Blog

  • Pengertian Penelitian Kualitatif

    Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan komunikasi terbuka dan bebas.

    A. Penelitian Kualitatif

    Metode ini adalah tentang “apa” yang dipikirkan orang dan “mengapa” mereka berpikir demikian. Misalnya, pertimbangkan toko swalayan yang ingin meningkatkan perlindungannya. Pengamatan sistematis menyimpulkan bahwa jumlah pria yang mengunjungi toko ini lebih banyak. Salah satu metode yang baik untuk menentukan mengapa wanita tidak mengunjungi toko adalah dengan melakukan wawancara mendalam terhadap pelanggan potensial dalam kategori tersebut.

    Misalnya, setelah berhasil mewawancarai pelanggan wanita, mengunjungi toko dan mal terdekat, dan memilih mereka melalui pengambilan sampel acak, diketahui bahwa toko tidak memiliki cukup barang untuk wanita sehingga jumlah wanita yang mengunjungi toko lebih sedikit, yang dapat dipahami hanya dengan berinteraksi secara pribadi dengan mereka dan memahami mengapa mereka tidak mengunjungi toko, karena produk pria lebih banyak daripada produk wanita.

    Penelitian kualitatif didasarkan pada disiplin ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi, dan antropologi. Oleh karena itu, metode penelitian kualitatif memungkinkan dilakukannya pendalaman dan pendalaman lebih lanjut serta pertanyaan kepada responden berdasarkan tanggapan mereka, dimana pewawancara /peneliti juga berusaha memahami motivasi dan perasaan mereka. Memahami bagaimana audiens Anda mengambil keputusan dapat membantu menarik kesimpulan dalam riset pasar.

    1. Jenis metode penelitian kualitatif

    Metode penelitian kualitatif dirancang dengan cara yang membantu mengungkap perilaku dan persepsi audiens target dengan mengacu pada topik tertentu. Ada berbagai jenis metode penelitian kualitatif seperti wawancara mendalam, kelompok fokus, penelitian etnografi, analisis isi, penelitian studi kasus yang biasanya digunakan.

    Hasil metode kualitatif lebih bersifat deskriptif dan dapat ditarik kesimpulan dengan cukup mudah dari data yang diperoleh.

    Metode penelitian kualitatif berasal dari ilmu sosial dan perilaku. Saat ini dunia kita lebih rumit dan sulit untuk memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan orang. Metode penelitian kualitatif online memudahkan pemahaman karena lebih komunikatif dan deskriptif.

    Berikut ini adalah metode penelitian kualitatif yang sering digunakan. Baca juga tentang contoh penelitian kualitatif:

    a. Wawancara

    Melakukan wawancara mendalam adalah salah satu metode penelitian kualitatif yang paling umum. Ini adalah wawancara pribadi yang dilakukan dengan satu responden pada satu waktu. Ini murni metode percakapan dan mengundang kesempatan untuk mendapatkan detail secara mendalam dari responden.

    Salah satu kelebihan metode ini memberikan peluang besar untuk mengumpulkan data yang tepat tentang apa yang diyakini orang dan apa motivasinya. Jika peneliti berpengalaman mengajukan pertanyaan yang tepat dapat membantunya mengumpulkan data yang bermakna. Jika mereka membutuhkan lebih banyak informasi, peneliti harus mengajukan pertanyaan lanjutan yang akan membantu mereka mengumpulkan lebih banyak informasi.

    Wawancara ini dapat dilakukan secara tatap muka atau melalui telepon dan biasanya dapat berlangsung antara setengah jam hingga dua jam atau bahkan lebih. Ketika wawancara mendalam dilakukan secara tatap muka memberikan kesempatan yang lebih baik untuk membaca bahasa tubuh responden dan mencocokkan tanggapan.

    b. Kelompok fokus

    Kelompok fokus juga merupakan salah satu metode penelitian kualitatif yang umum digunakan, digunakan dalam pengumpulan data. Grup fokus biasanya mencakup sejumlah responden (6-10) dari dalam target pasar Anda.

    Tujuan utama dari kelompok fokus adalah untuk menemukan jawaban atas pertanyaan “mengapa” “apa” dan “bagaimana”. Salah satu keuntungan dari grup fokus adalah, Anda tidak perlu berinteraksi dengan grup secara langsung. Saat ini kelompok fokus dapat dikirimi survei online di berbagai perangkat dan tanggapan dapat dikumpulkan dengan mengklik tombol.

    Kelompok fokus adalah metode yang mahal dibandingkan dengan metode penelitian kualitatif online lainnya. Biasanya mereka digunakan untuk menjelaskan proses yang kompleks. Metode ini sangat berguna untuk riset pasar tentang produk baru dan menguji konsep baru.

    c. Penelitian etnografi

    Penelitian etnografi adalah metode observasi paling mendalam yang mempelajari orang-orang di lingkungan alami mereka.

    Metode ini mengharuskan para peneliti untuk beradaptasi dengan lingkungan audiens target yang dapat berada di mana saja dari organisasi hingga kota atau lokasi terpencil mana pun. Di sini kendala geografis dapat menjadi masalah saat mengumpulkan data.

    Rancangan penelitian ini bertujuan untuk memahami budaya, tantangan, motivasi, dan latar yang terjadi. Alih-alih mengandalkan wawancara dan diskusi, Anda mengalami sendiri latar alaminya.

    Jenis metode penelitian ini dapat berlangsung dari beberapa hari hingga beberapa tahun, karena melibatkan observasi mendalam dan pengumpulan data atas dasar tersebut. Ini adalah metode yang menantang dan memakan waktu dan hanya bergantung pada keahlian peneliti untuk dapat menganalisis, mengamati, dan menyimpulkan data.

    d. Penelitian studi kasus

    Metode studi kasus telah berkembang selama beberapa tahun terakhir dan berkembang menjadi metode penelitian berkualitas yang berharga. Seperti namanya itu digunakan untuk menjelaskan suatu organisasi atau entitas.

    Jenis metode penelitian ini digunakan dalam sejumlah bidang seperti pendidikan, ilmu sosial dan sejenisnya. Metode ini mungkin terlihat sulit untuk dioperasikan, namun ini adalah salah satu cara paling sederhana untuk melakukan penelitian karena melibatkan penyelaman mendalam dan pemahaman menyeluruh tentang metode pengumpulan data dan kesimpulan data.

    e. Pencatatan

    Metode ini memanfaatkan dokumen terpercaya yang sudah ada dan sumber informasi sejenis sebagai sumber data. Data ini dapat digunakan dalam penelitian baru. Ini mirip dengan pergi ke perpustakaan. Di sana orang dapat membaca buku dan bahan referensi lainnya untuk mengumpulkan data relevan yang mungkin dapat digunakan dalam penelitian.

    f. Proses observasi

    Observasi Kualitatif adalah proses penelitian yang menggunakan metodologi subyektif untuk mengumpulkan informasi atau data yang sistematis. Karena, fokus observasi kualitatif adalah proses penelitian yang menggunakan metodologi subyektif untuk mengumpulkan informasi atau data. Pengamatan kualitatif terutama digunakan untuk menyamakan perbedaan kualitas.

    Pengamatan kualitatif berkaitan dengan 5 organ indera utama dan fungsinya – penglihatan, penciuman, sentuhan, rasa, dan pendengaran. Ini tidak melibatkan pengukuran atau angka melainkan karakteristik.

    2. Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif

    Pengumpulan data kualitatif memungkinkan pengumpulan data non-numerik dan membantu kita mengeksplorasi bagaimana keputusan dibuat dan memberi kita wawasan terperinci. Untuk mencapai kesimpulan tersebut, data yang dikumpulkan harus holistik, kaya, dan bernuansa dan temuan muncul melalui analisis yang cermat.

    Apapun metode yang dipilih peneliti untuk mengumpulkan data kualitatif, satu aspek yang sangat jelas prosesnya akan menghasilkan data dalam jumlah besar. Selain berbagai metode yang tersedia, metode pengumpulan dan pencatatan data juga berbeda.

    Misalnya, jika data kualitatif dikumpulkan melalui kelompok fokus atau diskusi satu lawan satu, akan ada catatan tulisan tangan atau rekaman video. Jika ada rekaman harus ditranskrip dan sebelum proses analisis data dapat dimulai.

    Sebagai panduan kasar, peneliti berpengalaman membutuhkan 8-10 jam untuk menyalin rekaman wawancara, yang dapat menghasilkan sekitar 20-30 halaman dialog. Banyak peneliti juga suka menyimpan folder terpisah untuk menyimpan rekaman yang dikumpulkan dari kelompok fokus yang berbeda. Ini membantu mereka mengelompokkan data yang dikumpulkan.

    Jika ada catatan berjalan yang diambil, yang juga dikenal sebagai catatan lapangan, mereka membantu dalam mempertahankan komentar, konteks lingkungan, analisis lingkungan, isyarat nonverbal, dll. Catatan yang diajukan ini sangat membantu dan dapat dibandingkan saat menyalin data rekaman audio. Catatan semacam itu biasanya bersifat informal tetapi harus diamankan dengan cara yang sama seperti rekaman video atau kaset audio.

    3. Analisis data kualitatif

    Analisis data kualitatif seperti catatan, video, gambar rekaman audio, dan dokumen teks. Salah satu metode yang paling banyak digunakan untuk analisis data kualitatif adalah analisis teks.

    Analisis teks adalah metode analisis data yang jelas berbeda dari semua metode penelitian kualitatif lainnya, di mana peneliti menganalisis kehidupan sosial para peserta penelitian dan memecahkan kode kata-kata, tindakan, dll.

    Ada juga gambar yang digunakan dalam studi penelitian ini dan peneliti menganalisis konteks di mana gambar tersebut digunakan dan menarik kesimpulan darinya. Dalam dekade terakhir, analisis teks melalui apa yang dibagikan di platform media sosial telah mendapatkan popularitas tertinggi.

  • Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Kenakalan Remaja

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Mungkin jika kita sering melihat berita di televisi ataupun media masa lain, akhir-akhir ini banyak sekali kasus baik kriminal maupun asusila yang melibatkan para remaja. Berbagai motif yang menjadi penyebab namun motif ekonomi masih yang menjadi alasan yang paling sering diungkapkan oleh para pelaku.

    Masa remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya, karena pada periode itu seseorang meninggalkan tahap kehidupan kanak-kanak untuk menuju tahap selanjutnya yaitu tahap kedewasaan. Masa ini dirasakan sebagai suatu krisis karena belum adanya pegangan, sedangkan kepribadiannya mengalami pembentukan. Perubahan fisik dan psikis yang sangat cepat menyebabkan perubahan perubahan yang sangat cepat pula pada diri remaja, seperti meningkatnya emosi, perubahan terhadap minat dan peran, perubahan pola perilaku, rasa ingin tahu yang menonjol, nilai-nilai dan sikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Remaja diharapkan dapat mengubah sikap dan pola perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa.

    Masa remaja dituntut untuk melakukan perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku. Masa remaja merupakan suatu masa belajar yang meliputi bidang intelijensia, sosial, maupun lain-lain yang berhubungan dengan kepribadiannya. Pada tahap ini seorang remaja memerlukan peran dari keluarga untuk membentuk watak dan kepribadian remaja hingga menjelang dewasa. Orangtua yang berhasil menjalankan peran dan fungsinya adalah orangtua yang memiliki kemampuan untuk memberikan kesejahteraan pada anaknya dan tentunya hal ini tidak terlepas dari kondisi sosial ekonomi yang dimiliki oleh keluarga.

    Kenakalan remaja dapat dikaitkan dengan pengaruh kondisi sosial ekonomi rumah tangga. Remaja yang berasal dari keluarga dengan kondisi sosial ekonomi rendah, masalah inti yang mereka hadapi adalah tidak mampu bersaing dengan remaja dari kalangan atas disebabkan karena kurangnya hak-hak mendapatkan keistimewaan dan fasilitas materil. Maka untuk memainkan fungsi sosial tertentu dan untuk memberikan arti bagi eksistensi hidupnya, juga untuk mengangkat martabat dirinya serta untuk menegakkan fungsi egonya mereka lalu melakukan perbuatan kenakalan. Sementara remaja dari keluarga mapan secara ekonomi dilingkungan real estate cenderung, kurang menghargai orang lain, sombong, anti sosial dan terkesan suka berpesta dan hura-hura.

    Hal diatas merupakan alasan yang melatar belakangi dan menarik peneliti untuk meneliti “Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Kenakalan Remaja”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas dan untuk memper mudah penelitian maka diambil rumusan masalah sebagai berikut ini:

    1. Bagaimana Pengaruh Sosial Ekonomi Keluarga Terhadap Kenakalan Remaja?
    2. Bagaimana upaya agar sosial ekonomi keluarga tidak mempengaruhi menimbulkan kenakalan remaja?

    C. Tujuan Penelitian

    Yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:

    1. Mengetahui pengaruh sosial ekonomi keluarga terhadap kenakalan remaja?
    2. Mengetahui upaya yang dilakukan untuk mencegah pengaruh sosial ekonomi keluarga agar tidak menimbulkan remaja?

    Bab II. Pembahasan

    A. Uraian Tentang Pengertian Sosial Ekonomi

    Kata sosial berasal dari kata “socius” yang artinya kawan (teman). Dalam hal ini arti kawan bukan terbatas sebagai teman sepermainan, teman sekelas, teman sekampung dan sebagainya. Yang dimaksud kawan disini adalah mereka (orang-orang) yang ada di sekitar kita, yakni yang tinggal dalam satu lingkungan tertentu dan mempunyai sifat yang saling mempengaruhi (Wahyuni, 1986 : 60).

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata sosial berarti segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat (KBBI, 2002 : 1454). Sedangkan kata sosial menurut Depsos adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai acuan dalam berinteraksi antar manusia dalam konteks masyarakat atau komuniti, sebagai acuan berarti sosial bersifat abstrak yang berisi simbol-simbol berkaitan dengan pemahaman terhadap lingkungan, dan berfungsi untuk mengatur tindakan tindakan yang dimunculkan oleh individu-individu sebagai anggota suatu masyarakat. Sehingga dengan demikian, sosial haruslah mencakup lebih dari seorang individu yang terikat pada satu kesatuan interaksi, karena lebih dari seorang individu berarti terdapat hak dan kewajiban dari masing-masing individu yang saling berfungsi satu dengan lainnya.

    Sedangkan istilah ekonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu “oikos” yang artinya rumah tangga dan “nomos” yang artinya mengatur. Jadi secara harfiah ekonomi berarti cara mengatur rumah tangga. Ini adalah pengertian yang paling sederhana. Namun seiring dengan perkembangan dan perubahan masyarakat,   maka pengertian ekonomi juga sudah lebih luas. Ekonomi juga sering diartikan sebagai cara manusia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi dapat dikatakan bahwa ekonomi bertalian dengan proses pemenuhan keperluan hidup manusia sehari-hari (http://id.wikipedia.org/Ilmu_ekonomi).

    Menurut istilah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekonomi berarti segala sesuatu tentang azas-azas produksi, distribusi dan pemakaian barang barang serta kekayaan (seperti perdagangan, hal keuangan dan perindustrian) (KBBI, 2002 : 379). Dari beberapa pengertian di atas, dapatlah disimpulkan bahwa sosial ekonomi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain dalam sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Pemenuhan kebutuhan yang dimaksud berkaitan dengan penghasilan. Hal ini disesuaikan dengan penelitian yang dilakukan. Kehidupan sosial ekonomi harus dipandang sebagai sistem (sistem sosial) yaitu satu keseluruh bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam suatu kesatuan. Kehidupan sosial adalah kehidupan bersama manusia atau kesatuan manusia yang hidup dalam suatu pergaulan. Interaksi ini pertama sekali terjadi pada keluarga dimana ada terjadi hubungan antara ayah, ibu dan anak. dari adanya interaksi antara anggota keluarga maka akan muncul hubungan dengan masyarakat luar.

    Pola hubungan interaksi ini tentu saja di pengaruhi lingkungan dimana masyarakat tersebut bertempat tinggal. Di dalam masyarakat pedesaan kita ketahui interaksi yang terjadi lebih erat dibandingkan dengan perkotaan. Pada masyarakat yang hidup diperkotaan hubungan interaksi biasanya lebih dieratkan   oleh status, jabatan atau pekerjaan yang dimiliki. Hal ini menyebabkan terjadinya stratifikasi sosial di dalam masyarakat. Keberadaan seperti hal diatas mempengaruhi gaya hidup seseorang, tentu saja termasuk dalam berperilaku dan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Seperti yang dikatakan oleh beberapa ahli mengenai konsumsi dan gaya hidup. Konsumsi terhadap suatu barang menurut Weber merupakan gambaran hidup dari kelompok atau status tertentu (Kartono, 1992 : 137). Melly. G. Tan mengatakan untuk melihat kedudukan sosial ekonomi adalah pekerjaan, penghasilan, dan pendidikan. Berdasarkan ini masyarakat itu dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang dan tinggi (Tan dalam Koentjaraningrat, 1981 : 35).

    1. Golongan masyarakat berpenghasilan rendah. Yaitu masyarakat yang menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat hidup yang minimal. Untuk memenuhi tingkat hidup yang minimal, mereka perlu mendapatkan pinjaman dari orang lain. Karena tuntutan kehidupan yang keras, kehidupan remajanya menjadi agresif. Sementara itu, orangtua yang sibuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi tidak sempat memberikan bimbingan dan melakukan pengawasan terhadap perilaku putra-putrinya, sehingga remaja cenderung dibiarkan menemukan dan belajar sendiri serta mencari pengalaman sendiri.
    2. Golongan masyarakat berpenghasilan sedang. Yaitu pendapatan yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dan tidak dapat menabung.  
    3. Golongan masyarakat berpenghasilan tinggi. Yaitu selain dapat memenuhi kebutuhan pokok, juga sebagian dari pendapatannya itu dapat ditabungkan dan digunakan untuk kebutuhan yang lain. Remaja dalam golongan ini sering berada dalam kemewahan yang berlebihan. Remaja dengan mudahnya mendapatkan segala sesuatu. Membuatnya kurang menghargai dan menganggap sepele, yang dapat menciptakan kehidupan berfoya-foya, sehingga anak dapat terjerumus dalam lingkungan antisosial. Kemewahan membuat anak menjadi terlalu manja, lemah secara mental, tidak mampu memanfaatkan waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat. Situasi demikian menyebabkan remaja menjadi agresif dan memberontak, lalu berusaha mencari kompensasi atas dirinya dengan melakukan perbuatan yang bersifat melanggar.

    B. Pengertian Remaja

    Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan masa anak menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik, dimana pun tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Selain itu remaja juga berubah secara kognitif dan mulai mampu berpikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orangtua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa (Clarke-Stewart & Friedman, dalam Agustiani, 2006 : 28). Remaja berasal dari kata adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992 : 203). Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, memberikan batasan usia remaja Indonesia antara 11-24 tahun dan belum menikah, dengan pertimbangan sebagai berikut :

    1. Usia 11 tahun adalah usia dimana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai nampak (kriteria fisik).    
    2. Di banyak masyarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil balik, baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria sosial).
    3. Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan jiwa seperti tercapainya identitas diri (kriteria psikologik).
    4. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal yaitu untuk memberikan peluang bagi mereka mempunyai hak-hak yang penuh sebagai orang dewasa.
    5. Dalam defenisi di atas status perkawinan sangat menentukan. Seorang yang sudah menikah, pada usia berapa pun dianggap dan diperlakukan dewasa (Sarwono, 2000 : 14).

    Sedangkan masa remaja menurut Mappiare (1982), berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun sampai dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir (Hurlock, dalam Ali, 2004 : 9).

    Pada tahun 1974, World Health Organization (WHO) memberikan defenisi tentang remaja yang bersifat konseptual. Dalam defenisi tersebut dikemukakan 3 kriteia yang biologik, psikologik, dan sosial ekonomi, sehingga secara lengkap defenisi tersebut berbunyi sebagai berikut : Remaja adalah suatu masa dimana :

    1. Individu berkembang dari saat pertama sekali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.    
    2. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
    3. Terjadi perubahan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih mandiri (Sarwono, 2000 : 9)

    C. Kenakalan Remaja Sebagai Masalah Sosial

    Kenakalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh.

    Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang. Untuk mengetahui latar belakang perilaku menyimpang perlu membedakan adanya perilaku menyimpang yang tidak disengaja dan yang disengaja, diantaranya karena si pelaku kurang memahami aturan-aturan yang ada. Sedangkan perilaku yang menyimpang yang disengaja, bukan karena si pelaku tidak mengetahui aturan. Hal yang relevan untuk memahami bentuk perilaku tersebut, adalah mengapa seseorang melakukan penyimpangan, sedangkan ia tahu apa yang dilakukan melanggar aturan. Becker mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk mengasumsikan hanya mereka yang menyimpang mempunyai dorongan untuk berbuat demikian.

    Hal ini disebabkan karena pada dasarnya setiap manusia    pasti mengalami dorongan untuk melanggar pada situasi tertentu, tetapi mengapa pada kebanyakan orang tidak menjadi kenyataan yang berwujud penyimpangan, sebab orang dianggap normal biasanya dapat menahan diri dari dorongandorongan untuk menyimpang (Becker, dalam Soekanto,1990 : 26).

    D. Wujud Perilaku Kenakalan Remaja

    Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, kenakalan remaja yang dimaksud adalah perilaku yang menyimpang dari atau melanggar hukum. Kenakalan remaja dibagi menjadi empat bentuk yaitu:

    1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain: perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain- lain.
    2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian, pencopetan, pemerasan dan lain- lain.
    3. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain: pelacuran, penyalahgunaan obat, hubungan seks bebas.
    4. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak sebagai pelajar dengan cara membolos, minggat dari rumah, membantah perintah.

    Gunarsa membagi kenakalan remaja itu menjadi dua kelompok besar, yaitu :

    Kenakalan yang bersifat amoral dan asosial, karena tidak diatur dalam undang-undang sehingga tidak dapat atau sulit digolongkan sebagai pelanggaran hukum, yaitu :    

    1. Membohong, memutarbalikkan kenyataan dengan tujuan menipu orang atau menutupi kesalahan.
    2. Membolos, pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah.
    3. Kabur, meninggalkan rumah tanpa izin orang tua atau menentang keinginan orang tua.
    4. Keluyuran, pergi sendiri maupun berkelompok tanpa tujuan dan mudah menimbulkan perbuatan iseng yang negatif.
    5. Memiliki dan membawa benda yang membahayakan orang lain, sehingga mudah terangsang untuk menggunakannya, seperti pisau, silet dan lain-lain.
    6. Bergaul dengan teman yang memberi pengaruh buruk, sehingga mudah terjerat dalam perkara yang benar-benar kriminal.
    7. Berpesta pora semalam suntuk tanpa pengawasan, sehingga mudah timbul tindakan-tindakan yang kurang bertanggung jawab (amoral dan asosial).
    8. Membaca buku-buku cabul dan kebiasaan mempergunakan bahasa yang tidak sopan, tidak senonoh seolah-olah menggambarkan kurang perhatian dan pendidikan dari orang dewasa.
    9. Secara berkelompok makan di rumah makan, tanpa membayar atau naik bis tanpa membeli karcis.
    10. Turut dalam pelacuran atau melacurkan diri baik dengan tujuan kesulitan ekonomi maupun tujuan lainnya.    
    11. Berpakaian tidak pantas dan minum minuman keras sehingga merusak dirinya maupun orang lain.

    Kenakalan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku sama dengan perbuatan melanggar hukum bilamana dilakukan oleh orang dewasa yaitu :

    1. Perjudian dan segala macam bentuk perjudian yang mempergunakan uang.
    2. Pencurian dengan kekerasan maupun tanpa kekerasan : pencopetan, perampasan, penjambretan.
    3. Penggelapan barang.
    4. Penipuan dan pemalsuan.
    5. Pelanggaran tata susila, menjual gambar-gambar porno dan film porno, serta pemerkosaan.
    6. Pemalsuan uang dan pemalsuan surat-surat keterangan resmi.
    7. Tindakan-tindakan anti sosial, perbuatan yang merugikan milik orang lain.
    8. Percobaan pembunuhan.
    9. Menyebabkan kematian orang, turut tersangkut dalam pembunuhan.
    10. Pembunuhan.
    11. Penguguran kandungan

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1  Pengaruh Sosial Ekonomi Terhadap Kenakalan Remaja

    Menurut Santrock, kenakalan remaja lebih banyak terjadi pada golongan sosial ekonomi yang lebih rendah, serta perkampungan kumuh pada penduduk. Tuntutan kehidupan yang keras menjadikan remaja-remaja kelas sosial ekonomi rendah menjadi agresif. Sementara itu, orangtua yang sibuk mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi tidak sempat memberikan bimbingan dan melakukan pengawasan terhadap perilaku putra-putrinya, sehingga remaja   cenderung dibiarkan menemukan dan belajar sendiri serta mencari pengalaman sendiri.

    Namun menurut Hurwitz yang menyebutkan bahwa dalam hal kondisi sosial ekonomi rumah tangga tidak boleh hanya memperhatikan kondisi sosial ekonomi rendah sebagai faktor dominan terjadinya kenakalan anak, penting juga memperhatikan remaja yang berasal dari kondisi sosial ekonomi kelas atas. Dalam hal ini kondisi sosial ekonomi rumah tangga yang sangat tinggi, dimana remaja sudah terbiasa hidup mewah, anak-anak dengan mudahnya mendapatkan segala sesuatu akan membuatnya kurang menghargai dan menganggap sepele, yang dapat menciptakan kehidupan berfoya-foya, sehingga anak dapat terjerumus dalam lingkungan antisosial. Kemewahan membuat anak menjadi terlalu manja, lemah secara mental, tidak mampu memanfaatkan waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat. Situasi demikian menyebabkan remaja menjadi agresif dan memberontak, lalu berusaha mencari kompensasi atas dirinya dengan melakukan perbuatan yang bersifat melanggar (Hurwitz, dalam Moeljatno, 1986 : 111).

    Sedangkan untuk sosial ekonomi rumah tangga menengah, tidak ada penelitian yang menyatakan kondisi sosial ekonomi menengah berpengaruh terhadap kenakalan remaja. Dari beberapa teori dan hasil penelitian di atas kita melihat bahwa ada hubungan antara kondisi sosial ekonomi dengan munculnya kejahatan dalam konteks kenakalan. Remaja dari latar belakang kondisi sosial ekonomi yang berbeda diperkirakan memiliki wawasan berfikir dan perilaku yang berbeda pula. Sehingga dapat dikatakan bahwa kenakalan remaja datang dari berbagai latar   belakang sosial ekonomi, baik yang berlatar belakang sosial ekonomi tinggi, maupun yang berlatar belakang sosial ekonomi rendah.

    Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar, seperti: makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.

    3.1.1 Kenakalan Remaja Pada Keluarga Miskin

    Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:

    Ø  Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.

    Ø  Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.

    Ø  Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

    Jika di hubungkan dengan kenakalan remaja yang terjadi pada akhir-akhir ini kemiskinan juga disebut sebagai salah satu faktor penyebab atas kenakalan remaja. Bayak ahli menilai bahwa remaja cenderung lebih cepat stress ketika kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi dengan alasan pemenuhan kebutuhan hidup banyak remaja dari keluarga kurang mampu berani melakukan tindakan nekad seperti mencopet, mencuri, menjambret, menodong serta berbagai tindakan kriminal lain.

    Pada dasarnya ekonomi kurang mampu hanyalah pemicu masih banyak faktor lain yang lebih mendasar pada seperti mentalitas anak, keimanan, dan didikan orangtua. Namun harus disadari kekurangan materi, terkucilkan dan kesejangan sosial akan sangat memepengaruhi seseorang untuk berupaya memperbaiki keadaan ini ketika seseorang telah berupaya banyak hal untuk mengatasi keadaan ini dan merasa tidak kunjung ada jalan keluar maka tidak sedikit orang memutuskan untuk berpidah kejalur pintas, yang salah satunya adalah tindakan kriminalitas dengan motif ekonomi. Hal yang sama terjadi pada remaja, atau malah remaja yang lebih mudah jatuh dalam hal ini.

    Remaja cenderung kurang dipercaya dalam melakukan pekerjaaan profesi, remaja cenderung punya waktu terbatas untuk bekerja, sehingga sulit bagi remaja untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan hidupnya. Terlebih pada remaja yang berada didaerah perkotaaan dengan gaya hidup yang serba wah, dengan gengsi sosial tinggi tentu ini akan lebih menuntut remaja dalam pembiayaan dalam interaksi sosial. Kemajuan teknologi seperti ponsel cerdas, dan beberapa gadget lain juga menjadi standar baru dalam gengsi remaja saat ini selain mahal gadget ini memerluka biaya bulanan seperti pulsa, paket atau yang lain.

    Bagi remaja laki-laki kriminalitas mencuri, mencopet, mejambret, berjudi berkata kasar mungkin adalah mungkin adalaha paket komplit  yang paling sering, tapi bagaimana dengan remaja peremuan? Di usia muda bekerja professional hampir tidak mungkin mereka lalukan kalaupun ada pekerjaan paruh waktu hampir tidak dibayar sebanding dengan pekerjaan yang dilakukan. Jika akhir-akhir ini anda mendengar kabar di media masa atau selentingan dimasyarakat ada banyak remaja perempuan yang ketangkap sedang melayani birahi para pria hidung belang itulah kenakalan yang muncul pada remaja perempuan. Untuk mendapatkan pemenuhan kebutuhan hidup mereka rela melakukan tindakan menjual diri. Hal ini tidak saja terjadi pada satu atau dua remaja bahkan terjadi hampir disetiap tempat ini belakangan ini, sekaligus membuktikan bahwa tidak hanya remaja putra saja yang jatuh dalam kenalan remaja karena faktor ekonomi, remaja putrid juga tidak luput dari faktor ini.

    3.1.2 Kenakalan Remaja Pada Keluarga Mapan

    Orangtua pada keluarga ekonomi atas kadang menganggap kebahagiaan anak adalah pemenuhan kebutuhan fisik anak. Sehingga melimpahkan dan mencurahkan keuangan pada anak secara berlebihan dianggap adalah hal yang benar sekalipun tanpa memberikan waktu yang cukup untuk berada bersama dan mendidik anak. Sehingga secara phsikologi anak sangat kekurangan perhatian dan kasih sayang. Hal ini yang membawa anak untuk berusaha memenuhi kebutuhan phsikologinya dengan mencari berbagai kesenangan lain yang bersifat negative.

    Pada keluarga berkecukupan kenakalan remaja cenderung hanya terlihat berfoya-foya, bersenang-senang tanpa batas. Semua hal tentang itu hanya permulaan, yang berikutnya adalah balapan liar, judi, minuman keras, seksbebas dan narkoba. Semua hal ini terjadi karena secara financial mereka mapu membiayai. Suka memandang remeh nasihat dan mengacuhkan lingkungan adalah hal yang biasa pada remaja mapan.

    3.2  Upaya Mencegah Pengaruh Sosial Ekonomi Agar Tidak Menimbulkan Kenakalan Remaja.

    Kemampuan ekonomi sangat mempengaruhi prilaku sosial dalam masyrakat baik masyrakat dari ekonomi mapan maupun kurang mampu. Dari pembahasan  diatas kekurangan maupun kelebihan perekonomian keluarga dapat menibulkan potensi kenakalan remaja, untuk itu perlu dilakukan tidakan pencegahan terhadap hal tersebut, seperti berikut ini:

    1.      Membangun mentalitas iman beragama anak dan keluarga

    Iman terhadap agama sangat membangun mentalitas keluarga, secara berkesinambungan mentalitas anak dan keluarga akan dibangun dengan bersama-sama belajar agama dan mengamalkannya dalam kehidupan. Tidak saja anak tetapi orang tua juga perlu belajar dari anak tentang pendapatnya terhadap agama.

    2.      Membangun komunikasi keluarga yang harmonis

    Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan sosial, dan komunikasi yang baik akan membangun keluarga yang lebih harmonis, memahami pendapat anak, punya lebih banyak waktu untuk mendengar anak dan memberikan pendapat terhadap apa yang diungkapkan anak, serta punya banyak waktu untuk keluarga bergembira secara eklusif seperti berlibur, melakukan perjalanan, dan berwisata akan sangat membangun keluarga dalam membangun komunikasi.

    3.      Mendidik kemandirian  dan jiwa usaha pada anak

    Memberikan kepercayaan kepada anak tentang potensi usaha mandiri yang mungkin bisa dilakukan anak, akan mendidik anak untuk lebih kaya pengetahuan untuk menyelesaikan permasalah hidupnya. Pada remaja semestinya orangtua tidak saja menanamkan kemandirian tetapi juga jiwa usaha, tidak dapat dipungkiri jika kebutuhan remaja saat ini meningkat secara luar biasa disbanding remaja satu dasawarsa lalu. Jika remaja tidak dididik secara mandiri dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya maka mereka akan sangat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

    4.      Membangun ekonomi masyarakat dengan memberdayakan Remaja

    Dibanding remaja dua dasawarsalalu remaja saat ini jauh lebih memiliki pengetahuan lebih luas, tetapi terkesan lebih malas dan tidak memiliki keterampilan. Berbagai kegiatan usaha bisa dilakukan dengan melibatkan remaja sebagai tenaga kerja seperti warung es, budidaya ikan hias, tanaman hias dan lain lain. Selain memberikan kesempatan kerja hal ini akan memberikan keterampilan hidup pada mereka yang mungkin berguna bagi masa depan mereka.

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1    Kesimpulan

    Dari pembahasan dapat diambil kesimpulan yaitu :

    1.      Kenakalan remaja tidak hanya terjadi pada masyarakat ekonomi rendah tetapi juga terjadi pada masyarakat ekonomi atas. Pada masyarakat ekonomi rendah kenakalan remaja terjadi karena motif pemenuhan kebutuhan hidup fisik, sedangkan pada masyarakat ekonomi atas kenakalan remaja terjadi sebagai akibat pelampiasan tidak terpenuhinya kebutuhan phsikologis.

    2.      Untuk mencegah terjadinya kenakalan remaja dengan latar belakang ekonomi ada beberapa upaya yang bisa dilakukan yang diantaranya adalah: Membangun mentalitas iman beragama anak dan keluarga, Membangun komunikasi keluarga yang harmonis, Mendidik kemandirian  dan jiwa usaha pada anak dan Membangun ekonomi masyarakat dengan memberdayakan Remaja

    4.2 Saran

         Dari kesimpulan yang telah diambil, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

    1.      Setiap keluarga harus berupaya membangun kemimanan, komunikasi dan menciptakan suasana harmonis dalam kehidupan keluarga.

    2.      Keluarga dan masyarakat harus mendidik kemandirian dan memberdayakan remaja dam bidang ekonomi.

    DAFTAR PUSTAKA


    http://www.docstoc.com/docs/39765071/Kemiskinan–Inspirasi-Menuju-Perubahan

    http://nugraha-gyar.blogspot.com/2011/05/mengkaji-dampak-kemiskinan-terhadap.html

    http://www.scribd.com/doc/41173701/KRIMINOLOGI-PENGARUH-PERUMAHAN-KUMUH-DAN-KEMSIKINAN-TERHADAP-TINDAK-KEJAHATAN

  • Hakikat dan Syarat Berlangsungnya Interaksi Sosial

    A. Hakikat Interaksi Sosial

    Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis (timbal balik) antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok dalam masyarakat. Bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama, persaingan, pertikaian, dan konflik sosial. Interaksi sosial terjadi karena individu tidak dapat hidup tanpa orang lain.

    Hal ini sejalan dengan kodrat manusia yang diciptakan sebagai makhluk sosial. Untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan hidupnya, seseorang pasti membutuhkan keberadaan individu lain. Begitu pun saat merasa sedih, kecewa, maupun tertekan, indivdu pasti membutuhkan dukungan dan motivasi dari keluarga maupun sahabat-sahabat terdekat. Singkatnya, interaksi sosial akan selalu terjadi dalam kehidupan manusia yang mengacu pada hal-hal berikut. 

    1. Kebutuhan yang nyata. 
    2. Efisiensi dan efektivitas. 
    3. Penyesuaian diri pada kebenaran dan kaidah-kaidah (norma) yang berlaku. 
    4. Tidak memaksakan secara mental dan fisik.

    Para sosiolog mengemukakan bahwa terdapat beberapa hal yang mendasari individu berinteraksi dengan individu lain. Hal-hal tersebut adalah warna kulit, usia, jenis kelamin, penampilan fisik, bentuk tubuh, pakaian, dan wacana.

    B. Syarat Berlangsungnya Interaksi Sosial

    Syarat bagi berlangsungnya interaksi sosial ialah adanya kontak sosial (social contact) dan komunikasi (communication). Adapun maksud kontak sosial dan komunikasi akan diuraikan berikut ini.

    1. Kontak Sosial

    Secara etimologis, kontak sosial dapat dimaknai sebagai bersama-sama menyentuh. Dalam hal ini, kontak hanya terjadi jika ada hubungan fisik. Namun, seiring perkembangan teknologi modern, orang dapat melakukan kontak meskipun tanpa adanya hubungan fisik. Misalnya adalah dengan menggunakan telepon atau pesan singkat. 

    Sehubungan dengan adanya berbagai perkembangan tersebut, maka disepakati bahwa kontak sosial merupakan aksi seseorang atau sekelompok orang yang mendapatkan reaksi dari orang atau kelompok lain secara fisik ataupun non-fisik, baik langsung maupun tidak langsung.

    Kontak dapat dibedakan berdasarkan proses dan sifatnya. Berikut ini adalah penjelasan kontak berdasarkan proses dan sifatnya.

    1) Proses

    Menurut prosesnya, kontak sosial dibedakan menjadi dua macam. Adapun jenis kontak sosial berdasarkan prosesnya adalah sebagai berikut. 

    1. Kontak primer terjadi apabila berlangsung secara berhadapan atau bertatap muka. 
    2. Kontak sekunder terjadi apabila kontak yang berlangsung dilakukan melalui perantara atau media. 

    2) Sifat

    Kontak sosial dapat ditinjau menurut sifatnya. Adapun sifat dari kontak sosial adalah sebagai berikut.

    1. Kontak positif adalah bentuk kontak yang mengarah pada suatu kerja sama. 
    2. Kontak negatif adalah bentuk kontak yang mengarah pada suatu pertentangan atau tidak adanya respon dalam interaksi sosial.

    2. Komunikasi

    Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan ataupun simbol berisikan pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain. Pikiran dapat berupa gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Adapun yang dimaksud dengan perasaan bisa berwujud keyakinan, kepastian, keraguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, luapan kasih, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.

    Adapun unsur-unsur dalam komunikasi adalah komunikator (pihak yang memulai berkomunikasi), pesan (sesuatu yang hendak disampaikan), media (saluran untuk menyampaikan pesan), komunikan (pihak yang dituju sebagai sasaran komunikasi), dan tanggapan (reaksi dari komunikan sebagai tafsiran atas pesan).

    Pada hakikatnya, komunikasi dibedakan menjadi dua, yaitu komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal meliputi kata-kata yang diucapkan atau tertulis. Sedangkan komunikasi nonverbal yakni penyampaian pesan tanpa kata-kata dan hanya menggunakan gerak tubuh.

    Komunikasi menurut prosesnya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

    1. Komunikasi langsung adalah komunikasi yang terjadi jika komunikator dan komunikan bertemu secara langsung sehingga komunikasi dapat berjalan tanpa perantara. Jadi, pesan yang disampaikan komunikator dapat langsung memperoleh tanggapan dari komunikan. 
    2. Komunikasi tidak langsung adalah komunikasi yang terjadi apabila pesan dari komunikator disampaikan melalui perantara media komunikasi kepada komunikan. 

    Komunikasi menurut arahnya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

    1. Komunikasi satu arah adalah bentuk komunikasi yang tidak memungkinkan adanya tanggapan dari komunikan. Pesan dikirim oleh komunikator kepada komunikan tanpa ada umpan balik. 
    2. Komunikasi dua arah adalah bentuk komunikasi yang memungkinkan adanya tanggapan dari komunikan, baik secara langsung ataupun tidak. 

    Komunikasi menurut sifatnya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.

    1. Komunikasi bebas, yaitu bentuk komunikasi yang tidak terikat pada aturan-aturan formal. Pihak yang berkomunikasi hanya diikat oleh tata-krama dalam pergaulan saja. 
    2. Komunikasi fungsional, yakni bentuk komunikasi yang terikat dan dibatasi oleh aturan-aturan formal. 

    Komunikasi menurut sasarannya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

    1. Komunikasi individual adalah komunikasi yang berlangsung antar individu. Pesan dari komunikator ditujukan kepada satu atau beberapa komunikan yang umumnya telah dikenal.
    2. Komunikasi massal adalah komunikasi yang ditujukan kepada masyarakat luas.
  • Jenis-Jenis Penelitian Sosial

    Ada berbagai jenis penelitian sosial yang lazim digunakan untuk mengkaji gejala maupun masalah sosial yang sedemikian luas cakupannya. Para peneliti dapat memilih salah satu jenis penelitian yang dianggap paling tepat untuk mengkaji masalah yang diminatinya.

    Jenis penelitian sosial dapat dibedakan atas sejumlah kriteria tertentu, antara lain :

    1. Berdasarkan manfaat penelitian
    • Penelitian murni (pure research), adalah penelitian yang bertujuan semata untuk pengembangan keilmuan dan berupaya menjelaskan pengetahuan yang sangat mendasar mengenai dunia sosial.
    • Penelitian terapan (applied research), ialah penelitian yang mencoba untuk menyelesaikan masalah tertentu secara spesifik dan hasilnya nanti dapat langsung digunakan sebagai dasar merekomendasikan langkah penanganan atau solusi.
    Beberapa tipe penelitian terapan, diantaranya, action research (penelitian terapan yang memperlakukan pengetahuan sebagai kekuatan dan menghapus garis pemisah antara penelitian dan tindakan sosial), social impact assessment (penelitian yang bertujuan memperkirakan dampak sosial yang akan timbul atau menganalisis dampak sosial yang terjadi karena adanya suatu proyek atau penerapan suatu kebijakan tertentu), dan evaluation research (mengukur efektivitas dari suatu kebijakan, program atau prosedur dalam melakukan sesuatu).
    2) Berdasarkan tujuan penelitian
    • Penelitian eksploratif, yakni penelitian yang dilakukan untuk menggali suatu gejala yang relatif masih baru. Dapat dikatakan penelitian ini didorong oleh keingintahuan terhadap suatu fenomena atau gejala yang selama ini belum pernah diketahui atau dirasakan. Tujuan dari penelitian eksploratif adalah mengembangkan gagasan dasar mengenai topik yang baru, sekaligus memberikan dasar bagi penelitian lanjutan.
    • Penelitian deskriptif, dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detil mengenai suatu gejala atau fenomena. Hasil akhir dari penelitian ini biasanya berupa tipologi ataupun pola-pola dari suatu fenomena.
    Penelitian deskriptif bisa juga dikatakan merupakan kelanjutan dari penelitian eksploratif. Penelitian eksploratif telah menyediakan gagasan dasar, sehingga penelitian deskriptif dituntut untuk mengungkapkannya secara lebih mendetil. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menggambarkan mekanisme sebuah proses dan menciptakan seperangkat kategori atau pola.
    • Penelitian eksplanatif, dilakukan untuk menemukan penjelasan mengenai mengapa suatu gejala atau fenomena terjadi. Hasil penelitian eksplanatif lazimnya berupa gambaran tentang hubungan sebab akibat. Tujuan penelitian eksplanatif adalah menghubungkan pola-pola yang berbeda namun memiliki keterkaitan dan menghasilkan pola hubungan sebab akibat.
    3) Berdasarkan dimensi waktu
    • Cross sectional studies, yang membatasi studi tentang masyarakat pada satu obyek dan waktu tertentu saja.
    • Longitudinal studies, berusaha mengungkap akibat dari suatu peristiwa yang berlangsungnya relatif lama.
    • Ex-post facto studies, berupaya menelaah faktor-faktor yang dianggap sebagai penyebab dari realitas ataupun fenomena sosial aktual.
    4) Berdasarkan jenis dan kualitas data
    • Penelitian dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang bersifat mengumpulkan data yang dapat diukur, seperti besarnya penghasilan, frekuensi perilaku, dan sebagainya. Penelitian kuantitatif dapat berupa deskripsi statistik atau studi korelasional (hubungan sebab akibat). Menekankan pada pemahaman terhadap adanya obyek-obyek ilmu pengetahuan dan pernyataan-pernyataan ilmu pengetahuan (scientific preposition) yang memenuhi syarat-syarat dapat diamati (observable), diulang (repeatable), diukur (measurable), diuji (testable) dan diramalkan (predictable).
    • Penelitian dengan pendekatan kualitatif, yakni penelitian yang mengutamakan segi kualitas data. Mengumpulkan data, informasi, keterangan secara terperinci mengenai obyek yang akan diteliti. Berfungsi bukan untuk menguji teori, melainkan menemukan teori. Oleh sebab itu, persoalan pembahasan dan analisis teori seperti yang lazim digunakan dalam penelitian kuantitatif tidaklah penting, walapun aktivitas telaah pustaka tetap diperlukan untuk penyesuaian konteks, masalah dan tema penelitian.
    Apa pun jenis penelitiannya, seorang peneliti haruslah mematuhi sejumlah etika dalam penelitian, diantaranya :
    a) Menghindari scientific misconduct. Seorang peneliti haruslah melakukan tahap demi tahap dari proses penelitian dengan cermat. Ia harus menghindari penipuan saat melakukan sebuah penelitian. Misalnya saja karena terbentur keterbatasan dana, seorang peneliti melewatkan tahap pembuatan daftar populasi, lalu mengambil sampel secara sembarangan, namun melaporkan bahwa ia telah melakukan proses penentuan populasi dan penarikan sampel secara benar.
    Atau bisa juga seorang peneliti baru melakukan penelitian terhadap 300 sampel dari jumlah 500 sampel yang harus diteliti. Tapi, akibat diburu waktu dan terbatasnya sumber daya, ia menghentikan proses penelitian dan melaporkan bahwa penelitian telah dilakukan terhadap 500 sampel. Pada bagian ini juga termasuk research fraud, yaitu pemalsuan data hasil penelitian, dimana peneliti yang hanya meneliti 300 sampel dari 500 sampel yang direncanakan akhirnya mengisi sendiri kuesioner yang tersisa agar jumlahnya genap 500.
    Peneliti juga harus menghindari plagiarism, yakni mengambil hasil penelitian orang lain yang kemudian diklaim sebagai hasil penelitian sendiri.
    b) Peneliti tidak boleh membawa kerugian bagi subyek penelitian (informan maupun responden). Kerugian ini meliputi :
    • Materi, dimana peneliti harus memastikan bahwa waktu yang tersita untuk kegiatan penelitian tidak mengurangi penghasilan yang seharusnya diperoleh subyek penelitian. Misalnya, seorang tukang ojek yang diteliti kehilangan banyak waktu untuk melayani permintaan wawancara dari peneliti, sehingga kesempatannya mencari nafkah banyak terbuang. Dalam hal ini, peneliti sewajarnya mengupayakan agar wawancara tidak berlangsung terlalu lama atau memberikan sejumlah kompensasi (pengganti) kerugian.
    • Fisik, dimana peneliti harus menjaga keselamatan fisik subyek penelitian. Bila melakukan penelitian tentang geng anak jalanan atau kelompok kriminal, misalnya, seorang peneliti harus menyembunyikan identitas informan ataupun responden agar tak terancam keselamatannya.
    • Sosial, dimana peneliti harus menjaga harkat, martabat, dan nama baik subyek penelitian.
    c) Memastikan adanya kerahasiaan dan anonimitas, terutama bila topik penelitian menyangkut hal-hal sensitif. Agar subyek penelitian bersedia diteliti, peneliti dapat saja menjanjikan bahwa identitasnya akan dirahasiakan.
    d) Dalam hubungan dengan pihak-pihak yang mensponsori atau membiayai kegiatan penelitiannya, seorang peneliti harus dapat tetap mempertahankan sikap obyektif dan profesional. Dengan alasan apapun, ia tidak boleh melupakan prinsip-prinsip metodologi ilmiah, apalagi merekayasa hasil penelitian demi menguntungkan sponsor atau penyandang dana.

  • Bullying, Seks Bebas dan Kenakalan Remaja

    Kenakalan remaja menjadi salah satu masalah yang sulit untuk dihindari. Remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju menuju dewasa. Sedangkan, kenakalan remaja adalah perilaku menyimpang remaja yang menyimpang dari norma dan tata aturan yang berlaku.

    Kenakalan Remaja

    Kenakalan remaja biasanya mulai terjadi ketika memasuki Sekolah Menengah Pertama (SMP). Itulah awal terjadinya kenakalan remaja. Pada tahap awal terjadinya kenakalan biasanya karena seorang remaja ingin mencari identitas diri atau mencoba hal-hal baru.

    Napza

    Banyak sekali perilaku menyimpang yang dilakukan oleh para remaja. Mulai dari bolos sekolah, tawuran, merokok dan yang lebih parahnya lagi penyalahgunaan narkoba. Pengaruh dari teman itu yang menjadi penyebab utama. “Banci” kata yang membuat remaja memberontak hingga akhirnya masuk kedalam kenakalan remaja. Yang awalnya malu dengan teman akhirnya menjadi suatu kebiasaan. Mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan minuman beralkohol membuat mereka menjadi kecanduan. Dengan uang saku yang minim membuat para remaja yang sudah kecanduan obat-obatan terlarang dan alkohol nekat mencuri untuk memenuhi kebutuhanya. Obat-obatan terlarang akan merusak syaraf pada otak. Ketika syaraf otak sudah rusak, tidak dapat lagi berpikir dengan jernih dan mudah emosi. Emosi yang tidak dapat dikontrol akan menimbulkan perselisihan yang mengakibatkan tawuran antar pelajar.

    Seks Bebas

    Seks bebas, siswa yang masih duduk dibangku SMP banyak yang dapat dikatakan sudah tidak perawan lagi. Menonton video porno akan membuat seseorang menjadi penasaran. Kemudian, akan menjadikan mereka mencoba apa yang telah mereka lihat, tanpa tau resiko yang akan mereka terima. Akibatnya hamil diluar nikah dan berakhir pula masa sekolah. Dimana masa sekolah merupakan masa pengasah kemampuan untuk masa depan.

    Bullying

    Bullying, bentuk kenakalan remaja yang saat ini masih sangat ngetrend. Banyak kasus bullying yang mengakibatkan kematian. Banyak faktor yang melatarbelakangi perilaku bullying. Status sosial slah satunya. Bullying memberikan dampak yang buruk bagi korban bullying. Selain fisik bullying berdampak pada psikis. Seseorang yang pernah mengalami bullying akan menjadi pribadi yang tertutup dan takut terhadap lingkungan sosial. Rasa trauma akan membawa mereka hanya berdiam diri tanpa bersosialisasi dengan orang lain.

    Penyebab terjadinya kenakalan remaja ialah, biasanya terjadi karena perceraian kedua orang tua. Anak yang mengalami broken home akan memiliki perilaku memberontak. Ia akan memberontak dan mencari kesenangan diukur rumah. Kondisi lingkungan yang kurang baik, cerminan kepribadian ada pada teman sepermainan. Seperti yang sudah dijelaskan diatas jika kenakalan remaja biasanya terjadi karena bujukan seorang teman. Tidak dapat kenangan diri, seseorang yang dapat menahan diri, tidak akan terpengaruh oleh bujuk rayu buruk oleh teman-temanya.

    Solusi mengatasi kenakalan remaja. Seorang remaja harus memiliki prinsip yang kuat. Dengan siapapun dan bagaimanapun ia bergaul harus menjaga diri agar tidak terpengaruh dengan hal buruk. Pengawasan orangtua merupakan hal yang paling utama. Pendidikan moral didapat dari keluarga, untuk itu orang tua harus membekali moral yang baik. Keharmonisan rumah tangga juga sangat diperlukan. Kenyamanan dalam rumah akan membuat anak betah dan tidak akan mencari kesenangan diluar rumah yang justru akan membawa dampak yang negatif.

  • Kenakalan Remaja dan Penanganannya

    Kenakalan remaja jaman sekarang ini semakin menggila dan semakin meresahkan masyarakat baik di kota kota besar maupun di desa desa kecil banyak kasus kenakalan yang dilakukan oleh remaja, maraknya kenakalan remaja di Indonesia semakin menambah kasus kriminalitas yang sebelumnya pun sudah banyak yang menjadikan kenakalan remaja menjadi masalah nasional, di Indonesia sendiri kenakalan remaja sudah menjadi masalah sosial yang sangat meresahkan masyarakat banyak karena tindakan tindakan mereka yang sudah tidak lagi mengenal norma-norma di masyarakat.

    Faktor-faktor penyebabnya pun masih diteliti dengan pasti oleh para ilmuan tetapi inti dari faktor kenakalan remaja ada dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam anak remaja tersebut sedangkan faktor eksternal adakah faktor yang timbul karena kondisi lingkungan di dalam kenakalan remaja sendiri masih banyak jenis tindakan kriminal yang biasanya dilakukan oleh anak-anak remaja yaitu pencurian, penipuan, pembunuhan, penyalahgunaan narkoba dan tawuran.

    Akhir akhir ini sedang booming adalah kasus narkoba yang masuk sekolah sekolah tidak tanggung-tanggung sekolah dasar pun sudah tercemar dengan barang haram tersebut itu menunjukan betapa hancurnya para penerus bangsa ini, jika berbicara narkoba, barang yang satu ini mungkin tidak bisa lenyap dari muka bumi ini karena sudah beberapa kali kasus ini ditangani dan dibasmi tetapi masih ada yang memakai narkoba, maka dari itu pemerintah harus dibantu masyarakat dalam penanggulangan ini salah satunya adalah dengan cara membangun tempat-tempat untuk mensosialisasikan tentang betapa bahayanya kenakalan remaja dan segala bentuk kriminalitasnya.

    Kenakalan Remaja

    Remaja atau pelajar adalah generasi penerus dari bangsa ini oleh karena itu kaum remaja semestinya harus di didik supaya memiliki kemempuan untuk meneruskan memimpin bangsa supaya dapat bersaing dengan negara maju. Namun apa jadinya jika kaum remaja yang semestinya jadi penerus bangsa malah berkelakuan melenceng dari norma-norma masyarakat, itulah sering kita temui saat ini banyak kaum remaja yang melanggar norma yang telah di tentukan di masyarakat atau biasa kita sebut kenakalan remaja tidak hanya di kota-kota besar saja kita biasa temui, namun di desa-desa pun sekarang banyak kita jumpai kasus kenakalan remaja.

    Kenakalan remaja semestinya harus di tangani dengan cepat supaya kenakalanya tidak menjadi ekstrim. Sering kita melihat di televisi maupun radio yang di sebabkan oleh kenakalan ramaja diantaranya adalah tawuran, penggunaan obat-obatan terlarang, tindakan asusilla yang jelas jelas sudah melanggar norma agama. Karena telah kita ketahui bahwa kenakalan ramaja bisa menurunkan moral diri kita atau pun bangsa kita, maka dari itu perlu tindak nyata untuk membrantas kenakalan remaja.

    Di kalangan pelajar pun makin banyak pula yang terjerumus kenakalan ramaja hal ini juga menunjukan rapuhnya pendidikan di Indonesia, apalagi kebanyakan yang tersandung kasus kenakalan remaja adalah dari pelajar di kalangan menengah pertama dan menengah atas. Artinya, usia tersebut ialah usia yang masih produktif yang sedang mengalami yang namanya pubertas atau beranjak dewasa, karena sudah banyaknya yang terjerumus kedalam kasus ini sebagian mereka menganggap hal ini adalah wajar, tentu hal ini tidak bisa di biarkan begitu saja.

    1. Kenakalan Remaja Sebagai Masalah Sosial

    Suatu tindakan yang membuat resah bayak orang ataupun khalayak banyak itu sudah termasuk masalah sosial termasuk kenakalan remaja yang banyak melibatkan anak-anak muda yang sudah tidak mengenal lagi norma-norma di masyarakat yang biasanya bersifat merusak, tentu hal ini tidak bisa dimaklumi, hal ini harus di tindak lanjuti dengan cepat.

    Kenakalan remaja ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar yang banyak kriminalitas tetapi di desa-desapun marak kasus atau kejadian kenakalan remaja antara lain, narkoba, minum-minuman keras, tindakan asusila, pencurian. Belum jelas penyebab yang bisa memicu kenakalan remaja dengan jelas karena penyebabnya banyak faktor, namun inti dari keanakalan remaja adalah segala masalah atau kejahatan yang timbul karena perbuatan-perbuatan remaja.

    Segala kejahatan pasti akan membuat masyarakat resah masyarakat sekitar, hal inilah yang membuat kenakalan di kalangan remaja harus segera di tindak lanjuti secara intensif dan masyarakat di tuntut untuk ikut andil dalam penanganan kasus ini, dan tidak menjadikan remaja sebgai sampah masyarakat yang harus di buang jauh-jauh, justru mereka harus mendapatkan perhatian dari masyarakat dan keluarga, tetapi media yang paling berperan dalam kasusu ini adalah keluarga, keluargalah yang paling dekat dengan si korban dalam kasus kenakalan remaja ini, jika keluarga lalai dalam penanganan ini maka bisa menjadi lebih parah.

    Tetapi sekali lagi masalah sosial ini bukan hanya tanggung jawab dari keluarga tetapi masyarakat juga memiliki peran dalam upaya penanganan kenakalan di kalangan remaja ini, tetapi peran yang terbesar adalah peran dari dalam diri sendiri sebagai remaja yang ingin melanjutkan cita-cita demi melanjutkan masa depanya, yaitu dengan tidak terpengaruh dengan kebiasaan remaja lainya, dan selalu ingatlah kepada orang tua khususnya ibu dan ayah.

    3. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja

    Kenakalan remaja adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh remaja dan tindakanya sudah melewati norma-norma yang telah di tentukan di masyarakat. Sebenarnya, kenakalan remaja bisa di minimalisir dari pihak sekolah dan pihak orang tua. Pada umumnya kenakalan remaja di pengaruhui oleh dua faktor yaitu faktor kurangnya pendidikan spiritual dan moral dan faktor lingkungan sekolah yang tidak nyaman dan aman.

    Kurangnya pendidikan spiritual dan moral sangat mempengaruhi perilaku si anak karena dia kurang di berikan tentang pentingnya melakukan hal yang bersifat kebaikan, kebanyakan di sekolah hanya diberikan pelajaran mengenai bahasa, matematika dan ekonomi tanpa memperdulikan pendidikan moral, tanpa pendidikan spiritual dan moral ini remaja akan lebih mudah terpengaruh dengan hal-hal buruk yang sifatnya merusak seperti tawuran antar pelajar, perkelahian dan pencurian.

    Lingkungan sekolah yang tidak nyaman. Maksutnya adalah ketidakcocokan si anak dengan peraturan di sekolah tersebut ataupun banyak teman-temanya di sekolah yang kerap berantem, hal tersebut sagat mempengaui perilaku si anak tersebut, contohnya jika di sekolahan tersebut kerap ada pemerasan dari kakak kelas kepada bawahanya hal tersebut akan membawa pikiran dari si anak yang di peras ini memiliki rasa balas dendam dan balas dendam tersebut di lampiaskan kepada bawahanya lagi setelah dia sudah menjadi senior dan terus berulang, maka dari itu pihak sekolah semestinya harus memantau siswanya lebih ketat lagi.

    3. Deskripsi Tentang Kenakalan Remaja

    Kenakaan remaja adalah bentuk pelanggaran-pelanggaran norma masyarakat maupun norma hukum dan norma-norma hukum yang biasa remaja langgar adalah pasal-paal tentang pembunuhan, penipuan, narkoba dan tawuran.

    Pembunuhan adalah suatu tindakan atau perbuatan yang sengaja menghilangkan nyawa orang lain hal tersebut di perkuat oleh Weiz, F. (2011, Mei 29) kejahatan terhadap nyawa di atur KUHP BAB XIX pasal 338-350. kejahatan terhadap nyawa orang lain dapat di artikan sebagai  kejahatan yang menyangkut nyawa orang lain ataupun membahayakan nyawa orang lain jika hal ini sudah terjadi di pada remaja itu sudah sangat tidak bisa di anggap enteng lagi karena taruhanya sudah nyawa, hal ini tentu membutuhkan penanganan yang sangat intensiv bagi para pelapor seperti yang tercantum dalam KUHP Buku II Bab XIX Pasal 338 yang merumuskan kejahatan pembunuhan sebagai berikut “Barang siapa sengaja merampas nyawa orang lain di ancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama 15 tahun”. Disini di artikan merampas nyawa orang lain itu perbuatan apa pun wujudnya yaitu dengan meusuk, menembak, memanah dll itu nilai hukumanya sama, yang intinya telah merenggut nyawa orang lain.

    Penipuan adalah tindakan yang bermaksut menguntungkan diri tetapi dengan cara yang salah dan bertentangan dengan hukum, dan pidana penjara penipuan paling lama adalah empat tahum hal ini juga di perkuat oleh Dave.(2013) yaitu penipuan sendiri memiliki dua pengertian yaitu pengertian dalam arti sempit dan arti luas. Pengertian dalam arti sempit, yaitu bentuk penipuan yang dirumuskan dalam pasal 378 (bentuk pokoknya) dan 379 (bentuk khususnya), atau yang biasa disebut dengan oplichting. Pengertian dalam arti luas, yaitu semua kejahatan yang dirumuskan dalam Bab XXV KUHP.

    Penipuan terdiri dari beberapa unsur-unsur obyektif perbuatan (menggerakkan), yang digerakkan (orang), perbuatan itu ditujukan pada orang lain (menyerahkan benda, memberi hutang, dan menghapuskan piutang), dan  cara melakukan perbuatan menggerakkan dengan memakai nama palsu, memakai tipu muslihat, memakai martabat palsu, dan memakai rangkaian kebohongan. Selanjutnya adalah unsur-­unsur subjektif yang meliputi maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dan maksud melawan hukum.

    Perbuatan menggerakan, menggerakan tersebut juga dapat di artikan sebagai mempengarui orang lain, misalnya membujuk atau menyalahgunakan kekuasaan dan lain sebagainya, inti dari penipuan tersebut adalah sebuah perbuatan yang di dalamnya mengandung ketidak benaran atau bersifat membohongi. Yang di gerakan adalah orang, pada biasanya orang yang menyerahkan  benda si korban dari penipuan tersebut atau orang yang di gerakan.

    Dengan menggunakan jabatan palsu, adalah pengakuan dengan memakai jabatan yang sebenarnya tidak di miliki pada seseorang tersebut untuk melakukan penipuan. Contohnya sesorang yang mengaku sebagai karyawan dari suatu bank, sedangkan dia sebenarnya bukan karyawan dari suatu bank dia hanya ingin berniat menipu dari si korban tersebut.

    Dengan tipu muslihat, tipu muslihat adalah rangkaian kebongan melalui ucapan yang bisa menimbulkan rasa percaya dari si korban kepada si pelaku dengan mengucapkan perkataan penuh dengan kebohongan, hal itulah yang membuat tipu muslihat termasuk jenis kejahatan apalagi sekarang penipuan marak di praktekan oleh anak-anak remaja.

    Tujuan perbuatan penipuan, dalam mlakukan penipuan tentu si pelaku memiliki tujuan, ujuan penipuan tenntunya pasti ingin mengambil barang atu hak orang lain supaya kita bisa memiliki tetapi dengan cara yang tidak terlalu fulgar, yaitu dengan berbohong atau bicara yang tidak semestinya atau tidak pada kenyataan aslinya.

    Deskripsi kenakalan remaja selanjutnya adalah penggunaan narkoba di kalangan remaja, memang kata-kata narkoba sangat erat sekali di kait-kaitkan dengan remaja, akhir-akhir ini kata remaja tentu tidak jauh dengan kata narkoba di telinga orang indonesia hal ini di sebabkan kebiasaan buruk remaja yang sering mengkonsumsi barang haram tersebut yang menjadikan perbincangan di masyarakat maupun media. Penyalahgunaan narkoba sebenarnya sangatlah berbahaya bagi dirinya sendiri dan juga membahayakan bagi masyaraakat karena tindakan yang tidak terkontrol bisa menyebabkan tindakan kriminalitas, di indonesia pengguna narkoba kebanyakan kaum remaja. Ada beberapa faktor mengapa remaja menggunakan narkoba yaitu kegagalan yang di alamai dalam kehidupan dapat mempengarui mental dari sang korban seperti sudah tidak mempunyai semangat hidup lagi, jika hal ini di biakan begitu saja bisa saja sang korban terjun menggunakan narkoba tentu hal ini harus di antisipaasi sedini mungkin.

    Faktor berikutnya adalah pergaulan yang bebas dan lingkungan kurang tepat yang menyebabkan si anak terpengaruh dari pergaulan teman-temanya ataupun lingkunganya karena jika si anak sudah terpengaruh dalam pergaulan yang dia jalani susah untuk merubahnya lagi seperti contohnya jika si anak tersebut berteman atau tinggal di tempat berkumpulnya para pencuri secara otomatis si anak tersebut akan meniru perilaku mencuri yang di lakukan seperti para temanya.

    Faktor yang berikutnya adalah kurangnya siraman rohani ataupun kurangnya pendidikan spiritual, untuk memberantas narkoba kita perlu mengajari para remaja dengan pendidikan spiritual supaya mereka sadar bahwa apa yang mereka lakukan itu tidak benar, karena di jaman sekarang ini remaja yang sangat sedikit remaja yang sadar akan pentingya pendidikan spiritual yang bisa membantu menerangi hati para remaja yang sudah terjerumus ke dalam dunia narkoba.

    Kemudia faktor yang berikutnya adalah keinginan untuk mencoba, masa remaja adalah dimana mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap apa yang mereka belum lakukan atau yang mereka tidak ketahui, sekali mereka mencoba mereka akan merasakan kenyamanan yang nantinya akan menjadi ketagihan.

    Kenakalan remaja selanjutnya yaitu tawuran antar pelajar, yang satu ini mungkin tidak asing lagi bagi kita, kata tawuran yang artinya perkelahian masala ataupun perkelahian yang dilakukan berkelompok, tetapi sekarang perkelahian tersebut malah di lakukan oleh pelajar yang semestinya belajar di sekolahan malah berkelahi, penyebab dari tawuran antar pelajarpun banyak antara lain faktor keluarga, faktor sekolah, faktor lingkungan dan perbedaan persepsi.

    Faktor keluarga, peran keluarga disini sangat penting dalam memantau semua aktifitas dari si anak, adanya pengasuhan dari orang tua yang adanya kekerasan itu pun sangat tidak di anjurkan, dan kurangnya keharmonisan dari orang tua yang sering bertengkar karena bisa membuat pikiran dari si anak menjadi tertekan dan bisa melampiaskannya dengan tawuran bersama teman-temanya.

    Faktor sekolah, sekolah berperan dalam mendidik siswa hal tersebutlah yang mungkin bisa menjadi faktor penyebab tawuran karena adanya kualitas pengajaran yang kurang memadai dan guru yang bersifat menghukum siswa dengan kekerasan itu bisa membuat pemikiran siswa akan meniru dari perilaku dengan kekerasan tersebut bisa berujung si siswa menjadikan tawuran sebagai pelampiasan.

    Faktor lingkungan, lingkungan dapat mempengarui pola pikir dari si anak tersebut karena setiap hari si anak berada dalam lingkungan tersebut misalnya anak tersebut tinggal di dalam lingkunga preman secara otomatis anak itu mendapat sugesti dari orang di sekitar lingkungan tersebut untuk meneruskan menjadi preman.

    Berikutnya yaitu faktor perbedaan persepsi atau pendapat, misalnya berbeda pendapat dengan sekolah lain mereka langsung menyerang sekolahan tersebut tanpa kpmpromi hal itulah yang menyebabkan tawuran antar pelajar bisa terjadi, pelajar yang semesinya belajar malah menjadikan tawuran sebagai kebiasaan.

    4. Penanggulangan kenakalan remaja

    Kenakalan remaja sebagai tindakan yang sangat berbahaya dan menyangkut orang banyak tentang tingkah laku anak remaja yang di luar dari kontrol. Dalam kasus kenakaln remaja kebanyakan yang terjerumus adalah usia 8-12 tahun sungguh di sayangkan jika di usia muda seperti itu sudah terjerumus dalam kalangan remaja dengan tindakan criminal, kenakalan remaja di sini sudah menjadi kmasalah sosial yang semakin membahayakan di masa modern seperti sekarang yang sangat erat hubunganya dengan modernisasi, industrialisasi, taraf kesejahteraan.

    Tentu kita tidak mau hal ini akan semakin lama di biarkan, kita tidak mau jika seumpama ada keluarga kita yang tanpa kita sadari sudah melakukan tindakan kenakalan remaja, hal ini membutuhkann semua elemen masyarakat ikut serta dalam penanggulangan kenekalan remaja karena kenekalan remaja banyak menimbulkan kerugian dan kesengssaraan yang tidak hanya merugikan diri sendiri melainkan merugikan khalayak banyak, hal inilah yang semestinya mendorong masyarakat dan pemerintah melakukan tindakan untuk menangulangi secara kuratif. seperti membentuk badan kesejahteraan anak-anak, perbaikan lingkungan yaitu kampung-kampung miskin dan kumuh, mendirikan sanggar-snggar untuk remaja guna mensosialisasikan tentang baha kenakalan remaja, menyusun undang-undang tentang tindakan pelanggaran yang dilakukan oleh remaja, membuat sekolah untuk anak jalanan, mendirikan tempat untuk menyalurkan kreatifitas yang di miliki remaja dan para anak jalanan.

    Dari penanggulanagan di atas di Negara-negara maju memiliki teknik penanggulangan yang biasa di sebut cara Moralistic dan cara Abolisianistik. Cara moralistic adalah dengan penyebarluaskan ajaran agama dan moral sedangkan cara abolisianistik adalah berusaha memberantas kajahatan dengan memberantas sebab musabab dari kejahatan tersebut.

    Sebenarnya masyarakat,pemerintah dan keluarga dalam penanganan kasus kenakalan remaja ini hanya sebagai perantara atau sekedar membantu, sebenarnya kesadaran dari diri sendiri untuk tidak melakukan kenakalan renaja itulah hal paling penting di sini dalam upaya penanggulangan kenakalan remaja. Tetapi faktor lingkungan juga memiliki peran yang penting karena anak remaja akan mengikuti kebiasaan dari lingkungan tersebut. Keteladanan yang baik dari lingkungan sekitar akan membawa anak menjadi lebih termotifasi untuk melakukan hal yang baik pula dan mampu mengikuti hidup bermasyarakat.

    Kesimpulan

    Dari analisis di atas dapat kita simpulkan bahwa kenakalan remaja adalah cerminan dari perbuatan orang dewasa juga sehingga anak remaja sering meniru perbuatan apa yang di lakukan oleh orang dewasa dan juga lingkungan di mana mereka hidup setiap hari di lingkungan tersebut, jika lingkungan tersebut tidak sehat atau sering terjadai kekerasan maka perbuatan itu akan di tiru juga oleh para anak remaja.

    Hal di atas adalah termasuk dalam faktor eksternal, selain faktor tersebut ada juga faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam hati nurani si korban tersebut. Tentu pemerintah dan masyarakat membutuhkan upaya yang lebih keras dalam memerangi kenakalan remaja di Indonesia guna memwujudkan generasi emas. Guna memberantas masalah tersebut, anak remaja itu sendiri semestinya harus melakuan inrtopeksi diri atas semua hal yang yang telah dilakukan itu adalah salah.

    Pemerintah dan masyarakat juga memiliki tugas yang amat besar salah satunya adalah membangun tempat tempat untuk melakukan sosialiasi untuk memberitahu kepada para remaja tentang bahayanya tindakan kenakalan remaja dan kriminalitas. Sehingga para anak remaja mengetahui mana yang salah dan mana yang baik sehingga kenakalam remaja dapat di minimalisir. Setidaknya jika para penerus banggsa ini bersih dan paham mana yang salah dan mana yang benar mungkin bangsa ini bisa lebih baik dari sekarang.

  • Batasan Pengertian Kecelakaan Kerja

    Batasan Pengertian Kecelakaan Kerja

    Batasan pengertian kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang berakibat pada kerusakan kekacauan organisasi, Keluhan, Sakit, Rasa Sedih, Anomali, Cacat dan Kematian.

    A. Pengertian Kecelakaan Kerja

    Kecelakaan didefinisikan sebagai sebuah kejadian tidak terduga dan tidak diinginkan yang berdampak pada terganggunya sebuah aktivitas. Jika hal ini terjadi pada proses produksi maka kecelakaan ini dapat mengakibatkan kerugian materi dan sumber daya manusia. Sementara itu kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dalam rangka melaksanakan kegiatan produksi baik itu barang maupun jasa.

    Kerugian yang ditimbulkan dalam kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi lima kategori besar yakni:

    1. Kerasukan
    2. Kekacauan organisasi
    3. Keluhan, Sakit dan Kesedihan
    4. Anomali dan Cacat
    5. Kematian

    Per-03/MEN/1994

    Peraturan Menteri Per-03/MEN/1994 mendefinisikan kecelakaan kerja sebagai kecelakaan yang terjadi dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang disebabkan hubungan kerja serta kecelakan yang terjadi pada kursus yang ditinggalkan dari rumah untuk bekerja dan pulang melalui kejadian biasa dan masuk akal. Definisi digunakan oleh PT jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) yang saat ini ditangani oleh BPJS untuk mendefinisikan kecelakaan kerja.

    Dalam Permen ESDM No. 26 Tahun 2018 pengganti Pertambangan dan Energi No. 555.K/26/M.PE/1995 salah satunya mengatur tentang Kecelakaan dan Keselamatan Kerja (K3) di pertambangan menyatakan bahwa kecelakaan penambangan harus memiliki lima unsur yakni:

    1. Benar terjadi
    2. Menyebabkan luka pada penambang atau orang yang diberi wewenang oleh kepala teknik tambang
    3. Sebagai hasil kegiatan penambangan
    4. Terjadi pada jam kerja saya yang telah terluka atau orang yang berwenang
    5. Terjadi di bidang usaha pertambangan atau daerah proyek

    Latar Belakang Terjadinya Kecelakaan kerja

    Pada dasarnya, kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor, yakni:

    1. Kondisi Tidak Aman

    Kondisi tidak aman didefenisikan sebagai kecelakan yang terjadi karena kondisi kerja yang tidak aman sebagai dampak dan akibat dari beberapa hal yakni:

    1. Mesin, peralatan, bahan, dll.
    2. Lingkungan kerja
    3. Proses kerja
    4. Sifat Kerja
    5. Bagaimana cara kerjanya 

    2. Tindakan tidak aman

    Dimana kecelakaan itu terjadi karena tindakan / tindakan yang tidak aman, sebagai akibat dari beberapa hal berikut:

    • Kurangnya pengetahuan dan keterampilan
    • Karakter fisik
    • Karakteristik mental psikologis
    • Sikap dan perilaku yang tidak aman

    Tempat kerja harus diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi keselamatan kerja seperti

    1. Ukuran tempat kerja
    2. Penerangan
    3. Ventilasi
    4. Suhu tempat kerja
    5. Tanah dan dan Lapang
    6. Ruang listrik
    7. Pewarnaan dan Logo
    8. Gudang

    Tidak terpenuhi standar yang sesuai dengan persyaratan dapat menyebabkan potensi terjadinya kecelakaan kerja semakin besar.

    Tempat kerja harus memenuhi persyaratan keselamatan, seperti ukuran ruangan tempat kerja, penerangan, ventilasi, suhu tempat kerja, tanah dan pembersihan Ruangan, ruang listrik, pewarnaan, gudang dan tempat kerja lainnya Bekerja. Jika tidak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, Maka kemungkinan kecelakaan kerja akan terjadi.

    Mesin dan peralatan kerja pada dasarnya adalah bahaya dan merupakan sumber kecelakaan. Misalnya, karena mesin atau peralatannya berputar, bergerak, menggosok, bergerak maju mundur, ikat pinggang atau belt conveyor, perlengkapan gigi, transmisi dan peralatan lainnya. Oleh karena itu, mesin dan peralatan yang bisa menyebabkan kecelakaan kerja harus dilindungi agar tidak membahayakan atau operator manusia.

    Penghapusan barang-barang berat atau berbahaya (bahan peledak, pelumas, dll.) Dari satu tempat ke tempat lain adalah kemungkinan kecelakaan kerja. Menghindari Kecelakaan kerja, harus dipikirkan dan perhitungan, baik dalam gerakan, alat yang digunakan, akan melewati jalan, bisa bergerak dan lainnya

    Kecelakaan kerja akibat penggunaan transportasi juga cukup sedikit. Karena penggunaan yang tidak benar (acak), beban berlebih (overload), jalannya tidak bagus (turun, ombak, licin dan sempit), ngebut kendaraan, penempatan pembuatannya tidak bagus, yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja. Upaya untuk mengatasi hal tersebut di atas, untuk mengetahui jenis transportasi yang memadai dan aman, melakukan operasi sesuai dengan prosedur operasi standar (SOP), bonito, penambahan tanda keselamatan, batas kecepatan, jalur khusus untuk Transportasi (misal lukisan warna) dan lain-lain.

    Asalkan itu adalah masa manfaat peralatan dan kualitasnya sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan. Alat yang sudah tua ada kemungkinan rusak. Jika alat yang sudah rusak, tentunya bisa mengakibatkan kecelakaan.Melakukan peremajaan alat yang sudah tua dan kontrol kualitas alat yang ada di tempat kerja.
    Dalam pengoperasian mesin dan peralatan otomotif membutuhkan pengetahuan yang cukup oleh teknisi.Apabila tidak, maka bisa jadi penyebab kecelakaan. Pengetahuan operator untuk melaksanakan tim kerja, untuk memahami karakter masing-masing mesin dan sebagainya, menjadi sangat penting, dengan mempertimbangkan apakah itu sewenang-wenang, akan membahayakan tim dan manusia sendiri.

    A. Kurang kapasitas

    Anda memerlukan teknisi tingkat pendidikan otomotif dari proses atau perawatan produksi dan perawatan. Orang yang memiliki kapasitas tinggi biasanya bekerja lebih baik dan berkaitan dengan faktor penyimpan tenaga kerja dalam pekerjaan mereka. Karena itu, untuk menyempurnakan keterampilan akan selalu menjadi lebih baik.

    B. Kurangnya keterampilan

    Setelah mendapat pengetahuan yang baik dari para teknisi, maka perlu terus berolahraga secara terus menerus.Hal selalu mengembangkan keterampilan untuk bekerja guna semakin meminimalkan kesalahan dan mengurangi jumlah kecelakaan kerja.Di dunia teknik, kegiatan pelatihan sering disebut training.

    C. untuk bermain

    Karakter seseorang yang suka biola dalam bekerja, bisa menjadi salah satu penyebab kecelakaan. Begitupun, seringkali endapan dan kerja sembrono juga bisa menimbulkan kerja.Oleh kecelakaan. Karena itu, di masing-masing melakukan pekerjaan harus dilakukan dengan hati-hati, teliti, dan sangat hati-hati agar keselamatan selalu bisa dilakukan. Di sisi lain, untuk pekerjaan yang membutuhkan presisi, kesabaran dan presisi, hal itu tidak bisa dilakukan dengan bekerja selama pemutaran.

    D. Bekerja tanpa peralatan keselamatan

    Pekerjaan tertentu mengharuskan pekerja menggunakan peralatan keselamatan. Alat pengaman yang dirancang untuk melindungi pekerja dari bahaya akibat kerja baru yang dilakukan. Dengan berkembangnya teknologi, kini telah dibuat alat pengaman yang nyaman dan aman saat digunakan keselamatan. Pecat yang meliputi workwear (wearpack), helm pengaman, kacamata, gelas tukang las, sarung tangan, sepatu kerja, masker debu, penyumbat telinga, Tali pengaman untuk pekerja di ketinggian dan sebaginya. Terkadang, orang yang sudah merasa kompeten sebenarnya tidak menggunakan alat pengaman, seperti pengelasan tidak menggunakan masker pengelasan. Ini sangat buruk, pekerja terampil dan profesional sebenarnya selalu menggunakan peralatan keselamatan untuk menjaga kualitas kerja terbaik, serta keselamatan dan kesehatan kerja yang sama.

    E. Faktor alam

    1. Gempa bumi

    Meski masing-masing perusahaan / industri memiliki keselamatankerja penerapan standar yang tepat untuk meminimalisir jumlah kecelakaan, namun sangat sulit untuk memprediksi faktor alam. Gempa bumi dapat menyebabkan kecelakaan untuk menghancurkan perusahaan / industri karena pergerakan tanah atau fraktur lempeng tektonik dan tanah vulkanik dan dapat menyebabkan kerugian material dan rendah yang besar dan akan meningkat jika gempa tersebut juga diikuti oleh tsunami.

    2. Banjir

    Banjir mendadak juga bisa mempengaruhi keamanan, terutama bisnis yang berada di dekat aliran air. Banjir air, selain merendam peralatan dan mesin produksi, dan bisa menyebabkan kerusakan dan ketegangan yang meningkat juga bisa mencuci pekerja / operator.

    3. Tornado / tornado

    Tornado / corot air adalah kolom pemintalan udara yang membentuk sambungan antara awan cumulonimbus atau dalam kasus kumulatif awan cumulus yang jarang sampai ke permukaan tanah dan memiliki kecepatan rata-rata 117 km / jam dengan selang waktu 75 Beberapa kilometer sebelum menghilang.

  • Pengertian Pulverisation

    Pengertian Pulverisation

    Pulverisation adalah proses penghancuran bahan pada dengan ukuran kecil dengan gaya eksternal hingga ukuran menjadi lebih kecil dari ukuran aslinya. Istilah Pulverisation lebih merujuk pada proses penggilingan dimana bahan dihancurkan dengan gaya dari luar seperti ditumbuk ataupun digerus.

    Definisi dari penghancuran

    “Penghancuran” (penghancuran, penghancuran, penggilingan) adalah proses pemberian gaya eksternal pada bahan (padat) dengan ukuran tertentu untuk menghancurkannya dan menguranginya menjadi potongan-potongan yang lebih kecil dari ukuran aslinya. Penghancuran telah lama dilakukan untuk banyak bahan, termasuk bijih, kaca, keramik, biji-bijian, cat, dan obat-obatan.

    “Penghancuran” (penghancuran, penghancuran, penggilingan) adalah proses pemberian gaya eksternal pada bahan (padat) dengan ukuran tertentu untuk menghancurkannya dan menguranginya menjadi potongan-potongan yang lebih kecil dari ukuran aslinya. Penghancuran telah lama dilakukan untuk banyak bahan, termasuk bijih, kaca, keramik, biji-bijian, cat, dan obat-obatan.

    Tujuan dari penghancuran

    Tujuan penghancuran secara kasar dibagi menjadi (1) sampai (3) di bawah, tetapi baru-baru ini, tujuan (4) sampai (8) telah ditambahkan. Pulverisasi digunakan tidak hanya untuk mengurangi ukuran partikel tetapi juga sebagai operasi untuk mengembangkan bahan baru. (*1) Berbagai efek dan hasil diharapkan.

    Proses penumbukan

    Selanjutnya, mari kita lihat proses penumbukan. Penerapan gaya eksternal menyebabkan partikel berubah bentuk secara elastis dan retakan terjadi pada titik-titik di mana batas tegangan partikel terlampaui. Diperkirakan bahwa partikel dihancurkan oleh perambatan retakan, menyelesaikan penghancuran.

    Ada dua jenis penghancuran partikel dalam proses penghancuran, “penggilingan permukaan” dan “penggilingan volume”.

    Dalam penggilingan permukaan, potongan-potongan kecil terpisah dari permukaan partikel, secara bertahap membentuk sejumlah besar partikel halus. Ukuran partikel selama penggilingan sering mengikuti distribusi bimodal. Dalam gesekan gesekan, gerinda permukaan ini dominan.(3)(4)。
    Dalam kasus penggilingan volume, penghancuran tidak terjadi pada permukaan partikel tetapi di seluruh bagian. Partikel tersebut dipecah menjadi beberapa bagian, dan proses ini berlanjut hingga partikel tersebut berangsur-angsur berubah menjadi partikel halus. Penggilingan volume dominan dalam penghancuran kompresi dan penghancuran impak.(3)(4)。

    Mekanisme penghancuran

    Gaya eksternal yang diterapkan pada partikel secara kasar dapat dibagi menjadi empat jenis, “kompresi”, “benturan”, “geser”, dan “gesekan”. Mekanisme penghancuran sebenarnya rumit. Alih-alih satu jenis gaya eksternal, beberapa jenis dapat bekerja pada sebuah partikel pada saat yang bersamaan.(*3)。

    Selain itu, proses dipengaruhi secara rumit oleh sifat fisik bahan bubuk, lingkungan penghancuran, dll. Oleh karena itu, sulit untuk menjelaskan proses penghancuran dengan jelas. Di bawah ini adalah model gaya yang bekerja pada benda padat, seperti yang dikemukakan oleh Rumpf.(*5)。

  • Prakarya Kerajinan dari Limbah Anorganik untuk SMP Kelas VIII

    Kerajinan Dari Limbah Anorganik

    Limbah anorganik, adalah jenis limbah yang berwujud padat, sangat sulit atau bahkan tidak bisa untuk di uraikan atau tidak bisa membusuk, limbah anorganik tidak mengandung unsur karbon, contoh limbah anorganik adalah plastik, beling, dan baja. Sampah anorganik berasal dari sumber daya alam dan kimia yang tak terbaharui. Akumulasi limbah yang merupakan sisa hasil buangan mempunyai potensi sebagai polutan (penyebab polusi). 0leh karena itu, dengan proses daur ulang limbah anorganik mendapat perhatian khusus dan penanganan yang semaksimal

    Limbah anorganik relatif sulit terurai, dan mungkin beberapa bisa terurai tetapi memerlukan waktu yang lama. Limbah tersebut berasal dari sumber daya alam yang berasal dari pertambangan seperti minyak bumi, batubara, besi, timah, dan nikel.

    Limbah anorganik umumnya berasal dari kegiatan industri, pertambangan, dan domestik yaitu dari sampah rumah tangga, contohnya; kaleng bekas, botol, plastik, karet sintetis, potongan atau pelat dari logam, berbagai jenis batu-batuan, pecah-pecahan gelas, tulang-belulang, karton/kardus yang tebal, dan lain-lain

    Pengolahan limbah anorganik yang ada di lingkungan masyarakat terlebih dahulu dilakukan melalui beberapa cara, yaitu ;

    a. Sanitasi (Sanitary landfill)

    Sanitary landfill yaitu suatu metode pengolahan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik.

    b. Pembakaran (Incineration),

    Pada incineration sampah dibakar di dalam alat yang disebut insinerator. Hasil pembakarannya berupa gas dan residu pembakaran.

    c. Penghancuran (Pulverisation ).

    Pada pulverisation, penghancuran sampah dilakukan di dalam mobil pengumpul sampah yang telah dilengkapi dengan alat pengaduk sampah. Sampah-sampah tersebut langsung dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil yang dapat dimanfatkan untuk menimbun tanah yang letaknya rendah.

    Limbah anorganik yang dapat didaur ulang yaitu sampah plastik, logam, kaca, plastik, dan kaleng. Limbah-limbah anorganik dapat dipilah-pilah sesuai kebutuhan

    Bahan dan Proses Limbah Anorganik

    Limbah anorganik yang digunakan sebagai bahan dasar kerajinan dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu;

    1. Limbah anorganik lunak

    Limbah yang terdiri dari kandungan bahan yang lentur dan mudah dibentuk atau diolah secara sederhana. Contohnya;tambangan, dan domistik yaitu dari sampah rumah tangga, contohnya; kaleng bekas, botol, plastik, karet sintetis, potongan atau pelat dari logam, berbagai jenis batu-batuan, pecah-pecahan gelas, tulang-belulang, karton/kardus yang tebal, dan lain-lain

    2. Limbah anorganik keras

    Limbah yang terdiri dari kandungan bahan yang kuat dan tidak mudah dihancurkan dengan alat biasa, melainkan harus menggunakan teknologi tertentu seperti pemanasan, pembakaran dan penghancuran dan sebagainya. Contohnya pelat-pelat dari logam, pecah-pecahan keramik, botol kaca, kaleng, dan sebagainya 

    Prinsip Pengolahan Limbah Anorganik

    Pengolahan limbah anorganik maupun organik memiliki prinsip yang sama yaitu dengan sistem 3R; reduce, reuse, dan recycle. Bacalah kembali pada bagian terdahulu agar dapat memahaminya kembali. Upaya melakukan recycle; mendaur ulang limbah anorganik menjadi karya kerajinan tangan, berarti sudah dapat mengatasi masalah lingkungan yang mengganggu kehidupan. Reducereuse, dan recycle dalam proses pembuatan produk kerajinan harus selalu dijalankan, sehingga dapat meminimalisir sampah yang terjadi setelah hasil produk kerajinan diperoleh

    Penggunaan bahan limbah anorganik untuk didesain menjadi sebuah produk kerajinan tidaklah mudah. Kita harus memiliki motivasi yang besar dalam proses kreatif dan mengatasi masalah limbah di lingkungan, sehingga tidak sulit untuk melahirkan rancangan yang besar. Kita perlu mengetahui dan memahami prinsip dasar yang membangun kesadaran bahwa mendesain bahan limbah anorganik adalah merupakan proses menata ulang kebermanfaatan dari sebuah produk yang telah hilang nilai gunanya. Seperti yang telah diuraikan pada bab terdahulu bahwa seharusnya sebuah desain bersifat berkelanjutan (sustainable design), tidak hanya cukup secara ekonomi saja, tetapi harus mengintegrasikan isu-isu lingkungan, sosial, dan budaya ke dalam produk. Hal ini disebabkan agar desain lebih dapat bertanggung jawab dalam menjawab tantangan dalam masyarakat global. Begitu juga seorang desainer produk harus memahami pentingnya pemahaman ini.

    Proses kreatif akan ditemukan saat seseorang telah memperoleh daya cerap, imajinasi melalui pengetahuan terhadap materi bahan, alat dan proses yang akan ditekuninya. Pengetahuan bahan limbah anorganik, penggunaan alat dan kemampuan keteknikan dalam bertukang akan melahirkan sebuah proses kreatif itu sendiri. Jadi kratifitas harus diupayakan tercipta dengan banyak langkah. Setelah kreatifitas muncul maka akan melahirkan produk

    Produk Kerajinan dari Bahan Limbah Anorganik

    Produk kerajinan dari bahan limbah anorganik yang dimaksud adalah limbah anorganik lunak dan keras. Banyak orang yang sudah memanfaatkan limbah anorganik ini sebagai produk kerajinan. Teknik pembuatannya pun bervariasi. Temuan-temuan desain produk kerajinan dari limbah anorganik selalu bertambah dari waktu ke waktu. Ini dikarenakan semakin banyak orang yang telah menaruh perhatian terhadap pemanfaatan limbah anorganik sebagai produk kerajinan. Pembuatan produk kerajinan di setiap wilayah tentunya berbeda dengan wilayah lainnya 

    Masing-masing daerah memiliki ciri khas kerajinan yang menjadi unggulan daerahnya. Hal ini tentu dikarenakan sumber daya limbah anorganik dari masing-masing daerah berbeda. Limbah anorgnaik memiliki kecenderungan dihasilkan oleh kawasan industri dan domistik yaitu rumah tangga. Misalnya di wilayah industri limbah anorganik yang ada umumnya yang bersifat keras seperti; puing-puing logam, pecahan kaca, dan sebagainya, sedangkan rumah tangga umumnya bersifat lunak seperti; plastik, perca, dan sebagainya. Namun keduanya bisa saja memproduksi bahan limbah anorganik yang serupa.

    Proses pengolahan masing-masing bahan limbah anorganik secara umum sama. Pengolahan dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin. Di bawah ini disampaikan pengolahan sederhana yang dapat dilakukan untuk bahan limbah anorganik lunak. Prosesnya yaitu :

    a.  Pemilahan bahan limbah anorganik

    Seleksi bahan limbah anorganik perlu dilakukan sebelum proses produksi.

    b.  Pembersihan limbah organik

    Limbah anorganik biasnya keadaannya tidak cukup bersih, maka perlu dilakukan pencucian dengan menggunakan detergen, agar zat bekas makanan atau minuman dapat larut dan limbah anorganik menjadi bersih.

    c. Pengeringan 

    Pengeringan dilakukan secara konvensional yaitu menggunakan sinar matahari langsung, atau dapat juga secara langsung dilap dengan lap kering.

    d. Pewarnaan

    Pewarnaan pada limbah anorganik dapat dilakukan dengan cara disemprot atau di kuas dengan cat.

    e. Pengeringan setelah pewarnaan

    Setelah diberi warna, bahan limbah anorganik harus dikeringkan kembali dengan sinar matahari langsung atau dengan di angin-anginkan.

    f. Penghalusan bahan agar siap pakai

    Bahan limbah anorganik yang sudah kering dapat di finishing agar mudah diproses menjadi karya. Proses finishing juga berbagai macam caranya, seperti dipotong, ditempa, di lem, di gerinda, di amplas, dan sebagainya

    Mengenal Kerajinan dari Bahan Anorganik

    Limbah Plastik

    Jika kita perhatikan di daerah perkotaan, banyak orang berjualan di pinggir jalan sebagai pedagang kaki lima, contohnya di terminal atau di pinggir stasiun dan hampir seluruh daerah industri dan perkantoran tersedia banyak pedagang musiman. Dalam kehidupan manusia membutuhkan minuman. Minuman yang dijual pedagang pun berbagai macam bentuk dan ukurannya. Biasanya minuman ini dikemas dalam botol atau gelas plastik. Botol-botol dan gelas plastik yang berwarna warni dengan bentuknya yang bermacam-macam terkadang hanya dibuang saja sebagai sampah. Kemasan botol dan gelas plastik bekas minuman di beberapa tempat sampah terlihat tidak lagi berguna. Alangkah baiknya jika botol dan gelas plastik tersebut dimanfaatkan menjadi karya kerajinan.

    gambar contoh kerajinan dari plastik

    Limbah Kemasan Minuman atau Makanan

    Kemasan adalah wadah sebagai bagian terluar yang berfungsi untuk membungkus sebuah produk agar sebagai pelindung produk. Pada kemasan ini yang akan digunakan adalah kemasan yang berasal dari limbah pangan dan minuman. Jika diperhatikan bentuk kemasan biasanya monoton seperti bentuk kotak. Kemasan yang lebih banyak berbentuk kotak ternyata dapat dikembangkan menjadi produk kerajinan yang tidak menjemukan.

    Kotak kemasan pada makanan, minuman, atau obat-obatan biasanya setelah dimanfaatkan isinya lalu kemasannya dibuang. Limbah ini sangat menarik jika dikembangkan sebagai karya kerajinan, maka dibutuhkan penanganan yang terampil. Kotak kemasan biasanya terbuat dari kardus yang dilapisi aluminium foil di bagian dalam.

    Limbah Kain Perca

    Kebutuhan sandang manusia yang berupa pakaian merupakan kebutuhan primer sehari-hari yang harus dipenuhi. Produksi pakaian yang dilakukan oleh para penjahit atau konveksi sebagai perusahaan pakaian jadi, menghasilkan banyak limbah kain yang biasa disebut kain perca. Kain perca yang dihasilkan banyak jenis bahannya dan bervariasi corak dan warnanya, ada batik kotak-kotak, bunga, dan sebagainya. Terkadang limbah ini bisa dijadikan lap pel atau lap tangan dengan cara dijahit. Semakin banyak orang menekuni limbah kain perca sebagai bahan dasar kerajinan, telah terbukti bahwa limbah jenis ini dapat memberi peluang usaha bagi setiap orang.

    Limbah kain perca dapat dibuat sebagai bahan dasar kerajinan yang cukup unik dan menarik. Bahkan busana itu sendiri dapat dihasilkan dari kain-kain perca yang dijahit bersambung-sambungan. Bagi sebagian orang ada juga yang berminat pada busana jenis ini karena unik. Sekarang sudah semakin banyak orang melirik produk kerajinan berbahan kain perca, karena selain murah juga desainnya selalu berkembang dari waktu ke waktu.

    Limbah Kaleng

    Limbah kaleng merupakan sampah dari produk minuman dan beberapa makanan yang diawetkan. Contohnya minuman penyegar, manisan buah, daging kornet, dan sebagainya. Kaleng biasanya banyak terdapat pada daerah perkotaan. Pengolahan limbah kaleng memang tidak semudah yang dibayangkan. Namun selain alat tradisional yang digunakan untuk membentuk kaleng juga terdapat alat teknologi mesin. Dalam membentuk kaleng menjadi produk yang diinginkan dapat digunakan gunting seng. Berhati hatilah dalam mengolah limbah kaleng, perhatikan keselamatan kerja, agar ketajaman kaleng tidak membahayakan pengguna. 

    Kaleng yang digunakan pada kemasan biasanya mengandung bahan dan zat yang tidak membahayakan kesehatan. Produk daur ulang kaleng yang sudah banyak dibuat oleh orang adalah kaleng yang dilukis menggunakan cat akrilik selain itu juga ada kaleng yang dibentuk menjadi miniatur kendaraan atau robot. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat kerajinan dari limbah kaleng cukup mudah untuk didapatkan di lingkungan sekitar. Sedangkan bahan dan alat pendukung lainnya adalah lem tembak, lem putih, gergaji besi, gunting seng, dan gunting.

    Limbah Kaca

    Limbah botol kaca merupakan salah satu limbah rumah tangga. Jika diperhatikan botol kaca memiliki warna warni yang beragam, seperti botol bekas minuman air keras ada yang berwarna hijau, coklat, biru, kuning, atau merah. Tapi sekarang juga sudah banyak produk yang menggunakan botol kaca dengan warna yang beragam tidak hanya warna bening, contohnya botol minuman kesehatan yang berwarna coklat, botol kecap yang berwarna hijau. Lalu apa yang dapat dimanfaatkan dari warna warni botol kaca tersebut?

    Botol kaca bekas jika dijual ke penadah hanya dapat menghasilkan beberapa ribu rupiah saja, tetapi jika diolah dengan teknologi tinggi seperti pemanasan, botol kaca ini akan berubah menjadi batu batu cantik yang berkilau dan dapat dibuat menjadi berbagai aksesoris atau hiasan lainnya. Pencairan kaca dapat menggunakan tungku keramik yang berderajat tinggi hingga 9000C

    Kaca bekas dapat diambil dari botol maupun piring, mangkuk, gelas sebagai limbah rumah tangga. Pengolahan kaca dilakukan dengan cara sebagai berikut;

    1. Kumpulkan pecahan kaca dalam karung dan dipukul-pukul dari luar menggunakan kayu. Ukuran serpihan kaca tidak terlalu halus cukup hingga bongkahan kecil-kecil saja agar mudah dicetak.
    2. Siapkan cetakan kaca yang terbuat dari keramik yang dibakar hingga suhu melebihi suhu bakar kaca, agar kaca dapat dibentuk menyerupai cetakan. 
    3. Lapisi cetakan menggunakan kaolin atau alumina yang dicairkan agar pada saat meleleh kaca tidak menempel pada keramik dan mudah dilepas dari cetakan.
    4. Bakar kaca yang telah dimasukkan dalam cetakan ke dalam tungku keramik. Bakar hingga suhu 650-9000C tergantung ketebalan kaca.
    5. Siapkan tatanan untuk aksesoris seperti cincin atau kalung. Masukkan kaca yang sudah dicetak dalam tatanan cincin atau kalung.

    Selain untuk aksesoris batu-batu indah dari kaca ini dapat pula dijadikan manik-manik yang digunakan sebagai penghias benda seperti tas, sandal, buku, guci, kap lampu dan sebagainya

    Kemasan untuk Produk Kerajinan dari Bahan Limbah Anorganik

    Kemasan secara umum dimaksudkan adalah sebagai bagian terluar yang membungkus suatu produk dengan tujuan untuk melindungi produk dari cuaca, guncangan dan benturan­benturan, terhadap benda lain. Setiap bentuk barang benda yang membungkus suatu benda di dalamnya dapat disebut dengan kemasan sejauh hal tersebut memang bermanfaat untuk melindungi isinya. Untuk menampilkan kesan dan pandangan terhadap suatu isi produk, maka packaging biasanya dibentuk atau di desain sedemikian rupa, sehingga pesan yang akan disampaikan akan dapat ditangkap oleh pemakai produk dengan baik.

    Untuk membuat kemasan tidak hanya tergantung dari beberapa material saja, tetapi banyak berbagai jenis material yang bisa digunakan. Asahlah imajinasimu untuk membuat kemasan yang menarik dan berbeda dari waktu ke waktu

    Modifikasi Produk Kerajinan dari Bahan Limbah Anorganik

    Pada bagian ini dapat dipelajari mengenai pengembangan penciptaan dari produk kerajinan bahan limbah anorganik lunak dan keras. Diharapkan dapat mengembangkan kreatifitas agar produk kerajinan bahan limbah anorganik lunak dan keras yang ada dapat diolah sedemikian rupa menjadi karya yang lebih unik dan ekonomis. Kegiatan pengamatan dan mencari informasi dari berbagai sumber mengenai produk kerajinan bahan limbah anorganik lunak dan keras yang telah dimodifiasi akan dapat mempermudah kita dalam memahami pembelajaran.

    Diingatkan kembali bahwa pengertian modifikasi adalah merubah, menggayakan, menambah/ menyederhanakan bentuk, memadukan aneka bahan, mengatur ulang komposisi warna, motif, dapat pula menciptakan hal baru yang sangat berbeda dari asalnya. Apa yang sudah kamu lakukan sebelumnya? Apakah memadukan aneka bahan?

    Jika demikian maka yang ahrus dilakukan sekarang adalah menyederhanakan bentuk atau menggayakan bentuk kerajinan. Dengan demikian akan didapatkan kemampuan mencipta yang meningkat ke tingkat yang lebih tinggi. Untuk memahami karya modifikasi, kita harus banyak berlatih, agar pemahaman kita terhadap karya modifikasi dapat semakin baik. 

    Karya Zoe Soen (seniman), limbah miniatur pemain keroncong tugu merupakan modifikasi limbah kemasan yang dibuat dengan teknik tempel. Karya limbah ini terlihat dimodifikasi dari bentuk aslinya yaitu kotak kemasan sehingga menjadi karya yang unik.

    Kerajinan Modifikasi dari Bahan Limbah Anorganik dengan Menyederhanakan atau Menggayakan Bentuk Produk

    Pada bagian ini kalian harus berkarya bukan lagi meniru atau pun memadukan aneka bahan limbah anorganik, melainkan menciptakan kerajinan dari bahan limbah anorganik dengan desain yang baru. Gunakan jenis karya yang sesuai dengan gagasan dan keinginan masing-masing. Cara ini akan melahirkan karya kerajinan dari bahan limbah anorganik yang kreatif dan artistikAwali pembuatan desain modifikasi dengan mengolah bahan limbah anorganik yang ada dan rancang kembali dengan cara disederhanakan bentuknya ataupun digayakan bentuknya baik keseluruhan maupun sebagian saja. Hal ini dilakukan agar menghasilkan bentuk maupun cita rasa karya yang unik.

    Pembuatan rencana mencipta karya dalam desain atau rancangan pada sebuah buku sketsa harus selalu dilakukan, tidak perlu takut karyamu dinilai kurang. Jika karyamu baru, berbeda, dan lain dari biasanya artinya kamu sudah memahami prinsip modifikasi.

    Karya limbah kap lampu merupakan modifikasi limbah logam yang dibuat dengan teknik las dan sambung. Karya limbah ini terlihat digayakan dari segi teknik sehingga kap lampu ini lebih terlihat artistik.

    Kemasan untuk Produk Kerajinan Modifikasi dari Bahan Limbah Anorganik

    Pada pembuatan kemasan untuk karya modifikasi kerajinan dari bahan limbah anorganik yang perlu diperhatikan adalah ukuran dari sebuah karya. Buatlah berbagai macam desain kemasan alternatif yang mungkin dapat dibuat, namun tidak biasa dipakai orang.

    Kardus dan kertas adalah pembungkus yang paling mudah untuk dibuat. Hindari penggunaan plastik, karena akan menghasilkan sampah anorganik baru yang tidak dapat terurai. Bagaimanakah dengan ikatan tali temali?

    Cobalah mencari kemasan bentuk lain yang dapat kamu buat untuk mengemas karya kerajinan limbah anorganik mu. Selalu harus diingat bahwa kebutuhan kemasan dibuat sebagai karya pameran atau sebagai karya yang siap dipasarkan.

  • Hakikat Geografi

    Pengertian Geografi.
    Hasil Simlok IGI bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dari sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.

    Ruang Lingkup Geografi

    Studi geografi selalu menganalisis gejala manusia dan gejala alam dari segi lokasi dan persebaran fenomena di permukaan bumi, serta mencari interelasi dan interaksinya dalam ruang tertentu. Rhoad Murphey mengemukakan tiga pokok ruang lingkup geografi, yaitu sebagai berikut:

    1. Persebaran dan keterkaitan penduduk di muka bumi dengan sejumlah aspek-aspek keruangan serta bagaimana manusia memanfaatkannya.
    2. Interaksi manusia dengan lingkungan fisik yang merupakan salah satu bagian dari keanekaragaman wilayah
    3. Kajian terhadap region dan analisis
    4. dari region yang mempeunyai ciri khusus.

    Objek studi geografi

    Para ahli geografi Indonesia yang tergabung dalam IGI sepakat, bahwa objek studi geografi di dua.

    1. Objek material geografi adalah fenomena geosfer terdiri atas litosfer, atmosfer, hidrosfer, bisfer, dan antroposfer. Misalnya pola permukiman desa-kota, DAS, bentangan alam, cuaca dan iklim.
    2. Objek formal geografi adalah cara memandang dan berpikir terhadap objek material geografi dari sudut pandang keruangan dalam kontek kewilyahan dan kelingkungan. Objek formal meliputi hal-hal sbb: – pola dari sebaran gejala tertentu di muka bumi (spatial pattern) – keterkaitan sesama antar gejala (spatial system) – perkembangan yang terjadi pada gejala tersebut (spatial processes)

    Hakikat Geografi

    Studi geografi pada hakikatnya merupakan pengkajian keruangan tentang fenomena dan masalah kehidupan manusia. Studi itu disusun berdasarkan hasil observasi berbagai fenomena di lapangan. Hasil observasi di lapangan akan membentuk pola abstrak dari fenomena yang diamati. Pola abstrak itulah yang disebut konsep geografi. Oleh karena itu, tanpa kerja lapangan tidak akan menghasilkan konsep tentang hakikat fenomena dan masalah kehidupan yang sebenarnya.

    Guna menghasilkan konsep fenomena geografi diperlukan analisis fenomena manusia, fenomena alam, serta persebaran dan interaksinya dalam ruang. Adapun untuk menunjukkan dan menjelaskan fenomena tersebut di permukaan bumi diawali dengan mengajukan enam pertanyaan pokok. Yaitu what, where, why, who, dan how (5W 1H). Misalnya untuk menjelaskan fenomena kelaparan maka pertanyaan yang diajukkan adalah apa yang terjadi, dimana fenomena itu terjadi, kapan fenomena itu terjadi, mengapa fenomena itu terjadi, siapa saja yang sedang mengalami, dan bagaimana usaha untuk mengatasinya.

    Konsep geografi.

    Dalam geografi terdapat sepuluh konsep dasar yang esensial, yaitu

    1. Konsep lokasi, yaitu letak di permukaan bumi. Monas terletak di Jakarta
    2. Konsep jarak, yaitu jarak antara satu tempat dengan tempat yang lain. Harga tanah di desa murah karena jauh dari pusat keramaian kota.
    3. Konsep keterjangkauan, yaitu hubungan suatu tempat dengan tempat
      lainnya (jalan, komunikasi, dll).

    Masyarakat Badui terbelakang karena terisolir dengan masyarakat lain. d. Konsep pola, yaitu adanya pola persebaran suatu fenomena, seperti permukiman memanjang, memusat atau tersebar. Pemukiman
    penduduk nelayan memanjang mengikuti garis pantai. e. Konsep morfologi, yaitu bentuk permukaan bumi sebagai hasil tenaga eksogen dan endogen ( misalnya pulau, pegunungan, daratan, lereng dan lembah. Setiap permukaan bumi mempunyai manfaat yang berbeda-beda bagi manusia. Misalnya di daerah pegunungan cocok untuk pertanian sayur-sayuran dan perkebunan.

    f. Konsep aglomerasi, pemusatan penimbunan suatu kawasan. (industri, pertanian, permukiman). Masyarakat umumnya mengelompok dengan warga yang mempunyai tingkat kehidupan sejenis. Oleh karena itu muncul istilah daerah elit, kumuh (slum).

    g. Konsep nilai kegunaan, berkaitan dengan manfaat dari fenomena yang ada di permukaan bumi yang bersifat relative. Misalnya daerah wisata mempunyai nilai kegunaan yang berlainan bagi setiap orang, ada orang yang datang ke daerah wisata hanya sekali bahkan ada yang berulang kali.

    h. Konsep interaksi dan interdependency, yaitu peristiwa saling mempengaruhi antar berbagai fenomena geosfer. Misalnya interaksi antara desa dan kota. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam memanfaatkan potensi sumber daya antara di desa dan di kota.

    i. Konsep diferensiasi area, berkaitan dengan perbedaan corak antarwilayah di permukaan bumi, dengan ciri khusus yang dapat dibedakan dengan wilayah lain atau dikenal dengan istilah region. ( Asia Tenggara, Asia Selatan Amerika Selatan)

    j. Konsep keterkaitan keruangan, yaitu hubungan persebaran suatu fenomena dengan fenomena lain di suatu tempat. Misalnya pegunungan mempunyai suhu lebih rendah daripada di daerah dataran rendah.
    Oleh karena itu sayuran, the dan pinus dapat tumbuh dengan baik di daerah pegunungan.

    Prinsip-prinsip Geografi.

    Prinsip geografi menjadi dasar pada uraian pengkajian (studi) dan pengungkapan gejala, variasi, factor-faktor maupun masalah geografi. Secara teoritis prinsip geografi terdiri dari:

    a. Prinsip penyebaran, yaitu gejala dan fakta geografi, baik menyangkut keadaan alam maupun kemanusiaan yang tersebar luas di permukaan bumi. Penyebaran tersebut tidak merata antara wilayah satu dengan wilayah hubungan (relasi) gejala/factor yang satu dengan yang lain. lainnya. dengan melihat dan menggambarkan gejala dan fakta pada peta, kita dapat mengungkapkan

    b. Prinsip interelasi, yaitu interelasi dalam ruang yang menyatakan bahwa terdapat saling berhubungan antara gejala
    satu dengan gejala lainnya atau antara factor yang satu dengan faktor lainnya dalam suatu ruang tertentu.

    c. Prinsip deskriptif, yaitu prinsip untuk memberikan penjelasan atau gambaran lebih jauh tentang gejala atau masalah yang dipelajari atau sedang diselidiki. Deskripsi ini digunakan untuk menjelaskan sebab-sebab interaksi dan interaksi antara factor yang satu dan lainnya. Dalam kerangka kerja geografi prinsip ini tidak dapat ditinggalkan.

    d. Prinsip korologis atau prinsip keruangan, bahwa dalam prinsip ini gejala-gejala, fakta-fakta, dan masalah-masalah geografi ditinjau dari penyebaran, interelasi, dan interaksinya dalam hubungannya terdapat pada ruang tertentu. Yang dimaksud dengan ruang ini adalah permukaan bumi, baik secara keseluruhan maupun sebagian.

    Pendekatan Geografi

    Geografi sebagai ilmu kebumian selalu mengkaji hubungan timbal balik antara fenomena dan permasalahannya dengan pendekatan keruangan, ekologi, dan regional komplek.

    a. Pendekatan keruangan (spatial approach)

    Pendekatan keruangan mencoba mengkaji adanya perbedaan tempat melalui penggambaran, letak distribusi, relasi, dan interelasi nya. Sebagai contoh adalah teori difusi yang menelaah adanya penjalaran atau pemekaran fenomena dalam ruang (space) dan dimensi waktu (time).

    a. Pendekatan kelingkungan (ecological approach)

    Pendekatan ini berdasarkan interaksi organisme dengan lingkungannya. Dalam suatu ekosistem jika ada satu elemen berkembang diatas batas maksimal, maka elemen yang lain akan mengalami penurunan kualitas dan kuantitas.

    b. Pendekatan kompleks wilayah

    Pendekatan kompleks wilayah merupakan gabungan antara pendekatan keruangan dan ekologi. Disebut kompleks wilayah tertentu (areal differentiation). Karena suatu anggapan bahwa interaksi antarwilayah akan berkembang bila terdapat permintaan dan penawaran antar wilayah tersebut. Dalam hubungan kompleks wilayah ini, ramalan wilayah (region forecasting) dan perencanaan wilayah (regional planning) merupakan aspek-aspek yang menelaah fenomena tertentu pada suatu region/wilayah secara fisik atau sosial.

    Region adalah suatu bagian permukaan bumi yang memiliki karakteristik (cirri khas yang sama), sehingga dapat dibedakan dengan daerah sekitarnya.

    Aspek Geografi Aspek geografi terdiri dari asek fisik dan aspek sosial.
    Aspek fisik mengkaji semua fenomena yang terdapat dan terjadi di geosfer meliputi litosfer, atmosfer, hidrosfer dan
    SMA Kristen 2 BPK Penabur Jakarta Online
    http://smak2.com Powered by Joomla! Generated: 11 March, 2008, 10:10
    biosfer.
    Aspek sosial mengkaji manusia dan kehidupannya di muka bumi. Di dalam hal ini geografi mempelajari persebaran dan
    keaneka ragaman budaya.
    Contoh aspek fisik berupa litosfer mengenai dataran tinggi dan aspek sosial geografi dalam kehidupan sehari-hari.
    Kondisi fisik di daerah dataan tinggi suhu uadar dingin, tanah subur berada di jalur pegunungan sehingga penduduk
    memanfaatkan daerah dataran tinggi untuk usaha perkebunan sebagai mata pencaharian kehidupan sehari-hari.