Blog

  • Makalah Konsep Diri

    Konsep Diri

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang evaluasi dirinya sendiri. Konsep diri merupakan potret diri secara mental , yamg dapat berubah yakni bagaimana seseorang melihat, menilai dan menyikapi dirinya sendiri.Konsep diri tumbuh dari interaksi social dalam lingkungan yang berpengaruh terhadap kehidupan individu. Konsep diri memiliki dimensi yaitu pengetahuan tentang diri sendiri, penghargaan terhadap diri, dan penilaian terhadap diri sendiri.Konsep diri menjadi bagian penting dari kepribadian seseorang dalam bersikap dan berperilaku. Bila dalam diri seseorang dapat menerima dirinya apa adanya dengan segala kekuatan dan kelemahannya serta memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, berarti menunujukkan bahwa ia memiliki konsep diri yang positif Fitts, 1971).

    B. Tujuan

    1. Untuk mengetahui pengertian konsep diri.
    2. Untuk mengetahui komponen-komponen  konsep diri.
    3. Untuk mengetahui Jenis-jenis konsep diri.
    4. Untuk mengetahui teori konsep diri.
    5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri.

    C.      RUMUSAN MASALAH

    1.      Apakah pengertian konsep diri ?

    2.      Bagaiman komponen-komponen konsep diri?

    3.      Apa sajakah jenis-jenis konsep diri?

    4.      Bagaimana teori konsep diri ?

    5.      Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi konsep diri ?

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A.      PENGERTIAN KONSEP DIRI

    Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sudeen, 1998). Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual , sosial dan spiritual ( Beck, Willian dan Rawlin, 1986). Konsep diri adalah merefleksikan pengalaman interaksi sosial, sensasinya juga didasarkan bagaimana orang lain memandangnya ( Potter& Perry ,1993)

    Beck William Rowles (1993), mendefinisikan konsep diri sebagai cara memandang individu terhadap diri secara utuh baik fisik, emosi, intelektual, sosial & spiritual.Secara umum, konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya dalam berhubungan dengan orang lain.

    B.       KOMPONEN-KOMPONEN KONSEP DIRI

    Konsep diri terdiri dari Citra Tubuh (Body Image), Ideal Diri (Self ideal), Harga Diri (Self esteem), Peran Diri (Self Rool) dan Identitas Diri (self idencity).

    a. Citra Tubuh (Body Image)

    Body Image (citra tubuh) adalah sikap individu terhadap dirinya baik disadari maupun tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-pengalaman baru.Body image berkembang secara bertahap selama beberapa tahun dimulai sejak anak belajar mengenal tubuh dan struktur, fungsi, kemampuan dan keterbatasan mereka. Body image (citra tubuh) dapat berubah dalam beberapa jam, hari, minggu ataupun bulan tergantung pada stimuli eksterna dalam tubuh dan perubahan aktual dalam penampilan, stuktur dan fungsi (Potter & Perry, 2005).

    b. Ideal Diri

    Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita ataupun penghargaan diri berdasarkan norma-norma sosial di masyarakat tempat individu tersebut melahirkan penyesuaian diri. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan membantu individu mempertahankan kemampuan menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung.Ideal diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental.Pembentukan ideal diri dimulai pada masa anak-anak dipengaruhi oleh orang yang dekat dengan dirinya yang memberikan harapan atau tuntunan tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu individu menginternalisasikan harapan tersebut dan akan membentuk dari dasar ideal diri. Pada usia remaja, ideal diri akan terbentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang lebih tua dilakukan penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan peran serta tanggung jawab.

    c. Harga Diri

    Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain yaitu : dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang menilai dirinya positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan diri, sebaliknya individu akan merasa dirinya negative, relatif tidak sehat, cemas, tertekan, pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungannya (Keliat BA, 2005).Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga diri akan meningkat sesuai dengan meningkatnya usia. Harga diri akan sangat mengancam pada saat pubertas, karena pada saat ini harga diri mengalami perubahan, karena banyak keputusan yang harus dibuat menyangkut dirinya sendiri.

    d. Peran Diri

    Peran diri adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok sosial.Setiap orang disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang daur kehidupannya.Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal diri.

    e. Identitas Diri

    Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa individu dirinya berbeda dengan orang lain. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak, bersamaan dengan berkembangnya konsep diri.Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri dan menerima diri.

    C.      JENIS-JENIS KONSEP DIRI

    Konsep diri dapat dibedakan menjadi dua yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif, yang mana keduanya memiliki ciri-ciri yang sangat berbeda antara ciri karakteristik konsep diri positif dan karakteristik konsep diri yang negative.

    1.      Konsep Diri Positif

    Individu yang memiliki konsep diri positif akan bersikap optimis, percaya diri sendiri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialami. Kegagalan tidak dipandang sebagai akhir segalanya, namun dijadikan sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah kedepan. Individu yang memiliki konsep diri positif akan mampu menghargai dirinya sendiri dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang.

    Tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah :

    a.         Yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah. Orang ini mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.

    b.         Merasa setara dengan orang lain. Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan siapapun, selalu menghargai orang lain.

    c.         Menerima pujian tanpa rasa malu. Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa merendah diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya apalagi meremehkan orang lain.

    d.        Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat. Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan orang lain meskipun kadang tidak di setujui oleh masyarakat.   

    e.         Mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya. Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi lebih baik agar diterima di lingkungannya.

    Dasar konsep diri positif adalah penerimaan diri.Kualitas ini lebih mengarah kekerendahan hati dan kekedermawanan dari pada keangkuhan dan keegoisan.Orang yang mengenal dirinya dengan baik merupakan orang yang mempunyai konsep diri yang positif.

    2.      Konsep Diri Negatif

    Individu yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Individu ini akan cenderung bersikap psimistik terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Individu yang memiliki konsep diri negatif akan mudah menyerah sebelum berperang dan jika ia mengalami kegagalan akan menyalahkan diri sendiri maupun menyalahkan orang lain.

    Tanda-Tanda individu yang memiliki konsep diri negatif adalah :

    a.       Peka terhadap kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya dan mudah marah atau naik pitam, hal ini berarti dilihat dari faktor yang mempengaruhi dari individu tersebut belum dapat mengendalikan emosinya, sehingga kritikan dianggap sebagi hal yang salah. Bagi orang seperti ini koreksi sering dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam berkomunikasi orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai logika yang keliru.

    b.       Responsif sekali terhadap pujian. Walaupun ia mungkin berpura-pura menghindari pujian, ia tidak dapat menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian. Buat orang seperti ini, segala macam embel-embel yang menjunjung harga dirinya menjadi pusat perhatian. Bersamaan dengan kesenangannya terhadap pujian, merekapun hiperkritis terhadap orang lain.

    c.       Cenderung bersikap hiperkritis. Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun. Mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau pengakuan pada kelebihan orang lain.

    d.      Cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan, karena itulah ia bereaksi pada orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan, berarti individu tersebut merasa rendah diri atau bahkan berperilaku yang tidak disenangi, misalkan membenci, mencela atau bahkan yang melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi (bermusuhan).

    e.         Bersikap psimis terhadap kompetisi. Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.

    D.      TEORI KONSEP DIRI

    3 Teori untuk mengetahui latar belakang sikap, perilaku dan asumsi individu :

    1.      Psikodinamika

    Berasal dari Sigmund Freud, asal kata Psiche: pikiran, namun mencakup perasaan, pengalaman masa lalu, roh dan jiwa.Kata Dinamic: mengacu pada pandangan bahwa psikis individu bersifat dinamis, tidak statis.

    Teori dasar Freud menekankan pada dorongan insting dari individu untuk melakukan hubungan, baik internal maupun eksternal.Hal ini menunjukkan bahwa gaya komunikasi kita dengan orang lain sangat dipengaruhi oleh bagaimana kita berkomunikasi dengan diri kita sendiri.

    2.      Teori Behavioris / Perilaku

    Menurut John Watson, perilaku yang terbentuk merupakan hasil suatu pengondisian.Hubungan berantai sederhana antara stimulus dan respon yang membentuk rangkaian kompleks perilaku.Rangkaian kompleks perilaku meliputi; pemikiran, motivasi, kepribadian, emosi dan pembelajaran.Skinner (1938); Teori Operant Conditioning, Organisme akan membuat hubungan dengan stimulus dan respon  serta hasil yang akan didapatkan bisa positif ataupun negatif.

    3.      Teori Humanistik

    a.       Maslow (1954), hirarki kebutuhan manusia, harus dipenuhi untuk mengembangkan potensi dalam diri manusia.

    b.      Carls Rogers, manusia memiliki dorongan dari dalam diri untuk berkembang dan bertumbuh menuju kematangan, yang akan menyebabkan individu mampu mengaktualisasikan kapasitas (potensi) yang dimilikinya.

    4 Prinsip Teori Humanistik ( Atkinson, 1990) :

    ·         Manusia; central interest, menekankan bahwa manusia bukan semata-mata objek yg berespon terhadap lingkungan ketika diberikan penghargaan (reinforcement), namun manusia adalah makhluk dinamis yang mampu membentuk lingkungannya dan mampu berespon terhadap lingkungannya itu.

    ·         Perilaku manusia adalah aspek yang penting untuk diselidiki, manusia memiliki kemampuan untuk memilih dan memiliki kreativitas.

    ·         Subjektivitas lebih penting dari pada Objektivitas. Pengalaman manusia dan subjektivitas lebih penting dari pada objektivitas.

    ·         Nilai Kemanusiaan, pandangan tentang manusia terletak pada

    ·         integritas dan keunikan manusia.

    E.       FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi konsep diri yaitu :

    1.      Tingkat perkembangan dan kematangan ;

    2.      Budaya;

    3.      Sumber eksternal dan internal;

    4.      Pengalaman sukses atau gagal;

    5.      Sterssor;

    6.      Usia, keadaan sakit atau trauma.

    BAB III

    PENUTUP

    A.      KESIMPULAN

    Pada hirarki dalam kebutuhan Maslow dinyatakan bahwa tingkat yang paling tinggi dalam kebutuhan manusia adalah tercapainya aktualisasi diri dan untuk mencapai aktualisasi diri diperlukan konsep diri yang sehat. Konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Konsep diri mulai berkembang secara bertahap saat bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain.

    B.       SARAN

    Untuk konsep diri rendah sebaiknya :

    1.      Hayalkan suatu perilaku/kegiatan tentang pencapaian suatu usaha yang berhasil.

    2.    Tetapkan tujuan jangka pepndek dari usaha anda dan susun rencana kegiatan harian.

    3.    Cari orang lain untuk menyusun/mengoreksi rencana usaha anda.

    4.    Minta umpan balik (penilaian dan saran ) orang lain

    DAFTAR PUSTAKA

    Keliat, Budi Anna, Dkk. 2005 .Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC

    Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

    Stuart, Gail & Sundeen, Sandra. 2005. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

  • Makalah Tentang Infeksi Saluran Kemih

    Makalah Tentang Infeksi Saluran Kemih

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu mikroorganisme. Untuk menyatakan adanya infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri di dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan jika terdapat 100.000 atau lebih bakteri/ml urin, namun jika hanya terdapat 10.000 atau kurang bakteri/ml urin, hal itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi bakteri.Bakteriuria bermakna yang disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria bergejala. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala.

    Infeksi saluran kemih sering terjdi pada wanita. Salah satu penyebabnya adalah uretra wanita yang lebih pendek sehingga bakteri kontaminan lebih mudah melewati jalur ke kandung kemih. Faktor lain yang berperan adalah kecenderungan untuk menahan urin serta iritasi kulit lubang uretra sewaktu berhubungan kelamin. Uretra yang pendek meningkatkan kemungkinan mikroorganisme yang menempel dilubang uretra sewaktu berhubungan kelamin memiliki akses ke kandung kemih. Wanita hamil mengalami relaksasi semua otot polos yang dipengaruhi oleh progesterone, termasuk kandung kemih dan ureter, sehingga mereka cenderung menahan urin dibagian tersebut. Uterus pada kehamilan dapat pula menghambat aliran urin pada keadaan-keadaan tertentu.

    Infeksi saluran kemih pada pria jarang terjadi, pada pria dengan usia yang sudah lanjut, penyebab yang paling sering adalah prostatitis atau hyperplasia prostat. Prostat adalah sebuah kelenjar seukuran kenari yang terletak tepat di bawah saluran keluar kandug kemih. Hiperplasia prostat dapat menyebabkan obstruksi  aliran yang merupakan predisposisi untuk timbulnya infeksi dalam keadaan normal, sekresi prostat memiliki efek protektif antibakteri.

    Pengidap diabetes juga berisiko mengalami infeksi saluran kemih berulang karena tingginya kadar glukosa dalam urin, fungsi imun yamg menurun, dan peningkatan frekuensi kandung kemih neurogenik. Individu yang mengalami cedera korda spinalis atau menggunakan kateter urin untuk berkemih juga mengalami peningkatan risiko infeksi. 

    B. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:

    ·        Apakah yang dimaksud dengan infeksi saluran kemih?

    ·        Bagaimana defenisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, pencegahan, penatalaksanaan dan diagnosa dari infeksi saluran kemih?

    C. TUJUAN PENULISAN

    Pada makalah ini akan dibahas tentang penyakit infeksi saluran kemih

    Bab II. Pembahasan

    A. Infeksi Saluran Kemih

    I.                 DEFENISI

    ISK atau infeksi saluran kemih adalah adanya infeksi oleh mikro-organisme dalam saluran kemih. Mikro-organisme sebagai penyebab ISK kebanyakan bakteri aerob. Selain itu ISK dapat disebabkan oleh virus dan jamur.

    II.             ETIOLOGI

    Mikro-organisme terbanyak sebagai penyebab ISK,yaitu :

    1.      Escherichia Coli

    2.      Klebsiella atau Enterobacter

    3.      Proteus

    4.      Pseudomonas aeruginosa

    5.      Staphylococcus epidermidis

    6.      Enterococci

    7.      Candida albicans

    8.      Staphylococcus aerus

    9.      Adapun virus yang dapat menyebabkan ISK yaitu Adenivirus

    Penyebab lain penyebab ISK adalah sebagai berikut :

    ·        Kurang minum air putih

    ·        Suka menahan untuk buang air kecil

    ·        Cara cebok yang salah

    ·        Tidak buang air kecil sebelum melakukan hubungan intim

    ·        Penularan karena sering gonta ganti pasangan hubungan intim

    ·        Ada riwayat penyakit kelamin ataupun kencing batu,dll.

    III.         PATOFISIOLOGI

          Patofisiologi infeksi saluran kemih berlangsung secara berurutan. Pada individu normal, biasanya laki-laki maupun perempuan urin selalu steril karena dipertahankan jumlah dan frekuensi kencing. Utero distal merupakan tempat kolonisasi mikroorganisme nonpathogenic fastidious Gram-positive dan gram negative. (Sukandar, E., 2004). Urin biasanya berada dalam keadaan steril. Infeksi berlaku apabila bakteri masuk ke dalam urin dan mula bertumbuh. Proses infeksi ini biasanya bermula pada pembukaan uretra di mana urin keluar dari tubuh dan masuk naik ke dalam traktus urinari.

    Biasanya, dengan miksi ia dapat mengeluarkan bakteri yang ada dari uretra tetapi jika bakteri yang ada terlalu banyak, proses tersebut tidak membantu. Bakteri akan naik ke atas saluran kemih hingga kandung kemih dan bertumbuh kembang di sini dan menjadi infeksi. Infeksi bisa berlanjut melalui ureter hingga ke ginjal. Di ginjal, peradangan yang terjadi disebut pielonefritis yang akan menjadi keadaan klinis yang serius jika tidak teratasi dengan tuntas (Balentine, 2009).

    Hampir semua infeksi saluran kemih (ISK) disebabkan invasi mikroorganisme asending dari uretra ke dalam kandung kemih. Pada beberapa pasien tertentu invasi mikroorganisme dapat mencapai ginjal. Proses ini, dipermudah refluks vesikoureter. Proses invasi mikroorganisme hematogen sangat jarang ditemukan di klinik, mungkit akibat lanjut dari bakteriema. Ginjal diduga merupakan lokasi infeksi sebagai akibat lanjut septikemi atau endokarditis akibat Stafilokokus aureus. Kelainan ginjal yang terkait dengan endokarditis (Stafilokkokus aureus) dikenal Nephritis Lohein. Beberapa penelitian melaporkan pielonefritis akut (PNA) sebagai akibat lanjut invasi hematogen. (Sukandar, E., 2004)

    Patogenesis infeksi saluran kemih sangat kompleks, karena tergantung dari banyak faktor seperti faktor pejamu (host) dan faktor organisme penyebab. Bakteri dalam urin dapat berasal dari ginjal, ureter, vesika urinaria atau dari uretra. Beberapa faktor predisposisi ISK adalah obstruksi urin, kelainan struktur, urolitiasis, benda asing, refluks atau konstipasi yang lama. Bakteri uropatogenik yang melekat pada pada sel uroepitelial, dapat mempengaruhi kontraktilitas otot polos dinding ureter, dan menyebabkan gangguan peristaltik ureter. Melekatnya bakteri ke sel uroepitelial, dapat meningkatkan virulensi bakteri tersebut (Hanson, 1999).

    Mukosa kandung kemih dilapisi oleh glycoprotein mucin layer yang berfungsi sebagai anti bakteri. Rusaknya lapisan ini akibat dari mekanisme invasi bakteri seperti pelepasan toksin dapat menyebabkan bakteri dapat melekat, membentuk koloni pada permukaan mukosa, masuk menembus epitel dan selanjutnya terjadi peradangan. Bakteri dari kandung kemih dapat naik ke ureter dan sampai ke ginjal melalui lapisan tipis cairan (films of fluid), apalagi bila ada refluks vesikoureter maupun refluks intrarenal. Bila hanya vesika urinaria yang terinfeksi, dapat mengakibatkan iritasi dan spasme otot polos vesika urinaria, akibatnya rasa ingin miksi terus menerus (urgency) atau miksi berulang kali (frequency), dan sakit waktu miksi (dysuri).

    Mukosa vesika urinaria menjadi edema, meradang dan perdarahan (hematuria). Infeksi ginjal dapat terjadi melalui collecting system. Pelvis dan medula ginjal dapat rusak, baik akibat infeksi maupun oleh tekanan urin akibat refluks berupa atrofi ginjal. Pada pielonefritis akut dapat ditemukan fokus infeksi dalam parenkim ginjal, ginjal dapat membengkak, infiltrasi lekosit polimorfonuklear dalam jaringan interstitial, akibatnya fungsi ginjal dapat terganggu. Pada pielonefritis kronik akibat infeksi, adanya produk bakteri atau zat mediator toksik yang dihasilkan oleh sel yang rusak, mengakibatkan parut ginjal (renal scarring). (Hanson, 1999).

    IV.         MANIFESTASI KLINIK

    Ø  Gejala infeksi saluran kemih :

    1.      Rasa ingin buang air kecil lagi, meski sudah di coba untuk berkemih namun tidak ada air kemih yang keluar.

    2.      Sering kencing dan kesakitan saat kencing

    3.      Nyeri pada pinggang

    4.      Warna air seni kental/pekat seperti air the, kadang kemerahan bila ada darah.

    5.      Demam atau menggigi, yang dapat menandakan infeksi telah mencapai ginjal.

    6.      Peradangan kronis pada kandung kemih yang berlanjut dan tidak sembuh-sembuh (dapat memicu kanker kandung kemih).

    Ø  Tanda-tanda infeksi saluran kemih :

    ·        Sensasi panas ketika buang air kecil

    ·        Lebih sering merasa ingin buang air kecil

    ·        Ingin buang air kecil tapi tidak bisa

    ·        Bocor urin dalam jumlah kecil

    ·        Aroma urin yang menyengat

    ·        Warna urin yang keruh, gelap atau berdarah

    V.             PENCEGAHAN

    Adapun cara pencegahan penyakit ISK adalah sebagai berikut :

    ·        Memperbanyak mengkonsumsi air putih setiap hari (minimal 8 gelas/hari).

    ·        Jangan menunda bila merasa ingin buang air kecil.

    ·        Bagi wanita, cebok dengan cara dari depan ke belakang untuk mencegah bakteri dari anus masuk ke vagina atau uretra.

    ·        Bersihkan alat vital sebelum berhubungan intim.

    ·        Buang air kecil setelah berhubungan seksual untuk membersihkan bakteri dari saluran kencing.

    ·        Mandi dengan gayung/shower, tidak dengan bath tub.

    ·        Hindari pemakaian cairan yang tidak jelas manfaatnya pada alat kelamin karena dapat mengiritasi uretra.

    VI.         PENGOBATAN/PENATALAKSANAAN

    Adapun pengobatan/penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk penderita ISK adalah sebagai berikut :

    ·        Menggunakan pengobatan dosis tunggal.

    ·        Menggunakan pengobatan jangka pendek antara 10-14 hari.

    ·        Menggunakan pengobatan jangka panjang antara 4-6 minggu.

    ·        Menggunakan pengobatan pencegahan  (profilaksi) dosis rendah.

    ·        Menggunakan pengobatan supresif, yakni pengobatan lanjutan jika pemberantasan (erodikasi) bakteri belum memberikan hasil.

    ·        Selain itu, ISK juga dapat diobati dengan cara tradisional,misalnya dengan obat herbal.

    VII.     DIAGNOSA

    Untuk pemeriksaan infeksi saluran kemih, digunakan urin segar (urin pagi). Urin pagi adalah urin yang pertama – tama diambil pada pagi hari setelah bangun tidur. Digunakan urin pagi karena yang diperlukan adalah pemeriksaan pada sedimen dan protein dalam urin. Sampel urin yang sudah diambil, harus segera diperiksa dalam waktu maksimal 2 jam. Apabila tidak segera diperiksa, maka sampel harus disimpan dalam lemari es atau diberi pengawet seperti asam format.

    Bahan untuk sampel urin dapat diambil dari:

    ·        Urin porsi tengah, sebelumnya genitalia eksterna dicuci dulu dengan air sabun dan NaCl 0,9%.

    ·        Urin yang diambil dengan kateterisasi 1 kali.

    ·        Urin hasil aspirasi supra pubik.

    Bahan yang dianjurkan adalah dari urin porsi tengah dan aspirasi supra pubik.

    Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya adalah sebagai berikut:

    ü  Pemeriksaan laboratorium

    1.       Analisa Urin (urinalisis)

    Pemeriksaan urinalisis meliputi:

    ·        Leukosuria (ditemukannya leukosit dalam urin).

          Dinyatakan positif jika terdapat 5 atau lebih leukosit (sel darah putih) per lapangan pandang dalam sedimen urin.

    ·        Hematuria (ditemukannya eritrosit dalam urin).

          Merupakan petunjuk adanya infeksi saluran kemih jika ditemukan eritrosit (sel darah merah) 5-10per lapangan pandang sedimen urin. Hematuria bisa juga karena adanya kelainan atau penyakit lain, misalnya batu ginjal dan penyakit ginjal lainnya.

    2.      Pemeriksaan bakteri (bakteriologis)

    Pemeriksaan bakteriologis meliputi:

    ·        Mikroskopis.

    Bahan: urin segar (tanpa diputar, tanpa pewarnaan).

    Positif jika ditemukan 1 bakteri per lapangan pandang.

    ·        Biakan bakteri.

    Untuk memastikan diagnosa infeksi saluran kemih.

    3.      Pemeriksaan kimia

    Tes ini dimaksudkan sebagai penyaring adanya bakteri dalam urin. Contoh, tes reduksi griess nitrate, untuk mendeteksi bakteri gram negatif. Batasan: ditemukan lebih 100.000 bakteri. Tingkat kepekaannya mencapai 90 % dengan spesifisitas 99%.

    4.      Tes Dip slide (tes plat-celup)

    Untuk menentukan jumlah bakteri per cc urin. Kelemahan cara ini tidak mampu mengetahui jenis bakteri.

    5.      Pemeriksaan penunjang lain

    Meliputi: radiologis (rontgen), IVP (pielografi intra vena), USG dan Scanning. Pemeriksaan penunjang ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya batu atau kelainan lainnya.

          Pada infeksi berat, ditandai dengan demam, kekakuan atau nyeri panggul, urea dan kreatinin pengukuran dapat dilakukan untuk menilai apakah fungsi ginjal telah terpengaruh.

          Sebagian besar kasus infeksi saluran kemih lebih rendah pada wanita adalah jinak dan tidak memerlukan laboratorium lengkap bekerja-up. Namun, ISK pada bayi muda harus menerima beberapa studi pencitraan, biasanya urethrogram retrograd, untuk mengetahui ada / tidaknya kelainan kongenital saluran kemih. Pria juga harus diselidiki lebih lanjut. Metode khusus penyelidikan termasuk x-ray, Kedokteran Nuklir, MRI dan CAT teknologi scan.

    VIII. KOMPLIKASI

          ISK dapat menyebabkan komplikasi berupa batu saluran kemih, hipertensi, ataupun gagal ginjal yang memerlukan hemodialisis atau transplanstasi ginjal. Karena itu, perlu mengenal ISK sedini mungkin agar dapat ditata laksana dengan adekuat untuk menghindari akibat yang lebih buruk.

    BAB III

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Infeksi saluran kemih secara umum dapat disebabkan oleh E.coli atau penyebab yang paling lazim. Penyebab infeksi saluran kemih pertama pada sekitar 90% wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain : sering kencing, disuria, adanya keluhan nyeri pinggang berhubungan dengan infeksi saluran kemih bagian atas. Bakteri yang dapat menimbulkan infeksi saluran kemih selain E.coli,juga dapat di sebabkan oleh Klebsiella atau Enterobacter, Proteus, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus epidermidis, Enterococci, Candida albicans, Staphylococcus aerus, dan adapun virus yang dapat menyebabkan ISK yaitu Adenivirus.

    Gambaran klinis dari penyakit infeksi saluran kemih umumnya adalah sebagai berikut:

    ►        rasa sakit pada punggung

    ►  adanya darah pada urin (hematuria)

    ►     adanya protein pada urin (proteinuria)

    ►        urin yang keruh

    ►        ketidakmampuan berkemih meskipun tidak atau adanya urin yang keluar

    ►        demam

    ►        dorongan untuk berkemih pada malam hari (nokturia)

    ►        tidak nafsu makan

    ►        lemah dan lesu (malaise)

    ►        rasa sakit pada saat berkemih (dysuria)

    ►        rasa sakit di atas bagian daerah pubis (pada wanita)

    ►        rasa tidak nyaman pada daerah rectum (pada pria)

    Media pembiakan yang sesuai untuk berbagai mikroorganisme penyebab meningitis adalah media agar darah dan agar mac conkey.

                Diagnosa yang dilakukan untuk pendeteksian penyakit infeksi saluran kemih adalah dengan tujuan untuk mengidentifikasikan adanya infeksi bakteri yang menyebabkan penyakit tersebut. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala yang ada, namun gejala- gejala dari infeksi saluran kemih, baik akut maupun kronik sangat sukar dibedakan dengan infeksi saluran kemih yang biasa. Hal ini dikarenakan gambaran klinik dari infeksi saluran kemih berat mirip dengan infeksi bakteri biasa.

    B. SARAN

                    Semoga untuk ke depan dapat ditingkatkan kesehatan dan kebersihan pada diri tiap – tiap individu sehingga dapat terhindar dari penyakit penyakit infeksi bakteri secara umum,salah satunya Infeksi Saluran Kemih.

  • Makalah Askep Kebutuhan Seksual

    Askep Kebutuhan Seksual

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Kebutuhan seksual merupakan kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai, memerhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara dua individu tersebut. Seks pada hakekatnya merupakan dorongan naluri alamiah tentang kepuasan syahwat. Tetapi banyak kalangan yang secara ringkas mengatakan bahwa seks itu adalah istilah lain dari Jenis kelamin yang membedakan antara pria dan wanita. Jika kedua jenis seks ini bersatu, maka disebut perilaku seks. Sedangkan perilaku seks dapat diartikan sebagai suatu perbuatan untuk menyatakan cinta dan menyatukan kehidupan secara intim. Ada pula yang mengatakan bahwa seks merupakan hadiah untuk memenuhi atau memuaskan hasrat birahi pihak lain. Akan tetapi sebagai manusia yang beragama, berbudaya, beradab dan bermoral, Seks merupakan dorongan emosi cinta suci yang dibutuhkan dalam angka mencapai kepuasan nurani dan memantapkan kelangsungan keturunannya. Tegasnya, orang yang ingin mendapatkan cinta dan keturunan, maka ia akan melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya. Seks yang pada mulanya diidentikkan dengan cinta dan pernikahan, sekarang lebih diasosiasikan dengan suka dan kencan.

    Perilaku seksual adalah perilaku yang melibatkan sentuhan secara fisik anggota badan antara pria dan wanita yang telah mencapai pada tahap hubungan intim, yang biasanya dilakukan oleh pasangan suami istri. Beberapa tahun terakhir ini, persepsi masyarakat terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah seksual telah mengalami perubahan yang drastis. Perilaku telah beranjak dari posisi nilai moral menjadi budaya. Dengan kata lain, jika sebelumnya seks sarat dengan kaidah moral, sekarang seks telah merambah ke segala penjuru kehidupan sebagai gaya hidup yang nihil moralitas. Perilaku seks juga merupakan salah satu kebutuhan pokok yang senantiasa mewarnai pola kehidupan manusia dalam masyarakat. Perilaku seks sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma budaya yang berlaku dalam masyarakat. Setiap golongan masyarakat memiliki persepsi dan batas kepentingan tersendiri terhadap perilaku seks.

    1.2.       Tujuan

    Tujuan di tulisnya makalah ini diantaranya untuk :

    a.    Mengetahui kondisi kebutuhan seksualitas

    b.    Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi seksual

    c.    Mengetahui masalah-masalah keperawatan pada seksual

    d.   Mengetahui penyimpangan dan bentuk abnormalitas pada seksual

    e.    Mengetahui asuhan keperawatan pada masalah seksual

    1.3.       Metode

    Metode yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini diantaranya melalui pustaka

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengertian Kebutuhan Seksual

    1.         Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai, memerhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara dua individu tersebut.

    Seksualitas dan seks merupakan hal yang berbeda :

    2.         Seksualitas adalah bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi.

    3.         Seks adalah menjelaskan ciri jenis kelamin secara anatomi dan fisiologi pada laki-laki dan  perempuan, hubungan fisik antar individu (aktivitas seksual genital).

    4.         Kesehatan seksual didefinisikan sebagai pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual, dan sosial dari kehidupan seksual, dengan cara yang positif yang memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi dan cinta (WHO, 1975).

    2.2.  Tinjauan Seksual dari beberapa aspek

    Makna seksual dapat di tinjau dari berbagai aspek , di antaranya.

    1.      Membicarakan seksual masih tabu.

    2.      Pengekspresiannya masih secara tertutup.

    3.      Hanya dikaitkan dengan masalah hubungan antar lawan jenis.

    4.      Dalam pelayanan kesehatan dengan pendekatan holistik,semua aspek saling berinteraksi.

    5.      Aspek biologis. Aspek ini memandang dari segi biologi seperti pandangan anatomi dan fisiologi dari sistem reproduksi (seksual) , kemampuan organ seks, dan adanya hormonal serta sistem saraf yang berfungsi atau berhubungan dengan kebutuhan seksual.

    6.      Aspek Psikologis. Aspek ini merupakan pandangan terhadap identitas jenis kelamin, sebuah perasaan dari diri sendiri terhadap kesadaran identitasnya, serta memandang gambaran seksual atau bentuk konsep diri yang lain.

    7.      Aspek Sosial Budaya. Aspek ini merupakan pandangan budaya atau keyakinan yang berlaku di masyarakat terhadap kebutuhan seksual serta perilakunya di masyarakat.

    2.3.Perkembangan seksual

    Perkembangan seksual  di awali dari masa pre natal dan bayi, kanak-kanak, masa pubertas, masa dewasa muda dan pertengahan umur, serta dewasa.

    1.      Masa prenatal dan bayi.

    Pada masa ini komponen fisik atau biologis sudah mulai berkembang. Berkembangnya organ seksual mampu merespon rangsangan, seperti adanya ereksi penis pada laki-laki dan adanya pelumas vagina pada wanita. Perilaku ini terjadi ketika mandi, bayi merasakan adanya perasaan senang. Menurut Sigmund Freud, tahap perkembangan psikoseksual pada masa ini adalah :

    a.       Tahap Oral, terjadi pada umur 0-1 tahun. Kepuasan, kesenangan atau kenikmatan dapat dicapai dengan cara menghisap, menggigit, mengunyah, atau bersuara. Anak memiliki ketergantungan yang sangat tinggi dan selalu minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah yang di peroleh pada masa ini adalah masalah menyapih dan makan.

    b.      Tahap Anal, terjadi pada umur 1-3 tahun. Kepuasan pada tahap ini terjadi pada saat pengeluaran feses. Anak mulai menunjukan keakuannya, sikapnya sangat narsistik (cinta terhadap diri sendiri), dan egois. Anak juga mulai mempelajari struktur tubuhnya. Pada tahap ini anak sudah dapat di latih dalam hal kebersihan.

    2.      Masa Kanak-kanak

    Masa ini di bagi dalam usia prasekolah, dan sekolah. Perkembangan seksual pada masa ini di awali secara biologis atau fisik, sedangkan perkembangan psikoseksual pada masa ini adalah :

                              a.           Tahap oedipal/phalik, terjadi pada umur 3-5 tahun. Kepuasan anak terletak pada rangsangan otoerotis, yaitu meraba-raba, merasakan kenikmatan dari beberapa erogennya. Anak juga mulai menyukai lain jenis. Anak laki-laki cenderung lebih suka sama ibunya dari pada ayahnya, sebaliknya anak perempuan lebih suka ayahnya. Anak mulai dapat mengidentifikasi jenis kelamin dirinya, apakah laki-laki atau perempuan, belajar melalui interaksi dengan figur orang tua, serta mulai mengembangkan peran sesuai dengan jenis kelaminnya.

                              b.           Tahap Laten, terjadi pada umur 5-12 tahun. Kepuasan anak mulai terintegrasi, mereka memasuki masa pubertas dan berhadapan langsung pada tuntutan sosial, seperti suka berhubungan dengan kelompoknya atau teman sebaya, dorongan libido mulai berbeda. Pada masa sekolah ini, anak sudah banyak bertanya tentang hal seksual melalui interaksi dengan orang dewasa, membaca atau berfantasi.

    3.      Masa Pubertas / Remaja

    Pada masa ini sudah terjadi kematangan fisik dari aspek seksual dan akan terjadi kematangan secara psikososial. Terjadinya perubahan secara psikologis ini ditandai dengan adanya perubahan dalam citra tubuh (body image) , perhatian yang cukup besar terhadap fungsi  tubuh, pembelajaran tentang perilaku, kondisi sosial, dan perubahan lain, seperti perubahan berat badan, tinggi badan, perkembangan otot, bulu di pubis, buah dada atau mentruasi bagi wanita. Tahap yang di sebut oleh Freud sebagai tahap genital ini terjadi pada umur 12 – 18 tahun. Kepuasan anak pada tahap ini akan kembali bangkit dan mengarah pada perasaan cinta yang matang terhadap lawan jenis.

    4.      Masa Dewasa Muda dan Pertengahan Umur.

    Pada tahap ini perkembangan secara fisik sudah cukup dan ciri seks sekunder mencapai puncaknya, yaitu antara umur 18-30 tahun. Pada masa pertengahan umur terjadi perubahan hormonal; pada wanita di tandai dengan penurunan estrogen, pengecilan payudara dan jaringan vagina, penurunan cairan vagina, selanjutnya akan terjadi penurunan reaksi ereksi; pada pria di tandai dengan penurunan ukuran penis serta penurunan semen. Dari perkembangan psikososial, sudah mulai terjadi hubungan intim antara lawan jenis, proses pernikahan dan memiliki anak, sehingga terjadi perubahan peran.

    5.      Masa Dewasa Tua

    Perubahan yang terjadi pada tahap ini pada wanita di antaranya adalah atrofi pada vagina dan dan jaringan payudara, penurunan cairan vagina, dan penurunan intensitas orgasme pada wanita; sedangkan pada pria akan mengalami penurunan produksi sperma, berkurangnya intensitas orgasme, terlambatnya pencapaian ereksi, dan pembesaran kelenjar prostat.

    2.4.Pola Fungsi Seksual

    1.    Seksual yang Sehat Meliputi :

    ·    Bebas dari gangguan fisik maupun psikologis.

    ·    Bersikap positif terhadap seksual.

    ·    Mempunyai pengetahuan yang akurat tentang seksualitas.

    ·    Kesesuaian antara jenis kelamin, identitas, dan peran .

    2.    Karakteristik Kesehatan Seks :

    ·    Kemampuan mengekspresikan potensi seksual, dengan meniadakan kekerasan, eksploitasi dan penyalahgunaan seksual.

    ·    Gambaran tubuh positif, ditunjukkan dengan kepuasan diri terhadap penampilan pribadi

    ·    Merupakan hubungan biologis yang paling intim antara dua individu yang mempunyai tujuan

    ·    Mendapatkan keturunan (reproduksi)

    ·    Memenuhi kebutuhan biologis (rekreasi)

    ·    Mampu membina hubungan efektif dengan orang lain

    ·    Kemampuan mengekspresikan seksualitas melalui komunikasi, sentuhan, emosional dan cinta

    3.    Komponen kesehatan seksual :

    ·    Konsep seksual diri yaitu nilai tentang kapan, dimana, dengan siapa dan bagaimana seseorang mengekspresikan seksualitasnya. Konsep seksual diri yang negatif  menghalangi terbentuknya suatu hubungan dengan orang lain.

    ·    Body image yaitu pusat kesadaran terhadap diri sendiri, secara konstan dapat berubah. Bagaimana seseorang memandang (merasakan) penampilan tubuhnya berhubungan dengan seksualitasnya: Kehamilan, proses penuaan, trauma, penyakit, dan terapi tertentu. Contoh : wanita —bentuk tubuh dan ukuran payudara,  Pria — ukuran penis.

    ·    Identitas jender yaitu suatu pandangan mengenai jenis kelamin seseorang, sebagai laki-laki atau perempuan, mencakup komponen biologi, juga norma sosial dan budaya.

    ·    Orientasi seksual (identitas seksual) adalah bagaimana seseorang mempunyai kesukaan berhubungan intim dengan orang lain, dengan lawan jenis atau sejenis.

    4.        Tubuh Manusia Memiliki Zona Erotik : Alat genital, kulit , paha, bibir , telinga, buah dada , bila dirangsang menyebabkan sexual arousal & desire (keinginan).

    5.        Ekspresi Seksual dipengaruhi oleh : Sentuhan,  bau, penglihatan, suara,  perasaan,  pikiran, fantasy

    6.        Organ Seksual Wanita

    · Organ seks internal : vagina, uterus,     tubulus falopii dan ovarium.

    · Organ seks eksternal secara kolektif disebut vulva yang terdiri dari mons pubis (mons veneris), labia mayora, labia minora, klitoris dan ostium vaginalis (introitus)

    7. Organ Seksual Laki-Laki

    ·      Organ seks eksternal pria adalah penis dan skrotum.

    ·      Organ seks internal pria yaitu testis, epididimis dan duktus deferen, kelenjar prostat, vesikula seminalis dan kelenjar Cowper. 

    2.1.Penyimpangan Seksual Pada Orang Dewasa.

    Beberapa bentuk penyimpangan seksual atau deviasi seksual yang dapat dijumpai di masyarakat antara lain :

    1.         Pedofilia. Kepuasan seksual di capai dengan menggunakan objek anak-anak. Penyimpangan ini ditandai dengan adanya fantasi berhubungan seksual dengan anak di bawah usia pubertas. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kelainan mental, seperti shizofrenia, sadism organic, atau gangguan kepribadian organik.

    2.         Eksibisionisme.kepuasan seksual dicapai dengan cara mempertontonkan alat kelamin di depan umum. Hal ini biasanya dilakukan secara mendadak di hadapan orang yang tidak di kenal, namun tidak ada upaya untuk melakukan hubungan seksual.

    3.         Fetisisme. Kepuasan seksual; di capai dengan menggunakan benda seks seperti sepatu tinggi, pakaian dalam, stocking, atau lainnya. Disfungsi ini dapat di sebabkan antara lain karena eksperimen seksual yang normal dan bedah pergantian kelamin.

    4.         Transvestisme. Kepuasan seksual di capai dengan memakai pakaian lawan jenis dan melakukan peran seks yang berlawanan, misalnya pria yang senang menggunakan pakaian dalam wanita.

    5.         Transeksualisme. Bentuk penyimpangan seksual ditandai dengan perasaan tidak senang terhadap jenis kelaminnya, adanya keinginan untuk berganti kelamin.

    6.         Voyerisme/Skopofilia. Kepuasan seksual dicapai dengan melihat alat kelamin orang lain atau aktifitas seksual yang dilakukan orang lain.

    7.         Masokisme. Kepuasan seksual dicapai melalui kekerasan atau di sakiti terlebih dahulu secara fisik atau psikologis.

    8.         Sadisme. Merupakan lawan dari masokisme. Kepuasan seksual di capai dengan menyakiti objeknya, baik secara fisik atau psikologis (dengan menyiksa pasangan). Hal tersebut dapat disebabkan antara lain karena perkosaan dan pendidikan yang salah.

    9.         Homoseksual dan Lesbianisme. Penyimpangan seksual yang di tandai dengan ketertarikan secara fisik  maupun emosi kepada sesama jenis. Kepuasan seksual dicapai melalui hubungan dengan orang berjenis kelamin yang sama.

    10.     Zoofilia. Kepuasan seksual di capai dengan menggunakan objek binatang.

    11.     Sodomi. Kepuasan seksual dicapai dengan hubungan melalui anus.

    12.     Nekropilia. Kepuasan seksual di capai dengan menggunakan objek mayat.

    13.     Koprofilia. Kepuasan seksual di capai dengan menggunakan objek feses.

    14.     Urolagnia. Kepuasan seksual di capai dengan menggunakan objek urine yang diminum.

    15.     Oral Seks/Kunilingus. Kepuasan seksual di capai dengan menggunakan mulut pada alat kelamin wanita.

    16.     Felaksio. Kepuasan seksual di capai dengan menggunakan mulut pada alat kelamin laki-laki.

    17.     Froterisme/Friksionisme. Kepuasan seksual di capai dengan cara menggosokan penis pada pantat wanita atau badan yang berpakaian di tempat yang penuh sesak manusia.

    18.     Goronto. Kepuasan seksual di capai melalui hubungan dengan lansia.

    19.     Frottage. Kepuasan seksual di capai dengan cara meraba orang yang di senangi tanpa di ketahui lawan jenis.

    20.     Pornografi. Gambar/tulisan yang dibuat secara khusus untuk memberi rangsangan seksual (Maramis WF, 2004).

    2.2.Bentuk abnormalitas seksual akibat dorongan seksual abnormal

    Banyak dorongan seksual abnormal yang dapat menyebabkan terganggunya fungsi seksual atau terjadinya abnormalitas seksual. Beberapa bentuk abnormalitas seksual akibat dorongan seksual abnormal antara lain :

    1.      Prostitusi. Bentuk penyimpangan seksual dengan pola dorongan seks yang tidak wajar dan tidak terintegrasi dalam kepribadian, sehingga relasi seks bersifat impersonal, tanpa adanya afeksi dan emosi yang berlangsung cepat, dan tanpa adanya orgasme pada wanita. Kejadian ini dapat berlaku pada laki-laki maupun perempuan. Pada laki-laki, prostitusi disebabkan karena keinginan mencari variasi dalam seks, iseng, dan ingin menyalurkan kebutuhan seksual. Pada wanita, kejadian ini dapat di sebabkan karena factor ekonomi, adanya diorganisasi kehidupan keluarga, dan adanya nafsu seks yang abnormal.

    2.      Perzinahan. Bentuk relasi seksual antara laki-laki dan wanita yang bukan suami istri. Perzinahan pada wanita baru mengarah ke hubungan seksual dengan laki-laki lain setelah adanya relasi emosional dan afeksional yang sangat kuat. Pada pria, perzinahan biasanya disebabkan oleh rasa iseng atau dorongan untuk memuaskan seks secara sesaat.

    3.      Frigiditas. Merupakan ketidak mampuan wanita mengalami hasrat seksual atau orgasme selama senggama. Frigiditas ditandai dengan berkurangnya atau ketidaktertarikan sama sekali pada hubungan seksual atau tidak mampu menghayati orgasme pada koitus (hubungan intim). Beberapa faktor yang menyebabkan frigiditas adalah kelainan pada rahim atau vagina, adanya hubungan yang tidak baik dengan suami, rasa cemas, bersalah, atau takut.

    4.      Impotensi. Ketidakmampuan pria untuk melakukan relasi seks atau senggama atau ketidakmampuan pria dalam mencapai atau mempertahankan ereksi. Gangguan ini dapat disebabkan oleh faktor psikologis, seperti kecemasan atau ketakutan, pengalaman buruk masa lalu, dan persepsi seks yang salah.

    5.      Ejakulasi premature. Merupakan kondisi dimana terjadinya pembuangan sperma yang terlalu dini sebelum zakar melakukan penetrasi dalam liang senggama atau berlangsung ejakulasi beberapa detik sesudah penetrasi. Masalah ini umumnya disebabkan oleh kurangnya rasa percaya diri serta kagagalan dalam membangun hubungan suami istri.

    6.      Vaginismus. Peristiwa yang ditandai dengan kejang yang berupa penegangan atau pengerasan yang sangat menyakitkan pada vagina atau kontraksi yang sangat kuat sehingga penis terjepit dan tidak bisa keluar. Hal ini dapat disebabkan oleh kelainan organis dan psikologis (ketakutan).

    7.      Dispareunia. Keadaan yang ditandai dengan timbulnya kesulitan dalam melakukan senggama atau perasaan sakit pada saat koitus. Kejadian ini dapat terjadi pada saat sperma keluar, karena kurangnya cairan vagina, dan lain-lain.

    8.      Anorgasme. Kondisi kegagalan dalam mencapai klimaks selama bersenggama, biasanya bersifat psikis, ditandai dengan pengeluaran sperma tanpa mengalami puncak kepuasan. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor psikis atau adanya faktor organik seperti ketidakmampuan penetrasi untuk memberi rangsangan atau vagina yang longgar.

    9.      Kesukaran koitus pertama. Keadaan dimana terjadi kesulitan dalam melakukan koitus pertama dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan di antara pasangan, adanya ketakutan atau rasa cemas dalam berhubungan seks, dan lain-lain.

    2.3.Siklus respon seksual

    Siklus respon seksual terdiri atas beberapa tahap berikut :

    1.      Tahap suka cita. Merupakan tahap awal dalam respons seksual pada wanita ditandai dengan banyaknya lendir pada daerah vagina, dinding vagina mengalami ekspansi atau menebal, meningkatnya sensitifitas klitoris, putting susu menegang, dan ukuran buah dada meningkat. Pada laki-laki ditandai dengan ketegangan atau ereksi pada penis dan penebalan atau elevasi pada skrotum.

    2.      Tahap kestabilan. Pada tahap ini wanita mengalami retraksi di bawah klitoris, adanya lendir yang banyak dari vagina dalam labia mayora, elevasi dari serviks dan uterus, serta meningkatnya otot-otot pernafasan. Pada laki-laki ditandai dengan meningkatnya ukuran gland penis dan tekanan otot pernafasan.

    3.      Tahap orgasme (puncak). Tahap puncak dalam siklus seksual pada wanita ditandai adanya kontraksi yang tidak disengaja dari uterus, rectal dan spinchter, uretra, dan otot-otot lainnya, terjadi hiperventilasi dan meningkatnya denyut nadi. Pada laki-laki ditandai dengan relaksasi pada spinchter kandung kencing, hiperventilasi, dan meningkatnya denyut nadi.

    4.      Tahap resolusi (peredaan). Merupakan tahap terakhir dalam siklus respons seksual, pada wanita ditandai dengan adanya relaksasi dari dinding vagina secara berangsur-angsur, perubahan warna dari labia mayora, pernafasan, nadi tekanan darah, otot-otot kembali berangsur normal. Pada laki-laki ditandai dengan menurunnya denyut pernafasan dan denyut nadi serta melemasnya penis.

    2.4.Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah seksual.

    ·         Perkembangan manusia berpengaruh terhadap psiko-sosial, emosional, dan biologis

    ·         Kultur / budaya : berpakaian,tata cara pernikahan, perilaku yang diharapkan sesuai norma. Peran laki-laki dan perempuan mungkin juga akan dipengaruhi budaya

    ·         Nilai-nilai Realigi :Aturan atau batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan terkait seksualitas. Misalnya larangan aborsi, hubungan seks tanpa nikah

    ·         Status Kesehatan : Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik. Medikasi dapat mempengaruhi keinginan seksual. Citra tubuh yang buruk, terutama ketika diperburuk oleh perasaan penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk tubuh, dapat menyebabkan klien kehilangan perasaannya secara seksual.

    ·         Hospitalisasi : 

    §  Kesepian, tidak lagi memiliki privasi, merasa tidak berguna.

    §  Beberapa klien di rumah sakit mungkin dapat berperilaku  secara seksual melalui pengucapan kata-kata kotor, mencubit,dll

    §  Klien yang mengalami pembedahan dapat merasa kehilangan harga diri dan perasaan kehilangan yang mencakup maskulinitas dan femininitas.

    2.5.Beberapa Masalah Yang Berhubungan Dengan Seksualitas

    ·         Penganiayaan seksual :

    §  Mencakup tindak kekerasan pada wanita, pelecehan seksual, perkosaan, pedofilia, pornografi anak

    §  Efek traumatik — masalah fisik dan psikologis — disfungsi seksual. Contoh : Ibu yang yang mengalami penganiayaan selama masa kehamilan cenderung melahirkan anak dengan berat badan lahir rendah.

    §  Anak-anak yang mengalami penganiayaan dapat berisiko terhadap masalah kesehatan, emosional, kinerja di sekolah dan dapat terjadi peningkatan keagresifan dan menjadi orang dewasa yang suka melakukan tindak kekerasan.

    §  Dukungan perlu diberikan kepada korban dan keluarga. Pelaku penganiayaan harus dilaporkan kepada yang berwenang.

    ·         Aborsi  :

    §  Dilakukan oleh wanita yang telah menikah maupun oleh wanita yang berhubungan seks sebelum nikah.

    §  Kontroversi baik yang pro maupun kontra.

    §  Klien mungkin dapat mangalami rasa bersalah dan berduka

    ·         Penyakit menular seksual (PMS) :

    §  Individu terlibat dalam melakukan hubungan seksual

    §  PMS ditularkan dari individu yang terinfeksi kepada pasangannya selama kontak seksual yang intim. — Tempat penularannya biasanya genital, tetapi mungkin juga tertular melalui oral-genital atau anal-genital.

    §  Penyakit Gonorrea, Klamidia, Sífilis — disebabkan oleh bakteri

    §  Penyakit Herpes genital dan HIV/AIDS — oleh virus

    2.6.       Penyakit/Stress Yang Akan Mempengaruhi Kemampuan Seksual Seseorang

    ·         Nyeri kronis

    ·         Diabetes melitus

    ·         Penyakit kardio vaskular

    ·         Penyakit-penyakit sendi

    ·         Pembedahan/ body image

    ·         Gangguan mental

    ·         Penyakit menular seksual

    ·         Obat-obatan

    2.7.Masalah keperawatan Pada Seksualitas.

                  Masalah keperawatan yang terjadi pada kebutuhan seksual adalah pola seksual dan perubahan disfungsi seksual. Pola seksual mengandung arti bahwa suatu kondisis seorang individu mengalami atau berisiko mengalami perubahan kesehatan seksual, sedangkan kesehatan sendiri adalah integrasi dari aspek somatic, emosional, intelektual, dan social dari keberadaan seksual yang dapat meningkatkan rasa cinta, komunikasi, dan kepribadian. Disfungsi seksual adalah keadaan dimana seseorang mengalami atau berisiko mengalami perubahan fungsi seksual yang negative, yang di pandang sebagai tidak berharga dan tidak memadainya fungsi seksual.

    2.8.Asuhan Keperawatan Pada Masalah Seksual

    A.       Pengkajian Keperawatan

    ·      Riwayat seksual

    §  Klien yang menerima perawatan   kehamilan, PMS, infertility, kontrasepsi.

    §  Klien yang mengalami disfungsi seksual / problem (impoten, orgasmic dysfuntion, dll)

    §  Klien yang mempunyai penyakit-penyakit yang akan mempengaruhi fungsi seksual (peny.jantung, DM, dll)

    ·      Pengkajian seksual mencakup :

    §  Riwayat Kesehatan seksual

    — Pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan apakah klien mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual.

    — Merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan pertanyaan seksual secara langsung – pertanyaan isyarat

    ·      Pengkajian fisik

    §  Inspeksi dan palpasi

    §  Beberapa riwayat kes. yang memerlukan pengkajian fisik misalnya riwayat PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang tdk normal dari genital, perubahan warna pada genital, ggn fungsi urinaria, dll.

    ·      Identifikasi klien yang berisiko

    §  Klien yang berisiko mengalami gangguan seksual misalnya :

    Adanya ggn struktur/fungsi tubuh akibat trauma, kehamilan, setelah melahirkan, abnormalitas anatomi genital

    ·      Riwayat penganiayaan seksual, penyalahgunaan seksual

    ·      Kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir, skar (masektomi) dan adanya ostomi pada tubuh

    ·      Terapi medikasi spesifik yang dapat menyebabkan mslh seksual; kurangnya pengetahuan/salah informasi tentang fungsi dan ekspresi seksual

    ·      Ggn aktifitas fisik sementara maupun permanen ; kehilangan pasangan

    ·      Konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi

    B.     Diagnosa Keperawatan

    Diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan seksual, antara lain :

    1.         Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan (b.d )

    – Ketakutan tentang kehamilan

    – Efek antihipertensi

    – Depresi terhadap kematian atau   perpisahan dengan pasangan

    2.         Disfungsi seksual b.d

    – Cedera medulla spinalis

    – Penyakit kronis

    – Nyeri

    – Ansietas mengenai penempatan di rumah perawatan atau panti

    3.         Gangguan citra tubuh b.d

    – Efek masektomi atau kolostomi yang baru dilakukan

    – Disfungsi seksual

    – Perubahan pasca persalinan

    4.         Gangguan harga diri b.d

    – cedera medulla spinalis

    – penyakit kronis

    – nyeri

    – ansietas mengenai penempatan di rumah perawatan atau panti

    Masalah seksual juga dapat menjadi etiologi diagnosa keperawatan yang lain misalnya :

    Ø  Kurang pengetahuan (mengenai konsepsi, kontrasepsi, perubahan seksual normal) b.d salah informasi dan mitos-mitos seksual

    Ø  Nyeri b.d tidak adekuatnya lubrikasi vagina atau efek pembedahan genital

    Cemas b.d kehilangan fungsi seksual

    C.    Perencanaan Keperawatan.

    ·      Tujuan yg akan dicapai terhadap masalah seksual yg dialami klien, mencakup :

    v  Mempertahankan, memperbaiki atau meningkatkan kesehatan seksual

    v  Meningkatkan pengetahuan seksualitas dan kesehatan seksual

    v  Mencegah terjadinya/menyebarnya PMS

    v  Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan

    v  Meningkatkan kepuasan terhadap tingkat fungsi seksual

    v  Memperbaiki konsep seksual diri

    D.       Implementasi

    v  Promosi kesehatan seksual — penyuluhan / pendidikan kesehatan.

    v  Perawat : keterampilan komunikasi yg baik, lingkungan&waktu yg mendukung privasi dan kenyamanan klien.

    v  Topik tentang penyuluhan tergantung karakteristik&faktor yang berhubungan — pendidikan tentang perkembangan normal pada anak usia todler, kontrasepsi pd klien usia subur, serta pendidikan ttg PMS pada klien yang memiliki pasangan seks lebih dari satu.

    v  Rujukan mungkin diperlukan

    E.       Evaluasi Keperawatan

    Ø  Evaluasi tujuan yang telah ditentukan dalam perencanaan. Jika tidak tercapai, perawat seharusnya mengeksplorasi alasan-alasan tujuan tersebut tidak tercapai — Pengungkapan klien atau pasangan, klien dapat diminta mengungkapkan kekuatiran, dan menunjukkan faktor risiko, isyarat perilaku seperti kontak mata, atau postur yang menandakan kenyamanan atau kekuatiran.

    Ø  Klien, pasangan dan perawat mungkin harus mengubah harapan atau menetapkan jangka waktu yang lebih sesuai untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

    Ø  Komunikasi terbuka dan harga diri yang positif — penting

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Kebutuhan seksual merupakan kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua orang individu secara pribadi yang saling menghargai, memerhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara dua individu tersebut. Pada saat ini perilaku seksual telah beranjak dari posisi nilai moral menjadi budaya. Dengan kata lain, jika sebelumnya seks sarat dengan kaidah moral, sekarang seks telah merambah ke segala penjuru kehidupan sebagai gaya hidup yang nihil moralitas.

    3.2 Saran

                Perawat sebagai role model maka :

    1.    Sikap, prasangka terhadap seksual akan dapat dibaca oleh klien, melalui cara perawat bertindak, berbicara, menghindar, dan pada waktu berbicara.

    2.    Tingkat pengetahuan perawat tentang seksualitas, menghambat / meningkatkan diskusi.

    3.    Pengetahuan tentang anatomi dan fisiologi organ reproduksi, respon seksual, ekspresi seksual dapat membantu pengkajian yang efektif.

    4.    Perawat harus merasa nyaman dengan dirinya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ø  Kebutuhan Dasar Manusia, Alimul, Aziz.  Buku 1, Salemba Medika, Jakarta, 2009.

    Ø  Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik/ Patricia A.Potter, Anne Griffin Perry; Edisi 4 Volume 1, Jakarta : EGC 2005

  • Askep Ischialgia – Nyeri Pada Pantat

    Nyeri Pada Pantat

    1. Ischialgia

    Ischialgia adalah gejala nyeri yang timbul akibat perangsangan nervus ischiadicus (Soemarmo Markam : 1982)

    Kamus Kedokteran (1983) mendefinisikan ischias sebagai sengan pangkal paha atau nyeri di daerah pangkal paha (nervus ischiadicus)

    Mahar Mardjono dan Priguna Sidharta (1978) mendefinisikan ischialgia adalah nyeri yang berpangkal pada daerah lumbosakralis yang menjalar ke pantat dan selanjutnya ke bagian posterolateral tungkai atas, bagian lateral tungkai bawah, serta bagian lateral kaki.

    Menurut atlas Sobotta (1985) nervus ischiadicus terletak antara musculus piriformis dan musculus obturatorius internus.

    Ischialgia yaitu suatu kondisi dimana Saraf Ischiadikus yang mempersarafi daerah bokong sampai kaki terjepit, dalam kasus itu yang terjepit adalah Saraf Ischiadikus sebelah kanan atau kiri. Hal ini dapat terjadi karena proses beberapa penyakit seperti trauma fisik, kimiawi, dan elektris, infeksi, masalah metabolisme, dan autoimun.

    Ischialgia meningkat frekuensinya seiring dengan banyaknya aktivitas yang dikerjakan. Orang awam pada umumnya menginterpretasikanischialgia dengan rasa sakit dan nyeri pada pantat.

    Ischialgia adalah istilah kedokteran untuk merujuk pada keadaan jaringan yang abnormal pada saraf ischiadicus. Hal ini dapat terjadi karena proses beberapa penyakit seperti trauma fisik, kimiawi, dan elektris, infeksi, masalah metabolisme, dan autoimun. Ischialgia meningkat frekuensinya seiring dengan banyaknya aktivitas yang dikerjakan. Orang awam pada umumnya menginterpretasikan ischialgia dengan rasa sakit dan nyeri pada pantat. Kekerapannya diderita hanya dapat di tandingi oleh flu. Sisi baiknya, ischialgia sesungguhnya dapat di cegah. Seandainya pencegahan juga kurang berhasil, terapi atau latihan sederhana di rumah dan mekanisme tubuh yang baik akan memperbaiki dan mempertahankan fungsinya dalam waktu beberapa minggu. Operasi merupakan tindakan yang jarang dilakukan. Wanita memiliki angka prevalensi yang lebih tinggi terkena ischialgia dibandingkan dengan pria. Hal tersebut dikarenakan wanita memiliki aktivitas yang monoton dengan posisi yang statis, misalnya saja pada penggunaan sepatu dengan hak tinggi atau pada pedagang dengan kebiasaaan menggendong ( Kuntono, 2000).

    2.      Etiologi

    Penyebab ischialgia dapat dibagi dalam :

    a.       Ischialgia diskogenik, biasanya terjadi pada penderita hernia nukleus pulposus (HNP).

    b.      Ischialgia mekanik terbagi atas :

    –         Spondiloarthrosis defermans.

    –         Spondilolistetik.

    –         Tumor caud.

    –         Metastasis carsinoma di corpus vertebrae lumbosakral.

    –         Fraktur corpus lumbosakral.

    –         Fraktur pelvis, radang atau neoplasma pada alat- alat dalam rongga panggul sehingga menimbulkan tekanan pada pleksus lumbosakralis.

    c.       Ischailgia non mekanik (medik) terbagi atas:

    –         Radikulitis tuberkulosa

    –         Radikulitas luetika

    –         Adhesi dalam ruang subarachnoidal

    –         Penyuntikan obat-obatan dalam nervus ischiadicus

    –         Neuropati rematik, diabetik dan neuropati lainnya.

    –         Penyebab terjepitnya saraf ini ada beberapa faktor, yaitu antara lain: kontraksi/ radang otot-otot daerah bokong, adanya perkapuran tulang belakang atau adanya keadaan yang disebut dengan Herniasi Nukleus Pulposus (HNP). Untuk mengetahui penyebab pasti perlu dilakukan pemeriksaan fisik secara seksama oleh dokter, jika perlu dilakukan pemeriksaan tambahan radiologi/ Rontgen pada tulang belakang.

    3.      Jenis ischialgia

    Menurut Sidharta (1984) Ischialgia dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

    a.      Ischialgia sebagai perwujudan entrapment neuritis.

    Ini terjadi karena dalam perjalanan menuju tepi n. Ischiadikus terperangkap dalam proses patologik di berbagai jaringan dan bangunan yang dilewatinya. Jaringan dan bangunan itu yang membuat n. Ischiadikus terperangkap, antara lain :

    (1)   Pleksus lumbosakralis yang diinfiltrasi oleh sel-sel sarcoma reproperitonial, karsinoma uteri dan ovarii,

    (2)   Garis persendian sakroilliaka dimana bagian-bagian dari pleksus lumbosakralis sedang membentuk n. Ischiadikus mengalami proses radang (sakrolitis),

    (3)   Bursitis di sekitar trochantor mayor femoris,

    (4)   Bursitis m. piriformis

    (5)   Adanya metatasis karsinoma prostat di tuber ischii

    Tempat dari proses patologi primer dari Ischialgia ini dapat diketahui dengan adanya nyeri tekan dan nyeri gerak. Nyeri tekan dapat dilakukan dengan penekanan langsung pada sendi panggul, trochantor mayor, tuber ischii dan spina ischiadika. Sedangkan nyeri gerak dapat diprovokasi dengan cara melakukan tes Patrick dan tes Gaenslen.

    b.      Ischialgia sebagai perwujudan entrapment radikulitis dan radikulopati.

    Ischialgia ini dapat terjadi karena nucleus pulposus yang jebol ke dalam kanalis vertebralis (HNP), osteofit, herpes zoster (peradangan) atau karena adanya tumor pada kanalis vertebralis.

    Pada kasus ini pasien akan meraskan nyeri hebat, dimulai dari daerah lumbosakral menjalar menurut perjalanan n. Ischiadikus dan lanjutannya pada n. peroneus communis dan n. tibialis.

    Data-data yang dapat diperoleh untuk mengetahui adanya Ischialgia radikulopati, antara lain :

    (1)   Nyeri punggung bawah (low back pain),

    (2)   Adanya peningkatan tekanan didalam ruang arachnoidal, seperti : batuk, bersin dan mengejan,

    (3)   Faktor trauma,

    (4)   Lordosis lumbosakral mendatar,

    (5)   Adanya keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS) lumbosakral,

    (6)   Nyeri tekan pada lamina L4, L5 dan S1,

    (7)   Tes laseque selalu positif,

    c.       Ischialgia sebagai perwujudan neuritis primer.

    Ischialgia ini dapat disembuhkan dengan menggunakan NSAID (non-steroid anti inflammatory drugs). Gejala utama neuritis Ischiadikus primer adalah adanya nyeri yang dirasakan berasal dari daerah antara sacrum dan sendi panggul, tepatnya pada foramen infrapiriforme atau incisura ishiadika dan menjalar sepanjang perjalanan n. Ischiadikus dan lanjutannya pada n. peroneus communis dan n. tibialis.

    Neuritis ischiadikus primer timbul akut, sub akut dan tidak berhubungan dengan nyeri punggung bawah kronik. Ischialgia ini sering berhubungan dengan diabetes meilitus (DM), masuk angin, flu, sakit kerongkongan dan nyeri pada persendian. Neuritis ischiadikus dapat diketahui dengan adanya nyeri tekan positif pada n. Ischiadikus, m. tibialis anterior dan m. peroneus longus.

    Ischialgia timbul karena terangsangnya serabut-serabut sensorik dimana nervus ischiadicus berasal yaitu radiks posterior L4, L5, S1, S2, S3.

    4.      Tanda dan gejala

    Sciatica atau ischialgia biasanya mengenai hanya salah satu sisi. Yang bisa menyebabkan rasa seperti ditusuk jarum, sakit nagging, atau nyeri seperti ditembak.

    Kekakuan kemungkinan dirasakan pada kaki. Berjalan, berlari, menaiki tangga, dan meluruskan kaki memperburuk nyeri tersebut, yang diringankan dengan menekuk punggung atau duduk.

    Gejala yang sering ditimbulkan akibat Ischialgia adalah:

    ·        Nyeri punggung bawah

    ·        Nyeri daerah bokong

    ·        Rasa kaku/ terik pada punggung bawah

    ·        Nyeri yang menjalar atau seperti rasa kesetrum, yang di rasakan daerah bokong menjalar ke daerah paha, betis bahkan sampai kaki, tergantung bagian saraf mana yang terjepit.

    ·        Rasa nyeri sering di timbulkan setelah melakukan aktifitas yang berlebihan, terutama banyak membungkukkan badan atau banyak berdiri dan berjalan.

    ·        Rasa nyeri juga sering diprovokasi karena mengangkat barang yang berat.

    ·        Jika dibiarkan maka lama kelamaan akan mengakibatkan kelemahan anggota badan bawah/ tungkai bawah yang disertai dengan mengecilnya otot-otot tungkai bawah tersebut.

    ·        Dapat timbul gejala kesemutan atau rasa baal.

    ·        Pada kasus berat dapat timbul kelemahan otot dan hilangnya refleks tendon patella (KPR) dan Achilles (APR).

    ·        Bila mengenai konus atau kauda ekuina dapat terjadi gangguan defekasi, miksi dan fungsi seksual. Keadaan ini merupakan kegawatan neurologis yang memerlukan tindakan pembedahan untuk mencegah kerusakan fungsi permanen.

    ·        Nyeri bertambah dengan batuk, bersin, mengangkat

    1. Teknik anamnesa

    Yang harus diperhatiakan dalam anamnesa antara lain:

    1)      Lokasi nyeri, sudah berapa lama, mula nyeri, jenis nyeri (menyayat, menekan, dll), penjalaran nyeri, intensitas nyeri, pinggang terfiksir, faktor pencetus, dan faktor yang memperberat rasa nyeri

    2)      Kegiatan yang menimbulkan peninggian tekanan didalam subarachnoid seperti batuk, bersin dan mengedan memprivakasi terasanya ischialgia diskogenik

    3)      Faktor trauma hampir selalu ditemukan kecuali pada proses neoplasma atau infeksi

    6.      Patofisiologi

    Ischialgia merupakan nyeri menjalar sepanjang perjalanan n.ichiadicus L4-S2. Ischialgia yang terasa bertolak dari lokasi foramen infrapiriformis dan menjalar menurut perjalanan nervus ischiadicus cum nervus poroneus dan nervus tibialis harus di curigaisebagai manifestasiischiadicus primer atau entrapment neuritis dengan tempat jebakan di daerah sacroiliaka.

    Ischialgia yang dirasakan bertolak dari vertebra lumbosacralis atau daerah paravertebralis lumbosacralis dan menjalar sesuai dengan salah satu radiks yang ikut menyusun nervus ischiadicus.Sebelum terjadi ischialgia selalu di dahului dengan Low Back pain atau Nyeri Pinggang Bawah itu sendiri seperti perasaan nyeri, pegal, linu atau terasa tidak enak di daerah pinggang,  pantat yang factor pencetusnya oleh berbagai sebab, mulai dari yang paling jelas seperti salah posisi, kuman sampai penyebab yang tidak jelas seperti menyongsong hari esok akibat persaingan hidup semakin ketat atau stress.

    Nyeri atau rasa tidak enak yang menjalar harus diartikan sebagai perwujudan hasil perangsangan terhadap saraf sensori. Nyeri saraf itu terasa sepanjang perjalanan saraf tepi. Ia bertolak dari tempat saraf sensorik terangsang dan menjalar berdasarkan perjalanan serabut sensorik itu ke perifer. Perangsangan terhadap berkas saraf perifer biasanya berarti perangsangan pada  saraf motorik dan sensorik.Gangguan sensibilitas yang terasa sepanjang parjalanan saraf tepi dan biasanya juga disertai gangguan motorik yang di sebutNeuritis. Neuritis di tungkai dapat terjadi oleh karena berkas saraf tertentu terkena infeksi atau terkena patologic di sekitarnya.

    Iskhialgia akibat neuritis iskhiadikus primer adalah ketika nervus iskhiadikus terkena proses peradangan. Diagnosa neuritis iskhiadikus primer ditetapkan apabila terdapat nyeri tekan pada otot tibialis anterior dan peroneus longus. Timbul nyerinya akut dan tidak disertai adanya nyeri pada punggung bawah merupakan ciri neuritis primer berbeda dengan iskhialgia yang disebabkan oleh problem diskogenik. Biasanya juga dapat dijumpai pada kondisi skoliosis sehingga terjadi penekanan pada nervus iskhiadikus di segmen L4-S3.

    Nyeri neuropatik terhadap sistem saraf tepi bisa juga dikarenakan injury pada daerah segmen L4-S3 yang kemudian terjadi inflamasi yang menyebabkan oedem, sehingga menekan saraf iskhiadikus. Selain itu serabut saraf akan terganggu oleh karena kerusakan sistem vaskuler. Kompresi atau iritasi juga menyebabkan nyeri inflamasi yang kemudian diikuti oleh penekanan akson dan berakibat munculnya nyeri neuropatik (Meliala, 2008).

    1. Pemeriksaan diagnostic

    Ø  Foto rontgen lumbosakral

    Ø  Elektromielografi

    Ø  Myelografi

    Ø  CT scan

    Ø  MRI

    1. Penatalaksanaan

    a.      Rehabilitasi Medik

    Ø  Obat – obatan : analgetik, NSAID, muscle relaxan, dsb.

    Ø  Program Rehabilitasi Medik.

    Ø  Operasi : di lakukan pada kasus yang berat/ sangat mengganggu aktifitas dimana dengan obat – obatan dan Program Rehabilitasi Medik tidak membantu.

    Ø  Terapi Fisik: Diatermi, Elektroterapi, Traksi lumbal, Terapi manipulasi,    Exercise, dsb.

    Ø  Terapi Okupasi: Mengajarkan proper body mechanic, dsb.

    Ø  Ortotik Prostetik: Pemberian korset lumbal, alat bantu jalan, dsb.

    b.      Perawatan

    Ø  Hindari banyak membungkukkan badan.

    Ø  Hindari sering mengangkat barang-barang berat.

    Ø  Segera istirahat jika telah merasakan nyeri saat berdiri atau berjalan.

    Ø  Saat duduk lama diusahakan kaki disila bergantian kanan dan kiri atau
    menggunakan kursi kecil untuk menumpu kedua kaki.

    Ø  Saat menyapu atau mengepel lantai pergunakan gagang sapu atau pel yang panjang, sehingga saat menyapu atau mengepel punggung tidak membungkuk.

    Ø  Jika hendak mengambil barang dilantai, usahakan punggung tetap lurus, tapi tekuk kedua lutut untuk menggapai barang tersebut.

    Ø  Lakukan Back Exercise secara rutin, untuk memperkuat otot-otot punggung sehingga mampu menyanggah tulang belakang secara baik dan maksimal.

    Konsep Asuhan Keperawatan

    1. Pengkajian (Fokus)

    a)         Anamnesa

    Keluhan utama, riwayat perawatan sekarang, Riwayat kesehatan dahulu, Riwayat kesehatan keluarga.

    b)      Pemeriksaan fisik

    Ø  Untuk mengetahui seorang pasien mengalami ishialgia ato tidak biasanya ahli fisioterapi memberikan beberapa tes salah satunya terapis mengagkat kaki yang mengalami nyeri jika nyeri dirasakan bertambah hebat pada sudut 60 – 70 derajat orang tersebut dikatakjan positif ischialgia. Tes ini disebut Straight Leg Rising.

    Ø  Inspeksi : Perhatikan keadan tulang belakang, misalnya skoliosis, hiperlordosis atau lordosis lumbal yang mendatar.

    Ø  Palpasi : Nyeri tekan pada tulang belakang atau pada otot-otot di samping tulang belakang.

    Ø  Perkusi : Rasa nyeri bila prosesus diketok.

    Ø  Reflek : 

    v   KPR ↓ dan atau APR ↓

    v   Laseque, patrick, antipatrick, naffziger.

    1. Diagnosa Keperawatan

    1)      Nyeri b.d Kompresi saraf, spasme otot.

    2)      Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi  restriktif  dan    kerusakan neuromuskulu.

    3)      Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai   kondisi,  prognosis dan tindakan pengobatan.

    1. Intervensi

    1)      Nyeri b.d kompresi saraf, spasme otot

    Ø  Kaji keluhan nyeri, lokasi, lamanya serangan, factor  pencetus / yang  memperberat. Tetapkan skala 0 – 10.

    Ø  Pertahankan tirah baring selama fase akut

    Ø  Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi

    Ø  Gunakan logroll (papan) selama melakukan perubahan posisi

    Ø  Batasi aktifitas selama fase akut sesuai dengan kebutuhan

    Ø  Anjurkan untik melakukan mekanika tubuh/gerakan yang tepat

    Ø  Kolaborasi : analgetik, traksi, fisioterapi

    2)      Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, spasme otot, terapi restriktif dan kerusakan neuromuskulus

    Ø  Berikan tindakan pengamanan sesuai indikasi

    Ø  Ikuti aktivitas dengan periode istirahat

    Ø  Dekatkan peralatan yang di butuhkan pasien

    Ø  Berikan / bantu pasien untuk melakukan latihan rentang gerak pasif dan aktif

    Ø  Bantu pasien dalam melakukan aktivitas ambulasi progresif

    Ø  Demonstrasikan penggunaan alat penolong seperti tongkat

    Ø  Kolaborasi : berikan therapy dan stoking anti emboli

    3)      Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai kondisi, prognosis

    Ø  Berikan penyuluhan kesehatan tentang situasi yang di alami pasien

    Ø  Jelaskan kembali proses penyakit dan prognosis dan pembatasan kegiatan

    Ø  Diskusikan mengenai pengobatan dan efek sampingnya

    Ø  Diskusikan mengenai pengobatan dan efek sampingnya

    Ø  Berikan informasi mengenai tanda-tanda yang perlu diperhatikan seperti nyeri tusuk, kehilangan sensasi / kemampuan untuk berjalan.

    1. Implementasi

    Implementasi keperawatan disesuaikan dengan intervensi dan kebutuhan pasien, sedangkan implementasi utama yang mesti di capai adalah :

    v  Memperbaiki mobilitas fisik : Mobilitas fisik dipantau melalui pengkajian kontinu. Perawat mengkaji bagaimana pasien bergerak dan berdiri. Begitu nyeri punggung berkurang, aktifitas perawatan diri boleh dilakukan dengan regangan yang minimal pada struktur yang cedera. Perubahan posisi harus dilakukan perlahan dan dibatu bila perlu. Gerakan memutar dan melenggok perlu dihindari. Pasien didorong untuk berganti-ganti aktifiats berbaring, duduk dan berjalan-jalan dalam waktu lama. Perawat perlu mendorong pasien mematuhi program latihan sesuai yang ditetapkan, latihan yang salah justru tidak efektif.

    v  Meningkatkan mekanika tubuh yang tepat Pasien harus diajari bagaimana duduk, berdiri, berbaring dan mengangkat barang dengan benar.

    v  Pendidikan kesehatan Pasien harus diajari bagaimana duduk, berdiri, berbaring dan mengangkat barang dengan benar.

    1. Evaluasi

    1)      Mengalami peredaan nyeri, dengan criteria :

    *                  Istirahat dengan nyaman

    *                  Mengubah posisi dengan nyaman

    *                  Menghindari ketergantungan obat.

    2)      Menunjukkan kembalinya mobilitas fisik, dengan criteria :

    *      Kembali ke aktifitas secara bertahap

    *      Menghindari posisi yang menyebabkan yang menyebabkan ketidaknyamanan otot

    *      Merencanakan istirahat baring sepanjang hari.

    3)      Menunjukkan mekanika tubuh yang memelihara punggung, dengan criteria :

    *                  Perbaikan postur

    *                  Mengganti posisi sendiri untuk meminimalkan stress punggung

    *                  Memperlihatkan penggunaan mekanika tubuh yang baik

    *                  Berpartisipasi dalam program latihan

    DAFTAR PUSTAKA

    Doengoes, Marylin E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pendokumentasian Perawatan Pasien, EGC: Jakarta

    Kamali A. 1983. Kamus Kedokteran, Penerbit PT.Dian Rakyat, Jakarta

    Kuntono H.P. 2000. Management Nyeri Muskuloskeletal. Temu Ilmiah Tahunan Fisioterapi XV. Semarang.

    Markam S. 1982. Neurologi, Penerbit PT.EGC, Jakarta

    Meliala L. 2008. Nyeri Neuropatik. Yogyakarta : Medigma Press Yogyakarta.

    Priguna Sidharta. 1984. Sakit Neuromuskuloskeletal dalam Praktek, Jakarta : Dian Rakyat.

    Rahim A. 1988, Sports Massage, PIO-KONI, Jakarta

    Sobota. 1985, Atlas Anatomi Manusia Bagian 2, Jakarta

    Anonim. 2011. Makalah Ischialgia. (Internet). Bersumber dari http://tutytitien.blogspot.com/2011/11/makalah-ischialgia.html. Diakses tanggal 22 Juli 2013, Pukul 14.45

  • Konversi Bilangan Biner, Octal, Desimal dan Hexadesimal

    Kali ini saya ingin memposting tentang cara konversi bilangan empat jenis bilangan yakni:

    • Bilangan biner (Bilangan berbasis dua, bilangannya: 0,1)
    • Bilangan octal (Bilangan berbasis delapan bilangannya: 0,1,2,3,4,5,6,7)
    • Bilangan desimal (Bilangan berbasis sepuluh, bilangannya: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9)
    • Bilangan hexadesimal (Bilangan berbasis enam belas, bilangannya: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F)

    Untuk pengertian jenis-jenis bilangan bisa dibaca di post saya sebelumnya.

    Konversi bilangan adalah proses mengubah bentuk bilangan satu ke bentuk bilangan lain yang memiliki nilai yang sama. Misal: nilai bilangan desimal 12 memiliki nilai yang sama dengan bilangan octal 15; Nilai bilangan biner 10100 memiliki nilai yang sama dengan 24 dalam octal dan seterusnya.

    Mari kita mulai:

    Konversi bilangan biner, octal atau hexadesimal menjadi bilangan desimal.
    Konversi dari bilangan biner, octal atau hexa menjadi bilangan desimal memiliki konsep yang sama.Konsepnya adalah bilangan tersebut dikalikan basis bilangannya yang dipangkatkan 0,1,2 dst dimulai dari kanan. Untuk lebih jelasnya silakan lihat contoh konversi bilangan di bawah ini;

    • Konversi bilangan octal ke desimal.
      Cara mengkonversi bilangan octal ke desimal adalah dengan mengalikan satu-satu bilangan dengan 8 (basis octal) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst dimulai dari bilangan paling kanan. Kemudian hasilnya dijumlahkan. Misal, 137(octal) = (7x80) + (3x81) + (1x82) = 7+24+64 = 95(desimal).
      Lihat gambar:
    • Konversi bilangan biner ke desimal.
      Cara mengkonversi bilangan biner ke desimal adalah dengan mengalikan satu-satu bilangan dengan 2 (basis biner) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst dimulai dari bilangan paling kanan. Kemudian hasilnya dijumlahkan. Misal, 11001(biner) = (1x20) + (0x21) + (0x22) + (1x2) + (1x22) = 1+0+0+8+16 = 25(desimal).
    • Konversi bilangan hexadesimal ke desimal.
      Cara mengkonversi bilangan biner ke desimal adalah dengan mengalikan satu-satu bilangan dengan 16 (basis hexa) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst dimulai dari bilangan paling kanan. Kemudian hasilnya dijumlahkan. Misal, 79AF(hexa) = (Fx20) + (9x21) + (Ax22) = 15+144+2560+28672 = 31391(desimal).

    Konversi bilangan desimal menjadi bilangan biner, octal atau hexadesimal.
    Konversi dari bilangan desimal menjadi biner, octal atau hexadesimal juga memiliki konse yang sama. Konsepnya bilangan desimal harus dibagi dengan basis bilangan tujuan, hasilnya dibulatkan kebawah dan sisa hasil baginya (remainder) disimpan. Ini dilakukan terus menerus hingga hasil bagi < basis bilangan tujuan. Sisa bagi ini kemudian diurutkan dari yang paling akhir hingga yang paling awal dan inilah yang merupakan hasil konversi bilangan tersebut. Untuk lebih jelasnya lihat pada contoh berikut;

    • Konversi bilangan desimal ke biner.
      Cara konversi bilangan desimal ke biner adalah dengan membagi bilangan desimal dengan 2 dan menyimpan sisa bagi per seitap pembagian terus hingga hasil baginya < 2. Hasil konversi adalah urutan sisa bagi dari yang paling akhir hingga paling awal. Contoh:

      125(desimal) = …. (biner)
      125/2 = 62 sisa bagi 1
      62/2= 31    sisa bagi 0
      31/2=15     sisa bagi 1
      15/2=7       sisa bagi 1
      7/2=3         sisa bagi 1
      3/2=1         sisa bagi 1

      hasil konversi: 1111101
      Lihat gambar:
    • Konversi bilangan desimal ke octal.
      Cara konversi bilangan desimal ke octal adalah dengan membagi bilangan desimal dengan 8 dan menyimpan sisa bagi per seitap pembagian terus hingga hasil baginya < 8. Hasil konversi adalah urutan sisa bagi dari yang paling akhir hingga paling awal. Contoh lihat gambar:
    • Konversi bilangan desimal ke hexadesimal.
      Cara konversi bilangan desimal ke octal adalah dengan membagi bilangan desimal dengan 16 dan menyimpan sisa bagi per seitap pembagian terus hingga hasil baginya < 16. Hasil konversi adalah urutan sisa bagi dari yang paling akhir hingga paling awal. Apabila sisa bagi diatas 9 maka angkanya diubah, untuk nilai 10 angkanya A, nilai 11 angkanya B, nilai 12 angkanya C, nilai 13 angkanya D, nilai 14 angkanya E, nilai 15 angkanya F. Contoh lihat gambar:

    Konversi bilangan octal ke biner dan sebaliknya.

    • Konversi bilangan octal ke biner.
      Konversi bilangan octal ke biner caranya dengan memecah bilangan octal tersebut persatuan bilangan kemudian masing-masing diubah kebentuk biner tiga angka. Maksudnya misalkan kita mengkonversi nilai 2 binernya bukan 10 melainkan 010. Setelah itu hasil seluruhnya diurutkan kembali. Contoh:
    • Konversi bilangan biner ke octal.
      Konversi bilangan biner ke octal sebaliknya yakni dengan mengelompokkan angka biner menjadi tiga-tiga dimulai dari sebelah kanan kemudian masing-masing kelompok dikonversikan kedalam angka desimal dan hasilnya diurutkan. Contoh lihat gambar:

    Konversi bilangan hexadesimal ke biner dan sebaliknya.

    • Konversi bilangan hexadesimal ke biner.
      Sama dengan cara konversi bilanga octal ke biner, bedanya kalau bilangan octal binernya harus 3 buah, bilangan desimal binernya 4 buah. Misal kita konversi 2 hexa menjadi biner hasilnya bukan 10 melainkan 0010. Contoh lihat gambar:
    • Konversi bilangan biner ke hexadesimal.
      Teknik yang sama pada konversi biner ke octal. Hanya saja pengelompokan binernya bukan tiga-tiga sebagaimana pada bilangan octal melainkan harus empat-empat. Contoh lihat gambar:

    Konversi bilangan hexadesimal ke octal dan sebaliknya

    • Konversi bilangan octal ke hexadesimal.
      Teknik mengonversi bilangan octal ke hexa desimal adalah dengan mengubah bilangan octal menjadi biner kemudian mengubah binernya menjadi hexa. Ringkasnya octal->biner->hexa lihat contoh,
    • Konversi bilangan hexadesimal ke octal.Begitu juga dengan konversi hexa desimal ke octal yakni dengan mengubah bilangan hexa ke biner kemudian diubah menjadi bilangan octal. Ringkasnya hexa->biner->octal. Lihat contoh;

    Diantara fungsi konversi bilangan diantaranya adalah untuk menghitung maksimum usable host pada blok IP address.

  • Sejarah Kerajaan Demak

    Demak adalah sebuah wilayah pemberian dari brawijaya yaitu tepatnya di Glagah Wangi. Didaerah ini terus berkembang dan membentuk sebuah kekuatan yang kuat. Dengan para sunan yang membantu dalam pembentukan wilayah Demak Bintoro ini. Raden Patah atau Jin Bun merupakan anak dari Brawijaya raja Majapahit. Demak adalah sebuah kota pelabuhan di Jawa. Maka Demak berkembang menjadi kota dagang dan pusat penyebaran agama Islam di pulau Jawa. Hal ini dijadikan kesempatan bagi Demak untuk melepaskan diri dari Majapahit. Setelah Majapahit hancur, maka Demak menjadi negara Islam pertama yang berdiri di pulau Jawa dengan rajanya yaitu Raden Patah dengan gelar Sultan alam Akbar Al-Fatah, atau Senopati Jimbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Atas saran dari Sunan Ampel, beliau menjadi raja Demak. Sunan Ampel adalah seorang guru dari Raden Patah dan termasuk petinggi wali songo yang mempunyai kehendak lebih dari wali-wali yang lain.

    Penyerangan Demak ke Majapahit diawali dari dikuasainya Majapahit oleh Girindrawardhana yang tidak memiliki hak. Bahkan lebih berhak Raden Patah yang menjadi raja karena beliau adalah anak dari Brawijaya. Oleh karena itu Raden Patah yang menghimpun kekuatan dan menyerang Majapahit dan menguasai daerah kekuasaan Majapahit. Namun pusat kerajaan Majapahit yang diserang pada tahun 1478 masehi tidak dibumi hanguskan dan tidak dirusak. Kerajaan Demak merdeka dan berdiri sendiri. Majapahit diangkat sebagi daerah bawahan dari Demak dan dibiarkan berkembang. Dari segi ekonomi, Demak mampu menjadi negara maritim. Lokasi kerajaan Demak yang strategis mengakibatkan Demak cepat berkembang dalam segi ekonomi. Letak Demak di tepi laut dan dibelakangnya terbentang tanah pertanian yang sangat subur dengan hutan jati yang sangat lebat.

    Sejak tahun 1509 Adipati Unus anak dari Raden Patah, telah bersiap untuk menyerang Malaka. Namun pada tahun 1511 telah didahului Portugis. Tapi adipati unus tidak mengurungkan niatnya, pada tahun 1512 Demak mengirimkan armada perangnya menuju Malaka. Namun setalah armada sampai dipantai Malaka, armada pangeran sabrang lor dihujani meriam oleh pasukan portugis yang dibantu oleh menantu sultan Mahmud, yaitu sultan Abdullah raja dari Kampar. Serangan kedua dilakukan pada tahun 1521 oleh pangeran sabrang lor atau Adipati Unus. Tetapi kembali gagal, padahal kapal telah direnofasi dan menyesuaikan medan.

    peta kerajaan demak

    Gambar : Peta Kerajaan Demak

    Pada tahun 1521 Adipati Unus mangkat mendadak, hal ini membuat Demak tergoyahkan, siapakah yang menjadi pengganti dari Raden Patah jika Adipati Unus meninggal. Anak dari Raden Patah sendiri ada 4 orang menurut serat kanda. Adipati Unus dan Trenggana anak dari istri yang tertua berasal dari giri, kanduruhan lahir dari istri kedua, sedangkan istri ketiga melahirkan Kikin. Raden Kanduruhan mempunyai usia yang lebih tua dari Trenggana. Hal ini menjadi pemicu terjadinya perang saudara di Demak. Melihat keadaan ini, Girindrawardhana menyikapinya dengan baik. Hal ini menjadi kesempatan bagi Majapahit untuk menjadi penguasa. Tetapi sebelum itu, Majapahit yang terdengar sudah tidak enak lagi di telinga, maka Sultan Trenggana mengirimkan sunan gunung jati untuk menyerang Majapahit pada tahun 1527. Pada tahun itu juga Girindrawardhana tewas dan bupati Majapahit tidak lagi ada. Dan akhirnya Majapahit musnah.

    A. PERANG SAUDARA DI DEMAK
    Perang saudara ini berawal dari meninggalnya anak sulung Raden Patah yaitu Adipati Unus yang manjadi putra mahkota. Akhirnya terjadi perebutan kekuasaan antara anak-anak dari Raden Patah. Persaingan ketat anatara Sultan Trenggana dan Pangeran Seda Lepen (Kikin). Akhirnya kerajaan Demak mampu dipimpin oleh Trenggana dengan menyuruh anaknya yaitu Prawoto untuk membunuh pangeran Seda Lepen. Dan akhirnya sultan Trenggana manjadi sultan kedua di Demak. Pada masa kekuasaan Sultan Trenggana (1521-1546), Demak mencapai puncak keemasan dengan luasnya daerah kekuasaan dari Jawa Barat sampai Jawa timur. Hasil dari pemerintahannya adalah Demak memiliki benteng bawahan di barat yaitu di Cirebon. Tapi kesultanan Cirebon akhirnya tidak tunduk setelah Demak berubah menjadi kesultanan pajang.

    Sultan Trenggana meninggalkan dua orang putra dan empat putri. Anak pertama perempuan dan menikah dengan Pangeran Langgar, anak kedua laki-laki, yaitu sunan prawoto, anak yang ketiga perempuan, menikah dengan pangeran kalinyamat, anak yang keempat perempuan, menikah dengan pangeran dari Cirebon, anak yang kelima perempuan, menikah dengan Jaka Tingkir, dan anak yang terakhir adalah Pangeran Timur. Arya Penangsang Jipang telah dihasut oleh Sunan Kudus untuk membalas kematian dari ayahnya, Raden Kikin atau Pangeran Sedo Lepen pada saat perebutan kekuasaan. Dengan membunuh Sunan Prawoto, Arya Penangsang bisa menguasai Demak dan bisa menjadi raja Demak yang berdaulat penuh. Pada tahun 1546 setelah wafatnya Sultan Trenggana secara mendadak, anaknya yaitu Sunan Prawoto naik tahta dan menjadi raja ke-3 di Demak. Mendengar hal tersebut Arya Penangsang langsung menggerakan pasukannya untuk menyerang Demak. Pada masa itu posisi Demak sedang kosong armada. Armadanya sedang dikirim ke Indonesia timur. Maka dengan mudahnya Arya Penangsang membumi hanguskan Demak. Yang tersisa hanyalah masjid Demak dan Klenteng. Dalam pertempuran ini tentara Demak terdesak dan mengungsi ke Semarang, tetapi masih bisa dikejar. Sunan prawoto gugur dalam pertempuran ini. Dengan gugurnya Sunan Prawoto, belum menyelesaikan masalah keluarga ini. Masih ada seseorang lagi yang kelak akan membawa Demak pindah ke Pajang, Jaka Tingkir. Jaka Tingir adalah anak dari Ki Ageng Pengging bupati di wilayah Majapahit di daerah Surakarta.

    Dalam babad tanah jawi, Arya Penangsang berhasil membunuh Sunan Prawoto dan Pangeran Kalinyamat, sehingga tersisa Jaka Tingkir. Dengan kematian kalinyamat, maka janda dari pangeran kalinyamat membuat saembara. Siapa saja yang bisa membunuh Arya Penangsang, maka dia akan mendapatkan aku dan harta bendaku. Begitulah sekiranya tutur kata dari Nyi Ratu Kalinyamat. Mendengar hal tersebut Jaka Tingkir menyanggupinya, karena beliau juga adik ipar dari Pangeran Kalinyamat dan Sunan Prawoto. Jaka Tingkir dibantu oleh Ki Ageng Panjawi dan Ki Ageng Pamanahan. Akhirnya Arya Panangsang dapat ditumbangkan dan sebagai hadiahnya Ki Ageng Panjawi mendapatkan hadiah tanah pati, dan Ki Ageng Pamanahan mendapat tanah mataram.

    Dinasti jin bun di Demak berakhir 1546, hanya bertahan selama 68 tahun sejak berdirinya. Pada tahun ini juga berdirilah kesultanan pajang, disebelah barat kota Surakarta sekarang. Perang saudara yang telah mengahiri kekuasaan kasultanan Demak di pulau Jawa. Dengan ini kasultanan dilanjutkan oleh Jaka Tingkir yang mampu menghandle semua kerusuhan yang terjadi di Demak dan memindahkan pusat kekuasaan di Pajang.

    Description: kerajaan demak, demak, kerajaan islam

  • Bangsa Arya dan Pengaruhnya

    Nama arya berarti bangsawan atau tuan, yang terdapat dalam bahasa persia dan india. Perpindahan Bangsa Arya di India terjadi bertahap-tahap, dan tidak terjadi langsung dengan gelombang besar. Waktu yang dibutuhkan juga membutuhkan waktu yang berabad-abad, itupun sambil membawa keluarga mereka. Pada masa tertentu, ada sekelompok yang nampaknya begitu kuat yang memasuki India. Hal ini dibuktikan pada penggalian di Harappa yang menyatakan bahwa kota Harappa takluk dengan kekerasan, karena banyak ditemukan tumpukan mayat di Harappa. Selain itu kerusakan di dinding kota, yang semuanya disinyalir Harappa di hancurkan oleh Bangsa yang gagah berani. Pendirian ini juga diperkuat dengan pernyataan buku Weda yang mengatakan bahwa bangsa Hariyupuja yang dikalahkan oleh orang-orang Arya dengan bantuan, dan tentu haruyupura itu dapat kita anggap sama dengan budaya Harappa.

    Perpindahan bangsa Arya ke India berlangsung pada satu masa yang berabad-abad lamanya dapat juga dibuktikan kalau dibandingkan syair-syair Weda yang tertua dengan yang terkemudian. Penyelidikan ini menyatakan bahwa mula-mulanya sungai Indus dianggap oleh orang Arya sebagai sungai yang keramat dan menjadi sumber dari sekalian kebaikan bagi orang Arya. Tetapi pada masa Doab Gangga-Jumna menjadi pusat kebudayaan brahma, maka ternyata bahwa seluruh daerah Indus dan Punjab sudah dilupakan oleh orang-orang Arya, dan bhakan buku-buku seperti Weda dan Upanisad seakan-akan melupakan kesucian sungai Indus. Orang-orang Arya merupakan bangsa yang suka yang berpetualang pada saat itu. Nampaknya kedatangan bangsa Arya berbarengan dengan lansung berkembangnya kerajaan-kerajaan bangsa Arya. Dalam beberapa berita-berita peperangan raja Persia menaklukan Punjab dan Sindh tahun 516 SM, dan raja tersebut mempunyai beberapa prajurit dari kalangan orang-orang India. Sedangkan kita tahu bahwa bangsa Arya adalah bangsa yang berasal dari Asia Barat.

    A. PENGARUH BANGSA ARYA
    Kedatangan bangsa Arya di India telah memberi pengaruh besar dalam sejarah perkembangan Bangsa India sendiri. Bangsa Dravida yang sebelumnya telah menempati India telah memberi tiga reaksi pasca serangan bangsa Arya. Kelompok pertama adalah mereka yang menolak kedatangan bangsa Arya dengan memberi perlawanan sampai mati. Kelompok kedua yaitu mereka yang akhirnya menyingkir ke daerah selatan, Deccan dan Bihar. Kelompok ketiga adalah yang kemudian melakukan asimilasi dengan bangsa Arya, yang kemudian melahirkan budaya baru. Fokus peneitian para ilmuan sejarah masih masih berkisar pada budaya yang telah dihasilkan oleh percampuran bangsa Arya dan Dravida tersebut, atau yang kemudian sering dengan kebudyaan Indo-arya. Alasan utamanya adalah bahwa percampuran tersebut selanjutnya melahirkan sistem budaya dan poitik yang lebih mudah untuk dirunut pada sejarawan. Pengaruh selanjutnya dari budaya Indo-arya adalah munculnya perbagai budaya seperti Bahasa Sansekerta, Upacara Keagamaan, dan hal-hal sacral lainnya. Selain itu adalah kemunculan dan berkembangnya Agama Hindu yang menjadi agama terbersar di India sampai sekarang.

    peta kota harappa dan mohenjodaro

    Gambar : Peta Kota Harappa dan Mohenjodaro

    Untuk saat ini orang-orang dari bangsa Arya mendiami daerah-daerah sekitar di sebelag utara garis perbatasan yang terletak antara Goa dan Orissa selatan. Ada juga sebagian terletak di sebelah selatan garis tersebut, seperti Hiderabad. Sebagai bangsa pendatang, Arya memandang orang-orang Dravida adalah sebagai penduduk yang lebih rendah dari bangsa Arya. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan Bangsa Arya mengakui bahwa Bangsa Dravida merupakan Bangsa yang kaya yang telah mengembangkan peradaban dan kebudayaan yang cukup tinggi. Jika dilihat kembali, sistem kepercayaan telah menjadi dasar utama dalam kultur masyarakat India dalam sistem sosial. Eksistensi kasta sebagai pembagian kelas masyarakat India merupakan bentuk nyata yang tidak terhapus begitu saja hingga saat ini. Brahmana sebagai kasta tertinggi di India tetap dipegang oleh bangsa Arya sendiri, sementara Ksatria, Waisya, dan S0udra adalah kelompok sosial yang mesti mengikuti hukum yang telah dibuat oleh para Brahmana.

    Pengaruh yang signifikan dari bangsa Arya yang selama ini banyak dikaji adalah munculnya banyak kerajaan bercorak Arya. Proses kultural yang berlangsung hingga abad ke-7 sebelum masehi kemudian melahirkan sejarah politk bangsa India yang sangat panjang. Pada periode ini suber sejarah India semakin terang dengan perlbagai iniformasi tertulis dari dalam India maupun dari catatan asing. Beberapa kerajaan penting pada masa awal perkembagnan Arya adalah Gandhara, Kosala, Kasi dan Maghada. Tetapi sampai sekarang hanya kerajaan-kerajaan yang mempunyai pengaruh besar saja yang dapat diakses dan dikaji. Hal karena terbatasnya sumber sejarah yang menerangkan perihal tersebut. Selain itu kita tahu India mempunyai wilayah yang cukup luas, dan tidak memungkinkan dikaji kerajaan-kerajaan yang terseban seantero India. Dari sekian banyak kerajaan, mungkin yang dapat diakses dan dikaji karena mempunyai peranan penting dalam perkembangan peradaban di India. Salah satunya adalah Maghada. Konon pengembangan dan penyebarab agama Budha juga terjadi di daerah Maghada. Tepatnya Benares . Meskipun agama Budha belum sepenuhnya di kenal oleh masyrakat luas.

    peninggalan kota mohenjodaro

    Gambar : Peninggalan Kota Mohenjodaro

    Pada masa kerajaan Maghada terdapat beberapa dinasti yang bergiliran memegang tampuk kepemimpinan di India/Maghada.

    1. Dinasti Sisunaga
    Dinasti Sisunaga merupakan dinasti pertama yang memegang tampuk kepemimpinan di kerajaan Maghada. Dinasti ini setidaknya pernah dipimpin oleh sembilan raja yaitu: Saisunaga, Kakavarna, Kshemadarman, Kshemajit, Bimbisara, Ayatasatru, Darsuka, Udaya, Nandivadana.

    2. Dinasti Nanda
    Dinasti Nanda juga pernah berkuasa atas kerajaan Maghada, tepatnya pada 413-322 SM. Raja-raja yang pernah berkuasa pada dinasti Nanda juga berjumlah sembilan orang, seperti halnya dinasti Sisunaga. Pada masa dinasti ini banyak sekali ketidakstabilan pada pemerintahan, hal ini dibuktikan dengan banyaknya raja pada kurun waktu yang kurang dari satu abad. Sehingga pada akhirnya dinasti ini berhasil dikudeta oleh Chandragupta dari Maurya, yang kemudian mendirikan dinasti baru yaitu dinasti Maurya.

    3. Dinasti Maurya
    Pada masa dinasti Maurya merupakan dinasti yang mampu membawa India pada masa kejayaannya. Pada 322 SM Chandrgupta naik tahta dari hasil kudeta yang dia pimpin dari kekuasaan dinasti Nanda. Hal penting yang patut dicatat pada masa Chandragupta adalah perisnggungan India dengan bangsa asing, tepatnya kekaisran Macedonia yang dipimpin oleh pemimpin agung Alexander the great (iskandar zulkarnain). Peristiwa ini berlangsung dua tahun sebelum Chandragupta naik tahta. Kedatangan Macedonia tidak hanya mempunyai maksud politis saja tetapi juga misi penyebaran budaya barat ke daerah timur. Beberapa sumber mengatakan bahwa ekspansi Alexander the great tidak mempunyai motif politik sama sekali, karena pasukan Macedonia hanya lewat saja dan tidak meneruskan penyerangan kea rah timur, dan bahkan mereka kembali lagi ke barat (Eropa).

    Seperti halnya daerah-daerah timur yang lain, pasca ekspansi bangsa barat adalah kemunculan budaya hellenisme. Yaitu perpaduan budaya timur dengan budaya barat. Sejak masa tersebut semakin terbuka hubungan barat dengan dunia timur. Hal inilah yang kemudian mendorong India semakin menjelma menjadi pusat peradaban penting dunia. Banyak ilmuan yang kemudian datang dan pergi di India. Hal yang juga patut dicermati adalah pada masa itu sejarah India telah ditulis oleh salah satu kaki tangan Alexander the great yang selalu mengirinya kemanapun dan kapanpun ia pergi.

    Chandragupta naik tahta pada masa dan saat yang penting. Yaitu beberapa saat pasca kematian Alexander the great, sehingga dengan sekuat tenaga akhirnya dia berhasil menguasa daerah-daerah yang tadinya dikuasai oleh Macedonia, dan bahkan Chandragupta berhasil menjalin hubungan dengan musuh Iskandar Zulkarnain, Seloucos Nicator (penguasa Yunani di Asia Barat). Persahabatan ini memberi peran penting dalam menggambarkan situasi Maghada pada saat Chandragupta. Penguasa yunani tersebut banyak membantu Chandragupta dalam menulis sejarah India. Penulis hasil bantuan penguasa Yunani tersebut banyak menggambarkan keindahan dan keelokan Maghada yang terletak pada lembah sungai Gangga.

    Akhir hayat Chandragupta diakhiri dengan bebrapa catatan penting. Ia merupakan raja yang disegani kawan maupun lawan, rakyat dan juga umum. Sebagi para umumnya raja, dia mempunyai Bayangkari, yaitu pasukan khusus pengawal raja yang terdiri dari wanita-wanita asing yang berenjata lengkap, yang selalu mengiringi Chandargupta sebagi pasukan berkuda. Selain itu dia juga membuat jalur dari Takshosila kedaerah Bactria. Jalan itu digunakan sebagai jalur perdagangan dan ketentaraan. Pada masanya perdagangan memang sangat maju, bahkan uang Persia dan uang Yunani lebih banyak melihatan di kerajaannya dari pada uang Chandragupta (India). Dia juga telah mengembangkan pedagangan di laut, meskipun hanya di bagian teluk Persia dan laut Aden saja.

    Selain mempunyai pasukan pengawal pribadi, lascar Chadnrgupta merupakan elemen penting bagi kuatnya kerajaan Maghada. Laskar ini mempunyai jumlah kereta dan gajah yang sangat banyak. Jumlah gajah laskar ini berkisar antara 9000 untuk jumah gajahnya dan 30000 untuk jumlah keretanya. Selain pasukan gajah dan kereta, dia juga mengembangkan jumlah infatrinya yaitu sekitar 60000 orang. Laskar-laskar perang berasal dari satu kasta tersendiri. Ketika tidak ada perang, pekerjaan mereka hanya makan dan tidur semata. Tatepi mereka tidak diperkenankan untuk mempunyai banyak harta benda. Ini bermaksud untuk menjadikan laskar-laskar tersebut selalu siap sedia katika di butuhkan kapanpun dan dimanapun.

    Chandragupta juga semakin memperkut eksistensi kasta sebagai pola sosial di India pada saat itu. Dia melarang keras perkawinan yang melibatkan kasta yang berbeda. Walaupun banyak kasta yang berkembang di India pada saat itu, Chandragupta dianggap sebagai raja yang giat dan juga adil. Walaupun hukuman yang dijatuhkan cenderung keras, tetapi dia tidak banyak menjatuhkan hukuman. Hukuman sebatas dijatuhkan bagi mereka yang benar-benar melanggar aturan kerajaan. Chandragupta juga melakukan penaklukan terhadap daerah-daerah seperti Archosia (Kandahar), Paropanisadae (Kabul), Asia (heart), Gedrosia (Baluchistan) dan meminta daerah-daerah tersebut untuk mengembalikan gajah-gajah perang India yang berjumlah sekitar 500 gajah.

    Masa kejayaan kerajaan maghada adalah pada mas pemerintahan Asoka. Ashoka vardhana memerintah India (maghada) tahun 272-232 SM. Ashoka mempunyai ketrampilan memimpin kerajaan yang luar biasa hebatnya. Masa Ashoka yang menjadi titik sentral kekuatan kerajaan adalah angkatan perang. Dengan kuatnya angkatan perang Maghada maka Maghada menjadi kerajaan yang disegani kawan maupun lawan. Ashoka juga banyak menakulukan di daerah-daerah sekitar India, seperti Gandara, Kabul, Jonas, Kamboja, Godavari, Krisna, Mysore, Supara dan Girnar, dan daerah-daerah lainnya. Luas kerajaan Maghada saat itu melebihi luas negara India pada saat sekarang.

    Selain banyak melakukan penaklukan, Ashoka juga banyak meninggalkan jejak sejarah yang berbentuk tulisan yang kemudian menjadi sumber sejarah yang cukup penting hingga sekarang. Banyak prasasti yang ditinggalkan pada dinding-dinding dan tiang batu yang berisi tentang peristiwa, undang-undang, pesan perdamaian, maupun ajaran dan pesan-pesan ashoka.

    Hal menarik yang perlu dikaji pada masa Ashoka adalah berkembangnya agama Budha. Padahal nenek moyang Sshoka adalah penganut setia Hindu. Ia adalah satu-satunya raja yang sangat berperan atas berkembangnya Agama Budha. Dia seakan-akan melawan nenek moyangnya yang selalu menjadikan Agama Hindu sebagai alat untuk melegitimasi kekuasaannya. Namun pada akhirnya eksistensi Budha berhasil disingkirkan karena banyaknya aliran yang menolak Budha, terutama dari kalangan Brahmana. Puncaknya adalah kematian raja terakhir dinasti Maurya, Buhadratha, di tangan Sungha pada 185 SM.

    Pada masa Ashoka terdapat peristiwa besar yang sulit dilupakan oleh para sejarawan. Peristiwa tersebutlah yang akhirnya merubah haluan jalan hidup Ashoka dari penganut Hindu menjadi seorang yang memeluk Agama Budha. Peristiwa tersebut adalah perang Kalingga. Menurut sumber yang ada, Ashoka memipin sendiri perang tersebut. Sebanyak kurang lebih 100.000 nyawa orang Kalingga melayang dan dijadikan budak. Sedangkan masih banyak lagi yang akhirnya mati karena kelaparan. Sejak saat ia berubah haluan, dan tidak mau lagi memakai kekerasan dalam hidupnya. Ia mulai mementingkan Agama Budha seperti yang telah disinggung sebelumnya.

    Meskipun hanya sebagi Upasa (pengikiut atau penganut biasa) saja, dia juga sudah menerapkan larangan berburu hewan, dan tidak boleh menyembelih burung merak dan rusa. Dia juga berusaha menyiarkan hukum Dharma. Salah satuinya adalah dengan mengangkat pegawai-pegawai tinggi yang dinamakan Dharmamahamatra yang harus berkeliling diseluruh kerajaan sekali dalam lima tahun. Tugas ini dianjurkan guna melakukan urusan agama pada kalangan rakyat yang meliputi putra-putra raja, kaum bawah dan bahkan mereka yang masih berada dalam penjara. Selain Dharmamahamatra ada juga pegawai yang dinamakan Rajuka. Tugas mereka terutama terletak pada lapangan kemasyarakatan, sebab mereka harus memajukan mutu kesusilaan rakyat, kamakmuran, dan merekapun bertindak sebagai hakim pada daerah-daerah tertentu. Selain itu ada juga pegawai yang diangkat bertindak sebagai penagih pajak dan sekertaris, mereka semua dari kalangan Budha.

    Ashoka sendiri juga sering melakukan perjalanan-perjalanan panjang. Yaitu sekali dalam 10 tahun. Perjalan ini dinamakan Dharmayatra, yang dalam satu kali perjalanan biasanya memerlukan 256 hari.

    4. Dinasti Sungha
    Dapat dikatakan bahwa Dinasti Sungha actor yang berperan penting dalam mengembalikan keberadaan Agama Hindu yang sempat tenggelam pada masa raja Ashoka, dengan keberhasilannya membunuh Buhadratha tahun 185 SM. Mulai saat itu sampai tahun 1875, Sungha dan keturunannya berhasil menguasai Maghada. Seperti yang telah disinggung, bahwa Sungha kembali memberi angin segar kepada pemeluk Hindu dan khususnya Brahmana untuk kembali mengembangkan Agama Hindu.

    5. Dinasti Kanya
    Setelah berakhirnya kekuasaan Sungha atas Maghada, maka kekuasaan sesudahnya diambil alih oleh Dinasti Kanya. Dinasti Kanya memerintah dalam kurun waktu antara 175- 128 SM. Sejak masa Kanya berkuasa muncul kerajaan-kerajaan kecil semisal Andhra, Parthi, dan Kushan.
    Selain perkembangan politik yang kuat di India, hal penting yang patut dicermati adalah lahir dan berkembangnya Agama Hindu yang nanti akan banyak dibahas pada BAB IV. Peninggalan-peninggalan selain pemerintahan/politik dan Hindu, yang menjadi cirri khas, juga masih banyak peninggalan yang lain, meliputi seni kesusastraan dan juga Jainisme dan tentunya Agama Budha.
    Dalam bidang kesustraan terdapat beberapa buku catatan perjalanan. Ada dua buku penting yang muncul pada masa Arya. Buku tersebut adalah Aranyaka (Kitab Hutan) dan Upashisad, yang merupakan hasil kerja dari teosofi yang berisi renungan mistik bagi para murid lanjutan. Buku tersebut dibuat guna memudahkan tafsir terhadap kitab suci Weda yang membingungkan. Untuk menafsirkan weda diperlukan buku-buku yang digunakan untuk menafsirkan. Ada dua kelompok jenis buku yang digolongkan sebagai tafsir weda. Pertama adalah sruti. Yaitu kitab yang dianggap sebagai wahyi dari Brahma sang pencipta. Kedua adalah smerti. Yaitu hasil ingatan ataupun kebiasaan para pendeta yang juga disebut sebagai wedangga atau anggota weda.

    Selain berkembangnya agama Hindu, di India, terutama pada masa Arya, juga berkembang Jinisme dan Agama Budha. Pada abad 6 SM proses pembaharuan dalam bidang agama terus berlangsung dan terus berlanjut. Tidak hanya sekedar kecil-kecilan tetapi langsung besar. Muncul dua tokoh penting dalam perombakan bidang keagamaan, yaitu Budha Gautama dan Vardamana Mahavira. Keudanya mempunyai banyak persamaan. Diantaranya adalah; pertama keduanya berasal dari masa yang bersuasana Samkya yang nantinya memberikan pengaruh besar terhadap sifat ajaran rohani yang mereka ajarkan nanti. Kedua, mereka berasal dari kalangan yang sama, yaitu ksatria atau prajurit, yang dalam status sosial merasa disepelekan oleh kalangan Brahmana. Ketiga, mereka mendirikan perkulmpulan-perkumpulan atau biara-biara agama yang di dalamnya terdapat pengikutnya yang hidup dalam cinta kasih, tidak mencuri, dan tidak berdusta. Satu lagi bahwa Vardaman merupakan salah satu anak dari Budha Gautama.

    Peromabakan yang dilakukan oleh kedua tokoh tersebut adalah Jainisme dan Buhda. Agama Jina (Jainisme) atau agama bagi para penakluk itu disebarluaskan oleh seorang anak dari Budha Gautama yang bernama Vardamana. Jina lebih menekankan pada semedi, dan cenderung ekftrim ketimbang Budha. Konsep alam raya menurut Jainesme adalah abadi, tidak ada hari kiamat yang memusnahkan jagad raya tersebut. Para dewa tidak berperan dalam penciptaan maupun pemusnahan alam semesta. Jagad raya berfungsi dengan sendirinya sesuai hukum alam. Keberadaannya terbagi menjadi sejumlah daur terttentu, yang masing-masing mencakup fase perkembangan dan kehancuran. Setiap masa dikawal oleh dua puluh empat kaesar jagad raya, menjadi tigapuluh tiga orang-orang besar, yang hidup dalam jangka waktu tertentu secara teratur. Pada masa puncak zaman manusia hidup dengan ukuran badan yang amat besar dan umur yang panjang, serta tidak membutuhkan undang-undang ataupun pranata, sebab semua kebutuhan manusia telah dicukupi oleh pohon pengharapan. Jainisem beranggapan bahwa proses kehancuran jagad raya membutuhkan kurun waktu kurang lebih 40.000 tahun lamanya. Pada saat itu manusia menjadi sangat kerdil, dan hanya mencapai umur 20 tahun, hidup di dalam gua-gua, dan menjadi lupa akan segala peradaban. Bahkan mereka pun tidak mengenal api, sampai pada saatnya air pasang melanda bumi. Tetapi kiamat tidak ada, karena setelah itu muncul kembali kehidupan yang baru secara abadi. Namun demikian jainisme tetap percaya dengan adanya hukum karma.

    Kedua adalah Budha. Budha didirikan oleh Budha Gautama. Yaitu seorang yang diaanggap begitu bijaksana keturunan Sakya. Putra seorang kepala daerah di kapilawastu, kira-kira 200 Km sebelah utara Benares. Pada umur 29 dia memutuskan untuk meninggalkan segala bentuk kehidupan dunia. Ia memilih meninggalkan istana dan melakukan pengembaraan dengan pakaian yang serba kuning. Sampai pada suatu ketika ia berhenti pada sebuah pohon pipala, dan ia mendengarkan suara, penerangan atau bodhi. Semula dia ragu untuk menyebarkan apa yang dia dapatkan ketika melakukan pengembaraan. Namun pada akhirnya Brahma sendiri yang turun untuk memberikan kemantapan pada Gautama. Akhirnya Khutbah perdana Gautama dilaksanakan di taman rusa, Benares dihadapan lima orang pengikutnya. Khutbah perdananya berisikan ajaran, tentang empat kenyataan, yaitu bahwa hidup pada dasarnya merupakan suatu kesengsaraan, bahwa kesengsaraan itu timbul karena suatu sebab, bahwa kesengsaraan itu dapat dihilangkan, dan bahwa ada cara-cara yang dapat menghilangkan kesengsaraan tersebut, yaitu delapan langkah kebenaran.delapan langkah kebenaran itu adalah berpandangan benar, berketetapan benar, berbicara benar, bertingkah benar, hidup benar, berusaha benar, beringatan benar, dan bersemadi benar. Ajaran agama lainnya berhasil dikumpulkan menjadi tiga keranjang atau pitaka. Keranjang tersebut dibagi menjadi tiga bagian. Pertama berisi aturan mengenai tingkah laku. Kedua berisi kumpulan khotbah Budha Gautama. Ketiga berisi ajaran mengenai metafisika.

    Pada muktamar ke tiga, Budha terpecah menjadi dua kelompok besar. Pertama Mahayana dan Hinayana. Perbedaan mendasar dari kedua aliran tersebut adalah kontek nirvana dan prosedur yang dilalui untuk mencapai nirvana. Mahayana beranggapan bahwa setiap pemeluk Budha dapat mencapai nirvana kalau mendapat bantuan para orang suci yang telah mendahului mereka dan telah menempati kedudukanbaik di nirvana tersebut. Sementara aliran Hinayana beranggapan bahwa keberhasilan umat Budha mencapai nirvana hanya karena usaha sendiri, tanpa bantuan fisik dari apapun.
    Baik Jainisme dan Budhisme pada dasarnya bersifat ateistik, dalam artian tidak menolak keberadaan dewa-dewa, namun tidak mengakui campur tangan mereka dalam kegiatan jagat raya maupun nasib manusia .

    peninggalan kota harappa

    Gambar : Peninggalan Kota Harappa

    B. HINDUISME DAN INTI AJARANNYA

    1. Fase Perkembangan Agama Hindu
    Sebagai dampak dari berkembangnya budaya Indo-arya adalah munculnya Agama Hindu. Menurut sejarahnya, Agama Hindu mempunyai usia yang cukup tua dan panjang, dan merupakan agama yang pertama kali dikenal oleh umat manusia. Kami mencoba mendefinisikan kapan dan dimana Hindu di sebarkan dan berkembang. Agama Hindu pada kelanjutannya telah melahirkan kebudayaan yang sangat kompleks baik dalam bidang astronomi, ilmu pertanian, filsafat, dan ilmu-ilmu yang lain. Sehingga kadang ada kesan rumit ketika kita berniat memahami ajaran Agama Hindu.

    Agama Hindu adalah agama yang mencoba memberi kebebasan kepada pemeluknya untuk melakukan peribadatannya. Tetapi hal ini bahkan menimbulkan permasalahan di kalangan sejarawan, dan mengklaim bahwa Agama Hindu tidak sesuai dengan apa yang telah diajarkan. Sebagai contoh, banyak sejarawan yang masih menulis bahwa Hindu masih menganut paham Polytheisme, karena ada beberapa dewa yang mengatur aspek kehidupan pemeluknya. Tetapi pada kenyataannya, Hindu telah menganut Monotheisme. Prinsip ketuhanan Hindu adalah “trimurti”. Selain itu, kalangan umat Hindu sendiri juga masih banyak pemahaman yang kurang tepat atas ajaran agama yang dipahami dan diamalkan.

    Perkembangan Agama Hindu di India pada dasarnya terjadi selama empat fase. Jaman Weda, jaman Bharmana, jaman Upanisad dan jaman Budha. Jaman Weda disinyalir telah berkembang pada masa perdaban Mohenjodaro dan Harappa. Bukti yang menunjukan fase ini adalah adanya patung yang menyerupai perwujudan Siwa. Selain itu pada masa ini masyarakat India kuno juga telah menyembah dewa-dewa. Tetapi kepastian dimulainya fase Weda adalah pada masa Bangsa Arya berada di Punjab di lembah sungai Indus. Sekitar 2500 s.d 1500 tahun sebelum masehi. Setelah terdesak bangsa Dravida akhirnya hijrah ke arah Selatan di dataran tinggi Dekkan, dan sebagian ada yang membaur dan berasimilasi dengan kebudayaan bangsa Arya. Bangsa Arya sendiri telah menyembah beberapa dewa, diantaranya: Agni, Varuna, Vayu, Indra, Siwa dan sebagainya. Tetapi tuhan-tuhan tersebut hanyalah manifestasi dari perwujudan tuhan yang Maha Esa, yang mengatur dan berkuasa atas alam semesta yang disebut “Rta”.

    Pada fase tersebut masyarakat India telah dibagi menjadi beberapa kelompok lapisan masyarakat yang meliputi Brahmana, Ksatria, Waisa dan Sudra. Pada masa Brahmana, kekuasaan amat besar pada kehidupan keagamaan. Kaum Brahmana lah yang mengantarkan persembahan orang kepada para dewa. Jaman Brahmana ditandai dengan mulai tersusunnya tata cara upacara agama. Penyusunan tata cara upacara telah tertulis semua dalam kitab suci Weda.

    Berbeda dengan masa Upanisad. Tata cara beragama tidak hanya dipentingkan pada upacara dan sesaji saja, tetapi juga bagaimana meningkatkan pngetahuan batin yang lebih tinggi yang dapat membuka tabir ke alam ghoib. Pada masa inilah penyusunan dan pengembangan filsafat agama. Yaitu jaman orang berfilsafat atas dasar Weda. Kemudian munculah ajaran filsafar yang tinggi, yang kemudian dikembangkan pada ajaran Darsana, Itihasa dan Purana. Ajaran filsafar tersebut pada akhirnya menyebarkan ajaran Tri murti.

    Fase ke empat adalah Fase Budha. Fase ini dimulai ketika putra raja Sudhodana yang bernama Sidarta menafsirkan Weda dari sudut Logika dan mengembangkan sistem yoga dan semadhi, sebagai jalan ubntuk menghubungkan diri dengan tuhan.

    2. Inti Ajaran Agama Hindu
    Inti ajaran Agama Hindu terdapat pada tiga kerangka dasar ajaran agama hindu. Tiga kerangka dasar tersebut berperan kuat dalam mengatur peribadatan pemeluk-pemeluknya. Tiga kerangka dasar agama adalah Tattwa, Susila dan Yadnya.

    Tattwa. Konsep pencarian kebenaran hakiki di dalam hidnu diuraikan dalam ajaran filsafat yang disebut Tattwa. Tattwa merupakan filsafat yang diserap sepenuhnya oleh pikiran manusia melalui beberapa cara dan pendakatan yang disebut Pranama. Ada tiga cara penyerapan pokok yang disebut Tri prnama. Tri panama ini menyebabkan akal budi dan pengertian manusia dapat menerima kebenaran hakiki dalam Tattwa, sehingga berkembang menjadi keyakinan dan kepercayaan. Kepercayaan dan keyakinan dalam Hindu disebut Sradha. Ada lima Sradha dalam Hindu yang kemudian disebut Panca sradha. Berbekal Panca sradha yang diserap menggunakan Tri panama ini, perjalanan hidup seorang Hindu menuju ke satu tujuan yang pasti. Kearah kesempmurnaan lahir dan batin.

    Susila. Merupakan kerangka daras agama setelah Tattwa. Seperti halnya makna umum Susila, susila dalam ajaran agama hindu juga berperan penting dalam mengatur tingkah laku pemeluk agama hindu dalam kehidupan sehari-hari. Pola interaksi manusia pada kehidupan sehari-hari akan memperlihatkan sejauh mana kadar susila dan akhlak manusia. Seorang akan memperoleh rasa hormat dan simpatik dari orang lain tatkala dia dapat mempertahankan kelakukan dan susilanya ketika melakukan sebuah interaksi. Telah disinggung pada tattwa, bahwa hindu berusaha membimbing manusia kearah kesempurnaan sifat, dan susila lah yang kemudian menjadi titik sentral ajaran tattwa.

    Merunut arti kata ”susila”, su berarti baik, indah, harmonis. Sila berarti perilaku, perbuatan, tingkah laku dan kelakuan. Jadi susila adalah perbuatan baik manusia yang tercermin dalam tingkah laku sehari-hari baik dalam bertutur dan berbuat. Susila menurut agama Hindu adalah tingkah laku hubungan timbal balik yang selaras dan harmonis antar sesama manusia dengan alam semesta yang berlandaskan atas keikhlasan dan kasih sayang.
    Pola hubungan dalam susila berprinsip pada ajaran Tat Twam Asi (ia adalah engkau) mengandung makna bahwa segala makhluk adalah sama. Menolong orang lain sama halnya menolong diri sendiri, begitu pula sebaliknya, menyakiti orang lain berarti menyakiti diri sendiri. Dalam hubungan ajaran susila beberapa aspek ajaran sebagai upaya penerapannya sehari-hari, dan diuraikan secara terperinci sebagai berikut:

    -Tria Kaya Parisudha, merupakan tiga jenis perbuatan yang merupakan landasan ajaran etika agama Hindu yang dipedomani oleh setiap individu guna mencapai kesempurnaan dan kesucian hidup.

    -Panca Yama dan Niyama Brata, yang merupakan lima kebaikan yang harus di lakukan dan lima hal yang harus dihindari.

    -Tri Mala. Tiga keburukan yang meracuni budi pekerti manusia yang harus diwaspadai dan diredam sampai sekecil-kecilnya.

    -Sad Ripu adalah enam musuh di dalam diri manusia yang selalu menggoda, yang pada akhirnya dapat mengganggu emosi manusia.

    -Catur Asrama. Empat tingkat kehidupan manusia dalam agama hindu, disesuaikan dengan tahapan-tahapan jenjang kehidupan yang mempengaruhi prioritas kewajiban menunaikan dharmanya.

    -Catur Purusa Artha. Yaitu empat dasar tujuan manusia.

    -Catur Warna. Yaitu empat pilihan hidup manusia yang berlandaskan tujuan, bakat dan ketrampilan.

    -Catur Guru. Empat kepribadian yang harus dihormati oleh pemeluk agama Hindu.
    Yadnya. inti ajaran agama Hindu yang ketiga adalah Yadnya, yang merupakan suatu karya suci yang dilaksanakan dengan ikhlas karena getaran jiwa dalam keidupan yang sesuai dengan inti ajaran kitab suci Weda. Yadnya juga dapat diartkan sebagai pemujaan, penghormatan, pengorbanan, pengabdian, pemberian yang penuh dengan kerelaan. Yadnya mengandung tiga aspek penting yaitu:

    -Rasa tulus ikhlas dan kesucian.

    -Rasa bakti dan memuja (menghormati) Sang Hyang Widhi Wasa, Dewa, Bhatara, Leluhur, Negara dan Bangsa, dan kemanusiaan.

    -Di dalam pelaksaannya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing menurut tempat (desa), waktu (kala), dan keadaan (patra)

    -Suatu ajaran dan Catur Weda yang merupakan sumber ilmu pengetahuan suci dan kebenaran yang abadi

  • Historiografi Eropa Modern

    Perkembangan historiografi Eropa modern mulai mengalami perkembangan pada masa Renaisans, pada masa itu juga disebut dengan masa pencerahan yang menandakan orang-orang mulai ingin bebas dan terlepas dari ikatan gereja. Pada saat abad pertengahan rasionalitas terikat pada gereja, maka Renaisans kebudayaan dominan kembali kepada masa Yunani dan Romawi kuno. Menurut Kuntowijoyo dalam Rahman Hamid (2011: 102), fase sejarah ini kembali menghantarkan bangsa Eropa pada titik kemajuan ilmu pengetahuan. Dalam konteks itu berbeda antara kebudayaan Renaisans dan modern. Jika kebudayaan yang pertama menengok kebelakang dan kebudayaan yang terakhir menatap kemasa depan. Perkembangan pada masa Renaisans juga dibarenginya dengan perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa.

    Perkembangan historiografi Eropa modern juga didukung oleh para tokoh-tokoh aliran Rasionalisme, para penulis yang lebih mengedepankan logika, berfikir kritis, skeptik, dan realistis. Renaisans muncul karena adanya ketidakpercayaan terhadap dogma agama pada abad pertengahan yang mereka mengangap agama tidak terlalu memberikan kontribusi nyata untuk kehidupan manusia.

    A. HISTORIOGRAFI MASA RENAISANS

    Kekalahan tentara salib dari tentara muslim, menyebabkan orang-orang Eropa mulai sadar atas kemajuan kebudayaan di wilayah Timur Tengah dan Asia. Mereka menyaksikan kemewahan yang tidak ada di wilayah Eropa, mereka juga mengakui kemajuan bidang kerajinan, kesenian dan teknologi bangsa Timur. Pada sisi lain, masyarakat yang berada dikota-kota Eropa mulai meragukan atau paling tidak mempertanyakan kebudayaan mereka sendiri yang selama ini dianggap paling unggul.

    Renaisans yang secara harfiah bisa berarti kelahiran kembali adalah salah satu periodisasi Eropa setelah periode klasik dan pertengahan. Renaisans muncul sebagai akumulasi dogma-dogma gereja yang membatasi bahkan mengekang pola pikir masyarakat. Dibandingkan dengan jaman abad pertengahan bisa dikatakan tidak ada studi yang sungguh-sungguh tentang sejarah kuno. Walaupun sebenarnya terdapat pengaruh penulisan sejarah Yunani terhadap sejarah abad pertengahan, namun pengaruhnya hanya berpengaruh kepada beberapa penulis saja.

    Pada zaman Renaisans untuk menjadi kaya dan tetap kaya diperlukan standar pendidikan yang cukup tinggi. Pada saat itu dirasakan adanya kebutuhan yang kian mendesak akan adanya pendidikan yang praktis dari pada pelajaran teologi pada abad pertengahan. Maka pada zaman Renaisans pendidikan Humanistik yang berdasarkan kepada karya-karya sastra Antic, termasuk penulisan sejarah filsafat moral. Berbeda dengan penulis-penulis jaman abad petengahan, para humanis ingin mempelajari semua pengarang Antic. Gerakan untuk menemukan kembali dan penghargaan terhadap kebudayaan kuno dengan melakukan pemeliharaan sumber-sumber lama, sehinga bisa ditata seperti keadaan semula. Pada awalnya memang hanya terjadi di Italia, namun pada abad ke 15 mulai diikuti oleh negara lain seperti Jerman, Inggris, Belanda dan lainya.

    Dewasa ini humanisme mempunyai arti lain, akan tetapi pada zaman Renaisans kata itu menyatakan suatu pandangan hidup. Selain mengakui adanya Tuhan dengan takwa, juga mencakup sikap-sikap intelektual dunia kafir kuno. Humanisme menaruh minat pada estetika, melihat kegunaan pengetahuan sejarah dan yakin bahwa tugas utama manusia ialah menikmati kehidupannya secara bijak dan mengabdi masyarakat secara aktif. Jadi humanisasi memulihkan keseimbangan neraca yang pada abad pertengahan telah menitik beratkan ke perhatian pada akhirat. Humanisme lebih menekankan pemenuhan di dunia dari pada persiapan untuk di surga kelak. Pemahaman ini juga memiliki segi rohani juga, tetapi mencerminkan suatu masyarakat yang lebih menaruh perhatiannya kepada masalah dunia, masyarakat yang praktis, cerdik, sadar diri dan berambisi. Ciri Renaisans ialah bahwa manusia lebih menyadari harga diri pribadinya dari pada di zaman abad pertengahan.

    Bertolak belakang dengan masyarakat abad pertengahan, kebudayaan jaman Renaisans mempunyai ciri sebagai berikut:

    1. Antroposentris, yaitu pandangan hidup yang menganggap bahwa manusia adalah pusat segalanya di dunia ini, sehinga baik buruknya sesuatu di dunia ini, demikian pula sejarah umat manusia adalah ditentukan atau berpusat pada manusia itu sendiri.
    2. Sekuler, yaitu pandangan hidup yang bersifat keduniawian, segala sesuatu diukur atau berorientasi kepada kehidupan di dunia yang bersifat material.
    3. Dissegetigheit, yaitu pandangan hidup yang menganggap bahwa dalam kehidupan ini yang terpenting adalah justru dunia yang fana ini. Semboyannya adalah carpidiem yang berarti nikmatilah hidup ini.

    B. HISTORIOGRAFI MODERN DI EROPA
    Jika dilihat dari sudut pandang kebudayaan, Renaisans sesungguhnya merupakan tonggak sejarah awal jawan modern dari sejarah Eropa. Pada masa ini ditandai dengan munculnya tokoh pemikir humanis, mereka itu terdiri dari para kaum intelektual, sastrawan, filosof, ilmuan, seniman dan sebagainya. Walaupun terdiri dari kelompok kecil, namun demikian gagasan mereka benar-benar telah mengembalikan semangat baru dan jaman baru. Pada masa sebelum Renaisans Bangsa Eropa memang agak tertinggal dibandingkan Bangsa Asia atau Timur tengah. Namun demikian, setelah Renaisans dan Humanisme peradaban Eropa mengalami penyimpangan dari pola umum, yaitu berkembang dengan pesat. Pada abad 19-20, Bangsa Eropa mampu menunjukan superioritasnya dibanding bangsa lain.

    Faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan dari pola umum itu adalah sebagai berikut:

    1. Rasionalisme, yaitu suatu alian pemikiran yang menganggap bahwa rasio merupakan kekuatan utama, mendasar atau sumber dari peradaban manusia. Rasionalisme timbul akibat kemajuan ilmu pengetahuan alam yang didasarkan atas daya pikir manusia.
    2. Reformasi,yaitu suatu gerakan religious (Kristen) yang dahsyat dan didorong oleh perkembangan rasionalisme dan humanisme. Karena pada masa abad pertengahan, menurut Gereja, Injil tidak bisa dibaca oleh semua orang karena Injil hak monopoli kaum Rohaniawan. Namun pihak rasionalisme mengatakan bahwa semua orang dibekali rasio, sehingga bila menghendaki dan dengan cara belajar juga memiliki kemampuan membaca Injil. Banyak tokoh yang memprotes monopoli Gereja, diantaranya M. Luther King, Awingli, Calvin dan lain sebagainya. Mereka berpendapat dan berjuang bahwa setiap individu boleh membaca dan menerjemahkan kitab suci (Injil). Disinilah Nampak penonjolan individu yang dinilai tinggi, sehingga dalam perkembangan selanjutnya memunculkan faham Induvidualisme.
    3. Nasionalisme, yaitu gerakan reformasi dari Lethur dan kawan-kawan menentang Gereja di Roma dengan mempropagandakan penerjamahan Injil kedalam berbagai bahasa agar dapat dibaca dan dipahami oleh semua orang. Hasilnya terjadi gerakan penerjemahan Injil kedalam berbagai bahasa dan ini menyebabkan timbulnya rasa nasionalsme.
    4. Ekspansi, yaitu perluasan baik dalam bidang ekonomi, politik, geografis dan kebudayaan. Hal ini didorong akibat banyak petualang yang berhasil menemukan tempat-tempat baru dan memiliki peradaban yang luar biasa yang tidak kalah maju dengan benua Eropa.

    Dalam perkembanganya Historiografi Eropa modern muncul empat aliran yaitu, aliran rasionalisme, positivisme, romantisme, dan sejarah kritis.

    1. Aliran Rasionalisme
    Dalam penjelasan mengenai Rasionalisme akan mengambil mengenai penjelasan dari tokoh Rasionalisme yaitu Voltaire, rasionalisme menolak visi tradisional yang bersumberkan kitab suci, dan memperjuangkan rasio sebagai interpretasi sejarah secara teologis. Voltaire juga berpendapat Tuhan telah menarik diri dari dalam pengaturan sejarah, mungkin Tuhan masih mengaturnya, namun tidak ikut campur dalam proses sejarah. Menurut voltaire, tujuan dari sejarah itu ditentukan oleh akal manusia, akal berperan menentukan jalan sejarah. Perkembangan proses sejarah manusia dalam mencapai kebahagiaan itu ditentukan oleh akal manusia.

    2. Aliran Positivisme
    Pada saat itu juga berkembang positivisme yang dipelopori oleh Agustus Comte. Positivisme merupakan aliran pemikiran (kejiwaan) yang mengajarkan bahwa ilmu harus dapat membuat hukum-hukumnya. Dengan demikian, hanya ilmu yang dilengkapi dengan hukum-hukumlah yang berhak diakui sebagai ilmu pengetahuan.

    3. Aliran Romantisme
    Aliran romantisme muncul karena reaksi terhadap aliran positivisme dan juga karena didorong gerakan nasionalisme. Dalam sejarah penulisan sejarah atau Historiografi, istilah romantik lebih berkaitan dengan sudut pandang politik. Romantik, yaitu visi yang konservatif mengenai negara dan masyarakat. Penulisan sejarah romantik adalah produk dan produsen dari historisme. Sedangkan romantik adalah berkaitan dengan kesadaran historis dan spirit untuk mempelajari dan menulis masa lampau miliknya sendiri (daerah, negerinya, sukunya atau bangsanya sendiri). Memang belum bisa ditemukan definisi Historiografi romantik secara pasti, namun karena bentuk dari ketidaksepakatan dengan aliran positivisme dan rasionalime, aliran romantik menyatakan tidak benar jika rasio itu merupakan prinsip yang menentukan segalanya, karena ada faktor yang terlupakan oleh rasionalisme yaitu sentimen, emosi atau perasaan.

    4. Metode Sejarah Kritis
    Metode Sejarah kritis muncul karena adanya kecenderungan untuk mengkritisi aliran sebelumnya terutama romantisme dimana penulisan sejarah dengan romantisme membuat sejarah itu akan terasa subjektif. Metode Sejarah kritis dipelopori oleh Leopold Von Ranken (1795-1886), dia memberikan kritikan terhadap sejarawan lama yang beraliran romntis. Ranken beranggapan bahwa peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi lebih menarik dari pada peristiwa yang diromantisir. Oleh karena itu dia menolak segala hal yang berbau khayalan dalam penulisan sejarah dan memilih berpegang teguh kepada fakta-fakta. Ranken berkata, “sejarah baru mulai apabila dokumen dapat dipahami, lagi pula, cukup banyak dokumen yang dapat dipercaya”. Adanya metode kritis ini, maka sejarah sah sebagai ilmu sejarah.
    Dengan munculnya berbagai pendapat atau teori dari orang-orang besar saat itu maka secara ringkas dapat disebutkan bahwa historiografi abad ke-19, ditandai dengan ciri sebagai berikut:

    1. Penghargaan kembali pada zaman pertengahan
    2. Munculnya filsafat sejarah
    3. Munculnya teori orang besar
    4. Timbulnya nasionalisme
    5. Munculnya liberalism.

    Menjelang akhir abad ke-19 kebenaran yang dikemukakan oleh Ranken mulai diragukan, sebab menulis sejarah sebagaimana yang terjadi dinilai bertentangan dengan psikologi. Sadar atau tidak, setiap orang yang menulis pasti mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Fakta sejarah bukanlah batu bata yang tinggal dipasang saja, melainkan fakta yang dipilih dengan sengaja oleh sejarawan. Seperti dikemukakan oleh Carl L. Becker (1873-1945), pemujaan terhadap fakta hanyalah ilusi. Sementara itu James Harvey Robinson (1863-1936) mengatakan bahwa sejarah kritis kita hanya dapat menangkap permukaan, tidak dapat menangkap realitas dibawah dan tidak dapat memahami perilaku manusia. Atas dasar pemikiran itu maka muncul gagasan barutentang perlunya sejarah baru atau ‘new perpective on historical writing’. Berbeda dengan historiografi modern yang dipelopori Ranken yang menekankan kritik, maka sejarah baru menekankan perlunya penggunaan ilmu-ilmu sosial, sekaligus mendekatkan kembali ilmu sejarah dengan ilmu-ilmu sosial, sehingga seringkali sejarah baru itu disebut sebagai sejarah sosial.

    C. TOKOH DAN KARYA HISTORIOGRAFI EROPA MODERN
    Untuk pembahasan mengenai tokoh dan karya historiografinya kita akan mengambil dari beberapa tokoh yang mewakili empat paham yang berada di atas. Karena dengan perkembangan Historiografi di Eropa maka banyak sekali tokoh-tokoh historiografi. Namun agar lebih mudah untuk mempelajarinya maka kita mengambil beberapa saja dan agar nantinya lebih bisa memahami mengenai penyebab perbedaan aliran yang ada pada Historiografi Eropa modern.

    1. Voltaire (1694-1778)

    voltaire

    Voltaire merupakan nama samaran dari Francois Marie Arouet yang lahir pada 1694. Dia sempat bersekolah di Louis Le Grand. Ayahnya berharap ia mampu menjadi ahli hukum, namun ternyata dia tidak tertarik menjadi ahli hukum, dia lebih memilih bidang sastra. Karya pertamanya merupakan sebuah puisi yang berjudul Hendiade (1728), puisi ini berisi tentang pandangan mengenai siksaan berdasarkan agama pada abad 16, ini merupakan bentuk cintanya pada toleransi dan antipatinya terhadap agama. Secara unik Votaire mewujudkan suasana pencerahan bagi Prancis. Wataknya sangat militan dan penanya tajam. Ia melancarkan serangan terhadap Raja Luis XV dan gereja Katolik Perancis. Karyanya surat filsuf saran dengan kritikan dan penuh pujian untuk toleransi. Karyanya yang lain seperti Candile (1759) dan Philosophical Dictionary (1764), merupakan kritik terhadap teologi Kristen. Pada tahun 1778 Voltaire meninggal dan dikenang sebagai orang yang berpihak pada rakyat. Voltaire merupakan tokoh rasionalis, ia seorang sejarawan yang berpandangan maju dan sekuler, yang hanya mengakui akal manusia yang dapat menuju kemajuan proses sejarah manusia untuk mencapai masa depan gemilang. Karya Voltaire memiliki ciri sebagi berikut:

    • Cosmopolitan, yaitu pandangan yang luas dan tidak terikat pada suatu tempat bangsa atau suku tertentu.
    • Universal, yang berarti membicarakan atau membahas manusia secara umum.
    • Karyanya tidak disusun secara kronologis melainkat tematis, maksudnya berisi gambaran gaya hidup sesuai tren dalam historiografi Eropa pada saat itu.
    • Bahan-bahan yang digunakan untuk menyusun karyanya diperoleh dari karangan atau tulisan etnografi.

    Karya Voltaire:

    • Histoire de Charles XII (1731);
    • Le Siecle Louis XIV (1751);
    • Histoire de la Guerre de 1741 (1755);
    • Histoire generale depous Charlemagne jusqu”a nos jours (1756).

    2. Auguste Comte (1798-1857)

    augustus comte

    Auguste Comte juga disebut sebagai bapak ilmu Sosial. Dalam sejarahnya Comte membuat periodisasi sejarah menjadi tiga jaman yaitu:

    1. Jaman teologi, yaitu suatu jaman ketika masyarakat hanya percaya bahawa segala sesuatu di dunia ini digerakan oleh kekuasaan super natural.
    2. Jaman metafisis, yaitu jaman ketika masyarakat masih percaya adanya kekuatan diluar fisika yang tidak tampak, sebagai penggerak dinamika kehidupan ini.
    3. Jaman rasionalisme, yaitu jaman ketika masyarakat hanya percaya bahwa dinamika di dunia ini, termasuk benda benda mati kekuatanya terletak pada hukum alam itu sendiri.

    Ada juga tokoh yang merupakan pengikut Comte yaitu Henry Thomas Bukle, dengan karyanya yang berjudul ‘History of Civilization in England’. Buku itu berisi sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dengan mencari faktor-faktor pendorongnya. Kemudian juga terdapat karya dari tokoh lain yaitu N.D.F, de Coulanges dengan bukunya yang berjudul ‘The Ancient City’, dalam buku itu menyetakan bahwa penulisan sejarah Yunani dan Romawi sangat dipengaruhi oleh agama (Kristen abad pertengahan).

    3. Immanuel Kant (1724-1804)

    immanuel kant

    Immanuel Kant lahir di Konigsberg, sebuah kota kecil di Prusia Timur. Dalam bidang filsafat dia dididik dalam suasana Rasionalisme yang pada waktu itu berkembang di Jerman. Kant tidak kawin dan selalu hidup tertib, sehingga dia dapat mencurahkan seluruh waktu dan tenaga kepada karya-karya filosofisnya. Dia memiliki karya sebuah esai yang berjudul ‘An Idea for a Universal History from the Cosmopolitan Point of View’, terbit pada bulan November 1874. Sejarah yang telah lalu merupakan suatu paparan tentang ketidakrasionalan manusia dan beliau mengharap akan suatu Utopia bagi kehidupan yang rasional. Beliau menghubungkan sudut pandangan zaman kesadaran dengan jaman romantik, seperti juga beliau mengabungkan rasionalisme dengan empirisme didalam teori ilmu pengetahuannya. Sejarah yang mengkisahkan tindakan-tindakan manusia, memperhitungkan tindakan-tindakan itu ditentukan menurut hukum-hukum alam sebagai kesan sebab akibat, tindakan itu sebagai fenomena yang tunduk terhadap hukum-hukum alam. Immanuel Kant telah memberikan sumbangan yang besar terhadap pemikiran sejarah dapat dirumuskan dalam empat hal:

    1. Sejarah sarwajagat ialah suatu keinginan yang bisa menjadi kenyataan, tetapi menuntut suatu gabungan diantarapemikiran sejarah tentang falsafah, fakta-fakta mestinya dipahami dan diceritakan dengan jelas, dilihat dari dalam bukan dari luar saja.
    2. Hendaknya mempunyai sangkaan lebih dahulu terhadap suatu ranacangan. Apakah ia menunjukan suatu kemajuanatau menunjukan suatu yang sedang maju menuju kelahirannya.
    3. Ada ketidakrasionalan manusia yang lahir akibat hawa nafsu, kejahatan, dan ketamakan.

    4. Leopold Von Ranken (1795-1886)

    leopold von ranken

    Leopold Von Ranken adalah sejarawan Jerman. Ia adalah sejarawan yang memberikan reaksi terhadap aliran Romantisme, bila di jaman romantik penulisan sejarah banyak dihanyutkan oleh perasaan dan dibumbui oleh komentar serta keindahan. Oleh karena itu, kenapa dia menentang romanitisme dalam sejarah, Ranken berpendapat bahwa perlu dibuangnya bungkus perasaan dalam penulisan sejarah, dengan penulisan sejarah seperti kejadian yang sesungguhnya. Leopold Von Ranken pernah berkata ‘sejarah baru mulai apabila dokumen dapat dipahami, lagi pula cukup banyak dokumen yang dapat dipercaya’. Adanya metode kritis dari Lepold Von Ranken ini, maka sejarah dianggap sah sebagai ilmu sejarah. Sebagai penghargaan atas karya-karyanya, maka pada tahun 1865 Ranken dijadikan bangsawan dan berhak memakai ‘von’ didepan nama kekeluarga. Karya-karya Leopold Von Ranken yang terkenal adalah:

    1. Histories of the Romance and Teutonic People atau Geschichte der romanischen und germanichen Volker (1824);
    2. A critique of Moderen Historikal Writers atau Zur Kritik neuerer Geschichtschreiber;
    3. Fursten nd Volker von Sudeuropa im sechzehnten und seibzehnten jahrhundert;
    4. Die romische Papste, ihre Kirche und ihre Staat im und 17 Jahrhundert (1834-1836).

    Description: historiografi eropa modern, historiografi masa renaisans, historiografi eropa

  • Cakupan dan urutan Materi Pembelajaran

    1.  Penentuan cakupan materi pembelajaran

    Dalam menentukan cakupan atau ruang lingkup materi pembelajaran harus diperhatikan apakah materinya berupa aspek kognitif (fakta, konsep, prinsip, prosedur) aspek afektif, ataukah aspek psikomotorik,  karena ketika sudah diimplementasikan dalam proses pembelajaran maka masing-masing jenis uraian materi tersebut memerlukan strategi dan media pembelajaran yang berbeda-beda.

    Selain memperhatikan jenis materi juga harus memperhatikan prinsip-prinsip yang perlu digunakan dalam menentukan cakupan materi pembelajaran yang menyangkut keluasan dan kedalaman materinya.

    Keluasan cakupan materi berarti menggambarkan seberapa banyak materi-materi yang dimasukkan ke dalam suatu materi pembelajaran.

    Kedalaman materi menyangkut seberapa detail konsep-konsep yang terkandung di dalamnya yang harus dipelajari oleh peserta didik.

    Sebagai contoh, proses fotosintesis dapat diajarkan di SD, SMP dan SMA, juga di perguruan tinggi, namun keluasan dan kedalaman pada setiap jenjang pendidikan tersebut akan berbeda-beda. Semakin tinggi jenjang pendidikan akan semakin luas cakupan aspek proses fotosintesis yang dipelajari dan semakin detail pula setiap aspek yang dipelajari. Di SD dan SMP aspek kimia disinggung sedikit tanpa menunjukkan reaksi kimianya. Di SMA reaksi-reaksi kimia mulai dipelajari dan di perguruan tinggi reaksi kimia dari proses fotosintesis semakin diperdalam.

    Kecukupan atau memadainya cakupan materi juga perlu diperhatikan. Memadainya cakupan aspek materi dari suatu materi pembelajaran akan sangat membantu tercapainya penguasaan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Misalnya, jika suatu pelajaran dimaksudkan untuk memberikan kemampuan kepada peserta didik di bidang jual beli, maka uraian materinya mencakup:

    a. penguasaan atas konsep pembelian, penjualan, laba, dan rugi; 

    b. rumus menghitung laba dan rugi jika diketahui pembelian dan penjualan; c. penerapan/aplikasi rumus menghitung  laba dan rugi.

    Cakupan atau ruang lingkup materi perlu ditentukan untuk mengetahui apakah materi yang akan diajarkan terlalu banyak, terlalu sedikit, atau telah memadai sehingga terjadi kesesuaian dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

    Misalnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas XI, salah satu kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik adalah ” Menulis surat dagang dan surat kuasa“. Setelah diidentifikasi, ternyata materi pembelajaran untuk mencapai kemampuan tersebut termasuk jenis prosedur. Jika kita analisis, secara garis besar cakupan materi yang harus dipelajari peserta didik agar mampu membuat Surat Dagang sekurang-kurangnya meliputi: (1)Jenis surat  Niaga, (2) Jenis perjanjian jual beli dan surat kuasa,  (3)Menulis surat perjanjian  jual –  beli dan surat kuasa sesuai dengan  keperluan , (4)  surat perjanjian jual – beli  dan surat berdasarkan struktur kalimat dan EYD.

    2.  Urutan  Materi  Pembelajaran

    Urutan penyajian berguna untuk menentukan urutan proses pembelajaran. Tanpa urutan yang tepat, jika di antara beberapa materi  pembelajaran  mempunyai hubungan yang bersifat prasyarat (prerequisite) akan menyulitkan peserta didik dalam mempelajarinya.

    Misalnya  materi operasi bilangan penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Peserta didik akan mengalami kesulitan mempelajari pengurangan jika materi penjumlahan belum dipelajari. Peserta didik akan mengalami kesulitan melakukan pembagian jika materi perkalian belum dipelajari.

    Materi pembelajaran yang sudah ditentukan ruang lingkup serta kedalamannya dapat diurutkan melalui dua pendekatan pokok, yaitu: pendekatan prosedural dan hierarkis.

    a.   Pendekatan prosedural.

    Urutan materi pembelajaran secara prosedural menggambarkan langkah-langkah secara urut sesuai dengan langkah-langkah melaksanakan suatu tugas. Misalnya langkah-langkah menelpon, langkah-langkah mengoperasikan peralatan  kamera video, cara menginstalasi program computer dan sebagainya.

    Contoh : Urutan Prosedural  (tatacara)

    Pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK),

    peserta didik harus mencapai kompetensi dasar ”Melakukan setting peripheral pada operating system (OS) komputer”.  Agar peserta didik berhasil mencapainya, harus melakukan langakah-langkah berurutan mulai dari cara membaca gambar periferal sampai dengan mengetes keberhasilannya.

    b.    Pendekatan hierarkis

    Urutan materi pembelajaran secara hierarkismenggambarkan urutan yang bersifat berjenjang dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Materi sebelumnya harus dipelajari dahulu sebagai prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya.

    Contoh : Urutan Hierarkis  (berjenjang)

    Soal cerita tentang Perhitungan Laba Rugi dalam Jual Beli

    Agar peserta didik mampu menghitung laba atau rugi dalam jual beli (Penerapan rumus/dalil), peserta didik terlebih dahulu harus mempelajari konsep/pengertian laba, rugi, penjualan, pembelian, modal dasar (Penguasaan konsep). Setelah itu peserta didik perlu mempelajari rumus/dalil menghitung laba dan rugi (Penguasaan dalil). Selanjutnya peserta didik menerapkan dalil atau prinsip jual beli (Penguasaan penerapan dalil).

  • Langkah-Langkah Perencaan Protofolio Penilaian

    Agar terarah, pengunaan portofolio harus dilakukan dengan perencanaan yang sistematis, melalui enam langkah di bawah ini.

    Langkah pertama: Menentukan maksud atau fokus portfolio

    Hal ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

    ·         Mengapa saya (guru) memerlukan portfolio siswa?

    ·         Sasaran belajar apa atau tujuan kurikuler apa yang ketercapaiannya hendak dinilai dengan portofolio ini?

    ·         Apakah penilaian dengan portofolio lebih cocok untuk menilai belajar atau tujuan kurikuler tersebut daripada dengan penilaian alternative yang lain?

    ·         Apakah portofolio itu harus difokuskan pada karya terbaik, atau pertumbuhan (perkembangan) belajar, atau keduanya?

    ·         Portofolio itu akan digunakan sebagai komponen penilaian formatif ataukah untuk penilaian sumatif, atau keduanya?

    ·         Siapakah yang menentukan isi portofolio: guru saja, guru dan siswa, atau pihak lain (misalnya siswa, orang tua, dan guru)?

    Langkah kedua: Menentukan aspek isi yang dinilai

    Hal ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

    ·         Apakah saya (guru) akan menilai hanya karya terbaik siswa, ataukah akan 

       menilai perkembamgannya siswa?

    ·         Pengetahuan, keterampilan, atau sikap apa, yang menjadi aspek utama

      untuk dinilai?

    Langkah ketiga: Menentukan bentuk, susunan, atau organisasi portofolio.

    Hal ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

    ·         Jenis isi apa (karya cipta siswa ataukah catatan laporan kegiatan siswa

       yang harus ada untuk mendapat nilai

    ·         Apa yang harus ada dalam ‘Daftar Isi’ protfolio, atau apa garis besar isi

      portofolio, yang harus terdapat dalam portofolio?

    ·               Bagaimana definisi tiap-tiap kategori atau jenis satuan isi portofolio?

    Langkah keempat: Menentukan penggunaan portfolio

    Hal ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

    ·               Berapa lama setiap hari siswa diharapkan mengerjakan tugas membuat portofolio itu? (Misalnya 15 menit setiap hari)

    ·               Bagaimana kaitan antara portofolio itu dan pembelajaran sehari-hari?

    ·               Siapa yang menentukan jenis isi portofolio itu? (Guru sendiri, guru dan siswa, atau siswa sendiri?)

    ·               Kapan portofolio itu akan dicermati untuk dinilai?

    ·               Bagaimana pembobotan nilai portofolio dan komponen penilaian lain, dalam rangka penentuan nilai akhir semester (penentuan nilai rapor)?

    ·               Apakah guru akan mendiskusikan isi portofolio itu dengan siswa yang bersangkutan?

    ·               Apakah portofolio itu akan ditunjukkan pula kepada orang tua siswa, kepala sekolah, guru lain, atau siswa lain?

    Langkah kelima: Menentukan cara menilai portfolio

    Hal ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

    ·               Apakah penskoran portofolio akan dilakukan dengan dua macam rubrik (pedoman) penskoran, yaitu rubrik umum dan rubrik khusus?

    ·               Apakah rubrik penskoran untuk setiap jenis isi portofolio itu sudah ada?

    ·               Apakah penilaian portofolio akan dikerjakan oleh guru sendiri, ataukah oleh guru bersama siswa yang bersangkutan?

    Langkah keenam: Menentukan bentuk atau penggunaan rubrik

    Hal ini dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut.

    ·               Apakah nilai portfolio akan dinyatakan sebagai satu skor saja?

    Perlu diperhatikan bahwa isi portofolio dapat sangat bervariasi.  Oleh karena itu, guru harus mengarahkan siswa agar portofolio yang dibuat oleh siswa sesuai dengan tujuaan pembelajaran.  Guru sebaiknya menentukan apa yang harus ada di dalam portofolio dan apa yang boleh ada di dalam portofolio; meskipun produk yang istimewa di luar yang ditentukan itu tentu diizinkan untuk dimasukkan ke dalam portofolio.  Penggunaan portofolio juga memberikan kesempatan kepada guru untuk memperluas wawasan, dan memahami siswanya.  Dalam rangka itu, sebaiknya portofolio dibahas dengan sesama guru, kepala sekolah, dan dengan orang tua siswa.