Blog

  • Teori Pembelajaran yang Diterapkan Dalam Penjaskes

    Teori Pembelajaran Penjaskes

    A. Teori Behaviorisme

    Teori Behaviorisme adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberirespon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka.

    Dalam teori behaviorisme, ingin menganalisa hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Teori kaum behavoris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena seluruh perilaku manusia adalah hasil belajar. Belajar artinya perbahan perilaku organise sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau memperoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalian oleh faktor-faktor lingkungan. Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberirespon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka. Dari hal ini, timbulah konsep ”manusia mesin” (Homo Mechanicus).

    Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang diinginkan.

    Pada teori belajar ini sering disebut S-R psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini berpandapat bahwa tingkahlaku siswa merupakan reaksi terhadap lingkungan dan tingkahl laku adalah hasil belajar.            

    Prinsip Teori Behaviorisme

    1. Obyek psikologi adalah tingkah laku
    2. semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek
    3. mementingkan pembentukan kebiasaan

    Kekurangan dan kelebihan

    Metode ini sangat cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur kecepatan spontanitas kelenturan daya tahan dsb. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan peran orang tua. Kekurangan metode ini adalah pembelajaran siswa yang berpusat pada guru bersifat mekanistis dan hanya berorientasi pada hasil. Murid dipandang pasif, murid hanya mendengarkan, menghafal penjelasan guru sehingga guru sebagai sentral dan bersifat otoriter.

    Penerapan teori ini dalam pembelajaran adalah : Guru yang menggunakan paradigma behaviorisme akan menyusun bahan pelajaran yang sudah siap sehingga tujuan pembelajaran yang dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak hanya memberi ceramah tetapi juga contoh-contoh. Bahan pelajaran disusun hierarki dari yang sederhana sampai yang kompleks. Hasil dari pembelajaran dapat diukur dan diamati, kesalahan dapat diperbaiki. Hasil yang diharapkan adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Dalam pembelajaran penjas kondisi pembelajaran akan terasa membosankan karena siswa hanya dikomando untuk melakukan gerakan – gerakan yang baik tanpa memberikan siswa kebebasan untuk mengeksplor kemampuannya sehingga siswa cenderung pasif dan kurang kreatif. Misalnya saja dalam melakukan gerakan shooting ke gawang pada permainan sepak bola, siswa hanya di komando untuk melakukan teknik shooting dengan menggunakan kaki bagian dalam saja.

    B. Teori Kognitif

    Pendapat Piaget mengenai teori perkembangan kognitif yaitu bahwa anak membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan lingkungan. Dalam pandangan Piaget, pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini  peran guru adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai pemberi informasi.

    Perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya.

    1. Guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada hasil tersebut. Pengalaman – pengalaman belajar yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif dan jika guru penuh perhatian terhadap Pendekatan yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi memberikan pengalaman yang dimaksud
    2. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa pengajaran pengetahuan jadi ( ready made knowledge ) anak didorong menentukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungan’
    3. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbungan itu berlangsung pada kecepatan berbeda. Oleh karena itu guru harus melakukan upaya untuk mengatur aktivitas di dalam kelas yang terdiri dari individu – individu ke dalam bentuk kelompok – kelompok kecil siswa daripada aktivitas dalam bentuk klasikal,
    4. Mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi. Menurut Piaget, pertukaran gagasan – gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat disimulasi.

    Penerapan teori kognitif dalam pembelajaran penjas adalah siswa dituntut aktif dalam melakukan gerakan – gerakan olahraga sesuali dengan kemampuannya. Dengan demikian siswa mendapatkan banyak pengalaman dan mampu mengembangkan gerakannya sendiri sesuai dengan kemampuan untuk mengembangkan kebugaran jasmaninya. Misalnya saja dalam melakukan shooting dalam permainan sepak bola siswa dapat mengembangkan tekniknya sendiri dengan sering mencoba. Hinnga akhirnya ada yang melakukan shooting dengan punggung kaki, ada yang menggunakan kaki bagian dalam, dsb.

    C. Teori Kontruktivisme

    Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.

    Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri (Von Glaserfeld). Pengetahuan bukan tiruan dari realitas, bukan juga gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi kognitif melalui kegiatan seseorang dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan tersebut.

    Jika behaviorisme menekankan ketrampilan atau tingkah laku sebagai tujuan pendidikan, sedangkan maturasionisme menekankan pengetahuan yang berkembang sesuai dengan usia, sementara konstruktivisme menekankan perkembangan konsep dan pengertian yang mendalam, pengetahuan sebagai konstruksi aktif yang dibuat siswa. Jika seseorang tidak aktif membangun pengetahuannya, meskipun usianya tua tetap tidak akan berkembang pengetahuannya. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu berguna untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai. Pengetahuan tidak bisa ditransfer begitu saja, melainkan harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Pengetahuan juga bukan sesuatu yang sudah ada, melainkan suatu proses yang berkembang terus-menerus. Dalam proses itu keaktivan seseorang sangat menentukan dalam mengembangkan pengetahuannya.

    Jean Piaget adalah psikolog pertama yang menggunakan filsafat konstruktivisme, sedangkan teori pengetahuannya dikenal dengan teori adaptasi kognitif. Sama halnya dengan setiap organisme harus beradaptasi secara fisik dengan lingkungan untuk dapat bertahan hidup, demikian juga struktur pemikiran manusia. Manusia berhadapan dengan tantangan, pengalaman, gejala baru, dan persoalan yang harus ditanggapinya secaca kognitif (mental). Untuk itu, manusia harus mengembangkan skema pikiran lebih umum atau rinci, atau perlu perubahan, menjawab dan menginterpretasikan pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan cara itu, pengetahuan seseorang terbentuk dan selalu berkembang.

    Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:

    1. Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
    2. Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka.
    3. Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.
    4. Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada.
    5. Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
    6. Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman pelajar untuk menarik miknat pelajar.

    Teori ini jika diterapkan pada pembelajaran penjas adalah setiap kita melakukan gerakan – gerakan olah raga hal itu perlu dimaknai sehingga gerakan tersebut akan menjadi efaktif dan efisien. Guru perlu mengarahkan serta memotivasi siswa, dan siswa dapat mengembangkan kemampuannya dari pengalaman yang sudah mereka dapatkan. Contohnya siswa dalam melakukan gerakan senam lantai ( guling lenting ) mereka akan memaknai suatu geran guling lenting dengan gerakan yang efektif dan dapat melakukanya berdasar atas pengalaman yang mereka miliki sebelumnya misalnya saja guling depan dan keep (melenting).

    D. Teori Sibernetik

    Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yang mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar. Hanya saja system informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa leboh dipentingkan. Hal lain yang berkaitan dengan teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajar yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh system informasi.     Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya “lupa”.

    Teori sebernetik merupakan teori belajar yang paling baru dibandingkan dengan teori – teori belajar lainnya. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Menurut teori sebernetik belajar adalah pemprosesan informasi.

    Teori ini lebih mementingkan sistem informasi dari pesan tersebut. Teori sebernetik beramsumsi bahwa tidak ada satu jenispun cara belajar yang ideal untuk segala situasi. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.

    Teori ini telah dikembangkan oleh para penganutnya, antara lain seperti pendekatan – pendekatan yang berorientasi pada pemprosesan informasi yang dikembangkan oleh Gage dan Berliner, Biehler dan Snowman, Baine, serta Tennyson.Bahwa proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi – informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval).

      Teori sibernetik sebagai teori belajar dikritik karena lebih menekankan pada system informasi yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana proses belajar berlangsung sangat ditentukan oleh system informasi tersebut. Selain itu teori ini tidak membahas proses belajar secara langsung sehingga hal ini menyulitkan penerapannya. Teori ini memandang manusia sebagai pengolah informasi yang akan dipelajari, pemikir, dan pencipta. Sehingga diasumsikan manusia mampu mengolah, menyimpan, dan mengorganisasikan informasi.

    Teori belajar pemrosesan informasi mendeskripsikan tindakan belajar merupakan proses internal yang mencakup beberapa tahapan. Sembilan tahapan dalam peristiwa pembelajaran sebagai cara-cara eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam kegiatan belajar adalah : 1. Menarik perhatian 2. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa 3. Merangsang ingatan pada pra syarat belajar 4. Menyajikan bahan peransang 5. Memberikan bimbingan belajar 6. Mendorong unjuk kerja 7. Memberikan balikan informative 8. Menilai unjuk kerja 9. Meningkatkan retensi dan alih belajar Keunggulan strategi pembelajaran yang berpijak pada teori pemrosesan informasi :    a. Cara berpikir yang berorientasi pada proses leboh menonjol    b. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek    c. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap    d. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai    e. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya    f. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai irama masing-masing individu Kelebihan Teori Sibernetik

    1. Cara berfikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.
    2. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis.
    3. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap.
    4. Adanya keterarahan seluruh kegiatan kepada tujuan yang ingin dicapai.
    5. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya.
    6. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu
    7. Balikan informative memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.

    Kelemahan Teori Sibernetik 

    Teori ini dikritik karena lebih menekankan pada sistem informasi yang dipelajari, dan kurang memperhatikan bagaimana proses belajar.

    Penerapan teori sibernetik dalam pembelajaran penjas yaitu siswa akan diajak untuk berperilaku cerdas, hal ini dalam arti siswa akan memperoleh informasi penjas bukan hanya dari guru penjas saja, melainkan dapat dari sumber lain. Misalkan saja dalam pembelajaran penjas materi ajarnya adalah atletik ( lempar cakram ), siswa tidak hanya disuruh praktek melempar cakram saja, melainkan bisa diawali dengan melihat video lempar cakram yang dilakukan oleh seorang profesional. Hal ini tentunya akan meningkatkan pemahaman siswa untuk dapat menganalisis gerakan yang baik untuk dipraktekan.

  • Kisah Nabi Yunus AS – Ditelan Ikan Paus

    Nabi Yunus AS

    Nabi Yunus Alaihissalam adalah nabi yang sekaligus rasul yang diutus oleh Allah untuk menghadapi penduduk Ninawa, yakni sebuah kampung di daerah Mosul, Irak. Nabi Yunus meninggalkan kaumnya yang tidak mau beriman dalam keadaan marah, sehingga Allah memberikan peringatan kepadanya dengan ditelan oleh seekor ikan yang bernama Nun. Setelah beberapa waktu akhirnya nabi nun mohon ampunan Allah, kemudian dengan pertolongan Allah nabi Yunus dimuntahkan oleh ikan Nun ke dartan untuk dikembalikan kepada umatnya.

    Dakwah Nabi Yunus kepada penduduk Ninawa

    Penduduk Ninawa dihuni oleh kaum yang berpaling dari jalan Allah yang lurus, mereka menyembah patung dan berhala. Allah Subhanahu wa Ta’ala ingin memberikan petunjuk kepada mereka dan mengembalikan mereka ke jalan yang lurus, maka Dia mengutus Nabi Yunus ‘alaihissalam untuk mengajak mereka beriman dan meninggalkan sesembahan selain Allah ‘Azza wa Jalla.

    Ajakan nabi Yunus kepada umatnya untuk beriman kepada Allah ditolak penduduk Niwana, dan tetap memilih menyembah patung dan berhala. Mereka lebih memilih kekafiran dan kesesatan daripada keimanan dan petunjuk, mereka mendustakan Nabi Yunus ‘alaihissalam, mengolok-olok dan menghinanya. Maka Nabi Yunus pun marah kepada kaumnya dan tidak berharap lagi terhadap keimanan mereka.

    Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mewahyukan kepada Yunus untuk memberitahukan kaumnya, bahwa Allah akan mengadzab mereka karena sikap mereka itu setelah berlalu tiga hari. Lalu Nabi Yunus menyampaikan perihal adzab itu kepada kaumnya dan mengancam kaumnya dengan adzab Allah, kemudian ia pergi meninggalkan mereka.

    Umat nabi Yunus ‘alaihissalam betaubat

    Ketika itu, kaum Yunus telah mengetahui, bahwa Nabi Yunus telah pergi meninggalkan mereka sehingga mereka yakin adzab akan turun dan bahwa Yunus adalah seorang nabi, maka mereka segera bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kembali kepada-Nya, dan menyesali sikap mereka.

    Ketika itu, kaum lelaki, wanita, dan anak-anak menangis karena takut adzab menimpa mereka, dan mereka berdoa dengan suara keras kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar adzab itu diangkat dari mereka. Saat Allah melihat jujurnya taubat mereka, maka Dia menghilangkan adzab itu dari mereka serta menjauhkannya. Allah Ta’ala berfirman,

    “Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka adzab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu.” (QS. Yunus: 98)

    Nabi Yunus meninggalkan umatnya lalu ditelan ikan besar

    Setelah peristiwa itu, Yunus tetap meninggalkan kampung kaumnya karena marah padahal Allah belum mengizinkannya, maka Yunus pergi ke tepi laut dan menaiki kapal. Pada saat Yunus berada di atas kapal, maka ombak laut menjadi dahsyat, angin menjadi kencang dan membuat kapal menjadi oleng hingga hampir saja tenggelam.

    Oleh ketika itu, kapal yang ditumpangi membawa barang-barang yang berat, lalu sebagiannya dilempar ke laut untuk meringankan beban. Tetapi ternyata, kapal itu tetap saja oleng hampir tenggelam, maka para penumpangnya bermusyawarah untuk meringankan beban kapal dengan melempar seseorang ke laut, maka mereka melakukan undian dan ternyata undian itu jatuh kepada diri Yunus, tetapi mereka tidak mau jika Yunus harus terjun ke laut, maka undian pun diulangi lagi, dan ternyata jatuh kepada Yunus lagi, hingga undian itu dilakukan sebanyak tiga kali dan hasilnya tetap sama. Maka Yunus bangkit dan melepas bajunya, kemudian melempar dirinya ke laut.

    Pada saat yang bersamaan, Allah telah mengirimkan ikan besar kepadanya dan mengilhamkan kepadanya untuk menelan Yunus dengan tidak merobek dagingnya atau mematahkan tulangnya, maka ikan itu melakukannya. Ia menelan Nabi Yunus ke dalam perutnya tanpa mematahkan tulang dan merobek dagingnya, dan Yunus pun tinggal di perut ikan itu dalam beberapa waktu dan dibawa mengarungi lautan oleh ikan itu. Ketika Yunus mendengar ucapan tasbih dari kerikil di bawah laut, maka di kegelapan itu Yunus berdoa, hal ini sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala,

    “Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, “Bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.”–Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al Anbiyaa’: 87-88)

    Nabi Yunus ‘alaihissalam dikeluarkan dari perut ikan

    Setelah Nabi Yunus ‘alaihissalam berdo’a, kemudian Allah memerintahkan ikan itu memuntahkan Yunus ke pinggir pantai, lalu Allah tumbuhkan di sana sebuah pohon sejenis labu yang memiliki daun yang lebat yang dapat menaungi Nabi Yunus dan menjaganya dari panas terik matahari. Allah Ta’ala berfirman,

    “Kemudian Kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.– Dan Kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu.” (QS. ash-Shaaffaat: 145-146)

    Ketika Yunus dimuntahkan dari perut ikan. Lalu Allah menumbuhkan pohon sejenis labu, dimana ia dapat berteduh dengannya dan makan darinya. Selanjutnya pohon itu kering, lalu Yunus menangis karena keringnya pohon itu. Kemudian Allah berfirman kepadanya, “Apakah kamu menangis karena pohon itu kering. Namun kamu tidak menangis karena seratus ribu orang atau lebih yang ingin engkau binasakan.”

    Selanjutnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Yunus agar kembali kepada kaumnya untuk memberitahukan mereka, bahwa Allah Ta’ala telah menerima taubat mereka dan telah ridha kepada mereka. Maka Nabi Yunus ‘alaihissalam melaksanakan perintah itu, ia pergi mendatangi kaumnya dan memberitahukan kepada mereka wahyu yang diterimanya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

    Kaumnya pun telah beriman dan Allah memberikan berkah kepada harta dan anak-anak mereka, sebagaimana yang diterangkan Allah dalam firman-Nya,

    “Dan Kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih.–Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu.” (QS. ash-Shaaffaat: 147-148)

    Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallamjuga memuji Nabi Yunus ‘alaihissalam dalam sabdanya,
    لاَ يَنْبَغِي لِعَبْدٍ أَنْ يَقُولَ: أَنَا خَيْرٌ مِنْ يُونُسَ بْنِ مَتَّى
    “Tidak layak bagi seorang hamba mengatakan, “Saya (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) lebih baik daripada Yunus bin Mata.” (Muttafaq ‘alaih)

    Beliau mengucapkan demikian karena tawadhunya. Ada pula yang berpendapat, bahwa beliau mengucapkan demikian karena sebelumnya tidak mengetahui bahwa dirinya lebih utama di atas para nabi yang lain. Ada pula yang berpendapat, bahwa beliau mengucapkan demikian untuk menghindari adanya sikap orang bodoh yang merendahkan martabat Nabi Yunus karena kisah yang disebutkan dalam Alquran, wallahu a’lam.

    Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji Nabi Yunus‘ailaihissalam dalam Alquran, Dia berfirman,
    “Dan Ismail, Alyasa’, Yunus, dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan derajatnya di atas umat (di masanya).” (QS. Al An’aam: 86)

  • Kisah Nabi Zakariyya AS – Penjaga Baitulmakdis

    Nabi Zakariyya AS

    Nabi Zakaria ‘alaihissalam adalah nabi dan rasul yang diutus di kalangan Bani Israil. Kepada kaumnya, Zakaria mengajarkan isi Kitab Taurat. Ia merupakan keturunan Nabi Sulaiman a.s. Zakaria juga diberi tugas oleh Allah Swt. untuk memelihara dan mendidik keponakannya, Maryam binti Imran. Kisah Nabi Zakaria cukup banyak diceritakan dalam Al- Qur’an. Nama Zakaria disebut sebanyak tiga belas kali.

    Nabi Zakaria ‘alaihissalam merawat Maryam binti Imran

    Zakaria ditunjuk menjadi wali yang bertanggung jawab untuk memelihara dan mendidik Maryam. Sejak Maryam lahir, ayahnya sudah meninggal dan Maryam diserahkan ke Baitulmakdis untuk mengabdi kepada Allah Swt., sebagai nazar dari ibunya. Zakaria menempatkannya di sebuah kamar di Baitulmakdis. Di situlah Zakaria merasakan bahwa Maryam memiliki keistimewaan setelah menemukan makanan di mihrab tempat Maryam beribadah.

    Do’a nabi Zakaria alaihissalam agar diberi keturunan

    Zakaria sangat menginginkan seorang anak untuk melanjutkan tugas dakwahnya. Namun hingga berusia 90 tahun, ia dan istrinya, Isya, belum juga dikaruniai seorang anak yang diharapkan. Hasrat untuk memiliki anak semakin kuat, ketika saudara perempuan Isya, Hannah, yang merupakan istri Imran, melahirkan anak perempuan bernama Maryam.

    Setiap hari Zakaria tekun beribadah dan berdoa agar Allah Swt. memberinya seorang anak yang kemudian dinamai Yahya. Zakaria berdoa kepada Allah dengan suara yang lembut. seperti yang dikisahkan dalam Al Qur’an surat Maryam, yang artinya,

    1. Zakaria berkata, Hai Tuhanku, sesungguhnya telah lemah tulangku dan telah penuh uban di kepalaku, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau ya Tuhanku.
    2. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawali (pewaris) di belakangku padahal isteriku mandul, maka berilah aku keturunan seorang pewaris (anak-anak laki- laki) dari sisi-Mu.
    3. Yang akan mewarisiku dan mewarisi keluarga Yaqub dan jadikanlah dia, ya Tuhanku seorang yang diridhai.
    4. (Allah berfirman), Hai Zakaria, sesungguhnya Kami menggembirakan engkau dengan seorang anak namanya Yahya. Belum pernah Kami memberikan nama seperti itu sebelumnya.

    Allah Swt. mengabulkan doa Zakaria. Namun ia masih bertanya, bagaimana ia bisa mempunyai seorang anak, sedangkan ia sudah tua dan istrinya mandul. Zakaria kemudian memohon agar Allah memberi suatu tanda.

    1. Berkata (Zakaria), Hai Tuhanku, bagaimana aku bisa memperoleh seorang anak, sedang isteriku mandul dan sungguh aku sudah mencapai usia yang sangat tua.
    2. Allah berfirman, Demikianlah. Tuhanmu berfirman, Hal itu mudah bagi-Ku sungguh Aku telah menciptakanmu dahulu, sedang engkau belum jadi sesuatu.

    Tanda kelahiran Yahya

    1. Zakaria berkata, Hai Tuhanku, adakanlah bagiku suatu tanda. Allah berfirman, Tanda untukmu ialah bahwa engkau tidak berbicara kepada manusia tiga malam, sedang engkau dalam keadaan sehat.

    Kelahiran Yahya juga tercantum dalam Al Qur’an surat Ali Imran berikut ini:

    Sebelum kelahiran Yahya, Zakaria sudah diberitahu mengenai putranya yang akan membenarkan firman Allah Swt. mengenai kedatangan Nabi Isa. Di kemudian hari Yahya membenarkan risalah yang dibawa nabi Isa.

    Qur’an Surat Ali Imran

    1. Di sinilah Zakaria berdo’a kepada Tuhannya, katanya: “Wahai Tuhanku! Aku mohon Karunia-Mu, berilah aku seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar do’a “
    2. Kemudian Malaikat memanggil Zakaria, ketika ia sedang berdiri Shalat dimihrab itu. Katanya: “Sungguh Allah menyampaikan berita gembira kepadamu dengan dikarunia-Nya kamu dengan seorang anak yang bernama Yahya, yang akan mengakui kerasulan Isa yang dilahirkan dengan kalimat-Cipta”

    maksud dari Kalimat Cipta pada ayat 39 ialah: Nabi Isa yang dilahirkan dengan firman-Nya: “Kun! Jadilah!” Tanpa bapak. Sedangkan Orang Suci adalah orang yang dapat menahan hawa nafsu yang menjurus kepada kejahatan.

    1. Kata Zakaria: “Wahai Tuhanku! bagaimana aku akan memperoleh anak. Sedang aku sudah tua begin, lagipula isteriku mandul?” Firman-Nya: “Begitulah Allah berbuat menurut kehendak-Nya.”
    2. Kata Zakaria: “Wahai Tuhanku! Aku Mohon diberi tandanya! Allah berfirman: “Tandanya Ialah engkau tidak akan dapat bercakap-cakap dengan manusia lain selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Karena itu hendaklah engkau banyak-banyak memuja Tuhanmu dan bertasbihlah pagi dan petang!”

    Zakaria dan istrinya dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Yahya. Nama tersebut merupakan pemberian langsung dari Allah Swt. dan sebelumnya Allah Swt. belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan Yahya (Al Qur’an surat Maryam:7). Kelak anak Zakaria inilah yang akan membenarkan firman Allah tentang kedatangan Nabi Isa alaihissalam.

    Akhir hidup Nabi Zakaria ‘alaihissalam

    Banyak yang mengisahkan kematian nabi Zakaria yang tragis, yakni mati dengan digergaji, cerita tersebut adalah karangan orang-orang di luar islam, mana mungkin seorang nabi berakhir seperti itu.

    Cara kematian tersebut adalah sesuatu yang mustahil, karena Zakaria adalah seorang Nabi yang dijaga dan dilindungi Allah swt dan berita tersebut adalah berasal dari israiliyat dan sebagaimana kebiasaan orang-orang israil adalah ingin merendahkan dan mengecilkan para nabi Allah swt.

    Namun demikian yang pasti bahwa didalam kisah-kisah para Nabi dengan segala keunikan dan kesabaran mereka semua—termasuk kisah Nabi Zakaria—didalam memikul beban kenabian sebagai pelita umat-umatnya ada banyak pelajaran yang bisa diambil oleh manusia, sebagaimana firman Allah swt :

    Atinya : “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf : 111)

    Diantara hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari mereka adalah kesabaran mereka dalam mengemban amanah risalah dan da’wah, kesabaran terhadap perlakuan buruk kaumnya ketika mendengar da’wah mereka, kesabaran untuk tidak tergoda oleh berbagai tarikan-tarikan dunia yang dapat menyimpangkan mereka dari jalan risalah dan da’wah serta sifat-sifat mulia lainnya yang ada didalam diri orang-orang mulia itu.

    Tentunya Allah swt juga senantiasa memberikan pertolongan dan bantuan-Nya kepada mereka semua ketika mendapatkan kesulitan didalam menyampaikan risalah-risalah-Nya yang hal itu sudah menjadi janji-Nya kepada mereka sebagaimana firman-Nya :

    Artinya : “Sesungguhnya kami menolong rasul-rasul kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).” (QS. Ghofir : 51 – 52)

    Bagaimana Allah menolong para Rasul dan Nabi-Nya serta orang-orang yang bersamanya? tentunya Allah swt lebih mengetahui hal ini, karena ditangan-Nya lah segala kebaikan dan Dia-lah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Sementara manusia hanya dituntut untuk bisa mengambil pelajaran dari kisah-kisah kepahlawanan mereka dan menghiasi kehidupannya dengan itu semua.

  • Kisah Nabis Yahya AS – Penyayang Mahluk Hidup

    Nabi Yahya ‘alaihissalam adalah nabi Islam yang ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Ia adalah putra satu-satunya nabi Zakaria ‘alaihissalam yang dIlahirkan saat orang tuanya sudah berusia lanjut. Ibunya yang bernama Isya adalah saudara perempuan Hannah yang merupakan istri Imran dan ibu dari Maryam. Sejak usia dini Yahya sudah diajari dan hafal ajaran- ajaran yang terkandung dalam kitab Taurat. Nabi Yahya hidup sekitar sekitar 1 SM – 31 SM.

    Ia membantu ayahnya berdakwah dengan mengingatkan kaumnya dan para pemimpin Bani Israil yang melanggar hukum Taurat. Nama Yahya merupakan pemberian langsung dari Allah Swt. Nama itu belum pernah digunakan sebelumnya, hal tersebut tercantum dalam Al Qur’an surat Maryam ayat 7.

    Keshalehan Nabi Yahya sudah terlihat sejak maa anak-anak, Abdullah bin al Mubarok mengatakan : Ma’mar mengatakan bahwa suatu ketika ada seorang anak yang mengatakan kepada Yahya bin Zakaria,”Mari kita bermain bersama.” Lalu Yahya menjawab,”Sesunguhnya kita diciptakan bukan untuk bermain.”, ada yang mengatakan bahwa ini adalah maksud dari firman Allah swt :

    يَا يَحْيَى خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ وَآتَيْنَاهُ الْحُكْمَ صَبِيًّا

    Artinya : “Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak.” (QS. Maryam : 12)

    Kelahiran

    Nabi Yahya lahir saat Nabi Zakaria sedah lanjut usia, sehingga beliau berdo’a agar diberi keturunan oleh Allah. Kisahnya terdapat dalam AlQur’an berikut ini’

    Qur’an surat Maryam

    1. Zakaria berkata, Hai Tuhanku, sesungguhnya telah lemah tulangku dan telah penuh uban di kepalaku, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau ya Tuhanku.
    2. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawali (pewaris) di belakangku padahal isteriku mandul, maka berilah aku keturunan seorang pewaris (anak-anak laki- laki) dari sisi-Mu.
    3. Yang akan mewarisiku dan mewarisi keluarga Yaqub dan jadikanlah dia, ya Tuhanku seorang yang diridhai.
    4. (Allah berfirman), Hai Zakaria, sesungguhnya Kami menggembirakan engkau dengan seorang anak namanya Yahya. Belum pernah Kami memberikan nama seperti itu sebelumnya.
    5. Berkata (Zakaria), Hai Tuhanku, bagaimana aku bisa memperoleh seorang anak, sedang isteriku mandul dan sungguh aku sudah mencapai usia yang sangat tua.
    6. Allah berfirman, Demikianlah. Tuhanmu berfirman, Hal itu mudah bagi-Ku sungguh Aku telah menciptakanmu dahulu, sedang engkau belum jadi sesuatu.
      10.Zakaria berkata, Hai Tuhanku, adakanlah bagiku suatu tanda. Allah berfirman, Tanda untukmu ialah bahwa engkau tidak berbicara kepada manusia tiga malam, sedang engkau dalam keadaan sehat.

    Sebelum kelahiran Yahya, Zakaria sudah diberitahu mengenai putranya yang akan membenarkan firman Allah Swt. mengenai kedatangan Nabi Isa. Di kemudian hari Yahya membenarkan risalah yang dibawa nabi Isa.

    Qur’an Surat Ali Imran

    1. Di sinilah Zakaria berdo’a kepada Tuhannya, katanya: “Wahai Tuhanku! Aku mohon Karunia-Mu, berilah aku seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar do’a “
    2. Kemudian Malaikat memanggil Zakaria, ketika ia sedang berdiri Shalat dimihrab itu. Katanya: “Sungguh Allah menyampaikan berita gembira kepadamu dengan dikarunia-Nya kamu dengan seorang anak yang bernama Yahya, yang akan mengakui kerasulan Isa yang dilahirkan dengan kalimat-Cipta”

    Maksud dari Kalimat Cipta pada ayat 39 ialah: Nabi Isa yang dilahirkan dengan firman-Nya: “Kun! Jadilah!” Tanpa bapak. Sedangkan Orang Suci adalah orang yang dapat menahan hawa nafsu yang menjurus kepada kejahatan.

    1. Kata Zakaria: “Wahai Tuhanku! bagaimana aku akan memperoleh anak. Sedang aku sudah tua begin, lagipula isteriku mandul?” Firman-Nya: “Begitulah Allah berbuat menurut kehendak-Nya.
    2. Kata Zakaria: “Wahai Tuhanku! Aku Mohon diberi tandanya! Allah berfirman: “Tandanya Ialah engkau tidak akan dapat bercakap-cakap dengan manusia lain selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Karena itu hendaklah engkau banyak-banyak memuja Tuhanmu dan bertasbihlah pagi dan petang!”

    Sifat-sifat utama yang dikaruniakan Allah kepada nabi Yahya ‘alaihissalam

    Terdapat beberapa sifat-sifat kebaikan yang diperoleh nabi Yahya ‘alaihissalam dari Allah subhanahu wata’ala. Diantaranya adalah dengan diberikannya kitab torat, diberikan ilmu hikmat sejak kecil (maksudnya, Yahya dianugerahi ilmu agama dan cepat menerima kebaikan), kasih sayang terhadap manusia, suci dari noda dosa, bertaqwa, tidak sombong dan durhaka, berikut ini penjelasannya dalam Al Qur’an:

    Qur’an surat Maryam

    1. “Hai Yahya! Peganglah teguh-teguh ajaran kitab Torat ini!”. Selanjutnya Kami anugerahkan kepadanya ilmu hikmat selagi ia masih kecil,
    2. dan rasa kasih sayang dari Kami terhadap sesama manusia, suci dari noda dan dosa, dan iapun bertaqwa,
    3. serta berbakti kepada orang tuanya, lagi pula ia tidak sombong dan durhaka.
    4. Ucapan selamat dari Tuhan kepadanya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal-dunia, serta pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.”

    Akhir hidup Nabi Yahya ‘alaihissalam

    Banyak yang mengisahkan kematian Nabi Yahya ‘alaihissalam yang sangat tragis, diantaranya dipenggal lehernya. Hal itu sama sekali tidak terdapat dalam Al Qur’an, dan bagaimana mungkin seorang nabi berakhir dengan tanpa diselamatkan oleh Allah.

    Pembunuhan yang dialami Nabi Yahya adalah sesuatu yang mustahil, karena Yahya adalah seorang Nabi yang dijaga dan dilindungi Allah swt dan berita tersebut adalah berasal dari israiliyat dan sebagaimana kebiasaan orang-orang israil adalah ingin merendahkan dan mengecilkan para nabi Allah swt.

    Namun demikian yang pasti bahwa didalam kisah-kisah para Nabi dengan segala keunikan dan kesabaran mereka semua—termasuk kisah Nabi Yahya—didalam memikul beban kenabian sebagai pelita umat-umatnya ada banyak pelajaran yang bisa diambil oleh manusia, sebagaimana firman Allah swt :

    Atinya : “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf : 111)

    Diantara hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari mereka adalah kesabaran mereka dalam mengemban amanah risalah dan da’wah, kesabaran terhadap perlakuan buruk kaumnya ketika mendengar da’wah mereka, kesabaran untuk tidak tergoda oleh berbagai tarikan-tarikan dunia yang dapat menyimpangkan mereka dari jalan risalah dan da’wah serta sifat-sifat mulia lainnya yang ada didalam diri orang-orang mulia itu.

    Tentunya Allah swt juga senantiasa memberikan pertolongan dan bantuan-Nya kepada mereka semua ketika mendapatkan kesulitan didalam menyampaikan risalah-risalah-Nya yang hal itu sudah menjadi janji-Nya kepada mereka sebagaimana firman-Nya :

    Artinya : “Sesungguhnya kami menolong rasul-rasul kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat).” (QS. Ghofir : 51 – 52)

    Bagaimana Allah menolong para Rasul dan Nabi-Nya serta orang-orang yang bersamanya? tentunya Allah swt lebih mengetahui hal ini, karena ditangan-Nya lah segala kebaikan dan Dia-lah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Sementara manusia hanya dituntut untuk bisa mengambil pelajaran dari kisah-kisah kepahlawanan mereka dan menghiasi kehidupannya dengan itu semua.

  • Kisah Nabi Isa AS – Nabi yang Diangkat ke Langit

    Nabi Isa AS

    Nabi Isa ‘alaihissalam (sekitar 1 – 32M) adalah nabi dan rasul dalam agama Islam yang merupakan salah satu dari Ulul Azmi. Dalam Al-Qur’an, ia disebut Isa bin Maryam atau Isa almasih. Ia diangkat menjadi nabi pada tahun 29 M dan ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina dengan kitabya yakni Injil.

    Al-Hawâriyyûn (Pengikut)

    Dalam berdakwah, nabi Isa as didampingi para pengikutnya yang disebut al-Hawâriyyûn, yang jumlahnya 12 orang, sesuai dengan jumlah suku (sibith) Bani Israil, sehingga masing-masing hawari ini ditugaskan untuk menyampaikan risalah Injil bagi masing-masing suku Bani Israil. Namun nama-nama hawari tersebut tidaklah disebutkan di dalam Al-Quran. Kisah para sahabat Isa ini terdapat dalam surat Al-Mâ’idah: 111-115 dan surat Ãli-‘Imrân: 52. Dalam surat tsb diceritakan bahwa al-Hawâriyyûn meminta Isa untuk menurunkan makanan dari langit. Nama surat Al-Maidah yang berarti makanan diambil karena mengandung kisah ini. Kejadian turunnya makanan dari langit ini makin menambah ketebalan iman para pengikut Isa

    Namanya disebutkan sebanyak 25 kali di dalam Al-Quran. Cerita tentang Isa kemudian berlanjut dengan pengangkatannya sebagai utusan Allah, penolakan oleh Bani Israildan berakhir dengan pengangkatan dirinya ke surga.

    Riwayat Kelahiran

    Kisah kelahiran Isa berawal dari dari Maryam binti Imran. Sejak Maryam lahir, ayahnya sudah meninggal, lalu ia dirawat oleh nabi Zakaria. Maryam mengasingkan diri dari sanak keluarga ke suatu tempat sebelah timur Baitul Maqdis untuk beribadat.

    Pilihan Allah terhadap Maryam Al Qur’an surat Ali-Imran 42-44:

    1. Dan ingatlah ketika malaikat berkata kepada Maryam: “Sesungguhnya Allah telah memilihmu, menyucikanmu dan melebihkanmu atas wanita-wanita lainnya di dunia.
    2. “Hai Maryam! patuhlah kepada Tuhanmu, sujud dan rukulah bersama orang-orang yang rukuk”.
    3. Yang Kami ceritakan itu, adaqlah sebagian berita gaib yang Kami wahyukan kepadamu Muhammad. Padahal kamu tidak berada dekat mereka ketika mereka mengadakan undian dengan anak-anak panahnya untuk menentukan siapa yang patut mengasuh Maryam. Dan tidak pula kamu berada dekat mereka ketika mereka berebut-rebutan untuk maksud yang sama.

    Dalam ibadahnya, Maryam memasang tabir untuk menutupinya dari dunia luar. Saat itulah datang di hadapannya malaikat Jibril untuk menyampaikan berita dari Allah bahwa Maryam akan diberi seorang anak yang suci.

    Maryam bingung karena dirinya belum disentuh sekalipun oleh laki-laki, Jibril menerangkan bahwa hal tersebut adalah perkara mudah bagi Allah, sebagai bukti kekuasaan Allah, dan merupakan hal yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kemudian Maryam hamil dan pergi mengasingkan diri ke suatu tempat yang jauh.

    Kisah kehamilan Maryam dalam Al Qur’an surat Maryam 16-22:

    1. Bacakanlah hai rasul kisah Maryam yang tersebut dalam Al Qur’an ini, ketika ia mengasingkan diri dari sanak keluarganya ke suatu tempat sebelah timur Baitul Maqdis untuk beribadat.
    2. Dipasangnya tabir untuk menutupinya dari dunia luar. Maka Kami utus Jibril utusan kami kepadanya yang menjelma di hadapannya sebagai manusia dengan perawakan seutuhnya.
    3. Dia merasa kaget lalu berkata: “Aku berlindung kepada Tuhan yang Maha Pengasih terhadapmu sekiranya kamu hendak mendapatkan dari aku apa yang diharamkam Allah kepadamu, jika kamu orang yang taqwa!”
    4. Jibril menjawab: “Aku ini utusan Tuhanmu untuk memberikan seorang anak yang suci kepadamu”
    5. Maryam bertanya: “Bagaimana aku dapat beroleh anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun, lagipula aku bukan wanita tuna-susila”
    6. Jibril menjawab: “Ya begitulah! Tuhanmu berfirman: “itu perkara mudah bagi-Ku! Kami lakukan itu untuk Kami jadikan bukti kepada manusia atas kekuasaan Kami, dan sekaligus sebagai rahmat pula dari Kami. Peristiwa itu adalah hal yang sudah ditetapkan lebih dahulu dalam ilmu Tuhan yang azaly”
    7. Maka Maryam pun Hamil. Lalu ia mengasingkan diri dengan kandungannya ke tempat yang jauh.

    Saat Maryam merasakan akan melahirkan ia bersandar pada sebuah pohon kurma, lalu lahirlah Isa. Isa yang baru saja lahir sudah dapat berbicara, ia membesarkan hati ibunya dengan mengatakan bahwa Allah telah menjadikan seorang anak yang mulia yang lahir dari rahim Maryam. Lalu Allah memerintahkan kepada Maryam supaya menggoyangkan sebuah pohon kurma agar berjatuhan buahnya untuk dimakan, serta bila ada orang yang menanyakan tentang persoalan anaknya, maka Maryam harus mengatakan bahwa ia sedang bernazar untuk berpuasa tidak berbicara kepada manusia manapun pada hari ini.

    Kisah kelahiran Isa dalam Al Qur’an surat Maryam 23-26:

    1. Lalu rasa sakit akan melahirkan memaksanya untuk bersandar pada pohon kurma. Dia mengeluh: “Wahai kiranya aku mati saja sebelum hal ini terjadi, dan peristiwaku ini menjadi hal yang dilupakan saja”.
    2. Lalu Isa memanggilnya dari bawah:”Janganlah bunda bersdih hati, karena Allah telah menjadikan seorang anak yang mulia di bawah tempatmu melahirkan.
    3. Rangkullah pohon kurma itu ke arahmu dan goyangkanlah, niscaya buahnya yang ranum akan berguguran kepadamu.
    4. Makanlah buahnya, dan minumlah sarinya, serta senagkanlah hatimu! Jika kau melihat seseorang manusia yang ingin menanyakan kepadamu, isyaratkanlah kepadanya: aku telah bernazar kepada Tuhan Yang Maha Pengasih akan berpuasa, tidak akan berbicara dengan manusia manapun pada hari ini

    Kemudian maryam membawa anaknya pulang ke kaumnya, namun kaumnya menyangka Maryam telah melakukan hal yang keji, dan menanyakan dari dari mana asal anaknya tersebut. Saat itu yang menjawab semua pertanyaan adalah Isa sendiri yang kala itu masih bayi, seperti yang dijelaskan dalam al Qur’an surat Maryam ayat 27 sampai 34

    Nabi isa berbicara kepada manusia saat bayi dalam Al Qur’an surat Maryam 27-33:

    1. lalu Maryam pulang kepada kaumnya sambil menggendong bayinya. kaumnya berkata: “Hai Maryam! kau telah melakukan perbuatan yang amat keji”
    2. Hai Yunda(Kakak perempuan) Harun! Bapakmu bukan laki-laki hidung belang, dan ibumu bukan pula wanita tuna susila, lalu bayimu itu dapat dari mana?”
    3. Lalu Maryam mengisyaratkan agar mereka berbicara dengan bayinya. Mereka bertanya: “bBagaimana kami kan berbicara dengan bayi yang masih dalam ayunan?”
    4. Sang bayi berkata: “Aku adalah seorang hamba Allah, Dia akan memberiku al Kitab, dan akan menjadikan aku seorang nabi,
    5. dan Dia akan menjadikan aku seorang yang berguna bagi umat manusia di manapun aku berada, dan diperintahkan-Nya aku mengerjakan shalat dan menunaikan jakat selama aku masih hidup, 32. Serta berbakti kepada ibuku. Sebaliknya Ia tidak menjadikan aku seorang yang sombong dan durhaka. 33. Semoga keselamatan dilimpahkan kepadaku pada hari aku dilahirkan dan pada hari aku diwafatkan serta pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.

    Orang-orang Yahudi dan Nasrani meragukan dan berbeda pendapat tentang Isa. Ada yang memandangnya sebagai Tuhan, dan ada pula yang memandangnya sebagai oknum yang ketiga dari Trinitas. sebenarnya mereka tidak tahu bahwa Allah tidak membutuhkan anak. Sekiranya Allah membutuhkan, tidak perlu mengutus Jibril kepada Maryam, tidak perlu melalui kehamilan, dan tidak perlu melalui kelahiran dan sebagainya, tapi cukup dengan sebuah kalimat-cipta: “KUN”

    Penegasan status Isa oleh Allah dalam Al Qur’an surat Maryam ayat 34-37:

    1. Itulah Isa putra Maryam menurut firman Kami yang sebenarnya. tapi mereka berbeda pendapat tentang kebenaran itu.
    2. Tiada layak bagi Allah mempunyai anak! Maha Suci Dia! Bilamana ia menghendaki sesuatu, Ia hanya berfirman ke[padanya: “KUN”, maka terjadilah ia menurut yang Dia kehendaki.
    3. Sesungguhnya Allah, adalah Tuhanku dan Tuhanmu , karena itu sembahlah Dia! inilah jalan yang lurus.
    4. namun beberapa golongan dari kaum Isa berbeda pendapattentang Isa. Celakalah orang-orang kafir itu saat menyaksikan siksa yang amat dahsyat pada Hari yang Agung(nama lain dari hari kiamat)

    Kisah Kelahiaran Nabi Isa dalam Al Qur’an surat Ali-Imran 45-47:

    1. Dan ingat pulalah ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam! Sesungguhnya Tuhan menyampaikan berita gembira dengan sebuah kata cipta(KUN) daripada-Nya namanya Almasih Isa bin Maryam, orang terhormat di dunia dan akhirat, termasuk orang-orang yang dekat kepada Allah.
    2. Dia dapat berbicara dengan orang lain selagi masih dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk orang baik-baik”.
    3. Kata Maryam: “Wahai Tuhanku! Bagaimana aku dapat memperoleh anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun?” Allah berfirman dengan perantaraan malaikat Jibril: “begitulah. Allah menciptakan apa yang Da kehendaki. Bila Dia menghendaki sesuatu, hanya tinggal mengucapkan “Kun!”. lalu terjadilah ia.

    Dakwah dan Mukjizat

    Allah mengajarkan kepada Nabi Isa menulis dan membaca, ilmu hikmat, Taurat dan Injil. Dan diangkat sebagai Rasul untuk kaum Bani Israil. Selain dapat berbicara saat dilahirkan, Allah memberikan mukjizat yakni Isa menjadikan burung yang hidup dari tanah liat, menyembuhkan orang buta, menyembuhkan penyakit sopak, menghidupkan orang mati, dan mengetahui makanan yang dimakan dan disimpan oleh seseorang.

    Nabi Isa membenarkan kitab Taurat yang datang sebelumnya, selain itu Allah juga memberikan kepadanya Kitab Injil. Nabi Isa menyampaikan kepada umatnya untuk bertaqwa dan menyembah Allah. Karena Allah adalah Tuhan Isa dan Tuhan seluruh manusia.

    Dakwah dan Mukjizat Nabi Isa dalam Al Qur’an surat Ali-Imran 48-51

    1. Dan Tuhan akan mengajarkan kepadanya menulis dan membaca, Torat dan Injil.
    2. Dan akan dijadikan-Nya sebagai Rasul untuk Bani Israil. Katanya: “Aku ini datang kepadamu membawa tanda muk-jizat dari Tuhanmu yaitu aku dapat membuat dari tanah liat ini rangka burung untuk kamu, kemudian aku tiup lalu ia menjadi seekor burung dengan ijin Allah. Dan aku sanggup menyembuhkan penyakit sopak, dan menghidupkan orang mati dengan izin Allah. Lagipula aku dapat memberitahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu masing-masing. Semua itu adalah menjadi tanda buat kamu, kalau kamu benar-benar beriman.
    3. Dan aku datang membenarkan kitab Torat yang datang lebih dahulu, dan untuk menghalalkan bagi kalian sebagian dari apa yang dahulu pernah diharamkan kepada Bani Israil dan aku datang dengan membawa mukjizat dari Tuhanmu dan taatlah kepadaku!
    4. Sesungguhnya Allah itu Tuhanku dan Tuhan kamu juga, sembahlah Dia! Inilah jalan yang lurus.”

    Isa tidak dibunuh ataupun disalib

    Dakwah nabi isa tidak dindahkan oleh kaum bani Israil, namun hanya diikuti oleh Kaum hawari, yakni murid-murid pilihan sebagai pengikut setia Isa yang mendampinginya siang dan malam. Seperti dalam Al Qur’an surat Ali-Imran ayat 52-55, selain diterangkan tentang kaum Hawari, di ayat tersebut diterangkan pula tentang Isa yang dimatikan secara wajar oleh Allah.

    Dalam Ali-Imran ayat 55 secara gamlang diterangkan bahwa Allah mematikan Isa secara wajar. Kata “tawaffa” yang menjadikan pokok dari kata “mutawaffiika” pada ayat ini, banyak sekali ditemukan dalam Al Qur’an. Semuanya bermakna mati secara wajar, bukan mati dibunuh atau disalib.

    Al Qur’an surat Ali-Imran ayat 52-55

    1. Setelah terasa oleh Isa keingkaran kaumnya, berkatalah ia: “Siapakah yang bersedia menjadi pembela-pembelaku untuk menegakkan agama Allah?” Sahabat-sahabatnya yang dinamakan kaum Hawari menjawab: “Kamilah pem,bela-pembela agama Allah, kami telah beriman kepada Allah. Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri.
    2. Wahai Tuhan kami! Kami telah beriman kepada Injil yang telah Engkau turunkan dan kami telah mengikuti Rasul Isa. Karena itu masukkanlah kami bersama orang-orang yang mengakui kerasulannya.”
    3. Lalu mereka kaum Yahudi mengadakan tipu muslihat mereka. Allahpun membalas tipu-muslihat mereka. Dan Allah yang paling ampuh tipu-muslihat-Nya.
    4. Ingatlah ketika Allah berfirman: “Hai Isa! Aku akan mematikan, dan mengangkat ruhmu di sisi-Ku, serta membersihkanmu dari tuduhan orang-orang yang kafir. Dan pengikut-pengikutmu akan aku jadikan lebih mulia daripada orang-orang kafir sampai pada hari kimat. Kemudian kepada-Kulah tempat kembalimu. nanti akn aku beri keputusan kepadamu tentang persoalan-persoalan yang kamu perselisihkan itu.”

    Kaum Yahudi membuat tuduhan yang keji kepada Maryam dan membuat fitnah seolah mereka telah membunuh Isa. Al-Qur’an menerangkan dalam surat An Nisaa’:157 bahwa Isa tidaklah dibunuh maupun disalib oleh orang-orang kafir. Adapun yang mereka salib adalah orang yang bentuk dan rupanya diserupakan oleh Allah seperti Isa.

    Al Qur’an surat An nisaa 156-157:

    1. Dan juga karena kekafiran mereka terhadap nabi Isa, juga karena tuduhan mereka terhadap maryam berupa tuduhan yang sangat keji.
    2. lagi pula karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.

    Muslim menyangkal adanya penyaliban dan kematian atas diri Isa ditangan musuhnya. Al-Qur’an menerangkan Yahudi mencari dan membunuh Isa, tetapi mereka tidak berhasil membunuh dan menyalibkannya. Isa diselamatkan oleh Allah dengan jalan diangkat ke tempat yang mulia dan ditempatkan disuatu tempat yang hanya Allah SWT yang tahu tentang hal ini. Al Qur’an menjelaskan tentang peristiwa penyelamatan ini.

    “Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya, dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (An Nisaa’:158)”

    Oarng -orang ahli kitab Yahudi dan Nasrani akan percaya penuh kepada kerasulan Isa tatkala ajalnya sudah dekat seperti yang diterangkan dalam surat An Nisaa’:159.

    Nabi Isa alaihissalam disebutkan dengan banyak nama di dalam Al-Quran. Sebutan yang paling umum adalah “Isa bin Maryam” (Isa putra Maryam), kadang-kadang diawali dengan julukan lain. Isa juga diakui sebagai seorang nabi dan utusan (rasul) Allah. Istilah wadjih (“patut dihargai dalam dunia ini dan selanjutnya”), mubarak (“diberkati” atau “sumber manfaat bagi orang lain”), `abd-Allah (hamba Allah) adalah semua yang digunakan dalam Al-Qur’an dalam memberikan nama/julukan kepada Isa.

    Isa adalah sebagai seorang nabi pendahulu Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihissalam, dan menyatakan bahwa setelah ia akan muncul seorang nabi terakhir, sebagai penutup dari para nabi utusan Tuhan. Hal ini berdasarkan dari ayat Al-Qur’an, di mana Isa menyatakan tentang seorang rasul yang akan muncul setelah dia, yang bernama Ahmad. Islam mengasosiasikan Ahmad sebagai Muhammad sebagai nabi dan Rasul terakhir, penutup seluruh nabi.

  • Kisah Nabi Adam AS – Manusia Pertama

    Daftar isi

    Nabi Adam AS

    Artikel “Nabi Adam as – Manusia Pertama di Bumi” adalah bagian dari seri “Kisah 25 Nabi dan Rasul Islam”

    AdamAdam (Ibrani: אָדָם; Arab:آدم, berarti tanah, manusia, atau cokelat muda) (sekitar5872-4942 SM) adalah manusia pertama yang diturunkan oleh Allah SWT ke bumi, bersama dengan istrinya yang bernama Hawa. Adam termasuk bagian dari 25 nabi yang ada di dalam Al Qur’an.

    Adam hidup selama 930 tahun setelah penciptaan (sekitar 3760-2830 SM), sedangkan Hawa lahir ketika Adam berusia 130 tahun. Al-Quran memuat kisah Adam dalam beberapa surat, di antaranya Al-Baqarah ayat 30-38 dan Al-A’raaf ayat 11-25. Anak-anak Adam dan Hawa dilahirkan secara kembar, yaitu, setiap bayi lelaki dilahirkan bersamaan dengan seorang bayi perempuan. Adam menikahkan anak lelakinya dengan anak gadisnya yang tidak sekembar dengannya.

    Menurut Ibnu Humayd, Ibnu Ishaq, dan Salamah anak-anak Adam adalah: Qabil dan Iqlima, Habil dan Labuda, Sith dan Azura, Ashut dan saudara perempuannya, Ayad dan saudara perempuannya, Balagh dan saudara perempuannya, Athati dan saudara perempuannya, Tawbah dan saudara perempuannya, Darabi dan saudara perempuannya, Hadaz dan saudara perempuannya, Yahus dan saudara perempuannya, Sandal dan saudara perempuannya, dan Baraq dan saudara perempuannya. Total keseluruhan anak Adam sejumlah 40.

    Wujud Adam

    Menurut hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Adam memiliki postur badan dengan ketinggian 60 hasta (kurang lebih 27,432 meter). Hal serupa diwayatkan pula oleh hadis Imam Muslim dan Imam Ahmad, namun dalam sanad yang berbeda.

    Sosok Adam digambarkan sangat beradab sekali, memiliki ilmu yang tinggi dan ia bukan makhluk purba. Ia berasal dari surga yang berperadaban maju. Turun ke muka bumi bisa sebagai manusia dari sebuah peradaban yang jauh lebih maju dan jauh lebih cerdas dari peradaban manusia sampai kapanpun, oleh karena itulah Allah menunjuknya sebagai khalifah (pemimpin) di muka bumi.

    Dalam gambarannya ia adalah makhluk yang teramat cerdas, sangat dimuliakan oleh Allah, memiliki kelebihan yang sempurna dibandingkan makhluk yang lain sebelumnya dan diciptakan dalam bentuk yang terbaik. Sesuai dengan Surah Al Israa ayat 70, yang berbunyi:

    “ …dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan (Al Israa’ 17:70) ”

    Dalam surah At-Tiin ayat 4 yang berbunyi: “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (At Tiin 95:4)”

    Menurut riwayat di dalam Al-Qur’an, ketika Nabi Adam as baru selesai diciptakan oleh Allah, seluruh malaikat bersujud kepadanya atas perintah Allah, lantaran kemuliaan dan kecerdasannya itu, menjadikannya makhluk yang punya derajat amat tinggi di tengah makhluk yang pernah ada. Sama sekali berbeda jauh dari gambaran manusia purba menurut Charles Darwin, yang digambarkan berjalan dengan empat kaki dan menjadi makhluk purba berpakaian seadanya.

    Makhluk sebelum Adam

    Mengenai penciptaan Adam sebagai khalifah di muka bumi diungkapkan dalam Al-Qur’an:

    “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di bumi”. Mereka bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): “Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah (berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-Mu?” Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (Al-Baqarah ayat 30)”

    Menurut syariat Islam, Adam tidak diciptakan di Bumi, tetapi diturunkan dimuka bumi sebagai manusia dan diangkat /ditunjuk Allah sebagai Khalifah (pemimpin/pengganti /penerus) di muka bumi atau sebagai makhluk pengganti yang tentunya ada makhluk lain yang di ganti, dengan kata lain adalah Adam ‘bukanlah makhluk berakal pertama’ yang memimpin di Bumi.

    Dalam Al-Quran disebutkan tiga jenis makhluk berakal yang diciptakan Allah yaitu manusia, jin, dan malaikat. Manusia dan Jin memiliki tujuan penciptaan yang sama oleh karena itu sama-sama memiliki akal yang dinamis dan nafsu namun hidup pada dimensi yang berbeda. Sedangkan malaikat hanya memiliki akal yang statis dan tidak memiliki nafsu karena tujuan penciptaanya sebagai pesuruh Allah. Tidak tertutup kemungkinan bahwa ada makhluk berakal lain selain ketiga makhluk ini.

    Dari ayat Al-Baqarah 30, banyak mengundang pertanyaan, siapakah makhluk yang berbuat kerusakan yang dimaksud oleh malaikat pada ayat di atas. Dalam Arkeologi, berdasarkan fosil yang ditemukan, memang ada makhluk lain sebelum manusia.

    Mereka nyaris seperti manusia, tetapi memiliki karakteristik yang primitif dan tidak berbudaya. Volume otak mereka lebih kecil dari manusia, oleh karena itu, kemampuan mereka berbicara sangat terbatas karena tidak banyak suara vowel yang mampu mereka bunyikan.

    Sebagai contoh Pithecanthropus Erectus memiliki volume otak sekitar 900 cc, sementara Homo sapiens memiliki volume otak di atas 1000 cc (otak kera maksimal sebesar 600 cc). Maka dari itu bisa diambil kesimpulan bahwa semenjak 20.000 tahun yang lalu, telah ada sosok makhluk yang memiliki kemampuan akal yang mendekati kemampuan berpikir manusia pada zaman sebelum kedatangan Adam.

    Surah Al Hijr ayat 27 berisi: “Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas. (Al Hijr 15:27)”

    Dari ayat ini, sebagian lain ulama berpendapat bahwa makhluk berakal yang dimaksud tidak lain adalah Jin seperti dalam kitab tafsir Ibnu Katsir mengatakan: “Yang dimaksud dengan makhluk sebelum Adam diciptakan adalah Jin yang suka berbuat kerusuhan.”

    Menurut salah seorang perawi hadits yang bernama Thawus al-Yamani, salah satu penghuni sekaligus penguasa/pemimpin di muka bumi adalah dari golongan jin. Walaupun begitu pendapat ini masih diragukan karena manusia dan jin hidup pada dimensi yang berbeda. Sehingga tidak mungkin manusia menjadi pengganti bagi Jin.

    Penciptaan Adam

    Setelah Allah SWT. menciptakan bumi, langit, dan malaikat, Allah berkehendak untuk menciptakan makhluk lain yang nantinya akan dipercaya menghuni, mengisi, serta memelihara bumi tempat tinggalnya. Saat Allah mengumumkan kepada paramalaikat akan kehendak-Nya untuk menciptakan manusia, mereka khawatir makhluk tersebut nantinya akan membangkang terhadap ketentuan-Nya dan melakukan kerusakan di muka bumi. Berkatalah para malaikat kepada Allah:

    “Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” (Q.S. Al-Baqarah 30)

    Allah kemudian berfirman untuk menghilangkan keraguan para malaikat-Nya: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah 30)

    Lalu Allah menciptakan Adam dari segumpal tanah liat yang kering dan lumpur hitam yang dibentuk sedemikian rupa. Setelah disempurnakan bentuknya, maka ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga ia dapat bergerak dan menjadi manusia yang sempurna.

    Kesombongan Iblis

    Saat semua makhluk penghuni surga bersujud menyaksikan keagungan Allah itu, hanya Iblis dari bangsa Jin yang membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah karena merasa dirinya lebih mulia, lebih utama, dan lebih agung dari Adam. Hal itu disebabkan karena Iblis merasa diciptakan dari unsur api, sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur. Kebanggaan akan asal usul menjadikannya sombong dan merasa enggan untuk bersujud menghormati Adam seperti para makhluk surga yang lain.

    Disebabkan oleh kesombongannya itulah, maka Allah menghukum Iblis dengan mengusirnya dari surga dan mengeluarkannya dari barisan para malaikat disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya hingga kiamat kelak. Disamping itu, ia telah dijamin sebagai penghuni neraka yang abadi.

    Iblis dengan sombong menerima hukuman itu dan ia hanya memohon kepada Allah untuk diberi kehidupan yang kekal hingga kiamat. Allah memperkenankan permohonannya itu. Iblis mengancam akan menyesatkan Adam sehingga ia terusir dari surga. Ia juga bersumpah akan membujuk anak cucunya dari segala arah untuk meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang sesat bersamanya. Allah kemudian berfirman bahwa setan tidak akan sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.

    Pengetahuan Adam

    Allah hendak menghilangkan anggapan rendah para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmat-Nya menunjuk Adam sebagai penguasa bumi, maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang berada di alam semesta, kemudian diperagakanlah benda-benda itu di depan para malaikat seraya, maka Allah memerintahkan malaikat untuk menyebutkan nama-nama benda. Para malaikat tidak sanggup menjawab firman Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengakui ketidaksanggupan mereka dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya.

    Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama benda itu kepada para malaikat dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka bahwa hanya Allah lah yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui segala sesuatu yang nampak maupun tidak nampak.

    Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki akal yang dinamis. Sedangkan malaikat hanya memiliki akal yang statis sehingga hanya mengetahui hal-hal yang diajarkan langsung oleh Allah saja.

    Adam menghuni surga

    Adam diberi kesempatan oleh Allah untuk tinggal di surga dulu sebelum diturukan ke Bumi. Allah menciptakan seorang pasangan untuk mendampinginya. Adam memberinya nama, Hawa. Menurut cerita para ulama, Hawa diciptakan oleh Allah dari salah satu tulang rusuk Adam sebelah kiri sewaktu beliau masih tidur sehingga saat beliau terjaga, Hawa sudah berada di sampingnya. Allah berfirman kepada Adam:

    “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (Q.S. Al-Baqarah 35)”

    Tipu daya Iblis

    Sesuai dengan ancaman yang diucapkan saat diusir oleh Allah dari surga akibat pembangkangannya, Iblis mulai berencana untuk menyesatkan Adam dan Hawa yang hidup bahagia di surga yang tenteram dan damai dengan menggoda mereka untuk mendekati pohon yang dilarang oleh Allah kepada mereka.

    Iblis menipu mereka dengan mengatakan bahwa mengapa Allah melarang mereka memakan buah terlarang itu karena mereka akan hidup kekal seperti Tuhan apabila memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam dan Hawa sehingga akhirnya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut. Jadilah mereka melanggar ketentuan Allah sehingga Dia menurunkan mereka ke bumi. Allah berfirman:

    “Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan. (Q.S. Al-Baqarah 36)”

    Mendengar firman Allah tersebut, sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh rayuan setan sehingga mendapat dosa besar karenanya. Mereka lalu bertaubat kepada Allah dan setelah taubat mereka diterima, Allah berfirman: “Turunlah kamu dari syurga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

    Adam dan Hawa turun ke bumi

    Adam dan Hawa kemudian diturunkan ke Bumi dan mempelajari cara hidup baru yang berbeda jauh dengan keadaan hidup di surga. Mereka harus menempuh kehidupan sementara dengan beragam suka dan duka sambil terus menghasilkan keturunan yang beraneka ragam bentuknya.

    Saat diturunkan ke muka bumi, adam dan Hawa ditempatkan pada daerah yang terpisah, Mereka akhirnya bertemu kembali di Jabal Rahmah di dekat Mekkah setelah 40 hari berpisah.

    Di bumi pasangan Adam dan Hawa bekerja keras mengembangkan keturunan. Keturunan pertama mereka ialah pasangan kembar Qabil dan Iqlima, kemudian pasangan kedua Habil dan Lubuda. Setelah keempat anaknya dewasa, Adam mendapat petunjuk agar menikahkan keempat anaknya secara bersilangan, Qabil dengan Lubuda, Habil dengan Iqlima.

    Namun Qabil menolak karena Iqlima jauh lebih cantik dari Labuda. Adam kemudian menyerahkan persolan ini kepada Allah dan Allah memerintahkan kedua putra Adam untuk berkurban. Siapa yang kurbannya diterima, ialah yang berhak memilih jodohnya.

    Untuk kurban itu, Habil mengambil seekor kambing yang paling disayangi di antara hewan peliharaannya, sedang Qabil mengambil sekarung gandum yang paling jelek dari yang dimilikinya. Allah menerima kurban dari Habil, dengan demikian Habil lebih berhak menentukan pilihannya.

    Kisah pembunuhan pertama oleh manusia

    Melihat kenyataan tersebut Qabil tidak terima, hingga suatu saat ia membunuh Habil, kisah ini diabadikan dalam Al qur an, agar menjadi pelajaran bagi umat manusia untuk tidak terperangkap dalam jebakan iblis.

    “Dan bacakanlah (wahai Muhammad) kepada mereka kisah (mengenai) dua orang anak Adam (Habil dan Qabil) yang berlaku dengan sebenarnya, yaitu ketika mereka berdua mempersembahkan satu persembahan korban (untuk mendampingkan diri kepada Allah). Lalu diterima korban salah seorang di antaranya (Habil), dan tidak diterima (korban) dari yang lain (Qabil). Berkata (Qabil):” Sesungguhnya aku akan membunuhmu!”. (Habil) menjawab: “Hanya Allah menerima (korban) dari orang-orang yang bertaqwa; (Al-Maidah 5:27)

    “Maka nafsu jahat (Qabil) mendorongnya membunuh saudaranya, lalu ia membunuhnya. Oleh itu jadilah dia dari golongan orang-orang yang rugi .(Al-Maidah 5:30)”

    “Kemudian Allah menghadirkan seekor burung gagak (menyuruhnya) mengorek-ngorek tanah supaya, diperlihatkan kepada (Qabil) bagaimana cara mengubur mayat saudaranya. (Qabil) berkata: “Wahai celakanya aku! Alangkah lemah serta bodohnya aku, aku tidak tahu berbuat seperti burung gagak ini, supaya aku dapat mengubur mayat saudaraku?”. Karana itu jadilah ia dari golongan orang-orang yang menyesal. (Al-Maidah 5:31)”

    Saat diturunkan ke bumi, Adam dan Hawa menghadapi cara hidup baru yang jauh berlainan dengan hidup di syurga yang pernah dialami dan yang tidak akan berulang kembali. Mereka harus menempuh hidup di dunia yang fana ini dengan suka dan dukanya dan akan menurunkan umat manusia yang beraneka ragam sifat dan tabiatnya berbeda-beda warna kulit dan kecerdasan otaknya.

    Umat manusia yang akan berkelompok-kelompok menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa di mana yang satu menjadi musuh yang lain saling bunuh-membunuh aniaya-menganianya dan tindas-menindas sehingga dari waktu ke waktu Allah mengutus nabi-nabi-Nya dan rasul-rasul-Nya memimpin hamba-hamba-Nya ke jalan yang lurus penuh damai kasih sayang di antara sesama manusia jalan yang menuju kepada ridha-Nya dan kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat.

  • Apa yang Dimaksud Pacaran Sehat dan Tidak Sehat

    Pacaran yang sehat dan yang tidak sehat itu bagaimana?

    Pacaran sehat menyenangkan dan bisa membuat kita menyukai diri kita sendiri. Kita bisa menjadi diri sendiri dengan pacar. Pacar kita tidak mengendalikan hidup kita, karena kita masih menjadi diri sendiri. Pacaran tidak sehat menyakiti harga diri kita. Kita tidak bisa menjadi diri sendiri dan kita merasa tertekan untuk melakukan sesuatu yang membuat kita tidak nyaman. Untuk bisa pacaran sehat, penting bagi kita untuk mengetahui siapa kita, apa yang kita mau dan apa yang membuat kita nyaman.

    Arti dari perilaku pacaran yang sehat dan bertanggung jawab itu seperti apa sih?

    Sehat
    Sehat secara fisik : berarti tahu bagaimana caranya agar tetap aman, yaitu dengan tidak tertular penyakit, tidak menyebabkan kehamilan sebelum menikah, tidak menyakiti dan merusak kesehatan orang lain.
    Sehat secara psikologis : percaya diri, menguasai informasi tentang kesehatan reproduksi, mampu berkomunikasi, mampu mengambil keputusan dengan mempertimbangkan segala risiko yang bakal dihadapi dan siap atas segala risiko dari keputusan yang diambilnya.
    Sehat secara sosial : mampu mepertimbangkan nilai-nilai sosial yang ada di sekitarnya dalam menampilkan perilaku tertentu, mampu menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan nilai dan norma yang diyakini.
    · Bertanggung jawab
    Menunjukkan adanya penghargaan baik terhadap diri sendiri maupun orang lain, mampu mengendalikan diri atau mengontrol diri, mempertahankan diri dari tekanan negatif yang diberikan oleh teman sebaya atau pacar, memahami konsekuensi tingkah laku dan siap menerima risiko tingkah lakunya.

    Tips pacaran yang sehat dan bertanggung jawab?
    · saling terbuka, mau berbagi pikiran dan perasaan secara terbuka, jujur dan mau berterus terang terhadap perasaan dan tingkah laku, dengan syarat satu sama lain mau menerima kritikan, menerima saran dan mau berkompromi
    · menerima pasangan apa adanya dilandasi oleh rasa sayang, menerima pasangan tanpa ada keinginan untuk merubahnya, memahami pasangan dengan tidak menuntut sesuatu yang berada di luar kemampuannya
    · saling menyesuaikan perbedaan yang ada diantara pasangan
    · mutual respect, yaitu saling menghargai satu sama lain dalam posisi yang setara
    · bertujuan, memiliki tujuan jangka panjang untuk menyiapkan diri menuju pernikahan, untuk saling mengenal dan memahami perasaan, kebutuhan, karakter, kebiasaan, latar belakang dan sebagainya sehingga bisa tercapai hubungan yang harmonis dan saling membangun
    · tidak melibatkan aktivitas seksual yang tidak aman

    Dampak pacaran bagi remaja?

    Pacaran dalam kehidupan remaja memiliki dampak positif dan negatif :
    · prestasi sekolah : pacaran bisa menyebabkan prestasi sekolah menurun atau meningkat
    · pergaulan sosial : pergaulan sosial dengan teman sebaya di sekitarnya bisa menjadi meluas atau menyempit
    · hubungan dengan keluarga : hubungan dengan keluarga biasanya menjadi renggang karena waktu luang lebih banyak dihabiskan dengan pacar daripada keluarga
    · cara mengisi waktu luang : cara mengisi waktu luang bisa menjadi lebih variatif atau malah makin terbatas
    · keterkaitan pacaran dengan seks : pacaran mendorong orang untuk merasa aman dan nyaman. Salah satu bentuknya dengan kedekatan atau keintiman fisik. Mungkin awalnya memang sebagai tanda ungkapan sayang tetapi umumnya akan sangat sulit membedakan antara rasa sayang dengan nafsu. Oleh karena itu perlu upaya kuat untuk saling menghargai dan menjaga diri
    · berkembang perilaku baru, pacaran bisa memunculkan perilaku baru yang positif maupun negatif. Pacaran bisa membantu remaja mengembangkan perilaku baru yang positif seperti lebih disiplin, lebih terbuka, penuh perhatian ketika interaksi yang terbentuk bersifat positif. Interaksi yang kurang mendukung memungkinkan perilaku negatif.

    Hal penting yang perlu diingat ketika pacaran?
    Ada 3 hal penting.

    1. Upayakan untuk memiliki perasaan yang proporsional terhadap pacar – tidak berlebihan. Orang yang terlalu cinta akan kehilangan kontrol terhadap diri dan tindakannya sehingga dapat ditekan atau diperalat oleh pacar
    2. Tidak melibatkan aktivitas seksual yang tidak aman dalam pacaran
    3. Berhati-hati memilih teman sebaya.pilihlah teman yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut. Seringkali gaya pacaran dipengaruhi oleh teman sebaya.
  • Pengertian Masa Remaja

    Masa remaja adalah masa yang berapi-api. Kutipan lagi dari Rhoma Irama ini menjadi gambaran bahwa usia remaja adalah usia yang penuh semangat. Masa pencarian jati diri bagian awal yang penuh jiwa pemberotakan, penasaran, pancaroba dan penasaran.

    Lantas pada itu masa remaja? dan siapa saja sih yang masuk kategori remaja?

    Banyak orang tua mulai khawatir saat anak-anaknya memasuki usia remaja, seolah citra yang melekat pada remaja ini adalah keras kepala, tidak mau diatur, dan susah diajak bicara. Tapi ada juga lho yang bilang kalau justru masa remaja inilah masa-masa produktif. Memang masa remaja ini adalah masa yang paling penting. Secara fisik dan psikis remaja berada dalam masa perkembangan paling cepat dibanding lainnya.

    Siapa sih Remaja itu?

    Istilah remaja bisa dilihat dari empat sisi: fisik, mental, sosial budaya, dan ekonomi. Secara fisik, remaja telah mengalami pubertas dimana seluruh organ reproduksinya sudah matang. Secara mental, remaja sering dianggap belum memiliki mental yang stabil. Hal ini dicirikan dengan praktek pencarian identitas dan hal-hal baru yang menarik perhatian mereka. Secara sosial, mereka tidak mau lagi sangat bergantung kepada keluarga. Akan tetapi secara ekonomi, kebanyakan remaja masih bergantung kepada orang tua. (WHO, dalam Sarwono 2000).

    Sampai sekarang, memang tidak ada batasan yang jelas tentang masa remaja. Beberapa Psikologi membagi masa remaja ini menjadi 3 periode: Remaja awal (early adolescent), Remaja pertengahan (Middle adolescent), dan Remaja akhir (Late adolescent) dengan rentang usia  13-19 tahun. Ada juga batasan yang dibuat oleh lembaga Internasional. WHO misalnya mendefinisikan remaja adalah mereka dengan rentang usia 18-24 tahun. IPPF & PKBI mendefinisikan remaja dengan rentang usia 10-24 tahun. Batasan ini mengacu pada rentang usia dimana perubahan-perubahan fisik dan psikis manusia mulai mucul. Jadi, kira-kira berusia 10 sampai 24 tahun adalah remaja.

    Kalau masa Remaja sendiri itu apa?

    Masa remaja merupakan masa yang  penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh  Mihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood “senang luar biasa” ke  “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama.  Masa remaja merupakan masa yang paling banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman sebaya dan dalam rangka menghindari hal-hal negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain,  remaja hendaknya memahami dan memiliki apa yang disebut kecerdasan emosional.

    Bagaimana tips menjadi Remaja sukses

    1.  Selalu menjadi diri sendiri
    2. Melakukan yang terbaik di sekolah 
    3.  Sadarilah sebelum melakukan sesuatu yang baru
    4. Lakukan apa yang dicinta
    5. Jangan menggunakan narkoba dan melakukan seks sebelum nikah
    6. Gambarkan masa depan
    7. Cintai hidup dan berdoa
    8. Pilihlah teman-teman dengan bijaksana 
    9. Aktif
    10. Menjadi proaktif

    Masa remaja merupakan masa yang paling banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman sebaya dan dalam rangka menghindari hal-hal negatif yang dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain,  remaja hendaknya memahami dan memiliki apa yang disebut kecerdasan emosional.

    Jangan salah pilih, jadi remaja yang bijaksana biar kamu bisa jadi remaja sukses!

  • TPACK Dalam Pembelajaran

    TPACK merupakan akronim dari Technological, Pedagogical, and Content Knowledge. Tiga aspek ini dintegrasikan sebagai kerangkan pembelajaran yang efektif dengan pemanfaatan teknologi. TPACK pertama kali diperkenalkan oleh Mishra dan Matthew Koehler (2006).

    Kerangka TPACK dalam Pembelajaran dapat terlaksana secara efektif yakni :

    1. Pengetahuan Teknologi (TK): Ini merujuk pada pengetahuan tentang alat, teknologi, dan sistem yang dapat digunakan dalam pengajaran dan pembelajaran. Ini mencakup pengetahuan tentang perangkat lunak, perangkat keras, jaringan, dan teknologi lain yang relevan untuk pendidikan.
    2. Pengetahuan Pedagogis (PK): Ini merujuk pada pengetahuan tentang strategi pengajaran dan pembelajaran, desain instruksional, teknik manajemen kelas, dan metode penilaian. Pengetahuan pedagogis mencakup pemahaman tentang cara mengajar secara efektif tanpa memandang teknologi yang digunakan.
    3. Pengetahuan Konten (CK): Ini merujuk pada pengetahuan tentang materi pelajaran yang diajarkan. Ini mencakup pengetahuan tentang konsep, teori, prinsip, dan metodologi dalam suatu disiplin.

    Selain tiga jenis pengetahuan ini, TPACK menekankan pada perpotongan dan integrasi domain pengetahuan tersebut:

    • Pengetahuan Pedagogis Konten (PCK): Ini adalah pengetahuan tentang bagaimana mengajar suatu area konten secara efektif. Ini melibatkan pemahaman tentang cara menyajikan dan merepresentasikan konten dengan cara yang memfasilitasi pembelajaran siswa.
    • Pengetahuan Pedagogis Teknologi (TPK): Ini adalah pengetahuan tentang cara menggunakan teknologi untuk mendukung strategi pengajaran dan pembelajaran yang efektif. Ini melibatkan pemahaman tentang cara memilih dan menggunakan teknologi yang tepat untuk meningkatkan tujuan pedagogis.
    • Pengetahuan Konten Teknologi (TCK): Ini adalah pengetahuan tentang bagaimana teknologi berinteraksi dengan dan mempengaruhi area konten spesifik. Ini melibatkan pemahaman tentang cara memanfaatkan teknologi untuk mengajar dan merepresentasikan konten secara efektif.

    Secara keseluruhan, kerangka kerja TPACK mendorong guru untuk mempertimbangkan bagaimana teknologi, pedagogi, dan konten bersilangan dan berinteraksi untuk meningkatkan pengalaman pengajaran dan pembelajaran di dalam kelas. Ini memberikan pandangan di mana pendidik dapat mengevaluasi praktik mereka sendiri dan membuat keputusan yang berdasarkan informasi tentang mengintegrasikan teknologi ke dalam pengajaran mereka.

  • Makalah Perilaku Individo dan Kelompok Dalam Organisasi

    Perilaku Individu dan Kelompok dalam Organisasi

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Berbicara mengenai perilaku organisasi berarti membahas tentang perilaku manusia. Manusia adalah pendukung utama setiap organisasi apapun bentuknya. Perilaku manusia yang berada dalam suatu kelompok atau organisasi adalah awal dari perilaku organisasi itu. Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Tiap hari manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi besar atau kecil adalah sangat kuat kecenderungannya untuk mencari keakraban dalam kelompok-kelompok tertentu. Dimulai dari adanya kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat kerja, seringnya berjumpa, adanya kesamaan kesenangan bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain. Mulailah mereka berkelompok dalam organisasi.

    Perilaku di dalam organisasi berasal dari dua sumber yaitu individu dan kelompok. Perilaku kelompok adalah semua kegiatan yang dilakukan dua atau lebih manusia yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dan saling bergantung untuk menghasilkan prestasi yang positif  baik untuk jangka panjang dan pertumbuhan diri.

    Kehidupan manusia tidak pernah lepas dari unsur sosial dan budaya. Sepanjang kegiatan kehidupan manusia, aktivitasnya tidak terlepas dari kelompok manusia lainnya. Karena hal itu dikatakan bahwa manusia adalah mahluk sosial karena memerlukan kehadiran dan bantuan serta peran serta orang lain. Hal-hal yang dikerjakan manusia, cara mengerjakannya, bentuk pekerjaan yang diinginkan merupakan unsur sebuah budaya. Maka, aspek sosial ditinjau dari hubungan antarindividu, antar masyarakat serta aspek budaya ditinjau dari proses pendidikan manusia tersebut melalui materi yang di pelajari, cara belajarnya, bagaimana gaya belajarnya, bentuk- bentuk belajar serta pengajaranya.

    Pendidikan pada hakikatnya adalah kegiatan sadar dan disengaja secara penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan yang dilakukan secara bertahap berkesinambungan di semua lingkungan yang saling mengisi (rumah tangga, sekolah, masyarakat) unsur sosial merupakan aspek individual alamiah yang ada sejak manusia itu lahir. Langeveld mengatakan “setiap bayi yang lahir dikaruani potensi sosialitas atau kemampuan untuk bergaul, saling berkomunikasi yang pada hakikatnya terkandung unsur saling memberi dan saling menerima”. Aktivitas sosial tercermin pada pergaulan sehari-hari, saat terjadi interaksi sosial antarindividu yang satu dengan yang lain atau individu dengan kelompok, serta antar kelompok.

    Berbicara tentang pendidikan tentunya tidak hanya sebatas proses yang terjadi di dalam lembaga sekolah semata, tetapi dalam skala yang lebih luas sekolah sebagai lembaga sosial merupakan bagian dari proses pendidikan sebagai proses pemberdayaan. Dengan demikian, proses pendidikan hanya dapat diketahui apabila kita menempatkannya dalam lingkungan kebudayaan suatu masyarakat.

    Pendidikan dalam konteks di atas (kebudayaan) meliputi masalah-masalah yang pelik seperti konsep kekuasaan (power). Sebab, pada hakikatnya kebudayaan mengatur kelangsungan hidup suatu kelompok masyarakat, yang berati hakikatnya juga mempertahankan kekuasaan tertentu.

    Dengan kondisi yang demikian, ketika pendidikan sudah menjadi bagian dari kepentingan kekuasaan, maka tujuan dari pendidikan pun akan menjadi tidak jelas, kalau boleh dikatakan tak ubah seperti layangan putus, yang tidak tahu kemana arah angin akan membawanya, jangankan ingin memberi angin segar bagi keberlangsungan suatu bangsa, pendidikan yang demikian justru hanya akan menjadi agen kepentingan elit politik, yang pada gilirannya tidak mustahil menjadi bom yang siap memporakporandakan bangsa ini. Oleh karenanya, pendidikan sebagai bentuk pelaksanaan konsep kekuasaan Negara perlu dirumuskan peranannya agar terdapat keseimbangan antara kebebasan individu serta keterikatan individu sebagai warga negara dalam wadah persatuan Indonesia. Sebab, proses pendidikan yang sebenarnya adalah proses pembebasan dengan jalan memberikan kepada peserta didik kesadaran akan kemandirian atau memberikan kekuasaan kepadanya untuk menjadi individu.

    Dalam pembahasan kali ini pemakalah akan menjelaskan tentang perilaku individu dan kelompok dalam organisasi serta kekuasaan dan politik dalam lembaga pendidikan.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana perilaku individu dalam oganisasi?
    2. Bagaimana perilaku kelompok dalam organisasi?
    3. Bagaimana perilaku organisasi yang dapat diperankan kepala sekolah sebagai pimpinan pendidikan?
    4. Bagaimana kekuasaan dan politik dalam lembaga pendidikan?

    C. Tujuan

    1. Untuk mengetahui dan memahami perilaku individu dalam organisasi.
    2. Untuk mengetahui dan memahami perilaku kelompok dalam organisasi.
    3. Untuk mengetahui dan memahami perilaku organisasi yang dapat diperankan kepala sekolah sebagai pimpinan pendidikan.
    4. Untuk mengetahui dan memahami kekuasaan dan politik dalam lembaga pendidikan.

    Bab II. Pembahasan

    A. Perilaku Indivodu dalam Organisasi

    1. Pengertian Perilaku Individu

    Menurut kamus bahasa Indonesia, individu adalah pribadi orang, seorang, organisme yang hidupnya sendiri. Sedangkan perilaku adalah tingkah laku, tanggapan seseorang terhadap lingkungan. Jadi, Perilaku individu adalah perilaku seseorang sehari-hari di dalam kehidupannya. Faktor yang mempengaruhi perilaku individu adalah kepribadian, persepsi, sikap, kemampuan dan keterampilan, latar belakang keluarga, biografis, pengalaman dan kapasitas belajar.

    Organisasi adalah sistem kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama.[2] Organisasi yang juga merupakan suatu lingkungan bagi individu mempunyai karakteristik pula. Adapun karakteristik yang dipunyai organisasi antaranya keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab, sistem penggajian (reward system), sistem pengendalian dan lain sebagainya.

    Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara karakteristik individu dengan karakteristik organisasi. Setiap individu dalam organisasi, semuanya akan berperilaku berbeda satu sama lain, dan perilakunya adalah ditentukan oleh masing-masing lingkungannya yang memang berbeda.

    Perilaku individu juga dapat dipahami dengan mempelajari karakteristik individu. Menurut Nimran, karakteristik yang melekat pada individu terdiri dari ciri-ciri biografis, kepribadian, kemampuan, persepsi dan sikap. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing karakteristik tersebut.

    1)      Ciri-ciri biografis, yaitu ciri -ciri yang melekat pada individu. Antara lain.

    a.       Umur

    b.      Jenis kelamin

    c.       Status perkawinan

    d.      Jumlah atau banyaknya tanggungan

    e.       Masa kerja

    2)      Kepribadian

    kepribadian sebagai pengorganisasian yang dinamis dari sistem psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaian diri dengan lingkungannya” dia menambahkan bahwa kepribadian sebagai keseluruhan cara bagaimana individu beraksi dan berinteraksi dengan orang lain.

    3)      Kemampuan

    Kemampuan adalah kapasitas seseorang untuk melaksanakan beberapa kegiatan dalam satu pekerjaan. Kategori kemampuan dikelompokkan menjadi dua yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.

    4)      Persepsi

    Persepsi sebagai suatu proses memperhatikan dan menyeleksi, mengorganisasikan, dan menafsirkan stimulus lingkungan. Dia menambahkan bahwa ada sejumlah faktor yang mempengaruhi persepsi.

    5)      Sikap (Attitude)

    Sikap merupakan suatu kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan padasituasi yang tepat. Sikap merupakan satu faktor yang harus dipahami agar dapat memahami perilaku orang lain. Dengan saling memahami individu maka organisasi akan dapat dikelola dengan baik.

    B.       Memahami Perilaku Manusia

    Menurut Thoha, perbedaan perilaku manusia beberapa aspek mendasar sebagai berikut:

    1.         Manusia berbeda perilakunya karena kemampuannya tidak sama. Berbagai pendapat menjelaskan penyebab perbedaan ini seperti ada yang beranggapan karena disebabkan sejak lahir manusia ditakdirkan tidak sama kemampuannya, ada yang mengatakan karena perbedaan dalam kemampuan menyerap informasi dari suatu gejala, ada yang beranggapan karena kombinasi diantara keduanya.[4]

    2.         Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda. Perilaku umumnya didorong oleh serangkaian kebutuhan, yaitu beberapa pernyataan dalam diri seseorang (internal state) yang menyebabkan seseorang itu berbuat untuk mencapainya sebagai objek atau hasil. Orang berpikir tentang masa depan, dan membuat pilihan tentang bagaimana bertindak.

    C.       Kinerja Individu

    Perilaku individu dapat dipengaruhi oleh effort (usaha), ability (kemampuan) dan situasi lingkungan.

    1.         Effort

    Usaha individu diwujudkan dalam bentuk motivasi. Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.[5]

    2.         Ability

    Ability seorang individu diwujudkan dalam bentuk kompeten. Individu yang kompeten memiliki pengetahuan dan keahlian. Sejak dilahirkan setiap individu dianugerahi Tuhan dengan bakat dan kemampuan. Bakat adalah kecerdasan alami yang bersifat bawaan. Kemampuan adalah kecerdasan individu yang diperoleh malalui belajar.

    2.        Perilaku Kelompok dalam Organisasi

    A.       Pengertian Perilaku Kelompok

    Perilaku merupakan suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya.[6] Sedangkan kelompok merupakan dua individu atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung, bergabung untuk mencapai sasaran tertentu. Perilaku adalah semua yang dilakukan seseorang. Bentuk perilaku seseorang adalah semua yang aktifitas, perbuatan dan penampilan diri sepanjang hidupnya. Bentuk perilaku manusia adalah aktifitas individu dengan relasinya dalam lingkungannya.

    Jadi, definisi dari pengertian perilaku kelompok adalah suatu aktifitas yang dilakukakan oleh seorang individu dengan yang lainnya untuk mendapatkan aspirasi anggota, berinteraksi dari setiap individu dan saling bergabung untuk mencapai sasaran yang diinginkan.

    B.       Bentuk-bentuk Kelompok

    Kelompok dapat berbentuk kelompok formal (formal group), ataupun merupakan kelompok informal (informal group). Kelompok formal dibentuk organisasi, sedangkan kelompok informal dibentuk oleh sekumpulan orang yang mempunyai kepentingan bersama.

    Kelompok formal (formal group) dapat diartikan sebagai kelompok yang diciptakan oleh keputusan manajerial untuk mencapai tujuan organisasi. Kelompok ini terdiri dari kelompok komando dan kelompok tugas. Kelompok komando (command group) yaitu adanya rantai komando dari pimpinan ke yang dipimpin, maka perintah pemimpin haruslah dikerjakan. Sedangkan kelompok tugas (task group) bersifat komunal dan kebersamaan dalam menyelesaikan tugas secara bersama-sama.[7] Kelompok informal (informal group) terbentuk secara alamiah dalam lingkungan kerja yang muncul sebagai tanggapan atas kebutuhan akan kontak sosial. Tipe interaksi diantara individu secara informal sangat mempengaruhi perilaku dan kinerja mereka.

    Kelompok informal dibagi menjadi dua, yaitu kelompok minat dan kelompok persahabatan. Kelompok minat (interest group) yaitu beberapa individu sengaja berkelompok karena mempunyai kesamaan minat dan kepentingan. Sedangkan kelompok persahabatan (friendship group) yaitu beberapa individu berkelompok karena terdapat kecocokan dan itu menimbulkan kesenangan dan kegembiraan sehingga mendorong orang untuk mengulangi dengan membuat kelompok.

    C.        Tahap-tahap Perkembangan Kelompok

    Pengembangan kelompok bisa berjalan dalam dua arah positif dan negatif. Kita mempelajari perilaku kelompok ini dengan tujuan untuk dapat mengembangkan kelompok ke arah yang positif dan menghindari arah pengembangan yang negatif.[8]

    Pengembangan kelompok juga dalam mendirikan dan membesarkan kelompok, ada lima tahap pengembangan yang dikemukakan oleh Bruce W. Tuckman, dalam jurnal Pycological Bulletin, June 1965, yaitu:

    a.     Tahap Forming (pembentukan)

    b.    Tahap Storming (keributan)

    c.     Tahap Norming (pengaturan norma)

    d.    Tahap Performing (melaksanakan)

    e.     Tahap Adjourning (pengakhiran)

    3.        Perilaku Organisasi Pendidikan

    A.       Tujuan dan Fokus Perilaku Organisasi

    Tujuan kajian perilaku organisasi pada dasarnya ada tiga, yaitu menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan perilaku manusia. Kajian perilaku organisasi berupaya mengetahui faktor-faktor penyebab perilaku seseorang atau kelompok. Penjelasan terhadap suatu fenomena dalam manajemen merupakan hal penting karena membantu para manajer atau pemimpin tim dalam melakukan sasaran lain yaitu mengendalikan situasi penyebab perilaku individu atau kelompok kerja tersebut.

    Sasaran kedua, yaitu meramalkan berarti perilaku organisasi membantu memprediksi kejadian organisasi di masa mendatang. Pengetahuan terhadap faktor-faktor penyebab munculnya perilaku individu atau kelompok membantu manajer meramalkan akibat-akibat dari suatu program atau kebijakan organisasi. Hal ini membantu melakukan pengendalian preventif terhadap perilaku individu dan kelompok dalam organisasi.
    Sasaran ketiga yaitu mengendalikan mengandung arti bahwa perilaku organisasi menawarkan berbagai strategi dalam mengarahkan perilaku individu atau kelompok. Berbagai strategi kepemimpinan, motivasi, dan pengembangan tim kerja yang efektif merupakan contoh-contoh dalam mengarahkan perilaku individu dan kelompok.

    Dalam bidang manajemen pendidikan, kajian tentang perilaku organisasi telah lama menjadi perhatian para pakar terutama karena organisasi pendidikan dicirikan oleh keterlibatan sejumlah besar manusia, mulai dari tenaga kependidikan, pendidik, siswa, orangtua dan masyarakat. Dengan kompleksitas itu pemahaman terhadap ilmu perilaku organisasi merupakan suatu hal yang penting khususnya bagi pengelola dalam meningkatkan kinerja organisasi pendidikan.

    Perilaku organisasi mempelajari tiga determinan perilaku dalam organisasi, yaitu individu, kelompok, dan struktur atau organisasi. Singkatnya, perilaku organisasi merupakan kajian terhadap apa yang dilakukan orang dalam organisasi dan bagaimana perilaku tersebut mempengaruhi kinerja organisasi tersebut.

    B.       Pendekatan Antardisiplin dalam Perilaku Organisasi

    Menurut Robbins, perilaku organisasi merupakan ilmu terapan yang dibangun dengan dukungan sejumlah disiplin ilmu, seperti psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi, dan ilmu politik. Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur, menjelaskan, dan mengubah perilaku manusia. Sumbangan terpenting dari ilmu psikologi terhadap perilaku organisasi adalah kajian tentang pembelajaran, motivasi, kepribadian, persepsi, pelatihan, keefektifan kepemimpinan, kepuasan kerja, pengambilan keputusan individu, penilaian kinerja, pengukuran sikap, seleksi karyawan, disain kerja, dan stres kerja. Sumbangan terpenting psikologi terhadap perilaku organisasi terutama berkaitan dengan tiga hal, yaitu motivasi, keefektifan kepemimpinan, dan stres kerja. Motivasi berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan yang menggerakkan individu.

    Dalam bidang pendidikan, motivasi menjadi kajian yang lebih kompleks lagi karena berkaitan dengan beragamnya status manusia di dalamnya seperti guru, siswa, kepala sekolah, dan personil lainnya.

    C.       Efektifitas Kepemimpinan

    Efektifitas kepemimpinan menjadi salah satu tanggung jawab perilaku organisasi. Kepemimpinan adalah suatu proses kegiatan seseorang untuk menggerakkan orang lain dengan memimpin, membimbing, memengaruhi orang lain, untuk melakukan sesuatu agar dicapai hasil yang diharapkan.[9]

    Kata “sadar” menunjukkan bahwa kepemimpinan didasarkan oleh kerelaan dan bukan paksaan. Hal ini berbeda dengan kekuasaan yang diterima sebagai suatu keterpaksaan. Pengakuan terhadap pentingnya variabel kepemimpinan dalam organisasi telah menjadi dasar analisis para ahli dari berbagai kalangan. Dari analisis itu terungkap pentingnya strategi kepemimpinan yang dirumuskan dalam berbagai bentuk perilaku kepemimpinan yang efektif. Teori kepemimpinan perilaku yang sudah lama dikenal misalnya, memandang kepemimpinan yang efektif (yang mendorong kinerja bawahan) adalah kepemimpinan yang memperhatikan dua aspek secara bersamaan: orientasi terhadap tugas dan orientasi terhadap manusia. Orientasi terhadap tugas melahirkan kepemimpinan yang memiliki visi yang jelas, tugas yang jelas dan sistem komunikasi yang permanen. Orientasi terhadap manusia melahirkan kepemimpinan kesejawatan; kemauan pemimpin mendengarkan suara hati bawahan, memanusiakan bawahan dan mendorong partisipasi bawahan dalam berbagai aspek kehidupan organisasi. Banyak bukti menunjukkan bahwa penerapan kepemimpinan partisipatif meningkatkan komitmen bawahan terhadap tugas dan pada gilirannya meningkatkan kinerja mereka.

    D.       Kepemimpinan Kepala Sekolah

    Kepemimpinan menunjuk pada pola keharmonisan interaksi antara pimpinan dengan bawahan sehingga kewenangan yang dimiliki oleh seorang pemimpin diimplementasikan dalam bentuk pembimbingan dan pengarahan terhadap bawahan. Pola interaksi biasanya diawali dengan upaya memengaruhi bawahan agar mereka mau digerakkan sesuai dengan tujuan organisasi.[10]

    Sedangkan Wiles dan Bondi (1986) mendefinisikan kepemimpinan sebagai “a power relationship: the leader is percieved as having the right to prescribe behavior patterns for other. Sources of power include referent power (liking), expert power, coercive power and legitimate (authority), power”.

    Sebagaimana sekolah dipahami sebagai suatu organisasi, kepemimpinan dan manajemen menjadi menarik untuk kaji. Sebagai suatu organisasi, sekolah memerlukan tidak hanya seorang manajer untuk mengelola sumber daya sekolah, yang lebih banyak berkonsentrasi pada permasalahan anggaran dan persoalan adminstratif lainnya, melainkan juga memerlukan pemimpin yang mampu menciptakan sebuah visi dan mengilhami staf dan semua komponen individu yang terkait dengan sekolah. Wacana ini mengimplikasikan bahwa baik pemimpin maupun manajer diperlukan dalam pengelolaan sekolah.
    Berbeda dengan organisasi lain, sekolah merupakan bentuk organisasi moral. Sebagai suatu organisasi, menurut Rumtini Iksan kesuksesannya tidak hanya ditentukan oleh kepala sekolah melainkan juga oleh tenaga kependidikan lainnya dan proses sekolah itu sendiri. Hal tersebut membawa konsekuensi logis bahwa kepala sekolah berkewajiban mengkoordinasikan ketenagaan di sekolah untuk menjamin terimplementasikannya peraturan dan perundangan sekolah. Dalam perannya tersebut, kepala sekolah dapat berfungsi sebagai motivator, direktur, dan evaluator.

    Kepala sekolah adalah pemimpin pada satu lembaga satuan pendidikan. Tanpa kehadiran kepala sekolah proses pendidikan termasuk pembelajaran tidak akan berjalan efektif. Kepala sekolah adalah pemimpin yang menjalankan perannya dalam memimpin sekolah sebagai lembaga pendidikan. Ia berperan sebagai pemimpin pendidikan.[11]

    4.        Kekuasaan dan Politik dalam Lembaga Pendidikan

    A.       Konsep-konsep Kekuasaan

    Masalah kekuasaan merupakan fenomena yang sangat menarik khususnya bagi masyarakat modern. Selain hampir seluruh aspek kehidupan manusia diliputi oleh pengaruh kekuasaan. Kekuasaan itu sendiri dalam arti ingin menguasai sesuatu merupakan sifat dasar manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, kekuasaan mungkin hanya diidentikkan dengan kekuasaan politik, padahal itu hanya sebahagian dari apa yang disebut kekuasaan sosial (social Power).

    Menurut Rosinski, kekuasaan merupakan suatu fenomena yang berhubungan dengan esensi manusia, yaitu sebagai karakteristik yang khas dalam posisinya terhadap alam. Dalam pengertian yang lain, kekuasaan merupakan kemampuan manusia untuk berbuat sesuatu yang lain dari yang lain. Disini dapat kita lihat bahwa kekuasaan merupakan suatu hal yang hakiki bagi manusia dalam arti menyimpan dan menggunakan energi yang ada dalam dirinya untuk melakukan sesuatu yang lain dari lainnya.

    Arthur Schopenhauer, menjelaskan tentang arti kekuasaan dari segi kemanusiaan, menurutnya sumber kekuasaan tidaklah datang dari kekuatan yang transenden, meliankan berada dalam diri manusia, yaitu kehendak (will). Tambahnya, hanya ada satu kebenaran yang pasti di balik kenyataan, yaitu berbagai pertarungan yang terus menerus, yang penuh gairah dari kehendak manusia, yang kehendak tersebut sangat sulit untuk dihindari. Falsafah Schopenhauer ini selanjutnya mempengaruhi Nietzsche, ia berpendapat bahwa dari berbagai macam kehendak yang paling menentukan adalah kehendak berkuasa (the will to power).

    Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat dipahami bahwa kekuasan merupakan karakter khas manusia untuk bisa berbuat sesuatu yang lain dari pada yang lain dalam proses interaksinya terhadap alam dan lingkungan sosial, yang pada gilirannya dapat menaikkan kelas manusia tersebut untuk bisa mendominasi.

    B.       Hubungan Kekuasaan dan Pendidikan

    Ketika membicarakan hubungan kekuasaan dan pendidikan, maka asumsi yang banyak berkembang bahwa keduanya merupakan bagian yang terpisah, dan tidak memiliki hubungan satu sama lainnya, padahal keduanya (kekuasaan dan pendidikan) merupakan dua elemen penting dalam sistem sosial politik disetiap Negara, baik Negara berkembang maupun Negara maju. Keduanya bahu membahu dalam proses pembentukan karakteristik masyarakat disuatu Negara. Ada hubungan erat dan dinamis antara pendidikan dan politik disetiap Negara, keduanya merupkan sumber transformasi sosial dalam masyarakat modern.

    Pengertian kekuasaan (power) dalam pendidikan ternyata memiliki konotasi yang berbeda dengan pengertian kekuasaan yang kita lihat sehari-hari. Jenis kekuasaan tersebut dapat kita bedakan menjadi kekuasaan yang transformative dan kekuasaan yang berfungsi sebagai transmitif.[12]

    Arti penting pendidikan bagi keberlangsungan hidup ternyata masih bayak mengalami masalah-masalah yang cukup pelik ketika dilangsungkan berdasarkan kekuasaan. Setidaknya ada empat masalah yang berkenaan erat dengan pelaksanaan pendidikan berdasarkan kekuasaan, yaitu sebagai berikut.

    1.         Proses Domestifikasi dan Stupidikasi

    Proses domestifikasi (penjinakan) dan stupidikasi (pembodohan) dalam pendidikan disebut juga imprealisme pendidikan dan kekuasaan. Artinya, peserta didik menjadi menjadi subjek eksploitasi oleh suatu kekuasaan di luar pendidikan dan menjadikan peserta didik sebagai budak dan alat dari penjajahan mental yang dilakukan oleh para penguasa.

    2.         Indoktrinasi

    Sudah menjadi rahasia umum bahwa sistem pendidikan menjadi sasaran empuk bagi penguasa untuk bisa menancapkan kukunya dalam penentuan kurikulum. Kurikulum dari mulai taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi semuaya berada dalam genggaman pemerintah tanpa ada kebebasan dari lembaga-lembaga pendidikan tersebut untuk menyusun sendiri kurikulumnya. Melalui kurikulum inilah proses indoktrinasi yaitu proses untuk mengekalkan struktur kekuasaan yang ada terjadi. Dengan kondisi yang demikian, maka apa yang terjadi dalam proses pendidikan sebenarnya adalah suatu proses mentransferkan ilmu pengetahuan secara paksa.

    3.         Demokrasi

    Inti dari pendidikan demokrasi ialah manusia yang bebas, yaitu seseorang yang menghadapi masalah-masalah hidup yang penuh problematic dengan alternatif-alternatif yang dikembangkan oleh kemampuan akal budinya untuk mencari solusi yang terbaik. Dari sini jelas bahwa tuntutan dari demokratis yaitu adanya kemungkinan-kemungkinan yang terbuka yang dihadapkan kepada seseorang. Pendidikan demokratis bukan hanya merupakan suatu prinsip tetapi juga merupakan suatu pengembangan tingkah laku yang membebaskan manusia dari berbagai jenis kungkungan.

    4.         Integrasi Sosial

    Integrasi sosial merupakan capital budaya yang sangat ampuh oleh suatu masyarakat dalam melanjutkan kehidupannya. Masyarakat yang ketiadaan capital budaya akan sangat rentan kepada disintegrasi pada waktu mengalami krisis. Kita bisa lihat bagaimana Negara-negara di Asia tenggara ketika menghadapi krisis tahun 1997, akibat kurangnya capital budaya tidak kuat menahan krisis sehingga berakibat keterpurukan yang berlarut seperti di Indonesia. Pengalaman ini kiranya cukup mengajarkan betapa pentingnya kekuasaan yang berakar dari bawah (grass-root) atau yang berdasarkan kepada kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat setempat. Iniah yang disebut tribalisme positif, yang merupakan kekuatan yang mengikat dari suatu masyarakat.

    Integrasi sosial hanya dapat ditumbuhkan dari bawah, dari pendekatan multikulturalisme dalam pengembangan budaya dan pengembangan pendidikan.  Sumber kekuasaan bukan berasal dari atas tetapi yang tumbuh dari bawah/masyarakat adat. Kekuasaan yang datang dari atas hanya akan mematikan budaya dan menghasilkan budaya yang cendrung kepada uniformisme dan menghilangkan budaya local yang justru merupakan kekuatan dari kebudayaan itu sendiri.

    Dari penjelasan diatas tentang hubungan pendidikan dan kekuasaan termasuk masalah-masalah yang ada di dalamnya, maka dapat kita catat beberapa hal penting. Pertama, proses pendidikan menghasilkan manusia yang bebas, yang mempunyai akal budi dalam mengambil keputusan menghadapi berbagai jenis dan kondisi serta keterikatan manusia dalam lingkungan kebudayaannya. Kedua, kekuasaan dalam pendidikan adalah kekuasaan yang terbatas  tetapi sekaligus pula bebas untuk dikembangkan oleh individu-individu dalam mengembangkan individunya sendiri melalui partisipasi antara sesamanya dalam lingkungan kebudayaan.

    Selanjutnya, pendidikan sering juga dijadikan media dan wadah untuk menanamkan ideology Negara atau tulang yang menopang kerangka politik. Di Negara–negara barat kajian tentang hubungan antara pendidikan dan politk dimulai oleh Plato dalam bukunya Republic yang membahas hubungan antara ideology dan institusi Negara dengan tujuan dan metode pendidikan.

    Hal tersebut menegaskan bahwa pendidikan dan politik adalah dua hal yang berhubungan erat dan saling mempengaruhi. Dengan kata lain, berbagai aspek pendidikan senantiasa mengandung unsur–unsur politik. Begitu juga sebaliknya, setiap aktivitas politik ada kaitannya dengan aspek–aspek kependidikan.

    C. Peran Negara dalam Pembangunan Pendidikan

    Sebagai suatu proses yang banyak menentukan corak dan kualitas kehidupan individu dan masyarakat, tidak mengherankan apabila semua pihak memandang pendidikan sebagai wilayah strategis bagi kehidupan manusia sehingga program-program dan proses yang ada di dalamnya dapat dirancang, diatur, dan diarahkan sedemikian  rupa untuk mendapatkan output yang diinginkan. Untuk memastikan terwujudnya keinginan tersebut, banyak Negara yang menerapkan control yang sangat ketat terhadap program-program pendidikan tersebut. Akan tetapi, campur tangan dari pemerintah tidak selamanya berdampak positif bagi penyelenggaraan pendidikan, kekuasaan pemerintah dalam manajemen pendidikan nasional harusnya tidak sampai melampaui batas yang dapat melanggar hak asasi manusia.

    Kekuasaan politik secara tidak langsung berada dan merasuk dalam sistem pendidikan dengan bentuk “hidden curriculum”, yang tanpa disadari suatu sistem pendidikan telah menjalankan berbagai macam kepentingan para penguasa. Karenanya dalam reformasi pendidikan dewasa ini dikembangkan kesadaran masyarakat dan peserta didik terhadap adanya hidden curriculum dibalik kurikulum sistem pendidikan. Selanjutnya, terkait peran Negara terkahadap proses pendidikan secara teoritis dapat dikemukakan dua perspektif, yaitu perspektif mikro dan perspektif studi cultural.

    1. Perspektif Mikro

    Dalam perspektif mikro, yang dijadikan pusat perhatian ialah peserta didik dalam proses belajar mengajar. Peserta didik dalam proses belajar berkaitan dengan tujuan pendidikan, metodologi, dan evaluasi hasil belajar. Kegiatan-kegiatan tersebut didukung oleh sistem internal, yaitu; 1) pembuat kebijakan, 2) manajemen dan 3) service. Selanjutnya, keseluruhan sistem tersebut didukung oleh sistem eksternal, yaitu; 1) budaya, 2) kekuatan politik dan 3) kondisi ekonomi.

    Dalam pandangan mikro ini masing-masing komponen mempunyai permsalahannya sendiri dalam pengembangannya. Negera dapat berbuat sesuatu atau melakukan intervensi dalam perumusan tujuan, penentuan metodologi dan cara evaluasi pembelajaran. Keseluruhan upaya Negara tersebut tergantung kepada pengambil kebijakan dalam bidang pendidikan, sistem manajemen yang digunakan, serta service pendidikan yang diberikan  dengan bantuan Negara. Keseluruhannya juga tergantung kepada budaya masyarakat untuk menopang dan berkomitmen atas terselenggaranya pendidikan yang bermutu.

    2. Perspektif Studi Kultural

    Dalam perspektif studi cultural, sistem pendidikan merupakan bagian yang terintegrasi dari sistem budaya, sosial, politik dan ekonomi sebagai suatu keutuhun.[13] Dalam hal ini, antara Negara dan pendidikan merupakan sistem yang terintegrasi dalam sistem kekuasaan. Peran Negara dalam perspektif ini dapat bersifat positif apabila lembaga-lembaga pendidikan juga mempunyai control terhadap pelaksanaan kekuasaan Negara.

    Lembaga pendidikan dalam perspektif ini bukanlah merupakan kepanjangan tangan dari kekuasaan Negara, melainkan sebagai partner dari Negara dalam melaksanakan kekuasaannya. Hal ini mempunyai implikasi yang sangat jauh dalam metodologi pendidikan, dalam manajemen dan service pendidikan terhadap rakyat banyak.

    Dengan melihat dua perspektif sebagaimana telah dijelaskan, maka dapat kita uraikan berbagai peranan Negara terkait pendidikan. Secara garis besar peranan tersebut adalah:

    1. Pemerataan pendidikan. Jika pada masa lalu pemerataan pendidikan berorientasi kepada target, maka hari ini dan masa depan haruslah diarahkan kepada kualitas.
    2. Kualitas. Jika pada masa lalu kualitas dicapai dengan evaluasi dan standarisasi semu melalui tujuan terpusat dan kurikulum baku secara nasional, maka hari ini dan kedepan kualitas utama yang ingin dicapai ialah yang tertinggi sesuai kebutuhan dan kondisi daerah.
    3. Proses pendidikan. Pada masa lalu proses pendidikan tidaklah dipertimbangkan.
    4. Metodologi. Pada masa lalu metodologi adalah indiktrinasi sedangkan pada masa depan metodologi yang efektif adalah dialog.
    5. Manajemen. Pada masa lalu manajemen dipegang oleh Negara dengan birokrasinya yang memegang, pada masa depan manajemen terpusat pada institusi sekolah.
    6. Pelaksanaan service pendidikan. Pada masa lalu Negara adalah pelaku utama. Pada masa depan pemerintah sebagai partner yang cukup memberikan arah.
    7. Perkembangan demokrasi. Pada masa lalu Negara menentukan bingkai dalam berdemokrasi dan terbatas pada prosedur. Pada masa depan Negara mengarahkan perubahan tingkah laku yang demokratis.
    8. Perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Pada masa lalu bukan merupakan  suatu bahan pertimbangan dalam penyususnan kurikulum.
    9. Perkembangan nilai moral dan agama. Pada masa lalu ditentukan oleh Negara  dalam kurikulum yang terpusat. Pada masa depan berakar dari kebudayaan dan agama setempat.
    10. Nasionalisme. Pada masa lalu pemaksaan dari atas dan bersifat formalistik dan mengabaikan identitas daerah. Pada masa depan pendidikan multikulturalisme menjadi sangat relevan untuk dikembangkan.
    11. Pendanaan. Pada masa lalu seluruhnya ditaggung oleh Negara. Dana sebagai alat pelestarian kekuasaan pemerintah. Pada masa depan Negara menggunakan dana secara selektif sebagai sarana intervensi pemerataan pendidikan, kualitas.
    12. Pelaksanaan wajib belajar 9-12 tahun. Pada masa lalu ditentukan secara terpusat oleh pemerintah pusat. Pada masa depan pelaksanaan wajib belajar sesuai dengan kondisi dan kemampuan daerah dan dapat dilaksanakan secara bertahap.

    Demikianlah secara garis besar peranan Negara dalam pendidikan yang berubah fungsinya dari masa lalu, sekarang dan masa depan. Kemauan politik telah ada dengan amandemen UUD mengenai pendidikan. Dari segi teknis, diperlukan penelitian-penelitian akuntabilitas yang memadai sehingga dapat digunakan sebagai justifikasi pengalokasian dana nasional dan daerah maupun dana dari masyarakat. Dimasa lalu apropriasi dana kebanyakan didasarkan atas asumsi dan conjectures sehingga cendrung semata-mata kearah pencapaian target kuantitatif. Akuntabilitas anggaran Negara harus ditopang oleh riset yang terus menerus dan ekstensif.

    D. Politik Pendidikan

    Pendidikan adalah salah satu bentuk interaksi manusia. Pendidikan adalah suatu tindakan sosial yang pelaksanaanya dimungkinkan melalui suatu jaringan hubungan- hubungan kemanusiaan. Jaringan-jaringan inilah bersama dengan hubungan-hubungan dan peranan-peranan individu yang menentukan watak pendidikan di suatu masyarakat.

    Jika politik dipahami sebagai “praktik kekuatan, kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat dan pembuatan keputusan-keputusan otoritatif tentang alokasi sumberdaya dan nilai- nilai sosial”. Maka jelaslah bahwa pendidikan tidak lain adalah sebuah bisnis politik. Politik adalah bagian dari paket kehidupan lembaga-lembaga pendidikan. Bahkan menurut Baldridge, lembaga-lembaga pendidikan dipandang sebagai sistem politik mikro, yang melaksanakan semua fungsi utama sistem-sistem politik.

    Hal ini menegaskan bahwa pendidikan dan politik adalah dua hal yang saling berhubungan erat dan saling mempengaruhi. Berbagai aspek pendidikan selalu mengandung unsur-unsur politik, begitu juga sebaliknya setiap aktivitas politik ada kaitanya dengan aspek- aspek kependidikan.[14]

    Bab III. Penutup

    A. Simpulan

    Tujuan kajian perilaku organisasi pada dasarnya ada tiga, yaitu menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan perilaku manusia. Perilaku organisasi berupaya mengetahui faktor-faktor penyebab perilaku individu atau kelompok.

    Pertama, penjelasan terhadap suatu fenomena dalam manajemen merupakan hal penting karena membantu para manajer atau pemimpin tim dalam melakukan sasaran lain yaitu mengendalikan situasi penyebab perilaku individu atau kelompok kerja tersebut.

    Kedua, yaitu meramalkan berarti perilaku organisasi membantu memprediksi kejadian organisasi di masa mendatang. Pengetahuan terhadap faktor-faktor penyebab munculnya perilaku individu atau kelompok membantu manajer meramalkan akibat-akibat dari suatu program atau kebijakan organisasi. Hal ini membantu melakukan pengendalian preventif terhadap perilaku individu dan kelompok dalam organisasi.

    Ketiga, yaitu mengendalikan mengandung arti bahwa perilaku organisasi menawarkan berbagai strategi dalam mengarahkan perilaku individu atau kelompok. Berbagai strategi kepemimpinan, motivasi, dan pengembangan tim kerja yang efektif merupakan contoh-contoh dalam mengarahkan perilaku individu dan kelompok.

    Berhasil atau tidaknya organisasi mencapai visi dan misinya juga dipengaruhi oleh perilaku kepemimpinan dalam organisasi seperti “membuat keputusan, menetapkan sasaran, memilih dan mengembangkan personalia, mengadakan komunikasi, memberikan motivasi, dan mengawasi pelaksanaan manajemen”.

    Kemudian, pendidikan adalah suatu tindakan sosial yang pelaksanaanya dimungkinkan melalui suatu jaringan hubungan- hubungan kemanusiaan. Jaringan-jaringan inilah bersama dengan hubungan-hubungan dan peranan-peranan individu yang menentukan watak pendidikan di suatu masyarakat. Politik adalah bagian dari paket kehidupan lembaga- lembaga pendidikan. Hal ini menegaskan bahwa pendidikan dan politik adalah dua hal yang saling berhubungan erat dan saling mempengaruhi. Berbagai aspek pendidikan selalu mengandung unsur- unsur politik, begitu juga sebaliknya setiap aktivitas politik ada kaitanya dengan aspek- aspek kependidikan.

    pendidikan dan politik adalah dua hal yang berhubungan erat dan saling mempengaruhi. Dengan kata lain, berbagai aspek pendidikan senantiasa mengandung unsur–unsur politik. Begitu juga sebaliknya, setiap aktivitas politik ada kaitannya dengan aspek–aspek kependidikan. Terkait peran Negara terhadap proses pendidikan secara teoritis dapat dikemukakan dua perspektif, yaitu perspektif mikro dan perspektif studi cultural. Dalam perspektif mikro yang dijadikan pusat perhatian ialah peserta didik dalam proses belajar mengajar. Dalam perspektif studi cultural, sistem pendidikan merupakan bagian yang terintegrasi dari sistem budaya, sosial, politik dan ekonomi sebagai suatu keutuhan.

    B.       Kritik dan Saran

    Alhamdulillah kami panjatkan sebagai implementasi rasa syukur kami atas selesainya makalah Organisasi Kepemimpinan Pendidikan tentang Perilaku Individu dan Kelompok dalam Organisasi serta Kekuasaan dan Politik dalam Lembaga Pendidikan ini. Namun, dengan selesainya bukan berarti telah sempurna, karena kami sebagai manusia, sadar bahwa dalam diri kami tersimpan berbagai sifat kekurangan dan ketidak sempurnaan yang tentunya sangat mempengaruhi terhadap kinerja kami.

    Oleh karena itu, saran serta kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami perlukan guna penyempurnaan dalam tugas berikutnya dan dijadikan suatu pertimbangan dalam setiap langkah sehingga kami terus termotivasi ke arah yang lebih baik dan semoga makalah kami ini bermanfaat bagi kita semua.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anwar, Idochi. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

    Badrudin. 2015. Dasar-dasar Manajemen. Bandung: Penerbit Alfabeta.

    Danim, Sudarwan dan Khairil. 2010. Psikologi Pendidikan: Dalam Perspektif Baru. Bandung: Penerbit Alfabeta.

    Djaali. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

    Fida. 2011. Aspek-aspek Sosial dalam Pendidikan. Palembang: http://pandidikan.blogspot.co.id/2011/04/aspek-aspek-sosial-dalam-pendidikan.html. diakses pada tanggal 1 April 2016 pukul 19.00.

    Maulana, Rizky. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Penerbit Lima Bintang.

    Nawawi, Hadari. 1981. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Gunung Agung.

    Sofyandi, Herman dan Iwa Garniwa. 2007. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Graha Ilmu.

    Suharsaputra, Uhar. 2013. Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

    Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.

    Thoha, Miftah. 2007. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

    Tilaar, H.A.R. 2003. Kekuasaan dan Pendidikan. Magelang: Indonesia Tera.

    Wahjono, Sentot Imam. 2010. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.