a.Mengurus rumah tangga kantor pimpinan.

    b.Mengatur penyelengaraan respsi untuk kantor beserta pengurusan udangan.

    c.Menyumbang untuk amal.

    7.Tugas insidental

    Yaitu tugas-tugas yang dilaksanakan pada waktu dan keadaan tetentu, antara lain :

    a.Menyiapakn agenda rapat,menyiapkan laporan, pidato atau pernyataan pimpinan

    b.Membuat ikhtisar dari berita atau karangan yang temuat dalam surat kabar, majalah, brosur yang ada kaitannya dengan perusahaan.

    c.Mengoreksi bahan-bahan cetakan seperti brosur, undangan, prospectus, formulir dan datar yang di konsep pimpinan.

    d.Mewakili pimpinan dalam berbagsi resepsi atau pertemuan.

    e.Membantu penerbitan intern organisasi.

    8.Tugas sekretaris dalam business meeting

    Yaitu tugas sekretaris dalam mengorganisir suatu peretemuan bisnis.

    Sedangkan tanggung jawab seorang sekretaris adalah sebagai berikut :

    1. Seorang sekretaris harus mempunyai komitmen terhadap pencapaian  superioritas kinerja kantor dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan.

    2. Seorang sekretaris harus berusaha untuk terus meningkatkan pengetahuan,meluaskan wawasan dan jalinan perusahaan.

    3.Seorang sekretaris harus bertanggug jawab atas behasilnya perusahaan tempat ia bekerja.

    4.Sekretaris sebagai perantara pimpinan dalam transaksi.

    C.Kepribadian Etika Sekretaris

    Kepribadian sekretaris adalah ksatuan sari rasa,karsa,cipta,sifat dan watak seseorang yang tercermin dalam tindakan dan perbuatan seorang sekretaris, sehingga ia menjadi unik, khas, tak ada yang menyamainya.

    Etika sekretaris adalah hakikat kebaikan yang harus dimiliki, dilaksanakan dan di hayati oleh seorang sekretaris seperti jujur,setia,bertanggung jawab, dan berdedikasi tinggi.

    Sedangkan etika sekretaris adalah cara berbicara, berpakaian, berbuat, dan bertindak yang diteima baik di kalangan sekretaris di lingkugan kerja mereka.

    Meliputi cara menyapa dan menghormati orang lain,cara berpakaian, cara duduk, cara berjalan, makan, cara berdiri, cara menghubungi orang secara lisan atau via telepon.

    D.Keprofesionalan Sekretaris

    Seorang sekretaris dapat dikatakan peofesional apabila ia  memiliki sejumlah kompetensi yang mendukung profesionalitasnya.Sekretaris profesional, tidak hanya menyangkut kemampuan untuk menampilkan diri secara profesional, tetapi juga beberapa skill manajemen dasar yang bisa membantu sekretaris untuk berperan secara optimal, diantaranya manajemen waktu dan komunikasi.

    Cara Menjadi Sekretaris Profesionaladalah sebagai berikut :

    1. Menampilkan Citra Perusahaan.

    Citra perusahaan adalah hal yang harus dijunjung tinggi. Karena sekretaris adalah tangan kanan sang bos, maka sekretaris juga harus menampilkan citra perusahaan yang baik.

    2. Baik dan Bertanggung Jawab

    Sekretaris juga harus ramah, baik dan bertanggung jawab pada semua tugasnya. Bukan hanya baik kepada Bos tapi juga harus baik kepada relasi dan kawan sekantor.

    3. Pandai Menjaga Rahasia

    Sebagai tangan kanan Bos dan selalu mendapat kepercayaan dari Bos, Sekretaris harus pandai menjaga rahasia perusahaan maupun rahasia pribadi sang Bos.

    4. Tahu Teknologi

    “-sekretaris bukan hanya harus pandai berdandan, tapi seorang sekretaris juga harus up date terhadap kemajuan teknologi misalnya teknologi informasi.

    5. Tahu Accounting dan Pembukuan

    Accounting dan pembukuan juga harus dikuasai oleh seorang sekretaris agar bisa melakukan pembukuan kantor.

    6. Harus Bisa Bahasa Asing

    menguasai bahasa asing adalah nilai tambah yang harus dimiliki oleh seorang sekretaris. Karena biasanya sekretaris selalu diminta Bos untuk bertemu dengan relasi yang berasal dari luar negeri.

    7. Mempelajari Karakter Bos

    Kenalilah karakter atasan agar Anda tidak salah dalam bertindak dan mengambil keputusan.

    8. Mempunyai Etika yang Baik

    Seorang sekretaris juga harus memiliki etika yang baik yaitu dalam hal berbicara, makan, duduk, dsb. Karena itu sangat berkaitan dengan citra perusahaan.

    9. Pandai Berbicara di Depan Publik

    Kadang sekretaris diminta untuk menemani atasan untuk melakukan presentasi menggantikan sang atasan. Karena itulah sekretaris harus bisa belajar berbicara dengan publik atau pada saat meeting.

    E.Peranan Sekretaris

    Berikut penjabaran peranan seorang sekretaris dalam sebuah perusahaan

    1. Sekretaris sebagai duta
    Peranan sekretaris dikatakan sebagai duta yaitu sekretaris sebagai wakil dari perusahaan sehingga penampilan dan sikapnya haruslah baik dan profesional, karena sekretaris bukan hanya berhubungan dengan masyarakat tersebut.

    2. Sekretaris sebagai pintu gerbang
    Peranan sekretaris dikatakan sebagai pintu gerbang karena fungsi sekretaris salah satunya adalah sebagai penerima tamu, untuk itulah letak meja dan kursi sekretaris berdekatan dengan pintu masuk ruangan pimpinan dimana para tamu, relasi, maupun karyawan sendiri yang ingin bertemu dengan pimpinan haruslah melapor atau ijin kepada sekretaris terlebih dahulu. Disini sikap bicara dan bahasa tubuh sangat diperlukan mengingat karakter setiap tamu yang datang adalah berbeda – beda.
    3. Sekretaris sebagai ibu rumah tangga perusahaan
    Di sini sekretaris harus dapat berperilaku selayaknya ibu dari perusahaan. Ia harus
    dapat menaungi perusahaan dan menjadi contoh yang baik dalam mengurus
    kantornya. Misalnya; membuat ruangan menjadi seperti rumah sendiri sehingga terasa nyaman agar para tamu, relasi, karyawan dan pimpinan di perusahaan merasa betah.

    4. Sekretaris sebagai humas
    Sekretaris sebagai penghubung antara perusahaan dengan lingkungan kerja,lingkungan masyarakat, baik bertatap muka secara langsung melalui telepon, atau media yang lain. Dalam peranannya sebagai humas, sekretaris haruslah mengerti bagaimana menghadapi setiap orang yang tidak sama sifat dan perilakunya. Dalam menghadapi pihak lain, ia harus dapat menempatkan diri sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada, demi tercapainya tujuan perusahaan apalagi bila perusahaan membutuhkan suatu kerjasama yang baik dengan seseorang atau lembaga lain. Mengingat hal tersebut maka seorang sekretaris harus dapat bersikap profesional dan pandai memainkan peran dalam menghadapi segala situasi.

    BAB III

    PENUTUP

    A.Kesimpulan

    Peranan seorang sekretaris adalah sebagai assistant atau tangan kanan pimpinan, pemegang rahasia terbaik dalam perusahaan, sebagai beranda perusahaan, sebagai penghubung pimpinan dengan pihak luar, perawat atau pelindung bagi pimpinan, jadi sangat diperlukan seorang sekretaris yang professional. Kemampuan dan keterampilan teknis harus mutlak dimiliki oleh seorang sekretaris professional untuk segala bidang ilmu. Kemampuan berkomunikasi dan interaksi dengan pimpinan, pihak luar dan juga rekan bisnis merupakan peranan yang sangat penting bagi seorang sekretaris, dia juga harus mempunyai wawasan yang luas untuk dapat bersaing di dunia bisnis. Pada era globalisasi ini, para eksekutif memiliki mobilitas yang tinggi, yang tentu saja menyebabkan peran seorang sekretaris menjadi semakin penting.

    B.Saran

    Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan pihak yang terkait dalam menyusun makalah. Selanjutnya saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran perbaikan dari emua pihak sangatlah diharapkan

  • Makalah Pandangan Negatif Masyarakat Terhadap Profesi Sekertaris

    Pandangan Negatif Masyarakat Terhadap Profesi Sekertaris

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar belakang

    Seorang sekretaris adalah orang yang dipercaya oleh pimpinan untuk menangani masalah kantor. Namun pada kenyataannya banyak orang yang menilai bahwa seorang sekretaris hanyalah seorang yang dekat engan pimpinanya, terlebih lagi bagi seorang sekretaris wanita. Oleh karena itu seorang sekretaris harus mampu membangun citra positif atas pribadi dan dirinya agar tidak selalu dipandang sebelah mata dan dapat bekerja secara optimal. Seorang sekretaris juga harus mampu menjaga hubungan kerja sama yang baik dengan pimpinannya, serta menjaga hubungan kerja sama yang baik dengan istri pimpinan dan keluarga agar tidak terjadi kesalahpahaman.

    Kepribadian yang baik bagi seorang sekretaris sangatlah penting untuk menunjang kinerjanya. Sedekat apapun seorang sekretaris dengan pimpinannya seorang sekretaris harus mampu membatasi hubungan dirinya dengan pimpinanya. Sebaiknya seorang sekretaris melakukan apa yang diperintahkan seorang pimpinan saja dan tidak ikut campur dalam hal pribadi pimpinannya.

    Pentingnya peran sekretaris disetiap perusahaan membuat seorang sekretaris harus terus meningkatkan kemampuannya untuk tetap bisa berperan terus menjadi tangan kanan pemimpin, Public Relations dan segala aspek yang berkenaan dengan tugasnya dalam membantu pimpinannya menjalankan roda perusahaan agar perusahaan tetap bisa berjalan dengan baik didunia bisnis yang semakin tinggi persaingannya.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah dalam karya tulis ilmiah ini adalah:

    1. Mengapa seorang sekretaris wanita selalu dipandang negatif oleh masyarakat?
    2. Bagaimana seharusnya sikap dan etika seorang sekretaris agar tidak selalu dipandang negatif?

    C. Tujuan

    Tujuan pembahasan dalam karya tulis ilmiah ini adalah:

    1. Menjelaskan penyebab seorang sekretaris wanita selalu dipandang negatif oleh masyarakat.
    2. Menjelaskan sikap dan etika seorang sekretaris agar tidak selalu dipandang negatif.

    D. Manfaat

    Manfaat dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk digunakan dalam ilmu kesekretariatan.

    Bab II. Landasan Teori

    Seorang sekretaris dianggap memiliki peran yang sangat penting dalam memperlancar tugas-tugas para pimpinan diperusahaan. Sekretaris dapat diibaratkan sebagai manajer bidang informasi dan komunikasi bagi sebuah perusahaan. Sekretaris diambil dari bahasa Belanda, secretaries atau bahasa Inggris, secretary, berasal dari bahasa Latin, secretum yang berarti rahasia atau secretarium yang berarti orang yang dipercaya untuk menyimpan rahasia. Jadi dapat disimpulkan bahwa sekretaris adalah seseorang yang dapat dipercaya untuk menyimpan rahasia. Rahasia yang dimaksud adalah rahasia yang dimiliki oleh atasan sekretaris itu atau perusahaan tempat sekretaris itu bekerja.

    Dalam menjalankan tugasnya sekretaris tentunya dihadapkan pada pekerjaan-pekerjaan yang kerahasiaannya harus dipegang kuat-kuat. Sekretaris harus dapat memilah-milah informasi atau masalah-masalah yang dapat disebarluaskan kepada pihak lain dan informasi atau masalah-masalah yang tidak boleh disebarluaskan kepada pihak lain. Bocornya rahasia organisasi atau tidak pandai-pandainya seorang sekretaris memegang rahasia akan menghambat bahkan kemungkinan besar menutup perluasan networking perusahaan. Dengan kata lain, seorang sekretaris harus dapat mengendalikan diri, karena apabila sekretaris terbawa emosi, kemungkinan tidak dapat menjaga kerahasiaan perusahaan, sebagai akibatnya dapat menurunkan pamor perusahaan. Untuk dapat mengendalikan diri, fleksibel, dan adaptable, kecerdasan emosi mutlak diperlukan dan dapat mempengaruhi profesionalisme sekretaris.

    Seorang sekretaris haruslah profesional dimana mereka mampu berperan sebagai asisten bagian administrasi karena meraka mempunyai keterampilan yang prima dan juga berorientasi global daripada fokus pada tugas kerja rutin yang telah ditetapkan. Selain memiliki keterampilan dasar yang sempurna para pimpinan menginginkan sekretarisnya mempunyai attitude yang baik pula, memiliki pengetahuan yang luas dan kreatif serta memiliki pemahaman yang tepat akan pekerjaannya. Fungsi dan peran sektetaris semakin dibutuhkan oleh para manajer dalam memanfaatkan waktunya lebih berkonsentrasi pada tugas manajerialnya yang penuh dengan tantangan itu dan segala pekerjaan staf didelegasikan kepada sekretarisnya. Sebagai konsekwensi logis sekretaris pun akan menghadapi tantangan yang berat. Peran-peran sekretaris konvensional yang bersifat administratif dan klerikal. Oleh karena itu tingkat kompetisi sekretaris menjadi mutlak untuk ditingkatkan sebagai pendukung kinerja para pemimpin perusahaan.

    Bab III. Hasil dan Pembahasan

    BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1     Alasan Seorang Sekretaris Selalu Dipandang Negatif oleh Masyarakat

              Profesi sekretaris sering mendapatkan banyak konotasi negatif dalam lingkungan masyarakat. Terlebih lagi seorang sekretaris wanita yang dalam pandangan masyarakat adalah seorang wanita yang cantik, berpenampilan menarik dengan rok mini dan memakai High Heels dan selalu dekat dengan pimpinannya. Tidak sedikit pula orang  yang ketika mendengar kata ”sekretaris” yang terlintas dibenaknya adalah seorang perempuan yang ’dekat’ dengan atasannya. Pemikiran  tersebut sering kali muncul dalam pergaulan khususnya di lingkungan kantor. Dari sudut pandang yang berbeda masyarakat menilai sekretaris itu identik dengan selingkuhan atasan, mata-mata istri atasan, gudang rahasia atasan dan lain sebagainya. Pandangan seperti itu timbul diakibatkan karena ketidaktahuan masyarakat mengenai bagaimana sebenarnya pekerjaan seorang sekretaris.

                Pemikiran ini tentu tidak sepenuhnya benar, namun kembali lagi ke individu masing-masing, bagaimana masing-masing sekretaris tersebut dalam menjalankan peranannya secara profesional. Namun, itulah realita yang ada di masyarakat yang memandang seorang sekretaris dari segi negatifnya, padahal sekretaris merupakan jabatan yang juga memegang peran penting dalam suatu perusahaan. Dalam hal ini kepribadian yang baik bagi seorang sekretaris sangatlah penting untuk menunjang kenerjanya. Sebagaimanapun dekatnya seorang sekretaris dengan pimpinannya seorang sekretaris harus mampu membatasi hubungan dirinya dengan pimpinannya. Sebaiknya seorang sekretaris lakukan apa yang diperintahkan seorang pimpinan saja dan tidak ikut campur dalam hal pribadi pimpinannya. Seorang sekretaris harus mampu mencegah pimpinan agar jangan sampai kelebihan beban atau persoalan kecil yang kurang penting, sehingga pimpinan dapat berkonsentrasi pada persoalan yang lebih penting.

    Sekretaris yang bidang kerjanya sebagai seorang ‘sekretaris pribadi’, dimana peran seorang ‘sekretaris pribadi’ bisa merupakan pegawai atau staf dari suatu organisasi atau perusahaan yang mengerjakan kegiatan perkantoran untuk membantu orang tertentu yang bersifat pribadi, tetapi peran ini dapat juga diartikan sebagai seorang yang mengerjakan kegiatan perkantoran, tetapi diangkat dan digaji oleh perorangan, itulah alasan mengapa masyarakat memandang sebelah mata seorang sekretaris. Masyarakat melontarkan konotasi bahwa seorang yang bekerja seperti itu adalah seorang yang juga ‘melayani kebutuhan pribadi.

    3.2     Sikap dan Etika Seorang Sekretaris agar Tidak Dipandang Negatif

                Peran seorang sekretaris bagi pimpinan sangat penting karena seorang sekretaris sebagai perantara pimpinan dengan kliennya. Disamping itu seorang sekretaris harus mampu membuka diri dan membina hubungan yang baik dengan berbagai pihak. Membina hubungan dengan pimpinan perlu dilakukan karena sekretaris merupakan orang yang paling dekat dengan pimpinan dan harus selalu siap membantu. Dengan semakin dekatnya seorang sekretaris dengan pimpinannya sebaiknya seorang sekretaris menjaga keharmonisan suatu hubungan kerja yang dijalin dengan pimpinannya agar tidak menimbulkan permasalahan. Selain itu seorang sekretaris harus mengetahui batasan-batasan dia dengan pemimpinnya.

    Keterbiasaan seorang sekretaris dengan pemimpinan yang selalu bersamaan biasanya menimbulkan suatu masalah baru hal ini yang harus diperhatikan oleh seorang sekretaris agar pandangan seseorang yang negatif terhadap peran seorang sekretaris menjadi pemikiran atau anggapan yang positif. Seorang sekretaris yang beretika, tahu bagaimana dan apa saja batasan-batasan yang harus seorang sekretaris lakukan dan perhatikan sehingga keharmonisan antara sekretaris dengan pimpinannya dapat terjalin dengan baik dikantor bahkan diluar kantor.

              Seorang sekretaris dalam perjalanan kariernya harus dapat mengerjakan pekerjaannya dengan berkualitas, dapat memahami serta menguasai bidang kerjanya dengan baik, termasuk menghindari konotasi negatif yang akan terlontar melalui pandangan masyarakat yang dinamis  mengenai profesi sekretaris. Menjadikan kemampuan kecerdasan emosi pribadi seorang sekretaris sangat penting untuk meningkatkan profesionalisme pribadi sekretaris yang bersangkutan. Dengan kecerdasan emosi yang dimilikinya dalam menghadapi tantangan dan pekerjaannya dapat diandalkan untuk mempertahankan harga diri dan citra dirinya sebagai seorang sekretaris.  Melalui pengasahan kecerdasan emosi, seorang sekretaris dapat  mempertahankan komitmen pribadinya dalam melaksanakan tugas sebagai ‘sekretaris pribadi’, tidak hanya melayani kepentingan pribadi yang berhubungan dengan pekerjaannya, tetapi yang bersangkutan pun harus dapat melayani kepentingan publiknya baik internal maupun eksternal organisasi tanpa terpengaruh oleh dinamika pergeseran  pandangan moral masyarakat terhadap profesi seorang sekretaris.

    Cara menghilangkan pandangan negatif masyarakat terhadap seorang sekretaris kuncinya adalah seorang sekretaris harus dapat bersikap sesuai norma yang bisa diterima masyarakat, menciptakan suasana kantor yang kondusif, bertindak sesuai dengan kemampuan, keahlian, inisiatif dan kreatifitas yang dimiliki. Menjadi sekretaris profesional yang pada akhirnya sekretaris secara tidak langsung akan memberikan kontribusi yang besar terhadap kemajuan perusahaan. Selain itu, seorang sekretaris harus dapat menjunjung tinggi harga diri serta citra dirinya dalam masyarakat, dengan begitu tentunya masyarakat tidak akan memandang sebelah mata terhadap profesi sekretaris, terutama ‘sekretaris pribadi’.

    Seorang sekretaris harus mampu bekerja secara profesional dalam arti, mampu bekerja dengan skill (kemampuan) yang dimiliki, tidak hanya mengandalkan kecantikan semata melainkan mampu menangani semua pekerjaan tanpa menunda pekerjaan yang lain ataupun mengecewakan klien dan pimpinan, mampu memberikan rasa bangga atau kepuasan atas hasil kerja yang dilakukan, mencipatakan dampak positif bahkan mampu menginspirasi  karyawan ataupun orang sekitar dimana kita bekerja. Dengan demikian, secara perlahan namun pasti  anggapan negatif di masyarakat tentang seorang sekretaris  akan mulai berubah dan melihat seorang sekretaris bukan lagi sebagai wanita penggoda yang hanya mengandalkan kecantikan semata bahkan sebagai perebut suami orang, melainkan sebagai sekretaris yang profesional.

    BAB 4. KESIMPULAN

    Sekretaris merupakan sebuah profesi yang memiliki peran penting dalam suatu organisasi. Namun realita yang ada di masyarakat adalah bahwa sekretaris hanyalah seorang yang ‘dekat’ dengan bosnya, tanpa ada nilai lebih. Untuk itu seorang sekretaris harus mampu membangun citra positif atas pribadi dan dirinya agar mampu bekerja secara profesional.

    Selain menjaga hubungan kerja sama yang baik dengan pimpinan, sekretaris juga harus menjaga hubungan kerja sama yang baik pula dengan istri pimpinan dan keluarga agar tidak terjadi kesalahpahaman yang dapat mengurangi kinerja pimpinan maupun sekretaris.

    DAFTAR PUSTAKA

    Dewi, Yuniasari Shinta. 2007. Bekerja Sebagai Sekretaris. Jakarta: Esensi Erlangga Group

    Rosidah & Ambar Teguh Sulistyani. 2005. Menjadi Sekretaris Profesional dan Kantor yang efektif. Yogyakarta: Penerbit Gava Media

  • Makalah Kepribadian yang Baik Bagi Sekretaris Profesional

    Kepribadian yang Baik Bagi Sekretaris Profesional

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar belakang

    Pengertian sekretaris menurut Betty Hutchinson dan Carol Milano yang dikutip oleh Ursulla Ernawati dalam buku Pedoman Lengkap Kesekretarisan(2004:2) mengemukakantentang, Professional Secretaries International (PSI) :

    Sekretaris adalah asisten pimpinan yang memiliki keahlian mengurus kantor, menampilkan kemampuan menerima tanggung jawab tanpa diarahkan atau diawasi, berinisiatif dan penuh pertimbangan, serta mengambil keputusan sesuai dengan ruang lingkup wewenang tugasnya.

    Selain itu seorang sekretaris mempunyai beberapa tugas pokok diantaranya, melaksanakan tugas-tugas administratif, tugas-tugas pribadi dari pimpinan seperti mengatur perjalanan dinas, mengatur agenda pimpinan, serta jadwal meeting dll. Skill komunikasi juga tidak kalah penting untuk diterapkan. Di samping itu seorang sekretaris juga harus memiliki tanggung jawab yang tinggi, termasuk menjaga rahasia perusahaan. Sekretaris yang baik dan dapat diandalkan serta memiliki kepribadian yang baik, akan membantu menumbuhkan citra positif bagi suatu lembaga tersendiri.

    Namun pada era modernisasi saat ini, profesi sebagai seorang  sekretaris masih saja di pandang sebelah mata dan menjadi bahan pergunjingan baik di luar maupun di dalam kantor. Hal ini mungkin terpengaruh dari gambaran sosok sekretaris yang identik dengan rok mini, sexy serta hubungan sekretaris dengan pimpinannya. Maka dari itu untuk membangun citra diri seorang sekretaris diperlukan yang namanya profesionalisme kerja. Dimana mereka harus mampu berorientasi global serta mempunyai ketrampilan yang prima. Dan ketika seorang sekretaris bekerja bukan berarti tidak memperhatikan tata tertib yang dibuat oleh suatu instansi tertentu. Tata aturan tersebut harus tetap ditaati oleh semua karyawan. Dan diharapkan dengan adanya tata tertib maka sikap, cara bicara, sopan santun, kedisiplinan akan tercipta. Dan secara tidak langsung para karyawan memiliki tata etika kepribadian dalam kantor yang baik. Itulah mengapa etika kerja sangat penting untuk diterapkan di dalam kantor. Terutama bagi seorang sekretaris.

    Etika dalam kantor akan diperhatikan karena menyangkut harkat dan martabat kita di dalam kantor. Karena penilaian setiap relasi dalam kantor akan berbeda antara satu dengan yang lain. Etika tidak hanya dilaksanakan karena menunjang kepribadian namun masih ada aspek lain yang mengaitkan antara etika dan pekerjaan, yaitu etika dalam berprofesi. Untuk menjadi seorang sekretaris yang professional kita diharapkan memiliki sikap yang baik. Dan sikap yang baik, bisa ditunjukkan dengan cara kita dalam menyikapi setiap permasalahan yang terjadi di dalam kantor.

    Etika dan kepribadian yang baik akan membuat seorang sekretaris lebih dihargai sehingga meminimkan anggapan negatif orang lain. Itulah mengapa kepribadian sangat penting dalam menentukan keberhasilannya. Tetapi di samping itu, tetap mengutamakan kejujuran, kepercayaan, serta keahlian. Tetapi saat ini banyak sekretaris mengabaikan hal itu hanya untuk kepentingan pribadinya. Sehingga pemahaman serta kesadaran akan pentingnya etika serta kepribadian harus selalu ditingkatkan karena sekretaris merupakan citra bagi perusahaan. Dalam konteks inilah kepribadian serta etika dalam sekretaris menjadi hal utama dan berperan penting bagi sekretaris profesional di masa depan.

    B. Identifikasi Masalah

    Seorang sekretaris mempunyai tugas yang penting dalam menyelesaikan pekerjaannya disuatu organisasi/perusahaan, dimana semua pekerjaannya membutuhkan etika dan kepribadian yang baik guna menjadi sekretaris yang professional. Disamping harus tetap menjaga mutu pekerjaan agar tidak menjadi penyimpangan dengan arti lain dapat di arahkan pada hal-hal yang sesuai dengan pembahasan penulisan maka masalah-masalah yang timbul dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

    1. Anggapan negatif masyarakat terhadap profesi sekretaris
    2. Kepribadian sekretaris itu penting
    3. Etika kerja yang harus dimiliki oleh seorang sekretaris
    4. Menjadi seorang sekretaris yang profesional           

    C. Pembatasan Masalah

    Dalam permasalahan ini akan difokuskan pada upaya mengatasi masalah kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang sekretaris. Agar profesionalisme kerja dapat terus ditingkatkan. Pokok permasalahan ini hanya akan dibatasi oleh :

    1. Sekretaris professional yang berkepribadian baik.
    2. Beberapa pola pikir menjadi seorang sekretaris yang profesioal.
    3. Membentuk citra positif bagi sekretaris.

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam pembahasan ini dirumuskan sebagai berikut :

    1. Bagaimanakah sekretaris profesional yang berkepribadian baik itu?
    2. Bagaimana pola pikir seorang sekretaris professional?
    3. Apa saja cara yang harus dilakukan dalam membangun citra positif bagi sekretaris di tempat kerja?

    E. Tujuan   

    Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam rumusan masalah ini adalah untuk :

    1. Mengetahui bagaimana kepribadian seorang sekretaris yang professional.
    2. Mengetahui bagaimana pola pikir seorang sekretaris professional.
    3. Mengetahui apa saja cara yang harus dilakukan untuk membangun citra positif bagi sekretaris di tempat kerja.

    F. Manfaat Penulisan

    Manfaat penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca. Adapun manfaatnya, yaitu :

    1. Untuk menambah pengetahuan tentang pentingnya kepribadian dan etika bagi seorang sekretaris.
    2. Pemahaman serta kesadaran kepribadian diri seorang sekretaris ditempat kerja dengan baik guna menjadi sekretaris yang profesional.
    3. Pemahaman tentang citra positif seorang sekretaris.

    Bab II. Tinjauan Pustaka

    A. Pengertian Etika

    Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlaq); kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq; nilai mengenai nilai benar dan salah, yang dianut suatu golongan atau masyarakat. (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1989)

    Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai ajaran moral. (Suseno: 1987)

    Hubungan antar pekerja kantor menuntut setiap orang untuk berlaku etis terhadap sesamanya. Dalam pengertian sehari-hari, etika sering disamakan dengan istilah etiket atau moral. Secara etimologi, istilah etika dalam bahasa Yunani “ethicos” atau berasal dari bahasa latin “ethicus” yang berarti kebiasaan. Etika adalah ilmu pengetahuan tentang dasar-dasar moral. Sasaran etika adalah moralitas, yaitu agar individu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jelek. (Rosidah&Sulistyani Ambar Teguh:169)

    Berdasarkan beberapa pemikiran diatas etika menurut Bartens sebagaiman dikutip oleh abdul kadir, memberikan tiga arti etika yaitu :

    1. Etika dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.arti ini dapat juga disebut sistem nilai dalam hidup manusia perseorngan atau hidup bermasyrakat
    2. Etika dipakai dalam arti kumpulan asas dan nilai moral,yang dimaksud disi adalah kode etik
    3. Etika dipakai dalam arti ilmu tentang yang baik atau yang buruk .arti sini sama dengan filsafat moral.

    Dalam perkembangannya etika dapat dibagi dua yaitu etika perangai dan etika moral.

    a. Etika perangai

    Adalah adat istiadat atau kebiasaan yang menggambarkan perangai manusia dalam hidup bermasyarakat di daerah tertentu dan pada waktu tertentu. Etika perangai tersebut diakui dan berlaku karena disepakati masyarakat berdasarkan hasil penelitian. Contoh etika perangai adalah berbusana adat, pergaulan muda mudi, perkawinan semenda, serta upacara  adat.

    b. Sementara itu untuk etika moral

    adalah berkenaan dengan kebiasaan berperilaku baik dan benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila etika tersebut dilanggar timbullah kejahatan yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar,kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang disebut moral. Contoh moral adalah berkata dan berbuat jujur, menghormati orangtua, menghargai orang lain, berani membela kebenaran dan keadilan serta menyantuni anak yatim dan piatu.

    Etika Sekretaris adalah hakikat kebaikan yang perlu dilaksanakan dan dihayati oleh sekretaris. Etika sekretaris meliputi hal-hal sebagai berikut: jujur, setia, tanggung jawab, dan dedikasi. Etika Sekretaris yang baik meliputi:

    1. Cara berbusana
    2. Cara berbicara
    3. Cara Mendengarkan
    4. Cara Duduk
    5. Cara Berjalan.
    6. Cara Makan dan Minum

    B. Manfaat Etika Bagi Sekretaris

    Adapun manfaat etika bagi seorang Sekretaris, yaitu dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral, membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang boleh dirubah, sehingga dalam melayani tamu kita tetap mendapatkan apa yang layak diterima dan ditolak dalam mengambil sikap yang bisa dipertanggungjawabkan, membantu seseorang mampu menentukan pendapat serta menjadi jembatan bagi semua dimensi atau nilai-nilai yang dibawa tamu dan yang telah dianut oleh para pegawai.

    Manfaat etika menurut (Ketut Rinjin, 2004 melalui Sjafri Mangkuprawira, 2006) yaitu :

    1. Manusia hidup dalam jajaran norma moral, religius, hukum, kesopanan, adat istiadat dan permainan. Oleh karena itu, manusia harus siap mengorbankan sedikit kebebasannya.
    2. Norma moral memberikan kebebasan bagi manusia untuk bertindak sesuai dengan kesadaran akan tanggung jawabnya = human act, dan bukan an act of man. Menaati norma moral berarti menaati diri sendiri, sehingga manusia menjadi otonom dan bukan heteronom.
    3. Sekalipun sudah ada norma hukum, etika tetap diperlukan karena norma hukum tidak menjangkau wilayah abu-abu, norma hukum cepat ketuinggalan zaman, sehingga sering terdapat celah-celah hukum, norma hukum sering tidak mampu mendeteksi dampak secara etis dikemudian hari, etika mempersyaratkan pemahaman dan kepedulian tentang kejujuran, keadilan dan prosedur yang wajar terhadap manusia, dan masyarakat, asas legalitas harus tunduk pada asas moralitas.
    4. Manfaat etika adalah mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara otonom, mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang tertib, teratur, damai dan sejahtera.
    5. Perlu diwaspadai nahwa ”power tend to corrupt”, ”the end justifies the means” serta pimpinan ala Machiavellian, yang galak seperti singa dan licin seperti belut.

    C. Jenis-Jenis Etika

    Dalam Sejarah lazimnya pandangan ini dilihat dari segi filosofis yang melahirkan etika filosofis, ditinjau dari segi teologis yang melahirkan etika teologis, dan ditinjau dari pandangan sosiologis yang melahirkan etika sosiologis.

    a)    Etika filosofis

    Etika filosofis adalah etika yang dipandang dari sudut filsafat. Kata filosofis sendiri berasal dari kata “philosophis” yang asalnya dari bahasa Yunani yakni: “philos” yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti kebenaran atau kebijaksanaan. Etika filosofis adalah etika yang menguraikan pokok-pokok etika atau moral menurut pandangan filsafat. Dalam filsafat yang diuraikan terbatas pada baik-buruk, masalah hak-kewajiban, maslah nilai-nilai moral secara mendasar. Disini ditinjau hubungan antara moral dan kemanusiaan secraa mendalam dengan menggunakan rasio sebagai dasar untuk menganalisa.

    b) Etika teologis

    Etika teologis adalah etika yang mengajarkan hal-hal yang baik dan buruk berdasarkan ajaran-ajaran agama. Etika ini memandang semua perbuatan moral sebagai:

    1. Perbuatan-perbuatan yang mewujudkan kehendak Tuhan ataub sesuai dengan kehendak Tuhan.
    2. Perbuatan-perbuatan sbegai perwujudan cinta kasih kepada Tuhan
    3. Perbuatan-perbuatan sebagai penyerahan diri kepada Tuhan.

    c) Etika sosiologis

    Etika sosiologis berbeda dengan dua etika sebelumnya. Etika ini menitik beratkan pada keselamatan ataupun kesejahteraan hidup bermasyarakat. Etika sosiologis memandang etika sebagai alat mencapai keamanan, keselamatan, dan kesejahteraan hidup bermasyarakat. Jadi etika sosiologis lebih menyibukkan diri dengan pembicaraan tentang bagaimana seharusnya seseorang menjalankan hidupnya dalam hubungannya dengan masyarakat.

    Adapun etika lain yang juga harus dipahami yaitu Etika Diskriptif dan Etika Normatif.

    1.  Etika Diskriptif

    Etika ini berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam kehidupan sebagai sesuatu yang bernilai. Etika ini berbicara tentang kenyataan sebagaimana adanya tentang nilai dan pola perilaku manusia sebagai suatu fakjta yang terkait dengan situasi dan realitas konkrit. Dengan demikian etika ini berbicara tentang realitas penghayatan nilau, namun tidak menilai. Etika ini hanya memaparkab, karenyanya dikatakan bersifat diskriptif.

    2.  Etika Normatif

    Etika ini berusaha untuk menetapkan sikap dan pola perilaku yang ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam bertindak. Jadi etika ini berbicara tentang norma-norma yang menuntun perilaku manusia serta memberi penilaian dan hiambauan kepada manusia untuk bertindak sebagaimana seharusnya Dengan. Demikian etika normatif memberikan petunjuk secara jelas bagaimana manusia harus hidup secara baik dan menghindari diri dari yang jelek.

    D. Pengertian Sekretaris

    Pengertian sekretaris adalah sekretaris yang tugasnya membantu seorang eksekutif atau pimpinan. Apabila ditinjau secara etimologi, sekretaris berasal dari kata “secretum” yang berarti “rahasia”, atau seceretarius atau secretarium yang berarti seorang yang diberi kepercayaan memegang rahasia.

    Dalam Webster’s New World Dictionary of the American Language College, mengartikan sekretaris: “ Secretary is a person employed to keep records, take care correspondence and other writing task etc, for an organization or individual.”

    Pada prinsipnya pengertian ini menunjukkan bahwa seorang sekretaris mempunyai tugas mengurus warkat, menyusun korespondensi dan pekerjaan tulis menulis lainnya untuk suatu organisasi atau seseorang.

    Selanjutnya menurut Drs. The Liang Gie, mengatakan bahwa sekretaris adalah seorang petugas yang pekerjaannya menyelenggarakan urusan surat-menyurat termasuk menyiapkan bagi seorang pejabat penting atau suatu organisasi .

    Jadi, pekerjaan seorang sekretaris adalah membantu pimpinan agar pimpinan kantor atau perusahaan dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.

    E. Tugas Sekretaris

    Tugas Sekretaris jika dilihat berdasarkan ruang lingkupnya, tugas sekretaris dikelompokkan menjadi delapan diantaranya yaitu:

    1.    Tugas rutin

    yaitu berbagai macam tugas yang dikerjakan setiap hari tanpa perintah. Tugasnya meliputi seperti:

    Membuka surat-surat, Menerima dikte pimpinan, Menerima tamu, Menerima telepon, Menyimpan arsip atau surat, Menyusun serta membuat jadwal kegiatan pimpinan, dll.

    2.    Tugas khusus

    yaitu suatu tugas yang diperintahkan secara langsung oleh pimpinan kepada sekretaris dengan penyelesaian tugasnya secara khusus. Tugas ini diberikan sebab adanya unsur kepercayaan bahwa tugas dari sekretaris mampu menyimpan rahasia perusahaan.

    3.    Tugas istimewa

    yaitu suatu tugas yang menyangkut keperluan pimpinan, seperti : Membetulkan letak atau posisi dari alat tulis, dan perlengkapan yang diperlukan pimpinan, Bertindak sebagai penghubung untuk meneruskan berbagai informasi kepada relasi, dsb.

    4.    Tugas Sosial seperti

     Mengurusi rumah tangga kantor atau perusahaan, Mengatur berbagai penyelenggaraan resepsi untuk kantor, pimpinan serta pengurusan undangannya, dll.

    5.    Tugas Keuangan

    yaitu biasanya sekretaris mengurusi keuangan yang dinamakan dengan petty cash (uang cadangan atau kas kecil). Tugas keuangan ini diantaranya:Mengurusi urusan keuangan pimpinan di Bank, seperti misalnya: penyimpanan uang di Bank, pengambilan uang dari Bank, penarikan cek dll.

    6.    Tugas sekretaris sebagai resepsionis

    diantaranya yaitu: Menerima dan juga menjawab telepon serta mencatat pesan-pesan lewat telepon, Menerima tamu-tamu yang akan bertemu dengan pimpinan, Mencatat berbagai janji untuk pimpinan, Menyusun acara kerja pimpinan sehari-hari.

    7.    Tugas insidental

    yaitu tugas ini merupakan pekerjaan yang tidak rutin dilakukan oleh sekretaris, diantaranya meliputi: Menyiapkan laporan, menyiapkan agenda rapat, menyiapkan pidato/pernyataan pimpinan, Membuat ikhtisar dari berbagai berita dan karangan yang termuat dalam surat kabar, brosur, majalah dan berbagai macam media lain, yang ada kaitannya dengan kepentingan kantor atau perusahaan.

    8.    Tugas sekretaris dalam Business Meeting (pertemuan bisnis)

    ini terjadi ketika 2 (dua) orang atau lebih saling menerima serta memberikan yang berupa suatu informasi, menyimak kembali kemajuan, memecahkan masalah dan menciptakan yang baru. Tugas inilah yang cukup berat dan sangat melelahkan bagi sekretaris untuk mengorganisir berbagai pertemuan tersebut.

    F.       Karakteristik Pekerjaan Sekretaris

    Dalam bekerja seringkali  pimpinan menuntut seorang sekretaris dapat menangani semua pekerjaan secara sempurna, untuk itu pada umumnya seorang pimpinan akan mengharapkan sekretaris mempunyai kemampuan dan sikap sebagai berikut :

         A. Keterampilan

    Dapat mengelola tugas-tugas rutin, Berprakarsa dalam menyelesaikan masalah yang ditemui tanpa mengganggu atasan, Melaksanakan tindak lanjut atas segala hal sehingga selesai secara tuntas, Bersedia untuk bekerja atau menyelesaikan suatu pekerjaan tanpa harus diminta, Mengelola kantor secara baik selama atasan tidak berada di tempat dalam waktu lama, Bekerja secara sistematis, mempunyai kebiasaan bekerja yang mantap, Mengelola waktu secara baik, Mengerti secara baik lingkup pekerjaan atasan, serta aktifitas atasan baik di dalam maupun   di luar perusahaan, Memperluas pengetahuan dengan membaca, bila ada hal yang menarik dapat menyampaikan pada atasan, Menerima dikte dengan baik, Mengkonsep surat sederhana, Inisiatif untuk memperbaiki/mengatur ruang kerja atau metode kerja, Menyampaikan pikiran baik secara tertulis maupun lisan, Berpartisipasi dalam mengikuti program pengembangan diri, Berpenampilan professional.

    B. Sifat

    Kesetiaan, Sikap bijaksana dan mampu menyimpan rahasia, Dapat dipercaya dan jujur, Daya ingat yang kuat, Dapat diandalkan serta mempunyai tanggung jawab, Waspada dan sigap, Mampu berprakarsa/inisiatif, Dapat berdiplomasi, Kerapihan dalan penampilan/pekerjaan dan tempat kerja, Daya nalar tinggi, Bersikap tenang, Mudah menyesuaikan diri pada lingkungan dan keadaan, Tetap sopan, bersedia membantu dan bersikap hormat terhadap semua orang, Bersikap tenang dalam keadaan kritis serta Loyal terhadap atasan.

    2. PEMBAHASAN

    Berdasarkan teori yang sudah dijelaskan di atas, sekretaris harus mampu mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata. Terutama di tempat kerja. Dan berikut adalah pembahasan dari permasalahan yang ditemukan dalam pembentukan sekretaris profesional di masa mendatang. Bahwasanya, seorang sekretaris selain memiliki ketrampilan, dan mampu berkompetensi dalam dunia kerja, juga harus memperhatikan etika serta kepribadiannya guna menjadi sekretaris yang diharapkan di masa depan.

    A.      Kepribadian Sekretaris Profesional

    Peran dan keberadaan sekretaris menjadi tumpuan keberhasilan seorang piminan dalam menjalankan fungsi managerialnya. Bahkan menjadi salah satu faktor penentu bagi produktvitas perusahaan/lembaga. Dengan demikian kepribadian seorang sekretaris penting dibangun dan dikembangkan terus menerus guna membangun profesionalisme seorang sekretaris itu sendiri.  Kepribadian sering diidentikan dengan identitas seseorang, baik watak, perbuatan, sifat maupun tindakan yang merupakan usaha seseorang mengaktualisasikan jati dirinya. Kepribadian sekretaris profesional dapat dikembangkan dari berbagai segi yang mencakup hal-hal berikut ini :

    1.      Mampu mengenali dirinya dengan baik.

    Dimana seorang sekretaris tersebut harus berbuat jujur dalam menilai diri sendiri. Yang berarti mau menerima kekurangan serta kelebihan yang ada pada dirinya. Hal inilah yang akan membawa Sekretaris untuk selalu berfikir optimis, positif dan menghargai orang lain.

    Ada juga hal-hal yang perlu dilakukan seperti :

    a.       Menciptakan kepribadian yang lebih menarik

    b.      Mencari kelebihan yang terpendam dalam diri

    c.       Menghilangkan kebiasaan buruk yang ada pada diri

    d.      Terbuka dengan rekan kerja, serta

    e.       Jangan merusak diri sendiri dengan ketakutan-ketakutan yang tidak beralasan.

    2.      Siap untuk menerima kritik

    Menjadi seorang sekretaris harus terbuka menerima kritik serta semua saran dengan baik, dimana semua saran serta kritikan tersebut akan membawa sekretaris dalam berbuat yang lebih baik lagi.

    Beberapa hal dalam menerima kritik, yaitu :

    a.         Hindari sikap reaktif

    b.        Mintalah saran atau nasihat dari oarng lain

    c.         Berusaha tenang dan jujur mengakui

    d.        Belajar dari kesalahan

    e.         Bersikaplah terbuka, dan

    f.         Milikilah rasa penuh perhatian kepada pimpinan / rekan kerja.

    B.       Pola Pikir Sekretaris Profesional

    1.      Mampu berfikir positif

    Merupakan cara pandang seseorang terhadap berbagai masalah dengan tetap memandang secara positif. Dimana sikap ini akan menghasilkan sesuatu yang positif pula.

    Ini harus tetap diterapkan untuk sekretaris dimanapun serta dalam keadaan kapanpun. Karena sekretaris merupakan orang yang terdekat dengan pimpinan dan sering berhadapan dengan pihak luar, termasuk relasi ataupun kolega.

    2.      Berfikir Konstruktif

    Membangun kesadaran yang bersifat membina, membangun dan memperbaiki. Sehingga tidak tenggelam dalam kepesimisan dan ketakutan yang tidak beralasan.

    Dengan pemikiran konstruktif ini kita tidak akan terjebak dengan hal-hal yang sama, namun senantiasa memikirkan bagaimana seorang sekretaris mampu menghasilkan karya yang terbaik.

    3.      Berfikir Efektif

    Yaitu, cara pandang seseorang untuk mencapai suatu tujuan melalui kesakapan yang dimilikinya. Seorang sekretaris profesional harus memiliki cara pandang yang mengarah pada pencapaian tujuan dengan pemikiran yang praktis dan sistematis.

    Perilaku Sekretaris Profesional, yaitu :

    1.      Pola bekerja yang efisien

    Mampu mengembangkan cara kerja yang sederhana dan cepat, menghemat biaya dan tenaga, serta menggunakan sarana yang dapat mempercepat pelaksanaan tugas. Pola pikir ini, Sekretaris hanya memikirkan semua tugasnya, dengan cara termudah, paling ringan dan paling murah.

    2.         Membangun hubungan baik dengan berbagai pihak

         Salah satu ciri sekretaris profesional adalah yang mampu membuka diridan membina hubungan baik dengan berbagai pihak. Seperti kemampuan dalam memberikan perhatian, berbicara jelas dan langsung pada kepentingan.

    C.      Citra Positif Bagi Sekretaris

                Masyarakat modern dan perusahan yang bonafide membutuhkan sekretaris tidak hanya rajin dan jujur saja, dan itu bukan merupakan rumusan sekretaris masa depan.

                Rumusan sederhana untuk memudahkan dalam membentuk kepribadian seorang sekretaris, yaitu (ABCC) :

    1.      Good Appearance,

    Bukan berarti cantik dalam wajah, tetapi merangkum segala keluwesan dan kesopanan dalam tindakan. Penampilan sekretaris harus dapat diterima di lingkungan kantor tempat bekerja. Seperti cara berpakaian dan berdandan.

    2.      Good Behaviour,

    Berarti tingkah laku yang baik. Setiap sikap / gerak-gerik mempunyai nilai yang beraneka ragam. Dalam hal ini,  sekretaris harus berupaya mengajar diri sendiri agar menjadi pribadi yang disenangi oleh siapa saja, kapan saja, dimana saja dalam suasana apapun.

    3.      Good Character,

    Tuntutan masyarakat yang menghendaki seseorang mempunyai karakter yang baik dalam pergaulan. Lebih-lebih dalam hubungannya dengan pimpinan/lembaa di tempat kerja. Seperti kejujuran, pikiran positif, taat beribadah, menghargai oranglain serta bekerja keras penuh semangat dan tulus.

    4.      Good Capability,

    Kecakapan atau kemampuan sangat dibutuhkan dalam melakukan segala pekerjaan bahkan dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, sekretaris harus berusaha meningkatkan kemampuannya untuk menunjang kelancaran pekerjaan/pengembangan organisasinya.

    BAB III

    PENUTUP

    A.      Kesimpulan

         Sekretaris merupakan sebuah profesi yang memiliki peran penting dalam suatu organisasi. Namun realita yang ada di masyarakat adalah bahwa sekretaris hanyalah seorang yang “dekat” dengan bosnya, tanpa ada nilai lebih. Itulah mengapa kepribadian baik perlu di terapkan dalam sekretaris modern. Dan sebagai sekretaris, kita harus mampu membangun citra positif atas pribadi dan dirinya agar mampu bekerja secara professional.

    B.       Saran

                Profesi sekretaris selalu dipandang negatif oleh orang lain baik didalam maupun diluar kantor sehingga saran bagi sekretaris :

    1.    Selalu menerapkan etika dalam setiap tindakan yang dilakukan baik dikantor maupun dilingkungan masyarakat.

    2.    Berpenampilan yang sopan sehingga akan membuat citra diri yang positif dihadapan orang lain.

    DAFTAR PUSTAKA

    Rosidah & Sulistyani Ambar Teguh. 2005. Menjadi Sekretaiis Profesional &

    Kantor Yang Efektif. Yogyakarta: Gava Media.

    Gie, The Liang. 2001. Administrasi Perkantoran Modern. Yogyakarta: Penerbit Liberti.

    La Rose,  2003. Top Secretary membangun kepribadian dan keterampilan menjadi sekretaris profesional. Jakarta: Erlangga.

    http://www.pengertianku.net/2014/10/pengertian-sekretaris-dan-tugasnya-secara-lengkap.html

    http://debiregiregina.blogspot.co.id/2013/01/tugas-dan-peranan-sekretaris.html

  • Makalah Sosiologi – Olahraga dan Gender

    Olahraga dan Gender

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar belakang

    Isu tentang gender telah menjadi bahasan analisis sosial (sosiologi), menjadi pokok bahasan dalam wacana perdebatan mengenai perubahan sosial dan juga menjadi topik utama dalam perbincangan mengenai pembangunan dan perubahan sosial tak terkecuali di dunia olahraga. Bahkan, beberapa waktu terakhir ini, berbagai tulisan, baik di media massa maupun buku-buku, seminar, diskusi dan sebagainya banyak membahas tentang protes dan gugatan yang terkait dengan ketidakadilan dan diskriminasi terhadap kaum perempuan hampir di semua bidang. Ketidakadilan dan diskriminasi tidak terkecuali hal itu terjadi pula dibidang olahraga,

    Gender dipersoalkan karena secara sosial telah melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab, hak dan fungsi serta ruang aktivitas laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Perbedaan tersebut akhirnya membuat masyarakat cenderung diskriminatif dan pilih-pilih perlakuan akan akses, partisipasi, serta kontrol dalam bidang olahrga yakni laki-laki dan perempuan mempunyai peran yang amat berbeda.

    Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkem-bangan fungsional jasmani, rohani dan sosial. Struktur anatomis-anthropometris dan fungsi fisiologisnya, stabilitas emosional dan kecerdasan intelektualnya maupun kemampuannya bersosialisasi dengan lingkungannya nyata lebih unggul khususnya pada generasi muda yang aktif mengikuti kegiatan Olahraga dari pada yang tidak aktif mengikutinya (Renstrom & Roux 1988, dalam A.S.Watson: Children in Sport dalam Bloomfield,J., Fricker, P.A. and Fitch,K.D., 1992). Penulis meyakini benar bahwa hal demikian juga berlaku bagi laki-laki dan perempuan yang aktif dalam olahraga.

    Banyak anggapan bahwa faktor yang menentukan dalam berolahraga dalam masyarakat adalah gender. Dimana kaum laki-laki dianggap lebih mumpuni dibandingkan perempuan dalam bidang olahraga. Namun sebenarnya hal tersebut merupakan anggapan yang keliru, karna sifat fisiologisnya yang menganggap wanita lebih lemah dari pada laki-laki. Namun sebenarnya seberapa luas dia mampu membentuk pola interaksi dengan yang lainnya, dan seberapa dalam interaksi serta komunikasi yang mampu dia lakukan dengan yang lainnya untuk mampu berkembang dibidang olahraga dalam menggali semua potensi yang dimiliki baik laki-laki maupun perempuan sama saja.

    Satu alat ukur untuk ini adalah frekuensi keterlibatannya pada aktivitas olahraga dan prestasi yang telah dicetaknya. Dengan itu pula masyarakat akan memberikan status padanya.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka penulis dapat mengemukakan rumusan masalah sebagai :

    1. Seberapa besar hubungan wanita dalam perannya di bidang olahraga.
    2. Adakah hubungan yang signifikan antar prestasi wanita yang mengikuti perlombaan dengan prestasi yang telah dicetaknya.

    C. Tujuan

    Adapun tujuan pembuatan makalah ini dibuat adalah sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui sejauh mana peran wanita dalam keikut-sertaan perannya dalam bidang olahraga.
    2. Untuk mengetahui sejauh mana prestasi wanita dalam  mengikuti kejuaraan-kejuaran di dalam perlombaan dalam bidang olahraga.

    Bab II. Kajian Pustaka

    A. Memahami Arti Gender Secara Umum

    Dari Wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa gender merupakan aspek hubungan sosial yang dikaitkan dengan diferensiasi seksual pada manusia.

    Istilah “gender” yang berasal dari bahasa Inggris yang di dalam kamus tidak secara jelas dibedakan pengertian kata sex dan gender. Untuk memahami konsep gender, perlu dibedakan antara kata sex dan kata gender.

    Sex adalah perbedaan jenis kelamin secara biologis sedangkan gender perbedaan jenis kelamin berdasarkan konstruksi sosial atau konstruksi masyarakat. Dalam kaitan dengan pengertian gender ini, Astiti mengemukakan bahwa gender adalah hubungan laki-laki dan perempuan secara sosial. Hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan dalam pergaulan hidup  sehari-hari, dibentuk dan dirubah. Heddy Shri Ahimsha Putra (2000) menegasakan bahwa istilah Gender dapat dibedakan ke dalam beberapa pengertian berikut ini: Gender sebagai suatu istilah asing dengan makna tertentu, Gender sebagai suatu fenomena sosial budaya, Gender sebagai suatu kesadaran sosial, Gender sebagai suatu persoalan sosial budaya, Gender sebagai sebuah konsep untuk analisis, Gender sebagai sebuah perspektif untuk memandang kenyataan.

    Epistimologi penelitian Gender secara garis besar bertitik tolak pada paradigma feminisme yang mengikuti dua teori yaitu; fungsionalisme struktural dan konflik. Aliran fungsionalisme struktural tersebut berangkat dari asumsi bahwa suatu masyarakat terdiri atas berbagai bagian yang saling mempengaruhi. Teori tersebut mencari unsur-unsur mendasar yang berpengaruh di dalam masyarakat. Teori fungsionalis dan sosiologi secara inhern bersifat konservatif dapat dihubungkan dengan karya-karya August Comte (1798-1857), Herbart Spincer (1820-1930), dan masih banyak para ilmuwan yang lain.

    Dalam buku Sex and Gender yang ditulis oleh Hilary M. Lips mengartikan Gender sebagai harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan. Misalnya; perempuan dikenal dengan lemah lembut, cantik, emosional dan keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan dan perkasa. Ciri-ciridari sifat itu merupakan sifat yang dapat dipertukarkan, misalnya ada laki-laki yang lemah lembut, ada perempuan yang kuat, rasional dan perkasa. Perubahan ciri dari sifat-sifat tersebut dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain (Mansour Fakih 1999: 8-9).

    Secara umum, pengertian Gender adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Dalam Women Studies Ensiklopedia dijelaskan bahwa Gender adalah suatu konsep kultural, berupaya membuat perbedaan (distinction) dalam hal peran, perilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat.

    B. Perbedaan Gender dalam Olahraga

    Diskriminasi terhadap wanita dalam olahraga baru didokumentasikan dan dianggap sebagai masalah pada tahun 1970-an. Di mana tim olahraga wanita menerima dana yang lebih rendah dari tim pria. Tahun 1974 budget program olahraga pria lima kali lipat budget untuk wanita. Bahkan pada tingkat Universitas perbedaannya sampai 100 kali lipat (Women Sport, 1974).

    Diskriminasi terlihat dalam hal fasilitas dan peralatan. Wanita menggunakan gedung olahraga yang usang di mana pria dibuatkan gedung yang baru. Wanita memakai peralatan bekas tim pria, jika tidak ada yang bekas terkadang tim wanita tidak mempunyai apa-apa. Dalam menggunakan fasilitas yang sama, wanita mendapatkan giliran jadwal yang tidak fair.

    Wanita tidak mendapatkan perhatian yang cukup mengenai latihan seperti halnya pria. Sering kali untuk menuju ke pertandingannya, tim wanita harus menggunakan bis padahal tim pria mendapatkan pelayanan pesawat. Liputan media untuk berita tentang olahlraga wanita juga kurang, padahal olahraga pria selalu mendapatkan perhatian media surat kabar, radio bahkan televisi. Sampai adanya persamaan pada setiap bidang di atas, maka wanita tidak bisa dikatakan mendapatkan peluang yang sama dengan pria dalam program sekolah.

    Pada tingkat masyarakat, meski partisipasi olahraga wanita telah meningkat, diskriminasi masih kental. Misalnya pada penggunaan fasilitas, program yang tersedia dan pengurus yang ditugaskan untuk kegiatan olahraga wanita. Hal ini juga terjadi untuk tingkat olahraga amatir nasional.

    1) Mempertahankan Perbedaan Mitos

    a. Mitos Fisiologi

    Adanya kepercayaan bahwa partisipasi olahraga menyebabkan efek fisik yang berbahaya bagi wanita. Mitos ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

    1. Partisipasi yang keras dalam olahraga dapat mengganggu kemampuan untuk melahirkan, Hal ini disebabkan bahwa latihan fisik akan memperkeras otot pelvis, sehingga tidak akan cukup fieksibel untuk melahirkan secara normal.
    2. Aktivitas pada beberapa cabang olahraga dapat merusak organ reproduksi dan payudara wanita. Mitos ini tetap ada meskipun uterus adalah organ internal yang sangat anti getaran dan lebih terlindung dibanding organ vital pria.
    3. Struktur tulang wanita lebih lemah, sehingga akan memudahkan terjadinya cedera. Meski ukuran tubuh wanita umumnya lebih kecil dari pada pria, namun tulang mereka tidak lebih lemah. Bahkan, karena berat badan dan berat otot wanita lebih ringan, maka tulang mereka menghadapi bahaya yang lebih sedikit dibanding pria.
    4. Keterlibatan yang aktif membuat masalah pada menstruasi. Menurut para ginekolog, “aktivitas olahraga tidak mempengaruhi menstruasi.” (Wyrick, 1974). Memang bagi atlet dalam periode latihan yang keras, sering mengalami keterlambatan menstruasi. Namun hal ini disebabkan oleh kurangnya persentasi lemak tubuh, Jadi masalah ini akan hilang jika latihan ketat ini berakhir. Penari balet professional sering mengalami perubahan siklus menstruasi, namun hal ini juga berakhir jika latihan ketat mereka dihentikan.
    5. Keterlibatan dalam olahraga mengakibatkan timbulnya otot yang menonjol dan tidak menarik. Padahal suatu tubuh yang dikondisikan dengan baik akan menjadi menarik. Kondisi fisik yang baik ini juga akan meningkatkan image tubuh dan meningkatnya sifat responsif fisik. Otot yang menonjol dihasilkan oleh hormon androgen yang lebih banyak terdapat pada kaum pria. Namun hal ini bervariasi antar individu.

    Kelima mitos tersebut, jelas sangat tidak beralasan bagi wanita untuk tidak berpartisipasi dalam olahraga, sehingga upaya untuk menghindari orang yang masih menganut mitos tersebut di atas, adalah melalui pendidikan. Jadi pendidikan adalah penting untuk menghilangkan mitos yang tidak berdasarkan ilmu pengetahuan ini.

    b. Mitos Performansi

    Pola diskriminasi juga terlihat dengan argumentasi bahwa wanita tidak bisa tampil lebih baik dari pria. Hal ini sangat menghambat karena akan membatasi peluang, sehingga membatasi wanita untuk membangun kemampuannya.

    Sebelum masa puber, perbedaan performansi antara anak laki-laki dan perempuan disebabkan oleh pengalaman bukan oleh faktor fisik ataupun potensi performansinya. Bahkan wanita rnempunyai keuntungan yang lebih baik karena mereka lebih cepat dewasa. Setelah masa puber, keuntungan ada di pihak pria karena hormon dan perbedaan pertumbuhan yang menyebabkan rata-rata pria lebih besar dan lebih kuat dari rata-rata wanita. Hal ini bisa digunakan sebagai dasar untuk membagi-bagi olahraga, namun bukan alasan untuk menutup peluang bagi wanita.

    Jika pengalaman dan peluang bagi wanita dan pria sama, maka perbedaan ini akan hilang secara bertahap. Pada beberapa cabang olahraga perbedaan ini mungkin akan tetap ada, namun pada cabang-cabang lainnya perbedaan ini malah bisa terjadi sebaliknya. Misalnya pelari marathon wanita, Grete Waitz dari Norwegia mencatat waktu 2 jam 25 menit 41 detik pada New York City Marathon, waktu yang lebih baik dari pemenang pria saat itu. Pada cabang olahraga yang membutuhkan daya tahan dan bukan kekuatan, maka wanita akan lebih baik daripada pria. Karena itu tidak masuk akal jika mencegah peluang pria pada cabang ini, dan juga tidak masuk akal untuk mencegah wanita pada cabang lain hanya karena ada kemungkinan bahwa pria akan mengunggulinya.

    Mitos performansi diperkuat oleh sejarah pembatasan dan diskriminasi. Mitos ini mulai berkurang, tapi jika individu dan kelompok yang berpengaruh (seperti IOC) masih menganut hal ini, maka diskriminasi akan terus berlanjut.

    2.3    Partisipasi di antara Para Wanita

    Sejak tahun 1970-an perubahan dramatis pada olahraga adalah naiknya tingkat partisipasi olahraga wanita. Hal ini terjadi di setiap negara industri. Di Amerika, tahun akademis 1970-1971 kurang dari 300.000 siswi sekolah menengah bermain olahraga tim sekolah, tahun akademis 1983-1984 ada 1.800.000 siswi yang berpartisipasi kenaikan sebanyak 60%. Hal ini sangat menarik karena pada periode yang sama jumlah siswi menurun sebanyak 5%. Di tingkat Universitas 16.000 mahasiswi bermain olahraga tim tahun 1970-an, namun tahun 1984 lebih dari 150.000 orang, kenaikan sekitar 90%. Sulit untuk menunjukkan jumlah partisipasi pada program olahraga masyarakat, namun hampir semua laporan memperlihatkan adanya kenaikan partisipasi wanita dalam olahraga.

    Adapun yang menjadi penyebab meningkatnya partisipasi olahraga wanita di Amerika dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya, 1) Peluang baru; 2) Tekanan dari pemerintah dalam bentuk titie IX; 3) Gerakan kaum perempuan; 4) Gerakan kesehatan dan kebugaran; dan 5) Adanya tokoh atetik teladan.

    2.4    Gerakan Kesehatan dan Kebugaran

    Sejak pertengahan tahun 1970-an meningkatnya kesadaran akan kesehatan dan kebugaran mempengaruhi wanita untuk ikut serta dalam berbagai kegiatan fisik. Selain kecantikan tubuh secara tradisional, adapula perhatian akan pembangunan tubuh wanita secara aktual. Yaitu melalui kekuatan, otot dan, pembangunan fisik. Banyak wanita yang mencoba untuk menghadapi tantangan dalam olahraga, bukan hanya ingin terlihat seperti model pada majalah

    2.5    Wanita Dalam Olahraga

    Tidak ada satupun wanita terlahir yang secara otomatis mendapatkan status sebagai olahragawan atau atlet. Status partisipan olahraga hanya diperoleh melalui tindakan yang ditunjukkan dengan perbuatannya pada aktivitas olahraga. Hal ini yang membedakan dengan status bangsawan (raden , roro) yang secara otomatis dimiliki ketika seseorang dilahirkan. Dapat dikatakan bahwa status atlet, yang dimiliki wanita, merupakan achieved-status yaitu kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja. Kedudukan ini tidak diperoleh atas dasar kelahiran (ascribe-status). Achieved status bersifat terbuka bagi siapa saja tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Dari konsep ini stratifikasi sosial akan terjadi. Semua wanita memiliki kesempatan sama untuk memperoleh status tertentu di masyarakat, tetapi karena kemampuan dan pengalaman berbeda berdampak pada lahirnya tingkatan-tingkatan status yang akan diperoleh wanita dalam partisipasinya di olahraga. Bagaimanapun juga setiap wanita berolahraga menginginkan prestise dan derajat sosial dalam kehidupan di masyarakatnya. Bukan sebagai pengakuan atas keberadaannya oleh anggota kelompok, melainkan sebgai salah satu tuntutan kebutuhan untuk harga diri dan atau self-esteem (Teori kebutuhan menurut Maslow). Peningkatan status sosial wanita berolahraga memaksakannya untuk terus memobilisasi setiap tindakan. Mobilitas sebagai salah satu peningkatan status sosial menurut Ralph H. Turner memiliki dua bentuk yaitu:

    a. Contest mobility (mobilitas sosial berdasarkan persaingan pribadi),

    b. Sponsored mobility (mobilitas sosial berdasarkan dukungan).

    Dengan mencermati bentuk mobilitas maka pemberian status sosial kepada wanita berolahraga hendaknya mampu diberikan sesuai porsi proses yang telah dilakukannya. Hal ini mungkin berdampak kepada proses menghilangkan perbedaan pemberian penghargaan diantara atlet pria dan wanita yang sama-sama menjadi juara di kelompoknya (gender). Misalnya sejumlah hadiah yang masih dibedakan diberikan antara kelompok putra dengan putri. Meski mungkin pertimbangannya adalah ketika pertandingan putra sering melahirkan tindakan yang lebih akrobatik, atraktif, skill tinggi (jika dibandingkan dengan kelompok putri), terlebih jika didramatisir oleh pers yang secara jumlah memang kaum pria di kalngan pers lebih banyak yang tentu saja akan selalu memberikan dukungan lebih pada sesamanya, yang berdampak pada semakin banyaknya jumlah penonton dan secara otomatis pemasukan keuntungan dari penjualan karcispun lebih besar.

    Terlepas dari itu, status wanita berolahraga memang masih menempati porsi lebih rendah dari kaum pria. Anekdotnya bisa dikatakan karena wanita kalah “start”. Semenjak zaman Yunani dan Romawi, sebagai perintis olahraga modern, wanita belum memperoleh kesempatan yang luas dibandingkan pria, bahkan dilarangnya berpartisipasi meski sebenarnya telah memiliki kemampuan yang sama dengan pria (dari beberapa mitolog Artemis dan Athena, Theseus, Hippolyta).

    2.6    Peranan Wanita Dalam Olahraga

    Peranan (role) merupakan dinamika dari status atau penggunaan dari hak dan kewajiban (Susanto, 1985), aspek dinamis kedudukan (status) (Soekanto, 1990). Sehingga apabila wanita melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan. Peranan mungkin mencakup tiga hal yaitu :

    1.  Meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi seseorang, serangkaian peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.

    2. Konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

    3.  Perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

    Peranan dengan status keduanya tak dapat dipisah-pisahkan, karena yang satu tergantung kepada yang lain dan sebaliknya. Tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa peranan. Maka sudah selayaknya seorang wanita partisipan olahraga yang telah berbuat sesuai norma di masyarakat, berperilaku di masyarakat sebagai organisasi (resmi dan tidaknya, olahraga adalah sebuah organisasi), dan merupakan struktur sosial masyarakat mendapat peranan sosial dari kedudukannya sebagai wanita yang berolahraga. Hanya saja sering dilupakan bahwa dalam interaksi sosial yang paling penting adalah melaksanakan peranan. Tidak jarang terjadi bahwa kedudukan lebih diutamakan sehingga terjadi hubungan-hubungan timpang yang tidak seharusnya terjadi. Contoh dalam dunia olahraga, peranan manajer yang melebihi kekuasaan pelatih dalam menentukan siapa atlet yang harus bertanding, peranan atlet profesional yang tidak mencerminkan jati dirinya sebagai olahragawan yang menjunjung sportivitas (fair play). Sehingga lebih cenderung mementingkan bahwa suatu pihak hanya mempunyai hak saja, sedang pihak lainnya hanyalah mempunyai kewajiban belaka.

    Dalam dunia olahraga ketimpangan ini menyebabkan terjadinya ketidakmerataan kesempatan. Wanita hanya dijadikan sebagai faktor pendukung yang keberadaannya bukan prioritas, bukan yang utama. Misalnya dalam beberapa kasus olahraga profesional, wanita hanya sebagai objek pelengkap seperti umbrella girls di otomotif sports, atau pemandu sorak dalam beberapa olahraga permainan.

    Hingga status dan peranannya bukan sebagai “bintang”, tidak pula sebagai pemain utama. Ketimpangan-ketimpangan yang lebih luas terjadi pada masyarakat partisipan aktivitas tertentu, termasuk aktivitas olahraga, akibat ketidaksesuaian harapan (dalam konteks olahraga Indonesia rasanya lebih tepat dikatakan tuntutan) dengan peranan terhadap peranan yang tepat dalam menduduki suatu status (Davis, 1948) terjadi karena :

    1.   Harapan masyarakat kurang memperhatikan tindakan sebenarnya atau sebaliknya,

    2.   Apabila harapan masyarakat akan tindakannya diketahui, akan tetapi waktu dan situasi tidak memungkinkan bagi individu yang bersangkutan,

    3.   Apabila pemenuhan harapan masyarakat di luar kemampuan individu.

    Masyarakat olahraga Indonesia masih kuat dengan konsep kalah menang, bahwa suatu pertandingan hanya sebatas pemenang dan pecundang. Sehingga identik dengan menyamaratakan status tanpa memahami peranan yang diemban. Kita menyamakan status atlet kita dengan atlet dunia, tanpa mengerti proses untuk memperoleh status terlebih peranannya seperti apa. Dunia olahraga wanita lebih memperoleh “kesialan” dari konsep ini. Kita lebih tahu bahwa tim putri kita adalah pecundang tanpa mengerti siapa lawannya dan proses untuk menjadi pecundang (karena kita memang kalah start dalam proses pembinaan olahraga wanita). Tim sepakbola kita lebih banyak kalahnya, tim bulutangkis semakin terpuruk, berpindahnya pebulutangkis putri harapan kita ke negara lain, ketidakmampuan induk olahraga dalam proses regenerasi atlet wanita. Ini semua adalah trend yang semakin memperburuk persepsi masyarakat terhadap aktivitas wanita berolahraga. Salah satu penyebabnya adalah perbedaan kesempatan. Menururt Coakley (1990) dari beberapa kasus bahwa wanita masih memiliki sedikit kesempatan dibandingkan pria, terutama di kota-kota kecil dan wilayah pedesaan. Yang lebih sering terjadi adalah kekurangan, diantaranya dalam hal :

    1.      Persediaan dan pemeliharaan peralatan dan penyebarannya,

    2.      Penjadwalan pertandingan dan waktu latihan,

    3.      Kesempatan memperoleh pelatihan dan tutor akademik,

    4.      Penugasan dan kompensasi pelatih dan tutor

    5.      Ketersediaan obat-obatan dan pelayanan latihan serta fasilitas

    6.      Publisitas bagi secara individu, team, dan event.

    Harusnya Indonesia memiliki keuntungan dalam hal kesempatan wanita berolahraga, karena negara ini dipimpin oleh seorang perempuan juga, yang secara karakter psikis lebih menonjolkan perasaan. Wanita pun berkeinginan sama untuk mendapat penghargaan selayaknya pria. Hanya proses ke arah itu tidak berkesempatan sama dengan yang dimiliki pria karena terkait kebijakan yang dihasilkan adalah kesepakatan dominasi pria yang duduk di lembaga legislatif dan eksekutifSeandainya presiden negara ini berprioritas pada peningkatan sumber daya perempuan (bukan sebatas retorika) denga tegas memberikan ascribe status dan achieved status sebagai individu yang berhak mendapatkan kesempatan dan penghargaan yang sama dengan lawan jenisnya. Dengan pertimbangan perspektif sosiologis sebagai acuan dalam membicarakan kedudukan dan peran atlet di masyarakat seperti yang dikemukakan Dr. Vassiliki Avgerinou dari Swiss dalam makalahnya Kedudukan dan Peran Atlet di Masyarakat , yaitu :

    1.   Keberadaan atlet di masyarakat serta pribadi atlet sebagai individu dipandang sebagai bagian dari pola-pola sosial; dan perasaan-perasaan mereka didasari oleh peraturan-peraturan yang berlaku.

    2.   Individu yang hidup dalam suatu pranata sosial dan lingkungan masyarakat akan terlibat kegiatan dan tindakan di dalam kehidupan sehari-harinya.

    3.   Sebagai individu yang rasional, seseorang mampu mengevaluasi tindakannya secara intelektual.

    Hal inilah yang setidaknya memberikan kontribusi bagi pemikiran agar status dan peranan wanita dalam olahraga memperoleh porsi yang lebih luas lagi menyerupai kesempatan yang diperoleh pria. Wanita tidak lagi berada di belakang dalam startnya untuk memperoleh status dan peranan sosial di masyarakat dibandingkan kaum pria. Faktor pendukung ke hal itu adalah kesadaran seluruh masyarakat. Bahwa bagaimanapun juga suatu keberhasilan yang meningkatkan status bangsa di dunia internasional adalah buah kerja sama antara pria dengan wanita. Andai saja bangsa ini adalah negara yang menghormati sejarah serta terus mengenangnya, kita diingatkan pada prestasi tertinggi yang diperoleh duta-duta bangsa dalam olimpiade 1996 saat pertama kalinya lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang adalah buah kerja keras seorang wanita bernama Susi Susanti. Wanitalah sebenarnya yang menjadi perintis bagi KONI untuk terus mencanangkan upaya mendulang medali pada olimpiade-olimpiade berikutnya. Hanya saya kita adalah masyarakat hedonis yang bersuka cita sesaat tanpa mampu mengambil makna dari setiap peristiwa yang mampu menorehkan prestasi spektakuler. Yang pada akhirnya kita tetap lupa (atau mungkin mengabaikan) akan “kemashuran” atlet wanita yang berhasil mencetak prestasi melebihi kaum pria. Sehingga status dan peranan wanita dalam olahraga masih terus berada di belakang kaum pria.

    Coakley (1990) mengungkapkan pula bahwa masih adanya mitos yang keliru dan masih dipegang oleh masyarakat, terutama terjadi pada negara-negara yang tingkat pendidikan dan informasi medik masih rendah :

    1.      Keikutsertaan yang berat dalam olahraga mungkin menjadi penyebab utama masalah kemampuan menghasilkan keturunan.

    2.      Aktivitas pada beberapa event olahraga dapat merusak organ reproduksi atau payudara wanita.

    3.      Wanita memiliki struktur tulang yang lebih rapuh dibandingkan pria sehingga lebih mudah mengalami cedera.

    4.      Keterlibatan intens dalam olahraga menyebabkan masalah pada menstruasi.

    5.      Keterlibatan dalam olahraga membawa ke arah perkembangan yang kurang menarik, menonjolkan otot.

    Alasan-alasan inilah yang memperburuk persepsi masyarakat terhadap keterlibatan wanita dalam olahraga yang secara langsung berpengaruh pada pemberian status dan peranan sosial wanita dalam kehidupannya secara khusus di bidang olahraga dan umumnya di kehidupan keseharian di masyarakat di mana pola-pola interaksi sosial berlaku di lingkungannya. Terlepas dari itu semua, bagaimanapun juga semakin banyak wanita yang menyukai kegiatan fisik dengan tingkat penampilannya yang terus meningkat. Walaupun terdapat masalah kesehatan khusus yang berhubungan dengan fungsi reproduksinya yang unik, tetapi manfaatnya bagi kesehatan dan pergaulan sosial, jauh melebihi pengaruh-pengaruh merugikan yang terjadi selama ini (Giriwijoyo, 2003 : 45).

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Pemberian status dan peranan sosial bagi wanita dalam olahraga hendaknya dapat dilakukan lebih bijak melalui pertimbangan kesesuaian antara apa yang mampu dilakukannya dengan pemberian hak dan kewajiban serta kesesuaian memberikan harapan-harapan bukan dalam bentuk tuntutan. Mitos yang keliru sudah seharusnya dibuang. Perbedaan persepsi tidak harus semakin menyudutkan status dan peranan wanita dalam olahraga melainkan sebagai pengayaan untuk mencari solusi dalam memberikan kesempatan yang lebih luas untuk menumbuhkembangkan seluruh potensi serta untuk terus mengejar ketertinggalan dari kaum pria, dan kemajuan kaum wanita di negara lain.

    3.2 Saran

    Diharapkan dengan emansipasi wanita yang dipelopori oleh R.A. Ajeng Kartini, wanita akan lebih dapat menselaraskan dengan kaum pria dalam kedudukan serta skill (keahlian) dan ability (kecakapan) dibidang olahraga.

    DAFTAR PUSTAKA

    Avgerinou, Vassiliki. Kedudukan Dan Peran Atlet Di Masyarakat. Kajian Substansi Makalah dalam Payung Sosiologi Olahraga.

    Coakley, Jay J. (1990). Sport in Society Issues and Controversies. Fourth Edition. Time Mirror/Mosby College Publishing – St. Louis-Toronto-Boston-Los Altos.

    Giriwijoyo, Santoso (2003). Wanita dan Olahraga. FPOK UPI Bandung.

    Soekanto, Soerjono (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Edisi Keempat. Rajawali Pers – Jakarta.

    Susanto, Astrid S. (1985). Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bina Cipta. Wendt,

    Jenice Clemons. Women In Sport. University of Houston, Houston, Texas.

    Tersedia : http://id.wikipedia.org/wiki/Gender 

    [21 Januari 2014]

    Tersedia : http://tercerdas.blogspot.com/2012/12/makalah-gender.html#sthash.usabclBL.dpuf

    [19 Januari 2014]

  • Makalah Tentang Pedagang Kaki Lima

    Makalah Tentang Pedagang Kaki Lima

    Pedagang kaki lima atau Straatverkoper/Verkoopster merupakan istilah yang merujuk pada pedagang yang berjualan di atas jalan tanpa bangunan permanen. Pedagang ini sudah ditemukan sejak zaman hindia belanda sampai hari ini.

    Pedagang Kaki Lima

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar belakang

    Pemerintah Daerah baik ditingkat provinsi maupun kabupaten/kota memiliki wewenang untuk membuat kebijakan publik yang selanjutnya disebut sebagai Peraturan daerah. Perda ini adalah simbol yang menunjukkan daerah memiliki otoritas dalam mebuat kebijakan yang mengikat selama tidak bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi.

    Dalam upaya penyusunan dan pembuatan peraturan daerah, Pemda melibatkan seluruh pihak mulai dari pakar, praktisi, elemen masyarakat dan seluruh pihak yang besinggungan dengan peraturan tersebut. Tujuannya tidak lain agar seluruh pihak tidak dirugikan oleh kebijakan yang mungkin saja bersifat satu arah jika dirancang oleh pihak-pihak homogen.


    Kebijakan bisa dibilang merupakan sebuah aturan dari pemerintah daerah yang harus di ikuti oleh siapapun tanpa terkecuali, kebijakan tersebut diberlakukan agar terciptanya suatu peraturan yang dapat membuat masyarakat ikut patuh terhadap kebijakan yang sudah dibuat. Di dalam menyusun perencanaan kota pada umumnya di Indonesia seringkali hanya melihat pada kegiatan-kegiatan formal saja.

    Pengambil kebijakan, dalam hal ini Pemerintah daerah menyusun rencana tata lahan, bangunan dan lingkungan hanya untuk kegiatan formal, seperti kawasan perumahan,perdagangan, industri dan sebagainya. Sehubungan dengan adanya sebuah kebijakan pasti tidak terlepas dari adanya sebuah pro dan kontra yang terjadi, apalagi yang kita ketahui kebijakan pemerintah daerah mengenai para pedagang kaki lima yang semakin lama semakin banyak. Di setiap daerahpun pasti mempunyai persolannya tersendiri terkait para pedagang kaki lima. Pedagang kaki lima adalah merupakan pihak yang paling merasakan dampak dari berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah terutama kebijakan tentang ketertiban dan keindahan kota.

    Pedagang Kaki Lima atau disingkat PKL adalah istilah untuk menyebut penjajahan dagangan yang menggunakan gerobak. Istilah itu sering ditafsirkan karena jumlah kaki pedagangnya ada lima. Lima kaki tersebut adalah dua kaki pedagang ditambah tiga “kaki” gerobak (yang sebenarnya adalah tiga roda atau dua roda dan satu kaki). Saat ini istilah PKL juga digunakan untuk pedagang di jalanan pada umumnya. Sebenarnya istilah kaki lima berasal dari masa penjajahan kolonial Belanda.

    Peraturan pemerintah daerahan Belanda pada waktu itu menetapkan bahwa setiap jalan raya yang dibangun hendaknya menyediakan sarana untuk pejalan kaki. Lebar luas untuk pejalan adalah lima kaki atau sekitar satu setengah meter.Keberadaan PKL merupakan suatu realita saat ini, bersamaaan dengan tumbuh dan berkembangnya geliat perekonomian di suatu kota. Hak-hak mereka untuk mendapatkan rejeki yang halal di tengah sulitnya mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan harapan tentunya tidak bisa dikesampingkan.

    Kehadiran mereka bermanfaat bagi masyarakat luas terutama bagi yang sering memanfaatkan jasanya. Namun keberadaan pedagang kaki lima memunculkan permasalahan sosial dan lingkungan berkaitan dengan masalah kebersihan, keindahan dan ketertiban suatu kota.Ruang-ruang publik yang seharusnya merupakan hak bagi masyarakat umum untuk mendapatkan kenyamanan baik untuk berolah raga, jalan kaki maupun berkendara menjadi terganggu. Tidak dapat dipungkiri bila saat ini banyak kualitas ruang kota kita semakin menurun dan masih jauh dari standar minimum sebuah kota yang nyaman, terutama pada penciptaan maupun pemanfaatan ruang terbuka yang kurang memadai. Memang persoalan kaum pinggiran di berbagai kota menjadi persoalan yang dilematis. Di satu sisi pemerintah daerah kota bertanggungjawab atas warganya dalam persoalan kesejahteraan. Di sisi lain, pemerintah daerah membutuhkan wajah kota yang indah, bersih, dan tertata sebagai tuntutan ruang kota yang sehat. Dari pilihan antara tata ruang kota dan kesejahteraan warganya tersebut, Pemerintah daerah lebih memilih untuk mengambil sikap yang kedua, yakni pentingnya mengembalikan ketertiban dan keindahan kota. Maka, konsekuensi dari pilihan tersebut adalah dengan menertibkan dan menata para PKL (skripsi Bambang Budiman).

    Dengan mempertimbangkan bahwa pengembangan sektor informal yang tepat akan menyerap banyak tenaga kerja, disamping dapat menurunkan kualitas lingkungan di suatu wilayah, maka sudah seharusnya Pemerintah daerah memberikan perhatian secara khusus terhadap perkembangan pedagang kaki lima dan memberikan mereka fasilitas yang memadai. Dengan demikian diharapkan pengembangan sektor informal ini akan menjadi salah satu pengaman bagi golongan masyarakat marginal untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan tidak merugikan lingkungan. Problematika PKL ini akan terus menjadi pekerjaan rumah pemerintah daerah dari waktu ke waktu.

    Pada saat ini kita ketahui bahwa Kota Pekanbaru adalah ibukota Propinsi Riau. Bagi sebagian orang kota ini merupakan salah satu kota masa depan di Pulau Sumatera. Asumsi itu diangkat mengingat letaknya berada dalam sebuah jalur perdagangan padat di Asia Tenggara. Pekanbaru menjadi magnet yang sangat kuat bagi seluruh penduduk Riau untuk bermigrasi ke kota ini. Sekalipun tata kotanya belum secantik kota-kota lainnya, tata kota Pekanbaru sebenarnya cukup menarik untuk diperhatikan dan dapat menarik banyak wisatawan untuk datang ke Pekanbaru.

    Perkembangan Kota Pekanbaru sudah sangat pesat yang sudah pasti banyak memberikan dampak yang positif maupun negatif. Salah satu dampak negatifnya yaitu menjamurnya masyarakat yang memilki pekerjaan pada sektor informal, bertambahnya angka pengangguran serta kemiskinan dan juga berubahnya tata ruang kota. Mayoritas mata pencaharian masyarakat Pekanbaru yaitu pada sektor perdagangan, dan termasuk juga pedagang kaki lima. Ini dilihat dari banyaknya jumlah pedagang kaki lima yang tersebar di berbagai wilayah Kota Pekanbarutermasuk salah satunya di Kec. Tampan, disini terdapat banyak sekali para pedagang yang berjualan yang menempati tempat-tempat yang sudah ditentukan oleh pemerintah daerah namun ada juga para pedagang yang berjualan tidak sesuai pada tempatnya atau para pedagang yang berjualan ditempat yang bisa menggangu masyarakat ataupun pengguna jalan lainnya seperti di trotoar.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan

    1. Pengertian pedagang kaki lima?
    2. Masalah keberadaan pedagang kaki lima?
    3. Apa sajakah kebijakan– kebijakan yang dibuat pemerintah daerah daerah untuk menangani masalah Pedagang Kaki Lima itu?
    4. Persepsi masyarakat terhadap PKL?
    5. Dampak positif dari hadirnya PKL?
    6. Dampak negatif dari hadirnya PKL?
    7. Perlindungan hukum?

    C. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan pokok permasalahn yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu :

    1. Menganalisis Bagaimana Implementasi Kebijakan Pemerintah daerah Daerah Dalam Mengelola Pedagang Kaki Lima (PKL) Di Kota Pekanbaru?
    2. Menganalisis Bagaimana masalah kerberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL) Di Kota Pekanbaru?
    3. Menganalisis bagaimana presepsi masyarakat terhadap pedagang kaki lima (pkl) di kota pekanbaru
    4. menganalisis bagaimana dampak positif dan negatif hadirnya pkl di kota pekanbaru

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian ini adalah:

    1. Untuk penulis/diri sendiri

    Untuk dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat mengaplikasikan dan mensosialisasikan teori yang telah diperoleh selama perkuliahan.

    2. Tempat dimana penelitian

    Menjadi bahan masukan bagi para pegawai untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik lagi serta sebagai informasi bagi instansi terkait.

    3. Untuk referensi pustaka/penelitian

    Sebagai referensi pustaka dan sebagai referensi bagi penelitian berikutnya.

    Bab II. Kajian Pustaka

    A. Konsep Teori

    Berdasarkan model implementasi yang dikemukakan oleh Edward dan Van Meter Van Horn salah satu faktor keberhasilan implementasi kebijakan adalah adanya komunikasi yang efektif dalam pelaksanaan kebijakan. Komunikasi yang dimaksud yaitu komunikasi yang terjadi antar organisasi pelaksana maupun antara organisasi pelaksana dengan masyarakat sebagai penerima kebijakan. Dalam penelitian ini penulis hanya menyoroti komunikasi antara organisasi pelaksana kepada masyarakat sebagai obyek dan subyek dari implementasi kebijakan yang dalam komunikasi itu dapat diartikan sebagai sosialisasi. Jadi sosialisasi merupakan salah satu cara untuk menyampaikan informasi tentang suatu program atau kebijakan yang akan dilaksanakan pada masyarakat. Jadi dari variabel komunikasi tersebut penulis pilih untuk diturunkan menjadi variabel sosialisasi.

    Menurut Sabitier dan Mazmanian dengan Anderson variabel yang mempengaruhi proses implementasi yaitu dukungan atau kesadaran dari masyarakat penerima program. Implementasi akan berhasil jika mendapat dukungan penuh dari masyarakat untuk memperoleh dukungan tersebut perlu ditumbuhkan kesadaran dalam masyarakat mengenai arti penting dan manfaat langsung yang diterima masyarakat dari implementasi kebijakan tersebut supaya mereka memberikan dukungannya terhadap pelaksanaan kebijakan tersebut.

    Sosialisasi berkaitan dengan kegiatan penyampaian informasi khususnya yang dilakukan Oleh karena itu masyarakat perlu mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan program tersebut supaya masyarakat dapat meresponya dengan baik. Begitu juga yang terjadi dalam program relokasi pedagang, apakah karena kurang efektif

    dalam menyampaikan informasi tentang program yang menyebabkan pelaksanaan program mengalami hambatan. Dalam penelitian ini kegiatan sosialisasi yang dilakukan aparat dari pihak kecamatan kepada para PKL adalah dengan melalui operasi yustisi dan memasang tanda larangan untuk tidak menggelar dagangannya ditempat-tempat yang dilarang. Soekanto (1986:112 ) mendefinisikan kesadaran masyarakat sebagai berikut ”Kesadaran masyarakat merupakan kesadaran manusia dan tindak lain terhadapnya dan terhadap berbagai jenis perilaku hal ini mencakup pengakuan terhadap fakta bahwa pihak lain bereaksi terhadap obyek dan situasi yang sama serta dengan perbedaan atau persamaan antara reaksi mereka dan reaksinya”. Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tahap-tahap pengembangan kesadaran dapat dimengerti sebagai perubahan tingkah laku yang berkembang dan selalu dinamis. Kesadaran yang tinggi sangat diperlukan dalam keberhasilan implementasi program relokasi pedagang kaki lima ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan pedagang sehingga dapat mengurangi angka kemiskinan.

    Bab III. Hasil dan Pembahasan

    A. Pengertian Pedagang Kaki Lima

    Pedagang Kaki Lima atau disingkat PKL adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang menggunakan gerobak. Istilah itu sering ditafsirkan karena jumlah kaki pedagangnya ada lima. Lima kaki tersebut adalah dua kaki pedagang ditambah tiga “kaki” gerobak (yang sebenarnya adalah tiga roda atau dua roda dan satu kaki). Saat ini istilah PKL juga digunakan untuk pedagang di jalanan pada umumnya.

    Sebenarnya istilah kaki lima berasal dari masa penjajahan kolonial Belanda. Peraturan pemerintah daerahan waktu itu menetapkan bahwa setiap jalan raya yang dibangun hendaknya menyediakan sarana untuk pejalan kaki. Lebar luas untuk pejalan adalah lima kaki atau sekitar satu setengah meter.

    Dari hasil penelitian oleh soedjana (1981) secara spesifik yang di maksud pedagang kaki lima adalah sekelompok orang yang menawarkan barang dan jasa untuk di jual diatas trotoar atau tepi/ di pinggir jalan, di sekitar pusat perbelanjaan /pertokoan,pusat rekreasi atau hiburan, pusat perkantoran dan pusat pendidikan, baik secara menetap ataupun tidak menetap, berstatus tidak resmi atau setengah resmi dan dilakukan baik pagi, siang, sore maupun malam hari.

    Dari segi ekonomi tentunya jelas dapat dilihat bahwa dengan adanya PKL dapat diserap tenaga kerja yang dapat membantu pekerja tersebut dalam mendapatkan penghasilan. Dari segi sosial dapat dilihat jika kita rasakan bahwa keberadaan PKL dapat menghidupkan maupun meramaikan suasana. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri, selain itu dalam segi budaya, PKL membantu suatu kota dalam menciptakan budayanya sendiri.

    B. Masalah Keberadaan Pedagang Kaki Lima

    PKL keberadaannya memang selalu dipermasalahkan oleh pemerintah daerah karena ada beberapa alasan, yaitu diantaranya:

    1. Penggunaan ruang publik oleh PKL bukan untuk fungsi semestinya karena dapat membahayakan orang lain maupun PKL itu sendiri.
    2. PKL membuat tata ruang kota menjadi kacau.
    3. Keberadaan PKL tidak sesuai dengan visi kota yaitu yang sebagian besar menekankan aspek kebersihan, keindahan dan kerapihan kota.
    4. Pencemaran lingkungan yang sering dilakukan oleh PKL.
    5. PKL menyebabkan kerawanan sosial.

    Kemungkinan terjadinya persaingan tidak sehat antara pengusaha yang membayar pajak resmi dengan pelaku ekonomi informal yang tidak membayar pajak resmi (walaupun mereka sering membayar ”pajak tidak resmi”), contohnya ada dugaan bahwa pemodal besar dengan berbagai pertimbangan memilih melakukan kegiatan ekonominya secara informal dengan menyebarkan. Berkembangnya PKL dipicu oleh gagalnya pemerintah daerah membangun ekonomi yang terlihat dari rendah dan lambatnya pertumbuhan ekonomi, tidak berkembangnya usaha –usaha di sektor riil yang pada akhirnya menyebabkan meningkatnya jumlah pengangguran yang sampai saat ini diprediksi kurang lebih 40 juta penduduk sedang menganggur yang menjadi perhatian kita, Seandainya pemerintah daerah punya komitmen yang kuat dalam mensejahterakan masyarakatnya harus menyiapkan dana khusus sebagai jaminan PKL yang digusur untuk memulai usaha baru ditempat lain.Mengingat PKL yang digusur biasanya tanpa ada ganti rugi karena dianggap illegal.

    Bagaimanapun juga PKL adalah juga warga negara yang harus dilindungi hak-haknya, hak untuk hidup, bebas berkarya, berserikat dan berkumpul. Seperti tercantum dalam UUD 45  Pasal 27 ayat (2): Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, dan  Pasal 13 UU nomor 09/1995 tentang usaha kecil : Pemerintah daerah menumbuhkan iklim usaha dalam aspek perlindungan, dengan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan untuk: Menentukan  peruntukan tempat usaha yang meliputi pemberian lokasi di pasar, ruang pertokoan, lokasi sentra industri, lokasi pertanian rakyat, lokasi pertambangan rakyat, dan lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima, serta lokasi lainnya. Memberikan  bantuan konsultasi hukum dan pembelaan.

    Contoh kasus penanganan pedagang kaki lima di pekanbaru (PKL sudirman).

    C. Kebijakan Pemerintah daerah Dalam Menangani Masalah PKL

    Fenomena PKL dan masalah-masalah yang ditimbulkan PKL seperti yang telah diuraikan di atas, dianggap menyulitkan dan menghambat pemerintah daerah untuk mewujudkan sebuah kota yang bersih dan tertib salah satunya, walaupun pemerintah daerah telah membuat kebijakan Perda untuk melarang keberadaan PKL, faktanya jumlah PKL malah semakin banyak. Dan tentu kebijakan Perda tersebut memenuhi banyak kontra dari para PKL karena kebijakan pemerintah daerah itu dianggap tidak tepat, tidak adil dan merugikan para PKL Kemudian yang menambah daftar panjang permasalahan PKL ini adalah pendekatan yang dilakukan pemerintah daerah dalam praktiknya banyak menggunakan kekerasan.

    Pendekatan kekerasan yang akan dilakukan pemerintah daerah justru akan menjadi boomerang bagi pemerintah daerah itu sendiri, sehingga akan timbul ketidakstabilan, anarkisme dan ketidaktentraman yang dampaknya justru akan menurunkan citra pemerintah daerah sebagai pembuat kebijakan , yang paling menarik menurut kami dari adanya permasalahan PKL ini adalah karena PKL menjadi sebuah dilema tersendiri bagi pemerintah daerah.

    Di satu sisi PKL sering mengganggu tata ruang kota, disisi lain PKL menjalankan peran sebagai Shadow EconomiyKita juga harus melihat bahwa PKL memiliki beberapa segi positif, salah satunya adalah memberikan kemudahan mendapatkan barang dengan harga terjangkau. Apabila Indonesia ingin bebas dari PKL maka pemerintah daerah harus memberikan lapangan pekerjaan yang layak dan lebih baik kepada para PKL tersebut, dan juga memberikan alternatif tempat membeli barang dengan harga yang murah khususnya pada warga golongan menengah bawah. Apabila masyarakat dipaksakan untuk membeli barang yang harganya lebih tinggi daripada membeli di PKL maka daya beli masyarakat akan berkurang dan akan merembet pada bidang lain terutama kesehatan dan pendidikan.

    Apabila kita berbicara mengenai kebijakan – kebijakan yang dibuat pemerintah daerah pasti mempunyai alas hak (aturan hukum) atau didasarkan pada asas legalitas, yaitu bahwa pemerintah daerah tunduk pada undang-undang.

    Kebijakan publik mempunyai arti serangkaian tindakan yang ditetapkan dan dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh pemerintah daerah yang mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu demi kepentingan seluruh masyarakat.

    Berbicara  mengenai kebijakan pemerintah daerah berarti di sini adalah segala hal yang diputuskan pemerintah daerah. Definisi ini menunjukkan bagaimana pemerintah daerah memiliki otoritas untuk membuat kebijakan yang bersifat mengikat. Dalam proses pembuatan kebijakan terdapat dua model pembuatan, yang bersifat top-down dan bottom-up. Idealnya proses pembuatan kebijakan hasil dari dialog antara masyarakat dengan pemerintah daerah. Sehingga kebijakan tidak bersifat satu arah.

    Kembali pada persolan pertama, bahwa pemerintah daerah dalam hal ini memiliki suatu kebijakan untuk menangani masalah PKL, yaitu suatu kebijakan yang melarang keberadaan PKL dengan dikeluarkannya Perda (Peraturan Daerah). Pemerintah daerah Kota/daerah mengeluarkan kebijakan yang isinya antara lain .

    1. Pedagang Kaki Lima dipindah lokasikan ke tempat yang telah disediakan berupa kios-kios.
    2. Kios kios tersebut disediakan secara gratis.
    3. Setiap kios setiap bulan ditarik retribusi
    4. Bagi Pedagang yang tidak pindah dalam jangka waktu 90 hari setelah keputusan ini dikeluarkan akan dikenakan sangsi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

    Dengan demikian, Pemerintah daerah kota menganggap kebijakan relokasi tersebut merupakan tindakan yang terbaik bagi PKL dan memudahkan PKL. Karena dengan adanya kios – kios yang disediakan pemerintah daerah, pedagang tidak perlu membongkar muat dagangannya. Selain itu, pemerintah daerah juga berjanji akan memperhatikan aspek promosi, pemasaran, bimbingan pelatihan, dan kemudahan modal usaha. Pemerintah daerah merasa telah melakukan hal yang terbaik dan bijaksana dalam menangani keberadaan PKL.

    Pemerintah daerah Kota merasa telah melakukan yang terbaik bagi para PKL. Namun, Pasca relokasi tersebut, beberapa pedagang kaki lima yang diwadahi dalam suatu paguyuban melakukan berbagai aksi penolakan terhadap rencana relokasi ini. Kebijakan Relokasi ini tidak dipilih karena adanya asumsi bahwa ada kepentingan dalam kebijakan ini yaitu;

    Pertama dalam membuat agenda kebijakannya pemerintah daerah cenderung bertindak sepihak sebagai agen tunggal dalam menyelesaikan persoalan. Hal tersebut dapat dilihat dari tidak diikut sertakan atau dilibatkannya perwakilan pedagang kaki lima ke dalam tim yang ‘menggodok’ konsep relokasi. Tim relokasi yang selama ini dibentuk oleh Pemerintah daerah hanya terdiri dari Sekretaris Daerah, Asisten Pembangunan, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi, serta Dinas Pengelolaan Pasar.

    Kedua adanya  perbedaan persepsi dan logika dalam memandang suatu masalah antara pemerintah daerah dengan pedagang kaki lima tanpa disertai adanya proses komunikasi timbal balik diantara keduanya. Dalam proses pembuatan kebijakan, Pemerintah daerah seringkali menggunakan perspektif yang teknokratis, sehingga tidak memberikan ruang terhadap proses negosiasi atau sharing informasi untuk menemukan titik temu antara dua kepentingan yang berbeda. Selama ini, pedagang kaki lima menganggap Pemerintah daerah Kota tidak pernah memberikan rasionalisasi dan sosialisasi atas kebijakan relokasi yang dikeluarkan, sehingga pedagang kaki lima curiga bahwa relokasi tersebut semata-mata hanya untuk keuntungan dan kepentingan Pemerintah daerah Kota atas proyek tamanisasi. Selain itu, tidak adanya sosialisasi tersebut mengakibatkan ketidak jelasan konsep relokasi yang ditawarkan oleh pemerintah daerah, sehingga pedagang kaki lima melakukan penolakan terhadap kebijakan relokasi.

    D. Persepsi Masyarakat terhadap  PKL

    Responden yang diperoleh dari wawancara menyatakan pendapat yang berbeda-beda. Diantaranya, ada masyarakat yang beranggapan bahwa keberadaan PKL di perkotaan bisa kita katakan tidak teratur, umunya mereka tidak tertib dan jorok karena mereka berjualan di trotoar jalan, di taman-taman kota, di jembatan penyebrangan, bahkan dibadan jalan,sehingga menjadi/ penyebab kemacetan lalu lintas atau pun merusak keindahan kota.

    E. Dampak Positif dari Hadirnya PKL

    Pada umumnya barang-barang yang diusahakan PKL memiliki harga yang tidak tinggi, tersedia di banyak tempat, serta barang yang beragam, Sehingga PKL banyak menjamur di sudut-sudut kota, karena memang sesungguhnya pembeli utama adalah kalangan menengah kebawah yang memiliki daya beli rendah, Dampak positif terlihat pula dari segi sosial dan ekonomi karena keberadaan PKL menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi kota karena sektor informal memiliki karakteristik efisien dan ekonomis.Hal ini dikarenakan usaha-usaha sektor informal bersifat subsisten dan modal yang digunakan kebanyakan berasal dari usaha sendiri. Modal ini sama sekali tidak menghabiskan sumber daya ekonomi yang besar.

    F. Dampak Negatif dari Hadirnya PKL

    PKL mengambil ruang dimana-mana, tidak hanya ruang kosong atau terabaikan tetapi juga pada ruang yang jelas peruntukkannya secara formal. PKL secara illegal berjualan hampir di seluruh jalur pedestrian,ruang terbuka, jalur hijau dan ruang kota lainnya. Alasannya karena aksesibilitasnya yang tinggi sehingga berpotensi besar untuk mendatangkan konsumen.

    Akibatnya adalah kaidah-kaidah penataan ruang menjadi mati oleh pelanggaran-pelanggaran yang terjadi akibat keberadaan PKL tersebut. Keberadaan PKL yang tidak terkendali mengakibatkan pejalan kaki berdesak-desakan,  sehingga  dapat  timbul  tindak kriminal (pencopetan) Mengganggu kegiatan ekonomi pedagang formal karena lokasinya yang cenderung memotong jalur pengunjung seperti pinggir jalan dan depan toko Dan  sebagian dari barang yang mereka jual tersebut mudah mengalami penurunan mutu yang berhubungan dengan kepuasan konsumen.

    G. Perlindungan Hukum

    Pasal 27 ayat (2) UUD 45: Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.  Pasal 13 UU nomor 09/1995 tentang usaha kecil. Pemerintah menumbuhkan iklim usaha dalam aspek perlindunga, dengan menetapkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan untuk, menentukan peruntukan tempat usaha yang meliputi pemberian lokasi dipasar, ruang pertokoan, lokasi sentra industri, lokasi pertanian rakyat, lokasi pertambangan rakyat, dan lokasi yang wajar bagi pedagang kaki lima, sertalokasi lainnya. b. memberikan bantuan konsultasi hukum dan pembelaan.Dengan adanya beberapa ketentuan diatas, pemerintah dalam menyikapi fenomena adanya pedagang kaki lima, harus lebih mengutamakan penegakan keadilan bagi rakyat kecil. Walaupun didalam Perda K3 (Kebersihan, Keindahan, dan Ketertiban) terdapat pelarangan Pedagang Kaki Lima untuk berjualan di trotoar, jalur hijau, jalan, dan badan jalan, serta tempat-tempat yang bukan peruntukkannya.

    Bab IV. Penutup

    A. Kesimpulan

    1. Pemerintah menghadapai suatu tantangan besar untuk mampu membuat kebijakan yang tepat untuk menangani masalah Pedagang Kaki Lima atau yang lebih kita kenal dengan nama PKL. Pemerintah dalam hal ini belum mampu menemukan solusi untuk menghasilkan kebijakan pengelolaan PKL yang bersifat manusiawi dan sekaligus efektif.
    2. PKL yang dianggap illegal, mengganggu ketertiban kota dan alasan –alasan lain yang mengharuskan pemerintah membuat suatu kebijakan melarang keberadaan PKL. Tetapi sebaiknya pemerintah tidak melihat PKL dari satu sisi saja, PKL juga telah memaikan peran sebagai pelaku shadow economy. PKL perlu diberdayakan guna memberikan kesejahteraan yang merata bagi masyarakat. PKL merupakan sebuah wujud kreatifitas masyarakat yang kurang mendapatkan arahan dari pemerintah. Oleh karena itu pemerintah perlu memberikan arahan pada mereka, sehingga PKL dapat melangsungkan usahanya tanpa menimbulkan kerugian pada eleman masyarakat yang lainnya.
    3. Melalui Peraturan Daerah yang jelas dan akuntabel maka permasalahan sosial seperti PKL dapat dihindarkan. Dengan adanya kebijakan – kebijakan alternatif yang baik untuk masyarakat (PKL) serta ruang partisipasi yang dibuka seluas – luasnya d, maka akan menimbulkan sinergi yang baik antara pemerintah dengan PKL dalam menghasilkan ataupun melaksanakan sebuah kebijakan. Jadi sebetulnya apapun kebijakan yang dibuat pemerintah, yang paling penting dan mendasar adalah mengenai kesejahtraan rakyat sebagaimana amanat Undang – Undang Dasar 1945 bahwa negara berkepentingan untuk mensejahtrakan rakyat yang dalam hal ini diwakilkan kepada pemerintah.

    B. Saran

    Penulis menyadari bahwa materi yang penulis jelaskan masih terdapat banyak kekurangan. Sehingga untuk mengetahui lebih luas tentang penanganan pedagang kaki lima dan kebijakan dari pemerintah, pembaca dapat memperoleh dari berbagai sumber lainnya, seperti buku, referensi, ataupun internet.

    DAFTAR PUSTAKA

    HR, Ridwan. 2006. Hukum Administrasi Negara. Pekanbaru: PT Raja Grafindo.

    M. Irfan Islamy, ; 2004Kebijakan Publik, , Pekanbaru: Universitas Terbuka.

    http://ocktav-andrian.blogspot.com/2012/10/permasalahan-dari-pedagang-kaki-lima.html.

    http://kolumnis.com/2008/05/12/pedagang-kaki-lima-dan-lapangan-kerja-jabar