Sistem pendidikan di Indonesia yang terbilang masih labil ini terus berupaya mencari jati diri dan mencari pola tentang sistem penilaian dan standarisasi mutu pendidikan. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah melalui Kemendiknas dalam rangka mendidik anak bangsa dari ketertinggalan dan kebodohan. Salah satu upaya yang sudah dilakukan antara lain dengan memberlakukan kurikulum yang berubah dari satu periode ke periode yang lainnya.
Telah kita ketahui bersama bahwa budaya mencontek di kalangan pelajar sudah hal yang wajar bahkan seolah-olah sudah menjadi tradisi. Bahkan ketika Ujian Nasional pun tradisi contek-mencontek tidak penah ditinggalkan. Dengan alasan standar kelulusan semakin tinggi sehingga perbuatan contek-mencontek di halalkan. Mencontek sering kali diartikan sebagai bentuk solidaritas. Tapi solidaritas ini sering disalahartikan yaitu bagaimana kita membantu teman, baik dalam hal positif maupun negatif. Jika solidaritas diartikan sebagai solidaritas yang positif maka akan berdampak poositif juga, yaitu semakin eratnya rasa persatuan. Tapi jika solidaritas disalah artikan dengan memberikan contekan kepada teman tentu saja ini akan menyimpang arti dari solidaritas yang sebenarnya. Biasanya mereka beranggapan jika tidak memberikan contekan maka akan di anggap pelit dan tidak mempunyai teman. Hal ini yang membuat kita serba salah sehingga kita tetap mencontek meskipun kita tahu bahwa apa yang kita lakukan adalah hal yang salah.
Sadar atau tidak menyontek dapat mendatangkan bahaya baik jangka pendek maupun jangka panjang, baik bagi penyontek maupun yang dicontek Bila seorang siswa terbiasa mencontek, maka kebiasaan itulah yang akan membentuk dirinya. Beberapa karakter yang dapat dihasilkan dari kegiatan mencontek antara lain mengambil milik orang lain tanpa ijin, menyepelekan, senang jalan pintas dan malas berusaha keras. Bisa dipastikan, saat siswa sudah dewasa dan hidup sendiri, tabiat-tabiat hasil perilaku mencontek mulai diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mencuri, korupsi, manajemen buruk, pemalas tapi ingin jabatan dan pedapatan tinggi.
1.2 Tujuan Penulisan Makalah
Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan kita akan lebih paham akan makna pendidikan yang sebenarnya sehingga kita tidak akan mernyalahgunakan dari pendidikan itu sendiri. Dengan ditulisnya makalah ini kita akan mengetahui apa saja bahaya yang ditimbulkan dari kebiasaan mencontek itu. Sehingga kita akan menghindari bahkan meninggalkan kebiasaan buruk ini.
Bab II. Pembahasan
A. Gambaran Pendidikan di Indonesia
Sistem pendidikan yang ada di negara-negara berkembang pada umumnya memang merupakan gambaran dari kondisi sosial ekonomi serta politik bangsanya. Persoalan dunia pendidikan pada negara-negara dunia ketiga, sepertinya statis dari waktu ke waktu. Demikian halnya yang terjadi di Indonesia persoalan pendidikan belum beranjak menuju perubahan yang cukup signifikan. Orientasi pendidikan tetap menjadi perdebatan klasik dan selalu dipertanyakan bahwa pendidikan di Indonesia sedang mengalami involusi.
Di Indonesia yang bergulat dalam bidang pendidikan bukan makin cerdas, berwawasan luas, berdedikasi, kreatif, jujur dan adil atau kerja tinggi. Pendidikan di Indonesia dalam waktu yang lama mengalami kemunduran. Banyak faktor yang berkait dan saling berimplikasi antara yang satu dengan lainnya seperti mahalnya biaya pendidikan, disiplin kerja, kakunya aparatur penyelenggara pendidikan, serta akar budaya bangsa. Pemerintah melalui Program Pembangunan Nasional diupayakan akan segera terwujud peningkatan kuantitas maupun kualitas pendidikan. Bila keadaan ini terus dibiarkan, sangat dimungkinkan berdampak akan menutup akses bagi golongan ekonomi lemah untuk dapat mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.
Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia juga tidak dapat terlepas dari pengaruh perkembangan global, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat. Era pasar bebas merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia karena tidak menutup kemungkinan membuat adanya peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global, setidaknya kebijakan pendidikan nasional harus mengedepankan dalam meningkatkan mutu pendidikan, baik secara akademik maupun non-akademik.
Salah satu usaha pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidkan dan kualitas lulusan sekolah ialah dengan cara meningkatkan standar kelulusan baik nilai rata-rata maupun nilai ketuntasan minimal. Tapi hal ini menjadi sebuah beban bagi sebagian siswa. Bahkan mereka cenderung melakukan berbagai cara untuk mendapatkan nilai baik termasuk melakukan berbagai kecurangan seperti mencontek. Bukan hanya dari pihak murid sendiri yang melakukan aksi ini, bahkan baik dari pihak orangtua maupun guru ikut terlibat dalam aksi kecurangan ini. Dengan alasan tidak ingin kena malu mereka juga melakukan berbagai cara untuk membantu para murid atau anaknya padahal mereka tahu apa yang mereka lakukan ini adalah perbuatan yang salah. Bahkan ketika Ujian Nasional berlangsung tidak jarang ada orang tua yang rela mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk membayar sejumlah oknum untuk memberikan jawaban Ujian Nasional agar anak mereka dapat lulus dengan nilai yang baik.
2.2 Definisi Mencontek
Mencontek memiliki arti yang beraneka macam, akan tetapi biasanya dihubungkan dengan kehidupan sekolah khususnya bila ada ulangan dan ujian. Biasanya usaha mencontek dimulai pada waktu ulangan dan ujian akan berakhir, tapi tidak jarang usaha tersebut telah dimulai sejak ujian dimulai. Walaupun kata mencontek telah dikenal sejak lama namun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tersebut tidak dapat ditemukan secara langsung. Kata mencontek baru ditemukan pada kata jiplak menjiplak yaitu mencontoh atau meniru tulisan pekerjaan orang lain. Dalam kamus modern bahasa Indonesia istilah mencontek memiliki pengertian yang hampir sama yaitu meniru hasil pekerjaan orang lain.
Ada berbagai macam definisi tentang mencontek,yaitu:
Kamus Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Purwadarminta adalah mencontoh, meniru, atau mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya.
Dalam artikel yang ditulis oleh Alhadza (2004) kata mencontek sama dengan cheating. Beliau mengutip pendapat Bower (1964) yang mengatakan cheating adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah/terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan akademis. Sedang menurut Deighton (1971), cheating adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan keberhasilan dengan cara-cara yang tidak fair (tidak jujur).
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mencontek adalah suatu perbuatan atau cara-cara yang tidak jujur, curang, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai nilai yang terbaik dalam ulangan atau ujian pada setiap mata pelajaran.
2.3 Kategori Mencontek
Pada dasarnya mencontek dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu mencontek dengan usaha sendiri dengan membuka buku catatan atau membuat berbagai catatan kecil yang ditulis di tangan atau di tempat lain yang dianggap aman. Bagian yang kedua yaitu dengan meminta bantuan teman. Misalnya dengan meniru jawaban dari teman atau dengan berkompromi menggunakan berbagai macam kode tertentu.
2.4 Tinjauan Psikologi Tentang mencontek
Orang menyontek disebabkan oleh faktor dari dalam dan di luar dirinya. Dalam ilmu psikologi, ada yang disebut konsep diri dan harga diri. Konsep diri merupakan gambaran apa yang orang-orang bayangkan dan rasakan tentang dirinya sendiri. Misalnya anggapan bahwa, “saya adalah orang pintar”. Anggapan itu akan memunculkan kompenen afektif yang disebut harga diri. Namun, anggapan seperti itu bisa runtuh, terutama saat berhadapan dengan lingkungan di luar pribadinya.
Fungsi psikologis merupakan hubungan timbal balik yang interpenden dan berlangsung secara terus menerus antara faktor individu, tingkah laku, dan lingkungan. Dalam hal ini, faktor penentu tingkah laku internal keyakinan dan harapan, serta faktor penentu eksternal hadiah dan hukuman merupakan bagian dari sistem pengaruh yang saling berinteraksi. Proses interaksi yang terjadi dalam individu terdiri dari empat proses, yaitu atensi, retensi, reproduksi motorik, dan motivasi.
Pada saat dorongan tingkah laku mencontek terjadilah proses atensi, yaitu muncul ketertarikan terhadap dorongan karena adanya harapan mengenai hasil yang akan dicapai jika ia mencontek. Pada proses retensi, faktor-faktor yang memberikan atensi terhadap stimulus perilaku mencontek itu menjadi sebuah informasi baru atau digunakan untuk mengingat kembali pengetahuan maupun pengalaman mengenai perilaku mencontek baik secara maya maupun nyata.
Mencontek atau cheating bisa terjadi apabila seseorang berada dalam kondisi underpressure atau apabila dorongan atau harapan untuk berprestasi jauh lebih besar dari pada potensi yang dimiliki. Semakin besar harapan atau semakin tinggi prestasi yang diinginkan dan semakin kecil potensi yang dimiliki maka semakin besar hasrat dan kemungkinan untuk melakukan tindakan mencontek. Dalam hal seperti itu maka, perilaku mencontek tinggal menunggu kesempatan atau peluang saja. Seperti kita lihat iklan di televisi mengatakan tentang teori kriminal bahwa kejahatan akan terjadi apabila bertemu antara niat dan kesempatan.
Pertimbangan-pertimbangan yang sering digunakan adalah nilai-nilai agama yang akan memunculkan perasaan bersalah dan perasaan berdosa, kepuasan diri terhadap prestasi akademik yang dimiliki, dan juga karena sistem pengawasan ujian, kondusif atau tidak untuk mencontek. Masalah kepuasan prestasi akademik juga akan menjadi sebuah konsekuensi yang mungkin menjadi pertimbangan bagi seseorang untuk mencontek. Bila ia mencontek, maka ia menjadi tidak puas dengan hasil yang diperolehnya. Menurut Yesmil Anwar (dalam Rakasiwi, 2007) mengatakan, sebenarnya nilai hanya menjadi alat untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Karena pendidikan sejatinya adalah sebuah proses manusia mencari pencerahan dari ketidaktahuan. Yesmil Anwar mengungkapkan, bahwa menyontek telanjur dianggap sepele oleh masyarakat. Padahal, bahayanya sangat luar biasa. Bahaya buat si anak didik sekaligus untuk masa depan pendidikan Indonesia. Ibarat jarum kecil di bagian karburator motor. Sekali saja jarum itu rusak bahkan mesin motor pun mati.
2.5 Faktor-faktor yang Menyebabkan Siswa Mencontek Ketika Ujian
Tekanan yang terlalu besar yang diberikan kepada hasil studi berupa angka dan nilai yang diperoleh siswa dalam test formatif atau sumatif.
Pendidikan moral baik di rumah maupun di sekolah kurang diterapkan dalam kehidupan siswa.
Sikap malas yang terukir dalam diri siswa sehingga ketinggalan dalam menguasai mata pelajaran dan kurang bertanggung jawab.
Anak remaja lebih sering menyontek dari pada anak SD, karena masa remaja bagi mereka penting sekali memiliki banyak teman dan populer di kalangan teman- teman sekelasnya.
Kurang mengerti arti dari pendidikan.
Adanya kesempatan atau pengawasan tidak ketat.
Takut gagal karena yang bersangkutan merasa belum siap menghadapi ujian dan dia tidak ingin mengulang.
Tidak percaya diri sehingga tidak yakin pada jawabanya sendiri.
2.6 Dampak dari Perbuatan Mencontek
Dampak yang timbul dari praktek mencontek yang secara terus menerus dilakukan akan mengakibatkan ketidakjujuran Jika tidak, niscaya akan muncul malapetaka yaitu peserta didik akan menanam kebiasaan berbuat tidak jujur, yang pada saatnya nanti akan menjadi kandidat koruptor.
Selain itu kebiasaan mencontek juga akan mengakibatkan seseorang itu tidak mau berusaha sendiri dan selalu mengandalkan orang lain. Sehingga siswa tersebut tidak mau mempergunakan otaknya sendiri dan tentu saja akan muncul generasi-generasi yang bodoh dan tidak jujur. Bahkan yang lebih parah lagi pendidikan tidak akan maju.
2.7 Cara Mengatasi Kebisaan Mencontek
Kita sebagai calon pendidik tentunya memiliki tugas yang berat dalam upaya mengatasi kebiasaan mencontek di kalangan pelajar. Salah satu upaya yang bisa kita lakukan sebagai calon guru ialah memberikan motivasi pada siswa yang mencontek pada saat ulangan agar siswa dapat bersikap jujur dalam menghadapi ulangan dan menanamkan rasa percaya diri pada setiap siswa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mencontek bukanlah salah satu bentuk solidaritas tapi justru mencontek itu adalah bentuk dari kecurangan. Mencontek adalah suatu perbuatan atau cara-cara yang tidak jujur, curang, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai nilai yang terbaik dalam ulangan atau ujian pada setiap mata pelajaran. Banyak hal yang menyebakan siswa itu berani mencontek, baik itu dari dorongan diri sendiri maupun orang lain.
Mencontek memberikan dampak yang buruk bagi siswa, karena dengan mencontek siswa cenderung tidak percaya diri dan hanya mengandalkan orang lain. Selain itu kebiasaan mencontek juga menjadikan seorang siswa itu menjadi pribadi yang tidak jujur. Salah satu cara yang efektif untuk mencegah tindakan mencotek ialah dengan cara memberikan tes lisan.
3.2 Kritik dan Saran
Tidak munafik jika kebiasaan mencontek sulit untuk dihilangkan. Bahkan penulis sendiri sangat sulit untuk meninggalkan kebiasaan mencontek ini. Namun kita tidak boleh hanya menyerah dengan kebiasaan buruk ini, tapi kita harus tetap berusaha menjadi manusia yang lebih baik. Jika kita memang benar-benar sulit menghilangkan kebiasaan ini, tapi paling tidak kita dapat meminimalisir kebiasaan mencontek ini. Bukan hal yang mustahil kebiasaan ini untuk dihilangkan, jika tekad dan niat kita sungguh-sungguh maka tidak mungkin jika tidak dapat meninggalkan kebiasaan ini.
Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai seorang pendidik untuk menghilangkan kebiasaan mencontek ini. Misalnya saja dengan memberikan motivasi pada para peserta didik kita, sehingga mereka dapat menjadi anak yang jujur dan percaya diri sehingga mereka dapat yakin dengan mereka sendiri. Memberikan tes lisan juga merupakan cara yang efektif, karena dengan lisan ini akan meminimalisir berbagai tindakan kecurangan. Adanya kesepakatan dan kerjasama dari berbagai pihak juga sangat penting, karena jika hanya satu pihak saja yang mendukung tapi pihak lain bertentangan maka tidak akan muncul kesepakatan. Dan tentunya juga harus didukung dengan kejujuran dari semua pihak
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Alhadza, Abdullah. 2004. Masalah menyontek (Cheating) di Dunia Pendidikan. http://www.depdiknas.go.id/Jurnal Megawangi, Ratna. 2005. Indonesia Merdeka Manusia Indonesia Merdeka?. http://www.suarapembaruan.com Poedjinoegroho, Baskoro. 2006. Biasa Mencontek Melahirkan Koruptor. http://ilman05.blogspot.com Suparno, Paul. 2000. Sekolah Memasung Kebebasan Berfikir Siswa. https://www.kompas.com/kompas Vegawati, Dian. 2004. Perilaku Mencontek di Kalangan Mahasiswa. http://www.pikiran-rakyat.com.
Agama Hindu merupakan agama yang paling tua di dunia. Agama Hindu (Bahasa Sanskerta: Sanātana Dharjma “Kebenaran Abadi”, dan Vaidika-Dharma (“Pengetahuan Kebenaran”) adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini. Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristen dan Islam dengan jumlah umat sebanyak hampir 1 milyar jiwa. Penganut agama Hindu sebagian besar terdapat di anak benua India. Di sini terdapat sekitar 90% penganut agama ini. Agama ini pernah tersebar di Asia Tenggara sampai kira-kira abad ke-15, lebih tepatnya pada masa keruntuhan Majapahit. Mulai saat itu agama ini digantikan oleh agama Islam dan juga Kristen. Pada masa sekarang, mayoritas pemeluk agama Hindu di Indonesia adalah masyarakat Bali, selain itu juga yang tersebar di pulau Jawa, Lombok, Kalimantan (Suku Dayak Kaharingan), Sulawesi (Toraja dan Bugis – Sidrap).
Sumber awal pengetahuan yang diketahui melalui prasasti-prasasti yang telah ada pada zaman ini. Baik dari penemuan arkeologi maupun penemuan dari kitab-kitab berupa rontal-rontal. Dan itu menunjukkan bahwa peninggalan itu pada umumnya memperlihatkan ciri-ciri Siwa yang amat dominan. Hal ini juga membuktikan bahwa ajaran agama Hindu yang menyebar di Indonesia adalah agama Hindu sekte Siwa Siddanta yang termasuk Tantrayana. Penyebaran agama Hindu tersebut dibantu oleh para MahaRsi yang menerima wahyu dari Tuhan. Para MahaRsi inilah yang menyebarkan dari benua satu ke benua yang lainnya hingga sampai ke Indonesia dan khususnya sampai ke Bali.
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Kurangnya pendalaman umat Hindu mengenai asal-muasal Agama Hindu yang di anutnya.
Kurangnya perhatian generasi muda terhadap kebudayaan dan tradisi agama Hindu yang di anutnya
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
Dapat mengetahui sejarah perkembangan Agama Hindu di India, Indonesia, dan Bali.
Meningkatkan pengetahuan tentang Agama Hindu di India, Indonesia, dan Bali.
Dapat mengetahui peranan orang – orang suci penyebar Agama Hindu di India, Indonesia, dan Bali.
Dapat mengetaui nama – nama orang suci penyebar Agama Hindu di India, Indonesia, dan Bali
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari makalah ini adalah :
Dapat mengetahui sejarah perkembangan Agama Hindu di India, Indonesia, dan Bali
Meningkatkan pengetahuan tentang Agama Hindu di India, Indonesia, dan Bali
Dapat mengetahui peranan orang – orang suci penyebar Agama Hindu di India, Indonesia, dan Bali
Dapat mengetaui nama – nama orang suci penyebar Agama Hindu di India, Indonesia, dan Bali
Bab II. Pembahasan
A. Agama Hindu di India
Perkembangan agama Hindu di India, pada hakekatnya dapat dibagi menjadi 4 fase, yakni Jaman Weda, Jaman Brahmana, Jaman Upanisad dan Jaman Budha. Dari peninggalan benda-benda purbakala di Mohenjodaro dan Harappa, menunjukkan bahwa orang-orang yang tinggal di India pada jamam dahulu telah mempunyai peradaban yang tinggi. Salah satu peninggalan yang menarik, ialah sebuah patung yang menunjukkan perwujudan Siwa. Peninggalan tersebut erat hubungannya dengan ajaran Weda, karena pada jaman ini telah dikenal adanya penyembahan terhadap Dewa – Dewa. Jaman Weda dimulai pada waktu bangsa Arya berada di Punjab di Lembah Sungai Sindhu, sekitar 2500 s.d 1500 tahun sebelum Masehi, setelah mendesak bangsa Dravida kesebelah Selatan sampai ke dataran tinggi Dekkan. bangsa Arya telah memiliki peradaban tinggi, mereka menyembah Dewa-dewa seperti Agni, Varuna, Vayu, Indra, Siwa dan sebagainya. Walaupun Dewa-dewa itu banyak, namun semuanya adalah manifestasi dan perwujudan Tuhan Yang Maha Tunggal. Tuhan yang Tunggal dan Maha Kuasa dipandang sebagai pengatur tertib alam semesta, yang disebut “Rta”. Pada jaman ini, masyarakat dibagi atas kaum Brahmana, Ksatriya, Vaisya dan Sudra.
Pada Jaman Brahmana, kekuasaan kaum Brahmana amat besar pada kehidupan keagamaan, kaum brahmanalah yang mengantarkan persembahan orang kepada para Dewa pada waktu itu. Jaman Brahmana ini ditandai pula mulai tersusunnya “Tata Cara Upacara” beragama yang teratur. Kitab Brahmana, adalah kitab yang menguraikan tentang saji dan upacaranya. Penyusunan tentang Tata Cara Upacara agama berdasarkan wahyu-wahyu Tuhan yang termuat di dalam ayat – ayat Kitab Suci Weda.
Sedangkan pada Jaman Upanisad, yang dipentingkan tidak hanya terbatas pada Upacara dan Saji saja, akan tetapi lebih meningkat pada pengetahuan bathin yang lebih tinggi, yang dapat membuka tabir rahasia alam gaib. Jaman Upanisad ini adalah jaman pengembangan dan penyusunan falsafah agama, yaitu jaman orang berfilsafat atas dasar Weda. Pada jaman ini muncullah ajaran filsafat yang tinggi – tinggi, yang kemudian dikembangkan pula pada ajaran Darsana, Itihasa dan Purana. Sejak jaman Purana, pemujaan Tuhan sebagai Tri Murti menjadi umum.
Selanjutnya, pada Jaman Budha ini, dimulai ketika putra Raja Sudhodana yang bernama ” Sidharta “, menafsirkan Weda dari sudut logika dan mengembangkan sistem yoga dan semadhi, sebagai jalan untuk menghubungkan diri dengan Tuhan. Agama Hindu, dari India Selatan menyebar sampai keluar India melalui beberapa cara. Dari sekian arah penyebaran ajaran agama Hindu sampai juga di Nusantara.
2.2. AGAMA HINDU DI INDONESIA
Berdasarkan beberapa pendapat, diperkirakan bahwa Agama Hindu pertamakalinya berkembang di Lembah Sungai Shindu di India. Dilembah sungai inilah para Rsi menerima wahyu dari Hyang Widhi dan diabadikan dalam bentuk Kitab Suci Weda. Dari lembah sungai sindhu, ajaran Agama Hindu menyebar ke seluruh pelosok dunia, yaitu ke India Belakang, Asia Tengah, Tiongkok, Jepang dan akhirnya sampai ke Indonesia. Ada beberapa teori dan pendapat tentang masuknya Agama Hindu ke Indonesia.
1. Krom (ahli – Belanda), dengan teori Waisya.
Dalam bukunya yang berjudul “Hindu Javanesche Geschiedenis”, menyebutkan bahwa masuknya pengaruh Hindu ke Indonesia adalah melalui penyusupan dengan jalan damai yang dilakukan oleh golongan pedagang (Waisya) India.
2. Mookerjee (ahli – India tahun 1912).
Menyatakan bahwa masuknya pengaruh Hindu dari India ke Indonesia dibawa oleh para pedagang India dengan armada yang besar. Setelah sampai di Pulau Jawa (Indonesia) mereka mendirikan koloni dan membangun kota-kota sebagai tempat untuk memajukan usahanya. Dari tempat inilah mereka sering mengadakan hubungan dengan India. Kontak yang berlangsung sangat lama ini, maka terjadi penyebaran agama Hindu di Indonesia.
3. Moens dan Bosch (ahli – Belanda)
Menyatakan bahwa peranan kaum Ksatrya sangat besar pengaruhnya terhadap penyebaran agama Hindu dari India ke Indonesia. Demikian pula pengaruh kebudayaan Hindu yang dibawa oleh para para rohaniwan Hindu India ke Indonesia.
4. Data Peninggalan Sejarah di Indonesia.
Data peninggalan sejarah disebutkan Rsi Agastya menyebarkan agama Hindu dari India ke Indonesia. Data ini ditemukan pada beberapa prasasti di Jawa dan lontar-lontar di Bali, yang menyatakan bahwa Sri Agastya menyebarkan agama Hindu dari India ke Indonesia, melalui sungai Gangga, Yamuna, India Selatan dan India Belakang. Oleh karena begitu besar jasa Rsi Agastya dalam penyebaran agama Hindu, maka namanya disucikan dalam prasasti-prasasti seperti:
5. Prasasti Dinoyo (Jawa Timur):
Prasasti ini bertahun Caka 628, dimana seorang raja yang bernama Gajahmada membuat pura suci untuk Rsi Agastya, dengan maksud memohon kekuatan suci dari Beliau.
Prasasti Porong (Jawa Tengah)
Prasasti yang bertahun Caka 785, juga menyebutkan keagungan dan kemuliaan Rsi Agastya. Mengingat kemuliaan Rsi Agastya, maka banyak istilah yang diberikan kepada beliau, diantaranya adalah: Agastya Yatra, artinya perjalanan suci Rsi Agastya yang tidak mengenal kembali dalam pengabdiannya untuk Dharma. Pita Segara, artinya bapak dari lautan, karena mengarungi lautan-lautan luas demi untuk Dharma.
2.3. AGAMA HINDU DI BALI
Selanjutnya agama Hindu berkembang pula di Bali. Kedatangan agama Hindu di Bali diperkirakan pada abad ke-8. Hal ini disamping dapat dibuktikan dengan adanya prasasti-prasasti, juga adanya Arca Siwa dan Pura Putra Bhatara Desa Bedahulu, Gianyar. Arca ini bertipe sama dengan Arca Siwa di Dieng Jawa Timur, yang berasal dari abad ke-8.
Menurut uraian lontar-lontar di Bali, bahwa Mpu Kuturan sebagai pembaharu agama Hindu di Bali. Mpu Kuturan datang ke Bali pada abad ke-2, yakni pada masa pemerintahan Udayana. Pengaruh Mpu Kuturan di Bali cukup besar. Adanya sekte-sekte yang hidup pada jaman sebelumnya dapat disatukan dengan pemujaan melalui Khayangan Tiga. Khayangan Jagad, sad Khayangan dan Sanggah Kemulan sebagaimana termuat dalam Usama Dewa. Mulai abad inilah dimasyarakatkan adanya pemujaan Tri Murti di Pura Khayangan Tiga. Dan sebagai penghormatan atas jasa beliau dibuatlah pelinggih Menjangan Salwang. Beliau Moksa di Pura Silayukti.
Perkembangan agama Hindu selanjutnya, sejak ekspedisi Gajahmada ke Bali (tahun 1343) sampai akhir abad ke-19 masih terjadi pembaharuan dalam teknis pengamalan ajaran agama. Dan pada masa Dalem Waturenggong, kehidupan agama Hindu mencapai jaman keemasan dengan datangnya Danghyang Nirartha (Dwijendra) ke Bali pada abad ke-16. Jasa beliau sangat besar dibidang sastra, agama, arsitektur. Demikian pula dibidang bangunan tempat suci, seperti Pura Rambut Siwi, Peti Tenget dan Dalem Gandamayu (Klungkung).
Perkembangan selanjutnya, setelah runtuhnya kerajaan-kerajaan di Bali pembinaan kehidupan keagamaan sempat mengalami kemunduran. Namun mulai tahun 1921 usaha pembinaan muncul dengan adanya Suita Gama Tirtha di Singaraja. Sara Poestaka tahun 1923 di Ubud Gianyar, Surya kanta tahun1925 di SIngaraja, Perhimpunan Tjatur Wangsa Durga Gama Hindu Bali tahun 1926 di Klungkung, Paruman Para Penandita tahun 1949 di Singaraja, Majelis Hinduisme tahun 1950 di Klungkung, Wiwadha Sastra Sabha tahun 1950 di Denpasar dan pada tanggal 23 Pebruari 1959 terbentuklah Majelis Agama Hindu. Kemudian pada tanggal 17-23 Nopember tahun 1961 umat Hindu berhasil menyelenggarakan Dharma Asrama para Sulinggih di Campuan Ubud yang menghasilkan piagam Campuan yang merupakan titik awal dan landasan pembinaan umat Hindu. Dan pada tahun 1964 (7 s.d 10 Oktober 1964), diadakan Mahasabha Hindu Bali dengan menetapkan Majelis keagamaan bernama Parisada Hindu Bali dengan menetapkan Majelis keagamaan bernama Parisada Hindu Bali, yang selanjutnya menjadi Parisada Hindu Dharma Indonesia.
Pada abad ke-8 beliau mendapat pencerahan di Gunung Di Hyang (sekarang Dieng, Jawa Timur) bahwa bangunan palinggih di Tolangkir (sekarang Besakih) harus ditanami panca datu yang terdiri dari unsur-unsur emas, perak, tembaga, besi, dan permata mirah. Setelah menetap di Taro, Tegal lalang – Gianyar, beliau memantapkan ajaran Siwa Sidhanta kepada para pengikutnya dalam bentuk ritual: Surya sewana, Bebali (Banten), dan Pecaruan. Karena semua ritual menggunakan banten atau bebali maka ketika itu agama ini dinamakan Agama Bali. Daerah tempat tinggal beliau dinamakan Bali.Jadi yang bernama Bali mula-mula hanya daerah Taro saja, namun kemudian pulau ini dinamakan Bali karena penduduk di seluruh pulau melaksanakan ajaran Siwa Sidanta menurut petunjuk-petunjuk Danghyang Markandeya yang menggunakan bebali atau banten. Selain Besakih, beliau juga membangun pura-pura Sad Kahyangan lainnya yaitu : Batur, Sukawana, Batukaru, Andakasa, dan Lempuyang. Beliau juga mendapat pencerahan ketika Hyang Widhi berwujud sebagai sinar terang gemerlap yang menyerupai sinar matahari dan bulan. Oleh karena itu beliau menetapkan bahwa warna merah sebagai simbol matahari dan warna putih sebagai simbol bulan digunakan dalam hiasan di Pura antara lain berupa ider-ider, lelontek, dll. Selain itu beliau mengenalkan hari Tumpek Kandang untuk mohon keselamatan pada Hyang Widhi, digelari Rare Angon yang menciptakan darah, dan hari Tumpek Pengatag untuk menghormati Hyang Widhi, digelari Sanghyang Tumuwuh yang menciptakan getah.
2. MPU SANGKULPUTIH
Setelah Danghyang Markandeya moksah, Mpu Sangkulputih meneruskan dan melengkapi ritual bebali antara lain dengan membuat variasi dan dekorasi yang menarik untuk berbagai jenis banten dengan menambahkan unsur-unsur tetumbuhan lainnya seperti daun sirih, daun pisang, daun janur, buah-buahan: pisang, kelapa, dan biji-bijian: beras, injin, kacang komak. Bentuk banten yang diciptakan antara lain canang sari, canang tubugan, canang raka, daksina, peras, panyeneng, tehenan, segehan, lis, nasi panca warna, prayascita, durmenggala, pungu-pungu, beakala, ulap ngambe, dll. Banten dibuat menarik dan indah untuk menggugah rasa bhakti kepada Hyang Widhi agar timbul getaran-getaran spiritual. Di samping itu beliau mendidik para pengikutnya menjadi sulinggih dengan gelar Dukuh, Prawayah, dan Kabayan. Beliau juga pelopor pembuatan arca/pralingga dan patung-patung Dewa yang dibuat dari bahan batu, kayu, atau logam sebagai alat konsentrasi dalam pemujaan Hyang Widhi
Tak kurang pentingnya, beliau mengenalkan tata cara pelaksanan peringatan hari Piodalan di Pura Besakih dan pura-pura lainnya, ritual hari-hari raya : Galungan, Kuningan, Pagerwesi, Nyepi, dll. Jabatan resmi beliau adalah Sulinggih yang bertanggung jawab di Pura Besakih dan pura-pura lainnya yang telah didirikan oleh Danghyang Markandeya.
3. MPU KUTURAN
Pada abad ke-11 datanglah ke Bali seorang Brahmana dari Majapahit yang berperan sangat besar pada kemajuan Agama Hindu di Bali. Seperti disebutkan oleb R. Goris pada masa Bali Kuna berkembang suatu kehidupan keagamaan yang bersifat sektarian. Ada sembilan sekte yang pernah berkembang pada masa Bali Kuna antara lain sekte Pasupata, Bhairawa, Siwa Shidanta, Waisnawa, Bodha, Brahma, Resi, Sora dan Ganapatya. Diantara sekte-sekte tersebut Çiwa Sidhanta merupakan sekte yang sangat dominan (Ardhana 1989:56). Masing-masing sekte memuja Dewa-Dewa tertentu sebagai istadewatanya atau sebagai Dewa Utamanya dengan Nyasa (simbol) tertentu serta berkeyakinan bahwa istadewatalah yang paling utama sedangkan yang lainnya dianggap lebih rendah.Perbedaan-perbedaan itu akhirnya menimbulkan pertentangan antara satu sekte dengan sekte yang lainnya yang menyebabkan timbulnya ketegangan dan sengketa didalam tubuh masyarakat Bali Aga.
Inilah yang merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat yang membawa dampak negative pada hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat. Akibat yang bersifat negative ini bukan saja menimpa desa bersangkutan, tetapi meluas sampai pada pemerintahan kerajaan sehingga roda pemerintahan menjadi kurang lancar dan terganggu. Dalam kondisi seperti itu, Raja Gunaprya Dharmapatni/Udayana Warmadewa perlu mendatangkan rohaniawan dari Jawa Timur yang oleh Gunaprya Dharmapatni sudah dikenal sejak dahulu semasih beliau ada di Jawa Timur. Oleh karena itu Raja Gunaprya Dharmapatni/Udayana Warmadewa bersekepatan untuk mendatangkan 4 orang Brahmana bersaudara yaitu:a. Mpu Semeru, dari sekte Ciwa tiba di Bali pada hari jumat Kliwon, wuku Pujut, bertepatan dengan hari Purnamaning Kawolu, candra sengkala jadma siratmaya muka yaitu tahun caka 921 (999M) lalu berparhyangan di Besakih.b. Mpu Ghana, penganut aliran Gnanapatya tiba di Bali pada hari Senin Kliwon, wuku Kuningan tanggal 7 tahun caka 922 (1000M), lalu berparhyangan di Gelgelc.
Mpu Kuturan, pemeluk agama Budha dari aliran Mahayana tiba di Bali pada hari Rabu Kliwon wuku pahang, maduraksa (tanggal ping 6), candra sengkala agni suku babahan atau tahun caka 923 (1001M), selanjutnya berparhyangan di Cilayukti (Padang)d. Mpu Gnijaya, pemeluk Brahmaisme tiba di Bali pada hari Kamis Umanis, wuku Dungulan, bertepatan sasih kadasa, prati padha cukla (tanggal 1), candra sengkala mukaa dikwitangcu (tahun caka 928 atau 1006M) lalu berparhyangan di bukit Bisbis (Lempuyang)Sebenarnya keempat orang Brahmana ini di Jawa Timur bersaudara 5 orang yaitu adiknya yang bungsu bernama Mpu Bharadah ditinggalkan di Jawa Timur dengan berparhyangan di Lemahtulis, Pajarakan. Kelima orang Brahmana ini lazim disebut Panca Pandita atau “Panca Tirtha” karena beliau telah melaksanakan upacara “wijati” yaitu menjalankan dharma “Kabrahmanan”. Dalan suatu rapat majelis yang diadakan di Bata Anyar yang dihadiri oleh unsur tiga kekuatan pada saat itu, yaitu 😮 Dari pihak Budha Mahayana diwakili oleh Mpu Kuturan yang juga sebagai ketua sidango Dari pihak Ciwa diwakili oleh Mpu Semeruo Dari pihak 6 sekte yang pemukanya adalah orang Bali AgaDalam rapat majelis tersebut Mpu Kuturan membahas bagaimana menyederhanakan keagamaan di Bali, yg terdiri dari berbagai aliran.
Tatkala itu semua hadirin setuju untuk menegakkan paham Tri Murti (Brahma,Wisnu,Ciwa) untuk menjadi inti keagamaan di Bali dan yang layak dianggap sebagai perwujudan atau manifestasi dari Sang Hyang Widhi Wasa.Konsesus yang tercapai pada waktu itu menjadi keputusan pemerintah kerajaan, dimana ditetapkan bahwa semua aliran di Bali ditampung dalam satu wadah yang disebut “Ciwa Budha” sebagai persenyawaan Ciwa dan Budha.Semenjak itu penganut Ciwa Budha harus mendirikan tiga buah bangunan suci (pura) untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa dalam perwujudannya yang masing-masing bernama: Pura Desa Bale Agung untuk memuja kemuliaan Brahma sebagai perwujudan dari Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan)ØPura Puseh untuk memuja kemulian Wisnu sebagai perwujudan dari Sang Hyang Widhi Wasa ØPura Dalem untuk memuja kemuliaan Bhatari Durga yaitu caktinya Bhatara Ciwa sebagai perwujudan dari Sang Hyang Widhi WasaKetiga pura tersebut disebut Pura “Kahyangan Tiga” yang menjadi lambang persatuan umat Ciwa Budha di Bali. Dalam Samuan Tiga juga dilahirkan suatu organisasi “Desa Pakraman” yang lebih dikenal sebagai “Desa Adat”.
Dan sejak saat itu berbagai perubahan diciptakan oleh Mpu Kuturan, baik dalam bidang politik, social, dan spiritual. Jika sebelum keempat Brahmana tersebut semua prasasti ditulis dengan menggunakan huruf Bali Kuna, maka sesudah itu mulai ditulis dengan bahasa Jawa Kuna (Kawi).
Akhirnya di bekas tempat rapat itu dibangun sebuah pura yang diberi nama Pura Samuan Tiga.Atas wahyu Hyang Widhi beliau mempunyai pemikiran-pemikiran cemerlang mengajak umat Hindu di Bali mengembangkan konsep Trimurti dalam wujud simbol palinggih Kemulan Rong Tiga di tiap perumahan, Pura Kahyangan Tiga di tiap Desa Adat, dan Pembangunan Pura-pura Kiduling Kreteg (Brahma), Batumadeg (Wisnu), dan Gelap (Siwa), serta Padma Tiga, di Besakih. Paham Trimurti adalah pemujaan manifestasi Hyang Widhi dalam posisi horizontal (pangider-ider).
4. MPU MANIK ANGKERAN
Setelah Mpu Sangkulputih moksah, tugas-tugas beliau diganti oleh Mpu Manik Angkeran. Beliau adalah Brahmana dari Majapahit putra Danghyang Siddimantra. Dengan maksud agar putranya ini tidak kembali ke Jawa dan untuk melindungi Bali dari pengaruh luar, maka tanah genting yang menghubungkan Jawa dan Bali diputus dengan memakai kekuatan bathin Danghyang Siddimantra. Tanah genting yang putus itu disebut segara rupek.
5. MPU JIWAYA
Beliau menyebarkan Agama Budha Mahayana aliran Tantri terutama kepada kaum bangsawan di zaman Dinasti Warmadewa (abad ke-9). Sisa-sisa ajaran itu kini dijumpai dalam bentuk kepercayaan kekuatan mistik yang berkaitan dengan keangkeran (tenget) dan pemasupati untuk kesaktian senjata-senjata alat perang, topeng, barong, dll.
6. DANGHYANG DWIJENDRA
Datang di Bali pada abad ke-14 ketika Kerajaan Bali Dwipa dipimpin oleh Dalem Waturenggong. Atas wahyu Hyang Widhi di Purancak, Jembrana, Beliau mempunyai pemikiran-pemikiran cemerlang bahwa di Bali perlu dikembangkan paham Tripurusa yakni pemujaan Hyang Widhi dalam manifestasi-Nya sebagai Siwa, Sadha Siwa, dan Parama Siwa. Bentuk bangunan pemujaannya adalah Padmasari atau Padmasana. Jika konsep Trimurti dari Mpu Kuturan adalah pemujaan Hyang Widhi dalam kedudukan horizontal, maka konsep Tripurusa adalah pemujaan Hyang Widhi dalam kedudukan vertikal. Ketika itu Bali Dwipa mencapai jaman keemasan, karena semua bidang kehidupan rakyat ditata dengan baik. Hak dan kewajiban para bangsawan diatur, hukum dan peradilan adat/agama ditegakkan, prasasti-prasasti yang memuat silsilah leluhur tiap-tiap soroh/klan disusun. Awig-awig Desa Adat pekraman dibuat, organisasi subak ditumbuh-kembangkan dan kegiatan keagamaan ditingkatkan. Selain itu beliau juga mendorong penciptaan karya-karya sastra yang bermutu tinggi dalam bentuk tulisan lontar, kidung atau kekawin.
Karya sastra beliau yang terkenal antara lain : Sebun bangkung, Sara kusuma, Legarang, Mahisa langit, Dharma pitutur, Wilet Demung Sawit, Gagutuk menur, Brati Sesana, Siwa Sesana, Aji Pangukiran, dll. Beliau juga aktif mengunjungi rakyat di berbagai pedesaan untuk memberikan Dharma wacana. Saksi sejarah kegiatan ini adalah didirikannya Pura-Pura untuk memuja beliau di tempat mana beliau pernah bermukim membimbing umat misalnya :
Pura Purancak,
Pura Rambut siwi,
Pura Pakendungan,
Pura Hulu watu,
Pura Bukit Gong,
Pura Bukit Payung,
Pura Sakenan,
Pura Air Jeruk,
Pura Tugu,
Pura Tengkulak,
Pura Gowa Lawah,
Pura Ponjok Batu,
Pura Suranadi (Lombok),
Pura Pangajengan,
Pura Masceti,
Pura Peti Tenget,
PuraAmertasari,
Pura Melanting,
Pura Pulaki,
Pura Bukcabe,
Pura Dalem Gandamayu,
Pura Pucak Tedung, dll.
Ke-enam tokoh suci tersebut telah memberi ciri yang khas pada kehidupan beragama Hindu di Bali sehingga terwujudlah tattwa dan ritual yang khusus yang membedakan Hindu-Bali dengan Hindu di luar Bali.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian tersebut di atas secara singkat dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Agama Hindu sebagai agama yang tertua tumbuh dan berkembang tidak terlepas dengan pengaruh dan dukungan lingkungan alam dan budaya dari suatu masyarakat pendukungnya. Demikianlah pada awalnya tidak terlepas dari peradaban lembah Sindhu dan pengaruh lokal di India Utara, Selatan atau Timur.
2. Nama Hindu bukanlah nama asli dari agama ini, melainkan diberikan oleh orang asing yang mengadakan kontak dengan bangsa Àrya yang pertama kali menetap di lembah sungai Sindhu kemudian menyebar ke berbagai penjuru India dan berasimilasi dengan berbagai suku bangsa asli di anak benua tersebut. Hinduisme kemudian berkembang di Nusantara (Indonesia) termasuk Bali dengan warna luarnya sendiri.
3. Nama asli agama Hindu adalah Sanàtana Dharma (karena ajarannya bersifat abadi dan berlaku sepanjang masa). Nama lainnya adalah Vaidika Dharma, karena bersumber pada kitab suci Veda.
4. Karakteristik agama Hindu memberikan kebebasan kepada umat-Nya, namun masih dalam koridor yang disebut Àdikara (disiplin diri) dan Iûþadevatà (aspek Tuhan Yang Maha Esa, yang dipuja dan sangat didambakan kasih dan karunia-Nya.
5. Dalam perkembangan agama Hindu dikenal adanya berbagai Sampradaya yang oleh orang Barat disebut Sekta, dan yang sangat dominan dan juga berpengaruh ke Indonesia adalah Úaiva,Vaiûóava dan Úakta sedang di Bali yang dominan adalah Úaiva Siddhanta (Tri Murti) yang sangat kental mendapat pengaruh Tantrik.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan makalah ini adalah :
Para orang tua agar dapat membantu memberikan pengetahun-pengetahuan atau cerita-cerita yang bertemakan Agama Hindu kepada anak-anak mereka dirumah sehingga nantinya cerita ini dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat dan memiliki nilai religi tersendiri.
Generasi muda Bali hendaknya lebih memperhatikan dan mempelajari sejarah perkembangan Agama Hindu supaya nantinya dapat dilestarikan dan meneruskannya ke generasi berikutnya.
Makalah Sejarah Masuknya Agama Hindu dan Budha di Indonesia
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
India adalah negara yang kaya dengan budayanya yang memiliki pengaruh yang kuat, termasuk agama-agama yang terlahir di sana juga sangat kaya. Itu terbukti dari eksistensi dua agama besar yang pengaruhnya meluas ke penjuru dunia dan tetap ada hingga sekarang, yaitu agama Hindu dan Buddha. Kedua agama ini memiliki pengaruh yang menyeluruh ke berbagai penjuru, termasuk di Indonesia kedua agama ini hadir mewarnai keyakinan oleh penduduk setempat
Kebudayaan yang berkembang di Indonesia pada tahap awal diyakini berasal dari India. Pengaruh itu diduga mulai masuk pada awal abad masehi. Apabila kita membandingkan peninggalan sejarah yang ada di Indonesia akan ditemukan kemiripan itu. Sebelum kenal dengan kebudayaan India, bangunan yang kita miliki masih sangat sederhana. Saat itu belum dikenal arsitektur bangunan seperti candi atau keraton. Tata kota di pusat kerajaan juga dipengaruhi kebudayaan hindu. Demikian pula dalam hal kebudayaan yang lain seperti peribadatan dan kesusastraan. Kita harus menjaga kelestarian dan budaya-budaya yang ditinggalkan agama Hindu-Budha.
Agama Hindu dan Buddha tidak begitu saja muncul dan berkembang baik dalam keyakinan masyarakat Indonesia, melainkan melalui proses panjang sehingga kedua agama ini menjadi agama resmi di Indonesia dan banyak masyarakat yang memeluknya. Dalam makalah ini, akan dipaparkan beberapa teori dan, penyebaran, perkembangan, serja sejarah mengenai dua agama asal India tersebut.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana sejarah kedatangan agama Hindu dan Buddha di Indonesia ?
Bagaimana persebaran dan perkembangan agama Hindu dan Buddha di Indonesia?
Apa saja bukti-bukti sejarah dari keberadaan agama Hindu dan Buddha di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui sejaraha kedatangan agama Hindu dan Buddha di Indonesia.
Untuk mengetahui persebaran dan perkembangan agama Hindu dan Buddha di Indonesia.
Untuk mengetahui bukti-bukti sejarah dari eksistensi agama Hindu dan Buddha di Indonesia.
Bab II. Pembahasan
A. Teori Kedatangan Hindu dan Buddha di Indonesia
Banyak teori-teori yang menyatakan kapan dan bagaimana agama Hindu dan Buddha bisa samapai ke tanah Nusantara. Hipotesis yang dibuat oleh para peneliti menggunakan bukti-bukti peninggalan sejarah sebagai landasan dari teori-teori tersebut. Maka dari itu semua teori-teori atau hipotesis-hipotesis yang dibuat oleh para peneliti semua benar karena berlandaskan artefak-artefak, benda-benda peninggalan dan catatan sejarah.
Meskipun teori-teori ini adalah kedatangan Hindu dan Buddha, kebanyakan lebih menjelaskan kepada hindu dibandingkan dengan Buddha. Di bawah ini akan dijelaskan empat (4) teori-teori kedatangan agama Hindu dan Buddha di Indonesia:
I. Teori Brahmana
Teori ini di kemukakan oleh J.C. Van Leur. Van Leur berpendapat bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh kaum Brahmana. Karena hanya oleh kaum Brahmana saja yang boleh mempelajari isi kitab Weda, maka hanya Brahmanalah yang dapat mengerti ajaran Weda. Kedatangan Kaum Brahmana tersebut diduga karena undangan Penguasa di Indonesia atau sengaja datang untuk menyebarkan agama Hindu ke Indonesia.
Agama Hindu pada dasarnya bukan agama untuk umum dalam arti bahwa pendalaman agama tersebut hanyalah mungkin oleh golongan Brahmana, merekalah yang dibenarkan mendalami kitab suci. Dalam kenyataannya tentu terdapat berebagai tingkat keketatan pelaksanaan prinsip tersebut. Hal ini tergantung dari aliran atau sekte yang bersangkutan.
II. Teori Ksatria
Hipotesis ini menyatakan bahwa Indonesia pernah dikolonisasi oleh bangsa India yaitu golongan Ksatria.
Terdapat tiga pendapat mengenai teori Ksatria ini[2], yang pertama menurut Prof.Dr.Ir.J.L.Moens berpendapat bahwa yang membawa agama Hindu ke Indonesia adalah kaum ksatria atau golongan prajurit, karena adanya kekacauan politik/peperangan di India abad 4 – 5 M, maka prajurit yang kalah perang terdesak dan menyingkir ke Indonesia, bahkan diduga mendirikan kerajaan di Indonesia.
Yang dikemukakan oleh F.D.K. Bosch, menyatakan bahwa adanya raja-raja dari India yang datang menaklukan daerah-daerah tertentu di Indonesia yang telah mengakibatkan peng-Hindu-an penduduk setempat.
Teori ketiga adalah teori dari C.C. Berg, Ia menjelaskan bahwa golongan ksatria turut menyebarkan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Para ksatria India ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang diberikan oleh para ksatria ini sedikit banyak membantu kemenangan bagi salah satu kelompok atau suku di Indonesia yang bertikai.
Sebagai hadiah atas kemenangan itu, ada di antara mereka yang dinikahkan dengan salah satu putri dari kepala suku atau kelompok yang dibantunya. Dari perkawinannya itu, para ksatria dengan mudah menyebarkan tradisi Hindu-Budha kepada keluarga yang dinikahinya tadi. Selanjutnya berkembanglah tradisi Hindu-Budha dalam kerajaan di Indonesia.
III. Teori Vaisya / Waisya
Dikemukakan oleh N.J. Krom, ia mengatakan bahwa pengaruh Hindu masuk ke Indonesai melalui golongan pedagang (kasta Waisya) yang menetap di Indonesia dan kemudian memegang peranan penting dalam proses penyebaran kebudayaan India termasuk agama Hindu.
Para waisya menurut Krom, merupakan golongan terbesar di Indonesia karena mereka berstatus sebagai pedagang maka mereka menetap di Indonesia dan memiliki hubungan dengan penguasa-penguasa di Indonesia. Krom mengisyaratkan kemungkinan adanya perkawinan antara pedagang-pedagang dengan wanita Indonesia.
Pada teori ini, Krom memperhatikan bahwa aspek budaya asli Indonesia masih sangat kental dan penting, hal itu tidak akan terjadi jika keadaannya seperti dijelaskan dalam teori Ksatria yang mengekspansi Indonesia.
IV. Teori Arus Balik
Teori arus blik ini tidak hanya berlaku untuk proses masuknya agamaHindu ke Indonesia saja melainkan untuk agama Buddha juga. Teori ini mendukung teori Brahman Van Leur, oleh F.D.K Bosch. Teori ini menekankan pada peranan bangsa Indonesia dalam proses penyebaran Hindu-Buddha di Indonesia. Menurut Bosch, penyebara budaya India di Indonesia dilakukan oleh para cendikian atau orang-orang terdidik.Golongan ini dalam penyebaran budaya melakukan ‘penyuburan’ yang terjadi dalam dua tahap, yaitu:
Pertama, proses ini dilakukan oleh para pendeta buddha atau Biksu. Mereka menyebar ke seluruh Asia termasuk Indonesia melalui jalur dagang. Dari proses penyebaran ini terbentuklah masyarakat Sangha oleh para biksu. Para biksu dari Indonesia datang ke India untuk belajar agama Buddha dan sekembalinya mereka membawa kitab-kitab suci, bahasa sansekerta, kemampuan tulis-menulis dan kesan-kesan dari India.
Kedua, proses penyuburan dilakukan oleh para Brahmana, terutama dari aliran Saiva-Siddhanta. Menurut aliran ini, seseorang untuk mendapatkan kedudukan golongan Brahmana harus mempelajari kitab-kitab agama Hindu bertahun-tahun sebelum dinobatkan oleh Brahmanaguru sebagai Brahmana. Setelah ditasbihkan, ia dianggap telah disucikan oleh Siva dan dapat menerima kehadiran Siva dalam tubuhnya pada ritual upacara-upacara tertentu.
Dari teori-teori diatas yang telah teruraikan, masih ada banyak lagi, namun kesemua teori yang ada termasuk teori-teori di atas yang telah dipaparkan, tidak ada yang secara pasti menjelaskan kedatangan agama Hindu dan Buddha di Indonesia, hanya prediksi-prediksi para peneliti yang berlandaskan bukti-bukti tertentu.
B. Peta Penyebaran Hindu dan Buddha di Indonesia Periode Awal
Setelah membahas teori-teori datangnya agama Hindu dan Buddha di tanah Nusantara, pembahasan berikutnya adalah peta yang menunjukkan persebaran agama Hindu dan Buddha di Indonesia. Pengaruh terbesar Hindu-Buddha terdapat di pulau Jawa.
Antara hindu dan Buddha memang hampir beriringan kedatangannya di Indonesia, namun kebanyakan bukti yang ditemukan lebih banyak dari peninggalan-peninggalan yang bercorak Hindu, seperti halnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur pada abad ke-4[5]. Sedangkan bukti dari agama Buddha bahwasanya agama Buddha terbukti ada di Indonesia dari abad ke-5[6], yang berarti agama Buddha telah ada secara bersamaan dengan Hindu. Di bawah akan dipaparkan bukti-bukti bahwa agama Hindu dan Buddha telah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
1. Agama Buddha di pulau Jawa
Dari catatan kuno menyebutkan kedatangan agama Buddha di Indonesia datang dari seorang rahib Buddha Cina yang datang ke Jawa pada tahun 414 M bernama Fa-Hien. Dari ceritanya, pulau Jawa telah menerima agama Buddha yang beraliran Hinayana.
Diperkirakan agama Buddha telah ada sebelum abad ke-5 yang terbukti dari penemuan patung-patung Buddha di Jember, Jawa Timur.
Pada akhir abad ke-7, I-Tsing menceritakan dalam bukunya bahwa pada tahun 664/665 seorang musafir Cina Hwui-ning pergi ke pulau Jawa selama delapan tahun. Disana dia menerjemahkan naskah mengenai masuknya Buddha ke nirwana serta pembakaran tubuhnya.
Di Jawa Tengah berdiri dinasti Sailendra yang memeluk agama Buddha Mahayana. Bukti prasasti yang menakjubkan dengan didirikannya Candi Borobudur kira-kira tahun 800.
Di Jawa timur agaknya percampuran antara Hindu dan Buddha terlihat jelas, karena memang agama ini hidup berdampingan di masnya. Pada zaman Empu Sindok hingga Erlangga (929-1042) terdapat bukti sejarah yang menunjukkan percampuran tersebut berupa kepustakaan keagamaan. Buku-buku yang disusun seperti misalnya: Bhuwanakosa, Bhuwanasangksepa, Wrhaspatitattwa, dsb.
Dari agama Buddha Mahayana buku-buku seperti itu adalah: Shanghyang, Kamahayana, Mantranaya dan Sanghyang Kamahayanikan.
Selain itu juga ada candi Tikus di Mojokerto yang pembuatannya sekitar abad ke-13 M.
2. Agama Buddha di luar pulau Jawa
Artefak-artefak yang terhimpun dalam buah karya seni Hindu tua dari abad ke-3 M memperlihatkan adanya beberapa patung Buddha bergaya Amarawati yang ditemukan di Sempaga (Sulawesi), Seguntang dekat Palembang (Sumatera).
Selain itu di Sriwijaya (Palembang) terdapat perguruan tinggi Buddha yang tidak kalah dengan yang ada di Nalanda, pada masa itu Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha. Oleh sebab itu ketika para musafir Cina sebelum pergi ke India untuk mendalami agama Buddha, terlebih dahulu mereka mempersiapkan diri di Sriwijaya. Ini terbukti oleh I-Tsing yang menyalin dan menerjemahkan naskah-naskah suci Sriwijaya pada abad ke-7.
3. Agama Hindu di berbagai daerah di Indonesia
Diperkirakan bahwa Kalimantan adalah awal dari kedatangan agama Hindu. Hal itu diperkuat dari adanya sebuah prasasti berupa tujuh buah batu yang disebut Yupa berbentuk menhir atau tiang batu yang menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa dan di perkirakan ditulis pada tahun 400 M. Dalam prasasti tersebut bertuliskan informasi mengenai kerajaan Kutai.
Di Jawa Barat muncul Kerajaan Hindu Tarumanegara dengan rajanya Purnawarman. Pada masa itu, eksistensi pulau Jawa telah disebut Ptolomeus (pengembara asal Alexandria – Yunani) dalam catatannya dengan sebutan Yabadiou dan demikian pula dalam epik Ramayana eksistensinya dinyatakan dengan sebutan Yawadwipa.
Dari berita Fa-Hien yang seorang Buddhis pada tahun 414 terpaksa mendarat di Jawa. Ia memberitakan bahwa di Jawa terdapat banyak ajaran bidat dan orang Brahmana, mungkin yang dimaksud adalah “ajaran bidat orang Brahmana”. Jika demikian kelompok tersebut adalah orang-orang Hindu.
Di Jawa Tengah, yaitu dinasti Sanjaya dari Mataram yang memeluk agama Siwa.[16]
Sedangkan di Jawa Timur agama Hindu dan Buddha hidup rukun, itu tercermin pada zaman Majapahit. Sekiranya ada tiga aliran yang berdampingan dan damai yaitu: Siwa, Wisnu dan Buddha Mahayana.
Di sebelah ujung timur pulau Jawa, tepatnya di pulau Bali bagian selatan sudah ada suatu kerajaan dengan kebudayaan hindu mungkin pada tahap pertama zaman mataram kuno (antara 600-1000 masehi), pusat kerajaan itu terdapat di pejeng dan bedulu dengan raja keturunan warnadewa, ada kemungkinan kerajaan ini timbul langsung pengaruh dari pedagang hindu namun ada juga kemungkinan kerajaan ini di sebabkan karena pengaruh dari mataram.
Bagan peta jalur penyebaran Hindu Buddha di Indonesia melalui jalur laut dan darat:[19]
C. Perkembangan Hindu dan Buddha di Indonesia
Tidak jelas pasti siapa yang menyebarkan kedua agama ini, namun diperkirakan untuk agama Hindu para Brahmanalah yang menyebarkannya karena mereka yang mampu untuk mengkaji kitab Weda yang berisikan auran-aturan Hindu. Aliran agama Hindu yang paling besar pengaruhnya adalah aliran Siwa dan tantra pada abad ke-6.[20]
Dari penemuan prasasti Kutai dari zaman raja Mulawarman di abad ke-5 menunjukan terdapat adanya ritual korban sesaji yang kemungkinan itu ditujukan kepada Siwa dan mungkin kepada Wisnu. Sedangkan di Jawa Barat, prasasti dari raja Punawarman menunjukan bahwa agama yang berpengaruh adalah Hindu aliran Wisnu. Sedang di Jawa Tengah dari zaman raja-raja Sanjaya memperlihatkan pengaruh agama Hindu aliran Siwa pada tahun 723.
Tahun 928, di Jawa Timur tepatnya pada zaman dinasti raja Sendok, agama hindu yang dominan adalah aliran Wisnu. Sedangkan pada zaman Singasari dan Majapahit, aliran Tantra mencapai pada puncak perkembangannya. Menurut Prasasti Surowaso (1375), raja Adityawarman dinobatkan menjadi Bhairawa di Ksetra dengan duduk di tumpukan mayat sambir tertawa dan meminum darah.
Selain itu, aliran Tantra menyatu dengan agama Buddha dengan sebutan Siwa-Buddha. Percampuran ini begitu terlihat pada zaman kerajaan Singasari (1222-1292). Di Bali, pengaruh Majapahit sangat kuat sehingga Hindu jawa begitu berpengaruh disana yang pada berikutnya bercampur dengan agama asli Bali yang disebut Tirta dan kemudian menjadi Hindu Dharma.
Sedangkan dalam agama Buddha, seiring dengan berkembangnya Buddha di Sriwijaya, aliran Mahayana di Jawa Tengah tepatnya oleh raja wangsa Syailendra penguasa kerajaan Mataram kuno berkembang baik dan berdampingan dengan agama Hindu. [2
Bukti hadirnya aliran Mahayana di Jawa Tengah juga dapat dilihat dari adanya prasasti candi Borobudur yang dapat dilihat dari bentuk relief dindingnya yang berasal dari naskah-naskah Mahayana.
Kemudian, aliran Mahayana juga mendominasi dalam agama Buddha di jawa Timur. Begitu pula dengan agama Hindu juga berkembang disana dan hidup berdampingan dengan damai. Hal itu terbukti dari raja Eirlangga yang meresmikan tempat pemujaan untuk nenek moyangnya, raja Sendok, tiga macam pendeta sekaligur dalm upacaranya: seorang Brahmana biasa, pendeta Siwa dan pendeta Buddha. Agaknya pula, pada waktu ini dua agama tersebut bercampur.
D. Masa Kerajaan Hindu Budha di Indonesia
Agama Hindu dan Budha berasal dari India. Kedua agama tersebut masuk dan dianut oleh penduduk di berbgai wilayah nusantara pada waktu yang hampir bersamaan, sekitar abad ke empat, bersamaan dengan mulai berkembangnya hubungan dagang antara Indonesia dengan India dan Cina. Sebelum pengaruh Hindu dan Budha masuk ke Indonesia, diperkirakan penduduk Indonesia menganut kepercayaan dinamisme dan animisme.
Agama Budha disebarluaskan ke Indonesia oleh para bhiksu, sedangkan mengenai pembawa agama Hindu ke Indonesia terdapat 4 teori sebagai berikut :
Teori ksatria (masuknya agama Hindu disebarkan oleh para ksatria)
Teori waisya (masuknya agama Hindu disebarkan oleh para pedagang yang berkasta waisya)
Teori brahmana (masuknya agama Hindu disebarkan oleh para brahmana)
Teori campuran (masuknya agama Hindu disebarkan oleh ksatria, brahmana, maupun waisya)
Bukti tertua adanya pengaruh India di Indonesia adalah ditemukannya Arca Budha dari perunggu di Sempaga, Sulawesi Selatan. Antara abad ke 4 hingga abad ke 16 di berbagai wilayah nusantara berdiri berbagai kerajaan yang bercorak agama Hindu dan Budha.
Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha merupakan salah satu bukti adanya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Setiap kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan mutlak dan turun-temurun.
Masuknya agama Hindu dan Budha di Indonesia telah membawa dampak yang signifikan dibidang politik, yaitu lahirnya kerajaan-kerajaan bercorak hindu dan Budha di juga berkurangnya peran kepala suku dalam mengatur kehidupan politik.
Kerajaan-kerajaan itu antara lain :
a. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai dilihat dari sudut samping
Kerajaan Kutai dengan nama asli Kutai Martadipura merupakan kerajaan hindu tertua di Indonesia, dengan aliran agama hindu-siwa. Letaknya di Muara Kaman tepatnya pada hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Keberadaan kerajaan ini ditandai dengan adanya 7 buah prasasti, yang dinamai prasasti yupa dengan huruf palawa dan bahasa sansekerta. Pendirinya adalah Raja Kudungga. Setelah Raja Kudungga wafat, kerajaan diambil alih oleh putranya, Raja Aswawarman. Dan setelah Raja Aswawarman wafat, kerajaan diambil alih oleh putra Raja Aswawarman, yaitu Raja Mulawarman.
Pada sebuah prasasti Yupa abad ke-4, dikisahkan bahwa Raja Mulawarman telah menyumbangkan 1000 ekor sapi kepada para brahmana. Kisah ini menceritakan betapa dermawannya seorang Raja Mulawarman, dari sini dapat dianalisis bahwa masyarakat Kutai makmur dan bermata pencaharian sebagai petani dan beternak.
b. Kerajaan Tarumanegara
Gambaran kisah pada masa Kerajaan Tarumanegara
Sumber mengenai kerajaan Tarumanegara berasal dari tujuh buah prasasti yang berbahasa sansekerta dan huruf pallawa. Prasasti tersebut adalah prasasti Ciaruteun, Kebun Kopi, Jambu, Tugu, Pasar Awi, Muara Cianten, dan Lebak. Seorang musafir Cina bernama Fa-Hsien pernah datang di Jawa pada tahun 414 M. Ia telah menyebut keberadaan kerajaan To-lo-mo atau Taruma di Pulau Jawa. Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berkembang pada abad V M. Raja terbesar yang berkuasa adalah Purnawarman. Wilayah kekuasaan Purnawarman meliputi hampir seluruh Jawa Barat dengan pusat kekuasaan di daerah Bogor. Raja pernah memerintahkan pembangunan irigasi dengan cara menggali sebuah saluran panjang 6.112 tumbak (± 11 km). Saluran itu berfungsi untuk mencegah bahaya banjir. Saluran ini selanjutnya disebut sebagai sungai Gomati.
c. Kerajaan Sriwijaya
Dari depan tampak bangunan peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan sriwijaya adalah salah satu kerajaan terbesar yang pernah berjaya di Indonesia. Kerajaan ini mampu mengembangkan diri sebagai negara maritim dengan menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional. Keberadaan kerajaan ini diketahui melalui enam buah prasasti yang menggunakan bahasa melayu kuno dan huruf pallawa, serta telah menggunakan angka tahun saka. Prasasti tersebut adalah Kedukan Bukit, Talang Tuo, Telaga Batu, Kota Kapur dan Karang Berahi. Nama Sriwijaya juga terdapat dalam berita Cina dan disebut Shih-lo-fo-shih atau Fo-shih. Sementara itu di berita Arab, Sriwijaya disebut dengan Zabag atau Zabay atau dengan sebutan Sribuza. Seorang pendeta Cina yang bernama I-Tsing sering dataang ke Sriwijaya sejak tahun 672 M. Ia menceritakan bahwa di Sriwijaya terdapat 1.000 orang pendeta yang menguasai agama seperti di India. Berita dari Dinasti Sung juga menceritakan tentang pengiriman utusan dari Sriwijaya tahun 971-992 M.
Raja pertama Sriwijaya adalah Dapunta Hyang Sri Jayanaga. Raja yang terkenal dari kerajaan Sriwijaya adalah Balaputradewa. Ia memerintah sekitar abad IX M. Sriwijaya merupakan pusat pendidikan dan penyebaran agama Buddha di Asia Tenggara.
Menurut berita I-Tsing, pada abad VIII M di Sriwijaya terdapat 1.000 orang pendeta yang belajar agama Buddha di bawah bimbingan Sakyakirti. Menurut prasasti Nalanda, para pemuda Sriwijaya juga mempelajari agama Buddha dan ilmu lainnya di India. Kebudayaan Kerajaan Sriwijaya sangat maju dan bisa dilihat dari peninggalan suci sepeti stupa, candi, atau patung/arca Buddha seperti ditemukan di Jambi, Muara Takus, dan Gunung Tua (Padang Lawas) serta di Bukit Siguntang (Palembang).
d. Mataram Kuno
Candi Prambanan salah satu peninggalan sejarah pada
masa Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno, berdiri pada tahun 775-850, oleh wangsa syailendra. Menurut Teori Van Bammalen, letak kerajaan ini berpindah-pindah, hal ini disebabkan oleh 2 alasan, yaitu karena adanya bencana alam letusan Gunung Merapi, dan karena adanya peperangan dalam perebutan kekuasaan. Awalnya, pada abad ke-8 kerajaan ini terletak di daerah Jawa Tengah, kemudian setelah Gunung Merapi meletus pada abad ke-10, kerajaan ini dipindahkan ke Jawa Timur oleh Mpu Sindok. Agama di kerajaan ini pun terbagi menjadi 2, yaitu hindu pada Dinasti Sanjaya dan budha pada Dinasti Syailendra. Kerajaan Mataram Kuno didirikan oleh Raja Sanna. Raja Sanna kemudian digantikan oleh keponakannya, Raja Sanjaya.
Setelah Raja Sanjaya meninggal, Kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh putranya yang bernama Rakai Panangkaran. Raja Mataram Kuno setelah Rakai Panangkaran adalah Rakai Warak, kemudian Rakai Warak digantikan oleh Rakai Garung (Samaratungga).
Akhirnya, Rakai Pikatan sebagai Dinasti Sanjaya berhasil menguasai kerajaan sedangkan Pramodawardhani bersama anaknya, Balaputradewa melarikan diri ke Palembang, Sumatra Selatan untuk kemudian mereka menjalankan sebuah kerajaan bernama Kerajaan Sriwijaya. Berdasarkan Prasasti Balitung, setelah Rakai Pikatan wafat, kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh Rakai Kayuwangi dibantu oleh sebuah dewan penasehat yang juga jadi pelaksana pemerintahan. Dewan yang terdiri atas lima patih ini di antaranya adalah:
Ratu, Datu, Sri Maharaj
Rakryan Mahamantri I Hino
Mahamantri Halu & Mahamantri I Sirikan
Mahamantri Wko & Mahamantri Bawang
Rakryan Kanuruhan
Raja Mataram selanjutnya adalah Rakai Watuhumalang, kemudian dilanjutkan oleh Dyah Balitung yang bergelar Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Dharmodaya Maha Dambhu sebagai Raja Mataram Kuno yang sangat terkenal. Raja Balitung berhasil menyatukan kembali Kerajaan Mataram Kuno dari ancaman perpecahan. Di masa pemerintahannya, Raja Balitung menyempurnakan struktur pemerintahan dengan menambah susunan hierarki. Bawahan Raja Mataram terdiri atas tiga pejabat penting, yaitu Rakryan I Hino sebagai tangan kanan raja yang didampingi oleh dua pejabat lainnya.[35]
Rakryan I Halu, dan Rakryan I Sirikan. Selain struktur pemerintahan baru, Raja Balitung juga menulis Prasasti Balitung. Prasasti yang juga dikenal sebagai Prasasti Mantyasih ini adalah prasasti pertama di Kerajaan Mataram Kuno yang memuat silsilah pemerintahan Dinasti Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno. Kerajaan Mataram Kuno masih mengalami pemerintahan tiga raja sebelum akhirnya pusat kerajaan pindah ke Jawa Timur. Mpu Daksa, yang pada masa pemerintahan Raja Balitung menjabat Rakryan i Hino, melakukan kudeta karena merasa bahwa ia adalah keturunan asli Dinasti Sanjaya, kemudian Mpu Daksa digantikan oleh menantunya, Sri Maharaja Tulodhong.[36]
e. Kerajaan Singhasari
Ornamen Kerajaan Singasari bagian depan
Keberadaan Kerajaan Singhasari didasarkan pada kitab Negarakertagama karangan Mpu Prapanca yang menjelaskan raja-raja yang memerintah di Singasari serta kitab Pararaton yang juga menceritakan keajaiban Ken Arok. Ken Arok semula sebagai akuwu (bupati) di Tumapel menggantikan Tunggul Ametung yang dibunuhnya karena tertarik kepada Ken Dedes isteri Tunggul Ametung. Pada tahun 1222 M Ken Arok menyerang kediri sehingga Kertajaya mengalami kekalahan pada pertempuran di desa Ganter.[37]
Ken Arok menyatakan dirinya sebagai Raja Singasari dengan gelar Sri Rangga Rajasa Bhattara Sang Amurwabhumi. Raja Singasari yang terkenal adalah Kertanegara Karena di bawah pemerintahannya Singasari mencapai puncak kebesarannya. Kertanegara bergelar Sri Maharajaderaja Sri Kertanegara mempunyai gagaasan politik untuk memperluas wilayah kekuasannya, menyingkirkan lawan-lawan politiknya, menumpas pemberontakan, menyatukan agama Syiwa dan Buddha menjadi agama Tantrayana (Syiwa Buddha dipimpin oleh Dharma Dyaksa), melakukan politik perkawinan, dan mengirim ekspedisi Pamalayu tahun 1275.[38]
f. Kerajaan Majapahit
Tampak dari kejauhan semua halam Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan Hindu terakhir dan terbesar di Indonesia. Letaknya di Pulau Jawa. Pendirinya adalah Raden Wijaya yang sempat melarikan diri ke Madura bersama istrinya saat terjadi Peristiwa Mahapralaya. Kerajaan Majapahit, awalnya hanyalah sebuah desa kecil bernama Desa Tarik yang merupakan pemberian Raja Jayakatwang dari Kediri. Raden Wijaya telah dimaafkan dan dipercaya tidak bersalah atas kesalahan generasi atasnya.
Pada tahun 1292, armada Cina yang terdiri dari 1.000 buah kapal dengan 20.000 orang prajurit tiba di Tuban, Jawa Timur dengan tujuan untuk menyerang Raja Kertanegara yang telah merebut Kerajaan Melayu dan menyatakan tidak mau tunduk pada Kaisar Kubilai Khan. Mereka tidak tau bahwa Raja Kertanegara beserta Kerajaan Singhasari itu telah meninggal dan hancur dikalahkan oleh Raja Jayakatwang dari Kediri. Mengetahui rencana penyerangan dari Cina ini, Raden Wijaya mengambil kesempatan untuk merebut kembali Kerajaan Singhasari. Ia menggabungkan diri dengan pasukan cina dan menyerang Raja Jayakatwang di Kediri.
Kerajaan Kediri tidak mampu menghadapi serangan, sehingga Raja Jayakatwang berhasil dikalahkan. Kemenangan itu membuat pasukan Cina bergembira dan berpesta pora. Mereka tidak menyangka ketika sedang berpesta pora, pasukan Majapahit balik menyerang mereka. Akhirnya pasukan armada Cina kalah, dan mereka segera kembali ke tanah airnya. Sejak saat itu Kerajaan Majaphit mulai berkuasa. Pada tahun 1295, berturut-turut pecah pembrontakan yang dipimpin oleh Rangga lawe dan disusul oleh Saro serta Nambi. Pembrontakan-pembrontakan itu bisa dipadamkan. Raden Wijaya wafat pada tahun 1309 dan mendapat penghormatan di dua tempat, yaitu Candi Simping (Sumberjati) dan Candi Artahpura. Setelah Raden Wijaya wafat, putera permaisuri Tribuwaneswari yang bernama Jayanegara menggantikannya sebagai Raja Majapahit.
Pada awal pemerintahannya Jayanegara harus menghadapi sisa pemberontakan yang meletus dimasa ayahnya masih hidup. Selain pembrontakan Kuti dan Sumi, Raja Jayanegara diselamatkan oleh pasukan pengawal (Bhayangkari) yang dipimpin oleh Gajah Mada ia kemudian diungsikan ke Desa Bedager. Raja Jayanegara wafat tahun 1328 karena dibunuh oleh salah seorang anggota dharmaoutra yang bernama Tanca. Oleh karena ia tidak mempunyai putra ia kemudian digantikan oleh adik perempuannya Bhre Kahuripan yang bergelar Tribuanatunggadewi Jayawishnuwardhani.
Suaminya bernama Cakradhara yang berkuasa di Singasari dengan gelar Kertawerdhana. Dari kitab Negarakertagama, digambarkan adanya beberapa pemberontakan di masa pemerintahan Ratu Tribuanatunggadewi. Pembrontakan yang paling berbahaya adalah pemberontakan di Sadeng dan Keta pada tahun 1331. Namun pemberontakan itu dapat dipadamkan oleh Gajah Mada. Setelah itu Gajah Mada bersumpah di hadapan Raja dan para pembesar kerajaan bahwa ia tidak akan amukti palapa (memakan buah palapa), sebelum ia dapat menundukan seluruh Nusantara di bawah naungan Majapahit.
Pada tahun 1334, lahirlah putra mahkota Kerajaan Majapahit yang diberi nama Hayam Wuruk. Pada tahun 1350, Ratu Tribuanatunggadewi mengundurkan diri setelah berkuasa 22 tahun. Ia wafat pada tahun 1372. Pada tahun 1350, Hayam Wuruk dinobatkan sebagai raja Majapahit dan bergelar Sri Rajasanagara dan Gajah Mada diangkat sebagai Patih Hamangkubumi. Dibawah pemerintahan Hayam Wuruk dan Gajah Mada, Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Kerajaan Majapahit menguasai wilayah yang sangat luas. Hampir seluruh wilayah Nusantara tunduk pada Majapahit, namun ada satu kerajaan kecil yang belum berhasil dikuasai kerajaan Majapahit, yaitu Kerajaan Sunda Galuh. Raja Hayam Wuruk bersama Patih Gajah Mada berusaha untuk menaklukan kerajaan tersebut.[44]
E. Peninggalan Sejarah Bercorak Hindu dan Budha di Indonesia
a. Peninggalan Kerajaan Kutai
Prasasti Yupa
Sumber sejarah dari Kerajaan Kutai sendiri dapat diketahui setelah ditemukannya sebuah prasasti di suatu daerah Kutai, kebanyakan orang menyebut kerajaan Kutai berdasarkan dengan daerah kutai.
Nama prasasti tersebut adalah yupa, berjumlah 7 dan merupakan sumber sejarah yang sangat penting karena memuat sejarah kerajaan Kutai khususnya nama-nama raja dan silsilahnya.
Prasasti tersebut tertulis dengan menggunakan bahasa sanskerta dan beraksara pallawa.
b. Peninggalan Kerajaan Tarumanegara
beberapa peninggalan dari kerajaan Tarumanegara ialah:
Prasasti Ciaruteun (Ciampea, Bogor)
Prasasti Pasir Kaleangkak
Prasasti Pasir awi
Prasasti kebon Kopi
Prasasti Cidangiang lebak
Prasasti tugu
Prasasti Muara Ciantern
c. Peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Kawasan perdagangan Kerajaan Sri Wijaya juga luas dan berhasil menjalin perdagangan dengan beberapa kerajaan seperti dengan Benggala dan Colamandala, kerajaan dari India.
Beberapa barang yang di ekspor adalah Gading, kulit, dan jenis binatang sedangkan untuk impornya adalah kain sutra, permadani, porselin.
Berikut beberapa nama raja yang pernah memerintah kerajaan Sriwijaya
Dapunta Hyang (Pendiri kerajaan)
Balaputradewa
Sanggrama Wijayatunggawarman
Raja yang terkenal dari kerajaan Sriwijaya adalah Raja Balaputra yang mengantarkan pada masa kejayaannya.
Beberapa benda peninggalan dari kerajaan Sriwijaya yaitu:
1. Prasasti Kedukan Bukit
2. Prasasti Talang Tuo
3. Prasasti karang Berahi
4. Prasasti Telaga Batu
5. Prasasti Ligor
Kesemua prasasti tersebut menggunakan bahasa Melayu Kuno dan aksara Palawa.[46]
d. Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
Adapun benda peninggalan kerajaan mataram kuno diantaranya ialah:
1. Candi Sewu
2. Candi Borobudur
3. Candi Arjuna
4. Candi Bima[47]
e. Peninggalan Kerajaan Singasari
Beberapa peninggalan kerajaan Singasari
1. Candi Singasari
2. Candi jago
3. Candi Sumberawan
4. Arca Dwarapala
5. Prasasti Singasari
6. Candi Jawi
7. Prasasti Wurare
8. Candi Kidal[48]
f. Peninggalan Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit pernah menaklukan beberapa wilayah yang terbentang di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, hingga Indonesia timur. Kerajaan Majapahit sendiri menganut agama Hindu dan Budha .
Beberapa peninggalan dari kerajaan Majapahit diantaranya
1. Candi Sukuh
2. Candi Cetho
3. Candi Pari
4. Candi Jabung
5. Gapura Wringin Lawang
6. Gapura Bajang Batu
7. Gapura Brahu
8. Candi Tikus
9. Candi Surawarna
10. Kolam Segaran
11. Situs Lantai Segi enam
12. Reco Lanang
13. Api Abadi Bekucuk
14. Prasasti Gunung Butak
15. Prasasti Gajah Mada[49]
F. Persamaan dan Perbedaan Hindu Budha di Indonesia dan di India
Perbedaan antara Hindu Indonesia dengan Hindu India sangat kentara. Baik dari makanan yang dimakan, Pakaian sembahyang, Hari Suci yang dirayakan maupun hal-hal lain yang bisa dilihat dengan kasat mata.
Contohnya :
1. Kebanyakan dari negeri anak benoa dimana Veda diwahyukan, mayoritas vegetarian, sedangkan di Indonesia mayoritas non vegetarian.
2. Di Indonesia sembahyang tiga kali yang disebut dengan Tri Sandhya, Sedangkan orang India sembahyang hanya dua kali pagi dan sore. [50]
Agama Hindu, dalam setiap ajarannya selalu mengajarkan kedamaian, dekat dengan alam, mempersembahkan aneka hasil alam kepada Hyang Maha Kuasa, menghormati semua unsur di alam, mulai dari tetumbuhan dengan adanya tumpek wariga, hewan ada tumpek kandang, alat-alat atau senjata/perkakas, tumpek landep, buku/pustaka ada hari saraswati, semua energi atau mahluk-mahluk bawahan yang tampak maupun tidak tampak yang dikenal dengan butha yadnya. Menjaga keharmonisan dengan Tuhan dengan upacara Deva yadnya, dengan menjalin harmonisasi dengan sesama manusia ada upacara Rsi Yadnya, Pitra Yadnya dan Manusa Yadnya, melalui sila karma, pesantian, menyama braya. Ketiga hubungan harmonis ini di Bali dikenal dengan Tri Hita Karana, tiga keharmonisan yang membawa pada suasana kebahagiaan.[51]
Keihlasan dalam segala aktivitas dan keharmonisan adalah inti dari semua aktivitas spiritual Hindu, Keharmonisan inipun terjalin dengan budaya lokal yang melahirkan senergi yang mampu menghadirkan kedamaian di setiap hati sanubari penganutnya. Agama Hindu Dharma total lebur dengan budaya local yang menghasilkan bentuk pemujaan yang berbeda-beda.
Agama Hindu, sesungguhnya memiliki tiga batang tubuh (tri kerangka dasar) yang terdiri dari:
1. Tatwa : Filsafat
2. Etika: Susila
3. Ritual: Upacara
Tattwa/filsafat dan Etika atau Susila, mempunyai kesamaan di seluruh penganut agama Hindu dimanapun mereka berada. Sumber utama dari Tattwa adalah Kitab Suci Veda. Kemudian dijelaskan dalam Upanisad, Dharmasastra, Itihasa/Wiracarita seperti Mahabharata dan Ramayana, Bhagavad Gita, Yoga Wasista, Wrehaspati Tattwa, Sarasammuccaya, Srimad Bhagavatam, dan lain-lain.
Di Bali ada lagi lontar-lontar yang ditulis oleh para Mpu yang telah mencapai tingkatan spiritual yang tinggi seperti: lontar sundari gama, lontar buana kosa, lontar sangkul putih, dan lain-lain.
Salah satu contoh kesamaan ajaran yang bisa dijumpai di berbagai daerah di Indonesia maupun di India adalah Lima Keyakinan yang dikenal dengan nama Panca Sradda yaitu:
Percaya dengan adanya Tuhan,
Percaya dengan adanya Atman,
Percaya dengan adanya Hukum Karma Phala,
Percaya dengan adanya Reinkarnasi/Punarbawa/Samsara,
Percaya dengan adanya Moksa.
Panca Sradda merupakan inti kepercayaan agama Hindu, dapat kita jumpai dengan berbagai bahasa sesuai dengan wilayah dimana penganutnya berada.
Dalam Etika yang merupakan perwujudan nyata dari aplikasi tattwa yang telah dipelajari, pun tampak kesamaan, semua orang Hindu akan berusaha untuk tidak menyakiti atau menyiksa mahluk lain (Ahimsa). Semua orang hindu berusaha memperlakukan manusia yang lain seperti saudaranya, “Vasudaiva Kutum Bakam” Semua mahluk dilahirkan bersaudara. “Tat Twam Asi” artinya; kamu adalah aku, aku adalah kami, bila aku menyakitimu, sama dengan aku menyakiti diriku sendiri. Selalu berkata jujur (Arjawa), Setia pada kata hati/nurani (Satya Hredaya), Setia pada janji (Satya Samaya), Setia pada perkataan (Satya Wacana), setia/ berani bertanggung jawab pada perbuatannya (Satya Laksana’), setia pada kawan (Satya Mitra). Menjaga pikiran, perbuatan dan perkataannya selaras, selalu terkondisi pada kebaikan (Tri Kaya Parisudha; Manacika =pikiran suci, Wacika=perkataan suci dan Kayika=perbuatan yang suci).
Perbedaan mulai tampak pada kerangka dasar yang ketiga yaitu yang disebut dengan Upacara atau Ritual dan Hari Raya. Di sini tradisi dari masing-masing wilayah mewarnai setiap upacara yang ada. Histori di setiap daerahpun berbeda, peristiwa-peristiwa yang telah terjadi dalam perjalanan juga tidak sama, sehingga melahirkan perayaan Hari Raya yang berbeda guna memperingati peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah kehidupan manusia yang pernah terjadi, yang nantinya bisa selalu diingat dan dijadikan suri teladan dalam mengarungi kehidupan di maya pada ini.
Tidak hanya Hindu India dan Indonesia saja yang memiliki perbedaan, antara Hindu Bali dengan di Jawa saja ada banyak perbedaan, seperti yang dituturkan oleh Ida Pandita Nabe Sri Bhagavan Dwija dalam karyanya: “Hindu dalam Wacana Bali Sentris”
Pengantar Agama Hindu untuk perguruan tinggi, Cudamani, 1990 ada tujuh Maha Rsi yaitu Grtsamada, Wiswamitra, Wamadewa, Atri, Bharadwaja, Wasista, dan Kanwa yang menerima wahyu Weda di India sekitar 2500 tahun sebelum Masehi.
Dwijendra Tattwa, Upada Sastra, 1991 menyiratkan bahwa di Bali wahyu Hyang Widhi diterima setidak-tidaknya oleh enam Maha Rsi. Wahyu-wahyu itu memantapkan pemahaman Siwa Sidhanta meliputi tiga kerangka Agama Hindu yaitu Tattwa, Susila, dan Upacara.
Wahyu-wahyu itu berupa pemikiran-pemikiran cemerlang dan wangsit yang diterima oleh orang-orang suci di Bali sekitar abad ke delapan sampai ke-empat belas yaitu :
DANGHYANG MARKANDEYA
Pada abad ke-8 beliau mendapat wahyu di Gunung Di Hyang (sekarang Dieng, Jawa Timur) bahwa bangunan palinggih di Tolangkir (sekarang Besakih) harus ditanami panca datu yang terdiri dari unsur-unsur emas, perak, tembaga, besi, dan permata mirah.
Setelah menetap di Taro, Tegal lalang – Gianyar, beliau memantapkan ajaran Siwa Sidhanta kepada para pengikutnya dalam bentuk ritual: Surya sewana, Bebali (banten), dan Pecaruan. Karena semua ritual menggunakan banten atau bebali maka ketika itu agama ini dinamakan Agama Bali. Daerah tempat tinggal beliau dinamakan Bali. Jadi yang bernama Bali mula-mula hanya daerah Taro saja, namun kemudian pulau ini dinamakan Bali karena penduduk di seluruh pulau melaksanakan ajaran Siwa Sidanta menurut petunjuk-petunjuk Danghyang Markandeya yang menggunakan bebali atau banten. [59]
2. MPU SANGKULPUTIH
Setelah Danghyang Markandeya moksah, Mpu Sangkulputih meneruskan dan melengkapi ritual bebali antara lain dengan membuat variasi dan dekorasi yang menarik untuk berbagai jenis banten dengan menambahkan unsur-unsur tetumbuhan lainnya seperti daun sirih, daun pisang, daun janur, buah-buahan: pisang, kelapa, dan biji-bijian: beras, injin, kacang komak. para pengikutnya menjadi sulinggih dengan gelar Dukuh, Prawayah, dan Kabayan. Beliau juga pelopor pembuatan arca/pralingga dan patung-patung Dewa yang dibuat dari bahan batu, kayu, atau logam sebagai alat konsentrasi dalam pemujaan Hyang Widhi.
Tak kurang pentingnya, beliau mengenalkan tata cara pelaksanan peringatan hari Piodalan di Pura Besakih dan pura-pura lainnya, ritual hari-hari raya : Galungan, Kuningan, Pagerwesi, Nyepi, dll.
3. MPU KUTURAN
Pada abad ke-11 datanglah ke Bali seorang Brahmana dari Majapahit yang berperan sangat besar pada kemajuan Agama Hindu di Bali. Atas wahyu Hyang Widhi beliau mempunyai pemikiran-pemikiran cemerlang mengajak umat Hindu di Bali mengembangkan konsep Trimurti dalam wujud simbol palinggih Kemulan Rong Tiga di tiap perumahan, Pura Kahyangan Tiga di tiap Desa Adat, dan Pembangunan Pura-pura Kiduling Kreteg (Brahma), Batumadeg (Wisnu), dan Gelap (Siwa), serta Padma Tiga, di Besakih. Paham Trimurti adalah pemujaan manifestasi Hyang Widhi dalam posisi horizontal (pangider-ider).
4. MPU MANIK ANGKERAN
Setelah Mpu Sangkulputih moksah, tugas-tugas beliau diganti oleh Mpu Manik Angkeran. Beliau adalah Brahmana dari Majapahit putra Danghyang Siddimantra. Dengan maksud agar putranya ini tidak kembali ke Jawa dan untuk melindungi Bali dari pengaruh luar, maka tanah genting yang menghubungkan Jawa dan Bali diputus dengan memakai kekuatan bathin Danghyang Siddimantra. Tanah genting yang putus itu disebut segara rupek.
5. MPU JIWAYA
Beliau menyebarkan Agama Budha Mahayana aliran Tantri terutama kepada kaum bangsawan di zaman Dinasti Warmadewa (abad ke-9). Sisa-sisa ajaran itu kini dijumpai dalam bentuk kepercayaan kekuatan mistik yang berkaitan dengan keangkeran (tenget) dan pemasupati untuk kesaktian senjata-senjata alat perang, topeng, barong, dll.
6. DANGHYANG DWIJENDRA
Datang di Bali pada abad ke-14 ketika Kerajaan Bali Dwipa dipimpin oleh Dalem Waturenggong. Beliau mendapat wahyu di Purancak, Jembrana bahwa di Bali perlu dikembangkan paham Tripurusa yakni pemujaan Hyang Widhi dalam manifestasi-Nya sebagai Siwa, Sadha Siwa, dan Parama Siwa. Bentuk bangunan pemujaannya adalah Padmasari atau Padmasana. Jika konsep Trimurti dari Mpu Kuturan adalah pemujaan Hyang Widhi dalam kedudukan horizontal, maka konsep Tripurusa adalah pemujaan Hyang Widhi dalam kedudukan vertikal.
Agama Hindu bersinergi melalui:
Sistem bahasa, yakni Bahasa Sanskerta dan Jawa Kuno.
Sistem pengetahuan.
Sistem sosial seperti Desa Pakraman dan Subak.
Sistem peralatan hidup dan teknologi.
Sistem mata pencaharian masyarakat.
Sistem religi, Agama Hindu menghargai kepercayaan lokal, dan
Sistem kesenian seperti Seni Wali (sakral), Seni Bebali (dapat berfungsi sebagai seni sakral dapat pula untuk kegiatan profan), dan Seni Balih-Balihan (hanya untuk hiburan).
Pelaksanaan aktivitas spiritual sifatnya sangatlah pribadi dan bergantung pada individu masing-masing. Walaupun yang dipelajari sama tapi pengertian dan pemahaman setiap orang itu sangatlah unik, satu sama lain tidak sama, karena manusia memiliki pengalaman yang berbeda, pengetahuan yang berbeda, dibesarkan dalam lingkungan keluarga dan tempat yang berbeda, latar belakang pendidikan yang berbeda, memiliki bakat dan minat yang berbeda pula, pendek kata memiliki guna dan karma yang tidak sama.
Kemerdekaan setiap individu yang merupakan anugrah Hyang Widhi dalam Hindu sangatlah dijaga baik dalam berfikir, berkata dan berbuat. Hindu Dharma tidak pernah menuntut sesuatu pengekangan yang tidak semestinya terhadap kemerdekaan dari kemampuan berpikir, kemerdekaan dari perasaan dan pemikiran manusia. Ia memperkenalkan kebebasan yang paling luas dalam masalah keyakinan dan pemujaan. Hindu Dharma adalah suatu agama pembebasan. Ia memperkenalkan kebebasan mutlak terhadap kemampuan berpikir dan perasaan manusia dengan memandang pertanyaan-pertanyaan yang mendalam terhadap hakekat Tuhan Yang Maha Esa, jiwa, penciptaan, bentuk pemujaan dan tujuan kehidupan ini.
Bab III. Penutup
A. Kesimpulan
Sebelum pengaruh Hindu dan Budha masuk ke Indonesia, diperkirakan penduduk Indonesia menganut kepercayaan dinamisme dan animisme. Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha merupakan salah satu bukti adanya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Setiap kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan mutlak dan turun-temurun
Agama Budha disebarluaskan ke Indonesia oleh para bhiksu, sedangkan mengenai pembawa agama Hindu ke Indonesia terdapat 4 teori.Bukti tertua adanya pengaruh India di Indonesia adalah ditemukannya Arca Budha dari perunggu di Sempaga, Sulawesi Selatan. Antara abad ke 4 hingga abad ke 16 di berbagai wilayah nusantara berdiri berbagai kerajaan yang bercorak agama Hindu dan Budha.
Masuknya agama Hindu dan Budha di Indonesia telah membawa dampak yang signifikan dibidang politik, yaitu lahirnya kerajaan-kerajaan bercorak hindu dan Budha di juga berkurangnya peran kepala suku dalam mengatur kehidupan politikPendapat mengenai proses masuk dan berkembangnya kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia, yaitu hipotesis Waisya, Hipotesis Ksatria, Hipotesis Brahmana dan teori Arus Balik. Masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu-Budha membawa pengaruh besar di berbagai bidang. Kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha merupakan salah satu bukti adanya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Setiap kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan mutlak dan turun-temurun. Kerajaan-kerajaan itu antara lain : Kerajaan Kutai, Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sriwijaya, Mataram Kuno, Kerajaan Singhasari, Kerajaan Majapahit.
DAFTAR PUSTAKA
Nasrudin Muh, Warsito S.W, Nursa’ban Muh, Mari Belajar IPS VII, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008
Iwan Setiawan dkk, Wawasan Sosial, Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Indonesia, 2008
Rickflefs, M. C. Sejarah Indonesia Modern. Yogyaarta : Gajah Mada university Press, 1998
Armia, “Makalah Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia”, http://armia11ips104.blogspot.com/2012/10/makalah-kerajaan- hindu-budha-di.html, 18-09-2013.
Asvi Warman Adam, Runtuhnya Kerajaan Hindu – Jawa dan timbulnya Negara-negara islam di Nusantara, LKIS Yogyakarta, 20 – 21
http://artikel-kependidikan.blogspot.com
Oka diputhera, Agama Budha Bangkit, Cetakan pertama 2006
Nana Supriatna, SEJARAH Untuk Kelas IX SMA, Bandung: Grafindo Media Pratama, 2008,
Mengapa pekerja pabrik mobil memperoleh upah yang sama untuk pekerjaan yang sama, tidak peduli dimanapun mereka bekerja. Mengapa tukang kayu memperoleh upah yang berbeda ditempat yang berlainan? Mengapa pekerja kereta api yang bekerja pada suatu industry yang sedang mengalami kemunduran, memperoleh tingkat upah lebih tinggi daripada pekerja yang sama cakapnya pada banyak industry yang sedang berkembang? Bagaimana caranya seorang pekerja memberitahu majikannya bahwa dia mau mempertukarkan sekianrupiah perjam kerja dari upahnya untuk memperoleh system asuransi kesehatan yang lebih baik?
Sehubungan dengan penentuan upah di pasar tenaga kerja,pasti sebagian dari kita masih mempertanyakan mengapa suatu perusahaan dapat menetapkan upah para pekerjanya. Berbagai masalah social sering terjadi misalnya menentukan upah tenaga kerja menurut perbedaan kemampuan,pendidikan dan pengalaman. Jika suatu perusahaan dapat mengatur antara upah tenaga kerja serta tingkat produktivitasnya,maka perusahaan dapat memperoleh keuntungan maksimal. Berbagai hal dapat mempengaruhi upah tenaga kerja,salah satu contohnya dalah dalam menentukan upah riil dan upah minimum.
Hal ini melatarbelakangi pembuatan makalah, bagaimana menentukan upah tenaga kerja dalam hubungannya dengan tingkat produktivitasnya. Selain itu, kita juga dapat mengetahui bagaimana menentukan upah dalam suatu perusahaan di berbagai jenis pasar yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli dan pasar monopsoni.
B. Rumusan Masalah
Apa pengertian dari upah minimum dan upah riil?
Apa hubungan antara produktivitas dan upah ?
Bagaimana penentuan upah di berbagai bentuk pasar tenaga kerja ?
Apa faktor-faktor yang menimbulkan perbedaaan upah ?
C. Tujuan dan Manfaat
Menjelaskan pengertian upah di pasar tenaga kerja
Menjelaskan penentuan upah di berbagai bentuk pasar tenaga kerja
Menjelaskan mengenai upah minimum dan upah riil
Mengembangkan kemampuan bekerja sama dengan kelompok, melatih untuk berkomunikasi dengan baik
Bab II. Pembahasan
A. Pengertian Upah Riil dan Upah Minimum
Upah dan gaji tenaga kerja adalah harga atau biaya yang harus dibayarkan oleh pengguna tenaga kerja. Hal ini kadang disebut dengan istilah balas jasa tenaga kerja. Upah dan gaji tenaga kerja yang terjadi biasanya mengikuti criteria sebagai berikut:
Berdasarkan keseimbangan permintaan dan penawaran tenaga kerja
Mengoptimalkan kepuasan semua pihak yang bertransaksi
Pengertian tingkat upah dan gaji secara makro adalah pembauaran yang diterima oleh:
Pekerja diluar tenaga managemen
Profesional,seperti dokter,pengacara,pilot dan lainnya
Pemilik usaha kecil,seperti tukang servis
Dalam praktik upah dan gaji terdiri dari tiga atau empat komponen , yaitu :
Upah atau gaji ( diukur menurut satuan waktu ) misalnya bulanan, mingguan, harian
Bonus
Komisi
Upah nominal adalah jumlah uang yang diterima oleh tenaga kerja atau satuan waktu tertentu. Upah nominal ini hanya menggambarkan jumlah nominal dari uang yang diterima belum menggambarkan kemampuan atau daya beli untuk mendapatkan barang dan jasa.Upah riil adalah upah yang menggambarkan atau menunjukkan kemampuan upah nominal untuk mendapatkan atau ditukarkan dengan barang dan jasa upah gaji riil = upah nominal dikurangi inflasi.
Upah minimum adalah tingkat upah minimal yang harus dibayarkan oleh pengguna tenaga kerja kepada pekerjanya. Upah minimum ini ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan kebutuhan hidup minimum para pekerja. Hal ini dilakukan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai pelindung kepentingan masyarakat,khususnya para pekerja.
Seperti dipaparkan diatas untuk melindungi kepentingan masyarakat (tenaga kerja dan perusahaan), dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi yang diinginkan, pemerintah mengeluarkan berbagai peraturan atau kebijakan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan. Dengan kata lain, pemerintah melakukan intervensi pasar tenaga kerja dengan cara menetapkan :
Mengatur penggunaan Tenaga Kerja Asing ( TKA) diperusahaan Indonesia
Mengeluarkan insentif/ disinsentif untuk pelatihan tenaga kerja local.
B. Hubungan Antara Produktivitas Dan Upah
Rumus yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara upah riil dan produktivitas pekerja ditunjukkan oleh teori permintaan keatas factor produksi. Dimisalkan harga barang pada hasil penjualan marginal dan tingkat tenaga kerjanya sama, maka mencerminkan perbedaan dalam produktivitas, yang akan mencerminkan hasil penjualan yang lebih tinggi sehingga, menyebabkan penawaran tenaga kerja dipasar lebih tinggi yang berakibat meningkatkan permintaan tenaga kerja. Sehingga, hal tersebut akan menyebabkan keadaan dimana jika produktivitas tinggi maka upah riil tenaga kerja akan semakin tinggi pula.
Studi kasus
Mengenai Produktivitas Dan Upah
Salah satu dari sepuluh prinsip ekonomi menyatakan bahwa standar hidup kita tergantung pada kemampuan kita dalam memproduksi barang dan jasa. Sekarang kita dapat melihat bahwa prinsip tersebut sepenuhnya berlaku dipasar tenaga kerja . secara lebih spesifik, analisis kita tentang permintaan tenaga kerja memperlihatkan bahwa upah sama dengan produktivitas yang diukur sebagai nilai produk marginal tenaga kerja. Singkatnya, semakin produktiv seorang tenaga kerja akan semakin besar upahnya, dan demikian pula sebaliknya, semakin kurang produktif seorang pekerja , semakin sedikit upahnya.
Kurun Waktu
Tingkat Pertumbuhan Produktivitas
Tingkat Pertumbuhan Upah
1959 – 1997
1,8
1,7
1959 – 1973
2,9
2,9
1973 – 1997
1,1
1,0
SUMBER : economic report of the president 1999, table B-49, hlm. 384. Disini pertumbuhan produktivitas diukur sebagai tingkat perubahan tahunan output perjam disektor- sector bisnis non pertanian. Sedangkan pertumbuhan upah dihitung sebagai perubahan tahunan kompensasi riil perjam bagi para pekerja di sektor-sektor bisnis non pertanian. Data produktivitas tersebut mengukur produktivitas rata-rata yakni, kuantitas output dibagi kuantitas tenaga kerja. Sehingga, bukan merupakan produktivitas marginal. Meskipun demikian, produktivitas rata-rata dan produktivitas marginal dianggap berkaitan erat.
Tabel tersebut menyajikan data-data pertumbuhan produktivitas dan pertumbuhan upah (sudah disesuaikan terhadap inflasi). Antara tahun 1959 hingga tahun 1994, produktivitas yang dihitung sebagai output perjam kerja tumbuh sekitar 1,8% pertahun. Dengan pertumbuhan sebesar ini, produktivitas akan meningkat 2 kali lipat dalam waktu 40 tahun. Dalam kurun waktu yang sama, upah naik dalam tingkatan yang hampir sama (sedikit lebih rendah) yakni 1,7% pertahun.
Tabel tersebut juga memperlihatkan bahwa pertumbuhan produktivitas itu sedikit melambat sejak sekitar tahun 1973,yakni dari 2,9% menjadi 1.1% pertahun. Penurunan pertumbuhan produktivitas hingga 1,8 poin – persentase tersebut dibarengi dengan penurunan pertumbuhan upah hingga 2,1 poin –persentase. Akibat penurunan produktivitas tersebut, maka para pekerja muda di decade 1980an dan 1990an tidak dapat mengharapkan kesejahteraan setinggi yang dinikmati para orang tuanya. Penurunan sebesar 1,9 poin –persentase sepintas lalu nampak tidak terlalu besar, namun karena angka selalu diakumulasikan selama sekian tahun, maka perubahan kecil saja pada tingkat pertumbuhan itu akan sangat penting.
Apa sesungguhnya yang menyebabkan produktivitas serta upah antar Negara dan antar waktu begitu bervariasi? Jawaban tersebut masih memerlukan analisis lebih mendalam mengenai pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Namun, secara singkat dapat disebutkan tiga factor penyebab tinggi rendahnya produktivitas, yakni :
Modal fisik : jika pekerja bekerja dengan peralatan dan struktur (fasilitas dasar) yang lebih banyak atau modern atau lengkap, maka output yang mereka produksi juga akan lebih baik.
Modal manusia : jika pekerja lebih terdidik, mereka akan dapat berproduksi lebih banyak.
Pengetahuan teknologis : jika pekerja memiliki akses ke teknologi yang lebih canggih, produksi mereka juga akan lebih besar.
Modal fisik, modal manusia, dan pengetahuan teknologis pada dasarnya memang merupakan sumber utama atas sebagian besar perbedaan produktivitas ,upah dan standar hidup.
Cara menghitung upah riil
Perbedaan keinginan pekerja menyebabkan efek berbeda kepada tingkat kesejahteraan antara para pekerja, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kesulitan dalam usaha untuk menunjukkan harga yang berlaku dalam suatu perekonomin dari tahun ke tahun. Untuk mengatasi hal tersebut biasanya setiap Negara membuat indeks harga, yaitu suatu indeks atau ukuran yang memberikan gambaran tentang rata-rata dari perubahan harga dari waktu ke waktu. Fungsi indeks harga adalah untuk menaksir upah riil pekerja dari tahun ke tahun.
Tabel Perhitungan Upah Riil
Tahun
Upah Uang (Rp)
Indeks Harga (Rp)
Upah Riil (Rp)
1980
700
100
100/100 x Rp.700 = Rp.700
1985
1.050
105
100/105 x Rp.1.050 = Rp.1.000
1990
1.800
150
100/150 x Rp.1.800 = Rp.1.200
1993
2.080
160
100/160 x Rp.2.080 = Rp.1.300
Grafik Tingkat Produktifitas dan Upah Riil
Tingkat harga
jumlah tenaga kerja
C. Penentuan Upah di Berbagai Bentuk Pasar Tenaga Kerja
Seperti juga dengan pasar barang, pasar tenaga kerja dapat dibedakan dalam berbagai jenis. Bentuk – bentuk pasar tenaga kerja yang terpenting adalah :
1. Persaingan Sempurna dalam Pasar Tenaga Kerja.
Dalam pasar ini sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda dengan sifat-sifat permintaan dan penawaran di pasar barang. Artinya, semakin tinggi/rendah upah tenaga kerja, semakin sedikit/banyak permintaan ke atas tenaga kerja.
Grafik permintaan dan penawaran tenaga kerja di pasar persaingan sempurna
Ljumlah tenaga kerja(ii)pasar
ijumlah tenaga kerja(i)firma
D=MRP
S=MCL
E
D=MRP
S=MCL
W
W
e
2. Pasar Tenaga Kerja Monopsoni.
Monopsoni berarti hanya terdapat satu pembeli di pasar sedangkan penjual jumlahnya banyak. Pasar tenaga kerja seperti ini bersifat monopoli di pihak perusahaan. Untuk menentukan keadaan dimana terjadi keseimbangan penggunaan tenaga kerja tercapai syaratnya adalah MCL = MRP
Grafik upah dan penggunaan tenaga kerja di pasar monopsoni
Tabel Upah dan Penggunaan Tenaga kerja pada pasar Monopsoni
3. Pasar Tenaga Kerja Monopoli di Pihak Pekerja.
Penentuan upah dalam pasar tenaga kerja yang bersifat monopoli, pihak pekerja dibedakan kepada tiga (3) keadaan yaitu:
a) Menuntut upah yang lebih tinggi dari yang dicapai pada keseimbangan permintaan dan penawaran.
Apabila tuntutan serikat buruh tidak dapat dipenuhi para pengusaha, serikat buruh tersebut dapat membuat ancaman( misalnya mogok kerja) yang akan menimbulkan implikasi yang sangat buruk kepada perusahaan – perusahaan.
b) Membatasi penawaran tenaga kerja
c) Menjalankan usaha-usaha yang bertujuan menaikkan permintaan tenaga kerja
Grafik 1: Upah yang terjadi jika pekerja sebagai monopoli
Grafik 2: Menaikan upah dengan membatasi penawaran tenaga kerja
Grafik 3 : Menaikan upah dengan menaikan permintaan tenaga kerja
4. Pasar Monopoli di Kedua Belah Pihak (Monopoli Bilateral)
Dalam pasar monopsoni, upah adalah lebih rendah daripada di pasar persaingan sempurna, sementara di mana pekerja mempunyai kekuasaan monopoli, upah adalah lebih tinggi dari pasar persaingan sempurna.Maka, dalam pasar monopoli bilateral, yaitu di dalam pasar tenaga kerja di mana tenaga kerja bersatu dalam satu serikat buruh, dan di dalam pasar tenaga kerja dimana hanya terdapat satu perusahaan saja yang menggunakan tenaga kerja, penentuan upahnya adalah berdasarkan perundingan dari kedua belah pihak. Pihak yang lebih kuat akan menentukan tingkat upah yang berlaku.
Grafik tingkat upah dalam pasar monopoli bilateral
D. Faktor-faktor yang Menimbulkan Perbedaan Upah
Faktor-faktor yang menjadi sumber dari perbedaan upah di antara pekerja-pekerja di dalam suatu jenis kerja tertentu dan di antara berbagai golongan pekerjaan adalah:
1. Perbedaan corak permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis pekerjaan
Permintaan dan penawaran tenaga kerja didalam suatu jenis pekerjaan sangat besar peranannya dalam menentukan upah disuatu jenis pekerjaan. Didalam suatu pekerjaan dimana terdapat penawaran tenaga kerja yang cukup besar tetapi tidak banyak permintaannya, upah cenderung dalam tingkat yang rendah.
2. Perbedaan dalam jenis-jenis pekerjaan
Kegiatan ekonomi meliputi berbagai jenis pekerjaan, ada diantara pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang ringan dan juga mudah dikerjakan. Golongan pekerja akhir-akhir ini menuntut untuk memperoleh upah yang lebih tinggi daripada pesuruh kantor karena mereka melakukan kerja yang lebih memerlukan tenaga fisik.
3. Perbedaan kemampuan, keahlian dan pendidikan
Kemampuan, keterampilan dan keahlian para pekerja memiliki perbedaan dalam hal bekerja, sifat-sifat tersebut menyebabkan mereka mempunyai produktivitas masing-masing. Dalam perekonomian yang semakin maju kegiatan-kegiatan ekonomi semakin membutuhkan tenaga-tenaga yang terdidik, oleh karena itu semakin tinggi pendidikan seseorang maka peluang untuk mendapatkan pekerjaan mudah.
4. Terdapatnya pertimbangan bukan keuangan dalam memilih pekerjaan
Daya tarik sesuai pekerjaan bukan saja tergantung pada besarnya upah yang ditawarkan, selain itu factor – factor bukan keuangan di atas mempunyai peranan yang sangat penting terhadap seseorang dalam memilih pekerjaan. Seseorang sering kali bersedia menerima upah yang lebih rendah apabila beberapa terdapat pertimbangan yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya. Sebaliknya apabila factor – factor bukan keuangan banyak yang tidak sesuai dengan seorang pekerja,ia akan menuntut upah lebih tinggi sebelum ia bersedia menerima pekerjaan yang ditawarkan.
5. Ketidaksempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja.
Dalam teori ini terdapat pemisalan factor – factor produksi, dalam konteks mobilitas tenaga kerja pemisalan ini berarti : kalau dalam pasar tenaga kerja terjadi perbedaan upah, maka tenaga kerja akan pindah ke pasar tenaga kerja yang upahnya lebih tinggi.
6. Factor geografis
Ada kalanya di tempat – tempat tertentu terdapat masalah kekurangan buruh walaupun tingkat upah lebih tinggi, sedangkan di tempat lain terdapat pengangguran dan tingkat upahnya relative rendah. Dalam keadaan seperti itu adalah wajar apabila para pengangguran tersebut berpindah ketempat yang lebih banyak lowongan pekerjaan yang lebih menjamin.
7. Factor institusional
Di pekerjaan – pekerjaan tertentu terdapat organisasi – organisasi yang professional yang berusaha membatasi masuknya tenaga – tenaga kerja baru , dengan tujuan untuk menjamin supaya pendapatan mereka tetap berada pada tingkat yang tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Upah riil basanya diberikan kepada tenaga kerja tergantung produktivitas pekerja tersebut dalam perusahaan. Data – data mengenai upah terutama di negara maju menunjukkan adanya hubungan antara upah dengan produktivitas pekerja.
Seperti juga dengan pasar barang, pasar tenaga kerja dapat dibedakan dalam berbagai jenis. Bentuk-bentuk pasar tenaga kerja yang terpenting adalah pasar tenaga kerja yang bersifat persaingan sempurna, pasar tenaga kerja monopsoni, pasar tenaga kerja monopoli di pihak pekerja, dan pasar monopoli di kedua belah pihak yaitu pengusaha dan pekerja (monopoli bilateral).
Faktor-faktor penting yang menjadi sumber dari perbedaan upah diantara pekerja-pekerja didalam suatu jenis kerja tertentu, dan diantara golongan pekerjaan meliputi, perbedaan corak permintaan dan penawaran dalam berbagai jenis pekerjaan, perbedaan dalam jenis-jenis pekerjaan, perbedaan kemampuan, keahlian dan pendidikan, terdapat pertimbangan bukan keuangan dalam memilih pekerjaan, ketidaksempurnaan dalam mobilitas tenaga kerja.
[1] Lipsey, Richard G, dkk, Ilmu Ekonomi Edisi ketujuh jilid 2 (Jakarta: Rineka Cipta,1993), hlm. 384
[2] Noor, Henry Faizal, Ekonomi Manajerial,(Jakarta: Rajawali Pers,2013), hlm.475-477
[3] Mankiw, N.Gregory, Pengantar Ekonomi Edisi kedua jilid 1(Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 527-529
[4] Lipsey, Richard G, dkk, Ilmu Ekonomi Edisi ketujuh jilid 2 (Jakarta: Rineka Cipta,1993), hlm.353
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya membuang produk setelah digunakan.
Model perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai suatu skema atau kerangka kerja yang di sederhanakan untuk menggambarkan aktivitas-aktivitas konsumen. Analisis ekonomi mikro perilaku individual selalu dimulai dengan seberapa besar kepuasan konsumen atas barang dan jasa. Yang dimaksud dengan “seberapa besar kepuasan konsumen” adalah “utiliti”. Kata “utiliti” berarti kekuatan untuk mencapai kepuasan. Utiliti adalah suatu properti yang umum untuk komoditi yang diinginkan. Secara historis, teori nilai guna (utility) merupakan teori yang terlebih dahulu dikembangkan untuk menerangkan kelakuan individu dalam memilih barang-barang yang akan dibeli dan dikonsumsinya.
Pemahaman akan perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Tapi bagaimanapun juga ketidakpuasan konsumen sampai tingkat tertentu masih akan ada. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor tersebut.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah:
Apa pengertian tentang marginal utility approach?
Bagaimana cara memaksimumkan utility?
Bagaimana menganalisis indeferent curve dari budge line?
Apa yang dimaksud equlibrium konsumen?
Apa pengaruh perubahan equlibrium akibat adanya perubahan pendapatan dan harga?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk:
Mengetahui tentang marginal utility approach
Mengetahui bagaimana memaksimumkan utility
Menganalisis indefernt curve dan budge line
Mengetahui equilibrium konsumen
Mengetahui pengaruh perubahan equlibrium akibat adanya perubahan pendapatan dan harga
1.4.Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah kita mampu dan memahami mengenai perilaku konsumen dalam ilmu ekonomi mikro.
Bab II. Pembahasan
Teori perilaku konsumen yaitu teori yang menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barang-barang,dengan pendapatan tertentu dan harga barang tertentu pula sedemikian rupa agar konsumen mencapai tujuannya.Tujuan konsumen untuk memperoleh manfaat atau kepuasan sebesar-besarnya dari barang-barang yang dikonsumsi. Dalam teori ekonomi kepuasan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsi barang-barang dunamakan nilai guna atau utility. Apabila kepuasan semakin tinggi maka semakin tinggi utility.
A. Marginal Utility Approach
I. Teori Tingkah Laku Konsumen
Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu pendekatan nialai guna kardinal dan pendekatan nilai guna ordinal. Nilai guna kardinal adalah manfaat yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitif atau dapat diukur, dimana keseimbangan konsumen dalam memaksimumkan kepuasan atas konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari seberapa besar uang yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya Sedangkan pendekatan nilai guna ordinal adalah manfaat yang diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif atau tidak dapat diukur. Pendakatan ini muncul karena adanya keterbatasan – keterbatasan yang ada pada pendekatan cardinal, meskipun bukan berarti pendekatan cardinal tidak memiliki kelebihan.
II. Teori Nilai Guna
Teori nilai guna atau utility yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan yang diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsikan barang-barang. Nilai guna dibedakan menjadi nilai total utility dan marginal utility. Total utility adalah jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi barang tertentu sedangkan marginal utulity yaitu pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat adanya pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu1.
III. Marginal Utility
Marginal Utility adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat adanya pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu. Hipotesis utama teori nilai guna yaitu Law of Diminishing Marginal Utility atau lebih dikenal sebagai hukum nilai guna marjinal yang semakin menurun menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang akan diperoleh dari mengkonsumsi suatu barang akan menjadi sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambha konsumsinya dan pada akhirnya tambahan nilai guna tersebut akan menjadi negatif2. Hipotesis tersebut menjelaskan bahwa pertambahan yang terus menerus dalam mengkonsumsi suatu barang tidak secara terus menerus menambah kepuasan bagi yang mengkonsumsinya
B. Memaksimumkan Utility
Setiap orang akan berusaha untuk memaksimumkan kepuasan dari barang yang dikonsumsinya. Kerumitan yang ditimbulkan untuk menentukan susunan atau komposisi dan jumlah barang yang akan mewujudkan nilai guna yang maksimum bersumber dari perbedaan harga-harga berbagai barang. Kalau harga barang adalah bersamaan, nilai guna akan mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marjinal dari setiap barang adalah sama. Syarat yang harus dipenuhi agar barang-barang yang dikonsumsikan akan memberikan nilai guna yang maksimum adalah: Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya. Apabila seseorang hanya mengkonsumsi satu jenis barang saja, kepuasan maksimum akan dicapai ketika marginal utility adalah nol (0) dan pada total utiity mencapai maksimum
indifference curve adalah kurva yang menghubungkan titik-titik kombinasi dari konsumsi (atau pembelian) barang-barang yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama. Sifat-Sifat Indifference Curves
· Kurva indiferen yang lebih tinggi lebih disukai daripada yang lebih rendah.
· Kurva indiferen melengkung ke bawah.
· Kurva-kurva indiferen tidak saling berpotongan.
Cirir-ciri indeferent curve yaitu:
1. Semakin keatas (menjauhi titik origin), semakin tinggi tingkat kepuasanya
2. Indeferent curve tidak berpotongan satu sama lain
3. Berslope negatif
4. Cembung terhadap titik origin
b. Budge Line (garis anggaran pengeluaran)
Salah satu syarat yang dibutuhkan agar seorang konsumen dapat mengkonsumsi barang dan jasa adalah memiliki pendapatan untuk dibelanjakan. Daya beli konsumen dalam melakukan permintaan terhadap barang dan jasa dipengaruhi oleh pendapatan dan harga barang yang diinginkan. Budge line adalah garis yang menunjukkan jumlah barang yang dapat dibeli dengan sejumlah pendapatan atau anggaran tertentu, pada tingkat harga tertentu.
• Konsumen hanya mampu membeli sejumlah barang yang terletak pada atau sebelah kiri garis nggaran.
• Persamaan garis anggaran : I = X . Px + Y . Py
I = Anggaran
Px = harga barang X
Py = harga barang Y
2.4. Equilibrium Konsumen
Keseimbangan konsumen merupakan suatu pencapaian kepuasan konsumen yang maksimum yang menyebabkan konsumen tidak lagi berusaha untuk menentukan gabungan barang lain yang akan digunakannya. Kurva keseimbangan konsumen menunjukan pencapaian maksimum. Keseimbangan konsumen adalah suatu titik dimana konsumen dengan pengeluaran pendapatan yang terbatas dapat memaksimumkan kegunaan total (total utility) atau kepuasannya. Umumnya masalah ekonomi dari konsumen terjadi ketika seorang konsumen mempunyai pendapatan yang terbatas untuk dibelanjakan, sehingga tidak dapat membeli semua barang dan jasa yang diinginkan. dengan masalah ini diasumsikan bahwa sasaran konsumen adalah memilih kombinasi barang yang sesuai dengan keinginannya dan dapat memaksimumkan kegunaan total. Prinsip dasar keseimbangan konsumen terdapat di Hukum Gossen II yang mengatakan seorang konsumen yang bertindak rasional akan membagi-bagi pengeluaran uangnya untuk membeli berbagai macam barang sedemikkian rupa hingga kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi secara seimbang3.
2.5. Pengaruh Perubahan Equlibrium Akibat Adanya Perubahan Pendapatan dan Harga
Garis harga konsumsi yaitu suatu kurva yang menggambarkan perubahan kombinasi dua barang yang akan dibeli apabila tingkat harga mengalami pertambahan Garis harga pendapatan yaitu suatu kurva yang menggambarkan perubahan kombinasi dua barang yang akan dibeli apabila pendapatan konsumen mengalami perubahan. Pengaruh pendapatan terhadap keseimbangan komsumen dipengaruhi oleh Income Consumption Curve (ICC), kombinasi produk yang dikonsumsi untuk memberikan kepuasan (utilitas) maksimum kepada konsumen pada berbagai tingkat pendapatan. Pengaruh harga terhadap keseimbangan komsumen dipengaruhi oleh Price Consumption Curve (PCC), kombinasi barang atau jasa yang dikonsumsi oleh konsumen yang memberikan kepuasan (utilitas) maksimum kepada konsumen pada berbagai tingkat harga.Apabila titik keseimbanagn yang diwujudkan oleh perubahan pendapatan dihubungkan maka akan terdapat sustu kurva yang dinamakan garis pendapatan – konsumsi4. Pada setiap garis anggaran pengeluaran akan terdapat suatu kurva kepuasan sama yang menyinggung garis tersebut
Apabila titik keseimbangan yang diwujudkan oleh perubahan harga dihubungkan maka akan terdapat suatu kurva yang dinamakan yang dinamakan garis harga – konsumen5. Perubahan harga akan mengubah kecondongan garis anggaran pengeluaran.
Perilaku konsumen adalah tinkat laku dari konsumen, dimana mereka dapat mengilustrasikan suatu produk dan jasa mereka/satu tindakan-tindakan, proses hubungan sosial yang dilakukan oleh individu, kelompok dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalaman. Metode yang digunakan dalam penelitian perilaku konsumen dan metode memusatkan atau memfokuskan kelompok konsumen. Teori tingkahlaku konsumen menerangkan tentang perilaku konsumen dipasaran, yaitu menerangkan sikap konsumen dalam membeli dan memilih barang yang akan dibelinya sehingga memperoleh kepuasan maksimum dan keseimbanagan konsumen
3.2. Saran
Penulisan mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, demi kesempurnaan makalah ini.
Pada zaman modren seperti sekarang ini kebanyakan orang menganggap bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang hanya dimulai dan diakhiri dengan hukum permintaan dan penawaran.Tentu saja anggapan ini terlalu mengandalkan ilmu ekonomi sebagai ilmu yang sangat sederhana. Akan tetapi menurut saya hukum yang dikenal dengan hukum penawaran dan permintaan memang merupakan bagian yang terpenting dalam pemahaman kita mengenai pasar. Apabila kita membicarakan pasar tentunya tidak luput dari perdagangan.
Perdangan yang paling sering terjadi adalah perdangan di pasar. Di dalam perekonomian pasar tentunya ada yang disebut permintaan dan penawaran.Permintaan adalah jumlah barang yang diminta pada jumlah dalam waktu tertentu,sedangkan penawaran adalah jumlah barang atau jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu. Dari sini kita sudah melihat bahwa Permintaan dan Penawaran memiliki hubungan yang erat satu sama lain untuk mendukung perdagangan. Pertama kita perlu mengetahui apa faktor saja yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, berikutnya kita dapat melihat bagaimana permintaan dan penawaran membentun harga pasar.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Untuk mengetahui Definisi Permintaan dan Penawaran
Untuk mengetahui Hukum permintaan dan penawaran
Untuk mengetahui factor–factor yang mempengaruhi tingkat permintaan dan penawaran
Bab II. Kajian Pustaka
A. Tinjauan Teori Permintaan dan Penawaran
Permintaan dan penawaran berkaitan dengan interaksi antara penjual dan pembeli. Interaksi ini akan menentukan tingkat harga yang berlaku dan jumlah komoditas yang diperjualbelikan. Interaksi tersebut dapat diterangkan melalui teori permintaan dan teori penawaran.
I. Teori Permintaan
Teori permintaan menerangkan sifat dari permintaan pembeli pada suatu komoditas, serta menerangkan hubungan antara jumlah yang diminta, harga, dan pembentukan kurva permintaan. Suatu komoditas dihasilkan oleh produsen karena dibutuhkan oleh konsumen, dan konsumen bersedia membelinya. Konsumen mau membeli komoditas yang mereka perlukan apabila harga produk tersebut sesuai dengan keinginannya. Menurut Rahardja dan Manurung (2008), beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan barang yaitu:
1). Harga barang itu sendiri
Sifat hubungan antara permintaan dan harga dijelaskan dalam hukum permintaan. Hipotesis hukum permintaan menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu komoditas maka semakin banyak jumlah komoditas tersebut yang diminta, sebaliknya semakin tinggi harga suatu komoditas semakin sedikit komoditas tersebut diminta.
Menurut Sugiarto (2007), hipotesis tersebut didasarkan atas asumsi:
a) Bila harga suatu komoditas turun, maka pembelian terhadap komoditas lain yang terkait akan menurun dan menambah pembelian terhadap komoditas yang mengalami penurunan harga tersebut. Penurunan harga suatu komoditas menyebabkan pendapatan riil para
pembeli meningkat, sehingga mendorong untuk meningkatkan pembelian.
b) Bila harga suatu komoditas naik, maka pembeli akan mencari komoditas lain yang dapat digunakan sebagai pengganti atas komoditas yang mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil pembeli berkurang, sehingga mendorong pembeli mengurangi pembeliannya.
2). Harga barang lain yang terkait.
Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat substitusi ataupun komplemen. Menurut Djojodipuro (1991) barang substitusi adalah barang yang memenuhi kebutuhan yang sama. Biasanya barang substitusi tidak mutlak dapat menggantikan satu sama lain, sehingga konsumen dapat memilih mana yang lebih cocok untuk memenuhi kebutuhannya. Pada barang substitusi, bila harga barang yang satu naik, dengan mengabaikan pengaruh pendapatan maka barang yang lain akan naik pula harganya. Hal ini disebabkan kenaikan harga barang yang pertama mengakibatkan pemindahan permintaan ke barang lain dan menaikkan harganya. Oleh karena itu untuk barang substistusi, gerak harganya adalah searah.
3). Tingkat pendapatan perkapita.
Tingkat pendapatan perkapita dapat mencerminkan daya beli.
4). Selera atau kebiasaan.
5). Jumlah penduduk.
6). Perkiraan harga dimasa mendatang.
7). Distribusi pendapatan
8). Usaha
Djojodipuro (1991) menyebutkan bahwa kurva permintaan (Gambar 2a) menggambarkan hubungan antara jumlah barang yang diminta sebagai fungsi harga dan menganggap variabel lainnya tetap (ceteris paribus). Pengaruh perubahan harga yang diminta yaitu barang x terhadap jumlahnya digambarkan sebagai pergerakan sepanjang kurva permintaan atau biasa disebut hukum permintaan. Pada Gambar 2b perubahan variabel lain seperti harga barang lain, pendapatan dan selera digambarkan sebagai pergeseran kurva permintaan. Kurva bergeser ke kanan jika perubahannya positif, dan bergeser ke kiri kalau perubahannya negatif. Misal pergeseran kurva karena peningkatan pendapatan. Pada harga yang sama konsumen mau membeli jumlah yang besar (0Qx–0Q’x) atau jumlah barang yang sama, misal 0Qx, konsumen berani membayar harga yang lebih tinggi (0P – 0P’x).
II. Teori Penawaran
Teori penawaran menerangkan sifat para penjual dalam menawarkan komoditas yang akan dijualnya (Sugiarto 2007). Pernyataan yang menjelaskan sifat hubungan antara harga suatu komoditas dan jumlah komoditas tersebut yang ditawarkan oleh produsen dikenal dengan hukum penawaran.
Pada umumnya semakin tinggi harga suatu komoditas, semakin banyak jumlah komoditas tersebut yang akan ditawarkan oleh penjual. Sebaliknya makin rendah harga suatu komoditas makin sedikit jumlah yang ditawarkan oleh penjual. Menurut Rahardja dan Manurung (2008), beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran barang yaitu:
1). Harga barang itu sendiri.
Sifat hubungan antara harga suatu komoditas dan jumlah penawaran komoditas tersebut dikenal dengan hukum penawaran. Pada umumnya semakin tinggi harga suatu komoditas semakin banyak jumlah komoditas tersebut yang akan ditawarkan oleh penjual.
2). Harga barang lain yang terkait.
3). Harga faktor produksi.
4). Biaya produksi.
5). Teknologi produksi.
6). Jumlah penjual.
7). Tujuan perusahaan.
8).Kebijakan pemerintah.
Menurut Djojodipuro (1991) kurva penawaran (Gambar 3a) menunjukkan berbagai jumlah barang yang seorang penjual bersedia menawarkan dengan berbagai harga, ceteris paribus. Dalam keadaan ini, maka kurva tersebut menaik dari kiri bawah ke kanan atas. Kurva ini merupakan pembatas, dimana semua yang diatasnya mungkin terjadi dan yang dibawahnya tidak. Pada setiap tingkat harga, penjual bersedia menjual barang, tetapi mereka tidak dapat dirangsang untuk menjual lebih. Dari segi jumlah, maka kurva penawaran menunjukkan harga minimum yang mendorong penjual untuk menjual berbagai jumlah. Penjual mau menerima harga yang lebih tinggi untuk jumlah tertentu, tetapi tidak lebih rendah.Pada Gambar 3b perubahan variabel lain seperti harga barang lain, biaya produksidan teknologi produksi digambarkan sebagai pergeseran kurva. Kurva bergeser ke kanan jika perubahannya positif, dan bergeser ke kiri kalau perubahannya negatif. Misal pergeseran kurva karena peningkatan teknologi.
Menurut Sugiarto (2007) analisis permintaan dan penawaran merupakan alat yang penting untuk:
Memahami respon harga dan kuantitas suatu komoditas terhadap perubahan variable variabel ekonomi seperti teknologi, selera konsumen, harga komoditas lain, dan harga faktor produksi.
Menganalisis interaksi yang kompetitif antara penjual dan pembeli dalam menghasilkan harga dan kuantitas suatu komoditas.
Menunjukkan kebebasan yang diberikan pasar kepada konsumen dan produsen.
Menganalisis efek berbagai intervensi kebijakan pemerintah dipasar, seperti pengendalian harga, kuota, pajak, subsidi, dan lain-lain.
Bab III. Pembahasan
A. Hukum Permintaan dan Penawaran
Hukum permintaan adalah makin tinggi harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang diminta dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin banyak jumlah barang yang diminta. Adanya kenaikan permintaan menyebabkan kenaikan harga pada harga ekuilibrium maupun kuantitas ekuilibrium. Penurunan permintaan akan menyebabkan penurunan harga ekuilibrium maupun kuantitas ekuilibrium.
Hukum penawaran adalah makin tinggi harga suatu barang, makin banyak jumlah barang yang ditawarkan oleh para penjual dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang ditawarkan. Kenaikan harga penawaran akan menyebabkan penurunan harga ekuilibrium dan menyebabkan kenaikan kuantitas ekuilibrium. Penurunan penawaran menyebabkan kenaikan harga ekuilibrium dan menyebabkan penurunan kuantitas ekulibrium
Kurva permintaan adalah suatu kurve yang menggambarkan sifat hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut yang diminta oleh para pembeli. Kurve permintaan dibuat berdasarkan data riil di masyarakat tentang jumlah permintaan suatu barang pada berbagai tingkat harga, yang disajikan dalam bentuk table.
Kurva penawaran adalah garis yang menghubungkan titik-titik pada tingkat harga dengan jumlah barang/jasa yang ditawarkan. Kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas yang menunjukkan bahwa jika harga barang tinggi, para penjual atau produsen akan menjual dalam jumlah yang lebih banyak. Di bawah ini gambar kurva permintaan dan penawaran dengan data yang ada.
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran
I. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan
1. Perilaku Konsumen atau Selera Konsumen.
Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap kuno.
2. Ketersediaan dan Harga Barang Sejenis Pengganti dan Pelengkap.
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun permintaannya.
3. Pendapatan atau Penghasilan Konsumen.
Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar jarang beli.
4. Perkiraan Harga di Masa Depan.
Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
5. Banyaknya atau Intensitas Kebutuhan Konsumen
Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada bulan puasa (ramadhan) permintaan cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya.
II. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran
1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan.
Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
2. Tujuan Perusahaan.
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
3. Pajak.
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap.
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan.
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.
C. Harga Pasar
A. Pengertian Harga
Istilah harga biasa digunakan dalam kegiatan tukar menukar. Untuk menyatakan harga sesuatu barang digunakan satuan uang. Dengan demikian Pengertian Harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dalam satuan uang. Tidak setiap barang memiliki harga, hanya barang ekonomi sajalah yang memiliki harga sebab untuk memperolehnya memerlukan pengorbanan yang menyebabkan adanya penawaran adalah faktor kelangkaan atau kejarangan. Sehingga barang itu memiliki harga karena barang itu di satu pihak berguna dan di pihak lain barang itu jumlahnya terbatas atau langka. Sesuai dengan istilahnya, disebut hanya keseimbangan sebab pada harga tersebut akan terjadi keseimbangan antara jumlah barang yang diminta (dibeli) dengan barang yang ditawarkan (dijual). Hanya keseimbangan itu terjadi karena adanya interaksi antara pembeli dengan mengadakan permintaan dan penjual dengan mengadakan penawaran di pasar.
B. Harga Keseimbangan
Dalam ilmu ekonomi, harga keseimbangan atau harga ekuilibriumadalah harga yang terbentuk pada titik pertemuan kurva permintaan dan kurva penawaran. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen) di mana kuantitas yang diminta dan yang ditawarkan sama besarnya. Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.
Untuk menentukan keadaan keseimbangan pasar kita dapat menggabungkan tabel permintaan dan tabel penawaran menjadi tabel permintaan dan penawaran. Keadaan keseimbangan pasar dapat ditentukan dengan menggabungkan kurve permintaan dan kurve penawaran menjadi kurve permintaan dan penawaran. Keadaan keseimbangan dapat pula ditentukan secara matematik, yaitu dengan memecahkan persamaan permintaan dan persamaan penawaran secara serentak atau simultan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hukum permintaan dalam ekonomi menyebutkan makin tinggi harga suatu barang, makin sedikit jumlah barang yang diminta dan sebaliknya makin rendah harga suatu barang makin banyak jumlah barang yang diminta. Sepertinya dalil hukum permintaan itu tidak berlaku pada saat bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idul fitri. Meskipun harga-harga melangit, masyarakat tetap bersemangat untuk mencukupi kebutuhannya, terutama kebutuhan pangan.
4.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya,sebaiknya para penjual tidak memainkan harga dan sengaja “membuat” suatu barang terlihat langka sehingga membuat masyarakat merasa terbebani dengan kenaikan harga mendadak seperti contohnya daging sapi,cabai dan kebutuhan lainnya. Pemerintah juga sebaiknya lebih memperhatikan adanya kecurangan dalam pendistribusian barang-barang sehingga tidak terjadi penimbunan barang yang dapat mengakibatkan kenaikan harga.
Saat ini perkembangan sektor jasa semakin meningkat, kontribusi sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi tidak kalah dibandingkan dengan sektor lainnya. Oleh karena itu tingkat kualitas sistem pelayanan industri jasa harus selalu ditingkatkan karena merupakan keunggulan kompetitif. Cara yang dapat ditempuh adalah dengan berusaha untuk mengetahui dan memahami ekspektasi dan persepsi pelanggan terhadap sistem pelayanan yang diberikan. Dengan demikian, pihak penyedia jasa dapat memperbaiki sistem pelayanannya, dan berdasarkan pengetahuan tentang karakteristik pelanggan, maka dapat dirancang dan dikembangkan sistem pelayanan yang lebih baik. Salah satu industri jasa yang perkembangannya cukup besar adalah industri restoran.
Berdasarkan alasan tersebut, RIFFRIEND’S RESTAURANT Jakarta hadir Dengan metode QFD (Quality Function Deployment), maka karakteristik teknis, proses, subproses dan spesifikasi fungsi yang diperlukan dalam sistem pelayanan restoran dapat diketahui. Untuk menghasilkan makanan berkualitas, pihak restoran harus memiliki prosedur yang baik mulai dari proses pemesanan, penerimaan dan penyimpanan, persiapan, pengolahan dan penyajian. Dengan penerapan prosedur yang baik seperti dalam tugas makalah ini, diharapkan sistem pelayanan restoran ini dapat memenuhi ekspektasi pelanggan.
1.2.Visi dan Misi
Visi RIFFRIEND’S RESTAURANT:
“Menjadikan Restoran sebagai Tempat dan Rasa untuk dikenang bagi para Pelanggan, dengan memberikan pelayanan yang terbaik, produk yang berkualitas serta tempat dan atmosfir yang nyaman, sehingga menjadikan Restoran sebagai pilihan utama.”
Misi RIFFRIEND’S RESTAURANT:
o Kami berkomitmen untuk membentuk tim yang solid yang dapat melayani secara professional serta mempunyai etika bisnis yang baik.
o Menjaga standarisasi dalam menyediakan makanan dan minuman yang segar, sehat, lezat, bervariatif dan higenis d engan harga yang bersaing.
o Menciptakan atmosfer yang natural dan relax dengan fasilitas-fasilitas yang menunjang demi meningkatkan kenyamanan pelangan.
o Kami berkeyakinan bahwa kepuasan pelangan, adalah kunci untuk keberhasilan Restoran dalam memperoleh keuntungan, mempertahankan keberadaan dan mencapai pertumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Definisi Restaurant
Industri jasa perhotelan yang juga dinamakan hospitality industri dengan menjual jasa keramah-tamahan yang terdiri dari akomodasi, food and beverage service.Maju mundurnya usaha perhotelan ditentukan oleh kedua unsur tersebut. Bahkan sebuah perusahaan perhotelan dapat dikatakan berhasil bila dalam mencapai tujuan pendapatan yang didapat dari food service lebih besar dari penjualan kamar.
Salah satu sarana untuk melaksanakan food service industry adalah restoran. Dalam hal ini restoran yang ada dalam suatu hotel bukan hanya untuk memenuhi tamu-tamu hotel, tetapi juga menerima tamu-tamu dari luar hotel yang tidak ada kaitannya dengan akomodasi yang tersedia. Dalam penulisan ini penulis menitik beratkan pada pelayanan yang diberikan oleh sebuah restoran mengenai ruang lingkup dan permasalahan.
Restoran juga merupakan yang berdiri sendiri dimana sekarang ini banyak ditemukan berbagai macam restoran, seperti rumah makan, cafetaria dan lain-lain. Ciri pelayanan disesuaikan dengan jenis restoran, sedang-kan harga harus bersaing, maka disini peranan sebuah restoran semakin sangat penting dan saling berlomba untuk meningkatkan mutu makanan serta pelayanan dengan sebaik-baiknya dengan harapan dapat meraih tamu sebanyak-banyaknya.
Untuk mencapai hal tersebut pelayanan yang diberikan harus benar-benar diperhatikan mulai dari persiapan kerja sampai pada penyajiannya kepada tamu selain didukung oleh aspek aspek lain, seperti penampilan fisik restoran, penampilan menu, kebersiahn makanan dan peralatannya, untuk melengkapi penyajian pelayanan dalam menjual hasil pengelohan di restoran yang diperlukan pramusaji yang dapat memberikan pelayanan yang baik kepada tamunya.mengingat pelayanan yang diberikan kepada tamu adalah kunci utama keberhasilan operasional restoran disamping aspek-aspek lainnya.
Restoran secara umum dapat didefinisikan sebagai ruang atau tempat yang diorganisir secara komersial untuk menyelenggarakan pelayanan berupa makan dan minum yang tersedia di dalamnya, maka restoran dalam sebuah perusahaan hotel merupakan sarana penjualan dan penyajian makanan dan minuman dalam sebuah hotel.
Restoran yang dioperasikan di masing-masing hotel tidak selalu sama, baik dari segi jumlah maupun jenisnya. Hal ini tergantung dari besar kecilnya hotel yang didirikan, kemampuan perusahaan serta persyaratan-persyaratan yang dikeluarkan oleh pemerintah, keberhasilan restoran dapat dilihat bila restoran tersebut telah memenuhi aspek-aspek utama yang dapat menentukan keberhasilan operasional suatu restoran. Adapun aspek yang dimaksud adalah G.Factor yang terdiri atas:
1. G-1 : Good Food.
Makanan yang disajikan kepada tamu dalam keadaan fresh dan sistem pengelolaan yang baik, penyimpanan bahan baik, peralatan dan pelengkapan berkualitas tinggi dan higienis, cita rasa makanan baik dan sesuai dengan lidah pemesananya.
2. G-2 : Good Location & Parking Fasilities
Lokasi restoran harus stretegis, dimana faktor mengenai lokasi ini dijadikan pedoman bila mendirikan usaha restoran. Namun untuk restoran yang dibuka sebagai fasilitas, kerena itu hotel juga tidak dapat mengabikan faktor-faktor ini, begitu keamanan kenderaan yang diparkir di luar hotel. Oleh sebab itu harus mudah terlihat, mudah dijumpai, memeliki daya tarik dengan pemilihan warna atau ornamen khusus serta tidak berada pada lokasi yang jauh.
3. G-3 : Good Atmosphere.
Suasana yang nyaman dan menyenangkan perlu diciptakan melalui penampilan interior dan eksterior yang seimbangan serta dekorasi yang digunakan, pemelihan warna dan fasilitas yang lengkap, seperti toilet, kursi dan meja yang berkualitas baik, table set-up yang lengkap dan sebagainya.
4. G.-4 Good Reputation
Restoran harus memiliki reputasi yang baik yang meliputi pelayanan, pengelolaan, prestasi dan lain-ain, sehinga menjadi buah bibir masyarakat / tamu.
5. G – 5 : Good Pleasant & Courteous Service.
Tata saji dilakukan dengan begitu mengesankan, menyenangkan serta memuaskan pramusaji dapat memberikan sugesti bagi tamu mereka yang kurang memahami keinginannya dan menyajikan makanan dengan tata saji yang berkualitas, sopan dan ramah. Melalui faktor Good tersebut diharapkan tujuan yang ingin dicapai di dalam pengelolaan suatu restoran yakni mendapatkan keuntungan dan memberikan kepuasan bagi para tamu dapat tercapai. Kemampuan karyawan untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan memuaskan tamu dapat digunakan untuk mengangkat citra dan mempertinggi reputasi hotel disamping kelengkapan fasilitasnya.
2.2.Fasilitas dan Klasifikasi Restaurant
a. Fasilitas
Pada dasarnya peralatan-peralatan yang digunakan pada setiap restoran baik yang berada diluar maupun dalam hotel adalah sama. Dalam sebuah restoran harus tersedia perlengkapan dan peralatan dalam jumlah yang memadai yang akan menunjang kelancaran operasional di restoran, serta mempunyai mutu dan penampilan yang baik karena citra restoran dapat dibangun melalui kualitas perlengkapan dan peralatan yang disediakan. Dari jumlah peralatan yang begitu banyak dijumpai di restoran, dapat digolongkan menjadi beberapa jenis berikut:
1. Perlengkapan Restoran
Perlengkapan yang mutlak yang harus disediakan adalah :
· Meja dengan berbagai ukuran dan bentuk yang bervariasi
· Kursi yang disesuaikan dengan jenis restoran
· Side stand/board adalah perlengkapan yang berbentuk meja atau lemari/ rak,sebagai alat bantu pelayanan yaitu tempat penyimpanan pelayanan dan bumbu-bumbu.Memiliki kotak atau laci dan dikelompokkan menurut jenisnya.
· Dispencer counter berupa sebuah meja panjang yang biasanya diletakkan ditempat yang strategis di sudut ruangan restoran.Fungsinya juga sebagai tempat meletakkan sementara makanan yang baru diterima dari dapur atau meletakkan peralatan kotor sebelum dikirim ke dishwashing area.
· Gueridon adalah kereta dorong untuk membawa makanan dalam jumlah yang banyak,juga untuk keperluan clear-up peralatan dari meja tamu.
2. Perlengkapan Meja Makan (Table Accessories)
Yang termasuk perlengkapan meja makan ini adalah salt and pepper shaker, ashtray,flower vase, table number, creamer/milk jug, napkin, sugar bowl dan sugar spoon,tootholder, candle holder, jam dish and spoon.
3. Peralatan Makan (Equipment)
Peralatan makan yang dipergunakan pada bagian restoran cukup banyak jenisnnya sehingga dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu :
· Silver ware/cutlery adalah alat-alat sejenis pisau yang digunakan untuk kepentingan potong memotong. Silver ware terbuat dari bahan stainless steel atau bahan perak,bentuknya berupa garpu,sendok makan dan pisau.
· China ware adalah peralatan pecah belah yang terbuat dari keramik, porselin atau tembikar dan untuk keperluan operasional restoran. Pada suatu restoran digunakan satu model china ware saja, tapi tidak tertutup kemungkinan sebuah restoran menggu nakan beberapa china ware.Alat ini berupa piring (plate), cangkir (cup & saucer).
· Glass ware adalah peralatan restoran yang digunakan untuk minum dan terbuat dari bahan jenis kaca. Adapun jenisnnya adalah seperti champagne, wine glass,high ball glass,water goblet.
4 . Linen Meja Makan
Macam-macam linen meja makan adalah :
· Moulton/silincer. Fungsinya untuk :
– Agar permukaan meja tidak rusak akibat hidangan yang disajikan dalam keadaan panas.
– Meredam bunyi yang timbul akibat terbenturnya alat makan dengan permukaan meja
– Agar permukaan meja terhindar dari noda akibat dari saus yang tumpah.
· Place Mats, adalah berfungsi sebagai pengganti table cloth tetapi adakalanya dipergunakan sebagai alas table set-up
· Table Cloth
· Guest napkin yang berfungsi sebagai pembersih mulut
· Skirting biasanya dipergunakan pada buffet table sebagai penutup meja samping
· Cleaning towels dan glass towel
b. Klasifikasi
Pada dasarnya sebuah restoran dalam hotel dapat dikelompok kan dalam tiga bagian besar yaitu :
a. Formal Dining Room
Merupakan high class restoran dalam sebuah hotel.Restoran jenis ini berfungsi sebagai ruang makan utama atau dengan bentuk restoran yang serba mewah atau eksklusif. Kapasitasnya cukup besar dengan perlengkapan dan fasilitas serta harga makanan dan minuman cukup mahal. Tamu-tamu yang datang ke restoran ini mengenakan pakaian lengkap sedangkan pelayanan diberikan secara formal. Contoh formal dining room adalah dining room, supper club dan grillroom.
b. Informal Dining Room
Kelompok restoran yang sifatnya tidak formal atau resmi seperti coffee shop,cocktail lounge,pool snack bar dan room service. Dimana pelayanannya serba cepat dan praktis.
c. Speciality/thypical Restoran
Restoran yang mengkhususkan diri menjual makanan spesifik ataupun makanan tradisional dari suatu etnis atau daerah tertentu. Harga makanan yang disediakan mahal dan pelayanan diselaraskan dengan ciri sajiannya.
2.3.Ruang Lingkup Pelayanan Restoran RIFFRIEND’S
Pengertian
Pelayanan pada dasarnya sulit untuk didefinisikan secara baku dan akurat disebabkan sifat-sifat pelayanan antara lain :
– Pelayanan tidak bisa diukur
Pelayanan memiliki sifat intangible atau tidak berwujud dan oleh sebab itu tidak dapat diukur,diraba tetapi hanya bisa dirasakan oleh penerima layanan.
– Pelayanan lebih bersifat emosional dari rasional
Oleh karena pelayanan bersifat intangible dan hanya dapat dirasakan maka pelayanan lebih bersifat emosional, biasanya tidak dinyatakan secara realitis melainkan cendrung dilebih-lebihkan atau dikurangi tergantung suasana perasaan ketika memberikan penilaian tersebut.
– Bobot layanan bergantung kepada harapan penerima
Pelayanan yang berbobot adalah pelayanan yang selalu komple-menter dengan harapan penerima layanan dapat menimbulkan bahwa layanan yang diberikan kurang memiliki bobot.
– Pelayanan dapat dijual tetapi tidak bisa dimiliki,
Dimana tamu yang membeli layanan tidak dapat membawa pulang layanan itu selain dari pada kesan dan pengalamannya.
– Pelayanan tidak dapat dibuat sampelnya
Untuk memperoleh pelayanan seorang penerima layanan harus datang mendapatkan yang memberi pelayanan tersebut.
Teknik Penyajian
Setiap restoran biasanya sudah menentukan sebelumnya tata cara penyajian yang dikehendaki untuk diterapkan pada restorannya. Ada beberapa bentuk/style penyajian yang dapat dipilih sebagai ciri pelayanan di sebuah restoran. Dasar-dasar untuk menentukan model layanan yang didasarkan beberapa patokan, antara lain:
a. Kelompok tamu yangdiharapkan akan datang ke restoran, baik kelompok kebangsaannya maupun dariprofesi ataupun status sosial nya.
b. Berdasarkan makanan yang dijual serta harga yang akan ditetapkan
c. Berdasarkan spesifikasi restoran yang diopearsikan.
Restoran yang menyajikan makanan internasional seperti restoran yang dioperasikan di hotel perlu menyelaraskan sajiannya dengan alat-alat serta ciri pelayanan dari makanan tersebut. Secara umum sistematika pelayanan di sebuah restoran dapat dibedakan dalam empat katagori penyajian :
A. Table Service
Adalah sebuah sistem penyajian pelayanan makanan di atas meja. Dalam hal ini makanan dan minuman disajikan oleh waiter/ess , dalam penyajian table service ini dapat dibagikan lagi empat jenis yaitu :
1.American Service.
Sistem pelayanan yang bersifat sederhana, tidak resmi serta cepat. Umumnya dalam pemorsian makanan dilakukan di dapur, jenis pelayanan ini disebut juga dengan ready plate service atau quick service. Penggunaannya diterapkan di coffee shop,cafetaria dan sebagainya.
2.English Service.
English service atau family style service yaitu sistem pelayanan di mana makanan datang dari dapur, diletakkan diatas platter yang besar dan dioparasikan dari tamu yang satu ke tamu yang lainnya. Atau platter itu di diletakkan ditengah- tengah meja dan tamu mengambil sendiri makanan tersebut.
3.Russian Service.
Cara pelayanan ini dinamakan dengan cara Russia dan disebut juga dengan Platter Service atau Service Ala Russia. Ciri-ciri pelayanan ini adalah dengan menggunakan platter (lodor) dan makanan yang dibawa dalam platter tersebut dipindahkan ke dalam piring tamu dengan menggunakan sepasang sendok dan garpu service yang disebut dengan Clamp. Pramusaji yang melaksanakannya harus mahir dan trampil di dalam menggunakan cara pelayanan ini. Cara pelayanan kita dapatkan pada restoran utama,seperti Grill Room, Dining Room, Supper Restauran dan jamuan-jamuan yang bersifat resmi.
4.French Service.
Istilah lain dari French Service ini adalah Gueridon Service atau Silver Service yang bersifat resmi. Ciri-ciri pelayanan ini adalah dilaksanakan oleh dua orang pramusaji yang bertugas sebagai Chef de Rang (captain) dan Commis de Rang (waiter) serta menggunakan alat bantu, yakni gueridon atau meja/kereta dorong.
B. Counter Service
Counter service merupakan suatu pelayanan, dimana tamu yang datang langsung duduk di counter. Apabila makanan dan minuman yang dipesannya sudah siap maka akan disajikan kepada tamu tersebut di atas counter. Yang dimaksud dengan counter adalah meja panjang yang membatasi ruangan restoran dengan ruang dapur.
C. Self Service.
Self service dapat juga disebut dengan Buffet Service, yaitu satu sistem pelayanan yang diberikan kepada tamu-tamunya yang dapat mengambil langsung makanan yang diinginkannya yang telah tersedia di meja buffet, sedangkan untuk minuman panas biasanya disajikan oleh pelayanan atau pramusaji.
D. Carry Out Service
Carry out service (Take out service) merupakan satu sistem pelaya nan makanan dimana tamu datang untuk membeli makanan yang telah siap atau disipakan terlebih dahulu, kemudian dibungkus dalam kotak dan di bawa oleh si pembeli untuk dimakan di luar restouran. Jadi tamu tidak makan di tempat atau dalam ruang restoran, karena itu tamu ini tidak perlu dilayani oleh petugas pramusaji .
2.4. PENGAWASAN OPERASIONAL
Dalam suatu organisasi operasional hotel besar maupun hotel kecil, fungsi pengawasan mutlak diperlukan/diselengarakan oleh semua orang yang menduduki jabatan manajerial, mulai dari top management hingga lower management yang secara langsung mengendalikan kegiatan-kegiatan tehnis yang diselenggarakan oleh semua pelaksana operasional.
Adapun difinisi pengawasan itu adalah merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa smua pekerjaan yang sedang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah di tetapkan sebelumnya. Untuk mendapatkan sistem pengawasan yang efektif, setiap personil yang ada khususnya bawahan (sub ordinat) harus menyadari akan pentingnya fungsi pengawasan sebagai alat bantu untuk melakukan perbaikan dan pengembangan ke arah masa depan yang lebih baik. Oleh sebab itu mereka melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya, serta berupaya mencapai hasil yang ditentukan oleh manajemen dengan penuh tanggung jawab.
Di dalam restoran fungsi pengawasan juga mutlak diselenggarakan, karena selain sebagai alat bantu untuk melakukan perbaikan-perbaikan pada restorannya,fungsi pengawasan ini juga dapat menunjang kelancaran operasional dalam memberikan pelayanan kepada tamu-tamunya dengan demikian kelansungan usaha restoran tersebuit dapat berjalan lancar. Pengawasan ini dapat dilakukan langsung oleh restorant manager, yang dibantu oleh seorang wakilnya yaitu Assistant Restaurant Manager. Di bawah assistant restorant manager terdapat Head Waiter yang bertugas mengelola operasional restaurant secara lansung sementara itu untuk mengkoordinirkegiatan pelayanan pada seksi-seksi penjualan dan pelayanan dilaksanakan seorsng Captain masing-masing captain mempeunyai beberapa Waiter/ess yang bertugas memberikan pelayanan langsung kepada tamu sedangkan fungsi atau jabatan Busboy/girl merupakan pembantu para pramusaji (waiter/ess) untuk mempersiapkan pelayanan kepada tamu.
2.5. KONSEP STRATEGI
Strategi Besar (Grand Strategy)
Adalah rencana umum berupa tindakan-tindakan besar yang digunakan perusahaan untuk meraih sasaran jangka panjang. Strategi besar dibedakan dalam 3 kategori:
· Pertumbuhan (Growth), dapat dilakukan secara internal meliputi pengembangan dari produk baru atau produk lama yang mengalami perubahan dan secara eksternal dengan memperoleh tambahan divisi bisnis atau diversifikasi yang artinya mengakuisisi bisnis yang terkait dengan lini produk saat itu.
· Stabilitas (Stability) atau Strategi Diam, artinya adalah bahwa organisasi ingin tetap berada pada ukurannya yang sama atau tumbuh perlahan dengan cara-cara yang masih dapat dikendalikan.
· Pemangkasan (Retrenchment, berarti organisasi terpaksa melalui periode terjadinya penurunan dengan penyusutan unit bisnis yang ada saat ini atau menjual atau melikuidasi keseluruhan unit bisnis.
Strategi Global
Di arena internasional, perusahaan-perusahaan menghadapi dilema strategi antara integrasi global dan tanggung jawab nasional (national responsiveness). Organisasi harus memutuskan apakah ia ingin agar setiap afiliasinya bertindak secara otonomi atau apakah aktivitas yang dilakukan harus distandarisasi dan disentralisasikan di seluruh negara. Ada 3 kategori strategi global:
· Strategi Globalisasi (Globalization Strategy), merupakan standarisasi rancangan produk dan strategi periklanan di seluruh dunia.
· Strategi Multidomestik (Multidomestic Strategy), adalah modifikasi desain produk dan strategi periklanan untuk mengakomodasi kebutuhan spesifik dari masing-masing negara. Maksudnya adalah perusahaan multinasional ada di sejumlah negara, namun periklanan dan rancangan produknya disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masing-masing negara.
· Strategi Transnasional (Transnational Strategy), yaitu strategi yang mengkombinasikan koordinasi global untuk meraih efisiensi dengan fleksibilitas untuk memenuhi kebutuhan spesifik pada berbagai negara.
Tingkatan Strategi
Terdapat 3 tingkatan strategi dalam organisasi yaitu:
1. Strategi Tingkat Perusahaan (Corporate Strategy)
Ditetapkan oleh tingkat manajemen tertinggi di dalam organisasi dan mengarah kepada bisnis apa yang akan dilakukan serta bagaimana sumber daya dialokasikan di antara bisnis tersebut.
Strategi korporasi secara umum melibatkan tujuan jangka panjang yang berhubungan dengan organisasi secara keseluruhan dan investasi keuangan secara langsung.
2. Strategi Tingkat Bisnis (Business Strategy)
Ditetapkan oleh masing-masing unit bisnis strategi (Strategy Business Unit=SBU). Strategi bisnis biasanya diformulasikan oleh manajer tingkat bisnis melalui negosiasi dengan manajer korporasi dan memusatkan kepada bagaimana cara bersaing dalam dunia bisnis yang ada.
Strategi bisnis harus melalui dan diperoleh serta didukung oleh strategi korporasi.
3. Strategi Tingkat Fungsional (Functional Strategy)
Mempunyai lingkup yang lebih sempit lagi dibandingkan strategi korporasi dan strategi bisnis.
Berhubungan dengan fungsi bisnis seperti fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi SDM, fungsi keuangan, fungsi riset dan pengembangan (R&D)
Strategi fungsional harus mengarah kepada strategi bisnis dan konsep mereka yang paling utama adalah tergantung kepada hasil jawaban bagaimana cara menerapkannya.
2.6. STRATEGI PERENCANAAN DALAM SATU TAHUN
Alternatif strategi yang dapat dilakukan untuk rasa produk adalah terus meningkatkan kualitas dan kelezatan produk dengan memberikan takaran bumbu yang pas yang juga disesuaikan dengan jenis produk yang ditawarkan, yang tentunya juga harus sesuai dengan selera konsumen. Rasa produk yang ditawarkan yang pas yang juga disesuaikan dengan jenis produk yang ditawarkan, yang tentunya juga harus sesuai dengan selera konsumen
Rasa produk yang ditawarkan restoran harus konsisten setiap harinya. Adanya potongan harga akan merangsang konsumen untuk melakukan pembelian produk dalam jumlah yang besar. Selain itu, strategi harga produk yang bisa diterapkan oleh Riffriend’s Restaurant Jakarta adalah memberikan potongan harga (diskon) kepada konsumen yang telah mempunyai member card.
Alternatif strategi yang dapat diterapkan restoran untuk meningkatkan kecepatan mengantarkan pesanan adalah menambah jumlah waitress yang beroperasi untuk setiap shift-nya.Warna produk yang ditawarkan Riffriend’s Restaurant Jakarta sangat menarik, terlihat fresh dan sesuai dengan warna aslinya untuk suatu produk. Pihak manajemen restoran harus mempertahankan kinerja warna produk yang ditawarkan.
Alternatif strategi yang bisa dilakukan Riffriend’s Restaurant Jakarta kepada konsumen yang sedang waiting list adalah memberikan minuman pembuka secara gratis, membuat stand makanan dan stand minuman di teras tempat waiting list. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan konsumen tersebut.
Adapun yang dapat diberikan oleh pihak Riffriend’s Restaurant:
(1) Riffriend’s Restaurant Jakarta mengaktifkan pembuatan member card untuk semua konsumen yang melakukan pembelian di Riffriend’s Restaurant Jakarta lebih dari 2 kali,
(2) Melakukan promosi restoran dengan menyebarkan brosur-brosur dan pamflet ke perusahan-perusahan, instansi-dan kelompok-kelompok di luar Kota Jakarta
(3) Rasa produk yang ditawarkan oleh Riffriend’s Restaurant Jakarta harus konsisten setiap harinya,
(4) Memberikan potongan harga (diskon) kepada konsumen yang melakukan pembelian dalam jumlah besar,
(5) Membuat daftar harga untuk menu makanan,
(6) Menambah jumlah waitress yang beroperasi untuk setiap shift-nya untuk meningkatkan kecepatan mengantarkan pesanan konsumen,
(7) Pihak manajemen restoran harus mengatur formasi penempatan waitress antara waitress yang bertugas mengantarkan pesanan ke konsumen dengan waitress yang stand by di setiap bagian area restoran,
(8) Menggunakan wadah yang cocok untuk produk yang ditawarkan, sehingga kepuasan konsumen terhadap variabel ini dapat ditingkatkan,
(9) Memberikan minuman pembuka secara gratis,membuat stand makanan dan stand minumandi teras tempat waiting list. Hal ini dapat meningkatkan kepuasan konsumen tersebut.
(10) Meningkatkan pendapatan dari produk yang dijual,
(11) Meningkatkan lini produk dengan 10 produk baru selama periode satu tahun
(12) Memperluas basis pelanggan sebesar 50 persen
(13) Menerbitkan newsletter secara bulanan
A. Tahapan Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan penelitian pada Riffriend’s Restaurant, kami melakukan beberapa kegiatan. Yaitu:
1. Kami melakukan survey lokasi, hal ini dilakukan dengan tujuan mengetahui secara langsung apa saja potensi yang dimiliki Riffriend’s Restaurant dan permasalahan yang sedang dihadapi dalam upaya pengembangan usaha selama periode satu tahun kedepan.
2. Membuat konsep desain label untuk setiap kemasan produk dimana dalam label tersebut berisi nama usaha dan merk produk.
3. Membuat sebuah brosur dan mempromosikan produk ke luar daerah Jakarta agar produk semakin dikenal dan daerah pemasaran produk semakin luas.
B. Hasil Kegiatan
Hasil dari kegiatan di Riffriend’s Restaurant milik ibu Rifka tepatnya di Daerah Jakarta Pusat adalah sebagai berikut:
1. Adanya merk diharapkan mampu menumbuhkan citra merk usaha dan menambah kepercayaan pelanggan untuk mengkonsumsi produk “Riffriend’s Restaurant” dan sebagai salah satu tempat yang patut diperhtungkan untuk tempat makan bersama keluarga maupun dengan rekan kerja/rekan bisnis.
2. Adanya promosi tehadap produk diharapkan bisa mengenalkan produk-produk “Riffriend’s Restaurant” agar lebih dikenal oleh masyarakat luas dan memperluas daerah pemasaran produk, sehingga dapat meningkatkan jumlah penjualan dan pendapatan.
C. Hambatan Yang Dihadapi
Dalam pelaksanaan penelitian di “Riffriend’s Restaurant” kami mengalami hambatan di antaranya pemasaran produk dan promosi produk terkendala dengan waktu pemasaran yang sangat sedikit, sehingga promosi dan pemasaran kurang maksimal.
D. Alternatif Pemecahan Masalah
Dengan hambatan yang dihadapi pada saat pelaksanaan penelitian,. Pemasaran dilakukan di daerah peneliti untuk menghemat waktu.
2.7. Standart, Pelaksanaan Dan Permasalahan Pelayanan Restoran RIFFRIEND’S
1. Penampilan fisik restoran.
Sebuah restoran harus berlokasi pada tempat yang strategis, yaitu berada di lantai dasar berdekatan dengan lobby area sehingga mudah ditemukan oleh tamu hotel maupun pengunjung dari luar hotel. Penataan ruangan restoran terbagi dalam dua bagian, yaitu smoking area disebelah kiri dan no smoking area ditempatkan sebelah kanan ruangan restoran. Seluruh lantai dalam ruangan dilengkapi dengan karpet yang warnanya disesuaikan dengan suasana di restoran yang menggunakan warna yang lembut misalnya warna hijau lembut dengan corak bunga-bunga.
Untuk interiornya restoran dilengkapi dengan hiasan dinding (wall picture), dinding dihiasi dengan tempat pajangan keramik dan piring hias yang menempel pada dinding kanan dan kiri ruangan restoran, juga dilengkapi beberapa lukisan sehingga menambah daya tarik dan memberi nilai tambah bagi ruangan restoran tersebut.
Untuk dekorasi sebuah restoran dengan menempatkan beberapa bunga hias berupa bunga-bunga hidup yang segar, dengan diatur rapi dan bervariasi yang diletakkan diatas meja buffet dan bunga-bungan plastik dalam pot keranjang yang diletakkan di sudut ruangan restoran, juga ruangan ini didukung oleh pencahayaan lampu untuk merefleksikan interior yang ada, sedangkan fasilitas yang terdapat didalam restoran, seperti AC, TV Program, Egg Corner/Eggs show yang berfungsi untuk menyajikan beberapa macam masakan telur pada waktu breakfast serta table accessories antara lain salt and pepper shaker, ashtray flower vase, table number, napkin, sugar bowl, tooth holder dan menu promotion card.
2. Kapasitas Restoran.
Sebuah restoran harus memiliki tempat duduk sesuai dengan ruang yang sesuai dengan ruang restoran misanyal 86 seat dan meja sebanyak 24 buah. Adapun seat yang digunakan berupa :
Long Sofa yaitu sofa panjang yang diletakkan di bagian sisi kiri dan sisi kanan ruang restoran dengan menempel pada dinding.
Chair yaitu kursi-kursi yang terbuat dari bahan rotan yang di letakkan berhadapan dengan sofa panjang.
Table yang digunakan berupa :
Meja berbentuk segi empat yang kapasitasnya untuk 2 0rang, 4 orang dan untuk 8 orang, meja tersebut terbuat dari bahan kayu dengan cat kayu berwarna coklat supaya lebih lengkapnya lampirkan denah sesuai dengan ruang restoran.
3. Menu Card
Menu card merupakan salah satu media yang dipergunakan untuk mempromosikan daftar menu yang ditawarkan restoran kepada tamu atau pengunjung restoran. Oleh sebab itu penampilannya dibuat dengan menarik, jelas, mudah dimengerti dan mudah dibaca serta tersusun menurut menu skeleton.
Menu card yang dimiliki restoran harus didesain dengan gambar makanan yang ditawarkan serta penampilan tulisan (bentuk huruf, angka )yang ada pada menu card di restoran sudah termasuk menarik, terutama bahasa yang digunakan. Jika makanan tersebut berasal dari Indonesia harus disertai dengan penjelasannya dalam bahasa asing begitu juga sebaliknya. Sedangkan jumlah menu card yang tersedia di restoran sangat terbatas, apalagi pada saat weekend /malam Mingggu dan hari Minggu restoran biasanya ramai dikunjungi oleh tamu atau pengunjung.
4. Sumber daya manusia.
a. Jumlah karyawan.
Jumlah karyawan pada Riffriend’s Restaurantterdiri dari + 20 orang dengan perincian sebagai berikut:
Restaurant Manager: Rifka Restu
Supervisor Restaurant: Susilo
Captain: Iin Wulandari dan Fachri Eka
Greeter: Yosef Budiman
Waiter/ess: Komarudin dan Partner
Untuk pembagian shiftnya sebuah restaurant menerapkan 3 Shitt yaitu :
1. Morning Shift ( pukul 07.00 – 15.00 )
Biasanya ditempatkan 4-5 orang waiter/ess dan 1 orang greeter.
2. Alternoon Shift (pukul 15.00 – 23.00 )
Biasanya ditempatkan 5 -6 orang waiter/ess dan 1 orang greeter
3. Night Shift (23.00 – 07.00 )
Biasanya ditempatkan hanya 2-3 orang waiter
Dari jumlah tenaga kerja di suatu Restoran hanya tenaga supervisi yang merupakan tenaga kerja yang memiliki latar belakang pendidikan perhotelan yaitu Head Restaurant dan selebihnya memiliki latar belakang pendidikan yang tidak ada hubungan dengan dunia perhotelan. Tetapi hal tersebut hanya berlaku sampai dengan abad ke 19, sehingga pada saat ini latar belakang pendidikan perhotelan merupakan suatau syarat mutlak dalam rekruitmen karyawan guna meningkatkan profesionalisme pelayanan di suatu restaurant.
b. Struktur Organisasi
Susunan organisasi di dalam suatu restoran tergantung dari besar kecilnya restoran,jumlah tamu yang berkunjung dan service atau pelayanan yang diterapkan ini akan berpengaruh pada pelayanan secara umum karena dengan organisasi yang baik akan tercipta pembagian kerja yang baik pula, dengan sendirinya pelayanan akan berjalan lebih lancar. Susunan organisasi sebuah restoran pada sebuah hotel berbintang adalah sebagaimana berikut ini :
5. Metode Penyajian Makanan dan Minuman
Sebuah restoran beroperasi selama 24 jam, setiap operasionalnya biasanya menerapkan Amarican service dan lain-lain sebagai standard pelayanannya, dimana standard pelayanan ini cocok di terapkan di sebuah restoran, karena tamu yang berkunjung mayoritas adalah orang-orang bussiness yang menginginkan pelayanan yang praktis dan cepat sebab tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menikmati hidangan yang akan disajikan. Adapun cara American service adalah sebagai berikut :
1. Makanan dan minuman dihidangkan dari sebelah kanan tamu dengan tangan kanan,dalam meletakkan makanan di depantamu, hidangan pokoknya harus benar-benar tersaji dihadapan tamu tersebut. Untuk salad dan roti dihidangkan dari sebelah kiri tamu dengan tangan kanan
2. Gerakan pelayanan searah dengan perputaran jarum jam (clock wise system).
3. Di dalam yang tidak memungkinkan, makanan dan minuman dapat diletakkan dari sebelah kiri tamu dengan tangan kanan.
4. Penyajian dilakukan dengan menggunakan tray. Bila kuantitas makanan tidak memungkinkan dibawa dengan tray dapat dipergunakan kereta dorong (trolley).
5. Makanan sudah siap diatas dan diporsikan diatas piring sejak dari dapur.
6. Pelayanan cepat tetapi sopan dan baik.
7. Piring dan alat makanan yang kotor (soiled dishes) diambil dari sebelah kanan tamu dengan tangan kanan, kecuali peralatan yang terletak di sebelah kiri tamu.
Standard set-up merupakan suatu keharusan bagi suatu restoran yang bertaraf internasional, yaitu penataan dan pengaturan meja makan di suatu restoran. Standar set-up ini selalu disesuaikan dengan keperluan, jenis restoran yang beroperasi dan jenis makanan yang dijual di restoran tersebut.
Biasanya sebuah restoran standar set-up yang diberlakukan terdiri dari dua bagian untuk proses pelayanan kepada tamu, yaitu Basic Cover untuk A la Carte Menu, sedangkan untuk breakfast disajikan dalam bentuk buffet.
6. Pelaksanaan Pelayanan
Pelayanan yang diterpakan pada sebuah restoran baik American service dan lain-lain adalah sebagaimana berikut ini ;
a. Setelah tamu disambut dan diantar oleh greeter ke meja, captain atau waiter/ess menghadirkan daftar meneu dan memeriksa kembali kesiapan set-up meja,apakah masih ada kekurangan sambil menuangkan air es ke water goblet ketika tamu memilih makanan dan minuman yang diinginkan.
b. Setiap tamu yang telah memesan makanan dan minuman oleh captain dicatat dalam slip order rangkap tiga. Lembaran yang asli diserahkan kepada kasir untuk dibuatkan billnya, lembaran kedua untuk bagian kitchen dan lembaran ke tiga disimpan untuk kepen-tingan administrasi restoran dan sebagai pedoman didalam mengadakan adjusment cover.
c. Pada slip order ditulis tanggal, nomor meja, jumlah tamu, nama waiter/ess, jenis makanan dan minuman, kuantitasnya serta keterangan yang perlu dicantumkan misalnya tingkat kematangan steak.
d. Sambil menunggu maanan diproses, waiter/ess menyiapkan adjusment cover karena kemungkinan ditambahkan peralatan makan dan pengambilan peralatan yang tidak diperlukan.
e. Setelah makanan dan minuman siap diproses dan telah diporsikan di dapur maka waiter/ess menghidangkan kepada tamu dengan menggunakan tray dari sebelah kanan tamu atau sebelah kiri apabila posisinya tidak memungkinkan.
f. Setelah tamu selesai makan peralatan kotor diangkat dan dibawa ke bagian stewarding oleh waiter/ess
g. Setelah tamu mengisyaratkan untuk meminta bill, waiter/ess meminta gusedt bill pada kasir setelah terlebih dahulu diperiksa kesesuaian antara makanan yang disajikan dengan bill yang harus dibayar oleh tamu.
7. Beberapa Permasalahan Dalam Pelayanan
Dalam sebuah restoran pasti dijumpai sedikit banyak permasalahan atau kendala yang akan menghambat jalannya operasional. Dalam hal ini ada beberapa masalah yang sering terjadi pada saat pelayanan berlangsung di Restoran-restoran. Antara lain-lain :
1. Terbatasnya jumlah peralatan dan pelengkapan makan seperti tea spoon, creamer dan water goblet yang tersedia, pada saat tertentu (high season) dan breakfast kekurangan tersebut sangat terasa hingga mengganggu proses set-up dan lancarnya pelayanan yang sedang berjalan.
2. Terbatasnya jumlah menu card yang dimiliki oleh restoran, sehingga memnghambat dalam pelaksanaan taking order bia tamu yang datang daam jumlah yang banyak atau bersaman waktunya. Pada menu card ini terdapat perubahan harga jual yang ditempel dia atas harga yang lama, sehingga menu card tersebut menjadi kurang menarik dilihat dan timbul kesan bahwa pihak manajemen tidak berusaha membe-rikan pelayanan yang terbaik terhadap tamu.
3. Keterlambatan pelayanan dalam penyajian menu yang disebabkan oleh kelalaian petugas karena seringnya menunggu order yang lain datang membuat tamu lama menerima pesanannya.
4. Waiter/ess kurang menguasai pengetahuan menu yang dijual di restoran, sehingga apabila tamu ingin mendapatkan penjelasan mengenai makanan tersebut, jawabannya yang diterima oleh tamu sering kurang memuaskan.
8. Upaya Pemecahan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis akan mencoa unutk mencari jalan keluar dari permasalahan yang ditemuai di restoran, kiranya ini berguna bagi mereka yang mengelola restoran. Sebuah restoran yang ada pada sebuah hotel yang kelasnya sudah bertaraf internasional /berbintang empat. Kiranya suadh saatnya sebuah hotel untuk dapat membenah diri.
Sebuah restoran Riffriend’s di dalam operasionalnya untuk memberikan pelayanan kepada tamu-tamunya kiranya dapat memberikan pelayanan yang terbaik sehingga mendukung faktor penunjang lainnya.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah uraian yang dilakukan dalam kerangka analisis tugas dan tanggung jawab Riffriend’s Restaurant. Sebagai kesimpulan dari penjelasan bab – bab sebelumnya bahwa koordinasi kerja dalam setiap section terutama pada bagian Restaurant perlu ditingkankan agar pelayan kepada pelanggan sangat memuaskan dan kinerja direstaurant tersebut dapat dilihat oleh pelanggan sebagai kinerja yang baik dan dapat memuaskan pelanggan.
Hubungan dengan pelanggan juga harus benar – benar dijaga, agar tidak menimbulkan kesan yang negatif atau terjadi complain karena dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Ada hubungan yang baik antara karyawan dan pelanggan sehingga menciptakan kepuasan bagi pelanggan.
Jika kita lihat dari pelayanan restaurant, keberadaan staf – staf ini adalah suatu hal yang sangat penting. Dengan adanya staf – staf ini maka pekerjaan di Restaurant dapat dibagi – bagi sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing – masing, sehingga semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat dan pelaksanan tugas itu sendiri menjadi lebih efektif, jadi kinerja staf/karyawan dapat terlihat dan sangat berpengaruh pada tingkan kepuasan pelanggan pada restaurant tersebut.
Disamping itu hal yang perlu diperhatikan juga adalah karyawan yang harus mengikuti Job Descripton yang ada pada restaurant yang telah ditetapkan. Kerjasama antar karyawan hendaknya dapat ditingkatkan agar dapat memperlancar proses operasional di dalam restaurant. Perlengkapan restaurant, perlengkapan meja makan (table accessories), peralatan makan (equipment) dan linen-linen yang digunakan untuk kelancaran kinerja restaurant sebaiknya ditingkatkan dan diperbaiki agar tidak mengganggu kelancaran operasional dalam bagian restaurant. Sebab hal tersebut merupakan sarana pokok untuk menyediakan pesanan tamu agar tepat waktu dan pelanggan dapat menilai bahwa pelayanaan di restaurant tersebut sangat baik dan memuaskan.
Lampiran – Lampiran
Tampilan Lay Out Riffriend’s Restaurant
Food & Beverages Menu
Nasi Goreng Nanas
Nasi goreng dengan nanas sebagai piring sajinya
Nasi Goreng Kepiting Nasi Goreng dengan campuran daging kepiting dan bumbu kare
Mie Goreng Ulang Tahun Mie goreng dengan tambahan telur puyuh yang cocok digunakan untuk acara ulang tahun
Mie Goreng Malaysia Mie goreng dengan bumbu dan cita rasa a la Malaysia
Sup Ikan Patin Asam Pedas Sup Ikan Patin yang disajikan dengan bumbu asam pedas
Sup Ikan Gurami Sayur Asin Sup Ikan Gurami dengan sayur asin
Timun Jepang Cah Lada Hitam Cah sayuran timun jepang dengan saos lada hitam
Terong Goreng Gandum Terong goreng dengan taburan gandum di atasnya
Siew Pak Coy Cah Jamur Special
Cah pak coy dengan saos jamur
Kangkung Hot Plate Cah kangkung dengan campuran daging sapi dan disajikan dengan hot plate
Baby Buncis a la Szechuan Baby buncis yang dimasak dengan cincang daging sapi
Brokoli Siram Daging Kepiting Sayuran brokoli yang disiram dengan daging kepiting
Kangkung Goreng Ayam Kangkung Goreng crispy dengan ayam di atasnya
Salad Mangga Udang Salad Mangga yang disajikan dengan udang
Yong Tahu Tahu giling dan cincang seafood yang dibungkus dengan aneka sayuran
Tim Tahu Saos Kepiting
Tahu kukus yang disiram dengan daging kepiting
Cumi Singapore
Cumi Goreng Crispy yang disajikan dengan saos a la Singapore
Cumi Cah Jagung Muda
Cumi dengang campuran jagung muda
Ayam Saos Rojak
Ayam Goreng dengan saos dan campuran a la Rujak
Ayam Goreng Wijen
Ayam goreng yang dilapisi wijen di bagian luarnya
Ayam Dragon
Ayam cincang yang diolah dan digoreng. disajikan dengan saos Asam Manis
Ayam Canton
Ayam goreng ala Canton yang memiliki cita rasa gurih alias netral
Steak Sapi Import
Steak daging sapi import dari Australia
Sate Sapi Import
Sate daging sapi import dari Australia
Tahu Isi Vegetarian
Tahu isi sayuran yang dibuat khusus untuk para vegetarian
Tahu Goreng Seafood
Tahu giling yang dicampur dengan cumi & udang giling yang digoreng dan disajikan dengan saos Royal
Home Made Tahu Royal
Tahu buatan Royal Resto sendiri dengan resep & cita rasa yang unik dan khas.
Burung Dara A la Royal
Burung dara goreng a la Royal Resto yang tidak alot ketika disantap
Kepiting Soka Goreng Abon
Kepiting dengan kulit yang renyah dan ditaburi dengan abon ayam
Udang Cah Nanas
Udang dengan irisan nanas di dalamnya
Udang Goreng Gandum
Udang Goreng dengan taburan gandum dan potongan cabe di atasnya
Udang Telur Asin
Udang kupas yang digoreng dengan kuning telur asin
Ikan Gurami A la Thai
Ikan Gurami (fresh) goreng dengan irisan mangga, bombay serta disiram dengan saos a la thai
Ikan Kerapu Bumbu Bakar
Ikan Kerapu (fresh) goreng dengan saos bumbu bakar
Lumpia Kulit Tahu
Lumpia dengan isi cincang udang dan ayam yang dibungkus dengan kulit tahu
Pangsit Udang Mayonaise
Pangsit goreng dengan isian udang di dalamnya. Disajikan dengan saos mayonaise
Berry Patch
Campuran dari Blue Berry, Strawberry, Vanilla Ice Cream & Fresh Milk
Bimo Mrenges
Campuran sai buah mangga, nanas, jeruk dan strawberry
Oase
Minuman segar dengan resep tradisi yang menyegarkan dan dibuat dari campuran sereh,Mint& Lemon
Gareng
Campuran dari sari buah nanas, fresh Milk dan Pepsi Blue
Sembodro Ungu
Campuran dari Blue berry & Ice Cream Vanilla
Bir Mataram
Minuman Tradisi dengan bahan rempah dengan ditambah Soda water
Cocolada
Campuran dari nanas dan santan kelapa
Green Day
Jus Buah dan sayuran yang menyehatkan.
Sweet Sunrise
Minuman Campuran dari Strawberry, Jeruk dan Soda
Vienna Shooter
Minuman panas dengan bahan kopi, susu dan chocolate
Cofbeer
Varian dari bir mataram yang disediakan untuk para penggemar kopi
Laporan Prakerin Pariwisata – Hotel Grand Istana Rama
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Praktek Kerja Indutri (PRAKERIN) adalah suatu bentuk penyelenggaraan dari sekolah yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program Prakerin yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional. Dimana keahlian profesional tersebut hanya dapat dibentuk melalui tiga unsur utama yaitu ilmu pengetahuan, teknik dan kiat. Ilmu pengetahuan dan teknik dapat dipelajari dan dikuasai kapan dan dimana saja kita berada, sedangkan kiat tidak dapat diajarkan tetapi dapat dikuasai melalui proses mengerjakan langsung pekerjaan pada bidang profesi itu sendiri.
Pendidikan Sistem Ganda dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang profesional dibidangnya. Melalui Pendidikan Sistem Ganda diharapkan dapat menciptakan tenaga kerja yang profesional tersebut. Dimana para siswa yang melaksanakan Pendidikan tersebut diharapkan dapat menerapkan ilmu yang didapat dan sekaligus mempelajari dunia industri. Tanpa diadakannya Pendidikan Sistem Ganda ini kita tidak dapat langsung terjun ke dunia industri karena kita belum mengetahui situasi dan kondisi lingkungan kerja.
Ada beberapa peraturan tentang Paktek Kerja Industri (PRAKERIN) dan putusan Menteri. Adapun peraturan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) adalah sebagai berikut :
Tercantum pada UU. No. 2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional yaitu untuk menyiapkan peseta didik melalui kegiataan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah yang bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta kebudayaan;
Peraturan pemerintah No. 39 tahun 1992 tentang peran serta masyarakat dalam Pendidikan Nasional, serta Keputusan Menteri No. 0490/1993 tentang Kurikulum SMK yang berisi bahwa “Dalam melaksanakan pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur yaitu Pendidikan di dalam sekolah dan Pendidikan di luar sekolah.”
B. Tujuan Penulisan Laporan Prakerin
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah :
Mengetahui sejarah Grand Istana Rama Hotel
Mengetahui struktur organisasi dan fungsi struktur organisasi di Grand Istana Rama Hotel
Mengetahui fasilitas yang ada di Grand Istana Rama Hotel
Mengetahui prosedur pelayanan tamu di Grand Istana Rama Hotel
C. Manfaat Penulisan Laporan Prakerin
Adapun manfaat dari penulisan ini adalah:
Bagi Siswa
Siswa dapat menganalisa hasil Prakerinnya sendiri,
Siswa dapat menambah ilmu yang belum didapat di sekolah,
Siswa dapat mengembangkan dan membandingkan teori-teori yang didapat di sekolah dengan keadaan di lapangan industri,
Siswa dapat memperoleh pengalaman sebagai bekal apabila nanti telah terjun ke dunia industri.
Bagi Sekolah
Dapat mempermudah para guru dalam proses PBM (Proses Belajar Mengajar) karena siswa langsung dapat mempraktekkan yang diberikan di sekolah,
Sebagai bahan masukan pembelajaran dan sebagai bahan study banding untuk menambah wawasan,
Sebagai sarana dan prasarana yang harus dikembangkan agar kedepannya siswa dapat mengembangkan kreatifitasnya.
Bagi Hotel
Dapat meringankan pekerjaan karyawan/karyawati hotel bersangkutan,
Dapat membantu operasional hotel,
Terjalin kerjasama antara pihak hotel dan sekolah dalam penyaringan siswa yang dianggap mampu bersaing di dunia kerja.
Bab II. Gambaran Umum
A. Sejarah Hotel
Pada tahun 1988 didirikan sebuah hotel yang terletak di tepi pantai Kuta. Awalnya tempat ini adalah semak belukar dan banyak tumbuh pohon kelapa. Disamping itu harga tanah masih murah karena saat itu orang belum memanfaatkan keindahan yang dimiliki oleh pantai Kuta seperti pasir putihnya dan debur ombaknnya yang menantang.
Hal tersebut membuat hati seseorang yang bernama I Made Sudartha tersentuh untuk memanfaatkannya sehingga diwujudkan dengan mendirikan sebuah hotel yang diberi nama “Rama Palace Hotel” yang terdiri dari 20 kamar superior dan 50 kamar standar dengan satu internasional restaurant dan swimming pool.
Hotel ini pertama kali dibuka untuk penerimaan tamu pada tanggal 22 Desember 1989 dan dipimpin oleh seorang General Manager bernama Mr. Jull Fluer berkebangsaan Belanda. Tamu yang menginap kebanyakan adalah warga Negara dari Belanda, German, dan Australia.
Karena pesatnya perkembangan pariwisata di Bali khususnya di Kuta, maka pada tanggal 1 Desember 1990 “Rama Palace Hotel” mengadakan penambahan fasilitas kamar yakni 73 standar dan 3 junior suites sehingga jumlah kamar seluruhnya adalah 146 kamar. Di samping itu juga ada penambahan restaurant coffee shop dan Italian Restaurant yang diberi nama Pizzaria. Dengan perkembangan hotel yang telah mengalami peningkatan, dalam managementnya pun ada sedikit perkembangan dan perubahan dimana Mr. Jull Fluer tidak lagi menjabat sebagai General Manager dan diganti oleh Bapak Made Susila.
Pada tanggal 22 Desember 1992 terjadi lagi pergantian kepemimpinan dimana jabatan General Manager yang baru dipegang oleh Bapak Joshua Purnomo. Dan di tangan Joshua, Rama Palce Hotel banyak mengalami perubahan penambahan fasilitas hotel seperti Akane Japanese Restaurant, yang diatasnya dibangun Seiza Pub dan karaoke bar. Pizzaria diperbesar diganti namanya menjadi Terrace Café By The Sea, coffe shop dirombak menjadi office management, dan fasilitas-fasilitas lainnya sehinnga Rama Palace Hotel memiliki status berbintang 3 dan dengan adanya peraturan dari pemerintah, hotel yang dulunya bernama Rama Palace Hotel kini diganti dengan nama “Grand Istana Rama Hotel”.
Pada tanggal 17 Desember 2001 terjadi pengalihan kepemilikan Grand Istana Rama Hotel karena dijual kepada PT. Bali Budi Dharma dan PT. Hartono Raya Motor. Hal tersebut sekaligus menyebabkan pergantian General Manager yang dipegang oleh Mr. Philip Hill pada tahun 2002. Pada bulan November 2003 terjadi lagi pergantian General Manager oleh Mrs. Virginie Sandstrom. Di bawah pimpinan Mrs. Virginie Sandstrom telah menaikkan klasifikasi hotel yang tadinya bintang 3 menjadi hotel bintang 4 dengan fasilitas sesuai bintang 4 diantaranya kamar yang berjumlah 106 kamar pada bulan Juni 2006 dan 40 kamar yang belum direnovasi. Pada tanggal 16 Oktober 2006 Grand Istana Rama Hotel dipimpin oleh Bapak Ronny Ranti yang menjabat sebagai Assistant General Manager, selanjutnya dipimpin oleh Ibu Sere Nababan tahun 2008-2009. Dari bulan Juli 2009 sampai bulan Juli 2010 dipimpin oleh Andi Ananto yang menjabat sebagai Resident Manager sampai saat ini.
Tambahan, pemilik hotel ini adalah Bapak Hari Boedi Hartono. Selain Grand Istana Rama Hotel, Beliau juga sebagai pemilik Hartono Raya Motor yang bergerak dibidang dealerMercedes Benz untuk Indonesia. PT. Hartono Raya Motor telah menjadi dealer Mercedes Benz yang tertua dan terbesar di Indonesia. Sampai saat ini cabang PT. Hartono Raya Motor ada di Jakarta, Semarang, Surabaya dan Denpasar.
Demikianlah sejarah singkat Grand Istana Rama Hotel yang dapat penulis susun dengan sangat sederhana dengan harapan agar bermanfaat bagi pembaca.
B. Struktur Organisasi Hotel
Struktur organisasi hotel sangatlah penting dalam setiap pelaksanaan kegiatan usaha suatu perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi, kita dapat mengetahui dengan pasti batas-batas tanggung jawab masing-masing section serta dapat menghindari adanya penyelewengan-penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan.
Adapaun struktur organisasi yang dimiliki oleh F&B Service di Grand Istana Rama Hotel, sebagai berikut:
C. Tugas Masing-masing Kedudukan Dalam Struktur Organisasi
I. Div Head of FB
Bertugas :
Menetapkan menu, sistem penyajian, strategi penjualan, pengarahkan pelaksanaan serta menilai keberhasilan.
Menangan permasalahan yang memerlukan penanganan langsung.
Menciptakan hubungan yang harmonis dengan kolega dan pelanggan.
Mengusulkan kepada atasan tentang penyesuaian prosedur dan kebijakan di lingkungan Food and Baverage Departement jika diperlukan.
II. F&B Manager
Bertugas :
Memberikan kenyamanan dan kepuasan dalam bidang jasa pelayanan makanan dan minuman
Memimpin F&BDepartement.
Menyusun rencana kerja dan menilai pelaksanaanya.
III. FB Admin
Bertugas :
Membuat laporan atas jalannya perkembangan operasional Restaurant.
Membuat kebutuhan setiap event di restoran, seperti brosur, panflet dan sebagainya.
Membuat dan menyelesaikan segala kebutuhan administrasi Food and Baverage Departement.
IV. RB Manager
Bertugas :
Mengkoordinasikan kegiatan operasi di outletFB Service.
Mengkoordinasikan persiapan dan mengawasi kelancaran penyelenggaraan event.
Menjalin dan membina hubungan dengan tamu.
Membantu untuk membuat monthly report FB Sales.
Melakukan penilaian penampilan kerja bawahan.
Menangani permasalahan yang memerlukan penanganan langsung dan melaporkan kepada atasan.
Memonitor dan mengawasi personal hygiene, grooming dan sanitasi.
V. Banquet Coordinator
Bertugas :
Membuat hiasan dan dekorasi untuk meja prasmanan saat breakfast atau event-event tertentu.
Menyiapkan, menata, dan menghias ruang untuk meeting.
VI. Restaurant Supervisor
Bertugas :
Bertanggung jawab atas operasional di Restoran dan membawahi beberapa waiter/waitress.
VII. Bar Supervisor
Bertugas :
Bertanggung jawab atas operasional di Bar dan membawahi beberapa bar waiter/waitress.
VIII. Rest. Waiter/Waitress
Bertugas :
Melayani dan menyajikan makanan dan minuman kepada tamu yang beroperasional di Restoran.
IX. Bar Waiter/Watress
Bertugas :
Melayani dan menyajikan makanan dan minuman kepada tamu yang beroperasional di Bar.
X. Room Service Supervisor
Bertugas :
Bertanggung jawab atas operasional di Room Service dan membawahi beberapa Room Service waiter/waitress.
XI. Order Taker
Bertugas :
Menerima pesanan tamu melalui telepon serta mencatatnya, kemudian meneruskan pesanan tersebut ke bagian dapur.
XII. Room Service Waiter/Waitress
Bertugas :
Melayani, mengantarkan dan menyajikan pesanan makanan dan minuman tamu di kamar tamu.
Mengambil piring-piring kotor yang sudah terpakai di kamar tamu.
XIII. Barista
Bertugas :
Membuat minuman dari bahan kopi.
Melayani tamu yang memesan minuman di restoran.
Menjaga kebersihan bar counter yang berada di restoran.
XIV. Hostess
Bertugas :
Menyambut tamu yang berkunjung ke restoran serta menjelaskan tentang menu atau pun promosi yang dimiliki oleh restoran.
Bab III. Landasan Teori
A. Pengertian Hotel
Dalam era modern ini hotel didefinisikan sebagai suatu organisasi yang menyediakan sarana akomodasi, makanan/minuman, serta fasilitas lain yang dikelola secara komersial. Adapun pengertian hotel menurut beberapa ahli pariwisata adalah sebagai berikut.
I. Prof. K. Kraf
Hotel adalah sebuah bangunan yang menyediakan makanan dan pelayanan yang bersangkutan mengadakan perjalanan.
II. Keputusan Menteri SK 241/H/70 Tahun 1970
Hotel adalah perusahaan yang memberikan layanan jasa dalam bentuk penginapan atau akomodasi serta menyediakan hidangan dan fasilitas lainnya untuk umum yang memenuhi syarat-syarat comfort, privacy dan bertujuan komersial.
III. American Hotel and Association
Hotel adalah suatu tempat dimana disediakan penginapan, makan dan minum, serta pelayanan lainnya, untuk disewakan bagi orang-orang yang tinggal untuk sementara waktu.
Menurut Annayanti Budiningsih dalam bukunya “Restoran 2” menyatakan bahwa, “Hotel adalah salah satu industri yang menyediakan pelayanan penginapan (akomodasi), restoran, ruang konferensi/meeting, pesta pernikahan/perayaan. Industri hotel sangat mengutamakan kepuasan pelanggan. Pelanggan akan merasa puas apabila kebutuhan dan keinginannya terhadap produk dan jasa layanan di hotel terpenuhi.
Berdasarkan ciri atau sifat hotel yang melekat, hotel bisa dikelompokkan menjadi 4 jenis, yaitu sebagai berikut :
1. City Hotel
Sesuai namanya, ini adalah salah satu jenis hotel yang berada pada daerah perkotaan dan diperuntukkan untuk masyarakat yang hendak tinggal sementara, misalnya pembisnis yang dalam perjalanan bisnis. Karena itu city hotel juga disebut transit hotel.
2. Residential Hotel
Pengertian hotel yang satu ini, biasanya berlokasi di daerah pinggiran kota yang jauh dari keramaian dan ditujukan bagi orang-orang yang berkeinginan untuk tinggal dalam rentang waktu yang cukup lama, misalnya keluarga yang tengah liburan panjang.
3. Hotel Resort
Hotel Resort biasanya memilih lokasi di daerah pegunungan atau tepi pantai dan tempat-tempat yang dekat dengan objek wisata.
4. Motel (Motor Hotel)
Ini adalah jenis hotel yang paling mudah ditemui, biasanya ada di sepanjang jalan raya yang menghubungkan antar kota besar.
B. Pengertian Restoran
Adapun pengertian restoran menurut beberapa ahli yaitu sebagai berikut :
1. Menurut Made Lastra Th. 1934
Menyatakan bahwa yang dimaksud restaurant adalah setiap usaha komersial yang lingkup kegiatannya adalah menyediakan makanan dan minuman yang ditujukan untuk umum.
2. Menurut Soekresno Th . 2000
Menyatakan bahwa yang dimaksud dengan restaurant adalah suatu usaha yang dikelola komersial yang menyediakan pelayanan jasa makanan dan minuman.
3. Menurut Diktat Tata Hidangan th.2005
Menyatakan bahwa yang dimaksud dengan restaurant adalah suatu ruangan atau tempat dimana tamu dapat membeli makanan maupun minuman.
Adapun jenis-jenis restaurant antara lain :
Formal Dining Room, yaitu restaurant yang merupakan high class restaurant. Restaurant ini diciptakan sedemikian eksklusif , sehingga hanya tamu-tamu tertentu yang dapat menikmatinya.
Informal Dining Room, yaitu restaurant yang sifatnya tidak formal.
Specialty Restaurant, yaitu restaurant yang menyediakan makanan atau masakan khusus.
C. Peralatan Restoran
Sebuah restoran harus memperhatikan peralatan yang mereka miliki. Karena menciptakan perlengkapan yang memadai serta alat-alat yang mencukupi adalah faktor yang sangat menunjang keberhasilan usaha restoran. Setiap tamu yang datang ke restoran akan memperoleh kesan yang baik dengan suasana menyenangkan apabila didapati perabot ruang makan yang tepat dan peralatan hidang yang memadai.
Perabot yang menarik bukan ditentukan oleh sifatnya yang antik, harga yang mahal, atau modelnya yang modern. Perabot akan tampak indah bila disesuaikan dengan luas ruangan. Hal tersebut akan menimbulkan kenyaman bagi tamu serta akan membuat ruangan nampak tidak terlalu penuh sehingga memberikan keleluasaan bergerak dalam member pelayanan kepada tamu. Rancangan perabot makan harus dapat memberikan kenyamanan dan keselamatan bagi staff dan tamu/pelanggan. Meja dan kursi ditata sesuai ketentuan perusahaan atau sesuai dengan keinginan tamu.
Menurut Annayanti Budiningsih dalam bukunya yang berjudul “Restoran 1B” mengemukakan bahwa perlengkapan tata hidang meliputi glassware, crookery/chinaware, cutleries, silverware, linen, coffe maker, kursi, meja, daftar menudan wine juga assesories. Perlengkapan tata hidang harus dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan restoran. Pemilihan perlengkapan tata hidang ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut.
Tamu yang akan datang.
Cara penyajian makanan.
Denah dari ruang makan (lay out).
Mudah disimpan dan jika rusak mudah diperbaiki.
Model dan warna yang diinginkan.
Disesuaikan dengan kemampuan keuangan perusahaan (restoran).
Secara lebih rinci perlengkapan tata hidang tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Glassware
Glassware adalah peralatan operasional yang dibuat dari bahan gelas. Glassware ini kebanyakan merupakan peralatan yang digunakan untuk penyajian minuman. Ada dua jenis glassware yakni :
a) Stem glass (gelas bertangkai)
Contohnya : Brandy glass, Champagne glass, Cocktail glass, Water goblet, White wine glass, dll.
b) Unstem glass , (gelas tidak bertangkai)
Contohnya : Collin glass, Beer glass, Juice glass, Short glass, dll.
2. Crookery/China ware
Crookery adalah barang pecah belah yang dibuat dari porselen, keramik, tanah liat, yang biasanya dipakai untuk tempat makanan. Jenis-jenis crookery/chinaware antara lain sebagai berikut.
Cutleries adalah peralatan operasional dari bahan perak atau stainlesssteel yang biasanya dipakai untuk alat menyantap hidangan. Biasanya terdiri dari sendok (spoon), garpu (fork), dan pisau (knife).
Silverware adalah peralatan service restoran dari bahan perak atau stailess steel selain cutlery. Yang termasuk silverware di antaranya sebagai berikut.
Linen digunakan untuk penataan meja sehingga meja tampil lebih rapi, indah dan menarik. Bahan linen yang sering digunakan adalah katun, satin, beludru, atau polyster/bahan sintetis. Ukuran linen disesuaikan dengan ukuran meja dan kegunaannya.
Coffee maker adalah alat untuk menyeduh kopi. Untuk memakainya kita tinggal memasukkan air putih, gula, dan kopi sesuai takaran yang kita inginkan. Biasanya, untuk satu coffee maker itu ada takarannya untuk berapa cangkir.
7. Kursi
Kursi-kursi untuk restoran bentuk dan ukurannya bervariasi. Kursi-kursi harus disusun dan diatur agar tampak rapi dan menarik. Pengaturan kursi yang tidak tepat dapat berakibat pada berkurangnya efisiensi ruang makan. Pengaturan kursi harus dapat menampung tamu yang disesuaikan dengan kapasitas ruang makan. Jangan sampai kapasitas ruang makan berkurang dari sebenarnya, hanya karena kesalahan mengatur letak kursi.
8. Meja
Model meja makan ada yang bercorak modern ada juga yang antik. Untuk kedua model tersebut, pilihlah corak meja yang sederhana serta harus disesuaikan dengan bentuk dan luas ruang. Selain itu, pemilihan meja makan juga harus sesuai dengan dekorasi ruangan dan di bagian mana meja akan diletakkan. Bentuk-bentuk yang umum ada di restoran adalah bentuk bulat, elips, persegi dan persegi panjang.
9. Daftar Menu dan Wine
Daftar menu adalah daftar makanan yang disajikan dan dihidangkan pada sebuah restoran, sedangkan wine adalah daftar minuman yang beralkohol.
10. Acsseories
Acsseories digunakan untuk menambah keindahan meja makan. Acsseories meliputi baki, tempat garam dan lada, vas bunga, asbak, table number, dll.
D. Bar
1. Pengertian Bar
Di dalam ketentuan pasal 1 sub J, Peraturan Pemerintah NO 24 Tahun 1979 dikemukakan bahwa, “Bar adalah setiap usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menghidangkan minuman yang beralkohol maupun minuman lainnya untuk umum di tempat usahanya.” Dari ketentuan ini dapat diketahui aspek-aspek dari suatu Bar.
Jadi Bar sebagai tempat untuk menjual dan menyajikan minuman beralkohol maupun yang tidak beralkohol dan dapat merupakan kegiatan yang usaha berdiri sendiri atau dapat pula merupakan bagian dari usaha Hotel, selain Restoran.
2. Jenis-Jenis Bar
Pada dasarnya ada dua tipe Bar :
a. Public Bar (Front Bar)
Bar yang melayani minuman baik kepada tamu hotel maupun tamu luar hotel yang langsung bisa disajikan di Counter Lounge, bahkan tamu dapat memesan makanan ringan/snack.
Jenis-jenis Public Bar :
Cocktail Bar
Portable Bar
Snack Bar
Espresso Bar
Milk Bar
Private Bar
Mini Bar
Bar and Restaurant
Bar and Night Club
Disco Bar
Service Bar (Dispense Bar)
Non Public Bar adalah bar yang tidak dapat langsung dikunjungi oleh tamu, jadi pesanan minuman untuk Room Service, Restaurant-restaurant lainnya/Bar-bar lainnya di suatu hotel yang letaknya biasanya berdekatan dengan Kitchen, Room Service maupun Restaurant.
E. Pengertian Pelayanan Makanan dan Minuman (F&B Service)
Pelayanan yang sering disebut dengan service berasal dari bahasa Inggris, yang berasal dari kata kerja “Serve” mempunyai arti: melayani, membantu dan menolong. Sedangkan service merupakan kata benda dari serve yang berarti pelayanan.
Menurut Kasmir, S.E.M.M dalam bukunya yang berjudul “Etika Custumer Service” menyatakan bahwa, “Pelayanan adalah tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan atau perbuatan yang dilakukan dengan tindakan-tindakan yang berhubungan langsung dengan tamu atau custumer. (2005:31)
Sedangkan Drs. Na’imuddin Dely Putra dalam bukunya “Tata Hidang Food and Baverage Service Operation 1” membagi pengertian pelayanan menjadi dua bagian yaitu pelayanan dalam arti sempit dan luas. Dalam pengertian yang sempit, pelayanan makanan dan minuman adalah kegiatan menyajikan makanan dan minuman yang dipesan dari pihak yang memerlukan makanan dan minuman tersebut. Dalam pengertian luas, pelayanan makanan dan minuman merupakan serangkaian pekerjaan atau kegiatan untuk mencapai tujuan melalui makanan dan minuman seperti pesiapan pengaturan tempat, tata ruang, penyambutan, suggestive selling (teknik pengaturan produk), penyajian, penjualan, negosiasi, pembayaran dan sebagainya.
F. Jenis-Jenis Pelayanan
Jenis-jenis pelayanan di bawah ini merupakan dasar dari pelayanan yang umumnya dipakai dalam Food and Baverage hotel seluruh dunia. Menurut Annayanti Budiningsih dalam bukunya “Restoran 1B” menjelaskan pelayanan-pelayanan yang umumnya digunakan, yaitu Table Service, Buffet Service, dan jenis-jenis service yang lainnya. Table service itu terbagai menjadi American Service, Russian Service, French Service dan English Service. Adapun jenis-jenis service yang lain, di antaranya Padang Service, Cafetaria Service,Tray Service dan Lazy Susan Service. Berikut ini akan dibahas satu per satu.
1. American Service/Plate Service
American Service atau pelayanan makanan secara Amerika merupakan salah satu cara pelayanan di ruang makan dengan kondisi makanan telah siap diracik di atas piring. Makanan yang siap diracik tersebut telah diolah dan disiapkan dari dapur dan langsung disajikan kepada tamu. Pelayanan makanan secara Amerika dapat juga disebut Ready Plate Service, Quick Service atau Plate Service. Macam-macam restoran yang menyediakan pelayanan secara Amerika di antaranya Coffee Shop, Dinning Room, dan Speciality Restaurant serta Super Club. (2009:73)
2. Russian Service/Platter Service
Russian Service atau teknik pelayanan makanan secara Rusia merupakan suatu cara pelayanan makanan dengan kondisi makanan sepenuhnya telah diracik, disiapkan, diiris-iris, dan dipotong-potong di dapur. Setelah itu, diatur rapi dan menarik pada sebuah pinggan (plater) oleh food production di dapur. (2009:73)
3. French Service/Gueridon Service
French Service atau pelayanan sistem Perancis merupakan cara penghidangan yang menggunakan pinggan (plater), alat pemanas dan alat khusus untuk memasak makanan di hadapan para tamu di tas sebuah meja kecil (gueridon). Dalam sistem pelayanan ini diperlukan dua orang pramusaji yang ahli yang bekerja dan saling membantu. Kedua orang itu biasa disebut Chef de Rang dan Commis de Rang. (2009:74)
4. English Service/Family Service
English Service atau pelayanan sistem Inggris merupakan cara penghidangan makanan dengan kondisi semua makanan baik sup, makanan pokok (maincourse) dan makanan penyerta (dessert), juga peralatan hidang dan makan telah dihidangkan di atas meja. Pada pelayanan ini tamu akan mengambil dan meracik sendiri sesuai dengan seleranya secara kekeluargaan. Contoh cara penghidangan ini adalah oriental food, khususnya masakan Cina. (2009:75)
5. Buffet Service/Pelayanan Prasmanan
Buffet service atau pelayanan prasmanan merupakan cara penyajian makanan yang sangat sesuai untuk pesta atau jamuan makan dengan jumlah tamu yang cukup banyak. Pelayanan makanan ini lebih mudah dilaksanakan jika dibandingkan dengan jenis pelayanan yang lain. (2009:75)
6. Padang Service
Padang Service merupakan cara penghidangan dengan kondisi tiap jenis makanannya sudah ditata dalam piring atau mangkuk-mangkuk kecil dalam jumlah tertentu. Semua makanan ditata di atas meja dan tamu tinggal memilih sendiri makanan yan disukai. Jenis pelayanan ini biasa digunakan di restoran Padang. (2009:75)
7. Cafetaria Service
Cafeteria Service merupakan cara penghidangan dengan kondisi beberapa jenis makanan dipajang di counter yang dijaga cook beserta harganya dan tamu dapat memilih makanan kesukaannya. Jenis pelayanan ini biasa digunakan di kafe-kafe. (2009:76)
8. Tray Service
Tray Service merupakan cara penghidangan dengan kondisi makanan panas maupun dingin harus tetap dihidangkan panas atau dingin dan dihidangkan langsung dengan menggunakan tray (nampan). Jenis pelayanan ini hampir sama dengan American Service, bedanya pelayanan ini tidak dihidangkan di restoran melainkan di kamar masing-masing (Room service), seperti kamar hotel, rumah sakit, asrama atau pesawat terbang. (2009:76)
9. Lazy Susan Service
Lazy Susan Service atau Dulang Service merupakan cara pemnghidangan dengan kondisi pemesanan makanan berupa satu set menu (satu paket hidangan), dari mulai makanan pembuka sampai makanan penutup. Adapaun harganya secara keseluruhan atau Ala Carte (satu hidangan berdiri sendiri dengan harga tertentu) dan makanan diambil sendiri oleh tamu. Jenis pelayanan ini biasa digunakan di restoran Indonesia dan restoran Cina. (2009:76)
Di atas sudah dijelaskan tentang jenis-jenis pelayanan berdasarkan teknik-teknik servisnya. Selain itu, ada ketentuan umum yang harus dipatuhi dalam melakukan pelayanan makanan dan minuman. Ketentuan umum dalam pelayanan makanan dan minuman, antara lain sebagai berikut.
Mendahulukan tamu wanita dalam pelayanan daripada tamu pria.
Penyajian makanan yang sudah siap di atas piring dari sebelah kanan tamu, kecuali untuk jenis salad.
Makanan yang harus diporsikan oleh pramusaji ke dalam piring tamu, dikerjakan dari sebelah kiri tamu.
Seluruh jenis minuman dihidangkan dari sebelah kanan tamu.
Mengambil alat hidang yang kotor dari atas meja tamu, dilakukan dari sebelah kanan tamu, kecuali untuk piring salad dan piring roti. (2009:76)
G. Pramusaji
1. Pengertian Pramusaji
Menurut Annayanti Budiningsih dalam bukunya “Restoran 1B” menyatakan bahwa, “Pramusaji dapat disebut juga waiter dan waitress. Pramusaji adalah karyawan restoran yang mempunyai tugas dan tanggung jawab melayani kebutuhan makan dan minum secara professional bagi para pelanggan restoran.
Dengan komunikasi yang baik dengan para pelanggan, seorang pramusaji dapat mendeteksi keinginan dan kebutuhan para pelanggan dan segera mewujudkannnya. Oleh karena itu, pramusaji restoran dapat melayani kebutuhan makan dan minum para tamu dengan baik dan memuaskan.
2. Syarat-Syarat Pramusaji
Syarat dari pramusaji meliputi syarat fisik dan syarat nonfisik. Syarat fisik seorang pramusaji, antara lain sebagai berikut.
Sehat secara jasmani, meliputi tidak cacat fisik, tidak mengidap penyakit menular, seperti TBC atau hepatitis. Selain itu, pendengaran normal, gigi dan kuku terawat baik, bebas bau mulut, serta badan juga tegap, tidak bungkuk, dan tidak loyo.
Berpenampilan rapi dan menarik, meliputi: memakai seragam kerja (uniform) lengkap dengan atribut yang telah ditetapkan manajemen, seperti name tag dan simbol perusahaan, menggenakan sepatu warna gelap dan tersemir mengkilap. Untuk wanita, memakai make-up dan perhiasan yang tidak berlebihan, rambut tersisir rapi dan jika rambut panjang diikat rapi ke belakang. Untuk pria, tidak diperbolehkan memelihara jenggot dan kumis, juga rambut tidak boleh gondrong.
Adapun syarat nonfisik seorang pramusaji, diantaranya sebagai berikut.
Sehat rohani, artinya tidak mengalami gangguan mental dan emosional, tidak stress atau frustasi.
Dapat berkomunikasi dengan baik dan cepat memahami maksud orang lain.
Berpengetahuan luas dan paham tentang produk makanan dan minuman yang dijual.
Menguasai teknik kerja sesuai dengan petunjuk pelaksanaan yang telah ditetapkan.
Mudah bergaul, bersikap ceria, dan murah senyum.
Sabar, jujur, suka menolong, percaya diri dan tidak sombong.
Tanggap, terampil, cermat dalam bertindak, disiplin dalam situasi dan kondisi apapun. (2009:58)
3. Tugas-Tugas Pramusaji
Tugas-tugas seorang pramusaji, diantaranya sebagai berikut.
a. Menyambut tamu dengan ramah dan bersahabat
b. Mempersilakan tamu duduk.
c. Memberikan daftar menu.
d. Mengambilkan pesanan makanan dan minuman.
e. Menyajikan makanan dan minuman di restoran. (2009:59)
H. Prosedur Pelayanan Tamu di Restoran
Dalam melayani tamu di restoran, seorang waiter/waitress hendaknnya mengetahui tahap-tahap pelayanan tamu di restoran atau biasa disebut Squence of Service.
1. Greeting The Guest
Memberikan salam seperti, good morning, good afternoon dan good evening kepada tamu hotel atau tamu restoran yang hendak berkunjung ke restoran.
2. Escuting and Sitting The Guest
Setelah tamu masuk ke dalam restoran, waiter/waitress mengantarkan tamu ke tempat duduk yang sudah dipesan sebelumnya atau jika tamu tidak memesan meja sebelumnya, waiter/waitress mengantar tamu ke meja yang kosong dan telah tertata rapi. Waiter/waitress membantu tamu duduk dengan cara menarikkan kursi sedikit dan mempersilahkan tamu duduk. Setelah tamu duduk, waiter/waitress memakaikan napkin pada tamu.
3. Pouring Ice Water
Setelah tamu duduk dan memakai napkin, waiter/waitress mengambil air yang sudah dimasukkan dalam water picture di side stand. Waiter/waitress menuangkan air tersebut ke dalam water goblet yang sudah ditata di meja tamu. Menuangkan ice water dilakukan dari sebelah kanan tamu.
4. Presenting The Menu
Waiter/waitress mengambil menu dan memberikan menu tersebut kepada tamu. Memberikan menu dilakukan dari sebelah kiri tamu agar tamu lebih mudah mengambilnya dan menu dalam keadaan terbuka.
5. Presenting The Wine List
Selain memberikan Food menu kepada tamu, waiter/waitress juga harus memberikan daftar wine yang dijual oleh restoran kepada tamu. Memberikan wine list juga dilakukan dari sebelah kiri tamu dan wine list dalam keadaan terbuka.
6. Serve Bread and Butter
Sambil menunggu tamu membaca menu, waiter/waitress mengambil bread and butter yang sudah disiapkan. Serving bread and butter dilakukan dari sebelah kiri tamu diatas B&B Plate yang sudah ditata di meja tamu. Serve bread and butter dilakukan dengan menggunakan kick tong.
7. Taking Order
Taking order adalah mencatat pesanan makanan dan minuman tamu. Taking order dilakukan dilakukan dengan terlebih dahulu menanyakan tamu perempuan atau jabatan yang paling tinggi (jika diketahui). Setelah semua pesanan dicatat, waiter/waitress melakukan repeat order yang bertujuan memastikan makanan dan minuman yang dipesan oleh tamu.
8. Adjustment
Adjustment adalah mengambil dan mengganti peralatan makan tamu yang telah ditata di meja tamu agar sesuai dengan menu yang telah dipesan oleh tamu. Adjustment dilakukan dengan menggunakan tray yang sudah berisi cutleries yang digunakan untuk mengganti cutleries yang ada di meja tamu.
9. Serving The Food
Jika makanan yang dipesan tamu sudah selesai diolah dan siap disajikan, waiter/waitress mengambil pesanan tersebut dan menyajikannya kepada tamu. Jika makanan pembukanya (appetizer) adalah salad, menyajikannya dilakukan dari sebelah kiri. Penyajian soup, maincourse, dan dessert dilakukan dari sebelah kanan.
10. Serving The Wine
Penyajian wine dilakukan hampir sama dengan penyajian makanan. Wine yang sudah dibuka, langsung dituangkan diatas wine glass yang telah disediakan di atas meja tamu. Menuangkan wine dilakukan dari sebelah kanan tamu. Jika wine yang dipesan tamu adalah 1 botol wine, maka setelah semua tamu yang memesan wine mendapat wine, botol wine kembali ditutup dan wine tersebut diletakkan di wine cooler yang berada dekat dengan meja tamu agar wine tersebut tetap dalam keadaan dingin.
11. Clear Up
Jika tamu sudah menyelesaikan makanannya, waiter/waitress segera mengangkat piring kotor dari atas meja tamu dan membawanya ke bagian steward. Clear up piring salad dilakukan dari sebelah kiri dan clear up piring soup, maincourse, dan dessert dilakukan dari sebelah kanan.
12. Crumbing Down
Crumbing down dilakukan setelah tamu menyantap hidangan maincourse atau sebelum tamu menyantap hidangan dessert. Crumbing down dilakukan dari sebelah kiri tamu dengan menggunakan B&B/Dessert plate dan napkin yang bersih.
13. Presenting The Bill
Jika tamu telah selesai menyantap hidangannya, waiter/waitress menyerahkan bill kepada tamu. Bill diserahkan dalam keadaan terbuka.
14. Bid Forewell
Jika tamu telah membayar bill-nya, waiter/waitress mengucapkan terimakasih atas kunjungannya dan membantu tamu menarikkan kursinya. Waiter/waitress dapat mengucapkan, “Thank you for coming” atau “Thank you so much and have a nice day” dan sebagainya.
Bab IV. Kegiatan Praktek Industri
A. Kegiatan Praktek Industri
Sebelum Penulis terjun ke lapangan untuk melaksanakan Praktek Kerja Industri, terlebih dahulu di sekolah diadakan Pembekalan yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara umum tentang situasi dan kondisi dalam Praktek Kerja Industri. Setelah itu, Pennulis mencari hotel sebagai tempat training dengan membawa surat pengantar dari sekolah. Penulis training di bagian Food and Baverage Service di Grand Istana Rama Hotel. Training dilaksanakan mulai dari tanggal 24 Agustus 2012 s/d 24 Januari 2013.
Dalam pelaksanaanya, Food and Baverage Service terbagi menjadi 3 shift yaitu :
Morning Shift dari pukul 07.00 sampai pukul 15.00
Afternoon Shift dari pukul 15.00 sampai pukul 23.00
Night Shift dari pukul 23.00 sampai pukul 07.00
Selama 6 bulan menjalani training, Penulis dapat kesempatan untuk melakukan prepare semua peralatan meja. Selain itu Penulis juga memperoleh pengalaman baru yang belum pernah Penulis dapatkan di sekolah sebelumnya yaitu mengenai pelayanan tamu breakfast, lunch dan dinner.
Penulis juga berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan tamu pada saat breakfast, lunch dan dinner. Adapun kegiatan yang dilakukan pada waktu training adalah sebagai berikut :
1. Moning Shift
Membersihkan meja
Membawa linen ke laundry
Prepare meja untuk breakfast
Melayani tamu breakfast
Clear Up Table
Polishing cutleries
Prepare untuk lunch
Istirahat
2. Afternoon Shift
Melayani tamu lunch
Taking order
Clear Up piring dan gelas
Istirahat
Melayani tamu dinner
Clear up
Preapare meja untuk breakfast
Demikianlah kegiatan yang penulis lakukan pada saat melakukan Praktek Kerja Industri di Grand Istana Rama Hotel pada bagian Food and Baverage Service.
Bab V. Penutup
A. Simpulan
Praktek Kerja Indutri (PRAKERIN) adalah suatu bentuk penyelenggaraan dari sekolah yang memadukan secara sistematik dan sinkron antara program pendidikan di sekolah dan program Prakerin yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional. Prakerin biasanya dilaksanakan di hotel maupun restaurant. Hotel didefinisikan sebagai suatu organisasi yang menyediakan sarana akomodasi, makanan/minuman, serta fasilitas lain yang dikelola secara komersial. Sedangkan restaurant adalah fasilitas hotel yang berfungsi menyediakan dan melayani makanan dan minuman kepada tamu hotel atau restoran.
Dalam melaksanakan Prakerin, Penulis terlebih dahulu mengikuti pembekalan yang diadakan oleh sekolah demi kesiapan Penulis melaksanakan Prakerin nantinya. Setelah diadakan pembekalan, Penulis mencari tempat training dengan membawa surat pengantar dari sekolah. Penulis training di bagian Food and Baverage Service di Grand Istana Rama Hotel. Selama melakukan Prakerin, Penulis banyak mendapatkan pengalaman baru yang belum didapat di sekolah. Penulis juga berkesempatan untuk berinteraksi langsung dengan tamu. Selain itu, Penulis juga memiliki pengalaman dalam melayani breakfast, lunch dan juga dinner.
B. Saran-saran
Adapaun saran-saran yang penulis dapat berikan adalah sebagai berikut:
Bagi Sekolah :
a) Kerjasama antara sekolah dengan pihak hotel agar semakin ditingkatkan untuk memudahkan pelaksanaan training berikutnya.
b) Kepada pihak sekolah diharapkan agar lebih banyak dan intensif memberi teori dan praktek untuk memantapkan kemampuan yang dimiliki siswa sebagai persiapan sebelum melaksanakan Prakerin pada dunia industri nantinya.
c) Petugas monitoring yang sudah ditunjuk oleh sekolah agar rutin melakukan monitoring ke tempat-tempat training anak didiknya, supaya siswa yang sedang melaksanakan training dapat selalu dikontrol oleh sekolah sehingga sekolah dapat mengetahui perkembangan anak didiknya di tempat training.
Bagi Hotel :
a) Kepada pihak hotel agar mau membimbing dan mengajari siswa dalam menghadapi Prakerin, sehingga siswa menjadi lebih mudah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
Rumpon merupakan salah satu alat bantu pengumpul ikan, rumpon berbentuk suatu bangunan yang kemudian ditempatkan di dalam perairan. Fungsi rumpon yaitu sebagai penarik perhatian ikan, kemudian ikan-ikan tersebut akan terkonsentrasi pada suatu lokasi, sehingga dapat mempermudah dalam operasi penangkapan ikan.
Mengapa ikan tertarik pada rumpon?
Ikan-ikan kecil serta anakan ikan membutuhkan tempat untuk berlindung dari predator
Ikan yang sedang bermigrasi akan tertarik untuk singgah dan berkumpul di sekitar rumpon untuk mencari makan
Sebagai substrat untuk meletakkan telur
Keuntungan memasang rumpon
Fishing ground sudah dapat diketahui posisinya dengan pasti
Menghemat waktu, tenaga dan biaya operasional
Mempermudah dalam pengoperasian alat tangkap dan memperbesar peluang untuk memperoleh hasil tangkapan yang lebih baik
Meningkatkan pendapatan masyarakat daerah melalui kegiatan wisata bahari, seperti: rekreasi memancing di area rumpon
Jenis-Jenis Rumpon
Jenis rumpon berdasarkan pemasangan:
1. Rumpon perairan dasar (rumpon dasar)
Rumpon perairan dasar adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang pada dasar perairan
2. Rumpon pertengahan
Rumpon pertengahan adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang pada pertengahan perairan, yaitu antara 30-50 m
3. rumpon permukaan
a. Rumpon perairan dangkal
Rumpon perairan dangkal adalah alat bantu penangkapan yang dipasang pada perairan laut dengan kedalaman sampai dengan 200 m
b. Rumpon perairan dalam
Rumpon perairan dalam adalah alat bantu penangkapan ikan yang dipasang di perairan laut dengan kedalaman >200 m
Lokasi Pemasangan Rumpon
Pemasangan rumpon di laut tidak boleh dilakukan secara asal-asalan. Titik posisi pemasangan rumpon harus sesuai dengan izin pemasangan yang telah diberikan. Penentuan titik posisi lintang dan bujur dalam penempatan rumpon secara tepat dapat menggunakan GPS (Global Positioning System.
Syarat pemasangan rumpon antara lain:
Terbebas dari alur pelayaran
Merupakan jalur migrasi atau areal penyebaran jenis-jenis ikan
Bukan di perairan wilayah konservasi
Telah mendapat izin dari lembaga yang berwenang
Pengaturan Pemasangan Rumpon
Dinas Perikanan dan Kelautan baik Propinsi maupun Kabupaten harus mengetahui betul lokasi tempat rumpon akan dipasang. Hal ini berkaitan dengan masalah biologis ikan (populasi dan migrasi ikan) maupun masalah legalitas seperti peruntukan wilayah perairan, pelayaran, daerah militer, cagar alam, dan lain sebagainya.
Bagi pengusaha perikanan atau nelayan yang akan memasang rumpon agar mengajukan permohonan izin pemasangan rumpon kepada Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi/Kabupaten/Kota sesuai dengan kewenangan pemberi izin . Hal ini sesuai dengan KEPMEN No 30 tahun 2004 tentang Pemasangan dan Pemanfaatan Rumpon.
Cara pemasangan rumpon
Pengikatan rangkaian pemberat / jangkar;
Penyambungan pemberat dengan tali bantu ke rakit;
Pengikatan tali utama dengan pemberat;
Pemasangan kili-kili pada kedalaman tertentu;
Pemasangan daun kelapa (atraktor) pada tali atraktor;
Penurunan pemberat / jangkar dan tali utama secara bertahap;
Penurunan tali atraktor yang telah dipasang daun kelapa (atraktor) secara bertahap, dan pemberat tali atraktor;
Bila sudah selesai penurunan tali utama, maka disambungkan dengan pengikatan dengan rakit;
Pemasangan tanda pengenal pada rakit ;
Pemasangan selesai.
Pemeliharaan dan Perbaikan Rumpon
Agar rumpon dapat bertahan dan memiliki umur teknis yang tinggi, maka dibutuhkan pemeliharaan dan perawatan terhadap rumpon yang telah di pasang di perairan. Pemeliharaan dan perawatan terhadap rumpon meliputi beberapa hal, antara lain:
Penggantian atau perbaikan bambu (3-4 bulan)
Penggantian pelepah daun kelapa (2-4 minggu)
Pengecekan secara rutin tali jangkar rumpon
Pengawasan posisi rumpon terhadap lalu lintas perahu penangkapan ikan
Jika kita berbicara tentang mancing, otomatis yang tersirat di benak kita adalah memasang umpan (baik itu umpan hidup atau umpan yang sudah mati) di kail dan melemparkannya di sungai atau laut yang kira-kira berpotensi untuk dimakan ikan. Dibalik semua itu, masih ada banyak hal yang sangat luas untuk dibahas, seperti halnya fisherman dan angler. Perbedaan mendasar antara fisherman dan angler adalah peralatan yang digunakan dan juga teknik yang digunakannya saat berburu ikan.
Bab II. Pembahasan
Fisherman cenderung menuju ke peralatan yang cukup sederhana, joran, senar dan kail dengan teknik seperti yang telah dijelaskan di awal kalimat. Sedangkan angler, sedikit lebih ruwet, angler sendiri di ambil dari kata angling fish, yaitu salah satu ikan dari perairan laut dalam. Angler adalah pemancing yang menggunakan rod atau joran, senar, reel dan juga umpan buatan yang disebut dengan lure (memiliki bentuk menyerupai ikan dan lebih seperti mainan). Teknik yang biasanya digunakan adalah Casting, Jigging, Popping dan Trolling yang merupakan bagian dari salah satu tehnik dalam memancing.
Dimulai dari teknik casting, Casting merupakan salah satu teknik memancing dengan cara melempar dan menarik kembali, dimulai dengan melempar lure, retrieving atau menggulungnya dengan reel sambil memainkannya sesuai dengan tipe lure yang digunakan. Ini dilakukan terus menerus hingga lure tersebut disambar oleh sang predator air. Peralatan yang digunakan untuk casting adalah, Joran casting (memiliki tingkat kelenturan yang sangat tinggi), reel baitcasting (bisa mengatur kecepatan retrieving dan spool saat melempar dan menarik lure), dan otomatis yang terakhir adalah lure itu sendiri.
Casting cenderung digunakan untuk memancing di sungai dengan target ikan-ikan predator seperti; hampala, toman, gabus, dan sejenisnya. Lure-lure yang digunakan untuk casting adalah; Stickbait, Minnow, Spoon, Spinner, Pencil, Froggie, Casper, dan masih banyak lainnya. Tiap-tiap lure mempunyai action (gerakan umpan ketika dimainkan di air) yang berbeda-beda, dan tentunya tiap lure mempunyai teknik yang berbeda-beda pada saat retrieving.
Teknik mancing yang kedua adalah Jigging. Pada teknik mancing yang ini, tidak serumit teknik casting yang terlalu banyak jenis lure dan cara yang berbeda-beda saat memainkannya. Jigging adalah teknik memancing dengan menjatuhkan lure hingga kedasar laut, dan mulai mengayun-ayunkan joran diimbangi dengan retrieving.
Namun pada saat retrieving, lure tidak digulung hingga ke permukaan, kira-kira sampai di tengah kedalaman laut, spool reel kembali dibuka agar lure kembali kedasar dan mulai memainkan teknik yang sama hingga ada sambaran dari predator perairan laut dalam. Joran pada teknik ini sangat kaku, karena dibutuhkan kekuatan disini untuk mengangkat ikan, reel yang biasa digunakan adalah spinning reel kelas hard action. Dan untuk lurenya itu sendiri jelas sekali menggunakan Metal Jig, sesuai dengan nama tekniknya.
Setelah teknik Jigging masih ada teknik Trolling. Dibandingkan dengan teknik memancing lainnya, teknik ini merupakan teknik memancing dengan peralatan termahal, tidak semua angler bisa merasakan sensasi strike dengan teknik ini. Trolling adalah teknik memancing dengan menenggelamkan lure dan juga disertai dengan jalannya kapal. Teknik ini merupakan teknik mancing termudah, karena angler disini hanya mengulur lure yang terkait pada senar dari joran dengan jarak sekitar 100-200 meter dari kapal, dan membiarkan lure tetap terseret di air yang mengakibatkan gerakan-gerakan akibat perubahan kapal sambil menunggu sambaran ikan.
Mengapa teknik ini merupakan teknik termahal, karena harga joran dan reel khusus trolling harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah untuk kelas medium action, selain itu angler juga harus menyewa kapal untuk bisa melancarkan teknik memancing yang satu ini. Lure yang biasa digunakan untuk teknik ini adalah minnow.
Teknik yang terakhir pada dunia pemancingan adalah Popping. Teknik ini sangat populer saat ini, karena banyak dibahas di media televisi dan juga majalah. Teknik pada popping tidak berbeda jauh dengan Casting, yaitu melempar dan menarik lure secara berulang-ulang hingga mendapatkan sambaran dari sang predator. Pada teknik ini, sang predator dipaksa untuk menyambar popper (lure khusus untuk teknik popping) karena gerakan dan splashnya yang sangat mengganggu teritorinya, jadi sang predator menyambar bukan karena merasa lapar, melainkan karena merasa terusik oleh umpan buatan manusia itu. Teknik ini juga merupakan teknik yang sangat digemari oleh para anglers, dikarenakan mereka bisa menyaksikan langsung sambaran ikan pada popper atau juga yang biasa disebut dengan SENSASI STRIKE!!
a. Sejarah Memancing
Tidak diketahui kapan tepatnya aktivitas penangkapan ikan tidak lagi menjadi sebuah usaha pemenuhan kebutuhan hidup melainkan sebagai rekreasi. Sebuah catatan awal penggunaan tongkat pancing dan kail tunggal untuk aktivitas penangkapan ikan (fly fishing) telah ada sejak abad ke 9 SM di Jepang dan di Macedonia, Eropa, sejak abad ke 2 masehi. Namun kecil kemungkinan bahwa aktivitas ini untuk rekreasi.
Sebuah esay dari Inggris yang berjudul Treatyse of Fysshynge wyth an Angle bertanggal 1496 oleh Juliana Berners menyebutkan sebuah olahraga untuk kaum bangsawan dengan menggunakan tongkat pancing. Esay itu juga memuta detail mengenai karakteristik perairan untuk kompetisi, desain tongkat pancing, penggunaan umpan alami dan buatan, serta etika memancing dan konservasi ikan. Esay ini disatukan di dalam buku yang juga menuliskan perburuan menggunakan burung elang. Dan ketika itu buku ini hanya dibaca oleh kaum laki-laki karena tema yang tertulis di dalamnya hanya berkaitan dengan maskulinitas.
Memancing rekreasi untuk tujuan olahraga dan bersantai mendapatkan popularitas pada abad ke 16 dan 17, bersamaan dengan publikasi karangan Izaak Walton mengenai kenikmatan memancing rekreasi. Lebih dari 300 edisi karangannya telah dipublikasikan, yang didalamnya juga berisi dongeng penangkapan ikan, lagu dan puisi, resep masakan, anekdot, meditasi, dan quote dari karya sastra klasik. Memancing dalam arti menangkap ikan sudah dikenal oleh peradaban manusia sejak zaman dahulu sekitar 10.000 tahun yang lalu. Hal ini terbukti dari peninggalan-peninggalan arkeologi pada goa-goa tua di Eropah bahwa aktivitas penangkapan ikan sudah ada sejak dulu dengan ditemukannya tulang-belulang,mata kail dan gambar serta lukisan pada zaman batu di dalam goa-goa tersebut.
Teknik menangkap ikan mulai beragam pada masa Neolitik sekitar 4.000 – 8.000 tahun yang lalu yang kemudian berkembang menjadi teknik yang lebih modern dan masih dipakai hingga saat ini. Begitu pula dengan cara pengolahan ikan hasil tangkapan, saat ini cara tersebut masih dilakukan dengan teknik yang sama misal pengawetan ikan dengan menggarami atau dengan cara pengasapan.
b. Pengertian Olahraga Rekreasi
Pengertian Olahraga
1. Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi kemenangan dan prestasi optimal.
2. Olahraga mencakup segala kegiatan manusia yang ditujukan untuk melaksanakan misi hidupnya dan cita-cita hidupnya, cita-cita nasional politik, sosial, ekonomi, kultural dan sebagainya. (Menpora Maladi)
3. Olahraga adalah aktivitas gerak manusia menurut teknik tertentu dalam pelaksanaannya ada unsur bermain : Ada rasa senang, Dilakukan waktu luang, Aktivitas dipilih (sukarela), Kepuasan dalam proses, Jika tidak dilaksanakan ada sanksi dan Nilai positif.
4. Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
5. Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup). Seperti halnya makan, Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang sifatnya periodik; artinya Olahraga sebagai alat untuk memelihara dan membina kesehatan, tidak dapat ditinggalkan.
6. Olahraga merupakan alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosial. (Renstrom & Roux 1988, dalam A.S.Watson : Children in Sport dalam Bloomfield,J, Fricker P.A. and Fitch,K.D., 1992).
7. Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan.
8. Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat)
9. Menurut Edward (1973) olahraga harus bergerak dari konsep bermain, games, dan sport.
Jika dilihat makna olahraga menurut pakar atau ahli diatas, pada dasarnya olah raga berfungsi untuk menjaga, meningkatkan, menyeimbangkan kesehatan sistem jasmani dan rohani seseorang dan sekaligus meningkatkan rasa kebersamaan serta daya saing antar seseorang/individu.
Pengertian Rekreasi
1. Rekreasi, dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah berarti ‘membuat ulang’, adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Hal ini adalah sebuah aktivitas yang dilakukan seseorang selain pekerjaan. Kegiatan yang umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, permainan, dan hobi.Kegiatan rekreasi umumnya dilakukan pada akhir pekan.
2. Secara umum rekreasi dapat dibedakan dalam dua golongan besar, yaitu rekreasi pada tempat tertutup (indoor recreation) dan rekreasi di alam terbuka (outdoor recreation).
3. Kamus Webster mendefinisikan rekreasi sebagai “sarana untuk menyegarkan kembali atau hiburan” (a means of refreshmnet or diversion). Rekreasi dapat dinikmati, menyenangkan, dan bisa pula tanpa membutuhkan biaya. Rekreasi memulihkan kondisi tubuh dan pikiran, serta mengembalikan kesegaran.
4. Rekreasi adalah “kegiatan atau pengalaman sukarela yang dilakukan seseorang di waktu luangnya, yang memberikan kepuasan dan kenikmatan pribadi.” Meyer, Brightbill, dan Sessoms
5. Berdasarkan peninjauan secara terminologi keilmuan, REKREASI berasal dari dua kata dasar yaitu RE dan KREASI, yang secara keseluruhan berarti kembali menggunakan daya pikir untuk mencapai kesenangan atau kepuasan melalui suatu kegiatan.
6. Kamus Webster mendefinisikan rekreasi sebagai “sarana untuk menyegarkan kembali atau hiburan” (a means of refreshmnet or diversion).
C. Pengertian Rekreasi Olahraga
1. Olaharaga rekreasi adalah jenis kegiatan olahraga yang dilakukan pada waktu senggang atau waktu-waktu luang.
2. Menurut Kusnadi (2002:4) Pengertian Olahraga Rekreasi adalah olahraga yang dilakukan untuk tujuan rekreasi.
3. Menurut Haryono (19978:10) Olahraga rekreasi adalah kegiatan fisik yang dilakukan pada waktu senggang berdsarkan keingginan atau kehendak yang timbul karena memberi kepuasan atau kesenangan.
4. Menurut Herbert Hagg (1994) “Rekreational sport /leisure time sports are formd of physical activity in leisure under a time perspective. It comprises sport after work, on weekends, in vacations, in retirement, or during periods of (unfortunate) unemployment”.artinya ; “Rekreasi olahraga / rekreasi waktu olahraga adalah bentuk aktivitas fisik dalam olahraga di bawah perspektif waktu. Ini terdiri olahraga setelah bekerja, pada akhir pekan, di liburan, di masa pensiun, atau selama periode (malang) pengangguran “
5. Menurut Nurlan Kusmaedi (2002:4) olahraga rekreasi adalah kegiatan olahraga yang ditujukan untuk rekreasi atau wisata.
6. Menurut Aip Syaifuddin (Belajar aktif Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMP, Jakarta, Grasindo.1990) Olahraga rekreasi adalah jenis kegiatan olahraga yang dilakukan pada waktu senggang atau waktu-waktu luang.
7. Pengertian rekreasi olahraga suatu kegiatan ynag menyenangkan yang mengandung unsur gerak positif.
8. Rekreasi Olahraga adalah aktivitas indoor maupun outdoor yang didominasi unsure-unsure olahraga (gerak) sehingga dapat menyenangkan
Jadi dapat kita simpulkan bahwa Olahraga Rekreasi merupakan aktivitas olahraga yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang yang dilakukan pada waktu senggang (leasuretime) dan bertujuan sebagai rekreasi. Olahraga rekreasi dapat dilakukan di indoor maupun outdoor. Olahraga rekreasi ini disesuaikan dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi nilai budaya masyarakat setempat.
c. Organisasi Olahraga Memancing
FORMASI (Federasi Olahraga Mancing Seluruh Indonesia)
FORMASI (Federasi Olahraga Mancing Seluruh Indonesia) merupakan suatu organisasi independen yang dibentuk untuk mengembangkan kegiatan memancing sebagai olahraga prestasi dan rekreasi di wilayah Indonesia yang beranggotakan klub mancing dan perorangan.
FORMASI dengan mottonya ‘Junjung Tinggi Sportivitas dan Persaudaraan’ adalah suatu bagian integral dari organisasi memancing dunia IGFA (International Game Fish Association). Keberadaan FORMASI itu sendiri dimulai sejak tahun 1993 yang dicetuskan 18 orang pendiri yang kemudian diresmikan pada awal 1994.
Kemudian pada 8 Mei 1996, FORMASI pun secara sah diresmikan dengan akte notaris lengkap dengan AD/ART. Ketua Umum terpilih pada saat itu ditunjuk Pontjo Sutowo. Dan kemudian pada 3 Maret 1997 peresmian pendirian FORMASI telah dikukuhkan oleh Hayono Isman selaku MENPORA waktu itu (Menteri Pemuda dan Olah Raga) dan MENPARPOSTEL (Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi) Joop Ave (Alm).
Sementara itu Sifat FORMASI merupakan anggota seumur hidup (lifetime member) dari International Game Fish Association (IGFA). Selain itu FORMASI juga satu-satunya induk Organisasi Olahraga Mancing yang berwenang mengkoordinasikan dan membina seluruh dan setiap kegiatan olahraga mancing di seluruh Indonesia dan merupakan pendamping dan pembantu pemerintah dalam hal pembinaan dan pembangunan olahraga khususnya kegiatan olahraga mancing.
International Game Fish Association (IGFA)
Merupakan organisasi internasional non profit yang berkecimpung langsung dalam segala bentuk peraturan berskala internasional untuk standarisasi yang berhubungan dengan memancing dan segala klaim rekor mincing dunia. Organisasi ini didirikan pada tahun 1939 dan sampai saat ini bermarkas di florida AS. Sampai saat ini total sudah 125 negara yang masuk menjadi anggota IGFA ini. Biasanya Igfa akan menyelenggarakan fishing hall of fame dimana pada acara tersebut, akan dipamerkan seluruhnya tentang standarisasi mincing dunia beserta dengan rekor-rekor mincing dunia yang pernah tercipta.
BAB II
OLAHRAGA MEMANCING
A. Jenis memancing
1. Berdasarkan Tempat
Berdasarkan tempat memancing dibedakan menjadi 2 macam, yaitu ;
a. Deep sea fishing
Adalah memancing dilautan lepas, baik dari tepi pantai atau ditengah lautan, dan untuk ditengah lautan bisa memancing diatas bagang atau bisa juga menggunakan perahu.
b. Freshwater fishing
Adalah memancing di air tawar, dapat dilakukan di sungai, rawa, sawah, danau, atau bahkan dapat juga diparit atau kubangan
2. Berdasarkan teknik
Berdasarkan teknik memancing dapat dibedakan menjadi 2 macam teknik, yaitu;
a. Memancing dari daratan (Inshore): Ada beberapa jenis memancing dari daratan, antara lain:
1. Surfishing (memancing dari pantai): biasanya dilakukan di tepi pantai atau sungan atau juga danau berpasir, perangkat yang biasanya digunakan di sini adalah casting, poping, drifting, atau bottom fishing Juga dapat menggunakan jenis lain dari perangkat, tergantung pada jenis ikan yang Anda inginkan. Kepiting kecil, cacing laut, udang, irisan ikan, ikan hidup dan umpan buatan juga dapat digunakan sebagai umpan. Pada lokasi potensial, Anda mungkin dapat untuk memikat ikan besar.
2. Pierfishing (memancing dari Dermaga): Memancing dari pelabuhan, dermaga atau kayu penahan gelombang.Kebanyakan dari Dermaga pemancing lakukan untuk rekreasi, juga dengan membawa keluarga mereka. Tapi Anda juga harus mencoba hal itu, karena tidak mungkin mendapatkan ikan besar seperti hiu, ikan pari, bass laut, dll. Perangkat yang umum digunakan adalah sama dengan surfishing, karena mudah digunakan. Umpan digunakan sama dengan surfishing.
3. Rockfishing (memancing dari batu karang): dari namanya sudah jelas bahwa kegiatan Memancing dilaksanakan dari karang berbatu. dan sebagai ikan target biasanya adalah ikan-ikan karang. Marlin bukanlah target umum di rockfishing, dan aku belum pernah lihat sebelumnya dan sangat mendebarkan dan menggairahkan. Biasanya di atas batu Memancing dapat mendapatkan ikan yang lebih besar daripada surfishing dan pierfishing. Perangkat dan umpan yang digunakan adalah sama seperti surfishing dan pierfishing, tetapi para pemancing akan lebih beresiko bila menggunakan bottom fishing. Strike di beberapa lokasi yang dilakukan dari pantai curam dan berbatu juga agak sulit, bahkan untuk mencapainya pun harus dengan keahlian khusus.
b. Memancing di laut lepas (Offshore):
Memancing dari laut ada juga beberapa macam teknik yang dapat dilakukan:
1. Memancing Bawah (memancing dasar / jebluk): adalah memancing dari kapal di jangkar di atas lokasi potensial dianggap seperti gugusan-gugusan karang, tubiran, dll. Menggunakan ballast (biasanya terbuat dari timah) untuk tenggelam umpan ke bagian bawah laut. Umpan yang umum digunakan mencakup udang, ikan hidup, irisan ikan, cacing laut, dll. Anda dapat menggunakan jenis perangkat seperti yang Anda inginkan. Di lokasi dengan ikan berpotensi besar, Anda harus menggunakan jenis konvensional. Anda akan memiliki cukup panjang Memancing baris dan juga kenur tengah kelas dengan menggunakan jenis konvensional. Untuk ikan yang lebih kecil akan lebih menarik jika menggunakan jenis berputar atau baitcasting.
2. Memancing Layang-layang (Memancing menggunakan layang-layang): Memancing dari kapal-kapal yang menggunakan layang-layang untuk menjaga umpan jarak tertentu. Dan juga untuk menjaga umpan untuk menginap di permukaan air, karena teknik ini biasanya dilakukan untuk menangkap ikan permukaan (palagis). Beberapa pemancing bahkan digunakan jerat untuk menangkap ikan. Perangkat yang biasanya digunakan jenis berputar, dan selain menggunakan layang-layang juga dapat menggunakan balon.
3. Melayang (Memancing berhanyut): dapat ditafsirkan dari umpan atau perahu, keduanya akan memiliki efek yang sama. Umpan terbaik untuk digunakan adalah umpan hidup menggunakan jenis perangkat berputar, baitcasting atau konvensional. Ada juga pemancing yang melakukan hal ini untuk menemukan gugusan karang dikelilingi oleh ikan umpan. Setelah ada menyambar umpan, biasanya membuang jangkar di lokasi tersebut.
4. Trolling (Memancing dengan cara menyeret umpan): menggunakan umpan hidup (umpan segar) atau buatan dan ini juga umum dalam teknik ini. Biasanya menghela umpan atau menyeret umpan dari perahu yang bergerak maju pada kecepatan tertentu. Dianjurkan untuk menggunakan peranti konvensional, karena ikan biasanya target ikan yang besar.
B. Teknik-teknik dalam memancing
1. Casting (teknik mengilat) adalah cara memancing dengan membuat lontaran umpan atau gewang ke sasaran kemudian menarik umpan kembali tanpa perlu menunggu umpan jatuh ke dasar atau diragut ikan. Umpan yang digunakan untuk teknik ini adalah seperti ikan, udang dan jenis serangga/hewan. Umpan tiruan adalah replika umpan hidup dan sesudu (spoon). Ikan biasanya menerkam umpan atau gewang yang dilontar ketika proses mengerek reel. Teknik ini sangat sesuai untuk aktivitas siang hari atau di kawasan terang. Jika dilakukan malam hari, gunakan replika bersinar.
2. Popping – Teknik ini lebih mirip seperti casting. Bedanya ialah penggunaan replika umpan tiruan yang berbeda. Teknik ini menggunakan ‘popper’ yang berbagai bentuk dan jenis. Popper akan menghasilkan bunyi ‘poop’ ketika proses mengerek reels setelah melakukan lontaran. teknik popping lebih baik dibanding casting supaya popper yang dikerek akan menabrak ombak/ permukaan air lalu mengeluarkan bunyi. Bunyi yang dihasilkan ini pula akan menarik perhatian ikan yang berkeliaran di kawasan tersebut. Teknik ini boleh dilakukan siang atau malam. Teknik ini banyak meniru pergerakan ikan terbang di permukaan air.
3. Jigging – Teknik ini menggunakan cara menghentak-hentakan umpan tiruan yang di panggil ‘jig’. Jig biasanya diperbuat daripada kepingan timah/objek berat kemudian dibentuk seperti ikan dan dicat dengan warna garang dan terang yang luminous atau bercahaya. Teknik ini memerlukan ketekunan dan stamina tinggi kerana pemancing perlu beraksi terus menerus selama proses melempar umpan agar menjadi efektif. Jig akan dihulurkan ke dasar kemudian dikerek kembali dengan kepantasan yang tinggi sambil menghentak joran berselang seling ketika proses kerekkan melaju. Teknik yang menjadi kegilaan masa kini dan dapat dilakukan pada siang dan malam hari.
4. Bottom fishing – (pancing dasar) berkait rapat dengan teknik memancing menggunakan umpan dengan cara-cara tradisional. Umpan perlu dilabuhkan ke dasar dengan sasaran tertumpu kepada spesies ikan dasar. Teknik ini biasa dipraktikkan di kolam, sungai, tasik dan laut mengikuti keadaan dimana memancingnya. Sesuai dilakukan siang dan malam.
5. Drifting – (menghanyut) umpan terutama umpan hidup. Umpan dilepaskan ke sasaran tanpa menggunakan pemberat. Pelampung dan spon sering digunakan. Ia sesuai di perairan yang berarus sederhana dan berangin. Dapat dilakukan siang dan malam.
6. Trolling – (menunda) umpan ikan, sotong maupun umpan tiruan. Jenis ini dilakukan dengan cara menyeret umpan dengan perahu atau boat pada kecepatan perlahan antara 5 hingga 10 km/jam bergantung kepada jenis umpan yang digunakan. Perlu diketahui, ada umpan yang tidak boleh digunakan pada kecepatan tinggi dan sebaliknya. Lebih popular dilakukan siang hari.
C. Memancing adalah olahraga rekreasi
Memancing merupakan sebuah kegiatan yang menyehatkan dan menyenangkan yang dilakukan di alam bebas, dimana didalam kegiatan tersebut memiliki unsur-unsur dalam melatih kerja otot, relaksasi, keterampilan, teknik dan juga kesabaran, baik untuk mengisi waktu luang, kebutuhan akan hasil buruan, maupun untuk sebuah kompetisi.
1. Menyehatkan
Kegiatan memancing adalah sebuah kegiatan yang menyehatkan karena dilakukan dengan aktifitas gerak di alam bebas dan biasanya jauh dari keramaian, sehingga oksigen yang kita hirup terjauh dari tingkat polusi.
2. Menyenangkan
Kegiatan memancing banyak disukai walaupun masih didominasi oleh kaum laki-laki karena kegiatan ini penuh tantangan dan sangat menguji adrenalin bagi pelakunya. Kesenangan seseorang dalam kegiatan memancing dipengaruhi berbagai factor diantaranya ; mencari sebuah sensasi menarik ikan (strike), mencari ikan untuk dikonsumsi, mencari sebuah kebanggaan pada sebuah even (turnamen memancing, menikmati alam yang masih asri, menghilangkan kepenatan dll.
3. Melatih kerja otot
Ternyata ketika kita mengetahui jenis dan teknik-teknik dalam memancing kita dapat mengetahui dan melakukan sebuah olahraga untuk melatih otot-otot kita, seperti contohnya ;
– Dalam teknik ziging, casting, dan poping kita dapat melatih otot lengan bagian atas dan bagian bawah disamping juga otot belakang.
– Dalam menarik ikan (strike) ikan berukuran besar, kita tentu saja melatih banyak otot-otot kita terutama bagian bahu, lengan atas dan bawah, otot perut, tungkai dalam hal menjaga keseimbangan, dll.namun bila strike ikan2 kecil kita paling tidak telah melakukan kontraksi otot bagian lengan secara statis.
– Untuk memancing jenis rock fishing, fungsinya sama dengan hiking (mendaki gunung) atau olahraga adventure lainnya. Jelas dibutuhkan kemampuan menjaga keseimbangan berat tubuh agar kita tidak mengalami kecelakaan pada saat melakukan perjalanan memancing dan sangat dibutuhkan ketahanan fisik yang mumpuni. Terlebih ketika mendapatkan spot memancing di medan-medan yang ekstrim.
– Untuk jenis memancing fly fishing dapat melatih otot pundak, bahu, punggung, perut dan tungkai, disamping menjaga keseimbangan tubuh.
– Dan masih banyak lagi fungsi-fungsi untuk melatih otot kita.
4. Relaksasi
Kegiatan memancing merupakan kegiatan yang dapat memhilangkan kepenatan selama kita melakukan berbagai aktifitas sehari hari yang sangat menyerap energy untuk berfikir dan bekerja terutama kelelahan psikis
5. Melatih keterampilan
Memancing dapat melatih kita terampil dalam memahami medan terbuka, mengatasi sebuah permasalahan kondisi lapangan, dan terampil dalam teknik-teknik yang berkaitan dengan memancing itu sendiri, disamping menambah wawasan kita tentang alam sekitar beserta flora dan faunanya.
6. Melatih ketekunan dan kesabaran
Seorang pemancing harus memiliki sikap tenang, sabar, dan tentu saja tekun dalam menggapai apa yang diinginkan, disamping mengerahkan segala kemampuan teknik untuk memperoleh buruannya.
7. Mengisi waktu luang
Memancing adalah kegiatan untuk mengisi waktu luang, ketika kita dilanda kebosanan dalam menjalani hari-hari libur.
8. Mendapatkan hasil buruan
Pemancing yang handal tentu dapat di nilai dari seberapa sering ia membawa pulang hasil buruan, atau seberapa banyak dia dapat ikan atau seberapa besar buruan yang berhasil di bawa. Lumayan buat nambah kandungan gizi keluarga.
9. Sebagai sarana kompetisi
Untuk jenis pemancing yang satu ini tentu pemancing yang terlatih dan professional di bidangnya. Yang mereka cari biasanya bukanlah membawa pulang hasil tangkapannya, tetapi sebuah kehormatan melalui kemenangan pada sebuah turnamen. Dan mereka dibekali keahlian-keahlian khusus berdasarkan pengalaman dan pembelajaran dari senior mereka. Dan membawa pulang hadiah tentunya.
BAB III
PENUTUP
Padatnya aktivitas yang dilakukan oleh manusia membuat mereka perlu adanya hiburan sebagai penghilang stress. Olahraga rekreasi berguna untuk memulihkan energi dan membuat hati menjadi bahagia. Selain itu tubuh akan menjadi lebih bugar dan sehat. Dengan olahraga rekreasi, kita menjadi tahu bahwa olahraga itu mengasyikkan. Oleh karena itu olahraga rekreasi juga dapat meningkatkan mood berolahraga seseorang.
Memancing adalah kegiatan yang unik karena tidak ada batasan umur, selagi masih bisa memegang alat pancing, maka memancingpun dapat dilakukan.
Memancing adalah kegiatan yang fleksibel dari segi ekonomi, mau yang murah meriah bisa, mau yang mewah sampai harus mengeluarkan kocek puluhan bahkan ratusan juta rupiahpun ada.
Memancing adalah kegiatan ramah lingkungan, apalagi dengan menggunakan metode yang baik dan benar sesuai ketentuan yang ditetapkan badan-badan khusus.
Memancing dapat menambah wawasan bahari dan menumbuhkan sikap cinta tanah air, alam tercinta ini.