Blog

  • Contoh dan Format Rencana Kerja Tahunan

    Format Rencana Kerja Tahunan

    Bab I. Pendahuluan

    A. Tujuan dan Manfaat RKTM

    1.      Tujuan Penyusunan RKTM

    Secara umum tujuan penyusunan RKTM adalah untuk mengetahui secara rinci tindakan-tindakan yang harus dilakukan agar tujuan, kewajiban, dan sasaran pengembangan Madrasah dapat dicapai.

    Adapun secara khusus tujuan RKTM adalah sebagai berikut :

    a.       Menjamin agar perubahan / tujuan madrasah yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil;

    b.      Mendukung koordinasi antar pelaku madrasah;

    c.       Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar pelaku madrasah, antar madrasah, Kandepag kab./kota, Kanwil Depag dan Dinas pendidikan kab./kota, dan antar waktu;

    d.      Menjamin keterkaitan antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;

    e.       Mengoptimalkan partisipasi warga madrasah dan masyarakat;

    f.       Menjamin tercapainya penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

    2.      Manfaat RKTM

    Penyusunan RKTM sangatlah penting karena dokumen RKTM dapat digunakan untuk:

    a.       Pedoman kerja dalam pengembangan Madrasah

    b.      Dasar monitoring dan evaluasi

    c.       Bahan untuk  mengidentifikasi dan memajukan sumber daya pendidikan

    B.       Landasan Hukum

    Penyusunan RKTM berlandaskan pada peraturan perundangan sebagai berikut:

    1.      Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

    2.      Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

    3.      Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

    4.      Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan.

    5.      Kepmendiknas 129a Tahun 2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan.

    6.      Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005 – 2009.

    BAB II

    VISI, MISI DAN TUJUAN MI NAHDLOTUL ATHFAL REJOSARI

    Dalam Bab II ini memuat deskripsi tentang Visi, Misi, dan Tujuan MI Nahdlotul Athfal Rejosari sebagai acuan untuk merencanakan program dan kegiatan 4 tahun ke depan dan yang akan datang.

    A.       Visi Madrasah

    Visi MI Nahdlotul Athfal Rejosari adalah “Unggul dalam Prestasi, Tinggi dalam BUDI PEKERTI”

    B.       Misi Madrasah

    a.     Mengembangkan dan meningkatkan kwalitas melalui pengembangan pendidikan Islam ala Ahlussunnah Waljamaah.

    1. Mengembangkan dan meningkatkan Kwalitas Sumber Daya Manusia yang handal.
    2. Membina dan meningkatkan kwalitas guru dalam pendidikan
    3. Membangun budaya Madrasah sebagai ciri khas ke-Islaman
    4. Mengembangkan pendidikan Akhlaq dan Aqidah Islam dalam rangka mempersiapkan Umat yang berkepribadian Islami.
    5. Membangun budaya Madrasah sebagai ciri khas ke-Islaman
    6. Meningkatkan kerjasama antar warga sekolah, siswa, guru, orang tua, wali murid, komite dan masyarakat.

    h.        Tujuan

    Dengan berpedoman pada visi dan misi yang telah dirumuskan serta kondisi di madrasah, maka dapat dijabarkan tujuan jangka menengah sbb :

    1.         Menciptakan pendidikan yang unggul dan menjadi idola masyarakat.

    2.         Terbentuknya sikap siswa yang imani, islami dan ihsani.

    3.         Meningkatkan kegiatan keagamaan di lingkungan madrasah; hafalan jus amma, sholat dhuha, sholat dhuhur berjamaah, kepedulian sosial.

    4.         Memiliki staf redaksi potensial yang mampu mengelola dan menerbitkan majalah dinding.

    5.         Mempunyai tim kesenian dan olah raga handal.

    6.         Terpenuhi keluaran / lulusan madrasah yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

    BAB III

    PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS

    Dalam Bab III ini memuat deskripsi tentang sasaran, program dan kegiatan, indikator kegiatan serta penanggung jawab yang dikelompokkan dalam 7 kategori sebagai mana pada tebel E.1

    A.     Sasaran 

    B.     Program, Penanggung jawab dan Indikator Program    

    C.     Kegiatan dan Indikator Kegiatan

    Tabel E1 : Program & Kegiatan Strategis

    NoSasaranKategori/ProgramKegiatanIndikator KegiatanPenanggung jawab
    123456
    1Kesiswaan
    1.1              Jumlah siswa bertambah setiap tahun1.1.1          Peningkatan jumlah siswa tiap tahun              1.1.1.1.1        Sosialisasi penerimaan siswa baru ke RA / TK.1.1.1.1    Meningkatnya jumlah siswa dari tahun ke tahunPanitia PPDB
    1.1.1.1.2         Jalan santai untuk umum khususnya RA/TK.
    1.2  AUS tetap tertampung semua.1.2.1          Penjaringan anak usia sekolah untuk masuk di Madrasah.1.2.1.1.1        Sosialisasi madrasah kepada masyarakat luas.1.2.1.1    Bertambahnya anak usia sekolah yang masuk ke madrasah.Panitia PPDB
    1.2.1.1.2        Pengadaan baliho dan umbul-umbul.
    1.2.1.1.3        Pembuatan pamflet dan brosur.
    1.3 Semua komponen terlibat dalam manajemen yang baik untuk mendukung kegiatan peserta didik.1.3.1          Peningkatan peran semua komponen Madrasah dalam managemen kegiatan peserta didik.1.3.1.1.1        Pembentukan panitia PPD dari unsur guru dan komite madrasah.1.3.1.1    Meningkatnya peran semua komponen Madrasah dalam managemen kegiatan peserta didik.Kepala Madrasah
    1.3.1.1.2        Pendaftaran dan penerimaan peserta didik.
    1.4 Bantuan siswa kurang mampu tidak hanya untuk biaya operasional tetapi juga untuk biaya pribadi siswa.1.4.2          Pemberian bantuan bea siswa miskin.1.4.2.1.1        Pemberian bantuan bea siswa miskin.1.4.2.1      Adanya siswa miskin yang menerima bantuan bea siswa.Kepala Madrasah
    1.4.3          Pemberian bantuan alat tulis sekolah.1.4.1.1.1         Pemberian bantuan alat tulis sekolah.1.4.1.1    Adanya siswa miskin yang menerima bantuan alat tulis sekolah.Kepala Madrasah
     1.5 Keadaan siswa tetap dalam kondisi normal.1.5.1          Penjaringan siswa dalam kondisi normal.1.5.1.1.1        Seleksi usia dan kematangan peserta didik.1.5.1.1    Semua peserta didik/siswa dalam kondisi normalPanitia PPDB
     1.6 Kegiatan untuk menyalurkan bakat dan minat siswa berupa semua aspek yang meliputi tingkat kecerdasan, bakat seni dan bakat olahraga meningkat.1.6.1          Peningkatan kegiatan pengembangan bakat minat siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler.1.6.1.1.1    Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler bidang olahraga.1.6.1.1    Kegiatan pengembangan bakat minat siswa meningkat.Koordinator Kesiswaan
    1.6.1.1.2    Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler bidang seni.
    1.6.1.1.3    Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler bidang pramuka.
    1.6.1.1.4    Pelaksanaan  kegiatan ekstrakurikuler bidang dokter kecil  PKS dan UKS.
    1.7 Kedaan siswa yang putus sekolah 0 %.1.7.1  Peningkatan kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK) kepada siswa yang terancam putus sekolah.1.7.1.1.1     BK pribadi dan sosial kepada siswa yang terancam DO.1.7.1.1    Tidak adanya anak putus sekolah.Guru Wali Kelas
    1.8 Kegiatan pembinaan khusus untuk murid yang tinggal kelas/tidak lulus meningkat.1.8.1          Peningkatan kegiatan pembinaan khusus kepada siswa yang tinggal kelas/tidak lulus.1.8.1.1.1     Pembinaan khusus siswa tinggal kelas/tidak lulus.1.8.1.1 Siswa yang tinggal kelas / tidak lulus mendapatkan pembinaan khusus.Guru Wali Kelas
    1.9              Juara lomba akademik dapat diraih.1.9.1       Peningkatan kegiatan pembinaan lomba akademik. 1.9.1.1.1      Pembinaan lomba olympiade MIPA.1.9.1.1 Pembinaan lomba akademik meningkat.Koordinator Kesiswaan
    1.9.1.1.2      Pembinaan lomba siswa berprestasi.
    1.9.1.1.3           Pembinaan lomba LCC.  
    1.9.1.1.4           Pengadaan referensi dan kumpulan soal-soal.
    1.9.1.1.5           Pengiriman peserta lomba.
    1.10 Kejuaraan bidang non akademik di tingkat Kecamatan–Kabupaten (Lomba Dokter Kecil, MTQ, Rebana, dan Cabang Olahraga) dapat dipertahankan dan diperolehnya kejuaraan di cabang yang lain.1.10.1      Peningkatan kegiatan pembinaan lomba non akademik, terutama kegiatan dokter kecil, rebana, pramuka, MTQ, kaligrafi, dan cabang olahraga.1.10.1.1.1   Pembinaan lomba dokter kecil.1.10.1.1 Pembinaan lomba non akademik meningkat.Koordinator Kesiswaan
    1.10.1.1.2   Pembinaan lomba rebana.
    1.10.1.1.3   Pembinaan lomba pramuka.
    1.10.1.1.4   Pembinaan lomba MTQ.
    1.10.1.1.5   Pembinaan lomba kaligrafi.
    1.10.1.1.6   Pembinaan lomba cabang olahraga.
    1.10.1.1.7     Pengadaan perlengkapan dan peralatan kegiatan pembinaan.
    1.10.1.1.8     Pengiriman peserta lomba.
    2.Kurikulum dan Kegiatan pembelajaran
    2.1       Pembelajaran PAIKEM menjadi 100 %, Ketersedianya RPP mulok madrasah dan TI.2.1.1          Peningkatan kegiatan pembelajaran PAIKEM.2.1.1.1.1           Pengadaan perlengkapan yang menunjang kegiatan  PAIKEM.2.1.1.1    Kegiatan pembelajaran PAIKEM meningkat.Koordinator Kurikulum
    2.1.1.1.2           Penciptaan kondisi pembelajaran PAIKEM.
    2.2       Kegiatan Pembelajaran dapat berlangsung secara variatif, interaktif dan kontekstual hingga mencapai 100 % dan meningkatnya penggunaan alat peraga.2.2.1          Penyusunan RPP Mulok Madrasah dan TI.2.2.1.1.1           Penyusunan RPP Mulok madrasah dan TI.2.2.1.1    Tersedianya RPP Mulok Madrasah dan TI .Koordinator Kurikulum
    2.2.1.1.2           Penggandaan RPP Mulok madrasah dan TI. 
    2.2.1.1.3           Pendokumenan RPP Mulok madrasah dan TI.
    2.2.2          Peningkatan kegiatan pembelajaran yang variatif, interaktif, dan kontekstual.2.2.2.1.1           Pembinaan dan pelatihan teknis metodologi pembelajaran2.2.2.1    Kegiatan pembelajaran yang variatif, interaktif, dan kontekstua meningkat.Guru
    2.2.2.1.2           Pelatihan pendalaman dan penguasaan bahan ajar.
    2.2.2.1.3           Pengadaan referensi bahan ajar. 
    2.2.3          Peningkatan penggunaan alat peraga.2.2.3.1.1           Pelatihan pembuatan dan penggunaan alat peraga pembelajaran.2.2.3.1    Penggunaan alat peraga meningkat.Guru
    2.2.3.1.2           Penambahan alat peraga.
    2.3       Nilai rata-rata UASBN/UAM mencapai 7,50 – 8,00.2.3.1          Peningkatan nilai rata-rata UASBN mencapai 7,50.2.3.1.1.1           Penambahan buku referensi mapel yang diUASBNkan.2.3.1.1    Nilai rata-rata UASBN meningkat mencapai 7,50.Koordinator Kurikulum
    2.3.1.1.2           Pemberian jam belajar tambahan (LES) mapel UASBN.
    2.3.1.1.3           Pelatihan soal-soal UASBN.
    2.3.1.1.4           Try out UASBN.
    2.3.1.1.5           Pelaksanaan UASBN.
    2.3.2   Peningkatan nilai rata-rata UAM mencapai 8,002.3.2.1.1           Penambahan  buku referensi mapel yang diUAM kan.2.3.2.1    Nilai rata-rata UAM meningkat mencapai 8,00Koordinator Kurikulum
    2.3.2.1.2           Pemberian jam belajar tambahan (LES) mapel UAM.
    2.3.2.1.3      Pelatihan soal-soal UAM
    2.3.2.1.4           Try out UAM.
    2.3.2.1.5           Pelaksanaan UAM.
    2.4       Nilai rata-rata raport meningkat menjadi 70 – 752.4.1          Peningkatan nilai rata-rata raport menjadi 70 – 75.2.4.1.1.1           Penambahan buku referensi siswa.2.4.1.1    Nilai rata-rata raport meningkat mencapai 70 – 75.Koordinator Kurikulum
    2.4.1.1.2           Pengadaan LKM.
    2.4.1.1.3           Pemberian latihan soal-soal.
    2.4.1.1.4      Penilaian uji kompetensi / ulangan formatif setiap KD.
    2.4.1.1.5           Penilaian ulangan tengah semester.
    2.4.1.1.6           Penilaian ulangan akhir semester.
    2.4.1.1.7           Penilaian ulangan kenaikan kelas.
    2.4.1.1.8 Analisa soal dan daya serap.
    2.4.1.1.9           Pemberian perbaikan (remidi) dan pengayaan.
    2.4.1.1.10       Peningkatan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru
    2.5       Persentase kelulusan stabil yaitu 100%2.5.1          Peningkatan stabilitas presentase kelulusan 100%.2.5.1.1.1           Penambahan buku referensi mapel yang diujiankan.2.5.1.1    Presentase kelulusan 100%.Kepala Madrasah
    2.5.1.1.2          Pemberian LES
    2.5.1.1.3           Pelatihan soal-soal.
    2.5.1.1.4           Try out.
    2.5.1.1.5           Penentuan batas minimal kululusan. 
    2.6       Persentase siswa yang melanjutkan 100%2.6.1          Peningkatan presentase siswa yang melanjutkan 100%.2.6.1.1.1           Bimbingan dan konseling akademik dan karier.2.6.1.1    Siswa yang melanjutkan ke MTs/SM 100%.Kepala Madrasah
    2.6.1.1.2           Pendekatan personil orang tua.
    2.6.1.1.3           Sosialisasi dan himbauan.
    2.6.1.1.4           Pemberian bantuan bea siswa bagi yang miskin dan berprestasi
    3Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Pengembangannya
    3.1       Semua guru memiliki ijazah S1.3.1.1          Peningkatan kualifikasi S1 pendidikan guru Madrasah.3.1.1.1.1           Pemberian kesempatan belajar S1 bagi guru yang belum S1.3.1.1.1    Semua guru berpendidikan S1 kependidikan.Guru
    3.1.1.1.2           Pemberian motivasi kepada guru untuk melanjutkan studi sampai S1.
    3.1.1.1.3           Mengusahakan bantuan bea siswa bagi guru yang menempuh program pendidikan S1.
    3.2       Kompetensi manajerial, kewirausahaan, dan supervisi Kepala Madrasah meningkat.3.2.1          Peningkatan kompetensi manajerial, kewirausahaan, dan supervisi kepala Madrasah.3.2.1.1.1           Pelatihan / orientasi dan work shop kepala madrasah.3.2.1.1    Kompetensi manajerial, kewirausahaan, dan supervisi kepala madrasah meningkat.Kepala Madrasah
    3.2.1.1.2           Penyediaan keperluan alat-alat perkantoran dan pimpinan.
    3.2.1.1.3           Penyediaan buku-buku referensi manajemen dan pengelolaan madrasah.
    3.2.1.1.4           Penyediaan perangkat manajemen dan supervisi kepala madarasah.
    3.2.1.1.5           Koordinasi internal dan lintas sektoral melalui kegiatan KKM/KPKG.
    3.2.2          Program manajemen pelayanan pendidikan.3.2.2.1.1           Pengelolaan  gaji lembur dan tunjangan pegawai.3.2.2.1    Meningkatnya kualitas manajemen pelayanan pendidikan.Kepala Madrasah
    3.3       Kompetensi tenaga administrasi dan pustakawan madrasah meningkat.3.3.1          Peningkatan kompetensi tenaga administrasi (TU).3.3.1.1.1           Pelatihan administrasi perkantoran.3.3.1.1    Kompetensi tenaga administrasi (TU) meningkat.Kepala Madrasah
    3.3.1.1.2           Penyediaan keperluan alat tulis dan perlengkapan perkantoran.
    3.3.1.1.3           Pemberian insentif yang layak.
    3.3.2          Peningkatan kompetensi tenaga pustakawan.3.3.2.1.1           Pelatihan adiministrasi perpustakaan.3.3.2.1    Kompetensi tenaga pustakawan meningkat.Kepala Madrasah
    3.3.2.1.2           Penyediaan peralatan dan perlengkapan perpustakaan.
    3.3.2.1.3           Pemberian insentif yang layak.
    3.4       Pelaksanaan tugas dan kinerja tenaga teknis lainnya: Penjaga madrasah, tenaga kebersihan, dan tenaga pesuruh maksimal.3.4.1          Peningkatan pengetahuan, motivasi dan kesadaran akan tupoksi tenaga teknis.3.4.1.1.1           Pemberian bintal dan bintek kepada tenaga teknis.3.4.1.1    Pengetahuan, motivasi dan kesadaran akan tupoksi tenaga teknis meningkat.Kepala Madrasah
    3.4.1.1.2           Penyediaan peralatan dan perlengkapan tupoksi tenaga teknis.
    3.4.1.1.3           Pemberian insentif yang layak.
    4.Sarana dan prasarana
    4.1       Bantuan dan perbaikan perabotan madrasah dari tahun ke tahun meningkat.4.1.1          Pengajuan bantuan sarana prasarana kepada pemerintah.4.1.1.1.1           Mengusahakan bantuan4.1.1.1    Bantuan sarana prasarana dari pemerintah meningkat.Kepala Madrasah
    4.1.2          Pengadaan perabot baru sebagai pengganti perabot yang rusak.4.1.2.1.1           Penggantian/perbaikan perabot perabot yang rusak dengan perabot yang baru.4.1.2.1    Adanya penggantian/perbaikan perabot perabot yang rusak dengan perabot yang baru.Koordinator Sarana prasaran
    4.2       Buku PAI meningkat sehingga rasio jumlah buku dan siswa menjadi 1:1 dan Buku mapel umum yang rusak dapat diganti.4.2.1          Penambahan buku PAI rasio 1:1.4.2.1.1.1           Pembelian buku mapel pai4.2.1.1    Buku referensi mapel  PAI bertambah rasio 1:1.Koordinator Sarana prasaran
    4.2.2          Pembaharuan / pembantuan buku mapel umum yang telah rusak.4.2.2.1.1           Penggantian / Pembelian buku mapel umum.4.2.2.1    Adanya penggantian buku mapel umum yang telah rusak.Koordinator Sarana prasaran
    4.3       Alat peraga dan media pembelajaran : PKn, Bahasa Indonesia, IPA, Matematika, IPS, PAI dan TI bertambah.4.3.1          Penambahan alat peraga PKn, Bahasa Indonesia, IPS, dan PAI.4.3.1.1.1           Pembelian alat peraga PKn, Bahasa Indonesia, IPS, dan PAI.4.3.1.1    Alat peraga PKn, Bahasa Indonesia, IPS, dan PAI bertambahKoordinator Sarana prasaran
    4.3.2          Penambahan media pembelajaran mapel TI.4.3.2.1.1           Pembelian media pembelajaran mapel TI.4.3.2.1    Media pembelajaran mapel TI bertambahKoordinator Sarana prasaran
    4.4       Komputer untuk guru dan siswa  tersedia 30 unit.4.4.1          Pengadaan komputer 30 unit.4.4.1.1.1           Pembelian 30 unit komputer. 4.4.1.1    Tersedianya 30 unit komputer.Koordinator Sarana prasaran
    4.5              Sarana prasarana ruang UKS dan perpustakaan tersedia serta adnya ruang Laborat IPA.4.5.1          Pengadaan perlengakapan dan peralatan ruang UKS.4.5.1.1.1           Pengadaan perlengkapan dan peralatan ruang UKS.4.5.1.1    Tersedianya perlengakapan dan peralatan ruang UKS.Koordinator Sarana prasaran
    4.5.2          Pengadaan buku-buku bacaan fiksi/non fiksi dan mebelair ruang perpustakaan.4.5.2.1.1           Penambahan koleksi buku-buku bacaan fiksi dan non fiksi perpustakaan.4.5.2.1    Tersedianya buku-buku bacaan fiksi/non fiksi dan mebelair ruang perpustakaan.Kepala Madrasah
    4.5.2.1.2           Pengadaan mebelair ruang perpustakaan.
    4.5.3          Pengadaan ruang lab IPA beserta perabotannya.4.5.3.1.1           Pengajuan proposal ruang LAB IPA beserta perabotannya.4.5.3.1    Tersedianya ruang lab IPA beserta perabotannya.Koordinator Sarana prasaran
    4.5.3.1.2           Pengadaan ruang LAB IPA
    4.5.3.1.3           Penambahan perabotan LAB IPA
    4.6       Toilet / WC bertambah4.6.1  Pengadaan Toilet/WC.4.6.1.1.1         Pengadaan Toilet/ WC.4.6.1.1    Bertambahnya Toilet / WC.Koordinator Sarana prasaran
    5.Keuangan dan Pembiayaan.
    5.1              Sumber dana madrasah dari BOS terutama untuk biaya operasional penyelenggaraan pendidikan bertambah dan dana Komite (masyakat) untuk biaya pengembangan madrasah bertambah.5.1.1          Penyusunan RKA-M.5.1.1.1.1           Koordinasi tingkat madrasah, daerah dan wilayah.5.1.1.1    Tersusunnya RKA-M setiap tahun.Kepala Madrasah
    5.1.1.1.2           Pembekalan tim penyusun RKA-M.
    5.1.1.1.3           Penyusunan RKA-M.
    5.1.1.1.4           Pegajuan persetujuan RKA-M.
    5.1.2          Pengajuan usulan dan proposal pengadaan barang kepada pemerintah.5.1.2.1.1           Penyusunan proposal pengadaan barang.5.1.2.1     Adanya  usulan dan proposal pengadaan barang yang diajukan kepada pemerintah.Kepala Madrasah
    5.1.2.1.2           Permohonan rekomendasi
    5.1.2.1.3           Pengajuan usulan.
    5.2  Peran serta masyarakat (PSM) meningkat.5.2.1          Peningkatan kegiatan koordinasi pembiayaan dengan Komite Madrasah.5.2.1.1.1           Konsulatasi dan koordinasi.5.2.1.1    Kegiatan koordinasi pembiayaan dengan Komite Madrasah meningkat.Kepala Madrasah
    5.2.1.1.2           Rapat kepala dan komite madrasah.
    5.2.2          Peningkatan peran serta masyarakat dan stake holder.5.2.2.1.1            Sosialisasi program kerja madrasah.5.2.2.1     Peran serta masyarakat dan stake holder meningkat.Komite Madrasah
    5.2.2.1.2           Komunikasi, konsultasi dan koordinasi dengan stake holder.
    6.Budaya dan Lingkungan Madrasah.
    6.1       Program kebersihan, keindahan, kerapian, kedisiplinan, kerindangan, ketertiban dan keamanan madrasah meningkat.6.1.1          Peningkatan program kebersihan, keindahan, kerapian, kedisiplinan, kerindangan, ketertiban dan keamanan Madrasah.6.1.1.1.1           Pemberdayaan tugas piket kelas siswa.6.1.1.1    Kebersihan, keindahan, kerapian, kedisiplinan, kerindangan, ketertiban dan keamanan Madrasah meningkat.Penjaga tukang kebun dan warga madrasah
    6.1.1.1.2           Pemberdayaan tupoksi penjaga dan tukang kebun serta tenaga kebersihan madrasah.
    6.1.1.1.3           Penyediaan sarana kebersihan.
    6.1.1.1.4           Penentuan tata tertib madrasah.
    6.1.1.1.5           Pelaksanaan upacara setiap hari Senin.
    6.1.1.1.6           Penghijauan halaman  madrasah.
    6.1.1.1.7           Lomba kelas.
    6.1.1.1.8           Pembiasaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
    6.1.1.1.9           Pemeliharaan gedung pendidikan madrasah.
    6.1.1.1.10       Pengadaan tempat parkir sepada motor guru, karyawan dan tamu.
    6.2      Perawatan dan penataan taman terlaksana.6.2.1          Peningkatan kegiatan perawatan dan penataan taman.6.2.1.1.1           Pemberdayaan tupoksi tukang kebun.6.2.1.1    Taman madrasah terawat dan tertata.Tukang Kebun
    6.2.1.1.2           Penyediaan peralatan dan perlengkapan perawatan taman.
    6.2.1.1.3           Penataan kembali taman yang telah ada.
    6.3       Pemeliharaan halaman terlaksana.6.3.1          Peningkatan kegiatan pemeliharaan halaman.6.3.1.1.1           Pemeliharaan  halaman.6.3.1.1      Halaman madrasah terpelihara.Kepala Madrasah
    6.4       Pagar samping sudah baik dan terpelihara.6.4.1          Perbaikan pagar samping6.4.1.1.1           Pengajuan usulan.6.4.1.1    Terwujudnya pagar samping yang baik.Kepala Madrasah
    6.4.1.1.2           perbaikan pagar samping
    6.5       Penguatan ciri khas madrasah baik dalam prilaku maupun performan warga madrasah secara fisik dan nonfisik meningkat.6.5.1          Peningkatan performance islami Madrasah.6.5.1.1.1           Penambahan kaligrafi islam di luar dan di dalam ruangan.6.5.1.1.  Performan islami madrasah meningkat.Kepala Madrasah
    6.5.1.1.2           Penambahan gambar-gambar tokoh / pahlawan muslim.
    6.5.2          Peningkatan performance warga Madrasah.6.5.2.1.1      Pemberlakuan ketentuan berbusana seragam madrasah, busana yang sopan rapi dan islami.6.5.2.1  Performan warga madrasah meningkat.Warga Madrasah
    6.5.2.1.2     Pemberlakuan ketentuan pemakaian atribut pegawai bagi guru dan karyawan (nama dan emblem).
    6.5.2.1.3       Pemberlakuan pemakaian seragam muslim (panjang, berjilbab) bagi siswi dan siswa.
    6.5.3          Peningkatan perilaku islami di lingkungan Madrasah.6.5.3.1.1       Pembudayaan senyum-salam-sapa6.5.3.1 Perilaku islami di lingkungan madrasah meningkat.Warga Madrasah
    6.5.3.1.2       Pembiasaan bertutur kata sopan, santun dan berucap kalimat thoyyibah.
    6.5.3.1.3       Pembiasaan kegiatan infaq dan sedekah warga madrasah.
    6.5.3.1.4       Jum’at Berdzikir ( Tahlil )
    6.5.3.1.5       Pembiasaan sholat dluha.
    6.5.3.1.6       Pembiasaan sholat berjamaah.
    6.5.3.1.7       Pembiasaan tahfidzul ayat wad do’a.
    6.5.3.1.8             Istighosah dan doa bersama.
    7Peran serta Masyarakat dan Kemitraan.
    7.1       AD-ART serta program kerja Komite Madrasah tersusun secara sistematis dan sinergis dengan rencana kerja madrasah.7.1.1          Penyusunan AD-ART dan program kerja komite Madrasah.7.1.1.1.1           Penyusunana dokumen AD-ART dan program kerja komite madrasah.7.1.1.1    Adanya dokumen  AD-ART dan program kerja komite Madrasah.Komite Madrasah
    7.2       Pertemuan Komite secara terencana minimal 1 kali dala setahun.7.2.1          Peningkatan kegiatan rapat komite madrasah secara terencana minimal satu kali dalam setahun.7.2.1.1.1           Perencanaan dan pelaksanaan rapat komite mininal satu kali dalam setahun.7.2.1.1    kegiatan rapat komite madrasah terencana dan meningkat.Komite Madrasah
    7.3       Peran dan fungsi Komite Madrasah meningkat.7.3.1          Peningkatan peran dan fungsi komite madrasah.7.3.1.1.1           Ikut merencanakan , mengawasi dan mengontrol penyelenggaraan kegiatan pendidikan di madrasah.7.3.1.1    Peran dan fungsi komite madrasah meningkat.Komite Madrasah
    7.3.1.1.2            Megupayakan dana komite madrasah.
    7.3.1.1.3            Melaksanakan pengadaan sarana prasarana madrasah.  
    7.4       Dukungan masyarakat terutama dalam hal pendanaan meningkat.7.4.1          Peningkatan dukungan dana dari masyarakat.7.4.1.1.1      Sosialisasi rencana dan program kerja madrasah kepada  masyarakat luas.7.4.1.1  Dukungan dana dari masyarakat meningkat.Komite Madrasah
    7.4.1.1.2      Pembuatan proposal pembiayaan program kegiatan.
    7.4.1.1.3      Silaturrahim dan komunikasi dengan tokoh masyarakat dan stake holder.
    7.4.1.1.4      Kerjasama dengan donatur dan pihak ketiga. 

    BAB IV

    KEGIATAN OPERASIONAL

    Dalam Bab IV ini memuat deskripsi tentang Kategori Program, sasaran Kegiatan, Indikator Kegiatan serta penanggung  jawab kegiatan yang dikelompokkan dalam 7 kategori sebagai mana tebel E.2

    A.     Sasaran

    B.     Kegiatan dan penanggung jawab

    C.     Indikator Kegiatan

    Tabel E2

    NoKategoriSasaranKegiatanIndikator KegiatanPenangung jawab
    123456
    1Kesiswaan
    1.1.1          Peningkatan jumlah siswa tiap tahun              1.1              Jumlah siswa bertambah setiap tahun1.1.1.1.1        Sosialisasi penerimaan siswa baru ke RA / TK.1.1.1.1    Meningkatnya jumlah siswa dari tahun ke tahunPanitia PPDB
    1.1.1.1.2         Jalan santai untuk umum khususnya RA/TK.
    1.2.1          Penjaringan anak usia sekolah untuk masuk di Madrasah.1.2  AUS tetap tertampung semua.1.2.1.1.1        Sosialisasi madrasah kepada masyarakat luas.1.2.1.1    Bertambahnya anak usia sekolah yang masuk ke madrasah.Panitia PPDB
    1.2.1.1.2        Pengadaan baliho dan umbul-umbul.
    1.2.1.1.3        Pembuatan pamflet dan brosur.
    1.3.1          Peningkatan peran semua komponen Madrasah dalam managemen kegiatan peserta didik.1.3 Semua komponen terlibat dalam manajemen yang baik untuk mendukung kegiatan peserta didik.1.3.1.1.1        Pembentukan panitia PPD dari unsur guru dan komite madrasah.1.3.1.1    Meningkatnya peran semua komponen Madrasah dalam managemen kegiatan peserta didik.Kepala Madrasah
    1.3.1.1.2        Pendaftaran dan penerimaan peserta didik.
    1.4.2          Pemberian bantuan bea siswa miskin.1.4 Bantuan siswa kurang mampu tidak hanya untuk biaya operasional tetapi juga untuk biaya pribadi siswa.1.4.2.1.1        Pemberian bantuan bea siswa miskin.1.4.2.1      Adanya siswa miskin yang menerima bantuan bea siswa.Kepala Madrasah
    1.4.3          Pemberian bantuan alat tulis sekolah.1.4.1.1.1         Pemberian bantuan alat tulis sekolah.1.4.1.1    Adanya siswa miskin yang menerima bantuan alat tulis sekolah.Kepala Madrasah
    1.5.1          Penjaringan siswa dalam kondisi normal. 1.5 Keadaan siswa tetap dalam kondisi normal.1.5.1.1.1        Seleksi usia dan kematangan peserta didik.1.5.1.1    Semua peserta didik/siswa dalam kondisi normalPanitia PPDB
    1.6.1          Peningkatan kegiatan pengembangan bakat minat siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler. 1.6 Kegiatan untuk menyalurkan bakat dan minat siswa berupa semua aspek yang meliputi tingkat kecerdasan, bakat seni dan bakat olahraga meningkat.1.6.1.1.1    Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler bidang olahraga.1.6.1.1    Kegiatan pengembangan bakat minat siswa meningkat.Koordinator Kesiswaan
    1.6.1.1.2    Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler bidang seni.
    1.6.1.1.3    Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler bidang pramuka.
    1.6.1.1.4    Pelaksanaan  kegiatan ekstrakurikuler bidang dokter kecil  PKS dan UKS.
    1.7.1  Peningkatan kegiatan Bimbingan dan Konseling (BK) kepada siswa yang terancam putus sekolah.1.7 Kedaan siswa yang putus sekolah 0 %.1.7.1.1.1     BK pribadi dan sosial kepada siswa yang terancam DO.1.7.1.1    Tidak adanya anak putus sekolah.Guru Wali Kelas
    1.8.1          Peningkatan kegiatan pembinaan khusus kepada siswa yang tinggal kelas/tidak lulus.1.8 Kegiatan pembinaan khusus untuk murid yang tinggal kelas/tidak lulus meningkat.1.8.1.1.1     Pembinaan khusus siswa tinggal kelas/tidak lulus.1.8.1.1 Siswa yang tinggal kelas / tidak lulus mendapatkan pembinaan khusus.Guru Wali Kelas
    1.9.1         Peningkatan kegiatan pembinaan lomba akademik. 1.9              Juara lomba akademik dapat diraih.1.9.1.1.1      Pembinaan lomba olympiade MIPA.1.9.1.1 Pembinaan lomba akademik meningkat.Koordinator Kesiswaan
    1.9.1.1.2      Pembinaan lomba siswa berprestasi.
    1.9.1.1.3           Pembinaan lomba LCC.  
    1.9.1.1.4           Pengadaan referensi dan kumpulan soal-soal.
    1.9.1.1.5           Pengiriman peserta lomba.
    1.10.1      Peningkatan kegiatan pembinaan lomba non akademik, terutama kegiatan dokter kecil, rebana, pramuka, MTQ, kaligrafi, dan cabang olahraga.1.10 Kejuaraan bidang non akademik di tingkat Kecamatan–Kabupaten (Lomba Dokter Kecil, MTQ, Rebana, dan Cabang Olahraga) dapat dipertahankan dan diperolehnya kejuaraan di cabang yang lain.1.10.1.1.1   Pembinaan lomba dokter kecil.1.10.1.1 Pembinaan lomba non akademik meningkat.Koordinator Kesiswaan
    1.10.1.1.2   Pembinaan lomba rebana.
    1.10.1.1.3   Pembinaan lomba pramuka.
    1.10.1.1.4   Pembinaan lomba MTQ.
    1.10.1.1.5   Pembinaan lomba kaligrafi.
    1.10.1.1.6   Pembinaan lomba cabang olahraga.
    1.10.1.1.7     Pengadaan perlengkapan dan peralatan kegiatan pembinaan.
    1.10.1.1.8     Pengiriman peserta lomba.
    2.Kurikulum dan Kegiatan pembelajaran
    2.1.1          Peningkatan kegiatan pembelajaran PAIKEM.2.1       Pembelajaran PAIKEM menjadi 100 %, Ketersedianya RPP mulok madrasah dan TI.2.1.1.1.1           Pengadaan perlengkapan yang menunjang kegiatan  PAIKEM.2.1.1.1    Kegiatan pembelajaran PAIKEM meningkat.Koordinator Kurikulum
    2.1.1.1.2           Penciptaan kondisi pembelajaran PAIKEM.
    2.2.1          Penyusunan RPP Mulok Madrasah dan TI.2.2       Kegiatan Pembelajaran dapat berlangsung secara variatif, interaktif dan kontekstual hingga mencapai 100 % dan meningkatnya penggunaan alat peraga.2.2.1.1.1           Penyusunan RPP Mulok madrasah dan TI.2.2.1.1    Tersedianya RPP Mulok Madrasah dan TI .Koordinator Kurikulum
    2.2.1.1.2           Penggandaan RPP Mulok madrasah dan TI. 
    2.2.1.1.3           Pendokumenan RPP Mulok madrasah dan TI.
    2.2.2          Peningkatan kegiatan pembelajaran yang variatif, interaktif, dan kontekstual.2.2.2.1.1           Pembinaan dan pelatihan teknis metodologi pembelajaran2.2.2.1    Kegiatan pembelajaran yang variatif, interaktif, dan kontekstua meningkat.Guru
    2.2.2.1.2           Pelatihan pendalaman dan penguasaan bahan ajar.
    2.2.2.1.3           Pengadaan referensi bahan ajar. 
    2.2.3          Peningkatan penggunaan alat peraga.2.2.3.1.1           Pelatihan pembuatan dan penggunaan alat peraga pembelajaran.2.2.3.1    Penggunaan alat peraga meningkat.Guru
    2.2.3.1.2           Penambahan alat peraga.
    2.3.1          Peningkatan nilai rata-rata UASBN mencapai 7,50.2.3       Nilai rata-rata UASBN/UAM mencapai 7,50 – 8,00.2.3.1.1.1           Penambahan buku referensi mapel yang diUASBNkan.2.3.1.1    Nilai rata-rata UASBN meningkat mencapai 7,50.Koordinator Kurikulum
    2.3.1.1.2           Pemberian jam belajar tambahan (LES) mapel UASBN.
    2.3.1.1.3           Pelatihan soal-soal UASBN.
    2.3.1.1.4           Try out UASBN.
    2.3.1.1.5           Pelaksanaan UASBN.
    2.3.2   Peningkatan nilai rata-rata UAM mencapai 8,002.3.2.1.1           Penambahan  buku referensi mapel yang diUAM kan.2.3.2.1    Nilai rata-rata UAM meningkat mencapai 8,00Koordinator Kurikulum
    2.3.2.1.2           Pemberian jam belajar tambahan (LES) mapel UAM.
    2.3.2.1.3      Pelatihan soal-soal UAM
    2.3.2.1.4           Try out UAM.
    2.3.2.1.5           Pelaksanaan UAM.
    2.4.1          Peningkatan nilai rata-rata raport menjadi 70 – 75.2.4       Nilai rata-rata raport meningkat menjadi 70 – 752.4.1.1.1           Penambahan buku referensi siswa.2.4.1.1    Nilai rata-rata raport meningkat mencapai 70 – 75.Koordinator Kurikulum
    2.4.1.1.2           Pengadaan LKM.
    2.4.1.1.3           Pemberian latihan soal-soal.
    2.4.1.1.4      Penilaian uji kompetensi / ulangan formatif setiap KD.
    2.4.1.1.5           Penilaian ulangan tengah semester.
    2.4.1.1.6           Penilaian ulangan akhir semester.
    2.4.1.1.7           Penilaian ulangan kenaikan kelas.
    2.4.1.1.8 Analisa soal dan daya serap.
    2.4.1.1.9           Pemberian perbaikan (remidi) dan pengayaan.
    2.4.1.1.10       Peningkatan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru
    2.5.1          Peningkatan stabilitas presentase kelulusan 100%.2.5       Persentase kelulusan stabil yaitu 100%2.5.1.1.1           Penambahan buku referensi mapel yang diujiankan.2.5.1.1    Presentase kelulusan 100%.Kepala Madrasah
    2.5.1.1.2          Pemberian LES
    2.5.1.1.3           Pelatihan soal-soal.
    2.5.1.1.4           Try out.
    2.5.1.1.5           Penentuan batas minimal kululusan. 
    2.6.1          Peningkatan presentase siswa yang melanjutkan 100%.2.6       Persentase siswa yang melanjutkan 100%2.6.1.1.1           Bimbingan dan konseling akademik dan karier.2.6.1.1    Siswa yang melanjutkan ke MTs/SM 100%.Kepala Madrasah
    2.6.1.1.2           Pendekatan personil orang tua.
    2.6.1.1.3           Sosialisasi dan himbauan.
    2.6.1.1.4           Pemberian bantuan bea siswa bagi yang miskin dan berprestasi
    3Pendidik dan Tenaga Kependidikan serta Pengembangannya
    3.1.1          Peningkatan kualifikasi S1 pendidikan guru Madrasah.3.1       Semua guru memiliki ijazah S1.3.1.1.1.1           Pemberian kesempatan belajar S1 bagi guru yang belum S1.3.1.1.1    Semua guru berpendidikan S1 kependidikan.Guru
    3.1.1.1.2           Pemberian motivasi kepada guru untuk melanjutkan studi sampai S1.
    3.1.1.1.3           Mengusahakan bantuan bea siswa bagi guru yang menempuh program pendidikan S1.
    3.2.1          Peningkatan kompetensi manajerial, kewirausahaan, dan supervisi kepala Madrasah.3.2       Kompetensi manajerial, kewirausahaan, dan supervisi Kepala Madrasah meningkat.3.2.1.1.1           Pelatihan / orientasi dan work shop kepala madrasah.3.2.1.1    Kompetensi manajerial, kewirausahaan, dan supervisi kepala madrasah meningkat.Kepala Madrasah
    3.2.1.1.2           Penyediaan keperluan alat-alat perkantoran dan pimpinan.
    3.2.1.1.3           Penyediaan buku-buku referensi manajemen dan pengelolaan madrasah.
    3.2.1.1.4           Penyediaan perangkat manajemen dan supervisi kepala madarasah.
    3.2.1.1.5           Koordinasi internal dan lintas sektoral melalui kegiatan KKM/KPKG.
    3.2.2          Program manajemen pelayanan pendidikan.3.2.2.1.1           Pengelolaan  gaji lembur dan tunjangan pegawai.3.2.2.1    Meningkatnya kualitas manajemen pelayanan pendidikan.Kepala Madrasah
    3.3.1          Peningkatan kompetensi tenaga administrasi (TU).3.3       Kompetensi tenaga administrasi dan pustakawan madrasah meningkat.3.3.1.1.1           Pelatihan administrasi perkantoran.3.3.1.1    Kompetensi tenaga administrasi (TU) meningkat.Kepala Madrasah
    3.3.1.1.2           Penyediaan keperluan alat tulis dan perlengkapan perkantoran.
    3.3.1.1.3           Pemberian insentif yang layak.
    3.3.2          Peningkatan kompetensi tenaga pustakawan.3.3.2.1.1           Pelatihan adiministrasi perpustakaan.3.3.2.1    Kompetensi tenaga pustakawan meningkat.Kepala Madrasah
    3.3.2.1.2           Penyediaan peralatan dan perlengkapan perpustakaan.
    3.3.2.1.3           Pemberian insentif yang layak.
    3.4.1          Peningkatan pengetahuan, motivasi dan kesadaran akan tupoksi tenaga teknis.3.4       Pelaksanaan tugas dan kinerja tenaga teknis lainnya: Penjaga madrasah, tenaga kebersihan, dan tenaga pesuruh maksimal.3.4.1.1.1           Pemberian bintal dan bintek kepada tenaga teknis.3.4.1.1    Pengetahuan, motivasi dan kesadaran akan tupoksi tenaga teknis meningkat.Kepala Madrasah
    3.4.1.1.2           Penyediaan peralatan dan perlengkapan tupoksi tenaga teknis.
    3.4.1.1.3           Pemberian insentif yang layak.
    4.Sarana dan prasarana
    4.1.1          Pengajuan bantuan sarana prasarana kepada pemerintah.4.1       Bantuan dan perbaikan perabotan madrasah dari tahun ke tahun meningkat.4.1.1.1.1           Mengusahakan bantuan4.1.1.1    Bantuan sarana prasarana dari pemerintah meningkat.Kepala Madrasah
    4.1.2          Pengadaan perabot baru sebagai pengganti perabot yang rusak.4.1.2.1.1           Penggantian/perbaikan perabot perabot yang rusak dengan perabot yang baru.4.1.2.1    Adanya penggantian/perbaikan perabot perabot yang rusak dengan perabot yang baru.Koordinator Sarana prasaran
    4.2.1          Penambahan buku PAI rasio 1:1.4.2       Buku PAI meningkat sehingga rasio jumlah buku dan siswa menjadi 1:1 dan Buku mapel umum yang rusak dapat diganti.4.2.1.1.1           Pembelian buku mapel pai4.2.1.1    Buku referensi mapel  PAI bertambah rasio 1:1.Koordinator Sarana prasaran
    4.2.2          Pembaharuan / pembantuan buku mapel umum yang telah rusak.4.2.2.1.1           Penggantian / Pembelian buku mapel umum.4.2.2.1    Adanya penggantian buku mapel umum yang telah rusak.Koordinator Sarana prasaran
    4.3.1          Penambahan alat peraga PKn, Bahasa Indonesia, IPS, dan PAI.4.3       Alat peraga dan media pembelajaran : PKn, Bahasa Indonesia, IPA, Matematika, IPS, PAI dan TI bertambah.4.3.1.1.1           Pembelian alat peraga PKn, Bahasa Indonesia, IPS, dan PAI.4.3.1.1    Alat peraga PKn, Bahasa Indonesia, IPS, dan PAI bertambahKoordinator Sarana prasaran
    4.3.2          Penambahan media pembelajaran mapel TI.4.3.2.1.1           Pembelian media pembelajaran mapel TI.4.3.2.1    Media pembelajaran mapel TI bertambahKoordinator Sarana prasaran
    4.4.1          Pengadaan komputer 30 unit.4.4       Komputer untuk guru dan siswa  tersedia 30 unit.4.4.1.1.1           Pembelian 30 unit komputer. 4.4.1.1    Tersedianya 30 unit komputer.Koordinator Sarana prasaran
    4.5.1          Pengadaan perlengakapan dan peralatan ruang UKS.4.4              Sarana prasarana ruang UKS dan perpustakaan tersedia serta adnya ruang Laborat IPA.4.5.1.1.1           Pengadaan perlengkapan dan peralatan ruang UKS.4.5.1.1    Tersedianya perlengakapan dan peralatan ruang UKS.Koordinator Sarana prasaran
    4.5.2          Pengadaan buku-buku bacaan fiksi/non fiksi dan mebelair ruang perpustakaan.4.5.2.1.1           Penambahan koleksi buku-buku bacaan fiksi dan non fiksi perpustakaan.4.5.2.1    Tersedianya buku-buku bacaan fiksi/non fiksi dan mebelair ruang perpustakaan.Kepala Madrasah
    4.5.2.1.2           Pengadaan mebelair ruang perpustakaan.
    4.5.3          Pengadaan ruang lab IPA beserta perabotannya.4.5.3.1.1           Pengajuan proposal ruang LAB IPA beserta perabotannya.4.5.3.1    Tersedianya ruang lab IPA beserta perabotannya.Koordinator Sarana prasaran
    4.5.3.1.2           Pengadaan ruang LAB IPA
    4.5.3.1.3           Penambahan perabotan LAB IPA
    4.6.1  Pengadaan Toilet/WC.4.6       Toilet / WC bertambah4.6.1.1.1         Pengadaan Toilet/ WC.4.6.1.1    Bertambahnya Toilet / WC.Koordinator Sarana prasaran

    Posted 

  • Makalah Cinta Kasih, Penderitaan, dan Keadilan

    Makalah Cinta Kasih, Penderitaan, dan Keadilan

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Manusia hidup berdampingan dengan segala aspek kehidupan.Baik aspek konkrit seperti makhluk hidup lainnya, maupun aspek yang tidak konkrit seperti aspek sosial, budaya, kerohanian dan nilai-nilai moral lainnya.

    Lebih spesifiknya yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang hubungan manusia dengan beberapa contoh aspek penting dalam kehidupan, yaitu cinta kasih, penderitaan dan keadilan. Sepanjang kehidupan manusia tak akan lepas dari 3 hal tersebut. Hubungan manusia akan semakin erat apabila terkandung rasa cinta kasih sayang diantara sesama. Mereka yang hidup dalam suatu lingkungan memerlukan sebuah peraturan untuk mencapai kesejahteraan dan ketentraman, Oleh karena itu dibutuhkan keadilan dalam mengatur setiap kebijaksanaan yang diambil.Demikian pula dengan aspek penderitaan.Setiap manusia pasti pernah mengalami penderitaan dalam hidupnya, entah penderitaan kecil seperti rasa sakit maupun merasa kecewa.Ataupun penderitaan besar, seperti siksaan berat, fobia kekalutan mental dll.

    B.     RUMUSAN MASALAH

    1.      Apa pengertian dari cinta kasih, penderitaan dan keadilan?

    2.      Bagaimana hubungan manusia dengan cinta kasih, penderitaan dan keadilan?

    C.    TUJUAN PENULISAN

    1.      Memberikan pemahaman spesifik tentang segala contoh dan pengertian cinta kasih, penderitaan dan keadilan

    2.      Menjelaskan hubungan manusia dengan cinta kasih, penderitaan dan keadilan

    BAB 2

    PEMBAHASAN

    A.    MANUSIA DAN CINTA KASIH

    1.      Definisi Cinta Kasih

    Cinta merupakan sebuah nama yang sangat simple dan mudah untuk diucapkan. Cinta bisa berasal dari obsesi untuk mendapatkan sesuatu. Cinta kasih bersumber pada ungkapan perasaan yang didukung oleh unsur karsa, yang dapat berupa tingkah laku dan pertimbangan dengan akal yang menimbulkan tanggung jawab[1]. Cinta adalah sebuah ungkapan rasa sayang dan simpati kita kepada seseorang. Kata cinta juga diberikan dari kita kepada Sang Pencipta, sebagai tanda kalau kita amat membutuhkan dan menyanjungnya.

    Cinta adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang. Apabila dirumuskan secara sederhana, cinta kasih adalah perasaan kasih sayang, kemesraan, belas kasihan dan pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab  artinya akibat yang baik,positif,berguna,saling menguntungkan, menciptakan keserasian, dan kebahagiaan.

    2.      Macam cinta kasih

    a.       cinta kasih kepada sesama manusia

    Cinta kasih kepada sesama adalah perasaan yang melibatkan emosi yang mendalam. Menurut Erich Fromm ada empat syarat untuk mewujudkan cinta kasih yaitu, 1) pengenalan, 2) tanggung jawab, 3)perhatian, 4)saling menghormati[2].  

    Beberapa macam cinta kasih kepada sesama manusia dan yang terkait dengannya yakni:

    ·               Cinta terhadap keluarga

    ·               Cinta terhadap teman-teman

    ·               Cinta yang romantis atau asmara

    ·               Cinta diri sendiri atau narsisme

    ·               Cinta akan bangsa atau nasionalisme

    Cinta akan pribadi manusia manusia mempunyai beberapa unsur yang sering ada dalam cinta antar pribadi tersebut yaitu:

    1)            Afeksi

    2)            Ikatan

    3)            Altruisme :perhatian non egois kepada orang lain

    4)            Reciprocation: cinta yang saling menguntungkan

    5)            Commitment: keinginan untuk mengabadikan cinta

    6)            Kindship : ikatan keluarga

    7)            Physical intimacy:berbagi kehidupan erat satu sama lain

    8)            Service : keinginan untuk membantu.

    b.      Cinta kasih dalam ajaran agama

    Dalam islam cinta seseorang haruslah berlandaskan kepengikutan (ittibaa) dan ketaatan. Sebagaimana firman Nya: “Jika kamu benar-benar mencintai Allah ikutilah aku (Rasulullah), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. (QS.3:31-32)

    Salah satu cinta yang diajarkan Rasulullah diantaranya adalah mencintai dan mengasihi sesama. Kecintaan ini, sebagaimana pernah dicontohkan beliau, yang tak pernah membeda-bedakan antara muslim dan non-muslim. Bahkan, tidak dibenarkan jika kita tidak berbuat adil kepada suatu kaum, misalnya hanya karena benci kepada mereka.

    B.     MANUSIA DAN PENDERITAAN

    1.      Definisi Penderitaan

    Secara etimologis, kata penderitaan berasal dari kata derita.Kata derita berasal dari bahasa sansekerta yaitu “dhra” artinya menahan atau menanggung.Sedangkan secara terminologis, yang berasal dari Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah menahan atau menanggung sesuatu yang tidak menyenagkan.Dengan demikian penderitaan merupakan lawan kata dari kesenangan.

    Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin, maupun gabungan dari keduanya.Suatu penderitaan dapat mempunyai makna yang berbeda. Penderitaan kita belum tentu penderitaan bagi orang lain. Penderitaan juga bisa bermakna awal dari seseorang untuk bangkit dan menjadi lebih baik lagi.

    Manusia selalu mempunyai cara untuk menghadapi penderitaan dalam kehidupannya. Misalnya penderitaan fisik, dapat diatasi dengan penanganan medis.Sedangkan penderitaan psikis dapat diatasi dengan penangan psikis yang khusus seperti berkonsultasi dengan psikiater.

    2.      Bentuk-bentuk Penderitaan

    Beberapa bentuk atau wujud dari penderitaan antara lain adalah sebagai berikut:

    a.    Kesedihan

    Setiap kesedihan membawa tantangan tersendiri untuk dihadapi. Beberapa contoh musibahyang dapat menghasilkan reaksi yang berbeda-beda adalah:

    1)      Kehilangan orang tua

    Kehilangan secara umum berarti tidak lagi mamiliki sesuatu dalam hidupnya.Kehilangan orang tua dapat bermakna tidak memilii orang tua karena kematian.Namun bisa juga berarti kehilangan secara psikis, contohnya perceraian maupun kesibukan orang tua yang menyita waktu mereka dengan anak-anak mereka.

    2)      Keguguran

    Kehamilan merupakan hal yang dinanti-nantikan oleh banyak pasangan.Karena hadirnya buah hati mampu menambah kelengkapan hidup mereka.Namun terkadang semua tak sejalan mulus sesuai rencana. Keluarnya janin atau persalinan premature sebelum mampu untuk hidup, membuat sang calon ibu merasa sangat kehilangan.

    3)      Kehilangan anak

    Kehilangan anak merupakan tragedi besar bagi orang tua.Karena anak adalah harta paling berharga dalam hidup mereka.Ada beberapa bentuk kehilangan anak, seperti kehilangan calon bayi atau keguguran, kehilangan anak karena penculikan maupun terpisah dari anak karena kematian.

    4)      Siksaan

    Ketika bicara tentang siksaan, yang terbesit dalam benak kita adalah luka dan sesuatu yang mengerikan.Entah tentang seseorang yang bertinggi besar dan kokoh yang membawa cemeti dan siap untuk mencambuk seseorang.Maupun penganiayaan fisik yang sudah banyak terjadi di masyarakat kita.

    Siksaan dapat berupa siksaan jasmani maupun siksaan rohani. Berikut beberapa contoh siksaan, antara lain:

    1.      Siksa Neraka

    Semua umat muslim pasti mengimani adanya dua tempat pembalasan abadi atas amalan-amalan merka selama di dunia, yaitu surge dan neraka. Neraka yang merupakan tempat bagi orang-orang kafir dan berdosa besar adalah tempat dengan siksaan yang paling mengerikan yang tiada pernah tertandingi.Manusia diberi balasan setimpal atas dosa-dosa yang mereka lakukan.Tiada satupun yang dapat menolong mereka.Oleh karena itu, penting bagi kita untuk sesekali merenung tentang kematian dan neraka agar kita senantiasa memperbaiki diri dan menghindari dosa.

    2.      Kebimbangan

    Kebimbangan atau yang juga sering disebut dengan dilema pasti pernah dialami oleh seseorang yang dihadapkan pada dua pilihan. Keadaan ini berpengaruh tidak baik bagi orang yang lemah pikirannya karena masalah kebimbangan akan lama dialami olehnya sehingga siksaan yang dirasakan olehnya sehingga siksaan batin yang ia alami menjadi berkepanjangan. Namun bagi orang yang kuat berfikir, ia akan cepat mengambil keputusan dengan berdasarkan pertimbangan prioritas.

    3.      Kesepian

    Kesepian dialami seseorang berupa rasa sepi dalam jiwanya, hal ini dapat terus ia rasakan walaupun ia dalam lingkungan yang ramai sekalipun. Ini yang perlu dianalisis pertama kali.Perbedaan antara kesepian dan kesendirian.Kesendirian adalah keadaan atau situasi dimana seseorang tersebut benar-benar sendirian saja namun belum tentu merasa sepi. Sedangkan kesepian adalah rasa kehilangan atau sepi dalam hidupnya walupun ia berada dalam keramaian maupun ditemani oleh beberapa orang disekitarnya.Kesepian juga harus diatasi agar siksaan batin tidak terus dialami secara berkepanjangan. Slusi yang ditawarkan adalah:

    a.       Berfikir positif

    Selalu yakin semua yang terjadi adalah ketentuan Allah.Allah tidak pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan manusia.Itu berarti kita pasti mampu melaluinya dan selalu ada jalan keluar dalam setiap masalah. Berdoa dan mendekatkan diri kepadaNya dapat membuat batin tenang, karena Allah senantiasa bersama hambanya dikala susah, senang atau duka.

    b.      Mencari kawan

    Kita perlu mencari kawan untuk bisa membunuh kesepian yang kita rasakan.Seorang kawan yang mampu untuk diajak berkomunikasi dan memahami masalah yang kita punya.

    c.       Mencari kesibukan

    Selain mencari kawan, kita harus mencari kegiatan untuk mengisi waktu-waktu kosong kita agar terlupa dengan kesedihan yang kita rasakan.Tentunya dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Setelah itu kita akan terbiasa untuk membunuh kesepian dengan hal-hal yang baik.

    4.      Rasa takut

    Seseorang yang hidup dalam keadaan normal, akan mampu untuk mengendalikan rasa takut dalam dirinya. Namun, apabila seseorang terus-menerus memiliki subjek fobia(rasa kecemasan luar biasa terhadap keadaan eksternal tertentu), maka orang tersebut berpotensi mengalami fiksasi. Fiksasi adalah keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci karena seseorang tidak mengendalikan rasa takutnya. Kecemasan yang tidak diatasi akan menimbukan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali kea lam bawah sadar. Berikut beberapa jenis penyakit fobia:

    a.       Agorafobia

    Agorafobia adalah takut akan keramaian atau tempat terbuka. Keadaan-keadaan yang sulit bagi penderita Agorafobia adalah antri di bank atau pasar swalayan, duduk ditengah-tengah bioskop atau ruang kelas dan mengendarai bis atau pesawat terbang. Pengobatan terbaik untuk penderita Agorafobia adalah terapi pemaparan dengan bantuan seorang ahli, penderita mencari, mengendalikan dan tetap berhubungan dengan apa yang ditakutinya sampai kecemasannya secara perlahan berkurang karena sudah terbiasa dengan keadaan tersebut. Psikoterapi dilakukan agar penderita lebih memahami pertentangan psikis yang melatarbalakangi terjadinya kecemasan.

    b.      Fobia Spesifik

    Fobia spesifik merupakan penyakit kecemasan terhadap satu objek tertentu, misalnya takut binatang, kegelapan, ketinggian, ruang sempit dll.Fobia ini biasanya dialami pada masa kanak-kanak dan banyak diantaranya yang menghilang setelah dewasa.

    c.       Fobia Sosial

    Penderita fobia sosial mengalami kecemasan berlebihan terhadap situasi sosial sehingga mereka cenderung menghindarinya atau bahkan menghadapinya dengan tekanan. Keadaan yang memicu terjadinya kecemasan pada penderita fobia sosial adalah:

    1.      Berbicara atau tampil didepan umum

    2.      Makan didepan orang lain

    3.      Menandatangani dokumen sebelum bersaksi

    Penderita fobia sosial menyeluruh biasanya merasa bahwa penampilannya tidak sesuai dengan yang diharapkan, mereka akan merasa terhina atau dipermalukan.

    b.      Kekalutan mental

    Secara sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang mengatasi persoalan hidup yang harus dijalaninya sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.

    Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental yaitu:

    1.      Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri

    2.      Terjadinya konflik sosial budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.

    3.      Pemahaman yang salah sehingga memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial dan juga sebaliknya terlalu rendah diri.

    Proses-proses yang diambil oleh seseorang dalam menghadapi kekalutan mental, akan mendorongnya kearah:

    1.      Positif, bila trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil hikmah dari kesulitan yang dihadapinya. Setelah mencari jalan keluar maksimal tetapi belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta dan bertekad untuk tidak mengulanginya di lain waktu.

    2.      Negatif, bila trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang dicita-citakannya.

    c.       Rasa sakit

    Rasa sakit adalah rasa yang tidak yang enak bagi penderita akibat menderita suatu penyakit.Rasa sakit dapat berupa lahiriyah dan batiniyah.Rasa sakit lahiriyah seperti sakit mata, sakit perut, sakit tenggorokan, sakit gigi dan lain sebagainya.Sedangkan sakit yang bersifat batiniyah itu adalah seperti penyakit yang ada didalam hati manusia.Seperti iri, dengki, hasud, takabur, riya dan sebagainya.

    C.    KEADILAN

    1.      Keadilan yang Hakiki

    Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Jika kita mengakui hak seseorang berarti kita juga harus menghormati hak orang lain. Jadi keadilan pada dasarnya terletak pada keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak dan menjalankan kewajiban.[3]

    Menuntut hak tetapi tidak mengerjakan kewajiban sama dengan pemerasan. Sebaliknya, menjalankan hak tetapi tidak meminta hak sama dengan diperbudak orang lain.

    Keadilan yang hakiki adalah keadilan dengan sebenar-benarnya keadilan. Keadilan tanpa kesalahan dan keluputan sedikitpun di dalamnya. Manusia tidak akan mencapai keadilan yang hakiki karena manusia adalah individu yang selalu rawan akan perbuatan yang tidak sesuai dengan peraturan. Meskipun manusia itu adil namun pasti tetap terdapat kesalahan dalam proses pengadilannya. Entah itu kesalahan yang besar atau kecil. Dan manusia tidak akan selamaya bisa berbuat adil karena manusia pasti menemui ajal.  Maka dari itu keadilan yang hakiki hanya bisa dikaitkan dengan unsur religi. Karena hanya Tuhan Yang Maha Kuasa yang bisa memiliki keadilan yang hakiki. Tuhan yang Maha Adil yang dapat melakukan segalanya dengan perhitungan yang tepat dan Tuhan Yang Maha Kekal yang bisa mempertahankan keadilan itu selamanya.

    Macam-macam keadilan :

    a.       Keadilan Moral

    Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya. Pendapat Plato itu disebut keadilan moral.

    Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk suatu masyarakat. Keadilan terwujud dalam masyarakat bilamana setiap anggota masyarakat melakukan fungsinya secara baik menurut kemampuannya. Fungsi penguasa ialah membagi-bagikan fungsi-fungsi dalam negara kepada masing-masing orang sesuai dengan keserasian itu. Setiap orang tidak mencampuri tugas dan urusan yang tidak cocok baginya.

    Ketidak adilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidak serasian.

    b.      Keadilan Distributif

    Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally)

    c.       Keadilan Komutatif

     Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.

    2.      Hubungan keadilan dengan kejujuran

    Jujur atau kejujuran berarti apa yang dikatakan sesuai dengan hati nurani dan perilaku. Jujur berarti menepati janji atau kesanggupan untuk menepati karena jika janji tidak ditepati berarti mendustai diri sendiri. Kejujuran dapat mendatangkan ketentraman hati , menghilangkan rasa takut,  membuat orang tegas, dan yang paling penting kejujuran dapat mendatangkan keadilan. Hal ini penting karena keadilan mendatangkan kemuliaan. Itu semua akan menjadikan manusia bertulus budi , yang pada hakekatnya menjadikan manusia lebih bermanusiawi.

    3.      Hubungan keadilan dengan kecurangan

    Kecurangan dapat diartikan sebagai ketidak jujuran, licik, apa yang tidak sesuai dengan hati nurani, memperoleh keuntungan materi tanpa tenaga, usaha dengan jalan tidak wajar. Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak dan ingin menimbun kekayaan yang berlebihan. Kecurangan dan sifat-sifat yang serupa seperti penipuan, pencurian, pemalsuan dan lain-lain merupakan bagian dari hidup manusia. Setiap hari manusia mengalami kecurangan tersebut dalam bentuk yang berbeda entah itu melakukan kecurangan atau menjadi korban kecurangan.

    Kecurangan dapat menimbulkan keresahan dalam kehidupan sosial sehingga hal ini menjauhkan masyarakat dengan keadilan. Maka pada intinya adalah apabila kecurangan masih terjadi maka tidak akan pernah tercipata keadilan.

    4.      Hubungan antara keadilan dengan pembalasan

    Pembalasan adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa atau perbuatan yang seimbang. Pembalasan bisa berupa sesuatu yang bersifat positif atau negatif. Pembalasan yang bersifat positif adalah pembalasan atas dasar menghargai atau saling menjaga hak dan kewajiban masing-masing. Sedangkan pembalasan yang bersifat negatif adalah pembalasan atas dasar merusak dan merugikan. Masyarakat mengadakan pembalasan melalui sikap yang diwujudkan dalam perbuatan. Namun secara kodrati manusia adalah makhluk moral yang berkelakuan baik. Apabila manusia berbuat jahat, hal ini merupakan pengaruh dari ligkungan. Pembalasan merupakan tindakan yang tidak pasti tujuannya karena tergantung pada sifat dan dasarnya. Oleh karena itu pembalasan dapat menimbulkan keadilan apabila sifatnya positif dan menjauhkan dari keadilan apabila sifatnya negatif.

    BAB 3

    PENUTUP

    Kesimpulan

    Cinta kasih adalah ungkapan perasaan yang didorong oleh suatu kehendak dan diwujudkan dalam bentuk tingkah laku disertai rasa tanggung jawab dan pertimbangan akal pikiran (rasional). Ungkapan perasaan tersebut dapat ditujukan kepada sesama manusia, sesama makhluk ataupun  kepada Tuhan.

    Penderitaan adalah menahan atau menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan baik secara lahir ataupun batin. Atau dapat dikatakan sebagai lawan kata dari kesenangan. Beberapa wujud dari penderitaan antara lain berupa kesedihan,siksaan,kekalutan mental, dan rasa sakit.

    Makna Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Menuntut hak tetapi tidak mengerjakan kewajiban sama dengan pemerasan. Sebaliknya, menjalankan hak tetapi tidak meminta hak sama dengan diperbudak orang lain. Namun demikian, keadilan yang hakiki hanyalah milik  Sang Maha Kuasa sebab Dia-lah sang Maha Adil. Adapun macam-macam keadilan antara lain keadilan moral,keadilan distributif, dan keadilan komunitatif.

    DAFTAR PUSTAKA

    Dyson,L.1997. Ilmu Budaya Dasar. Surabaya: PT. Dita Pratama.

    Mawardi dan Nur Hidayati. 2009.IAD-ISD-IBD.Bandung: Cv.Pustaka Setia.

    Tasnuji,dkk.2011.IAD-ISD-IBD.Surabaya:IAIN Sunan Ampel Press.

  • Makalah Antropologi Dalam Perkembangan Budaya

    Antropologi Dalam Perkembangan Budaya

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Seorang filsuf China; Lao Chai, pernah berkata bahwa suatu perjalanan yang bermil-mil jauhnya dimulai dengan hanya satu langkah. Langkah manusia yang disebut filsuf itu tak lain adalah antropologi. Benda apa yang disebut dengan Antropologi itu? Beberapa atau bahkan banyak orang mungkin sudah pernah mendengarnya. Beberapa orang mungkin mempunyai ide-ide tentang Antropologi yang didapat melalui berbagai media baik media cetak maupun media elektronik. Beberapa orang lagi bahkan mungkin sudah pernah membaca literature-literature atau tulisan-tulisan tentang Antropologi.

    Banyak orang berpikir bahwa para ahli Antropologi adalah ilmuwan yang hanya tertarik pada peninggalan-peninggalan masa lalu; Antroplogi bekerja menggali sisa-sisa kehidupan masa lalu untuk mendapatkan pecahan guci-guci tua, peralatan –peralatan dari batu dan kemudian mencoba memberi arti dari apa yang ditemukannya itu. Pandangan yang lain mengasosiasikan Antropologi dengan teori Evolusi dan mengenyampingkan kerja dari Sang Pencipta dalam mempelajari kemunculan dan perkembangan mahluk manusia. Masyarakat yang mempunyai pandangan yang sangat keras terhadap penciptaan manusia  dari sudut agama kemudian melindungi bahkan melarang anak-anak mereka dari Antroplogi  dan doktrin-doktrinnya. Bahkan masih banyak orang awam yang berpikir kalau Antropologi itu bekerja atau meneliti orang-orang yang aneh dan eksotis yang tinggal di daerah-daerah yang jauh dimana mereka masih menjalankan kebiasaan-kebiasaan yang bagi masyarakat umum adalah asing.

    Semua pandangan tentang ilmu Antroplogi ini pada tingkat tertentu ada benarnya, tetapi seperti ada cerita tentang beberapa orang buta yang ingin mengetahui bagaimana bentuk seekor gajah dimana masing-masing orang hanya meraba bagian-bagian tertentu saja sehingga anggapan mereka tentang bentuk gajah itupun menjadi bermacam-macam, terjadi juga pada Antropologi. Pandangan yang berdasarkan informasi yang sepotong-sepotong ini mengakibatkan kekurang pahaman masyarakat awam tentang apa sebenarnya Antropologi itu. Antropologi memang tertarik pada masa lampau. Mereka ingin tahu tentang asal-mula manusia dan perkembangannya, dan mereka juga mempelajari masyarakat-masyarakat yang masih sederhana (sering disebut dengan primitif). Tetapi sekarang Antropologi juga mempelajari tingkah-laku manusia di tempat-tempat umum seperti di restaurant, rumah-sakit dan di tempat-tempat bisnis modern lainnya. Mereka juga tertarik dengan bentuk-bentuk pemerintahan atau negara modern yang ada sekarang ini sama tertariknya ketika mereka mempelajari bentuk-bentuk pemerintahan yang sederhana yang terjadi pada masa lampau atau masih terjadi pada masyarakat-masyarakat di daerah yang terpencil.

    B.    Rumusan Masalah

    Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana perkembangan antropologi dalam kaitannya dengan perkembangan budaya.

    C.    Tujuan

    Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan antropologi dalam kaitannya dengan perkembangan budaya.

    D.    Manfaat

    Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai wadah bagi kami untuk mengembangkan wawasan yang berkaitan dengan perkembangan antropologi dalam kaitannya dengan perkembangan budaya.

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengertian Antropologi

    Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti “manusia”, dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial, jadi antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

    Menurut William A. Haviland, antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia. Sedangkan David Hunter memberikan pendapatnya bahwa antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia. Selanjutnya Koentjaraningrat menyatakan antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.

    Dari definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.

    B. Pengertian Budaya

    Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya. Dengan demikian, kebudayaan merupakan serangkaian aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, rencana-rencana, dan strategi-strategi yang terdiri atas serangkaian model-model kognitif yang dipunyai oleh manusia, dan digunakannya secara selektif dalam menghadapi lingkungannya sebagaimana terwujud dalam tingkah-laku dan tindakan-tindakannya.

    Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah lakunya.

    Sebagai pengetahuan, kebudayaan adalah suatu satuan ide yang ada dalam kepala manusia dan bukan suatu gejala (yang terdiri atas kelakuan dan hasil kelakuan manusia). Sebagai satuan ide, kebudayaan terdiri atas serangkaian nilai-nilai, norma-norma yang berisikan larangan-larangan untuk melakukan suatu tindakan dalam menghadapi suatu lingkungan sosial, kebudayaan, dan alam, serta berisi serangkaian konsep-konsep dan model-model pengetahuan mengenai berbagai tindakan dan tingkah laku yang seharusnya diwujudkan oleh pendukungnya dalam menghadapi suatu lingkungan sosial, kebudayaan, dan alam. Jadi nilai-nilai tersebut dalam penggunaannya adalah selektif sesuai dengan lingkungan yang dihadapi oleh pendukungnya.

    Dari beberapa sisi, kebudayaan dapat dipandang sebagai: (1) Pengetahuan yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut; (2) Kebudayaan adalah milik masyarakat manusia, bukan daerah atau tempat yang mempunyai kebudayaan tetapi manusialah yang mempunyai kebudayaan; (3) Sebagai pengetahuan yang diyakini kebenarannya, kebudayaan adalah pedoman menyeluruh yang mendalam dan mendasar bagi kehidupan masyarakat yang bersangkutan; (4) Sebagai pedoman bagi kehidupan, kebudayaan dibedakan dari kelakuan dan hasil kelakuan; karena kelakuan itu terwujud dengan mengacu atau berpedoman pada kebudayaan yang dipunyai oleh pelaku yang bersangkutan.

    C. Hubungan Antropologi dan Budaya

    Kata Kebudayaan atau budaya adalah kata yang sering dikaitkan dengan Antropologi. Secara pasti, Antropologi tidak mempunyai hak eksklusif untuk menggunakan istilah ini. Seniman seperti penari atau pelukis juga memakai istilah ini atau diasosiasikan dengan istilah ini, bahkan pemerintah juga mempunyai departemen untuk ini. Konsep ini memang sangat sering digunakan oleh Antropologi dan telah tersebar kemasyarakat luas bahwa Antropologi bekerja atau meneliti apa yang sering disebut dengan kebudayaan. Seringnya istilah ini digunakan oleh Antropologi dalam pekerjaan-pekerjaannya bukan berarti para ahli Antropolgi mempunyai pengertian yang sama tentang istilah tersebut. Seorang Ahli Antropologi yang mencoba mengumpulkan definisi yang pernah dibuat mengatakan ada sekitar 160 defenisi kebudayaan yang dibuat oleh para ahli Antropologi. Tetapi dari sekian banyak definisi tersebut ada suatu persetujuan bersama diantara para ahli Antropologi tentang arti dari istilah tersebut. Salah satu definisi kebudayaan dalam Antropologi dibuat seorang ahli bernama Ralph Linton yang memberikan defenisi kebudayaan yang berbeda dengan pengertian kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari: “Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai sebagian tata cara hidup saja  yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan”.

    Jadi, kebudayaan menunjuk pada berbagai aspek kehidupan. Istilah ini meliputi cara-cara berlaku, kepercayaan-kepercayaan dan sikap-sikap, dan juga hasil dari kegiatan manusia yang khas untuk suatu masyarakat atau kelompok penduduk tertentu.

    Seperti semua konsep-konsep ilmiah, konsep kebudayaan berhubungan dengan beberapa aspek “di luar sana” yang hendak diteliti oleh seorang ilmuwan. Konsep-konsep kebudayaan yang dibuat membantu peneliti dalam melakukan pekerjaannya sehingga ia tahu apa yang harus dipelajari. Salah satu hal yang diperhatikan dalam penelitian Antropologi adalah perbedaan dan persamaan mahluk manusia dengan mahluk bukan manusia seperti simpanse atau orang-utan yang secara fisik banyak mempunyai kesamaan-kesamaan. Bagaimana konsep kebudayaan membantu dalam membandingkan mahluk-mahluk ini? Isu yang sangat penting disini adalah kemampuan belajar dari berbagai mahluk hidup. Lebah melakukan aktifitasnya hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun dalam bentuk yang sama. Setiap jenis lebah mempunyai pekerjaan yang khusus dan melakukan kegiatannya secara kontinyu tanpa memperdulikan perubahan lingkungan disekitarnya. Lebah pekerja terus sibuk mengumpulkan madu untuk koloninya. Tingkah laku ini sudah terprogram dalam gen mereka yang berubah secara sangat lambat dalam mengikuti perubahan lingkungan di sekitarnya. Perubahan tingkah laku lebah akhirnya harus menunggu perubahan dalam gen nya. Hasilnya adalah tingkah-laku lebah menjadi tidak fleksibel. Berbeda dengan manusia, tingkah laku manusia sangat fleksibel. Hal ini terjadi karena kemampuan yang luar biasa dari  manusia untuk belajar dari pengalamannya. Benar bahwa manusia tidak terlalu istimewa dalam belajar karena mahluk lainnya pun ada yang mampu belajar, tetapi kemampuan belajar dari manusia sangat luar-biasa dan hal lain yang juga sangat penting adalah kemampuannya untuk beradaptasi dengan apa yang telah dipelajari itu.

    BAB  III

    PEMBAHASAN

     

    A.    Perkembangan Antropologi

    Seperti halnya Sosiologi, Antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannya. Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut:

    1.     Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)

    Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnogragfi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.

    Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.

    2.     Fase Kedua (tahun 1800-an)

    Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya

    Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.

    3.     Fase Ketiga (awal abad ke-20)

    Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia

     dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.

    4.     Fase Keempat (setelah tahun 1930-an)

    Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa.

    Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung.

    Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.

    Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.

    Dalam kenyataannya, Antropologi mempelajari semua mahluk manusia yang pernah hidup pada semua waktu dan semua tempat yang ada di muka bumi ini. Mahluk manusia ini hanyalah satu dari sekian banyak bentuk mahluk hidup yang ada di bumi ini yang diperkirakan muncul lebih dari 4 milyar tahun yang lalu.

    Antropologi bukanlah satu satunya ilmu yang  mempelajari manusia. Ilmu-ilmu lain seperti ilmu Politik yang mempelajari kehidupan politik manusia, ilmu Ekonomi yang mempelajari ekonomi manusia atau ilmu Fisiologi yang mempelajari tubuh manusia dan masih banyak lagi ilmuilmu lain, juga mempelajari manusia. Tetapi ilmu-ilmu ini tidak mempelajari atau melihat manusia secara menyeluruh atau dalam ilmu Antropologi disebut dengan Holistik, seperti yang dilakukan oleh Antropologi. Antropologi berusaha untuk melihat segala aspek dari diri mahluk manusia pada semua waktu dan di semua tempat, seperti: Apa yang secara umum dimiliki oleh semua manusia? Dalam hal apa saja mereka itu berbeda? Mengapa mereka bertingkah-laku seperti itu? Ini semua adalah beberapa contoh pertanyaan mendasar dalam studi-studi Antropologi.

    B.    Antropologi Sosial-Budaya

    Antropologi Sosial-Budaya atau lebih sering disebut Antropologi Budaya berhubungan dengan apa yang sering disebut dengan Etnologi. Ilmu ini mempelajari tingkah-laku manusia, baik itu tingkah-laku individu atau tingkah laku kelompok. Tingkah-laku yang dipelajari disini bukan hanya kegiatan yang bisa diamati dengan mata saja, tetapi juga apa yang ada dalam pikiran mereka. Pada manusia, tingkah-laku ini tergantung pada proses pembelajaran. Apa yang mereka lakukan adalah hasil dari proses belajar yang dilakukan oleh manusia sepanjang hidupnya disadari atau tidak. Mereka mempelajari bagaimana bertingkah-laku ini dengan cara mencontoh atau belajar dari generasi diatasnya dan juga dari lingkungan alam dan sosial yang ada disekelilingnya. Inilah yang oleh para ahli Antropologi disebut dengan kebudayaan. Kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia, baik itu kelompok kecil maupun kelompok yang sangat besar inilah yang menjadi objek spesial dari penelitian-penelitian Antropologi Sosial Budaya. Dalam perkembangannya Antropologi Sosial-Budaya ini memecah lagi kedalam bentuk-bentuk spesialisasi atau pengkhususan disesuaikan dengan bidang kajian yang dipelajari atau diteliti. Antroplogi Hukum yang mempelajari bentuk-bentuk hukum pada kelompok-kelompok masyarakat atau Antropologi Ekonomi yang mempelajari gejala-gejala serta bentuk-bentuk perekonomian pada kelompok-kelompok masyarakat adalah dua contoh dari sekian banyak bentuk spesialasi dalam Antropologi Sosial-Budaya.

    Kebudayaan yang dimiliki oleh manusia juga dimiliki dengan cara belajar. Dia tidak diturunkan secara bilogis atau pewarisan melalui unsur genetis. Hal ini perlu ditegaskan untuk membedakan perilaku manusia yang digerakan oleh kebudayaan dengan perilaku mahluk lain yang tingkah-lakunya digerakan oleh insting.

    Ketika baru dilahirkan, semua tingkah laku manusia yang baru lahir tersebut digerakkan olen insting dan naluri. Insting atau naluri ini tidak termasuk dalam kebudayaan, tetapi mempengaruhi kebudayaan. Contohnya adalah kebutuhan akan makan. Makan adalah kebutuhan dasar yang tidak termasuk dalam kebudayaan. Tetapi bagaimana kebutuhan itu dipenuhi; apa yang dimakan, bagaimana cara memakan adalah bagian dari kebudayaan. Semua manusia perlu makan, tetapi kebudayaan yang berbeda dari kelompok-kelompoknya menyebabkan manusia melakukan kegiatan dasar itu dengan cara yang berbeda. Contohnya adalah cara makan yang berlaku sekarang. Pada masa dulu orang makan hanya dengan menggunakan tangannya saja, langsung menyuapkan makanan kedalam mulutnya, tetapi cara tersebut perlahan lahan berubah, manusia mulai menggunakan alat yang sederhana dari kayu untuk menyendok dan menyuapkan makanannya dan sekarang alat tersebut dibuat dari banyak bahan. Begitu juga tempat dimana manusia itu makan. Dulu manusia makan disembarang tempat, tetapi sekarang ada tempat-tempat khusus dimana makanan itu dimakan.  Hal ini semua terjadi karena manusia mempelajari atau mencontoh sesuatu yang dilakukan oleh generasi sebelumya atau lingkungan disekitarnya yang dianggap baik dan berguna dalam hidupnya.

    Sebaliknya kelakuan yang didorong oleh insting tidak dipelajari. Semut semut yang dikatakan bersifat sosial tidak dikatakan memiliki kebudayaan, walaupun mereka mempunyai tingkah-laku yang teratur. Mereka membagi pekerjaannya, membuat sarang dan mempunyai pasukan penyerbu yang semuanya dilakukan tanpa pernah diajari atau tanpa pernah meniru dari semut yang lain. Pola kelakuan seperti ini diwarisi secara genetis.

    C.    Pengaruh Budaya Dalam Perkembangan Antropologi

    Agar dapat dikatakan sebagai suatu kebudayaan, kebiasaan-kebiasaan seorang individu harus dimiliki bersama oleh suatu kelompok manusia. Para

     ahli Antropologi membatasi diri untuk berpendapat suatu kelompok mempunyai kebudayaan jika para warganya memiliki secara bersama sejumlah pola-pola berpikir dan berkelakuan yang sama yang didapat melalui proses belajar.

    Suatu kebudayaan dapat dirumuskan sebagai seperangkat kepercayaan, nilai-nilai dan cara berlaku atau kebiasaan yang dipelajari dan yang dimiliki bersama oleh para warga dari suatu kelompok masyarakat. Pengertian masyarakat sendiri dalam Antropologi adalah sekelompok orang yang tinggal di suatu wilayah dan yang memakai suatu bahasa yang biasanya tidak dimengerti oleh penduduk tetangganya.

    Dalam setiap masyarakat, oleh para anggotanya dikembangkan sejumlah pola-pola budaya yang ideal dan pola-pola ini cenderung diperkuat dengan adanya pembatasan-pembatasan kebudayaan. Pola-pola kebudayaan yang ideal itu memuat hal-hal yang oleh sebagian besar dari masyarakat tersebut diakui sebagai kewajiban yang harus dilakukan dalam keadaan-keadaan tertentu. Pola-pola inilah yang sering disebut dengan norma-norma, Walaupun kita semua tahu bahwa tidak semua orang dalam kebudayaannya selalu berbuat seperti apa yang telah mereka patokkan bersama sebagai hal yang ideal tersebut. Sebab bila para warga masyarakat selalu mematuhi dan mengikuti norma-norma yang ada pada masyarakatnya maka tidak akan ada apa yang disebut dengan  pembatasan-pembatasan kebudayaan. Sebagian dari pola-pola yang ideal tersebut dalam kenyataannya berbeda dengan perilaku sebenarnya karena pola-pola tersebut telah dikesampingkan oleh cara-cara yang dibiasakan oleh masyarakat.

    BAB  III

    PENUTUP

    A.    Kesimpulan

    Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya. Perkembangan antropologi terdiri atas 4 tahap yaitu ; 1)

    Ø Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)

    Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan.

    Ø Fase Kedua (tahun 1800-an)

    Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya

    Ø Fase Ketiga (awal abad ke-20)

    Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika,https://googleads.g.doubleclick.net/pagead/ads?client=ca-pub-3117979412981364&output=html&h=250&slotname=6898571938&adk=341971474&adf=3322762400&pi=t.ma~as.6898571938&w=250&abgtt=1&lmt=1717136247&format=250×250&url=https%3A%2F%2Fdekabopass2.blogspot.com%2F2015%2F08%2Fmakalah-antropologi-dalam-perkembangan.html&host=ca-host-pub-1556223355139109&wgl=1&uach=WyJtYWNPUyIsIjEzLjUuMSIsImFybSIsIiIsIjEyNS4wLjY0MjIuMTQyIixudWxsLDAsbnVsbCwiNjQiLFtbIkdvb2dsZSBDaHJvbWUiLCIxMjUuMC42NDIyLjE0MiJdLFsiQ2hyb21pdW0iLCIxMjUuMC42NDIyLjE0MiJdLFsiTm90LkEvQnJhbmQiLCIyNC4wLjAuMCJdXSwwXQ..&dt=1718719856882&bpp=1&bdt=285&idt=417&shv=r20240613&mjsv=m202406110101&ptt=9&saldr=aa&abxe=1&cookie_enabled=1&eoidce=1&prev_fmts=728×280%2C250x250%2C250x250%2C728x90%2C300x600%2C0x0&nras=1&correlator=4206097094443&frm=20&pv=1&ga_vid=1731434215.1718719857&ga_sid=1718719857&ga_hid=1117444148&ga_fc=0&u_tz=480&u_his=3&u_h=900&u_w=1440&u_ah=900&u_aw=1440&u_cd=30&u_sd=2&dmc=8&adx=438&ady=11316&biw=1440&bih=779&scr_x=0&scr_y=8234&eid=44759876%2C44759927%2C44759837%2C44795922%2C95334508%2C95334529%2C95334571%2C95334820%2C95335887%2C95335246%2C95334053%2C95335290%2C31078663%2C31078665%2C31078668%2C31078670&oid=2&pvsid=2415286551545419&tmod=1868580768&uas=1&nvt=1&ref=https%3A%2F%2Fdekabopass2.blogspot.com%2F2014%2F03%2Fteknik-presentasi-yang-baik.html&fc=896&brdim=0%2C0%2C0%2C0%2C1440%2C0%2C1440%2C900%2C1440%2C779&vis=1&rsz=%7C%7CpoeEbr%7C&abl=CS&pfx=0&fu=0&bc=31&bz=1&td=1&psd=W251bGwsbnVsbCwidHJlYXRtZW50XzEuMSIsMV0.&nt=1&ifi=5&uci=a!5&btvi=4&fsb=1&dtd=20341

    C.    Pengaruh Budaya Dalam Perkembangan Antropologi

    Agar dapat dikatakan sebagai suatu kebudayaan, kebiasaan-kebiasaan seorang individu harus dimiliki bersama oleh suatu kelompok manusia. Para

     ahli Antropologi membatasi diri untuk berpendapat suatu kelompok mempunyai kebudayaan jika para warganya memiliki secara bersama sejumlah pola-pola berpikir dan berkelakuan yang sama yang didapat melalui proses belajar.

    Suatu kebudayaan dapat dirumuskan sebagai seperangkat kepercayaan, nilai-nilai dan cara berlaku atau kebiasaan yang dipelajari dan yang dimiliki bersama oleh para warga dari suatu kelompok masyarakat. Pengertian masyarakat sendiri dalam Antropologi adalah sekelompok orang yang tinggal di suatu wilayah dan yang memakai suatu bahasa yang biasanya tidak dimengerti oleh penduduk tetangganya.

    Dalam setiap masyarakat, oleh para anggotanya dikembangkan sejumlah pola-pola budaya yang ideal dan pola-pola ini cenderung diperkuat dengan adanya pembatasan-pembatasan kebudayaan. Pola-pola kebudayaan yang ideal itu memuat hal-hal yang oleh sebagian besar dari masyarakat tersebut diakui sebagai kewajiban yang harus dilakukan dalam keadaan-keadaan tertentu. Pola-pola inilah yang sering disebut dengan norma-norma, Walaupun kita semua tahu bahwa tidak semua orang dalam kebudayaannya selalu berbuat seperti apa yang telah mereka patokkan bersama sebagai hal yang ideal tersebut. Sebab bila para warga masyarakat selalu mematuhi dan mengikuti norma-norma yang ada pada masyarakatnya maka tidak akan ada apa yang disebut dengan  pembatasan-pembatasan kebudayaan. Sebagian dari pola-pola yang ideal tersebut dalam kenyataannya berbeda dengan perilaku sebenarnya karena pola-pola tersebut telah dikesampingkan oleh cara-cara yang dibiasakan oleh masyarakat.

    BAB  III

    PENUTUP

    A.    Kesimpulan

    Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya. Perkembangan antropologi terdiri atas 4 tahap yaitu ; 1)

    Ø Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)

    Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan.

    Ø Fase Kedua (tahun 1800-an)

    Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya

    Ø Fase Ketiga (awal abad ke-20)

    Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia

     dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain.

    Ø Fase Keempat (setelah tahun 1930-an)

    Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang dijajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa.

    B.    Saran

    Antropologi sangat besar peranannya dalam perkembangan kehidupan manusia sehingga diharapkan kepada kita semua untuk selalu mengembangkan wawasan dan memperdalam pemahaman tentang kehidupan masyarakat yang berkaitan dengan antropologi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Green, E.C 1986 Practicing Development Anthropology. Boulder and London: Westview

    Leonard Seregar. 2002. Antorpologi dan Konsep Kebudayaan. Universitas Cendrawasih Press. Jayapura.

    Masinambow, E.K.M (Ed) 1997 Koentjaraningrat dan Antropologi di Indonesia, Jakarta: Asosiasi Antropologi Indonesia dan Yayasan Obor Indonesia.

    Rhoades, R.E 1986 Breaking New Ground: Agricultural Anthropology. Dalam: Green Ed.

    Suparlan, Pasurdi 1995 Antropologi dalam Pembangunan. Jakarta: UI Press

  • Teknik Presentasi yang Baik

    Teknik Presentasi

    Presentasi adalah salah satu bentuk komunikasi yaitu pertukaran pesan/informasi antara Anda dengan seseorang atau beberapa orang. Seseorang membawa informasi tersebut kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui sebuah saluran. Selanjutnya orang menerima informasi dan bereaksi atas informasi yang diterimanya tersebut. Keberhasilan suatu presentasi ditentukan oleh seberapa banyak informasi yang dapat diterima oleh orang dan seberapa ketepatan reaksi yang diberikan oleh orang seperti yang inginkan.

    Cara seseorang menyajikan penjelasan terhadap data, uraian proses, maupun pembelajaran, baik disajikan di muka audience dengan bantuan alat peraga berupaslide show, program aplikasi yang menyajikan informasi interaktif yang dapat diakses secara personal, maupun presentasi dalam bentuk cetakan yang dibagikan kepada semua penerima informasi. Menyajikan presentasi secara elektronik dapat digunakan dengan berbagai macam sarana, misalnya dengan media Animasi 3D (3DMax, Maya, dan sebagainya), yang paling sederhana dari semuanya itu adalah menggunakan Slide Show yang dibuat dengan Microsoft PowerPoint, dengan PowerPoint pun dapat menganimasikan teks, menyisipkan foto, video, animasi, serta suara.

    Tujuan Teknik Persentasi

    Presentasi memiliki beberapa tujuan. Tujuan presentasi akan sangat menentukan bagaimana kita akan melakukan dan mendesain presentasi. Tujuan presentasi tersebut adalah sebagai berikut:

    1.      Menginformasikan

    Presentasi berisi informasi yang akan disampaikan kepada orang lain. Presentasi semacam ini sebaiknya menyampaikan informasi secara detail dan jelas sehingga orang dapat menerima informasi dengan baik dan tidak salah presepsi terhadap informasi yang diberikan tersebut.

    2.      Meyakinkan

    Presentasi berisi informasi, data, dan bukti-bukti yang disusun secara logis sehingga menyakinkan orang atas suatu topik tertentu. Kondradiksi dan ketidakjelasan informasi dan penyusunan yang tidak logis akan mengurangi keyakinan orang atas presentasi yang diberikan.

    3.      Membujuk

    Presentasi secara logis agar orang mau melakukan suatu aksi atau tindakan. Presentasi dapat berisi bujukan, atau rayuan yang disertai dengan bukti-bukti sehingga orang merasa tidak ragu dan yakin untuk melakukan suatu tindakan.

    4.      Menginspirasi

    Presentasi yang berusaha untuk membangkitkan inspirasi orang.

    5.      Menghibur

    Presentasi yang berusaha untuk memberi kesenangan pada orang melalui informasi yang diberikan.

    6.      Pendidikan

    Presentasi menjadi sarana pendidikan yang berguna agar audience mau mempelajari teknik presentasi secara benar, dan mampu menghadapi ketakutan di dalam bericara.

    Presentasi Sebagai Alat Komunikasi

    a.       Presentasi merupakan alat komunikasi tangguh dalam usaha untuk menyampaikan blaporan atau keterangan.

    b.      Presentasi juga dapat digunakan untuk menunjukan kemampuan, karena cara dari seseorang memberiakn presentasi dapat dinilai seberapa jauh ia menguasai bidangnya.

    Tujuan Teknik Presentasi

    a.       Mempersiapkan diri sehingga sikapnya akan menunjang pembawaan presentasinya.

    b.      Mempersiapkan materi presentasi sehingga menarik perhatian orang yang dituju.

    c.       Mengenali masalah-masalah dalam memberi presentasi bagaimana menanggulanginya.

    d.      Menggunakan teknik-teknik khusus agar presentasi mencapai maksud dan tujuan si pembawa

    Prinsip Dasar Dalam  Presentasi

    Prinsip dasar dalam presentasi sangat menentukan bagaimana kita akan melakukan presentasi dengan. Prinsip presentasi tersebut adalah sebagai berikut:https://googleads.g.doubleclick.net/pagead/ads?client=ca-pub-3117979412981364&output=html&h=250&slotname=6898571938&adk=1100877925&adf=4152664635&pi=t.ma~as.6898571938&w=250&abgtt=1&lmt=1717136247&format=250×250&url=https%3A%2F%2Fdekabopass2.blogspot.com%2F2014%2F03%2Fteknik-presentasi-yang-baik.html&host=ca-host-pub-1556223355139109&wgl=1&uach=WyJtYWNPUyIsIjEzLjUuMSIsImFybSIsIiIsIjEyNS4wLjY0MjIuMTQyIixudWxsLDAsbnVsbCwiNjQiLFtbIkdvb2dsZSBDaHJvbWUiLCIxMjUuMC42NDIyLjE0MiJdLFsiQ2hyb21pdW0iLCIxMjUuMC42NDIyLjE0MiJdLFsiTm90LkEvQnJhbmQiLCIyNC4wLjAuMCJdXSwwXQ..&dt=1718719709986&bpp=1&bdt=543&idt=37&shv=r20240613&mjsv=m202406120201&ptt=9&saldr=aa&abxe=1&cookie_enabled=1&eoidce=1&prev_fmts=728×280%2C250x250&correlator=3281532749207&frm=20&pv=1&ga_vid=595099819.1718719710&ga_sid=1718719710&ga_hid=15671326&ga_fc=0&u_tz=480&u_his=2&u_h=900&u_w=1440&u_ah=900&u_aw=1440&u_cd=30&u_sd=2&dmc=8&adx=438&ady=2726&biw=1440&bih=779&scr_x=0&scr_y=0&eid=44759837%2C44795921%2C95331695%2C95334508%2C95334527%2C95334573%2C95334820%2C31084579%2C95334054%2C95335290%2C31078663%2C31078665%2C31078668%2C31078670&oid=2&pvsid=2917485738963426&tmod=1547631076&uas=0&nvt=1&ref=https%3A%2F%2Fdekabopass2.blogspot.com%2F2014%2F05%2Fmakalah-kebijakan-fiskal.html&fc=896&brdim=0%2C0%2C0%2C0%2C1440%2C0%2C1440%2C900%2C1440%2C779&vis=1&rsz=%7C%7CpoeEbr%7C&abl=CS&pfx=0&fu=0&bc=31&bz=1&td=1&tdf=0&psd=W251bGwsbnVsbCwidHJlYXRtZW50XzEuMSIsMV0.&nt=1&ifi=3&uci=a!3&btvi=1&fsb=1&dtd=38

    a.      Mengendalikan Rasa Takut

    1.      Pendekatan  rasional. Beberapa hal yang harus di perhatikan:

    Ø  Bukan hanya anda sendiri yang takut berbicara di muka umum.

    Ø  Orator ulung sekalipun ternyata tidak mampu menghilangkan rasa takut mereka100%.

    Ø  Pada tingkatan tertentu rasa takut justru mengandung manfaat.

    Ø  Sebab utama dari rasa takut dalam hal memberikan presentasi lisan adalah karena belum terbiasa.

    Ø  Pikirkanlah mengapa mereka meminta Anda berbicara.

    2.      Latihan Olah Fisik. Beberapa hal yang harus anda perhatikan:

    Ø  Rileksasi: Tariklah nafas dalam-dalam; gerakkan kaki dan tangan anda bergantian; putar leher dari bahu ke satu ke bahu yang lain.

    Ø  Mencubit diri: untuk mengalihkan rasa takut.

    3.      Latihan Olah Mental. Beberapa hal yang harus anda perhatikan:

    Ø  Membayangkan audiens (yang membuat kita menjadi rileks).

    Ø  Visualisasi bahwa anda akan berhasil, hayati pokok pikiran yang akan anda sampaikan,  singkirkan pikiran negative, yakinkan bahwa anda mampu berbicara dengan menarik, yakinkan bahwa audiens terpukau.

    Ø  Bicara pada diri sendiri: katakanlah pada diri sendiri anda telah belajar berbicara sejak belum sekolah, bahwa bicara di depan umum sama saja dengan bicara di kamar mandi, ingatlah sifat-sifat anda yang baik, yakinkan diri anda bahwa anda tidak berniat jahat, dll.

    4.      Tindakan Praktis. Beberapa hal yang harus anda perhatikan:

    Ø  Tindakan seolah-olah: bila anda takut, bertindaklah seolah-olah berani; gunakan segala kemampuan dan kemauan untuk berani.

    Ø  Persiapan diri anda secara optimal.

    b.      Membangun Fondasi Presentasi

    Ada ada empat hal yang wajib dipersiapkan pada saat melakukan presentasi:

    Ø  Menganalisis momentum dan acara.

    Ø  Mengenali audiens.

    Ø  Menentukan sasaran dan tujuan spesifik.

    Ø  Mempelajari lokasi

    c.       Mempersiapkan Materi

    Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan materi pada saat melakukan presentasi, adalah sebagai berikut:

    Ø  Mengetahui informasi apa yang diperlukan.

    Ø  Menentukan waktu mencari informasi tersebut.

    Ø  Mengetahui sumber-sumber informasi

    Ø  Memilih informasi

    Ø  Menyusun struktur materi

    d.      Mempersiapkan diri

    Ø  Jangan mengandalkan teks lengkap, sajikan dalam bentuk pinter

    Ø  Jangan merendahkan diri dengan mengatakan ”maaf saya sebenarnya tidak siap….”, atau ”saya baru belajar…”

    Ø  Jika perlu latihan dulu. Mintalah orang dekat anda untuk memberikan umpan balik

    Ø  Berpakaian yang rapi dan cerah

    Ø  Jangan bicara seperti anda sedang mengobrol dengan seseorang

    Ø  Bersikap yang mengundang simpati dan kagum karena pengetahuan anda

    Teknik Membuka Presentasi

    Pembukaan yang baik akan meningkatkan kepercayaan diri dan sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan presentasi. Oleh karena itu, sangat penting untuk melakukannya sesempurna mungkin. Pada saat presentasi jangan membaca saat membuka presentasi, membaca memang bisa membuat lancar, tapi itu bisa menjadi jarak bagi Anda dan audiens. Karena harus membagi perhatian antara catatan dengan audiens, sehingga memungkinkan hilangnya hubungan dengan pendengar Anda. Membaca bisa menyebabkan hilangnya kontak mata dengan audiens dan juga mempengaruhi ekspresi wajah kita.

    Tujuan sebuah pembukaan

    Pembukaan yang baik bertujuan untuk:

    Ø  Menarik perhatian

    Saat ini banyak sekali pengalih perhatian, ada Blackberry, Tablet, dll. Salah satu tujuan pembukaan yang baik adalah menjauhkan semua pengalih tersebut dan membuat perhatian audiens hanya tertuju kepada Anda.

    Ø  Memperkenalkan topik dan tujuan presentasi

    Mungkin belum semua audiens mengerti dengan topik dan lingkup yang akan dipresentasikan, serta tujuan yang ingin dicapai. Makanya, perlu disampaikan saat pembukaan. Sebutkan manfaat apa saja yang akan mereka dapatkan dari mendengarkan presentasi Anda.

    Ø  Membangun hubungan dan kepercayaan dengan audiens
    Jelaskan siapa Anda dan mengapa Anda layak didengarkan.

    Teknik menarik perhatian audiens

    Banyak teknik yang dapat digunakan dalam membuka presentasi untuk menarik perhatian audiens, antara lainsebagai berikut:

    Ø  Gunakan pernyataan atau kutipan

    Teknik ini banyak digunakan dan cukup ampuh untuk menarik perhatian.Tahukah Anda, di Indonesia, 46 orang meninggal setiap jamnya akibat rokok”Contoh pernyataan di atas pasti akan sangat menarik perhatian. Audiens akan terpancing rasa ingin tahunya akan kebenaran pernyataan tersebut. Setelah itu Anda tentu harus dapat menjelaskan dari mana data tersebut, jangan asal menarik perhatian. Dan ingat, pernyataan yang disampaikan saat pembukaan haruslah relevan dengan isi presentasi kita.

    Ø  Berikan pertanyaan

    Memberikan pertanyaan yang tepat tidak hanya akan menarik perhatian, tapi juga mengarahkan fokus audiens pada topik yang akan dibahas. Jika audiensnya sedikit, Anda bisa langsung menanyakan satu per satu jawabannya. Kalau banyak bisa dilakukan dengan mengangkat tangan misalnya.”Siapa lebih rela lari keliling lapangan daripada bicara di depan orang banyak? Ayo angkat tangan”Pertanyaan seperti ini bisa ditanyakan ketika presentasi tentang “public speaking”. Selain menarik perhatian, Anda juga dapat melihat seberapa banyak pendengar Anda yang masih takut berbicara di depan orang banyak.

    Ø  Ceritakan sebuah kisah

    Jika Anda mahir dalam bercerita, Anda bisa juga menceritakan sebuah kisah yang relevan dan tidak panjang untuk menarik perhatian audiens. Anda harus yakin tidak membuat audiens justru merasa bosan dan mengalihkan perhatian mereka akibat cerita yang Anda sampaikan. Pastikan kisahnya menarik, relevan dengan topik, dan Anda cocok menceritakannya.

    Ø  Gunakan humor atau anekdot

    Cara ini juga dapat mencairkan suasana. Namun perlu diingat, jangan berlebihan. Anda mungkin berhasil mencairkan suasana tapi gagal membawa perhatian audiens pada topik yang akan Anda presentasikan. Selain itu, juga harus dipastikan humor atau anekdot Anda tidak pasaran karena efeknya akan berbeda jika humor tersebut sudah pernah didengar audiens sebelumnya.

    Teknik Menyusun Struktur Presentasi

    Setelah memiliki tujuan dan bahan sudah terkumpul, tugas selanjutnya dalam persiapan presentasi adalah membuat kerangka atau struktur presentasi. Ada banyakteknik menyusun struktur presentasi, tergantung jenis presentasi yang akan dilakukan. Apakah itu presentasi untuk promosi produk, presentasi bisnis, dll. Struktur presentasi yang umum digunakan terdiri dari tiga bagian, yaitu pembuka, isi, dan penutup.

    1.      Isi

    Isi dari presentasi sudah dipersiapkan akan memudahkan dalam menyusun pembuka dan penutupnya. Dari topik yang ingin disampaikan cobalah untuk menguraikannya dalam beberapa poin utama. Kemudian dari poin-poin itu kembangkan lagi menjadi sub-poin. Jangan lupa untuk memperhitungkan lama atau waktu yang ingin digunakan untuk presentasi, kira-kira berapa menit yang dibutuhkan untuk menyampaikan satu poin utama.

    2.      Pembuka

    Pembuka sangat penting karena di sinilah kesempatan untuk menarik perhatian audiens tentang apa yang akan disampaikan, membangun kredibilitas Anda sebagai presenter bahwa Anda adalah orang tepat dan patut didengarkan, dan menyampaikan garis-garis besar presentasi.

    3.      Penutup

    Jika pembuka harus menimbulkan kesan pertama yang menarik, maka penutup harus menimbulkan kesan terakhir yang mendalam sehingga akan diingat terus oleh audiens. Selain kesimpulan tentang presentasi yang telah disampaikan, dapat juga diisi dengan quote, pertanyaan retorik, dll.

    Teknik Latihan Presentasi

    Salah satu hal penting yang harus dilakukan setelah bahan presentasi tersusun dengan baik adalah latihan presentasi. Ada beberapa manfaat banyak latihan sebelum presentasi sebagai berikut:

    Ø  Meningkatkan kepercayaan diri.

    Pernahkah Anda berada di suatu acara dan tiba-tiba diminta untuk berbicara di depan? Apa yang Anda rasakan salah satunya adalah kurang percaya diri. Berbeda jika kita sudah melakukan persiapan dan latihan sebelumnya.

    Ø  Menguji kesinambungan poin-poin yang akan dibawakan.

    Kita bicara tentu ada maksud, ada pesan yang ingin disampaikan. Dengan berlatih, kita akan dapat merasakan dan menilai apakah penyampaian kita dari satu pesan ke pesan yang lainnya sudah berkesinambungan atau tidak.

    Ø  Menemukan cara terbaik untuk menyampaikannya.

    Dengan banyak latihan, Anda akan menemukan cara paling pas untuk mengutarakan tujuan melakukan presentasi. Baik itu penekanan suara, bahasa tubuh, gestur, bagian mana yang harus diulang, dll.

    Ø  Memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk presentasi

    Dengan latihan secara keseluruhan, Anda dapat melakukan estimasi berapa waktu yang dibutuhkan untuk melakukan presentasi. Jika Anda dibatasi waktu, misalnya 15 menit atau 30 menit, dengan latihan bisa dilakukan penyesuaian. Jika menggunakan slide, kira-kira berapa slide yang Anda butuhkan untuk jangka waktu tersebut.

    Mengenali Audiens Presentasi

    Semakin baik kita mengenali audiens presentasi semakin besar kesempatan kita untuk melakukan presentasi efektif yaitu berhasil mencapai tujuan. Apa motivasi mereka datang dan mendengarkan, latar belakang pendidikan mereka, sedalam apa pengetahuan mereka tentang topik yang akan dibicarakan, jabatan atau posisi mereka di perusahaan, dll. Mengenali audiens presentasi dengan baik akan berpengaruh positif terhadap rasa percaya diri kita. Berbeda rasanya melakukan presentasi di hadapan teman-teman kantor dengan di tengah orang-orang yang tidak kita kenal. Oleh karena itu, riset untuk mengenal calon audiens sangat perlu untuk dilakukan.

    Sebagai contoh, saya sering melakukan presentasi di hadapan atasan dan rekan kerja tentang eksplorasi minyak. Melakukan riset tentang mereka relatif lebih mudah untuk dilakukan karena saya berinteraksi hampir setiap hari. Saya tahu latar belakang pendidikan, keahlian, lama bekerja, pengetahuan mereka tentang topik presentasi, jabatan mereka di perusahaan, dan motivasi mereka hadir mendengarkan saya. Ini akan sangat membantu saya dalam menyiapkan presentasi agar tujuan saya dan mereka bisa tercapai.

    Teknik presentasi yang baik dan benar

    Presentasi mungkin bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan, terutama untuk para pemula atau yang belum mempunyai pengalaman presentasi. Ada beberapa tips untuk mengetahui bagaimana cara presentasi yang baik dan benar, yaitu:

    1.      Melakukan persiapan.
    Antara lain, bahan presentasi, bahan yang akan dibagikan (jika ada), peralatan seperti laptop atau infocus dan mempersiapkan mental. Jika semua kondisinya baik dan aman maka bisa membuat kita akan lebih percaya diri.

    2.      Materi presentasi
    Bedakan antara materi yang akan dipresentasikan dengan proposal yang akan diberikan, karena pada saat presentasi kita menjelaskan point-point nya saja dan tidak perlu secara keseluruhan untuk dibahas karena akan menghabiskan waktu dan membuat audience merasa bosan.

    3. Pada saat presentasi.

    Ø  Usahakan datang lebih awal dr waktu yang ditentukan, jangan terlambat!.

    Ø  Gunakan waktu seefisien mungkin.

    Ø  Gunakan pakaian yang sopan tentunya

    Ø  Kenali audiens atau peserta yang hadir, sehingga kita bisa lebih akrab dengan menyebut namanya dan tahu jabatannya.

    Ø  Bagi pandangan ke kita ke semua audiens dan perbanyak komposisi pandangan kita kepada orang yang paling berpengaruh atau pengambil keputusan, seperti CEO atau salah satu pimpinan dari yang hadir.

    Ø  Sebisa mungkin untuk tidak membicarakan hal yang tidak penting dan yang audiens tidak mau dengar

    Ø  Berbicaralah dengan lugas dan sopan

    Ø  Atur intonasi suara kita, jangan kebesaran dan juga jangan kekecilan.

    Ø  Jangan banyak bergerak, karena akan mengganggu konsentrasi peserta.

    Ø  Munculkan beberapa joke untuk mencairkan suasana yang kaku atau membosankan tapi jangan berlebihan.

    4.      Anggap saja audiens tidak mengerti mengenai materi yang akan disampaikan,jadi bersikaplah dengan mengundang simpati dan rasa kagum para audiens karena pengetahuan kita, tapi hindari kesan menggurui.

    5.      Pada saat tanya jawab, catat pertanyaan dan jawablah dengan lugas.

    Keberhasilan dari sebuah presentasi adalah kita mengerti betul tentang isi yang akan dipresentasikan sehingga pada saat menjelaskan tidak terbata-bata atau kebingungan sendiri. Untuk itu fahami betul isinya dan lakukan persiapan yang matang, karena tujuan dari presentasi adalah untuk membuat para audiens mengerti dan memahami serta tertarik dari isi presentasi yang ditawarkan.

    Jenis-jenis dari presentasi:

    Ø   Oral : Presentasi yang dilakukan dengan cara berbicara langsung kepada audience

    Ø   Visual: Presentasi yang menggunakan tampilan, contoh Ms.Power Point

    Ø   Teksual: Presentasi yang menggunakan teks atau selebaran.

    Faktor utama yang menjadikan sseorang mampu presentasi dengan benar adalah dengan ketrampilan dengan baik, yaitu melalui pelatihan dan praktek, kemudian kemampuan dalam presentasi yang menjadikan sseorang mampu dipengaruhi.

    Aspek-aspek yang perlu diperhatikan di dalam presentasi

    Berikur adalah aspek-aspek yang perlu diperhatikan pada saat presentasi yang akan menghasilkan presentasi yang baik dan benar:

    1.      Menentukan tujuan presentasi

    2.      Mengenali situasi dan audince

    3.      Menyusun kerangka presentasi

    4.      Mempersiapkan slide bila diperlukan dan alat visual lainnya

    5.      Latihan di depan kaca

    6.      Rileks

    Presentasi melalui slide show

    Menggunakan PowerPoint. Agar topik bahasan lebih terfokus, buku ini hanya akan membahas teknik melakukan persiapan suatu presentasi melalui slide show dengan bantuan program Microsoft Office PowerPoint. Tulisan ini tidak dimaksudkan sebagai sarana pembelajaran bagi yang belum mengenal cara penggunaan PowerPoint secara umum, namun lebih ditekankan untuk memberikan panduan lebih terarah pada bagaimana mempersiapkan materi presentasi, teknik penyajian dalam bentuk slide show, serta beberapa saran teknis mempersiapkan slide show dengan fasilitas yang ada pada PowerPoint agar diperoleh hasil yang maksimal.

    Unsur-Unsur dalam Sebuah Presentasi

    Keberhasilan di dalam sebuah presentasi setidaknya terletak pada empat unsur yang ada di dalamnya, yaitu:

    1.      Presenternya, yaitu orang yang menyampaikan presentasi secara langsung di depan audience.

    2.      materi yang disampaikan, yaitu bahan yang ingin dikomunikasikan dengan audience sasarannya.

    3.      sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan presentasi. Hal ini lagi-lagi yang pertama adalah slide show yang disusun berdasarkan materi yang ingin disampaikan. Oleh karena fokus kita membicarakan teknik presentasi denganPowerPoint, maka yang dimaksud tentu saja bagaimana Anda mengemas materi presentasi dalam bentuk slide show. Faktor berikutnya adalah peralatan untuk menyampaikan slide show tersebut meliputi LCD Projector, sound system (apabila pada ruang yang cukup besar dan jumlah audience yang cukup banyak).

    4.      audience yang dijadikan sasaran sebagai penerima informasi. Jika ketiga unsur di atas telah dipersiapkan dengan baik, tetapi ternyata tidak ada audience-nya, atau tidak dihadiri oleh audience yang tepat sebagaimana yang dimaksud sebagai sasaran tersebut, maka rangkaian acara presentasi tersebut tidak akan sukses sebagaimana yang diinginkan.

    Mengenal Model Presentasi

    Ada tiga model presentasi yang perlu kita kenal, sebagai berikut:

    1.      Model Presentasi yang Persuasif

    Persuasif artinya merayu, membujuk, menghimbau. Contoh model presentasi ini adalah memperkenalkan produk baru dalam kegiatan marketing, pengarahan pada masyarakat, ceramah/presentasi di bidang kerohanian (agama), dan sebagainya. Model presentasi ini, presenter tidak secara langsung memperoleh hasil atau jawaban dari audience apakah presentasi yang disampaikan dapat diterima/disetujui dan ditindaklanjuti oleh target penerima informasi atau tidak.

    2.      Model Presentasi Penyampaian Informasi

    Contoh model ini di antaranya seorang manager yang sedang mempresentasikan status dari sebuah proyek atau rangkaian pekerjaan yang ditugaskan kepadanya, Laporan Finansial, atau Kebijaksanaan pemasaran, penyampaian proposal untuk meminta dana. Hasil presentasi model ini sangat menentukan, apakah idenya diterima atau tidak. Selain itu, presenter akan menerima pertanyaan atau memberikan pertanggungjawaban secara langsung terhadap apa yang disampaikan kepada audience-nya.

    3.      Model Presentasi Pelatihan/Training

    Misalnya pelatihan yang diberikan kepada karyawan baru, pelatihan yang diberikan sehubungan dengan akan diterapkannya sistem ISO, pelatihan kepada para pengajar sehubungan adanya sistem pengajaran yang baru, dan sebagainya.

    Menyiapkan Presentasi Sesuaidengan Tempat dan Waktunya

    Seringkali seseorang memiliki sebuah file slide show yang menjadi “senjata”nya untuk melakukan presentasi di segala medan. Misalnya Anda seorang dari devisi marketing atau pelatih yang menjelaskan materi pelatihan di banyak tempat dan lokasi yang seadanya. Disamping itu, sering terjadi sebuah persiapan presentasi yang dilakukan dengan target dan medan tertentu. Berikut ini beberapa pertimbangan dalam menyiapkan presentasi.

    1.      Kejelasan

    Sebuah informasi merupakan data-data yang terstruktur. Tanpa adanya struktur yang baik, informasi masih merupakan kumpulan data mentah yang belum memiliki makna. Data yang terstruktur, terorganisasi, dan mempunyai bentuk, barulah dapat dikategorikan sebagai sebuah informasi. Sama halnya dengan susunan kata-kata atau kalimat, belum tentu mampu menjelaskan informasi yang ingin disampaikan. Oleh karenanya, kita masih memerlukan alat lain yang dapat mempresentasikan informasi-informasi, khususnya informasi mengenai data yang bersifat kuantitatif yang dapat menunjang susunan kata agar lebih efektif. Dengan peralatan tersebut, kita dapat menjadikan informasi lebih jelas lagi, khususnya untuk menjelaskan halhal sebagai berikut:

    Ø  Penjelasan mengenai suatu perubahan atau trend tertentu.

    Ø  Penjelasan data secara berurutan dengan sudut pandang yang berbeda.

    Ø  Memperlihatkan urutan peristiwa dari sudut yang berbeda.

    Ø  Menyebutkan urutan peristiwa secara kronologis.

    Ø  Menampilkan informasi yang mempunyai hubungan dari sudut yang berbeda.

    Agar informasi dapat diterima lebih jelas oleh audience, Anda dapat memberi sentuhan visual pada informasi tersebut. Alat bantu untuk visualisasi informasi. Jika informasi yang ingin disampaikan berupa nilai-nilai data, maka untuk menangkap perbandingan atau kecenderungan (trend) nilai-nilai data, maka lebih tepat bila disajikan dalam bentuk grafik data. Berikut ini contoh alat presentasi data berupa grafik data yang kami kutip dari buku: ”Teknik Mempresentasikan Data dengan Diagram Excel” – Adi Kusrianto, 2006 – PT Elex Media Komputindo.

    2.      Kepenakan

    Informasi berbentuk paparan serta analisis, biasanya berisikan pesan-pesanhttps://googleads.g.doubleclick.net/pagead/ads?client=ca-pub-3117979412981364&output=html&h=250&slotname=6898571938&adk=1100877925&adf=824141150&pi=t.ma~as.6898571938&w=250&abgtt=1&lmt=1717136247&format=250×250&url=https%3A%2F%2Fdekabopass2.blogspot.com%2F2014%2F03%2Fteknik-presentasi-yang-baik.html&host=ca-host-pub-1556223355139109&wgl=1&uach=WyJtYWNPUyIsIjEzLjUuMSIsImFybSIsIiIsIjEyNS4wLjY0MjIuMTQyIixudWxsLDAsbnVsbCwiNjQiLFtbIkdvb2dsZSBDaHJvbWUiLCIxMjUuMC42NDIyLjE0MiJdLFsiQ2hyb21pdW0iLCIxMjUuMC42NDIyLjE0MiJdLFsiTm90LkEvQnJhbmQiLCIyNC4wLjAuMCJdXSwwXQ..&dt=1718719709986&bpp=1&bdt=544&idt=40&shv=r20240613&mjsv=m202406120201&ptt=9&saldr=aa&abxe=1&cookie_enabled=1&eoidce=1&prev_fmts=728×280%2C250x250%2C250x250%2C300x600%2C0x0&nras=1&correlator=3281532749207&frm=20&pv=1&ga_vid=595099819.1718719710&ga_sid=1718719710&ga_hid=15671326&ga_fc=0&u_tz=480&u_his=2&u_h=900&u_w=1440&u_ah=900&u_aw=1440&u_cd=30&u_sd=2&dmc=8&adx=438&ady=9898&biw=1440&bih=779&scr_x=0&scr_y=6788&eid=44759837%2C44795921%2C95331695%2C95334508%2C95334527%2C95334573%2C95334820%2C31084579%2C95334054%2C95335290%2C31078663%2C31078665%2C31078668%2C31078670&oid=2&pvsid=2917485738963426&tmod=1547631076&uas=1&nvt=1&ref=https%3A%2F%2Fdekabopass2.blogspot.com%2F2014%2F05%2Fmakalah-kebijakan-fiskal.html&fc=896&brdim=0%2C0%2C0%2C0%2C1440%2C0%2C1440%2C900%2C1440%2C779&vis=1&rsz=%7C%7CpoeEbr%7C&abl=CS&pfx=0&fu=0&bc=31&bz=1&td=1&tdf=0&psd=W251bGwsbnVsbCwidHJlYXRtZW50XzEuMSIsMV0.&nt=1&ifi=4&uci=a!4&btvi=3&fsb=1&dtd=17131

    Unsur-Unsur dalam Sebuah Presentasi

    Keberhasilan di dalam sebuah presentasi setidaknya terletak pada empat unsur yang ada di dalamnya, yaitu:

    1.      Presenternya, yaitu orang yang menyampaikan presentasi secara langsung di depan audience.

    2.      materi yang disampaikan, yaitu bahan yang ingin dikomunikasikan dengan audience sasarannya.

    3.      sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan presentasi. Hal ini lagi-lagi yang pertama adalah slide show yang disusun berdasarkan materi yang ingin disampaikan. Oleh karena fokus kita membicarakan teknik presentasi denganPowerPoint, maka yang dimaksud tentu saja bagaimana Anda mengemas materi presentasi dalam bentuk slide show. Faktor berikutnya adalah peralatan untuk menyampaikan slide show tersebut meliputi LCD Projector, sound system (apabila pada ruang yang cukup besar dan jumlah audience yang cukup banyak).

    4.      audience yang dijadikan sasaran sebagai penerima informasi. Jika ketiga unsur di atas telah dipersiapkan dengan baik, tetapi ternyata tidak ada audience-nya, atau tidak dihadiri oleh audience yang tepat sebagaimana yang dimaksud sebagai sasaran tersebut, maka rangkaian acara presentasi tersebut tidak akan sukses sebagaimana yang diinginkan.

    Mengenal Model Presentasi

    Ada tiga model presentasi yang perlu kita kenal, sebagai berikut:

    1.      Model Presentasi yang Persuasif

    Persuasif artinya merayu, membujuk, menghimbau. Contoh model presentasi ini adalah memperkenalkan produk baru dalam kegiatan marketing, pengarahan pada masyarakat, ceramah/presentasi di bidang kerohanian (agama), dan sebagainya. Model presentasi ini, presenter tidak secara langsung memperoleh hasil atau jawaban dari audience apakah presentasi yang disampaikan dapat diterima/disetujui dan ditindaklanjuti oleh target penerima informasi atau tidak.

    2.      Model Presentasi Penyampaian Informasi

    Contoh model ini di antaranya seorang manager yang sedang mempresentasikan status dari sebuah proyek atau rangkaian pekerjaan yang ditugaskan kepadanya, Laporan Finansial, atau Kebijaksanaan pemasaran, penyampaian proposal untuk meminta dana. Hasil presentasi model ini sangat menentukan, apakah idenya diterima atau tidak. Selain itu, presenter akan menerima pertanyaan atau memberikan pertanggungjawaban secara langsung terhadap apa yang disampaikan kepada audience-nya.

    3.      Model Presentasi Pelatihan/Training

    Misalnya pelatihan yang diberikan kepada karyawan baru, pelatihan yang diberikan sehubungan dengan akan diterapkannya sistem ISO, pelatihan kepada para pengajar sehubungan adanya sistem pengajaran yang baru, dan sebagainya.

    Menyiapkan Presentasi Sesuaidengan Tempat dan Waktunya

    Seringkali seseorang memiliki sebuah file slide show yang menjadi “senjata”nya untuk melakukan presentasi di segala medan. Misalnya Anda seorang dari devisi marketing atau pelatih yang menjelaskan materi pelatihan di banyak tempat dan lokasi yang seadanya. Disamping itu, sering terjadi sebuah persiapan presentasi yang dilakukan dengan target dan medan tertentu. Berikut ini beberapa pertimbangan dalam menyiapkan presentasi.

    1.      Kejelasan

    Sebuah informasi merupakan data-data yang terstruktur. Tanpa adanya struktur yang baik, informasi masih merupakan kumpulan data mentah yang belum memiliki makna. Data yang terstruktur, terorganisasi, dan mempunyai bentuk, barulah dapat dikategorikan sebagai sebuah informasi. Sama halnya dengan susunan kata-kata atau kalimat, belum tentu mampu menjelaskan informasi yang ingin disampaikan. Oleh karenanya, kita masih memerlukan alat lain yang dapat mempresentasikan informasi-informasi, khususnya informasi mengenai data yang bersifat kuantitatif yang dapat menunjang susunan kata agar lebih efektif. Dengan peralatan tersebut, kita dapat menjadikan informasi lebih jelas lagi, khususnya untuk menjelaskan halhal sebagai berikut:

    Ø  Penjelasan mengenai suatu perubahan atau trend tertentu.

    Ø  Penjelasan data secara berurutan dengan sudut pandang yang berbeda.

    Ø  Memperlihatkan urutan peristiwa dari sudut yang berbeda.

    Ø  Menyebutkan urutan peristiwa secara kronologis.

    Ø  Menampilkan informasi yang mempunyai hubungan dari sudut yang berbeda.

    Agar informasi dapat diterima lebih jelas oleh audience, Anda dapat memberi sentuhan visual pada informasi tersebut. Alat bantu untuk visualisasi informasi. Jika informasi yang ingin disampaikan berupa nilai-nilai data, maka untuk menangkap perbandingan atau kecenderungan (trend) nilai-nilai data, maka lebih tepat bila disajikan dalam bentuk grafik data. Berikut ini contoh alat presentasi data berupa grafik data yang kami kutip dari buku: ”Teknik Mempresentasikan Data dengan Diagram Excel” – Adi Kusrianto, 2006 – PT Elex Media Komputindo.

    2.      Kepenakan

    Informasi berbentuk paparan serta analisis, biasanya berisikan pesan-pesan yang majemuk dan mungkin memiliki sifat yang berbeda-beda apabila dilihat dari sudut cara menguraikannya. Walaupun demikian, perbedaan sudut pandang tersebut belum tentu memiliki bobot yang sama. Setidaknya paparan serta analisis itu memiliki pokok dan topik tertentu yang akan diberikan penekanan agar diketahui pembaca atau audience-nya. Dengan demikian, hal ini berarti dari sekian banyak uraian yang dianggap penting oleh presenternya belum tentu penting bagi pembacanya. Berdasarkan hal ini, presenter harus menyadari bahwa harus ada point-point

    tertentu yang harus dijadikan pokok bahasan yang diberikan penekanan, penonjolan yang didasarkan atas antisipasi presenter terhadap kebutuhan pembaca atau audience-nya.

    3.      Meringkas

    Sebuah laporan maupun penjelasan yang panjang tidaklah efektif untuk disajikan dalam sebuah presentasi, oleh karenanya dalam menyusun sebuah presentasi haruslah digunakan cara-cara peringkasan dan disajikan secara visual untuk memudahkan audience memahaminya. Dengan grafik/diagram/gambar/foto maupun peraga akan dapat meringkas informasi berupa kata-kata. Sebagai contoh, suatu paparan mengenai urutan dan proses kerja dapat disajikan secara jelas dan singkat dalam bentuk Gantt Chart seperti contoh di bawah ini.

    4.      Kesamaan

    Dengan bantuan diagram arus atau flowchart akan dapat dicapai suatu kesamaan pemahaman terhadap suatu informasi yang sifatnya prosedural atau penjelasan tentang jalannya suatu proses. Sebaliknya jika informasi seperti ini diuraikan dengan kata-kata, mungkin akan terjadi distorsi atau penyimpangan, apalagi bila informasi yang disampaikan bersifat multiproses.

    5.      Penguatan

    Penguatan adalah suatu proses untuk mengingatkan kembali suatu informasi dengan cara mengulang (repetisi). Cara ini telah lama dikenal dan diterapkan ketika seorang guru mengajar muridmurud tingkat Prasekolah maupun Sekolah Dasar. Dengan mengu lang-ulang penjelasan atau mengulang bacaan kepada anak SD akan mampu menguatkan ingatan terhadap apa yang dibaca atau diterangkan gurunya. Penguatan informasi pada sebuah presentasi dapat dilakukan de ngan cara mengulang inti informasi pada badan teks maupun pada illustrasinya. Contoh berikut ini pada bentuk artikel di sebuah majalah. Dari ide ini Anda dapat mengembangkan dalam bentuk slide buatan Anda.

    6.      Berpihaklah pada audience

    Dalam melakukan pendekatan kepada publik, audience, usahakan Anda menempatkan diri pada posisi mereka. Sekalipun Anda seorang pemilik perusahaan yang beraudiensi dengan publik karyawan yang Anda rekrut sendiri, berperanlah seolah Anda pada posisi karyawan. Informasi yang akan disampaikan bisa lebih menyentuh sasaran.

  • Makalah Kebijakan Fiskal

    Kebijakan Fiskal

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang bertujuan men-stabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak.

    Selama ini kita mengenal tiga sistem perekonomian yang berlaku di dunia yaitu sistem kapitalis, sistem sosialis dan sistem campuran. Salah satu dari tiga sistem tersebut diterapkan di Indonesia yaitu sistem campuran, dimana sistem campuran adalah sebuah sistem perekonomian dengan adanya peran pemerintah yang ikut serta menentukan cara-cara mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat. Tetapi campur tangan ini tidak sampai menghapuskan sama sekali kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan pihak swasta yang diatur menurut prinsip-prinsip cara penentuan kegiatan ekonomi yang terdapat dalam perekonomian pasar.

    Bentuk-bentuk campur tangan pemerintah antara lain :

    1. Membuat peraturan-peraturan, dengan maksud untuk menghindari praktek sehat dalam perekonomian pasar.
    2. Secara langsung ikut serta dalam kegiatan-kegiatan ekonomi. Ikut serta pemerintah dilakukan dengan mendirikan perusahaan-perusahaan yang menyediakan barang atau jasa jasa dalam kehidupan masyarakat. Contoh: Perusahaan Air Minum

    2. Melaksanakan kebijakan fiskal dan moneter. Kebijakan fiskal yang dilakukan pemerintah

    merupakan kebijakan didalam bidang perpajakan (penerimaan) dan pengeluarannya, sedangkan kebijakan moneter adalah langkah-langkah yang dijalankan oleh Bank Sentral untuk mengawasi jumlah uang yang berada di tangan masyarakat.

    Kedua kebijakan ini merupakan wahana utama bagi peran aktif pemerintah dibidang ekonomi. Pada dasarnya sebagian besar upaya stabilisasi makro ekonomi berfokus pada pengendalian atau pemotongan anggaran belanja pemerintah dalam rangka mencapai keseimbangan neraca anggaran. Oleh karena itu, setiap upaya mobilisasi sumber daya untuk membiayai pembangunan publik yang penting hendaknya tidak hanya difokuskan pada sisi pengeluaran saja, tetapi juga pada sisi penerimaan pemerintah. Pinjaman dalam dan luar negeri dapat digunakan untuk menutupi kesenjangan tabungan. Dalam jangka panjang, salah satu potensi pendapatan yang tersedia bagi pemerintahan untuk membiayai segala usaha pembangunan adalah penggalakan pajak. Selain itu, sebagai akibat ketiadaan pasar-pasar uang domestik yang terorganisir dan terkontrol dengan baik, sebagian besar pemerintahan Negara- Negara Dunia Ketiga memang harus mengandalkan langkah-langkah fiskal dalam rangka mengupayakan stabilisasi perekonomian nasional dan memobilisasikan sumber-sumber daya ( keuangan) domestik.

     B. Tujuan

    1. Mengetahui dampak dari adanya penerapan kebijakan fiskal terhadap pembangunan  ekonomi.
    2. Mengetahui waktu dan kondisi yang tepat untuk menerapkan kebijakan fiskal dalam perekonomian.
    3. Mengetahui peran dari adanya penerapan kebijakan fiskal dalam perekonomian.
    4. Mengetahui bagaimana penerapan kebijakan fiskal pada Negara maju, berkembang, dan tinggal.
    5. Mengetahui hubungan antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter dalam perekonomian Indonesia.

    Bab II. Kajian Pustaka

    Beberapa pandangan kebijakan fiskal menurut pandangan ahli ;

    Kebijakan Fiskal adalah  langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-perubahan dalam sistem pajak atau dalam perbelanjaannya dengan maksud untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi.( Sadono Sukirno, 2003)

    Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah uantuk mengelolah/ mengarahkan perekonomian ke kondisi yang lebih baik atau yang diinginkan dengan cara mengubah- ubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. ( Prathama Rahardja Mandala Manurung, pengantar ilmu ekonomi )

    kebijakan memiliki dua prioritas, yang pertama adalah mengatasi defisit anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN) dan masalah-masalah APBN lainnya.  Defisit APBN terjadi apabila penerimaan pemerintah lebih kecil dari pengeluarannya. Dan yang kedua adalah mengatasi stabilitas ekonomi makro, yang terkait dengan antara lain ; pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, kesempatan kerja dan neraca pembayaran. ( Tulus TH Tambunan , 2006 )

    Sedangkaan,  kebijakan fiskal terdiri dari perubahan pengeluaran pemerintah atau perpajakkan dengan tujuan untuk mempengaruhi besar serta susunan permintaan agregat. Indicator yang biasa dipakai adalah budget defisit yakni selisih antara pengeluaran pemerintah (dan juga pembayaran transfer) dengan penerimaan terutama dari pajak. ( Norpin, Ph. D. 1987 )

    Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.

    Berdasarkan dari beberapa teori dan pendapat yang dijelaskan diatas dapat kita simpulkan bahwa kebijakan fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah dalam pengelolaan keuangan negara untuk mengarahkan kondisi perekonomian menjadi lebih baik yang terbatas pada sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran negara yang tercantum dalam APBN.

    A. Tujuan dari Kebijakan Fiskal

    Adapun kebijakan fiskal sebagai sarana menggalakan pembangunan ekonomi bermaksud mencapai tujuan sebagai berikut :

    1.         Untuk meningkatkan laju investasi.

    Kebijakan fiskal bertujuan meningkatkan dan memacu laju investasi disektor swasta dan sektor Negara. Selain itu, kebijakan fiskal juga dapat dipergunakan untuk mendorong dan menghambat bentuk investasi tertuntu. Dalam rangka itu pemerintah harus menerapkan kebijaan investasi berencana di sektor public, namun pada kenyataannya dibeberapa Negara berkembang dan tertinggal terjadi suatu problem yaitu dimana langkanya tabungan sukarela, tingkat konsumsi yang tinggi dan terjadi investasi dijalur yang tidak produktif dari masyarakat dinegara tersbut. Hal ini disebabkan tidak tersedianya modal asing yang cukup, baik swasta maupun pemerintha. Oleh karena itu kebijakan fiskal memberikan solusi yaitu kebijakan fiskal dapat meningkatkan rasio tabungan inkremental yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan, memacu, mendorong dan menghambat laju investasi. Menurut Dr. R. N. Tripathy terdapaat 6 metode yang diterapkan oleh pemerintah dalam rangka menaikkan rasio tabungan incremental bagi mobilisasi volume keuangan pembangunan yang diperlukan diantaranya :

    a.      control fisik langsung

    b.      peningkatan tariff pajak yang ada

    c.      penerapan pajak baru,

    d.      surplus dari perusahaan Negara

    e.      pinjaman pemerintah yang tidak bersifat inflationer dan

    f.        keuangan deficit.

    2.         Untuk mendorong investasi optimal secara sosial.

    Kebijakan fiskal bertujuan untuk mendorong investasi optimal secara sosial, dikarenakan investasi jenis ini memerlukan dana yang besar dan cepat yang menjadi tangunggan Negara secara  serentak berupaya memacu laju pembentukkan modal. Nantinya invesati optimal secara sosial bermanfaat dalam pembentukkan pasar yang lebih luas, peningkatan produktivitas dan pengurangan biaya produksi.

    3.         Untuk meningkatkan kesempatan kerja.

    Untuk merealisasikan tujuan ini, kebijakan fiskal berperan dalam hal pengelolan pengeluaran seperti dengan membentuk anggaran belanja untuk mendirikan  perusahaan Negara dan mendorong perusahaan swasta melalui pemberian subsidi, keringanan dan lain-lainnya sehingga dari pengupayaan langkah ini tercipta tambahan lapangan pekerjaan. Namun, langkah ini harus juga diiringi dengan pelaksanaan program pengendalian jumlah penduduk.

    4.         Untuk meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidak stabilan internasional

    Kebijaksanaan fiskal memegang peranan kunci dalam mempertahankan stabilitas ekonomi menghadapi kekuatan-kekuatan internal dan eksternal. Dalam rangka mengurangi dampak internasional fluktuasi siklis pada masa boom, harus diterapkan pajak ekspor dan impor. Pajak ekspor dapat menyedot rejeki nomplok yang timbul dari kenaikkan harga pasar. Sedangkan bea impor yang tinggi pada impor barang konsumsi dan barang mewah juga perlu untuk menghambat penggunaan daya beli tambahan.

    5.         Untuk menanggulangi inflasi

    Kebijakan fiskal bertujuan untuk menanggulangi inflasi salah satunya adalah dengan cara penetapan pajak langsung progresif yang dilengkapi dengan pajak komoditi, karena pajak seperti ini cendrung menyedot sebagian besar tambahan pendapatan uang yang tercipta dalam proses inflasi.

    6.         Untuk meningkatkan dan mendistribusikan pendapatan nasional

    Kebijakan fiskal yang bertujuan untuk mendistribusikan pendapatan nasional terdiri dari upaya meningkatkan pendapatan nyata masyarakat dan mengurangi tingkat pendapatan yang lebih tinggi, upaya ini dapat tercipta apabila adanya investasi dari pemerintah seperti pelancaran program pembangunan regional yang berimbang pada berbagai sektor perekonomian.

    2.2. Fungsi Utama Kebijakan Fiskal

    1.                Fungsi Alokasi, yaitu untuk mengalokasikan faktor-faktor produksi yang tersedia dalam masyarakat sedemikian rupa sehingga kebutuhan masyarakat berupa Public goods seperti jalan, jembatan, pendidikan dan tempat ibadah dapat terpenuhi secara layak dan dapat dinikmati oleh seluruhn masyarakat.

    2.                Fungsi Distribusi, yaitu fungsi yang mempunyai tujuan agar pembagian pendapatan nasional dapat lebih merata untuk semua kalangan dan tingkat kehidupan.

    3.                Fungsi Stabilisasi, agar terpeliharanya keseimbangan ekonomi terutama berupa kesempatan kerja yang tinggi, tingkat harga-harga umum yang relatif stabil dan tingkat pertumbuhan ekonomi yang memadai. ( Soediyono,R,1992,h.89 )  

    2.3. Bentuk – Bentuk Kebijakan Fiskal

    Kebijakan fiskal umumnya dibagi atas tiga kategori, yaitu:

    1.      Kebijakan yang menyangkut pembelian pemerintah atas barang dan jasa.

    Pembelian pemerintah atau belanja negara merupakan unsur di dalam pendapatan nasional yang dilambangkan dengan huruf “G”. Pembelian atas barang dan jasa pemerintah ini mencakup pemerintah daerah, dan pusat. Belanja pemerintah ini meliputi pembangunan untuk jalan raya, jalan tol, bangunan sekolah, gedung pemerintahan, peralatan kemiliteran, dan gaji guru sekolah.

    2.      Kebijakan yang menyangkut perpajakan

    Pajak merupakan pendapatan yang paling besar di samping pendapatan yang berasal dari migas. Baik perusahaan maupun rumah tangga mempunyai kewajiban melakukan pembayaran pajak atas beberapa bahkan seluruh kegiatan yang dilakukan. Pajak yang dibayarkan digunakan semata-mata untuk pembangunan negara tersebut. Kebijakan pemerintah atas perpajakan mengalami pembaharuan dari waktu ke waktu, hal ini disebut tax reform (pembaharuan pajak). Tax reform yang dilakukan pemerintah mengikuti adanya perubahan di dalam masyarakat, seperti meningkatnya pendapatan.

    3.      Kebijakan yang menyangkut pembayaran transfer.

    Pembayaran transfer meliputi kompensasi pengangguran, tunjangan keamanan sosial, dan tunjangan pensiun. Jika dilihat pembayaran transfer merupakan bagian belanja pemerintah tetapi sebenarnya pembayaran tansfer tidak masuk dalam komponen G di dalam perhitungan pendapatan nasional. Alasannya yaitu karena transfer bukan merupakan pembelian sesuatu barang yang baru diproduksi dan pembayaran tersebut bukan karena jual beli barang dan jasa. Pembayaran transfer mempengaruhi pendapatan rumah tangga, namun tidak mencerminkan produksi perekonomian. Karena PDB dimaksudkan untuk mengukur pendapatan dari produksi barang dan jasa serta pengeluaran atas produksi barang dan jasa, pembayaran transfer tidak dihitung sebagai bagian dari belanja pemerintah.

                Salah satu gagasan utama Keynes pada tahun 1930-an adalah kebijakan fiskal dapat dan hendaknya digunakan untuk menstabilkan tingkat keluaran dan peluang kerja. Secara spesifik menurut Keynes, terdapat dua hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam kebijakan fiskal yaitu:

    1). Kebijakan fiskal ekspansioner yaitu memotong pajak dan/atau menaikkan pengeluaran untuk mengeluarkan perekonomian dari penurunan.

    2). Kebijakan fiskal kontraksioner yaitu menaikkan pajak dan/atau memangkas pengeluaran untuk mengeluarkan perekonomian dari inflasi.

    Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.

    Kebijakan fiskal mempunyai pengaruh baik jangka panjang maupun jangka pendek. Kebijakan fiskal mempengaruhi tabungan, investasi, dan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang , sedangkan dalam jangka pendek mempunyai pengaruh terhadap permintaan agregat barang dan jasa.

    2.4. APBN dan Kebijaksanaan Fiskal

    Pengaruh kebijaksanaan fiskal terhadap perekonomian bisa dianalisa dalam dua tahap yang berurutan, yaitu :

    a.      Bagaimana suatu kebijaksanaan fiskal diterjemahkan menjadi suatu APBN

    b.      Bagaimana APBN tersebut mempengaruhi perekonomian.

    APBN mempunyai dua kategori, kategori yang pertama yaitu, mencatat pengeluaran dan penerimaan yang terdiri dari beberapa pos utama diantaranya:

    PENERIMAANPENGELUARAN
    ·        Pajak (berbagai macam)·        Pinjaman dari Bank Sentral·        Pinajaman dari masyarakat dalam negeri·        Pinjaman dari luar negeri·        Pengeluaran pemerintah untuk pembelian barang/jasa·        Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawai·        Pengeluaran pemerintah untuk transfer payment

    Kebijakan anggaran pemerintah dahulu selalu mengharuskan kebijakan anggaran berimbang. Kebijakan anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama besar dengan pemasukan. Namun pada saat ini kebijakan anggaran dapat menjadi kebijakan anggaran defisit (defisit budget), anggaran surplus (surplus budget).

    Kebijakan anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian. Dalam hal ini, peningkatan pengeluaran yaitu pembelian pemerintah atas barang dan jasa. Peningkatan pembelian atau belanja pemeritah berdampak terhadap peningkatan pendapatan nasional. Contohnya pemerintah mengadakan proyek membangun jalan raya. dalam proyek ini pemerintah membutuhkan buruh dan pekerja lain untuk menyelesaikannya. dengan kata lain proyek ini menyerap SDM sebagai tenaga kerja. hal ini membuat pendapatan orang yang bekerja di situ bertambah. Anggaran defisit memiliki keunggulan maupun kelemahan, salah satu keunggulannya adalah terdapat penertiban pada angka defisit dan nilai tambahan utang yang jelas dan lebih transparan serta bisa diawasi masyarakat. Menurut Menkeu Agus DW Martowardojo penerapan kebijakan anggaran defisit tujuannya untuk menciptakan ekspansi fiskal dan menguatkan pertumbuhan ekonomi agar tetap terjaga pada level yang tinggi. Umumnya sangat baik digunakan jika keadaan ekonomi sedang resesif. . Anggaran defisit salah satunya dengan melakukan peminjaman/hutang, dahulu pemerintahan Bung Karno pernah menerapkannya dengan cara memperbanyak utang dengan meminjam dari Bank Indonesia, yang terjadi kemudian adalah inflasi besar-besaran (hyper inflation) karena uang yang beredar di masyarakat sangat banyak. Untuk menutup anggaran yang defisit dipinjamlah uang dari rakyat, sayangnya rakyat tidak mempunyai cukup uang untuk memberi pinjaman pada pemerintah. akhirnya, pemerintah terpaksa meminjam uang dari luar negeri. Ini merupakan salah satu kasus yang menggambarkan kelemahan dari anggaran defisit.

    Sedangkan, anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya.

    Anggaran surplus (Surplus Budget)/ Kebijakan Fiskal Kontraktif adalah kebijakan Pemerintah untuk membuat pemasukannya lebih besar daripada pengeluarannya. Baiknya politik anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan permintaan.  Cara kerja anggaran surplus adalah kebalikan dari anggaran defisit, uang yang didapat Pemerintah dari pendapatan pajak lebih banyak dari yang dibelanjakan, Pemerintah memenfaatkan selisihnya untuk melunasi beberapa hutang Pemerintah yang masih ada. Surplus anggaran akan menaikkan dana pinjaman, mengurangi suku bunga dan meningkatkan investasi. Investasi yang lebih tinggi seterusnya dapat meningkatkan akumulasi modal dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

    2.5. Pengaruh Risiko Kebijakan Fiskal.

    Resiko Fiskal didefinisikan sebagai potensi tambahan defisit APBN yang disebabkan oleh sesuatu di luar kendali Pemerintah. Pengungkapan resiko fiskal sangat perlu untuk empat tujuan strategis, yaitu :

    i.      Peningkatan kesadaran seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) dalam pengelolaan kebijakan fiskal

    ii.       Meningkatkan keterbukaan fiskal

    iii.      Meningkatkan tanggung jawab fiskal

    iv.     Menciptakan kesinambungan fiskal

    Resiko Fiskal dikelompokkan dalam empat kategori utama yaitu :

    1.      Resiko Ekonomi Makro

    Dalam penyusunan APBN indikator-indikator ekonomi makro yang digunakan sebagai dasar penyusunan adalah pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, suku bunga sertifikat Bank Indonesia, nilai tukar rupiah, harga minyak mentah Indonesia dan lifting minyak. Indikator tersebut merupakan asumsi dasar yang menjadi acuan penghitungan besaran-besaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam APBN. Secara umum sumber resiko fiskal yang dihadapi oleh APBN 2012 terutama berasal dari dua resiko utama, yakni inflasi dan harga minyak.

    a. Inflasi. Pemerintah memproyeksikan angka inflasi tahun 2012 berkisar antara 3,5-5,5 persen. Sementara itu menurut IMF dalam World Economic Outlook per April 2012, inflasi diperkirakan sebesar 5,85 persen. Angka ini lebih tinggi daripada realisasi inflasi tahun 2010 dan lebih rendah dari proyeksi tahun 2011. Dengan demikian angka proyeksi pemerintah masih sejalan dengan kecendrungan penurunan angka inflasi. Meskipun angka inflasi telah menunjukkan angka penurunan, tetapi resiko tekanan inflasi ke depan diperkirakan masih cukup tinggi.

    b. Harga Minyak. Pemerintah memerintahkan harga minyak berkisar antara US$ 75 per barel s/d US$95 per barel, angka tersebut sejalan dengan penurunan harga minyak dipasaran dunia.

    2.      Resiko Utang Dinamika Ekonomi Makro

    Pengelolaan resiko utang diperlukan agar target pembiayaan utang dapat diperoleh dengan biaya yang wajar dan tidak menimbulkan penumpukan beban utang yang tidak terkendali pada masa yang akan mendatang.pada dasarnya resiko utang terdiri dari empat, diantaranya :

    a. Resiko pasar ini terdiri dari resiko nilai tukar, resiko tingkat bunga dan resiko likuiditas yag timbul sebagai akibat dari ketidakpastian kondisi pasar keuangan yang dinamis. Resiko nilai tukar terutama berasal dari utang melalui pinjaman luar negeri, sedangkan resiko tingkat bunga bersumber dari pinjaman luar negeri berbasis LIBOR dan SBN berbasis SBI 3 bulan.

    b. Sedangkan resiko pembiayaan kembali disebabkan oleh besarnya pembayaran kewajiban utang pada tahun/ periode tertentu.

    c. Resiko operasional

    Resiko operasional adalah resiko yang disebabkan oleh kegagalan pada orang, proses bisnis dan sistem diunit terkait. Serta yang ditimbulkan oleh aspek legal. Resiko ini antara lain dapat berupa gagal bayar akibat kelalaian manusia atau kegagalan sistem yang berdampak pada penurunan sorvereign credit rating.

    d. Resiko Reputasi

    Resiko Reputasi merupakan resiko penurunan kredibilitas pengelolaan utang dari sudut pandang investor dan lender yang disebabkan oleh rendahnya tingkat kepastian dan konsistensi penerapan strategi pengelolaan utang.

    3.      Kewajiban Kontijensi Pemerintah Pusat

    Kewajiban kontijensi merupakan kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadinya atau tidak terjadinya suatu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali pemerintah. Kewajiban kontijensi pemerintah pusat yang menjadi resiko fiskal bersumber dari pemberian dukungan dan/ atau pinjaman pemerintah atas proyek-proyek infrastruktur, kewajiban yang timbul akibat program pension dan tabungan hari tua pegawai negeri.

    4.      Desentralisasi Fiskal

    Kebijakan desentralisasi fiskal dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan, dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Republik Kesatuan Indonesia. Dalam hal pelaksanaanya, penerapan kebijakan ini selain menghasilkan hal-hal positif sebagaimana yang diharapkan ternyata juga berpotensi menimbulkan resiko fiskal. Resiko Fiskal  dari desentarlisasi fiskal diantaranya, bersumber dari kebijakan pemekaran daerah, tunggakan pemerintah daerah atas pengembalian penerusan pinjaman dari luar negeri dan rekening pinjaman daerah serta pengalihan pajak pusat menjadi pajak daerah.

    II.    LANDASAN PENELITIAN

    Kebijakan fiskal dapat diartikan sebagai tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam bidang anggaran belanja negara dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya perekonomian, khususnya Perekonomian Indonesia.

    Anggaran belanja negara terdiri dari :

    1.            Penerimaan atas pajak

    2.            Pengeluaran Pemerintah (government expenditure)

    3.            Transfer Pemerintah (government transfer)

    Biaya transfer pemerintah merupakan pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang tidak menghasilkan balas jasa secara langsung. Contoh pemberian beasiswa kepada mahasiswa, bantuan bencana alam dan sebagainya.

    Salah satu pengaruh penerapan kebijakan fiskal adalah pada pendapatan nasional

    Pada sistem perekonomian yang tertutup (tidak ada perdagangan internasional) maka pendapatan nasional (Y) dapat tersusun atas konsumsi (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G). Dirumuskan :

    Y = C + I + G

    Dimana konsumsi (C) sebagai fungsi dirumuskan sebagai :

    C = aY + b

    Pendapatan disposibel (YD) sebagai nilai pendapatan yang dapat dibelanjakan diformulasikan sebagai :

    YD = Y – Tx + Tr

    YD = C + S

    Dimana :

    Tx : Pajak

    Tr : Transfer pemerintah

    S : Saving

    Dimana saving dapat difungsikan sebagai :

    S = (1-a)Y – b

    III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Dengan pendekatan matematis dapat ditemukan adanya angka pengganda/ multiplier dalam perekonomian dengan penggunaan kebijakan fiskal, yaitu :

    ·        Angka pengganda investasi

    ·        Angka pengganda konsumsi

    ·        Angka pengganda pengeluaran pemerintah

    ·        Angka pengganda transfer pemerintah

    ·        Angka pengganda pajak

    IV.   KESIMPULAN

    Kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah:

            1. Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak

    2.         Kebijakan fiskal di lakukan dengan tujuan untuk mengelola isi permintaan barang dan jasa, untuk mempertahankan produksi Yang mendekati full employment dan untuk mempertahankan tingkat harga barang dan jasa agar inflasi dan deflasi tidak terjadi.https://googleads.g.doubleclick.net/pagead/ads?client=ca-pub-3117979412981364&output=html&h=250&slotname=6898571938&adk=3534123283&adf=997766574&pi=t.ma~as.6898571938&w=250&abgtt=1&lmt=1717136247&format=250×250&url=https%3A%2F%2Fdekabopass2.blogspot.com%2F2014%2F05%2Fmakalah-kebijakan-fiskal.html&host=ca-host-pub-1556223355139109&wgl=1&uach=WyJtYWNPUyIsIjEzLjUuMSIsImFybSIsIiIsIjEyNS4wLjY0MjIuMTQyIixudWxsLDAsbnVsbCwiNjQiLFtbIkdvb2dsZSBDaHJvbWUiLCIxMjUuMC42NDIyLjE0MiJdLFsiQ2hyb21pdW0iLCIxMjUuMC42NDIyLjE0MiJdLFsiTm90LkEvQnJhbmQiLCIyNC4wLjAuMCJdXSwwXQ..&dt=1718715433864&bpp=1&bdt=1069&idt=880&shv=r20240613&mjsv=m202406120201&ptt=9&saldr=aa&abxe=1&cookie_enabled=1&eoidce=1&prev_fmts=728×280%2C250x250%2C0x0%2C250x250%2C300x600&nras=1&correlator=746583533645&frm=20&pv=1&ga_vid=1840739216.1718715435&ga_sid=1718715435&ga_hid=497757921&ga_fc=0&u_tz=480&u_his=1&u_h=900&u_w=1440&u_ah=900&u_aw=1440&u_cd=30&u_sd=2&dmc=8&adx=438&ady=10314&biw=1440&bih=779&scr_x=0&scr_y=7241&eid=44759837%2C95334508%2C95334529%2C95334573%2C95334578%2C95334828%2C31084579%2C95334052%2C95335292%2C31078663%2C31078665%2C31078668%2C31078670&oid=2&pvsid=1309114810364952&tmod=1547631076&uas=0&nvt=1&ref=https%3A%2F%2Fwww.google.com%2F&fc=896&brdim=0%2C0%2C0%2C0%2C1440%2C0%2C1440%2C900%2C1440%2C779&vis=1&rsz=%7C%7CpoeEbr%7C&abl=CS&pfx=0&fu=0&bc=31&bz=1&td=1&tdf=0&psd=W251bGwsbnVsbCwidHJlYXRtZW50XzEuMSIsMV0.&nt=1&ifi=4&uci=a!4&btvi=3&fsb=1&dtd=M

    II.    LANDASAN PENELITIAN

    Kebijakan fiskal dapat diartikan sebagai tindakan yang diambil oleh pemerintah dalam bidang anggaran belanja negara dengan maksud untuk mempengaruhi jalannya perekonomian, khususnya Perekonomian Indonesia.

    Anggaran belanja negara terdiri dari :

    1.            Penerimaan atas pajak

    2.            Pengeluaran Pemerintah (government expenditure)

    3.            Transfer Pemerintah (government transfer)

    Biaya transfer pemerintah merupakan pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang tidak menghasilkan balas jasa secara langsung. Contoh pemberian beasiswa kepada mahasiswa, bantuan bencana alam dan sebagainya.

    Salah satu pengaruh penerapan kebijakan fiskal adalah pada pendapatan nasional

    Pada sistem perekonomian yang tertutup (tidak ada perdagangan internasional) maka pendapatan nasional (Y) dapat tersusun atas konsumsi (C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G). Dirumuskan :

    Y = C + I + G

    Dimana konsumsi (C) sebagai fungsi dirumuskan sebagai :

    C = aY + b

    Pendapatan disposibel (YD) sebagai nilai pendapatan yang dapat dibelanjakan diformulasikan sebagai :

    YD = Y – Tx + Tr

    YD = C + S

    Dimana :

    Tx : Pajak

    Tr : Transfer pemerintah

    S : Saving

    Dimana saving dapat difungsikan sebagai :

    S = (1-a)Y – b

    III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Dengan pendekatan matematis dapat ditemukan adanya angka pengganda/ multiplier dalam perekonomian dengan penggunaan kebijakan fiskal, yaitu :

    ·        Angka pengganda investasi

    ·        Angka pengganda konsumsi

    ·        Angka pengganda pengeluaran pemerintah

    ·        Angka pengganda transfer pemerintah

    ·        Angka pengganda pajak

    IV.   KESIMPULAN

    Kesimpulan yang didapat dari makalah ini adalah:

            1. Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat dengan pajak

    2.         Kebijakan fiskal di lakukan dengan tujuan untuk mengelola isi permintaan barang dan jasa, untuk mempertahankan produksi Yang mendekati full employment dan untuk mempertahankan tingkat harga barang dan jasa agar inflasi dan deflasi tidak terjadi.

    Bagi negara sedang berkembang sebenarnya sulit untuk menyesuaikan antara pendapatan negara yang sedang berkembang rendah sedangkan kebutuhan untuk menyediakan barang dan jasa serta membelanjai pengeluaran yang lainya lebih besar. Sedangkan kebijakan campuran adalah merupakan campuran daari dua kebijakan bdiatas yang di lakukan dengan cara mengubah pengeluaran, pengenaan pajak ataupun jumlah uang yang beredar secara bersama-sama.

    REFERENSI

    1.      Sadono Sukirno,2003, Pengantar Ekonomi Mikro, Raja Gafindo Persada, Jakarta

    2.      Prathama Rahardja Mandala Manurung, 2001, Pengantar Ilmu Ekonomi

    3.      Tulus TH Tambunan, 2006

    4.      Norpin, Ph. D. 1987

    5.      Soediyono, R, 1992, h.89

    6.      Iskandar Putong, 2002, Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro, Ghalia Indonesia, Jakarta

  • Laporan Studi Kasus Analisis Persaingan Bisnis Telkomsel dan XL

    Analisis Persaingan Bisnis Telkomsel dan XL

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Persaingan bisnis yang semakin ketat, menimbulkan banyak  konsekuensi dalam persaingan perusahaan. Perusahaan dituntut untuk meningkatkan daya saingnya secara terus menerus. Perusahaan dalam waktu cepat harus mampu mengubah diri menjadi lebih kuat dan mampu menanggapi kebutuhan pasar. Jika dikaitkan dengan aspek pemasaran, perusahaan yang memiliki pemasaran yang kuat akan mampu bersaing dalam persaingan bisnis yang ketat.

    Aspek pemasaran erat kaitannya dengan penggunaan periklanan. Iklan adalah sebuah komunikasi persuasif yang mampu mengubah perilaku khalayak. Sebuah iklan diciptakan untuk dapat menggiring pola pikir dan atau tindakan tindakan yang diharapkan oleh pembuat iklan. Daya pikat iklan di bangun untuk mengingatkan khalayak pada pencitraan tertentu, karena iklan berhubungan langsung dalam memperkenalkan produk kepada konsumen. Menurut Lee dan Johnson (2004:03) mengatakan bahwa iklan adalah komunikasi komersil dan non personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak melalui media bersifat misal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail, reklame luar ruang atau kendaraan umum.

    Iklan merupakan salah satu instrument pemasaran modern yang aktivitasnya didasarkan pada konsep komunikasinya maka keberhasilannya dalam mendukung program pemasaran merupakan pencerminan dari keberhasilan komunikasi. Dengan beriklan, perusahaan berusaha mengkomunikasikan baik keberadaan perusahaan itu sendiri maupun produk ataupun jasa yang dihasilkan dan semaksimal mungkin bagaimana iklan tersebut mampu memuaskan konsumen dengan menyajikan pesan yang sesuai keinginan konsumen.

    Tidak bisa dipungkiri, hingga saat ini iklan masih menjadi sarana yang tepat dalam menunjang aktivitas pemasaran karena dengan berkomunikasi melalui iklan beberapa tujuan bisa tercapai, seperti meningkatkan awarenesssales dan image suatu produk ataupun jasa. Demi tercapainya tujuan tersebut maka masing-masing perusahaan bersaing untuk memperebutkan pasar konsumen melaui iklan. Akhirnya, yang terjadi adalah persaingan iklan besar-besaran. Oleh sebab itu, iklan dapat dijadikan sebagai salah satu parameter yang dapat digunakan untuk melakukan analisis persaingan untuk mengukur posisi suatu produk ataupun jasa dari suatu perusahaan terhadap produk ataupun jasa dari perusahaan pesaingnya.

    Tampilan iklan-iklan pada media televisi berlomba-lomba menarik simpati para pemirsanya dengan berbagai variasi. Salah satunya adalah tampilan iklan yang mengandung unsur persaingan. Persaingan provider celullar paling seru saat ini adalah antara XL dan Telkomsel.

    1.2.       Tujuan

    Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimanakah persaingan yang terjadi dua produk provider besar baik dalam aspek pemasaran maupun posisi produknya di masyarakat.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Pangsa pasar atau market share adalah presentase dari keseluruhan pasar untuk sebuah kategori produk atau jasa yang telah dipilih. Presentase ini dikuasai satu atau lebih produk atau jasa tertentu yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dalam kategori yang sama (Malahayati, 2010). Market share merupakan suatu proporsi atau perbandingan antara penjualan industry keseluruah (total) yang dibuat suatu perusahaan dalam suatu industry (Umar, 2000).

    Menurut Lubis (2004), Strategi bersaing bergantung pada besar dan posisi masing-masing perusahaan dalam pasar. Perusahaan besar mampu menerapkan strategi tertentu, yang jelas tidak bisa dilakukan oleh perusahaan kecil. Dan bukanlah merupakan sesuatu hal yang jarang terjadi bahwa perusahaan kecil dengan strateginya sendiri mampu rnenghasilkan tingkat keuntungan yang sama atau bahkan lebih baik daripada yang diperoleh perusahaan besar. Sehubungan dengan besarnya usaha, maka dapat dibedakan menjadi empat kelompok usaha, yaitu market leader menguasai 40% pasar , market challenger menguasai 30% pasar , market follower menguasai 20% pasar, dan market nicher menguasai 10% pasar.

    a.    Strategi Market Leader

    Perusahaan seperti ini rnemegang bagian terbesar dalam pasar, biasanya perusahaan-perusahaan lain mengikuti tindakan-tindakan perusahaan dalam hal perubahan harga, pengenalan produk baru, pencakupan saluran distribusi, dan intensitas promosi. Perusahaan yang dominan selalu ingin tetap menjadi nomor satu, oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan seperti ini biasanya mengembangkan strategi.

    a.         Mengembangkan pasar keseluruhan, hal ini dapat dilakukan dengan cara:

    ü Mencari konsumen baru dengan cara strategi penerobosan pasar, strategi pasar baru, dan strategi perluasan geografis

    ü Mencari dan mengenalkan kegunaan baru suatu produk

    ü Meyakinkan masyarakal konsumen agar menggunakan produk lebih banyak pada setiap kesempatan.

    b.        Melindungi bagian-bagian pasar yang telah dikuasai. Sementara mencoba memperkuat pasar. Perusahaan yang dominan tetap harus melindungi usahanya secara terus menerus dari serangan saingan-saingannya. Untuk itu yang harus dikerjakan oleh perusahaan pemimpin dalam mempertahankan daerah kekuasaannya adalah inovasi (Pembaharuan ) yang terus menerus.

    c.         Meningkatkan bagian pasar. Selain mencari konsumen baru pada pasar yang baru, perusahaan juga dapat meningkatkan jumlah konsumen pada bagian pasar yang sudah dikuasai.

    b.    Strategi Market Challenger

    Perusahaan yang mempunyai urutan kedua atau lebih rendah lagi didalam pasar bisa disebut “runner up” atau “Penyusul”. Mereka dapat menyerang Market leader dan pesaing-pesaing lainnya dalam suatu usaha yang gencar merebut bagian pasar, perusahaan inilah yang disebut Market Challenger. Dan mereka yang bersikap asal rnenerima tidak menggoncangkan pasar, disebut juga Market Follower.

    Beberapa strategi penyerangan yang bisa digunakan oleh market challenger :

    a.    Menetapkan sasaran strategi lawan.

    Langkah awal yang harus dilakukan oleh penantang pasar adalah menetapkan sasaran strategis dan memilih lawan yang dihadapi, untuk itu perusahaan harus melakukan analisis persaingan yang sistematis.

    b. Memilih strategi penyerangan.

    Secara umum ada lima strategi penyerangan yang dapat dipilih dan dilakukan market challenger :

    ·      Serangan Frontal. Dalam serangan frontal ini, penyerang menandingi produk, iklan, harga, dari lawannya, sehingga apabila lawan tidak kuat maka akan kalah. Biasanya yang memakai strategi ini adalah market challenger yang kuat.

    ·      Serangan Melambung. Prinsip pokok dart serangan modern adalah Konsentrasi kekuatan untuk menyerang kelemahan. Ada dua strategi yang dapat dilakukan oleh market challenger yaitu serangan geografis, yaitu serangan-serangan yang ditujukan pada daerah-daerah pemasaran dimana pesaing tidak menanganinya dengan baik. Dan kedua adalah serangan dengan menutup segmen pasar yang selama ini belum dipenuhi oleh market leader.

    ·      Serangan mengepung. Serangan ini merupakan usaha menembus daerah pemasaran lawan, yaitu dengan mengadakan penyerangan secara besar-besaran terhadap seluruh pasar lawan dan pada saat bersamaan perusahaan penantang memasarkan segala apa saja yang dipasarkan oleh pesaing, dan melebihi apa yang dimiliki oleh pesaing, sehingga tawaran perusahaan ini tidak mungkin ditolak oleh konsumen.

    ·      Serangan lintas. Strategi ini adalah strategi yang paling tidak langsung, serta menjauhkan diri dari gerakan yang mengarah kepemasaran pesaing. Ada tiga pendekatan, yaitu: diversifikasi ke produk-produk yang tidak berkaitan, diversifikasi kepasar geografis yang baru dan menciptakan produk yang lebih baik.

    ·      Serangan gerilya. Serangan ini dilakukan perusahaan-perusahaan yang kekurangan modal dengan menyerang pada berbagai wilayah lawan dengan serangan kecil yang tiba-tiba dan terputus-putus. Tujuannya adalah untuk mengganggu konsentrasi lawan. Serangan dapat dilakukan dengan tindakan memotong harga secara selektif, mengganggu persediaan, membajak eksekutif, kegiatan promosi intensif dan berbagai tindakan ilegal lainnya.

    c.    Strategi Market Follower

    Perusahaan seperti ini lebih suka menawarkan hal-hal yang serupa, biasanya dengan meniru produk perusahaan yang memimpin. Setiap market follower selalu menonjolkan sifat khasnya kepada target pasar, misalnya lokasi, jasa pelayanan, atau keuangannya. Strategi umum yang biasa dilakukan oleh maeket follower yaitu:

    ·      Mengikuti dari dekat. Market follower berusaha menyamai perusahaan pemimpin pasar pada sebanyak mungkin segmen pasar dan wilayah bauran pemasaran.

    ·      Mengikuti dari jauh. Dalam strategi ini market follower membuat beberapa differensiasi, namun tetap mengikuti market leader dalam hal pembauran pasar.

    ·      Mengikuti secara selektif. Market follower mengikuti dengan dekat beberapa hal yang dilakukan market leader, namum pada hal-hal yang lain perusahaan berjalan dengan sendiri.

    d.   Strategi Market Nicher

    Perusahaan seperti ini, menyandang berbagai nama seperti; penggarap relung pasar, spesialisasi pasar, perusahaan ambang pintu, atau perusahaan tumpuan. Market nicher menempati sebagian kecil dari seluruh pasar yang ada. Perusahaan jenis ini mencoba masuk kesatu atau lebih celah-celah pasar yang aman dan menguntungkan yang dilupakan atau terlewatkan oleh perusahaan besar. Umumnya market micher adalah perusahaan yang mempunyai spesialisasi tertentu dan keahlian yang khas didalam pasar, konsumen, produk atau lini-lini dalam bauran pemasaran.

    Menurut Rangkuti (1997), Analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang klasik. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bias dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh mereka.

    1.      Peluang (Opportunities)

    Suatu peluang merupakan situasi utama yang mengguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecenderungan-kecenderungan utama adalah salah satu dari peluang identifikasi dari segmen pasar yang sebelumnya terlewatkan, perubahan-perubahan dalam keadaan bersaing, atau peraturan, perubahan teknologi, dan hubungan pembeli dan pemasok yang diperbaiki dapat menunjukan peluang bagi perusahaan.

    2.      Ancaman (Threaths)

    Ancaman adalah rintangan-rintangan utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan dari perusahaan. Masuknya pesaing baru, perumbuhan pasar yang lambat, daya tawar pembeli dan pemasok utama yang meningkat, perubahan teknologi, dan peraturan yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi keberhasilan suatu perusahaan.

    3.      Kekuatan (Strenghts)

    Kekuatan adalah sumber daya, ketrampilan atau keunggulan lain yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar suatu perusahaan layani atau hendak layani. Kekuatan merupakan suatu kompetensi yang berbeda (destintive competence) yang memberi perusahaan suatu keunggulan komparatif (comparative advantage) dalam pasar. Kekuatan berkaitan dengan sumber daya, keuangan, citra, kepemimpinan pasar, hubungan pembeli/pemasok, dan faktor-faktor lain.

    4.      Kelemahan (weaknesses)

    Kelemahan merupakan keterbatasan/kekurangan dalam sumber daya, ketrampilan, dan kemampuan yang secara seerius menghalangi kinerja efektif suatu perusahaan.

    BAB III

    STUDI KASUS

    Persaingan antara XL dan Telkomsel termasuk kedalam persaingan merk, dimana di dalamnya terjadi persaingan dalam penetapan harga, feature yang ditawarkan dan yang paling kentara adalah pada persaingan iklan. Berkali-kali dapat dilihat pada iklan-iklan kartu XL dan kartu as/simpati (Telkomsel) saling menjatuhkan dengan cara saling memurahkan tarif sendiri.

    Kini persaingan 2 kartu yang sudah ternama ini kian meruncing dan langsung tak tanggung-tanggung menyindir satu sama lain secara vulgar. Bintang iklan yang jadi kontroversi itu adalah Sule, pelawak yang sekarang sedang naik daun. Awalnya Sule adalah bintang iklan XL. Di XL, Sule bermain satu frame dengan bintang cilik Baim dan Putri Titian.

    Di situ, Baim diminta oleh Om Sule untuk mengatakan, “Om Sule ganteng”, tetapi dengan kepolosan dan kejujuran (yang sudah direkayasa oleh sutradara ) Baim berkata, “Om Sule jelek”.Setelah itu, Sule kemudian membujuk Baim untuk berkata lagi, “Om Sule ganteng” tapi kali ini Baim diberi es krim olehSule. Tetapi tetap saja Baim berkata, “Om Sule jelek”. XL membuat sebuah slogan, “sejujur Baim, sejujur XL”.

    Iklan ini dibalas oleh Telkomsel dengan meluncurkan iklan kartu AS. Awalnya, bintang iklannya bukan Sule, tetapi pada iklan tersebut sudah membalas iklan XL tersebut dengan kata-katanya yang kurang lebih berbunyi seperti ini, “makanya, jangan mau diboongin anak kecil..!!!”

    Tidak cukup di situ,  kartu AS meluncurkan iklan baru dengan bintang Sule. Di iklan tersebut, Sule menyatakan kepada pers bahwa dia sudah tobat. Sule sekarang memakai kartu AS yang katanya murahnya dari awal. Sule juga berkata bahwa dia kapok dibohongi anak kecil sambil tertawa dengan nada mengejek.

    Perang iklan antar operator sebenarnya sudah lama terjadi. Namun pada perang iklan yang satu ini, tergolong parah. Biasanya, tidak ada bintang iklan yang pindah ke produk kompetitor selama jangka waktu kurang dari 6 bulan. Namun pada kasus ini, saat penayangan iklan XL masih diputar di Televisi, sudah ada iklan lain yang “menjatuhkan” iklan lain dengan menggunakan bintang iklan yang sama.

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    4.1.            Identifikasi Pesaing (XL)

    4.1.1.      Profil Pesaing

    PT XL Axiata Tbk (dahulu PT Excelcomindo Pratama Tbk), atau disingkat XL, adalah sebuah perusahaan operator telekomunikasi seluler di Indonesia. XL mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Oktober 1996, dan merupakan perusahaan swasta pertama yang menyediakan layanan telepon seluler di Indonesia. XL menyediakan layanan korporasi yang termasuk Internet Service Provider (ISP) dan VoIP. XL memiliki dua lini produk GSM, yaitu XL Prabayar dan XL Pascabayar.

    XL Prabayar merupakan peleburan dari 3 produk prabayar XL sebelumnya, yaitu Bebas, Jempol, dan Jimat. Peleburan menjadi satu lini produk ini merupakan upaya XL untuk memangkas biaya pemasaran Jempol yang memiliki perkembangan kurang siginifikan jika dibandingkan dengan Bebas. Peleburan ini diawali pada 1 Agustus 2007dengan menyatukan voucher isi ulang untuk kedua produk dan diresmikan pada 1 Januari 2008 dengan peluncuran merek XL Prabayar. Pelanggan XL Prabayar mendapat nomor dengan awalan 0817, 0818, 0819, 0859, 0878, dan 0877. Bebas diluncurkan pertama kali pada tanggal 1 Juni 2004. Produk ini merupakan kelanjutan produk XL sebelumnya, XL Pascabayar sebelumnya dikenal dengan nama Xplor. Perubahan ini seiring dengan restrukturisasi lini produk XL dimana hanya ada 1 lini produk masing-masing untuk prabayar dan pascabayar.

    4.1.2.      Market Share Pesaing

    PT. XL Axiata Tbk. (XL) didirikan pada tahun 1989 dan dimiliki oleh Axiata Group Berhad melalui perusahaan Indocel Holding Sdn Bhd (66,7%). Perusahaan ini adalah salah satu pemain selular terbesar di area Asia Pasifik, Emirates Telecommunications Corporation (Etisalat) melalui Etisalat International Indonesia Ltd (13,3%). Perusahaan ini adalah penyedia selular terbesar di Timur Tengah dan Afrika, dan sebanyak 20% saham dimiliki oleh publik secara terbuka.XL memulai kegiatan komersialnya di tahun 1996, XL saat ini adalah salah satu penyedia jasa layanan telekomunikasi selular terbesar dan tertinggi untuk pertumbuhan di industri telekomunikasi dengan melayani 31,4 juta pelanggan dari berbagai negara sampai akhir tahun 2009.

    Fokus XL pada 2 aspek bisnis utama: Consumer Solutions – ditujukan untuk pelayanan selular telepon berkualitas tinggi, dan Business Solutions – ditujukan untuk penyediaan solusi data dan komunikasi yang efisien dan terpercaya bagi pangsa pasar korporat.

    XL sebagai perintis dalam teknologi komunikasi tanpa batas untuk pangsa pasar telekomunikasi di Indonesia, sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi pertama yang meluncurkan akses internet kecepatan tertinggi 3G-HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) melalui paket aplikasi Blackberry.Sedangkan untuk melayani pangsa pasar internasional, XL mengembangkan hubungan mitra kerja secara erat dengan lebih dari 357 penyedia jasa layanan telekomunikasi internasional di lebih dari 140 negara.

    Melalui nilai-nilai perusahaan : integritas, Kesempurnaan layanan dan kerja tim, XL memiliki komitmen untuk meningkatkan kemampuannya secara berkesinambungan dalam usahanya menjadi penyedia jasa layanan telekomunikasi yang digemari di Indonesia, dengan memperluas cakupan daerah layanan, kualitas, kapan saja dan dimana saja.

    4.1.3.      Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Pesaing

    Kekuatan dan kelemahan operator seluler XL disajikan pada analisis SWOT berikut ini:

    1.      Strength (Kekuatan)

    Kekuatan XL antara lain terdapat pada: XL secara terus menerus mencari tempat dimana dapat melakukan praktek yang terbaik dalam menjalankan bisnis. Perusahaan juga menyadari dinamika di seputar tata kelola perusahaan di Indonesia yang telah mengalami kemajuan selama ini.

    2.      Weakness (Kelemahan)

    Kelemahan XL antara lain terdapat pada: Masalah tarif murah XL juga bisa dikaitkan dengan iklan. Banyak iklan yang menipu untuk industri selular, dalam artian banyak
    syarat dan ketentuan berlaku sebagai embel-embelnya.

    3.      Oppurtunities(Kesempatan)

    Peluang bagi XL antara lain: besarnya pasar domestik yang belum tergarap, terutama di daerah – daerah. Perluasan jaringan yang dilakukan oleh XL cukup menguntungkan XL di masa mendatang.

    4.      Threat (Ancaman)

    Ancaman bagi XL antara lain: banyak masuknya pendatang baru dalam dunia operator selular di Indonesia, pendatang baru tersebut dari dalam negeri dan dari luar negeri. Semua operator menawarkan nilai lebih dari kompetitor nya, hal ini harus benar – benar ditanggapi serius dengan XL.

    Kesimpulan:
    Setelah menganalisis data-data dan informasi sebelumnya,maka bisa ditarik beberapa kesimpulan mengenai manajemenstrategi XL, yaitu:

    1.    XL telah berupaya sepenuhnya untuk dapat memenuhi kebutuhan para pelanggan melalui layanan yang berkualitas tinggi.

    2.    Fokus masa, dari yang pada awalnya XL tidak terlalu menargetkan segmen pasarnya, akan tetapi sekarang mengarah ke pasar yang ingin bicara tidak sebentar (anak muda yang mau curhat dan pebisnis yang mau bicara dengan durasi yang lama).

    4.1.4.      Identifikasi Strategi Pesaing

    Setelah sukses besar XL dengan program Rp1/detik, Telkomsel meluncurkan Rp0,5/detik. Menjawab promo dari Telkomsel tersebut, XL saat ini membidik komunikasi antar operator melalui Rp0,1/detik ke semua operator, kemudian mencoba mengikuti pemain baru 3 dengan Rp1/menit. Persaingan ini tentu juga dengan operator CDMA.

    4.2.            Identifikasi Produk (Telkomsel)

    4.2.1.      Profil Produk

    Telkomsel merupakan operator selular terkemuka di Indonesia yang dimiliki PT Telkom dengan kepemilikan saham sebesar 65 persen dan SingTel sebesar 35 persen.Telkomsel didirikan pada tahun 1995 sebagai wujud semangat inovasi untuk mengembangkan telekomunikasi Indonesia yang terdepan. Untuk  mencapai visi tersebut, Telkomsel terus memacu pertumbuhan jaringan telekomunikasi di seluruh penjuru Indonesia secara pesat sekaligus memberdayakan masyarakat. Telkomsel menjadi pelopor untuk berbagai teknologi telekomunikasi selular di Indonesia, termasuk yang pertama meluncurkan layanan roaming internasional dan layanan 3G di Indonesia.  

    Hingga Juni 2010, Telkomsel dipercaya melayani 88,3 juta pelanggan, menjadikan Telkomsel sebagai pemimpin pasar di industri telekomunikasi selular dengan pangsa pasar sekitar 50 persen.

    Sebagai operator selular yang memiliki visi “Best and Leading Mobile Lifestyle and Solutions Provider in the Region”, Telkomsel menyediakan ragam pilihan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan melalui produk paskabayar kartuHALO maupun prabayar simPATI dan Kartu As.

    Komitmen kuat Telkomsel dalam menghadirkan layanan mobile lifestyle yang semakin berkualitas sangat jelas terlihat dengan secara konsisten mengimplementasikan roadmap teknologi selular terkini, yakni 3G, HSDPA, HSPA, HSPA+, serta Long Term Evolution. Tahun ini Telkomsel mengembangkan jaringan mobile broadband dengan mencanangkan 24 kota besar sebagai broadband city

    Sebagai pemimpin di industri telekomunikasi selular, Telkomsel telah menggelar 34.000 Base Transceiver Station termasuk lebih dari 6.000 Node B yang menjangkau 95 persen wilayah populasi Indonesia. Seiring diselesaikannya program Universal Service Obligation yang diamanahkan pemerintah untuk menggelar jaringan di 25.000 desa, maka layanan Telkomsel menjangkau hampir 100 persen wilayah populasi Indonesia.

    Bahkan kenyamanan berkomunikasi pelanggan Telkomsel yang sedang berada di luar negeri tetap terjamin berkat dukungan 403 mitra operator international roaming dan 300 mitra operator data roaming di lebih dari 200 negara di seluruh belahan dunia.  

    4.2.2.      Market Share Produk

    Telkomsel merupakan operator telekomunikasi selular dengan market share terbesar di Indonesia yang kini dipercaya melayani lebih dari 83 juta pelanggan. Pada tahun 2010, Telkomsel menargetkan penambahan sekitar 18 juta pelanggan baru sehingga secara keseluruhan Telkomsel akan melayani sekitar 100 juta pelanggan.

    Saat ini Telkomsel telah menggelar lebih dari 32.000 Base Transceiver Station (BTS) termasuk lebih dari 5.000 Node B (BTS 3G) di 150 kota yang menjangkau hampir 100 persen wilayah populasi Indonesia. Bahkan kenyamanan komunikasi saat berada di luar negeri tetap terjamin karena Telkomsel juga bekerjasama dengan sekitar 400 operator mitra International Roaming dan 290 operator mitra data roaming di seluruh dunia.

    Dalam upaya memandu perkembangan industri telekomunikasi selular di Indonesia memasuki era baru mobile broadband, Telkomsel secara konsisten mengimplementasikan roadmap teknologi selular GSM terkini, mulai dari 3G, HSDPA, HSPA+, serta dalam waktu dekat melakukan uji coba Long Term Evolution (LTE) yang merupakan teknologi selular GSM generasi keempat (4G). Diharapkan pada tahun ini total 24 kota besar di seluruh Indonesia dapat menikmati full coverage layanan mobile broadband Telkomsel.

    4.2.3.      Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Produk

    Telkomsel menjadi operator seluler pertama di Asia yang menawarkan layanan pra bayar GSM. Telkomsel ini mengklaim sebagai operator seluler terbesar di Indonesia, dengan 81.644.000 pelanggan (pada 31 Desember 2007) dan market share sebesar 51% pada 1 Januari 2007. Telkomsel memiliki tiga produk GSM, yaitu simPATI (prabayar), Kartu AS (prabayar), serta Kartu HALO (pascabayar).

    Pertumbuhan pengguna layanan jejaring sosial dan komunitas di Indonesia sangat pesat belakangan ini. Tak heran jika kemudian sejumlah operator telekomunikasi berlomba untuk menjaringnya. Pesatnya pertumbuhan mungkin bisa mengacu pada situs jejaring Facebook yang kini memiliki pengguna aktif lebih dari 11.000.000 di Indonesia. Jumlahnya meningkat 13 kali lipat dibanding akhir 2008 lalu yang hanya berkisar 800.000 orang. Untuk membangun kembali situs “one stop destination” tersebut, Telkomsel kemudian menggandeng PT Access Mobile Indonesia untuk mengembangkan konten yang bisa dinikmati pelanggan dan komunitas berdasarkan minatnya. MyPulau menawarkan fitur seperti Social Status Integrator, My Interests, dan My Buys. Melalui fitur tersebut, pengguna dapat memanfaatkan profil uniknya yang terintegrasi dengan berbagai situs jejaring sosial untuk menciptakan komunitas pertemanan sendiri, menulis blog, serta bertransaksi dalam forum jual-beli secara e-commerce. Selain untuk bersilaturahim dengan kawan dan kerabat, jejaring sosial juga kerap digunakan sebagai media untuk saling berinteraksi dengan para netter yang memiliki persamaan minat. Maka, terbentuklah beragam komunitas di Internet yang jumlahnya kian banyak. Potensi ini yang kemudian dibidik sejumlah operator. Telkomsel adalah contoh paling baru. Operator ini coba mengoptimalkan kembali MyPulau, situs jejaring sosial dan komunitas yang telah dibangunnya sejak 2007.

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa kelebihan produk Telkomsel adalah memiliki video blog yang bisa digunakan untuk merekam video klip dan dapat dilihat oleh pengguna lain, jangkauannya lebih luas dibanding dengan operator lain, registernya mudah hanya melalui SMS, memiliki pelayanan-pelayanan seperti movie, entertainment, infotainment, religion, music, dan life style.

    Kekurangan utama Telkomsel terletak pada mahalnya tarif. Telkomsel secara keseluruhan merupakan operator dengan presentasi biaya yang paling mahal. Telkomsel mematok harga yang cukup mahal untuk biaya telepon, pengiriman pesan, akses internet dan berbagai layanan lainnya. Selain itu, jika dibandingkan dengan nama besarnya yang memiliki jumlah konsumen paling banyak dengan jaringan yang luas, komunikasi  menggunakan kartu Telkomsel  belum berada pada tingkat kecepatan dan akurasi yang baik. Di beberapa wilayah pelosok, signal Telkomsel juga masih sangat sulit didapat yang artinya jaringan tower mereka belum memenuhi standar sebagai operator ternama. Padahal seharusnya harga dapat disesuaikan dengan servisnya.

    4.2.4.      Identifikasi Strategi Produk

    Persaingan yang terjadi antar operator, tidak lagi hanya berkaitan dengan adu kecanggihan teknologi dan keunggulan produk yang mereka miliki tetapi sudah mengarah ”perang harga”. Untuk mengantisipasi persaingan pasar tersebut disamping mengandalkan kecanggihan teknologi yang dimilikinya, Telkomsel terus mengembangkan kreatifitas dan inovasi dalam memberikan layanan dan fasilitas (content) yang ditawarkan dari setiap produk yang dijualnya sehingga tetap bisa memimpin pasar selular. Kartu As yang diluncurkan pada tahun 2003 sedang memasuki tahap pertumbuhan. Tahap pertumbuhan ini ditandai dengan peningkatan pesat penjualan. Konsumen awal menyukai produk tersebut, dan konsumen berikutnya mulai membeli produk itu. Peluncuran kartu As ini merupakan upaya PT.Telkomsel,Tbk untuk menawarkan produknya yang sesuai kebutuhan pelanggan.

    Di saat terjadi perang harga kartu perdana murah dalam industri seluler, PT.Telkomsel,Tbk meluncurkan Kartu As sebagai fighting brand. Kartu As ditujukan bagi konsumen kelas menengah ke bawah yang sensitif terhadap harga. Keputusan dilakukan karena tidak mungkin menurunkan harga simPATI dan Kartu HALO secara drastis karena jika hal ini dilakukan dikhawatirkan para pelanggan Kartu HALO dan simPATI akan mengira ada penurunan kualitas dari produk-produk Telkomsel. Dalam menetapkan harga produk Kartu As, PT.Telkomsel,Tbk menggunakan strategi penetration pricing. Dalam strategi ini, harga ditetapkan relative rendah pada tahap awal Product Life Cycle (PLC). Tujuannya adalah agar dapat meraih pangsa pasar yang besar dan sekaligus menghalangi masuknya para pesaing.

    Strategi produk untuk kartu As juga menggunakan strategi diversifikasi tetapi dengan lebih menekankan pada perluasan produk dan pelayanan. Perluasan produk dilakukan dengan meluncurkan kartu As edisi Slank, sedangkan peluasan pelayanan dilakukan dengan melengkapi fitur yang dimiliki kartu As yang pada awalnya hanya memiliki fitur standard yaitu fitur percakapan dan pengiriman pesan singkat (SMS) menjadi memiliki fitur yang lengkap sama seperti kartu Telkomsel lainnya.

    Adapun Kartu As, perdana Simpati yang memberikan nomor dan kartu secara cuma-cuma karena harga paket perdanadengan isi pulsanya sama, yaitu Rp 25.000. Dengan berbagai produk barunya itu, tidakberlebihan jika Telkomsel sampai saat ini masih tetap dapat memimpin pasar selularIndonesia.

    BAB V

    KESIMPULAN

    Persaingan antara XL dan Telkomsel termasuk kedalam persaingan merk, dimana di dalamnya terjadi persaingan dalam penetapan harga, feature yang ditawarkan dan yang paling kentara adalah pada persaingan iklan. Berkali-kali dapat dilihat pada iklan-iklan kartu XL dan kartu as/simpati (Telkomsel) saling menjatuhkan dengan cara saling memurahkan tarif sendiri.

              XL mengeluarkan beberapa gembrakan yaitu berupa pemberian features layanan dan promosi harga. Begitu pula, Telkomsel yang memberikan strategi persainga nuntuk menangani macam-macam persaingan.Misalnya saja pada pemberian strategiRp1/detikdari XL, Telkomsel kemudian meluncurkan Rp0,5/detik. Menjawab promo dari Telkomsel tersebut, XL saat ini membidik komunikasi antar operator melalui Rp0,1/detik ke semua operator, kemudian mencoba mengikuti pemain baru 3 dengan Rp1/menit. Persaingan ini tentu juga dengan operator CDMA. Selain itu juga pemberian features layanan internet, XL memberikan features seperti HotRod 3G sedangkan Telkomsel meluncurkanTelkom flash.

    DAFTAR PUSTAKA

    Lubis, Arlina Nurbaity. 2004. Strategi Pemasaran dalam Persaingan Bisnis. Sumatra Utara: Universitas Sumatra Utara.

    Malahayati. 2010. Rahasia Sukses Bisnis Rasulullah. Yogyakarta: Jogja Great Publisher.

    Rangkuti, Freddy. 1997. Riset Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

    Umar, Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

  • Syarat Pemungutan Pajak

    Syarat pemungutan pajak

    Tidaklah mudah untuk membebankan pajak pada masyarakat. Bila terlalu tinggi, masyarakat akan enggan membayar pajak. Namun bila terlalu rendah, maka pembangunan tidak akan berjalan karena dana yang kurang. Agar tidak menimbulkan berbagai masalah, maka pemungutan pajak harus memenuhi persyaratan yaitu:

    Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)

    Seperti halnya produk hukum pajak pun mempunyai tujuan untuk menciptakan keadilan dalam hal pemungutan pajak. Adil dalam perundang-undangan maupun adil dalam pelaksanaannya.

    Contohnya:

    1. Dengan mengatur hak dan kewajiban para wajib pajak
    2. Pajak diberlakukan bagi setiap warga negara yang memenuhi syarat sebagai wajib pajak
    3. Sanksi atas pelanggaran pajak diberlakukan secara umum sesuai dengan berat ringannya pelanggaran

    Pengaturan pajak harus berdasarkan UU (Syarat Yuridis)

    Sesuai dengan Pasal 23 UUD 1945 yang berbunyi: “Pajak dan pungutan yang bersifat untuk keperluan negara diatur dengan Undang-Undang”, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan UU tentang pajak, yaitu:

    • Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara yang berdasarkan UU tersebut harus dijamin kelancarannya
    • Jaminan hukum bagi para wajib pajak untuk tidak diperlakukan secara umum
    • Jaminan hukum akan terjaganya kerasahiaan bagi para wajib pajak

    Pungutan pajak tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)

    Pemungutan pajak harus diusahakan sedemikian rupa agar tidak mengganggu kondisi perekonomian, baik kegiatan produksi, perdagangan, maupun jasa. Pemungutan pajak jangan sampai merugikan kepentingan masyarakat dan menghambat lajunya usaha masyarakat pemasok pajak, terutama masyarakat kecil dan menengah.

    Pemungutan pajak harus efesien (Syarat Finansial)

    Biaya-biaya yang dikeluarkan dalam rangka pemungutan pajak harus diperhitungkan. Jangan sampai pajak yang diterima lebih rendah daripada biaya pengurusan pajak tersebut. Oleh karena itu, sistem pemungutan pajak harus sederhana dan mudah untuk dilaksanakan. Dengan demikian, wajib pajak tidak akan mengalami kesulitan dalam pembayaran pajak baik dari segi penghitungan maupun dari segi waktu.

    Sistem pemungutan pajak harus sederhana (Syarat Sederhana)

    Bagaimana pajak dipungut akan sangat menentukan keberhasilan dalam pungutan pajak. Sistem yang sederhana akan memudahkan wajib pajak dalam menghitung beban pajak yang harus dibiayai sehingga akan memberikan dapat positif bagi para wajib pajak untuk meningkatkan kesadaran dalam pembayaran pajak. Sebaliknya, jika sistem pemungutan pajak rumit, orang akan semakin enggan membayar pajak.

    Contoh:

    1. Bea materai disederhanakan dari 167 macam tarif menjadi 2 macam tarif
    2. Tarif PPN yang beragam disederhanakan menjadi hanya satu tarif, yaitu 10%
    3. Pajak perseorangan untuk badan dan pajak pendapatan untuk perseorangan disederhanakan menjadi pajak penghasilan (PPh) yang berlaku bagi badan maupun perseorangan (pribadi)
  • Jenis-Jenis Retribusi

    Retribusi daerah menurut UU No 18 Tahun 1997 tentang pajak daerah dan retribusi daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No 34 Tahun 2000 dan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang retribusi daerah dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu:

    A. Retribusi Jasa Umum

    adalah retribusi atas jasa yang disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. Sesuai dengan Undang-Undang No 34 Tahun 2000 Pasal 18 ayat 3 hurup a, retribusi jasa umum ditentukan berdasarkan kriteria berikut ini:

    1. Retribusi jasa umum bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi jasa usaha atau perizinan tertentu.
    2. Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam rangka pelaksanaan asas desentralisasi.
    3. Jasa tersebut memberikan manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang diharuskan membayar retribusi, disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum.
    4. Jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi.
    5. Retribusi tersebut tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai penyelenggaraannya.
    6. Retribusi tersebut dapat dipungut secara efektif dan efisien serta merupakan satu sumber pendapatan daerah yang potensial.
    7. Pemungutan retribusi memungkinkanpenyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan atau kualitas pelayanan yang lebih baik.

    Jenis-jenis retribusi jasa umum terdiri dari:

    1. Retribusi Pelayanan Kesehatan
    2. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan
    3. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akte Catatan Sipil.
    4. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat
    5. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum
    6. Retribusi Pelayanan Pasar
    7. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
    8. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
    9. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta
    10. Retribusi Pengujian Kapal Perikanan

    B. Retribusi Jasa Usaha

    adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

    Kriteria retribusi jasa usaha adalah:

    1. Bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi jasa umum atau retribusi perizinan tertentu.
    2. Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial yang seyogianya disediakan oleh sektor swasta, tetapi belum memadai atau terdapatnya harta yang dimiliki/ dikuasai oleh pemerintah daerah.

    Jenis-jenis Retribusi Jasa Usaha terdiri dari:

    1. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
    2. Retribusi Pasar Grosir dan/atau Pertokoan
    3. Retribusi Tempat Pelelangan
    4. Retribusi Terminal
    5. Retribusi Tempat Khusus Parkir
    6. Retribusi Tempat Penginapan/ Pesanggahan/ Villa
    7. Retribusi Penyedotan kakus
    8. Retribusi Rumah Potong Hewan
    9. Retribusi Pelayanan Pelabuhan Kapal
    10. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga
    11. Retribusi Penyeberangan di Atas Air
    12. Retribusi Pengolahan Limbah Cair
    13. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah

    C. Retribusi Perizinan Tertentu

    adalah retribusi atas kegiatan tertentu pemerintah daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang. penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

    Kriteria retribusi perizinan tertentu antara lain:

    1. Perizinan tersebut termasuk kewenangan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah dalam rangka asas desentralisasi.
    2. Perizinan tersebut benar-benar diperlukan guna melindungi kepentingan umum.
    3. Biaya yang menjadi beban pemerintah dalam penyelenggaraan izin tersebut dan biaya untuk menanggulangi dampak negatif dari pemberian izin tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai dari perizinan tertentu.

    Jenis-jenis retribusi perizinan tertentu terdiri dari:

    1. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan
    2. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol
    3. Retribusi Izin Gangguan
    4. Retribusi Izin Trayek
  • Persamaan Pajak, Retribusi dan Sumbangan

    Pada dasarnya persamaan ketiga jenis pungutan tersebut adalah sama-sama bentuk pungutan yang pemungutannya dapat dipaksakan dan digunakan untuk tujuan kesejahteraan.

    Perbedaan Pajak, Retribusi dan Sumbangan

    PajakRetribusiSumbangan
    Dasar HukumUndang-undangPeraturan pemerintah, peraturan menteri, atau pejabat negara yang lebih rendahPemerintah daerah
    Balas jasaTidak langsungLangsung dan nyata kepada individu tersebutLangsung kepada golongan tertentu
    ObjekUmum (seperti penghasilan, kekayaan, laba perusahaan dan kendaraan).orang-orang tertentu yang menggunakan jasa Pemerintahgolongan tertentu.
    SifatDapat dipaksakan (menurut UU). Jadi, wajib dibayar. Kalau tidak, maka akan mendapatkan sanksiDapat dipaksaan. Akan tetapi paksaannya bersifat ekonomis yang hanya berlaku kepada orang-orang yang menggunakan jasa pemerintah.Dapat dipaksakan. Akan tetapi paksaan tersebut bukan untuk umum. Paksaan tersebut hanya berlaku kepada golongan-golongan tertentu.
    Lembaga PemungutPemerintah pusat maupun daerah (negara).Pemerintah daerah.Lembaga-lembaga tertentu.
    TujuanKesejahteraan untuk umum.Kesejahteraan untuk individu tersebut yang menggunakan jasa pemerintah.Kesejahteraan hanya untuk suatu golongan tertentu.

    sumber:

  • Makalah Blue Economy – Pengembangan Sektor Laut Sebagai Pondasi Perekonomian

    Blue Economy

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Sejak dahulu kala Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan luasnya lautan yang dimiliki banyak potensi kekayaan laut yang dapat kita manfaatkan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

     Indonesia memiliki potensi sumber daya laut yang sangat besar. Selain ikan, berbagai sumber daya lain terdapat di sini, seperti  pertambangan, rumput laut,  terumbu karang, dan sebagainya. Semuanya memiliki nilai ekonomi yang sangat besar untuk kesejahterakan rakyat, terutama kaum nelayan. Nelayan memiliki posisi yang cukup strategis mengingat dua pertiga wilayah Nusantara  adalah laut. Namun seringkali nelayan tidak berdaya secara ekonomi dan terjerat kemiskinan. Karena itu  perlu upaya untuk memberdayakan nelayan demi meningkatkan kesejahterannya.  Sumber daya laut yang ada di Indonesia memang sangat besar, jika dikelola dengan baik, maka bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat, khususnya nelayan dan masyarakat pesisir.

     Laut Indonensia memiliki kekayaan sumber daya berlimpah. Namun pengelolaan dan regulasi yang mengatur penggunaan kekayaan laut tersebut dinilai masih kurang memberi keuntungan bagi negara. Sehingga perlu upaya-upaya dari berbagai pihak untuk bekerjasama dalam pemanfaatan kekayaan laut secara optimal dan terarah. Industrialisasi kelautan dan perikanan.

    Salah satu cara untuk menjaga agar “masyarakat Indonesia mencintai laut sehingga harus menjaga dan melestarikannya” adalah meningkatakan peran perairan sebagai sumber kesejahteran untuk lingkungannya. Makin pentingperairan bagi masyarakat, maka masyarakat akan makin rajin memperhatikan dan mengurus perairannya.

    “Kerusakan Lingkungan (environment) dan ketidakseimbangan antara manusia dan alam semakin mengasyikkan sama akademik, filsuf, pengusaha dan pembuat kebijakan. Perbedaan antara kaya dan miskin dan ketidakmampuan untuk terus menerus merespon kebutuhan dasar dari semua (tidak hanya manusia) menyita perhatian banyak. Tampaknya fenomena berkelanjutan satunya waktu modern kita adalah hilangnya keanekaragaman hayati dan kami ketidakmampuan untuk Menghilangkan kemiskinan. Meskipun kita semua melihat realitas di mata, kita tampaknya kurang visi dan alat untuk membuat perbedaan dan mengarahkan berlebihan kami Konsumsi masyarakat pada umumnya dan kompetitif terhadap bisnis kami di dunia keberlanjutan. Media kita terus melaporkan hilangnya tutupan hutan, keanekaragaman hayati, dan martabat manusia.”

    Guna mewujudkan pengembangan SDM mendukung industrialisasi kelautan dan perikanan, maka perlu terciptanya SDM sebagai pelaku industri yang mampu meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk. Hal itu penting dilakukan mengingat Indonesia sedang bersiap diri menyambut Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) 2013 dan menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economy Community) 2015. Untuk itu, KKP tetap konsisten menata kembali pola pembangunan kelautan dan perikanan dengan mengadopsi konsep pembangunan berkelanjutan yang lebih menekankan pada konsep Ekonomi Biru.

         Konsep Blue Economy akan bertumpu pada pengembangan ekonomi rakyat secara komprehensif guna mencapai pembangunan nasional secara keseluruhan. Konsepsi pembangunan berkelanjutan (sustainable development) seperti konsep blue economy saat ini telah menjadi arus utama dalam kebijakan pembangunan ekonomi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Bahkan Presiden RI dalam berbagai forum internasional telah menjadi pelopor dalam mempromosikan penerapan konsep-konsep pembangunan yang berkelanjutan. Menindaklanjuti hal tersebut, KKP yang bergerak di sektor kelautan dan perikanan harus berada di garis terdepan untuk mempromosikan dan melaksanakan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan.

    Blue economy yaitu konsep dimana potensi-potensi lokal mendapat perhatian untuk dikembangkan. Diyakininya dengan melakukan 100 inovasi akan mampu menciptakan 100 juta pekerjaan baru bagi masyakarat, khususnya masyarakat miskin di pedesaan.

                Suatu terobosan yang luar biasa ini, mendapat sambutan yang positif dari kalangan pemerintah kita, dan beberapa kali pemerintah terus mengupayakan agar konsep blue economy ini dapat dikembangkan di Indonesia guna ikut berpartisisipasi dalam upaya pengentasan kemiskinan. Beberapa kementerian telah berupaya menerapkan konsep ini dengan sangat berhasil dan sekali lagi tidak sedikit yang menerapkan konsep tersebut melalui proyek-proyek di tempat-tempat tertentu, sehingga belum secara signifikan mampu menolong keluarga miskin untuk bangkit dari belenggu kemiskinan secara keseluruhan. Banyak para pemimpin dan pengambil kebijakan belum memahami bahwa proses pengentasan kemiskinan itu tidak bisa dilakukan dengan cara instruktif, seperti yang selama ini dilakukan, tetapi harus ada konsep baru berupa konsep partisipatif. Blue economy ini menawarkan suatu terobosan agar partisipatif dari masyarakat mendapatkan tempat yang sewajarnya, bukan menghalang-halangi apa lagi melarang upaya gotong-royong masyarakat dalam menciptakan suatu kreasi yang baru yang menguntungkan masyarakat dan kelompoknya secara mandiri. Penggunaan pendekatan yang partisipatif dan budaya gotong-royong serta sumber daya lokal merupakan prioritas utama dalam kegiatan pembangunan dalam kontek blue economy ini.

    BAB II KAJIAN TEORI

    TEORI EKONOMI MAKRO NEO-KLASIK

    Teori pertumbuhan neo-klasik pertama kali dikembangkan oleh Prof. Robert Solow, yang memperoleh hadiah nobel pada tahun 1987 untuk teorinya tersebut. Teorinya dikemukakan dalam “Quarterly Journals of Economics” terbitan bulan Februari 1956, dalam tulisan yang berjudul “A Contribution of The Theory od Economics Growth.”

    Ciri-ciri teori ini adalah :

    1.      Perkembangan faktor-faktor produksi dan kemajuan teknologi merupakan faktor utama yang menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi pada suatu masa tertentu dan perkembangannya dari waktu ke waktu lainnya.

    2.      Teori ini melihat bagaimana setiap faktor produksi dan perkembangan teknologi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Teori neo-klasik bukan saja menmperhatikan penana tenaga kerja dalam pertumbuhan, tetapi yang penting lagi, teori ini menganalisis pula sumbangan dari perkembangan stok modal dan perkembangan teknologi dalam pembangunan ekonomi. Lebih istimewa lagi, teori ini dapat digunakan untuk melakukan penyelidikan empiris mengenai peranan relatif dari modal, teknologi dan tenaga kerja dalam pertumbuhan ekonomi.

    3.      Pemerintah sudah ikut campur.

    4.      Sudah ada pajak dan inflasi

    5.      Pasar barang sudah tiga sektor . Y=C+I+G .

    keterangan:

    Y=pendapatan nasional suatu negara.

    C=konsumsi secara agregat.

    I=investasi.

    G=pemerintah.

    BAB III SIMPULAN

    Sesuai dengan teori ekonomi makro neo-klasik, Bagaimana setiap faktor produksi dan perkembangan teknologi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Teori neo-klasik bukan saja memperhatikan peranan tenaga kerja dalam pertumbuhan, tetapi yang penting lagi, teori ini menganalisis pula sumbangan dari perkembangan stok modal dan perkembangan teknologi dalam pembangunan ekonomi. Lebih istimewa lagi, teori ini dapat digunakan untuk melakukan penyelidikan empiris mengenai peranan relatif dari modal, teknologi dan tenaga kerja dalam pertumbuhan ekonomi.

    Dalam mengimplementasikan blue economy, tidak boleh menggunakan standarisasi melainkan pendekatan pada budaya setempat khususnya di Indonesia, sebagai salah satu negara penghasil rumput laut terbesar memiliki banyak sekali jenisnya.

    Di masa depan sektor kelautan dan perikanan dalam konsep blue economy akan semakin memiliki peranan strategis dalam memperkuat ketahanan pangan dan mendorong perekonomian Indonesia. Buktinya sejak strategi industrialisasi kelautan dan perikanan mulai dicanangkan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2011, produktivitas sektor ini semakin meningkat. Apa lagi Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan laut yang luar biasa banyak seperti tumbu karang, dan rumput laut.

    Konsep ini akan semakin memperkuat pengelolaan potensi kelautan secara berkelanjutan, produktif, dan berwawasan lingkungan. Pendekatan blue economy juga akan mendorong pengelolaan sumber daya secara efesien melalui kreatifitas dan inovasi teknologi. Dan konsep ini akan meningkatkan kesejahteraan rakyat khususnya nelayan dan masyarakat pesisir. Mengurangi angka kemiskinan yang ada karena dapat melipat gandakan pendapatan menciptakan lapangan kerja dan menggerakan perekonomian masyarakat sekitar.

    Juga mengurangi kerusakan ekosistem laut, konsep ini ramah lingkungan. Jadi tidak ada nelayan yang menggunakan bom ikan untuk menangkap ikan atau dengan cara merusak ekosistem laut. Dengan adanya konsep ini, akan menyadarkan nelayan yang selama ini menangkap ikan dengan cara yang tidak baik. Menggunakan cara yang ramah lingkungan akan menghasilkan sesuatu yang bagus yaitu meningkatkan hasil ikan tangkapan dengan membudidayakan ikan, semakin banyak rumput laut dan tumbu karang yang hidup dan tumbuh, sehingga ekosistem laut tetap terjaga.

    Jika konsep ini dijalankan dengan baik oleh pemerintah, masyarakat dan pengusaha, maka di masa depan pembangunan nasional yang diinginkan akan tercapai. Dan akan menarik investor untuk menginvestasi dalam industrialisasi perikanan dan kelautan. Potensi perikanan dan kelautan Indonesia semakin terkenal di seluruh dunia.

    Sektor perikanan merupakan salah satu sektor utama (disamping sektor jasa, pertanian, dan sumberdaya alam) yang akan menghantarkan Indonesia sebagai negara yang maju perekonomiannya, sehingga Indonesia harus terus berbenah diri melaksanakan pembangunan di segala sektor termasuk membangun sumber daya alam kelautan dan perikanan yang mempunyai potensi cukup besar untuk diolah secara optimal. Hal ini dimaksudkan bahwa membangun sumberdaya alam kelautan dan perikanan adalah mengelola SDM-nya, maka peningkatan kapasitas SDM merupakan salah satu faktor penting dalam mewujudkan blue economy.