Blog

  • Manusia Sebagai Mahluk Beradab dan Masyarakat Adab

    Manusia adalah Makhluk yang beradab sehingga mampu menciptakan peradaban. Peradaban sebagai produk yang bernilai tinggi. halis, indah, dan maju menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki kecerdasan yang tidak dimiliki makhluk lainnya. Akan tetapi yang perlu diingat adalah bahwa peradaban tidak hanya merujuk pada hasil-hasil kebudayaan manusia yang sifatnya fisik, seperti barang, bangunan, benda-benda, tetapi juga menunjuk pada wujud gagasan, ide, dan perilaku manusia yang tinggi, halus, dan maju.

    Manusia sebagai makhluk beradab juga memiliki pengertian bahwa  pribadi manusia itu memiliki potensi untuk berlaku sopan, berakhlak, dan berbudi pekerti luhur. Manusia yang beradab mampu menyeimbangkan antara cipta, rasa, dan karsa untuk berbuat suatu kebaikan. Sebaliknya, manusia yang tidak beradab adalah orang yang perilakunya tidak sopan, tidak berakhlak, dan tidak memiliki budi pekerti luhur. Artinya, jika manusia tidak mampu menyeimbangkan antara cipta, rasa, dan karsa, maka manusia bisa jatuh dalam perilaku kebiadaban, karena cenderung akan berbuat tidak sopan, kasar, dan lain sebagainya.

    Manusia selain makhluk individu juga di sebut sebagai makhuk sosial, manusia membentuk persekutuan hidup, yaitu masyarakat. Manusia beradab pasti berkeinginan untuk membentuk masyarakat beradab, yang sekarang populer disebut dengan “masyarakat madani atau masyarakat sipil (civil society)”, atau masyarakat yang beradab. Artinya masyarakat yang beradab adalah individu yang selalu mentaati seluruh aturan/norma yang ada sehingga tercipta masyarakat yang adil makmur, tentram, dan teratur.

    Masyarakat adab pada dasarnya merupakan keinginan yang tulus dari manusia sebagai makhluk beradab. Di indonesia masyarakat adab populer disebut dengan masyarakat madani. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI (2008), Masyarakat madani adalah” Masyarakat yang manunjang tinggi norma, nilai-nilai, dan hukum yang ditopang oleh penguasa teknologi yang beradab, iman dan ilmu”. 

    Masyarakat madani merupakan konsep yang dibentuk dari proses sejarah yang panjang dan memerlukan konsep yang dibentuk dari proses sejarah yang panjang dan memerlukan perjuangan yang terus menerus. Apabila dikaji masyarakat dinegara-negara maju yang sudah dikatakan sebagai masyarakat madani, mereka sudah memenuhi hal seperti berikut:

    1. Terpenuhinya kebutuhan dasar individu, keluarga, kelompok dalam masyarakat.
    2. Berkembangnya modal manusia (human capital) yang kodusif bagi terbentuknya kemampuan melaksanakan tugas-tugas kehidupan dan terjalinnya kepercayaan dan relasi sosial antar kelompok.
    3. Tidak adanya diskriminasi dalam berbagai bidang pembangunan.
    4. Adanya hak, kemampuan, dan kesempatan bagi masyarakat serta lembaga-lembaga swadaya untuk terlibat dalam berbagai forum dimana isu-isu kepentingan bersama kewajiban publik dapat dikembangkan.
    5. Saling menghargai perbedaan antar budaya dan memiliki rasa saling percaya.
    6. Sistem pemerintahan yang memungkinkan lembaga-lembaga ekonomi, hukum dan sosial berjalan secara produktif dan berkeadilan sosial.

     Bagaimana dengan masyarakat indonesia? untuk menuju masyarakat madani, maka sudah menjadi kewajiban seluruh masyarakat indonesia untuk ikut serta ambil peran dalam usaha bersama bangsa untuk mewujudkan masyarakat berperadaban/masyarakat madani. karena terbentuknya masyarakat madani adalah bagian mutlah dari wujud cita-cita kenegaraan, yaitu mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Demikian artikel Manusia Sebagai Makhluk Beradab Dan Masyarakat Adab tentang semoga bermanfaat

  • Faktor-Faktor Produksi : SDA, SDM, Modal dan Kewirasuhaan

    Faktor-Faktor Produksi

    Pada umumnya faktor-faktor produksi seperti yang telah dicontohkan di atas dapat digolongkan ke dalam empat kelompok, yaitu: Faktor Produksi Alam (natural resources), Faktor Produksi Tenaga Kerja (human resources), Faktor Produksi Modal (capital resources), dan Faktor Produksi Kewirausahaan (entrepreneurship resources). Pembahasannya sebagai berikut:

    A . Produksi Alam (natural resources)

    Faktor produksi alam adalah segala sesuatu yang berasal dari alam semesta yang dapat digunakan dalam proses produksi

    Dalam contoh di atas disebutkan bahwa perusahaan garmen memerlukan tanah sebagai tempat berdirinya perusahaan. Tanah tersebut merupakan contoh faktor produksi alam. Jadi, faktor produksi alam adalah segala sesuatu di alam semesta ini baik yang ada di darat, laut, maupun udara yang digunakan dalam proses produksi. Tanah yang terhampar luas, baik yang ada di atasnya seperti air, udara, tumbuhan, binatang, dan sebagainya, maupun yang ada di dalamnya seperti bebatuan, emas, tembaga, batu bara, timah, dan sebagainya merupakan contoh faktor produksi alam. Balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor produksi alam berupa sewa, seperti sewa tanah.

    B. Tenaga Kerja

    Faktor produksi tenaga kerja adalah segala kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dapat digunakan dalam kegiatan proses produksi

    Perusahaan garmen dalam memproduksi pakaian memerlukan karyawan. Karyawan tersebut merupakan contoh faktor produksi tenaga kerja. Jadi, faktor produksi tenaga kerja adalah segala kegiatan jasmani

    atau rohani manusia yang ditujukan untuk kegiatan produksi. Contoh lain faktor produksi tenaga kerja adalah buruh, mandor, tenaga harian, satpam, kepala bagian, dan sebagainya. Balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor produksi tenaga kerja adalah upah atau gaji, seperti gaji pegawai, upah buruh, dan sebagainya.

    Secara garis besar faktor produksi tenaga kerja dibagi ke dalam dua bagian, yaitu: tenaga kerja rohaniah dan tenaga kerja jasmaniah

    a ) Tenaga kerja rohaniah, yaitu tenaga kerja yang kegiatannya lebih banyak menggunakan pikiran daripada kekuatan fisik. Tenaga kerja jenis ini dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu:

    • Managerial skill (keterampilan mengelola)yaitu tenaga kerja yang memiliki kemampuan mengelola segala sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu, misalnya manajer perusahaan, kepala bagian, dan sebagainya.
    • Technological skill (keterampilan teknologi), yaitu tenaga kerja yang memiliki kemampuan menggunakan dan menerapkan teknologi dalam proses produksi, misalnya teknisi komputer, teknisi mesin, programmer, dan sebagainya.
    • Organizational skill (keterampilan organisasi), yaitu tenaga kerja yang memiliki kemampuan melakukan pembagian tugas dan tanggung jawab dalam kegiatan proses produksi, misalnya mandor, pengawas, direktur perusahaan, dan sebagainya.

    b ) Tenaga kerja jasmaniah, yaitu tenaga kerja yang lebih banyak menggunakan kekuatan fisik dalam melakukan kegiatan proses produksi. Tenaga kerja jenis ini dibedakan ke dalam tiga bagian, yakni:

    • Tenaga kerja terdidik (skilled labour), yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan khusus sesuai dengan bidangnya terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan proses produksi, misalnya dokter, perawat, insinyur, tenaga pembukuan, dan sebagainya.
    • Tenaga kerja terlatih (trained labour), yaitu tenaga kerja yang memerlukan latihan terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan proses produksi, misalnya juru ketik, montir, sopir, pemahat, tukang ojek, dan sebagainya.
    • Tenaga kerja tidak terdidik (unskilled labour), yaitu tenagavkerja yang tidak memerlukan pendidikan atau latihan dalamvmelakukan kegiatan proses produksi, misalnya tukang sapu, buruhvbangunan, pemulung, penjaga malam, dan sebagainya.

    3 . Faktor Produksi Modal (capital resources)

    Faktor produksi modal adalah semua alat atau benda yang dapat digunakan untuk menghasilkan produk

    Dalam contoh di atas juga disebutkan bahwa perusahaan garmen dalam proses produksi memerlukan mesin jahit, mesin obras, dan sebagainya dalam proses produksi. Mesin tersebut termasuk dalam faktor produksi modal. Modal yang dimaksudkan di sini tidak hanya terbatas pada uang saja melainkan dapat pula berujud barang-barang yang digunakan dalam proses produksi. Jadi, faktor produksi modal dapat berupa benda atau alat yang dapat digunakan untuk menghasilkan produk. Balas jasa atau imbalan yang diterima oleh pemilik faktor produksi modal adalah berupa bunga atau sewa, seperti bunga.

    https://googleads.g.doubleclick.net/pagead/ads?client=ca-pub-1222718334271675&output=html&h=280&adk=1869769894&adf=1535270844&pi=t.aa~a.3766796349~i.59~rp.4&w=590&fwrn=4&fwrnh=100&lmt=1697763809&num_ads=1&rafmt=1&armr=3&sem=mc&pwprc=7831825958&ad_type=text_image&format=590×280&url=https%3A%2F%2Fsalam-pengetahuan.blogspot.com%2F2019%2F09%2Ffaktor-faktor-produksi-alam-tenaga.html&host=ca-host-pub-1556223355139109&fwr=0&pra=3&rh=148&rw=590&rpe=1&resp_fmts=3&wgl=1&fa=27&uach=WyJtYWNPUyIsIjEzLjUuMSIsImFybSIsIiIsIjExOC4wLjU5OTMuODgiLFtdLDAsbnVsbCwiNjQiLFtbIkNocm9taXVtIiwiMTE4LjAuNTk5My44OCJdLFsiR29vZ2xlIENocm9tZSIsIjExOC4wLjU5OTMuODgiXSxbIk5vdD1BP0JyYW5kIiwiOTkuMC4wLjAiXV0sMF0.&dt=1697969775385&bpp=1&bdt=2312&idt=1&shv=r20231017&mjsv=m202310170101&ptt=9&saldr=aa&abxe=1&prev_fmts=468×280%2C468x280%2C300x600%2C0x0%2C590x280&nras=3&correlator=6648014362931&frm=20&pv=1&ga_vid=1743478960.1697969775&ga_sid=1697969775&ga_hid=1361067178&ga_fc=0&u_tz=480&u_his=1&u_h=900&u_w=1440&u_ah=900&u_aw=1440&u_cd=30&u_sd=2&dmc=8&adx=250&ady=2588&biw=1440&bih=783&scr_x=0&scr_y=0&eid=44759837%2C44759875%2C44759926%2C31077327%2C44805112%2C44805534%2C44805680%2C44805921%2C44805933%2C31078301%2C31078964%2C31078663%2C31078665%2C31078668%2C31078670&oid=2&pvsid=59178964511209&tmod=2145523282&uas=0&nvt=1&ref=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F&fc=384&brdim=0%2C0%2C0%2C0%2C1440%2C0%2C0%2C0%2C1440%2C783&vis=1&rsz=%7C%7Cs%7C&abl=NS&fu=128&bc=31&td=1&nt=1&ifi=6&uci=a!6&btvi=2&fsb=1&xpc=DKgclJYwKL&p=https%3A//salam-pengetahuan.blogspot.com&dtd=1715

    Mesin jahit seperti dicontohkan di atas jika berada di perusahaan yang memang memproduksi mesin jahit, maka ia merupakan barang hasil produksi bukan sebagai faktor produksi modal. Akan tetapi jika mesin jahit tersebut dipakai di perusahaan garmen maka ia merupakan faktor produksi modal yang berguna untuk menghasilkan pakaian.

    Contoh lain faktor produksi modal bagi sebuah perusahaan roti adalah uang tunai, persediaan tepung, mesin pembuat roti, gedung, tanah, kendaraan, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya lihatlah pembagian modal berikut ini:

    Tabel 1. Pembagian Modal

    4 . Faktor Produksi Kewirausahaan (entrepreneurship resources)

    Faktor produksi kewirausahaan adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengelola dengan baik faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

    https://googleads.g.doubleclick.net/pagead/ads?client=ca-pub-1222718334271675&output=html&h=280&adk=1869769894&adf=3741206011&pi=t.aa~a.3766796349~i.81~rp.4&w=590&fwrn=4&fwrnh=100&lmt=1697763809&num_ads=1&rafmt=1&armr=3&sem=mc&pwprc=7831825958&ad_type=text_image&format=590×280&url=https%3A%2F%2Fsalam-pengetahuan.blogspot.com%2F2019%2F09%2Ffaktor-faktor-produksi-alam-tenaga.html&host=ca-host-pub-1556223355139109&fwr=0&pra=3&rh=148&rw=590&rpe=1&resp_fmts=3&wgl=1&fa=27&uach=WyJtYWNPUyIsIjEzLjUuMSIsImFybSIsIiIsIjExOC4wLjU5OTMuODgiLFtdLDAsbnVsbCwiNjQiLFtbIkNocm9taXVtIiwiMTE4LjAuNTk5My44OCJdLFsiR29vZ2xlIENocm9tZSIsIjExOC4wLjU5OTMuODgiXSxbIk5vdD1BP0JyYW5kIiwiOTkuMC4wLjAiXV0sMF0.&dt=1697969775387&bpp=1&bdt=2313&idt=1&shv=r20231017&mjsv=m202310170101&ptt=9&saldr=aa&abxe=1&prev_fmts=468×280%2C468x280%2C300x600%2C0x0%2C590x280%2C590x280&nras=4&correlator=6648014362931&frm=20&pv=1&ga_vid=1743478960.1697969775&ga_sid=1697969775&ga_hid=1361067178&ga_fc=0&u_tz=480&u_his=1&u_h=900&u_w=1440&u_ah=900&u_aw=1440&u_cd=30&u_sd=2&dmc=8&adx=250&ady=3212&biw=1440&bih=783&scr_x=0&scr_y=155&eid=44759837%2C44759875%2C44759926%2C31077327%2C44805112%2C44805534%2C44805680%2C44805921%2C44805933%2C31078301%2C31078964%2C31078663%2C31078665%2C31078668%2C31078670&oid=2&pvsid=59178964511209&tmod=2145523282&uas=0&nvt=1&ref=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F&fc=384&brdim=0%2C0%2C0%2C0%2C1440%2C0%2C1440%2C900%2C1440%2C783&vis=1&rsz=%7C%7Cs%7C&abl=NS&cms=1&fu=128&bc=31&td=1&nt=1&ifi=7&uci=a!7&btvi=3&fsb=1&xpc=g480ZjTdSG&p=https%3A//salam-pengetahuan.blogspot.com&dtd=2452

    Walaupun sudah tersedia faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal, namun hal itu tidaklah menjamin bahwa proses produksi dapat berjalan dengan efektif dan efisien tanpa adanya kemampuan pengusaha untuk mengelola faktor-faktor produksi tersebut secara baik. Kemampuan untuk mengelola dan mengkombinasikan faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal tersebut biasanya dinamakan kewirausahaan (entrepreneurship). Imbalan atau balas jasa yang diterima oleh orang yang memiliki faktor produksi kewirausahaan adalah berupa laba/rugi atau gaji.

    Definisi di atas dapat diuraikan bahwa seorang wirausaha atau orang yang memiliki jiwa wirausaha akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

    a ) Ulet dan tidak mudah putus asa

    Seorang wirausaha juga memiliki keuletan atau kegigihan dalam berusaha. Ia tidak akan berhenti dan puas begitu saja sebelum mencapai hasil yang diinginkannya. Segala hambatan yang dihadapi dianggap sebagai tantangan yang harus dihadapi dan ia percaya bahwa dengan kegigihan tersebut ia akan mampu mengatasi semua hambatan yang dihadapi. Seandainya ia menghadapi kegagalan dalam berusaha, ia tidak mudah putus asa tetapi kegagalan tersebut dijadikan sebagai pemicu untuk berusaha lebih keras lagi. Dengan modal inilah maka pada saatnya nanti ia akan menjadi seorang wirausaha yang sukses.

    b ) Berani mengambil risiko

    Setiap usaha selalu mengandung risiko mulai dari yang paling berat, seperti bangkrut atau rugi, maupun yang ringan seperti impas. Namun demikian seorang wirausaha harus mampu memperhitungkan risiko yang akan ditanggungnya, bahkan ia juga mampu mengendalikan risiko tersebut dalam arti dengan daya upaya yang gigih mampu menghindari risiko tersebut. Jadi, keberanian mengambil risiko tersebut bukanlah tanpa perhitungan, tetapi mampu memperhitungkan segala kemungkinan yang akan terjadi sehingga sedapat mungkin mampu menghindarkan diri dari risiko kerugian tersebut.

    c ) Memiliki rasa percaya diri yang tinggi

    Rasa percaya diri menjadi sangat penting jika seseorang akan melangkah lebih jauh. Tanpa rasa percaya diri seorang akan ragu dan canggung dalam melangkah dan hal ini dapat berakibat fatal bagi usahanya. Rasa percaya diri yang tinggi akan mampu memberikan motivasi untuk bekerja lebih giat. Jadi, modal utama keberhasilan seorang wirausaha adalah memiliki rasa percaya akan kemampuan dirinya dan tidak terlalu banyak bergantung kepada orang atau pihak lain. Untuk memperoleh rasa percaya diri yang tinggi tersebut seseorang harus memiliki pengetahuan, wawasan, dan keterampilan yang memadai. Tanpa bekal ini tidak mungkin seseorang dapat tumbuh rasa percaya dirinya, yang ada hanyalah rasa keberanian yang tanpa perhitungan. Untuk itu agar rasa percaya diri tersebut tumbuh maka ia harus banyak belajar, memiliki banyak pengalaman, dan memiliki pergaulan yang luas.

    d ) Bersifat kreatif dan inovatif

    Kreatif artinya kemampuan untuk berkarya dan berdaya cipta yang tinggi. Artinya dalam bekerja mampu menunjukkan ciri tersendiri atau berbeda dari biasanya, prestasinya juga lebih baik daripada yang lain. Sedangkan inovatif artinya kemampuan untuk selalu mencari sesuatu penemuan yang baru dan tidak bersifat latah atau ikut-ikutan.

    e ) Berorientasi ke depan

    Yang dimaksudkan berorientasi ke depan adalah segala tindakan yang dilakukan sekarang selalu diarahkan untuk mencapai hasil yang tinggi di kemudian hari. Setiap langkah yang dilakukan saat ini akan diperhitungkan dampak dan akibat yang ditimbulkannya untuk masa-masa yang akan datang. Misalnya seorang pengusaha yang rugi, jika ia seorang wirausahawan sejati, ia tidak akan terus-menerus meratapi kerugian yang telah dihadapinya tersebut, sebaliknya ia akan melihat ke depan bahwa peluang untuk meraih keuntungan yang lebih besar masih selalu terbuka. Kerugian yang dialaminya tersebut akan dijadikan sebagai pengalaman agar tidak terulang di kemudian hari. Jadi, kerugian tersebut akan dijadikan sebagai pemicu untuk meraih keberhasilan di masa yang akan datang.

    f ) Memiliki kemampuan memimpin

    Seorang wirausaha haruslah mampu menjadi atasan yang bertanggung jawab terhadap segala tugas, mampu melakukan pembagian tugas, mampu mengarahkan bawahan, mampu menjadi teladan bagi bawahannya, mampu membuat perencanaan sekaligus pengawasannya, dan sebagainya.

    Melihat ciri-ciri dan karakteristik di atas, dapat dikatakan bahwa faktor produksi kewirausahaan merupakan faktor produksi yang sangat penting karena tanpa adanya kemampuan kewirausahaan ini maka faktorfaktor produksi yang lainnya tidaklah begitu berarti dalam proses produksi. Walaupun demikian dalam sebuah proses produksi keseluruhan faktor produksi itu memiliki kedudukan yang sama pentingnya, semuanya saling melengkapi. Jika salah satu faktor produksi tersebut ada yang kurang maka proses produksi tidak akan dapat berjalan. Karena itu dalam mendirikan sebuah perusahaan perlu diperhatikan ketersediaan semua faktor produksi yang dibutuhkan tersebut.

  • Faktor Penyebab Ketidakberlakuan Permintaan Pasar

    Faktor-faktor yang Menyebabkan Hukum Permintaan Tidak Berlaku Hukum permintaan dapat berlaku apabila terjadi ceteris paribus. Hukum permintaan tidak dapat berlaku apabila terdapat faktor-faktor berikut. 

    a. Barang Inferior 

    Merupakan barang yang apabila harganya turun maka jumlahnya akan semakin sedikit diminta oleh konsumen dan sebaliknya. 

    b. Hubungan Kualitas Harga 

    Konsumen seringkali hanya menggunakan patokan harga sebagai pedoman kualitas. Hal ini disebabkan kurang lengkapnya atau sangat sedikitnya informasi yang diterima berkenaan dengan barang-barang yang dimaksudkan. Akibatnya harga barang-barang yang diminta tinggi, karena konsumen beranggapan kalau barang-barang mahal mempunyai kualitas barang yang lebih baik daripada barang yang harganya lebih rendah. 

    c. Kemungkinan Harga Akan Berubah 

    Pada saat harga suatu barang tertentu mengalami kenaikan, permintaan akan barang tersebut juga akan mencapai kenaikan. Hal tersebut dikarenakan masyarakat mempunyai kekhawatiran apabila barang akan terus naik. Contoh di masa inflasi harga barang naik tetapi masyarakat justru menambah jumlah barang yang diminta melebihi kebutuhannya karena takut harga akan semakin naik.

  • Konsep Dasar Kegiatan Perekonomian

    Kegiatan ekonomi adalah kegiatan seseorang atau suatu perusahaan ataupun suatu masyarakat untuk memproduksi  barang  dan  jasa  maupun mengkonsumsi (menggunakan) barang dan jasa tersebut. Secara Umum Pengertian Ekonomi adalah Sebuah Kegiatan dimana didalamnya terdapat pelaku kegiatan Ekonomi yang dilakukan untuk memperoleh barang dan jasa untuk mendapatkan keuntungan.

    Kegiatan Perekonomian

    Pada dasarnya kegiatan ekonomi merupakan suatu aktivitas atau usaha yang dilakukan manusia untuk mewujudkan kemakmuran. Maksud dari kemakmuran di sini tidak lain adalah kemakmuran material, yakni tercukupinya kebutuhan manusia dalam hidup, baik kebutuhan primer, sekunder, maupun kebutuhan lux atau tersier. Untuk mencapai kesemuanya itu, maka kegiatan ekonomi meliputi tiga hal, yaitu produksi, distribusi, dan konsumsi. Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa kemakmuran masyarakat tergantung pada berhasil tidaknya kegiatan produksi, konsumsi dan distribusi.

    Ketiga kegiatan itu antara satu dengan yang lain saling berhubungan. Barang-barang dan jasa merupakan hasil dari kegiatan produksi. Supaya hasil produksi sampai di tangan konsumen yang membutuhkan, maka diperlukan adanya kegiatan distribusi. Meskipun hasil produksi itu tinggi, tetapi kegiatan distribusi tidak berjalan baik dan lancar, akibatnya konsumen akan sulit untuk memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan. Demikian juga, apabila kegiatan distribusi berlangsung baik dan lancar dan hasil produksi tinggi tetapi tidak ada konsumen yang membutuhkan, maka barang tidak laku. 

    Berikut ini secara sekilas akan kita telaah masing-masing kegiatan ekonomi tersebut. 

    1. Kegiatan Produksi 

    Langkah pertama kegiatan produksi adalah dengan menghimpun faktor- faktor produksi, baik faktor produksi asli seperti sumber alam dan tenaga manusia, maupun faktor produksi turunan seperti modal dan keahlian (skill). Apabila sudah terhimpun, langkah selanjutnya adalah mengolah dan mengelolanya sehingga menjadi hasil produksi, baik yang berupa barang maupun jasa. 

    Kegiatan produksi adalah usaha untuk menghasilkan atau menambah daya guna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dapat juga dikatakan bahwa kegiatan ekonomi yang menyangkut produksi ialah, kegiatan yang berkenaan dengan usaha meningkatkan nilai guna suatu barang dan jasa dalam hubungannya dengan kebutuhan masyarakat. 

    Pada dasarnya kegiatan produksi tergantung pada lapangan usaha produksi, misalnya menurut Badan Pusat Statistik (BPS) ada 11 (sebelas) lapangan usaha yakni lapangan kehutanan, pertanian, dan perikanan; lapangan pertambangan dan penggalian; lapangan industri, manufaktur; lapangan usaha bangunan; lapangan usaha listrik, gas, dan air minum; lapangan usaha perdagangan besar dan eceran; lapangan usaha bank dan lembaga keuangan lain; lapangan usaha sewa rumah; lapangan usaha pemerintah dan pertahanan; dan lapangan usaha jasa-jasa.

    2. Kegiatan Distribusi 

    Kegiatan distribusi merupakan kegiatan yang membantu melancarkan produksi dan konsumsi. Maksudnya adalah usaha menyalurkan atau menyebarluaskan barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Dalam hal ini peranan para pedagang atau penyalur sangat penting, yakni sebagai penghubung antara produsen dan konsumen ataupun antara produsen dan produsen lainnya. Pengaturan penyebaran barang dan jasa ini banyak ditentukan pada berapa banyak yang ditawarkan (supply) dan permintaan barang dan jasa dari konsumen (demand). 

    Untuk negara Indonesia, distribusi barang dan jasa ditentukan oleh pemerintah dan masyarakat. Sehubungan dengan mendistribusikan barang dari produsen ke konsumen, ada dua sistem yang umumnya digunakan, yakni sistem distribusi langsung dan sistem distribusi tidak langsung. Dalam sistem distribusi langsung, produsen melakukan penyaluran tanpa melalui pedagang atau perantara. Sedangkan dalam sistem distribusi tidak langsung, penyaluran hasil produksi dilakukan oleh pedagang. 

    Usaha distribusi barang dan jasa meliputi hal-hal berikut ini. 

    1. Perdagangan barang, meliputi hasil-hasil pertanian, perindustrian, pertambangan, dan alat kebutuhan rumah tangga.
    2. Distribusi jasa, meliputi uang, alat-alat modal, pariwisata, asuransi, dan hiburan.
    3. Distribusi tenaga kerja, misalnya melalui Departemen Tenaga Kerja, agen, dan calo tenaga kerja.

    3. Kegiatan Konsumsi 

    Kegiatan konsumsi menyangkut tindakan manusia baik secara individu maupun kelompok, dalam memakai atau menghabiskan barang dan jasa yang diproduksi. Kegiatan konsumsi ini banyak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan seseorang. Seperti yang dikatakan hukum Angel, bahwa besar kecilnya konsumsi seseorang itu dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Ada juga faktor lain yang memengaruhi tingkat konsumsi seseorang yaitu faktor kebiasaan dan budaya. 

    Oleh karena konsumsi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, kebiasaan, dan budaya berarti diperlukan perhitungan yang lebih bijaksana dalam penggunaannya sehingga terjadi keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran.

  • Konsep Dasar Ilmu Ekonomi

    Ilmu Ekonomi

    Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran dan konsumsi barang dan jasa. Istilah “ekonomi” sendiri berasal dari kata Yunani οἶκος (oikos) yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan νόμος (nomos), atau “peraturan, aturan, hukum,” dan secara garis besar diartikan sebagai “aturan rumah tangga” atau “manajemen rumah tangga.” Sementara yang dimaksud dengan ahli ekonomi atau ekonom adalah orang menggunakan konsep ekonomi dan data dalam bekerja. Perkataan ekonomi berasal dari bahasa Greek (yunani) yaitu ‘oikos’ dan ‘nomos’ yang artinya: peraturan rumah tangga.

    Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari segala prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh falah (kedamaian dan kesejahteraan dunia dan akhirat). Pengertian Ekonomi menurut para ahli:

    1)      Adam Smith mendefinisikan ekonomi sebagai kajian tentang sebab-sebab terjadinya kekayaan.

    2)      F.A. Walker menyatakan ekonomi adalah satu cabang ilmu yang berhubungan dengan kekayaan.

    3)      David Ricardo mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai suatu kajian tentang hukum berbagai jenis golongan masyarakat.

    4)      J.B. Say mendefinisikan ekonomi sebagai suatu kajian tentang peraturan yang menentukan kekayaan.

    5)       J.S. Mill mendefinisikan ekonomi sebagai suatu ilmu yang berhubungan dengan pengeluaran hasil negara.

    6)      Abraham Maslow. Abraham Maslow merupakan seorang psikolog dari Amerika.  Selain itu beliau juga terkenal akan  pengertian ekonominya. Abraham Maslow membuat sebuah teorihierarchy of needs.

    7)      Paul A. Samuelson. Paul A. Samuelson seorang ekonom dari Amerika yang mendapat penghargaan nobel dalam bidang ekonomi di tahun 1970. Ia juga telah memenangkan John Bates Clark Award pada tahun 1947 karena beliau menunjukkan karya yang brilian pada usiany ayang kurang dari 40 tahun. Didalam bukunya yang berjudul Foundations of Economic Analysis, beliau berpendapat pengertian ekonomi merupakan cara-cara yang dilakukan manusia dan memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai komoditi dan memdistribusikan untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

    8)      John Stuart Mill. John Stuart Mill seorang ekonom, filsuf dan penjabat senior di sebuah perusahaan East-India berkebangsaaan Inggris. John Stuart Mill mengartikan pengertian ekonomi adalah praktek ilmiah tentang pengeluaran dan penagihan keuangan.

    9)      Hermawan Kartajaya. Hermawan Kartajaya seorang Ahli Pemasaran yang dikenal masyarakat dunia. Ia mengemukakan pengertian ekonomi yaitu platform dimana sektor industri melekat diatasnya.

    Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari upaya-upaya untuk memenuhi kebutuhan guna mencapai kemakmuran. Ilmu ekonomi timbul karena masalah pemilihan (problem of choice), dimana kebutuhan manusia tidak terbatas, sedangkan terjadi kelangkaan sumber daya.

    2.        Pembagian Ilmu Ekonomi

    Berdasarkan kajian-kajiannya, ilmu ekonomi dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:

    1.      Ilmu Ekonomi Teori, yaitu ilmu ekonomi yang kajianya tentang penyelidikan masalah-masalah ekonomi, menganalisa dan membuat suatu kesimpulan ekonomi.

    2.      Ilmu Ekonomi Terapan, yaitu ilmu ekonomi yang kajianya tentang penerapan/mempraktekan segala sesuatu yang telah disimpulkan oleh ilmu ekonomi teori.

    3.      Ilmu Ekonomi Gambaran, yaitu ilmu ekonomi yang kajianya tentang pemberian/penyampaian data-data ekonomi yang akurat.

    Pada dasarnya ada tiga persoalan mendasar yang dipelajari dalam ilmu eknomi yaitu sebagai berikut:

    1.      Barang apa yang di produksi dan berapa banyak (What) ?

    2.      Bagaimana cara memproduksi (How) ?

    3.      Untuk siapa barang-barang tersebut (For whom) ?

    Adapun dalam masalah produksi, disini berkaitan dengan beberapa masalah yang mendasari terjadinya suatu proses produksi yaitu:

    1.      Place Utility (kegunaan tempat)

    2.      Time Utility (kegunaan waktu)

    3.      Form Utility (kegunaan bentuk)

    4.      Ownership Utility (kegunaan milik)

    5.      Element Utility (kegunaan dasar)

    6.      Service Utility (kegunaan pelayanan)

    3.        Ruang Lingkup Ilmu Ekonomi

    Ilmu ekonomi memiliki ruang lingkup mikro dan makro sehingga mudah untuk dipelajari. Keduanya memberikan batasan dan asumsi yang jelas.

    1.    Ekonomi Mikro

    Ekonomi Mikro merupakan cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari bagian-bagian kecil (aspek individual) dari keseluruhan kegiatan perekonomian. Analisis dalam teori ekonomi mikro antara lain meliputi perilaku pembeli (konsumen) dan produsen secara individua dalam pasar. Sikap dan perilaku konsumen tercermin dalam menggunakan pendapatan yang diperolehnya, sedangkan sikap dan perilaku produsen tercermin dalam menawarkan barangnya. Jadi inti dalam ekonomi mikro adalah masalah penentuan harga, sehingga ekonomi mikro sering dinamakan dengan teori harga (price theory).

    Tujuan dan sasaran analisis ekonomi mikro lebih dititikberatkan kepada bagaimana membuat pilihan untuk:

    a)      mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber, dan

    b)      mencapai kepuasan yang maksimum.

    2.    Ekonomi Makro

    Ekonomi Makro merupakan cabang ilmu ekonomi yang khusus mempelajari mekanisme bekerjanya perekonomian sebagai suatu keseluruhan (agregate) berkaitan dengan penggunaan faktor produksi yang tersedia secara efisien agar kemakmuran masyarakat dapat dimaksimumkan. Apabila yang dibicarakan masalah produsen, maka yang dianalisis produsen secara keseluruhan, demikian halnya jika konsumen maka yang diananlisis adalah seluruh konsumen dalam mengalokasikan pendapatannya untuk membeli barang/jasa yang dihasilkan oleh perekonomian. Demikian juga dengan variabel permintaan, penawaran, perusahaan, harga dan sebaginya. Intinya ekonomi makro menganalisis penentuan tingkat kegiatan ekonomi yang diukur dari pendapatan, sehingga ekonomi makro sering dinamakan sebagai teori pendapatan (income theory).

    Adapun tujuan dan sasaran analisis ekonomi makro antara lain membahas masalah sebagai barikut:

    a)      Sisi permintaan agregate dalam menentukan tingkat kegiatan ekonomi, dan

    b)      Pentingnya kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mewujudkan prestasi kegiatan ekonomi yang diinginkan.

    4.        Konsep Ekonomi

    Kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokan menjadi kegiatan produksi, distribusi dan konsumsi. Antara ketiga konsep itu saling berkaitan satu sama lain

    1.      Kegiatan Konsumsi.

    Kegiatan ini menyangkut tindakan manusia dalam masyarakat baik secara induvidu maupun kelompok dalam menggunakan, memakai, menghabiskan barang dan jasa. Barang dan jasa ini dihasilkan oleh para produsen / penghasil dengan cara menukarkannya dengan uang mereka. Konsumsi banyak dipengaruhi oleh tingkat pendapatan seseorang, kebiasaan, dan budaya mereka, sehingga diperlukan perhitungan yang lebih bijaksana.

    Konsumsi yang lebih bijaksana artinya adanya keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran / konsumsi seseorang, baik secara rutin maupun harian, mingguan, bulanan serta tahunan. Jangan sampai besar pasak dari pada tiang. Lebih besar pengeluaran dari pada pendapatan. Konsumsi ini dilakukan oleh individu/perorangan maupun kelompok, masyarakat dan negara, dalam penggunaan barang barang dan jasa. Contohnya, kapan kita membutuhkan makanan dan minman, kebutuhan alat-alat, pakaian dan perumahan. Konsumsi untuk keluarga, misalnya menyangkut kebutuhan secara keseluruhan, biasanya diatur oleh ayah dan ibu. Ayah pekerja mencari pendapatan dan ibu yang mengatur tentang penggunaan uang dalam keluarga secara tepat menyangkut kebutuhan sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan serta hiburan.

    2.      Kegiatan Produksi.

    Kegiatan ekonomi yang menyangkut produksi ialah kegiatan yang berkenaan dengan usaha meningkatnya nilai guna suatu barang dan jasa. Langkah pertama kegiatan produksi itu adalah menghimpun faktor produksi seperti, sumber alam, sember tenaga kerja manusia, modal, dan skill yang berasal dari masyarakat atau konsumen melalui distribusi. Setelah terhimpun, faktor produksi itu diolah menjadi hasil produksi yang berupa barang dan jasa.

    3.      Kegiatan Distribusi

    Kegiatan distribusi ini dalam ilmu ekonomi menyangkut kegiatan yang membantu melancarkan produksi dan konsumsi. Artinya mempercepat arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen, maupun dari konsumen ke produsen.

    Pengaturan penyebaran barang dan jasa tergantung pada banyaknya barang yang ditawarkan (supplai). Dan permintaan barang dan jasa dari masyarakat / konsumen (demand). Hal ini terjadi terutama dinegara maju yang mengunakan pasar bebas (liberal). Di Indonesia, distribusi barang dan jasa banyak ditentukan oleh pemerintah dan masyarakat. Pembahasan distribusi dalam masyarakat erat kaitannya dengan persoalan pasar, sebab pasar merupakan kegiatan dalam menyalurkan barang dari produsen ke konsumen. Agen, pedagang besar, pedagang kecil, penjual pikulan,penjaja dan pedagang kali lima, kesemuanya itu orang atau lembaga yang terlibat dalam kegiatan distribusi barang dan jasa. Dewasa ini peranan distribusi sangat besar artinya bagi pengembangan perekonomian suatu bangsa.

    Sementara dapat dikatakan konsep-konsep pokok ilmu ekonomi itu dapat dijelaskan sebagai berikut:

    1.      Konsep scarcity (kelangkaan)

    Konsep scarcity (kelangkaan) yaitu merupakan dasar yang sentral dari ilmu ekonomi. Masyarakat dihadapkan pada kebutuhan yang tak terbatas sedangkan alat pemuas keadaannya terbatas. Masalah ini dihadapi oleh masyarakat yang menganut sistem ekonomi manapun. Scarcity secara harfiah diterjemahkan menjadi kelangkaan.

    Kelangkaan ini menggambarkan hubungan antara kebutuhan manusia dengan sumber daya yang dimiliki. Prinsip kelangkaan menyebutkan bahwa kebutuhan manusia itu tak terbatas sedangkan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan ini terbatas. Dari prinsip kelangkaan ini muncullah ilmu ekonomi yang mempelajari tata cara manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang tak terbatas yang dihadapkan pada sumber daya yang terbatas, baik dengan uang maupun tidak.

    Prinsip kelangkaan juga bisa menggambarkan nilai dari suatu barang/jasa. Semakin langka suatu barang/jasa maka semakin tinggi nilai barang/jasa itu. Biasanya disebut dengan hokum kelangkaan. Hukum kelangkaan juga bisa digunakan untuk menggambarkan harga keseimbangan konsumen dan kurva penawaran. Singkatnya: Konsep scarcity dalam ilmu ekonomi diungkapkan setelah disadari adanya kenyataan bahwa “tidak akan pernah ada sumber daya yang cukup untuk semuanya”, itulah sebabnya sumber-sumber daya yg dimiliki harus dikelola dengan sebaik-baiknya. Adanya kelangkaan, diikuti juga dengan adanya skala prioritas dan pilihan.

    2.      Konsep spesialisasi

    Konsep spesialisasi yaitu konsep produksi yang baru yang dihasilkan dari kelangkaan sumber produksi, dikembangkan metode-metode produksi yang baru yang mampu menghasilkan jumlah yang banyak dengan sedikit waktu dan atau sedikit bahan. Contohnya perkebunan di daerah puncak. Dari segi geografinya, lahan pada daerah puncak sangat cocok untuk sistem perkebunan karena udaranya yang sejuk sehingga mampu mendukung pertumbuhan tanaman perkebunan dengan baik. dari segi ekonominya, tanaman perkebunan dapat menghasilkan keuntungan yang luar biasa. contohnya tanaman teh, kopi, rempah-rempah dan lainnya.

    3.      Konsep system moneter dan transformasi

    Konsep system moneter dan transformasi yaitu konsep yang tumbuh dari adanya spesialisasi yang mengakibatkan terjadinya saling ketergantungan. Ekonomi Moneter merupakan suatu cabang ilmu ekonomi yang membahas tentang peranan uang dalam mempengaruhi tingkat harga-harga dan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu negara.

    4.      Konsep kesejahteraan masyarakat

    Konsep kesejahteraan masyarakat yaitu konsep keputusan pasar yang dipengaruhi kebijaksanaan atau politik pemerintah guna mencapai kesejahteraan masyarakat.

    5.      Konsep pasar

    Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang atau jasa untuk uang adalah transaksi. dan dalam konsep pasar, terdapat pasar input dan pasar output.

    6.      Investasi

    Investasi dapat diartikan sebagai perubahan stok modal  dalam kurun waktu tertentu, biasanya satu tahun (Mullineux, 2000:522). Makna investasi tersebut sering dikacaukan dengan investasi keuangan (financial invesetmenet) yang definisinya adalah pembelian asset-aset keuangan, seperti sahaam dan obliasi yang nantinya akan dijual kembali saat harganya meningkat, dan hal itu lebih terkait dengan analisis jasa. Investasi pun berbeda dari investasi inventori, yakni penyimpanan atau perubahan stok produk final, produk setenga jadi, atau bahan-bahan mentah.

    7.      Uang

    John Maynard Keynes (1883-1946), uang adalah alat penyelesaian konraktual dan sebuah wahana yang bergerak dalam lintasan waktu. Dengan demikian, uang secara umum dilihat dari fungsinya dapat didefinisikan sebagai alat tukar (komarudddin, 1991:397-398). Uang pun berfungsi sebagai satuan ukuran yang memiliki fungsi turunan, seperti sebgai standar perincian utang dan sebagai penyimpan kekayaan alam. Namun dalam perkembangannya uang pun merupakan alat untuk menjalankan kekuasaan ekonomi karena uang memberikan hak kekuasanan abstrak atas barang dan jasa maka pada umumnya manusia ingin memiliki uang.

    8.      Letter of Credit (L/C)

    Letter of credit (L/C) adalah suatu surat yang dikelurkan oleh bank devisa atas permintaan infortir nasabah bank devisa yang bersangkutang dan ditujukan kepada exporter diluar negeri yang menjadi relasi dari infortir tersebut. Peranannya L/C dalam peerdagangan internasional, yaitu untuk memudahkan pelunasan penbayaran transaksi export, mengamankan dana yang disediakan infotir untuk membayar barang infor, menjamin kelengkapan dokumen pengapalan. Dengan demikian, untuk kepentingan exporter harus dibuka terlebih dahulu sebelum barang dikirim. Begitupun sebaliknya. Pembukaan L/C merupakan jaminan untuk infortir yang bersangkutan untuk memperoleh pengapalan barang secara utuh sesuai dengan yang di inginkan.

    9.      Neraca pembayaran (balance of paymentes)

    Neraca pembayaran (balance of paymentes) adalah keseluruhan catatan akuntansi dari transaksi-transaksi internasional suatu Negara dengan Negara lain (dhirwarrel, 2000:58). Penerimaan valuta asing dari penjualan barang dan jasa disebut export dan sebagai item kredit dalam neraca transaksi berjalan yang merupakan salah satu bagian dari neraca pembayaran.

    Namun, dalam hal ini devisit dalam neraca berjlan dapat diseimbangkan atau ditutupi dengan surplus pada neraca modal, dan demikian pula sebaliknya.

    10.  Bank (perbankan)

    Istilah bank memiliki arti yang sebenarnya sudah berakar, khususnya pada masyarakat eropa yang bermakna meja atau counter. Pengertian meja yang dimaksud adalah meja sebagai temat penukaran uang dipasar pada abad pertengahan (Revel, 2000:60). Pada mulanya, bank-bank yang ada pada masa lalu acap kali bermula sebagai usaha yang disubsidi oleh para pedagang, awak kapal, pedagang ternak, dan pelakangan ini para agen perjalanan. Namun, setelah dua abad lebih, perbankan berkembang menjadi sector perdagangan mandiri. Muncul berbagai perusahaan dan rekanan yang menjalankannya sebagai bisnis tersendiri.

    11.  Koperasi

    Koperasi adalah merupakan singkatan dari kata ko / co dan operasi / operation. Koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang untuk bekerja sama demi kesejahteraan bersama. Berdasarkan undang-undang nomor 12 tahun 1967, koperasi indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang-orang, badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

    12.  Kebutuhan dasar

    Daftar kebutuhan manusia semakin panjang sebagai akibat dari semakin majunya peradaban dan tekhnologi. Definisi kebutuhan secara singkat adalah segala sesuatu yang diperlukan manusia dalam hidupnya, yang bisa diperoleh dengan cara memiliki atau menikmati suatu barang atau jasa. Jasi jika sesuatu yang kita butuhkan sudah berhasil kita peroleh, maka itu tidak bisa dikategorikan sebagai kebutuhan lagi.

    13.  Kewirausahaan

    Konsep kewirausahaan mereujuk kepada suatu sifat keberanian dan keutamaan menganbil resiko dalam kegiatan inovasi. Menurut Schumpeter, para wirausaha adalah penggerak atau motor ekonomi karena fungsi inovasi yang mereka jalankan menduduki tempat sentral. Terdapat lima tipe inovasi yang menonjol:

    a.       Pengenalan barang baru atau barang lama dengan mutu lebih baik

    b.      Penemuan mtode produksi yang baru

    c.       Pembukaan pasar baru, khususnya untuk export

    d.      Perolehan sumber pasokan bahan baku yang baru

    e.       Penciptaan organisasi industry yang baru

    14.  Periklanan

    Istilah periklanan mengacu pada suatu komunikasi pasar yang dilakukan para penjual barang dan jasa. Untuk melihat efektifitas periklanan dalam meningkatkan permintaan produk, baik iklan yang sifatnya individual maupun untuk pasar secara keseluruhan, namun dari keseluruhan penelitian tidak dapat menyimpulkan secara tegas sebarapa efektif periklanan itu berpengaruh positif secara ekonomis (albion dan faris,1981).

    15.  Perseroan terbatas

    Terdapat tiga karakteristik dalam perseroan terbatas yaitu:

    a.       Setiap utang perusahaan menjadi tanggung jawab perusahaan dan tidak dapat dikaitkan dengan kekayaan priibadi pemegang sahamnya.

    b.      Identitas perusahaan tidak akan berubah, sekalipun saham dialihkan ke pihak lain.

    c.       Hubungan kontraktual dilakukan dan menjadi tnaggung jab dewan direksi.

    5.        Tindakan, Motif, dan Prinsip Ekonomi

    1)      Tindakan Ekonomi

    Tindakan Ekonomi adalahsetiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang baik dan paling menguntungkan. Misalnya: ibu memasak dengan kayu bakarkarena harga minyak tanah sangat mahal.

    Tindakan ekonomi terdiri atas dua aspek, yaitu:

    a)      Tindakan ekonomi Rasional yaitu setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan dan kenyataanya demikian.

    b)      Tindakan ekonomi Irrasional yaitu setiap usaha manusia yang dilandasi oleh pilihan yang paling menguntungkan namun kenyataanya tidak demikian.

    2)      Motif Ekonomi

    Motif Ekonomi adalah alasan ataupun tujuan seseorang sehingga seseorang itu melakukan tindakan ekonomi.

    Motif ekonomi terbagi dalam dua aspek:

    a)      Motif Intrinsik, disebut suatu keinginan untuk melakukan tindakan ekonomi atas kemauan sendiri.

    b)      Motif Ekstrinsik, disebut suatu keinginan untuk melakukan tindakan ekonomi atas dorongan orang lain.

    Adapun motif ekonomi dapat digolongkan menjadi beberapa macam, diantaranya:

    1)      Keinginan memenuhi kebutuhan yaitu tindakan manusia didorong oleh hasrat ingin memenuhi kebutuhan. Contoh : seorang bekerja keras untuk mendapatkan uang itu dapat untuk memenuhi kebutuhan makan setiap hari.

    2)      Keinginan mendapatkan kekuasaan yaitu keinginan manusia yang sudah makmur, tetapi masih melakukan tindakan ekonomi karenan dorongan untuk memperoleh kekuasaan. Contoh : pengusaha sukses yang masih mengembangkan usahanya supaya perusahaanya terkenal dan bias menguasai ekonomi di bangsa Indonesia.

    3)      Keinginan mendapatkan penghargaan dari sesama manusia, yaitu tindakan manusia yang didorong untuk mendapakan penghargaan. Contoh : Karyawan yang rajin agar mendapat penghargaan sebagai karyawan teladan dari perusahaannya.

    4)      Keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan sesama manusia, yaitu tindakan manusia dengan maksud meringankan penderitaan orang lain , meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Contoh : Seseorang bekerja keras, dan hasilnya untuk menyumbang korban bencana letusan gunung merapi.

    3)      Prinsip Ekonomi

    Prinsip ekonomimerupakan pedoman untuk melakukan tindakan ekonomi yang didalamnya terkandung asas dengan pengorbanan tertentu dan dengan mendapatkan hasil yang maksimal sehingga tercapailah semua tujuan.

    Ada sepuluh prinsip ekonomi yaitu:

    1)      Kita selalu melakukan Trade Off.

    2)      Biaya adalah segala sesuatu yang anda korbankan untuk memperoleh sesuatu.

    3)      Orang rasional berfikir secara bertahap.

    4)      Orang selalu bereaksi terhadap insentif.

    5)      Perdagangan dapat menguntungkan semua pihak.

    6)      Pasar Secara Umum Merupakan Wahana yang Baik Guna Mengkoordinasikan Kegiatan Ekonomi.

    7)      Pemerintah Ada Kalanya Dapat Memperbaiki Hasil Kerja Mekanisme Pasar.

    8)      Standar Hidup di suatu negara tergantung pada kemampuannya memproduksi barang dan jasa.

    9)      Harga-harga akan meningkat apabila pemerintah mencetak uang terlalu banyak.

    10)  Masyarakat menghadapi trade-off jangka pendek antara inflasi dan pengangguran.

    6.        Kebutuhan Manusia

    Kebutuhan manusia sangat banyak ragamnya dan tidak terbatas jumlahnya dan akan terus bertambah sesuai dengan peradaban atau kebudayaan. Keanekaragaman kebutuhan manusia itu disebabkan oleh faktor usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan. Sehingga perbedaan tingkat kebutuhan dapat disebabkan oleh:

    a)      Status Sosial

    b)      Tingkat Pendidikan

    c)      Kemajuan Kebudayaan

    Dapat disimpulkan bahwa kebutuhan manusia merupakan segala sesuatu keinginan yang dirasa perlu untuk dipenuhi manusia, dan tindakan ekonomi merupakan tindakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya dengan jalan bekerja.

    Adapun beberapa macam kebutuhan manusia akan dijelaskan berikut ini:

    1.      Kebutuhan menurut tingkatan atau intensitasnya terdiri atas:

    a)      Kebutuhanprimer/pokok
    Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang sangat mutlak harus dipenuhi, artinya apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka manusia akan mengalami kesulitan dalam kehidupannya.

    Contoh: sandang, pangan, papan, dan kesehatan.

    b)      Kebutuhan sekunder / tambahan

    Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan kedua, artinya kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan pokok terpenuhi.

    Contoh: lemari, sepeda, tempat tidur, dan meja kursi.

    c)      Kebutuhan tersier / kemewahan

    Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi.

    Contoh: televisi, sepeda motor, lemari es, dan lain-lain.

    2.      Kebutuhanmenurut waktunya terdiri atas:

    a)      Kebutuhan sekarang

    Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang pemenuhannya tidak bisa ditunda-tunda lagi/kebutuhan yang harus segera dipenuhi

    Contoh: makan, minum, tempat tinggal, dan obat-obatan

    b)      Kebutuhan yang akan datang/masa depan

    Kebutuhan yang akan datang adalah kebutuhan yang pemenuhannya dapat ditunda, tetapi harus dipikirkan mulai sekarang.

    Contoh: tabungan

    c)      Kebutuhan tidak tentu waktunya

    Kebutuhan ini disebabkan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba / tidak disengaja yang sifatnya insidental

    Contoh : konsultasi kesehatan

    d)     Kebutuhan sepanjang waktu

    Kebutuhan sepanjang waktu adalah kebutuhan yang memerlukan waktu/lama.

    3.      Kebutuhanmenurut sifatnya terdiri atas:

    a)      Kebutuhan jasmani

    Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang diperlukan untuk pemenuhan fisik/jasmani yang sifatnya kebendaan

    Contoh: makanan, pakaian, olahraga, dan istirahat.

    b)      Kebutuhan rohani

    Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang diperlukan untuk pemenuhan jiwa atau rohani. Kebutuhan ini sifatnya relatif karena tergantung pada pribadi seseorang yang membutuhkan.

    Contoh: beribadah, rekeasi, kesenian, dan hiburan.

    4.      Kebutuhanmenurut aspeknya terdiri atas:

    a)      Kebutuhan individu

    Kebutuhan individu adalah kebutuhan yang hanya diperlukan untuk memenuhi kebutuhan seorang saja.

    Contoh: kebutuhan petani waktu bekerja berbeda dengan kebutuhan seorang dokter.

    b)      Kebutuhan sosial (kelompok)

    Kebutuhan sosial adalah kebutuhan yang diperlukan untuk memenuhi kepentingan bersama kelompok.

          Contoh: siskamling, gedung sekolah, rumah sakit, dan jembatan.

    Maslow merumuskan kebutuhan manusia terdiri dari 2 jenis yang berjenjang, yang dinamakan dengan “Hierarki Kebutuhan” dan dapat diuraikan sebagai berikut:

    1.      Kebutuhan Fisiologi/fisik

    Merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan kebutuhan fisik dan merupakan kebutuhan yang berada pada level paling utama untuk kelangsungan hidup manusia. Contohnya kebutuhan untuk makan, minum, pakaian, seks dan sejenisnya.

    2.      Kebutuhan Psikologi

    a)      Kebutuhan rasa aman

    Disebut juga dengan “safety needs”. Rasa aman dalam bentuk lingkungan psikologis yaitu terbebas dari gangguan dan ancaman serta permasalahan yang dapat mengganggu ketenangan hidup seseorang.

    b)      Kebutuhan akan Rasa Cinta dan memiliki atau kebutuhan sosial

    Disebut juga dengan “love and belongingnext needs”. Pemenuhan kebutuhan ini cenderung pada terciptanya hubungan social yang harmonis dan kepemilikan.

    c)       Kebutuhan Harga diri

    Disebut juga dengan “self esteem needs”. Setiap manusia membutuhkan pengakuan secara layak atas keberadaannya bagi orang lain. Hak dan martabatnya sebagai manusia tidak dilecehkan oleh orang lain, bilamana terjadi pelecehan harga diri maka setiap orang akan marah atau tersinggung.

    d)     Kebutuhan Aktualisasi Diri

    Disebut juga “self actualization needs”. Setiap orang memiliki potensi dan itu perlu pengembangan dan pengaktualisasian. Orang akan menjadi puas dan bahagia bilamana dapat mewujudkan peran dan tanggungjawab dengan baik.

     Adapun Menurut Jumbur dan Moh. Surya (1975) ada sembilan jenis kebutuhan manusia, yaitu:

    1.      Kebutuhan untuk memperoleh kasih sayang

    2.      Kebutuhan untuk memperoleh harga diri

    3.      Kebutuhan untuk memperoleh prestasi dan posisi

    4.      Kebutuhan untuk memperoleh penghargaan yang sama dengan orang lain

    5.      Kebutuhan untuk memperoleh kemerdekaan diri

    6.      Kebutuhan untuk memperoleh rasa aman dan perlindungan diri

    7.      Kebutuhan untuk dikenal orang lain

    8.      Kebutuhan untuk merasa dibutuhkan oleh orang lain.

    9.      Kebutuhan untuk menjadi bagian dari kelompoknya. (Tim Pembina mata kuliah PPD, UNP, 2007).

    7.        Barang dan Jasa

    Alat pemuas kebutuhan manusia ada yang berbentuk dan tidak, ada yang telah disediakan alam dan ada pula yang harus dicari atau dibeli, ada yang sekali pakai ada pula yang dapat dipakai berulang-ulang. Pemuas tersebut adalah barang dan jasa. Barang adalah alat pemuas kebutuhan yang sifatnya kebendaan atau materi, misalnya: air, rumah, mobil, dan lain-lain. Jasa adalah alat pemuas kebutuhan yang tidak mempunyai wujud tetapi hasilnya dapat dirasakan, misalnya jasa dokter, jasa guru, jasa supir, dan lain-lain. Saat ini sulit untuk menegaskan mana saja barang mewah dan mana yang tidak, karena ukurannya relatif tergantung tingkat kekayaan seseorang.

    Menurut tujuan pemakaiannya, barang ekonomi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis barang, yaitu:

    a)      Barang Konsumsi ialah barang barang yang dapat memenuhi kebutuhan secara langsung misalnya makanan, minuman, pakaian, sepatu dll.

    b)      Barang produksi ialah alat pembantu dalam proses produksi misalnya mobil, listrik, mesin-mesin dll.

    Menurut sifat pemakaiannya, barang ekonomi dapat dibedakan menjadi dua jenis barang, yaitu:

    a)      Barang Substitusi yaitu barang yang dapat saling menggantikan pemakaiannya, misalnya mentega dengan minyak.

    b)      Barang Komplementer yaitu barang yang pemakaiannya harus bersama-sama, misalnya mobil dengan bensin.

    Kemudian menurut sifatnya, barang ekonomi dapat digolongkan menjadi dua jenis barang juga, yaitu:

    a)      Barang Konkret (barang yang dapat dilihat)

    b)      Barang Abstrak (jasa atau pelayanan). Bersifat habis saat dihasilkan.

    Barang dan jasa pada dasarnya memang berbeda. Adapun dua perbedaan pokok barang dan jasa, yaitu:

    a)      Barang berwujud, sedangkan jasa tidak

    b)      Barang mempunyai tenggang waktu antara produksi dengan konsumsi, jasa terjadi secara bersamaan antara produksi dan konsumsi.

    Adapun Jenis-jenis barang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

    1.      Jenis barang menurut penggunaannya

    a)      Barang konsumsi, yaitu barang yang langsung dapat dipakai untuk memenuhi kebutuhan manusia, misalnya makanan, minuman, dan alat yang habis dipakai seperti bensin, minyak, gula, dan sebagainya. Barang tahan lama seperti pakaian, kursi, mebel, dan lain-lain.

    b)      Barang produksi, yaitu barang yang dapat menghasilkan sesuatu, misalnya:- sekaligus habis dipakai, seperti bahan mentah, bahan baku (terigu, padi, minyak, gula, garam), dan sebagainya.- tahan lama, misalnya mesin, tanah, komputer, lemari, dan sebagainya.

    2.      Jenis barang menurut kelangkaannya

    a)      Barang ekonomi, adalah barang yang jumlahnya terbatas dan untuk memperolehnya membutuhkan pengorbanan. Misalnya radio, pakaian, makanan, dan lain-lain.

    b)      Barang non ekonomi atau barang bebas, adalah barang yang terdapat secara berlebihan sehingga untuk memperolehnya tidak membutuhkan pengorbanan, misalnya udara, sinar matahari, air laut di pinggir pantai, pasir di padang pasir, dan sebagainya.

    Berbicara tentang barang dan jasa, tentu tidak terlepas dari adanya nilai/kegunaan dari suatu barang dan jasa tersebut, berikut dijelaskan kegunaan barang dan jasa:

    Nilai kegunaan barang dan jasa terhadap kebutuhan manusia tergantung pada beberapa hal, di antaranya sebagai berikut:

    1.      Kegunaan karena perubahan bentuk (utility of form). Misalnya kayu dari hutan, ditebang, digergaji menjadi bilahan papan, dan kemudian diolah lagi menjadi meja, kursi dan alat rumah tangga lainnya. Getah karet dikumpulkan, diolah menjadi ban mobil atau barang lainnya.

    2.      Kegunaan karena waktu, misalnya payung digunakan pada saat musim hujan, jas hujan sangat berguna pada waktu hujan, dan lain sebagainya.

    3.      Kegunaan karena tempat, dari suatu tempat yang satu ke tempat yang lain sehingga menambah kegunaan suatu barang, misalnya pasir dari gunung atau sungai kemudian diangkut ke pinggir jalan oleh tukang pasir, diangkut oleh truk dari desa ke kota. Hal ini menambah nilai kegunaan pasir. Demikian juga daerah yang kelebihan suatu benda dipindahkan ke daerah yang kekurangan benda tersebut, misalnya padi dari desa diangkut ke kota atau ke daerah yang kekurangan padi lainnya.

    4.      Kegunaan karena pemilikan yang berbeda. Contoh: baju ketika di toko tidak bisa dipakai ketika sudah dibeli bisa dipakai, menyewakan kursi, atau alat perkawinan. Pemilikan ijazah berguna untuk satu orang, tapi belum tentu berguna bagi orang lain.

    5.      Kegunaan karena pelayanan, misalnya memijat, asuransi, perhotelan, salon, dan sebagainya.

    6.      Kegunaan karena adanya kandungan unsur atau zat, misalnya makanan, vitamin, racun, minyak, obat-obatan, dan lain-lain.

    Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat lepas dari adanya berbagai kegiatan ekonomi. Setiap orang berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dengan berbagai bentuk barang dan jasa yang dibutuhkan. Proses pemenuhan kebutuhan yang dilakukan setiap orang itulah yang menjadi inti dari kegiatan ekonomii.

  • Menyusun Instrumen Pengkuran Kecemasan

    Instrumen Pengkuran Kecemasan

    Konsep Kecemasan

    Kecemasan adalah keadaan individu atau kelompok yang mengalami perasaan gelisah dan aktifasi sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas (Carpenito, 2006 : 11).

    Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respons autonom (sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu), perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi yang berbahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman (Nanda, 2010 : 281).

    Respons yang timbul ansietas (cemas) yaitu khawatir, gelisah, tidak tenang dan dapat disertai dengan keluhan fisik. Kondisi dialami secara subjektif dan di komunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut yang penyebabnya tidak diketahui. Sedangkan rasa takut mempunyai penyebab yang jelas dan dapat dipahami. Kapasitas kecemasan diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat ansietas yang parah tidak sejalan kehidupan.

    2.    Tingkat Ansietas (kecemasan)

    Tingkatan ansietas menurut Stuart (2006) dibagi menjadi 4 yaitu :

    a)    Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari. Ansietas pada tingkat ini menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.

    b)    Ansietas sedang memungkinkan orang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan hal lain. Sehingga seseorang mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih banyak jika diberi arahan.

    c)    Ansietas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Individu cenderung untuk berfokus pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat berfokus pada suatu area lain.

    d)    Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Panik melibatkan disorganisasi kepribadian dan terjadi peningkatan aktifitas motorik, menurunnya kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan, jika berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat terjadi kelelahan bahkan kematian.

    3.    Faktor Penyebab Kecemasan

    Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya kecemasan menurut Carpenito (2006) yaitu :

    a)    Patofisiologis, yaitu setiap faktor yang berhubungan dengan    kebutuhan dasar manusia akan makanan, air, kenyamanan dan keamanan.

    b)    Situasional (orang dan lingkungan). Berhubungan dengan ancaman konsep diri terhadap perubahan status, adanya kegagalan, kehilangan benda yang dimiliki dan kurang penghargaan dari orang lain.

    c)    Berhubungan dengan kehilangan orang terdekat karena kematian, perceraian, tekanan budaya, perpindahan, dan adanya perpisahan sementara atau permanen.

    d)    Berhubungan dengan ancaman integritas biologis : yaitu penyakit, terkena penyakit mendadak, sekarat, dan penanganan-penanganan medis terhadap sakit.

    e)    Berhubungan dengan perubahan dalam lingkungannya misalnya : pencemaran lingkungan, pensiun, dan bahaya terhadap keamanan.

    f)     Berhubungan dengan perubahan status sosial ekonomi, misalnya pengangguran, pekerjaan baru, dan promosi jabatan.

    g)    Berhubungan dengan kecemasan orang lain terhadap individu (Carpenito, 2006 : 13)

    Gejala-gejala Kecemasan

    Secara fisiologis gejala-gejala tersebut meliputi :

    1)    Peningkatan frekuensi jantung

    2)    Peningkatan tekanan darah

    3)    Peningkatan frekuensi pernafasan

    4)    Gelisah

    5)    Gemetar

    6)    Berdebar-debar

    7)    Sering berkemih

    8)    Insomnia

    9)    Keletihan dan kelemahan

    10) Pucat atau kemerahan

    11) Mulut kering, mual dan muntah

    12) Sakit dan nyeri tubuh

    13) Pusing / mau pingsan

    14) Ruam panas atau dingin

    15) Anoreksia (Carpenito, 2006 : 12)

    Kecemasan Depression Anxiety Stress Scale (DASS)

    Keterangan

    0: tak ada atau tidak pernah

    1: sesuai yang dialami sampai tingkat tertentu / kadang- kadang

    2: sering

    3: sangat sesuai dengan yang dialami, atau hampir setiap saat

    2.1 Tabel Kecemasan Depression Anxiety Stress Scale (DASS)

    No.Aspek penilaianSkor
    0123
    1.Menjadi marah karena hal sepele
    2.Mulut terasa kering
    3.Tidak dapat melihat hal yang positif suatu kejadian
    4.Merasakan gangguan dalam bernafas
    5.Merasa tidak kuat lagi melakukan suatu kegiatan
    6.Cenderung bereaksi berlebihan pada situasi
    7.Kelemahan pada anggota tubuh
    8.Kesulitan untuk relaksasi / bersantai
    9.Cemas yang berlebihan dalam situasi namun bisa lega jika hal / situasi itu berakhir
    10.Pesimis
    11.Mudah merasa kesal
    12.Merasa banyak menghabiskan energi karena cemas
    13.Merasa sedih dan depresi
    14.Tidak sabaran
    15.Kelelahan
    16.Kehilangan minat pada banyak hal misalnya makan
    17.Merasa diri tidak layak
    18.Mudah tersinggung
    19.Berkeringat (misal: tangan berkeringat)
    20.Ketakutan tanpa alasan yang jelas
    21.Merasa hidup tidak bahagia
    22.Sulit untuk beristirahat
    23.Kesulitan untuk menelan
    24.Tidak dapat menikmati hal-hal yang saya lakukan
    25.Perubahan kegiatan jantung dan denyut nadi tanpa stimulasi oleh latihan fisik
    26.Merasa hilang harapan dan putus asa
    27.Mudah marah
    28.Mudah panik
    29.Kesulitan untuk tenang setelah sesuatu mengganggu
    30.Takut terhambat oleh tugas-tugas yang tidak bisa dilakukan
    31.Sulit untuk antusias pada suatu hal
    32.Sulit mentoleransi gangguan-gangguan terhadap hal yang sedang dilakukan
    33.Berada pada keadaaan tegang
    34.Merasa tidak berharga
    35.Tidak dapat memaklumi hal apapun yang menghalangi anda untuk menyelesaikan hal yang sedang anda lakukan
    36.Ketakutan
    37.Tidak ada harapan untuk masa depan
    38.Merasa hidup tidak berarti
    39.Mudah gelisah
    40.Khawatir dengan situasi saat diri anda mungkin menjadi panik
    41.Gemetar
    42.Sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam melakukan sesuatu

    Sumber : Nursalam (2011)

     Skor penilaian kecemasan berdasarkan DASS :

     Normal                                  : 0 – 29

     Kecemasan ringan             : 30 – 59

     Kecemasan sedang           : 60 – 89

     Kecemasan berat                : 90 – 119

     Sangat berat                        : > 120

    DAFTAR PUSTAKA

    1.    Aprianawati, B. 2009. Kecemasan Ibu Hamilhttp://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08/56.pdf diakses tanggal 2 Maret 2013

    2.    Carpenito, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. EGC. Jakarta

    3.    Hidayat, A.Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Salemba Medika. Jakarta

    4.    Jauhari, N. 2009. Gangguan Cemas Pada Ibu Hamilhttp://medicom.blogdetik.com.cemas-pada-ibu-hamil/ diakses tanggal 1 maret 2013

    5.    Leveno, J Kenneth. 2009. Obstetri Williams Edisi 21. EGC. Jakarta

    6.    Nanda Internasional. 2010. Diagnosis Keperawatan. EGC. Jakarta

    7.    Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta

    8.    Nursalam. 2011. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Salemba Medika. Jakarta

    9.    Pantiawati, Ika. dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan 1 Kehamilan. Nuha Medika. Yogyakarta

    10. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta

    11. Puspitasari, Y. 2011. Kecemasan Ibu Hamilhttp://lib.uin-malang.ac.id/  diakses tanggal 26 Februari 2013

    12. Salmah, Rusmiati. Maryanah. dan Susanti. Asuhan Kebidanan Antenatal. EGC. Jakarta

    13. Sudarti, Rodiyah. Judha  Mohamad. dan Yongky. 2012. Asuhan Pertumbuhan Kehamilan, Persalinan, Neonatus, Bayi Dan Balita. Nuha Medika. Yogyakarta

    14. Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Salemba Medika. Jakarta

  • Gangguan Kecemasan – Anxiety Disorder

    Kecemasan merupakan hal yang normal terjadi pada setiap individu, reaksi umum terhadap stress kadang dengan disertai kemunculan kecemasan. Namun kecemasan itu dikatakan menyimpang bila individu tidak dapat meredam (merepresikan) rasa cemas tersebut dalam situasi dimana kebanyakan orang mampu menanganinya tanpa adanya kesulitan yang berarti.

    Kecemasan dapat muncul pada situasi tertentu seperti berbicara didepan umum, tekanan pekerjaan yang tinggi, menghadapi ujian. Situasi-situasi tersebut dapat memicu munculnya kecemasan bahkan rasa takut. Namun, gangguan kecemasan muncul bila rasa cemas tersebut terus berlangsung lama, terjadi perubahan perilaku, atau terjadinya perubahan metabolisme tubuh.

    Gangguan kecemasan diperkirakan diidap 1 dari 10 orang. Menurut data National Institute of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan kecemasan pada usia 18 tahun sampai pada usia lanjut. Ahli psikoanalisa beranggapan bahwa penyebab kecemasan neurotik dengan memasukan persepsi diri sendiri, dimana individu beranggapan bahwa dirinya dalam ketidakberdayaan, tidak mampu mengatasi masalah, rasa takut akan perpisahan, terabaikan dan sebagai bentuk penolakan dari orang yang dicintainya. Perasaan-perasaan tersebut terletak dalam pikiran bawah sadar yang tidak disadari oleh individu.

    Pendekatan-pendekatan psikologis berbeda satu sama lain dalam tekhnik dan tujuan penanganan kecemasan. Tetapi pada dasarnya berbagai tekhnik tersebut sama-sama mendorong klien untuk menghadapi dan tidak menghindari sumber-sumber kecemasan mereka.

    Kategori gangguan kecemasan menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) IV

    yang sering dibahas diantaranya adalah:

    Gangguan panik tanpa agoraphobia

    Gangguan panik dengan agoraphobia

    Agoraphobia tanpa riwayat gangguan panic

    Phobia spesifik

    Phobia social

    Gangguan obsesif-kompulsif

    Gangguan stres pasca traumatic

    Gangguan stres akut

    Gangguan kecemasan umum

    Gangguan kecemasan yang tidak terdefinisi


    GEJALA UMUM GANGGUAN KECEMASAN

    Setiap orang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap stres tergantung pada kondisi masing-masing individu, beberapa simtom yang muncul tidaklah sama. Kadang beberapa diantara simtom tersebut tidak berpengaruh berat pada beberapa individu, lainnya sangat mengganggu.

    ·         Berdebar diiringi dengan detak jantung yang cepat

    Kecemasan memicu otak untuk memproduksi adrenalin secara berlebihan pada pembuluh darah yang menyebabkan detak jantung semakin cepat dan memunculkan rasa berdebar. Namun dalam beberapa kasus yang ditemukan individu yang mengalami gangguan kecemasan kontinum detak jantung semakin lambat dibandingkan pada orang normal.

    ·         Rasa sakit atau nyeri pada dada

    Kecemasan meningkatkan tekanan otot pada rongga dada. Beberapa individu dapat merasakan rasa sakit atau nyeri pada dada, kondisi ini sering diartikan sebagai tanda serangan jantung yang sebenarnya adalah bukan. Hal ini kadang menimbulkan rasa panik yang justru memperburuk kondisi sebelumnya.

    ·         Rasa sesak napas

    Ketika rasa cemas muncul, syaraf-syaraf impuls bereaksi berlebihan yang menimbulkan sensasi dan sesak pernafasan, tarikan nafas menjadi pendek seperti kesulitan bernafas karena kehilangan udara.

    ·         Berkeringat secara berlebihan

    Selama kecemasan muncul terjadi kenaikan suhu tubuh yang tinggi. Keringat yang muncul disebabkan otak mempersiapkan perencanaan fight or flight terhadap stressor

    ·         Kehilangan gairah seksual atau penurunan minat terhadap aktivitas seksual

    ·         Gangguan tidur

    ·         Tubuh gemetar

    Gemetar adalah hal yang dapat dialami oleh orang-orang yang normal pada situasi yang menakutkan atau membuatnya gugup, akan tetapi pada individu yang mengalami gangguan kecemasan rasa takut dan gugup tersebut terekspresikan secara berlebihan, rasa gemetar pada kaki, atau lengan maupun pada bagian anggota tubuh yang lain.

    ·         Tangan atau anggota tubuh menjadi dingin dan bekeringat

    ·         Kecemasan depresi memunculkan ide dan keinginan untuk bunuh diri

    ·         Gangguan kesehatan seperti sering merasakan sakit kepala (migrain).

    TIPE-TIPE GANGGUAN KECEMASAN

    Anxiety disorder memiliki bebrapa pembagian yang lebih spesifik. diantaranya:

    Fobia

    Fobia adalah ketakutan yang berlebihan yang disebabkan oleh benda, binatang ataupun peristiwa tertentu. sifatnya biasanya tidak rasional, dan timbul akibat peristiwa traumatik yang pernah dialami individu. Fobia juga merupakan penolakan berdasar ketakutan terhadap benda atau situasi yang dihadapi, yang sebetulnya tidak berbahaya dan penderita mengakui bahwa ketakutan itu tidak ada dasarnya.

    Fobia simpel: sumber binatang, ketinggian, tempat tertutup, darah. Yang menderita kebanyakan wanita, dimulai semenjak kecil. Agorafobia: kata yunani, agora=tempat berkumpul, pasar. Sekelompok ketakutan yang berpusat pada tempat-tempat publik: takut berbelanja, takut kerumunan, takut bepergian. Banyak wanita yang menderita ini dimulai pada masa remaja dan permulaan dewasa. Simtom: ketegangan, pusing, kompulsi, merenung, depresi, ketakutan menjadi gila. 90% dari suatu sampel: takut tempat tinggi, tempat tertutup, elevator.

    Fobia dibedakan menjadi dua jenis,yaitu:

    Fobia Spesifik

    Ketakutan berlebih yang disebabkan oleh benda, atau peristiwa traumatik tertentu, misalnya: ketakutan terhadap kucing (ailurfobia), ketakutan terhadap ketinggian (acrofobia), ketakutan terhadap tempat tertutup (agorafobia), fobia terhadap kancing baju, dsb.

    Fobia Sosial

    Ketakutan berlebih pada kerumunan atau tempat umum. ketakutan ini disebabkan akibat adanya pengalaman yang traumatik bagi individu pada saat ada dalam kerumunan atau tempat umum. misalnya dipermalukan didepan umum, ataupun suatu kejadian yang mengancam dirinya pada saat diluar rumah.

    Penyebab:

    Teori Psikoanalitik: pertahanan melawan kecemasan hasil dorongan id yang direpres. Kecemasan: pindahan impuls id yang ditakuti ke objek/situasi, yang mempunyai hubungan simbolik dengan hal tersebut, Menghindari konflik yang direpres. Cara ego untuk mcnghadapi masalah yang sesungguhnya konflik pada masa kanak-kanak yang direpres. Teori Behavioral: hasil belajar kondisioning klasik, kondisioning operan, modeling.

    Obsesif Kompulsif

    Seperti contoh Kasus dibawah ini:

    X adalah seorang remaja madya yang saat ini sedang sekolah disuatu SMA Negeri. Sudah beberapa hari ini ia mempunyai kebiasaan aneh yang tidak bisa ia hentikan. Kebiasannya adalah mencuci tangannya lebih dari 10x dalam satu hari. Teman-temannya juga heran mengapa ia berperilaku seperti itu. Ketika ia berkonsultasi kepada psikolog sekolahnya ia baru tahu apa yang terjadi padanya. Psikolog menanyainya apa yang menyebabkannya seperti itu, lalu X mulai menceritakan kejadian apa yang sebenarnya ia lakukan. X adalah kakak dari A. Saat kecil keduanya pernah bertengkar, X tanpa sengaja mengambil gunting dan menorehkannya ke lengan adiknya,A. akibatnya lengan A terluka dan menyebabkannya cacat. peristiwa ini membuatnya bersalah dan ia terus menerus memikirkan kesalahannya ini (obsesif), dan tiap kali ia mengingatnya ia akan mencuci tangannya berulang-ulang.

    Berdasarkan cerita diatas, kita bisa melihat bahwa obsesif adalah pemikiran yang berulang dan terus-menerus. Sedangkan kompulsif adalah pelaksanaan dari pemikirannya tersebut. Perilaku ini merupakan ritual pembebasan dari dosa pada orang tersebut. dengan mencuci tangan ia berharap bisa membersihkan dari dosa yang telah ia perbuat. obsesif kompulsif ini biasanya cenderung pada perilaku bersih-bersih. Perilaku seperti ini sebenarnya banyak terjadi pada lingkungan kita tetapi, kita kadang malah menganggap perilaku ini wajar.

    Obsesi: pikiran yang berkali-kali datang yang mengganggu – tampak tidak rasional – tidak dapat dikontrol → mengganggu hidup. dapat berbentuk keragu-raguan yang ekstrim, penangguhan tidak dapat membuat keputusan. pasien tidak dapat mengambil kesimpulan.

    Kompulsi: impuls yang tidak dapat ditolak mengulangi tingkah laku ritualistik berkali-kali. Kompulsi sering berhubungan dengan kebersihan dan keteraturan. Penderita merasa apa yang dilakukannya asing.

    Ada 5 bentuk obsesi:

    Kebimbangan yang obsesif: pikiran bahwa suatu tugas yang telah selesai tidak secara baik (75% dari pasien).

    Pikiran yang obsesif: pikiran berantai yang tidak ada akhirnya. Biasanya fokus pada kejadian yang akan datang (34% dari pasien).

    Impuls yang obsesif; dorongan untuk melakukan suatu perbuatan (17%).

    Ketakutan yang obsesi kecemasan untuk kehilangan kontrol dan melakukan sesuatu yang memalukan (26%)

    Bayangan obsesif: bayangan terus menerus mengenai sesuatu yang dilihat (7%).

    Ada 2 macam Kompulsif/

    Dorongan kompulsif yang memaksa suatu perbuatan: melihat pintu berkali-kali (61%).

    Kompulsi mengontrol: mengontrol dorongan kompulsi (tidak menuruti dorongan tersebut): mengontrol dorongan dengan berkali-kali menghitung sampai 10.

    Penyebab:
    Psikoanalitik: fiksasi masa anal. Adler: anak terhalang mengembangkan kompetensinya → rendah diri → secara tidak sadar mengembangkan ritual yang kompulsif untuk membuat daerah yang dapat dikontrol dan merasa mampu → membuat orang tersebut merasa menguasai cara menguasai sesuatu.

    Teori BelajarKondisioning operan. Tingkah laku yang dipelajari yang dikuatkan akibat-akibatnya. Terapi sama dengan fobia dan GAD.

    Post Traumatik-Stress Disorder (PTSD/ Gangguan Stress Pasca Trauma)

    PTSD merupakan kecemasan akibat peristiwa traumatik yang biasanya dialami oleh veteran perang atau orang-orang yang mengalami bencana alam. PTSD biasnya muncul beberapa tahun setelah kejadian dan biasanya diawali dengan ASD, jika lebih dari 6 bulan maka orang tersebut dapat mengembangkan PTSD.

    Simtom dan diagnosis: Akibat kejadian traumatik atau bencana yang tingkatnya sangat buruk: perkosaan, peperangan, bencana alam, ancaman yang serius terhadap orang yang sangat dicintai, melihat orang lain disakiti atau dibunuh. Akan berakibat tidak dapat konsentrasi, mengingat, tidak dapat santai, impulsif, mudah terkejut, gangguan tidur, cemas, depresi, mati rasa; hal-hal yang menyenangkan tidak menarik lagi, ada perasaan asing terhadap orang-lain dan yang lampau. Kalau trauma dialami bersama orang lain, dan yang lain mati: ada rasa bersalah, sering terjadi mimpi buruk atau gangguan tidur.

    Gangguan pasca trauma dapat akut, kronis atau lambat, trauma akibat orang, perang, serangan fisik atau penganiayaan berlangsung lebih lama daripada trauma setelah bencana alam. Simtom memburuk jika dihadapkan kepada situasi yang mirip. Dapat terjadi pada anak dan orang dewasa. Simtom pada anak: mimpi tentang monster atau perubahan tingkah laku. Riwayat psikopatologi pada keluarga memegang peranan penting

    Perlakuan: Dapat melalui terapi kelompok. Dengan cara ini penderita mendapatkan support dari teman-temannya.

    GAD (Generalized Anxiety Desease: Gangguan Kecemasan Tergeneralisasikan)

    Tanda-tanda: kecemasan kronis terus menerus rnencakup situasi hidup (cemas akan terjadi kecelakaan, kesulitan finansial). Ada keluhan somatik: berpeluh, merasa panas, jantung berdetak keras, perut tidak enak, diare, sering buang air kecil, dingin, tangan basah, mulut kering, tenggorokan terasa tersumbat, sesak nafas, hiperaktivitas sistem saraf otonomik. Merasa ada gangguan otot: ketegangan atau rasa sakit pada otot terutama pada leher dan bahu, pelupuk mata berkedip terus, bcrgetar, mudah lelah, tidak mampu untuk santai, mudah terkejut, gelisah, sering berkeluh. Cemas akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas akan mendapatkan.serangan jantung, cemas akan mati. Sering penderita tidak sabar, mudah marah, tidak dapat tidur, tidak dapat konsentrasi.

    Penyebab: Psikoanalitik: konflik antara impuls id dan ego yang tidak disadari. Impuls itu seksual atau agresif → ingin keluar, dihalangi → tidak disadari → cemas. Teori belajar: kondisioning klasik dari rangsang luar. Kognitif behavioral: memfokus kontrol dan ketidakberdayaan.

    Terapi: psikomatis sama dengan fobia.

    Gangguan Panik

    Tanda-tanda: sekonyong-sekonyong\sesak nafas, detak jantung keras, sakit di dada, merasa tercekik, pusing, berpeluh, bergetar, ketakutan yang sangat akan teror, ketakutan akan ada hukuman.

    Depersonalisasi dan derealisasi: perasaan ada di luar badan, merasa dunia tidak nyata, ketakutan kehilangan kontrol, ketakutan menjadi gila, takut akan mati. Terjadinya: sering, sekali seminggu atau lebih sering. Beberapa menit. Dihubungkan dengan situasi khusus, misalnya mengendarai mobil. Laki-laki 0,7 %, wanita 1%. 4 kali serangan panik dalam 4 minggu, Satu serangan diikuti ketakutan terjadinya serangan lagi paling sedikit 1 bulan. Serangan panik dapat diikuti agorafobia, 80% penderita panik juga menderita gangguan kccemasan yang lain. Sering juga ada depresi. Sering penyebabnya gangguan fisiologis, misalnya gangguan jantung.

    Penderita panik sering merasa bahwa penyakitnya parah → menyebabkan panik.

    PENDEEKATAN PERSPEKTIF TEORITIS

    Pada kategori diagnostic utama psikopatologi secara garis besar di bagi menjadi dua bagian yaitu neurosis dan psikosis. Neurosis merupakan penyakit mental yang belum begitu menghawatirkan karena baru masuk dalam kategori gangguan-gangguan, baik dalam susunan syaraf maupun kelainan prilaku, sikap dan aspek mental lainnya. Dan gangguan kecemasan merupakan psikopatologi yang neurosis.

    Kecemasan memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan takut dan kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan (Davison & Neale,2001, Kaplan, Sadock, & Grebb 1994) mengemukakan takut dan cemas merupakan dua emosi yang berfungsi sebagai tanda akan adanya suatu bahaya. Rasa takut muncul jika terdapat ancaman yang jelas, berasal dari lingkungan dan tidak menimbulkan konflik bagi individu sedangkan kecemasan muncul jika bahaya berasal dari dalam diri, tidak jelas, atau menyebabkan konflik bagi individu. Menurut Davison & Neale,2001 gangguan cemas berbeda dengan kecemasan normal dalam hal intensitas durasi serta dampaknya bagi individu

    Berdasarkan sumbernya, Freud membedakan kecemasan menjadi dua yaitu kecemasan realitas dan kecemasan neurotic. Kecemasan realitas adalah yang berasal dari kecemasan yang nyata, sedangkan kecemasan neurotic yang berasal dari motif dan konflik yang tidak disadari. Freud berpendapat kecemasan neurotic muncul dari konflik intrapsikis, misalnya yang dijelaskan pada fobia ketika dorongan id (seks & agresi) bertentangan dengan tuntutan super ego atau dapat dikatakan dorongan id berlawanan dengan tuntutan lingkungan eksternal, sehingga untuk menghindari sumber kecemasan internal tersebut ego mengalihkannya ( melakukan displacement) kepada ancaman yang obyeknya bisa diperoleh dari lingkungan.

    Sebagaimana yang dikutip oleh Kaplan, Sadock, & Grebb (1994) mengemukakan bahwa fungsi utama dari kecemasan adalah memberi tanda kepada ego bahwa dorongan terlarang yang berasal dari ketidak sadaran akan muncul ke kesadaran. Dan fobia adalah hasil dari upaya untuk menghindar dari konflik yang direpres, dan kecemasan yang timbul dialihkan pada obyek atau situasi yang memiliki hubungan simbolik dengannya (yaitu stimulus yang ditakuti). Sedangkan pada gangguan cemas menyeluruh (generalized anxiety disorder), dalam sudut pandang psikoanalisa bersumber dari konflik tidak sadar antara ego dan impuls dari id, yaitu ego yang menahan untuk memenuhi dorongan karena karena khawair dengan hukuman yang diterima. Konflik antara id dan ego ini berlangsung secara terus menerus, dan penderita tidak mampu memindahkannya pada obyek tertentu seperti pada fobia, hal ini menjadikan kecemasan muncul hamper setiap saat.

    Dalam pandangan Psikodinamika modern sepakat pada pandangan Freud tentang gejala kecemasan merupakan pertahanan terhadap konflik, tapi sumber kecemasan tidak terbatas pada dorongan biologis saja melainkan mencakup tuntutan dan frustasi yang berasal dari lingkungan social dan hubungan interpersonal. Misalnya seseorang yang tak berani berbicara didepan umum, sumber masalahnya menurut teori ini adalah berasal dari perasaan rendah dirinya. Orang dengan kepercayaan diri yang rendah akan merasa cemas pada situasi dimana dia bisa dilihat, dinilai atau dikritik orang lain, dan dia akan cenderung menghindari situasi tersebut. Psikodinamika berasumsi bahwa bahwa gejala kecemasan hanyalah indicator adanya masalah yang lebih mendalam dan tidak disadari.

    Kemudian pada behaviorisme lebih menekankan pada perilaku maladaptive tersebut, perilaku maladaptive seperti gangguan fobia dapat dijelaskan dengan prinsip belajar, antara lain:

    UCS → CS → UCR

    Modelling — Ketakutan yang dipelajari atau didapat dari instruksi verbal/deskripsi dari orang

    lain.

    Devisit dalam ketrampilan social

    Dalam teori ini dikatakan bahwa salah satu yang merupakan penyebab kecemasan adalah kurangnya ketrampilan social.

    Pada sudut pandang kognitif kecemasan berhubungan dengan kecenderungan untuk lebih memperhatikan stimulus negatif, menginterpretasikan informasi yang ambigu sebagai ancaman dan percaya bahwa peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan akan terjadi lagi dimasa mendatang (matthew dan Mc Leod dalam Davison & Neale, 2001).

    TERAPI GANGGUAN KECEMASAN

    Pendekatan-pendekatan psikologis berbeda satu sama lain dalam tekhnik dan tujuan penanganan kecemasan. Tetapi pada dasarnya berbagai tekhnik tersebut sama-sama mendorong klien untuk menghadapi dan tidak menghindari sumber-sumber kecemasan mereka. Dalam menangani gangguan kecemasan dapat melalui beberapa pendekatan:

    Pendekatan-Pendekatan Psikodinamika

    Dari perspektif psikodinamika, kecemasan merefleksikan energi yang dilekatkan kepada konflik-konflik tak sadar dan usaha ego untuk membiarkannya tetap terepresi. Psikoanalisis tradisional menyadarkan bahwa kecemasan klien merupakan simbolisasi dari konflik dalam diri mereka. Dengan adanya simbolisasi ini ego dapat dibebaskan dari menghabiskan energi untuk melakukan represi. Dengan demikian ego dapat memberi perhatian lebih terhadap tugas-tugas yang lebih kreatif dan memberi peningkatan. Begitu juga dengan yang modern, akan tetapi yang modern lebih menjajaki sumber kecemasan yang berasal dari keadaaan hubungan sekarang daripada hubungan masa lampau. Selain itu mereka mendorong klien untuk mengembangkan tingkah laku yang lebih adaptif.

    Pendekatan-Pendekatan Humanistik

    Para tokoh humanistik percaya bahwa kecemasan itu berasal dari represi sosial diri kita yang sesungguhnya. Kecemasan terjadi bila ketidaksadaran antara inner self seseorang yang sesungguhnya dan kedok sosialnya mendekat ke taraf kesadaran. Oleh sebab itu terapis-terapis humanistik bertujuan membantu orang untuk memahami dan mengekspresikan bakat-bakat serta perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya. Sebagai akibatnya, klien menjadi bebas untuk menemukan dan menerima diri mereka yang sesunggguhnya dan tidak bereaksi dengan kecemasan bila perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya dan kebutuhan-kebutuhan mereka mulai muncul ke permukaan.

    Pendekatan-Pendekatan Biologis

    Pendekatan ini biasanya menggunakan variasi obat-obatan untuk mengobati gangguan kecemasan. Diantaranya golongan benzodiazepine, Valium dan Xanax (alprazolam). Meskipun benzodiazepine mempunyai efek menenangkan, tetapi dapat mengakibatkan depensi fisik.
    Obat antidepresi mempunyai efek antikecemasan dan antipanik selain juga mempunyai efek antidepresi.

    Pendekatan-Pendekatan Belajar

    Efektifitas penanganan kecemasan dengan pendekatan belajar telah banyak dibenarkan oleh beberapa riset. Inti dari pendekatan belajar adalah usaha untuk membantu individu menjadi lebih efektif dalam menghadapi situasi yang menjadi penyebab munculnya kecemasan tersebut. Ada beberapa macam model terapi dalam pendekatan belajar, diantaranya:

    Pemaparan Gradual

    Metode ini membantu mengatasi fobia ataupun kecemasan melalui pendekatan setapak demi setapak dari pemaparan aktual terhadap stimulus fobik. Efektifitas terapi pemaparan sudah sangat terbukti, membuat terapi ini sebagai terapi pilihan untuk menangani fobia spesifik. Pemaparan gradual juga banyak dipakai pada penanganan agorafobia. Terapi bersifat bertahap menghadapkan individu yang agorafobik kepada situasi stimulus yang makin menakutkan, sasaran akhirnya adalah kesuksesan individu ketika dihadapkan pada tahap terakhir yang merupakan tahap terberat tanpa ada perasaan tidak nyaman dan tanpa suatu dorongan untuk menghindar. Keuntungan dari pemaparan gradual adalah hasilnya yang dapat bertahan lama. Cara Menanggulangi ataupun cara membantu memperkecil kecemasan:

    Rekonstruksi Pikiran

    Yaitu membantu individu untuk berpikir secara logis apa yang terjadi sebenarnya. biasanya digunakan pada seorang psikolog terhadap penderita fobia.

    Flooding

    Yaitu individu dibantu dengan memberikan stimulus yang paling membuatnya takut dan dikondisikan sedemikan rupa serta memaksa individu yang menderita anxiety untuk menghadapinya sendiri.

    Terapi Kognitif

    Terapi yang dilakukan adalah melalui pendekatan terapi perilaku rasional-emotif, terapi kognitif menunjukkan kepada individu dengan fobia sosial bahwa kebutuhan-kebutuhan irrasional untuk penerimaan-penerimaan sosial dan perfeksionisme melahirkan kecemasan yang tidak perlu dalam interaksi sosial. Kunci terapeutik adalah menghilangkan kebutuhan berlebih dalam penerimaan sosial. Terapi kognitif berusaha mengoreksi keyakinan-keyakinan yang disfungsional. Misalnya, orang dengan fobia sosial mungkin berpikir bahwa tidak ada seorangpun dalam suatu pesta yang ingin bercakap-cakap dengannya dan bahwa mereka akhirnya akan kesepian dan terisolasi sepanjang sisa hidup mereka. Terapi kognitif membantu mereka untuk mengenali cacat-cacat logis dalam pikiran mereka dan membantu mereka untuk melihat situasi secara rasional. Salah satu contoh tekhnik kognitif adalah restrukturisasi kognitif, suatu proses dimana terapis membantu klien mencari pikiran-pikiran dan mencari alternatif rasional sehingga mereka bisa belajar menghadapi situasi pembangkit kecemasan.

    Terapi Kognitif Behavioral (CBT)

    Terapi ini memadukan tehnik-tehnik behavioral seperti pemaparan dan tehnik-tehnik kognitif seperti restrukturisasi kognitif. Beberapa gangguan kecemasan yang mungkin dapat dikaji dengan penggunaan CBT antara lain : fobia sosial, gangguan stres pasca trauma, gangguan kecemasan menyeluruh, gangguan obsesif kompulsif dan gangguan panik.
    Pada fobia sosial, terapis membantu membimbing mereka selama percobaan pada pemaparan dan secara bertahap menarik dukungan langsung sehingga klien mampu menghadapi sendiri situasi tersebut.

    MENCEGAH KEMUNCULAN GANGGUAN KECEMASAN

    Kontrol pernafasan yang baik

    Rasa cemas membuat tingkat pernafasan semakin cepat, hal ini disebabkan otak “bekerja” memutuskan fight or flight ketika respon stres diterima oleh otak. Akibatnya suplai oksigen untuk jaringan tubuh semakin meningkat, ketidakseimbangan jumlah oksigen dan karbondiosida di dalam otak membuat tubuh gemetar, kesulitan bernafas, tubuh menjadi lemah dan gangguan visual. Ambil dalam-dalam sampai memenuhi paru-paru, lepaskan dengan perlahan-lahan akan membuat tubuh jadi nyaman, mengontrol pernafasan juga dapat menghindari srangan panik.

    Melakukan relaksasi

    Kecemasan meningkatkan tension otot, tubuh menjadi pegal terutama pada leher, kepala dan rasa nyeri pada dada. Cara yang dapat ditempuh dengan melakukan teknik relaksasi dengan cara duduk atau berbaring, lakukan teknik pernafasan, usahakanlah menemukan kenyamanan selama 30 menit.

    Intervensi kognitif

    Kecemasan timbul akibat ketidakberdayaan dalam menghadapi permasalahan, pikiran-pikiran negatif secara terus-menerus berkembang dalam pikiran. caranya adalah dengan melakukan intervensi pikiran negatif dengan pikiran positif, sugesti diri dengan hal yang positif, singkirkan pikiran-pikiran yang tidak realistik. Bila tubuh dan pikiran dapat merasakan kenyamanan maka pikiran-pikiran positif yang lebih konstruktif dapat meuncul. Ide-ide kreatif dapat dikembangkan dalam menyelesaikan permasalahan.

    Pendekatan agama

    Pendekatan agama akan memberikan rasa nyaman terhadap pikiran, kedekatan terhadap Tuhan dan doa-doa yang disampaikan akan memberikan harapan-harapan positif.

    Dalam Islam, sholat dan metode zikir ditengah malam akan memberikan rasa nyaman dan rasa percaya diri lebih dalam menghadapi masalah. Rasa cemas akan turun. Tindakan bunuh diri dilarang dalam Islam, bila iman semakin kuat maka dorongan bunuh diri (tentamina Suicidum) pada simtom depresi akan hilang. Metode zikir (berupa Asmaul Husna) juga efektif menyembuhkan insomnia.

    Pendekatan keluarga

    Dukungan (supportif) keluarga efektif mengurangi kecemasan. Jangan ragu untuk menceritakan permasalahan yang dihadapi bersama-sama anggota keluarga. Ceritakan masalah yang dihadapi secara tenang, katakan bahwa kondisi Anda saat ini sangat tidak menguntungkan dan membutuhkan dukungan anggota keluarga lainnya. Mereka akan berusaha bersama-sama Anda untuk memecahakan masalah Anda yang terbaik.

    Olahraga

    Olahraga tidak hanya baik untuk kesehatan. Olaharaga akan menyalurkan tumpukan stres secara positif. Lakukan olahraga yang tidak memberatkan, dan memberikan rasa nyaman kepada diri Anda.


    KESIMPULAN

    Kecemasan merupakan suatu sensasi aphrehensif atau takut yang menyeluruh. Dan hal ini merupakan suatu kewajaran atau normal saja, akan tetapi bila hal ini terlalu berlebihan maka dapat menjadi suatu yang abnormal. Sedangkan gangguan kecemasan yang menyeluruh adalah suatu tipe gangguan kecemasan yang melibatkan kecemasan persisten yang sepertinya “mengapung bebas” (Free floating) atau tidak terikat pada suatu yang spesifik.

    Ciri penderita gangguan kecemasan antara lain:

    Ciri Fisik :

    Gelisah

    Berkeringat

    Jantung berdegup kencang

    Ada sensasi tali yang, mengikat erat pada kepala

    Gemetar

    Sering buang air kecil

    Ciri Perilaku:

    Perilaku menghindar

    Perilaku dependen

    Ciri Kognitif

    Merasa tidak bisa mengendalikan semua

    Merasa ingin melarikan diri dari tempat tersebut

    Serasa ingin mati

    Dalam perspektif psikodinamika, memandang kecemasan sebagai suatu usaha ego untuk mengendalikan munculnya impuls-impuls yang mengancam kesadaran. Dan perasaan-perasaan kecemasan adalah tanda-tanda peringatan bahwa impuls-impuls yang mengancam mendekat ke kesadaran. Ego menggerakkan mekanisme pertahanan diri untuk mengalihkan impuls-impuls tersebut yang kemudian mengarah menjadi gangguan-gangguan kecemasan lainnya. Namun para teoritikus belajar menjelaskan gangguan-ganguan kecemasan melalui pembelajaran observasional dan conditioning. Model dua faktor dari Mowrer memasukkan clasical dan operant conditioning dalam penjelasan tentang fobia. Meskipun demikian, fobia tampaknya dipengaruhi juga oleh faktor kognitif, seperti harapan-harapan self-efficacy. Prinsip-prinsip penguatan mungkin dapat membantu menjelasakan pola-pola tingkah laku obsesif-kompulsif. Kemungkinan ada predisposisi genetis untuk fobia tertentu yamng mempunyai nilai-nilai untuk kelangsungan hidup (survival) bagi nenek moyang kita terdahulu.

    Ada beberapa faktor kognitif yang menyebabkan gangguan-gangguan kecemasan, seperti prediksi berlebih terhadap ketakutan, keyakinan yang self-defeating dan irasional, sensivitas berlebih mengenai sinyal-sinyal dan tanda-tanda ancaman, harapan-harapan self-efficacy yang terlalu rendah dan salah mengartikan sinyal-sinyal tubuh.

    Untuk meminimalisir terjadinya kecemasan pada diri seseorang terdapat beberapa terapi. Psikoanalisis radisional membantu orang untuk mengatasi konflik-konflik tak sadar yang diyakini mendasari gangguan-gangguan kecemasan. Pendekatan-pendekatan psiko- dinamika yang modern lebih berfokus pada gangguan relasi yang ada dalam kehidupan klien saat ini dan mendorong klien untuk mengembangkan pola tingkah laku yang lebih adaptif. Terapi humanistik lebih berfokus pada membantu klien mengidentifikasi dan menerima dirinya yang sejati dan bukan bereaksi pada kecemasan setiap kali perasaan-perasaan dan kebutuhan-kebutuhannya yang sejati mulai muncul ke permukaan. Sedangkan untuk terapi obat, berfokus pada penggunaan obat benzodiazepin dan obat-obat antidepresen (yang mempunyai efek lebih daripada hanya sebagai antidepresan).

    Pendekatan-pendekatan dengan dasar belajar dalam menangani kecemasan melibatkan berbagai macam teknik behavioral dan kognitif-behavioral, termasuk terapi pemaparan, restrukturisasi kognitif, pemaparan dan pencegahan respon, serta pelatihan keterampilan relaksasi. Pendekatan-pendekatan kognitif seperti terapi tingkah laku rasional-emotif dan terapi kognitif, membantu orang untuk mengidentifikasi dan membetulkan pola-pola pikir yang salah yang melandasi reaksi-reaksi kecemasan. Untuk terapi kognitif-behavioral, menangani gangguan panik, melibatkan self-monitoring, pemaparan, dan pengembangan respons-respons adaptif terhadap sinyal-sinyal pembangkit kecemasan.

  • Pengukuran Motivasi

    Konsep Motivasi

    Kepada tingkat komitmen seorang termasuk faktor yang menyebabkan menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad (Nursalam , 2011). Walgito (2004), mendefinisikan motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan.

    Menurut Sunaryo, (2008) motif merupakan suatu pengerak, keinginan, rangsangan Motif atau motivasi berasal dari kata latin “ Moreve” yang berarti dorongan dalam diri manusia untuk bertindak atau berprilaku pengertian motivasi tidak terlepas dari kebutuhan. Kebutuhan adalah suatu potensi dalam diri manusia yang perlu di tanggapi atau di respon (Notoatmojo , 2010) motivasi menurut Stoner dan freman adalah karakteristik psikologi manusia yang memberikan kontribusihasrat, pembangkit tenaga dan dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan mereka, berbuat sesuatu secara singkat dalam diri individu yang menyadari atau menentukan prilaku indivadu . kata lain Motif adalah energi dasar yang terdapat dalam diri individu dan menentukan individu dan menentukaan prilaku dan memberi tujuan dan arah kepada prilaku manusia.

    Motivasi adalah suatu usaha yang di sadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia bergerak hatinya untuk bertindak melakukan suatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

    Di kalangan para ahli mncul berbagai pendapat tentang motivasi. Meskipun demikian, ada juga semacam kesamaan pendapat yang dapat ditarik mengenai pengertian motivasi, yaitu: dorongan dari dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Yang dapat diamati adalah kegiatan atau mungkin alasan-alasan tindakan tersebut (Noto Atmodjo, 2010)

    Jenis – Jenis Motivasi

    Menutur Elliot et al(2000) dan Sue Howard (1999) dalam Widayatun (2009), motivasi seseorang dapat timbul dan tumbuh berkembang melalui dirinya sendiri, intrinsik dan dari lingkungan, ekstrinsik.

    1. Motivasi intrinsik bermakna sebagai keinginan dari diri-sendiri untuk bertindak tanpa adanya ransanga dari luar (Elliot, 2000). Motivasi intrinsik akan mendorng seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan serta memberi keajegan dalam belajar, kebutuhan, harapan, dan minat dan sebagainya.

    b.    Motivasi ekstrinsik dijabarkan sebagai motivasi yang datang dari luar individu yang tidak dapat dikendalikan oleh individu tersebut (Sue Howard, 1999). Elliot at al (2000). Mencontohkan dengan nilai, hadiah dan atau penghargaan yang digunakan untuk merangsang motivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan dan lebih menguntungkan termasuk di dalamnya adalah hubungan antar manusia (dorongan keluarga), lingkungan serta imbalan dan sebagainya.

    Klasifikasi Motivasi

    a.    Motivasi Kuat

    Motivasi dikatakan kuat apabila dalam diri seseorang dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari memiliki harapan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, dan memiliki keyakinan yang tinggi bahwa penderita akan menyelesaikan pengobatannya tepat pada waktu yang telah ditentukan.

    b.    Motivasi Sedang

    Motivasi dilakukan sedang apabila dalam diri manusia memiliki keinginan yang positif, mempunyai harapan yang tinggi, namun memiliki keyakinan yang rendah bahwa dirinya dapat bersosialisasi dan mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapi.

    c.    Motivasi Lemah

    Motivasi dikatakan lemah apabila di dalam diri manusia memiliki harapan dan keyakinan yang rendah, bahwa dirinya dapat berprestasi. Misalnya bagi seseorang dorongan dan keinginan mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru merupakan mutu kehidupannya maupun mengisi waktu luangnya agar lebih produktif dan berguna (Irwanto, 2008).

    2.1.4   Sumber Motivasi

    a.         Motivasi instrinsik

    Yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Termasuk motivasi intrinsik adalah perasaan nyaman pada ibu nifas ketika dia berada di rumah bersalin.

    b.         Motivasi ekstrinsik

    Yaitu motivasi yang datangnya dari luar individu, misalnya saja dukungan verbal dan non verbal yang diberikan oleh teman dekat atau keakraban sosial.

    c.         Motivasi terdesak

    Yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak serta menghentak dan cepat sekali (Widayatun, 2008).

    2.1.5   Faktor yang Mempengaruhi Motivasi

    Menurut Handoko (1998) dan Widayatun (1999), ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor internal dan eksternal.

    a.         Faktor internal

    Faktor internal adalah motivasi yang berasal dari dalam diri manusia, biasanya timbul dari poerilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga menjadi puas. Faktor internal meliputi:

    1)   Faktor fisik

    Faktor fisik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi fisik misal status kesehatan pasien. Fisik yang kurang sehat dan cacat yang tidak dapat disembuhkan berbahaya bagi penyesuaian pribadi dan sosial. Pasien yang mempunyai hambatan fisik karena kesehatannya buruk sebagai akibat mereka selalu frustasi terhadap kesehatannya.

    2)   Faktor proses mental

    Motivasi merupakan suatu proses yang tidak terjadi begitu saja, tapi ada kebutuhan yang mendasari munculnya motivasi tersebut. Pasien dengan fungsi mental yang normal akan menyebabkan bias yang positif terhadap diri. Seperti halnya adanya kemampuan untuk mengontrol kejadian-kejadian dalam hidup yang harus dihadapi, keadaan pemikiran dan pandangan hidup yang positif dari diri pasien dalam reaksi terhadap perawatan akan meningkatkan penerimaan diri serta keyakinan diri sehingga mampu mengatasi kecemasan dan selalu berpikir optimis untuk kesmbuhannya.

    3)   Faktor herediter

    Bahwa manusia diciptakan dengan berbagai macam tipe kepribadian yang secara herediter dibawa sejak lahir. Ada tipe kepribadian tertentu yang mudah termotivasi atau sebaliknya. Orang yang mudah sekali tergerak perasaannya, setiap kejadian menimbulkan reaksi perasaan padanya. Sebaliknya ada yang hanya bereaksi apabila menghadapi kejadia-kejadian yang memang sungguh penting.

    4)   Keinginan dalam diri sendiri

    Misalnya keinginan untuk lepas dari keadaan sakit yang mengganggu aktivitasnya sehari-hari, masih ingin menikmati prestasi yang masih dipuncak karir, merasa belum sepenuhnya nebgembangkan potensi-otensi yang dimiliki.

    5)   Kematangan usia

    Kematangan usia akan mempengaruhi pada proses berfikir dan pengambilan keputusan dalam melakukan pengobatan yang menunjang kesembuhan pasien.

    b.         Faktor eksternal

    Faktor eksternal adalah faktor motivasi yang berasal dari luar diri seseorang yang merupakan pengaruh dari orang lain atau lingkungan. Faktor eksternal ini meluputi:

    1)   Faktor lingkungan

    Lingkungan adalah suatu yang berada disekitar pasien baik fisik, psikologis, maupun sosial (Notoatmodjo, 2010). Lingkungan sangat berpengaruh terhadap motivasi pasien kusta untuk melakukan pengobatan.

    2)   Dukungan sosial

    Dukungan sosial dalam bentuk dukungan emosional dari anggota keluarga yang lain, teman, waktu dan uang merupakan faktor – faktor penting dalam kepatuhan terhadap program medis. (Nevil Niven, 2002)

    3)   Fasilitas (sarana dan prasarana)

    Ketersediaan fasilitas yang menunjang kesembuhan pasien tersedia, mudah terjangkau menjadi motivasi pasien untuk sembuh. Termasuk dalam fasilitas adanya pembebasan biaya berobat untuk pasien kusta.

    4)   Media

    Media merupakan sarana untuk menyampaikan pesan atau info kesehatan (Sugiono, 1999). Dengan adanya media ini pasien kusta akan menjadi lebih tahu tentang penyakit kusta dan pada akhirnya akan menjadi motivasi untuk melakukan pengobatan.

    2.1.6   Unsur dari Motivasi

    Menurut Dirgagunarsa (1996), tingkah laku bermotivasi dapat dirumuskan sebagai tingkah laku yang di latar belakangi oleh adanya kebutuhan dan diarahkan pada pencapaian suatu tujuan, agar suatu kebutuhan terpenuhi dan suatu kehendak terpuaskan (Sobur, 2011)

    a.    Kebutuhan

    Motif pada dasarnya bukan hanya dorongan fisik, tetapi juga orientasi kognitif elementer  yang diarahkan pada pemuasan kebutuhan.

    b.    Tingkah Laku

    Sebenarnya, semua perilaku merupakan serentetan kegiatan. Sebagai manusia kita selalu melakukan sesuatu seperti berjalan-jalan, berbicara, makan, tidur, bekerja, dan sebagainya. Dan semua itu pada dasarnya ditujukan untuk mencapai tujuan.

    c.    Tujuan

    Unsur ketiga dari motivasi ialah tujuan yang berfungsi untuk memotivasikan tingkah laku. Sebab, selain ditentukan oleh motif dasar, tingkah laku juga ditentukan oleh keadaan dari tujuan. Jika tujuannya menarik, individu akan lebih aktif bertingkah laku.

    2.1.7   Komponen Motivasi menurut Sobur (2009) yaitu

    a.    Keinginan (Valency)

    Valence juga dapat didefinisikan setiap hasil mempunyai nilai atau daya tarik bagi orang tertentu.

    b.    Keyakinan (Outcome expectancy)

    Outcome expectancy berarti setiap individu percaya bahwa individu  berperilaku dengan cara tertentu dan akan memperoleh hal tertentu.

    c.    Harapan (Effort Expectancy)

    Effort Expectancy berarti setiap hasil berkaitan dengan suatu persepsi mengenai seberapa sulit mencapai hasil tersebut.

    2.1.8   Cara Meningkatkan Motivasi

    1.      Memotivasi dengan kekerasan (motivating by force,yaitu cara memotivasi dengan ancaman hukuman atau kekerasan dasar yang dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan.

    2.      Memotivasi dengan bujukan (motivating by enticement,yaitu cara memotivasi dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan sesuatu harapan yang memberikan motivasi.

    3.      Memotivasi dengan identifikasi (motivating by identification on egoinvoiremen), yaitu cara memotivasi dengan menanamkan kesadaran. (Sunaryo, 2006).

    2.1.9   Teori Motivasi

    a.       Teori hedonisme

    Hedone dalam bahasa Yunani adalah kesukaan, kekuatan atau kenikmatan, menurut pandangan hedonisme. Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan atau mengandung resiko berat dan lebih suka melakukan suatu yang mendatangkan kesenangan baginya.

    b.       Teori naluri

    Bahwa pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang dalam hal ini disebut juga dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri, dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri, nafsu (naluri) mengembangkan atau mempertahankan jenis.

    c.       Teori reaksi yang dipelajari

    Teori berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin atau pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya, pemimpin atau pendidik hendaknya mengetahui latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya.

    d.      Teori pendorong

    Teori ini merupakan panduan antar teori naluri dengan “teori reaksi yang dipelajari”, daya dorong adalah semacam naluri tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Oleh karena itu, menurut teori ini bila seseorang memimpin atau mendidik ingin memotivasi anak buahnya, ia harus berdasarkan atas daya pendorong yaitu atas naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan yang dimilikinya.

    e.       Teori kebutuhan

    Teori kebutuhan berfokus pada yang dibutuhkan oranfg untuk hidup berkecukupan. Menurut teori kebutuhan bahwa manusia mempunyai motivasi kalau dia belum mencapai tingkat kepuasan tertentu dengan kehidupannya. Yang termasuk dalam teori kebutuhan adalah :

    1)   Teori hierarki kebutuhan menurut Maslow

    Menurut maslow, individu akan termotivasi untuk memenuhi kebutuhannya yang paling menonjol atau yang paling kuat bagi mereka pada waktu tertentu. Abrahan Naslow memandang manusia sebagai hierarki lima macam kebutuhan, yaitu

    a)         Kebutuhan fisiologis

    (1)  Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang mutlak dipenuhi manusia untuk bertahan hidup. Manusia memiliki delapan macam kebutuhan yaitu:

    (2)  Kebutuhan oksigen dan pertukaran gas: Merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktifitas berbagai organ atau sel.

    (3)  Kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan makanan: Bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh hampir 90% dari total berat badan tubuh.

    (4)  Kebutuhan eliminasi urine dan alvi: Merupakan bagian dari kebutuhan fisiologis dan bertujuan untuk mengeluarkan bahan sisa

    (5)  Kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan aktivitas: Untuk memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi

    (6)  Kebutuhan kesehatan temperatur tubuh dan kebutuhan seksual: Merupakan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan untuk memperbanyak keturunan (Hidayat, 2006).

    b)        Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (Safely and Security) adalah aman dari berbagai aspek baik fisiologis maupun psikologis, kebutuhan meliputi :

    (1)  Kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan dan infeksi

    (2)  Bebas dari rasa takut dan kecemasan

    (3)  Bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru dan asing.

    c)         Kebutuhan sosial, yang meliputi antara lain :

    (1)  Memberi dan menerima kasih sayang

    (2)  Perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain

    (3)  Kehangatan dan penuh persahabatan

    (4)  Mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok serta lingkungan sosial.

    d)        Kebutuhan harga diri

    (1)  Perasaan tidak bergantung pada orang lain

    (2)  Kompeten

    (3)  Penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.

    e)         Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self Actualization) antara lain kebutuhan mempertinggi potensi – potensi dan ekspresi diri meliputi:

    (1)  Dapat mengenal diri sendiri dengan baik (mengenal dan memahami potensi diri)

    (2)  Belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri

    (3)  Tidak emosional

    (4)  Mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif dan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan sebagainya (Mubarak, 2007).

    2)   Teori ERG

    Teori ERG adalah teori motivasi yang menyatakan bahwa orang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan tentang existensi (Exsistence, kebutuhan mendasar dari Maslow), kebutuhan keterkaitan (Relatedness, kebutuhan hubungan antar pribadi) dan kebutuhan pertumbuhan (Growth, kebutuhan akan kretivitas pribadi, atau pengaruh produktif). Teori ini menyatakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi mengalami kekecewaan, kebutuhan yang lebih rendah akan kembali, walaupun sudah terpuaskan.

    3)   Teori tiga macam kebutuhan

    John W. Atkinson, mengusulkan ada tiga macam dorongan pada diri orang yang termotivasi, kebutuhan untuk mencapai prestasi (need for achivement), kebutuhan kekuatan (need of power), dan kebutuhan untuk berafiliasi atau berhubungan dekat dengan orang lain (need for affiliation).

    Penelitian Mc Chellend juga mengatakan bahwa manajer dapat sampai tingkat tertentu, menaikkan untuk berprestasi dari karyawan dengan menciptakan lingkungan kerja yang memadai.

    4)   Teori motivasi dua faktor

    Teori ini dikembangkan oleh Frederick Herzberg ia meyakini bahwa karyawan dapat dimotivasi oleh pekaryaannya sendiri dan didalamnya terdapat kepentingan yang disesuaikan dengan tuuan organisasi. Herzberg menyimpulkan bahwa ketidakpuasan dan kepuasan kerja dalam bekerja muncul dari dua faktor yang terpisah yaitu:

    a)         Faktor penyebab ketidakpuasan termasuk dalam hal gaji, kondisi kerja, dan kebijakan perusahaan, semuanya mempengaruhi konteks tempat pekaryaan dilakukan.

    b)        Faktor penyebab kepuasan termasuk prestasi, pengakuan, tanggung jawab dan kemajuan, semuanya berkaitan dengan isi pekaryaan dan imbalan kerja (Purwanto, 2000)

    f.       Teori McGregor

    Berdasarkan penelitian Mc Gregor menyimpilkan teori motivasi itu dalam teori X  dan teori Y. Teori X berdasarkan pandagan konvensional atau klasik, pada umumnya manusia bersifat egois dan kurang acuh terhadap organisasi sehingga perlu diperhatikan ketat dan harus dipaksa untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Sedangkan teori Y bertumpu pada padangan atau pendekatan modern, pada umumnya manusia ini selalu mengembangkan dirinya untuk mencapai tujuan atau sasaran (Notoatmodjo, 2007).

    g.      Teori keadilan

    Teori keadilan didasrkan pada asumsi bahwa faktor utama dalam motivasi pekaryaan adalah evaluasi individu atau keadilan dari penghargaan yang diterima. Individu akan termotivasi jika hal yang mereka dapatkan seimbang dengan usaha yang mereka kerjakan.

    h.      Teori penguatan

    Teori penguatan, yang dikaitkan dengan ahli psikologi B.F Skinner dengan teman–temannya, menunjukkan bagaimana konsekuensi tingkah laku dimasa lampau akan mempengaruhi tindakan di masa depan dalam proses belajar siklis (Nursalam, 2008)

    2.1.10    Pengukuran Motivasi

    Motivasi tidak dapat diobservasi secara langsung namun harus diukur. Pada umumnya, yang banyak diukur adalah motivasi sosial dan motivasi biologis. Ada beberapa cara untuk mengukur motivasi yaitu dengan 1) tes proyektif, 2) kuesioner, dan 3) perilaku.(Notoadmodjo, 2010)

    a.    Tes Proyektif

    Apa yang kita katakan merupakan cerminan dari apa yang ada dalam diri kita. Dengan demikian untuk memahami apa yang dipikirkan orang, maka kita beri stimulus yang harus diinterprestasikan. Salah satu teknik proyektif yang banyak dikenal adalah Thematic Apperception Test (TAT). Dalam test tersebut klien diberikan gambar dan klien diminta untuk membuat cerita dari gambar tersebut. Dalam teori Mc Leland dikatakan, bahwa manusia memiliki tiga kebutuhan yaitu kebutuhan untuk berprestasi (n-ach), kebutuhan untuk power (n-power), kebutuhan untuk berafiliasi (n-aff). Dari isi cerita tersebut kita dapat menelaah motivasi yang mendasari diri klien berdasarkan konsep kebutuhan diatas. (Notoatmodjo, 2010)

    b.    Kuesioner

    Salah satu cara untuk mengukur motivasi melalui kuesioner adalah dengan meminta klien untuk mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing motivasi klien. Sebagi contoh adalah EPPS (Edward’s Personal Preference Schedule). Kuesioner tersebut terdiri dari 210 nomer dimana pada masing-masing nomor terdiri dari dua pertanyaan. Klien diminta memilih salah satu dari dua pertanyaan tersebut yang lebih mencerminkan dirinya. Dari pengisian kuesioner tersebut kita dapat melihat dari ke-15 jenis kebutuhan yang dalam tes tersebut, kebutuhan mana yang paling dominan dari dalam diri kita. Contohnya antara lain, kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan akan keteraturan, kebutuhan untuk berafiliasi dengan orang lain, kebtuhan untuk membina hubungan dengan lawan jenis, bahakan kebutuhan untuk bertindak agresif. (Notoatmodjo, 2010)

    c.    Observasi Perilaku

    Cara lain untuk mengukur motivasi adalah dengan membuat situasi sehingga klien dapat memunculkan perilaku yang mencerminkan motivasinya. Misalnya, untuk mengukur keinginan untuk berprestasi, klien diminta untuk memproduksi origami dengan batas waktu tertentu. Perilaku yang diobservasi adalah, apakah klien menggunakan umpan balik yang diberikan, mengambil keputusan yang berisiko dan mementingkan kualitas dari pada kuantitas kerja. (Notoatmodjo, 2010)

    Pengukuran motivasi menggunakan kuesioner dengan skala Likert yang berisi pernyataan-pernyataan terpilih dan telah diuji validitas dan realibilitas.

    1.      Pernyataan positif ( Favorable)

    a)   Sangat setuju (SS) jika responden sangat setuju dengan pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 4.

    b)   Setuju (S) jika responden setuju dengan pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 3.

    c)   Tidak setuju (TS) jika responden tidak setuju dengan pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 2.

    d)  Sangat tidak setuju (STS) jika responden sangat tidak setuju dengan pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 1.

    2.      Pernyataan negatif ( Unfavorable )

    a)   Sangat setuju (SS) jika responden sangat setuju dengan pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 1.

    b)   Setuju (S) jika responden setuju dengan pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 2.

    c)   Tidak setuju (TS) jika responden tidak setuju dengan pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 3.

    d)  Sangat tidak setuju (STS) jika responden sangat tidak setuju dengan pernyataan kuesioner yang diberikan melalui jawaban kuesioner diskor 4.

    Kriteria motivasi dikategorikan menjadi :

    1.    Motivasi Kuat                  : 67 – 100%

    2.    Motivasi Sedang              : 34 – 66%

    3.    Motivasi Lemah               : 0 – 33% (Hidayat, 2009).

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta: Jakarta.

    Data Dinas Kesehatan Jombang. 2013. Analisa Situasi Program Pemberantasan Penyakit Kusta. Tidak Dipublikasikan.

    Data Puskesmas Mayangan. 2014. Kohort P2 Kusta Puskesmas Mayangan.. Tidak Dipublikasikan.

    Departemen Kesehatan R.I. 2006. Buku Pedoman Nasional Pemberantasan Penyakit Kusta. Cetakan XVIII. Tidak Dipublikasikan.

    Dinas Kesehatan Jombang. 2012. Profil Kesehatan Jombang 2012. Tidak Dipublikasikan.

    Djuanda, A. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

    Effendy, Nasrul. 2006. Dasar-Dasar Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

    Fakhril. 2011. Penatalaksanaan Sederhana Tuberkulosis ( TBC ) & Kusta. Diakses dari: www.fafakhryl.blogspot.com.Tanggal akses 12 Januari 2014.

    Hidayat, A.A. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis DataEdisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika.

    ______.2009. Pengukuran Motivasi. Diakses dari http://dr-suparyanto.blogspot.com./2010/2009/konsep-motivasi.html. Tanggal akses 15 November 2013.

    Irwanto.2000.Motivasi dan Pengukuran Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta

    Kaur dan Van Brankel. 2002. Dehabilitation of Leprosy Affected People a Study On Leprosy Affected Beggars. Diakses dari:www.leprahealthnaction.org. Tanggal akses 10 November 2013.

    Kemenkes R.I. 2011. Menkes Canangkan Tahun Pencegahan Cacat Akibat Kusta. Diakses dari: www.bppd.depkes.go.id.Tanggal akses 10 Desember 2013.

    ______.2010.WHO:17 Penyakit Tropis Terabaikan.Diakses dari: www.health.kompas.com.Tanggal akses 8 November 2013.

    Niven, Neil. 2002. PSIKOLOGI KESEHATAN Pengantar untuk Perawat & Profesional Kesehatan Lain. Jakarta: EGC

    Noor. 2007. Buletin Penelitian Kesehatan: Epidemiologi Kusta. Diakses dari: www.buletinpenelitiankesehatan.blogspot.com. Tanggal akses 10 Januari 2014.

    Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promo Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

    ______. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

    ______.2012.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.

    ______.2010.Promosi Kesehatan:Teori dan Aplikasi.Edisi Revisi.Jakarta:Rineka Cipta.

    Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

    ______. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

    Permata. 2012. Sejarah Kusta. Diakses dari: www.permataindonesia2012.com. Tanggal akses 10 November 2013.

    Poerwanto. 2006. Kamus Umum Bahasa IndonesiaEdisi 3. Jakarta:Balai Pustaka Departemen Pendidikan Nasional.

    ______.2000. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

    Sobur, Alex. 2011. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia

    Subdirektorat Kusta dan Frambusia.2007. Modul pelatihan program kusta untuk UPK, Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur.Tidak Dipublikasikan.

    Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

    Walgito, Bimo. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi

    WHO.2010.Weekly Epidemiological Record.Diakses dari:www.who.int. Tanggal akses 13 Maret 2014.

    Widayatun, Tri Rusmi. 2009.  ILMU PERILAKU. Jakarta: Sagung Seto

  • Uji Validitas Instrumen Kusesioner Penelitian

    Uji Validitas Kuesioner

    Uji Validitas Kuesioner penelitian adalah upaya memberikan jaminan kualitas dari kuesioner terkait ketepatan mengukur aspek yang hendak diukur. Hal ini memberikan jaminan hasil pengukuran memiliki makna yang sesuai dengan harapan kuesioner dibuat.

    • Uji Validitas Kuesioner Penelitian: adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak
    • Kuesioner yang valid berarti kuesioner yang dipergunakan untuk mengumpulkan data itu valid. Valid berarti kuesioner tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
    • Kuesioner ada yang sudah baku, karena telah teruji validitas dan reliabilitasnya, tetapi banyak juga yang belum baku. Jika kita menggunakan kuesioner yang sudah baku, tidak perlu dilakukan uji validitas lagi, sedangkan kuesioner yang belum baku perlu dilakukan uji validitas.
    • Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam kuesioner secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur, sedangkan kuesioner yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria didalam kuesioner disusun berdasarkan fakta-fakta emperis yang telah ada (eksternal)
    • Validitas internal kuesioner harus memenuhi: construct validity (validitas kontruks) dan content validity (validitas isi)

    Validitas konstruks adalah kerangka dari dari suatu konsep. Untuk mencari kerangka konsep dapat ditempuh dengan:

    1. Mencari definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli yang tertulis dalam literatur
    2. Jika dalam literatur tidak didapatkan definisi konsep yang ingin diukur, peneliti harus mendifinisikan sendiri konsep tersebut (dengan bantuan para ahli)
    3. Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden.
    • Validitas isi kuesioner ditentukan oleh sejauh mana isi kuesioner tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Misal konsep yang mau diteliti terdiri dari tiga aspek, maka kuesioner yang dibuat harus menanyakan tentang ketiga aspek tersebut, jika hanya menanyakan satu aspek saja berarti kuesioner tersebut tidak memiliki validitas isi yang tinggi.
    • Validitas eksternal adalah validitas yang diperoleh dengan cara mengkorelasikan kuesioner baru dengan tolok ukur eksternal yang sudah valid, misal skala pengukur motivasi untuk berprestasi yang diciptakan oleh Mehrabian (1973) yang sudah teruji kevalidanya. Jika kita mau menciptakan kuesioner baru, maka hasil pengukurannya harus dikorelasikan dengan kuesioner yang sudah vailid dengan menggunakan uji korelasi, bila korelasinya tinggi dan signifikan berarti kuesioner yang baru memiliki validitas yang memadai.

    PENGUJIAN VALIDITAS KUESIONER

    PENGUJIAN VALIDITAS KONSTRUK (CONSTRUCT VALIDITY)

    • Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat dari para ahli (judment experts). Untuk itu kuesioner yang telah dibuat berdasakan teori tertentu, dikonsultansikan kepada ahlinya (minimal tiga) untuk mendapatkan tanggapan atas kuesioner yang telah kita buat, saran para ahli dapat tanpa perbaikan, dengan perbaikan atau dirombak total
    • Setelah pengujian konstruk selesai, perlu diteruskan dengan uji coba kuesioner tersebut para populasi yang mempunyai kriteria serupa, setelah data ditabulasi maka pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor, yaitu mengkorelasikan antar skor item kuesioner.

    PENGUJIAN VALIDITAS ISI (CONTENT VALIDITY)

    • Pengujian validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi kuesioner dengan isi yang terdapat dalam konsep, misalkan seorang dosen memberi ujian dengan soal yang telah diajarkan berarti dosen tersebut telah memberi soal yang memenuhi validitas isi.
    • Untuk pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dilakukan dengan uji coba kuesioner tersebut pada responden yang mempunyai karakteristik sama, kemudian hasil masing-masing item kuesioner dikorelasikan dengan skor total (korelasi product moment)

    PENGUJIAN VALIDITAS EKSTERNAL

    • Validitas eksternal kuesioener diuji dengan cara membandingkan antara kriteria yang ada pada kuesioner dengan fakta-fakta emperis yang terjadi di lapangan, misalkan kuesioner untuk mengukur kinerja pegawai di Puskesmas, maka kriteria kinerja yang ada pada kuesioner tersebut perlu dibandingkan dengan catatan emperis kinerja yang ada di Puskesmas, bila terdapat kesamaan antara kinerja di kuesioner dengan fakta di lapangan maka dapat dikatakan kuesioner tersebut mempunyai validitas eksternal yang tinggi.

    CARA MENGUJI VALIDITAS KUESIONER

    1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur
    2. Melakukan uji coba kuesioner tersebut pada sejumlah responden, disarankan jumlah responden untuk uji coba minimal 30 responden (mendekati kurve normal)
    3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban
    4. Menghitung korelasi antara masing-masing item dalam kuesioner dengan skor total, dengan menggunakan teknik korelasi product moment

    Dengan bantuan software komputer, nilai “r” masing-masing item dalam kuesioner dapat dihitung, misalkan ada 10 item kuesioner dengan hasil “r” sebagai berikut:

    1 = 0,884

    2 = 0,893

    3 = 0,931

    4 = 0,811

    5 = 0,920

    6 = 0,705

    7 = 0,827

    8 = 0,893

    9 = 0,867

    10 = 0,564

    Angka “r” hitung dari komputer harus dibandingkan dengan “r” tabel (angka kritik)

    Cara melihat angka kritik dalam tabel adalah dengan melihat baris N-2,dimana N adalah jumlah responden, misalkan jumlah responden 10 orang, maka jalur yang dilihat adalah baris 10 – 2 = 8, untuk taraf signifikansi 5 % angka kritiknya adalah 0,632 sedangkan untuk taraf signifikansi 1 % angka kritiknya adalah 0,765

    CARA MENENTUKAN VALIDITAS

    • Bila kita menggunakan taraf signifikansi 5% maka angka kritisnya adalah 0,632, kemudian masing-masing “r” hitung item dalam kuesioner dibandingkan dengan “r” kritis. Item dalam kuesioner dikatakan valid jika hasil “r” hitung lebih besar dari “r” kritis
    • Berarti dari 10 item kuesioner diatas, item nomer 1 s/d 9 dinyatkan valid karena nilai ‘r’ hitung lebih besar dari nilai “r” kritis, sedang item nomer 10 dinyatakan tidak valid karena “r” hitung lebih kecil dari “r” kritis
    • Untuk item yang tidak valid, tidak dapat digunakan sebagai item kuesioner, dan harus diganti dengan item kuesioner lain yang valid. Oleh karena itu kita harus membuat item kuesioner cadangan, agar dapat digunakan kalau ada item kuesioner yang tidak valid.

    REFERENSI

    1. Sugiyono, 2010, Statistika untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta
    2. Singarimbun, 1989, Metode Penelitian Survai, Jakarta: LP3ES
  • Pengertian Kecemanasan

    Kecemasan

    Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan manusia dan memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman (Ayub Sani Ibrahim, 2003 : 30). Kecemasan adalah respons emosi tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan secara interpersonal. Kecemasan merupakan kebingungan, kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi dengan penyebab yang tidak jelas dan dihubungkan dengan perasaan tidak menentu dan tidak berdaya (EGC, 2005 : 108).

    Kecemasan adalah emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian dan super ego. Bila terjadi kecemasan maka posisi ego sebagai pengembang id dan super ego berada pada kondisi bahaya. Kecemasan terjadi yang sangat akibat dari ancaman terhadap harga diri atau identitas diri yang sangat mendasar bagi keberadaan individu. Kecemasan  dikomunikasikan secara interpersonal dan merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari, menghasilkan peringatan yang berharga dan paling penting untuk upaya memelihara keseimbangan diri dan melindungi diri (Suliswati, 2005)

    Tanda dan Gejala Kecemasan

    Menurut Freud (Kutipan Ayub Sani Ibrahim, 2003 : 31), memiliki 4 gejala yang terdiri dari :

    1.    Gangguan Somatik

    Tremor, panas – dingin, kejang, berkeringat, palpitasi, nausea, diare, mulut kering, libido yang menurun, sesak nafas dan kesukaran untuk menelan.

    2.    Gangguan Kognitif

    Kesukaran untuk berkonsentrasi, kebingungan, kekuatan akan lepas kendali atau akan menjadi gila dan kewaspadaan yang berlebihan serta pikiran akan malapetaka yang besar.

    3.    Gangguan Perilaku

    Ekspresi ketakutan, iritabilitas, imobilisasi, hipertensi dan penarikan diri dari masyarakat.

    4.    Gangguan Persepsi

    Depersonalisasi dan derealisasi

    3          Keluhan – keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami kecemasan menurut (Stuart&Sundeen, 1998) dalam (Suparyanto, 2011)

    1)    Khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung

    2)    Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut

    3)    Takut sendirian, takut pada keramaian, dan banyak orang

    4)    Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan

    5)    Gangguan konsentrasi dan daya ingat

    6)    Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan dan sakit kepala.

    4          Tingkat Kecemasan

    Menurut (Stuart&Sundeen, 1998) dalam (Suparyanto, 2011) mengidentifikasi tingkat kecemasan dapat dibagi menjadi :

    1)       Kecemasan Ringan

    Kecemasan ini berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada serta meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. Kecemasan ini normal dalam kehidupan karena meningkatkan motivasi dalam membuat individu siap bertindak. Stimulus dari luar siap diinternalisasi dan pada tingkat individu mampu memecahkan masalah secara efektif, misalnya seseorang yang menghadapi ujian akhir, individu yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, pasangan dewasa yang akan memasuki jenjang pernikahan.

    2)     Kecemasan Sedang

    Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang yang mengalami perhatian yang selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Cemas sedang ditandai dengan lapang persepsi mulai menyempit. Pada kondisi ini individu masih bisa belajar dari arahan orang lain. Stimulus dari luar tidak mampu diinternalisasi dengan baik, tetapi individu sangat memperhatikan hal-hal yang menjadi pusat perhatian.

    3)     Kecemasan Berat

    Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi orang yang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk mengurangi ketegangan. Seseorang memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. Lapang persepsi individu sangat sempit. Pusat perhatiannya pada detail yang kecil (spesifik) dan tidak berfikir tentang hal-hal lain. Seluruh perilaku dimaksudkan untuk mengurangi kecemasan dan perlu banyak perintah atau arahan untuk berfokus pada area lai, misalnya individu yang mengalami kehilangan harta benda dan orang yang dicintai karena bencana alam, individu dalam penyanderaan.

    5          Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

    Menurut (Stuart & Sundeen, 2008) ada 2 faktor yang mempengaruhi kecemasan :

    1)    Faktor Predisposisi

    Faktor predisposisi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat menyebabkan timbulnya kecemasan, yang berupa ;

    a)  Peristiwa traumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan  berkaitan dengan krisis yang dialami individu

    b)  Konflik emosional yang dialami individu dan terselesaikan dengan baik.

    c)  Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir secara realitas sehingga akan menimbulkan kecemasan

    d)  Frustasi akan menimbulkan rasa ketidak berdayaan untuk mengambil keputusan

    e)  Gangguan fisik menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman terhadap integritas fisik yang mempengaruhi konsep diri

    2)     Faktor Presipitasi

    Faktor presipitasi adalah ketegangan dalam kehidupan yang dapat mencetuskan timbulnya kecemasan, yang dikelompokkan menjadi dua ;

    a)    Ancaman terhadap integritas fisik meliputi ;

    Sumber internal : kegagalan mekanisme*fisiologi system, imun, regulasi suhu tubuh, perubahan biologis normal (hamil)

    Sumber eksternal : paparan terhadap infeksi virus dan bakteri, polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya tempat tinggal

    b)    Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal ;

    Sumber internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah dan tempat kerja, penyesuaian terhadap tempat baru

    Sumber eksternal : kehilangan orang yang dicintai, perceraian, perubahan status pekerjaan, tekanan kelompok

    6          Cara Penilaian Tingkat Kecemasan

    Zung Self-Rating Anxiety Scale (SAS/SRAS) adalah penilaian kecemasan pada pasien dewasa yang dirancang oleh William W.K.Zung, dikembangkan berdasarkan gejala kecemasan dalam diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-II).  Terdapat 20 pertanyaan, dimana setiap pertanyaan dinilai 1-4 (1: tidak pernah, 2: kadang-kadang, 3: sebagaian waktu, 4: hampir setiap waktu). Terdapat 15 pertanyaan ke arah peningkatan kecemasan dan 5 pertanyaan ke arah penurunan kecemasan (Z ung Self-Rating Anxiety Scale dalam Ian mcdowell, 2006).

    Rentang penilaian 20-80, dengan pengelompokan antara lain :

    Skor 20-44 : normal/tidak cemas

    Skor 45-59 : kecemasan ringan

    Skor 60-74 : kecemasan sedang

    Skor 75-80 : kecemasan berat

    DAFTAR PUSTAKA

    Ayub Sani Ibrahim (2003), Panik Neurosis dan Gangguan Cemas, Jakarta : PT. Dua  As – As

    Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi 2010 . Jakarta: PT Rineka Cipta

    Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta

    Anggraini,(2011).Laporan Pendahuluan pada Post SC.http://anggreniniluhputu.blogspot.com diakses tanggal 19 ‎Januari ‎2012 Jam 20.18

    Barbara C. Long (1996), Perawatan Medikal Bedah I, Bandung : Yayasan IKAPI

    Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.

    Gunawan,(2011).Konsep Kecemasan.http://teorikecemasan.blogspot.com/ diakses tanggal 27 desember 2011 Jam 16.00 WIB

    Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007).  Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika

    Hidayat, A. Aziz Alhmul. (2007).  Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta : Salemba Medika

    Hawari, Dadang. 2008. Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Penerbit FK Universitas Indonesia.

    Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta

    Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

    Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Edisi 3. Jakarta : Slemba Medika

    Perry, Poter, 2006. Buku Saku Ketrampilan Dan Prosedur Dasar.Jakarta:Rineka Cipta

    Rondhianto,(2008).KeperawatanPerioperatif.http://athearobiansyah.blogspot.comdiakses tanggal 03 ‎Oktober ‎2011 Jam ‏‎18:20:51

    Sarwono, Prawiroharjo,. 2005. Ilmu Kandungan, Cetakan ke-4. Jakarta : PT Gramedi

    Stuart, Gail W. 2008. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: Penerbit EGC.

    Suparyanto, 2011.Konsep Cemas. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/03/ konsep-cemas.html (Diakses  17 Februaari 2012).

    Syamsu Yusuf & Juntika Nurihsan. 2011. Teori Kepribadian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

    Tahsinul,(2008).Kepribadian.http://tahsinul.wordpress.com  diakses tanggal ‎28 ‎Oktober ‎2011 Jam ‏‎10:12:50