Blog

  • Makalah Konseling Karir di Sekolah dan Masyarakat

    Konseling Karir di Sekolah dan Masyarakat

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Bimbingan dan Konseling di Indonesia maupun di dunia tidak dengan begitu saja menjadi profesi yang lengkap. Bimbingan dan Konseling telah mengalami perkembangan selama bertahun-tahun dari disiplin yang sangat beragam, termasuk pada antropologi, pendidikan, etika, sejarah, hukum, ilmu pengobatan medis, filsafat, psikologi dan sosiologi. Bimbingan dan Konseling dilaksanakan secara formal, non formal, ataupun informal. Pelaksana Bimbingan dan Konseling disebut sebagai konselor. Dalam bimbingan dan konseling di Indonesia dilaksanakan dalam bentuk bidang, layanan, kegiatan pendukung, dan format layanan yang tersusun dengan pola 17+.

    Konseling sebagai profesi penolong (helping profession) adalah konsep yang melandasi peran dan fungsi konselor di masyarakat dewasa ini. Profesi penolong adalah profesi yang anggota-anggotanya dilatih khusus dan memiliki lisensi atau sertivikat untuk sebuah layanan unik dan dibutuhkan masyarakat sebagai penyedia profesional satu-satunya untuk layanan unik dan dibutuhkan yang mereka tawarkan (Gibson and Michell, 2010:43). Dari opini tersebut, dapat diketahui bahwa bimbingan dan konseling adalah sebuah profesi penolong. Tetapi profesi penolong di Indonesia ini bukan hanya Bimbingan dan Konseling, tetapi juga kedokteran, guru, psikolog, pekerja sosial, hukum, jaksa, dan sebagainya.
    Sejalan dengan dinamika kehidupan, kebutuhan akan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan pada lingkungan persekolahan. Saat ini sedang dikembangkan pula pelayanan bimbingan dan konseling dalam setting yang lebih luas, seperti dalam pra nikah, pernikahan, keluarga, keagamaan, karir, perusahaan, lansia, bisnis dan masyarakat luas lainnya, yang kesemuanya itu membawa konsekuensi tersendiri bagi untuk kepentingan tersebut. Dalam makalah ini kami paparkan bimbingan konseling karir di Sekolah Menengah Kejuruan dan Karir di Masyarakat.

    B. Rumusan Masalah
    Berdasarkan latar belakang diatas maka makalah ini akan membahas tentang “Konseling Karir di Masyarakat” yang membahas beberapa hal, yaitu:
    1.2.1. Bagaimana konseling karir di sekolah menengah kejuruan ?
    1.2.2. Bagaimana konseling karir di perguruan tinggi
    1.2.3. Dan bagaimanakah konseling karir ditempat kerja dan di masyarakat ?

    1.3. Tujuan Penulisan
    Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat ditentukan beberapa tujuan dari makalah ini yaitu sebagai berikut:
    1.3.1. Untuk mengetahui dan memahami konseling karir di Sekolah Menengah Kejuruan
    1.3.2. Untuk mengetahui dan memahami konseling karir di perguruan tinggi
    1.3.3. Untuk mengetahui dan memahami konseling karir di lingkungan masyarakat.

    Bab II. Kajian Litelatur

    Sejalan dengan dinamika kehidupan, kebutuhan akan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan pada lingkungan persekolahan. Saat ini sedang dikembangkan pula pelayanan bimbingan dan konseling dalam setting yang lebih luas, seperti di lingkungan perguruan tinggi maupun di masyarakat. Bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan masyarakat karena populasi yang beragam dan sejumlah tipe serta ciri problem manusia yang makin meluas.
    Dengan populasi yang beragam maka ciri problem manusia pun meluas. Oleh karena itu, diperlukan konselor sebagai profesi penolong (helping profession). Konselor diharapkan dapat membantu problema-problema peserta didik mau pun masyarakat saat yang makin meluas sehingga dapat membantu peserta didik dan masyarakat untuk mengembangkan potensi masyarakat mandiri.

    2.1. Konseling Karir di Sekolah Menengah Kejuruan

    Salah satu upaya yang paling berhasil dari konselor sekolah adalah kolaborasi langsung dengan guru-guru kejuruan memperbaiki baik citra maupun subtansi disipling-disipllinnya. Pedidikan kejuruan disebut sebagai “jembatan antara manusia dan pekerjaannya” (Advisory Council on Vocational Eduation, 1968) dan bagian dari pendidikan yang menjadikan individu lebih dapat bekerja dalam suatu kelompok okupasi-okupasi dari pada dengan yang lainnya (Evans & Herr, 1978).

    Dalam kaitanyya dengan hubungan konseling karir menegaskan bagaimana pandangan sekolah kejuruan terhadap konseling karir. Di satu sisi, konseling karir diyakini memegang peranan penting sehingga dukunga terhadap kegiatan konseling sangat besar, terutama dari segi finansial. Namun, di sisi lain, juga muncul kritikan terhadap ketidaksiapan konselor dalam programnya serta tidak menunjukkan minat terhadap pengembangan karir sebagai prioritas programnya. Malah, terkesan bahwa konselor lebih menekankan programya kepada penyiapan siswa untuk menuju ke perguruan tinggi.

    Sehubungan dengan kritikan di atas, menurut Herr dan Carner (1984:283), ada empat peranan konseling karir dalam pendidikan vokasional (kejuruan), yaitu :

    1. Menarikminat, merekrut dan menyeleksi siswa dalam menetapkan pilihan-pilihan pada sekolah menengah kejuruan.
    2. Membantu dalam menyeleksi siswa untuk pendaftaran pada beragam pendidikan kejuruan antara lain : asessmen kemampuan (aptitude) dan kelebihsukaan (prefences) individu dalam kaitanyya dengan probalitas keberhasilan dan kepuasan calon siswa nantinya.
    3. Siswa pendidika kejuruan membutuhkan akses terhadap pelajaran dalam keterampilan dalam konteks pekerjaan (work-context skills) dan keterampilan pengembangan karir sebagaimana halnya dalam keterampilan teknik.
    4. Penempatan siswa, terutama dalam membantu siswa SMK untuk fokus pada kemampuan pembelajaran dan performasi mereka, memperoleh kapasitas dalam pengambilan keputusan, merumuskan kesadaran terhadap pilihan mereka, bagaimana mempersiapkan dan memperoleh akses untuk mereka, dan memperoleh pencarian informasi kerja dan perilaku wawancara kerja yang diyakini tidak hanya mempersiapkan siswa ke arah transisi sekolah ke dunia kerja, namun sebagai perluasan alumni dari semua pendidikan kejuruan.

    1. Teknik Konseling Karir untuk Sekolah Menengah Kejuruan

    1) Curriculum Infusion

    1. Setelah membaca biografi, suruh siswa menggambarkan bagaimana keputusan karir yang dibuat oleh orang tersebut mempengaruhi bidang-bidang kehidupannya.
    2. Tugas siswa untuk mendefinisikan dalam tulisan langkah-langkah tertentu yang harus mereka lalui untuk mencapai tujuan pendidikan atau pekerjaan dimasa depan
    3. Surug siswa menyiapkan sebuah resume (curriculum vitae) yang berisikan daftar beragam keterampilan yang mereka miliki
    4. Siswa juga dapat merumuskan sebuah daftar tentang tujuan pribadi yang ingin dicapai dalam matapelajaran tertentu, yaitu keterampilan, pengetahuan, atau sikap yang ingin mereka kembangkan

    2) Group Giudance Process

    1. Dengan memberikan masalah yang terkait dengan karir (seperti : kumpulan sebuah perguruan tinggi, perdagangan, perbandingan dua pekerjaan atau lebih kebutuhan terhadap bantuan finansial)
    2. Untuk serangkaian studi kasus yanng menggambarka contoh-contoh yang melakukan pengambilan keputusan karir.
    3. Tugaskan siswa untuk menulis rencana karir jangka panjang yang mengidentifikasi langkah-langkah tertentu yang harus diambil untuk mencapai tujuan masa depan yang diinginkan
    4. Tegaskan siswa untuk membedakan antara pekerjaan pokok yang membentuk kelompok pekerjaan.
    5. Tugaskan siswa untuk menuliskan paling tidak 6 faktor yang mereka cari dalam karir (misalanya : kesempatan untuk bepergian, berkenalan dengan banyak orang)
      3) Community Involvement
    6. Undang narasumber dari luar untuk mengulan pola karir mereka
    7. Lakukan field trip ke industri lokal yang diikuti dengan diskusi tentang bagaimana teknologi atau otomasi baru telah mempengaruhi industri tersebut.
    8. Tugaskan siswa untuk melakukan “Job Analysis” dari pekerjaan yang sedang mereka pilih.
    9. Kirimkan angket tindak lanjut kepada lulusan yang telah bekerja dengan meminta bantuan mereka sebagai contact person
    10. Tugaskan siswa untuk berpartisipasi dalam pengalaman kerja paruh waktu pada pekerjaan yang terkait dengan kelompok pekerjaa pilihan mereka
    11. Setelah mendapatkan kesempatan untuk melakukan observasi dan wawancara dengan pekerja-pekerja di latar pekerjaan dari sebuah kelompok pekerjaan pilihan mereka.

    2.2. Konseling Karir di Perguruan Tinggi
    Beberapa kebutuhan pengembangan karir yang umumnya dimiliki oleh mahasiswa di perguruan tinggi adalah sebagai berikut :

    1. Kegiatan yang membuat mereka sadar akan karir dan diri mereka
    2. Eksplorasi minat, nilai, tujuan dan keputusan mereka
    3. Realita mutakhir tentang pasar kerja dan kecenderungan gagal
    4. Kumpulan materi dan sumber karir termasuk informasi praktis tentang karir yang telah diperbaharui
    5. Dan workshop tipikal, seperti keterampilan belajar membangun resiko, penulisan resume/ curriculum vitae, wawancara dan sejenisnya.
      Berkaitan dengan kebutuhan pengembangan karir di atas, maka tujuan-tujuan konseling karir di perguruan tinggi dapat dirumuskan sebagai berikut :
    6. Bantuan dalam memilih bidang studi
    7. Bantuan dalam penilaian diri dan analisis diri
    8. Bantuan dalam memahami dunia kerja
    9. Bantuan dalam pengambilan keputusan
    10. Bantuan mamsuki dunia kerja
    11. Bantuan dalam menemukan kebutuhan-kebutuhan unik berbagai populasi
      Tujuan lain konseling karir di perguruan tinggi adalah membantu siswa menilai dan menganalisis diri serta kaitannya dengan pemahaman dunia kerja dan pengambilan keputusan karir yang akan dijalani.
      Untuk mencapai tujuan-tujuan di atas, maka perguruan tinggi telah menggunakan empat pendekatan utama dalam pemberian konseling karir, yaitu :
    12. Mata-mata kuliah, lokakarya, dan seminar yang memberikan pengalaman-pengalaman kelompok berstruktur dalam perencanaan karir
    13. Aktivitas konseling kelompok yang menekankan pada aspek-aspek yang lebih efektif dari perkembangan manusia dan karir
    14. Kesempatan-kesempatan konseling individual yangn beraksentuasi pada berbagai orientasi teroritis terhadap karir
    15. Program penempatan yang merupakan puncak dari proses perencanaan dan pengambilan keputusan karir.

    2.2.1. Program Pengembangan Karir
    Johnson dan Figler (1984) mengemukakan bahwa ada banyak hal yang harus dihadapi oleh spesialis pengembangan karir ketika mereka merencanakan program untuk pascasekolah menengah/ perguruan tinggi. Diantaranya adalah hal-hal filosofis adalah :

    1. Menekankan konseling atau penempatan
    2. Mengirim klien keluar atas keinginan mereka sendiri untuk mengumpulkan informasi
    3. Memusatkan siswa pada aspek-aspek “vokasional” dari pelatihan mereka,
    4. Melibatkan orang-orang penting lainnya, seperti orang tua, dalam proses perencanaan karir
    5. Menekankan pengambilan resiko atau keamanan dalm proses perencanaan karir. (Isaacson and Brown, 1993:290)

    2.3. Konseling Karir di Tempat Kerja dan Masyarakat
    2.3.1. Konseling Karir di Tempat Kerja
    Perkembangan karir sendiri dalam konteks tempat kerja merupakan proses seumur hidup (lifelong process) yang bermuara kepada memilih, memasuki dan menyesuaikan diri dengan beragam rangkaian pekerjaan yang secara bersamaan dapat digambarkan oleh karir seseorang (Isaacson dan Brown, 1993:455).

    2.3.2. Hakekat Konseling Karir ditempat Kerja
    Dalam menjalani karirnya seseorang tidak akan terlepas dari berbagai persoalan yang akan mengganggu terhadap kelancaran karinya. Konseling karir di tempat kerja pada prinsipnya adalah pelayanan yang diberikan berkaitan dengan karir yang dibutuhkan oleh pegawai atau pekerja.

    2.3.3. Bantuan Karir ditempat Kerja
    Hal penting lain yang diperlukan dalam perencanaan dan pengembangann karir adalah upaya penyediaan informasi karir yang relevan.
    Tahap-tahap karir, terbagi menjadi empat tahap, entry, socialization, midcarrer, dan late carrer.
    1) Tugas-tugas Tahap Entry

    1. Membuat pilihan okupulasional pendahuluan yang akan menentukan jenis pendidikan dan latihan yang diikuti
    2. Mengembangkan suatu cara citra okupasi atau organisasi yang dapat berfungsi sebagai jalan keluar dari bakat-bakat, nilai-nilai dan ambisi-ambisi seseorang
    3. Mempersiapkan diri untuk karir awal melalui “sosialisasi antisipatoris”
    4. Menghadapi realitas-realitas dari penemuan pekerjaan pertama

    2) Tugas-tugas Tahap Sosialisasi

    1. Menerima realitas organisasi insani
    2. Mengadapi penolakan akan perubahan
    3. Belajar bagaimana bekerja
    4. Menghadapi atasan dan menguraikan system ganjaran-belajar bagaimana memperoleh kemajuan
    5. Menempatkan diri dalam organisasi dan mengembangkan identitas.

    3) Tugas-tugas Tahap Mid-Career

    1. Menemukan career anchors adalah suatu konsep diri okupasional sebagai hasil dari persepsi diri dalam hal bakat-bakat dan kemampuan-kemampuan.
      a. Kompetensi teknis/ fungsional
      b. Kompetensi manajerial
      c. Keamanan dan stabilitas
      d. Otonomi
      e. Kreativitas
      f. Identitas dasar
      g. Layanan terhadap orang lain
      h. Kekuasaan, pengaruh dan kontrol
      i. Keragaman
    2. Spesialisasi dan generalisasi

    4) Tugas-tugas Tahap Late-Career

    1. Menjadi mentor
    2. Pencapaian keseimbangan yang tepat dari keterlibatan dalam pekerjaan, keluarg dan perkembangan diri
    3. Mengundurkan diri dan pensiun

    Osipow melihat 16 kemungkinan kontribusi para psikolog konseling seperti berikut :

    1. Membantu karyawan dan manajer mengidentifikasi resiko-resiko dalam pekerjaan
    2. Melatih orang-orang mengidentifikasi gaya-gaya kerja mereka
    3. Efek-efek dari kerja reptitif bagi orang-orang
    4. Efek-efek dari pemindahan ke lokasi-lokasi baru, terutama jika dipaksa
    5. Tekanan-tekanan dan ketegangan-ketegangan khusus dalam pasangan keluarga dua-karir
    6. Tekanan-tekanan khusus yang dialami oleh orang-orang yang dipekerjakan
    7. Tekanan khusus bagi orang-orang yang dalam pekerjaannya dituntut hubungan interpersonal yang tinggi
    8. Persiapan untuk pensiun
    9. Mengahadapi secara efektif proses evaluasi kerja
    10. Menghadapi masalah-masalah khusus dari peusaha-perngusaha
    11. Menghadapi masalah-masalah kehidupan pekerjaan
    12. Menghadapi masalah-masalah khusu dari pengusaha-pengusaha kecil
    13. Menghadapi masalah-masalah khusus dari profesional
    14. Masalah-masalah pemeliharaan kesehatan
    15. Membantu diri sendiri dan perawatan diri
    16. Konseling keluarga
      Hal-hal di atas merupakan tugas-tugas dari konselor dewasa ini. Konselor diharapkan dapat membantu individu, baik dalam pekerjaan maupun dalam kehiduoan bekerluarga.

    2.3.4. Konseling Karir di Masyarakat
    Kebutuhan akan konseling karir tidak hanya menjadi miliki mereka yang masih berstatus siswa atau pun mahasiswa saja. Bahkan masyarakat umumpun sangat membutuhkan beragam pelayanan terhadap konseling karir. Namun, dalam kenyataannya, kebanyakan dari lembaga yang melayani kebutuhan konseling karir dalam masyarakat ini belum ada ditengah masyarakat. Kalaupun ada, pemberi pelayanan konseling karir ini belum terpublikasikan secara maksimal.
    Bantuan-bantuan yang ada di masyarakat berfokus pada layanan-layanan karir yang tidak berafiliasi dengan salah satu organisasi sponsor. Program-program yang memberikan layanan-layanan karir kepada orang-orang dewasa yang mungkin tidak berafiliasi dengan organisasi sponsor.
    Berdasarkan survey yang dilakukan ditemukan jumlah sumber konseling untuk orang dewasa (adult) dan tipe program yang ditawarkan dalam masyarakat. Dapat dikatakan bahwa kebanyakan sumber yang diidentifikasi berkaitan dengan konseling karir (Herr dan Crammer (1984:327)). Adapun program-program yang ditawarkan dalam konseling karir ini adalah matakuliah yang berkaitan dengan kariri, workshop, seminar dan interaksi kelompok kecil.
    Survey lainnya juga mengemukakan beberapa pelayanan konseling karir yang diberikan dalam masyarakat antara laian : penerimaan (intake), asessment, konseling, pelatihan dann alihtangan (referral) yang lebih ditekankan kepada teknik pelaksanaan pekerjaan (job serch techniques), keterampilan wawancara, pelatihan pembuatan resume/ CV.

    BAB III
    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan
    Konseling sebagai profesi penolong (helping profession) adalah konsep yang melandasi peran dan fungsi konselor di masyarakat dewasa ini. Sejalan dengan dinamika kehidupan, kebutuhan akan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan pada lingkungan persekolahan. Bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan masyarakat karena populasi yang beragam dan sejumlah tipe serta ciri problem manusia yang makin meluas.
    Dengan populasi yang beragam maka ciri problem manusia pun meluas. Oleh karena itu, diperlukan konselor sebagai profesi penolong (helping profession). Konselor diharapkan dapat membantu problema-problema masyarakat saat yang makin meluas sehingga dapat membantu masyarakat untuk mengembangkan potensi masyarakat mandiri. Dengan berkaca dari hal tersebut, maka diperlukan konselor dalam bidang bimbingan karir.
    .
    3.2 Saran
    Dengan semakin berkembangnya bimbingan dan konseling maka diharapkan konselor dapat meningkatkan kompetensinya untuk menunjang keprofesionalanya sehingga dalam pelaksanaan bimbingan dapat berjalan dengan baik, dimana sekarang seakin berkembagnya bimbingan dan konseling dengan kajian yang semakin luas maka menuntut konselor untuk tetap belajar dan bisa berkembang sesuai dengan perubahan zaman yang semakin modern.

  • Laporan Uji Data Antimikroba dari Aseptik

    Uji Daya Antimikroba dari Aspektik

    A. Landasan Teori

    Mikroorganisme adalah makhluk hidup yang memiliki aktivitas yang berupa tumbuh dan berkembang. Kadang kala pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme ini terganggu. Hal ini dapat dipengaruhi baik dari mikroba itu sendiri ataupun dari luar. Salah satu pengaruh yang paling berkompoten adalah antimikroba (Gobel, 2008). Anti mikroba adalah senyawa yang dapat menghambat atau membunuh mikroorganisme hidup. Senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri disebut bakteriostatik dan yang dapat membunuh bakteri disebut bakterisida. Atau dengan kata lain disebut juga antiboitika yaitu bahan-bahan yang bersumber hayati yang pada kadar rendah sudah menghambat pertumbuhan mikroorganisme hidup (Gobel, 2008).

    Antibiotik adalah bahan yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau sintetis yang dalam jumlah kecil mampu menekan menghambat atau membunuh mikroorganisme lainnya. Antibiotik memiliki spektrum aktivitas antibiosis yang beragam. Antiseptik adalah zat yang biasa digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan membunuh mikroorganisme berbahaya (patogenik) yang terdapat pada permukaan tubuh luar mahluk hidup. Secara umum, antiseptik berbeda dengan obat-obatan maupun disinfektan. Disinfektan yaitu suatu senyawa kimia yang dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan benda mati seperti meja, lantai dan pisau bedah sedangkan antiseptik digunakan untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan tubuh, misalnya kulit. Zat antiseptik yang umum digunakan diantaranya adalah iodium, hidrogen peroksida dan asam borak. Kekuatan masing-masing zat antiseptik tersebut berbeda-beda.

    Ada yang memiliki kekuatan yang sangat tinggi, ada pula yang bereaksi dengan cepat ketika membunuh mikroorganisme dan sebaliknya. Sebagai contoh merkuri klorida, zat antiseptik yang sangat kuat, akan tetapi dapat menyebabkan iritasi bila digunakan pada bagian tubuh atau jaringan lembut. Perak nitrat memiliki kekuatan membunuh yang lebih rendah, tetapi aman digunakan pada jaringan yang lembut, seperti mata atau tenggorokan. Iodium dapat memusnahkan mikroorganisme dalam waktu kurang dari 30 detik. Antiseptik lain bekerja lebih lambat, tetapi memiliki efek yang cukup lama. Kekuatan suatu zat antiseptik biasanya dinyatakan sebagai perbandingan antara kekuatan zat antiseptik tertentu terhadap kekuatan antiseptik dari fenol (pada kondisi dan mikroorganisme yang sama), atau yang lebih dikenal sebagai koefisien fenol (coefficient of phenol). Fenol sendiri, pertama kali digunakan sebagai zat antiseptik oleh Joseph Lister pada proses pembedahan (Dwidjoseputro, 1994).

    Antiseptik adalah zat yang biasa digunakan untuk menghambat pertumbuhan dan membunuh mikroorganisme berbahaya (patogenik) yang terdapat pada permukaan tubuh luar mahluk hidup seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa. Secara umum, antiseptik berbeda dengan obat-obatan maupun disinfektan. Misalnya obat-obatan seperti antibiotik dapat membunuh mikroorganisme secara internal, sedangkan disinfektan berfungsi sebagai zat untuk membunuh mikroorganisme yang terdapat pada benda yang tidak bernyawa (Ayumi,2011).

    Mekanisme kerja antiseptik terhadap mikroorganisme berbeda-beda, misalnya saja dengan mendehidrasi (mengeringkan) bakteri, mengoksidasi sel bakteri, mengkoagulasi (menggumpalkan) cairan di sekitar bakteri, atau  meracuni sel bakteri. Beberapa contoh antiseptik diantaranya adalah yodium (povidene iodine 10%), hydrogen peroksida, etakridin laktat (rivanol), dan alkohol (Ayumi,2011).

    Aktivitas antibakteri diuji dengan metode difusi agar menggunakan cakram kertas dan dengan metode pengenceran agar. Metode difusi agar dilakukan dengan cara mencampur sebanyak 50 ml masing-masing suspense Bakteri ke dalam 15 ml media agar yang telah dicairkan dalam cawan petri dan kemudian dibiarkan menjadi padat. Cakram kertas dengan diameter 6 mm diletakkan pada permukaan media padat. Dibiarkan selama 3 menit pada suhu kamar sebelum dimasukkan ke incubator 370 C (Adryana, et al,,2009 dalam Putra, 2011).

    Zat antimikroba adalah senyawa yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Zat antimikroba dapat bersifat membunuh mikroorganisme (microbicidal) atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme (microbiostatic). Disinfektan yaitu suatu senyawa kimia yang dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme pada permukaan benda mati seperti meja, lantai dan pisau bedah. Adapun antiseptik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan tubuh, misalnya kulit. Efisiensi dan efektivitas disinfektan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

    1. Konsentrasi
    2. Waktu terpapar
    3. Jenis mikroba
    4. Kondisi lingkungan: temperatur, pH dan jenis tempat hidup

    B. Tujuan Praktikum

    1. Agar mahasiswa dapat melakukan pengujian daya antimikroba terhadap bakteri
    2. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi bakteri uji terhadap anti mikroba

    C. Alat dan Bahan

    Alat:

    1. Cawan petri
    2. Cotton bud
    3. Jarum inokulasi
    4. Pemanas bunsen
    5. Paper disk
    6. Inkubator

    Bahan :

    1. Biakan murni bakteri dalam media nutrien cair yang berumur 1 x 24 jam
    2. Media lempeng nutrien agar (NA) steril
    3. Berbagai zat anti septik : Betadine, iodium, Rivanol, Dettol

    D. Prosedur Kerja

    Menyediakan dua media NA steril dan masing-masing diberi kode sesuai dengan bakteri yang diuji
    Menginokulasikan secara merata masing-masing biakan murni bakteri kepermukaan medium NA sesuai dengan kodenya. Caranya ialah secara aseptik mencelupkan ujung cotton bud ke dalam medium nutrien cair, kemudian nutrien cair, kemudian mengoleskan pada permukaan lempeng NA sampa merata
    Membuat modifikasi paper disk dan menyiapkan sejumlah antiseptik yang diuji. Caranya dapai membuat dari kertas hisap yang berbentuk bulat menggunakan perforator.merendam paper disk di dalam zat antiseptik selama 14 menit
    Menyiapkan media lempeng NA steril sementara itu membagi 4 sektor dibagian luar cawan dan berilah kode masing-masing sektor sesuai zat antiseptik (Betadine, Iodium, Rivanol, dan Dettol).
    Meletakkan paper disk yang sudah direndam dalam aseptik menggunakan pinset steril pada permukaan media NA yang sudah diinokulasikan bakteri. Mengatur jarak antara paper disk agar tidak terlalu rapat, sesuai dengan kode sektornya
    Menginkubasi kedua sediaan yang sudah diperlakukan ini pada suhu 370C selama 1 x 24 jam
    Mengukur diameter zona hambatan dari pertumbuhan bakteri pada masing-masing perlakuan.

    E. Data Hasil Pengamata

    BakteriDiameter Zona Bening (cm)
    RivanolDettolBetadineIodine
    Staphylococcus aureus
    4,13,93,52,8
    E.coli
    1,44,42,31,1

    Antiseptik yang Digunakan:

    Rivanol, Betadine, Iodine, Dettol

    E. Analisis Data

    Pada praktikum pengamatan uji daya anti mikroba dari antiseptic kali ini, kami menggunakan antiseptic Rivanol, Dettol, Betadine, dan Iodine. Metode yang digunakan adalah metode cakram kertas, yaitu dengan membentuk kertas saring dengan perforator, yang selanjutnya direndam dalam antiseptic yang sudah disiapkan selama 15 menit. Empat sector pada cawan petri untuk empat antiseptic yang ada. Selanjutnya meletakkan paper disk yang sudah direndam dengan antiseptic pada cawan petri sesuai dengan nama sector dan diinkubasi.

    Setelah inkubasi 24 jam (37°C), maka berdasarkan pengamatan yang kami lakukan Berdasarkan data yang kami dapatkan pada uji Rivanol terhadap mikroba, diameter zona bening pada koloni Staphylococcus aureusadalah 4,1 cm, sedangkan zona bening pada E.coli adalah 1,4 cm. Hal ini menunjukkan bahwa zona hambat pada Staphylococcus aureus lebih besar dibandingkan dengan zona bening zona hambat E.coli. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh jenis bakteri tersebut, dimana Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif, sedangkan E.coli merupakan bakteri gram negatif. Dinding sel bakteri gram negative lebih kompleks dibandingkan dengan gram positif.

    Selanjutnya adalah pengaruh antibiotic Dettol terhadap mikroba Staphylococcus aureus dan E.coli. Bahan aktifnya adalah Chloroxylenol. Berdasarkan pengamatan, kami mendapatkan zona hambat dari medium dengan mikroba Staphylococcus aureus  adalah 3,9 cm, sedangkan zona hambat pada medium dengan E.coli adalah 4,4 cm. Terlihat bahwa zona hambat medium dengan E.coli adalah 4,4 cm lebih besar dibandingkan dengan medium dengan mikroba Staphylococcus aureus. Kami menyimpulkan sementara bahwa Staphylococcus aureus lebih resisten terhadap zat aktif Chloroxylenol dari Dettol, yang ditunjukkan dengan zona hambat yang lebih kecil.

    Kemudian mengamati pengaruh antibiotic Betadine. Zat aktif yang ada di dalam betadine adalah iodine povidone. Zona hambat pada medium dengan mikroba Staphylococcus aureus adalah 3,5 cm, sedangkan zona hambat medium dengan mikroba E.coli adalah 2,3 cm. Kami mengasumsikan bahwa E.coli  lebih resisten terhadap zat aktif pada betadine.

    Yodium atau iodine biasanya digunakan dalam larutan beralkohol (disebut yodium tinktur) untuk sterilisasi kulit sebelum dan sesudah tindakan medis. Larutan ini tidak lagi direkomendasikan untuk mendisinfeksi luka ringan karena mendorong pembentukan jaringan parut dan menambah waktu penyembuhan. Generasi baru yang disebut iodine povidone (iodophore), sebuah polimer larut air yang mengandung sekitar 10% yodium aktif, jauh lebih ditoleransi kulit, tidak memperlambat penyembuhan luka, dan meninggalkan deposit yodium aktif yang dapat menciptakan efek berkelanjutan. Keuntungan antiseptik berbasis yodium adalah cakupan luas aktivitas antimikrobanya. Yodium menewaskan semua patogen utama berikut spora-sporanya, yang sulit diatasi oleh disinfektan dan antiseptik lain (Majalah Kesehatan, 2011).

    Iodine juga mengandung zat aktif iodine povidone. Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, zona hambat pada medium dengan mikroba Staphylococcus aureus adalah 2,8 cm, sedangkan pada medium dengan mikroba E.coli adalah 1,1 cm. Kami menyimpulkan sementara bahwa E.coli lebih resisten terhadap Iodine dibandingkan dengan Staphylococcus aureus, karena dinding sel E.coli lebih kompleks dibandingkan dengan Staphylococcus aureus.

    J.        PEMBAHASAN

    Dalam praktikum ini, metode yang kami gunakan adalah metode cakram kertas. Metode cakram kertas merupakan metode yang biasa digunakan untuk menguji aktivitas antimikroba suatu antibiotik terhadap mikroorganisme patogen penyebab penyakit. Metode ini lebih dikenal dengan metode Kirby-Bauer (Cappucino and Sherman, 2001; Tortora et al., 2002). Metode cakram kertas dapat juga dilakukan menggunakan suatu silinder tidak beralas atau sumuran dan diisi dengan antibiotik dalam jumlah tertentu, disebut agar well difussionKepekaan mikroorganisme patogen terhadap antibiotik terlihat dari ukuran zona bening yang terbentuk (Cappucino & Sherman, 2001).

    Mikroba yang kami uji adalah Staphylococcus aureus dan E.coli dengan klasifikasi sebagai berikut:

    1)        Klasifikasi Staphylococcus aureus:

    Divisi : Protophyta

    Kelas : Schizomycetes

    Bangsa : Eubacteriales

    Suku : Micrococcaceae

    Marga : Staphylococcus

    Jenis : Staphylococcus aureus

    Staphylococcus merupakan sel Gram positif berbentuk bola dengan diameter

    1 μm yang tersusun dalam bentuk kluster yang tidak teratur seperti anggur. Kokus

    tunggal, berpasangan, tetrad, dan berbentuk rantai juga tampak dalam biakan cair.

    (Jawetz et al., 2005). Staphylococcus bersifat patogen, nonmotil, dan

    memproduksi katalase.

    Staphylococcus tumbuh baik dalam kaldu pada suhu 37°C. Batas-batas suhu pertumbuhannya ialah 15°C dan 40°C, sedangkan suhu pertumbuhan optimum ialah 35°C, kuman ini bersifat anaerob fakultatif dan dapat tumbuh dalam udara yang hanya mengandung hidrogen dan pH optimum untuk pertumbuhan ialah 7,4. Staphylococcus tahan pada kondisi kering, temperatur 50°C selama 30 menit, dan natrium klorida 9% dan dihambat oleh heksaklorofen 3% (Jawetz et al., 2005).

    2)        Klasifikasi Escherichia coli :

    Kingdom : Procaryotae

    Division : Protophyta

    Subdivisi : Schizomycetea

    Classis : Schizomycetes

    Ordo : Eubacteriales

    Family : Eubacteriaceae

    Genus : Escherichia

    Spesies : Escherichia coli

    Escherichia coli berbentuk batang pendek (kokobasil), Gram negatif, ukuran 0,4-0,7 μm x 1,4 μm, sebagian besar gerak positif, dan beberapa strain mempunyai kapsul. E. coli tumbuh baik pada hampir semua media yang biasa dipakai di laboratorium mikrobiologi. E. coli bersifat mikroaerofilik. E. coli bersifat aerob dan juga fakultatif anaerob serta dapat memfermentasi laktosa (Levinson, 2004). Beberapa strain E. coli menghasilkan hemolisis agar darah (Jawetz et al., 2005).

    Adapun antibiotic yang kami gunakan adalah Rivanol, Dettol, Betadine, dan Iodine.  Bahan aktif yang tertera dalam kemasan Rivanol adalah Etakridin laktat 0,1%. Bahan aktif dalam Dettol adalah Chloroxylenol, dan bahan aktif yang terdapat pada Betadine dan Iodine adalah Povidone Iodine.

     Uji antibiotic pertama yang kami amati adalah Rivanol. Bahan aktif yang tertera pada kemasan Rivanol adalah Etakridin laktat 0,1%.  Berdasarkan Majalah Kesehatan (2011), etakridin laktat adalah senyawa organik berkristal kuning oranye yang berbau menyengat. Penggunaannya sebagai antiseptik dalam larutan 0,1% lebih dikenal dengan merk dagang rivanol. Tindakan bakteriostatik rivanol dilakukan dengan mengganggu proses vital pada asam nukleat sel mikroba. Efektivitas rivanol cenderung lebih kuat pada bakteri gram positif daripada gram negatif.  Adanya zona bening menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri terhambat oleh zat aktif tertentu pada antibiotic.

    Sebelumnya, kita harus mengetahui bagian mana yang dirusak atau dihambat dari mikroba oleh antibiotic tertentu. Berdasarkan mekanisme kerjanya dapat digolongkan menjadi (Jawetz et al., 2005):

    1.    Penghambatan pertumbuhan oleh analog

    Dalam kelompok ini termasuk sulfonamida. Pada umumnya bakteri memerlukan para-aminobensoat (PABA) untuk sintesis asam folat yang diperlukan dalam sintesis purin. Sulfonamida memiliki struktur seperti PABA, sehingga penggunaan sulfonamida menghasilkan asam folat yang tidak berfungsi.

    2.    Penghambatan sintesis dinding sel

    Perbedaan struktur sel antara bakteri dan eukariot menguntungkan bagi penggunaan bahan antimikrobial.

    3.    Penghambatan fungsi membran sel

    Membran sel bakteri dan fungi dapat dirusak oleh beberapa bahan tertentu tanpa merusak sel inang. Polymxin berdaya kerja terhadap bakteri Gram-negatif, sedangkan antibiotik polyene terhadap fungi. Namun demikian penggunaan keduan antibiotik ini tidak dapat ditukar balik. Ini berarti bahwa polymixin tidak berdaya kerja terhadap fungi. Hal ini disebabkan karena membran sel bakteri pada umumnya tidak mengandung sterol, sedangkan pada fungi ditemukan sterol. Polyene harus bereaksi dengan sterol dalam membran sel fungi sebelum memp[unyai kemampuan merusak membran.

    4.    Penghambatan Sintesis protein

    Kebanyakan antibiotic ditemukan pada pelaksanaan “program penapisan “. program demikian yang dimulai dengan pengapungan dalam cuplikan tanah melalui tahap sampai percobaan hewan. Pada uji deretan pengenceran, antibiotic diencerkan dengan larutan biak yang telah ditanami dengan kuman uji menurut tahap pengenceran.

    Berdasarkan data yang kami dapatkan, diameter zona bening pada koloni Staphylococcus aureusadalah 4,1 cm, sedangkan zona bening pada E.coli adalah 1,4 cm. Hal ini menunjukkan bahwa zona hambat pada Staphylococcus aureus lebih besar dibandingkan dengan zona bening zona hambat E.coli. Hal ini sangat dipengaruhi oleh jenis bakteri tersebut, dimana Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif, sedangkan E.coli merupakan bakteri gram negatif. Data yang kami dapatkan menunjukkan bahwa sesuai dengan teori di atas bahwa efektivitas rivanol cenderung lebih kuat pada bakteri gram positif daripada gram negatif, dibuktikan dengan zona hambat pada medium dengan bakteri  Staphylococcus aureus lebih luas dibandingkan dengan zona hambat E.coli.

    Peristiwa di atas juga dipengaruhi oleh dinding bakteri yang diuji. Dinding sel bakteri menentukan bentuk karakteristik dan berfungsi melindungi bagian dalam sel terhadap perubahan tekanan osmotik dan kondisi lingkungan lainnya. Di dalam sel terdapat sitoplasma dilapisi dengan membran sitoplasma yang merupakan tempat berlangsungnya proses biokimia sel. Dinding sel bakteri terdiri dari beberapa lapisan. Pada bakteri gram positif struktur dinding selnya relatif sederhana dan gram negatif relatif lebih komplek. Dinding sel bakteri gram positif tersusun atas lapisan peptidoglikan relatif tebal, dikelilingi lapisan teichoic acid dan pada beberapa spesies mempunyai lapisan polisakarida. Dinding sel bakteri gram negatif mempunyai lapisan peptidoglikan relatif tipis, dikelilingi lapisan lipoprotein, lipopolisakarida, fosfolipid dan beberapa protein.

    Peptidoglikan pada kedua jenis bakteri merupakan komponen yang menentukan rigiditas pada gram positif dan berperanan pada integritas gram negatif. Oleh karena itu gangguan pada sintesis komponen ini dapat menyebabkan sel lisis dan dapat menyebabkan kematian sel. Antibiotik yang menyebabkan gangguan sintesis lapisan ini aktivitasnya akan lebih nyata pada bakteri gram positif. Aktivitas penghambatan atau membinasakan hanya dilakukanselama pertumbuhan sel dan aktivitasnya dapat ditiadakan dengan menaikkan tekanan osmotik media untuk mencegah pecahnya sel. Bakteri tertentu seperti mikobakteria dan halo bakteria mempunyai peptidoglikan relatif sedikit , sehingga kurang terpengaruh oleh antibiotik grup ini. Sel selama mensintesis peptidoglikan memerlukan enzim hidrolasedan sintetase. Untuk menjaga sintesis supaya normal, kegiatan kedua enzim ini harusseimbang satu sama lain. Biosintesis peptidoglikan berlangsung dalam beberapa stadiumdan antibiotik pengganggu sintesis peptidoglikan aktif pada stadium yang berlainan (Agung, 2009).

    Selanjutnya adalah mengamati pengaruh antibiotic Dettol terhadap mikroba Staphylococcus aureus dan E.coli. Pada kemasan Dettol tertera bahan aktifnya adalah Chloroxylenol. Berdasarkan pengamatan, kami mendapatkan zona hambat dari medium dengan mikroba Staphylococcus aureus  adalah 3,9 cm, sedangkan zona hambat pada medium dengan E.coli adalah 4,4 cm. Terlihat bahwa zona hambat medium dengan E.coli adalah 4,4 cm lebih besar dibandingkan dengan medium dengan mikroba Staphylococcus aureus. Hal ini berarti bahwa Staphylococcus aureus lebih resisten terhadap zat aktif Chloroxylenol dari Dettol, yang ditunjukkan dengan zona hambat yang lebih kecil.

    Disebutkan bahwa Chloroxylenol (CH9ClO) dapat membunuh bakteri dengan mengganggu membran sel bakteri yang akan menurunkan kemampuan membran sel untuk memproduksi ATP sebagai sumber energi. Chloroxylenol mempunyai spektrum antimikroba yang luas, sehingga efektif digunakan untuk bakteri gram positif dan gram negatif, jamur, ragi dan lumut. Chloroxylenol memiliki keunggulan dalam hal toksisitas dan sifat korosif yang rendah (Agung, 2009).

    Kemudian mengamati pengaruh antibiotic Betadine. Zat aktif yang ada di dalam betadine adalah iodine povidone. Zona hambat pada medium dengan mikroba Staphylococcus aureus adalah 3,5 cm, sedangkan zona hambat medium dengan mikroba E.coli adalah 2,3 cm. hal tersebut menunjukkan bahwa E.coli  lebih resisten terhadap zat aktif pada betadine. Hal tersebut terkait dengan dinding sel pada E.coli lebih kompleks dinadingkan Staphylococcus aureus seperti yang dijelaskan sebelumnya.

    Yodium atau iodine biasanya digunakan dalam larutan beralkohol (disebut yodium tinktur) untuk sterilisasi kulit sebelum dan sesudah tindakan medis. Larutan ini tidak lagi direkomendasikan untuk mendisinfeksi luka ringan karena mendorong pembentukan jaringan parut dan menambah waktu penyembuhan. Generasi baru yang disebut iodine povidone (iodophore), sebuah polimer larut air yang mengandung sekitar 10% yodium aktif, jauh lebih ditoleransi kulit, tidak memperlambat penyembuhan luka, dan meninggalkan deposit yodium aktif yang dapat menciptakan efek berkelanjutan. Keuntungan antiseptik berbasis yodium adalah cakupan luas aktivitas antimikrobanya. Yodium menewaskan semua patogen utama berikut spora-sporanya, yang sulit diatasi oleh disinfektan dan antiseptik lain (Majalah Kesehatan, 2011).

    Sama halnya dengan antibiotic Betadine yang juga mengandung iodine povidone. Disebutkan bahwa Povidone iodine merupakan salah satu antiseptik dari golongan halogen. Povidone iodine merupakan kompleks antara iodium dengan polivinilpirolidon. Bentuk kompleks ini merupakan bentuk iodofor, yaitu campuran iodium dengan surfaktan yang bekerja sebagai pembawa dan pelarut iodium. Golongan ini berdaya aksi dengan cara oksidasi, namun tidak efektif untuk membunuh beberapa jenis bakteri gram positif dan ragi (Agung, 2011).

    Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, zona hambat pada medium dengan mikroba Staphylococcus aureus adalah 2,8 cm, sedangkan pada medium dengan mikroba E.coli adalah 1,1 cm. hal ini sama dengan pengamatan pada antibiotic Betadine bahwa E.coli lebih resisten terhadap Iodine dibandingkan dengan Staphylococcus aureus, karena dinding sel E.coli lebih kompleks dibandingkan dengan Staphylococcus aureus.

    Mengenai metode yang digunakan, disebutkan bahwa metode cakram kertas memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah mudah dilakukan, tidak memerlukan peralatan khusus dan relatif murah. Sedangkan kelemahannya adalah ukuran zona bening yang terbentuk tergantung oleh kondisi inkubasi, inokulum, predifusi dan preinkubasi serta ketebalan medium. Apabila keempat faktor tersebut tidak sesuai maka hasil dari metode cakram kertas relatif sulit untuk. Selain itu, metode cakram kertas ini tidak dapat diaplikasikan pada mikroorganisme yang pertumbuhannya lambat dan mikroorganisme yang bersifat anaerob obligat (Jawetz et al., 2005).

    Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas antibakteri diantaranya dipengaruhi oleh faktor potensi dari obat antibakteri dan faktor yang menyangkut sifat dan bakteri itu sendiri khususnya susunan kimia dinding sel bakteri tersebut. Perbedaan jenis mikroorganisme serta kondisi lingkungan menjadi faktor yang harus dipertimbangkan dalam sensitivitas atau resistensi dari jenis mikroorganisme tertentu.

    K.      KESIMPULAN

    1.      Pada uji Rivanol terhadap mikroba, diameter zona bening pada koloni Staphylococcus aureusadalah 4,1 cm, sedangkan zona bening pada E.coli adalah 1,4 cm.

    2.      Pada pengaruh antibiotic Dettol terhadap mikroba Staphylococcus aureus dan E.coli, zona hambat dari medium dengan mikroba Staphylococcus aureus  adalah 3,9 cm, sedangkan zona hambat pada medium dengan E.coli adalah 4,4 cm.

    3.      Kemudian mengamati pengaruh antibiotic Betadine. Zat aktif yang ada di dalam betadine adalah iodine povidone. Zona hambat pada medium dengan mikroba Staphylococcus aureus adalah 3,5 cm, sedangkan zona hambat medium dengan mikroba E.coli adalah 2,3 cm.

    4.      Iodine juga mengandung zat aktif iodine povidone. Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, zona hambat pada medium dengan mikroba Staphylococcus aureus adalah 2,8 cm, sedangkan pada medium dengan mikroba E.coli adalah 1,1 cm.

    5.      Aktivitas antibakteri diantaranya dipengaruhi oleh faktor potensi dari obat antibakteri dan faktor yang menyangkut sifat dan bakteri itu sendiri khususnya susunan kimia dinding sel bakteri tersebut. Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif, sedangkan E.coli merupakan bakteri gram negative sehingga lebih resisten terhadap antiseptik.

    6.    Dinding sel bakteri gram positif tersusun atas lapisan peptidoglikan relatif tebal, dikelilingi lapisan teichoic acid dan pada beberapa spesies mempunyai lapisan polisakarida. Dinding sel bakteri gram negatif mempunyai lapisan peptidoglikan relatif tipis, dikelilingi lapisan lipoprotein, lipopolisakarida, fosfolipid dan beberapa protein.

    DISKUSI

    1.    Samakah ukuran diameter zona hambatan dari masing-masing zat antiseptik?

    Jawab: Tidak sama. Karena masing-masing antiseptic mempunyai zat aktif yang berbeda-beda yang berpengaruh terhadap bagian bakteri yang berbeda pula. Misalnya adalah Chloroxylenol (CH9ClO) pada Dettol dapat membunuh bakteri dengan mengganggu membran sel bakteri yang akan menurunkan kemampuan membran sel untuk memproduksi ATP sebagai sumber energi. Chloroxylenol mempunyai spektrum antimikroba yang luas, sehingga efektif digunakan untuk bakteri gram positif dan gram negatif, jamur, ragi dan lumut. Chloroxylenol memiliki keunggulan dalam hal toksisitas dan sifat korosif yang rendah.

    2.    Samakah ukuran diameter zona hambatan setiap macam zat antiseptic pada perlakuan terhadap pertumbuhan bakteri yang berbeda spesies? Mengapa?

    Jawab: tidak sama. Karena aktivitas antibakteri diantaranya dipengaruhi oleh faktor potensi dari obat antibakteri dan faktor yang menyangkut sifat dan bakteri itu sendiri khususnya susunan kimia dinding sel bakteri tersebut. Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif, sedangkan E.coli merupakan bakteri gram negative sehingga lebih resisten terhadap antiseptik. Dinding sel bakteri gram positif tersusun atas lapisan peptidoglikan relatif tebal, dikelilingi lapisan teichoic acid dan pada beberapa spesies mempunyai lapisan polisakarida. Dinding sel bakteri gram negatif mempunyai lapisan peptidoglikan relatif tipis, dikelilingi lapisan lipoprotein, lipopolisakarida, fosfolipid dan beberapa protein.

    3.    Apa yang dimaksud dengan resistensi kuman dan suseptibel?

    Jawab: Resistensi kuman adalah kemampuan dari bakteri atau mikroorganisme lain untuk menahan efek antibiotika. Resistensi antibiotika terjadi ketika bakteri dapat merubah diri sedemikian rupa hingga dapat mengurangi efektifitas dari suatu obat, bahan kimia ataupun zat lain yang sebelumnya dimaksudkan untuk menyembuhkan atau mencegah penyakit infeksi. Akibatnya bakeri tersebut tetap dapat bertahan hidup & bereproduksi sehingga makin membahayakan. Sedangkan Suseptibel dapat disebut juga rentan. Artinya bakteri tidak memiliki daya tahan yang cukup untuk melawan antiseptic.

    DAFTAR RUJUKAN

    Agung, Sri. 2009. Pemeriksaan Bilangan Bakteri Dan Pengaruh Beberapa Perlakuan Terhadap Penurunan Bilangan Bakteri Pada Mouthpiece Alat Musik Tiup Marching Band Di JatinangorFarmaka, Volume 7 Nomor1,April2009.(Online),(http://farmasi.unpad.ac.id/farmaka/files/2011/05/PEMERIKSAAN-BILANGAN-BAKTERI-DAN-PENGARUH-BEBERAPA-PERLAKUAN-TERHADAP-PENURUNAN-BILANGAN-BAKTERI.pdf diakses 23 November 2011).

    Cappuccino, J. G. & Natalie. S. 1983. Microbiology A Laboratory Manual. Addison-Wesley Publishing Company, New York.

    Dwijoseputro. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djembatan.

    Jawetz, E., Joseph M., and Edward A., 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Nugrogo, E., Maulany, R. F., alih bahasa; Setiawan, I., editor. Jakarta : Penerbit EGC. Halaman : 188-190.

    Levine, M. 2000 dalam Soni, Ahmad. 2010. An Introduction to Laboratory Technique in Bacteriology. McMillan Company, New York.

    Majalah Kesehatan. 2011. Mengenal Antiseptik. (Online), (http://majalahkesehatan.com/mengenal-antiseptik/, diakses 23 November 2011)

    Pelczar, Michael, dkk. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Universitas Indonesia.

    Putra, 2011. Metode Cakram. (Online), (http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2011/06/03/metode-cakram/, diakses 23 November 2011).

  • Teori Evolusi Biologi dan Asal Usul Kehidupan di Bumi

    Asal usul kehidupan di Bumi dapat ditinjau dari Teori Evolusi Biologi. Teori ini menjelaskan tentang perkembangan Senyawa Basa dan Asam Nitrogen yang merupakan zat kimia organik kemudian berubah menjadi mahluk ber sel satu pertama.

    Evolusi Biologi

    Terbentuknya sel pertama kali di bumi diperkirakan terjadi sekitar 4 milyar tahun yang lalu. Sel yang terbentuk adalah sel heterotrof, yaitu sel yang memakan bahan makanan yang terdapat di sup prabiotik. Sel heterotrof ini melakukan respirasi anaerobik karena kadar oksigen waktu itu sangat rendah, tidak memiliki membran inti (prokariotik), tidak memiliki organelorganel seperti mitokondria, kloroplas, retikulum endoplasma dan mampu bereproduksi melalui pembelahan sel. Sel primitif yang terbentuk pertama kali ialah sel prokariotik, yaitu sel sederhana yang tidak memiliki membran inti, hanya memiliki membran sel. Sitoplasma yang mengandung DNA, dan RNA, serta zat-zat organik dari lingkungannya sebagai makanan. Sel ini tidak mengandung mitokondria yang berfungsi menghasilkan energi. Sehingga, sel ini bersifat anaerobik. Hal ini sesuai dengan kondisi lingkungan saat itu yang miskin akan oksigen.

    A. Asal-Usul Autotrof

    Sel heterotrof primitif terus berkembangbiak sehingga bahan makanan berupa bahan organik terus menipis. Kondisi demikian memaksa sel membuat makanannya sendiri melalui adaptasi terhadap lingkungannya dengan cara membran plasmanya melekuk ke dalam, membentuk lembaran-lembaran fotosintetik untuk menangkap energi sinar guna membuat zat organik dari zat anorganik. Munculah sel autotrof sebagai akal bakal sel tumbuhan yang memungkinkan terjadinya fotosintesis.
    Proses fotosintesis menghasilkan oksigen. Makin banyak sel autotrof, makin banyak karbondioksida yang diperlukan dan makin banyak pula oksigen yang dikeluarkan. Proses fotosintes menyebabkan kadar gas karbondioksida di atmosfer makin berkurang. Sementara itu kadar oksigen semakin bertambah. Terbentuknya sel autotrof ini diperkirakan berlangsung selama 2 milyar tahun yang lalu.

    B. Asal-Usul Sel Eukariotik

    Organisme eukariotik diduga muncul sekitar 1,5 milyar tahun yang lalu. Organisme eukariotik diduga berasal dari organisme prokariotik yang melakukan evolusi, karena dalam sel prokariotik terdapat DNA. DNA merupakan materi genetik yang menentukan sifat organisme sehingga perlu dilindungi. Membran sel mengalami pelekukan ke dalam sehingga mengelilingi DNA. Membran bagian dalam bersatu membentuk membran nukleus dalam. Sedangkan, bagian luar menjadi membran nukleus luar. Jadi membran yang mengelilingi DNA merupakan membran rangkap.

    Hipotesis ini berdasarkan kenyataan saat ini bahwa membran nukleus merupakan membran rangkap, dan membran luar nukleus memiliki hubungan secara langsung dengan membran sel melalui Retikulum Endoplasma (RE). Hubungan ini merupakan sisa-sisa membran plasma yang melekuk ke dalam. Dengan terbentuknya membran nukleus, terbentuklah sel eukariotik yang merupakan hasil evolusi dari sel prokariotik.

    Asal-Usul Mitokondria

    Mitokondria merupakan organel pernapasan sel. Kamu telah mengetahui bahwa sel pertama yang terbentuk adalah sel heterotrof yang merupakan sel anaerobik. Mengingat energi yang dihasilkan kecil, organisme berevolusi agar dihasilkan energi yang cukup banyak dengan cara melakukan respirasi secara aerobik melalui daur krebs. Jadi, respirasi aerobik muncul setelah respirasi anaerobik.

    Jadi, yang terbentuk pertama kali adalah sel prokariotik anaerobik yang berevolusi menjadi sel prokariotik aerobik. Dengan demikian, terdapat beberapa macam sel, yaitu sel prokariotik anaerobik, sel prokariotik aerobik, dan sel eukariotik anaerobik. Selanjutnya, sel eukariotik anaerobik “menelan” sel prokariotik aerobik. Sel prokariotik itu hidup di dalam sel eukariotik dan melakukan simbiosis mutualisme sebagai sel inang, sel eukariotik mendapatkan energi dari sel prokariotik, sedangkan sebagai simbion, sel prokariotik mendapatkan asam piruvat dari sel inang.

    Dalam perkembangan selanjutnya, sel prokariotik tersebut berubah menjadi mitokondria, yaitu organel penghasil energi yang terdapat di dalam sel. Simbiosis antara sel prokariotik aerobik dengan sel eukariotik anaerobik yang demikian itu dikenal sebagai endosimbions. Dasar dari dugaan ini dikarenakan pada saat ini:

    1. Mitokondria memiliki dua membran, yaitu membran luar dan membran dalam. Membran luar diduga berasal dari membran sel inang yang melekuk ke dalam ketika menelan sel bakteri aerobik. Sedangkan, membran dalam diduga berasal dari membran bakteri aerobik.
    2. Masih adanya bakteri aerobik yang memiliki mesosom sebagai penghasil energi. Diduga, sel prokariotik aerobik mirip dengan bakteri aerobik.
    3. DNA mitokondria mirip dengan DNA prokariotik.
    4. Polipeptida yang disintesis dalam mitokondria digunakan sendiri oleh mitokondria tersebut. Polipeptida ini berbeda dengan Polipeptida sel inang.
    5. Mitokondria mampu membelah diri seperti halnya bakteri. Untuk lebih memahami tentang asal-usul sel eukariotik, mari cermati Gambar 6.14 di bawah ini.

    Mitokondria (mitochondrion’, plural:mitochondria’) atau kondriosom (chondriosome) adalah organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah “pembangkit tenaga” bagi sel.

    Mitokondria merupakan salah satu bagian sel yang paling penting karena di sinilah energi dalam bentuk Adenosina trifosfat dihasilkan.Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan membran luar dan lapisan membran dalam.Lapisan membran dalam ada dalam bentuk lipatan-lipatan yang sering disebut dengan cristae.Di dalam Mitokondria terdapat ‘ruangan’ yang disebut matriks, dimana beberapa mineral dapat ditemukan.Sel yang mempunyai banyak Mitokondria dapat dijumpai di jantung, hati, dan otot.

    Keberadaan mitokondria didukung oleh hipotesis endosimbiosis yang mengatakan bahwa pada tahap awal evolusi sel eukariot bersimbiosis dengan prokariota (bakteri) [Margullis, 1981].Kemudian keduanya mengembangkan hubungan simbiosis dan membentuk organel sel yang pertama.Adanya DNA pada mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan entitas yang terpisah dari sel inangnya.Hipotesis ini ditunjang oleh beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri. Ukuran mitokondria menyerupai ukuran bakteri, dan keduanya bereproduksi dengan cara membelah diri menjadi dua. Hal yang utama adalah keduanya memiliki DNA berbentuk lingkar.Oleh karena itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang berbeda dengan sistem genetik inti.Selain itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih mirip dengan yang dimiliki bakteri dibandingkan dengan yang dikode oleh inti sel eukariot [Cooper, 2000].

    Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs.

    Klorofil

    Klorofil adalah kelompok pigmenfotosintesis yang terdapat dalam tumbuhan, menyerap cahaya merah, biru dan ungu, serta merefleksikan cahaya hijau yang menyebabkan tumbuhan memperoleh ciri warnanya. Terdapat dalam kloroplas dan memanfaatkan cahaya yang diserap sebagai energi untuk reaksi-reaksi cahaya dalam proses fotosintesis.

    Klorofil A merupakan salah satu bentuk klorofil yang terdapat pada semua tumbuhan autotrof.Klorofil B terdapat pada ganggang hijau chlorophyta dan tumbuhan darat.Klorofil C terdapat pada ganggang coklat Phaeophyta serta diatome Bacillariophyta.Klorofil d terdapat pada ganggang merah Rhadophyta.Akibat adanya klorofil, tumbuhan dapat menyusun makanannya sendiri dengan bantuan cahaya matahari.

    Bagian-bagian Chloroplast.

    Kloroplas atau Chloroplast adalah plastid yang mengandung klorofil.Di dalam kloroplas berlangsung fase terang dan fase gelap dari fotosintesistumbuhan.Kloroplas terdapat pada hampir seluruh tumbuhan, tetapi tidak umum dalam semua sel.Bila ada, maka tiap sel dapat memiliki satu sampai banyak plastid.Pada tumbuhan tingkat tinggi umumnya berbentuk cakram (kira-kira 2 x 5 mm, kadang-kadang lebih besar), tersusun dalam lapisan tunggal dalam sitoplasma tetapi bentuk dan posisinya berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya.Pada ganggang, bentuknya dapat seperti mangkuk, spiral, bintang menyerupai jaring, seringkali disertai pirenoid.

    Kloroplas matang pada beberapa ganggang ,biofita dan likopoda dapat memperbanyak diri dengan pembelahan. Kesinambungan kloroplas terjadi melalui pertumbuhan dan pembelahan proplastid di daerah meristem.Secara khas kloroplas dewasa mencakup dua membran luar yang menyalkuti stroma homogen, di sinilah berlangsung reaksi-reaksi fase gelap.Dalam stroma tertanam sejumlah grana, masing-masing terdiri atas setumpuk tilakoid yang berupa gelembung bermembran, pipih dan diskoid (seperti cakram).Membran tilakoid menyimpan pigmen-pigmen fotosintesis dan sistem transpor elektron yang terlibat dalam fase fotosintesis yang bergantung pada cahaya.Grana biasanya terkait dengan lamela intergrana yang bebas pigmen.

    Prokariota yang berfotosintesis tidak mempunyai kloroplas, tilakoid yang banyak itu terletak bebas dalam sitoplasma dan memiliki susunan yang beragam dengan bentuk yang beragam pula.Kloroplas mengandung DNA lingkar dan mesin sistesis protein, termasuk ribosom dari tipe prokariotik.

    Asal Usul Kloroplas

    Seperti halnya mitokondria, kloroplas juga terbentuk melalui endosimbiosis.Pada awal pertengahan kehidupan telah terbentuk sel autotrof yang diduga mirip dengan Cyanobakteri (bakteri biru) pada masa sekarang ini.Sel purba heterotrof yang bernapas secara aerobik dan memiliki membran inti, menelan sel autotrof yang mampu berfotosintesis.

    Sel autotrof yang hidup di dalamnya mendapatkan karbon dioksida dan air dari sel inangnya, sementara itu sel inang mendapatkan oksigen dan hasil-hasil fotosintesis.Sel autotrof ini akhirnya menjadi kloroplas.Terbentuklah sel berkloroplas, berinti, memiliki mitokondria, yang merupakan cikal bakal sel tumbuhan.

    Hipotesis endosimbiosis kloroplas ini dikemukakan berdasarkan kenyatan pada saat ini, bahwa:

    1. Kloroplas memiliki membran rangkap dan membran luarnya mirip dengan struktur membran sel.
    2. Ada beberapa fotosintetik (cyanobakteria) yang memiliki membrane fotosintetik, yang mirip dengan tilakoid pada kloroplas.
    3. Didalam kloroplas terdapat DNA yang juga dijumpai pada bakteri fotosintetik.
    4. Kloroplas dapat bertambah banyak melalui pembelahan, seperti halnya bakteri.

    Struktur Kloroplas Kloroplas terdiri atas dua bagian besar, yaitu bagian amplop dan bagian dalam.Bagian amplop kloroplas terdiri dari membran luar yang bersifat sangat permeabel, membran dalam yang bersifat permeabel serta merupakan tempat protein transpor melekat, dan ruang antar membran yang terletak di antara membran luar dan membran dalam. Bagian dalam kloroplas mengandung DNA , RNAs, ribosom, stroma (tempat terjadinya reaksi gelap), dan granum. Granum terdiri atas membran tilakoid (tempat terjadinya reaksi terang) dan ruang tilakoid (ruang di antara membran tilakoid).Pada tanaman C3, kloroplas terletak pada sel mesofil.Contoh tanaman C3 adalah padi (Oryza sativa), gandum (Triticum aestivum), kacang kedelai (Glycine max), dan kentang (Solanum tuberosum).Pada tanaman C4, kloroplas terletak pada sel mesofil dan bundle sheath cell.Contoh tanaman C4 adalah jagung (Zea mays) dan tebu (Saccharum officinarum).

    Genom Kloroplas Kloroplas pada tanaman tingkat tinggi merupakan evolusi dari bakteri fotosintetik menjadi organel sel tanaman. Genom kloroplas terdiri dari 121 024 pasang nukleotida serta mempunyai inverted repeats (2 kopi) yang mengandung gen-gen rRNA (16S dan 23S rRNAs) untuk pembentukan ribosom. Genom kloroplas mempunyai subunit yang besar yaitu penyandi ribulosa biphosphate carboxylase.Protein yang terlibat di dalam kloroplas sebanyak 60 protein. 2/3nya diekspresikan oleh gen yang terdapat di inti sel sementara 1/3nya diekspresikan dari genom kloroplas.

    SOAL!!
    1. Jelaskan mekanisme fisiologis proses difusi dan osmosis di dalm sel ?
    2. Jelaskan informasi tentang : mitokondria,lisosom,retikulum endoplasma,badan golgi,dan sentriol.
    Jawaban :

    1. Transport pasif merupakan transport ion, molekul, dan senyawa yang tidak memerlukan energi untuk melewati membran plasma. Transport pasif mencakup osmosis dan difusi. Difusi dibedakan menjadi difusi dipermudah dengan saluran protein dan difusi dipermudah dengan protein pembawa.Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air berdifusi melewati membran yang bersifat selektif permeabel. Dalam sistem osmosis, dikenal larutan hipertonik (larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan konsentrasi terlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut sama). Jika terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai kedua larutan seimbang. Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran.Oleh sebab itu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonik. Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapat dan kehilangan air yang sama. Banyak hewan-hewan laut, seperti bintang laut (Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya bersifat isotonik dengan lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas tinggi (pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan kematian. Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipo- atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.
    Difusi
    a. difusi dipermudah dengan saluran protein Substansi seperti asam amino, gula, dan substansi bermuatan tidak dapat berdifusi melalui membrane plasma. Substansi-substansi tersebut melewati membran plasma melalui saluran yang di bentuk oleh protein.Protein yang membentuk saluran ini merupakan protein integral.
    b. difusi dipermudah dengan protein pembawa proses difusi ini melibatkan protein yang membentuk suatu salauran dan mengikat substansi yang ditranspor. Protein ini disebut protein pembawa.Protein pembawa biasanya mengangkut molekul polar, misalnya asam amino dan glukosa.
    Diffusi : gerak menyebarnya molekul dari daerah konsentrasi tinggi (hipertonik) ke konsentrasi rendah (hipotonik). Molekul-molekul gas seperti oksigen dan karbon dioksida selalu bergerak sepanjang waktu, demikian pula mulekul-molekul cairan atau zat lain seperti gula yang terlarut dalam air. Sebagai akibat dari gerakan ini, molekul-molekul itu akan tersebar merata mengisi ruang yang ada. Proses ini disebut difusi. Berbagai ion dan molekul-molekul seperti glukosa, asam amino, asam lemak dan gliserol berdifusi lebih lambat.Molekul-molekul yang tidak bermuatan dan molekul lemak yang terlarut dapat bergerak melewati membran lebih cepat. Proses difusi gas, cairan atau zat-zat terlarut terjadi dari daerah kerapatan tinggi menuju daerah kerapatan rendah atau nol (mengandung sedikit molekul zat atau tidak ada), sehingga kerapatannya menjadi sama di mana – mana. Apakah peristiwa difusi akan terjadi atau tidak, tergantung apakah membran sel meluluskan meolekul melaluinya atau tidak. Hal ini sesuai dengan membran sel yang selektif permiabel.Molekul-molekul kecil seperti molekul H2O, CO2 dan O2 dapat dengan mudah dan cepat melalui membran, sehingga difusi cenderung untuk mempersamakan kerapatan atau konsentrasi molekul-molekul di dalam dan di luar sel sepanjang waktu.
    Misal pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 saat pernafasan, penyebaran setetes tinta dalam air.
    Osmosis : proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui membran semipermiabel. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di dalamnya.
    Osmosis pada sel tumbuhan di sebelah luar terdapat dinding sel dan di dalamnya terdapat protoplasma dan vakoula.Vakoula ini dilapisi oleh lapisan proplasma yang sifatnya semipermiabel.Cairan protoplasma sel tumbuhan ini umumnya merupakan cairan yang hipertonik dibandingkan dengan dengan cairan disekelilingnya.Sel tumbuhan mengambil air dari sekelilingnya secara osmosis, air masuk vakuola dan menekan protoplasma. Protoplasma menekan dinding sel. Osmosis dapat menjaga keseimbangan konsentrasi larutan di dalam dan di luar sel. Jika terlalu banyak air masuk ke dalam sel, sel akan menggembung, bahkan mungkin dapat pecah. Tekanan pada dinding sel tersebut dinamakan takanan turgor.Karena turgor dinding sel sedikit mengembang.Waktu dinding sel mengembang secara secara maksimum dikatakan sel mempunyai turgor penuh atau turgid penuh. Keadaan menjadi sebaliknya jika sel diletakkan dalam suatu larutan yang yang bersifat hipertonik, maka air akan keluar dari sel. Bila air sel banyak keluar, maka isi sel terlepas dari dinding sel. Peristiwa telepasnya protoplasma dari dinding sel disebut plasmolisis.

    2. a)Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah “pembangkit tenaga” bagi sel.
    Keberadaan mitokondria didukung oleh hipotesis endosimbiosis yang mengatakan bahwa pada tahap awal evolusi sel eukariot bersimbiosis dengan prokariot (bakteri) [Margullis, 1981].Kemudian keduanya mengembangkan hubungan simbiosis dan membentuk organel sel yang pertama.Adanya DNA pada mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan entitas yang terpisah dari sel inangnya.Hipotesis ini ditunjang oleh beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri. Ukuran mitokondria menyerupai ukuran bakteri, dan keduanya bereproduksi dengan cara membelah diri menjadi dua. Hal yang utama adalah keduanya memiliki DNA berbentuk lingkar.Oleh karena itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang berbeda dengan sistem genetik inti.Selain itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih mirip dengan yang dimiliki bakteri dibandingkan dengan yang dikode oleh inti sel eukariot [Cooper, 2000].
    Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs.
    b)Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik.Di dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase.Semua enzim tersebut aktif pada pH 5.Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.
    Pada tumbuhan organel ini lebih dikenal sebagai vakuola, yang selain untuk mencerna, mempunyai fungsi menyimpan senyawa organik yang dihasilkan tanaman.
    c)RETIKULUM ENDOPLASMA (RE) adalah organel yang dapat ditemukan di seluruh sel hewan eukariotik.
    Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis.Kantung ini disebut cisternae.Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”).
    Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplsma.
    Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-substansi dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya.
    Ada tiga jenis retikulum endoplasma:
    RE kasar Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom.Ribosom ini berperan dalam sintesis protein.Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein.RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel. RE sarkoplasmik RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik.Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya.RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium.RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot.
    RE halus berfungsi dalam berbagai macam proses metabolisme, trmasuk sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, dan menawarkan obat dan racun
    “RE berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri”
    Jaring-jaring endoplasma adalah jaringan keping kecil-kecil yang tersebar bebas di antara selaput selaput di seluruh sitoplasma dan membentuk saluran pengangkut bahan.Jaring-jaring ini biasanya berhubungan dengan ribosom (titik-titik merah) yang terdiri dari protein dan asam nukleat, atau RNA.Partikel-partikel tadi mensintesis protein serta menerima perintah melalui RNA tersebut (Time Life, 1984).
    Jadi fungsi RE adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan genetic antara inti sel dengan sitoplasma.
    Fungsi Retikulum Endoplasma
    • Menjadi tempat penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka calcium akan dikeluarkan dari RE dan meuju ke sitosol
    • Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel.
    (RE kasar)
    • Mensintesis lemak dan kolesterol, ini terjadi di hati
    (RE kasar dan RE halus)
    • Menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati.
    • Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain (RE kasar dan RE halus)

    d)Badan Golgi
    Mikrograf badan Golgi, terlihat sebagai tumpukan cincin setengah lingkaran berwarna hitam di bagian bawah gambar.Sejumlah vesikel bulat terlihat di sekitar organel ini.
    Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi.Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
    Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi.
    Struktur
    Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya.Karena hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh mengumpulkan dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel. Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi pembentukan dinding sel.
    Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan yang diperlukan seperti enzim–enzim pembentuk dinding sel.
    Permukaan badan golgi dibagi menjadi 2 yaitu cis-face dan trans-face. cis-face berhadapan langsung dengan retikulum endoplasma.
    Fungsi

    Skema transpor di dalam badan Golgi. 1. Vesikel retikulum endoplasma, 2. Vesikel eksositosis, 3.Sisterna, 4.Membran sel, 5.Vesikel sekresi.
    Fungsi badan golgi:
    1. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
    2. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
    3. Membentuk dinding sel tumbuhan
    4. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
    5. Tempat untuk memodifikasi protein
    6. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
    7. Untuk membentuk lisosom
    Dalam badan golgi terdapat variasi coated vesicle, antara lain
    Clathrin-coated adalah yang pertama ditemukan dan diteliti.tersusun dari clathrin dan adaptin. interaksi lateral antara adaptin dengan clatrin membentuk formasi tunas. jika tunas clathrin sudah tumbuh, protein yang larut dalam sitoplasma termasuk dynamin akan membentuk cincin di setiap leher tunas dan memutusnya.
    COPI-coated memaket tunas dari bagian pre-golgi dan antar cisternae. beberapa protein COPI-coat memperlihatkan sekuens yang bermiripan dengan adaptin, dapat diduga berasal dari evolusi yang bermiripan.
    COPII-coated memaket tunas dari retikulum endoplasma.
    terdapat 2 protein dalam badan golgi. Protein Snare V-snare menuju T-snare dan akan bergabung. T-snare adalah protein yang ada di target sedangkan V-snare adalah vesikel snare. V-snare akan mencari T-snare dan kemudian akan berfusi menjadi satu. Protein Rab termasuk ke dalam golongan GTP-ase.protein Rab memudahkan dan mengatur kecepatan pelayaran vesikel dan pemasangan v-snare dan t-snare yang diperlukan pada penggabungan membran.
    e)Sentrosom (Sentriol)
    Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.
    Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.
    Pengertian Sel:
    Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.
    Sel merupakan suatu unit struktural dan fungsional yang fundamental dari makhluk hidup.
    Sel merupakan unit fungsional terkecil dari makhluk hidup.
    Sejarah penemuan sel
    Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri.Kata sel berasal dari kata bahasa Latin cellula yang berarti rongga/ruangan.
    Teori Sel dari SCHLEIDEN (1838) dan SCHWAHN (1839) ® Setiap organisme hidup tersusun dari sel-sel
    Ukuran Sel
    Sel Ukurannya sangat kecil untuk melihatnya diperlukan mikroskop
    Contoh:
    Sel Prokriotik : 1 – 10 mm
    Sel Eukariotik : 10 – 100 mm
    Karakteristik Dasar Sel
    Sel sangat kompleks namun teratur
    Sel memiliki program genetik dan memiliki cara untuk menggunakannya
    Sel mampu memperbanyak diri
    Sel membutuhkan,memperoleh dan menggunakan energi
    Sel melakukan reaksi kimiawi
    Sel mampu merespon terhadap berbagai rangsangan
    Sel mampu mengatur diri

    Struktur sel
    Secara umum setiap sel memiliki
    Membran sel
    Membran sel merupakan lapisan yang melindungi inti sel dan sitoplasma. Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Struktur membran ialah dua lapis lipid (lipid bilayer) dan memiliki permeabilitas tertentu sehingga tidak semua molekul dapat melalui membran sel.
    Struktur Membran Sel
    Struktur membran sel yaitu model mozaik fluida yang dikemukakan oleh Singer dan Nicholson pada tahun 1972. Pada teori mozaik fluida membran merupakan 2 lapisan lemak dalam bentuk fluida dengan molekul lipid yang dapat berpindah secara lateral di sepanjang lapisan membran. Protein membran tersusun secara tidak beraturan yang menembus lapisan lemak. Komponen penyusun membran sel antara lain adalah fosfolipid, protein, oligosakarida, glikolipid, dan kolesterol. Komponen muchus membran sel semipermanen di lapisan membran
    Dua Lapis Lipid
    Komponen utama membran sel terdiri atas fosfolipid, selain itu terdapat senyawa lipid seperti sfingomyelin, kolesterol, dan glikolipida.Fosfolipid memiliki dua bagian yaitu bagian yang bersifat hidrofilik dan bagian yang bersifat hidrofobik.Bagian hidrofobik merupakan bagian yang terdiri atas asam lemak sedangkan bagian hidrofilik terdiri atas gliserol, fosfat dan gugus tambahan seperti kolin, serin, dan lain-lain. Penamaan fosfolipid dan sifat masing-masing akan bergantung pada jenis gugus tambahan yang dimiliki oleh fosfolipid. Jenis-jenis fosfolipid penyusun membran sel antara lain adalah : fosfokolin (pc), fosfoetanolamin (pe), fosfoserin (ps), dan fosfoinositol (pi). Secara alami di alam fosfolipid akan membentuk struktur misel (struktur menyerupai bola) atau membran lipid 2 lapis. Karena strukturnya yang dinamis maka komponen fosfolipid di membran dapat melakukan pergerakan dan perpindahan posisi. Pergerakan yang terjadi antara lain adalah pergerakan secara lateral (Pergerakan molekul lipid dengan tetangganya pada monolayer membran) dan pergerakan secara flip flop (Tipe pergerakan trans bilayer).
    Protein integral membran
    Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan lipid / transmembran.Protein integral memiliki domain membentang di luar sel dan di sitoplasma.Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen helix protein, hidrofobik, menembus lapisan lipida, dan untaian asam amino hidrofilik. Banyak diantaranya merupakan glikoprotein, gugus gula pada sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula dimodifikasi di badan golgi
    Sistem transpor membran
    Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus.
    Transpor pasif
    Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien konsentrasinya.Transpor pasif ini bersifat spontan.Difusi, osmosis dan difusi terfasilitasi merupakan contoh dari transpor pasif.Difusi terjadi akibat gerak termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang mengkonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien konsentrasinya.
    Transpor aktif
    Transpor aktif merupakan kebalikan dari transpor pasif dan bersifat tidak spontan.Arah perpindahan dari transpor ini melawan gradien konsentrasi.Transpor aktif membutuhkan bantuan dari beberapa protein. Contoh protein yang terlibat dalam transpor aktif ialah channel protein dan carrier protein, serta ionophore .yang termasuk transpor aktif ialah coupled carriers, ATP driven pumps, dan light driven pumps. Dalam transpor menggunakan coupled carriers dikenal dua istilah, yaitu simporter dan antiporter. Simporter ialah suatu protein yang mentransportasikan kedua substrat searah, sedangkan antiporter mentransfer kedua substrat dengan arah berlawanan.ATP driven pump merupakan suatu siklus transpor Na+/K+ ATPase. Light driven pump umumnya ditemukan pada sel bakteri. Mekanisme ini membutuhkan energi cahaya dan contohnya terjadi pada Bakteriorhodopsin.

    Sitoplasma
    Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus membran sel. Pada sel eukariota, sitoplasma adalah bagian non-nukleus dari protoplasma.Pada sitoplasma terdapat kerangka sel (sitoskeleton), berbagai organel dan vesikuli serta sitosol yang berupa cairan tempat organel melayang-layang di dalamnya. Sitosol mengisi ruang sel yang tidak ditempati organel dan vesikula,Menjadi tempat banyak reaksi biokimiawi serta Perantara transfer bahan dari luar sel ke organel atau inti sel.Walaupun semua sel memiliki sitoplasma, setiap jaringan maupun spesies memiliki ciri-ciri yang jauh berbeda antara satu dengan yang lain.

    Inti sel atau nukleus.
    Nukleus merupakan organel pertama yang ditemukan, yang pertama kali dideskripsikan oleh Franz Bauer pada 1802 dan dijabarkan lebih detil oleh ahli botani Skotlandia, Robert Brown pada tahun 1831.
    Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik.Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama dengan beragam jenis protein seperti histon. Gen di dalam kromosom-kromosom inilah yang membentuk genom inti sel. Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu, nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri.
    Elemen struktural utama nukleus adalah membran inti, suatu membran lapis ganda yang membungkus keseluruhan organel dan memisahkan bagian inti dengan sitoplasma sel, serta lamina inti, suatu struktur dalam nukleus yang memberi dukungan mekanis seperti sitoskeleton yang menyokong sel secara keseluruhan.Secara garis besar, membran inti terdiri atas tiga bagian, yaitu membran luar, ruang perinuklear, dan membran dalam.Membran luar dari nukleus berkesinambungan dengan retikulum endoplasma (RE) kasar dan bertaburan dengan ribosom. Sifat membran inti yang tak permeabel terhadap sebagian besar molekul membuat nukleus memerlukan pori inti agar molekul dapat bergerak melintasi membran. Pori nukleus bagaikan terowongan yang terletak pada membran nukleus yang berfungsi menghubungkan nukleoplasma dengan sitosol. Fungsi utama dari pori nukleus adalah untuk sarana pertukaran molekul antara nukleus dengan sitoplasma. Molekul yang keluar, kebanyakan mRNA, digunakan untuk sintesis protein. Pori nukleus tersusun atas 4 subunit, yaitu subunit kolom, subunit anular, subunit lumenal, dan subunit ring. Subunit kolom berfungsi dalam pembentukan dinding pori nukleus, subunit anular berguna untuk membentuk spoke yang mengarah menuju tengah dari pori nukleus, subunit lumenal mengandung protein transmembran yang menempelkan kompleks pori nukleus pada membran nukleus, sedangkan subunit ring berfungsi untuk membentuk permukaan sitosolik (berhadapan dengan sitoplasma) dan nuklear (berhadapan dengan nukleoplasma) dari kompleks pori nukleus.
    Meskipun bagian dalam nukleus tidak mengandung badan yang dibatasi oleh membran, isi nukleus tidak seragam dan memiliki beberapa badan subnukleus yang terbentuk dari protein-protein unik, molekul RNA, serta gugus DNA.Contoh utama dari badan subnukleus adalah nukleolus, yang terutama terlibat dalam pembentukan ribosom.Setelah diproduksi oleh nukleolus, ribosom diekspor ke sitoplasma untuk menjalankan fungsi translasi mRNA.

    Sitoplasma dan inti sel bersama-sama disebut sebagai protoplasma. Sitoplasma berwujud cairan kental (sitosol) yang di dalamnya terdapat berbagai organel yang memiliki fungsi yang terorganisasi untuk mendukung kehidupan sel. Organel memiliki struktur terpisah dari sitosol dan merupakan “kompartementasi” di dalam sel, sehingga memungkinkan terjadinya reaksi yang tidak mungkin berlangsung di sitosol. Sitoplasma juga didukung oleh jaringan kerangka yang mendukung bentuk sitoplasma sehingga tidak mudah berubah bentuk.
    Organel-organel yang ditemukan pada sitoplasma adalah
    mitokondria (kondriosom)
    badan Golgi (diktiosom)
    retikulum endoplasma
    plastida (khusus tumbuhan, mencakup leukoplas, kloroplas dan kromoplas)
    vakuola (khusus tumbuhan)
    Mitokondria
    Mitokondria (mitochondrion’, plural: mitochondria’) atau kondriosom (chondriosome) adalah organel tempat berlangsungnya fungsi respirasi sel makhluk hidup. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah “pembangkit tenaga” bagi sel.
    Mitokondria merupakan salah satu bagian sel yang paling penting karena di sinilah energi dalam bentuk ATP [Adenosine Tri-Phosphate] dihasilkan. Mitokondria mempunyai dua lapisan membran, yaitu lapisan membran luar dan lapisan membran dalam.Lapisan membran dalam ada dalam bentuk lipatan-lipatan yang sering disebut dengan cristae.Di dalam Mitokondria terdapat ‘ruangan’ yang disebut matriks, dimana beberapa mineral dapat ditemukan.Sel yang mempunyai banyak Mitokondria dapat dijumpai di jantung, hati, dan otot.
    Keberadaan mitokondria didukung oleh hipotesis endosimbiosis yang mengatakan bahwa pada tahap awal evolusi sel eukariot bersimbiosis dengan prokariot (bakteri) [Margullis, 1981].Kemudian keduanya mengembangkan hubungan simbiosis dan membentuk organel sel yang pertama.Adanya DNA pada mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan entitas yang terpisah dari sel inangnya.Hipotesis ini ditunjang oleh beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri. Ukuran mitokondria menyerupai ukuran bakteri, dan keduanya bereproduksi dengan cara membelah diri menjadi dua. Hal yang utama adalah keduanya memiliki DNA berbentuk lingkar.Oleh karena itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang berbeda dengan sistem genetik inti.Selain itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih mirip dengan yang dimiliki bakteri dibandingkan dengan yang dikode oleh inti sel eukariot [Cooper, 2000].
    Struktur

    Struktur umum suatu mitokondrion
    Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 µm dan panjang 0,5 – 1,0 µm. Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membran [Cooper, 2000].
    Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang sama serta mengandung protein porin yang menyebabkan membran ini bersifat permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 Dalton. Dalam hal ini, membran luar mitokondria menyerupai membran luar bakteri gram-negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid ke matriks untuk menjalani β-oksidasi menghasilkan Asetil KoA.
    Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran luar terdiri dari 20% lipid dan 80% protein.Membran ini merupakan tempat utama pembentukan ATP. Luas permukaan ini meningkat sangat tinggi diakibatkan banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam matriks, disebut krista [Lodish, 2001]. Stuktur krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam mengandung protein yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi membentuk ATP pada matriks mitokondria, serta protein transpor yang mengatur keluar masuknya metabolit dari matriks melewati membran dalam.
    Ruang antar membran yang terletak diantara membran luar dan membran dalam merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi β-oksidasi asam lemak. Di dalam matriks mitokondria juga terdapat materi genetik, yang dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat inorganik serta ion-ion seperti magnesium, kalsium dan kalium

    Fungsi mitokondria
    Peran utama mitokondria adalah sebagai pabrik energi sel yang menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Metabolisme karbohidrat akan berakhir di mitokondria ketika piruvat di transpor dan dioksidasi oleh O2 menjadi CO2 dan air. Energi yang dihasilkan sangat efisien yaitu sekitar tiga puluh molekul ATP yang diproduksi untuk setiap molekul glukosa yang dioksidasi, sedangkan dalam proses glikolisis hanya dihasilkan dua molekul ATP. Proses pembentukan energi atau dikenal sebagai fosforilasi oksidatif terdiri atas lima tahapan reaksi enzimatis yang melibatkan kompleks enzim yang terdapat pada membran bagian dalam mitokondria. Proses pembentukan ATP melibatkan proses transpor elektron dengan bantuan empat kompleks enzim, yang terdiri dari kompleks I (NADH dehidrogenase), kompleks II (suksinat dehidrogenase), kompleks III (koenzim Q – sitokrom C reduktase), kompleks IV (sitokrom oksidase), dan juga dengan bantuan FoF1 ATP Sintase dan Adenine Nucleotide Translocator (ANT) [Wallace, 1997].
    Siklus Hidup Mitokondria
    Mitokondria dapat melakukan replikasi secara mandiri (self replicating) seperti sel bakteri.Replikasi terjadi apabila mitokondria ini menjadi terlalu besar sehingga melakukan pemecahan (fission).Pada awalnya sebelum mitokondria bereplikasi, terlebih dahulu dilakukan replikasi DNA mitokondria. Proses ini dimulai dari pembelahan pada bagian dalam yang kemudian diikuti pembelahan pada bagian luar. Proses ini melibatkan pengkerutan bagian dalam dan kemudian bagian luar membran seperti ada yang menjepit mitokondria. Kemudian akan terjadi pemisahan dua bagian mitokondria [Childs, 1998].
    DNA mitokondria
    Mitokondria memiliki DNA tersendiri, yang dikenal sebagai mtDNA (Ing. mitochondrial DNA).MtDNA berpilin ganda, sirkular, dan tidak terlindungi membran (prokariotik).Karena memiliki ciri seperti DNA bakteri, berkembang teori yang cukup luas dianut, yang menyatakan bahwa mitokondria dulunya merupakan makhluk hidup independen yang kemudian bersimbiosis dengan organisme eukariotik.Teori ini dikenal dengan teori endosimbion.Pada makhluk tingkat tinggi, DNA mitokondria yang diturunkan kepada anaknya hanya berasal dari betinanya saja (mitokondria sel telur).Mitokondria jantan tidak ikut masuk ke dalam sel telur karena letaknya yang berada di ekor sperma.Ekor sperma tidak ikut masuk ke dalam sel telur sehingga DNA mitokondria jantan tidak diturunkan.
    Badan golgi
    Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi.Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
    Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi.
    Struktur
    Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya. Karena hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh mengumpulkan dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel. Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi pembentukan dinding sel.
    Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan yang diperlukan seperti enzim–enzim pembentuk dinding sel.

    Badan Golgi merupakan suatu bagian sel yang hampir serupa dengan Retikulum Endoplasma.Hanya saja, Badan Golgi terdiri dari berlapis-lapis ruangan yang juga ditutupi oleh membran.Badan Golgi mempunyai 2 bagian, yaitu bagian cis dan bagian trans. Bagian cis menerima vesikel-vesikel [vesicle] yang pada umumnya berasal dari Retikulum Endoplasma Kasar. Vesikel ini akan diserap ke ruangan-ruangan di dalam Badan Golgi dan isi dari vesikel tersebut akan diproses sedemikian rupa untuk penyempurnaan dan lain sebagainya. Ruangan-ruangan tersebut akan bergerak dari bagian cis menuju bagian trans. Di bagian inilah ruangan-ruangan tersebut akan memecahkan dirinya dan membentuk vesikel, dan siap untuk disalurkan ke bagian-bagian sel yang lain atau ke luar sel.

    Fungsi badan golgi:
    1. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
    2. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
    3. Membentuk dinding sel tumbuhan
    4. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
    5. Tempat untuk memodifikasi protein
    6. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
    7. Untuk membentuk lisosom
    Dalam badan golgi terdapat variasi coated vesicle, antara lain
    Clathrin-coated adalah yang pertama ditemukan dan diteliti. tersusun dari clathrin dan adaptin. interaksi lateral antara adaptin dengan clatrin membentuk formasi tunas. jika tunas clathrin sudah tumbuh, protein yang larut dalam sitoplasma termasuk dynamin akan membentuk cincin di setiap leher tunas dan memutusnya.
    COPI-coated memaket tunas dari bagian pre-golgi dan antar cisternae. beberapa protein COPI-coat memperlihatkan sekuens yang bermiripan dengan adaptin, dapat diduga berasal dari evolusi yang bermiripan.
    COPII-coated memaket tunas dari retikulum endoplasma.
    terdapat 2 protein dalam badan golgi. Protein Snare V-snare menuju T-snare dan akan bergabung. T-snare adalah protein yang ada di target sedangkan V-snare adalah vesikel snare. V-snare akan mencari T-snare dan kemudian akan berfusi menjadi satu. Protein Rab termasuk ke dalam golongan GTP-ase.protein Rab memudahkan dan mengatur kecepatan pelayaran vesikel dan pemasangan v-snare dan t-snare yang diperlukan pada penggabungan membran.
    Retikulum endoplasma
    Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel yang dapat ditemukan pada semua sel eukariotik.
    Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem membran.Di sekitar Retikulum Endoplasma adalah bagian sitoplasma yang disebut sitosol atau cytosol.Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas ruangan-ruangan kosong yang ditutupi dengan membran dengan ketebalan 4 nm (nanometer, 10-9 meter).Membran ini berhubungan langsung dengan selimut nukleus atau nuclear envelope.
    Pada bagian-bagian Retikulum Endoplasma tertentu, terdapat ribuan ribosom atau ribosome. Ribosom merupakan tempat dimana proses pembentukan protein terjadi di dalam sel. Bagian ini disebut dengan Retikulum Endoplasma Kasar atau Rough Endoplasmic Reticulum. Kegunaan daripada Retikulum Endoplasma Kasar adalah untuk mengisolir dan membawa protein tersebut ke bagian-bagian sel lainnya. Kebanyakan protein tersebut tidak diperlukan sel dalam jumlah banyak dan biasanya akan dikeluarkan dari sel. Contoh protein tersebut adalah enzim dan hormon.Sedangkan bagian-bagian Retikulum Endoplasma yang tidak diselimuti oleh ribosom disebut Retikulum Endoplasma Halus atau Smooth Endoplasmic Reticulum. Kegunaannya adalah untuk membentuk lemak dan steroid.Sel-sel yang sebagian besar terdiri dari Retikulum Endoplasma Halus terdapat di beberapa organ seperti hati.
    Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis.Kantung ini disebut cisternae.Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”).
    Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplsma.Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-substansi dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya.
    Ada tiga jenis retikulum endoplasma:
    RE kasar Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein.Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein.RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel. RE sarkoplasmik RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik.Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya.RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium.RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot.
    RE halus berfungsi dalam berbagai macam proses metabolisme, trmasuk sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, dan menawarkan obat dan racun
    “RE berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri”
    Jaring-jaring endoplasma adalah jaringan keping kecil-kecil yang tersebar bebas di antara selaput selaput di seluruh sitoplasma dan membentuk saluran pengangkut bahan. Jaring-jaring ini biasanya berhubungan dengan ribosom (titik-titik merah) yang terdiri dari protein dan asam nukleat, atau RNA.Partikel-partikel tadi mensintesis protein serta menerima perintah melalui RNA tersebut (Time Life, 1984).

    Jadi fungsi RE adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan genetic antara inti sel dengan sitoplasma.

    Fungsi Retikulum Endoplasma
    Menjadi tempat penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka calcium akan dikeluarkan dari RE dan menuju ke sitosol
    • Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel.
    (RE kasar)
    • Mensintesis lemak dan kolesterol, ini terjadi di hati
    (RE kasar dan RE halus)
    • Menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati.
    • Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain (RE kasar dan RE halus)

    plastida (khusus tumbuhan, mencakup leukoplas, kloroplas dan kromoplas)
    Plastida adalah organel pada sel tumbuhan (dalam arti luas, Viridoplantae). Organel ini paling dikenal dalam bentuknya yang paling umum, kloroplas, sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis. Pada kenyataannya, plastida dikenal dalam berbagai bentuk:
    proplastida, bentuk belum “dewasa”
    leukoplas, bentuk dewasa tanpa mengandung pigmen, ditemukan terutama di akar
    kloroplas, bentuk aktif yang mengandung pigmen klorofil, ditemukan pada daun, bunga, dan bagian-bagian berwarna hijau lainnya

    kromoplas, bentuk aktif yang mengandung pigmen karotena, ditemukan terutama pada bunga dan bagian lain berwarna jingga
    amiloplas, bentuk semi-aktif yang mengandung butir-butir tepung, ditemukan pada bagian tumbuhan yang menyimpan cadangan energi dalam bentuk tepung, seperti akar, rimpang, dan batang (umbi) serta biji.
    elaioplas, bentuk semi-aktif yang mengandung tetes-tetes minyak/lemak pada beberapa jaringan penyimpan minyak, seperti endospermium (pada biji)
    etioplas, bentuk semi-aktif yang merupakan bentuk adaptasi kloroplas terhadap lingkungan kurang cahaya; etioplas dapat segera aktif dengan membentuk klorofil hanya dalam beberapa jam, begitu mendapat cukup pencahayaan.
    Plastida adalah organel vital pada tumbuhan. Fungsinya adalah sebagai tempat fotosintesis, sintesis asam-asam lemak, serta beberapa fungsi sehari-hari sel.
    Secara evolusi plastida dianggap sebagai prokariota yang bersimbiosis ke dalam sel eukariota dan kemudian kehilangan sifat otonomi penuhnya. Teori endosimbiosis ini mirip dengan yang terjadi terhadap mitokondria namun introduksi plastida dianggap terjadi lebih kemudian.

    vakuola (khusus tumbuhan)
    Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa Inggris). Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya.Vakuola ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah.
    Pada sel daun dewasa, vakuola mendominasi sebagian besar ruang sel sehingga seringkali sel terlihat sebagai ruang kosong karena sitosol terdesak ke bagian tepi dari sel.

    Bagi tumbuhan, vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena mekanisme pertahanan hidupnya bergantung pada kemampuan vakuola menjaga konsentrasi zat-zat terlarut di dalamnya. Proses pelayuan, misalnya, terjadi karena vakuola kehilangan tekanan turgor pada dinding sel. Dalam vakuola terkumpul pula sebagian besar bahan-bahan berbahaya bagi proses metabolisme dalam sel karena tumbuhan tidak mempunyai sistem ekskresi yang efektif seperti pada hewan. Tanpa vakuola, proses kehidupan pada sel akan berhenti karena terjadi kekacauan reaksi biokimia.
    Sentriol

    Sentriol merupakan organel tak bermembran yang hanya ditemukan pada sel hewan. Organel ini berukuran kecil , jumlahnya sepasang dan letaknya dekat membrane inti dalam posisi tegak lurus antar keduanya. Organel ini akan memisah satu sama lain untuk membentuk gelendong pembelahan pada saat terjadi pembelahan sel.
    Lisosom ® Digesti nutrisi, bahan-bahan asing dan organel-organel yang rusak
    Mikrobodi ® Berbagai proses metabolisme seperti memecahkan H2O2
    Ribosom ® Sintesa Polipeptida / protein
    Cincin kontraktil hanya ditemukan pada sel hewan. Cincin kontraktil terbentuk pada saat pembelahan sel, tepatnya pada tahap sitokinesis atau pembagian sitoplasma sel anak.Pembagian siitoplasma berlangsung setelah pembagian materi inti (kriokinesis) selesai. Pada sel tumbuhan , setelah pembagian materi inti selesai maka dinding sel baru terbentuk tanpa adanya cincin kontraktil.
    Sitoskeleton ® Memelihara bentuk sel; melekatkan/pertautkan organel-organel; pergerakan organel dalam sel; gerakan sel (termasuk silia, flagella, dan sentriol pada sel hewan)
    Dinding Sel ® Memelihara bentuk sel dan menyokong rangka. Proteksi permukaan sel. Mengikat sel-sel jaringan (terdapat pada tumbuhan, jamur dan beberapa protista)

    Beberapa senyawa penyusun dinding sel, antara lain:
    a. Hemiselulosa
    Hemiselulosa merupakan polisakarida yang tersusun atas glukosa, xilosa, manosa dan asam glukoronat. Di dalam dinding sel, hemiselulosa berfungsi sebagai perekat antar mikrofibril selulosa.
    b. Pektin
    Pektin merupakan polisakarida yang tersusun atas galaktosa, arabinosa, dan asam galakturonat.
    c. Lignin
    Lignin hanya dijumpai pada dinding sel yang dewasa dan berfungsi untuk melindungi sel tumbuhan terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan.
    d. Kutin
    Kutin merupakan suatu selubung atau lapisan pada permukaan atas daun atau batang dan berfungsi untuk mencegah dehidrasi akibat penguapan dan melindungi kerusakan sel akibat patogen dari luar.
    e. Protein dan lemak
    Di dalam dinding sel ditemukan dalam jumlah yang sedikit.
    Permukaan/membran sel (pada Hewan) ® proteksi permukaan; Mengikat sel-sel dalam jaringan
    Penghubung Sel ® Komunikasi antar sel; mengikat sel-sel dalam jaringan
    Perbedaan Sel Hewan dan Tumbuhan
    Sel tumbuhan dan sel hewan
    Sel tumbuhan
    Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan.
    Mempunyai bentuk yang tetap.Mempunempunyai dinding sel [cell wall] dari selulosa.
    Mempunyai vakuola [vacuole] atau rongga sel yang besar.
    Tidak Mempunyai sentrosom [centrosome].Tidak memiliki lisosom [lysosome].Nukleus lebih kecil daripada vakuola.

    Sel hewan
    Sel hewan lebih kecil daripada sel tumbuhan.
    Tidak mempunyai bentuk yang tetap.
    Tidak mempunyai dinding sel [cell wall].
    Tidak mempunyai vakuola [vacuole], walaupun terkadang sel beberapa hewan uniseluler memiliki vakuola (tapi tidak sebesar yang dimiliki tumbuhan).Yang biasa dimiliki hewan adalah vesikel atau [vesicle].
    Mempunyai sentrosom [centrosome].
    Memiliki lisosom [lysosome].
    Nukleus lebih besar daripada vesikel.

    Siklus sel
    Siklus sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah DNA kromosom yang cukup banyak dan mendukung segregasi untuk menghasilkan dua sel anakan yang identik secara genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang (siklik)
    Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang dialami sel untuk tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan meregulasi waktu pembelahan dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur jumlah ekspresi atau translasi gen pada masing-masing sel yang menentukan diferensiasinya.
    Fase pada siklus sel
    Fase S (sintesis): Tahap terjadinya replikasi DNA
    Fase M (mitosis): Tahap terjadinya pembelahan sel (baik pembelahan biner atau pembentukan tunas)
    Fase G (gap): Tahap pertumbuhan bagi sel.
    Fase G0, sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam keadaan diam atau sel tidak melakukan pertumbuhan maupun perkembangan. Kondisi ini sangat bergantung pada sinyal atau rangsangan baik dari luar atau dalam sel. Umum terjadi dan beberapa tidak melanjutkan pertumbuhan (dorman) dan mati.
    Fase G1, sel eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara sitokinesis dan sintesis.
    Fase G2, pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis.
    Fase tersebut berlangsung dengan urutan S > G2 > M > G0 > G1 > kembali ke S. Dalam konteks Mitosis, fase G dan S disebut sebagai Interfase.
    Regenerasi dan diferensiasi sel
    Regenerasi sel adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak.
    Diferensiasi sel adalah proses pematangan suatu sel menjadi sel yang spesifik dan fungsional, terletak pada posisi tertentu di dalam jaringan, dan mendukung fisiologis hewan. Misalnya, sebuah stem cell mampu berdiferensiasi menjadi sel kulit.
    Saat sebuah sel tunggal, yaitu sel yang telah dibuahi, mengalami pembelahan berulang kali dan menghasilkan pola akhir dengan keakuratan dan kompleksitas yang spektakuler, sel itu telah mengalami regenerasi dan diferensiasi.
    Empat proses esensial pengkonstruksian embrio
    Regenerasi dan diferensiasi sel hewan ditentukan oleh genom. Genom yang identik terdapat pada setiap sel, namun mengekspresikan set gen yang berbeda, bergantung pada jumlah gen yang diekspresikan.Misalnya, pada sel retina mata, tentu gen penyandi karakteristik penangkap cahaya terdapat dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada ekspresi gen indera lainnya.
    Pengekspresian gen itu sendiri mempengaruhi jumlah sel, jenis sel, interaksi sel, bahkan lokasi sel. Oleh karena itu, sel hewan memiliki 4 proses esensial pengkonstruksian embrio yang diatur oleh ekspresi gen, sebagai berikut:
    Proliferasi sel
    menghasilkan banyak sel dari satu sel
    Spesialisasi sel
    menciptakan sel dengan karakteristik berbeda pada posisi yang berbeda
    Interaksi sel
    mengkoordinasi perilaku sebuah sel dengan sel tetangganya
    Pergerakan sel
    menyusun sel untuk membentuk struktur jaringan dan organ
    Pada embrio yang berkembang, keempat proses ini berlangsung bersamaan. Tidak ada badan pengatur khusus untuk proses ini. Setiap sel dari jutaan sel embrio harus membuat keputusannya masing-masing, menurut jumlah kopi instruksi genetik dan kondisi khusus masing-masing sel.
    Sel tubuh, seperti otot, saraf, dsb. tetap mempertahankan karakteristik karena masih mengingat sinyal yang diberikan oleh nenek moyangnya saat awal perkembangan embrio
    Sel-sel khusus
    Sel Tidak Berinti, contohnya trombosit dan eritrosit (Sel darah merah). Di dalam sel darah merah, terdapat Haemoglobin sebagai pengganti nukleus (inti sel).
    Sel Berinti Banyak, contohnya Paramecium sp dan sel otot
    Sel hewan berklorofil, contohnya euglena sp. Euglena sp adalah hewan uniseluler berklorofil.
    Sel pendukung, contohnya adalah sel xilem. Sel xilem akan mati dan meninggalkan dinding sel sebagai “tulang” dan saluran air. Kedua ini sangatlah membantu dalam proses transpirasi pada tumbuhan.

    1. Jelaskan mekanisme fisiologis proses difusi dan osmosis di dalm sel ?
    2. Jelaskan informasi tentang : mitokondria,lisosom,retikulum endoplasma,badan golgi,dan sentriol.
    Jawaban :
    1.
    Transport pasif merupakan transport ion, molekul, dan senyawa yang tidak memerlukan energi untuk melewati membran plasma. Transport pasif mencakup osmosis dan difusi. Difusi dibedakan menjadi difusi dipermudah dengan saluran protein dan difusi dipermudah dengan protein pembawa.Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, dimana molekul air berdifusi melewati membran yang bersifat selektif permeabel. Dalam sistem osmosis, dikenal larutan hipertonik (larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan hipotonik (larutan dengan konsentrasi terlarut rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut sama). Jika terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai kedua larutan seimbang. Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran.Oleh sebab itu, dalam osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonik. Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik, maka volumenya akan konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapat dan kehilangan air yang sama. Banyak hewan-hewan laut, seperti bintang laut (Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya bersifat isotonik dengan lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas tinggi (pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel banyak kehilangan molekul air, sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan kematian. Pada hewan, untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipo- atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi.
    Difusi
    a. difusi dipermudah dengan saluran protein Substansi seperti asam amino, gula, dan substansi bermuatan tidak dapat berdifusi melalui membrane plasma. Substansi-substansi tersebut melewati membran plasma melalui saluran yang di bentuk oleh protein.Protein yang membentuk saluran ini merupakan protein integral.
    b. difusi dipermudah dengan protein pembawa proses difusi ini melibatkan protein yang membentuk suatu salauran dan mengikat substansi yang ditranspor. Protein ini disebut protein pembawa.Protein pembawa biasanya mengangkut molekul polar, misalnya asam amino dan glukosa.
    Diffusi : gerak menyebarnya molekul dari daerah konsentrasi tinggi (hipertonik) ke konsentrasi rendah (hipotonik). Molekul-molekul gas seperti oksigen dan karbon dioksida selalu bergerak sepanjang waktu, demikian pula mulekul-molekul cairan atau zat lain seperti gula yang terlarut dalam air. Sebagai akibat dari gerakan ini, molekul-molekul itu akan tersebar merata mengisi ruang yang ada. Proses ini disebut difusi. Berbagai ion dan molekul-molekul seperti glukosa, asam amino, asam lemak dan gliserol berdifusi lebih lambat.Molekul-molekul yang tidak bermuatan dan molekul lemak yang terlarut dapat bergerak melewati membran lebih cepat. Proses difusi gas, cairan atau zat-zat terlarut terjadi dari daerah kerapatan tinggi menuju daerah kerapatan rendah atau nol (mengandung sedikit molekul zat atau tidak ada), sehingga kerapatannya menjadi sama di mana – mana. Apakah peristiwa difusi akan terjadi atau tidak, tergantung apakah membran sel meluluskan meolekul melaluinya atau tidak. Hal ini sesuai dengan membran sel yang selektif permiabel.Molekul-molekul kecil seperti molekul H2O, CO2 dan O2 dapat dengan mudah dan cepat melalui membran, sehingga difusi cenderung untuk mempersamakan kerapatan atau konsentrasi molekul-molekul di dalam dan di luar sel sepanjang waktu.
    Misal pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 saat pernafasan, penyebaran setetes tinta dalam air.
    Osmosis : proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui membran semipermiabel. Membran semipermiabel adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dan zat tertentu yang larut di dalamnya.
    Osmosis pada sel tumbuhan di sebelah luar terdapat dinding sel dan di dalamnya terdapat protoplasma dan vakoula.Vakoula ini dilapisi oleh lapisan proplasma yang sifatnya semipermiabel.Cairan protoplasma sel tumbuhan ini umumnya merupakan cairan yang hipertonik dibandingkan dengan dengan cairan disekelilingnya.Sel tumbuhan mengambil air dari sekelilingnya secara osmosis, air masuk vakuola dan menekan protoplasma. Protoplasma menekan dinding sel. Osmosis dapat menjaga keseimbangan konsentrasi larutan di dalam dan di luar sel. Jika terlalu banyak air masuk ke dalam sel, sel akan menggembung, bahkan mungkin dapat pecah. Tekanan pada dinding sel tersebut dinamakan takanan turgor.Karena turgor dinding sel sedikit mengembang.Waktu dinding sel mengembang secara secara maksimum dikatakan sel mempunyai turgor penuh atau turgid penuh. Keadaan menjadi sebaliknya jika sel diletakkan dalam suatu larutan yang yang bersifat hipertonik, maka air akan keluar dari sel. Bila air sel banyak keluar, maka isi sel terlepas dari dinding sel. Peristiwa telepasnya protoplasma dari dinding sel disebut plasmolisis.
    2. a)Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah “pembangkit tenaga” bagi sel.
    Keberadaan mitokondria didukung oleh hipotesis endosimbiosis yang mengatakan bahwa pada tahap awal evolusi sel eukariot bersimbiosis dengan prokariot (bakteri) [Margullis, 1981].Kemudian keduanya mengembangkan hubungan simbiosis dan membentuk organel sel yang pertama.Adanya DNA pada mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan entitas yang terpisah dari sel inangnya.Hipotesis ini ditunjang oleh beberapa kemiripan antara mitokondria dan bakteri. Ukuran mitokondria menyerupai ukuran bakteri, dan keduanya bereproduksi dengan cara membelah diri menjadi dua. Hal yang utama adalah keduanya memiliki DNA berbentuk lingkar.Oleh karena itu, mitokondria memiliki sistem genetik sendiri yang berbeda dengan sistem genetik inti.Selain itu, ribosom dan rRNA mitokondria lebih mirip dengan yang dimiliki bakteri dibandingkan dengan yang dikode oleh inti sel eukariot [Cooper, 2000].
    Secara garis besar, tahap respirasi pada tumbuhan dan hewan melewati jalur yang sama, yang dikenal sebagai daur atau siklus Krebs.
    b)Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik.Di dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase.Semua enzim tersebut aktif pada pH 5.Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.
    Pada tumbuhan organel ini lebih dikenal sebagai vakuola, yang selain untuk mencerna, mempunyai fungsi menyimpan senyawa organik yang dihasilkan tanaman.
    c)RETIKULUM ENDOPLASMA (RE) adalah organel yang dapat ditemukan di seluruh sel hewan eukariotik.
    Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis.Kantung ini disebut cisternae.Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum endoplasma melipiti separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”).
    Pengertian lain menyebutkan bahwa RE sebagai perluasan membran yang saling berhubungan yang membentuk saluran pipih atau lubang seperti tabung di dalam sitoplsma.
    Lubang/saluran tersebut berfungsi membantu gerakan substansi-substansi dari satu bagian sel ke bagian sel lainnya.
    Ada tiga jenis retikulum endoplasma:
    RE kasar Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom.Ribosom ini berperan dalam sintesis protein.Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein.RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel. RE sarkoplasmik RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik.Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya.RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium.RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot.
    RE halus berfungsi dalam berbagai macam proses metabolisme, trmasuk sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, dan menawarkan obat dan racun
    “RE berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri”
    Jaring-jaring endoplasma adalah jaringan keping kecil-kecil yang tersebar bebas di antara selaput selaput di seluruh sitoplasma dan membentuk saluran pengangkut bahan.Jaring-jaring ini biasanya berhubungan dengan ribosom (titik-titik merah) yang terdiri dari protein dan asam nukleat, atau RNA.Partikel-partikel tadi mensintesis protein serta menerima perintah melalui RNA tersebut (Time Life, 1984).
    Jadi fungsi RE adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan genetic antara inti sel dengan sitoplasma.
    Fungsi Retikulum Endoplasma
    • Menjadi tempat penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka calcium akan dikeluarkan dari RE dan meuju ke sitosol
    • Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel.
    (RE kasar)
    • Mensintesis lemak dan kolesterol, ini terjadi di hati
    (RE kasar dan RE halus)
    • Menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati.
    • Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain (RE kasar dan RE halus)
    d)Badan Golgi
    Mikrograf badan Golgi, terlihat sebagai tumpukan cincin setengah lingkaran berwarna hitam di bagian bawah gambar.Sejumlah vesikel bulat terlihat di sekitar organel ini.
    Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki hingga ratusan badan Golgi.Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.
    Badan Golgi ditemukan oleh seorang ahli histologi dan patologi berkebangsaan Italia yang bernama Camillo Golgi.
    Struktur
    Struktur badan Golgi berupa berkas kantung berbentuk cakram yang bercabang menjadi serangkaian pembuluh yang sangat kecil di ujungnya.Karena hubungannya dengan fungsi pengeluaran sel amat erat, pembuluh mengumpulkan dan membungkus karbohidrat serta zat-zat lain untuk diangkut ke permukaan sel. Pembuluh itu juga menyumbang bahan bagi pembentukan dinding sel.
    Badan golgi dibangun oleh membran yang berbentuk tubulus dan juga vesikula. Dari tubulus dilepaskan kantung-kantung kecil yang berisi bahan-bahan yang diperlukan seperti enzim–enzim pembentuk dinding sel.
    Permukaan badan golgi dibagi menjadi 2 yaitu cis-face dan trans-face. cis-face berhadapan langsung dengan retikulum endoplasma.
    Vesikel:
    1. Vesikel retikulum endoplasma, 2. Vesikel eksositosis, 3.Sisterna, 4.Membran sel, 5.Vesikel sekresi.
    Fungsi badan golgi:
    1. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
    2. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membran plasma.
    3. Membentuk dinding sel tumbuhan
    4. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
    5. Tempat untuk memodifikasi protein
    6. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
    7. Untuk membentuk lisosom
    Dalam badan golgi terdapat variasi coated vesicle, antara lain
    Clathrin-coated adalah yang pertama ditemukan dan diteliti.tersusun dari clathrin dan adaptin. interaksi lateral antara adaptin dengan clatrin membentuk formasi tunas. jika tunas clathrin sudah tumbuh, protein yang larut dalam sitoplasma termasuk dynamin akan membentuk cincin di setiap leher tunas dan memutusnya.
    COPI-coated memaket tunas dari bagian pre-golgi dan antar cisternae. beberapa protein COPI-coat memperlihatkan sekuens yang bermiripan dengan adaptin, dapat diduga berasal dari evolusi yang bermiripan.
    COPII-coated memaket tunas dari retikulum endoplasma.
    terdapat 2 protein dalam badan golgi. Protein Snare V-snare menuju T-snare dan akan bergabung. T-snare adalah protein yang ada di target sedangkan V-snare adalah vesikel snare. V-snare akan mencari T-snare dan kemudian akan berfusi menjadi satu. Protein Rab termasuk ke dalam golongan GTP-ase.protein Rab memudahkan dan mengatur kecepatan pelayaran vesikel dan pemasangan v-snare dan t-snare yang diperlukan pada penggabungan membran.

    e)Sentrosom (Sentriol)
    Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.
    Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.

    Simbiosis berasal dari bahasa Yunani sym yang berarti dengan dan biosis yang berarti kehidupan.Simbiosis merupakan interaksi antara dua organisme yang hidup berdampingan.
    Simbiosis merupakan pola interaksi yang sangat erat dan khusus antara dua makhluk hidup yang berlainan jenis.[1] Makhluk hidup yang melakukan simbiosis disebut simbion[1].
    Ada beberapa bentuk simbiosis yakni:
    • Simbiosis parasitisme adalah di mana pihak yang satu mendapat keuntungan dan merugikan pihak lainnya. Contoh:
    o Tanaman benalu dengan inangnya
    o Tali putri dengan inangnya
    o cacing perut dan cacing tambang yang hidup di dalam usus manusia[1]
    • Simbiosis mutualisme adalah hubungan sesama mahkluk hidup yang saling menguntungkan kedua pihak. Contohnya:
    o Ikan Remora dan Ikan Hiu
    o Bunga Sepatu dan Lebah
    o Burung Jalak dan Kerbau.
    o Jenis jamur tertentu dan jenis alga tertentu membentuk likenes
    o Bunga dengan kupu-kupu[1]
    • Simbiosis komensalisme adalah di mana pihak yang satu mendapat keuntungan tapi pihak lainnya tidak dirugikan dan tidak diuntungkan. Contoh:
    o Ikan badut dengan anemon laut
    o Tumbuhan pakis dengan anggrek dan tumbuhan inangnya.
    • Simbiosis Amensalisme, yaitu saat satu pihak dirugikan dan pihak lainnya tidak diuntungkan maupun dirugikan.[2]
    • Kompetisi, di mana kedua pihak saling merugikan, biasanya terjadi melalui kompetisi dalam memperebutkan makanan.[2]
    • Simbiosis netralisme, dimana kedua pihak tidak saling diuntungkan maupun dirugikan. Interaksi antar kedua spesies tidak menyebabkan keuntungan maupun kerugian bagi keduanya.[2]
    Simbiosis dapat dibedakan menjadi dua kategori berbeda.
    • Ektosimbiosis
    • Endosimbiosis
    • B. TEORI ENDOSIMBIOSIS
    • Para pakar biologi sel sependapat bahwa mitokondria berasal dari bakteri aerobik yang mengadakan endosimbiosis dengan eukariot anaerobik. Endosimbiosis adalah jika
    • organisme dari suatu species hidup didalam organisme dari
    • species yang lain. Proses yang terjadi adalah sel-sel bakteri aerobik tertelan oleh sel eukariot anaerobik namun bakteri aerobik tidak mengalami pencernaan. Bakteri aerobik yang tertelan selanjutnya hidup di dalam sel eukariot. Eukariot mensuplai bakteri dengan proteksi dan komponen-komponen karbon, sedangkan bakteri mensuplai eukariot dengan energi ATP. Beberapa bukti yang mendukung teori tersebut adalah:(i) Mitokondria dapat menggandakan diri menyerupai pembelahan biner pada bakteri, (ii) DNA mitokondria menyerupai DNA prokariot, berupa molekul sirkular tunggal dan ribosom pada mitokondria dibuat dari sub unit dengan koofisien sedimentasi yang lebih menyerupai ribosom prokariot dibandingkan dengan eukariot, (iii) Ukuran mitokondria hampir sama dengan ukura bakteri. (iv) Mitokondria memiliki membran ganda, memiliki kemi-ripan dengam membran sejumlah prokariota, dan (v) urut- an DNA pada mitokondria tertutup dan memiliki kemiripan dengan DNA proteobakteril (vi) Mitokondria memiliki kemiripan fisik dengan prokariota.

    Mitokondria pertama kali diamati dan diisolasi dari selpada tahun 1850 oleh Kollicker melalui pengamatannya padajaringan otot lurik serangga.Ia menemukan adanya granula-granula dengan struktur yang bebas dan tidak berhubungansecara langsung dengan struktur internal sel. Pada tahun 1890,Altmann mengidentifikasi granula-granula tersebut dan Iaberikan nama bioblast.
    Istilah
    tersebut diganti denganmitokondria (Yunani:mito yang berarti benang danchondrio nyang berarti granula) sebab penampakan granula-granulatersebut menyerupai benang bila diamati dengan menggunakanmikroskop cahaya.
    Pada tahun 1900, Michaelis menunjukkan bahwa didalam mitokondria berlangsung reaksi-reaksi oksidatif.Padatahun 1911, Warburg menemukan bahwa mitokondriamengandung enzim-enzim yang mengkatalisis reaksi-reaksioksidatif sel. Pada tahun 1911, Kingsbury mendu-kung bahwamitokondria merupakan tempat spesifik untuk reaksi-reaksioksidasi.Pada tahun 1930, Sir Hans Krebs menjelaskanbeberapa reaksi siklus asam trikarboksilat atau daur Krebs.Dari tahun 1950, Lehninger, Green, Kennedy, dan Hogeboomdan lain-lain menunjukkan secara jelas reaksi-reaksi sepertioksidasi asam lemak, fosforilasi oksidatif serta sifat-sifat lainmitokondia (Sheeler dan Bianchii, 1983).

    C. STRUKTUR MITOKONDRIA
    Mitokondria dijumpai baik pada sel hewan maupun padasel tumbuhan. Ukuran mitokondria kira-kira sama denganukuran rata-rata bakteri basil. Mitokondria hati secara umumagak memanjang dengan diameter kira-kira 0,5-1,0µm danpanjang kira-kira 3µm. Umumnya panjang mitokondria dapatmencapai 7µm (Sheeler & Bianchi, 1983; Thorpe, 1984).
    Di dalam sel mitokondria terletak secara acak sepertipada hati atau tersusun teratur dengan pola-pola tertentuseperti pada sel sperma.Contoh yang paling umum adalahsusunan yang teratur dari mitokondria diantara serabut-serabutdi dalam otot lurik.Mitokondria umumnya ditemukan padatempat-tempat di dalam sel yang membutuhkan energi dalamjumlah yang besar, misalnya pada otot lurik dan flagel sperma.
    Untuk melaksanakan fungsinya, sangat tergantung pada
    persediaan ATP yang dihasilkan oleh mitokondria
    susunan mitokondria pada ekor sel sperma (Thorpe, 1984
    Susunan mitokondria pada sel otot lurik (Thorpe, 1984)
    Jumlah mitokondria per sel sangat bervariasi diantara berbagai tipe sel, mulai dari nol sampai ratusan ribu. Algae tak berwarna,Leucothrix danVitreoscilla, tidak memiliki mitokondria. Spermatozoa tertentu dan flagella seperti
    Chromulina hanya mengandung satu mitokondria per sel. Hati memiliki mitokondria rata-rata 800 per sel dan beberapa telur landak laut dan amoeba raksasa Chaos chaos mengandung 500.000 mitokondria per sel. Dalam beberapa hal, tampaknya terdapat hubungan antara jumlah mitokondria per sel dan keperluan metabolisme sel.
    Mitokondria dibatasi oleh membran ganda, yaitu membran dalam dan membran luar.Setiap membran memiliki ciri khas sebagai unit membran.Membran dalam tidak berhubungan dengan membran luar.Membran dalam membagi organel menjadi dua bagian yaitu matriks dan ruang antar membran.
    Matriks berisi cairan menyerupai gel, sedangkan ruang antar membran berisi cairan yang encer. Membran dalam memiliki permukaan yang lebih luas dibandingkan dengan membran luar, karena membran dalam terlipat-lipat dan masuk ke dalam matriks membentuk tonjolan-tonjolan yang dinamakan krista. Dengan demikian, secara struktural terdapat perbedaan antara membran dalam dengan membran luar.Selain itu, membran dalam berbeda dengan membran luar dari segi permiabilitasnya.Membran luar permiabel terhadap berbagai substansi yang mempunyai berat molekul berkisar 5.000 dalton.Sebaliknya permiabilitas membran dalam terbatas, khususnya terhadap substansi-substansi dengan berat molekul berkisar 100-150 dalton (Sheeler & Bianchi, 1983).
    Struktur morfologi mitokondria yang paling bervariasi adalah krista. Dalam satu tipe sel, mereka pada umumnya uniform dan khas pada sel. Akan tetapi, susunan dari bentuk- bentuk yang berbeda terdapat dalam tipe-tipe sel yang berbeda.
    Umumnya mitokondria memiliki krista yang berbentuk
    lamella atau tubuler. Pada bentuk lamella, krista relatif sejajar
    dan teratur, sedang pada krista yang berbentuk tubular
    memperlihatkan tubulus-tubulus yang terorientasi pada matriks. Pada beberapa mitokondria, susunan tubulusnya teratur, misalnya pada Amoeba Chaos chaos.
    Menurut Sheeler & Bianchi (1983), struktur mitokondria dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (i) krista susunannya menyerupai lembaran misalnya krista pada mitokondria sel hati, (ii) krista dengan susunan yang sangat rapat menyerupai tumpukan uang logam misalnya pada mitokondria sel ginjal, dan (iii) krista dengan susunan seperti jala yang dibentuk oleh saluran-saluran yang saling beranastomosis.
    Gambar 11.5 Struktur krista mitokondria (Sheler dan Bianchii,1983)

    D. KOMPOSISI KIMIA MITOKONDRIA
    Pada mitokondria utuh, air merupakan komponen utama yang dominan dan ditemukan di seluruh mitokondria kecuali dalam lapisan bilayer lipida.Air selain berperan dalam reaksi- reaksi kimia, juga berperan sebagai medium fisik dimana metabolit dapat berdifusi diantara sistim-sistim enzim.
    Komponen utama mitokondria adalah protein. Persentase protein yang sebenarnya berkaitan dengan jumlah membran dalam yang ada.Membran dalam terdiri atas protein, baik protein enzimatik maupun protein struktural.Pada beberapa mitokondria, membran dalam mengandung kira-kira 60% dari total protein organel. Berdasarkan distribusi enzim di dalam mitokondria hati tikus, telah terbukti bahwa membran dalam mengandung 21% dari total protein mitokondria dan membran luar 40%. Menurut perhitungan ini, kurang lebih 67% protein terdapat pada matriks dan biasanya ditemukan dalam ruang intraseluler.
    Protein mitokondria dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu bentuk terlarut dan bentuk tidak terlarut. Protein terlarut terutama terdiri atas enzim-enzim matriks dan protein

    Perbedaan distribusi lipida memiliki arti penting, baik dari segi struktural maupun fungsional. Namun secara detail belum jelas.
    Sejumlah molekul organik sederhana yang berbeda berasosiasi dengan membran mitokondria.Beberapa dari molekul ini adalah molekul redoks yang ikut serta dalam transpor elektron.Ubiquinon (koenzim Q), flavin (FMN dan FAD), dan nukleotida piridin (NAD+) secara normal terikat membran, dan kadang-kadang berasosiasi pada hampir sebahagian besar membran dalam.

    E. KOMPARTEMEN ENZIM
    Kurang lebih 100 enzim telah diidentifikasi berhubungan dengan mitokondria.Kira-kira 37% dari enzim-enzim tersebut adalah oksidoredoks, 11% enzim ligase dan kurang dari 9% enzim hidrolase.Pada membran dalam, terdapat suksinat dehidrogenase yang merupakan enzim maker, enzim-enzim transfer elektron dan fosforilasi oksi-datif berasosiasi dengan membran dalam.

  • Sustainbale Development Goals (SDGs)

    Sustainbale Development Goals (SDGs) adalah serangkaian 17 tujuan global yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015 sebagai bagian dari Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030. Tujuan-tujuan ini dirancang untuk mengatasi berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan yang dihadapi oleh negara-negara di seluruh dunia. SDGs bertujuan untuk mendorong pendekatan pembangunan yang holistik dan terintegrasi dengan mempertimbangkan keterkaitan berbagai isu.

    Sustainbale Development Goals

    Adapun 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan tersebut adalah sebagai berikut:

    1. Tidak Ada Kemiskinan
    2. Nol Kelaparan
    3. Kesehatan dan Kesejahteraan yang Baik
    4. Kualitas pendidikan
    5. Kesetaraan gender
    6. Air Bersih dan Sanitasi
    7. Energi Terjangkau dan Bersih
    8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
    9. Industri, Inovasi, dan Infrastruktur
    10. Mengurangi Ketimpangan
    11. Kota dan Komunitas yang Berkelanjutan
    12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
    13. Aksi Iklim
    14. Kehidupan Di Bawah Air
    15. Kehidupan di Darat
    16. Perdamaian, Keadilan, dan Institusi yang Kuat
    17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

    Setiap tujuan disertai dengan target dan indikator tertentu untuk mengukur kemajuan. SDGs saling berhubungan, menyadari bahwa kemajuan dalam satu tujuan dapat berdampak positif pada tujuan lainnya. Untuk mencapai tujuan-tujuan ini memerlukan kolaborasi dan komitmen dari pemerintah, dunia usaha, masyarakat sipil, dan individu di seluruh dunia.

    Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 mewakili visi bersama untuk masa depan yang lebih baik dan berkelanjutan, mengatasi tantangan global seperti kemiskinan, kesenjangan, perubahan iklim, degradasi lingkungan, perdamaian, dan keadilan. Negara-negara didorong untuk menyelaraskan rencana pembangunan nasional mereka dengan SDGs untuk bekerja secara kolektif menuju dunia yang lebih berkelanjutan dan adil.

    Agenda Setelah SDGs Selesai

    1. Agenda Pasca 2030

    Komunitas internasional kemungkinan akan terlibat dalam diskusi untuk menetapkan tujuan dan target baru untuk periode setelah tahun 2030. Diskusi ini akan mencakup pembaruan dan penyempurnaan tujuan yang ada berdasarkan pembelajaran dan tantangan yang muncul.

    2. Pendekatan Terintegrasi

    Upaya keberlanjutan di masa depan mungkin melibatkan pendekatan yang lebih terintegrasi, dengan mengakui keterkaitan berbagai tantangan global. Hal ini dapat berarti mengatasi permasalahan secara holistik, bukan secara terpisah-pisah.

    3. Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim

    Mengingat pentingnya mengatasi perubahan iklim, upaya keberlanjutan di masa depan kemungkinan besar akan memberikan penekanan yang kuat pada mitigasi emisi gas rumah kaca dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim.

    4. Teknologi dan inovasi

    Kemajuan berkelanjutan dalam teknologi dan inovasi akan memainkan peran penting dalam mengatasi tantangan global. Upaya yang dilakukan mungkin terfokus pada pemanfaatan teknologi baru untuk pembangunan berkelanjutan dan menemukan solusi inovatif terhadap permasalahan yang kompleks.

    4. Inisiatif Lokal dan Regional

    Mungkin ada penekanan yang lebih besar pada inisiatif lokal dan regional, mengingat bahwa solusi terhadap tantangan global seringkali memerlukan pendekatan yang disesuaikan dengan konteks lokal dan melibatkan masyarakat secara langsung.

    5. Kemitraan dan Kerjasama

    Berdasarkan kerangka SDG, upaya keberlanjutan di masa depan kemungkinan akan terus mendorong kemitraan dan kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, masyarakat sipil, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengumpulkan sumber daya dan keahlian.

    6. Pembangunan Inklusif

    Memastikan pembangunan bersifat inklusif dan tidak meninggalkan siapa pun akan tetap menjadi prioritas. Hal ini mencakup upaya mengatasi permasalahan kesenjangan, mendorong keadilan sosial, dan memastikan bahwa manfaat pembangunan dapat dirasakan oleh semua orang.

    Penting untuk dicatat bahwa arah dan prioritas spesifik pasca-2030 akan bergantung pada konteks global yang berkembang, tantangan-tantangan yang muncul, dan kemauan kolektif komunitas internasional. Pemerintah, organisasi, dan individu di seluruh dunia perlu terus bekerja sama untuk mencapai masa depan yang lebih berkelanjutan dan adil di luar kerangka SDG saat ini. Untuk mengetahui perkembangan terkini, disarankan untuk merujuk pada dokumen dan pengumuman resmi PBB.

    Apakah SDGs akan Berhasil atau Gagal Seperti MDGs?

    Menentukan keberhasilan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) memerlukan penilaian dan analisis yang berkelanjutan. Keberhasilan akan bergantung pada berbagai faktor, termasuk kemauan politik, komitmen keuangan, kerja sama global, dan efektivitas strategi dan intervensi.

    Berikut beberapa pertimbangan untuk mengevaluasi potensi keberhasilan SDGs:

    Kemajuan Global

    Memantau dan menilai kemajuan global menuju setiap SDG akan menjadi hal yang sangat penting. Laporan rutin dan pembaruan dari organisasi internasional, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, akan memberikan wawasan mengenai pencapaian dan tantangan yang terkait dengan setiap tujuan.

    Pelaksanaan Pemerintah Nasional

    Keberhasilan SDGs bergantung pada komitmen dan tindakan masing-masing negara. Pemerintah pusat memainkan peran penting dalam menerapkan kebijakan, memobilisasi sumber daya, dan menyelaraskan agenda pembangunan mereka dengan SDGs.

    Kemitraan dan Kerja Sama

    SDGs menekankan pentingnya kemitraan antara pemerintah, dunia usaha, masyarakat sipil, dan pemangku kepentingan lainnya. Kolaborasi yang sukses dapat meningkatkan dampak kolektif dari upaya untuk mencapai tujuan.

    Data dan Pemantauan

    Data yang akurat dan terkini sangat penting untuk melacak kemajuan dan membuat keputusan yang tepat. Negara-negara memerlukan sistem pemantauan dan evaluasi yang kuat untuk mengukur indikator-indikator yang terkait dengan setiap tujuan.

    Daya Adaptasi

    Dunia ini dinamis dan tantangan yang tidak terduga mungkin saja muncul. Keberhasilan SDGs akan bergantung pada kemampuan untuk mengadaptasi strategi dan pendekatan terhadap perubahan keadaan, termasuk isu-isu global yang muncul.

    Jika dibandingkan dengan Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs), perlu dicatat bahwa SDGs dirancang untuk mengatasi beberapa keterbatasan MDGs. SDGs lebih dari itu
    komprehensif, mencakup isu-isu yang lebih luas, dan menekankan inklusivitas, tidak meninggalkan siapa pun. Selain itu, SDGs mengakui sifat saling berhubungan dari berbagai tantangan global.

    Meskipun MDGs mencapai kemajuan yang signifikan di bidang-bidang tertentu, namun mereka dikritik karena tidak mencapai kemajuan berlaku secara universal dan tidak mengatasi isu-isu seperti kesenjangan dan kelestarian lingkungan secara komprehensif. Keberhasilan SDGs akan bergantung pada pembelajaran dari pengalaman MDGs dan mengatasi kritik-kritik tersebut.

    Pada akhirnya, memprediksi keberhasilan SDGs melibatkan evaluasi dan adaptasi strategi yang berkelanjutan, komitmen berkelanjutan dari komunitas internasional, dan mengatasi tantangan yang muncul. Tinjauan dan pembaruan rutin akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kemajuan pencapaian SDGs pada tahun 2030. Untuk informasi terkini, disarankan untuk merujuk pada laporan resmi dan pembaruan dari organisasi internasional terkait.

  • Laporan Anfisman Gerak Refleks

    Anfisman Gerak Refleks

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Sungguh besar karunia Tuhan kepada kita, begitu banyak nikmat yang tuhan anugrahkan kepada kita mulai dari hal yang sangat kecil atau bahkan hal-hal yang besar hingga hal-hal yang tidak kita sadari. Pada makhluk hidup, tentunya setiap makhluk hidup melakukan sesuatu hal untuk bertahan hidup. Secara umum hal yang kita maksud disini adalah kemampuan suatu makhluk hidup dalam mencari makanan.

    Berbicara tentang bertahan hidup (survival) seperti yang telah dijelaskan di atas, dimana yang kita angkat disini adalah kemampuan mencari makanan. Kemampuan mencari makanan tentunya harus di dukung oleh kemampuan organism tersebut. Dalam praktikum ini yang kita maksudkan adalah kemampuan untuk bergerak . pada unit kali ini, kita akan berbicara tentang bergerak, tentunya ada macam-macam gerak. Ada gerak dengan sengaja serta ada gerak dengan tidak sengaja atau kita sebut dengan gerak reflek.

    Bahasan kita pada unit kali ini adalah masalah gerak reflek. Pernahkah anda sadari seberapa besar manfaat gerak reflek untuk kita? Kita buat analogi tentang kejadian yang sering terjadi di dalam kehidupan kita. Contoh misalnya kita lagi di dapur, sedang memasak sesuatu kemudian tidak sengaja kita menyentuh bagian panas dari alat-alat yang kita pakai memasak sebelumnya, terus apa yang kita lakukan adalah langsung menarik tangan kita dengan cepat, itulah gerak reflek. Coba fikirkan jikalau tidak ada gerak reflek tangan kita menempel kepada benda panas, mungkin tangan kita sudah terluka parah karena panas baru kita sadari bahwa ternyata tadi panas.

    Sungguh besar karunia tuhan, maka dari itu penting untuk kita melakukan praktikum ini sebagai tambahan wawasan, serta sebagai cara untuk mengetahui macam-macam gerak reflek serta tempat-tempat pada bagian tubh yang memiliki respon gerak reflek.

     B.     Tujuan Praktikum

    Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk memahami pengertian refleks dan mempelajari reaksi-reaksi pada beberapa bagian tubuh sebagai akibat dari rangsangan.

     C.     Manfaat Praktikum

    Manfaat dari praktikum ini agar mahasiswa dapat memahami pengertian refleks dan mempelajari reaksi-reaksi pada beberapa bagian tubuh sebagai akibat dari rangsangan.

    Bab II. Kajian Pustaka

    Ada dua sistem gerak pada manusia, yaitu gerak reflex dan gerak sadar (terkoordinasi). Refleks ialah aktifitas yang timbul langsung sebagai respon terhadap rangsangan tanpa olahan syaraf sentral bagian korteks. Refleks bermacam-macam dari yang sederhana hingga yang kompleks. Contoh refleks yang sederhana adalah refleks menyusu. Bayi yang baru lahir dan sehat sudah dapat menghisap susu dari payudara ibunya. Refleks alimentasi ini dapat dimulai dari pipi bayi yang disentuh puting payudara. Bayi akan menengok ke arah payudara yang akan dihisap itu. Mulutnya membuka, bibirnya menangkap puting payudara, mungkin tangannya akan memegang payudara itu, lalu timbul gerakan menghisap dan menelan. Semua aktifitas ini berjalan reflektoris (Suyanto, 2010).

    Gerak refleks adalah gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen neuron sensr, interneuron, dan neuron motor, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling sederhana hanya memerlukan dua tipe sel saraf yaitu neuron sensor dan neuron motor. Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan dan menyakitkan. Gerak refleks terjadi apabila rangsangan yang diterima oleh sel saraf sensori langsung disampaikan oleh neuron perantara atau neuron penghubung (Wulandari, 2009).

    Ciri refleks adalah respon yang terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak di sadari. Sedangkan lengkung refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks. Neuron konektor merupakan penghubung antara neuron sensorik dan neuron motorok. Jika neuron konektor berada di otak, maka refleksnya di sebut refleks otak. Jika terletak di sumsum tulang belakang, maka refleksnya disebut refleks tulang belakang (Taiyeb, 2016).

    Prinsip kegiatan system saraf ditampilkan dalam bentuk kegiatan gerak refleks. Dengan adanya gerak refleks dimungkinkan terjadinya kerja yang baik dan tepat antara berbagai organ dari individu dan hubungan individu dengan sekelilingnya. Refleks merupakan reaksi organism terhadap perubahan lingkungan  baik di dalam maupun luar organism (Syaifuddin: 2006)

    Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi secara ototmatis tanpa di sadari. Terdapat dua tipe refleks, yaitu refleks sederhana atau refleks dasar yang menyatu tanpa dipelajari, seperti menutup mata pada saat ada benda menuju ke arahnya dan refleks yang dipelajari atau refleks yang di kondisikan (conditioned refleks), yang dihasilkan dari berbuat dan belajar, sepeti membelokkan stri mobil kalau mau menabrak benda. Kita mengerjaka hal tersebut secara ototmatis, tetapi hanya setelah banyak berlatih secara sadar (Basoeki, 2003)

    Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar misalnya menutup mata dari debu, menarik tangan dari benda panas yang menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja. Gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar, misalnya bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas bahkan  dengan sengaja menyentuh permukaan benda panas itu (Pearce 2009).

    Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara ototmatis terhadap rangsangan tanpa memerlukan kontrol dari otak. Gerak refleks yang paling sederhana memerlukan dua tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik dan neuron motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah dibawah kesadaran dan kemauan seseorang. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, di terima oleh sel saraf penghubung (asosiasi) tanpa di olah di dalam otak langsung di kirim tanggapan ke saraf motor untuk di sampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar, jalan pintas ini di sebut lengkung refleks (Wulandari, 2009).

    Kegiatan pada lengkung refleks di mulai di reseptor sensorik sebagai potensial reseptor yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Potensial reseptor ini akan membangkitkan potensial aksi yang bersifat gagal atau tuntas di saraf eferen. Bila potensial aksi ini sampai ke efektor, terjadi lagi respon yang besarnya sebanding dengan kuat rangsang. Efektor yang berupa otot rangka, respon bertahap tersebut selalu cukup besar untuk mencetuskan potensil aksi yang mampu menghasilkan kontraksi otot. Hubungan antara neuron aferen dengan eferen biasanya terdapat di sistem saraf pusat (Ganong, 2009).

    BAB III

    METODE PRAKTIKUM

    A.    Waktu dan Tempat

    Hari/Tanggal         : Kamis//26 Mei 2016

    Pukul                     : Pukul 16.00 s.d 17.50 WITA

    Tempat                  : Laboratorium Biologi Lantai III Barat FMIPA UNM

    B.     Alat dan Bahan

                a.     Alat

                           1.     Martil Refleks

                           2.     Senter

                           3.     Jarum

                           4.     kursi

                b.    Bahan

    1.      Probandus

    2.      Kapas

    3.      Aquadest

    C.      Prosedur Kerja

    1.    Refleks lutut

    a.  Mencoba duduk dengan bertumpang kaki (kaki kanan diatas) dan mengalihkan perhatiannya ke sekelilingnya.

    b.      Penguji memukul ligamentum patella dengan martil refleks.

    c.       Mengamati hasilnya dan mencatat pada lembar pengamatan.

    2.    Refleks tumit

    a.     Mencoba berdiri dengan kaki kiri dibengkokkan dan naracoba mengalihkan perhatiannya ke sekelilingnya.

    b.   Penguji memukul tendo Achilles kaki kiri naracoba dengan martil refleks. Mengamati gerak refleks yang terjadi.

    3.    Refleks bisep

    a.   Meluruskan lengan naracoba secara pasif dan meletakkannya di atas meja. Naracoba mengalihkan perhatiannya.

    b.    Penguji memukul tendi m. Bisep brakii lengan dengan martil refleks dan mengamati gerak refleks yang terjadi.

    4.    Refleks trisep

    a.       Membengkokkan lengan kiri naracoba secara pasif, mengalihkan perhatiannya.

    b.      Penguji memukul tendo m. Trisep brakii lengan dengan martil refleks, mengamati gerak  refleks yang terjadi.

    5.    Refleks mengejap

    a.       Naracoba membuka kedua matanya dan mengarahkan pandangannya ke titik yang jauh.

    b.    Penguji menyentuh permukaan kornea mata kanan dengan ujung kapas yang telah di basahi dengan aquadest.

    c.       Mengamati dan mencatat gerak refleks yang terjadi.

    6.    Refleks dinding perut

    a.       Naracoba membuka bagian perut dan bersikap rileks atau santai.

    b.   Penguji menggores dinding perut daerah epigastrik, supra umbilikal, umbilikal, intra umbilikal dari lateral ke medial dengan menggunakan bagian tumpul jarum.

    c.       Mengamati dan mencatat refleks yang terjadi.

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

      A.    Hasil Pengamatan

             Data Kelompok IV

    Nama ProbandusMacam refleks
    LututTumitTrisepBisepMataPerut
    Ahsan Qadri
    Nur Ainun A
    Vera A
    Widya SPP
    Dwi Sinta A
    Mauliani
    Wahyu
    Fitriani

    Data Kelas

    NoNamalututtumittrisepbisepmataperut
    1Fitriani
    2Sinta
    3Widya
    4Mauliani
    5Vera
    6Ainun
    7Qadri
    8Wahyu
    9Rusnita
    10Jiahadi
    11Fitriandani
    12Nurhuda
    13Rabiatul
    14Hasriana
    15Elsa
    16Yuliana
    17Marina
    18Azizah
    19Dhia
    20Nurfajrianti
    21Anita
    22Demmanyai
    23Alvia
    24Athifatul
    25Agung
    26Rhoiha
    27Fajri
    28Gunadi
    29Ogy
    30Ningsih
    31Resky
    32Ayu
    33Varadillah
    34Aprilyani
    35Windy
    36Fadilah
    37Ilmi
    38Sinta
    39Sri
    40Husnil
    41Iksan
    42Anggelina
    43Intan
    44Khairul
    45Herni
    46Fajryani
    47Auliyah Mis
    48Khalifah
    49Indra
    50Aisyah
    51Supriadi
    52Ulfa
    53Fadil

      B.     Pembahasan

    Kegiatan praktikum kali ini dengan mengamati masalah gerak, lebih tepatnya masalah gerak reflex. Sebelumnya perlu kita kerahui terlebih dahulu bahwa gerak reflex bersifat tidak disadari atau diluar kendali manusia karena butuhnya manusia respon atau tanggap cepat terhadap rangsang yang ada dari luar misalnya kita lagi di dapur, sedang memasak sesuatu kemudian tidak sengaja kita menyentuh bagian panas dari alat-alat yang kita pakai memasak sebelumnya, terus apa yang kita lakukan adalah langsung menarik tangan kita dengan cepat, itulah gerak reflek. Coba fikirkan jikalau tidak ada gerak reflek tangan kita menempel kepada benda panas, mungkin tangan kita sudah terluka parah karena panas baru kita sadari bahwa ternyata tadi panas.

    Proses terjadinya gerak refleks ini tentunya diawali dengan adanya rangsangan, kemudian rangsangan tersebut akan di teruskan ke otak atau sumsum tulang belakang melalui neuron sensorik dengan kecepatan yang sangat tinggi kemudian menuju ke efektor (luar tubuh) melalui neuron motorik sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang diperoleh.

    Kegiatan praktikum unit ini menggunakan 6 macam daerah untuk diuji ada tidaknya gerak reflex pada tubuh probandus. Yaitu gerak refleks pada lutut, gerak refleks pada tumit, gerak refleks pada bisep, gerak reflkes pada trisep, gerak refleks mengejapkan mata, dan yang terakhir adalah gerak refleks pada dinding perut. Itulah 6 daerah yang akan diujikan.

    Berdasarkan hasil pengamatan, maka diketahui bahwa pada pengujian gerak reflex pada lutut dari 53 probandus 50 orang yang memiliki gerak reflex. Pada pengujian gerak reflex pada tumit dari 53 probandus 49 orang yang memiliki gerak reflex. Pada pengujian gerak reflex pada bisep dari 53 probandus 41 orang yang memiliki gerak reflex. Pada pengujian gerak reflex pada trisep dari 53 probandus 45 orang yang memiliki gerak reflex. Pada pengujian gerak reflex pada perut dari 53 probandus 44 orang yang memiliki gerak reflex sedang pada mata, semua probandus memiliki gerak refleks. Dari hasil pengamatan ini dapat diketahui bahwa semua probandus yang telah di uji pada 6 titik tertentu secara umum memiliki gerak refleks.

    BAB V

    PENUTUP

    A.    Kesimpulan

    Proses terjadinya gerak refleks ini tentunya diawali dengan adanya rangsangan, kemudian rangsangan tersebut akan di teruskan ke otak atau sumsum tulang belakang melalui neuron sensorik dengan kecepatan yang sangat tinggi kemudian menuju ke efektor (luar tubuh) melalui neuron motorik sebagai tanggapan terhadap rangsangan yang diperoleh. Serta diketahui bahwa pada 6 titik pengujian, umumnya probandus memiliki gerak refleks pada daerah tersebut.

    B.     Saran

    Sebaiknya dalam pengerjaan laporan tidak perlu menggambar kembali gambar yang telah jelas dan disediakan dalam penuntun.

    DAFTAR PUSTAKA

         Basoeki, soedjono. 2003. Fisiologi Manusia. JICA: Malang.

         Ganong. 2009. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Penerbit Buku Kedokteran: Jakarta.

         Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka Ilmu

        Suyanto, slamet. 2010. Hasil Kajian Neuroscience dan Implikasinya dalam Pendidikan. Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY:  Yogyakarta.

        Syaifuddin. 2006. Anatomo Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

       Wulandari, puspita. 2009. Pembuatan Alat Ukur Kecepatan Respon Manusia Berbasis Mikrokontroller AT 89S8252. Jurnal Neutrino Vol. 1 No. 2.

        Taiyeb, mushawwir. 2016. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jurusan Biologi FMIPA UNM : Makassar.

  • Laporan Praktikum Pembuatan Nata de Coco

    Pembuatan Nata de Coco

    Laporan Praktikum Bioteknologi Nata de coco-Hai sobat biologi kali ini saya bagi laporan praktikum bioteknologi buat kamu, mudah-mudahan bermanfaat yah. eits jangan main kopas yah, nggak sopan. hehehe

    Bab I. Pendahuluan

    A.  Latar Belakang

    Inovasi-inovasi makanan dan minuman terus berkembang, dimana terkadang satu bahan pokok makanan dapat membut puluhan menu makanan. Salah satunya adalah produk bioteknologi konvensional yang mengandalkan proses-proses fermentasi. Produk-produk makanan dari hasil fermentasi beraneka ragam, missal dari makanan yang menjadi lauk pauk orang Indonesia yaitu tempe atau produk lainnya yaitu tapai. Kedua produk tersebut menggunakan teknik pembuatan bioteknologi konvensional.

    Salah satu produk bioteknologi konvensional yang akan dipelajari adalah NataNata meupakan produk fermentasi menggunakan bakteri Acetobacter xylinumAcetobacter xylinum dapat melakukan fermentasi pada substrak yng mengandung glukosa. Selain itu, Acetobacter xylinum menyukai kondisi asam dan memerlukan nitrogen untuk stimulasi aktifitasnya. Nata sebenarnya merupakan suatu polisakarida yang lebih dikenal dengan extracelluler selulose berbentuk gel.Pembuatan olahan Nata dapat dibuat meggunakan berbagai bahan yang ada di alam dengan syarat seperti yang dijelaska di atas, mengandung glukosa untuk aktivitas metabolisme bakteri. Salah satu produk Nata yang akan dipelajari pada praktikum kali ini adalah Nata de coco.

    Nata de coco. Nata de coco, dalam bahasa Spanyol berarti “krim kelapa”. Maksudnya adalah air santan dari perahan daging buah kelapa. Nata de coco memiliki tekstur seperti jelly atau kenyal, berwarna putih hingga bening. Makanan ini dihasilkan dari proses fermentasi air kelapa oleh bakteri Acetobacter xylinumNata de coco memiliki rasa yang enak dengan kandungan air yang banyak di dalamnya. Praktikum ini penting untuk dilakukan sebagai tambahan pengetahuan tentang produk-produk olahan bioteknologi konvensional.

    B.  Tujuan Praktikum

    Tujuan dilakukannya kegiatan praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan Nata de coco yang baik dan benar.

    C.  Manfaat Praktikum

    Manfaat dilakukannya kegiatan praktikum ini adalah praktikan dapat mengetahui cara pembuatan Nata de coco yang baik dan benar.

    Bab II. Kajian Pustaka

      Kelapa adalah tumbuhan yang mempunyai sangat banyak kegunaan dan pohon kelapa tumbuh sangat baik hampir di semua daerah di Indonesia. Potensi kelapa ini sangat mungkin untuk dikembangkan menjadi industri yang terpadu, mengingat semua bagian kelapa dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai ekonomi. Produk jadi yang dapat dihasilkan antara lain minyak kelapa, serat kelapa, arang tempurung kelapa, Nata de coco, protein kelapa (blondo), serta produk samping lainnya (Setiaji,2002).

    Nata adalah produk hasil fermentasi menggunakan mikroba Acetobacter xilynum. Nata dapat dibuat dengan menggunakan bahan baku air kelapa, limbah cair air tahu, limbahindustri nanas. Nata de coco adaah nata yang dibuat dengan bahan baku air kelapa (Suryani, 2005).

    Nata berasal dari Filipina untuk menyebut suatu pertumbuhan menyerupai gel (agar-agar) yang terapung di permukaan, dimana gel tersebut merupakan  sellulosa yang dihasilkan oleh bakteri  Acetobacter xylinum. Pertumbuhan Acetobacter xylinum dalam medium yang cocok menghasilkan massa berupa selaput tebal pada permukaan medium. Selaput tebal tersebut mengandung 35-62 % sellulosa. Lapisan tebal tersebut terbentuk pada permukaan medium, merupakan hasil akumulasi polisakarida ekstraselluler (Nata) tersusun oleh jaringan mikrofibril/pelikel. Pelikel tersebut adalah tipe sellulosa yang mempunyai struktur kimia seperti sellulosa yang dibentuk oleh tumbuhan tingkat tinggi (Iguchi et al., 2000, dalam Hamad, 2011).

    Pada umumnya senyawa karbohidrat sederhana dapat digunakan sebagai sumber karbon pada pembuatan nata, diantaranya maltosa, sukrosa, laktosa, glukosa, fruktosa dan manosa. Sukrosa merupakan senyawa yang paling ekonomis digunakan dan paling baik bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri pembentuk nata (Pambayun, 2002 dalam Manoi, 2007).

    Secara teknis nata dapat dibuat dari campuran berbagai media, karena untuk pertumbuhan dari bakteri A. xylinum dalam pembuatan massa nata diperlukan gula, asam organik dan mineral. Mineral dan asam organik ini dibutuhkan sebagai komponen metabolisme dalam pembentukan kofaktor enzim ekstraseluler yang dihasilkan oleh bakteri A. xylinum (Pambayun, 2002 dalam Manoi, 2007).

    Di dalam pertumbuhannya, Acetobacter xylinum memerlukan sumber nutrisi C, H, dan N serta mineral dan dilakukan dalam proses yang terkontrol dalam medium air kelapa. Air kelapa mengandung sebagian sumber nutrisi yang dibutuhkan akan tetapi kebutuhan akan substrate makro seperti sumber C dan N masih harus tetap ditambah agar hasil nata yang dihasilkan optimal, sehingga kekurangan nutrisi yang diperlukan harus ditambahkan dalam proses fermentasi. Sebagai sumber carbon dapat ditambahkan sukrosa, glukosa, fruktosa, dan tepung (Iguchi et al., 2000 dalam Hamad, 2013).

    Selama fermentasi bakteri Acetobacter xylinum memecah gula (sukrosa) menjadi glukosa dan fruktosa. Glukosa diubah melalui reaksi heksokinase menjadi glukosa-6fosfat. Acetobacter xylinum dapat mensintesa sebagian gula menjadi selulosa dan sebagian lainnya diuraikan menjadi asam asetat yang akan menurunkan pH medium. Lama fermentasi akan berpengaruh pada kadar asam yang dihasilkan dan tebal tipisnya nata. (Manoi,F. 2007 dalam Shismwati, Rini Rahayu. 2014).

    Fermentasi merupakan suatu cara yang telah dikenal dan digunakan sejak lama sejak jaman kuno. Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi produk tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba.  Bioteknologi berbasis fermentasi sebagian besar merupakan proses produksi barang dan jasa dengan menerapkan teknologi fermentasi atau yang menggunakan mikroorganisme untuk memproduksi makanan dan minuman seperti: keju, yoghurt, minuman beralkohol, cuka, sirkol, acar, sosis, kecap, dll (Nurcahyo, 2011).

    BAB III

    METODE PRAKTIKUM

    A.    Waktu dan Tempat

    Hari/Tanggal        : Kamis, 15 Desember 2016

    Waktu                  : Pukul 15.00-16.40 WITA

    Tempat                 : Laboratorium Biologi Lantai 3 Barat FMIPA UNM

    B.     Alat dan Bahan

    1.    Alat

    a.       Pembuatan Starter

    1)      Blender                                                            1 buah

    2)      Pisau                                                                1 buah

    3)      Timbangan                                                       1 buah

    4)      Botol selai                                                       2 buah

    5)      Baskom kecil                                                   1 buah

    b.      Perbanyakan Starter

    1)      Kompor                                                           1 buah

    2)      Panci                                                                1 buah

    3)      Botol selai yang telah steril                             2 buah

    4)      Gelas ukur 100 ml                                           1 buah

    5)      Neraca Analitik                                               1 buah

    6)      Aluminium foil

    c.       Pembuatan Nata de coco

    1)      Kompor                                                           1 buah

    2)      Loyang                                                            2 buah

    3)      Panci                                                                1 buah

    4)      Koran                                                              2 lembar

    5)      Tali                                                                  1 gulungan

    6)      Neraca analitik                                                 1 buah

    7)      Gelas ukur 100 ml                                           1 buah

    8)      Gelas beker                                                      1 bauh

    d.      Pengolahan Nata de coco

    1)      Kompor                                                           1 buah

    2)      Jumbo box                                                       2 buah

    3)      Pisau                                                                1 buah

    4)      Lemari                                                             1 buah

    5)      Panci                                                                1 buah

    6)      Alat press                                                        1 buah

    7)      Gunting                                                           1 buah

    8)      Talenan                                                            1 buah

    2.    Bahan

    a.       Pembuatan Starter

    1)      Buah nanas yang telah matang                        300 gram

    2)      Gula pasir                                                        150 gram

    3)      Air                                                                   50 ml

    b.      Perbanyakan Starter

    1)      Air kelapa                                                        500 ml

    2)      Cuka                                                                50 ml

    3)      Tauge                                                               3 gram

    4)      Starter (Bakteri Acetobacter xylinum)             7,5 ml

    5)      Kapas

    6)      pH meter (kertas pH)

    c.       Pembuatan Nata de coco

    1)      Air kelapa                                                        9 liter

    2)      Cuka                                                                50 ml

    3)      Gula                                                                 10 gram

    4)      Tauge                                                               50 gram

    5)      Starter (Bakteri Acetobacter xylinum)

    6)      pH meter (kertas pH)

    d.      Pengolahan Nata de coco

    1)      Air                                                                   5 liter

    2)      Gula pasir                                                        1 kg

    3)      Sirup

    4)      CMC makanan                                                            7,5 gram

    5)      Gelas plastik/kantong plastik

    6)      Plastik penutup

    7)      Sendok plastik

    8)      Selotip

    C.    Prosedur Kerja

    1.      Pembuatan Starter

    a.  Menyiapkan dan mengupas buah nanas yang matang. Kemudian mencuci bersih dan memotong kecil-kecil untuk memudahkan penghancuran.

    b.   Memeras sari buah nanas yang telah dihancurkan sampai habis dan mencampur ampas nanas dengan gula pasir serta air 6:3:1 (Ampas nanas:gula:air).

    c.  Mengaduk campuran sampai rata dan memasukkan ke dalam botol yang telah steril kemudian menutup rapat dengan aluminium foil dan menyimpan selama 2 minggu sampai terbentuk lapisan putih di atasnya.

    d.     Larutan ini sebagai starter untuk pembuatan Nata de coco.

    2.      Perbanyakan Starter

    a.       Menimbang tauge dan memasukkannya ke dalam panci.

    b.   Menyaring air kelapa dan memasukkannya ke dalam panci bersama tauge sampai    mendidih.

    c.       Memasukkan gula pasir dan cuka. Mendidihkan kembali selama 1-2 menit.

    d.      Mengecek pH 3-4.

    e.    Memasukkan ke dalam botol selai steril sebanyak 150 ml. Menutupnya dengan aluminium foil. Mendiamkannya selama 8-12 jam.

    f.       Menginokulasikan 5 % starter (bakteri Acetobacter xylinum).

    g.     Menyimpan di tempat yang aman selama 5-7 hari.

    3.      Pembuatan Nata de coco

    a.      Menimbang tauge dan memasukkannya ke dalam panci.

    b.  Menyaring air kelapa dan memasukkannya ke dalam panci bersama tauge sampai mendidih.

    c.     Memasukkan gula pasir dan cuka. Mendidihkan kembali selama 1-2 menit.

    d.    Mengecek pH 3-4.

    e.    Memasukkan ke dalam loyang plastik steril. Menutupnya dengan kertas koran kemudian mengikatnya dengan tali.

    f.     Mendiamkannya selama 8-12 jam.

    g.    Menginokulasikan 5 % starter (bakteri Acetobacter xylinum).

    h.    Menyimpan di tempat yang aman selama 5-7 hari.

    4.      Pengolahan Nata de coco

    a.  Mengeluarkan Nata yang telah jadi dari talang, mencuci sebanyak 3 kali dengan menggunakan air mengalir.

    b.     Memotong sesuai selera, kemudian mencuci sebanyak 3 kali.

    c.     Memasak sampai mendidih (membuka tutup pancinya pada saat mendidih agar bau asam ikut keluar sebanyak 3 kali), menambahkan gula sampai rasa terasa manis pada saat pemasakan yang ke-4 kalinya, menambahkan juga pewarna makanan jika diperlukan.

    d.     Memasak air untuk sirup, memasukkan sirup dan gula sampai terasa manis.

    e.   Menyiapkan gelas plastik, memasukkan Nata dan sirupnya sesuai selera, taruh plastik penutup di atas gelas kemudian press.

    f.      Menunggu hingga dingin, memasukkan ke dalam lemari pendingin.

    g.     Nata siap untuk dikonsumsi.

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A.    Hasil Pengamatan

    No.Gambar Hasil PengamatanKeterangan
    1.Pembuatan Starter
    2.Perbanyakan Starter
    No.Gambar Hasil PengamatanKeterangan
    Perbanyakan Starter
    3.Pembuatan Nata de coco
    No.Gambar Hasil PengamatanKeterangan
    4.Pengolahan Nata de coco

    B.     Pembahasan

    Nata de coco, dalam bahasa Spanyol berarti “krim kelapa”. Maksudnya adalah air santan dari perahan daging buah kelapa. Nata de coco memiliki tekstur seperti jelly atau kenyal, berwarna putih hingga bening. Makanan ini dihasilkan dari proses fermentasi air kelapa oleh bakteri Acetobacter xylinum.

    Strater  yang digunakan untuk pembuatan nata dibuat adi ampas buah nenas, ampas buah nenas berfungsi sebagai media pertumbuhan yang baik bagi bakteri Acetobacter xylinum. Menurut Rini Rahayu Shismawati (2014), selama fermentasi bakteri Acetobacter xylinum memecah gula (sukrosa) menjadi glukosa dan fruktosa. Glukosa diubah melalui reaksi heksokinase menjadi glukosa-6fosfat. Acetobacter xylinum dapat mensintesa sebagian gula menjadi selulosa dan sebagian lainnya diuraikan menjadi asam asetat yang akan menurunkan pH medium. Lama fermentasi akan berpengaruh pada kadar asam yang dihasilkan dan tebal tipisnya nata.

    Perbanyankan starter dilakukan dengan menggunakan meduam ari kelapa. Menurut Hamad (2013) “air kelapa mengandung sebagian sumber nutrisi yang dibutuhkan akan tetapi kebutuhan Acetobacter xylinum  akan substrate makro seperti sumber C dan N masih harus tetap ditambah agar hasil nata yang dihasilkan optimal, sehingga kekurangan nutrisi yang diperlukan harus ditambahkan dalam proses fermentasi”. Dari penjelasan di atas, maka pembuatan starter dilakukan dengan menambahkan touge dan gula sebagai tambahan substrak bagi Acetobacter xylinum. Dari hasil fermentasi selama 7 hari terlihat adanya lapisan tipis pada starter yang menandaka pembuatan starter berhasil.

    Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat dikatakan bahwa proses pembuatan Nata de coco tersebut berhasil karena pada saat diangkat nata tersebut tetap utuh. Dari data yang diperoleh Nata pada wadah plastic 1memiliki ketebalan 0,57. Sedang pada wadah plastic 2 memiliki ketebalan nata yaitu 0,56 cm. Nata yang diperoleh sangat tipis hal ini mungkin disebabkan karena waktu fermentasi yang terlalu singkat yaitu 7 hari. Setelah itu, Nata diolah sesuai prosedur kerja hingga siap untuk dikonsumsi.

    BAB V

    PENUTUP

    A.    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pengamatan, maka diketahui bahwa proses pembuatan Nata de coco berhasil. Hal ini dilihat dari adanaya lapisan Nata yang diperoleh pada setiap wadah plastic dengan ketebalan 0.57 cm dan 0.56 cm.

    B.     Saran

    Sebaiknya agar praktikum ini dilakuan dengan pembuatan aneka ragam Nata.

    DAFTAR PUSTAKA

    Hamad, Alwaani. Dkk. 2011. Techno. Pengaruh Penambahan Sumber Karbon Terhadap Kondisi Fisik Nata de coco. Vol. 12 No. 2

    Hamad, Alwaani. Kristiono. 2013. Pengaruh Penambahan Sumber Nitrogen Terhadap Hasil Fermentasi Nata de coco. Vol. 9 No. 1

    Manoi, Feri. 2007. Penambahan Ekstrak Ampas Nenas Sebagai Medium Campuran Pada Pembuatan Nata De Cashew. Vol. 8 No. 1

    Nurcahyo, Heru. 2011. Diktat Bioteknologi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

    Setiaji, Bambang. 2002. Peningkatan Nilai Tambah Krim Santan Kelapa Limbah Pembuatan MinyakK elapa  sebagai Substrat Nata de coco. Vol. 2 No. 3

    Shismwati, Rini Rahayu. 2014. Jurnal Teknik Industri HEURISTIC. Aspek Mutu Produk Nata de coco Dengan  Penambahan Sari Buah Mangga.  Vol. 11 No. 2

    Suryani, Ani. Dkk. 2005. Membut Aneka Nata. Bogor: Penebar Swadaya

    Demikian laporan praktikum ini semoga bermanfaat yah-Laporan Bioteknologi Nata de coco

  • Laporan Praktikum Anfisman – Pengukuran Tekanan Darah

    Laporan Praktikum Anfisman – Pengukuran Tekanan Darah

    Berikut ini contoh laporan Praktikum Anfisman. Anfisman adalah singkatan dari Anatomi dan Fisiologi Manusia.

    Praktikum Pengukuran Tekanan Darah

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Seperti halnya terminal, kita ketahui bahwa tiap-tiap kendaran memiliki alur atau tempat berhenti disuatu tempat kemudian bergerak lagi. Sama halnya dengan darah di dalam tubuh manusia yang tersu bergerak dan memiliki alur tersendiri. Sebelum kita membahas jauh tentang aliran darah diseluruh tubuh perlu kita ketahui seberapa pentingnya darah ini. Darah merupakan komponen yang sangat penting dalam tubuh manusia, mengapa demikian, dilihat dari segi fungsi dan urgennya dalam tubuh manusia. Dalam dunia kesehatan khususnya dalam pelayanan di dalam rumah sakit, ketersedian darah merupakan hal yang sagat penting untuk tetap dijaga, mengapa demikian, apabila terjadi kecelakaan yang menyebabkan terjadinya luka dan kehilangan darah, tentunya diperlukan ketersediaan darah dengan jangka waktu penanganan sesegera mungkin. Mengapa demikian, karena apabila seseorang kehilangan banyak darah dalam jang waktu yang  lama dapat menyebabkan kematian bagi diri seseorang.

    Secara umum hewan vertebrata memiliki darah dengan warna merah gelap, dengan bentuk cair dan agak kental. darah juga memiliki jenis atau golongan yang berbeda. Tidak serta-merta darah itu sama walaupun sama warnanya, sama kekentalannya, sama baunya, namun darah memiliki golongan teersendiri yaitu A, B, AB dan O. banyaknya jenis darah ini, menjadikan harus adanya ketelitian pada setiap penggunaan darah. Mengapa demikian karena seperti yang di ilustrasikan sebelumnya terkait proses transfuse darah, tidak serta merta orang dapat memberi dan menerima darah, karena setiap golongan darah memiliki syarat dan ketentuan tersendiri dalam menerima, misalnya golongan darah AB dapat menerima darah A dan B serta sifat yang lainnya.

    Berdasarkan penjelasan diatas mengenai darah, maka penting untuk diadakan suatu praktikum tentang darah. Dalam hal ini akan dilakukan pengamatan mengenai tekanan darah arteri. Hal ini sebagai tambahan wawasan bagi praktikan.

    B. Tujuan Praktikum

    1. Agar mahasiswa mampu melakukan pengukuran tekanan darah arteri secara tidak langsung.
    2. Agar mahasiswa memahami pengaruh gaya berat terhadap tekanan darah arteri.

    C. Manfaat Praktikum

    Manfaat diadakannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat melakukan pengukuran tekanan darah arteri secara tidak langsung dan memahami pengaruh gaya berat terhadap tekanan darah arteri. Selain itu, ilmu yang diperoleh dari praktikum ini bisa menjadi bekal yang sangat berguna sebagai bekal bila nanti menjadi seorang pendidik dan pengajar.

    Bab II. Tinjauan Pustaka

    Tekanan darah merupakan besaran sangat penting dalam dinamika peredaran darah (Hemodinamika). Tinggi tekanan darah pada berbagai macam pembuluh darah tidak sama, tekanan darah arteri lebih tinggi daripada tekanan darah pembuluh vena. Pada pemeriksaan fisik, seorang penderita, pengukuran tekanan darah arteri sudah menjadi suatu keharusan dimana pengukuran ini selalu dilakukan secara kontinu. Tinggi tekanan darah arteri orang dewasa yang normal dalam keadaan istirahat dengan posisi berbaring adalah 120mmHg untuk tekanan sistotik dan 70 mmHg untuk tekanan diastole. Tinggi tekanan darah ini bervariasi Antara lain karena unur, jenis kelamin, dan posisi badan. Yang menimbulkan variasi tinggi tekanan darah arteri karena posisi badan atau bagian badan adalah tidak lain pada gaya berat (Taiyeb, 2016).

    Tekanan darah adalah tekanan yang mendesak dinding arteri ketika ventrikel kiri melakukan sistol kemudian diastole. Pengukurannya menggunakan sfignomanometer. Tekanan darah sistol adalah tekanan darah yang direkam selama kontraksi ventrikuler. Tekanan darah diastole adalah tekanan darah yang direkam selama relaksasi ventricular. Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg. Tekanan denyutan adalah perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik. Tekanan denyutan normal kira-kira 40 mmHg yang memberikan informasi tentang kondisi arteri (Soewolo dkk, 2005).

    Tekanan darah adalah tekanan dari darah yang dipompa oleh jantung terhadap dinding arteri. Pada manusia, darah dipompa melalui dua sistem sirkulasi terpisah dalam jantung yaitu sirkulasi pulmonal dan sirkulasi sistemik. Ventrikel kanan jantung memompa darah yang kurang O2 ke paru-paru melalui sirkulasi pulmonal di mana CO2 dilepaskan dan O2 masuk ke darah. Darah yang mengandung O2 kembali ke sisi kiri jantung dan dipompa keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui sirkulasi sistemik di mana O2 akan dipasok ke seluruh tubuh. Darah mengandung O2 akan melewati arteri menuju jaringan tubuh, sementara darah kurang O2 akan melewati vena dari jaringan tubuh menuju ke jantung. Tekanan darah diukur dalam milimeter air raksa (mmHg), dan dicatat sebagai dua nilai yang berbeda yaitu tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik terjadi ketika ventrikel berkontraksi dan mengeluarkan darah ke arteri sedangkan tekanan darah diastolik terjadi ketika ventrikel berelaksasi dan terisi dengan darah dari atrium (Lintong, 2015).

    Tekanan darah tinggi (Hipertensi) dianggap sebagai faktor resiko utama bagi berkembangnya penyakit jantung dan berbagai penyakit vaskuler pada orang-orang yang telah lanjut usia, hal ini disebabkan ketegangan yang lebih tinggi dalam arteri sehingga menyebabkan hipertensi. Lansia sering terkena hipertensi disebabkan oleh kekakuan pada arteri sehingga tekanan darah cenderung meningkat. Selain itu penyebab hipertensi pada lansia juga disebabkan oleh perubahan gaya hidup dan yang lebih penting lagi kemungkinan terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi karena bertambahnya usia (Ritu Jain, 2011).

    Menurut Husen (2011), tekanan darah timbul ketika bersikulasi di dalam pembuluh darah. Organ jantung dan pembuluh darah berperan penting dalam proses ini dimana jantung sebagai pompa muskular yang menyuplai tekanan untuk menggerakkan darah, dan pembuluh darah yang memiliki dinding yang elastis dan ketahanan yang kuat.

    Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pada metode langsung, kateter arteri dimasukkan ke dalam arteri. Walaupun hasilnya sangat tepat, akan tetapi metode pengukuran ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan masalah kesehatan lain. (Smeltzer & Bare, 2001).

    Tekanan darah penting karena merupakan kekuatan pendorong bagi darah agar dapat beredar ke seluruh tubuh untuk memberikan darah segar yang mengandung oksigen dan nutrisi ke organ-organ tubuh. Tekanan darah anak didasarkan pada jenis kelamin, usia, dan tinggi. Tekanan darah bisa bervariasi bahkan pada orang yang sama misalnya pada saat berolahraga. Olahraga akan menyebabkan tekanan darah meningkat untuk waktu yang singkat dan akan kembali normal ketika berhenti berolahraga. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda yaitu pada  waktu pagi hari tekanan darah lebih tinggi dibandingkan saat tidur malam hari karena adanya perbedaan tekanan darah sistolik selama 2 jam pertama setelah bangun tidur dikurangi tekanan darah sistolik terendah dalam sehari. Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan tekanan pada pembuluh darah adalah posisi tubuh dimana perubahan tekanan darah pada posisi tubuh dipengaruhi oleh faktor gravitasi (Lintong, 2015).

    Badan kesehatan dunia atau WHO (world health organization) juga memberikan batasan bahwa seseorang, dengan beragam usia dan jenis kelamin, apabila tekanan darahnya berada pada satuan 140/90 mmHg atau diatas 160/90 mmHg, maka ia sudah dapat dikatagorikan sebagai penderita hipertensi. Pengobatan hipertensi ada 2 cara pengobatan secara farmakologis dan non farmakologis. Pemberian terapi non farmakologis relatif praktis dan efisien yaitu dengan cara pemberian aromaterapi (Rusdi dan Nurlaena Isnawati, 2009).

    Untuk mengetahui kecepatan denyut nadiseseorang dapat dilakukan dengan pulse rateyaitu dengan cara menghitung perubahan tibatibadari tekanan yang dirambatkan sebagaigelombang pada dinding darah sedangkanpengukuran dapat dilakukan pada : Arteri karotis(daerah leher),Terletak dileher dibawah lobustelinga, dimana terdapat arteri karotid berjalandiantara trakea dan otot sternokleidomastoideus Sering digunakan untuk bayi, kasus cardiacarrest dan untuk memantau sirkulasi darah keotak (Hermawan, 2012).

    Frekuensi denyut jantung manusiabervariasi, tergantung dari banyak faktor yangmempengaruhinya, pada saat aktivitas normal.Arteri radialis (pergelangan tangan),terletaksepanjang tulang radialis, lebih mudah terabadiatas pergelangan tangan pada sisi ibu jari.Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin.Arteri femolaaaris (lipat paha), Arteri pulpotea,Arteri dorsalis pedis (daerah dorsum peedis),Arteri temporalis (ventral daun telinga) (Arwani, 2007).

    Dalam keadaan istirahat jantung berdetak70 kali/menit. Pada waktu banyak pergerakankecepatan jantung bisa mencacapai 150kali/menit dengan daya pompa 20-25liter/menit. Curah jantung(cardial output) adalah volume darah yangdipompa oleh tiap-tiap ventrikel permenit.Sedangkan kecepatan normal denyutjantung (jumlah debaran setiap menit) adalah:Pada bayi yang baru lahir : 140 per menit, usiasatu tahun : 120 per menit, usia dua tahun : 110per menit, usia lima tahun : 96-100 per menit,usia sepuluh tahun : 80-90 per menit, pada orangdewasa : 60-80 per menit(Syaifudin 1997:57).

    Untuk mengetahui sirkulasidarah tersebut yang paling sederhana denganpemeriksaan denyut nadi. Jadi secara tidaklangsung denyut nadi sebagai indeks kerjajantung dan memiliki peranan penting bahkandapat mengukur tingkat aerobik seseorang.Pulsus atau denyut nadi adalah perubahan tiba-tibadari tekanan jantung yang dirambatkansebagai gelombang pada dinding pembuluhdarah. Denyut nadi merupakan sebagian besarindeks kerja jantung tetapi elastiositas pembuluhdarah yang yang lebih besar, viskositas darah,resistensi arterior dan kapiler memegangperanan dalam menetapkan sifat-sifat tertentudari denyut nadi. (Arwani, 2007).

    Bab III. Metode Praktikum

    A. Waktu dan tempat

    Hari/tanggal    : Kamis / 2 Juni  2016
    Waktu              : Pukul 16.00 s.d 18.00 WITA
    Tempat            : Laboratorium Biologi FMIPA UNM  lantai III Bagian Barat.

    B. Alat dan Bahan

    1. Alat :
      • Stetoskop
      • Sfignomanometer
    2. Bahan :
      • Probandus

    C. Langkah Kerja

    1. Orang yang akan diukur tekanan darahnya diharapkan untuk berbaring dengan tenang. Lengan atas dibalut dengan balut riva rocci dalam keadaan cukup ketat dan balut harus cukup lebar agar hasil yang diperoleh lebih maksimal
    2. Pengukur melakukan palpasi pada nadi pergelangan tangan probandus. Setelah denyut nadi teraba, udara dipompa ke dalam balut riva rocci sampai denyut nadi menghilang
    3. Pada suatu saat terdengar bunyi detak sepeti denyut jantung. Setelah terdengar beberapa detak, timbullah suara desis yang mengiring datak nadi. Desis ini dikenal istilah bising korotkoff
    4. Melakukan pengukuran dengan posisi probandus yang lain yaitu dalam kondisi duduk dan berdiri.

    Bab IV. Hasil dan Pembahasan

    A. Hasil Pengamatan

    Data Kelas

    NamaJenis KelaminTinggi BadanBerat BadanTekanan DarahJumlah Hb
    Nurul FajriPerempuan149 cm39 kg120/80 mmHg17,4
    Ogy PratamaLaki-Laki165 cm65 kg180/110 mmHg15,6
    Iksan ArisandiLaki-Laki165 cm49 kg110/90 mmHg11,4
    DemmanyaiLaki-Laki165 cm49 kg118/80 mmHg9,9
    Nurul AuliyahPerempuan162 cm75 kg120/80 mmHg12,9
    Andi NurfadilahPerempuan158 cm52 kg110/80 mmHg14,7

    B. Pembahasan

    Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pada metode langsung, kateter arteri dimasukkan ke dalam arteri. Walaupun hasilnya sangat tepat, akan tetapi metode pengukuran ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan masalah kesehatan lain (Smeltzer & Bare, 2001).

    Tekanan darah penting karena merupakan kekuatan pendorong bagi darah agar dapat beredar ke seluruh tubuh untuk memberikan darah segar yang mengandung oksigen dan nutrisi ke organ-organ tubuh. Tekanan darah anak didasarkan pada jenis kelamin, usia, dan tinggi. Tekanan darah bisa bervariasi bahkan pada orang yang sama misalnya pada saat berolahraga. Olahraga akan menyebabkan tekanan darah meningkat untuk waktu yang singkat dan akan kembali normal ketika berhenti berolahraga. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda yaitu pada  waktu pagi hari tekanan darah lebih tinggi dibandingkan saat tidur malam hari karena adanya perbedaan tekanan darah sistolik selama 2 jam pertama setelah bangun tidur dikurangi tekanan darah sistolik terendah dalam sehari. Selain itu, faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan tekanan pada pembuluh darah adalah posisi tubuh dimana perubahan tekanan darah pada posisi tubuh dipengaruhi oleh faktor gravitasi (Lintong, 2015).

    Praktikum ini dilakukan pengukuran tekanan darah dengan praktikan yang berperan juga sebagai probandus. Tekanan darah yang diukur pada praktikum ini adalah tekanan darah sistole dan diastole. Praktikum kali ini, akan dilakukan penganmatan menggunakan manset. manset diikatkan  pada lengan, inflasi dari kantong karet memampatkan jaringan bawah manset. Jika kantong karet membengkak untuk tekanan yang melebihi nilai puncak gelombang nadi, arteri terus melemah  dan tidak ada gelombang pulsa yang  bisa teraba di arteri perifer. Jika tekanan dalam spontan secara bertahap dikurangi, suatu titik akan tercapai di mana terdapat gelombang pulsa sedikit melebihi tekanan pada jaringan sekitarnya dan dalam kantong karet. Pada tingkat itu, denyut nadi menjadi teraba dan tekanan yang ditunjukkan pada manometer air raksa adalah ukuran dari nadi puncak atau tekanan sistolik.

    Pada saat tekanan dalam manset turun di bawah tekanan minimal gelombang nadi, arteri tetap terbuka terus menerus serta suara yang dihasilkan tidak dapat terdenganr karena darah terus mengalir dan derajat percepatan darah oleh gelombang pulsa tiba-tiba dikurangi. Pada masih rendah manset tekanan, suara hilang sama sekali sebagai aliran laminar  dan aliran darah menjadi normal kembali. suara yang didengar saat auskultasi pemeriksaan tekanan darah disebut dengan bunyi korotkoff, bunyi tersebut ditimbulkan karena turbulensi aliran darah yang ditimbulkan karena oklusi parsial dari arteri brachialis.

    Dalam keadaan istirahat jantung berdetak70 kali/menit. Pada waktu banyak pergerakankecepatan jantung bisa mencacapai 150kali/menit dengan daya pompa 20-25liter/menit. Curah jantung(cardial output) adalah volume darah yangdipompa oleh tiap-tiap ventrikel permenit.Sedangkan kecepatan normal denyutjantung (jumlah debaran setiap menit) adalah:Pada bayi yang baru lahir : 140 per menit, usiasatu tahun : 120 per menit, usia dua tahun : 110per menit, usia lima tahun : 96-100 per menit,usia sepuluh tahun : 80-90 per menit, pada orangdewasa : 60-80 per menit (Syaifudin 1997:57).

    Berdasarkan hasil pengamatan maka diketahui bahwa probandus yang memiliki tekanan darah tinggi Ogy Pratama yakni 180/110 mmHg dan yang paling rendah Andi Nurfadilah yaitu 110/80 mmHg, dari data itu maka diketahui bahwa Ogy Pratama memiliki tekanan darah tinggi karena sudah melewati batas normal. Jumlah Hb yang paling tinggi darah pada probandus adalah Nurul Fajri yaitu 17.4, sedangkan yang paling rendah adalah Demmanyai yakni 9.9.

    Bab V. Penutup

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pengamatan maka diketahui bahwa probandus yang memiliki tekanan darah tinggi Ogy Pratama yakni 180/110 mmHg dan yang paling rendah Andi Nurfadilah yaitu 110/80 mmHg, dari data itu maka diketahui bahwa Ogy Pratama memiliki tekanan darah tinggi karena sudah melewati batas normal. Jumlah Hb yang paling tinggi darah pada probandus adalah Nurul Fajri yaitu 17.4, sedangkan yang paling rendah adalah Demmanyai yakni 9.9.

    B. Saran

    Sebaiknya pada saat praktikum berlangsung, asisten juga menggunakan baju laboratorium karena asisten adalah panutan praktikan, juga memberikan penjelasan tentang kegiatan yang dipraktikumkan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arwani. 2007. Analisis Perbedaan Hasil Pengukuran Tekanan Darah Antara Lengan Kanan Dengan Lengan Kiri Pada Penderita Hipertensi Di Rsud Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung.  Politekkes Semarang. Jurnal Media Ners Vol 1 No 2.

    Hermawan. Lilik. 2012. Pengaruh Pemberian Asupan Cairan (Air) Terhadap ProfilDenyut Jantung     Pada Aktivitas Aerobik. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Journal of Sport Sciences and Fitness Vol 1 No 2.

    Husen, Saikhu Akhmad dkk. 2011. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Penerbit Departemen Biologi FST UA, Surabaya.

    Manembu, Mercy. 2015. Pengaruh Posisi Duduk dan Berdiri terhadap Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal: e-Biomedik (eBm). Vol. 3, No. 3.

    Lintong, Fransiska. 2015. Analisa Hasil Pengukuran Tekanan Darah Aantara Posisi Duduk dan Posisi Berdiri pada Mahasiswa Semester VII (Tujuh) TA. 2014/2015 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal: e-Biomedik (eBm). Vol. 3, No. 1.

    Ritu Jain, 2011. Pengobatan Alternatif untuk Mengatasi Tekanan Darah. Jakarta : Gramedia.

    Smeltzer, S.C. and Bare, B.G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol.2. Penerbit EGC, Jakarta.

    Soewolo, Soedjono Basoeki & Titi Yudani. 2005. Fisiologi manusia. Malang: Universitas Negeri Malang.

    Syaifudin. 1997. Anatomi Fisioligi Untuk Siswa Perawatedisi 2. Jakarta: Penerbit Buku KedokteranEGC

    Taiyeb, A. Mushawwir dkk. 2016. Penuntun Anatomi dan Fisiologi Manusia. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.

  • Laporan Praktikum Bioteknologi – Pembuatan Yogurt

    Laporan Praktikum Bioteknologi – Pembuatan Yogurt

    Berikut ini contoh praktikum pembuatan Yogurt. Pratikum ini bagian dari mata kuliah Bioteknologi yang memanfaatkan Bakteri dalam pembuatan bahan makanan.

    Pembuatan Yogurt

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Upaya pengembangan variasi makanan melalui pemanfaatan ilmu Bioteknologi telah berlangsung sejak zaman dahulu. Bioteknologi ini disebut sebagai bioteknolgi Konvensional yang bekerja dengan konsep protein dengan bantuan Mikroba. Proses ini sebelumnya disebut sebagai proses fermentasi.

    Yogurt merupakan salah produk bioteknologi yang banyak digemari masyakat luas. Produk fermentasi berbahan dasar susu ini memiliki citarasa yang sedikit asam, manis dan rasa yang sudah berbeda dari bahan asalnya. Hal ini membuat Yogourt banyak ditemukan di tok dan supermarket sebagai penganan siap saji.

    Proses pembuatan Yogurth dikategorikan sebagai produk bioteknologi konvensional. Hal ini disebabkan proses pembuatan yogourt dapat dilakukan secara tradisional yang memanfaatkan bakteri asam laktat yakni Lactobacillus bulgaris dan Streptococus termophillus. Kedua bakteri tersebut dapat diambil dari bibit Yogurt.

    B. Tujuan Praktikum

    1. Mengetahui tata cara pembuatan Yogurt yang baik dan benar.
    2. Mengetahui karakteristik Yogurth dengan kualitas yang baik.

    Bab II. Kajian Pustaka

    A. Fermentasi

    Fermentasi merupakan suatu metode yang telah dikenal dan digunakan sejak zaman kuno. Proses ini melibatkan penggunaan mikroorganisme untuk mengubah substrat menjadi produk yang diinginkan. Dalam konteks bioteknologi, fermentasi digunakan secara luas dalam produksi barang dan jasa, khususnya dalam bidang pangan dan minuman. Contohnya antara lain keju, yoghurt, minuman beralkohol, cuka, sirkol, acar, sosis, kecap, dan produk fermentasi lainnya (Nurcahyo, 2011).

    Secara umum, fermentasi dapat diartikan sebagai penerapan metabolisme mikroba untuk mengubah bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi, seperti asam organik, protein sel tunggal, antibiotik, dan biopolimer. Proses ini relatif murah dan telah lama dilakukan secara tradisional oleh nenek moyang kita, menghasilkan berbagai produk yang hingga kini masih dikonsumsi secara luas (Nurhayani, 2001).

    Salah satu contoh produk fermentasi yang populer adalah yoghurt. Yoghurt dihasilkan melalui fermentasi susu oleh bakteri Streptococcus salivarius subsp. thermophilus dan Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus, yang memecah laktosa menjadi asam laktat. Asam laktat ini berperan sebagai zat pengawet alami karena dapat menurunkan pH bahan pangan, sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen, pembusuk, serta mikroba penghasil racun. Selain itu, bakteri probiotik dalam yoghurt berfungsi untuk meningkatkan kesehatan pencernaan dengan cara menekan pertumbuhan bakteri jahat dalam saluran pencernaan (Widagdha, 2015).

    Lactobacillus delbrueckii Bakteri pembuatan Yogurt
    Lactobacillus delbrueckii
    Bakteri Streptococcus salivarius
    Streptococcus salivarius

    Menurut Sutrisno Kuswara (2009), Keuntungan Susu Fermentasi:

    1. Perbaikan Nilai Gizi

    Penderita lactose intolerance mengalami kesulitan mencerna laktosa, yaitu gula utama dalam susu, akibat defisiensi enzim laktase dalam sistem pencernaan. Akibatnya, konsumsi susu biasa dapat menyebabkan gejala seperti perut kembung, diare, dan nyeri perut. Salah satu solusi yang efektif untuk kondisi ini adalah mengonsumsi susu fermentasi, seperti yoghurt dan kefir, yang telah mengalami proses fermentasi oleh mikroorganisme tertentu.

    Selama proses fermentasi, bakteri seperti Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus memecah sebagian besar laktosa menjadi asam laktat. Hal ini membuat produk akhir memiliki kandungan laktosa yang jauh lebih rendah dibandingkan susu segar, sehingga lebih mudah dicerna oleh penderita lactose intolerance. Selain itu, produk fermentasi ini mengandung enzim β-galaktosidase (laktase mikroba) dari mikroorganisme yang dapat membantu pencernaan laktosa residu dalam usus.

    Dari segi nilai gizi, susu fermentasi memiliki beberapa keunggulan, antara lain:

    1. Peningkatan Bioavailabilitas Nutrien: Proses fermentasi meningkatkan ketersediaan biologis kalsium, vitamin B kompleks (terutama B12 dan folat), serta asam amino esensial.
    2. Kandungan Probiotik: Mikroorganisme hidup dalam susu fermentasi berperan sebagai probiotik yang bermanfaat untuk menjaga keseimbangan mikrobiota usus, meningkatkan daya tahan tubuh, dan memperbaiki kesehatan saluran cerna.
    3. Kadar Laktosa yang Lebih Rendah: Seperti disebutkan sebelumnya, fermentasi menurunkan kadar laktosa, sehingga aman dikonsumsi oleh individu dengan intoleransi laktosa ringan hingga sedang.
    4. Potensi Penambahan Nutrien Tambahan: Produk susu fermentasi juga dapat diperkaya dengan serat pangan (prebiotik), kalsium tambahan, atau vitamin D untuk meningkatkan nilai gizinya secara keseluruhan.

    Dengan keunggulan tersebut, susu fermentasi tidak hanya menjadi alternatif yang aman bagi penderita lactose intolerance, tetapi juga menawarkan manfaat gizi tambahan yang mendukung kesehatan secara umum.

    2. Keseimbangan Mikroflora Usus

    Mikroflora usus, atau dikenal juga sebagai mikrobiota usus, merupakan kumpulan mikroorganisme yang hidup secara alami di dalam saluran pencernaan manusia. Komunitas mikroba ini memainkan peran penting dalam berbagai fungsi fisiologis, seperti pencernaan, sintesis vitamin, modulasi sistem imun, serta perlindungan terhadap mikroorganisme patogen.

    Keseimbangan mikroflora usus ditentukan oleh proporsi antara mikroba yang menguntungkan (seperti Lactobacillus, Bifidobacterium) dan mikroba oportunistik atau patogen. Ketidakseimbangan (dysbiosis) dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti diare, peradangan usus, gangguan metabolisme, bahkan memengaruhi kesehatan mental.

    Salah satu cara alami untuk menjaga dan memperbaiki keseimbangan mikroflora usus adalah dengan mengonsumsi produk fermentasi yang mengandung probiotik. Susu fermentasi, seperti yoghurt dan kefir, merupakan sumber utama bakteri probiotik yang mampu:

    1. Mengkolonisasi usus secara sementara, memberikan perlindungan terhadap mikroba patogen.
    2. Menstimulasi pertumbuhan mikroorganisme menguntungkan lainnya, seperti Bifidobacterium.
    3. Memproduksi asam organik (seperti asam laktat dan asam asetat) yang menurunkan pH usus, sehingga menciptakan lingkungan yang tidak ramah bagi bakteri patogen.
    4. Meningkatkan fungsi imun melalui interaksi dengan jaringan limfoid usus (GALT – Gut Associated Lymphoid Tissue).

    Selain itu, konsumsi susu fermentasi secara rutin telah dikaitkan dengan penurunan gejala gangguan pencernaan, peningkatan daya tahan tubuh, dan bahkan perbaikan mood melalui jalur mikrobiota-gut-brain axis.

    3. Metabolisme Kolesterol

    Kolesterol adalah senyawa lipid yang penting bagi tubuh manusia. Ia berperan dalam pembentukan membran sel, hormon steroid, dan vitamin D. Namun, kadar kolesterol yang berlebih dalam darah, khususnya kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein), dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular seperti aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.

    Proses Metabolisme Kolesterol

    Kolesterol berasal dari dua sumber utama:

    1. Sumber endogen: Disintesis oleh hati melalui jalur biosintesis kolesterol.
    2. Sumber eksogen: Diperoleh dari makanan yang mengandung lemak hewani.

    Setelah diserap, kolesterol dibawa dalam darah oleh lipoprotein. Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) berfungsi mengangkut kolesterol dari jaringan kembali ke hati untuk dieliminasi melalui empedu (reverse cholesterol transport), sedangkan kolesterol LDL membawa kolesterol ke jaringan tubuh. Ketidakseimbangan antara HDL dan LDL dapat menyebabkan penumpukan kolesterol di pembuluh darah.

    Peran Produk Fermentasi dalam Pengaturan Kolesterol

    Produk susu fermentasi, terutama yang mengandung probiotik tertentu seperti Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus plantarum, dan Bifidobacterium longum, diketahui dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah melalui beberapa mekanisme:

    1. Degradasi Kolesterol di Usus: Beberapa strain probiotik dapat mendegradasi kolesterol secara langsung di usus.
    2. Pengikatan Kolesterol: Kolesterol dapat diikat oleh sel bakteri dan dikeluarkan bersama feses.
    3. Dekonjugasi Garam Empedu: Probiotik menghasilkan enzim bile salt hydrolase (BSH) yang memecah garam empedu, sehingga tubuh harus menggunakan kolesterol lebih banyak untuk mensintesis garam empedu baru.
    4. Peningkatan Metabolisme Lipid oleh Mikrobiota Usus Sehat: Mikrobiota usus yang seimbang turut berperan dalam regulasi metabolisme lipid dan inflamasi sistemik.

    Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi yoghurt atau kefir secara teratur dapat membantu menurunkan kadar kolesterol total dan LDL, sekaligus meningkatkan kadar HDL, terutama pada individu dengan hiperkolesterolemia ringan hingga sedang.


    4. Pencegahan Kanker

    Enzim β-glukuronidase, Azorereduktase, Nitroreduktase yang dibentuk oleh mikroflora di dalam usus dapat mengubah prokarsinogen menjadi karsinogen. Keberadaan bakteri asamlaktat dapat mengurangi jumlah enzim tersebut dan merangsang pergerakan isi saluran pencernaan sehingga dapat menurunkan konsentrasi prokarsinogen.

    Produk yoghurt pada umumnya diproduksi dari susu sapi, namun susu kedelai sebagai sumber protein nabati dapat menjadi alternatif untuk pembuatan yoghurt. Untuk itu perlu dilakukan kombinasi penggunaan susu sapi dengan susu kedelai sehingga dapat diketahui pengaruh kombinasi kedua  jenis susu tersebut pada yoghurt yang terbentuk (Jaya, 2011).

    Yoghurt terbagi menjadi yoghurt tanpa penambahan rasa (plain yoghurt) dan yoghurt dengan penambahan rasa (flavored yoghurt). Yoghurt dengan penambahan rasa akan meningkatkan cita rasa dan kesukaa/penerimaan konsumen. konsumen, terutama anak-anak umumnya lebih menyukai yoghurt yang ditambahkan citarasa (Mahmood, dkk. 2008 dalam Wulandari, 2010).

    Argandhina Purbasari (2014) memaparkan beberapa pendapat para ahli bahwa mutu yoghurt dapat dinilai dari beberapa parameter, di antaranya adalah pH, kekentalan, citarasa, dan kesukaan. Nilai pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Nilai pH dipengaruhi oleh pertumbuhan bakteri asam laktat dalam proses fermentasi yoghurt (Buckle et  al., 2010).  

    Kekentalan susu merupakan kontribusi dari keberadaan kasein/misein dan globula lemak yang terdapat pada susu tersebut, selain itu ikatan di antara protein dan lemak dapat memberikan pengaruh terhadap kekentalan, perubahan kasein susu yang mempunyai sifat hidrophilik yang sama dengan jenis protein lain menyebabkan kekentalan meningkat (Sunarlim et  al., 2007).

    Asam laktat yang dihasilkan selama proses fermentasi dapat meningkatkan citarasa dan meningkatkan keasaman atau menurunkan pH-nya (Winarno dan Fernandez, 2007). Citarasa bahan pangan terdiri dari tiga komponen yaitu bau, rasa dan rangsangan dari mulut. Secara umum bahan pangan tidak hanya terdiri dari satu macam rasa tetapi merupakan gabungan berbagai macam rasa  secara terpadu, sehingga menimbulkan citarasa yang utuh (Winarno,  2002). Citarasa pada yoghurt drink dapat mempengaruhi tingkat kesukaan oleh konsumen. Semakin asam citarasa yoghurt yang dihasilkan, semakin sedikit kesukaan dari konsumen.

    Bab III. Metode Praktikum

    A. Alat dan Bahan

    1. Alat
    1. Toples dan penutupnya
    2. Gelas ukur 1000 ml
    3. Spoit steril
    4. Bunsen
    2. Bahan
    1. Susu segar Ultra Full Cream 1000 ml
    2. Plain yoghurt
    3. Alkohol 70%

    B. Prosedur kerja

    1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.
    2. Menyemprotkan alkohol pada meja yang hendak digunakan agar tidak ada mikroorganisme yang dapat mengkontaminasi alat dan bahan yang digunakan.
    3. Mengukur volume susu segar yang hendak digunakan sebanyak 1 leter dengan menggunakan gelas ukur. lakukan secara steril dengan menyalakan bunsen dan melakukan kegitan didekatnya.
    4. Memasukkan susu kedalam toples yang steril. Mengusahakan agar tutup toples tidsk terbuka secara semperna untuk menghindari terkontaminasi oleh mikroorganisme lain.
    5. Mengambil plain yoghurt sebanyak 50 ml menggunakan spoit steril dan memasukkan kedalam toples yang telah berisi susu.
    6. Menutup rapat toples dan menginkubasi selama 1 malam.
    7. Mengamati perubahan yang terjadi dari segi warna, bau, rasa, kekentalan dan kekenyalannya.

    Bab IV. Hasil dan Pembahasan

    A. Hasil Pengamatan

    Jenis SampelAromaKekentalanRasaWarna
    Susu Cair UHTBerbau seperti biasaCair seperti susuManis seperti susuPutih

    B. Pembahasan

    Yoghurt merupakan minuman fermentasi yang terbentuk karena adanya bakteri Streptococcus salivarius subsp. thermophilus dan Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus yang memecah gula pada susu yaitu laktosa menjadi asam laktat.

    Asam laktat dapat bersifat mengawetkan bahan pangan. pH yang rendah dapat menghambat mikroorganisme patogen, pembusuk, serta mikroorganisme penghasil racun akan mati. Fungsi dari bakteri probiotik yang terdapat dalam yoghurt adalah kemampuannya membunu bakteri jahat yang terdapat dalam saluran pencernaan (Widagdha, 2015).

    Sebelum membahas tetang hasil Berdasarkan hasil pengamatan maka diketahui bahwa pada sampel yang diamati tidak terjadi perubahan sama sekali. Aroma, rasa dan kekentalannya pada umumnya sama seperti susu biasanya. Sedangkan menurut Legowo (2002 dalamYoghurt yang baik memiliki tekstur yang lembut seperti bubur, tidak terlalu encer dan tidak pula terlalu padat .

    Wahyu Widodo (2002) menjelaskan bahwa ada beberapa penyebab kegagalan dalam pembuatan yoghurt yang juga diduga menjadi penyebab kegagalan pembuatan yoghurt pada praktikum ini. Berikut beberapa penyebabnya:

    1. Jumlah bibit terlalu banyak atau terlalu sedikit dimana jumlah yang ideal adalah 3-4 sendok makan.
    2. Susu mengandung peternakan atau antibiotik sisa dari peternakan, yang meneybabkan pertumbuhan dari bakteri yoghurt terhambat
    3. Yoghurt terlalu lemah karena sudah terlalu lama disimpan.
    4. Yoghurt terlalu lama difermentasi (lebih dari 12 jam).

    Bab V. Penutup

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pengamatan, secara umum hasil pembuatan yoghurt dapat dikatakan gagal hal ini dilihat dari tidak adanaya perubahan sifat susu diamana aroma, warna, rasa dan kekentalan masih seperti pada susu pada umumnya.

    B. Saran

    Sebaiknya dilakukan inovasi pembuatan Yoghurt, sehingga praktikan tidak hanya mengetahui cara pembuatan tapai secara umum namun dapat melakukan inovasi-inovasi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ginting, Nurzainah. 2005. Dkk. Jurnal Agribisinis Peternakan. Pengaruh Temperatur Dalam Pembuatan Yoghurt dari Berbagai Jenis Susu Dengan Menggunakan Lactobacillus Bulgaricusdan Streptococcus Thermophilus. Vol. 1 No. 1

    Jaya, Firman. Dkk. 2011. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. Pembuatan Minuman Probiotik (Yoghurt) dari Proporsi Susu Sapi dan Kedelai dengan Isolat Lactobacillus casei dan Lactobacillus plantarum. Vol. 6. No. 1.

    Koswara, Sutrisno. 2009.Teknologi Pembuatan Yoghurt: eBookPangan.com

    Nurcahyo, Heru. 2011. Diktat Bioteknologi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta

    Nurhayani. Dkk. 2001. Peningkatan Kandungan Protein Kulit Umbi Ubi Kayu Melalui Proses Fermentasi. Vol. 6. No. 1.

    Purbasari, Argandhina. Dkk. 2014. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. Nilai pH, Kekentalan, Citarasa Asam,  Kesukaan pada Susu Fermentasi dengan Perisa Alami Jambu Air (Syzygium sp). Vol. 3 No. 4.

    Widagdha, Satriyananda. Dkk. 2015. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Pengaruh Penambahan Sari Anggur (Vitis vinifera L.) dan Lama Fermentasi Terhadapat Karakteristik Fisiko Kimia Yoghurt. Vol. 3 No.1.

    Widodo, Wahyu. 2002. Bioteknologi Fermentasi Susu. Malang: Pusat Pengembangan Bioteknologi Universitas Muhammadiyah Malang

    Wulandari, Eka. 2010. Jurnal Ilmu Ternak. Karakteristik Stirred Yoghurt Mangga (Mangifera indica) dan Apel (Malus domestica) Selama Penyimpanan. Vol. 10 No. 1

  • Laporan Hasil Pengamatan Pencangkokan Pohon Mangga

    Pencangkokan Pohon Mangga

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Dalam kehidupan sehari-hari tanaman melakukan beberapa aktivitas yang berguna dalam rangka mempertahankan hidup, seperti bernapas, berfotosintesis, respirasi, dan berkembang biak. Awal perkembangbiakan umumnya ditandai dengan perkecambahan. Dan tentunya di dalamnya terdapat struktur yang cukup rumit. Perkembangbiakan pada setiap tanaman tidaklah sama. Ada beberapa spesies tanaman yang berkembangbiak dengan cara generatif dan ada juga yang berkembangbiak dengan cara vegetatif.

    Berbagai jenis tanaman sama sama berkembang biak , tapi tanaman berkembang biak dengan cara yang berbeda beda. Perbanyakan tanaman juga memiliki beberapa jenis cara, diantaranya adalah perbanyakan segara genetatif maupun vegetatif.

    Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan menguliti batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika akar sudah muncul akar yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan ditanam di tempat lain, mencangkok juga dapat diartikan suatu perbanyakan vegetatif secara buatan tanpa baikan dengan menggunakan bagian dari tanaman.

     Perkembangbiakan baik secara vegetatif sebagian besar berasal dari salah satu bagian tanaman, misalnyaberasal dari batang, akar, daun, dan lain-lain, atau bisa juga disebut bibit. Sedangkan perkembangbiakan secara generatif umumnya berasal dari biji. Pada kenyataannya kita dapat membedakan antara bibit dan benih yang keduanya digunakan dalam proses pembiakan tanaman.

     Kegiatan perbanyakan tanaman dengan mencangkok merupakan kegiatan yang biasa dilakukan di nursery tanaman buah. Tanaman induk yang akan dicangkok dipilih karena karakternya yang diinginkan. Tanaman induk diusahakan setelah dicangkok tidak mati sehingga dapat berkembang kembali dan menjadi tanaman induk untuk dicangkok di kemudian hari lainnya. Kaitannya terhadap praktikum kegiatan ini yang dilakukan dengan menggunaka indicator tanaman sri rejeki memberikan pambalajaran dan pengetahuan di bidang perbanyakan tanaman.

    B.   Tujuan

    1.    Untuk mengetahui dan mempelajari cara mencangkok, dan untuk mengetahui pertumbuhan akar   cangkok.

    2.    Untuk mengetahui pengaruh media cangkokan terhadap pembentukan sistem perakaran

    C.   Manfaat

    1.    Dapat mengetahui dan mempelajari cara mencangkok, dan untuk mengetahui pertumbuhan akar   cangkok.

    2.     Dapat mengetahui pengaruh media cangkokan terhadap pembentukan sistem perakaran

    BAB II

                                                                                                                                                     TINJAUAN PUSTAKA

    A.   Pembibitan dan perbanyakan tumbuhan

    Berbagai jenis tanaman sama sama berkembang biak , tapi tanaman berkembang biak dengan cara yang berbeda beda. Perbanyakan tanaman juga memiliki beberapa jenis cara, diantaranya adalah perbanyakan segara genetatif maupun vegetatif.

    1.    Perbanyakan secara generatif:

    ·         Penyerbukan benang sari.

    ·         Biji.

    2.    Perbanyakan secara vegetatif :

    ·         Alami

    ·         Buatan

    B.   Defenisi Mencangkok           

    Mencangkok adalah cara memperbanyak tanaman dimana pembentukan akar pada calon tanaman baru terjadi ketika masih melekat pada tanaman induknya. Air dan mineral tetap diangkut melalui xylem ke tunas / cabang yang dicangkok. Dengan demikian, hasil perbanyakan dengan  cara mencangkok lebih tinggi daripada hasil perbanyakan denga stek. Ada 2 macam cara mencangkok yang sering dilakukan pada tanaman tertentu  (Ismiyati Sutarto,1994).

                Mencangkok tanaman adalah salah satu cara teknik memperbanyak tanaman buah  dalam pot, selain itu kualitas buahnya sama dengan induknya dan juga pohonnya tidak terlalu tinggi. Tanaman yang bisa dicangkok antara lain: jambu, jambu air, mangga, sawo, dan lain-lain (Wilkins, 1991).

                Mencangkok atau okulasi adalah teknik pengembangbiakan tanaman yg sangat cocok utk di tanam di dalam pot. Di samping karena qualitas buahnya terjaga sama spt induknya juga nantinya pohon tumbuh tidak terlalu tinggi. Pohon yg dikembangbiakan dg teknik cangkok tidak akan mempunyai akar tunggang.(Ansown, 1989). Beberapa tanaman tertentu memilki kemampua untuk memperanyak diri dengan pencangkokan yang terjadi secara alami, yaitu sulur dan anakan terutama pad tanaman yang berbentuk roset (Wahyuni, Sri, 1998).

                Cabang pilihan yang akan dicangkok dikelupas kulit cabangnya kirakira 7 cm. Kambium pada cabang dikerik hingga bersih sampai bagian yang dikerik tidak lagi terasa licin tapi kasar. Pengelupasan kulit cabang ini dimaksudkan untuk memutus aliran hara dari batang ke cabang sehingga akar dapat terbentuk pada cabang yang dicangkok. Kemudian pada ujung potongan kulit cabang atas, pasta Rooton F dioleskan. Pengolesan tersebut dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan akar.

    (Wahid, 2000).

    C.   Keuntungan mencangkok

    1.    Cepat berbuah

    2.    Sifat sama dengan induknya

    3.    Pohon tidak terlalu tinggi

    D.   Kerugian mencangkok

    1.    Pohon kurang kuat

    2.    Berumur pendek

    BAB III

    METODE PEMBUATAN

    A.   Alat dan Bahan

    1.    Pisau

    2.    Tali plastik atau tali bambu

    3.    Plastik transparan atau sabut kelapa atau ijuk

    4.    Tanah yang agak basah dan subur

    5.    Polybag, sebagai media tanam setelah pencangkokan

    B.   Cara Kerja

    1.    Carilah dahan yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil

    2.    Ukurlah dari batang pohong paling sedikit 10 cm

    3.    Kupaslah kulit dahan yang akan di cangkok sekelilingnya dengan panjang kupasan ± 5 cm.

    4.    Setelah selesai dikupas, keriklah lendir/cambium dengan perlahan agar kering

    5.    Tutuplah hasil kupasan dengan tanah

    6.    Selanjutnya, bungkuslah dengan plastik, lalu ikat kedua ujungnya agar tanah tidak jatuh.

    7.    Jaga kelembaban tanah dengan cara menyiramnya setiap hari.

    8.    Setelah banyak akar yang tumbuh, potong cabang atau ranting tersebut, dan tanamlah di dalam tanah

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A.   Hasil

    Batang CangkokanParameter pengamatan
    Kondisi BatangPanjang Akar (cm)
    Batang Cangkokan IBatang ditumbuhi daun baru, dengan kondisi batang yang lembab± 5 cm
    Batang Cangkokan IIBatang ditumbuhi daun baru± 4 cm
    Batang Cangkokan IIIBatang ditumbuhi daun baru dengan jumlah yang sedekit± 4,2 cm

    B.   Pembahasan

    pembungkus dengan menggunakan plastik diperoleh data perbandingan antara batang cangkokan I, batang cangkokan II, dan batang cangkokan III , yang memilki jumlah akar paling banyak adalah pada batang cangkokan I. Sedangkan pada data dalam perbandingan panjang akar media pupuk kandang juga memilkirata-rata  akar terpanjang dari pada media yang lain. Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya rata-rata pada perlakuan dari media kompos disebabkan kurangnya data karena kesalahan dari praktikan, kurangnya pemeliharaan terhadap cangkokan.

    Dalam melakukan pencangkokan membutuhkan persyaratan agar mendapatkan hasil yang baik dan maksimal, baik dari segi fisik maupun lingkungan sekitarnya. Beberapa persyaratan antaralain; tiadak dapat dibiakkan dengan cara layarage lain, kemudian dari segi pemilihan batang yaitu memiliki batang/cabang yang berdiameter besar dan tinggi dengan pemilihan pohon induk dari tanaman induk yang sehat dan kuat dipilih dari varietas yang telah dikenal sifat buah yang diinginkan. Pohon induk dipilih dari pohon yang bentuk cabangnya lurus, panjang cabang kira-kira sebesar jari telunjuk orang dewasa dan sebaiknya dipilih cabang atu dahan yang telah berumur satu tahun. Selain dengan persyaratan tersebut perlu diperhatikan beberapa hal antaralain; pelaksanaan mencangkok sebaiknya dilakukan pada waktu musim penghujan agar meringankan pemeliharaan terutama dalam hal penyiraman. Pemilihan batang cangkok, sebaiknya batang cangkoan jangan diambil dari pohon induk yang terlalu tua karena biasanya dahan pohon induk kurang baik untuk dicangkok juga jangan mengambil dari pohon yang terlalu muda karena sifatnya kebanyakan belum terlihat. Kemudian dari segi pemeliharaan, jika pencangkokan dilakukan pada musim kemarau sebaiknya bibit disiram dua kali sehari. Pada musim penghujan penyiraman dilakukan seperlunya sesuai dengan situasi untuk mempercepat pertumbuhan akar.

    Dalam melakukan pencangkokan haruslah mengerti bagaimana cara pencangkokan yang benar juga harus diperhatikan cara pengikatan yang benar agar hasilnya sesuai keinginan dan maksimal. Langkah awal yaitu dengan mengikat lembar plastik atau sabut kelapa dibagian bawah keratan dengan tali rafia. Lembaran plastik atau sabut kelapa dilipat keatas hingga membentuk kantong, kantong yang terbantuk diisi dengan tanah yang dicampur dengan kompos atau pupuk kandang dengan posisi menutup luka sayatan seluruhnya dan setelah kantong berisi tanah diikat beberapa sentimeter diatas keratan, pengikatan jangan terlalu erat atau terlalu renggang.

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    C.   Kesimpulan

    Dari kegiatan praktikum yang dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan antaralain :

    1.    Sebaiknya diperhatikan dalam pemilihan batang yang akan digunakan dalam pencangkokan.

    2.    Adanya pebedaan hasil antara perlakuan dengan menggunakan serabut dan plastik, ternyata lebih banyak pada perlakuan dengan menggunakan serabut kelapa. Dengan demikian berarti pembungkus berpengaruh terhadap pertumbuhan akar cangkokan.

    D.   Saran

    Dalam Percobaan Pencangkokan Sebaiknya selalu diperhatikan kondisi tumbuhan yang dicangkok baik dalam hal panjang akar maupun kelembapan tanah dan juga harus diperhatikan ketelitian dalam percobaan agar mendapatkan hasil yang maksimal.

    DAFTAR PUSTAKA

    Kusbiantoro, B. 1993. Tekhnik Prbanyakan Vegetatif, Mencangkok. Agro Jurnal(2): 9

    Sutarto, ismiyati. 1994. Tekhnik Perbanyakan Vegatatif pada Tanaman Hias Semak,           Perdu dan Pohon. Info Holtikultura : 6-7

    Wahid. 2000. Media Bahan Perkembangan Vegetatif. Agro Jurnal : 4-5

    Wahyuni, Sri. 1998. Pengembangan Vegetatif Mencangkok. Agro Jurnal : 59

    Wilkins. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta : Gajah Mada Pre

  • Laporan Praktikum Pembuatan Fermentasi Tape Ketan Merah

    Berikut ini adalah contoh laporan Prakitkum Bioteknolgi dengan Produk Fermentasi Tape Ketan merah.

    Praktikum Pembuatan Fermentasi Tape Ketan Merah

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Bioteknologi adalah pemanfaatan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang dapat digunakan oleh manusia. Bioteknologi dibagi menjadi dua, yaitu, bioteknologi konvensional (tradisional) dan bioteknologi modern.Bioteknologi konvensional biasanyab menggunakan mikroorganisme berupa bakteri, jamur, dll. Sedangkan bioteknologi modern biasanya menggunakan teknologi-teknologi yang dapat membantu kita dalam proses pengkloningan, kultur jaringan.

    Pengolahan pangan dengan cara fermentasi merupakan jenis pengolahan pangan yang cukup tua. Secara tradisional banyak dilakukan di tingkat rumah tangga. Indonesia sangat kaya akan produk-produk pangan hasil proses fermentasi. Salah satu contohnya tape.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apakah pengertian tape ketan?
    2. Bagaimana proses fermentasi pada tape ketan?
    3. Bagaimana cara pembuatan tape ketan?
    4. Apakah manfaat dari tape ketan?
    5. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi proses pembuatan tape ketan?

    C. Tujuan

    Adapun tujuan-tujuan dilaksanakannya penelitian bioteknologi fermentasi ini, diantaranya :

    1. Untuk mengetahui defenisi dari tape ketan
    2. Untuk mengetahui proses terjadinya fermentasi pada tape ketan
    3. Untuk mengetahui cara pembuatan tape ketan
    4. Untuk mengetahui manfaat dari tape ketan
    5. Untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan tape ketan

    D. Manfaat

    1. Menambah pengetahuan tentang aplikasi bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari.
    2. Menambah pengetahuan tentang proses fermentasi pada pembuatan tape ketan 

    Bab II. Tinjauan Pustaka

    A. Defenisi Beras

    Kata “beras” mengacu pada bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa merang) secara anatomi disebut ‘palea’ (bagian yang ditutupi)dan ‘lemma’ (bagian yang menutupi).

    Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut beras. Beras dari padi ketan disebut ketan.

    Kandungan beras Sebagaimana bulir serealia lain, bagian terbesar beras didominasi oleh pati (sekitar 80-85%). Beras juga mengandung protein, vitamin (terutama pada bagian aleuron), mineral, dan air.

    Pati beras tersusun dari dua polimer karbohidrat:

    • amilosa, pati dengan struktur tidak bercabang
    • amilopektin, pati dengan struktur bercabang dan cenderung bersifat lengket

    Perbandingan komposisi kedua golongan pati ini sangat menentukan warna (transparan atau tidak) dan tekstur nasi (lengket, lunak, keras, atau pera). Ketan hampir sepenuhnya didominasi oleh amilopektin sehingga sangat lekat, sementara beras pera memiliki kandungan amilosa melebihi 20% yang membuat butiran nasinya terpencar-pencar (tidak berlekatan) dan keras. Macam dan warna beras :

    1. Beras “biasa” yang berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras ini mendominasi pasar beras.
    2. Beras merah, akibat aleuronnya mengandung gen yang memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah atau ungu.
    3. Beras hitam, sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam.
    4. Ketan (atau beras ketan), berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin.Ketan hitam, merupakan versi ketan dari beras hitam.

    Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.

    Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya.

    B. Ragi tape

    Ragi/fermen merupakan zat yang biasa dimanfaatkan untuk fermentasi. Ragi biasanya mengandung mikroorganisme seperti saccharomyces cereviciae. Ada dua jenis ragi yang ada di pasaran yaitu padat dan kering. Jenis ragi kering ini berbentuk butiran-butiran kecil dan ada juga yang berupa bubuk halus.Jenis ragi yang butirannya halus dan berwarna kecoklatan ini umumnya di gunakan dalam pembuatan kue.

          Sedangkan ragi padat biasanya bentuknya bulat pipih dan biasanya sering di gunakan dalam pembuatan tape.

          Reproduksi dari ragi yaitu dengan cara seksual dan aseksual.Secara seksual reproduksi ragi di lakukan dengan membentuk ascapora.

          Akspora adalah spora seksual yang terbentuk di dalam askus. Askus terdapat di dalam badan buah yang di sebut askokarp.

          Secara aseksual ragi berproduksi dengan cara membentuk tunas (bundding) tunas yang telah masak akan terlepas dari sel induknya dan tumbuh menjadi indifidu baru.

    Agar ragi tahan lama sebaiknya tagi di simpan dengan baik yaitu dalam ke adaan tidak terpakai , ragi membutuhkan suasana hangat dan kering agar sel-sel nabatinya tetap hidup untuk mengaktifkan kerjanya. Ragi dalam keadaan normal lebih cepat rusak dan akan ke hilangan daya peragiannya jika disimpan dalam suhu 2 derajat celcius selama 4-5 minggu.Suhu ideal untuk menyimpan ragi agar awet dalam jangka waktu panjang adalah 7 derajat celcius.

    Mikroorganisme yang di gunakan dalam ragi umumnya terdiri atas berbagai bakteri dan fungi(khomir) yaiturhizopus, aspergillus, mucor, amylomyces, endaucopsis, saccharomyces Hancenula,anomala,lactobacillus,acetobacur .

    supaya tidak terlalu keras.Pemberian ragi di lakukan pada keadaan ketan dingin.Supaya kerja ragi berjalan optimal, sebab jika di berikan pada saat ketan masih panas, akan mempengaruhi rasa tape tersebut.

    C. Pengertian bioteknologi

    Bioteknologi berasal dari kata latin yaitu bio (hidup), teknos (teknologi = penerapan) dan logos (ilmu). Bioteknologi adalah cabang biologi yang mempelajari pemanfaatan prinsip ilmiah dan rekayasa terhadap organisme, proses biologis untuk meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan manusia.bisa diartikan juga,Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayas genetika secara terpadu untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia.

    Bioteknologi dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu bioteknologi modern dan bioteknologi konvensional. Salah satu contoh dari bioeknologi konvensional adalah pembuatan tape ini. Dan salah satu contoh dari bioteknologi modern adalah rekayasa genetika.

    Ciri-ciri utama bioteknologi adalah adnya benda biologi berupa benda mikro organisme tumbuhan atau hewan, adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri, dan produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.

    Generasi pertama adalah bioteknologi sederhana yaitu penggunaan mikroba yang masih secara tradisional dalam produksi makanan dan tanaman ataupun pengawetan makanan, sebagai contoh yaitu pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain. Generasi kedua adalah proses berlangsung dalam keadaan tidak steril, sebagai contoh pembuatan kompos dan produksi bahan kimia. Generasi ketiga adalah proses dalam keadaan tidak steril, sebagai contoh produkasi antibiotic dan hormon. Generasi keempat adalah generasi bioteknologi baru, sebagai contoh produksi insulin.

    D. Pengertian tape ketan

    Tape merupakan makanan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat saccharomyces cerivisiae. Mucor chlamidosporus dan Indonesia, terutama orang sunda. Tape ini dibuat dengan cara difermentasikan selama 2-3 hari, dengan bantuan bakteri Endomycopsis fibuligera.

    E. Pengertian Fermentasi

    Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.

    Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi.

    Bab III. Metode Praktikum

    A. Alat Dan Bahan

    1. Alat yang digunakan adalah:
      1. Dandang
      2. Kompor
      3. Panci
      4. Pisau
      5. Sendok dan entong
      6. Tampah
      7. Tompo
      8. Cup
      9. Daun pisang
    2. Bahan-bahan yang digunakan:
      1. Beras ketan hitam 4 L
      2. Ragi 4 biji
      3. Air secukupnya                                                                                                         

    B. Langkah-langkah pembuatan

    1. Cuci beras ketan sampai bersih
    2. Rendam ketan kurang lebih 8 jam
    3. Kemudian tiriskan
    4. Nyalakan kompor dan tempatkan dandang di atasnya
    5. Masak air di dandang sampai mendidih
    6. Masukkan ketan yang sudah dicuci bersih
    7. Tunggu sampai 30 menit
    8. Setelah 30 menit,angkatlah ketan dan letakkan di tompo
    9. Lalu cuci ketan tersebut dan tiriskan
    10. Setelah itu di rebus lagi selama 30 menit
    11. Setelah matang,kemudian angkatlah ketan dan tuangkan ke tampah
    12. Kemudian ratakan
    13. Tunggu sampai ketan dingin
    14. Parutlah ragi dan taburkan di atas ketan hingga merata
    15. Campurlah ketan dan ragi hingga merata
    16. Siapkan daun pisang yang telah di bersihkan dan di potong rapi sesuai kebutuhan
    17. Letakkan daun pisang di atas panci
    18. Masukkan ketan yang sudah tercampur ragi ke dalam panci
    19. Lapisi daun pisang di atas ketan
    20. Tutuplah ketan yang di lapisi daun pisang dengan tutup panci serapat mungkin
    21. Simpan tape kira-kira dua hari dua malam (sampai matang)
    22. Tape siap di hidangkan

    Bab IV. Hasil Dan Pembahasan

    A. Hasil

    PembandingSebelum FermentasiSesudah Fermentasi
    Tekstur BerasBentuk seperti beras LunakSeperti nasi
    Kadar AirTidak adaAda (mengandung alcohol)
    AromaTidak adaWangi tape (asam)
    RasaTidak adaRasa manis

    B. Pembahasan

    Setelah melakukan penelitian selama 2 hari tentang pembuatan tape ketan, kami dapat membahas bagaimana tape ketan dibuat, memaparkan faktor-faktor yang terlibat dalam pembuatan ataupun dalam proses fermentasi tape.

    Pertumbuhan mikroorganisme selama proses fermentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

    1.      Konsentrasi Garam

    Konsentrasi garam yang dianjurkan adalah 5-15% (20-600S). Garam berfungsi untuk menghambat pertumbuhan jenis-jenis mikroorganisme pembusuk yang tidak diinginkan selama proses fermentasi berlangsung. Prinsip kerja garam dalam proses fermentasi adalah untuk mengatur Aw (ketersediaan air untuk kebutuhan mikroorganisme). Mikroorganisme yang diinginkan untuk tumbuh adalah jenis-jenis bakteri penghasil asam. Selain mengatur Aw, garam juga berfungsi untuk menarik keluar cairan sel jaringan yang mengandung sakarida-sakarida, dimana sakarida tersebut merupakan nutrien untuk pertumbuhan mikroorganisme. Kadar garam selama fermentasi akan berubah karena cairan dalam sel-sel jaringan tertarik keluar sel, karena itu secara periodik harus diadakan penyesuaian kadar garam.

    2.      Suhu

    Suhu selama proses fermentasi sangat menentukan jenis mikroorganisme dominan yang akan tumbuh. Umumnya diperlukan suhu 300C untuk pertumbuhan mikroorganisme. Bila suhu kurang dari 300C pertumbuhan mikroorganisme penghasil asam akan lambat sehingga dapat terjadi pertumbuhan produk.

    3.      Oksigen

    Ketersediaaan oksigen harus diatur selama proses fermentasi. Hal ini berhubungan dengan sifat mikroorganisme yang digunakan. Contoh khamir dalam pembuatan anggur dan roti biasanya membutuhkan oksigen selama proses fermentasi berlangsung, sedangkan untuk bakteri-bakteri penghasil asam tidak membutuhkan oksigen selama proses fermentasi berlangsung. Oleh karena itulah, proses fermentasi pada ketan yang tertutup rapat lebih cepat dibandingkan dengan ketan yang terbuka.

    Bab V. Penutup

    A. Kesimpulan

    Setelah melakukan penelitian, ternyata kami dapat menyimpulkan bahwa fermentasi yang terjadi pada tape ketan terjadi selama 2-3 hari. Selain itu juga, dalam proses pembuatan tape ini ada hal-hal yang harus diperhatikan supaya proses fermentasi tersebut berlangsung secara sempurna. Selama proses fermentasi tidak memerlukan oksigen. Oleh karena itulah, proses fermentasi pada ketan yang tertutup rapat lebih cepat dibandingkan dengan ketan yang terbuka. Lamanya proses fermentasi juga mempengaruhi kadar alcohol yang dihasilkan.

    B. Saran

    Saran yang dapat penyusun sampaikan untuk praktikum-praktikum selanjutnya yaitu diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar lebih memperhatikan bagaimana pembuatan tape tersebut supaya pembuatan tape tersebut berlangsung sempurna.