Blog

  • KTI Pergaulan Remaja Masa Kini

    Pergaulan Remaja Masa Kini

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang Masalah

    Remaja adalah generasi penerus yang akan membangun bangsa ke arah yang lebih baik yang mempunyai pemikiran jauh ke depan dan kegiatannya yang dapat menguntungkan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Maka dari itu remaja tersebut harus mendapatkan perhatian khusus, baik oleh dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat sekitar.

    Banyak kita baca di media massa maupun kita lihat di media elektronik adanya remaja yang berprestasi juga ada remaja yang melakukan tindakan atau perbuatan yang merugikan dirinya sendiri, keluarga dan masyarakat sekitar. Pada makalah ini kami akan mencoba membahas cara mengatasi pergaulan bebas terhadap remaja.

    B. Rumusan Masalah

    1.   Bagaimana Pergaulan Remaja Masa Kini?

    2.   Akibat yang timbul dari Pergaulan Remaja Masa Kini?

    3.   Jalan keluar atau usaha yang dapat dilakukan untuk Menghindari Dampak Negatif dari Pergaulan Remaja Masa Kini?

    C. Tujuan Penulisan

    Karya Ilmiah ini kami buat dengan bertujuan agar remaja-remaja masa kini terarah pergaulannya yaitu dengan melakukan kegiatan yang positif yang berguna untuk dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat sekitar.

    Dan supaya agar remaja tidak terjebak di dalam pergaulan bebas. Maka dari itu perlu kiranya remaja membentengi diri dengan iman yang kuat.

    1.4  Manfaat Penulisan

    Manfaat penulisan ini yaitu menjelaskan secara mendalam dan terperinci tentang pergaulan remaja masa kini.

    1.5  Metode Penulisan

    Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah menggunakan metode pustaka yaitu penulis menggunakan media pustaka dalam penyusunan makalah ini.

    Bab II. Landasan Teori

    2.1  Pengertian Remaja

    Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan dunia) batasan usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun.Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi remaja yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun dan belum kawin.Sementara itu, menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan Hak Reproduksi) batasan usia remaja adalah 10 sampai 21 tahun.

    Pergaulan remaja saat ini perlu mendapat sorotan yang utama, karena pada masa sekarang pergaulan remaja sangat mengkhawatirkan dikarenakan perkembangan arus modernisasi yang mendunia serta menipisnya moral serta keimanan seseorang khususnya remajanya pada saat ini. Ini sangat mengkhawatirkan bangsa karena ditangan generasi mudalah bangsa ini akan dibawa, baik buruknya bangsa ini sangat tergantung dengan generasi muda.

    Generasi muda saat ini kurang memiliki rasa cinta tanah air, ini dapat dilihat dari lebih gemarnya anak muda untuk pergi ke bioskop dari pada ke museum-museum sejarah perjuangan bangsa, mengapa hal ini bisa terjadi? ada beberapa kemungkinan yang dapat kita ambil dari hal tersebut yakni yang pertama kurangnya pemupukan rasa cinta tanah air semenjak kecil, sinetron-sinetron yang ditayangkan ditelevisi merupakan tayangan yang kurang produktif bagi perkembangan anak selain itu hal-hal yang terkait dengan bangsa ini tidak mendapat sorotan yang tajam mengenai budaya, masalah sosial yang dapat menimbulkan rasa cinta tanah air.

    Hal lain yang dapat menjadi penyebab yakni pendidikan yang kurang sehingga dapat menyebabkan seseorang tidak tau akan bangsanya sendiri. Pergaulan remaja saat ini sangat mengkhawatirkan ini dapat dilihat dari beberapa hal yakni tingginya angka pemakai narkoba dan adanya seks bebas dikalangan remaja, angka remaja yang melakukan seks bebas hingga saat ini mencapai 50 persen ramaja melakukan hubungan seks diluar nikah.

    Ini sangat mengkawatirkan bagi bangsa Indonesia krisis moral yang terjadi dikalangan remaja yang menyebabkan seks bebas dapat terjadi.

    2.2  Ciri-ciri Fisik dan Psikologis

    Bila merujuk pada psikologi perkembangan akan kita temukan pembagian tahap perkembangan psikologis kita menjadi tiga tahap: sembilan tahun pertama, sembilan tahun kedua dan sembilan tahun ketiga. Sembilan tahun pertama dalam kehidupan kita dapat disebut sebagai masa kanak-kanak. Pada masa ini kita hamper sepenuhnya bergantung pada perhatian dan bimbingan orang lain, utamanya orangtua kita. Dari persoalan mandi, makan, apa yg kita pakai, pilihan sekolah, dan teman hamper semuanya di pengaruhi oleh keputusan dan kebijakan orangtua kita. Masa kanak-kanak ditandai dengan perkembangan dan pertumbuhan fisik yg sangat cepat: mulai dari belajar telungkup, merangkak, berjalan, berbicara, dan berpikir. Usia remaja berada pada perkembangan psikologis kedua dan sembilan tahun kedua setelah kita melewati masa kanak-kanak. Pada masa ini kita mulai diajari tantang kemandirian dan bagaimana membuat keputusan untuk diri kita sendiri. Selain itu, karakteristik umum dari pertumbuhan dan perkembangan fisik kita pada periode usia ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
    Pertumbuhan tinggi badan dan berat badan pada umumnya lambat dan mantap; pertumbuhan yang sangat cepat pada masa kanak-kanak telah selesai dan perubahan-perubahan menginjak usia remaja mulai tampak. Pada usia ini kita cenderung mengalami perubahan hormonal,berupa perubahan suara, mulai tumbuhnya bulu-bulu di bagian tubuh tertentu, dan penonjolan-penonjolan pada bagian tubuh tertentu bagi perempuan.

    Pada tingkat usia ini system peredarn darah, pencernaan dan pernapasan sudah berfungsi secara lengkap meskipun pertumbuhan masih terus berlanjut. Parui-paru kita sudah hampir berkembang secara lengkap dan tingkat respirasi orang dewasa.

    Tekanan darah meningkat menjadi sedikit lebih rendah dari pada tekanan orang dewasa. Otak dan urat syaraf tulang belakang ( spinal cord ) menjadi orang dewasa pada usia 10 tahun, tetapi perkembangan sel-sel yg berkaitan dengan perkembangan mental belum sempurna dan terus berlanjut selama beberapa tahun kemudian. Pada usia 10 thun, mata kita telah mencapai ukuran dewasa dan fungsinya sudah berkembang secara maksimal.

    Masa remaja adalah saat ketika kita tidak lagi menjadi kanak-kanak, tetapi belum memasuki usia dewasa. Meskipun begitu, ada juga di antara kita, remaja, yg kekanak-kanakan atau remaja yg sudah mampu berpikir layaknya orang dewasa. Saat masih kanak-kanak hamper sepenuhnya kita bergantung pada orang lain, terutama orangtua atau wali kita. Masa kanak-kanak adalah masa “ketergantungan aktif” ketika kita sepenuhnya mengharapkan kasih-sayang dan perhatian orang lain. Tetapi pada masa kanak-kanak kita juga sadar tantang ketergantungan kita dan berjuang untuk membebaskan diri meskipun kita tidak sepenuhnya menyadari: bebas dari apa atau kebebasan untuk apa ? Secara tidak langsung kita menjadi sadar bahwa, meminjam ungkapan Norton, selam ini kita telah “salah-diidentifikasi,” bahwa kita selama ini bukan “budak”, bahwa kita adalah pribadi-pribadi yang sama dengan “orang lain” dalam kehidupan kita-bukan sekedar “derivasi-derivasi”. Kita menjadi tergugah untuk menemukan diri kita.

    Ketergugahan dan keingintahuan itulah yg merupakan titik yg akan menjembatani antara masa kanak-kanak dan masa remaja. Tetapi bahkan masa kanak-kanak kita yg diaktualisasikan secara lengkap pun belum dpat mempersiapkan diri kita secara baik untuk menghadapi masa remaja. Tahap krhidupan baru Ini memiliki nilai-nilai yg sama sekali unik, demikian juga dengan kewajiban-kewajiban dan kebajikan-kebajikannya. Masa remaja menuntut sebuah kehidupan baru yg lebih agresif dimana apa yg telah kita pelajari pada masa kanak-kanak hanya memeliki sedikit peran dan pengaruh.

    Masa remaja juga biasanya dikaitkan dengan masa “puber” atau pubertas. Istilah “puber” kependekan dari “pubertas”, berasal dri bahasa Latin. Pubertas berarti kelaki-lakian dan menunjukan kedewasaan yg dilandasi oleh sifat-sifat kelaki-lakian dan ditandai oleh kematangan fisik. Istilah “puber” sendiri berasal dari akar kata ”pubes”, yg berarti rambut-rambut kemaluan, yg menandakan kematangan fisik. Dengan demikian, masa pubertas meliputi masa peralihan dari masa anak sampai tercapainya kematangan fisik, yakni dari umur 12 tahun sampai 15 tahun. Pada masa ini terutama terlihat perubahan-perubahan jasmaniah berkaitan dengan proses kematangn jenis kelamin.

    Terlihat pula adanya perkembangan psikososial berhubungan dengan ber fungsinya kita dalam lingkungan social, yakni dengan melepaskan diri dari ketergantungan penuh kepada orangtua, pembentukan rencana hidup dan system nilai-nilai yg baru.
    Dalam literature Barat, remaja juga disebu sebagai adolescent dan masa remaja disebut sebagai adolescentia atau adolesensia.

    Beberapa tokoh psikologi menekankan pembahasan tentang adolesensia atau masa remaja pada perubahan-perubahan penting yg terjadi di dalamnya.

               Jean Piaget, misalnya, lebih menitik beratkan pada perubahan-perubahan yg dianggap penting dengan memandang “adolesensia” sebagai suatu fase kehidupan, dengan terjadinya perubahan-perubahan penting pada fungsi inteligensia, yr tercakup dalam aspek kognitif seseorang.

               Tokoh lain, Ana Freud, menggambarkan masa adolesensia sebagai suatu proses perkembangan yg meliputi perubahan-perubahan berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, perubahan dalam hubungan kita dengan orangtua dan cita-cita. F. Neidhart juga melihat masa adolesensia sebagai masa peralihan ditintau dari kedudukan ketergantungannya dalam keluarga menuju ke kehidupan dengan kedudukan “mandiri”.

               Sedangkan E. H. Erikson mengemukakan timbulnya perasaan baru tentang identitas dalam diri kita pada masa adolesensia. Terbentuknya gaya hidup tertentu sehubungan dengan penempatan diri kita, yg tetap dapat dikenal oleh lingkungan walaupun telah mengalami perubahan baik pada diri kita maupun kehidipan sehari-hari.

               Dalam pembahasan kemudian, istilah “adolesensia” diartikan sebagai “masa remaja” dengan pengertian yg luas, meliputi seluruh perubahan yg terjadi di dalamnya. Remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yakni antara usia 12 sampai 21 tahun. Mengingat pengertian remaja tersebut meninjukan pada masa peralihan sampai tercapainya masa dewasa, maka sulit menentukan batasan umurnya. Tetapi setidaknya dapat dikatakan bahwa masa remaja dimulai pada saat timbulnya perubahan-perubahan berkaitan dengan tanda-tanda kedewasaan fisik yakni pada usia 11 tahun atau mungkin 12 tahun pada anak permpuan sedangkan pada anak laki-lakinumumnya terjadi di atas 12 tahun.

    2.3  Akibat Yang Ditimbulkan

    Ada beberapa sebab yang dapat dijadikan alasan merebaknya “wabah mengerikan” ini, di antaranya adalah:

    1.      Pengaruh Negatif Media Massa.

    Media masssa seperti televisi, film, surat kabar, majalah dan sebagainya belakangan semakin banyak memasang dan mempertontonkan gambar-gambar seronok dan adegen   seks serta kehidupan yang glamour yang jauh dari nilai-nilai Islami. Hal ini diperparah lagi dengan berkembangnya tehnologi internet yang menembus batas-batas negara dan waktu yang memungkinkan kawula muda mengakses hal-hal yang bisa meningkatkan nafsu seks.

     Informasi tentang seks yang salah turut memperkeruh suasana. Akibatnya remaja cenderung ingin mencoba dan akhirnya terjerumus kepada sex bebs (free sex).

    2.      Lemahnya Keimanan.

    Hampir semua, bila tidak mau dikatakan semua, perilaku seks bebas, tahu akan beban  dosa yang mereka terima. Tapi entah kenapa, bagi mereka hal itu ‘dibelakangkan’ dan menjadikan nafsu sebagai pemimpin. Ini menunjukkan lemahnya rasa keimanan mereka.

    3.      Tidak adanya pendidikan sex yang benar, tepat dan dilandasi nilai-nilai agama.

    4.      Lemahnya pengawasan orang tua.

    5.      Salah dalam memilih teman

    6.     Seks bebas menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu hal     yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita.

    7.   Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap.

    8.   Membuat hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya.

    9.   Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan atau merasa demikian sehingga tidak pernah merasa cukup dengan apa yang diterimanya.

    10.   Akan menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia.

    11.  Tuhan akan mencampakkan sifat liar di hati penzina, sehingga pandangan matanya liar dan tidak terjaga.

    12.  Pelaku seks bebas akan dipandang oleh manusia dengan pandangan muak dan tidak percaya.

    13.  Zina mengeluarkan bau busuk yang mampu dicium oleh orang-orang yang memiliki ‘qalbun salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya.

    2.4  Jalan Keluar

    • Menanamkan Nilai Ketimuran
    • Mengurangi menonton televisi
    • Banyak beraktifitas positif
    • Menanamkan keimanan yang kokoh
    • Sosialisasi bahaya pergaulan bebas
    • Menegakkan aturan hokum
    • Munakahat

    Bab III. Pembahasan

    3.1 Pergaulan Remaja Masa Kini

    Pergaulan remaja saat ini perlu mendapat sorotan yang utama, karena pada masa sekarang pergaulan remaja sangat mengkhawatirkan dikarenakan perkembangan arus modernisasi yang mendunia serta menipisnya moral serta keimanan seseorang khususnya remajanya pada saat ini. Ini sangat mengkhawatirkan bangsa karena ditangan generasi mudalah bangsa ini akan dibawa, baik buruknya bangsa ini sangat tergantung dengan generasi muda.

    Generasi muda saat ini kurang memiliki rasa cinta tanah air, ini dapat dilihat dari lebih gemarnya anak muda untuk pergi ke bioskop dari pada ke museum-museum sejarah perjuangan bangsa, mengapa hal ini bisa terjadi? ada beberapa kemungkinan yang dapat kita ambil dari hal tersebut yakni yang pertama kurangnya pemupukan rasa cinta tanah air semenjak kecil, sinetron-sinetron yang ditayangkan ditelevisi merupakan tayangan yang kurang produktif bagi perkembangan anak selain itu hal-hal yang terkait dengan bangsa ini tidak mendapat sorotan yang tajam mengenai budaya, masalah sosial yang dapat menimbulkan rasa cinta tanah air.

    Hal lain yang dapat menjadi penyebab yakni pendidikan yang kurang sehingga dapat menyebabkan seseorang tidak tau akan bangsanya sendiri. Pergaulan remaja saat ini sangat mengkhawatirkan ini dapat dilihat dari beberapa hal yakni tingginya angka pemakai narkoba dan adanya seks bebas dikalangan remaja, angka remaja yang melakukan seks bebas hingga saat ini mencapai 50 persen ramaja melakukan hubungan seks diluar nikah. Ini sangat mengkawatirkan bagi bangsa Indonesia krisis moral yang terjadi dikalangan remaja yang menyebabkan seks bebas dapat terjadi.

    3.2  Akibat Yang Ditimbulkan Remaja Masa Kini

    Ada beberapa sebab yang dapat dijadikan alasan merebaknya “wabah mengerikan” ini, di antaranya adalah:

    1.      Pengaruh Negatif Media Massa.

    Media masssa seperti televisi, film, surat kabar, majalah dan sebagainya belakangan semakin banyak memasang dan mempertontonkan gambar-gambar seronok dan adegen   seks serta kehidupan yang glamour yang jauh dari nilai-nilai Islami.

    Hal ini diperparah lagi dengan berkembangnya tehnologi internet yang menembus batas-batas negara dan waktu yang memungkinkan kawula muda mengakses hal-hal yang bisa meningkatkan nafsu seks. Informasi tentang seks yang salah turut memperkeruh suasana. Akibatnya remaja cenderung ingin mencoba dan akhirnya terjerumus kepada sex bebs (free sex).

    2.      Lemahnya Keimanan.

    Hampir semua, bila tidak mau dikatakan semua, perilaku seks bebas, tahu akan beban  dosa yang mereka terima. Tapi entah kenapa, bagi mereka hal itu ‘dibelakangkan’ dan menjadikan nafsu sebagai pemimpin. Ini menunjukkan lemahnya rasa keimanan mereka.

    3.      Tidak adanya pendidikan sex yang benar, tepat dan dilandasi nilai-nilai agama.

    4.      Lemahnya pengawasan orang tua.

    5.      Salah dalam memilih teman

    6.     Seks bebas menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang sangat indah khususnya bagi wanita.

    7.   Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap.

    8.   Membuat hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya.

    9.   Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan atau merasa demikian sehingga tidak pernah merasa cukup dengan apa yang diterimanya.

    10.   Akan menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia.

    11.  Tuhan akan mencampakkan sifat liar di hati penzina, sehingga pandangan matanya liar dan tidak terjaga.

    12.  Pelaku seks bebas akan dipandang oleh manusia dengan pandangan muak dan tidak percaya.

    13.  Zina mengeluarkan bau busuk yang mampu dicium oleh orang-orang yang memiliki ‘qalbun salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau badannya.

    3.3  Jalan Keluar

    –          Menanamkan Nilai Ketimuran

    –          Mengurangi menonton televisi

    –          Banyak beraktifitas positif

    –          Menanamkan keimanan yang kokoh

    –          Sosialisasi bahaya pergaulan bebas

    –          Menegakkan aturan hokum

    –          Munakahat

    Bab IV. Penutup

    4.1 Kesimpulan

    Kami kira remaja harus pintar dalam memilih teman agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas yang telah merusak aqidah dan moral sebagian remaja di negeri ini.

    Oleh karena itu remaja itu perlu mengikuti kegiatan-kegiatan seperti pengajian remaja, karang taruna, dan kegiatan lainnya.

    4.2 Saran dan Kritik

    A. Saran

    Perlu kiranya remaja melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang positif baik di sekolah maupun di lingkungannya yang tentunya harus mendapatkan dorongan dan restu dari orang tua.

    DAFTAR PUSTAKA

    http://abygunlar.blogspot.com/2012/05/dampak-pergaulan-bebas-terhadap-remaja.html

    “DAMPAK PERGAULAN BEBAS TERHADAP REMAJA “

    Husniaty, E.Noor. 2006. Menjadi Remaja Kreatif Dan Mandiri.Yogyakarta: Dozz publisher

  • Laporan Praktek Kerja Industri di Balai Penelitian Tanaman Hias Segunung

    Laporan Prakerin – Balai Penelitian Tanaman Hias

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Praktik kerja industri (Prakerin) adalah kegiatan praktik untuk siswa yang dilakukan di dunia usaha atau industri, yang merupakan suatu kegiatan kurikuler yang wajib diikuti oleh siswa siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Kegiatan ini merupakan sebagai wacana untuk lebih memanfaatkan hasil belajar, sekaligus untuk memberikan kesempatan pada siswa untuk mendalami kemampuan hasil belajar tersebut dalam situasi dan kondisi dunia.

    Indonesia merupakan negara yang dikenal memiliki keberagaman hayati, dari sekian juta yang dapat  tumbuh di Indonesia banyak diantaranya yang dimanfaatkan sebagai tanaman hias. Tanaman hias memiliki keindahan, baik pada bunga, daun, maupun keseluruhan bagian tanaman. Tanaman hias umumnya digunakan orang untuk meningkatkan kenyamanan hidup serta menciptakan lingkungan yang bersih dan segar (Plantus, 2007).

    Dalam memilih materi Prakerin, penulis memilih salah satu tanaman hias yaitu tanaman Anthurium bunga dengan nama Latin (Anthurium andreanum). Nama Anthurium berasal dari bahasa Yunani yaitu Anthos. Sebutan bunga ekor itu tepat untuk anthurium sebab bungany menyerupai ekor tertutup seludang berbentuk jantung. Meskipun bukan tanaman asli Indonesia, tetapi anthurium cukup popular diantara  tanaman nias daun lain. Ditahun 1984, antuhrium jenmanii cukup populer , bahkan pamornya sekelas dengan philodendron, Anthurium “Kuping gajah” juga di sukai masyarakat karena bentuk daun besar, seperti kuping gajah. Namun, trennya meredup tergeser oleh aglaonema. Munculnya euphorbia dan adenium pada tahun 2003 membuat anthurium seolah menjauh dari penggemarnya. Setelah mengalami pasang surut, pamor anthurium kembali menanjak pada awal tahun 2006 (Tim Penulis Kaliurang Garden, 2007).

    Sumber genetik anthurium berasal dari Benua Amerika  yang beriklim tropis terutama di Peru, Kolombia, dan Amerika Latin. Dari daerah asalnya tersebut kemudian anthurium menyebar ke berbagai Negara di dunia. Saat ini, anthurium  semakin banyak digemari hobiis tanaman hias di dunia. Beberapa jenis anthurium asal luar negeri sudah dibudidayakan di Indonesia. Daerah sentra penanaman anthurium daun sudah menyebar ke beberapa daerah di Indonesia (Budhiprwira dan Saraswati, 2006).

    B. Tujuan Prakerin

    1.2.1. Tujuan Umum

    Praktek Kerja Industri ini bertujuan untuk memperoleh pengalaman di Dunia Usaha/Industri agar siswa memiliki wawasan, mempelajari secara langsung teknik-teknik budidaya, dan kemapuan dasar untuk bekerja dan memyesuaikan diri dalam dunia kerja. Kemudian sebagai bekal untuk terjun langsung dalam dunia Usaha/Industri.

    1.2.2. Tujuan Khusus

    Adapun tujuan  khusus dari kegiatan Praktik Kerja Industri ini antara lain :

    • Mengenal dan memahami tata tertib dan mekanisme kerja di perusahaan atau industri dengan segala aktivitasnya.
    • Menumbuhkan semangat dan jiwa berwirausaha.
    • Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa sesuai dengan kompetesi keahliannya dalam dunia usaha/industri.
    • Melatih diri dan menumbuhkan sikap etos kerja.
    • Mengurangi kesenjangan dan ketidaksesuaian pengetahuan dan keterampilan siswa di sekolah dengan yang dibutuhkan pada dunia kerja dan industri.
    • Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam pencapaian tamatan smk yang profesiaonal.
    • Terjadinya pemindahan atau transfer ilmu pengetahuan dan tekhnologi dari dunia usaha/dunia industri.

    1.3. Tujuan Penyusunan Laporan

    Laporan ini disusun sebagai tanda bukti yang melaporkan semua kegiatan praktik kerja industri. Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk mengetahui   budidaya tanaman Anggrek Bulan

    C. Fungsi Prakerin

    1.4.1. Fungsi Prakerin bagi siswa

    • Memanfaatkan dan mempraktikan langsung hasil belajar yang telah diperoleh disekolah.
    • Membekali siswa dengan mempelajari dan pengalaman kerja sesuai dengan program studi serta dapat mengembangkan diri selaras dengan perkembangan dunia kerja.
    • Memberi peluang dalam mendapatkan lapangan kerja.

    1.4.2. Fungsi prakerin bagi Usaha/Industri

    • Memberikan dorongan serta motivasi untuk berjiwa wiraswasta atau mandiri.
    • Peluang untuk meningkatkan tekologi produksi dan iklim kerja dengan memanfaatkan kemampuan siswa.
    • Peluang untuk berperan serta dalam upaya meningkatkan mutu tamatan.
    • Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bagian dari upaya pembangunan nasional sehingga melahirkan kebanggaan tersendiri.

    1.5. Metode Pengumpulan Data

    Laporan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) ini pada dasarnya diperoleh dari sumber sumber seperti observasi dan orientasi, pengarahan dan tanya jawab, diskusi dengan rekan atau pembimbing, study pustaka serta dari yang telah diperoleh dari hasil praktek langsung di lapangan.

    1.5.1. Sistematika Penulisan

    Untuk lebih mempermudah penyusunan laporan ini, penulis menyusun laporan dengan uraian sebagai berikut :

    BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari tinjauan dan fungsi prakerin, tujuan pembuatan laporan,                  metode atau teknik pengumpulan data dan sistematika pembahasan.

    BAB II :  Tinjauan umum mengenai tanaman Anthurium Andreanum.

    BAB III : Pembahasan Kegiatan lapang.

    BAB IV : Mengemukakan tentang kesimpulan dan saran-saran yang penulis tuangkan dalam laporan ini.

    Bab II. Tinjuan Pustaka

    2.1. Uraian Umum

    Dalam memilih materi Prakerin, penulis memilih salah satu tanaman hias yaitu tanaman Anthurium bunga dengan nama Latin (Anthurium andreanum). Nama Anthurium berasal dari bahasa Yunani yaitu Anthos. Sebutan bunga ekor itu tepat untuk anthurium sebab bungany menyerupai ekor tertutup seludang berbentuk jantung. Meskipun bukan tanaman asli Indonesia, tetapi anthurium cukup popular diantara  tanaman nias daun lain. Ditahun 1984, antuhrium jenmanii cukup populer , bahkan pamornya sekelas dengan philodendron, Anthurium “Kuping gajah” juga di sukai masyarakat karena bentuk daun besar, seperti kuping gajah. Namun, trennya meredup tergeser oleh aglaonema. Munculnya euphorbia dan adenium pada tahun 2003 membuat anthurium seolah menjauh dari penggemarnya. Setelah mengalami pasang surut, pamor anthurium kembali menanjak pada awal tahun 2006 (Tim Penulis Kaliurang Garden, 2007).

    2.2. Klasifikasi Tanaman Anthurium Andreamum 

    • Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
    • Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
    • SuperDivisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
    • Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
    • Kelas : Liliopsida (Berkeping satu monokotil)
    • Sub Kelas : Arecidae
    • Ordo : Arales
    • Famili : Araceae
    • Genus : Anthurium
    • Spesies : Anthuruium Andreanum

    2.3. Morfologi

    2.3.1. Akar

    Akar Anthurium tumbuh pada batang atau bonggol yang terbenang dalam media. Umumnya berwarna putih, krem sampai coklat. Akar Anthurium sehat umumnya sangat banyak dan menutupi hamper semua bonggol. Jumlah banyak dan menyebar kesegala arah. Bonggol dan akar umumnya akan membentuk “ Bola Serabut” (Flona 2007).

    2.3.2. Batang Dan Tangkai

    Sebagian besar batang anthurium tidak nampak karena tertanam dalam medianya. Karena terbenam lantas tumbuh akar. Setelah dewasa akan membesar dan menjadi bonggol. Menjadi bagian tanaman anthurium yang sangat penting bisa digunakan untuk perbanyakan secara vegetative lewat pemotongan bonngol. Keunggulannya, sifat anakan hasil potong bonggol salalu sama dengan induknya (Flona, 2007).

    2.3.3. Buah Dan Biji

    Buah Anthurium adalah hasil pembuahan benang sari dan putik. Buah Anthurium bulat dan melekat pada tongkol. Umumnya berwarna merah, tetapi ketika masih muda berwarna hijau. Jika buah yang matang tekan akan keluar biji yang berwarna putih dan bentuknya bermacam-macam, ada yang lonjong dan ada yang bulat (Flona, 2006).

    2.4. Syarat Pertumbuhan Tanaman Anthurium Andreamum

    2.4.1. Ekologi Bunga Anthurium

    Anthurium andreanum tumbuh baik dibawah naungan pohon dihutan tropik adalah 14◦C,dan maksimum 30◦C. Suhu yang terlalu rendah menurunkan produksi bunga, seludang bunga member dan warna bunga menjadi lebih cerah. Sebaliknya pada suhu yang terlalu tinggi, tanamatidak dapat tumbuh dengan baik.

    2.4.2. Ketinggian

    Ketinggian  ini adalah 700-1200 dari permukaan laut. Tanaman ini dapat tumbuh di dataran tinggi.

    2.4.3. Intensitas Cahaya

    Kebutuhan  tanaman akan sinar matahari bersifat mutlak, artinya sinar matahari mutlak diperlukan untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman. Kebutiuhan intensitas cahaya anthurium sebesar 25 – 35%. Oleh Karen itu, pada umumnya anthurium membutuhkan naungan dibawah paranet, 75%. Cahaya matahari yang terlalu trik dapat membakar helaian daunnya. Akan tetapi, bila tanaman kekurangan cahaya, akan terhambat pertumbuhannya. (Wijayani, 2007)

    2.4.4. Suhu

    Untuk tumbuh optimal menurut Tim Penulis Kaliurang Garden (2007). Anthurium membutuhkan lingkungan bersuhu 14 – 28◦C. Dikisaran temperaturan tersebut butir – butir klorofil didaun muncul lebih banyak sehingga daun lebih hijau. Adapun suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah justru membuat warna daun menjadi pucat dan pudar. 

    Menurut Junaedi (2006) Anthurium daun tumbuh ideal didataran sedang yang bersuhu 24 – 28◦C. Pada siang hari dan 10 – 21◦C pada malam.

    2.4.5. Kelembaban Udara

    Anthurium Menyukai kelembaban tinggi. Kelembaban optimal untuk Anthurium berkisar antara 60 – 80%.

    2.4.6. Aerasi 

    Aerasi Anthurium ini membutuhkan udara yang mampu menjaga kestabilan kelembaban (Junaedhie, 2006).

    2.5. Hama dan Penyakit

    2.5.1. Hama

    a) Kutu Putih

    Hama ini menempelpada pelepah daun dan tangkai bunga.Berkas serangan bercak berupa bercak daun. Pengendaliannya dengan cara digosok dengan kapas danair sabun, apabila serangan sudah parah harus disemprot oleh insektisida dengan dosis 2cc/liter.

    b) Semut

    Hama ini menyerang atau merusak akar dan tunas muda yang disebabkan oleh cendawan. Pengendaliannya dengan cara pot direndam dalam air dan diciptakan lingkungan bersih disekitar rak/sebaiknya pot digantung.

    2.5.2. Penyakit

    a) Bercak Coklat

    Gejala yang menyebabkan bercak coklat akan merusak pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagian tanaman. Pengendaliaanya dengan cara membuang semua bagian yang sakit, lalu semprotkan fungisida/antibiotik   20 dengan dosis 2 g/l.

    b) Bercak Hitam

    Gejala yang timbul adalah warna coklat kehitaman pada bagian tanaman yang diserang. Pengendaliannya dengan cara bagianyang terserang dipotong dandibuang atau disemprotkan fungisida, alat-alat disiram alcohol/bakar.

    c) Busuk Akar

    Penyebab penyakit ini adalah cendawan Rhizoctonia Solani. Gejala yang menyerang akar leher membusuk mencapai rhizoma dan umbi batang, daun dan umbi batang menguning, berkeriput, tipis dan bengkak tanaman kerdil dan tidak sehat. Pengendaliannya dengan cara semua bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang, bekasnya disemprot dengan fungisida (benlate) dengan dosis 2 g/l.

    d) Layu

    Cara pengendaliannya dengan cara bagian yang terserang dibuang lalu bekasnya disemprotkan benlate dengan dosis 2 g/l. Tanaman segera dipindahkan ke media tanam baru, yang masih segar dan bersih. Usahakan terdapat aliran udara yang lancar disekitar tanaman.

    Bab III. Pelaksanaan

    3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Prakerin

    Kegiatan praktik kerja industri ini  dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI) Segunung yang dimulai dari hari senin, tanggal 12 Januari 2015 sampai dengan 10 April 2015.

    3.1.1. Sejarah Perusahaan

    Balai Penelitian Tanaman Hias  (Balithi) terbentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor:796/Kpts/OT/210/12/1994 tanggal 13 Desember 1994. Balai penelitian tanaman hias merupakan unit pelaksanaan bidang tekhnis bidang penelitian tanaman hias di bawah koordinasi pusat penelitian dan pengembangan holtikultura. Badan penelitian dan pengembangan pertanian, dengan struktur organisasi, I eselon III, III eselon IV,dan VI eselon V serta jabatan dan fungsional lainnya.

    Balai Penelitian Tanaman Hias  dalam melaksanakan tugas  pokok dan fungsinya sebagai unit pelaksana teknis berlokasi di Pasarminggu Jakarta, membawahi 2  (dua) instalasi yaitu Instalasi Tanaman Hias Cipanas dan Instalasi Tanaman Hias Segunung.

    Selama kurun waktu 7 (tujuh) tahun (1995–2001) Balai Penelitian Tanaman Hias telah menghasilkan teknologi varietas unggul tanaman hias, antaralain Anggrek, krisan, mawar, lili, anthurium, gladiol, taphenochileus ananasae, zingiber, dan garbera. Kegiatan Balai Penelitian  Tanaman Hias terus berkembang,  hasilnya telah dilakukan melalui komersialisasi hasil  penelitian dengan bekerjasama diantara Dinas, Instansi Pemerintah, Perguruan Tinggi serta Perusahaan Swastalainnya.

    Mulaitahun 2001 Balai Penelitian Tanaman Hias berpindah tempat dari Pasarminggu Jakarta ke Segunung yaitu Jl.Raya Ciherang Pacet Cianjur. Kegiatan penelitian terus berjalan seiring dengan perubahan-perubahan tugas pokok dan fungsi sebagai unit pelaksana teknis.

    Pada bulan Januari 2002 sesuai Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor

    63/Kpts/OT.210/1/2002 tanggal 29  Januari 2002 ditetapkan kembali tugas pokok dan fungsi Balai Penelitian Tanaman Hias yaitu sebagai unit pelaksana teknis di  bidang penelitian dan pengembangan berada dibawah tanggung jawab langsung kepala pusat penelitian dan pengembangan holtikultura.

    Struktur Organisasi Balai Penelitian Tanaman Hias tahun 2002 terdapat perubahan menjadi 1 eselon III, 3 eselon IV serta kelompok jabatan fungsional lainnya didukung 3 Kebun Percobaan antara lain :

    • Kebun Percobaan Tanaman Hias Cipanas (Eksinstalasi Tanaman Hias Cipanas),
    • Kebun  Percobaan Tanaman Hias Segunung (Eksinstalasi Tanaman Hias Segunung),
    • Kebun Percobaan Tanaman Hias Pasarminggu Jakarta (Eksintalasi Balai Penelitian Tanaman Hias Jakarta).

    3.1.2. Moto Perusahaan

    • Moto

    Ramah, transparan dan terpercaya.

    3.1.3. Fasilitas Pendukung

    Administrasi

    • Sub Bagian  Tata Usaha

    • Seksi Pelayanan Penelitian

    • Seksi Jasa Penelitian

    KelompokPeneliti

    • Pemuliaan tanaman

    • Hama dan Penyakit Tanaman

    • Ekofisiologi Tanaman

    KebunPercobaan

    • Segunung

    • Cipanas

    • Pasar Minggu

    3.1.4. Tugas Pokok Dan Fungsi Balai Penelitian Tanaman Hias

    Sesuai dengan SK Mentan No. 63/Kpts/OT.210/1/2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja, dalam melaksanakan tugas penelitian tanaman hias, Balithi mempunyaifungsi sebagai berikut:

    • 1. Pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman hias;
    • 2. Pelaksanaan penelitian morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopatologi tanaman hias;
    • 3. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman hias;
    • 4. Pemberian pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman hias;
    • 5. Penyiapan kerja sama, informasi dan dokumentasi serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman hias;
    • 6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

    3.1.5. Struktur Organisasi
    Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 63/Kpts/OT.210/1/2002 tanggal 29 Januari 2002

    3.1.6. Sumber Daya Manusia

    SDM BALAI PENELITIAN TANAMAN HIAS

    Per Tanggal 31 Desember 2013

    Jumlah Tenaga Fungsional

    Fungsional Peneliti

    • Peneliti Utama  : 04 orang

    • Peneliti Madya  : 11 orang

    • Peneliti Muda  : 8 orang

    • Penelti Pertama  : 13 orang

    • Peneliti non Klas  : 1 orang

    Fungsional Teknisi Litkayasa

    • Teknisi Litkayasa Penyelia : 9 orang

    • Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan : 8 orang

    • Teknisi Litkayasa Pelaksana : 8 orang

    • Teknisi Litkayasa Pemula : 1 orang

    • Teknisi Litkayasa non Klas : 12 orang

    3.1.7. Keadaan Umum

    Tinggi Tempat : 1100 m dpl ( sebelum Proyek Cirata )

      900 m dpl ( setelah Proyek Cirata )

    Jenis tanah : Andosol

    PH : 5,5-7,2

    Suhu : 21oC

    Struktur tanah : Remah dan Gembur

    Warna tanah : Hitam kelabu kecoklat-coklatan

    Tekstur tanah : Debu atau lempung berdebu

    Topografi : Berbukit

    Type Iklim : AC Alfa Schmidt ferguson

    Curah hujan rata-rata : 3042 mm/tahun

    3.1.8. Varietas Unggul

    Di Balai Penelitian Tanaman Hias ini memiliki varietas unggul yang di budidayakan yaitu  :

    Anggrek Phalaenopsis

    Anggrek Spathoglottis

    Anthurium

    Gladiol

    Krisan

    Lili

    Mawar

    Tapeinochilos ananassae

     Costus

     Anyelir

    3.1.9. Denah Lokasi BALITHI

    3.2. Alur/Sistematika Kegiatan

    3.3. Pembahasan

    3.3.1. Orientai Lapang
    Sarana prasarana yang terletak di BALITHI sangat cocok untuk melakukan kegiatan praktik kerjaindustri. Balai,penelitian tanaman hias (BALITHI) yang didalamnya mengelola dan meneliti tanaman hias, memiliki beberapa fasilitas untuk melakukan berbagai penelitian, yang diharapkan sesuai dengan lingkungan aslinya, diantaranya adalah rumahlindung, rumahlindung paranet, dan rumah lindung kaca (green house).
    Balai penelitian tanaman hias (BALITHI) terletak di Segunung Desa Ciherang Kec Pacet Kab Cianjur Jawa Barat. Dengan jarak + 15km dari kota Cianjur dan 3 km dari Cipanas. Berada sekitar 600 m dari jalur propinsi yang menghubungkan Bogor dan Cianjur.
    Balithi segunung memiliki luas areal 10,6 ha yangmeliputi areal perkantoran, perumahan dinas, laboratorium, guest house dan kebun percobaan. Luas kebun sekitar 7 ha.

    3.3.2. Perbanyakan Anthurium Andreanum
    Perbanyakan anggrek dapat dibagimenjadi dua cara yaitu, secara generative dan secara vegetatif.

    1. Generatif
    Tanaman Anthurium memiliki 2 macam bunga yaitu bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan ditandai oleh adanya benang sari, sedangkan bunga betina ditandai oleh adanya lendir. Biji diperoleh dengan menyilangkan bunga jantan dan bunga betina. 
    Dengan menggunakan jentik, bunga sari diambil dan dioleskan sampai rata dibagian lendr pada bunga betina, sekitar 2 bulan kemudian, bunga dihasilkan sudah dihasilkan, didalamnya terdapat banyak biji anthurium. Biji – biji tersebut dikupas, dicucisampai bersih dan diangin – angin.Kenudian ditabur pada medium tanah halus persemaian ditempatkan pada kondisi lembab dan selalu disiram.

    2. Vegetatif
    Ada 2 cara perbanyakan secara vegetative, yaitu stek btang dan stek mata tunas.Cara perbanyakan dengan stek batang adalah memotong bagian atas tanaman (Batang) dengan menyertakan 1 – 3 akar, bagian atas tanaman yang telah dipotong kemudian ditanam, pada medium tumbuh yang telah disiapkan.Sebaliknya perbanyakan dengan mata tunas adalah mengambil satu mata pada cabang, kemudian menanam mata tunas pada medium tumbuh yang telah disiapkan.

    3.3. Pembahasan

    3.3.1. Orientai Lapang
    Sarana prasarana yang terletak di BALITHI sangat cocok untuk melakukan kegiatan praktik kerjaindustri. Balai,penelitian tanaman hias (BALITHI) yang didalamnya mengelola dan meneliti tanaman hias, memiliki beberapa fasilitas untuk melakukan berbagai penelitian, yang diharapkan sesuai dengan lingkungan aslinya, diantaranya adalah rumahlindung, rumahlindung paranet, dan rumah lindung kaca (green house).
    Balai penelitian tanaman hias (BALITHI) terletak di Segunung Desa Ciherang Kec Pacet Kab Cianjur Jawa Barat. Dengan jarak + 15km dari kota Cianjur dan 3 km dari Cipanas. Berada sekitar 600 m dari jalur propinsi yang menghubungkan Bogor dan Cianjur.
    Balithi segunung memiliki luas areal 10,6 ha yangmeliputi areal perkantoran, perumahan dinas, laboratorium, guest house dan kebun percobaan. Luas kebun sekitar 7 ha.
    3.3.2. Perbanyakan Anthurium Andreanum
    Perbanyakan anggrek dapat dibagimenjadi dua cara yaitu, secara generative dan secara vegetatif.

    1. Generatif
    Tanaman Anthurium memiliki 2 macam bunga yaitu bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan ditandai oleh adanya benang sari, sedangkan bunga betina ditandai oleh adanya lendir. Biji diperoleh dengan menyilangkan bunga jantan dan bunga betina. 
    Dengan menggunakan jentik, bunga sari diambil dan dioleskan sampai rata dibagian lendr pada bunga betina, sekitar 2 bulan kemudian, bunga dihasilkan sudah dihasilkan, didalamnya terdapat banyak biji anthurium. Biji – biji tersebut dikupas, dicucisampai bersih dan diangin – angin.Kenudian ditabur pada medium tanah halus persemaian ditempatkan pada kondisi lembab dan selalu disiram.

    2. Vegetatif
    Ada 2 cara perbanyakan secara vegetative, yaitu stek btang dan stek mata tunas.Cara perbanyakan dengan stek batang adalah memotong bagian atas tanaman (Batang) dengan menyertakan 1 – 3 akar, bagian atas tanaman yang telah dipotong kemudian ditanam, pada medium tumbuh yang telah disiapkan.Sebaliknya perbanyakan dengan mata tunas adalah mengambil satu mata pada cabang, kemudian menanam mata tunas pada medium tumbuh yang telah disiapkan.


    3.3.3 Persiapan Media Tanam

    Media tanam yang tepat pada budidaya Anthuriun andreanum adalah tanah, pakis, dan arang. Karena media dalam tanah akan lebih tinggi nilai ekonomisnya.

    3.3.4. Penanaman

    Langkah penanaman yang dilakukan dimedia :
    1. Media dimasukan kedalam pot.
    2. Bibit yang telah disemai telah berumur 2 bulan telah diprsiapkankan, dapat segera ditanam.

    3.3.5. Pemeliharaan


    1. Pemupukan.
    Pemupukan biasanya dilakukan satu kali dalam satu minggu. Pupuk yang sering digunakan yaitu pupuk Grow More. Grow More merupakan pupuk daun lengkap dalam bentuk butiran bewarna biru. Cara pemupukannnya, growmore dilarutkan dalam ember berisi air agar menjadi lunak kemudian dimasukan kedalam sprayer yang berkapasitas 17 lt air dengan dosis 1 g / liter air.
    Pemupukan bertujuan untuk menyuplai zat zat yang diperlukan oleh tanaman dalam fase pertumbuhan ( fase generativ dan vegetativ). Pemupukan biasanya dilakukan pada pukul 07.00 – 09.00 WIB.

    2. Penyemprotan
    Penyemprotan biasanya dilakukan satu kali dalam satu minggu. Penyemprotan ini biasanya menggunakan insektisida dan fungisida. Insektisida yang digunakan untuk penyemprotan yaitu menggunakan Actara. Sedangkan fungisida yang digunakan yaitu menggunakan Score 250 EC. Cara penyemprotan insektisida dan fungisida dilarutkan dalam ember berisi air kemudian dimasukan kedalam sprayer yang berkapasitas 17 lt air dengan dosis 2 g / liter air.
    Penyemprotan bertujuan untuk mengendalikan hama dan penyakit yang terdapat pada tanaman anggrek. Penyemprotan biasanya dilakukan pada pukul 07.00-09.00 WIB.

    2. Penyiraman
    Penyiraman adalah hal yang penting bagi pemeliharaan tanaman. Penyiraman dilakukan 3 kali dalam seminggu, dengan menggunakan alat bantu selang panjang yang dibri nozzle pada ujungnya. Penyiraman dilakukan pda pukul 07.00-0900 WIB.

    3. Penyiangan
    Penyiangan bertujuan untuk membersihkan tanaman dari gulma, mengurangi persaingan penyerapan unsur hara, mengurangi hambatan produksi dan mengurangi persaingan sinar matahari. Tanaman anggrek harus mendapatkan semua nutrisi dan air yang diberikan agar mampu menghasilkan tanaman yang optimal.
    Penyiangan biasanya dilakukan tergantung kondisi dari banyaknya gulma yang ada di media tanaman.

    4. Pengendalian hama dan penyakit
    Hama
    1) Kutu Putih
    Hama kutu putih berukuran sangat kecil, berwarna putih, setelah dewasa biasanya putih kecoklat-coklatan.Hama ini menempel pada pelepah daun dan tangkai bunga. Berkas serangan bercak berupa bercak daun. Pengendaliannya dengan cara digosok dengan kapas danair sabun, apabila serangan sudah parah harus disemprot oleh insektisida dengan dosis 2cc/liter.

    2) Semut
    Hama ini menyerang atau merusak akar dan tunas muda yang disebabkan oleh cendawan. Pengendaliannya dengan cara pot direndam dalam air dan diciptakan lingkungan bersih disekitar rak/sebaiknya pot digantung.

    Penyakit
    1) Bercak Coklat
    Gejala yang menyebabkan bercak coklat akan merusak pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh bagian tanaman. Pengendaliaanya dengan cara membuang semua bagian yang sakit, lalu semprotkan fungisida/antibiotic Streptomycin atau phycan 20dengan dosis 2 g/l.

    2) Bercak Hitam
    Pada tanaman anggrek penyakit ini cepat menular melalui akar dan alat yang tidak steril. Gejala yang timbul adalah warna coklat kehitaman pada bagian tanaman yang diserang. Pengendaliannya dengan cara bagianyang terserang dipotong dandibuang atau disemprotkan fungisida, alat-alat disiram alcohol/bakar.

    3) Busuk Akar
    Penyebab penyakit ini adalah cendawan Rhizoctonia Solani. Gejala yang menyerang akar leher membusuk mencapai rhizoma dan umbi batang, daun dan umbi batang menguning, berkeriput, tipis dan bengkak tanaman kerdil dan tidak sehat. Pengendaliannya dengan cara semua bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang, bekasnya disemprot dengan fungisida (benlate) dengan dosis 2 g/l.

    4) Layu
    Cara pengendaliannya dengan cara bagian yang terserang dibuang lalu bekasnya disemprotkan benlate dengan dosis 2 g/l. Tanaman segera dipindahkan ke media tanam baru, yang masih segar dan bersih. Usahakan terdapat aliran udara yang lancar disekitar tanaman.

    3.3.6. Panen
    Kegiatan yang dilakukan saat panen adalah :
    1) Penyotiran
    Penyortiran adalah kegiatan yang dilakukan untuk memilih atau memisahkan tanaman yang bagus dengan pertumbuhan yang optimal.
    2) Pengepakan
    Tanaman di persiapkan dan dipilih terlebih dahulu yang cukup baik.
    Kemudian tanaman dimasukan kedalam kardus dan disusun dengan rapi, diberikan plastic kedalam bunganya supaya tanaman/bunganya tidak rusak.

    BAB IVPENUTUP


    4.1. Kesimpulan

    Tanaman Anthurium andreanum salah satu tanaman hias yang nilai ekonominya cukup tinggi, sedangkan harga pasaran dalam negeri masih relatif rendah hal ini dikarenakan pembudidayaan tanaman ini.
    Berdasarkan pembahasan dan pelaksanaan praktek kerja industri yang dilaksanakan di Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI) segunung, Anthurium merupakan tanaman berpotensi untuk dikembangkan, baik sebagai bunga potong maupun bunga dalam pot.

    4.2. Saran

    Ada beberapa saran yang akan saya kemukakan berkenaan dengan kegiatan ini diantaranya :

    1) Saran untuk perusahaan Du/Di

    • Untuk kegiatan dilapangan, siswa/i prakeri diberikan bimbingan yang lebih intensif dan lebih mendalami dalam kegiatan dilapangan, untuk komoditas tanaman yang akan dijadikan bahan pasa laporan.
    • Pemberian materi baik itu secara teori maupun praktik lebih difokuskan pada kegiatan yang mempunyai wawasan yang luas tentang budidaya Anthurium agar kreativitas siswa lebih berkembang.
    • Lebih komunikatif antara peserta prakerin dan pelaksana dilapangan guna memudahkan informasi yang lebih baik.

    2) Saran untuk sekolah
    • Kegiatan monitoring sebaiknya dimanfaatkan untuk mengevaluasi dan mencocokan materi pembelajaran disekolah dengan lapang yang biasa dilakukan dalam bentuk diskusi.
    • Lebih memperhatikan siswa dalam melaksanakan PRAKERIN.
    • Guru pembimbing melakukan kunjungan atau monitoring kepada siswa 6 kali selama kegiatan

    DAFTAR PUSTAKA

    Ahmad, J dan C. Marshall. 1997. The Patterern of C-assimilate distributionin chrysanthemum cv. Red Delano with particular reference to branch interlation. J. Of Hortic. Sci 72 (62) : 931 – 939
    Hasim, I dan Reza, M. 1995 Anthurium Pnebar Swadayan. Jakarta.
    Hasim, S.Z 1989. PeningkatanPproduksi Tanaman Hias. Direkran Jendaral Tanaman Pangan.
    Putrasamedja S dan H. Sutapraja. 1989. Pengaruh Beberapa Tumbuh terhadap Pertumbuhan dari Diameter Bunga Anthurium Bul. Penel. Hcrt.(XVII) : 89 Balithor Lembang.

  • Laporan Praktikum Rekristalisasi

    Praktikum Rekristalisasi

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Memperoleh suatu senyawa kimia dengan kemurnian yang sangat tinggi merupakan hal yang sangat esensi bagi kepentingan kimiawi. Metode pemurnian suatu padatan yang umum yaitu rekristalisasi (pembentukan kristal berulang). Metode ini pada dasarnya mempertimbangkan perbedaan daya larut padatan yang akan dimurnikan dengan pengotornya dalam pelarut tertentu maupun jika mungkin dalam pelarut tambahan yang lain yang hanya melarutkan zat-zat pengotor saja. Pemurnian demikian ini banyak dilakukan pada industri-industri (kimia) maupun laboratorium untuk meningkatkan kualitas zat yang bersangkutan.

    Pada penggunaan teknik rekristalisasi biasanya dilatarbelakangi karena senyawa organik padat yang diisolasi dari reaksi organik jarang berbentuk murni. Senyawa tersebut biasanya terkontaminasi dengan sedikit senyawa lain (impuritis) yang dihasilkan selama reaksi berlangsung. Pemurnian padatan dengan kristalisasi didasarkan pada perbedaan dalam kelarutannya dalam pelarut tertentu atau campuran pelarut. Bila suatu kristal sangat larut dalam satu pelarut dan sangat tak larut dengan pelarut lain maka akan memberikan hasil rekristalisasi yang memuaskan.

    Ternik pemisahan atau pemurnian dari suatu zat yang telah tercemar atau mengalami percampuran dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya :penyaringan, rekristalisasi, dekantansi, absorpsi, sublimasi, dan ekstraksi. Penyaringan adalah proses pemisahan yang didasarkan pada perbedaan ukuran partikel. Contohnya penyaringan suspensi kapur dalam air. Rekristalisasi adalah proses keseluruhan melarutkan zat terlarut dan mengkristalkannya kembali. Contohnya adalah pemurnian garam dapur. Dekantasi adalah proses pemisahan suatu zat dari campurannya dengan mengendapkan zat lain, didasarkan pada massa jenis yang lebih besar akan berada pada lapisan bagian bawah. Contohnya campuran pasir dan air. Absorpsi adalah proses pemisahan suatu zat dengan menggunakan teknik penyerapan. Contohnya sirup yang disaring dengan menggunakan norit. Sublimasi adalah proses pemisahan dan pemurnian zat yang dapat menyublim dari suatu partikel atau zat yang bercampur. Contohnya adalah pemisahan naftalena dari campurannya dengan garam. Ekstraksi adalah proses pemurnian zat bercampur dengan menggunakan sifat kepolaran suatu zat yang menggunakan corong pisah. Contohnya adalah pemisahan minyak goreng dari campurannya. Namun pada praktikum ini melakukan pemurnian zat padat dengan metode rekristalisasi.

    Asam benzoat, C7H6O2 (atau C6H5COOH), adalah padatan kristal berwarna putih dan merupakan asam karboksilat aromatik yang paling sederhana. Nama asam ini berasal dari gum benzoin (getah kemenyan), yang dahulu merupakan satu-satunya sumber asam benzoat. Asam lemah ini beserta garam turunannya digunakan sebagai pengawet makanan. Asam benzoat adalah prekursor yang penting dalam sintesis banyak bahan-bahan kimia lainnya. Untuk semua metode sintesis, asam benzoat dapat dimurnikan dengan rekristalisasi dari air, karena asam benzoat larut dengan baik dalam air panas namun buruk dalam air dingin. Penghindaran penggunaan pelarut organik untuk rekristalisasi membuat eksperimen ini aman. Pelarut lainnya yang memungkinkan diantaranya meliputi asam asetat, benzena, eter petrolium, dan campuran etanol dan air.

    Berdasarkan pernyataan-pertnyataan di atas maka perlunya mengetahui cara pemurnian zat padat secara rekristalisasi, dengan menggunakan suatu senyawa sebagai sampel, sehingga dapat membedakan proses pemisahan melalui metode rekristalisasi dengan metode lainnya. Untuk itu, dilakukan percobaan pemurnian secara rekristalisasi ini.

    B. Tujuan Praktikum

    Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memurnikan zat padat dengan cara rekristalisasi.

    C. Prinsip Percobaan

    Prinsip percobaan dari praktikum ini yaitu melakukan pemurnian asam benzoat tercemar dengan prinsip rekristalisasi berdasarkan daya larutnya  dalam suatu pelarut tertentu (air).

    Bab II. Kajian Pustaka

    Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran atau pengotornya yang dilakukan dengan cara mengkristalkan kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut (solven) yang sesuai atau cocok. Ada beberapa syarat agar suatu pelarut dapat digunakan dalam proses kristalisasi yaitu memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotor, tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal, dan mudah dipisahkan dari kristalnya. Dalam kasus pemurnian garam NaCl dengan teknik rekristalisasi pelarut (solven) yang digunakan adalah air. Prinsip dasar dari rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat pencampur atau pencemarnya. Larutan yang terbentuk dipisahkan satu sama lain, kemudian larutan zat yang diinginkan dikristalkan dengan cara menjenuhkannya (mencapai kondidi supersaturasi atau larutan lewat jenuh). Secara toritis ada 4 metoda untuk menciptakan supersaturasi dengan mengubah temperatur, menguapkan olvens, reaksi kimia, dan mengubah komposisi solven (Agustina, 2013).

    Pengotor yang ada pada kristal terdiri dari dua katagori, yaitu pengotor yang ada pada permukaan kristal dan pengotor yang ada di dalam kristal. Pengotor yang ada pada permukaan Kristal berasal dari larutan induk yang terbawa pada permukaan kristal pada saat proses pemisahan padatan dari larutan induknya (retentionliquid). Pengotor pada permukaan kristalini dapat dipisahkan hanya dengan pencucian. Cairan yang digunakan untuk mencuci harus mempunyai sifat dapat melarutkan pengotor tetapi tidak melarutkan padatan kristal. Salah satu cairan yang memenuhi sifat diatas adalah larutan jenuh dari bahan kristal yang akan dicuci, namun dapa juga dipakai pelarut pada umumnya yang memenuhi krteria tersebut. Adapun pengotor yang berada di dalam kristal tidak dapat dihilangkan dengan cara pencucian. Salah satu cara untuk menghilangkan pengotor yang ada di dalam kristal adalah dengan jalan rekristalisasi, yaitu dengan melarutkan kristal tersebut kemudian mengkristalkannya kembali. Salah satu kelebihan proses kristalisasi dibandingkan dengan proses pemisahan yang lain adalah bahwa pengotorhanya bisa terbawa dalam kristal jika terorientasi secara bagus dalam kisi Kristal (Puguh, 2003).

    Bahan pengikat pengotor adalah bahan atau zat yang dapat digunakan untuk mengikat zat-zat asing yang keberadaannya tidak dikehendaki dalam zat murni. Secara teori garam yang beredar di masyarakat sebagai garam konsumsi harus mempunyai kadar NaCl minimal 94,7% untuk garam yang tidak beriodium. Sesuai SNI nomor 01-3556-2000, garam beriodium adalah garam konsumsi yang mengandung komponen utama NaCl (Natrium Klorida / mineral) 94,7%, air maksimal 7% dan Kalium Iodat (KIO3) mineral 30 ppm, serta senyawa-senyawa lain sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, namun pada kenyataannya kadar NaCl pada garam dapur jauh di bawah standar. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kadar NaCl  yang dimurnikan tanpa penambahan bahan pengikat pengotor,  dengan  penambahan  bahan  pengikat pengotor Na2C2O4dan Na2CO3 atau penambahan Na2C2O4 dan NaHCO3 dengan konsentrasi yang bervariasi pada pembuatan garam dapur dari air tua (Sulistyaningsih, 2010)

    Tingginya  nilai  rendemen  antosianin  yang diperoleh  dari  ektraksi  menggunakan metanol  danHCl 1% dan metanol 95% yang ditambahkan asam sitrat  3% dibandingkan  menggunakan  pelarut  lain disebabkan adanya  kecocokan kepolaran  antara pelarut  dengan  bahan  yang  dilarutkan,  sehingga campuran pelarut tersebut mampu melarutkan lebih banyak antosianin keluar dari protoplasma sel kubis merah dan menghasilkan rendemen lebih banyak. Pendapat  ini  didukung  oleh  Pifferi  dan  Voccari (1983 dalam Sari  2003)  yang  menjelaskan  bahwa jumlah rendemen dipengaruhi oleh efektifitas pelarut untuk mengekstraksi antosianin, yang pada akhirnya akan mempengaruhi stabilitas antosianin selamaproses ekstraksi (Wirda, 2011).

    Padatan berwarna kuning yang terdapat pada fraksi A dan D direkristalisasi mengunakan pelarut yang sama yaitu n-heksana  aseton. Pemilihan pelarut tersebut didasarkan pada prinsip rekristalisasi yaitu sampel yang tidak larut dalam suatu pelarut pada suhu kamar tetapi dapat larut dalam pelarut pada suhu kamar. Jadi rekristalisasi meliputi tahap awal yaitu melarutkan senyawa yang akan dimurnikan dalam sedikit mungkin pelarut atau campuran pelarut dalam keadaaan panas atau bahkan sampai suhu pendidihan sehingga diperoleh larutan jernih dan tahapan selanjutnya yaitu mendinginkan larutan yang akan dapat menyebabkan terbentuknya kristal, lalu dipisahkan melalui penyaringan (Lukis, 2010).

    Bab III. Metode Praktikum

    A.  Alat dan Bahan

    1.    Alat

    a.    Gelas piala 100 mL               1 buah

    b.    Corong Buchner                   1 buah

    c.    Spatula                                  1 buah

    d.   Pompa vakum                       1 buah

    e.    Batang pengaduk                  1 batang

    f.     Botol semprot                       1 buah

    2.    Bahan

    a.    Asam Benzoat tercemar       

    b.    Air Suling

    c.    Air es

    d.   Kertas saring 2 lembar

    B.  Prosedur Kerja

    1.    Memanaskan air suling hingga mendidih

    2.    Menimbang Asam Benzoat tercemar sebanyak 1 gram

    3.    Memasukkan Asam Benzoat tercemar ke dalam gelas kimia

    4.    Melarutkan Asam Benzoat tercemar dengan air panas

    5.    Menyaring larutan Asam Benzoat tersebut dalam keadaan panas dengan corong Buchner

    6.    Memisahkan antara residu (zat pengotor) dengan filtratnya

    7.    Mendinginkan filtrat dengan es batu hingga terbentuk Kristal

    8.    Menyaringkristal yang terbentuk

    9.    Memisahkan antara Kristal Asam Benzoat dengan pelarut (air)

    10.     Memperoleh Kristal Asam Benzoat sebanyak 0,543 gram

    11.     Menentukan berat rendemennya (%)

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A.  Data Hasil Praktikum

    No   Perlakuan                                       Pengamatan
    1.     Air suling dipanaskan hingga        air mendidihMendidih
    2.    1 gram Asam Benzoat tercemar     larutan berwarna bening dandilarutkan dengan air panasterdapat endapan putih
    3.    Larutan disaring dengan meng-     diperoleh filtrate dan residugunakan corong Buchner
    4.    Filtrat didinginkan dan disaring     terbentuk kristal
    5.    Kristal Asam benzoat dipisahkan   diperoleh Kristal Asm Benzoatdari pelarutnya                                bersih dari pengotornya
    6.    Kristal tersebut ditimbang               Kristal Asam Benzoat sebanyak                                                         0,543 gram
    7.    Ditentukan berat rendemennya       hasil rendemen sebesar 54,3%

    B.  Perhitungan

    Dik : Berat kertas saring kosong                = 0,76 gram

    Berat sampel (asam benzoate tercemar)     = 1 gram

    Berat Kristal dalam kertas saring               = 1,303 gram

    Berat Kristal asam benzoat                                    = 1,303 gram – 0,76 gram

                                                                 = 0,543 gram

    Dit : Kadar Rendemen  …?

    Penyelesaian :

    Rendemen              =

    =

    = 54,3%

    Zat pengotor   = 100% – 54,3%

    = 45,7%

    C.  Pembahasan

    Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar atau tercampur.Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak digunakan, dimana zat-zat tersebut atau zat-zat padat tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu di kala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap.

    Tahap-tahap dalam rekristalisasi yaitu (1) Pelarutan (2) Penyaringan (3) Pemanasan (4) Pendinginan. Beberapa syarat pelarut yang baik untuk rekristalisasi antara lain : a) Memiliki daya pelarut yang tinggi pada suhu tinggi dan daya pelarut yang rendah; b) Menghasilkan kristal yang baik dari senyawa yang dimurnikan; c) Dapat melarutkan senyawa lain; d) Mempunyai titik didih relatif rendah (mudah terpisah dengan kristal murni); e) Pelarut tidak bereaksi dengan senyawa yang dimurnikan.

    Suatu endapan mudah disaring dan dicuci sebagian besar tergantung pada struktur morfologi endapan, yang terdiri dari bentuk dan ukuran-ukuran kristalnya.Semakin besar kristal-kristal yang terbentuk selama berlangsungnya pengendapan, semakin mudah proses penyaringannya dan mungkin sekali (meski tak harus) makin cepat kristal-kristal itu akan turun keluar dari larutan, yang akan membantu penyaringan. Bentuk kristal juga penting. Struktur yang sederhana seperti kubus, oktahedron, atau jarum-jarum, sangat menguntungkan, karena mudah dicuci setelah disaring. Kristal dengan struktur yang lebih kompleks, yang mengandung lekuk-lekuk dan lubang-lubang, akan menahan cairan induk (mother liquid), bahkan setelah dicuci dengan seksama. Dengan endapan yang terdiri dari kristal-kristal demikian, pemisahan kuantitatif lebih kecil kemungkinannya bisa tercapai.

    Ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan, tergantung pada dua faktor penting yaitu laju pembentukan inti (nukleasi) dan laju pertumbuhan kristal. Jika laju pembentukan inti tinggi, banyak sekali kristal akan terbentuk, tetapi tak satupun dari ini akan tumbuh menjadi terlalu besar, jadi terbentuk endapan yang terdiri dari partikel-partikel kecil. Laju pembentukan inti tergantung pada derajat lewat jenuh dari larutan. Makin tinggi derajat lewat jenuh, makin besarlah kemungkinan untuk membentuk inti baru, jadi makin besarlah laju pembentukan inti. Laju pertumbuhan kristal merupakan faktor lain yang mempengaruhi ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan berlangsung. Jika laju ini tinggi, kristal-kristal yang besar akan terbentuk yang dipengaruhi oleh derajat lewat jenuh.

    Asam benzoat yang digunakan dalam percobaan ini merupakan asam benzoat yang belum murni atau masih kotor. Karena itu dilakukan pemurnian terhadap asam benzoat tersebut agar terbebas dari zat pengotor melalui pemanasan bersama pelarutnya. Pelarut yang digunakan adalah air. Air digunakan sebagai pelarut asam benzoat karena titik didih air lebih rendah dari pada titik leleh asam benzoat yang sebesar 249 ˚C. Sesuai dengan persyaratan sebagai pelarut yang sesuai yaitu titik didih pelarut harus rendah untuk mempermudah proses pengeringan kristal yang terbentuk.

    Berdasarkan syarat ini, titik didih air sebagai pelarut lebih rendah dari pada titik didih asam benzoat sehingga kristal yang diinginkan pada saat pengeringan dapat terbentuk, penggunaan air sebagai pelarut asam benzoat juga berhubungan dengan kelarutan. Sesuai dengan syarat pelarut yang kedua yaitu pelarut hanya dapat melarutkan zat yang akan dimurnikan dan tidak melarutkan zat pencemarnya. Reaksi antara air  dan asam benzoat menyebabkan terbentuknya ikatan hidrogen, inilah yang menyebabkan  air dapat melarutkan asam benzoat.

           Langkah  pertama yang dilakukan adalah proses pelarutan asam benzoat yang berbentuk padatan agar menjadi suatu larutan. Pelarut yang digunakan untuk melarutkan asam benzoat ini adalah pelarut yang cocok. Hal ini ditujukan agar asam benzoat yang dilarutkan dapat melarut dengan sempurna. Asam benzoat yang dilarutkan dalam air panas tersebut akan terurai menjadi ion-ionnya Langkah selanjutnya yang dilakukan setelah pemanasan adalah menyaring larutan kedalam suatu wadah dengan menggunakan kertas saring. Penyaringan ini bertujua untuk memisahkan antara zat yang telah larut dengan zat pengotornya agar diperoleh zat yang lebih murni, namun untuk memperoleh hasil yang maksimal maka perlakuan ini dilakukan dengan menggunakan suatu alat yang dikenal dengan nama corong buchner.

           Langkah selanjutnya lagi yaitu melakukan pendinginan. Jika belum terbentuk kristal maka larutan di jenuhkan dengan cara penguapan, agar endapan dapat terbentuk dengan mudah. Tapi jika kristal sudah mulai terbentuk, maka dilakukan penyaringan dengan menggunakan kertas saring. Hal ini bertujuan untuk memisahkan endapan dari larutannya. Filtrat hasil penyaringan tersebut akan digunakan untuk proses kristalisasi pada tahap berikutnya. Agar proses rekristalisasi ini dapat berjalan dengan baik, kotoran mempunyai kelarutan lebih besar dari senyawa yang diinginkan. Jika hal ini tidak terpenuhi maka kotoran akan ikut mengkristal bersama senyawa yang diinginkan. Dampaknya menyebabkan kristal yang diperoleh tidak murni lagi, dimana kemurnian suatu zat ditentukan oleh rendemen yang diperoleh, semakin tinggi rendemen suatu zat maka tingkat kemurnian akan semakin tinggi sedangkan semakin kecil nilai rendemen yang diperoleh dari suatu zat maka tingkat kemurnian semakin rendah dan dari hasil percobaan ini diperoleh berat asam benzoate yang murni sebesar 0,543 gram. Sehingga  rendemen kristal asam benzoat yang diperoleh dari perbandingan asam benzoat murni denagan asam benzoat tercemar sebesar 54,3 %. Sehinga zat pengotor (residu) yang berada dalam sampel asam benzoat tercemar pada percobaan ini sebesar 45,7 %. Sedikinya hasil rendemen yang diperoleh, dapat disebabkan karena pada saat melarutkan asam benzoat dan dilanjutkan dengan menyaring suhu air tidak terlalu panas sehingga asam benzoat tidak terlalu larut (larut secara sempurna).

    BAB V

    PENUTUP

    A.    Simpulan

    Berdasarkan  hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemurnian secara rekristalisasi didasarkan pada perbedaan daya larut antara zat yang dimurnikan dengan pengotornya dalam suatu pelarut tertentu. Kristal Asam Benzoat murni dapat kita pisahkan  dan  diperoleh kembali dari zat pengotornya (Asam Benzoat tercemar). Kristal Asam Benzoat secara murni yang dapat diperoleh kembali yaitu sebanyak 0,543 gram dengan jumlah rendemen sebanyak 54,3%.

    B.     Saran

    Saran yang dapat kami ajukan dalam percobaan ini yaitu agar lebih memperhatikan bahan-bahan yang akan digunakan untuk disimpan sesuai dengan tempatnya masing-masing agar tidak membuat bingung para praktikan yang akan melakukan percobaan selanjutnya saat mencari bahan yang diperlukan

    DAFTAR PUSTAKA

    Lukis, Prima Agusti. (2010). Dua Senyawa Mangostin dari Ekstak n-Heksan padaKayu Akar Manggis ( Garcinia mangostana, Linn). Institut Teknologi Sepuluh September. Surabaya. Diakses tanggal 8 Desember 2014

    Rositawati, Agustina Leokrist., Dkk, (2013). Rekristalisasi Garam Rakyat dari Daerah Demak untuk Mencapai SNI Garam Industri.Jurnal Teknologi Kimia Dan Industri. Vol. 2, No.4.Universitas Diponegoro. Semarang. Diakses tanggal 8 Desember 2014

    Setyopratomo, Puguh. Dkk, (2003). Studi Eksperimental Pemurnian Garam NaCl dengan CaraRekristalisasi. Universitas Surabaya

    Sulistyaningsih, Triastuti.Dkk, (2010). Pemurnian Garam Dapur Melalui Metode Kristalisasi Air Tua dengan Bahan Pengikat Pengotor Na2C2O4-NaHCO3 dan Na2C2O4-Na2CO3.Vol.8, No. 1Universitas Negri Semarang

    Wirda, Zurrahmi. dkk. (2011). Pengaruh Berbagai Jenis Pelarut dan Asam Terhadap Rendemen Antosianin dari Kubis Merah (Brassica Oleraceae Capitata). Vol 18. No 2.Universitas Malikussaleh Reuleut-Aceh utara.Banjarbaru

  • Laporan Praktikum Kromatografi Kertas dan Lapis Tipis

    Praktikum Kromatografi Kertas

    Bab I Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Kromatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatografi berkerja berdasarkan prinsip ini. Kromatografi juga merupakan pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya. Untuk itu, kemurnian bahan atau komposisi campuran dengan kandungan yang berbeda dapat dianalisis dengan benar. Tidak hanya kontrol kualitas, analisis bahan makanan dan lingkungan, tetapi juga kontrol dan optimasi reaksi kimia dan proses berdasarkan penentuan analitik dari kuantitas material. Teknologi yang penting untuk analisis dan pemisahan preparatif pada campuran bahan adalah prinsip dasar kromatografi. Pemisahan senyawa biasanya menggunakan beberapa tekhnik kromatografi. Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar bergantung pada sifat kelarutan senyawa yang akan dipisahkan.

    Kromatografi kertas merupakan salah satu bagian dari tehnik pemisahan kromatografi yang paling sederhana, dan merupakan cara klasik. Dalam pemisahan menggunakan tehnik pemisahan kromatografi kertas pada dasarnya didasarkan pada prinsip adsorpsi fase diam terhadap fase gerak, dimana yang menjadi fase diamnya adalah kertas yang mengandung serat selulosa, sedangkan yang menjadi fase geraknya (mobile) adalah eluen yang digunakan untuk setiap spesifikasi campuran yang akan dipisahkan.

    Semua kromatografi memiliki fase diam(dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan) dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen yang terdapat dalam campuran. Komponen-komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda. Kita akan membahasnya lebih lanjut. Pelaksaanan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis tipis silika atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras. Jel silika (atau alumina) merupakan fase diam. Fase diam untuk kromatografi lapis tipis seringkali juga mengandung substansi yang mana dapat berpendarflour dalam sinar ultra violet, alasannya akan dibahas selanjutnya. Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.

    Dalam percobaan ini yang kami lakukan pada kali ini adalah kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis. Penjelasan tentang kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis akan dibahas pada praktikum ini agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami langkah-langkah dalam melakukan pemisahan dengan metode kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis, agar kita dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.  

    B. Tujuan Praktikum

    Tujuan praktikum pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

    1. Dapat mengetahui dan memahami teknik pemisahan dengan metode kromatografi kertas dan metode kromatografi lapis tipis.
    2. Dapat melakukan pemisahan logam-logam Fe3+, Cu2+, Mn2+, dan Ni2+ atau protein / karbohidrat dalam campuran dengan teknik kromatografi kertas dan teknik kromatografi lapis tipis.
    3. Dapat menentukan komponen-komponen yang dipisahkan dengan teknik kromatografi kertas dan teknik kromatografi lapistipis serta dapat mengidentifikasi unsur yang dipisahkan berdasarkan nilai RF masing – masing.

    C. Prinsip Percobaan

    Prinsip percobaan ini pemisahan dilakukan berdasarkan pemisahan partisi dimana migrasi deferensial karena perbedaan koefisien distribusi dari masing – masing sampel, yaitu perbedaan migrasi analit dalam dua fase yaitu fase diam dan fase gerak, dimana analit yang menyukai fase gerak maka laju alirnya (Rf) akan besar, dan sebaliknya bila analit menyukai fase diam maka laju alirnya (Rf) akan kecil.

    Bab II. Tinjauan Pustaka

    A. Kromatografi Kertas

    Kromatografi adalah suatu istilah umumnya digunakan untuk bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara suatu rasa gerak yang bisa berupa gas ataupun cair dan rasa diam yang juga bias berupa cairan ataupun suatu padatan. Penemu Kromatografi adalah Tswett yang pada tahun 1903, mencoba memisahkan pigmen-pigmen dari daun dengan menggunakan suatu kolom yang berisi kapur (CaSO4). lstilah kromatografi diciptakan oleh Tswett untuk melukiskan daerah-daerah yang berwarna yang bergerak kebawah kolom. Pada waktu yang hampir bersamaan, Day juga menggunakan kromatografi untuk memisahkan fraksi-fraksi petroleum, namun Tswett lah yang pertama diakui sebagai penemu dan yang menjelaskan tentang proses kromatografi. Penyelidikan tentang kromatografi kendor untuk beberapa tahun sampai digunakan suatu teknik dalam bentuk kromatografi padatan cair (LSC). Kemudian pada akhir tahun 1930 an dan permulaan tahun 1940 an, kromatografi mulai berkembang. Dasar kromatografi lapisan tipis (TLC) diletakkan pada tahun 1938 oleh Izmailov dan Schreiber,dan kemudian diperhalus oleh Stahl pada tahun 1958 (Effendy, 2004).

    Dalam kromatografi, eluent adalah fasa gerak yang berperan penting pada proses elusi bagi larutan umpan untuk melewati fasa diam (adsorbent). Interaksi antara adsorbent dengan eluent sangat menentukan terjadinya pemisahan komponen. Oleh sebab itu pemisahan komponen gula dalam tetes secara kromatografi dipengaruhi oleh laju alir eluent dan jumlah umpan. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh tersebut maka dalam penelitian ini dikaji pengaruh jumlah umpan dan laju alir eluent terhadap pemisahan sukrosa dari tetes tebu. Evaluasi terhadap pemisahan sukrosa diamati melalui parameter kadar sukrosa, gula reduksi, abu (Kurniawan, 2004).

    Pengaruh luas penampang kertas elektroforesis adalah berbanding terbalik. Semakin kecil luas penampang, lintasan yang ditempuh semakin jauh. Hal ini disebabkan  olehkecilnya gesekan dan daya adsorpsivitas kertas elektroforesis. Jika kekuatan ion semakin tinggi, lintasanyang ditempuh semakin jauh dan lebih cepat. Hal ini akibat dari daya tarik antara ion dengan elektroda yang semakin kuat. Kenaikan suhu akanmeningkatkan mobilitas ion, namun jika suhu terlalu tinggi akan terjadi penguapan elektrolit sepanjang kertas yang mengakibatkan kertas menjadi kering dan bahkan terbakar. Kekentalan yang tinggi dapat menyebabkan terbatasnya kemampuan gerak senyawa ion dan senyawa sukar membentuk ion (Sulaiman, 2007).

    Penentuan kadar glukosa dan fruktosa dengan kromatografi ini juga harus mempertimbangkan berbagai hal antaralain pemilihan detektor, kolom, pemilihan eluen, laju alir eluen serta suhu kolom. Ini disebabkan karena hal-hal tersebut dapat mempengaruhi resolusi dari tiap-tiap komponen. Bila dua puncak kromatografi dari dua komponen terpisah sempurna maka dikatakan resolusi dua komponen tersebut sempurna. Pemisahan masing-masing komponen dengan menggunakan alat KCKT harus dilakukan pada       kondisi optimum. Pemisahan yang baik adalah bila kromatogram masing-masing komponen tidak saling tumpang tindih (Ratnayani, 2008).

    B. Kromatografi Lapis Tipis

    Pemisahan dengan  Kromatografi Lapis Tipis (KLT)  digunakanuntuk mencari fase gerak yang terbaik yang akan digunakan dalam kromatografi kolom. Fase diamyang digunakan pada KLT adalah silika gelGFdan sebagai fase gerak digunakan nheksana,kloroform, etil asetat dan n-butanol.Bejana kromatografi sebelum digunakan untukelusi, terlebih dahulu dijenuhkan dengan fasegeraknya. Sedikit fraksi positif flavonoid yaitufraksi n-heksana dilarutkan dengan pelarutnya(eluen yang akan dipakai) kemudian ditotolkanpada plat kromatografi lapis tipis denganmenggunakan pipa kapiler. Setelah kering laludimasukkan dalam bejana. Bila fase gerak telahmencapai batas yang ditentukan, plat diangkat,dan dikeringkan di udara terbuka. Sebagaipenampak noda digunakan asam sulfat. Nodayang terbentuk diamati dengan lampu UV 254 nm dan 366 nm kemudian dihitung Rf-nya (Asih, 2009).

    Bab III. Metode Praktikum

    A. Waktu dan Tempat

    Penelitian ini telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 Mei 2015 pada pukul 08:00 – 12:00 WITA dan bertempat di Laboratorium Pengembangan Unit Kimia Universitas Halu Oleo Kendari, Sulawesi Tenggara.

    B. Alat dan Bahan

    3.2.1        Alat

    Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu, Kertas saring whatman, Chamber, Silinder kaca, Cawan petri, Pipet volume 25 mL, Pipet tetes, Pentotol, Filler, Mistar, Pensil, Gegep dan Spektrofotometri UV-Vis.

    Bahan

    Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu:

    1. Untuk Pemisahan Ion Logam

    a.    Cuplikan yang mengandungMn2+, Pb2+dan Hg2+ untuk kromotografi kertas.

    b.    Cuplikan yang mengandung Pb2+, Mn2+dan Hg2+ untuk kromotografi lapis tipis.

    c.    Larutan standar dalam bentuk klorida dari ion-ion yang akan dipisahkan (4 mg/mL).

    d.   Fase gerak (eluen) campuran aseton – HCl (9:1) untuk kromatografi kertas.

    e.    Fase gerak (etilasetoasetat 10 % + butanol 75 % + aquades 15 % + asam asetat glasial sampai pH 3,5 – 5 atau piridin + aquades 10:1) untuk kromatografi lapis tipis.

    f.     Penampak noda (asam sulfat 10% atau benzil) untuk kromatografi kertas.

    g.    Penampak noda K2CrO4 1 M (dielusi ulang) untuk kromotografi lapis tipis.

    2)   Untuk Pemisahan Karbohidrat

    a.    Cuplikan yang mengandung cuplikan karbohidrat (Sukrosa, laktosa dan  madu)

    b.    Larutan standar karbohidrat yang akan dipisahkan masing – masing dengan konsentrasi 4 mg/mL

    c.    Larutan penampak (H2SO4 10 %)

    d.   Eluen, campuran aseton + air (9:1)               

    3.3    Prosedur Kerja

    3.3.1    Prosedur Kerja Kromatografi Kertas.

    1)   Disiapkan bejanana kromatografi (chamber) isi dengan fase bergerak (eluen) sampai ketinggian 0,5 cm dari dasar wadah.

    2)   Disiapkan kertas saring whatman dengan ukuran 7,5 x 15 cm dua lembar.

    3)   Dibuat garis batas (secara melintang) dengan pensil sekitar 1,5 cm dari pinggir bawah kertas dan 1,5 cm dari pinggir atas kertas.

    4)   Diukur melintang (buat titik) 1,5 cm dari tepi kiri dan 1,5 cm dari tepi kanan kertas. Jarak diantara kedua titik dibagi dua, lalu ditengah kertas diberi tanda untuk batas penotolan larutan sampel yang akan dipisahkan dengan larutan standar.

    5)   Disiapkan pipa kapiler yang bersih untuk penotolan sampel dan standar.

    6)   Dilakukan penotolan sampel dan standar pada kertas yang telah dibatas pada masing-masing bagian.

    7)   Setelah penotolan (setelah kering) kertas selulosa diikat ujungnya dengan benang dan dimasukan kedalam wadah kromatografi untuk proses elusi. Kertas tercelup eluen dibawah garis batas bawah kertas.

    8)   Diangkat setelah fase gerak (eluen) mencapai garis batas atas. Kertas dikeringkan di udara bebas.

    9)   Dimasukan ke spektroskopi UV dan diukur jarak setiap warna dari garis bawah kertas. Lalu hitung Rf dari masing-masing komponen yang terpisah.

    10)    Dibandingkan hasil yang diperoleh dari data yang terdapat diliteratur.

    3.3.2        Prosedur Kerja Kromatografi Lapis Tipis.

    1)      Diisi bejana kromatografi (chamber) dengan fasa gerak (eluen) sampai ketinggian 1 cm dari dasar wadah.

    2)      Disiapkan plat KLT dengan ukuran 7,5 x 15 cm dua lembar.

    3)      Dibuat garis batas (secara melintang) engan pensil sekitar 1,5 cm dari pinggir bawah kertas dan 1,5 cm dari pinggir atas kertas.

    4)      Dibuat melintang titik 1 cm dari tepi kiri dan 1 cm dari tepi sekitar 6 titik untuk menotolkan standar sampel.

    5)      Disiapkan pipa kapiler bersih untuk penotolkan sampel.

    6)      Dilakukan penotolan sampel dan standar pada plat KLT yang telah diberi tanda.

    7)      Dimasukan plat KLT dalam bejana (chamber) yang telah disiapkan, kemudian chamber ditutup.

    8)      Dikeringkan plat dengan cara dikeringkan diudara.

    9)      Setelah kering, plat diwarnai dengan larutan pewarna yang sesuai dan plat dikeringkan.

    10)  Diamati noda yang terbentuk dan tentukan nilai Rf dari masing-masing komponen yang terpisah.

    11)  Dibandingkan hasil yang diperoleh dengan data dari literatur.

    BAB IV

    HASIL PENGAMATAN

    4.1    Hasil Pengamatan

    4.1.1        Kromatografi Kertas

    Tabel.1 Pemisahan Logam Hg2+, Mn2+, Pb2+ dan Campuran

    No.PerlakuanPengamatan
    1.Larutan standar logam Hg2+, Mn2+, Pb2+ dan Campuran  dimasukkan dalam botol larutanWarna larutan bening
    2.Totolan1. Hg 2+2. Mn2+3. Pb2+4. Campuran logamMasing-masing ditotolkan pada kertas whatmanWarna tidak tampak
    3.Kertas whatman dimasukkan ke dalam chamber  yang berisi   eluen (fasa gerak)Terjadi elusi
    4.Kertas whatman dikeluarkan lalu  dikeringkan kemudian diberikan sinar tampak UVSampel tampak yaitu Pb2+, Mn2+, Cu2+, Hg2+ dan Campuran logam

    Tabel.2 Pemisahan Karbohidrat

    No.Perlakuan                     Pengamatan
    1.Larutan standar karbohidrat (laktosa, sukrosa, dan sampel campuran) dimasukkan dalam gelas kimiaWarnanya bening
    2.Totolan1.   laktosa2.   sukrosa3.   madu4.   sampel campuranMasing-masing ditotolkan pada kertas whatmanWarna tidak tampak
    3.Kertas saring dimasukkan ke dalam chamber yang berisi  eluen (fasa gerak)Terjadi elusi
    4.Kertas saring dikeluarkan lalu dikeringkan kemudian diberikan sinar tampak UVTidak ada noda yang tampak

    4.1.2        Kromatografi Lapis Tipis

    Tabel.3 Pemisahan Logam Hg2+, Mn2+, Pb2+dan Campuran

    No.PerlakuanPengamatan
    1.Larutan standar logam Pb2+, Mn2+, Cu2+, Hg2+ dan Campuran  dimasukkan dalam gelas kimiaWarna larutan bening
    2.Totolan1. Hg2+2. Mn2+3. Pb2+4. CampuranMasing-masing ditotolkan pada plat KLTWarna tidak tampak
    3.Plat KLT dimasukkan ke dalam chamber yang berisi  eluen (fasa gerak)Terjadi elusi
    4.PlatKLTdikeluarkan lalu dikeringkan kemudian diberikan sinar tampak UVSampel tampak yaitu Hg2+, Mn2+, Pb2+ dan Campuran logam

    Tabel .4 Pemisahan Karbohidrat

    No.PerlakuanPengamatan
    1.Larutan standar karbohidrat (laktosa, sukrosa, madu dan sampel campuran) dimasukkan dalam botol larutanWarnanya bening
    2.Totolan1. Laktosa2. Sukrosa3. Madu4. CampuranMasing-masing ditotolkan pada plat KLTWarna tidak tampak
    3.Plat KLT dimasukkan ke dalam chamber yang berisi  eluen (fasa gerak)Terjadi elusi
    4.Plat KLT dikeluarkan kemudian dikeringkan lalu diberikan sinar tampak UVSampel tampak yaitu sukrosa dan laktosa

    4.2    Reaksi Lengkap

    H2SO4   +  Pb2+                                         MnSO4  +  2H+

    H2SO4   +  Hg2+                                        HgSO4  +  2H+

    4.3    Perhitungan

    4.3.1        Kromatografi Kertas

    1)      Untuk Pemisahan Ion Logam

    Jarak eluen                           = 7,9 cm

    Jarak ion logam Hg2+               = 0 cm

    Jarak ion logam Mn2+              = 0 cm

    Jarak ion logam Pb2+            = 0 cm

    Jarak campuran                    = 2,2 cm

    Nilai Rf masing-masing sampel =       ?

    Penyelesaian :

    a)     

    b)     

    c)     

    d)     Nilai Rf campuran :

    2)      Untuk Pemisahan Karbohidrat

    Jarak eluen            = 7,9 cm

    Jarak laktosa          = 0 cm

    Jarak sukrosa         = 0 cm

    Jarak madu            = 0 cm

    Jarak campuran     = 3,1 cm

    Nilai Rf masing-masing sampel =       ?

    Penyelesaian :

    a)     

    b)     

    c)     

    d)     Nilai Rf campuran :

    4.3.2        Kromatografi Lapis Tipis

    1)      Untuk Pemisahan Ion Logam

    Jarak eluen            = 6,0 cm

    Jarak Hg2+                 = 3,8 cm

    Jarak Mn2+                 = 2,8 cm

    Jarak Pb2+              = 0 cm

    Jarak campuran     = 2,8 cm

    Nilai Rf masing-masing sampel =       ?

    Penyelesaian :

    a)   

    b)  

    c)   

    d)  

    2)      Untuk Pemisahan Karbohidrat

    Jarak eluen                        = 6,0 cm

    Jarak gerak laktosa            = 0 cm

    Jarak gerak sukrosa           = 4,9 cm

    Jarak gerak madu              = 0 cm

    Jarak gerak campuran        = 4,0 cm

    Nilai Rf masing-masing sampel =       ?

    Penyelesaian :

    4.4    Pembahasan

    Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip yang sama. Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau cairan yang didukung pada padatan) dan fase gerak (cairan atau gas). Fase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponen-komponen dari campuran bersama-sama. Komponen-komponen yang berbeda akan bergerak pada laju yang berbeda pula.

    Kromatografi kertas merupakan salah satu bagian dari tehnik pemisahan kromatografi yang paling sederhana, dan merupakan cara klasik. Pada dasarnya, teknik kromatografi ini membutuhkan zat terlarut terdistribusi di antara dua fase, yaitu fase diam (selulosa yang mengikat molekul air), dan fase gerak yaitu prlarut yang sesuai. Fase gerak membawa zat terlarut melalui media, hingga terpisah dari zat terlarut lainnya yang tereluasi lebih awal atau lebih akhir. Umumnya zat terlarut dibawa melewati media pemisah oleh cairan atau gas yang disebut eluen. Fase diam dapat bertindak sebagai zat penyerap atau dapat betindak melarutkan zat terlarut sehingga terjadi partisi antara fase diam dan fase gerak . Dalam penerapan kromatografi kertas, tehnik pemisahan ini biasanya dipakai untuk memisahkan logam – logam dari campurannya, misalnya logam – logam yang menjadi pengamatan pada percobaan ini (Pb2+,  Mn2+, Hg2+) dan pemisahan karbohidrat.

    Secara fisik kromatografi kertas memiliki teknik-teknik yang sama dengan kromatografi lapis tipis , tetapi sebenarnya merupakan tipe khusus kromatografi fase cair-cair. teknik yang sangat sederhana dengan beberapa langkah dalam analisis kromatografi kertas, meliputi pemilihan dan mempersiapkan kertas saring yakni lembaran selulosa yang mengandung kelembaban tertentu.

    Selanjutnya, dalam tehnik pemisahan kromatografi kertas, logam – logam tersebut dipisahkan dengan cara  menotolkan larutan sample (campuran logam)  bersamaan dengan larutan standar dengan batas yang telah ditentukan pada kertas kromatografi yang telah di buat, yang selanjutnya digantungkan pada wadah yang berisi campuran pelarut yang sesuai didalamnya dimana pelarut yang digunakan yaitu Aseton-HCl 9:1 untuk pemisahan ion logam serta Aseton-Air 9:1 untuk pemisahan karbohidrat. Selanjutnya dimasukkan dalam bejana atau chamber untuk mengembangkan kromatogram lalu ditutup wadahnya. Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa astmosfer dalam gelas kimia terjenuhkan dengan uap pelarut.

    Tahapan selanjutnya, setelah dibiarkan beberapa saat, lambat laun pelarut akan bergerak hingga mencapai batas yang telah digariskan pada kertas saring. setelah dikeluarkan dari dalam wadah, tidak tampak adanya noda-noda olehnya itu setelah dilakukan pengeringan dengan menggunakan spray maka kertas tersebut tampaklah bercak-bercak noda, dimana berdasarkan pengamatan setelah dilakukan pengukuran jarak pada pemisahan ion logam gerak pelarut adalah 7,9 cm dan untuk jarak noda pada ion Pb2+, Mn2+, Hg2+, berturut-turut adalah 0 cm, 0 cm, dan 0 cm, sedangkan untuk campuran sampelnya memiliki jarak noda 2,2 cm, sehingga dengan sendirinya laju alir dari masing-masing komponen dapat langsung ditentukan.

    Dapat dilihat pada pengamatan yang dilakukan dimana pada harga Rf standar Pb2+Mn2+ dan Hg2+ adalah 0 cm, sedangkan Rf pada campuran sampel 0,2785 cm. Hal ini disebabkan oleh ukuran dari pori – pori kertas yang digunakan tidaklah sama antara satu dengan yang lain, sehingga dalam pengidentifikasian logam yang dipisahkan dilakukan dengan membandingkan nilai Rf antara sample dan standar yang saling mendekati saja.

    Proses pengamatan yang kedua setelah melalui analisis yang sama, pada pemisahan karbohidrat terlihat bahwa jarak noda dari sukrosa adalah 0 cm, jarak noda laktosa adalah 0 cm dan jarak noda dari madu adalah 0 cm, dan untuk jarak campuran adalah 3,1 cm, sedangan untuk jarak eluennya adalah 7,9 cm, dengan demikian juga dapat diketahui nilai Rf untuk pemisahan ini adalah pada sukrosa 0 cm, pada laktosa 0 cm, pada madu 0 cm, sedangkan pada cempuran sampel Rf adalah 0,3924 cm.

    Meski kromatografi kertas adalah metode pemisahan yang paling mudah, namun pada kenyataannya pemisahan dengan metode ini jarang digunakan karena waktu yang digunakan untuk mengemulsi sangat lama, noda-noda yang diidentifikasi pun tidak nampak jelas. Hal ini terlihat pada hasil praktikum yang kami lakukan. Sehingga tidak heran jika pada percobaan ini kami cukup mengalami kendala. Dapat dikarenakan dari kesalahan metode, kesalahan instrument, dan kesalahan personal.

    Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan suatu teknik kromatografi sederhana dengan menggunakan lempeng kaca yang ditutupi penyerap bentuk lapis tipis dan kering seperti silika gel, alumina, selulosa dan poliamida. Teknik kromatografi lapis tipis ini memiliki kelebihan yang nyata jika dibandingkan dengan kromatografi kertas yaitu ketajaman pemisahannya yang lebih besar serta kepekaannya yang lebih tinggi.

    Pada dasarnya, teknik kromatografi ini, membutuhkan zat terlarut yang terdistribusi di antara dua fase, yaitu fase diam (silika gel yang mengikat molekul air), dan fase gerak yaitu pelarut organik yang sesuai. Fase gerak (eluen) adalah yang berperan penting pada proses elusi bagi larutan untuk melewati fasa diam (adsorben). Interaksi antara adsorben dengan eluen sangat menentukan terjadinya pemisahan komponen. Oleh sebab itu pemisahan komponen sampel secara kromatografi dipengaruhi oleh laju alir eluen.

    Kita akan mengamati distribusi analit di antara dua fase dalam Percobaan kromatografi lapis tipis, menggunakan Aseton dan HCl dengan perbandingan 9:1 sebagai fase gerak. Dikatakan sebagai fase gerak karena Aseton dan HCl berfungsi sebagai larutan yang dapat membawa sampel dan mampu menarik sampel yang ditotolkan pada plat lapis tipis. setelah menyiapkan pelarut yang sesuai perlu pula disiapkan plat KLT yang diukur terlebih dahulu. Pada pembuatan garis kita menggunakan pensil, agar tidak terjadi reaksi antara pensil yang digoreskan pada kertas dengan sampel. Setelah itu, ketiga cuplikan sampel yang mengandung karbohidrat yaitu laktosa dan sukrosa ditotolkan pada plat KLT kemudian dikeringkan agar sampel teradsorbsi dengan baik oleh fasa diam serta untuk mencegah terjadinya rekasi antara sampel dengan pelarut. selajutnya dimasukkan ke dalam chamber untuk mengembangkan kromatogram (elusi).

    Proses elusi sampel bergerak naik dengan adanya gaya kapiler. Senyawa polar akan melekat lebih kuat pada lempengan dari pada senyawa non polar akibat interaksi dipol-dipol. Senyawa non polar kurang melekat erat pada fasa diam sehingga memiliki laju alir yang lebih besar ke atas lempeng begitu sebaliknya dengan senyawa non polar, dimana jarak tempuh ke atas lempeng merupakan cermin polaritas senyawa (like dissolved like).

    Untuk percobaan kali ini, hanya dilakukan pengamatan pada pemisahan cuplikan yang mengandung karbohidrat, yakni laktosa dan sukrosa. Eluen yang digunakan adalah campuran aseton dan air 9:1. Setelah eluen mencapai garis batas atas yang telah ditentukan, plat KLT kemudian dikeringkan. Proses pengeringan ini bertujuan agar sampel teradsorbsi dengan baik oleh fasa diam (KLT) serta untuk mencegah terjadinya rekasi antara sampel dengan eluen (fase gerak) / pelarut. Setelah proses mengeringkan kromatogram selesai langkah selanjutnya adalah mendeteksi noda-noda. Tidak munculnya noda dalam percobaan kali ini dapat disebabkan oleh faktor – faktor yang mempengaruhi nilai Rf, akan tetapi ada juga kemungkinan lain misalnya noda yang tidak nampak, sehingga untuk menampakkan noda tersebut harus direaksikan dengan reagen penampak warna berupa ion logam transisi untuk membentuk kompleks, karena salah satu ciri senyawa kompleks adalah berwarna akibat adanya bilangan koordinasi dari atom pusatnya. Adapun reagen yang digunakan sebagai penampak noda yaitu asam sulfat 10%.

    Berdasarkan pengamatan setelah dilakukan pengukuran pada pemisahan ion logam jarak gerak pelarut adalah 6,0 cm dan untuk jarak noda pada ion Pb2+ adalah 0 cm, jarak noda ion Mn2+ dan Hg2+ adalah 2,8 cm, sedangkan untuk campuran sampelnya memiliki jarak noda 2,8 cm, sehingga dengan sendirinya laju alir dari masing-masing komponen dapat langsung ditentukan.

    Dapat dilihat pada pengamatan yang dilakukan dimana pada harga Rf standar Pb2+ adalah 0 cm, harga Rf Mn2+ adalah 0,467 dan harga Rf Hg2+ adalah 0,633 cm, sedangkan harga Rf pada campuran sampel 0,467 cm. Hal ini disebabkan oleh ukuran dari pori – pori kertas yang digunakan tidaklah sama antara satu dengan yang lain, sehingga dalam pengidentifikasian logam yang dipisahkan dilakukan dengan membandingkan nilai Rf antara sample dan standar yang saling mendekati saja.

    Tahapan selanjutnya yaitu untuk pemisahan karbohidrat, berdasarkan pengamatan setelah dilakukan pengukuran jarak eluen adalah 0,6 cm, jarak gerak laktosa adalah 0 cm, jarak gerak sukrosa adalah 4,9 cm, jarak gerak madu adalah 0 cm, sedangkan jarak gerak campuran adalah 4,0 cm. Dengan demikian juga dapat diketahui nilai Rf untuk pemisahan ini adalah pada sukrosa 0,82 cm, pada laktosa 0 cm, pada madu 0 cm, sedangkan pada cempuran sampel Rf adalah 0,667 cm.

    Pada dasarnya, Nilai Rf menyatakan ukuran daya pisah suatu zat dengan metode KLT. Nilai Rf tersebut ditentukan dengan membandingkan jarak noda yang dihasilkan dari migrasi pelarutnya dengan jarak sample/ standar. Dimana jika nilai Rf nya besar berarti daya pisah zat dengan eluenya maksimum sedangkan jika nilai Rf nya kecil berarti daya pisah zat yang dengan eluenya minimum, atau apabila analit lebih menyukai fase gerak maka laju alirnya (Rf) akan besar, dan sebaliknya bila analit menyukai fase diam maka laju alirnya (Rf) akan kecil (like dissolved like), maka dapat kita ketahui nilai Rf  lebih besar pada campuran sampel sukrosa dan laktosa dibanding dengan cuplikan dari masing-masing sampel yang mengandung karbohidrat tersebut.

    BAB V

    SIMPULAN

    Adapun kesimpulan pada praktikum ini adalah :

    1.    Teknik pemisahan dengan kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis merupakan teknik pemisahan kromatografi planar dimana zat – zat dipisahkan berdasarkan perbedaan migrasi solute/ zat terlarut antara dua fase (fase gerak dan fase diamnya). Pada kromatografi kertas, fase diamnya berupa kertas yang mengandung selulosa, sedangkan pada kromatografi lapis tipis, fase diamnya dilapisi dengan plat tipis (aluminium) sebagai penunjang adsorbennya.

    2.    Pemisahan logam-logam Pb2+, Cu2+, Mn2+ dan Hg2+ serta pemisahan karbohidrat dalam campuran larutan dapat dilakukan dengan teknik kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis.

    3.    Pada kromatografi kertas, Nilai Rf untuk pemisahan ion logam Pb2+, Cu2+,  Mn2+, dan Hg2+ berturut-turut adalah 0,434 cm, 0,353 cm, 0,151 cm, 0,151 cm. Dan nilai Rf untuk campuran sampel berturut-turut adalah 0,808 cm, 0,707 cm, 0,606 cm, 0,404 cm.  Nilai Rf untuk cuplikan sukrosa dan laktosa berturut-turut adalah 0,526 cm, dan 0,276 cm. Serta pada campuran sampel Rf untuk sukrosa dan laktosa berturut-turut adalah 0,605 cm dan 0,197 cm. Pada kromatografi lapis tipis, Nilai Rf untuk cuplikan sukrosa dan laktosa berturut-turut adalah 0,373 cm, dan 0,573 cm. Serta pada campuran sampel Rf untuk sukrosa dan laktosa berturut-turut adalah 0,417 cm dan 0,641 cm.

    DAFTAR PUSTAKA

    Asih, I. A. R., Astiti. (2009). Isolasi dan Identifikasi Senyawa Isoflavon Dari Kacang Kedelai (Glycine Max). Jurnal Kimia 3 (1), Januari 2009 : 33-40. Universitas Udayana,Bukit Jimbaran.

    Kurniawan Y., dan Santosa H M. (2004). Pengaruh Jumlah Umpan Dan Laju Alir Eluen Pada Pemisahan Sukrosa Dari Tetes Tebu Secara Kromatografi  (The Effects Of Feed and Eluent Flow Rate Toward Separation Of Sucrose From Cane Molasses By Chromatography).Jurnal ILMU Dasar Vol. 5 No. 1

    Putra, Effendy De Lux. (2004). Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dalam Bidang Farmasi. Jurnal Kimia Farmasi FMIPA. Universitas Sumatra Utara.

    Ratnayani, K, Dwi Adhi, dan Gitadewi. (2008). Penentuan Kadar Glukosa dan Fruktosa Pada Madu Randu dan Madu Kelengkeng DenganMetode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Jurnal Kimia 2 (2) Juli (2008) : 77-86. Universitas Udayana, Bukit Jimbaran.

    Sulaiman,  Hardi G Adang, Aanis Kundari Noor. (2007). Pemisahan dan Karakterisasi Spesi Senyawa Kompleks Ytrium-90 dan Stronsium-90 Dengan Elektroforesis Kertas. JFN, Vol.1 No.2 November 2007. Yogyakarta.

  • Laporan Praktikum Pembuatan Kombucha

    Laporan Praktikum Pembuatan Kombucha

    Berikut ini contoh laporan Praktikum pembuatan Kombucha. Praktikum ini membahas tengtang mekanisme kerja mikroba pada saat proses fermentasi kombucha.

    Praktikum Pembuatan Kombucha

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Dewasa ini, tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan  berbagai macam penyakit yang dapat menyerang tubuh mereka akibat pola hidup yang tidak baik, minimnya mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi, serta lingkungan yang sudah tidak terkendali lagi. Masyarakat  kini menyadari dan mulai untuk merubah pola hidup dengan rajin berolahraga dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi seimbang serta banyak mengandung antioksidan yang dapat menghambat reaksi oksidasi dalam tubuh, dapat berupa vitamin, senyawa fenol maupun asam-asam organik, yang banyak terdapat pada minuman kombucha.

    Kombucha tea (teh kombucha) merupakan produk minuman tradisional hasil fermentasi larutan teh dan gula dengan menggunakan starter mikroba kombucha (Acetobacter xylinum dan beberapa jenis khamir) dan di fermentasi selama 8-12 hari. Kombucha adalah suatu ramuan minuman kuno, yang merupakan hasil dari simbiosis murni dari bakteri dan ragi kombucha yang berasal dari Asia Timur, dan sampai di Jerman melalui Russia sekitar akhir abad lalu. Kombucha berfungsi sebagai penyembuh terhadap berbagai macam penyakit ini telah digunakan berulang kali dirumah tangga diberbagai negara Asia.

    Minuman kombuchamemiliki rasa dan aroma yang khasyaitu rasa asammanis, mengandung asamg lukonat, asamasetat, asamlaktat, vitamin B dan vitamin C,asam-asam amino, berbagai unsur anti biotik serta unsur lain. Makadariitu, jamur kombucha ini adalah sebuah pabrik bio kimia mini yang sesungguhnya. Kombucha selain dibuat dari teh dapat juga dibuat dari berbagai bahan seperti buah (apel, nanas), wortel dan sebagainya.

    Kultur kombucha hidup di lingkungan nutrisi larutan teh manis yang akan tumbuh secara terus menerus hingga membentuk susunan yang berlapis. Kultur kombucha akan memiliki bentuk menurut wadah yang digunakan (tempat pembiakan) pada proses pembuatan minuman kesehatan teh kombucha. Pada pertumbuhannya, koloni pertama kombucha akan tumbuh dilapisan paling atas dan pertumbuhannya akan memenuhi lapisan tersebut, pertumbuhan berikutnya semakin lama semakin tebal, demikian seterusnya. Berdasarkan latarbelakang tersebut maka makalah tentang kombucha ini disusun sebagai literatur pendukung dalam mengetahui mekanisme kerja 

    mikroorganisme serta khasiat dari produk kombucha.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah pada praktikum pembuatan kombucha yaitu

    1. Bagaimana mekanisme kerja mikroba pada saat proses fermentasi kombucha?

    C.  Tujuan

    Tujuan dari dilakukannya praktikum ini untuk mengetahui mekanisme kerja mikroba pada saat proses fermentasi kombucha.

    D.   Manfaat

    Manfaat yang diperoleh melalui praktikum ini adalah dapat mengetahui mekanisme kerja mikroba pada saat proses fermentasi kombucha

    Bab II. Kajian Pustaka

    Umumnya teh dikonsumsi sebagai minuman biasa yang diseduh dengan air masak, dicampur gula, susu atau air jeruk. Produk teh lain yang sebenarnya sudah lama dikenal adalah minuman teh baik teh hitam atau teh hijau hasil proses fermentasi yang disebut kombucha. Kombucha mempunyai rasa manis keasam-asaman dan mengandung sedikit alkohol. Minuman ini mengandung berbagai jenis asam organik seperti asam glukuronat, asam glukonat, asam asetat, asam folat, selain itu juga mengandung asam amino, vitamin, antibiotik dan zat lainnya. Untuk manusia minuman ini telah terbukti dapat meningkatkan stamina tubuh, menurunkan berat badan, menormalkan fungsi organ-organ tubuh, mengobati asam urat, mencegah kanker dan meningkatkan kekebalan tubuh (Frank, 1995).

    Kombucha merupakan teh fermentasi tradisional dengan rasa sedikit asam dan manis, serta bersifat menguntungkan bagi kesehatan. Teh ini banyak dikonsumsi oleh masyarakat di seluruh belahan dunia, dan pada waktu lampau digunakan di Cina, Rusia dan Jerman. Kombucha siap diminum setelah pHnya berkisar antara 2.5-3.5 dengan lama fermentasi 8-12 hari (Steinkrauss, 1996).

    Selain seduhan teh hitam, terdapat dua komponen penting dalam proses pembuatan kombucha yaitu starter kombu dan sukrosa (gula pasir). Di Indonesia, starter kombu lebih sering disebut jamur dipo, sedangkan di negara lain dikenal dengan nama lain seperti cajnyj kvas, heldenpilz, mandarin tea mushroom, fungus japonicum, tea kwass, olinka, mogu, kargasok tea, zauberpilze, olga spring dan jamur super. Starter kombu adalah organisme berbentuk lembaran gel berwarna putih dengan ketebalan antara 0.3-1.2 cm dan terbungkus selaput liat. Starter ini merupakan koloni dari khamir dengan beberapa bakteri. Dalam istilah asing, jamur kombu biasa dikenal dengan nama SCOBY (Symbiotic Coloni of Bacteria and Yeast) (Naland, 2004).

    Kumpulan khamir dan bakteri tersebut akan membentuk lembaran menyerupai kulit yang disebut zooglea. Zooglea ini merupakan gumpalan selulosa seperti nata yang dapat terbentuk di dasar atau di permukaan larutan teh hasil fermentasi dan secara cepat memperbanyak diri. Zooglea ini tidak pernah dimakan melainkan bagian cairannya yang diminum (Ramli et al, 2002).

    Komponen penting kedua dalam pembuatan kombucha adalah sukrosa. Sukrosa merupakan senyawa kimia yang termasuk karbohidrat, memiliki rasa manis, berwarna putih, bersifat anhidrous dan larut dalam air. Sukrosa adalah disakarida yang mempunyai peran penting dalam pengolahan makanan dan banyak terdapat pada tebu, bit, siwalan, dan kelapa kopyor. Sukrosa merupakan gula yang murah dan diproduksi dalam jumlah besar. Secara komersial gula pasir dibuat melalui proses penyulingan dan kristalisasi (Nicol, 1982).

    Sukrosa merupakan disakarida yang terdiri dari monosakarida glukosa dan fruktosa. Industri pangan umumnya menggunakan sukrosa dalam bentuk kristal halus atau kasar dalam jumlah yang banyak dipergunakan dalam bentuk cairan sukrosa (sirup). Pada pembuatan sirup, sukrosa dilarutkan dalam air dan dipanaskan, sebagian sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa, yang disebut gula invert  (Winarno,1992).

    Bab III. Metode Prakikum

    A. Waktu dan Tempat

    Praktikum Pembuatan Kombucha dilakukan pada hari Kamis, 02 Mei 2013 pukul 09.00 sampai selesai. Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas MIPA Unhalu, Kendari.

    B. Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan pada praktikum Pembuatan Kombucha dapat dilihat pada tabel 1.

    Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum Pembuatan Kombucha

    NoNama Alat
    1Baskom / Ember
    2Saringan Teh
    3Panci
    4Kompor Gas
    5Toples
    6Sendok Makan

    Bahan yang digunaka pada praktikum Pembuatan Kombucha dapat dilihat pada tabel 2.

    Tabel 2.
     Bahan dan kegunaan pada praktikum Pembuatan Kombucha

    1. Teh Gunung Mas
    2. Wortel
    3. Air
    4. Gula Pasir
    5. Stater Kombucha

    C. Prosedur Kerja

    Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum Pembuatan Kombucha adalah sebagai berikut:

    Pembuatan Kombucha dari Teh Gunung Mas

    1. Mendidihkan air sebanayak 1 Liter
    2. Memasukkan gula sebanyak 100 gr dan 1 bungkus teh gunung mas, mencampur dengan baik dan mendidihkan lagi selama 5 menit.
    3. Memasukkan teh hasil rebusan ke dalam wadah kaca yang diisi setengahnya dan menutup dengan kain saring. Membiarkan sampai dingin.
    4. Menambahkan potongan pelikel/nata kombucha sebanyak 2,5 % b/v dan bibit cairan 20 %.
    5. Melakukan fermentasi selama 14 hari dan menghindarkan dari goncangan dan sinar matahari. 

    Pembuatan Kombucha dari Wortel

    1. Mencuci wortel sampai bersih dengan air dan kemudian diparut. Kemudian hasil parutan diperas sampai menghasilkan sari wortel. Lalu sari wortel diencerkan dengan menambahkan air dengan jumlah yang sama (1:1).
    2. Menambahkan gula 10 % kedalam lautan wortel dan dipanaskan hingga mendidih selama 30 menit. Setelah itu, memasukkan sampel kedalam wadah kaca sampai dingin.
    3. Menambahakan kultur kombucha 10 % (cairan kombucha hasil fermentasi sebelumnya dan pelikel 2,5 % ). Kemudian wadah ditutup dengan kain kasa untuk mencegah masuknya serangga.
    4. Melakukan fermentasi selama 2 minggu.

    Bab IV. Hasil dan Pembahasan

    A. Hasil Pengamatan

    Hasil pengamatan yang diperoleh pada praktikum Pembuatan Kombucha adalah sebagai berikut: 

    B. Pembahasan

    Kata kombucha diambil dari sebuah cerita pada zaman kekaisaran jepang yaitu Kaisar Inkyo yang menderita sakit sembelit selama bertahun-tahun, sang Kaisar sangat tersiksa karena harus memerintah kerajaan dalam keadaan menderita sakit yang tak kunjung sembuh. Kemudian pada tahun 414 M, seorang tabib Korea bernama Kombu menemukan ramuan ajaib yang berhasil menyembuhkan penyakitnya. Lalu ramuan ajaib tersebut diberi nama “Kombucha”, kata “kombu” diambil dari nama si tabib tadi dan “cha” yang artinya adalah teh. Di berbagai daerah dan Negara nama Kombucha tea disebut juga dengan manchurian tea mushrom, fungus japonicum, olinka, kargasok tea, tea kwas, heldenpise, olga tea, atau mogu tea. Sedangkan di jawa orang biasa menyebutnya dengan jamur dipo atau jamur super.

     Teh kombucha di yakini telah dikenal lebih dari 2.000 tahun lalu. Ramuan ini diperkirakan berasal dari daerah Siberia bagian selatan, tepatnya daerah bernama Kargasok yang berbatasan dengan Cina. Penduduk kargasok berumur panjang (rata-rata lebih dari 100 tahun), tetap aktif dan selalu tampak sehat. Kombucha merupakan produk minuman tradisional hasil fermentasi larutan teh dan gula dengan menggunakan starter mikroba kombucha. Proses fermentasi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain mikroba, medium fermentasi, fermentor, dan kondisi lingkungan. Seleksi terhadap jenis dan jumlah inokulum yang akan menentukan kualitas dan kuantitas hasil fermentasi. Keberhasilan pembentukan selulosa mikroba ditentukan oleh beberapa faktor seperti sumber nutrisi (karbon dan nitrogen), suhu inkubasi, umur kultur, dan jumlah inokulum. Temperatur berpengaruh pada pertumbuhan jamur. Semakin dingin temperatur ruangan maka semakin lambat pertumbuhan jamur. Bahkan di Eropa pada saat musim dingin, masa fermentasi bisa mencapai 3 bulan. Oleh karena itu mereka biasanya menggunakan alas pemanas di bawah toples tempat fermentasi.

    Praktikum kali ini adalah membuat kombucha dengan 2 jenis bahan yakni teh dan wortel, sebelum proses fermentasi ditambahkan kultur kombucha. Kultur kombucha bukanlah kultur murni, tetapi merupakan sejenis kultur simbiotik antara bakteri dan khamir. Kombinasi bakteri dan khamir ini selanjutnya disebut  SCOBY (Symbiotic Culture of Bactery and Yeast) terdiri dari beberapa bakteri dan khamir. Bakteri yang paling berperan adalah Acetobacter xylinum dan beberapa khamir yang akan melakukan proses fermentasi dan oksidasi. Kultur tersebut akan mengubah gula menjadi alkohol serta memproduksi zat-zat penting, diantaranya adalah asam glukoronat (glucoronic acid), asam asetat, asam laktat, vitamin, asam amino dan zat-zat antibiotik.

    Yeast (Khamir) dalam hal ini adalah Saccarhomyces cerevisae yang bagus dan layak pakai sebagai media fermentasi dalam menghasilkan kombucha umumnya berwarna putih bersih, mengkilap serta tidak terdapat bercak atau totol berwarna. Jika terdapat totol merah, kemungkinan yeast ini sudah tercemar dan sebaiknya tidak diapakai sebagai media fermentasi. Secara umum fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.

    Setelah proses fermentasi terdapat permukaan jaringan lapisan yang mengapung. Lapisan tersebut merupakan lapisan sellulosa. Selama fermentasi, oksigen dipermukaan akan merangsang massa sel dan enzim pembentuk sellulosa, akibatnya produksi sellulosa meningkat. Adanya gas karbondioksida akan menyebabkan lapisan sellulosa mengapung dipermukaan. Ketika sellulosa telah terbentuk dipermukaan kombucha, oksigen yang tersedia tidak sebanyak sebelumnya karena permukaan kombucha tertutup lapisan film. Bakteri asam asetat yang aerob obligat cenderung ada dibagian permukaan karena membutuhkan oksigen, sedangkan khamir berada dibagian bawah untuk kemudian beralih melakukan fermentasi anaerob yang memproduksi etanol yang akan digunakan oleh bakteri asam asetat. Asam organik lainnya yang dihasilkan adalah asam glukonat. Khamir yang umumnya ditemui dalam sampel kombucha adalah Saccharomyces. Khamir berperan dalam menghidrolisis sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Kemudian sebagian glukosa diubah menjadi etanol dan sebagian lagi digunakan oleh bakteri asam asetat. Sementara fruktosa tetap berada dalam larutan dn digunakan oleh mikroorganisme dalam jumlah sedikit. 

    Bakteri yang terdapat pada kombucha adalah Acetobacter xylinum yang merupakan bakteri asam asetat yang mempunyai ciri-ciri aerob obligat, gram negatif, berbentuk batang/bulat. Acetobacter xylinum dapat menggunakan glukosa dan etanol hasil peruraian oleh khamir. Bakteri ini mengeluarkan enzim polimerase yang mampu mempolimerasi senyawa glukosa menjadi polisakarida yang disebut sebagai sellulosa. Bakteri asam asetat termasuk organisme aerob obligat dan mutlak membutuhkan oksigen. Bakteri ini diberi input etanol yang dihasilkan oleh khamir menghasilkan asetat.

    C_2H_5OH + \frac{1}{2}O_2 →12 CH_3CHO+H_2O

    Fermentasi kombucha yang akan terjadi adalah perubahan glukosa menjadi alkohol yang dilakukan oleh khamir. Khamir kombucha termasuk organisme anaerob fakultatif. Jika tersedia oksigen maka khamir akan mengoksidasi sukrosa menjadi karbondioksida dan air. Jika tidak tersedia oksigen akan dihasilkan etanol. 

    Bab V. Penutup

    A. Kesimpulan

    Simpulan dari praktikum ini adalah Acetobacter xylinum dapat menggunakan glukosa dan etanol hasil peruraian oleh khamir. Bakteri ini mengeluarkan enzim polimerase yang mampu mempolimerasi senyawa glukosa menjadi polisakarida yang disebut sebagai sellulosa. Bakteri asam asetat termasuk organisme aerob obligat dan mutlak membutuhkan oksigen. Bakteri ini  diberi  input  etanol  yang  dihasilkan  oleh  khamir menghasilkan  asetat.

    B. Saran

    Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah tidak ada karena praktikum berjalan dengan lancar.

    DAFTAR PUSTAKA

    Frank, G. W. 1995. Kombucha-Healthy Beverage and Natural Remedy from The Far East 8th Ed. Publishing House Ennsthaler. Austria.

    K.J. Parker (eds). Sugar: Science and Technology. Applied Science Publ. London, pp :211-222.

    Naland, H. 2004. Kombucha Teh Ajaib Pencegah dan Penyembuh Aneka Penyakit.  Agromedia Pustaka. Jakarta.

    Ramli, N., L. Aboenawan, A. sofyan, E. Anggraini dan I. Anshori. 2002. Produksi Probiotik dari Teh Fermentasi Kombucha dan Pemanfaatannya dalam Meningkatkan Kualitas Karkas Ayam Boiler. Lap. Hibah Penelitian DUE- LIKE Project. Jur. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fapet, IPB. Bogor.

    Steinkrauss, K. H. 1996. Handbook of Indigenous Fermented Food 2nd ed. Marcel Dekker Inc. New York.

    Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia, Jakarta.

  • Pengertian Hipertensi dan Penyakit Jantung

    Hipertensi dan Penyakit Jantung

    Pengertian hipertensi atau tekananan darah tinggi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal, yaitu melebihi 140 / 90 mmHg. Hipertensi dalam bahasa inggrisnya adalah Hypertension, Hypertension berasal dari dua kata yaitu Hyper yang berarti tinggi, dan Tension yang berarti tegangan.


    Ketika dilakukan pemeriksaan tekanan darah menghasilkan dua angka, yaitu angka yang lebih tinggi dan angka yang lebih rendah. Angka yang lebih tinggi didapat ketika jantung berkontraksi (sistolik), sedangkan angka yang lebih rendah didapatkan ketika jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120 / 80 mmHg dapat diartikan sebagai tekanan darah yang normal. Ketika terjadi tekanan darah tinggi, umumnya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi umumnya terjadi ketika tekanan darah mencapai 140 / 90 mmHG atau lebih, pengukuran tekanan darah ini dilakukan pada lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.Berikut ini merupakan tabel klasifikasi atau penggolongan tekanan darah pada orang dewasa yang disandur dari wikipedia

    Gejala Hipertensi 

    Hipertensi atau tekanan darah tinggi harus diwaspadai, karena umumnya pada penderita hipertensi tidak merasakan adanya gejala.  Namun  secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.

    Jika hipertensi sudah pada level yang  berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala antara lain ; sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas, gelisah, pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal. Terkadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang harus segera mendapatkan penanganan.

    Penyebab hipertensi

    Berdasarkan penyebabnya, hipertensi terdiri atas dua macam yaitu Hipetensi Primer atau Esensial dan Hipertensi Sekunder. Hipertensi primer atau esensial merupakan hipertensi yang tidak atau belum diketahui sebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).

    Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya penyakit lain.
    Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.

    Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).

    Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).

    Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder antara lain :

    Penyakit Ginjal : Stenosis arteri renalis, Pielonefritis, Glomerulonefritis, Tumor-tumor ginjal, Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan), Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal), Terapi penyinaran yang mengenai ginjal.Kelainan Hormonal : Hiperaldosteronisme, Sindroma Cushing, Feokromositoma,
    Obat-obatan : Pil KB, Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin, Kokain, Penyalahgunaan alkohol, Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)
    Penyebab Lainnya : Koartasio aorta, Preeklamsi pada kehamilan, Porfiria intermiten akut, Keracunan timbal akut.

    Makanan Penurun Tekanan Darah Tinggi

    Ada beberapa makana alami yang dapat menurunkan tekanan darah tinggi antara lain : Bayam, Biji Bunga Matahari, Kacang-kacangan, Pisang, Kedelai, Kentang, Avokad, Cokelat Pekat, Mentimum, Melon, Semangka.

    Semoga artikel yang membahas mengenai pengertian hipertensi, gejala hipertensi, penyebab hipertensi, jenis hipertensi dan mengenai makanan penurun hipertensi di atas bisa menambah pengetahuan kamu di bidang kesehatan. Dan semoga kamu dan orang orang yang kamu cintai tidak mudah terkena hipertensi atau tekanan darah tinggi.

  • Makalah Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

    Kerusakan Lingkungan

    Bab I. Pendahuluan

    A.      LATAR BELAKANG

          Lingkungan kita sekarang ini sudah sangat memprihatinkan. Banyak ancaman serius terhadap masa depan manusia mulai dari perubahan iklim serta lenyapnya ozon sampapi ke polusi udara dan kontaminasi dengan bahan beracun, pada umumnya muncul karena kegagalan perekonomian untuk menilai dan memperhitungkan kerusakan lingkungan hidup.

          Kami mengangkat judul makalah ini atas dasar keadaan lingkungan kita semakin memprihatinkan yang jauh dari kesadaran masyarakat membuat masa depan bumi semakin kelam, dan mungkin melalui ini kami menginformasikan kepada pembaca tentang hal-hal yang mencakup kerusakan lingkungan.

    B.       Identifikasi Masalah

          Berdasarkan uraian latar belakang maka yang menjadi permasalahan fenomena kerusakan lingkungan adalah :

    a.      Apa yang melatar belakangi terjadinya kerusakan lingkungan?

    b.      Factor-faktor apa saja penyebab kerusakan lingkungan?

    c.       Kerusakan llingkungan apa sajakah yang sering terjadi pada lingkungan sekitar?

    d.      Apa dampak dari kerusakan lingkungan?

    e.      Bagaimana kita mengupayakan mencegah kerusakan lingkungan?

    f.        Apa peran pemerintah mengenai kerusakan lingkungan

    C.      Tujuan Penelitian

    a.      Untuk menyelesaikan tugas yang telah diberikan oleh guru mata pelajaran

    b.      Penyusunan ini juga untuk membuka jendela pengetahuan tentang permasalahan saat ini.

    c.       Untuk mendeksripsikan dampak kerusakan lingkungan

    D.     Manfaat penulisan

          Sebagai bahan pembelajaran untuk lebih peka terhadap gejala-gejala yang terjadi pada lingkungan.

    Bab II. Pembahasan

    A. Penyebab Kerusakan Lingkungan

    Lingkungan adalah kumpulan dari segala sesuatu yang membentuk kondisi dan akan mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung baik dalam individual maupun komunitas. Kerusakan lingkungan terjadi bila daur materi dalam lingkungan hidup mengalami perubahan, sehingga keseimbangan dalam hal struktur maupun fungsi daur materi terjadi karena proses alam atau juga perbuatan manusia.

    Dalam abad modern ini banyak kegiatan atau perbuatan manusia untuk memenuhi kebutuhan biologis maupun tekhnlogi sehingga menimbulkan kerusakan atau pencemaran lingkungan. Manusia juga dapat merubah keadaan lingkungan yang tercemar akibat perbuatannya ini menjadi keadaan lingkungan yang lebih baik.

    Kesadaran masyarakat yang rendah dapat menjadi factor terjadinya kerusakan lingkungan dapat dilihat dari diberlakukannya denda bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan pada area tertentu.

    B.      FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERUSAKAN LINGKUNGAN

    1.      Kerusakan akibat peristiwa alam

    Peristiwa alam merupakan factor utama terjadinya kerusakan lingkungan, banyak makhluk hidup yang tidak dapat bertahan melawan seleksi alam, peristiwa alam itu meliputi, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir, longsor, dan kerusakan alam lainnya.

    2.      Kerusakan akbat ulah manusia

    a.      Pertanian

    Penggundulan hutan merupakan salah satu contoh kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan pertanian ladang berpindah. Tempat yang ditinggalkan menjadi kurang subur dan ditumbuhi alang alang. Akibatnya saat musim hujan akan terjadi proses pengikisan tanah permukaan yang intensif.

    b.      Perikanan

    Cara penangkapan ikan yang salah, sepeti menggunakan pukat harimau juga menyebabkan kian berkurangnya jenis jenis ikan tertentu didaerah perairan. Terlebih lagi jika menggunakan bahan peledak, tidak hanya ikan yang mati tetapi larva dan ikan kecil lainnya ikut mati.

    c.       Tekhnologi dan industry

    Penggunaan traktor memang mempermudah dan mempercepat pembajakan sawah, namun ada hal lain yang terbawa seperti sisa bahan bakar, buangan oli, dsb. Hal tersebut biasa merusak lingkungan.

    C.      KERUSAKAN LINGKUNGAN

    1.      Sungai

    Pencemaran sungai dapat disebabkan oleh hal-hal berikut :

    1. Pembuangan limbah industri ke perairan
    2. Pembuangan limbah rumah tangga (domestic) ke sungai, seperti air cucian, air bekas MCK.
    3. Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan.
    4. Terjadinya erosi yang membawa paetikel-partikel tanah ke perairan.
    5. Penggunaan racun dan bahan peledak
    6. Pembuangan limbah rumah sakit, limbah peternakan ke sungai
    7. Tumpahan minyak karena kebocoran tanker atau ledakan sumur minyak lepas pantai.

    Adapun dampak pencemaran sungai sbb :

    a.      Mempercepat kematian biota yang ada di dalamnya, jika pun bisa bertahan maka akan terjadi mutasi dan jika dikonsumsi akan berakibat langsung pada kesehatan manusia.

    b.      Mengurangi bahkan merusak kualitas airnya.

    c.       Abrasi, berupa erosi lateral. Akan membawa material pinggir sungai yang mengakibatkan pendangkalan sungai. Akibatnya jika terjadi hujan lebat maka sungai tidak dapat menampung kapasitas airdan mengakibatkan banjir.

    d.      Hunian di bantaran sungai akan mengakibatkan menghilangnya kealamian sungai karena proses kehidupan sungai.

    2.      Terumbu karang

          Pada saat sekarang ini sudah banyak laporan atas dasar rusaknya terumbu karang, terumbu karang yang memanjang di lautan adalah keajaiban bawah air dengan warna yang berpendar berbentuk fantastis telah dicampur tangani oleh tangan-tangan kotor manusia.

           Berbagai macam tekanan termasuk lumpur akibat penggundulan hutan dan polusi pantai akibat padatnya pengunjung pantai, yang mencekik mereka, dan pengambilan berlebihan oleh para pencari karang, nelayan, dan turis yang merusak dan mengurasnya.

    Manfaat terumbu karang

    a.      Sebagai tempat wisata

    b.      Organisme-organisme terumbu karang lainnya menghasilkan bahan-bahan kimia yang bermanfaat untuk penelitian kanker dan AIDS.

    c.       Bunga-bunga karang itu sendiri menghasilkan suatu pelindung matahari alamiah,

    d.      Kerangkanya yang terbuat dari kapur dan berlubang lubang itu mengandung kemungkinan untuk dijadikan bahan cangkokan tulang manusia.

    e.      Terumbu karang memberikan pelayanan tidak terhingga dengan melindungi tanah-tanah di dekat pantai dari kekuatan-kekuatan erosi laut.

    f.        Sebagai sumber penghasilan para nelayan berskala kecil sangat tergantung pada terumbu karang dunia untuk mencari nafkah mereka maupun makanan sehari-hari.

    3.      Kerusakan hutan

          Bencana banjir datang saat musim penghujan. Air yang meluap dari sungai sampai terkena banjir merugikan harta bahkan jiwa. Masalah yang datang ketika kemarau adalah kekeringan, semua masalah itu terjadi karena kerusakan hutan.

          Hutan yang masih alami mempunyai pohon-pohon yang lebat dan perakaran yang baik dapat menyerap air ketika hujan datang dan menyimpannya dalam tanah di celah-celah perakaran, secara perlahan melepasnya melalui aliran sungai.

          Fungsi hutan dalam mengendalikan fluktuasi debit air sungai sehingga saat hujan lebat tidak lebat dan pada saat kemarau tidak kekeringan. Hutan berfungsi dalam proses hydro-orologis mengatur tata air dan menjaga ketersediaan air bagi makhluk hidup.

          Kerusakan hutan adalah berkurangnya luasan areal hutan Karena kerusakan ekosistem hutan, pengertian ini sering juga disebut degradasi hutan.

    4.      Pencemaran

          Pencemaran didefinisikan sebagai suatu gejala masuknya zat-zat atau komponen lain ke dalam lingkungan atau ekosistem alami sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu.

    a.      Macam-macam pencemaran lingkungan

    1)      Pencemaran air

               Pencemaran air merupakan peristiwa masuknya bahan berbahaya, merugikan atau tidak disukai ke dalam air dengan konsentrasi atau jumlah yang cukup besar.

               Pencemaran air dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung terutama disebabkan oleh efluen atau limbah buangan dalam bentuk cairan dari kegiatan industry, pertanian dan rumah tangga.

               Sementara itu pencemaran air secara tidak langsung terjadi karena adanya rembesan zat-zat kimia beracun dan berbahaya dari timbunan limbah industry, pertanian, dan rumah tangga kedalam perairan terbuka serta air dalam tanah.

    2)      Pencemaran udara

    a)      Asap

         Asap tersusun atas partikel partikel kecil karbon dan tar yang berasal dari pembakaran batu bara di pusat-pusat pembangkit tenaga listrik atau dirumah-rumah. Di dalam tar mengandung terkandung bahan-bahan kimia penyebab kanker.

    b)      Kabut asap

         Kabut asap adalah kabut tipis yang terjadi di kota kota dengan iklim tertentu. Kabut asap mengiritasi mata dan paru-paru, serta merusakkan tumbuhan. Kabu asap terbentuk ketika cahaya matahari dan ozon di udara bereaksi dengan oksida nitrogen serta hidrokarbon dari gas buangan kendaraan bermotor.

    c)      Karbon monoksida

         Gas ini dihasilkan oleh gas buangan mobil dan truk. Jika tertutup, karbon monoksida berikatan dengan hemoglobin dalam darah membentuk senyawa yang  stabil yaitu karboksihemoglobin (HbCO).

    d)      Karbon Dioksida

         Karbon dioksida dibutuhkan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Gas karbon dioksida yang ada di udara selain berasal dari proses alam, seperti respirasi makhluk hidup, dekomposisi bahan organik, fermentasi, pelapukan batuan, dan pengaruh magma di permukaan tanah, juga berasal dari bekas pembakaran manusia.

    3)      Pencemaran tanah

          Tanah merupakan subtansi yang menyusun kerak bumi. Mineral-mineral yang terkandung dalm tanah menjadi sumber kehidupan tumbuhan. Yang dimaksud dengan pencemaran tanah adalah suatu dampak limbah rumah tangga, industry dan penggunaan pestisida yang berlebihan pada tanah.

          Pestisida adalah subtansi yang digunakan untuk memngontrol organisme yang mengganggu tanaman hasil usaha manusia yang terlibat dalam penyebaran penyakit.

    D.     DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN

                Kerusakan lingkungan memberikan banyak dampak pada masyarakat atau makhluk hidup sekitar kita diantarnya :

    1.      Menurunnya tingkat kesehatan masyarakat akibat penyebaran wabah penyakit menular.

    2.      Munculnya berbagai kerawanan sosial

    3.      Menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat

    4.      Penurunan produktivitas lahan pada sentra-sentra pangan

    5.      Kerusakan lingkungan yang berakibat fatal menimbulkan kerugian, baik material maupun jiwa.

    E.      UPAYA PENCEGAHAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

    1.      Reboisasi atau penghijauan di lahan yang telah rusak.

    2.      Mencegah penebangan liar dan menerapkan system tebang pilih

    3.      Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dan menggantinya dengan bahan bakar alternative

    4.      Membuat sengkedan di daerah lereng pegunungan yang digunakan sebagai lahan pertanian

    5.      Mengolah limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan

    6.      Menggunakan bahan-bahan yang mudah diuraikan mikroorganisme di tanah

    7.      Melakukan upaya remidiasi yaitu membersihkanpermukaan tanah dari berbagai macam polutan

          Dengan Menerapkan prinsip 4R yaitu :

    1)      Reduce, artinya mengurangi pemakaian

    2)      Reuse, artinya memakai ulang

    3)      Recycle artinya mendaur ulang

    4)      Replant, artinya menanam atau menimbun sampah organik.

    F.       PERAN PEMERINTAH DALAM MENGATASI KERUSAKAN LINGKUNGAN

    1.      Mengeluarkan UU pokok Agraria No. 5 tahun 1960 yang mengatur tentang tata guna tanah.

    2.      Menerbitkan UU No. 4 tahun 1982, tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup

    3.      Memberlakukan peraturan pemerintah RI No. 24 tahun 1986 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan

    4.      Pada tahun 1991, pemerintah membentuk badan pengendalian lingkungan.

    Bab III. Penutup

    A. Kesimpulan

              Kerusakan lingkungan hidup banyak disebabkan oleh manusia karena kurangnya kesadaran mereka akan pentingnya melestarikan lingkungan hidup, wacana diatas menggambarkan bahwa bumi sudah jauh dari hijaunya lingkungan hidup, partisipasi masyarakat dalam menanggulangi kerusakan lingkungan masih sangat minim.

                Masyarakat masih sebagai obyek program/kegiatan pemerintah. Partisipasi telah dimulai pada lingkup lingkungan setempat yang dilaksanakan secara spontan. Tingkat partisipasi dilakukan di lingkuungan setempat dan kebijakan pemerintah daerah tentang penanggulangan kerusakan sangat kurang.

    B.         Saran

                Untuk menantisipasi terjadinya kerusakan lingkungan diperluan kesadaran masyarakat tentang dampak kerusakan lingkungan, adanya penegakan hukum pada masyarakat yang sewenang-wenang merusak lingkungan, serta kerjasama dengan pihak yang terlibat.

  • Karya Ilmiah – Tradisi Mappano Pada Masyarakat Adat Bugis

    Tradisi Mappano Pada Masyarakat Adat Bugis

    Tradisi Mappano (Mappanno’) merupakan tradisi yang masih kental dilakukan pada masyarakat Bugis. Tradisi ini adalah peninggalan kepercayaan nenek moyang suku Bugis yakni Animisme yang berasimilasi dengan Agama Islam.

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Sebelum agama Abrahamic (Islam dan Kristen) masuk ke Nusantara, Nenek moyang Bangsa Indonesia adalah masyarakat penganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Kepercayaan terbentuk tidak seragam di seluruh Nusantara namun memiliki ciri khas sesuai dengan corak dan budaya masing-masing tempat.


    Ditengah-tengah masyarakat muslim di negeri ini masih banyak terdapat orang-orang yang menjadikan kepercayaan warisan nenek moyang yang mereka namakan sebagai tradisi adat dan budaya yang perlu dipertahankan sebagai budaya bangsa.

    Namun, apabila ditelusuri lebih jauh ternyata indonesia terdiri dari beratus-ratus suku bangsa dan tiap bangsa memiliki kebudayaan serta tradisi daerah masing-masing, tradisi yang diwarisi secara turun temurun dari nenek moyang.

    Masyarakat bugis  memiliki beberapa tradisi yang masih membudaya dikalangan masyarakat awam yang masih punya kepercayaan animisme tentang hal-hal mistis dan adanya penguasa selain Tuhan, yang diturunkan oleh nenek moyangnya. Diantaranya tradisi Mappano-pano yang cenderung dilakukan oleh masyarakat bugis.

    Pelaksanaan tradisi ini tanpa mereka sadari menimbulkan pelanggaran pada agama islam yang bertentangan dengan beberapa surah dan hadist, namun tak sedikit masyarakat bugis yang melupakan akan hal tesebut pada dewasa ini, oleh karena itu penulis mengangkat judul “TRADISI MAPPANO-PANO MASYARAKAT BUGIS DALAM PANDANGAN ISLAM” yang diyakini akan memberikan sumber informasi bagi pembaca tentang tradisi pada masyarakat bugis.

    B. Rumusan masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang timbul adalah sebagai berikut.

    1. Bagaimana tata cara pelaksanaan tradisi mappano-pano masyarakat bugis
    2. Bagaimana pandangan islam tentang tradisi mappano-pano

    C. Tujuan penelitian

    1. Mengetahui tata cara pelaksanaan tradisi mappano-pano masyarakat bugis.
    2. Mengetahui pandangan islam tentang tradisi mappano-pano

    D.      Manfaat penelitian

    1. Bagi peneliti, sebagai referensi penelitian selanjutnya dan juga sebagai acuan untuk terus berkarya serta meningkatkan kreativitas dan memperluas wawasan dalam pengembangan berpikir dan bersikap ilmiah.
    2. Bagi masyarakat, sebagai sumber informasi untuk mengetahui perkembangan budaya dalam masyarakat
    3. Bagi pemerintah, memberikan sumbangsi dan masukan kepada pemerintah mengenai perkembangan serta kelestarian kebudayaan dalam masyarakat.

    Bab II. Kajian Teori

    A. Pengertian Tradisi Mappano’-Pano’

    Tradisi merupakan sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama, atau sering juga diartikan sebagai gambaran sikap dan perilaku manusia yang telah berproses dalam waktu lama dan dilaksanakan secara turun temurun dari nenek moyang, yang dipengaruhi oleh kecenderungan untuk berbuat sesuatu dan mengulang sesuatu sehingga menjadi kebiasaan.

    Tradisi mappano-pano adalah kebiasaan atau kepercayaan masyarakat bugis yang dilaksanakan secara turun temurun untuk menghormati atau  mengenang roh nenek moyang yang apabila tidak dilaksanakan akan mendapatkan  mala petaka dengan cara memberikan sesaji kepada makhluk gaib yang dipercaya dapat memberikan ketenangan kepada anak cucunya kepercayaan ini tergolong kepercayaan animisme, animisme adalah kepercayaan seseorang terhadap roh gaib.

    B. Kerangka pikir

    Indonesia
    Budaya
    Tradisi
    Mappano-pano
    Islam
    Bugis
    Masyarakat majemuk

    C. Faktor Pendorong Terjadinya Tradisi

    1. Kepercayaan yang dilakukan secara turun-temurun
    2. Ketakutan akan adanya Mahluk Gaib yang dapat menyebabkan Petaka
    3. Penghormatan atau penghargaan kepada roh gaib.
    4. Wawasan pemikiran yang masih sempit

    D. Manfaat Tradisi

    Tradisi memberikan beberapa manfaat bagi masyarakat diantaranya, Mewujudkan keteraturan hidup dalam masyarakat artinya masyarakat yang melaksanakan kebiasaan dalam melaksanakan tradisi akan mempeoleh keteraturan hidup karena masyarakat tersebut memenuhi kewajiban dalam tradisinya yang akan terhindar dari konsekuensi atau bahaya apabila lalai dalam melaksanakan kewajiban yang telah menjadi kepercayaan nenek moyangnya.

    Masyarakat mempercayai bahwa melaksanakan tradisi mappano-pano akan memberikan ketenangan batin, karena dengan melaksanakannya masyarakat merasa yakin terhindar dari kesialan atau hal-hal buruk yang dapat menimpa hidupnya serta hidup kerabatnya.

    E. Pengertian Syirik

    Syirik dalam islam yaitu menyekutukan Allah selain Allah dalam hal-hal yang merupakan kekhususan Allah, dan mempercayai bahwa adanya kekuasaan selain Allah dalam arti lain menduakan kepercayaan Allah. Syirik terbagi atas :

    1.        Syirik besar

     memalingkan suatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti syirik Do’a, Syirik Niat, syirik ketaatan, syirik mahabbah.

    a.         Syirik Dakwah (Do’a)
    Disamping dia berdo’a kepada Allah ia berdo’a kepada selainNya. QS Al-Ankabut (29):65
    Artinya: “Maka apabila mereka naik kapal mereka mendo’a kepada Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka mempersekutukan.”

    b.         Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan
    menunjukan suatu bentuk ibadah untuk selain AllahQS Huud (11): 15-16
    Artinya: “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan(15). Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan(16).”

    c.         Syirik Keta’atan
    menta’ati selain Allah dalam hal maksiat kepada AllahQS At-Taubah (9):31)
    Artinya: “Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.”

    d.         Syirik Mahabbah (Kecintaan)
    menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal kecintaanQS Al-Baqarah (2):165
    Artinya: “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa , bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya”.

    2.        Syirik kecil

    Syirik kecil tidak menyebabkan pelakunya keluar dari agama islam, tetapi ia menggurangi tauhid dan merupakan wasilah (perantra) kepada syirik besar. Syirik kecil ada 2 macam, syirik zhahir (syirik dalam bentuk perbuatan dan ucapan), syirik khafi (syirik dalam hal keinginan dan niat, seperti riya’, dengan tujuan ingin mendapat pujian dan sum’ah yaitu ingin didengarkan orang).

    Bab III. Pembahasan

    A. Tata Cara Pelaksanaan Mappano-Pano Masyarakat Bugis

    Ritual bugis ini merupakan tradisi yang wajib diabadikan oleh masyarakat bugis yang dalam pelaksanaannya mempunyai tata cara yang runtut, tradisi mappano-pano memiliki beberapa tahap.

    1. Tahap Persiapan

     tahap dimana masyarakat menyiapkan sesaji yang akan disuguhkan yang terdiri dari,  sokko patanrupatello( telur), ota (daun sirih), jenis sokko patanrupa yaitu sokko bolong, sokko pute, sokko onnyi, sokko cella, , sokko patanrupa semuanya mempunyai makna tersendiri dalam kandungan warnanya yaitu,

    1. Sokko bolong (nasi ketan hitam) yang mempunyai makna sebagai tanah.
    2. Sokko pute (nasi ketan putih),yang mempunyai makna sebagai air.
    3. Sokko cella (nasi ketan merah), yang mempunyai makna sebagai Api.
    4. Sokko onnyi (nasi ketan kuning) mempunyai makna sebagai angin.

    Sokko ini kemudian diapitkan, sokko bolong berimpit dengan sokko pute, serta sokko cella berimpit dengan kuning, kemudian diatas sokko yang berimpitan diletakkan tello (telur).

    2. Tahap Pelaksanaan

     Setelah tahap persiapan masyarakat kemudian memanggil dukun   yang lazim disebut sanro pada masyarakat Bugis untuk memberikan mantra pada makanan tersebut atau dalam masyarakat bugis sering disebut baca doangsanro ini akan meminta izin lebih dahulu kepada penguasa atau makhluk gaib atas tujuannya yang ingin memberikan sesaji sebagai rasa penghormatan dan penghargaan agar dalam pelaksanaan tradisi ini tidak berjalan sia-sia. Setelah itu masyarakat kemudian membawa suguhannya ke sungai atau perairan yang ia percaya terdapat penguasa atau makhluk gaib dengan membuatkan sebuah wadah  lopi bura’  biasa juga lawasoji, kemudian menaruh makanan tersebut dan mengalirkannya.

    B.       Pandangan Islam Terhadap Tradisi Mappano-Pano

    Mempercayai Allah selain Allah samadengan mempersekutukan Allah tradisi ini tergolong dalam syirik besar yaitu dimana seseorang memalingkan suatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti syirik Do’a, Syirik Niat, syirik ketaatan, syirik mahabbah.

    Dalam tradisi mappano-pano sesorang percaya bahwa makhluk gaib tersebut dapat menyelamatkannya dari malapetaka atau kesialan yang akan  menimpa hidupnya, sedangkan hal tersebut bertentangan dengan islam utamanya bertentantangan dengan asmaul husna Allah swt yang mempunyai nama-nama Allah yang indah, diantaranya adalah maha penguasa yang artinya tak ada penguasa selain Allah.

    Disamping itu terdapat firman allah dalam Qs. Luqman (13):31

    Artinya: “Dan ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan adalah benar-benar kezaliman yang besar.

    Hadist riwayat Al-Bukhari dan Muslim: “Maukah kalian aku beritahukan tentang dosa yang paling besar?, ‘Kami menjawab, Ya wahai Rasulullah!’, Beliau bersabda, Berbuat syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.”

    Bab IV. Penutup

    A.      Kesimpulan

    Dari uraian pada Bab III dapat disimpulkan bahwa Tata cara pelaksanaan tradisi mappano-pano merupakan ritual yang masih sering dilakukan oleh masyarakat yang terdiri dari tahap persiapan dan tahap pelaksanaan yang tata caranya dilaksanakan secara runtut oleh masyarakat bugis.

    Namun dalam pandangan islam, tradisi mappano-pano tergolong dalam syirik (mempersekutukan tuhan), yang diyakini atas firman Allah swt. Pada QS. Luqman(31):13 serta hadist riwayat Al-Bukhari dan muslim bahwa syirik merupakan dosa dan kezaliman besar.

    B.       Saran

    Dengan adanya kesimpulan pada Bab IV penulis dapat menyarankan,

    1.    Perlu adanya penerapan norma agama dalam masyarakat agar dalam melaksanakan tradisi tidak menimbulkan perbuatan syirik.

    2.    Perlunya tingkat pendidikan yang memadai agar pola pikir masyarakat yang awam tentang kepercayaan animisme dapat digeser menjadi pola pikir yang terarah terhindar dari perbuatan syirik.

  • Karya Ilmiah – Trend Mode Pada Remaja

    Karya Ilmiah – Trend Mode Pada Remaja

    Trend Mode Pada Remaja

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar belakang masalah

    Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai sekarang. Selama kemajuan itu, berkembang juga Globalisasi. Globalisasi berdampak juga pada banyak hal salah satunya adalah Dunia Fashion. Fashion adalah istilah umum untuk gaya populer atau praktik, khususnya di pakaian, sepatu, atau aksesori.  Mode referensi untuk sesuatu yang tren saat ini dalam tampilan dan berdandan seseorang. Gaya yang berlaku dalam perilaku juga. Istilah yang lebih teknis, kostum, telah menjadi begitu terkait di mata publik dengan “mode” istilah yang lebih umum “kostum“.

    Dengan adanya perkembangan Fashion tersebut, setiap manusia terutama kaum hawa telah berusaha untuk tidak ketinggalan. Mulai dari anak-anak sampai dewasa sangat memperhatikan perkembangan Fashion tersebut dan sekarang perkembangan dunia fashion yang disebut mode ini telah mengalami jaman revolusi yang pesat di Indonesia. Dengan adanya perkembangan tersebut telah membuat banyak orang mendirikan departement store. Gaya-gaya dan style Fashionpun menjadi syarat-syarat penting untuk para wanita yang juga  sebagian besar adalah pelajar. Perubahan-perubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak, baik positif maupun negatif.

    Salah satu dampak positif dari Fashion adalah kita dapat selalu terlihat manis dengan pakaian dan aksesoris yang pas kita kenakan. Tetapi dampak negatif perkembangan fashion ini adalah kita melupakan pakaian tradisional kita seperti kebaya dan memilih menjadi pengikut fashion barat.  Para pengamat fashion telah menemukan indikasi adanya dampak yang terbesar dari perkembangan Fashion ini di Indonesia.

    Dampak negatif ini adalah para kaum wanita di Indonesia mulai melupakan pakaian tradisonal dan produksi pakaian dari dalam negeri juga menyebabkan perubahan budaya timur menjadi seperti budaya barat. Namun, masalah dunia fashion masih diperdebatkan oleh beberapa pihak yang menganggap Dunia Fashion adalah hal yang sangat penting bagi para wanita yang umumnya masih remaja ini. Untuk itu, karya tulis yang dibuat ini akan memperlihatkan dan menjelaskan mengenai perkembangan dunia fashion ini dengan berdasarkan dari berbagai sumber yang terpercaya dan kompeten.

    B. Rumusan masalah

    Adapun rumusan masalah dari kajian makalah tersebut adalah :

    1. Apa yang menyebabkan trend mode berkembang di kalangan remaja?
    2. Apa dampak yang ditimbulkan pada remaja dengan adanya trend mode?
    3. Bagaimana cara mengatasi permasalahan tren mode pada remaja?

    C. Tujuan penelitian

    1. Untuk mengetahui penyebab trend mode berkembang di kaum remaja,
    2. Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan trend mode.
    3. Untuk mengetahui cara mengatasi trend mode di kalangan remaja.

    D. Manfaat penelitian

    1. Dapat menjadi pedoman dalam melakukan hal yang berkaitan dengan mode
    2. Dengan berdasar pada dampak negatifnya, pembaca dapat membatasi diri dengan mengetahui akibat akibat dari trend mode.
    3. Menambah wawasan pembaca tentang trend mode pada remaja.
    4. Memperoleh kepuasan intelektual;
    5. Memperluas cakrawala ilmu pengetahuan;

    Bab II. Tinjauan Pustaka

    A. Pengertian Trend Mode

    Trend berasal dari bahasa inggris yang berarti mengikuti model mutakhir. Sedangkan mode atau fashion secara etimologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mode merupakan bentuk nomina yang bermakna ragam cara atau bentuk terbaru pada suatu waktu tertentu.

    Mode pada kalangan remaja pada saat ini diartikan sebagai cara atau gaya berpakaian pada remaja yang selalu mengikuti perkembangan zaman, yang dari zaman ke zaman selalu ada pembaharuan baik dari segi bentuk, warna, variasi yang disebabkan karena kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan tekhnologi).

    Kemajuan tekhnologi informasi, komunikasi dan transportasi, serta makin menonjolnya ekonomi dan perdagangan yang telah mendorong terwujudnya globalisasi, memberi peluang terjadinya infiltrasi budaya barat sebagai ukuran tata nilai dunia dalam segala aspek bidang kehidupan.

    Gaya berpakaian warga kota-kota besar di negara-negara berkembang tidak dapat dibedakan dengan gaya berpakaian warga kota di Amerika Serikat dan Eropa. Celana jeans dan potongan rambut, misalnya telah menunjukkan betapa globalisasi telah mempengaruhi warga dunia utamanya kaum remaja.

    Rok Macan dan Tanktop Putih Ketat Seksi Trend Fashion di Florida

    B. Istilah-istilah trend mode

    1.    Fashion

    Fashion adalah istilah umum untuk gaya populer atau praktek, khususnya di pakaian, sepatu, atau aksesori. Mode referensi untuk sesuatu yang tren saat ini dalam tampilan dan berdandan seseorang. Gaya yang berlaku dalam perilaku juga. Istilah yang lebih teknis, kostum, telah menjadi begitu terkait di mata publik dengan “mode” istilah yang istilah yang lebih umum “kostum”.

    2.    Departement Store

    Departement Store adalah tempat semacam toko yang menjual barang-barang khusus untuk Fashion yang dirancang oleh designer ternama. Umumnya Departement Store yang besar adalah Departement Store yang menggunakan nama atau Label luar. Salah satu contoh Departement Store adalah N.y.L.a , The Body Soul, Zara, Sogo, S. Olliver, Calvin Clein, Banana Republik, dan lain-lain.

    3.    Kerangka pemikiran

    Beberapa informasi yang telah saya dapatkan dari beberapa pihak maupun media di seluruh dunia. Informasi akan dijelaskan di bawah ini: ada tahun 1995, beberapa pengamat Fashion menjelaskan bahwa Fashion berawal dari Benua Eropa yang dimulai dari pakaian para Ratu dan Putri di Inggris yang anggun dan menawan sehingga para warganya juga ingin mengenakannya dan menganggap itu adalah tren Fashion

    Pada tahun 1995, seorang pengamat Fashion menjelaskan bahwa pada abad ke 8 di Moor Spanyol seorang musisi terkenal Ziryab memperkenalkan canggih pakaian-gaya berdasarkan timing musiman dan harian dari aslinya Baghdad dan inspirasi sendiri untuk Córdoba di Al-Andalus.

    Ziryab Musisi Abad 8 Fashion desainer

    Ditemukan bukti bahwa similar perubahan mode terjadi di Timur Tengah dari abad ke-11, setelah kedatangan Turki, yang memperkenalkan gaya pakaian dari Asia Tengah dan Timur Jauh .

    Pada abad ke-14 , yang termasuk sejarawan James Laver dan Fernand Braudel tanggal awal Barat dalam mode pakaian.

    Pada tahun 1780-an dengan penerbitan peningkatan ukiran Perancis yang menunjukkan gaya terbaru Paris, meskipun telah ada pembagian boneka dari Perancis berpakaian sebagai pola sejak abad 16, dan Abraham Bosse telah menghasilkan ukiran mode dari 1620. Pada 1800, semua orang Eropa Barat yang berpakaian sama (atau pikir mereka) variasi lokal pertama menjadi tanda budaya provinsi, dan kemudian lencana dari petani konservatif.

    Pada tahun 1858 diambil sebagai tanggal sejarah desain fashion, ketika Inggris lahir Charles Frederick Worth membuka haute couture di Paris. Sejak saat itu desainer profesional telah menjadi tokoh semakin lebih dominan, meskipun asal-usul mode banyak street fashion.

    Untuk wanita flapper gaya tahun 1920-an ditandai perubahan yang paling utama dalam gaya yang selama beberapa abad, dengan pemendekan drastis dari panjang rok, dan jauh lebih longgar pas pakaian.

    Dress Hitam Seksi Flapper trend Fashion

    Saat ini diketahui 4 ibukota Fashion atau yang biasa disebut Jantung Fashion adalah New York City, Milan, Paris , dan London. Fashion Week diadakan di kota-kota, di mana desainer memamerkan koleksi pakaian baru mereka untuk penonton, dan yang semuanya markas ke perusahaan mode terbesar dan terkenal dengan pengaruh besar mereka pada mode global.

    Perkembangan Fashion di Indonesia diawali pada saat Indonesia masih dijajah oleh Belanda dan Inggris. Mode pakaian para putri Inggris dan Noni Belanda menjadi awal tren pakaian. Kemudian dilanjut dengan berkembangnya Globalisasi di Indonesia yang membuat kita dapat mengetahui perkembangan Fashion Negara Lain melalui akses Internet dan majalah.

    C. Hipotesis

    a.    Penyebab trend mode berkembang di kalangan remaja disebabkan karena perkembangan tekhnologi yang semakin maju, dan sebagian besar remaja menjiplak dari media, internet, maupun majalah atau surat kabar.

    b.    Dampak yang ditimbulkan trend mode mempengaruhi perubahan nilai sikap, cara berpakaian serta menurunnya norma-norma pada remaja.

    c.    Cara mengatasi trend mode pada remaja dapat diatasi melalui bimbingan orang tua, dengan membatasi penggunaan tekhnologi pada anak, serta lebih menanamkan nilai-nilai agama.         

    Bab III. Metode Penelitian

    A.   Waktu dan tempat penelitian

    Waktu : Minggu, 26-29 Januari 2014

    Tempat penelitian  : Belawa

    B. Metode penelitian

    pengumpulan data/informasi yang digunakan untuk pengumpulan data adalah sebaigai berikut :

    1.      Observasi

    Yaitu suatu kegiatan mengamati kegiatan remaja diluar sekolah melalui media sosial ataupun terjun langsung untuk mendapatkan data yang akurat.

    2.      Studi Pustaka

    Yaitu kegiatan pencatatan dan pengumpulan data/Informasi dengan jalan membagikan angket yang diisi oleh siswa yang menjadi target pengumpulan data kami untuk memperkuat rumusan masalah.

    3.      Diskusi

    Yaitu proses penggalian informasi lebih lanjut dengan berdiskusi dengan beberapa teman sekelas dan teman lainya dalam linkup satu sekolah.

    4.      Keterlibatan Langsung

    Yaitu kegiatan berbaur dengan remaja yang paling up date dalam maslah budaya asing yang masuk ke Indonesia dalam lingkup sekolah.

    Bab IV. Hasil dan Pembahasan

    A. Penyebab perkembangan mode pada remaja

    Perkembangan Dunia Fashion di Indonesia terjadi dengan sangat pesat karena adanya globalisasi dan media masa yang menunjang. Hal ini ditanggapi dengan positif oleh sebagian besar kaum hawa di Indonesia karena mereka beranggapan bahwa Fashion atau “Style” adalah segalanya. Keadaan seperti ini sangat menjadi peluang yang besar bagi para pebisnis Fashion dari luar yang kemudian membentuk Departement Store dengan koleksi yang sangat menarik dan terlihat indah.

    Trend Fashion Paris Fashion Week Pamer Paha Mulus ROk Mini cewek seksi

    Tidak hanya itu saja pengaruh dari perkembangan Dunia Fashion di Indonesia, salah satu pengaruh yang lain adalah para wanita lebih memilih budaya Fashion barat yang dianggap bertentangan dengan budaya Fashion timur. Dan yang lebih parah adalah terancamnya usaha dalam negeri yang bergerak dibidang Fashion pula karena barang-barang dari mereka kurang diminati. Tetapi mereka juga tetap berusaha dengan membuat model pakaian yang hampir serupa dengan Fashion barat. Hasilnya, barang-barang dari mereka mulai diminati walaupun baru sedikit peminatnya.

    Ada beberapa faktor penyebab remaja mengikuti gaya hidup  masa kini. Berikut beberapa faktor tersebut :

    1. Adanya globalisasi
    2. Pengaruh dari budaya asing
    3. Perkembangan teknologi yang pesat
    4. Pergaulan
    5. Kualitas pendidikan yang rendah
    6. Kurangnya iman dan taqwa

    B. Dampak trend mode pada remaja

    Akibat yang mundul/dampak akibat gaya hidup  masa kini antara lain sebagai berikut.

    1. Demoralisasi
    2. Pergaulan bebas
    3. Hilangnya norma kesopanan
    4. Menurunnya image pelajar di mata public
    5. Menurunnya daya berpikir siswa yang kreatif dan inovatif
    Yuni Shara Seragam SMA Seksi Hot
    a. dampak negatif

    a) Bahaya Terhadap Wanita (Si Pemakai)

    Wanita akan di perbudak oleh mode pakaiannya yang terbuka. Ia akan di perjual belikan dan di jadikan komoditas murahan yang tidak perlu diiklankan lagi. Sebab wanita itu sendiri sudah merupakan iklan yang cukup memikat. Jika wanita itu barang, maka ia tak bedanya dengan makanan kucing atau onderdil mobil.

    SPG Seksi ketat Rok Mini putih Iklab Fashion

    Wanita akan terlena dan terus menerus memamerkan perhiasannya serta membuka auratnya. Dan akhirnya (terjadilah perbuatan-perbuatan maksiat).

    Rok Mini cewek Seksi Tanktop Pink

    Wanita akan berpaling dari kewajiban-kewajiban keluarga dan tugas-tugas fitrahnya demi menyebarkan fitnah-fitnahnya. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi keluarga dan anak-anaknya.

    Wanita akan terkena berbagai penyakit karena tubuhnya sering tidak di tutup rapat (bahkan mungkin telanjang) atau karena dampak negatif dari teknologi yang di terapkan pada alat-alat kosmetika.

     Hilangnya rasa malu pada wanita, padahal malu itu ciri khas kewanitaaan dan faktor esensial yang bisa menyebabkan laki-laki jatuh cinta kepadanya.

    Setiap saat ia akan melakukan maksiat kepada Allah Swt.

    b)     Bahaya Bagi Laki-Laki

    §   Laki-laki akan melalaikan tugas dan kewajibannya karena terganggu oleh penampilan-penampilan tidak senonoh dari para wanita yang ia lihat dijalan-jalan, kendaraan-kendaraan, pasar-pasar, dan sebagainya.

    §   Munculnya keinginan untuk melakukan tindak kriminal yang di rencanakan. Sebab, secara tidak langsung ia telah mendapat undangan tidak resmi dari wanita-wanita yang memamerkan tubuhnya.

    §    Luasnya kesempatan untuk mengarahkan pandangan kepada wanita.

    §   Hilangnya nama baik laki-laki jika yang memamerkan perhiasan atau tubuhnya itu ternyata isterinya atau anggota keluarganya. Ia akan mendapat celaan dan hinaan dari masyarakat. Lebih parah lagi jika ia keluar bersama-sama dengan wanita itu. Dengan keluar bersama, berarti ia merestui perbuatan tersebut.

    §    Bertambahnya kemurkaan Allah SWT jka ia mengarahkan pandangannya kepada fitnah-fitnah wanita tersebut.

    c)       Bahaya Bagi Masyaarakat

    §  memunculkan gejolak seksual pada orang yang melihat pemandangan-pemandangan tersebut. Dengan demikian, dapat melemahkan akal dan pikiran.

    §  Mengakibatkan sikap dingin seksual (impoten), karena seringnya melihat pemandangan-pemandangan seperti itu. Setiap laki-laki sudah cukup puas jika telah menyaksikan penampilan-penampilan wanita sensual. Penyakit ini jelas sangat berbahaya, sebab dapat menjangkit ke dalam kehidupan rumah tangganya. Maka bagi orang yang sudah terjangkit penyakit ini, harus segera pergi ke dokter utuk konsultasi dan pengobatan.

    §  Menimbulkan perbuatan zina di masyarakat. Pamer pakaian atau tubuh bagi  wanita bisa menjadi penyebab utama timbulnya masalah ini. Akibatnya, keluarga dan masyarakat akan rusak dan tak  bisa di tolak lagi bencana pun akan menimpa mereka. Berbagai penyakit kotor karena seks akan meluas, sebagaimana telah terjadi di negara-negara yang wanitanya bergaya hidup bebas.

    §  Menimbulkan perpecahan diantara keluarga. Keharmonisan hidup berumah tangga antara suami-isteri tidak ada lagi, karena suami bersikap dingin kepada isteri. Boleh jadi, sang suami akan berpaling dari isterinya karena sudah terlanjur asyik menikmati pemandangan-pemandangan bugil tadi. Jika hal ini terjadi, maka problema keluarga pun akan muncul, mungkin sampai terjadi perceraian yang dampaknya sudah tentu sangat buruk bagi anak-anak. Sebab itu, masalah ini seharusnya menjadi perhatian kita.

    §  Laki-laki akan malas menikah hal ini karena berbagai sebab antara lain, sipelamar atau laki-laki akan meragukan kredibilitas istri apakah ia termasuk orang yang sering memamerkan auratnya atau bukan  apakah ia wanita yang tidak memiliki sifat-sifat mulia, Tidak puas dengan satu istri karena itu ia lebih suka memasang perangkap dan memburu wanita yang selalu hadir didepan matanya dengan berbagai cara, Tidak menyukai kecantikan calon istrinya. Sebabnya ia telah tergiur oleh kecantikan-kecantikan jalanan yang memamerkan perhiasan atau tubuhnya, Pemborosan Ekonomi karena harta hanya dibelanjakan untuk pakaian dan perhiasan. Baik yang impor maupun yang produk dalam negeri. Harta yang digunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat termasuk misalnya untuk pengeluaran belanja.

    §  Memancing timbulnya kejahatan. Artinya wanita yang suka memamerkan perhiasan atau pakaian pada dasarnya telah mengundang bahaya lihat saja, betapa banyak kasus kejahatan seperti pencurian, penodongan, pemerkosaan, atau bahkan pembunuhan yang disebabkan karena kelalaian kaum wanita hal ini tentu saja dapat menganggu stabilitas keamanan.

    c. dampak positif

    Jika kita ambil sisi positif dari perkembangan fashion styles sekarang ini, gaya-gaya terbaru akan membuat kamu menjadi lebih kreatif dan unik untuk menciptakan seorang pribadi yang unik dan berbeda dari yang lainnya, yang tentu saja sesuai dengan keprbadian kamu sendiri. Ini adalah masalah kepahaman setiap orang, bagaimana mode dapat mempengaruhi seseorang dalam cara yang positif. Berikut dampak positifnya,

    1.    Selalu terlihat menarik

    2.    Membangkitkan remaja ke era yang lebih modern

    3.    Membantu remaja dalam

    4.    Membuat remaja tampak percaya diri

    d. Tren mode pada remaja sekolah

    1.    Model rok gantung

    Anak sekolah zaman sekarang cenderung menggunakan rok yang tingginya ¼ dari mata kaki, hal ini disebabkan karena kenyamanan dari pengguna dan itu yang sedang trendy di kalangan anak sekolah, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

    2. Menggunakan pakaian terlalu ketat

    Kebanyakan anak remaja sekolah menggunakan pakaian terlalu menonjolkan bagian badan dengan  memakai pakaian sekolah ketat yang justru menyulitkan mereka untuk bergerak.

    3. Berhijab dengan salah

    Cara berhijab anak sekolah juga mengikuti perkembangan trend mode, namun justru semakin menjatuhkan nilai dan norma agama serta sikap pada dirinya.

    4. Penggunaan celana yang di desaign celana jeans pada remaja lelaki

    Penggunaan celana ini sering juga disebut celana botol pada remaja sekolahan, pada pengguna ini menimbulkan ketidak nyamanan serta tidak babas bergerak atau beraktivitas di sekolah.

    5. Mengeluarkan  baju

    Entah apa yang membuat para remaja sekolah gemar mengeluarkan bajunya, padahal itu sama sekali tidak terlihat rapi bahkan itu dapat membuat remaja tidak terlihat menarik sama sekali.

    C. Cara mengatasi trend mode pada remaja

    Budaya barat atau budaya asing saat ini berkembang pesat di Indonesia, baik yang bersifat positif dan negatif sangat mudah diterima masyarakat, khususnya generasi muda atau remaja. Para orang tua sangat khawatir atas perkembangan pergaulan remaja saat ini.

    Oleh karena itu, sebagai generasi muda yang baik kita hendaknya tidak mengikuti budaya barat yang berdampak negatif. Remaja yang tidak mengikuti perkembangan yang terjadi akan dianggap tidak modern, tetapi remaja sekalian jangan takut karena tidak semua perkembangan yang ada berdampak baik. Untuk selanjutnya penulis akan memberikan solusi atau cara mengatasi pengaruh budaya barat atau budaya asing yang bersifat negatif, diantaranya sebagai berikut :

    1.      Remaja seharusnya dapat memilah dan menyaring perkembangan budaya saat ini, jangan menganggap semua pengaruh yang berkembang saat ini semuanya baik, karena belum pasti budaya barat tersebut diterima dan dianggap baik oleh budaya timur kita.

    2.      Para orang tua sebaiknya lebih mendekatkan diri kepada anaknya,dan berusaha menjadi teman untu anaknya sehingga dapat memberikan saran kepada anak dan anak pasti akan merasa lebih dekat kepada orang tuanya dan kan mengingat saran dari orang tuanya tersebut.

    3.      Pemeritah lebih tegas terhadap peraturan, khususnya penyimpangan perilaku akibat pengaruh budaya asing.

    4.      Masyarakat hendaknya membantu pemerintah, dalam menaggulangi perkembangan     budaya barat atau budaya asing yang bersifat negatif.

                Manusia akan melewati fase-fase dalam hidupnya satu persatu. Setiap fase tersebut memiliki karakteristik, kekhususan, dan keistimewaan masing-masing. Sedangkan, pemuda memiliki  beberapa karakteristik antara lain potensi fisik, potensi seksual dan potensi emosional, sisi intelektual dan sisi mental serta kejiwaan.

    Oleh karena itu Islam berupaya semaksimal mungkin untuk mengarahkan pemuda agar beribadah kepada Allah karena hal tersebut merupakan tujuan pokok dan mendasar dari penciptaan manusia. Allah swt. berfirman “dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia melainkan untuk beribadah kepada Ku” . maka Islam memberikan solusi yang bisa dilakukan para pendidik untuk memelihara para remajanya agar tidak menjadi korban mode antara lain :

    1.        Setiap pendidik muslim harus memiliki sikap dan kepribadian yang Islami

    2.        Penyatuan antara pendidikan Islam dan kurikulum.

    3.        Sungguh-sungguh dalam mengajar dan bermuamalah

    4.         Memberikan motifasi dengan anjuran-anjuran yang Islami

    Cara berpakaian sesuai aturan islam antara lain :

    1.      Menutup seluruh badan selain yang dikecualikan.

    2.      Bukan berfungsi sebagai perhiasan.

    3.      Kainnya harus tebal, tidak tipis.

    4.      Harus longgar, tidak ketat, sehingga tidak menggambarkan sesuatu dari tubuhnya.

    5.      Tidak diberi wewangian atau parfum.

    6.      Tidak menyerupai laki-laki.

    7.      Tidak menyerupai pakaian wanita kafir.

    8.      Bukan libas syuhrah (pakaian popularitas).

    Cara berpakaian menurut islam tapi tetap  mengikuti trend mode :

    Bab V. Penutup

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan bahwahal yang melatar belakangi masuknya trend mode pada remaja adalah gloalisasi dan perkembangan tekhnologi yang sangat menunjang, itu memberikan banyak dampak pada remaja diantaranya, pada kaum wanita, laki-laki dan masyarakat, semua itu dapat diatasi dengan menanamkan nilai moral serta agama pada remaja.

    B.       Saran

    Marilah kita mengembalikan jati diri serta nilai moral pada remaja, terima trend mode dengan memanfaatkan dampak positifnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Selviana, Melly. Permasalahan remaja dan solusinya. Belawa-Wajo. 2011

    http://vogamoda.wordpress.com/2013/01/15/sepuluh-istilah-umum-di-dunia-fashion/

    http://juraganmakalah.blogspot.com/2013/08/makalah-psikologi-pendidikan-pengaruh.html

  • Laporan Praktikum Asal Usul Kehidupan

    Prakitkum Biologi Asal Usul Kehidupan

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Asal usul kehidupan menurut pandangan pengetahuan belum sepenuhnya terkuak, ada hal – hal yang masih menjadi misteri. Selain itu, ada dua pandangan terpisah mengenai asal-usul kehidupan. Pandangan kreasionis yang sangat terinspirasi oleh teks asli kitab kejadian, menyatakan bahwa bumi tak lebih dari 10.000 tahun usianya. Kreasionisme saintifik, permodelan ulang pandangan tersebut oleh sejumlah ahli geologi dan insinyur konservatif memicu sejumlah pertempuran global oleh para fundamentalis.

    Dari beberapa teori diatas maka lahirlah teori asal-usul tentang kehidupan yang dicetuskan oleh para ilmuwan terdahulu. Dimana telah melahirkan teori abiogenesis (Aristoteles, Anaximander, Jan Babsista Vant Kelmont dan Antinie Van Leuwenhoek), Teori biogenesis (Francisco Redi, Lazarro Spallanzani dan Louis Pasteur). Teori biogenesis modern (A. I. Oparin, Herold Urey dan Standlay Miller), teori ciptaan, teori kozmozoa, teori evolusi kimia, teori biokimia dan teori keadaan bumi.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan masalah pada pembuatan laporan ini yaitu :

    Bagaimana asal – usul kehidupan di bumi?

    C. Tujuan

    Tujuan dari pembuatan laporan ini yaitu :

    Memperkenalkan konsep – konsep penting tentang asal – usul kehidupan.

    Bab II. Tinjauan Pustaka

    A. Teori Terbentuknya Bumi

    Sebelum membahas teori asal usul kehidupan, terlebih dahulu akan dibahas teori terbentuknya bumi. Ada beberapa teori tentang terjadinya bumi dan benda – benda langit lainnya, antara lain teori kabut (nebula) dan teori big bang.

    1. Teori Kabut

    Teori kabut menyatakan bahwa terjadi ledakan benda – benda angkasa yang membentuk kabut asal atau nebula. Nebula memadat, meledak lagi menghasilkan bintang-bintang dan planet bumi.

    2. Teori Big Bang

    Teori big bang menyatakan bahwa terjadi kondensasi benda angkasa, menyatu, mengecil kemudian meledak. Debu dan gas membentuk  bintang. Bintang meledak dan serpihannya membentuk bumi. Bumi terbentuk sekitar 5 miliar tahun yang lalu dan makhluk hidup yang pertama di bumi muncul sekitar 1 miliar tahun yang lalu.(Iwan, 2006)

    B. Teori Asal – Usul Kehidupan

    Teori mengenai asal-usul kehidupa dapat dibedakan menjadi dua teori pokok, yaitu teori abiogenesis dan biogenesis.

    1.    Teori Abiogenesis

    a.    Aristoteles

    Aristoteles (384 – 322 SM), seorang ahli filsafat dan ilmu pengetahuan Yunani kuno lebih dari 2.000 tahun yang lalu, mengemukakan konsep bahwa kehidupan berasal dari benda mati. Teori ini dikenal dengan namageneratio spontanea atau abiogenesis. Dari penelitian Aristoteles tentang hewan – hewan yang hidup di air, ternyata ikan – ikan tertentu melakukan perkawinan, kemudian bertelur. Dari telur–telur tersebut lahir ikan – ikan yang sama dengan induknya. Akan tetapi, ia juga percaya bahwa ikan – ikan tertentu terbentuk dari lumpur.

    b.    Needham

          Seseorang yang memercayai teori abiogenesis adalah Needham, seorang ilmuwan Inggris. Needham (1700) melakukan penelitian dengan merebus kaldu dalam wadah selama beberapa menit lalu memasukkannya dalam botol dan ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari ternyata tumbuh bakteri berasal dari kaldu. Oleh karena itu, Needham menyatakan bahwa bakteri berasal dari kaldu. Akan tetapi, teori Needham ini lalu dipatahkan oleh L. Spallanzani.

    c.    Antony van Leeuwenhoek

     Pada abad ke-17, Antony van Leeuwenhoek berhasil membuat mikroskop. Dengan menggunakan mikroskop ia menemukan adanya benda-benda yang sangat kecil dalam setetes air rendaman jerami. Penemuan Leeuwenhoek ini merangsang kembali para peneliti lainnya untuk membuktikan kebenaran dari teori generatio spontanea, bahwa makhluk hidup berasal dari  benda-benda mati.(Kuncoro, 2007)

    2.    Teori Biogenesis

    Teori abiogenesis diragukan oleh aristoteles dan diragukan oleh banyak ahli, diantaranya Fransisco Redi, Lazzaro Spallanzani, dam Louis Pasteur. Mereka percaya bahwa makhluk hidup berkembang dari makhluk hidup pula. Teori mereka dinamakan teori biogenesis.

    a.    Percobaan Redi

    Fransisco Redi (1620 – 1698), seorang fisikawan Italaia yang merupakan orang pertama yang melakukan penelitian untuk membantah teori generatio spontanea. Dia melakukan serangkain penelitian menggunakan daging segar. Redi memperhatikan bahwa ulat akan menjadi lalat dan lalat selalu berada tidak jauh dari sisa-sisa daging. Pada penelitiannya, Redi menggunakan keratin daging segar yang diletakkan dalam tiga wadah(tabung).

          Percobaan Redi membuktikan makhluk hidup tidak begitu saja terbentuk dari benda-benda mati, tetapi semua makhluk hidup terbentuk oleh makhluk hidup juga.  Hipotesis yang menyatakan makhluk hidup hanya berasal dari sesuatu yang hidup yang disebut teori biogenesis.

    b.    Percobaan Spallanzani

          Sebagai bahan percobaannya, Spallanzani menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu.

    1. Labu I diisi 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 150C selama beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.
    2. Labu II diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat-rapat dengan sumbat gabus. Pada daerah pertemuan antara gabus dengan mulut labu dioleskan paraffin cair agar tertutup sangat rapat.

          Labu dipanaskan, kemudian didinginkan. Setelah didinginkan di tempat terbuka selama seminggu, didaptkan hasil percobaan sebagai berikut.

    1. Air kaldu pada labu I mengalami perubahan, yaitu airnya menjadi keruh dan baunya tidak enak. Setelah diteliti ternyata air kaldu pada labu I ini banyak mengandung mikroba.
    2. Air kaldu pada labu II tidak mengalami perubahan, artinya tetap jernih seperti semula, serta tidak mengandung mikroba.

    Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada di dalam kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari kontaminasi mikroba dari udara. Namun penganut teori Abiogenesis menyanggahnya dengan menyatakan bahwa untuk menghasilkan mikroba tetap dibutuhkan udara, sedangkan labu yang digunakan Spallanzani tidak memungkinkan udara untuk masuk.

    c.    Percobaan Pasteur

    Seorang biologiawan bernama Louis Pasteur pada tahun 1864 melakukan percobaan menggunakan tabung berleher angsa. Pasteur sendiri meyakini bahwa sebuah sel pasti berasal dari sel lainnya. Dalam percobaan menggunakan tabung berleher angsa, Pasteur merebus kaldu hingga mendidih, kemudian mendiamkannya. Pada prinsipnya, udara mampu masuk ke dalam tabung, namun partikel debu akan menempel padalengkungan leher tabung. Setelah beberapa lama, ternyata tidak ada bakteri yang tumbuh. Akan tetapi, setelah Pasteur memiringkan tabung leher angsa tersebut, air kaldu di dalam tabung kemudian ditumbuhi oleh mikroba. Hal ini membuktikan bahwa kehidupan juga berasal dari kehidupn sebelumnya.

    Setelah ditumbangkannya teori Abiogenesis atau generatio spontanea oleh Louis Pasteur, maka berkembanglah teori biogenesis dengan pernyataan yang terkenal “omne vivum ex ovo, omne vivum ex vivo”, yang artinya kehidupan berasal dari telur, dan telur berasal dari kehidupan. Atau yang disebut juga “omne vivum ex vivo”, yang artinya kehidupan berasal dari kehidupan sebelumnya. (Pratiwi, 2006)

    Bab III. Metode Praktikum

    A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

    Praktikum Pengamatan “Asal Usul Kehidupan” dilakukan pada Selasa, 13 September 2016 pukul 12.40 – 14.30 WIB di Laboratorium Biologi Dasar, Fakultas Pertanian, UPN “Veteran” Jawa Timur.

    B. Alat dan Bahan

    1. Alat
      • Erlenmeyer 1 buah
      • Tabung reaksi 2 buah
      • Panci 1 buah
      • Kompor 1 buah
      • Rak tabung reaksi 1 buah
    2. Bahan
      • Air kaldu ayam secukupnya
      • Kapas secukupnya

    3.3.  Cara Kerja

    a.    Menyiapkan semua alat dan bahan. Memberi label pada masing – masing tabung reaksi dengan tulisan “Terbuka” dan ‘‘Tertutup’’.

    b.    Memanaskan hingga air mendidih

    c.    Setelah air mendidih, memanaskan kaldu ayam selama 15 menit.

    d.    Menuangkan kaldu ayam ke dalam masing – masing tabung reaksi.

    e.    Kemudian, menutup dengan kapas pada tabung reaksi berlabel “Tertutup” hingga tertutup rapat.

    f.     Mengamati dan mendokumentasikan perubahan pada kaldu ayam selama 1 minggu.

    Bab IV. Hasil dan Pembahasan

    A. Hasil Pengamatan

    Tabel 4.1 Hasil Pengamatan

    Hari Ke-TerbukaTertutup
    1Tidak berbau
    Warna bening/tidak keruh
    Tidak berbau
    Warna bening/tidak keruh
    2Belum mengalami perubahanBelum mengalami perubahan
    3Mulai muncul aroma yang menyengat
    Warnanya mulai berubah keruh
    Mulai muncul aroma yang menyengat (lebih menyengat dari tabung terbuka)
    Warnanya mulai agak keruh
    4Aromanya bertambah menyengat

    Warnanya bertambah keruh
    Aromanya bertambah menyengat

    Warnanya bertambah keruh
    5Aromanya menyengat
    Warnanya semakin keruh dan agak kekuningan
    Aromanya semakin menyengat
    Warnanya berubah menjadi agak hijau
    6Aromanya sangat menyengat
    Warnanya sangat keruh dan lebih kekuningan
    Aromanya menyengat sekali (lebih menyengat daripada tabung terbuka)
    Warnanya berubah menjadi lebih hijau

    B. Pembahasan

    Dari hasil pengamatan terhadap kaldu ayam, maka dapat dilihat bahwa :

    a)    Tabung Terbuka

    Pada hari ke-1 setelah kaldu dipanasi, kaldu di dalam tabung tidak mengalami perubahan warna dan aroma. Pada hari ke-2, kaldu di dalam tabung tidak mengalami perubahan aroma dan warna. Pada hari ke-3, muncul perubahan warna menjadi agak keruh dan mulai tercium aroma yang menyengat. Hal ini menunjukkan mulai bertumbuhnya mikroorganisme dalam kaldu. Pada hari ke-4, aroma kaldu bertambah menyengat daripada hari ke-3 dan warnanya menjadi lebih keruh. Pada hari ke-5, aromanya semakin menyengat dan warnanya semakin keruh serta menjadi agak kekuningan. Selain itu, pada hari ke-5 mulai muncul endapan putih di dasar tabung reaksi. Pada hari ke-6, aromanya menjadi sangat menyengat sekali dan warnanya menjadi keruh serta menjadi sedikit kekuningan. Endapan putih di dalam tabung reaksi yang berisi kaldu juga semakin banyak.

    b)    Tabung Tertutup

    Pada hari ke-1 setelah kaldu dipanasi, kaldu di dalam tabung tidak mengalami perubahan warna dan aroma. Pada hari ke-2, kaldu di dalam tabung tidak mengalami perubahan aroma dan warna. Pada hari ke-3, mulai uncul aroma yang menyengat (lebih menyengat jika dibandingkan dengan tabung reaksi yang berlabel “Terbuka”) dan warnanya mulai menjadi keruh. Pada hari ke-4, aromanya bertambah menyengat dan warnanya semakin bertambah keruh. Pada hari ke-5, aroma yang dikeluarkan kaldu semakin menyengat dan warnanya berubah menjadi agak kehijauan. Mulai muncul gumpalan putih di atas kaldu serta air kaldu mulai mengental. Pada hari ke-6, aromanya sangat menyengat bahkan bisa tercium dari luar kapas dan warnanya berubah menjadi lebih hijau. Selain itu, pada hari ke-6 terdapat endapan dengan jumlah relative sedikit di bawah atau di dasar tabung reaksi yang berisi kaldu.

    Bab V. Penutup

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengamatan ini sesuai dengan Percobaan “Louis Pasteur” yang menyatakan bahwa “OMNE VIVUM EX VIVUM” yang berarti asal usul kehidupan dimulai dari kehidupan sebelumnya. Dalam percobaan yang telah dilakukan, hasil pengamatan pada tabung reaksi yang berlabel “Terbuka” terjadi perubahan warna dan aromanya. Hal ini menunjukkan jika di dalam kaldu telah terdapat mikroorganisme yang berasal dari udara yang telah terkontaminasi mikroorgamisme sebelumnya. Sedangkan untuk tabung eaksi yang berlabel “Tertutup” juga terdapat mikroorganisme yang seharusnya tidak terdapat dalam tabung reaksi. Hal ini disebabkan telah terjadi kesalahan proses penutupan tabung reaksi (tutup kurang rapat). Hal ini membuktikan tentang Percobaan Louis Pastur yang menyatakan “OMNE VIVUM EX VIVUM” itu memang benar adanya.

    5.2.  Saran

    1.   Mahasiswa diharapkan dapat lebih teliti dalam melakukan praktikum.

    2.    Sekiranya diberi waktu yang lebih banyak agar hasil pengamatan lebih maksimal.

    DAFTAR PUSTAKA

                  Iwan, Wahyu. Biologi. Bogor: CV Regina, 2006.

                  Kuncoro, Putra. Dasar Biologi. Jakarta: Erlangga, 2007.