Blog

  • Makalah Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan

    Makalah Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan

    Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan memiliki sumbangsih yang panjang. Mulai dari zaman nusantara sampai masa Kemerdekaan.

    Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Pada waktu islam berkembang diseluruh kepulauan Indonesia, Kerajaan majapahit yang beragama hindu diperintah oleh Brawija putera Angka Wijaya. Kerajaan tersebut kemudian mengalami keruntuhan, dan raja yang merobohkan kerajaan Majapahit ialah Raden Patah dengan delapan menterinya  Yaitu sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Gunung Jati. Sunan Kudus, Ngundung Dan Sunan Demak. Mulai itulah agama islam disebar diseluruh Indonesia dan salah satunya ialah Kalimatan.

    Di Kalimantan awalnya banyak berdiri kerajaan-kerajaan Hindu-Budha. Namun, karena penyebaran agama Islam yang mulai pesat dan luas hingga merambah ke daerah Kalimantan, maka banyak muncul Kerajaan-kerajaan Islam yang mulai berdiri. Entah karena Kerajaan Hindu-Budha yang beralih memeluk agama Islam, atau juga kerajaan-kerajaan yang telah berhasil ditaklukan dan mendirikan Kerajaan Islam sendiri.

    Beberapa Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan diantaranya ialah Kesultanan Pasir, Kesultanan Sambas, Kesultanan Banjar, Kesultanan Kartanegara dan lainnya. Oleh sebab itu hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk mengambil judul Sejarah kerajaan Islam yang ada di Kalimantan, Khususnya Kalimantan Selatan.

    B. Tujuan

    Tujuan pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh guru pengajar. Selain itu pembuatan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan dan ilmu serta pengetahuan tentang sejarah kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan.

    C. Rumusan Masalah

    Yang menjadi rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini diantaranya ialah :

    1. Bagaimana awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan?
    2. Kerajaan-Kerajaan apa saja yang bercorak Islam di Kalimantan?
    3. Peta Penyebaran Kerajaan Islam di Kalimantan?

    Bab II. Pembahasan

    A. Awal Mula Kerajaan Islam di Kalimantan

    Kerajaan Islam di Kalimantan awal mulanya terjadi karena Kerajaan Hindu berperang dengan kerajaan Islam, tetapi akhirnya kerajaan hindu menyerah diantaranya kerajaan hindu di Candi Laras dan Candi Agung  di Tanjung  Pura. Sebagian rakyat memeluk agama Islam termasuk sebagian rakyat dayak di pantai-pantai. Rakyat dayak yang telah masuk Islam, ialah yang sering disebut sebagai  dayak melayu, yang kebanyakkan di kuala kapuas, tumpung laung (barito) dan beberapa kampung melayu, sebenarnya mereka tetap suku dayak , hanya sudah memeluk agama islam.

    Pangeran Samudra (suriansyah) pernah meminta seorang puteri bernama Biang Lawai untuk dijadikan istri. Biang Lawai, adalah adik Patih Dadar, Patih Muhur, dan mengijin perkawinan, hanya dengan perjanjian tidak akan di Islamkan. Mula-mula oleh Pangeran Samudra, disanggupi, tetapi sesudah sampai istana, putri itu dikabarkan diislamkan. Kabar tersebut sampai kepada Patih Muhur bersaudara, menimbulkan amarah Patih Rumbih dari Kahayan , Patih Muhur dari Bakumpai (barito)  ilmu gaib, berhasil merampas saudaranya kembali, Biang Lawai, dari istana sultan dan dibawanya ke Sungai katan.

    Pangeran samudra memerintah balatentaranya untuk mencari perempuan tersebutdipedelaman. Tetapi karena balatentara patihn muhur sangat hebat, maka mundur lah balatentara sultan.

    Patih  muhur dan patih rumbih mundur dan membuat pertahanandi taliu dikampung tundai. Sesudah itu mereka mundur lagi membuat pertahanan didanau karam bersebrangan dengan negeri goha kahayan. Mereka menyebrangi danau tersebut dan dipasang dundang, bambu yang diruncingkan dibawah jembatans ehingga   sewktu-wktu jembatan tersebut dapat diputuskan jika balatentara sultan lewatatas jembatan  dan luka-luka terkena bambu yang diruncingkan dibawahnya. Perahu-perahu mereka dapat dirampas  oleh patih rumbih ditengelamkan . sekarang tempat tersebut dinamai berayar yang artinay “berlayar”.

    Diantara tempat pertempuran-pertempuran tersebut dengan bentengnya ialah sungai muhur (barito), parabingan, (pangkoh) bukit rawi, tewang pajagen, tewah, hulu kaspuas dan lain-lain.

    Tentang tersebarnya agama islam dari banten  kedaerah kalimantan dapat kita baca artikel kerajaan islam dari banten di karang an R. Muchtadi dalam almanak muhamadyah 1357 H (1938) hlm. 166 dan 169, antara lain ditulis : aliudin sultan banten bergelar abu mufakir muhamad aliudin, dia beramah tamah dengan kompeni, dan mendapat kebebasan sisa utang kerajaan banten sebanyak 60.000 ringgit, bekas menempuh landak (tahun 1698 ditentukan , bahwa landak dan sukadana diserahkan pada kompeni. Daerah pantai barat kalimantan diperintah oleh sultan abdurahman yang mendirikan kota pontianak.

    Sultan muhamad aliudin hanya berputera seorang saja dan meninggal ketika masih kanak-kanak tahun1786. Sultan zainal abidin dari banten memasuki landak, matan. Tahun 1699. Kapal kompeni /VOC dan 75 pecalang banten berlayar kesukadana diperintahkan oleh sultan agung (pangeran agung), keponakan sultan banten yang bergelar panebahan.

    Sultan landak didibantu oleh orang bugis dapat merebut kembali daerahnya sehingga panebahan dapat dipukul mundur , dengan keluarganya melarikan diri ke anyer (banten). Landak dipegaruhi selama 80 tahun  (1699-1778).

    B. Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan

    Adapun Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan yaitu :

    1. Kesultanan Pasir

    Dahulunya rakyat dayak pasir, diperintahkan oleh kepala-kepala dari rakyat dayak sendiri . ada seorang kepala suku dayak yang sangat berpengaruh, yang bernama tamanggung tokio, mengusulkan agar didaerah daerah dikepali oleh sorang kepala suku dan untuk itu diminta sultan yang dekat tempat tinggalnya. Mereka telah berangkat  dengan perahu yang penuh bermuatan emas  dan perak, yang dianugrahkan kepada nya kepada raja yang baru, mereka telah pergi ke utara dan selatan, tetapi tak ada mendapat seorangpun yang dipandang cakap. Tamanggung tokio sangatlah sedih sampai tidak minum dan makan , kemudian dalam mimpinya ia melihat seorang tua yang berkata kepadanya:

    Untuk mendapat raja, baiklah engkau pergi kelaut, dan disitu engkau memperoleh sepotong bambu, yang ruasnya  tarapung apung dilaut  ambilah bambu itu, dan bungkuslah dengan sutra kuning, karena didalam bambu itu ada sebutir telur yang harus dirabun diberi asap dupa, menyan dan garu. Dan dari telur itu nanti akan dilahirkan seorang raja perempuan.

    Pada esokkan harinya sesudah dia bangun, tamanggung tokio menuruti pesan perempuan dalam mimpinya. Sesudah 3 hari 3 malam telur itu didupakan, maka terbelah dua lah buluh itu dan dari telur itu pecah pula dan dilahirkan seorang bayi puteriyang cantik jelita. Anak itu sama sekali tidak mampu menyusu, setelah berusaha dapatlah ia diberi makanan dengan susu kerbau putih: lambat laun menjadi akil balig.

    Puteri inilah yang diangkat jadi raja *(ratu pasir), dan waktu ia berumur 15 tahun ia telah dinikahnkan, tetapi malang sekali ia tidak mendapat keturunan sihingga harus diceraikan beberapa kali.

    Seterusnya sesudah kawin yang ketujuh kali, belum juga mempunyai anak, kebetulan datang lah seorang arab dari jawa (gresik), terus dikawin kan dengan sang puteri. orang yang dari gresik tersebut dicarinya dukun agar membuang sari bambu yang ada pada sang puteri sehingga bisa melahirkan 2 puteri dan satu putera. Puetri yang tertua dikawinkan dengan seorang  arab yang membawa agama islam dipasir (1600). Yang putera sesudah ibunda mangkat, mengantikan duduk disingasana. Inilah cerita ringkas dari raja pasir, yang berasal dari sebutir telur dan bersuamikan putera arab dari jawa.

    2. Kesultanan Banjar

    Kesultanan Banjar atau Kesultanan Banjarmasin (berdiri 1520, masuk Islam 24 September 1526, dihapuskan Belanda 11 Juni 1860, pemerintahan darurat/pelarian berakhir 24 Januari 1905) adalah sebuah kesultanan wilayahnya saat ini termasuk ke dalam provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Kesultanan ini semula beribukota di Banjarmasin kemudian dipindahkan ke Martapura dan sekitarnya (kabupaten Banjar). Ketika beribukota di Martapura disebut juga Kerajaan Kayu Tangi.

    Ketika ibukotanya masih di Banjarmasin, maka kesultanan ini disebut Kesultanan Banjarmasin. Kesultanan Banjar merupakan penerus dari Kerajaan Negara Daha yaitu kerajaan Hindu yang beribukota di kota Negara, sekarang merupakan ibukota kecamatan Daha Selatan, Hulu Sungai Selatan.

    3. Kesultanan Kota Waringin

    Kerajaan Kotawaringin adalah sebuah kerajaan Islam (kepangeranan cabang Kesultanan Banjar) di wilayah yang menjadi Kabupaten Kotawaringin Barat saat ini di Kalimantan Tengah yang menurut catatan istana al-Nursari (terletak di Kotawaringin Lama) didirikan pada tahun 1615 atau 1530, dan Belanda pertama kali melakukan kontrak dengan Kotawaringin pada 1637, tahun ini dianggap sebagai tahun berdirinya sesuai dengan Hikayat Banjar dan Kotawaringin (Hikayat Banjar versi I) yang bagian terakhirnya saja ditulis tahun 1663 dan di antara isinya tentang berdirinya Kerajaan Kotawaringin pada masa Sultan Mustain Billah. Pada mulanya Kotawaringin merupakan keadipatian yang dipimpin oleh Dipati Ngganding.

    Kerajaan Pagatan (1750). Kerajaan Pagatan (1775-1908) adalah salah satu kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Tanah Kusan atau daerah aliran sungai Kusan, sekarang wilayah ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Wilayah Tanah Kusan bertetangga dengan wilayah kerajaan Tanah Bumbu (yang terdiri atas negeri-negeri: Batu Licin, Cantung, Buntar Laut, Bangkalaan, Tjingal, Manunggul, Sampanahan).

    4. Kesultanan Pontianak

    Kerajaan-kerajaan yang terletak di daerah Kalimantan Barat antara lain Tanjungpura dan Lawe. Kedua kerajaan tersebut pernah diberitakan Tome Pires (1512-1551). Tanjungpura dan Lawe menurut berita musafir Portugis sudah mempunyai kegiatan dalam perdagangan baik dengan Malaka dan Jawa, bahkan kedua daerah yang diperintah oleh Pate atau mungkin adipati kesemuanya tunduk kepada kerajaan di Jawa yang diperintah Pati Unus. Tanjungpura dan Lawe (daerah Sukadana) menghasilkan komoditi seperti emas, berlian, padi, dan banyak bahan makanan. Banyak barang dagangan dari Malaka yang dimasukkan ke daerah itu, demikian pula jenis pakaian dari Bengal dan Keling yang berwarna merah dan hitam dengan harga yang mahal dan yang murah. Pada abad ke-17 kedua kerajaan itu telah berada di bawah pengaruh kekuasaan Kerajaan Mataram terutama dalam upaya perluasan politik dalam menghadapi ekspansi politik VOC.

    Demikian pula Kotawaringin yang kini sudah termasuk wilayah Kalimantan Barat pada masa Kerajaan Banjar juga sudah masuk dalam pengaruh Mataram, sekurang-kurangnya sejak abad ke-16. Meskipun kita tidak mengetahui dengan pasti kehadiran Islam di Pontianak, konon ada pemberitaan bahwa sekitar abad ke-18 atau 1720 ada rombongan pendakwah dari Tarim (Hadramaut) yang di antaranya dating ke daerah Kalimantan Barat untuk mengajarkan membaca al- Qur’an, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Mereka di antaranya Syarif Idrus bersama anak buahnya pergi ke Mampawah, tetapi kemudian menelusuri sungai ke arah laut memasuki Kapuas Kecil sampailah ke suatu tempat yang menjadi cikal bakal kota Pontianak. Syarif Idrus kemudian diangkat menjadi pimpinan utama masyarakat di tempat itu dengan gelar Syarif Idrus ibn Abdurrahman al-Aydrus yang kemudian memindahkan kota dengan pembuatan benteng atau kubu dari kayu-kayuan untuk pertahanan. Sejak itu Syarif Idrus ibn Abdurrahman al-Aydrus dikenal sebagai Raja Kubu. Daerah itu mengalami kemajuan di bidang perdagangan dan keagamaan, sehingga banyak para pedagang yang berdatangan dari berbagai negeri.

    5. Kesultanan Sambas

    Kesultanan Sambas adalah kesultanan yang terletak di wilayah pesisir utara Propinsi Kalimantan Barat atau wilayah barat laut Pulau Borneo (Kalimantan) dengan pusat pemerintahannya adalah di Kota Sambas sekarang. Kesultanan Sambas adalah penerus dari kerajaan-kerajaan Sambas sebelumnya. Kerajaan yang bernama Sambas di Pulau Borneo atau Kalimantan ini telah ada paling tidak sebelum abad ke-14 M sebagaimana yang tercantum dalam Kitab Negara Kertagama karya Prapanca. Pada masa itu Rajanya mempunyai gelaran “Nek” yaitu salah satunya bernama Nek Riuh. Setelah masa Nek Riuh, pada sekitar abad ke-15 M muncul pemerintahan Raja yang bernama Tan Unggal yang terkenal sangat kejam. Karena kekejamannya ini Raja Tan Unggal kemudian dikudeta oleh rakyat dan setelah itu selama puluhan tahun rakyat di wilayah Sungai Sambas ini tidak mau mengangkat Raja lagi. Pada masa kekosongan pemerintahan di wilayah Sungai Sambas inilah kemudian pada awal abad ke-16 M (1530 M) datang serombongan besar Bangsawan Jawa (sekitar lebih dari 500 orang) yang diperkirakan adalah Bangsawan Majapahit yang masih hindu melarikan diri dari Pulau Jawa (Jawa bagian timur) karena ditumpas oleh pasukan Kesultanan Demak dibawah Sultan Demak ke-3 yaitu Sultan Trenggono.

    6. Kesultanan Kartanegara

    Kesultanan Kutai atau lebih lengkap disebut Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura (Martapura) merupakan kesultanan bercorak Islam yang berdiri pada tahun 1300 oleh Aji Batara Agung Dewa Sakti di Kutai Lama dan berakhir pada 1960. Kemudian pada tahun 2001 kembali eksis di Kalimantan Timur setelah dihidupkan lagi oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai upaya untuk melestarikan budaya dan adat Kutai Keraton. Dihidupkannya kembali Kesultanan Kutai ditandai dengan dinobatkannya sang pewaris tahta yakni putera mahkota Aji Pangeran Prabu Anum Surya Adiningrat menjadi Sultan Kutai Kartanegara ing Martadipura dengan gelar H. Adji Mohamad Salehoeddin II pada tanggal 22 September 2001.

    7. Kesultanan Berau

    Kesultanan Berau adalah sebuah kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Kabupaten Berau sekarang ini. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-14 dengan raja pertama yang memerintah bernama Baddit Dipattung dengan gelar Aji Raden Suryanata Kesuma dan istrinya bernama Baddit Kurindan dengan gelar Aji Permaisuri.

    Pusat pemerintahannya berada di Sungai Lati, Kecamatan Gunung Tabur. Sejarahnya kemudian pada keturunan ke-13, Kesultanan Berau terpisah menjadi dua yaitu Kesultanan Gunung Tabur dan Kesultanan Sambaliung. Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah ini termasuk dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8.

    8. Kesultanan Sambaliung

    Kesultanan Sambaliung adalah kesultanan hasil dari pemecahan Kesultanan Berau, dimana Berau dipecah menjadi dua, yaitu Sambaliung dan Gunung Tabur pada sekitar tahun 1810-an. Sultan Sambaliung pertama adalah Sultan Alimuddin yang lebih dikenal dengan nama Raja Alam. Raja Alam adalah keturunan dari Baddit Dipattung atau yang lebih dikenal dengan Aji Suryanata Kesuma raja Berau pertama. Sampai dengan generasi ke-9, yakni Aji Dilayas. Aji Dilayas mempunyai dua anak yang berlainan ibu. Yang satu bernama Pangeran Tua dan satunya lagi bernama Pangeran Dipati.

    Kemudian, kerajaan Berau diperintah secara bergantian antara keturunan Pangeran Tua dan Pangeran Dipati (hal inilah yang membuat terjadinya perbedaan pendapat yang bahkan kadang-kadang menimbulkan insiden). Raja Alam adalah cucu dari Sultan Hasanuddin dan cicit dari Pangeran Tua, atau generasi ke-13 dari Aji Surya Nata Kesuma. Raja Alam adalah sultan pertama di Tanjung Batu Putih, yang mendirikan ibukota kerajaannya di Tanjung pada tahun 1810. (Tanjung Batu Putih kemudian menjadi kerajaan Sambaliung).

    9. Kerajaan Tidung

    Kerajaan Tidung atau dikenal pula dengan nama Kerajaan Tarakan (Kalkan/Kalka) adalah kerajaan yang memerintah Suku Tidung di utara Kalimantan Timur, yang berkedudukan di Pulau Tarakan dan berakhir di Salimbatu.

    10. Kesultanan Bulungan

    Kesultanan Bulungan atau Bulongan adalah kesultanan yang pernah menguasai wilayah pesisir Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kota Tarakan sekarang. Kesultanan ini berdiri pada tahun 1731, dengan raja pertama bernama Wira Amir gelar Amiril Mukminin (1731–1777), dan Raja Kesultanan Bulungan yang terakhir atau ke-13 adalah Datuk Tiras gelar Sultan Maulana Muhammad Djalalluddin (1931-1958).

    C. Peta Penyebaran Kerajaan Islam di Kalimantan

    Penyebaran Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan dapat dilihat pada gambar peta di bawah ini.

    Bab III. Penutup

    A. Kesimpulan

    Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa awal mulanya Kerajaan Islam di Kalimantan terjadi karena Kerajaan-Kerajaan Hindu-Budha dapat ditaklukkan oleh kerajaan Islam sehingga agama Islam menyebar hingga ke seluruh Nusantara, salah satunya Kalimantan. Di Kalimantan, Kerajaan Islam juga menyebar akibat kekalah Kerajaan Hindu-Budha yang kemudian digantikan oleh Kerajaan Islam.

    Salah satu Pangeran yang berjasa dalam penyebaran Kerajaan Islam di Kalimantan Ialah Pangeran samudera. Hal itu terjadi karena pangeran Samudera menikahi seorang Puteri dari Kerajaan Hindu-Budha yang kemudian diIslamkanoleh Pengeran samudera dan hal itu mengakibatkan kemarahan dari saudara-saudara sang Puteri dan mengakibatkan terjadi perperangan dan pertumpahan darah. Dari sanalah kemudian muncul kerajaan-kerajaan Islam yang tersebar akibat kekalah kerajaan Hind-Budha tersebut.

    Adapun Kerajaan-Kerajaan Islam yang ada di Kalimantan yaitu Kesultanan Pasir, Kesultanan Banjar, Kesultanan Kota Waringin, Kesultanan Beruk, Kesultanan Pontianak, Kerajaan Tidung, Kesultanan Sambas, Kesultanan Kertanegara, Kesultanan Sambaliung, Kesultanan Bulungan.

    B. Saran

    Setelah beberapa paparan dan kesimpulan yang dijabarkan, saran yang dapat penulis sampaikan yaitu semoga dengan mengetahui sejarah perkembangan Islam di Kalimantan kita dapat menghormati dan menghargai hasil jerih payah mereka dalam menegakkan Islam di daerah Kalimantan walaupun harus berkorban nyawa dalam memerangi kerajaan Hindu-Budha yang pernah menguasai daerah-daerah di Kalimantan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Wildian, Anggita. 2014. Sejarah Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan. http://anggitwildian.blogspot.co.id/2014/03/sejarah-kerajan-kerajaan-islam-di.html . Diakses tanggal 14 November 2015 pukul 10.00 Wita.

    Anonim. 2015. Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan.http://www.gurusejarah.com/2015/01/kerajaan-kerajaan-islam-di-kalimantan.html. Diakses tanggal 14 November 2015 pukul 10.00 Wita.

  • Makalah Kekuasaan dan Wewenang

    Kekuasaan dan Wewenang

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Kekuasaan adalah kemampuan untuk bertindak atau memerintah sehingga dapat menyebabkan orang lain bertindak, pengertian disini harus meliputi kemampuan untuk membuat keputusan mempengaruhi orang lain dan mengatasi pelaksanaan keputusan itu. Biasanya dibedakan antara kekuasaan yang berarti dalam kemampuan untuk mempengaruhi orang lain sehingga dapat menyebabkan orang lain tersebut bertindak dan wewenang yang berarti hak untuk memerintah orang lain.

    B. Tujuan Penulisan Makalah

    Agar kita mengerti makna dan maksud perbedaan antara kekuasaan dan wewenang, serta bentuk-bentuk lapisan kekuasaan. Dan makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Masyarakat Indonsia (SMI).

    Bab II. Pembahasan

    A. Kekuasaan dan Wewenang

    Kekuasaan mempunyai peranan yang dapat menentukan nasib berjuta-juta manusia. Oleh karena itu, kekuasaan (power) sangat menarik perhatian para ahli ilmu pengetahuan kemasyarakatan.

    Sesuai dengan sifatnya sebagai ilmu pengetahuan kemasyarakatan. Tidak memandang kekuasaan sebagai sesuatu yang baik atau yang buruk. Sosiologi mengakui kekuasaan sebagai unsur yang sangat penting dalam kehidupan suatu masyarakat. Penilaian baik atau buruk senantiasa harus diukur dengan kegunaannya untuk mencapai suatu tujuan yang sudah ditentukan atau disadari oleh masyarakat. Karena kekuasaan sendiri mempunyai sifat yang netral, maka menilai baik atau buruknya harus dililhat pada penggunaannya bagi keperluan masyarakat. Kekuasaan senantiasa ada di dalam setiap masyarakat baik yang masih bersahaja, maupun yang sudah besar atau rumit susunannya. Tetapi walaupun selalu ada kekuasaan tidak dapat dibagi rata pada semua anggota masyarakat. Justru karena pembagian yang tidak merata tadi timbul makna yang pokok dari kekuasaan yaitu kemampuan untuk mempengaruhu fihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan.

    Adanya kekuasaan cenderung tergantung dari hubungan antara fihak yang memiliki kemampuan untuk melancarkan pengaruh dengan pihak lain yang menerima pengaruh itu, rela atau karena terpaksa. Apabila kekuasaan dijelmakan pada diri seseorang, biasanya orang itu dinamakan pemimpin dan mereka yang menerima pengauruhnya adalah pengikut. Beda antara kekuasaan dan wewenag (authority atau legalized power) ialah bahwa setiap kemampuan untuk mempengaruhi fihak lain dapat dinamakan kekuasaan. Sedangkan wewenang adalah kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang, yang mempunyai dukungan atau pendapat pengakuan dari masyarakat. Karena memerlukan pengakuan masyarakat, maka di dalam suatu masyarakat yang sudah kkompleks susunannya serta sudah mengenal pembagian kerja yang terperinci, wewenang biasanya terbatas pada hal-hal yang diliputinya, waktunya dan cara menggunakan kekusaan itu pengertian wewenang timbul pada waktu masyarakat mulai mengatur pembagian kekuasaan dan menentukan pembagiannya. Tetapi tidak ada masyarakatpun dalam sejarah manusia, yang berhasil dengan sadar mengatur setiap macam kekuasaan yang ada di dalam masyrakat itu menjadi wewenang. Kecuali itu tidak mungkin setiap macam kekuasaan yang ada, diragukan dalam suatu peraturan dan hal itu juga sebenarnya tidak akan menguntungkan bagi masyarakat. Apabila setiap macam kekuasaan menjadi wewenang maka susunan kekkuatan masyarakat itu menjadi kaku. Karena tidak dapat mengikuti perubahan-perubahan yang senantiasa terjadi di dalam masyarakat.

    Adanya wewenag hanya dapat menjadi efektif apabila didukung dengan kekuasaan yang nyata. Akan tetapi acap kali terjadi bahwa letaknya wewenang yang diakui oleh masyarakat dan letaknya kekuasaan yang nyata, tidak di satu tempat atau tidak berada di satu tangan. Di dalam masyarakat yang kecil dan yang susunannya bersahaja, pada umumnya kekuasaan yang dipegang oleh seseorang atau kelompok orang meliputi bermacam bidang. Kekuasaan itu lambat laun diidentifikasikan dengan orang yang memegannya. Contoh yang demikian itu dalam Masyarakat Indonesia terdapat pada masyarakat-masyarakat hukum adat (misalnya desa), yang terpencil letaknya di mana semua kekuasaan pemerintahan, ekonomi dan sosial dipercayakan kepada para msyarakat hukum adat tersebut untuk seumur hidup. Karena luasnya kekuasaan dan besarnya kepercayaan kepada para kepala masyarakt hukum adat tersebut untuk seumur hidup.
    Sebaliknya di dalam masyarakat yang besar dan rumit, di mana terlihat berbagai sifat dan tujuan hidup golongan yang berbeda-beda dan kepentingan yang tidak selalu sama satu dengan lainnya, maka kekuasaan biasanya terbagi pada beberapa golongan. Karena itu terdapat perbedaan pemisahan secara teoritis dan nyata dari kekuasaan politik, militer, ekonomi, agama dan seterusnya. Kekuasan yang terbagi itu nampak dengan jelas di dalam masyarakat yang menganut dan melaksankan demokrasi secara luas.
    Meskipun ada penguasa pemerintah otokratis yang hendak memusatkan kekuasaan semua bidang dalam satu tangan secara mutlak, namun di dalam masyarakat yang kompleks usaha yang demikian tidak mungkin terlaksana sepenuhya. Yang mungkin adalah pemusatan sebagian. Sedang kekuasaan nyata lainnya tetap dipegang oleh golongan-golongan masyarakat yang dalam proses perkembangan masyarakat secara khusus telah malatih diri untuk memegang kekuasaan itu.

    Sebagai suatu proses, baik kekuasan atau wewenang merupakan suatu pengaruh yang nyat atau potensial. Mengenai pengaruh tersebut, lazimnya diadakan perbedaan sebagai berikut.

    1. Pengaruh bebas yang didasarkan pada komonitas dan bersifat persuasive.
    2. pengaruh tergantung atau tidak bebas menjadi efektik karena ciri tertentu yang dimiliki oleh fihak-fihak yang berpengaruh. Pada jenis pengaruh ini, mungkin terjadi proses-proses, sebagai berkut:
      1. Fihak yang berpengaruh membantu fihak yang dipengaruhi untk mencapai tujuanya, atau fihak yang berpengaruh mempunyai kekuasaan untuk memaksakan kehendaknya (kemungkinan dengan melancarkan ancaman-ancaman mental/fisik).
      2. Fihak yang terpengaruh mmempunyai ciri-ciri tertentu, yang menyebabkan fihak lain terpengaruh olenya. Ciri-ciri tersebut adalah, antara lain sebagai berikut;
        • Kelebihan di dalam kemampuan dan pengetahuan.
        • Sifat dan sikap yang dapat dijadikan pedoman prilaku yang pantas atau periliku yang diharapkan.
        • Mempunyai kekuasaan resmi yang sah.

    B. Hakikat Kekuasaan dan Sumbernya


    Dalam setiap hubungan antara manusia maupun antara kelompok sosial selalu tersimpul pengertian-pengertian kekuasaan dan wewenang. Untuk sementara pembahasan akan dibatasi pada kekuasaan, yang diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi fihak lain menurut kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut. Kekuasaan terdapat di semua bidang kehidupan dan dijalankan. Kekuasaan mencakup kemampuan untuk memenuhi (agar yang diperintah patuh) dan juga untuk memberi keputusan-keputusan yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi tindakan-tindakan fihak-fihak lainnya. Max Weber mengatakan, kekuasaan adalah seseorang atau kelompok orang untuk menyadarkan masyarakat akan kemauan-kemauannya sendiri, dengan sekaligus menerapkannya terhadap tindakan-tindakan perlawanan dari orang-orang atau golongan-golongan tertentu. Kekuasaan mempunyai aneka macam bentuk, dan bermacam-macam sumber. Hak milik kebendaan dan kedudukan adalah sumber kekuasaan. Birokrasi juga merupakan salah satu sumber kekuasaan, di samping kemampuan khusus dalam bidang ilmu-ilmu pengetahuan yang tertentu ataupun atas dasar peraturan-peraturan hukum yang tertentu. Jadi kekuasaan terdapat dimana-mana, dalam hubunga sosial maupun di dalam organisasi-organisasi sosial. Tetapi biasanya kekuasaan tertinggi berada pada organisasi yang dinamakan “negara”. Secara formal Negara mempunyai hak untuk melaksanakan kekuasaan tertinggi, kalau perlu dengan paksaan. Juga negaralah yang membagi-bagikan kekuasaan yang lebih rendah derajatnya. Itulah yang dinamakan kedaulatan (sovereginity). Kedaulatan biasanya dijalankan oleh segolongan kecil masyarakat yang dinamakan diri the rulig class, pasti ada yang menjadi pimpinannya. Meskipun menurut hukum, dia tidak merupakan pemegang kekuasaan yang tertinggi. Misalnya pada Negara-negara yang berbentuk kerajaan, sering terlihat kenyataan bahwa seorang Perdana Menteri mempunyai kekuasaan yang lebih besar dari Raja dalam menjalankan kedaulatan negara. Gejala lain yang tampak juga adalah perasaan tidak puas (yaitu merasa yang diprintah) mempunyai pengaruh terhadap kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dijalankan oleh the ruling class. Golongan yang berkuasa tidak mungkin bertahan terus tanpa didukung didukung oleh masyarakat. Karena itu golongan tersebut senantiasa berusaha untuk membenarkan kekuasaannya terhadap masyarakat, dengan maksud agar kekuasaannya dapat diterima masyarakat sebagai kekuasaan yang legal dan baik untuk masyarakat yang bersangkutan. Usaha-usaha golongan yang memegang kekuasaan seperti diterangkan Mosca, di dalam masyarakat-masyarakat yang baru saja bebas dari penjajahan dan mendapatkan kemerdekaan politik, mengalami kesulitan-kesulitan. Sebab pokok kesulitan-kesulitan tersebut terletak pada perbedaan alam fikiran antar golongan yang berkuasa (yang secara relatif maju) dan alam fikiran antara golongan yang dikuasai yang masih tradisional dan kurang luas pengetahuannya. Oleh sebab itu, golongan yang berkuasa harus berusaha untuk menanamkan kekuasaannya dengan jalan menghubungkan dengan kepercayaan dan perasaan-perasaan yang kuat di dalam masyarakat yang bersangkutan, yang pada dasarnya terwujud dalam nilai dan norma.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap hakekat kekuasaan dapat terwujud dalalm hubungan yang simetris dan asimetris. Masing-masing hubungan terwujud dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat diperoleh gambaran sebagai berikut:

    1. SIMETRIS

    a. Hubungan persahabatan
    b. Hubungan sehari-hari
    c. Hubungan yang bersifat ambivalen
    d. Pertentangan antara mereka yang sejajar kedudukannya. 2. ASIMETRIS

    a. Popolaritas
    b. PeniruanMengikuti printah
    c. Tunduk pada pimpinan formal atau informal
    d. Tunduk pad seorang ahli
    e. Pertentangan antara mereka yang tidak sejajar kedudukannya
    f. Hubungan sehari-hari

    Kekuasaan dapat bersumber pada bermacam-macam faktor. Apabila sumber-sumber kekuasaan tersebut dikaitkan dengan kegunaannya, maka dapat diperoleh gambaran sebagai berikut:

    1. SUMBER

    a. Militer, Polisi, Kriminal
    b. Ekonomi
    c. Politik,
    d. Hukum,
    e. Tradisi,
    f. Idiologi,
    g. Diversionery Power 2. KEGUNAAN

    d) mengendalikan kekerasan.
    e) Mengendalikan tanah, buruh, kekayaan material, produksi.
    f) Pengambilan keputusan.
    g) Mempertahankan, mengubah, melancarkan interaksi
    h) Sistem kepercayaan nilai-nilai
    i) Pandangan hidup, intergrasi
    j) Kepentingan rekreatif

    C. UNSUR-UNSUR SALURAN KEKUASAAN DAN DIMENSINYA
    Kekuasaan yang dapat dijumpai pada interaksi sosial antara manusia maupun antar kelompok mempunyai beberapa unsur pokok yaitu:

    1. Rasa takut
    Perasaan takut pada seseorang (yang merupakan penguasa, misalnya) menimbulkan suatu kepatuhan terhadap segala kemauan dan tindakan orang yang ditakuti tadi. Rasa takut merupakan perasaan negatif, karena seseorang tunduk kepada orang lain dalam keadaan terpaksa. Orang yang mempunyai rasa takut akan berbuat segala sesuatu yang sesuai dengan orang yang ditakutinya, agar terhindar dari kesukaran-kesukaran yang akan menimpa dirinya, seandainya dia tidak patuh. Rasa takut juga menyebabkan orang yang bersangkutan meniru tindakan-tindakan orang yang ditakutinya. Gejala ini yang dinamakan marched dependent behavior. Gejala tak mempunyai tujuan kongkrit bagi yang melakukannya. Rasa takut merupakan gejala universal yang terdapat di mana-mana dan biasanya dipergunakan sebaik-baiknya dalam masyarakat yang mempunyai pemerintahan otoriter.

    2. Rasa cinta
    Rasa cinta menghasilkan perbuatan-perbuatan yang pada umumunya positif. Orang-orang lain bertindak sesuai dengan kehendak fihak yang berkuasa, untuk menyenagkan semua fihak. Artinya ada titik-titik penemuan antara fihak-fihak yang bersangkutan. Rasa cinta biasanya telah mendarah daging (internalized) dalam diri seseorang atau sekelompok orang.

    3. Kepercayaan
    Kepercayaan dapat timbul sebagai hasil hubungan langsung anatar dua orang atau lebih yang bersifat asosiatif. Misalnya, B sebagai orang yang dikuasai mengadakan hubungan langsung dengan A sebagai pemegang kekuasaan. B percaya sepenuhnya kepada A, kalau A akan selalu bertindak dan berlaku baik. Dengan demikian maka setiap keinginan A akan selalu dilaksanakan oleh B. Kemungkinan sekali bahwa B sama sekali tidak mengetahui kegunaan tindakan-tindakannya itu. Akan tetapi, karena dia telah menaruh kepercayaan kepada si A, maka maka dia akan berbuat hal-hal yang sesuai dengan kemauan A yang merupakan penguasa, agar A tambah mempercayai B. pada contoh tersebut, hubungan yang terjadi bersifat pribadi, akan tetapi, mungkin saja hubungan demikian akan berkembang di dalam suatu organisasi atau masayarakat secara luas. Soal kepercayaan memang sangat penting demi kelanggengan suatu kekuasaan.

    4. Pemujaan
    Sistem kepercayaan mungkin masih dapat disangkal oleh orang-orang lain. Akan tetapi di dalam sistem pemujaan, seseorang atau sekelompok orang-orang yang memegang kekuasaan, mempunyai dasar pemujaan dari orang-orang lain. Akibatnya adalah segala tindakan penguasa dibenarkan atau setidak-tidaknya dianggap benar.
    Ke empat unsur tersebut merupakan sarana yang biasanya digunakan oleh penguasa untuk dapat menjalankan kekuasaan, biasanya dilakukan secara langsung tanpa perantara.

    Apabila dilihat dalam masyarakat, maka kekuasaan di dalam pelaksanaannya dijalankan melalui saluran-saluran tertentu. Saluran-saluran tersebut banyak sekali, akan tetapi kita hanya akan membatasi diri pada saluran-saluran sebagai berikut:

    a) Saluran Militer
    Apabila saluran ini yang dipergunakan, maka penguasa akan lebih banyak mempergunakan paksaan (coercion) serta kekuatan militer (military force) di dalam melaksanakan kekuasaannya. Tujuan utama adalah untuk menimbulkan rasa takut dalam diri masyarakat, sehingga mereka tunduk pada kemauan penguasa atau sekelompok orang-orang yang dianggap sebagai penguasa, untuk keperluan tersebut, seringkali di bentuk organisasi-organisasi atau pasukan-pasukan khusus yang bertindak sebagai dinas rahasia. Hal ini banyak dijumpai pada negara-negara totaliter.

    b) Saluran Ekonomi
    Dengan menggunakan saluran-saluran di bidang ekonomi, penguasa berusaha untuk menguasai kehidupan masyarakat. Dengan jalan menguasai ekonomi serta kehidupan rakyat tersebut, penguasa dapat melaksanakan peraturan-perataurannya serta akan menyalurkan printah-printahnya dengan dikenakan saksi-saksi yang tertentu.

    c) Saluran Politik
    Melalui saluran politik, penguasa dan pemerintah berusaha untuk membuat peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh masyarakat. Caranya adalah: antara lain, dengan meyakinkan atau memaksa masyarakat untuk mentaati peraturan-peraturan yang telah dibuat oleh badan-badan yang berwewenang dan yang sah.

    d) Saluran Tradisional
    Saluran tradisional biasanya merupakan saluran yang paling disukai. Dengan cara menyesuaikan tradisi pemegang kekuasaan dengan tradisi yang dikenal di dalam sesuatu masyarakat, maka pelaksanaan kekuasaan dapat berjalan dengan lebih lancar. Caranya adalah dengan jalan menguji tradisi pemegang kekuasaan dengan tradisi yang dikenal di dalam masyarakat, yang meresap di dalam jiwa masyarakat yang bersangkutan.

    e) Saluran Idiologi
    Penguasa-penguasa dalam masyarakat, biasanya mengemukakan serangkaian ajaran-ajaran atau doktrin-doktrin, yang bertujuan untuk meneranagkan dan sekaligus memberi dasar pembenaran bagi kekuasaan pelaksanaannya. Hal itu dilakukan agar kekuasaan dapat menjelma menjadi wewenang. Setiap penguasa akan berusaha untuk dapat menerangkan idiologinya tersebut dengan sebaik-baiknya sehingga institutionalized dan bahkan internalized dalam diri warga masyarakat.

    f) Saluran-Saluran Lainnya
    Salauran-saluran lain di samping yang telah disebutkan di atas, ada pula yang dapat dipergunakan penguasa, misalnya alat-alat komonikasi masa surat kabar, radio, televisi dan lain-lainnya. Kecuali ia dapat pula dipergunakan saluran rekreasi yang biasa digunakan masyarakat mengisi waktu senggangnya, seperti sandiwara rakyat. Kemajuan yang sangat besar di bidang teknologi alat-alat alat-alat komunikasi masa, menyebabkan bahwa saluran tersebut pada akhir-akhir ini mendapatkan tempat yang penting bagi saluran pelaksanaan kekuasaan yang dipegang oleh seorang penguasa.
    Apabila dimensi kekuasaan ditelaah, maka ada kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:
    2) Kekuasaan yang sah dengan kekerasan
    3) Kekuasaan yang sah tanpa kekerasan.
    4) Kekuasaan tidak sah dengan kekerasan.
    5) Kekuasaan tidak sah tanpa kekerasan.
    Secara visual gambarnya sebagai berikut:
    SAH

    Dengan Tanpa
    Kekerasan Kekerasan

    jhfgfTirani tindakan intimidasi,
    Desas desus

    Tidak sah
    D. CARA-CARA MEMPERTAHANKAN KEKUASAAN.
    Kekuasaan yang telah dilaksanakan melalui saluran-saluran sebagaimana diterangkan di atas, memerlukan serangkain cara atau usaha-usaha untuk mempertahankannya. Setiap penguasa yang telah memegang kekuasaan di dalam masyarakat, demi setabilnya masyarakat tersebut, akan berusaha untuk mempertahankannya, cara-cara atau usaha-usaha yang dapat dilakkan antara lain:

    2) Dengan jalan menghilangkan segenap peraturan-peraturan lama, terutama dalam bidang politik, yang merugikan kedudukan penguasa. Peraturan-peraturan tersebut akan digantikan dengan peraturan-peraturan baru yang akan menguntungkan penguasa. Keadaan tersebut biasanya terjadi pada waktu ada pergantian kekuasaan dari seseorang penguasa kepada penguasa lain (yang baru).

    3) Mengadakan sistem-sistem kepercayaan (belif-system) yang akan dapat memperkokoh kedudukan penguasa atau golongannya. Sistem kepercayaan ini meliputi agama, idiologi dan seterusnya.

    4) Pelaksanaan administrasi dan birokrasi yang baik.

    5) Mengadakan konsolidasi horizontal dan verikal.

    Pada penguasa biasanya mempunyai keahlian di bidang-bidang tertentu, misalnya bidang politik, ekonomi, militer dan selamjutnya. Kekuasan yang dipegang seorang ahli politik, hanya mencakup bidang politik saja. Keadaan semacam demikian, yaitu apabila penguasa hanya menguasai bidang-bidang kehidupan yang khusus, menyebabkan bahwa dia lebih mudah digulingkan. Oleh sebab itu penguasa seharusnya dapat pula menguasai bidang-bidang lain, di samping keahlian khususnya. Apabila dia sendiri tidak sanggup, maka dia harus berusaha mendekati fihak-fihak lain yang ahli dan berusaha mengajak mereka membentuk the ruling class tersendiri. Melihat hal-hal tersebut, akan terlihat sesuatu kecendrungan bahwa kekuasaan yang bersifat komulatif, artinya bertumpuk atau berkumpul dalam satu tangan atau sekelompok orang, merupakan hal yang wajar dalam berbagaimasyarakat. Apabila dalam salah satu bidang kehidupan terdapat orang kuat yang berkuasa, maka timbul suatu pusat kekuasaan (power centre). Sudah tentu akan tiimbul pusat-pusat kekuasaan lain yang mungkin merupakan oposisi. Dengan demikian, penguasa mempunyai beberapa cara untuk memperkuat kedudukannya (yang khusus), antara lain:

    a) Dengan menguasai kehidupan bidang-bidang tertentu. Cara ini pada umumnya dilakukan dengan damai atau persuasive.

    b) Dengan jalan menguasai bidang-bidang kehidupoan masyarakat dengan paksa atau kekerasan. Maksud dan tujuannya adalah untuk menghancurkan atau menguasai pusat-pusat kekuasan dibidang lainnya. Biasanya cara-cara demikian tak akan dapat bertahan lama, karena pada suatu saat akan timbul reaksi yang akan menghancurkan kekuasaan yang telah ada itu. Cara-cara yang sebagaimana diuraikan di atas, tidaklah bersifat limitatif. Tetapi biasanya, itulah cara-cara yang lazim digunakan dan dikenal.

    E. BEBERAPA BENTUK LAPISAN KEKUASAAN
    Bentuk-bentuk kekuasaan pada masyarakat-masyarakat tertentu di dunia ini beraneka macam dengan masing-masing polanya. Biasanya ada satu pola yang berlaku umum pada setiap mayarakat. Betapapun perubahan-perubahan yang dialami masyarakat itu (yang akan menelorakan suatu pola baru). Namun pola tersebut akan selalu muncul atas dasar pola lama, yang berlaku sebelumnya. Kiranya dapat dikatakan bahwa bentuk dan sistem kekuasaan selalu menyesuaikan diri pada masyarakat dengan adat-istiadat dan pola-pola perilakunya. Mungkin dalam keadaan-keadaan krisis, batas-batasnya mengalami perubahan sedikit, pada umumya garis tegas antara yang berkuasa dan yang dikuasai selalau ada.gejala demikian menimbulkan lapisan kekuasaan atau pyramida kekuasaa, yang didasarkan pada rasa kekhawatiran masyarakat akan terjadinya disintegrasi, bila tidak ada kekuasaan yang menguasainya. Karena integarasi masyarakat dipertahankan oleh tata tertib sosial dan dijalankan oleh penguasa, maka masyarakat mengakuai adanya lapisan kekuasaan tersebut. Walaupun kadang-kadang kenyataanya demikian merupakan beban. Perlu pula ditambahkan bahwa kekuasaan bukanlah semata-mata berarti banyak orang tunduk di bawah penguasa. Menrut Mac Lver ada tiga pola umum sistem lapisan kekuasaan atau piramida kekuasaan, yaitu:

    1. Tipe pertama (tipe kata) adalah sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisah yang tgas dan kaku. Tipe semacam ini biasanya dijumpi pada masyarakat berkasta, di mana hampir-hampir tak terjadi gerak social vertical. Garis pemisah antara masing –masing lapisan hampir tak mungkin ditembus. Gambaran dari tipe ini dapat dilihat pada halaman 305. Pada puncak piramida di ats, duduk penguasa tertinggi (misalnya maharaja, raja dan sebaginya) dengan lingkungannya, yang didukung oleh kaum bangsawan, tentara dan, para pendeta. Lapisan kedua terdiri dari para petani dan buruh tani yang kemudian diikuti denga lapiasan terendah dalam masyarakt yang terdiri dari para budak.

    Raja (penguasa)
    Bangsawan
    Orang-orang yg bekerja di pemerintahan
    Pegawai rendahan & seterusnya.
    Tukang atau pelayan
    Petani, buruh tani
    Budak-buruh

    *) gambar ini dikutip dari The Web of Government, hlaman 100

    2. Tipe yang kedua (tipe oligarkis) masih mempunyai garis pemisah yang tegas. Akan tetapi dasar pembedaan kelas-kelas social ditentukan oleh kebudayaan masyarakat, terutama pada kesempatan yang diberikan kepada para warga untu memperoleh kekuasaan-kekuasaan tertentu. Bedanya dengan tipe yang pertama adalah, walaupun kedudukan para warga pada tipe kedua masih didasarkan pad kelahiran ascribed status tetapi individu masih diberi kesempatan untuk naik lapisan. Disetiap lapisan juga masih dijumpai lapisan-lapisan yang lebih khusus lagi, sedangkan perbedaan antara satu lapisan dengan lapisan yan lain tidak begitu mencolok. Gambaran tipe yang kedua tersebut di atas adalah sebagai berikut:
    Raja (penguasa)
    Bangsawan dari macam-macam tingkatan
    Peg. Tinggi (sipil dan militer)
    Orang-orang kaya, penguasa dan
    lain-launnya.
    Pengacara
    Tukang dan penjaga
    Petani buruh tani dan
    Budak
    *) gambar ini dikutip dari The Web of Government, hlaman 102.

    Kelas menengah lazimya mempunyai warga yang paling banyak: kaum industri, perdagangan dan keuangan memegang peranan penting. Ada bermacam-macam cara dimana warga dari lapisan bawah naik tingkat lapisan dan juga ada kesempatan bagi warga lapisan menengah untuk menjadi penguasa. Tipe semacam di atas dijumpai pada masyarakat feudal yang telah berkembang. Variasi tipe kedua tersebut di atas dijumpai pada negara-negara yang didasarkan pada aliran fasisime dan juga pada negara-negara totaliter (seperti misalnya Soviet, Rusia). Bedanya adalah bahwa kekuasaan yang sebenarnya, berada di tangan partai politik yang mempunyai kekuasaan menentukan.

    3. Tipe yang ketiga (tipe demokratis) menunujukkan kenyataan akan adanya garis pemisah antara lapisan yang siftnya mobil sekali. Kelahiran tidak menentuka sese orang, yang terpenting adalah kemampuan dan kadang-kadang juga factor keberuntungan. Yang terakhir ini terbukti dari anggota-angota paratai politik, yang dalam suatu masyarakat demokratis dapat mencapai kedudukan-kedudukan tertentu melalui partai. Gambaran tipe ketiga tersebut di atas adalah sebagai berikut:

    pemimpin-pemimpin politik
    Pemimpin-pemimpin partai, orang-orang kaya,
    pemimpin-pemimpin organisasi besar
    .
    Pejabat-pejabat administrative, kelas-
    kelas atas dasar keahlian “leasure class”

    Ahli-ahli teknik, petani-petani,
    pedagang-pedagang.

    pekerjaan-pekerjaan
    rendahan dan petani-
    rendahan

    *) gambar ini dikutip dari The Web of Government, hlaman 104.

    Gambaran pola peramida kekuasaan di atas merupakan tipe-tipe ideal atau tipe idam-idaman. Di dalam kenyataan dan perwujudannya tidak jarang mengalami penyimpangan-penyimpangan, terutama disebabkan pada setiap masyarakat selalu mengalami perubahan-perubahan sosila dan kebudayaan. Setiapn perubahan sosial dan kebudayaan memerlukan perubahan pula dalam pola-pola piramida kekuasaan, agar kebutuhan-kebutuhan masyarakat terpenuhi sesuai dengan perkembangan yang dialami.
    Adapun stratifikasi kekuasaan tersebut senantiasa ada dasar-dasarnya, sehingga dapat berproses. Gambarannya dilukiskan di halaman 308 (dalam kerangka perbandingan antara masyarakat pra industrial, industrial dan puma industsrial).

    F. WEWENANG
    Sebagaimana halnya dengan kekuasaan, maka wewenang juga dapat dijumpai dimana-mana, walaupun tidak selamanya kekuasaan dan wewenang berada di satu tangan. Dengan wewenag dimaksudkan sebagai suatu hak yang telah ditetapkan dalam tata tertib sosial untuk menetapkan kebijaksanaan, menentukan keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah penting dan untuk menyelesaikan pertentangan-pertentanga.

    PRA-INDUSTRIAL INDUSTRIAL PURNA INDUSTRIAL
    1. Sumber Tanah Industri/pabrik Pengetahuan
    2. Pusat sosial Pertanian, perkebunan Business, perusahaan Universitas, pusat penelitian.
    3. Tokoh dominan Pemilik tanah, kalangan milite. Kalangan busines Ilmuwan, peneliti.
    4. Sarana berkuasa Penguasa kekuatan Pengaruh tak langsung terhadap politik Keseimbangan kekuatan plitik, ilmiah, hak asasi.
    5. Basis kelas Harta, kekutan militer. Harga, organisasi, politik, ketrampilan teknis Ketrampilan teknis, organisasi, politik.
    6. Cara Kewarisan, konviskasi Kewarisan, magang, pendidikan Pendidikan, mobilisasi.

    Dengan lain perkataan, seseorang yang mempunyai wewenang bertindak sebagai orang yang memimpin atau membimbing orang banyak. Apabila orang membicarakan tentang wewenang, maka yang dimaksud adalah hak yang dimiliki seseorang atau sekelompok orang. Tekanannya adalah pada hak, dan bukan pada kekuasaan. Dipandang dari sudut masyarakat, maka kekuasaan harus mendapatkan pengakuan dan pengesahan dari masyarakat agar menjadi wewenang. Wewenang hanya mengalami perubahan dalam bentuk. Menurut kenyataannya wewenag tadi tetap ada. Perkembangan suatu wewenag terletak pada arah serta tujuanya untuk sebanyak mungkin memenuhi bentuk yang diidam-idamkan masyarakat. Wewenang ada beberapa bentuk, sebagai beikut:

    1. Wewenang Kharismatis, Tradisional dan Rasional (Legal)
    Perbedaan antara wewenang kharismatis, tradisional dan rasional (legal) dikemukakan oleh Max Weber. Pembedaan tersebut didasarkan pada hubungan antara tindakan dengan dasar hukum yang berlaku. Di dalam membicarakan ke tiga bentuk wewenang tadi Max Weber memperhatikan sifat dasar wewenag tersebut, karena itulah yang menentukan kedudukan penguasa yang mempunyai wewenang tersebut.
    Wewenang kharismatis merupakan wewenang yang didasarkan pada kharisma, yaitu suatu kemampuan khusus (wahyu, pulung) yang ada pada diri seseorang. Kemampuan khusus tadi melekat pada orang tersebut karena anugrah Tuhan Yang Maha Esa. Orang-orang di sekitarnya mengakui akan adanya kemampuan tersebut atas dasar kepercayaan dan pemujaan, karena mereka menganggap bahwa sumber kemampuan tersebut adalah sesuatu yang berada di atas kekuasaan dan kemampuan manusia umumya.
    Wewenag kharismatik tidak diatur oleh kaidah-kaidah, baik yang tradisional maupun rasional. Sifatnya adalah cenderung irasional. Adakalanya kharisma dapat hilang, karena masyarakat sendiri yang berubah dan mempunyai faham yang berbeda. Perubahan-perubahan mana seringkali tak dapat diikuti oleh orang yang mempunyai wewenang kharismatis tadi, sehingga dia tertinggal oleh kemajuan dan perkembangan masyarakat.
    Wewenang tradisional dapat dipantau oleh seseorang maupun sekelompok orang. Dengan kata lain, wewenang trsebut dimililiki oleh orang-orang yang menjadi anggota kelompok. Kelompok mana sudah lama sekali mempunyai kekuasaan di dalam suatu masarakat. Demikian lamanya golongan tersebut memegang tampuk kekuasaan, masyarakat percaya dan mengakui kekuasaannya. Ciri-ciri utama wewenang tradisional adalah;

    a) Adanya ketentuan-ketentuan tradisional yang mengikat penguasa yang mempunyai wewenang, serta orang-orang lainnya dalam masyarakat.

    b) Adanya wewenang yang lebuh tinggi ketimbang kedudukan seseorang yang hadir secara pribadi.

    c) Selama tak ada pertentantangan dengan ketentuan-ketentuan tradisional, orang-orang dapat bertindak secara bebas.

    Pada masyarakat di mana penguasa mempunyai wewenang tradisional, tidak ada pembatasan yang tegas anatara wewenang dengan kemampuan-kemampuan pribadi seseorang. Dalam hal ini sering kali hubungan kekeluargaan memegang peranan penting di dalam pelaksanaan wewenag. Dengan demikian, wewenang yang menyandarkan diri pada tradisi, harus juga menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan kemasyarakatan.
    Wewenang rasional atau legal adalah wewenang yang disandarkan pada sistem hukum yang berlaku dalam masyarakat. Sistem hukum di sini difahamkan sebagai kaidah-kaidah yang telah diakui serta ditaati masyarakat, dan bahkan yang telah diperkuat oleh negara.
    Didalam masyarakat yang demikratis sesuai dengan sistem hukumnya, maka orang yang memegang kekuasaan diberi kedudukan menurut jangka waktu tertentu dan terbatas. Gunanya adalah supaya orang-orang yang memegang kekuasaan tadi akan dapat menyelenggarakannya sesuai dengan kepentingan masyarakat.
    Apabila ke tiga bentuk wewenag tersebut ditelaah lebih mendalkam, akan terlihat bahwa ke tiga-tiganya dapat dijumpai di dalam masyarakat walau mungkin hanya salah satu bentuk saja yang menonjol. Di dalam masyarakat yang hidup tenang dan stabil, umumnya wewenang tradisional yang legal amat mengedepan. Dengan meluasnya sisitem demokrasi, maka wewenang tradisional yang diwujudkan dengan kekuasaan turun-temurun, kelihatannya semakin berkurang. Barangsiapa pernah mengalami revolosi fisik Indonesia pada tahun 1945, akan mengetahui betapa besar daya tarik para pemimpin masyarakat yang memiliki kharisma di dalam mengarahkan masyarakat pada waktu itu.
    Max Weber mengemukakan pendapat bahwa ada kecenderungan dari wewenang kharismatis (yang berkurang kekuatannya bila keadaan masyarakat berubah) untuk dijadikan kekuasaan tetap dengan mengabdikan kepentingan serta cita-cita para pengikut pemimpin kharismatis tadi ke dalam kehidupa bersama kelompok, dan kepentingan untuk mempererat hubungan satu dengan lainnya. Masalah akan timbul bila yang memiliki kharisma sudah tak ada lagi. Dalam hal ini ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mengatasi maslah tersebut, yaitu antara lain;

    a) Menurut seseorang yang mampu untuk memenuhi ukuran-ukuran atau kriteria wewenang kharismatis sebagaimana ditentukan oleh masyarakat.

    b) Dengan mengadakan penyaringan atau seleksi.

    c) Seseorang yang mempunyai wewenang kharismatis, menunjuk penggantinya serta mengakui kekuasaannya, di mana juga masyarakat luas mengakuinya.

    d) Penunjukkan oleh pembantu-pembantu penguas terdahulu yang dipercayai oleh masyarakat.

    e) Menciptakan suatu sistem kepercayaan, bahwa charisma apat diwariskan kepada keturunan atau seseorang yang masih ada hubungan keluarga dengan orang yang mempunyai kharisma tersebut,

    f) Menciptakan sitem kepercayaan, bahwa dengan upacara-upacara tradisional tertentu, kharisma dapat dialihkan kepada orang lain.

    Proses perubahan wewenang kharismatis menjadi kekuasaan dan wewenang yang tetap, tidak mustahil menimbulkan pertikaian-pertikaian. Bagi penganut wewenang kharismatis, kadang-kadang tidaklah mudah untuk melupakan kenyataan bahwa wewenang tersebut pernah melekat pada diri dan pribadinya. Akan tetapi hal ini bukanlah merupakan penghalang besar terutama pada masyarakat moderen, karena masyarakat umumnya rasional dan menghendaki suatu landasan hukum yang kuat pada wewenang yang berlaku di dalam masyarakat. Kesulitan-kesulitan mungkin akan dijumpai pada masyarakat-masyarakat bersahaja yang masih memelihara sistem kepercayaan.

    2. Wewenang Resmi dan Tidak Resmi
    Di dalam setiap masyarakat akan dapat dijumpai aneka macam bentuk kelompok. Dalam kehidupan kelompok-kelompok tadi sering kali timbul masalah tentang derajat resmi suatu wewenang yang berlaku didalamnya. Sering kali wewenang yang berlaku dalam kelompok-kelompok kecil disebut sebagai wewenang tidak resmi karena bersifat sepontan, situasional dan didasarkan pada factor saling mengenal. Wewenang demikian tidk diterapokan secara sistematis. Keadaan semacam ini dapat dijumpai, misalnya, pada ciri seorang ayah dalam fungsinya sebagai kepala rumah tangga atau pada diriseorang guru yang sedang mengajar di meja kelkas. Wewenang tidak resmi biasanya timbul dalam hubungan-hubungan antar pribadi yang sifatnya situasional, dan sangat ditentukan oleh kepribadian para fihak.
    Wewenang resmi sifatnya sistematis, diperhitungkan dan rasional. Biasanya wewenang tersebut dapat dijumpai pada kelompok-kelompok besar yang memerlukan aturan-aturan tata tertib yang tegas dan bersifat tetap. Di dalam kelompok tadi, karena banyakknya anggota, biasanya hak serta anggota, kedudukan serta peranan, siapa-sipa yang menetapkan kebijaksanaan dan siapa yang melaksanakannya, dan seterusnya di tetapkan dengan tegas. Walau demikian, dalam kelompok-kelompok besar dengan wewenang resmi tersebut, mungkin saja ada wewenang yang tidak resmi. Tidak semuanya dijalankan atas dasar peraturan-peraturan resmi yang sengaja dibentuk. Bahkan demi lancarnya perusahaan besar, misalnya kadangkala prosesesnya didasarkan pada kebiasaan atau aturan-aturan yang tidak resmi. Contohnya dapat dilihat pada seseorang sekertaris direktur. Ia punya wewenang tidak resmi yang besar. Demikian dapat di dalam suatu lembaga pemasyarakatan yang mempunyai wewenang resmi. Sebaliknya di dalam kelompok-kelompok kecil mungkin saja ada usaha-usaha untuk menjadikan wewenang tidak resmi menjadi resmi, karena terlalu seringnya terjadi pertikaian antar anggota.

    3. Wewenang Pribadi dan Teritorial
    Pembedaan antara wewenang pribadi dengan teritorial sebenarnya timbul dari sifat dan dasar kelompok-kelompok social tertentu. Kelompok-kelompok tersebut mungkin timbul karena factor ikatan darah, atau nungkin karena faktor ikatan tempat tinggal atau karena gabunga ke dua factor tersebut. Di Indonesia dikenal kelompok-kelompok atas ikatan darah, misalnya marga, belah, dan seterusnya. Sebaliknya dikenal pula nama desa, yang lebih didasarkan pada faktor territorial.
    Wewenang pribadi sangat tergantung pada solidaritas antara angota-angota kelompok, dan disini unsure kebersamaan sangt memegang peranan. Para individu dianggap banyak memiliki kewajiban ketimbang hak. Struktur wewenang bersifat konsentris, yaitu dari titik satu pusat lalu meluas melalui lingkaran-lingkaran wewenang tertentu. Setiap lingkaran wewenang dianggap mempunyai kekuasaan penuh di wilayah masing-masing. Apabila bentuk wewenang ini dihubungkan dengan ajaran Max Waber, maka wewenang pribadi lebih didasarkan pada tradisi dari pada peraturan-peraturan. Juga mungkin didasarkan pada kharismatis seseorang. Pada wewenang territorial, wilayah tempat tinggal memegang peranan yang sangat penting. Pada kelompok-kelompok territorial unsure kebersamaan cenderung berkurang, karena didasarkan factor-faktor individualisme. Hal ini tidaklah berarti bahwa kepentingan perorangan diakui dalam kerangka kepentingan bersama. Pada wewenang territorial ada kecenderungan untuk mengadakan sentralisasi wewenang yang memungkinkan hubungan langsung dengan para warga kelompok. Walaupun di sini dikemukakan antara perbedaan wewenang peribadi dan teritorial, namun di dalam kenyataannya ke dua bentuk wewenang tadi dapat saja hidup berdampingan. Pada desa-desa di Jawa misalnya, wewenang teritorial lebiih berperan, di samping ada kecenderungan-kecenderungan untuk mengakui wewenang dari golongan pemilik tanah (kulit kenceng) dan sifatnya turun-temurun dan didasarkan pada ikatan atau hubungan darah. Akan tetapi sebaliknya ada pula kenyataan-kenyataan yang mebuktikan bahwa terdapat wewenang-wenang pribadi dan teritorial yang murni sifatnya.

    4. Wewenang Terbatas dan Menyeluruh.
    Suatu dimensi lain dari wewenang adalah perbedaaan antara wewenang terbatas denagan wewenang menyeluruh. Apabila dibicarakan tenatang wewenang terbatas, maka maksudnya adalah wewenang tidak mencakup semua sector atau bidang kehidupan. Akan tetapi akan terbatas pada salah satu sector atau bidang saja. Misalnya, seorang jaksa di Indonesia, mempunyai wewenang untuk atas nama negarag dan mewakili masyarakat menuntut seorang warga masyarakat yang melakukan tindakan pidana. Namun jaksa tidak berwewenang mengadilinya. Contoh lain adalah seorang menteri Dalam Negeri, tidak mempunyai wewenang mencampuri urusan-urusan yang menjadi wewenanang menteri Luar Negeri. Wewenang seperti ini sebaenarnya lazim, terutama dalam masyarakat yang sudah rumit susunan dan organisasinya. Namun demikian, wewenang yang menyeluruh juga suati ciri suatu negara.
    Suatu wewenang menyeluruh berarti suatu wewenang yang tidak dibatasi oleh bidang-bidang kehidupan tertentu. Suatu contoh adalah, misalnya, bahwa setiap negara mempunyain wewenang yang menyeluruh atau mutlak untuk mempertahankan kedaulatan wilayahnya. Jadi, apakah suatu wewenang bersifat terbatas atau menyeluruh, tergantung pada sudut penglihatan pada fihak-fihak yang ingin menyorotinya. Adalah suatu kenyataan pula bahwa ke dua bentuk wewenang tadi dapat berproses secara berdampingan, di mana pada situasi-situasi tertentu salah satu bentuk lebih berperan dari pada bentuk lainnya.

    BAB III
    PENUTUP

    1. 1 KESIMPULAN SEMENTARA
    Kepemimpinan entrepreneur yang berbeda akan berperan sebagai pimpinan sesuai dengan jabatannya yang memberikan arah persfektif, posisi masa depan dan kinerja yang sejalan dengan kapasitas untuk menterjemahkan kedalam kegiatan yang akan dilakukan oleh orang lain. Jadi keuksesan akan bergantung kepada kemampuan mempengaruhi orang lain.
    Dengan pemikiran diatas bagaimana mendapatkan kekuasaan dengan memberikan caranya berarti usaha dalam membangun kebiasaan yang produktif kedalam kekuatan karekter dari kepemimpinan yang memiliki kekuasaan dan wewenang.

    1. 2 SARAN
    Jalan menuju kesuksesan dalam menjalankan peran bergantung dari kekuatan sikap dalam menemukan keseimbangan fungsi kekuasaan (power) dan wewenang (authority) dalam usaha yang efektif menjalankan prinsip-prinsip dalam melaksanakan model priramid kekuasaan diatas.

    DAFTAR PUSTAKA

    Selo Soemardjan da Soemardi: Setangkai Bunga Sosiologi, edisi pertama, Yayasan Badan Penerbit Fakultas Eonomi Universitas Indonesia.
    Bierens de Haan, Grondslagen der Sameniaveng, Sosiologisce Probleman in overganstijd, derde herziene druk. H.D. Tieenk Willink & Zoon N.V Haarlem.
    ____William W. Lembert dan Wallace E. Lambert: Sociale Psychologie.

  • Makalah Pengaruh Perdangan Terhadap Perekonomian Di Dalam Negeri

    Pengaruh Perdangan Terhadap Perekonomian Di Dalam Negeri

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Dibukanya suatu perekonomian terhadap hubungan luar negeri mempunyai konsekuensi yang luas terhadap perekonomian dalam negeri. Konsekuensi ini mencakup aspek ekonomis maupun nonekonomis, dan bisa bersifat positif maupun negatif bagi Negara yang bersangkutan. Semua ini perlu kita kaji sebelum kita bisa mengatakan apakah perdagangan luar negeri bermanfaat atau tidak bagi suatu Negara.

    Di muka kita telah menyebutkan dua konsekuensi penting dari perdagangan, yaitu:

    1. adanya manfaat dari perdagangan (gains from trade) seperti yang dicerminkan oleh pergeseran keluar dari garis CPF.
    2. Adanya kecenderungan ke arah spesialisasi dalam produksi barang-barang yang mempunyai keunggulan komparatif.

    Kedua akibat ini termasuk “akibat ekonomis” dari perdagangan luar negeri. Ada akibat-akibat lain yang bersifat nonekonomis pada akhir bab ini. Tetapi materi utama pembahasan dalam bab ini adalah pengaruh-pengaruh ekonomis dari perdagangan. Kedua pengaruh ekonomis di atas hanyalah sebagai dari seluruh pengaruh ekonomis dari perdagangan. Pengaruh-pengaruh ekonomis ini bisa digolongkan dalam tiga kelompok:

    1. Pengaruh-pengaruh pada konsumsi masyarakat (consumption effects).
    2. Pengaruh-pengaruh pada produksi ( production effects).
    3. Pengaruh-pengaruh pada distribusi pendapatan masyarakat (distribution effects).

    B. Tujuan Penulisan Makalah

    Makalah ini kami tujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Internasional, yang kebutulan kami membahas materi yang berjudul “Pengaruh Perdagangan Terhadap Perekonomian dalam Negeri”. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pengatuhan kita semua.

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengaruh Perdangan Terhadap Perekonomian Dalam negeri

    Seperti disebutkan di atas, satu pengaruh penting pada konsumsi masyarakat adalah bergesernya garis Consumption Possibility Frontier (CPF) ke atas. Ini berarti bahwa karena perdagangan, masyarakat bisa berkonsumsi dalam jumlah yang lebih besar dari pada sebelum ada perdagangan. Ini sama saja dengan mengatakan bahwa pendapatan riil masyarakat (yaitu, pendapatan yang diukur dari berapa jumlah barang yang bisa dibeli oleh jumlah uang tersebut), meningkat dengan adanya perdagangan.

    Mengenai makna pergeseran CPF ini, kita bisa melihatnya dari segi lain. Kita akan perkenalkan konsep yang sering disebut dengan nama transformasi. Transformasi adalah proses pengubahan sumber-sumber ekonomi atau barang-barang dalam negeri menjadi barang-barang lain yang bisa memenuhi kebutuhan (konsumsi) masyarakat. Konsep transmormasi ini mencakup:

    1. Transformasi melalui produksi, yaitu memasukkan sumber-sumber ekonomi (input) ke dalam pabrik-pabrik dan proses produksi lain untuk menghasilkan barang
    2. Transformasi melalui perdagangan, yaitu menukarkan suatu barang dengan barang lain yang (lebih) kita butuhkan. Dari segi arti ekonomisnya menukarkan suatu barang dengan barang lain melalui perdagangan adalah juga suatu “proses pengubahan”, tidak ada bedanya dengan proses pengubahan melalui pabrik-pabrik (proses produksi). Keduanya mencapai hasil yang sama, yaitu mengubah satu barang menjadi barang lain (yang dianggap lebih bernilai atau lebih dibutuhkan).

    Dalam ekonomi tertutup hanya ada satu proses transformasi, yaitu “proses produksi”. Bila perdagangan dibuka, proses transformasi bagi masyarakat menjadi dua macam, yaitu “proses produksi” dan “proses perdagangan/ pertukaran”. Inilah sumber dari sumber kanaikan riil (CPF) masyarakat dari perdagangan luar negeri: yaitu adanya kemungkinan yang lebih luas (dan lebih menguntungkan) untuk mentransformasikan sumber-sumber ekonomi dalam negeri menjadi barang-barang yang dibutuhkan masyarakat. Jadi menutup kemungkinan bahwa transformasi melalui perdagangan adalah sama saja dengan menutup kemungkinan diperolehnya kenaikan pendapatan riil. Beberapa besar kanaikan pendapatan riil dari adanya perdagangan seperti yang diuraikan dalam Bab III, tergantung pada sampai berapa jauh dasar penukarannya “membaik” setelah ada perdagangan.
    Ada satu lagi pengaruh yang penting dari perdagangan terhadap pola konsumsi masyarakat. Pengaruh ini dikenal dengan nama demonstration effects. Pengaruh terhadap konsumsi yang diuraikan di atas sebenarnya berkaitan dengan peningkatan kemampuan berkonsumsi, yaitu pendapatan riil masyarakat. Demonstration effects atau “pengaruh percontohan” adalah pengaruh yang bersifat langsung dari perdagangan terhadap pola dan kecenderungan berkonsumsi masyarakat. Pengaruh ini bisa bersifat positif atau bersifat negatife. Demonstration effects yang bersifat positif adalah perubahan pola dan kecenderungan berkonsumsi yang mendorong kemauan untuk berproduksi lebih besar. Jadi misalnya J.S Mill berkata bahwa “terutama di Negara-negara yang masih pada tahap perkembangan ekonomi yang rendah …ada kemungkinan penduduknya ada dalam keadaan tertidur dan puas diri, dengan perasaan bahwa selera dan keinginan mereka sudah semuanya terpenuhi…… Dibukanya perdagangan luar negeri kadang-kadang bisa mempunyai pngaruh yang serupa dengan ‘revolosi indusrtri’, dengan diperkenalkan barang-barang baru kepada penduduk atau karena terbukanya kemungkinan bagi mereka untuk memperoleh barang-barang baru kepada penduduk atau karena terbukanya kemungkinan bagi mereka untuk memperoleh barang-barang yang sebelumnya tak terbayangkan bisa terjangkau oleh mereka… ”.

    Demonstration effects yang bersifat negatif adalah apabila dibukanya hubungan dengan luar negeri menimbulkan pola dan kebiasaan konsumsi asing yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan perekonomian tersebut. Misalnya, mayarakat (dimulai dari golongan yang berpenghasilan tinggi) cenderung untuk meniru gaya dan kebiasaan hidup dari Negara-negara maju lewat “contoh-contoh” yang ditunjukkan lewat media dan film, televisi, majalah-majalah dan sebagainya. Akibatnya ada kecenderungan bagi masyarakat tersebut untuk berkonsumsi yang “berlebihan” (dilihat dari tahap perkembangan ekonomi dan kemampuan produksi masyarakat). Dengan lain perkataan, propensity to consume menjadi terlalu tinggi. Ini mengakibatkan sumber ekonomi yang tersedia untuk investasi rendah, dan ini berarti bertumbuhan ekonomi yang rendah.

    Menentukan apakah pengaruh positif lebih besar dari pengaruh negative dan sebaliknya, adalah persoalan yang sulit. Kita harus melihat kasus demi kasus. Banyak bentuk pengaruh yang tidak bisa diukur dengan cepat, sehingga unsur subyektivitas (atau kecenderungan idiologis) sering tidak bisa dihindari. Beberapa Negara (seperti RRC dan beberapa Negara sosialis lain) berpendapat bahwa pengaruh negatifnya lebih besar. Menurut mereka dibukanya hubungan luar negeri merangsang kebiasaan hidup yang individualistis, pola konsumsi yang mewah dan menggoyahkan keyakinan idiologis masyarakat terhadap sistem negaranya. Negara-negara barat yang telah maju dan sejumlah Negara-negara berkembang beranggapan sebaliknya, yaitu pengaruh negatifnya tidak melebihi pengaruh positifnya. Sampai sekarang belum diketahui secara pasti apakah tingkat investasi (dan tingkat pertumbuhan) menjadi lebih rendah atau menjadi lebih tinggi dengan adanya perdagangan luar negeri. RRC dan beberapa Negara sosialis lain dengan perokonomian yang relative tertutup, bisa mencapai laju pertumbuhan yang sangat tinggi. Sebaliknya Jepang, Singapura, Hongkong, Taiwan, yang mempunyai perekonomian terbuka juga bisa mencapai laju pertumbuhan yang sangat mengesankan.
    Demikian pula, apakah dibukanya hubungan perdagangan luar negeri menimbulkan pola dan gaya konsumsi masyarakat yang “keliru”, adalah masalah yang sulit dijawab secara tegas. Orang bisa mengatakan bahwa dalam masyarakat yang tertutup pun (seperti masyarakat-masyarakat fiodal dan masa lampau) bisa terjadi pola konsumsi yang berlebihan dan pemborosan-pemborosan sosial oleh golongan-golongan masyarakat tertentu. Dan sebaliknya, masyarakat yang terbuka mungkin bersifat hemat dan tidak menunjukkan sifat konsumsi yang berlebihan. Nampaknya ada faktor lain yang lebih menentukan apakah suatu masyarakat adalah masyarakat yang hemat dan berpola konsumsi wajar atau masyarakat yang boros dan berpola konsumsi mewah. Faktor ini adalah pola distribusi kekayaan dan pendapatan yang ada di dalam masyarakat. Pola distribusi yang timpang menimbulkan pola konsumsi yang timpang dan boros, dan ini berlaku baik bagi ekonomi tertutup maupun ekonomi terbuka. Adanya perdagangan luar negeri mungkin membuat ketimpangan pola konsisumsi tersebut ebih menyolok, karena mereka yang melakukan konsumsi yang berlebihan cenderung untuk memilih barang-barang “luar negeri” dan gaya hidup “luar negeri”. Namun dalam hal ini masalah pokoknya sebenarnya bukan karena masyarakat tersebut membuka hubungan dengan luar negeri, tetapi karena sejak awal distribusi kekayaan dan pendapatan di dalam negeri memang timpang. Jelas menutup diri dari peraturan ekonomi dunia bukanlah obatnya.

    Singkatnya “demonstration effects” memang ada, apakah efek negatifenya atau efek positifnya yang lebih menonjol sulit ditentukan scara umum. Ini tergantung situasinya dan kasus demi kasus. Namun kita juga harus berhati-hati dalam menentukan apakah pola konsumsi yang “keliru” memang karena demonstration effects atau sebab-sebab lain.

    2. PENGARUH TERHADAP PRODUKSI
    Perdagangan luar negeri mempunyai pengaruh yang kompleks terhadap sektor produksi di dalam negeri. Secara umum kita bisa mnyebutkan empat macam pengaruh yang bekerja melalui adanya:
    a) Spesialisasi produksi.
    b) Kenaikan “investasi surplus”.
    c) “Vent for surplus”.
    d) Kenaikan produktivitas.
    a) Spesialisasi
    Kita telah melihat bahwa perdagangan internasioanal mendorong masing-masing Negara ke arah spesialisasi dalam produksi barang di mana Negara tersebut memiliki keunggulan komparatifnya. Dalam kasus constant-cost, akan terjadi spesialisasi produksi yang penuh, sedangkan dalam kasus increasing-cost terjadi spesialisasi yang tidak penuh. Yang perlu diingat disini adalah bahwa spesialisasi itu sendiri tidak membawa manfaat kepada masyarakat kecuali apabila disertai kemungkinan menukarkan hasil produksinya dengan barang-barang lain yang dibutuhkan. Spesialisasi plus perdagangan bisa meningkatkan pendapatan riil masyarakat, tetapi spesialisasi tanpa perdagangan justru menurunkan pendapatan riil dan kesejahteraan masyarakat.
    Tetapi apakah spesialisasi plus perdagangan selalu menguntungkan suatu Negara? Dalam urain kita dalam bab-bab sebelumnya, kita menyimpulkan, bahwa CPF sesudah perdagangan selalu lebih tinggi atau setidak-tidaknya sama dengan CPF sebelum perdangan. Ini berarti bahwa perdagangan tidak akan membuat pendapat riil masyarakat lebih rendah, dan sangat mungkin membuatnya lebih tinggi. Tetapi perhatikan bahwa analisa semacam ini bersifat “statik”, yaitu tidak memperhitungkan pengaruh-pengaruh yang timbul apabila situasi berubah atau berkembang, seperti yang kita jumpai dalam kenyataan.
    Ada tiga keadaan yang membuat spesialisasi dan perdagangan tidak selalu bermanfaat bagi suatu Negara. Ketiga keaadaan ini berkaitan dengan kemungkinan spesialisasi produksi yang terlalu jauh, artinya adanya sektor produksi yang terlalu terpusatkan pada satu atau dua barang saja. Ketiga keadaan ini adalah:
    a) Ketidakstabilan pasar luar negeri
    Bayangkan suatu Negara yang karena dorongan spesialisasi dari perdagangan, hanya memproduksikan karet dan kayu. Apabila harga karet dan harga kayu dunia jatuh, maka perekonomian dalam negeri atomotis akan ikut jatuh. Lain halnya apabila Negara tersebut tidak hanya berspesialisasi pada kedua barang tersebut, tetapi juga memproduksikan barang-barang lain baik untuk ekspor maupun untuk kebutuhannya dalam negeri sendiri. Turunnya harga dari satu atau dua barang mungkin bisa diimbangi oleh naiknya harga barang-barang lain. Inilah pertentangan atau konflik antar spesialisasi dan diversifikasi spesialisasi bisa meningkatkan pendapatan riil masyarakat secara maksimal, tetapi dengan resiko ketidaksetabilan yang tinggi. Sebaliknya diversifikasi lebih menjamin kesetabilan pendapatan tetapi dengan konsekuensi harus mengorbankan sebagian dari kenaikan pendapatan dari spesialisasi. Sekarang hampir semua Negara di dunia menyadari bahwa spesialisasi yang terlalu jauh (meskipun didasarkan atas prinsip keunggulan komparatif, seperti yang ditunjukikan oleh teori ekonomi) bukanlah keadaan yang baik. Manfaat dari diversifikasi harus pula diperhitungkan.
    b) Keamanan nasional
    Bayangkan suatu Negara hanya memproduksikan satu barang, misalnya, dan harus mengimpor seluruh kebuthan seluruh kebutuhan bahan makanannya. Meskipun karet adalah cabang produksi di mana Negara tersebut memiliki keunggulam komparatif yang paling tinggi, sehingga bisa meningkatkan CPFnya setinggi mungkin, tentunya keadaan seperti diatas tidak sehat. Seandainya terjadi perang atau apapun yang menghambat perdagangan luar negeri, darimanakah diperoleh bahan makanan bagi penduduk Negara tersebut? Jelas bahwa pola produksi seperti yang didektekan oleh keunggulan komparatif tidak harus selalu diikuti apabila ternyata kelangsungan hidup Negara itu sendiri sama sekali tidak terjamin.
    c) Dualisme
    Sejarah perdagangan internasional Negara-negara sedang berkembang, terutama semasa mereka masih menjadi koloni Negara-negara eropa, ditandai oleh timbulnya sektor ekspor yang berorientasi ke pasar dunia dan yang sedikit sekali berhubungan dengan sektor tradisional dalam negeri. Sektor ekspor seakan-akan bukan merupakan bagian dari negeri itu, tetapi bagian dari pasar dunia. Dalam keadaan seperti ini spesialisasi dan perdagangan internasional tidak member manfaat kepada perekonomian dalam negeri. Keadaan ini dinegara-negara sedang berkembang setelah kemerdekaan mereka, mereka sudah menunjukkan perubahan. Tetapi sering belum merupakan perubahan yang fundamental. Sektor ekspor yang “modern” masih Nampak belum bisa menunjang sektor dalam negeri yang “tradisional”.
    Ketiga keadaan tersebut di atas adalah peringatan bagi kita untuk tidak begitu saja dan tanpa reseve menerima dalil perdagangan Neoklasik bahwa spesialisasi dan perdangan selalu menguntungkan dalam keadaan apapun. Tetapi dipihak lain, urain di atas tidak merupakan bukti bahwa manfaat dari perdagangan tidaklah bisa dipetik dalam kenyataan. Teori keunggulan komparatif masih memiliki kebenaran dasarnya, yaitu bahwa suatu Negara seyogyanya memanfaatkan keunggulan komparatifnya dan kesempatan “transformasi lewat perdagangan”. Hanya saja perlu diperhatikan bahwa dalam hal-hal tertentu pertimbangan-pertimbangan lain jangan dilupakan.

    b) Investible Surplus Meningkat
    Perdagangan meningkatkan pendapatan riil masyarakat. Dengan pendapat riil yang lebih tinggi berarti Negara tersbut mampu utuk menyisihkan dana sumber-sumber ekonomi yang lebih besar bagi investasi (inilah yang disbut “Investible Surplus”). Investasi yang lebih tinggi berarti laju pertumbuhan ekonmi yang lebih tinggi. Jadi perdagangan bisa mendorong laju pertumbuhan ekonomi.
    Inilah inti dari pengaruh perdagangan internasional terhadap produksi lewat Investible Surplus. Ada tiga hal mengenai pengaruh ini yang perlu di catat:

    Kita harus menanyakan berapa dari manfaat dari perdagangan (kanaikan pendapatan riil) yang diterima oleh warga tersebut, dan berapa yang diterima oleh warga Negara asing yang memiliki faktor produksi, misalnya modal, tenaga kerja, yang dipekerjakan dinegara tersebut. Dengan lain perkataan yang lebih penting adalah berapa kenaikan GNP, bukan kenaikan GDP, yang ditimbulkan oleh adanya perdagangan.
    Kita harus menanyakan pula berapa dari kenaikan pendapatan riil karena perdangan tersebut akan diterjemahkan menjadi kenaikan investasi dalam negeri, dan berapa ternyata dibelanjakan untuk konsumsi yang lebih tinggi atau di transfer keluar negeri oleh perusahaan-perusahaan asing sebagai imbalan bagi modal yang ditanamkannya? Dari segi pertumbuhan ekonomi yang penting adalah kenaikan investasi dalam negeri dan buhkan hanya “Investible Surplus”-nya.
    Kita harus pula membedakan antara “pertumbuhan ekonomi” dan “pembangunan ekonomi”. Disebutkan diatas bagaimana dualisme dalam struktur perekonomian bisa timbul dari adanya perdagangan internasional. Di masa lampau, dan gejala-gejalanya masih tersisa sampai sekarang, kenaikan Investible Surplus tersebut cenderung untuk diinvestasikan di sektor “modern” dan hanya sedikit yang mengalir ke sektor “tradisiomal”. Pertembuhan semacam ini justru mempertajam dualisme dan perbedaan antara kedua sektor tersebut. Dalam hal ini kita harus berhati-hati untuk tidak mempersamakan pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan ekonomi dalam arti yang sesungguhnya.
    Inti dari uraian di atas adalah bahwa kenaikan Investible Surplus karena perdangan adalah sesuatu yang nyata. Tetapi kita harus mempertanyakan lebih lanjut siapa yang memperoleh manfaat, berapa besar manfaat tersebut yang direalisir seperti sebagai investasi dalam negeri, dan adakah pengaruh dari manfaat tersebut terhadap pembangunan ekonomi dalam arti yang sesungguhnya.

    c) Vent For Surplus
    Konsep ini aslinya berasal dari Adam Smith. Menurut Smith, perdagangan luar negeri membuka daerah pasar baru yang lebih luas bagi hasil-hasil dalam negeri. Produksi dalam negeri yang semula terbatas karena terbatasnya pasar di dalam negeri, sekarang bisa diperbesar lagi. Sumber-sumber ekonomi yang semula menganggur (surplus) sekarang memperoleh saluran (vent) untuk bisa dimanfaatkan, karena adanya daerah pasar yang baru. Inti dari konsep “Vent For Surplus” adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terangsang oleh terbukanya daerah pasar yang baru. Sebagai contoh, suatu negara yang kaya akan tanah pertanian tetapi berpenduduk relative sedikit. Sebelum kemungkinan perdagangan dengan luar negeri terbuka, Negara tersebut hanya menghasilakan bahan makanan yang cukup untuk menghidupi penduduknya dan tidak lebih dari itu. Banyak tanah yang subur dan cocok bagi pertanian dibiarkan tak terpakai. Dengan adanya kontak dengan pasar dunia, Negara tersebut mulai menanam barang-barang perdagangan dunia seperti lada, kopi, teh, karet, gula dan sebagainya dengan memanfaatkan tanah pertanian yang menganggur tersbut. Dengan demikian pertumbuhan ekonomi meningkat.
    Yang perlu dicatat disini adalah bahwa pemanfaatan tanah-tanah pertanian baru tersbut memerlukan modal dan investasi yang sangat besar, jauh melebihi kemampuan Negara itu sendiri untuk membiayayainya. Oleh sebab itu sejarah mencatat bahwa pembukaan perkebunan-perkebunan hampir selalu berasal dari modal asing. Ini jelas dari sejarah Negara-negara seperti Indonesia, Malaysia, india, Sri Langka dan banyak lagi lainnya. Dimasa sekarang sumber-sumber ekonomi yang belum dimanfaatkan kebanyakan tidak lagi berupa tanah-tanah pertanian (meskipun kadang-kadang masih demikian), tetapi berupa sumber-sumber alam (khususnya, energy) dan kadang-kadang juga tenaga kerja yang berlimpah dan murah. Modal yang besar dan teknologi tinggi diperlukan bagi pemanfaatan sumber-sumber alam ini, dan semua itu seringkali diluar kemampuan Negara pemilik sumber-sumber tersebut untuk membiayayi dan nelaksanakannya. Jadi tetap memerlukan modal (dan tekhnologi) asing. Perhatikan bahwa inti dari proses “Vent For Surplus” ini tetap sama, baik dulu maupun sekarang yaitu: sumber-sumber ekonomi yang tidak bisa dimanfaatkan kecuali apabila ada saluran ke pasar dunia dan apabila modal asing diperkenankan masuk. Perbedaan pokoknya adalah bahwa di masa lampau Negara-negar pemiik sumber-sumber alam tersebut adalah Negara jajahan, sedangkan sekarang adalah Negara merdeka dengan pemerintahan nasionalnya. Kunci daripada apakah proses “Vent For Surplus” ini akan menghasilkan pembangunan ekonomi dalam arti sesungguhnya ataukah hanya “pertumbuhan ekonomi” seperti yang telah terjadi di zaman lampau, terletak ditangan pemerintah nasional. Mereka harus bisa meraih sebagian besar dari “manfaat perdagangan” yang dihasilkan dan menggunakannya bagi kepentingan pembangunan nasionalnya dalam arti yang sebenarnya.

    d) Produktivitas
    Pengaruh yang sangat penting dari perdagangan luar negeri terhadap sektor produksi adalah berupa peningkatan produktivitas dan efesiensi pada umumnya. Kita bisa membedakan tiga sumber utama dari peningkatan produktivitas dan efesiensi yang timbul oleh adanya perdagangan luar negeri.
    a) Economies of Scale
    Masalah economies of scale ini sudah kita uraikan dalam bab V dan tidak perlu kita ulang lagi disini. Yang penting adalah bahwa dengan makin luasnya pasaran, produksi bisa diperbesar dan dilakukan dengan cara yang lebih murah dan efisien. (Economies of scale menurunkan run average cos dari sesuatu sektor industri).

    b) Teknologi Baru
    Perdagangan internasional dan hubungan luar negeri pada umumnya dikatakan sebagai media yang penting bagi penyebaran teknologi dari negera-negara maju ke Negara-negara belum maju. Bentuk yang langsung dari penyebaran teknologi ini adalah apabila dengan dibukanya hubunga dengan luar negeri, suatu Negara bisa mengimpor barang (misalnya, mesin) yang bisa meningkatkan produktifitas didalam negeri. Sebagai contoh, suatu Negara sedang berkembang mengimpor komputer untuk memeperbaiki produktifitas aparat pemerintahannya. Sebetulnya yang di impor disini adalah “teknologi baru” yang tergantung dalam mesin tersebut. Bentuk penyebaran teknologi yang bersifat tidak langsung tetapi yang sering kali justru sangat penting, adalah apabila para produsen dalam negeri mempoeroleh pengetahuan mengenai produk-produk baru, cara-cara yang lebih efisien dalam produksi, pemasaran dan manajemen perusahan pada umumnya, semangat dan motivasi baru untuk melakukan inofasi dan sebagainya. Misalnya, di masa lampau petani-petani Indonesia memperoleh manfaat dari perkebunan-perkebunan Belanda berupa pengetahuan mengenai produk-produk baru (kopi, teh, tembakau, karet, gula dan sebagainya) yang laku di pasar dunia dan cara-cara penanamannya yang baik. “belajar” teknologi baru seperti ini sering mempunyai pengaruh yang lebih mendalam dan bersifat lebih lestari daripada hanya “membeli” teknologi seperti dalam contoh komputer di atas.

    c) Ransangan Persaingan
    Peningkatan ifisiensi tidak hanya bisa terjadi lewat teknologi baru, tetapi juga bisa “lewat pasar”. Dikatakan bahwa dibukanya perdangan internasional tidak jarang membuat sektor-sektor tertentu di dalam perekonomian yang semula “tertidur” dan tidak efisien menjadi sektor-sektor yang lebih dinamis, berkat adanya pengaruh persaingan dari luar. Sebagai contoh, misalnya ada sau sektor domestic yang dikuasai oleh sebuah perusahaan monopoli yang tidak efisisen. Kerugian yang ditanggung masyarkat dengan adanya sektor seperti ini cukup tinggi. Namun, karena berbagai hal, tidak ada perusahaan dalam negeri yang bisa masuk kesektor ini dan mengeser posisi perusahan monopoli tersebut. Apabila kemudian hubungan luar negeri dibuka, bisa diharapkan bahwa barang-barang yang sama atau serupa dengan hasil produksi sektor tersebut, tetapi yang dijual dengan harga yang lebih rendah dan sering juga dengan kualitas yang lebih baik, akan mengalir masuk ke dalam negeri. Dalam hal ini dibukanya perdagan mempunyai pengaruh yang serupa dengan masuknya perusahan-perusahaan baru yang lebih efisien kedalam sektor tersebut. Jadi perdagangan luar negeri bisa meningkatkan efisiensi suatu sektor melalui peningkatan persaingan. Dalam praktek. Apabila keadaan seperti itu terjadi maka bisa diharapkan bahwa perusahaan monopoli yang merasa bahwa kelangsungan hidupnya dibahayakan tersebut akan berusaha sekuat tenaga untuk menghalang-halangi mengalirnya barang-brang dari luar negeri, misalnya dengan menuntut pengenaan bea masuk yang tinggi. Dalam hal ini pemerintah harus mempertimbangkan berbagai kepentinga, termasuk kepentinga konsumen, produsen, buruh dan kepentingan masyarakat pada umunya. Sering kali masalahnya menjadi sulit dan rumit, karena argumentasi ekonomi sering dikacuakan dengan argumentasi politis, dan kepentingan golongan atau sektorat sering dikacaukan dengan kepentingan umum.
    Ada beberapa hal yang penting untuk dicatat menganai kemungkinan peningkatan produktifitas (efisiensi) melalui hubungan internasional ini. Di antara ketiga sumber peningkatan produktifitas, yaitu: Economies of scale, teknologi baru dan rangsangan persaingan, satu telah mendapatkan penekanan dan perhatian khusus dari Negara-negara yang sedang berkembang. Sumber ini adalah: tekhnologi baru. Masalah “pemindahan tekhnologi” atau “transfer of technology” dari Negara maju ke Negara sedang berkembang merupakan topik yang banyak diperbincangkan baik dikalangan keilmuan maupun dalam perundingan-perundingan internasional antara kelompok Negara sedang berkembang dengan kelompok Negara maju. Pemindahan teknologi dilihat sebagai salah satu kunci dari keberhasilan pembangunan di Negara-negara sedang berkembang. Sampai berapa jauhkah negeara sedang berkembang bisa memperoleh manfaat teknologi baru melalui perdagangan internasional, modal asing dan bantuan luar negeri? Jawaban untuk
    a) Sampai berapa jauhkah produsen dan pelaku-pelaku ekonomi di dalam negeri siap untuk menerima teknologi baru tersebut? Hal ini menyangkut bukan hanya keterampilan dan pengetahuan minimal yang harus lebih dulu dimiliki oleh para produsen, buruh di dalam negeri, tetapi juga berkaitan dengan kesiapan sikap mereka, dan dengan ada tidaknya lingkungan yang menunjang pengalihan teknologi tersebut. Ketidaksiapan dari pihak penerima tidak jarang merupakan faktor penghambat penting dalam praktek, meskipun Negara-negara sedang berkembang sendiri tidak selalu mau mengakuinya dengan jujur.
    b) Sampai berapa jauhkah Negara-negara maju (termasuk perusahaan-perusahaan asing yang beroperasi di Negara tersebut) bersedia untuk memeberikan dan mengajar teknologi mereka kepada Negara sedang berkembang? Kemajuan dan kejujuran yang sunguh-sunguh, dipihak Negara maju merupakan pula sarat utama dari berhasilnya program pengalihan teknologi ini. Itikad yang sunguh-sungguh dari pihak Negara maju (dan perusahaan-perusahaannya) untuk menyebarkan dan mengajarkan teknologinya juga perlu dipertanyakan, kalau kita lihat betapa lambatnya proses “transfer of technology” ini berjalan dalam praktek.
    Ada satu masalah lagi, selain proses pengalihan teknologi itu sendiri, yang perlu diperhatikan. Masalah ini adalah mengenai sesuai tidaknya teknologi yang dialihkan bagi kepentingan pembangunan Negara sedang berkembang. Teknologi yang dikembangkan dinegara-negara maju bersumber pada desakan dan keadaan di Negara-negara sedang berkembang mungkin menuntut teknologi yang sangat berbeda. Sekarang orang mulai mempertanyakan apakan komputer, traktor-traktor besar, mesin-mesin serba otomatis, memang teknologi yang diperlukan oleh Negara-negara sedang berkembang pada saat ini. Apakah tidak lebih efektif apabila Negara-negara maju membantu Negara-negara sedang berkembang dalam perkembangan teknologi baru yang langsung merupakan jawaban bagi kebutuhan Negara sedang berkembang dan tidak hanya memberikan apa yang telah dikembangkan di Negara maju? Dari sini timbul ide-ide mengenai pentingnya mengambangkan “teknologi madya” dan sebaginya. Tetapi sampai saat ini belum ada jawaban yang tegas dari pertanyaan-pertanyaan seperti ini, dan belum ada kesepakatan di antara para ekonom sendiri.
    Bagaimanah dengan sumber peningkatan produktifitas lainnya (yaitu: Economies of scale dan ragsangan persaingan?) sayang bahwa kedua sumber ini tidak memperoleh perhatian yang sepadan dibanding dengan sumber “teknologi baru tersebut”. Kedua sumber ini (setidak-tidaknya secara otomatis) tidak kalah pentingnya dengan pengalihan teknologi.

    3. PENGARUH TERHADAP DISTRIBUSI PENDAPATAN
    Apakah pengaruh dibukanya hubungan internasional terhadap distribusi pendapatan?
    Ada dua sudut pandangan yang mempunyai kesimpulan yang bertolak belakang satu sama lain. Sudut pandangan yang pertama adalah dari kaum Neoklasik dan sudut pandangan yang kedua adalah dari golongan yang tidak percaya akan kebenaran teori Neoklasik (termasuk disini golongan ekonom radikal, dan ekonom yang tidak tergolong radikal, tetapi anti Neoklasik, seperti Gunnar Myrdal).
    Meneurut kaum Neoklasik hubungan luar negeri memepunyai pengaruh lebih meratakan distribusi pendapatan di dalam negeri dan antar Negara. Menurut mereka, hubungan luar negeri mempengaruhi distribusi pendapatan lewat dua saluran utama, yaitu saluran perdagangan dan saluran aliran modal.
    Bagaimana bekerjanya proses pemerataan pendapatan lewat perdagangan. Kita kembali kepada model Heckscher-Ohlin yang kita bahas dalam bab V. Satu kesimpulan penting dari modal ini adalah bahwa suatu Negara cenderung bersepesialisasi dalam barang-barang yang menggunakan faktor produksi yang tersedia relative lebih banyak di dalam negeri. Jadi, Negara B yang memiliki relative lebih bayak tenaga kerja dari pada barang capital, cenderung bersepesialisasi dalam produksi barang-barang yang padat karya. Sedangkan Negara A yang relative lebih kaya barang kapital daripada tenaga kerja cenderung untuk bersepesialisasi dalam produk barang-barang yang padat capital. Inilah inti dari teori Heckscher-Ohlin. Apakah konsekuensi selanjutnya dalam kesimpulan ini? Sebelum perdagangan terjadi, di negeri B yang langkah barang capital akan dijumpai “harga” barang capital yang sangat tinggi. Ini berarti bahwa pendapat dari pemilik barang capital (per unti capital) adalah sangat tinggi, sedang pendapatan dari pemilik tenaga kerja (buruh) adalah rendah. Sebaliknya, di Negara A, pengahasilan per unit capital relative lebih rendah daripada penghasilan per unit tenaga kerja. Sekarang perdagangan terjadi. Negara B akan berspesialisasi dalam produksi barang padat karya dan Negara A dalam produksi barang padat capital. Di Negara B, kecenderungan spesialisasi ini berarti bahwa pengunaan (atau “permintaan”) akan tenaga kerja meningkat, sedang pengunaan (atau “permintaan”) akan barang capital relative menurun. Yang terjadi selanjutnya dalah “harga” barang capital relafif menurun dan “harga” tenaga kerja relative meningkat dan penghasilan pemilik capital menurun. Di Negara A sebaliknya terjadi. Karena sepesialisasi kearah barang-barang yang padat capital, pengahasilan buruh menurun dan penghasilan pemilik modal meningkat. Jadi kesimpulannya adalah bahwa perdagangan cenderung meratakan distribusi pendapatan.
    Bagaimana dengan adanya kemungkinan modal mengalir dari satu Negara ke Negara lain? Adanya kemungkina ini memperkuat lagi proses kearah kemerataan distribusi pendapat. Kecenderungan yang timbul adalah bahwa modal akan mengalir dari Negara A yang memiliki banyak capital relative banyak ke Negara B yang langkah barang capital, dan aliran ini cenderung menyamakan penghasilan pemilik capital di kedua Negara, yaitu pemilik Negara capital di negara A mengalami kanaikan penghasilan dan pemilik capital di Negara B mengalami penurunan penghasilan. Jadi adanya kemungkinan faktor produksi capital mengalir dari satu ngara ke Negara lain, memperkuat kecenderungan kearah distribusi pendapatan yang lebih merata. Seandainya faktor produksi tenaga kerja juga diperkenankan untuk mengalir dari Negara satu ke Negara lain (yaitu, seandainya buruh bebas untuk berpindah negara) maka terdapat kecenderungan kearah penyamaan tingkat upah dan tingkat bunga secara sempurna. Ironisnya, mereka yang mendukung kebebasan perdagangan dan kebebasan aliran modal seringkali tidak mendukung kebebasan aliran tenaga kerja.
    Marilah kita melihat dari sudut pandangn kelompok ekonomi yang lain. Bagaimanakah pendapat mereka? Sebenarnya sebagian besar dari pandangan mereka sudah diuraikan dalam Bab V, sehingga tidak perlu diulangi lagi secara detail. Pada azasnya, mereka mengatakan bahwa kesimpulan-kesimpulan Neoklasik di atas adalah bertentangan dengan sejarah maupun kenyataan yang ada sekarang. Perdagangan bebas dan penanaman modal asing justru tidak jarang mempertajam ketimpangan, baik dalam distribusi pendapatan antar Negara maupun distribusi pendapatan antar warga masyarakat di dalam suatu Negara. Unsur-unsur monopolistis dan faktor-faktor sosio-politis dalam kenyataan yang sangat menetukan hasil akhir dari hubungan internasional antar Negara, ternyata “perdagangan bebas” dan penanaman modal asing justru memperlebar jurang antara Negara miskin dan Negara kaya. Di dalam suatu Negara, “perdagangan bebas” dan penanaman modal asing hanya bisa menumbuhkan sektor “moderen” dan tidak terhadap sektor “tradisional”. Dan kesenjangan (gap) antara sektor ini dan sektor “tradisional” justru semakin lebar. Di dalam negeri kekuasaan perusahaan-perusahaan internasioanal semaikin besar dan mematikan perusahaan-perusahaan kecil dalam negeri. Menurut mereka distribusi penapatan akan semakin buruk.
    Mana yang betul? Masalah ini mungkin bisa jadi bahan pemikiran untuk direnugkan pembaca. Masing-masing mempunyai unsur kebenarannya, tetapi tidak satupun yang mewakili seluruh kebenaran. Sikap ilmiah yang baik mungkin adalah tidak melakukan generalisasi atau penarikan kesimpulan umum mengenai masalah ini. Kita harus bersifat terbuka dan tidak a priori, bersedia melihat masalahnya kasus demi kasu seobyektif mungkin.

    4. ASPEK NON-EKONOMIS
    Apa yang kita bahas di atas adalah pengaruh-pengaruh ekonomis dari hubungan internasinal terhadap perekonomian dalam negeri. Aspek ekonomi hanyalah salah satu aspek dalam hubungan internasional meskipun mungkin merupakan aspek yang sangat penting, kalau tidak yang paling penting. Oleh sebab itu bentuk dan pola hubungan luar negeri yang baik bagi suatu Negara tidak bisa ditentukan oleh para ekonom saja. Kebijaksanaan luar negeri yang baik adalah apabila terdapat sinkronisasi dan keseimbangan antar aspek ekonominya dan aspek-aspek lain, sperti aspek cultural, aspek politik, dan aspek militer. Pengaruh dan pembukaan hubungan luar negeri terhadap kebudayaan, kehidupan politik dan setrategi militer bagi suatu Negara adalah sangat luas dan kompleks. Namun semuanya mempunyai kaitan erat dengan aspek ekonomis yang telah kita uraikan di atas. Oleh sebab itu buknlah suatu pelanggaran etika profesi apabila ekonom juga ikut berbicara mengenai aspek ekonomis dari kebijaksanaan kebudayaan luar negeri, politik luar negeri, dan setrategi militer luar negeri. Tentu saja, sebaliknya ekonom juga harus bersedia mendengarkan pendapat para ahli dibidng-bidang lain tersebut, dalam merumuskan kebijaksanaan kebijakan luar negeri yang tepat.

    BAB III
    PENUTUP

    1.1 Kesimpulan Semantara
    Pengaruh hubungan luar negeri terhadap perekonomian dalam negeri bisa dikelompokkan sebagai pengaruh terhadap konsumsi, pengaruh terhdap produksi, dan pengaruh terhdap distribusi pendapata.
    Pengaruh utama dalam konsumsi ada dua, yaitu: kenaikan CPF (atau pendapatan riil), efek percontohan (demonstration effects).
    Demostration effecrs bisa bersifat positif (merangsang minat berproduksi) atau bersifat negative (mrangsang konsumsi berlebihan). Apakah pengaruh positif atau negative yang menonjol harus dilihat kasus demi kasus.
    Pengaruh terhadap produksi bisa digolongkan menjadi pengaruh: Spesialisasi, Vent for surplus, peningkatan produktivitas. Spesialisasi mempunyai aspek positif dan negative-nya. Aspek negatifnya bisa di atasi dengan divesrsifikasi produksi.
    Perdagangan luar negeri menciptakan pasaran yang lebih luas “vent” bagi hasil produksi dalam negeri, sehingga sumber-sumber ekonomi yang belum semua dimanfaatkan “surplus” bisa dimanfaatkan. Modal dan teknologi asing biasanya diperlukan untuk pemanfaatan sumber-sumber ekonomi ini. Di masa lampau modal dan teknologi asing masuk ke sector perkebunan, sekarang ke sector-sektor sumber-sumber alam (energi mineral,).

    1.2 Saran
    Perdagangan internasional membawa pengaruh yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Pengaruh tersebut ada yang bersifat positif, ada pula yang negative. Banyaknya barang-barang impor yang masuk ke dalam negeri menyebabkan semakin banyak barang yang ada di pasar baik dari jumlah, jenis, dan bentuknya. Akibatnya akan mendorong seseorang untuk lebih konsumtif, karena semakin banyak barang-barang pilihan yang dapat dikonsumsi. Harapan saya semoga pembaca tidak menjadi konsumtif yang berlebihan. Sehingga Negara tidak terus mengimpor barang dari luar negeri karena Kegiatan mengimpor ini dapat mengakibatkan ketergantungan dengan negara pengimpor.

    DAFTAR PUSTAKA

    Budiono. (1981). Ekonomi Internasional. Yogyakarta: Liberty

  • Makalah Monopolistik

    Monopolistik

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Usaha seseorang untuk selalu memenuhi kebutuhan hidupnya selalu dilakukan sejak zaman dahulu kala. Sebelum adanya jual beli seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bertukar barang dengan orang lain yang memeliki barang yang ia butuhkan (barter).  Namun,  barter bukanlah hal yang efisien bagi seseorang untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena terkadang barang yang ditukar tidak seimbang nilainya dengan barang yang didapat. Seiring berkembangnya zaman akhirnya didapat satuan pengukur nilai suatu barang yaitu uang. Setelah orang-orang mengenal uang maka sistem barter tidak lagi berlaku, akan tetapi yang ada adalah sistem jual beli.

    Dalam sistem jual beli ada yang namanya produsen dan konsumen, tempat ditemukannya produsen dan konsumen adalah pasar. Seiring dengan perkembangan zaman pasar pun ada bermacam-macam. Ada pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar persaingan monopolistic dan pasar oligopoli.

    B. Tujuan Penulisan

    1. Untuk mengetahui tentang pengertian monopolistik
    2. Untuk mengetahu Karakteristik Pasar Monopolistik dan Pemaksimuman Keuntungan Dalam Pasar Persaingan Monopolistik
    3. Untuk Mengetahu Corak Pasar Persaingan Monopolistik dan Keuntungan dan Kerugian Pasar Monopolistik

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengertian pasar monopolistik

    Pasar Monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah : sabun, shampoo, pasta gigi, dll. Meskipun fungsi semua pasta gigi sama yakni untuk membersihkan gigi, tetapi setiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain.

    Pada pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk memengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar monopoli atau oligopoli. Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri khas dari suatu barang, konsumen tidak akan mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih merek tersebut walau produsen menaikkan harga. Misalnya, pasar sepeda motor di Indonesia. Produk sepeda motor memang cenderung bersifat homogen, tetapi masing-masing memiliki ciri khusus sendiri. Sebut saja sepeda motor Honda, di mana ciri khususnya adalah irit bahan bakar. Sedangkan Yamaha memiliki keunggulan pada mesin yang stabil dan jarang rusak. Akibatnya tiap-tiap merek mempunyai pelanggan setia masing-masing.

    Pada pasar persaingan monopolistik, harga bukanlah faktor yang bisa mendongkrak penjualan. Bagaimana kemampuan perusahaan menciptakan citra yang baik di dalam benak masyarakat, sehingga membuat mereka mau membeli produk tersebut meskipun dengan harga mahal akan sangat berpengaruh terhadap penjualan perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan yang berada dalam pasar monopolistik harus aktif mempromosikan produk sekaligus menjaga citra perusahaannya.

    B. Karakteristik Pasar Monopolistik

    Pasar Monopolistik memiliki ciri-ciri yang melekat , yaitu :

    1. Terdapat banyak produsen atau penjual. Meskipun demikian, pasar ini tidak memiliki produsen atau penjual sebanyak pasar persaingan sempurna dan tidak ada satu pun produsen yang mempunyai skala produksi yang lebih besar dari produsen lainnya.
    2. Adanya Diferensiasi Produk. Sifat ini merupakan sifat yang sangat penting untuk dapat membedakan mana pasar persaingan monopolistik dan mana pasar persaingan sempurna. Seperti yang telah kita ketahui bahwa pasar persaingan sempurna seluruh perusahaan nya memproduksi produk yang sama. Oleh karena itu susah untuk membedakan produk suatu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Sedangkan dalam pasar persaingan monoplistik tidak susah untuk membedakan produk dari masing-masing perusahaan, karena perbedaan corak(different product) pada produk tersebut. Apabila kita lihat secara fisik suatu product , akan tanpak jelas perbedaan tersebut. Maka kita dapat membedakan mana  produk suatu perusahaan dengan product perusahaan yang lainnya. Di samping perbedaan dalam bentuk fisik , juga terdapat perbedaan dalam bentuk bungkus atau pembungkusan product, dan ada pula yang berbeda dalam cara membayar barang yang akan di beli. Akibat dari berbagai macam perbedaan ini , barang yang di  produksi oleh perusahaan pasar monopolistis ini tidak bersifat barang pengganti sempurna akan tetapi ia bersifat barang pengganti yang dekat.
    3. Produsen Dapat mempengaruhi harga. Berbeda dengan Pasar Persaingan Sempurna, dimana harga terbentuk berdasarkan mekanisme pasar, maka pasar monopolistik dapat mempengaruhi harga meskipun tidak sebesar pasar oligopoli dan monopoli.
    4. Produsen dapat keluar masuk pasar. Hal ini dipengaruhi oleh laba ekonomis, saat produsen hanya sedikit di pasar maka laba ekonomisnya cukup tinggi. Ketika produsen semakin banyak dan laba ekonomis semakin kecil, maka pasar menjadi tidak menarik dan produsen dapat meninggalkan pasar.
    5. Promosi penjualan harus aktif. Dalam pasar persaingan monopolistis harga bukanlah penentu utama dari besarnya pasar dari perusahaan- perusahaan dalam pasar persaingan monopolistis. Pada pasar ini memungkinkan suatu perusahaan menarik banyak pelanggan walaupun harga barang produksinya berharga tinggi. Bahkan sebaliknya , suatu perusahaan tidak mudah menarik banyak pelanggan dengan harga barang produksi yang relatif rendah. Pada pasar ini harga bukan merupakan pendongkrak jumlah konsumen, melainkan kemampuan perusahaan menciptakan citra baik dimata konsumen, sehingga dapat menimbulkan fanatisme terhadap produk. Karenanya, iklan dan promosi memiliki peran penting dalam merebut dan mempertahankan konsumen.

    C. Pemaksimuman Keuntungan Dalam Pasar Persaingan Monopolistik

    Kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan monopolistik lebih elastis dari yang dihadapi monopoli. Tetapi tidak sampai mencapai elastis sempurna sebagaimana kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan dalam pasar persainagn sempurna.

    1.      Pemaksimuman keuntungan jangka pendek

    Permintaan yang dihadapi perusahaan dalam persaingan monopolistik adalah sebagian dari keseluruhan permintaan pasar. Keuntungan maksimum akan dicapai apabila perusahaan terus berproduksi sampai pada tingkat tercapainya MC=MR. Perusahaan akan memperoleh laba diatas normal pada jangka pendek.

    2.      Pemaksimuman keuntungan jangka panjang

    Keuntungan yang melebihi normal menyebabkan pertambahan jumlah perusahaan dipasar.  Dengan demikian setiap perusahaan yang ada di pasar akan menghadapi permintan yang semakin berkurang pada berbagai tingkat harga. Sehingga keuntungan pun akan semakin menurun ketingkat normal. Bahkan akan merugi jika penerimaan marjinal lebih kecil dari biaya marjinal (MR<MC).

    Disinilah letak ketidakefisienan pasar persaingan monopolistik. Ada dua penyebab ketidakefisienan pasar persaingan monopolistik, yaitu:

    a.              Harga jual masih lebih besar dari biaya marjinal (P>MC)

    b.              Kapasitas berlebih (Excess Capacity)

    D.    Corak Pasar Persaingan Monopolistik

    Terdapat beberapa corak yang ada terjadi dan ada pada pasar persaingan monopolistik. Berikut uraian hal-hal yang terkait dalam corak pasar persaingan monopolistik.

    1.      Efesiensi dan Diferensiasi Produksi

    Dalam pasar persaingan monopolistik walaupun terdapat banyak produk yang dihasilkan sama namun produsen membedakan karakteristiknya, baik dalam hal mutu, design, mode maupun kemasan. Perbedaan-perbedaan ini membuat konsumen memiliki banyak pilihan untuk menentukan produk yang akan dipilih dan digunakan.

    Setiap perusahaan dalam pasr persaingan monopolistic akan berusaha memproduksi produk yang mempunyai sifat khusus yang dapat dengan jelas dibedakan  dengan hasil perusahaan lain. Terdapatnya berbagai varisi produk merupakan keistimewaan dari pasar persaingan monopolistik. Variasi produk menimbulkan keuntungan bagi produsen dan konsumen.

    Keuntungan bagi produsen karena diferensiasi produk mampu menciptakan suatu penghambat pada perusahaan lain untuk menarik para pelanggannya. Bagi konsumen keuntungannya karena mereka memeiliki banyak pilihan untuk membeli suatu produk dengan karakteristik yang berbeda-beda.

    2.      Perkembangan Teknologi dan Inovasi

    Bentuk pasar monopolistik memberikan dorongan yang sangat terbatas untuk melakukan perbaikan teknologi dan inovasi, karena dalam jangka panjang perusahaan hanya memperoleh keuntungan normal. Ketika terlihat keuntungan yang melebihi normal dalam jangka pendek maka akan memicu perusahaan-perusahaan lain untuk memasuki industri tersebut. Ketika banyak peodusen yang bergelut dalm bidang yang sama maka keuntungan yang melebihi normal pun tidak didapati lagi, yang berarti dalam waktu yang singkat keuntungan yang diperoleh dari pengembangan teknologi dan inovasi tidak dapat lagi dinikmati.

    3.      Persaingan Bukan Harga

    Persaingan bukan harga merujuk pada upaya-upaya selain perubahan harga yang dilakukan oleh produsen untuk menarik lebih banyak konsumen. Karena dalam pasar persaingan monopolistik harga bukanlah segala-galanya. Maka dari itu, persaingan bukan harga dapat dilakukan dengaan diferensiasi produk dan iklan serta berbagai bentuk promosi penjualan.

    4.      Promosi Penjualan Melalui Iklan

    Dalam perusahaan-perusahaan modern kegiatan membuat iklan merupakan suatu bagian penting dari usaha memasarkan hasil produksi. Tujuan membuat iklan adalah untuk  tercapainya salah satu dari target-target berikut.

    a.              Menjelaskan kepada konsumen mengenai produk yang dihasilkan.

    Jenis iklan ini biasanya digunakan perusahaan ketika memperkenalkan hasil-hasil produksinya yang baru.

    b.              Memberi tahu konsumen bahwa produk yang dihasilkan merupakan produk terbaik.

    Jenis iklan ini digunakan untuk mempertahankan kedudukannya di pasar.

    5.      Distribusi pendapatan

    Banyaknya produsen yang bersaing pada pasar persaingan monopolistik mengakibatkan distribusi pendapatan akan seimbang. Asumsinya, ketika suatu produsen mampu menghasilkan keuntungan melebihi normal pada jangka waktu pendek, maka hal ini akan menarik beberapa produsen lain untuk memproduksi produk yang sama. Ketika banyak produsen yang dapat memperoleh keuntungan berarti tidak ada lagi yang produsen yang mendapatkan keuntungan lebih melainkan keuntungannya sama, karena keuntungannya sudah terbagi-bagi dengan banyaknya produk. Berdasarkan kecenderungan ini, para ekonom berpendapat bahwa pasar persaingan monopolistik menimbulkan corak distribusi pendapatan yang lebih merata.

    E.     Keuntungan dan Kerugian Pasar Monopolistik

    Pasar Monopolistik memiliki keuntungan sebagai berikut :

    1. Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen untuk dapat memilih produk yang terbaik baginya.
    2. Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu melakukan inovasi dalam menghasilkan produknya.
    3. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam menentukan produk yang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk yang dipilihnya.
    4. Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar kebutuhan sehari-hari tersedia dalam pasar monopolistik.

    Selain itu, Pasar Monopolistik juga memiliki kelemahan sebagai berikut :

    1. Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi harga, kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki modal dan pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
    2. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar monopolistik, karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis yang cukup tinggi.
    1. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan meningkatkan biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk yang harus dibayar oleh konsumen.

    BAB III

    PENUTUP

    A.        Kesimpulan

    Pasar Monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah : sabun, shampoo, pasta gigi, dll. Meskipun fungsi semua pasta gigi sama yakni untuk membersihkan gigi, tetapi setiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus, misalnya perbedaan aroma, perbedaan warna, kemasan, dan lain-lain.

    B.         Saran

    Demikianlah makalah yang dapat kami buat, pemakalah menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang membangun selalu pemakalah harapkan dari pembaca, supaya dalam pembuatan makalah mendatang dapat lebih baik. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita. Amin

    DAFTAR PUSTAKA

    Makalah Pasar Monopolistik

    http://www.smanepus.sch.id/kumpulan%20materi/KUMPULAN%20MATERI/Ekonomi/kls%20x/mp_312/konsep.html

    http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar#Pasar_Menurut_Organisasinya

    http://ikamaiyastri.blogspot.com/2010/12/pasar-persaingan-monopolistik.html dengan perubahan.

  • Makalah Neurosains Kognitif

    Neurosains Kognitif

    Bab I. Pendahuluan

    Bumi yang kita tempati adalah suatu ciptaan yang sangat luas dan memiliki letak geografis yang sangat rumit. Sedangkan cara manusia dalam memahami alam semesta ini dengan alat yang sangat kecil dibanding bumi yang luas yaitu otak.  Otak merupakan pusat dari segala tingkah laku manusia baik itu berhubungan dengan kognisi, afeksi, dan lain sebagianya. Dengan kemampuan otak inilah manusia dapat memahami susunan susunan dalam bumi yang rumit ini, otak manusia memiliki banyak sekali saraf saraf yang disebut neuron. Dengan bantuan neuron yang menyebar dalam otak ini, manusia dengan mudah dapat menerima informasi melalui alat indra seperti, mulut telinga,hidung,mata, dan kulit sehingga informasi lewat alat sensoris itu di kelola dalam otak yang disalurkan lewat sambungan sambungan neuron sehingga menghasilkan pemahaman pada manusia dan berpersepsilah manusia.

    Oleh karena itu, kita disini membahas tentang bagaimana proses neuron itu berlangsung dari yang awalnya hanya sebuah  informasi menjadi sebuah tingkah laku. Dan dalam makalah ini kita lebih memfokuskan bagaimana otak sangat berpengaruh dalam kognitif seseorang baik dari segi psikisnya atau faalnya. Karena manusia yang lahir di dunia ini tidak langsung bisa berfikir dengan logis mereka perlu tahapan tahapan untuk menjadi sebuah pemikir yang sesungguhnya. Seperti yang dikatakan  oleh teori piaget bahwa proses berfikir manusia dari bayi sampi dewasa adalah berbeda. Otak mereka berkembang dan terus berkembang, bahkan semakin banyak informasi yang kita dapat dari dunia luar semakin sering pula neuro ini bekerja untuk menyampaikan informasi yang berupa listrik listrik, dari hal itu akan membuat semakin tebalnya saluran neuro jika semakin tebal saluran neuro ini maka cara berfikir seseorang dan mengingat akan semakin berkualitas. Itukah salah satu pentingnya kita mempelajari ilmu tentang neurosains dalam bidang psikologis, untuk lengkapnya kita jelaskan di bab bab selanjutnya.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apakah sistem saraf pusat ?
    2. Apakah neurosains kognitif ?
    3. Bagaimana hubungan antara neurosains dan psikologi kognitif ?
    4. Bagaimana peralatan para ilmuwan neurosains ?

    C. Tujuan

    1. Mengetahui sistem saraf pusat
    2. Mengetahui neurosains kognitif
    3. Mengetahui hubungan antara neurosains dan psikologi kognitif
    4. Mengetahui peralatan para ilmuwan neurosains

    Bab II. Pembahasan

    A. Sistem Saraf Pusat

    Sistem saraf merupakan suatu sistem yang paling berpengaruh dalam kognis manusia. Sistem saraf yang biasa di kenal dengan CNS (central nervous system), tidak hanya terdiri dari filament atau cairan belaka. CNS juga terdiri dari saraf tulang belakng dan otak.

    Unsur dasar pembentuk CNS adalah neuron,,yaitu sebuah khusus yang mengirimkan informasi sepanjang system saraf. Otak manusia tersusun dari massa neuron-neuron yang sangat padat. Beberapa ahli memperkirakan jumlah neuron dalam otak manusia melebihi 100 milyar Sistem ini lebih rumit daripada seluruh sistem di alam semesta ini.

    Terdapat empat bagian dalam neuron :

    1.             Dendrit, yang menerima impuls neural dari neuron lain. Dendrit berbentuk seperti pohon (arborized), lengkap dengan cabang dan ranting.

    2.             Tubuhsel, yang bertanggung jawab menjaga kondisi dasar neuron. Tubuh sel (cell body) menerima nutrisi dan melenyapkan limbahorganik dengan menyaring limbah tersebut melalui dinding sel yang permaebel.

    3.             Akson (axon),yakni sebuah jalur panjang berbentuk tabung yang menghubungkan tubuh sel dengan sel-sel lain melalui semacam persimpangan yang diebut sinapsis. Akson-akson dalam otak mungkin berukuran mikroskopis, namun dapat pula mencapai panjang satu meter atau lebih akson-akson besar dikelilingi oleh substansi berlemak yang disebut selubung myelin (myelin sheath), yang berperan sebagai insulator yang mempercepat transmisi impuls neural.

    4.             Terminal prasinaptik, terminal ini terletak dekat permukaan dendrite pada neuron lain (yang bersifat represif). Meskipun tidak berhubungan langsung, terminal prasinaptik dan dendrite bersama-sama membentuk sinapsis.

    2.2              Neurosains Kognitif

    Penelitian-penelitian awal tentang lobotomi, frenologi, dan lokalisasi fungsi adalah pendahulu ilmu neurosains kognitif modern. Ilmuwan neurosains (neuroscienstists) adalah para ilmuwan yang mempelajari neurosains, atau cabang dari ilmu yang meliputi studi terhadap neuroanatomi, neurofisiologi, fungsi otak, dan model cara kerja otak dari disiplin psikologi atau dari disiplin ilmu komputer. Sebagai jerih payah para ilmuwan neurosains, konstruk-konstruk hipotesis seperti jenis memori dan pemrpsesan bahasa tidak lagi sukar dipelajari melainkan memiliki korelasi neurofisologis yang spesifik. Lebih jauh lagi, struktur-struktur mikroskopikotak, ketika di amati sebagai jarigan-jaringan neural, tampaknya berhubungan dengan komponen-komponen kognisi manusia yang lebih besar, seperti memori, persepsi, pemecahan masalah, dan sejenisnya. Dalam batasan-batasan tertentu, neurosains kognitif adalah ilmu yang menyediakan dasar-dasar untuk lebih jauh lagi menyelidiki isu-isu lama terkait pikiran dan tubuh. [2]

    2.3       Hubungan Antara Neurosains Dengan Psikologi Kognitif

    Ada beberapa hubungan jika psikolog meminjam informasi dan teknik-teknik dari neurosains, dan sebaliknya jika para ilmuan nerosains meminjam ilmu dari psikologi kognitif, yaitu

    1.      Kebutuhan untuk menemukan bukti-bukti fisik yang mendukung struktur pikiran ( yang bersifat teoretik). Penelitian untuk mengungkapkan karakteristik pikiran manusia yang berlangsung sejak awal sejarah, bahkan sejak prasejarah, namun seringkali dihambat oleh rasa frustasi karena lemahnya bukti-bukti pendukung. Perkembangan peralatan yang canggih telah memungkinkan para peneliti mengidentifikasi, dengan bukti material, keberadaan proses-proses psikologis yang penting seperti bahasa, persepsi, identifikasi bentuk, berpikir, memori, dan fungsi-fungsi kognitif yang lain.

    2.      Kebutuhan para neurosains untuk menghubungkan penemuan-penemuan dengan model-model fungsi otak dan kognisi yang lebih komperehensif. Sekalipun kita mengetahui fungsi-fungsi neurologis secara detail namun itu belum memberikan informasi mengenai karakteristik sistem dan jaringan efek-efek kognitif.

    3.      Sasaran klinis untuk menemukan korelasi antara pathologi otak dan perilaku (sintom).

    4.      Meningkatnya keterlibatan fungsi-fungsi neurologis dalam model-model yang menggambarkan kinerja pikiran. Karena secara khusus para psikolog kognitif tertarik para PDP (parallel distributed processing), atau juga disebut sistem jaringan neural dan juga berminat dengan menemukan model-model psikologis dengan struktur-struktur dan fungsi-fungsi neurologis.

    5.      Upaya para ahli komputer untuk membuat simulasi kognisi manusia dengan mengembangkan piranti lunak yang mampu berperilaku seperti otak manusia.

    6.      Berkembangnya teknik-teknik yang memungkinkan para ilmuan untuk “mengintip” kedalam otak manusia dan mengungkap struktur-struktur dan proses-proses yang belum pernah terlihat sebelumnya. Seperti PET, pemindai CT, teknologi MRI, dan teknologi EEG yang telah hadir karena adanya kemajuan dalam teknologi komputer dan dalam teknik pencitraan otak.

    2.4 Peralatan Para IlmuwanNeurosains

    Lima puluh tahun yang lalu, para ilmuwan neurosains hanya memiliki sedikit peralatan dan teknik untuk dapat mengamat dan mengeksplorasi otak manusia secara langsung. Namun saat ini, instrumen-instrumen baru telah di temukan dan telah mempermudah kita dalam studi tentang kognisi manusia.

    Terdapat beberapa peralatan neurosains sebagai berikut :[3]

    AkronimNamaAlatInformasi yang direkamTampilanInformasi yang didapat
    EGGElectroence-phaloghaphyElektroda-elekroda di kulit kepalaSinyal-sinyal elektrik (aktivitas neural)GrafikWaktu yang dibutuhkan untuk memproses stimuli
    CTComputed Axial TomographyPemindai X-rayKepadatan jaringanTampilan 3DStrukturotak
    PETPositron Emission TomographyPemindai radioaktifAlirandarah selebral regional (penggunaan glukosa)Tampilan 3D yang diberi kode-kode berwarnaFungsiotak
    MRIMagnetic Resonance ImagingPemindai elekromagnetikKepadatan atom-atom hidrogenTampilan 3DStrukturotak
    fMRIFunctional Magnetic Resonance ImagingPemindai elekromagnetikKepadatan atom-atom hidrogenTampilan-tampilan 3DStrukturdanfungsiotak
    MEGMagnetoence PalographyPemindai elekromagnetikMedan-medan magnetik (dari aktivitas sel saraf)Tampilan 3DFungsiotak
    TMSTranscranial Magnetic StimulationTongkat yang menembakkan muatan magnetikAktivitas neuralDigabungkan dengan EEG atau MEGFungsiotak; subjek penelitian melaporkan pengalaman selama pengetesan
    Micro CT ()X-ray Micro TomographyPeminday X-rayKepadatan materialTampilan 3DStruktur objek-objek yang sangat kecil

    BAB III

    PENUTUP

    3.1         Kesimpulan

    Sistem saraf merupakan suatu sistem yang paling berpengaruh dalam kognisi manusia. Dalam neuron ini terdapat empat bagian yaitu  dendrit, tubuh sel, akson, dan terminal prasinapstik.

    Neurosains kognitifadalah ilmu yang menyediakan dasar-dasar untuk lebih jauh lagi menyelidiki isu-isu lama terkait pikiran dan tubuh. . Ilmuwan neurosains (neuroscienstists) adalah para ilmuwan yang mempelajari neurosains, atau cabang dari ilmu yang meliputi studi terhadap neuroanatomi, neurofisiologi, fungsi otak, dan model cara kerja otak dari disiplin psikologi atau dari disiplin ilmu computer.

    Hubungan neurosains dan psikologi kognitif terdapat enam yaitu, Kebutuhan untuk menemukan bukti-bukti fisik yang mendukung struktur pikiran (yang bersifat teoretik), Kebutuhan para neurosains untuk menghubungkan penemuan-penemuan dengan model-model fungsi otak dan kognisi yang lebih komperehensif, Sasaran klinis untuk menemukan korelasi antara pathologi otak dan perilaku (sintom), Meningkatnya keterlibatan fungsi-fungsi neurologis dalam model-model yang menggambarkan kinerja pikiran, Upaya para ahli komputer untuk membuat simulasi kognisi manusia dengan mengembangkan piranti lunak yang mampu berperilaku seperti otak manusia, dan Berkembangnya teknik-teknik yang memungkinkan para ilmuan untuk “mengintip” kedalam otak manusia dan mengungkap struktur-struktur dan proses-proses yang belum pernah terlihat sebelumnya.

    Saat ini telah muncul instrumen-instrumen baru dalam peralatan neurosains yang mempermudah studi tentang kognisi manusia seperti EEG, CT, PET, MRI, fMRI, MEG, TMS, dan micro CT.

    3.2       SARAN

    Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Solso, Robertl L. Dkk(2007)), psikologi kognitif,Jakarta:Erlangga

  • Makalah Prinsip Inklusi-Ensklusi dan Permutasi

    Prinsip Inklusi-Ensklusi dan Permutasi

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Kita tidak jarang menemukan permasalahan kehidupan sehari-hari yang terkait dengan matematika diskrit. Salah satu cabang bahasan dalam matematika diskrit adalah kombinatorial.

    Persoalan kombinatorik bukan merupakan persoalan yang baru dalam kehidupan nyata. Banyak persoalan atau permasalahan kombinatorik baik sederhana maupun yang rumit kita temukan dalam kehidupan sehari-hari.  

    Contohnya permasalahan dengan berapa macam cara dari suatu himpunan objek disusun dengan persyaratan tertentu. Berapa macam plat mobil bisa dikeluarkan dengan 5 digit dan dua huruf.

    Saat pemilihan pemain untuk tim sepak bola yang terdiri dari 11 pemain. Apabila  ada  15  orang  ingin membentuk  suatu  tim  sepak  bola,  ada  berapa kemungkinan  komposisi pemain  yang  dapat  terbentuk?  

    Untuk menjawab pertanyaan tersebut amat rumit dan sangat kompleks cara menghitungnya. Namun, permasalahan-permasalahan yang serupa dengan di atas akan dibahas oleh penulis dalam makalah ini menggunakan bentuk permutasi khususnya agar memudahkan kita untuk menjawab permasalahan-permasalahan tadi. Adapula permasalahan lain yang kerap kita jumpai, misalnya sebuah perkuliahan umum dihadiri oleh 20 mahasiswa yang memiliki kegemaran membaca dan 30 mahasiswa yang memiliki kegemaran menulis, serta 10 mahasiswa yang gemar membaca dan menulis. Berapa mahasiswa di dalam perkuliahan tersebut yang memiliki kegemaran membaca atau menulis? Permasalahan ini kemudian dpaat diselesaikan menggunakan prinsip inklusi-eksklusi.

    Dengan demikian, penulis dalam makalah ini akan membahas tentang  kombinatorik terkhusus kepada permutasi dan prinsip inklusi-ekslusi.

    B. Rumusan Masalah

    Beberapa masalah yang dapat penulis rumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini adalah:

    1. Bagaimana penerapan  prinsip inklusi-eksklusi untuk menyelesaikan persoalan matematika?
    2. Bagaimana penjelesan rumus-rumus permutasi?
    3. Apa saja contoh-contoh permasalahan yang dapat diselesaikan dengan permutasi?

    C. Tujuan

    Dengan melihat rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:

    1. Mengetahui penerapan  prinsip inklusi-eksklusi untuk menyelesaikan persoalan matematika
    2. Mengetahui penjelasan rumus-rumus permutasi
    3. Mengetahui penyelesaian suatu permasalahan menggunakan rumus-rumus permutasi

    Bab II. Pembahasan

    II.1 PRINSIP INKLUSI-EKSKLUSI

    Pendahuluan

    ü  Irisan ( ∩ )

    Irisan (intersection) dari himpunan A dan B adalah himpunan yg setiap elemennya merupakan elemen dari himpunan A dan himpunan B.

    Notasi: A ∩ B={x | x ∈ A dan x ∈ B}

    Misalkan A={1,2,3,4,5} dan B={2,3,5,7,11} maka A ∩ B={2,3,5}

    ü  Gabungan  ( ∪ )

    Gabungan(union) dari himpunan A dan B adalah  himpunan yang setiap anggotanya merupakan anggota himpunan A atau himpunan B.

    Notasi : A∪ B = { x | x∈ A atau x∈ B }

    Misalkan A={1,2,3,4,5} dan B={2,3,5,7,11} maka,

    A ∪ B={1,2,3,4,5,7,11}

    Prinsip Inklusi-Eksklusi

    Prinsip Inklusi dan Eksklusi  merupakan perluasan ide dalam Diagram Venn beserta operasi irisan dan gabungan, namun dalam pembahasan kali ini konsep tersebut diperluas, dan diperkaya dengan ilustrasi penerapan yang bervariasi dalam matematika kombinatorik. Berapa banyak anggota di dalam gabungan dua buah himpunan A dan B? penggabungan dua buah himpunan menghasilkan himpunan baru yang elemen-elemennya berasal dari berasal dari himpunan A dan himpunan B. Himpunan A dan himpunan B mungkin saja memiliki elemen-elemen yang sama. Banyaknya elemen bersama A dan B adalah. Setiap unsur yang sama itu telah dihitung dua kali, sekali pada dan sekali pada , meskipun ia seharusnya dianggap sebagai satu buah elemen di dalam. Karena itu, jumlah elemen hasil penggabungan seharusnya adalah jumlah elemen di masing-masing himpunan dikurangi dengan jumlah elemen di dalam irisannya, atau

    Prinsip ini dikenal dengan nama prinsip inklusi-eksklusi.

    Prinsip inklusi-eksklusi dapat dirampatkan untuk operasi lebih dari dua buah himpunan. Untuk tiga buah himpunan A, B, dan C berlaku teorema berikut.

    Misalkan A, B, dan C adalah himpunan berhingga, maka  berhingga dan

    Bukti:

    Sehingga, untuk r buah himpunan berlaku teorema berikut:

    Contoh Soal dan Pembahasan

    1.    Berapa banyaknya bilangan bulat antara 1 dan 100 yang habis dibagi 3 atau 5?

    Jawab:

    Misalkan,

    A = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 3,

    B = himpunan bilangan bulat yang habis dibagi 5,

    2.    Sebanyak 1232 orang mahasiswa mengambil kuliah Bahasa Inggris, 879 orang mahasiswa mengambil kuliah Bahasa Perancis, dan 114 orang mahasiswa mengambil kuliah Bahasa Jerman. Sebanyak 103 orang mahasiswa mengambil kuliah Bahasa Inggris dan Perancis. 23 orang mahasiswa mengambil kuliah Bahasa Inggris dan Jerman, dan 14 orang mahasiswa mengambil kuliah Bahasa Perancis dan Bahasa Jerman. Jika 2092 orang mahasiswa mengambil paling sedikit satu buah kuliah Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, dan Bahasa Jerman, berapa banyak mahasiswa yang mengambil kuliah ketiga buah bahasa tersebut?

    Jawab:

    Misalkan,

    I = himpunan mahasiswa mengambil kuliah Bahasa Inggris

    P = himpunan mahasiswa mengambil kuliah Bahasa Perancis

    J = himpunan mahasiswa mengambil kuliah Bahasa Jerman

    Maka,

    Jadi, ada 7 orangmahasiswa yang mengambil kuliah ketiga buah bahasa Inggris, Perancis, dan Jerman.

    3.    Berapa banyak bilangan bulat positif yang tidak melampaui 1000 yang habis dibagi oleh 7 atau 11 ?

    Jawab :

    Misalkan:

    P himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 7

    Q himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 11.

    Dengan demikian P Q adalah himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 7 atau habis dibagi 11, dan P ∩ Q  himpunan bilangan bulat positif tidak melampaui 1000 yang habis dibagi 7 dan habis dibagi 11.

    II. 1 PERMUTASI

    Permutasi adalah setiap susunan yang berbeda dari elemen-elemen (objek) (Suparman:1985). Permutasi merupakan penyusunan kembali suatu kumpulan objek dalam urutan yang berbeda dari urutan yang semula.

    a.        Permutasi dari n unsur yang berbeda dengan sekali pengambilan r unsur

    Terkadang kita hanya ingin menyusun ulang sejumlah elemen saja, tidak semuanya. Permutasi ini disebut permutasi-r dari n benda. Artinya, permutasi dari n yang berbeda dengan sekali pengambilan r unsur , r ≤ n, ialah semua urutan berbeda yang mungkin dari r unsur yang diambil dari n unsur yang berbeda.

    contoh untai abcd, maka permutasi-2 dari abcd (yang semuanya ada 4 unsur) adalah sebanyak 12:

                                  ab  ac  ad
                                  ba  bc  bd
                                  ca  cb  cd
                                  da  db  dc

                        Sedangkan permutasi-3 dari untai yang sama adalah sebanyak 24:

    abc  abd  acb  acd  adb  adc
                          bac  bca  bad  bda  bcd  bdc
                          cab  cba  cad  cda  cbd  cdb
                          dab  dba  dac  dca  dbc  dcb

    Perhatikan bahwa tersedia r tempat untuk diisi dan dapat diisi dengan n benda. Tempat pertama dapat diisi dengan salah satu dari ke-n benda, jadi dalam n cara. Selanjutnya tersisa n-1 benda, masing-masing dapat dipakai untuk mengisi tempat yang kedua. Jadi tempat kedua dapat diisi dalam n-1 cara. Begitu pula tempat ketiga dapat diisi dalam n-2 cara, dan seterusnya. Pola ini dapat menunjukkan bahwa tempat ke-10 dapat diisi dalam n-9 cara, sehingga tempat ke-r dalam n – (r-1) cara. Sehingga menurut sila perkalian, ke-r tempat dapat diisi dalam, (Mosteller:1988)

    nPr,   = n(n-1)(n-2)…(n-r+1)      cara

    Contoh

    1.    Dalam berapa banyak cara kita bisa memilih seorang ketua, wakil ketua, sekretaris, dan bendahara dari kelompok yang terdiri dari 10 orang?

    Jawab:

    Cara 1: kita harus menghitung banyaknya pengurutan dari empat orang terpilih dari kelompok 10 orang, karena sebuah pengurutan mengambil (secara tunggal) seorang ketua (pilihan pertama), seorang wakil ketua (pilihan kedua), seorang sekretaris (pilihan ketiga), dan seorang bendahara (pilihan keempat). maka solusinya = 10 . 9 . 8 . 7 . = 5040

    Cara 2: Kita juga bisa menyelesaikan contoh di atas dengan menerapkan secara langsung prinsip perkalian.

    2.        Lima mahasiswa fakultas A dan tiga mahasiswa fakultas B duduk berderet pada 8 kursi kosong sesuai dengan 8 lembar tiket seminar yang mereka miliki. Berapa banyak cara untuk duduk yang diperoleh dengan urutan berbeda jika mahasiswa fakultas A dan mahasiswa fakultas B masing-masing mengelompok sehingga hanya  seorang mahasiswa fakultas A dan seorang mahasiswa fakultas B yang dapat duduk berdampingan?

    Jawaban:
    5 mahasiswa fakultas A duduk pada 5 kursi tertentu dan pertukaran duduk hanya boleh pada ke 5 kursi tersebut, sehingga banyaknya cara duduk mahasiswa fakultas A adalah P(5, 5). Demikian juga 3 mahasiswa fakultas B duduk pada tiga kursi tertentu dan pertukaran duduk diatara mereka hanya boleh pada ke 3 kursi ini, sehingga banyaknya cara untuk duduk mahasiswa fakultas B adalah P(3, 3). Dengan demikian, banyak cara duduk 5 mahasiswa fakultas A dan 3  mahasiswa fakultas B yang masing-masing mengelompok adalah P(5, 5) x P(3, 3) = 5! X 3! = 720  

    b.        Permutasi dari unsur dimana beberapa unsur sama

    Bila n unsur itu sedemikian rupa sehingga dari n unsur itu p unsur sama, q unsur yang lain sama, dan r unsur yang lain lagi sama, dan seterusnya, maka banyaknya permutasi dari n unsur dengan sekali pengambilan seluruhnya ialah:

    Bukti:

    Perhatikan

    Dimana:

    p ialah banyaknya bilangan (unsur) yang sama dari n

    q ialah banyaknya bilangan lain yang sama dari n

    r ialah banyaknya bilangan yang lain lagi yang sama dari n, dan seterusnya dan

    P ialah banyaknya permutasi yang terjadi

                Perhatikan bilangan yang sama yang banyaknya p pada permutasi P. Bila seandainya bilangan yang banyaknya p itu tidak sama, maka setiap permutasi dari P itu akan diperoleh p! permutasi (dengan menyusun kembali p unsur yang berbeda). Ini akan mengubah P permutasi menjadi P.p! permutasi.

                Dengan jalan yang sama kita dapat mengganti bilangan yang sama yang banyaknya q itu dengan q bilangan yang berbeda, sehingga diperoleh P.p!q! Juga kita dapat mengganti bilangan yang banyaknya r itu dengan r bilangan yang berbeda. Maka kita akan memperoleh P.p!q!r!, dan seterusnya. Sehingga setelah semua bilangan yang sama itu diganti dengan bilang yang tidak sama, akan diperoleh P.p!q!r!… permutasi. Dari n bilangan yang berbeda dengan sekali pengambilan semuanya akan diperoleh n! permutasi. Maka

                Sebagai ilustrasi ambillah 3 huruf a, b, dan c. permutasi dari 3 unsur itu dengan sekali pengambilan semuanya akan diperoleh  permutasi, yaitu: abc, acb, bac, bca, cab, dan cba. Andaikan diantara 3 unsur itu ada dua unsur yang sama, misalnya huruf a, b, c itu menjadi a, x, x. maka permutasi abc, acb, bac, bca, cab, dan cba itu menjadi axx, axx, xax, xxa, xax, dan xxa, dimana permutasi yang berbeda ialah axx, xax, dan xxa. Jadi hanya ada 3. Ini dapat diperoleh dengan cepat dengan menggunakan rumus

    Contoh

                Berapa buah permutasi dapat terjadi dengan huruf-huruf pada perkataan “MAMMA” dengan sekali pengambilan semuanya?

    Jawab:

    Semua huruf pada perkataan “MAMMA” ada 5, dimana dari 5 huruf itu ada 3 huruf M dan 2 huruf A. Maka banyaknya permutasi adalah:

    c.    Permutasi lingkar (Circular permutation)

     

                Jadi, dari 3 unsur hanya ada dua susunan yang berbeda atau hanya ada dua permutasi lingkar (siklis).

                Bila kita akan menentukan banyaknya permutasi lingkar, kita harus memilih satu unsur yang tetap posisinya dan kemudian menghitung banyaknya permutasi dari unsur-unsur lainnya seolah-olah lingkaran itu merupakan garis. Jadi, n unsur yang berbeda dapat disusun menurut lingkaran dalam  Cara.

    Contoh

    Andaikan ada 5 orang yang sedang rapat pada meja bundar. Berapa cara 5 orang itu dapat duduk?

    Jawab:

    Susunan kelima orang itu duduk ada (5-1)!=4!=4.3.2.1=24 Cara

    BAB III

    KESIMPULAN

    III.1 Prinsip Inklusi-Ekslusi

    Prinsip Inklusi dan Eksklusi  merupakan perluasan ide dalam Diagram Venn beserta operasi irisan dan gabungan. Misalkan A dan B sembarang himpunan. Penjumlahan |A|+|B| menghitung banyaknya elemen A yang tidak terdapat dalam B dan banyaknya elemen B yang tidak terdapat dalam A tepat satu kali, dan banyaknya elemen yang terdapat dalam   A ∩ B sebanyak dua kali. Oleh karena itu, pengurangan banyaknya elemen yang terdapat dalam A ∩ B  dari |A|+|B| membuat banyaknya anggota A  B dihitung tepat satu kali. Dengan demikian,

    |A   B|=  |A|+|B| – |A ∩ B|.

    Sehingga, untuk r buah himpunan berlaku teorema berikut:

    III. 2 Permutasi

    Permutasi adalah setiap susunan yang berbeda dari elemen-elemen (objek) (Suparman:1985). Permutasi merupakan penyusunan kembali suatu kumpulan objek dalam urutan yang berbeda dari urutan yang semula.

    a.        Permutasi dari n unsur yang berbeda dengan sekali pengambilan r unsur

    b.   Permutasi dari unsur dimana beberapa unsur sama

    c.    Permutasi lingkar (Circular permutation)

    Banyak permutasi siklik yang beranggotakan n adalah  (n-1)! Cara.

    DAFTAR PUSTAKA

    Lipschutz, Seymour dan Lipson, Marc Lars. 2002. Seri Penyelesaian Soal Schaum Jilid Matematika Diskrit. Salemba Teknika: Jakarta.

    Mosteller, Frederick, dkk. 1988. Peluang dengan Statistika Terapannya. ITB Bandung: Bandung.

    Munir, Rinaldi. 2004. Matematika Diskrit. Informatika: Bandung.

    Richard, Johnsonlaugh Richard. 1998. Matematika Diskrit. PT Aditya Media: Yogyakarta.

    Ruseffendi. 1984. Dasar-dasar Matematika Modern dan Komputer untuk Guru Edisi Keempat. Tarsito: Bandung.

    Suparman. 1985. Matematik. CV. Rajawali: Jakarta.

    dll

    .

  • Makalah Sistem Koordinasi Hewan

    Sistem Koordinasi Hewan

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Hewan mempunyai daya gerak, cepat tanggap terhadap rangsang eksternal, tumbuh mencapai besar tertentu, serta memerlukan makanan dalam bentuk kompleks. Setiap individu, baik pada hewan yang uniseluler maupun pada hewan yang multiseluler, merupakan suatu unit. Hewan  berorganisasi, artinya setiap bagian dari tubuhnya merupakan subordinate dari individu sebagai keseluruhan, baik sebagai bagian satu sel maupun seluruh sel. Suatu organisme hidup baik yang uniseluler maupun yang multiseluler dapat berada sebagai individu terpisah maupun sebagai suatu agregat / kumpulan yang bebas satu sama lain (koloni). Sebuah koloni hewan dapat terdiri dari hewan uniseluler atau hewan multiseluler, namun hewan multiseluler bukan sebuah koloni hewan uniseluler. Walaupun demikian, ada juga sebuah koloni hewan multiseluler yang karena aktivitas hidupnya bermanifestasikan suatu kesatuan, maka koloni itu dianggap sebagai suatu organisme.

    Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan tadi. Setiap rangsangan-rangsangan yang diterima melalui indra, akan diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan. Setiap aktivitas yang terjadi di dalam tubuh, baik yang sederhana maupun yang kompleks merupakan hasil koordinasi yang rumit dan sistematis dari beberapa sistem dalam tubuh. Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf beserta indra dan sistem endokrin (hormon). Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin kompleks sistem sarafnya.

    Sistem saraf dan sistem endokrin bekerja sama dan berinteraksi dalam mengatur fungsi-fungsi internal tubuh dan perilaku. Adapun alat indra merupakan reseptor rangsang dari luar. Namun meskipun terdapat hubungan antara struktur dan fungsi, sistem saraf dan sistem endokrin sedikit berbeda mengenai pengaturan waktunya dalam menjalankan fungsi koordinasi. Sebagai contoh, dengan kerumitan strukturnya, saraf dikhususkan untuk transmisi impuls dengan cepat (sekitar 150m/detik) dan akibatnya, informasi dapat merambat dari otak manusia ke alat pengindraan atau sebaliknya hanya dalam tempo beberapa milidetik. Sebaliknya, sistem endokrin memerlukan waktu beberapa menit, jam, atau bahkan hari untuk bekerja. Hal ini dikarenakan dibutuhkannnya waktu untuk sintesis dan pengangkutan hormon dalam darah ke organ targetnya.

    Agar dapat bertahan hidup dan berkembang biak, hewan harus merespon dengan cepat dan tepat serta beradaptasi terhadap lingkungannya. Oleh karena itu, secara garis besar di dalam makalah ini, penulis akan membahas bagaimana sistem saraf memerantarai interaksi hewan dengan lingkungannya seraya bekerja sama dengan sistem endokrin dan melihat bagaimana kerja alat indra yang merupakan reseptor rangsang eksternal.

    B. Rumusan Masalah

    Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan, maka beberapa masalah yang dapat penulis rumuskan dan akan dibahas dalam makalah ini adalah:

    1. Apa pengertian sistem saraf?
    2. Bagaimanakah sistem saraf pada hewan invertebrata dan hewan vertebrata?
    3. Apa pengertian dari sistem endokrin? 
    4. Bagaimanakah sistem endokrin pada hewan invertebrata dan hewan vertebrata?
    5. Apa pengertian dari sistem indra dan bagaimanakah klasifikasi sistem indra pada hewan?

    Bab II. Pembahasan Masalah

    A. Pengertian Sistem Saraf

    Sistem  saraf adalah  sistem  yang mengatur dan  mengendalikan semua   kegiatan  aktivitas tubuh. Sistem saraf juga adalah bagian dari tubuh yang berfungsi melakukan pengaturan kegiatan tubuh  dengan cara mengirimkan pesan-pesan rangsang  atau impuls saraf dan tanggapan atau reaksi dalam bentuk pulsa elektrik. Sistem saraf disebut juga sistem pengatur tubuh.

    Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistern ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam.

    Sistem saraf tersusun dari jutaan serabut sel saraf (neuron) yang berkumpul membentuk suatu berkas (faskulum). Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.  

    Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

    • Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indra.
    • Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
    • Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls.

    2.    Sistem Saraf pada Hewan

    Sistem saraf pada hewan terdiri atas serabut saraf yang tersusun atas sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris indrawi, aktivitas motorik volunteer dan involunter organ atau jaringan tubuh, dan homeostasis berbagai proses fisiologis tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan paling rumit dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron)yang saling terhubung.

    Adapun komponen-komponen yang umumnya dapat ditemukan pada sistem saraf hewan yaitu otak, serabut saraf, pleksus, dan ganglia. Serabut saraf merupakan kumpulan akson dari jumlah sel saraf, baik sejenis maupun tidak. Contoh serabut saraf sejenis adalah serabut aferan dan serabut eferen. Serabut campuran terdiri atas sejumlah akson dan sel saraf motorik dan sensorik. Adapun pleksus ialah ialah jaringan serabut saraf yang tidak teratur. Pleksus terkadang dapat ditemukan adanya badan sel saraf. Pleksus dapat ditemukan pada coelenterata, stenopara, dan khemikordata. Pada jenis hewan tersebut, pleksus biasanya berfungsi sebagai sistem sistem saraf pusat. Komponen lainnya yakni ganglia, yaitu kumpulan sel saraf berbentuk nodul (bulat atau membulat dan memiliki batas yang jelas), dilapisi jaringan konektif, dan mempunyai badan sel saraf serta serabut saraf.  Berikut ini akan dijelaskan mengenai klasifikasi sistem saraf pada hewan tingkat rendah (invertebrata) hingga tingkat tinggi (vertebrata).

    B. Sistem Saraf pada Hewan Tingkat Rendah (Invertebrata)

    1.      Sistem Saraf Hewan Bersel Satu

    Tidak semua avertebrata (invertebrata) memiliki sistem saraf. Hewan yang tergolong Protozoa dan Porifera tidak memiliki sistem saraf. Setiap sel penyusun tubuh hewan tersebut mampu mengadakan reaksi terhadap stimulus yang diterima dan tidak ada koordinasi antara satu sel dengan sel tubuh lainnya. Hewan bersel satu seperti Amoeba dan Paramaecium meskipun tidak mempunyai urat saraf tapi protoplasmanya dapat melakukan segala kegiatan sebagai mahkluk hidup seperti iritabilitas, bergerak dan penyesuaian diri terhadap linngkungannya.

    1.    Sistem Saraf pada Coelenterata

    Pada Coelenterata akuatik seperti Hydra, ubur-ubur dan Anemon laut pada Mesoglea yang terletak diantara epidermis (ektoderm) dan gastrodermis (endoderm) terdapat sistem saraf diffus karena sel-sel saraf masih tersebar saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala yang disebut saraf jala. Sistem saraf ini terdiri atas sel-sel saraf berkutub satu, berkutub dua, dan berkutub banyak yang membentuk sistem yang saling berhubungan seperti jala. Meskipun demikian impuls dari satu sel ke sel yang lainnya lewat melalui sinaps.

    2.    Sistem Saraf pada Echinodermata

    Sistem saraf pada Echinodermata masih merupakan sistem saraf primitif. Meskipun sel-sel saraf tersusun dalam bentuk cincin saraf sekeliling rongga mulut dan mempunyai cabang ke tiap lengan, tetapi susunan saraf didalamnya masih diffus seperti jala dan belum ada pengelompokan dalam ganglion. Sel-sel saraf berhubungan (innervasi) dengan kaki pembuluh, duri dan lain-lain.

    Gambar 2.1 Echinodermata dan Bagian-bagiannya

    Meskipun sistem saraf Echinodermata masih diffus seperti pada Coelenterata, namun sistem sarafnya sudah mempunyai struktur tertentu dan fungsinya sudah lebih maju. Terdapat sel saraf motorik, sel saraf sensorik dan telah ada refleks. Misalnya pada bintang laut, terdapat cincin saraf dalam cakram. Pada tiap penjuluran tubuhnya terdapat saraf radial pada sisi ventral. Saraf ini bercabang-cabang halus banyak sekali. Tiap saraf radial berakhir sebagai sebuah mata pada tiap penjuluran tubuh.

    3.    Sistem Saraf pada Platyhelminthes

    Platyhelminthes sudah memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sel-sel saraf pada cacing pipih terkonsentrasi menjadi sebuah ganglion dengan dua lobus di bagian muka yang disebut dengan ganglion kepala atau otak primitif. Dari ganglion kepala terdapat dua tali saraf memanjang ke belakang tubuhnya membentuk seperti tangga. Karena itu disebut saraf tangga tali. Sistem saraf tepi terdiri atas saraf-saraf yang tersusun secara transversal atau melintang yang menghubungkan tali saraf dengan saraf-saraf yang lebih kecil yang terletak tersebar di semua bagian tubuh. Ganglion kepala mempunyai peran sebagai pusat sensoris yang menerima impuls dari titik mata dan reseptor lainnya pada kepala. Ganglion kepala tidak mempunyai peran untuk mengkoordinasi aktifitas otot.

    Gambar 2.2 Platyhelmintes dan Bagian-bagiannya

    4.    Sistem saraf pada  Arthropoda

    Sistem saraf pada arthropoda mempunyai struktur bilateral seperti pada cacing tanah. Perkembangan yang kompleks pada otak arthropoda sangat berbeda dari spesies ke spesies. Namun pada dasarnya mempunyai tiga bagian yaitu protoserebrum, deuteroserebrum dan tritoserebrum. Pada arthropoda otak merupakan stasiun relay sensorik dan mempunyai pengaruh untuk mengontrol ganglia segmental yang lebih rendah seperti pada toraks dan abdomen. Ganglia segmental pada hewan ini merupakan pusat refleks lokal. Laba-laba mempunyai ganglion-ganglion ventral bersatu dengan ganglion dorsal, dan membentuk sebuah massa saraf yang ditembus oleh esofagus dan mengeluarkan banyak cabang. Ganglion dorsal itu sering disebut otak. Alat perasa yang pokok berupa 8 buah mata sederhana.

               Gambar 2.3 Arthropoda dan Bagian-bagiannya

    Pada udang (kelas Crustaceae) terdapat otak di sebuah dorsal, dengan dua buah penghubung sirkumesofageal dan sebuah rantai ganglion-ganglion di sebelah ventral. Ganglion ventral pertama besar berhubungan dengan beberapa persatuan ganglion. Saraf bercabang dari otak dan korda ventral.  Adapun belalang (kelas Insecta) mempunyai sebuah otak dorsal atau juga disebut ganglion serebral yang bilobus. Otak dorsal itu disatukan dengan korda ventral oleh dua penghubung sikumesofageal. Dalam korda ventral terdapat 3 buah ganglion toraksis dan 5 buah ganglion abdominalis. Cabang-cabang saraf keluar dari sistem saraf sentral.

    5.    Sistem saraf Annelida

    Pada hewan Polychaeta terdapat ganglion serebral atau ganglion supraesofageal dapat juga disebut sebagai otak yang terletak di sebelah dorsal kepala. Ganglion supraesofageal itu dihubungkan dengan ganglion subesofageal oleh 2 buah saraf sirkumesofageal. Dari ganglion subesofageal itu mengalir ke belakang sebatang saraf ventral. Dalam setiap metamer atau segmen batang saraf ventral itu membuat tonjolan sebagai segmen ganglion. Batang saraf ventral bercabang-cabang lateral.
    Palpus dan tentakel pada hewan ini merupakan indra yang menerima saraf dari ganglion supraesofageal. Terdapat mata sederhana sebanyak 4 buah. Mata sederhana itu terdiri dari kornea, lensa, dan retina sehingga analog dengan mata pada vertebrata.

    Sistem saraf pada Oligochaeta berupa sebuah ranting ganglion ventral, tiap segmen dengan satu rantai, mulai dari segmen ke-4. di samping itu ada ganglion suprafaringeal anterior yang juga disebut otak yang terletak dalam segmen ke-3. tali korda saraf di sekitar faring menghubungkan otak dengan ganglion ventral pertama. Dalam tiap metamer terdapat 3 pasang saraf yang berasal dari tali saraf ventral tersebut. Di dalam kulit cacing tanah terdapat organ-organ sensoris yang sensitive terhadap sentuhan dan cahaya.

    Pada cacing tanah sudah mempunyai perkembangan sistem saraf yang lebih maju yaitu telah terbentuknya ganglia yang segmental sepanjang tubuhnya. Ganglion supraoesofagus yang disebut juga otak fungsinya masih tetap sebagai sebuah stasiun relay sensoris dari reseptor yang peka terhadap cahaya, sentuhan, dan zat kimia pada permukaan tubuh disekitarnya (bagian muka). Hewan ini mempunyai ganglion pada tiap ruas tubuhnya. Ganglia segmental tersebut dihubungkan dengan tali saraf ventral. Tiap ganglion mempunyai fungsi sebagai pusat yang menerima impuls dari saraf sensorik dari reseptor kulit yang ada disekitarnya. Selain itu terdapat serabut saraf berukuran besar yang menyebabkan otot longitudinal pada semua ruas berkontraksi bersama-sama.

    Gambar 2.4 Annelida dan Bagian-bagiannya

    6.    Sistem saraf Mollusca

    Pada bekicot, saraf-saraf ganglion secara rapat berpasangan sebagai saraf serebral (dorsal dari faring dan bukal), saraf kaki, saraf jeroan. Saraf-saraf dari ganglia itu melanjut keseluruh sistem organ.

    Gambar 2.5 Gastropoda dan Bagian-bagiannya

    Pada gastropoda, serebral atau ganglion suboeofagus mempunyai peran untuk mengontrol ganglia yang lebih bawah. Aktifitas refleks atau gerakan pada hewan ini dikontrol oleh aktifitas 4 pasang ganglion yaitu ganglia serebral, pedal, pleural, dan viseral. Pada Cephalopoda (cumu-cumi, gurita) terdapat otak yang kompleks karena adanya penggabungan berbagai ganglia yang letaknya mengelilingi oesofagus. Karena itu otaknya mempunyai bagian supraoesofagus dan suboesofagus. Pada bagian suboesofagus terdapat pusat pernafasan untuk inspirasi dan ekspirasi. Selain itu terdapat pula bagian yang termasuk ganglia pedal dan branchial yang mengontrol lengan dan tentakel. Sedangkan bagian otak supraoesofagus berisi pusat motorik, pusat sensorik utama yang berupa lobus untuk pembau, dan kompleks dorsal vertikal.

    2.2.    Klasifikasi Sistem Saraf pada Hewan Tingkat Tinggi (Vertebrata)

    Vertebrata mempunyai sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Susunan sistem saraf pusat berupa otak dan susunan tulang belakang. Adapun susunan saraf tepi merupakan benang-benang saraf penghubung antara susunan saraf pusat dan bagian-bagian tubuhnya. Otaknya terdiri dari empat bagian, yaitu otak besar, otak kecil, otak tengah dan sumsum pengubung atau sumsum lanjutan. Ukuran bagian otak vertebrata bervariasi karena pertumbuhan setiap bagian otak antara jenis yang satu berbeda dengan jenis lainnya. Berikut ini klafikasi sistem saraf pada hewan vertebrata.

    1.    Sistem Saraf pada Pisces

    Ikan (pisces) mempunyai susunan pusat saraf berupa otak dan sumsum tulang belakang otak terdiri atas 3 bagian, yaitu otak besar, otak kecil dan otak tengah. Saraf yang berkembang baik adalah saraf yang berasal dari indra penglihatan. Pada beberapa jenis ikan misalnya ikan hiu, saraf pembau juga berkembang dengan baik. Dengan demikian, hiu dapat mencium dar’ah mangsa yang terluka, walaupun jaraknya agak jauh. Otak kecil ikan berukuran lebih besar daripada ukuran otak besarnya. Pusat koordinasi otot ikan dan pusat keseimbangan terletak pada otak kecil. 

    2.    Sistem Saraf pada Amphibia                         

    Contoh hewan Amphibia dalah katak. Pada katak yang paling berkembang adalah penglihatannya oleh karena itu bagian otak secara keseluruhan hanya berbentuk memanjang sebab bagian otak kecilnya tidak begitu berkembang.  Sistem saraf pada katak terdiri atas dua bagian yaitu sistem saraf yang berupa otak dan sumsum tulang belakang. Bagian otak amphibia tersusun secara memanjang. Sistem saraf amphibi disesuaikan dengan tempat hidupnya, dilingkungan darat dan lingkungan air. Otak tengah Amphibia yang tumbuh menggelembung menjadi pusat penglihatan, sedangkan otak kecilnya tidak berkembang dengan baik.

    3.    Sistem Saraf pada Reptilia

    Sistem saraf pada reptilia terdiri atas sistem saraf pusat yang berupa otak dan sumsum tulang belakang. Bagian otak terbagi menjadi empat bagian, yaitu otak besar, otak kecil, otak tengah, sumsum penghubung atau lanjutan. Bangsa reptilia umumnya memiliki daya penciuman yang sangat tajam oleh sebab itu bagian otak yang merupakan pusat penciumannya lebih berkembang dan bentuknya lebih besar dan memanjang kearah depan.

    4.    Sistem Saraf pada Aves

    Burung (aves) merupakan hewan aktif yang banyak melakukan pergerakan serta memiliki keseimbangan yang bagus terutama saat terbang. Beberapa burung juga memiliki ketajaman penglihatan yang bagus.Karena itu pusat koordinasi gerak dan keseimbangan burung berkembang baik hal ini dapat terlihat dari adanya lekukan-lekukan pada otak kecil burung yang menjadikan volume otak kecilnya menjadi lebih besar. Seluruh kegiatan dan aktivitas tubuh diatur oleh saraf pusat berupa otak dan sumsum tulang belakang. Otak burung terdiri atas empat bagian yaitu otak besar, otak kecil, otak tengah dan sumsum penghubung atau sumsum lanjutan. Otak besar dan otak kecil berkembang dengan baik. Sementara itu, otak tengah berkembang membentuk dua gelembung yang behubungan dengan pusat penglihatan.

    5.    Sistem Saraf pada Mamalia

    Mamalia merupakan vertebarta yang memiliki derajat tertinggi dan hal ini terbukti dari perkembangan otaknyapun dapat jelas terlihat dimana otak kecil dan otak besarnya berkambang dengan baik dan ini jelas sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang dilakukan mamalia.

    3.    Pengertian Sistem Endokrin

    Sistem endokrin disebut juga sistem kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Kelenjar-kelenjar endokrin dimasukkan ke dalam suatu sistem karena getah (sekret) dari satu kelenjar endokrin dapat mempengaruhi kelenjar endokrin lainnya. Kelenjar endokrin  berasal dari jaringan epitel, hanya pada proses pembentukannya pada kelenjar endokrin sel-sel yang berdiferensiasi menjadi kelenjar terlepas dari jaringan epitel induknya, sehingga tidak mempunyai saluran pelepasan, karena itu disebut kelenjar buntu.

    Getah yang dihasilkan kelenjar endokrin disebut hormon, yang didistribusikan melalui sistem peredaran. Hormon berasal dari kata hormaein yang artinya “membangkitkan”. Hormon berperan dalam mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh. Dalam beberapa hal sistem endokrin bekerjasama dengan sistem saraf untuk pengaturan terhadap fungsi organ-organ tubuh. Bedanya sistem saraf bekerja lebih cepat dibandingkan dengan cara kerja sistem hormonal yang lebih lambat, namun berkesinambungan.

    4.    Sistem Endokrin pada Hewan

    4.1  Sistem Endokrin pada Hewan Invertebrata

    Sejumlah hewan invertebrata tidak mempunyai organ khusus untuk sekresi hormon sehingga sekresinya dilaksanakan oleh sel neurosekretori, yang merupakaan sumber hormon pada invertebrata.  Pada Coelenterata dan annelida tidak terdapat kelenjar endokrin tapi mekanisme neurosekresi mengatur pertumbuhan dan reproduksi. Demikian juga pada cacing pipih dan nematoda hanya mempunyai mekanisme neurosekresi. Hewan rendah yang mempunyai kelenjar endokrin ialah Cephalopoda, Arthropoda dan hewan yang lebih kompleks lainya.

    1.      Coelenterata

    Contoh hewan coelenterata ialah Hydra s.p. yang mempunyai sejumlah sel yang dapat menghasilkan senyawa kimia yang berperan dalam proses reproduksi, pertumbuhan, dan regenerasi. Apabila kepala Hydra dipotong, sisa tubuhnya akan mengeluarkan molekul peptida yang disebut aktivator kepala. Zat tersebut akan menyebabkan sisa tubuh Hydra dapat embentuk mulut dan tentakel, dan selanjutnya membentuk daerah kepala.

    2.      Platyhelminthes

    Hewan ini dapat menghasilkan hormon yang berperan penting dalam proses regenerasi. Hormon yang dihasilkan tersebut juga terlibat dalam regulasi osmotic, ionic, dan dalam proses reproduksi.

    3.      Nematoda

    Hewan ini dapat mengalami ganti kulit hingga empat kali dalam siklus hidupnya, serta mempunyai struktur khusus yang berfungsi untuk sekresi neurohormon yang berkaitan erat dengan sistem saraf. Struktur khusus tersebut terdapat pada ganglion di daerah kepala dan beberapa pada daerah korda saraf.

    4.    Annelida

    Sel-sel neurosekresi pada annelida terdapat pada ganglion supraoesofagus, ganglion suboesufagus dan ganglion ventral. Cacing polychaeta dewasa dapat mengalami epitoki yakni perubahan sejumlah ruas tubuh menjadi struktur reproduktif. Epitoki ini dikendalikan oleh sistem neuroendokrin. Hormon yang dilepaskan akan menghambat epitoki sehingga epitoki akan berlangsung ketika kadar hormon tersebut sangat rendah.  Adapun neuro hormon pada cacing tanah (Oligochaeta) banyak diselidiki peran neurohormon pada annelida ialah dalam fungsi:

    ·        Tumbuh dan regenerasi

    ·        Transformasi somatik berkenaan dengan reproduksi

    ·        Pemotongan ganda dan perkembangan seksual

    ·        Menentukan ciri-ciri kelamin luar (sekunder)

    ·        Penyembuhan luka

    5.    Mollusca

    Sel neurosekresi terdapat pada ganglion otak mollusca. Pada mollusca terdapat pula kelenjar endokrin seperti pada vertebrata. Kelenjar tersebut misalnya kelenjar optik pada Octopus. Pada sejenis siput jika tentakel dibuang hasilnya pembentukan telur pada ovotestis dipercepat. Jika ekstrak tentakel disuntikkan merangsang produksi sperma. Ekstrak ganglion otak merangsang produksi telur. Dari contoh diatas menunjukkan bahwa baik otak maupun tentakel berisi sel-sel neurosekresi yang menghasilkan hormon (neurohormon). Neurohormon dari tentakel merangsang produksi sperma sedang dari otak merangsang perkembangan telur. Pada octopus proses kedewasaan juga diatur oleh sel-sel neurosekresi yang mempengaruhi pertumbuhan ovarium dan testes. Jadi hubungan ganglion otak-kelenjar optikgonade pada octopus sama seperti hubungan hipotalamus-hipofisisgonade pada vertebrata.  

    6.      Arthropoda

    Pada kelas Crustaceae memiliki sejumlah sel kecil sel endokrin klasik, yaitu organ Y dan kelenjar mandibula. Organ Y merupakan sepasang kelenjar yang terletak di daerah toraks tepatnya pada ruas maksila atau antena. Hormon Y mempengaruhi proses molting. Kelenjar mandibula terletak di dekat organ Y memiliki fungsi endokrin juga. Crustaceae juga memiliki kelenjar androgenic yang berperan dalam perkembangan testis dan produksi sperma. Adapun pada Insecta Terdapat 3 kelompok sel neuroendokrin yang utama, yaitu.

    a.    Sel neurosekretori medialis: memiliki akson yang membentang hingga ke korpora kardiaka, yakni sepasang orggan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pelepasan neurohormon,

    b.    Sel neurosekretori lateralis: memiliki akson yang membentang hingga ke korpora kardiaka,

    c.    Sel neurosekretori subesofageal: terdapat di bawah kerongkongan dan memiliki akson yang membentang ke korpora alata yang merupakan organ endokrin klasik.

    Ketiganya berfungsi untuk mengendalikan berbagai aktivitas pertumbuhan dan pengelupasan rangka luar (kulit luar).

    4.2.Sistem Endokrin pada Hewan Vertebrata

    Berbeda dengan invertebrata, sistem endokrin pada vertebrata dapat dibedakan menjadi 3 kelompok kelenjar utama yaitu hipotalamus, hipofisis atau pituitari, dan kelenjar endokrin tepi. Pada vertebrata, sistem saraf memberikan pengaruh yang sangat jelas terhadap sistem endokrin. Berbagai organ endokrin tepi pada vertebrata bekerja di bawah kendali kelenjar pituitari bagian depan (anterior) yang merupakan salah satu organ endokrin pusat. Pituitari anterior bekerja dibawah pengaruh hipotalamus, yang kerjanya dipengaruhi oleh saraf.


    1. Hipotalamus dan Pituitari

    Hipotalamus dan pituitari merupakan organ endokrin pusat yang dimiliki hewan vertebrata. Hipotalamus merupakan bagian otak vertebrata yang terletak di bawah talamus dan berperan dalam mempertemukan sistem saraf dan endokrin. Talamus adalah kumpulan sel syaraf yang terletak di bagian tengah otak vertebrata. Hipotalamus berfungsi untuk mengendalikan kelenjar pituitari, sementara pituitari juga berfungsi mengendalikan kelenjar endokrin lainnya. Oleh karena itu hipotalamus disebut sebagai kelenjar induk. Hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan dibawa ke pituitari ada dua jenis hormon dari hipotalamus yaitu hormon yang dilepaskan ke pituitari depan dan hormon yang dilepas ke pituitari belakang. Hormon yang dilepas ke pituitari belakang akan dilepas melalui akson plasma yang membentang dari hipotalamus hingga ke bagian tersebut .

    Kelenjar pituitari belakang disebut daerah neurondokrinal karena pada daerah ini banyak ditemukan juluran saraf dari sel neurosekretori, yang badan selnya terletak di hipotalamus.  Oleh karena itu pituitari belakang disebut juga neurohipofisis. Dari neurohipofisis hormon dari hipotalamus akan langsung dilepas ke sirkulasi melalui ujung akson. Hormon hipotalamus yang dilepas di pituitari belakang ialah hormon ADH dan oksitosin. ADH sangat penting untuk mengendalikan penyerapan air di saluran ginjal sedangkan oksitosin berperan merangsang kontraksi otot polos pada dinding rahim dan kelenjar susu. ADH dan oksitosin merupakan hormon dari golongan peptida.

    Pada semua vertebrata dapat ditemukan peptida yang memiliki efek hayati serupa dengan ADH dan oksitosin tetapi susunan asam aminonya berbeda. Hormon penting lain yang dikeluarkan oleh hipotalamu yaitu hormon pelepas ( releasing hormon, RH ) dan hormon penghambat (Release inhibiting hormon, RIH . Kedua jenis hormon tersebut dilepas dari ujung akson sel neurosekretori di hipotalamus ke kapiler darah di dekatnya. Dari hipotalamus, RH, RIH dibawa oleh darah ke pituitari depan yang juga disebut adenohipofisis. RH bekerja untuk mempengaruhi pelepasan hormon dari pituitari depan.

    Hormon dari pituitari depan selanjutnya akan mempengaruhi pengeluaran hormon dari kelenjar lain yang merupakan kelenjat tepi, sebaliknya RIH menghambat pelepasan hormon dari pituitari depan. Hormon-hormon yang dihasilkan dari hipotalamus dan pituitari beserta fungsinya masing-masing dapat dipelajari dari Hormon pertumbuhan merangsang pertumbuhan tubuh pada semua hewan dan berpengaruh pada metabolisme karbohidrat, lipid dan protein. Hormon ini juga merangsang hati untuk melepaskan somatomedin, yang dapat merangsang mitosis dalam jaringan tulang. TRH merangsang kelenjar tiroid untuk menyekresikan hormon tiroksin dan tirodotiromin yang dapat mengendalikan laju metabolisme pada mamalia dan metamorfosis pada Amphibia.

    2. Organ Endokrin Tepi

    Organ endokrin tepi adalah semua organ endokrin diluar hipotalamus dan pituitari. Semakin hari semakin banyak ditemukan organ endokrin baru pada vertebrata. Saat ini banyak diketahui jantung juga mampu menghasilkan hormon yang disebut ANP. Hormon tersebut berkaitan erat dengan pengaturan ion natrium diginjal. Hampir semua aktivitas dalam tubuh hewan dipengaruhi oleh hormon. Aktivitas tersebut meliputi proses pencernaan, peredaran darah, pengeluaran, osmoregulasi. Dalam mengatur aktivitas tubuh sistem endokrin biasanya bekerjasama dengan sistem saraf .

    Contoh hewan vertebrata adalah katak (Amphibia) dan burung (aves). Berikut akan dijeaskan sistem endokrin pada Amphibia dan aves.

    1.    Sistem Endokrin pada Amphibia

    Katak memiliki beberapa kelenjar endokrin yang menghasilkan sekresi intern disebut hormon. Fungsi mengatur atau mengontrol tugas-tugas tubuh, merangsang, baik yang bersifat mengaktifkan atau mengerem pertubuhan, mengaktifkan bermacam-macam jaringan dan berpengaruh terhadap tingkah laku makhluk hidup. Pada dasar otak terdapat glandulae pituitaria atau glandula hypophysa. Bagian anterior kelenjar ini menghasilkan hormon pertumbuhan. Hormon ini mengontrol pertumbuhan tubuh terutama pada panjang tulang. Juga merangsang gonad untuk menghasilkan sel kelamin. Bagian tengah g.pituitaria menghasilkan hormon intermidine yang mempunyai peranan dalam pengaturan cromatophora dalam kulit. Bagian posterior g. Pituitaria menghasilkan hormon yang mengatur pengambilan air. Hormon tiroid yang mengatur metabolisme. Kelenjar ini menjadi besar pada berudu sebelum metamorphose menjadi katak. Kelenjar pankreas menghasilkan enzim dan hormon insulin yang mengatur meteabolisme zat gula.

    2.    Sistem endokrin pada Aves

    Kelenjar endokrin terdiri atas glandulae pituitaria atau hypophysa terletak di dasar otak pada ujung infundibulum, glandulae thyroidea yang terletak di bawah pena jugularis dekat cabang arteri subclavia dan arteri carotis. Glandulae pancreatucus menghasilkan hormon insulin. Glandulae sub renalis atau glandula andrenalis terletak pada permukaan ventral dan Ren, Glandulae sexualis menghasilkan hormon yang mempengaruhi tanda kelamin sekunder terutama terletak pada warna bulu.

    5.    Sistem Indra pada Hewan

    Sistem indra merupakan bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses informasi indra. Di dalam sistem indra, terdapat reseptor indra, jalur saraf, dan bagian dari otak ikut serta dalam tanggapan indra.  Umumnya, sistem indra yang dikenal adalah penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan dan peraba.

    A.  Sistem Indra Hewan Invertebrata

    Sistem indra invetebrata masih sangat sederhana. Berikut ini dijelaskan sistem indra protozoa. Coelenterata, Molusca, cacing pipih, cacing tanah dan serangga.

    1.    Sistem Indra pada Hewan bersel Satu (Protozoa)

    Pada umumnya tidak memiliki indra, tetapi peka terhadap rangsangan cahaya. Bila ada cahaya kuat, amoeba dan paramaecium akan menjauh. Englena hanya memiliki alat menerima rangsang cahaya berupa bintik mata berwarna merah didekat flagelnya. Bila ada cahaya tersebut.

    2.  Sistem Indra pada Coelenterata

    Hewan berongga seperti ubur- ubur memiliki sel- sel pigmen dan sel sensori yang peka tehadap cahaya serta sejumlah tentakel sebagai alat peraba.

    3.    Sistem Indra pada Mollusca

    Bekicot mempunyai dua pasang antena. Pada sepasang antena yang panjang, diujungnya terdapat mata sebagai indra penglihatan, sedangkan sepasang antena yang pendek berfungsi sebagai indra peraba.

    4.    Sistem Indra pada Platyhelminthes

    Planaria memiliki sepasang bintik mata pada bagian interior tubuhnya. Bintik mata tersebut sangat peka terhadap rangsangan cahaya. Planaria cenderung bergerak menjahui cahaya. Adapun pada cacing tanah memiliki indra penerima rangsangan yang cukup baik. Indra tersebut berada di permukaan tubuhnya dan hanya mampu membedakan gelap terang. Sel- sel yang sesitif terhadap rangsangan cahaya tersebut di lapisan kulit bagian dorsal,(atas), terutama pada bagian anterior (depan). Cacing tanah cenderung bergerak menjauhi cahaya. Cacing tanah juga peka terhadap rangsangan- rangsangan sentuhan, zat- zat kimia, dan suhu.

    5.      Sistem Indra pada Arthropoda

    Pada kelas insecta, misalnya serangga memiliki indra penglihatan berupa mata tunggal (oseli), mata majemuk (mata faset) dan ada pula yang memiliki keduanya. Mata tunggal umumnya berbentuk segitiga, mata majemuk terdiri dari ribuan alat penerima rangsangan cahaya yang disebut Omatidium. Setiap omatidiun terdiri dari lensa, sel konus, pigmen, sel fotoreseptor, dan jatuh tegak lurus pada lensa. 

    B.   Sistem Indra Hewan Vertebrata

    Veterbrata memiliki sistem indra yang lebih berkembang dari hewan invetebrata. Berikut ini penjelasan indra pada ikan, katak, burung dan mamalia.

    1.       Sistem Indra pada Pisces

    Ikan memiliki indra yang disebut gurat sisi, mata, alat pedengaran dan alat pencium. Gurat sisi berfungsi mengetahui perubahan air. Sehingga ikan mengetahui kedudukannya didalam air. Indra yang berkembang baik pada ikan adalah indra pecium dan indra penglihat. Indra penglihatan pada ikan berupa sepasang mata yang dilindungi selaput yang tembus cahaya. Indra pencium pada ikan terdapat didekat mulutnya. Indra pendengar ikan hanya terdiri dari atas telinga dalam saja yang berfungsi sebagai organ pendengar dan alat keseimbangan indra pendengar ini kurang berkembang dengan baik.

    2.       Sistem Indra pada Amphibia

    Pada katak, indra penglihatan dan indra pencium berkembang lebih baik dari pada organ indra lainnya. Indra penglihatan pada katak berupa mata yang dilindungi kelopak dan membran tembus cahaya yang disebut membran niktitans. Membran ini berfungsi menjaga kelembaban mata selama didarat dan menghindari gesekan selama di air. Indra pendengar pada katak hanya terdiri dari telinga bagian tengaj dan telinga bagian dalam. Bagian telinga paling luar berupa selaput gendang telingan (Membran timpani) yng berfungsi menangkap getaran suara.

    3.       Sistem Indra pada Reptil

    Indra reptil yang berkembang dengan baik adalah indra pencium. Pada kadal dan ular, indra penciumnya terletak di langit- langit rongga mulutnya, berupa lubang- lubang kecil yang tepinya mengandung sel- sel saraf pencium.

    4.      Sistem Indra pada Aves

    Indra pada burung (aves) yang berkembang dengan baik adalah indra penglihatan yaitu mata. Mata burung dapat berakomodasi dengan baik. Burung yang hiduo dan mencari makanan pada malam hari pada retinanya banyak mengandung sel batang. Sedangkan burung yang hidup dan mencari makanan pada retinanya banyak mengandung sel kerucut. Umumnya burung memiliki daya akomodasi yang sangat baik sehingga dapat melihat mangsanya dari jauh.

    4.       Sistem Indra pada Mamalia

    Indra mamalia umumnya berkembang dengan baik. Kepekaan indra pada masing-masing mamalia berbeda- beda misalnya anjing mempunyai indra pendengaran yang istimewa. Selain indra pendengaran, anjing memiliki indra pencium yang sangat tajam. Menangkap getaran bunyi setinggo 150.000 Hz.

    BAB III KESIMPULAN

    Berdasarkan pembahasan dari rumusan masalah yang telah dijelaskan pada Bab II Tinjauan Pustaka, maka dapat disimpulkan bahwa:

    1.      Sistem saraf adalah sistem  yang mengatur dan  mengendalikan semua   kegiatan  aktivitas tubuh.

    2.      Sistem saraf pada hewan invertebrata dan vertebrata memiliki perbedaan. Tidak semua  invertebrata memiliki sistem saraf misalnya protozoa dan porifera, namun setiap sel penyusun tubuhnya mampu mengadakan reaksi terhadap stimulus yang diterima. Adapun invertebrata yang lebih kompleks telah memiliki sistem saraf tetapi lebih sederhana dibandingkan sistem saraf vertebrata yang telah memiliki sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

    3.      Sistem endokrin (sistem hormon) merupakan suatu senyawa kimiawi yang berperan dalam mengatur berbagai aktivitas internal hewan yang bekerjasama dengan sistem saraf untuk pengaturan terhadap fungsi organ-organ tubuh. 

    4.      Sistem endokrin pada vertebrata dapat dibedakan menjadi 3 kelompok kelenjar utama yaitu hipotalamus, hipofisis atau pituitari, dan kelenjar endokrin tepi. Berbeda dengan vertebrata, sejumlah hewan invertebrata tidak mempunyai organ khusus untuk sekresi hormon sehingga sekresinya dilaksanakan oleh sel neurosekretori, yang merupakaan sumber hormon pada invertebrata.

    5.      Sistem indera merupakan bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses informasi indra. Di dalam sistem indra, terdapat reseptor indrajalur saraf, dan bagian dari otak ikut serta dalam tanggapan indra. Pada hewan invertebrata seperti, coelenterata menggunakan tentakel sebagai alat peraba dan pada cacing tanah memiliki indra yang berada dipermukaan tubuhnya dan peka terhadap rangsangan. Akan tetapi, tidak semua makhluk hidup memiliki alat indra. Contohnya pada hewan invetebrata seperti protozoa, tidak memiliki indra, akan tetapi peka terhadap rangsangan.  Adapun veterbrata memiliki sistem indra yang lebih berkembang dari hewan invetebrata. Hewan- hewan ini menggunakan mata untuk melihat, hidung yang berfungsi sebagai indra pencium, tangan atau kulit sebagai indra peraba dan telinga yang berfungsi sebagai indra pendengar.

  • Makalah Sistem Saraf dan Sistem Endokrin

    Sistem saraf dan sistem endokerin adalah dua sistem yang berfungsi yang bekerja bersama dalam mengatur beberapa fungsi seperti respon, ransangan, metabolisme dan repdroduksi manusia. Sistem saraf ini bekerja dalam bentuk koordinasi melalui sistem impuls listrik lemah.

    Sistem Saraf dan Sistem Endokrin

    Bab I. Pendahuluan

    A.  Latar Belakang

     System merupakan berbagai organ yang bersatu dalam menjalankan suatu fungsi dan kerja yang sama. Hal inilah yang akan saya bahas dalam makalah ini.

    B. Tujuan

    Selain untuk memenuhi dan melengkapi salah satu tugas salah satu tugas mata kuliah anatom, pembuatan makalah ini juga mempunyai tujuan sebagai berikut:

    1. dapat memahami dan mengerti apa dan bagaimanakah berbagai sistem yang berada dalam tubuh manusia.
    2. memahami fungsi dan bagian berbagai sistem.
      3. mengetahui bebagai jenis sistem.

    Bab II. Kajian Teori

    A. Sistem Saraf  Pusat

    Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.

    Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.

    1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
    2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah.

    Di dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.

    3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.

    Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
    1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
    2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
    3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem saraf pusat.

    Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.

    2.1.1.   Otak

    Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan jembatan varol.

    a. Otak besar (serebrum)

    Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.

    Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.

    2. Otak tengah (mesensefalon)

    Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

    3. Otak kecil (serebelum)

    Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

    4. Jembatan varol (pons varoli)

    Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

    5. Sumsum sambung (medulla oblongata)

    Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.
    Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan berkedip.

    6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)

    Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.

    Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.
    Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah dari otak merupakan saluran desenden.

    Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.

    2.1.2. Sistem Saraf

    1. Sistem Saraf Sadar

    Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.

    Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:

    1.Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8

    2.lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12

    3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan Otak dilihat dari bawah menunjukkan saraf kranial
    Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.

    Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.

    Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut. :

    a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.

    b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.

    c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

    2. Saraf Otonom

    Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.

    Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.

    Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus” bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

    Tabel Fungsi Saraf Otonom

    Parasimpatik Simpatik
    • mengecilkan pupil
    • menstimulasi aliran ludah
    • memperlambat denyut jantung
    • membesarkan bronkus
    • menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
    • mengerutkan kantung kemih • memperbesar pupil
    • menghambat aliran ludah
    • mempercepat denyut jantung
    • mengecilkan bronkus
    • menghambat sekresi kelenjar pencernaan
    • menghambat kontraksi kandung kemih

    2.2. Kelenjar Endokrin

    Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.

    2.2.1 Hipofisis

    Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior.

    1. Hipofisis bagian anterior

    Hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis bagian anterior dan fungsinya .

    2. Hipofisis bagian tengah

    Menghasilkan hormon perangsang melanosit atau Melanosit Stimulating Hormon MSH). Apabila hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam.

    3. Hipofisis bagian posterior

    2.2.2. Tiroid (Kelenjar Gondok)

    Tiroid merupakan kelenjar yang berbentuk cuping kembar dan di antara keduanya dapat daerah yang menggenting. Kelenjar ini terdapat di bawah jakun di depan trakea. Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroksin yang mempengaruhi metabolisme sel tubuh dan pengaturan suhu tubuh.

    Tiroksin mengandung banyak iodium. Kekurangan iodium dalam makanan dalam waktu panjang mengakibatkan pembesaran kelenjar gondok karena kelenjar ini harus bekerja keras untuk membentuk tiroksin. Kekurangan tiroksin menurunkan kecepatan metabolisme sehingga pertumbuhan lambat dan kecerdasan menurun. Bila ini terjadi pada anak-anak mengakibatkan kretinisme, yaitu kelainan fisik dan mental yang menyebabkan anak tumbuh kerdil dan idiot. Kekurangan iodium yang masih ringan dapat diperbaiki dengan menambahkan garam iodium di dalam makanan.

    Produksi tiroksin yang berlebihan menyebabkan penyakit eksoftalmik tiroid (Morbus Basedowi) dengan gejala sebagai berikut; kecepatan metabolisme meningkat, denyut nadi bertambah, gelisah, gugup, dan merasa demam. Gejala lain yang nampak adalah bola mata menonjol keluar (eksoftalmus) dan kelenjar tiroid membesar.

    2.2.3.  Paratiroid l Kelenjar Anak Gondok

    Paratiroid menempel pada kelenjar tiroid. Kelenjar ini menghasilkan parathormon yang berfungsi mengatur kandungan fosfor dan kalsium dalam darah. Kekurangan hormon ini menyebabkan tetani dengan gejala: kadar kapur dalam darah menurun, kejang di tangan dan kaki, jari-jari tangan membengkok ke arah pangkal, gelisah, sukar tidur, dan kesemutan.

    Tumor paratiroid menyebabkan kadar parathormon terlalu banyak di dalam darah. Hal ini mengakibatkan terambilnya fosfor dan kalsium dalam tulang, sehingga urin banyak mengandung kapur dan fosfor. Pada orang yang terserang penyakit ini tulang mudah sekali patah. Penyakit ini disebut von Recklinghousen.

    2.2.4.  Kelenjar Adrenal l Suprarenal l Anak Ginjal

    Kelenjar ini berbentuk bola, menempel pada bagian atas ginjal. Pada setiap ginjal terdapat satu kelenjar suprarenal dan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian luar (korteks) dan bagian tengah (medula).

    Kerusakan pada bagian korteks mengakibatkan penyakit Addison dengan gejala sebagai berikut: timbul kelelahan, nafsu makan berkurang, mual, muntahmuntah, terasa sakit di dalam tubuh. Dalam keadaan ketakutan atau dalam keadaan bahaya, produksi adrenalin meningkat sehingga denyut jantung meningkat dan memompa darah lebih banyak. Gejala lainnya adalah melebarnya saluran bronkiolus, melebarnya pupil mata, kelopak mata terbuka lebar, dan diikuti dengan rambut berdiri.

    2.2.5. Pankreas

    Ada beberapa kelompok sel pada pankreas yang dikenal sebagai pulau Langerhans berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes. Selain menghasilkan insulin, pankreas juga menghasilkan hormon glukagon yang bekerja antagonis dengan hormon insulin.
    Hormon dan Fungsi Hormon yang Dihasilkan Kelenjar Adrenal

    2.2.6.  Ovarium

    Ovarium merupakan organ reproduksi wanita. Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga menghasilkan hormon. Ada dua macam hormon yang dihasilkan ovarium yaitu sebagai berikut:

    1. Estrogen

    Hormon ini dihasilkan oleh Folikel Graaf. Pembentukan estrogen dirangsang oleh FSH. Fungsi estrogen ialah menimbulkan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah ciri-ciri yang dapat membedakan wanita dengan Aria tanpa melihat kelaminnya. Contohnya, perkembangan pinggul dan payudara pada wanita dan kulit menjadi bertambah halus.

    2. Progesteron

    Hormon ini dihasilkan oleh korpus luteum. Pembentukannya dirangsang oleh LH dan berfungsi menyiapkan dinding uterus agar dapat menerima telur yang sudah dibuahi.

    Plasenta membentuk estrogen dan progesteron selama kehamilan guna mencegah pembentukan FSH dan LH. Dengan demikian, kedua hormon ini dapat mempertahankan kehamilan.

    2.2.7. Testis

    Seperti halnya ovarium, testis adalah organ reproduksi khusus pada pria. Selain menghasilkan sperma, testis berfungsi sebagai kelenjar endokrin yang menghasilkan hormon androgen, yaitu testosteron. Testosteron berfungsi menimbulkan dan memelihara kelangsungan tanda-tanda kelamin sekunder. Misalnya suaranya membesar, mempunyai kumis, dan jakun.

    2.3.  Struktur Jaringan Saraf dan Fungsinya

    Jaringan saraf secara mikroskopik disusun oleh sel-sel saraf (neuron) yang disokong oleh sel-sel penyokong yang dikenal sebagai sel-sel neuroglia atau sel-sel glia .

    Sel Saraf (Neuron)

    Bangunan histologik sel saraf sangat khas terdiri atas badan sel (soma atau perikarion) dan julurannya (prosesusnya) yang terdiri atas satu akson dan beberapa dendrit.

    Neuron merupakan sel yang paling tinggi differensiasinya dan tidak dapat membelah lagi. Jumlah neuron di seluruh sistim saraf kita sangat besar diduga sekitar 14 milyar. Secara histologis terdiri atas badan sel saraf (perikarion) dan juluran saraf (prosessus saraf) yang terdiri atas akson dan dendrit.

    Perikarion dibentuk oleh inti dan sitoplasma yang melingkupinya. Di dalam inti terdapat DNA yang merupakan pembawa sifat turunan, sedangkan dalam sitoplasma terdapat berbagai organel dan badan inklusi. Bentuk dan besar perikarion sangat beragam 4-135 mikrometer. Ada yang berbentuk piramid, lonjong, bulat dan sebagainya. Meskipun beragam, tetapi semua badan sel saraf mempunyai ciri yang khas, berupa struktur-struktur:

    1. Nukleus (inti sel)

    Nukleus pada umumnya besar, berbentuk bulat atau sedikit lonjong, bewarna pucat, dan umumnya terletak di pusat perikarion. Nukleolusnya pada umumnya satu dan tampak sangat jelas terlihat di bawah mikroskop cahaya. Pada inti sel terdapat rantai double helix ”deoxyribonucleate acid (DNA)” yang merupakan pembawa kode genetik. Inti yang besar, pucat, vesikular dengan nukleolus yang menonjol seringkali memberi kesan seperti mata burung hantu (Owl eyes)

    2. Sitoplasma

    Sitoplasma diisi dengan beragam organel dan granula (badan inklusi) yang tersusun kurang lebih mengitari inti. Organel adalah struktur-struktur atau bangunan yang terdapat di dalam sitoplasma yang diperlukan untuk mem-pertahankan kehidupan dan menjalankan fungsi-fungsi sel secara keseluruhan. Badan inklusi adalah struktur-struktur yang terdapat di dalam
    sitoplasma yang dipergunakan sebagai gudang atau tempat penyimpanan zat-zat atau substansi tertentu. Organel-organel yang terdapat di sitoplasma adalah:

    1. Sitoskeleton

    2. Apparatus (kompleks) Golgi

    3. Mitokondria

    4. Badan Nissl (endoplasmik retikulum kasar/ rough endoplasmic reticulum) dan ribosom

    5. Sentriol

    Sitoskeleton, apparatus Golgi, dan mitokondria hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron (ME), sedangkan badan Nissl dan badan inklusi dapat dilihat dengan mikroskop cahaya (MC).

    A.    SITOSKELETON

    Dengan mikroskop elektron (ME) tampak bahwa komponen utama sitoskeleton adalah neurofilamen dan mikrotubulus yang tersusun dalam kelompokan yang berjalan secara paralel dan tersebar di seluruh perikarion, akson dan dendrit. Neurofilamen yang terdapat di neuron merupakan filamen berukuran menengah (intermediate filament) yang mempunyai ketebalan 7.5 sampai 10 mikrometer dan berfungsi sebagai penyokong. Mikrotubulus berfungsi dalam transportasi ensim-ensim, neurotransmitter, protein penyusun membran, dan molekul-molekul penyusun komponen sel lainnya. Dengan mikroskop cahaya (MC) neurofilamen tampak sebagai neurofibril yang dapat diwarnai dengan pulasan perak dan memberikan warna coklat kehitaman.

    B. Apparatus Golgi
    Apparatus Golgi biasanya besar letaknya paranuklear, tersusun dari gelembung-gelembung
    yang tidak mengandung granular (“agranular vesicles”). Kompleks Golgi merupakan tempat pembentukan glikoprotein yang dibuat dari ikatan karbohidrat dan protein. Gelembung-gelembung kecil yang dibentuk dari apparatus Golgi diduga merupakan sumber gelembung sinaps (synaptic vesicles) yang ditemukan pada ujung akson (axon terminal).
    C. Mitokondria
    Mitokondria biasanya kecil lonjong atau berbentuk seperti bola, dengan krista jenis tubular atau lamelar. Mitokondria terutama terdapat dalam jumlah banyak di ujung akson, selain itu juga ditemukan pada perikarion, dendrit dan akson. Mitokondria berperan dalam mengatur proses metabolisme di dalam sel saraf.

    D. Badan Nissl/ Retikulum Endoplasmik Kasar
    Badan Nissl merupakan struktur yang dibentuk dari banyak tumpukan endoplasmik retikulum (endoplasmic reticulum/ER) granular/kasar (rough endoplasmic reticulum). Pada permukaan luar membran badan Nissl/ER terdapat ribosom yang tersusun dalam barisan, spiral, dan menempel pada permukaan luar membran ER. Dengan pulasan HE, badan Nissl bewarna biru (basofilik) dan terdapat dalam perikarion dan dendrit, tetapi tidak terdapat pada akson. Karena polanya pada badan sel saraf mirip dengan corak pada kulit macan tutul maka sering disebut sebagai Substansia Tigroid. Badan Nissl tampak jelas pada neuron yang berukuran besar seperti pada neuron motoris di kornu anterior medula spinalis dan di sel ganglion. Badan Nissl merupakan tempat sintesa protein.

    E. Sentriol
    Sentriol merupakan ciri khas sel saraf yang sedang membelah pada massa embrional. Neuron
    pada orang dewasa tidak dapat membelah lagi. Meskipun demikian kadang-kadang dapat ditemukan sentriol juga.
    Badan inklusi yang ditemukan pada perikarion sel saraf adalah
    (1). Vesikel
    Neuron yang mensintesa katekolamin mengandung vesikel yang berisi neurotransmitter dan ensim-ensim.
    (2). Granular
    Neuron di hipotalamus mengeluarkan sekret neural berbentuk granular yang berisi hormon vasopressin, oksitosin dan neurofisin. Granul ini disalurkan oleh akson ke neurohipofisis dan kemudian akan dicurahkan kedalam pembuluh darah.
    Granula pigmen melanin terdapat pada neuron tertentu di otak seperti substansia nigra pada otak tengah, ganglion spinal dan sel-sel saraf pada dasar ventrikel yang ke-empat. Fungsinya masih belum diketahui.
    Granula lifofuksin tampak sebagai granula bewarna kuning kecoklatan dan terdapat pada neuron-neuron yang berukuran besar. Jumlahnya bertambah sesuai dengan pertambahan usia.
    Granula yang mengandung besi ditunjukkan dengan teknik Prussian blue, terdapat pada beberapa sel saraf, seperti sel-sel saraf di globus pallidus. Jumlah granula bertambah sesuai dengan bertambahnya usia.
    Tetes –tetes lemak biasanya kelihatan di dalam perikarion dan memainkan peran sebagai bahan cadangan atau merupakan hasil metabolisme normal atau patologis.
    Glikogen terdapat pada neuron embrio, neuroglia embrio, dan dalam ependim dan pleksus koroid embrio, tetapi tidak ada pada jaringan saraf orang dewasa dalam jumlah yang cukup banyak untuk dideteksi.
    Juluran Neuron
    Ciri paling khas dari suatu neuron adalah juluran atau prosesus sitoplasmanya yang terdiri atas dendrit dan akson. Dendrit dan akson terdapat pada hampir semua neuron.
    1. Dendrit
    Umumnya satu neuron mengandung beberapa dendrit, contohnya neuron motorik pada kornu anterior medula spinalis. Kebanyakan dendrit terlihat bercabang dan cabang-cabangnya menjadi lebih kecil diameternya daripada cabang utama. Ciri-ciri histologis dendrit adalah:
    a. Pangkalnya lebih tebal dan semakin kedistal semakin tipis.
    b. Tiap dendrit dapat bercabang menjadi cabang primer, sekunder tertier dan seterusnya.
    c. Permukaannya diliputi oleh tonjolan kecil atau duri (spine/gemullae) yang berfungsi sebagai tempat kontak sinaps.
    d. Batang utama dendrit mengandung badan Nissl, ribosom bebas, mitokondria, mikrotubulus dan mikrofilamen, tetapi kandungan badan Nissl dan ribosom bebas makin berkurang oleh percabangannya sampai organel tersebut tidak ada pada ranting yang sangat kecil. Dendrit tidak mempunyai kompleks Golgi.
    Fungsi dendrit adalah menerima rangsang saraf dari ujung akson neuron lainnya melalui sinaps akso-dendritik. Dendrit mempunyai peranan yang sangat penting bagi kemampuan neuron untuk mengintegrasikan informasi yang datang dalam jumlah banyak. Rangsang saraf yang datang dapat merangsang atau menghambat kegiatan listrik pada membran dendrit, yaitu menaikkan atau menurunkan ambang rangsang neuron.
    Ambang rangsang adalah suatu nilai dalam millivolt yang harus dilalui agar membran saraf tersebut dapat mengalami depolarisasi dan dengan demikian timbul arus listrik yang merambat. Dengan demikian neuron tersebut dapat meneruskan atau menghambat rangsangan yang datang. Rangsangan saraf yang diterima oleh dendrit umunya merambat ke arah badan sel saraf.
    2. Akson
    Setiap sel saraf mempunyai satu juluran panjang dengan pangkal yang menjorok masuk ke dalam perikarion yang dikenal sebagai akson Hillock. Ciri histologis akson adalah:
    a. Mempunyai pangkal akson pada perikarion yang disebut akson Hillock.
    b. Umumnya lebih tipis (halus) dan jauh lebih panjang daripada dendrit pada neuron yang sama.
    c. Aksoplasma tidak mengandung struktur apapun yang berperan dalam sintesa protein seperti badan Nissl (rough endoplasmic reticulum), ribosom dan kompleks Golgi.
    d. Aksoplasma mengandung neurofilament, mikrotubulus dan mitokondria.
    e. Sebagian besar akson bermielin dan karenanya tampak putih mengkilat dalam keadaan segar. Selubung mielin bukan merupakan bagian dari neuron, tetapi merupakan bagian dari selubung neuron. Selubung mielin hanya ada pada akson dan tidak pernah pada dendrit. Tetapi ada pula akson yang tidak bermielin. Bila dengan mikroskop cahaya terlihat serat saraf bermielin maka sudah tentu itu adalah akson. Bila serat sarafnya tidak bermielin maka serat tersebut mungkin akson dan mungkin pula dendrit.
    f. Ujung akhir akson bercabang-cabang seperti ranting yang disebut telodendria yang berkontak dengan perikarion, dendrit, atau akson dari satu neuron atau lebih pada sinaps.
    g. Pada ujungnya ranting aksonal memperlihatkan pembengkakan kecil disebut “boutons terminaux”.
    Fungsi akson adalah meneruskan atau menyalurkan rangsang saraf ke neuron lainnya, serat otot atau sel kelenjar.


    Berdasarkan jumlah julurannya, dikenal 3 jenis neuron:

    1. Neuron unipolar

    yaitu neuron yang hanya mempunyai satu juluran. Contohnya neuron unipolar pada masa embrio.


    2. Neuron bipolar

    yaitu sel saraf berbentuk kumparan dengan 2 juluran yang masing-masing keluar dari ujung perikarion (badan sel saraf). Contohnya ganglion vestibular dan koklear di telinga, neuron olfaktoris di regio olfaktoria hidung.


    Neuron pseudo-unipolar

    yaitu neuron yang berbentuk oval yang pada awalnya berbentuk bipolar, tetapi pada perkembangan selanjutnya juluran yang pada mulanya saling bertolak belakang, kemudian menggeser, mengitari perikarion, menghampiri satu dengan lainnya dan menyatu membentuk satu prosesus tunggal. Prosesus tunggal tersebut berpangkal pada perikarion dan pada ujung distalnya bercabang dua sehingga mirip huruf T. Contohnya adalah neuron pada ganglia kranio-spinal. Satu cabangnya mengarah ke perifer dan cabang lainnya mengarah ke pusat masuk ke radiks posterior saraf menuju ke SSP.


    3. Neuron multipolar

    yaitu neuron berbentuk poligonal yang mempunyai banyak prosesus. Bentuk neuron ini merupakan bentuk yang paling banyak dijumpai ditubuh kita. Contohnya neuron motorik di kornu anterior medulla spinalis, batang otak, korteks serebri/otak besar (sel piramid) dan korteks serebelli/otak kecil (mempunyai bentuk yang sangat khas bagaikan tanduk menjangan yang bercabang-cabang).

    Fungsi Neuron

    Fungsi dasar jaringan saraf adalah melakukan komunikasi. Fungsi tersebut tergantung pada sifat-sifat khas dari badan saraf dan julurannya yang panjang. Sifat khas tersebut tergantung pada dua sifat dasar protoplasmanya:
    1. Kemampuan untuk bereaksi terhadap rangsangan fisik dan kimiawi (iritabilitas).
    2. Kemampuan untuk menyebarkan rangsangan tersebut dari satu tempat ketempat lain
    (konduktivitas).

    Fungsi motorik, sensorik dan integratif suatu sel saraf terutama tergantung pada sifat iritabilitas dan konduktivitasnya. Selain itu beberapa sel saraf dapat melakukan sekresi mirip sistim endokrin yang menghasilkan hormon (sekret neural) yang disalurkan melalui akson dari tempat pembentukannya ke tempat lain. Hasil sekret sel saraf tersebut tersebut dilepaskan dari ujung akson ke dalam ruang perivaskular masuk ke dalam pembuluh darah dan kemudian diangkut dari darah ke organ sasaran.

    Sel Glia (neuroglia cells)

    Istilah neuroglia berasal dari nerve glue (nerve=saraf dan glue= lem) berfungsi sebagai penyokong dan penyatu jaringan saraf. Neuroglia merupakan 70-80% dari seluruh sel yang ada di SSP. Sel neuroglia umumnya kecil dan hanya intinya terlihat pada sediaan rutin dengan diameter 3-10 mikrometer. Neuroglia paling baik dipelajari dengan teknik impregnasi perak dan emas khusus yang memperlihatkan seluruh sel. Macam-macam sel Glia adalah :

    1. Mikroglia berasal dari mesoderm
    2. Oligodendroglia berasal dari ektoderm
    3. Astrosit fibrosa berasal dari ektoderm
    4. Astrosit protoplasmatis berasal dari ektoderm
    5. Sel ependim berasal dari ektoderm.
    6. Sel Schwann di SST
    7. Sel Satelit di SST

    Astrosit

    Bentuknya seperti bintang (astra) dengan banyak cabang sitoplasma yang hanya dapat dilihat dengan teknik impregnasi perak. Intinya besar, bulat atau lonjong dan pucat (vesikular). Nukleoli tidak jelas. Sitoplasmanya mengandung ribosom, kompleks Golgi, lisosom dan neurofilamen. Neurofilamen memberi ketegaran pada proses astrositik. Cabang sitoplasmanya mengelilingi dan berhubungan dengan kapiler darah. Ada 2 macam astrosit:


    1. Astrosit protoplasmatik

    Banyak ditemukan di dalam substansia kelabu (substansia grisea) otak dan sedikit di dalam substansia putih (substansia alba).

    Badan sel kurang lebih sama dengan sel piramid (sel saraf pada korteks serebrum). Inti sel juga besar tetapi sukar dikenali. Sitoplasmanya bercabang banyak, pendek dan gemuk atau tebal. Setiap cabang lalu bercabang-cabang lagi beberapa kali menjadi cabang yang lebih kecil sehingga gambarannya mirip lumut. Kadang-kadang dapat ditemukan cabang yang menempel pada pembuluh darah yang disebut kaki perivaskular yang berperan dalam membentuk sawar darah otak (Blood Brain Barrier)

    2. Astrosit fibrosa

    Terutama terdapat di dalam substansia alba dan sedikit di dalam substansia kelabu. Besarnya kurang lebih sama dengan astrosit protoplasmatik. Inti selnya juga sukar dilihat. Percabangan sitoplasmanya juga banyak tetapi kurus-kurus atau tipis sehingga gambarannya mirip dengan binatang bulu babi. kadang-kadang juga ditemukan kaki perivaskular.

    Fungsi astrosit selain sebagai sel penyokong juga berfungsi untuk :

    1. Menyerap kelebihan ion kalsium yang lolos dari sel saraf selama proses konduksi impuls saraf.

    2. Berperan dalam transportasi zat metabolisme antar neuron.

    3. Berperan dalam pembentukan jaringan parut di SSP bila mengalami cedera.

    Bila terjadi cedera pada SSP dan neuronnya rusak, maka astrosit menjadi sangat reaktif dan disebut astrosit hipertrofi dan astrosit reaktif menggantikan tempat neuron rusak.

    Oligodendroglia bentuknya lebih kecil daripada astrosit dengan cabang sitoplasmanya lebih pendek dan jumlah cabang sedikit (oligo= sedikit). Intinya kecil, dan sitoplasma disekitar inti sedikit, tampak sebagai pinggiran perinuklear. Mengandung ribosom, kompleks Golgi, mikrotubulus dan neurofilamen.
    Sel ini terutama ada di substansia grisea yang berhubungan erat dengan perikarion neuron (sel-sel satelit perineuronal) dan di substansia alba dalam jumlah yang sedikit yang terletak di antara berkas-berkas akson. Lainnya terletak dekat dengan pembuluh darah (perivaskular).

    Fungsi oligodendroglia adalah membentuk selubung mielin di SSP dan sebagai sel penyokong. Cabang sitoplasma yang serupa daun dari badan-badan sel meluas melingkar mengitari serat-serat saraf secara spiral. Tiap oligodendroglia mempunyai beberapa cabang sehingga dapat membentuk sarung-sarung myelin disekitar beberapa serat-serat saraf yang berdekatan.

    Sel ini berasal dari mesoderm. Sel mikroglia merupakan sel yang kecil, terdapat disubstansia alba dan grisea dekat dengan pembuluh darah. Tampak jelas dengan pulasan perak karbonat metoda Rio Hortega. Badan sel agak gepeng. Intinya sukar dilihat. Percabangan sitoplasma yang langsung dari badan sel cukup besar dan disebut cabang primer. Cabang primer ini kemudian bercabang-cabang lagi menjadi cabang sekunder dstnya. Yang agak istimewa adalah bahwa cabang-cabang tersebut posisinya kurang lebih tegak lurus terhadap cabang sebelumnya. Fungsinya fagositosis. Mikroglia akan memfagosit jaringan yang nekrotik sehingga daerah tersebut menjadi bersih.

    Sel ependim merupakan sel yang melapisi rongga atau ruang yang terdapat pada otak yang disebut ventrikel dan kanalis sentralis pada medulla spinalis. Bentuk sel silindris rendah atau kuboid dengan cabang sitoplasma dan pada permukaan bebasnya terdapat silia dan mikrovili. Sel ependim yang melapisi pleksus koroideus membentuk lapisan khusus yang disebut epitel pleksus koroideus.

    BAB III

    PENUTUP


    3.1. Kesimpulan

    Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges.

    Jaringan saraf secara mikroskopik disusun oleh sel-sel saraf (neuron) yang disokong oleh sel-sel penyokong yang dikenal sebagai sel-sel neuroglia atau sel-sel glia .

    Dalam tubuh manusia ada tujuh kelenjar endokrin yang penting, yaitu hipofisis, tiroid, paratiroid, kelenjar adrenalin (anak ginjal), pankreas, ovarium, dan testis.

    3.2. Saran

    Demi perbaikkan serta kemajuan dalam pembuatan makalah khususnya bagi saya pribadi, maka saya ,mengharapkan partisipasi pembaca semuanya untku memberiokan saran yang bersifat membangun.

    DAFTAR PUSTAKA

    ·    The Gau’ 2011 : www.muhsakirmsg.blogspot.com/ makalah system Saraf

    ·    Pendamping/Praweda/Biologi/0098%20Bio%202-12d1.htm

    ·    http://id.wikipedia.org/wiki/Kuku

    ·    http://www.jevuska.com/search/pengkajian+muskulus+skeletal

  • Makalah Sistem Regulasi Manusia

    Makalah Sistem Regulasi Manusia

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

     Tubuh manusia dilengkapi tiga perangkat pengatur kegiatan tubuh (sistem regulasi) yang terdiri dari saraf, endoktrin (hormon) dan pengindraan. System saraf bekerja dengan cepat untuk menanggapi adanya perubahan lingkungan yang merangsangnya. Pengaturan system saraf dilakukan oleh benang-benang saraf. Sistyem hormon mengatur pertumbuhan, keseimbangan internal, reproduksi, serta tingkah laku. Hormon bekerja jauh lebih lambat, tetapi teratur dan berurutan dalam jangka waktu yang lama. Pengangkutan hormon dilakukan melalui pembuluh darah. Alat indra merupakan reseptor rangsang dari luar. Alat indra meliputi mata, telinga, kulit, hidung dan lidah.

    B. Rumusan masalah

    1. Apakah sinapsih itu?
    2. Apa yang dimaksud dengan saraf?
    3. Apa fungsi dari akson (neurin)?

    C. Tujuan penulisan

    Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk ;

    1. Mengidentifikasi struktur, fungsi dan proses system regulasi pada manusia.
    2. Supaya bisa mengetahui system saraf dalam tubuh manusia.
    3. Dan dapat mengetahui kerja saraf dalam tubuh

    Bab II. Pembahasan

    Semua penyebab terjadinya perubahan dalam tubuh atau bagian tubuh disebut rangsang. Alat yang mampu menerima rangsang dinamakan indra (reseptor). Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh, misalnya berupa bau, rasa pahit, manis sentuhan, cahaya, suhu, tekanan ataupun gaya berat. Indra yang mampu menerima disebut reseptor luar (eksteroseptor). Rangsangan dari dalam tubuh sendiri dapat berupa rasa lapar, kenyang, neyeri dan kelelahan. Indra penerimannya disebut reseptor dalam (intreroseptor)

    Rangsangan yang diterima oleh reseptor akan dihantarkan se system saraf pusat oleh neuron sensori. Tanggapan akan disampaikan oleh neuron motor ke efektor misalnya otot dan kelenjar.

    A. Sel saraf (neuron)

    Kesatuan structural dan fungsional system saraf disebut neuron. Neuron tersusun atas badan sel saraf, serabut-serabut saraf, dan selubung-selubungnya. Badan sel saraf mengandung inti sel yang berbentuk vesikuler (seperti pembuluh) dengan membran yang tipis. Inti sel mengandung satu anak inti besar yang kaya akan RNA (asam ribonukleat) dan sitoplasma yang disebut neuroplasma.

    Ada dua macam serabut sel saraf, yaitu ;

    a. Dendrit

    Dendrite merupakan serabut saraf pendek, biasanya bercabang-cabang dengan bentuk dan ukuran berbeda-beda. Dendrit berfungsi menerima impuls (rangsang) yang datang dari ujung aknon seuron lain untuk dibawa menuju kebadan sel saraf.

    b. Akson (neurit)

    Akson merupakan serabut yang panjang dan umumnya tidak bercabang. Fungsi akson ialah meneruskan impuls dari badan sel saraf ke kelenjar dan serabut-serabut otot.

    B. Prinsip penghantaran impuls

    Impuls (rangsangan) yang diterima oleh neuron sensori dihantarkan melalui sel saraf dan sinapsis. Sinapsis merupakan titik pertemuan antara terminal neuron yang satu dengan lainnya.

    a.             Penghantaran lewat sel saraf.

    Jika tidak ada rangsangan, dikatakan bahwa neuron dalam keadaan istirahat. Muatan listrik diluar membran neuron adalah positif, sedangkan muatan listrik didalam membran adalah negative. Keadaan seperti ini disebut juga polarisasi. Jika neuron dirangsang dengan kuat, maka permeabilitas membran akan berubah. Akibatnya, polarisasi berubah, polarisasi mengalami pembalikan dilokasi tertentu. Kemudian proses pembalikan diulang sehingga menyebabkan rantai reaksi.

    b.             Penghantaran lewat sinapsis

    Sinapsis adalah penghubung yang mengendalikan komunikasi antar neuron.

    1)            Struktur sinapsis

    Pada setiap neuron, aksonnya berakhir pada suatu tonjolan kecil yang disebut tombol sinapsis. Permukaan membran tombol sinapsis disebut membran prasinapsis yang berfungsi melakukan transmisi rangsangan.

    Pada sitoplasma tombol sinapsis (gelembung sinapsis) terdapat neurotranmiter. Neurotransmitter merupakan zat kimia yang dapat menanggapi impuls elektrik pada neuron dan dapat mentransmisikan impuls ke neuron berikutnya.

    2)            Mekanisme kerja sinapsis

    Jika impuls tiba dtombol sinapsis, maka akan terjadi peningkatan permeabilitas membran prasinapsis terhadap ion Ca. akibatnya, ion Ca masuk dan gelembung sinapsis melebur dengan membran pra-sinapsis sambil melepaskan neurotransmitter ke celah sinapsis. Neurotransmitter membawa impuls ke membran postsinapsis. Setelah menyampaikan impuls, enzim yang dikeluarkan membran postsenapsis, misalnya enzin asetilkolinesterase. Jika neurotransmitter-nya berupa asetilkolin, maka akan dihidrolisis menjadi kolin dan asam etanoat. Kolin dan asam etanoat ini kemudian disimpan di gelembung sinapsis untuk dipergunakan lagi.

    3.             Gerak refleks

    Gerak refleks disebabkan oleh rangsangan tertentu yang biasanya mengejutkan atau menyakitkan. Misalnya, bila kaki kita menginjak paku, secara otomatis kita akan menarik kaki dengan cepat atau berteriak.

    Gerak refleks berbeda dengan gerak biasa karena rangsang tidak diolah diotak terlebih dahulu. Ada dua macam gerak refleks, yaitu refleks spinal dan refleks kranial. Jalur perjalanan gerak refleks adalah sebagai berikut ;

    Rangsangan → reseptor → neuron sensori → sumsum tulang belakang → neuron motor → afektor.

    4.             Susunan system saraf

    System saraf dalam tubuh dapat dibagi menjadi system saraf pusat (sentral) dan system saraf tepi (periferi)

    a.             System saraf pusat

    System saraf pusat meliputi otak dan sumsum tulang belakang

    1.             Otak

    Otak berfungsi sebagai pusat koordinasi dalam tubuh. Otak berada didalam tulang tengkorak dan diselubungi oleh jaringan yang disebut selaput meninges. Selaput ini tersusun atas tiga lapisan yaitu lapisan terluar melekat pada tulang disebut duramater, lapisan tengah disebut arakhnoid, dan lapisan dalam melekat pada lapisan sumsum disebut piameter.

    Otak merupakan ujung anterior tabung neural yang membesar. Pada manusia, pembesaran itu begitu besar sehingga persamaannya dengan sumsum tulang belakang tidak terlihat. Pada masa embrio terdapat tida pembesaran menjadi otak depan (prosensefalon), otak tengah (mesensefalon), dan otak belakang (rhombensefalon).

    Bagian otakDerivat utamanya
    Otak depan – (prosensefalon) Telensefalon – diensefalonBulbus alfaktoriHemisfer serebrum Epitalamus, badan pineal, Thalamus, hipotalamus, Kelenjar pituitary (sebagian)
    Otak tengah (mesensefalon)Kolikulus superior Kolikulus inferior
    Otak belakang (rombensefalon) – metensefalon – mielensefalonSerebelum Medulla oblongata

    a)             Otak depan (prosensefalon)

    Hemisfer serebrum adalah bagian terbesar dan terdepan dari otak manusia, terdiri dari empat lobus yaitu frontal, parietal, oksipital dan temporal. Serebrum dapat dibedakan menjadi 3 area, yaitu area sensori, area motor dan area asosiasi

    • Area sensori, berkaitan dengan penerimaan rangsang dari organ rangsang (reseptor) pada indra.
    • Area motor, berperan merespon rangsang yang sampai ke otak melalui informasi atau perintah ke efektor, misalnya otot kelenjar.
    • Area asosiasi, menghubungkan area sensori dan area motor. Berperan penting dalam proses belajar, seperti berfikir, membuat keputusan, menyimpan ingatan dan belajar bahasa.

    Thalamus memproses seluruh rangsangan sebelum disampaikan kebagian lain di otak. Jadi, thalamus merupakan pusat penerus impuls sensori ke barbagai bagian sensori serebrum. Thalamus juga melakukan persepsi terhadap rasa sakit dan rasa menyenangkan. Thalamus mengatur dan mengkoordinasi menifrestasi luar dari emosi.

    Hipotalamus memiliki fungsi penting untk mengontrl sejumlah fungsi autonom. Hipotalamus merupakan pusat koordinasi system saraf yang mengendalikan suhu tubuh, selera makan, lapar, haus, keseimbangan metabolism karbohidrat dan lemak, tekanan darah, tingkah laku, dan tidur. Hipotalamus juga mengontrol fungsi tertentu kelenjar pituitary dengan menghasilkan faktor pelepas.

    Kelenjar pitutari tau hipofisis serebri adalah kelenjar endokrin yang terletak di lekuk kecil pada dasar tengkorak, tepat dibawah hipotalamus dan dihubungkan oleh tangkai kecil. Fungsi kelenjar pituitari yang telah diketahui adalah sekresi hormon.

    b)             Otak tengah (mesensefalon)

    Otak tengah manusia cukup kecil dan tidak mencolok. Bagian-bagiannya berupa lobus optic sebagai pusat pengatur gerak bola mata, refleks pupil dan refleks akomodasi. Bagian lain adalah kolikuli inferior yang merupakan pusat dari auditori (pendengaran). Selain itu, otak tengah juga mengandung sekelompok sel saraf yang mengatur tonus otot dan postur (bentuk tubuh).

    c)             Otak belakang (rhombensefalon)

    Otak belakang terdiri dari dua bagian. Yaitu serebelum (otak kecil0 dan medulla oblongata. Serebelum berkembang dari bagian dorsal metesefalon menjadi pusat keseimbangan dan koordinasi motor/gerakan. Medulla oblongata terletak dibagian antara sumsum tulang belakang dengan bagian otak lainnya. Fungsinya mengatur denyut jantung, tekanan darah, gerakan pernapasan, sekresi ludah, menelan, gerak peristaltic, batuk dan bersin.

    b.             System saraf tepi (saraf periferi)

    Saraf tepi terdiri dari pasangan – pasangan saraf kranial dan saraf spinal yang keluar dari otak dan sumsum tulang belakang serta menghubungkannya dengan tiap reseptor dan efektor dalam tubuh. System saraf tei dibagi menjadi system sensori somatik dan system autonom.

    1.             Saraf sensori somatik

    System ini terdiri atas 12 pasang saraf kranial, yaitu tidak semuanya merupakan saraf campuran, dan 31 pasang saraf spinal yang semuanya merupakan saraf campuran. Saraf-saraf ini meneruskan impuls dari reseptor ke system saraf pusat, juga meneruskan impuls dari system saraf pusat kesemua otot-otot rangka tubuh.

    System saraf somatik mengandung saraf eferen yang menghantarkan impuls dari system saraf pusat ke jaringan otot rangka.

    2.             Saraf autonom

    System saraf autonom adalah bagian dari system saraf tepi yang mengontrol kegiatan organ-organ dalam, misalnya kelenjar keringat, otot perut, pembuluh darah dan alat-alat reproduksi. Ada dua system saraf autonom, yaitu system saraf simpatetik dan system saraf parasimpatetik.

    Sebagain besar organ dalam diserafi oleh saraf simpatetik dan parasimpatetik. Simulasi dari system saraf simpatetik pada umumnya berakibat merangsang kerja organ. Sebaliknya, stimulasi oleh saraf parasimpatetik pada umumnya bersifat menghanbat kerja organ. Jadi, efek kedua system saraf ini bersifat antagonis.

    BAB III

    PENUTUP

    3.1.       Kesimpulan

    System regulasi pada manusia terdiri dari system saraf, system endokrin/hormon dan indra. System saraf bekerja dengan cepat dalam menanggapi perubahan, sedangkan system hormon bekerja dengan lambat. Indra adalah reseptor rangsang dari luar.

    System saraf tersusun atas sel-sel saraf (neuron). Sel saraf terdiri dari badan sel, inti sel, akson, dendrite, selubung myelin, sel Schwann, dan nodus ranvier. Sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan (reseptor) disebut saraf sensori. Sel saraf yang berfungsi membawa rangsangan ke system saraf pusat disebut saraf motor. Sel saraf yang berfungsi menghubungkan neuron sensori atau neuron lain disebut neuron intermediet.

    Penghantaran impuls pada sel saraf dapat terjadi melalui dua cara, yaitu least perubahan muatan listrik pada sel saraf dan lewat sinapsis. Gerakan pada manusia dapat dibedakan menjadi gerak refleks dan gerak biasa. Pada gerak biasa, rangsangan melalui jalur neuron sensori → interneuron → otak → neuron motor → efektor.

    3.2.       Saran

    Dari pembuatan makalah yang telah kami buat maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut ;

    *               Jagalah makalah ini dengan sebaik-baik mungkin seperti kalian menjaga diri kalian masing-masing.

    *               Pelajarilah sub materi yang terdapat dalam makalah ini dengan sungguh-sungguh agar kalian dapat mengetahui apa inti dari makalah ini.

    Daftar pustaka

    *               Alam. E. Nourse. 1983. Tubuh. Jakarta.

    *               Eugene. Ackerman. Dkk. 1988. Biofisika. Surabaya. AUP

    *               Lab. Fisiologi da anatomi biologi. UNY

  • Makalah Biolistrik

    Biolistrik

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1    Latar Belakang

    Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan biasanya kita tidak terlalu banyak memikirkan hal tersebut. Pengamatan terhadap gaya tarik listrik dapat ditelusuri sampai pada zaman Yunani kuno. Orang-orang yunani kuno telah mengamati bahwa setelah batu amber digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti jerami atau bulu. Sedangkan kata Listrik itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu electron. 

    Read More

    Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada dua aspek dalam bidang kedokteran yaitu listrik dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan magnet pada permukaan tubuh manusia. Nah, listrik yang ada pada tubuh kita disebut dengan Biolistrik atau sering diartikan sebagai listrik yang terdapat pada makhluk hidup, yang mana berasal dari kata bio berarti makhluk hidup dan kata listrik.

    Makalah ini membahas tentang sinyal listrik yang dihasilkan oleh tubuh. Listrik yang dihasilkan di dalam tubuh berfungsi mengendalikan dan mengoperasikan saraf, otot, dan berbagai organ. Pada dasarnya, semua fungsi dan aktivitas tubuh sedikit banyak melibatkan listrik. Gaya-gaya yang ditimbulkan oleh otot disebabkan tarik-menarik antara muatan listrik yang berbeda. Kerja Otot, otak dan jantung pada dasarnya bersifat elektrik (listrik). Sistem saraf berperan penting pada hampir semua fungsi tubuh. Otak, yang pada dasarnya adalah suatu komputer sentral, menerima sinyal eksternal dan internal dan (biasanya) menghasilkan respons yang sesuai. Informasi disalurkan sebagai sinyal listrik di sepanjang saraf-saraf. Saat kita menjalankan fungsi-fungsi khusus tubuh, banyak sinyal listrik yang dihasilkan. Sinyal-sinyal ini dihasilkan dari proses elektrokimiawi tertentu.

    Oleh karena itu maka makalah ini akan membahas sebagian dari sinyal-sinyal listrik dalam tubuh yaitu mengenai sistem saraf dan neuron, sinyal listrik dari otot dan jantung serta potensial listrik saraf.

    1.2    Rumusan Masalah

                      Adapun rumusan  masalah dalam  makalah ini diantaranya adalah sebagai berikut :

    1.         Bagaimana awal mula ditemukan biolistrik serta pengertian biolistrik?

    2.         Apa saja bagian-bagian dari sistem saraf beserta dengan fungsinya ?

    3.         Sebutkan bagian-bagian dari neuron serta fungsinya ?

    4.         Sebutkan macam-macam neuron ?

    5.        Jelaskan mengenai sistem kerja potensial aksi saraf ?

    6.        Jelaskan mengenai sistem kerja potensial istirahat saraf ?

    7.        Bagaimana sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)?

    8.         Bagaimana sinyal  listrik dari jantung (Elektrokardiogram) ?

    1.3   Tujuan Penulisan

    Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:

    1.      Dapat mengetahui asal mula dan pengertian dari biolistrik.

    2.      Mengetahui apa saja bagian-bagian dari sistem saraf serta fungsinya.

    3.      Dapat menyebutkan bagian-bagian neuron dan fungsinya

    4.      Dapat menyebutkan macam-macam neuron

    5.      Menjelaskan kerja potensial aksi saraf

    6.      Dapat menjelaskan kerja potensial istirahat saraf

    7.      Mengetahui bagaimana sinyal listrik dari otot dan sinyal listrik dari jantung.

    1.4  Manfaat Penulisan

    Dalam penulisan makalah, Dengan selesainya penulisan makalah ini serta pembahasan makalah ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pribadi maupun rekan-rekan mahasiswa

    1.             Menambah ilmu dan wawasan penulis khususnya, pembaca pada umumnya mengenai kelistrikan dalam tubuh.

    1.             Sebagai penambah bahan acuan bagi kita sebagai calon guru Fisika dalam memberikan materi pelajaran.

    1.5    Tinjauan Pustaka

    Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan materi pembahasan dengan mencari ke media internet dan sumber dari buku. Kemudian dari berbagai sumber tersebut dirangkum dengan memperhat ikan materi yang dibahas dalam makalah ini.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1    Kelistrikan di dalam tubuh (Biolistrik)

    ·                Pengertian Biolistrik

    Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan. Pikiran kita terdiri dari daya listrik hidup, semua daya ini berkumpul didalam pusat akal didalam otak dalam bentuk potensi daya listrik. Dari pusat akal, daya ini kemudian diarahkan ke seluruh anggota tubuh kita, yang kemudian bergerak oleh perangsangnya. Potensi daya listrik hidup ini, yang tertimbun didalam pusat akal harus di tuntut oleh sesuatu supaya mengalir untuk mengadakan gerakan tubuh kita atau bagian-bagian tubuh lainnya.

    Biolistrik merupakan energi yang dimiliki setiap manusia yang bersumber dari ATP (Adenosine Tri Posphate),  dimana ATP ini di hasilkan oleh salah satu energi yang bernama mitchondria melalui proses respirasi sel. Biolistrik juga merupakan fenomena sel. Sel-sel mampu menghasilkan potensial listrik yang merupakan lapisan tipis muatan positif pada permukaan luar dan lapisan tipis muatan negative pada permukaan dalam bidang batas/membran. Kemampuan sel syaraf (neurons) menghantarkan isyarat biolistrik sangat penting.

    Transmisi sinyal biolistrik (TSB) mempunyai sebuah alat yang dinamakan Dendries yang berfungsi mentransmsikan isyarat dari sensor ke neuron. Aktifitasi bolistrik pada suatu otot dapat menyebar ke seluruh tubuh seperti gelombang pada permukaan air.

    ·                Hukum dalam Biolistrik

    Ada dua hukum dalam biolistrik, yaitu : Hukum Ohm dan Hukum Joule.

    Hukum Ohm menyatakan bahwa :

    Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan arus yang melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

    Rumusnya yaitu : R ꞊ V/I

    Dimana, R : hambatan (Ω), I : kuat arus (ampere), V : tegangan (Volt).

    Hukum joule menyatakan bahwa :

    Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam waktu tertentu akan menimbulkan panas”.

    Rumusnya yaitu : Q =V I t

    Dimana, Q : energi panas yang ditimbulkan (joule), V : tegangan (Volt), I : arus (A), t : waktu lamanya arus mengalir (second).

    2.2   Sistem saraf dan Neuron

    ·           SISTEM SARAF

    Adapun bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf otonom. Berikut penjelasannya:

    1. Sistem saraf pusat

    Sistem saraf pusat ini terdiri dari otak, medulla spinalis dan saraf perifer. Saraf ferifer ini adalah Serat saraf (neuron) yang menyalurkan informasi sensorik ke otak atau ke medulla spinalis di sebut saraf afferent. Serat saraf yang menyalurkan atau menghantarkan informasi dari otak atau medulla spinalis ke otot dan kelenjar yang di sebut saraf efferent. Beberapa yang ada di saraf pusat :

    Ø Otak

    Merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang 1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak. Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan melakukan kegiatan.

    Batang otak terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung antara otak besar dan otak kecil, disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum penghubung. Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak disadari.

    Ø  Sumsum tulang belakang

    Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta sebagai pusat pengatur gerak refleks.

    2.      Sistem saraf Otonom

    Sistem saraf Otonom mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal, misalnya jantung, usus dan kelenjar. Namun, pengontrolan ini dilakukan secara tidak sadar.

    Untuk menanggapi rangsangan, tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem saraf, yaitu:

    a)    Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.

    b)   Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.

    c)    Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

    ·      NEURON

    Struktur dasar dari sistem saraf disebut dengan Neuron atau sel saraf. Suatu sel saraf (neuron) merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi untuk menerima, menginterpretasi, dan menghantarkan pesan listrik atau aliran listrik. Sel saraf terdiri dari tubuh serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya juga terdiri dari 2 macam, yaitu dendrit dan akson. Ada banyak jenis neuron, pada dasarnya neuron terdiri dari sel-sel tubuh yang menerima aliran listrik dari neuron lain melalui kontak yang disebut sinapsis yang terletak di dendrit atau pada tubuh sel.

    Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

    a.    Badan sel

    Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf yang berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

    b.    Dendrit

    Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.

    c.    Akson (Neurit)

    Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang disebut neurofibril.

    Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:

    a)    Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor yaitu alat indera.

    b)   Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan sumsum tulang belakang.

    c)    Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulanbelakang.

    2.3      Potensial listrik saraf

    1.    Potensial aksi sel

    Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut:

    a.   Tahap Istirahat (Resting Membrane Potential)

    Tahap ini adalah tahap potensial membran istirahat, sebelum terjadinya potensial aksi.

    b.   Tahap Depolarisasi

    Membran tiba-tiba menjadi permeable terhadap ion NA sehingga banyak sekali ion NA mengalir ke dalam akson. Keadaan polarisasi normal sebesar -90mV akan hilang dan potensial meningkat dengan arah positif. Keadaan ini disebut depolarisasi.

    c.   Tahap Repolarisasi

    Tahap ini, dalam waktu yang sangat singkat sekali sesudah membran menjadi permeable terhadap ion NA, saluran NA mulai tertutup dan saluran K terbuka lebih daripada normal. Kemudian difusi ion K yang berlangsung cepat ke bagian luar akan membentuk kembali potensial membran istirahat negatif yang normal. Peristiwa ini disebut repolarisasi membran.

    Aktivitas sel dari keadaan polarisasi menjadi depolarisasi dan kemudian kembali ke polarisasi lagi disertai dengan terjadinya perubahan-perubahan pada potensial membran sel. Perubahan tersebut adalah dari negatif di sisi dalam berubah menjadi positif dan kemudian kembali lagi menjadi negatif. Perubahan ini menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). Potensial aksi dari suatu sel akan dapat memicu aktivitas sel-sel lain yang ada di sekitarnya.

    Perubahan-perubahan potensial membran mulai keadaan istirahat, depolarisasi, repolarisasi, dan kembali istrahat diperlihatkan dalam Gambar 5. Perubahan potensial tersebut berupa impuls yang disebut potensial aksi sel. Ada lima fase dalam potensial aksi tersebut yaitu fase 4, 0, 1, 2, dan 3. Fase 4 adalah fase istirahat sel.

    Gambar 5. Potensial aksi sel

    Fase 0 adalah fase pada saat kanal sodium terpicu-tegangan (kanal cepat) terbuka sehingga ion-ion sodium dengan cepat masuk ke dalam sel. Fase 1 adalah fase pada saat kanal potasium mulai membuka (dengan lambat). Fase 2 adalah kombinasi fase menutupnya kanal sodium terpicu-tegangan, membukanya kanal kalsium-sodium terpicu-tegangan (kanal lambat), dan membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Fase ini disebut plateau. Fase 3 adalah fase kombinasi menutupnya kanal-kanal sodium dan kalsium-sodium terpicu-tegangan serta membukanya kanal potasium terpicu-tegangan. Selanjutnya sel kembali ke fase 4.

    2. Potensial istirahat sel

    Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential). Potensial ini berpolaritas negatif di sisi dalam dan positif di sisi luar membran sel. Dalam keadaan istirahat, di sisi dalam dan luar membran sel sama-sama terdapat ion-ion potasium dan sodium, tetapi dengan konsentrasi yang berbeda.

    Difusi ion-ion potasium dan sodium menembus membran sel akan mempengaruhi potensial di sisi dalam dan luar membran sel. Untuk melihat pengaruh kedua jenis ion tersebut pada potensial membran sel, akan dilihat pengaruh masing-masing jenis ion tersebut secara sendiri-sendiri terlebih dahulu, setelah itu baru diperhitungkan interaksi keduanya secara bersamaan.  Untuk itu akan dilihat terlebih dahulu pengaruh difusi ion potasium.

    2.4    Sinyal listrik dari otot (Elektromiogram)

    Informasi diagnostik tentang otot dapat di peroleh dari aktivitas listriknya. Di bagian ini, kita menelusuri transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan kontraksi otot. EMG dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang dirangsang secara elektris.

    Otot dimisalkan terdiri dari banyak unit motor. Sebuah unit motor terdiri dari sebuah neuron bercabang tunggal dari batang otak atau kabel spinal dan 25-2000 serat otot (sel) yang terhubung ke ujung pelat motor (Gambar 2.7). Potensial istirahat pada membran serat otot mirip dengan potensial istirahat di serat saraf. Tindakan Otot dimulai oleh potensial aksi yang bergerak sepanjang akson dan ditransmisikan melalui ujung pelat motorik ke serat otot, menyebabkan serat otot saling kontraksi.

    Gambar 2.7 Skema neuron dimulai dari spinal cord dan diakhiri beberapa sel Neuron dan sel otot penghubung membuat sebuah unit motorik. (John R. Cameron, 1978: 190).

    Hubungan antara dua buah saraf disebut sinapsis, berakhirnya saraf pada sel otot atau hubungan saraf otot disebut Neuromyal Juction. Baik sinapsis maupun Neuromial Junction mempunyai kemampuan meneruskan gelombang depolarisasi dengan cara lompat dari satu sel ke sel yang berikutnya. Gelombang depolarisasi ini penting pada sel membran otot, karena pada waktu terjadi depolarisasi, zat kimia yang terdapat pada otot akan trigger/ bergetar/ berdenyut menyebabkan kontraksi otot dan setelah itu akan terjadi repolarisasi sel otot hal mana otot akan mengalami relaksasi.

    2.5  Sinyal listrik dari Jantung (Elektrokardiogram)

    Jantung mempunyai aktifitas listrik meliputi: Sino Atrio Nodus, Atrio Ventrikuler Nodus, Berkas His dan Serabut Purkinje, inilah point penting dalam pembacaan EKG. Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Na+. Sel membran otot jantung (miokardium) berbeda dengan saraf dan otot bergaris. Saraf dan otot bergaris memerlukan rangsangan supaya ion Na+ masuk ke dalam sel, proses masuknya ion Na+ ke dalam sel disebut proses depolarisasi. Sedangkan depolarisasi pada sel otot jantung, ion Na+ mudah bocor (tidak memerlukan rangsangan dari luar), setelah repolarisasi komplit, ion Na+ akan masuk lagi ke dalam sel yang disebut depolarisasi spontan. Depolarisasi spontan ini menghasilkan gelombang depolarisasi untuk seluruh otot miokardium. Depolarisasi sel membran otot jantung oleh perambatan potensial aksi menghasilkan kontraksi otot sehingga terjadi denyut jantung.

    Gerakan ritmis jantung dikendalikan oleh sebuah sinyal listrik yang diprakarsai oleh rangsangan spontan dari sel-sel otot khusus yang terletak di atrium kanan. Sel-sel ini membentuk sinoatrial (SA) node, atau alat pacu jantung alami (Gambar. 2.9). SA node berdetak secara berkala sekitar 72 kali per menit. Namun, laju detak dapat ditingkatkan atau dikurangi dengan saraf eksternal untuk mengetahui respon jantung terhadap kebutuhan darah tubuh serta rangsangan lainnya. Sinyal listrik dari SA node memulai depolarisasi saraf dan otot dari kedua atrium, menyebabkan atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam ventrikel. Sehingga terjadilah repolarisasi dari atrium tersebut. Sinyal listrik kemudian lolos ke atrioventrikular (AV) node, yang mengawali depolarisasi ventrikel kanan dan kiri, menyebabkan mereka kontrak dan memaksa darah masuk ke dalam paru dan sirkulasi umum. Saraf dan otot ventrikel kemudian mengalami repolarisasi dan siklus dimulai lagi.

    Secara skema dapat dijelaskan sebagai berikut:

    Gambar 2.9 Penjalaran Depolarisasi (John R. Cameron, 1978: 190).

    Keterangan:

    Ø  SA node memulai gelombang depolarisasi dari atrium kanan ke atrium kiri dalam 70 sekon sehingga terjadi kontraksi atrium.

    Ø  Gelombang depolarisasi berlanjut ke AV node hingga AV node mengalami depolarisasi.

    Ø  Gelombang dari AV node melalui bundle of his (BH) dan diteruskan ke bundle branch (BB) –> BB mengalami depolarisasi.

    Ø  Diteruskan ke jaringan purkinye –> endokardium –> berakhir di epikardium –> terjadi kontraksi otot jantung.

    Ø  Setelah repolarisasi, miokardium mengalami relaksasi.

    Hubungan antara pemompaan jantung dengan potensi listrik pada kulit dapat dipahami dengan mempertimbangkan perambatan potensial aksi di dalam jantung.

    Gambar 2.10. Skema potensial aksi turun pada dinding jantung. Beberapa arus ion, diindikasikan oleh lingkaran, yang melalui torso diindikasikan sebagai resistor. Potensial aktif. (John R. Cameron, 1978: 198).

    Aliran arus yang dihasilkan tubuh memulai terjadinya penurunan potensi seperti yang ditunjukkan skema pada resistor. Distribusi potensial untuk seluruh jantung ketika ventrikel adalah satu-setengah kali depolarisasi yang ditunjukkan oleh garis ekuipotensial pada Gambar 2.11. Perhatikan bahwa potensi diukur pada permukaan tubuh bergantung pada lokasi elektroda. Bentuk garis potensial ditunjukkan pada Gambar 2.11 hampir sama dengan yang diperoleh dari sebuah dipol listrik.


    Gambar 2.11. Distribusi potensial bagian dada pada saat ventrikel depolarisasi separuh. Electrode yang diletakkan di titik A, B, dan C mengindikasikan potensial pada saat itu. (John R. Cameron, 1978: 199).

    Garis ekuipotensial pada waktu lain dalam siklus jantung juga bisa direpresentasikan oleh dipol listrik, namun dipol untuk momentum yang berbeda dalam siklus akan berbeda ukuran dan orientasi.

    Pengukuran isyarat listrik tubuh secara selektif sangat berguna untuk memperoleh informasi klinik tentang fungsi tubuh dan gangguan pada organ-organ tertentu. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah:

    1.      Electromiograf (EMG)

    2.      Electroneurograf (ENG)

    3.      Electroretionograf (ERG)

    4.      Electrogastrograf (EGG)

    5.      Electroensefalograf (EEG)

    6.      Electrokardiograf (EKG)

    BAB III

    PENUTUP

    3.1    Kesimpulan

    Dari uraian makalah di atas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

    1.             Biolistrik adalah daya listrik hidup yang terdiri dari pancaran elektron-elektron yang keluar dari setiap titik tubuh (titik energi) dan muncul akibat adanya rangsangan penginderaan.

    2.             Adapun hukum yang terdapat dari biolistrik adalah Hukum Ohm, rumusnya : R = V/I. Sedangkan, Hukum Joule yaitu Q = V I t.

    3.             Bagian-bagian dari sistem saraf di bagi menjadi dua bagian, yaitu sistem saraf pusat yang berfungsi sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari segala kegiatan manusia dan sistem saraf otonom yang berfungsi mengendalikan ataupun mengatur berbagai organ internal, misalnya jantung, usus dan kelenjar.

    4.             Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan).

    5.             Potensial listrik saraf ada 2, yaitu potensial aksi saraf yaitu Perubahan yang menghasilkan suatu impuls tegangan yang disebut potensial aksi (action potential). dan potensial istirahat saraf.  Dalam keadaan istirahat, antara sisi dalam dan luar membran sel terdapat suatu beda potensial yang disebut dengan potensial istirahat sel (cell resting potential).

    6.             Transmisi potensial aksi dari akson ke otot, tempat potensial aksi tersebut menimbulkan kontraksi otot. Elektromiogram (EMG) dapat diperoleh dari otot atau unit motorik yang dirangsang secara elektris (listrik).

    7.             Listrik jantung dihasilkan oleh adanya reaksi sel jantung dengan ion Nayang ada di dalam tubuh. Alat yang digunakan untuk mengukur isyarat listrik tubuh adalah Electrokardiograf (EKG).

    3.2    Saran

    Dengan mengucap syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik, dan tentunya masih jauh dari harapan. Oleh karena itu, masih perlu kritik dan saran yang membangun serta bimbingan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

    DAFTAR PUSTAKA

    Cameron, John R, dkk. 1978. MEDICAL PHYSICS. Florida : Wisconsin Tallahasee

    Ruslan, Ahmadi. 2010. TEORI DAN APLIKASI FISIKA KESEHATAN. Yogyakarta : Nuha Medika

    Purwanto. 2007. Ensiklopedi fisika. Bandung : PT Kiblat Buku Utama.

    http://reikinaqs.wapsite.me/Biolistrik

    http://www.news-medical.net/health/What-is-the-Nervous-System-%28Indonesian%29.asp

    http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrokardiogram