Blog

  • Contoh Laporan Prakerin SMK Jurusan Akomodasi Perhotelan

    Laporan Prakerin Akomodasi Perhotelan

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Sejarah perkembangan hotel Indonesia sudah dimulai sejak zaman dahulu. Pada abad ke-18 dikota –kota besar eropa dan amerika, mulai bermunculan hotel-hotel modern. Selain memiliki fasilitas lengkap dan jumlah kamar yang banyak Hotel-hotel modern. Mulai didirikan di banyak kota besar, seperti London, Paris, Newyork, Boston dan lainnya.

    Di indonesia perkembangan hotel secara moderen di awali dengan dibukanya hotel Indonesia pada tahun 1962 di Jakarta. Para pengusaha nasiaonal pada waktu itu membentuk asosiasi yang disebut dengan Organisasi Perusahan Sejenis (OPS). Saat ini di Indonesia sudah terdapat organisasi untuk usaha perhotelan yang di sebut Perhimpunan Hotel Restaurant.

    Hotel adalah suatu layanan akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk jasa penginapan, makan dan minum serta jasa penunjang lainya yang di peruntukkan untuk umum dan di kelola secara komersial.

    Keberhasilan suatu hotel untuk memiliki banyak pelanggan atau tamu bukan hanya dari pihak didalam hotel, perlu ada kegiatan penunjang lain dalam meraup banyak tamu contohnya promosi dengan menggunakan fasilitas seperti baliho, iklan, Koran, televisi dan internet.

    Praktek kerja industri adalah salah satu banyak program pendidikan disekolah dengan program penguasa keahlian yang di peroleh melalui kegiatan secara langsung di dunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.

    1. Landasan Hukum Operasional

    UU sistem pendidikan nasiaonal  (uu sisdiknas) pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupkan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk pekerja dalam bidang tertentu. Oleh karena  itu untuk memenuhi UU tersebut maka dilaksanakan praktek industri yang di dasarkan pada ketentuan-ketentu berikut ini;

    1. UU No 20 tahun 2003 tentang sistempendidikan nasiaonal
    2. Keputusan mentri pendidikan dan kebudayaan No.323/4/1997 tentang penyelenggaraan prakerin SMK P.P.No 29 tahun 1990 tentang pendidikan menengah keputusan pendidikan dan kebudayaan No.080/4/1993

    B. Waktu dan Tempat

    Lokasi  atau tempat dimana penulis melakukan praktek kerja industri (PRAKERIN) yaitu di Ria Hotel yang beralamat di desa Yayasan kecamatan morotai selatan jln masjid At-taqwa

    C. Waktu Pelaksanaan

    Waktu pelaksanaan praktek kerja industri (PRAKERIN) yang di laksanakan penulis yaitu pada tanggal 9 april 2019 sampai dengan 9 juni 2019

    D. Tujuan Praktek Kerja Industri

    Secara umum tujuan dari praktek kerja industri  adalah, agar kita dapat membedakan antara teori dan praktek secara langsung di lapangan. adapun tujuan prakerin, setelah selesai melaksanakan kegiatan praktek kerja industri adalah sbb:

    1. Menambahkan wawasan dan pengalaman yang luas tentang dunia industri  khususnya  perhotelan
    2. Melatih diri siswa untuk siap terjun ke Dunia Usaha /Dunia Industri
    3. Menumbuhkan sikap professionalisme dan kemampuan kerja yang bagus
    4. Memiliki rasa percaya diri di DU/DI
    5. Memiliki rasa lebih menghargai nilai dan waktu.

    E. Manfaat Praktek Kerja Industri

    1. Manfaat bagi siswa
    1. Mendapatkan sertifikat sebagai tanda bukti memiliki pengalaman di dunia kerja, yang kelak dapat membantu penulis di kemudian hari dalam mendapatkan peluang pekerjaan
    2. Penulis dapat gambaran jelas tentang industri  yang berkaitan dengan pariwisata khusus perhotelan
    3. Meningkatkan kedisiplinan, tanggung jawab dan profesioanalisme dalam melayani tamu.
    2. Manfaat bagi sekolah
    1. Menjadi sekolah yang di kenal pada dunia industri khususnya perhotelan, maupun di masyarakat secara luas
    2. Dengan adanya Praktek Kerja Industri (RAKERIN), perusahan dapat dengan mudah menyerap tenaga kerja yang kreatif  
    3. Manfaat Bagi Perusahan
    1. Bisa dengan mudah menyerap sumberdaya manusia ( SDM ) di dalam daerah.
    2. Meningkatkan citra perusahan.

    F. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data merupakan suatu unsur penyusunan laporan yang berperan penting dalam penyusunan suatu laporan metode pengumpulan data dapat di bagi menjadi dua cara yang penulis gunakan  yaitu.

    1. Observasi.

    Observasi yaitu melakukan praktek secara langsung di perusahan  melalui teori yang kemudian langsung di terapkan dalam bentuk praktek kerja industri ( PRAKERIN)

    b. Wawancara

    Wawancara yaitu melakukan pengumpulan data dengan cara Tanya jawab langsung  (wawancara ). Hal ini dilakukan untuk memperoleh suatu informasi yang jelas serta tepat yang sangat di butuhkan dalam penyusannan  laporan prakerin.

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengertian Hotel

    Hotel adalah suatu bentuk banguan lambang perusahan atau badan usaha akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan penyedian makanan dan minuman serta fasilitas lainnya dimana semua pelayanan itu diperuntukan bagi masyarakat umum baik mereka yang bermalam di hotel tersebut ataupun mereka hanya menggunakan fasilitas tertentu yang dimiliki hotel itu. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hotel adalah :

    1. Suatu jenis akomodasi
    2. Menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada
    3. Menyediakan jas penginapan, makanan dan minuman serta jas penunjang lainnya
    4. Disediakan bagi umum
    5. Dikelola dengan perhitungan untung atau ruginya serta yang utama adalah bertujuan untuk mendapatkan keuntungan berupa uang sebagai tolak ukurnya.

    B. Karakteristik Usaha Industri Hotel

    Karakteristik yang di miliki Ria Hotel bekerja selama dua puluh empat jam tanpa mengenal libur dalam melayani tamu, industri hotel mengaanggap dan perlakukan tamu sebagai raja. Ria Hotel Pulau Morotai memiliki batas chek in dan chek out yang berbeda, Check in tak di batasi waktu berbeda dengan check out. Chack Out di bataskan waktu pada jam 12: 00 apabila melewat jam yang ditentukan akan masuk hari kedua. waktu atau batas breakfeast yang di sediakan oleh hotel di batasi waktu atau batas breakfeast yang sediakan oleh hotel di batasi waktu dari jam 07:00-10:00 dan tamu menginap di hotel tidak di perbolehkan untuk sarapan.

    C. Fungsi Hotel

    Hotel berfungsi sebagai suatu sarana untuk kebutuhan tamu sebagai tempat tinggal sementara hotel bukan hanya untuk menginap, beristirahat, makan dan minum bagi masyarakat, tetapi juga sebagai tempat untuk melangsungkan upacar dan lain-lain.

    Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh kebutuhan tamu dari jenis bangunan untuk menyediakn jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lain bagi kepentingan umum di kelola secara komersial. (keputusan mentri pariwisata, pos telekomonikasi RI).

    Jenis hotel berdasarkan dari lokasi diantaranya sebagai berikut:

    a. City Hotel

    Hotel yang lokasinya berada perkotaan, biasanya hotel ini ditunjukan masyarakat yang bertujan untuk tinggal sementara atau tinggal dalam jangka waktu pendek

    b. Resort Hotel

    Hotel yang lokasinya berada di daerah pengunungan atau tepi-tepi pantai dan lain-lain.Resort hotel ini di tunjukan untuk masyarakat yang ingin menginap atau beristirahat pada hari libur dan bagi yang ingin berwisata

    2.4   Sejarah Singkat Hotel Ria Pulau Morotai

    Ria hotel pulau morotau merupakan hotel yang letaknya dekat dengan pusat perkotaan tepatnya di desa yayasan jln masjid AT-Taqwa memiliki akses yang sanggat mudah menuju pelabuhan kapal, spead boat maupun bandara penerbangan. selain itu juga memudahkan para wisatawan yang mencari tempat kuliner, hiburan maupun tempat perbelanjaan yang ada di pulau morotai. pemilik Ria Hotel kabupaten pulau morotai adalah atas nama ibu FARIA FABANYO yang di bangun pada tanggal 17 november 2011 dan beroperasi pada tahun 2014, dengan luas bangunan 16 m2  dengan 2 lantai dengan jumlah kamar sebanyak 15 kamar, 1 meeting room, dan se buah resto.

    Nama Ria Hotel Di ambil dari nama ibu FARIA FABANYO atau biasa sapa dengan ibu RIA. Maka nama Ria Hotel di singkat “ RIA “ dan  menjadi RIA HOTEL.

    2.5  Struktur Organisasi Hotel Ria Pulau Morotai

    1. Erniyati M. Nurlatu, S.Ip adalah pegawai hotel yang memegang suatu jabatan di Hotel Ria sebagai Manager
    2. Suminarti adalah pegawai hotel yang bertanggung jawab di bagian bendahara hotel
    3. Husni adalah kariawan hotel yang memegang di department Receptionist
    4. Erwin adalah pegawai hotel yang bertanggung jawab atas keamanan hotel yaitu security.
    5. Utam Basso adalah kariawan hotel yang memegang Departement Housekeeping
    6. Maryam & Arfa adalah pegawai hotel yang memegang department Food and Baverage

    2.6  Fasilitas Hotel

    Fasilitas merupan alat dan  perlengkapan  yang di butuhkan oleh para tamu yang di sediakan untuk menunjang kebutuhan dan kebutuhan tamu. Adapun fasilitas-fasilitas Ria Hotel yang di sediakan untuk menunjang kebutuhan tamu antara lain sebgai berikut:

    a.     Restouran

    b.     Meating Room

    c.     Mobil tamu dan  

    d.     Jaringan Wi-FI

    1.7  Jenis kamar yang di miliki Ria Hotel

    Hotel merupakan tempat untuk berlibur, bersantai, maupun menginap selama  beberapa waktu tentunya para tamu membutuhkan suasan yang nyaman dan berbagai fasilitas yang memanjakan. Namun fasilitas-fasilitas yang lengkap tergantung pada kelas- kelas hotel masing- masing mulai berbintang sampai dengan Melati atau sederhana.

    Ria Hotel memiliki 15 kamar, Dua jenis tipe kamar, yang berbeda beserta fasilitas-fasilitas yang ada di kamar  di antranya yaiitu:

    1.     Tipe VIP

    Tipe Vip merupakan jenis tipe kamar yang ukuran kamarnya lebih luas dan fasilitas yang memadai. Berikut adalah beberapa fasilitas yang terdapat di Tipe kamar  Vip Ria Hotel antara lain sebagai berikut:

    1. Air Conditioner (AC)
    2. Televisi
    3. Lemari Pakaian
    4. Slipper
    5. Soap and tooth brush kit
    6. Bath  towel
    7. Shower hot
    8. Cold drinks and hot
    9. Glaas
    10. Kulkas mini

    Tipe kamar ini terdapat di lantai 1 kamar No. 7 dan di lantai 2 kamar No 16

    2. Tipe standar

    Tipe standar merupakan jenis tipe kamar dengan ukuran yang sedikit kecil, dengan fasilitas yang lebih sederhana berikut adalah beberapa fasilitas yang terdapat di tipe kamar  Standar Ria Hotel antara lain sebagai berikut:

    a.     Air Conditioner (AC)

    b.     Televise

    c.     Table and chair

    d.     Lemari pakaian

    e.     Slipper

    f.      Soap and tooth brush kit

    g.     Bath towel

    h.     Shower (hot & cold)

               Fasilitas-fasilitas di atas merupakan fasilitas yang terdapat di tipe kamar standar (doble bad dan  twin bad ) doble bad berada di kamar No. 2,3,4,5,6,8,9,10,13,14 Dan Twin bad berada di kamar No.11,12,dan 15

    2.8   Harga Kamar Berdasarkan Jenisnya

    berikut adalah harga kamar Ria Hotel berdasrkan jenisnya dapat dilihat sebagai berikut:

    a.     Kamar dengan tipe VIP per malam Rp. 550.000

    b.     Kamar dengan tipe Standar (Doble Bad Dan Twin Bad) per malam Rp 440.000

    2.9  Depertemen Hotel

    1.     Maneger

    Manager adalah orang yang mengelola operasional sehari-hari dalam perusahan hotel yang bertanggung jawab untuk menggontrol kualitas pelayanan makan dan minum , dekorasi serta pembentukan norma-norma yang harus di ikut karyawan hotel.

    2.     Front Office Departemen

    Front office departemen hotel tugas berhubungan langsung dengan tamu, menerima pendaftaran tamu, menjual kamar, maupun memberikan informasi yang di inginkan tamu departemen ini merupakan kesan pertama ketika tamu chekck in dari check out.

    3.     Food And Beverage Departemen

     adalah depertemen hotel yang menanggani hal-hal yang berkaitan dengan mengolah menyediakan makanan dan minuman serta bertugas memberikan pelayanan kepada tamu pada saat makan di restaurant.

    4.     House Keeping Departemen

    Housekeeping department adalah departemen hotel yang bertanggung jawab atas seluruh kebersihan hotel baik dalam ruangan maupun public area serta membersihkan berbagai fasilitas hotel. Housekeeping berbagi menjadi beberapa seksi yaitu.

    a.     Public Area Section: bertanggung jawab terhadap semua kelengkapan semua ruangan hotel dan kamar tamu.

    b.     Laundry Section : adalah bertanggung jawab terhadap pencucian ,mengeringkan, menyetrika, dan pencatatan administrasi.

    5.     Engineering department

    Engineering Departemen adalah suatu departemen hotel yang bertanggung jawab untuk menangani perawatan maupun perbaikan atas semua alat –alat serta mesin yang ada dalam hotel apabila mengalami kerusakan .mencegah instalasi ,mesin, alat dan bangunan terhadap bahaya kebakaran dan segala situasi yang membahayakan.

    6.     Security Departement

    Security Departemen adalah department hotel  yang menjaga kenyamanan dan keamanan  hotel menjaga selama 24 jam

    7.     Bendahara

    Tugas bendahara hotel adalah menerima, menyimpan, membayar, menyerahkan uang dan pertanggung jawabkan keuangan.

    BAB III

    LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)

    3.1  Prosedur Operasional Housekeeping

    1.      Jenis-jenis kegiatan Housekeeping

    a.     . membersihkan kamar penggantian linen kotor

    b.      pembuangan sampah di kamar tamu

    c.      membersihkan toilet

    d.      penyedian air mineral di kamar tamu

    2.     Alat-alat yang digunakan

    a.      Sapu lantai

    b.     Sapu tempat tidur

    c.     Sikat lantai

    d.     Pel-pel lantai

    e.     Kain lap untuk kaca

    f.      Vixal (pembersih toilet)

    g.     Cuka (untuk karat yang di hasilkan oleh air karena kadar garam yang sangat tinggi)

    h.     Wipol ( pembersih lantai)

    i.      Stella

    j.      Baygon

    3.     Supplies yang digunakan

    a.     Double sheet (seprei untuk double bed)

    b.     Twin sheet (seprei untuk twin bed)

    c.     Pillow case (sarung bantal)

    d.     Bath towel (handuk mandi)

    e.     Bathmat.

    4.     Bathroom Supplies

    a.     Tissue roll

    b.     Tissue box

    c.     Shower cap

    d.     Bath soap

    e.     Tooth brush kit.

    5.     Langkah-langkah membersihkan kamar

    a.     Sebelum make up room siapkan terlebih dahulu  alat-alat yang di perlukan

    b.     Menuju kekamar yang akan di tuju dan mengetuk pintu sebanyak tiga kali sambil mengucap idenditas departemen

    c.     Apabila tidak ada jawaban, maka petugas Housekeeping  akan  membuka pintu secara perlahan –lahan.

    d.     Apabila tamu kebetulan tidak berada di dalam kamar, lanjutkan dengan membersihkan kamar. Membuka gorden, menyalakan lampu, dan mematikan AC apabila sedang menyala.

    e.     Periksa kondisi kamar dan peralatan electronic secara keseluruhan

    f.      Angkat semua linen kotor yang ada di kamar dan menaruhnya di tempatnya  

    g.     Angkat dan buanglah sampah yang ada di kamar tamu kekantong sampah

    h.     Periksa tempat tissu jika telah habis segeradi isi kembali

    i.      Bersihkan meja dan kaca menggunakan kain lap yang basah atau bisa menggunakan tisu

    j.      Cucilah glas yang kotor di kamar mandi dan letakan di atas meja dengan rapi

    k.     Ambil air mineral yang tersedia sesuai denganketentuanya, letakan brdekatan dengan glas

    6.     Menata Tempat Tidur/ Making Bad

    Pembersihan utama dimulai dari penatan tempat tidur, karena penampilan tempat tidur akan mempengaruhi penilaian tamu terhadap keseluruhan kamar. Meskipun kamar mandi dan tempat lain belum di kerjakan, namun apa bila tempat tidur sudah di make up, kesan bersih dan rapi dapat di ciptakan. Disarankan untuk stripping bad (melepas linen linen tempat tidur) Sebelum stipping bad, pindahkan barang-barang milik tamu yang mungkin diletakan di atas tempat tidur, letakan di meja kamar sehinga rapi dan  tertata.

    7.     Cara make up room

    Ambilahsprey yang telah tersedia bukalah sejajar, teratur sesuai lipatanya tebarkan sheet dengan posisi secara merata posisi garis strikaan di tengah-tengah. Tarik sprey sampai ke bagian bawah mattress kurang lebih 5 cm dari lantai. Masukan sprey ke bawa bed, bentuk lipatan segi empat pada bagian kanan dan kiri tempat tidur.

    Tabar sheet kedua ke tengah-tengah dngan di bagi menjadi satu lipatan, Tarik sheet sampai ujung bad, Sheet sejajar dengan kiri dan kanan tempat tidur. Masukan kembali ke bawah bed.

    Lalu tebarkan bed caver di atas tempat tidur sambil menariknya sampai kebagian atas tempat tidur kurang lebih 40 cm, sambil di rapikan usahakan tidak terdapat kusutan di tempat tidur. Jika telah selesai masukan pillow ke dalam pillo case, tempatkan di atas tempat tidur dengan cara berdiri dan sedikit miring, setelah selesai ambilah bad towel lipat dengan rapi menjadi segi empat letakan di atas tempat tidur bersama dengan bath soap and tooth brush kit, Setelah selesai lanjutlah membersihkan lantai menggunakan sapu lantai setelah selesai di bersihkan, ambilah pel-pel lantai yang telah di basahi dengan air dan sudah di campur dengan cairan wipol mulailah mengepel lantai dari bagian samping tempat tidur sampai di depan pintu kamar hotel, apabila telah selesai periksa kembali hasil pekerjaan tersebut. Ada beberapa trik setelah selesai make up room cara ini bagi menjadi beberapa cara yaitu:   

    1.     Dusting

    a.     Damp dusting

          Damp dusting adalah mengelap menggunakan lap yang lembab. dengan teknik searah jarum jam dan dari atas kebawah.

    b.     Dry dusting

          Dry dusting adalah menggelapkan menggunakan lap kering dengan teknik dari atas kabawah.digunakan untuk mendusting permukaan kaca

    2.     Moping

                Moping dilakukan dari pojok terjauh dan dilakukan dengan teknik, menarik kotoran yang tersisah seperti debu dan serpihan-serpihan.

    3.     Final check

                Check semua kelengkapan kamar, dan jangan sampai meninggalkan alat –alat kerja di dalam kamar tamu.jika di rasa sudah lengkap tinggalkan kamar dan menutup pintu.

    Jika telah selasai maka segera keluar dan mengunci pintu kamar dan melaporkan k front office departemen, bahwa kamar tersebut telah dibersihkan dan siap di jual.

    4.     Permintaan Tambahan  Tamu 

    Permintaan tambahan tamu adalah permintaan yang di butuhkan oleh tamu seperti:

    a.     Tissue Rool

    b.     Tissue Box

    c.     Bath Soap

    d.     Tooth Brush kit

                Jika ada permintaan tambahan dari tamu maka yang akan dilakukan oleh seorang housekeeping adalah:

                Pertama –tama dengarkan baik-baik apa yang  di minta tamu lalu konfirmasi dan laporkan peminjam barang ke reception lalu segera di antar di kamar tamu, mengetuk pintu kamar dengan nada yang sopan dan ucapkan terima kasih pada tamu.dan apabila permintaan tersebut tidak  tersedia maka berikan penjelasan secara terinci yang dapat tamu mengerti.

    3.2  Prosedur Operatioonal Front Office Departemen

                  Adapun tugas dan tanggung jawab dalam departemen front office adalah sebagai berikut:

    1.     Peralatan di front office :

    a.     Mesin hitung

    b.     Key rak

    c.     Book and pen

    d.     Menyiapkan bill

    2.     Persiapkan kerja front office

    a.     Membersihkan area kerja

    b.     Memeriksa daftar bokingan kamar tamu yang akan check in

    c.     Memeriksa kamar yang akan check out

    d.     Menyiapkan bill

    e.     Cek kelengkapan kamar

    3.     Prosedur melayani tamu yang telah reservasi check in

    a.     Sambut tamu dengan ramah dan sopan dan ucapkan /selamat datang wajah yang ceria dan senyum

    b.     Mempersilahkan tamu untuk duduk

    c.     Tawarkan bantuan kepada tamu dan setelah tamu menjelaskan atau pemesanan kamar yang telah direservasi

    d.     Konfirmasi dan jelaskan secara terinci

    e.     Memintalah data identitas tamu,kartu tanda pendduk (KTP),maupun passport

    f.      Jelaskan dan informasikan kepada tamu tentang fasilitas yang ada di hotel

    g.     Jelaskan kepada tamu waktu breakfast

    h.     Setelah selasai antarlah tamu ke kamar yang telah di reservasi

    4.     PROSEDUR MELAYANI TAMU YANG CHECK OUT

    a.     Memeriksa batas waktu check out

    b.     Sambutlah tamu dengan ramah dan sopan

    c.     Membuat bill tamu serahkan pada tamu yang telah di masukan ke dalam amplop dengan di cap dengan cap hotel

    d.     Menjelaskan biaya administrasi

    e.     Mengingatkan pada tamu tentang barang-barang bawaan tamu jangan sampai ada yang tetinggal

    f.      Setelah selesai ucappkan terima kasih pada tamu dan datang berkunjung  kembali untuk menginap di kemudian hari

    5.     Cara Penanganan Komplain Di Departemen Front Office

                Komplen adalah eksperesi yang timbul karena adanya kesalahan-kesalahan yang terdapat di berbagai bagian contohnya di kamar, fasilitas, maupun pelayanan hotel maka prosedur penangan komplen  di hotel adalah sebagai berikut:

    a.     Complain Mengenai Fasilitas

               Complain mengenai fasilitas adalah tamu yang kurang nyaman berada di kamar tersebut di karenakan fasilitas atau peralatan yang sedang bermasalah seperti.AC,TV TOILET maka tamu  melaporkan keluhannya melalui receptionist atau bagian hotel.

    Sebagai seorang reception harus mengatasi masalah ini dengan cepat dan tepat pertama –tama kita harus memberikan kesempatan tamu untuk menyampaikan keluhan setelah tamu menjelaskan keluhannya kita harus mengecek kamar tersebut setelah di check penyebab complain maka menginformasikan pada tamu untuk memindah tamu ke kamar lain yang lebih nyaman. Memberikan penjelasan yang dapat tamu mengerti dan meminta maaf pada tamu atas pelayanan yang  kurang baik.

    Bab IV. Penutup

    A. Kesimpulan

    Dari pelaksaan pratek kerja industri, penulis dapat menyimpulkan bahwa dengan adanya praktek industri sebagai salah satu kurikulum yang wajib di ikuti, penulis dapat mempraktekkan teori dan praktek yang di dapat di sekolah dan di industri, sehingga penulis dapat membandingkan dan menambah ilmu yang kurang dari pelaksanaan praktik kerja industri tersebut.

    Bahwa dalam praktek kerja industri yang di lakukan di industri memiliki manfaat yang sangat besar bagi penulis sebagai jenjang dalam menata karir di bidang pariwisata dan perhotelan, sebab dengan melaksanakan training di industri, penulis bisa mengetahui segala seuatu yang ada di hotel dan apa yang di lakukan di hotel.

    Selain itu, melalui Praktek Kerja  Industri (PRAKERIN), juga membuat penulis menjadi salah satu bagaimana cara melayani tamu dengan baik, dan mengetahui standar minim yang harus di ketahui dalam bekerja dari praktek kerja industri  ini juga penulis mengetahui bagaimana cara bekerja dengan cepat dan tepat.

    B. Saran

    1. Saran untuk pihak sekolah:

    1. Dapat mempersiapkan pelaksanaan prakerin dengan terencana dan baik
    2. Penulis berharap lebih di tingkatkan lagi mata pelajaran bahasa. Inggris dan computer. Agar mampu bersaing dengan sekolah- sekolah lain.
    3. Dapat menciptakan siswa yang handal dan bertanggung jawab dalam jurusan masing-masing
    4. Selalu menjaga citra sekolah di mana dan kapanpun

    2. Saran untuk hotel

    1. Menjaga citra perusahan  
    2. Menyiapkan sarana dan fasilitas yang memadai agar kebutuhan tamu terpenuhi dengan baik  
    3. Hendaknya menciptakan suasana kerja yang harmonis  antara masing-masing kariawan hotel.
    4. Lebih di perbanyak lagi kariwan hotel agar dapat bekerja di masing-masing topoksi dan  paham atau mengetahui pengetahuan yang luas terhadap hotel
    5. Sebagai dunia industri, harus mempersiapkan sarana dan prasarana sebagai tujuan  para  pelajar menengah atas (kejuruan) agar menjadi tujuan dan sasaran bagi para pelajar kejuruan sebagai tempat Praktek Kerja Industri(PRAKERIN). Agar dengan mudah menyerap sumber daya manusia (SDM) yang paham akan industri tersebut.
    6. Disiplin dan menghargai waktu  
  • Contoh Laporan Prakerin SMK Jurusan Perhotelan

    Contoh Laporan Prakerin SMK Jurusan Perhotelan

    Berikut inia dalah contoh Laporan Praktek Kerja Industri SMK Jurusan Perhetalan. Laporan disusun dalam format 3 Bab yakni Pendahuluan, isi dan Penutup.

    Laporan Prakerin SMK Perhotelan

    BAB I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Sejarah perkembangan hotel di Indonesia sudah di mulai sejak zaman dahulu, Pada abad ke-18 di kota-kota besar Eropa dan Amerika, mulai bermunculan hotel-hotel modern. selain memiliki fasilitas lengkap dan juga memiliki jumlah kamar yang banyak.

    Hotel-hotel modern mulai didirikan di banyak kota besar, seperti London, Paris, Newyork,  Boston,  San Fransisco,  dan lainnya. Para pengelola hotel-hotel ini tidak hanya menawarkan paket pelayanan kamar saja, tetapi juga mulai menyediakan tempat pertemuan dan konverensi beserta perangkat teknologi terbaru yaitu telepon dan televisi.

    Di Indonesia perkembangan hotel secara modern diawali dengan dibukanya Hotel Indonesia pada tahun 1962 di Jakarta. Para pengusaha nasional pada waktu itu membentuk suatu asosiasi yang disebut dengan Organisasi Perusahaan Sejenis (OPS).  Saat ini di Indonesia telah terdapat organisasi untuk usaha perhotelan yang disebut Perhimpunan Hotel dan Restaurant (PHRI).  PHRI berperan sebagai asosiasi yang berpartisipasi dalam perkembangan usaha perhotelan dan usaha restaurant.

    Hotel adalah suatu layanan akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk jasa penginapan, makan dan minum serta jasa penunjang lainnya yang di peruntukan untuk umum dan di kelola secara komersial.

    Keberhasilan suatu hotel untuk memiliki banyak pelanggan atau tamu bukan hanya dari pihak dalam maupun kegiatan di dalam hotel, perlu ada kegiatan penunjang lain dalam meraup banyak tamu contohnya promosi dengan menggunakan fasilitas seperti baligho, iklan, koran, televisi dan yang canggih adalah internet.

    Praktek kerja lapangan adalah salah satu bentuk program pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang di peroleh melalui kegiatan kerja secara langsung di dunia kerja untuk mencapai tingkat keahlian tertentu.

    B. Landasan Hukum Operasional Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)

    Pelaksanaan praktek kerja industri (PRAKERIN) untuk menjadi salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan (SMK) sesuai dengan ketentuan undang-undang No.2/1989 tentang system peraturan pemerintah No,29 tahun 1990 tentang peranan masyarakat dalam pendidikan nasional dan keputusan MENDIKBUD No.080 U/1993 tentang kurikulum SMK sebagai berikut :

    1. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan dengan dua jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah.
    2. Penyelenggaraan sekolah menengah dapat bekerja sama dengan masyarakat terutama dunia usaha dan dermawan untuk memperoleh sumber daya dalam menunjang penyelenggaraan dan pembangunan pendidikan (PP No.10 Bab 11 ayat 1).
    3. Pengadaan dan pendayagunaan sumber daya pendidikan dilakukan oleh pemerintah,masyarakat dan keluarga peserta didik.
    4. Masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam menyelenggarakan pendidikan nasional.
    5. Peran serta dalam masyarakat dapat berbentuk pemberian kesempatan untuk praktek kerja industri atau latihan kerja.
    6. Pemerintah dan masyarakat menciptakan peluang untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam system pendidikan nasional.
    7. Pada sekolah menengah kejuruan dalam melakukan uji coba gagasan baru yang dilakukan dalam rangka pembangunan pendidikan menengah.
    8.  Sekolah menengah kejuruan dapat memilih pola penyelenggaraan pengajaran sebagai berikut :
      • Menggunakan unit produksi seolah yang beroperasi sebagai wahana pelatih kejuruan.
      • Melaksanakan sebagai kelompok mata pelajaran keahlian kejuruan sekolah dan sebagai lainnya di dunia usaha industri.
      • Melaksanakan kelompok mata pelajaran keahlian sepemuhnya dimata masyarakat di dunia industri.KepMenDikBud No.080 U/1993 Bab IV Butir C.1- Kurikulum 1994 SMK.

    C. Tujuan

    Setiap Pendidikan baik formal maupun non formal mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk meningkatkan mutu dan kualitas sumber daya manusia,maka didalampembuatan laporan dari hasil PRAKERIN yang merupakan tugas akhir dalam bentuk laporan tertulis yang meliputi beberapa aspek secara umum yaitu :

    1. Sebagai bukti bahwa siswa/siswi telah melaksanakan PRAKERIN.
    2. Sebagai tolak ukur bagi sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan.
    3. Agar dapat berlatih diri dalam memecahkan bahan masalah yang berupa laporan.
    4. Siswa/siswi dapat memenuhi pengetahuan dasar yang diperoleh dari sekolah dengan pengetahuan selama PRAKERIN di perusahaan atau instansi.
    5. Sebagai sarana penunjang bagi pembaca yang berminat mempelajari isi yang terkandung dalam laporan ini.

     Sedangkan tujuan dalam bentuk Formal dan Nonformal/Operasionalnya yaitu,sbb :

    1. Tujuan Formal
    1. Meningkatkan,memperluas dan memantapkan keterampilan siswa sehingga menambah bekal dikemudian hari.
    2. Membekali siswa dengan pengalaman yang sebenarnya di dunia kerja dengan masyarakat.
    3. Dapat melatih disiplin dan bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.
    2. Tujuan Operasionalnya
    1. Untuk memantapkan keterampilan siswa yang diperoleh di sekolah.
    2. Agar siswa dapat mengembangkan teori pelajaran dari berpraktek langsung.
    3. Untuk membekali siswa dengan pengalaman di dunia kerja sebagai bekal dimasa yang akan datang.
    4. Sebagai dasar kita mengambil data guna menyusun karya tulis atau laporan praktek kerja industri.

    D. Manfaat Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)

    1. Bagi Siswa
    1. Menerapkan secara langsung teori pembelajaran dengan kegiatan praktek kerja nyata.
    2. Mengetahui dan mengamati langsung aktifitas di Hotel Gino Feruci Braga Bandung untuk mempelajari,menganalisa dan memberikan pemecahan masalah yang dihadapi di dunia kerja.
    3. Menambah wawasan dan pengetahuan dalam dunia kerja.
    4. Mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja.
    5. Sebagai wujud implementasi antar dunia kerja dan dunia pendidikan.
    6. Dengan mengikuti praktek kerja lapangan,siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan hard skill dan soft skill.
    7. Mampu menggunakan pengalaman kerja untuk mendapatkan kesempatan kerja yang diinginkan setelah menyelesaikan atau tamat sekolah.
    8. Sebagai pengalaman kerja awal untuk siswa sebelum terjun langsung ke dunia kerja nyata.
    9. Sebagai wadah untuk menjalin kerja sama yang baik antara lembaga pendidikan dan pihak instansi yang terkait.
    10. Dengan adanya Praktek Kerja Industri (PRAKERIN),kami sebagai siswa diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan,terutama dalam hal kepariwisataan dan upaya meningkatkan kemampuan praktek yang sesungguhnya dilaksanakan di perusahaan.
    2. Bagi Sekolah
    1. Untuk mengetahui kesiapan siswa sebelum memasuki dunia kerja .
    2. Untuk mengetahui seberapa besar ilmu yang diterapkan siswa selama memasuki dunia kerja.
    3. Untuk membangun relasi dan melihat peluangakan informasi kesempatan kerja di tempat tersebut.
    4. Dengan pelaksanaan praktek kerja industri ,sekolah mampu meningkatkan hubungan kemitraan dengan perusahaan.
    5. Mampu mengembangkan program kemitraan lainnya,seperti pertukaran pakar.
    6. Mampu merelevansikan kurikulum mata pelajaran dengan kebutuhan dunia kerja.
    3. Bagi Perusahaan
    1. Dengan pelaksanaan praktek kerja Industri (PRAKERIN) diharapkan perusahaan mampu meningkatkan hubungan kemitraan dengan sekolah.
    2. Mampu melihat kemampuan potensial yanng dimiliki mahasiswa peserta Praktek Kerja Lapangan (PKL), sehingga akan lebih mudah untuk perencanaan peningkatan di bidang Sumber Daya Manusia (SDM).
    3. Sebagai wadah penyerapan karyawan atau tenaga kerja.
    4. Memberikan kesempatan kerja kepada siswa untuk mengetahui dan mengenalkan dunia kerja sesungguhnya.
    5. Untuk menjalin kerja sama perusahaan dengan sekolah.
    6. Sebagai umpan balik perusahaan terkait dengan proses yang sudah dilakukan dengan teori yang telah diterima siswa.
    7. Hasil Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini diharapkan dapat memberikan masukan-masukan,sumbangan pikiran dan motivasi bagi yang akan melakukan prakerin yang lebih baik.
    8. Dengan pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN),diharapkan perusahaan dapat meningkatkan hubungan kerja dengan sekolah.

    E. Tempat Pelaksanaan

    Lokasi atau tempat dimana saya melakukan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) yaitu di Hotel Gino Feruci Braga yang beralamatkan di JL.Braga No.67 Sumur Bandung,Bandung.

    F. Waktu Pelaksanaan

    Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) yang dilaksanakan penulis yaitu pada tanggal 15 Januari 2016 sampai dengan tanggal 15 Mei 2016.

    G. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data merupakan suatu unsur penyusunan laporan yang berperan penting dalam penyusunan suatu laporan.

    Metode pengumpulan data terbagi menjadi dua cara yaitu :

    1. Observasi

    Observasi yaitu melakukan secara langsung pengumpulan data di perusahaan melalui teori yang kemudian langsung di terapkan dalam bentuk kegiatan atau Praktek kerja industry (PRAKERIN).

    2. Wawancara

    Wawancara yaitu melakukan pengumpulan data dengan cara tanya jawab langsung (wawancara).Hal ini dilakukan untuk memperoleh suatu informasi yang jelas serta tepat yang sangat dibutuhkan dalam penyusunan laporan.

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengertian Hotel

    Kata Hotel mulai dipakai sejak abad ke 18 di London, Inggris. Pada saat itu kata hotel adalah “ garni “, sebuah rumah besar yang dilengkapi dengan sarana tempat menginap/tinggal untuk penyewaan secara harian, mingguan atau bulanan. Kata hotel sendiri merupakan perkembangan dari bahasa Perancis. Hotel berasal dari kata latin: “ hostel”   dan mulai dikenal di masyarakat pada tahun 1797.

    Ada beberapa definisi hotel berdasarkan berbagai pendapat, di antaranya :

    1. Hotel adalah : Bangunan yang menyediakan kamar-kamar untuk menginap para tamu, makanan dan minuman, serta fasilitas-fasilitas lain yang diperlukan dan dikelola secara profesional untuk mendapatkan keuntungan ( Rumekso, 2002 : 2 )
    2. Hotel adalah :Suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersil, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan dan penginapan berikut makan dan minum ( SK Menteri  Perhubungan No. Pm. 10/Pw. 301/Phb. 77 ).
    3. Hotel adalah  : Perusahaan yang menyediakan jasa dalam bentuk akomodasi serta menyediakan hidangan dan fasilitas lainnya dalam hotel untuk umum yang memenuhi syarat kenyamanan dan bertujuan komersil dalam jasa tersebut ( SK. Menteri Perhubungan No. 241/11/1970 ).
    1. Karakteristik Usaha Industri Hotel  

    Industri hotel disamping memiliki ciri-ciri khas sebagai industri pariwisata pada umumnya, juga memiliki karakteristik yang membedakan dengan industri lain. Karakteristik itu antara lain industri hotel tergolong industri yang padat modal dan padat karya, industri hotel dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di berbagai sektor, industri hotel menghasilkan dan memasarkan produknya bersamaan dengan tempat dimana produk itu  dihasilkan, industri hotel bekerja selama dua puluh empat jam tanpa mengena l libur dalam melayani tamu, industry hotel menganggap dan memperlakukan tamu sebagai raja.

    2. Fungsi Hotel

    Berfungsi sebagai suatu sarana untuk kebutuhan tamu sebagai tempattinggal sementara. Hotel bukan hanya untuk menginap, beristirahat, makan dan minum bagi masyarakat, tetapi juga sebagai tempat untuk melangsungkan  upacara, konferensi dan lain-lain sehingga penyediaan fasilitasnya pun sesuai  dengan perkembangan dan kebutuhan para tamu

    Hotel adalah  suatu  jenis  akomodasi  yang menggunakan sebagian atau seluruh bagian dari jenis bangunan untuk menyediakan jasa  penginapan, makan  dan  minum, serta  jasa  lainnya bagi kepentingan umum yang dikelola  secara  komersial.  (keputusan  menteri  pariwisata,  pos  telekomunikasi RI). 

    3. Jenis Hotel

    Jenis hotel berdasarkan dari lokasinya, diantaranya seperti berikut ini :

    a. City Hotel 

    Hotel kota yaitu hotel yang lokasinya berada di perkotaan, biasanya hotel ini titujukan untuk masyarakat yang bertujuan untuk tinggal sementara atau tinggal dalam jangka waktu yang lelatif pendek, city hotel sering disebut dengan transit hotel sebab sering dihuni oleh pelaku bisnis.

    b. Residental Hotel

    Residential Hotel yaitu hotel yang lokasinya berada di daerah pinggiran perkotaan yang jauh dari keramaian, akan tetapi cukup mudah untuk dapat mencapai berbagai tempat kegiatan usaha. Residential hotel ini biasanya berlokasi di daerah yang tenang sebab ditujukan untuk masyarakat yang ingin menginap dalam jangka waktu yang relative lama.

    c. Resort Hotel

    Resort Hotel yaitu hotel yang lokasinya berada di daerah pegunungan atau di tepi-tepi pantai dan lain-lain. Resort hotel ini ditujukan untuk masyarakat yang ingin menginap atau beristirahat pada hari libur dan bagi yang ingin berwisata.

    d. Motel

    Motel yaitu singkatan dari Motor Hotel yang lokasinya berada di pinggiran atau sepanjang jalan raya yang menghubungkan satu kota dengan kota besar lainnya ataupun dengan lokasi lainnya, bisa juga di pinggir jalan raya dekat dengan batas kota besar.

    Motel ditujukan untuk tempat instirahat sementara bagi orang yang melakukan perjalanan yang cukup jauh dengan menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum. Karena itu motel selalu menyediakan garasi untuk kendaraan-kendaraan pribadi.

    1. Beach Hotel yaitu suatu hotel yang lokasinya berada di dekat pantai.
    2. Mountain Hotel yaitu suatu hotel yang lokasinya di daerah pegunungan.
    3. Bandara Hotel yaitu hotel yang berada di dekat bandar udara utama.

     B. Sejarah Hotel Gino Feruci

    Hotel Gino Feruci Braga adalah hotel ke 10 yang didirikan oleh KAGUM GROUP, terletak di pusat kota Bandung tepatnya di Jalan Braga nomor 67, Hotel Gino Feruci Braga memiliki akses yang sangat mudah menuju Stasiun Kereta Api maupun Bandara Internasional Husein Sastranegara, Selain itu juga terletak di lokasi yang sangat strategis bagi wisatawan yang mencari tempat kuliner, hiburan maupun tempat perbelanjaan yang ada di kota Bandung.

    Hotel Gino Feruci Braga Bandung resmi beroperasi pada tanggal 23 September 2012 dan diresmikan oleh Wali Kota Bandung Dada Rosada. Ceremony pembukaan dilaksanakan dengan pemotongan tumpeng serta pelepasan 10 burung merpati,10 burung kutilang dan 100 balon. Ini menandakan Hotel Gino Feruci Braga Bandung  hotel ke-10 yang ada di kota Bandung.

    Hotel Gino Feruci Braga Bandung, memiliki 131 kamar yang terbagi menjadi beberapa tipe, Superior, Deluxe, Executive dan Suite. Hotel dengan bangunan 17 lantai ini memiliki fasilitas yang sangat lengkap, terdapat 14 ruang pertemuan yang terbagi dalam berbagai macam ukuran dan kapasitas, dan dapat menampung hingga 130 orang. Selain itu, fasilitas lain yang diberikan adalah D’Rissoto Restaurant, yang menawarkan menu yang berkualitas dengan cita rasa lezat yang disajikan langsung oleh Chef Gino Feruci Braga Bandung.

    Keistimewaan Gino Feruci Braga Hotel Bandung yaitu dari segi lokasi yang mudah di jangkau kendaraan dan fasilitas yang lengkap dapat memuaskan bagi siapa saja yang berkunjung dan menginap.

    Gino Feruci Braga Hotel Bandung merupakan Hotel yang berada di bawah naungan PT Kagum Yakin Abadi yang didirikan pada akhir tahun 2007 hotel pertama yang dikelola Kagum Group adalah Grand Serela yang telah beroperasi selama 4 tahun, dengan target mengelola 5 hotel pada akhir tahun 2009 dengan 5 hotel tambahan pade fase berikutnya. Target memiliki 1000 buah kamar pada akhir tahun 2009. Dan ciri khas yang unik dan berbeda pada setiap hotelnya.

    C. Visi Misi Hotel

    1. Kota Bandung sebagai kota wisata dan dapat menarik perhatian wisatawan domestik maupun mancanegara.
    2. Menyediakan kebutuhan wisatawan dengan menyediakan sarana akomodasi sesuai dengan selera konsumen.
    3. Membangun hotel yang memberi kontribusi maksimal untuk perusahaan maupun karyawan dan masyarakat.

    Visi Hotel Gino Feruci Braga adalah:

    1. Meramaikan kan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

    Misi Hotel Gino Feruci Braga adalah:

    1. Menjadi perusahaan terbesar di Indonesia.
    2. Memperkenalkan bandung sebagai kota Wisata untuk wisatawan domestik maupun mancanegara.

     D. Fasilitas Hotel

        Adapun beberapa fasilitas-fasilitas yang ada di Hotel Gino Feruci Braga diantaranya :

    Room Type (Tipe Kamar)

    ROOM TYPESizeTwinKingTotal Room
    Superior20 m²543690
    Deluxe23 m²18927
    Executive26 m²99
    Suite52 m²55

    Jenis Kamar

    Hotel Gino Feruci Braga memiliki 131 kamar, adapun jenis kamar diantaranya :

    Superior yang ada di

    1. lantai 6 yaitu : 603, 606, 608, 610, 611, 612, 615, 616, 617, dan 618.
    2. lantai 7 yaitu : 703, 706, 708, 710, 711, 712, 715, 716, 717, dan718.
    3. lantai 8 yaitu : 803, 806, 808, 810, 811, 812, 815, 816, 817, dan 818.
    4. lantai 9 yaitu : 903, 906, 908, 910, 911, 912, 915, 916, 917, dan 918.
    5. lantai 10 yaitu : 1003, 1006, 1008, 1010, 1011, 1012, 1015, 1016, 1017, dan 1018.
    6. lantai 11 yaitu : 1103, 1106, 1108, 1110, 1111, 1112, 1115, 1116, 1117, dan 1118.
    7. lantai 12 yaitu : 1203, 1206, 1208, 1210, 1211, 1212, 1215, 1216, 1217, dan 1218.
    8. lantai 15 yaitu : 1503, 1506, 1508, 1510, 1511, 1512, 1515, 1516, 1517, dan 1518.
    9. lantai 16 yaitu : 1603, 1606, 1608, 1610, 1611, 1612, 1615, 1616, 1617, dan 1618.

    Deluxe yang ada di lantai 6 yaitu : 602, 619, dan 620

    1. di lantai 7 yaitu : 702, 719, dan 720.
    2. di lantai 8 yaitu : 802, 819, dan 820.
    3. di lantai 9 yaitu : 902, 919, dan 920.
    4. di lantai 10 yaitu : 1002, 1019 dan 1020.
    5. di lantai 11 yaitu : 1102, 1119, dan 1120.
    6. di lantai 12 yaitu : 1202, 1219, dan 1220.
    7. di lantai 15 yaitu : 1502, 1519, dan 1520.
    8. di lantai 16 yaitu : 1602, 1619, dan 1620.

    Executive yang ada di lantai 6 yaitu : 601.

    1. di lantai 7 yaitu : 701.
    2. di lantai 8 yaitu : 801.
    3. di lantai 9 yaitu : 901.
    4. di lantai 10 yaitu : 1001.
    5. di lantai 11 yaitu : 1101.
    6. di lantai 12 yaitu : 1201.
    7. di lantai 15 yaitu : 1501.
    8. di lantai 16 yaitu : 1601.

    Suite, ada 5  kamar yaitu kamar 668, 768, 868, 968, dan 1068

    Adapun fasilitas yang disediakan di kamar diantaranya :

    • City center view
    • Comfortable Beds.
    • Make up room.
    • Pick up laundry.
    • Hot or Cold Water.
    • Coffee and Tea Maker.
    • Free Internet Access.
    • Rain shower.
    • Telephone.
    • Flat LCD Television.
    • King size bed (2×2).
    • Twin size bed (1,35×2).
    • 24 hours room service.
    • Kiblat sign.
    • Individual air conditioning.
    • In room deposit box (Laptop Size).
    • Smoking & Non Smoking room.
    • Hair dryer.
    • 55 tv channel.
    • Guest room amenities.
    • Guest stationary.
    • 2 bottles of purified water.
    • Complimentary Shoeshine.
    • Bath Tube (Only Suite Room)

    Meeting Rooms (Ruang Meeting)

    Gino Feruci Braga Hotel Bandung Memiliki 14 meeting rooms, diantaranya :

    • Bologna (30-60 pax),
    • Monza (36-90 pax),
    • Teramo (5-10 pax),
    • Cremona (15-40 pax),
    • Anzio(5 pax),
    • Tivoli (5 pax),
    • Genoa (30-80 pax),
    • Palermo (30-80 pax),
    • Perugia (18-50 pax),
    • Modena (30-70 pax),
    • Brescia (36-90 pax),
    • Pescara (5-10 pax),
    • Bolzano (42-120 pax),
    • Salerno (36-90 pax).
    • Palazzi Party Venue (100-300 pax)

    asilitas Lainnya Di  Gino Feruci Braga Hotel Bandung :

    • Business center.
    • Free internet access (WIFI).

    –          D’Rissoto restaurant.

    –          Arcantara spa and fitness center.

    –          Concierge service.

    –          Out door and kids pool with pool desk.

    –          24 hours security.

    –          Chianty Lobby Lounge.

    –          Sublime Sky Lounge

    –          Penjemputan dari Airport / Train Station.

    –          Welcome Drink.

    –          3 Guest Elevator.

    –          Laundry & Dry cleaning

    ·         Shopping Place at Kagum Group

    –          “Cihampelas Point”, Jl. Cihampelas, Bandung

    –          “Aladdin” , Jl. Cihampelas , Bandung

    –          “Cat Woman”, Jl. Cihampelas , Bandung

    –          “Superman”, Jl. Cihampelas , Bandung

    –          “Spiderman”, Jl. Cihampelas , Bandung

    –          “Galeria”, Jl. Cihampelas , Bandung

    –          “Korek Api”, Jl. Cihampelas , Bandung

    –          “Batman”, Jl. Cihampelas , Bandung

    –          “Super Hero”, Jl. Cihampelas , Bandung

    –          “Iron Man”, Jl. Cihampelas , Bandung

    –          “Super Rambo”, Jl. Cihampelas , Bandung

    –          “Mr.Bean”, Jl. Cihampelas , Bandung

    –          “Wanted”, Jl. Kebon Kawung , Bandung

    –          “Jet Set”, Jl. Ir. H. Juanda, Bandung

    –          “Runway”, Jl. Ir. H. Juanda, Bandung

    –          “Gossip”, Jl. Ir. H. Juanda Bandung

    –          “Jessie James”, Jl. R.E.Martadinata, Bandung

    –          “Stamp”, Jl. R.E.Martadinata, Bandung

    –          “Lily ‘n Rose Lifestyle Store”, Jl. Riau 57 Bandung

    –          “KPK”, Jl.Cihampelas, Bandung

    –          “Rumah ABG”, Jl.Chimapelas 147 Bandung

    –          Tempat Oleh – Oleh Terdekat Dari Hotel

    –          Kartika Sari : Jl H Akbar No 4, Jl Ir H Juanda, Jl Terusan Jakarta, Jl Buah Batu, Dago

    –          Brownies Kukus Amanda : Jl Lengkong Kecil

    –          Soes Merdeka : Jl Merdeka, Jl Buah Batu dan Jl Jend Gatot Subroto

    –          Maicih : Ma Icih hanya dijual di dalam mobil, dengan lokasi penjualan yang tidak menentu

    15

    –          Keripik Karuhun : Untuk mengetahui lokasi penjualan, Anda harus melihat twitter Keripik Karuhun, yaitu @keripikkaruhun

    –          Toko Roti Jadul Sidodadi : Jl. Otto Iskandar Dinata 255 Bandung

    –          Roti Bawean : jl. Bawean no 4

    –          Bagelen Toko Kue Abadi : Jl. Purnawarman 49

    –          Bagelen Merbabu Bread & Cookies : Jl. Karang Mulya no 8 Setiabudi

    –          Kopi Aroma : Jl. Banceuy no 51 Bandung

    –          Gepuk Ny. Yong : Jl. Pasundan no 15, Jl. Sawo no 6, Jl. Setiabudi no 144, Jl. RE Martadinata no 57

       2.6 Departement Yang Ada Di Hotel

    ·         Front Office Departement

    Front Office Department adalah departemen hotel yang tugasnya berhubugan lagsung dengan tamu, menerima pemesanan kamar tamu, menerima pendaftaran tamu, maupun memberikan informasi yang diinginkan tamu. Departemen ini merupakan kesan prtama bagi tamu ketika tamu hendak check in. Adapun seksi-seksi di Front Office Departement adalah sebagai berikut :

    –          Reservation Menerima pemesanan kamar dari tamu secara perorangan atau individual, kelompok atau melalui travel agent dan memberikan komfirmasinya.

    –          Telephone Operator Memberikan pelayanan penyambungan telephone baik didalam kota ,interlokal (city call, long distance call atau overseascalls).

    –          Uniform Service/Concierge tugas utamanya adalah memberikan pelayanan umum kepada tamu yang ada di lobby (check in, check out, order taxi, mengambil obat dan lain lain).

    –          Chief reservation Bertanggung jawab kepada manager kantor depan. Ia bertanggung jawab atas kelancaran operasional dan administrasi di bagian pemesanan kamar. Kepala pemesanan kamar melaporkan secara teratur laporan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Selain sebagai pelaksana (reservation clerk), ia bekerja sama dengan bagian lain.

    16

    –          Front Ofice Cashier bertanggung jawab atas manager kantor depan. Ia bertanggung jawab atas kelancaran operasional dan kelancaran dan administrasi keuangandi kasir

    –          kantor depan. Ia bertanggung jawab atas semua laporan-laporan keuangan di kantor depan.

    –          Chief information Selain bertanggung jawab atas information clerk, ia bertugas memberikan penerangan kepada para tamu serta melengkapi brosur dan buku informasi.

    ·         Food and Beverage Departement

    –          Food and Beverage Department adalah departemen hotel yang menangani hal-hal yang berkaitan dengan mengolah menyediakan makanan dan minuman serta bertugas memberikan pelayanan kepada tamu pada saat makan di restaurant. Food & Beverage Department dibagi beberapa bagian diantara lain :

    –          Food & Beverage Production adalah suatu bagian yang bertugas mengolah bahan makanan menjadi  bahan matang untuk disediakan kepada para tamunya.

    –          Food & Beverage Service adalah suatu bentuk pelayanan berupa pengantaran order tamu.

    ·         House Keeping Departement

    –          Housekeeping Department adalah departemen hotel yang bertanggung jawab atas seluruh kebersihan hotel baik dalam ruangan maupun public area serta membersihkan berbagai fasilitas hotel. Housekeeping terbagi atas beberapa seksi antara lain :

    –          Public Area Section bertanggung jawab terhadap kebersihan dan kelengkapan semua ruangan hotel kecuali kamar tamu. Ruangan-ruangan dibawah pengawasan houseman section adalah ruangan pelayanan umum untuk tamu seperti ruang tunggu (Lobby), restaurant, bar, ruang pertemuan, gang (coridor), kamar kecil (toilet), ruang ganti pakaian (Locker) dan sebagainya. Petugasnya disebut “houseman (pria), “housemaid” (wanita). Khusus untuk petugas toilet dan locker biasanya disebut “toilet attendant”.

    –          Laundry Section Pencucian disini meliputi kegiatan mencuci, mengeringkan, menyetrika dan mengadakan pencatatan (administrasi). Kepala seksi ini disebut kepala “dobi atau laundry supervisor”. Seksi ini bertanggung jawab terhadap :

    –          Pencucian semua lena hotel.

    –          Pencucian pakaian tamu.

    17

    –          Pencucian pakaian seragam karyawan hotel

    –          Florist Section Untuk menciptakan suasana indah di setiap ruangan maka diperlukan tanaman hias dan karangan /rangkaian bunga.

    –          Linen / Unifrom Section bertanngung jawab terhadap penyediaan, penangganan, penyimpanan dan pemeliharaan linen yang digunakan oleh departemen – department terkait, floor section, banquet, food and beverage service dan uniform seluruh karyawan hotel.

    –          Room Section bertanggung jawab terhadap kamar tamu (guest room). Petugasnya disebut pramugraha atau ‘room atendant’ atau ‘room boy’ (pria) atau ‘room maid” (wanita). Kepala seksinya disebut atau pengawas kamar tamu atau ‘room supervisor”. Tugas-tugas seorang room attendant:

    –          Memeriksa keadaan kamar pada permulaan shift dan menulis keadaan kamar.

    –          Membersihkan dan mengganti linen kotor di kamar.

    –          Membersihkan kamar mandi dan kamar tidur.

    –          Gardener Section bertanggung jawab memelihara seluruh tanaman yang ada di dalam pot, maupun di taman.

    ·         Accounting Departement

    Accounting Departement adalah suatu departemen hotel yang bertanggung jawab atas masalah administrasi hotel baik pengeluaran maupun pendapatan keuangan di hotel. Juga bertanggung jawab untuk mengendali¬kan kegiatan operasional keuangan. Jumlah orang di Bagian Accounting tergantung pada pengelolaan keuangan orang yang bersangkutan. Staf Accounting perusahaan lokal dalam pembentukan instansi, mereka mengumpulkan dan mengirimkan data, serta bertanggung jawab untuk hasil operasi perhitungan secara aktual. Sebagai contoh adalah daftar waktu dilanjutkan pada kantor instansi di mana daftar gaji karyawan ditarik dan dikirim kembali ke Bagian Accounting setiap hari, setiap minggu, atau waktu yang telah ditentukan. Laporan pendapatan kemudian diketik lalu dikirim ke kantor pusat. Untuk membayar semua rekening, mengirim laporan, menerima pembayaran (rekening yang diterima), menghitung informasi daftar gaji dan menulis daftar gaji, mengakumulasi data operasi (pendapatan dan biaya), dan mengumpulkan laporan pendapatan bulanan. Selain itu, mereka membuka rekening bank, mengamankan uang perusahaan, mengatur semua kegiatan di Bagian Accounting.

    Human Resaurces Of Development / HRD Departement

                                                                                                                                                    18

    Personalia/HRD Department adalah suatu departemen hotel yang bertugas menerima dan menempatkan karyawan/trainee. serta menangani masalah yang dihadapi karyawan. Bertanggung jawab dalam membantu dan melaporkan kepada HRD (Human Resources Of Development) Manager dalam bidang tenaga kerja dan Menyusun prosedur seleksi recruitment karyawan baru.

    Seksi ini bertanggung jawab terhadap :

    –          Melakukan koordinasi ke departemen lain untuk mengumpulkan rencana permintaan karyawan setiap tahun dan membuat status data karyawan dan turnover setiap bulan dari masing-masing divisi.

    –          Memasang iklan lowongan kerja, melakukan sortir lamaran, melakukan tes psikologi dan interview awal untuk mendapatkan calon karyawan yang sesuai.

    –          Merekomendasikan kandidat berdasarkan hasil tes psikologi dan interview awal, serta mengatur jadwal interview lanjutan (user, hrd, presdir), agar proses rekrutmen dapat berjalan dengan baik sesuai rencana.

    –          Menyiapkan perjanjian kerja dan kontrak kerja karyawan serta mengupdate masa berlakunya kontrak kerja.

    –          Menginput data karyawan dan ke sistem agar semua terdata dengan baik

    –          Membuat laporan rekapitulasi mutasi, promosi dan status karyawan (tambahan anak, menikah, berhenti).

    ·         Engineering Departement

    –          Engineering Department adalah suatu departemen hotel yang bertanggung jawab untuk menangani perawatan maupun perbaikan atas semua alat-alat serta mesin yang ada di hotel apabila  mengalami kerusakan.

    –          Seksi ini bertanggung jawab terhadap :

    –          Pemeliharaan dan perbaikan seluruh instalasi, alat mesin, bangunan dan fasilitas hotel lainnya.

    –          Penghematan energi dalam menggunakan segala keperluan.

    –          Menangani alat, mesin dan instalasi lainnya yang menggunakan listrik, gas dan air.

    –          Mencegah instalasi, mesin, alat dan bangunan terhadap bahaya kebakaran dan segala situasi yang membahayakan.

    –          Menyiapkan keperluan air, gas dan listrik secara teratur dan melaporkannya.

    –          Menangani pekerjaan yang sifatnya umum seperti, mengecat.

    19

    ·         Marketing Departement

    –          Marketing Departmen adalah suatu bagian yang bertugas memasarkan hotel kepada masyarakat maupun pelanggan agar setiap tahunnya mengalami peningkatan atas tamu-tamu yang menginap dan menggunakan fasilitas-fasilitas hotelMendapatkan bisnis untuk perusahaan, memenuhi target anggaran serta mencapai target room-night dan revenue.

    –          Seksi ini bertanggung jawab terhadap :

    –          Membuat perencanaan kerja yang merepresentasikan kinerja 1 (satu) bulan kedepan untuk seluruh Sales & Marketing Department.

    –          Memaksimalkan potensial keuntungan, menganalisa semua sumber bisnis dan mengembangkannya dengan potensi keuntungan sebesar mungkin.Bekerjasama dengan personil lain untuk memastikan kelancaran operasional departemen, dan memastikan bahwa setiap karyawan dibagian Sales & Marketing melakukan tugasnya dengan sesuai.

    –          Memberikan laporan kepada General Manager/Hotel Manager setiap keluhan, komentar atau saran yang di dapat dari tamu/client yang mungkin untuk dapat meningkatkan kinerja hotel.

    –          Mengumpulkan marketing intelligence hotel pesaing untuk diinformasikan kepada General Manager/Hotel Manager sehingga yang bersangkutan mengetahui informasi perkembangan market.

    –          Berpartisipasi dalam trade shows dan sales promotions yang di tugaskan oleh atasan.

    –          Melakukan business traveller untuk mendapatkan peluang bisnis serta membangun/mengembangkan hubungan baik dengan key account dan key person.

    –          Menjaga hubungan baik dengan travel agents, commercial accounts, dan pihak pihak yang berhubungan kerjasama dengan hotel.

    –          Purchasing Departement

    –          Purchasing  Department adalah suatu bagian yang bertanggung jawab atas keseluruhan pembelian pengadaan serta semua kebutuhan hotel.

    –          Security Departement

    –          Security Department adalah suatu bagian yang bertugas menjaga keamanan hotel maupun tamu selama menginap (24 jam).

    BAB III

    LAPORAN
    PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

       3.1 Front Office Department

          3.1.1 Uraian Tugas

    Tugas utama dari Front Office Department adalah menjual atau menyewakan kamar kepada tamu. Front Office terdiri dari beberapa section, yaitu:

    ·         Reservation Section yaitu seksi ini bertugas dan bertanggung jawab melayani tamu terhadap pelayanan pemesanan kamar, memberikan konfirmasi kamar dan mengontrol jumlah dan jenis kamar yang terjual dan yang belum terjual.

    ·         Reception Section yaitu seksi yang bertugas melayani penerimaan kedatangan tamu perorangan, rombongan dan tamu-tamu VIP (Very Important Person).

    ·         Concierge yaitu section yang bertugas melayani penanganan barang-barang tamu, memberikan penjelasan tentang informasi yang diperlukan tamu seperti penjelasan mengenai fasilitas hotel, tempat-tempat berbelanja, tempat hiburan dan lain sebagainya.

    ·         Telephone Operator seksi ini bertugas melayani permintaan sambungan telepon, baik lokal maupun interlokal, nasional maupun internasional. Malayani permintaan wake-up call.

    ·         Front Office Cashier yaitu bagian atau seksi yang bertugas dan bertanggung jawab untuk menangani pembayaran bill tamu ataupun dalam penukaran uang.

    ·         Airport & Harbor Representative yaitu seksi yang bertugas dan bertanggung jawab menangani tamu yang check-in ataupun check-out melalui bandara ataupun pelabuhan.

    Dibawah ini merupakan uraian  tugas pokok dari personalia di bagian Front Office department :

    Ø  Tugas pokok dari Front Office Manager adalah :

    §  Menyeleksi, menempatkan, melatih, dan mengevaluasi karyawan front office.

    §  Memastikan bahwa semua staff di front office menguasai sistem komputer hotel, etika menerima telepon, dan standard operasional yang ada di hotel.

    §  Menjaga keharmonisan kerja dengan penjualan dan pemasaran tentang harga kamar.

    §  Menyambut tamu VIP.

    §  Menangani keluhan tamu yang tidak bisa diselesaikan oleh bawahannya.

    §  Membuat laporan bulanan tentang daftar tamu, tingkat hunian maupun keuntungan dan kerugian di bagian kantor depan.

    §  Menjaga kedisiplinan petugas kantor depan dengan memberikan peringatan dan sanksi bagi yang melanggar ketentuan.

    §  Meningkatkan kualitas dan prestasi karyawan yang berprestasi denagn memberikan penghargaan.

    §  Membuat budget tahunan, menganalisis operasi, dan pendapatan hotel secara harian dari sisi pendapatan dan rata – rata harga kamar.

    Ø  Deskripsi Pekerjaan Assistant Front Office Manager

    Area kerja Assistant Front Office Manager adalah Front Office area, Executive floor, dan Business center. Ringkasan pekrjaan assistant front office manager adalah membantu kelancaran tugas di front office, menggantikan front office manager ketika berhalangan, dan mengkoordinir beberapa tugas sesuai dengan deskripsi pekerjaanya.

    Staff bawahan dari Assistant Front Office Manager adalah Duty Manager, Front Office Supervisor, dan Supervisor level lainnya di department Front Office. Tugas pokok Assistant Front Office Manager adalah

    §  Membantu pekerjaan front office manager dalam hal control dan administrasi.

    §  Membuat jadwal kerja Duty Manager, receptionist, telephon operator, GRO, dan Concierge.

    §  Memantau operasional di front office.

    §  Mengarahkan dan mengawasi terhadap pekerjaan reception dan conclerge.

    §  Memimpin briefing pada waktu shift malam.

    §  Terjun langsung ke operasional hotel pada saat tamu ramai.

    §  Menghadiri briefing pagi manajemen hotel dan mewakili front office manager saat berhalangan hadir.

    §  Menangani keperluan tamu yang membutuhkan bantuan.

    Ø  Deskripsi Pekerjaan Duty Manager

    Area kerja duty manager adalah front office dan seluruh hotel yang ada hubungan dengan tamu di hotel. Ringkasan pekerjaan Duty Manager adalah mendukung pekerjaan operasional kantor depan secara menyeluruh dan mengontrol operasional lintas departemen untuk shift tertentu. Atasan langsung Duty Manager adalah Front Office Manager, sedangkan staff bawahan Duty Manager adalah front office supervisor, front office staff, guest relation officer, concierge, dan business center secretary. Tugas pokok duty manager adalah:

    §  Membantu tugas front office manager dan assistant front office manajer dalam melaksanakan tugas operasional di front office.

    §  Mendukung kelancaran proses chek-in dan chek-out di front office.

    §  Menangani kesulitan tamu dan staff di front desk.

    §  Mengontrol operasional di seputar front office antara lain : lobby, restaurant, bar, lounge koridor, dan kamar tamu.

    §  Membuat laporan setiap shift tentang temuan dan kejadian selama jam kerjanya.

    §  Menyambut tamu VIP bersama dengan Front Office Manager.

    §  Executive Lounge Manager.

    Area Kerja :

    ü  Executive Lounge

    ü  Executive Rooms

          3.1.2 Sistematika Kerja

    Jam kerja dari Front Office terbagi atas beberapa bagian diantaranya yaitu Morning shift, M1 (Early Morning shift), M1 (Early Morning shift), M10 (Middle 10.00 shift), M12 (Middle 12.00 shift), Evening shift dan yang terakhir adalah Night shift.

    Berikut uraian sistematika kerja di department Front Office :

    Ø  Morning shift yang dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan 15.00,

    Ø  M1 (Early Morning shift) dari pukul 06.00 sampai pukul 13.00,

    Ø  M10 (Middle 10.00 shift) dari pukul 10.00 sampai pukul 18.00,

    Ø  M12 (Middle 12.00 shift) dari pukul 12.00 sampai pukul 20.00,

    Ø  Evening shift dimulai dari pukul15.00 sampai pukul 23.00,

    Ø  Night shift dari pukul 23.00 sampai 07.00.

          3.1.3 Kegiatan Kerja

    Front Office Department yang memiliki tanggung jawab utama sebagai salah satu divisi kamar bawahan adalah untuk menjual sebanyak kamar sesuai dengan kapasitas dan tingkat atau tarif yang ditentukan kamar. front office juga memiliki peranan penting dalam menyediakan informasi penting untuk hidup , karena front office adalah jantung dari hotel dimana para tamu menempatkan pertama kalinya untuk memperoleh informasi. Salah satu bagian yang sangat berperan dalam memproses pemesanan kamar adalah bagian reservasi . bagian reservasi harus memahami bagaimana untuk berurusan dengan tamu yang akan check-in , check out atau menjadi pindah kamar . Oleh karena itu diperlukan pengetahuan khusus tentang ruang lingkup front office , terutama di reservasi, baik itu tentang dasar-dasar sumber daya reservasi , jenis, dan sistem reservasi itu sendiri . Selain itu reservation harus memahami tingkat hunian kamar setiap hari , hal ini dimaksudkan untuk dapat membandingkan dan memprediksi tingkat hunian pada hari berikutnya .     

    Front Office Department adalah bagian depan hotel , seperti kamar dan penjual sering disebut sebagai ruang penjualan . Dalam proses menjual front office harus dibantu oleh bagian housekeeping . Dalam hubungan kerja bertindak sebagai pembantu pembersihan kamar . Front office juga dikenal sebagai yang pertama dan kesan terakhir dari tamu . Ini berarti bahwa ini bagian dari yang pertama dan yang terakhir dari para tamu . tamu yang Akan datang ke hotel akan Regestrasi ke front office dan akan memeriksa setiap saat juga berhubungan dengan staf dari kantor depan . Jadi hanya logis bahwa kesan yang mendalam akan dibuat di front office .          

    Front office juga merupakan pusat informasi dan juga hampir semua kegiatan tamu seperti menerima dan mengirim surat dalam custom clearance , pembayaran tagihan hotel , hilangnya barang, menampung keluhan tamu, dan juga di mana setiap pemberian informasi baik di dalam hotel dan di luar hotel.

    Front office adalah cerminan dari kualitas hotel untuk pertama kalinya untuk tamu setelah memasuki hotel , untuk kesiapan , kewaspadaan, akurasi dan kemampuan semua karyawan di kantor depan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka sangat penting dalam memberikan kesan yang baik dan tidak baik atau buruk tamu hotel sebelum tamu mendapatkan layanan dan pengalaman orang lain ketika mereka datang untuk tinggal atau tidak di sebuah hotel . Hotel front office ( kantor depan ) secara operasional berhubungan dengan hidup dan wilayah

    kerja tidak jauh dari lobi , daerah yang paling ramai mondar-mandir tamunya , dan karena itu bagian ini disebut front office . Hotel front office adalah salah satu bagian dari hotel yang paling penting dalam hal mewujudkan tujuan yang akan dicapai oleh hotel . Tujuan dari kantor depan hotel yang adalah sebagai berikut :

    Ø  Meningkatkan tingkat hunian kamar dan pendapatan hotel dari tahun ke tahun.

    Ø  Meningkatkan jumlah tamu langganan.

    Ø  Memenuhi kebutuhan dan kepuasan tamu baik, tepat dan cepat untuk tamu.

    Ø  Membentuk citra positif hotel .

    Front Office memiliki fungsi dalam mewujudkan tujuan hotel , fungsi yang dilakukan oleh kantor panitera setiap hari, sedangkan fungsi-fungsi ini :

    §  Menjual kamar , di antara kegiatan lain yang dilakukan , menerima pemesanan , pendaftaran tamu , ruang blok

    §  Memberikan informasi tentang semua produk , fasilitas, jasa dan kegiatan yang tersedia di hotel dan di luar hotel

    §  Mengkoordinasikan terkait ke bagian lain dalam rangka memenuhi keinginan para tamu dan memberikan maksimal

    §  Melaporkan status kamar saat

    §  Mencatat , memeriksa pembayaran dan menangani tamu tamu akun

    §  Membuat laporan yang dibutuhkan oleh hotel

    §  Menyediakan layanan telekomunikasi untuk tamu

    §  Menyediakan layanan bagasi

    §  Menyelesaikan keluhan tamu

    Selain memiliki fungsi penting , front office juga memainkan peran penting dalam hal pelayanan dan pencapaian hotel yang menyediakan layanan yang diharapkan oleh tamu , membentuk citra hotel dan pendapatan maksimal . Peran ini meliputi:

    ·         Informan

    Pejabat front office diharapkan dapat memberikan informasi yang jelas, benar dan cepat tentang produk , fasilitas , kegiatan , layanan di hotel dan di luar hotel, informasi yang diberikan tidak terbatas hanya untuk tamu tetapi informasi yang dibutuhkan oleh kolega / rekan-rekan lainnya.

    ·         Penjual

    Petugas diwajibkan untuk memiliki jiwa penjual , selain menjual produk karena fungsi utama hotel , bagian ini adalah bagian yang sering dikaitkan langsung dengan tamu hotel.

    ·         Wakil Manajemen

    Petugas front office dalam keadaan tertentu dapat bertindak sebagai wakil manajemen untuk mengatasi / menyelesaikan masalah yang timbul di luar kerja manajemen jam.

    ·         penyimpanan data

    Sumber data berasal dari banyak kegiatan hotel laporan yang dibuat oleh personil kantor depan dan penyimpanan data juga di front office , sehingga data yang dibuat dan harus selalu up to date, sehingga manajemen dapat membuat keputusan dan kebijakan yang tepat untuk masa depan.

    ·         Diplomatis

    Petugas front office dalam keadaan tertentu diharapkan untuk mengambil langkah-langkah diplomatik sehingga dapat menjaga hubungan baik dengan tamu lain dan pihak.

    ·         Pemecah Masalah

    Pejabat kantor depan diharapkan untuk memecahkan masalah yang dialami oleh tamu , tidak sedikit masalah yang datang dari daerah lain .

    ·         Public Relations

    Staf kantor depan peran yang baik , aktif dalam berhubungan dengan tamu dan masyarakat setempat untuk memungkinkan hubungan yang harmonis dan berdampak pada pembentukan citra hotel yang bagus.

          3.1.4 Hubungan Kerja Dengan Bagian Lain

    Hampir semua jenis pekerjaan yang ada di hotel adalah kerja sama tim (team work). Front office department banyak di bantu department yang lain dalam menjalankan tugasnya. Hal ini berhubungan dengan kenyataan bahwa pada dasarnya konsentrasi operasional sebuah hotel berporos pada tamu. Hotel sedapat mungkin memberikan layanan maksimal, tugas tidak dapat di bebankan pada satu department saja, masing-masing saling terkait dan saling berhubungan. Bila mata rantai hubungan

    ini terputus atau tidak terjalin baik, sudah dapat dipastikan penyampain layanannya pun menjadi pincang.

    Hubungan kerja antara Front Office department dengan departement yang lainnya diantaranya :

    ·         Departement Front Office dengan Departement Housekeeping

    Housekeeping department adalah department yang salah satunya di bagian hotel yang memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap kebersihan, kerapian, pembersihan yang di lakukan di area kamar, maupun di public area serta lobby maupun di semua area hotel. Adapun hubungan kerja samanya sebagai berikut:

    §  Masalah status kamar dan kebersihan kamar tamu.

    §  Masalah room discrepancy (perbedaan status kamar).

    §  Masalah perpindahan kamar.

    §  Masalah kedatanagan dan keberangkatan tamu.

    ·         Departement Front Office dengan Departement  Food & Beverage

    Food & Beverage Departement adalah department yang menyediakan makan dan minuman bagi tamu. Beberapa hotel memiliki berbagai jenis restaurant dan menu makanan. Adapaun hubungan kerjasamnya sebagai berikut:

    §  Penyediaan makanan dan minuman sesuai dengan tingkat hunian kamar.

    §  Penanganan meal cupon.

    §  Penanganan minuman selamat datang (welcome drink).

    §  Penanganan daily buffet sehari-hari di coffe shop (untuk tamu rombongan yang menggunaka  fasilitas meal coupon).

    ·         Departement Front Office dengan Departement Sales Marketing

    ·         Departement Front Office dengan Departement Accounting

    Accounting Departement adalah bagian yang berhubungan dengan masalah keuangan hotel. Adapun hubungan kerjasamanya sebagai berikut:

    §  Menangani masalah penagihan kartu kredit tamu yang belum terbayar.

    §  Masalah jumlah tagihan tamu.

    §  Masalah remittance of funds.

    §  Masalah penanganan hotel revenue.

    §  Masalah penggajian bulanan.

    ·         Departement Front Office dengan Departement Engginering.

    Engineering department adalah memiliki peran dalan pemeliharaan struktur bangunan deperti listrik, dan mesin-mesin lainnya. Adapun hubungan kerja samanya sebagai berikut:

    §  Penanganan kerusakan AC, toilet, ataupun alat elektronik yang lainnya.

    §  Penanggulangan kebakaran.

    §  Pembuatan kunci duplikat (jika hotel tersebutmasih menggunakan kunci manual).

    §  Menangani working/memo order sehubungan dengan kerusakan yang terjadi pada alat-alat di front office department

    ·         Departement Front Office dengan Departement Security

    Security department adalah bagian yang bertugas dan bertanggung jawab akan ketertiban dan keamanan di area hotel. Sebenarnnya seluruh karyawan mempunyai kewajiban untuk menjaga keamanan para tamu yang menginap di hotel. Adapun hubungan kerjasamanya sebagai berikut:

    §  Menjaga dan mengawasi kamar tamu yang akan di duga skipper.

    §  Melindungi barang milik tamu.

    §  Menicptakan suasana aman kepada tamu, karyawan, dan pengunjung yang datang ke hotel.

    §  Mencatat plat kendaran bermotor yang masuk ke hotel khususnya yang mengantarkan tamu ke hotel.

       3.2 House Keeping Departement

          3.2.1 Uraian Tugas

    ·         Public Area Section

    Bagian ini bertanggung jawab atas  kebersihan, kerapian, dan kenyamanan tamu hotel di public area. Bagian ini terdiri dai beberapa bagian yaitu

    ü  Public area supervisor

    ü  Public Area attendant

    ü  Night Cleaner

    ü  Toilet Attendant

    ü  Florist

    Ø  Public Area Supervisor

    Bertanggung jawab terhadap kebersihan, kerapian dan pemeliharaan Public area, seperti lobby, F&B outlet, meeting room, offices, parking area, swimming pool, public toilet dan sebagainya, dan pelaksanaan kerja public area dalam menjalankan pelayanan Housekeeping yang nyaman dan menyenangkan terhadap tamu, sesuai dengan standard dan prosedur yang ditentukan, uaraian tugas Public Area Supervisor adalah sebagai berikut :

    §  Bertanggung jawab terhadap kebersihan public area sesuai dengan standard dan prosedur yang ditentukan.

    §  Memberikan penugasan dan arahan terhadap tugas-tugas yang harus dijalankan   oleh Public area Attendant, Night Cleaner, Toilet Attendant, Florist serta meyakinkan   bahwa   pelaksanaan kerja dijalankan sesuai dengan standard yang ditentukan.

    §  Melakukan handing over dengan dengan shift sebelumnya pada saat akan memulai kerja, dan handing over dengan shift berikutnya pada saat akan menyelesaikan tugas dan mendelegasikan tugas-tugas yang harus dilanjutkan kepada shift berikutnya dengan jelas.

    §  Memeriksa daftar kehadiran Staff public area setiap hari.

    §  Memeriksa kondisi area umum secara teliti. Pemeriksaan kamar harus berdasarkan kebersihan, kerapian, kelengkapan dan fungsi dari peralatan atau fasilitas yang ada di area masing-masing.

    §  Memeriksa secara teliti atas ruangan-ruangan restoran, bar, ruang rapat dan sebaginya yang telah dikerjakan oleh Staff pada hari itu.

    §  Melengkapi laporan dalam Public area Supervisor Log book setiap shift.

    §  Membuat laporan Maintenance Request kepada Engineering dan menindaklanjuti    area-area, fasilitas atau peralatan memiliki kerusakan, mengawasi pengerjaan dan memeriksa kembali hasil pengerjaannya.

    §  Memeriksa kebersihan, kerapian dan kelengkapan peralatan keperluan seperti janitor trolley, cleaning supplies, cleaning agents dan cleaning equipment baik

     di area maupun di janitor room atau Pantry.

    §  Bertanggung jawab terhadap biaya dan penggunaan barang-barang keperluan seperti cleaning agents, supplies dan equipment.

    §  Membuat program pelatihan (training program)  terhadap  Staff Public area secara rutin.

    §  Mengawasi pelaksanaan program pemeliharaan atau pembersihan

    §  secara berkala, seperti kristalisasi atau re-coating lantai marmer, pencucian lantai karpet, pembersihan kaca jendela, general cleaning dan sebagainya.

    §  Melakukan  pemeriksaan  atau  inspeksi  area  secara  rutin  untuk meyakinkan kualitas pemeliharaan kebersihan public area terjaga baik sesuai dengan standard yang ditentukan.

    §  Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Assistant Executive Housekeeper atau Floor Housekeeper serta melaporkan hasilnya.

    §  Melakukan kerjasama yang erat dan baik dengan semua bagian, seperti Floor, Linen/Uniform dan Laundry, serta dengan departemen lain, terutama Front office dan Engineering untuk meyakinkan koordinasi atas pelayanan kamar yang prima serta perawatan kamar dan public area yang terbaik.

    §  Mengadakan briefing rutin setiap hari, baik pagi hari atau handing over sore hari, dan pertemuan berkala, baik mingguan atau bulanan dengan Staff Public area untuk melakukan koordinasi operasional serta saling bertukar pikiran (sharing idea) untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas pekerjaan dan pelayanan.

    §  Menjalankan prosedur keamanan, keselatnatan, higienis dan sanitasi baik untuk kepentingan tamu, orang lain dan diri sendiri.

    §  Menjalankan tugas yang diberikan oleh Public area Housekeeper atau Executive Housekeeper/Assistant atau Floor Housekeeper.

    Ø  Public Area Attendant

    Bertanggung jawab terhadap kebersihan dan pemeliharaan public area dan pelaksanaan kerja, menjalankan pelayanan Housekeeping yang nyaman dan menyenangkan terhadap tamu, sesuai dengan standard dan prosedur yang ditentukan. Uraian tugas Public Area Attendant adalah sebagai berikut :

    §  Melakukan handing over dengan Night Cleaner pada saat memulai kerja, dan handing over dengan Public area Attendant Shift sebelumnya pada saat akan

     menyelesaikan tugas.

    §  Membersihkan standing ashtray di area lobby dan area umum lainnya.

    §  Melakukan dusting di tangga-tangga, furniture, pigura, perhiasan area umum.

    §  Membersihkan lantai dengan Sweeping dan Mopping.

    §  Membersihkan restaurant atau F&B outlet lain selepas waktu makan pagi dan siang sehingga tidak mengganggu tamu yang berkunjung.

    §  Membersihkan kaca dan jendela di lobby, F&B outlet, pintu-pintu ruangan dan area lain.

    §  Membantu mengosongkan sampah dan linen  kotor dari  Room Attendant Trolley.

    §  Mengosongkan tempat sampah di area umum.

    §  Menjaga kondisi meeting room atau ruang banquet dalam keadaan bersih dan rapi, baik saat tidak digunakan, akan digunakan atau usai digunakan.

    §  Menjaga kondisi seluruh area umutn bersih dan rapi.

    §  Melapor pada Public area Supervisor apabila adan kerusakan yang terjadi di area.

    §  Memeriksa kebersihan, kerapian dan kelengkapan peralatan keperluan Public area Section, seperti trolley, cleaning supplies, cleaning agents dan cleaning equipment.

    §  Menghadiri program pelatihan (training program) yang diadakan secara rutin.

    §  Menghadiri brlefing rutin setiap hari, baik pagi hari atau handing over sore hari, dan pertemuan berkala, baik mingguan atau bulanan yang diadakan Supervisor atau Housekeeper.

    §  Menjalankan prosedur keamanan, keselamatan, higienis dan sanitasi baik untuk kepentingan tamu, orang lain dan diri sendiri.

    §  Menjalankan tugas khusus yang diberikan sesuai kebutuhan.

    Ø  Night Cleaner

    Bertanggung jawab terhadap kebersihan Public area pada Night Shift (giliran kerja malam), menjalankan pelayanan Housekeeping yang nyaman dan menyenangkan terhadap tamu, sesuai dengan standard dan prosedur yang ditentukan. Uraian tugas Night Cleaner adalah sebagai berikut :

    §  Melakukan handing over dengan Public area Attendant Evening Shift pada saat akan memulai kerja, dan handing over dengan Public area Attendant Morning Shift pada saat akan menyelesaikan tugas.

    §  Melakukan dusting di tangga-tangga, furniture, pigura, perhiasan area umum.

    §  Membersihkan lantai dengan Sweeping dan Mopping.

    §  Mengosongkan tetnpat sampah di area utnum.

    §  Menjaga kondisi meeting room atau ruang banquet dalam keadaan bersih dan rapi, baik saat tidak digunakan, akan digunakan atau usai digunakan.

    §  Menjaga kondisi seluruh area umum bersih dan rapi, termasuk di employee service area, seperti locker, canteen, koridor karyawan, ruang parkir dan sebagainya.

    §  Melapor kepada Public area Supervisor apaila ada kerusakan yang terjadi di area.

    §  Memeriksa kebersihan, kerapian dan kelengkapan peralatan keperluan Public area Section, seperti trolley, cleaning supplies, cleaning agents dan cleaning equipment.

    §  Menjalankan program general cleaning, shampooing carpet, re-coating marble Floor atau tugas yang disesuaikan dengan kebutuhan.

    §  Membantu tugas Floor Section menyiapkan linen di Floor Pantry atau tugas lain.

    §  Menghadiri program pelatihan (training program) yang diadakan secara rutin.

    §  Menghadiri briefing rutin setiap hari, baik malam hari atau handing over pagi hari, dan pertemuan berkala, baik mingguan atau bulanan yang diadakan Supervisor atau Housekeeper.

    §  Menjalankan prosedur keamanan, keselamatan, higienis dan sanitasi baik untuk kepentingan tamu, orang lain dan diri sendiri.

    §  Menjalankan tugas khusus yang diberikan sesuai kebutuhan.

    Ø  Toilet Attendant

    Bertanggung jawab terhadap kebersihan dan pemeliharaan ruang-ruang toilet umum maupun di back Office dan locker room, menjalankan pelayanan Housekeeping yang nyaman dan menyenangkan, sesuai dengan standard dan prosedur yang ditentukan. Uraian tugas Toilet Attendant adalah sebagai berikut :

    §  Melakukan handing over dengan Shift sebelumnya pada saat akan memulai kerja, dan handing over dengan Shift berikutnya pada saat akan menyelesaikan tugas.

    §  Membersihkan toilet room di lobby, banquet room, back Office, executive Office, locker room dan ruang lainnya di public area.

    §  Membersihkan urinoir, wash basin, wah basin counter, cermin, toilet bowl, lantai dan lain-lain.

    §  Mengganti toilet tissue dan mengisi paper towel (bila tersedia) atau mengganti hand towel.

    §  Memeriksa dan mengosongkan serta membersihkan tempat sampah di toilet room.

    §  Melapor kepada Supervisor apabila ada kerusakan atau masalah yang terjadi di toilet room.

    §  Memeriksa kebersihan, kerapian peralatan keperluan kerja, seperti trolley, cleaning supplies/agents dan cleaning equipment.

    §  Membantu pelaksanaan tugas Staff Public area lain sesuai yang diinstruksikan.

    §  Menghadiri program pelatihan (training program) yang diadakan secara rutin.

    §  Melaksanakan program  pemeliharaan atau pembersihan secara berkala, seperti kristalisasi atau re-coating lantai marmer, pembersihan kaca jendela, general cleaning dan sebagainya.

    §  Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas yang diberikan oleh Assistant Executive Housekeeper atau Floor Housekeeper serta melaporkan hasilnya.

    §  Menghadiri briefing rutin setiap hari  atau  handing  over, dan pertemuan berkala, baik mingguan atau bulanan.

    §  Menjalankan prosedur keamanan, keselamatan, higienis dan sanitasi baik untuk kepentingan tamu, orang lain dan diri sendiri.

    §  Menjalankan tugas yang diberikan oleh Executive Housekeeper/ Assisitant atau Floor Housekeeper.

    Ø  Florist

    Bertanggung jawab terhadap penyediaan bunga-bunga dekorasi untuk public area, seperti di lobby, FO counter, restaurant, kamar tamu dan lain-lain. Uraian tugas Florist adalah sebagai berikut :

    §  Memeriksa secara teliti atas kamar-kamar yang akan digunakan hari itu berdasarkan Expected Arrival List dan mencatat jumlah kamar yang memerlukan penataan bunga.

    §  Menyiapkan rangkaian bunga untuk kamar-katnar, terutama untuk VIP dan yang mendapat catatan khusus.

    §  Memeriksa kondisi dekorasi rangkaian bunga di lobby, restaurant, koridor lantai, valet parking desk, GRO desk, Executive Office dan tempat lain yang ditentukan, bila perlu menggantinya dengan yang baru dan segar.

    §  Melakukan permintaan (order) bunga hias/dekorasi sesuai dengan jadwal dan kebutuhan.

    §  Bertanggung jawab terhadap seni keindahan dan estetika dekorasi dengan bunga.

    §  Memenuhi permintaan khusus untuk penataan dekorasi bunga untuk acara-acara banquet bila diperlukan.

    §  Menghadiri program pelatihan (training prograni) yang diadakan secara rutin.

    §  Menghadiri   briefing  rutin   setiap  hari   atau  handing  over,  dan pertemuan berkala, baik mingguan atau bulanan.

    §  Selalu memperhatikan kebersihan dan kerapian ruang kerja florist setiap saat.

    §  Menjalankan prosedur keamanan, keselamatan, higienis dan sanitasi baik untuk kepentingan tamu, orang lain dan diri sendiri.

    §  Menjalankan tugas khusus yang diberikan oleh pimpinan.

    ·         Laundry Section

    Ø  Chef laundry

    Tugas dari chef laundry antara lain:

    §  Mengadakan pengecekan dan pemeliharaan mesin-mesin laundry dan melaporkan setiap terjadi kerusakan.

    §  Mengawasi pelakasanaan pekerjaan bawahan dan memberikan bimbingan, mengarahkan serta memberi teguran bila perlu.

    §  Mengawasi penggunaan laundry supplies serta melaporkan kepada atasan bila persediaan telah menipis.

    §  Memeriksa hasil cucian.

    Ø  Linen checker

    Tugas dan tanggung jawab linen checker:

    §  Bertanggung jawab atas penerimaan cucian, dan seragam karyawan.

    §  Mengirim linen, cucian tamu dan seragam karyawan yang kotor ke laundry.

    §  Linen yang sudah diproses dikirimkan kembali ke General Linen Room (GRL).

    §  Membuat laporan harian setiap jenis linen yang masuk kedalam laundry dan yang dikirimkan ke general linen room dalam keadaan bersih,laporan ini harus dibuat setiap harinya dan diserahkan ke office unutk diperiksa dan dibukukan.

    Ø  Uniform checker

    Tugas dan tanggung jawab uniform checker:

    §  Membagikan uniform tersebut yang mana harus dikerjakan oleh laundry dan yang mana harus dikerjakan oleh drycleaning,dan mengirimkannya kepada seksi yang bersangkutan dengan surat pengiriman.

    §  Pembuatan code daru uniform pegawai ditentukan sendiri oleh uniform room, namun laundry uniform cecker harus mengerti akan code-code tersebut.

    §  Membuat laporan harian lengkap mengenai tugas-tugas yang dikerjakan.

    Ø  Washer

    Tugas dan tanggung jawab dari washer:

    Mencatat dan menghitung kembali jumlah linen, seragam karyawan, dari linen cecker.

    §  Memisahkan jenis-jenis linen dan bahan yang akan dicuci.

    §  Melaksanakan pencucian linen dan, seragam karyawan.

    §  Mengeringkan linen- linen, cucian tamu, seragam karyawan yang telah dicuci.

    §  Mengeluarkan pakaian-pakaian yang sudah dikeringkan dari dry tumbler

    §  Memberikan semua cucian kepada petugas pressing atau mungler

    §  Menyerahkan cucian yang halus dan tipis setelah dicuci kemudian digantung, bila sudah kering diserahkan kepada presser agar disetrika.

         3.2.2 Sistematika Kerja

    Jam kerja dari room section terbagi atas 3 (tiga) shift, yaitu morning shift yang dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan 15.00, evening shift dari pukul 15.00 sampai pukul 23.00, dan yang terakhir adalah night shift dari pukul 23.00 sampai 07.00.

    Sedangkan jam kerja secara umumnya di House Keeping department yaitu :

    Ø  Morning shift yang dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan 15.00,

    Ø  M1 (Early Morning shift) dari pukul 06.00 sampai pukul 13.00,

    Ø  M10 (Middle 10.00 shift) dari pukul 10.00 sampai pukul 18.00,

    Ø  M12 (Middle 12.00 shift) dari pukul 12.00 sampai pukul 20.00,

    Ø  Evening shift dimulai dari pukul 15.00 sampai pukul 23.00,

    Ø  Night shift dari pukul 23.00 sampai 07.00.

    ·         Morning Shift

    Roomboy yang mendapat shift pagi akan membersihkan semua kamar yang memiliki status kamar Vacant Dirty(VD) dan Occupied Dirty(OD) yang bisa diketahui dengan melihat room status pada hari tersebut.

    Roomboy akan menentukan pembersihan kamar dimulai dari:

    §  Permintaan tamu, biasanya tamu akan meminta langsung kepada roomboy atau melalui panggilan telepon.

    §  Kamar-kamar dengan code VIP

    §  Kamar dengan tanda “Service” atau “Please make up my room“.

    §  Kamar kosong dengan status vacant dirty (VD)

    §  Kamar yang masih ada tamunya atau occupied

    §  Kamar dengan status expected departure (ED)

    Namun, bila saat itu occupancy hotel sedang tinggi atau high occupancy, maka roomboy akan memprioritaskan kamar yang berstatuskan Vacant Dirty (VD) untuk langsung dibersihkan agar bisa langsung dijual (ready to sale).

    ·         Evening Shift 

    Roomboy yang mendapat evening shift tugasnya adalah melanjutkan pekerjaan yang belum terselesaikan pada morning shift atau yang masih harus ditindak lanjuti kembali. Pekerjaan yang belum terselesaikan itu dapat dilihat pada log book yang disediakan di housekeeping.

    ·         Night Shift

    Roomboy yang masuk di night shift juga bertugas menindak lanjuti pekerjaan yang belum terselesaikan. Roomboy di shift ini juga merangkap pada bagian linen, housekeeping office, order taker dan houseman. Kegiatan yang mereka lakukan juga harus dicatat dalam log book.

    3.2.3        Kegiatan Kerja

    Karyawan hotel dalam menjalankan tugasnya harus sesuai dengan jadwal kerja yang telah ditetapkan. Sebelum melaksanakan tugas dan pekerjaannya, khususnya pada Room Boy/Room Maid harus mengisi daftar hadir yang berada di

    sectionnya dan segeralah berganti Uniform. Selanjutnya mulailah menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan seperti :

    –  Sheet

    –  Towel

    –  Soap, Matches

    –  Pillow case, shampoo

    –  Dan lain-lain

    Langkah-langkah membersihkan kamar

    §  Seorang Room Boy/Room Maid pertama-tama mengeluarkan

    kereta  atau trolley dari  section  yang  telah

    disediakan berikut dengan perlengkapannya menuju

    kamar yang akan dibersihkan.

    §  Sebelum masuk kamar yang akan dibersihkan,  terlebih

    dahulu mengetuk pintu sebanyak tiga kali atau dengan

    menekan bell sambil menyebutkan identitasnya

    §  Apabila  tidak ada  jawaban,  maka  seorang  Room

    Boy/Room Maid mulai membuka pintu secara  perlahan-

    lahan dengan kunci yang kita miliki. Dan apabila ada

    tamunnya di dalam, maka kita dapat menanyakan apakah

    kamarnya boleh dibersihkan sekarang.

    §  Sebelum mulai bekerja, dapat melihat mini barnya terlebih dahulu. Di Hotel untuk mengontrol Mini Bar atau mengisinya sudah ada petugasnya sendiri, jadi para Room Boy/Room Maidnya hanya mengecheck saja.

    §  Setelah  masuk ke dalam kamar  tersebut,  maka

    segeralah membuka Gorden yang dilanjutkan dengan

    memeriksa kamar,  terutama pada  kamar yang baru

    Check  Out.   Apabila  ada  barang  tamu   yang

    tertinggal/terbawa oleh tamu, maka segeralah melapor

    pada supervisornya.

    §  Mengeluarkan kotoran dan peralatan yang akan diambil

    oleh petugas. Setelah itu mengecheck  lampu-lampu,

    bila ada yang rusak segeralah melapor.

    §  Sebelum  mendusting/membersihkan terlebih  dahulu

    making  bed atau membersihkan atau mengatur  tempat

    tidur,  dimana  sheet-sheet yang sudah kotor dapat

    diganti  dengan sheet-sheet yang bersih,  kemudian

    sheet yang kotor dikumpulkan.

    §  Setelah making bed, barulah memulai untuk mendusting

    secara berurutan, yaitu membersihkan karpet,  lampu-

    lampu dan lain-lainnya.

    §  Membersihkan Night table, juga lampunya, telephone serta menata kembali perlengkapan yang ada di meja seperti memo, ballpoint dan lainnya.

    §  Setelah semuanya selesai barulah membersihkan kamar mandi, dimulai dari:

    o   Mencuci gelas sambil membersihkan wash basin.

    o   Membersihkan toilet bowl, bath tub.

    o   Membuang sampah yang ada pada waste basket.

    o   Mengganti handuk seperti:

    –  Bath towel

    –  Face towel

    –  Hand towel

    –  Bath mat

    Selain itu harus melengkapi supplies yang dibutuhkan di kamar mandi misalnya:

    –  Toilet paper

    –  Shampoo

    –  Soap, Matches

    –  Shower curtain, dll

    §  Apabila semuanya sudah selesai dibersihkan atau sudah rapih kemudian check sekali lagi, mungkin masih ada yang kurang yang harus dikerjakan atau dilengkapi. Bila sudah selesai semuanya, Room Boy, Room Maid menulis di Room Boy Control Sheet bahwa kamar bersebut sudah dibersihkan dan siap untuk dijual kembali. Kemudian tutup pintu kembali untuk selanjutnya mengerjakan kamar berikutnya.

    Penanganan Linen di Gino Feruci Hotel adalah:

    Linen yang sudah kotor dikumpulkan oleh Room Boy/ Room Maid, selanjutnya diambil oleh Houseman, Kemudian diserahkan kepada bagian laundry. Setelah dari laundry kemudian diambil alih kembali oleh Houseman dan disimpan di linen/gudang. Kemudian diambil oleh Room Boy/Maid bila diperlukan/akan digunakan. Prosedur pengambilan linennya:

    §  Mengambil  cucian dari kamar-kamar tamu berdasarkan

    §  order tamu dari Laundry Office.

    §  Menginformasikan kepada tamu jika pakaiannya  sudah

    §  tua/sobek.

    §  Mencocokkan cucian dengan catatan di listnya

    §  Membubuhkan  no. kode pada cucian agar  cucian

    §  tersebut tidak tertukar dengan yang lainnya.

    §  Menyerahkan ke  bagian Washer  untuk  selanjutnya

    §  diproses .

    Standard  penataan  kamar  tamu  di  Gino Feruci Hotel adalah :

    §  Standard Position

    Meletakkan perlengkapan kamar sesuai dengan letaknya yang baik dan sudah semestinya.

    §  Standard Practise

    Seni untuk meletakkan atau menempatkan perlengkapan kamar, sehingga akan mempermudah untuk pemakaiannya.

    §  Comfortable

    Menempatkan perlengkapan kamar sehingga memberikan kenyamanan pada saat pemakaian fasilitas tersebut.

    Adapun tugas dari Room Boy disini adalah:

    –  Mengumpulkan dan menghitung linen kotor

    –  Mengisi linen order

    –  Menyimpan linen bersih

    –  Menyimpan Room Guest Supplies

    –  Mengisi Foor Log Book

    –  Linen Room

    –  Menerima linen kotor

    –  Menyimpan linen bersih

    –  Housekeeping Office

    –  Absensi

    –  Menyerahkan laporan-laporan

    –  Menyelesaikan administrasi

    –  Locker

    –  Tempat untuk berganti Uniform/pakaian

    3.2.4        Hubungan Kerja Dengan Departement Lain

    ·         Departement Housekeeping dengan Departement Front Office

    Hubungan Housekeeping dengan Front Office Department Front office bertugas menyediakan data kamar-kamar yang akan digunakan atau diisi oleh tamu, sedangkan Housekeeping meyediakan laporan status dan kondisi kamar yang dapat digunakan oleh Front Office untuk melakukan blocking pemesanan kamar.

    ·         Departement Housekeeping dengan Departement  Food & Beverage

    Housekeeping melakukan pemeliharaan dan pembersihan area-area Food and Beverage outlet, seperti restaurant, bar, ruang rapat dan sebagainya, termasuk menyediakan linen bersih yang diperlukan.

    ·         Departement Housekeeping dengan Departement Sales Marketing

    Pihak marketing banyak melakukan promosi kepada biro perjalanan dalam usahanya untuk meningkatkan penjualan kamar-kamar.

    ·         Departement Housekeeping dengan Departement Accounting

    Accounting department mencatat jumlah pengeluaran bagi keperluan housekeeping department dan juga penggunaan barang-barang bagi keperluan pada housekeeping department.

    ·         Departement Housekeeping dengan Departement Engginering

    Hubungan Housekeeping dengan Engineering Department Engineering bertanggung jawab terhadap perawatan atau perbaikan atas kerusakan atau permasalahan interior dan eksterior serta peralatan dan property yang terjadi baik dikamr-kamar tamu maupun public area agar kerusakan dapat segera ditangani dengan baik dan cepat. Housekeeping membantu melaporkan kepada engineering dengan maintenance request-nya atas segala peralatan/perlengkapan yang perlu diperbaiki.

    ·         Departement Housekeeping dengan Departement Human Resources Development (HRD)

    Pihak personalia membantu penyediaan proses rekrutmen karyawan baru dan pendataan karyawan dan program orientasi dan pelatihan, konseling karyawan serta menangani gaji karyawan.

    BAB IV

    KESIMPULAN DAN SARAN

      4.1  Kesimpulan

    Selama empat bulan penullis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Hotel Gino Feruci Braga Bandung, banyak hal baru yang penulis dapatkan, baik itu dari segi wawasan ataupun keterampilan kerja.

    adapun beberapa kesimpulan yang dapat penulis tarik dari laporan ini adalah :

    ·         Kegiatan Praktek Kerja Industri sangatlah penting untuk mempersiapkan siswa yang akan menjadi calon profesional di bidangnya.

    ·         Selama pelaksanaan Praktek KerjaIndustri, penulis banyak mendapatkan ilmu serta wawasan yang baru dalam hal operasional, selain itu juga penulis mengalami kemajuan yang pesat dalam hal kedisiplinan.

    ·         Tuntutan dunia industri terhadap calon tenaga kerja ataupun siswa yang melakukan program Praktek Kerja Industri cukup tinggi baik dari segi skill , knowledge ataupun attitude.

    ·         Untuk operasional Food and Beverage Service Hotel Gino Feruci Braga Bandung, memiliki standar yang cukup baik dilihat dari digunakannya standar operasional procedure dan standar  job description oleh seluruh staf.

    ·         Ilmu yang penulis pelajari di kampus sangatlah berguna dalam pelaksanaan Praktek Kerja Industri.

    ·         Komunikasi yang digunakan dalam operasional Service di Hotel Gino Feruci Braga Bandung, adalah bahasa Inggris sehingga menambah kemampuan penulis dalam berbahasa Inggris

    ·         Semua section saling bekerja sama menghadapi event-event tertentu.

    ·         Mengingat sedikitnya jumlah staf setiap dapartment membuat para siswa training memiliki peranan yang sangat penting.

      4.2  Saran

    Adapun beberapa saran yang dapat penulis sampaikan untuk pihak manajemen Hotel Gino Feruci Braga Bandung dan pihak Sekolah SMK Bina Satya Mandiri yang mungkin dapat berguna, adalah :

    ·         Sebaiknya pihak hotel bersikap lebih bijak dengan menambah jumlah tenaga kerja, agar tidak mengganggu jalannya operasional sehari-hari dan tercapainya kinerja hasil produk yang lebih maksimal.

    ·         Dengan penambahan jumlah karyawan, pihak hotel dapat memberikan sedikit ruang kepada para karyawan agar bisa sedikit rileks sehingga tidak akan terjadi free overtime.

    ·         Alangkah baiknya jam kerja disosialisasikan dengan benar, sehingga tidak terjadi overtime, seolah-olah menajemen hotel memanfaatkan para training dalam jalannya operasional pekerjaan.

    ·         SMK Bina Satya Mandiri harus lebih meningkatkan disiplin semua Siswa, mengingat tuntutan dunia industri yang lebih kompeten dewasa ini.

    ·         SMK Bina Satya Mandiri harus dapat meningkatkan skill dan knowledge mahasiswanya, mengingat persaingan yang semakin ketat dengan melengkapi sarana praktek yang lengkap dan berorientasi dengan perkembangan zaman.

    ·         SMK Bina Satya Mandiri harus lebih banyak lagi mengadakan hubungan kemitraan dan memberikan informasi tentang keunggulan sekolah dan Siswa dengan industri yang berada di Sukabumi atau pun daerah lainnya.

  • Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah – Problem Solving

    Metode Pemecahan Masalah

    Menurut Wardhani (2010) pemecahan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Dengan demikian ciri dari penugasan berbentuk pemecahan masalah adalah:

    1. Ada tantangan dalam materi tugas atau soal,
    2. Masalah tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan prosedur rutin yang sudah diketahui penjawab.

    Metode pemecahan masalah adalah satu cara belajar yang menitikberatkan pada terpecahnya masalah secara rasional, logis dan benar/tepat. Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama.

    Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha – usaha untuk menyelesaikannya sampai menemukan penyelesaiannya. menurut Syaiful  Bahri Djamara (2006) bahwa:
    Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.

    Menurut N. Sudirman (1987) metode problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha untuk mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa. Sedangkan menurut Gulo (2002) menyatakan bahwa problem solving adalah metode yang mengajarkan penyelesaian masalah dengan memberikan penekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar.

    Metode pemecahan masalah dalam kegiatan belajarnya tidak sampai mengejar hakikat dari yang ditemukan, melainkan lebih ditekankan pada proses terpecahnya masalah. Dalam kegiatan ini, guru tidak hanya sebagai penanya melainkan juga dapat berperan sebagai pemancing dan memberi arah dengan memberikan arahan yang bersifat menuntun kearah yang diharapkan. Hal ini sejalan dengan prinsip pembelajaran konstruktivisme.

    Pembelajaran problem solving merupakan bagian dari pembelajaran berbasis masalah (PBL). Menurut Arends (2008) pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri.

    Pada pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian dianalisis dan dicari solusi dari permasalahan yang ada. Solusi dari permasalahan tersebut tidak mutlak mempunyai satu jawaban yang benar artinya siswa dituntut pula untuk belajar secara kritis. Siswa diharapkan menjadi individu yang berwawasan luas serta mampu melihat hubungan pembelajaran dengan aspek-aspek yang ada di lingkungannya.

    Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan metode pembelajaran problem solving adalah suatu penyajian materi pelajaran yang menghadapkan siswa pada persoalan yang harus dipecahkan atau diselesaikan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa di haruskan melakukan penyelidikan otentik untuk mencari penyelesaian terhadap masalah yang diberikan. Mereka menganalisis dan mengidentifikasikan masalah, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi dan membuat kesimpulan.

    Manfaat dan Tujuan

    Manfaat dari penggunaan metode problem solving pada proses belajar mengajar untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih menarik. Menurut Djahiri (1983) metode problem solving memberikan beberapa manfaat antara lain:

    1. Mengembangkan sikap keterampilan siswa dalam memecahkan permasalahan, serta dalam mengambil kepuutusan secara objektif dan mandiri
    2. Mengembangkan kemampuan berpikir para siswa, anggapan yang menyatakan bahwa kemampuan berpikir akan lahir bila pengetahuan makin bertambah
    3. Melalui inkuiri atau problem solving kemampuan berpikir tadi diproses dalam situasi atau keadaan yang bener – bener dihayati, diminati siswa serta dalam berbagai macam ragam altenatif
    4. Membina pengembangan sikap perasaan (ingin tahu lebih jauh) dan cara berpikir objektif – mandiri, krisis – analisis baik secara individual maupun kelompok

        Berhasil tidaknya suatu pengajaran bergantung kepada suatu tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dari pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.

    • Siswa menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.
    • Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hadiah intrinsik bagi siswa.
    • Potensi intelektual siswa meningkat.
    • Siswa belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.

    C. Langkah Langkah Metode Mengajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Method)
        Penyelesaian masalah menurut J. Dewey dalam bukunya W. Gulo (2002) dapat dilakukan melalui enam tahap yaitu:

    1. Merumuskan Masalah
    2. Menelaah Masalah
    3. Merumuskan Hipotesis
    4. Mengumpulkan dan Mengelompokkan Data sebagai Bahan Pembuktian Hipotesis
    5. Pembuktian Hipotesis
    6. Menentukan Pilihan Penyelesaian

        Penyelesaian masalah Menurut David Johnson dan Johnson dapat dilakukan melalui kelompok dengan prosedur penyelesaiannya dilakukan sebagai berikut (W.Gulo, 2002),
    1. Mendifinisikan Masalah    Mendefinisikan masalah di kelas dapat dilakukan sebagai berikut:

    • Kemukakan kepada siswa peristiwa yang bermasalah, baik melalui bahan tertulis maupun secara lisan, kemudian minta pada siswa untuk merumuskan masalahnya dalam satu kalimat sederhana (brain stroming).
    • Setiap pendapat yang ditinjau dengan permintaan penjelasan dari siswa yang bersangkutan. Dengan demikian dapat dicoret beberapa rumusan yang kurang relevan. Dipilih rumusan yang tepat.

    2. Mendiagnosis  masalah    Setelah berhasil merumuskan masalah langkah berikutnya ialah membentuk kelompok kecil, kelompok ini yang akan mendiskusikan sebab – sebab timbulnya masalah.
    3. Merumuskan Altenatif Strategi
        Pada tahap ini kelompok mencari dan menemukan berbagai altenatif tentang cara penyelesaikan masalah. Untuk itu kelompok harus kreatif, berpikir divergen, memahami pertentangan diantara berbagai ide, dan memiliki daya temu yang tinggi
    4. Menentukan dan menerapkan Strategi
        Setelah berbagai altenatif ditemukan kelompok, maka dipilih altenatif mana yang akan dipakai. Dalam tahap ini kelompok menggunakan pertimbangan- pertimbangan yang cukup cukup kritis, selektif, dengan berpikir kovergen
    5. Mengevaluasi Keberhasilan Strategi
        Dalam langkah terakhir ini kelompok mempelajari :

    • Apakah strategi itu berhasil (evaluasi proses)?
    • Apakah akibat dari penerapan strategi itu (evaluasi hasil)?

        Berdasarkan pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan langkah – langkah yang harus diperhatikan oleh guru dalam memberikan pembelajaran problem solving sebagai berikut:
    1. Merumuskan masalah
        Dalam merumuskan masalah kemampuan yang diperlukan adalah kemampuan mengetahui dan merumuskan suatu masalah.
    2. Menelaah masalah
        Dalam menelaah masalah kemampuan yang diperlukan adalah menganalisis dan merinci masalah yang diteliti dari berbagai sudut.
    3. Menghimpun dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis
    Menghimpun dan mengelompokkan data adalah memperagakan data dalam bentuk bagan, gambar, dan lain-lain sebagai bahan pembuktian hipotesis.
    4. Pembuktian hipotesis
        Dalam pembuktian hipotesis kemampuan yang diperlukan adalah kecakapan menelaah dan membahas data yang telah terkumpul.
    5. Menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan
        Dalam menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan kemampuan yang diperlukan adalah kecakapan membuat alternatif pemecahan, memilih alternatif pemecahan dan keterampilan mengambil keputusan.

    D. Strategi yang Sering Digunakan
        Menurut Polya dan Pasmep (dalam Shadiq, 2004:13-14) strategi pemecahan masalah matematika sebagai berikut:
    1. Mencoba-coba
        Strategi ini biasanya digunakan untuk mendapatkan gambaran umum pemecahan masalahnya dengan mencoba-coba (trial and error). Proses mencoba-coba ini tidak akan selalu berhasil. Ada kalanya gagal. Karenanya, proses mencoba-coba dengan menggunakan suatu anlisis yang tajamlah yang sangat dibutuhkan pada penggunaan strategi ini.
    2. Membuat diagram
        Strategi ini berkait dengan membuat sket atau gambar untuk mempermudah memahami masalahnya dan mempermudah mendapatkan gambaran umum penyelesaiannya. Dengan strategi ini, hal-hal yang diketahui tidaka hanya dibayangkan didalam otak saja namun dapat dituangkan keatas kertas.
    3. Mencoba pada soal yang lebih sederhana
    Strategi ini berkaiatan dengan penggunaan contoh-contoh khusus yang lebih mudah dan lebih sederhana, sehingga gambaran umum penyelesaian masalahnya akan lebih mudah dianalisis dan akan lebih mudah ditemukan.
    4. Membuat tabel
        Strategi ini digunakan untuk membantu menganlisis permasalahan atau jalan pikiran kita, sehingga segala sesuatunya tidak hanya dibayangkan oleh otak yang kemampuannya sangat terbatas.
    5. Menemukan pola
        Strategi ini berkaiatan dengan pencairan keteraturan-keteraturan. Dengan keteraturan yang sudah didapatkan tersebut akan lebih memudahkan kita untuk menemukan penyelesaian masalahanya.
    6. Memecah tujuan
        Strategi ini berkait dengan pemecahan tujuan umum yang hendak kita capai menjadi satu atau beberapa tujuan bagian. Tujuan bagian ini dapat digunakan sebagai batu loncatan untuk mencapai tujuan sesungguhnya.
    7. Memperhitungkan setiap kemungkinan
        Strategi ini berkaitan dengan penggunaan aturan-aturan yang dibuat sendiri oleh para pelaku selama proses pemecahan masalah berlangsung sehingga dapat dipastikan tidak akan ada satupun alternatif yang terabaikan.
    8. Berpikir logis
        Strategi ini berkaiatan dengan penggunaan penalaran ataupun penerikan kesimpulan yang sah atau falid dari berbagai informasi atau data yang ada.
    9. Bergerak dari belakang
        Dengan strategi ini, kita mulai dengan menganalisis bagaiaman cara mendapatkan tujuan yang hendak dicapai. Dengan strategi ini, kita memulai proses pemecahan masalahnya dari yang diinginkan atau yang ditanyakan lalu menyesuaiakannya dengan yang diketahui.
    10. Mengabaikan hal yang tidak mungkin
        Dari berbagai alternatif yang ada, alternatif yang tidak jelas mungkin agar dicoret/diabaiakan sehingga perhatian dapat tercurah sepenuhnya untuk hal-hal yang tersisa dan masih mungkain saja.

    E. Kelebihan dan Kekurangan Metode Mengajar Pemecahan Masalah
    1. Kelebihan
        Metode mengajar pemecahan masalah memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

    • Dapat mengembangkan sikap dan keterampilan berpikir peserta didik untuk mampu menyelesakan/memecahkan permasalahan yang dihadapi secara tepat dan objektif.
    • Membina sikap penalaran (rasa ingin tahu lebih lanjut).
    • Menumbuhkan sikap bekerja sama dalam kelompok.
    • Menumbuhkan sikap saling menghargai pendapat orang lain.

    2. Kekurangan
        Sedangkan kekurangan metode mengajar pemecahan masalah, antara lain:

    • Jika masalah yang dikemukakan terlalu sulit, tidak dimengerti maksudnya, bukan masalah yagn aktual, bukan masalah yang dianggap bermanfaat untuk dipikirkan, beberapa peserta didik kurang menaruh perhatian atau motivasi untuk belajar.
    • Apabila muncul banyak perbedaan pendapat atau gagasan, kadang kala pembicaraan menjadi menyimpang.
    • Memerlukan lokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
    • Kemungkinan besar proses pemecahan masalah didominasi peserta didik yang pandai dan peserta didik yang berani bicara.
  • Analisis Masalah dan Solusi Problematika Metode Pembelajaran

    Pengertian Metode Pembelajaran

    Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seorang guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat berbagai metode, maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada tujuan pembelajaran.

    Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut :

    1. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa.
    2. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut.
    3. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.
    4. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.
    5. Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
    6. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.

    A. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar

    Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis.

    Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Kerangka berpikir yang demikian  bukanlah suatu hal yang aneh, tapi nyata dan memang benar-benar dipikirkan oleh seorang guru.

    Dari hasil analisis analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik, sebagai strategi pengajaran, dan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Berikut adalah penjelasannya.

    1.    Metode Sebagai Alat Motivasi Ekstrinsik

    Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak ada satu pun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman (1988: 90) adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar yang dapat membangkitkan belajar seseorang.

    Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode. Tujuan instruksional adalah pedoman yang mutlak dalam pemilihan metode. Dalam perumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas dapat diukur. Dengan begitu mudah bagi guru menentukan metode yang bagaimana yang dipilih guna menunjang pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut.

    Dalam mengajar, guru jarang sekali menggunakan satu metode, karena mereka menyadari bahwa semua metode ada kebaikan dan kelemahannya. Penggunaan satu metode lebih cenderung menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang membosankan bagi anak didik. Kondisi seperti ini sangat tidak menguntungkan bagi guru dan anak didik. Guru mendapatkan kegagalan dalam penyampaian pesan-pesan keilmuan dan anak didik dirugikan. Ini berarti metode tidak dapat difungsikan oleh guru sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar.

    Akhirnya, dapat dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

    2.    Metode Sebagai Strategi Pengajaran

    Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor inteligensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.

    Terhadap perbedaan daya serap anak didik sebagaimana tersebut diatas, memerlukan strategi pengajaran yang tepat. Metodelah salah satu jawabannya. Untuk sekelompok anak didik boleh jadi mereka mudah menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode tanta jawab, tetapi untuk sekelompok anak didik yang lain, mereka lebih mudah menyerap bahan pelajaran bila guru menggunakan metode demonstrasi atau metode eksperimen.

    Karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, menurut Dra. Roestiyah N.K. (1989: 1), guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

    3.    Metode Sebagai Alat untuk Mencapai Tujuan

    Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arah ke mana kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Guru tidak bisa membawa kegiatan belajar mengajar menurut sekehendak hatinya dan mengabaikan tujuan yang telah dirumuskan. Itu sama artinya perbuatan yang sia-sia. Kegiatan belajar mengajar yang tidak memiliki tujuan sama halnya ke pasar tanpa tujuan, sehingga sukur untuk menyeleksi mana kegiatan yang harus dilakukan dan mana yang harus diabaikan dalam upaya untuk mencapai keinginan yang dicita-citakan.

    Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen metode. Metode adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Metode adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan. Antara metode dan tujuan jangan bertolak belakang. Artinya, metode harus menunjang pencapaian tujuan pengajaran. Bila tidak, maka akan sia-sialah perumusan tujuan tersebut. Apabila artinya kegiatan belajar mengajar yang dilakukan tanpa mengindahkan tujuan.

    Jadi, guru sebaiknya menggunakan metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran. 

      C.  Problematika Metode Pembelajaran

    Masalah pokok di dalam metode paedagogis adalah memilih atau membuat keputusan. Walaupun guru hanya akan melaksanakan pelajaran yang sederhana sekalipun ia harus memilih :

    1.    Tujuan Pengajaran

    2.    Strategi untuk mencapai tujuan tersebut dan didalam pemetakan strategi tersebut maka yang di seleksi keduanya yaitu : isi dan metode atau pendekatan umum

    3.    Memilih tak-tik tak-tik khusus hyang dapat digunakan dalam melaksanakan strategi

    4.    Memilih materi dan alat pengajaran,

    5.    Memilih prosedur yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan mengajar dan mengembangkan lebih lanjut.

    Diagnosis dalam mengajar dipersulit oleh beberapa faktor variabel antara lain :

    1.    Anak Didik

    Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan, di sekolah, gurulah yang berkewajiban untuk mendidiknya. Di ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak didik dengan latar belakang kehidupan yang berlainan. Status sosial mereka juga bermacam-macam. Demikian juga halnya mengenai jenis kelamin mereka, ada jenis kelamin laki-laki dan ada yang berjenis kelamin perempuan. Postur tubuh mereka ada yang tinggi, sedang, dan ada pula yang rendah. Pendek kata, dari aspek fisik ini selalu ada perbedaan dan persamaan pada setiap anak didik.

    Jika ada aspek biologis di atas ada persamaan dan perbedaan, maka pada aspek intelektual juga ada perbedaan. Para ahli sepakat bahwa secara inteketual, anak didik selalu menunjukkan perbedaan. Hal ini terlihat dari cepatnya tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang diberikan dalam kegiatan belajar mengajar, dan lambatnya tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang diberikan guru. Tinggi atau rendahnya kreativitas anak didik dalam mengolah kesan dari bahan pelajaran yang baru diterimabisa dijadikan tolak ukur dari kecerdasan seorang anak terlihat seiring dengan meningkatnya kematangan usia anak. Daya pikir anak bergerak dari dari cara perpikir konkret ke arah cara berpikir abstrak. Anak-anak usia SD lebih cenderung berpikir konkret. Sedangkan anak SMP atau SMA sudah mulai dapat berpikir abstrak. Berdasarkan IQ anak, ditentukanlah klasifikasi kecerdasan seseorang dengan perhitungan tertentu. Dari IQ ini pula diketahui persamaan dan perbedaan kecerdasan seseorang.

    Dari aspek psikologi sudah diakui ada juga perbedaan. Di sekolah, perilaku anak didik selalu menunjukkan perbedaan, ada yang pendiam, ada yang kreatif, ada yang suka bicara, ada yang tertutup, ada yang terbuka, ada yang pemurung, ada yang periang, dan sebagainya.

    Semua perilaku anak didik tersebut mewarnai suasana kelas. Dinamika kelas terlihat dengan banyaknya jumlah anak dalam kegiatan belajar mengajar. Kegaduhan semakin terasa jika jumlah anak didik sangat banyak di dalam kelas. Semakin banyak jumlah anak didik di dalam kelas, semakin mudah terjadi konflik dan cenderung sukar dikelola.

    2.    Tujuan

    Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran berbagai-bagai jenis dan fungsinya. Secara hierarki tujuan itu bergerak dari yang rendah hingga yang tinggi, yaitu tujuan intuksional atau tujuan pembelajaran, tujuan kurikuler atau tujuan kurikurum, tujuan institusional, dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pembelajaran merupakan tujuan intermediet (antara) yang paling langsung dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Tujuan pembelajaran dikenal ada dua, yaitu TIU (Tujuan Instruksional Umum) dan TIK (Tujuan Instruksional Khusus).

    3.    Situasi

    Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari kehari. Pada suatu waktu boleh jadi guru ingin menciptakan situasi belajar mengajar dialam terbuka, yaitu diluar ruangan sekolah. maka guru dalam hal ini tentu memilih metode mengajar yang sesuai situasi yang diciptakan itu, dilain waktu, sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuan, maka guru menciptakan lingkungan belajar anak didik secara berkelompok.

    4.    Fasilitas

    Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak dididk disekolah. Lengkap tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar. Ketiadaan laboratorium untuk praktek ipa, misalnya kurang demontrasi.

    Demikian juga halnya ketiadaan mempunyai fasilitas olahraga, tentu sukar bagi guru menetapkan metode latihan. Justru itu, keampuhan suatu metode mengajar akan terlihat jika faktor lain mendukungnya.

    5.    Guru

    Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Seorang guru misal kurang suka berbicara, tetapi seorang guru yang lain suka berbicara. Seseorang guru yang bertitel sarjana pendidikan dan keguruan, berbeda dengan guru yang sarjana bukan pendidikan dan keguruan dibidang penguasaan ilmu kependidikan dan keguruan. Guru yang sarjana pendidikan dan keguruan barangkali lebih banyak menguasai metode-metode mengajar, karena memang dia dicetak sebagai tenaga ahli dibidang keguruan dan wajar saja dia menjiwai dunia guru.

      D.  Solusi Pemecahan Problematika Metode Pembelajaran

    1.    Guru harus lebih memahami karakteristik masing-masing anak didik.

    Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis, mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu yang relatif lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional.

    2.    Guru harus mampu menyelaraskan antara tujuan yang hendak dicapai dengan metode apa yang harus digunakan.

    Perumusan tujuan instruksional khusus, misalnya akan mempengaruhi kemampuan yang bagaimana yang terjadi pada diri anak didik. Proses pengajaranpun dipengaruhinya. Demikan juga penyelesaian metode yang harus guru gunakan dikelas. Metode yang guru pilih harus sejalan dan taraf kemampuan yang hendak diisi kedalam diri setiapa anak didik. Artinya, metodelah yang harus tunduk kepada kehendak tujuan dan bukan sebaliknya. Karena itu, kemampuan yang bagaimana dikehendaki oleh tujuan,maka metode harus mendukung sepenuhnya.

    3.    Guru harus tanggap dengan situasi yang darurat dan segera mengganti metode pembelajaran

    Tentunya mood anak didik bisa berubah-ubah setiap saat. Terkadang anak berangkat ke sekolah dengan mood yang baik namun terkadang ia berangkat ke sekolah dengan mood yang berantakan. Sebelum memulai proses pembelajaran, guru harus mampu melihat situasi dan kondisi anak  anak didik. Selanjutnya guru harus dengan sigap mengganti metode awal yang telah direncanakan. Misalnya : Awalnya guru menggunakan metode ceramah, namun setelah mengetahui kondisi mood anak didik yang kurang baik, anak didik dibagi kedalam beberapa kelompok belajar dibawah pengawasan dan bimbingan guru. Disana semua anak didik dalam kelompok masing-masing diserahi tugas oleh guru untuk memecahkan suatu masalah, dalam hal ini tentu saja guru telah memilih metode mengajar untuk pembelajaran anak didiknya, yaitu metode problem sloving.

    4.    Guru harus menguasai berbagai jenis metode pembelajaran

    Latar belakang pendidikan guru diakui mempengaruhi kopetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode. Itulah yang biasanya dirasakan oleh mereka yang bukan berlatar belakang pendidikan guru. Apalagi belum memiliki pengalaman mengajar yang memadai. Sungguhpun begitu, baik dia berlatar belakang pendidikan guru maupun dia yang berlatar belakang bukan pendidikan guru, dan sama-sama minim pengalaman mengajar dikelas, cenderung sukar memilih metode yang tepat. Tetapi ada juga yang tepat memilihnya, namun dalam pelaksanaannya menemui kendala, disebabkan labilnya kepribadian dan dangkalnya penguasaan atas metode yang digunakan, dengan demikian, dapatlah dipahami bahwa kepribadian, latar belakang pendidikan, dan pengalaman mengajar adalah permasalahan intern guru yang dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.

    E.  Pemilihan dan Penentuan Metode

    Metode mengajar yang duru gunakan dalam setiap kali pertemuan di kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan instruksional khusus. Jarang sekali terlihat guru merumuskan tujuan hanya dengan satu rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu tujuan. Karenanya, guru pun selalu menggunakan metode yang lebih dari satu. Pemakaian metode yang satu digunakan untuk mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan metode yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan yang lain. Begitulah adanya, sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.

    1.    Nilai Strategis Metode

    Keguatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan. Di dalamnya terjadi interaksi edukatif antara guru dan anak didik, ketika guru menyampaikan bahan pelajaran kepada anak didik kelas. Bahan pelajaran yang guru berikan itu akan kurang memberikan dorongan (motivasi) kepada anak didik bila penyampaiannya menggunakan strategi yang kurang tepat. Di sinilah kehadiran metode menempati posisi penting dalam penyampaian bahan pelajaran.

    Bahan pelajaran yang disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode justru akan mempersulit guru dalam mencapai tujuan pengajaran. Pengalaman membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan metode yang kurang tepat. Kelas yang kurang bergairah dan kondisi anak didik yang kurang kreatif dikarenakan penentuan metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tujan pengajaran. Karena itu, dapat dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya adalah metode dapat mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar.

    Karena itu, guru sebaiknya memperhatikan dalam pemilihan dan penentuan metode sebelum kegiatan belajar dilaksanakan di kelas.

    2.    Efektifitas Penggunaan Metode

    Ketika anak didik tidak mampu berkonsentrasi, ketika sebagian besar anak didik membuat kegaduhan, ketika anak didik menunjukkan kelesuan, ketika minat anak didik semakin berkurang dan ketika sebagian besar anak didik tidak menguasai bahan yang telah guru sampaikan, ketika itulah guru mempertanyakan faktor penyebabnya dan berusaha mencapai jawabannya secara tepat. Karena bila tidak, maka apa yang guru sampaikan akan sia-sia. Boleh jadi dari sekian keadaan tersebut, salah satu penyebabnya adalah faktor metode. Karenanya, efektivitas penggunaan metode patut dipertanyakan.

    Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena penggunaan metode menurut kehendak guru dan mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas, serta situasi kelas. Guru yang selalu senang menggunakan metode ceramah sementara tujuan pengajarannya adalah agar anak didik dapat memperagakan sholat, adalah kehiatan belajar mengajar yang kurang kondusif. Seharusnya penggunaan metode dapat menunjang pencapaian tujuan pengajaran, bukannya tujuan yang harus menyesuaikan diri dengan metode.

    Karena itu, efektivitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pelajaran, sebagai persiapan tertulis.

    3.    Pentingnya Pemilihan dan Penentuan Metode

    Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan pengajaran. Apa pun yang termasuk perangkat program pengajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru tidak dibenarkan mengajar dengan kemalasan. Anak didik pun diwajibkan mempunyai kreativitas yang tinggi dalam belajar, bukan selalu menanti perintah guru. Kedua unsur manusiawi ini juga beraktivitas tidak lain karena ingin mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

    Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satu kegiatan yang harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuan metode untuk mencapai tujuan pengajaran. Pemilihan dan penentuan metode ini didasari adanya metode-metode tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Misalnya, tujuan pengajaran adalah agar anak didik dapat menulis sebagian dari ayat-ayat dalam surah Al-Fatihah, maka guru tidak tepat menggunakan metode diskusi, tetapi yang tepat adalah metode latihan.

    Kegagalan guru dalam mencapai tujuan pengajaran akan terjadi jika pemilihan dan penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan terhadap karakteristik dari masing-masing metode pengajaran. Karena itu, yang terbaik guru lakukan adalah mengetahui kelebihan dan kelemahan dari metode-metode pengajran tersebut.

    4.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode

    Sebagai suatu cara, metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Maka dari itu, siapa pun yang telah menjadi guru harus mengenal, memahami, dan memedomaninya ketika akan melaksanakan pemilihan dan penentuan metode. Tanpa mengindahkan hal ini, metode yang digunakan bisa menjadi tidak berarti.

    Dalam pandangan yang sudah diakui kebenarannya mengatakan bahwa setiap metode mempunyai sifat masing-masing, baik mengenai kebaikan-kebaikannya maupun mengenai kelemahan-kelemahannya. Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat masing-masing metode. Winarno Surakhmad (1990: 97) mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipegaruhi oleh beberapa faktor yaitu anak didik, tujuan, situasi, fasilitas, dan guru.

  • Tugas dan Wewenang Guru

    Tugas dan Wewenang Guru

    Berdasarkan Etimologi, Guru merupakan orang yang mengajar peserta didik baik di dalam kelas maupun dalam sebuah program. Dengan demikian secara sederhana, Tugas dan Wewenang guru adalah melaksanakan proses belajar dan mengajar agar berjalan sesuai dengan rencana.

    Namun defenisi tersebut tidak cukup menjelaskan tentang tugas dari seorang guru. Dalam dunia pendidikan Modern, Guru bertransformasi menjadi sosok yang bisa memberikan fasilitas dan memenuhi kebutuhan belajar peserta didik. Selain itu, Guru juga memiliki peran sebagai ujung tombak kurikulum nasional dengan demikian tugas administrasi juga ikut menjadi daftar dari kewajiban seorang guru.

    Tugas dan Wewenang Guru

    Sebagai seorang aparatur Sipil Negara baik itu sebagai PNS maupun PPPK, seorang guru memiliki tugas sebagai berikut:

    1. Menyusun Acara Pembelajaran yg meliputi :
      1. Menyusun Acara Tahunan
      2. Menyusun Acara Semester
      3. Menyusun Konsep Acara Pembelajaran
    2. Menjalankan Acara Pembelajaran bersama dilengkapi administrasi :
      1. List hadir peserta didik
      2. Jurnal pembelajaran
      3. Catatan khusus dalam proses pembelajaran
    3. Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran meliputi :
      1. Menyusun acara pengerjaan evaluasi
      2. Menyusun piranti evaluasi ( Kisi-kisi, naskah soal, tata cara penilaian, instrumen lain )
      3. Melakukan evaluasi tepat dgn kompetensi yg dipersyaratkan
      4. List nilai tiap peserta didik & kompetensi
    4. Menganalisis hasil evaluasi
      1. Menyusun piranti analisis evaluasi
      2. Melaksanakan analisis hasil evaluasi antara lain validitas soal & ketuntasan peserta didik menuntut ilmu
    5. Menyusun & Lakukan Acara Perbaikan / Pengayaan
      1. Menyusun acara perbaikan / pengayaan
      2. Laksanakan perbaikan yg meliputi remidial teaching & atau remidial test
      3. Laksanakan pengayaan bagi peserta didik yg special atau mempunyai kekuatan tinggi
      4. List nilai hasil perbaikan / remedial & pengayaan

    Pekerjaan & tanggung jawab guru

    Tidak Cuma mengajar,guru serta, memiliki tugas-tugas dan  tanggung jawab lain juga sebagai berikut :

    1. Wajib menemukan pembawaan yg ada terhadap anak-anak didik bersama bermacam trick seperti observasi,wawancara,lewat pergaulan,angket dan seterusnya.
    2. Berupaya menoloong anak didikmengembangkan pembawaan yg baik & menekan perkembangan yg jelek agartidak berkembang.
    3. Memperlihatkan terhadap anak didik pekerjaan orang dewasa bersama caramemperkenalkan bermacam macam bagian keahlian,keterampilan,biar anak didik memilihnya bersama cocok.
    4. Mengadakan evaluasi tiap-tiap waktuuntuk mengetahui apakah perkembangan anak didik terjadi bersama baik.
    5. Memberikan bimbimgan & penyuluhan sewaktu anak didik menemui kesusahan dalam mengembangkan potensi.

    Sementara itu, menurut Oemar Hamalik, pekerjaan & tanggung jawab guru meliputi 11 macam, adalah :

    1. Guru membimbing peserta didik dalam menuntut ilmu
    2. Menjalankan program pendidikan sesuai dengan kurikulum sekolah
    3. Melaksakanaan pembinaan kepribadian kepada peserta didik meliputi
      • Kepribadian
      • Sikap
      • Jasmani
    4. Memberikan bimbingan terhadap murid.
    5. Melaksanakan diagnose atas kesulitan-kesulitan mencari ilmu & mengadakan penilaian atas kemajuan menuntut ilmu.
    6. Menyelenggarakan penelitian.
    7. Mengenal warga & ikut aktif di dalamnya.
    8. Menghayati, mengamalkan, & mengamankan pancasila.
    9. Turut pun menopang terciptanya kesatuan & persatuan bangsa & perdamaian dunia.
    10. Turut mensukseskan pembangunan.
    11. Tanggung jawab meningkatkan profesional guru.

    Wewenang guru

    1. Berikan penilaian hasil menggali ilmu
    2. Berikan sanksi & penghargaan pada peserta didik
  • Adat dan Budaya Suku Bugis

    Suku Bugis atau to Ugi‘ adalah salah satu suku di antara sekian banyak suku di Indonesia. Mereka bermukim di Pulau Sulawesi bagian selatan. Namun dalam perkembangannya, saat ini komunitas Bugis telah menyebar luas ke seluruh Nusantara.

    Penyebaran Suku Bugis di seluruh Tanah Air disebabkan mata pencaharian orang–orang bugis umumnya adalah nelayan dan pedagang. Sebagian dari mereka yang lebih suka merantau adalah berdagang dan berusaha (massompe‘) di negeri orang lain. Hal lain juga disebabkan adanya faktor historis orang-orang Bugis itu sendiri di masa lalu.

    Orang Bugis zaman dulu menganggap nenek moyang mereka adalah pribumi yang telah didatangi titisan langsung dari “dunia atas” yang “turun” (manurung) atau dari “dunia bawah” yang “naik” (tompo) untuk membawa norma dan aturan sosial ke bumi (Pelras, The Bugis, 2006).

    Umumnya orang-orang Bugis sangat meyakini akan hal to manurung, tidak terjadi banyak perbedaan pendapat tentang sejarah ini. Sehingga setiap orang yang merupakan etnis Bugis, tentu mengetahui asal-usul keberadaan komunitasnya. Kata “Bugis” berasal dari kata to ugi, yang berarti orang Bugis.

    Penamaan “ugi” merujuk pada raja pertama kerajaan Cina (bukan negara Cina, tapi yang terdapat di jazirah Sulawesi Selatan tepatnya Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo saat ini) yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang/pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We‘ Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu‘, ayahanda dari Sawerigading.

    Sawerigading sendiri adalah suami dari We‘ Cudai dan melahirkan beberapa anak, termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar. Sawerigading Opunna Ware‘ (Yang Dipertuan Di Ware) adalah kisah yang tertuang dalam karya sastra La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk Banggai, Kaili, Gorontalo, dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton (Sumber : id.wikipedia.org/wiki/Suku_Bugis).

    Peradaban awal orang–orang Bugis banyak dipengaruhi juga oleh kehidupan tokoh-tokohnya yang hidup di masa itu, dan diceritakan dalam karya sastra terbesar di dunia yang termuat di dalam La Galigo atau sure‘ galigo dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio dan juga tulisan yang berkaitan dengan silsilah keluarga bangsawan, daerah kerajaan, catatan harian, dan catatan lain baik yang berhubungan adat (ade‘) dan kebudayaan–kebudayaan di masa itu yang tertuang dalam Lontara‘. Tokoh–tokoh yang diceritakan dalam La Galigo, di antaranya ialah Sawerigading, We‘ Opu Sengngeng (Ibu Sawerigading), We‘ Tenriabeng (Ibu We‘ Cudai), We‘ Cudai (Istri Sawerigading), dan La Galigo(Anak Sawerigading dan We‘ Cudai).

    Tokoh–tokoh inilah yang diceritakan dalam Sure‘ Galigo sebagai pembentukan awal peradaban Bugis pada umumnya. Sedangkan di dalam Lontara‘ itu berisi silsilah keluarga bangsawan dan keturunan–keturunannya, serta nasihat–nasihat bijak sebagai penuntun orang-orang bugis dalam mengarungi kehidupan ini. Isinya lebih cenderung pada pesan yang mengatur norma sosial, bagaimana berhubungan dengan sesama baik yang berlaku pada masyarakat setempat maupun bila orang Bugis pergi merantau di negeri orang.

    Konsep Ade‘ (Adat) dan Spiritualitas (Agama)
    Konsep ade‘ (adat) merupakan tema sentral dalam teks–teks hukum dan sejarah orang Bugis. Namun, istilah ade‘ itu hanyalah pengganti istilah–istilah lama yang terdapat di dalam teks-teks zaman pra-Islam, kontrak-kontrak sosial, serta perjanjian yang berasal dari zaman itu. Masyarakat tradisional Bugis mengacu kepada konsep pang‘ade‘reng atau “adat istiadat”, berupa serangkaian norma yang terkait satu sama lain.

    Selain konsep ade‘ secara umum yang terdapat di dalam konsep pang‘ade‘reng, terdapat pula bicara (norma hukum), rapang (norma keteladanan dalam kehidupan bermasyarakat), wari‘ (norma yang mengatur stratifikasi masyarakat), dan sara‘ (syariat Islam) (Mattulada, Kebudayaan Bugis Makassar : 275-7; La Toa). Tokoh-tokoh yang dikenal oleh masyarakat Bugis seperti Sawerigading, We‘ Cudai, La Galigo, We‘ Tenriabeng, We‘ Opu Sengngeng, dan lain-lain merupakan tokoh–tokoh yang hidup di zaman pra-Islam.

    Tokoh–tokoh tersebut diyakini memiliki hubungan yang sangat erat dengan dewa–dewa di kahyangan. Bahkan diceritakan dalam La Galigo bahwa saudara kembar dari Sawerigading yaitu We‘ Tenriabeng menjadi penguasa di kahyangan. Sehingga konsep ade‘ (adat) serta kontrak-kontrak sosial, serta spiritualitas yang terjadi di kala itu mengacu kepada kehidupan dewa-dewa yang diyakini. Adanya upacara-upacara penyajian kepada leluhur, sesaji pada penguasa laut, sesaji pada pohon yang dianggap keramat, dan kepada roh-roh setempat menunjukkan bahwa apa yang diyakini oleh masyarakat tradisional Bugis di masa itu memang masih menganut kepercayaan pendahulu-pendahulu mereka.

    Namun, setelah diterimanya Islam dalam masyarakat Bugis, banyak terjadi perubahan–perubahan terutama pada tingkat ade‘ (adat) dan spiritualitas. Upacara–upacara penyajian, kepercayaan akan roh-roh, pohon yang dikeramatkan hampir sebagian besar tidak lagi melaksanakannya karena bertentangan dengan pengamalan hukum Islam. Pengaruh Islam ini sangat kuat dalam budaya masyarakat bugis, bahkan turun-temurun orang–orang bugis hingga saat ini semua menganut agama Islam.

    Pengamalan ajaran Islam oleh mayoritas masyarakat Bugis menganut pada paham mazhab Syafi‘i, serta adat istiadat yang berlaku dan tidak bertentangan dengan syariat Islam itu sendiri. Budaya dan adat istiadat yang banyak dipengaruhi oleh budaya Islam tampak pada acara-acara pernikahan, ritual bayi yang baru lahir (aqiqah), pembacaan surat yasin dan tahlil kepada orang yang meninggal, serta menunaikan kewajiban haji bagi mereka yang berkemampuan untuk melaksanakannya.

    Faktor-faktor yang menyebabkan masuknya Islam pada masyarakat Bugis kala itu juga melalui jalur perdagangan dan pertarungan kekuasaan kerajaan-kerajaan besar kala itu. Setelah kalangan bangsawan Bugis banyak yang memeluk agama Islam, maka seiring dengan waktu akhirnya agama Islam bisa diterima seluruh masyarakat Bugis. Penerapan syariat Islam ini juga dilakukan oleh raja-raja Bone, di antaranya napatau‘ matanna‘ tikka‘ Sultan Alimuddin Idris Matindroe‘ Ri Naga Uléng, La Ma‘daremmeng, dan Andi Mappanyukki.

    Konsep–konsep ajaran Islam ini banyak ditemukan persamaannya dalam tulisan-tulisan Lontara‘. Konsep norma dan aturan yang mengatur hubungan sesama manusia, kasih sayang, dan saling menghargai, serta saling mengingatkan juga terdapat dalam Lontara‘. Hal ini juga memiliki kesamaan dalam prinsip hubungan sesama manusia pada ajaran agama Islam.

    Budaya–budaya Bugis sesungguhnya yang diterapkan dalam kehidupan sehari–hari mengajarkan hal–hal yang berhubungan dengan akhlak sesama, seperti mengucapkan tabe‘ (permisi) sambil berbungkuk setengah badan bila lewat di depan sekumpulan orang-orang tua yang sedang bercerita, mengucapkan iyé (dalam bahasa Jawa nggih), jika menjawab pertanyaan sebelum mengutarakan alasan, ramah, dan menghargai orang yang lebih tua serta menyayangi yang muda. Inilah di antaranya ajaran–ajaran suku Bugis sesungguhnya yang termuat dalam Lontara‘ yang harus direalisasikan dalam kehidupan sehari–hari oleh masyarakat Bugis.

    Manusia Bugis
    Sejarah orang–orang Bugis memang sangat panjang, di dalam teks–teks sejarah seperti karya sastra La Galigo dan Lontara‘ diceritakan baik awal mula peradaban orang–orang Bugis, masa kerajaan–kerajaan, budaya dan spritualitas, adat istiadat, serta silsilah keluarga bangsawan. Hal ini menunjukkan bahwa budaya dan adat istiadat ini harus selalu dipertahankan sebagai bentuk warisan dari nenek moyang orang–orang Bugis yang tentunya sarat nilai-nilai positif.

    Namun saat ini ditemukan juga banyak pergeseran nilai yang terjadi baik dalam memahami maupun melaksanakan konsep dan prinsip-prinsip ade‘ (adat) dan budaya masyarakat Bugis yang sesungguhnya. Budaya siri‘ yang seharusnya dipegang teguh dan ditegakkan dalam nilai–nilai positif, kini sudah pudar. Dalam kehidupan manusia Bugis–Makassar, siri‘ merupakan unsur yang prinsipil dalam diri mereka. Tidak ada satu nilai pun yang paling berharga untuk dibela dan dipertahankan di muka bumi selain siri‘.

    Bagi Manusia Bugis-Makassar, siri‘ adalah jiwa mereka, harga diri mereka, dan martabat mereka. Sebab itu, untuk menegakkan dan membela siri‘ yang dianggap tercemar atau dicemarkan oleh orang lain, maka manusia Bugis-Makassar bersedia mengorbankan apa saja, termasuk jiwanya yang paling berharga demi tegaknya siri‘ dalam kehidupan mereka.(Hamid Abdullah, Manusia Bugis-Makassar .37).

    Di zaman ini, siri‘ tidak lagi diartikan sebagai sesuatu yang berharga dan harus dipertahankan. Pada prakteknya siri‘ dijadikan suatu legitimasi dalam melakukan tindakan–tindakan yang anarkis, kekerasan, dan tidak bertanggung jawab. Padahal nilai siri‘ adalah nilai sakral masyarakat bugis, budaya siri‘ harus dipertahankan pada koridor ade‘ (adat) dan ajaran agama Islam dalam mengamalkannya.

    Karena itulah merupakan interpretasi manusia Bugis yang sesungguhnya. Sehingga jika dilihat secara utuh, sesungguhnya seorang manusia bugis ialah manusia yang sarat akan prinsip dan nilai–nilai ade‘ (adat) dan ajaran agama Islam di dalam menjalankan kehidupannya, serta sifat pang‘ade‘reng (adat istiadat) melekat pada pribadi mereka.

    Mereka yang mampu memegang teguh prinsip–prinsip tersebut adalah cerminan dari seorang manusia Bugis yang turun dari dunia atas (to manurung) untuk memberikan keteladan dalam membawa norma dan aturan sosial di bumi.

  • Islam Nusantara

    Latar Belakang

    Peradaban Islam secara harfiah “kebudayaan” berasal dari kata “budi” dan “daya” ditambahkan awalan “ke” dan akhiran “an”. Budi berarti akal dan daya berarti kekuatan. Dengan demikian kebudayaan Islam berarti segala sesuatu yang dihasilkan oleh kekuatan akal manusia muslim. Sedangkan peradaban berasal dari kata Arab “adab” berarti nilai tinggi. Dengan demikian peradaban Islam adalah kebudayaan Islam yang bernilai tinggi (Musyrifah Sunanto, 2015, Hal 3). Peradaban Islam di dunia telah memberikan pengaruh besar bagi perkembangan suatu negara, begitupun Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Sejak zaman pra sejarah penduduk kepulauan Indonesia di kenal sebagai pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di Asia Tenggara. Pelabuhan penting di Sumatera dan Jawa antara abad ke-1 – ke-7 M  sering di singgahi pedagang Asing. Pedagang-pedagang muslim dari Arab, Persia dan India juga ada sampai ke kepulauan Indonesia untuk berdagang pada abad ke-7 ketika Islam pertama kali berkembang di Timur Tengah.

    Malaka merupakan pusat lalu – lintas perdagangan dan pelayaran karena hasil hutan dan rempah-rempah dari seluruh pelosok nusantara di bawah di Cina dan India. Dari berita Cina dapat diketahui bahwa pada masa dinasti Tang orang-orang sudah ada di kantong dan Sumatra. Perkembangan pelayaran dan perdagangan antara Asia bagian barat dan timur disebabkan  oleh kerajaan Islam di bawah Bani Umayyah dan kerajaan Cina zaman Dinasti Tang.

    Penduduk kepulauan Indonesia masuk Islam bermula dari penduduk pribumi di koloni pedagang muslim itu. Menjelang abad ke-13, masyarakat muslim sudah ada di samudra Pasai, Perlak, Palembang di Sumatra. Di Jawa makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik 475 H, sampai berdirinya kerajaan-kerajaan Islam.

    Di negara Indonesia mengikhtisarkan asal kedatangan Islam menjadi tiga teori besar. Pertama, teori Gujarat, India. Islam dipercayai datang dari wilayah Gujarat, India melalui peran para pedagang india muslim pada sekitar abad ke-13 M. kedua, teori Makkah yaitu Islam dipercaya tiba di Indonesia langsung dari timur tengah melalui jasa para pedagang arab muslim sekitar abad ke-7 M. Ketiga, teori Persia yakni Islam tiba di Indonesia melalui peran para pedagang asal Persia yang dalam perjalanannya singgah ke Gujarat sebelum ke nusantara sekitar abad ke-13 M. Melalui kesultanan Tidore yang juga menguasai tanah Papua sejak abad ke-17. Jangkauan terjauh penyebaran Islam sudah mencapai semenanjung Onin di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, Hamka berpendapat bahwa pada tahun 625 M sebuah naskah tiongkok mengkabarkan bahwa menemukan kelompok bangsa Arab yang telah bermukim di pantai barat Sumatra.

    Dari ketiga teori besar masuknya Islam di Indonesia membuat adanya akulturasi atau pencampuran budaya antar satu dengan yang lain sehingga menimbulkan sebuah identitas tersendiri bagi sebuah Negara yang tidak menghilangkan budaya aslinya yang kita sebut sebagi Islam Nusantara.

    A.    Islam Nusantara

    Istilah Islam Nusantara akhir-akhir ini mengundang banyak perdebatan sejumlah pakar ilmu-ilmu keislaman. Sebagian menerima dan sebagian menolak. Alasan penolakan mungkin adalah karena istilah itu tidak sejalan dengan dengan keyakinan bahwa Islam itu satu dan merujuk pada yang satu (sama) yaitu Al-Qur’an dan As-Sunah.

    Munculnya istilah Islam Nusantara merupakan istilah yang sering dipakai untuk mengacu kepada Islam ala Indonesia yang otentik langgamnya Nusantara, tapi isi dan liriknya adalah Islam, bajunya adalah Indonesia. Ide Islam Nusantara ini berkaitan dengan gagasan “pribumisasi Islam” yang pernah dipopulerkan almarhum KH Abdurrahman Wahid.

    Respon terhadap globalisasi dalam bentuk “Islam Nusantara” adalah pilihan terbaik dibandingkan dengan penolakan total atau penerimaan total. Dalam merespon terhadap globalisasi, terutama yang datang dari Barat, beberapa kelompok agama justru mencari perlindungan dalam homogenitas dan eksklusivitas kelompoknya. Sepertinya kedamaian itu bisa terjadi dengan menolak keragaman atau sesuatu yang asing. Di tengah globalisasi, banyak orang yang mencoba menutup diri dan menghalangi orang yang berbeda hadir di tengah masyarakat. Fenomena munculnya perumahan atau cluster perumahan eksklusif untuk komunitas agama tertentu adalah sebagai contoh kecil. Bahkan kuburan/ pemakaman dan rumah kos pun kadang dibuat untuk pengikut agama tertentu. Respon terhadap globalisasi yang lebih buruk lagi tentu saja seperti dalam bentuk redikalisme dan terorisme. Islam Nusantara bisa menjadi respon yang sangat baik terhadap globalisasi jika ia tidak mengarah kepada parokhialisme dan sektarianisme.

    Islam Nusantara adalah Islam yang  khas ala Indonesia, gabungan nilai Islam teologis dengan nilai-nilai tradisi lokal, budaya, dan adat istiadat di Tanah Air. Karakter Islam Nusantara menunjukkan adanya kearifan lokal di Nusantara yang tidak melanggar ajaran Islam, namun justru menyinergikan ajaran Islam dengan adat istiadat lokal yang banyak tersebar di wilayah Indonesia. Kehadiran Islam tidak untuk merusak atau menantang tradisi yang ada. Sebaliknya, Islam datang untuk memperkaya dan mengislamkan tradisi dan budaya yang ada secara tadriji (bertahap). Bisa jadi butuh waktu puluhan tahun atau beberapa generasi. Pertemuan Islam dengan adat dan tradisi Nusantara itu kemudian membentuk sistem sosial, lembaga pendidikan (seperti pesantren) serta sistem Kesultanan. Tradisi itulah yang kemudian disebut dengan Islam Nusantara, yakni Islam yang telah melebur dengan tradisi dan budaya Nusantara.

    Pemahaman tentang formulasi Islam Nusantara menjadi penting untuk memetakan identitas Islam di negeri ini. Islam Nusantara dimaksudkan sebuah pemahaman keislaman yang bergumul, berdialog dan menyatu dengan kebudayaan Nusantara, dengan melalui proses seleksi, akulturasi dan adaptasi. Islam nusantara tidak hanya terbatas pada sejarah atau lokalitas Islam di tanah Jawa. Lebih dari itu, Islam Nusantara sebagai manhaj atau model beragama yang harus senantiasa diperjuangkan untuk masa depan peradaban Indonesia dan dunia. Islam Nusantara adalah Islam yang ramah, terbuka, inklusif dan mampu memberi solusi terhadap masalah-masalah besar bangsa dan negara. Islam yang dinamis dan bersahabat dengan lingkungan kultur, sub-kultur, dan agama yang beragam. Islam bukan hanya cocok diterima orang Nusantara, tetapi juga pantas mewarnai budaya Nusantara untuk mewujudkan sifat akomodatifnya yakni rahmatan lil ‘alamin.

    Menyimak wajah Islam di dunia saat ini, Islam Nusantara sangat dibutuhkan, karena ciri khasnya mengedepankan jalan tengah karena bersifat tawasut (moderat), tidak ekstrim kanan dan kiri, selalu seimbang, inklusif, toleran dan bisa hidup berdampingan secara damai dengan penganut agama lain, serta bisa menerima demokrasi dengan baik. Model Islam Nusantara itu bisa dilacak dari sejarah kedatangan ajaran Islam ke wilayah Nusantara yang disebutnya melalui proses vernakularisasidan diikuti proses pribumisasi, sehingga Islam menjadi embedded (tertanam) dalam budaya Indonesia. Oleh karena itu, sudah selayaknya Islam Nusantara dijadikan alternatif untuk membangun peradaban dunia Islam yang damai dan penuh harmoni di negeri mana pun, namun tidak harus bernama dan berbentuk seperti Islam Nusantara karena dalam Islam Nusantara tidak mengenal menusantarakan Islam atau nusantarasasi budaya lain.

    Islam nusantara hadir dalam artian memberikan sebuah pemahaman bahwa Islam nusantara adalah islam yang mengajak bukan menginjak, islam yang merangkul bukan memukul, islam yang membina bukan menghina, islam yang memakai hati bukan memaki maki, islam yang mengajak taubat bukan untuk saling menghujat, dan islam yang memberikan pemahaman bukan islam yang memaksa pemahaman. Inilah yang menjadi sebuah identitas bagi Islam di Indonesia (Islam Nusantara),

    B.    Tradisi Islam di Nusantara

    “Islam datang bukan untuk menghubah budaya leluhur kita jadi budaya Arab, bukan untuk “Aku” menjadi “Ana”, “Sampean” jadi “Antum”, “Sedulur” jadi “Akhi”….kita pertahankan milik kita, kita, serap ajarannya, bukan budaya Arabnya”(K.H. Abdurrahman Wahid).

    Bagi sebahagian orang mengatakan ungkapan dari K.H Abdurrahman Wahid diatas adalah sebuah kritik atas Arabisasi yang terjadi di Indonesia. Islam bagi pemahaman orang-orang NU (Nahdatul Ulama) sebagai pencetus Islam Nusantara memiliki alasan tersendiri mengapa sampai muncul istilah demikian. Keyakinan tiap muslim terhadap Islam memang sama tetapi kepercayaan Islamnya yang berbeda, perbedaan mazhab hingga perbedaan cara pandang (Fiqih) dalam melihat suatu permasalahan menjadi hal yang paling mendasar dalam menentukan sikap dan sifat guna mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut yang sesuai dengan pemahaman dan kapasitas keilmuan dari para ulama-ulama.

    Islam Nusantara sendiri memiliki corak dan kekhasan tersendiri yang mungkin tidak dimiliki oleh Islam di negara lain seperti Tahlilan dan Yasinan ketika ada keluarga atau kerabat yang meninggal sehingga dibacakan ayat-ayat suci yang diperuntukkan untuk almarhum hingga tradisi yang berbau seni seperti gambus.

    Tradisi adalah sesuatu yang terjadi berulang-ulang dengan disengaja dan bukan secara kebetulan. Melanggar tradisi masyarakat merupakan hal yang tidak baik selama tradisi tersebut tidak melanggar dari syariat agama (Aep Saifuddin Chalim, dkk, 2012 Hal. 177-178). Berikut akan dijelaskan bebrapa tradisi atau kebiasaan Islam di Nusantara :

    1.       Ziarah Ke Makam

    Ziarah adalah kegiatan mengunjungi makam. Ziarah berkembang bersama dengan tradisi lain. Di Jawa, misalnya pengunjung di sebuah makam melaksankan ziarah dengan cara melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut adalah membaca Al Quran atau kalimat syahadat dan berdoa.

    2.       Tahlilan

    Tahlilan adalah upacara kenduri atau selamatan untuk berdoa kepada Allah dengan membaca surat Yasin dan beberapa surat dan ayat pilihan lainnya, diikuti kalimat-kalimat tahlil (laailaaha illallah), tahmid (alhamdulillah) dan tasbih (subhanallah). Biasanya diselenggarakan sebagai ucapan syukur kepada Allah SWT (tasyakuran) dan mendoakan seseorang yang telah meninggal dunia pada hari ke 3, 7, 40, 100, 1000 dan khaul (tahunan). Tradisi ini berasal dari kebiasaan orang-orang Hindu dan Budha yaitu kenduri, selamatan dan sesaji. Dalam agama islam tradisi ini tidak dapat dibenarkan karena mengandung unsur kemusyrikan. Dalam tahlilan sesaji digantikan dengan berkat atau laut pauk yang bisa dibawa pulang oleh para peserta. Ulama yang mengubah tradisi ini adalah Sunan Kalijaga dengan maksud agar orang yang baru masuk Islam tidak terkejut karena harus meninggalkan tradisi mereka sehingga mereka kembali ke agamanya.

    3.       Maulid Nabi SAW

    Setiap bulan Rabiul Awal tiba mayoritas kaum muslimin di nusantara mengadakan perayaan maulid Nabi. Dalam acara tersebut biasanya dibacakan sirah dan biografi kehidupan nabi Muhammad SAW mulai kelahiran hingga wafatnya.

    Sebuah kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Cikoang Kab. Takalar Provinsi Sulawesi Selatan ada yang di sebut dengan maudu lompoa yang merupakan perpaduan dari unsur atraksi budaya dengan ritual-ritual keagamaan yang digelar setiap tahun di Bulan Rabiul Awal berdasarkan Kalender Hijriyah. Pada hari H masyarakat Cikoang yang berpakaian adat berjalan beriringan sambil membawakan anyaman dan memikul julung-julung terhias indah dengan kertas male. Julung-julung diperebutkan berisi telur hias, ayam, beras dimasak setengah matang, beras ketan, mukena, kain khas Sulawesi serta aksesoris lainnya. Agar lebih indah, julung-julung dilengkapi dengan kibaran kain khas Sulawesi warna-warni bak bendera terpasang di atas perahu. Julung-julung diletakkan di depan semua orang.

    Sebenarnya masih banyak lagi tradisi-tradisi Islam yang berada di Nusantara hanya saja karena keterbatasan yang tidak bisa kami jelaskan satu persatu. Tetapi dengan adanya beberapa contoh diatas dapat membuktikan dan dapat menjadi bahan nalaran kita untuk melihat secara nyata tentang tradisi-tradisi Islam yang terjadi di Nusantara.

    C.   Kesimpulan

    Kemunculan istilah Islam Nusantara memang menjadikan sebuah persepsi bahwa Islam Nusantara adalah model Islam ala Indonesia sebagai penolakan atas Arabisasi yang terjadi bukan hanya di Indonesia secara umum tetapi mencakup hampir di seluruh belahan dunia ini. Namun bukan hanya sekedar penolakan Arabisasi atau ingin menunjukkan eksistensi Islam di negara ini tetapi bagaimana Islam dimata dunia memiliki pengaruh yang besar untuk membuat sebuah peradaban yang besar yang dimulai dari diri sendiri (Nusantara).

    Kita ketahui bahwa terdapat 3 (tiga) teori besar yang mengikhtisarkan masuknya Islam di Nusantra yaitu teori Gujarat (India), Teori Makkah dan Teori Persia. Dari ketiga teori tersebut membuat proses akulturasi terjadi di Indonesia dengan perlahan namun pasti, ini terbukti masuknya Islam di Nusantara yang melalui jalur perdagangan, jalur perkawinan, jalur pendidikan hingga sampai kepada jalur kesenian yang masing-masing memiliki cara dan karakteristik yang berbeda dalam menyebarkan sekaligus mesyiarkan Islam di Nusantara sejak awal abad masehi.

    Dari beberapa proses masuknya Islam di Nusantara, proses perdagangan dan proses perkawinan adalah hal yang dianggap paling berpengaruh dalam penyebaran agama Islam. Kita ketahui bahwa para pedagang yang datang ke Nusantara bukan hanya sekedar berdagang menawarkan barang dagangannya tetapi ada misi yang dijalankan yakni menyebaran agama Islam yang kemudian para pedagang ini telah lama berdagang dan akhirnya menikah dengan orang pribumi dan menghasilakan keturunan yang secara otomatis akan mengikut kepada kedua orang tuanya yang juga beragama Islam, bukan sekedar sebagai sebuah identitas yang melekat pada anak tersebut tetapi bagaimana menanamkan aqidah yang mantap serta dapat diamalkan yang berguna bagi dirinya, keluarganya, dan bangsanya sendiri. Islam Nusantara dimaksudkan sebuah pemahaman keislaman yang bergumul, berdialog dan menyatu dengan kebudayaan Nusantara, dengan melalui proses seleksi, akulturasi dan adaptasi. Islam nusantara tidak hanya terbatas pada sejarah atau lokalitas Islam di Nusantara tetapi bagaimana menjalin sebuah tali ukhuwah islamiah antar umat Islam secara khusus dan Non Muslin secara umum. Dibalik itu semua terdapat juga beberapa tradisi-tradisi yang dapat menjadi ciri khas Islam di Nusantara yang tentunya tidak terlepas dari proses akulturasi antara Budaya Arab, Hindu, Budha dan Islam itu sendiri yang terjadi di Nusantara seperti berziarah ke makam, tahlinan, maulitan Nabi SAW sampai kepada hal-hal yang berbau seni seperti gambus dan wayang. Semoga dengan hadinya Islam Nusantara ini akan membuat pemahaman Islam di masyarakat dapat diterima dan dijadikan sebagai sebuah identitas tetapi juga diamalkan sesuai dengan syariat agama yang berlaku, tidak menantang apalagi mau mengubah-ubah dengan sesuka hati apa yang telah ada dalam Al-Qur’an dan Hadits tanpa ada alasan yang memuat. Islam, Kristen Hindu, Budha, Konghucu dan agama lokal lainnya sama-sama mengajarkan kebaikan, jika ada agama yang mengajarkan kemungkaran dan kemunafikan itu bukanlah agama tetapi itu adalah setan.

  • Nilai Luhur Budaya Suku Bugis-Makassar

    PESAN PUANG RI MAGGALATUNG

    (Tokoh Cendekiawan Pada Zaman Kerajaan Wajo-Bugis)

    Di Sulawesi Selatan

    MAKKEDAI PUANG MAGGALATUNG, LEMPU NA ACCA, IYANARITU MADECENG RIPARADDEKI RIWATAKKALEE, IYATONARITU TEMMASSARANG DEWATA SEUWAE. NAIYA RIASENGNGE ACCA, IYANARITU MITAE MUNRI GAU. NAIYA NAPPOGAU ENGKAPI MADECENG NAPOGAUI. NAREKKO ENGKAI MAJA, AJA SI MUPOGAUI NAREWEI MATTI JA’NA RIKO. (Bahasa bugis)

    Artinya :

    BerkataPuang Ri Maggalatung, kejujuran dan kepandaian, itulah yang paling baik ditanamkan pada diri kita, itulah juga yang tak bercerai dengan Dewata Tunggal. Yang disebut pandai ialah kemampuan untuk melihat akhir(akibat) perbuatan. Dan dikerjakannya adalah yang baik, bilamana dapat mendatangkan keburukan, janganlah lakukan. Bilamana tidak baik, jaganlah hendaknya engkau kerjakan, karena kembali juga nanti keburukannya kepadamu.

    ANGGANGASSENG TONJA’ LABBA BOYO

    PACCE TANAEBBA LADING

    TENNA GARINGKU

    NAMALANTANG PA’RISIKU (bahasa makassar)

    Artinya :

    Daku nikmati tawarnya labu

    Pedis tak tergores pisau

    Ku tak menderita penyakit

    Namun betapa pedisnya terasa menusuk jauh dilubuk hati.

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Suku Bugis dan Makassar merupakan suku-bangsa utama yang mendiami Sulawesi Selatan, disamping suku-bangsa utama lainnya seperti toraja dan Mandar.

    Suku Bugis mendiami Kabupaten Daerah Tingkat II Bulukumba, Sinjai, bone, Wajo, Sidenreng-Rappang (sidrap), Pinrang, Polewali-Mamasa Polmas, Enrekang, Luwu, Pare-pare, Barru, Pangkajene-Kepulauan (Pangkep) dan Maros. Dua Daerah Tingkat II yang disebutkan terakhir (Pangkep dan Maros) merupakan daerah peralihan suku Bugis dan Makassar, Sedangkan Enrekang peralihan Bugis dengan Toraja sering dikenal sebagai orang-orang Duri atau Massenrempulu’.

    Suku Makassar mendiami Kabupaten Daerah Tingkat II Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng dan selayar walaupun mempunyai dialek tersendiri.

    Siri’ sebagai aspek kebudayaan atau aspek Sosial budaya Bugis-Makassar, guna mengkajinya dan menghayatinya secara mendasar dibutuhkan pengenalan-pengenalan pada pengertian-pengertian kebudayaan itu terlebih dahulu. Yakni pengertian tentang apakah kebudayaan itu?.

    Kebudayaan Indonesia mengalami pengaruh-pengaruh (akulturasi) kebudayaan Hindu, kebudayaan Islam. Karenanya maka pengetahuan dasar perihal kebudayaan perlu dihayati, sebelum mengkaji masalah-masalah Siri’ tersebut.

    Istilah kebudayaan dalam bahasa Indonesia yang biasa dipakai oleh umum dalam pembicaraan sehari-hari mengandung pengertian mengenai bangunan-bangunan indah, candi-candi, tarian-tarian, seni-suara, seni-rupa dan sebagainya. Tetapi Istilah tersebut yang berasal dari bahasa Sansekerta berarti akal, jadi dengan kebudayaan dapat diartikan segala sesuatu yang bersangkutan dengan akal.

    Dalam lingkungan sosiologi, definisi kebudayaan dirumuskan, sebagai berikut:

    “Kebudayaan ialah keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan manusia yang teratur oleh tata-kelakuan yang harus didapatnya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat”.

    Dari definisi kebudayaan tersebut , kita dapat menyimpulka ada tujuh unsur kebudayaan yang ada pada sebuah bangsa di dunia, yaitu:

    1. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, sistem hukum dan sebagainya)

    2. Mata pencaharian dan sistem ekonomi.

    3. Perlengkapan dan peralatan hidup manusia (pakaian,perumahan,alat-alat produksi dan sebagainya.

    4. Religi.

    5. Ilmu.

    6. Bahasa.

    7. Seni.

    Diuraikan dalam buku Lontara (catatan yang ditulis di atas daun lontar) yang kemudian diwariskan kepada generasi ke lain generasi dalam lingkungan masyarakat suku Bugis-Makassar, bahwa watak atau falsafah hidup orang-orang Bugis-Makassar itu, tergambar sebagai berikut:

    1). Jangan dipermalukan dia, sebab dia akan pi-lih lebih baik mati daripa pada dipermalukan (“Aja mupakasiriwi, materi-tu”).

    2). Jangan kecewakan dia, sebab apabila dikecewakan pasti meninggalkan anda (“Aja muballeiwi, nabokoriko-tu”).

    Pada hakekatnya, sikap mental atau pandangan hidup orang Bugis-Makassar pada umumnya, sama atau sejalan dan tali temali dengan sikap mental orang-orang Makassar, karena berdasarkan kisah awal mula kelahiran kedua suku ini ( Bugis-Makassar), adalah satujuan adanya. Yakni, berawal usul dari satu sumber rumpun (leluhur).

    Dikisahkan dalam buku Lontara, bahwa di Sulawesi selatan ini tempo dulu, ada tiga buah kerajaan besar. Masing-masing kerajaan Luwu/Toraja yang mengusai daerah sampai ke Sulawesi Tengah, kerajaan Gowa, dan kerajaan Bone.

    1.      Raja luwu/Toraja mencanangkan politik pemerintahnya dengan mengutamakan “rasa kekeluargaan” (menghendaki agar yang mengusai daerah Sulawesi selatan sebagai raja-raja ialah keturunannya).

    2.      Raja Gowa menjalankan politik perintahannya berdasarkan pengembangan syiar Agama Islam

    3.      Raja bone mencanangkan politik pemerintahannya berdasarkan politik pengusaha (perluasan daerah).

    Secara umum dapat digambarkan bahwa pandangan orang-orang Bugis atau Makassar terhadap Siri’ dan masalah-masalah penyelesaian Siri’ itu, hakekatnya sama saja. Begitu pula dengan masalah-masalah adat-istiadat sebagai warisan leluhur mereka yang satu. (bersumber dari satu rumpun asal usul).

    Bagi orang-orang suku Makassar yang pada umumnya berwatak keras dan konsekuen

    dijiwai oleh manifestasi sikap-sikap yang berpolakan semboyang :

    a. Ejatompi na-doang (arti harfiah: Merah baru disebut udang; dalam arti positif, namun dalam arti negatif ada juga istilah “pabbamban-gang na-tolo” yang artinya semacam sikap membabi buta karena pancingan emosi yang kelewatan sehingga sukar menjaga keseimbangan pada dirinya, biasanya terjadi atau dilakukan dalam hal-hal yang sangat memalukan atau Ni-pakasiriki).

    b.   Ku-alleangnga tallanga na-towalia (arti harfiah: Lebih kupilih tenggelam daripada kembali ke pangkalan; lebih baik mati berkalangan tanah daripada hidup menanggung malu; juga biasa diartikan sekali layar terkembang pantang biduk surut ke pantai, demi mencapai sasaran yang hendak dicapai. Ibaratnya, dalam mengarungi lautan sekalipun badai mengamuk harus tetap melayarkan bahtera dan jika harus menanggung risikonya misalnya tenggelam ditengah ditengah laut, (memang yang bersangkutan sudah mempersiapkan diri untuk itu).

    c.   Punna tena sirik-nu pa’niaki pacce-nu (jika anda kehilangan harga diri atau kehormatan, pertahankanlah rasa kemanusiaan dan kesetiakawananmu (setia-kawan, solidaritas), tunjukkan kesetiaan (loyalitas) untuk itu.

    Dengan sikap “ eja tompi na-doang” ( merah baru disebut udang) memanifestasikan watak yang keras (konsekuen pada pendiririan atau sikap). Yakni bertindak terlebih dahulu, resiko itu soal belakang. Menggambarkan bahwa emosi lebih menonjol ketimbang rasionya bersifat resesif/sifat yang tak muncul pada keturunan (resesif, kebalikan dominan).

    Atau dengan perkataan lain, dapat dikemukakan bahwasanya emosi seringkali mengusai rasio. Hal ini erat kaitannya dengan masalah sendi-sendi Siri’ tersebut, yakni manakala rasa ketersinggungan kehormatan (identitas terganggu), maka hal tersebut berarti Sirik. Yakni nilai Sirik bagi orang-orang suku Bugis-Makassar dinilai sesuatu yang perlu dimuliakan.

    B.     Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas maka kami merumuskan masalah sebaigai berikut:

    a.       Sejarah Bugis-Makassar

    b.      Etnografi dan Etnolinguistik Bugis – Makassar?

    c.       Apa itu Siri’ Na Pacce

    d.      Siapa Tomanurung itu?

    C.     Pembatan Masalah

    Mengingat Bugis-Makassar adalah suku-bangsa yang di dalamnya terkandung banyak nilai budaya dan suatu referensi yang sangat luas dan beragam macamnya maka kami hanya fokus pada rumusan masalah yang kami tulis.

    Bab 2

    PEMBAHASAN

    A.      Sejarah Bugis-Makassar

    Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Deutero Melayu. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan.

    Kata “Bugis” berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan “ugi” merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang atau pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayahanda dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar di dunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio. Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di Ware) adalah kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk, Kaili, Gorontalo dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton. Perkembangan
    Dalam perkembangannya, komunitas ini berkembang dan membentuk beberapa kerajaan. Masyarakat ini kemudian mengembangkan kebudayaan, bahasa, aksara, dan pemerintahan mereka sendiri. Beberapa kerajaan Bugis klasik antara lain Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Suppa, Sawitto, Sidenreng dan Rappang.

    Meski tersebar dan membentuk suku Bugis, tapi proses pernikahan menyebabkan adanya pertalian darah dengan Makassar dan Mandar.
    Saat ini orang Bugis tersebar dalam beberapa Kabupaten yaitu Luwu, Bone, Wajo, Soppeng, Sidrap, Pinrang, Sinjai, Barru. Daerah peralihan antara Bugis dengan Makassar adalah Bulukumba, Sinjai, Maros, Pangkajene Kepulauan. Daerah peralihan Bugis dengan Mandar adalah Kabupaten Polmas dan Pinrang. Kerajaan Luwu adalah kerajaan yang dianggap tertua bersama kerajaan Cina (yang kelak menjadi Pammana), Mario (kelak menjadi bagian Soppeng) dan Siang (daerah di Pangkajene Kepulauan) Masa Kerajaan Bone.
    Di daerah Bone terjadi kekacauan selama tujuh generasi, yang kemudian muncul seorang To Manurung yang dikenal Manurungnge ri Matajang. Tujuh raja-raja kecil melantik Manurungnge ri Matajang sebagai raja mereka dengan nama Arumpone dan mereka menjadi dewan legislatif yang dikenal dengan istilah Ade Pitue. Kerajaan Makassar
    Di abad ke-12, 13, dan 14 berdiri kerajaan Gowa, Soppeng, Bone, dan Wajo, yang diawali dengan krisis sosial, dimana orang saling memangsa laksana ikan. Kerajaan Makassar kemudian terpecah menjadi Gowa dan Tallo. Tapi dalam perkembangannya kerajaan kembar ini kembali menyatu menjadi kerajaan Makassar. Kerajaan Soppeng
    Di saat terjadi kekacauan, muncul dua orang To Manurung. Pertama, seorang wanita yang dikenal dengan nama Manurungnge ri Goarie yang kemudian memerintah Soppeng ri Aja. dan kedua, seorang laki-laki yang bernama La Temmamala Manurungnge ri Sekkanyili yang memerintah di Soppeng ri Lau. Akhirnya dua kerajaan kembar ini menjadi Kerajaaan Soppeng. Kerajaan Wajo
    Sementara kerajaan Wajo berasal dari komune-komune dari berbagai arah yang berkumpul di sekitar danau Lampulungeng yang dipimpin seorang yang memiliki kemampuan supranatural yang disebut Puangnge ri Lampulung. Sepeninggal beliau, komune tersebut berpindah ke Boli yang dipimpin oleh seseorang yang juga memiliki kemampuan supranatural. Datangnya Lapaukke seorang pangeran dari kerajaan Cina (Pammana) beberapa lama setelahnya, kemudian membangun kerajaan Cinnotabi. Selama lima generasi, kerajaan ini bubar dan terbentuk Kerajaan Wajo. Konflik antar Kerajaan
    Pada abad ke-15 ketika kerajaan Gowa dan Bone mulai menguat, dan Soppeng serta Wajo mulai muncul, maka terjadi konflik perbatasan dalam menguasai dominasi politik dan ekonomi antar kerajaan. Kerajaan Bone memperluas wilayahnya sehingga bertemu dengan wilayah Gowa di Bulukumba. Sementara, di utara, Bone bertemu Luwu di Sungai Walennae. Sedangkan Wajo perlahan juga melakukan perluasan wilayah. Sementara Soppeng memperluas ke arah barat sampai di Barru.

    Perang antara Luwu dan Bone dimenangkan oleh Bone dan merampas payung kerajaan Luwu kemudian mempersaudarakan kerajaan mereka. Sungai Walennae adalah jalur ekonomi dari Danau Tempe dan Danau Sidenreng menuju Teluk Bone. Untuk mempertahankan posisinya, Luwu membangun aliansi dengan Wajo, dengan menyerang beberapa daerah Bone dan Sidenreng. Berikutnya wilayah Luwu semakin tergeser ke utara dan dikuasai Wajo melalui penaklukan ataupun penggabungan. Wajo kemudian bergesek dengan Bone. Invasi Gowa kemudian merebut beberapa daerah Bone serta menaklukkan Wajo dan Soppeng. Untuk menghadapi hegemoni Gowa, Kerajaan Bone, Wajo dan Soppeng membuat aliansi yang disebut “Tellumpoccoe”.

    Penyebaran Islam pada awal abad ke-17, datang penyiar agama Islam dari Minangkabau atas perintah Sultan Iskandar Muda dari Aceh. Mereka adalah Abdul Makmur (Datuk ri Bandang) yang mengislamkan Gowa dan Tallo, Suleiman (Datuk Patimang) menyebarkan Islam di Luwu, dan Nurdin Ariyani (Datuk ri Tiro) yang menyiarkan Islam di Bulukumba. Kolonialisme Belanda pertengahan abad ke-17, terjadi persaingan yang tajam antara Gowa dengan VOC hingga terjadi beberapa kali pertempuran. Sementara Arumpone ditahan di Gowa dan mengakibatkan terjadinya perlawanan yang dipimpin La Tenri Tatta Daeng Serang Arung Palakka. Arung Palakka didukung oleh Turatea, kerajaaan kecil Makassar yang tidak sudi berada dibawah Gowa. Sementara Sultan Hasanuddin didukung oleh menantunya La Tenri Lai Tosengngeng Arung Matowa Wajo, Maradia Mandar, dan Datu Luwu. Perang yang dahsyat mengakibatkan benteng Somba Opu luluh lantak. Kekalahan ini mengakibatkan ditandatanganinya Perjanjian Bongaya yang merugikan kerajaan Gowa.

    Pernikahan Lapatau dengan putri Datu Luwu, Datu Soppeng, dan Somba Gowa adalah sebuah proses rekonsiliasi atas konflik di jazirah Sulawesi Selatan. Setelah itu tidak adalagi perang yang besar sampai kemudian di tahun 1905-6 setelah perlawanan Sultan Husain Karaeng Lembang Parang dan La Pawawoi Karaeng Segeri Arumpone dipadamkan, maka masyarakat Bugis-Makassar baru bisa betul-betul ditaklukkan Belanda. Kosongnya kepemimpinan lokal mengakibatkan Belanda menerbitkan Korte Veklaring, yaitu perjanjian pendek tentang pengangkatan raja sebagai pemulihan kondisi kerajaan yang sempat lowong setelah penaklukan. Kerajaan tidak lagi berdaulat, tapi hanya sekedar perpanjangan tangan kekuasaaan pemerintah kolonial Hindia Belanda, sampai kemudian muncul Jepang menggeser Belanda hingga berdirinya NKRI.Masa Kemerdekaan
    Para raja-raja di Nusantara bersepakat membubarkan kerajaan mereka dan melebur dalam wadah NKRI. Pada tahun 1950-1960an, Indonesia khususnya Sulawesi Selatan disibukkan dengan pemberontakan. Pemberontakan ini mengakibatkan banyak orang Bugis meninggalkan kampung halamannya. Pada zaman Orde Baru, budaya periferi seperti budaya di Sulawesi benar-benar dipinggirkan sehingga semakin terkikis. Sekarang generasi muda Bugis-Makassar adalah generasi yang lebih banyak mengkonsumsi budaya material sebagai akibat modernisasi, kehilangan jati diri akibat pendidikan pola Orde Baru yang meminggirkan budaya mereka. Seiring dengan arus reformasi, munculah wacana pemekaran. Daerah Mandar membentuk Propinsi baru yaitu Sulawesi Barat. Kabupaten Luwu terpecah tiga daerah tingkat dua. Sementara banyak kecamatan dan desa/kelurahan juga dimekarkan. Namun sayangnya tanah tidak bertambah luas, malah semakin sempit akibat bertambahnya populasi dan transmigrasi. Mata Pencaharian masyarakat Bugis tersebar di dataran rendah yang subur dan pesisir, maka kebanyakan dari masyarakat Bugis hidup sebagai petani dan nelayan. Mata pencaharian lain yang diminati orang Bugis adalah pedagang. Selain itu masyarakat Bugis juga mengisi birokrasi pemerintahan dan menekuni bidang pendidikan. Bugis Perantauan
    Kepiawaian suku Bugis-Makasar dalam mengarungi samudra cukup dikenal luas, dan wilayah perantauan mereka pun hingga Malaysia, Filipina, Brunei, Thailand, Australia, Madagaskar dan Afrika Selatan. Bahkan, di pinggiran kota Cape Town, Afrika Selatan terdapat sebuah suburb yang bernama Maccassar, sebagai tanda penduduk setempat mengingat tanah asal nenek moyang mereka. Penyebab Merantau
    konflik antara kerajaan Bugis dan Makassar serta konflik sesama kerajaan Bugis pada abad ke-16, 17, 18 dan 19, menyebabkan tidak tenangnya daerah Sulawesi Selatan. Hal ini menyebabkan banyaknya orang Bugis bermigrasi terutama di daerah pesisir. Selain itu budaya merantau juga didorong oleh keinginan akan kemerdekaan. Kebahagiaan dalam tradisi Bugis hanya dapat diraih melalui kemerdekaan. Bugis di Kalimantan Selatan
    Pada abad ke-17 datanglah seorang pemimpin suku Bugis menghadap raja Banjar yang berkedudukan di Kayu Tangi (Martapura) untuk diijinkan mendirikan pemukiman di Pagatan, Tanah Bumbu. Raja Banjar memberikan gelar Kapitan Laut Pulo kepadanya yang kemudian menjadi raja Pagatan. Kini sebagian besar suku Bugis tinggal di daerah pesisir timur Kalimantan Selatan yaitu Tanah Bumbu dan Kota Baru.Bugis di Sumatera dan Semenanjung Malaysia.
    Setelah dikuasainya kerajaan Gowa oleh VOC pada pertengahan abad ke-17, banyak perantau Melayu dan Minangkabau yang menduduki jabatan di kerajaan Gowa bersama orang Bugis lainnya, ikut serta meninggalkan Sulawesi menuju kerajaan-kerajaan di tanah Melayu. Disini mereka turut terlibat dalam perebutan politik kerajaan-kerajaan Melayu. Hingga saat ini banyak raja-raja di Johor yang merupakan keturunan Bugis.

    Sejarah Lahirnya Makassar

    Sejarah kelahiran Kota Makassar, tak akan bisa mengesampingkan letak muara Sungai Tallo. Di muara sungai inilah, berawal sejarah terbentuknya kota Makassar. Kota yang kini menjadi ibukota Sulawesi Selatan. Kota yang menjadi pintu gerbang di kawasan Indonesia Timur, kota yang sedang dikemas menjadi Living Room (ruang keluarga), yang kemudian sedang didesain untuk kembali menjadi Kota Dunia.

    Pada abad ke-V, garis pantai di pesisir Makassar, berada di pada jalur yang kini dikenal dengan Jl.Jend Sudirman, hingga ke Dr.W.S.Husodo, seterusnya lurus hingga ke kawasan Tallo. Pada abad ke-VII, karena proses sedimentasi dari Sungai Jeneberang dan Sungai Tallo, garis pantai kemudian berpindah ke kawasan sepanjang Losari, hingga ke pesisir Tallo. Pada zaman itu, kawasan pesisir masih berupa hutan bakau. Belum dihuni penduduk.

    Di penghujung abad XV, pesisir pantai di muara sungai Tallo, mulai terdapat pelabuhan niaga kecil. Pelabuhan ini kemudian semakin lama semakin ramai, hingga terbentuk kota kecil sebagai kota bandar niaga. Bandar sungai Tallo itu awalnya berada dibawah kerajaan Siang yang berpusat di sekitar Pangkajene, yang kini dikenal sebagai daerah pesisir yang berada di Kabupaten Pangkep. Pada pertengahan abad XVI, Tallo bersatu dengan sebuah kerajaan kecil lainnya yang bernama Gowa, dan mulai melepaskan diri dari kerajaan Siang. Kerajaan Gowa-Tallo kemudian memerangi kerajaan-kerajaan yang ada di sekitarnya, dan mengalahkan mereka.

    Akibat semakin intensifnya kegiatan pertanian di hulu sungai Tallo, mengakibatkan sungai ini mengalami pendangkalan, sehingga bandarnya dipindahkan ke muara sungai Jeneberang. Disinilah berelangsung pembangunan kekuasaan di kawasan istana oleh para ningrat Gowa-Tallo, yang kemudian membangun pertahanan Benteng Somba Opu. Kawasan Somba Opu inilah kemudian yang jadi wilayah inti kota Makassar.

    Pada masa pemerintahan Raja Gowa XVI, didirikan Benteng Ujung Pandang (Fort Rotterdam) di bagian utara. Lokasi benteng tidaklah terlalu jauh dari eks bandar niaga hulu sungai Tallo, dan dengan kehadiran benteng, kota eks bandar niaga Tallo mulai melebar ke sekitar benteng. Saat itu, pemerintahan kerajaan masih dibawah kekuasaan kerajaan Gowa, dan terjadi peningkatan aktifitas pada sektor perdagangan lokal, regional dan internasional, sektor politik, serta sektor pembangunan fisik oleh kerajaan. Masa ini merupakan puncak kejayaan kerajaan Gowa, namun selanjutnya, dengan adanya perjanjian Bungaya ternyata menghantarkan kerajaan Gowa pada awal keruntuhan.

    Komoditi ekspor utama Makassar adalah beras, yang dapat ditukar dengan rempah-rempah di Maluku, maupun barang-barang manufaktur asal Timur Tengah, India dan Cina di Nusantara Barat. Dari laporan Saudagar Portugal maupun catatan-catatan lontara setempat, diketahui bahwa peranan penting Saudagar Melayu dalam perdagangannya yang berdasarkan pertukaran surplus pertanian dengan barang-barang impor itu. Dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan kecil di sekitarnya, yang pada umumnya berbasis agraris pula, maka Makassar meningkatkan produksi komoditi itu dengan berarti, bahkan, dalam menyerang kerajaan-kerajaan kecil lainnya, para ningrat Makassar bukan hanya menguasai kawasan pertanian lawan-lawannya itu, akan tetapi berusaha pula untuk membujuk dan memaksa para saudagar setempat agar berpindah ke Makassar, sehingga kegiatan perdagangan semakin terkonsentrasi di bandar niaga baru itu. Dalam hanya seabad saja, Makassar menjadi salah satu kota niaga terkemuka dunia yang dihuni lebih 100.000 orang. Pada zaman itu, Makassar termasuk kota ke-20 terbesar dunia. Waktu itu jumlah penduduk kota Amsterdam, Belanda, baru mencapai sekitar 60.000 orang, meskipun sudah merupakan kota kosmopolitan dan multikultural. Perkembangan bandar Makassar yang demikian pesat itu, berkat hubungannya dengan perubahan pada tatanan perdagangan internasional masa itu. Pusat utama jaringan perdagangan di Malaka, ditaklukkan oleh Portugal pada tahun 1511, demikian di Jawa Utara semakin berkurang mengikuti kekalahan armada lautnya di tangan Portugal dan pengkotak-kotakan dengan kerajaan Mataram. Bahkan ketika Malaka diambil-alih oleh Kompeni Dagang Belanda VOC pada tahun 1641, sekian banyak pedagang Portugis ikut berpindah ke Makassar. Sampai pada pertengahan pertama abad ke-17, Makassar berupaya merentangkan kekuasaannya ke sebagian besar Indonesia Timur dengan menaklukkan Pulau Selayar dan sekitarnya, kerajaan-kerajaan Wolio di Buton, Bima di Sumbawa, Banggai dan Gorontalo di Sulawesi bagian Timur dan Utara, serta mengadakan perjanjian dengan kerajaan-kerajaan di Seram dan pulau-pulau lain di Maluku. Secara internasional, sebagai salah satu bagian penting dalam dunia Islam, Sultan Makassar menjalin hubungan perdagangan dan diplomatik yang erat dengan kerajaan-kerajaan Banten dan Aceh di Indonesia Barat, Golconda di India.

    B.      Etnografi dan Etnolinguistik Bugis – Makassar?

    Kebudayaan adalah hasil manusia baik yang bersifat materi, maupun yang nonmateri. Seperti detailnya bahwa kebudayaan itu mempunyai tujuh unsur, yakni sistem matapencaharian hidup (ekonomi); peralatan hidup (tehnologi); ilmu pengetahuan; sistem sosial; bahasa; kesenian; dan sistem religi. Jika dihubungkan dengan sejarah, maka kebudayaan sangat erat kaitannya karena sejarah adalah suatu ilmu yang selalu membahas ketujuh unsur kebudayaan dilihat dari waktunya.

    Kebudayaan di daerah Sulawesi Selatan sebenarnya tergolong banyak, terutama suku/etnisnya. Jika dilihat dari segi mayoritas penduduk hanya terdapat beberapa kelompok etnis besar yang berada di daerah Sulawesi Selatan. Diantaranya ; Bugis – Makassar dan Toraja. Begitu pula dalam pemakaian bahasa sehari-hari, memang kelompok etnis inilah yang terlihat lebih dominan diantara banyaknya bahasa yang digunakan etnis minoritas yang ada di Sulawesi Selatan.

    Etnografi dan Etnolinguistik Bugis – Makassar

    Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Melayu Deutero. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata “Bugis” berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan “ugi” merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang atau pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayah dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar di dunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio. Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di Ware) adalah kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk Kaili, Gorontalo dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton.

    Sistem Religi

    Agama mayoritas orang Bugis – Makassar adalah Islam. Selain itu ada juga yang beragama Kristen Protestan dan Katolik.

    Masyarakat Bugis banyak tinggal di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Mereka penganut Islam yang taat. Masyarakat Bugis juga masih percaya dengan satu dewa tunggal yang mempunyai nama-nama sebagai berikut.

    1.      Patoto-e adalah dewa penentu nasib.

    2.      Dewata Seuwa-e adalah dewa tunggal.

    3.      Turie a’rana adalah kehendak tertinggi.

    Masyarakat Bugis menganggap bahwa budaya (adat) itu keramat. Budaya (adat) tersebut didasarkan atas lima unsur pokok panngaderreng (aturan adat yang keramat dan sakral), yaitu sebagai berikut.

    1.      Ade (‘ada dalam bahasa Makassar).

    2.      Bicara.

    3.      Rapang.

    4.      Wari’.

    5.      Sara’.

    Sistem kemasyarakatan dan organisasi sosial

    Dalam stratifikasi sosial masyarakat Bugis – Makassar ada tiga lapisan masyarakat :

    1.      Anakarung, yaitu lapisan kaum kerabat raja

    2.      To-maradeka, yaitu lapisan orang merdeka yang sebagian besar merupakan rakyat Sulawesi Selatan.

    3.      Ata, yaitu lapisan budak .

    Perkawinan yang ideal di Makassar sebagai berikut :

    1.      Assialang Marola adalah perkawinan antara saudara sepupu sederajat kesatu baik dari pihak ayah/ibu.

    2.      Assialanna Memang adalah perkawinan antara saudara sepupu sederajat kedua baik dari pihak ayah/ibu.

    Perkawinan yang dilarang adalah perkawinan anak dengan ayah/ibu dan menantu dengan mertua.

    Kegiatan-kegiatan sebelum perkawinan, meliputi:

    1.      Mappuce-puce adalah meminang gadis,

    2.      Massuro adalah menentukan tanggal pernikahan,

    3.      Maddupa adalah mengundang dalam pesta perkawinan.

    Perkawinan yang biasa ada di Bugis – Makassar disebut Mapabothi

    Sistem Pengetahuan

    Lontar adalah salah satu tumbuhan di daerah Bugis – Makassar, lontar adalah sejenis palma yang tumbuh di Asia Selatan dan Asia Tenggara. Burung Rangkong Julang Sulawesi yang tergabung dalam marga Bucerotidae adalah salah satu hewan yang ada di Sulawesi Selatan. Di sana juga ada tanaman kopi, coklat, cengkeh, rotan, kayu, semen, nikel, gula.

    Bahasa

    Bahasa Bugis adalah bahasa yang digunakan etnik Bugis di Sulawesi Selatan. Bahasa tersebut tersebar di berbagai kabupaten di daerah Sulawesi Selatan.

                Kesenian

    Kesenian Bugis yang merupakan salah satu yang terkenal dari karya sastra Bugisadalah naskah tua I La Galigo. Lagu daerah propinsi Sulawesi Selatan yang sangat populer dan sering dinyanyikan di antaranya adalah lagu yang berasal dari Makasar yaitu lagu Ma Rencong-rencong, lagu Pakarena serta lagu Anging Mamiri. Sedangkan lagu yang berasal dari etnis Bugis adalah lagu Indo Logo, serta lagu Bulu Alaina Tempe.

    Rumah tradisional atau rumah adat di propinsi Sulawesi Selatan yang berasal dari Bugis, Makassar dan Tana toraja dari segi arsitektur tradisional ke tiga daerah tersebut hampir sama bentuknya. Rumah-rumah adat tersebut dibangun di atas tiang-tiang sehingga rumah adat yang ada di sana mempunyai kolong di bawah rumahnya.

    Tinggi kolong rumah adat tersebut disesuaikan untuk tiap tingkatannya dengan status sosial pemilik rumah, misalnya apakah seorang raja, bangsawan, orang berpangkat atau hanya rakyat biasa. Hampir semua masyarakat Sul-sel percaya kalau selama ini penghuni pertama zaman prasejarah di Sulawesi Selatan adalah orang “Toale”. Hal ini di dasarkan pada temuan Fritz dan Paul Sarasin tentang orang Toale (orang-orang yang tinggal di hutan/penghuni hutan).

    Rumah adat suku bangsa Bugis Makassar berupa panggung yang terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :

    1.      Kalle balla adalah untuk tamu, tidur,dan makan.

    2.      Pammakkang adalah  untuk menyimpan pusaka.

    3.      Passiringang adalah  untuk menyimpan alat pertanian.

    Tari Padupa Bosara merupakan sebuah tarian yang mengambarkan bahwa orang bugis kedatangan atau dapat dikatakan sebagai tari selamat datang dari Suku Bugis. Orang Bugis jika kedatangan tamu senantisa menghidangkan bosara sebagai tanda kehormatan.

    Di daerah Bugis – Makassar mempunyai seni drama  / seni pertunjukan yaitu lagaligo dan icudae.

    Alat musik di daerah Bugis – Makassar yaitu Kacapi (kecapi), alat musik ini adalah alat musik petik tradisional Sulawesi Selatan khususnya suku Bugis, Bugis Makassar dan Bugis Mandar. Menurut sejarahnya kecapi ditemukan atau diciptakan oleh seorang pelaut, sehingga bentuknya menyerupai perahu yang memiliki dua dawai, diambil karena penemuannya dari tali layar perahu. Biasanya ditampilkan pada acara penjemputan para tamu, perkawinan, hajatan, bahkan hiburan pada hari ulang tahun. Sedangkan Sinrili adalah alat musik yang mernyerupai biola cuman kalau biola di mainkan dengan membaringkan di pundak sedang sinrili di mainkan dalam keedaan pemain duduk dan alat diletakkan tegak di depan pemainnya.

    Gendang adalah alat musik perkusi yang mempunyai dua bentuk dasar yakni bulat panjang dan bundar seperti rebana. Sedangkan suling bambu/buluh, terdiri dari tiga jenis, yaitu:
    -Suling panjang (suling lampe), memiliki 5 lubang nada. Suling jenis ini telah punah.

    -Suling calabai (Suling ponco), sering dipadukan dengan piola (biola) kecapi dan dimainkan bersama penyanyi.

    -Suling dupa samping (musik bambu), musik bambu masih terplihara di daerah Kecamatan Lembang. Biasanya digunakan pada acara karnaval (baris-berbaris) atau disebut juga acara penjemputan tamu.

    Sistem mata pencaharian hidup/ sistem ekonomi

    Masyarakat Bugis – Makassar yang berdomisili di daerah pesisir pantai menggantungkan hidup dari melaut di laut, mencari ikan. Keberaniaan orang Bugis – Makassar dalam  dalam pelayaran yang dijunjung tinggi oleh orang-orang bugis-makassar,yaitu yang dikenal dengan ade`allopiloping bicaranna pabbalu’e dan yang ditulis pada lontar yaitu amanna gappa di abad ke-17.

    Sistem Teknologi

    Masyarakat Bugis – Makassar terkenal sangat piawai dalam membuat perahu pinisi. Tehnologi di daerah Bugis – Makassar sudah sangat canggih, alat transportasi di sana antara lain ; becak, dokar, perahu, mobil, dan lain-lain. Perahu di sana mempunyai tiga kegunaan, yaitu ; untuk mengangkut barang (bakgo), untuk mencari ikan, untuk mengangkut orang dari satu tempat ke tempat yang lain (pinisi). Pakaian daerah Bugis –Makassar adalah baju Bodo, senjata daerahnya adalah badik.

    C.      Siri’ Na Pacce

    Orang-orang Bugis-Makassar mengutamakan sifat-sifat Harga diri dan kesetia kawanan (loyalitas), yang di nilai sebagai unsur Sirik dan Pacce atau passe.

    Siri’ adalah kebanggaan atau keagungan harga diri . Bagi orang-orang suku Bugis-Makassar diwariskan amanah oleh leluhurnya untuk menjunjung tinggi adat-istiadatnya yang didalamnya terpatri pula sendi-sendi sirik tersebut.

    Manakala harga diri tersebut disinggung yang karenanya melahirkan aspek-aspek siri’, maka diwajibkan bagi yang tertimpa Siri’ itu untuk Melakukan aksi-aksi tantangan. Dapat berupa aksi (perlawanan) seseorang atau aksi (perlawanan) kelompok masing-masing. Terserah pada mutu nilai Siri’ yang timbul sebagai ekses-ekses (kejadian bermasalah) kasus yang lahir karenanya.

    Bagi pihak-pihak yang terkena Siri’ tetapi hanya diam (tanpa aksi-aksi perlawanan) dijuluki sebagai: Tau Tena Siri’na (tak punya rasa malu atau tak punya hargadiri). Atau dalam bahasa Bugis diungkapkan sebagai Tau Kurang Siri’ (orang yang tak ada harga diri).

    Dalam hal-hal mencapai tujuan, orang-orang Makassar berpegang semboyan Kualleangnga tallanga na-towalia (sekali layar terkembang pantang biduk surut ke pantai), semboyan ini memanifestasiakan bahwa orang-orang Bugis-Makssar itu tabah menghadapi tantangan-tantangan hidup. Tabah menghadapi segala jenis cobaan-cobaan yang datang bertubi-tubi menimpa. Hal ini erat pula hubungannya dengan perjuangan-perjuangan hidup orang-orang Bugis-Makassar sebagai pelaut-pelaut.

    Sebagaimana sejarah mengajarkan, bahwa oaring-oarang Bugis-Makassar adalah pelaut-pelaut yang ulung yang berlayar mengarungi selat Malaka sampai kepulauan Makassar. Yang kemudian melahirkan ammana Gappa yang terkenal sebagai penyusun ilmu pelayaran (ahli pelayaran) orang-orang Bugis pada zamannya.

    Seperti jelas dalam ungkapan-ungkapan berikut:

    Punna tena sirita pacceta seng ammantang (Makssar)

    Rekuade sirita engka messa passeta (Bugis). Yang artinya. jika anda kehilangan harga diri atau kehormatan, pertahankanlah rasa kemanusiaan dan kesetiakawananmu

    Manakala kita ingin mendalami pengertian Siri’ dengan segenap masalahnya antara lain dapat diketahui dari buku La Toa. Buku ini berisi pesan-pesan dan nasehat-nasehat yang merupakan kumpulan petuah untuk dijadikan suri teladan.

    Buku La Toa artinya Yang Tua. Tetapi, arti sebenarnya ialah Petuah-Petuah, berisis sekitar seribu jenis petuah-petuah. Hampir semua isi La Toa ini erat hubungannya dengan peranan Siri’ dalam pola hidup atau adat istiadat Bugis-Makassar (merupakan falsafah hidup). Misalnya:

    – SIRI’ sebagai harga diri atau kehormatan

    – MAPPAKASIRI’ (artinya: dinodai kehormatannya)

    – RITAROANG SIRI’ (artinya: ditegakkan kehormatannya).

    – PASSAMPO SIRIK (artinya: penutup malu)

    – TOMASIRI’NA (artinya : keluarga pihak yang dinodai kehormatannya).

    – dan SIRIK sebagai perwujudan sikap tegas demi kehormatan tersebut.

    Siri’ adalah ethos kultur, berisi pandangan hidup dan pandangan dunia yang melekat pada sistim nilai yang terjelma dalam sistem budaya, sistim sosial, dan sistim kepribadian (Personality) masyarakat.

    Sirik secara harfiah adalah suatu perasan malu. Jawaban menurut arti kata mungkin tepat secara harfiah tetapi tidak cukup mewakili makna sebenarnya. Sedangkan jiwanya dirumuskan dalam suatu batasan, ini pun akan terbatas pada aspek tertentu saja yang mewakili sesuai pendekatan objek tersebut.

    Istilah sirik ini bila dibahas dalam bentuknya ada dua bagian, yaitu:

    1. Sirik yang berasal dari pribadi yang merasakannya/bukan kehendaknya (penyebabnya dari luar), jadi sirik ripakkasirik.

    2. Sirik yang berasal dari pribadi yang itu sendiri ( penyebabnya di dalam) disebut sirik masirik.

    Sedangkan dalam bentuk jenisnya ada empat yaitu:

    1.      Siri’ dalam hal pelanggaran kesusilaan,

    2.      Siri’ yang dapat meningkatkan motivasi seseorang untuk bekerja,

    3.      Siri’ yang berakibat kriminal,

    4.      Siri’ yang berarti malu-malu (sirik-sirik).

    Semua jenis siri’ tersebut dapat diartikan sebagai harkat, martabat, dan harga diri manusia.

    Jenis siri’ yang pertama

    Adalah sirik dalam hal pelanggaran kesusilaan. Berbagai macam pelanggaran kesusilaan yang dapat dikategorikan sebagai siri’ seperti kawin lari (dilariang, nilariang, dan erang kale), perzinahan, perkosaan, (perbuatan sumbang/salimarak)/susu talloa yakni perbuatan seks yang dilarang karena adanya hubungan keluarga yang terlalu dekat, misalnya perkawinan antara ayah dan putrinya, ibu dengan putranya dsb.

    Dari berbagai perbuatan a-susila itu, maka salimarak merupakan pelanggara terberat. Sebab susah untuk diselesaikan karena menyangkut hubungan keluarga yang terlalu dekat, semuanya serba salah. Kalau perkawinan terus dilangsungkan, sengat dikutuk oleh masyarakat, dan kalau perkawinan tidak dilangsungkan, status anak yang lahir nanti bagaimana ? Perbuatan salimarak ini dulu dapat dikenakan hukuman “niladung” yakni kedua pelaku dimasukkan dalam karung kemudian ditenggelamkan kelaut atau ke dalam air sampai mati. Lain halnya perbuatan asusila lainnya seperti perzinahan, perkosaan, dan kawin lari Penyelesaiannya dapat dilakukan melalui perkawinan secara adat kapan saja, bilamana kedua belah pihak ada persetujuan atua mengadakan upacara abajik (damai). Sesudah itu tidak ada lagi masalah.

    Jadi, kalau ada anggapan orang luar yang mengatakan siri’ itu “kejam” atau “jahat” memang demikian, akan tetapi dibalik kekejaman itu tersimpan makna hidup yang harus dimiliki oleh manusia untuk menjaga harga dirinya. Lebih kejam atau lebih jahat, bilamana anak yang lahir tanpa ayah, anak haram, kemana anak ini harus memanggil ayah ? Apalagi kalau perbuatan a-susila membudaya di negara kita, jelas harkat dan martabat manusia lebih rendah dari pada binatang. Dekatakan memang nalurinya, sedangkan manusia punya otak, pikiran untuk membedakan mana yang baik dan mana yang salah. Alangkah jahatnya bila perbuatan free seks atau “kumpul kerbau/kebo”, membudaya di negara kita, berapa banyak wanita yang harus jadi korban kebuasan seksual ? Justru kehadiran sirik di tengah masyarakat dapat dijadikan sebagai penangkal kebebasan seks (free seks)

    Jenis siri’ yang kedua

    Adalah sirik yang dapat memberikan motivasi untuk meraih sukses. Misalnya, kalau kita melihat orang lain sukses, kenapa kita tidak? Contoh yang paling konkret, suku Bugis-Makassar biasanya banyak merantau ke daerah mana saja. Sesampai di daerah tersebut mereka bekerja keras untuk meraih kesuksesan. Kenapa mereka bekerja keras ? Karena mereka nantinya malu bilamana pulang kampung tanpa membawa hasil.

    Contoh lain, semester yang lalu-lalu nilai saya ada yang jelek dikarenakan sesuatu hal (relative karena dosennya tidak objektif menurutku), karena saya malu maka semester kali ini saya meningkatkan pola belajar saya, karena saya malu bilamana ada nilai yang tidak bagus. Artinya orang yang kemarin nilainya jelek dan sekarang masih cuek sama pelajaran berarti tena sirik na (tidak ada malunya)

    Jenis siri’ yang ketiga

    Adalah siri’ yang bisa berakibat kriminal. Sirik seperti ini misalnya menempeleng seseorang di depan orang banyak, menghina dengan kata-kata tidak enak didengar dan sebagainya tamparan itu dibalasnya dengan tamparan pula sehingga terjadi perkelahian yang bisa berakibat pembunuhan.

    Ada anggapan orang luar bahwa orang Makassar itu “Pabbambangangi na tolo” (pemarah lagi bodoh). Anggapan seperti ini bagi orang Makassar tidaklah sepenuhnya benar, karena tindakan balasan yang dilakukannya bukan karena mereka bodoh, akan tetapi semata-mata ingin membela harga dirinya. Adalah lebih bodoh bila dipermukaan di muka umum lantas diam saja tanpa ada tindakan apa-apa. Yang jelas, memang marah karena harga dirinya direndahkan di depan umum, tapi bukan berarti bodoh.

    Jenis sirik yang keempat

    Adalah sirik yang berarti malu-malu. Sirik semacam ini sebenarnya dapat berakibat negatifnya bagi seseorang, tapi ada juga positifnya. Misalnya yang ada akibat negatifnya ialah bila seseorang disuruh tampil di depan umum untuk jadi moderator tetapi tidak mau dengan alasan sirik-sirik. Ini dapat berakibat menhalangi bakat seseorang untuk berani tampil di depan umum. Sebaliknya akibat positif dari sirik-sirik ini, misalnya ada seseorang disuruh untuk mencuri ayam, lalu dia tidak mau dengan alasan sirik-sirik bilamana ketahuan oleh tetangganya.

    Mengapa siri’ bagi suku Bugis-Makassar perlu ditegakkan, jawabnya untuk meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Yang menjadi masalah dalam kehidupan manusia ialah adanya dua versi hukum yang saling bertentangan, menyangkut sirik, yakni hukum adat Makassar menginginkan mengambil tindakan balasan terhadap orang-orang yang merendahkan martabatnya dalam arti kata bisa main hakim sendiri, sedang hukum positif (KUHP) melarang sama sekali melakukan tindakan main hakim sendiri. Suatu prinsip bagi suku Makassar, kalau harga dirinya direndahkan, akan melakukan tindakan balasan, Dalam ungkapan orang Makassar “Teai Mangkasarak punna boko’na lokok (bukan orang Makassar kalau bahagian belakangnya luka) maksudnya kalua luka itu berada di bagian belakang berarti orang itu takut berhadapan dengan lawannya, sebaliknya kalau luka itu ada di bagian depan menandakan keberaniannya.

    Dalam arti yang lebih luas, setiap orang Bugis-Makassar diwajibkan untuk menegakkan prinsip-prinsip: Loyalitas pada hukum yang berlaku dan atau pantang berkompromi dengan kebahtilan, bagaimanapun bentuknya dan manifestasinya. Pantang surut, sebelum cita-cita perjuangan dicapai. Harus tegas keyakinan. Tidak boleh terombang-ambing dalam sikap pendirian. Yang diistilahkan dengan semboyan: orang bugis-Makassar: Toddo puli (Memaku pendirian).

    Jelaslah kiranya, bahwa jika dianalisa secara mendasar aspek-aspek Sirik ini perlu digali guna diarahkan dalam kerangka-kepentingan keagungan faktor-faktor yang menjiwai Wawasan Nasional Bangsa. Yakni kepentingan-kepentingan ke Bhinneka Tunggal Ika itu dalam pengalaman pancasila dan UUD 1945 demi pencapaian sasaran : Masyarakat adil, makmur dan sejahtera. Sirik sebagai harga diri, perlu menjiwai masyarakat dalam lingkungan pertahanan kepentingan-kepentingan sendi-sendi wawasan Nusantara tersebut. Aspek Khusus

    Terhadap permasalahan Sirik, orang Makassar dan Bugis tak pernah mengenal kompromi. Seperti kata orang Makassar,Bawaku-ji akkaraeng badikku tena nakkareang (hanya mulut yang mengucapkan tuan,member penghormatan,tetapi kerisku tak tak kenal siap-kau, yakni na-pelakkanga’ Sirik-ku (menyinggung kehormatanku, membuat aku kehilangan malu/harga diri dan martabat), maka badikku tidak mengenal tuan (senjata tidak akan memilih merek,tidak pilih bulu).

    Sirik sukar sekali dinilai oleh orang yang tidak bersangkutan (abstrak). Banyak sekali hal yang mengenai sirik yang tak dapat dituturkan dan banyak diantaranya tak dapat diterima Rasio, akan tetapi tak dapat dikesampingkan kerena benar-benar pengaruhnya untuk menimbulkan peristiwa pidana berdarah, antara lain: kentut tiba-tiba (nakelo ettu) di muka umum.

    Contoh: (dikisakan dalam cerita orang Bugis-Makassar) Pernah seorang laki-laki nakelo ettu dimuka umum yang secara refleks kemudian menghunus kerisnya. Orang-orang sependapat bahwa itu sirik, sehingga tiada seorangpun menegadah, semua tunduk terpaku sebelum silaki-laki itu belum meninggalkan tempat. Oleh karena malunya, maka setibanya dirumah ia selalu berteriak :sayang sekali tiada seorangpun yang menegadah, kalau ada akan ku tikam mati.oleh karena menahan malu, maka diperintahkan istrinya untuk menumbuk lada sebanyak-banyaknya kemudian dipulaskan kejalan kentutnya sebagai ganjaran dan ia lalu meninggal dunia.

    Dengan demikian, dapatlah dibayangkan betapa besar pengaruh nilai-nilai Sirik itu, bagi sikap mental orang-orang Bugis-Makassar pada umumnya.

    Ada pendapat, menyatakan: perasaan sirik dipakasirik tidak akan lenyap di dalam perasaan seseorang yang didalam tubuhnya mengalir darah ugi-mengkasara’ (Bugis Makassar) sampe akhir zaman.

    Unsur-Unsur Positif dan Negatif Siri’ Na Pacce

    Ditinjau dari segi kepentingan masyarakat dan kepentingan pembangunan budaya bangsa yang Bhineka Tunggal Ika ini sesungguhnya masalah Sirik tersebut mengandung nilai-nilai/ unsur-unsur positif dan negative. Namun dalam beberapa hal pada perwujudannya kadang kala menjurus pada yang negative. Karena salah diartikan atau ditafsirkan secara tidak tepat.

    Nilai Positif

    1.      Bertolak dari hakekat Sirik, yakni masalah harga diri atau prestise (wibawa), maka Sirik sesungguhnya merupakan hal yang sangat positif untuk dikembangkan bagi kepentingan kemajuan masyarakat yang sudah berlembaga dengan tatanan nilai-nilai budaya ini.

    2.      Sirik pada pokoknya bersumber pada dasar dan nilai-nilai bentuk ikatan dalam masyarakat mentaati hukum, peraturan, perjanjian, dan lain-lain bentuk ikatan dalam masyarakat (community) sehingga dapat menjaga kelestarian hidup sesuatu kelompok masyarakat.

    3.      Dengan prinsip sirik, mendorong masyarakat untuk tidak tertinggal dalam bentuk kemajuan apapun. Sebab motivasi terhadap rasa tidak ingin ketertinggalan adalah bersumber pada sirik itu sendiri.

    4.      Sirik adalah merupakan harkat yang berlembaga dan hidup terus dihati masyarakat, berarti ia positif.

    5.      Sirik dapat dikembangkan lebih jauh untuk kepentingan kemajuan masyarakat disebabkan oleh rasa solider yang tinggi terhadap nilai-nilai saja yang bersikap untuk kepentingan kemajuan masyarakat.

    6.      Sirik oleh masyarakat Sulawesi Selatan telah dianggap sebagai suatu nilai budaya yang harus dipegang teguh (terus). Sebab tanpa sirik, manusia ini dianggap sangat rendah nilai kemanusiaanya (harkatnya).

    7.      Dengan memberikan bentuk dari segi basic Moral tentang sirik yang positif, maka sikap budaya ini mendorong masyarakat untuk mendukung masalah integritas nasional. Utamanya dalam permasalahan pembinaan moral bangsa yang diarahkan pada nilai-nilai semangat juang 1945 dan pengamalan Pancasila serta ke-Bhinneka Tunggal Ika-an.

    8.      Sirik dengan kaitannya sebagai unsur kewiraan / kepatriotikan kepahlawanan / ketahanan, dapat dijadikan unsur-unsur ketahanan. Yakni pantang menyerah kalah pada musuh atau pada setiap bentuk tantangan yang timbul (menantang kebathilan), dalam kerangka menegakkan yang haq. Yakni, pendirian (sikap) yang tak tergoyahkan, yang dalam istilah Bugis-Makassar disebut : Toddopuli. Yakni, Memaku dalam sikap pendirian. Tidak tergoyahkan dalam keyakinan.

    Nilai Negatif

    1.      Sirik banyak diselewengkan oleh pribadi-pribadi pembawanya, menyimpang dari harkatnya sebagai aspek kebudayaan yang nilainya luhur. Karena terkadang perbutan yang negative dan sifatnya sangat sepele atau tidak prinsipil dikait-kaitkan dengan Sirik yang bernilai positif (mengandung nilai kulturil yang agung).

    2.       Kadangkala nilai Sirik itu ditunggangi untuk kepentingan-kepentingan untuk mencapai sasaran-sasaran atau melindungi perbuatan-perbuatan yang negative. Yang di gerakkan oleh seseorang atau kelompok tertentu.

    D.      To Manurung

    To Manurung (Manusia yang berasal dari Langit) dalam riwayat kuno dipercaya sebagai asal-usul raja-raja di Sulawesi Selatan. Dalam sejarahnya, konon ada tiga kali pendaratan To Manurung di jazirah Sulawesi.

    To manurung pertama adalah seorang lelaki perkasa bernama Tomboro Langi yang mendarat di puncak Gunung Latimojong. Ia memproklamirkan dirinya sebagai utusan langit untuk memerintah umat manusia. Tomboro Langi lalu menikah dengan Tande Bilik, seorang dewi yang muncul dari busa air sungai sa’dang. Putra sulung  mereka Sandaboro memperanakkan La Kipadada yang membangun 3 (tiga) kerajaan yaitu : Rangkong (Toraja), Luwu, dan Gowa, setelah itu dunia dilanda kekacauan maka diturunkan To Manurung ke dua.
    To Manurung kedua yaitu Batara Guru yang kemudian kawin dengan We Nyilitimo dan melahirkan Batara Lattu. Batara Lattu kawin dengan We Opu Sengngeng putri dari Masyrik yang melahirkan Sawerigading. Sawerigading mendirikan kerajan Luwu yang dibawahnya terdiri dari kerajaan merdeka & berdaulat seperti Kerajaan Toraja, Bone, Gowa, Ternate, Palu. Fase Sawerigading mengalami kemunduran, sampai tak ada raja lagi yang memerintah di bumi maka diturunkanlah generasi To Manurung ketiga.
    To Manurung ketiga terdiri dari beberapa orang dan mendarat di beberapa tempat. To Manurung di Luwu yaitu Sempurusiang yang kawin dengan Pattiajala. To Manurung di Bone bernama Mata SilompoE, kawin dengan To Manurung perempuan dari Toro. To Manurung di Gowa kawin dengan Karaeng Bayo. To Manurung di Bacukiki memepristrikan To Manurung di Lawaramparang.
    Anak cucu turunan To Manurung itulah yang kemudian scara turun temurun menjadi Raja yang memerintah dimasing-masing kerajaan yang ada di jazirah Sulawesi.

    Bab 3

    PENUTUP

    A.     Kesimpulan

    Siri’ yang merupakan konsep kesadaran hukum dan falsafah masyarakat Bugis-Makassar adalah sesuatu yang dianggap sakral . Siri’ na Pacce ( Bahasa Makassar ) atau Siri’ na Pesse’ ( Bahasa Bugis ) adalah dua kata yang tidak dapat dipisahkan dari karakter orang Bugis-Makassar dalam mengarungi kehidupan di dunia ini.

    Siri’ adalah rasa malu yang terurai dalam dimensi-dimensi harkat dan martabat manusia, rasa dendam ( dalam hal-hal yang berkaitan dengan kerangka pemulihan harga diri yang dipermalukan ).

    Jadi Siri’ adalah sesuatu yang tabu bagi masyarakat Bugis-Makassar dalam interaksi dengan orang lain. Sedangkan pacce/pesse merupakan konsep yang membuat suku ini mampu menjaga solidaritas kelompok dan mampu bertahan di perantauan serta disegani.

    Pacce/pesse merupakan sifat belas kasih dan perasaan menanggung beban dan penderitaan orang lain, meskipun berlainan suku dan ras. Jadi, kalau pepatah Indonesia mengatakan “ Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul ”.

    Itulah salah satu aplikasi dari kata pacce/pesse, jadi Siri’ skopnya dalam skala intern, sedang pacce/pesse bersifat intern dan ekstern, sehingga berlaku untuk semua orang.

    Dengan adanya falsafah dan ideologi Siri’ na pacce/pesse, maka keterikatan dan kesetiakawanan di antara mereka mejadi kuat, baik sesama suku maupun dengan suku yang lain.

    Konsep Siri’ na Pacce/pesse bukan hanya di kenal oleh kedua suku ini, tetapi juga suku-suku lain yang menghuni daratan Sulawesi, seperti Mandar dan Toraja. Hanya saja kosa katanya yang berbeda, tapi ideologi dan falsafahnya memiliki kesamaan dalam berinterasi.

    Sikap Budaya Sipakatau dalam kehidupan orang Makassar dijabarkan ke dalam konsepsi Sirik na Pacce. Dengan menegakkan prinsip Sirik na Pacce secara positif, berarti seseorang telah menerapkan sikap Sipakatau dalam kehidupan pergaulan kemasyarakatan.

    B. Saran

                           I.            Siri perlu digali sebagi suatu aspek budaya bangsa kita sebagai sub kultur budaya bangsa yang Bhineka Tunggal Ika. Guna dimanfaatkan sebagai ramuan-ramuan pembinaan kebudayaan Nasional dan aspek-aspek pembangunan Nasional pdaumumnya yang Bhineka Tunggal Ika itu.

                         II.            Siri’ sebagai aspek budaya bangsa yang Bhineka Tunggal Ika ini perlu diangkat nilai-nilai positifnya. Digali nilai-nilai mutiaranya, demi kepentingan identitas bangsa dalamkerangka penghayatan dan pengamalan pancasila.

                      III.            Perlu ditempu langkah-langkah agar nilai-nilai sirik tersebut, terpisahkan dari nilai-nilai emosional. Dengan kegiatan-kegiatan berupa merasionalkan masyarakat bersangkutan Melalui sarana-sarana pendidikan. Hal ini memungkin kan dengan berkembang pesatnya dunia pendidikan yang kini merata sampai ke pelosok-pelosok desa dimana desa sebagai tempat pesemaian sirik itu masih merupakan sesuatu yang berakar (melembaga).

                      IV.            Siri’ sebagai manifestrasi harga diri dan pegangan hidup untuk tidak berbuat yang tercela atau a’moral, disamping merupakan tekat untuk memperkuat iman untuk mencapai sukses yang dicita-citakan serta daya dorong untuk mengatasi hambatan yang dihadapi perlu dilestarikan sebagai aspek budaya bangsa yang Bhineka TunggalIka dan upaya mengamalkan nilai-nilai luhur falsafah pancasila.

    DAFTAR PUSTAKA

    Hasil Rumusan Tudang Sipulung Kebudayaan Majelis Pertimbangan Budaya Daerah Provinsi Sulawesi Selatan tanggal 15-17 Juli 1989.

    H.A.Mattulada. 1996. Demokrasi dalam Perspektif Budaya Bugis-Makassar.Dalam Najib, dkk (Ed.) Demokrasi dalam Perspektif Budaya Nusantara Yogyakarta: LKPSM

    R. Rahim,. 1985. Nilai-nilai Utama Kebudayaan Bugis. Ujung Pandang: Hasanuddin University Press.

    http://algazali-sosiologi.blogspot.com

    http://www.rajaalihaji.com/id/article.php?a=YURIL3c%3D= Situs Raja Ali Haji

    Indonesia’s Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape. Institute of Southeast Asian Studies. 8 Januari 2011. ISBN9812302123.

    Vlekke, Bernard H.M..Nusantara Sejarah Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia

  • Ragat Etnis dan Suku di Sulawesi Selatan

    Suku Makassar

    Suku Makassar, sebagai suku terbesar di Sulawesi Selatan, menyimpang sejarah yang sangat panjang. Dalam catatan sejarah yang tertulis dalam “lontara”, suku Makassar sudah menguasai Pulau Sulawesi sejak abad ke-16. Bahkan kekuasaan orang-orang Suku Makassar saat itu meliputi Seluruh pulau Sulawesi, Sebagian Kalimantan, Sebagian Pulau Maluku, Nusa Tenggara, Hingga Timor-Timur (Timor Leste saat ini). Suku Makassar sendiri terdiri dari beberapa sub suku yang tersebar luas di selatan pulau Sulawesi, tersebar dari Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Je’neponto, Bantaeng, Bulukumba, Selayar, Maros, dan Pangkep. 

    Suku Bugis

    Suku Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku suku Deutero-Melayu, atau Melayu muda. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Penyebaran Suku Bugis di seluruh Tanah Air disebabkan mata pencaharian orang-orang bugis umumnya adalah nelayan dan pedagang. Sebagian dari mereka yang lebih suka merantau adalah berdagang dan berusaha (massompe‘) di negeri orang lain. Hal lain juga disebabkan adanya faktor historis orang-orang Bugis itu sendiri di masa lalu.

    Suku Mandar

    Orang Mandar sebagian besar berdiam di wilayah Majene dan Mamuju di Provinsi Sulawesi Barat. Yang sering mengaku sebagai orang Mandar adalah penduduk Majene, penduduk Mamuju sebaliknya lebih senang disebut orang Mamuju. Kedua suku bangsa ini memang memperlihatkan ciri kehidupan sosial dan budaya yang sama di mata orang luar. Selain mendiami kedua wilayah tersebut, orang Mandar juga mendiami sebagian daerah di wilayah Polewali-Mamasa. Jumlah populasinya sekarang sekitar 400.000 jiwa.

    Suku Toraja

    Suku bangsa ini mendiami sebagian jazirah Sulawesi Selatan bagian utara. Kata Toraja diberikan oleh penduduk asli Sulawesi Tengah untuk menyebut kelompok etnis yang berdiam di pedalaman dan pegunungan, to artinya orang, dan ri aja artinya dari gunung. Orang Toraja sendiri zaman dulu menyebut kelompoknya berdasarkan wilayah tempat tinggalnya, yaitu Sa’dan, dari nama sebuah sungai yang mengalir lewat wilayah mereka. Karena itu sering juga disebut sebagai Toraja Sa’dan. Dan kalau dilihat dari bahasa mereka disebut pula orang Toraja Tae.

    Suku Bentong

    Suku Bentong merupakan suku yang berdiam di desa Bulo-Bulo, Kecamatan Pujananting, Kabupatn Barru, Sulawesi Selatan. Populasi suku ini diperkirakan mencapai 25.000 jiwa, yang mana mayoritas memeluk agama Islam. Mata pencaharian utama suku Bentong adalah bercocok tanam. Sehari-hari, suku ini berkomunikasi dalam bahasa Bentong. Suku Bentong sering digolongkan ke dalam kelompok suku Terasing, karena mereka membuat pemukiman yang jauh terpencil dari masyarakat lain. Mereka suka berkelana di hutan sambil mencari dan berburu apa saja yang mereka temukan di hutan untuk kebutuhan hidup mereka.

    Suku Duri

    Suku Duri terdapat di Kabupaten Enrekang, di daerah pegunungan yang berhawa sejuk di tengah-tengah Propinsi Sulawesi Selatan, berbatasan dengan Tanah Toraja. Pemukiman orang Duri terdapat di kecamatan Baraka, Alla dan Anggeraja yang seluruhnya berjumlah 17 desa. Mereka tinggal dekat dengan jalan yang dapat dilalui mobil. Hanya sedikit yang bermukim di daerah pegunungan yang tinggi.

    Suku Enrekang

    Suku Enrekang masih berhubungan erat dengan Bugis . Pada umumnya berdomisili di Kabupaten Enrekang provinsi Sulsel. Sejak abad XIV, daerah ini disebut MASSENREMPULU yang artinya meminggir gunung atau menyusur gunung, sedang sebutan Enrekang dari ENDEG yang artinya NAIK DARI atau PANJAT dan dari sinilah asal mulanya sebutan ENDEKAN. Masih ada arti versi lain yang dalam pengertian umum sampai saat ini bahkan dalam Adminsitrasi Pemerintahan telah dikenal dengan nama “ENREKANG” versi Bugis sehingga jika dikatakan bahwa Daerah Kabupaten Enrekang adalah daerah pegunungan, sudah mendekati kepastian sebab jelas bahwa Kabupaten Enrekang terdiri dari gunung-gunung dan bukit-bukit

    Suku Konjo Pegunungan

    Suku Konjo Pegunungan terutama tinggal di wilayah pegunungan di Kecamatan Tinggi Moncong dengan kotanya Malino, hampir seluruh Kabupaten Gowa dan Sinjai. Wilayah Kalimporo/Jannaya merupakan pusat wilayah Konjo, yang memiliki keterikatan dengan daerah Tana toa lama dan desa-desa Konjo yang lain. Bahasa yang mereka pergunakan adalah bahasa Konjo yang termasuk dalam kelompok bahasa Makasar dan serupa dengan bahasa-bahasa lain di Sulawesi Selatan. Suku ini mendiami hampir seluruh Kabupaten Gowa. Gowa bekas kerajaan yang menjadi obyek wisata, terletak sekitar 30 km dari Ujung Pandang.

    Suku Konjo Pesisir

    Suku Konjo Pesisir mendiami empat kecamatan di sebelah tenggara dari wilayah Bulukumba – Kajang, Herlang, Bonto Tiro dan Bonto Bahari. Yang juga termasuk suku ini adalah suku Konjo Hitam, yang menempati daerah sebelah barat dari Kajang. Suku Konjo Hitam ini memilih mempertahankan cara hidup lama, seperti misalnya : memakai pakaian hitam, tidak mengijinkan penggunaan peralatan modern (misalnya kursi, lampu, kendaraan, sekolah) dan mempraktekkan ilmu sihir sebagai bagian dari ibadah animistik mereka. Suku Konjo tinggal di Kabupaten Bulukumbu, kurang lebih 209 km dari kota Ujung Pandang , Propinsi Sulawesi Selatan. Nama lain suku ini adalah Kajang – merupakan perkampungan tradisional khas suku Konjo.

    Suku Luwu

    Kerajaan Luwu adalah kerajaan tertua, terbesar, dan terluas di Sulawesi Selatan yang wilayahnya mencakup Tana Luwu, Tana Toraja, Kolaka, dan Poso. Perkataan “Luwu” atau “Luu” itu sebenarnya berarti “Laut”. Luwu adalah suku bangsa yang besar yang terdiri dari 12 anak suku. Walaupun orang sering mengatakan bahwa Luwu termasuk suku Bugis, tetapi orang-orang Luwu itu sendiri menyatakan mereka bukan suku Bugis, tetapi suku Luwu. Sesuai dengan pemberitaan lontara Pammana yang mengisahkan pembentukan suku Ugi’ (Bugis) di daerah Cina Rilau dan Cina Riaja, yang keduanya disebut pula Tana Ugi’ ialah orang-orang Luwu yang bermigrasi ke daerah yang sekarang disebut Tana Bone dan Tana Wajo dan membentuk sebuah kerajaan. Mereka menamakan dirinya Ugi’ yang diambil dari akhir kata nama rajanya bernama La Sattumpugi yang merupakan sepupu dua kali dari Sawerigading dan juga suami dari We Tenriabeng, saudara kembar dari Sawerigading. Suku Luwu tinggal di Kabupaten Luwu dan sekitarnya.

    Suku Kajang

    Suku Kajang adalah salah satu suku yang tinggal di pedalaman Makassar, Sulawesi Selatan. Secara turun temurun, mereka tinggal di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba. Bagi mereka, daerah itu dianggap sebagai tanah warisan leluhur dan mereka menyebutnya, Tana Toa. Di Tana Toa, suku Kajang terbagi menjadi dua kelompok, Kajang Dalam dan Kajang Luar. Suku Kajang Luar hidup dan menetap di tujuh desa di Bulukumba. Sementara suku Kajang Dalam tinggal hanya di dusun Benteng. Di dusun Benteng inilah, masyarakat Kajang Dalam dan Luar melaksanakan segala aktifitasnya yang masih terkait dengan adat istiadat.

  • Etnis dan Suku-Suku yang Mendiami Pulau Jawa Barat

    Suku-Suku di bawah ini bisa menambah wawasan anda akan keragaman suku yang ada di Provinsi Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat terdiri dari beberapa Kota dan Kabupaten dengan Kota Bandung sebagai Ibu Kota dari Provinsi ini. Berikut suku-suku yang ada di Jawa Barat.

    Suku Sunda

    Suku bangsa Sunda sering juga disebut orang Priangan. Masyarakat ini mendiami sebagian besar wilayah Provinsi Jawa Barat, mulai dari kota-kota besar Bandung, Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya, sampai ke desa-desa. Pola perkampungannya mengelompok padat dan terdiri dari beberapa puluh buah rumah yang masing-masing juga mengelompok. Kelompok-kelompok rumah dalam sebuah kampung disebut babakan. Kemudian beberapa buah kampung dengan batas-batas historis tertentu membentuk kesatuan desa. Jumlah populasi suku bangsa Sunda pada masa sekarang sulit dipastikan. Tapi diperkirakan paling tidak ada sekitar 20 juta jiwa.

    Suku Betawi

    Nama Betawi sebenarnya berasal dari kata Batavia, yaitu nama kota Jakarta pada zaman penjajahan Belanda dulu. Orang atau suku Betawi sebenarnya adalah suatu suku bangsa baru yang terbentuk oleh campuran berbagai suku bangsa lain sejak zaman Jakarta masih sebagai pelabuhan yang bernama Sunda Kelapa, kemudian diubah oleh Belanda menjadi Batavia.

    Suku bangsa ini dulu mungkin berasal dari orang-orang Melayu, Sunda, Jawa, Bugis, Makassar, Bali, Ambon dan ras lain seperti Arab, Cina, Portugis dan sebagainya. Pada masa sekarang masyarakat Betawi masih bisa ditemui di beberapa tempat dalam kota Jakarta, akan tetapi kebanyakan sudah terdesak dan memilih tempat tinggal di pinggir wilayah Jakarta, seperti di Cisalak, Tambun, Bekasi, Tangerang dan lain-lain. Jumlah populasinya sekarang juga susah dihitung, mungkin jumlahnya sekarang sekitar 778.953 jiwa.

    Suku Baduy

    Orang Baduy dianggap juga sebagai bagian dari suku bangsa Sunda, karena sebagian besar unsur budaya dan bahasanya sama dengan kebudayaan Sunda. Masyarakat Baduy sendiri terbagi kepada dua kelompok, yaitu kelompok Baduy dalam yang disebut juga Urang Kejeroan, dan kelompok Baduy luar yang disebut juga Urang Kaluaran atau Urang Panamping. Kampung orang Baduy dalam hanya ada tiga buah dan semuanya terletak di wilayah tanah adat yang mereka sebut sebagai taneuh larangan (tanah larangan), yaitu kampung Cikeusik, Cikartawana dan Cibeo. Kelompok Kaluaran mendiami kampung-kampung yang berada di luar tanah larangan, seperti Cibengkung, Kaduketug dan Curugseor.

    Perkampungan orang Baduy Dalam dianggap sebagai prototipe perkampungan masyarakat Sunda zaman dulu, yaitu memanjang di kedua sisi sebuah lapangan, lalu di kedua ujung lapangan itu terletak dua bangunan utama berhadap-hadapan, yang sebuah adalah bale (bangunan besar tempat menerima tamu), dan rumah sang pu’un (pemimpin spiritual masyarakat Suku Baduy).

    Suku Jawa

    Orang Jawa sering juga menyebut dirinya Wong Jowo atau Tiang Jawi. Jumlah populasinya paling banyak dibandingkan dengan suku-suku bangsa lain, dan wilayah asal serta wilayah persebarannya di selurug Indonesia juga paling luas. Program transmigrasi penduduk Jawa ke pulau-pulau besar lain sudah dimulai oleh pemerintahan jajahan Belanda sejak abad ke-18, seperti transmigrasi orang Jawa ke perkebunan besar di sekitar Deli Serdang di Sumatera Utara dan ke daerah provinsi Lampung. Pada abad itu banyak pula orang Jawa yang dibawa ke berbagai perkebunan di Suriname (Amerika Selatan), ke Afrika Selatan, dan ke Haiti di Lautan Teduh (Pasifik).

    Suku Cirebon

    Suku Cirebon adalah salah satu suku bangsa yang terdapat di provinsi Jawa Barat, yang mendiami kota Cirebon dan tersebar di kabupaten Cirebon, terdapat juga di kabupaten Indramayu, kabupaten Majalengka wilayah “Pakaleran”, dan juga di kabupaten Kuningan, kabupaten Subang, kabupaten Karawang, hingga ke wilayah kabupaten Brebes provinsi Jawa Tengah. Populasi suku Cirebon ini diperkirakan lebih dari 1,9 juta orang.