Blog

  • Pengertian Hakikat Manusia

    Hakikat Manusia

    Assalamualaikum kerabat, pada kesempatan kali ini saya akan berbagi sebuah tulisan dengan judul Pengertian Hakikat Manusia. Manusia adalah makhluk bertanya, ia mempunyai hasrat untuk mengetahui segala sesuatu. Sebagaimana kamu ketahui, bukankah anak kecil saja selalu bertanya tentang berbagai hal? Atas dorongan hasrat ingin tahunya, manusia tidak hanya bertanya tentang berbagai hal yang ada di luar drinya, tetapi juga bertanya tentang dirinya sendiri.

    Dalam rentang ruang dan waktu manusia telah dan selalu berupaya mengetahui dirinya sendiri, ia mempelajarinya melalui berbagai pendekatan (commonsense, ilmiah, filosofis, religi) atau melalui berbagai sudut pandang (biologi, sosiologi, antropologi, psikologi, politik). Sebab itu, kita dapat menemukan berbagai ragam pengetahuan dengan karakteristiknya masing-masing dalam khazanah pengetahuan tentang manusia.

    Dalam kehidupannya yang riil manusia menunjukan keragaman dalam berbagai hal, baik tampilan fisiknya, serta sosialnya, kebiasaannya. Bahkan sebagaimana dikemukakan di atas, pengetahuan tentang manusia pun bersifat ragam sesuai pendekatan dan sudut pandang dalam melakukan studinya. Meskipun begitu, di belekang keanekaragaman itu terdapat satu hal yang menunjukan kesamaan antara semua manusia, yaitu bahwa semua manusia adalah manusia.

    Selintas pertanyaan ini tampaknya naif, tetapi sesungguhnya sangat prinsipil. Alasannya, bukankah karena mereka semua adalah manusia maka harus diakui kesamaannya sebagai manusia? Berbagai kesamaan yang menjadi karakteristik esensial dari setiap manusia disebut juga sebagai hakikat manusia, sebab dengan karakteristik esensialnya manusia mempunyai martabat khusus sebagai manusia yang berbeda dari orang lain.

    Pertanyaan tentang berbagai kesamaan manusia atau berbagai aspek hakikat manusia bukanlah objek studi ilmu, melainkan untuk objek studi filsafat. Mencari pengertian atau konsep dan aspek-aspek hakikat manusia merupakan tugas metafisika, lebih spesifik lagi adalah tugas antropologi (filsafat antropologi). Filsafat antropologi berupaya mengungkap konsep atau gagasan yang sifatnya mendasar tentang manusia, berupaya menemukan karakteristik yang secara prinsip membedakan manusia dari makhluk lainnya.

    Objek formal pertanyaan filsafat antropologi berkenaan dengan; Apakah Manusia Itu? Pertanyaan itu antara lain berkaitan dengan: (1) asal-usul dari keberadaan manusia, yang mempertanyakan apakah adanya manusia di dunia merupakan sebuah kebetulan saja sebagai hasil evolusi atau hasil ciptaan Allah? (2) Struktur metafisika manusia, apakah yang esensial dari manusia itu badannya atau jiwanya atau badan dan jiwa. (3) Karakteristik-karakteristik dan makna eksistensi manusia di dunia, antara lain berkenaan dengan individualitas, sosialitas.

    Dengan demikian pengertian hakikat manusia adalah seperangkat gagasan atau konsep yang mendasar tentang manusia dan makna eksistensi manusia di dunia. Pengertian dari hakikat manusia berkaitan dengan prinsip adanya atau “principe de’etre” dari manusia. Dalam kata lain pengertian dari hakikat manusia adalah seperangkat gagasan tentang “sesuatu yang olehnya” manusia menjadi apa yang terwujud, “sesuatu yang olehnya” manusia memiliki karakteristik khas, “sesuatu yang olehnya” manusia memiliki nilai yang unik, yang memiliki suatu martabat khusus (Louis Leahy, 1985).

    Dapat kita simpulkan bahwa manusia memiliki aspek-aspek dalam pengertian hakikat manusia. Berbagai aspek dari hakikat manusia antara lain berkaitan dengan asal-usulnya contoh: manusia sebagai makhluk Tuhan, struktur metafisiknya; manusia sebagai kesatuan badan-ruh, serta karakteristik dan makna eksistensi manusia di dunia; manusia sebagai makhluk individual, sosial, berbudaya, susila, dan beragama. Yang dalam artikel berikutnya akan dipaparkan satu-persatu. Sekian artikel kali ini semoga bermanfaat, wassalam.

  • Sejarah Kejayaan Kerajaan Mughal India

    Kerajaan Mughal India

    Malam ini sepertia biasa browsing internet dan membaca review film dan menemukan sebuah film yang berbau sejarah kejayaan Islam abad 16 di India. Film ” Jodhaa Akbar ” yang lumayan panjang durasinya 3 jam lebih namun kepuasaan batin terbayar setelah menikmatinya sampai abis.

    Beberapa saat aku jadi ingat makalahku dulu saat aku kuliah tentang Kerajaan Mughal di India, waktu itu mata kuliah ” Sejarah Kebudayaan Islam “. Belajar lagi jadinya… hehehhe…nih dia makalahnya….simak yukk

    Harun Nasution membagi sejarah Islam kepda tiga periode, yaitu periode klasik, periode pertengahan, dan periode modern. Cikal bakal kekuasaan Islam di India bermula pada periode klasik yaitu pada masa Bani Umayyah dibawah kekuasaan khalifah Walid bin Abdul Malik, yaitu pada periode 705-715 M.

    Pada periode pertengahan, muncul tiga kerajaan besar, yakni kerajaan Usmani di turki, kerajaan Shafawi di Persia dan kerajaan Mughal di India. Kerajaan Mughal merupakan kerajaan termuda dari ketiga kerajaan tersebut, berdiri seperempat abad setelah berdirinya kerajaan Shafawi di Persia. Kerajaan Mughal membawa keharuman terhadap sejarah umat Islam, dimana pada saat itu segenap dunia Islam mengalami kemunduran. Kerajaan Mughal sempat membuat bangsa lain tercengang, umat lain menjadi segan karena kegagahan dan kegigihan sultan-sultannya yang membangun suatu kerajaan Islam di wilayah belahan Timur dunia.

    Maka pada makalah ini pemakalah coba memaparkan tentang fakta sejarah yang berkaitan dengan kerajan Mughal di India, yaitu diantaranya dengan Asal-usul berdirinya kerajaan Mughal politik dan pemerintahan, Ekonomi dan perdagangan, dan hal-hal lainnya yang berkaitan kemajuan yang telah dicapai pada masa kerajaan tersebut dan penyebab keruntuhan kerajaan tersebut.

    A. Dinasti Islam Di India Sebelum Pendirian Dinasti Mughal

    Sejak zaman Nabi SAW, India telah memiliki sejumlah pelabuhan sehingga terjadi interaksi antara India dengan Nabi SAW. Oleh karena itu, dagang dan dakwah menyatu dalam satu kegiatan sehingga raja Kadangalur, Cheraman Perumal, memeluk agama Islam dan mengganti namanya menjadi Tajuddin, dan ia sempat bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Pada zaman Umar ibn Khatab, Mughirah berusaha menaklukan Sind, tapi usahanya gagal (246-644).

    Pada zaman Usman ibn Affan dan Ali ibn Thalib, dikirim utusan untuk mempelajari adat-istiadat dan jalan-jalan menuju India. Pada zaman Mu’awiyah I, Muhammad ibn Qasim berhasil menaklukan dan diangkat menjadi amir Sind dan Punjab. Kepemimpinan di Sind dan Punjab dipegang oleh Muhammad ibn Qasim setelah berhasil memadamkan perampokan-perampokan terhadap umat Islam disana. Karena pertikaian internal (antara al Hajjaj dan Sulaiman), dinasti ini melemah; dan ketika keadaan lemah, dinasti ini ditaklukan oleh dinasti Gazni.

    Pada zaman Al-Ma’mum (khalifah dinasti Bani Abbas), diangkat sejumlah amir untuk memimpin daerah-daerah. Diantara yang dipercaya untuk diangkat menjadi amir adalah Asad ibn Saman utuk daerah Transoxsiana. Ia diangkat menjadi amir setelah berhasil membantu khalifah Bani Abbas dalam menaklukan dinasti Safahari yang berpusat di Khurasan.

    Dinasty Samani (874-999) mengangkat Alpatigin menjadi amir di Khurasan. Alpatigin kemudian digantikan oleh anaknya, Ishak. Ishak dikudeta Baltigin; Baltiqin diganti oleh Firri; dan Firri dijatuhkan oleh Subuktigin. Subuktigin menguasai Gazna dan kemudian mendirikan dinasti Gaznawi (963-1191 M). Dinasty gaznawi ditaklukan oleh dinasti Guri (1191). Setelah meninggal, Muhammad Gurri diganti oleh panglimanya, Quthbuddin Aibek (karena Muhammad Guri tidak memiliki anak laki-laki). Quthbuddin Aibek menjadi sultan sejak tahun 1206 M. Sejak itu berdirilah kesultanan Delhi terdiri atas :

    1. Dinasti Mamluk di Delhi (1206-1290)
    2. Dinasti Khalji (1290-1320)
    3. Dinasti Tughluq (1320-1414 M)
    4. Dinasti Sayyed (1414-1451 M)
    5. Dinasti Lodi (1451-1526 M).

    B. Asal usul Kerajaan Mughal

    Kerajaan Mughal adalah kerajaan Islam yang pernah berkuasa di India dari abad ke- 16 hingga abad ke- 19. Dinasti ini didirikan oleh Zaharuddin Babur yang merupakan keturunan Timur Lenk, penguasa Islam asal Mongol.

    Babur adalah nama kecil dari Zaharuddin, yang artinya singa, ia lahir pada hari Jum’at 24 Februari 1483. Ayahnya bernama Umar Mirza menjadi amir di Fergana, turunan lagsung dari Miransyah putra ketiga dari Timur Lenk. Sedangkan ibunya berasal dari keturunan Jengkuai, anak kedua dari Jengis Khan. Pada usia 11 tahun, Babur kehilangan ayahnya dan sekaligus menggantikan kepemimpinan ayahnya dalam usia yang masih sangat muda. namun demikian ia sangat pemberani sehingga kelihatan lebih matang dari usianya. Dia mendapat latihan sejak dini, sehingga memungkinkannya untuk menjadi seorang pejuang dan penguasa besar.

    Ia berusaha menguasai Samarkand yang merupakan kota terpenting dia Asia Tengah pada saat itu. Pertama kali ia mengalami kekalahan untuk mewujudkan cita-citanya. Kemudian berkat bantuan Ismail I, Raja Safawi, sehingga pada tahun 1494, Babur berhasil menaklukan kota Samarkand, dan pada dengan Tahun 1504 menaklukan Kabul, ibukota Afganistan. Dari Kabul Babur melanjutkan ekspansi ke India yang pada saat itu diperintah Ibrahim Lodi.

    Ibrahim Lodi (cucu sultan lodi), sultan Delhi terakhir, memenjarakan sejumlah bangsawan yang menentangnya.[9] Ketika itu kewibawaan kesultanan sedang merosot, karena ketidak mampuannya memimpin, atas dasar itulah Alam Khan keluarga Lodi yang lain mencoba menggulingkannya dengan meminta bantuan Zahiruddin Babur (1482-1530 M). Permintaan itu langsung diterima oleh Babur dan bersama pasukannya menyerang Delhi. Pada tanggal 21 April 1526 M terjadilah pertempuran yang sangat dasyat di Panipat. Ibrahim Lodi beserta ribuan pasukannya terbunuh, dan Babur langsung mengikrarkan kemenangannya dan mendirikannya pemerintahannya.

    Setelah mendirikan kerajaan Mughal, Babur berusaha memperkuat kedudukannya. Di pihak lain raja-raja Hindu di seluruh India menyusun angkatan perang yang besar untuk menyerang Babur dan di Afganistan, golongan yang setia pada keluarga Ibrahim Lodi mengangkat saudara kandung Ibrahim, Mahmud Lodi menjadi Sultan. Sultan Mahmud Lodi bergabung dengan raja-raja Hindu tersebut. Kali ini berarti harus berhadapan dengan pasukan koalisi, namun Babur tetap dapat mengalahkan pasukan koalisi itu dalam pertempuran dekat Gogra tahun 1529 M. Akan tetapi ia tidak lama menikmati hasil perjuangannya. Ia meninggal dunia pada tanggal 26 Desember 1530 M pada usia 48 tahun setelah memerintah selama 30 tahun. [11] Setelah Babur meninggal, Zahirudin Babur digantikan oleh anaknya, Nashiruddin Humayun (1530-1539M).

    Humayun dalam menjalankan roda pemerintahanya banyak menghadapi tantangan. Sepanjang masa pemerintahanya negara tidak pernah aman. Ia senantiasa berperang melawan musuh. Diantara tantangan yang muncul adalah Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang memisahkan diri dari Delhi. Pemberontakan ini dapat dipadamkan, Bahadur Syah melarikan diri dan Gujarat dapat dikuasai. Pada tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan Syer Khan di Kanauj, dalam peperangan ini Humayun mengalami kekalahan. Ia terpaksa melarikan diri ke Kandahar dan selanjutnya ke Persia ia mengenal tradisi Syi’ah, bahkan sering dibujuk untuk memasukinya, begitu pula dengan anaknya Jalaluddin Muhammad Akbar. Di sini pula ia membangun kekuatan militer yang telah hancur, dan berkat bantuan Syah Tahmasph yang memberikan pasukan militer sebanyak 14.000 tentara, maka pada tahun 1555, Humayun mencoba merebut kembali kekuasaannya dengan menyerbu Delhi yang pada saat itu diperintah Sikandar Sur. Akhirnya, ia bisa menaklukan kota ini dan ia memerintah kembali pada tahun 1556 M.

    Kemudian Humayyun digantikan oleh anaknya, Abu al-Fath Jalal al-Din Muhammad Akbar. Lebih dikenal dengan sebutan Akbar, dilahirkan di Amarkot, 15 Oktober 1542 M. dan memerintah (1556-1605 M) dari usia 14 tahun. Akbar sebagai wali sultan yang masih muda maka diangkatlah Bairam Khan. Bairam seorang yang cakap, namun bukan orang yang bijaksana.

    Akbar adalah seorang laki-laki yang memiliki naluri kerajaan yang kuat ”seorang raja katanya, harus selalu sungguh-sunguh terhadap penaklukan; jika tidak, maka negeri tetangganyalah yang akan mengangkat senjata terhadapnya. Prinsip tersebut membuat Akbar bertekad menjadi penguasa tertinggi di India yang tak dapat digugat. Pada tahun 1605 M. Akbar meninggal dunia. Masa kepemimpinan Akbar adalah puncak kejayaan kerajaan Mughal, tidak hanya dalam bidang politik dan militer saja, tapi juga dibidang ekonomi, pendidikan, seni dan budaya, administrasi, dan keagamaan. Kemajuan yang telah dicapai Akbar masih dapat dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya, yaitu Jehangir (1605-1628M), Syah Jehan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M). tiga Sultan penerus Akbar ini memang terhitung raja-raja yang besar dan kuat. Setelah itu, kemajuan kerajaan Mughal tidak dapat dipertahankan oleh raja-raja berikutnya.[15]

    Berikut ini akan dirinci fase-fase pemerintahan Mughal :

    a. 1526-1530 M dipimpin oleh Zahiruddin Muhammad Babur
    b. 1530-1556 M dipimpin oleh Humayun
    c. 1556-1605 M dipimpin oleh Akbar Syah I
    d. 1605-1627 M dipimpin oleh Jahangir
    e. 1627-1658 M dipimpin oleh Syah Jehan
    f. 1658-1707 M dipimpin oleh Aurangzeb (Alamgir I)
    g. 1707-1712 M dipimpin oleh Bahadur Syah I
    h. 1712-1713 M dipimpin oleh Jihandar Syah
    i. 1713-1719 M dipimpin oleh Farrukh Siyar
    j. 1719-1748 M dipimpin oleh Muhammad Syah
    k. 1748-1754 M dipimpin oleh Ahmad
    l. 1754-1759 M dipimpin oleh Alamgir II
    m. 1759-1806 M dipimpin oleh Alam II
    n. 1806-1837 M dipimpin oleh Akbar II
    o. 1837-1858 M dipimpin oleh Bahadur Syah II[16]

    C. Kemajuan Kerajaan Mughal

    Kejayaan kerajaan Mughal dimulai pada masa pemerintahan Akbar, keberhasilan Ekspansi Militer Akbar menandai berdirinya Mughal sebagai sebuah kerajaan besar. Dua gerbang India yakni kota Kabul dan Turkistan oleh pemerintahan kerajaan Mughal India.

    Kita dapat merinci kemajuan-kemajuan kerajaan Mughal yang dicapai oleh masing-masing raja yang memiliki kemajuan masing-masing sebagai berikut:


    Politik dan Pemerintahan
    a. Akbar membentuk sitem pemerintahan militeristik. Dalam pemerintahan tersebut, pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala komandan). Sedang wilayah listrik dipercayakan kepada Faudjar (komandan). Jembatan-jembatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bercorak kemiliteran, pejabat-pejabat itu harus mengikuti latihan kemiliteran.[18]
    b. Akbar juga menerapkan politik Sulukhul (toleransi universal). Politik ini mengandung ajaran bahwa semua rakyat India sama kedudukanya. Mereka tidak dapat dibedakan menurut etnis dan agama. Politik ini dapat menciptakan kerukunan masyarakat India yang sangat beragam.[19]
    c. Untuk undang-undang kerajaan, Sultan Akbar membuat Din Ilahi yaitu suatu pandangan dan sikap keagamaan resmi kerajaan yaitu unsur-unsur agama Islam, Hindu, Persia Kristen dan sebagainya yang harus dianut oleh setiap orang.[20]
    d. Pada masa pemerintahan Aurangzeb telah terdapat jalinan kerjasama dengan negara-negara Islam diluar India. Sejumlah penguasa Islam telah mengirim duta atau perwakilan negara mereka ke Delhi, misalnya Syarif Makkah, raja-raja Persia, Balkh, Bukhara dan Kasgar; para gubernur Turki Basrah, Yaman dan Hadmarut, para pemimpin negeri Maghiribi dan Raja Arbesinia.[21]

    Bidang ekonomi dan perdagangan
    Untuk mengelola ekonomi pertanian pemerintah juga mengatur tentang organisasi pertanian. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh seorang pejabat local, yang dinamakan muqaddam, yang mana kedudukannya dapat diwariskan, dia mempunyai tanggung jawab menyetorkan penghasilan untuk menghindari tindak kejahatan. Kaum petani dilindungi hak kepemilikan tanah dan pewarisan, tetapi jika tidak loyal maka pejabat lokal berhak menyitanya.[22]

    Bidang Pendidikan dan Iptek
    Dalam bidang pendidikan, Akbar membangun bangunan khusus untuk tempat pengajian ilmu, dia juga berusaha menarik simpati para ulama dengan menghibahkan sejumlah madrasah dan perpustakaan..[23]

    Bidang Seni dan Budaya
    a. Seni Budaya dan arsitektur puncaknya terjadi pada masa sultan Syah Jahan yang ditandai dengan berbagai karya budaya fisik, seperti karya arsitektur monumental Taj Mahal, yang merupakan bangunan indah, yang dimaksudkan sebagai tanda cinta kasihnya kepada istri tercinta Mumtaz Mahal. Taj Mahal juga salah satu keajaiban dunia dan merupakan lambang peradaban dan kebudayaan Islam masa Lampau di India. Selain itu juga Shah Jahan telah membangun Masjid Mutiara, Masjid Jami’ di Delhi, serta takhta Merak, yaitu singgasana yang dibuat dari emas, perak, intan, serta permata cemerlang.[24]
    b. karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa Persia maupun India. Penyair India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang sastrawan sufi menghasilkan karya besar berjudul Padmavat, sebuah karya yang mengandung pesan kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurangzeb, muncul seorang sejarawan yang bernama Abu Fadl dengan karyanya bernamma Akbar Nama dan Aini Akhbari, yang memaparkan sejarah kerajaan Mughal berdasarkan figure pemimpinnya.[25]
    Akbar mensponsori ajaran Din Illahi, yaitu ajaran campuran berbagai unsur kepercayaan Hindu dan tasawuf dari unsure syi’ah.
    G. Kemunduran dan Kehancuran kerajaan Mughal
    Setelah satu setengah abad dinasti Mughal berada dalam kejayaannya, para pelanjut Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah dicapai oleh pendahulu-pendahulunya. Kejayaan Mughal hilang dengan kematian Aurangzeb Satu persatu penguasa daerah melepaskan diri dari pemerintahan pusat di Delhi.
    Pengganti Aurangzeb adalah Mu’azzam, setelah ia meninggal tahta digantikan anaknya Azhim al-syah. Akan tetapi di tentang Zulkifar Khan, anak ‘Asad Khan (wazir Aurangzeb. Azaim al-syah meninggal tahun 1712 M. ia digantikan oleh anaknya Jihandar Syah, tetapi ia disingkirkan oleh adiknya sendiri Faruq Syah pada tahun 1713M. Jadi dalam dua tahun saja telah terjadi empat kali pergantian sultan. Sehingga dapat dibayangkan bagaimana kondisi kerajaan Mughal saat itu.
    Konflik-konflik yang berkepanjangan mengakibatkan pengawasan terhadap daerah lemah. Pemerintahan daerah satu persatu melepaskan loyalitasnya dari pemerintah pusat. Bahkan cenderung memperkuat posisi pemerintahannya masing-masing.. disintegrasi mulai terjadi, satu persatu daerah kekuasaan Mughal mulai melepaskan diri. Keadaan ini diperparah lagi dengan datangnya ancaman baru yang lebih kuat, yaitu datangnya perusahaan Inggris (EIC) yang memiliki senjata modern melawan pemerintahan Mughal. Peperangan berlarut-larut. Akhirnya, Syah Alam membuat perjanjian damai dengan melepaskan daerah Oudh, Bengal dan Orisa kepada Inggris.
    Pada saat tiga sultan berkuasa yaitu, Syah Alam, Akbar II dan Bahadur Syah, Inggris diberi kepercayaan untuk mengembangkan usahanya. Dengan jaminan memberikan fasilitas kehidupan Istana dan keluarganya.pada saat terjadinya krisis EIC mengalami kerugian dan Inggrispun mulai mengadakan pungutan yang tinggi terhadap rakyat secara ketat dan cenderung kasar. Karena rakyat merasa tertekan, maka terjadilah pemberontakan rakyat dibawah pimpinan sultan Bahadur Syah pada bualan Mei 1857 M.
    Perlawanan mereka dapat dipatahkan dengan mudah, karena Inggris mendapat dukungan dari beberapa penguasa Hindu dan Muslim. Inggris kemudian menjatuhkan hukuman yang kejam kepada pemberontak. Mereka diusir dari kota Delhi, rumah ibadah banyak yang dihancurkan, dan Bahadur Syah, sultan Mughal terakhir diusir dari istana (1858 M). dengan demikian, berakhirlah sejarah kekuasaaan kerajaan Mughal di India.[26]
    Ada beberapa factor yang menyebabkab kekuasaan kerajaan Mughal itu mundur pada satu setengah abad terakhir, dan membawa kepada kehancurannya pada tahun 1858 M, yaitu:

    Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuasaan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah-wilayah pantai tidak dapat dipantau oleh kekuatan maritime Mughal. Begitu juga tidak terampilnya dalam mengoperasikan persenjataan buatan Mughal sendiri.

    Kemerosotan moral dan hidup mewah dikalangan elite politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara.

    Kurang cakapnya pemerintahan Aurangzeb sehingga konflik antar agama terjadi sangat sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya

    Semua sultan pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan. [27]
    H. Kesimpulan
    Dari uaraian-uraian terdahulu dapat disimpulkan sebagai berikut:

    Pendiri kerajaan Mughal adalah Zahirudin Muhammad Babur, berasal dari keturunan Timur Lenk dan Jengis Khan. Kerajaan Mughal berdiri pada tahun 932 H/1526M. Di India corak pemerintahannya militeristik yang absolute.

    Kerajaan Mughal membawa beberapa kemajuan dalam Islam, baik dalam bidang politik, militer, seni, dan juga dalam bidang ekonomi khususnya. Peninggalan yang dikenal sampai sekarang dari kerajaan Mughal (salah satu keajaiban dunia) Taj Mahal.

    Setelah Aurangzeb meninggal dunia kemunduran mulai menggerogoti kerajaan Mughal, para penggantinya pada umumnya lemah sehingga tidak dapat memulihkan kejayaan yang pernah dicapai oleh para pendahulunya. Kemunduran Mughal berlangsung terus-menerus sehingga sampailah kepada pintu gerbang kehancuran pada tahun 1858 M.

    Gaya hidup yang feodalistik dan penerapan syariat Islam yang dikehendaki pemerintahan Mughal menimbulkan reaksi keras dari umat hindu yang merupakan penduduk mayoritas.

    Penyerbuan aliansi Hindu-Sikh, penyerbuan Nadir Syah, Ahmad Duran dan kolonial Inggris merupakan pukulan berat bagi Mughal. Serbuan Inggris akhirnya mengakhiri kerajaan Mughal dengan segala kejayaannya.

    [1]Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985), jilid, h. 85
    [2]Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pres, 2000), h. 145
    [3] Jaih mubarok, sejarah peradaban islam, (bandung: cv pustaka islamika, 2008), h. 241-242
    [4] Ibid, h. 242.
    [5] Jaih mubarok, op.cit, h. 243
    [6] Tim Editor, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, tth), h.281
    [7] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Pres, 2000), h. 147
    [8] K. Ali , Sejarah Islam Tarikh Pramodern, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996), h. 528-530
    [9] Jaih mubarok, op.cit, h.243
    [10]Tim Editor, Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, tth), h.282
    [11]Badri Yatim, op.cit, 148
    [12] Jaih mubarok, op.cit, h.243
    [13] Mahmud Nasir, Islam Konsepsi dan Sejarahnya, (Bandung: Rosda Karya),h.300
    [14]Abu Su’ud, Islamologi Sejarah, Ajaran, dan Peranannya dalam peradaban Umat manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), h. 116
    [15]Badri Yatim, op.cit, h. 150
    [16] Tim Editor, op.cit,h. 290
    [17] K. Ali, op.cit, h.533-534
    [18] Badri Yatim, op.cit,h. 149
    [19] K.Ali, op.cit, h. 534
    [20] Tim Editor, op.cit,h.297
    [21] Abu Su’ud, op.cit,h.118
    [22] Ira, op.cit, h. 699
    [23] Ira, op.cit, h. 700
    [24]Abu Su’ud, op.cit, h. 117
    [25]Badri Yatim, op.cit , h. 151
    [26]Badri Yatim, op.cit, h. 159-162
    [27]Ibid, h. 163

  • Domain Hasil Belajar

    Domain Hasil Belajar

    Domain hasil belajar adalah seluruh aspek-aspek perubahan yang didapatkan peserta didik setelah melalui proses pembelajaran. Belajar sendiri merupakan interaksi yang dilakukan oleh peserta didik sehingga mendapatkan perubahan lingkungannya (Aunurrahman, 2009).


    Belajar menurut T. Jersild (Sagala, 2010: 12) adalah “modification of behafior through experience and training” yaitu perubahan atau membawa akibat perubahan tingkah laku dalam pendidikan karena pengalaman dan latihan atau karena mengalami latihan.

    Pengertian Hasil Belajar

    Bloom berpendapat bahwa tingkah laku dapat dibedakan atas tiga ranah (domain) yaitu pengetahuan (cognitive), sikap (affective), dan keterampilan (phychomotoric). Disamping membedakan tingkah laku atas tiga ranah, Bloom juga membedakan tingkah laku atas tingkatan-tingkatan kategori yang dikenal dengan istilah Taksonomi Bloom (Bloom’s Taxonomy). Tingkatan ini dapat dijadikan pedoman bagi guru dalam menetapkan tujuan instruksional yang akan dicapai melalui kegiatan belajar dan pembelajaran yang direncanakan (Gintings, 2010: 36).

    1. Ranah Kognitif

    Ranah kognitif didefinisikan sebagai kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual. Tujuan kognitif  adalah tujuan yang lebih banyak berkenaan dengan perilaku dalam aspek berpikir/intelektual (Sagala, 2010: 157).

    Segala upaya yang menyangkut kegiatan atau aktivitas otak termasuk ke dalam ranah kognitif. Menurut Benjamin Bloom (Sagala, 2010: 157) ada enam tingkatan dalam domain kognitif yang berlaku juga untuk tujuan-tujuan dalam domain ini yaitu:

    1. Pengetahuan/ingatan (knowledge) C1

    Aspek ini mengacu pada kemampuan mengenal dan mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada hal-hal yang sukar. Pada umumnya unsur pengetahuan ini menyangkut hal-hal yang perlu diingat seperti bahasan, peristilahan, ide, gejala, rumus-rumus, pasal, hukum, dalil, nama orang, nama tempat, dan lain-lain. Penguasaan hal tersebut memerlukan hafalan dan ingatan, akan hal-hal yang pernah dipelajari meliputi fakta, kaidah, prinsip, dan metode yang diketahui. Tujuan dalam tingkatan pengetahuan ini termasuk kategori paling rendah dalam domain kognitif.

    2. Pemahaman (comprehension) C2

    Aspek pemahaman ini mengacu pada kemampuan untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat dan memaknai arti dari bahan maupun materi yang dipelajari. Pada umumnya unsur pemahaman ini menyangkut kemampuan menangkap makna suatu konsep dengan kata-kata sendiri. Pemahaman dapat dibedakan menjadi tiga kategori yakni penerjemahan (translation) misalnya dari lambang ke arti, penafsiran (interpretation), dan ekstrapolasi (extrapolation) yaitu menyimpulkan dari sesuatu yang telah diketahui. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal yang lain. Aspek ini setingkat lebih tinggi dari pengetahuan sehingga untuk mecapai tujuan dalam tingkatan pemahaman ini dituntut keaktifan belajar siswa lebih banyak.

    3. Penerapan/aplikasi (application) C3

    Aspek ini mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan pengetahuan atau menggunakan ide-ide umum, metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya yang sudah dimiliki pada situasi baru dan konkret, yang menyangkut penggunaan aturan, prinsip, dan sebagainya dalam memecahkan persoalan tertentu. Dalam aplikasi harus ada konsep, teori, hukum, rumus, kemudian diterapkan atau digunakan dalam memecahkan suatu persoalan. Tujuan dalam aspek setingkat ini lebih tinggi daripada tujuan dari aspek pemahaman, sehingga kegiatan pembelajaran yang dituntutpun lebih tinggi.

    4. Analisis (analysis) C4

    Aspek ini mengacu pada kemampuan mengkaji atau menguraikan sesuatu bahan atau keadaan ke dalam komponen-komponen atau bagian-bagian yang lebih spesifik, serta mampu memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan yang lain, sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dipahami. Kemampuan ini merupakan akumulasi atau kumpulan pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi. Kemampuan analisis ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu analisis unsur, analisis hubungan, dan analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi. Dengan demikian keaktifan belajar siswa lebih tinggi daripada keaktifan belajar yang dituntut aspek aplikasi.

    5. Sintesis (synthesis) C5

    Aspek ini mengacu pada kemampuan memadukan berbagai konsep atau komponen, sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru. Sintesis menuntut adanya kriteria untuk menemukan pola dan struktur organisasi yang dimaksud, sintesis adalah lawan dari analysis. Aspek sintesis ini memerlukan tingkah laku yang kreatif, kemampuan sintesis (membentuk) relatif lebih tinggi dari kemampuan analisis (menguraikan). Sehingga untuk menguasainya diperlukan kegiatan belajar yang lebih kompleks.

    6. Evaluasi (evaluation) C6

    Aspek ini mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan atau penilaian terhadap gejala atau peristiwa berdasarkan norma-norma atau patokan-patokan berdasarkan kriteria tertentu. Hasil belajar dalam tingkatan ini merupakan hasil belajar yang tertinggi dalam domain kognitif, sehingga memerlukan semua tipe hasil belajar tingkatan sebelumnya yaitu pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, dan sintesis.

    Hasil belajar kognitif siswa dalam penelitian ini hanya ditinjau  empat ranah kognitif yaitu C1 (hafalan), C(pemahaman), C(penerapan) dan C(analisis) karena disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Adanya  peningkatan hasil belajar fisika pada ranah kognitif ini dihitung dengan menggunakan tes hasil belajar, yaitu tes awal dan tes akhir. Tes yang diberikan berbentuk tes objektif jenis pilihan ganda.

    2. Ranah Afektif

    Tujuan ranah afektif adalah tujuan-tujuan yang banyak berkaitan dengan aspek perasaan, nilai, sikap, dan minat perilaku peserta didik atau siswa (Sagala, 2010: 158). Ciri-ciri belajar afektif akan tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatiannya terhadap pelajaran etika dan moral yang akan meningkatkan kedisiplinannya dalam mengikuti pelajaran lainnya di sekolah.

    Menurut Bloom (Sagala, 2010: 159) membagi ranah afektif dalam lima kategori yaitu :

    1. Penerimaan (receiving)

    Aspek ini mengacu pada kepekaan dan kesediaan menerima dan menaruh perhatian terhadap nilai tertentu, seperti kesediaan menerima norma-norma disiplin yang berlaku di sekolah. Penerimaan merupakan tingkat hasil belajar terendah dalam domain afektif.

    2. Pemberian respon (Responding)

    Aspek ini mengacu pada kecenderungan memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu. Menunjukkan kesediaan dan kerelaan untuk merespons, memperhatikan secara aktif, turut berpartisipasi dalam suatu kegiatan, serta merasakan kepuasan dalam merespons, misalnya mulai berbuat sesuai tata tertib disiplin yang telah diterimanya, aspek ini satu tingkat di atas penerimaan.

    3. Penghargaan/penilaian (valuing)

    Aspek ini mengacu pada kecenderungan menerima suatu norma tertentu, menghargai suatu norma, memberikan penilaian terhadap sesuatu dengan memposisikan diri sesuai dengan penilaian itu, dan mengikat diri pada pada suatu norma. Siswa misalnya, telah memperlihatkan perilaku disiplin yang menetapkan dari waktu ke waktu. Tujuan-tujuan dalam aspek ini dapat diklasifikasikan sebagai “sikap” dan “apresiasi”, aspek ini berada satu tingkat di atas pemberian respons.

    4. Pengorganisasian (Organization)

    Aspek ini mengacu pada proses membentuk konsep tentang suatu nilai serta menyusun suatu sistem nilai-nilai dalam dirinya. Pada taraf ini seseorang mulai memilih nilai-nilai yang disukainya, misalnya tentang norma-norma disiplin tersebut, dan menolak nilai-nilai yang lain, aspek ini satu tingkat di atas penghargaan.

    5. Karakterisasi (Characterization)

    Aspek ini mengacu pada mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga merupakan watak, dimana norma itu tercermin dalam pribadinya. Dalam taraf ini perilaku disiplin, misalnya betul-betul telah menyatu dalam dirinya, aspek ini merupakan tingkat paling tinggi dari domain afektif. 

    3. Ranah Psikomotor

    Ranah psikomotor berkaitan dengan keterampilan (skills) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu (Sagala, 2010: 160). Tujuan-tujuan psikomotor adalah tujuan-tujuan yang banyak berkenaan dengan aspek keterampilan motorik atau gerak dari peserta didik atau siswa. Ranah psikomotor menurut Elizabeth (Sagala, 2010: 160) dibagi menjadi tujuh kategori sebagai berikut:

    1. Persepsi (perception)

    Aspek ini mengacu pada penggunaan alat indera untuk memperoleh kesadaran akan suatu objek atau gerakan dan mengalihkannya kedalam kegiatan atau perbuatan. Dalam bermain badminton misalnya, siswa menggunakan indera penglihatan, pendengaran, dan sentuhan untuk dapat menyadari unsur-unsur fisik dari permainan tersebut. Aspek ini merupakan tingkatan yang paling rendah dalam domain psikomotor.

    2. Kesiapan (set)

    Aspek ini mengacu pada kesiapan memberikan responssecara mental, fisik, maupun perasaan untuk suatu kegiatan. Kesiapan fisik dan mental misalnya pada saat seseorang sedang mengambil ancang-ancang sebelum melakukan “service” pada permainan badminton, aspek ini berada satu tingkat di atas persepsi.

    3. Respons terbimbing (guided response)

    Aspek ini mengacu pada pemberian respons perilaku, gerakan-gerakan yang diperlihatkan dan didemonstrasikan sebelumnya. Siswa-siswa yang memperhatikan pukulan-pukulan service dalam permainan badminton dengan cara tertentu berdasarkan petunjuk-petunjuk yang diperlihatkan oleh gurunya, merupakan salah satu contoh dari respons terbimbing, aspek ini berada satu tingkat di atas kesiapan.

    4. Mekanisme (mechanical response)

    Aspek ini mengacu pada keadaan dimana respons fisik yang dipelajari telah menjadi kebiasaan. Siswa yang selalu melakukan service dalam permainan badminton dengan cara-cara tertentu sesuai dengan apa yang dipelajarinya, merupakan contoh dari aspek mekanisme, aspek ini berada satu tingkat di atas respons terbimbing.

    5. Respons yang kompleks (complex response)

    Aspek ini mengacu pada pemberian respons atau penampilan perilaku atau gerakan yang cukup rumit dengan terampil dan efisien. Siswa yang terampil melakukan pukulan service secara akurat, tanpa membuat kesalahan selama permainan, merupakan salah satu contoh respons yang kompleks, aspek ini berada satu tingkat di atas mekanisme.

    6. Penyesuaian pola gerakan atau adaptasi (adjustment)

    Aspek ini mengacu pada kemampuan menyesuaikan respons atau perilaku gerakan dengan situasi yang baru. Setelah menguasai permainan badminton dengan lawan-lawan tertentu, siswa dapat menerapkan dan menggunakan keterampilan yang telah dikuasainya dalam menghadapi lawan-lawan yang lain, aspek ini berada satu tingkat di atas respons yang kompleks.

    7. Originasi

    Aspek ini mengacu pada kemampuan menampilkan pola-pola gerak garik yang baru, dalam arti menciptakan perilaku dan gerakan yang baru dilakukan atas prakarsa atau inisiatif sendiri. Setelah cukup lama belajar dan berlatih badminton, siswa dapat menciptakan cara pukulan service yang unik berbeda dari yang lain (original), aspek ini menduduki tingkatan yang paling tinggi dalam domain psikomotor.

  • Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Saintifik

    Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Saintifik

    Pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang dirancang membantuk peserta didik secara aktif (student centered) untuk menemukan dan mengkonstruksi konsep, prinsip serta hukum-hukum sains. Pendekatan ini secara umum mengadopsi langkah-langkah keterampilan prises yang dimulai dari

    1. Mengobservasi dan Mengumpulkan data Awal
    2. Merumuskan Masalah
    3. Mengumpulkan informasi
    4. Merumuskan hipotesis
    5. Menyusun percobaan
    6. Mengumpulkan data
    7. Menganalisis data
    8. Menarik kesimpulan
    9. Mengkomuminikasikan.

    Langkah-langkah ini kemudian disusun secara sederhana agar dapat diimplementasikan pada seluruh mata pejalaran dan topik belajar menjadi 5 langkah yakni

    1. Mengamati
    2. Menanya
    3. Mengumpulkan Informasi
    4. Mengasosiasikan / Menalar
    5. Mengkomunikasikan.

    Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Saintifik

    Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang terdiri atas kegiatan mengamati, merumuskan pertanyaan, mencoba/mengumpulkan data (informasi) dengan berbagai teknik, mengasosiasi/ menganalisis/mengolah data (informasi) dan menarik kesimpulan serta mengkomunikasikan hasil yang terdiri dari kesimpulan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. pembejalaran ini terkenal dengan komponen 5M nya, berikut saya coba menganalisis kekuatan dan kelemahan dari masing-masing komponen dalam sebuah Tabel.

    Tabel Analisis Kekuatan dan Kelemahan Pendekatan Saintifik

    KomponenKekuatanKelemahan
    MengamatiPeserta didik senang dan tertantang

    Memfasilitasis peserta didik bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik

    Peserta didik dapat menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan oleh guru.

    Peserta didik diharapkan dapat menyajikan media obyek secara nyata,
    Dalam prosesnya, peserta didik seringkali acuh tak acuh terhadap fenomena alam.

    Motivasi peserta didik rendah.

    Memerlukan waktu persiapan yang lama dan matang

    Biaya dan tenaga relatif banyak

    Jika tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.
    MenanyaBertanya, membuat peserta didik proaktif dalam mencari pembuktian atas penalarannya. Hal ini memicu mereka untuk bertindak lebih jauh ke arah positif seperti keinginan yang tinggi untuk membuktikan jawaban atas pertanyaannya.

    Membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian  peserta didik tentang suatu tema atau topik pembelajaran.

    Mendorong dan menginspirasi peserta didik untuk aktif belajar, serta mengembangkan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.

    Mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik sekaligus menyampaikan ancangan untuk mencari solusinya.

    Menstrukturkan tugas-tugas dan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan sikap, keterampilan, dan pemahamannya atas substansi pembelajaran yang diberikan.

    Membangkitkan keterampilan peserta didik dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.

    Mendorong partisipasi peserta didik dalam berdiskusi, berargumen, mengembangkan kemampuan berpikir,  dan menarik  simpulan.

    Membangun sikap keterbukaan untuk saling memberi dan menerima pendapat atau gagasan, memperkaya kosa kata, serta mengembangkan toleransi sosial dalam hidup berkelompok.

    Membiasakan peserta didik berpikir spontan dan cepat, serta sigap dalam merespon persoalan yang tiba-tiba muncul.

    Melatih kesantunan dalam berbicara dan membangkitkan kemampuan berempati satu sama lain.
    Jenis pertanyaan kadang tidak relevan.

    Kualitas pertanyaan peserta didik masih rendah.

    Kemampuan awal menjadi tolak ukur peserta didik untuk bertanya sehingga intensitas bertanya dalam kelas sangat bergantung pada kemampuan awal yang didapat dari jenjang atau materi sebelumnya.

    Tidak semua peserta didik memiliki keberanian untuk bertanya.

    Kadang peserta didik  beranggapan bahwa bertanya berarti cenderung tidak pintar
    MenalarMelatih siswa untuk mengkaitkan hubungan sebab-akibat

    Merangsang peserta didik untuk berfikir tentang kemungkinan kebenaran dari sebuah teori.
    Peserta didik terkadang malas untuk menalar sesuatu karena sudah terbiasa mendapatkan informasi langsung oleh guru.
    MencobaPeserta didik merasa lebih tertarik terhadap pelajaran dalam menemukan atau melakukan sesuatu.

    Peserta didik diberikan kesempatan untuk membuktikan kebenaran atas penalarannya

    Membuat ilmu yang didapatkan melekat dalam waktu yang lama dibandingkan diberitau langsung oleh guru.

    Melatih peserta didik untuk bertindak teliti, bertanggung jawab, cermat dan berhati-hati.
    Percobaan yang dilakukan oleh peserta didik seringkali tidak diikuti oleh rasa ketelitian dan kehati-hatian peserta didik.

    Memerlukan waktu yang lebih dalam  menemukan jawaban atas percobaan
    MengkomunikasikanPeserta didik dilatih untuk dapat bertanggung jawab atas hasil temuannya.

    Peserta didik diharuskan membuat/ menyusun ide gagasannya secara terstruktur agar mudah disampaikan
    Tidak semua peserta didik berani menyampaikan ide gagasan atau hasil penemuannya

    Tidak semua peserta didik pandai dalam menyampaikan informasi

    salah satu komponen 5M yang kelemahannya yang paling penting dan paling krusial untuk segara diatasi menurut saya, adalah komponen (observing) mengamati, mengenai :

    1. Peserta didik seringkali acuh tak acuh dalam mengamati fenomena alam, percobaan. dsb.
    2. Motivasi peserta didik yang masih rendah, hal ini kemungkinan berkaitan dengan kesadaran terhadap urgensi belajar IPA yang masih rendah.
    3. Terkadang dalam melakukan proses mengamati memerlukan waktu persiapan dan pelaksaanaan yang lama, biaya yang mahal dan tenaga yang relatif banyak.
    4. Jika dalam mengamati tidak terkendali akan mengaburkan makna serta tujuan pembelajaran.

    Mengenai hal (kelemahan) diatas, solusinya adalah menumbuhkan motivasi peserta didik. Salah satu caranya guru sebagai pembimbing peserta didik dalam membimbing belajar harus kreatif dan inovatif memotivasi peserta didik, menggali peserta didik agar memiliki rasa ingin tahu yang tinggi salah satu caranya bisa dengan membuat rencana-rencana pembelajaran yang membuat peserta didik senang dalam mengamati objek namun tidak memberatkan peserta didik dalam hal biaya, waktu dan tenaga, misalnya guru membuat rencana pembelajaran mengenai prinsip kerja roket dengan peralatan sederhana (dengan botol yang diisi air), merancang pembejalaran mengenai konsep tekanan yang sederhana, dsb.

  • Keterampilan Pemecahan Masalah

    Kemampuan Pemecahan Masalah

    Masalah dalam matematika adalah persoalan yang tidak rutin, artinya cara metode solusinya belum diketahui. Jadi pemecahan masalah adalah mencari cara metode melalui kegiatan mengamati, memahami, mencoba, menduga, menemukan dan meninjau kembali.

    Suatu masalah biasanya memuat suatu yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya akan tetapi tidak secara langsung seseorang dapat menyelesaikannya. Jika suatu masalah diberikan kepada seorang anak dan anak tersebut langsung mengetahui cara menyelesaikannya dengan benar, maka soal tersebut tidak dapat dikatakan sebagai masalah. Jadi masalah merupakan hal yang sangat relatif. Ruseffendi (1988: 169) menyatakan bahwa, “Sesuatu itu merupakan masalah bagi seseorang bila sesuatu itu: baru, sesuai dengan kondisi yang memecahkan masalah (tahap perkembangan mentalnya) dan ia memiliki pengetahuan prasyarat”.

               
    Masalah matematika bagi siswa adalah soal matematika. Menurut Polya (dalam Suherman, 1992: 253), “Soal matematika tidak akan menjadi masalah bagi seorang siswa, jika siswa itu: (1) mempunyai kemampuan dalam menyelesaikannya, ditinjau dari segi kematangan mental dan ilmunya; (2) berkeinginan untuk menyelesaikannya”.

    Menurut Gagne (dalam Ruseffendi, 1988: 335) menyatakan bahwa, “Pemecahan masalah adalah tipe belajar yang tingkatnya paling tinggi dan kompleks dibandingkan dengan tipe belajar lainnya”. Pentingnya kemampuan pemecahan masalah pada siswa, khususnya dalam matematika, terlihat dalam pernyataan Branca (dalam Sulastri, 2005: 9) yang menyatakan bahwa:

    1. kemampuan pemecahan masalah adalah tujuan umum dari pembelajaran matematika;
    2. pemecahan masalah meliputi metode, prosedur dan strategi yang merupakan proses inti dan utama dalam kurikulum matematika;
    3. pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar dalam pembelajaran matematika.

    Untuk memperoleh kemampuan dalam pemecahan masalah, seseorang harus memiliki banyak pengalaman dalam memecahkan berbagai masalah.Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa, anak yang diberi banyak latihan pemecahan masalah, memiliki nilai lebih tinggi dalam tes pemecahan masalah dibandingkan anak yang latihannya lebih sedikit.

    Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Melalui kegiatan ini, aspek-aspek kemampuan matematika seperti penerapan aturan pada masalah tidak rutin, penemuan pola, penggeneralisasian, komunikasi matematik dan lain-lain dapat dikembangkan secara lebih baik. Aktivitas mental yang dapat dijangkau dalam pemecahan masalah antara lain adalah mengingat, mengenal, menjelaskan, membedakan, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi.

    Pada mata pelajaran matematika, pemecahan masalah dapat berupa soal tidak rutin atau soal cerita, yaitu soal untuk prosedur yang benar diperlukan pemikiran yang lebih mendalam.Oleh karena itu, pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, logis dan sistematis. Hal serupa dikemukakan oleh Muhsetyo, dkk (2007: 126) dalam bukunya yang menyatakan bahwa, “Manfaat dari pengalaman memecahkan masalah, antara lain adalah peserta didik menjadi: (1) kreatif dalam berfikir; (2) kritis dalam menganalisa data, fakta dan informasi; (3) mandiri dalam bertindak dan bekerja”. Selain itu dengan pemecahan masalah akan menumbuhkan sikap kreatif siswa dalam pembelajaran matematika, sehingga suasana pembelajaran akan lebih meningkatkan kemampuan siswa. Seperti apa yang dikatakan Ruseffendi (1984: 238) bahwa, “Dalam pembelajaran matematika salah satu kegiatan yang dapat memupuk dan mengembangkan sikap kreatif adalah pemecahan masalah”. Dalam pemecahan masalah, siswa dituntut memiliki kemampuan menciptakan gagasan-gagasan atau cara-cara baru berkenaan dengan permasalahan yang dihadapinya.Oleh karena itu, siswa memiliki kesempatan yang sangat terbuka untuk mengembangkan serta meningkatkan kemampuan berpikir melalui penyelesaian masalah-masalah yang bervariasi.

    Dalam menyelesaikan masalah tersebut, guru juga memiliki peran yang sangat penting. Menurut Ruseffendi (1989: 538), tugas guru dalam membantu siswa menyelesaikan pemecahan masalah adalah:

    1. guru harus mengetahui bahwa anak perkembangan mentalnya telah cukup dan telah memiliki cukup pengetahuan prasyarat untuk menyelesaikan soal tersebut, agar siswa tidak buntu berpikir karena masalah lain (bahasa dan matematika sukar);
    2. siswa harus mengerti soal tersebut;
    3. siswa harus mengerti apa yang harus dicapai;
    4. siswa supaya mencoba-coba mencari jawaban (membuat strategi), misalnya: menerka dan mengeceknya, menyederhanakan soal, menggunakan diagram/rumus/tabel, bekerja mundur, menggunakan kalkulator, dan lain-lain;
    5. membantu siswa mencari cara penyelesaian soal;
    6. mengawasi siswa menyelesaikan soal;
    7. memperhatikan siswa dalam meninjau kembali jawaban, cara, penyelesaian, dan lain-lain, yang telah dilakukan untuk mencari cara yang lebih baik, menghindarkan kekeliruan, dan lain-lain;
    8. guru harus berusaha agar pada diri siswa itu selalu ada keinginan (sebagai prasyarat), ada ketabahan menghadapinya, dan tidak ada keraguan tentang kebenaran jawaban yang diperolehnya.

    Menurut Suherman (2008: 7) menyatakan bahwa, “Indikator pemecahan masalah meliputi: mengamati; mengidentifikasi; memahami; merencanakan; menduga; menganalisis; mencoba; menginterprestasi; menemukan; menggeneralisasi; meninjau kembali. Sedangkan menurut Polya (dalam Tim MKPBM, 2003: 91) menyatakan bahwa, “Solusi soal pemecahan masalah memuat empat langkah fase penyelesaian, yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai rencana, dan melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan”. Senada dengan pendapat Polya (dalam Sulastri, 2005: 10), proses yang dilakukan setiap langkah pemecahan masalah ini dikemukakan melalui beberapa pernyataan sebagai berikut.

    1.      Memahami Masalah

    a.       Apa yang tidak diketahui atau apa yang ditanyakan?

    b.      Data apa yang diberikan?

    c.     Bagaimana kondisi soal?

    d.    Buatlah gambar atau tulislah notasi yang sesuai!

    2.      Membuat Rencana Penyelesaian

    a.       Perhatikan yang ditanyakan!

    b.      Jika soal serupa, dapatkah pengalaman yang lama digunakan dalam masalah sekarang?

    c.       Andaikan soal yang baru belum dapat diselesaikan, coba pikirkan soal serupa untuk menyelesaikan soal baru!

    3.      Melakukan Perhitungan

    a.       Laksanakan rencana pemecahan!

    b.    Periksalah tiap langkah, apakah perhitungannya sudah benar?

    c.     Apakah siswa dapat membuktikan bahwa langkah yang dipilih sudah benar?

    4.      Memeriksa Kembali Hasil yang Diperoleh

    a.       Apakah siswa dapat memeriksa hasilnya ?

    b.      Apakah siswa dapat memeriksa alasannya ?

    c.       Apakah para siswa dapat memperoleh hasil yang berbeda?

    d.      Apakah siswa dapat menggunakan hasil atau metode untuk masalah yang lainnya?

    Empat tahap pemecahan masalah dari Polya tersebut merupakan satu kesatuan yang sangat penting untuk dikembangkan. Salah satu cara untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika adalah melalui penyediaan pengalaman pemecahan masalah yang memerlukan strategi berbeda-beda dari satu masalah ke masalah lainnya.

     Adapun pedoman penskoran sebagai barikut.

    Pedoman Penskoran Pemecahan Masalah

    (dalam Wahyuni, 2009: 52)

    SkorMemehami masalahMembuat rencana pemecahan asalahMelakukan perhitunganMemeriksa kembali
    01234Salah menginterpretasikan/ salah sama sekaliSalah menginterpretasikan sebagian soal, megabaikan kondisi soalMemahami masalah soal selengkapnyaTidak ada rencana, membuat rencana yang tidak relevanMembuat rencana pemecahan yang tidak dilaksanakanMembuat rencana yang benar tetapi salah dalam hasil / tidak ada hasilMembuat rencana yang benar, tetapi belum lengkapMembuat rencana sesuai dengan prosedur dan mengarah pada solusi yang benarTidak melakukan perhitunganMelaksanakan prosedur yang benar dan mungkin menghasilkan jawaban yang benar tetapi salah perhitunganMelakukan proses perhitungan benar dan mendapatkan hasil yang benarTidak ada pemecahan atau tidak ada keterangan lainAda pemeriksaan tapi tidak tuntasPemeriksaan dilakukan untuk melihat kebenaran proses
    Skor maksimal 2Skor maksimal 4Skor maksimal 2Skor maksimal 2
  • Laporan Praktikum Biologi – Seleksi Alam

    Laporan Praktikum Biologi – Seleksi Alam

    Berikut ini adalah praktikum biologi berjudul Seleksi Alam. Praktikum ini bertujuan untuk mengamati peristiwa dan tanda-tanda seleksi alam di lingkungan sekitar.

    Praktikum Seleksi Alam

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Evolusi merupakan perkembangan struktur mahluk hidup dalam jangka waktu yang lama menjadi bentuk yang lebih kompleks. Perubahan ini bentuk upaya mahluk hidup beratahan hidup (adaptasi permanen) menghadapi perubahan lingkungan.

    Charels Darwin merupakan salah satu toko yang terkenal melalui gagasan dan teori evolusi dalam sebuah buku berjudul “On the Origin of Spesies by Means of Natural Selection”. Buku ini menjelaskan tentang konsep evolusi yang terjadi pada mahluk hidup yang ada pada masa ini merupakan hasil evolusi mahluk hidup di masa lampau yang terjadi karena adanya seleksi alam.

    Darwin memaparkan bahwa mahluk hidup harus melakukan perubahan guna memperjuangkan kelangsungan hidupnya. Alam sebagai tempat organisme hidup memiliki banyak sumber daya yang dapat dimanfaatkan namun keadaan alam tidak serta merta dimanfaatkan oleh mahluk hidup. Perubahan-perubahan bentang alam, iklim dan persaingan sesama organisme membuat mahkluk hidup harus terus tumbuh dan berkembang.


    Perjuangan hidup semakin berat dengan adanya faktor bencana alam dan perubahan cuaca. Makhluk hidup yang menang dalam persaingan akan tetap unggul. Sedangkan yang kalah dalam persaingan akan bermigrasi atau punah. Hal ini akan menghasilkan adaptasi, sebuah modifikasi evolusioner yang meningkatkan kemampuan makhluk hidup untuk bertahan hidup dan berkembang biak di suatu lingkungan. Akumulasi dari modifikasi inilah yang kemudian memunculkan spesies baru. Makhluk hidup yang mampu bertahan hidup karena mampu beradaptasi di lingkunganya inilah yang dapat lolos dari seleksi alam.

    Untuk itu melalui praktikum ini kita dapat mengetahui kemampuan adaptasi suatu individu pada lingkunganya yang memungkinkan individu itu dapat bertahan hidup.

    B. Tujuan

    Untuk mengamati peristiwa seleksi alam

    C. Manfaat

    Dapat mengetahui bagaimana seleksi alam itu terjadi

    Bab II. Tinjauan Pustaka

    A. Evolusi

    Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yangbereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.

    Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi – dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. Sementara itu, hanyutan genetik (Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.

    Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan dan seleksi alam kecil, perubahan ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang substansial pada organisme. Proses ini mencapai puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru.Dan sebenarnya, kemiripan antara organisme yang satu dengan organisme yang lain mensugestikan bahwa semua spesies yang kita kenal berasal dari nenek moyang yang sama melalui proses divergen yang terjadi secara perlahan ini.

    Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan oleh cabang biologi yang dinamakan biologi evolusioner. Cabang ini juga mengembangkan dan menguji teori-teori yang menjelaskan penyebab evolusi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu. Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles Darwin, On the Origin of Speciesyang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam. Karya Darwin dengan segera diikuti oleh penerimaan teori evolusi dalam komunitas ilmiah. Pada tahun 1930, teori seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori pewarisanMendel, membentuk sintesis evolusi modern,[yang menghubungkan satuan evolusi (gen) dengan mekanisme evolusi (seleksi alam). Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi.

    Meskipun teori evolusi selalu diasosiasikan dengan Charles Darwin, namun sebenarnya biologi evolusioner telah berakar sejak zaman Aristoteles. Namun, Darwin adalahilmuwan pertama yang mencetuskan teori evolusi yang telah banyak terbukti mapan menghadapi pengujian ilmiah. Sampai saat ini, teori Darwin mengenai evolusi yang terjadi karena seleksi alam dianggap oleh mayoritas komunitas sains sebagai teori terbaik dalam menjelaskan peristiwa evolusi.)

    B. Seleksi Alam

    Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidupyang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.

    Contoh seleksi alam misalnya yang terjadi pada ngengat biston betularia. Ngengat biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya lebih banyak daripada ngengat biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya revolusi industri, jumlah ngengat biston betularia putih lebih sedikit daripada ngengat biston betularia hitam.

    Hal ini terjadi karena ketidakmampuan ngengat biston betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari asap industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun karena tidak dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri, udara di Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi ngengat biston betularia putih menurun karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh pemangsanya.

    Bab III. Metode Penelitian

    A. Alat dan Bahan

    Alat :

    1. Pelubang kertas/perforot
    2. Kantong plastik
    3. Tali
    4. Mistar

    Bahan :

    1. Daun pisang ( kering, segar , menguning )

    B. Langkah Kerja

    1. Membuat potong daun pisang tersebut dengan menggunakan perforator masing-masing 300 bua , kemudian memasukkan kedalam kantong plastic yang terpisah
    2. Menentukan suatu bidang seluas 4 m2
    3. Menaburkan potongan daun tersebut merata di atas bidang 4m2 tersebut .
    4. Setelah itu pungutlah kembali selama dua metit potongan daun yang ditaburkan itu .
    5. Kemudian hitunglah ketiga warna daun segar , kuning dan kering yang terambil kembali.

    C. Tabel Pengamatan

    Perincian Data
    Daun Kuning
    Daun kering
    Daun Segar

    1. Jumlah potongan daun sebelum di taburkan
      300
      300
      300
    2. Jumlah potongan daun daun terambil kembali
    3. Selisih antara Jumlah potongan daun sebelum di taburkan dan sesudah diambil kembali

    D. Pertanyaan LKS

    1. Apakah selisih antara jumlah potongan daun sebelum ditabur dan sesudah diambil itu sama untuk setiap warna daun ?
    2. Dari hasil kegiatan di atas pola apa yang kamu temukan ?
    3. Jelaskan mengapa terjadi hal semacam itu ?
    4. Jika kegiatan itu di ulangi lagi apakah hasilnya akan menunjukkan hasil yang sama ? mengapa ?
    5. Dari data di atas , apakah dapat kita simpulkan bahwa peristiwa itu menunjukkan salah satu seleksi alam ? coba hubungkan hal ini dengan populasi Biston beturia(nengat malam ) berwarna cerah dan gelap sebelum dan sesudah revolusi industry atau dengan cecak hitam dan cecak putih ditempat yang berwarna putih !
    6. Buatlah kesimpulan dari hasil kegiatan anda !
    7. Buatlah laporan hasil kegiatan anda !

    Bab IV. Hasil Pengamatan dan Pembahasan

    A. Hasil Pengamatan

    Perincian Data
    Daun Kuning
    Daun kering
    Daun Segar

    1. Jumlah potongan daun sebelum di taburkan
      300
      300
      300
    2. Jumlah potongan daun daun terambil kembali
      101
      27
      49
    3. Selisih antara Jumlah potongan daun sebelum di taburkan dan sesudah diambil kembali
      199
      273
      251

    B. Pembahasan

    Jawaban LKS

    1. Analisis Data Dari hasil percobaan menunjukkan bahwa jumlah antara potongan daun sebelum ditaburkan dengan setelah ditaburkan tidak sama. Selain itu juga, selisih antara jumlah potongan daun sebelum ditaburkan dan sesudah terambil kembali tidak sama untuk setiap warna
    2. Pola yang dapat dilihat dari percobaan tersebut adalah organisme yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya(dalam kegiatan ini daun yang warnanya tersamarkan) akan tetap bertahan hidup. Sedangkan organisme yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan mati(terambil oleh predator)
    3. Daun warna hijau sama sekali tidak terambil oleh predator karena warnanya lebih adaptif atau tersamarkan oleh warna rumput yang hijau sama dengan warna daun,sehingga predator sulit menangkap. Daun warna coklat sedikit terambil oleh predator karena tersamarkan oleh warna tanah yang coklat, sehingga cukup sulit untuk dilihat predator. Sedangkan daun warna kuning banyak terambil oleh predator karena warnanya sangat mencolok atau tidak adaptif dengan lingkungan rumput yang hijau dan tanah yang coklat, sehingga sangat mudah dilihat oleh predator
    4. Jika percobaan ini diulangi lagi, hasilnya akan berbeda. Karena lingkungan dapat mengalami perubahan kapan saja
    5. percobaan ini kita dapat mengamati seleksi alam dimana daun yang warnanya sama dengan lingkungannya atau adaptif akan sedikit terambil oleh predator. Sedangkan daun yang warnanya mencolok atau tidak adaptif akan banyak terambil oleh predator. Hal ini juga terjadi pada kupu-kupu Biston betularia. Biston betularia putih sebelum revolusi industri jumlahnya lebih banyak dari pada Biston betularia hitam. Tetapi setelah terjadi revolusi industri ,jumlah Biston betularia putih lebih sedikit daripada Biston betularia hitam. Ini terjadi karena ketidakmampuan Biston Betularia putih dalam beradaptasi dengan lingkungannya.
    6. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa evolusi terjadi melalui peristiwa seleksi alam. Dimana alam melakukan seleksi terhadap organisme yang ada didalamnya, organisme yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan dapat bertahan hidup sedangkan organisme yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan musnah

    Bab V. Penutup

    A. Kesimpulan

    Evolusi terjadi melalui peristiwa seleksi alam. Dimana alam melakukan seleksi terhadap organisme yang ada didalamnya, organisme yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan dapat bertahan hidup sedangkan organisme yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya akan musnah

    B. Saran

    1. Lakukan pengamatan dengan teliti untuk meminimalkan kesalahan
    2. Untuk mendapatkan hasil yang lebih meyakinkan lakukan percobaan int pada tempat yang berbeda
  • Laporan Praktikum Kimia – Reaksi Endoterm dan Eksoterm

    Reaksi Endoterm dan Eksoterm

    A. Tujuan Percobaan

    Membedakan reaksi endoterm dan eksoterm

    B. Landasan Teori

    Reaksi eksoterm adalah suatu reaksi yang melepaskan kalor,sedangkan reaksi endotrm adalah reaksi yang menyerap kalor. Contoh reaksi eksoterm adalah gamping atau kapur tohor,CaO(s)Dimasukan ke dalam air.

    CaO(s) + H2O(l) => Ca(OH)2(aq)

    Reaksi di atas eksoterm, berarti sejumlah kalor yang berasal dari sistem lepas ke lingkungan. Kandungan kalor sistem menjadi berkurang.

    Contoh reaksi endoterm adalah pelarutan amonium khlorida, Na4Cl.

    NH4Cl(s) + Air => NH4Cl(aq)

    Sistem menyerap sejumlah kalor dari lingkungan sekitar, sehingga jika wadah reaksi kita raba, terasa dingin. Hal ini menunjukkan bahwa kalor setelah reaksi lebih besar dibanding sebelum reaksi.

    Contoh yang lebih sederhana dari perubahan fisis. Mungkin contoh ini dapat memberikan penjelasan lebih baik tentang terjadinya perpindahan kalor dari lingkungan ke sistem atau sebaliknya. Air mendidih mengandung kalor lebih banyak dibandingkan dengan es. Bila jari disentuhkan ke dalam air mendidih, akan terasa panas. Rasa panas itu disebabkan oleh adanya perpindahan kalor dari air mendidih ke jari. Sebaliknya, jika jari menyentuh es, akan terasa dingin. Rasa dingin itu disebabkan oleh perpindahan kalor dari jari ke es.

    Apa yang sebenarnya terjadi dapat dinyatakan sebagai berikut: kalor berpindah dari benda yang bersuhu lebih rendah. Perpindahan kalor yang terjadi karena adanya perbedaan suhu. Bila dua benda yang berlainan suhu disentuhkan dan dibiarrkan dalam keadaan demikian, lama-kelamaan kedua benda memiliki suhu yang sama. Keadaan itu dinamakan kesetimbangan termal. Jadi pada kesetimbangan termal tidak terjadi lagi perpindahan kalor dari benda satu ke benda lainnya.

    Harga ∆H Reaksi Eksoterm dan Endoterm

    Pada suatu reaksi yang tergolong eksoterm, terdapat sejumlah kalor yang berpindah dari sistem ke lingkungan. Hal ini menunjukkan bahwa Hp lebih kecil dari Hr. Oleh karena itu ∆H bertanda negatif (-). Sebaliknya pada reaksi endoterm, Hp lebih besar dari Hr, karena ada sejumlah kalor yang diserap oleh sistem dengan demikian, maka pada reaksi endoterm ∆H bertanda positif (+).

    Reaksi eksoterm, Hp < Hr, sehingga ∆H bertanda negatif (-) Reaksi endoterm Hp>Hr, sehingga ∆H bertanda positif(+)

    Persamaan Termokimia

    Penulisan suatu persamaan reaksi yang disertai dengan harga perubahan entalpinya dinamakan persamaan termokimia. Berikut diberikan contoh persamaan termokimia untuk reaksi eksoterm dan endoterm.

    Persamaan trermokimia untuk reaksi eksoterm:
    CaO(s) + CO2(g) => CaCO3(s) ∆H= -a kJ
    Persamaan termokimia untuk reaksi endoterm:
    CaCO3(s) => CaO(s) + CO2(g) ∆H= +a kJ

    C. Cara Kerja

    1. Alat dan Bahan
    • Tabung reaksi dan rak
    • Sumbat tabung
    • Batang pengaduk
    • Gelas kimia
    • Spatula kaca
    • Gelas ukur
    • Pipet tetes
    • Termometer
    • Pita Mg
    • Larutan HCl 1 M
    • Ba(OH)2.8H2O
    • NH4Cl
    • Bubuk oralit
    • Bubuk detergent
    • Urea
    • Air
    1. Cara kerja
      a. Bagian I
      1) Masukkan 5 ml larutan HCl 1 M ke dalam tabung reaksi dan tambahkan pita Mg.
      2) Amati apa yang terjadi dan pegang tabung itu dan rasakan suhunya.
      3) Masukkan Ba(OH)2.8H2O sebanyak 2 spatula ke dalam tabung reaksi. Tambahkan NH4Cl sebanyak 2 spatula. Aduk campuran itu, kemudian tutuplah tabung tersebut.
      4) Pegang tabung itu dan rasakan suhunya. Biarkan sebentar, buka tabung dan cium bau gas yang timbul.

    b. Bagian II
    1) Masukkan 50 ml air kedalam gelas kimia, catat suhunya.
    2) Masukkan bubuk oralit. Aduk larutan kemudian amati suhu larutan setelah beberapa saat diaduk.
    3) Masukkan 50 ml air kedalam gelas kimia. Masukkan bubuk detergent, aduk larutan kemudian amati suhu larutan setelah beberapa saat diaduk.
    4) Masukkan 50 ml air ke dalam gelas kimia. Masukkan urea, aduk larutan kemudian amati suhu larutan setelah beberapa saat diaduk.

    D. Hasil Pengamatan

    Bagian I
    Perlakuan
    Hasil
    HCl + Mg
    Bergelembung, berasap, panas, terlarut,berbau
    Ba(OH)2 + NH4Cl
    Tidak ada reaksi

    Bagian II
    Pemeriksaan suhu
    Suhu
    Suhu awal
    26◦
    Suhu akhir larutan oralit
    25◦
    Suhu akhir detergent
    27◦
    Suhu akhir larutan urea
    25◦

    E. Pembahasan
    Pada percobaan pertama, 5 ml larutan HCL dicampur dengan pita Mg, setelah dicampur dapat dilihat larutan HCL menjadi bergelembung,panas, berasap, berbau, dan pita Mg terlarut sedangkan saat larutan Ba(OH)2.8H2O dan NH4 Cl dicampur, kami tidak melihat reaksi apapun terhadap larutan itu.
    Pada percobaan kedua, suhu 50 ml air adalah 26◦ setelah dicampur dengan oralit, suhu menjadi 25◦ , berbeda dengan dicampur detergent suhu menjadi 27◦ sedangkan pada larutan urea suhu berubah menjadi 25◦.

    F. Kesimpulan
    Dari hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa Reaksi Eksoterm ditandai dengan kenaikan suhu sedangkan Reaksi Endoterm ditandai denga penurunan suhu. Dari praktikum yang telah dilaksanakan pada tanggal 11 September 2013, dapat diketahui bahwa larutan eksoterm atau yang melepaskan energi adalah larutan detergent, sedangkan larutan endoderm atau yang menerima kalor adalah larutan oralit dan larutan urea.

  • Laporan Praktikum Kimia – Pengaruh Luas Permukaan Terhadap Laju Reaksi

    Pengaruh Luas Permukaan Terhadap Laju Reaksi

    A. Tujuan Percobaan

    Menyelidiki pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi.

    B. Landasan Teori

    Sifat alami suatu reaksi. Beberapa reaksi memang secara alami lambat atau lebih cepat dibandingkan yang lain. Jumlah spesies yang ikut bereaksi serta keadaan fisik reaktan, ataupun kekompleksan jalanya (mekanisme reaksi) dan factor lain sangat menentukan kecepatan laju reaksi.

    Konsentrasi reaktan. Karena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrsi reaktan maka dengan naiknya konsentrasi maka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang tersedia denngan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehingga kecepatan reaksi meningkat.

    Tekanan. Reaksi yang melibatkan gas, kecepatan reaksinya berbanding lurus dengan kenaikan tekanan dimana factor tekanan ini ekuivalen dengan konsentrasi gas.

    Orde reaksi. Orde reaksi menentukan seberapa besar konsentrasi reaktan berpengaruh pada kecepatan reaksi.

    Temperatur. Temperature berhubungan dengan energi kinetic yang dimiliki molekul-molekul reaktan dalam kecenderungannya bertumbukan. Kenaikan suhu umumnya menyediakan energi yang cukup bagi molekul reaktan untuk meningkatkan tumbukan antar molekul. Akan tetapi tidak semua reaksi dipengaruhi oleh temperature, terdapat reaksi yang independent terhadap temperature yaitu reaksi akan berjalan melambat saat temperature di naikkan seperti reaksi yang melibatkan radikal bebas.

    Pelarut. Banyak reaksi yang terjadi dalam larutan dan melibatkan pelarut. Sifat pelarut baik terhadap reaktan, hasil intermediate, dan produknya mempengaruhi laju reaksi. Seperti sifat solvasi pelarut terhadap ion dalam pelarut dan kekuatan interaksi ion dan pelarut dalam pembentukan counter ion.

    Radiasi elektromagnetik dan Intensitas Cahaya. Radiasi elektromagnetik dan cahaya merupakan salah satu bentuk energi. Molekul-molekul reaktan dapat menyerap kedua bentuk energi ini sehingga mereka terpenuhi atau meningkatkan energinya sehingga meningkatkan terjadinya tumbukan antar molekul

    Katalis. Adanya katalis dalam suatu sitem reaksi akan meningkatkan kecepatan reaksi disebabkan katalis menurunkan energi aktifasi. Dengan penurunan energi aktifasi ini maka energi minimum yang dibutuhkan untuk terjadinya tumbukkan semakin berkurang sehingga mempercepat terjadinya reaksi.

    Pengadukan. Proses pengadukan mempengaruhi kecepatan reaksi yang melibatkan sistem heterogen. Seperti reaksi yang melibatkan dua fasa yaitu fasa padatan dan fasa cair seperti melarutkan serbuk besi dalam larutan HCl, dengan pengadukan maka reaksi akan cepat berjalan.

    Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

    C. Metode Praktikum

    a. Alat dan bahan

    1. Gelas kimia 100 ml
    2. Tabung reaksi
    3. neraca
    4. Stopwatch
    5. Bongkahan batu kapur
    6. Serbuk batu kapur (CaCO3)
    7. Larutan HCl 3 M

    b. Cara kerja

    1. Siapkan dua buah gelas kimia 100 ml yang bersih
    2. Timbang 0,25 gram bongkahan batu kapur dan serbuk batu kapur.
    3. Masukkan masing-masing 5 ml larutan HCl 3 M ke dalam gelas kimia tersebut!
    4. Pada saat yang bersamaan, masukkan serbuk batu kapur ke dalam kedua gelas kimia tersebut! (stopwatch dinyalakan)
    5. Amati gelembung-gelembung gas yang keluar dan catat waktunya sampai gelembung gas tidak ada lagi (stopwatch dimatikan)

    D. Hasil Pengamatan

    PerlakuanWaktu (detik)
    Bongkahan CaCO3 + HCl 3 M405 detik
    Serbuk CaCo3 + HCl 3 M12  detik

    E. Pembahasan

    Semakin luas permukaan suatu zat/ larutan maka semakin cepat pula laju reaksinya. Dan semakin kecil luas permuakaan suatu zat/ larutan maka semakin lambat pula laju reaksinya. Walaupun massa dan volumenya tetap sama.

    Itu dapat dilihat pada waktu yang dibutuhkan bongkahan  CaCO3 + HCl 3 M dan serbuk CaCO3 + HCl 3 M, pada bongkahan CaCO3 + HCl 3 M membutuhkan waktu sampai 405 detik sampai semua nya terlarut karena pada bongkahan zat terlarut satu persatu sedangkan pada serbuk CaCO3 + HCl 3 M hanya membutuhkan waktu 12 detik karena zat dalam bentuk serbuk dapat seksligus terlarut. Selisih waktu yang sangat jauh sudah dapat dilihat dengan jelas.

    F. Kesimpulan

    1. Semakin  kecil ukuran partikel suatu materi (mengandung arti memperluas permukaan sentuh materi), maka waktu terjadinya laju reaksi semakin cepat.
    2. Semakin besar ukuran partikel suatu materi (mengandung arti mempersempit permukaan sentuh materi), maka waktu terjadinya laju reaksi semakin lama.
  • 12 Ciri Ciri Tumbuhan Angiospermae

    12 Ciri Ciri Tumbuhan Angiospermae

    Tumbuhan Angiospermae adalah tanaman berbiji tertutup. Tanaman adalah tanaman tingkat tinggi yang paling lazim dikenal orang secara umum karena banyak buahnya yang dapat dimakan. Diantara tanaman Angiospremae adalah mangga, durian, pepaya, dan sejenisnya.


    Tumbuhan Angiospermae

    Ciri Ciri Angiospermae Singkat dan Lengkap – Angiospermae merupakan tumbuhan dengan biji tertutup. Nama Angiospermae berasal dari Yunani yaitu Angeion, yang artinya“pembuluh” atau “wadah”, dan sperma, yang berarti “benih”. Tumbuhan Angiospermae ini memiliki ukuran dan bentuk yang variasi, mulai dari tumbuhan berbunga kecil berdiameter 2 mm hingga pohon raksasa dengan tinggi 100 m.

    Ciri ciri angiospermae atau tumbuhan berbiji tertutup yakni memiliki bunga sesungguhnya dengan bakal biji yang terletak di dalam megasporofil yang kemudian berubah menjadi daun buah (karpel). Dengan demikian, jika ingin membuahi ovum maka serbuk sari harus menembus jaringan karpel. Karpel yang dimiliki angiospermae biasanya berdaging tebal, seperti daun buah mangga dan kacang-kacangan.

    Ciri Ciri Angiospermae

    Daun buah atau karpel angiospermae berperan melindungi biji supaya tidak kekeringan. Akar Angiospermae berbentuk serabut dan ada yang tunggang, batangnya juga ada yang memiliki kambium dan tidak, namun mempunyai pembuluh xilem. Sedangkan daun dari tumbuhan Angiospermae ini ada yang bertulang daun menyirip, menjari, dan lurus. Bunga dari Angioepermae tumbuh melalui tunas dengan empat lingkaran daun yang menjadi kelopak, mahkota, benang sari, dan putik.

    Rangkuman Ciri Ciri Angiospermae

    1. Memiliki bunga yang sesungguhnya (bunga sejati) yang terdiri dari kelopak, mahkota, benang sari dan putik.
    2. Bentuk daun pipih dan lebar dengan susunan tulang daun yang bervariasi.
    3. Daun buah berdaging tebal
    4. Bakal biji atau biji terbungkus daun buah yang disebut putik sehingga tidak tampak dari luar
    5. Memiliki bentuk dan ukuran tubuh bervariasi yang terdiri dari akar, batang, dan bunga.
    6. Akarnya berbentuk tunggang atau serabut
    7. Bentuk batangnya bercabang dan tidak.
    8. Batangnya ada yang berkambium dan tidak.
    9. Memiliki pembuluh xilem
    10. Reproduksi yang dilakukan secara vegetatif dan generatif (pembuahan ganda)
    11. Habitatnya berada di semak, herba, perdu atau pohon
    12. Penyerbukan dan pembuahan selisihnya pendek

    Itulah ciri ciri Angiospermae atau yang disebut dengan tumbuhan berbiji tertutup yang bisa dijadikan referensi.

  • Rangkuman 9 Fungsi Plasma Darah

    Rangkuman Singkat Lengkap Jelas
    Plasma darah merupakan bagian darah yang berupa cairan yang tersusun dari beberapa komponen dan berwarna kekuningan. Sebagian besar volume darah manusia berupa plasma darah, yaitu sekitar 55 % dari volume totalnya, 91 % bagian dari plasma darah berupa air, dan sisanya berupa sari sari makanan,garam garammineral, sisa sisa metabolisme dan 7 % berupa protein darah. plasma darah tersusun oleh beberapaunsur, antara lain sebagai berikut:

    Fungsi Plasma Darah
    Air berfungsi melarutkan zat zat yang terlarut dalam plasma darah seperti glukosayang digunakan oleh sel sel tubuh sebagai sumber energi,asam amino, serta ion ion lain ( natium dan klor )
    Protein merupakan molekul penyusun palasma darah yang keberadaanya sekitar 7 % molekul protein terdiri atas: A. Albumin berfungsi untuk mengatur volume darah,menjaga keseimbangan pH dalam darah, serta menjaga keseimbangan kadar air dalam darah. serum albumin keberadaanya dalam plasma darah sekitar 4%. B. Globulin berfungsi mengaturperedaran lemak, vitamin, dan hormon dalam tubuh serta menghasilkan protombin dan zat antibodi sebagai sistem kekekalan tubuh. C. Fibrinogen berfungsi untuk menghentikan peredaranjika terjadi luka dengan caramembekukan darah.
    Serum plasma darah berfungsi sebagai antibodi
    Opisimin menompang tugas leukosit untuk mematikan mikroorganisme asing yang masuk kedalam tubuh ( sifat fagosit)
    Antitoksin untuk menetralisir toksin ( racun ) yang masuk ke dalam tubuh dengan cara bergabung dengan toksin yang dihasilkan bakteri sehingga toksin itu tidak berbahaya.
    Garam garam mineral ( NaCi, KCI, serta garam garam fosfat) berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan darah, menjaga pH darah, serta mengaturdaya serapmembren sel.
    Hormon berperan dalam merangsang serta meningkatkan fungsi kerja alat alat tubuh.
    Karbondioksida merupakanhasil respirasi sel yang harus di buah keluar tubuh.
    Sampah nitrogen merupakan hasil metabolisme yang akan dibuang melalui urine yang diekskresikan oleh ginjal.
    Di dalam plasma darah juga terdapat beberapa jenis zat antibodi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk melindungi tubuh dari penyakit. antibodi tersebut dapat berkerja memalui berbagi jenis, yaitu menyerang langsung penyebab penyakit yang masuk ke tubuh atau merusak penyebab penyakit yang masuk ke tubuh dengan mengaktifkan sistem komplemen.

    Ada beberapa cara yang dilakukan olehantibodi untuk melemahkan penyakit atau patogen yang masuk ke tubuh. di antaranya adalah aglutinasi, presipitasi, netralisasi, dan lisis. aglutinasi adalah proses penyatuan atau pengumpalan sel atau bakteri yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan serum kekebalan yang bersangkutan.presipitasi merupakan proses pengedapan antigen yang diawali dengan terbentuknya molekul besar yang terletak di antara antigen yang terlarut. beberapa antibodi tersebut memiliki peran atau fungsi yang berbeda beda,antara lain sebagai berikut:
    Precipitin adalah zat antibodi yang berfungsi untuk mengumpalkan antigen
    Lisin adalah zat antibodi yang berfungsi untuk menguraikan antigen
    Antitoksin adalah zat antibodi yang berfungsi untuk menawarkan racun yang masuk kedalm tubuh.