Blog

  • Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Seperti yang telah kita ketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
    Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar diri individu tersebut.

    Sedangkan menurut Sofyatiningrum (2001: 45) “faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa tidak lepas dari dari faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor internal dan eksternal”.

    Faktor internal terdiri atas faktor-faktor jasmaniah, psikologi, minat, motivasi dan cara belajar. Faktor eksternal yaitu faktor keluarga, sekolah dam masyarakat.

    Salah satu faktor ekternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor sekolah, yang mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru siswa, sarana, dsb.

    Metode mengajar adalah salah satu cara yang digunakan di dalam mengajar. Dalam proses pembelajaran maka hasil belajar diwujudkan dengan perubahan tingkah laku seseorang dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik secara utuh.

    Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

    Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar siswa adalah: adanya materi, faktor lingkungan, faktor instrumental, faktor individu siswa serta faktor proses pembelajaran.

    Faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

    1. Ada materi yang dipelajari

    Yakni berkaitan dengan materi yang diberikan pada siswa. Jika siswa telah memahami atau telah mengetahui konsep dalam pengalaman siswa, maka akan mempercepat proses penguasaan materi.

    2. Faktor lingkungan siswa

    Artinya faktor yang berkaitan dengan lingkungan siswa. Jika lingkungan menguntungkan, melengkapi serta mampu mempengaruhi siswa lebih cepat menguasai materi dan mempengaruhi prestasi atau hasil belajar siswa.

    3. Faktor instrumental

    Yakni berkaitan dengan sarana dan prasarana yang ada saat pembelajaran siswa. Misalnya media pembelajaran, kelengkapan alat siswa berupa buku paket, serta kepedulian orang tua dalam memenuhi kelengkapan belajar anak.

    4. Keadaan individu siswa

    Artinya berkaitan dengan motivasi atau minat belajar siswa, karena faktor minat sebagai faktor penentu keberhasilan siswa. Meskipun berbagai sarana terpenuhi, lingkungan mendukung serta kepedulian orang tua tinggi, akan tetapi minat tidak ada, akan menyebabkan rendahnya prestasi.

    5. Proses pembelajaran

    Berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Faktor ini meliputi perencanaan, pelaksanaan serta tindak lanjut dalam pembelajaran.

    Pengelolaan kelas sesuai dengan langkah, materi, metode serta penggunaan media yang ada akan mempengaruhi proses transformasi nilai-nilai pembelajaran pada siswa. (Mulyasa, 2003:12)

    Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal yang antara lain berupa kondisi jasmaniah, psikologi, minat, motivasi, dan cara belajar serta faktor eksternal yaitu faktor keluarga, masyarkat dan lingkungan.

    Secara khusus faktor yang berhubungan dengan sekolah yakni : materi, lingkungan belajar, instrumental,  individu siswa serta proses pembelajaran juga sangat berpengaruh terhadap kaberhasilan belajar siswa.
    Faktor sekolah tentunya harus kita perhatikan dengan seksama sebab peran guru sangat besar dalam mengkondisikan faktor tersebut.

    Wassalamu’alaikum…
    Source :

    1. Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya.
    2. Sofyatiningrum, Etti. 2001. Pengaruh Umpan Balik Guru Terhadap Siswa Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar di SLTP Muhammadiyah 22 Pamulang. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Depdikbud

  • Kategori dan Tipe Peserta Didik di Sekolah

    Siswa yang berangkat ke sekolah tentu harus memiliki tujuan utama, yaitu untuk belajar dan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Namun demikian, tidak semua siswa memiliki tujuan seperti itu. Malah terkadang ada beberapa anak yang berangkat ke sekolah hanya bertujuan untuk bermain atau malah berpacaran.

    Sungguh miris memang dan hal ini pun sudah bukan sesuatu yang aneh lagi buat kita para pendidik, coba saja anda lihat realita yang ada pada saat anda berada di sekolah. Banyak siswa yang duduk berdua-duan di depan kelas, saling tatap menatap, berpegangan dan lain-lain. Berbeda saat berada di kelas, jangankan menatap buku pelajaran, dipegang saja nggak. Buku masih disimpan dengan baik di tas nya masing-masing.

    Kita selaku pendidik mungkin hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala saja, hal tersebut seperti sudah menjadi budaya di tengah – tengah peradaban modern seperti saat ini. Film, internet dan lain sebagainya sudah mempengaruhi urat syaraf para peserta didik kita. Yah, mau bagaimana lagi, memang itu kenyataannya. Dan yang bisa kita lakukan saat ini adalah mengajari mereka dengan maksimal dan memberikan contoh yang baik bagi mereka. Berharap para siswa bisa sadar dan menjadi pribadi yang baik.

    kategori – kategori siswa di sekolah. Mungkin hal ini setidaknya bisa memberikan gambaran kepada para guru berkaitan dengan siswa mana yang memang niat sekolah dan mana yang tidak. Untuk paparannya bisa anda simak pada ulasan dibawah:

    1. Siswa yang tidak punya pekerjaan

    Kenapa saya bisa mengatakan ada siswa yang tidak punya pekerjaan? Ya, karena saya sering sekali melihat ada beberapa siswa yang ke sekolahnya hanya untuk absen saja, duduk saja, melamun dan tidak melakukan sedikitpun usaha untuk belajar. Ketika guru sedang menerangkan pun siswa bertipe seperti ini hanya melihat kedepan tanpa tatapan yang jelas, seoralh-olah memperhatikan. Benar sekali, ketika ditanya tentang materi yaang dijelaskan, dia tidak bisa menjawab. Tatapan matanya, hanya tatapan kosong tanda dia sedang melamun. Kasihannya, siswa tersebut akan pulang tanpa sedikitpun membawa ilmu.

    2. Siswa yang mempunyai Tujuan

    Nah untuk yang satu ini, seklias nampak lebih baik dari pada tipe pertama. Padahal bisa jadi tipe yang kedua ini lebih miris dari kategori siswa diatas. Hal tersebut tergantung dari niat si siswa itu sendiri, apakah untuk sesuatu yang positif atau malah yang negatif? Bagus jika tujuannya untuk belajar. Tapi jelek jika tujuannya untuk bermain, berpacaran dan lain sebagainya. Lebih parah lagi untuk rencana tauran. Harus diarahkan siswa yang seperti ini.

    3. Siswa yang cerdas

    Nah baru ini adalah yang bisa dikatakan “Bagus”. Kenapa? Siswa yang cerdas adalah mereka yang pergi ke sekolah dengan tujuan belajar. Tidak ada sedikitpun dibenaknya untuk melakukan sesuatu yang negatif dan menjauhkannya dari kegiatan belajar. Siswa demikian memiliki niat tulus untuk mendapatkan ilmu baru, berharap dia bisa menambah wawasan keilmuannya. Bagi anda para guru, untuk melihat siswa bertipe seperti ini, anda bisa melihat prilakunya di kelas, biasanya dia cenderung perhatian dan selalu mengerjakan instruksi-instruksi dari gurunya.

  • Metode Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi – IT

    Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi atau Teknologi Digital pada pembelajaran di era Industri 4.0 saat ini sudah sangat besar. Sangat sulit rasanya melakasanakan pembelajaran tanpa melibatkan IT, mulai dari SD sampai pendidikan tinggi.

    Sejauh yang kita tahu, ketika perangkat komputer digunakan dalam proses pembelajaran, maka kita bisa menyebut pembelajaran tersebut mengaplikasikan metode belajar berbasis teknologi komputer.

    Nyatanya, terdapat sejumlah metode belajar yang menggunakan komputer sebagai media utama pembelajaran. Masing-masing dari metode tersebut memiliki karakter yang berbeda sekaligus implementasi yang bermacam-macam. Namun, pada dasarnya harus kita akui bahwa metode pembelajaran seperti ini sangat lah menguntungkan.

    Contoh sederhananya, jika sebelumnya seorang pengajar harus menyampaikan panduan seputar materi pembelajaran di papan tulis, saat ini cukup dengan media presentasi digital saja, mereka sudah menghemat energy dan waktu selama kegiatan kelas berlangsung. Selain itu, informasi menjadi lebih terintegrasi dan relatif lebih mudah dipahami.

    Metode Belajar dengan Bantuan Komputer

    Seperti yang telah disinggung sebelumnya, terdapat sejumlah bentuk metode belajar berbasis teknologi komputer, yang salah satunya adalah metode yang dibantu oleh penggunaan komputer. Contoh konkret metode ini dapat dilihat dari aktivitas pembelajaran yang memanfaatkan perangkat komputer beserta sejumlah alat pendukung lainnya untuk ‘menggantikan’ fungsi pengajar.

    Dalam kasus ini, komputer bukan saja berlaku sebagai sebuah media pasif, namun dia juga bisa berperan secara aktif dalam menyampaikan informasi sekaligus memberikan respon atas aksi yang diberikan oleh pengguna alias objek pembelajaran. Dengan kata lain, terdapat komunikasi dua arah yang terjadi, ditandai dengan adanya interaksi yang berlangsung. Sebagian dari kita mungkin mengenal istilah e-tutoring, yang kurang lebih seperti itulah gambarannya. Apakah Anda pernah terlibat dalam kegiatan pembelajaran semacam ini?

    Lalu adakah pesan khusus yang Anda dapat rasakan dari keterlibatan Anda dalam kegiatan pembelajaran dengan bantuan komputer? Mungkin salah satu keuntungan yang paling terasa adalah efisiensi waktu yang tentu dapat diatur dengan lebih rapi dan sistematis. Pembelajaran dengan metode seperti ini terkesan begitu singkat namun konten bisa dirancang cukup padat.

    Metode Belajar Berbasis Web

    Selain perangkat komputer, terdapat satu alat lain yang juga begitu berpengaruh saat ini, utamanya bagi pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komputer sebagai alat pendukungnya. Tidak lain, alat tersebut adalah web. Ketika kita menyinggung istilah “web”, hampir tidak mungkin kita bisa melupakan internet, yang mana dengan adanya infrasktruktur tersebut, web dapat diakses.

    Keistimewaan dari metode belajar ini adalah keberagaman cakupan media dan juga faktor pendukung, seperti proses penilaian. Bisa dibilang, sebagian besar aktivitas yang dilakukan melalui metode belajar ini sama dengan yang biasa kita hadapi dan terapkan di kelas, namun mediumnya bukan lagi melalui interaksi secara langsung, melainkan melalui web dengan bantuan internet.

    Interaksi tentu saja bisa dilancarkan. Mulai dari presentasi hingga tes atau ujian pun juga bisa dilaksanakan melalui metode pembelajaran ini. Siswa dan pengajar bisa saling bertukar materi serta umpan balik melalui web secara interaktif, karena didukung oleh media digital yang sudah begitu maju dan beragam jenisnya. Contohnya, kita bisa belajar dari gambar, video ataupun teks biasa. Semua media itu bisa diakses dengan muda melalui web yang telah terintegrasi ke masing-masing subjek dalam proses pembelajaran.

    Bukankah kegiatan belajar menjadi jauh lebih mudah dengan adanya fasilitas seperti ini? Lalu, apakah itu berarti metode belajar berbasis teknologi komputer tidak memiliki kekurangan?

    Respon Negatif

    Rasanya setiap hal yang kita temui senantiasa memiliki sisi baik dan buruk, perspektif lah yang membuat kedua sisi itu ada, tidak terkecuali untuk pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komputer. Sebagian dari kita mungkin merasa pembelajaran secara tradisional jauh lebih menarik mengingat interaksi sosial benar-benar terjadi, yang mana di dalamnya terkandung pertukaran nilai dan ide kultural yang sangat penting bagi perkembangan masing-masing individu.

    Singkat kata, pembelajaran berbasi komputer mampu meniadakan interaksi sosial antar individu yang akan memberikan banyak perubahan pada model kontak sosial. Namun, bagaimanapun, tidak bisa dikatakan bahwa kita tidak memerlukan pembelajaran berbasis teknologi komputer, karena fungsinya yang begitu strategis.

  • Media Pembelajaran Sedotan – Drinking Straws dan Kantong Bilangan

    Oleh karena itu saya ingin melanjutkan pembahasan tersebut dengan menguraikan sebuah media yang cukup menarik dan murah tentunya. Media tersebut adalah media pembelajaran yang dibuat dengan memanfaatkan sedotan minuman dan kardus/ karton bekas sebagai kantong bilangan.

    Jadi pada postingan ini saya ingin menguraikan mengenai media pembelajaran yang berupa sedotan dan kantong bilangan. Media pembelajaran ini digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Dwi Yuniarto pada mapel Matematika Kelas IV Di SD Negeri 1 Kandangan Kabupaten Grobogan. Dan hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan yang cukup signifikan, dimana pada prasiklus prosentase ketuntasan adalah 40% menjadi 88,89% pada siklus ketiga yang dilakukan dalam 6 pertemuan.

    Nah, apa dan bagaimana media pembelajaran sedotan (Drinking Straws) dan kantong bilangan tersebut, mari kita simak.

    Media pembelajaran menurut Gagne dan Briggs (Azhar Arsyad 2002:4) adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Pembelajaran yang banyak verbalisme tentu akan cepat membosankan, sebaliknya pelajaran yang menggunakan media pembelajaran lebih menarik dan memberikan suasana gembira karena siswa tertarik dan mudah memahami materi pembelajaran.

    Untuk memahami media pembelajaran Sedotan (Drinking Straws) dan Kantong Bilangan, dapat dijabarkan sebagai berikut :

    1. Pengertian.
    2. Desain.
    3. Bahan dan alat yang digunakan.
    4. 1 buah kardus bekas.
    5. 4 buah botol air mineral kosong ukuran gelas.
    6. Kertas warna-warni.
    7. Sedotan 4 warna secukupnya.
    8. Spidol.
    9. Gunting
    10. Lem kertas dan lem plastik.
    11. Cara membuat.
    12. Siapkan bahan-bahan yang diperlukan seperti kardus bekas, botol air mineral ukuran gelas, kertas warna-warni, sedotan warna, spidol, gunting, lem kertas dan lem plastik.
    13. Potong kardus dengan ukuran sesuai yang diinginkan untuk digunakan sebagai tempat menempelkan 4 buah botol plastik air mineral.
    14. Lapisi kardus dengan kertas warna agar terlihat menarik.
    15. Tempelkan 4 buah botol plastik air mineral ukuran gelas dengan menggunakan lem khusus untuk bahan plastik.
    16. Gunakan spidol untuk memberi tulisan sebagai pelengkap desain media pembelajaran Sedotan (Drinking Straws) dan Kantong Bilangan.
    17. Prosedur penggunaan dalam pembelajaran.
      Penggunaan media pembelajaran Sedotan (Drinking Straws) dan Kantong Bilangan sangatlah mudah, yaitu hanya dengan memasukkan sedotan sesuai dengan nilai angka yang akan kita hitung kemudian masukkan atau ambil sedotan lagi sesuai dengan nilai angka yang digunakan sebagai angka penambah, pengurang, pengali ataupun pembaginya. Agar lebih jelas lagi, berikut prosedur penggunaan media pembelajaran Sedotan (Drinking Straws) dan Kantong Bilangan dalam pembelajaran:
      1. Persiapkan sedotan dan kantong bilangan yang akan digunakan untuk melakukan operasi hitung.
      2. Letakkan sedotan sesuai dengan nilai tempatnya, misalnya 1312 berarti 2 sedotan berada pada kantong satuan, 4 sedotan berada pada kantong puluhan, 3 sedotan berada pada kantong ratusan, dan 1 sedotan berada pada kantong ribuan.
      3. Lakukan operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian ataupun pembagian) dengan menambahkan sedotan ataupun mengurangi sedotan yang ada dalam kantong sesuai dengan angka penjumlah atau pengurangnya.
      4. Sedotan yang masih ada dalam kantong merupakan hasil operasi hitung yang dilakukan.
      5. Hitung jumlah sedotan yang masih ada dalam kantong bilangan sesuai dengan nilai tempatnya.
      6. Jika dalam satu kantong terdapat lebih dari sepuluh sedotan, maka ambil sepuluh sedotan pada kantong tersebut, kemudian tambahkan satu sedotan pada kantong nilai yang bernilai tempat lebih besar yang ada di sampingnya.

      Contoh penerapan media Sedotan (Drinking Straws) dan Kantong Bilaingan dalam menyelesaikan soal penjumlahan : Soal : 1342 + 245 = …
      Maka langkah yang dilakukan yaitu :
      1. Letakkan sedotan sesuai dengan nilai tempatnya, yaitu 1 sedotan pada kantong ribuan, 3 sedotan pada kantong ratusan, 4 sedotan pada kantong puluhan, dan 2 sedotan pada kantong satuan.
      2. Tambahkan sedotan pada kantong berdasarkan nilai tempatnya, yaitu 2 sedotan pada kantong ratusan, 4 sedotan pada kantong puluhan, dan 5 sedotan pada kantong satuan.
      3. Hitung sedotan yang ada pada masing-masing kantong.
      4. Tulis hasil penghitungan sedotan ke dalam lembar jawab.
    18. Kelebihan dan Kekurangan Media Sedotan (Drinking Straws) dan Kantong Bilangan.
      1. Kelebihan
        • Membantu guru untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan lebih menarik.
        • Membantu guru untuk bisa menyampaikan suatu konsep pembelajaran yang abstrak menjadi sebuah situasi yang nyata.
        • Memantapkan pengetahuan siswa dalam memahami nilai tempat suatu bilangan.
        • Membantu siswa untuk menyelesaikan masalah operasi hitung dengan cara yang sistematis.
      2. Kelemahan :

    Murah dan mudah bukan bahan yang digunakan untuk media tersebut?

    Namun jangan salah, sebab media sedotan dan kantong bilangan tersebut telah digunakan oleh Dwi Yuniarto dan terbukti hasil belajar siswa meningkat secara cukup signifikan.

    Kesimpulannya adalah bukan harga/ bahan yang menentukan manfaat suatu media, namun yang pasti ketepatan dan keoptimalan media tersebut dalam membantu siswa memahami materi yang dipelajarilah yang menentukan hasil belajar siswa.

    Jadi marilah kita berusaha agar tidak terpaku pada media IT saja, namun berusaha untuk menggunakan berbagai media yang ada untuk menunjang proses belajar mengajar.

    Dan akan lebih baik jika kita mampu membuat media pembelajaran tersebut.

    So, ungkapan “TIDAK ADA ROTAN AKARPUN JADI” sudah saatnya direalisasikan..

    Semoga bermanfaat.
    Wasalamu’alaikum…

    Daftar pustaka :

    1. Anitah, Sri. 2008. Media Pemelajaran Modul PLPG. Surakarta : Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta.
    2. Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
    3. Rahardi, Aristo. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. 
  • 7 Versi Kematian Syekh Siti Jenar

    Syekh Siti Jenar adalah sosok yang penuh kontroversi. Seperti sisi hitam dan putih, sosok ini dianggap sebagai sunan dan disisi lain dianggap sebagai sosok yang sesat. Tidak hanya sosok di kala hidup, sosoknya juga dianggap memiliki 7 versi kematian.

    Kematian Syekh Siti Jenar

    Secara umum kesamaan yang diperlihatkan oleh berbagai literatur seputar kematian Syekh Siti Jenar hanyalah yang berkaitan dengan masanya saja, yakni pada masa kerajaan Islam Demak di bawah pemerintahan Raden Fatah sekitar akhir abad XV dan awal abad XVI. Tentu hal ini juga masih mengecualikan sebagian kisah versi Cirebon, yang menyebutkan bahwa wafatnya Syekh Siti Jenar terjadi pada masa Sultan Trenggono. Sedangkan yang berkaitan dengan proses kematiannya, berbagai sumber yang ada memberikan penjelasan yang berbeda-beda. Sampai saat ini, paling tidak terdapat beberapa asumsi (tujuh versi) mengenai proses meninggalnya Syekh Siti Jenar.

    1. Sultan Demak

    Bahwa Syekh Siti Jenar wafat karena dihukum mati oleh Sultan Demak, Raden Fatah atas persetujuan Dewan Wali Songo yang dipimpin oleh Sunan Bonang. Sebagai algojo pelaksana hukuman pancung adalah Sunan Kalijaga, yang dilaksanakan di alun-alun kesultanan Demak. Sebagian versi ini mengacu pada “Serat Syeikh Siti Jenar” oleh Ki Sosrowidjojo.

    2. Sunan Gunung Jati

    Syekh Siti Jenar dijatuhi hukuman mati oleh Sunan Gunung Jati. Pelaksana hukuman (algojo) adalah Sunan Gunung Jati sendiri, yang pelaksanaannya di Masjid Ciptarasa Cirebon. Mayat Syekh Siti Jenar dimandikan oleh Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Kudus, dan Sunan Giri, kemudian dimakamkan di Graksan, yang kemudian disebut sebagai Pasarean Kemlaten. Hal ini tercantum dalam Wawacan Sunan Gunung Jati Pupuh ke-39 terbitan Emon Suryaatmana dan T.D Sudjana (alin bahasa pada tahun 1994). 

    Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudirman Tebba (2000: 41), Syekh Siti Jenar dipenggal lehernya oleh Sunan Kalijaga. Pada awalnya mengucur darar berwarna merah, kemudian berubah menjadi putih. Syekh Siti Jenar kemudian berkata: “Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya”. Kemudian tubuh Syekh Siti Jenar naik ke surga seiring dengan kata-kata: ”Jika ada seorang manusia yang percaya kepada kesatuan selain dari Allah Yang Mahakuasa, dia akan kecewa, karena dia tidak akan memperoleh apa yang dia inginkan”. 

    Untuk kisah yang terdapat dalam versi pertama dan kedua masih memiliki kelanjutan yang hampir sama. 

    Sebagaimana dikemukakan dalam Suluk Syekh Siti Jenar, disebutkan bahwa setelah Syekh Siti Jenar meninggal di Krendhawasa tahun Nirjamna Catur Tunggal (1480 M. Tahun yang tentu saja masih terlalu dini untuk kematian Syekh Siti Jenar), jenazahnya dibawa ke Masjid Demak, karena saat itu magrib tiba, maka pemakaman dilakukan esok paginya agar bisa disaksikan oleh raja. Para ulama sepakat untuk menjaga jenazah Syekh Siti Jenar sambil melafalkan pujian-pujian kepada Tuhan. Ketika waktu shalat tiba, para santri berdatangan ke masjid. Pada saat itu tiba-tiba tercium bau yang sangat harum, seperti bau bunga Kasturi. Selesai shalat para santri diperintahkan untuk meninggalkan masjid. Tinggal para ulama saja yang tetap berada di dalamnya untuk menjaga jenazah Syekh Siti Jenar. 

    Bau harum terus menyengat, oleh karena itu Syekh Malaya mengajak ulama lainnya untuk membuka peti jenazah Syekh Siti Jenar. Tatkala peti itu terbuka, jenazah Syekh Siti Jenar memancarkan cahaya yang sangat indah, lalu muncul warna pelangi memenuhi ruangan masjid. Sedangkan dari bawah peti memancarkan sinar yang amat terang, bagaikan siang hari. 

    Dengan gugup, para ulama mendudukkan jenazah itu, lalu bersembah sujud sambil menciumi tubuh tanpa nyawa itu bergantian hingga ujung jari. Kemudian jenazah itu kembali dimasukkan ke dalam peti, Syekh Malaya terlihat tidak berkenan atas tindakan rekan-rekannya itu. 

    Dalam Suluk Syekh Siti Jenar dan Suluk Walisanga dikisahkan bahwa para ulama telah berbuat curang. Jenazah Syekh Siti Jenar diganti dengan bangkai anjing kudisan. Jenazah itu dimakamkan mereka di tempat yang dirahasiakan. Peti jenazah diisi dengan bangkai anjing kudisan. Bangkai itu dipertontonkan keesokan harinya kepada masyarakat untuk mengisyaratkan bahwa ajaran Syekh Siti Jenar adalah sesat. 

    Digantinya jenazah Syekh Siti Jenar dengan bangkai anjing ini ternyata diketahui oleh salah seorang muridnya bernama Ki Luntang. Dia datang ke Demak untuk menuntut balas. Maka terjadilah perdebatan sengit antara Ki Luntang dengan para Wali yang berakhir dengan kematiannya. Sebelum dia mengambil kematiannya, dia menyindir kelicikan para Wali dengan mengatakan (Sofwan, 2000: 221):

    “…luh ta payo totonen derengsun manthuk, yen wus mulih salinen, bangke sakarepmu dadi. Khadal, kodok, rase, luwak, kucing kuwuk kang gampang lehmu sandi, upaya sadhela entuk, wangsul sinantun gajah, sun pastheake sira nora bisa luruh reh tanah jawa tan ana…”

    …nah silahkan lihat diriku yang hendak menjemput kematian. Jika nanti aku telah mati, kau boleh mengganti jasadku sekehendakmu, kadal, kodok, rase, luwak atau kucing tua yang mudah kau peroleh. Tapi, jika hendak mengganti dengan gajah, kau pasti tidak akan bisa karena di tanah Jawa tidak ada…”

    Seperti halnya sang guru, Ki Luntang pun mati atas kehendaknya sendiri, berkonsentrasi untuk menutup jalan hidup menuju pintu kematian.

    3. Sunan Giri

    Bahwa Syekh Siti Jenar meninggal karena dijatuhi hukuman mati oleh Sunan Giri, dan algojo pelaksana hukuman mati tersebut adalah Sunan Gunung Jati. Sebagian riwayat menyebutkan bahwa vonis yang diberikan Sunan Giri atas usulan Sunan Kalijaga (Hasyim, 1987: 47).

    Dikisahkan bahwa Syekh Siti Jenar mempunyai sebuah pesantren yang banyak muridnya. Namun sayang, ajaran-ajarannya dipandang sesat dan keluar dari ajaran Islam. Ia mengajarkan tentang keselarasan antara Tuhan, manusia dan alam (Hariwijaya, 2006: 41-42).

    Hubungan manusia dengan Tuhannya diungkapkan dengan “Manunggaling kawula-gusti” dan “Curiga Manjing Warangka”. Hubungan manusia dengan alam diungkapkan dengan “Mengasah Mingising Budi, Memasuh Malaning Bumi”, dan “Hamemayu Hayuning Bawana”, yang bermuara pada pembentukan “Jalma Sulaksana”, “Al-insan Al-kamil”, “Sarira Bathara”, “Manusia Paripurna”, “Adi Manusia” yang imbang lahir batin, jiwa-raga, intelektual spiritual, dan kepala dadanya. 

    Konsep manunggaling kawula gusti oleh Syekh Siti Jenar disebut dengan “uninong aning unong”, saat sepi senyap, hening, dan kosong. Sesungguhnya Zat Tuhan dan zat manusia adalah satu, manusia ada dalam Tuhan dan Tuhan ada dalam manusia. 

    Sunan Giri sebagai ketua persidangan, setelah mendengar penjelasan dari berbagai pihak dan bermusyawarah dengan para Wali, memutuskan bahwa ajaran Syekh Siti Jenar itu sesat. Ajarannya bisa merusak moral masyarakat yang baru saja mengenal Islam. Karenanya Syekh Siti Jenar dijatuhi hukuman mati. 

    Syekh Siti Jenar masih diberi kesempatan selama setahun untuk memperbaiki kesalahannya sekaligus menanti berdirinya Negara Demak secara formal, karena yang berhak menentukan hukuman adalah pihak negara (Widji saksono, 1995: 61). Kalau sampai waktu yang ditentukan ia tidak mengubah pendiriannya, maka hukuman tersebut akan dilaksanakan.

    Sejak saat itu, pesantren Syekh Siti Jenar ditutup dan murid-muridnya pun bubar, menyembunyikan diri dan sebagian masih mengajarkan ajaran wahdatul wujud meskipun secara sembunyi-sembunyi. Setelah satu tahun berlalu, Syekh Siti Jenar ternyata tidak berbubah pendiriannya. Maka dengan terpaksa Sunan Gunung Jati melaksanakan eksekusi yang telah disepakati dulu. Jenazah Syekh Siti Jenar dimakamkan di lingkungan keraton agar orang-orang tidak memujinya.

    4. Sunan Giri

    Syekh Siti Jenar wafat karena vonis hukuman mati yang dijatuhi Sunan Giri sendiri. Peristiwa kematian Syekh Siti Jenar versi ini sebagaimana yang dikisahkan dalam Babad Demak. Menurut babad ini Syekh Siti Jenar meninggal bukan karena kemauannya sendiri, dengan kesaktiannya dia dapat menemui ajalnya, tetapi dia dibunuh oleh Sunan Giri. Keris ditusukkan hingga tembus ke punggung dan mengucurkan darah berwarna kuning. Setelah mengetahui bahwa suaminya dibunuh, istri Syekh Siti Jenar menuntut bela kematian itu kepada Sunan Giri. Sunan Giri menghiburnya dengan mengatakan bahwa dia bukan yang membunuh Syekh Siti Jenar tetapi dia mati atas kemauannya sendiri. Diberitahukan juga bahwa suaminya kini berada di dalam surga. Sunan Giri meminta dia melihat ke atas dan di sana dia melihat suaminya berada di surga dikelilingi bidadari yang agung, duduk di singgasana yang berkilauan (Sofwan, 2000: 218).

    Kematian Syekh Siti Jenar dalam versi ini juga dikemukakan dalam Babad Tanah Jawa yang disandur oleh S. Santoso, dengan versi yang sedikit memiliki perbedaan. Dalam babad ini disebutkan Syekh Siti Jenar terbang ke surga, tetapi badannya kembali ke masjid. Para ulama takjub karena dia dapat terbang ke surga, namun kemudian marah karena badannya kembali ke masjid. Melihat hal yang demikian, Sunan Giri kemudian mengatakan bahwa tubuhnya harum ditikam dengan sebuah pedang, kemudian dibakar. Syekh Maulana kemudian mengambil pedang dan menikamkannya ke tubuh Syekh Siti Jenar, tetapi tidak mempan. Syekh Maulana bertambah marah dan menuduh Syekh Siti Jenar berbohong atas pernyataannya yang menegaskan bahwa dia rela mati. 

    Syekh Siti Jenar menerima banyak tikaman dari Syekh Maulana, tetapi dia terus berdiri. Syekh Maulana kian gusar dan berkata, “Itu luka orang jahat, terluka tapi tidak berdarah”. Dari luka-luka Syekh Siti Jenar itu seketika keluar darah berwarna merah. Seketika Syekh Maulana berkata lagi, ”Itu luka orang biasa, bukan kawula gusti, karena darah yang keluar berwarna merah”. Dari merah yang mengucur itu seketika berubah berwarna putih. Syekh Maulana berkata lagi. “Ini seperti kematian pohon kayu, keluar getah dari lukanya. Kalau ‘insan kamil’ betul tentu dapat masuk surga dengan badan jasmaninya, berarti kawula gusti tidak terpisah”. Dalam sekejap mata tubuh Syekh Siti Jenar hilang dan darahnya sirna.

    Syekh Maulana kemudian membuat muslihat dengan membunuh seekor anjing, membungkusnya dengan kail putih dan mengumumkan kepada masyarakat bahwa mayat Syekh Siti Jenar telah berubah menjadi seekor anjing disebabkan ajarannya yang bertentangan dengan syariat. Anjing itu kemudian di bakar. 

    Beberapa waktu setelah peristiwa itu, para ulama didatangi oleh seorang penggembala kambing yang mengaku sebagai murid Syekh Siti Jenar. Dia berkata, ”Saya dengar para Wali telah membunuh guru saya, Syekh Siti Jenar. Kalau memang demikian, lebih baik saya juga Tuan-tuan bunuh. Sebab saya ini juga Allah, Allah yang menggembalakan kambing”. Mendengar penuturannya itu kemudian Syekh Maulana membunuhnya dengan pedang yang sama dengan yang digunakan untuk membunuh Syekh Siti Jenar. Seketika tubuh mayat penggembala kambing itu lenyap. (Tebba, 2003: 43).

    Versi Kelima

    Bahwa vonis hukuman mati dijatuhkan oleh Sunan Gunung Jati, sedangkan yang menjalankan eksekusi kematian (algojo) adalah Sunan Kudus. Versi tentang proses kematian Syekh Siti Jenar ini dapat ditemukan dalam Serat Negara Kertabumi yang disunting oleh Rahman Selendraningrat. Tentu bahwa kisah eksekusi terhadap Syekh Siti jenar yang terdapat dalam versi ini berbeda dari yang lainnya. Nampaknya kisah ini bercampur aduk dengan kisah eksekusi Ki Ageng Pengging yang dilakukan oleh Sunan Kudus. 

    Kisah kematian Syekh Siti Jenar dalam sastra “kacirebonan” ini diawali dengan memperlihatkan posisi para pengikut Syekh Siti Jenar di Cirebon sebagai kelompok oposisi atas kekuatan Kesultanan Cirebon. Sejumlah tokoh pengkutnya pernah berusaha untuk menduduki tahta, tetapi semuanya menemui kegagalan. Tatkala Pengging dilumpuhkan, Syekh Siti Jenar yang pada saat itu menyebarkan agama di sana, kembali ke Cirebon diikuti oleh para muridnya dari Pengging. Di Cirebon, kekuatan Syekh Siti Jenar menjadi semakin kokoh, pengikutnya meluas hingga ke desa-desa. Serelah Syekh Datuk Kahfi meninggal dunia, Sultan Cirebon menunjuk Pangeran Punjungan untuk menjadi guru agama Islam di Padepokan Amparan Jati. 

    Pangeran Punjungan bersedia menjalankan tugas yang diembankan sultan kepadanya, namun dia tidak mendapatkan murid di sana karena orang-orang telah menjadi murid Syekh Siti Jenar. Bahkan panglima bala tentara Cirebon bernama Pangeran Carbon lebih memilih untuk menjadi muridnya Syekh Siti Jenar. Dijaga oleh muridnya yang banyak, Syekh Siti Jenar merasa aman tinggal di Cirebon Girang. 

    Keberadaan Syekh Siti Jenar di Cirebon terdengar oleh Sultan Demak. Sultan kemudian mengutus Sunan Kudus disertai 700 orang prajurit ke Cirebon. Sultan Cirebon menerima permintaan Sultan Demak dengan tulus, bahkan memberi bantuan untuk tujuan itu. 

    Langkah pertama yang diambil Sultan Cirebon adalah mengumpulkan para murid Syekh Siti Jenar yang ternama, antara lain Pangeran Carbon, para Kyai Geng, Ki Palumba, Dipati Cangkuang dan banyak orang lain di istana Pangkuangwati. Selanjutnya bala tentara Cirebon dan Demak menuju padepokan Syekh Siti Jenar di Cirebon Girang. Syekh Siti Jenar kemudian di bawa ke masjid Agung Cirebon, tempat para Wali telah berkumpul. 

    Dalam persidangan itu, yang bertindak sebagai hakim ketuan adalah Sunan Gunung Jati. Melalui perdebatan yang panjang, pengadilan memutuskan Syekh Siti Jenar harus dihukum mati. Kemudian Sunan Kudus melaksanakan eksekusi itu menggunakan keris pusaka Sunan Gunung Jati. Peristiwa itu terjadi pada bulan Safar 923 H atau 1506 (Sofwan, 2000: 222). 

    Pada peristiwa selanjutnya, mulai diperlihatkan kecurangan yang dilakukan oleh para ulama di Cirebon terhadap keberadaan jenazah Syekh Siti Jenar. Dikisahkan, setelah eksekusi dilaksanakan, jenazah Syekh Siti Jenar dimakamkan di suatu tempat yang kemudian banyak diziarahi orang. Untuk mengamankan keadaan, Sunan Gunung Jati memerintahkan secara diam-diam agar mayat Syekh Siti Jenar dipindahkan ke tempat yang dirahasiakan, sedangk di kuburan yang sering dikunjungi orang itu dimasukkan bangkai anjing hitam. 

    Ketika para perziarah menginginkan agar mayat Syekh Siti Jenar dipindahkan ke Jawa Timur, kuburan di buka dan ternyata yang tergeletak di dalamnya bukan mayat Syekh Siti Jenar melainkan bangkai seekor anjing. Para peziarah terkejut dan tak bisa mengerti keadaan itu. Ketika itu Sultan Cirebon memanfaatkan situasi dengan mengeluarkan fatwa agar orang-orang tidak menziarahi bangkai anjing dan agar meninggalkan ajaran-ajaran Syekh Siti Jenar (Sulendraningrat, 1983: 28).

    Versi Keenam

    Bahwa Syekh Siti Jenar dijatuhi hukuman mati oleh Wali Songo. Pada saatu hukuman harus dilaksanakan, para anggota Wali Songo mendatangi Syekh Siti Jenar untuk melaksanakan hukuman mati. Akan tetapi kemudian para anggota Wali Songo tidak jadi melaksanakan hukuman tersebut, karena Syekh Siti Jenar justru memilih cara kematiannya sendiri, dengan memohon kepada Allah agar diwafatkan tanpa harus dihukum oleh pihak Sultan dan para Sanan, sekaligus Syekh Siti Jenar menempuh jalan kematiannya sendiri, yang sudah ditetapkan oleh Allah. Versi ini mengacu pada Serat Seh Siti Jenar yang digubah oleh Ki Sosrowidjojo, yang kemudian disebarluaskan kembali ileh Abdul Munir Mulkan (t.t). 

    Sofwan (2000: 215-217) mengutip Suluk Walingsanga (sebagaimana juga yang terdapat dalam Serat Seh Siti Jenar dalam berbagai versi) yang di dalamnya terdapat cerita yang mengisahkan bahwa kematian Syekh Siti Jenar berawal dari perdebatan yang terjadi antara Syekh Siti Jenar dengan dua orang utusan Sultan Demak, yakni Syekh Domba dan Pangeran Bayat sebagai utusan Sultan Fatah dan Majelis Wali Songo. Dua orang utusan ini diperintah Sultan atas persetujuan Majelis Wali Songo untuk mengadakan tukar pikiran (lebih tepatnya menginvestigasi) dengan Syekh Siti Jenar mengenai ajaran yang dia sampaikan kepada murid-muridnya. 

    Disinyalir bahwa ajaran yang telah disampaikan oleh Syekh Siti Jenar menyebabkan terganggunya stabilitas keamanan dan ketertiban di wilayah Demak. Hal ini disebabkan ulah para muridnya yang berbuat kegaduhan, merampok, berkelahi, bahkan membunuh. Bila ada kejahatan atau keonaran, tentu murid Syekh Siti Jenar yang menjadi pelakunya. Ketika pengawal kerajaan menangkap mereka, maka mereka bunuh diri di dalam penjara. Bila dikorek keterangan dari mereka, dengan angkuh mereka mengatakan bahwa mereka adalah murid Syekh Siti Jenar yang telah banyak mengenyam ilmu makrifat, dan selalu siap mati bertemu Tuhan. 

    Mereka beranggapan bahwa hidup sekedar menjalani mati, oleh karena itu mereka merasa jenuh menyaksikan bangkai bernyawa bertebaran di atasnya. Dunia ini hanya dipenuhi oleh mayat, maka mereka lebih memilih meninggalkan dunia ini. Mereka juga mengejek, mengapa orang mati diajari shalat, menyembah dan mengagungkan nama-Nya, padahal di dunia ini orang tidak pernah melihat Tuhan. 

    Berkenaan dengan pemahaman yang demikian ini, maka Syekh Domba dan Pangeran Bayat diutus oleh Sultan Demak untuk menemui Syekh Siti Jenar. Dalam pertemuan itu terjadi perdebatan antara utusan Sultan dengan Syekh Siti Jenar. Dalam perdebatan itu, terlihat bahwa kemahiran Syekh Siti Jenar berada di atas Syekh Domba dan Pangeran Bayat. Pada akhirnya, Syekh Domba merasa kagum atas uraian dan kedalaman ilmu Syekh Siti Jenar, bahkan dia bisa menyetujui kebenarannya. Dia ingin menjadi muridnya secara tulus, kalau saja tidak dicegah oleh Pangeran Bayat. 

    Selanjutnya, kedua utusan itu kembali ke Demak melaporkan apa yang telah mereka saksikan tentang ajaran Syekh Siti Jenar. Setelah berunding dengan Majelis Wali Songo, Sultan kemudian mengutus lima orang Wali untuk memanggil Syekh Siti Jenar ke istana guna mempertanggungjawabkan ajarannya. Kelima utusan itu adalah Sunan Kalijaga, Sunan Ngudung, Pangeran Modang, Sunan Geseng, dan Sunan Bonang sebagai pemimpin utusan itu. Mereka diikuti oleh empat puluh orang santri lengkap dengan persenjataannya untuk memaksa Syekh Siti Jenar datang ke istana. Sesampainya di kediaman Syekh Siti Jenar, kelima Wali tersebut terlibat perdebatan sengit. Perdebatan itu berakhir dengan ancaman Sunan Kalijaga. Sekalipun mendapatkan ancaman dari Sunan Kalijaga, Syekh Siti Jenar tetap tidak bersedia datang ke istana karena menurutnya Wali dan raja tidak berbeda dengan dirinya, sama-sama terbalut darah dan daging yang akan menjadi bangkai. Lalu dia memilih mati. Mati bukan karena ancaman yang ada, tetapi karena kehendak diri sendiri. Syekh Siti Jenar kemudian berkonsentrasi, menutup jalan hidupnya dan kemudian meninggal dunia.

    Versi Ketujuh

    Bahwa terdapat dua orang tokoh utama, yang memiliki nama asli yang berdekatan dengan nama kecil Syekh Siti Jenar, San Ali. Tokoh yang satu adalah Hasan Ali, nama Islam Pangeran Anggaraksa, anak Rsi Bungsi yang semula berambisi menguasai Cirebon, namun kemudian terusir dari Keraton, karena kedurhakaan kepada Rsi Bungsi dan pemberontakannya kepada Cirebon. Ia menaruh dendang kepada Syekh Siti Jenar yang berhasil menjadi seorang guru suci utama di Giri Amparan Jati. Tokoh yang satunya lagi adalah San Ali Anshar al-Isfahani dari Persia, yang semua merupakan teman seperguruan dengan Syekh Siti Jenar di Baghdad. Namun ia menyinpan dendang pribadi kepada Syekh Siti Jenar karena kalah dalam hal ilmu dan kerohanian. 

    Ketika usia Syekh siti Jenar sudah uzur, dua tokoh ini bekerja sama untuk berkeliling ke berbagai pelosok tanah Jawa, ke tempat-tempat  yang penduduknya menyatakan diri sebagai pengikut Syekh Siti Jenar, padahal mereka belum pernah bertemu dengan Syekh Siti Jenar. Sehingga masyarakat tersebut kurang mengenal sosok asli Syekh Siti Jenar. Pada tempat-tempat seperti itulah, dua tokoh pemalsu ajaran Syekh Siti Jenar memainkan perannya, mengajarkan berbagai ajaran mistik, bahkan perdukunan yang menggeser ajaran tauhid Islam. 

    Hasan Ali mengaku dirinya sebagai Syekh Lemah Abang, dan San Ali Anshar mengaku dirinya sebagai Syekh Siti Jenar. Hasan Ali beroperasi di Jawa bagian Barat, sementara San Ali Anshar di Jawa Bagian Timur. Kedua orang ini sebenarnya yang dihukum mati oleh anggota Wali Songo, karena sudah melancarkan berbagai fitnah keji terhadap Syekh Siti Jenar sebagai guru dan anggota Wali Songo. 

    Kemungkinan karena silang sengkarut kemiripan nama itulah, maka dalam berbagai Serat dan babad di daerah Jawa, cerita tentang Syekh Siti Jenar menjadi simpang siur. Namun pada aspek yang lain, ranah politik juga ikut memberikan andil pendiskreditan nama Syekh Siti Jenar. Karena naiknya Raden Fatah ke tampuk kekuasaan Kesultanan Demak, diwarnai dengan intrik perebutan tahta kekuasaan Majapahit yang sudah runtuh, sehingga segala intrik bisa terjadi dan menjadi “halal” untuk dilakukan, termasuk dengan mempolitisasi ajaran Syekh Siti Jenar yang memiliki dukungan massa banyak, namun tidak menggabungkan diri dalam ranah kekuasaan Raden Fatah. 

    Jadi dikaitkan dengan kekuasaan Sultan Trenggono, sebagaimana tercatat dalam berbagai fakta sejarah, naiknya Sultan Trenggono sebagai penguasa tunggal Kesultanan Demak, adalah dengan cara berbagai tipu muslihat dan pertumpahan darah. Karena sebenarnya yang berhak menjadi Sultan adalah Pangeran Suronyoto, yang dikenal dengan sebutan Pangeran Sekar Seda Ing Lepen, kakak laki-laki Sultan Trenggono yang seharusnya menggantikan Adipati Unus. “Seda Ing Lepen” artinya meninggal di sungai. 

    Sebenarnya Pangeran Suronyoto tidak meninggal di sungai, namun dibunuh oleh orang-orang suruhan Pangeran Trenggono, baru setelah terbunuh, mayatnya dibuang ke sungai (Daryanto, 2009: 215-278). Kematian kakaknya tersebut diduga atas strategi Sultan Trenggono. Sultan Trenggono sendiri, pada mulanya tidaklah begitu disukai oleh para adipati dan kebanyakan masyarakat, karena sifatnya yang ambisius, yang dibingkai dalam sikap yang lembut. 

    Salah satu tokoh penentang utama naiknya Trenggono sebagai Sultan adalah Pangeran Panggung di Bojong, salah satu murid utama Syekh Siti Jenar. Demikian pula masyarakat Pengging yang sejak kekuasaan Raden Fatah belum mau tunduk pada Demak. Banyak masyarakat yang sudah tercerahkan kemudian kurang menyukai Sultan Trenggono. Mungkin oleh karena faktor inilah, maka Sultan Trenggono dan para ulama yang mendekatinya kemudian memusuhi pengikut Syekh Siti Jenar. Maka kemudian dihembuskan kabar bahwa Syekh Siti Jenar dihukum mati oleh Dewan Wali Songo di masjid Demak, dan mayatnya berubah menjadi anjing kudisan, dan dimakamkan di bawah mihrab pengimaman masjid. Suatu hal yang sangat mustahil terjadi dalam konteks hukum Islam, namun tentu dianggap sebagai sebuah kebenaran atas nama kemukjizatan bagi masyarakat awam. 

    Keberadaan para ulama “penjilat” penguasa, yang untuk memenuhi ambisi duniawinya bersedia mengadakan fitnah terhadap sesama ulama, dan untuk selalu dekat dengan penguasa bahkan bersedia menyatakan bahwa suatu ajaran kebenaran sebagai sebuah kesesatan dan makar, karena menabrak kepentingan penguasa itu sebenarnya sudah digambarkan oleh para ulama. Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya’ “Ulum al-Din menyebutkan sebagai al-‘ulama’ al-su’ (ulama yang jelek dan kotor). Sementara ketika Sunan Kalijaga melihat tingkah laku para ulama pada zaman Demak, yang terkait dengan bobroknya moral dan akhlak penguasa, disamping fitnah keji yang ditujukan kepada sesama ulama, namun beda pendapat dan kepentingan, maka Sunan Kalijaga membuatkan deskripsi secara halus. Sesuai dengan profesinya dalam budaya, utamanya sebagai dalang, Sunan Kalijaga menggambarkan kelakuan para ulama yang ambisi politik dan memiliki karakter jelek sebagai tokoh Sang Yamadipati (Dewa Pencabut Nyawa) dan Pendeta Durna (ulama yang bermuka dua, munafik). 

    Kedua tokoh tersebut dalam serial pewayangan model Sunan Kalijaga digambarkan sebagai ulama yang memakai pakaian kebesaran ulama; memakai surban, destar, jubah, sepatu, biji tasbih dan pedang. Pemberian karakter seperti itu adalah salah satu cara Sunan Kalijaga dalam mencatatkan sejarah bangsanya, yang terhina dan teraniaya akibat tindakan para ulama jahat yang mengkhianati citra keulamaannya, dengan menjadikan diri sebagai Sang Yamadipati, mencabut nyawa manusia yang dianggapnya berbeda pandangan dengan dirinya atau dengan penguasa di mana sang ulama mengabdikan dirinya. Hal tersebut merupakan cara Sunan Kalijaga melukiskan suasana batin bangsanya yang sudah mencitrakan pakaian keulamaan, dalil-dalil keagamaan sebagai atribut Sang Pencabut Nyawa. Atas nama agama, atas nama pembelaan terhadap Tuhan, dan karena dalil-dalil mentah, maka aliran serta pendapat yang berbeda harus dibungkus habis. 

    Gambaran pendeta Durna adalah wujud dari rasa muak Sunan Kalijaga terhadap para ulama yang menjilat kepada kekuasaan, bahkan aktivitasnya digunakan untuk semata-mata membela kepentingan politik dan kekuasaan, menggunakan dalil keagamaan hanya untuk kepentingan dan keuntungan pribadi dengan mencelakakan banyak orang sebagai tumbalnya. Citra diri ulama yang ‘tukang’ hasut, penyebar fitnah, penggunjing, dan pengadu domba. Itulah yang dituangkan oleh Sunan Kalijaga dalam sosok Pendeta Durna. 

    Berbagai versi tentang kematian Syekh Siti Jenar menunjukkan bahwa tokoh Syekh Siti Jenar memang sangat kontroversional. Berbagai literatur yang ada tidak dapat memastikan tentang asal-usul keberadaannya hingga proses kematian yang dialaminya, disebabkan oleh banyak faktor dan kepentingan yang mengitarinya. Walaupun demikian, sejumlah besar keterangan yang mengisahkan tentang keberadaannya memerlihatkan ajarannya yang selalu dipertentangkan dengan paham para Wali, namun sekaligus tidak jarang membuat para Wali itu sendiri “kagum” dan “mengakui” kebenaran ajarannya. Tentu saja, “pengakuan” dan “kekaguman” itu tidak pernah diperlihatkan secara eksplisit karena akan mengurangi “keagungan” mereka, disamping kurang objektifnya penulisan serat dan babad Jawa, yang terkait dengan Syekh Siti Jenar. 

    Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa dalam berabgai Serat dan Babad tersebut, akhir dari kisah Syekh Siti Jenar selalu dihiasi dengan usaha-usaha intrik politik para Wali. Bisa jadi hal ini memang dilakukan oleh para ulama penjilat kekuasaan, oleh murid-murid generasi penerus para ulama yang pernah memusuhi ajaran Syekh Siti Jenar, atau para penulis kisah yang juga memiliki kepentingan tersendiri terkait dengan motif politik, ideologi, keyakinan, dan ajaran keagamaan yang dianutnya. 

    Pada sisi lain, disamping disebabkan banyaknya referensi yang berbeda dalam menjelaskan kisah Syekh Siti Jenar, pemahaman mereka yang membaca akan memberikan pemahaman baru dari bacaan tersebut sehingga memperbanyak versi. Misalnya, tentang pemahaman salah satu versi mengenai asal-usul Syekh Siti Jenar yang dalam Serat Syekh Siti Jenar, sebagaimana juga disadur dalam Falsafah Syekh Siti Jenar disebut “berasal dari caing (elur)”. 

    Sebagian penafsir mengatakan bahwa memang Syekh Siti Jenar bukanlah berasal dari manusia, namun semula ia adalah seekor cacing yang disumpah oleh Sunan Bonang menjadi manusia. Padalah, jika cara pembacaan ini dilakukan dengan cara referensi silang, kita mendapatkan penjelasan dari sumber lain, misalnya dalam Serat Seh Siti Jenar yang tersimpan di musem Radya Pustaka Surakarta, bahwa yang dimaksud “elur” (cacing) tidak lain adalah “wrejid bangsa sudra” (yang berasal dari rakyat jelata). Maksudnya Syekh Siti Jenar adalah masyarakat biasa yang berhasil menjadi Wali, atau seorang Wali yang menjelata (menempatkan dirinya berada di tengah-tengah mansyarakat jelata) (lihat misalnya Sujamto, 2000: 87). 

    Sumber : K.H. Muhammad Sholikhin. Ternyata Syekh Siti Jenar Tidak Dieksekusi Wali Songo. Erlangga. Boyolali: 2008.

  • Cara Melatih Lompatan Jumpih Smash dalam Olahraga Bola Voli

    Cara Melatih Lompatan Jumping Smash |Kumpulan-olahraga| ~ Dalam Permainan Bola Voli smash Atau Spike merupakan salah satu syarat yang harus di kuasai oleh seluruh pemain (Kecuali Setter dan Libero), dan untuk dapat melakukan Smash dengan baik dan menukik maka dibutuhkan latihan salah satunya dengan melatih lompatan Jumping Smash Bola Voli, Latihan ini dapat melatih kekuatan kepada Otot tungkai kaki dan juga otot-otot lainnya agar dapat melakukan lompatan jumping smash dengan baik dan tinggi.

    Pada Kesempatan kali ini Kumpulan Olahraga akan coba membahas beberapa Cara Melatih Lompatan Jumping smash Bola Voli, dikarenakan semakin tinggi lompatan atau jumping smash maka sobat akan semakin mudah untuk mengarahkan bola dan juga bola yang dihasilkan akan menukik tajam ke arah lapangan lawan. Dalam permainan bola Voli smash merupakan salah satu Teknik Permainan Bola Voli yang harus di kuasai pemain, untuk  melatih Lompatan Jumping smash tersebut terdapat beberapa langkah yang perlu anda ketahui diantaranya sebagai berikut :

    1. Awalan
    2. Lompatan
    3. Timing atau waktu yang tepat untuk melakukan jumping pada waktu bola sudah di umpankan oleh toser atau set upper 
    4. mendarat yang baik dengan lutut di tekuk agar tidak terjadi cedera.

    Hal tersebut merupakan hal yang perlu diperhatikan sebelum anda melatih dan meningkatan Lompatan jumping Smash Bola Voli. hal tersebut sangat penting agar smash yang kita lakukan keras dan menukik tajam ke arah lapangan lawan dan semakin tinggi lompatan anda akan semakin mudah mengarahkan bola dan mematikan serangan lawan.

    nahhh… di bawah ini saya akan memberikan sedikit tips Cara Melatih Lompatan Jumping Smash Bola Voli untuk selengkapnya dapat sobat lihat dibawah ini.

    Cara Melatih Lompatan Jumping Smash Bola Voli

    1. Cara Melatih Lompatan Jumping Smash ~ Pemanasan / Warmingup

    Sebelum kita melakukan Latihan Untuk Meningatkan Lompatan Smash dianjurkan dan wajib dilakukan adalah pemanasan baik statis maupun pemanasan secara dinamis  tujuan dari pemanasan ini adalah meregangkan Sendi-sendi dan otot kita agar dapat menerima dan siap dalam menghadapi latihan yang akan kita lakukan, juga agar meminimalisir terjadinya Cedera.

     

    2. Cara Melatih Lompatan Smash ~ Lari Biasa dan Sprint

    Untuk melatih tungkai kaki bisa kita lakukan Lari baik itu Joging maupun Sprint, sebaiknya kita lakukan Joging terlebihdahulu kemudian diselingi Oleh sprint-sprint pendek.

    3. Cara Melatih Lompatan Smash ~ Lompat Tangga

    Untuk lompat tangga dapat dilakukan dengan menaiki tangga dengan cara loncat dengan cara jingjit sampai bagian paha dan betis kita terasa panas dan pegal, 

     

    4. Cara Melatih Lompatan Smash ~ Lompat Tali / Skipping

     Untuk lompat tali / Skipping diperlukan tali skiping ingat (bukan tali rapi’a aplagi tali sepatu ya… hehehe), kita lakukan secara bertahap dan dengan intensitas yang rendah, dan pada ulangan berikut nya hitungan (menit) kita naikan dan intensitas nya juga kita naikan. disamping untuk melatih loncatan permainan skiping juga bisa meningkatkan Agilitas/Kelincahan kita.

    5. Cara Melatih Lompatan Smash ~ Loncat Kidang

    Gerakan ini adalah berlari seperti kidang atau posisi jingjit (Klo bhsa sundanya sih ENGKLE… Hehehe), gerakan ini berfungsi untuk meningkatkan dan menguatkan Otot kaki dan agar loncatan kita menjadi ringan walaupun hanya menggunakan sebelah kaki.  

    7. Cara Melatih Lompatan Jumping Smash ~ Pushup, Situp, Rangen dan Pulup

    Sebaiknya Lakukan lah gerakan ini setiap hari karena disamping badan kita menjadi bagus dan terbentuk, juga disisi lain kita melatih daya lecutan badan ketika kita melakukan Smash, dan dengan gerakan ini ketika kita melakukan smash lompatan smash kita akan tinggi dan anteng (ga cepat turun).

    8. Cara Melatih Lompatan Jumping Smash ~ Gerakan Kombinasi / Skotrach

    Lakukan lah Step cepat selama beberapa detik kemudian setelah itu diteruskan dengan melakukan gerakan seperti posisi  pus-up akan tetapi ketika itu badan dilentingkan Kebawah dan setelah itu jongkok kemudaian loncat dan badan dilecutkan kebelakang. 

    9. Cara Melatih Lompatan Jumping Smash —- Latihan lainnya

    1. Cari kursi atau bata atau benda lain yang anda susun sampai setinggi kursi pada umumnya (misal kursi sekolah), berlatihlah melompati kursi itu ke kiri dan ke kanan, jangan ke depan dan belakang (kalo pake kursi ntar kesenggol). Lakukan secara rutin dan dalam jumlah yang semakin bertambah sesuai kemampuan agan Misal : minggu pertama agan hanya kuat 10x, agan coba terus sampe lompatan agan terasa ringan, jika sudah terasa ringan tambah lagi porsinya jadi 20x. Begitu terus berulang-berulang, jika terasa ringan tambah 10 porsinya sampe batas kemampuan agan. Pelan latihannya namun pasti hasilnya bagus
    2. Latihan lompat kodok, jika agan mampu, dapat sedikit diberi beban
    3. Skotch Jump , jika agan mampu, sikap tubuh saat mendarat lebih di jongkok kan lagi lutut yg menghadap kedepan .
    4. rutin lakukan lari-lari
    5. back up
    6. sit up
    7. Ngebeban/Besi biasanya kebanyakan pemain yang lompatan nya sangat tinggi menggunakan cara yang satu ini, ini disebabkan cara inilah yang sangat ampuh agar lompatan kita tinggi dan anteng ketika diudara, akan tetapi untuk melakukan beban ini diperlukan instruktur dikarenakan sangat berbahaya salah-salah bukan lompatan yang tinggi malah biaya rumah sakit hehe……!!!

    Cara Melatih Lompatan Jumping Smash ~ Cara Melatih Timming Smash 

    1. Gerakan langkah kaki

    Ingat saat anda melakukan gerakan jumping smash awal langkah pertama jangan berlari karena anda akan kesulitan dalam melakukan smash. jadi bergeraklah dengan car berjalan mungkin anda bisa lakukan dengan 2,atau 3 langkah.

    2.Latihan tanpa bola

    Lakukanlah latihan jumping ya anggap aja seperti anda bermain akan tetapi kali ini tidak ada bolanya,ini untuk melatih timing anda biar bisa pas sama bola yang diumpankan dari toser.

    3.Latihan menggunakan bola

    Latihan ini bisa anda lakukan dengan cara mengajak toser,kemudian bola diberikan kepada pengumpan lakukanlah smash dengan pelan-pelan dulu,Kalau timing sudah pas dan anda benar-benar lakukanlah dengan sekeras mungkin.

    Demikianlah tips cara melatih jumping/lompatan smash dalam bola voli.Anda bisa langsung mempraktekannya.Kalau sudah bandingkan dengan sebelum anda latihan.Usahakan latihan rutin jangan malasn ya.Semoga bisa bermanfaat.Terima kasih

    Demikian lah sedikit tips yang anda bisa terapkan, Semoga bermanfaat…

  • Kesehatan Pribadi dan Lingkungan

    A. Kesehatan Pribadi

    Kesehatan pribadi merupakan usaha atau prilaku untuk menjaga derajat kesehatan yang dimiliki oleh diri sendiri.  Sarwoto (1992) menyebutkan kesehatan pribadi adalah  segala usaha dan tindakan seorang untuk menjaga, memelihara dan meningkatan derajat kesehatannya sendiri dalam batas-batas kemampuannya, agar mendapatkan kesenangan hidup dan mempunyai tenaga kerja sebaik-baiknya.

    Kesehatan pribadi merupakan jalan untuk mencapai kesehatan hidup, sesuai dengan Toho cholik (1997) tujuan hidup pribadi dan masyarakat adalah untuk mencapai kehidupan yang lebih berbahagia, lebih sehat dan lebih produktif. Kesehatan sangatlah penting, banyak orang baru menyadari betapa pentingnya kesehatan  setelah menderita sakit.

    Ciri-ciri anak yang sehat, Sarwoto dan Bambang Soetedjo (1996), yaitu :

    1. Tumbuh dengan baik, dapat dilihat dari naiknya berat tinggi badan secara teratur dan proposional.
    2. Tangkas, gesit dan bergembira
    3. Mata bersih dan bersinar
    4. Nafsu makan baik, pencernaan makanan baik, bibir dan lidah segar dan pemanasan tidak berbau
    5. Senang melakukan olahraga dan menikmati waktu istirahatnya secara teratur
    6. Kulit dan rambut bersih dan tidak kering
    7. Tidak mempunyai perasaan tertekan dan mudah menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkugannya 
    8. Perkembangan jasmani dan rohani sesuai dengan tingkatan umur dan kelamin

    Kebiasaan hidup sehat dimulai dari rumah, dibutuhkan perilaku sehat oleh individu masin-masing anak. Karena kebersihan pribadi dapat menunjang diri dalam melakukan kegiatan dan aktivitas. Adapun usaha atau kebiasaan hidup sehat dirumah melalui memelihara kebersihan pribadi, menurut dr.Hasan said (1982) :

    1. Kebersihan kulit

    Kulit adalah lapisan jaring tubuh sebagai pembungkus badan, yang berfungsi sebagai :

    1. Melindungi bagian tubuh terhadap gangguan dari luar, terutama kuman dan penyakit
    2. Mengatur panas badan
    3. Tempat indera peraba (perasa), sehingga kita dapat meraba merasa nyeri dan panas
    4. Membuat Vitamin D dibawah pengaruh sinar matahari
    5. Membangkitkan daya tahan terhadap beberapa bibit penyakit

    Untuk menjaga agar semua fungsi kulit terpelihara dengan baik, maka syarat utamanya adalah  kebersihan kulit. Mandi perlu untuk menjaga kebersihan badan agar badan terhindar dari penyakit kulit dan bau yang tidak sedap. Mandilah dengan sabun dan air bersih agar debu dan kotoran yang menempel di badan dapat bersih. Mandi akan memberikan rasa segar dan nyaman. Anak yang sudah biasa bersih tidak merasa nyaman bila belum mandi.

    2. Mata

    Mata tergolong alat paling penting bagi manusia dan merupakan karunia dari Yang Maha Kuasa. Dari Itu kita haruslah merawat dan memelihara sebaik mungkin, dan terutama sekali melindunginya dari bahaya kebutaan. Pentunjuk berikut hendaklah diperhatikan dengan bersungguh-sungguh :

    • Jangan sekali-sekali menggosok mata dan tangan, kain atau bahan yang kotor.
    • Lindungilah mata dari benda-benda, air kotor, kapur, tanah, percikan api dan lain-lain
    • Jika terdapat gangguan pada mata atau terasa tidak enak, segeralah perikasakan ke puskesmas atau dokter.
    • Jarak antara mata dan buku 25-30 sentimeter dengan sikap duduk yang baik

    3. Menyikat Gigi

    Gigi harus selalu bersih agar tetap sehat, kebiasaan menyikat gigi sehabis makan dan sebelum tidur adalah kebiasaan hidup yang sehat. Sehabis makan, tentunya selalu ada sisa makanan terselip diantara gigi, sekali kita kadang-kadang tidak merasakannya. Penyebab utama kerusakan gigi adalah sisa makanan yang pada umumnya terdiri dari hidrat arang. Hidrat arang ini berubah menjadi asam oleh bakteri-bakteri yang ada dalam mulut. Zat asam ini dapat  merusak lapisan email, sehingga gigi menjadi rusak dan akhirnya menjadi sakit.

    d.      Kebersihan Rambut

    Rambut berguna sebagai pelindung kepala dari sinar matahari, dan memperindah wajah. Rambut mudah kotor karena disekeliling kita banyak debu. Kotoran yang melekat dirambut harus senatiasa dibersihkan ketika kita mandi. Rambut dicuci dengan bahan pencuci rambut sehingga rambut kembali bersih. Ciri-ciri rambut sehat :

    ·         Lemas, elastic

    ·         Hitam mengkilat

    ·         Ujung-ujungnya jelas

    ·         Tidak rontok

    e.      Kebersihan hidup

    Hidung adalah alat pernapasan dan alat penciuman. Hidung merupakan alat pernafasan dan alat penciuman. Hidung merupakan alat penciuman karena menjadi jalan masuk dan keluarnya udara sewaktu bernafas. Hidung merupakan alat yang membuat kita dapat mencium bermacam-macam bau. Didalam hidung terdapat bulu atau rambut. Rongga hidung juga selalu basah dan berlendir. Bulu hidung dan lender berfungsi untuk menyaring udara yang masuk agar udara yang masuk agar udara yang masuk paru-paru menjadi bersih.

    Kotoran udara yang tersaring melekat pada lender dan bulu hidung. Itulah sebabnya rongga hidung selalu kotor. Makin kotor udara yang disekiling kita makin banyak kotoran menumpuk di rongga hidung. Itu lah sebabnya rongga hidung selalu kotor. Makin kotor udara yang disekeliling kita makin banyak kotoran menumpuk dirongga hidung. Kebesiaan membersikan hidung dilakukan pada waktu mandi, bersihkan hidung dengan handuk basah, sesudah bersih, keringkan dengan handuk atau kain yang lembut.

    Pada waktu batuk dan pilek, banyak lender yang keluar dari rongga hidung dan keronggkongan. Lender yang keluar dari rongga hidung disebit inggus, sedangkan lender yang berada dikerongkongan disebut dahak. Keduanya harus dikeluarkan untuk membuat pernapasan longgar. Biasakan selalu membawa sapu tangan.

    f.        Kebersihan telinga

    Telinga merupakan alat pendengaran, karena kita dapat mendengar bermacam-macam suara melalui telinga, ada yang merdu, sumbang, keras lemah dan sebagainya. Bagian luar telinga disebut daun telinga.  Daun telinga dapat mengumpulkan getaran suara sehingga suara itu lebih jelas. Karena bentuknya yang lebar dan berlekuk-lekuk, debu mudah terkumpul dan menempel pada kulit daun telinga. Daun telinga harus dibersihkan setiap mandi agar tetap bersih dan sehat. Kotoran telinga juga dibersihkan dengan kapas maupun tisu sehingga kotoran yang ada ditelinga dapat dikeluarkan dan pendengaran kita tidak terganggu.

    g.       Kebersihan tangan dan kuku

    Tangan merupakan salah satu panca indera yang berfungsi sebagai alat peraba. Kebersihan tangan harus diperhatikan, karena pada waktu berkerja, berlajar, maupun bermain banyak kotoran yang menenpel pada tangan. Kotoran mengandung kuman penyakit. Bila kuman itu masuk bersama makanan yang kita makan, kita akan menjadi sakit perut. Jadi seblum kita makan, maupun sesudah melakukan perkerjaan tangan jangan lupa dicuci, sehingga tangan tetap dalam kondisi bersih. Mencuci tangan yang benar ialah mamakai sabun dan air bersih yang mengalir. Cucilah tangan mulai dari pegelangan tangan  sampai ujung jari.

    Kuku merupakan alat pelindungan jari, alat kencatikan, senjata, pengais dan pemegang. Kuku senantiasa kita jaga kebersihannya, dengan membersihkan kuku saat mencuci tangan dan dengan memotongnya apabila telah panjang. Sehingga kku menjadi rapi, dan kuku yang sehat akan terhindar dari sarang penyakit.

    h.      Kebersihan pakaian dan sepatu

    Pakaian merupakan alat pelindung tubu kita. Dapat melindungi dari sinar matahari, udara yang  dingin dan juga memperindah penampilan. Idealnya pakaian diganti setiap pagi dan sore sesudah mandi. Baik pakaian luar maupun pakaian dalam, setelah dicuci pakaian dijemur. Yang terpenting dari pakaian adalah keberhasilannya, beberapa hal yang penting dalam pakaian :

    Ø  Hendaklah kita berganti pakaian setiap hari. Diganti dengan pakaian yang bersih tentunya setelah dicuci dengan sabun dan dijemur ditempat yang panas.

    Ø  Janganlah dibiasakan memakai pakaian dengan teman. Mungkin dapat terjadi penularan penyakit.

    Ø  Pakaian disimpan agak lama dalam lemari hendaklah dijemur dulu, karena tidak saja menghilangkan bau yang tidak enak, akan tetapi juga kelembaban. Sinar matahari dapat pula mematikan hama  penyakit yang mungkin melakat pada pakaian.

    Ø  Jangan mengantunggkan tumpukkan pakaian dalam kamar, karena dapat menjadi sarang nyamuk.

    Ø  Bahan pakaian jangan sampai merusak kulit, dan pakaian harus pas dengan ukuran badan.

    Ø  Sepatu, haruslah dipakai sesuai dengan ukuran kaki, terutama bagi anak-anak. Sepatu sempit dapat mengganggu pertumbahan kaki.

    Kesahatan pribadi dapat berguna untuk diri sendiri dan masyarakat. Seseorang yang menderita suatu penyakit dapat merugikan diri sendiri, menyusahkan keluarga bahkan masyarakat sekitarnya. Selaintugas sehari-hari terganggu, perkerjaaan tidak produktif juga mengeluarkan baiaya yang tidak sedikit baik pengonatan maupun perawatannya.

    B.    Kesehatan Lingkungan

    Menurut Sarwoto (1992) kesehatan lingkungan merupakan pemeliharaan kebersihan daerah sekitar kita, baik suasana, lingkungan fisik, lingkungan biologi maupun lingkungan ekonomi yang dapat memepengaruhi kesehatan manusia. Kesehatan lingkungan juga dapat diartikan sebagai usaha atau prilaku untuk menjaga derajat kesehatan lingkungannya untuk mencapai tujuan hidup pribadi.

    Menurut WHO, kesehatan lingkungan berhubungan dengan seluruh fisik, kimia dan biologis eksternal terhadap orang, dan semua factor yang berkaitan yang berdampak tehadap prilaku. Ini meliputi penetapan dan pengdalian fakto-faktor lingkungan tersebut yang dapat berpontensi merugikan kesehatan. Hal ini ditargetkan pada pencegahan penyakit dan menciptakan  lingkungan sehat.

    Selain itu soekidjo notoatmojo juga mengungkapkan kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atas keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Thomas Sydenhand (Sarwoto,1992:116) mengungkapakan dalam teori Miasma yang artinya benda-benda kotor, benda-benda busuk, bangkai hewan disekeliling kita yang dapat menyebabkan suatu penyakit. Lingkungan yang tidak sehat akan menyebabkan terjadinya penyakit didaerah tersebut. Pengaruh lingkungan dalam menimbuln penyakit menurut Toho Chalik (1996) :

    Ø  Sebgai factor penunjang bagi perjalan penyakit, sehingga penyakit bertambah parah. Misalnya selokan, kolam tergenang, yang mempersubur perkembangan nyamuk yang selanjutnya menimbulkan penyakit misalnya malaria.

    Ø  Sebagai penujang terjangkitnya suatu penyakit. Air kali yang tercemar oleh pembuangan kotoran misalnya, merupakan lingkungan yang subur bagi penularan penyakit diare.

    Ø  Sebagai factor penyebab penyakit secara tidak langsung..

    Kesehatan lingkungan mencangkup perumahan, pembuangan kotoran manusia(tinja), penyedian air besih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah). Lingkungan yang sehat harus dimulai dari rumah, rumah merupakan tempat tinggal , berlindung dari panas, hujan, angin, debu, penyakit dan serangan hewan yang membahayakan. Kesehatan lingkungan menurut Soekidjo Notoatmojo, meliputi :

    a.       Perumahan

    Rumah adalah salah satu persyaratan pokok bagi kehidupan manusia. Adapun syarat-syarat rumah sehat menurut Winslow :

    1.       Memenuhi kebutuhan fisologi

    –          Suhu ruangan sekitar 18-20 C pada rumah-rumah yang modern suhu diatur dengan air conditioning.  Namun dapat juga dengan menggunakan penyenjuk secara alami yaitu dikanan kiri rumah ditanami poho-poho atau tumbuh-tumbuhan penyejuk yang daiatur sehingga enak dipandang

    –          Cukup pergantian udara/ventilasi. Jika ventilasi cukup maka hawa ruangan selalu segar karena cukup mengandung oksigen. Jumlah ventilasi/jendela ini 15% dari luas lantai rumah

    –          Harus cukup penerangan baik siang maupun malam hari

    –          Mempunyai isolasi udara yang cukup yaitu ruangan harus kedap suara

    2.       Memenuhi kebutuhan psikologi

    –          Keadaan rumah dan sekitarnya diatur sedemikian rupa sehingga memenuhi rasa keindahan sehingga penghuni rumah merasa senagn, merasa nyaman tinggal dirumah

    –          Adanya kebebasan dirumah bagi setiap keluarga yang tinggal dirumah

    –          Mempunyai kamar sendiri-sendiri bagi anak-anak yang sudah dewasa sehingga privacynya tidak terganggu.

    –          Memiliki ruang duduk sekeluarga pada saat-saat tertentu berkumpul.

    –          Mempunyai ruang tamu, sehingga kehiduapn bermasyarakat dapat berjalan dengan baik.

    3.       Menghindari terjadinya kecelakaan

    –          Kontruksi rumah dan bahan-bahan bangunan harus kuat dan tidak mudah roboh

    –          Menghindari kecelakaan dikamar mandi atau sumur karena lantainya licin

    –          Bahan jangan mudah terbakar

    –          Disediakan alat pemadaman kebakaran

    4.       Menghindari terjadiya penyakit

    –          Adanya sumber air yang sehat baik kualitas maupu kuantitasnya

    –          Pembuangan kotoran, air limbah, sampah yang baik

    –          Mencegah berkembangannya factor penyakit sejenis nyamuk, lalat, tikus, kecoa dan lain-lain

    Kamar tidur yang baik adalah kamar tidur yang memiliki ventilasi udara sehingga sukup udara yang masuk. Didalam kamar hendaklah sunyi dan waktu tidur penerangan sedikit saja. Tidak bole ada tumbuhan dan bunga-bunga yang berbau. Jika tidur memakai kasur jangan terlalu lunak, serta tempat tidur jangan telalu sempit.

    b.      Pembuangan Kotoran Manusia

    Yang dimaksuud kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Pembuangan kotoran yang berupa feces dan urine yang tidak dapat memenuhi syarat kesehatan dapat menyebar luaskan penyakit terutama waterborne desease yaitu penyakit menular melalui air.

    Menurut Ehler dan Steel pembuangan kotoran yang memenuhi syarat kesehatan adalah :

    1.       Tidak boleh mengotori permukaan tanah

    2.       Tidak boleh mengotori air pemukaan

    3.       Tidak boleh mengotori air dalkam tanah

    4.       Kotoran tidak boleh terbuka dapat untuk bertelur lalat

    5.       Kakus harus terlindungi dari penglihatan

    6.       Mudah pembuatannya

    7.       Biayanya murah

    Kotoran manusia (feces) adalah sumber penyakit yang multikompleks, disamping dapat mengkontaminasi makanan minuman, sayuran dan sebagainya, juga air, tanah, serangga(lalat, kecoa, dan sebagainya). Adapun ilustassinya.

    (Gambar 1.2 skema penularan penyakit dari tinja, dikutip dari Soekidjo Notoatmodjo :2007)

    Kotoran manusia (feces) harus dikelola agar penyakit tidak timbul, pembuangan tinja yang baik melalui sarana jamban.  Jamban yang baik adalah jamban yang menggunakan bowl type leher angas dan ditampung dengan septic tank karena tertutup air sebatas water level. Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air, dimana tinjadan air buang masuk dan mengalami dekomposisi. Dalam tanki tinja akan berada beberapa hari, selama waktu tersebut akan terjadi 2 proses, yakni proses kimiawi dan proses biologis. Faces dan urine didalam septic tank akan hancur selama alami. Penghacuran ini disebabkan adanya bakteri-bakteri saprophyta. Hasil penghacuran berbentuk gas CO2, NH3, H2S, CH4 yang akan menguap dke udara. Sisa berbentuk zat-zat organic dan air yang nanti akan meresap kedalam tanah. Karena proses penghacuran ini dihasilkan pula oleh asam, alcohol dan panas.

    Panas, asam, zat organic lainnya akan menghambat pertumbuhan dan akan membunuh bakteri-bakteri pathogen tidak akan tahan hidup dalam septic tank lebih dari 2 bulan. Telur cacing ascaris tahan sampai 3 bulan, telur cacing tambang (ankylostome) dapat tahan 5 bulan didalam septic tank. Sedangkan zat-zat organic dan mineral yang akan terjadi dari hasil penghancuran ini dapat untuk pupuk tumbuh-tumbuhan Yang baik sekali.

    c.       Penyediaan Air Bersih

    Air sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Manusia akan lebih cepat meninggal karena kekurangan air daripada kekurangan makanan. Tubuh manusia dewasa sekitar 55-60% berat badan terdiri dari air, untuk anak-anak sekitar 65% dan bayi sekita 80%. Kebutuhan air sangatlah kompleks antarta lain untuk minum, masak, mandi, mencuci, dan sebagainya. Diantara kegunaan air sangat penting adalah untuk minum. Air yang dikonsumsi harus memenuhi syarat agar idak menimbulkan penyakit. Adapun syarat-syarat air minu yang sehat berdasarkan Soekidjo Notoatmodjo :

    1.       Syarat fisik

    Persyaratan fisik air minum yang sehat adalah bening (tidak berwarna), tidak terasa, suhu dibawah suhu udara diluarnya, cara mengenal air yang memenuhi syarat ini tidak sukar.

    2.       Syarat Bakteriologis

    Air untuk keperluan minum yang sehat harus bebas dari segala bakteri, terutama bakteri pathogen. Cara ini mengetahui apakah airminum terkontaminasi oleh bakteri pantogen, adalah dengan memeriksa contoh air tersebut. Dan apabilahdari pemeriksaan 100cc air terdapat kurang dari 4 bakteri  E.coli maka air tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan.

    3.       Syarat kimiawi

    Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimiawi dalam air, akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Bahan-bahan atau zat kimia yang terdapat dalam air yang ideal antara lain sebagai berikut :

    Table 1.1 Kadar zat kimia dalam air

    Jenis bahanKadar yang dibenarkan
    Flour(F)1-1,5
    Chlor (CI)250
    Arsen (As)0,05
    Tembaga (Cu)1,0
    Zat organic10
    Ph, (keasaman)6,5-9,0
    CO20

    (dikutip dari soekidjo notoatmojo :2007)

    Sumber air dapat menentukan kualitas air. Sumber air yang ada tidak semuanya memenuhi syarat. Apabila berasal dari sumber air yang memenuhi syarat, kita harus mengolahnya untuk mendapatkan air yang bersih. Mendapatkan air yang bersih dapat dilakukan dengan cara sederhana, sumber-sumber Air minum :

    1.       Air dari langit

    Air langit ialah air hujan. Air hujan dapat ditampung kemudian dijadikan air minum. Akan tetapi air hujan tidak memiliki kalsium. Oleh karena itu, agar dapat dijadikan air minum yang sehat perlu ditambahkan kalsium didalamnya.

    2.       Air permukaan tanah

    Air yang mudah diambil adalah air permukaan tanah, selain kualitasnya boleh dikatakan tidak terbatas, namun dari segi kwalitas memerlukan penanganan yang cermat. Contoh air permukaan adlah sungai, air kolam, air danan, dan air rawa. Sebelum digunakan air tersebut harus diolah terlebih dahulu, karena pada umumnya suda terkontaminasi dengan berbagai macam kotoran.

    3.       Air dalam tanah

    Air ini adalah air pada lapisan tanah yang dalam. Air sangat bersih karena bebas pengotoran, akan tetapi kadang-kadang mengandung zat mineral yang sangat tinggi didalamnya. Pemanfaatan air tanah dilakukan dengan mengali atau mengebor pada kedalaman tertentu. Jenis-jenis yang digunakankan untuk memperoleh air tanah adalah sumur gali, sumur tanah dangkal, dan sumur pompa tanah dalam.

    Semua air dari sumber-sumber air harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu apabila akan digunakan sebagai air minum. Mendapatkan air yang bersih dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

    a.       Pengolahan secara alamiah

    Pengolahan ini dilakukan untuk menyimpan air yang diperoleh dari berbagai macam-macam sumber. Air dibiarkan untuk beberapa waktu ditempat penyimpanan. Akan terjadi kongulasi dari zat-zat yang terdapat didalam air, dan akhirnyaterbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel dalam air akan ikut mengendap.

    b.      Pengolahan air dengan menyaring

    Penyaring air secara sederhana dilakukan dengan kerikil, ijuk dan pasi. Adapun cara membuat saringan air  tersebut :

    –          Sediakan sebuah tong atau ember bersih

    –          Buat pipa dengan jalan keluar air dibagian bawah

    –          Masukkan kedalam tong atau ember berturut-turut :

    a.       Pasir yang sudah dibersihkan setebal sekurang-kurangnya  40cm

    b.      Batu kerikil yang sudah dibersihkan setebal 10cm

    c.       Pecahan genting atau batu bata

    d.      Ijuk yang telah dibersihkan

    –          Saringan

    c.       Pengolahan air dengan menambahkan zat kimia

    Zat kimia digunakan dapa berupa 2macam, yakni kimia yang berfungsi untuk kongulasi, dan akhirnya menpercepat endapan, misalnya tawas. Zat kimia yang kedua adala berfungsi untuk penyucihamakan (membunuh bibit penyakit yang ada didalam air, missal chlor).

    d.      Pengolahan air dengan mengalirkan udara

    Tujuan utamanya untuk menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangakan gas-gas yang tidak diperlukan, misalnya kebutuhanrumah tangga.

    e.      Pengolahan air dengan memanaskan sampai mendidih

    Tujuan utama yaitu untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk mengkonsumsi kecil, misalnya rumah tangga.

    d.      Pembuangan sampah

    Sampah meurut para ahli :

    ü  Soekdijo Notoatmojo (2007) , menyatakan samapah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang.

    ü  Menurut Sarwoto dan Bambang Soetedjo (1992), sampah adalah semua zat/benda yang sudah dipakai lagi abik yang berasal dari rumah-rumah maupun sisa-sisa dari proses industry.

    ü  Para ahli kesehata masyaraka Amerika, mengungkapkan samapah adalah sesuatu yang tidak digunakan, dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

    Berdasarkan sumber-sumbernya sampah berasal dari pemukiman, tempat-tempat umum, perkantoran, berasal dari jalan raya, industry, pertanian/perkebungan, pertambangan dan berasala dari perternakan dan perikanan. Sampah dapat dibedakan menjadi2 golongan :

    1.       Gabarge               : sia-sia pengolahan atau sampah yang mudah membusuk

    2.       Rubbish                : bahan-bahan sisa pengolahan yang tidak dapat membusuk. Bahan-bahan tadi misalnya ; kayu, kertas, kawat, kaleng dan lain-lain.

    Menurut Sarwoto,Bmabang Soetedjo (1992) ada beberapa yang perlu diperhatikan ketika membuant sampah :

    a)      Penyimpanan

    Penyimpanan sampah untuk stiap rumah cukup 1 meter kubik. Tempat sampah jangan ditempatkan dalam rumah atau pjok dapur, karena dapat mengundang berbagai macam binatang seperti tikus, kecoa, lalat, dan lain-lain. Tempat supaya ditutup rapat sehingga tidak menarik perhatian serangga dan tikus.

    b)      Pengumpulan

    Pengumpulan dapat dilakukan dengan :

    v  Secara perorangan, tiap-tiap keluarga mengumpulkan sampah rumahnya masing-masing untuk dibuat ditempat-tempat tertentu

    v  Dilakukan oleh pemerintah, pengumpulan sampah dikota-kota dilakukan oleh pemerintah dengan menggunakan truk atau gerobak samaph kemudian dibuang ke suatu tempat yang sudah ditentukan

    v  Dilakuka swasta, biasanya swasta hanya mengambil sampah-sampah yang ditentukan untuk bahan baku pada perusahaan misalnya utnuk pembuatan kertas, karton dan plastic.

    c)       Pembuangan

    Pembuangan sampah dapat dilakukan dengan cara :

             i.            Land fill, sampah dibuang ditanah yang randah. Pembuatan sampah demikian ini hanya baik untu sampah jenis rubbish (yang tidak mudah busuk), sebab jika gabarge atau campuaran tempat akan menjadi tempat perkembang biakkan serangga, tikus dan menimbulkan bau tak sedap.

           ii.            Sanitary lan fill, sampah dibuang ditanah yang rendah kemudian ditutupi atau ditimbuni dengan tanah paling sedikit 60 cm untuk mencegah pengorekan oleh tikus, anjing, dan binatang lainya. Cara ini memenuhi syarat kesehatan, karena tidak berbau dan pengembangan penyakit juga gabargenya cepat membusuk.

          iii.            Individual incineration (dibakar), samaph dari rumah dikkumpulkan sendiri, kemudian dibakar sendiri. pembakaran sampah ini harus dilakukan dengan baiksebab jika tidak, asapnya dapat mengotori udara. Jika ditepi jalan dapat menganggu lalu lintas. Dan bila tidak habis terbakar sisa kotorannya dapat tercecer dimana-mana.

         iv.            Incineration dengan incinerator khusus. Cara ini dikerjakan oleh pemerintah. Sampah yang dikumpulkan di truk dan gerobak sampah dalam incinerator khusus (alat pembakar sampah). Incinerator mempunyai bagian-bagia : tempat pemgumpulan sampah ruang untuk pengeringan, ruang untuk pembakaran, dan cerobong asap.

           v.            Pulverization (digiling), cara pulverization adalah semua sampah baik gabarge maupun rubbish digiling (dihaluskan) dengan alat khusus kemudian setelah halus dibuang ke laut. Sampah yang halus ini tidak disukai oleh serangga maupun tikus.

         vi.            Composting (dibuat pupuk). Sampah dikumpulkan kemudian pupuk untuk menyuburkan tanaman sawah. Adapun caranya, sampah yang berbentuk rubbish dipisahkan seperti gelas, logam, kaca, dan lain-lain yang tidak dapat dijadikan kompos. Setelah dipisah-pisahkan sampah yang dijadikan kompos digiling sampai halus agar proses pembentukkannya oleh bakteri pembusuk berjalan dengan baik. Kemudian sampah disimpan disuatu tempat dimana proses pembusuk terjadi. Lamanya proses pembusukan antara 2 hari sampai 6 minggu. Kemudian kompos dikeringan, digiling kembali.

        vii.            Recycling, sebagian sampah-sampah yang masih dapat dipakai diambil dan digunakan lagi, misalnya kertas-kertas, gelas,karton, plastic dan lain-lain. Dari benda-benda bekas dibuat menjadi baru. Kertas-kertas bekas yang digunakan langsung sebagai pembungkus sangat berbahaya, maka hendaknya kertas yang lelah tidak dipakai dibakar saja karena sudah terkena berbagai macam kotoran.

      viii.            Hotfeeding, dapat sebagai makanan ternak sisa-sisa sayuran atau ampas tahu atau pembuatan tapioca ini dapaat untuk makanan ternak.

    e.      Pengolahan Air Limbah

    Yang dimaksud dengan air limbah mnceranenurut ahli :

    ·         Soekidjo Notoatmodjo menyatakan air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industry maupun tempat-tempat umum dan pada umumnya mengandung zat-zat atau bahan-bahan yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta menggangu lingkungan hidup.

    ·         Haryoto Kusnoputranto mengatakan air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industry, bersama-sama dengan tanah, air dan permukaan dan air hujan yang mungkin ada

    ·         Sarwoto dan Bamabang Soetedjo, air  limbah adalah execrate manusia, air kotor dari dapur, dari kamar mandi, WC/kakus, dari perusahaan-perusahaan termasuk pula air kotor dari permukaan tanah air hujan.

    ·         Sewage (air limbah ) dibedakan :

    ü  Domestic sewage : air limbah yang berasal dari rumah-rumah penduduk

    ü  Indrustial sewage: air limbah yang berasal dari sisa-sisa proses industry

    Pengolahan air limbah dimaksudkan untuk melindungi lingkungan hidup terhadap pencemaran air limbah. Cara pengolahan air limbah, yaitu :

    §  Pengenceran (dilution), caranya  air limbah dibuang ke laut, kedanau atau kesungai yang airnya mengalir begitu besar. Dengan cara ini air limbah akan mengalami purifikasi secara alami. Syarat-syarat tempat pembuangan air limbah :

    –          Sungai dan danau yang tidak dipergunakan untuk keperluan lain.

    –          Air harus mengalir sehingga tidak berbau.

    –          Airnya harus cukup banyak sehingga pengenceran paling sedikit 30-40 kali

    §  Cresspool, sumur yang hanya dipergunakkan untuk menampung air limbah saja. Sedapat mungkin pembuatannya pada tanah yang berpasir(poreus) agar air limbah didalam mudah merembes kedalam tanah. Bagian atas ditutup dengan tembok agar tidak tmbus air. Tutup tadi dapat dibuka agar nanti kalau sudah penuh lumpurnya dapat diisap keluar. Jaraknya daru sumur 45 meter dan 6 meter dai pondasi.

    §  System rioaol (sewerage), merupakan cara pembuangan air limbah baik dari rumah-rumah penduduk dan perusahaan dialirkan kesistem riool. Supaya tidak merugikan aliran dibawah maka diujung kota harus dibuat pengolahan dahulu. Proses pengolahan  tersebut ialah :

    o   Penyaringan, merupakan jalinan kawat atau lempeng logam yang berubang-lubang untuk menjaring benda-benda terapung diatas permukaan, misalnya daun, kayu, plastic, dan yang lainnya.

    o   Pengendapan (sendimentation), cara ini air limbah dialirkan kedalam bak yang besar sehingga alirannya menjadi lambat yang mengakibatkan lumpur dan pasirnya mengendap

    o   Proses biologis, proses ini mempergunakan mikroba-mikroba untuk memusnahkan zat-zat organic yang terdapat dalam limbah baik secara aerob maupun an aerob

    o   Disaring dengan pasir (sand filter), air limbah ini dialirkan kedalam saringan pasir

    o   Disinfeksi, bertujuan untuk membunuh mikroba-mikroba pathogen yang terdapat dalam air limbah. Disinfektannya (bahan untuk disinfeksi) ialah air kaporit sebanyak 10 kg untuk satu juta liter air limbah.

    o   Pengenceran, sawage dibuang ke sungai, danau atau laut sehingga mengalami pengenceran. Semua proses pengolahan sewage ini dilakukan dalam suatu instalasi khusus yang dibangun diujung kota.

  • Lari dan Lompat dalam Atletik

    Kali ini saya akan menampilkan materi olahraga khususnya teori tentang atletik. walaupun materi ini bisa kita dapatkan dari buku tentang olahraga tetapi tidak ada salahnya jika lewat media ini ditampilkan kembali dengan harapkan akan menambah perbendaharaan bahan ajar bagi mata pelajaran penjasorkes. Mengetahui materi cabang atletik khususnya nomor lari dan lompat silahkan lihat di bawah ini.

    Sejarah

    Atletik merupakan olahraga yang tertua. Sejak jaman prasejarah manusia sudah mengenal lari. berburu, lempar lembing dan lain-lain. Olahraga atletik berkembang menjadi cabang olahraga lainnya sehingga atletik disebut mother of sport, yaitu ibu dari segala cabang olahraga lainnya.Pada Zaman Yunani kuno Atletik diadakan dengan tujuan mencari orang yang terkuat, tercepat dan tertinggi (portius, altius ,dan sitius) atletik diperlombakan di olimpiade modern tahun 1896 di kota Athena Yunani. Sedangkan di Indonesia atletik diperlombakan pertama kali pada PON ke-1 di Solo tahun 1948.

    Cabang Atletik meliputi nomor jalan, lompat, dan lempar. Pelaksanaan cabang atletik ini dilakukan di lapangan yang disebut track and fiel atau lintasa dan lapangan.

    Setelah mempelajari materi ini diharapkan mampu:

    • 1. Mempraktikan variasi dan kombinasi teknik dasar lari dan lompat.
    • 2. Bersikap sportif, percaya diri dan toleran dan menjaga keselamatan berolahraga
    • 3. Mempunyai pengetahuan tentang atletik.

    Nomor Lari

    Lari adalah gerakan melangkah dengan kecepatan tinggi. Sedangkan perbedaan lari dengan jalan adalah pada saat jalan salah satu kaki selalu berhubungan dengan tanah sedangkan pada saat lari ada saatnya tubuh melayang di udara atau tidak menyentuh tanah.

    Nomor-nomor Lari terdiri dari:

    1. lari jarak pendek

    • a. putra: 100 m, 200 m, dan 400 m
    • b. putri; 100 m, 200 m, dan 400 m

    2. lari jarak menengah

    • a. putra: 800 m, 1500 m, dan 3000 m (special chosse)
    • b. putri: 800 m, 1500 m, dan 3000 m

    3. lari jarak jauh putra: 5000 m dan 10000 m

    4. lari estafet

    • a. putra 4 x 100 m, dan 4 x 400 m
    • b. putri 4 x 100 m, dan 4 x 400 m

    5. lari gawang

    • a. putra 110 m, dan 400 m
    • b. putri 100 m, dan 400 m

    6. lari marathon putra/putri 42,195 m

    Nomor Lompat :

    Lompat merupakan salah satu bagian dari cabang olahraga atletik. Lompat adalah memindahkan tubuh ke ke depan atas dengan didahului dengan awalan lari dan tumpuan satu kaki.

    Nomor lompat terdiri atas:

    • 1. lompat jauh.
    • 2. lompat tinggi
    • 3. lompat galah
    • 4 lompat jangkit

    Pada dasarnya teknik dasar lompat terdiri dari:

    a. Teknik awalan yaitu: berlari pada lintasan awalan dari pergerakan lari lambat, lari dipercepat, hingga papan tumpuan.

    b. Teknik tumpuan yaitu: tumpuan dilakukan dengan kaki yang terkuat, aktif dan cepat di papan tumpuan. Pinggang bergerak lurus ke depan, kedua tangan diayun ke depan.

    c. Teknik melayang di udara yaitu: kedua kaki diluruskan dan cepat dibengkokan, badan condong ke depan, kedua tangan membantu ayunan tubuh.

    d. Mendarat

    Saat mendarat hindari gerakan tubuh berat ke belakang, karena akan mengurangi daya dorong ke depan.

    Teknik mendarat adalah : kedua kaki lurus sebelum mendarat lalu dibengkokan, badan condong ke depan, kedua lengan diayun de belakang terakhir punggung didorong maksimal ke depan. Nah, itulah Lari dan Lompat Dalam Atletik yang dapat penulis uraikan. Semoga bermanfaat.

  • Perkembangan Olahraga Atletik di Indonesia

    Atletik merupakan olahraga yang terdiri dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat kita kelompokkan menjadi olah raga lari, olah raga lempar, dan olah raga lompat. Cabang atletik cukup banyak seperti lari jarak pendek, lari jarak jauh, lari estafet, lompat indah, lompat galah, lembar lembing, dan lain-
    lain.

    Sejarah atletik Indonesia bermula pada saat Pemerintah Hindia Belanda (di tahun 1930) memasukkan olahraga Atletik sebagai salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari di sekolah-sekolah saat itu. Saat itu belum banyak masyarakat mengenal olah raga atletik. Pada tahap awalnya atletik Indonesia hanya dikenal di lingkungan pendidikan saja. Seiring berjalannya waktu, olahraga atletik makin digemari oleh masyarakat Indonesia.

    Bagaimana  Perkembangan Olahraga Atletik di Indonesia?

    Organisasi yang bernama Nederlands NIAU (Indische Athletiek Unie). Organisasi ini akan bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pertandingan-pertandingan Atletik, merupakan organisasi atletik pertama yang dibentuk oleh pemerintah Hindia Belanda.

    Pada tahun 1930-an di Medan juga didirikan organisasi atletik dengan nama Sumatera Athletiek Bond (SAB). Organisasi ini bertugas dalam menyelenggarakan perlombaan-perlombaan Atletik di sekolah Mulo, HBS dan sekolah swasta lainnya.

    Di Pulau Jawa, perkembangan olah raga atletik ditandai dengan berdirinya bermacam organisasi atletik seperti IAC di Jakarta dan ABA di Surakarta. Dalam waktu yang tidak lama, Indonesia berhasil menunjukkan prestasinya dalam bidang atletik di dunia internasional. Beberapa atlet yang berprestasi di awal perkembangan atletik diantaranya: Tomasoa, M. Murbambang, Harun Al Rasyid, Effendi Saleh, Mochtar Saleh, Mohd. Abdulah dan Rorimpandey.

    Karena prestasi Indonesia di bidang atletik yang semakin bagus, maka pada tanggal 3 September 1950 di Semarang dibentuklah sebuah organisasi yang menaungi bidang olah raga atletik yang bernama Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). Eksistensi organisasi ini terbukti dengan berhasilnya diadakan perlombaan altetik pertama di bawah koordinasi PASI pada tahun yang sama.

    Saat ini PASI telah berhasil membawa Indonesia memenangkan olah raga cabang atletik di berbagai kompetisi internasional. Puncaknya adalah Sea Games tahun 1987, Indonesia berhasil membawa 17 medali emas. Sampai tahun 2007, prestasi Indonesia terus menurun. Namun PASI tetap berusaha membimbing bibit unggul demi memperbaiki prestasi Indonesia. Akhirnya pada Sea Games Desember 2009, Indonesia berhasil meningkatkan prestasinya dengan membawa 7 medali emas di cabang atletik ini. 7 emas memang belum sebanding dengan tahun 1987, namun PASI yakin di Sea Games berikutnya Indonesia akan menunjukkan prestasi yang lebih baik

  • Sejarah Olahraga Voli Pantai

    Sejarah Olahraga Voli Pantai

    Voli pantai adalah salah satu variasi olahraga bola voli yang dimainkan di atas pasir pantai. Layaknya Voli Konvensional, Volli pantai adalah peramainan yang menghadapkan dua tim satu sama lain yang dibatasi oleh sebuah net. Setiap tim berupaya membuat bola volly jatuh di daerah lawan agar mendapatkan poin.

    Voli pantai populer sebagai aktivitas rekreasi di tempat-tempat yang memiliki pantai berpasir yang luas, namun sering juga dimainkan di lapangan pasir yang bukan di pantai. Bahkan, olahraga ini populer di beberapa negara yang tidak berbatasan dengan laut, seperti Swiss. Olahraga ini termasuk olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade, dan badan tertingginya adalah Fédération Internationale de Volleyball. Menurut peraturan resmi, voli pantai menggunakan dua orang dalam satu tim.

    Sejarah Voli Pantai

    Permainan bola voli pantai pertama kali dimulai pada tahun 1920-an, berawal dari sebuah kota yang bernaman Santa Monica, yang terletak di wilayah California. Permainan yang merupakan perkembangan dari permainan bola voli ini mulai mengembangkan sayapnya di wilayah Eropa dengan lamban. Penyebarannya ke wilayah- wilayah yang terdapat di benua Eropa mulai terlihat pada sekitar tahun 1930-an, sepuluh tahun setelah pertama kali diciptakan. Perkembangan permainan ini betul-betul berjalan dengan lamban. Hal ini dapat dilihat pada masa kepopulerannya. Permainan bola voli pantai ini baru mulai terkenal pada sekitar tahun 1980-an.

    Brazil dan Amerika Serikat adalah dua negara yang selama berpuluh-puluh tahun telah berkecimpung dan mendominasi permainan bola voli pantai pada kelas internasional. Selain Brazil dan Amerika Serikat, belakangan ini Australia juga telah muncul sebagai negara terkuat yang ketiga dalam permainan bola voli ini. Beberapa negara yang lain, yang terletak di Eropa juga telah berusaha untuk terus mengembangkan potensi mereka.