Blog

  • Laporan Budidaya Tanaman Jagung

    Laporan Budidaya Tanaman Jagung

    Berikut ini adalah laporan praktikum budidaya tanaman Jagung. Praktikum bertujuan untuk memahami porses budidaya tanaman Jagung (Zea mays L)

    Budidaya Tanaman Jagung

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Jagung (Zea mays L) memiliki peran penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional dan internasional setelah beras dan gandum. Jagung merupakan tanaman yang umumnya ditanam di wilayah dataran rendah, baik di tanah tegalan, sawah tadah hujan serta ditanam di dataran tinggi. Untuk pengembangan jagung, penggunaan benih unggul dan bermutu tinggi menjadi salah satu upaya yang terus dikaji dan disebarluaskan ke petani. Jagung sampai saat ini masih merupakan komoditi strategis kedua setelah padi karena di beberapa daerah, jagung masih merupakan bahan makanan pokok kedua setelah beras. Sudaryanto et al (1995) dalam Amin (2012) mengemukakan bahwa masalah utamu dalam upaya peningkatan produksi jagung nasional adalah adanya varietas unggul nasional yang masih lambat. Paket teknologi spesifik lokasi belum banyak tersedia, serta jaminan pasar dan harga jagung yang belum menarik bagi produsen.

    Peningkatan jumlah penduduk memiliki peran penting yang melatar belakangi semakin meningkatnya permintaan akan produski jagung, dengna jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan produksi jagung nasional menyebabkan dilakukannya impor bahan baku jagung. Peralihan lahan menjadi lahan non pertanian memicu semakin melemahnya produksi jagung di Indonesia saat ini. Selain komoditas jagung sebagai bahan baku industri domestik semakin meningkat dengan semakin banyaknya industri makanan ternak, industri minyak jagung dan produksi ethanol. Berbagai jenis jagung telah ditanaman di Indonesia untuk mendukung pemenuhan bahan baku berbahan dasar jagung. Jenis jagung yang ada antara lain jagung hibrida, jagung manis, dan jagung jenis pop corn. Tanaman jagung termasuk dalam tanaman C4 dimana jenis tanaman ini tidak menghendaki adanya naungan, artinya tanaman jagung menghendaki penyinaran sehari penuh. Manfaat jagung dapat berguna dalam berbagai kehidupan manusia diamana jagung memilik kandungan karbohidrat dan protein yang tinggi dan sangat baik dijadikan bahan pengganti bahan baku beras (nasi). Sentra jagung di Indonesia terdapat pada daerah Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta, Sulawesi selatan, Sulawesi utara, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku. Meskipun demikian namun pada fakta yang ada di lapangan bawha petani dihadapkan pada berbagai kendala dalam teknis budidaya tanaman jagung. Berbagai kendala tidak dapat dihindari. Kendala tersebut mencakup hubungannya faktor biotik dan abiotik yang saling berkesinambungan satu dengan yang lain.

    Faktor iklim memiliki peran yang sangat penting dan vital dalam budidaya tanaman jagung, terutama di Indonesia. Berdasarkan umur tanaman jagung dibadi menjadi 3 jenis yaitu a) Jagung berumur pendek, dimana umur tanaman antara 75-90 hari, b) jagung berumur sedang yaitu umur tanaman 90-120 hari, c) jagung berumur panjang dengan umur tanaman lebih dari 120 hari. Tanaman jagung memiliki syarat tumbuh yang tidak jauh berbeda dengan tanaman serealia lainnya. Berdasarkan iklimya tanaman jagung menghendaki iklim sedang hingga iklim sub tropis atau tropis basah. Jagung dapat tumbuh pada daerah 0-5 derajat LU hingga 0-40 derajat LS. Sedangkan curah hujan yang dikehendaki tanaman jagung adalah 100-200 mm per bulan atau 1200-2400 mm per tahun. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 21-34 0C dan suhu idealnya adalah antara 23-27 0C. media tanam yang cocok untuk tanaman jagung adalah tanah yang subur, gembur, cukup mengandung bahan organik. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung adalah tanah andosol, tanah berpasir, dan latosol dengan keasaman tanah pada pH 5-6 hingga 7-5. Sedangkan pada kesesuaian lahannya tanaman jagung dapat ditanaman pada lahan dengan tingkat kemiringan sekitar 8%.  Ketinggian tempat menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh petani, dimana tanaman jagung dapat tumbuh pada dataran rendah hingga pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000 – 1800 Mdpl dimana pada ketinggian 0 – 600 merupakan tinggi tempat yang baik bagi tanaman jagung. Maka dari itu pengetahuan tentang manajemen pertanian tanaman jagung sangat penting untuk dipelajari.

    B. Tujuan Praktikum

    1. Mahasiswa dapat memahami dan mempelajari teknik budidaya tanaman jagung
    2. Melatih keterampilan mahasiswa dalam menentukan komponen-komponen budidaya yang baik bagi tanaman jagung.

    Bab II. Kajian Pustaka

    Jagung transgenik hibrida mampu menghasilkan produksi rata-rata 13 ton per ha dipengaruhi oleh nutrisi tanaman yang diberikan. Ketika melakukan pemupukan aspek utama nutrisi tanaman penting untuk memahami dan mengelola produksi jagung dan kaitannya dengan jumlah dari nutrisi mineral mengingat bahwa perlu diperoleh selama musim tanam, disebut sebagai “total serapan hara,” atau nutrisi yang dibutuhkan untuk produksi, dan jumlah yang nutrisi yang terkandung dalam tanaman. Menurut Ross et al (2013) dalam 50 tahun terakhir, jumlah N, P, dan K yang dibutuhkan untuk produksi dan jumlah nutrisi yang diserap oleh tanaman memiliki hampir dua kali lipat di berbagai sistem manajemen yang digunakan. Mobilitas nutrisi tanaman tidak seperti tanaman bahan kering, c nutrisi spesifik memiliki mobilitas karakteristik yang memungkinkan mereka untuk dimanfaatkan dalam satu jaringan, maka kemudian diangkut (remobilized) dan digunakan di organ lain. Bagi banyak nutrisi, termasuk N, P, S, dan Zn, persentase yang besar dari total serapan disimpan dalam biji jagung pada saat pembentukan biji. Fosfor, misalnya, akumulasi lebih dari satu-setengah dari total serapan setelah VT / R1 dan remobilized sebagian di transfer pada daun dan tangkai jaringan. Penggunaan pupuk dioptimalkan pada fase pembungaan dan pembentukan biji.

    Pemupukan tanaman jagung memerlukan konsentrasi di atas level S 10 ppm untuk mencukupi kebutuhan tanaman akan nutrisi yang digunakan selama fase pertumbuhan. Aplikasi pupuk dengan unsur S telah ditemukan di percobaan tes tanah, memprediksi respons tanaman terhadap aplikasi S pada tanah di Midwest USA. Pasokan unsur S pada tanaman tersedia terkait dengan lebih dari konsentrasi SO4-S di atas 6-in. Berdasarkan uji kandungan tanah, dimana kondisi tanah kurang subur maka perlu dilakukan pemupukan. Tanah organik materi memiliki hubungan agak lebih baik untuk menghasilkan respon, tapi untuk alasan yang sama tidak jelas membedakan antara tanaman yang responsif dan non-responsif. Hasil ini berhubungan dengan kombinasi kompleks lingkungan, tanah, dan faktor tanaman yang menghasilkan kekurangan atau memadai terhadap ketersediaan unsur S. pengamatan visual yang tersedia dari gejala defisiensi dapat menyebabkan memperbaiki penentuan respon S. Namun, kekurangan unsur S tidak menunjukkan gejala defisiensi (John et al 2011).

    Pengairan pada tanaman jagung melalui teknik pengairan sangat berpengaruh terhadap hasil gabah jagung dari tiga perawatan irigasi tidak signifikan berbeda. Hasil ini menunjukkan bahwa kelembaban tanah di lahan bisa habis sampai 50% sebelum irigasi diterapkan tanpa secara signifikan penurunan hasil panen. Hal ini juga menunjukkan rata-rata aplikasi air musiman adalah 70, 106, dan 216 cm ha yang diberikan. Demikian pula, pada tahun 2007, rata-rata aplikasi air musiman 40, 77, dan 123 cm per ha. Air rendah aplikasi selama pertumbuhan vegetatif panggung untuk 0,5 pengobatan FC kontribusi untuk tinggi tanaman lebih pendek dan diameter batang tetapi mengakibatkan tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hasil gabah dibandingkan dengan 0,7 FC dan  stres air. Hasil ini menunjukkan bahwa kelembaban tanah memungkinkan akan habis sampai 0,5 FC sebelum memulai irigasi secara signifikan meningkatkan net kembali (tabel 1) dan kelembaban tanah mengelola untuk menangkap curah hujan dapat membantu batas aplikasi irigasi. Studi di barat daya Nebraska menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan yield ketika lebih dari 30,5 cm (12 in) dari air irigasi yang diterapkan. Namun, penurunan kelembaban tanah tidak secara signifikan mempengaruhi hasil produksi (Nelson, 2011).

    Pemupukan tanaman jagung memerlukan konsentrasi di atas level S 10 ppm untuk mencukupi kebutuhan tanaman akan nutrisi yang digunakan selama fase pertumbuhan. Aplikasi pupuk dengan unsur S telah ditemukan di percobaan tes tanah, memprediksi respons tanaman terhadap aplikasi S pada tanah di Midwest USA. Pasokan unsur S pada tanaman tersedia terkait dengan lebih dari konsentrasi SO4-S di atas 6-in. Berdasarkan uji kandungan tanah, dimana kondisi tanah kurang subur maka perlu dilakukan pemupukan. Berbagai jenis jagung yang ditanam di Indonesia berdsarkan umurnya menurut Warisno (1998) adalah jenis jagung warangan, genjah kertas, abimanyu, dan jenis arjuna. Jenis jagung berumur sedang antara lain jagung CP1, CP 2, dan hibrida IPB 4. Sedangkan jagung berumur panjang antara lain jagung kania, bastar kuning, harapan, dan bima. Menurut bentuk bijinya jagung gigi kuda yang dicirikan dengan lekukannya pada bagian atas. Lekukan ini dapat terjadi pada saat biji mengering dan terjadi pengerasan lapisan tepung sehingga biji mengerut. Warna bijinya beranekaragam yaitu merah, kuning, dan wara putih. Jagung manis atau sweeet corn merupakan jagung yang biasanya dikonsumsi sebagai sayuran.

    Kalimantan Barat merupakan suatu daerah yang dinilai berpotensi dalam pengembangan komoditas jagung, mengingat masih luasnya lahan yang belum dimanfaatkan. Produksi jagung pada tahun 2008 mencapai 188,841 ton dengan luas panen 39.513 ha dan rata-rata produksi 47,79 kw/ha (Dinas Pertanian Kalimantan Barat. 2008 dalam Agato dan Narsih, 2011) tanaman jagung mudah tumbuh dikondisi tanah yang kurang subur, sehingga tidak terlalu sulit untuk pengembangan budidaya tanaman tersebut. Jagung merupakan komoditas konsumsi nasiomal yang dibutuhkan dan berperan penting dalam penyediaan dan keseimbangan bahan pangan di Indonesia.

    Berbagai kendala yang dihadapi dalam budidaya tanaman jagung di lahan tegalan atau lahan kering, dan perlu dilakukan pemenuhan unsur hara esensial bagi tanaman. Menurut Adisarwanto & Yustina dalam Jemrish dkk, (2013) menyatakan bahwa nitrogen merupakan salah satu hara makro yang menjadi pembatas utama produksi tanaman jagung di lahan kering. Sedangkan pemupukan nitrogen dosis 92 kg/ha menghasilkan produksi jagung 7,91 ton/ha. Salisburry & Ross (1995), fungsi nitrogen sangat esensial sebagai bahan penyusun asam-asam amino, protein, dan klorofil yang penting dalam proses fotosintesis dan penyusunan komponen inti sel yang menentukan kualitas dan kuantitas hasil jagung. Pemupupukan sangat berpengaruh terhadap hasil produksi tanaman jagung.

    Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi tanaman jagung adalah dengan memilih sistem pola tanam yang tepat. Sistem pola tanam dapat dilakukan dengan monokultur atau polikultur. Penanaman secara monokultur dirasakan kurang menguntungkan karena mempunyai resiko yang besar, baik dalam keseimbangan unsur hara yang tersedia. Sedangkan penanaman dengan tumpang sari lebih memungkinkan untuk menambah nilai ekonomis ushatani. Menurut Marliah dkk, (2010) Tumpangsari (intercropping) merupakan pola tanam polikultur yang sering digunakan dalam pembudidayaan tanaman, termasuk tanaman jagung manis.

    Jagung manis tergolong dalam tanaman monokotil artinya bahwa benang sari dan putik terletak pada batang yang berbeda ttetapi pada satu tanaman yang sama. Berdsarkan tipe bunganya, jagung manis yang berumah satu penyerbukannya adalah secara silang dan produksi tepung sari oleh bunga jantan sangat banyak. Sehingga tersedia jutaan tepung sari untuk menyerbuki biji pada jagung manis. Pertumbuhan dan perkembangan jagung manis paling baik pada musi kemarau. Tanaman jagung manis dapat beradaptasi di kodisi iklim yang luas pada 58 derajat LU hingga 40 LS dengan rentang ketinggian hingga 3000 mdpl. Kondisi temperatur ynag dikehendaki pada temperatur 21-22 0C. sedangkan untuk pertumbuhan bibit suhu yang dikehendaki adalah 10-40 0C setelah berkecambah (Syukur dan Riflianto, 2013).

    Benih merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya tanaman yang perannya tidak dapat digantikan oleh faktor lain. Salah satu penyebab menurunnya produksi jagung diakibatkan oleh kebiasaan petani dalam budidaya jagung menggunakan benih yang ditanam turun temurun sehingga produksinya tidak optimal. Mutu benih yang berasal dari varitas unggul ditanam bermutu (asli, murni, vigor, bersih dan sehat) mampu mendukung peningkatan produksi jagung. Disamping benih unggul, penggunaan pupuk berimbang dan pengendalian hama terpadu juga menjadi faktor penting dalam meningkatkan produksi maupun prduktivitas tanaman jagung. Sedangkan Pola tanam khususnya tanaman pangan disuatu daerah sangat dipengaruhi oleh tipe iklim di daerah tersebut (Amin dan Zaenaty, 2012).

    Bab III. Metode Praktikum

    A. Alat dan Bahan

    3.2.1 Alat

    1.    Kamera

    2.    Alat tulis

    3.2.2 Bahan

    1.    Tanaman jagung

    B. Cara Kerja

    1. Menentukan lokasi areal pertanaman jagung yang akan dijadikan sebagai observasi lapang budidaya jagung
    2. Mengajukan beberapa pertanayaan yang terdapat di quisioner
    3. Mendokumentasikan hasil observasi berupa foto
    4. Membuat laporan tertulis sesuai hasil observasi

    BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1    Hasil 

    Berdasrkan hasil observasi lapang Praktikum Budidaya Tanaman Pangan”Budidaya Tanaman Jagung ” di Desa Jenggawah, Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember diperoleh hasil sebagai berikut.

    Tabel 4.1.1 Hasil observasi lapang budidaya tanaman jagung

    A.  PROFIL PETANI

    NoUraianKeterangan
    1.Nama petaniBapak Matram
    2.Foto lokasiLokasi di Desa Jenggawah, Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember.
    3.Foto wawancaraWawancara dilakukan di lahan pertanaman jagung milik Bapak Martam.
    4.Jenis jagung yang ditanamVarietas Hibrida (Pioner 2)
    5.Luas lahan yang ditanam250 m2

    B.  PERSIAPAN BENIH JAGUNG

    NoUraianKeterangan
    1.Syarat benih bermutuTerbebas dari hama dan penyakit dan kotoran.
    2.Penyiapan benih sebelum tanam
    3.Varietas yang digunakanHibrida Pioner 2
    4.Asal usul bahan tanamMembuat sendiri dari sebelumnya

    C.  PENGOLAHAN LAHAN

    NoUraianKeterangan
    1.Mulai menggunakan lahan1990-an
    2.Penggunaan lahan sebelum / sesudah tanaman jagungJagung – padi – padi
    3.Teknik pengolahan tanahTanpa olah tanah (TOT)
    4.Teknik pembajakan
    5.Alat [engolahan tanahCangkul dan kadang traktor

    D.  TEKNIK PENANAMAN

    NoUraianKeterangan
    1.Pola tanamPergiliran tanaman dengan padi
    2.Sistem budidayaBudidaya konvensional
    3.Jarak tanam yang digunakan75 x 20 cm
    4.Waktu penanamanAwal musim kemarau
    5.Jumlah benih per lubang1 butir
    6.Teknik penanamanManual dengan cara tugal
    7.Alat yang digunakan menanamBambu runcing dan sejenisnya

    E.  PELAKSANAAN PEMELIHARAAN TANAMAN

    NoUraianKeterangan
    1.Umur penyulaman jagung7 hari setelah tanam
    2.Umur pelaksanaan penyiangan7 hari setelah tanam
    3.Teknik penyiangan jagungManual, menggunakan alat
    4.Nama alat penyiangan jagungSabit
    5.Teknik pengairan tanamanSebelum tanam
    6.Asal sumber airsungai
    7.Jenis pupukAnorganik = Urea 160 kg / ha
    8.Periode pemupukanSaat tanam dan 45 HST
    9.Waktu pemupukanPagi hari
    10.Teknik pengendalian OPTSecara mekanik dan kimiawi

    F.   PANEN

    NoUraianKeterangan
    1.Waktu panen90 hari setelah tanam
    2.Kondisi tanaman sebelum panenJagung sayur segar, kering
    3.Ciri-ciri tanaman siap panenTongkol jagung mulai agak hijau tua dan tongkol membesar
    4.Teknik pemenenanTradisional
    5.Hasil produksi tanaman jagung1,5 – 2  kwintal per 250 m2

    G.  KELEMBAGAAN PETANI

    NoUraianKeterangan
    1.Kelompok taniBerdiskusi harga pasar, serangan Opt dan seputar budidaya tanaman jagung dan pemasaran, serta harga jagung di pasaran.

    4.2  Pembahasan

    Jagung merupakan tanaman pangan terpenting kedua setelah padi, namun produksi tanaman jagung masih belum mampu mencukupi kebutuhan pangan nasional sehingga menyebabkan pemerintah harus mengimpor jagung dari luar negeri untuk memenuhi pangan nasional. Peningkatan produksi harus dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Peningkatan produksi tanaman jagung dapat dilakukan dengan menerapkan teknologi pengelolaan tanaman terpadu. Menurut Hadijah, (2010) bahwa usahatani jagung pada lahan kering suboptimal dan lahan kering masam melalui pendekatan penelolaan tanaman terpadu (PTT) jagung mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani secara signifikan. Berbagai hasil penelitian telah menghasilkan teknologi budi daya jagung dengan produktivitas 4,5-10,0 t/ha, bergantung pada potensi lahan dan teknologi produksi yang diterapkan. Teknologi yang diterapkan harus memenuhi lima kriteria, yaitu kelayakan agronomis, keuntungan yang akan diperoleh, kompatibilitas (kesesuaian) dengan sistem usahatani (pola dan rotasi tanam, peralatan, dan sumber daya), kompabilitas dengan prasarana-sarana, ekonomi dan sosial masyarakat, dan dapat diterima secara sosial-budaya. komponen teknologi yang relatif mudah digunakan untuk meningkatkan produktivitas jagung di daerah yang tingkat produktivitasnya rendah (<5,0 t/ ha) adalah varietas unggul komposit atau hibrida. Hal tersebut dapat difasilitasi melalui perbaikan sistem produksi dan distribusi benih, pembentukan penangkar benih berbasis pedesaan, dan bimbingan penerapan PTT jagung.

    Peningkatan produksi hasil panen jagung dapat dilakukan dengan upaya penambahan jumlah input yang salah satunya adalah pupuk. Pupuk merupakan faktor penting dalam peningkatan produksi jagung. Penambahan pupuk organik pada tanaman jagung merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan produksi, yang kaitannya dengan kesuburan tanah. Armando, (2009) berpendapat bahwa pemberian pupuk organik dapat memperpanjang daya serap dan simpan air, menggemburkan lapiasan tanah sehingga dapat menigkatkan kesuburan tanah. Tanah yang subur dapat menyebabkan akar tanaman dapat menembus lebih dalam dan luas sehingga tanaman lebih kuat dan lebih mampu menyerap hara tanaman dan air lebih banyak sehingga pertumbuhan dan hasil tanaman meningkat.

    Penigkatan produksi tanaman jagung dapat diupayakan melalui memperluas daerah panen, sehingga semakin luas daerah panen maka semakin tinggi produksi yang diperoleh. Menurut Bustami, (2012) Kalau kita lihat produksi jagung Indonesia dibandingkan dunia, data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) diperoleh bahwa produksi jagung nasional mencapai 17,6 juta ton pipilan kering dengan luas panen 4,8 juta hektar (ha). Diketahui dari angka tersebut, produksi jagung Indonesia masih jauh dari Amerika Serikat dan China, sebagai negara pengekspor jagung pertama dan kedua dunia. Dua negara tersebut menyediakan 79,3 juta hektar dan 74,3 juta ha lahan untuk tanaman jagung. Dari luas lahan 4.8 juta ha, indonesia masih mengimpor 3,144 juta ton, sementara tahun 2010 hanya 1,9 juta ton. Sedangkan tahun ini, impor diperkirakan hanya setengahnya, yaitu 1,5 juta ton jika target produksi tercapai. Impor jagung selama ini dari Amerika Serikat, Brazil, Argentina, India, Thailand, dan Myanmar. BPS memprediksi, produksi jagung nasional tahun 2012 diperkirakan sebesar 18,95 juta ton pipilan kering atau mengalami peningkatan sebesar 1,30 juta ton dibandingkan 2011. Peningkatan produksi diperkirakan di Jawa sebesar 0,80 juta ton dan di luar Jawa sebesar 0,51 juta ton. Peningkatan produksi terjadi karena adanya perkiraan luas panen seluas 132,78 ribu hektar dan produktivitas sebesar 1,74 kwintal/hektar. Selain itu menurut pendapat Sutoro, (2012) upaya peningkatan produksi jagung adalah mengembangkan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan adaptif pada kondisi lingkungan tertentu. Benih unggul (Hibrida) merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan peningkatan produksi jagung adalah kondisi benih yang ditanam. Jagung hibrida mampu berproduksi lebih tinggi daripada jagung bersari bebas. Hal ini dapat dipahami karena jagung hibrida memiliki gen-gen dominan yang dapat mengekspresikan hasil tinggi berdasarkan heterosis.

    Benih yang baik (unggul) merupakan salah satu faktor yang berpengaruh besar terhadap produksi jagung yang diperoleh. Maka dari itu pengadaan benih sebelum ditanam harus diketahui beberapa teknik pengadaan benih antara lain mengetahui kualitas benih itu sendiri. Tiga hal penting yang berkaitan dengan kualitas benih adalah 1) teknik produksi benih berkualitas, 2) teknik mempertahankan kualitas benih yang telah dihasilkan dan pendistribusian benih dan 3) teknik deteksi atau mengukur kualitas benih. Selanjutnya, tiga kriteria kualitas benih yang perlu diketahui adalah, a) kualitas genetik, yaitu kualitas benih yang ditentukan berdasarkan identitas genetik yang telah ditetapkan oleh pemulia dan tingkat kemurnian dari varietas yang dihasilkan, identitas benih yang dimaksud tidak hanya ditentukan oleh tampilan benih, tetapi juga fenotipe tanaman, b) kualitas fisiologi, yaitu kualitas benih yang ditentukan oleh daya berkecambah/daya tumbuh dan ketahanan simpan benih, c) kualitas fisik, ditentukan oleh tingkat kebersihan, keseragaman biji dari segi ukuran maupun bobot, kontaminasi dari benih tanaman lain atau biji gulma, dan kadar air.

    Dalam memproduksi benih jagung bersari bebas, ada dua aspek penting yang perlu mendapat perhatian, yaitu standar lapangan dan standar laboratorium. Standar lapangan: Isolasi jarak 300 m atau isolasi waktu 30 hari dan campuran varietas lain (CVL) maksimum 2% untuk benih dasar dan benih pokok, sedangkan untuk benih sebar 3%. Standar laboratorium: Kadar air maksimum 12%, benih murni minimum 98%, kotoran benih maksimum 2%, CVL maksimum 0% untuk benih dasar, 0,1% untuk benih pokok, dan 1,0% untuk benih sebar, biji tanaman lainnya 0,5% untuk benih dasar dan benih pokok, 1,0% untuk benih sebar, daya tumbuh minimum 80%. Standar lapangan berupa isolasi jarak atau isolasi waktu diperlukan untuk mencegah terjadinya persilangan dengan varietas lain. Standar laboratorium selain diperlukan untuk menjamin kemurnian genetik benih, juga diperlukan untuk menjamin mutu fisiologis benih sehingga memiliki daya tumbuh yang tinggi, lebih vigor, dan tahan terhadap organisme pengganggu tanaman. Teknik produksi benih jagung umumnya hampir sama dengan teknik produksi jagung secara komersial, walaupun ada beberapa tambahan kebutuhan yang unik untuk memproduksi benih. Pertama, kualitas benih harus lebih baik daripada kualitas biji, kesuburan lahan lebih seragam untuk memudahkan seleksi terhadap tipe galur yang menyimpang da fasilitas pendukung mudah tersedia saat dibutuhkan, seperti tenaga kerja untuk pemotongan bunga jantan (detasseling), perawatan, panen, dan pascapanen (Saenong dkk, 1999).

    Jarak tanam memiliki pengaruh terhadap produksi tanaman karena jarak tanam menentukan pertumbuhan gulma, hama, dan penyakit yang akan berkompetisi dengan tanaman pokok. Jarak tanam berhubungan dengan luas atau ruang tumbuh yang ditempatinya dalam penyediaan unsur hara, air dan cahaya. Jarak tanam yang terlalu lebar kurang efisien dalam pemanfaatan lahan, bila terlalu sempit akan terjadi persaingan yang tinggi yang mengakibatkan produktivitas rendah. Pengaturan kepadatan populasi tanaman dan pengaturan jarak tanam pada tanaman budidaya dimaksudkan untuk menekan kompetisi antara tanaman. Setiap jenis tanaman mempunyai kepadatan populasi tanaman yang optimum untuk mendapatkan produksi yang maksimum. Apabila tingkat kesuburan tanah dan air tersedia cukup, maka kepadatan populasi tanaman yang optimum ditentukan oleh kompetisi di atas tanah daripada di dalam tanah atau sebaliknya. Berbagai pola pengaturan jarak tanam pada tanaman jagung telah banyak dilakukan untuk memperoleh hasil produksi yang optimal. Menurut pendapat Nurlaili, (2010) bahwa penggunaan jarak tanam pada tanaman jagung dipandang perlu, karena untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang seragam, distribusi unsur hara yang merata, efektivitas penggunaan lahan, memudahkan pemeliharaan, menekan pada perkembangan hama dan penyakit juga untuk mengetahui berapa banyak benih yang diperlukan pada saat penanaman. Penggunaan jarak tanam yang terlalu rapat antara daun sesama tanaman saling menutupi akibatnya pertumbuhan tanaman akan tinggi memanjang karena bersaing dalam mendapatkan cahaya sehingga akan menghambat proses fotosentesis dan produksi tanaman tidak optimal.

    Silaban dkk, (2013) dalam penelitiannya diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa dengan jarak tanam yang lebih rapat (J1 = 70cm x 10cm) dapat meningkatkan pertumbuhan vegetatif yaitu tinggi tanaman. Pertumbuhan tinggi tanaman yang pesat disebabkan oleh ruang tumbuh tanaman yang semakin sempit sehingga kompetisi cahaya antar individu semakin besar. Sedangkan bahwa penggunaan jarak tanam yang semakin rapat maka jumlah daun semakin sedikit. Hal ini disebabkan dengan jarak tanam yang rapat maka akan terjadi saling tumpang tindih pada daun tanaman. Selanjutnya tanaman akan merespon dengan mengurangi pembentukan daun.

    Berdasarkan pada hasil observasi lapang tentang ”Budidaya Tanaman Jagung” yang dilakukan di Desa Jenggawah, Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember diperoleh data bahwa penggunaan jarak tanam oleh petani jagung mayoritas adalah 75 x 20 cm. Jarak tanam yang ideal untuk tanaman jagung adalah 50 x 60 cm – 50 x 80 cm, bila dilihat dari ketentuan tentang jarak tanama tanama jagung yang dilakukan oleh petani kurang sesuai, akan tetapi hampir sesuai. Nurlaili, (2010) mengatakan bahwa penggunaan jarak tanam jagung hibrida sebaiknya 50 x 20 cm dan 50 x 40 cm dengan dua benih per lubang. Jarak tanam yang ideal untuk tanaman jagung yaitu 50 x 60 cm. Sedangkan penggunaan jarak tanam yang baik pada tanaman jagung 50 x 40 cm dan 50 x 80 cm dengan satu tanaman. Sebaliknya penggunaan jarak tanam yang terlalu lebar akan mengurangi efektivitas penggunaan lahan dan memberikan kesempatan pertumbuhan gulma. Gulma merupakan tumbuhan yang tidak dikehendaki keberadaannya pada areal budidaya tanaman, karena gulma dan tanaman budidaya mempunyai persyaratan tumbuh yang sama dalam memperoleh cahaya, unsur hara, air, suhu udara dan ruang tumbuh sehingga menyebabkan persaingan antara gulma pada tanaman budidaya. Gulma juga menjadi penyebab hilangnya hasil produksi pertanian yang hampir setara dengan resiko serangan hama dan penyakit. Masalah serangan hama dan penyakit tanaman umumnya bersifat temporal. Sementara masalah yang ditimbulkan oleh gulma bersifat tetap dan berulang.

    Berdasarkan pada hasil observasi lapang tentang ”Budidaya Tanaman Jagung” yang dilakukan di Desa Jenggawah, Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember diperoleh data bahwa pemupukan tanaman jagung dilakukan oleh petani dengan menggunakan jenis pupuk anorganik berupa pupuk Urea. Dosis yang diberikan oleh petani adalah 160 kg per m2/ha, dengan periode pemupukan sekitar 2 – 3 kali selama satu musim tanam. Pemupukan dilakukan pada saat tanam dengan dosis 60 kg per m2/ha dan 100 kg m2/ha pada tanaman usia 45 HST. Hasil jagung dapat ditingkatkan dengan pemupukan yang tepat, baik dosis dan waktu maupun jenis pupuk yang diberikan. Hara N, P, dan K merupakan hara makro yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Sumber hara N, P dan K dapat berasal dari pelapukan mineral tanah, bahan organik, air irigasi, dan pemupukan. Sedangkan menurut Kasno dan Kustaman, (2013) pemberian pupuk NPK 15-15-15 nyata meningkatkan bobot pipilan kering biji jagung. Pemupukan NPK majemuk 15-15-15 sebanyak 50 kg/ha nyata meningkatkan bobot pipilan kering biji jagung. Bobot pipilan kering biji jagung tertinggi dicapai pada pemupukan 300 kg/ha NPK 15-15-15 dan nyata dibandingkan dengan dosis 50 kg/ha. Dengan demikian dapat dikatakan dosis optimum NPK 15-15-15 untuk tanaman jagung adalah 300 kg/ha + 250 kg urea/ ha dengan bobot pipilan kering biji jagung 6,05 t/ha. Pupuk NPK majemuk tidak dapat digunakan secara mandiri, harus ditambah pupuk urea sebagai sumber N. Kesimpulan dadi hasil tersebut adalah kegiatan pemupukan tanaman jagung oleh petani di Desa Jengggawah, Kabupaten Jember masih kurang tepat, karena hanya mnggunakan pupuk Urea dengan dosis 160 kg / ha, sedangkan sesuai standart pemupukan tanaman jagung adalah 300 kg NPK (Phonska)/ha + 250 kg urea/ ha.

    Sumber gambar 4.2.1: Kasno dan Rostaman, (2013)

    BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasrkan hasil observasi lapang di Desa Jenggawah, Kabupaten Jember tentang budidaya tanaman pangan dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahawa.

    1.    Usaha peningkatan produksi tanaman jagung dapat diupayakan dengan penambahan luas areal panen, penyediaan benih unggul, aplikasi pupuk secara tepat dan penambahan bahan organik yang cukup dan pengelolaan tanaman terpadu.

    2.    Pesrsiapan benih sebelum ditanam harus diawali dengan pemeriksaan kualitas benih yang memiliki kriteria unggul, sehat, dan berdaya tumbuh tinggi. Selain itu benih diusahakan harus bebas dari gangguan hama dan penyakit.

    3.    Jarak tanam sangat berpengaruh terhadap produksi tanaman jagung karena kaitannya dengan persaingan antar populasi atau dengan gulma dalam hal perbutan nutrisi, cahaya, dan ruang tumbuh tanaman.

    4.    dosis pupuk yang diberikan oleh petani jagung di Desa Jenggawah, Kabupaten Jember tidak sesuai dengan ketentuan atau standart pemupukan yang ada.

    5.2 Saran

    Kegiatan praktikum sudah berjalan sesuai rencana dan harapan kita semua, namun didalam pelaksanaan praktikum masih terdapat beberapa kendala tentang pengetahuan praktikan tentang budidaya tanaman jagung yang masih kurang. Alangkah baiknya jika praktikan memiliki wawasan yang sedikit luas tentang budidaya tanaman jagung sehingga dapat membantu petani dalam memecahkan berbagai masalah dalam berbudidaya tanaman jagung.

    DAFTAR PUSTAKA

    Agato dan Narsih. 2011. Pengembangan Hasil Pertanian (Jagung) Menjadi Produk Susu Jagung Dan Kerupuk Jagung. Teknologi pangan, 2(1): 86-94.

    Amin, M, dan Zaenaty. 2012. Respon Petani Terhadap Gelar Teknologi Budidaya Jagung Hibrida Bima 5 Di Kabupaten Dongggala. Agrika, 6(1): 34-47.

    Armando, Y.,G. 2009. Peningkatan Produktivitas Jagung Pada Lahan Kering Utisol Melalui Penggunaan Bokashi Serbuk Gergaji Kayu. Akta agrosia, 12(2): 124-129.

    Bianca, M.,C. H,V. Es. J, Melkonian. 2012. Adapt-N Increased Grower Profits and Decreased Environmental N Losses in 2011 Strip Trials. Cornell, 22(2): 1-24.

    Bustami, G. 2012. Upya Peningkatan Produski dan Pasar Luar Negeri. Jakarta: Warta ekspor.

    Hadijah, A.,D. 2010. Peningkatan Produksi Jagung melalui Penerapan Inovasi Pengelolaan Tanaman Terpadu. Iptek tanaman pangan, 5(1): 64-73

    Jemrish, H.,H. Sonabi, D, Prajitno, A. Syukur. Pertumbuhan Dan Hasil Jagung Pada Berbagai Pemberian Pupuk Nitrogen Di Lahan Kering Regosol. Ilmu pertanian, 16(1): 77-89.

    John, S.B, Lang, D, Barker. 2011. Sulfur Fertilization Response in Iowa Corn Production. Better crop, 95(2): 8-11.

    Kasno, A, T, Rostaman. 2013. Serapan Hara dan Peningkatan Produktivitas Jagung dengan Aplikasi Pupuk NPK Majemuk. Tanaman pangan, 32(3): 179-186.

    Marliah, A, Jumini, Jamilah. 2010. Pengaruh Jarak Tanam Antar Barisan Pada Sistem Tumpangsari Beberapa Varietas Jagung Manis Dengan Kacang Merah Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil. Agrista, 14(1): 30-39.

    Nelson dan Kaisi. 2011. Agronomic and Economic Evaluation Of Various Furrow Irrigation Strategies For Corn Production Under Limited Water Supply. Soil and water, 66(2): 114-121.

    Nurlaili,. 2010. Respon Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L.) dan Gulma Terhadap Berbagai Jarak Tanam. Agronobis, 2(4): 19-29.

    Ross, R. Bender, J, W, Hegele, Matias, Ruffo, F, E, Below. 2013. Modern Corn Hybrids’ Nutrient Uptake Patterns. Better crop, 97(1): 7-11.

    Saenong, S. M, Azrai, R, Arif, Rah,awati. 1999. Pengelolaan Benih Jagung. Maros, 1(1): 145-174.

    Silaban, E.,T. E, Purba, J, Ginting. 2013. Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays sacaratha Sturt. L) Pada Berbagai Jarak Tanam Dan Waktu Olah Tanah. Agroteknologi, 1(3): 808-818.

    Sutoro. 2012. Kajian Penyediaan Varietas Jagung untuk Lahan Suboptimal. Iptek tanaman pangan, 7(2): 108-105.

    Syukur, M dan A, Riflianto. 2013. Jagung manis. Jakarta: Penebar swadaya.

    Warisno, 1998. Jagung hibrida. Yogyakarta: Kanisius.

  • Fungsi Uang Kepeng Sebagai Sarana Upacara Keagamaan Hindu di Desa Kamasan Klungkung Bali

    Uang Kepeng Sebagai Sarana Upacara Keagamaan Hindu

    Bab I. Pendahuluan

    A. Pendahuluan

    Uang kepeng dalam masyarakat Bali biasa dikenal dengan sebutan pipis bolongPipis dalam bahasa Bali berarti uang, sedangkan bolong berarti lubang, pipis bolong berarti uang yang berlubang dibagian tengahnya. Dalam kehidupan sosial masyarakat Bali, istilah pipis biasa disingkat dengan pis, sehingga dikenal istilah pis bolong. Harthawan Uang kepeng merupakan penyebutan oleh orang Bali terhadap uang logam Cina yang mereka gunakan sebagai alat pembayaran pada masa itu. Uang kepeng yang disebut oleh masyarakat Bali, berbentuk pipih dengan lubang dibagian tengahnya yang berbentuk segi empat, sekeliling permukaan bertuliskan huruf Cina. Jadi uang kepeng atau pis bolong merupakan nama untuk mata uang logam Cina yang masuk dan dikenal di Bali sebagai alat pembayaran, yang merupakan akibat dari transaksi perdagangan masyarakat Bali dengan pedagang-pedadang dari Cina.

    Kajian mengenai uang kepeng merupakan suatu fenomena yang menarik. Uang kepeng merupakan alat pertukaran yang digunakan di Bali sejak jaman dahulu, yang hingga kini masih tetap digunakan di Bali. Pemanfaatan uang kepeng dari jaman kuna hingga jaman masyarakat Bali kontemporer merupakan bukti uang kepeng yang tidak lekang oleh waktu. Desa Kamasan merupakan salah satu desa yang berada di Kabupaten Klungkung. Desa ini terkenal dengan berbagai produksi klasik khas Desa Kamasan yang telah menjadi mata pencaharian dari sebagian besar penduduknya. Produksi tersebut diantaranya adalah pembuatan lukisan wayang kulit khas Desa Kamasan, kain endek lukis dan uang kepeng. Uang kepeng dalam masyarakat Desa Kamasan diproduksi sebagian besar adalah sebagai saana upacara keagamaan bagi masyarakat Hindu. Uang kepeng dalam masyarakat Desa Kamasan, yang berkaitan dengan upakara menggunakan bahan berunsur panca datu sehingga disebut dengan jinah upakara yadnya. Uang kepeng selain sebagai sarana upakara, juga dikembangkan sebagai produk kerajinan. Jika dilihat dari segi makna, penelitian ini mengungkapkan bahwa uang kepeng dalam masyarakat hindu di Bali memiliki beberapa makna salah satunya adalah makna religi dalam kaitannya dengan uang kepeng sebagai jinah upakara. Adapun tujuan dari penelitian ini guna untuk mengetahui fungsi dari uang kepeng sebagai sarana upacara keagamaan bagi masyarakat hindu di Desa Kamasan, Klungkung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Dengan metode penelitian yaitu pengamatan dan survei langsung (wawancara) ke lapangan untuk mengetahui fungsi uang kepeng sebagai sarana upacara keagamaan pada masyarakat hindu di Desa Kamasan, Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung. 

    Bab II. Pembahasan

    Uang Kepeng atau pis bolong bagi masyarakat Desa Kamasan memiliki banyak arti, khususnya dalam seluruh aktivitas ritual. Sehingga fungsi uang kepeng dalam kehidupan masyarakat hindu sangat penting. Fungsi upacara sampai saat ini belum tergantikan, lantaran masyarakat masih menganggap uang kepeng lebih suci dari pada uang kartal. Menurut narasumber pada masa dahulu, uang kepeng di Bali khususnya di Desa Kamasan tidak saja berperan sebagai sarana ritual, namun uang kepeng juga digunakan sebagai alat transaksi. Akan tetapi seiring dengan perkembangan zaman, akhirnya fungsi uang kepeng sebagai alat pembayaran berangsur hilang karena digantikan dengan uang kartal hingga saat ini. Sehingga penggunaan uang kepeng di Desa Kamasan masih dalam aktivitas ritual saja. Dalam hal aktivitas ritual, penggunaan uang kepeng ini tidak terlepas dari tiga hal yakni Uang Kepeng (pis bolong), benang tukelan dan basma. Uang kepeng (pis bolong) mencerminkan simbol nilai ekonomi dalam kehidupan. Benang tukelan mencerminkan simbol kebutuhan sandang dalam kehidupan manusia dan Basma simbol kebutuhan pangan sebagai yang paling pokok bagi hidup manusia.

    Penggunaan uang kepeng dalam berbagai sarana upacara merupakan penggunaan lima unsur atau yang dikenal dengan panca datu. Kelima unsur ini diantaranya besi yang melambangkan kekuatan Dewa Wisnu (berwarna hitam), perak lambing kekuatan Dewa Iswara (berwarna putih), tembaga lambang kekuatan Dewa Brahma (berwarna merah), emas yang melambangkan kekuatan Dewa Mahadewa (berwarna kuning), serta perunggu-kuningan yang melambangkan kekuatan Dewa Siwa (panca warna). Selain itu uang kepeng juga di desain dengan Panca Aksara yakni Sa, Ba, Ta, A, I, yang juga melambangkan Panca Dewata. Sa untuk arah timur yaitu Dewa Iswara, Ba untuk arah selatan yaitu Dewa Brahma, Ta untuk arah barat yang melambangkan Dewa Mahadewa, A untuk arah utara sebagai lambing Dewa Wisnu dan I untuk arah tengah sebagai lambing Dewa Siwa. Keutamaan dari panca datu adalah karena uang kepeng ini salah satu fungsi utamanya adalah untuk ditanamkan di sekitar kompleks pura pada saat upacara keagamaan. Dengan adanya panca datu yang mewakili setiap penjuru arah mata angin, maka dipercaya akan mendapatkan keseimbangan.

    Jenis uang kepeng yang terdapat di Desa Kamasan yakni uang kepeng asli, uang kepeng Cina (buatan) dan uang kepeng Bali. Ketiga uang kepeng tersebut memiliki fungsi dan makna yang sama.  Pemakaian uang kepeng tersebut relatif sesuai dengan kondisi masyarakat itu sendiri.  Karena apabila dilihat dari segi harga,  uang kepeng asli lebih tinggi dari uang kepeng Bali dan uang kepeng Cina.  Maka, untuk upacara yang menggunakan uang kepeng dengan jumlah yang banyak,  masyarakat Desa Kamasan memilih uang kepeng Cina karena memiliki harga yang paling rendah. 

    Uang kepeng (pis bolong) sebagai sesari yang ditempatkan sebagai sarana upakara merupakan perwujudan nilai yang menjadi intisari sebuah persembahan. Saat ini masyarakat Desa Kamasan masih menganggap bahwa sebagai sarana upakara uang kepeng (pis bolong) lebih suci dari pada uang logam biasa atau uang kertas (uang logam). Adapun penempatan uang kepeng sebagai sarana upakara dibagi dalam dua hal yakni sebagai sesari dan sebagai sarana upakara atau yang dikenal dengan istilah Praraga.

    A. Uang Kepeng sebagai Sesari

    Jenis sarana upakara atau sesajen yang menggunakan uang kepeng  untuk sesari yaitu canang dan  kwangen. Kwangen yang dimaksud ini adalah kwangen yang digunkan untuk melakukan proses persembahyangan (Panca sembah) maupun kwangen sebagai sarana upacara, uang kepeng yang diletakan di kwangen ini merupakan symbol windu (nol) karena bentuknya yang bulat.

    B. Uang Kepeng sebagai Sarana Upakara

    Uang kepeng sebagai sarana upakara dalam agama hindu di Desa Kamasan yakni berupa pratima atau praraga, lamak, pelangkiran dan sarana upakara lainnya.

    1. Pratima atau Praraga

    Pratima atau praraga merupakan salah satu perwujudanTuhan yang dibuat menyerupai arca, bagian tubuh dan kepala dari pratima biasa dibuat dari kayu, kemudian pada bagian luar tubuh dihiasi dengan uang kepeng yang disusun menyerupai perwujudan tokoh Dewa dalam agama Hindu.

    2. Lamak

    Kata lamak memiliki arti alas, sehingga beberapa lamak dibuat semacam taplak dari daun enau yang dirajut dengan lidi bambu yang ditempatkan di setiap ruang pelinggih pura  sebagai alas untuk meletakkan sesajen dan juga di pasang pada penjor atau upacara yadnya penting umat hindu. Ornamen lamak dengan penggunaan uang kepeng sebagai sarana upacara yadnya disebutkan merupakan pengaruh dan akulturasi kebudayaan Tionghoa terhadap peradaban budaya bali yang tetap kita hormati dan gunakan sampai sekarang ini.

    3. Pelangkiran

    Pelangkirang merupakan tempat meletakan sesajen yang berada ditempat-tempat tertentu seperti di ruang kamar, ruang tamu, ruang kelas di setiap sekolah dan lain sebagainya. Pelangkiran biasanya dibuat dengan menggunakan kayu yang dihiasi dengan ukiran khas Bali, akan tetapi di Desa Kamasan ini pengerajin uang kepeng membuat pelangkiran dengan menggunakan uang kepeng tanpa mengurangi nilai religinya.

    4. Banten atau Sarana Upakara Panca Yadnya

    Uang kepeng dipergunakan sebagai sarana untuk melengkapi upakara Panca Yadnya, digunakan untuk melengkapi baik itu banten dan segala kelengkapannya. Seperti banten daksina, lis, orti dan lain sebagainya.

    Bab III. Penutup

    A. Kesimpulan

    Uang kepeng dalam masyarakat Bali biasa dikenal dengan sebutan pipis bolongPipis dalam bahasa Bali berarti uang, sedangkan bolong berarti lubang, pipis bolong berarti uang yang berlubang dibagian tengahnya. Uang kepeng dalam masyarakat Desa Kamasan diproduksi sebagian besar adalah sebagai saana upacara keagamaan bagi masyarakat Hindu. Uang kepeng dalam masyarakat Desa Kamasan, yang berkaitan dengan upakara menggunakan bahan berunsur panca datu sehingga disebut dengan jinah upakara yadnya. Penempatan uang kepeng sebagai sarana upakara dibagi dalam dua hal yakni sebagai sesari dan sebagai sarana upakara atau yang dikenal dengan istilah Praraga. Sebagai sesari dapat dilihat dari pemanfaatannya sebagai sesari kwangen dan canang, sedangkan sebagai sarana upakara dapat berupa lamak, praraga, pelangkiran dan sara upakara panca yadnya lainnya. 

    SUMBER

    Data penelitian ini diperoleh dari beberapa narasumber yang merupakan masyarakat Desa Kamasan, Klungkung yaitu :

    1.      Made Sekar

    2.      I Ketut Sudha

    3.      Gusti Ngurah Dibia

    4.      I Wayan Suberata

    5.      Ni Wayan Sukerti

    6.      Jero Sekar

    7.      Ketut Atmaja

  • Makalah Sejarah Maritim di Indonesia

    Sejarah Maritim di Indonesia

    Bab I. pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau terbanyak di dunia.Pulau – pulau di kepulauan Indonesia dipisahkan oleh samudra, laut maupun selat.Namun demikian, luas wilayah lautan lebih luas bila dibandingkan dengan wilayah daratan, oleh karena itu negara Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Selain disebut negara maritim , negara Indonesia dikenal pula sebagai negara agraris.

    Penduduk di kepulauan Indonesia sangat heterogen, terdiri dari bermacam – macam suku, ras, agama dan masyarakat.Berdasarkan kondisi geografisnya masyarakat Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu masyarakat pesisir dan masyarakat agraris.Masyarakat pesisir mendiami di wilayah – wilayah sekitar pantai, sedangkan masyarakat agraris mendiami di daerah pedalaman pulau yang ada di Indonesia.Kondisi yang demikian menjadikan masyarakat pesisir dan pedalaman mempunyai perbedaan dalam berbagai aspek kehidupannya. Masyarakat pesisir atau dapat pula disebut masyarakat laut adalah sekumpulan manusia yang hidup bersama dalam suatu tempat dekat daerah pantai dengan ikatan – ikatan tertentu.Masyarakat laut umumnya mendiami daerah – daerah di sekitar pantai yang ada di pulau – pulau di kepulauan Indonesia.

    Wilayah kepulauan Indonesia sebagian besar terdiri dari wilayah perairan yang didalamnya terdapat ribuan pulau. Atau dengan kata lain, secara geografis Indonesia berbentuk kepulauan dengan wilayah laut lebih besar dari pada wilayah daratan. Hal ini memungkinkan peran dari masyarakat laut atau pesisir tidak bisa dilepaskan dari berbagai segi kehidupan di Indonesia.Indonesia sebagai negara yang dikelilingi oleh laut hampir semua provinsinya memiliki wilayah perairan, kondisi geografis yang demikian menjadikan Indonesia negara maritim yang mempunyai daerah perikanan laut tak kurang dari 6,85 juta km2 dan diperkirakan daerah tersebut memiliki kandungan produksi ikan 10 juta ton pertahunnya. Namun sayangnya dengan potensi kelautan yang berlimpah itu masyarakat Indonesia belum dapat memaksimalkan potensi tersebut.Hal ini diakibatkan oleh paradikma pembangunan yang lebih memprioritaskan masyarakat perkotaan dan pertanian di pedalaman sehingga kurang memperhatikan kehidupan masyarakat di daerah pesisir. Sebab lain yang mengakibatkan kurang diperhatikannya masyarakat didaerah pesisir dari segi historis karena masih kurangnya para sejarawan yang melakukan penelitian dibidang kemaritiman. Perhatian para sejarawan pada aspek maritim seperti perdagangan, pelayaran, perkapalan, perikanan, perompakan, dan sebagainya masih sangat kurang proporsinya jika dibandingkan dengan aspek-aspek lainnya seperti bidang pertanian, industri, perhubungan politik dan sebagainya.

    Hal tersebut mungkin berkaitan dengan pengalaman sebagai bangsa Indonesia yang semenjak memproklamirkan kemerdekaannya lebih banyak di warnai dengan persoalan-persoalan kebaratan daripada persoalan-persoalan kebaharian, inilah yang menyebabkan bangsa Indonesia naluri kebahariaannya semakin tumpul sehingga kurang mampu melihat apalagi bertindak untuk memanfaatkan dunia kebahariaan.

    Secara geografis wilayah Indonesia merupakan kawasan kepulauan yang menempatkan laut sebagai jembatan penghubung bukan sebagai pemisah.Dengan demikian, penguasaan terhadap laut merupakan suatu keharusan bagi penduduk yang menghuni pulau – pulau yang ada di Indonesia.  Kondisi semacam ini, membentuk mereka sebagai manusia yang akrab dengan kehidupan laut.Selain itu, pulau – pulau yang ada di Indonesia letaknya sangat strategis dalam konteks perdagangan laut internasional antara dunia barat dan dunia timur

    B. Rumusan Masalah

    1. Sejarah Kemaritiman di Negara Kesatuan Republik Indonesia

    C. Tujuan

    Tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang asal usul masuknya kemaritiman di negara Indonesiambahan wawasan kepada para pembaca tentang hal – hal yang berhubungan dengan masyarakat laut dan permasalahan yang ada di dalamnya, yang nantinya akan memberikan kontribusi terhadap penentuan kebijakan – kebijakan yang bersangkutan dengan masalah-masalah kemaritiman.

    Bab II. Pembahasan

    Sepertiga wilayah Indonesia terdiri dari bentangan perairan, mulai dari laut hingga danau dan sungai. Secara khusus laut memiliki peranan penting dalam dinamika politik dan masyarakat Indonesia. Dari sudut pandang masa kini, laut tidak lagi dipandang sebagai pemisah daratan atau pulau-pulau tetapi lebih sebagai pemersatu. Selain itu, laut merupakan urat nadi penting dalam komunikasi antar tempat di nusantara.

    Dewasa ini di tengah-tengah persaingan ekonomi bangsa-bangsa yang semakin menajam, konsep Indonesia sebagai negara kepulauan (archipelagic state) perlu dimantapkan untuk disebarluaskan dan diperjuangkan di tingkat internasional. Sudah tahun 1957, ketika Deklarasi Juanda dicanangkan, gagasan itu muncul. Deklarasi ini menyatakan bahwa batas territorial atau kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah garis terluar dari batas pantai yang saling berhubungan dan tidak ada celahnya. Gagasan ini merupakan jawaban terhadap pandangan Laut Bebas yang menimbulkan anggapan perairan di seluruh dunia sebagai common property.

    Pada tahun 1980-an muncul gagasan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yang memberikan kedaulatan kepada Negara kepulauan untuk menggarap sumber daya maritimnya. Belitung termasuk dalam jajaran pulau-pulau terdepan (Zuhdi 2006: 8). Kemudian, perhatian terhadap Sejarah Maritim membawa perubahan besar dalam metodologi Historiografi Indonesia. Sudut pandang Sejarah Indonesia bertambah dengan “sudut pandang dari laut.” Maksudnya, dinamika kelautan menjadi bagian perubahan di Indonesia terutama yang “berlangsung di daratan.” Dengan begitu, penulisan sejarah Indonesia menjadi lengkap dan komprehensif. Dalam pemikiran Susanto Zuhdi (2006), seorang Guru Besar Sejarah Indonesia di Universitas Indonesia, perspektif Tanah Air perlu memperoleh pertimbangan dalam Historiografi Indonesia. Penulisan Sejarah Maritim berawal dari karya A.B. Lapian (1987) yang mengetengahkan trikotomi tipologi dalam konstelasi dan dinamika di laut, sebagai Raja Laut, Bajak Laut dan Orang Laut.

    1. Fakta Sejarah Kemaritiman  di Indonesia

    Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di Dunia. Negeri ini memiliki bentang Laut wilayah 70% dibanding dengan luas daratan yang hanya 30%.

    Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia tidak pelak lagi terbukti dengan pengakuan dunia yang tertuang dalam UNCLOS (United Nation Convention on the Law of the Sea) yang diratifikasi oleh negara-negara sedunia, serta melalui Deklarasi Juanda yang mengatur hal-hal yang berkaitan kedaulatan Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan

    adanya temuan-temuan situs prasejarah dibeberapa belahan pulau. Penemuan situs prasejarah di gua-gua Pulau Muna, Seram dan Arguni yang dipenuhi oleh lukisan perahu-perahu layar, menggambarkan bahwa nenek moyang Bangsa Indonesia amerupakan bangsa pelaut

    2. Kerajaan Maritim Indonesia

    Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya di Palembang menjalin hubungan perdagangan dan agama dengan Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan hindu dan budha telah tumbuh pada awal abad 7 Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam serta berbagai kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah semasa era penjelajahan samudra.

    Ø Kerajaan Sriwijaya

    Sriwijaya adalah suatu kerajaan Maritim yang kuat di pulau Sumatra dan banyak memberi pengaruh di Nusantara terutama masalah Maritim. Kekuasaan Kerajaan Sriwijaya membentang dari Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga ke Kamboja, Thailand dan Semenanjung Malaya.

    Ø Kerajaan Majapahit

    Kerajaan Majapahit adalah kerajaan terkaya dan  mempunyai jumlah perahu dan kapal terbesar di dunia. Namun juga merujuk kitab-kitab “musuh Majapahit” misalnya Kidung Sundayana, Hikayat Banjar, Hikayat Raja-raja Pasai, Sejarah Melayu, Hikayat Hang Tuah dan sebagainya

    Ø Kerajaaan Gowa

    Kerajaan Gowa adalah salahsatu kerajaan yang terkenal di Sulawesi Selatan .

    Kerajaan Gowa menjadi kerajaan Islam berkat dakwah dari Datuk ri Bandang  dan Sulaeman  dari Minangkabau,  pada (1605).

    Kerajaan Gowa dan Tallo akhirnya dapat menguasai  kerajaan lainnya. Dua kerajaan itu lazim disebut Kerajaan Makassar. Makassar tumbuh menjadi pelabuhan yang ramai karena letaknya di tengah- tengah  antara  Maluku, Jawa, Kalimantan,  Sumatra,  dan Malaka.

    3. Kejayaan Kerajaan Maritim Nusantara

    Wilayah nusantara Indonesia mengalami kejayaan pada masa kerajaan Sriwijaya, Majapahit hingga Demak, Nusantara adalah negara besar yang disegani di kawasan Asia, maupun di seluruh dunia. Sebagai kerajaan maritim yang kuat di Asia Tenggara, Sriwijaya (683-1030 M) telah mendasarkan politik kerajaannya pada penguasaan alur pelayaran dan jalur perdagangan serta menguasai wilayah-wilayah strategis yang digunakan sebagai pangkalan kekuatan lautnya.

    Ketangguhan maritim kita juga ditunjukkan oleh Singasari di bawah pemerintahan Kertanegara pada abad ke-13. Dengan kekuatan armada laut yang tidak ada tandingannya, pada tahun 1275 Kertanegara mengirimkan ekspedisi bahari ke Kerajaan Melayu dan Campa untuk menjalin persahabatan agar bersama-sama dapat menghambat gerak maju Kerajaan Mongol ke Asia Tenggara.

    Puncak kejayaan maritim nusantara terjadi pada masa Kerajaan Majapahit (1293-1478).

    4.  Bukti – bukti kebesaran Budaya Maritim Indonesia

    Arkeologi maritim menemukan banyak bangkai kapal di bawah laut negeri ini, dengan tahun pembuatan mulai dari abad 7 SM, memiliki teknologi pembuatan yang belum ada duanya di dunia.Catatan-catatan dari para penjelajah, geographer, atau sejarawan berbagai belahan dunia (Mesir, Yunani, China), menggambarkan tentang penjelajahan pelaut-pelaut Nusantara, dengan kapal, hasil bumi, dan hasil budaya tinggi, ke berbagai sudut dunia.

    Penemuan artefak-artefak di berbagai belahan dunia, termasuk beberapa tempat di negeri ini (misalnya di gua Pasemah, Sumatera Selatan, gua Made di Jombang, Jawa Timur, lembah Mada di Sulawesi Selatan, Batujaya di Bekasi, atau banyak lokasi lain seperti Timor, Kutai, Maluku, Halmahera) mengindikasikan bukan hanya terjadi perlintasan antar bangsa, tapi juga kebudayaan advance yang telah dicapai.Penyebaran bahasa yang mencakup setengah dunia, dan mengikutsertakan lebih dari 400 juta penutur membuktikan keberadaan bangsa-bangsa di Nusantara di atas bumi ini.

    Persenjataan, alat musik, hingga ilmu perbintangan dari berbagai kawasan, sejak dari Afrika, Timur Tengah, India, hingga Polynesia, memperlihatkan bagaimana pengaruh kultural sudah jauh lebih dulu sebelum bangsa asing datang ke negeri ini.

    5. Maritim pada Masa Kolonial

    Sejarah Maritim Indonesia (Masa Kolonial Hindia Belanda)Perdagangan di Asia sudah berawal di masa Portugis dan VOC, bahkan telah ada berabad-abad sebelumnya, baik perdagangan melalui darat (jalan sutra) maupun melalui laut  Dalam masa modern awal itu terjadi interaksi dagang antara para penguasa dan para penjajanya di Nusantara dan organisasi-organisasi dagang besar dari Eropa seperti Estado da India dan East India Company EIC) dari Inggris serta VOC dari Belanda. Banyak bangsa-bangsa yang memasuki Indonesia seperti Portugis, Inggris dan Belanda motivasi bangsa Eropa ke wilayah Nusantara disebabkan oleh faktor seperti Jatuhnya Konstatinopel ke tangan Turki Ottoman yang merupakan pusat rempa-rempah dengan itu mereka mencari sumber rempah-rempah terbaru, lali semangat 3G (Gold, Glory, Gospel), dan perkembangan teknologi dan sistem angin seiring berjalannya waktu Belanda  berhasil berkuasa tunggal di Indonesia dengan itu VOC pun berkuasa di nusantara.

    Seiring berjalannya waktu karena terus merugi VOC tidak sanggup membayar dividen dari saham yang dibeli rakyat.Oleh sebab itu, dari tahun ke tahun perusahaan itu harus berutang kepada negara untuk membayar kewajibannya. Namun tahun 1795 negara mengambil alih seluruh kekayaan VOC sebagai pelunasan utang-utang tersebut.Tahun 1799 VOC dinyatakan failite dan bubar.Harta kekayaan VOC yang tidak bergerak seperti benteng-benteng atau daerah-daerah produksi rempah di Nusantara, diambil alih oleh negara. Itulah asset kerajaan Belanda yang menjadi cikal bakal dari negara lolonial Hindia Belanda yang berdiri sejak tahun 1817. Wilayah yang dimiliki oleh Belanda kurang strategis karena wilayah daratannya kecil dan wilayahnya daratnnya lebih rendah daripada laut maka merekapun bekerja keras dan menjadi cikal bakal semangat kerja dan tuntunan hidup bagi bangsa Belanda khususnya para Pelaut Belanda itu sendiri untuk mengembangkan jiwa bahari karena lewat laut mereka dapat mengembangkan perekonomian negeri mereka sebagai contoh dari semangat kerja mereka yaitu Bangsa Belanda pandai membuat Kapal-kapal Laut yang kokoh dan kuat dalam menjelajahi perairan laut maupun samudera tidak ketinggalan para pelautnya yang sangat tangguh di lautan.

    6. Maritim Pada Era Kemerdekaan

    Indonesia merdeka dan berusaha memanfaatkan keuntungan geografis yang dimilikinya. Posisi silang Indonesia yang diapit oleh samudera Pasifik dan Hindia, serta diapit benua Asia dan Australia, membuat Indonesia memiliki Semangat negara maritim ini dituangkan pendiri Republik Indonesia di dalam Pancasila dan UUD 1945. Pemerintahan Soekarno pun berusaha membuat Indonesia sebagai poros maritim.Banyak perusahaan pelayaran Indonesia pun tumbuh.Salah satunya yakni Jakarta Lloyd yang didirikan oleh beberapa orang TNI dari angkatanlautpada 1950.

    “Jadi sebenarnya konsep poros maritim itu sudah berusaha dibuat sejak zaman Presiden Soekarno,” kata purnawirawan Mayor Jenderal TNI TB Hassanudin saat berbincang dengan metrotvnews.com.

                Pemerintah juga berusaha menutup “lubang” di laut antar pulau dengan memperjuangkan konsep negara kepulauan dengan mengeluarkan deklarasi Juanda. Berdasarkan hukum laut yang berlaku saat itu, batas teritorial diukur dari garis pantai dan menyebabkan ada laut bebas di antara pulau-pulau Indonesia. Indonesia terus mengupayakan konsep negara kepulauan diterima negara lain dan menggunakan patokan pantai terluar sebagai titik ukur batas teritorial. Konsep ini pun disetujui dalam PBB lewat UNCLOS (Konvensi Hukum Laut PBB) 1982 yang diratifikasi dalam UU 17 tahun 1985. Akhirnya luas laut Indonesia bertambah hingga 2,5 kali. Industri maritim Indonesia pun semakin menggeliat.Beberapa perusahaan pelayaran niaga bermunculan dan semakin makmur. Selain menguasai perniagaan di laut Indonesia yang memiliki luas 5,8 juta km2, industri maritim Indonesia juga berhasil menembus pasar dunia. “Para era saya masih berlayar tahun 80an, Indonesia bisa dibilang menguasai ASEAN,” kata Bobby. Kapal berbendera Indonesia pun bisa ditemui  hampir di seluruh pelabuhan negara Asia Tenggara. 

    BAB III

    PENUTUP

          A.    Kesimpulan

    Jadi, tidak bisa dibantahkan lagi bahwa sesungguhnya Indonesia terlahir sebagai Negara maritim. Hal ini terbukti dari berbagai fakta sejarah yang ada, serta bukti kejayaan nenek moyang kita pada masa kerajaan – kerajaan, ditambah dengan peninggalan – peninggalan sejarah yang makin menguatkan fakta tersebut. Namun keadaan maritim Indonesia saat ini justru mengalami kemunduran yang signifikan, dikarenakan visi maritim tida lagi  jelas dan tidak mampunya masyarakat Indonesia melihat potensi dari posisi strategis nusantara.

    Oleh karena itu, sudah sepantasnya jita kembali kapada visi maritim yang dulu seperti diterapkan nenek moyang kita, karena sejatinya Indonesia menyandang predikat “Negara Maritim” atau negara kepulauan. Sehingga dengan mengoptimalkan letak strategis dari Indonesia dan kekayaan sember daya bahari yang  melimpah, maka bukan mustahil jika Indonesia akan menjadi bangsa yang disegani dan diperhitunkan di dunia dalam bidang maritim layaknya dimasa jayanya dulu.

          B.     Saran

    Sebaiknya pemerintah bersama pemimpin – pemimpin lainnya menciptakan persepsi kelautan yang  tepat bagi bangsa Indonesia, yakni laut sebagai tali kehidupan dan masa depan bangsa. Dengan persepsi demikian tersebut dapat memacu kesadaran akan arti penting maritim dalam pembangunan nasional.

    Beberapa fungsi laut yang harusnya menjadi pertimbangan pemerintah dalam menetapkan kebijakan-kebijakan berbasis maritim adalah; laut sebagai media pemersatu bangsa, media perhubungan, media sumberdaya, media pertahanan dan keamanan sebagai negara kepulauan serta media untuk membangun pengaruh ke seluruh dunia, yang tujuan akhirnya tentulah penguasaan laut nasional yang dapat menegakkan harga diri bangsa.

    DAFTAR PUSTAKA


    A. M Djuliati Suroyo, dkk, Sejarah Maritim Indonesia 1 (Semarang : Jeda, 2007) hlm. 206.

    Ziendi Zetiawan, dkk. sejarah-kemaritiman-indonesia (Document.tips)

    http://blogzulkiflirahman.blogspot.co.id/2012/09/makalah-wsbm.html

    https://www.academia.edu/8734640/SEJARAH_KEMARITIMAN_INDONESIA

    http://telusur.metrotvnews.com/read/2015/10/15/441238/riwayat-maritim-indonesia

  • Laporan Praktikum Hasil Pengujian Larutan Dengan Kertas Lakmus

    Laporan Praktikum Hasil Pengujian Larutan Dengan Kertas Lakmus

    Praktikum Hasil Pengujian Larutan Dengan Kertas Lakmus bertujuan untuk memahami cara mengidentifikasi sifat asam atau basa dari suatu larutan menggunakan indikator kertas lakmus. Kertas lakmus merupakan indikator pH sederhana yang dapat menunjukkan sifat suatu larutan berdasarkan perubahan warna yang terjadi. Dalam kegiatan ini, berbagai jenis larutan diuji untuk diamati perubahan warnanya terhadap lakmus merah dan biru, sehingga dapat diketahui apakah larutan tersebut bersifat asam, basa, atau netral.

    Hasil Pengujian Larutan Dengan Kertas Lakmus

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Asam basa sudah dikenal zaman dahulu, istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka. seperti diketahui, zat utama dalam cuka adalah asam asetat. istilah basa (alkali) berasal dari bahasa arab yang berarti abu. juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan.

    Sejak berabad-abad yang lalu, para pakar mendefinisikan asam dn basa berdasarkan sifat larutannya. larutan asam mempunyai rasa asam dan bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain). sadangkan larutan basa berasa agak pahit dan bersifat kaustik (licin dan  seperti bersabun). namum demikian, kita tidak dianjurkan untuk mengenali asam dan basa dengan cara dicicipi, hal ini bisa berbahaya. kita dapat menggunakan indikator asam basa untuk mengenali asam basa. misalnya lakmus biru dan lakmus merah. larutan asam mengubah lakmus biru menjadi merah, sedangkan larutan basa mengubah lakmus merah menjadi biru. sedangkan larutan yang tidak mengubah lakmus, baik lakmus merah maupun lakmus biru disebut larutan netral (tidak asam dan tidak basa).

    Larutan elektrolit tidak bereaksi dengan kertas lakmus, dengan kata lain larutan elektrolit bersifat netral. semestara itu, larutan elektrolit ada yng bersifat asam, basa atau bersifat netral.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa yang dimaksud dengan asam dan basa?
    2. Larutan apa saja yang tergolong kedalam larutan asam, larutan basa dan larutan netral?
    3. Bagaimana caranya agar kita dapat membedakan larutan asam, basa dan netral?
    4. Bagaimana proses reaksi antara larutan asam dn basa sehingga sangat berperan penting dalm kehidupan sehari-hari?
    5. Apa yang terjadi apabila asam dan basa bertemu dan bagaimana jika direaksikan dengan air?

    Bab II. Kajian Pustaka

    A. Teori Asam Basa

    I. Teori asam basa arrhenius (1984)

    Ahli kimia swedia, Svante Arrhenius. mendefinisikan asam sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidrogen (H+) jika dilarutkan dalam air. beberapa senyawa yang asam akan menunjukan sifat asam jika sudah dilarutkan kedalam air. salah satu contohnya adalah gas hidrogen klorida. jika gas HCl dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion hidrogen (H+) sehingga larutan HCl yang terbentuk dikatakan bersifat asam.

    Basa oleh arrhenius didefinisikan sebagai senyawa yang menghasilkan hidroksida (OH) jika dilarutkan dalam air. pada umumnya, senyawa yang disebut sebagai basa merupakan senyawa ionik yang mengandung gugus hidroksida. adapun senyawa yang bersifat basa meskipun bukan senyawa ion dan tidak mengandung ion hidroksida.

    Larutan asam dan basa merupakan larutan elektrolit. didalam air, mereka akan terionisasi (terurai) menjadi ion-ionnya sehingga asam dan basa dalam larutannya dapat menghantarkan arus listrik. sifat elektrolit asam maupun basa benda-benda bergantung dari kemampuan ionisasinya.

    II. Teori asam basa Brousted lowry (1923)

    Teori asam basa yang dikemukakan oleh arrhenius dibatasi untuk larutan dalam air. menurut ahli kimia denmark J.N. Bronsted dan ahli kimia inggris I.M. lowry secara terpisah memberikan difinisi baru tentang asan dan basa yang berkaitan dengan transfer proton. definisi ini selanjutnya dikenal sebagai asam basa bronsted lowry.

    Menurut Bronstsd lowry, asam adalah molekul atau ion yang memberikan proton (donor proton) yaitu H+. sedangkan basa adalah molekul atau ion yang menerima proton (akseptor proton).

    Jadi, dalam teori asam basa bronsted lowry, ion hidrogen dipindahkan dari asam ke basa. asam dan basa saling membentuk pasangan dengan kation atau anion yang dihasilkannya. dan dikatakn sebagai pasangan asam basa konjungsi.

    III. Teori asam basa lewis (1923)

    Dalam teori asam basa bronsted lowry, melibatkan adanya tranfer proton dari asam ke basa. padahal ada reaksi tertentu yang tidak melibatkan transfer proton. untuk mengatasi keterbatasan teori bronsted lowry, ahli kimia amerika bernama Gibert N. lewis mengemukakan teori asam basa yang lebih luas. menurut lewis, asam adalah senyawa yang dapat menerima pasangan elektron dan basa adalah senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron.

    Teori asam basa lewis dapt digunakn untuk menjelaskan reaksi-reaksi dari senyawa yang tidak memiliki hidrogen maupun ion hidrokrida.

    B. Konsep Asam Basa

    Dari ketiga teori yang telah dikemukakan oleh beberapa para ahli tentang pengertian asam dan basa, sehingga dapat diketahui bahwa asam adalah senyawa yang menghasilkan ion hidrogen atau yang memberikan proton (ion H+). sedangkan basa adalah senyawa yang menghasilkan ion hidroksda (OH) atau ion yang menerima proton atau yang dapat memberikan pasangan elektron.

    Dari semua teori yang telah dijelaskan, banyak kedapat kekurangan dan kelebihan tetapi. dari ke-3 teori diatas, dapat diketahui ciri khas asam basa yaitu asam selalu mengandung ioh HT+. sedangkan, basa adalah mengandung ion hidroksida (OH)

    C. Contoh Asam-Basa

    a.  berdasarkan teori asam basa arrhenius

    contoh ;

    asam klorida (HCL) dan asam sulfat (H2SO4) dalam air mengion sebagai berikut :

    HCL caqI → H+caqI + CLcaqI

    H2SO4caqI → 2H+caqI + SO4 2– cagI

    Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut velensi asam sedangkan ion negatif yang terbantuk dri asam setelah melepas ion H+ disebut ion siwa asam.

    2. Basa Arrhenius adalah hidroksida logam (MgCOH) yang dalam air terurai sebaga berikut :

    Mg (OH)2 caqI → Mg2+ caqI + 2 OHcaqI

    Jumlah ion Oh- yang dapat dipisahkan oleh suatu molekul basa disebut basa valensi.

    b.             Berdasarkan teori asam basa Bronsted lowry.

    contoh ;

    Reaksi antara gas Hcl dan gas Nh3 yang menghasilkan kristal ammonium klorida (NH4Cl)

    Hcl (g) + NH3 (9) ↔ Nh4Cl(s)

    c. Berdasarkan teori asam basa Lewis

    contoh ;

    Dari reaksi ditas antara H+ dengan NH3, Nh3 memberikan pasangan elektron pada H+ sehingga NH3 merupakan basa lewis

    2.4.       Kekuatan Asam Dan Basa

    Kekuatan suatu asam basa dapat diketahui melalui percobaan dengan menggunakan kertas lakmus merah  maupun biru, dan juga dapat diketahui dengan pencampuran berupa air kedalam larutan asam dan basa.

    a.  Asam kuat dan asam lemah

    • Asam kuat dapat diketahui apabila kertas lakmus biru berubah warna menjadi warna merah apabila ditetesi larutan asam. hal ini disebabkan karena asam terionisasi seluruhnya. apabila dicampur ke dalam air.
    • Asam lemah dapat diketahui apabila kertas lakmus biru berubah warnanya menjadi warna merah agak muda. apabila ditetesi larutan asam. dikatakan asam lemah karen ion-ionnya hanya terionisasi sebagian.

    b. Basa kuat dan basa lemah

    • Basa kuat dapat diketahui apabila kertas lakmus merah menjadi warna biru, dan juga dikatakan basa kuat karena ion-ionya terionisasi seluruhnya.
    • Basa lemah dapat diketahui apabila kertas lakmus merah menjadi warna biru agak muda, dan juga dapat disebabkan karena io-ionnya hanya terionisasi sebagian.

    E. Hubungan Asam Basa Dengan Daya Hantar Listrik

    Hubungan asam basa dapat dihubungkan dengan daya hantar listrik, hal ini disebabkan karena :

    • Asam dan basa kuat yaitu asam dan basa yang dalam air seluruh molekulnya terurai menjadi ion-ionnya. hal ini menyebabkan bahwa larutan asam dan larutan basa kuat dapat menghantarkan listrik.
    • Asam basa lemah yaitu asam bsa yang dlm air seluruh ionnya terferionisasi hanya sebagian, dan tidak mengantarkan listrik. ada juga yang menghantarkan listrik tetapi hany nyl redup.

    F. Daftar Ionisasi

    1.             Asam cuka (asam asetat)

    CH3COOH(ag) ↔ H+(ag) + CH3COO (ag)

    2.             Garam (natrium klorida)

    NaCl (ag)   → Na+ (ag) + CL-(ag)

    3.             Sabun (natrium hdroksida)

    NaOH (ag) → Na+(ag) + OH_ (ag)

    4.             Gula

    C6 H12O6  →

    5.             Vitamin C (asam askorbat)

    H2C6H6O6   →

    6.             Alkohol (etanol)

    CH4 → CH3-OH

    7.             Aki (asam sulfat )

    H2SO4(ag) → SO3 (ag) + H2(L)

    8.             Sprite / minuman soda (asam karbonat)

    H2CO4 → CO3 + H20

    9.             Buah jeruk (asam sitrat)

    C6H8O7  →  6CHO + H2O

    10.         Air got (pencemaran manusia) / asam klorida

    HCL  →  H+  +  CL+

    11.         Kapur (kalsium triklorida)

    CaCO3 → 3Ca+  +  CO3-

    Bab III. Metode Praktikum

    A. Alat Dan Bahan

    a.  Alat

    • Pipet  tetes
    • Gelas ukur
    • Pelat tetes
    • Gunting / pisau
    • Tissue

    b. Bahan

    • Kertas lakmus merah dan biru
    • Air kapur biasa
    • Air kapur sirih
    • Air jeruk nipis
    • Air jeruk manis
    • Vitamin c
    • Air aki
    • Air sabun cuci
    • Air sabun mandi
    • Cuk
    • Alkohol
    • Air murni / agua
    • Gula
    • Air got
    • Sprite
    • Air abu
    • Air sumur
    • Deterjen

    1.5.       Prosedur Kerja

    1. Gunting masing-masing kertas lakmus merah dan biru ½ cm
    2. Ambil air kpur dengan pipet tetes dan masukan kedlam pelat tetes.
    3. Celupkan potongan kertas lakmus merah dan biru kedalam air kapur tersebut, dan amati perubahan warna kertas lakmus yang terjadi.
    4. Ulangi cara kerja tersebut dengan menggunakan larutan lain, dn nyatkan apakah larutan bersifat asam, basa dan netral.

    Bab III. Hasil Pengamatan

    A. Data Hasil Pengamatan

    Perubahan warnaSifat larutan
    LarutanLMLBAsamBasaNetral
    Air kapur biasaBiruTetap
    Air kapur sirihBiruTetap
    Jeruk nipisTetapMerah
    Jeruk manisTetapMerah
    Vitamin CTetapMerah
    Air sabun cuciBiruTetap
    Air sabun mandiBiruTetap
    Air akiTetapMerah
    CukaTetapMerah
    AlkoholTetapTetap
    GaramTetapTetap
    GulaTetapTetap
    AquaTetapTetap
    Air gotTetapTetap
    SpriteTetapMerah
    Air abuBiruTetap
    Air sumurTetapTetap
    DetergenBiruTetap

    3.2.       Analisis Data

    Dari data hasil pengamatan diatas, dapat dianalisis dan dikelompokan menjadi larutan asam, basa dan netral.

    1. Larutan asam

    • Jeruk Nipis
    • Jeruk Manis
    • Vitamin C
    • Air Aki
    • Cuka
    • Sprite

    Dari ke -6 larutan diatas, dikelompokan menjadi asam, baik asam kuat maupun asam lemah. digolongkan menjadi asam dikarenakan larutan-larutan tersebut dapat memerahkan kertas lakmus biru.

    2. Larutan basa

    • Air Kapur Biasa
    • Air Kapur Sirih
    • Air Sabun Cuci
    • Air Sabun Mandi
    • Air Abu
    • Deterjen

    Dari ke-6 larutan diatas, dapat dikelompokan manjadi larutan basa. karena dapat membirukan kertas lakmus merah, baik basa kuat maupun basa lemah.

    3. Larutan netral

    • Alkohol
    • Garam
    • Air Got
    • Gula
    • Aqua/Air Murni

    Dari ke-5 larutan diatas, dapat dikelompokan menjadi larutan yang bersifat netral artinya tidak bersifat basa maupun asam dan juga tidak merubah warna kertas lakmus.

    Bab IV. Pembahasan

    Svante A. Arrhenius mengidentifikasi asam sebagai zat yang dapat menghasilkan ion hidrogen (H+) bila dilarutkan dalam air. sedangkan basa dpat menghasilkan ion hidroksida (OH). dengan demikian, teori arrhenius hanya berlaku pada larutan dengan pelarut air.

    Larutan asam dan basa merupakan larutan elektrolit, didalam air mereka terionisasi menjadi ion-ionnya sehingga asam dan basa dalam larutannya dapat menghantarkan listrik. sifat elektrolit asam maupun basa berbeda-beda tergantung dari kemampun ionisasinya.

    Dari hasil praktek yang kami lakukan, dapat diketahui bahwa ada larutan yang bersifat basa, asam dn netral. larutan yang bersifat asam akan memerahkan kertas lakmus biru dan larutan yang bersifat basa akan membirukan kertas lakmus berwarna merah. sedangkan larutan netral tidak akan merubah warna kertas lakmus.

    Berdasarkan kemampuan ionisasinya dalam larutan, asam dapat dibedakan menjadi asam kuat dan basa kuat, artinya apabila asam dan basa kuat bila dilarutkan kedalam ir, maka ion-ionnya akan teruri sempurna. seperti contahnya :

    Hcl (ag) → H+(ag)  +  Cl(ag)

    Sebaliknya, asam lemah maupun basa lemah hanya terionisasi sebagian di dalam larutannya. reaksi ionisasi asam lemah dan basa lemah merupakan reaksi kesetimbangan. jadi, jika asam/basa lemah dilarutkan dalam air hanya sebagian yang terurai menjadi ion-ionnya. sebagian lagi kembali membentuk molekul netral.

    Ada pula senyawa yang bersifat basa meskipun bukan senyawa ion dan tidak mengandung ion hidroksida (OH). contohnya NH3 senyawa ini jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH sehingga termasuk senyawa basa.

    Bab V. Penutup

    A. Kesimpulan

    Dari hasil praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa :

    •  Larutan asam dan basa sangat berperan penting dalam kehidupan kita.
    • Asam selalu mengandung ion H+
    • Basa selalu mengandung ion OH
    • Asam dapat memerahkan kertas lakmus biru, basa dapat membirukan kertas lakmus merah.
    • Asam dan basa kuat menghantarkan arus listrik, karena molekulnya terionisasi sempurna.
    • Asam dan basa lemah termasuk elektrolit lemah karena molekulnya hanya terionisasi sebagian.

    B. Saran

    Praktikum yang kami lakukan sangat bermanfaat bagi pengetahuan alam pikiran kita. juga dapat meningkatkan motivasi belajar kita karena kita sudah dapt membuktikan teori yang kita pelajari, walaupun fasilitas yang ada kurang memadai, tetapi kami harap agar kegiatan praktikum seperti ini akan terus berjalan demi membangun siswa-siswa yang berkreasi dan dapat berfikir kritis.

    DAFTAR PUSTAKA

    –                 Suwarji. Dkk. Panduan Pembelajaran Kimia XI Untuk SMA/MA. Jakarta : CV. Karya Mandiri Nusantara. 2007.

    –                 Karyadi. Benny. Kimia 2 Untuk SMU Kelas 2. Maluku : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 1997

    –                 Purba. Michael. Kimia Untuk SMA Kelas XI 2b. Erlangga.

    –                 Setyawati. Anifah. Arifatun. Kimia Mengkaji Fenomena Alam. Klaten. Cempaka Putih. 2007

    –                 Purba. Michael. Kimia 2000. Jakarta. Erlangga. 2003

    –                 Harnando. Ari. Ekspresi Eksis Berprestasi Kimia-IPA. Surakarta. Putri Mendiri.

  • Makalah Konsep Dasar Uang

    Konsep Dasar Uang

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Uang merupakan alat pembayaran yang dilakukan oleh semua kalangan didunia, tanpa uang kita tidak dapat membeli sesuatu. Sebelum adanya uang transaksi yang dilakukan adalah barter atau menukar barang sesuai dengan jumlah barang yang dibutuhkan. Uang memang sangat penting dimana pun, sehingga tanpa uang kita tidak bisa melakukan transaksi jual beli, bahkan ada pepatah yang mengatakan “Ada uang, ada barang” maksudnya dari pepatah ini memang sangat tepat.

    Keberadaan uang menyediakan alternatif transaksi yang lebih mudah daripada barter yang lebih kompleks, tidak efisien, dan kurang cocok digunakan dalam sistem ekonomi modern karena membutuhkan orang yang memiliki keinginan yang sama untuk melakukan pertukaran dan juga kesulitan dalam penentuan nilai. Efisiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktifitas dan kemakmuran.

    Berdasarkan hal diatas, maka dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “Konsep Dasar Uang.”

    B. Rumusan Masalah

    Bagaimana Konsep Uang Berperan Sebagai Alat Tukar yang Sah?

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengertian Uang

    Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu berupa benda apa saja yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Sedangkan uang dalam ilmu ekonomi modern, didefinisikan beberapa ahli sebagai berikut:

    1. AC Pigou; dalam bukunya The Veil of Money, yang dimaksud uang adalah alat tukar.
    2. DH Robertson; dalam bukunya Money, ia mengatakan bahwa uang adalah sesuatu yang bisa diterima dalam pembayaran untuk mendapatkan barang-barang.
    3. RG Thomas; dalam bukunya Our Modern Banking, menjelaskan uang adalah sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barang-barang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang.

    B. Arti Penting Uang dalam perekonomian

    Arti Penting Uang dalam perekonomian dibagi atas :

    1.    Arti penting uang dalam produksi

    Produsen memproduksi dan menjual barang/jasanya sehingga menerima keuntungan dalam bentuk uang pada investasi kapitalnya. Bila keuntungan diperoleh dengan mudah, misal pada masa makmur, jumlah uang yang ditanamkan pada pabrik-pabrik dan peralatan baru meningkat. Investasi ini menguntungkan bagi masyarakat karena adanya aliran barang-barang dan jasa- jasa di pasar yang semakin meningkat.

    2.    Arti penting uang dalam pertukaran dan konsumsi

    Uang diterima umum dan digunakan secara luas dalam pertukaran merangsang aliran barang-barang dari produsen ke konsumen. Pendapatan konsumen dalam bentuk : upah,gaji,sataupun sewa, memudahkan mereka untuk memenuhi keinginannya dengan menukarkan uang tersebut dengan barang-barang dan jasa- jasa. Kelancaran daripada sistem pertukaran uang ini meningkatkan standar hidup masyarakat sebagaimana dengan meningkatnya produksi dan selanjutnya dipasarkannya untuk ditukarkan dengan uang.

    3.    Arti penting uang pada masyarakat

    Umumnya masyarakat menggunakan uang untuk membeli barang-barang dan jasa-jasa, dimana ini menjamin kesediaan masyarakat dalam menukarkan uangnya dengan barang-barang dan jasa-jasa. Sehingga setiap orang puas pada pekerjaannya yang sudah sesuai untuk mendapatkan penghasilan dalam bentuk uang. Pembagian spesialisasi (tugas) merupakan cirri khas daripada masyarakat modern yang akan meningkatkan produksi, pertukaran dan kesejahteraan masyarakat.

    C.      Sejarah Perkembangan Uang

    Adapun sejarah uang, yaitu :

    1.    Tahap sebelum barter

    Pada tahap ini masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannya dengan usaha sendiri. Apa yang diperolehnya itulah yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya.

    2.    Tahap barter

    Tahap selanjutnya menghadapkan manusia pada kenyataan bahwa apa yang diproduksi sendiri tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri mereka mencari dari orang yang mau menukarkan barang yang dimilikinya dengan barang lain yang dibutuhkannya. Akibatnya barter, yaitu barang ditukar dengan barang.

    Namun akhirnya dirasakan ada kesulitan-kesulitan dengan sistem ini, di antaranya:

    a.    Kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya.

    b.    Kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya.

    Untuk mengatasinya mulai timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar.

    3.    Tahap uang barang

    Pada masa ini timbul benda-benda yang selalu dipakai dalam pertukaran. Kesulitan yang dialami oleh manusia dalam barter adalah kesulitan mempertemukan orang-orang yangsaling membutuhkan dalam waktu bersamaan. Kesulitan itu telah mendorong manusia untuk menciptakan kemudahan dalam hal pertukaran, dengan menetapkan benda-benda tertentu sebagai alat tukar.

    Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran adalah benda-benda yang diterima oleh umum (generaly accepted). Benda-benda yang dipilih bernilai tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari. Misalnya, garam oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar, maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang. Orang Inggris menyebut upah sebagai salary, yang berasal dari bahasa Latin Salarium yang berarti garam. Orang Romawi membayar upah dengan salarium (garam).

    Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan pertukaran tetap ada diantaranya:

    a.    Nilai yang dipertukarkan belum mempunyai pecahan.

    b.    Banyak jenis uang barang yang beredar dan hanya berlaku di masing-masing daerah.

    a.    Sulit untuk penyimpanan (storage) dan pengangkutan (transportation).

    b.    Mudah hancur atau tidak tahan lama.

    4.    Tahap uang logam

    Tahap selanjutnya adalah tahap uang logam. Logam dipilih sebagai bahan uang karena:

    a.    digemari umum

    b.    tahan lama dan tidak mudah rusak

    c.    memiliki nilai tinggi

    d.   mudah dipindah-pindahkan

    e.    mudah dipecah-pecah dengan tidak mengurangi nilainya

    Bahan yang memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak. Uang yang terbuat dari emas dan perak disebut uang logam. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai Uang Penuh (full bodied money), artinya nilai intrinsik (nilai bahan uang) sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang menempa uang, melebur, dan memakainya dan setiap orang mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam.

    Sejalan dengan perkembangan perekonomian, maka perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam juga berkembang. Sedangkan jumlah logam muliaterbatas. Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar (sulit dalam hal penyimpanan dan pengangkutan). Sehingga terciptalah uang kertas.

    5.    Tahap uang kertas

    Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti kepemilikan emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin 100% dengan emas atau perak yang disimpan di pande emas atau perak dan sewaktu-waktu dapat ditukarkan penuh dengan jaminannya.

    Selanjutnya masyarakat tidak lagi menggunakan emas – secara langsung – sebagai alat pertukaran. Sebagai gantinya mereka menjadikan kertas bukti tersebut sebagai alat tukar.

    Desa Jachymod di Ceko, Eropa Timur, dianggap sebagai wilayah pertama yang menggunakan mata uang yang diberi nama dollar, yang merupakan mata uang yang paling populer di abad modern.. Mulanya disebut Taler, kemudian orang Italia mengejanya Tallero, lidah Belanda menuturkan daler, Hawai dala, dalam dialek Inggris diungkapkan sebagai dollar. Embrio dollar dibuat dari bahan baku perak dan emas dalam bentuk koin.

    Pada mulanya, taler sendiri adalah sebutan mata uang yang berkembang di daratan benua Eropa sejak abad ke-16 yang jenisnya lebih dari 1500. namun dalam peradaban modern, masing-masing bangsa atau negara menciptakan sebutan tersendiri bagi mata uangnya untuk menunjukkan statusnya yang independen.

    D.      Fungsi Uang

    1.    Fungsi Asli

    a.    Sebagai alat tukar (medium of change)

    Dengan uang orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

    b.    Sebagai satuan hitung (unit of account)

    Uang dipakai untuk menunjukkan nilai berbagai macam barang dan jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa. Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran.

    c.    Sebagai penyimpan nilai (store of value)

    Dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang.

    2.    Fungsi Turunan

    a.    Sebagai alat pembayaran

    b.    Untuk menentukan harga

    c.    Sebagai alat pembayaran hutang

    d.   Sebagai alat penimbun kekayaan

    e.    Sebagai alat pemindahan kekayaan (modal)

    f.     Sebagai alat untuk meningkatkan status social

    E.       Ciri-ciri dan Syarat-syarat Uang

    1.    Dapat Diterima Umum dan Nilainya Stabil (Acceptability)

    Agar suatu barang dapat berfungsi sebagai uang, maka alat tersebut harus dapat diterima oleh individu dan pihak pihak atau kelompok yang terlibat dalam transaksi dalam system pertukaran tersebut. Penerimaan tersebut dapat berupa ditetapkan nya dalam undang undang tentang peredaran uang nominal dan seri tertentu oleh otoritas moneter bank central serta diumumkan ke public. dan dijaga nilai baik secara fisik maupun nilai tukar nya.

    2.    Mudah Dibawa dan Ditukarkan (Portability)

    Kemana pun kita pergi tidak lupa membawa uang oleh sebab itu uang harus dibentuk sekian rupa sehingga dapat dibawa dan dapat mudah untuk melakukan transaksi, dalam hal ini uang kertas yang diciptakan sebagai media tukar sangat mendukung dan cocok untuk maksud tersebut baik dalam transaksi besar maupun transaksi kecil (dalam perekonomian modern seperti sekarang malahan uang kertas telah pula digeser oleh uang giral dan uang plastic atau kartu kredit yang lebih memberi kepraktisan dalam transaks).

    3.    Tahan Lama Awet dan Tidak Mudah Ditiru (Durability)

    Uang logam atau kertas harus tahan terhadap aapapun sehingga dapat bertahan lama, dalam tindak kriminal uang kertas menjadi sasaran tepat untuk meniru atau memperbanyak uang karena gambar ataupun warnanya dapat ditiru dengan mudah namun uang logam tidak dapat ditiru sehingga para kriminal hanya meniru uang kertas saja. Dengan sendirinya untuk menghindari kemungkinan tersebut uang harus dicetak dengan diberi kode kode tertentu dan dibuat dari bahan khusus yang sulit untuk ditiru.

    4.    Dapat di Bagi dalam Unit yang Lebih Kecil (Devisibility)

    Karena uang dibuat untuk mampu berfungsi sebagai alat pertukaran dalam unit besar maupun kecil maka uang tersebut juga harus dapat dibagi bagi dalam kelipatan nominal besar dan kecil misalnya Rp 100, Rp1000, Rp 10.000 Rp 50 000 Rp 100.000 dan sebagainya.

    5.    Jumlah ya Mencukupi untuk Transaksi (Elasticity of suplay)

    Jumlah uang yang beredar harus mencukupi kebutuhan dunia usaha/perekonomian agar pertukaran tidak macet, sehingga otoritas moneter bank central sebagai pencipta uang tunggal harus mampu melihat perkembangan perekonomian jumlah barang jasa yang dipertukarkan dan menyediakan jumlah uang yang cukup untuk diedarkan bagi perkembangan perekonomian tersebut.[3]

    6.    Memiliki nilai yang cenderung stabil (stability of value)

    7.    Kualitasnya cenderung sama (uniformity)

    8.    Jumlahnya terbatas dan tidak mudah dipalsukan (scarcity)[4]

    F.       Jenis-jenis Uang

    1.    Berdasarkan Bahan (material)

    a.    Uang Logam (uang emas, perak, perunggu)

    b.    Uang Kertas (uang kartal (currencies) dan

    c.    Uang giral (deposit money)

    2.    Berdasarkan Nilainya

    a.    Uang bernilai penuh (full bodied money)

    Nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain, nilai nominal = nilai instrinsik. Jika uang tersebut terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.

    b.    Uang yang nilai terkandungnya (intrinsik) sama dengan nilai nominalnya.

    c.    Uang yang tidak bernilai penuh (representative full bodied money).

    Uang ini terbuat dari kertas, dengan demikian nilainya sebagai barang tidak ada (nol). Uang jenis ini hanya mewakili (represent) dari sejumlah barang/logam di mana nilai logam sebagai barang sama dengan nilainya sebagai uang. Misal: surat emas (gold certificate) yang beredar di AS sebelum ditarik pada tahun 1933.

    d.   Token money uang yang bertanda, artinya uang yang nilai intrinsiknya lebih  kecil daripada nilai nominalnya.

    3.    Berdasarkan Lembaga/Badan Pembuatnya

    a.    Uang Kartal (uang yang dicetak/dibuat dan diedarkan oleh Bank Sentral).

    Uang kartal artinya uang yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari sebagai alat bayar. Uang kartal ada yang berbentuk logam dan ada yang berbentuk kertas yang benar-benar beredar dari tangan ke tangan sebagai alat pembayaran dalam masyarakat.

    b.    Uang Giral (uang yang dibuat dan diedarkan (diinovasi)
    oleh bank-bank Umum (komersial) dalam bentuk Demand Deposit (Check) ) untuk memudahkan transaksi.

    Uang giral disebut juga demand deposit artinya saldo rekening koran yang ada di Bank dan sewaktu-waktu dapat digunakan. Uang giral merupakan uang yang sah secara ekonomi tetapi secara hukum tidak, artinya hanya berlaku pada kalangan tertentu saja sehingga orang yang menolak pembayaran dengan uang giral contohnya cek tidak dapat dituntut. Untuk mengambil uang giral dapat digunakan cek atau giro.

    4.    Berdasarkan Kawasan/Daerah.

    a.    Uang Domestik (uang yang berlakunya hanya di suatu negara tertentu, diluar Negara tersebut mungkint tidak berlaku).

    b.    Uang Internasional (uang yang berlaku tidak hanya pada suatu negara tetapi mungkin diakui dan berlaku di seluruh dunia).[5]

    5.    Berdasarkan tingkat likuiditasnya terbagi atas:

    a.    M1 adalah uang kertas dan logam ditambah simpanan dalam bentuk rekening koran (demand deposit).

    b.    M2 adalah M1 + tabungan + deposito berjangka (time deposit) pada bank-bank umum.

    c.    M3 adalah M2 + tabungan + deposito berjangka pada lembaga-lembaga tabungan nonbank.[6]

    G.      Alasan Masyarakat Memegang Uang

    Menurut Keynes menyatakan bahwa masyarakat memegang uang untuk memenuhi 3 (tiga) keinginan yaitu :

    1.    Membayar pembelian – pembelian yang akan mereka lakukan (transaction motive).

    2.    Menghadapi kesusahan yang mungkin timbul di masa akan dating (precautionary motive ).

    3.    Digunakan dalam kegiatan spekulasi (speculative motive).

    Permintaan uang tujuan spekulasi, menurut Keynes ditentukan oleh tingkat bunga. Semakin tinggi tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat akan uang kas untuk motif spekulasi. Alasaanya yaitu :

    a.    Apabila tingkat bunga naik, berarti ongkos memegang uang kas makin besar begitu juga sebaliknya terjadi.

    b.    Masyarakat menganggap akan adanya tingkat bunga normal berdasarkan pengalaman, trutama pengalaman tingkat bunga yang baru terjadi. Tingkat bunga normal artinya suatu tingkat bunga yang diharapkan akan kembali ke tingkat bunga normal manakala terjadi perubahan.

    Apabila tingkat bunga yang berlaku dibawah atau lebih rendah dari pada tingkat bunga normal, meraka akan mengkirakan naik lagi ke tingkat bunga normal. Demikian juga sebaliknya.[7]

    H.      Arti Penting Standar Uang

    Standar moneter diartikan sebagai sistem moneter yang didasarkan atas standar nilai uang, termasuk didalamnya peraturan tentang ciri-ciri/sifat-sifat dari uang, pengaturan tentang jumlah uang yang beredar (baik logam ataupun kertas), ekspor-impor logam-logam mulia serta fasilitas bank dalam hubungannya dengan ekspansi demand deposit.[8]

    I.         Macam-macam Standar Moneter

    Standar Moneter pada hakekatnya bisa dikategorikan menjadi 2 golongan yaitu :[9]

    1.    Standar barang (Commodity standard).

    Adalah sistem moneter di mana nilai uang dijamin atau didasarkan pada seberat tertentu barang. Contoh : emas dan perak. Diartikan sebagai system moneter dimana nilai/tenaga beli uang dijamin sama dengan seberat tertentu barang (emas, perak, dan seterusnya). Setiap nilai uang yang beredar dijamin dengan seberat tertentu barang yang ditentukan oleh Pemerintah. Standar barang ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    a.    Standard Tunggal (Mono Methalism Standard)

    Adalah sistem moneter di mana nilai uangnya didasarkan pada sejenis nilai logam. Contoh : emas atau perak.

    b.    Standard Kembar (Bimethalism Standard

    Adalah sistem moneter di mana nilai uangnya di dasarkan atas dua jenis logam. Contoh : emas dan perak.

    2.    Standar Kepercayaan (Fiat Standard)

    Adalah sistem moneter dimana nilai uangnya tidak dijamin dengan seberat tertentu barang (logam). Diartikan sebagai system moneter nilai/tenaga beli uang tidak dijamin dengan seberat tertentu barang (logam). Hanya atas dasar kepercayaan masyarakat mau menerima uang tersebut sebagai alat pembayaran yang sah serta sebagai alat penukar dan sebagainya.

    J.        Standar Emas (The Gold Standard)

    Adalah nilai uangnyadidasarkan atas nilai emas.Standar emas didefinisikan sebagai suatu system moneter dimana sesuatu bangsamengucapkan (menyatakan) kesatuan moneternya dengan emas, bebas menjual-belikan emas dengan harga yang pasti dan mengijinkan orang-orang untuk mengimpor dan mengekspor emas tanpa batas.

    Adapun kebaikan dari standar emas, yaitu :

    a.    Acceptability

    b.    a Check on Inflation and Deflation

    c.    Automatic Limitation on Medium of Exchange

    d.   Basis of an international money system

    e.    Stimulus to International Investment and trade

    f.     Uniform International Price Sistem

    Sedangkan keburukan dari standar emas yaitu :

    a.    Kepercayaan terhadap uang timbul hanya bila kepercayaan itu diperlukan.

    b.    Jika standar emas ditinggalkan, berarti tidak ada lagi pembatasan secara otomatis pada penawaran uang dan deposito.

    c.    Standar emas tidak otomatis seperti yang kita tuntut ataupun kita percayai.

    d.   Pengumpulan cadangan emas tanpa memandang perkembangan kegiatan usaha yang bersangkutan meletakkan dasar (landasan) kerja untuk spekulasi dan akibatnya, nilai uang akan jatuh.

    e.    Selama standar emas tetap pada setiap satu-satuan moneter menjamin stabilitas pertukaran/ perdagangan luar negeri tetapi tidak menjamin keseimbangan harga didalam negeri.[10]

    K.      Standard Emas Penuh (Full Gold Standard)

    Adalah sistem moneter di mana uang emas sepenuhnya beredar pada masyarakat. Adapun persyaratan standard emas penuh, meliputi : [11]

    1.    Nilai satu-satuan uang dikaitkan dengan seberat tertentu emas dan yang beredar uang emas. Misalnya : 1US$ = 23,22 gram emas murni

    2.    Pemerintah bersedia melebur dan menempa

    3.    Adanya hubungan yang tetap antara satuan moneter dengan sejumlah tertentu emas

    4.    Adanya kebebasan pengelolaan emas

    L.       Standard Inti Emas (Gold Bullion Standard)

    Adalah sistem moneter di mana persediaan emas yang ada dalam negeri dijadikan sebagai cadangan untuk pembayaran ke luar negeri dan sebagai jaminan uang kertas yang dikeluarkan.

    Persyaratan standard inti emas :

    1.    Masyarakat tidak mempunyai hak lagi untuk menempa mata uang emas.

    2.    Selalu dipelihara perbandingan antara nilai satuan uang dengan seberat tertentu emas.

    3.    Bank sentral bersedia untuk membeli dan menjual  emas  dengan harga sesuai undang-undang.

    4.    Mata uang emas masih beredar dalam masyarakat tetapi jumlahnya lebih kecil.[12]

    M.     Standard Wissel Emas (Gold Exchange Standard)

    Adalah sistem moneter di mana uang emas sudah tidak beredar lagi di masyarakat dan diganti dengan uang kertas tetapi nilai satu-satuan uang tetap dijamin dengan seberat tertentu emas.

    Persyaratan standard wissel emas :

    1.    Selalu dipelihara perbandingan antara nilai satuan uang dengan seberat tertentu emas.

    2.    Bank sentral tidak lagi membeli dan menjual  emas.

    3.    Mata uang emas masih tidak beredar dalam masyarakat tetapi diganti uang kertas.

    4.    Emas disimpan oleh Bank Sentral sebagai jaminan uang beredar, investasi di luar negeri dan disimpan di bank-bank luar negeri, dan emas dapat ditukar dengan valuta asing.[13]

    N.      Standard Kembar

    Adalah sistem moneter di  mana nilai uangnyadidasarkan dua jenis logam yaitu emas dan perak.

    Persyaratan standard kembar :

    a.    Nilai satu-satuan uang dikaitkan dengan dua jenis logam dengan perbandingan antar satu dengan lainnya ditetapkan berdasarkan undang-undang.

    b.    Pemerintah bersedia membeli dan menjual emas dan perak dengan harga yang ditetapkan undang-undang.

    c.    Segala bentuk uang kertas dapat ditukarkan ke dalam bentuk uang logam.

    d.   Uang emas dan perak dinyatakan sebagai alat pembayaran.[14]

    O.      Hukum Newton

    Adalah kesulitan yang dialami suatu negara yang memakai yang memakai standard kembar dapat diatasi bila semua negera memakai standard kembar.[15]

    P.       Hukum Gresham (Bad Money Drives Out Good Money)

    Adalah uang yang nilainya turun akan mendesak keluar uang yang nilainya naik.[16]

    III.     PENUTUP

    A.      Kesimpulan

    Semua aspek kehidupan manusia dalam peradaban modern saat ini tidak terlepas dan ditopang sepenuhnya oleh uang. Tidak ada satupun peradaban di dunia ini yang tidak mengenal dan menggunakan uang. Kalaupun ada, maka perekonomian dalam peradaban tersebut pasti stagnan dan tidak berkembang.

    Peran uang dalam perekonomian dapat diibaratkan darah yang mengalir dalam tubuh manusia. Tanpa darah, manusia seakan-akan hendak mati. Kekurangan uang bagaikan kekurangan darah yang mengakibatkan gairah hidup menurun dan lemah, yang pada akhirnya manusia menjadi sakit-sakitan.

    Uang memang benda mati. Namun ternyata ia bisa mengendalikan hidup manusia. Ini bisa terjadi jika manusia lupa akan fungsi dan peran uang yang sesungguhnya. Dengan uang – yang notabene adalah benda mati – napas hidup perekonomian suatu negara dapat terlihat. Dengan uang manusia bisa membeli rasa aman, bersosialisasi, dihargai dan dihormati. Dengan uang manusia dapat mengaktualisasikan dirinya.

    Uang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai dan diterima umum untuk melakukan berbagai macam transaksi ekonomi/pembayaran. Arti Penting Uang dalam perekonomian dibagi tiga, yaitu : Arti penting uang dalam produksi, Arti penting uang dalam pertukaran dan konsumsi, Arti penting uang pada masyarakat. Ciri-ciri uang dibagi lima, yaitu : Dapat Diterima Umum dan Nilainya Stabil (Acceptability), Mudah Dibawa dan Ditukarkan (Portability), Tahan Lama Awet dan Tidak Mudah Ditiru (Durability), Dapat di Bagi dalam Unit yang Lebih Kecil ( Devisibility ), Jumlah nya Mencukupi untuk Transaksi ( Elasticity of suplay ). Jenis-jenis uang dibagi empat, yaitu : Berdasarkan Bahan (material), Berdasarkan Nilainya, Berdasarkan Lembaga/Badan Pembuatnya, Berdasarkan Kawasan/Daerah. Macam-macam Standar Moneter dibagi menjadi dua, yaitu : Standar barang (Commodity standard) dan Standar Kepercayaan (Fiat Standard).

    Dalam pandangan ekonomi konvensional maka tujuan memegang uang terdiri dari tiga keinginan, yaitu : Tujuan transaksi, Tujuan Berjaga-jaga, Tujuan Spekulasi. Sedangkan dalam pandangan ekonomi Islam maka tujuan memegang uang terdiri dari dua keinginan, yaitu : Tujuan transaksi, Tujuan Berjaga-jaga.

    Dalam pandangan kebijakan moneter syariah, kebijakan moneter sebenarnya bukan hanya mengutamakan suku bunga. Bahkan sejak zaman Rasulullah SAW dan Khulafaur Rasyidin, kebijakan moneter dilaksanakan tanpa mengunakan instrumen bunga sama sekali. Sedangkan dalam pandangan kebijakan moneter konvensional bunga (interest) ini menjadi hal yang sangat dominan bisa dilihat dari fungsi uang dalam kebijakan ekonomi moneter salah satunya adalah tujuan spekulasi.

    B.       Penutup

    Demikian makalah yang dapat kami sajikan. Kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan selanjutnya.

    Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menambah khasanah pengetahuan, manfaat untuk kita semua. Amiiinn..

    DAFTAR PUSTAKA

    1.        http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/konsep-dasar-ekonomi-moneter-dan-uang-standar-moneter/

    2.        http://kinantiarin.wordpress.com/uang-dan-standar-moneter/


    [1] http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/konsep-dasar-ekonomi-moneter-dan-uang-standar-moneter/

    [2] http://kinantiarin.wordpress.com/uang-dan-standar-moneter/

    [3] http://kinantiarin.wordpress.com/uang-dan-standar-moneter/

    [4] http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/konsep-dasar-ekonomi-moneter-dan-uang-standar-moneter/

    [5] http://kinantiarin.wordpress.com/uang-dan-standar-moneter/

    [6] http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/konsep-dasar-ekonomi-moneter-dan-uang-standar-moneter/

    [7] http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/05/konsep-dasar-ekonomi-moneter-dan-uang-standar-moneter/

    [8] http://kinantiarin.wordpress.com/uang-dan-standar-moneter/

    [9] http://kinantiarin.wordpress.com/uang-dan-standar-moneter/

    [10] http://kinantiarin.wordpress.com/uang-dan-standar-moneter/

    [11] http://kinantiarin.wordpress.com/uang-dan-standar-moneter/

    [12] http://kinantiarin.wordpress.com/uang-dan-standar-moneter/

    [13] http://kinantiarin.wordpress.com/uang-dan-standar-moneter/

    [14] http://kinantiarin.wordpress.com/uang-dan-standar-moneter/

    [15] http://kinantiarin.wordpress.com/uang-dan-standar-moneter/

    [16] http://kinantiarin.wordpress.com/uang-dan-standar-moneter/

  • Makalah Uang – Intitusi Keuangan dan Penawaran Uang

    Intitusi Keuangan dan Penawaran Uang

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Dewasa ini uang dalam wujudnya terdiri dari lembaran-lembaran kertas dan kepingan-kepingan logam yang dicetak dan dicap yang pengaruhnya amat besar dalam kehidupan manusia. Dalam kegiatan ekonomi, uang mempunyai perananan yang sangat penting. Dengan adanya uang kegiatan ekonomi masyarakat menjadi lebih lancar. Uang digunakan oleh masyarakat untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Uang juga digunakan untuk menyimpan kekayaan dan untuk membayar hutang.

    Di satu sisi dikenal pula istilah penawaran uang yang berarti jumlah uang yang beredar di masyarakat. Perubahan jumlah uang yang beredar secara garis besar dipengaruhi oleh uang inti dan pelipat uang. Besarnya uang inti sangat tergantung pada tindakan-tindakan yang ditentukan oleh pemerintah khususnya bank sentral. Pelipat uang, di lain pihak, disamping dipengaruhi oleh perilaku bank sentral juga ditentukan oleh perilaku agen-agen ekonomi lainnya seperti bank umum dan masyarakat domestik.

    Sistem keuangan modern dengan uang kertas, uang logam, cek, dan kartu kredit tidak tercipta dalam sekejap mata. Uang sebagai alat pembayaran yang sah tidak tercipta dalam waktu yang sekejap. Diperlukan waktu berabad-abad lamanya sampai orang menemukan sistem keuangan seperti pada zaman modern sekarang ini. Melihat semakin berkembangnya uang dan semakin banyaknya peredaran uang di negara kita, sangatlah penting adanya lembaga keuangan negara yang mengaturnya, apakah itu sebagai tempat menyimpan atau pun meminjam guna membuka usaha demi meningkatkan taraf  hidup masyarakat yang tidak terlepas dari kaitannya dalam perekonomian suatu negara.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa Devinisi Uang dan Ciri – ciri Uang?
    2. Apa saja Fungsi Uang?
    3. Apa Jenis Uang Dalam Sejarah?
    4. Bagaimana Peranan dan Kegiatan Bank Umum?
    5. Bagaimana Proses Penciptaan Uang Giral?
    6. Bagaimana Mata Uang Dalam Peredaran, Uang Beredar Dan Kekayaan Mudah Tunai?

    C. Tujuan

    1. Untuk mengetahui Devinisi Uang dan Ciri – ciri Uang
    2. Untuk mengetahui Beberapa Fungsi Uang
    3. Untuk mengetahui Jenis Uang Dalam Sejarah
    4. Untuk mengetahui Peranan dan Kegiatan Bank Umum
    5. Untuk mengetahui Proses Penciptaan Uang Giral
    6. Untuk mengetahui Mata Uang Dalam Peredaran, Uang Beredar Dan Kekayaan Mudah Tunai

    Bab II. Pembahasan

    A. Devinisi Uang dan Ciri – ciri Uang

    Uang  merupakan suatu benda yang diterima oleh masyarakat sebagai alat untuk menentukan nilai suatu barang dan sebagai alat perantaraan dalam tukar menukar barang.

    Berdasarkan kepada ciri – ciri kegiatan perdagangan yang dijalankan dalam berbagai masyarakat (masa lalu dan masa kini), perekonomian dapat dibedakan kepada perekonomian barter dan perekonomian uang. Perekonomian barter adalah suatu sistem kegiatanekonomi msyarakat dimana kegiatan produksi dan perdagangan masih sangat sedrhana, kegiatan tukar menukar masih terbatas, dan jual beli dilakukan secara pertukaranbarang dengan barang. Sedangkan Perekonomian uang adalah perekonomian yang sudah menggunakan uang sebagai alat pertukaran dalam kegiatan perdagangan. Semua negara di dunia ini sudah dapat digolongkan sebagai perekonomian uang.

    Agar masyarakat menyetujui penggunaan sesuatu benda sebagai uang, haruslah benda itu memenuhi syarat-syarat berikut :

    1. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu
    2. Mudah dibawa-bawa
    3. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya
    4. Tahan lama
    5. Jumlahnya terbatas (tidak berlebih-lebihan)
    6. Bendanya mempunyai mutu yang sama

    Beberapa Kelemahan Perdagangan Barter

    Perekonomian barter memerlukan kehendak ganda yang selaras

    Kehendak ganda selaras atau double coincidence of wants merupakan tiap pihak yang ingin melakukan pertukaran memiliki barang yang diingini pihak lain dan mencari barang yang dimiki pihak lain. Sebagai contoh, Budi ingin menukarkan celana yang ia miliki dengan buah pisang, dan Rio memiliki kelebihan pisang yang ditanamnya dan ingin mencari celana seperti yang dimiliki Budi. Keadaan seperti itu memungkinkan terjadinya barter. Tetapi keadaan seperti itu tidak selalu berlaku , Budi tidak dapat memperoleh pisang apabila Rio menginginkan sepatu. Sebaliknya, Rio juga tidak dapat menukar pisangnya dengan Budi, karena Budi hanya mempunyai celana untuk ditukarkan.

    Penentuan harga sukar dilakukan

    Dalam kegiatan pertukaran dengan menggunakan uang, berbagai barang dapat dengan mudah ditentukan nilainya dengan menyatakannya dalam bentuk jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperolehnya. Harga satu kilogram gula Rp.10.000, harga seekor kelinci Rp. 200.000 dan sehelai kain Rp. 50.000. dari harga tersebut dapat ditentukan perbandingan nilai diantara satu barang dengan barang lainnya. Contoh di atas menunjukkan bahwa seekor kelinci = 4 helai kain = 20 kg gula. Dalam perekonomian barter cara menentukan harga dengan menggunakan satuan uang tak dapat dilakukan. Oleh sebab itu nilai pertukaran suatu barang dengan berbagai barang lain harus dibuat, yaitu seperti contoh di atas yang menilai harga kelinci berdasarkan kepada jumlah kain dan gula yang disediakan untuk memperolehnya. Cara ini akan merumitkan kegiata tukar menukar danperdagangan.

    Perekonomian Barter Membatasi Pilihan Pembeli 

    Apabila pertukaran dilakukan secara barter, seorang pembeli akan terikat kepada syarat yang ditentukan pihak lain yang mengingini barang yang dimilikinya. Sebagai contoh, seorang petani ingin menjual sebagian dari padinya. Pada mulanya ia ingin menukar sebanyak 100 kilogram saja. Tetapi pihak yang ingin mencari padi mempunyai kerbau yang harus ditukar dengan 1000 kilogram padi. Dalam keadaan seperti ini petani tersebut mempunyai dua pilihan, membatalkan niat menukar padinya atau menukarkan 1000 kilogram padinya denga kerbau. Dalam perekonomian uang kedua-dua keadaan itu tidak perlu berlaku, karena petani tersebut dapat dengan mudah menjual 100 kilogram dan menerima uang dari penjualan tersebut dan seterusnya menyimpan uang tersebut dan digunakan kemudian untuk membeli barang lain yang diinginya.

    Menyulitkan Pembayaran Tertunda

    Dalam perekonomian uang penjualan secara kredit, yaitu penjualan denga pembayaran di masa yang kemudian, dapat dengan mudah dilakukan. Perjanjian dapat dengan mudah dibuat, yaitu nilai kredit dapat dinayatakan dalam mata uang yang akan digunakan. Dalam sistem barter, penjualan secara kredit akan dibayar dalam bentuk barang juga dan ini menyukarkan perdagangan karena :

    1.  Timbul masalah  untuk menentukan jenis barang yang akan digunakan untuk pembayaran, dan
    2.  Harus dibuat perjanjian mengenai mutu barang yang akan digunakan sebagai pembayaran.

    Sukar Menyimpan Kekayaan

    Dalam perekonomian modern kekayaan disimpan dalam bentuk uang atau harta-harta yang bersifat uang seperti saham, tabungan di bank dan sebagainya. Dalam perekonomian barter menyimpan kekayaan sukar dilakukan. Kekayaan harus disimpan dalam bentuk barang seperti rumah, ternak peliharaan , emas dan perhiasan lain, atau tanah. Kekayaan-kekayaan ini memerlukan tempat dan biaya untuk menyimpannya. Dalam perekonomian uang masyarakat mempunyai alternatif yang lebih banyak dalam menyimpan kekayaannya, dan tidak perlu seluruhnhya dalam bentuk barang.

    B. Beberapa Fungsi Uang

    Berdasarkan kepada kesulitan – kesulitan yang dinyatakan dalam bagian yang lalu, yang akan timbul dalam perekonomian yang tidak menggunakan uang sebagai alat perantaraan dalam perdagangan, dalam ilmu ekonomi peranan atau fungsi uang dalam melancarka kegiatan perdagangan dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:

    1. Untuk melancarkan kegiatan tukar menukar
    2. Untuk menjadi satuan nilai
    3. Untuk ukuran bayaran yang ditunda
    4. Sebagai alat penyimpan nilai

    Uang sebagai Perantara Tukar Menukar

    Dengan adanya uang, kagiatan tukar menukar akan jauh lebih mudah dijalankan kalau dibandingakan dengan di dalam kegiatan perdagangan secara barter. Seseorang yang ingin memperoleh berbagai jenis barang untuk memenuhi kebutuhannya, akan dapat dengan mudah memperolehnya apabila ia memiliki uang yang cukup untuk membeli kebutuhan tersebut. Uang yang dimilikinya dapat dengan mudah ditukarkan dengan barang-barang yang diingininya. Kegiatan tukar menukar adalah lebih rumit di dalam perdagangan secara barter. Tukar menukar baru akan berlangsung apabila seseorang dapat menawarkan sesuatu barang yang diingini oleh seseorang lainnya, dan orang lain itu memiliki barang yang diinginkan oleh orang yang pertama.

    Uang sebagai Satuan Nilai

    Keuntungan selanjutnya dari penggunaan yang dalam masyarakat bersumber dari kesanggupannya untuk bertindak dari satuan nilai. Yang dimaksudkan dengan satuan nilai adalah satuan ukuran yang menentukan besarnya nilai dari berbagai jenis barang. Dengan adanya uang, nilai sesuatu barang dapat  dengan mudah dinyatakan, yaitu dengan me nunjukkan jumlah uang yang diperlukan utuk memperoleh barang tersebut. Di samping itu, dengan membandingkan nilai berbagai jenis barang, akan dapat ditentukan besarnya nilai sesuatu barang jika dibandingkan dengan nilai barang-barang lain. Tanpa uang nilai sesuatu barang haruslah dinyatakan dalam bentuk membandingkan kurs pertukaran di antara sesuatu barang dengan berbagai jenis barang lainnya. Misalnya, untuk menentukan nilai seekor lembu harus dinyatakan banyaknya padi atau beras, ayam kambing dan berbagai jenis barang lainnya yang diperlukan untuk dapat memperoleh lembu tersebut.

    Uang sebagai Alat Pembayaran Tertunda

    Transaksi-transaksi dalam perekonomian yang sudah berkembang banyak sekali dilakukan dengan pembayaran yang ditunda, atau penjualan secara kredit. Para pembeli memperoleh barangnya terlebih dahulu dan membayarnya pada masa yang akan datang. Penggunaan uang sebagai alat perantaraan dalam tukar menukar dapat mendorong perkembangan perdagangan yang bersifat demikian karena para penjual akan lebih merasa yakin bahwa pembayaran yang ditunda itu adalah sesuai dengan yang diharapkannya. Dengan perkataan lain mutu beda yang akan diperolehnya di masa yang akan datang sebagai pembayaran penjualannya, yaitu uang, akan sesuai dengan yang diharapkannya pada waktu menjual barangnya.

    Satu syarat penting agar fungsi uang yang ketiga ini dapat dijalankannya dengan baik adalah bahwa nilai uang yang digunakan harus tetap stabil. Nilai uang dikatakan stabil apabila sejumlah uang yang dibelanjakan akan tetap memperoleh barang-barang yang sama banyak dan sama mutunya dari waktu ke waktu. Apabila syarat ini tidak dipenuhi maka fungsi uang sebagai ukuran untuk pembayaran tertunda tidak akan dapat dijalankan dengan sempurna. Ada kemungkinan orang lebih suka menerima pembayaran yang tertunda dalam bentuk barang atau menghindari tukar menukar dengan pembayaran yang ditunda. Keadaan seperti itu selalu terjadi pada waktu harga-harga barang mengalami kenaikan yang cepat dari waktu ke waktu.

    Uang sebagai Alat Penyimpanan Nilai

    Penggunaan uang memungkinkan kekayaan seseorang disimpan dalam bentuk uang. Apabila harga-harga barang stabil, menyimpan kekeyaan dalam bentuk uang lebih menguntungkan dari menyimpannya dalam bentuk barang. Di dalam perekonomian yang sudah maju, jenis uang yang terutama adalah uang bank dan uang giral. Uang jenis ini tidak memerlukan biaya untuk menyimpannya dan mudah mengurusnya. Jenis dari uang yang sekarang ini banyak digunakan adalah uang kertas.

    C. Jenis Uang Dalam Sejarah

    Jenis Uang Yang Mula-mula Sekali Digunakan

    Uang yang mula-mula sekali digunakan terdiri dari barang-barang yang sangat dibutuhkan masyarakat dan yang banyak mereka gunakan dalam kehidupan sehari-hari, Seperti: Beras, jagung, gandum, ikan, binatang ternak. Dan sering pula ia berupa barang-barang yang membantu pekerjaan seseorang seperti pancing, jala, dan bisa barang-barang yang digunakan sebagai perhiasan seperti kalung, sisir, bedak / barang-barang yang digunakan sebagai alat pertahanan seperti pedang, pisau, dan alat-alat senjata lainnya.

    Penggunaan Emas dan Perak Sebagai Uang

    Ciri – cirri khusus Emas dan Perak

    Sifat-sifat yang menyebabkan kedua jenis logam tersebut sangat sesuai untuk digunakan sebagai uang adalah:

            I.            Banyak orang yang menyukai benda tersebut karena dapat digunakan sebagai perhiasan .

         II.            Emas maupun perak mempunyai mutu yang sama

      III.            Kedua-duanya tak mudah rusak, tetapi dapat dengan mudah di bagi-bagi apabila diperlukan.

      IV.            Jumlahnya sangat terbatas dan untuk memperolehnya perlu biaya dan usaha.

        V.            Kedua barang itu sangat stabil nilainya karena mereka tak berunbah mutunya dalam jangka panjang dan tak mengalami kerusakan.

    Kelemahan penggunaan emas dan perak sebagai uang

    Uang yang terbuat dari emas dan perak telah mulai digunakan sejak abad ketujuh sebelum masehi dan sampai permulaan abad kesembilan belas mata uang emas dan perak adalah uang yang paling penting dan paling banyak digunakan. Kemajuan ekonomi yang dicapai sesudah Revolusi Industri menyebabkan perdagangan berkembang dengan pesat sekali. Permintaan ke atas emas dan perak untuk digunakan sebagai uang bertambah dengan sangat pesat pula. Maka kesulitan-kesulitan mulal timbul dalam menggunakan’kedua logam tersebut sebagai uang. Sebab-sebab utama dari kesulitan tersebut diterangkan dalam uraian berikut: :

    1. Memerlukan tempat yang agak besar untuk menyimpan pada waktu transaksi belum begitu besar nilainya, masalah menyimpan uang belum timbul karena belum banyak ruangan.yang diperlukan. Kemajuan ekonomi yang diikuti pula oleh perkembangan perdagangan menyebabkan nilai transaksi menjadi berkali-kali lipat besarnya. Lebih banyak uang diperlukan untuk transaksi-transaksi tersebut dan masalah menyediakan tempat untuk menyimpan uang itu mulai timbul.

    2.     Merupakan benda yang berat kalau nilai transaksi adalah kecil, maka jumlah mata uang emas dan perak yang digunakan dalam transaksi tersebut tidak terlalu banyak. maka bentuk benda tersebut belum menimbulkan kesulitan kepada kedua belah pihak yang melakukan transaksi tersebut. Dalam perekonomian yang bertambah maju nilai transaksi meningkat menjadi berkali.

    3.  Emas dan perak sukar ditambah jumlahnya. Dalam dua abad belakangan ini perdagangan berkembang dengan sangat pesat sekali, sedangkan pertambahan emas dan perak tidaklah secepat seperti perkembangan nilai perdagangan. Ketidak seimbangan ini dapat menghalangi perkembangan perdagangan, karena akan timbul kekurangan uang untuk melancarkan kegiatan perdagangan yang berkembang dengan pesat tersebut.

    Untuk mengatasi kelemahan- kelemahan dari penggunaan mata uang emas dan perak sebagai alat perantaraan dalam tukar-menukar, mulailah memperkenalkan jenis uang yang baru, yaitu uang kertas.

    Perkembangan penggunaan uang kertas dan uang bank

      Pada saat ini emas dan perak tidak lagi digunakan sebagai uang. Disemua negara, uang terutama dibuat dari kertas atau berbentuk tabungan di bank yang dapat dikeluarkan dengan menggunakan cek. Uang yang dibuat dari logam (bukan emas atau perak) merupakan bagian yang sangat kecil dari keseluruhan jumlah uang dalam perekonomian.

    Sebab Perkembangan Uang Kertas

    Penggunaan uang kertas sebagai alat perantaraan dalam perdagangan menjadi sangat bertambah pesat perkembangannya setelah bank-bank umum mengeluarkan uang kertas tanpa terlebih dahulu mereka menerima emas dari para nasabahnya. Apabila di dalam perekonomian telah terwujud kebutuhan yang mendesak akan uang maka bank-bank umum akan menyediakannya sampai dengan jumlah maksimum tertentu.

      Masyarakat masih tetap bersedia menggunakan uang yang diciptakan tersebut karena di atas uang yang di keluarkan itu dijanjikan bahwa apabila pemegang ingin menggantikan uang tersebut dengan emas, maka bank umum tersebut setiap waktu akan bersedia untuk melakukannya.

     Uang kertas yang sekarang digunakan diberbagai negara bukanlah dikeluarkan oleh bank-bank umum tetapi oleh bank sentral, yaitu bank yang bertindak sebagai bank untuk bank-bank umum.

    Perkembangan Uang Giral (Uang Bank)

    Sekarang ini bank umum tidak diberi kekuasaan lagi oleh pemerintah untuk mengeluarkan uang kertas. Walaupun begitu, tetapi bukan berarti kekuasaannya untuk menciptakan uang sudah lenyap. Sebaliknya, sekarang ini kekuasaan bank umum untuk menciptakan uang uang telah menjadi bertambah sangat besar. Kekuasaan ini harus dikendalikan sungguh-sungguh oleh pemerintah agar tidak menimbulkan akibat-akibat yang buruk pada perekonomian. Di negara-negara yang sistem keuangannya sudah maju, bank-bank umum merupakan pencipta uang utama. Uang yang diciptakan oleh bank umum dinamakan uang giral bisa juga disebut sebagai uang bank atau rekening koran.

    D. Peranan dan Kegiatan Bank Umum

    Jenis-Jenis Lembaga Keuangan

    Yang dimaksudkan dengan lembaga keuangan atau institusi keuangan adalah semua perusahaan yang kegiatan utamanya adalah meminjamkan uang yang disimpan kepada mereka. Badan – badan itu mendorong masyarakat untuk membuat tabungan kepada mereka. Sebagai “balas jasanya” para penabung akan diberi “pendapatan” berupa bunga ke atas tabungan yang mereka buat. Tabungan yang dikumpulkan oleh lembaga keuangan tersebut selanjutnya akan dipinjamkan kembali kepada individu – individu dan perusahaan – perusahaan yang membutuhkannya. Sebagian lagi digunakan untuk membeli saham – saham berbagai perusahaan.

    Lembaga keuangan yang lazim terdapat di suatu Negara dapat dibedakan menjadi beberapa jenis

    1.      Bank umum atau bank perdagangan. Institusi ini adalah bank yang bukan saja dapat meminjamkan atau menginvestasikan berbagal jenis tabungan yang diperolehnya, tetapi juga dapat membedakan pinjaman dari rnenciptakan sendiri uang giral. Bagaimana hal mi dilakukan akan dijelaskan kemudian.

    2.      Bank tabungan. Bank mi melakukan kegiatan hampir seperti perusahaan peminjaman Tabungan, menerima simpanan dalam bentuk tabungan atau simpanan berjangka panjang dan kemudian meminjamkan atau menginvestasikan uang tersebut.

    3.      perusahaan peminjaman. Merupakan badan keuangan yang menerima simpanan dalam bentuk tabungan atau simpanan berjangka lama (yaitu hanya dapat diambil kembali oleh pemiliknya sesudab beberapa waktu yang ditentukan), dan selanjutny; meminjamkan nan menginvestasikan tabungan tersebut.

    4.      Pasaran saham. Suatu lembaga yang fungsi utamanya adalab menjadi tempat-tempat saham perusahaan-perusahaan diperjualbelikan.

    5.      Perusahaan asuransi Terdiri dari perusahaan yang memperoleb uang dengan menjanjikan akan membuat sejunlah ganti rugi kepada individu, perusahaan dan badan-badan lainnya apabila sesuatu peristiwa seperti: kecelakaan, kebakaran, kehilangan dan dan sebagainya—berlaku ke atas orang, perusahaan atau badan yang membayar uang asuransi kepada perusabaan asuransi. Uang asuransi yang dikumpul kan oleb badan ini akan diinvestasikan atau dipinjamkan.

    Beberapa keistimewaan dari bank umum

    Bank umum atau bank perdagangan adalah bank yang bukan saja dapat meminjamkan atau menginvestasikan berbagai jenis tabungan yang diperolehnya, tetapi juga dapat memberikan pinjaman dari menciptakan sendiri uang giral. Bank umum merupakan lembaga keuangan yang paling penting da berpengaruh dalam kegiatan ekonomi. Ini disebabkan bank umum mempunyai beberapa keistimewaan yang tidak dimiliki oleh lembaga-lembaga keuangan lainnya, di antaranya adalah sebagai berikut.
    Keistimewaan 1: Tabungan dapat diambil dengan cek

    Salah satu keistimewaan itu adalah kesanggupan bank umum untuk menciptakan tabungan yang dapat sewaktuwaktu diambil dengan menggunakan cek, yaitu tabungan giral.
    Keistimewaan            2:         Menciptakan  daya    beli
                Keistimewaan yang kedua dari bank umum bersumber dari kemampuannya untuk menciptakan daya beli baru untuk menghapuskan daya beli yang ada di dalam perekonomian. Kegiatan mencipta atau menghapuskan uang ini dilakukan oleh bank umum apabila ia memberikan atau membatalkan pinjaman kepada para nasabahnya.
     
    Keistimewaan            3:         Memberi         pinjaman        jangka            pendek
                Keistimewaan yang ketiga dari bank umum bersumber dari corak kegiatannya, yaitu meminjamkan uang yang dilakukannya. Bank umum terutama memberikan pinjaman jangka pendek. Ini berarti bank umum merupakan suatu badan yang berperan penting bagi perusahaan-perusahaan untuk menyesuaikan keadaan keuangan dengan gerak naikturunnya kegiatan ekonomi.

    Neraca Suatu Bank Umum

    Dengan Mengamati neracanya dapatlah diketahui kegiatan – kegiatan utama dari suatu bank umum. Dalam tabel dibawah ini ditunjukkan dengan neraca bank umum yang disederhanakan.

                Dalam neraca itu dimisalkan berbagai jenis tabungan masyarakat dalam bank umum tersebut seluruhnya berjumlah 360 milyard rupiah. Nilai ini terdiri dari 300 milyar rupiah tabungan giral, 20 milyar tabungan dan 40 milyar  tabungan berjangka (deposito berjangka). Tabungan giral adalah tabungan dalam bank umum yang dapat diambil setiap waktu oleh pemiliknya dengan menggunakan cek. Tabungan adalah uang yang disimpan di bank yang hanya dapat diambil sendiri ke bank tersebut dengan menunjukkan buku tabungan dari pemilik tabungan tersebut atau melalui ATM. Dan tabungan berjangka adalah tabungan yang dapat diambil setelah suatu jangka waktu tertentu.

                Tidak semua tabungan yang diterima oleh bank umum dapat dipinjamkan kepada para nasabah yang memerlukan. Sebagian dari tabungan itu harus tetap berada dalam bank tersebut sebagai uang dan sebagian lagi disimpan dalam bank sentral. Uang tunai dan tabungan dalam bank sentral ini dinamakan cadangan.

    Tabel: Neraca suatu bank umum (dalam milyar rupiah)

    Bank Nusantara
    AktivaPassiva
    CadanganRp. 63Tabungan giralRp. 300
    Peminjaman      180Tabungan         20
    Investasi      123Tabungan Berjangka (Deposito Berjangka)         40
    Bangunan & Peralatan         4Modal         10
    JumlahRp. 370JumlahRp. 370

    Dalam gambaran di atas dimisalkan bank sentral mengharuskan bank umum menyimpan 20 persen dari uang giral sebagai cadangan, dan untuk tabungan berjangka cadangannya ialah 5 persen. Maka menurut peraturan, cadangan yang harus ditabung oleh bank umum tersebut adalah: 20/100 (300milyar) + 5/100 (40 milyar + 20 milyar) = 63 milyar rupiah. Dalam neraca diatas menggambarkan bahwa cadangan yang disimpan oleh bank umum tersebut adalah sama dengan yang ditentukan oleh peraturan. Kelebihan dari pada tabungan yang dietrimanya dan modal yang dimilikinya digunakan oleh bank tersebut untuk memperoleh pendapatannya, yaitu dengan meminjamkan dan menginvestasikan uang tersebuat. Di dalam neraca di atas dimisalkan yang dipinjamkan berjumlah 180 milyar rupiah dan yang diinvestasikan berjumlah 123 milyar rupiah.

                Dalam prakteknya jumlah uang tunai pada bank umu adalah lebih besar dari pada jumlah cadangan minimal yang perlu disimpan oleh bank – bank umum untuk memenuhi peraturan – peraturan mengenai cadangan. Salah satu factor yang menyebabkannya adalah karena bank umum ingin menjaga agar kedudukan banknya lebih kukuh dan tidak perlu selalu membuat penyesuaian apabila terjadi perubahan – perubahan dalam berbagai jenis tabungan. Factor lainnya adalah karena kekurangan kesempatan untuk memberikan pinjaman dan melalukan investasi yang menguntungkan dan terjamin. Maka bank umum tidak dapat menggunakan semua kelebihan tabungan yang ada padanya untuk dipinjamkan dan diinvestasikan.

    E. Proses Penciptaan Uang Giral

    Penciptaan Tabungan Giral (Rekening Koran)

                Tabungan giral atau rekening koran yang diciptakan oleh bank umum dapat dibedakan menjadi dua jenis: tabungan giral utama dan tabungan giral derivatif. Bank umum akan menciptakan tabungan giral utama jika mendapat uang dari langganannya dalam bentuk uang tunai atau cek yang ditarik dari bank lain. Setelah menerima uang tunai atau cek tersebut bank umum akan menambah nilai tabungan giral dari pihak yang memasukkan uang tunai atau cek tersebut. Dan bank umum akan menciptakan derivatif apabila bank itu memberikan pinjaman kepada nasabahnya.

    Proses penciptaan uang yang berlaku

    Untuk menerangkan proses penciptaan uang di bagian ini akan diuraikan:

    Pemisalan atau asumsi yang digunakan

               I.            Rasio cadangan yang ditetapkan adalah 20%

            II.            Semua kelebihan cadangan akan dipinjamkan oleh setiap bank umum kepada langganannya

         III.            Transaksi-transaksi selalau dibayar dengan menggunakan cek

         IV.            Seluruh tabungan yang dimasukkan ke dalam setiap bank umum adalah merupakan tabungan giral

    Proses penciptaan uang

    Bagaimana proses penciptaan uang akan dilakukan oleh bank-bank umum yang ada dalam perekonomian, apabila pada permulaannya sejumlah tabungan giral dilakukan di dalam suatu bank tertentu. Tabungan giral yang mula-mula ini dimisalkan 100 juta rupiah dan dimasukkan dalam Bank Umum I. karena besarnya cadangan yang diwajibkan adalah 20% dan semua kelebihan cadangan dipinjamkan, maka setelah semua kelebihan cadangan diserahkan kepada nasabahnya. Perubahan dalam neraca bank umum I adalah seperti yang ditunjukkan di bawah ini (angka dalam juta rupiah)

    Bank Umu I
    AktivaPassiva
    CadanganRp. + 20Tabungan giralRp. + 100
    Peminjaman       + 80
    JumlahRp. + 100JumlahRp. + 100

    Orang-orang ynag meminjam dari Bank Umum I akan membelanjakan uang yang diperoleh mereka. Maka segolongan penjual akan menerima tambahan pembayaran sebanyak 80 juta rupiah, dan ini kemudian mereka simpan di Bank Umum II. Seperti  juga dengan yang dilakukan oleh Bank Umum I, Bank Umum II akan menahan 20% dari tabungan giral yang akan diperolehnya sebagai cadangan wajib dan selebihnya dipinjamkan kepada para nasabah yang memerlukan. Setelah semua kelebihan cadangan yang ada pada Bank Umum II dipinjamkan, perubahan dalam neraca bank itu adalah seperti ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.

    Bank Umu II
    AktivaPassiva
    CadanganRp. + 16Tabungan giralRp. + 80
    Peminjaman       + 64
    JumlahRp. + 80JumlahRp. + 80

    Seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang meminjam dari Bank Umum I, langganan-langganan yang meminjam dari Bank Umum II akan membelanjakan uang yang mereka peroleh yaitu sebanyak 64 juta rupiah. Segolongan penjual akan memperoleh uang tersebut dan menyimpannnya di Bank Umum III. Untuk memenuhi peraturan – peraturan yang ditetapkan 20% dari tabungan yang dibuat itu akan digunakan sebagi cadangan, dan selebihnya dipinjamkan kepada para langganan yang memerlukannya. Apabila seluruh uang yang dapat dipinjamkan telah diberikan kepada para peminjam, perubahan dalam neraca bank umum III adalah sbb:

    Bank Umu III
    AktivaPassiva
    CadanganRp. + 12,8Tabungan giralRp. + 64
    Peminjaman       + 51,2
    JumlahRp. + 64JumlahRp. + 64

    Penerima-penerima pinjamam dari Bank Umum III akan melakukan tindakan seperti yang dilakukan olehpara pemimpin dari Bank Umum I dan bank Umum II, yaitu mereka akan membelanjakan uang yang dipinjam tersebut. Uang ini akan diperoleh pera penjual yang menjual barang-barang mereka keoada para peminjam tersebut, dan selanjutnya akan disimpan di dalan Bank Umum IV. Seperti yang dilakukan oleh Bank UmuM I, II, II, Bank Umum IV akan meminjamkan kelebihan cadangan yang ada padanya.

    Pertambahan Uang Giral Yang Dapat Diciptakan

    Pada tingkat ini bank umum yang berikut tidak dapat lagi menciptakan uang giral. Apabila proses penciptaan uang ini berakhir seluruh uang giral yang diciptakan adalah berjumlah beberapa kali lipat dari pada tabungan giral yang mula – mula dilakukan (sebanyak 100 juta rupiah). Pada tabel menunjukkan seluruh jumlah tabungan giral, cadangan dan pinjaman yang akan diciptakan apabila proses penciptaan uang berlangsung seperti yang digambarkan. Dapat dilihat bahwa pada akhirya jumlah seluruh tabungan giral, cadangan dan kelebihan cadangan masing – masing adalah 500 juta rupiah. 100 juta dan 400 juta rupiah. Nilai – nilai tersebut dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

    D= S/R 

    Dengan:

    D : Jumlah seluruh uang giral, cadangan dan kredit yang diberikan yang akan terwujud dalam  proses penciptaan uang.

    S : Jumlah uang giral, likuiditas dan kredit yang diberikan, yang tercipta pada awal proses penciptaan uang

    R : Ketentuan bagian uang giral (dalam persen) yang harus ditahan oleh bank sebagai cadangan likuiditas (reserve requirement).

    Berdasarkan formula diatas:

            I.            Pertambahan uang giral adalah: 100 juta/0,2 = Rp. 500 juta

         II.            Pertambahan cadangan adalah: 20 juta/0,2 = Rp. 100 juta

      III.            Pertambahan pinjaman adalah: 80 juta/0,2 = Rp. 400 juta

    Tabel: Proses penciptaan bank – bank umum (dalam juta rupiah)

    Bank umumTabungan giralcadanganKelebihan cadangan/jumlah yang dipinjamkanJumlah seluruh tabungan giral
    IRp. 100Rp. 20Rp           80Rp.    100
    II80       16       64180
    III64    12,8      51,2244
    IV51,2  10,2440,96295,2
    V0,96  8,19232,768336,16
    JumlahRp. 500Rp. 100Rp. 400Rp. 500

    Proses Penciptaan Uang Giral Di Dalam Kenyataan        

    Tiga faktor penting yang membatasi uang:

    1.      Kebocoran uang tunai, yaitu sebagian dai uang yang seharusnya disimpan ke bank umum yang berikut tetap dipegang oleh pemiliknya. Ini merupakan keadaan yang lazim  berlaku dalam masyarakat. Seseoramg yang menerima uang tidak selalu memasukkan semua uang tersebut ke dalam bank. Sebagian akan disimpan di dalam rumah, dalam perusahaan. Faktor ini akan membatasi luasnya penciptaan uang yang akan berlaku.

    Efek kebocoran (leakage) uang tunai atas proses penciptaan uang dapat dilihat dari mengubah pemisalah dalam gambaran proses penciptaan uang yang telah dikemukakan. Dalam gambaran itu, berdasarkan kepada permisalan – permisalan yang dibuat, bank umum I akan meminjamkan sebnyak 800 juta rupiah sekiranya bank itu menerima simpanan giral sebanyak 100 juta rupiah. Dalam gambaran itu dimisalkan bahwa uang sebanyak 80 juta rupiah yang dipinjamkan itu pada akhirnya akan masuk ke dalam bank umum II. Sekarang pemisalan yang belakangan ini diubah, dan seterusnya dimisalkan bahwa para penerima uang hanya menyimpan 900 persen dari uang yang diterimanya ke dalam bank. Ini berarti apabila bank umum I meminjamkan sebanyak 80 juta rupiah, hanya 72 juta rupiah saja yang akan disimpan ke bank umu II. Dari tabungan giral ini bank umum III akan menggunakan 14,4 juta rupiah sebagai cadangan dan sisanya, sebnyak 57, 6 juta rupiah, dapat dipinjamkan. Dari jumlah ini kelak hanya 51,84 juta rupiah saja yang disimpan ke bank umum III. Maka dengan adanya kebocoran uang tunai, tabungan giral yang diciptakan oleh ketiga – tiga bank umum itu adalah: 100 + 72 + 51,84 = 223,84 juta rupiah. Sedangkan apabila tidak terdapat kebocoran itu, seperti dalam tabel bank umu I, II, III menciptakan simpanan giral sebnyak 100 + 80 + 64 = 244 juta rupiah.

    2.      Bank ingin mempunyai cadangan yang lebih banyak

    Factor penting lain yang akan membatasi luasnya penciptaan uang adalah keinginan bank untuk membuat cadangan atas tabungan giral yang lebih besar d 25ari pada yang ditetapkan oleh peraturan perbankan. Apabila bank – bank umum dakam contoh di atas bukan mempertahankan cadangan sebesar 20 persen tetapi sebesar 25 persen maka tabungan giral yang akan tercipta bukanlah sebesar 500 juta rupiah, hanya sebesar 400 juta rupiah. Nilai ini diperoleh dengan menguunakan persamaan:

    D = S/R     = 100/0.25 = 400

    3.      Kekurangan peminjam, sebab penting lain yang akan mendoronh bank umum untuk memepertahankan cadangan yang lebih tinggi dari yang ditetapkan bank sentral adalah kekurangan peminjam-peminjam yang mamou membayar bunga dan membayar lembali pinjaman mereka. Maka pemimpin bank akan merasa lebih baik untuk menahan uang tersebut di bank dari meminjamkannnya kalau pada akhirnya uang itu tidak dapat dikembalikan oleh  para peminjamnya.

    F. Mata Uang Dalam Peredaran, Uang Beredar Dan Kekayaan Mudah Tunai

    Mata Uang Dalam Peredaran Dan Uang Beredar

                Mata uang dalam peredaran adalah seluruh jumlah mata uang yang telah dikeluarkan dan diedarkan oleh bank sentral. Mata uang tersebut terdiri dari uang logam dan uang kertas. Mata uang peredaran sama dengan uang kartal. Sedangkan uang beredar adalah semua jenis uang yang berada di dalam perekonomian, yaitu dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan uang giral dalam bank-bank umum.

    Pengertian uang beredar atau money supply perlu dibedakan pula menjadi dua pengertian, yaitu pengertian yang terbatas dan pengertian yang luas. Dalam pengertian yang terbatas uang beredar adalan uang peredaran ditambag dengan uang giral yang dimiliki oleh perseorangan-perseorangan, perusahaan-perusahaan, dan badan-badan pemerintah. Dalam pengertian yang luas uang beredar meliputi: (i) mata uang dlam peredaran, (ii) uang giral, dan (iii) uang kuasi. Uang kuasi terdiri dari deposito berjangka, tabungan,  dan rekening (tabungan) valuta asing milik swasta domestic. Uang beredar menurut pengertian yang luas ini dinamakan juga sebagi likuiditas perekonomian atau M2. Pengertian yang sempit dari uang beredar selalu disingkat dengan M1.

    Tabel : Uang Beredar M1 dan M2, 1970-2002 (dalam milyar rupiah)

    TahunUang Yang Beredar (M1)Uang KuasiLikuiditas Perekonomian (M2)
    KartalGiralJumlah
    19711559525080330
    19756256251.2507281.978
    19802.1532.8421.9952.6967.691
    19854.4405.66410.10413.04923.153
    19909.09414.72523.81960.81184.630
    199520.80731.87052.677
    200072.37189.815162.156584.842747.028
    200176.342101.369177.731666.322844.053
    200280.686111.253191.939691.969883.908

    Dalam tabel di atas ditunjukkan jumlah uang beredar (M1) dan likuiditas perekonomian (M2). Data yang ditunjukkan adalah untuk tahun-tahun terpilih dalam periode 1970-2002, yaitu dalam periode lebih dari tiga puluh tahun. Angka-angka dalam tabel tersebut menunjukkan gambaran seperti yang diterangkan dibawah ini.

    1.      Pada tahun 1970 uang kartal merupakan bagian yang lebih penting dari uang giral. Tetapi pada tahun 1975 uang kartal dan uang giral telah sama pentingnya dan semenjak itu uang giral telah merupakan bagian yang lebih penting dari uang beredar (M1) dalam tahu 2002 uang giral (sebanyak 111.3 triliun rupiah) telah meliputi 58% dari M1.

    2.      Jumlah uang beredar (M1) meningkat dari 250 miliyar rupiah pada tahun 1970 menjadi 192 triliun rupiah dalam tahun 2002. Berarti M1, meningkat sebanyak 768 kali lipat dalam tempo 33 tahun (dari tahun 1970 hingga 2002).

    3.      Uang kuasi mengalami pertambahan yang lebih cepat dari uang kartal dan giral. Dalam tahun 1970 jumlahnya baru mencapai 80 miliyar rupiah dan jumlah ini adalah lebih rendah dari M1 – yang telah mencapai Rp 250 miliyar dan jumlah ini adalah lebih tiga kali lipat dari uang kuasi. Keadaan sebaliknya berlaku pada tahun 2002. Uang kuasi telah mencapai hampir Rp. 692 triliun, yaitu kurang lebih tiga setengah kali lipat dari jumlah M1 (sebanyak Rp. 192 triliun). Uang kuasi telah menjadi lebih penting dari M1 sejak tahun 1984. Dalam periode 1970-2002 uang kuasi meningkat sebanyak 5.536 kali lipat.

    4.      Sebagai akibat pertambahan uang kuasi yang pesat, M2−yaitu likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam pengertian yang luas, juga mengalami pertambahan yang sangat pesat, jumlahnya meningkat dari Rp. 330 miliyar dalam tahun 1970 menjadi hampir Rp. 883,9 triliun dalam tahun 2002 dan ini menggambarkan kenaikan sebesar 2.552 kali lipat.

    Kekayaan Mudah Tunai (Berlikuiditas Tinggi)

    Kekayaan mudah tunai adalah harta-harta yang bersifat uang, yaitu berbagai jenis kekayaan yang dapat ditukarkan dengan barang atau uang dalam waktu yang cepat dan tanpa kerugian nilai. Uang dapatlah dipandang sebagai kekayaan mudah tunai yang paling sempurna. Beberapa kekayaan yang bersifat uang lainnya tidak dapat dengan serta merta digunakan untuk memperoleh barang-barang, tetapi mereka dapat dengan mudah ditukarkan kepada uang. Kekayaan seperti itu adalah tabungan, depositi berjangka, dan surat pinjaman jangka pendek pemerintah dan Sertifikat Bank Indonesia.

    Tabungan dan deposito berjangka adalah kekayaan keuangan yang mempunyai tingkat “mudah tunai” yang hamper sama tingginya dengan uang, yaitu ia dapat dengan cepat diubah menjadi uang. Satu-satunya kelemahannya ia tidak dapat serta merta digunakan untuk membeli barang dan jasa. Para pemiliknya harus terlebih dahulu pergi ke bank atau lembaga-lembaga keuangan lainnya untuk menukar jumlah tabungan atau deposito berjangka yang dimiliki mereka,menjadi uang. Tingkat mudah tunai tabungan dan deposito berjangka yang sangat tinggi tersebut menyebabkan mereka dinamakan juga sebagai uang kuasi atau hampir uang (near money). Surat pinjaman jangka pendek pemeritah juga dapat digolongkan sebagai hampir uang karena apabila pemiliknya memerlukan uang maka ia dapat menjual pinjaman jangka pendek pemerintah tersebut kepada bank. 

    G. Perkembangan Bank Sentral

    Bank sentral merupakan institusi keuangan yang didirikan dan diberi tugas untuk mengawasi dan mengatur kegiatan institusi keuangan lain dalam system finansial.

    Perkembangan Bank Sentral Di Berbagai Negara

     Pada masa ini hampir setiap negara mempunyai bank sentral, yaitu suatu bank yang diberi tugas oleh pemerintah untuk mengatur dan mengawasi kegiatan lembaga-lembaga keuangan yang terdapat dalam perekonomian. Berdasarkan kepada fungsi yang harus dilaksanakannya ini bank sentral dapat didefinisikan: sebagai suatu lembaga keuangan yang pada umumnya dimiliki pemerintah yang diserahi tanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi kestabilan kegiatan lembaga-lembaga keuangan, dan untuk menjamin agar kegiatan lembaga-lembaga keuangan itu akan membantu menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi dan stabil.

    Tidak semua bank sentral yang ada sekarang ini dari semenjak didirikan telah merupakan bank sentral. Di Inggris dan Swedia misalnya, bank sentral yang ada sekarang ini pada mulanya adalah bank umum. Di Swedia bank yang sekarang ini menjadi bank sentral didirikan pada tahun 1660, tetapi baru pada tahun 1897 bank tersebut bertindak sebagai bank sentral. Bank of England, yaitu bank sentral inggris didirikan pada tahun 1694 tetapi fungsinya sebagai bank sentral baru mulai dijalankan sejak tahun 1884. Di Amerika Serikat bank sentralnya dinamakan Federat Reserve System, dan badan tersebut didirikan pada tahun 1913. Di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, bank sentral didirikan semenjak mereka mencapai kemerdekaan, yaitu pada tahun-tahun sesudah Perang Dunia Kedua. Bank sentral di negara kita adalah Bank Indonesia.

    Perbedaan Kegiatan Bank Sentral Dan Bank Umum

    1.      Dalam perekonomian hanya terdapat satu bank sentral, sebaliknya bank umum mempunyai jumlah yang lebih banyak. Bank sentral mempunyai kemampuan yang lebih besar di dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi jika dibandingkan dengan kemampuan yang dimiiki bank umum.

    2.      Bank umum kebanyakannya dimiliki oleh pihak swasta. Di Negara maju dan Negara berkembang bank sentral dimiliki atau dikuasai oleh pemerintah. Kegiatan utamanya memberi pinjaman dan melakukan investasi, dan dalam menjalankan kegiatan ini mereka harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang telah ditetapkan oleh bank sentral.

    3.      Tujuan kegiatan bank sentral dan bank umum berbeda tujuan dari bank umum yang pertama adalah berusaha agar kegiatan mereka dapat menghasilakan dan memberikan keuntngan yang maksimum kepada para pemiliknya. Sedangkan salah satu tujuan bank sentral adalah mengatur dan mengawasi kegiatan bank-bank umum dan lembaga-lembaga lainnya. Tujuan penting lainnya adalah untuk membantu menciptakan kegiatan ekonomi yang tinggi dan stabil.

    4.      Bank sentral diberi kekuasaan untuk mencetak uang kertas dan logam bank-bank umum tidak mempunyai kekeuasaa yang demikian. Sejak abad yang lalu pemerintah tidak member kekusaan lagi kepada bank-bank umum untuk mengeluarkan mata uang yang dapat digunakan untuk tukar-menukar. Tetapi mereka mempuntai kemampuan untuk menciptakan uang bank atau uang giral.

    H. Fungsi Utama Bank Sentral

    Kalau diperhatikan peranan dan kegiatan yang dijalankan oleh bank sentral di berbagai negara, maka akan dapat dilihat bahwa pada umumnya bank sentral ditugaskan oleh pemerintah untuk menjalankan lima kegiatan berikut :

               I.            Bertiindak sebagai bank kepada pemerintah

            II.            Bertindak sebagai bank kepada bank-bank umum

         III.            Mengawasi kegiatan bank umum dan lembaga-lembaga keuangan lainnya

         IV.            Mengawasi keseimbangan kegiatan perdagangan luar negeri

           V.            Mencetak uang logam dan uang kertas yang diperlukan umtuk melancarkan kegiatan produksi dan perdagangan

    Bank Sentral Sebagai Bank Kepada Pemerintah

                    Pemerintah dapatlah dipandang sebagai suatu perusahaan raksasa. Setiap harinya ia harus membuat pengeluaran-pengeluaran dan menerima berbagai jenis pendapatan seperti pendapatan dari pajak pendapatan, pajak penjualan dan pajak impor.

                    Adakalanya pemerintah berbelanja lebih banyak daripada pendapatan yang diperolehnya, oleh sebab itu pemerintah harus meminjam. Di negara-negara maju, seperti inggris, salah satu cara adalah dengan mengeluarkan treasury bill,  yaitu  pinjaman pemerintah yang akan dibayar kembali di dalam jangka pendek. Treasury bill  itu biasanya berjangka tiga bulan, tetapi ada juga yang berjangka enam bulan, sembilan bulan atau satu tahun. Treasury bill tersebut akan dijual kepada lembaga-lembaga keuangan dan masyarakat, dan juga kepada bank sentral. Di dalam penjualan treasury bill bank sentral memegang peranan yang sangat penting. Misalnya bank sentral diberi kekuasaan oleh pemerintah untuk menentukan dan mengubah tingkat bunga dari treasury bill tersebut.

                    Cara lain yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk membiayai defisit dalam pengeluaran adalah dengan mengeluarkan surat pinjaman ( obligasi ) jangka panjang atau dengan meminjam langsung dari bank sentral. Apabila peminjaman kepada bank sentral itu sangat berlebih-lebihan , maka bank sentral harus mencetak lebih banyak uang. Langkah yang demikian dapat menimbulkan inflasi. Untuk menghindari keadaan yang tidak diinginkan ini beberapa negara membuat undang-undang  mengenai besarnya pinjaman yand dapat diambil pemeritah dari bank sentral. Peraturan tersebut bertujuan untuk membatasi hak bank sentral mencetak uang dan meminjamkannya kepada pemerintah.

    Sebagai Bank Kepada Bank Umum

                    Bank sentral selalu disebut juga sebagai “bank kepada bank” (bankers’ bank”) atau sumber pinjaman terakhir” (“leader of lastresort”). Artinya bank sentral adalah bank dari bank-bank lainnya dan ia merupakan sumber terakhir dari pinjaman apabila bank-bank umum tidak dapat memperoleh lagi pinjaman dari sumber lainnya. Bank sentral disebut juga bank dari bank-bank lainya karena jasa-jasa yang diberikan kepada bank umum adalah sama sifatnya dengan jasa bank umum kepada masyarakat. Selanjutnya bank sentral disebut sebagai bank dari bank-bank lainnya karena bank-bank umum dapat meminjam bank sentral apabila bank umu itu mengalami kekurangan cadangan.

    Mengawasi Bank Umum Dan Institusi Keuangan Lain

                    Lembaga-lembaga keuangan, termasuk bank umum, merupakan perusahaan yang mencari keuntungan dari meminjamkan uang yang dimilikinya atau yang ditabungkan kepadanya. Untuk memperoleh keuntungan yang maksimal mereka haruslah meminjamkan kepada perusahaan-perusahaan dan perorangan-perorangan sebanyak yang mungkin mereka pinjamkan. Apabila tujuan ini terlalu ditekankan oleh lembaga-lembaga keuangan tersebut, maka akan timbul akibat-akibat buruk kepada masyarakat dan perekonomian.

                    Lembaga-lembaga keuangan mungkin memberi terlalu banyak pinjaman sehingga uang tunai yang ditunggalkan sebagai cadangan tidak mencukupi lagi. Pada ketika masyarakat menarik lebih banyak uangnya dari lembaga-lembaga keuangan tersebut, mereka tidak akan mempunyai cukup dana untuk melakukan pembayaran tersebut. Keadaan tersebut akan menghilangkan kepercayaan masyarakat kepada lembaga-lembaga keuangan. Disamping itu, pinjaman yang tidak diawasi akam menyebabkan badan keuangan meminjamkan uangnya kepada usaha-usaha yang sangat tinggi resikonya. Apabila usaha itu gagal mereka tidak akan dapat memperoleh kembali uang mereka yang mereka pinjamkan. Keadaan demikian dapat menyebabkan lembaga keuangan tersebut menutup usahanya dan tidak dapat membayar kembali tabungan dari para langganannya. Disamping itu, apabila pemerintah tidak mengawasi kegiatan mereka, lembaga-lembaga keuangan memberi pinjaman yang berlebih-lebihan pada masa perekonomian mencapai kemakmuran yang tinggi dan perekonomian sedang mengalami masalah inflasi. Tindakan ini memperburuk masalah inflasi yang sedang dihadapi.

    Mengawasi Kesetabilan Kurs Valuta Asing

                    Salah satu usaha yang perlu dilakukan untuk menciptakan kesetabilan ekonomi adalah dengan mempertahankan kesetabilan nilai kurs mata uang asing. Untuk mencapai tujuan ini pertama-tama haruslah dijaga agar terdapat keseimbangan di antara ekspor dan aliran masuk modal satu pihak, dengan impor dan aliran ke luar modal di lain pihak. Selanjutnya harus pula dijaga agar terdapat cukup cadangan mata uang asing yang dapat sewaktu-waktu dugunakan untuk membiayai pembayaran uang asing yang berlebihan ke negara-negara lain karna aliran ke luar untuk pembayaran impor dan kebutuhan lain adalah lebih besar daripada aliran yang masuk yang diterima dari ekspor dan pendapatan dari luar lainnya.

    Mencetak Uang Logam Dan Uang Kertas

                    Mata uang yang beredar dalam perekonomian dikeluarkan oleh bank sentral. Pemerintah memberi kekuasaan kepada bank sentral untuk mencetak uang yang diperlukan untuk melancarkan kegiatan perdagangan dan produksi. Di dalam menjalanjan tugas ini bank sentral haruslah menentukan besarnya jumlah uang yang harus disediakannya pada suatu waktu tertentu. Di samping itu dari satu waktu ke waktu lainnya ia harus pula menentukan pertambahan jumlah uang yang perlu dilakukan agar kegiatan perdagangan dan produksi tetap dapat berjalan dengan lancar, dan perkembangan ekonomi yang teguh harus berlangsung.

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Dari penjabaran makalah diatas dapat kita tarik beberapa kesimpulan diantaranya :

    1.      Uang adalah suatu benda dengan satuan hitung tertentu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah dalam berbagai transaksi dan berlaku di dalam wilayah tertentu. Para ahli dan pemikir ekonomi biasanya memberikan makna yang berbeda-beda mengenai uang. Meskipun demikian, pengertian umum uang adalah sama, yakni benda yang digunakan sebagai alat pembayaran yang sah.

    2.      Intitusi Keuangan (Lemabaga Keuangan) adalah lembaga yang kegiatan utamanya menghimpun dan menyalurkan dana, dengan motif mendapatkan keuntungan. Porsi terbesar asetnya merupakan aset finansial. Fungsi utama lembaga keuangan adalah sebagai perantara pihak-pihak yang membutuhkan uang modal (penerima dana) dengan pihak-pihak yang memilikinya (pemilik dana).

    3.      Penawaran uang adalah jumlah uang yang beredar di masyarakat, penawaran uang disebut juga sebagai jumlah uang yang tersedia dalam suatu perekonomian.

    B. Saran

                Peranan uang dalam kegiatan perekonomian sebuah negara memiliki peran dan fungsi yang begitu penting. Di negara Indonesia sendiri peredaran uang telah diatur oleh institusi keuangan terkait khususnya bank sentral (Bank Indonesia) yang berhak mengeluarkan kebijakan moneter yang salah satunya bertujuan untuk memelihara dan menjaga kestabilan nilai uang rupiah, serta mengatur peredaran uang giral di masyarakat. Oleh sebab itu, diperlukannya campur tangan dari pihak pemerintah maupun institusi keuangan yang bersangkutan sangatlah diperlukan dalam menjaga kestabilan nilai uang yang beredar di masyarakat.

    Daftar Pustaka

    Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Makroekonomi. Edisi Ketiga. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

    http://anizadwianggraeni.weebly.com/globalisasi-ekonomi.html

    Jurnal Uang, Istitusi Keuangan dan Penawaran uang

    BERITA

    1. OJK Minta Lembaga Keuangan dan Bank Waspadai Pelemahan Rupiah

    Jakarta, CNN Indonesia — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta perbankan dan lembaga keuangan non bank mewaspadai dan mencermati pergerakan rupiah. Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Darmansyah Hadad  menilai lembaga keuangan perlu berbenah diri guna memitigasi risiko kurs, dengan menjaga kesehatan neraca masing-masing. 
    “Indikator-indikator manajemen (lembaga keuangan) semua masih hijau, tetapi bukan kita harus lengah. Intinya saya menekankan pada bank tetap harus waspada,” ujarnya di kantor Kepresidenan, Rabu (11/3) malam. 
    Salah satu indikator keuangan yang dimaksud Muliaman antara lain rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) perbankan yang tergolong tinggi, rata-rata 21 persen. Dengan likuiditas yang mencukupi, Muliaman menilai perbankan nasional pada tahun ini akan punya kemampuan yang lebih untuk membiayai pembangunan ekonomi. 
    “Target kami kredit (perbankan) tumbuh lebih dari 16 persen pada tahun ini,” tuturnya. 
    Muliaman meyakini pelaku industri keuangan di Tanah Air punya pengalaman yang cukup baik dalam memitigasi risiko krisis finansial. Namun, dia menekankan pentingnya sinergi kebijakan antar-lembaga keuangan dan dengan regulator guna menutup celah berulangnya krisis keuangan. 
    “Kami melihat ini supaya terintegrasi, terutama lembaga keuangan dan sebagainya agar tidak ada kerawanan-kerawanan dan (sistem keuangan) tetap terjaga,” tuturnya. 

    Berdasarkan kurs tengah BI, rupiah ditransaksikan melemah 0,80 persen terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (11/3). Rupiah ditutup pada level Rp 13.164 per dolar AS, turun 105 poin dari posisi hari sebelumnya Rp 13.059 per dolar AS.
    Sebelumnya, Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution mendorong bank sentral melakukan pembelian surat utang negara (SUN) guna menahan pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Cara itu dinilai Darmin sebagai alternatif jitu menstabilkan rupiah, selain hanya ‘membakar’ cadangan devisa.  Sebaliknya, Muliaman Hadad justru menilai pembelian kembali (buyback) surat utang belum perlu dilakukan pada saat ini. Sebab, sistem keuangan nasional dinilai masih sehat dan terkendali dengan baik.
    “Terkait kegiatan buyback dan segala macam itu belum waktunya karena (kondisi keuangan Indonesia) dalam posisi normal sekarang,” ujar Muliaman.
    OJK, lanjut Muliaman, akan terus memantau pergerakan rupiah dan memonitor berbagai kegiatan di pasar valuta asing. hal ini untuk memastikan sistem keuangan berjalan dengan normal. (ags)

    2. Lembaga Keuangan Indonesia Dinilai Tak Cukup Serius Cegah Korupsi

    Rimanews – Riset Transparency International (TI) menyatakan lembaga keuangan di Indonesia hanya melakukan verifikasi terbatas atas informasi Pemilik Manfaat dari modal maupun aset perusahaan terkait dengan upaya pencegahan korupsi dan pencucian uang. Laporan Apakah Hanya Janji Kosong?: Mengkaji Janji-Janji G20 mengenai Benefecial Ownership menyatakan Indonesia memang memiliki persyaratan ketat yang berlaku bagi lembaga keuangan dengan mewajibkan mereka memverifikasi dokumen pendukung bagi nasabah. Namun, riset itu menilai langkah tersebut tak cukup. Pemilik Manfaat atau Beneficial Ownership adalah individu yang sebenarnya mendapatkan manfaat dari modal atau aset suatu badan hukum, bukan hanya individu yang tercatat di dokumen resmi untuk menerima manfaat tersebut.

    Ini termasuk para pemegang kendali perusahaan yang sebenarnya, baik yang menempati posisi formal maupun tidak, dicantumkan dalam perusahaan sebagai pemegang posisi pengendali.

    TI menyatakan pelbagai skandal korupsi besar seringkali adalah pelaku yang memanfaatkan jaringan kompleks perusahaan, perwalian, badan hukum lainnya yang bersifat anonim dan berlokasi di berbagai wilayah yurisdiksi yang berbeda. Tujuannya, menjadi sarana untuk memindahkan dan menyembunyikan aliran dana gelap.

    Indonesia termasuk ke dalam sembilan negara yang mewajibkan adanya verifikasi secara independen, walaupun hanya untuk kasus yang berisiko tinggi. Negara lainnya terdiri dari Australia, Kanada, Prancis, India, Italia, Jepang, Arab Saudi dan Inggris.

    “Karena informasi yang didapat pemerintah umumnya mencakup individual dengan kendali de facto, verifikasi independen mereka pun menjadi terbatas,” demikian riset, dikutip Bisnis.com, Kamis (25/02/16).

    TI menyatakan dengan adanya kerangka yang masih lemah itu, tak ada jaminan bahwa informasi yang tersedia untuk pihak berwenang telah akurat dan dapat dipercaya.

    Informasi mengenai Pemilik Manfaat menjadi relevan karena sekitar 70% dari 200 lebih kasus korupsi besar-besaran yang disurvei oleh Bank Dunia, menemukan politikus korup memanfaatkan perusahaan bayangan untuk menutupi identitas mereka.

    “Di tingkat global, kasus pencurian dan pencucian aset telah mencapai skala raksasa,” demikian TI.

  • Siswa Dengan Kebutuhan Khusus

    Pengertian Siswa Berkebutuhan Khusus

    Pada saat ini dunia pendidikan mempunyai kewajiban untuk melayani berbagai jenis individu berkebutuhan khusus.Pada waktu sebelumnya. Individu yang berkebutuhan khusus diberi lebel anak luar biasa dan anak yang termasuk ke dalam kelompok anak luar biasa langsung dididik di sekolah luar biasa.Sekolah luar biasa melayani berbagai bentuk kekhusuasan yang dimiliki anak, seperti sekolah luar biasa untuk penyandang tuna wicara, sekolah luar biasa untuk penyandang tuna grahita, sekoleh luar biasa untuk penyandang tuna netra. Untuk individu yang memiliki kemampuan khusus dengan IQ tinggi seperti anak gifted, di Indonesia di didik di sekolah umum, di dalam kelas akselerasi.(Jamaris, 2010:261).

    Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara siginifikanberbeda dalam beberapa dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya.Mereka yang secara fisik, psikologis, kognitif atau sosial terhambat dalammencapai tujuan-tujuan/kebutuhan dan potensinya secara maksimal, meliputimereka yang tuli, buta mempunyai gangguan bicara, cacat tubuh, retardasimental (keterbelakangan mental) gangguan emosional juga anak-anak yang berbakat dengan intelligensi yang tinggi, dapat dikategorikan sebagai anak khusus atau luar biasa karena memerlukan penaganan yang terlatih daritenaga professional.

    Peserta didik berkebutuhan khusus menurut Peraturan Gubernur DKINomor 116 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Inklusi adalahanak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak padaumumnya tanpa selalu menunjukkan pada ketidakmampuan mental, emosiatau fisik.

    Individu berkebutuhan khusus adalah adalah individu memiliki ciri-ciri khusus di dalam perkembangannya yang berbeda dari perkembangan secara normal. Penyimpangan perkembangan tersebut dapat terbentuk penyimpangan intelegensi, yaitu intelegensi di bawah normal yang dikenal dengan individu penyandang retardasi mental, atau intelegensi di atas normal yang dikenal individu superior atau gifted. Penyimpangan dalam perilaku, seperti attention deficit/hyperactivity disorder atau ADHD dan autisme. Penyimpangan dalam perkembangan visual, seperti individu penyandang kebutaan atau tuna netra dan penglihatan yang sangat rabun. Penyimpangan dalam perkembangan auditory, seperti individu penyandang tuna wicara. Penyimpangan dalam perkembangan fisik, seperti penyandang tuna daksa. Di samping itu, individu yang seharusnya tidak bermasalah dalam belajar, akan tetapi, mengalami masalah belajar, yang disebut individu kesulitan belajar (Jamaris, 2010:261).

    A. Hambatan Kecerdasan


    Hamabatan kecerdasan atau sering dikenal dengan sebutan tunagrahita adalah kondisi anak yang tingkat kecerdasannya jauh dibawah rata – rata yang ditandai oleh keterbatasan intelejensi dan ketidak cakapan dalam interaksi sosial.  Kondisi yang dimulai sebelum usia 18 tahun yang meliputi rendahnya inteligensi dan kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari (Santrock, 2009: 255). Anak tunagrahita dengan keterbatasan kecerdasan yang diamiliki sukar untuk mengkuti program pendidikan disekolah biasa, oleh karena itu anak terbelakang mental membutuhkan pelayanan pendidikan secara khusus, yakni disesuaikan dengan kemampuan anak itu.

    Karakteristik umum yang dimiliki seorang anak yang mengalami hambatan kecerdasan atau tunagrahita meliputi tiga hal, diantaranya adalah:


    1. Keterbelakangan Intelegensi

    Intelegensi merupakan fungsi yang kompleks yang dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempelajari informasi dan ketrampilan-ketrampilan menyesuaikan diri dengan masalah-masalah dan situasi-situasi kehidupan baru, belajar dari pengalaman masa lalu, berfikir abstrak, kreatif, dapat menilai secara kritis, menghindari kesalahan-kesalahan, mengatasi kesulitan-kesulitan, dan kemampuan untuk merencanakan masa depan (Maria, 2007:28). Anak tunagrahita memiliki kekurangan dalam semua hal tersebut. Kapasitas belajar anak tunagrahita terutama yang bersifat abstrak seperti belajar berhitung, menulis, dan membaca juga terbatas.

    2. Keterbatasan Sosial

    Di samping memiliki keterbatasan intelegensi, anak tunagrahita juga memiliki kesulitan dalam mengurus diri sendiri dalam masyarakat, oleh karena itu mereka memerlukan bantuan. Anak tunagrahita cenderung berteman dengan anak yang lebih muda dari usianya, ketergantungan terhadap orang tua sangat besar, tidak mampu memikul tanggung jawab social dengan bijaksana, sehingga mereka harus selalu dibimbing dan diawasi. Mereka juga mudah dipengaruhi dan cenderung melakukan sesuatu tanpa memikirkan akibatnya. 


       Hambatan kecerdasan yang dialami anak tunagrahita tidak semata-mata terjadi begitu saja, namun ada beberapa faktor penyebab tejadinya hambatan kecerdasan bagi setiap anak-anak. Faktor-faktor tersebut meliputi:


    1.    Faktor Genetik (Keturunan)

       Faktor genetik merupakan faktor utama yang menyebabkan anak mengalami hambatan kecerdasan. Ada dua sindrum yang diidentifikasi sebagai penyebab anak memiliki hamabatan kecerdasan, pertama  Sindrum Down (Down syndrome) anak yang menderita sindrom ini mempunyai wajah yang bulat, tengkorak yang rata, tambahan lipatan kulit diklopak mata, tubuh pendek dan keterbelakangan mental serta motoriknya. Kedua Fragile X syndrome, syndrome ini diturunkan secara genetic melalui keromoson X yang abnormal, mengakibatkan retardasi mental ringan sampai berat.


    2.    Kerusakan Sistem Otak

       Kerusakan otak disebabkan dari calon ibu hamil yang terinfeksi rubela, sifilis, herpes dan AIDS yang dapat menyebabkan keterbelakangan pada anak. Infeksi tersebut menyebabkan peradangan di otak dan menyebabkan kerusakan sistem otak 


    3.    Faktor Lingkungan

      Hal-hal berbahaya dilingkungan yang menyebabkan hamabatan kecerdasan anak meliputi, pukulan dikepala, malnutrisi, keracunan, luka pada saat kelahiran, dan alkoholisme atau kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol yang parah oleh ibu hamil (Santrock, 2009: 257-258).


        ABK memiliki tingkat kekhususan yang amat beragam, baik dari  segi jenis, sifat, kondisi maupun kebutuhannya. Oleh karena itu layanan pendidikannnya tidak dapat dibuat tunggal atau seragam melainkan menyesuaikan diri dengan tingkat keberagaman karakteristik dan kebutuhan anak. Dengan beragamnya model  layanan pendidikan tersebut, dapat lebih memudahkan anak-anak ABK dan orangtuanya untuk memilih layanan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhannya.  Ada beberapa model layanan pendidikan bagi ABK yang ditawarkan mulai dari yang model klasik sampai yang modern atau terkini.


    Pelayanan pendidikan bagi anak tunagrahita atau retadasi mental dapat diberikan pada: 

    a.   Kelas Transisi 

    Kelas ini diperuntukkan bagi anak yang memerlukan layanan khusus termasuk anak tunagrahita. Kelas tansisi sedapat mungkin berada disekolah reguler, sehingga pada saat tertentu anak dapat bersosialisasi dengan anak lain. Kelas transisi merupakan kelas persiapan dan pengenalan pengajaran dengan acuan kurikulum SD dengan modifikasi sesuai kebutuhan anak.


    b.   Sekolah Khusus

    Layanan pendidikan untuk anak tunagrahita model ini diberikan pada Sekolah Luar Biasa. Dalam satu kelas maksimal 10 anak dengan pembimbing/pengajar guru khusus dan teman sekelas yang dianggap sama keampuannya (tunagrahita).


    c.   Pendidikan Terpadu

    Layanan pendidikan pada model ini diselenggarakan di sekolah reguler. Anak tunagrahita belajar bersama-sama dengan anak reguler di kelas yang sama dengan bimbingan guru reguler. Untuk matapelajaran tertentu, jika anak mempunyai kesulitan, anak tunagrahita akan mendapat bimbingan dari Guru Pembimbing Khusus (GPK) dari SLB terdekat, pada ruang khusus. Biasanya anak yang belajar di sekolah terpadu adalah anak yang tergolong tunagrahita ringan, yang biasanya mempunyai kesulitan-kesulitan dalam belajar (Learning Difficulties).


    d.   Program Sekolah di Rumah (Home Shcooling)

    Progam ini diperuntukkan bagi anak tunagrahita yang tidak mampu mengkuti pendidikan di sekolah khusus karena keterbatasannya, misalnya sakit. Program dilaksanakan di rumah dengan cara mendatangkan guru PLB (GPK) atau terapis. Hal ini dilaksanakan atas kerjasama antara orangtua, sekolah, dan masyarakat.

    B.     Kesulitan Belajar


      Kesulitan belajar atau gangguan belajar (learning disorder) adalah gangguan belajar pada anak yang ditandai dengan adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi dengan kemampuan akademik yang seharusnya dicapai.Anak berkesulitan belajar adalah salah satu dari mereka yang berada dalam kelompok anak berkebutuhan khusus (children with special needs). Mereka adalah anak yang memiliki disfungsi minimum otak (DMO), sehingga menyebabkan tercampur aduknya sinyal-sinyal di antara indera otaknya atau terjadi gangguan dalam neurobiologistyang menimbulkan gangguan berbagai perkembangan, misalnya:

    v  Disleksia, adalah satu kategori yang ditunjukan bagi individu yang memiliki kelemahan serius dalam kemampuan untuk membaca dan mengeja.

    v  Disgrafia, adalah kesulitan belajar yang ditandai dengan adanya kesulitan dalam mengungkapkan pemikiran dalam komposisi tulisan.

    v  Diskalkulia, adalah kesulitan belajar dalam perhitungan matematika. (Santrook, 2009: 248)


         Penyebab hambatan perkembangan belajar disebabkan oleh faktor genetik dimana kesulitan belajar cendrung menurun dalam keluarga dan kemungkinan yang paling tinggi sebagai penyebab terjadinya hambatan perkembangan belajar ini adalah karena hambatan perkembangan otak (sistem syaraf pusat) pada masa dalam kandungan, setelah melahirkan, dan selama usia satu tahun pertama. Hambatan-hambatan tersebut biasanya dapat berupa pendarahan di otak, mengalami sesak napas pada saat komplikasi kelahiran sehingga sel-sel otak kekurangan oksigen. Selain itu juga ada beberapa risiko selama kehamilan yang dapat menyebabkan seorang individu mengalami kesulitan belajar ketika sudah masuk usia sekolah, seperti: infeksi rubella, malnutrisi atau stress yang terus menerus yang dialami oleh ibu yang sedang hamil, dan beberapa faktor instrinsik lainnya.

    C.     ADHD (Attention Deficit Hypercactivity Disorder)

    ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak hingga menyebabkan perilaku anak yang berlebihan(hiperaktif) dan tidak lazim yang ditandai dengan gangguan pemusatan perhatian dan gangguan konsentrasi(in attention), berbuat dan berbicara tanpa memikirkan akibat(impulsif). ADHD adalah suatu kondisi yang pernah dikenal sebagai Attention Deficit Disorder (sulit memusatkan perhatian), Kejadian ADHD di seluruh dunia bisa mencapai 3-5% dan kebanyakan penderita ADHD adalah laki-laki.

    Beberapa ahli menyatakan bahwa faktor yang sangat berperan dalam timbulnya ADHD pada anak adalah faktor genetik (keturunan), tingkat neurotransmitter (pembawaan pesan kimia didalam otak) yang rendah, keadaan tidak normal sebelum kelahiran dan setelah kelahiran, serta racun lingkungan seperti timah. (Santrock, 2009: 254).

    Karakteristik umum yang dimiliki seorang anak yang mengalami ADHD harus memiliki tiga gejala utama yang nampak pada perilaku anak, yaitu:

    1.      Hiperaktif.

    2.      Kurang perhatian, sulit untuk berinteraksi dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas.

    3.      Impulsif (seperti, bertindak tanpa berfikir dan sulit untuk menunggu giliran).

    4.      Kelalaian dan membutuhkan banyak pengawasan (Eggen & Kauchak. 2004: 142)

    Cara menanggulangi ADHD pada Anak

    1. Terapi Perilaku (Behavioral Therapy)

    Terapi perilaku membantu anak untuk lebih bisa mengontrol perilaku dan mengendalikan tindakan mereka.Diharapkan anak mampu mengendalikan reaksi berlebihan, kemarahan, serta menjadikannya lebih tenang.

    2. Terapi Kognitif (Cognitive Therapy)

    Terapi perilaku kognitif ditujukan untuk membantu seseorang mengendalikan pikiran dan emosi yang akan mewujud pada perilaku yang lebih positif. Terapi ini akan melatih anak dengan ADHD untuk berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak.

    3. Terapi Membaca (Literary Therapy)

    Terapi membaca ditujukan membuat seseorang memahami masalah yang dihadapinya secara mendalam dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya perihal masalah tersebut.Informasi yang diberikan juga harus disertai dengan solusi untuk mengendalikan masalah hiperaktif.

    4. Terapi Bicara

    Melalui terapi bicara, orang tua didorong untuk selalu berkomunikasi dengan anak serta membicarakan apa yang dirasakan anak. Terapi bicara didasarkan pada prinsip bahwa ADHD dapat disembuhkan, jika anggota keluarga menunjukkan dukungan, cinta dan perhatian dengan memberikan waktu untuk mendengarkan anak (Rini, dkk, 2013: 35)

    D.    Physical Disabilities


       Physical disabilities atau biasa disebut dengan tunadaksa adalah istilah untuk anak yang memiliki cacat tubuh, cacat fisik, dan cacat ortopedi seperti cerebral palsy dan serangan mendadak (biasanya strok atau epilepsy). Orthopedic mempunyai arti yang berhubungan dengan otot, tulang, dan persendian. Dengan demikian, cacat ortopedi kelainannya terletak pada aspek otot, tulang dan persendian atau dapat juga merupakan akibat adanya kelainan yang terletak pada pusat pengatur sistem otot, tulang dan persendian. Termasuk didalamnya cerebral palsy adalah penyakit yang meliputi kurangnya koordinasi otot, gemetar,atau cara cara berbicara yang tidak jelas. Dan juga gangguan kejang seperti epilepsy yang disebabkan gangguan neurologis dengan ciri khas adanya serangan sensomotorik yang berulang-ulang atau kejang-kejang. (Santrok, 2009: 259)

    Karakteristik anak tunadaksa ditinjau dari beberapa segi, antara lain :

    a.   Karakteristik Akademis

    Karakteristik akademis anak tudanadaksa meliputi ciri khas kecerdasan, kemampuan kognitif yang mengalami kelainan karena terganggunya sisitem cerebral sehingga mengalami hambatan dalam belajar, dan mengurus diri.Anak tundaksa karena kelainan pada sistem otot dan rangka tidak terganggu sehingga dapat belajar, seperti anak normal.


    b.   Karakteristik sosial/emosional.

    Karakteristik sosial/emosional anak tunadaksa menunjukkan bahwa konsep diri dan respons serta sikap masyarakat yang negatif terhadap anak tunadaksa mengakibatkan anak tunadaksa merasa tidak mampu, tidak berguna dan menjadi rendah diri. Akibatnya, kepercayan dirinya hilang dan akhirnya tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Mereka juga menunjukkan sikap mudah tersinggung, mudah marah, lekas putus asa, rendah diri, kurang dapat bergaul, malu dan suka menyendiri, serta frustasi berat.


    c. Karakteristik Fisik.

    Karakteristik fisik/kesehatan anak tunadaksa biasanya selain mengalami cacat tubuh, juga mengalami gangguan lain, seperti sakit gigi, berkurangnya daya pendenganran, penglihatan, gangguan bicara, dan gangguan motorik   

    Didalam proses pemerolehan pendidikan ada empat bentuk proses dari penyelenggaraan pendidikan untuk anak tunadaksa, yaitu: 


    1) Sekolah Luar Biasa (SLB)
    Bentuk Sekolah Luar Biasa merupakan bentuk sekolah yang dianggap dapat membantu anak-anak yang mengalami ganguan fisik yang tidak sempurna dalam dirinya, karena anak yang memiliki kekurangan tersebut akan lebih diberi perhatian dan bimbingan lebih oleh guru, tidak seperti disekolah normal pada umumnya.

    2) Kelas jauh/Kelas kunjung
    Kelas jauh atau kelas kunjung adalah lembaga yang disediakan untuk memberi pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus yang tinggal jauh dari SLB. Dalam penyelenggaraan kelas jauh/kelas kunjung menjadi tanggung jawab SLB terdekatnya.Tenaga guru yang bertugas di kelas tersebut berasal dari guru SLB-SLB di dekatnya.Mereka berfungsi sebagai guru kunjung (itenerant teacher).

    E.     Visual Disabilities


       Visual disabilities atau tunanetra digunakan untuk menggambarkan anak yang mengalami tingkatan kerusakan atau gangguan penglihatan yang berat sampai pada yang sangat berat, yang dikelompokkan secara umum menjadi buta dan kurang lihat. Sebagian ahli mengelompokkannya menjadi kurang lihat (low vision), buta (blind), dan buta total (totally blind). Perlu anda pahami bahwa kerusakan yang terjadi pada organ penglihatan (mata) dapat meliputi kerusakan yang ringan sampai yang sangat berat. Anak yang memilki kerusakan ringan pada penglihatannya (seperti myopia dan hypermetropia) masih dapat dikoreksi dengan menggunakan kacamata dan bisa mengikuti pendidikan seperti anak yang lainnya, secara umum tidak dikelompokkan pada tunanetra (Wardhani, 2007: 45).

               Penyebab Terjadinya Tunanetra

    1.   Faktor Internal

    Faktor internal merupakan penyebab ketunanetraan yang timbul dari dalam diri individu, yang sering disebut juga faktor keturunan.Faktor ini kemungkinan besar terjadi pada perkawinan antarkeluarga dekat dan perkawinan antartunanetra.

    2.      Faktor Eksternal

    a)   Penyakit rubella dan syphilis

    Rubella atau campak Jerman merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus yang sangat berbahaya dan sulit didiagnosis secara klinis. Apabila seoarng ibu terkena rubella pada tri semester pertama (3 bulan pertama) maka virus tersebut dapat merusak pertumbuhan sel-sel pada janin dan merusak jaringan pada mata, telinga atau organ lainnya sehingga kemungkinan besar anaknya lahir tunanetra  atau tuna rungu atau berkelainan lainnya. Demikian juga dengan  syphillis (penyakit yang menyerang alat kelamin), apabila penyakit itu terjadi pada ibu hamil maka akan merambat kedalam kandungan sehingga dapat menimbulkan kelainan pada bayi yang dikandungnya atau bayi tersebut akan terkena penyakit ini sewaktu dilahirkan. 

    b)   Glaukoma (Glaucoma)  

    Glaukoma merupakan suatu kondisi dimana terjadi tekanan yang berlebihan pada bola mata.Hal itu terjadi karean struktur bola mata yang tidak sempurna pada saat pembentukannya dalam kendungan.Kondisi ini ditandai dengan pembesaran bola mata, kornea menjadi keruh, banyak mengeluarkan air mata, dan merasa silau.

    c)   Retinopati diabetes (Diabetic retinopathy)

    Retinopati diabetes merupakan suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya gangguan dalam siplai/aliran darah pada retina.Kondisi ini disebabkan oleh adanya penyakit diabetes.

    d)   Retinoblastoma

    Retinoblastoma merupakan tumor ganas yang terjadi pada retina, dan sering ditemukan pada anak-anak. Gejala yang dapat dicurigai antara lain, menonjolnya bola mata, adanya bercak putih pada pupil, strabismus (juling), glaukoma, mata sering merah, atau penglihatannya sering menurun.

    e)   Kekurangan vitamin A

    Vitamin A berperan dalam ketahanan tubuh terhadap infeksi.Dengan vitamin A, tubuh lebih efisien dalam menyerap protein yang dikonsumsi. Kekurangan vitamin A akan menyebabkan kerusakan pada matanya, yaitu kerusakan pada sensitifitas retina terhadap cahaya (rabun senja) dan terjadi kekeringan pada konjungtiva bulbi yang terdapat pada celah kelopak mata, disertai pengerasan dan penebalan pada epitel. Pada saat mata bergerak, akan tampak lipatan [ada konjungtiva bulbi. Dalam keadaan ini parah hal tersebut dapat merusak retina, dan apabila dibiarkan akan terjadi ketunanetraan.

    f)   Terkena zat kimia

    Di samping memberikan manfaat bagi manusia, zat-zat kimia juga dapat merusak apabila penggunaanya tidak hati-hati. Zat kimia tertentu, seperti zat etanol dan aseton, apabila mengenai kornea, akan mengakibatkan mata kering dan terasa sakit. Selain itu zat-zat lain, seperti asam sulfat dan asam tannat yang mengenai kornea akan menimbulkan kerusakan bahkan mengakibatkan ketunanetraan.

    g)   Kecelakaan

    Kecelakaan menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan ketunanetraan apabila kecelakaan tersebut mengenai mata atau saraf mata.Benturan keras mengenai saraf mata atau tekanan yang keras terhadap bola mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan bahkan ketunanetraan.

         Proses Pendidikan Anak Tunanetra

    Klasifikasi tunanetra ini tidak didasarkan pada hasil tes ketajaman penglihatan, tetapi didasarkan pada adaptasi/penyesuaian pendidikan khusus yang sangat penting dalam membantu mereka belajar atau diperlukan dalam membantu layanan pendidikan yang sesuai dengan kemampuan penglihatannya. Klasifikasi ini dikemukakan oleh Wardhani (2007: 46-47), yaitu sebagai berikut:

    a)    Ketidakmampuan melihat taraf sedang (moderate visual disability)

    Pada taraf ini, mereka dapat melakukan tugas-tugas visual yang dilakukan oleh orang “awas” dengan menggunakan alat bantu khusus dan dibantu dengan pemberian cahaya yang cukup. Sehingga dapat mengikuti kelas belajar normal.

    b)     Ketidakmampuan melihat taraf berat (severe visual disability)

    Pada taraf ini, mereka memiliki kemampuan penglihatan yang kurang baik atau kurang akurat meskipun dengan menggunakan alat bantu visual dan modifikasi sehingga mereka membutuhkan lebih banyak waktu dan energi dalam melakukan tugas-tugas visual. Pada taraf ini anak tidak dapat menggikuti sekolah normal sehingga harus menempuh pendidikan diSLB.

    c)      Ketidakmampuan melihat taraf sangat berat (profound visual

             disability)

    Pada taraf ini mereka mendapat kesulitan untuk melakukan tugas-tugas visual, dan tidak dapat melakukan tugas-tugas visual yang lebih detail, seperti membaca dan menulis huruf “awas”. Dengan demikian, mereka tidak dapat menggunakan penglihatannya sebagai alat pendidikan sehingga indra peraba dan pendengaran memgang peranan penting dalam menempuh pendidikannya. Pada taraf sangat berat ini anak dianjurkan untuk menempuh pendidikan diSLB dikarenakan alat visual yang sudah tidak dapat berfungsi sehingga diperlukan media khusus untuk mengajarnya seperti tulisan berbentuk Braille.

    F.     HEARING DISABILITIES

    Hearing disabilities dapat diklasifikasi ke dalam dua kategori, yang pertama ialah hearing impairment (gangguan pendengaran), yang menyarankan siswa untuk menggunakan alat bantu dan untuk mengajar cukup dengan melalui saluran-saluran pendengar, kemudian untuk siswa yang tuli (deaf) cukup dengan alat perasa lainnya, dengan biasa melihat, berkomunikasi (Eggen dan Kauchak, 2004:147). Sementara itu  Hallahan dan Kauffman, 1988 dalam Rini Hildayani menyatakan bahwa banyak sekali definisi dan klasifikasi yang ada mengenai gangguan pendengaran. Dua diantaranya ialah tuli dan kesulitan mendengar (hard of hearing). Gangguan pendengaran dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu sudut pandang yang berorientasi fisiologis dan sudut pandang yang berorientasi edukasional.

    Orientasi fisiologis menyebutkan bahwa anak yang tidak dapat mendengar bunyi pada tingkat intensitas (kenyaringan) tertentu diklasifikasikan sebagai tuli, sedangkan orientasi edukasional memiliki perhatian yang besar terhadap berapa banyaknya pendengaran yang hilang, yang akan mempengaruhi kemampuan anak untuk berbicara dan mengembangkan bahasa.

    Hearing impairment (kelainan pendengaran) merupakan kondisi yang menyebabkan individu yang bersangkutan kurang dapat atau tidak dapat mendengarkan suara. Kelainan pendengaran merentang dari yang ringan sampai pada yang berat yaitu dari yang sulit mendengar atau hard of hearing sampai pada tingkat tidak dapat mendengar atau deaft.  Hard of hearing dapat dikoreksi dengan menggunakan alat pendengar. Penggunaan alat pendengar ini dilakukan sejak usia dini bagi anak yang mengalami kesulitan pendengaran. Deaft atau tuli adalah suatu keadaan yang menyebabkan individu yang bersangkutan tidak dapat mendengar suara, sehingga ia tidak dapat memahami bahasa (Jamaris. 2010: 304-305), lebih lanjut jamaris menyatakan bahwa ada beberapa faktor penyebab kelainan pendengaran, diantaranya:

    1.      Heriditas atau Keturunan. Berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa kelainan pendengaran disebabkan oleh faktor keturunan. Faktor ini dikenal dengan istilah congenital hearing impairment. Dari penelitian dapat diketahui bahwa 30% ketulian yang terjadi pada usia sekolah adalah disebabkan oleh faktor keturunan.

    2.      Rubella atau german measles atau cacar jerman yang dialami oleh ibu yang sedang mengandung, terutama pada usia kandungan tiga bulan pertama, merupakan penyebab kelainan pendengaran berbagai kelainan pada anak yang dilahirkannya.

    3.      Kelahiran premature dapat menjadi penyebab kelainan pendengaran pada anak

    4.      Meningitis adalah sejenis bakteri atau virus yang menyebabkan penyakit infeksi dapat merusak sistem pendengaran terutama bagian dalam telinga sehingga menyebabkan kelainan pendengaran pada anak yang mengalami keadaan ini

    5.      Blood imcompaability adalah keadaan yang terjadi karena kerusakkan sel dan jaringan saraf yang terjadi pada waktu kehamilan.    

    G.    COMMUNICATION DISORDERS

    Communication disorders ialah sesuatu yang berhubungan dengan kemampuan siswa untuk menerina dan memahami informasi dari orang lain dan mengekspresikan ide-ide mereka. Communication disorders dapat di bagi ke dalam dua bentuk (Berstein & Tiegerman-Farber, 2002), yang pertama Speech disorders (expressive disorders) terkait masalah pembentukan dan peruntunan suara, dan yang selanjutnya ialah language disorders (receptive disorders) termasuk masalah-masalah dengan memahami bahasa atau penggunaan bahasa untuk mengekspresikan ide-ide. Language disorders juga sering berhubungan dengan masalah-masalah lain seperti gangguan pendengaran, gangguan belajar, atau hambatan mental (Eggen & Kauchak. 2004: 145)

    Dalam literature lain, gangguan bicara dan bahasa (speech and language disorder) meliputi sejumlah masalah berbicara (seperti gangguan artikulasi, gangguan suara, dan gangguan kefasihan) dan masalah berbahasa (kesulitan dalam menerima informasi dan mengungkapkan bahasa) (Hulit & Howard, 2006; Justice, 2006; Reed, 2005 dalam Santrock. 2001: 262- 263).

    1.      Gangguan artikulasi (articulation disorder) adalah masalah dalam pengucapan bunyi dengan benar. Artikulasi seorang anak pada usia 6 atau 7 tahun masih belum selalu bebas kesalahan, tetapi harus bebas dari kesalahan pada usia 8 tahun.

    2.      Gangguan suara (voice disorder) tercermin pada cara bicara yang serak, parau, terlalu tinggi, atau terlalu rendah.

    3.      Gangguan kefasihan (fluency disorder) biasa disebut “gagap”. Gagap muncul ketika seorang anak memiliki keragua-raguan yang tidak teratur, berlama-lama, atau mengulang-ulang dalam berbicara.

    4.      Gangguan berbahasa (language disorder) meliputi kelemahan yang signifikan pada bahasa reseptif atau ekspresif seorang anak. Gangguan bahasa dapat mengakibatkan masalah belajar yang signifikan (Anderson & Shame, 2006; Ratner, 2005).  

    H.    AUTISM

    Istilah autism diperkenalkan pertama kali pada tahun 1943 oleh Dr. Leo Kanner, seorang psikiater anak dari Universitas Johns Hopkins. Kanner menyatakan bahwa pada sekelompok anak yang ditelitinya terlihat adanya suatu gangguan mendasar di mana anak-anak tersebut sejak awal kehidupan tidak mampu melakukan interaksi sosial terhadap orang lain atau situasi tertentu seperti halnya anak yang normal (Neale, 1996 dalam Rini Hildayani, dkk. 2013: 11.3)

    Lebih lanjut Eko dalam Rini menjelaskan bahwa Autism adalah suatu gangguan perkembangan yang muncul di awal kehidupan seorang anak, yang ditandai oleh ketidak mampuan untuk berhubungan dengan orang lain, masalah dalam hal komunikasi, dan adanya pola tingkah laku tertentu yang diulang-ulang. Dalam literatur lain, Paul Eggen menambahkan yakni membahas tentang gangguan spektrum autisme.   

    Gangguan spektrum autisme (autism spectrum disorder-ASD), juga disebut gangguan perkembangan pervasif, berkisar dari gangguanyang berat yang disebut gangguan autistik sampai gangguan yang lebih ringan yang disebut sindrom asperger. Gangguan spektrum autism ditandai dengan adanya masalah-masalah dalam interaksi sosial, masalah-masalah dalam komunikasi verbal dan nonverbal, serta prilaku repetitif. Anak-anak yang memiliki gangguan ini juga menunjukkan respons yang tidak normal terhadap pengalaman sensoris (National Institute of Mental Health, 2006). Gangguan spektrum autisme sering kali dapat dideteksi pada anak-anak dari usia 1-3 tahun. Pada usia ini, orang tua dapat mengetahui dari munculnya prilaku yang tidak biasa.

    Gangguan spektrum autisme dapat dikategorikan ke dalam dua bagian yaitu:

    Gangguan autistik (autistic disorder) adalah gangguan parah pada spektrum autisme yang dimulai pada 3 tahun pertama kehidupan dengan bentuk keterbatasa dalam hubungan sosial; komunikasi yang abnormal; serta pola prilaku yang terbatas, repetitive, dan tetap.

    Sindrom asperger (asperger syndrome) adalah gangguan spketrum autisme yang relatif ringan, di mana si anak mempunayai bahasa verbal yang relative bagus, masalah-masalah bahasa nonverbal yang lebih ringan, serta minat dan hubungan yang terbatas. Anak-anak yang menderita sindrom asperger sering terlibat dalam rutinitas repetitif yang berlebihan dan terlalu asyik dengan subjek tertentu (South, Ozofnoff, & McMahon, 2005). Sebagai contoh, seorang anak mugkin terobsesi dengan skor bisbol atau jadwal kereta api.

    I.       GIFTED AND TALENTED

    Gifted dan talented adalah individu yang memiliki kemampuan luar biasa sehingga mampu menghasilkan unjuk kerja yang luar biasa yang meliputi tingkat intelegensi umum, kemampuan akademik, kemampuan dalam bidang spesific, kemampuan berpikir produktif, kreatifitas, kemampuan kepemimpinan, dan seni (Kirk & Gallgher, 1986: 70).

    Penelitian yang dilakukan oleh Lewis Terman waktu ia merevisi tes Binet-Simon Test menjadi Stanford-Binet, pada tahun 1920 dengan penelitian jangka panjang selama 50 tahun terhadap individu gifted/talented yang memiliki IQ 140 ke atas dengan rata-rata IQ adalah 151, di California, USA. Karakteristik individu dalam perkembangan gifted dan talented ialah meliputi; fisik, minat, pendidikan, kesehatan mental, perkawinan dan keluarga, pemilihan bidang pekerjaan, dan karakter yang ditampilkan pada waktu tes.

    Dalam memberikan berbagai kesempatan belajar yang optimal bagi individu gifted dan talented ada dua pendekatan yang sampai saat ini diterapkan, ialah enrichment (pengayaan) dan acceleration (akselerasi).

    Pertama enrichment adalah pendekatan pendidikan yang dapat dilaksanakan dengan memberikan kesempatan kepada anak gifted dan talented untuk memilih topik yang sesuai dengan minatnya. Enrichment dapat dilakukan melalui berbagai program di antaranya; pengalaman belajar khusus di dalam kelas reguler, kelompok khusus di dalam kelas reguler, kelas khusus, sumber belajar yang dapat mendorong aktivitas kreatif, field trip dan perkemahan khusus, club berdasarkan hoby, program sekolah ekstra, guru tamu, dan mentor individual/tutor (Basca et.al, 1988:67).  

    Kedua akselerasi berarti memberikan program pembelajaran dan pengalaman belajar yang berada di atas usia anak gifted/talented. Program akselerasi dapat dilakukan dengan cara: Naik sekolah kelas lebih cepat, melompat kelas, mengikuti sekolah secara bersamaan di dua tingkat pendidikan, seperti di sekolah menengah atas dan di universitas, masuk perguruan tinggi lebih cepat, dan mempercepat penyelesaian isi pelajaran dengan jalan melakukan proses pembelajaran dengan kecepatan khusus, sesuai dengan kecepatan belajar anak gifted/talented sehingga memperpendek masa belajar.   

    Beberapa pendapat yang dikutip oleh Paul Eggen dalam buku educational psikologi menyatakan bahwa siswa gifted dan talented memiliki kelebihan khusus, mereka tidak dapat dengan cepat memperkaya potensi mereka dalam kelas regular. Kategorinya ialah siswa yang dapat melakukan suatu test dengan baik (dengan tipe 130 ke atas) dan yang dapat mendemonstrasikan bakatnya dalam berbagai bidang seperti, menulis dengan kreatif, dan musik (G. Davis & Rimm, 2004; Winner, 2000a, 2000b)

    Karakteristik siswa gifted dan talented seperti; kemampuan untuk belajar dengan cepat dan mandiri, kemampuan bahasa yang baik, membaca, dan menguasai kosa kata, motivasi yang tinggi, dan memiliki standar penilian pribadi yang tinggi.  

    J.      INCLUSIVE EDUCATION  

                Inclusive education ialah sebuah pendekatan yang bertujuan melibatkan semua anak-anak untuk proaktif, termasuk merangkul anak-anak yang memiliki gangguan atau keterbatasan, anak ramah, dan pelayanan pendidikan yang tidak diskriminasi. Inclusive education mengadopsi kebutuhan belajar dan kecepatan setiap anak. 

    Sapon-Shevin dalam O’neil 1994 juga berkomentar bahwa pendidikan inklusif adalah suatu sistem layanan pendidikan yang mensyaratkan kepada anak yang berkebutuhan khusus untuk belajar di sekolah-sekolah terdekat di kelas biasa bersama teman-teman yang seusianya. Pendidikan inklusif merupakan konsep pendidikan terpadu terbaru. Di sekolah inklusif setiap anak sesuai dengan kebutuhan khususnya, semua diusahakan dapat dilayani secara optimal.

    Alasan penerapan pendidikan inklusif ialah:

    1.      Sebab semua anak mempunyai hak sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu dan tidak didiskriminasi.

    2.      Hak setiap anak untuk dapatmengikuti pelajaran tanpa harus memandang kecacatan dan kelainan seorang anak.

    3.      Perbedaan harus dijadikan sebagai penguat untuk meningkatkan mutu pembelajaran semua anak.

    4.      Sekolah dan guru harus dapat belajar merespon dari kebutuhan pembelajaran yang berbeda.

    Pendidikan inklusif tersebut kini telah menjadi perhatian masyarakat di dunia. Beberapa pertemuan internasional pernah membahas tentang pendidikan inklusif sebagai pergerakan menuju pendidikan yang berkualitas untuk semua anak.

    Glossary

    1.      Student with special need : Siswa dengan kebutuhan khusus

    2.      Diskriminatif : Membedakan satu dengan yang lainnya

    3.      Individuaos with disableties education act-IDE : Pendidikan Individu yang memiliki keterbatasan

    4.      Pendidikan inklusi: system penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan secara bersamasama dengan peserta didik pada umumnya

    5.      Disfungsi minimum otak (DMO): tidak berfungsinya seluruh sistem saraf pada otak manusia

    6.      Neurobiologist : sistem saraf pusat otak

    7.      Sensorimotor : Mengorganisasikan pengalaman indra dengan gerak motorik

    8.      Malnutrisi: Kekurangan protein dan vitamin yang dibutuhkan tubuh selama dalam kandungan)

    9.      Taktile (perabaan), dan motorik-kinestetik (gerakan otot dan tulang)

    10.  AIDS : Gejala yang didapatkan dari penurunan kekebalan tubuh akibat kerusakan sistem imun yang disebabkan oleh virus HIV

    11.  Syphilis: penyakit yang menyerang alat kelamin

    12.  Rubella: atau biasa disebut campak jerman adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

    13.  Typhus : penyakit infeksi bakteri pada usus halus dan terkadang pada aliran darah yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C

    14.  Congenital Hearing Impairment: Faktor keturunan atau heriditas

    15.  Speech Disorders (Expressive Disorders) : Gangguan Berbicara

    16.  Language Disorders (Receptive Disorders) : Gangguan Bahasa

    17.  Gangguan Spektrum Autisme : Gangguan perkembangan pervasive

    18.  Asperger Syndrome: Gangguan spketrum autisme yang relatif ringan, di mana si anak mempunayai bahasa verbal yang relative bagus

    19.  Enrichment : Pengayaan

    20.  Inclusive Education : Pendidikan inklusif

    DAFTAR PUSTAKA

    Santrock J.W. 2009.Psikologi Pendidikan. Salemba Humanika; Jakarta.

    Jamaris, Martini. 2010 Orientasi Baru Dalam Psikologi Pendidikan. Yayasan Penamas Murni: Jakarta.

    Eggen, Paul dan kauchak, Don. 2004. Educational Psychology. New Jersey: Pearson Prentice Hall

    Hildayani, Rini, Dkk. 2013. Penanganan anak berkelainan (Anak dengan Kebutuhan Khusus). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

    W. Santrock, John. 2001. Educational Psychology. Boston: Mc Graw Hill

    Seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/pendidikan-inklusif.html diakses pada tanggal 28 Januari 2014

    Wantah, j Maria. 2007. Pengembangan Anak Tunagrahita mampu latih. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

    Hildayani, Rini, Dkk. 2013. Penanganan anak berkelainan (Anak dengan Kebutuhan Khusus). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka

    Wardhani IGAK. 2007. Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta : Universitas terbuka

  • Makalah Prospek dan Hambatan Pertanian Indonesia

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Sebagai negara agraris, Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi pertanian yang menjanjkan. Faktor iklim, geologis dan letak geografis yang strategis menjadikan Indonesia memiliki peluang yang besar dalam mengengembangkan usaha dalam bidang pertanian. Baik dalam bidang kehutanan, perkebunan, ataupun perikanan masing masing memiliki peluang yang cukup guna bersaing dengan negara lain.

    Melihat negara-negara tetangga yang sukses daam mengembangkan pertaniannya seperti Vietnam, Thailand dan Filipina harusnya hal tersebut dijadikan motivasi bagi kita untuk lebih berusaha memajukan dunia pertanian di negara kita. Kalau mereka bisa kenapa tidak, padahal secara sumber daya Indonesia tidak kalah dengan negara-negara tersebut.

    Namun seperti kata pepatah, makin tinggi pohon makin besar pula angin yang bertiup, usaha Indonesia dalam mengembangkan sektor pertanian memang selalu dihadapkan dengan berbagai masalah yang kompleks ibarat benang kusut yang susah ditemukan ujungnya. Seperti apakah peluang Indonesia dalam bidang pertanian serta masalah-masalah apa saja yang dihadapi Indonesia dalam mengembangkan pertaniannya akan berusaha penulis bahas dalam makalah ini.

    1.2 Rumusan masalah

    1)      Apakah yang dimaksud dengan pertanian?

    2)      Bagaimana prospek pertanian pangan di Indonesia?

    3)      Bagaiana kondisi pertanian di Indonesia saat ini?

    4)      Apa saja masalah pertanian di Indonesia?

    5)      Bagaimana solusi menghadapi masalah pertanian di Indonesia?

    1.3 Tujuan Penulisan

    1)      Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan pertanian.

    2)      Untuk mengetahui prospek pertanian pangan di Indonesia.

    3)      Untuk mengetahui kondisi pertanian di Indonesia saat ini.

    4)      Untuk mengetahui masalah pertanian di Indonesia.

    5)      Untuk mengetahi solusi menghadapi masalah pertanian di Indonesia.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Pengertian Pertanian Pangan

    Menurut Wikipedia, Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggriscrop cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.

    Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanamanhewan, dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian diartikan sebagai kegiatan pembudidayaan tanaman.

    Sedangkan pengertan Pertanian Pangan adalah usaha manusia untuk mengelola lahan dan agro ekosistem dengan bantuanteknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk mencapai kedaulatan dan ketahanan pangan sertakesejahteraan rakyat. (Pasal 1 Angka 8 UU Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan).

    2.2 Prospek Pertanian Pangan di Indonesia

    Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar dalam pengembangan agribisnis disektor pertanian pangan, bahkan dimungkinkan akan menjadi leading sector dalam pembangunan nasional. Potensi agribisnis tersebut diuraikan sebagai berikut:

    a.       Dalam Pembentukan Produk Domestik bruto , sektor agribisnis merupakan penyumbang nilai tambah (value added) terbesar dalam perekonomian nasional, diperkirakan sebesar 45 persen total nilai tambah.

    b.      Sektor agrbisnis merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar diperkirakan sebesar 74 persen total penyerapan tenaga kerja nasional. Sektor agribisnis juga berperan dalam penyediaan pangan

    c.       masyarakat.Keberhasilan dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokok beras telah berperan secara strategis dalam penciptaan ketahanan pangan nasional (food security) yang sangat erat kaitannya dengan ketahanan social (socio security), stabilitas ekonomi, stabilitas politik, dan keamanan atau ketahanan nasional (national security).

    d.      Kegiatan agribisnis umumnya bersifat resource based industry. Tidak adasatupun negara di dunia seperti Indonesia yang kaya dan beranekasumberdaya pertanian secara alami (endowment factor). Kenyataan telahmenunjukkan bahwa di pasar internasional hanya industri yangberbasiskan sumberdaya yang mempunyai keunggulan komparatif danmempunyai konstribusi terhadap ekspor terbesar, maka dengan demikianpengembangan agribisnis di Indonesia lebih menjamin perdagangan yanglebih kompetitif.

    e.       Kegiatan agribisnis mempunyai keterkaitan ke depan dan kebelakang yang sangat besar (backward dan forward linkages) yang sangat besar. Kegiatan agribisnis (dengan besarnya keterkaitan ke depan dan ke belakang) jika dampaknya dihitung berdasarkan impact multilier secara langsung dan tidak langsung terhadap perekonomian diramalkan akansangat besar.

    f.       Dalam era globalisasi perubahan selera konsumen terhadap barangbarang konsumsi pangan diramalkan akan berubah menjadi cepat saji dan pasar untuk produksi hasil pertanian diramalkan pula terjadi pergeseran dari pasar tradisional menjadi model Kentucky. Dengan demikian agroindustri akan menjadi kegiatan bisnis yang paling attraktif.

    g.      Produk agroindustri umumnya mempunyai elastisitas yang tinggi, sehingga makin tinggi pendapatan seseorang makin terbuka pasar bagi produk agroindustri.

    h.      Kegiatan agribisnis umumnya menggunakan input yang bersifat renewable, sehingga pengembangannya melalui agroindustri tidak hanya memberikan nilai tambah namun juga dapat menghindari pengurasan sumberdaya sehingga lebih menjamin sustainability.

    i.        Teknologi agribisnis sangat fleksibel yang dapat dikembangkan dalam padat modal ataupun padat tenaga kerja, dari manejement sederhana sampai canggih, dari skala kecil sampai besar. Sehingga Indonesia yang penduduknya sangat banyak dan padat, maka dalam pengembangannya dimungkinkan oleh berbagai segmen usaha.

    j.        Indonesia punya sumberdaya pertanian yang sangat besar, namun produk pertanian umumnya mudah busuk, banyak makan tempat, dan musiman. Sehingga dalam era globalisasi dimana konsumen umumnya cenderung mengkonsumsi nabati alami setiap saat, dengan kualitas tinggi dan tidak busuk dan makan tempat, maka peranan agroindustri akan dominan.

    2.3 Kondisi Pertanian Pangan di Indonesia Saat Ini

    Dalam sejarah perekonomian Indonesia sejak Pelita I hingga akhir pemerintahan Orde Reformasi, pentingnya pembangunan pertanian seringkali didengung dengungkan, namun dalam kenyataannya tetap saja pemberdayaan petani kurang diperhatikan. Kondisi pertanian saat ini diuraikan sebagai berikut:

    a.       Pendapatan petani masih rendah baik secara nominal maupun secara relatif dibandingkan dengan sektor lain.

    b.      Usaha pertanian yang ada didominasi oleh cirri-ciri :

                                                                  i.      skala kecil,

                                                                ii.      modal terbatas,

                                                              iii.      teknologi sederhana,

                                                              iv.      sangat dipengaruhi musim,

                                                                v.      wilayah pasarnya lokal ,

                                                              vi.      umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya involusi pertanian (pengangguran tersembunyi),

                                                            vii.      akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah,

                                                          viii.      Pasar komoditi pertanian sifatnya mono/oligopsoni sehingga terjadi eksploitasi harga pada petani.

    c.       Pendekatan parsial yang yang bertumpu pada peningkatan produktifitas usahatani yang tidak terkait dengan agroindustri. Hal ini menunjukkan fondasi dasar agribisnis belum terbentuk dengan kokoh sehingga system dan usaha agribisnis belum berkembang seperti yang diharapkan, yang terjadi kegiatan agribisnis masih bertumpu pada kegiatan usahatani.

    d.      Pembangunan pertanian yang ada kurang terkait dengan pembangunan pedesaan.

    e.       Kurang memperhatikan aspek keunggulan komparatif yang dimiliki wilayah. Pembangunan agribisnis yang ada masih belum didasarkankepada kawasan unggulan.

    f.       Kurang mampu bersaing di pasaran, sehingga membanjirnya impor khususnya komoditas hortikultura. Terdapat senjang produktivitas dan mutu yang cukup besar sehingga daya saing produk pertanian Indonesia masih mempunyai peluang yang sangat besar untuk ditingkatkan.

    g.      Pangsa pasar ekspor produk pertanian Indonesia masih kecil dan sementara kapasitas dan potensi yang dimilikinya lebih besar.

    h.      Kegiatan agroindustri masih belum berkembang. Produk –produk perkebunan semenjak zaman Belanda masih berorentasi pada ekspor komoditas primer (mentah)

    i.        Terjadinya degradasi kualitas sumberdaya pertanian akibat pemanfaatan yang tidak mengikuti pola-pola pemanfaatan yang berkelanjutan . Masih lemahnya kelembagaan usaha dan kelembagaan petani. Usaha agribisnis skala rumahtangga, skala kecil dan agribisnis skala besar belum terikat dalam kerjasama yang saling membutuhkan , saling memperkuat dan saling menguntungkan. Yang terjadi adalah penguasaan pasar oleh kelompok usaha yang kuat sehingga terjadi distribusi margin keuntungan yang timpang (skewed) yang merugikan petani.

    j.        Lemahnya peran lembaga penelitian, sehingga temuan atau inovasi benih/ bibit unggul sangat terbatas

    k.      Lemahnya peran lembaga penyuluhan sebagai lembaga transfer teknologi kepada petani, setelah era otonomi daerah.

    l.        Kurangnya pemerintah memberdayakan stakeholder seperti perguruan tinggi, LSM, dalam pembangunan pertanian. Lemahnya dukungan kebijakan makro ekonomi baik fiscal maupun moneter seperti kemudahan kredit bagi petani, pembangunan irigasi maupun pasar, dll

    2.4 Masalah Pertanian di Indonesia

    Upaya mewujudkan pembangunan pertanian tidak terlepas dari berbagai macam masalah yang dihadapi, masalah Pertama yaitu penurunan kualitas dan kuantitas sumber daya lahan pertanian. Dari segi kualitas, faktanya lahan dan pertanian kita sudah mengalami degradasi yang luar biasa, dari sisi kesuburannya akibat dari pemakaian pupuk an-organik. Berdasarkan Data Katalog BPS, Juli 2012, Angka Tetap (ATAP) tahun 2011, untuk produksi komoditi padi mengalami penurunan produksi Gabah Kering Giling (GKG) hanya mencapai  65,76 juta ton dan lebih rendah 1,07 persen dibandingkan tahun 2010. Jagung sekitar 17,64 juta ton pipilan kering atau 5,99 persen lebih rendah tahun 2010, dan kedelai sebesar 851,29 ribu ton biji kering atau 4,08 persen lebih rendah dibandingkan 2010, sedangkan kebutuhan pangan selalu meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk Indonesia.

    Berbagai hasil riset mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif di Indonesia, terutama di Pulau Jawa telah menurun produktivitasnya, dan mengalami degradasi lahan terutama akibat rendahnya kandungan C-organik dalam tanah yaitu kecil dari 2 persen. Padahal, untuk memperoleh produktivitas optimal dibutuhkan kandungan C-organik lebih dari 2,5 persen atau kandungan bahan organik tanah > 4,3 persen. Berdasarkan kandungan C-organik tanah/lahan pertanian tersebut menunjukkan lahan sawah intensif di Jawa dan di luar Jawa tidak sehat lagi tanpa diimbangi pupuk organik dan pupuk hayati, bahkan pada lahan kering yang ditanami palawija dan sayur-sayuran di daerah dataran tinggi di berbagai daerah. Sementara itu, dari sisi kuantitasnya konfeksi lahan di daerah Jawa memiliki kultur dimana orang tua akan memberikan pembagian lahan kepada anaknya turun temurun, sehingga terus terjadi penciutan luas lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi lahan bangunan dan industri.

    Masalah kedua yang dialami saat ini adalah terbatasnya aspek ketersediaan infrastruktur penunjang pertanian yang juga penting namun minim ialah pembangunan dan pengembangan waduk. Pasalnya, dari total areal sawah di Indonesia sebesar 7.230.183 ha, sumber airnya 11 persen (797.971 ha) berasal dari waduk, sementara 89 persen (6.432.212 ha) berasal dari non-waduk. Karena itu, revitalisasi waduk sesungguhnya harus menjadi prioritas karena tidak hanya untuk mengatasi kekeringan, tetapi juga untuk menambah layanan irigasi nasional. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, 42 waduk saat ini dalam kondisi waspada akibat berkurangnya pasokan air selama kemarau. Sepuluh waduk telah kering, sementara 19 waduk masih berstatus normal. Selain itu masih rendahnya kesadaran dari para pemangku kepentingan di daerah-daerah untuk mempertahankan lahan pertanian produksi, menjadi salah satu penyebab infrastruktur pertanian menjadi buruk.

    Selanjutnya, masalah ketiga adalah adanya kelemahan dalam sistem alih teknologi. Ciri utama pertanian modern adalah produktivitas, efisiensi, mutu dan kontinuitas pasokan yang terus menerus harus selalu meningkat dan terpelihara. Produk-produk pertanian kita baik komoditi tanaman pangan (hortikultura), perikanan, perkebunan dan peternakan harus menghadapi pasar dunia yang telah dikemas dengan kualitas tinggi dan memiliki standar tertentu. Tentu saja produk dengan mutu tinggi tersebut dihasilkan melalui suatu proses yang menggunakan muatan teknologi standar. Indonesia menghadapi persaingan yang keras dan tajam tidak hanya di dunia tetapi bahkan di kawasan ASEAN. Namun tidak semua teknologi dapat diadopsi dan diterapkan begitu saja karena pertanian di negara sumber teknologi mempunyai karakteristik yang berbeda dengan negara kita, bahkan kondisi lahan pertanian di tiap daerah juga berbeda-beda. Teknologi tersebut harus dipelajari, dimodifikasi, dikembangkan, dan selanjutnya baru diterapkan ke dalam sistem pertanian kita. Dalam hal ini peran kelembagaan sangatlah penting, baik dalam inovasi alat dan mesin pertanian yang memenuhi kebutuhan petani maupun dalam pemberdayaan masyarakat. Lembaga-lembaga ini juga dibutuhkan untuk menilai respon sosial, ekonomi masyarakat terhadap inovasi teknologi, dan melakukan penyesuaian dalam pengambilan kebijakan mekanisasi pertanian

    Hal lainnya sebagai masalah keempat, muncul dari terbatasnya akses layanan usaha terutama di permodalan. Kemampuan petani untuk membiayai usaha taninya sangat terbatas sehingga produktivitas yang dicapai masih di bawah produktivitas potensial. Mengingat keterbatasan petani dalam permodalan tersebut dan rendahnya aksesibilitas terhadap sumber permodalan formal, maka dilakukan pengembangkan dan mempertahankan beberapa penyerapan input produksi biaya rendah (low cost production) yang sudah berjalan ditingkat petani. Selain itu, penanganan pasca panen dan pemberian kredit lunak serta bantuan langsung kepada para petani sebagai pembiayaan usaha tani cakupannya diperluas. Sebenarnya, pemerintah telah menyediakan anggaran sampai 20 Triliun untuk bisa diserap melalui tim Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Bank BRI khusus Kredit Bidang Pangan dan Energi.

    Yang terakhir menyangkut, masalah kelima adalah masih panjangnya mata rantai tata niaga pertanian, sehingga menyebabkan petani tidak dapat menikmati harga yang lebih baik, karena pedagang telah mengambil untung terlalu besar dari hasil penjualan.  

    Pada dasarnya komoditas pertanian itu memiliki beberapa sifat khusus, baik untuk hasil pertanian itu sendiri, untuk sifat dari konsumen dan juga untuk sifat dari kegiatan usaha tani tersebut, sehingga dalam melakukan kegiatan usaha tani diharapkan dapat dilakukan dengan seefektif dan seefisien mungkin, dengan memanfaatkan lembaga pemasaran baik untuk pengelolaan, pengangkutan, penyimpanan dan pengolahannya. Terlepas dari masalah-masalah tersebut, tentu saja sektor pertanian masih saja menjadi tumpuan harapan, tidak hanya dalam upaya menjaga ketahanan pangan nasional tetapi juga dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan masyarakat dan penyumbang devisa bagi negara.

    2.5 Solusi Menghadapi Masalah Pertanian Di Indonesia

    Di bawah ini terdapat beberapa rekomendasi, tawaran, saran, masukan dan juga tuntutan hasil dari pemikiran mahasiswa-mahasiswa pertanian Indonesia yang tergabung dalam Forum Komunikasi Mahasiswa Pertanian Indonesia (FKMPI) terkait strategi pembangunan pertanian di Indonesia, yaitu sebagai berikut:

    1. Optimalisasi program pertanian organik secara menyeluruh di Indonesia serta menuntut pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian yang produktif dan ramah lingkungan.
    2. Regulasi konversi lahan dengan ditetapkannya kawasan lahan abadi yang eksistensinya dilindungi oleh undang-undang. 
    3. Penguatan sistem kelembagaan tani dan pendidikan kepada petani, berupa program insentif usaha tani, program perbankan pertanian, pengembangan pasar dan jaringan pemasaran yang berpihak kepada petani, serta pengembangan industrialisasi yang berbasis pertanian/pedesaan, dan mempermudah akses-akses terhadap sumber-sumber informasi IPTEK.
    4. Perbaikan infrastruktur pertanian dan peningkatan teknologi tepat guna yang berwawasan pada konteks kearifan lokal serta pemanfaatan secara maksimal hasil-hasil penelitian ilmuwan lokal.
    5. Mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia.
    6. Peningkatan mutu dan kesejahteraan penyuluh pertanian.
    7. Membuat dan memberlakukan Undang-Undang perlindungan atas Hak Asasi Petani.
    8. Memposisikan pejabat dan petugas di setiap instansi maupun institusi pertanian dan perkebunan sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing.
    9. Mewujudkan segera reforma agraria.
    10. Perimbangan muatan informasi yang berkaitan dengan dunia pertanian serta penyusunan konsep jam tayang khusus untuk publikasi dunia pertanian di seluruh media massa yang ada.
    11. Bimbingan lanjutan bagi lulusan bidang pertanian yang terintegrasi melalui penumbuhan wirausahawan dalam bidang pertanian (inkubator bisnis) berupa pelatihan dan pemagangan (retoling) yang berorientasi life skill, entrepreneurial skill dan kemandirian berusaha, program pendidikan dan pelatihan bagi generasi muda melalui kegiatan magang ke negara-negara dimana sektor pertaniannya telah berkembang maju, peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi pertanian, pengembangan program studi bidang pertanian yang mampu menarik generasi muda, serta program-program lain yang bertujuan untuk menggali potensi, minat, dan bakat generasi muda di bidang pertanian serta melahirkan generasi muda yang mempunyai sikap ilmiah, professional, kreatif, dan kepedulian sosial yang tinggi demi kemajuan pertanian Indonesia, seperti olimpiade pertanian, gerakan cinta pertanian pada anak, agriyouth camp, dan lain-lain.
    12. Membrantas mafia-mafia pertanian. 
    13. Melibatkan mahasiswa dalam program pembangunan pertanian melalui pelaksanaan bimbingan massal pertanian, peningkatan daya saing mahasiswa dalam kewirausahaan serta dana pendampingan untuk program–program kemahasiswaan.

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Dalam arti sempit, pertanian diartikan sebagai kegiatan pembudidayaan tanaman. Sedangkan pengertan Pertanian Pangan adalah usaha manusia untuk mengelola lahan dan agro ekosistem dengan bantuanteknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk mencapai kedaulatan dan ketahanan pangan sertakesejahteraan rakyat. (Pasal 1 Angka 8 UU Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan).

    Pembangunan pertanian pada masa lalu mempunyai beberapa kelemahan, yakni hanya terfokus pada usaha tani, lemahnya dukungan kebijakan makro, serta pendekatannya yang sentralistik. Akibatnya usaha pertanian di Indonesia sampai saat ini masih banyak didominasi oleh usaha dengan: (a) skala kecil, (b) modal yang terbatas, (c) penggunaan teknologi yang masih sederhana, (d) sangat dipengaruhi oleh musim, (e) wilayah pasarnya lokal, (f) umumnya berusaha dengan tenaga kerja keluarga sehingga menyebabkan terjadinya involusi pertanian (pengangguran tersembunyi), (g) akses terhadap kredit, teknologi dan pasar sangat rendah, (h) pasar komoditi pertanian yang sifatnya mono/oligopsoni yang dikuasai oleh pedagang-pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang merugikan petani

    3.2 Saran

    Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Program-program pembangunan pertanian yang tidak terarah tujuannya bahkan semakin menjerumuskan sektor ini pada kehancuran. Meski demikian sektor ini merupakan sektor yang sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita tergantung padanya. Karena itu penulis berharap kedepannya pemerintah harus lebih memperhatikan lagi tentang kebijakan-kebijakan yang dibuat agar lebih menguntungkan sektor pertanian sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia.

    DAFTAR PUSTAKA

    Joko Prayogo, Toni Suyono, Michael Berney. 1999. Apa itu pertanian Organik? Pusat Pengembangan Penataran Guru Pertanian (VEDCA) Cianjur. Indah Offset Malang`

    Kasumbogo Untung. 1997. Pertanian Organik Sebagai Alternatif Teknologi dalam Pembangunan Pertanian. Diskusi Panel Tentang Pertanian Organik. DPD HKTI Jawa Barat, Lembang 1996

    Kumar H.D. 1981. Modern Concepts of Ecology. 2nd Revised Edition. Vikas Publishing House PVT LTD. Navin Shahdara, Delhi.

    Syamsudin Djakamihardja. 2001. Pertanian Organik Sebagai Salah Satu Teknologi Pertanian Alternatif (Sustainable Agriculture). Seminar Jurusan Budidaya Pertanian, Universitas Padjadjaran. Agustus 2001

    Wikipedia online, http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian. akses 21 november 2013

  • Makalah Sejarah Pembangunan Candi Borobudur

    Sejarah Pembangunan Candi Borobudur

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Candi Borobudur merupakan  salah satu aset budaya Indonesia. Candi Borobudur juga merupakan salah satu dari 7 keajaiban dunia. pertama diperkenalkan kepada anak-anak, dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah Dasar (SD) sebagai bangunan peninggalan kerajaan Buddha di Indonesia. Pengetahuan yang diberikan sebatas pada tahun pembangunan, raja yang memimpin dan membangun, serta nama tingkatan pada candi.  Candi Borobudur, sampai saat ini menjadi pusat perhatian masyarakat dunia, baik dari segi kepariwisataan, arkeologi dan pengetahuan. Selain Candi Borobudur, disini juga terdapat dua Candi lainnya, yaitu Candi Mendut dan Candi Pawon sebagai Tri Tunggal Candi.

    Candi Borobudur dipercaya sebagai perwujudan dari kitab suci yang berisi cerita-cerita tentang dewa, kehidupan manusia, hewan, dan perwujudan ‘Boddhisatva’ yang diarahkan sebagai monumen atas intisari kehidupan dari dasar hingga puncak bangunan. Kemegahan Candi Borobudur menjadikannya salah satu tujuan wisata para turis lokal maupun internasional sehingga menjadi aset kebanggaan Indonesia. Bersama dengan situs manusia purba Sangiran dan Candi Prambanan, Candi Borobudur menjadi situs warisan dunia UNESCO dari Indonesia yang dikategorikan dalam World Heritage of Culture yang harus dilestarikan

    Bagi para peziarah yang ingin mencapai tingkat Bodhisatwa, terlebih dahulu datang ke Mendut untuk menyampaikan penghormatan kepada Budha.  Kemudian ke Candi Pawon yang jaraknya kurang lebih 2km sebagai peristirahatan untuk mensucikan diri sebelum menginjak Borobudur, untuk menyatakan sembahyang dan doa untuk mencapai tingkat kebudhaan dan pembebasan mutlak dan abadi.

    Tiga serangkai Candi Mendut, Pawon dan Borobudur tersebut terbujur pada satu garis lurus, merupakan kesatuan perlambang.

    Bangsa Indonesia dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, dan mempunyai daya tarik yang sangat mengagumkan. Hal ini perlu disyukuri oleh seluruh bangsa Indonesia. Kita sebagai pelajar, diharapkan dapat memelihara dan melestarikannya. Untuk itu, kita perlu belajar dengan baik, supaya dapat menjadikan bangsa Indonesia yang dikagumi oleh bangsa lain.

    Belajar tidak hanya dilakukan didalam ruangan atau di dalam kelas. Belajar dapat dilakukan di berbagai tempat. Bisa di sekolah, di rumah, dan di lingkungan masyarakat. Kegiatan belajar, akan lebih bermakna apabila siswa/siswi terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Salah satu cara untuk meningkatkan kebermaknaan hasil belajar siswa, maka dapat dilaksanakan dengan cara study tour. Sekolah kami, memilih study tour untuk tahun ajaran 2014/2015 ke Yogyakarta.

    B. Rumusan Masalah

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengertian Candi Borobudur

    Candi Borobudur adalah candi budha terbesar didunia. Candi ini merupakan salah satu keajaiban dunia yang merupakan salah satu icon kebanggan Indonesia. Bangunan candi memiliki wujud triangga yaitu kepala, badan dan kaki. Masing-masing bagian ini memiliki arti secara simbolis yaitu :

    1. Kepala melambangkan alam atas, yang merupakan alam para dewa;
    2. Badan melambangkan alam antara yang mempunyai makna sebagai tempat manusiayang telah meninggalkan tempat suci; dan
    3. Kaki yang melambangkan alam bawah yaitu tempat manusia biasa.

    Beberapa peninggalan bersejarah tersebut adalah Candi Prambanan dari kerajaan Hindu dan Candi Borobudur dari kerajaan Buddha. Kegunaan candi adalah sebagai tempat pemujaan dewa oleh agama Hindu atau Buddha dan tempat disemayamkannya raja atau pemuka agama.

    B. Maksud dan Tujuan Dibangunnya Candi Borobudur

    Menurut catatan sejarah, candi dibangun untuk memuliakan orang yang sudah meninggal, khususnya para raja dan keluarganya. Abu jenazah aja atau keluarganya itu ditaruh didalam candi, lalu pada candi ditaruh arca yang menggambarkan almarhum sebagai Dewa. Biasanya didepan arca itu orang, menaruh sesaji untuk memuliakan almarhum. Namun kadang – kadang pembuatan candi itu untuk tempat pemujaan dewa atau tempat beribadah candi yang digunakan tempat ibadah biasanya candi yang bercorak agama Budha. Candi yang dibuat dari batu – batu yang dipahat. Batu – batu yang telah dipahat itu disusun rapi, sehingga terbentuklah candi. Pada dinding candi terdapat pahatan yang disebut relief pada candi yang memiliki makna. Makna pada bangunan dan relief itu menunjukkan betapa tinggi peradapan nenek moyang kita. Candi Borobudur adalah canti agama Budha, candi didirikan pada tahun 824 M. pada masa pemerintahan raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra.

    Kesimpulan tersebut di atas itu ternyata sesuai benar dengan dengan kerangka sejarah Indonesia pada umumnya dan juga sejarah yang berada di daerah Jawa Tengah pada khususnya periode antara abad ke – 8 dan pertengahan abad ke – 9 di terkenal dengan abad Emas Wangsa Syailendra kejayaan ini di tandai di bangunnya sejumlah besar candi yang di lereng – lereng gunung kebanyakan berdiri khas bangunan hindu sedangkan yang bertebaran di dataran – dataran adaaalah khas bangunan Budha tapi ada juga sebagian khas Hindu. Dengan demikian dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di bangun oleh wangsa Syailendra yang terkenal dalam sejarah karena karena usaha untuk menjungjung tinggi dan mengagungkan agama Budha Mahayana.

    Banyak buku – buku sejarah yang menuliskan tentang Candi Borobudur. Akan tetapi kapan Candi Borobudur itu di dirikan tidaklah dapat di ketahui secara pasti namun suatu perkiraan dapat di peroleh dengan tulisan singkat yang di pahatkan di atas pigura relief kaki asli Candi Borobudur ( Karwa Wibhangga ) menunjukan huruf sejenis dengan yang di dapatkan dari prasati di akhir abad ke – 8 sampai awal abad ke – 9 dari bukti – bukti tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur di dirikan kurang lebih sekitar tahun 800 M.

    C. Sejarah Candi Borobudur

    Candi Borobudur dibangun sekitar tahun 800 sebelum masehi atau abad ke 9 . Borobudur dibangun oleh pengikut Buddha Mahayana pada masa pemerintahan Dinasti Dinasti. Candi ini dibangun pada masa kejayaan dinasti dinasti. Pendiri Candi Borobudur, Raja Samaratungga dari atau dinasti dinasti dinasti. Kemungkinan candi ini dibangun sekitar 824 AD dan selesai sekitar 900 Masehi pada masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani putri Samaratungga. Sementara arsitek yang membantu membangun candi ini untuk cerita turun-temurun bernama Gunadharma.

    Beberapa Penafsiran Nama Borobudur

    Dari beberapa literarur yang ada, dapat disebutkan berbagai pendapat yang berbeda dari para ahli, antara lain:

    a) Kitab negara kertagema

    Naskah dari tahun 1365 M yaitu kitab Negara Kertagama karangan Mpu Prapanca, menyebutkan kata “Budur” untuk sebuah bangunan Agama Budha dari aliran Wajradha. Kemungkinan yang ada nama “Budur” tersebut  tidak lain adalah Candi Borobudur. Karena tidak ada keterangan lain kiranya tak dapat diambilsuatu kesimpulan.

    b) Sir Thomas Stamford Raffles

    Penafsiran tentang Borobudur juga telah dilakukan oleh Raffles berdasarkan keterangan dari masyarakat luas yang menafsirkan bahwa:

    Ø  Budur merupakan bentuk lain dari “Budo” yang dalam bahasa Jawa berarti Kuno.Tetapi bila dikaitkan dengan Borobudur berarti “Boro jaman Kuno” jelas tidak mengandung suatu pengertian yang dapat dikaitkan dengan Candi Borobudur.Budha.Dengan demikian Borobudur berarti Sang Budha yang Agung.

    Ø  Namun kerana “Bhara” dalam bahasa Jawa Kuno dapat diartikan banyak,maka Borobudur dapat juga berarti “Budha yang Banyak”.

    Ø  Jika dikaji secara teliti,maka keterangan yang dikemukakan oleh Raffles memang tidak ada yang memuaskan.”Boro jaman Kuno” kurang mengena. ”Sang Budha yang Agung” maupun “Budha yang banyak”.Kurang mencapai sasaran.Perubahan kata “Budha menjadi Budur” misalnya perubahan demikian tidak dapat diterangkan dari segi ilmu bahasa,karena sukar dapat diterima.(Soekmono, 1981)

    c) Poerbatjaraka

    Menurut Beliau “Boro” berarti “Biara” dengan demikian Borobudur berati “Biara Budur”.Penafsiran ini memang sangat menarik karena mendekati kebenaran berdasarkan bukti-bukti yang ada.

    Penyelidikan dan penggalian yang dilakukan tahun 1952 di halaman sebelah barat laut bangunan Candi Borobudur telah berhasil menemukan fondasi batu-batu dan genta perunggu berukuran besar.Penemuan fondasi batu-batu dan genta ini memperkuat dugaan yaitu merupakan sisa-sisa dari sebuah biara.

    Selanjutnya jika dihubungkan dengan Kitab Negara Kertagama mengenai “Budur” maka besar kemungkinan penafsiran Poerbatjaraka adalah benar dan tepat.Namun demikian masih merupakan suatu pertanyaan mengapa Biara dalam hal ini penamaan menggantikan Candinya,padahal Candi jauh lebih penting dari biaranya.

    d) De Casparis

    De Casparis menemukan kata majemuk dalam sebuah prasasti yang kemungkinan merupakan asal kata Borobudur.Dalam prasasti SRI KAHULUNAN YANG BERANGKA 842 Masehi dijumpai kata “Bhumi Sambhara Budhara” yaitu suatu sebutan untuk bangunan suci pemujaan nenek moyang atau disebut kuil.

    Penelitian yang mendalam tentang keagamaan yang terungkap dalam prasasti dan rekonstruksi yang teliti terhadap geografi daerah yang terjadinya peristiwa sejarah bertalian dengan prasasti tersebut,maka De Casparis itu menyimpulkan bahwa Bhumi Sambhara Budhara tidak lain adalah Borobudur.(Soekmono,1981)

    e)      Drs. Soediman

    Didalam bukunya “Borobudur salah satu keajaiban Dunia”, menyebutkan bahwa arti nama Borobudur sampai sekarang masih belum jelas.Dijelaskan pula bahwa Borobudur berasal dari dua kata yaitu “Bara” dan “Budur”. Bara berasal dari bahasa sansekerta “Vihara”yang berarti kompleks Candi dan “Bihara”yang berati asrama.”Budur” dalam bahasa Bali  Beduhur yang artinya diatas. Jadi nama Borobudur berarti asrama atau Vihara dan kelompok Candi yang terletak diatas tanah yang tinggi atau bukit.

    Penemuan Kembali

    Borobudur yang menjadi keajaiban dunia menjulang tinggidi antara dataran rendah yang ada di daerah sekelilingnya. Tidak akan pernah mamasuk akal mereka melihat karya seni terbesar yang merupakan hasil karya sangat mengagumkan dan tidak lebih masuk akal lagi bila di katakan Candi Borobudur pernah mengalami kerusakan.

    Memang demikian keadaannya Candi Borobudur terlupakan selama tenggang waktu yang cukup lama bahkan sampai berabad – abad bangunan yang begitu megahnya di hadapkan pada proses kehancuran. Kira – kira hanya 150 tahun Candi Borobudur di gunakan sebagai pusat Ziarah, waktu yang singkat di bandingkan dengan usianya ketika pekerja menghiasi atau membangun bukit alam Candi Borobudur dengan batu – batu di bawah pemerintahan yang sangat terkenal yaitu SAMARATUNGGA, sekitar tahun 800 – an dengan berakhirnya kerajaan Mataram tahu 930 M pusat kehidupan dan kebudayaan jawa bergeser ke Timur. Demikian karena terbengkalai tak terurus maka lama – lama di sana – sini tumbuh macam – macam tumbuhan liar yang lama kelamaan menjadi rimbun dan menutupi bangunannya. Pada kira – kira abad ke – 10 Candi Borobudur terbengkalai dan terlupakan. Baru pada tahun 1814 M berkat usaha Sir Thomas Stamford Rafles Candi Borobudur muncul dari kegelapan masa silam. Rafles adalah Letnan Gubernur Jendral Inggris, ketika Indonesia di kuasai / di jajah Inggris pada tahun 1811 M – 1816 M. Pada tahun 1835 M seluruh candi di bebaskan dari apa yang menjadi penghalang pemandangan oleh Presiden kedua yang bernama Hartman, karen begitu tertariknya terhadap Candi Borobudur sehingga ia mengusahakan pembersihan lebih lanjut, puing –puing yang masih menutupi candi di sigkirkan dan tanah yang menutupi lorong – lorong dari bangunan candi di singkirkan semua shingga candi lebih baik di bandingkan sebelumnya.

    A.     Penyelamatan I

    Semenjak Candi Borobudur di temukan dimulailah usaha perbaikan dan pemugaran kembali bangunan Candi Borobudur mula – mula hanya dilakukan secara kecil – kecilan serta pembuatan gambar – gambar dan photo – photo reliefnya. Pemugaran Candi Borobudur yang pertam kali di adakan pada tahun 1907 M – 1911 M di bawah pimpinan Th Van erf dengan maksudnya adalah untuk menghindari kerusakan – kerusakan yang lebih besar lagi dari bangunan Candi Borobudur walaupun banyak bagian tembok atau dinding – dinding terutam tingkat tiga dari bawah sebelah Barat Laut, Utara dan Timur Laut yang masih tampak miring dan sangat mengkhawatirkan bagi para pengunjungmaupun bangunannya sendiri namun pekerjaan Van Erp tersebut untuk sementara Candi Borobudur dapat dsi selamatkan dari kerusakan yang lebih besar. Mengenai gapura – gapura hanya beberapa saja yang telah di kerjakan masa itu telah mengembalikan kejayaan masa silam, namun juga perlu di sadari bahwa tahun – tahun yang di lalui borobudur selama tersembunyi di semak – semak secara tidak langsung telah menutupi adan melindungi dari cuaca buruk yang mungkin dapat merusak bangunan Candi Borobudur, Van Erp berpendapat miring dan meleseknya dinding – dinding dari bangunan itu tidak sangat membahayakan bangunan itu, Pendapat itu sampai 50 tahun kemudian memang tidak salah akan tetapi sejak tahun 1960 M pendapat Tn Vanerf itu mulai di ragukan dan di khawatirkan akan ada kerusakan yang lebih parah.

    B.      Pemugaran Candi Borobudur

    Pemugaran Candi Borobudur di mulai tanggal 10 Agustus 1973 prasati dimulainya pekerjaan pemugaran Candi Borobudur terletak di sebelah Barat Laut Menghadap ke timur karyawan pemugaran tidak kurang dari 600 orang diantaranya ada tenaga – tenaga muda lulusan SMA dan SIM bangunan yang memang diberikan pendidikan khususnya mengenai teori dan praktek dalam bidang Chemika Arkeologi ( CA ) dan Teknologi Arkeologi ( TA ). Teknologi Arkeologi bertugas membongkar dan memasang batu – batu Candi Borobudur sedangkan Chemika Arkeologi bertugas membersihkan serta memperbaiki batu – batu yang sudah retak dan pecah, pekerjaan – pekerjan di atas bersifat arkeologi semua di tangani oleh badan pemugaran Candi Borobudur, sedangkan pekerjaan yang bersifat teknis seperti penyediaan transportasi pengadaaan bahan – bahan bangunan di tangani oleh kontraktor (PT NIDYA KARYA dan THE CONTRUCTION AND DEVELOPMENT CORPORATION OF THE FILIPINE). Bagian – bagian Candi Borobudur yang di pugar ialah bagian Rupadhatu yaitu tempat tingkat dari bawah yang berbentuk bujur sangkar sedangkan kaki Candi Borobudur serta teras I, II, III dan stupa induk ikut di pugar pemugaran selesai pada tanggal 23 Februari 1983 M di bawah pimpinan DR Soekmono dengan di tandai sebuah batu prasati seberat + 20 Ton.  Prasasti peresmian selesainya pemugaran berada di halaman barat dengan batu yang sangat besar di buatkan dengan dua bagian satu menghadap ke utara satu lagi menghadap ke timur penulisan dalam prasasti tersebut di tangani langsung oleh tenaga yang ahli dan terampil dari Yogyakarta yang bekerja pada proyek pemugaran Candi Borobudur.

    Bangunan Candi Borobudur

    a. Uraian Banguan Candi Borobudur

    Candi Borobudur di bangun mengunakan batu Adhesit sebanyak 55.000 M3 bangunan Candi Borobudur berbentuk limas yang berundak – undak dengan tangga naik pada ke – 4 sisinya ( Utara, selatan, Timur Dan Barat ) pada Candi Borobudur tidak ada ruangan di mana orang tak bisa masuk melainkan bisa naik ke atas saja.

    Lebar bangunan Candi Borobudur 123 M. Panjang bangunan Candi Borobudur 123 M. Pada sudut yang membelok 113 M. Dan tinggi bangunan Candi Borobudur 30.5 M. Pada kaki yang asli di di tutup oleh batu Adhesit sebanyak 12.750 M3 sebagai selasar undaknya.  Candi Borobudur merupakan tiruan dari kehidupan pada alam semesta yang terbagi ke dalam tiga bagian besar di antaranya:

    1.           Kamadhatu: Sama dengan alam bawah atau dunia hasrat dalam dunia ini manusia terikat pada hasrat bahkan di kusai oleh hasrat kemauan dan hawa nafsu, Relief – relief ini terdapat pada bagian kaki candi asli yang menggambarkan adegan – adegan Karmawibangga ialah yang melukiskan hukum sebab akibat.

    2.           Rupadhatu: Sama dengan alam semesta antara dunia rupa dalam hal manusia telah meninggalkan segala urusan keduniawian dan meninggalkan hasrat dan kemauan bagian ini terdapat pada lorong satu sampai lorong empat.

    3.          Arupadhatu: Sama dengan alam atas atau dunia tanpa rupa yaitu tempat para dewa bagian ini terdapat pada teras bundar ingkat I, II, dan III beserta Stupa Induk.

    b.       Patung


    Di dalam bangunan Budha terdapat patung – patung Budha berjumlah 504 buah diantaranya sebagai berikut:

    Patung Budha yang terdapat pada relung – relung : 432 Buah Sedangkan pada teras – teras I, II, III berjumlah : 72 Buah. Jumlah : 504 Buah

    Agar lebih jelas susunan – susunan patung Budha pada Budha sebagai berikut:

                                                            i.            Langkah I Teradapat : 104 Patung Budha

                                                          ii.            Langkah II Terdapat : 104 Patung Budha

                                                        iii.            Langkah III Terdapat : 88 Patung Budha

                                                        iv.            Langkah IV Terdapat : 22 Patung Budha

                                                          v.            Langkah V Terdapat : 64 Patung Budha

                                                        vi.            Teras Bundar I Terdapat : 32 Patung Budha

                                                      vii.            Teras Bundar II Terdapat : 24 Patung Budha

                                                    viii.            Teras Bundar III Terdapat : 16 Patung Budha
    Jumlah : 504 Patung Budha

    Sekilas patung Budha itu tampak serupa semuanya namun sesunguhnya ada juga perbedaannya perbedaan yang sangat jelas dan juga yang membedakan satu sama lainya adalah dalam sikap tangannyayang di sebut Mudra dan merupakan ciri khas untuk setiap patung sikap tangan patung Budha di Candi Borobudur ada 6 macam hanya saja karena macam oleh karena macam mudra yang di miliki menghadap semua arah (Timur Selatan Barat dan Utara) pada bagian rupadhatu langkah V maupun pada bagian arupadhatu pada umumnya menggambarkan maksud yang sama maka jumlah mudra yang pokok ada 5 kelima mudra it adalah Bhumispara – Mudra Wara – Mudra, Dhayana – Mudra, Abhaya – Mudra, Dharma Cakra – Mudra.

    c.       Patung Singa

    Pada Candi Borobudur selain patung Budha juga terdapat patung singa jumlah patung singa seharusnya tidak kurang dari 32 buah akan tetapi bila di hitung sekarang jumlahnya berkurang karena berbagai sebab satu satunya patung singa besar berada pada halaman sisi Barat yang juga menghadap ke barat seolah – olah sedang menjaga bangunan Candi Borobudur yang megah dan anggun.

    d.      Stupa

    ·         Stupa Induk

    Berukuran lebih besar dari stupa – stupa lainya dan terletak di tengah – tengah paling atas yang merupakan mhkota dari seluruh monumen bangunan Candi Borobudur, garis tengah Stupa induk + 9.90 M puncak yang tertinggi di sebut pinakel / Yasti Cikkara, terletak di atas Padmaganda dan juga terletak di garis Harmika.

    ·         Stupa Berlubang / Terawang

    Yang dimaksud stupa berlubang atau terawang ialah Stupa yang terdapat pada teras I, II, III di mana di dalamnya terdapat patung Budha. Di Candi Borobudur jumlah stupa berlubang seluruhnya 72 Buah, stupa – stupa tersebut berada pada tingkat Arupadhatu:

    Teras I terdapat 32 Stupa

    Teras II terdapat 24 Stupa

    Teras III terdapat 16 Stupa

    Jumlah 72 Stupa

    ·         Stupa kecil

    Stupa kecil berbentuk hampir sama dengan stupa yang lainya hanya saja perbedaannya yang menojol adalah ukurannya yang lebih kecil dari stupa yang lainya, seolah – olah menjadi hiasan bangunan Candi Borobudur keberadaanstupa ini menempati relung – relung pada langkah ke II saampai langkah ke V sedangkan pada langkah I berupa Keben dan sebagian berupa Stupa kecil jumlah stupa kecil ada 1472 Buah.

    e.      Relief

    Bagan Relief
    TingkatPosisi/letakCerita ReliefJumlah Pigura
    Kaki candi asli—–Karmawibhangga160
    Tingkat Idindinga. Lalitawistara120
    b. jataka/awadana120
    langkana. jataka/awadana372
    b. jataka/awadana128
    Tingkat IIdindingGandawyuha128
    langkanjataka/awadana100
    Tingkat IIIdindingGandawyuha88
    langkanGandawyuha88
    Tingkat IVdindingGandawyuha84
    langkanGandawyuha72
    Jumlah1460

    Ø  Relief Karmawibhangga bagian yang terlihat sekarang ini tidaklah sebagaimana bangunan aslinya karena alasan teknis maupun yang lainya maka candi di buatkan batu tambahan sebagai penutup. Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batu yang terselubung tersebut menggambarkan hukum karma. Karmawibhangga adalah naskah yang menggambarkan ajaran mengenai karma, yakni sebab-akibat perbuatan baik dan jahat. Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri (serial), tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai hubungan sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala. Secara keseluruhan merupakan penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir – hidup – mati (samsara) yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan. Kini hanya bagian tenggara yang terbuka dan dapat dilihat oleh pengujung.

    Relief Karmawibhanga yang terdapat pada bagian Kamadhatu berjumlah 160 buah pigura yang secara jelas menggambarkan tentang hawa nafsu dan kenikmatan serta akibat perbuatan dosa dan juga hukuman yang di terima tetapi ada juga perbuatan baik serta pahalanya. Yang di perlihatkan pada relief – relief itu antara lain:

    ·         Gambaran mengenai mulut – mulut yang usil orang yang suka mabuk – mabukan perbuatan – perbuatan lain yang mengakibatkan suatu dosa.

    ·         Perbuatan terpuji, gambaran mengenai orang yang suka menolong Ziarah ke tempat suci bermurah hati kepada sesama dan lain – lain yang mengakibatkan orang mendapat ketentraman hidup dan dapat pahala

    Ø  Lalitawistara merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief (tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap) yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari surga Tushita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha. Relief tersebut menggambarkan lahirnya Sang Buddha di arcapada ini sebagai Pangeran Siddhartha, putra Raja Suddhodana dan Permaisuri Maya dari Negeri Kapilawastu. Relief tersebut berjumlah 120 pigura, yang berakhir dengan wejangan pertama, yang secara simbolis dinyatakan sebagai Pemutaran Roda Dharma, ajaran Sang Buddha di sebut dharma yang juga berarti “hukum”, sedangkan dharma dilambangkan sebagai roda.

    Ø  Jataka dan Awadana

    Jataka adalah berbagai cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan-perbuatan baik, seperti sikap rela berkorban dan suka menolong yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga. Beberapa kisah Jataka menampilkan kisah fabel yakni kisah yang melibatkan tokoh satwa yang bersikap dan berpikir seperti manusia. Sesungguhnya, pengumpulan jasa atau perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an.

    Sedangkan Awadana, pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana. Pada relief candi Borobudur Jataka dan Awadana, diperlakukan sama, artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura yang hidup dalam abad ke-4 Masehi.

    Ø  Gandawyuha merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke-2,adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana. Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari.

    Arca Buddha

    Selain wujud buddha dalam kosmologi buddhis yang terukir di dinding, di Borobudur terdapat banyak arca buddha duduk bersila dalam posisi teratai serta menampilkan mudra atau sikap tangan simbolis tertentu. Patung buddha dengan tinggi 1,5 meter ini dipahat dari bahan batu andesit.

    Patung buddha dalam relung-relung di tingkat Rupadhatu, diatur berdasarkan barisan di sisi luar pagar langkan. Jumlahnya semakin berkurang pada sisi atasnya. Barisan pagar langkan pertama terdiri dari 104 relung, baris kedua 104 relung, baris ketiga 88 relung, baris keempat 72 relung, dan baris kelima 64 relung. Jumlah total terdapat 432 arca Buddha di tingkat Rupadhatu.Pada bagian Arupadhatu (tiga pelataran melingkar), arca Buddha diletakkan di dalam stupa-stupa berterawang (berlubang). Pada pelataran melingkar pertama terdapat 32 stupa, pelataran kedua 24 stupa, dan pelataran ketiga terdapat 16 stupa, semuanya total 72 stupa. Dari jumlah asli sebanyak 504 arca Buddha, lebih dari 300 telah rusak (kebanyakan tanpa kepala) dan 43 hilang (sejak penemuan monumen ini, kepala buddha sering dicuri sebagai barang koleksi, kebanyakan oleh museum luar negeri).

    Secara sepintas semua arca buddha ini terlihat serupa, akan tetapi terdapat perbedaan halus diantaranya, yaitu pada mudra atau posisi sikap tangan. Terdapat lima golongan mudra: Utara, Timur, Selatan, Barat, dan Tengah, kesemuanya berdasarkan lima arah utama kompas menurut ajaran Mahayana. Keempat pagar langkan memiliki empat mudra: Utara, Timur, Selatan, dan Barat, dimana masing-masing arca buddha yang menghadap arah tersebut menampilkan mudra yang khas. Arca Buddha pada pagar langkan kelima dan arca buddha di dalam 72 stupa berterawang di pelataran atas menampilkan mudra: Tengah atau Pusat. Masing-masing mudra melambangkan lima Dhyani Buddha; masing-masing dengan makna simbolisnya tersendiri.

    1. Bhumisparca Mudra

    Letak: Arca ini menghadap timur dan menjadi tanda khusus bagi Dhyani Buddha Aksobhya sebagai penguasa Timur.

    Makna: Sikap tangan sedang menghadap kebawah, tangan kiri terbuka dan menengadah di pangkuan, sedangkan tangan kanan menempel pada lutut kanan dengan jari-jari menunjuk kebawah. Melambangkan saat sang Buddha memanggil Dewi Bumi sebagai saksi ketika dia menangkis serangan iblis Mara.

    2. Wara Mudra

    Letak: Mudra ini dapat dikenali Dhyani Buddha Ratna Sambawa yang bertahta di Selatan. Arca ini menghadap selatan.

    Makna: Telapak tangan yang kanan menghadap keatas sedangkan jari-jarinya terletak di lutut kanan. Mudra ini melambangkan pemberian amal.

    3. Dyhana Mudra

    LetakArca ini menghadap ke Barat dan merupakan tanda khusus bagi Dhyani Buddha Amitabha yang menjadi penguasa daerah Barat.

    Makna: Mudra ini menggambarkan sikap semedi, kedua tangan diletakkan di pangkuan, yang kanan diatas yang kiri dengan telapaknya menengadah dan kedua jempolnya saling bertemu.

    4. Abhaya Mudra

    Letak Arca ini menghadap ke Utara Langkan dan merupakan tanda khusus bagi Dhyani Buddha Amogasidha yang berkuasa di Utara.

    Makna: Tangan kiri terbuka dan menengadah di pangkuan, tangan kanan diangkat sedikit diatas lutut kanan dengan telapak menghadap muka. Mudra ini menggambarkan sikap tangan sedang menenangkan dan menyatakan ketidak gentaran.

    5. Witarka Mudra

    Letak: Mudra ini menjadi ciri khas bagi Dhyani Buddha Waroicana.Arca ini terdapat di tengah, pada tingkat Rupadhatu di pagar langkan baris kelima (teratas).

    Makna: Tangan kiri terbuka dan menengadah di pangkuan, sedangkan tangan kanan diangkat sedikit diatas lutut kanan dengan telapak menghadap muka, jaritelunjuk dan ibu jari bersatu. Mudra ini menggambarkan akal budi.

    6. Dharmacakra Mudra

    Letak: Mudra ini menjadi ciri khas bagi Dhyani Buddha Waroicana yang daerah kekuasaannya terletak di pusat.

    Makna: Kedua tangan diangkat sampai ke depan dada, yang kiri dibawah yang kanan. Tangan kiri menghadap ke atas dengan jari manisnya, serupa dengan gerakan memutar roda. Mudra ini melambangkan gerak memutar roda dharma.

    2.4           Letak Candi Borobudur

    Candi Borobudur didirikan pada sebuah bukit pada ketinggian ± 15m di atas dataran di sekitarnya.

    Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur,  Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah, Negara Indonesia,  ± 41 km dari Yogyakarta. ±80km dari Kota Semarang, Ibu Kota Propinsi Jawa Tengah. Candi borobudur juga dikelilingi oleh pegunungan Menoreh di sisi Selatan, Gunung Merapi (2411m) dan Gunung Merbabu (3142m) di sisi Timur, serta Gunung Sumbing (2271m) dan Gunung Sindoro (3135m) di sisi Barat Laut. Disebelah Timur Candi Borobudur juga  terdapat Sungai Progo dan Sungai Elo.

    2.5           Fasilitas Candi Borobudur

    a)      Fasilitas Area Taman

    1.      Museum Karmawibangga / Borobudur

    Museum ini menampilkan beragam informasi mengenai Candi Borobudur dari sudut pandang sejarah, arkeologi, arsitektur, lingkungan, dll. Beragam artifak yang ditemukan di sekitar Candi Borobudur juga didisplay secara aktif di museum ini.

    2.      Museum Kapal Samudraraksa

     Kapal Samudraraksa merupakan satu dari dua museum yang ada di kawasan Candi Borobudur. Museum ini menjadi persinggahan terakhir Kapal Samudraraksa atau Kapal Borobudur yang telah mengarungi Samudera Hindia hingga ke wilayah Afrika. Museum yang diresmikan pada tanggal 31 Agustus 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono ini terdiri dari tiga bangunan. Bangunan pertama merupakan tempat informasi, display foto, poster, relief, serta pemutaran film. Bangunan kedua yang berbentuk rumah joglo merupakan tempat kapal Samudraraksa dipajang. Selain kapal, di bangunan kedua ini disimpan barang-barang yang dipergunakan oleh para awak kapalnya sewaktu berlayar mengarungi samudera, seperti: peralatan memasak, peralatan rumah tangga sehari-hari, buku, kaset, cd, vcd, dan obat-obatan. Sedangkan bangunan ketiga berfungsi sebagai kantor dan tempat penjualan suvenir.

    3.      Kereta Mini

    Berkeliling Candi dapat juga dilakukan dengan mengendarai kereta taman. Dapat melihart candi dari seluruh arah dan juga melihat taman serta museum yang tersedia di taman wisata candi

    4.      Visitor Center & Audio Visual

    Tempat pengunjung memperoleh beragam informasi awal mengenai candi. Juga informasi mengenai beragam fasilitas yang ada di dalam Taman Wisata Candi Borobudur. Disini juga terdapat audio visual yang memutar film dokumenter mengenai candi Borobudur

    5.      Sepeda

    Dengan Menaiki sepeda, pengunjung semakin mudah eksplorasi kawasan Taman Wisata Candi dengan lebih leluasa dan menyenangkan, sambil menghirup segarnya udara di sekitar taman.

    b)     Fasilitas Lahan

    1.      Lahan Lumbini

    ·         Lokasi        : Sebelah timur laut Candi Borobudur

    ·         Ukuran      : 70m x 65m  :4.550m(posisi rata dan datar)

    2.      Lahan Marga Utama

    ·         Lokasi : Sebelah timur Candi Borobudur

    ·         Ukuran           : 40m x 50m  : 2.000m2 (posisi rata dan datar)

    3.      Lahan Bermain Anak – Anak

    o    Lokasi : Sebelah barat Candi Borobudur

    o    Ukuran           : 38m x 112m : 4.256m(posisi rata dan mendatar)

    4.      Lahan Bukit Dagi

    ·         Lokasi :Sebelah utara Candi Borobudur

    ·         Ukuran           :Radius 160 m,luas 80.384m2

    5.      Lahan Samudraraksa

    ·         Lokasi :Sebelah barat galery Museun Borobudur/sebelah utara                                               Galery Museum Samuderaraksa

    ·         Ukuran           :90m x 45m   = 4.050m2

    6.      LAHAN  KARMAWIBANGGA

    ·         Lokasi :Sebelah utara Candi Borobudur/depan galery Museum Borobudur

    ·         Ukuran           :60m x 60m = 3.600m2

    7.      LAHAN PADMA

    ·         Lokasi :Sebelah Timur Laut Candi Borobudur/sebelah Utara Lahan Lumbini

    ·         Ukuran           : 50m x 40m = 2.000m2

    Note: Fasilitas Lahan termasuk Parkir, Toilet, Penerangan Lingkungan, Listrik Max 5.000 Watt, Keamanan Intern, Kebersihan

    2.6  Faktor – faktor yang mempengaruhi kerusakkan pada Candi Borobudur

    Ada 2 faktor  utama yang mempengaruhi kerusakkan bagian – bagian Candi Borobudur, yaitu faktor dari dalam dan faktor luar.

    Faktor dari dalam adalah besarnya tekanan antarbatuan yang menyusun Candi Borobudur. Karena Candi Borobudur disusun dari banyak sekali batuan yang ditumpuk, maka sudah pasti batu yang di atas akan menekan batu yang berada di bagian bawah. Sedikit demi sedikit, batuitu akan retak dan lama kelamaan akan menjadi pecah.

    Faktor dari luar yang mempengaruhi rusaknya bangunan Candi Borobudur diantaranta adalah faktor iklim, faktor lumut dan ganggang, serta faktor manusia.

    v  Padafaktor iklim, yang mempengaaruhi adalah suhu dan curah hujan. Suhu yang panas ada siang hari meyebabkan batuan memuai, sedangkan suhu yang dingin pada malam hari menyebabkan batuan menyusut. Perubahan suhu yang  terjadi terus, menyebabkan batuan mengalami retak pad permukaan. Namun, paktor suhu hanyaberpengaruh pada bagian luar candi yangterkena sinar matahari. Curah hujan juga berpengaruh terhdap kerusakkan pada batuan. Curah hujan yang tinggi pada musim hujan, dapat mengikis permukaan batuan sedikit demi sedikit. Kondisibatuan yang lembap karena hujan, juga dapat memicu tumbuhnya lumut dan ganggang, serta jamur kerak.

    v  Lumut, ganggang, serta jamur kerak akan tumbuh di permukaan batuan yang lambap, sehingga dapat menimbulkan pelapukkan pada batuan, dan mengurangi kekuatan batuan itu. Ketiga jenis tanaman ini biasanya hidup ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung, ataupun pada batuan yang ada dibagian dalam Candi. Hal ini sangat menghawatirkan bagi Candi Borobudur.

    v  Faktor yang terakhir adalah Manusia. Karena sifat Manusia itu berbeda – beda, maka perilaku seseorang terhadap benda bendapun berbeda – beda. Banyak tangan – tangan jahila manusia yangmengunjungi Candi Borobudur, mengambil sebagian kecil batuan penyusun candi borobudur, sekedar hanya sebagai buah tangan. Padahal kerusakkan sedikitsaja pada batuan akan mempengaruhi kualitas kekuatan batuan lainnya yang mengikat Candi Borobudur yang dibangun dengan sistem dry masony “tanpa perekat”. Ada pula yang tidak sekedar mengambil sebagian kecilbagian, tetapi banyak bagian terutama patung – patung Buda di Candi Borobudur. Harga yang mahal mengingat hal itu merupakan peninggalan sejarah, memicu para penjarah untuk mendapatkan keuntungan yang besar.

    2.7   Cara Merawat Dan Melestarikan Candi Borobudur

     Berikut cara-cara perawatan candi Borobudur berdasarkan setiap faktor yang mempengaruhi kerusakan candi Borobudur. Berdasarkan faktor tekanan setiap batuan dan faktor suhu, cara perawatan yang dapat dilakukan hanya memperbaiki  batuan yang retak dan mengganti batuan yang pecah. Hanya cara ini yang dapat dilakukan karena tentunya kita tidak dapat menjadikan setiap batuan yang ada di candi Borobudur menjadi lebih ringan sehingga tekanan antarbatuan berkurang atau mengahalangi sinar matahari yang menerpa candi Borobudur, bukan? Cara memperbaiki batuan yang retak adalah dengan menambal batuan menggunakan campuran pasir dan semen. Sedangkan untuk mengganti batuan yang pecah digunakan batu andesit yang telah disesuaikan bentuk dan ukurannya dengan yang asli.

    Untuk perawatan terhadap faktor lumut, ganggang, dan jamur kerak, pihak pengelola telah mempunyai cara tersendiri untuk membasmi lumut, ganggang, dan jamur kerak yang tumbuh pada batuan di candi Borobudur. Selama ini metode pembersihan lumut yang dilakukan dalam pembersihan batu di Candi Borobudur adalah pembersihan secara kimiawi dan mekanis. Metode ini menggunakan cairan kimia Hivar XL. Metode pembersihan kimiawi menggunakan bahan tersebut dengan konsentrasi 1%. Bahan kimia ini digosok pada setiap permukaan batuan andesit yang ditumbuhi lumut, ganggang, maupun jamur kerak. Lumut, ganggang, dan jamur kerak akan mati saat digosok dengan Hivar XL.

    Pembersihan secara mekanis yang dilakukan berupa penggosokan dengan sikat baik secara kering maupun basah. Penggosokan dengan sikat menyebabkan rontoknya lumut dan jamur kerak yang tumbuh pada batuan. Namun pembersihan dengan cara ini dapat mengakibatkan kerontokan permukaan batuan. Metode lain yang digunakan adalah pembersihan secara fisik menggunakan steam cleaner. Dari hasil penelitian-penelitian yang telah dilakukan menerangkan bahwa metode pembersihan yang dipakai mempunyai kelemahan, khususnya pembersihan secara mekanis dan steam cleaner. Kelemahan tersebut di antaranya adalah dapat  menimbulkan efek kerontokan pada permukaan batuan.

    Berdasarkan hasil penelitian metode pembersihan lumut dengan pemanasan lebih efektif dibandingkan dengan pembersihan secara mekanis, tetapi metode pembersihan dengan pemanasan ini kurang aman untuk digunakan pada benda cagar budaya karena adanya kontak langsung antara permukaan benda dengan api. Dari pengamatan mikroskopis terlihat adanya perubahan pada permukaan batu yang terjadi setelah dilakukan proses pemanasan.

    Yang terakhir adalah cara perawatan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh manusia. Cara pencegahan dari pengambilan dan perusakan batu candi adalah dengan memberikan peringatan kepada setiap pengunjung candi Borobudur agar tidak merusak candi. Jika setiap pengunjung sudah mempunyai kesadaran akan pentingnya menjaga warisan leluhur, tentunya tidak akan terjadi masalah. Namun untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, maka diadakan pemeriksaan barang-barang yang dibawa oleh setiap pengunjung, baik pada pintu masuk maupun pintu keluar kompleks candi. Bila ada pengunjung yang melanggar peringatan tersebut, tentunya akan dikenakan sangsi yang setimpal.

    Untuk melestarikan candi Borobudur, baik bangunan itu sendiri maupun budaya dan nama besarnya tentunya diperlukan bantuan dari berbagai pihak, termasuk diri kita sendiri. Dengan memperkenalkan candi Borobudur di mata internasional kita turut melestarikan kebudayaan bangsa Indonesia dan ikut mengharumkan nama candi Borobudur. Dengan terkenalnya Candi Borobudur ke seluruh dunia, maka kebanggaan kita sebagai warga Negara Indonesia pun ikut terangkat.

    2.8    Pengelola Candi Borobudur

    Pengelolaan Candi Borobudur Masih Parsial

    MAGELANG – Pengelolaan kawasan cagar budaya Candi Borobudur di Kabupaten Magelang akan dilakukan bersama-sama mulai dari pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten.

    Selama ini pengelolaan dinilai masih parsial. Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kacung Marijan mengatakan pengelolaan secara gotong royong mulai dari pusat hingga daerah itu ada aturannya. Tapi dalam pelaksanaannya belum berjalan sesuai harapan.

    “Aturan memang harus begitu, tapi aturan ini kita bumikan dan lebih operasional dan diterima oleh semua pihak,” katanya seusai menghadiri peluncuran dan bedah buku dalam rangka memperingati 200 tahun penemuan Candi Borobudur di Borobudur kemarin. Buku tersebut merupakan trilogi dengan judul besar 100 Tahun Pascapemugaran Candi Borobudur.

    Adapun masing-masing buku diberi judul, yakni Menyelamatkan Kembali Candi Borobudur, Dekonstruksi dan Rekonstruksi Candi Borobudur, serta Candi Borobudur dalam Multiaspek. Buku-buku tersebut diterbitkan oleh Balai Konservasi Borobudur dalam rangkaian peringatan 200 tahun penemuan kembali Candi Borobudur.

    Kacung menilai pengelolaan Candi Borobudur selama ini masih parsial. Salah satu buktinya pembagian zona pengelolaan, misalnya zona I dikelola oleh Kemendikbud; zona 2 oleh PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (PT TWCBPRB); serta zona III oleh pemerintah daerah.

    “Kita mau bentuk semacam badan pengelola untuk mengelola kawasan cagar budaya secara keseluruhan, yang itu akan melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan kabupaten. Ada badan usaha di sini PT Taman dan masyarakat nanti kita libatkan,” ucapnya.

    Kacung telah bertemu dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Bupati Magelang Zaenal Arifin terkait dengan rencana pengelolaan cagar budaya Candi Borobudur tersebut pada masa mendatang. Komunikasi pihaknya dengan PT TWCBPRB juga terus dijalin secara intensif selama ini untuk pengembangan pengelolaan Candi Borobudur pada masa mendatang.

    “Supaya konservasi di Borobudur terjaga secara baik, tetapi pengembangan dan pemanfaatan lebih baik lagi karena kalau hanya misalnya parsial saja, itu bisa mengganggu konservasi, tapi ini juga untuk manfaat bagi masyarakat,” paparnya. Sebelumnya, Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Marsis Sutopo mendorong masyarakat bisa ikut bersamasama menjaga kelestarian atas Candi Borobudur.

    “Bagaimana ke depan terus kita lestarikan sebaik-baiknya, bisa kita berikan kepada generasi bangsa ke depan, kepada anak cucu kita, dan bisa memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat sekitar,” tandasnya.

    2.9       Penyesuaian Tiket

    Tiket Masuk Borobudur Akan Disesuaikan

    PT Taman Wisata Candi Borobudur akan memperbarui harga tiket masuk ke kawasan wisata cagar budaya tersebut. Penyesuaian harga tiket akan dilakukan secara bertahap mulai tahun ini.

    “Tidak semua turis Indonesia miskin dan tidak semua turis asing yang datang kaya,” kata Komisaris Utama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, Darmono, saat Business Gathering bertema Revitalisasi Borobudur sebagai Tujuan Wisata Tingkat Dunia di Bellagio Boutique Mall Mega Kuningan, Jakarta, Selasa 11 Februari 2009.

    Kesenjangan harga tiket masuk antara wisatawan domestik dan mancanegara, menurut Darmono, harus segera diperbarui sehingga ada keadilan. Sekarang setiap wisatawan domestik dikenakan tiket masuk Rp 10.000 per orang, sedangkan tiket wisatawan mancanegara ke Borobudur US$ 12 per orang.

    Perubahan bertahap yang sudah dimulai tahun ini adalah membedakan tiket masuk untuk kalangan tertentu. Darmono menyontohkan tiket masuk yang berlaku untuk rombongan siswa, baik domestik maupun mancanegara, lebih murah. Sedangkan tiket kunjungan wisata bagi kalangan tertentu harga tiketnya lebih mahal.

    “Tetapi kita beri benefit lain seperti tambahan sarung atau kebaya khas daerah sehingga bermanfaat memajukan ekonomi setempat,” ujar Darmono.

    Penyeragaman harga tiket berdasarkan tingkatan, selain lebih adil bagi wisatawan domestik maupun mancanegara, menurut Darmono, berpotensi mendatangkan pendapatan yang lebih besar.

    Pendapatan PT Taman Wisata Borobudur tahun lalu dari hasil penjualan tiket mencapai Rp 60 miliar dengan jumlah pengunjung Borobudur mencapai tiga juta orang dan  200.000 orang di antaranya wisatawan mancanegara. Menurut Darmono, agen perjalanan akan berpengaruh besar terhadap perubahan ini sekaligus sebagai media promosi daerah pariwisata di dalam dan luar negeri.

    BAB 3 PENUTUP

    3.1    Kesimpulan

     Borobudur harus dirawat, dan dilesrarikan. Supaya generasi generasi yang akan datang dapat mengetagui dan mengenal apa itu Candi Borobudur.

    3.2    Saran

            I.               Kita sebagai generasi muda harus menjadi generasi penerus bangsa, dengan cara giat belajar dan berlatih supaya menjadi siswa – siswi yang terampil dan bertaqwa

          II.             Kita sebagai warga negara harus menjaga dan melestarikan budaya bangsa dengan memelihara tempat – tempat bersejarah sebagai peninggalan nenek moyang kita.

        III.              Kami para penulis makalah ini berharap dengan berkembangnya kebudayaan barat di harapkan pada rekan – rekan  generasi muda mampu memilih dan meniliai budaya yang masuk dan berusaha mempertahankan kebudayaan bangsa sendiri.

       IV.              Sebaiknya kita sebagai warga negara yang baik turut berperan serta dalam merawat candi Borobudur. Langkah awal adalah dengan tidak meusak bagian-bagian candi Borobudur. Langkah selanjutnya adalah dengan memperkenalkan candi Borobudur kepada masyarakat luas agar candi Borobudur dikenal luas, di Indonesia maupun di Dunia

    DAFTAR PUSTAKA

    http://www.anakciremai.com/2008/05/makalah-sejarah-tentang-candi-borobudur.html

    http://wahyupego.blogspot.com/2012/10/perawatan-dan-pelestarian-candi.html

    http://devitaaristia.blogspot.com/2013/05/contoh-laoran-study-tour-ke-candi.html

    Madhori. 2008. Borobudur Sepanjang MasaYogyakarta: Media Cipta Pustaka.

    Samidi. 1975. Penelitian Pendahuluan Pemberantasan Lumut Pada Batuan Candi BorobudurJakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

     MoerTjipto, Drs Borobudur, Pawon Dan Mendut, Kanisus Yogyakarta 1993

    Soediman, Drs Borobudur Salah Satu Keajaiban Dunia Gramedia Yogyakarta, 1980

  • Prinsip Penghantaran Impuls Lewat Sel Saraf dan Sinapsis

    Prinsip Penghantaran Impuls Lewat Sel Saraf dan Sinapsis

    Penghantaran impuls terjadi melalui sel saraf dan sinapsis. Sistem ini membuat manusia dapat menganggapi ransangan.

    Penghantaran Impuls Lewat Sel Saraf dan Sinapsis

    Prinsip Penghantaran Impuls Lewat Sel Saraf dan Sinapsis, Impuls (rangsangan) yang diterima oleh neuron sensori dihantarkan melalui sel saraf dan sinapsis. Sinapsis merupakan titik pertemuan antara terminal neuron yang satu dengan lainnya.

    A. Penghantaran Leivat Sel Saraf

    Jika tidak ada rangsangan, dikatakan bahwa neuron dalam keadaan istirahat. Muatan listrik di luar membran neuron adalah positif, sedangkan muatan listrik di dalam neuron adalah negatif. Keadaan seperti ini disebut juga polarisasi. Jika neu­ron dirangsang dengan kuat, maka permeabilitas membran akan berubah. Akibatnya, polarisasi membran berubah, seperti kita lihat pada Gambar 8.4. 

    polarisasi mengalami pembalikan di lokasi tertentu. Kemudian proses pembalikan polarisasi diulang sehingga menyebabkan rantai reaksi. Dengan demikian, impuls berjalan sepanjang akson. Setelah impuls berlalu, membran neuron memulihkan keadaannya seperti semula. Selama masa pemulihan ini, impuls tidak bisa melewati neuron tersebut. Waktu ini disebut periode refraktori.

    B. Penghantaran Lewat Sinapsis

    Sinapsis adalah penghubung yang mengendalikan komunikasi antarneuron.

    1. Struktur Sinapsis

    Pada setiap neuron, aksonnya berakhir pada suatu tonjolan kecil yang disebut tombol sinapsis. Permukaan membran tombol sinapsis disebut membran pra- sinapsis yang berfungsi melakukan transmisi rangsangan. Sementara itu, permukaan membran dendrit dari sel yang dituju disebut membran post-sinapsis yang berfungsi sebagai penerima transmisi rangsangan. Kedua membran tersebut dipisahkan oleh celah sinapsis.

    Pada sitoplasma tombol sinapsis (gelembung sinapsis), terdapat neurotrans mitter. Neurotransmitter merupakan kimia yang dapat menanggapi impuls elektrik pada neuron dan dapat mentrans- misikan impuls ke neuron berikutnya. Contoh neurotransmitter adalah asetilkolin, dopamin, noradrenalin, dan serotonin. Lihat Gambar 8.5. Asetilkolin terdapat di seluruh sistem saraf; noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatetik; dopamin dan serotonin terdapat di otak. Neurotransmit- ter utama pada mamalia adalah asetilkolin dan noradrenalin.

    2. Mekanisme Kerja Sinapsis

    Jika impuls tiba di tombol sinapsis, maka akan terjadi peningkatan permea- bilitas membran prasinapsis terhadap ion Ca. Akibatnya, ion Ca masuk dan gelem- bung sinapsis melebur dengan membran pra-sinapsis sambil melepaskan neurotrans­mitter ke celah sinapsis.

    Neurotransmitter membawa impuls ke membran post- sinapsis. Setelah menyampaikan impuls, kemudian neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim yang dikeluarkan membran post- sinapsis, misalnya enzim asetilkolines- terase. Jika neurotransmitter-nya berupa asetilkolin, maka akan dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat. Kolin dan asam etanoat ini kemudian disimpan di gelem- bung sinapsis untuk dipergunakan lagi. Lihat Gambar 8.6.