Blog

  • Meganthropus Paleojavanicus – Manusia Kera Besar dari Jawa Kuno

    Meganthropus Paleojavanicus

    Meganthropus paleojavanicus merupakan manusia purba tertua yang pernah menghuni Indonesia. Negara ini memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah, sangat cocok untuk berkembang segala kehidupan (manusia, hewan dan tumbuhan). Manusia purba paling tua menghuni di wilayah Jawa ini berukuran sangat besar.

    Indonesia merupakan salah satu negara yang banyak ditemukan berbagai macam struktur fosil manusia purba yang meliputi Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa bahkan Flores.

    Meganthropus Paleojavanicus

    Pengertian Meganthropus Paleojavanicus

    Meganthropus paleojavanicus ditemukan pada tahun 1936 ditemukan pertama kali oleh Gustav Heinrich Ralph vonKoenigswald di Sangiran, provinsi Jawa Tengah, meganthropus yang berarti “manusia bertubuh besar” merupakan genus pertama kali yang dipublikasikan secara formal pada tahun 1950. Pengaitan fosil Jawa dengan Homo erectus menjadi genus yang merujuk pada salah satu set fosil saat ditemukannya pada wilayah tersebut yaitu Jawa. Meganthropus hidup sekitar 1,9 juta tahun sampai dengan 300.000 tahun yang lalu dan memiliki rentang dari Afrika ke Eurasia.

    Pada tahun (1939 sampai 1941) Franz Weidenreich memberitahukan kepada Gustav vonKoenigswald untuk pengaitan dengan genus baru. Pada tahun 1945 Weidenreich menyatakan penamaan manusia purba ini menjadi “Meganthropus palaeojavanicus”. Dalam sebuah makalah yang ditulis oleh vonKoenigswald pada tahun 1949 mengenai pengusulan Sangiran 1a, namun makalah ini tidak diterbitkan secara formal, pada tahun 1950 barulah Gustav Heinrich Ralph vonKoenigswald menyatakan bahwa genus dan spesies baru manusia purba terbesar dari Jawa untuk dicetak dan dipublikasikan secara resmi.

    Pada dekade ke-6 abad kedua puluh berkembangnya penelitian mengenai manusia purba ini, barulah pergeseran genus ke Homo erectus sebagai taksonomi yang sekarang penyebutan penamaan menurut daerah temuan fosil tersebut yaitu diwilayah Jawa.

    Menurut istilah meganthropus paleojavanicus secara etimologis berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti,

    Pada zamannya pola kehidupan manusia purba meganthropus paleojavanicus yaitu hanya mengandalkan hasil alam ketika ditemuinya, kerena mereka hidup dengan berpindah-pindah tempat(nomaden). Walaupun individu tersebut masih vegetarian atau memakan tumbuh-tumbuhan dan buah, mereka hidup dengan berkelompok.

    Franz Weidenreich(kiri); Teuku Jacob(tengah); Wilfrid Le Gros Clark(kanan); Gustav Heinrich Ralph vonKoenigswald(bawah)

    Penemuan Fosil “Meganthropus”

    Berikut ini merupakan berbagai macam daftar set fosil yang menurut taksonomi dari Meganthropus paleojavanicus, sekarang sudah ditafsirkan termasuk Homo erectus. Pengaitan fosil dari Jawa dengan Homo erectus menjadi genus yang dikaitkan dan merujuk kepada salah satu set fosil yang pernah ditemukannya pada wilayah tersebut yaitu Jawa.

    Penemuan fragmen mandibula (rahang) yang ditemukan oleh Kromopawiro didaerah dekat Glagah ombo (utara Sangiran). Dalam temuan struktur fragmen ini diperkirakan sudah berumur 1,6 juta tahun, dimana yang menunjukkan ukuran mandibula tersebut dan juga bentuk morfologi premolar yang amat primitif sebagai bukti penerapan genus dan spesies terbaru Meganthropus palaejavanicus. Banyak temuan fosil manusia purba lain tidak jauh ditemukan fosil ini. Pada akhirnya, tahun 1989 Kramer meneliti dan melakukan pembaharuan atas pernyataan bahwa fosil manusia purba ini menjadi H. erectus, menurut dari ukuran fosil tersebut.

    Pada tahun 1937 sampai dengan 1941ditemukan fosil manusia purba berupa 54 gigi yang berkisar antara tahun 1,51juta – 1,6 juta tahun. Pada tahun 1984 Fred Grine menganalisis beberapa fragmen gigi dan kemudian ia merevisi untuk menyimpulkan apa yang ia dapat dari gigi tersebut. Kesimpulan menunjukkan bahwa mereka merupakan kelompok dari hominin, dalam 3 gigi FS (67, 72 dan 83) menunjukkan Pongo sp.(orang utan).

    Penemuan sangiran 8 berupa gigi yang masih utuh dan fragmen mandibula. Pertama kali ditemukan dan diresmikan oleh P. Marks pada tahun 1953. Pada selang waktu berikutnya Le Gros Clark meneliti dan memperbaharui temuan sebelumnya yang menunjukkan bahwa individu ini tergolong H. erectus dan menjadi patokan Sangiran 8.

    Penemuan di situs Sangiran 27 berupa fosil tengkorak dewasa parsial ditemukan di daerah desa Sangiran (arah utara Sungai Kemoro) pada tahun 1978. Temuan tersebut pada mulanya dilakukan sebuah kontruksi untuk membuat bendungan saat pengerjaan proyek tersebut. Usia tengkorak tersebut sekitar 1,66 juta dan 1,58 juta tahun yang lalu, ditemukan pada tingkatan Formasi Sangiran bagian atas. Teuku Jacob menggambarkan fosil tersebut dan individu ini termasuk “Meganthropus”, namun pada tahun 2008 dilakukan penelitian ulang yang menyatakan bahwa keterkaitan dengan situs Sangiran 8. Anton dan Indriati (2008) juga mencatat mengenai fitur fosil individu ini termasuk dalam genus H.erectus.

    Ciri Fisik Meganthropus Paleojavanicus

    Meganthropus paleojavanicus hidup pada zaman Paleolithikum (Zaman Batu Tua). Ciri-ciri paling menonjol Meganthropus yaitu tubuhnya yang besar, manusia purba tertua dari semua jenis yang ada di Indonesia.

    Berikut ciri-ciri fisik manusia purba meganthropus paleojavanicus:

    1. Tidak memiliki dagu sedangkan bagian mulut menonjol
    2. Memakan makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan (vegetarian)
    3. Bagian tulang ubun-ubun pendek
    4. Bagian belakang

    Penemuan di situs Sangiran 27 berupa fosil tengkorak dewasa parsial ditemukan di daerah desa Sangiran (arah utara Sungai Kemoro) pada tahun 1978. Temuan tersebut pada mulanya dilakukan sebuah kontruksi untuk membuat bendungan saat pengerjaan proyek tersebut. Usia tengkorak tersebut sekitar 1,66 juta dan 1,58 juta tahun yang lalu, ditemukan pada tingkatan Formasi Sangiran bagian atas. Teuku Jacob menggambarkan fosil tersebut dan individu ini termasuk “Meganthropus”, namun pada tahun 2008 dilakukan penelitian ulang yang menyatakan bahwa keterkaitan dengan situs Sangiran 8. Anton dan Indriati (2008) juga mencatat mengenai fitur fosil individu ini termasuk dalam genus H.erectus.

    Ciri Fisik Meganthropus Paleojavanicus

    Meganthropus paleojavanicus hidup pada zaman Paleolithikum (Zaman Batu Tua). Ciri-ciri paling menonjol Meganthropus yaitu tubuhnya yang besar, manusia purba tertua dari semua jenis yang ada di Indonesia.

    Berikut ciri-ciri fisik manusia purba meganthropus paleojavanicus:

    1. Tidak memiliki dagu sedangkan bagian mulut menonjol
    2. Memakan makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan (vegetarian)
    3. Bagian tulang ubun-ubun pendek
    4. Bagian belakang kepala menonjol
    5. Bentuk hidung melebar
    6. Memiliki tonjolan dibagian kening muka
    7. Mempunyai tulang pipi yang menebal
    8. Memiliki postur tubuh tegap dan besar
    9. Memiliki gigi dan rahang yang kuat dan besar

    Demikian mengenai pengertian, penemuan struktur kerangka dan ciri-ciri fisik meganthropus paleojavanicus di Indonesia.

  • Mengapa Tidak Ada Atlet Voli Bernomor Punggung 77?

    Mengapa Tidak Ada Atlet Voli Bernomor Punggung 77?

    Jika Boleh menebak, pertanyaan ini pasti diajukan oleh penggemar sepak bola yang baru saja tertarik menonton seru aksi saling smash di lapangan bola voli. Kemudian mulai kebingunan kok cuman ada nomor 20.

    Jangankan nomor 77, Nomor 69 juga tidak ada. Apalagi jika anda mencari nomor punggung 1298, pasti tidak bakalan ketemu.

    Aturan Seragam Bola Voli

    Salah satu aturan tentang kelengpakan pemain bola Volli mengatur bahwa Kaos Seragam atlet volli harus bernomor 1 sampai 20. Kemudian nomor tersebut dicetak di bagian punggung kaos.

    Mengapa demikian? Yah jawaban ngasalnha mungkin tidak seperti sepak bola yang memiliki banyak pemain dalam satu tim dengan 11 pemain inti. Klub besar di kompetisi besar seperti Eropa memiliki banyak sekali pertandingan. Bisanya mereka akan main 2 sampai 3 perpekan. Bahkan dalam pekan-pekan tertentu bisa 4 sampai 6 kali bermain, tergantung banyaknya komepetensi yang dikuti oleh sbeuah klub.

    Tidak heran jika anggota tim sepak bola bisa sampai lapis 3. Jadi total 33 Pemain atau bahkan lebih namun kembali lagi ke kondisi finansial klub itu sendiri. Jadi wajar kalau asosiasi sepak bola mengizinkan penggunaan nomor punggung hingga 99 untuk turnamen resmi mereka.

    Berbeda dengan Voli yang hanya dimainkan 6 orang dalam satu set. Sekalipun ada pemain cadangan kalau dibuat 3 kali dari pemain inti toalnya hanya 18 orang. Belum lagi pemain cadangan sebanyak itu untuk apa?

    Toh Turnamen Bola Voli tidak sepadat sepak bola, jadi sangat jarang ada klub yang memiliki 18 pemain aktif.

  • Mengapa Seragam Voli Putri Mengenakan Celana yang Super Pendek?

    Mengapa Seragam Voli Putri Mengenakan Celana yang Super Pendek?

    Mungkin pertanyaan ini diajukan mengapa kebanyakan Atlet voli Putri mengenakan celana pendek? Pasalnya tidak semua loh Seragam Voli Putri mengenakan celana pendek, misalnya saja Wilda Siti Nurfadilla yang merupakan Hijaber.

    Atlet Voli Hijab di Lapangan Pakai Legging Hitam

    Pasti pertanyaan anda tentang seragam yang dikenakan Sabina Altynbekova atau Yola Yuliana.

    sabina altynbekova Atlet Voli Tinggu
    Yola Yuliana Atlet Voly Paling Cantik dan Seksi Indonesia

    Seragam Bola Voli

    Baiklah, sebenarnya tidak hanya di olahraga Bola Voli saja dimana Atle Wanitanya akan terlihat mengenakan celana pendek. Ada banyak cabang olahraga saat ini di dominasi celana pendek misalnya saja Golf, Tennis, Bulu Tangkis dan sejenisnya.

    Pada olahraga Bola Volli, celana atlet putri memang lebih ketat dan hanya beberapa senti lebih panjang dari “Maaf” gumpalan pantat atlet. Alasan utamanya sebenarnya membuat atlet lebih leluasa bergerak. Namun jika ditanya mengapa harus sependek itu?

    Olahraga dan Entertainment

    Pada awalnya, Olahraga Voli itu lebih banyak dimainkan Atlet Pria bahkan memang tidak ditemukan pertandingan untuk Atlet Wanita. Namun seiring denagn perkembangan Zaman, banyak wanita yang sudah mulai tertarik bermain voli, di sepak bola juga demikian.

    Hanya saja kompetisi Bola Voli Putri itu tidak seheboh dengan pertandingan pria yang lebih power full dan penuh tensi. Padahal sebuah pertandingan olahraga besar itu tidak sekeda prestasi atlet semata. Kebutuhan finansial juga menjadi faktor penting dari olahraga tersebut sehingga semua cabang olahrga butuh sponsor untuk menyelenggarakan sebuah turnamen.

    Sponsor ini lah yang membuat Olahraga memiliki satu aspek lain dari sekedar Kompetensi dandan aturan teknis seperti ukuran lapangan bola Voli semata, aspek tersebut adalah entertein. Jadilah olahraga wanita dibuat untuk menarik perhatian Pria, salah satunya dengan mengenakan pakaian menarik. Jika ingin dikatakan mengenakan pakaian seksi tentu saja tidak etis.

    Bahkan di Turnamen Wimbeldon, yakni Turnamen Tenis Internasional. Atlet Tenis Putri hanya dibolehkan mengenakan Rok Pendek dengan dalaman berwarna putih loh. Selain itu tidak boleh. Tujuannya tentu saja agar lebih terkesan Entertein. Mungkin ini juga penyebabnya tidak wanita berhijab yang ikut turnamen tersebut.

    Tidak Seketat Wilmbeldon

    Beruntung, Komite Olaharga Voli tidak memiliki aturan seketat Wimbeldon tentang seragam, sehingga masih banyak atlet yang terlihat mengenakan Legging Panjang untuk menutupi daerah kaki mereka saat bermain.

    PBVSI sendiri (Komite Olahraga Bola Voli Indonesia) bahkan lebih terbuka dengan budaya Indonesia tentang seragam. Hasilnya banyak kok Atlet Voli Profesional Berhijab yang tampil di berbagai ajang baik lokal dan nasional.

    Bahkan tidak ditemukan aturan yang mewajibakan Atlet Wanita mengenakan celana super pendek. Adapun aturan Voli sebagai berikut

    Aturan Seragam Bola Voli di Indonesia

    Kelengkapan Pemain

    1. Pemain Bola Voli hendaknya harus mengenakan pakaian olahraga dengan nomor punggung dan dada, memakai celana pendek dan memakai sepatu olahraga.
    2. Kapten tim harus mempunyai strip di kaos berukuran sekitar 8 cm x 2 cm di bawah nomor bagian depan.
    3. Desain kaos, celana, serta kaos kaki harus seragam kecuali untuk pemain libero.
    4. Kaos seragam harus bernomor antara 1 sampai 20.
    5. Nomor harus tercetak di bagian dan belakang kaos.
    6. Dilarang menggunakan kaos dengan desain beda kecuali untuk libero, serta harus ada nomornya.
  • Romusha dan Bung Karno

    Sebelum memproklamasikan Kemerdekaan dan Menjadi Presiden Pertama Republik Indonesia, Bung Karno adalah tokoh yang paling getol menyuarakan Romusha. Jepang memanfaatkan Karisma Pemuda Jawa Timur ini untuk melegitimasi ambisi Jepang membangun Infrastruktur di wilayah kekuasaannya.

    Romusha

    Dalam upaya menarik perhatian Rakyat Indonesia, Jepang datang tidak dengan strategi perang seperti yang dilakukan pemerintah Hindia Belanda yang lebih mengutamakan aktivitas Militer dalam mencengkram Indonesia. Jepang datang sebagai sahabat Asia dengan program AAA. Salah satu caranya adalah bekerja sama Tokoh-Tokoh Masyarakat yang memiliki popularitas tinggi sebagai agen propaganda program mereka menguasai Asia.

    Salah satu program yang direncanakan Jepang adalah membangun Infrastruktur di wilayah kekuasaannya. Program ini membutuhkan banyak tenaga kerja gratis maka lahirnya Romusha. Tentu saja Romusha bukan hal menyenangkan bagi warga Nusantara, maka ditunjukkan Soekarno sebagai “Brand Ambasador” dari Romusha.

    Foto Soekarno mengajak Kerja Paksa ROmusha oleh Jepang

    Foto yang dicantumkan diatas merupakan foto Soekarno yang digunakan oleh Jepang untuk melegitimasi romusha.

    Soekarno sendiri merupakah tokoh yang sangat berpengaruh pada zamannya. Apa yang ia katakan dan perbuat,sebagian rakyat akan mengikutinya tanpa mempertanyakan hal lain.

    Dalam Buku Soekarno Penyambung Lidah Rakyat karya Cindy Adams,Soekarno melontarkan beberapa pernyataan:

    “Sesungguhnya akulah yang mengirim mereka untuk kerja paksa. Ya, akulah orangnya. Aku menyuruh mereka berlayar menuju kematian. Ya, ya, ya, akulah orangnya. Aku membuat pernyataan untuk menyokong pengerahan romusha. Aku bergambar dekat Bogor dengan topi di kepala dan cangkul di tangan untuk menunjukkan betapa mudah dan enaknya menjadi seorang romusha…”

    “…Aku melakukan perjalanan ke Banten untuk menyaksikan tulang-tulang kerangka hidup yang menimbulkan belas, membudak di garis belakang, jauh di dalam tambang batu bara dan emas. Mengerikan. Ini membuat hati di dalam seperti diremuk-remuk.”

    Tindakan Soekarno mendapat kecaman dari beberapa pemuda. Lima mahasiswa kedokteran mendatangi kediaman Soekarno dan mempertanyakan perihal Soekarno yang mendukung romusha.

    Soekarno menjawab demikian,

    ada dua jalan untuk bekerja menuju Indonesia merdeka. Pertama dengan tindakan revolusioner, yang menurutnya, kita belum siap. Jalan yang kedua adalah dengan bekerja-sama dengan Jepang sambil mengkonsolidasikan kekuatan dan menantikan sampai tiba saatnya ia (Jepang) jatuh.dan Soekarno mengikuti jalan yang kedua.

    Para pemuda itu lantas tidak puas dengan jawaban yang diberikan Soekarno, mereka bertanya mengapa ia tega mengorbankan rakyat sendiri.

    Soekarno menjawab,

    “Dalam setiap perang ada korban. Tugas dari seorang Panglima adalah untuk memenangkan perang, sekalipun akan mengalami kekalahan dalam beberapa pertempuran di jalan. Andaikata saya terpaksa mengorbankan ribuan jiwa demi menyelamatkan jutaan orang, saya akan lakukan. Kita berada dalam suatu perjuangan untuk hidup….”

    Kalian bisa simpulkan sendiri sisi gelap Soekarno dari pernyataan diatas.

  • Jenis dan Warna TKK dan Penjelasannya

    Jenis dan Warna TKK dan Penjelasannya

    Atribut seragam pramuka memiliki banyak jenis dan makna. Salah satunya adalah tanda kecakapan khusus. Ada beberapa jenis dan warna TKK. Untuk lebuh tahu mari ikiat simak pembahasan berikut.

    Daftar isi

    TKK

    TKK adalah salah satu Tanda kecakapan Khusus anggota Pramuka baik untuk penggalang maupun penegak, tanda kecakapan Khusus tersebut masing-masing didapatkan melalui kegiatan pembelajaran di dalam kelas, di luar ruangan dan praktek Langsung.

    Tanda Kecakapan Khusus Memiliki karakter yang berbeda – beda dan mempunyai lambang yang banyak macam nya. adapun warna dari tanda kecakapan Khusus ini banyak memiliki perbedaan Pula.

    Tanda kecakapan Khusus ini diberikan kepada adik-adik penggalang yang memang mempunyai keahlian di dalam bidangnya, dan sesuai dengan kemampuannya , tanda kecakapan Khusus (Tkk) memiliki banyak jenis dan macamnya.

    Jenis TKK

    TKK Bidang Agama, Mental, Moral, Spiritual, Pembentukan Pribadi, dan Watak dengan warna dasar kuning, meliputi:

    TKK bidang agama
    1. TKK Salat
    2. TKK Khatib
    3. TKK Qori
    4. TKK Muadzin
    5. TKK Penabung
    6. TKK Doa
    7. TKK Gereja
    8. TKK Pelayanan
    9. TKK Saksi Kristus
    10. TKK Terang Alkitab
    11. TKK Suluh Gereja
    12. TKK Bhakti
    13. TKK Dharmapala
    14. TKK Wicaksana
    15. TKK Dana Punia
    16. TKK Bhakti
    17. TKK Pendidikan KB

    TKK Bidang Kesehatan dan Ketangkasan dengan warna dasar putih, meliputi:

    TKK bidang Kesehatan
    1. TKK Gerak Jalan
    2. TKK Pengamat
    3. TKK Penyelidik
    4. TKK Perenang
    5. TKK Juru Layar
    6. TKK Juru Selam
    7. TKK Pendayung
    8. TKK Ski Air
    9. TKK Pencak Silat
    10. TKK Posyandu/TKK Keluarga Berencana

    TKK Bidang Keterampilan Teknik Pembangunan dengan warna dasar hijau, meliputi:

    TKK Ketrampilan Teknik
    1. TKK Penjilid Buku
    2. TKK Juru Potret
    3. TKK Juru Kulit
    4. TKK Juru Logam
    5. TKK Penenun
    6. TKK Penangkap Ikan
    7. TKK Juru Kebun
    8. TKK Peternak Ulat Sutera
    9. TKK Peternak Lebah
    10. TKK Peternak Kelinci
    11. TKK Filateli
    12. TKK Pengumpul Lencana
    13. TKK Pengumpul Mata Uang
    14. TKK Pengumpul Tanaman Kering
    15. TKK Pengumpul Tanaman Hidup
    16. TKK Juru Masak
    17. TKK Pecinta Dirgantara
    18. TKK Pembuat Pesawat Model
    19. TKK Pengenal Cuaca
    20. TKK Komunikasi
    21. TKK Penjelajah
    22. TKK Juru Peta
    23. TKK Juru Navigasi Laut
    24. TKK Juru Isyarat Bendera
    25. TKK Pelaut
    26. TKK Pengembara
    27. TKK Petani Padi
    28. TKK Penanam Tanaman Hias
    29. TKK Petani Cabai
    30. TKK Juru Bambu
    31. TKK Juru Anyam
    32. TKK Juru Kayu
    33. TKK Juru Batu
    34. TKK Peternak Itik
    35. TKK Peternak Ayam
    36. TKK Peternak Sapi
    37. TKK Peternak Merpati
    38. TKK Pengumpul
    39. TKK Pengumpul Benda
    40. TKK Pengumpul Hewan
    41. TKK Juru Semboyan
    42. TKK Penjahit
    43. TKK Pengendara Sepeda
    44. TKK Juru Konstruksi Pesawat Udara
    45. TKK Juru Mesin Pesawat Udara
    46. TKK Juru Navigasi Udara
    47. TKK Juru Evakuasi Mesin
    48. TKK Pengenal Pesawat Udara
    49. TKK Juru Isyarat Elektronika
    50. TKK Juru Isyarat Optika
    51. TKK Perencana Kapal
    52. TKK Perahu Motor
    53. TKK Berkemah
    54. TKK Petani Bawang
    55. TKK Petani Tanaman Jalar
    56. TKK Peternak Belut
    57. TKK Peternak Lele
    58. TKK Statistika Keluarga Berencana
    59. TKK Pengatur Ruangan
    60. TKK Pengatur Meja Makan

    TKK Bidang Sosial, Perikemanusiaan, Gotong Royong, Ketertiban, Masyarakat, Perdamaian Dunia, dan Lingkungan Hidup dengan warna dasar biru, meliputi:

    Tkk bidang Sosial
    1. TKK Pemadam Kebakaran
    2. TKK Pengatur Lalu Lintas
    3. TKK Pengamanan Lingkungan
    4. TKK Penunjuk Jalan
    5. TKK Juru Bahasa
    6. TKK Juru Penerang
    7. TKK Korespondensi
    8. TKK Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
    9. TKK Penyuluh Padi
    10. TKK Keadaan Darurat Udara
    11. TKK Keadaan Darurat Laut
    12. TKK Pembantu Ibu
    13. TKK Pengasuh Anak
    14. TKK Penerima Tamu
    15. TKK Pendaki Gunung
    16. TKK Juru Ukur
    17. TKK Kependudukan
    18. TKK Pendataan Keluarga Berencana
    19. TKK Kesejahteraan Keluarga

    TKK Bidang Patriotisme dan Seni Budaya dengan warna dasar merah, meliputi:

    Tkk patriotisme
    1. TKK Dirigen
    2. TKK Penyanyi
    3. TKK Pelukis
    4. TKK Juru Gambar
    5. TKK Pengarang
    6. TKK Pembaca
    7. TKK Pengatur Rumah

    Itulah Penjelasan Mengenai Warna masing – masing Tkk, misalkan Untuk mencari TKK agama maka silahkan kalian cari lambang  yang berwarna Kuning, Begitupun dengan Tkk Lain yang memiliki warna berbeda – beda. Oleh Karena Itu Pramuka itu memang asyik dan menyenangkan.

  • Kiasan dan Makna Filosofi Pramuka Siaga

    Kiasan Dasar Pramuka Siaga 

    Kiasan dasar adalah ungkapan yang digunakan secara simbolik dalam penyelenggaraan pendidikan kepramukaan, dan merupakan salah satu metode untuk mengembangkan imajinasi Siaga, mendorong kreativitas dan keikutsertaannya dalam setiap kegiatan. Kiasan dasar yang digunakan dalam kelompok Siaga antara lain:

    1. Pramuka usia 7 -10 tahun disebut Siaga. Nama Siaga diambil dari kiasan dasar yang bersumber pada romantika perjuangan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan dari penjajahan Belanda yaitu masa “mensiagakan” rakyat yang merupakan awal dimulainya perjuangan baru yaitu tanggal 20 Mei 1908.
    2. Sebutan tingkatan golongan Pramuka Siaga terdiri atas:
      • Siaga Mula mengkiaskan tingkatan kecakapan mula-mula (awal) yang dimiliki Siaga.
      • Siaga Bantu mengkiaskan tingkatan kecakapan siaga yang dapat membantu pekerjaan-pekerjaan tertentu,
      • Siaga Tata mengkiaskan tingkat kecakapan Siaga sudah diikutsertakan untuk menata karya kesiagaan. Menata karya artinya menyusun dan mengatur pekerjaan dengan rapih dan bersih.
    1. Sebutan “Barung” yang berarti tempat penjaga ramuan bangunan mengkiaskan kelompok kecil Siaga yang ideal berjumlah 6 pramuka siaga.
    2. Sebutan “Perindukan” yang berarti tempat anak cucu berkumpul, mengkiaskan kelompok Siaga yang terdiri dari 3 sampai 4 barung. Berarti satu perindukan secara ideal beranggotakan 18-24 pramuka siaga.
    3. Bentuk barisan pada upacara berbentuk lingkaran dengan kakak pembina berada di tengah lapangan. Pada saat upacara pandangan siaga terpusat pada kakak pembina. Hal ini mengkiasakan bahwa seorang siaga masih menginduk pada pembina nya, segala sesuatu masih dalam bimbingan dari seorang pembina 

    Pada usia yang terhitung masih muda kehidupan anak seusia Siaga masih berkisar di seputar keluarga, yaitu kehidupan yang ada ayah dan ibu bahkan kadang ada paman dan bibi tinggal bersama keluarga tersebut. Keluarga merupakan pusat aktivitasnya.

    Pembinaan Pramuka Siaga dikiaskan sebagai kehidupan “Keluarga Bahagia” dimana terdapat ayah, ibu dan bibi serta paman. Suasana keluarga bahagia digambarkan selalu harmonis, saling mencintai, riang gembira, rukun, saling tolong menolong. Mereka merupakan keluarga yang takwa kepada Tuhan yang Maha Esa, hidup aman dan damai tanpa rasa takut.

    Dalam pembinaan Siaga, suasana keluarga bahagia ini dialihkan ke lapangan tempat latihan Siaga di alam terbuka. Di tempat latihan juga ada “ayah” yang dipanggil Yanda, “ibu” yang dipanggil Bunda, “bibi” yang dipanggil Bucik dan paman yang dipanggil Pakcik. Pada golongan Siaga wadah pembinaannya disebut Perindukan Siaga sesuai dengan kiasan dasar bahwa Siaga masih “menginduk” pada keluarganya.

  • Susunan Upacara Pembukaan Latihan Pramuka Penggalang – Upabuklat

    Susunan Upacara Pembukaan Latihan Pramuka Penggalang – Upabuklat

    Upabuklat atau Upacara Pembukaan Latihan adalah kegiatan formal yang dilakukan dalam gerakan pramuka khususnya pada saat ada kegiatan latihan. Upabuklat ini melatih kedisiplinan dalam berorganisasi.

    Upabuklat Penggalang

    Upacara adalah Serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan peraturan yang wajib dilaksanakan dengan khidmad dan tertib, sehingga merupakan kegiatan teratur untuk menciptakan kebiasan yang mengarah kepada budi pekerti yang luhur.

    Dalam Gerakan Pramuka, Upacara diatur dalam PP 178 tahun 1979 mengenai upacara dalam Gerakan Pramuka.

    Macam Upacara dalam Gerakan Pramuka antara lain:

    • Umum
    •  Buka Tutup Latihan
    • Pelantikkan
    • Kenaikan Tingkat
    • Pindah Golongan
    • Meninggalkan Ambalan/Racana

    Pada pembahasan kali ini kita akan membahas mengenai Upacara Pembukaan Latihan Ambalan Penggalang. Pedomannya adalah PP tersebut di atas, tetapi telah ditambahkan dengan kesepakan dalam kegiatan Pitaran Pelatih Pusdiklatcab Cakrabaswara Kota Semarang, sehingga jika ada sedikit perbedaan dengan pelaksaaan di pasukan adik atau kakak bisa saja terjadi. Semoga dapat memberikan sedikit gambaran.

    1.  Tata Upacara Pembukaan Latihan Penggalang

    1. Pratama menyiapkan pasukannya dalam bentuk angkare.
    2. Pratama menjemput Kakak Pembina
    3. Pembina menempatkan diri maju satu langkah,
    4. Penghormatan Pasukan kepada Kakak Pembina, dipimpin oleh Pratama
    5. Penyerahan Pasukan, dari Pratama kepada Kakak Pembina
    6. Pratama kembali ke Regunya.
    7. Pengibaran Bendera Merah Putih, Penghormatan dipimpin Kakak Pembina atau Pratama
    8. Pembacaan Pancasila oleh Kakak Pembina diikuti oleh seluruh peserta Upacara.
    9. Pembacaan Dasadarma oleh Petugas, diikuti oleh seluruh peserta Upacara
    10. Amanat Kakak Pembina.
    11. Do’a dipimpin oleh Kakak Pembina.
    12. Kakak Pembina kembali ke tempat semula.
    13. Pratama menempatkan diri.
    14. Penyerahan Pasukan dari Kakak Pembina kepada Pratama
    15. Penghormatan kepada Kakak Pembina
    16. Pembina dan Pembantu Pembina meninggalkan tempat upacacara
    17. Pratama membubarkan Pasukannya
    18. Upacara selesai dilanjutkan dengan kegiatan.

    2. Narasi Upacara Pembukaan Latihan Penggalang

    Perlengkapan :

    1. Tiang bendera dengan tiga tongkat Pramuka lengkap denga tali dan kaitan bendera
    2. Bendera Merah Putih
    3. Teks Pancasila
    4. Teks Dasa Darma
    5. Peluit

    Jalannya Upacara

    1. Pratama memanggil Pemimpin Regu ( Pinru ) dengan peluit panggilan Pemimpin Regu dengan bentuk barisan berbanjar, menyampaikan informasi seputar akan dimulainya Upacara Pembukaan latihan.
    2. Pratama mengumpulkan Pasukannya dengan peluit panggilan seluruh peserta Upacara Pembukaan Latihan dengan bentuk barisan Angkare
    3. Pratama menyiapkan Pasukannya
    4. Pratama menjemput Kakak Pembina dengan ucapan :” Lapor Upacara Pembukaan Latihan siap dimulai, kami mohon kakak berkenan menjadi Pembina Upacara”. Pembina menjawab : ” Lanjutkan / Laksanakan ” , Kemudian bersama sama Pratama, Pembina dan dua Pembantu Pembina menuju tempat Upacara.  Pratama menuju ke tengan Lapangan Upacara, Pembina dan dua Pembantu Pembina menuju ke depan tiang bendera menghadap Pasukan, kemudian Pembina maju satu langkah..
    5. Penghormatan Pasukan kepada Kakak Pembina,  dipimpin oleh Pratama dengan ucapan :      ” Kepada kakak Pembina … Hormat ….Grak…. Tegak …..Grak…
    6. Pratama menyerahkan Pasukan kepada Kakak Pembina dengan ucapan : ” Pasukan saya serahkan ”, kemudian Pembina menjawab : ” Pasukan saya terima.
    7. Pratama kembali ke regunya dengan terlebih dahulu melakukan serah terima Bendera Regu, dengan cara : Pratama menghormat Wakil Pinru,  Wa Pinru membalas, kemudian bendera regu diserahkan dari Wa Pinru kepada Pratama. Selanjutnya Pratama menempati tempat Wa Pinru, sedangkan Wa Pinru pergi menempatkan diri di barisan yang paling kiri.
    8. Pengibaran Bendera Merah Putih, dengan terlebih dahulu Pembina menyampaikan : ”Pengibaran Bendera Merah Putih ”. Tiga petugas bendera maju satu langkah menyampaikan: ”Petugas Bendera Siap” terus menuju tiang bendera mengambil jarak terpendek. Selanjutnya petugas bendera menyampaiakn ”Bendera Siap”,
    9. Penghormatan Sang Merah Putih oleh Pembina atau diserahkan Pratama dengan terlebih dahulu Pembina menyampaikan perintah : ” Pratama, pimpin penghormatan Sang Merah Putih ” ……. Kepada Sang Merah Putih…Hormat…Grak …   Tegak…. Grak.
    10. Pembacaan teks Pancasila oleh Pembina ditirukan oleh seluruh peserta Upacara
    11. Pembacaan Dasadarma oleh Petugas, menghadap Pasukan, ditirukan oleh seluruh peserta Upacara.
    12. Amanat Pembina Upacara : Kakak Pembina maju ke depan tiang bendera dengan mengambil langkah mengkanankan tiang bendera langsung mengambil sikap Istirahat dan diikuti oleh seluruh peserta Upacara, diakhiri dengan sikap sempurna kembali. Amanat Pembina berisi kurang lebih : pembukaan, seputar rencana kegiatan hari itu dan penutup.
    13. Doa dipimpin oleh Pembina,  seputar Pahlawan, kelancaran latihan, peserta yang sedang sakit dsb. dengan ucapan : Berdoa menurut agama kita masing masing ,,,Dimulai … Selesai….
    14. Amanat selesai, Pembina kembali ke tempat semula dengan mengambil langkah mengkanankan tiang bendera.
    15. Serah terima Bendera Regu oleh Pratama kepada Wa Pinru.  Wa Pinru berlari menuju ke depan Pratama, Wa Pinru menghormat Pratama, Pratama membalas, kemudian berlangsung serah terima bendera Regu antara Pratama dan Wa Pinru, selanjutnya Pratama menuju ke tengah lapangan Upacara.
    16. Penyerahan Pasukan dari Pembina kepada Pratama. Pembina menyampaikan : ”Pasukan saya serahkan”, kemudia Pratama menjawab : ”Pasukan saya terima”.
    17. Penghormatan Pasukan kepada Pembina Upacara dipimpin oleh Pratama dengan ucapan : ” Kepada Kakak Pembina… Hormat… Grak… Tegak… Grak…
    18. Pembina dan Pembantu Pembina berjabat tangan dan meninggalkan tempat Upacara.
    19. Pratama membubarkan Pasukannya atau Pemimpin Regu membubarkan anggotanya.
    20. Upacara selesai dilanjutkan dengan kegiatan.
  • 14 Jenis Ilmu Bantu Sejarah

    14 Jenis Ilmu Bantu Sejarah

    Ilmu bantu sejarah merupakan disiplin ilmu yang membantu penelitian sejarah. Dispilin-dispilin ilmu yang menjadi alat bantu sejarah menyediakan teknik dan keterampilan khusus dalam mendukung analisis terkait dengan peristiwa-peristiwa sejarah.


    Ilmu Bantu Sejarah

    Pada artikel ini akan dijelaskan mengenai apa itu ilmu bantu sejarah dan jenis ilmu apa saja sih yang dapat membantu ilmu sejarah, semoga artikel ini dapat menjadi sumber rujukan atau referensi terpercaya bagi mahasiswa atau pembaca dalam mencari informasi mengenai ilmu  bantu sejarah. berikut penjelasannya

    Pengertian Ilmu Bantu Sejarah

    Ilmu bantu sejarah adalah cabang ilmu yang dapat digunakan sejarawan dalam pelaksanaan penelitian maupun rekonstruksi peristiwa sejarah. Sejarah adalah peristiwa masa lalu yang melibatkan manusia atau tentang manusia itu sendiri. Jadi, ilmu bantu sejarah adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan kehidupan manusia sehari-hari.

    Seiring beredarnya waktu, manusia semakin menghadapi masalah kehidupan yang kian kompleks. Dimensi masa lalu, yang secara format dan konsepnya mengalami perubahan dengan masa kini, bukan tidak memiliki sesuatu yang berguna di masa kekinian. Banyak kecocokan zaman masa lampau yang memiliki relevansi dengan masa kini, hanya saja terkadang manusia terlalu abai akan keberadaannya. Masa lalu bukan melulu berisi kemunduran, beberapa justru bisa menjadi jawaban akan masalah kontemporer. Rumah adat yang dibuat dari kayu misalnya bisa bertahan dalam kondisi geografis yang sering dilanda gempa bumi. Jika pun hancur, maka kerugian yang diderita tidaklah begitu mahal. Berbeda dengan rumah masa kini yang berbahan beton, begitu gempa datang maka hancur luluh seketika. Biaya renovasi yang dikeluarkan tentu sangat mahal.

    Untuk mendapatkan gambaran masa lalu yang berkesinambungan mengatasi problem sekarang, maka studi-studi komprehensif berupa tinjauan-tinjauan lebih populis serta semarak dari aktivitas manusia zaman dahulu perlu digalakkan. Komitmen ini baru terwujud manakala sejarah mengalami integrasi keilmuan dengan disiplin pengetahuan lainnya. Dengan begitu, wawasan masa lampau bisa dipugar menjadi bahan telaah yang solutif dalam meningkatkan hajat hidup orang banyak, di samping telah ikut menelurkan objek-objek baru penelitian historis. Landasan berpikir seperti demikian akan menemui bentuk praktisnya ketika ilmu sejarah menjadikan prinsip-prinsip keilmuan lainnya untuk menganalisis pola-pola kemanusiaan masa lalu.

    Dalam studi kesejarahan, ilmu-ilmu bantu memiliki sistematika tersendiri yang membantu rasio historis yang dimiliki sejarawan dalam memetakan objek-objek yang selama ini belum terpikirkan. Realitas indrawi yang dimiliki sejarawan dewasa ini, agaknya sudah mulai terbuka untuk menangkap fenomena dinamis yang bergeliat dalam tubuh ilmu-ilmu sosial. Tindakan ini mendapat perhatian utama untuk membiasakan diri berpikir serta bertindak sesuai dengan gerak zaman saat ini. Implikasi dari pembacaan yang matang akan struktur ilmu-ilmu sosial berdampak pada cara kerja otak sejarawan yang demikian masif memikirkan yang belum terpikirkan.

    Bayangkan jika sejarawan yang sebelumnya lekat dengan pemikiran intrik politik masa awal kemerdekaan kemudian dialihkan untuk memikirkan serta memberikan penjelasan terkait bagaimana keadaan transportasi sungai di pinggiran Ibu Kota Jakarta. Tidak dapat dipungkiri, pertanyaan tersebut sepertinya belum cukup untuk memproduksi jawaban hanya dengan logika kesejarahan murni. Sejarawan membutuhkan ilmu-ilmu bantu yang menyokong temuannya. Sesuatu yang bisa dilakukan yaitu melakukan tinjauan literatur yang lebih mendalam dan menggunakan kaca mata ilmu bantu terkait. Ilmu nautika (kelautan) yang beberapa prinsipnya bisa diterapkan meneliti sungai dan sosiologi pedesaan, umpamanya, dipilih untuk membantu kerja sejarawan mengungkap kehidupan masyarakat sekitar sungai pinggiran Ibu Kota. Fungsi dan kegunaan ilmu bantu sejarah, antara lain:

    Sebagai alat bantu untuk mengungkap suatu fakta dari sumber sejarah. Dengan menggunakan ilmu bantu seorang sejarawan akan mampu melihat suatu peristiwa dari sudut yang berbeda-beda. Dengan ilmu bantu, sejarawan akan dapat mengungkap dan menjelaskan sebuah peristiwa dengan lebih dalam dan tajam.

    Sebagai alat untuk mengurai sekaligus mengkritisi sumber dan fakta-fakta yang sudah dihimpun oleh peneliti. Sebagai kontrol agar proses yang dilakukan peneliti sejarah tetap bersandar pada metode-metode ilmiah agar peneliti tidak terjebak ke dalam fiksi dan mitos. Fungsi ini terasa penting dalam konteks Indonesia. Sebagaimana kita maklum di masyarakat Indonesia perkembangan tradisi lisan sangatlah luas. Perkembangan tradisi ini tidak diikuti dengan tradisi menulis. Tradisi menulis hanya dilakukan oleh kalangan yang sangat terbatas. Dengan segala kelemahannya, tradisi lisan sering kali mengabaikan kaidah-kaidah logika. Tak mengherankan jika akhirnya sejarah bercampur dengan mitos.

    Jenis-jenis Ilmu Bantu Sejarah

    Mengenai jenis-jenis ilmu bantu sejarah akan dipaparkan di bawah ini.

    1. Peleoantropologi

    Paleoantropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia purba sehingga disebut juga antropologi ragawi. Objek yang dipelajari ialah fosil-fosil manusia purba. Ilmu ini bertujuan merekonstruksi asal usul manusia, evolusinya, persebarannya, lingkungan, cara hidup, dan budayanya (Teuku lacob, 1990: 65-66).

    2. Arkeologi

    Arkeologi, berasal dari bahasa Yunani, archaeo yang berarti “kuno” dan logos, “ilmu”. Nama alternatif arkeologi yaitu ilmu sejarah kebudayaan materiel. Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kebudayaan (manusia) masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan. Kajian sistematis, meliputi penemuan, dokumentasi, analisis, dan interpretasi data berupa artefak (budaya bendawi, seperti kapak batu dan bangunan candi) dan ekofak (benda lingkungan, seperti batuan, rupa muka bumi, dan fosil) maupun fitur (artefak yang tidak dapat dilepaskan dari tempatnya (situs arkeologi). Teknik penelitian yang khas yaitu penggalian (ekskavasi) arkeologis, selain survei yang juga mendapatkan porsi yang cukup besar.

    Tujuan arkeologi beragam dan menjadi perdebatan yang panjang. Di antaranya yang disebut dengan paradigma arkeologi, yaitu menyusun sejarah kebudayaan, memahami perilaku manusia, serta mengerti proses perubahan budaya. Karena bertujuan untuk memahami budaya manusia, maka ilmu ini termasuk ke dalam kelompok ilmu humaniora. Meskipun demikian, terdapat berbagai ilmu bantu yang digunakan, antara lain sejarah, antropologi, geologi (ilmu tentang lapisan pembentuk Bumi yang menjadi acuan relatif umur suatu temuan arkeologis), geografi, arsitektur, paleoantropologi dan bioantropologi, fisdanika (antara lain dengan karbon c-14 untuk mendapatkan per tanggalan mutlak), ilmu metalurgi (untuk mendapatkan unsur-unsur suatu benda logam), serta filologi (mempelajari naskah lama).

    Arkeologi pada masa sekarang merangkum berbagai bidang yang berkait. Sebagai contoh, penemuan mayat yang dikubur akan menarik minat pakar dari berbagai bidang untuk mengkaji tentang pakaian dan jenis bahan digunakan, bentuk keramik dan cara penyebaran, kepercayaan melalui apa yang dikebumikan bersama mayat tersebut, pakar kimia yang mampu menentukan usia galian melalui cara seperti metode pengukuran karbon 14. Adapun pakar genetik yang ingin mengetahui pergerakan perpindahan manusia purba, bertopang pada penelitian DNA-nya.

    3. Paleografi

    Paleografi berasal dari bahasa Yunani, palaios, yang berarti “kuno” dan graphein, “menulis”. Paleografi adalah ilmu yang meneliti perkembangan bentuk tulisan atau tulisan kuno. Paleografi dalam banyak kasus merupakan prasyarat keahlian yang harus dimiliki untuk mendalami filologi atau ilmu pernaskahan.

    4. Epigra

    Epigrafi adalah suatu cabang arkeologi yang berusaha meneliti benda-benda bertulis yang berasal dari masa lampau. Salah satu contohnya prasasti. Prasasti merupakan sumber bukti tertulis (berupa tulisan ataupun gambar) pada masa lampau yang dapat memberikan informasi mengenai peristiwa di masa lampau, asal usul seorang raja atau tokoh atau geneologi maupun penanggalan.

    Tujuan arkeologi yaitu merekonstruksi sejarah masa lampau berdasarkan apa yang dapat ditemukan kembali dengan keterampilan dan penguasaan metode ekskavasi pada benda-benda masa lampau. Jika benda tinggalan tersebut berupa prasasti, maka ahli epigrafi akan mengelolanya agar dapat diketahui kapan terjadinya, siapa tokoh pemerintahannya, serta apa isi yang terkandung pada prasasti tersebut. Ahli epigrafi mempunyai kemampuan menganalisis prasasti dengan kemampuannya untuk membaca tulisan kuno, baik berupa huruf kuno maupun bahasa kuno.

    5. Ikonografi

    Ikonografi adalah cabang sejarah seni yang mempelajari identifikasi, deskripsi, dan interpretasi isi gambar. Kata ikonografi berarti “penulisan gambar”.

    6. Numismatik

    Numismatik (bahasa Latin: numisma, nomisma, “koin”; dari bahasa Yunani: nomizein “menggunakan sesuai hukum)  adalah sebuah studi atau kegiatan mengumpulkan mata uang, termasuk koin, token, uang kertas, dan benda-benda terkait lainnya. Koleksi numismatik terdiri dari benda-benda kuno seperti uang kertas, koin kuno, dan token yang pernah beredar dan digunakan oleh masyarakat. Numismatik mempelajari, antara lain sejarah mata uang itu sendiri, cara pembuatannya, ciri cirinya, variasi yang ditemukan, pemalsuannya, dan sejarah politik terbentuknya mata uang tersebut.

    Dalam suatu mata uang, biasanya tergambar tokoh dan catatan tahun dikeluarkannya, namun kelemahan mata uang biasanya berlaku dalam kurun waktu yang cukup lama dan sebarannya yang cukup luas. Sebuah mata uang sering kali masih berlaku walaupun penguasanya sudah berganti.

    Bagaimanapun, numismatik mempunyai peran yang cukup besar dalam penelitian sejarah. Dari mata uang, tentu dapat pula menjadi faktor pemantik awal untuk mengungkap suatu aktor yang berkuasa, atau juga lebih jauh, yakni mengenai pertumbuhan suatu emporium (kota dagang).

    7. Keraminologi

    Keraminologi menitikberatkan pada penelaahan peninggalan kuno terutama keramik-keramik hasil kebudayaan masyarakat yang pernah ada. Kejayaan peradaban China dengan seni keramiknya, membuat negeri ini begitu termasyhur ke seluruh pelosok dunia. Dari peninggalan yang berupa keramik, sejarawan dapat melacak dari mana keramik itu berasal dan kapan benda itu diproduksi. Pun terkait dengan teknologi dan ragam hias yang digunakan.

    8. Geneologi

    Berasal dari bahasa Yunani genea, yang berarti “keturunan” dan logos, berarti “ilmu”. Adalah kajian tentang keluarga dan penelusuran jalur keturunan serta sejarahnya. Ahli geneologi menggunakan berita dari mulut ke mulut, catatan sejarah, analisis genetik, serta rekaman lain untuk mendapatkan informasi mengenai suatu keluarga dan menunjukkan kekerabatan dan silsilah dari anggota-anggotanya. Hasil nya sering ditampilkan dalam bentuk bagan (disebut bagan silsilah) atau ditulis dalam bentuk narasi. Beberapa ahli membedakan antara geneologi dan sejarah keluarga serta membatasi geneologi hanya pada hubungan perkerabatan, sedangkan “sejarah keluarga” merujuk pada penyediaan detail tambahan mengenai kehidupan dan konteks historis dari keluarga terkait.

    9. Filologi

    Filologi berasal dari bahasa Yunani philein “cinta” dan logos, “kata”. Filologi merupakan ilmu yang mempelajari naskah-naskah manuskrip, biasanya dari zaman kuno. Sebuah teks yang termuat dalam sebuah naskah manuskrip, terutama yang berasal dari masa lampau, sering kali sulit untuk dipahami. Bukan hanya karena bahasanya yang sulit, tetapi karena naskah manuskrip kerap kali disalin berulang-ulang kali. Dengan begini, naskah banyak yang memuat hal-hal lain, yang sering kali semakin jauh dari naskah edisi perdana.

    Tugas seorang filologi, nama untuk ahli melogi, yaitu meneliti naskah-naskah ini, membuat laporan tentang keadaan naskah-naskah ini, dan menyunting teks yang ada di dalamnya.

    llmu pernaskahan ini biasanya berdampingan dengan paleografi, atau ilmu tentang tulisan pada masa lampau. Salah seorang filolog Indonesia ternama adalah R.M. Ng. Poerbatjaraka.

    10. Emografi

    Emografi berasal dari bahasa Yunani ethnos = rakyat dan graphia = tulisan. Adalah strategi penelitian ilmiah yang sering digunakan dalam ilmu sosial, terutama dalam antropologi dan beberapa cabang sosiologi, juga dikenal sebagai bagian dari ilmu sejarah yang mempelajari masyarakat, kelompok etnis dan formasi etnis lainnya, etnogenesis, komposisi, perpindahan tempat tinggal, karakteristik kesejahteraan sosial, juga budaya materiel dan spiritual mereka. Etnografi sering diterapkan untuk mengumpulkan data empiris tentang masyarakat dan budaya manusia. Pengumpulan data biasanya dilakukan melalui pengamatan partisipan, wawancara, kuesioner, dan lain-lain. llmu ini bertujuan untuk menjelaskan keadaan masyarakat yang dipelajari.

    11. Ilmu-ilmu Sosial

    Keberadaan ilmu-ilmu sosial lain sangatlah penting terutama dalam membantu mengungkap latar belakang sosial dari suatu masyarakat dalam suatu kurun waktu di mana peristiwa itu terjadi. Pristiwa sejarah merupakan bagian dari sebuah peradaban dan peradaban tidak mungkin tanpa masyarakat.

    Ilmu-ilmu sosial, yang disebut juga ilmu kemanusiaan, bertugas mencari hukum-hukum yang berlaku secara empiris baik dalam manusia secara individu maupun dalam kemasyarakatan. Ciri yang paling menonjol yaitu objek kajiannya adalah seputar manusia berikut segala aspek kehidupannya, mencakup: ciri-ciri khasnya, tingkah lakunya baik perseorangan maupun kelompok, dalam lingkup mikro maupun makro serta banyak aspek lainnya (C. Verhaak dan R. Haryono Imam, 1989: 66).

    Antropologi misalnya, merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi dapat amat berguna bagi historiografi karena sumbangannya dalam menguraikan latar belakang sosial dari berbagai peristiwa sejarah (Koentjaraningrat, 1958: 248).

    Di samping itu, ilmu bantu yang tergolong ilmu sosial yaitu sosiologi. Ilmu yang menekankan pada hubungan antar manusia ini, banyak digunakan untuk menelisik perubahan, stratifikasi kemasyarakatan, krisis, konflik, serta banyak tema lain yang menyangkut kehidupan masa lalu. Melalui pendekatan sosiologi, diharapkan peran (role) dari masing-masing tokoh, baik yang berstatus sosial tinggi sampai rendah dapat diungkap, apalagi sudah bukan zamannya lagi sejarah hanya berpusat pada kelompok elite dan menegasikan eksistensi kelompok masyarakat lainnya. Ilmu sosial ini berkontribusi bagi pemaparan sejarah yang sangat lekat dengan nuansa kemanusiaannya.

    Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, tema politik dalam sejarah merupakan pemandangan yang lumrah. Sudah tentu ketika menelaah masa lampau, panorama yang paling menawan perhatian yaitu masalah politik. Meskipun begitu, tidak semua nuansa politik di tataran sejarah melulu termasuk dalam dimensi klasik. Justru melalui ilmu bantu politik akan banyak tema baru yang bisa dibicarakan. Komunikasi politik pusat dan daerah misalnya merupakan satu di antara tema dari pendekatan politik gaya baru.

    Sejarah tidak bisa berdiri sendiri. Sejarah memerlukan bantuan ilmu-ilmu lainnya untuk mengisi latar belakangnya (I. Huizinga, 1937: 10).

    12. Linguistik

    Linguistik didefinisikan sebagai ilmu bahasa atau studi ilmiah mengenai bahasa. Secara umum, linguistik adalah bahasa atau ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Linguistik berasal dari bahasa latin yaitu lingua yang berarti bahasa, sedangkan bahasa Inggrisnya yaitu linguistic.

    13. Statistik /Statistika

    Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Istilah “statistika” bahasa Inggris: statistics.

    Dalam penerapannya sebagai ilmu bantu dalam bidang sejarah, statistika berfungsi sebagai penyaji data kuantitatif atas populasi, sampel dan perkiraan terhadap sebuah kemungkinan atau probabilitas.

    14. Komputer dan Internet

    Selain untuk kebutuhan penulisan, penggunaan internet sangat membantu dalam penyimpanan dan penyajian data. Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat juga memungkinkan beberapa teknologi disempurnakan dan tergabung dalam perangkat komputer.

    Media internet memungkinkan seorang peneliti mengakses informasi dari dan ke dunia luar, seolah tanpa batas. Dengan bantuan komputer, publikasi dari hasil-hasil penelitian begitu mudah dan murah. Jika ada kritik terhadap sebuah pernyataan atau penemuan sejarah bisa disampaikan pada saat itu juga.

  • Materi Lengkap Pramuka Siaga – SKU dan SKK

    Berikut ini adalah materi Lengkap Pramuka Siaga untuk Tingkat SD. Materi ini juga lengkap dengan Syarat Kecakapan Umum dan Khusus.

    Pramuka Siaga

    Siaga adalah sebutan bagi anggota Pramuka yang berumur 7-10 tahun. Disebut Pramuka Siaga karena sesuai dengan kiasan masa perjuangan Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia meyiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan berdirinya Boedi Oetome pada tahun 1908 sebagai tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia.

    A. Kode kehormatan

    Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga ada dua, yang pertama disebut Dwi Satya (janji Pramuka Siaga), dan yang kedua disebut Dwi Darma (ketentuan moral Pramuka Siaga). Adapun isinya adalah:

    1. Dwi Satya

    Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh

    • menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Indonesia, dan mengikuti tata krama keluarga
    • setiap hari berbuat kebajikan

    2. Dwi Darma

    1. Siaga berbakti kepada ayah dan ibundanya
    2. Siaga berani dan tidak putus asa

    Dua Kode Kehormatan yang disebutkan di atas adalah standar moral bagi seorang Pramuka Siaga dalam bertingkah laku di masyarakat. Jadi kalau ada seorang anggota Pramuka Siaga yang tingkah lakunya tidak sesuai dengan standar moral ini, dia belum bisa disebut Pramuka Siaga seutuhnya.

    B. Satuan

    Satuan terkecil dalam Pramuka Siaga Barung setiap 4 Barung dihimpun dalam sebuah Perindukan. Barung diberi nama dengan warna semisal, Barun Merah, barung Hijauh dll. Sebuah Barung beranggotakan paling banyak 10 orang Pramuka Siaga dan dipimpin oleh seorang Pemimpin Barung (Pinrung) yang dipilih oleh Barung itu sendiri. Masing-masing Ketua Barung ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi Pemimpin Barung Utama yang disebut Sulung. Sebuah Perindukan terdiri dari beberapa Barung yang akan dipimpin oleh Sulung itu tadi.

    C. Syarat Kecakapan

    Syarat kecakapan yang harus dimiliki oleh seorang anggota Pramuka Siaga adalah syarat kecakapan umum, dan syarat kecakapan khusus.

    1. Syarat kecakapan umum (SKU)

    • Pramuka Siaga adalah syarat wajib yang harus dipenuhi oleh seorang Pramuka Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum (TKU).
    • Dalam Pramuka Siaga ada tiga tingkat TKU, yaitu Siaga Mula, Siaga Bantu, dan Siaga Tata.
    • Tanda Kecakapan Umum (TKU) Pramuka Siaga dapat dikenakan pada lengan baju sebelah kiri di bawah tanda Barung.
    • TKU untuk Siaga berbentuk sebuah janur. TKU untuk Siaga berbentuk sebuah janur atau disebut Mancung, yaitu bunga pohon kelapa yang baru tumbuh. Hal ini diambil dari kebiasaan para pahlawan dulu untuk menandakan pangkat seseorang.

    2. Syarat Kecakapan Khusus

    SKK atau syarat kecakapan khusus adalah syarat yang harus atau wajib dipenuhi oleh seorang Pramuka Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK).

    Tanda Kecakapan Khusus (TKK) Dalam Kepramukaan adalah tanda yang diberikan kepada anggota pramuka atau peserta didik sebagai bentuk apresiasi atas skil atau kemampuan seorang anggota pramuka dalam suatu bidang tertentu.

    Tanda Kecakapan Khusus bersifat opsional bagi anggota pramuka atau peserta didik, sehingga seorang peserta didik dapat memiliki Tanda Kkecakapan Khusus yang berbeda dari peserta didik lain.

    Agar bisa memperoleh Tanda Kecakapan khusus seorang Pramuka harus mampu memenuhi atau menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Khusus dalam setiap bidang yang di minatinya.

    Tanda Kecakapan Khusus (TKK)
    • Untuk Pramuka Siaga hanya terdiri atas satu tingkat. Tanda Kecakapan Khusus (TKK) untuk pramuka siaga berbentuk segitiga sama kaki terbalik (sisi atas di bagian atas) dan tidak memakai bingkai. Tanda Kecakapan Khusus biasanya di tempel atau dipasang di lengan baju dibagian kanan membentuk setengah lingkaran di sekeliling tanda Kwarda dengan puncak menghadap ke bawah sebanyak 5 buah.
    • Sebutan bagi pembina antara lain: pasa Pembina Pramuka Siaga putra dinamakan atau dipanggil Yanda dan Pembina Siaga Pramuka putri dinamakan atau dipanggil Bunda. Pembantu Pembina Pramuka Siaga putra dinamakan atau dipanggil Pakcik dan Pembantu Pembina Pramuka putri dinamakan atau dipanggil Bucik.
    • Bentuk barisan Upacara Pramuka Siaga adalah lingkaran dan Pembina harus berada di tengah lingkaran. Ini mengandung filosofi bahwa cara pandang Pramuka Siaga yang masih terfokus pada satu titik.

    1. TKK Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

    Untuk memenuhi SKK P3K seorang Pramuka Siaga harus sudah memenuhi syarat berikut:

    • Mengetahui cara dan dapat memberi penolongan pada kecelakaan luka iris, luka garuk, luka terbakar, kena benda panas, benjut/ memar.
    • Mengetahui cara dan dapat menggunakan dengan benar dan rapi: (a) pembalut segitiga untuk luka di kepala, tangan dan kaki (b) pembalut panjang (zwachtel verband) untuk jari dan lengan/ paha.
    • Mengetahui cara dan dapat menghentikan perdarahan hidung, menolong kecelakaan akibat sengatan binatang/ serangga dan debu mata.
    • Mengetahui penggunaan obat atau ramuan untuk obat luka.
    • Mengetahui nama dan alamat poliklinik (Puskesmas), dokter atau rumah sakit terdekat

    2. Pengatur Ruangan

    Untuk memenuhi SKK Pengatur Ruangan seorang Pramuka Siaga harus memenuhi syarat-syarat berikut.

    • Dapat mengatur dan menempatkan alat-alat rumah tangga, seperti meja, kursi, rak majalah, lemari, dan lain-lain di salah satu mangan, misalnya ruangan tamu, kamar tidur, ruang kerja atau istirahat.
    • Dapat menyusun gambar, bunga, tanaman, tirai sebagai hiasan dekorasi suatu ruangan.
    • Dapat mengatur dan menyiapkan meja makan.

    3. Pengamat

    Untuk memenuhi SKK Pengamat seorang Pramuka Siaga harus memenuhi Syarat-syarat berikut:

    • Dapat menggunakan panca indranya untuk mengenal dan mengingat sedikitnya 7 dari 10 macam benda yang dilihatnya selama 1 menit, diraba, atau suara yang didengarnya.
    • Dapat mengikuti jejak sejauh 1 km dengan menggunakan tanda jejak sederhana (secara Siaga).
    • Mengetahui dan mencatat cara dan kebiasaan hidup dari satu jenis binatang yang terdapat di sekitarnya, atau
    • Mengetahui nama dan mengenal macam tumbuh tumbuhan/buah buahan/sayur sayuran yang biasa digunakan manusia dan tumbuh di daerahnya.

    4. Juru Masak

    Untuk memenuhi SKK Juru Masak seorang Pramuka Siaga harus memenuhi syarat-syarat berikut :

    • Dapat memasak dan menyiapkan air minum.
    • Bersama seorang teman membuat makanan cuci mulut, dengan bahan bahan yang mudah didapat di daerahnya, misalnya: singkong, ubi, pisang, sagu, terigu, atau bahan lainnya.
    • Membuat satu jenis lauk pauk sederhana yang digoreng/direbus/ dibakar.
    • Mengetahui apa yang dimaksud dengan hidangan 4 sehat 5 sempurna. 

    5. Berkemah

    Untuk memenuhi SKK Berkemah seorang Pramuka Siaga harus memenuhi syarat syarat berikut.

    • Sedikitnya sudah tiga kali mengikuti Perkemahan Sehari (Persari= Dagkamp), dapat mengatur barang-barang di dalam tendanya.
    • Mengerti dan dapat menjaga kebersihan perkemahan Barungnya.

    6. Penabung

    Untuk memenuhi SKK Penabung seorang Pramuka Siaga harus memenuhi syarat-syarat berikut:

    • Memiliki buku Tabanas, buku Tabungan Pramuka, atau buku Tabungan Pelajar, 
    • Dapat menabung uang secara teratur dalam buku tabungannya itu sekurang-kurangnya selama 6 bulan, 
    • Dapat dengan hafal menyanyikan lagu “Mari Menabung” ciptaan Imam Soetiono.

    7. Menjahit

    Untuk memenuhi SKK Menjahit seorang Pramuka Siaga harus memenuhi syarat syarat berikut:

    • Dapat membuat sapu tangan atau alas meja (taplak) dengan tangan/ mesin jahit,
    • Dapat memasang kancing (lubang baju) dan membuat lubang kancing, 
    • Dapat membuat tanda barung dan kain dan menjahit tanda barung kainnya di bajunya,
    • Dapat membuat pakaian untuk boneka, atau (b) membuat mainan (boneka, atau lainnya) dari kain, atau (c) membuat pakaian dalam untuk sendiri, atau (d) membuat pakaian bayi (popok, gurita, baju dan lain lain).

    8. Juru Kebun

    Untuk memenuhi SKK Juru Kebun seorang Pramuka Siaga harus memenuhi syarat syarat berikut:

    • Dapat mengenal sedikitnya 2 jenis tanaman buah buahan, dan 2 jenis tanaman sayur sayuran,
    • Dapat mempergunakan pupuk kompos,
    • Telah menanam dan memelihara sedikitnya satu jenis tanaman hias, satu jenis tanaman buah buahan atau satu jenis tanaman sayur sayuran, sampai berbunga, sampai berbuah, sampai dipanen, atau sampai sedikitnya selama 3 bulan

    9. Pengaman Kampung/Desa

    Untuk memenuhi SKK Pengamanan Kampung/Desa seorang Pramuka Siaga harus memenuhi syarat syarat berikut:

    • Dapat membunyikan tanda bahaya dari kentongan dan mengerti arti dan maksud bunyi kentongan titir, bunyi kentongan pincang dan bunyi kentongan uluk-uluk.
    • Menolong sedikitnya sekali dengan jalan melaporkan kepada Pos Keamanan terdekat tentang pelanggaran pencurian atau tindakan jahat telah menanam dan memelihara sedikitnya satu jenis tanaman hias, satu jenis tanaman buah buahan atau satu jenis tanaman sayur sayuran, sampai berbunga, sampai berbuah, sampai dipanen, atau sampai sedikitnya selama 3 bulan

    10. Gerak Jalan

    Untuk memenuhi SKK Gerak Jalan seorang Pramuka Siaga harus memenuhi syarat syarat berikut:

    • Mengenai cara dan telah melakukan dengan baik, sikap berdiri dan berjalan (cepat/lambat),
    • Mengerti cara mencegah dan merawat lepuh di kaki,
    • Pernah mengikuti gerak jalan dalam satuan barung/perindukannya sejauh 5 km untuk putra dan 3 km untuk putri dan dilakukan sekurang kurangnya 2 kali.
  • Ciri-Ciri Penelitian Kualitatif

    Ciri-ciri Penelitian Kualitatif

    Dari pandangan Creswell, Denzin & Lincoln, serta pandangan Guba & Lincoln yang dikemukakan Muluk, dapat dikemukakan ciri-ciri Penelitian Kualitatif sebagai berikut: 

    1) Penelitian kualitatif merupakan penelitian dengan konteks dan setting apa adanya atau alamiah (naturalistic), bukan melakukan eksperimen yang dikontrol secara ketat atau memanipulasi variabel. 

    2) Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial dengan menginterpretasikan bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan sekeliling dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi perilaku mereka, bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu realitas seperti yang dilakukan peneliti kuantitatif dengan positivismenya. 

    3) Agar peneliti bisa mendapatkan pemahaman mendalam bagaimana subjek memaknai realitas dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi perilaku subjek, peneliti perlu melakukan hubungan yang erat dengan subjek yang diteliti. Untuk itu, bila perlu peneliti melakukan observasi terlibat (participant observation). 

    4) Tidak seperti penelitian kuantitatif, penelitian kualitatif tidak membuat perlakuan (treatment), memanipulasi variabel, dan menyusun definisi operasional variabel. Untuk mencapai tujuan penelitian kualitatif, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data tidak terbatas pada observasi dan wawancara saja, tetapi juga dokumen, riwayat hidup subjek, karya-karya tulis subjek, publikasi teks, dan lain-lain. 

    5) Tidak seperti penelitian kuantitatif yang bebas nilai, penelitian kualitatif justru menggali nilai yang terkandung dari suatu perilaku. Penelitian kualitatif meyakini bahwa perilaku tidak mungkin bebas dari nilai yang dihayati individu yang diteliti. 

    6) Penelitian kualitatif bersifat fleksibel, tidak terpaku pada konsep, fokus, teknik pengumpulan data yang direncanakan pada awal penelitian, tetapi dapat berubah di lapangan mengikuti situasi dan perkembangan penelitian. 

    7) Tidak seperti penelitian kuantitatif di mana untuk mencapai objektivitas dengan melakukan pengukuran (measurement) secara kuantitatif, penelitian kualitatif mendapatkan akurasi data dengan melakukan hubungan yang erat dengan subjek yang diteliti dalam konteks dan setting yang alamiah (naturalistic). 

    Sebagai bahan perbandingan dan sebagai upaya memperluas wawasan, berikut ini pandangan Poerwandari (1998) yang mengacu pandangan Patton (1990) tentang ciri-ciri penelitian kualitatif: 

    1) Studi dalam situasi alamiah (naturalistic inquiry) 

    Desain penelitian kualitatif bersifat alamiah, dalam arti peneliti tidak berusaha untuk memanipulasi latar penelitian, melainkan melakukan studi terhadap suatu fenomena dalam situasi di mana fenomena tersebut ada. Fokus penelitian dapat berupa orang, kelompok, program, pola hubungan ataupun interaksi, dan kesemuanya dilihat dalam konteks alamiah (apa adanya). 

    2) Analisis induktif 

    Penelitian kuantitatif-eksperimental menggunakan pendekatan analisis deduktif, dengan menerapkan pendekatan hipotesis-deduktif. Peneliti menetapkan variabel-variabel utama beserta dengan pernyataan-pernyataan tentang variabel-variabel tersebut (definisi operasional variabel catatan ini menurut penulis) sebelum pengumpulan data dilakukan, berdasarkan kerangka teoretis yang secara eksplisit dipilih. Berbeda dengan pendekatan kuantitatif, metode kualitatif secara khusus berorientasi pada eksplorasi, penemuan, dan logika induktif. Dikatakan induktif karena peneliti tidak memaksa diri untuk hanya membatasi penelitian pada upaya menerima atau menolak dugaan-dugaannya, melainkan mencoba memahami situasi (make sense of the situation) sesuai dengan bagaimana situasi tersebut menampilkan diri. Analisis induktif dimulai dengan observasi khusus, yang akan memunculkan tema-tema, kategori-kategori, pola hubungan di antara kategori-kategori tersebut. 

    3) Kontak personal langsung peneliti di lapangan 

    Kegiatan lapangan merupakan aktivitas sentral dari sebagian besar penelitian kualitatif. Mengunjungi lapangan berarti mengembangkan hubungan personal langsung dengan orang-orang yang diteliti. Penelitian kualitatif memang menekankan pentingnya kedekatan dengan orang-orang dan situasi penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas dan kondisi nyata kehidupan sehari-hari. 

    4) Perspektif holistik 

    Satu tujuan penting penelitian kualitatif adalah diperolehnya pemahaman menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti. Pendekatan holistik mengasumsikan bahwa keseluruhan fenomena perlu dimengerti sebagai suatu sistem yang kompleks, dan bahwa yang menyeluruh tersebut lebih besar dan lebih bermakna daripada penjumlahan bagian-bagian. Penekanan pada pemahaman holistik ini kontras dengan tradisi kuantitatif-eksperimental, yang menuntut operasionalisasi variabel independen dan variabel dependen. Pendekatan kuantitatif demikian tidak disetujui oleh peneliti kualitatif karena dianggap: a) terlalu menyederhanakan realitas hidup yang sesungguhnya amat kompleks, b) tidak mampu, atau mengabaikan faktor-faktor penting yang sering sulit sekali untuk dikuantifikasi, c) gagal memberikan gambaran terintegrasi tentang fenomena yang diteliti. 

    5) Perspektif dinamis, perspektif “perkembangan” 

    Penelitian kualitatif melihat gejala sosial sebagai sesuatu yang dinamis dan berkembang, bukan sebagai sesuatu yang statis dan tidak berubah dalam perkembangan kondisi dan waktu. Minat peneliti kualitatif adalah mendeskripsikan dan memahami proses dinamis yang terjadi berkenaan dengan gejala yang diteliti. Perubahan dilihat sebagai suatu hal yang wajar, sudah diduga sebelumnya, dan tidak dapat dihindari. Karenanya, daripada mengendalikan atau membatasinya, peneliti kualitatif-alamiah justru mengantisipasi kemungkinan perubahan itu, mengamati dan melaporkan objek yang diteliti dalam konteks perubahan tersebut. 

    6) Orientasi pada kasus unik 

    Penelitian kualitatif yang baik akan menampilkan kedalaman dan rincian, karena fokusnya memang penyelidikan yang mendalam pada sejumlah kecil kasus. Kasus dipilih sesuai dengan minat dan tujuan khusus yang diuraikan dalam tujuan penelitian. Studi kasus sangat bermanfaat ketika peneliti merasa perlu memahami suatu kasus spesifik, orang-orang tertentu, kelompok dengan karakteristik tertentu, ataupun situasi unik secara mendalam. 

    7) Netralitas empatik 

    Penelitian kualitatif sering dikritik menghasilkan data yang subjektif, dan karenanya dianggap kurang ilmiah. Memang ilmu sering didefinisikan dalam kerangka objektivitas, yang dalam perspektif positivistik-kuantitatif dicapai melalui distansi (jarak catatan penulis) peneliti dari objek yang diteliti, karena peneliti kuantitatif-positivistik yakin bahwa distansi akan mempertahankan sikap “bebas nilai.” Peneliti-peneliti kualitatif, sebaliknya, menganggap bahwa objektivitas murni tidak pernah ada, hanya merupakan ilusi peneliti kuantitatif. Pilihan untuk meneliti topik tertentu pun sudah diwarnai subjektivitas, sementara rancangan dan instrumen penelitian adalah produk manusia, dan karenanya, selalu mungkin mengandung bias. 

    8) Fleksibilitas rancangan 

    Penyelidikan yang bersifat kualitatif tidak dapat secara jelas, lengkap dan pasti ditentukan di awal sebelum dilaksanakannya pekerjaan di lapangan. Tentu saja, rancangan awal yang disusun sebaik mungkin, yang akan menentukan fokus pertama, rencana-rencana pengamatan dan wawancara, pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Meski demikian, sifat alamiah dan induktif dari penelitian tidak memungkinkan peneliti menentukan secara tegas variabel-variabel operasional, menetapkan hipotesis yang akan diuji maupun menyelesaikan skema pengambilan sampel dan instrumen yang akan dipakai sebelum ia sungguh-sungguh memasuki pekerjaan lapangan. Desain kualitatif memiliki sifat luwes, akan berkembang sejalan berkembangnya pekerjaan lapangan. 

    9) Peneliti sebagai instrumen kunci 

    Bila peneliti kuantitatif dapat berpegang pada rumus-rumus dan teknik statistik, peneliti kualitatif tidak memiliki formula baku untuk menjalankan penelitiannya. Karenanya, kompetensi peneliti menjadi aspek paling penting: Peneliti adalah Instrumen Kunci dalam penelitian kualitatif. Peneliti berperan besar dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topik, mendekati topik tersebut, mengumpulkan data, hingga menganalisis dan menginterpretasikannya.