Blog

  • Makalah Pendidikan Seks Pada Siswa Sekolah Dasar

    Anak adalah wujud dari kepolosan dunia. Ketidaktahuan anak tentang seks sering kali menjadi alasan pelecehan oleh orang dewasa. Anak memandang seks sebagai sesuatu yang tabu atau vulgar. Berdasar fakta kasus semakin meningkat karena anak tidak mendapat pendidikan seks dengan jelas. Pendidikan seks pada anak usia dini mungkin merupakan solusi. Akan tetapi anak mungkin belum bisa menerima secara mental. Tak jarang anak lebih condong ke pikira joroknya dari pada efek yang dia dapat ketika dia mengerti apa itu seks. Dalam perkembangan bahasapun kata seks malah disalah artikan menjadi hal yang tabu. Anak harus mendapatkan pendidikan seks yang sesuai dengan umurnya. Secara psikologi anak sangat membutuhkan bimbingan orang dewasa untuk mengerti definisi seks secara layak, karena anak masih belum bisa selektif kepada setiap informasi yang didapat. Pengajar maupun orang tua mampu mengikuti langkah proses konsuling ketika menerangkan kepada anak. Ada banyak hal yang harus dihindari ketikan menerangkan kepada anak. Itu dikarenakan anak masih awam dalam hal itu. Keterbukaan orang tua sangat penting demi kemajuan dan keselamatan anak dari gagap seks.

    Pendidikan Seks Pada Siswa Sekolah Dasar

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Dewasa ini sering sekali terjadi pelecehan seksual oleh orang dewasa terhadap anak anak. Anak anak lebih menjadi sasaran orang dewasa karena anak anak dianggap sebagai makhluk yang polos. Kepolosan anak ini dimanfaatkan beberapa oknum untuk melakukan tindak asusila terhadap anak dibawah umur. tidak banyak pelaku dari tindak asusila itu adalah kerabat atau bahkan keluarga korban.  Anak memang kurang mengerti dalam hal pendidikan seks. Mereka menganggap segala sesuatu yang berkaitan dengan seks itu adalah menyimpang. Bukan tanpa alasan mereka seperti itu, banyak faktor yang mempengaruhi seperti : (1) Keluarga (2) lingkungan masyarakat (3) pendidikan (Syamsul Yusuf, 2009). Menurut saya faktor yang paling berpengaruh dalam masalah ini adalah faktor pendidikan, karena pendidikan adalah hal utama yang membentuk kepribadian seseorang. Pendidikan adalah landasan atau pondasi bagi setiap bangunan kehidupan. Jika pendidikan rapuh, maka kehidupan akan lebih mudah dirobohkan oleh faktor dari luar.

    “Kasus kekerasan, utamanya kekerasan seksual pada anak, meningkat pesat tahun 2013 ini. Dari sekitar 30-an kasus tahun 2012, baru pertengahan 2013 sudah meningkat menjadi 535 kasus. Jumlah kekerasan itu, menurut Ketua Komnas Arist Merdeka Sirait, meningkat pesat sejak 2010 yang tercatat ada 42% dari 246 kasus kekerasan pada anak adalah kekerasan seksual, pada 2011 ada 50%dari 259 kasus kekerasan pada anak adalah kekerasan seksual, dan 2012 ada 62% dari 47 kasus kekerasan pada anak adalah kekerasan seksual.” (detik.com, Kamis, 18/07/2013 16:57 WIB)

    Sebuah realita yang mengejutkan, mengingat bahwa pendidikan di Negara ini telah mengalami kemajuan. Pendidikan memang dapat menjadi faktor utama kandasnya moralitas bangsa, tetapi itu semua masih sebatas argument semata. Kejadian-kejadian diatas merupakan dampak dari kurangnya pendidikan seks sejak dini. Memang pada dasarnya itu adalah hal yang tabu, tetapi sekali lagi itu tergantung dari bagaimana pengajar menyampaikannya.

    Sedangkan untuk kekerasan seksual 535 kasus menurut:

    1. Bentuk: sodomi 52 kasus, perkosaan 280 kasus, pencabulan 182 kasus, dan inses 21 kasus.
    2. Modus: obat penenang 15 kasus, diculik lebih dulu 14 kasus, disekap 45 kasus, bujuk rayu dan tipuan: 139 kasus, iming-iming: 131 kasus.
    3. Dampak: meninggal 9 kasus, trauma: 345 kasus. 

    (detik.com, Kamis, 18/07/2013 16:57 WIB)

    Dilihat dari modus tersangka, penggunaan cara bujuk rayu dan tipuan adalah yang paling ampuh. Oleh karenanya, perlu adanya sosialisasi dari pihak pengajar agar tidak mudah terkena bujuk rayu pelaku. Sekali lagi pendidikan harus bisa menyampaikan pentingnya seks sedari dini.

    Dengan tidak mengertinya anak tentang seks, maka itu akan menyudutkan anak sebagai korban pelecehan seksual. Anak memiliki rasa ingin tahu yang amat tinggi, hal ini sering dimanfaatkan oleh beberapa orang dewasa untuk melakukan pelecahan seksual. Maka dari itu, kita harus melakukan pendidikan seks ketika usia anak dirasa sudah mampu mengerti arti seks secara harfiah. Ini memang bukan merupakan porsi anak, tapi pada kenyataannya anak mutlak memerlukan pendidikan seks sejak dini. Memang anak pasti mengatakan bahwa hal itu tabu, tapi sebagai orang dewasa kita wajib memperkenalkannya secara terperinci. Pendidikan seks memang telah dicantumkan dalam mapel penjas pada tiap semesternya. Namun, itu sangat kurang bahkan tidak sedikit guru yang tak mengajarkannya. Meraka hanya mengajarkan sebatas penyakit menular seksual. Padahal selain itu masih banyak hal tentang seks yang harus diketahui. Memang sangat terasa janggal ketika seorang guru menerangkan tentang seks kepada anak anak usia sekolah dasar. Lebih dari setengahnya asti akan merasa jijik, dan sisanya akan memikirkan yg bukan bukan. Disini hal yang perlu diperhatikan. Kita harus mengurangi kata-kata yang dapat dianggap anak sebagai sesuatu yang tabu atau jorok.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apakah pengertian pendidikan seks ?
    2. Apa tujuan pendidikan seks ?
    3. Apa manfaat pendidikan seks ?
    4. Seberapa Pentingkah pendidikan seks pada anak Sekolah Dasar itu?
    5. Bagaimana penyampaian pendidikan seks pada anak Sekolah Dasar?

    C. Tujuan penelitian

    1. Mengetahui pengertian pendidikan seks.
    2. Mengetahui tujuan pendidikan seks.
    3. Mengetahui manfaat pendidikan seks.
    4. Mengetahui pentingnya pendidikan seks pada anak Sekolah Dasar.
    5. Mengetahui penerapan pendidikan seks pada anak Sekolah Dasar.

    D.  Manfaat Penelitian

    1. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi baru atau data ilmiah sebagai masukan kepada ilmu pengetahuan, terutama dalam pendidikan seks.
    2. Lembaga pendidikan , sebagai bahan informasi supaya setiap sekolah dapat meningkatkan program pendidikan seks yang tepat bagi siswa.
    3. Bagi orang tua, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk membekali anak untuk memperoleh pengetahuan dan penerangan tentang pendidikan seks.

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengertian Pendidikan Seks

    Pendidikan seks merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika, serta komitmen agama agar tidak terjadi “penyalahgunaan” organ reproduksi tersebut.

    Pengertian seksual secara umum adalah sesuatu yang berkaitan dengan alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara – perkara hubungan intim antara laki-laki dengan perempuan

    Menurut kamus, kata “pendidikan” berarti “proses pengubahan sikap dan tata laku kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Sedangkan kata seks mempunya dua pengertian. Pertama, berati jenis kelamin dan yang ke dua adalah hal ihwal yang berhubungan dengan alat kelamin, misalnya persetubuhan atau sanggama. Padahal yang disebut pendidikan seks sebenarnya mempunyai pengertian yang jauh lebih luas, yaitu upaya memberikan pengetahuan tentang perubahan biologis, psikologis, dan psikososial sebagai akibat pertumbuhan dan perkembangan manusia.

    Pada umumnya orang menganggap bahwa pendidikan seks hanya berisi tentang pemberian informasi alat kelamin dan berbagai macam posisi dalam berhubungan kelamin. Hal ini tentunya akan membuat para orangtua merasa khawatir. Untuk itu perlu diluruskan kembali pengertian tentang pendidikan seks. pendidikan seks berusaha menempatkan seks pada perspektif yang tepat dan mengubah anggapan negatif tentang seks. Dengan pendidikan seks kita dapat memberitahu anak-anak usia sekolah dasar  bahwa seks adalah sesuatu yang alamiah dan wajar terjadi pada semua orang, selain itu juga dapat diberitahu mengenai berbagai perilaku seksual berisiko sehingga mereka dapat menghindarinya.

    B. Tujuan Pendidikan Seks

    Tujuan pendidikan seks jika disesuaikan berdasarkan usia dengan perkembangan usia yaitu sebagai berikut :

    a.       Usia balita (1-5 tahun)

    Memperkenalkan organ seks yang dimiliki seperti menjelaskan anggota tubuh lainnya, termasuk menjelaskan fungsi serta cara melindunginya.

    b.      Usia Sekolah Dasar (6-10)

    Memahami perbedaan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) menginformasikan asal-usul manusia, membersihkan alat genital dengan benar agar terhindar dari kuman dan penyakit.

    c.       Usia Menjelang Remaja

    Menerangkan masa pubertas dan karakteristiknya, serta menerima perubahan dari bentuk tubuhnya.

    d.      Usia Remaja

    Memberi penjelasan mengenai perilaku seks yang merugikan seperti seks bebas. Menanamkan moral dan prinsip ‘Say no’ untuk seks pranikah serta membangun penerimaan terhadap diri sendiri.

    e.       Usia Pranikah

    Pembekalan pada pasangan yang ingin menikah tentang hubungan seks yang sehat dan tepat.

    f.       Usia setelah menikah

    Memelihara pernikahan melalui hubungan seks yang berkualiatas dan berguna untuk melepaskan ketegangan dan stress.

    Tujuan Pendidikan Seks secara Teoritis:

    1. Pendidikan seks di sekolah-sekolah dapat membantu anak memahami dampak dari seks dalam kehidupan mereka, sehingga hubungan seks bebas dikalangan remaja dapat diatasi denagn memberi dan memperluas pengetahuan mereka tentanhg bahayanya.
    2. Pendidikan seks juga menjawab semua pertanyaan yang ada dibenak mereka seiring dengan perubahan yang terjadi pada tubuh mereka.
    3. Pelecehan seksual saat ini semakin marak terjadi di seluruh dunia, sehingga pendidikan seks ini dapat berperan aktif dalam menangani masalah penganiayaan dan pelecehan seksual ini.
    4. Pengetahuan seks yang mereka dapat dari sekolah akan jauh lebih baik ketimbang harus membiarkan mereka mencari sendiri informasi tentang materi seks dan pornografi dari internet. Karena terkadang informasi yang mereka dapat dari internet itu hanya akan menyesatkan mereka dan menimbulkan pemahaman yang salah.

    2.3   Manfaat Pendidikan Seks pada Anak SD

    1.        Mengerti dan memahami dengan peran jenis kelaminnya

    Dengan diberikannya pendidikan seksualitas pada anak, seorang anak laki-laki diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi laki-laki seutuhnya, begitu pula dengan anak perempuan, diharapkan tumbuh dan berkembang menjadi seorang perempuan seutuhnya. Sehingga tidak ada lagi yang merasa tidak nyaman dengan peran jenis kelamin yang dimilikinya.

    2.        Menerima setiap perubahan fisik yang dialami dengan wajar dan apa adanya

    Masa kanak-kanak adalah masa dimana seorang manusia sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis. Terutama saat mereka mulai memasuki masa pubertas, dimana perubahan fisik dan psikis mengalami tahap paling cepat dibandingkan dengan masa sebelum dan sesudahnya. Dengan diberikannya pendidikan seksualitas menjadikan anak-anak mengerti dan paham tentang bagaimana mereka menyikapi perubahan-perubahan tersebut, sehingga mereka tidak akan merasa asing, kaget, bingung, dan takut saat menghadapinya

    3.        Menghapus rasa ingin tahu yang tidak sehat

    Sebaiknya, orang-orang terdekat seperti orang tua dan guru bisa menjadi sosok yang menyenangkan bagi anak untuk bisa memenuhi rasa ingin tahunya yang menggebu tentang banyak hal termasuk tentang seksualitas. Ini dimaksudkan agar anak tidak memutuskan untuk mencari tahu jawaban akan pertanyaan-pertanyaannya melalui teman, komik, VCD, ataupun media lainnya yang tidak menjamin anak mendapatkan informasi yang sebenar-benarnya.

    4.        Memperkuat rasa percaya diri dan bertanggung jawab pada dirinya

    Percaya diri akan timbul jika seorang anak sudah merasa nyaman dengan dirinya. Anak akan merasa nyaman pada dirinya jika telah mengetahui setiap bagian dari dirinya juga fungsi dari bagian-bagian tersebut. Sehingga, anak akan mengetahui apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan. Pada akhirnya, anak akan mulai belajar untuk bertanggung jawab atas dirinya sendiri.

    5.        Mengerti dan memahami betapa besarnya kuasa Sang Pencipta

    Pemahaman tentang bagian-bagian dan fungsi-fungsi yang ada pada tubuhnya akan membuat anak semakin mengerti dan memahami betapa luar biasanya ciptaan Tuhan YME.

    Keluarga merupakan faktor utama pembentukan kepribadian seorang anak agar menjadi sosok yang diharapkan. Karena dari lingkungan keluarga anak mulai belajar mengenal dirinya, membentuk dirinya menjadi seseorang yang memiliki pandangan diri. Melalui jalinan kerjasama antara orang tua dengan berbagai pihak yang dapat dipercaya, antara lain pihak guru sebagai Pembina bagi anak saat di sekolah untuk membantu kita memenuhi hak anak agar menjadi manusia seutuhnya. Meskipun ada banyak pihak yang telah membantu mensiasati masalah ini, orang tua tidak bisa langsung lepas tangan begitu saja. Lagi-lagi orang tua diharapkan mampu menjadi sosok pendukung, penyaring, dan penguat terhadap apa yang telah anak pelajari dari pihak-pihak yang telah membantu. Untuk itulah, diperlukan kerjasama yang baik antara orang tua dengan berbagai elemen pendukung, agar tercipta tumbuh kembang anak yang utuh dan optimal.

    C. Pentingnya Pendidikan Seks pada Anak SD

    Anak-anak dan remaja rentan terhadap informasi yang salah mengenai seks. Jika tidak mendapatkan pendidikan seks yang tepat, mereka akan termakan mitos-mitos tentang seks yang tidak benar. Informasi tentang seks sebaiknya didapatkan langsung dari orang tua yang memiliki perhatian khusus terhadap anak-anak mereka.

    Hasil survey Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menunjukkan bahwa lebih dari 60 persen remaja di Indonesia telah melakukan hubungan seks pranikah. Penyebabnya karena kurangnya pendidikan seks kepada anak dan remaja.

    Pendidikan seks yang dianggap tabu justru memberikan dampak negatif pada anak-anak. Sebaliknya, seks harus diajarkan kepada anak dengan cara yang bijak. Pendidikan seks adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan pemberian informasi tentang masalah seksual. Informasi yang diberikan di antaranya pengetahuan tentang fungsi organ reproduksi dengan menanamkan moral, etika, komitmen, agama agar tidak terjadi ”penyalahgunaan” organ reproduksi tersebut.

    Pendidikan seks dapat dikatakan sebagai cikal bakal pendidikan kehidupan berkeluarga yang memiliki makna sangat penting. Para ahli psikologi menganjurkan agar anak-anak sejak dini hendaknya mulai dikenalkan dengan pendidikan seks yang sesuai dengan tahap perkembangan kedewasaan mereka.

    Informasi tentang seks bisa diberikan sejak anak sudah bisa melakukan komunikasi dua arah, Orang tua saat ini perlu dibekali pengetahuan mengenai seks, karena tidak jarang juga anak-anak yang bertanya akan masalah seks. Kurangnya pembekalan tentang seks membuat anak menjadi bingung dan bisa mencari informasi yang salah, sebab didapat dari narasumber yang tidak layak. Hasil akhirnya tentu tidak sesuai dengan harapan dan manfaat 

    Sesungguhnya orang tua tidak perlu ragu lagi akan pentingnya pendidikan seks sejak dini. Hilangkan rasa canggung yang ada dan mulailah membangun kepekaan akan kebutuhan pendidikan seks pada anak. Apabila tidak dimulai sejak dini maka akan lebih membahayakan apabila anak beranjak remaja. Para remaja bisa mencari informasi yang berhubungan dengan seks melalui berbagai sumber seperti buku, majalah, film, internet dengan mudah.

    Padahal, informasi yang didapat belum tentu benar dan bahkan mungkin bisa menjerumuskan atau menyesatkan. Oleh sebab itu, orang tua disarankan agar mulai membiasakan berdialog dengan anak, dan anak juga dapat menggunakan orang tua sebagai narasumber yang tepercaya.

    D. Penyampaian Pendidikan Seks pada Anak SD

    Salah satu cara menyampaikan pendidikan seksual pada anak dapat dimulai dengan mengajari mereka membersihkan alat kelaminnya sendiri. Dengan cara mengajarkan anak untuk membersihkan alat genitalnya dengan benar setelah buang air kecil (BAK) maupun buang air besar (BAB), agar anak dapat mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain. Pendidikan ini pun secara tidak langsung dapat mengajarkan anak untuk tidak sembarangan mengizinkan orang lain membersihkan alat kelaminnya.

    Pengenalan seks pada anak dapat dimulai dari pengenalan mengenai anatomi tubuh. Kemudian meningkat pada pendidikan mengenai cara berkembangbiak makhluk hidup, misalnya pada manusia. Sehingga orangtua dapat memberikan penjelasan mengenai dampak-dampak yang akan diterima bila anak sudah melakukan hal-hal yang menyimpangnya.

    Cara menyampaikan pendidikan seksual itu pun tidak boleh terlalu vulgar, karena justru akan berdampak negatif pada anak. Di sini orangtua sebaiknya melihat faktor usia. Artinya ketika akan mengajarkan anak mengenai pendidikan seks, lihat sasaran yang dituju. Karena ketika anak sudah diajarkan mengenai seks, anak akan kristis dan ingin tahu tentang segala hal.

    Jika menunda memberikan pendidikan seks pada saat anak mulai memasuki usia remaja, maka itu sudah terlambat. Karena di zaman di mana informasi mudah didapat dari Internet dan teman sebaya, maka saat anak usia remaja mereka telah mengetahui lebih banyak tentang seks dan kemungkinan besar dari sudut pandang yang salah.

    Cara yang dapat digunakan mengenalkan tubuh dan ciri-ciri tubuh antara lain melalui media gambar atau poster, lagu dan permainan. Pemahaman pendidikan seks di usia dini ini diharapkan anak agar anak dapat memperoleh informasi yang tepat mengenai seks. Hal ini dikarenakan adanya media lain yang dapat mengajari anak mengenai pendidikan seks ini, yaitu media informasi. Sehingga anak dapat memperoleh informasi yang tidak tepat dari media massa terutama tayangan televisi yang kurang mendidik.

    Menurut penelitian, pendidikan seks sejak dini akan menghindari kehamilan di luar pernikahan saat anak-anak bertumbuh menjadi remaja dan saat dewasa kelak. Tidak perlu tabu membicarakan seks dalam keluarga. Karena anak Anda perlu mendapatkan informasi yang tepat dari orang tuanya, bukan dari orang lain tentang seks.

    Karena rasa ingin tahu yang besar, jika anak tidak dibekali pendidikan seks, maka anak tersebut akan mencari jawaban dari orang lain, dan akan lebih menakutkan jika informasi seks didapatkan dari teman sebaya atau internet yang informasinya bisa jadi salah. Karena itu, lindungi anak-anak anda sejak dini dengan membekali mereka pendidikan mengenai seks dengan cara yang tepat.

    Pendidikan seksual selain menerangkan tentang aspek-aspek anatomis dan biologis juga menerangkan tentang aspek-aspek psikologis dan moral.

    Pendidikan seksual yang benar harus memasukkan unsur-unsur hak asasi manusia. Juga nilai-nilai kultur dan agama diikutsertakan sehingga akan merupakan pendidikan akhlak dan moral juga.

    Berikut ini ada beberapa tahapan umur dan cara memberikan pendidikan seks sesuai dengan tingkat usia anak :

    ·      Balita (1-5 tahun)

    Pada usia ini, bisa mulai menanamkan pendidikan seks. Caranya cukup mudah, yaitu dengan mulai memperkenalkan kepada si kecil organ-organ seks miliknya secara singkat. Tidak perlu memberi penjelasan detail karena rentang waktu atensi anak biasanya pendek. Selain itu, tandaskan juga bahwa alat kelamin tersebut tidak boleh dipertontonkan dengan sembarangan, dan terangkan juga jika ada yang menyentuhnya tanpa diketahui orang tua, maka si anak harus berteriak keras-keras dan melapor kepada orang tuanya. Dengan demikian, anak-anak bisa dilindungi terhadap maraknya kasus kekerasan seksual dan pelecehan seksual terhadap anak.

    ·      Usia 5-10 tahun

    Pada usia ini, anak biasanya mulai aktif bertanya tentang seks. Misalnya anak akan bertanya dari mana ia berasal. Atau pertanyaan yang umum seperti bagaimana asal-usul bayi. Jawaban-jawaban yang sederhana dan terus terang biasanya efektif.

    ·      Usia Menjelang Remaja

    Saat anak semakin berkembang, mulai saatnya Anda menerangkan mengenai haid, mimpi basah, dan juga perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada seorang remaja. Anda bisa terangkan bahwa si gadis kecil akan mengalami perubahan bentuk payudara, atau terangkan akan adanya tumbuh bulu-bulu di sekitar alat kelaminnya.

    ·      Usia Remaja

    Pada saat ini, seorang remaja akan mengalami banyak perubahan secara seksual. Anda perlu lebih intensif menanamkan nilai moral yang baik kepadanya. Berikan penjelasan mengenai kerugian seks bebas seperti penyakit yang ditularkan dan akibat-akibat secara emosi.

    Menurut penelitian, pendidikan seks sejak dini akan menghindari kehamilan di luar pernikahan saat anak-anak bertumbuh menjadi remaja dan saat dewasa kelak. Tidak perlu tabu membicarakan seks dalam keluarga. Karena anak Anda perlu mendapatkan informasi yang tepat dari orang tuanya, bukan dari orang lain tentang seks.

    Karena rasa ingin tahu yang besar, jika anak tidak dibekali pendidikan seks, maka anak tersebut akan mencari jawaban dari orang lain, dan akan lebih menakutkan jika informasi seks didapatkan dari teman sebaya atau Internet yang informasinya bisa jadi salah. Karena itu, lindungi anak-anak sejak dini dengan membekali mereka pendidikan mengenai seks dengan cara yang tepat.

    Dengan mengajarkan pendidikan seks pada anak, diharapkan dapat menghindarkan anak dari risiko negatif perilaku seksual maupun perilaku menyimpang. Dengan sendirinya anak diharapkan akan tahu mengenai seksualitas dan akibat-akibatnya bila dilakukan tanpa mematuhi aturan hukum, agama, dan adat istiadat, serta dampak penyakit yang bisa ditimbulkan dari penyimpangan tersebut.

    ·      Dalam membicarakan masalah seksual adalah yang sifatnya sangat pribadi dan membutuhkan suasana yang akrab, terbuka dari hati ke hati antara orangtua dan anak. Hal ini akan lebih mudah diciptakan antara ibu dengan anak perempuannya atau bapak dengan anak laki-lakinya, sekalipun tidak ditutup kemungkinan dapat terwujud bila dilakukan antara ibu dengan anak laki-lakinya atau bapak dengan anak perempuannya.

    ·     Usahakan jangan sampai muncul keluhan seperti tidak tahu harus mulai dari mana, kekakuan, kebingungan dan kehabisan bahan pembicaraan.

    ·      Cara menyampaikannya harus wajar dan sederhana, jangan terlihat ragu-ragu atau malu.

    ·     Isi uraian yang disampaikan harus objektif, namun jangan menerangkan yang tidak-tidak, seolah-olah bertujuan agar anak tidak akan bertanya lagi.

    ·     Dangkal atau mendalamnya isi uraiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dengan tahap perkembangan anak. Terhadap anak umur 9 atau 10 tahun  belum perlu menerangkan secara lengkap mengenai perilaku atau tindakan dalam hubungan kelamin, karena perkembangan dari seluruh aspek kepribadiannya memang belum mencapai tahap kematangan untuk dapat menyerap uraian yang mendalam mengenai masalah tersebut.

    ·     Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luas sempitnya pengetahuan dengan cepat lambatnya tahap-tahap perkembangan tidak sama buat setiap anak. Dengan pendekatan pribadi maka cara dan isi uraian dapat disesuaikan dengan keadaan khusus anak.

    ·      Usahakan melaksanakan pendidikan seksual perlu diulang-ulang (repetitif) selain itu juga perlu untuk mengetahui seberapa jauh sesuatu pengertian baru dapat diserap oleh anak, juga perlu untuk mengingatkan dan memperkuat (reinforcement) apa yang telah diketahui agar benar-benar menjadi bagian dari pengetahuannya.

    Ø  Materi Pendidikan Seks yang diberikan di Sekolah Dasar (SD) Terutama kelas 5-6

    ·         Keterbukaan pada orang tua

    ·         Pengarahan akan persepsi mereka tentang seks bahwa hal tersebut mengacu pada jenis kelamin dan bukan lagi tentang hal-hal diluar itu (hubungan laki-laki dan perempuan, proses membuat anak dst)

    ·         Perbedaan antara laki-laki dan perempuan.

    ·         Pengenalan bagian tubuh organ dan fungsinya.

    ·         Memakai bahasa yang baik dan benar tentang seks menggunakan bahasa ilmiah, seperti ‘Penis’, ‘’Vagina.

    ·         Pengenalan system organ seks secara sederhana.

    ·         Anatomi system reproduksi secara sederhana.

    ·         Cara merawat kesehatan dan kebersihan organ tubuh termasuk organ reproduksi.

    ·         Mengajarkan anak untuk menghargai dan melindungi tubuhnya sendiri.

    ·         Proses kehamilan dan persalinan sederhana.

    ·         Mempersiapkan anak untuk memasuki masa pubertas.

    ·         Perkembangan fisik dan psikologis yang terjadi pada remaja.

    ·         Ciri seksualitas primer dan sekunder.

    ·         Proses terjadinya mimpi basah.

    ·         Proses terjadinya ovulasi dan menstruasi secara sederhana.

    ·         Memberikan pemahaman pada para siswa mengenai pendidikan seksual agar siswa dapat memiliki sikap positif dan perilaku yang bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksi secara umum.

    E. Peran Orang tua dalam Pendidikan Seks Anak SD

    Ketika orang tua anak menghadapi masalah dan tidak tahu harus bagaimana membuka mulut untuk memulai pembicaraan, sering kali mereka mengambil tindakan yang pasif, atau mengira diserahkan kepada guru di sekolah untuk mengajar mereka dengan lebih layak.

    Sebenarnya nilai pandang dan sikap orang tua itu sendiri terhadap seks merupakan siklus belajar bagi anak – anak mereka. Jika menerima penyampaian seks yang menyimpang (dari media) atau menerima informasi tentang seks yang salah, ayah dan ibu mempunyai kewajiban untuk segera memberikan bimbingan yang tepat dan mengklarifikasi permasalahan, juga harus mencegah agar informasi dari media yang tidak sehat tidak menyerang masuk ke dalam keluarga. Sebenarnya keluarga merupakan siklus yang paling penting dalam melaksanakan pendidikan seks.

    Di bawah ini adalah beberapa prinsip penting di dalam pendidikan seks keluarga, kami berikan kepada para orang tua sebagai bahan referensi:

    1.         Siap Memberikan Pendidikan Seks setiap saat

    Menghadapi perkembangan seks pada anak dan kelakuan anak yang selalu ingin tahu terhadap seks yang kemungkinan bisa muncul sewaktu – waktu, sebagai orang tua kita harus selalu siap dan harus dapat menyesuaikan diri, serta memanfaatkan kesempatan untuk memberikan bimbingan.

    Misalnya, ketika nonton TV bersama anak, lalu muncul tayangan kekerasan atau pun pelecehan seksual, harus segera memberikan bimbingan kepada anak agar anggota tubuhnya sendiri tidak dibiarkan untuk sembarangan disentuh oleh orang lain, suatu konsep untuk menghormati dan menghargai tubuh sendiri.

    2.         Memberi Teladan dan Bimbingan Lisan Secara Bersamaan

    Sikap dari pelaksana pendidikan seks sangatlah penting, sikap dan kelakuan dari para orang tua sering kali menjadi panutan bagi anak – anak mereka, menjadi bahan perbandingan, bersamaan itu juga dimanifestasikan dalam tingkah lakunya. Jika orang tua mereka sendiri memiliki sikap seks yang tidak tepat, misalkan menganggap seks itu kotor, tabu dan berdosa, maka bisa mempengaruhi secara langsung konsep seks pada diri anak – anak.

    3.         Menerima pertanyaan dan memberi jawaban yang tepat

    Para orang tua harus memperkaya diri dengan pengetahuan dan informasi tentang seks yang benar, dan ketika anak mengajukan pertanyaan, harus didengar dan dipahami motif di balik pertanyaan anak itu, mengklarifikasi masalah dari anak, serta memberi jawaban yang sederhana dan tepat.

    Misalkan, ketika memberi bimbingan yang berkaitan dengan alat kelamin harus menggunakan istilah yang benar seperti ‘penis’ dan jangan menggunakan istilah ‘burung’ atau lainnya sebagai pengganti. Biarkan anak mengenal istilah yang benar sejak dini. Ketika memberikan bimbingan dan menjawab pertanyaan, sikap harus rileks dan wajar, jangan membiarkan perasaan dan nada suara tegang mempengaruhi anak.

    4.         Penekanan untuk menghormati dan privasi

    Menghormati dan privasi adalah konsep penting di dalam pendidikan seks, biarkan anak dalam penjelajahan rasa ingin tahunya tentang seks, mereka juga belajar menghormati orang lain. Memberi bimbingan jangan sembarangan menjamah bagian tubuh yang bisa membuat orang lain tidak nyaman, misalnya bagian dada dan lain-lain.

    Pendidikan seks bila dilakukan oleh orang tua sebagai orang yang paling dekat bagi si anak akan dapat membuat anak merasa aman selama dalam proses penjelajahan terhadap masalah seks. Dan dengan peran orang tua untuk berkomunikasi dalam keluarga secara positif dapat membuat anak mengerti bagaimana mencegah berperilaku negatif. Penyampaian pengetahuan seks secara benar, akan menentukan nilai pandang dan sikap mereka terhadap seks, dan hal ini juga sangat menentukan keharmonisan keluarga anak di kemudian hari.

    2.6         Studi Kasus

    Bocah Sekolah Dasar Diduga Cabuli Rekannya 20 Jan 2011 Hukum Warta Kota, Matraman, Warta Kota

    Kasus pencabulan antar siswa sekolah dasar kembali mencoreng dunia pendidikan Indonesia. Kali ini terjadi di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Jakarta Timur. Peristiwa pencabulan itu diduga dilakukan dua siswa. D (10) dan R (13). terhadap P. juga siswi sekolah itu. di toilet dekat perpustakaan sekolah. Senin (17/1) lalu.

    Kepala Satuan Reskrim Polrestro Jakarta Timur. Komisaris Dodi Rahmawan mengatakan sedang menyelidiki dugaan kasus pencabulan itu dengan seksama. Dodi mengatakan, dari pemeriksaan yang dilakukannya, peristiwa pencabulan itu terjadi di saat kegiatan ekstra kurtkuler sekolah.

    Dodi mengatakan, peristiwa itu terungkap saat P. ditemukan dalam keadaan pingsan oleh temannya A. murid kelas VI sekolah tersebut. Ketika sadar dari pingsan, korban mengatakan telah dicabuli oleh D dan R. Menurut Dodi, dari hasil visum terhadap P, terbukti ada luka robek pada kelamin P. “Kini korban masih trauma.” ujar Dodi.

    Sementara itu, polisi juga meminta keterangan terhadap dua bocah yang diduga melakukan pencabulan terhadap P. Polisi juga meminta keterangan dari tiga 3 siswa lain rekan korban yang diduga mengetahui peristiwa itu yakni A. R dan E. serta Kepala Sekolah SDN itu.

    Dodi mengatakan saat ini korban dan pelaku dikembalikan kepada orangtua mereka, namun dalam pengawasan polisi.

    Bukan kriminal murni

    Ketua Komisi Nasional Pelindungan Anak. Arist Merdeka Sirait, saat dihubungi Warta Kota. Rabu malam, menduga para pelaku dalam kasus ini bukanlah pelaku tindak kriminal murni. Menurut Arist, polisi harus mendalami kasus ini lebih jauh untuk mengungkap kebenarannya.

    Arist mengatakan, dalam kasus-kasus seperti yang pernah ditanganinya, kerap ada unsur ketidaksengajaan yang dilakukan pelaku yang anak-anak. “Sebab bisa saja mereka hanya main-main. Indikasi itu ada karena mereka diduga melakukannya berdua terhadap seorang rekannya,” ujarnya.

    Menurut Arist, para pelaku dan korban yang masih anak-anak Ini cenderung melakukan hal seperti ini karena meniru, mengimitasi baik dari tayangan televisi, film atau buku-buku. “Kalau memang ada unsur meniru dan meng-iiilit;isi maka dua anak itu bukan pelaku tindak pidana murni. Mereka cenderung hanya bermain-main, tapi salah karena kurangnya pemahaman dan pendidikan yang anak-anak terima.” kata Arist.

    Arist mengatakan. Kamis ini keluarga korban akan bertemu dengan Komnas PA untuk membicarkan lebih jauh mengenai masa depan sang anak. Selain itu, Komnas Juga akan mendalami kasus ini untuk mengetahui apakah ada unsur ketidaksengajaan atas peristiwa tni. “Pada anak-anak hal seperti ini lebih cenderung pada menlru serta mengimitasi, dan mereka merasa hanya bermain-main.” katanya, (bom)

    Analisa

    Dari kasus di atas, kita dapat mengetahui pentingnya pemahaman akan pendidikan seks usia dini dimana hal ini kurang diperhatikan orang tua pada masa kini sehingga menyerahkan semua pendidikan termasuk pendidikan seks pada sekolah.

    Padahal yang bertanggung jawab mengajarkan pendidikan seks di usia dini adalah orang tua, sedangkan sekolah hanya sebagai pelengkap dalam memberikan informasi kepada si anak.

    Orangtua juga harus bisa membatasi dan  mengawasi anaknya dalam menggunakan media elektronik terutama komputer dan handphone.

    Masalah seks pada anak memang tidak mudah, apalagi yang ada di dalam pikiran orang tua ketika mendengar kalimat “pendidikan seks di usia dini” adalah mengajarkan anak untuk berhubungan seksual. Sehingga orang tua tidak ingin atau enggan untuk mengajarkannya. Namun, mengajarkan pendidikan seks pada anak harus diberikan agar anak tidak salah melangkah dalam hidup

    Bab III. Penutup

    A. Kesimpulan

    Pendidikan seks pada anak Sekolah Dasar sangat penting untuk diberikan jika sesuai dengan batasannya. Pendidikan seks usia dini dapat memberikan pemahaman anak akan kondisi tubuhnya, pemahaman akan lawan jenisnya, dan pemahaman untuk menghindarkan dari kekerasan seksual. Pendidikan seks disini yaitu anak mulai mengenal akan identitas diri dan keluarga, mengenal anggota-anggota tubuh mereka, serta dapat menyebutkan ciri-ciri tubuh. Masalah seks pada anak memang tidak mudah, apalagi yang ada di dalam pikiran orang tua ketika mendengar kalimat “pendidikan seks di usia dini” adalah mengajarkan anak untuk berhubungan seksual. Sehingga orang tua sangat berperan penting dalam pendidikan seks pada Sekolah Dasar.

    B. Saran

    Peran Orang tua sangat penting dalam memberikan pendidikan seks pada anaknya, sebaiknya dilakukan komunikasi dua arah . Orang tua harus mempunyai pengetahuan yang terbaru. Dan harus mengajarkan tentang anatomi, fisilogi, biologi, moral, dan etika. Orang tua juga harus memberikan batasan–batasan soal pemanfaatan teknologi, misalnya mengakses internet hanya untuk mengerjakan tugas sekolah. Tempatkan komputer di ruang keluarga dan bukan di ruangan pribadi. Orang tua harus menanamkan rasa tanggung jawab pada anaknya. Memberi pengertian bahwa tiap perbuatan, termasuk soal seks selalu ada resiko dan tanggung jawab yang harus dipikulnya. Orang tua harus bersikap terbuka dan selalu siap dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan anak sesuai dengan kemampuannya. Orang tua menginformasikan pendidikan seks dengan bahasa yang mudah dimengerti sehingga anak tidak salah menyimpulkannya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Hurlock B. Elizabeth. Perkembangan Anak 155-192, Penerbit Erlangga Jakarta, 1978

    Soejanto Agoes, Drs., Psikologi Perkembangan 46-59, Rineka Cipta Jakarta, 2005.

    Lickona Thomas. Pendidikan Karakter 103-134, Kreasi Wacana Bantul, 2012.

    http://kesehatanlingkunganmasyarakat.blogspot.com/2011/09/fakta-demam-berdarah-dengue.html

    http://ambarrpiisangg.blogspot.com/

  • Hirarki Pembelajaran – Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, Model Pembelajaran

    Hirarki Pembelajaran

    Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.

    1. Pendekatan Pembelajaran 

    Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.

    2. Strategi Pembelajaran

    Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Strategi dalam kegiatan pembelajaran dapat diartikan dalam pengertian secara sempit dan pengertian secara luas. Dalam pengertian sempit bahwa istilah strategi itu sama dengan pengertian metode yaitu sama-sama merupakan cara dalam rangka pencapaian tujuan. Dalam pengertian luas sebagaimana dikemukakan Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu:

    1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.
    2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
    3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan ditempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
    4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

    3. Metode Pembelajara

    Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber belajar dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi dalam kegiatan pembelajaran.
    Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, sebab secara umum menurut kamus Purwadarminta (1976), metode adalah cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari kata method (Inggris), artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memeroleh sesuatu.
    Berdasarkan pengertian tersebut di atas jelas bahwa pengertian Metode pada prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian tujuan, dalam hal ini dapat menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun keagamaan. Unsur–unsur metode dapat mencakup prosedur, sistimatik, logis, terencana dan aktivitas untuk mencapai tujuan. Adapun metode dalam pembahasan ini yaitu metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistimatik dan disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber belajar dengan warga belajar, sehingga untuk melaksanakan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat diciptakan interaksi satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing jenis interaksi tersebut maka jelas diperlukan berbagai metode yang tepat sehingga tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dapat tercapai. 

    Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

    4. Teknik Pembelajaran

    Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama. 

    5. Teknik Pembelajaran

    Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat).

    6. Model Pembelajaran

    Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi
    pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat
    divisualisasikan sebagai berikut:

    Hirarki Pembelajaran – Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, Model Pembelajaran

    Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang
    akan dibangun. 

    Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

  • Pengertian, Fungsi, Dan Contoh Media Bahan Manipulatif

    Media Bahan Manipulatif

    A. Pengertian Bahan Manipulatif

    Gatot Muhsetyo, dkk (2007: 2. 31) mendefinisikan bahwa “Bahan manipulatif adalah bahan yang dapat dimanipulasikan dengan tangan, diputar, dipegang, dibalik, dipindah, diatur atau ditata atau dipotong-potong”. Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa bahan manipulalatif yaitu bahan yang dapat dimain-mainkan dengan tangan. Alat ini terkait langsung dan bagian dari penjelasan konsep uraian-uraian materi yang disampaikan.

    B. Fungsi Bahan Manipulatif

    Bahan manipulatif berfungsi untuk menyederhanakan konsep-konsep yang sulit atau sukar, menyajikan bahan yang relatif abstrak menjadi lebih nyata, menjelaskan pengertian atau konsep secara lebih konkrit, menjelaskan sifat-sifat tertentu yang terkait dengan pengerjaan hitung dan sifat-sifat bangun geometri, serta memperlihatkan fakta-fakta (Gatot Muhsetyo, dkk, 2007: 2. 20).

    C. Contoh Bahan Manipulatif

    Contoh bahan manipulatif, jenisnya kertas, karton, kelereng, kerikil, manik-manik, buku, pensil, butiran, kayu, kawat, lidi atu bungkus makanan (Gatot Muhsetyo, dkk, 2007: 4. 21).

    a) Bahan Manipulatif dari Kertas

    Bahan kertas ini mudah diperoleh dengan warna yang beragam, dari kertas manila yang dibeli di toko atau dari bekas berbagai sampul tak terpakai, dari karton pembungkus makanan atau minuman.

    “Manfaat dari bahan manipulatif kertas atau karton ini antara lain untuk menjelaskan pecahan (Gatot Muhsetyo, dkk, 2007: 2.21)”. Konsep pecahan m/n senaga m bagian dari n bagian yang sama, dapat didemonstrasikan guru, atau dipraktekkan siswa, dengan menggunakan berbagai bangun geometri, misalnya persegi, persegi panjang, jajarangenjang, belah ketupat, segitiga, lingkaran, dll.

    b) Bahan Manipulatif dari Kayu

    Bahan dari kayu ini dapat dihias dengan berbagai warna yang menarik untuk menjelaskan konsep numeral, kesamaan bilangan, dan operasi bilangan bulat.

    c) Bahan Manipulatif dari Lidi

    Pecahan dapat dimanipulasikan dengan lidi dengan warna yang menarik digunakan untuk menjelaskan konsep satuan, puluhan, ratusan untuk siswa SD kelas rendah.

    d) Bahan Maniplatif dari Kertas Bertitik atau Berpetak

    Kertas bertitik dapat bersifat persegi atau bersifat isometri. Model ini dapat digunakan untuk menjelaskan banyak hal yang terkait dengan geometri. Menjelaskan bangun datar dan sifat-sifatnya, hubungan antar bangun datar  dan luas bangun datar.

  • Mengenal Proses Pengolahan Gula (2)

    PROSES PEMBUATAN GULA

    Proses pembuatan gula ada beberapa tahapan dari penerimaan tebu hingga sampai proses pengepakan. Tahapan-tahapan dalam proses pembuatan gula dimulai dari penanaman tebu, proses ekstraksi, pembersihan kotoran, penguapan, kritalisasi, afinasi, karbonasi, penghilangan warna, dan sampai proses pengepakan sehingga sampai ketangan konsumen. Pada umumnya proses pembuatan gula di Pabrik Gula menggunakan sistem double sulfitasi dan menggunakan bahan dasar tebu. Produksi yang dapat dihasilkan SHS (Super High Sugar) yang berwarna putih. Hasil sampingan pabrik gula ini adalah ampas sebagai bahan bakar ketel uap dan tetes dapat digunakan sebagai bahan bakar pembuatan alkohol dan lain-lain.

    Proses pembuatan gula dapat dilakukan dalam beberapa tahapan yang terbagi atas stasiun-stasiun. Stasiunnya antara lain :

    1. Stasiun Penerimaan tebu
    2. Stasiun Gilingan
    3. Stasiun Pemurnian
    4. Stasiun Penguapan / Evaporasi
    5. Stasiun Masakan / Kristalisasi
    6. Stasiun Puteran
    7. Stasiun Penyelesaian


    1. Stasiun Penerimaan Tebu

    Tahap pertama didalam pembuatan gula pasir adalah tebu dihancurkan dalam penggiling tebu yang berukuran besar. Sebelum tebu diolah lebih lanjut hingga menjadi gula pasir, awalnya tebu mengalami perlakuan pendahuluan yaitu tebu diterima pada stasiun penerimaan. Stasiun ini berperan penting karena sebagai control kualitas tebu yang akan digunakan dalam proses pengolahan.

    Pada stasiun penerimaan tebu ini melalui beberapa tahapan-tahapan, seperti yang dijelaskan pada gambar dibawah ini;

    Fungsi alat-alat diatas adalah:

    1. Overhead crane / Cane crane

    Alat ini digunakan untuk mengangkut tebu dari lori atau truck dan meletakkannya di meja tebu. Overhead crane dijalankan oleh operator untuk diletakkan di meja tebu.

    2. Cane Table atau Meja Tebu

    Alat ini digunakan sebagai penampung umpan tebu serta mengatur banyaknya jumlah tebu yang akan digiling secara kontinu karena alat ini dilengkapi dengan laveler berupa rol bergerigi yang akan mengatur permukaan atau ketebalan tebu agar dapat jatuh dengan tepat dalam cane carrier. Meja tebu memiliki panjang berkisar antara 2 – 3 meter.

    3. Cane carrier

    Alat ini berfungsi untuk membawa tebu yang telah diatur dalam meja tebu ke dalam cane cutter.

    4. Cane cutter

    Alat ini berfungsi untuk memotong dan menyayat tebu agar menjadi potongan tebu kasar agar lebih memudahkan saat dicacah dalam unigrator.

    5. Unigrator

    Alat ini berfungsi untuk memukul dan mencacah potongan tebu kasar agar menjadi serpihan halus sehingga memmudahkan dan mempercepat ekstraksi pada saat penggilingan.

    Untuk pemenuhan kualitas gula yang baik, bahan baku tebu yang diterima harus memenuhi pola MBS yaitu Manis, Bersih dan Segar. Proses penilaian bahan baku pola MBS ini dilakukan oleh petugas lapangan pabrik gula (PLPG) setiap kali tebu akan dikirim ke pabrik sehingga tebu yang masuk dapat terjamin kualitasnya.

    Sistem pemasukan tebu menuju stasiun penggilingan menggunakan prinsip FIFO (first in first out) dimana tebu yang pertama kali masuk dalam stasiun penerimaan adalah tebu yang pertama kali akan digiling, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya penurunan rendemen dalam tebu. Penurunan rendemen terjadi karena tebu mengalami proses respirasi terus menerus yang dapat mengakibatkan menurunnya kandungan gula. Pada stasiun penerimaan ini juga terdapat proses penimbangan tebu guna untuk mengetahui bobot tebu yang akan digiling seperti alur yang dijelaskan pada gambar berikut ini;

    Besarnya persentasi rendemen secara riil dapat diketahui dengan menghitung perbandingan antara gula yang dihasilkan dengan sejumlah tebu yang digiling di pabrik, kemudian nilai tersebut dikalikan 100%, oleh karena itu kita memerlukan penimbangan tebu ini supaya dapat mempermudah dalam menghitung rendemen tebu yang digiling selama penggilingan berlangsung.

    Penimbang tebu ini terdiri dari:timbangan brutto, timbangan tarra dan timbangan lori. Pada masing-masing timbangan memiliki kegunaan yang berbeda-beda seperti yang dijelaskan pada pengertian dibawah ini:

    1. Timbangan brutto ; Untuk menimbang truk yang bermuatan tebu sehingga diketahui berat kotor (brutto) dari truk dan tebu.
    2. Timbangan tarra ; untuk menimbang truk yang tebunya telah di giling sehingga dapat di ketahui berat bersih tebu yang di di giling.
    3. Timbangan lori ; Untuk menimbang berat tebu yang di angkut dengan lori, lori yang ada di beri kode dan telah di ketahuim beratnya sehingga tebu yang di angkut dengan lori langsung dapat di ketahui beratnya, lori biasanya di gunakan untuk mengangkut daerah – daerah histories yang berada di sekitar pabrik. tebu masuk ke dalam pabrik untuk diproses lebih lanjut, tebu harus ditimbang terlebih dahulu.

    Tujuan dari penimbangan ini adalah :

    1. Mengetahui bobot tebu yang masuk ke pabrik dari kebun tebu
    2. Menghitung biaya upah tebang yang harus dibayarkan
    3. Menghitung pengawasan proses lainnya
    4. Mempermudah dalam pengambilan keputusan di dalam pabrik.


    2. Stasiun Gilingan

    Tahap selanjutnya dalam pembuatan gula tebu adalah ekstraksi. Caranya dengan menghancurkan tebu dengan mesin penggiling untuk memisahkan ampas tebu dengan cairannya. Setelah tebu menjadi serpihan halus selanjutnya diolah dalam stasiun gilingan yang bertujuan untuk memerah nira dari batang tebu sebanyak mungkin dengan kehilangan nira seminimal mungkin, diharapkan nira yang dapat diperah adalah 90%. Pada stasiun ini terjadi pemisahan antara bagian tebu yang mengandung cairan dengan kotoran dan ampas yang berupa padat.

    1. Gilingan I

    Pada gilingan pertama hanya terdiri dari serpihan – serpihan tebu sari unigrator yang setelah digiling akan menghasilkan nira perahan pertama (NPP) dan ampas. NPP selanjutnya dipompa menuju DSM Screen untuk dilakukan penyaringan agar terpisah nira dengan ampas. Dari DSM Screen nira dipompa ke Door Clone untuk dilakukan pemisahan dengan pasir yang masih terikut. Nira yang telah dipisahkan pasirnya dialirkan ke bak penampungan nira mentah, sedangkan ampasnya diangkut dengan Intermediet Carrier (IMC) menuju gilingan kedua.

    2. Gilingan II

    Pada gilingan kedua terdiri dari ampas gilingan pertama dan ampas dari DSM Screen, yang kemudian ditambahkan nira imbibisi (N3) atau nira dari hasil perahan gilingan ketiga, banyak air imbibisi yang diperlukan sebanyak 20 – 30% dari berat batang tebu yang digiling. Tujuan dari penambahan nira imbibisi adalah untuk melarutkan gula yang masih terkandung dalam ampas dan kemudian mengeluarkannya dengan pemerasan pada gilingan berikutnya.

    Dari gilingan kedua ini akan dihasilkan nira perahan kedua (NPK) dan ampas. NPK akan ditampung dalam bak penampung nira mentah yang sama dengan NPP, selanjutnya ditambahkan Ca(OH)2 dan asam phosphate (H3PO4). Penambahan Ca(OH)2 bertujuan untuk menjaga kondisi nira agar tidak terlalu asam karena jika terlalu asam akan menyebabkan terbentuknya gula inverse dan mencegah berkembangnya mikroorganisme yang dapat merusak sukrosa yang terdapat dalam nira dan sedangkan H3PO4 bertujuan agar terbentuk endapan kalsium phosphate (Ca3(PO4)2) sebagai inti endapan yang mampu mengikat koloid. NPP dan NPK yang telah ditambahkan H3PO4 dan Ca(OH)2 disebut nira mentah dengan pH 6,8 yang akan diolah dalam stasiun berikutnya. Ampas dari gilingan kedua akan dibawa dengan IMC menuju gilingan ketiga.

    3. Gilingan III

    Pada gilingan ketiga, ampas dari gilingan kedua ditambahkan ampas dari DSM screen dan ditambahkan nira imbibisi (N4) atau nira yang berasal dari gilingan keempat, kemudian diperah menghasilkan ampas dan nira perahan ketiga (N3). N3 akan digunakan untuk nira imbibisi gilingan kedua dan ampasnya dibawa oleh IMC menuju gilingan keempat.

    4. Gilingan IV

    Pada gilingan keempat, ampas gilingan ketiga yang digunakan sebagai umpan ditambahkan dengan air imbibisi dan nira imbibisi (N5) atau nira perahan gilingan kelima. Air imbibisi yaitu air panas dengan suhu 60 – 70°C yang berasal dari air condesat. Suhu air berkisar 60 – 70°C jika suhunya terlalu tinggi akan melarutkan zat lilin (peptin) dalam tebu sehingga akan mengganggu proses pemurnian dan pengendapan, selain itu juga akan menyebabkan selip dalam gilingan, namun jika suhunya terlalu rendah akan menyebabkan pelarutan yang kurang sempurna dan kemungkinan masih ada bakteri yang belum mati dalam nira. Dari gilingan ini akan menghasilkan ampas dan nira perahan keempat (N4), N4 akan digunakan sebagai nira imbibisi gilingan ketiga, sedangkan ampas dibawa IMC menuju gilingan kelima.

    5. Gilingan V

    Pada gilingan kelima, umpan dari gilingan keempat ditambahkan air imbibisi sebagai air pencuci ampas terakhir dan diharapkan mampu melarutkan nira sebanyak – banyaknya sehingga nira yang terbawa oleh ampas terakhir sedikit. Dari gilingan kelima ini akan menghasilkan ampas (baggase) dan nira perahan kelima (N5). N5 digunakan sebagai nira imbibisi gilingan keempat, sedangkan ampasnya diangkut dengan baggase carrier menuju dapur pembakaran ketel dan digunakan sebagai bahan bakar ketel.



    3. Stasiun Pemurnian

    Pada stasiun pemurnian ini nira mentah yang dihasilkan dari penggilingan merupakan cairan berwarna coklat kehikauan yang terdiri dari 77 – 88% air, 8 – 21% sukrosa, 0,3 – 3% gula pereduksi, 0,5 – 1% senyawa organic dan 0,2 – 0,6% senyawa anorganik.

    Stasiun pemurnian bertujuan untuk menghilangkan kotoran – kotoran atau zat bukan gula yang sebanyak mungkin yang terdapat dalam nira mentah dengan cara kimia dan fisik sehingga akan diperoleh kadar sukrosa yang maksimal dari nira tersebut serta menghilangkan kekeruhan dengan pengendapan. Proses pemurnian dapat dilakukan melalui beberapa proses di antaranya yaitu proses defekasi, sulfitasi dan karbonatasi.

    Pemurnian berfungsi untuk menghilangkan atau mengurangi bukan gula dari nira mentah seoptimal mungkin. Proses pemurnian ini dapat dilakukan secara fisis maupun kimiawi. Secara fisis dengan cara penyaringan sedangkan secara kimia melalui pemanasan, pemberian bahan pengendap serta penggunaan unit peralatan berupa pemanas pendahuluan (heat exchanger), defekator, sulfitator, expandeur, clarifier, rotary vacuum filter. Proses pemurnian nira dapat dilihat pada gambar berikut:

    Terdapat tiga metode dalam proses pemurnian nira, yaitu :

    1. Proses Defekasi

    Dalam proses defekasi pemurnian nira dilakukan dengan penambahan susu kapur sebagai reagen. Reaktor untuk proses defekasi ini dinamakan defekator dan didalamnya terdapat pengaduk sehingga larutan yang bereaksi dalam defekator menjadi homogen. Pemurnian nira dengan cara defekasi dibagi menjadi :

    • Defekasi Dingin. Pada defekator ditambahkan susu kapur sehingga pH menjadi 7.2 – 7.4. Setelah itu baru nira dipanaskan lalu menuju ke pengendapan. Pada defekasi dingin reaksi antara CaO dengan Phospat lebih lambat, tetapi inversi dapat dikurangi. Karena suhu dingin maka absorbsi bahan bukan gula oleh endapan yang terbentuk lebih jelek dibandingkan defekasi panas.
    • Defekasi Panas. Nira mentah dari gilingan dipanaskan terlebih dahulu, lalu direaksikan dengan susu kapur.
    • Defekasi Bertingkat. Susu kapur ditambahkan pada nira dalam keadaan dingin hingga pH 6.5, kemudian nira dipanaskan dan ditambahkan susu kapur lagi hingga pH 7.2 – 7.4.
    • Defekasi sachharat. Sebagian nira ditambahkan susu kapur sedangkan sebagian yang lain dipanaskan, kemudian dicampur.

    2. Proses Sulfitasi

    Prinsip proses pemurnian ini adalah memproses nira mentah dengan menambahkan susu kapur dan gas SO2. Susu kapur ditambahkan berlebih kemudian dinetralkan oleh gas SO2. Dengan adanya penambahan reagen tersebut akan timbul endapan yang berfungsi sebagai pengadsorbsi bahan bukan gula. Beberapa modifikasi dalam proses sulfitasi antara lain :

    • Sulfitasi asam. Pada proses ini nira yang sudah dipanasi ditambahkan gas SO2 hingga pH 4.0 selanjutnya ditambahkan susu kapur hingga pH 8.5 dan dinetralkan kembali dengan gas SO2 hingga pH 7.2 – 7.4.
    • Sulfitasi alkalis. Pada proses ini nira ditambahkan susu kapur hingga pH 10.5 kemudian dinetralkan dengan gas SO2. Pertimbangan penggunaan sulfitasi alkalis karena tingginya kadar P2O5.
    • Sulfitasi netral. Pada proses sulfitasi ini pH nira dalam defekator sekitar 8.5. Pertimbangan melakukan sulfitasi netral adalah seimbangnya kadar P2O5, Fe2O3 dan Al2O3.

    3. Proses Karbonatasi

    Proses karbonatasi adalah pemurnian dengan menambahkan susu kapur berlebihan dan dinetralkan menggunakan gas CO2. Endapan yang terbentuk adalah endapan CaCO3. Ada dua macam modifikasi dalam proses karbonatasi, yaitu :

    • Karbonatasi tunggal. Pada proses ini proses pencampuran dilakukan dalam satu reaktor. Nira ditambahkan susu kapur berlebih kemudian dinetralkan menggunakan gas CO2. Alkalinitas dijaga antara pH 9 – 10.
    • Karbonatasi rangkap. Pada dasarnya prosesnya adalah sama dengan karbonatasi tunggal. Tetapi pemberian gas CO2 terbagi, yaitu apabila susu kapur habis alkalinitas dijaga tetap pada pH 10.5 kemudian nira ditapis. Hasil tapisan ini dialiri gas CO2 lagi.

    Proses defekasi dimana pemurnian dilakukan dengan cara pemberian kapur (air kapur) dan pemanasan pendahuluan. Prinsip kerja defekasi yaitu nira mentah diberi susu kapur sampai tercapai pH agak alkalis yaitu pH 7,3 – 7,8, kemudian dipanaskan hingga mendidih dan diendapkan dalam tangki pengendap.

    Proses sulfitasi adalah pemurnian nira dengan menggunakan susu kapur dan SO2 sebagai pembersih. Dari ketiga proses pemurnian tersebut, proses sulfitasi adalah proses yang paling banyak yang digunakan di Indonesia. Proses ini membutuhkan biaya yang lebih murah dan gula yang dihasilkan sudah dapat diterima konsumen sebagai gula putih.

  • Jenis Endemik dan Kosmopolit Serta Cara Penyebarannya

    Tumbuhan adalah organisme benda hidup yang terkandung dalam alam Plantae. Biasanya, organisme yang menjalankan proses fotosintesis adalah diklasifikasikan sebagai tumbuhan. Tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk menjalani proses fotosintesis. Tumbuhan merangkumi semua benda hidup yang mampu menghasilkan makanan dengan menggunakan klorofil untuk menjalani proses fotosintesis dan menghasilkan kanji. Sel tumbuhan berbeda dengan sel hewan dalam beberapa segi termasuk sel tumbuhan mempunyai dinding sel.

    Endemik dan Kosmopolit

    Pemencaran atau penyebaran pada tumbuhan erat kaitannya dengan reproduksi karena yang dipencarkan umumnya ad alat reproduksi tumbuhan, misalnya buah dan biji. Suatu jenis tumbuhan dapat tersebar atau terdistribusi pada daerah yang luas karena tumbuhan tersebut mampu memencarkan diri. Daerah tempat penyebaran suatu jenis tumbuhan disebut daerah distribusi. Pemencaran atau penyebaran pada tumbuhan berfungsi untuk memperluas daerah distribusinya dan untuk mengurangi persaingan untuk mendapatkan cahaya dan air diantara sesame anggota suatu jenis tumbuhan. Berdasarkan luasnya area atau daerah distribusi, tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan kosmopolit dan tumbuhan endemik.

    Pengertian Tumbuhan Endemik dan Tumbuhan Kosmopolit

    Menurut pakar biologi dan ekologi, endemik atau endemis berarti eksklusif asli pada suatu tempat (biota), berlawanan dengan kosmopolitan atau introduksi yang hadir di berbagai tempat. Suatu jenis tumbuhan dikatakan endemik apabila keberadaannya unik di suatu wilayah dan tidak ditemukan di wilayah lain secara alami. Istilah ini biasanya diterapkan pada unit geografi suatu pulau atau kelompok pulau, tetapi kadangkadang dapat berupa negara, tipe habitat atau wilayah. Tumbuhan yang hidup pada suatu kepulauan cenderung berkembang menjadi tipe atau jenis endemik karena isolasi geografi. Istilah endemik biasanya digunakan untuk daerah yang secara geografi terisolasi. Pengertian tumbuhan endemik dapat dibagi menjadi dua yaitu endemik luas dan endemik sempit.

    Endemik luas adalah umumnya jenis-jenis yang berpembuluh yaitu mereka yang terbatas pada suatu daerah tumbuhan tertentu, yang floranya berbeda pada tingkat spesies (jenis) dan batas tak tegas antara daerah-daerah ini. Luas kawasan dari yang luas sekali seperti Euro siberia sampai yang sempit/kecil seperti Hawai. Tetapi masing-masing mempunyai flora yang berbeda-beda. Contoh: Quercus alba, Acer accharum, Liriodendron tulipifera dan lain-lain.

    Endemik sempit adalah jenis yang tedapat dengan luas yang kecil (beberapa kilometer persegi) dan mempunyai kisaran toleransi yang sempit untuk keadaan lingkungan sehingga hampir tidak ada bagian di dunia dimana mereka hidup. Contoh: Tanaman pionner, tanaman yang tumbuh di tanah serpentine.

    Tumbuhan tersebar luas atau yang sering dinamakan juga tumbuhan kosmopolit adalah kelompok taksa tumbuhan yang penyebarannya hampir di seluruh dunia. Untuk tumbuhan yang tersebar luas di wilayah tropis tumbuhan dan dinamakan tumbuhan “pantropis”.

    Tumbuhan kosmopolit merupakan tumbuhan yang daerah distribusinya luas atau terdapat dimana-mana dan areal penyebarannya luas (terdapat di mana-mana). Contohnya rumput dan lumut.

    Contoh Tanaman Endemik

    • Rafflesia arnoldi di Sumatra
    • Rafflesia patma di Nusa Kambangan dan Pangandaran
    • Rafflesia borneensis di Kalimantan
    • Rafflesia cilliata di Kalimantan Timur
    • Matoa (Pometia pinnata) di Papua
    • Kayu Eboni (Diospyros sp) di Sulawesi
    • Sagu (Metroxylon sagu) di Papua
    • Bambu manggong di Jawa
    • Kayu Cendana (Santalum album) di Nusa Tenggara
    • Keben (Barringtonia asiatica) di Jawa 
    • Dendrobium Dianae di Kalimantan
    • Ketapang (Terminalia cattapa) di Jawa
    • Anggrek Hitam (Coelogyne pandurata) di Kalimantan
    • Sawo Kecik (Manilkara kauki) di Jawa
    • Nyamplung ( Calophyllum inophyllum) di Jawa
    • Kepuh (Sterculia foetida) di Jawa

    Contoh Kosmopolit

    1. Hutan Musim, terdapat di daerah Indonesia yang memiliki suhu udara tinggi dan memiliki perbedaan kondisi tumbuhan di musim hujan dan musim kemarau. Pada musim kemarau pohonnya akan meranggas dan pada musim hujan akan tumbuh hijau kembali. Contoh hutan musim ialah hutan jati dan kapuk randu. Hutan musim banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
    2. Hutan Hujan Tropis, terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi. Indonesia beriklim tropis dan dilalui garis khatulistiwa sehingga Indonesia banyak memperoleh sinar matahari sepanjang tahun, curah hujan tinggi dan temperatur udara tinggi. Di Indonesia hutan hujan tropis terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
    3. Sabana, terdapat di daerah yang curah hujannya sedikit. Sabana berupa padang rumput yang diselingi pepohonan yang bergerombol. Sabana terdapat di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
    4. Steppa, adalah padang rumput yang sangat luas. Stepa terdapat di daerah yang curah hujannya sangat sedikit atau rendah. Stepa terdapat di Nusa Tenggara Timur, baik untuk peternakan.
    5. Hutan Bakau atau Mangrove, adalah hutan yang tumbuh di pantai yang berlumpur. Hutan bakau banyak terdapat di pantai Papua, Sumatera bagian timur, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.

    Persebaran Flora (dunia tumbuhan) di Indonesia

    Fitogeografi adalah kajian ilmu yang mempelajari sebaran makhluk hidup di bumi pada masa yang lalu dan saat ini. Kajian tentang distribusi vegetasi dapat dilakukan menurut jenis-jenisnya secara terpisah atau secara keseluruhan pola distribusi tumbuhan dapat secara luas atau secara terbatas pada wilayah tertentu. Berdasarkan terdapat atau tidak terdapat jenis-jenis tumbuhan di suatu wilayah, dikenal 2 kelompok taksa tumbuhan, yaitu tumbuhan yang tersebar luas dan tumbuhan endemik. Contoh tumbuhan tersebar luas (wides) antara lain, plantago mayor, atau agathis australis dan tumbuhan endemik adalah Ginko biloba atau Rafflesia arnoldii.

    Tumbuhan yang tersebar luas atau sering dinamakan juga tumbuhan kosmopolit adalah kelompok taksa tumbuhan yang penyebarannya hampir di seluruh dunia. Untuk tumbuhan yang tersebar luas di wilayah tropis tumbuhan dan dinamakan tumbuhan “pantropis”

    Tumbuhan endemik merupakan taksa tumbuhan yang penyebarannya terbatas di wilayah yang tidak terlalu luas, yang disebabkan oleh kondisi lingkungan setempat dan barier. Terdapat macam-macam tumbuhan endemik, antara lain tumbuhan endemik benua, endemik regional dan lokal atau setempat.

    Menurut konsep dinamika fitogeografi, terdapat beberapa penyebab yang mempengaruhi pola dasar distribusi vegetasi, yaitu:

    • Kondisi habitat,
    • Respon tumbuhan,
    • Sifat adaptasi,
    • Migrasi dan
    • Kelangsungan hidup yang sebagian besar tergantung pada sifat proses evolusi dan kemampuan bermigrasi.

    Persebaran Tumbuhan dapat berlangsung dengan 2 cara :

    1. Persebaran Tanpa Bantuan Faktor Dalam

    Yaitu cara reproduksi yang memungkinkan tumbuhan memencar mencapai jarak yang tidak begitu jauh dari induknya, antara lain :

    • a. Stolon / Geragih
    •  Rhizoma
    •  Tunas
    •  Umbi lapis
    •  Umbi batang

     Gerak Higroskopis merupakan gerak yang disebabkan oleh perubahan kadar air ( udara menjadi kering ), ini terjadi pada kulit buah yang sudah tua sehingga mengakibatkan kulit buahmenjadi pecah dan bijinya terpelanting.

    Contoh: petai cina, kapri, karet, sehingga memungkinkan tumbuhan memencar beberapa meter dari induknya.

    2. Persebaran Tumbuhan dengan Bantuan Faktor Luar

    Berdasarkan perantara dalam penyebarannya dibagi 4 :

    a. Anemokiri yaitu pemencaran tumbuhan dengan bantuan angin.

    Ciri – cirinya :

    •  bijinya kecil dan ringan, contoh: biji anggrek
    •  buah dan bijinya bersayap, contoh: mahoni (Sweitenia mahagoni)
    •  bijinya memiliki rambut/bulu, contoh: kapuk (Ceiba pentandra) Alang-alang (Imperata cylindrica)
    •  buahnya berambut
    •  buahnya memiliki lubang-lubang biji yang akan membuat biji keluar bila tertiup angin, contoh: Opium (Popover somniferum)

    b. Hidrokori yaitu pemencaran tumbuhan dengan bantuan air.

    Ciri – cirinya :

    • bijinya ringan serta memiliki pelindung yang baik bagi calon individu baru
    •  memiliki struktur buah dengan 3 lapis kulit :
    •  Eksokarp merupakan lapisan terluar yang tipis, licin mengkilap&kuat sehingga tidak udah ditembus air.
    •  Mesokarp merupakan lapisan tengah yang tebal&banyak rongga udara sehingga menjadi ringan dan dapat mengapung di air.
    •  Endokarp merupakan lapisan paling dalam yang kuat&keras sebagai pelindung embrio
      Contoh tumbuhan dengan ciri buah seperti ini ; Kelapa (Cocos nucifera)

    c. Zookori yaitu pemencaran tumbuhan dengan bantuan hewan

    Penyebarannya melalui 2 cara :

    • Endozoik melalui saluran pencernaan, biasa terjadi pada buah berair dan buah kacang-kacangan. Contoh hewan persebarannya: burung, kelelawar, tikus, serangga
      Biji buah yang dimakan tidak dapat dicerna karena terlalu keras sehingga biji tersebut dikeluarkan bersama feses diberbagai tempat yang dilaluinya.
    • Ektozoik tidak melalui saluran pencernaan:ciri-ciri dari alat perkembangbiakan yang disebarkannya adalah buah yang memiliki perekat, pengait/sikat-sikat. Contoh: beberapa bunga tanaman majemuk (Synedrella nodiflora)

    Berdasarkan jenis hewan yang membantu penyebarannya, Zookori dibedakan menjadi 4 macam :

    1. Entomokori: pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan serangga
      Contoh: Tembakau (Nicotiana tabacum) , Wijen (Sesasum sp).
    2. Ornitokori: pemencaran alt perkembangbiakan dengan bantuan burung
      Contoh: Beringin (Ficus benjamina), Benalu (Loranthus sp).
    3. Kiropterokori: pemencaran alat perkembangbiakan dengan bantuan kelelawar
      Contoh: Jambu biji (Psidium guajava), Jambu air (Eugenia javanica).
    4. Mamakori: pemencaran alat perkembangbiakan dg bantuan mamalia, biasanya tikus.
      Contoh: Kopi (Cofea sp).

    d. Antroprokori yaitu pemencaran tumbuhan dengan bantuan manusia

    Ada 2 cara :

    1. Dengan sengaja → biasanya dilakukan karena tumbuhan yang bersangkutan mendatangkan keuntungan/bernilai ekonomis bagi manusia.
      Contoh: Kopi, Cengkeh, Kelapa, Karet, Padi, Jagung.
    2. Dengan tidak sengaja → terjadi karena tumbuhan yang bersangkutan memiliki alat perekat pada buah/biji yangg mudah menempel pada pakaian/sepatu.
      Contoh: Rumput jarum

    Hambatan dalam penyebaran tumbuhan dapat bersifat mutlak/selektif.Macam-macam hambatannya yaitu :

    1. Edaphik → meliputi zat-zat yang ada di dalam tanah (struktur fisik, komposisi kimia, kelembaban, temperatur, suhu tanah, kandungan air&unsur hara)
    2.  Fisiografik → meliputi tingkah laku permukaan tanah&bumi
    3.  Klimatik → meliputi perbadaan temperatur, kelembaban, cahaya.

    Pelestarian Tanaman Endemik dan Kosmopolit

    Pelestarian dari tumbuhan endemik di Indonesia terbukti banyak terdapat kendala terutama karena kekurangan kelembagaan, dana yang kurang, pengetahuan yang tidak memadai, salah-pengertian mengenai isu-isu ekologis, perencanaan yang kurang pemaduannya, dan kurangnya komitmen yang sungguh-sungguh serta efektif dan dukungan politik, baik setempat, nasional dan internasional. Pemecahan masalah-masalah tersebut dengan pendekatan secara integral merupakan syarat mutlak, jika kita ingin melestarikan primata endemik di Wilayah Sondaik. Penelitian di masa depan seharusnya berfokus pada pengumpulan data-data ekologi dan perilaku yang begitu dibutuhkan untuk menanggapi isu-isu konservasi, dan sebaiknya berlangsung melalui program peninjauan jangka panjang.

    Kecenderungan eksploitasi tumuhan endemik yang berlebihan tanpa diimbangi dengan upaya pelestarian akan menyebabkan terjadinya penipisan keanekaragaman hayati yang serius (genetic erotion) yang lama-kelamaan dapat mengakibatkan terjadinya kehilangan sumber daya genetik dari tumbuhan endemik itu sendiri.

    Upaya pelestarian tanaman-tanaman endemik pengaruhi berbagai faktor, termasuk pemanfaatannya, sehingga pelestariannya haruslah merupakan kegiatan terpadu dalam suatu pengelolaan, mulai dari penanaman bibit sampai kepada pemanfaatannya, sehingga dapat memberikan nilai optimal,baik dari segi nilai ekologis dan nilai sosial budaya

    Dalam upaya pelestarian tanaman endemik, hal-hal yang dapat dan telah dilakukan, yaitu :

    Upaya perlindungan

    Perlindungan meliputi perlindungan di dalam negeri melalui SK atau Perda yang sesuai untuk pelestarian tanaman-tanaman endemiki Penetapan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup. Pada pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945, yang menjadi landasan konstitusional pengelolaan lingkungan hidup, tersirat kewajiban negara untuk menjamin bahwa sumber daya alam dapat memberikan manfaat secara berkelanjutan bagi kesejahteraan dan mutu hidup rakyat dari generasi ke generasi. Dalam Garis-garis besar Haluan Negara (GBHN) diberikan arahan bahwa pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup harus dilakukan secara rasional dengan tiga pembatasan, yaitu tidak merusak tata lingkungan hidup manusia, dilakukan dengan kebijaksanaan yang menyeluruh, dan memperhitungkan kebutuhan generasi mendatang.

    Penempatan peraturan perundang-undangan dan baku mutu lingkungan secara nasional. Peraturan perundang-undangan ini merupakan dasar hukum bagi penyelenggaraan pengelolaan lingkungan hidup. Peraturan perundang-undangan ini memuat norma yang bertujuan agar ekosistem tetap berfungsi dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan, dan mencakup ketentuan hukum substantif serta ketentuan hukum prosedural. Faktor yang penting dalam pengelolaan lingkungan adalah penataan baku mutu lingkungan (BML), baik baku mutu lingkungan ambient (BMLA) maupun baku mutu limbah dalam bentuk cair, gas, dan padat. BMLA merupakan kelengkapan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan hidup yang menunjukkan tingkat mutu lingkungan yang ingin dipertahankan atau dicapai.

    Penetapan peraturan perundang-undangan dan baku mutu lingkungan daerah. Penetapan peraturan perundang-undangan dan baku mutu lingkungan yang ditetapkan secara nasional memerlukan peraturan pelaksanaannya di daerah. BMLA yang ditetapkan secara nasional ditetapkan di daerah sesuai dengan kondisi lingkungan di daerah, namun harus diperhatikan bahwa BMLA yang ditetapkan oleh daerah tidak boleh lebih longgar dari BMLA yang ditetapkan secara nasional.

    Penetapan izin setiap kegiatan. Peraturan perundang-undangan dan BMLA yang berlaku baik yang ditetapkan secara nasional maupun yang ditetapkan di daerah merupakan ketentuan umum yang memerlukan pelaksanaannya secara konkrit, individual, dan final (selesai). Ketentuan tersebut bagi suatu kegiatan berupa izin untuk melaksanakan kegiatan. Izin merupakan instrumen yang mengendalikan suatu kegiatan agar kegiatan tersebut tidak melanggar kepentingan yang dilindungi oleh hukum. Dalam izin harus dirumuskan secara jelas dan tegas mengenai syarat dan kewajiban yang harus ditaati oleh penanggungjawab kegiatan sebagai pemegang izin, sehingga di satu pihak akan jelas apa yang wajib ditaati oleh penanggungjawab kegiatan dalam menyelenggarakan kegiatannya, dan di lain pihak akan memudahkan untuk menentukan tindakan hukum yang harus diterapkan jika terjadi ketidaktaatan terhadap ketentuan dalam izin. Penentuan dilakukan di satu pihak untuk mengetahui apakah ketentuan dalam izin ditaati oleh penanggungjawab kegiatan dan di lain pihak untuk mengetahui perubahan kualitas lingkungan yang terjadi akibat dilaksanakannya kegiatan. Hasil pemantauan terhadap perubahan kualitas lingkungan dan evaluasinya merupakan bahan masukan bagi penyusunan rencana pengelolaan lingkungan pada tahap berikutnya. Pelaksanaan pemantauan perlu kejelasan tentang institusi yang ditugaskan melakukan pemantauan serta kewenangannya.Perlindungan internasional, untuk mengendalikan penyelundupan yang semakin marak, sehingga kontrol perdagangan internasional melalui CITES sangat diperlukan.

    Konservasi, meliputi Konservasi In-situ, Ex-situ dan Rehabilitasi

    • Konservasi In- situ dapat dilakukan dengan penetapan cagar alam dan taman nasional dan stasiun pengadaan bibit di tempat/habitat tanaman endemik.Tujuan dari koverensi in-situ adalah untuk melindungi spesies, variasi genetik dan habitat dalam ekosistem aslinya. Misalnya cagar alam, suaka margasatwa, taman nasional, taman wisata alam, hutan lindung, sempadan sungai, kawasan plasma nutfah dan kawasan bergambut.
    • Konservasi Ex-situ dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah penggunaan tanaman endemik sebagai tanaman pekarangan, hutan kota dan peneduh jalan, hutan kemasyarakatan atau hutan rakya tendemiki serta hutan tanaman tanaman endenmik. Konservasi exsitu bertujuan untuk melindungi spesies tanaman, satwa liar dan organisme mikro serta varietas genetik di luar habitat/ekosistem aslinya. Kegiatan yang umum dilakukan antara lain penangkaran, penyimpanan atau pengklonan; sebab habitat mengalami kerusakan akibat konversi dan materi tersebut dapat digunakan untuk penelitian, percobaan, pengembangan produk baru atau pendidikan lingkungan. Misalnya kebun raya, koleksi mikologi, museum, bank biji, koleksi kultur jaringan dan kebun binatang.
    • Konverensi Rehabilitasi merupakan gabungan antara konservasi insitu maupun eksitu, untuk membangun kembali spesies, varietas genetik, komunitas, populasi, habitat dan proses-proses ekologis. Restorasi ekologis biasanya melibatkan upaya rekonstruksi ekosistem alami atau semi alami di daerah-daerah yang mengalami degradasi, termasuk reintroduksi spesies asli, sedangkan rehabilitasi melibatkan upaya untuk memperbaiki proses-proses ekosistem, misalnya Daerah Aliran Sungai (DAS), tetapi tidak diikuti dengan pemulihan ekosistem dan keberadaan spesies asli.

    KESIMPULAN

    Tumbuhan endemik adalah suatu jenis tumbuhan yang keberadaannya unik di suatu wilayah dan tidak ditemukan di wilayah lain secara alami. Contohnya : Cendana, Raflesia arnoldi, Sawo Kecik dan sebagainya. Sedangkan tumbuhan kosmopolit adalah tumbuhan yang daerah distribusinya luas atau terdapat dimana-mana dan areal penyebarannya luas (terdapat di mana-mana). Contohnya Rumput, Lumut, Hutan Jati, Randu dan sebagainya.

    Persebaran Tumbuhan dapat berlangsung dengan 2 cara : – Persebaran Tanpa Bantuan Faktor Dalam (Cara reproduksi yang memungkinkan tumbuhan memencar mencapai jarak yang tidak begitu jauh dari induknya) dengan melalui Stolon / Geragih, Rhizoma, Tunas, Umbi lapis, Umbi batang, dan Gerak Higroskopis. Sedangkan Persebaran Tumbuhan dengan Bantuan Faktor Luar dengan melalui anemokori, hidrokori, zookori, dan antropokori.

    Cara pelestarian tumbuhan endemik dan kosmopolit dapat dilakukan dengan cara perlindungan terhadap tanaman endemik dan kosmopolit dan juga dengan konservasi [insitu, ex-situ, dan rehabilitasi (insitu dan ex-situ).

  • Analisis Usaha Budidaya Sawi Pakcoy

    Ide pokok yang mendasari pendirian usaha ini adalah adanya keinginan untuk memperoleh penghasilan sendiri dan mencapai jaminan stabilitas keuangan personal, sehingga tidak tergantung kepada orang lain dan dapat diri menjadi lebih produktif. Hal tersebut oleh semakin tingginya tingkat kompetisi dalam memperoleh lapangan pekerjaan. Jumlah tenaga yang dibutuhkan atau meningkatnya jumlah perusahaan tidak sebanding dengan banyaknya calon tenaga kerja. Apabila peluang usaha hanya didapat dengan mengandalkan lowongan-lowongan pekerjaan dari perusahaan-perusahaan atau institusi pemerintah, mak kemungkinan untuk menjadi tenaga kerja untuk perusahaan atau instansi pemerintah tersebut sangat kecil. Usaha budidaya sawi pakcoy ini lebih dipilih karena didukung pula oleh keterampilan yang dimiliki dalam budidaya sawi pakcoy dan pemanfaatan sawi untuk diolah menjadi makanan yang dapat dikonsumsi konsumen dalam bentuk pembuatan sayur atau camburan bakso, hal ini dikarena apabila hanya menghandalkan pengetahuan saja, maka aplikasi usaha akan lebih sulit dilaksanakan dengan baik.

    Tanaman sawi bila ditinjau dari aspek ekonomis dan bisnisnya layak untuk di-kembangkan atau diusahakan untuk memenuhi permintaan konsumen yang cukup tinggi serta adanya peluang pasar internasional yang cukup besar. Pengem-bangan budidaya sawi mempunyai pros-pek baik untuk mendukung upaya pe-ningkatan pendapatan petani, peningkatan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis, pening-katan pendapatan negara melalui pengu-rangan impor dan memacu laju per-tumbuhan ekspor. Kelayakan pengembangan budidaya sawi antara lain di-tunjukkan oleh adanya keunggulan komparatif kondisi wilayah tropis Indonesia yang sangat cocok untuk komoditas tersebut, Di samping itu, umur panen sawi relatif pendek dan hasilnya memberikan keuntungan yang memadai. tetapi tanam-an yang dihasilkan umumnya masih menggunakan pupuk anorganik sehingga belum berorientasi pada produk organik yang harganya cukup mahal.

    Disamping kemudahan dalam proses budidaya, sayur sawi juga banyak dijadikan sebagai peluang bisnis karena peminatnya yang cukup banyak. Permintaan pasarnya juga cukup stabil, sehingga resiko kerugian sangat kecil.Dari sisi ekonomi usaha budidaya sawi pakcoy yang menggunakan polybag bisa lebih nilai jualnya bisa sedikit naik, karena dilihat dari pengolahan dan budidaya harus lebih teliti supaya hasilnya bagus.

    Beberapa jenis sawi yang saat ini cukup popular dan banyak dikonsumsi masyarakat, antara lain sawi hijau, sawi putih dan sawi pakcoy atau caisim. Dari ketiga jenis sawi tersebut, pakcoy termasuk jenis yang banyak dibudidayakan petani saat ini. Batang dan daunnya yang lebih lebar dari sawi hijau biasa, membuat sawi jenis ini lebih sering digunakan masyarakat dalam berbagai menu masakan. Hal ini tentu memberikan prospek bisnis yang cukup cerah bagi para pengusaha sawi pakcoy, karena permintaan pasarnya cukup tinggi.

    Untuk membudidayakan sawi pakcoy, sebaiknya pilih daerah yang memiliki suhu 15-30° celcius, dan memiliki curah hujan lebih dari 200 mm/bulan. Sehingga tanaman ini cukup tahan untuk dibudidayakan di dataran rendah. Tahapan budidaya sawi pakcoy di dataran tinggi dan di dataran rendah juga tidak terlalu berbeda, yaitu meliputi penyiapan benih, pengolahan lahan, teknik penanaman, penyediaan pupuk tahapan budidaya sayur sawi pakcoy yang dapat membantu Anda.

    Sawi pakcoy, yang beberapa daerah disebut sawi hijau atau sawi caisin, merupakan sumber karbohidrat yang cukup penting dalam sistem ketahanan pangan kita. Sawi tergolong marga Brassica, yang dimanfaatkan adalah daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain. Melihat geografis Indonesia sangat tepat sebagai sentra tanaman sayuran diantaranya adalah sawi. Ditinjau dari aspek klimatologis, aspek teknis, aspek ekonomis dan aspek sosialnya sangat mendukung, sehingga layak untuk diusahakan di Indonesia. tanaman yang banyak dikonsumsi langsung penduduk pedesaan ini memiliki peran strategis sebagai bahan baku industri pangan di dalam negeri dan komoditas ekspor. Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan.Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C. Kadar vitamin K, A, C, E, dan folat pada sawi tergolong dalam kategori excellent. Mineral pada sawi yang tergolong dalam kategori excellent adalah mangan dan kalsium. Sawi juga excellent dalam hal asam amino triptofan dan serat pangan (dietaryfiber).(Anonim, 2006).

    Peluang Usaha

    Untuk peluang usaha sawi dewasa ini sangat prospektif dimana banyaknya permintaan dari para konsumen sehingga merupakan peluang besar bagi para petani atau yang mau mengusahakan tanaman sayuran khusunya tanaman sawi.

    Aspek Pengembangan

    Bila diusahakan secara profesional budidaya sawi sangat perspektif untuk dikembangkan mengingat dari banyaknya permintaan dari masyarakat. Mengingat pentingnya sayuran untuk kesehatan sehingga permintaan akan sayur terus meningkat namun peluang ini belum mampu dimanfaatkan secara maksimal mengingat kendala yang dihadapi dilapangan diantaranya musim yang tidak menentu, luas lahan yang semakin sempit akibat dari konfersi lahan serta faktor lainnya. Namun ini semua bukan menjadi halangan untuk mengembangkan usaha sawi mengingat banyaknya teknologi yang tidak membutuhkan lahan yang banyak untuk buididaya tanaman khususnya sayuran.

    TEKNOLOGI BUDIDAYA

    Rencana kegiatan teknis pelaksanaan

    Pada rencana awal pelaksanaan produksi dilaksanakan di Green House lahan milik Fakultas Pertanian UMY pada jadwal yang telah ditentukan dengan alasan tempat budidaya tidak jauh dari kos-kosan kami dan penghematan pengeluaran biaya transportasi, selain itu juga tidak ada keterikatan waktu dalam proses pengolahan sampai dengan panen.

    Realisasi

    Karena saat dilaksanakan di green house lahan milik Fakultas Pertanian UMY hasil produksi sangat maksimal, maka tempat produksi budidaya sawi dengan alasan peralatan dilahan Green House Fakultas Pertanian UMY dengan alasan peralatandi Green House lebih lengkap dan memadai sehinnga hasilnya bisa maksimal.

    Sebenarnya dengan menggunakan Green House Fakultas Pertanian UMY kami mengeluarkan biaya tambahan untuk perawatan peralatan Green House hasil produksi kami bisa maksimal dan terjual laris dipasarkan.

    SISTEM USAHA

    Sistem Permodalan

    Modal awal diperoleh dari iuran tiap anggota kelompok yang perorangnya Rp90.000. karena ada 3 orang makan modal awal yang terkumpul sebesar Rp 270.000 yang digunakan untuk membeli persediaan budidaya sawi, menyewa peralatan dan lahanan perjanjian. Tetapi dengan perjanjian bila modal kurang kita iuran lagi, seiring berjalannya waktu dan produksi mulai menghasilkan kami tidak merasa kekurangan modal bahkan untuk biaya produksi dan pemasaran.

    Bagi Hasil/Keuntungan

    Karena anggota kami beranggota tiga orang maka kami membagi keuntungan masing-masing 30,33% setiap orangnya dari hasil penjualan dan keuntungan yang kami peroleh. Dari hasil tersebut dapat diperoleh keuntungan dari masing-masing anggota kelompok Rp. 48.000 dari jumlah modal yang telah dikeluarkan. Usaha sawi bila dikelola secara profesional akan menghasilkan keuntungan yang optimal. Hal ini terlihat dari BC Ratio 3,27 sehingga sangat layak untuk diusahakan. 

    TATA NIAGA PRODUK

    Rencana

    Pemasaran awalnya ingin dilaksanakan :

    • Pasar Gamping
    • Rumah makan
    • Ibu rumah tangga
    • Warung-warung sekitar tempat produksi
    • Kos-kosan

    Realisasi

    Produk sawi yang dihasilkan tidak dipasarkan tetapi diasumsikan produk ini laku terjual semua 80 ikat sawi segar.

    ANALISIS FINANSIAL

    Pada umur 40 hari dapat dilakukan panen pertama dan kedua yang dapat menghasilkan panen pertama 180 batang dan panen kedua 140 batang  sawi segar, yang nantinya menjadi 72 ikat sawi segar yang setiap ikatan 5 batang. 

    Analisis penerimaan dan keuntungan
    Penerimaan 1 kali penjualan = jumlah produksi yang terjual x harga
    = 72 x Rp 2.000
    = Rp 144.000
    Keuntungan 1 kali penjualan = penermiaan 1 kali penjualan – total biaya produksi
    = Rp144.000– (34.000+10000)
    = Rp 100.000

    Analisis BCR
    Untuk mengetahui kelayakan usaha budidaya sawi yang di jalankan, maka BCR (Benefit Cost Ratio) > 1. Berdasarkan perhitungan penerimaan yang total biaya variabel 1 kali panen maka BCR usaha budidaya sawi.

    Benefit cost ratio (B/C)
    B/C = Total penerimaan : total biaya operasional
    = Rp.144.000: Rp 44.000 = 3,27

    Nilai BCR adalah 3,27 >1 maka usaha ini layak diusahakan.
    Feaibility (Break Event Point)

    BEP Harga  = Total Biaya produksi
    Harga
    = Rp 44.000,-
       Rp   2.000,-
    = 22 ikat sawi

    Artinya titik impas usaha diperoleh saat dihasilkan 22 ikat sawi segar.

    BEP Produksi = Total Biaya produksi
             Jumlah Produksi
    = Rp 44.000
             72 Ikat
    = Rp 600  / ikat

    Artinya titik impas usaha diperoleh pada harga Rp 600 /batang.

    Pada umur 40 hari dapat dilakukan panen pertama dan kedua yang dapat menghasilkan panen pertama 240 batang dan panen kedua 180 batang  sawi segar, yang nantinya menjadi 80 ikat sawi segar yang setiap ikatan 5 batang.

    Analisis penerimaan dan keuntungan
    Penerimaan 1 kali penjualan = jumlah produksi yang terjual x harga
    = 84 x Rp 2.700
    = Rp 226.000
    Keuntungan 1 kali penjualan = penermiaan 1 kali penjualan – total biaya produksi
    = Rp 226.000 – (58.000+10.000)
    = Rp 158.000

    Analisis BCR
    Untuk mengetahui kelayakan usaha budidaya sawi yang di jalankan, maka BCR (Benefit Cost Ratio) > 1. Berdasarkan perhitungan penerimaan yang total biaya variabel 1 kali panen maka BCR usaha budidaya sawi.
    Benefit cost ratio (B/C)
    B/C = Total penerimaan : total biaya operasional
    = Rp.226.000 : Rp 68.000 = 3,32
    Nilai BCR adalh 3,32 >1 maka usaha ini layak diusahakan.

    Feaibility (Break Event Point)
    BEP Harga  = Total Biaya produksi
    Harga
    = Rp 63.000,-
          Rp   2.700,-
    = 23 ikat sawi
    Artinya titik impas usaha diperoleh saat dihasilkan 23 ikat sawi segar.
    BEP Produksi = Total Biaya produksi
          Jumlah Produksi
    = Rp 68.000
          84 Ikat
    = Rp 750  / ikat
    Artinya titik impas usaha diperoleh pada harga Rp 750 /batang.

    PEMBAHASAN

    Dalam produksi budidaya sawi tidak memerlukan biaya besar. Proses pemasarannya tidak sulit, karena permintaan banyak baik dari konsumen yang dekat dengan tempat budidaya maupun pasarnya sendiri. Jadi dalam satu kali produksi biaya yang kami keluarkan hanya Rp. 63.000 dan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 226.000

    Dilihat dari perhitungan BEP harga dan produksi diatas diketahui bahwa produksi minimal yang harus kami penuhi adalah sebanyak 23 ikat sawi segar agar tidak mengalami kerugian. Dan harga produksi sawi adalah Rp 750/ikat agar kami tidak mengalami kerugian dan menutupi biaya dikeluarkan. Dan kami mampu memproduksi sebanyak 84 ikat sawi dengan pendapatan Rp 226.000.

    Karena pendapatan yang kami peroleh dari penjualan lebih besar dari BEP harga dan BEP produksi maka usaha ini kami anggap layak untuk diusahakan. Keuntungan yang kami peroleh Rp 153.000 dalam satu kali produksi. Jika kami menginginkan keuntungan lebih besar maka kami harus menambah luas lahan sehingga keuntungan tercapai.

    KESIMPULAN & SARAN

    Kesimpulan

    • Bahwa usaha budidaya sawi ini bisa diusahakan secara baik dan kontinyu yang memiliki prospek cukup baik dan menghasilkan keungungan.
    • Modal usaha budidaya ini yang kami keluarkan untuk budidaya hanya Rp. 63.000 dan menghasilkan pendapatan sebesar Rp 226.000. dapat diketahui keuntungan diperoleh sebesar 158.000 dalam satu kali produksi dapat memproduksi sebanyak 84 ikat sawi segar. 

    Saran

    • Usaha ini jika diusahakan dengan sungguh-sungguh akan memberikan prosfek keuntungan yang besar.
    • Dalam perawatan sawi lebih diperhatikan secara penanaman, perawatan sampai dengan pemanenan.
  • Makalah Pembuatan Tempe Dari Biji Nangka

    Makalah Pembuatan Tempe Dari Biji Nangka

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Tempe adalah makanan khas masyarakat Indonesia sejak dahulu. Kata “tempe” diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa Kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Tempe segar yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan dengan makanan tumpi tersebut. Selain harganya murah, makanan ini memiliki kandungan gizi yang tinggi.

    Seperti yang kita ketahui, bahan dasar pembuatan tempe adalah kacang kedelai (Glycine max) yang terbukti memiliki kandungan protein yang sangat tinggi. Namun, akhir – akhir ini harga kacang kedelai di pasaran mulai tinggi, hal tersebut membuat kami mencoba untuk mencari alternatif lain pengganti kacang kedelai. Kemudian kami mencoba untuk menjadikan biji nangka sebagai dasar pembuatan tempe.

    Penelitian ini dilakukan karena banyak sekali biji nangka yang dibuang sia-sia terutama pada musim buah nagka. Kebanyakan warga hanya mengkonsumsi daging buahnya saja. Dalam pembuatan laporan ini, kami melakukan berbagai penelitian untuk menguji kandungan gizi pada tempe biji nangka, nilai ekonomi tempe biji nangka dan cara pembuatan tempe biji nangka yang menghasilkan kualitas rasa dan penampilan yang baik.

    Dengan alasan tersebut, kami membuat percobaan untuk menjadikan biji nangka sebagai bahan dasar pembuatan tempe yang kemudian di harapkan mendapat sambutan yang baik dari semua pihak dan memberi manfaat bagi semua pihak.

    Bab II. Kajian Pustaka

    A. Pengertian Makanan

    Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dana nutrisi. Cairan dipakai untuk maksud ini sering disebut minuman, tetapi kata ‘makanan’ juga bisa dipakai. Istilah ini kadang-kadang dipakai dengan kiasan, seperti “makanan untuk pemikiran”. Kecukupan makanan dapat dinilai dengan status gizi secara antropometri.

    Makanan yang dibutuh manusia biasanya dibuat melalui bertani atau berkebun yang meliputi sumber hewan dan tumbuhan. Beberapa orang menolak untuk memakan makanan dari hewan seperti, daging, telur dan lain-lain. Mereka yang tidak suka memakan daging dan sejenisnya disebut vegetarian yaitu orang yang hanya memakan sayuran sebagai makanan pokok mereka.

    Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu kita dalam mendapatkan energi,membantu pertumbuhan badan dan otak. Memakan makanan yang bergizi akan membantu pertumbuhan kita, baik otak maupun badan. Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda. Protein, karbohidrat, lemak, dan lain-lain adalah salah satu contoh gizi yang akan kita dapatkan dari makanan.

    Setiap jenis gizi yang kita dapatkan mempunyai fungsi yang berbeda. Karbohidrat merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan sehari-hari. Salah satu contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah nasi. Protein digunakan oleh tubuh untuk membantu pertumbuhan kita, baik otak maupun tubuh kita. Lemak digunakan oleh tubuh kita sebagai cadangan makanan dan sebagai cadangan energi. Lemak akan digunakan saat tubuh kekurangan karbohidrat, dan lemak akan memecah menjadi glukosa yang sangat berguna bagi tubuh kita saat kita membutuhkan energi.

    B. Fermentasi

    Fermentasi adalah bentuk pengawetan makanan secara modern. Umumnya bahan makanan yang akan diawetkan akan mengalami proses pengubahan karbohidrat menjadi alkohol. Proses tersebut dipengaruhi oleh enzim yang dibuat oleh sel-sel ragi. Umumnya bahan makanan yang diawetkan ditaburi dengan ragi, kemudian disimpan dalam keadaan lembab tanpa sinar matahari. Beberapa contoh proses fermentasi sering digunakan dalam pembuatan tempe, tape, tahu, kecap, tauco, dan lain-lain (Laning, 2007:10-11).

    Fermentasi khususnya dalam pembuatan tempe melibatkan enzim dan organisme jamur yaitu Rhizopus Sp. (Sumastri, 2001). Rhizopus Sp. adalah sejenis jamur multiseluler yang termasuk dalam divisi Zygmycota. Yang berperan dalam pembuatan tempe (Syamsuri, 2005). Rhizopus Sp. dalam peranan memfermentasikan tempe dibantu oleh enzim amilotik, lipolitik, proteolitik yang akan bekerja menguraikan molekul-molekul.

    Penguraian ini menghasilkan air yang menghasilkan miselium-miselium (Campbell, 1999). Bioteknologi khususnya fermemntasi (produksi tempe) merupakan salah satu bentuk peran biotek khususnya dibidang pertanian, terutama pemanfaatan organ tumbuhan (balam) menjadi bentuk produk yang bisa dikonsumsi dan dimanfaatkan untuk alternatif sumber pangan.

    – Definisi Tempe – 

    Tempe adalah makanan yang dibuat dari kacang kedelai yang difermentasikan menggunakan kapang rhizopus (“ragi tempe”). Selain itu, terdapat pula makanan serupa tempe yang tidak berbahan kedelai yang juga disebut tempe. Kata “tempe” diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Pada zaman Jawa Kuno terdapat makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu yang disebut tumpi. Tempe segar yang juga berwarna putih terlihat memiliki kesamaan dengan makanan tumpi tersebut.


    Sejarah Tempe

    Tidak jelas kapan pembuatan tempe dimulai. Namun demikian, makanan tradisonal ini sudah dikenal sejak berabad-abad lalu, terutama dalam tatanan budaya makan masyarakat Jawa, khususnya di Yogyakarta dan Surakarta. Abad ke-16 di Jawa telah ditemukan kata tempe, misalnya dengan penyebutan nama hidangan jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan. Dalam catatan sejarah yang tersedia lainnya menunjukkan bahwa mungkin pada mulanya tempe diproduksi dari kedelai hitam, berasal dari masyarakat pedesaan tradisional Jawa—mungkin dikembangkan di daerah Mataram, Jawa Tengah, dan berkembang sebelum abad ke-16.Selain itu terdapat rujukan mengenai tempe dari tahun 1875 dalam sebuah kamus bahasa Jawa-Belanda.

    Sumber lain mengatakan bahwa pembuatan tempe diawali semasa era Tanam Paksa di Jawa. Pada saat itu, masyarakat Jawa terpaksa menggunakan hasil pekarangan, seperti singkong, ubi dan kedelai, sebagai sumber pangan. Selain itu, ada pula pendapat yang mengatakan bahwa tempe mungkin diperkenalkan oleh orang-orang Tionghoa yang memproduksi makanan sejenis, yaitu koji1 kedelai yang difermentasikan menggunakan kapang Aspergillus. Selanjutnya, teknik pembuatan tempe menyebar ke seluruh Indonesia, sejalan dengan penyebaran masyarakat Jawa yang bermigrasi ke seluruh penjuru Tanah Air.

    Tempe dikenal oleh masyarakat Eropa melalui orang-orang Belanda. Pada tahun 1895, Prinsen Geerlings (ahli kimia dan mikrobiologi dari Belanda) melakukan usaha yang pertama kali untuk mengidentifikasi kapang tempe. Perusahaan-perusahaan tempe yang pertama di Eropa dimulai di Belanda oleh para imigran dari Indonesia.

    Melalui Belanda, tempe telah populer di Eropa sejak tahun 1946. Pada tahun 1984 sudah tercatat 18 perusahaan tempe di Eropa, 53 di Amerika, dan 8 di Jepang. Di beberapa negara lain, seperti Republik Rakyat Tiongkok, India, Taiwan, Sri Lanka, Kanada, Australia, Amerika Latin, dan Afrika, tempe sudah mulai dikenal di kalangan terbatas. Pada tahun 1940-an dilakukan usaha untuk memperkenalkan tempe ke Zimbabwe sebagai sumber protein yang murah. Namun demikian, usaha ini tidaklah berhasil karena masyarakat setempat tidak memiliki pengalaman mengkonsumsi makanan hasil fermentasi kapang.

    Indonesia merupakan negara produsen tempe terbesar di dunia dan menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Sebanyak 50% dari konsumsi kedelai Indonesia dilakukan dalam bentuk tempe, 40% tahu, dan 10% dalam bentuk produk lain (seperti tauco, kecap, dan lain-lain). Konsumsi tempe rata-rata per orang per tahun di Indonesia saat ini diduga sekitar 6,45 kg.

    Komposisi Tempe

    Adapun kadar senyawa kimia yang terkandung dalam tempe adalah sebagai berikut :

    1. Asam Lemak
      Kandungan lemak pada tempe secara umum sebanyak 18-32%. Selama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatan derajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk (polyunsaturated fatty acids, PUFA) meningkat jumlahnya. Asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.
    2. Vitamin
      Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin).
    3. Mineral
      Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg setiap 100 g tempe.Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.
    4. Anti Oksidan
      Di dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon. Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas. Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium.
    5. Protein
      Kandungan protein pada tempe sebanyak 35-45%
    6. Karbohidrat
      Kandungan karbohidrat pada tempe sebesar 12-30%
    7. Air
      Kandungan air pada tempe sebesar 7 %.

    Khasiat Tempe

    Tempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain). Selain itu tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain

    – Klasifikasi Biji Nangka –


    Kerajaan : Plantae

    Divisi       : Magnoliophyta

    Kelas      : Magnoliopsida

    Ordo       : Rosales

    Famili      : Moraceae

    Genus      : Artocarpus

    Spesies    : A. heterophyllus

    Nama binomial : Artocarpus heterophyllus

    Pembahasan

    Pemanfaatan Biji Nangka Sebagai Bahan Dasar Tempe

    Berdasarkan hasil penelitian, kami dapat menyimpulkan bahwa biji nangka dapat dijadikan bahan dasar pembuatan tempe, karena pembuatan tempe biji nangka hamper sama dengan cara pembuatan tempe kedelai. Dalam pembuatan tempe biji nangka harus memperhatikan ukuran ragi tempe yang akan digunakan, karena banyak sedikitnya ragi dapat mempengaruhi rasa dari tempe tersebut. 

    Berdasar hasil pengujian kandungan gizi biji nangka juga mengandung zat gizi yang cukup. Sehingga tempe biji nangka baik untuk dikonsumsi. Begitu pula pada hasil uji ekonomi harga biji nangka lebih murah dibandingkan kedelai, dengan adanya industri kripik didaerah penulis yaitu Madiun, biji nangka lebih mudah untuk didapatkan meskipun pada waktu tidak musim buah nangka. Dengan murahnya harga factor pendukung dalam pembuatan tempe biji nangka maka penjualannya akan menghasilkan laba yang lebih banyak. Hal ini dikarenakan apabila penjualan tempe biji nangka dipasaran disetarakan dengan harga tempe kedelai dengan biaya produksi tempe biji nangka yang lebih murah dari pada tempe kedelai maka hal ini akan memberikan keuntungan bagi penjual. Masyarakat umumnya lebih mengutamakan kualitas rasa dan penampilan barang, maka dari itu supaya tempe biji nangka disukai dan diminati masyarakat luas maka dalam pembuatan tempe biji nangka menggunakan prosedur yang tepat.

    Proses Pembuatan Biji Nangka

    Alat:

    1. Kompor
    2. Panci
    3. Baskom kecil
    4. Sendok
    5. Piring
    6. Saringan
    7. lidi

    Bahan: 

    1. Biji nangka : ¼ kg
    2. Air : 4 gelas
    3. Ragi Tempe : ¼ sendok the

    Proses Pembuatan: 

    1. ¼ kg biji nangka dicuci bersih lalu direndam selama 1 jam.
    2. Hasil perendaman biji nangka direbus hingga berbuih.
    3. Saring biji nangka yang telah direbus.
    4. Aduk biji nangka dengan 1/4 sendok teh ragi sampai rata.
    5. Bungkus biji nangka yang telah berisi ragi dengan plastic yang telah dilubangi dengan lidi.
    6. Tutup rapat adonan tempe
    7. Simpanlah tempe di dalam lemari.
    8. Setelah 24 jam, tempe siap diolah.

    Penyajian:

    1. Iris tempe 
    2. Aduk dengan tepung serba guna 
    3. Goreng tempe hingga berwarna kecoklatan
    4. Tempe siap disajikan

    Bab III. Penutup

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

    1. Biji nangka dapat digunakan sebagai alternatif bahan baku pembuatan tempe. Kacang merah mempunyai kandungan gizi yang tidak kalah bila dibandingkan dengan kedelai.
    2. Proses pembuatan tempe dari biji nangka tidak jauh berbeda dengan proses pembuatan tempe dari kedelai. Hanya saja pada proses pembuatan tempe dari kacang merah harus direndam dulu selama beberapa hari untuk menetralisir racun-racun yang masih ada.

    Saran

    Dari kesimpulan diatas saran yang dapat kami sampaikan adalah :

    1. pengusaha tempe harus mencoba untuk membuat inovasi baru dalam pembuatan tempe salah satunya dengan menggunakan biji nangka sebagai bahan dasarnya.
    2. sebaiknya inovasi ini dikembangkan agar biji nangka tidak hanya menjadi limbah.
  • Laporan Praktikum Membuat Es Krim Puter Kimia

    Praktikum membuat eskrim merupakan praktikum kimia ang bertujuan untuk membuktikan penurunan titik beku larutan.

    Praktikum Membuat Es Krim Puter Kimia

    A. Tujuan Praktikum

    1. Membuktikan aplikasi atau penerapan dari penurunan titik beku larutan.

    B. Latar Belakang

    Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel terlarutnya. Sifat koligatif larutan di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu 1) penurunan tekanan uap jenuh 2) kenaikan titik didih 3) penurunan titik beku 4) tekanan osmosis.Salah satu penerapan sifat koligatif adalah dalam pembuatan es krim. Dalam hal ini, yang kami lakukan adalah pembuatan secara manual yaitu menggunakan media yang sederhana dengan cara yang sederhana.Selain itu, pembuatan es krim ini dapat menambah pengetahuan dan menjadikan kita kreatif dan dapat menjadi prospek masa depan untuk menambah penghasilan

    C. Landasan Teori

    Es krim adalah sebuah makanan beku dibuat dari produk susu seperti krim (atau sejenisnya), digabungkan dengan perasa dan pemanis.
    Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya
    Titik beku larutan adalah temperatur pada saat kristal pertama dari pelarut murni mulai terbentuk dalam keseimbangan dengan larutan.

    E. Alat dan Bahan

    • 4 gelas susu cokelat
    • 1 kaleng susu kental manis cokelat
    • 2 sendok makan tepung maizena
    • 2 sendok makan gula pasir
    • 2 butir putih telur
    • 1 sendok teh vanili
    • Garam rosok secukupnya
    • Panci
    • 2 Kaleng (besar dan sedang)
    • Kompor
    • Es Batu secukupnya

    F. Metode Praktikum

    1. Pertama-tama campur dan aduk semua bahan susu dan air sambil dipanaskan diatas api kecil.
    2. Kemudian cairkan tepung maizena dan campurkan dengan adonan diatas.
    3. Setelah itu sambil tetap mengaduk, angkat adonan dari atas api, campurkan dengan gula, putih telur dan vanili, lalu aduk terus sampai adonan berwarna putih.
    4. Rebus adonan sambil terus diaduk-aduk hingga mendidih.
    5. Angkat adonan dari atas api sambil terus diaduk hingga dingin agar adonan tidak menggumpal.
    6. Letakkan adonan di dalam kaleng yang sedang
    7. Letakkan es batu dan garam ke dalam kaleng yang besar
    8. Letakkan kaleng yang sedang di tengah kaleng yang besar yang dikelilingi es batu
    9. Tutup kaleng yang sedang dengan penutup, dan putar-putar kaleng tersebut
    10. Putar kaleng tersebut hingga adonannya menjadi es krim

    G. Hasil Pengamatan

    Beberapa saat diputar, terlihat gumpalan es-es kecil terlihat di bagian luar kaleng, dan es mulai mencair dan menyatu dengan garam. Ketika es di campur dengan garam, sebagian membentuk air garam dan es secara spontan terlarut dalam air garam, akibatnya air garam semakin banyak. temperatur yang di perlukan adalah minus tiga derajat celsius atau lebih rendah.

    Di dalam segumpal es, molekul molekul air terstruktur membentuk tatan geometrik yg tertentu dan kaku. Tatanan kaku ini rusak ketika di serang oleh garam, maka molekul molekul air selanjutnya bebas bergerak kemana mana dalam wujud cair. Tetapi merusak sturktur pada molekul molekul es memerlukan energi, sama seperti yang di perlukan untuk meruntuhkannya sebuah bangunan. Untuk sebongkahan es yg hanya kontak dengan garam dan air, energi itu hanya dapat di peroleh kandungan panas dalam air garam.
    Maka, menurunkan temperaturnya, Setelah temperatur dingin ini tercapai dalam pemanfaatan campuran itu mendapatkan panas pengganti dari adonan es krim.

    H. Kesimpulan

    Dalam pembuatan es krim terdapat keterkaitannya dengan sifat kalogatif larutan, dan dalam pembuatan es krim dapat menggunakan alat dan bahan yang sederhana, dan kualitas dan rasa es krim dipengaruhi oleh bahan dan lama pemutaran kaleng.

    I. Kaleng

    Dalam pembuatan es krim, harus diperhatikan kualitas alat dan bahan.Tidak perlu membeli alat/mesin pembuatan es krim, karena kita pun dapat merancangnya dengan sangat sederhana. Waktu dan tenaga yang dibutuhkan juga tidak banyak. Dan yang terpenting, menghemat pengeluaran dan dapat menambah keterampilan.

    Sekian postingan saya tentang Laporan Praktikum Es Puter (Kimia).Semoga Bermanfaat.

  • Laporan Praktikum Mikroskop

    Laporan Praktikum Mikroskop

    Praktikum mikroskop adalah kegiatan pembuka pada praktikum Biologi. Praktikum ini bertujuan untuk memberikan pelatihan keterampilan penggunaan Mikroskop.

    Praktikum Mikroskop

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Mata dapat berfungsi dengan baik apabila ada cahaya. Dengan adanya cahaya ini maka mata akan dapat melihat dengan baik. Bila di dalam kegelapan maka mata tidak mampu melihat benda dikarenakan tidak ada cahaya yang masuk. Mata juga tidak mampu melihat benda yang terlampau kecil. Untuk melihat benda yang terlampau kecil, manusia memerlukan alat bantu, misalnya lup dan mikroskop.

    Pada awalnya, untuk melihat benda yang berukuran kecil, para peniliti menggunakan kaca pembesar (lup) yang menggunakan sebuah lensa cembung yang mempunyai titik fokus yang dekat dengan lensanya. Namun kaca pembesar ini memiliki kelemahan karena jarak benda harus lebih kecil dari jarak titik fokus ke lensa kaca pembesar tersebut.

    Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi semakin canggih, alat-alat untuk mengamati benda berukuran kecil semakin mudah digunakan. Mikroskop membantu kita melihat benda-benda yang sangat kecil, bahkan elektron pun bisa diamati. Pada kesempatan kali ini kami akan mencoba mengamati mikroorganisme melalui mikroskop.

    B. Tujuan Penelitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah agar mahasiswa terampil dalam meggunakan mikroskop dan mengetahui bentuk-bentuk sel daun rhoe discolor, sel gabus, bawang merah dan paramaecium.

    C. Manfaat Penelitian

    1. Bagi penulis: Terampil dalam menggunakan mikroskop dan mengetahui bentuk-bentuk sel daun rhoe discolor, sel gabus, bawang merahm dan paramaecium.
    2. Bagi Pembaca: Menambah wawasan tentang mikroskop dan sel daun rhoe discolor, sel gabus, bawang merah, serta paramaecium.

    Bab II. Tinjauan Pustaka

    Jaringan gabus merupakan jaringan yang tersusun dari sel-sel parenkim gabus. Sel gabus bentuknya memanjang dengan dinding bergabus. Pada sel-sel gabus yang sudah mati, protoplasmeanya sudah hilang dan diisi oleh udara. Sel-sel gabus berfungsi untuk melindungi jaringan lainnya yang berada di bawahnya dari kekeringan dan gangguan mekanik.

    Sel bawang merah memiliki struktur yang lebih lebih lengkap dari sel mati, yaitu memiliki inti sel, dinding sel, membran sel, dan sitoplasma. Bentuk sel bawang merah seperti balok yang disusun miring. Terdapat cairan dalam sel bawang merah yang merupakan cairan inti(nukleoplasma).

    Bentuk morfologi daun tumbuhan rhoeo discolor umumnya berbentuk menyerupai pedang. Pada daun tumbuhan rhoeo discolor banyak sekali jaringan-jaringan yang terdiri dari kutikula, epidermis atas, jaringan parenkim, jaringan pengangkut, epidermis bawah, stomata, guard sel yang memiliki fungsi berbeda beda.

    Spora adalah satu atau beberapa sel (haploid atau diploid) yang terbungkus oleh lapisan pelindung. Sel ini dorman dan hanya tumbuh pada lingkungan yang memenuhi persyaratan tertentu, yang khas bagi setiap spesies. Fungsi spora sebagai alat persebaran (dispersi) mirip dengan biji, meskipun berbeda jika ditinjau dari segi anatomi dan evolusi.

    Untuk melihat sel sel yang berukuran mikro tersebut dibutuhkan alat bantu untuk melihat, yaitu mikroskop. Mikroskop pertama kali ditemukan pada tahun 1632 oleh seorang ilmuan berkebangsaan Belanda bernama Antoni Van Leeuwenhoek. Beliau berhasil membuat mikroskop berlensa tunggal yang sederhana. mikroskop yang ditemukan pertama kali ini penbesarannya dapat mencapai pembesaran sekitar 270 kali. Dengan mikroskop ini Antoni Van Leeuwenhoek dapat meIihat benda kecil dalam tetesan air sekalipun (Syamsuri 2004: 6).

    Hingga saat ini sudah ada dua macam mikroskop yaitu mikroskop cahaya yang biasa banyak digunakan dalam bidang pendidikan dan mikroskop elektron yang digunakan bidang kedokteran karena mikroskop elektron ini mempunyai pembesaran yang lebih dibandingkan dengan mikroskop cahaya. Mikroskop elekron ini menggunakan elektron berkecepatan tinggi yang dapat di samakan dengan sinar-x (Campbell 2000: 111).

    Mikroskop biologi digunakan untuk pengamatan benda tipis transparan. Penyinaran diberikan dari bawah dengan sinar alam atau sinar lampu. Mikroskop biologi ini umumnya memiliki lensa objektif dan lensa okuler dengan pembesaran sebagai berikut:

    1. Objektif 4x dengan okuler 10x, pembesaran 40x
    2. Objektif 10x dengan okuler 10x, pembesaran 100x
    3. Objektif 40x dengan okuler 10x, pembesaran 400x
    4. Objektif 100x dengan okuler 10x, pembesaran 1000x

    Macam-macam mikroskop diantaranya:

    1. Mikroskop cahaya, Pada awal abad ke-17 ketika dunia ilmu pengetahuan pada masa itu mulai menduga adanya dunia renik yang tak terlihat akibat terbatasnya kemampuan mata manusia. Padahal dunia itu berpengaruh pada hidup manusia. Maka dibuatlah apa yang kini kita sebut mikroskop. Kata ini berasal dari bahasa Yunani di mana mikros berarti kecil dan scopium berarti melihat.
    2. Mikroskop electron, Pada tahun 1920 ditemukan suatu fenomena di mana elektron yang dipercepat dalam suatu kolom elektromagnet, dalam suasana hampa udara (vakum) berkarakter seperti cahaya, dengan panjang gelombang yang 100.000 kali lebih kecil dari cahaya. Selanjutnya ditemukan juga bahwa medan listrik dan medan magnet dapat berperan sebagai lensa dan cermin terdapat elektron seperti pada lensa gelas dalam mikroskop cahaya (Campbell 200: 112).

    Bagian-bagian mikroskop dan fungsinya:

    1. Lensa Okuler: Menangkap bayangan dari lensa objektif kemudian diperbesar.
    2. Badan Mikroskop: Meneruskan bayangan dari lensa objektif  ke lensa okuler.
    3. Makrometer: Menaikkan atau menurunkan tubus secara kasar.
    4. Mikrometer: Menaikkan atau menurunkan tubus secara halus.
    5. Revolver: Tempat melekatnya lensa objektif berbagai ukuran.
    6. Lensa Objektif: Menangkap bayangan objek kemudian diperbesar.
    7. Lengan Mikroskop: Untuk memegang mikroskop saat diangkat atau dipindahkan.
    8. Penjepit Objek: Untuk menjepit preparat agar tidak bergeser.
    9. Meja kerja: Untuk meletakkan preparat.
    10. Kondensor: Menangkap cahaya dari cermin dan meneruskannya ke meja sediaan.
    11. Cermin: Alat penangkap dan pemantul cahaya.
    12. Kaki Mikroskop: Untuk menopang mikroskop.

    Bab III. Metode Praktikum

    A. Alat dan Bahan

    1. Mikroskop
    2. Spora Tumbuhan Paku
    3. Bawang Merah
    4. Air rendaman jerami
    5. Gabus Singkong
    6. Daun Rhoe discolor

    B. Langkah Kerja

    1. Sayat tipis secara melintang gabus pada batang singkong yang telah mati, untuk bawang merah dan daun rhoe discolor sayat tipis secara membujur, dan untuk spora tumbuhan paku cukup dengan merontokkan bintik hitam pada bagian bawah daun paku pakuan.
    2. Letakkan sayatan tipis tersebut pada kaca preparat kemudian tutup dengan kaca tipis
    3. Jepit kaca preparat ke meja objek pada mikroskop
    4. Atur cermin yang berada di bawah mikroskop, sesuaikan agar kaca preparat menerima cukup cahaya
    5. Atur lensa objektif sesuai dengan perbesaran yang diinginkan dengan cara memutar revolver hingga bunyi klik
    6. Pilih lensa okuler yang ingin digunakan kemudian amati benda dengan melihat pada lensa okuler.
    7. Jika gambar yang terlihat masih buram, fokuskan gambar dengan memutar makrometer dan mikrometer hingga gambar terlihat jelas.
    8. Amati, catat, serta gambarlah hasil yang diamati.

    Bab IV. Hasil dan Pembahasan

    A. Hasil Observasi

    Gambar 1.1. Sel gabus

    Gambar 1.2. Sel bawang merah

    Gambar 1.3. Sel daun rhoe discolor

    Gambar 1.4. Spora paku pakuan

    Gambar 1.5. Jamur Roti

    B. Pembahasan

    a. Sel Gabus

    Sel gabus merupakan sel mati. Karena sel pada gabus terlihat kosong tidak terlihat organel apapun yang menyusun sel tersebut kecuali dinding sel, tidak ada aktivitas yang dilakukan sel tersebut.Sel gabus ketela pohon yang sudah kami teliti mempunyai bentuk yang cukup rapi kotak-kotak segi enam, mirip seperti batako. Pada gambar, sel-selnya terlihat ganda bertumpuk karena proses pemotongan kurang tipis.

    b. Bawang merah

    Sel epidermis bawang merah yang sudah kami teliti mempunyai bentuk yang rapi kotak-kotak, meskipun tidak kotak sempurna. Ini dikarenakan bawang merah adalah tumbuhan, sel tumbuhan memiliki dinding sel di luar membrannya. Sehingga terlihat rapi saatkita melihat melalui mikroskop.Pada gambar, sel-selnya terlihat ganda bertumpuk karena proses pemotongan kurang tipis.Sel bawang merah termasuk sel hidup, karena sel bawang merah mempunyai inti sel,memiliki cairan didalamnya,dan ada aktifitas yang terjadi didalamnya seperti pertukaran zat dalam sel.

    c. Daun Rhoe discolor

    Sel jaringan epidermis rhoe discolor yang kami amati memiliki bentuk lonjong segi enam, jarak antar dinding sel berdekatan atau menyatu. Memiliki pigmen warna ungu.Pertumbuhan dari tanaman ini sangat penting pada aktivitas jaringan meristem. Dan jaringannya terbagi menjadi dua yang berdasarkan kemampuan untuk tumbuh dan memperbanyak diri yaitu jaringan meristem dan jaringan permanen. Di gambar masih terlihat kurang jelas  karena proses pemotongan yang kurang tipis.

    d. Spora tumbuhan paku

    Spora terbentuk didalam kotak sporangium sebagai alat reproduksinya yang terkumpul dalam sorus. Sorus yang bentuknya bermacam-macam dan dilindungi selaput yang disebut insidium yang terletak pada tepi daun yang terlipat kebawah. Spora tumbuhan paku yang sudah kami amati memiliki kepala dan juga ekor.Spora tersebut berbentuk bulat dan memiliki ekor. Di bagian kepala ada bentuk kotak-kotak. Berwarna hijau tua.

    e. Jamur roti

    Rhizopus stolonifer merupakan satu dari jenis jamur zygomycota. Jamur ini memiliki hifa pendek bercabang-cabang dan berfungsi sebagai akar ( rizoid ) untuk melekatkan diri serta menyerap zat-zat yang diperlukan dari substrat. Jamur ini menyebabkan kerusakan pada roti karena spora berada pada udara, tanah, ataupun diri kita, yang kemudian apabila jatuh pada roti maka spora tersebut akan tumbuh dengan sangat cepat.

    Bab V. Penutup

    A. Simpulan

    Sel gabus (Manihot utilissima) yang dipotong melintang tampak berbentuk segienam, sel yang satu dengan sel yang lainnya tersusun rapi dan rapat, di dalam dinding sel terlihat kosong. Hal ini menyatakan bahwa sel gabus adalah sel mati.Suatu sel dikatakan mati apabila pada saat  dilihat di bawah mikroskop memiliki ruang-ruang kosong pada protoplasmanya, karena sel yang hidup memiliki isi pada protoplasmanya. Sel mati tersebut ditunjukan pada pengamatan sayatan gabus singkong.

    Sementara pada hidup (bawang merah), memiliki struktur yang jauh lengkap dari pada sel mati, yaitu memiliki, inti sel,dinding sel,kloroplas,membran sel, dan sitoplasma. Berwarna merah muda pada bagian selnya karena mengandung plastid yang menghasilkan kloroplas.
    Sel pada bawang merah mempunyai peran yang cukup penting bagi kelangsungan hidup.Sementara pada sel mati( gabus batang singkong) tidak lagi berperan dalam kehidupan.

    Daftar Pustaka

    Tim New Master. 2012. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Media Karya Putra.

    Tim Progresif. 2015. X-Press UN SMA/MA 2015. Jakarta: Erlangga.

    informasi-pendidikan.com/2013/03/bagian-bagian-mata-dan-fungsinya.html (diakses pada 14/12/15)

    pengertianilmu.com/2015/06/pengertian-jaringan-gabus.html (diakses pada 14/12/15)

    lingkungan50.blogspot.co.id/2014/07/latihan-soal-praktikum-struktur-sel.html (diakses pada 14/12/15)

  • Makalah Geografi Benua dan Samudra

    Geografi Benua dan Samudra

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu geo (“Bumi”) dan graphein (“menulis”, atau “menjelaskan”).

    Geografi juga merupakan nama judul buku bersejarah pada subyek ini, yang terkenal adalah Geographia tulisan Klaudios Ptolemaios (abad kedua).

    Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Geografi tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya, kadang diartikan dengan “lokasi pada ruang.” Geografi mempelajari hal ini, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi itu.

    Pada makalah geografi ini akan secara khusus mempelajari tentang hal hal yang berkaitan dengan  benua dan samudera.

    B. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:

    1. Apa yang dimaksud dengan Benua?
    2. Apa yang dimaksud dengan Samudra?

    C. Tujuan

    Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan dan penyusunan makalah ini adalah :

    1. Untuk memenuhi tugas mata pelajaran IPS di kelas IX A di MT’s YATPI Godong tahun ajaran 2014 / 2015.
    2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Benua.
    3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Samudra

    D.    METODE PENGUMPULAN DATA

    Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data melalui browsing dari internet.

    Bab II. Pembahasan

    A. Benua

    Daratan yang luas dinamakan benua. Benua yang satu dengan benua yang lain dipisahkan oleh perairan. Wilayah perairan yang memisahkan benua-benua di dunia disebut samudra. Di dunia ada 5 benua yaitu: benua Asia, Afrika, Amerika, Eropa dan Australia. Sedangkan untuk samudra ada 4 yaitu samudra Hindia, Pasifik, Atlantik dan Arktik. Berikut kita akan membahas satu persatu benua-benua yang ada di dunia.

    1. Benua Asia
    • Letak dan Batas Wilayah

    Benua Asia merupakan benua terbesar di dunia terletak antara 11 LS – 80 LU dan 25 BT – 170 BT.

    Benua Asia memiliki batas-batas :

    1. Sebelah Utara berbatasan dengan Samudra Arktik dan Selat Bering.
    2. Sebelah Timur berbatasan dengan Samudra Pasifik.
    3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Hindia.
    4. Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Merah, Laut Tengah
    • Keadaan Iklim

    Benua Asia memiliki kondisi iklim berikut ini:

    1. Iklim tropis atau iklim panas terdapat di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara.
    2. iklim subtropis terdapat di sebagian besar wilayah Asia Timur.
    3. Iklim dingin di wilayah Siberia.
    4. Iklim gurun di Asia Barat (Timur Tengah) dan kawasan Asia bagian Tengah (Gurun Gobi)
    • Keadaan Penduduk

    Beberapa ras yang dominan di Benua Asia antara lain meliputibeikut ini.

    1. Ras Kaukasoid banyak terdapat di Asia bagian Utara seperti Rusia,Serbia, dan negara-negara pecahan Uni Soviet.
    2. Ras Mongoloid terdapat di wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara.
    3. Ras Negroid terdapat di wilayah-wilayah seperti Papua.
    4. Ras campuran Kaukasoid Negroid terdapat di Asia Barat dan Asia Selatan 

    2.    BENUA AFRIKA

    –        Letak dan Batas Wilayah

    Secara astronomis, Benua Afrika terletak antara 37 LU – 34 LS dan17 BB – 51 BT. Adapun batas-batas wilayahnya meliputi berikut ini.

    1. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Tengah, Terusan Suez, dan Laut Merah.
    2. Sebelah Timur berbatasan dengan Samudra Hindia.
    3. Sebelah Selatan dan Barat berbatasan dengan Samudra Atlantik

    –        Keadaan iklim

    Benua Afrika memiliki beberapa macam kondisi iklim. Sebagianbesar wilayah Benua Afrika beriklim tropis. Sementara wilayah Afrika bagian Utara dan Afrika bagian Selatan beriklim subtropis. Namun demikian, bentang alam Benua Afrika yang banyak gurun memengaruhi kondisi iklimnya. Oleh karena itu Benua Afrika terkenal dengan iklim panas dengan suhu tinggi dan curah hujan sedikit

    –        Keadaan Penduduk

    Penduduk Benua Afrika dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok besar berikut ini.

    1. Orang Negro meliputi Negro Sudan dan Negro Bantu terdiri dari 70% penduduk Afrika.
    2. Orang Hamit banyak mendiami Afrika Utara dan Timur Laut
    3. Orang ras khusus yang masih primitif seperti ras Pygmy di hutan Kongo, ras Bushmen di Gurun Kalahari, dan ras Hottentot.
    4. Orang Eropa (orang kulit putih) yang banyak menghuni negara Afrika Selatan

    3.    BENUA AMERIKA

    –        Letak dan Batas Wilayah

    Luas wilayahnya ± 42.292.000 km. Secara astronomis Benua Amerika terletak antara72 LU_59 LS dan antara 36_163 BB. Adapun batas-batas wilayahnya adalah berikut ini.

    1. Sebelah Utara berbatasan dengan Samudra Arktik
    2. Sebelah Timur berbatasan dengan Samudra Atlantik.
    3. Sebelah Barat dan Selatan berbatasan dengan Samudra Pasifik.

    –        Keadaan Iklim

    Berdasarkan letak astronomis dan keadaan alamnya, iklim di Benua Amerika meliputi berikut ini

    1. Iklim dingin (kutub) di Alaska dan Kanada Utara
    2. Iklim tropis meliputi Amerika Tengah dan sebagian besar AmerikaSelatan
    3. Iklim subtropis atau sedang meliputi Amerika Serikat dan AmerikaSelatan bagian Selatan.
    4. Iklim gurun terdapat di bagian Barat Amerika

    –        Keadaan Penduduk

    Penduduk asli Amerika yaitu orang Eskimo dan Indian. Namun demikian mayo-ritas penduduknya adalahmigran yang berasal dariEropa, sementara sisanyaadalah imigran dari Afrika dan Asia.

    4.    BENUA EROPA

    1. Letak dan Batas Wilayah

    Secara astronomis Benua Eropa terletak di antara 35 LU – 71 LU dan di antara 9 BB – 60 BT. Adapaun batas-batas wilayahnya adalah meliputi berikut ini.

    1. Sebelah Utara berbatasan dengan Samudra Arktik.
    2. Sebelah Timur berbatasan dengan Benua Asia.
    3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Hitam dan Laut Tengah.
    4. Sebelah Barat berbatasan dengan Samudra Atlantik.

    – Keadaan Iklim

    Iklim Benua Eropa dikelompokkan menjadi berikut ini.

    1. Iklim laut, terdapat di Eropa Barat Laut.
    2. Iklim kontinental, terdapat di Eropa Timur.
    3. Iklim mediteran, terdapat di Eropa bagian Selatan.
    4. Iklim tundra, terdapat di Eropa bagian Tengah.
    5. Iklim dingin (kutub), terdapat di Eropa bagian Utara)

    –        Keadaan Penduduk

    Secara umum penduduk Eropa berkulit putih yang termasuk Ras Kaukasoid. Beberapa suku bangsa di Benua Eropa diantaranya adalah suku bangsa Nordik yang banyak mendiami wilayah semenanjung Skandinavia,Jerman, dan Belanda; suku bangsa Alpen yang menghuni wilayah di sekitar Pegunungan Alpen. Suku bangsa Mediterania yang mendiami wilayah Eropa Selatan dan suku bangsa Slavia yang mendiami wilayah Eropa Timur

    5. Benua Australia

    Letak dan Batas Wilayah

    Benua Australia memilikiluas ±7.686.848 km. Secara astronomis Benua Australia terletak antara10 LS_43 LS dan antara 113 BT_155 BT

    Adapun secara geografis Benua Australia memiliki batas-batas berikut ini.

    1. Sebelah Utara berbatasan dengan Indonesia
    2. Sebelah Timur berbatasan dengan Samudra Pasifik dan Selandia Baru.
    3. Sebelah Selatan dan Barat berbatasan dengan Samudra Hindia

    –        Keadaan Iklim

    Benua Australia memiliki iklim yang bervariasi. Berdasarkan letak lintang dan keadaan alamnya, iklim di Benua Australia dibedakan menjadiiklim tropis dan iklim laut sedang. Iklim tropis terdapat di Australia bagian Utara. Iklim subtropis terdapat di Australia bagian Selatan.Sementara iklim laut sedang dialami oleh wilayah di Selatan Victoriadan Tasmania. Sementara daerah-daerah gurun banyak dipengaruhi oleh iklim gurun.

    –        Keadaan Penduduk

    Sebagian besar penduduk Australia adalah orang kulit putih yangmerupakan imigran dari Eropa. Sementara yang lain adalah imigran dari Asia. Penduduk asli adalah orang Aborigin yang tinggal didaerah-daerah pedalaman yang kering dan tandus. Orang Aborigin memiliki senjata khas yaitu bumerang

    6.    BENUA ANTARTIKA

    Antarktika (dari bahasa Yunani ἀνταρκτικός “antarktikos”, lawan kata arktik atau anti-arktik) merupakan benua yang meliputi Kutub Selatan Bumi. Tempat terdingin di muka bumi ini sebagian besar tertutup es sepanjang tahun. Meskipun legenda dan spekulasi tentang sebuah Terra Australis (“Tanah Selatan”) sudah ada sejak zaman kuno, penemuan benua yang pertama kali diterima umum terjadi pada 1820 dan pendaratan yang pertama tercatat tahun 1821. Namun demikian, peta yang dibuat Laksamana Piri Reis tahun 1513 memuat sebuah benua selatan yang diduga sebagai pantai Antarktika.

    Dengan luas 13.200.000 km², Antarktika adalah benua terluas kelima setelah EurasiaAfrikaAmerika Utara, dan Amerika Selatan namun populasinya terkecil jauh di bawah yang lain (umumnya dihuni oleh para peneliti dan ilmuwan untuk batas waktu tertentu saja). Benua ini juga memiliki ketinggian tanah rata-rata tertinggi, kelembaban rata-rata terendah, dan suhu rata-rata terendah di antara semua benua di bumi.

    B.    SAMUDRA

    Samudra atau Lautan adalah laut yang luas dan merupakan massa air asin yang sambung-menyambung meliputi permukaan bumi yang dibatasi oleh benua ataupun kepulauan yang besar. Samudra meliputi 71% permukaan bumi, dengan area sekitar 361 juta kilometer persegi, isi samudra sekitar 1.370 juta km³, dengan kedalaman rata-rata 3.790 meter. Bagian yang lebih kecil dari samudra adalah laut, selat, teluk. Di bawah ini merupakan daftar 5 samudra di dunia, dari yang terluas sampai dengan yang terkecil:

    1.    Samudra Pasifik (179,7 juta km²)

    Samudra Pasifik adalah kumpulan air terbesar di dunia. Ia mencakup kira-kira sepertiga permukaan Bumi, dengan luas sebesar 179,7 juta km² (69,4 juta mi²). Panjangnya sekitar 15.500 km dari Laut Bering di Arktik hingga batasan es di Laut Ross di Antartika di selatan. Samudra Pasifik mencapai lebar timur-barat terbesarnya pada sekitar 5 derajat U garis lintang, di mana ia terbentang sekitar 19.800 km dari Indonesia hingga pesisir Kolombia. Batas sebelah barat samudra ini biasanya diletakkan di Selat Malaka. Titik terendah permukaan Bumi—Palung Mariana—berada di Samudra Pasifik. Samudra ini terletak di antara Asia dan Australia di sebelah barat, Amerika di sebelah timur, Antartika di sebelah selatan dan Samudra Arktik di sebelah utara. Samudra Pasifik berisi sekitar 25.000 kepulauan (lebih dari jumlah kepulauan yang berada di lautan dunia lainnya jika digabung), yang mayoritas terletak di selatan khatulistiwa.

    2.    Samudra Atlantik (106,4 juta km²)

    Samudra Atlantik adalah samudra terbesar kedua di dunia, meliputi sekitar 1/5 permukaan Bumi. Kata Atlantik berasal dari mitologi Yunani yang berarti “Laut Atlas”. Samudra ini berbentuk huruf S, memanjang dari belahan bumi utara ke belahan bumi selatan, terbagi dua oleh garis khatulistiwa menjadi Atlantik Utara dan Atlantik Selatan. Dibatasi oleh Amerika Utara dan Amerika Selatan di bagian barat samudera dan Eropa dan Afrika di bagian timur samudra. Mencakupi sekitar 20% permukaan Bumi, Samudra Atlantik berada di urutan kedua terbesar dalam segi ukurannya setelah Samudra Pasifik. Bersama dengan lautan di sekitarnya ia mempunyai luas sebesar 106.450.000 km², jika lautan di sekitarnya tidak dihitung, luasnya 82.362.000 km². Jumlah wilayah yang mengalir ke Samudra Atlantik lebih besar empat kali daripada Samudra Pasifik maupun Samudra Hindia. Volume Samudra Atlantik dengan lautan sekitarnya adalah 354.700.000 km³ dan tanpanya adalah 323.600.000 km³.

    Kedalaman rata-rata Samudra Atlantik, dengan lautan di sekitarnya adalah 3.332 m (10.932 kaki); tanpanya adalah 3.926 m (12.877 kaki). Kedalaman terbesar, 8.605 m (28.232 kaki), berada di Palung Puerto Riko. Lebar Samudra Atlantik beragam, dari 2.848 km (1.769 mil) di antara Brasil dan Liberia hingga sekitar 4.830 km (3.000 mil) antara Amerika Serikat dan sebelah utara Afrika.

    3.    Samudra Hindia (73,440 juta km²)

    Samudra Hndia atau Samudra Indonesia adalah kumpulan air terbesar ketiga di dunia, meliputi sekitar 20% permukaan air Bumi. Di utara dibatasi oleh selatan Asia; di barat oleh Jazirah Arabia dan Afrika; di timur oleh Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa, Kepulauan Sunda Kecil, dan Australia; di selatan oleh Antartika. Samudra ini dipisahkan dengan Samudra Atlantik oleh 20° timur meridian, dan dengan Samudra Pasifik oleh 147° timur meridian. Samudra Hindia atau Samudra India adalah satu-satunya samudra yang menggunakan nama negara yaitu India.

    4.    Samudra Antarktika (20,327 juta km²)

    Samudera Antartika atau Lautan Selatan adalah massa air laut yang mengelilingi benua Antartika. Ia merupakan samudra terbesar keempat dan telah disepakati untuk disebut sebagai samudra oleh Organisasi Hidrografik Internasional (IHO) pada 2000. Sebelum itu, pandangan umum adalah Samudra Atlantik, Samudra Hindia dan Samudra Pasifik langsung berbatasan dengan bibir pantai Antartika.

    Temperatur air laut bervariasi antara 10 dan -2°C. Badai siklon berjalan dari arah timur mengelilingi benua dan sering sekali merupakan badai kuat karena adanya perbedaan temperatur yang nyata antara dataran es dengan laut terbuka. Wilayah samudra dari lintang 40 LS sampai ke Lingkar Antartika merupakan wilayah dengan kecepatan angin rata-rata paling kuat dibandingkan tempat manapun di permukaan bumi. Pada musim dingin, samudra membeku hingga mencapai 65° LS di sektor Pasifik dan sampai 55° LS di sektor Atlantik, temperatur permukaan turun hingga di bawah 0 °C. Pada beberapa titik di pantai benua, masih ditemukan daerah bebas es, hal ini disebabkan adanya angin yang kuat yang terus menerus berhembus dari dalam benua ke arah samudra.

    Selimut es Antartika membesar dari minimum 2,6 juta km² pada bulan Maret mencapai 18,8 juta km² pada bulan September, berarti luasnya meningkat hampir 7 kali lipat. Arus Sirkumpolar Antartika (sepanjang 21.000 km) bergerak ke arah timur; merupakan arus samudra terbesar di dunia, mengalirkan 130 juta m³ air per detik, berarti 100 kali lipat seluruh aliran air sungai yang ada di dunia.

    5.    Samudra Arktik (14,056 juta km²)

    Samudra Arktik berlokasi di belahan utara bumi dan kebanyakan berada di wilayah Arktik Kutub Utara, adalah samudra terkecil dan terdangkal di antara lima samudra di dunia. Meskipun Organisasi Hidrografik Internasional (IHO) menganggapnya sebagai samudra, para ahli samudra menyebutnyaLaut Mediteranian Arktik atau Laut Arktik, mengklasifikasikannya sebagai satu dari Laut Mediteranian yang tergabung dalam Samudra Atlantik.

    Banyak bagian dari samudra Arktik yang tertutup oleh es, baik pada musim dingin atau sepanjang tahun. Suhu dan kadar garam di samudra Arktik bervariasi tergantung musim tergantung dari es yang menutupinya sedang mencair atau meleleh; kadar garamnya adalah yang terendah dari rata-rata lima samudra lainnya, dikarenakan rendahnya penguapan, juga dikarenakan terbatasnya keluarnya air dari samudra ke daerah sekitarnya dengan masukan air tawar ke samudra dalam jumlah yang besar. Jumlah es-es yang mencair pada musim panas mencapai 50%.

    BAB III

    PENUTUP

    A.     SIMPULAN

    Dari uraian yang diuraikan dalam bab pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan sbb :

    1.    Ada lima samudra di bumi yaitu:

    ·         Samudra Antarktika / Lautan Selatan

    ·         Samudra Arktik

    ·         Samudra Atlantik

    ·         Samudra Hindia

    ·         Samudra Pasifik / Lautan Teduh

    2.    Benua merupakan tanah daratan yang sangat luas di atas muka bumi. Setiap benua mempunyai lebih daripada satu negara.

    Umumnya, terdapat 7 benua:

    ·         Afrika

    ·         Amerika Selatan

    ·         Amerika Utara

    ·         Antartika

    ·         Asia

    ·         Eropah

    ·         Oceania

    Namun begitu, sesetengah orang mengatakan terdapat cuma 5 benua. Mereka menggabungkan Amerika Utara dan Amerika Selatan sebagai satu benua, manakala Antartika pula tidak dikira sebagai benua kerana tidak didiami secara kekal.

    B.    SARAN

    Demikianlah makalah yang kami  buat ini, mudah – mudahan apa yang saya paparkan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua untuk lebih mengenal mengenai Benua Dan Samudra. Kami menyadari apa yang kami paparkan dalam makalah ini tentu  masih belum  sesuai apa yang di harapkan dengan  ini saya berharap masukan yang lebih banyak lagi dari guru pembimbing dan teman – teman semua.

    .

    DAFTAR PUSTAKA

    http://belajarbersamapgsd.blogspot.com/2012/10/benua-di-dunia.html

    (Diunduh Hari  Senin, 12  Januari  2015)


    http://ms.wikipedia.org/wiki/Benua

    (Diunduh Hari  Senin, 12  Januari  2015)


    http://taufikpunyea.blogspot.com/2013/03/samudra-atau-lautan-adalah-laut-yang.html

    (Diunduh Hari  Senin, 12  Januari  2015)