Kata falak berasal dari bahasa Arab (al-falak) artinya beredar, peredaran, atau peredaran bintang-bintang, lintasan benda-benda langit (orbit) sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Yasin ayat 40 yang berbunyi “wa kullu fi falak yasbahun” (dan masing-masing beredar pada garis edarnya).
Sedangkan Ilmu Falak mempunyai arti Suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari dan membahas tentang peredaran dan lintasan benda-benda langit, seperti matahari, bulan, bintang, dan benda-benda langit lainnya. Dalam istilah umum disebut Astronomy, atau dalam istilah bahasa Inggris disebut dengan Practical Astronomy.
Didalam ilmu falak ini terbagi menjadi dua aliran ilmu, yaitu ilmu hisab dan ilmu rukyah definisi dari kedua aliran tersebut adalah sebagai berikut:
Ilmu Hisab
Kata hisab bearasal dari bahasa Arab (al-hisab) artinya hitungan atau bisa juga dikatakan perhitungan, sebagaimana dalam Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Yunus ayat 5 yang berbunyi “lita’lamu ádada al-sinin wa al-hisab” (agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Ilmu Falak juga bisa disebut sebagai Ilmu Hisab, karena kegiatan yang menonjol dari ilmu ini ialah memperhitungkan posisi dan kedudukan benda-benda langit. Sedangkan yang dimaksud dengan Ilmu Hisab adalah Suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari dan membahas mengenai perhitungan peredaran kedudukan benda-benda langit. Ilmu falak atau ilmu hisab disebut juga ilmu faraidh. Dalam istilah bahasa Inggris disebut dengan Arithmatic.
Rukyatul Hilal
Kata rukyah berasal dari bahasa Arab ru’yah (rukyat) artinya melihat. Kata rukyah ini terdapat banyak arti, diantaranya adalah melihat dengan mata, atau melihat dengan akal. Selain itu bisa juga diartikan melihat dengan mata, atau melihat dengan akal, atau dengan hati. Kata rukyah penggunaannya selalu dihubungkan dan disambung dengan kata hilal (bulan baru). Hal ini dikarenakan, pada saat menentukan tanggal satu penanggalan hijriyah, Nabi Muhammad mengajarkan pada umatnya untuk melihat bulan tipis (balan sabit).
Sedangkan istilah-istilah ru’yah (rukyat) yang sudah dikenal di kalangan masyarakat, antara lain sebagai berikut :
rukyat al hilal : melihat hilal dengan mata, atau dengan teleskop pada saat matahari terbenam menjelang awal bulan qamariyah. Dalam istilah bahasa Inggris disebut Observation atau Observasi.
rukyat al hilal bi al fi’li, atau rukyatul hilal bil fi’li: Istilah ini sangat dikenal di kalangan umat Islam. Pengertiannya sama dengan rukyatul hilal
hadd imkan al rukyat artinya Batas kemungkinan hilal dapat dilihat
irtifa’u al hilal artinya ketinggian hilal, dalam istilah bahasa Inggris disebut Altitude.
istilahah al rukyat artinya hilal tidak dapat dilihat.
imkan al rukyat artinya kemungkinan hilal dapat dilihat.
al qath’u bi al rukyat artinya pasti hilal dapat dilihat.
Wirausaha sering dipadankan dengan kata entrepreneur atau juga yang menyebutnya dengan wira swasta. Kedua padanan kata tersebut kelihatannya berbeda, tetapi tidak terlalu signifikan. Pemahaman tentang entrepreneur atau wirausaha/ wiraswasta yang lebih bisa diterima akal sehat, namun hingga sekarang kita masih mendengar pemahaman tentang entrepreneur atau wirausaha/ wiraswasta ini yang berbau mitos sehingga berpengaruh terhadap asumsi dan persepsi kita. Akibatnya banyak di antara kita yang gagal mewujudkan berwirausaha karena keliru memahami, membangun asumsi dan persepsi tentang wirausaha.
Entrepreneur memang bisa merupakan bakat, namun bisa dibentuk. Yang pasti, kita bukan tidak bisa menjadi entrepreneur yang sukses. Banyak cerita tentang orang yang mempunyai mitos yang salah tentang entrepreneurship. Mitos yang salah akan menciptakan rasa takut yang menjadi penghalang utama seseorang untuk memutuskan memulai usaha. Dalam makalah ini kami akan mencoba, memberikan penjelasan secara singkat tentang dunia wirausaha, pengertian wirausaha, karakteristik wirausaha, motivasi berwirausaha, tujuan dan manfaat wirausaha serta kerugian berwirausaha.
Hadis Tentang Wirausaha
A. Hadis Ashim bin Ubaidillah tentang kecintaan Allah terhadap orang yang berkarya
عن عاصم بن عبد الله ، عن سالم ، عن أبيه ، قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : { إن الله يحب المؤمن المحتر } وفي رواية ابن عبدان : { الشاب المحترف } ( أخرجه البيهقي )
Dari Ashim bin Ubaidillah, dari Salim, dari bapaknya, dia berkata, Rasulullah SAW. telah bersabda “sesungguhnya Allah mencintai seorang mukmin yang berkarya/ bekerja keras.” Dan di dalam riwayat Ibnu Abdan, “pemuda yang berkarya/ bekerja keras.” (H.R. Baihaqy)
B. Hadis Anas bin Malik tentang keseimbangan hidup di dunia dan di akhirat
Dari Anas bin Malik ia berkata, Rasulullah SAW. bersabda: bukankah orang yang paling baik di antara kamu orang yang meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar akhirat atau meninggalkan akhirat untuk mengejar dunia sehingga dapat memadukan keduanya. Sesungguhnya kehidupan dunia mengantarkan kamu menuju kehidupan akhirat. Janganlah kamu menjadi beban orang lain. (H.R. Ad Dailamy dan Ibnu Asakir)
C. Hadis Miqdam bin Ma’dikariba tentang Nabi Daud makan dari usahanya sendiri
Dari Al-Miqdam bin Ma’dikarib RA. : Nabi SAW. bersabda, “tidak ada makanan yang lebih baik dari seseorang kecuali makanan yang ia peroleh dari uang hasil keringatnya sendiri. Nabi Allah, Daud AS. makan dari hasil keringatnya sendiri.” (H.R. Al Bukhori).
B.
Semua yang ada di dunia ini merupakan ciptaan Allah termasuk harta. Oleh karenanya harta pun sebenarnya juga milik Allah. Manusia hanya memanfaatkan dan mengelolanya sesuai dengan ketentuan syari’ah. Seorang wirausaha yang berbasis syari’ah yakin betul dengan ketentuan tersebut, dan ia dipandu oleh iman untuk mencari dan mengelola harta, serta memanfaatkannya sesuai ketentuan syari’ah.
A. Pengertian Wirausaha
Wirausaha/ wiraswasta atau yang sering dipadankan dengan entrepreneur, secara bahasa (etimologis) wira berarti perwira, utama, teladan, berani. Swa berarti sendiri, sedangkan sta berarti berdiri. Jadi wiraswasta keberanian berdiri sendiri di atas kaki sendiri. Dengan demikian pengertian wiraswasta atau wirausaha sebagai padanan entrepreneur adalah orang yang berani membuka lapangan pekerjaan dengan kekuatan sendiri, yang pada gilirannya tidak saja menguntungkan dirinya sendiri, tetapi juga menguntungkan masyarakat, karena dapat menyerap tenaga kerja yang memerlukan pekerjaan.
Isi kandungan hadis pertama menjelaskan bahwa Allah SWT. suka atau lebih mencintai hamba-hambanya yang mukmin untuk berkarya atau bekerja keras. Dengan demikian bisa diambil poin penting dari hadis pertama tentang berkarya. Dalam berwirausaha, seseorang harus mempunyai jiwa untuk berkarya, dan biasanya mereka mempunyai karakteristik-karakteristik berwirausaha yang melekat pada dirinya.
B. Karakteristik Wirausaha
Berwirausaha mempunyai beberapa karakteristik yang menonjol, di antaranya adalah:
Proaktif, suka mencari informasi yang ada hubungannya dengan dunia yang digelutinya, agar mereka tidak ketinggalan informasi sehingga segala sesuatunya dapat disikapi dengan bijak dan tepat.
Produktif, mementingkan pengeluaran yang bersifat produktif daripada yang bersifat konsumtif merupakan kunci untuk sukses. Memperhitungkan dengan teliti, dan cermat dalam memutuskan pengeluaran uang untuk hal-hal yang produktif bisa menekan kecenderungan pada hal-hal yang bersifat kemewahan, dan gengsi yang tidak menghasilkan keuntungan.
Pemberdaya, memahami manajemen, menangani pekerjaan dengan membagi habis tugas dan memberdayakan orang lain dalam pembinaannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian di satu sisi tujuan bisnisnya tercapai, dan di sisi lain orang yang bekerja padanya juga di berdayakan sehingga mendapat pengalaman, yang pada gilirannya nanti dapat berdiri sendiri berkat pemberdayaan yang dilakukan oleh pemimpinnya. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadis Nabi Muhammad SAW. “Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin harus bertanggung jawab atas kepemimpinannya”.
Tangan di atas, setiap rezeki yang diterima harus ada sebagian yang dibagikan kepada orang-orang yang kurang beruntung yang diberikan secara ikhlas. Bagi para wirausaha tangan di atas (suka memberi) ini merupakan hal penting dalam hidupnya karena setiap pemberian yang ikhlas menambah kualitas dan kuantitas rezekinya dan hidupnya penuh berkah. Itulah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. dalam salah satu hadisnya “Tangan di atas lebih mulia dari tangan yang di bawah”.
Rendah hati, sejatinya menyadari keberhasilan yang dicapainya bukan sepenuhnya karena kehebatannya, tetapi ia sadar betul di samping upayanya yang sungguh-sungguh ia juga tidak terlepas dari pertolongan Allah, dan harus diyakini betul bagi para wirausaha muslim, sehingga akan selalu bersyukur dan tawadhu (rendah hati).
Kreatif, mampu menangkap dan menciptakan peluang-peluang bisnis yang bisa dikembangkan, sehingga ia tidak pernah khawatir kehabisan lahan bisnisnya.
Inovatif, sifat inovatif selalu mendorong kembali kegairahan untuk meraih kemajuan dalam berbisnis. Mampu melakukan pembaruan-pembaruan dalam menangani bisnis yang digelutinya, sehingga bisnis yang dilakukannya tidak pernah usang dan selalu dapat mengikuti perkembangan zaman.
Bekerja keras bernilai ibadah dan mendapat pahala apabila dilakukan dengan ikhlas, Islam memposisikan bekerja sebagai kewajiban kedua setelah shalat. Dengan bekerja itu bernilai ibadah, maka segala yang kita kerjakan harus sesuai dengan tuntutan ibadah dan tidak bertentangan dengan ketentuan syari’ah. Semua yang kita lakukan dalam berwirausaha akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah ketika nanti kita berhadapan dengan pengadilan Allah di hari kiamat. Baik cara mendapatkannya, mengumpulkannya, sumber kehalalannya, serta pemanfaatan harta yang dikumpulkan.
Bekerja keras dengan etos kerja Islami maksudnya bekerja yang didasari budaya kerja Islami yang bertumpu pada akhlakul karimah. Ciri-ciri orang yang bekerja dengan etos kerja Islami nampak pada sikap dan prilaku dalam kehidupan sehari-hari yang dilandasi oleh keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja itu ibadah dan berprestasi itu indah. Berikut sikap dan Prilaku tersebut :
1. Menghargai waktu
2. Ikhlas
3. Jujur
4. Komitmen
5. Istiqomah
6. Disiplin
7. Konsekuen
8. Percaya diri
9. Kreatif
10. Bertanggung jawab
11. Leadership
12. Berjiwa wirausaha
Kemudian dalam penjelasan hadis yang kedua, berkaitan dengan keseimbangan hidup di dunia dan di akhirat. Kehidupan yang baik ialah kehidupan seseorang yang mampu menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhiratnya dengan menyadari bahwa hidup di dunia akan ada akhirnya, dan bekal hidup di akhirat hanyalah amal shaleh yang kita lakukan selama hidup di dunia. Sebagai umat Islam kita dilarang untuk menjadi beban orang lain, maka dari itu kita harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan kemampuan kita sendiri.
Keselarasan hidup di dunia dan di akhirat juga disebutkan dalam hadis lain riwayat Ibnu Asakir, “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup untuk selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu mati besok”. Maksudnya hadis ini ialah menggambarkan kehidupan duniawi dan kehidupan ukhrawi, yakni bagaimana seseorang menjalani kedua kehidupan tersebut.[6]
C. Membangun Motivasi Wirausaha
Agar kita dapat melaksanakan keseimbangan hidup tersebut perlu adanya motivasi-motivasi dalam diri untuk membangun kita agar hidup ini lebih bermanfaat. Dalam hal ini lebih ditekankan pada aspek membangun motivasi wirausaha,
Niat yang baik, merupakan pondasi dari amal perbuatan, sebagaimana hadis Rasulullah, “Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya. Dan seseorang sesuai dengan apa yang ia niatkan”.
Membulatkan tekad, berani melangkah dapat mewujudkan keberhasilan daripada setengah-setengah atau tidak berani bertekad dipastikan gagal.
3. Percaya pada takdir dan ridha, dalam hal ini kita berpikir positif.
4. Belajar dari filsafat alam, berawal dari yang kecil.
5. Belajar dari pengalaman wirausaha yang sukses.
6. Berinteraksi dengan akhlak, akhlak menempati posisi puncak dalam rancang bangun ekonomi Islam.
7. Mengikuti program pengembangan, mengikuti kegiatan sosialisasi dan advokasi kewirausahawan agar dapat menumbuhkan, meningkatkan, dan mengembangkan.
8. Kunjungan kerja, melakukan kunjungan ke sentra-sentra kegiatan ekonomi/ industri yang lebih maju.
9. Kerja sebagai ibadah, dalam hal ini bekerja dengan ikhlas karena Allah.
10. Bersyukur, merupakan konsekuensi logis dari bentuk rasa terima kasih atas nikmat-nikmat yang sudah Allah berikan selama ini kepada kita.
Hadis ketiga anjuran makan dari hasil usaha sendiri. Rasulullah SAW. menganjurkan umatnya supaya berusaha memenuhi hajat hidup dengan jalan apapun menurut kemampuan asal jalan yang ditempuh itu halal. Penjelasan hadis di atas bahwasanya Nabi Daud AS. di samping sebagai Nabi dan Rasul, juga seorang raja. Namun demikian, sebagaimana diceritakan Nabi SAW. dalam hadis beliau ini, bahwa apa yang dimakan oleh Nabi Daud adalah jerih payahnya sendiri dengan bekerja yang menghasilkan sesuatu sehingga dapat memperoleh uang untuk keperluan hidupnya sehari-hari. Di antaranya sebagaimana dikisahkan dalam al-Quran, bahwa Allah menjinakkan besi buat Nabi Daud sehingga ia bisa membuat aneka macam pakaian besi.
Kerja dalam pengertian luas adalah bentuk usaha yang dilakukan manusia, baik dalam hal materi atau nonmateri, intelektual atau fisik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan masalah keduniaan atau keakhiratan. Adapun pengertian kerja secara khusus adalah potensi yang dikeluarkan manusia untuk memenuhi tuntutan hidupnya berupa makanan, pakaian, tempat tinggal, dan peningkatan taraf hidupnya. Islam mempunyai perhatian besar terhadap kerja, baik dalam pengertiannya yang umum maupun khusus. Dalam tradisi Islam, kerja dinilai sebagai sesuatu yang paling tinggi, dan di lingkungan birokrasi pemerintah dan politik, kerja masuk dalam kategori profesi yang sulit.
Islam berpendapat bahwa seseorang tidak dapat hidup tanpa yang lain, demikian juga para pekerja terhadap yang lain. Akan tetapi, Islam tidak melarang pemberian definisi pekerja sebagai seseorang yang mencari upah, baik pekerja tetap seperti pegawai negeri (biasanya golongan ini tidak masuk dalam definisi kerja secara terminologi), pekerja di suatu perusahaan, koperasi, dagang, maupun para pekerja sebagaimana pengertian dewasa ini, serta pekerja dengan gaji yang tidak tetap dan disesuaikan dengan pekerjaannya, semisal kuli dan tukang kayu.
D. Tujuan dan Manfaat Kewirausahaan bagi Mahasiswa
Sejak dini, cara berpikir orang muda perlu dibuka untuk mengetahui manfaat penting menjadi entrepreneur atau wirausahawan. Jangan sampai ketekunan belajar di sekolah atau perguruan tinggi hanya mengarah pada satu target, yaitu mencari kerja saja.
Beberapa tujuan dan manfaat mempelajari kewirausahaan bagi mahasiswa dan dunia pendidikan, yaitu:
1. Pendidikan saja sudah tidak cukup menjadi bekal untuk masa depan.
2. Kewirausahaan bisa diterapkan di semua bidang pekerjaan dan kehidupan.
3. Ketika lulusan perguruan tinggi kesulitan mendapatkan pekerjaan atau terkena PHK, kewirausahaan bisa menjadi langkah alternatif untuk mencari nafkah dan bertahan hidup.
4. Agar sukses di dunia kerja atau usaha, tidak cukup orang hanya pandai bicara, yang dibutuhkan adalah bukti nyata/ realitas.
5. Memajukan perekonomian Indonesia dan menjadi lokomotif peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia.
6. Meningkatkan pendapatan keluarga dan daerah yang akan berujung pada kemajuan ekonomi bangsa.
7. Membudayakan sikap unggul, prilaku positif, dan kreatif.
8. Menjadi bekal ilmu untuk mencari nafkah, bertahan hidup, dan berkembang.[10]
9. Dapat memanfaatkan peluang motif berprestasi.
10. Dapat memanfaatkan waktu-waktu lowong yang ada dalam kehidupan kita.
11. Membantu anggota masyarakat dalam hal, menyediakan barang/ jasa keperluan hidup, membimbing/ mendidik calon-calon wirausahawan yang berminat terjun ke dunia wirausaha, dan turut membuka kesempatan pekerjaan bagi masyarakat.
E. Kerugian Berwirausaha
Kerugian berwirausaha, yaitu:
1. Banyak menyita waktu sehingga sedikit sekali kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga, terutama di awal-awal membangun/ mendirikan usaha.
2. Beban tanggung jawab menumpuk pada diri sendiri, terutama di tahap-tahap awal membangun/ mendirikan usaha.
3. Margin keuntungan relatif kecil, terutama di awal-awal membangun/ mendirikan usaha, biasanya hanya menggunakan modal/ dana yang ada pada diri sendiri (terbatas) sehingga jumlah keuntungan juga terbatas.
Secara bahasa (etimologis) kata Falak berasal dari bahasa arab yang tersusun dari huruf fa’, lam, kaf yang mempunyai arti orbit atau lintasan benda-benda langit, dan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai lingkaran langit, serta didalam Kamus Al-Munawir di maknai sebagai madar yang berarti orbit garis atau tempat perjalanan bintang. Dengan demikian kata Falak berbeda dengan kata Falaq yang terdiri dari huruf fa’, lam, qof yang berarti shubuh, terbit atau waktu fajar, Sebagaimana QS. Al-Falaq ayat 1 :
Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh
Sedangkan kata Falak diungkapkan oleh Al-Qur’an sebanyak dua kali yaitu pada surat Al-Anbiya’ ayat 33 dan surat Yasin ayat 40:
Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.
Dengan demikian kata falak dari masing-masing ayat tersebut diartikan sebagai orbit atau lintasan benda-benda langit.
Karena ini mempelajari lintasan benda-benda langit. Ilmu ini disebut pula dengan ilmu hisab, ilmu rashd, ilmu miqat karena ilmu ini menggunakan perhitungan, pengamatan, dan mempelajari tentang batas-batas waktu.
Adapun secara terminologi dapat dipaparkan beberapa definisi sebagai berikut :
1. Dairatu Ma’aarif al-Qarn al-Isyrin
Ilmu falak adalah ilmu tentang lintasan benda-benda langit, matahari, bulan bintang dan planet-planetnya.
2. Leksikon Islam
Ilmu falak adalah ilmu perbintangan, astronomi pengetahuan mengenai keadaan bintang-bintang di langit.
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Ilmu falak adalah ilmu pengetahuan mengenai keadaan (peradaran, perhitungan dan sebagainya) bintang-bintang.
4. Ensiklopedi Islam
Ilmu falak adalah suatu ilmu yang mempelajari benda-benda langit, matahari, bulan, bintang, dan planet-planetnya.
5. Ensiklopedi Hukum Islam
Ilmu falak adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit tentang fisiknya, geraknya, ukurannya, dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya.
6. Almanak Hisab Rukyat
Ilmu falak adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari lintasan benda-benda langit seperti matahari, bulan, bintang-bintang, dan benda-benda langit lainnyya, dengan tujuan untu mengetahui posisi dari benda-benda langit itu serta kedudukannya dari benda-benda langit yang lain.
Dari rumusan-rumusan diatas dapat dinyatakan bahwa objek formal Ilmu Falak adalah benda-benda langit, sedangkan objek materialnya adalah lintasan dari benda-benda langit tersebut. Dari sini pula dapat dinyatakan bahwa ada beberapa ilmu yang mempunyai objek formal yang sama dengan ilmu falak tetapi objek materialnya yang berbeda diantaranya yaitu : Astrologi, Astrofisika, Astromekanik, Kosmografi, dan Kosmologi.
2. TUJUAN DAN MANFAAT ILMU FALAK
a. tujuan
Tujuan mempelajari ilmu falak pada dasarnya mempunyai kepentingan yang saling berkaitan. Pertama, untuk penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk keperluan ini muncul para ahli falak (astronomi muslim) terkenal pada abad-abad kemajuan islam yang mengembangkan ilmu falak melalui berbagai percobaan dan penelitian secara mendalam hasil karya mereka memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan modern, baik di timur maupun di barat. Kedua, untuk keperluan yang berkaitan dengan masalah-masalah ibadah seperti, sholat, puasa, dan haji. Keperluan ini bersifat penting dan turut menentukan sahnya amal ibadah, karena didalamnya terdapat pembahasan tentang penentuan-penentuan waktu atau momentum yang berkaitan dengan ibadah tersebut.
b. manfaat
Dengan memplajari ilmu Falak maka diharapkan akan dapat:
1. Menjelaskan berbagai konsep tentang dasar-dasar Astronomi yang berkaaitan dengan penentuan waktu-waktu ibadah.
2. Menjelaskan peranan Ilmu Falak pada awal penentuaan waktu Sholat.
3. Melakukan penghitungan awal waktu Sholat dengan benar.
4. Menyusun jadwal waktu Sholat dan Imsyakiah.
5. Menghitung sekaligus mengukur arah Kiblat.
6. Menghitung sekaligus memprediksikan kapan waktu-waktu ibadah seperti awal dan akhir puasa itu tiba.
7. Membuat kalender Masehi atau Hijriyah.
8. Mengkritisi arah kiblat dan mushala yang ada dan diasumsikan tidak sesuai dengan teori-teori Ilmu Falak.
9. Menumbuhkan sifat toleran bila dari hasil hisab dipridiksi akan terjadi perbedaan dalam berhari raya misalnya.
3. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU FALAK
Kajian ilmu falak banyak mendapat perhatian dari para peneliti dan sejarawan. Regis Morlan (seorang orientalis Prancis, peneliti sejarah ilmu falak klasik) mengemukakan beberapa factor di antaranya: banyaknya ulama yang berkecimpung di bidang ini sepanjang sejarah, banyaknya karya-karya yang dihasilkan, banyaknya observatorium astronomi yang berdiri sebagai akses dari banyaknya astronom serta karya-karya mereka, banyaknya data observasi (pengamatan alami) yang terdokumentasikan. Sementara itu Prof. Dr. Muhammad Ahmad Sulaiman (guru besar ilmu falak di Institut Nasional Penelitian Astronomi dan Geofisika, Helwan – Mesir) mengatakan “astronomi adalah miniatur terhadap majunya peradaban sebuah bangsa”.
Dalam perjalanan mulanya, peradaban India, Persia dan Yunani adalah peradaban yang punya kedudukan istimewa. Dari tiga peradaban inilah secara khusus muncul dan lahirnya peradaban falak Arab (Islam), disamping peradaban lainnya. Peradaban India adalah yang terkuat dalam pengaruhnya terhadap Islam (Arab). Buku astronomi ‘Sindhind’ punya pengaruh besar dalam perkembangan astronomi Arab (Islam), dengan puncaknya pada dinasti Abbasiah masa pemerintahan Al-Manshur, buku ini diringkas dan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Ibrahim al-Fazzârî adalah orang yang mendapat amanah untuk mengerjakan proyek ini, sekaligus juga ia melahirkan buku penjelas yang berjudul “as-Sind Hind al-Kabîr”.
Peradaban Persia memberi pengaruh signifikan dalam peradaban ilmu falak Islam, ditemukan cukup banyak istilah-istilah falak Persia yang terus dipakai dalam Islam hingga saat ini, seperti zij (epemiris) dan auj (aphelion). Buku astronomi berbahasa Persia yang banyak mendapat perhatian Arab (Islam) adalah ‘Zij Syah’ atau ‘Zij Syahryaran’ yang merupakan ephemiris (zij) yang masyhur di zamannya.
Sementara dari peradaban Yunani puncaknya dimotori oleh Cladius Ptolemaus (w. ± 160 M) yang dikenal dengan sistem “geosentris”nya. Gagasan astronomi Ptolemaus terekam dalam maha karyanya yang berjudul ‘Almagest’ atau ‘Tata Agung’ yang menjadi buku pedoman astronomi hingga berabad-abad sebelum runtuh oleh teori tata surya Ibn Syathir (w. 777 H) dan Copernicus.
Dalam melihat sejarah ilmu falak maka dapat diklasikasikan sebagai berikut:
1) Ilmu falak sebelum islam
Dahulu, pada umumnya manusia memahami seluk beluk alam semesta hanyalah seperti apa yang mereka lihat, bahkan sering ditambah dengan macam-macam tahayul yang bersifat fantastis. Menurut mereka, bumi merupakan pusat alam semesta. Setiap hari, matahari, bulan, dan bintang-bintang dengan sangat tertib mengelilinhi bumi.
Sekalipun demikian, ada di antara mereka yang memahami alam raya ini dengan akal rasiaonya. Para ilmuan yang ada pada saat itu, salah satunya adalah: Aristoteles, dia berpendapat bahwa pusat jagad raya adalah bumi sedangkan bumi dalam keadaan tenang, tidak bergrak dan tidak berputar. Semua gerak benda-benda angkasa mengitari bumi. Lintasan masing-masing benda angkasa berbentuk lingkaran. Sedangkan peristiwa gerhana misalnya tidak lagi dipandang sebagai adanya raksasa penelan bulan, melainkan merupakan peristiwa alam.
Pandangan manusia terhadap jagad raya mulai saat itu umumnya mengikuti pandangan aritoteles yaitu: GEOSENTRIS yakni bumi sebagai pusat peredaran benda-benda langit.
2) Ilmu falak dalam peradaban islam
Sekitar tiga ratus tahun setelah wafatnya nabi Muahamad SAW, negara-negara islam telah memiliki kkebudayaan dan pengetahuan tinggi. Banyak sekali ilmuan muslim bemunculan dengan hasil karyannya yang gemilang.
Pada thn 773 M, seorang pengembara India menyerahkan sebuah buku data astronomis berjudul “Sindbind” atau “Sidbanta” kepada kerajaan islam di Baghdad. Oleh khalifah Abu ja’far al-mansur, diperintahkan agar buku itu diterjemahkan kedalam bahasa arab. Perintah ini di lakukan oleh Muhammad Ibn Ibrahim al-Fazari. Atas usahanya inilah Al-Fazari dikenal sebagai ahli ilmu falaq yang pertama di dunia islam.
Di samping itu, Al-khawarizmi menemukan bahwa zodiak atau ekliptika itu miring sebesar 23.5 derajat terhadap ekuator, serta memperbaiki data astronomis yang ada pada buku terjemahan sindhind.
Dua buah buku karyanya adalah Al-muksbtasbar fihisabil jabrwal muqabalah dan Suratul ardl merupakn buku pennting dalam bidang ilmu falak, sehingga banyak diikuti oleh para ahli ilmu falak berikutnya.
Selain para tokoh di atas, Ulugh Bek ahli astronomi asal Iskandaria dengan observatoriumnya berhasil menyusun table data astronomi yang banyak digunakan pada perkembangan ilmu falak masa-masa selanjutnya.
Hal demikian inilah yang menyebabkan istilah-istilah astronomi yang berkembang sekarang ini banyak menggunakan bahasa arab, misalnya nadir, mintaqotul buruj dan lain sebagainya.
Sekalipun ilmu falak dalam perdaban islam sedah cukup maju, namun yang patut dicatat adalah bahwa pandangan terhadp alam masih mengikuti pandangan aritoteles yaitu geosentris .
3) Ilmu falak dalam peradaban Eropa
Pada masa negara-negara islam mencapai kejayaannya, bangsa eropa masih berada pada ketertinggalan, bangsa eropa mulai tertarik pada ilmu pengetahuan seperti yang telah di pelajari orang-orang islam yang sudah demikian tinggi serta penemuan-penemuan diberbagai cabang ilmu pengetahuan, pendapat-pendapat ilmuan muslim mulai ditentang oleh aliran muslim kolot.
Sementara itu, bangsa eropa mulai maju kearah kebudayaan yang kian manju. Mereka mempelajari semua peninggalan kebudayaan bangsa arab yang telah runtuh dari kejayaannya mereka mengambil manfaat dari sejarah yang telah dicapai bangsa arab mereka menginginkan kebangsaan yang jaya dan pemimpin dunia.
Untuk mencapai tujuan ini antara lain yang dilakukan adalah menterjemahkan buku-buku ilmu falak kedalam bahasa eropa misalnya, buku Almukhtashar fi Hisabil Jabrwal Muqabalah karya Al-khawarijmi diterjemahkan kedalam bahasa latin oleh Grard dari Cremona. Ilmuan eropa pada dekade ini adalah Galilei Galileo (1564-1642 M), Nicolas Copernikus (143-1543 M) dan lain-lain.
4) Ilmu Falak Di Indonesia
a. Ilmu falak pada awal perkembangan di Indonesia
Sejak adanya penanggalan Hindu dan penanggalan Islam di Indonesia, hususnya di Pulau Jawa serta adanya penanggalan Jawa Islam oleh Sultan Agung, sebenarnya bangsa indonesias sudah mengenal ilmu falak.
Kemudian seiring dengan kembalinya para ulama’ muda ke Indonesia dari bermukim di Mekah pada awal abad 20 M, ilmu falak mulai tumbuh dan berkembang di tanah air ini, mereka mengajarkannya kepada santrinya di Indonesia.
Diantaranya adalah Syeh Abdurahman bin Ahmad Al-misri ulama’ muda yang belajar kepadanya adalah Ahmad Dahlan As-Simarani dan kemudian mereka ajarkan lagi kepada santrinya dan seterusnya.
b. Ilmu Falak Pada Perkembangan Baru
Dengan berkembangnya ilmu falak di Indonesia dan juga para ahli ilmu Falak banyak sekali buku-buku ilmu falak dengan karya-Karyanya Antara lain Adalah Sebagai Berikut:
v Abdul faqih (Demak ),karyanya “Al-Kutub Falakiyah”
v Abdul falah ( Gresik) , karyanya “ Muzakarotul Hisab”
v Abdul badawi (Yogyakarta) , karyanya “ Hisab hakiki”
c. Ilmu Falak Pada Computer
Pada zaman sekarang ini muncualah program-program software yang menyiapkan sekaligus melakukan perhitungan , sehingga program ini di rasa lebih praktis dan lebih mudah bagi pemakainya. Program ini misalnya “Mawaqit” yang di program oleh ICMI Korwil Belanda pada tahun 1993, program “Falakiyah Najmi” oleh Nuril Fuad pada tahun 1995, program “Astinfo” oleh jurusan jurusan MIPA ITB Bandug tahun 1996. Dan masih banyak lagi lainnya.
4. TATA KOORDINAT ILMU FALAK
sistem koordinat adalah suatu cara untuk menentukan lokasi posisi obyek obyek di langit. Sistem koordinat harus mempunyai kerangka acuan untuk menentukan arah, dan titik acuan asal pengukuran di mulai.
a. Equator
Lingkaran yang mermbagi dua sama besar bola bumi menjadi bagian selatan dan bagian utara.
Sistem ekuatorial ini digabungkan dengan lintasan semu matahari (ekliptika). Bidang ekliptika ini akan berpotongan dengan bidang ekuator langit, dan titik perpotongannya adalah pada titik ekuinoks. Pada gambar dibawah, titik vernal equinox (Aries) dinyatakan dengan simbol γ.
Ascensiorecta (Right Ascension – RA) adalah busur pada ekuator langit yang ditarik dari titik vernal equinox ke arah timur hingga ke meridian benda langit. Pada gambar dinyatakan dengan busur γC. Besarnya berkisar antara 0 – 24 jam atau setara dengan perputaran 3600.
Penggunaan RA adalah sebagai alternatif dari penggunaan sudut jam (Hour Angle – HA), karena besarnya HA tidak pernah tetap. Misalnya untuk penulisan katalog, posisi benda langit yang diberikan adalah posisi yang tepat, karena itu dipilihlah RA sebagai salah satu sumbu koordinat.
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat ekuator adalah:
1. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan sudut jam atau Hour Angle (HA). Sudut jam menunjukkan letak suatu bintang dari titik kulminasinya, yang diukur dengan satuan jam (ingat,1h = 15°). Sudut jam diukur dari titik kulminasi atas bintang (A) ke arah barat (positif, yang berarti bintang telah lewat kulminasi sekian jam) ataupun ke arah timur (negatif, yang berarti tinggal sekian jam lagi bintang akan berkulminasi). Dapat juga diukur dari 0° – 360° dari titik A ke arah barat.
2. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan deklinasi (δ), yang diukur dari proyeksi bintang di ekuator ke arah bintang itu menuju ke kutub Bumi. Tinggi bintang diukur 0° – 90° jika arahnya menuju KLU dan 0° – -90° jika arahnya menuju KLS.
b. Deklinasi
Deklinasi matahari merupakan data yang cukup penting selain lintang dan bujur tempat-deklinasi matahari adalah jarak posisi matahari dengan equator langit diukur sepanjang lingkaran deklinasi atau lingkaran waktu deklinasi biasanya diberi tada huruf Yunani (delta)atau kadang kadang ditulis dengan huruf d kecil.
Deklinasi sebelah utara equator diberi tanda positif (+) berlaku sebaliknya. Nilai deklinasi dari hari ke hari dalam satu tahun selalu berubah tapi dalam satu tahun sama. Deklinasi positif terletak di belahan utara langit dan deklinasi negative terletak di belahan selatan langit.
Deklinasi adalah jarak benda langit itu ke equator yang diukur dengan hitungan derajat, menit dan detik. Dengan perkataan lain deklinasi adalah sepotong busur lingkaran deklinasi atau lingkaran waktu yang diukur dari perpotongan equator langit pada lingkaran deklinasi sampai ke benda langit itu.
c. Azimut
Untuk menentukan letak matahari pada suatu saat, biasanya dipergunakan tata koordinat horizon. Dengan mempergunakan acuan horizon, maka letak dan besar sudut matahari dapat diketahui. Azimuth matahari ialah busur pada horizon yang diukur dari titik Utara kearah Timur sampai pada titik perpotongan antara lingkaran horizon dan lingkaran vertical yang dilalui matahari itu. Dengan kata lain azimuth ialah jarak dari titik utara ke lingkarang vertical yang melalui matahari tersebut, diukur sepanjang lingkaran horizon menurut perputaran arah jarum jam.
d. Horizon
Pada tata koordinat horizon, letak bintang ditentukan hanya berdasarkan pandangan pengamat saja. Tata koordinat horizon tidak dapat menggambarkan lintasan peredaran semu bintang, dan letak bintang selalu berubah sejalan dengan waktu. Namun, tata koordinat horizon penting dalam hal pengukuran adsorbsi cahaya bintang.
Ordinat-ordinat dalam tata koordinat horizon adalah:
1. Bujur suatu bintang dinyatakan dengan azimut (Az). Azimut umumnya diukur dari selatan ke arah barat sampai pada proyeksi bintang itu di horizon, seperti pada gambar azimut bintang adalak 220°. Namun ada pula azimut yang diukur dari Utara ke arah timur, oleh karena itu sebaiknya Anda menuliskan keterangan tentang ketentuan mana yang Anda gunakan.
2. Lintang suatu bintang dinyatakan dengan tinggi bintang (a), yang diukur dari proyeksi bintang di horizon ke arah bintang itu menuju ke zenit. Tinggi bintang diukur 0° – 90° jika arahnya ke atas (menuju zenit) dan 0° – -90° jika arahnya ke bawah.
Letak bintang dinyatakan dalam (Az, a). Setelah menentukan letak bintang, lukislah lingkaran almukantaratnya, yaitu lingkaran kecil yang dilalui bintang yang sejajar dengan horizon (lingkaran PQRS).
ada tiga jenis horizon yaitu horizon hakiki langit, horizon semu dan horizon sejati. Horizon hakiki langit adalah batas akhir dengan pandangan mata telanjang yang seolah-olah menjadi batas pertemuan antara kaki langit dengan ujung daratan bumi. Horizon semu adalah bidang yang rata menyinggung bumi yang dapat ditarik dari tempat pengamat berdiri antara kaki langit dengan tanah bidang ia tegak lurus pada garis vertical . horizon sejati adalah bidang yang melalui titik pusat bumi yang tegak lurus kepada garis vertical.
e. Meridian
Kalau gambar dipertemukan dengan titik Nadir , maka lingkaran meridian adalah lingkaran vertical yang melalui kutub langit, kutub Utara dan kutub Selatan, memebentuk poros bumi yang menghubungkan kedua kutub itu. Aapalagi matahari berkulminasi, tinggi matahari disebut tinggi kulminasi tandanya hm. jarak zenith pusat matahari pada saat berkulminasi tandanya zm. jadi meridian adalakt lingkaran vertical yang melalui kutub langit, kutub utara, kutub selatan, titik utara dan titik selatan. Meridian suatu tempat hanya satu, akan tetapi karena zenith, nadir tiap tempat berlainan maka meridiannya pun berbeda-beda.
f. Perata waktu
Selisih dari data waktu matahari hakiki dengan matahari pertengahan disebut perata waktu, lambangnya “e” .
Untuk menentukan perata waktu (positif atau negative) dipergunakan rumus :
12.00 – e
Artinya : untuk memperoleh harga waktu menengah, maka waktu hakiki dikiring peratang waktu.
5. ARAH KIBLAT (PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM)
Arah kiblat ialah arah yang menuju ke Ka’bah di Mekkah apabila seorang Muslim wajib menghadapkan mukanya tatkala ia mendirikan shalat atau dibaringkan jenazahnya di liang lahat, dan hukumnya adalah wajib, hal ini berdasarkan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 144 dan 149, dan beberapa hadis riwayat Bukhari dan Muslim.
Kata kiblat berasal dari bahasa Arab القبلة asal katanya ialah مقبلة sinonimnya adalah وجهة yang berasal dari kata مواجهة artinya adalah keadaan arah yang dihadapi. Kemudian pengertiannya dikhususkan pada suatu arah, dimana semua orang yang akan mendirikan shalat menghadap kepadanya.[1]
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”(al Baqarah [2] : 144)
Firman Allah dalam QS Al-Baqarah : 150
Artinya: Dan dari mana saja kamu keluar (datang) maka palingkanlah wajahmu kearah masjidil haram, dan dimana saja kamu semua berada maka palingkanlah wajahmu kearahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang dhalim diantara mereka. Maka janganlah kamu takut kepada mereka, dan takutlah kepada-Ku. Dan agar Ku-sempurnakan nikmat-Ku atas kamu, dan supaya kamu dapat petunjuk. (QS. AL-Baqarah :150)
2. Dasar hukum dari hadits
Hadits riwayat Imam Bukhari (hadits no. 385 dalam Shahih Bukhari)
Telah menceritakan kepada kami Muslim bin Ibrahim berkata, telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Abu ‘abdullah berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Abu Katsir dari Muhammad bin ‘Abdurrahman dari Jabir bin ‘Abdullah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat diatas tunggangannya menghadap kemana arah tunggangannya menghadap. Jika Beliau hendak melaksanakan shalat yang fardlu, maka beliau turun lalu shalat menghadap kiblat.”(HR. Bukhari)
استقبل القبلة وكبر (رواه البخاري)
Artinya: “Menghadaplah ke kiblat lalu takbirlah”(HR. Bukhari)
6. TEORI-TEORI PENENTUAN ARAH KIBLAT
Penentuan arah kiblat melalui dua system, yaitu teori sudut dan teori bayangan
a. Teori Sudut arah kiblat
Yang dimaksud dengan teori sudut adalah penentuan arah kiblat dengan memanfaatkan Utara geografis. Atau dengan kata lain, menentukan arah dari tempat tinggal seseorang ke kota Mekkah (Ka’bah) dipermukaan bumi sama dengan menentukan azimuth (sudut) kota Makkah karena diukur sepanjang horizon. Di sini harus diperhitungkan Utara-Selatan meridiam setempat.
Sudut arah yang akan diukur arah kiblatnya dapat dihitung dengan menggunakan segitiga bola. Data yang dinutuhkan adalah harga lintang bujur geografis setempat maupun Makkah. Kita menggunakan teori sudut dari segi tiga bola karena bumi ini mempunyai bentuk menyerupai bola.
Adapun cara menentukan arah kiblat dengan teori ini antara lain sebagai berikut :
a) Menghitung arah kiblat lokasi .
Cara menghitungnya harus dipersipkan data yaitu
1) Data lintang dan bujur tempat
2) Data lintang dan bujur Ka’bah.
3) Disiapkan pula lukisan segi tiga bola yang masing-masing mempunyai sudut yaitu sudut Kutub Utara dengan symbol C, Ka’bah dengan symbol A dan lokasi dengan symbol B . ketiga symbol itu masing-masing mempunyai sisi yaitu sisi a,b dan c
Hasil perhitungan darai data diatas merupakan harga sudut arah kiblat, yang merupakan Patokan utama dalam menentukan arah kiblat tempat yang dicari arah kiblatnya.
b. Setelah harga sudut diperoleh itu, ditentukanlah arah utara, barat dan selatan atau timur dengan pendekatan tertentu. Mungkin dengan lingkaran melalui pertolongan sinar matahari, mungkin juga dengan kalkulator atau teodolit.
c. Mengukur arah kiblat dengan menggunakan alat tertentu, seperti bususr atau teodolit.
d. Penggunaan alat tersebut harus direlevansikan dengan lingkaran pada papan yang telah disiapkan sebelumnya. Dari proses itu, pada akhirnya mendapatkan sudut sebagai petunjuk bahwa arah kiblat mengarah pada titik tertentu.
Contoh perhitungan
Data dan Rumus Arah Kiblat yang Digunakan
a. Data yang Digunakan :
NO
INDONESIA
ARAB
INGGRIS
SIMBOL
1
lintang tempat (p)
عرض البلد
latitude
phi = f
2
Bujur tempat (Bt)
طول البلد
longitude
lambda = λ
b. Data lintang dan bujur Ka’bah (kota Mekah) yaitu :
1). f lintang Ka’bah (kota Mekah) f = 21o 25’ LU
2). λ bujur Ka’bah (kota Mekah) λ = 39o 50’ BT
c. Rumus yang digunakan :
1). Rumus arah kiblat
Cotan B = Cotan b Sin a – Cos a Cotan C
Sin C
2). Rumus bantu
Sisi a (a) = 90o – ftp
Sisi b (b) = 90o – fmk
b = 90o – 21o 25’ = 68o 35’ (tetap)
Sisi C (c) = λtp – λmk
Keterangan :
tp = lintang/bujur tempat, dan mk = lintang/bujur Mekah
Contoh Perhitungan Arah Kiblat
Pertanyaan : Hisablah/hitunglah arah kiblat kota Jakarta.
Jawab :
– Data yang diketahui :
a. Lintang tempat kota Mekah (f mk ) = 21o 25’ LU
Bujur tempat kota Mekah (λ mk) = 39o 50’ BT
b. Lintang tempat kota Surabaya (f tp ) = – 7o 15’ LS
Bujur tempat kota Surabaya (λ tp ) = 112o 45’ BT
– Langkah-langkah yang harus ditempuh :
a. Dicari dulu dengan rumus bantu :
a = 90o – f tp
b = 90o – f mk
C = λtp – λ mk
Harga yang didapat :
a = 90o – (- 7o 15’) = 97o 15’
b = 90o – 21o 25’ = 68o 35’ (tetap)
C =112o 45’ – 39o 50’ = 72o 55’
b. Data dimasukkan dalam rumus arah kiblat
Cotan B = Cotan b Sin a – Cos a Cotan C
Sin C
Cotan B = Cotan 68o 35’ Sin 97o 15’ – Cos 97o 15’ Cotan 72o 55’
Sin 72o 55’
Dari contoh diatas perlu dijelaskan
p = lintang tempat
Bt = bujur tempat
C = symbol titi utara
B-T = khatulistiwa
B = tempat yang kan dicari kiblatnya
a = busur A yang dihitung dari C ke A
b = busur B yang dihitung dari C ke A
c = busur C yang dihitung dari A ke B
Cara menggunakan kalkulator untuk rumus tersebut.
– Pijat tombol kalkulator secara berurutan sesuai dengan typenya:
a. Casio fx 120, 124, 130
68o 35’ Tan 1/x x 97o 15’ Sin = : 72o 55’ Sin = – 97o 15’ Cos x 72o 55’ Tan 1/x = 1/x Inv Tan Inv o ’’ 65o 58’ 14.97” U – B atau 24o 01’ 45.03” B – U, dan Azimut kiblat 2924o 01’ 45.03” UTSB.
b. Casio fx 3600, 3800, 3900, 4100
68o 35’ Tan Inv 1/x x 97o 15’ Sin = : 72o 55’ Sin = – 97o 15’ Cos x 72o 55’ Tan Inv 1/x = Inv 1/x Inv Tan Inv o ’’ 65o 58’ 14.97” U – B atau 24o 01’ 45.03” B – U, dan Azimut kiblat 294o 01’ 45.03” UTSB.
c. Karce-131 Scientific, Casio fx 350 MS SVPAM, 4000 P , 4500 P , 5000 P.
1 / Tan 68o 35’ x Sin 97o 15’ / Sin 72o 55’ Exe – Cos 97o 15’ x 1 / Tan 72o 55’ Exe x-1 Exe Shift Tan Ans Exe Shift o’’65o 58’ 14.97” U – B atau 24o 01’ 45.03” B – U, dan Azimut kiblat 294o 01’ 45.03” UTSB.
Keterangan :
1. U-B : diukur dari titik Utara ke arah Barat
2. B-U : diukur dari titik Barat ke arah Utara
3. UTSB : diukur dari titik Utara se arah jarum jam (Utara – Timur – Selatan – Barat
7. BATAS – BATAS TANAH HARAM
“Tanah Haram” merupakan bagian wiliyah kota Mekah yang memiliki keistimewaan. Di antaranya, bagi orang yang ihram, baik untuk haji maupun umrah, semua syarat ihram wajib dipenuhi sebelum masuk melintasi batas Tanah Haram. Demikian pula, pepohonan dan binatang yang berada di Tanah Haram tidak boleh diganggu-gugat. Ini merupakan bagian dari keberkahan yang Allah berikan kepada Ka`bah dan daerah di sekitar Ka`bah. Siapa saja yang memasukinya, diberi jaminan keamanan, sampai-sampai binatang dan tumbuhan yang berada di dalamnnya. Allah berfirman,
وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِنًا
“Siapa saja yang memasukinya (Tanah Al-Haram) maka dia aman.” (QS. Ali Imran:97)
Orang yang pertama kali meletakkan batas Tanah Haram adalah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Beliau memasang tapal batas dengan dipandu Malaikat Jibril. Tapal batas ini tidak pernah diubah atau diganggu sampai zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika Fathu Mekah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Tamim bin Asad Al-Khuza`i untuk memperbarui tapal batas tersebut. Sampai akhirnya, di zaman kekhalifahan Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu, beliau memerintahkan empat orang Quraisy untuk memperbarui tapal batas tersebut. Saat ini, tapal batas itu, dipasang dalam bentuk gapura besar di jalan-jalan utama menuju kota Mekah. (Al-Azraqi, Akhbar Makkah, 2:406)
Berikut ini batas Tanah Haram saat ini:
a. Arah barat: Jalan Jeddah–Mekah, di Asy-Syumaisi (Hudaibiyah), yang berjarak 22 km dari Ka`bah.
b. Arah selatan: Di Idha`ah Liben (Idha`ah: tanah; Liben: nama bukit), jalan Yaman–Mekah dari arah Tihamah; berjarak 12 km dari Ka`bah.
c. Arah timur: Di tepi Lembah `Uranah Barat, berjarak 15 km dari Ka`bah.
d. Arah timur laut: Jalan menuju Ji`ranah, dekat dengan daerah Syara`i Al-Mujahidin, berjarak 16 km dari Ka`bah.
e. Arah utara: Batasnya adalah Tan`im; berjarak 7 km dari Ka`bah. (Shafiyurahman Al-Mubarakfuri, Sejarah Mekah, hlm. 167)
Evaluasi Pendidikan adalah aspek penting dalam menjaga kualitas penyelanggaran dan output dari program pendidikan.
Daftar isi
Evaluasi Pendidikan
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris education; dalam bahasa Arab: At-Taqdir, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Dengan demikian secara harfiyah dapat evaluasi pendidikan diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian mengenai hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Adapun dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977) evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Apabila definisi Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977) digunakan untuk memberi definisi tentang evaluasi pendidikan, maka evaluasi pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai suatu tindakan atau kegiatan (yang dilaksanakan dengan maksud untuk) atau suatu proses (yang berlangsung dalam rangka) menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan (yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang terjadi di lapangan pendidikan). Atau singkatnya evaluasi pendidikan adalah kegiatan atau proses penentuan nilai pendidikan sehingga dapat diketahui mutu atau hasil-hasilnya.
Menurut Ramayulis (2008:332) mengatakan “Evaluasi merupakan suatu proses mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan informasi guna menetapkan keluasan pencapaian tujuan oleh individu”.
Dan menurut Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakir (2010:211) mengatakan “Evaluasi adalah suatu proses penaksiran terhadap kemajuan, pertumbuhan, dan perkembangan peserta didik untuk tujuan pendidikan. Sedangkan Evaluasi Pendidikan Islam adalah suatu taraf untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan Islam”.
Sedangkan menurut A. Heris Hermawan (208:177) menyatakan “Evaluasi adalah penilaian, setelah proses penilaian ada hasil. Hasilnya adalah yang kemudian menjadi semacam parameter untuk mengetahui apakah seorang itu berhasil atau tidak. Evaluasi sangat menentukan kualitas”. Allah berfirman di dalam Qur’an Surat Al-Baqarah : 115;
Artinya: Dan sungguh akan kami cobaan kepadamu dengan sedikit kekuatan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Q.S. Al-Baqarah : 115).
Evaluasi Pendidikan adalah suatu proses penilaian dalam mengumpulkan dan menganalisis untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dalam pendidikan guna menetapkan pencapaian suatu tujuan baik untuk pendidik dan peserta didik.
A. Ruang Lingkup Evaluasi
Secara umum ruang lingkup dari evaluasi dalam bidang pendidikan di sekolah mencakup tiga komponen utama yaitu :
1. Evaluasi program pengajaran
Evaluasi atau penilaian terhadap program pengajaran akan mencakup tiga hal, yaitu:
Evaluasi terhadap tujuan pengajaran
Evaluasi terhdap isi program pengajaran
Evaluasi terhadap strategi belajar mengajar.
2. Evaluasi proses pelaksanaan pengajaran
Evaluasi mengenai proses peaksanaan pengajaran akan mencakup :
Kesesuaian antara proses belajar mengajar yang berlangsung, dengan garis-garis besar program pengajaran yang telah ditentukan.
Kesiapan guru dalam melaksanakan program pengajaran.
Kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Minat atau perhatian siswa didalam mengikuti pelajaran.
Keaktifan atau partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Peranan bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa yang memerlukannya.
Komunikasi dua arah antara guru dan murid selama proses pembelajaran berlangsung.
Pemberian dorongan atau motivasi terhadap siswa.
Pemberian tugas-tugas kepada siswa dalam rangka penerapan teori-teori yang diperoleh didalam kelas dan upaya menghilangkan dampak negatif yang timbul sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah.
3. Evaluasi hasil belajar
Evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik ini mencakup:
Evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit program pengajaran yang bersifat terbatas.
Evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan-tujuan umum pengajaran.
B. Fungsi Evaluasi
Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok yaitu
Mengukur kemajuan
Menunjang penyusunan rencana
Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali
Adapun secara khusus, fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan dapat ditillik dari tiga segi, yaitu:
1. Segi psokologis
2. Segi didaktik
3. Segi administratif.
Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya memiliki lima macam fungsi, yaitu:
1. Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya
2. Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.
3. Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik.
4. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya.
5. Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah di tentukan telah dapat dicapai.
Adapun secara administrative, evaluasi pendidikan setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi, yaitu:
1. Memberikan laporan
2. Memberikan bahan-bahan keterangan (data)
3. Memberikan gambaran
Menurut Wina Sanjaya dalam bukunya Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran ada beberapa fungsi evaluais, yakni :
1. Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa.
2. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui bagaimana ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan.
3. Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program kurikulum.
4. Informasi dari hasil evaluasi dapat digunkan oleh siswa untuk mengambil keputusan secara individual khususnya dalam menentukan masa depan sehubungan dengan pemilihan bidang pekerjaan.
5. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum dalam menentukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai.
6. Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik untuk semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan di sekolah.
C. Prinsip Evaluasi Pendidikan
Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakir (2010, 214) mengatakan bahwa ada 3 (tiga) prinsip-prinsip evaluasi yang harus di perhatikan, yaitu;
1. Prinsip Kesinambungan (Konstinuitas)
Dalam ajaran Islam, sangat diperhatikan prinsip kontinuitas, karena dengan berpegang dengan prinsip ini, keputusan yang di ambil oleh seseorang menjadi valid dan stabil, dan menghasilkan suatu tindakan yang menguntungkan, serta untuk mengetahui perkembangan peserta didik sehingga kegiatan dan kerja peserta didik dapat dilihat melalui penilaian.
2. Prinsip Menyeluruh (Konprehensif)
Prinsip ini melihat semua aspek, seperti aspek kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab dan sebagainya.
3. Prinsip Objektivitas
Prinsip ini dilakukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Allah Swt., memerintahkan agar seseorang berlaku adil dalam mengevaluasi sesuatu, jangan karena kebencian ketidak objektifan evaluasi yang dilakukan.
Dan menurut A. Heris (208, 186) mengatakan ada 5 prinsip evaluasi yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Prinsip Valid (kebenaran suatu data)
Evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes terpercaya dan shahih. Artinya adanya kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Apabila alat ukur tidak memiliki kesahihan yang dapat di pertanggungjawabkan maka data yang akan dihasilkan akan salah dan menghasilkan kesimpulan yang dimilikinya menjadi salah.
2. Prinsip Kesinambungan (kontinuitas)
Evaluasi tak hanya dilakukan setahun sekali, atau per semester, tetapi dilakukan secara terus-menerus, dimulai dari proses belajar mengajar kemudian memperhatikan peserta didiknya, sehingga peserta didik selesai dari lembaga sekolah. Evaluasi dilakukan secara kesinambungan untuk untuk mengetahui perkembangan peserta didik sehingga kegiatan dan kerja peserta didik dapat dilihat melalui penilaian.
3. Prinsip Menyeluruh (komprehensif)
Prinsip ini melihat semua aspek, seperti aspek kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab dan sebagainya. Bila hal ini diperlukan, masing-masing bidang diberikan penilaian secara khusus, sehingga peserta didik mengetahui kelebihannya disbanding dengan teman-temannya, karena setiap peserta didik diasumsikan tidak semuanya memiliki mpengetahuan dan keterampilan secara utuh.
4. Prinsip Bermakna
Evaluasi diharapkan memiliki makna yang segnifikan bagi semua pihak. Untuk itu evaluasi hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindak lanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
5. Prinsip Objektivitas
Prinsip ini dilakukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Allah Swt., memerintahkan agar seseorang berlaku adil dalam mengevaluasi sesuatu, jangan karena kebencian ketidak objektifan evaluasi yang dilakukan.
Sedangkan Ramayulis (2008, 332) mengatakan bahwa prinsip evaluasi dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Prinsip Umum
Prinsip umum terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
a. Valid
Evaluasi yang harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes terpercaya atau sahih, artinya adanya kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Apabila alat ukur tidak memiliki kesahihan yang dapat di pertanggungjawabkan maka data yang akan dihasilkan akan salah dan menghasilkan kesimpulan yang dimilikinya menjadi salah.
b. Berorientasi kepada kompetensi
Evaluasi harus memiliki pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi seperangkat pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai yang terreflesikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Dalam berpijak pada kompetensi ini, maka ukuran-ukuran keberhasilan pembelajaran akan dapat diketahui secara jelas dan jerarah.
c. Berkelanjutan
Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan dan unjuk kerja peserta didik dapat di pantau melalui penilaian.
d. Menyeluruh
Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor serta berdasarkan strategi dan prosedur penilaian dengan berbagi bukti hasil belajar peserta didik yang dapat dipertanggung jawabkan kepada semua pihak.
e. Bermakna
Evaluasi diharapkan memiliki makna yang segnifikan bagi semua pihak. Untuk itu evaluasi hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindak lanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
f. Adil dan obyektif
Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan dan obyektifitas peserta didik, tanpa membedakan jenis kelamin, latar belakang etis, budaya. Sebab ketidakadilan dalam penilaian dapat menyebabkan menurunnya motivasi belajar peserta didik karena merasa dianarkikan.
g. Terbuka
Evaluasi hendaknya dilakukan terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan, tanpa ada rekayasa dan sembunyi-sembunyi.
h. Ikhlas
Ikhlas ialah, keberhasilan niat atau hati guru atau pendidik, bahwa ia dalam melakukan evaluasi itu dalam rangka efesiensi tercapainya pendidikan dan kepentingan peserta didik itu sendiri.
i. Praktis
Praktis berarti mudah dimengerti dan dilaksanakan dengan beberapa indicator, seperti; hemat waktu, biaya, tenaga, mudah diadministrasikan mudah menskor dan mengelolahnya, dan mudah ditafsirkan.
j. Dicatat dan akurat
Hasil dari setiap evaluasi peserta didik harus secara sistematis dan komperhensif dicatat dan disimpan, sehingga sewaktu-waktui dapat digunakan kembali.
2. Prinsip Khusus
a. Apapun jenis penilaian yang digunakan harus memungkinkan adanya kesempatan terbaik dan maksimal bagi peserta didik menunjukan kemampuan hasil belajar mereka.
b. Setiap guru mampu melaksanakan porosedur penilaian, dan penvatatan secara tepat presentasi dan kemampuan hasil belajar yang dicapai peserta didik.
D. Manfaat Evaluasi Pendidikan
Dalam Pendidikan, tujuan evaluasi lebih ditekankan pada penguasaan sikap (afektif dan psikomotor) ketimbang asfek kogritif. Penekanan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik yang secara besarnya meliputi empat hal, yaitu ;
1. Sikap dan pengalaman terhadap hubungan pribadinya dengan Tuhannya, maksunya Sejauh mana loyalitas dan pengabdiannya kepada Allah dengan indikasi-indikasi lahiriah berupa tingkah laku yang mencerminkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
2. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat, maksudnya Sejauh mana peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai agamanya da kegiatan hidup bermasyarakt, seperti ahlak yang mulia dan disiplin.
3. Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupannya dengan alam sekitarnya, maksudnya Bagaimana peserta didik berusaha mengelola dan memelihara, serta menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya, apakah ia merusak ataukah memberi makna bagi kehidupannya dan masyarakat dimana ia berada.
4. Sikap dan pandangan terhadap diri sendiri selaku hamba Allah Swt., khalifah Allah Swt., serta anggota masyarakat, maksudnya Bagaimana dan sejauh mana ia memandang diri sendiri sebagai hamba Allah dalam menghadapi kenyataan masyarakat yang beraneka ragam budaya, suku dan agama.
Menurut Muchtar Buchari mengemukakan, ada dua tujuan evaluasi dalam Pendidikan, yaitu;
1. Untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik setelah menyadari pendidikan selama jangka waktu tertentu.
2. Untuk mengetahui tingkah efisien metode pendidikan yang dipergunakan dalam jangka waktu tertentu..
E. Jenis-Jenis Evaluasi
Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakir (2010:217) mengatakan ada empat macam jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam, yaitu:
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai peserta didik setelah ia menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu bidang studi tertentu. Fungsi penilaian pormatif ini untuk memperbaiki proses pembelajaran kearah yang lebih baik dan efesien atau memperbaiki satuan atau rencana pembelajaran.
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik setelah mengikuti pelajaran pada suatu catur wulan, satu semester, atau akhir tahun untuk menentukan jenjang berikutnya. Fungsi penilaian sumatif untuk mengetahui angka atau nilai murid setelah mengikuti program pembelajaran dalam satu semester atau akhir tahun.
3. Evaluasi penempatan (placement)
Evaluasi yang dilakukan sebelum anak mengikuti proses belajar mengajar untuk kepentingan penempatan pada jurusan atau fakultas yang di inginkan. Fungsi dari evaluasi ini untuk mengetahui keadaan peserta didik secara bertahap kemudian kepribadian secara menyeluruh.
4. Evaluasi Diagonis
Evaluasi terhadap hasil peneletian tentang keadaan belajar peserta didik, baik merupakan kesulitan – kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam situasi belajar mengajar. Fungsi evaluasi dianostik untuk permasalahan yang mengganggu peserta didik, hal ini akan mengakibatkan pesera didik mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan dalam satu bidang studi.
Sedangkan Ramayulis (2008:336) mengatakan ada lima macam jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam, yaitu:
1. Penilaian Formatif
Yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta
didik setelah menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu bidang studi tertentu.
2. Penilaian Sumatif
Yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik yang telah selesai mengikuti pelajaran dalam satu catur wulan semester, atau akhir tahun.
3. Penilaian Penempatan (placement)
Yaitu penilaian tentang pribadi peserta didik untuk kepentingan penempatan didalam situasi belajar mengajar yang sesuai dengan anak didik tersebut.
4. Penilaian Diagnostik
Yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil penganalisaan tentang keadaan belajar peserta didik baik yang merupakan kesulitan-kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam situasi belajar mengajar.
5. Penilaian Berbasis Kelas
Yaitu suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dengan menetapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, actual dan konsisten, serta mengindentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar pada mata pelajaran yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan petunjuk kemajuan belajar peserta didik dan pelapornya.
REFERENSI
Hermawan, A. Heris.2008. Ilmu Pendidikan Islam.Bandung:Pustaka Ilmiah.
Ramayulis.2008.Metodologi Pendidikan Agama Islam.Jartarta:Kalam Mulia.
Mujid, Abdul dan Jusuf Mudzakir.2010.Ilmu Pendidikan Islam.Jakarta:Kencana Prenida
Media.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prenada media Group.
Mudjijo. 1995. Tes Hasil Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Jika anda menyaksikan dengan seksama sebuah pertnadingan Voli Profesional, biasanya para pemain berkomunikasi menggunakan kode-kode tertentu. Kode Isyarat jari menjadi kode paling praktis digunakan karena bisa diphamai dengan cepat dan sulit diamati oleh lawan.
Apalagi jika code jari tersebut dilakukan oleh Toser dan Pemain depan.
Daftar isi
Kode Isyarat Jari Permainan Bola Voli
Olahraga Bola Voli merupakan permainan tim yang tentu saja menitikan beratkan pada kerja sama tim. Dalam meningkatkan komunikasi antar tim maka dibutuhkan kode dan isyarat yang lebih ringkas dan praktis di lapangan. Kode ini disepakati bersama sehingga akan lebih mudah dipahami oleh rekan antar tim.
Meskipun kode tersebut bersifat rahasia namun biasanya ada kode universal yang sudah biasa digunakan. Bentuk kode itu seperti
Kode 1 Jari
Kode 2 Jari
Kode 3 Jari
Kode Bagus / Jempol
Jari Melingkar (OK Pose)
Kode Menyilangkan 2 jari
Kode-kode ini sudah banyak digunakan dalam pertandingan pro baik level provinsi, nasional, regional dan internasional. Biasanya kode ini akan dikeluarkan oleh Toser sebagai team Leader. Kunci dalam permainan bola voli adalah seorang tosser. Oleh karena itu seorang tossir dituntun untuk cerdas dan kreatif dalam situasi pertandingan.
Biasanya seorang tosser memilii kode tertentu dalam memberikan umpan atau dalam mengantisipasi serangan lawan. Bisa dilakukan dengan isyarat mengangkat alis,menggunakan jari, gestur tubuh, gelengan kepala dll.Hal itu tergantung kesepakatan rekan satu tim dalam membuat tanda.
Macam-macam Kode /Isyarat Jari Pemain Dalam Permainan Bola Voli
Posisi tangan seperti menekan ke bawah, artinya membiarkan bola
Menggunakan isyarat dengan jari telunjuk dan jempo secara bersamaan,artinya berikan service atau smash ke arah pemain belakang.
Menggunakan jempol dan kelingking,artinya tukar gaya service
Isyarat satu jari telunjuk ,artinya mempassing kepada orang yang memberikan kode
Isyarat menekan telunjuk dengan jempol,artinya tosser akan memberikan bola quick dan bola pertama harus di dorong bukan di lambung.
Isyarat mengepalkan tangan,artinya untuk serangan bola cepat.
Isyarat kode tiga jari,artinya tosser akan memberikan bola kepada spiker di belakang garis 3 meter.
Isyarat kode 2 jari tengah dan telunjuk,artinya memberikan 2 bola di atas net.
Isyarat angkan nola dengan jari,artinya digunakan pemain belakang agar menahan hasil service dengan langsung pass kepada orang yang memberi kode.
Isyarat meluruskan jari tengah dan telunjuk,artinya 2 orang disamping tosser sipa menggunakan tehnik “smash pass” tipuan maupun variasi.
Sebenarnya selain yang saya sebutkan di atas masih banyak kode-kode yang belum admin sebutkan. Kode tersebut dalam tidak mudah daam pelaksanaanya,sanga dibutuhkan latihan sesama tim.Jika Anda menggunakan kode tersebut harus sudah disepakati oleh rekan satu kalian. Kode dalam permaian bola voli sebenarnya bertujuan untuk melakukan variasi serangan seperti variasi bla tumpuk,open spiker berlari setelah quicker untuk mengecoh lawan dll.
Memang untuk melakukan variasi serangan tidak lah semudah membalikkan telapak tangan.Banyak dari mereka yang belum matang,melalakukan variasi serangan malah bertabrakan sesama satu tim.Namun jika hal ini dilatih secara sungguh-sungguh,saya yakin team kalian akan bisa melakukan banyak sekali variasi serangan.
Catatan : Ingat setiap tim bola voli pasti mempunyai kode masing-masing,bahkan kita un akan susah untuk memahaminya.Karena kode tersebut dibuat dan hanya dimengerti oleh rekan satu timnya.Itulah yang disebut kode rahasia dalam sebuah tim bola voli.
Demikianlah kode atau isyarat jari pemain dalam permainan bola voli. Semoga dengan adanya artikel di atas bisa menambah wawasan kalian tentang bola voli.Mungkin keterangan di atas jauh dari kata sempurna,diharapkan kawan-kawan untuk menambahkannya apabila ada kekurangan melalui kolom komentar.Terima kasih.
Kewirausahaan adalah sikap mental dan jiwa yang selalu aktif, kreatif, inovatif, berdaya, bercipta, berkarsa, dan bersahaja dalam berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dan memberikan nilai lebih untuk masyarakat dalam kegiatan usahanya. Orang yang memiliki jiwa kewirausahaan disebut wirausaha Dalam bahasa Inggris, “kewirausahaan” disebut entrepreneurship
1. Asal Mula Kata Kewirausahaan
Etimologi kata “kewirausahaan” berasal dari kata “wira” dan “usaha” serta mendapat awalan “ke-“ dan akhiran “-an”.
“Wira” berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani, dan berwatak agung. “Usaha” berarti “perbuatan untuk mencapai sebuah tujuan”. Awalan “ke-“ berarti “sifat” atau “watak”. Sedangkan akhiran “-an” mendukung awalan “ke-“ dalam membentuk arti “sifat” atau “watak”.
Jadi, secara harfiah kewirausahaan adalah “Sifat perjuangan yang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai sebuah tujuan”.
2. Arti Kata Kewirausahaan
Tidak ada arti kata kewirausahaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Begitu pula dengan arti kata wirausaha. Namun ada satu istilah yang mirip yaitu wiraswasta. Berikut adalah arti kata wiraswasta menurut KBBI:
Wiraswasta (nomina/kata benda) orang yang berani mengambil risiko untuk memulai usaha baru, memasarkan, serta mengatur permodalam usahanya.
3. Pengertian Kewirausahaan Menurut Para Ahli
Berikut adalah beberapa pengertian kewirausahaan menurut para ahli:
Thomas W. Zimmerer, kewirausahaan adalah penerapan keinovasian dan kreativitas untuk pemecahan masalah dan memanfaatkan berbagai peluang yang dihadapi orang lain setiap hari.
Robbin & Coulter, kewirausahaan adalah suatu proses dimana seseorang ataupun suatu kelompok menggunakan upaya yang terorganisir dan sarana untuk mencari sebuah peluang dan menciptakan suatu nilai yang tumbuh dengan memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui sebuah inovasi dan keunikan.
Achmad Sanusi, kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan di dalam perilaku yang menjadi dasar tujuan, kiat, siasat, tenaga penggerak, proses, dan hasil bisnis.
4. Perbedaan Kewirausahaan dan Wirausaha
Kewirausahaan menekankan pada sikap dan perilaku, sedangkan wirausaha lebih menekankan pada orang yang memiliki sikap kewirausahaan.
Istilah Kewirausahaan: “Wira” berarti utama, gagah, luhur, berani, teladan atau pejuang; “Usaha” berarti karya, kemauan untuk mendapatkan sesuatu, kerja keras, berjuang dengan tabah dan ulet; “Wira Usaha” adalah perilaku dengan penuh keberanian mengambil resiko, keutamaan kreativitas dan keteladanan dalam menangani usaha dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri; “Kewirausahaan” adalah semangat, sikap, prilaku dan kemauan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Asas pokok kewirausahaan, adalah :
Kemampuan yang kuat untuk berkarya dengan semangat kemandirian.
Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan secara sistematis termasuk keberanian mengambil resiko.
Kemampuan berfikir dan bertindak secara kreatif dan inovatif.
Kemampuan bekerja secara teliti, tekun dan produktif.
Kemampuan dan kemauan untuk berkarya dalam kebersamaan berlandaskan etika bisnis yang sehat.
Kemampuan dasar kewirausahaan, ialah :
Memiliki rasa percaya diri.
Memiliki sikap mandiri yang tinggi.
Mau dan mampu mancari dan menangkap peluang usaha.
Pekerja keras dan tekun.
Memiliki kemampuan berkomunikasi.
Membiasakan hidup terencana, jujur, hemat, tangguh, dan disiplin.
Memiliki kepemimpinan.
Berfikir dan bertindak strategik.
Berani mengambil resiko.
Memiliki motivasi diri dan semangat bekerja.
Kreatif.
lnovatif.
Gerakan Pramuka adalah organisasi pendidikan kepramukaan untuk kaum muda yang didukung oleh orang dewasa yang membantu mengembangkan pribadi yang mantap fisik, intelektual, emosi, sosial, dan spritualnya, agar menjadi warga negara yang bertanggungjawab, mandiri, peduli dan memiliki keteguhan dan kesetiaan.
Terwujudnya Pramuka Berkualitas merupakan salah satu sasaran dari program prioritas bidang Program Peserta Didik (Prodik). Karakteristik Pramuka berkualitas, adalah :
Memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang berjiwa Pancasila.
Mau memberi banyak pengorbanan demi kejayaan nusa, bangsa dan negara yang di dorong oleh keinginan untuk menghayati dan mengamalkan Pancasila.
Berdisiplin, berfikir – bersikap – bertindak, tertib, sehat dan kuat mental – moral dan fisiknya.
Memiliki patriotisme, menjiwai nilai – nilai yang diwariskan oleh para pahlawan dan pejuang bangsa, tangguh dan tidak tergoyahkan oleh berbagai godaan.
Berkemampuan kuat, untuk berkarya dengan semangat kemandirian, berfikir dan bertindak secara kreatif dan inovatif, dapat dipercaya serta matang, berani dan mampu menghadapi tugas dan kesukaran, bersikap demokratis.
Gugus depan dan Satuan Karya Pramuka (SAKA), merupakan : Ujung tombak Gerakan Pramuka; Wahana pembinaan langsung pada Pramuka; Cita, karsa, karya dan citra Gerakan Pramuka yang langsung dirasakan oleh masyarakat; Kunci keberhasilan Gerakan Pramuka; Tantangan bagi anggota dewasa. Oleh karena itu, Gugus depan dan Satuan Karya Pramuka perlu terus diberdayakan sebagai wadah pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas Pramuka. Pengorganisasian dan manajemen Gugus depan serta Satuan Karya Pramuka perlu diefektifkan dan diefisienkan. Perlu diciptakan kemanunggalan dengan masyarakat. Diperlukan adanya Pembina sukarelawan yang memiliki kompetensi, dedikasi tinggi, efektif dan efisien dalam membina kaum muda/peserta didik.
Pendidikan kewirausahaan dalam kepramukaan tidak mendidik kaum muda menjadi pengusaha tetapi mnendidik mereka agar memiliki jiwa dan semangat : percaya diri; mandiri; kreatif dan mampu menemukan peluang; inovatif; bekerja keras; berdisiplin; kepemimpin dan manajerial; berfikir dan bertindak strategik; berani mengambil langkah dan menanggung resiko.
Sarana media pendidikan kewirausahaan pada kepramukaan : Tersedianya Pembina Pramuka yang berkualitas, sehingga dapat menyelenggarakan kegiatan kepramukaan dengan sebaik – baiknya dengan menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan; Tersusunnya PRODIK yang baik; Kemampuan Pembina dalam mengelola satuan; Pendayagunaan SKU, SKK DAN SPG dan usaha pemilikan TKU, TKK, dan TPG sebagai alat pendidikan; Pendayagunaan Satuan karya Pramuka sebagai wadah pengembangan bakat dan minat para Pramuka Penegak dan Pandega; Kegiatan Keagamaan untuk mempertebal IMTAQ, serta kegiatan keterampilan dan teknologi,sebagai sarana pengembangan IPTEK.
Cara pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dalam kepramukaan.
Bersama-samapeserta didik Pembina Pramuka menyusun Program kegiatan Peserta didik ( PRODIK ).
Sebelum melaksanakan Prodik, Pembina terlebih dahulu menganalisis materi Prodik, dan selanjutnya menyusun program pelaksanaan dengan memasukkan bagian-bagian materi pendidikan kewirausahaan, diantaranya materi latihan yang dapat menanamkan, mengembangkan, dan meningkatkan: percaya diri; kemandirian; kemampuan kreatif dan inovatif yang mampu menciptakan peluang usaha; disiplin
Menggladi para pemimpin satuan agar mampu memimpin teman-temannya dalam pelaksanaan kegiatan.
Memberikan kegiatan dengan pendekatan learning by doing, learning to earn dan earning to life.
Kesimpulan :
Sudah seharusnyalah kegiatan kepramukaan berpijak pada sasaran akhirnya yaitu pembinaan watak, yang menumbuhkan: perilaku luhur yang berjiwa Pancasila; semangat mengembangkan IMTAQ dan IPTEK; semangat kemandirian; semangat mengembangakan jiwa kewiraan dan kewirausahaan.
Dampak narkoba, jika disalahgunakan, seperti halnya singkatan kata tersebut. (NARKOBA: narkotika dan obat/bahan berbahaya), memang sangatlah berbahaya bagi manusia. Narkoba dapat merusak kesehatan manusia baik secara fisik, emosi, maupun perilaku pemakainya. Bahkan, pada pemakaian dengan dosis berlebih atau yang dikenal dengan istilah over dosis (OD) bisa mengakibatkan kematian. Namun sayang sekali, walaupun sudah tahu zat tersebut sangat berbahaya, masih saja ada orang-orang yang menyalahgunakannya.
Daftar isi
Dampak Negatif
a. Dampak narkoba terhadap fisik.
Pemakai narkoba akan mengalami gangguan-gangguan fisik sebagai berikut:
Berat badannya akan turun secara drastis.
Matanya akan terlihat cekung dan merah.
Mukanya pucat.
Bibirnya menjadi kehitam-hitaman.
Tangannya dipenuhi bintik-bintik merah.
Buang air besar dan kecil kurang lancar.
Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.
b. Dampak narkoba terhadap emosi
Pemakai narkoba akan mengalami perubahan emosi sebagai berikut:
Sangat sensitif dan mudah bosan.
Jika ditegur atau dimarahi, pemakai akan menunjukkan sikap membangkang.
Emosinya tidak stabil.
Kehilangan nafsu makan.
c. Dampak narkoba terhadap perilaku
Pemakai narkoba akan menunjukkan perilaku negatif sebagai berikut:
malas
sering melupakan tanggung jawab
jarang mengerjakan tugas-tugas rutinnya
menunjukan sikap tidak peduli
menjauh dari keluarga
mencuri uang di rumah, sekolah, ataupun tempat pekerjaan
menggadaikan barang-barang berharga di rumah
sering menyendiri
menghabiskan waktu ditempat-tempat sepi dan gelap, seperti di kamar tidur, kloset, gudang, atau kamar mandi
takut akan air
batuk dan pilek berkepanjangan
bersikap manipulatif
sering berbohong dan ingkar janji dengan berbagai macam alasan
sering menguap
mengaluarkan keringat berlebihan
sering mengalami mimpi buruk
Mengalami nyeri kepala
Mengalami nyeri/ngilu di sendi-sendi tubuhnya
2. Dampak Positif
Walaupun begitu setiap kehidupan memiliki dua sisi mata uang. Di balik dampak negatif, narkotika juga memberikan dampak yang positif. Jika digunakan sebagaimana mestinya, terutama untuk menyelamatkan jiwa manusia dan membantu dalam pengobatan, narkotika memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Berikut dampak positif narkotika:
1. Opioid
Opioid atau opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan untuk mencegah batuk dan diare.
2. Kokain
Daun tanaman Erythroxylon coca biasanya dikunyah-kunyah untuk mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan dan stamina serta mengurangi rasa lelah.
3. Ganja (ganja/cimeng)
Orang-orang terdahulu menggunakan tanaman ganja untuk bahan pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai bahan pembuat minyak.
Salah satu tugas utama guru adalah melaksanakan pembelajaran di dalam kelas. Pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa, atau kegiatan secara sengaja untuk memperoleh pengetahuan dan perubahan perilaku pebelajar. Dalam proses pembelajaran sering kali kita temui adanya kecenderungan guru meminimalkan keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan mengakibatkan siswa lebih pasif, mereka lebih banyak menunggu sajian guru dari pada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, ketrampilan atau sikap yang mereka butuhkan.
Konsep belajar mandiri sangat berbeda dengan konsep pembelajaran di atas. Belajar mandiri bukan berarti belajar sendiri. Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai kompetensi tertentu guna mengatasi suatu masalah, dibangun dengan bekal pengetahuan dan kompetensi yang telah dimiliki pebelajar (Mudjiman, 2011: 9). Belajar mandiri juga dapat dikatakan sebagai cara belajar aktif dan partisipatif untuk mengembangkan diri individu yang tidak terikat dengan kehadiran guru, tatap muka di kelas, atau dengan kehadiran teman sekolah.
Dalam pengertian ini, pebelajar bebas untuk menentukan tujuan belajarnya, strategi belajarnya, merencanakan proses belajar, menggunakan sumber-sumber belajar yang dipilihnya, membuat keputusan dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk tercapainya tujuan belajar. Meskipun demikian, bukan berarti dalam belajar mandiri pebelajar tidak lagi memerlukan peranan guru. Guru tentunya juga mengemban tugas yang cukup besar dalam rangka menumbuhkan niat dan motivasi belajar siswa.
Pada bab selanjutnya akan dibahas lebih detail mengenai peranan dan tugas-tugas guru dalam belajar mandiri siswa.
Daftar isi
Peran Guru dan Siswa Mandiri
Di dalam pasal 4 UU. No. 14 Tahun 2005 juga telah dijelaskan bahwa guru merupakan agen pembelajaran. Maksudnya yaitu guru berperan sebagai fasilitator, motivator, perekayasa pembelajaran, dan inspirator bagi peserta didik. Penjelasan tersebut memberikan suatu pemahaman bahwa, terdapat empat peran penting yang harus dilakukan guru dalam kaitannya dengan upaya peningkatan kualitas belajar siswa, yaitu :
1. Guru Sebagai Fasilitator
Jika prestasi belajar adalah hasil, maka belajar merupakan prosesnya. Dalam proses itu, tentunya siswa akan menemui berbagai permasalahan. Di sinilah peranan fasilitaor dibutuhkan. Fasilitator adalah orang yang memfasilitasi belajar siswa. Fasilitator dalam konsep belajar mandiri, guru dan sekolah tidak lagi menjadi titik pusat kegiatan, tetapi lebih bersifat sebagai pendukung kebutuhan siswa.
Wina Senjaya (www.pustekkom.go.id) mengatakan bahwa agar guru dapat mengoptimalkan perannya sebagai fasilitator, maka guru perlu memahami hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar. Dari ungkapan ini, jelas bahwa sebagai fasilitator, guru mutlak perlu menyediakan sumber dan media belajar yang cocok dan beragam dalam setiap kegiatan pembelajaran dan tidak menjadikan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Sebagai gambaran, dalam ilmu sosial guru dapat memberikan tugas kepada siswa untuk menganalisa fenomena kehidupan sosial yang terjadi pada lingkungannya melalui majalah, koran, televisi, internet, dan fenomena kehidupan sosial sehari-hari sehingga siswa akan lebih banyak meluangkan waktunya untuk belajar dengan pengalaman hidup yang ia alami.
Made Pidarta (www.pustekkom.go.id) juga menjelaskan bahwa perilaku-perilaku yang perlu diperhatikan para pendidik sebagai fasilitator adalah sebagai berikut: (1) pendidik bertindak sebagai mitra; (2) melaksanakan disiplin yang permisif, ialah memberi kebebasan bertindak asal semua peserta didik aktif belajar; (3) memberi kebebasan kepada semua peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi mereka masing-masing; (4) mengembangkan cita-cita riil para peserta didik atas dasar pemahaman mereka tentang diri sendiri; (5) melayani pengembangan bakat setiap peserta didik; (6) melakukan dialog atau bertukar pikiran secara kritis dengan peserta didik; (7) memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk berkreasi; (8) mempergunakan metode penemuan; (10) mempergunakan metode pembuktian.
2. Guru Sebagai Motivator
Motivasi adalah suatu energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan, memberikan, dan menentukan arah kegiatan belajar. Siswa yang tidak mempunyai motivasi tidak mungkin akan melakukan aktifitas belajar. Motivasi terbagi menjadi dua bagian, yaitu : (1) motivasi intrinsik, adalah sebuah motivasi yang lahir dari diri pribadi seseorang, (2) motivasi ekstrinsik, adalah motivasi yang berasal dari luar diri seseorang. Sebagai motivator guru harus dapat membangkitkan motivasi siswa khususnya siswa yang belum memiliki motivasi diri sehingga secara perlahan akan lahir suatu kesadaran dalam dirinya untuk mengantarkannya kepada pintu kesuksesan. Banyak hal yang dapat dilakukan guru agar siswa selalu termotivasi untuk belajar, antara lain :
Menciptakan suasana kelas yang kondusif, situasi belajar yang menyenangkan, dan tidak mudah untuk memarahi siswa.
Bersikap simpati kepada siswa sehingga siswa akan merasa bahwa guru adalah pelindung sekaligus orang tua selama berada di sekolah.
Menciptakan persaingan yang sehat diantara siswa
Menjadikan lingkungan dan alam sebagai media belajar dengan menunjukkan contoh-contoh konkrit yang berada pada lingkungan hidupnya.
Memberikan reward bagi siswa berprestasi.
Motivasi juga dapat dilakukan guru melalui kerjasama atau koordinasi dengan orang tua. Peran orang tua, misalnya : (1) secara efektif mengatur dan memonitor waktu anak; (2) membimbing mereka dalam menyelesaikan pekerjaan rumah; dan (3) mendiskusikan masalah-masalah sekolah dengan anak.
3. Guru sebagai Perekayasa Pembelajaran
Guru profesional harus memiliki daya kreatifitas yang tinggi dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Kondisi pembelajaran yang tidak kondusif dan menegangkan akan melahirkan suatu tekanan psikis dalam diri siswa, yang berdampak pada hilangnya konsentrasi belajar siswa.
Suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan tersebut dapat diciptakan guru dengan kreatifitasnya dalam merekayasa materi pembelajaran ke dalam berbagai bentuk media, seperti media audio, media audio-visual, media cetak, media objek fisik, komputer, dan internet. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran akan lebih efektif dan efisien.
Seiring dengan kemajuan teknologi, pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK (komputer/internet) merupakan suatu pendekatan yang dapat dilakukan guru dalam upaya peningkatan kualitas belajar siswa.
Mengutip pendapat Kemp dan Dayton (www.pustekkom.go.id) yang mengatakan bahwa manfaat pembelajaran dengan menggunakan media antara lain : (1) mampu memberikan kesan yang mendalam dan tahan lama pada diri siswa, (2) membuat pelajaran yang abstrak menjadi konkrit, dan (3) Meningkatkan kualitas hasil belajar. Fungsi atau peranan media dalam proses belajar mengajar antara lain : (1) dapat menghindari terjadinya verbalisme, (2) membangkitkan minat atau motivasi, (3) menarik perhatian, (4) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran, (5) mengaktifkan siswa dalam belajar, dan (6) mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.
4. Guru Sebagai Inspirator
Guru harus dapat memberikan inspirasi atau petunjuk yang baik bagi kemajuan belajar siswa. Guru harus memberikan contoh kepada siswa bagaimana cara belajar yang baik, media apa yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga hal tersebut akan melahirkan sebuah inspirasi dan dalam diri siswa tersebut untuk terus belajar guna meraih prestasi.
Koller mengatakan salah satu revolusi di bidang pendidikan adalah bahwa pembelajaran konvensional akan berkurang, pembelajaran akan banyak dilakukan secara mandiri oleh para pebelajar dengan keterlibatan instruktur untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan menumbuhkan motivasi serta kedisiplinan. Hal itu menunjukkan bahwa pembelajaran akan kembali ke masa Plato, yakni belajar melalui interaksi interpersonal dan penerapan teknologi baru untuk menumbuhkan berfikir kritis dan gairah belajar. Ada 6 peran guru dalam kegiatan belajar mandiri.
a. Instruktur/ manajer pembelajaran
Jika bahan ajar benar-benar individual, misalnya seperti video pembelajaran, e-book, maka perlu adanya seseorang untuk membantu siswa mengarahkan dan memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan siswa. Instruktur akan memiliki peran dalam mengontrol kegiatan belajar siswa, memastikan tugas-tugas siswa dikerjakan secara mandiri bukan karya orang lain, serta memberikan dukungan ketika peserta didik gagal mencapai standar kompetensi tertentu.
b. Remediator
Ketika ada siswa yang gagal mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan, guru /instruktur harus bertindak sebagai perantara memecahkan masalah belajar siswa dan juga memberikan alternatif-alternatif pembelajaran, misalnya belajar dengan tatap muka.
c. Pemupuk Ilmu
Jika diperlukan, guru bisa menyediakan kegiatan pengayaan materi di luar lingkup sistem pembelajaran otomatis. Dalam hal ini, guru membantu siswa menguasai konsep-konsep dasar informasi, membantu siswa menggunakan informasi yang telah mereka peroleh menjadi sebuah pengetahuan.
d. Kolaborator / Mentor
Salah satu kemungkinan dalam pendidikan yang mengikuti perkembangan teknologi dan informasi, guru akan sangat dibutuhkan untuk melayani proses belajar siswa, yakni sebagai kolaborator dan mentor siswa dalam kegiatan belajar maupun berwirausaha. Kegiatan-kegiatan tersebut akan membantu siswa mengembangkan keterampilan berharga yang sebenarnya dibutuhkan oleh para siswa.
e. Pengembang bahan ajar
Salah satu peran penting guru dalam sistem belajar mandiri adalah menciptakan bahan ajar mandiri bagi siswa sesuai kurikulum dan kebutuhan siswa. Ini sebenarnya adalah salah satu fungsi yang paling penting bahwa pendidik benar-benar memahami kebutuhan siswa mereka, kekuatan, kelemahan, dan kemampuan dasar siswanya. Dengan demikian, guru/ pendidik bisa menjadi sumber daya berharga yang akan digunakan untuk membantu meningkatkan konten-konten pembelajaran.
7. N / A (Not Available)
Meskipun cukup tidak masuk akal, perbaikan sistem pendidikan lebih lanjut dari sistem belajar mandiri akan membuat pendidik usang. Internet menjadi pusat akses informasi, dan ada potensi untuk menciptakan kesempatan belajar baru.
Sementara itu banyak kemungkinan teknologi baru dapat memberikan kemudahan bagi siswa dan mengembangkan potensi yang mereka miliki sehingga hampir membebaskan guru dari banyak rutinitas. Namun, penting untuk diingat bahwa pembelajaran yang sesungguhnya akan terjadi dalam konteks dan melalui proses mediasi sosial. Bahkan, belum ada satupun teknologi yang dapat mencapainya. Oleh karena itu kita tetap membutuhkan peranan guru dalam memberikan aspek yang paling penting dari pendidikan, yaitu sentuhan/ perasaan/ afeksi.
Tanggungjawab seorang guru dalam proses belajar mandiri setidaknya ada 2 (Mudjiman, 2011: 17) yaitu;
Menguasai bidang studi dan teknik mengajar – Hal ini diperlukan untuk membuat siswa tertarik dengan materi yang diajarkan, dan selanjutnya tertarik untuk mempelajari sendiri lebih mendalam tanpa bantuan sepenuhnya dari guru.
2. Membantu siswa melalui tahap-tahap pengembangan belajar mandiri
Guru harus memberikan stimulus, menumbuhkan niat, membuat keputusan yang benar, bertindak belajar, menilai hasil belajarnya sehingga emberikan kepuasan kepada siswa hingga membuat kegiatan belajar berkelanjutan.
Adapun tugas-tugas guru dalam belajar mandiri siswa, diantaranya sebagai berikut (Mudjiman, 2011);
1. Merangsang siswa belajar
Merangsang siswa untuk menggunakan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa agar dapat memahami dan menginterpretasikannya ke dalam pengetahuan baru.
2. Menjadi fasilitator
Hal-hal yang dapat dilakukan seorang fasilitator adalah bertanya, mendukung dari belakang, membimbing siswa menarik kesimpulan sendiri, melakukan dialog bersama siswa, dan membantu hanya jika diperlukan.
3. Membantu siswa menetapkan tujuan belajar secara benar
Guru dapat membantu siswa menganalisis tugas yang diberikan, membantu menggali pengetahua dan kompetensi yang telah dan belum didapat siswa, membantu menetapkan langkah-langkah belajar dalam rangka mencapai kompetensi tertentu, serta memantau pelaksanaan pembelajarannya.
Penutup
Tugas utama seorang guru atau instruktur di dalam proses belajar mandiri ialah sebagai fasilisator, memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan siswa dalam pengembangan belajar mandiri. Teman dalam proses belajar mandiri juga sangat penting, karena teman merupakan mitra dalam belajar bersama dan diskusi. Siswa atau peserta didik yang belajar mandiri tidak lepas dari bantuan, pengawasan dan arahan orang lain termasuk guru atau instrukturnya secara terus menerus. Siswa mempunyai kreativitas dan inisiatif sendiri, serta mampu bekerja sendiri dengan merujuk pada bimbingan yang diperolehnya.
Mengapa Siswa SMA Harus Belajar Kewirausahaan? – Era globalisasi saat ini, persaingan hidup manusia semakin ketat dan penuh kompetisi. Oleh karena itulah mereka yang mampu bertahan adalah mereka yang kraetif dan memiliki daya inovasi yang tinggi untuk dapat merebut semua peluang dan kesempatan melalui kemampuan keterampilan sehingga dengan keterampilan yang dimiliki akan dapat mengembangkan segala potensi di dalam diri untuk dapat menciptakan kreasi dan berbagai macam produk yang dapat bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi orang lain. Dalam membuat suatu karya, tidak hanya dibutuhkan teori.
Mengapa demikian?
Karena teori yang mendalam tanpa adanya praktik dalam merealisasikan pengetahuan tersebut tetap tidak menghasilkan suatu produk yang dapat dimanfaatkan secara langsung. Seseorang yang telah memiliki kemampuan memadukan teori dan praktik untuk menghasilkan sesuatu berarti orang tersebut sudah dapat dikatakan mempunyai jiwa wirausaha. Hal itulah yang saat ini sedang diupayakan tertanam dalam diri siswa untuk dapat meraih kehidupan yang lebih baik di masa depan dengan keterampilan yang dimilikinya.
Saat ini kondisi bangsa kita, Indonesia kian terpuruk, beberapa diantaranya adalah masih banyaknya pengangguran di Indonesia (termasuk di dalamnya lulusan perguruan tinggi baik jenjang D3 maupun S1), SDM di Indonesia kurang mampu bersaing, rendahnya perilaku dan jiwa wirausaha, dan sebagainya.
Solusi dari masalah-masalah di atas adalah wirausaha, tetapi jumlah wirausaha di Indonesia masih sangat sedikit yaitu sekitar 0,18% dari jumlah penduduknya. Padahal, suatu negara dikatakan maju apabila negara tersebut memiliki jumlah minimum wirausaha sebesar 2% dari penduduknya. Oleh karena itulah maka pemerintah melalui kurikulum 2013 ini mencantumkan mata pelajaran kewirausahaan menjadi salah satu mata pelajaran wajib yang harus dipelajari mulai dari tingkatan sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah atas atau jenjang SMA. Oleh karena itulah maka perlu adanya penanaman nilai-nilai kewirausahaan dengan mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan kewirausahaan ke dalam kurikulum yang digunakan saat ini.
Mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di sekolah tingkatan atas atau SMA digolongkan sebagai pengetahuan transcience-knowledge yaitu mengembangkan pengetahuan dan melatih keterampilan kecakapan hidup berbasis seni, teknologi, dan ekonomis ini disajikan berbagai keterampilan dari mulai keterampilan membuat produk kerajinan tekstil, produk kerajinan limbah tekstil, alat komunikasi sederhana dengan sumber arus listrik DC, alat pengatur gerak sederhana dengan sumber arus listrik, budidaya tanaman hias, budidaya tanaman pangan, produk pembersih, serta pengawetan bahan nabati dan hewani.
Di dalam kurikulum 2013 ini, bentuk pengajaran mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan ini lebih bersifat student-centered (terpusat pada siswa), maksudnya siswa yang ditekankan untuk aktif sedangkan guru berfungsi sebagai fasilitator dan motivator. Hal itu bertujuan agar potensi dalam diri siswa lebih tergali secara bebas dan mampu menghasilkan karya yang beragam dengan tetap menerapkan karakter positif dalam dirinya.
Jika berbicara tentang manfaat belajar kewirausahaan disekolah, akan sangat banyak sekali salah satunya adalah tumbuhnya kemampuan berpikir dan kemampuan bekerja keras dari para siswa. Dan berikut ini adalah manfaat dan tujuan mengapa siswa SMA harus belajar kewirausahaan, diantaranya adalah :
Menerapkan Perilaku Tepat Waktu
Menerapkan Perilaku Tepat Janji
Membnetuk pribadi pribadi yang disiplin
Membentuk pribadi pribadi yang ulet dan mau bekerja keras
Membentuk pribadi yang memiliki jiwa toleran dan mau menolong sesama, dan lain sebagainya
Sedangkan Tujuan belajar kewirausahaan di sekolah adalah sebagai berikut:
Mengasah keterampilan para siswa dengan membuat dan menciptakan produk yang sesuai dengan minat dan daya beli
Meningkatkan daya inovasi dan kreatifitas siswa melalui pembuatan produk produk.
Menciptakan iklim belajar, bekerja, berkarya, dan berpartisipasi yang menyenangkan.