Daftar isi
Olahraga Tenis Lapangan
Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pada saat ini tenis lapangan adalah olahraga permainan yang mendunia. Akan tetapi di Indonesia, tenis lapangan masih menjadi permainan olahraga yang asing di masyarakat pedesaan. Tenis lapangan masih kalah populer jika dibandingkan dengan olahraga bulutangkis.
Tenis lapangan adalah sebuah permainan olahraga yang menggunakan raket dan bola dan dimainkan disebuah lapangan yang dipisah oleh sebuah jaring. Tenis lapangan dapat dimainkan secara single atau berpasangan. Tenis lapangan memiliki banyak teknik dasar. Didalam makalah ini, telah dibahas semua yang bersangkutan dengan teknik lapangan, mulai dari sejarah, teknik dasar, peraturan, maupun sarana dan prasarana tenis lapangan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana sejarah di Dunia dan di Indonesia tentang tenis lapangan?
2) Apakah yang dimaksud dengan olahraga tenis lapangan?
3) Sebutkan dan jelaskan teknik dasar tenis lapangan?
4) Bagaimana peraturan dalam permainan tenis lapangan?
5) Sebutkan sarana dan prasarana dalam olahraga tenis lapangan
1.3 Tujuan Permasalahan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1) Memenuhi tugas yang diberikan pada mata kuliah T & P Tenis Lapangan II.
2) Sebagai salah satu bentuk pengetahuan tentang olahraga tenis lapangan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Tenis Lapangan
A) Sejarah di Dunia
Menurut beberapa catatan sejarah, permainan yang menggunakan bola dan raket sudah dimainkan sejak sebelum Masehi, yaitu di Mesir dan Yunani. Pada abad ke-11 sejenis permainan yang disebut jeu de paume, yang menyerupai permainan tenis kini, telah dimainkan untuk pertama kali di sebuah kawasan di Perancis. Bola yang digunakan dibalut dengan benang berbulu sedangkan pemukulnya hanyalah tangan.
Permainan ini kemudian diperkenalkan ke Italia dan Inggris pada abad ke-13 dan mendapat sambutan hangat dalam waktu yang singkat. Banyak peminatnya di antara rakyat setempat terhadap permainan ini. Sejak itu perkembangan tenis terus meningkat kenegara-negara Eropa yang lain. Raket bersenar diperkenalkan pertama kali pada abad ke-15 oleh Antonio da Scalo, seorang pastur berbangsa Italia. Ia menulis aturan umum bagi semua permainan yang menggunakan bola, termasuk tenis. Majalah Inggris “Sporting Magazine” menamakan permainan ini sebagai “tenis lapangan atau (lawn tennis)”. Dalam buku “Book of Games And Sports”, yang diterbitkan dalam tahun 1801, disebut sebagai “tenis panjang”. Tenis pada mulanya merupakan permainan masyarakat kelas atas. Tenis lapangan rumput yang terkenal di zaman Ratu Victoria, ditiru oleh golongan menengah, yang menjadikannya sebagai permainan biasa. Klub tenis pertama yang didirikan adalah Leamington di Perancis oleh J.B. Perera, HarryGem, Dr. Frederick Haynes, dan Dr. Arthur Tompkins pada tahun 1872. Pada masa itu, tenis disebut sebagai pelota atau lawn rackets. Pada tahun 1874, permainan tenis lapangan pertama kali dimainkan di Amerika Serikat oleh Dr. James Dwight dan F.R. Sears. Sementara itu, All England Croquet Club pun telah didirikan pada tahun 1868. Dua tahun setelah itu, dibukalah kantornya di Jalan Worple, Wimbledon. Pada tahun 1875, klub ini juga bersedia memperuntukkan sebagian dari lahannya untuk permainan tenis lapangan dan badminton. Sehubungan dengan itu, peraturan permainan tenis lapangan rumput ditulis. Amerika Serikat mendirikan klub tenis yang pertama di Staten Island. Bermula dari situlah, permainan tenis lapangan di Amerika Serikat berkembang dengan pesat sekali. Klub tersebut mampu melahirkan banyak pemain tenis tangguh yang menguasai percaturan tenis tingkat dunia. Kejuaraan tenis pertama bermula tahun 1877.
B) Sejarah di Indonesia
Kemungkinan besar orang Belandalah yang memperkenalkan tenis lapangan di Indonesia. Walaupun tidak mustahil pula permainan ini dibawa oleh pelaut Inggris yang singgah di kota-kota besar kepulauan Nusantara. Sayangnya arsip-arsip berbagai perkumpulan milik warga Negara Belanda yang pernah berdiri di negeri ini telah hilang, sehingga kita tidak dapat melacak mana diantara kedua perkiraan itu yang lebih benar.
Pada saat itu hanya kaum bangsawan yang bisa memainkan tenis lapangan. Jumlah pemain pribumi mulai meningkat pada tahun 1920-an seiring kian banyaknya murid-murid Indonesia memasuki sekolah-sekolah menengah para siswa stovia, Rechts School NIAS, sehingga olahraga itu dikenal secara luas.
Pada tahun 1934, diadakan semacam kejuaraan nasional oleh De Alegemeene Nederlandsche Lawn Bond (ANILTB) di Malang, Jawa Timur dan tiga wakil pribumi mampu jaya. Pada partai tunggal putra Soemadi melawan Samboeja dimenangkan Samboeja. Ganda putra Hoerip bersaudara menggilas Bryan/Abdenanon 6-3, 6-4 dan ganda campuran Samboeja/Soelastri mendepak Bryan/Schermbeek 6-4, 6-2.
Pada tanggal 26 Desember 1935 di Semarang, telah dicetuskan pembentukan Persatuan Lawn Tenis Indonesia (PELTI). Bapak Budiyarto Martoatmodjo dianggap sebagai peletak dasar utama pendirian oeganisasi PELTI. Ketika menguraikan asas dan tujuan pendiriannya, ia mengatakan bahwa PELTI sebagaimana organisasi kebanggaan lainnya, sama sekali tidak bersifat mengasingkan diri. Maka PELTI akan selalu siap bekerja sama dengan persatuan tenis manapun asal atas dasar saling menghargai.
Diungkapkan pula, tujuan praktis utama PELTI adalah mengembangkan dan memajukan lawn tenis di tanah air dan bagi bangsa sendiri. Dengan cara ini lebih jauh diharapkan akan dicapai tali persaudaraan yang erat diantara segala perhimpunan dan pemain tenis bangsa Indonesia. PELTI juga akan menyebarluaskan peraturan permainan, memberi keterangan dan bantuan dalam pembuatan lapangan tenis. Juga mengadakan dan mengatur serta menyumbang bagi pelaksanaannya pertandingan, disamping berusaha memasyarakatkan tenis itu sendiri.
2.2 Pengertian Tenis Lapangan
Tenis lapangan adalah sebuah permainan olahraga yang menggunakan raket dan bola dan dimainkan disebuah lapangan yang dipisah oleh sebuah jaring. Tenis lapangan dapat dimainkan secara single atau berpasangan.
2.3 Teknik Dasar Bermain Tenis Lapangan
a) Grip (Pegangan Raket)
Pegangan raket tenis lapangan dengan raket bulutangkis sangan berbeda. Tenis cenderung menggunakan ayunan tangan dan pergerakan badan serta putaran bahu untuk memukul bola, sehingga raket dapat dianggap sebagai perpanjangan tangan dan merupakan satu kesatuan dengan badan. Ketika pegangan raket berada di titik tengah, maka akan merusak kestabilan raket dan keutuhan ayunan lengan itu sendiri. Lain halnya dengan bulutangkis yang memiliki raket dengan berat yang lebih ringan dari tenis. Bulutangkis lebih banyak menggunakan gerakan pergelangan tangan daripada keseluruhan lengan hinga bahu itu sendiri, sehingga pegangan di tengah gagang justru lebih memperkuat cengkeraman.
Berikut penjelasan posisi pegangan tangan di
gagang tenis lapangan ditinjau dari posisi pegangan raket. Umumnya gagang raket tenis berbentuk oktagonal. Kedelapan sisi tersebut dibagi menjadi sisi atas, bawah, kiri, kanan dan sudut 1, 2, 3, dan 4 (searah jarum jam) seperti yang diilustrasikan pada gambar di samping. Yang dipakai menjadi patokan dari setiap tipe grip adalah posisi dari pangkal ujung jari telunjuk kita. Berikut adalah tinjauan beberapa grip atau pegangan raket dalam permainan tenis:
1) Forehand Continental grip
Grip ini merupakan grip klasik yang selalu digunakan oleh pemain-pemain tenis jaman dahulu ketika raket kayu masih digunakan. Posisi tangan berada tepat di atas gagang raket dan posisi pangkal telunjuk berada di sudut 1 (untuk pemain tangan kanan) atau sudut 4 (untuk pemain kidal).
Pemain pro modern yang tercatat masih menggunakan tipe ini adalah Stefan Edberg dan sebelumnya adalah John Mc Enroe. Grip ini sangat baik digunakan di permukaan lapangan yang cepat, seperti rumput, dan digunakan oleh pemain dengan tipe permainan ‘Service Volley’. Saat ini tidak banyak yang menggunakan tipe continental sebagai pegangan forehand utamanya karena tempo permainan yang semakin cepat dengan bola yang semakin berputar (spin). Minus grip ini adalah hanya bisa dipakai untuk pukulan mendatar (flat) dan mengiris (slice), sedangkan untuk pukulan spin agak sulit. Pemain yang memakai grip ini juga seringkali kesulitan menghadapi bola-bola top spin yang bersifat agak melambung parabolik. Akan tetapi, grip continental merupakan grip standar untuk melakukan service dan juga untuk pukulan volley serta overhead karena tangan mantap mencengkeram gagang raket.
2) Forehand Eastern grip
Eastern merupakan grip yang paling mudah diaplikasikan petenis pemula. Grip ini seringkali disebut sebagai “pegangan berjabat tangan”. Anda dapat mencobanya dengan memulai pegangan dari leher raket, seperti menjabat tangan, lalu turun ke ujung gagang raket. Posisi dari pangkal telunjuk cenderung berada pada sisi kanan (untuk pemain tangan kanan) atau sisi kiri (untuk pemain kidal).
Pegangan jenis ini dapat memberikan variasi pukulan yang lengkap, baik itu flat, slice, maupun spin. Pilihan grip ini cocok sekali bagi pemain yang sering mengandalkan permainan volley ke depan net karena anda dapat dengan mudah dan cepat menyesuaikan grip untuk pukulan volley ke depan net. Namun minus pegangan ini sekali lagi agak susah untuk menghadapi bola-bola top spin yang bersifat parabolik.
Salah satu pemain pro yang merajai tenis di tahun 90′an, yaitu Pete Sampras, memakai grip ini sebagai pilihannya karena dia merupakan tipikal pemain Service Volley yang sangat nyaman memakai grip ini.
3) Forehand Semi-Western grip
Grip jenis ini adalah grip yang paling banyak dipakai oleh pemain tenis modern, terutama yang memiliki tipe permainan baseliner.
Anda dapat mencoba grip ini dengan menempatkan pangkal jari telunjuk anda di sudut 2 (untuk pemain tangan kanan) atau 3 (untuk pemain kidal). Atau bisa juga berawal dari grip eastern kemudian tangan anda diputar searah jarum jam satu sudut ke sudut 2 atau 3.
Keunggulan dari grip ini adalah anda dapat memukul spin dengan baik sehingga kemungkinan bola untuk melewati net lebih besar karena sifatnya yang parabolik. Grip ini juga dapat dipakai untuk memukul flat tetapi tidak direkomendasikan untuk memukul slice. Minus dari grip ini adalah sulit untuk mengantisipasi bola-bola rendah yang dihasilkan dari pukulan flat atau slice terutama di lapangan cepat (grass atau hard court). Beberapa contoh pemain pro yang menggunakan grip ini adalah : Andre Agassi, Roger Federer, Marat Safin.
4) Forehand Western grip
Grip jenis ini merupakan grip yang ekstrim digunakan terutama untuk memproduksi pukulan top spin. Pemain spesialis lapangan tanah liat (clay) umumnya menggunakan grip jenis ini, juga banyak pemain modern saat ini.
Anda dapat mencoba menempatkan posisi pangkal telunjuk pada sisi bawah dari gagang raket. Atau anda dapat memulai dari posisi semi-western kemudian bergeser satu sudut ke sisi bawah gagang raket.
Grip ini sangat baik digunakan bagi pemain yang ingin memukul bola dengan top spin yang ekstrim. Arah bola dari hasil pukulan ini dapat melambung di atas net dan turun menurut garis parabolik yang ekstrim. Grip ini juga sangat nyaman digunakan untuk mengantisipasi bola-bola tinggi yang biasanya terjadi di lapangan tanah liat. Akan tetapi, minus dari grip jenis ini adalah tidak bisa dipakai untuk melakukan pukulan flat serta slice dan juga sangat sulit untuk mengantisipasi bola-bola slice yang jatuh rendah di lapangan cepat seperti rumput (grass) atau semen (hard court). Pemain pro yang mengadopsi jenis grip ini umumnya merupakan pemain spesialis tanah liat seperti Rafael Nadal, Carlos Moya atau sebelumnya adalah Sergi Bruguera.
b) Jenis-jenis pukulan
Dalam permainan tenis, agar dapat menyuguhkan satu bentuk permainan yang bermutu, kita harus menguasai tentang berbagai macam pukulan. Khusus bagi para pemula, beberapa macam pukulan harus dikuasainya, di antaranya adalah :
1) Servis
2) Drive
3) Volley
4) Lob
5) Smash
6) Drop
7) Slice Shot
8) Chop Shot
1) Servis
Servis adalah pelayanan, sajian pukulan pertama untuk memulai pertandingan. Pukulan ini merupakan satu-satunya pukulan yang menentukan, dimana pemain seluruhnya akan menerima bola, atau pemain akan kehilangan haknya dalam mengolah bola, jika servis gagal. Oleh karena itu, servis dikatakan pula sebagai modal bagi pemain, jika servis berhasil, server tetap akan menguasai bola dan akan dapat nilai, tetapi bila servisnya gagal, server akan kehilangan haknya untuk menguasai bola, berarti server akan berpindah ke pihak lawan. Ada tiga jenis utama dalam melakukan servis:
a) Slice
b) American Twist
c) Flat Serve atau Cannon Ball
Ketiganya mempunyai dasar yang sama mengenai cara memegang raket, sikap dan penyampaian bola, namun mempunyai perbedaan dalam cara kepala raket menyentuh bola dan proses lanjutannya.
Dasar pukulan servis
1) Sikap berdiri
Sikap berdiri yang baik untuk melakukan servis, adalah kaki kiri dengan sudut 45º dengan base line, kaki kanan sejajar dengan garis tersebut. Kaki kiri berada 5 atau 7 1∕2 cm di belakang base line untuk mencegah terjadinya foot foult dan kaki kanan 25-45 cm di belakang kaki kiri. Berat badan diantara kedua kaki. Posisi raket harus dipegang di depan kearah net, pergelangan setinggi dada dan muka raket setinggi wajah/kepala. Tangan kiri memegang bola rileks.
2) Lambungan bola
Untuk melakukan servis bola dilambungkan ke atas. Lambungan harus pada tempat yang sama dan ketinggian yang sama serta diiringi ayunan raket. Kebiasaan memegang tiga bola sekaligus dengan cara bola kedua dipegang dengan jari manis dan kelingking dengan telapak tangan, bola ketiga dengan telunjuk, jari tengah dan ibu jari.
3) Ayunan
Dari sikap siap, ayunan lengan kiri ke bawah paha kiri sekaligus, hingga kepala raket dekat badan. Pada waktu raket melewati kaki kanan , pindahkan berat badan ke kaki kanan dan angkat tumit kaki kiri dan lutut sedikit ditekuk. Raket bergerak kebelakang atas membentuk lingkaran sampai sampai kepala raket setinggi bahu dan siku membentuk 45º. Pada waktu bola melambung keatas, pergelangan dan siku diayunkan ke atas sehingga lurus di atas kepala membentuk garis lurus dengan raket. Bola di pukul dengan sedikit berjingkat. Alihkan kerat badan kedepan dan pakailah otot-otot bahu dan pungung untuk melakukan pukulan.
a) Slice
Cara melakukan:
- Raket menyentuh bola pada sebelah kanan atas bola, dan bola dipukul dengan raket dari kanan ke kiri.
- Raket dilecutkan dengan keras dari pergelangan.
- Hasil pukulan bola melengkung ke kiri pada waktu bola melayang.
- Dalam melakukan pukulan slice, raket sedikit diputar saat mengayun, sehingga bingkai raket turun secara diagonal dengan garis pinggir.
b) American Twist Servis
Cara melakukan:
· Pegangan raket sama dengan pukulan backhand.
· Lambungan bola sedikit ke belakang sisi kiri. Sehingga pukulan tepat di atas kepala.
· Pada saat pukulan, bola harus mengena bagian belakang dengan sedikit slice dari kiri ke kanan.
c) Flat atau Cannon Ball Servis
Yang dimaksud flat atau cannon ball servis adalah pukulan permulaan yang sangat keras. Perbedaan antara slice dan flat hanyalah pada saat pukulan, pergelangan pada gerak akhir diputar sedikit. Bola dipukul dengan bagian muka raket pada bagian atas bola, dan bila dilakukan dengan tepat akan menghasilkan sedikit spin (putaran) bola.
2) Drive
A) Forehand drive
Forehand drive adalah pukulan keras yang dilakukan dari sebelah kanan badan pemain. Ada tiga cara genggaman forehand drive:
a) Eastern forehand
Telapak tangan berada pada bagian belakang gagang.
b) Continental Forehand
Telapak tangan berada sedikit diatas bawah gagang dan gagang diputar sekitar seperdelapan putaran.
c) Western Forehand
Telapak tangan berada di bawah gagang. Letakkan raket tertelungkup, kemudian pungut dengan cara continental.
Ada lima macam gerak dasar forehand:
1) Cara berdiri.
Badan menghadap ke net sepenuhnya dengan kaki kangkang santai, berat badan ditengah kedua kaki.
2) Ayunan belakang
Sambil berdiri dengan berputar, mulai ayunan belakang dengan gerakan rata, lurus ke belakang dan horizontal dari tangan kanan kemudian pindahkan berat badab ke kaki belakang.
3) Ayunan depan
Kepala raket harus sedikit diatas pergelangan dan sedikit di bawah tinggi bola sesudah melambung, hingga ayunan depan akan sedikit bergerak baik ke atas ataupun ke bawah. Gerakan ini akan mengakibatkan terjadi top spin.
4) Saat pukulan
Pada saat raket mengayun ke depan memjemput bola, kepala raket harus berada pada ketinggian bola dan rata serta datar pada saat bola membentur senar raket. Pegangan harus kuat. Pada saat perkenaan putaran sedikit dari tangan ke atas, bukan dari pergelangan , hal ini akan memberikan top spin pada bola.
5) Gerak lanjut
Saat selesai melakukan pukulan, gerakan dilanjutkan dengan memindah berat badab ke depan atau ke arah bola. Keseimbangan di jaga dengan kaki kanan, lengan kiri dan dengan mengangkat tumit sedikit dari tanah.
B) Backhand drive
Backhand drive adalah pukulan dari sebelah kiri badan pemain (dari sebelah kanan bila kidal). Hampir semua pukulan backhand memakai pengangan eastern. Ada lima macam gerak dasar backhand:
a) Sikap
Badan menghadap ke net sepenuhnya dengan kaki kangkang santai, berat badan ditengah kedua kaki.
b) Ayunan kebelakang
Raket diayun kebelakang kiri setinggi pinggul. Badan berputar jauh kekiri , seakan-akan punggung hampir setengah putaran dari net.
c) Ayunan ke muka
Lepaskan tangan kiri dari kepala raket, kemudian ayunkan lengan dan raket ke arah net dengan gerak mendatar sejajar dengan bola yang datang atau sedikit di bawahnya.
d) Saat benturan
Bola yang datang harus kena tepat pada titik jarak 10 – 15 inci di muka pinggul kanan, dan pinggul tidak ditarik ke belakang.Saat perkenaan dengan bola ayunan harus cepat dan tepat dengan badan berputar ke bola, dengan cara memutarkan bahu seluruhnya ke kiri. Berat badan di kaki kanan, lutut kanan ditekuk dan kaki kiri sedikit diturunkan dan berputar ke dalam.
e) Gerak lanjut
Sesudah bola terpukul, raket dan badan harus terus mengikuti jalannya bola.
3) Volley
Volley adalah pukulan sebelum bola menyentuh lantai.
A) Forehand volley
Bola hanya didorong dan kepala raket sedikit ditarik ke belakang dengan siku sedikit ditekuk, kepala raket tidak boleh dibawah pergelangan, ayunan kebelakang tidak boleh melebihi bahu kanan dan pegangan raket kuat.
B) Backhand volley
Posisi bahu kanan mengarah ke net, kepala raket jangan lebih ke belakang dari bahu kiri. Siku kanan setinggi bahu, kepala raket harus tinggi pukulan kedepan agak sedikit ke bawah. Pergelangan harus kuat dan berat badan pindah ke kaki kanan.
4) Lob
Lob adalah pukulan melengkung ke atas dan bola jatuh di bagian belakang bidang permainan, dan bola melewati kepala lawan, jika dia bermain dekat net. Ada dua macam lob:
A) Lob rendah (low lob)
Dilakukan bila lawan berada di dekat net dan bola dilambungkan tinggi, sehingga lawan tidak dapat menjangkau.
B) Lob tinggi (high lob)
Lob ini dilakukan untuk memperpanjang waktu agar bisa memperbaiki posisi.
a) Forehand lob
Gerakan sama dengan forehand hanya perkenaan bola ke atas depan. Pukulan dengan lunak dan gerakan lanjutan ke atas.
b) Backhand lob
Gerakan sama dengan backhand. Pada saat perkenaan anggkat sedikit bola, ayunan raket harus terus menuju arah bola dan mata harus selalu mengikuti bola selama melakukan pukulan.
c) Lob volley
Lob volley dilakukan jika anda tergeser dari posisi dalam volley, dan lawan berada dekat net. Lob volley bisa dilakukan dengan forehand maupun backhand. Perbedaan hanya saat memukul bola tanpa menyentuh tanah terlebih dahulu.
5) Smash
Cara melakukan smash sama dengan service. Raihlah bola dalam titik tertinggi, bisa juga dengan sedikit lompatan.
6) Drop Shot dan Stop Volley
A) Drop shot
Drop shot adalah pukulan ground stroke yang dipukul secara forehand atau backhand di mana bola jatuh hanya sedikit saja melewati net. Cara melakukan dengan pegangan raket sedikit longgar dan gerak kedepannya adalah akibat dari gerak pergelangan tangan. Muka raket harus dibuka dengan sudut 45º atau lebih dari vertical. Raket digerakkan ke bawah dan ke depan yang sama, dan gerak lanjut dalam pukulan ini tidak diperlukan. Persiapan untuk drop shot harus diawali seperti halnya forehand dtau backhand.
2.4 Sarana dan Prasarana Tenis Lapangan
Tenis lapangan merupakan olahraga permainan yang tergolong dalam kelompok permainana bola kecil. Dalam permainan tenis lapangan, berikut adalah sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk memainkannyan.
A) Lapangan
Dalam pertandingan resmi dibagi dalam 3 (tiga) permukaan:
a) Jenis permukaan rumput (Grass Court)
b) Jenis permukaan keras (Hard Court)
c) Jenis permukaan tanah liat (Gravel)
Dalam segi bangunan dibagi 2 (dua) situasi:
a) Lapangan dengan situasi terbuka
b) Lapangan dalam situasi tertutup
Penggunaan lapangan tenis lapangan:
a) Untuk rekreasi/olahraga rekreasi kesehatan, pembinaan prestasi.
b) Tournament Amatir dan Profesional.
· Syarat-syarat Pembuatan Lapangan Tournament
Untuk kelancaran dari suatu tournament baik nacional maupun internacional perencanaan tempat yang digubnakan harus memenuhi syarat yang sesuai dengan peraturan, menyangkut masalah:
o Masalah tanah (bangunan)
o Bebas dari polusi udara dari lingkungan kotor
o
Mudah dicapai transportasi
o Dekat dengan penginapan
o Mudah airnya dan ada listrik dan telepon
o Tidak dekat dengan perumahan penduduk dan ada tempat parkir
o Lapangan dibuat minimal 6 dan salah satu lapangan digunakan untuk centre court
o Ruang ganti/kamar mandi/wc/ruang istirahat pemain
· Ukuran lapangan
Untuk permainan tunggal (single):
a) Penjang = 23,77 m
b) Lebar = 8,23 m
Untuk permainan ganda (double):
a) Panjang = 23,77 m
b) Lebar = 10,97 m
B) Peralatan
a) Net
Tinggi jala ditengah-tengah 910 mm. Tinggi jala akan selalu tetap karena ditengah jala terdapat sehelai pita sebagai penarik yang terikat dengan alat petak/lapangan. Pita jala terbuat dari kabel logam, dan jala bagian atas tertutup dengan sehelai pita yang memanjang. Pita berwarna putih dengan ukuran lebar 51-63,5 mm. Tiang jala terbuat dari kayu atau besi yang terpancang kuat pada dasar lapangan, dengan jarak 914 mm dari garis samping. Tinggi tiang jala 1,070 mm. Pita penarik jala/Net dipergunakan untuk menarik /menahan jala, supaya tinggi jala selalu tetap. Lebar pita penarik jala maksimal 51 mm.
b) Bola
o Permukaan bola harus licin dan tidak terdapat jahitan.
o Garis tengah penampang: 63,50 mm-66,77 mm.
o Berat bola : 56,70 gram – 58,48 gram.
o Mempunyai kekuatan membalik 1.346 – 1.473 mm jika dijatuhkan diatas lantai dari ketinggian 2.450 mm.
c) Raket
Besar gagang raket yang berbentuk segi delapan biasanya tergantung pada ukuran tangan dan jari kita. Ukuran stándar gagang bermacam-macam, dalam perbedaan 1⁄8 inci dari 4 sampai 4 7/8 yaitu: 4,4 1∕8,4 1∕4,4 3∕8,4 1∕2, dan sebagainya.
Sedangkan raket yang pantas beratnya menurut selera dan rasa pribadi, namun ukuran dibawah ini dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam memilih raket :
Ø Untuk anak-anak 12 – 13 oz = ± 350 gram
Ø Untuk remaja putrid 12 1∕2 – 13 1∕4 oz = ± 360 gram
Ø Untuk remaja pria 13 – 13 1∕4 oz = ± 397 gram
Ø Untuk wanita 13 1∕4 – 13 3∕4 oz = ± 398 gram
Ø Untuk pria 13 3∕4 – 14 3∕4 oz = ± 420 gram
Ada bermacam-macam pembungkus gagang raket yang lazim disebut grip, ini tergantung pada selera pribadi, namun dianjurkan grip yang terbuat dari kulit yang berlubang-lubang sehingga dapat menyerap keringat.
C) Pekaian
Pemain harus berpakaian pantas, bersih dan rapi. Berikut ini adalah pakaian untuk pemain putra:
§ Kemeja kaos oblong (T-shirt) putih atau kaos pakai kerah.
§ Celana pendek/celana olahraga.
§ Sepatu olahraga atau sepatu kanvas dengan telapak rata tanpa tumit berwarna putih.
Sedangkan pakaian untuk pemain putri :
§ Rok yang berlipat-lipat kecil (pleated/plisket) warna putih.
§ Kaos (T-shirt) warna putih.
§ Celana pendek kombinasi blus juga baik.
§ Sepatu olahraga putih dan kaos kaki putih.
2.5 Peraturan Permainan Tenis Lapangan
1) Sistem Permainan
A) Untuk Persahabatan dan Kejuaraan Lokal
a) Best of fifteen games, Siapa yang menang 8 games lebih dulu dinyatakan menang, system ini disebut juga Eight Winning games.
b) Est of three dengan short-sets, Sebanyak-banyaknya 3 set, dimana setiap setnya hanya mencapai 6 game
c) Best of three dengan short-sets-long, Sebanyak-banyaknya set ke-1 dan ke-2 mencapai 6 games, sedang set ke-3 mencapai 8 atau 10 games (selisih 2 nilai)
B) Kejuaraan Internasional
a) Best of three, dengan long set (berlaku untuk partai wanita dan ganda campuran)
b) Best of five, dengan long set (berlaku untuk partai pria), artinya a dan b adalah sebanyak-banyaknya 3 atau 5 set dan tiap-tiap set bila terjadi games 5 – 5 harus diteruskan mencapai 7, sedang bila 6 – 6 dalam tiap set diadakan tie breaker.
c) Kejuaraan Devis Cup, Best of three dengan long set, khusus untuk partai pria.
2) Peraturan Permainan
A) Toss
a) Pemain yang menang toss pada permulaan permainan, boleh memilih bola atau tempat lebih dulu.
b) Selanjutnya pemain yang melakukan servis disebut server, sedang yang menerima disebut receiver.
B) Sevis yang betul
a) Sebelum melakukan servis, kedua kaki harus berdiri dibelakang base line antara center mark dan side line.
b) Bola boleh dilambungkan kemana saja oleh server dan sebelum jatuh di lapangan, bola sudah dipukul.
c) Servis dianggap selesai bila bola sudah disentuh dengan raket.
d) Selama melakukan servis harus berdiri dibelakang bagian kanan/kiri dari lapangan. Dan tiap-tiap game dimulai dari sebelah kanan.
e) Bola servis harus melalui net dan jatuh dalam servis/recoving court pihak lawan secara diagonal.
f) Servis dapat dilaksanakan, bila receiver sudah dalam keadaan siap. Dan jika servis dilakukan tetapi receiver belum siap maka diulang.
C) Servis Dinyatakan Salah (Foult)
a) Posisi kaki dari servis tidak memenuhi ketentuan tersebut, sehingga kaki menyentuh base line. Pelanggaran semacam itu disebut foot foult.
b) Tidak boleh mengubah tempatnya dengan berjalan atau lari.
c) Bola servis sebelum jatuh di lapangan, menyentuh permanent fixture (kecuali net dan strap)
d) Dalam usahanya servis raket tidak mengenai bola.
D) Servis Harus Diulang (Let)
a) Bila bola servis menyentuh net dan seterusnya masuk ke dalam servis court pihak lawan yang benar.
b) Bila bola servis menyentuh net, kemudian langsung mengenai receiver atau benda yang dipakainya sebelum bola jatuh di lapangan.
c) Bila receiver belum siap menerima servis, tetapi bola servis sudah datang.
E) Bola Dalam Keadaan In Play
Bola dalam keadaan in play bila sudah dilakukan servis sampai tercapai nilai, kecuali ada pernyataan foult atau let dari umpire.
F) Bola Dimainkan Dengan Baik
a) Bola jatuh diatas garis, sesuai dengan batas lapangan permainannya dan hal ini dianggap in side.
b) Bola menyentuh net, tiang net, kabel, asal dapat melewatinya kemudian jatuh didalam lapangan yang benar.
c) Bola dipukul dari luar tiang net, kemudian bolanya menyentuh tiang dan masuk ke dalam lapangan.
d) Setelah memukul bola, raket pemain melewati net, dengan ketentuan bahwa waktu memukul bola sedah berada diatas lapangan sendiri.
e) Pemain berhasil mengembalikan bola, meskipun bola itu menyentuh benda lain di lapangan.
f) Bola jatuh dalam lapangan yang benar, tetapi memantul kembali.
3) Peraturan Tempat, Istirahat, dan Jumlah Set.
1) Pada akhir tiap game selalu ganti servis (pindah bola) dan pada tiap akhir games yang ganjil diadakan pertukaran tempat.
2) Jumlah set dalam satu pertandingan maksimal 5 atau untuk partai wanita maksimal 3.
3) permainan harus berlangsung terus sejak servis pertama sampai pertandingan berakhir, dengan ketentuan sesudah set ke-3 boleh istirahat maksimal 10 menit.
4) Servis pertama pada permulaan set ke-2 atau ke-3 dilakukan sesuai dengan giliran sejak games ke-1 dan seterusnya sampai selesai, setiap kali terjadi game harus diadakan ganri servis/pindah bola.
4) Nilai
Berikut ini adalah urutan nilai yang diperoleh dalam permainan tenis lapangan:
§ Nilai permulaan dinyatakan dengan angka 0
§ Nilai ke-1 dinyatakan dengan angka 15
§ Nilai ke-2 dinyatakan dengan angka 30
§ Nilai ke-2 dinyatakan dengan angka 40
§ Nilai ke-4 berarti games
§ Pada kedudukan 40 – 40 atau forty all dianggap deuce, kemudian permainan diteruskan sampai selisih dua nilai. Dinyatakan advantage bila salah satu pemain mendapat satu nilai lagi setelah deuce.
§ Bila setelah deuce, server mendapat nilai disebut adserver/strike atau one in. Sedangkan bila receiver yang mendapat nilai disebut adreceiver atau one out.
Pemain kehilangan nilai:
§ Bila ia tidak dapat memukul kembali bola sebelum bola itu jatuh untuk yang kedua kalinya di lapangan.
§ Memukul bola, tetapi bola jatuh di lapangan sendiri atau mengenai permanent fixture.
§ Bola dipukul menyentuh raket lebih dari satu kali.
§ Tangan, badan, atau raket menyentuh net, tiang net, kabel, strap selama bola masih in play.
§ Men-volly bola yang belum melewati net.
§ Bola menyentuh badan sendiri.
§ Melemparkan raket ke bola.
5) Servis Memperoleh Nilai
a) Bila bola yang tidak dinyatakan let menyentuh receiver termasuk benda yang dipakainya, sebelum bola jatuh di lapangan.
b) Jika receiver kehilangan nilai.
6) Receiver Memperoleh Nilai
a) Bila server dua kali berturut-turut membuat kesalahan.
b) Jika server kehilangan nilai.
7) Permainan Double
a) Ketentuan-ketentuan tersebut diatas berlaku pula untuk permainan double/ganda, hanya lapangan permainan double/ganda lebih besar 4 1∕2 feet pada sisi dibandingkan dengan permainan single.
b) Urutan pemain yang melakukan servis maupun yang menerima servis pada permulaan tiap set pada permainan double/ganda harus telah ditetapkan.
c) Servis dinyatakan salah, bila bola menyentuh partner dari server. Tetapi bila bola menyentuh partner dari receiver sebelum jatuh di tanah/lapangan, maka server mendapat tambahan nilai.
d) Bola hanya boleh dipukul oleh salah seorang dari tiap pasangan. Dan jika kawannya menyentuh bola yang masih in play baik dengan raket maupun dengan anggota badannya, maka pihak lawan mendapat nilai.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tenis lapangan adalah sebuah permainan olahraga yang menggunakan raket dan bola dan dimainkan disebuah lapangan yang dipisah oleh sebuah jaring. Tenis lapangan dapat dimainkan secara single atau berpasangan.
Berikut adalah tinjauan beberapa grip atau pegangan raket dalam permainan tenis:
a) Forehand Continental grip
b) Forehand Eastern grip
c) Forehand Semi-Western grip
d) Forehand Western grip
Dalam permainan tenis, agar dapat menyuguhkan satu bentuk permainan yang bermutu, kita harus menguasai tentang berbagai macam pukulan. Khusus bagi para pemula, beberapa macam pukulan harus dikuasainya, di antaranya adalah:
a) Servis
b) Drive
c) Volley
d) Lob
e) Smash
f) Drop
g) Slice Shot
h) Chop Shot
3.2 Saran-saran
Dalam berlatih tenis lapangan, harus bersungguh-sungguh latihan untuk menguasai teknik dasar tenis lapangan. Kemudian, berlatih bertanding melawan lawan dengan dikombinasikan dengan peraturan yang berlaku.