Blog

  • Arti Kiasan Pramuka Penengak Ramu, Rakit dan Terap

    Pada pramuka penggalang ada tiga tingkatan seperti yang kita ketahui , yaitu penggalang ramu , penggalang rakit , dan penggalang terap. tingkatan ini dapat di capai jika pembina gugus depan melantik anggota pramuka yang telah menyelesaikan capaian-capaian yang ada di SKU pada masing-masing bab. nah setelah selesai mengisi SKU maka barulah pembina akan melantiknya.

    Arti kiasan ramu rakit terap sendiri , ada maksud dan tujuan tersendiri yaitu sesuai capaian yang di SKU. Jadi badge pangkat Ramu , Rakit , dan Terap memiliki arti dan pengamalan yang berbeda . nah berikut ini arti dari kiasan tersebut.

    1. Kiasan Ramu

    Penggalang Ramu merupakan tingkatan pertama dalam usia pramuka penggalang atau capaian yang pertama dalam SKU. atau juga tingkatan sebelum pramuka penggalang rakit dan terap dalam pramuka penggalang.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ramu dimaknai sebagai “kumpul; urun; menjadikan satu (pendapat, akar-akaran, kayu-kayuan)”. makanya tingkatan pertama dalam pramuka penggalan disebut ramu .

    Filosofi dari penggalang ramu adalah pada masa-masa ini seorang pramuka masih dalam taham meramu yaitu masa mencari ilmu dan pengetahuan tentang dunia kepramukaan  dan masyarakat. seperti dalam sejarah , meramu sendiri merupakan proses mengumpulkan makanan untuk bertahan hidup. Dalam hal ini , pramuka penggalang ramu berproses untuk mencari bekal-bekal yang dapat mensurvive dalam kehidupan masyarakat.

    2. Kiasan Rakit

    Penggalang Rakit merupakan tingkatan kedua dalam pramuka penggalang setelah penggalang ramu dan sebelum penggalang rakit . atau tingkatan kedua pramuka penggalang setelah menyelesaikan materi SKU tingkat kedua.

    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata Rakit memiliki tiga arti , meski pelafalannya sama artinya berbeda . Merakit memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga merakit dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya.

    Filosofi dari penggalangg rakit adalah pada masa ini seorang pramuka tingkatan rakit harus bisa memilah dan membedakan hal – hal yang di temui atau di pelajari antara kebaikan dan keburukan . Setelah mengumpulkan pengetahuan di penggalang ramu , maka di penggalang rakit adalah waktu untuk mengumpulkan materi –  materi yangbaik dan berguna untuk kehidupannya mendatang , sehingga seorang penggalang tingkatan rakit tidak terjerumus dalam pergaulan bebas atau semacamnya.


    3. Kiasan Terap

    Penggalang terap merupakan tingkatan tertinggi setalah pramuka penggalang ramu dan rakit, atau tingkatan terakhir dalam pencapaian materi SKU.

    Dalam KBBI kata terap memiliki arti (verba) mengenakan (pada); mempraktikkan . (noun) proses, cara, perbuatan menerapkan; pemasangan.

    Filosofi dalam penggalang terap adalah pada masa ini seorang pramuka harus dapat menerapkan materi yang telah di ramu , dan di rakit sebelumnya dalam kehidupan sehari – hari. atau dapat di artikan pada tingkatan ini seorang pramuka rakit harus mampu merapkan materi yang di dalam dalam pencapaian SKU ataupun ilmu – ilmu yang berguna dalam pramuka.

    4. Warna Merah

    seperti yang kita ketahui , tingkatan warna dalam pramuka penggalang adalah merah . sehingga bentuk dari kiasan tingkatannya sendiri berwarna merah

    5. Garis Putih 3

    garis putih yang ada di tenggah-tenggah badge ada 3, hal ini memiliki arti sebagai tri satrya dalam pramuka. jadi filosofinya adalah kandungan tri satya yang menjadi beban tanggung jawab yang harus di amalkan.

    Cukup sekian dulu ya , materi kali ini tentang arti dari lambang atau badge pramuka penggalang ramu , rakit , dan terap . semoga bermanfaan dan terima kasih.

  • Prodesur dan Sistematika Penulisan Laporan PTK

    Prosedur tindakan kelas adalah lngkah-langkah yang dilalui atau yang harus dijalankan dalam melakukan suatu kegiatan. Pelaksanaan adalah bagaimana menjalankan langkah-langkah atau prosdur dalam suatu kegiaatan. Prosedur penelitian tindakan kelas merupaka proses pengkajian melalui sisem berdaur dari berbagai kegiatan pembeajaran. Penelitiaan tindaakan kelas yaitu suatu upaya dari pihak terkait, khususnya pengajar (guru), untuk meningkatkan proses belajar mengajar kearah tecpainya tujuan pendidikan atau pengajar itu sendiri. Pembahasan berikutnya akan menguraikan prosedur pelaksanaan PTK yang meliputi, langkah-langkah penyusunan laporan PTK, Aturan Penulisan Laporan PTK, dan Format Laporan PTK.

    Laporan PTK

    A.    Langkah-langkah Penyusunan Laporan PTK

    Sebelum memulai penelitian tindakan kelas, persiapkan dulu catatan yang sekiranya dibutuhkan untuk penelitian lebih lanjut, dapat mengubah keadaan kelas dengan metode pembelajaran yang lebih baik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.

    Di Indonesia, tahapan penelitian tindakan kelas yang banyak digunakan adalah model Kemmis dan McTaggart yaitu berupa perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Tahapan-tahapan  ini dilakukan dalam satu siklus, kemudian dilanjutkan di siklus berikutnya dengan tahapan yang sama setelah dilakukan refleksi di siklus pertama. Berikut beberapa tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas.

    1.      Penetapan fokus masalah penelitian

    Merasakan adanya masalah, analisis masalah dan perumusan masalah.

    2.      Perencanaan Tindakan

    Perencanaan tindakan merupakan tindakan mempersiapkan semua instrumen, sarana, dan semua yang diperlukan dalam penelitian tindakan. Langkah-langkah perencanaan tindakan adalah sebagai berikut:

    a)      Menetapkan indikator keberhasilan tindakan.

    Ini biasanya tercermin dalam hal-hal berikut:

    1)      Keberhasilan guru dalam melaksanakan tindakan, Misalnya, indikator kemampuan guru melaksanakan metode pembelajarannya berupa:

    ·      Kemampuan guru mengeksplorasi pemahaman awal metode yang akan diajarkan.

    ·      Menjelaskan cara kerja metode  pembelajaran.

    ·      Mendampingi siswa.

    ·      Memimpin konfirmasi hasil kerja siswa.

    ·      Membimbing siswa membuat kesimpulan.

    Nilainya  berupa skala Likert dengan interval angka 1 hingga 5, dengan penjelasan tingkat skala sebagai berikut:

    1 = sangat kurang

    2 = kurang

    3 = sedang

    4 = baik

    5= baik sekali

    2)      Indikator keberhasilan adalah rata-rata yang diperoleh minimal 4 dan setiap butir bernilai minimal 3.

    b)      Hasil yang di capai dari pelaksanaan  tindakan.

    Misalnya:

    1)      Aspek kognitif berupa Kriteria Ketuntasan  Minimal (KKM)  kelas, minimal 70 % siswa memperoleh nilai lebih besar dan KKM.

    2)      Nilai rata-rata kelas minimal 70.

    3)      KKM individu sebesar 75.

    ·  Membuat skenario pembelajaran dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    ·  Menyiapkan instrumen pengumpulan data pelaksanaan tindakan misalnya lembar observasi, skenario, foto, dan sebaginya.

    3.      Pelaksanaan Tindakan

    Pelaksanaan tindakan yaang meliputi siapa melakukan apa, kapan, di mana dan bagaimana melakukannya. Skenario  tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi.

    4.      Pengamatan,

    Pada bagian pengamatan, dilakukan perekaman data yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan dilakukannya pengamatan adalah untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi  dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi. Mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.

    5.      Refleksi

    Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai  proses, masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan.

    Secara keseluruhan untuk mengatasi suatu masalah, mugkin dilakukan lebih dari satu siklus. Siklus-siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Siklus dua dilakukan bila masih ada hal-haal yang kurang berhasil daalam siklus satu. Siklus tiga dilaksanakan karena siklus dua belum mengatasi masalah.[6]

    B.     Aturan Penulisan Laporan PTK

    Tata Cara Penulisan Laporan PTK:

    1.      Tajuk

    Tiap tajuk diketik di halaman baru dengan huruf capital tebal (bold), posisi atau tempatnya di tengah. Adapun yang dimaksud dengan tajuk adalah:

    a.       PENGESAHAN

    b.      ABSTRAK

    c.       KATA  PENGANTAR

    d.      DAFTAR  ISI

    e.       DAFTAR  GAMBAR

    f.       DAFTAR  LAMPIRAN

    g.      DAFTAR  GRAFIK

    h.      DAFTAR  DIAGRAM

    i.        BAB I             : PENDAHULUAN

    j.        BAB II                        : TINJAUAN PUSTAKA

    k.      BAB III          : METODOLOGI PENELITIAN

    l.        BAB IV          : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    m.    BAB V            : SIMPULAN DAN SARAN

    n.      DAFTAR  PUSTAKA

    o.      LAMPIRAN

    p.      RIWAYAT  HIDUP

    2.      Bahan yang Digunakan

    a.       Kertas yang digunakan untuk mengetik laporan PTK adalah HVS 70 atau 80 gram berukuran 21 x 29, 7 cm (A4) warna putih.

    b.      Sampul luar (kulit luar) menggunakan bahan karton Buffalo atau Linen denga warna sesuai ketentuan yang berlaku.

    c.       Eloknya antara bab yang satu dengan bab lain diberi pembatasan dengan kertas dorslah (doorslag) yang warnanya sesuai dengan warna sampul luar.

    3.      Pengetikan

    a.       Pengetikan laporan PTK pada umumnya ditetapkan dengan margin sebagai berikut:

    1)   Pinggir atas             : 4 cm dari tepi kertas

    2)   Pinggir kiri              : 4 cm dari tepi kertas

    3)   Pinggir Bawah        : 3 cm dari tepi kertas

    4)   Pinggir Kanan         : 3 cm dari tepi kertas

    b.      Pengetikan hanya dilakukan pada satu muka kertas, tidak boleh bolak balik.

    c.       Jenis huruf yang digunakan adalah huruf  Roman atau huruf yang setara.

    d.      Ukuran huruf yang digunakan adalah:

    1)   Untuk tajuk ukuran font 12 atau 14.

    2)   Untuk isi naskah ukuran font 12.

    3)   Untuk judul cover laporan PTK ukuran font 16.

    4)   Untuk nama penulisan ukuran font 12.

    5)   Untuk nama lembaga ukuran font 14.

    4.      Spasi

    a.       Jarak antara baris yang satu dengan baris berikutnya adalah dua spasi.

    b.      Jarak antara petunjuk bab (missal BAB I) dengan tajuk bab (misalnya, SIMPULAN DAN SARAN) adalah dua spasi.

    c.       Jarak antara tajuk bab (judul bab) dengan teks yang pertama yang ditulis atau antara tajuk bab dengan tajuk anak bab adalah 3 spasi.

    d.      Jarak anatara tajuk anak bab dengan barisan pertama teks adalah dua spasi.

    e.       Jarak anatara baris akhir teks dengan tajuk anak bab berikutnya adalah 3 spasi.

    f.       Jarak antara teks dengan tabel, gambar, grafik, diagram adalah 3 spasi.

    g.      Alenia baru diketik menjorok kedalam tujuh ketukan dari margin kiri dengan jarak teks anatar alenia adalah dua spasi.

    5.      Abstrak

    a.       Pengetikan abstrak

    1)      Abstrak ditulis dalam satu alenia dengan satu spasi.

    2)      Jarak anatar judul ABSTRAK dengan teks pertama adalah 3 spasi.

    b.      Panjang dan isi Abstrak

    Panjang abstrak laporan PTK adalah sekitar 200 kata atau satu halaman. Abstrak penelitian PTK sekurang-kurangnya berisi suatu masalah pembelajaran yang diteliti, tujuan penelitian, metodologi penelitian, hasil penelitian, serta kesimpulan dan saran.

    6.      Penomoran Bab, Anak Bab, dan Paragraf

    a.       Penomoran bab menggunakan angka romawi capital, ditengah halaman (misalnya Bab I). [8]

    b.      Penomoran anak bab menggunakan angka arab diketik pada margin sebelah kiri (misalnya 2.1, 2.2, dan seterusnya).

    7.      Penomoran Halaman

    a.       Penomoran bagian awal

    1)      Penomoran bagian awal laporan PTK, mulai dari halaman judul (halaman sesudah sampul) sampai dengan daftar lampiran menggunakan angaka romawai kecil (I, ii, dan seterusnya)

    2)      Halaman judul dan halaman pengesahan tidak diberi nomor urut halaman, tetapi diperhitungkan sebagai halaman I dan halaman ii.

    3)      Halaman abstrak sam[ai dengan halaman lampiran diberi nomor dengan angka romawi kecil yang merupakan kelanjutan dari halaman judul dan halaman pengesahan (halaman ii, iii, iv, dan sebagaianya).

    4)      Nomor halaman diletakkkan pada bagian atas sebelah kanan, berjarak dua spasi dari margin atas (baris pertama teks pada halaman itu) dan angka terakhir nomor halaman itu lurus dengan margin kanan teks.

    b.      Bagian inti

    Pembagian penomoran pada bagian inti laporan PTK ditetapkan sebagai berikut: penomoran mulai dari Bab I (PENDAHULUAN) sampai dengan bab terakhir (SIMPULAN DAN SARAN) menggunakan angka arab (1,2, dst) diletakkkan pada bagian atas kanan, berjarak dua spasi dari margin atas (baris pertama teks pada halaman itu) dan angka terakhir nomor halaman itu harus lurus dengan margin kanan.[9]

    8.      Penulisan Kutipan dan Sumber Kutipan

    Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan karya tulis ilmiah (KTI) sehingga tata cara penulisan kutipan dan sumber kutipan harus mengikuti aturan yang berlaku secara ilmiah. Beberapa aturan yang perlu dijadikan pedoman dalam penulisan kutipan dan sumber kutipan sebagian besar mengacu pada system hrvard sebagai berikut:

    a.       Jika kutipan merupakan kutipan pertama atau dikutip langsung dari penulisanya, maka kutipan tersebut ditulis dengan menggunakan “dua tanda petik”. Jika kutipan tersebut diambil dari kutipan, maka cukup menggunakan ‘satu tanda petik’.

    b.      Jika bagian yang dikutip kurang dari empat baris, maka kutipan ditulis dengan menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan pertama) dan penulisannya digabung kedalam paragraph yang ditulis oleh pengutip dan diketik dengan jarak dua spasi atau satu spasi, sesuai pengetikan naskah pada bagian lainnya.

    c.       Jika bagian yang dikutip lebih dari tiga baris, maka kutipan ditulis tanpa tanda kutip dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diketik mulai pada pukulan ke tujuh dan baris kedua diketik mulai pukulan ke empat.

    d.      Jika bagian dari yang dikutip ada bagian yang dihilangkan, maka penulisan bagian itu diganti dengan tiga buah titik.

    e.       Cara penulisan sumber kutipan

    1.      Jika mendahului kutipan, cara penulisannya adalah nama penulis yang dikutip dengan tahun penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip yang keduanya diletakkan di dalam kurung.

    Contoh:

    Sebagaimana dikemukakan oleh Sternberg (1984:41) bahwa “In Piaget’s theory, chilidren’s of symbolic logic.”

    2.      Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan, maka nama penulis, tahun penerbit, dan nomor halaman yang dikutip semuanya diletakkan di dalam kurung.

    3.      Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, maka sumber kutipan yang ditulis tetap sumber kutipan yangk oidigunakan pengutip tetapi dengan menyebut siapa yang mengemukakakan pendapat tersebut.

    4.      Jika penulis terdiri atas dua atau tiga orang, maka nama keluarga semua peneliti tersebut harus disebutkan. Mislanya Joice dan Weil (2006:79). Kalau penulisnya lebih dari tiga orang cukup menyebutkan nama keluarga penulis pertama dan diikuti oleh et al. (dkk). Misalnya: Robert et al. (2008:19) atau sukmadinata dkk. (2007:35).

    5.      Jika masalah yang dikutip dibahas oleh beberapa orang dalam sumber yang berbeda maka cara  kutipan itu adalah seperti berikut:

    Beberapa studi tentang anak-anak yang mengalami kesulitan belajar (Dunkey,1992;Miggs,1996; Parmenter, 2006) menunjukkan bahwa: factor disiplin memegang peranan penting (tulis intisari rumusan yang dipadukan dari ketiga sumber tersebut).[11]

    6.      Jika sumber kutipan itu adalah beberapa karya tulis dari penulis yang sama pada tahun yang sama maka cara penulisannya adalah dengan menambah huruf a, b, dan seterusnya pada tahun penerbitan.

    Contoh: (Mulyasa, 2008a, 2008b).

    7.      Jika sumber kutipan itu tanpa nama, maka penulisannya adalah: 9Tn. 2009:118).

    8.      Jika yang diutarakan pokok-pokok pikiran seorang penulis, tidak perlu ada kutipan langsung, cukup dengan menyebut sumbernya.

    f.       Cara Menulis Angka

    Cara menulis angka dalam suatu kalimat adalah sebagai berikut:

    1.      Jika besarnya angka dalam kalimat tersebut kurang dari 10, maka ditulis dengan kata-kata.

    2.      Jika angka tersebut 10 atau lebih maka ditulis dengan angka arab.

    3.      Untuk symbol kimia, matematika, statistic, dan sebagainya, penulisan dilakukan apa adanya sesuai dengan aturan, dan kelaziman dalam bidang yang bersangkutan.

    g.      Cara Menulis Singkatan

    Penulisan singkatan mengikuti aturan sebagai berikut:

    1.      Untuk penulisan pertama kali suatu nama harap ditulis lengkap dan kemudian diikuti dengan singkatan resminnya dalam kurung.

    2.      Untuk penulisan berikutnya singkatan resmi yang ada dalam kurung digunakan tanpa perlu menuliskan kepanjanggannya.

    3.      Singkatan yang tidak resmi tidak boleh digunakan.

    4.      Untuk symbol kimia, matematika, statistic, dan sebagainya. Penulis singkatan dilakukan sesuai dengan aturan dan kelaziman dalam bidang yang bersangkutan.

    h.      Cara Menulis Daftar Pustaka

    1.      Nama penulis, dengan cara menuliskan terlebih dahulu nama belakang, kemudian nama depan (disingkat). Hal inin berlaku untuk semua nama, baik nama asing maupun nama Indonesia.

    2.      Tahun penerbitan, judul sumber tertulis yang bersangkutan dengan digarisbawahi atau dicerak miring, kota tempat penerbit berada, dan nama penerbit.

    3.      Baris pertama diketik meluai ketukan pertama, baris kedua dan seterusnya diketik mulai ketukan kelima atau tab dalam computer. Jarak anatara baris satu dengan berikitnya ada satu spasi, sedangkan jarak anatara sumber satu dengan berikutnya.[13]

    i.        Cara Menulis Daftar Pustaka Berdasarkan Jenis Sumber yang Digunakan.

    1.      Sumber Jurnal

    Penulisan jurnal sebagai daftar pustaka mengikuti urutan: nama belakang penulis, nama depan penulis,  tahun penerbit, judul artikel, judul jurnal dengan digariis bawahi dan ditulis penuh nomor volume dengan angka arab dan digarisbawahi tanpa didahului dengan singkatan “vol”, nomor penerbit (jika ada) dengan angka arab dan ditulis diantara tanda kurung, nomor halaman dari nomor halaman pertama sampai dengan nomor halaman terakhir tanpa didahului singkatan “PP (pages)” atau “h (halaman).

    2.      Sumber Buku

    Kalau sumber buku tulisannya berupa buku maka urutan-urutan penulisannya adalah: nama belakang penulis, nama depan, tahun penerbitan, judul buku ditulis miring, kota asal, penerbit, daftar pustaka berupa buku ditulis dengan memeperhatikan keragaman.

    3.      Kalau Sumbernya Internet

    a)      Karya perorangan

    Cara penulisannya:

    Pengarang/penyunting. (Tahun). Judul (edisi), (jenis medium). Tersedia: alamat di internet. (tanggal diakses).

    b)      Bila bagian dari karya kolektif

    Cara penulisannya:

    Pengarang/penyunting. (Tahun). Dalam Sumber (edisi), (Jenis media). Penerbit: Tersedia: alamat di internet. (tanggal diakses atau diunduh).

    c)      Bila pesan dari e-mail.

    Cara penulisannya:

    Pengirim (alamat e-mail pengirim). (Tahun, tanggal, bulan). Judul pesan, e-mail kepada penerima (alamat e-mail penerima).

    C.    Format Laporan PTK

    Praktik pelaporan atau penyusunan laporan PTK mengikuti format atau sistematika laporan penelitian pada umumnya, secara garis besarnya dapat dibagi dalam tiga bagian, yitu bagian awal, bagian isi, dan bagian penutup. Pada bagian sistematika berikut akan dijelaskan, yaitu:

    1.      Bagian Awal

    Bagian awal laporan PTK berisi tentang halaman judul, halaman pengesahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar tabel.

    a.      Halaman judul

    Singkat padat (maksimmal 22 kata), spesifik, cukup jelas menggambarkan masalah yang akan diteliti, tindakan untuk mengantisipasinya, hasil yang diharapkan adan tempat penelitian.

    b.      Halaman pengesahan

    Ditandatangani oleh ketua peneliti (peneliti, kepala sekolah, dan pembimbing atau pendamping (jika ada)), sebagai keterangan bahwa laporan yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan.

    c.       Abstrak

    Abstrak merupakan pemadatan (sari) dari hasil penelitian yang memutar latar belakang, tujuan penelitian, metode, hasil penelitian, dan kesimpulan yang diketik satu spasi, dan dirumuskan dalam satu paragraph dengan jumlah kata kurang lebih 200 kata atau sebanyak 1 halaman.

    d.      Kata pengantar

    Menjelaskan asal-usul mengapa masalah PTK ini diangkat sebagai topic penelitian, factor-faktor lingkungan yang member arti pentingnya penelitian, kedududukan PTK dalam pemecahan masalah pembelajaran, serta secerah harapan kepada pihak-pihak yang membaca laporan penelitian.

    e.       Daftar isi

    f.       Daftar gambar

    g.      Daftar lampiran

    h.      Daftar tabel

    2.      Bagian Isi

    Pada bagian isi ini memuat beberapa bab penting yaitu sebagai berikut:

    a.      PENDAHULUAN

    1)      Latar belakang

    Berisi kerisauan dan alasan perlunya dilakukan PTK, serta mengungkapkan gejala-gejala kesenjangan (masalah) yang terdapat di lapangan. Dalam latar belakang ini perlu juga dikemukakan bahwa masalah yang diteliti benar-benar nyata dan berada dalam kewenagan guru, serta ditunjang oleh teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu.

    2)      Identifikasi dan pembatasan masalah

    Menunjukkan berbagai kesenjangan atau penyimpangan dari aturan, kaidah, atau standar proses pembelajaran yang perlu dicarikan solusi melaui PTK. Dari berbagai masalah tersebut selanjutnya diadakan pembatasa masalah, mana saja yang menjadi perhatian dalam PTK.

    3)      Tujuan penelitian

    Tujuan penelitian yang akan dicapai (umum dan khusus) dirumuskan dengan jelas sesuai masalah yang dikemukakan sehinnga menunjukkan tingkat efektifitas dari suatu perlakuan tertentu sehungga menjadi input informasi yang berharga untuk memperbaiki aturan dan praktik pembelajaran.

    4)      Manfaat penelitian

    Bersis manfaat atau sumbangan hasil penelitian tindakan kelas, bagi peserta didik, guru, kepala sekolah, pengawas dan untuk perbaikan pembelajar pada umumnya.

    5)      Pertanyyan penelitian

    Berisi pertanyaan-pertanyaan sesuai dan sejalan dengan tujuan penelitian yang dicari jawaban dalam penelitian.

    6)      Hipotesis tindakan

    Berisi jawaban sementara terhadap masalah yang dihadapi, sebagai alternative tindakan di pandang paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK.

    7)      Sistematika penulisan

    Menjelaskan sistematika laporan hasil penilitian tindakan kelas, terutama yang berkaitan dengan Bab I. pendahuluan sampai Bab V. simpulan dan saran.

    b.      KAJIAN PUSTAKA

    Membahas kajian teoritis dan empiris yang dilaporkan dalamm jurnal, majalah, situs internet, buku teks atau laporan penelitian terdahulu, sejalan dengan rumusan dan hipotesis tindakan. Kemukakan juga teori dan hasil penelitian lain yang mendukung pemuilihan tindakan untuk mengatasi masalah penelitian tersebut sehingga terjadi perubahan, perbaikan, atau peningkatan.

    c.       METODOLOGI PENELITIAN

    Menguraikan langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan secra rinci, mulai dari perrencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi refleksi yang bersifat siklus. Jelaskan pula subjek penelitian, waktu dan lamanya tindakan, serta tempat penelitian secra jelas.

    d.      HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Mengola data lapangan sesuai dengan yang dituntut oleh penelitian tindakan sehingga terbuka kesempatan untuk menarik kesimpulan

    e.       SIMPULAN DAN SARAN

    Merumuskan secara singkat

    3.      Bagian penutup

    Bagian penutup laporan PTK ini berisi tentang daftar rujukan, dan lampiran-lampiran.

    1.      DAFTAR RUJUKAN

    Mencantumkan hanya buku teks, jurnal, majalah atau artikel yang benar-benar dijadikan rujukan dan disusun secara alfabetis.

    2.      LAMPIRAN

    Melampirkan biodata penulis dan data penunjang hasil penelitian.

    BAB III

    PENUTUP

    A.    Kesimpulan

    Prosedur penelitian tindakan kelas merupaka proses pengkajian melalui sisem berdaur dari berbagai kegiatan pembeajaran. Adapun Langkah-langkah Penyusunan Laporan PTK:

    a.    Penetapan fokus masalah penelitian

    b.    Perencanaan Tindakan

    c.    Pelaksanaan Tindakan

    d.   Pengamatan

    e.    Refleksi

    Praktik pelaporan atau penyusunan laporan PTK mengikuti format atau sistematika laporan penelitian pada umumnya, secara garis besarnya dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu:

    a.    Bagian awal, pada bagian awal laporan PTK berisi tentang halaman judul, halaman pengesahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar lampiran, dan daftar tabel.

    b.    Pada bagian isi ini memuat beberapa bab penting yaitu seperti pendahuluan, kajian pustaka, metodologi penelitian, hasil penelitian dan pebahasan, simpulan dan saran.

    c.    Bagian penutup, pada bagian ini laporan PTK berisi tentang daftar rujukan, dan lampiran-lampiran.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ameliasari. Menyusun PTK itu GampangJakarta: Erlangga, 2013.

    Aqib, Zainal. Penelitian Tindakan Kelas (Bandung: CV Yrama Widya, 2006.

    Mahmud. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011.

    Mulyasa. Praktek Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009.

  • Karakteristik Aksara Lontara Bugis-Makassar

    Kebudayaan diciptakan karena adanya kebutuhan (needs) manusia untuk mengatasi berbagai problem yang ada dalam kehidupan mereka. Melalui suatu proses berfikir yang diekspresikan kedalam berbagai wujud. Salah satu wujud kebudayaan manusia adalah tulisan.

    Seperti halnya dengan wujud-wujud kebudayaan lainnya. Penciptaan tulisan pun diciptakan karena adanya kebutuhan manusia untuk mengabdikan hasil-hasil pemikiran mereka.

    Menurut Coulmas, pada awalnya tulisan diciptakan untuk mencatatkan firman-firman tuhan, karena itu tulisan disakralkan dan dirahasiakan. Namun dalam perjalanan waktu dengan berbagai kompleksitas kehidupan yang dihadapi oleh manusia, maka pemikiran manusia pun mengalami perkembangan demikian pula dengan tulisan yang dijadikan salah satu jalan keluar untuk memecahkan problem manusia secara umumnya. Seperti yang dikatakan oleh Coulmas “a king of social problem solving, and any writing system as the comman solution of a number of related problem” (1989:15)

    1. Alat Untuk Pengingat
    2. Memperluas jarak komunikasi
    3. Sarana Untuk memindahkan Pesan Untuk Masa Yang akan dating
    4. Sebagai Sistem Sosial Kontrol
    5. Sebagai Media Interaksi
    6. Sebagai Fungsi estetik

    Begitu pula yang terjadi pada kebudayaan di Indonesia. Ada beberapa suku bangsa yang memiliki huruf antara lain. Budaya Jawa, Budaya Sunda, Budaya Bali, Budaya Batak, Budaya Rejang, Budaya Melayu, Budaya Bugis dan Budaya Makassar.

    Disulawesi selatan ada 3 betuk macam huruf yang pernah dipakai secara bersamaan.

    1. Huruf Lontaraq
    2. Huruf Jangang-Jangang
    3. Huruf Serang

    Sementara bila ditempatkan dalam kebudayaan bugis, Lontaraq mempunyai dua pngertian yang terkandung didalamnya

    1. Lontaraq sebagai sejarah dan ilmu pengetahuan
    2. Lontaraq sebagai tulisan

    Kata lontaraq berasal dari Bahasa Bugis/Makassar yang berarti daun lontar. Kenapa disebuat sebagai lontaraq ? karena pada awalnya tulisan tersebut di tuliskan diatas daun lontar. Daun lontar ini kira-kira memiliki lebar 1 cm sedangkan panjangnya tergantung dari cerita yang dituliskan. Tiap-tiap daun lontar disambungkan dengan memakai benang lalu digulung pada jepitan kayu, yang bentuknya mirip gulungan pita kaset. Cara membacanya dari kiri kekanan. Aksara lontara biasa juga disebut dengan aksara sulapaq eppaq.

    Karakter huruf bugis ini diambil dari Aksara Pallawa
    (Rekonstruksi aksara dunia yang dibuat oleh Kridalaksana

    Memang terdapat bebrapa varian bantuk huruf bugis di sulawesi selatan, tetapi itu tidaklah berarti bahwa esensi dasar dari huruf bugis ini hilang, dan itu biasa dalam setiap aksara didunia ini. Hanya ada perubahan dan penambahan sedikit yang sama sekali tidak menyimpang dari bentuk dasar dari aksara tersebut. Varian itu disebabkan antara lain:

    1. Penyesuaian antara bahasa dan bunyian yang diwakilinya.
    2. Penyesuaian antara bentuk huruf dan sarana yang digunakan.
  • Makalah Tawuran Antar Pelajar dan Kenakalan Remaja

    Makalah Tawuran Antar Pelajar dan Kenakalan Remaja

    Berikut ini contoh makalah dengan judul tawuran antar pelajar dan Kenakalan remaja. Tawuran dan kenakalan remaja adalah dua hal yang saling berkaitan erat dan menjadi masalah pelajar di Kota dari waktu ke waktu.

    Tawuran Antar Pelajar

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Kualitas pelajar di Indonesia berada dalam kategori memprihatinkan, baik dari segi prestasi maupun dari sisi karakter. Dari sisi prestasi, Indonesia selalu menempati kelompok bawah dari berbagai tes terutama Tes yang dilakukan oleh badan dan organisasi internasional seperti PISA. Dari sisi karakter, sangat banyak pelajar Indonesia yang terlibat tindakan kriminal, pelanggaran etika, dan asusila.

    Salah satu kondisi yang memprihatikan dalam dunia pendidikan Indonesia adalah banyaknya twauran antar pelajar. Tawuran atau perkelahian antar kelompok yang melibatkan siswa dan mahasiswa hampir terjadi di seluruh kota-kota besar di Indonesia. Hal ini tentu saja muncul dari banyak faktor baik itu berasal dari dalam diri pelajar itu sendiri (internal) maupun pengaruh lingkungan dan pergaulan (eksternal).

    Hal yang sangat disayangkan adalah para pelaku tawuran ini sudah tidak menganggap nyawa menjadi hal yang penting atau sudah tidak memiliki harga. Bahkan ada rasa bangga yang muncul saat pelaku tawuran ini berhasil melukai atau sampai membunuh lawan mereka. Masalah ini tentu harus menjadi perhatian serius tidak hanya bagi pemerintah tapi juga sekolah, guru, orang tua dan seluruh pihak yang terlibat dalam kehidupan pelajar.

    Dampak dari tawuran ini juga terlihat dari banyaknya geng-geng terbentu dalam satu sekolah maupun antar sekolah. Geng-geng pelajar ini terbentuk karena adanya rasa khawatir berlebih ataupun perasaan senasib sepenangungan yang sayangnya disebabkan oleh faktor negatif. Misalnya ketakutan diserang oleh kelompk sekolah lain atau ketakutan dikatakan pelajar cupu karena tidak pernah ikut tawuran.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, maka disusunlah sebuah makalah dengan judul Tawuran Antara Remaja. Makalah in bertujuan untuk membahas pengertian, faktor penyebab, dampak dan pencegahannya.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan masalah dan latar belakang yang telah dikemukakan maka disusun rumusan masalah sebagai berikut :

    1. Apa pengertian tawuran antar remaja?
    2. Apa saja faktor penyebab taruwan?
    3. Apa dampak dari tawuran?
    4. Bagaimana upaya penanggulangan dan pencegahan tawuran?

    C. Tujuan

    Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan makalah ini adalah :

    1. Memaparkan pengertian tawuran antar remaja.
    2. Memaparkan faktor-faktor penyebab tawuran.
    3. Memarpakn dampak ada saja yang disebabkan oleh tawuran baik bagi pelaku, orang tua, dan pihak terkiat.
    4. Memaparkan upaya penanggulangan dan pencegahan tawuran antar remaja.

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengertian Tawuran

    Kata tawuran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah perkelahian yang melibatkan banyak orang. Pelajar sendiri memiliki arti adalah peserta didik yang mengenyam pendidikan pada sekolah formal seperti sekolah dasar dan sekolah menengah. Dengen demikian Tawuran antar pelajar adalah pekelahian massal yang terjadi di kalangan siswa.

    Secara psikologis, Tawuran antar remaja dapat dikategorikan sebagai kenakalan remaja (juvenile deliquency). Kenakalan remaja ini debadakan dalam dua kategori yakni kenakalan situasional dan kenakalan sistematik.


    1. Delikuensi situasional, perkelahian terjadi karena adanya situasi yang “mengharuskan” mereka untuk berkelahi. Keharusan itu biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat.
    2. Delikuensi sistematik, para remaja yang terlibat perkelahian itu berada di dalam suatu organisasi tertentu atau geng. Di sini ada aturan, norma dan kebiasaan tertentu yang harus diikuti angotanya, termasuk berkelahi. Sebagai anggota, tumbuh kebanggaan apabila dapat melakukan apa yang diharapkan oleh kelompoknya. Seperti yang kita ketahui bahwa pada masa remaja seorang remaja akan cenderung membuat sebuah genk yang mana dari pembentukan genk inilah para  remaja bebas melakukan apa saja tanpa adanya peraturan-peraturan yang harus dipatuhi karena ia berada dilingkup kelompok teman sebayanya.

    Menurut Mansoer (dikutip dalam Solikhah, 1999) “perkelahian pelajar” atau yang biasa disebut dengan tawuran adalah perkelahian massal yang merupakan perilaku kekerasan antar kelompok pelajar laki-laki yang ditujukan pada kelompok pelajar dari sekolah lain.

    Tawuran adalah salah satu bentuk kenakalan remaja, yaitu kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Umumnya dilakukan oleh remaja di bawah umur 17 tahun.

    Aspek kecenderungan kenakalan remaja terdiri dari :

    1. Aspek perilaku yang melanggar aturan atau status.
    2. Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.
    3. Perilaku yang mengakibatkan korban materi.
    4. Perilaku yang mengakibatkan korban fisik.

    Tawuran atau Tubir adalah istilah yang sering digunakan masyarakat Indonesia, khususnya di kota-kota besar sebagai perkelahian atau tindak kekerasan.Biasanya dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat. Tawuran merupakan suatu penyimpangan sosial yang berupa perkelahian.

    Tawuran merupakan suatu kegiatan perkelahian atau tindak kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok atau suatu rumpun masyarakat.

    B. Faktor-faktor penyebab tawuran

    Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan tawuran pelajar, diantaranya :

    a. Faktor Internal

    Faktor internal ini terjadi didalam diri individu itu sendiri yang berlangsung melalui proses internalisasi diri yang keliru dalam menyelesaikan permasalahan disekitarnya dan semua pengaruh yang datang dari luar. Remaja yang melakukan perkelahian biasanya tidak mampu melakukan adaptasi dengan lingkungan yang kompleks. Maksudnya, ia tidak dapat menyesuaikan diri dengan keanekaragaman pandangan, ekonomi, budaya dan berbagai keberagaman lainnya yang semakin lama semakin bermacam-macam.

    Para remaja yang mengalami hal ini akan lebih tergesa-gesa dalam memecahkan segala masalahnya tanpa berpikir terlebih dahulu apakah akibat yang akan ditimbulkan. Selain itu, ketidakstabilan emosi para remaja juga memiliki andil dalam terjadinya perkelahian. Mereka biasanya mudah friustasi, tidak mudah mengendalikan diri, tidak peka terhadap orang-orang disekitarnya. Seorang remaja biasanya membutuhkan pengakuan kehadiran dirinya ditengah-tengah orang-orang sekelilingnya.

    b. Faktor Eksternal

    Faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar individu, yaitu :

    1. Faktor Keluarga

    Keluarga adalah tempat dimana pendidikan pertama dari orangtua diterapkan. Jika seorang anak terbiasa melihat kekerasan yang dilakukan didalam keluarganya maka setelah ia tumbuh menjadi remaja maka ia akan terbiasa melakukan kekerasan karena inilah kebiasaan yang datang dari keluarganya. Selain itu ketidak harmonisan keluarga juga bisa menjadi penyebab kekerasan yang dilakukan oleh pelajar. Suasana keluarga yang menimbulkan rasa tidak aman dan tidak menyenangkan serta hubungan keluarga yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya psikologis bagi setiap usia terutama pada masa remaja.

    Menurut Hirschi (dalam Mussen dkk, 1994). Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa salah satu penyebab kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figure teladan yang baik bagi anak (hawari, 1997).

    Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa salah satu penyebab kenakalan remaja dikarenakan tidak berfungsinya orang tua sebagai figure teladan yang baik bagi anak (hawari, 1997). Jadi disinilah peran orangtua sebagai penunjuk jalan anaknya untuk selalu berprilaku baik.

    2. Faktor Sekolah

    Sekolah tidak hanya untuk menjadikan para siswa pandai secara akademik namun juga pandai secara akhlaknya . Sekolah merupakan wadah untuk para siswa mengembangkan diri menjadi lebih baik. Namun sekolah juga bisa menjadi wadah untuk siswa menjadi tidak baik, hal ini dikarenakan hilangnya kualitas pengajaran yang bermutu. Contohnya disekolah tidak jarang ditemukan ada seorang guru yang tidak memiliki cukup kesabaran dalam mendidik anak muruidnya akhirnya guru tersebut menunjukkan kemarahannya melalui kekerasan. Hal ini bisa saja ditiru oleh para siswanya. Lalu disinilah peran guru dituntut untuk menjadi seorang pendidik yang memiliki kepribadian yang baik.

    3. Faktor Lingkungan

    Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah dapat mempengaruhi perilaku remaja. Seorang remaja yang tinggal dilingkungan rumah yang tidak baik akan menjadikan remaja tersebut ikut menjadi tidak baik. Kekerasan yang sering remaja lihat akan membentuk pola kekerasan dipikiran para remaja. Hal ini membuat remaja bereaksi anarkis. Tidak adanya kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang oleh para pelajar disekitar rumahnya juga bisa mengakibatkan tawuran.

    4. Faktor Pacar

    Masalah pacar seperti berebut pacar, saing-saingan pacar, ada yang menggoda pacar satu sekolah, juga acapkali menimbulkan tawuran yang kemudian bereskalasi menjadi tawuran antar sekolah yang melibatkan massa yang besar karena solidaritas atas sesama.

    Remaja Pacaran di atas Motor Dilan conoth pelajar buruk

    5. Faktor Geng

    Hampir setiap sekolah terutama sekolah negeri memiliki geng yang didirikan oleh kakak-kakak kelas, yang kemudian diwariskan kepada adik-adiknya di sekolah. Proses pewarisan geng ini kepada adik kelas sekaligus menanamkan budaya geng yang harus ditaati dan dilaksanakan telah menjadikan sekolah sebagai pusat tawuran dan bullying. Mereka yang sudah telanjur menjadi anggota geng, tidak berani mengundurkan diri, karena takut mendapat perlakukan kasar dan membahayakan jiwa mereka. Pengaruh alumni dari geng suatu sekolah sangat kuat, sehingga kekerasan seolah menjadi budaya yang sulit dihapus.

    6. Faktor Ekonomi

    Masalah ekonomi juga acapkali menjadi faktor yang menyebabkan terjadinya tawuran. Kesenjangan ekonomi antar pelajar, dan persaingan antar sesama, menyebabkan sering terjadi tawuran di kalangan pelajar dan masyarakat.

    C.  Macam-macam tawuran

    a. Tawuran di tingkat sekolah

    Tawuran paling banyak diartikan sebagai perkelahian massal antaradua kubu siswa suatu sekolah. Misalnya tawuran antar SMA C melawan SMA D yang sering diakibatkan oleh hal-hal sepele, mulai dari saling mengejek, sampai tawuran karena salah satu sekolah memang ingin mengajak tawuran sekolah lain karena hanya ingin bersenang-senang.

    b. Tawuran di tingkat fakultas

    Tawuran di tingkat fakultas (kampus) biasanya dilakukan antar mahasiswa kampus itu sendiri, namun berbeda faklutas.Misalnya mahasiswa fakultas XXX mempunyai masalah dengan fakultas lain; maka tawuran biasanya akan terjadi di dalam area universitas / kampus. Sebab tawuran di tingkat fakultas biasanya hampir sama dengan sebab tawuran di tingkat sekolah.

    D.  Dampak Tawuran   

    Tawuran antar pelajar yang ada di Indonesia saat ini sudah menjadi agenda rutin dan sepertinya sudah membudaya dalam kalangan mereka. Banyak tawuran yang terjadi antar sekolah hanya karena dendam dari  alumni yang tidak terbalas dan akhirnya menjadi budaya turun temurun yang susah untuk dihapuskan atau dihilangkan dari sekolah tersebut. Apabila tawuran tetap ditumbuh kembangkan di kalangan pelajar maka akan menimbulkan dampak negatif berupa kerugian. Tidak hanya bagi mereka para pelajar dan sekolah yang bersangkutan, namun juga masyarakat sekitar.

    Kerugian tersebut antara lain:

    a.  Kerusakan tempat tawuran / material.

    Dalam kerusakan di tempat mereka melakukan aksi tersebut kebanyakan dari para pelaku tawuran tidak mau bertanggung jawab atas kerusakan yang mereka timbulkan. Biasanya mereka hanya lari setelah puas melakukan tawuran. Contohnya pecahnya kaca pada mobil, perusakan fasilitas umum, pembakaran ban ataupun kendaraan bermotor dsb.

    b. Rusaknya citra baik sekolah.

    Pencitraan yang baik yang telah dibangun oleh para perangkat sekolah, baik itu kepala sekolah, jajaran guru dan karyawan, serta prestasi yang diraih oleh murid yang lain akan pudar dan sirna apabila murid-murid yang lain masih mempertahankan tradisi tawuran. Akibatnya di tahun ajaran berikutnya, peminat calon murid baru akan berkurang.

    c. Adanya korban jiwa.

    Tawuran antar pelajar selain merugikan secara material juga mengakibatkan adanya korban jiwa. Misalnya tawuran antar pelajar yang menggunakan senjata tajam seperti batu, clurit, dan senjata tajam lainnya menyebabkan adanya korban luka baik korban luka ringan maupun berat, dan bisa juga ada korban meninggal.

    d. Dampak psikis.

    Contohnya keresahan masyarakat dan traumatik. Keresahan masyarakat ini akan menimbulkan rasa tidak percaya terhadap generasi muda yang seharusnya menjadi agen perubahan bangsa. Selain keresahan itu, traumatik bisa dialami oleh masyarakat yang ada di lokasi saat terjadi tawuran. Masyarakat akan menjadi takut dan tidak berani lagi berhadapan dengan kelompok pelajar.

    e.  Rasa malu orang tua dan pihak sekolah atas ketidakberhasilan mendidik anak didiknya.

    f. Proses pembelajaran yang tertunda, dikarenakan skorsing ataupun di keluarkan dari sekolah.

    g. Dipenjarakan.

    h. Menurunnya moralitas para pelajar

    Yang paling dikhawatirkan oleh para pendidik adalah berkurangnya penghargaan siswa terhadap toleransi, perdamaian dan nilai-nilai hidup orang lain. Para pelajar itu belajar bahwa kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk memecahkan masalah mereka, dan karenanya memilih untuk melakukan apa saja agar tujuannya tercapai. Akibat yang terakhir ini jelas memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap kelangsungan hidup bermasyarakat di Indonesia.

    E. Contoh tawuran

    a. 3 Mei 2012

    Satu pelajar meninggal dunia diantara luka-luka akibat tawuran pelajar di Jalan Ampera RT 03/05 Bekasi Timur, Kota Bekasi. Korban tewas diketahui bernama Bayu Dwi Kurniawan (16). Ia tewas dengan luka bacok di tubuhnya, sedangkan dua rekannya Rahman Aldi (17), dan Muhaji Adenan (16) dirawat akibat terkena lemparan batu.

    b. 26 Juli 2012

    Tawuran siswa SMA Budi Utomo dengan Santa Yoseph di Jalan Kramat Raya Senen, Jakarta Pusat. Korban benama Roni (28). Ia mengalami luka bakar di bagian kaki kanannya akibat lemparan air keras.

    c. 29 Agustus 2012

    Siswa SMP bernama Jasuli (16) meninggal dunia akibat tawuran di Stasiun Panjang Buaran Duern Sawit, Jakarta timur. Jasuli tewas tersambar Kereta Api yang melintas. Ia yang sebelumnya terlbat tawuran dengan pelajar lain itu tak menyadari kereta api. Alhasil ia pun tersambat dan terseret hingga tewas.

    d. 12 September 2012

    Tawuran kembali merenggang nyawa, kali ini pelajar kelas SMK Baskara Pancoran Mas Depok bernama Didik Triyuda. Ia tewas setelah terlibat tawuran di Jalan Raya Sawangan perempatan masjid Mampang Pancoran Mas Depok.

    e. 26 September 2012

    Tawuran yang merenggut nyawa Deni Januar (27), siswa kelas XII SMA Yayasan Karya 66. Ia tewas setelah dibacok dibagian perut oleh siswa STM Kartika Zeni di Manggarai, Jakarta Selatan, rabu siang.

    f.  12 September 2012

    Tawuran di Jalan Raya Sawangan peremptan Masjid Pancoran Mas Depok tanggal 12 September 2012. Korban Didik Triyuda pelajar kelas 3 SMK Baskara meninggal dunia. Terjadi tawuran pelajar yang menewaskan satu orang pelajar dari SMK Baskara Pancoran Mas Depok  Tawuran antar pelajar SMK terjadi di seberang Gerbatama Universitas Indonesia (UI). Puluhan pelajar antar dua SMK terlibat tawuran dengan sasaran bus Debora jurusan Lebak Bulus – Depok.

    Kejadian berawal saat belasan siswa SMK berada di dalam bus Debora ke arah Margonda, Depok. Tiba – tiba belasan siswa yang berada di pinggir jalan pun mengolok – olok pelajar di dalam bus. Lantaran bus mengetem di jalan untuk mendapat penumpang, kedua kelompok pelajar tersebut akhirnya beradu mulut hingga saling lempar batu. Penumpang di dalam bus Debora pun kesal hingga berinisiatif menangkap beberapa diantaranya dan membawanya ke Polres Depok.

    “Mereka lempar – lemparan batu, akhirnya kita suruh sopir untuk cepat jalan, dan sejumlah pelajar kami tangkap saja untuk dibawa ke Polres, biar kapok,” ujar salah satu penumpang, Imam (42), Senin 14 Mei 12. Kabagops Polres Depok Kompol Suratno mengatakan pihaknya masih memeriksa sejumlah pelajar. Motifnya lantaran kedua kelompok pelajar SMK swasta tersebut saling ejek. “Masih kami selidiki, kalau memang ada tindak pidana akan kami proses, tetapi kalau tidak bawa senjata tajam atau narkoba dan miras, kita kembalikan ke orang tua dengan syarat membuat surat pernyataan,” tandasnya.

    g. 26 September 20112

    Tawuran di Minangkabau, Manggarai, Jakarta Selatan Rabu Siang Tanggal 26 Semptember 2012. Korban Deny Yanuar (27) siswa kelas XII SMA Yayasan Karya 66. (Yake). Tersangka Pembacokan : AD, Siswa STM Kartika Zeni. Serta E dan G yang juga STM Kartika Zeni.

    JAKARTA — Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan, AKBP Hermawan membeberkan kronologis peristiwa tawuran antarpelajar SMA Yayasan Karya 66 (Yake) dan SMK Kartika Zeni yang terjadi di Jalan Minangkabau, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (26/9). Ia mengaku memang belum diketahui motif tawuran itu, tapi aksi itu merupakan tawuran lanjutan yang sering dilakukan pelajar sekolah tersebut.

    “SMK Kartika Zeni dan SMA Yayasan Karya 66 kan berada di wilayah Jakarta Timur nah mereka (saksi) menyampaikan pertengkaran sudah sejak lama terjadi di sana. Jadi ini peristiwa lanjutan. Kebetulan rumah mereka di Saharjo, Manggarai sekitarnya. Jadi tadi saat turun angkot ke rumah masing-masing mereka  berpapasan dan terjadilah tawuran,” papar Hermawan di Polres Jaksel, Rabu Malam. Saat tawuran terjadi jumlah pelajar SMK Yake hanya 8 delapan orang. Jumlah ini lebih sedikit dibanding kelompok penyerang SMA Kaze yang berjumlah 20 orang. 

    “Saat bertemu mereka (pelajar Yake) langsung diserang. Karena jumlahnya sedikit mereka langsung lari kocar-kacir. Salah satu siswa Kaze membawa senjata tajam untuk membacok korban yang lari tertinggal dari teman lainnya,” sambung Hermawan. Kini pelaku dari SMK Kaze telah dibekuk kepolisian. Pelaku berinisial AD. Ia mengakui membawa senjata tajam dan membacok korban hingga tewas.

    h. 24 September 2012

    Tawuran pelajar SMAN 6 & SMAN 70 di Bundaran Bulungan, Blok M Plaza Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Korban pelajar dari siswa SMAN 6, Alawi Yusianto tewas dalam aksi tawuran tersebut. Sementara itu rekannya Ramdan Dimas dan Diaz Fahlevi mengalami luka-luka. Alawi tewas dibacok  oleh Fitra Rahmadhani, siswa dari SMAN 70.

    WartaNews-Jakarta, Sebelumnya berita pertikaian yang hangat diperbincangkan, antara pelajar yang terjadi di bulungan antara SMAN 70 dan SMAN 6 menewaskan satu orang pelajar SMAN 6.

    Komisi Nasional Perlindungan Anak (KPAI), mencatat sepanjang enam bulan pertama di tahun 2012. Sudah ada 139 kasus tawuran pelajar. Naik dari tahun sebelumnya sebanyak 128 kasus. 

    Bab III. Penutup

    A. Kesimpulan

    Permasalahan yang timbul seperti Tawuran antar pelajar memang bukanlah masalah sepele, dikarenakan makin banyaknya peristiwa serupa yangterjadi belakangan ini, hal ini sangat disayangkan karena tidakan tersebut sangatlah tidak terpuji, dan eksistensi diri para pelajarlah sebagai pemicu terjadinya bentrok antar pelajar.

    Kita harus semakin prihatin akan peristiwa yang terjadi disekitar kita, karena banyak faktor yang melatar belakanginya, antara lain faktor internal, yaitu pribadi atau individu dan faktor eksternal, seperti : orang tua, sekolah, dan lingkungan sekitar, dalam hal ini orang tua sangat memiliki peranan penting dalam mendidik anak, karena teladan dan contoh yang baik bisa membuat seorang anak menjadi baik, begitupula sebaiknya, dan peran serta sekolah serta lingkungan juga sangat diharapkan, dimana kondisi yang kondusif bisa berdampak pada keadaan sekitar.

    Perkelahian terjadi karena adanya situasi yang mengharuskan mereka untuk berkelahi. Biasanya muncul akibat adanya kebutuhan untuk memecahkan masalah secara cepat kekerasan makin mewabah di mana-mana. Wajah-wajah beringas para remaja kita telah menjadi momok tersendiri di tengah-tengah masyarakat yang makin tak karuan ini. Karena para remaja nantinya akan jadi generasi akan menjadi penerus bangsa ini dan mampu menjadi pemimpin keluarga masa kelak mendatang. Banyak hal yang bisa dipelajari dari peristiwa ini, selain dari dampak yang tentunya sangat-sangat merugikan diri sendiri dan juga orang lain, serta cara-cara yang bisa diterapkan untuk menghindari terjadinya tawuran.

    B. Saran

    Dalam menyikapi masalah remaja terutama tentang tawuran pelajar diatas, kami memberikan beberapa saran. Diantaranya :

    a.         Membuat Peraturan Sekolah Yang Tegas

    Bagi siswa siswi yang terlibat dalam tawuran akan dikeluarkan dari sekolah. Jika semua siswa terlibat tawuran maka sekolah akan memberhentikan semua siswa dan melakukan penerimaan siswa baru dan pindahan. Setiap pelajar siswa siswi harus dibuat takut dengan berbagai hukuman yang akan diterima jika ikut serta dalam aksi tawuran. Bagi yang membawa senjata tajam dan senjata khas tawuran lainnya juga harus diberi sanksi.

    b.        Memberikan pendidikan anti tawuran

    Pelajar diberikan pemahaman tentang tata cara menghancurkan akar-akan penyebab tawuran dengan melakukan tindakan-tindakan tanpa kekerasan jika terjadi suatu hal, selalu berperilaku sopan dan melaporkan rencana pelajar-pelajar badung yang merencanakan penyerangan terhadap pelajar sekolah lain. Jika diserang diajarkan untuk mengalah dan tidak melakukan serangan balasan, kecuali terpaksa.

    c.         Memisahkan pelajar berotak kriminal dari pelajar yang lain

    Setiap manusia memiliki sifat bawaan masing-masing. Ada yang baik, yang sedang dan ada yang kriminil. Daripada menularkan sifat jahatnya kepada siswa yang lain lebih baik diidentifikasi dari awal dan dilakukan bimbingan konseling tingkat tinggi untuk menghilangkan sifat-sifat jahat dari diri siswa tersebut. Jika tidak bisa dan tetap berpotensi tinggi membahayakan yang lain segera keluarkan dari sekolah.

    d.        Kolaborasi belajar bersama antar sekolah

    Selama ini belajar di sekolah hanya di situ-situ saja sehingga tidak saling kenal mengenal antar pelajar sekolah yang satu dengan yang lainnya. Seharusnya ada kegiatan belajar gabungan antar sekolah yang berdekatan secara lokasi dan memiliki kecenderungan untuk terjadi tawuran pelajar. Dengan saling kenal mengenal karena sering bertemu dan berinteraksi maka jika terjadi masalah tidak akan lari ke tawuran pelajar, namun diselesaikan dengan cara baik-baik.

    e.         Membuat program ekstrakurikuler tawuran

    Diharapkan setiap sekolah membuat ekskul konsep baru bertema tawuran, namun tawuran pelajar yang mendidik, misalnya tawuran ilmu, tawuran olahraga, tawuran otak, tawuran dakwah, tawuran cinta, dan lain sebagainya yang bersifat positif. Tawuran-tawuran ini sebaiknya bukan bersifat kompetisi, tetapi bersifat saling mengisi dan bekerjasama sehingga bisa bergabung dengan ekskul yang sama di sekolah lain.

    f.         Patroli polisi dan satpol PP

    Patroli polisi dan satpol PP diintensifkan saat jam pulang sekolah, karena siswa atau mahasiswa yang berbeda almamater biasanya akan cepat tersulut emosinya saat mereka berpapasan dengan jumlah yang banyak.

  • Sejarah Olahraga Lempar Lembing

    Sejarah Lempar Lembing Merupakan olahraga Atletik yang terdiri dari dua kata yaitu Lempar dan Lembing, Lempar adalah usaha untuk membuang jauh-jauh sedangkan lembing adalah Sebuah tongkat yang berujung runcing yang dibuang jauh-jauh (Munasifah, 2008:4).

    Lempar Lembing adalah suatu nomor yang terdapat dalam cabang olahraga atletik yang menggunakan alat bulat panjang berbentuk tombak dengan cara melempar sejauh-jauhnya (PASI, 1988:43)

    Selanjutnya Jerver ( 1996:142) menjelaskan bahwa Lempar Lembing adalah suatu gerakan antara sentuhan tangan dengan menggunakan benda yang berbentuk panjang berusaha untuk melempar sejauh mungkin. Untuk memperoleh jauhnya lemparan diperlukan kekuatan dengan kecepatan gerak serta sudut pada saat lembing meninggalkan tangan.

    Sejarah Lempar Lembing

    Lempar Lembing merupakan suatu aktivitas yang memerlukan kecekatan dan kekuatan dalam melempar sebuah tongkat berbentuk tombak akan tetapi lebih ringan dan lebih kecil, seperti hal nya olahraga atletik lain nya Lempar Lembing ini merupakan hasil adopsi dari kebiasaan (Ketangkasan) pada zaman tersebut. pada zaman dahulu lempar lembing ini lebih digunakan masyarakat sebagai senjata ketangkasan untuk berperang atau berburu.

    Aktifitas Lempar lembing ini mulai berkembang menjadi suatu olahraga ketika umat manusia mulai memasuki zaman bercocok tanam dan meninggalkan aktivitas nomaden nya yang kental dengan aktivitas berburu, sehingga terjadi perubahan mulai dari gaya hidup aktivitas maupun kebudayaan seperti Lempar lembing ini yang dahulunya digunakan untuk berburu pada masa itu mulai berkembang menjadi sebuah Olahraga. Walau belum ada catatan yang  otentik Lempar lembing ini dipresiksi telah berkembang pada zaman yunani klasik. sehingga jamak kalau olahraga atletik ini merupakan asal dari Olahraga atletik ini.

    Lempar Lembing ini muarupakan olahraga yang mengharuskan atlet nya untuk melemparkan sebuah benda yang hampir mirip seperti tombak yang disbut Lembing sepanjang 2,5 meter sejauh mungkin, pada tahun 1908 lempar lembing mulai dimasukan kedalam ssalahsatu cabang olahraga dalam Olimpiade pada saat itu lempar lembing sudah mulai banyak diminati ini terbukti dengan berpartisipasinya 42 orang peserta (Atlit) Lempar Lembung dari 11 Negara. dan Swedia merupakan negara yang menjuarai olahraga lempar Lembing ini yang diwakili oleh Erik Lundqvist ia berhasil melemparkan lembing sejauh 54,83 meter. akaibat perang dunia I maka olimpiade selanjutnya dilakukan pada tahun 1920 di antwerp, dan Jonny Myyra dari Finlandia berhasil menjadi juara dengan lemparan sejauh 65,78 meter. myyra juga berhasil memenangkan Olympiade berikutnya di paris pada tahun 1924 dengan jarak lemparan sehauh 62,96 meter.

  • Manfaar Renang Untuk Kesehatan dan Tubuh

    9 Manfaat Renang Untuk Tubuh ~ Renang merupakan Olahraga Air memiliki Manfaat-manfaat yang luar biasa, Olahraga Renang ini memiliki gerakan yang sangat kompleks karena hampir seluruh anggota tubuh ikut bekerja ketika kita melakukan olahraga renang ini, hal ini menyebabkan Olahraga renang ini menjadi salah satu olahraga Air (Aquatik) yang sangat banyak peminatnya.

    Pada saat ini Olahraga Renang ini banyak sekali diminati oleh seluruh masyarakat karena manfaat-manfaat dari olahraga tersebut, saat ini olahraga renang tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa akan tetapi banyak juga dilakukan oleh anak-anak usia dini bahkan sekarang ini banyak dibuka kelas renang untuk balita, karena renang ini dapat merangsang pertumbuhan dan juga merangsang pertumbuhan motorik anak. akan tetapi disamping melakukan renang ini harus di dukung dengan makanan yang bergizi (4 sehat, 5 Sempurna). 

    Pada Kesempatan kali ini Kumpulan Olahraga akan sedikit membahas tentang 9 Manfaat renang Untuk Tubuh, untuk lebih jelasnya dapat sobat baca dibawah ini.

    9 Manfaat Renang Untuk Tubuh

    Seperti pemaparan diatas bahwa Olahraga Renang memiliki beberapa manfaat bagi perkembangan dan juga kesehatan tubuh, berikut ini beberapa manfaat Renang Untuk Perkembangan Tubuh adalah sebagai berikut :

    1. Memperkuat dan Melatih Pernafasan 

    Berenang merupakan olahraga yang dilakukan di dalam air, hal ini memungkinkan perenang untuk menahan dan juga memanage nafas agar tidak cepat mengalami kelelahan sewaktu berenang, dengan begitu dengan sendirinya Sistem pernafasan akan terlatih menjadi panjang dan kuat untuk menahan nafas di dalam air, dengan berenang ini dapat memacu kerja seluruh bagian otot dan memacu aliran darah ke pembuluh darah, jantung dan paru-paru menjadi lebih lancar. Sehinnga banyak yang mengatakan renang ini lebih banyak manfaatnya dari Olahraga Senam Aerobik

    2. Meningkatkan Kekuatan Otot

    Olahraga renang ini memiliki gerakan yang kompleks, sehingga hampir seluruh otot melakukan gerakan yang dapat melatih dan menguatkan otot tersebut, hal ini akan menjadikan otot-otot yang ada di tubuh kita terlatih dan dapat berkembang menjadi kuat.

    3. Mempercepat Pertumbuhan Badan

    Menurut penelitian para ahli Olahraga renang ini, memiliki manfaat untuk mempercepat proses pertumbuhan tubuh jika dibandingkan dengan olahraga lain Olahraga renang ini sangatlah efektif untuk mempercepat pertumbuhan tubuh. hal ini telah dilakukan penelitian dan menjadikan Olahraga renang ini sebagai olahraga yang dapat memacu pertumbuhan dan menjaga kesehatan tubuh, akan tetapi disamping melakukan olahraga renang ini harus juga di tunjang dengan makanan yang bergizi baik.

    .

    4. Menjaga Kesehatan Jantung

    Olahraga renang ini memiliki gerakan yang kompleks sehingga peredaran darah menjadi lancar dan hal ini dapat memacu dan melatih kerja jantung, sehingga apabila kita sering melakukan Olahraga renang ini Jantung kita akan terlatih dan akan menjadi kuat dan sehat.

    5. Membentuk Tubuh

    Selain melakukan Fitnes Olahraga Renang ini juga dapat dijadikan sebagai alternatif dalam membentuk tubuh, dengan berkembangnya kekuatan Otot maka dengan sendirinya volume dan massa otot pun akan bertambah sehingga sobat akan mendapatkan bentuk tubuh yang ideal.

    6. Mengurangi Stres

    Renang merupakan olahraga yang dilakukan di dalam air, sehinnga dengan melakukan aktivitas di dalam air hal ini dapat meningkatkan Hormon Endorfin dalam otak sehingga suasana hati akan menjadi tenang dan nyaman sehingga dapat menjadikan kita rileks dan akan menurunkan tingkat stres.

    7. Meningkatkan Kebugaran Tubuh.

    Dengan melakukan renang minimal selama 20 menit maka akan memberikan kebugaran untuk tubuh sobat, karena dengan malakukan renang selama min 20 menit dengan gerakan yang konstan dan teknik yang sama maka akan membantu kebugaran tubuh dan juga merangsang metabolisme tubuh dan mambakar lemak di dalam tubuh.

    8. Sebagai Terapi Ketika Cedera

    Untuk atlet yang sedang dalam pemulihan pasca cedera olahraga renang dapat dijadikan sebagai terapi alternatif, karena dengan gerakan renang ini dapat mengembalikan urat dan otot yang mengalami dislokasi, akan tetapi harus dilakukan dengan seizin dan pengawasan dari terapist (ahli) 

    9. Meningkatkan Mood (Relaksasi)

    Berenang merupakan salahsatu olahraga yang dapat meningkatkan mood, karena olahraga renang merupakan olahraga yang sangat menyenangkan, sebagian orang menjadikan senang sebagai sarana rekreasi, sehinnga tidak heran sekarang banyak sekali di buka water boom-waterboom yang dapat di jadikan sebagai sarana hiburan bagi sobat sekalian.

    Demikian lah 9 Manfaat renang Untuk Tubuh semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan sobat sekalian, terimakasih atas Kunjungan sobat sekalian.

  • Metode Pembelajaran Materi Senam

    Senam – Keterampilan mengajar adalah seperangkat keterampilan yang perlu dimiliki oleh guru untuk memungkinkan anak dalam belajar. Oleh karena itu keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru penjasorkes berbeda sifatnya dengan keterampilan yang harus dimiliki oleh guru yang lain. Dalam pelajaran penjas keterampilan-keterampilan ini bervariasi dari mulai membuat perencanaan hirgga mengevaluasi hasil belajar. Ketrampilan mengajar dalam senam melipuli :

    Perencanaan

    Seringkali perencana adalah salah satu tugas yang paling tidak menyenangkan dari keseluruhan aspek pengajaran. Namun demikian, bagaimanapun perencanaan tetap merupakan hal pokok dalam pengajaran, karena kegagalan dalam perencanaan biasanya mengarah pada pelajaran yang tidak berhasil. Paling tidak akan banyak waktu terbuang, karena guru harus memikirkan dari awal ketika ia baru masuk ke hall atau tempat pembelajaran.

    Perencanaan yang tidak tepat akan berpengaruh jangka panjang. Jika anak cenderung hanya terampil disatu bidang atau sedikit kegiatan hal itu dianggap sebagai kelemahan dalam perencanaan. Guru yang tidak memiliki perencanaan besar kemungkinan hanya mengajarkan apa yang mereka bisa dan menyebabkan anak tidak senang sehingga menghasilkan program yang tidak seimbang. Perencanaan pengajaran paling tidak memperhatikan hal-hal seperti jumlah anak, alat yang tersedia, karakteristik anak yang meliputi perkembangan sosial, emosi, intelegensi, usia, jenis kelamin, kebutuhan gerak dan lain-lain.

    Mengembangkan isi pelajaran

    Pentingnya pengernbangan isi pelajaran sebagai sebuah keterampilan pengajaran adalah kenyataan bahwa perencanaan yang baik sekalipun tidak berjan sepenuhnya seperti yang dikehendaki. Oleh karena itu ketika pelajaran berlangsung, guru hendaknya mampu melihai cara apa yang bisa ditempuh jika kegiatan yang direncanakan tidak berjalan. Pada dasarnya ada empat cara yang dapat ditempuh oleh guru untuk mengembangkan isi pelajaran yaitu :

    1. Informing yaitu memberikan informasi tentang konsep atau ketrampilan dan bagairnana tugas itu dilakukan. Dalam memberikan informasi hendaknya menggunakan bahasa yang jelas dan singkat. Bila diperlukan untuk mengabungkan beberapa informasi maka dilakukan dengan demonstrasi.
    2. Extending (memperluas tugas) yaitu merubah tugas gerak yang seeding dilakukan menjadi lebih mudah atau menjadi lebih sulit, tergantung pada kemampuan siswa Ini perlu dilakukan, karena jika tidak maka pembelajaran menjadi tidak efektif. Menurut Rink (1993), perubahan bisa dilakukan dalam dua cara yaitu perubahan mempermudah atau mempersulit dalam tugas yang sama (intratask) atau dengan menggantinya dengan tugas yang berbeda (intettask). Tugas dianggap berada dalam penguasaan anak jika anak sukses melakukan tugas tersebut sekiatar 80 persen.
    3. Refining (menyempumakan tugas) yaitu memberikan tanda tanda pada anak atau kunci rahasia yang bisa membantu menguasai tugas gerak yang dilakukan. Jika tugas dianggap sudah dikuasai, guru dapat memberikan tanda atau kunci untuk membantu siswa menampilkan gerakannya dengan lebih baik atau lebih sempurna lagi. Penyempurnaan gerak ini jelas merupakan umpan balik yang sesuai dengan keadaan tugas tadi, sehingga anak mampu memfokuskan perhatian pada cara menyelesaikan tugasnya. Umpan balik dari guru bisa diberikan baik secara klasikal maupun individual. Contohnya : “coba tekuk lagi lutut dan badan sehingga bisa mendarai lebih lembut”.
    4. Applying (menerapkan) tugas yang sedang dilatih pada kondisi-kondisi yang sesuai dengan fungsi dan gerakan itu. Setelah anak mampu melaksanakan tugas dengan baik, tiba saatnya bagi guru untuk menantang anak untuk menerapkan keterampilannya. pada kondisi tertentu. Hal tersebut bisa dilakukan pada alat yang lain atau dalam rangkaian gerak tertentu.

    Memotivasi siswa

    Kenyataan menunjukan bahwa dalam banyak situasi pembelajaran senam banyak sekali murid yang tidak tertarik untuk betul-betul mengikuti pembelajaran senam. Bahkan hampir semua murid puteri sepertinya takut mengikuti pelajaran senam. Ha1 tersebut tidak hanya terjadi di sekolah di Indonesia saja akan tetapi di banyak negara maju juga seperti itu. Situasi yang demikian sering diakibatkan oleh kurang tepatnya guru dalam memilih pendekatan pembelajaran yang dilakukan. Jika guru memilih pendekatan pengajaran formal terhadap senam prestasi, maka banyak anak yang merasa dirinya tidak mampu dan karena itu dirinya tidak termotivasi sama sekali. Untuk itu, agar siswa termotivasi guru perlu mengubah pendekatan pengajaran dengan pendekatan yang berorientas permainan atau pendekatan pola gerak dominan (PGI)) dan pengembangannya (khususnya pada kelas VII).

    Ada beberapa tips yang bisa dilakukan dalam meningkatkan, motivasi anak dalam pembelajaran senam, antara lain :

    • Pilihlah kegiatan pembelajaran yang bisa disesuaikan lagi semua anak
    • Beri kesempatan anak untuk berhasil.
    • Buat cara agar murid bisa merasa unggul dalam bidang -bidang tertentu, dan siapkan alternatif bagi yang belum.
    • Siapkan reward yang membanggakan bila perlu (seperti gelar-gelar Miss. flexible)
    • Sediakan umpan balik sesering mungkin (contoh ” lompatan kamu sangat indah).
    • Pujian dan dorongan harus diberikan segera setelah satu kegiatan berlangsung.
    • Keterampilan bukan satu-satuaya dasar untuk memberikan pujian, mungkin bisa semangat, kerjasama, kerajinan, tertib, dll.

    Mengorganisir Ruang Dan Gerlatan

    Keharusan bagi guru dalam mengorganisir ruang dan peralatan dengan maksud agar:

    • Keamanan dari penggunaan alat serta ruamg secara keseluruhaan.
    • Memungkinkan terjadinya kegiatan belajar yang memenuhi persyaratan ALT (Active Learning Time) yang optimal

    Teknik bantuan

    Teknik bantuan dalam pembelajaran senam bisa dibenarkan karena ketika anak mempelajari keterampilan yang cukup sulit dan alat penunjang kurang maka bantuan sangat diperlukan. Yang dimaksud bantuan dalam pelnbelajaran semam adalah kontak langsung kepada anak selama melakukan suatu keterampilan. Bantuan bisa berlangsung selengkapnya atau hanya diberikan pada saat kritis pada keterampilan yang dimaksud. Bantuan diberikan pada anak dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

    • Memitiki gambaran yang jelas dari keterampilan yang akan ditakukan (urutan, timming dan posisi).
    • Jalin komunikasi yang jelas antara guru dan murid yang dibantu
    • Ketahui dimana kontak atau tumpuan harus diberikan.
    • Ketahui pula kekhususan setiap gerakan sehingga guru mengetahui dalam hal apa bantuan diperlukan, apakah untuk memperbesar tenaga ayunan, atau justru rnengurangi momentum atau menjaga keseimbangan.
    • Bantuan diberikan pada saat yang tepat
    • Atur posisi yang tepat dalam membantu.
    • Ketahui tingkat penguasaan anak yang dibantu
  • Urutan Gaya Pada Renang Estafet

    Urutan Gaya Pada Renang Estafet

    Medley event aatau renang estafet adalah salah satu cabang olahraga yang diperlombakan di ajang-ajang nasional dan internasional seperti PON, SEA Games, hingga Olimpiade. Cabor ini mempertandingan olahraga renang dengan berbagai gaya.

    Taktik paling umum dilakukan dalam olahraga ini adalah memilih atlet yang memiliki kecepatan renang paling cepat di masing-masing gaya yang dikuasainya. Dengan demikian hal yang paling pertama harus dipahami adalah Jenis dan Urutan Gaya Pada Renang Estafet.

    Urutan Gaya Renang Estafet

    Renang Estafet pertama kali diajukan oleh Nicolas Wynman pada tahun 1538. Urutan original dari renang estafet sebagai berikut


    Gaya yang dipergunakan pada saat gaya ganti estafet 4×100 m baik putra maupun putri adalah sebagai berikut.

    1. Gaya kupu-kupu
    2. Gaya punggung
    3. Gaya dada
    4. Gaya bebas

    Adapun untuk gaya ganti estafet 4 × 400 m putra antara lain sebagai berikut.

    1. Gaya punggung
    2. Gaya dada
    3. Gaya kupu-kupu
    4. Gaya bebas

    Urutan gaya ganti estafet sebagai berikut.

    1. Perenang pertama melakukan gaya punggung.
    2. Perenang kedua melakukan gaya dada.
    3. Perenang ketiga melakukan gaya kupu-kupu.
    4. Perenang keempat melakukan gaya bebas.

    2.  Perlombaan Renang Estafet

    a.  Ketentuan Start

    Berdasarkan ketentuan FINA bahwa aba-aba start hanya dilakukan satu kali. Jika perenang melakukan kesalahan sebelum aba-aba  start  dibunyikan maka perenang tidak diperkenankan ikut serta start kembali. Jika pada saat aba-aba start  dibunyikan ada yang mendahuluinya, maka perenang yang mencuri  start didiskualifikasi, lomba renang tetap berjalan sampai dengan selesai nomor tersebut. Start yang digunakan renang gaya bebas, gaya dada, dan gaya kupu-kupu, berbeda dengan start renang gaya punggung. 

    Start dalam gaya bebas, gaya dada dan gaya kupu-kupu dimulai dengan cara meloncat (terjun) dari atas tempat start.

    1. Pada aba-aba peluit panjang, para peserta melangkah naik di bagian belakang balok start dan tetap diam.
    2. Pada aba-aba “awas” perenang segera mengambil sikap start di bagian depan tempat start dengan sikap sedikit membungkuk semua peserta tidak boleh bergerak. 
    3. Jika semua perenang sudah tidak bergerak, isyarat “ya” atau peluit dibunyikan.

    Khusus dalam gaya punggung dan gaya ganti estafet start dilakukan dari dalam kolam.

    1. Pada bunyi peluit panjang, para perenang segera turun ke kolam dan mengambil sikap  start dengan berpegangan pada tempat start.
    2. Jika seluruh peserta sudah diam tidak bergerak aba-aba “awas” dan “ya” atau peluit segera dibunyikan tanda start di mulai.
    3. Ketentuan  start  salah yang diakibatkan oleh kesalahan petugas, maka kesalahan perenang dapat dihapus.

    b.  Ketentuan Gaya Bebas

    Gaya bebas berarti bahwa dalam satu nomor perlombaan, peserta boleh melakukan renang dengan gaya apa saja, kecuali dalam nomor gaya ganti perorangan atau gaya ganti estafet, maka gaya bebas di sini adalah gaya selain gaya punggung, gaya dada dan gaya kupu-kupu. Pada renang gaya bebas pada waktu pembalikan dan finish perenang dapat menyentuh dinding dengan tangan bukan suatu ketentuan

    c.  Ketentuan Gaya Punggung

    1. Pada waktu start para peserta berbaris di dinding kolam berpegangan pada tempat start yang ditentukan.
    2. Kedua telapak berada di bawah permukaan air.
    3. Perenang tidak diperkenankan menggerakkan anggota badan sebelum isyarat start diberikan.
    4. Saat start atau pembalikan posisi tubuh harus dalam posisi telentang dan harus tetap telentang selama melakukan renang.
    5. Berenang gaya punggung di bawah permukaan air tidak diperkenankan. Kecuali maksimal 10 meter setelah start pembalikan.

    d.  Ketentuan Gaya Dada

    1. Mulai dari ayunan tangan pertama sesudah  start atau pembalikan posisi badan harus tetap tertelungkup dan kedua tangan segaris dengan permukaan air.
    2. Gerakan kedua tangan harus serempak dan dalam bidang horizontal tanpa gerakan bergantian.
    3. Kedua tangan harus didorongkan ke depan bersamaan dari dada dan harus ditarik ke belakang di bawah permukaan air. Kecuali saat start atau pembalikan.
    4. Gerakan kaki dengan tendangan seperti lumba-lumba tidak diperkenakan.
    5. Pada waktu pembalikan atau finish harus dilakukan dengan kedua tangan secara bersamaan, baik di atas atau di bawah permukaan air. Kedua bahu harus tetap dalam posisi horizontal.

    e.  Ketentuan Gaya Kupu-Kupu

    1. Kedua tangan diayun ke depan secara bersama-sama di atas permukaan air dan ditarik ke belakang secara serempak.
    2. Badan tetap dalam posisi telungkup dan bahu sejajar dengan permukaan air, mulai dari ayunan pertama sesudah start atau pembalikan.
  • Manfaat Senam Lantai – Gymnastik

    Manfaat Senam Lantai – Gymnastik

    Ada banyak Manfaat Senam Lantai bagi kesehatan Jasmani dan Rohani Manusia. Khususnya jika seluruh gerakan tersebut dilakukan secara tepat dan benar.

    Yuk kenali manfaat dan gerakan senam lantai lebih jauh.

    Senam Lantai

    Senam lantai atau Gymnastic adalah salah satu cabang olahraga yang menggunakan lantai sebagai area bermain. Biasanya lantai akan dilapisi matras agar para atlet atau pelakunya lebih nyaman melakukan berbagai gerakan di atasnya.

    Gerakan yang masuk dalam Gymnastik secara umum adalah:

    1. Berguling
    2. Melompat
    3. Meloncat
    4. Salto (Berputar di Udara)
    5. Bertumpu dengan tangan
    6. Bertumpu dengan kaki
    7. Sikap lilin

    Senam lantai menjadi populer dilakukan karena olahraga ini terbilang tidak membutuhkan banyak peralatan khusus. Gerakan senam lantai juga beragam, mulai dari gerakan sederhana untuk pemula sampai gerakan yang lebih akrobatik untuk atlet profesional.

    Gerakan Berguling Ke depan Senam Lantai

    Gerakan senam lantai dilakukan dalam waktu 90 detik untuk pria dan 70 detik untuk wanita.

    Macam-macam gerakan senam lantai meliputi : guling ke depan (forward roll), guling ke belakang (backward roll), lompat harimau (tiger sprong), lenting tangan (hands stand overslag), meroda, lompat jongkok, lenting tangan putar (round off), lenting tangan ke belakang (flik flak), keseimbangan lutut berguling (squat roll), lompat kangkang, berdiri dengan kepala (kopstand), kayang (brug), sikap lilin, salto ke depan (Summer vault), salto ke belakang (Back Summer vault ), guling lenting (roll kiep), lompat ikan (snuck).

    Hal-hal yang harusdiperhatikan ketika melakukan senam lantai :

    1. Gunakan matras dalam setiap melakukan senam lantai
    2. Pastikan matras dan keadaan sekitar aman untuk melakukan senam lantai
    3. Letakkan matras di atas lantai atau tanah yang rata dan jauh dari bahaya
    4. Letakkan matras jauh dari dinding ataupun benda yang dapat menyebabkan benturan
    5. Senam lantai dilakukan mulai dari gerakan ringan dan bertahap sampai pada gerakan yang sulit
    6. Lakukan gerakan pemanasan sebelum melakukan gerakan senam lantai
    7. Senam lantai dilakukan dengan pengawasan guru atau pelatih yang sudah ahli
    8. Setelah melakukan kegiatan senam lantai simpan matras kembali ditempatnya.

    Manfaat senam lantai

    Senam lantai memberikan manfaat bagi kesehatan fisik dan bagi kesehatan mental sosial. Setiap jenis olahraga memang memiliki manfaat tersendiri salah satunya manfaat olahraga senam lantai. Olahraga jenis ini dibutuhkan keahlian khusus untuk melakukan gerakan-gerakan senam tersebut. Bagi pemula yang ingin menguasai olahraga jenis ini, disarankan untuk melakukan oalahraga jenis ini untuk giat berlatih dengan memperhatikan keselamatan diri

    Manfaat fisik senam lantai :

    1. Dapat membuat tubuh lebih bugar, sehat dan segar. Memiliki tubuh yang bugar memang dapat membuat tubuh menjadi lebih bersemangat dalam menjalani aktifitas sehari hari.
    2. Mendapatkan bentuk tubuh ideal, nah jika anda ingin melakukan program diet maka senam lantai dapat membantu anda untuk mendapatkan tubuh yang ideal ataupun untuk mempertahankan bentuk badan anda. Karena gerakan senam lantai dapat membakar lemak dan kalori didalam tubuh. Selain itu juga jika anda memiliki fostur tubuh yang membungkuk, maka anda dapat mencoba gerakan senam lantai untuk membangun sekaligus memperbaiki tubuh sehingga lebih tegak.
    3. Dapat melenturkan tubuh – lakukan gerakan senam lantai yang sederhan saja seperti cop roll atau roll back rool secara rutin dan teratur, agar anggota badan tidak kaku dan menjadi lentur.
    4. Dapat mengembangkan otot, gerakan senan ini biasanya banyak dilakukan para orang dewasa agar otot-otot tubuhnya menjadi mengembang dan kuat pastinya. Lakukan gerakan ini secara teratur dan berkala agar untuk membantu mengencangkan otot-otot tubuh, sehingga menjadi lebih kekar dan kuat.
  • Isi Makalah Manusia dan Kegelisahan – Ilmu Sosial Budaya Dasar

    Isi Makalah Manusia dan Kegelisahan – Ilmu Sosial Budaya Dasar

    Berikut ini adalah makalah terkait dengan Menusia dan Kegelisahan. Makalah ini berisi tentang aspek psikologis dari manusia yang dapat merasakan cemas atau kegelisahan.

    Makalah Manusia dan Kegelisahan

    A. Pengertian Manusia

    Manusia adalah makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya. Serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif.

    Manusia adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi. Ini karena manusia memiliki perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar diantara semua makhluk yang ada di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang mutlak, namun perbandingan massa otak dengan tubuh manusia memang memberikan petunjuk dari segi intelektual relatif.

    Manusia atau orang dapat diartikan dari sudut pandang yang berbeda-beda, baik itu menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai homo sapiens (bahasa latin untuk manusia) yang merupakan sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.

    Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-tindakan yang akan diambil. Manusia pun berlaku sebagai makhluk
    sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.

    B. Pengertian Kegelisahan

    Kegelisahan berasal dari kata gelisah yang berti tidak tenteram hatinya selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya tidak sabar ataupun dalam kecemasan. Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu gejala tingkah laku atau gerak gerik tersebut mukanya lain dari bisasanya misalnya berjalan mondar mandir dalam ruangan tertentu sambil menundukkan kepadalnya memandang jauh kedepan sambil mengepalkan tangannya duduk termenung sambil memegang kepalanya duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara dan lain-lain. Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan karena itu dalam kehidupn sehari hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan kekhawatiran ataupun ketakutan. Definisi dapat disebutkan bahwa seseorang mengalami frustasi karena hal yang didingainkannya tidak tercapai.

    Tiga Macam Kecemasan Yang Menimpa Manusia

    Sigmeund freud ahli psikoanalisa berpendapat bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (objektif),kecemasan neurotik, dan kecemasan moril.

    1. Kecemasaan Kenyataan (Objektif)

    Kecemasan mengenai Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang  mengancam untuk mencelakakannya pengalaman bahaya mewarisi kecenderungannya untuk menjadi takut kalau berada dekat benda benda tertentu atau keadaan tertentu di lingkungannya.
    Sebagai contoh, jika seorang wanita yang pernah trauma dengan kecoa, maka dia akan cenderung takut jika melihat kecoa. Namun ada orang dengan reaksi membalik. Karena ia mendendam maka ia berusaha selalu untuk ganti berbuat kejam sebagi pelampiasannya. Misalnya seperti yang ada di Film Forbidden Party, a.k.a Invitation only.

    2. Kecemasan Nerotis (Syaraf)

    Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya yang naluriah. Menurut Sugmund Freud kecemasan ini dibagi menjadi tiga macam.

    Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri atau takut akan dirinya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seorang yang gelisan , yang selalu mengira bahwa sesuatu yang hebat terjadi.

    3.Kecemasaan Moril

    Kecemasan moril sisebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi antara lain: iri, benci, dendam, dengki, dan marah gelisah cinta dan rasa kurang percaya diri. Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang cantik maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan segingga kawan-kawannya lebih diniliai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menimbulakan kecemasan moril.

    C. Bentuk – Bentuk Kegelisahan Manusia

    Bentuk – bentuk kegelisahan dalam diri manusia dapat menjelma dalam suatu bentuk, seperti ;

    1. Keterasingan

    Terasing, diasingkan atau sedang dalam keterasingan sudah ada sejak puluhan bahkan ribuan tahun lamanya. Dimana terasing pada dasarnya dapat didefinisikan sebagi bentuk kehilangan eksistensi diri yang disebabkan tidak adanya pengakuan tentang keberadaan kita “secara hakikat” atau dengan kata lain merasa tersisihkan dan termarjinalkan oleh diri sendiri dan orang lain dalam pergaulan atau mayarakat.

    Keterasingan disebabkan oleh dua faktor, yaitu

    a. Faktor intern, atau fakor yang berasal dari dalam diri sendiri seperti merasa berbeda dengan orang lain, rendah diri dan bersikap apatis dengan lingkungan.

    b. Faktor ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri. Faktor ini pun bias bersumber pada faktor yang pertama.

    2. Kesepian

    Aplikasi dan perwujudan dari terasing adalah kesepian. Jika seseorang sudah merasa diasingkan maka orang tersebut akan mengalami kesepian dalam diri dan lingkunga sehingga merasa sepi atau kesepian. Jika hal ini terus dibiarkan maka orang tersebut akan kehilangan unsur dan karakter unik dalam dirinya senhingga dia pun sulit untuk mengenali dirinya.

    3. Ketidakpastian

    Ketidakpastian adalah sebutan yang digunakan dengan berbagai cara di sejumlah bidang, termasuk filosofi, fisika, statistika, ekonomika, keuangan, asuransi, psikologi, sosiologi, teknik, dan ilmu pengetahuan informasi. Ketidakpastian berlaku pada perkiraan masa depan hingga pengukuran fisik yang sudah ada atau yang belum diketahui.

    D. Sebab – Sebab Orang Gelisah

    Manusia mengalami kegelisan memiliki sebab-sebab yang dapat menimbulkan kegelisahan. Kegelisahan itu disebabkan antara lain:

    1. Kesulitan ekonomi
    2. Takut kehilangan harta, jabatan dan popularitas
    3. Penyakit yang bertahun-tahun
    4. Kesulitan mendapatkan pasangan hidup yang ideal
    5. Takut kehilangan pasangan hidup
    6. Khawatir gagal dalam berkarier

    E. Usaha – Usaha mengatasi Kegelisahan

    Usaha-usaha yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kegelisahan ini peratama-tama harus mulai dari diri kita sendiri terlebih dahulu, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga kesulitan dapat kita atasi. Sedangkan cara yang paling ampuh untuk mengatasi kegelisahan adalah dengan berserah diri kepada Tuhan.

    Cara lain yang mungkin juga baik untuk digunakan dalam mengatasi kegelisahan:

    • Dengan memerlukan sedikit pemikiran yaitu, pertama kita menanyakan pada diri kita sendiri (instropeksi),akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu terjadi,apa penyebabnya dan sebagainya.

    Kita bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa tabah dan senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita. Bersamaan berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut dalam jiwa  kita.

    • Berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh sabar,tabah,senang dan ikhlas sehingga Ia mau mengabulkan permohonan kita dari perasaan kecemasan ini,sebab Tuhan adalah yang paling Maha Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi umatnya yang mau berdoa dan memohon kepadaNya.

    Hanya dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan dan memasrahkan diri kepada Tuhan, maka hati gelisah manusia akan hilang. Mendekatkan diri bukan hanya dengan cara melalui hubungan vertikal dengan Tuhan, tetapi juga melalui hubungan horizontal dengan sesama manusia sebagaimana yang diperitahkan oleh Tuhan.

    HUBUNGAN MANUSIA DAN KEGELISAHAN

    Dari uraian pembahasan mengenai MANUSIA dan KEGELISAHAN yang telah kami paparkan pada bab terdahulu, maka kami dapat menyimpulkan bahwa kegelisahan merupakan bagian hidup manusia. Tiap manusia, dengan tidak memperdulikan  segala latar belakang dan kemampuannya, pasti akan mengalami kegelisahan, entah sebentar atau lama, relative ringan ataupun berat. Yang demikian ini boleh jadi sangat wajar mengingat manusia mempunyai hati dan perasaan.

    Adapun bentuk-bentuk kegelisahan berupa keterasingan, kesepian, dan ketidakpastian mempunyai hubungan yang erat dan mempengaruhi satu sama lain. Keterasingan dalam satu dan lain kesempatan bisa membuahkan kegelisahan. Dan sebaliknya, kegelisahan yang begitu hebat bisa saja menimbulkan keterasingan. Kemudian dari keterasingan yang dialami seseorang bisa saja menciptakan kondisi kesepian dan karena kesepian itupun bisa saja menimbulkan ketidakpastian. Keterasingan bisa jadi merupakan  perilaku sosiopatik dan sikap apatis yang tidak menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang bermasyarakat dan tidak bisa hidup sendiri.