Blog

  • Makalah Ekosistem

    Makalah Ekosistem

    Ekosistem adalah sebuah interaksi timbal balik antara komponen biotik dan a biotik pada luas cakupan wilayah tertentu. Makalah Ekosistem ini untuk mengkaji tentang pengertian, jenis-jenis dan interaksi antar komponen ekosistem.

    Ekosistem

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Ekosistem merupakan sistem komplek ekologi yang melibatkan interaksi timbal balik anatar komponen biotik (mahluk hidup) dan komponen abiotik (lingkungannya). Konsep ekosistem merupakan suati tatanan yang utuh dan menyeluruh antara seluruh unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi (Hutagalung: 2010).

    Ruang lingkup ekosistem ini merupakan sebuah luasan wilayah tertentu. Wilayah ini selanjutnya menjai penciri ekosistem tersebut. Misalnya saja ekosistem rawa, ekosistem hutan hujab tropis, ekosistem termbu karang dan sebagainya.


    B. Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

    1. Apa yang dimaksud dengan ekosistem?
    2. Apa saja komponen-komponen dalam ekosistem?
    3. Bagaimana pola makanan dalam ekosistem?
    4. Apa jenis-jenis ekosistem?
    5. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi ekosistem?

    C. Tujuan

    Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:

    1. Mengetahui penjelasan dari Ekosistem.
    2. Memahami hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya
    3. Mengetahui konsep tentang ekosistem
    4. Memahami pentingnya menjaga kelestarian lingkungan

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengertian Ekosistem

    Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.

    Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.

    Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: “organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan”.

    B. Komponen-komponen dalam Ekosistem

    Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu :

    1. Komponen abiotik

    Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk tak hidup atau benda mati, meliputi :

    a. Tanah

    Sifat-sifat  fisik tanah yang berperan dalam ekosistem meliputi tekstur, kematangan, dan kemampuan menahan air.

    b. Air

    Persediaan air dipermukaan tanah akan mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan. Hal-hal penting pada air yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup adalah suhu air, kadar mineral air, salinitas, arus air, penguapan, dan kedalaman air.

    c. Udara

    Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas yang berbentuk atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen, karbondioksida, dan nitrogen merupakan gas yang paling penting bagi kehidupan makhluk hidup.

    d. Cahaya matahari

    Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan dibumi ini. Salah satunya sebagai faktor utama yang diperlukan dalam proses fotosintesis.

    e. Suhu atau temperature

    Setiap makhluk hidup memerlukan suhu yang optimal untuk kegiatan metabolisme dan perkembangbiakannya.

    2. Komponen biotik

    Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia. Berdasarkan peranannya komponen biotik dalam ekosisteem dibedakan menjadi tiga, yaitu :

    a. Produsen

    Adalah makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari melalui proses fotosintesis.

    Contoh : semua tumbuhan hijau

    b. Konsumen

    Adalah makhluk hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri dan menggunakan makanan yang dihasilkan oleh produsen baik secara langsung maupun tidak langsung.

    Contoh : hewan dan manusia

    Berdasarkan tingkatannya konsumen dibedakan menjadi empat, yaitu :

    a. Konsumen I/primer adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan produsen

    Contoh : herbivora/hewan pemakan tumbuhan

    b. Konsumen II/sekunder adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan konsumen I.

    Contoh : karnivora/hewan pemakan daging

    c.  Konsumen III adalah konsumen/makhluk hidup yang memakan konsumen II

    Contoh : omnivora/hewan pemakan segala.

    d. Konsumen puncak adalah konsumen terakhir atau hewan yang menduduki urutan teratas dalam peristiwa makan dimakan.

    3. Pengurai

    Pengurai disebut juga redusen adalah jasad renik yang dapat menguraikan makhluk lain menjadi zat hara.

    Contoh : bakteri dan jamur.

    C. Pola Makanan Dalam Ekosistem

    Organisme Autotrof adalah semua organisme yang mampu membuat atau mensintesis makanannya sendiri, berupa bahan organik dan bahan-bahan anorganik dengan bantuan energi matahari melalui proses fotosintesis. Semua organisme yang mengandung klorofil terutama tumbuhan hijau daun disebut organisme autotrof. Ada dua pembagian atas Organisme autotrof ini yaitu :

    1. Fotoautotrof yang merupakan organisme pemanfaat energi cahaya untuk mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik.

    2. Kemoautotrof yang merupakan organisme pemanfaat energi dari reaksi kimia untuk membuat bahan makanan sendiri dari bahan organik. Contohnya adalah bakteri besi, dalam menjalankan proses ini mereka membutuhkan oksigen.

    Organisme Heterotrof adalah semua organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri, akan tetapi meman faat kan bahan-bahan organik dari organisme lainnya sebagai bahan makanannya. Organisme ini terdiri atas 3 tingkatan yaitu :

    1. Konsumen yang secara langsung memakan organisme lain
    2. Pengurai yang mendapatkan makanan dari penguraian bahan organik dari bangkai
    3. Detritivor yang merupakan pemakan partikel organik atau jaringan yang telah membusuk, contoh nya adalah lintah dan cacing.

    D. Tipe-Tipe Ekosistem

    Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan.

    1. Ekosistem Akuatik (air)                                                    

    a. Ekosistem Air Tawar

    Air tawar adalah hal penting karena merupakan sumber air rumah tangga dan industri yang murah, komponen air tawar merupakan daur higrologis dan ekosistem air tawar merupakan sistem disporsal (pembuangan yang mudah dan murah). 

    Beberapa faktor pembatas dalam ekosistem air tawar diantaranya:

    1. Kejernihan
    2. Temperatur
    3. Arus
    4. Oksigen
    5. Garam biogenik dalam air.

    Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.

    Ekosistem air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah sungai.

    1. Air tergenang. Contohnya: danau, kolam, rawa dan mangrove.
    2. Air mengalir. Contonhya: mata air, aliran sungai, dan selokan.
    b. Ekosistem Air Laut

    Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin.

    Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plakton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik. Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaan secara horizontal.

    c. Ekosistem Estuari

    Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan. 

    d. Ekosistem Pantai

    Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.

    e. Ekosistem Sungai

    Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.

    f. Ekosistem Terumbu Karang

    Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.

    Adapun manfaat terumbuh karang antara lain:

    1. Berperan penting bagi pertumbuhan sumber daya perikanan (sebagai feeding ground, fishing ground, spanwning ground dan nursery ground)
    2. Mencegah terjadinya pengikisan pantai (abrasi)
    3. Sebagai daya tarik wisata bahari
    4. Secara global terumbu karang berfungsi sebagai pengedap kalsium yang mengalir dari sungai ke laut
    5. Sebagai penyerap karbondioksida dan Gas Rumah Kaca (GRK) lainnya.

    G.    Ekosistem Laut Dalam

    Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang

    dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis

    dengan karang tertentu.

    H.    Ekosistem Lamun

    Lamun atau seagrass adalah satu‑satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh‑tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti hal­nya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai‑tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh‑tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan meng­hasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat‑zat hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

    2.      Ekosistem Terestrial (darat)

    A.    Hutan Hujan Tropis

    Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya.

    Tinggi pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme. Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 °C. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, keraburungbadakbabi hutanharimau, dan burung hantu.

    B.     Hutan Magrove

    Hutan yang terutama tumbuh pada tanah lumpur aluvial di daerah pantai dan muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut. Luas hutan mangrove yang ada di Indonesia merupakan yang terluas di dunia (2,5 – 3,5 juta Ha, 18 – 23% luas magrove di dunia dan lebih luas dari Brazil).

    Adapun fungsi ekologinya yaitu:

    Sebagai peredam gelombang (termasuk gelombang tsunami), angin, dan badai

    Melindungi daerah pantai dari bahaya abrasi

    Sebagai penyerap nutrien organik, penahan lumpur, dan perangkap sedimen

    Sebagi daerah asuhan, mencari makan dan berkembangbiakan ikan, udang, dan hewan liar lainnya.

    C.    Hutan Rawa

    Hutan rawa terbentuk karena keadaan tanah yang sangat basah. Rawa Sfagnum merupakan rawa yang terbentuk di daerah yang beriklim sedang. Jenis-jenis rawa yang lain terbentuk bukan karena keadaan iklim, tetapi karena keadaan air dalam tanah yang berlebihan. Hutan-hutan rawa yang terbesar di pantai-pantai di kepulauan Indonesia seperti Kalimantan Selatan, Sumatra Selatan, dan delta sungai Citaduy serta rawa penting di Jawa Tengah. Vegetasi yang dominan adalah enceng gondok, teratai, pohon, bungur, dan dadap. Pohon-pohon yang tumbuh disini tinggi kurus dan tidak berdaun lebat. Keanekaragaman hewan sangat rendah hanya ditemukan babi hutan, macam-macam ulat air, ikan-ikan dan burung pencakar ular. 

    D.    Sabana

    Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim. Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga terdapat sabana yang luas. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia seperti zebrasinga, dan hyena.

    E.     Padang Rumput

    Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebrasinga, anjing liar, serigalagajahjerapah, kangguru, seranggatikus dan ular.

    F.     Gurun

    Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, semut, ularkadalkatakkalajengking, dan beberapa hewan nokturnal lain.

    G.    Hutan Gugur

    Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajingburung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).

    H.    Taiga

    Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti koniferpinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur

    I.       Tundra

    Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.

    J.      Karst (Batu Gamping /Gua)

    Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.

    3.      Ekosistem Buatan

    Sawah merupakan salah satu contoh ekosistem buatan

    Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah :

    a.       Bendungan

    1. Hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
    2. agroekosistem berupa sawah tadah hujan
    3. sawah irigasi
    4. Perkebunan sawit
    5. Ekosistem pemukiman seperti kota dan desa
    6. Ekosistem ruang angkasa

    Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi yang banyak. Kebutuhan materi juga tinggi dan tergantung dari luar, serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti polusi dan panas. Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup yang dapat memenuhi sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu bergantung pada bumi.

    2.5    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekosistem

    1. Penggunaan Bahan Kimia

    Sekarang ini banyak kegiatan manusia yang menggunakan bahan kimia. Misalnya, untuk meningkatkan hasil pertanian, para petani melakikan pemupukan dan pemberantasan,hama.

    2. Penebangan Hutan

    Jika penebangan hutan dilakukan secara besar-besaran tanpa terkendali, terjadilah hutan gundul. Hutan gundul dapat menyebabkan banjir, erosi, dan tanah longsor.

    3. Pemburuan Liar

    Sebagian manusia ada yang gemar berburu.Mereka berburu hewan dengan ada tujuan tertentu. Perburuan liar dapat menyebabkan hewan menjadi punah.

    4. Penggunaan Kendaraan Bermotor

    Bahan bakar dibutuhkan untuk menjalankan kendaraan bermotor. Bahan bakar dapat berupa bensin dan solar. Pembakaran bahan bakar menyebabkan polusi udara. Pembakaran tersebut menghasilkan gas karbon diokasida.

    5. Pembuangan Limbah Sampah

    Jika pengolahan sampah tidak dilakukan dengan benar, terjadilah kerusakan lingkungan.Pernakah kamu melihat sungai yang kotor dan berbau busuk? Sungai yang demikian merupakan hasil pembuangan sampah dan limbah di sungai. Lingkungan sungai rusak dan hewan yang hidup di dalamnya mati.

    Bab III. Penutup

    A. Kesimpulan

    Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk hubungan timbal balik. Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk tak hidup atau benda mati. Komponen abiotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia.

    B. Saran

    1. Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat tinggal. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan terutama disekitar tempat tinggal kita.
    2. Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup sendiri

    Daftar Pustaka

    Hutagalung, RA. (2010). Ekologi Dasar. Jakarta: PT Gramedia.

  • Makalah Pengelolaan dan Dampak Pertambangan

    Pengelolaan dan Dampak Pertambangan

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Pertambahan penduduk yang cepat mempunyai implikasi pada berbagai bidang. Bertambahnya penduduk yang cepat ini mengakibatkan tekanan pada sektor penyediaan fasilitas tenaga kerja yang tidak mungkin dapat ditampung dari sektor pertanian. Maka untuk perluasan kesempatan kerja, sektor industri perlu ditingkatkan baik secara kualitas maupun kuantitas.peningkatan secara bertahap di berbagai bidang industri akan menyebabkan secara berangsur-angsur tidak akan lagitergantung kepada hasil prodiksi luar negeri dalam memenuhi kebutuhan hidup.

    Paradigma pertumbuhan ekonomi yang dianut oleh pemerintah Indonesia memandang segala kekayaan alam yang terkandung di bumi Indonesia sebagai modal untuk menambah pendapatan negara. Sayangnya, hal ini dilakukan secara eksploitatif dan dalam skalayang masif Sampai saat ini, tidak kurang dari 30% wilayah daratan Indonesia sudah dialokasikan bagi operasi pertambangan, yang meliputi baik pertambangan mineral, batubara maupun pertambangan minyak dan gas bumi. Tidak jarang wilayah-wilayah konsesi pertambangan tersebut tumpang tindih dengan wilayah hutan yang kaya dengan keanekaragaman hayati dan juga wilayah-wilayah hidup masyarakat adat.

    Sumber daya mineral seperti timbah putih, emas, nikel, tembaga, mangan, air raksa, besi dan Iain-lain merupakan sumber daya alam yang tak terbaharui atau nonrenewable resource, artinya sekali bahan galian ini dikeruk, maka tidak akan dapat pulih atau kembali ke keadaan semula. Oleh karenanya, pemanfaatan sumberdaya mineral ini haruslah dilakukan secara bijaksana dan haruslah dipandang sebagai aset alam sehingga pengelolaannyapun harus juga mempertimbangkan kebutuhan generasi yang akan datang. Perkembangan pertambangan di Indonesia dalam 25 tahun terakhir mengalami peningkatan begitu pesat, meskipun tradisi pertambangan masih baru tumbuh dan belum berakar di masyarakat. Oleh karena itu perlu adanya perencanaan yang matang pada setiap pembangunan industri agar dapat diperhitungkan sebelumnya segala pengaru aktifitas pembangunan industri tersebut terhadap lingkungan yang lebih luas.

    B. Maksud dan Tujuan

    Tujuan dari penulisan makalah ini adalah

    1. Mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada dalam lingkungan pertambangan
    2. Mengetahui cara mengelola pembangunan pertambangan yang benar dan baik sesuai prosedur yang ada
    3. Mengetahui langkah-langkah penanggulangan kecelakaan dalam pertambangan
    4. Serta mengetahui cara menjaga lingkungan pertambangan dengan baik agart tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan

    C. Ruang Lingkup

    Adapun ruang lingkup masalah yang akan dibahas pada makalah kali ini sebagai berikut:

    a.    Permasalahan Lingkungan Dalam Pembangunan Pertambangan Energi

    b.    Cara Pengelolaan Pembangunan Pertambangan

    c.    Kecelakaan di Pertambangan

    d.   Penyehatan Lingkungan Pertambangan, Pencemaran dan Penyakit-penyakit yang Mungkin Timbul

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1      Permasalahan Lingkungan Dalam Pembangunan Pertambangan Energi

    Masalah-masalah lingkungan dalam pembangunan lahan pertambangan dapat dijelaskan dalam berbagai macam hal. Berikut ini adalah maslah lingkungan dalam pembangunan lahan pertambangan:

    a. Menurut jenis yang dihasilkan di Indonesia terdapat antara lain pertambangan minyak dan gas bumi, logam-logam mineral antara lain seperti timah putih, emas, nikel, tembaga, mangan, air raksa, besi, belerang, dan lain-lain dan bahan-bahan organik seperti batubara, batu-batu berharga seperti intan, dan lain- lain.

    b. Pembangunan dan pengelolaan pertambangan perlu diserasikan dengan bidang energi dan bahan bakar serta dengan pengolahan wilayah, disertai dengan peningkatan pengawasan yang menyeluruh.

    c. Pengembangan dan pemanfaatan energi perlu secara bijaksana baik itu untuk keperluan ekspor maupun penggunaan sendiri di dalam negeri serta kemampuan penyediaan energi secara strategis dalam jangka panjang. Sebab minyak bumi sumber utama pemakaian energi yang penggunaannya terus meningkat, sedangkan jumlah persediaannya terbatas. Karena itu perlu adanya pengembangan sumber-sumber energi lainnya seperti batu bara, tenaga air, tenaga air, tenaga panas bumi, tenaga matahari, tenaga nuklir, dan sebagainya.

    d. Pencemaran lingkungan sebagai akibat pengelolaan pertambangan umumnya disebabkan oleh faktor kimia, faktor fisik, faktor biologis. Pencemaran lingkungan ini biasanya lebih dari pada diluar pertambangan. Keadaan tanah, air dan udara setempat di tambang mempunyai pengarhu yang timbal balik dengan lingkunganya. Sebagai contoh misalnya pencemaran lingkungan oleh CO sangat dipengaruhi oleh keaneka ragaman udara, pencemaran oleh tekanan panas tergantung keadaan suhu, kelembaban dan aliran udara setempat.

    e. Melihat ruang lingkup pembangunan pertambangan yang sangat luas, yaitu mulai dari pemetaan, eksplorasi, eksploitasi sumber energi dan mineral serta penelitian deposit bahan galian, pengolahan hasil tambang dan mungkin sampai penggunaan bahan tambang yang mengakibatkan gangguan pad lingkungan, maka perlua adanya perhatian dan pengendalian terhadap bahaya pencemaran lingkungan dan perubahan keseimbangan ekosistem, agar sektor yang sangat vital untuk pembangunan ini dapat dipertahankan kelestariannya.

    f. Dalam pertambangan dan pengolahan minyak bumi misalnya mulai eksplorasi, eksploitasi, produksi, pemurnian, pengolahan, pengangkutan, serta kemudian menjualnyatidak lepas dari bahaya seperti bahaya kebakaran, pengotoran terhadap lingkungan oleh bahan-bahan minyak yang mengakibatkan kerusakan flora dan fauna, pencemaran akibat penggunaan bahan-bahan kimia dan keluarnya gas-gas/uap-uap ke udara pada proses pemurnian dan pengolahan.

    Rangka menghindari terjadinya kecelakaan pencemaran lingkungan dan gangguan keseimbangan ekosistem baik itu berada di lingkungan pertambangan ataupun berada diluar lingkungan pertambangan, maka perlu adanya pengawasan lingkungan terhadap:

    1.      Cara pengolahan pembangunan dan pertambangan.

    2.      Kecelakaan pertambangan.

    3.      Penyehatan lingkungan pertambangan.

    4.      Pencemaran dan penyakit-penyakit yang mungkin timbul

    2.2      Cara Pengelolaan Pembangunan Pertambangan

    Sumber daya bumi di bidang pertambangan harus dikembangkan semaksimal mungkin untuk tercapainya pembangunan. Maka perlu adanya survey dan evaluasi yang terintegrasi dari para ahli agar menimbulkan keuntungan yang besar dengan sedikit kerugian baik secara ekonomi maupun secara ekologis. Penggunaan ekologis dalam pembangunan pertambangan sangat perlu dalam rangka meningkatkan mutu hasil pertambangan dan untuk memperhitungkan sebelumnya pengaruh aktivitas pembangunan pertambangan pada sumber daya dan proses alam lingkungan yang lebih luas.

    Segala pengaruh sekunder pada ekosistem baik local maupun secara lebih luas perlu dipertimbangkan dalam proses perencanaan pembangunan pertambangan, dan sedapatnya evaluasi sehingga segala kerusakan akibat pembangunan pertambangan ini dapat dihindari atau dikurangi, sebab melindungi ekosistem lebih mudah daripada memperbaikinya. Dalam pemanfaatan sumber daya pertambangan yang dapat diganti perencanaan, pengolahan dan penggunaanya harus hati-hati seefisien mungkin. Harus tetap diingat bahwa generasi mendatang harus tetap dapat menikmati hasil pembangunan pertambangan ini.

    2.3      Kecelakaan di Pertambangan

    Sekecil apapun kegiatan yang dapat mengakibatkan kecelakaan harus diminimalisir. Bahaya-bahaya lain yang harus dikontrol untuk mencegah kecelakaan, yaitu:

    1.    Bahaya pada peralatan yang :

    a)    tidak sesuai dan tidak memenuhi syarat

    b)   tidak aman

    c)    tidak tertutup tidak dilindungi.

    2.      Bahaya lingkungan :

    a)    becek, licin

    b)   kurang penerangan

    c)    berdebu, mengandung gas beracun,

    d)   instabilitas lapisan batuan (longsor, runtuhnya bench atau berm), 

    3.    Bahaya pekerja :

    a)    tidak memakai APD (alat pelindung diri)

    b)   tidak memperhatikan petunjuk

    c)    tidak peduli K3.

    4.    Bahaya kebakaran :

    a)    proses swabakar batubara,

    b)   ledakan debu batubara,

    c)    ledakan gas methan,

    d)   ledakan debu batubara dan gas methan,

    e)    hubungan pendek arus listrik (koursleting).

    2.4      Penyehatan Lingkungan Pertambangan, Pencemaran dan Penyakit-penyakit yang Mungkin Timbul

    Upaya yang dilakukan dengan berbagai metode seperti ameliorasi, penggunaan bahan organik, penggunaan mikroorganisme, dan penanaman covercrop.

    1.    Ameliorasi/remediasi lahan

    Upaya pemberian masukan berupa kapur atau bahan organik ke atas permukaan lahan atau ke dalam lubang tanam dengan tujuan untuk memperbaiki sifatfisika, kimiawi dan biologi tanah. Ameliorasi Memiliki manfaat sebagai berikut:

    a)    Meningkatkan pH tanah sehingga mendekatinetral

    b)   Menambah unsur Ca dan Mg

    c)    Menambah ketersediaan unsur hara, contohN,P

    d)   Mengurangi keracunan Al, Fe dan Mn

    e)    Memperbaiki kehidupan mikroorganisme.

    2.    Penggunaan Bahan Organik

    Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada didalamnya. Penggunaan bahan organik memiliki manfaat sebagai berikut:

    a)    Stimulan terhadap granulasi tanah,

    b)   Memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah,

    c)  Meningkatkan daya tanah menahan air sehingga drainase tidak berlebihan, kelembaban dan temperatur tanah menjadi stabil,

    d)   Menetralisir daya rusak butir-butir hujan,

    e)    Menghambat erosi.

    3.    Penanaman Cover Crop

    Tanaman kacang-kacangan penutup tanah/ Cover Crop adalah setiap tanaman tahunan, dua tahunan, atau tahunan tumbuh sebagai monokultur (satu jenis tanaman tumbuh bersama-sama) atau polikultur (beberapa jenis tanaman tumbuh bersama-sama), untuk memperbaiki berbagai kondisi yang terkait dengan pertanian berkelanjutan. Penggunaan Cover Crop memiliki manfaat sebagai berikut:

    a)    Mengelola kesuburan tanah

    b)   Memperbaiki kualitas tanah

    c)    Memperbaiki kualitas  air

    4.    Pemanfaatan Mikroorganisme

    Fungi atau jamur merupakan salah satu mikroorganisme yang secara umum mendominasi (hidup) dalam ekosistem tanah. Mikroorganisme ini dicirikan dengan miselium berbenang yang tersusun dari hifa individual. Saat ini beberapa jenis fungi telah dimanfaatkan untuk mengembalikan kualitas/kesuburan tanah. Hal ini karena secara umum fungi mampu menguraikan bahan organik dan membantu proses mineralisasi di dalam tanah, sehingga mineral yang dilepas akan diambil oleh tanaman.

    Penambangan dapat menyebabkan kecelakaan-kecelakaan yang serius seperti kebakaran-kebakaran, ledakan-ledakan, atau lorong-lorong galian yang rubuh yang dapat menimbulkan dampak pada orang-orang yang bermukim di komunitas sekitar tambang.Dampak dan bahaya yang mengancam kesehatan masih juga dirasakan di tempat-tempat bekas daerah yang pernah ditambang, karena orang-orang dapat terpapar limbah tambang dan bahan-bahan kimia yang masih melekat di tanah dan di air.Pertambangan mengancam kesehatan dengan berbagai cara:

    1.    Debu, tumpahan bahan kimia, asap-asap yang beracun, logam- logam berat dan radiasi dapat meracuni penambang dan menyebabkan gangguan kesehatan sepanjang hidup mereka. Kerusakan paru-paru yang diakibatkan debu dari batuan dan mineral adalah suatu masalah kesehatan yang banyak ditemukan. Debu yang paling berbahaya datang dari batubara, yang menyebabkan penyakit paru-paru hitam (black lung diseases).Di samping itu debu dari silika menyebabkan silikosis (silicosis) Gejala-gejala paru-paru yang rusak. Debu dari pertambangan dapat membuat sulit bernapas.Jumlah debu yang banyak menyebabkan paru-paru dipenuhi cairan dan membengkak.Tanda-tanda dari kerusakan paru-paru akibat terpapar debu antara lain:

    a)    napas pendek, batuk-batuk,  napas yang berdesah

    b)  batuk-batuk yang mengeluarkan  dahak kuning atau hijau (lendir dari paru-paru)

    c)    sakit leher

    d)   kulit membiru dekat kuping atau bibir

    e)    sakit dada

    f)    tidak ada nafsu makan

    g)   rasa lelah

    2. Mengangkat peralatan berat dan bekerja dengan posisi tubuh yang janggal dapat menyebabkan luka-luka pada tangan, kaki, dan punggung.

    3. Penggunaan bor batu dan mesin-mesin vibrasi dapat menyebabkan kerusakan pada urat syaraf serta peredaran darah, dan dapat menimbulkan kehilangan rasa, kemudian jika ada infeksi yang sangat berbahaya seperti gangrene, bisa mengakibatkan kematian.

    4. Bunyi yang keras dan konstan dari peralatan dapat menyebabkan masalah pendengaran, termasuk kehilangan pendengaran.

    5. Jam kerja yang lama di bawah tanah dengan cahaya yang redup dapat merusak penglihatan.

    6. Bekerja di kondisi yang panas terik tanpa minum air yang cukup dapat menyebabkan stres kepanasan.Gejala-gejala dari stres kepanasan berupa pusing-pusing, lemah, dan detak jantung yang cepat, kehausan yang sangat, dan jatuh pingsan.

    7. Pencemaran air dan penggunaan sumberdaya air berlebihan dapat menyebabkan banyak masalah-masalah kesehatan

    8. Lahan dan tanah menjadi rusak, menyebabkan kesulitan pangan dan kelaparan

    9. Pencemaran udara dari pembangkit listrik dan pabrik-pabrik peleburan yang dibangun dekat dengan daerah pertambangan dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang serius

    BAB III

     PENUTUP

    3.1      Kesimpulan

    Kegiatan pertambangan membawa dampak buruk bagi lingkungan perairan akibat penggunaan senyawa logam berat merkuri (Hg). Merkuri dapat terakumulasi dalam tubuh organisme yang hidup di perairan dan bersifat toksik atau mematikan pada konsentrasi tertentu. Selain itu pencemaran lingkungan perairan akibat kegiatan pertambangan secara nyata berpengaruh terhadap perekonomian nelayan. Merkuri yang mencemari perairan berpotensi menurunkan kualitas dan produktifitas perairan sehingga mengurangi hasil tangkapan nelayan. Solusi untuk mengatasi dampak pencemaran perairan oleh kegiatan penambangan terbagi dari sisi ekologi dan ekonomi. Dari sisi ekologi berupa pembangunan bendungan serta Instalasi Pengolah Limbah (IPAL). Sedangkan dari sisi ekonomi, khususnya bagi nelayan, dapat dilakukan dengan penerapan strategi pertahanan hidup substitutif.

    3.2      Saran

    Kegiatan pertambangan di Indonesia harus dipantau secara ketat untuk menghindari adanya penambangan ilegal yang seringkali mengabaikan dampak negatif yang timbul pascapenambangan. Setiap industri penambangan perlu melakukan recovery terhadap lingkungan pada tahap pascaoperasi kegiatan penambangan agar dampak yang merugikan dapat ditekan.

    Daftar Pustaka

    http://www.pusatmakalah.com/p/kesimpulan-makalah-dampak-penambangan.html

    http://aerorobotic.blogspot.co.id/2013/04/lingkungan-pertambangan.html

    http://blogriyani.blogspot.co.id/2013/04/tugas-pengetahuan-lingkungan.html

    http://arwantorevhian.blogspot.co.id/2013/07/ringkasan-makalah-pertambangan.html

  • Makalah Perkembangan Penduduk Indonesia

    Perkembangan Penduduk Indonesia

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Laju pertumbuhan penduduk merupakan permasalahan krusial yang dihadapi oleh negara-negara berkembang di dunia, khususnya negara-negara berpenduduk besar dan padat sperti Indonesia. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan data dasar yang diperoleh mengenai jumlah kelahiran, sehingga diperlukan berbagai upaya yang berkesinambungan untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk. Indonesia sebagai suatu negara yang sedang berkembang dengan penduduk terbesar nomor empat di dunia, juga menghadapi persoalan yang serupa.

    Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia senantiasa mengalami peningkatan. Hal ini tercermin dari hasil sensus penduduk 2010, Indonesia menunjukkan gejala ledakan penduduk. Jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 tercatat 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,49 persen pertahun, sementara pada tahun 2008 masih tercatat 288,53 juta jiwa. Laju pertumbuhan penduduk ini jika tetap pada angka itu, pada 2045 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 450 juta jiwa. Peningkatan penduduk yang tinggi ini akan mengakibatkan permasalahan jika tidak dikendalikan (BKKBN, 2010).

    Definisi dari laju pertumbuhan penduduk itu sendiri adalah Angka yang menunjukan tingkat pertambahan penduduk pertahun dalam jangka waktu tertentu. Angka ini dinyatakan sebagai persentase dari penduduk dasar. Laju pertumbuhan penduduk dapat dihitung menggunakan tiga metode, yaitu aritmatik, geometrik, dan eksponesial. Metode yang paling sering digunakan di BPS adalah metode geometrik.

    2)          Maksud dan Tujuan

    Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar kita dapat memahami bagaimana perkembangan pertumbuhan penduduk di Indonesia saat ini serta dampak dari pertumbuhan penduduk itu terhadap berbagai bidang.

    3)          Ruang Lingkup

    Adapun ruang lingkup masalah yang akan dibahas pada makalah kali ini sebagai berikut:

    a.    Landasan Perkembangan Penduduk Indonesia

    b.    Pertambahan Penduduk dan Lingkungan Pemukiman

    c.    Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Pendidikan

    d.   Petumbuhan Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan dengan Lingkungan Hidup

    e.    Pertumbuhan Penduduk dan Kelaparan

    f.     Kemiskinan dan Keterbelakangan

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1      Landasan Perkembangan Penduduk Indonesia

    Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada perubahan penduduk dunia.

    Maka yang melandasi perkembangan penduduk di Indonesia adalah banyaknya kelahiran di bandingkan dengan kematian dan banyaknya imigran dari desa ke kota yang menumpuknya manusia di kota dan sedangkan yang di desa berkurang. Banyaknya imigran dari desa ke kota dikarenakan dikitnya atau kurangnya lapangan pekerjaan dibandingkan dengan di kota-kota yang membuat orang desa mencari makan di kota dan menyebabkan banyaknya atau menumpuknya orang di kota.

    Perkembangan penduduk di Indonesia dikarenakan banyaknya atau meningkatnya data kelahiran per hari di bandingkan data kematian per hari yang mengakibatnya banyaknya kehidupan tidak sebanding banyaknya kematian yang mengakibatkan penumpukan atau pertambahan penduduk di Indonesia semakin tahun semakin bertambah

    Hasil sensus penduduk 2010 tercatat 237,6 juta jiwa sebagai bukti pertumbuhan penduduk Indonesia 5 tahun lebih cepat dari proyeksi BPS. Karena proyeksi semula, tahun 2010 baru berjumlah 234,2 juta dan tahun 2015 berkisar 237,8 juta jiwa. Kenyataannya, tahun 2010 penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa.

    Demikian diungkapkan direktur Jaminan dan Pelayanan KB, BKKBN Pusat, Setia Edi dalam acara peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia di Jakarta, yang dirilis bkkbn.co.id, Sabtu (25/9/2010). Ia mengingatkan, jika program KB diabaikan maka pertumbuhan penduduk Indonesia tak terkendali.

    “Pengnedalian penduduk harus menjadi prioritas. Apalagi kesehatan dan usia harapan hidup meningkat sehingga tanpa pengendalian rawan terjadi ledakan jumlah penduduk. Jumlah penduduk 237,6 juta mendekati proyeksi BPS untuk jumlah penduduk tahun 2015 yakni 237,8 juta jiwa. Angka itu sudah tercapai sekarang. Dengan melencengnya proyeksi itu, jumlah penduduk diperkirakan 264,4 juta tahun 2015,” ujar dia.

    Pemerintah mempunyai target baru. Pada 2014 ditargetkan angka fertilitas total (angka kelahiran/TFR) 2,1 dan pengguna kontrasepsi 65 persen. Saat ini TFR 2,3 dan pengguna kontrasepsi 61,4 persen. Selain itu ditargetkan empat tahun ke depan ‘unmeet need’ 5 persen dan usia kawin pertama 21 tahun.

    Kendala program KB adalah otonomi daerah yang mengakibatkan keterputusan koordinasi dan implementasi program secara luas. Tidak semua daerah mempunyai struktur yang khusus mengurusi KB. Di tengah perubahan itu fungsi petugas penyuluh lapangan KB (PLKB) juga tergerus karena kurang dukungan. Padahal PLKB penting untuk mengedukasi dan memberikan konseling sehingga masyarakat dapat merencanakan keluarga dengan baik dan rasional.

    2.2      Pertambahan Penduduk dan Lingkungan Pemukiman

    Penataan ruang tidak lagi semata menjembatani kepentingan ekonomi dan sosial. Lebih jauh dari kedua hal itu (ekonomi dan sosial), penataan ruang telah berubah orientasinya pada aspek yang benar-benar berpihak untuk kepentingan lingkungan hidup, sebagai konsekuensi keikut-sertaan Indonesia pada upaya menekan pemanasan global. Dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, telah ditegaskan mengenai tujuan penyelenggaraan penataan ruang yaitu mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, serta menciptakan keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan.

    Keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; serta perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

    Penataan ruang yang berpihak pada lingkungan hidup perlu ditegakkan bersama karena sebelumnya, logika penataan ruang yang hanya mengikuti selera pasar, dalam kenyataan telah mengancam keberlanjutan. Hal ini dapat dicermati dari keberadaan lahan-lahan produktif dan kawasan buffer zone berada dalam ancaman akibat konversi lahan secara besar-besaran untuk kepentingan penyediaan lahan yang mempunyai land rent tinggi seperti peruntukan lahan untuk permukiman, industri, perdagangan serta pusat-pusat perbelanjaan. Diperkirakan sekitar 15 ribu – 20 ribu ha per tahun lahan pertanian beririgasi beralih fungsi menjadi lahan non pertanian, serta tidak sedikit kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS) terdegradasi. Berdasarkan data (Bappenas, 2002) terdapat sekitar 62

    Daerah Aliran Sungai (dari 470 Daerah Aliran Sungai) terdegradas akibat dari penebangan hutan yang tidak terkendali dari hulu sungai. Tekanan lingkungan lainnya adalah menyangkut laju urbanisasi yang akan tumbuh sekitar 4,4 persen per tahun. Oleh karena itu diperkirakan, pada tahun 2025 nanti terdapat sekitar 60 persen penduduk Indonesia (167 juta orang) berada di perkotaan. Bila penataan ruang tidak mengikuti logika pembangunan keberlanjutan, maka dapat dipastikan bahwa kota-kota besar yang telah berkembang saat ini akan selalu berada tekanan social yang sangat tinggi. Dilihat dari perspektif ekologis bahwa pertumbuhan penduduk yang cepat dapat berdampak kepada meningkatnya kepadatan penduduk, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan mutu lingkungan secara menyeluruh. Menurut Soemarwoto (1991:230-250) bahwa secara rinci dampak kepadatan penduduk sebagai akibat laju pertumbuhan penduduk yang cepat terhadap kelestarian lingkungan adalah sebagai berikut:

    (1)   Meningkatnya limbah rumah tangga sering disebut dengan limbah domestik. Dengan naiknya kepadatan penduduk berarti jumlah orang persatuan luas bertambah. Karena itu jumlah produksi limbah persatuan luas juga bertambah. Dapat juga dikatakan di daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, terjadi konsentrasi produksi limbah.

    (2)   Pertumbuhan penduduk yang terjadi bersamaan dengan pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang melahirkan industri dan sistem transport modern. Industri dan transport menghasilkan berturut-turut limbah industri dan limbah transport. Di daerah industri juga terdapat kepadatan penduduk yang tinggi dan transport yang ramai. Di daerah ini terdapat produksi limbah domsetik, limbah industri dan limbah transport.

    (3)   Akibat pertambahan penduduk juga mengakibatkan peningkatan kebutuhan pangan. Kenaikan kebutuhan pangan dapat dipenuhi dengan intensifikasi lahan pertanian, antara lain dengan mengunakan pupuk pestisida, yang notebene merupakan sumber pencemaran. Untuk masyarakat pedesaan yang menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian, maka seiring dengan pertambahan penduduk, kebutuhan akan lahan pertanian juga akan meningkat. Sehingga ekploitasi hutan untuk membuka lahan pertanian baru banyak dilakukan. Akibatnya daya dukung lingkungan menjadi menurun. Bagi mereka para peladang berpindah, dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk yang sedemikian cepat, berarti menyebabkan tekanan penduduk terhadap lahan juga meningkat. Akibatnya proses pemulihan lahan mengalami percepatan. Yang tadinya memakan waktu 25 tahun, tetapi dengan semakin meningkatnya tekanan penduduk terhadap lahan maka bisa berkurang menjadi 5 tahun. Saat dimana lahan yang baru ditinggalkan belum pulih kesuburannya.

    (4)   Makin besar jumlah penduduk, makin besar kebutuhan akan sumber daya. Untuk penduduk agraris, meningkatnya kebutuhan sumber daya ini terutama lahan dan air. Dengan berkembangnya teknologi dan ekonomi, kebutuhan akan sumber daya lain juga meningkat, yaitu bahan bakar dan bahan mentah untuk industri. Dengan makin meningkatnya kebutuhan sumber daya itu, terjadilah penyusutan sumber daya. Penyusutan sumber daya berkaitan erat dengan pencemaran. Makin besar pencemaran sumber daya, laju penyusunan makin besar dan pada umumnya makin besar pula pencemaran.

    Tingkat laju pertumbuhan Indonesia dalam beberapa tahun ke depan bukan mustahil akan menyalip Amerika Serikat. Jumlah penduduk Indonesia saat ini mencapai 227 juta jiwa, sedangkan penduduk AS berjumlah 315 juta jiwa. Dari hasil survei, pertumbuhan penduduk Indonesia per tahun bertambah 3,2 juta jiwa.

    Secara kuantitas jumlah ini sama dengan jumlah seluruh penduduk Singapura. Kepala BKKBN Sugiri Syarief menunjukkan bahwa program KB ternyata mengalami stagnasi dengan angka rata-rata seorang wanita mempunyai anak selama masa subur secara nasional pada 2007 tetap berada di angka 2,6 dibanding 2003. Jumlah penduduk Indonesia saat ini menduduki nomor empat terbanyak di dunia setelah China dengan 1,3 miliar jiwa, India dengan 1,2 miliar, dan AS nomor ketiga dengan 315 juta. (Republika, 2 Juni 2009).

    Bergesernya pola hidup masyarakat dan tingginya tuntutan hidup modern yang makin sulit dikejar menyebabkan terjadinya banyak stressor atau penyebab stress yang menyerang masyarakat metropolis. Tidak mengherankan bila gangguan kejiwaan pun menjadi salahsatu penyakit tren masyarakat kota dewasa ini. Indikatornya, jelas terlihat dari banyaknya pasien non psikosa (bukan kejiwaan) yang dirawat instalasi Ilmu Kedokteran Jiwa berbagai RSU.

    Sebelum berakibat lebih parah, selayaknya kita bercermin pada berbagai kejadian khusus yang cenderung muncul di perkotaan. Jakarta, Surabaya, Medan dan kota besar lainnya tidak hanya tampak indah dengan gedung-gedung pencakar langit dengan arsitektur modern dan deretan mobil mewah yang berseliweran. Kota-kota ini tidak hanya gagah karena gemerlapnya lampu-lampu kota yang menghidupkan suasana malam. Namun, di balik gemerlap semua itu, kota ini juga mempunyai berbagai masalah pelik sebagai kota besar yang notabene menjadi sasaran kaum urban sebagaimana dialami kota-kota besar lain di berbagai belahan dunia.

    Akumulasi berbagai masalah klasik akibat peningkatan jumlah penduduk kota yang cepat makin dirasakan dampaknya, mulai dari kemiskinan, pencemaran, pengangguran, hingga kriminalitas dan sebagainya. Diperburuk lagi, kini banyak problema lingkungan hidup kota sehingga pelestarian lingkungan makin berkurang dan perencanaan kota jadi tidak sesuai dengan kenyataan akibat pengaturan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) baik kota maupun propinsi yang sering tidak sinkron. Buntut dari rangkaian masalah itu tidak lain adalah tingkat daya dukung kota terhadap kehidupan warga yang makin rendah.

    Secara umum, pertumbuhan penduduk kota-kota di dunia cenderung mengalami lonjakan yang sangat fenomenal, sementara pada saat yang sama, kualitas lingkungan cenderung menurun. Lebih dari setengah jumlah penduduk di dunia sekarang ini tinggal di perkotaan. Masalah-masalah perkotaan, seperti kepadatan lalu lintas, pencemaran udara, perumahan dan pelayanan masyarakat yang kurang layak, kriminal, kekerasan dan penggunaan obat-obat terlarang menjadi masalah yang harus dihadapi masyarakat perkotaan. Sangat wajar, apabila kecenderungan tersebut terus-menerus tidak ditangani maksimal, ibarat bola salju yang makin lama makin membesar, dan akhirnya memicu runtuhnya kekuatan psikologis masyarakat.

    Jika penduduk Surabaya tahun 2010 diasumsikan berjumlah 5 juta jiwa, berarti setiap jiwa hanya disuplai oleh lingkungan alam lebih kurang seluas 650 meter persegi, padahal dalam suplai udara bersih, tidak ada ruang lagi untuk mendapatkannya. Penyebabnya adalah jumlah penggunaan kendaraan bermotor yang makin meningkat sehingga akan menghasilkan gas polutan bahan-bahan insektisida. Masalah polusi udara di dalam ruangan adalah yang paling kerap kita hadapi sehari-hari. Menurut laporan EPA (Environmental Protection Agency) 26.000 jiwa meninggal dalam setiap tahunnya yang diakibatkan dari polusi udara dalam ruangan. Sementara menurut laporan WHO sebanyak 12,5 juta jiwa mengalami gangguan kesehatan akibat polusi udara tersebut.

    2.3      Pertumbuhan Penduduk dan Tingkat Pendidikan

    Suatu wilayah dengan pertambahan penduduk yang pesat dapat menyebabkan masalah- masalah pendidikan, pengangguran, kesenjangan sosial dan masalah-masalah lainnya. Dengan jumlah penduduk yang besar maka fasilitas-fasilitas sosial, pendidikan dan pekerjaan juga ikut meningkat. Jika penduduk di suatu kota yang padat tidak terpenuhi fasilitas pendidikannya maka akan menyebabkan penurunan tingkat pendidikan wilayah tersebut. Tingkat pendidikan yang rendah dapat menyebabkan pengangguran sehingga dampak pada tingkat perekonomian juga memburuk. Jika masalah ini terus diabaikan maka kemerosotan negara tidak dapat dihindari. Tingkat pendidikan yang buruk dapat menyebabkan anak-anak mengalami depresi. Hal ini memicu terjadinya pekerjaan-pekerjaan yang tidak layak dilakukan oleh anak-anak di bawah umur. Bahkan dampak lain dari masalah ini bisa menyebabkan tingkat tindakan kriminal yang dilakukan anak-anak meningkat.

                Generasi muda dan anak-anak yang cerdas adalah kunci kemajuan suatu negara. Jika masa kanak-kanak mereka diisi dengan hal-hal negatif maka jalan menuju kesuksesan bangsa akan semakin jauh. Penduduk merupakan pelaku pembangunan. Maka kualitas penduduk yang tinggi akan lebih menunjang laju pembangunan ekonomi. Usaha yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kualitas penduduk melalui fasilitas pendidikan, perluasan lapangan pekerjaan dan penundaan usia kawin pertama. Di negara-negara yang anggaran pendidikannya rendah, biasanya menunjukkan angka kelahiran yang tinggi. Tidak hanya persediaan dana yang kurang, tetapi komposisi usia secara piramida pada penduduk yang berkembang dengan cepat juga berakibat bahwa rasio antara guru yang terlatih dan jumlah anak usia sekolah akan terus berkurang.

              Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga untuk melaksanakan pembangunan dalam segala bidang belum dapat berjalan dengan cepat, karena kekurangan modal maupun tenaga tenaga ahli/ terdidik, Akibatnya fasilitas secara kualitatif dalam bidang pendidikan masih terbatas. Pertambahan penduduk yang cepat, lepas daripada pengaruhnya terhadap kualitas dan kuantitas pendidikan, cenderung untuk menghambat perimbangan pendidikan. Kekurangan fasilitas pendidikan menghambat program persamaan atau perimbangan antara pedesaan dan kota, dan antara bagian masyarakat yang kaya dan miskin. Oleh karena itu, masyarakat dalam mencapai pendidikan yang tinggi masih sedikit sekali. Hal ini disebabkan karena :

    a.    Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.

    b.    Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.

    c.    Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah sehingga belum dapat memenuhi Kebutuhan hidup primer, dan untuk biaya sekolah.

    Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah:

    1.    Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan dalam pembangunan.

    2.    Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang baru. Hal ini nampak dengan ketidak mampuan masyarakat merawat hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti ini apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan.

         Pengaruh daripada dinamika penduduk terhadap pendidikan juga dirasakan pada keluarga. Penelitian yang dilakukan pada beberapa negara dengan latar belakang budaya yang berlainan menunjukkan bahwa jika digabungkan dengan kemiskinan, keluarga dengan jumlah anak banyak dan jarak kehamilan yang dekat, menghambat perkembangan berfikir anak-anak, berbicara dan kemauannya, di samping kesehatan dan perkembangan fisiknya. Kesulitan orang tua dalam membiayai anak-anak yang banyak, lebih mempersulit masalah ini. Helen Callaway, seorang ahli antropologi Amerika yang mempelajari masyarakat buta huruf, menyimpulkan bahwa perkembangan ekonomi dan perluasan pendidikan dasar telah memperluas jurang pemisah antara pria dan wanita. Hampir di mana – mana pria diberikan prioritas untuk pendidikan umum dan latihan – latihan teknis. Mereka adalah orang – orang yang mampu menghadapi tantangan – tantangan dalam dunia. Sebaliknya pengetahuan dunia di tekan secara tajam pada tingkat yang terbawah.

                Pengaruh daripada dinamika penduduk terhadap pendidikan juga dirasakan pada keluarga. Penelitian yang dilakukan pada beberapa negara dengan latar belakang budaya yang berlainan menunjukkan bahwa jika digabungkan dengan kemiskinan, keluarga dengan jumlah anak banyak dan jarak kehamilan yang dekat, menghambat perkembangan berfikir anak – anak, berbicara dan kemauannya, di samping kesehatan dan perkembangan fisiknya. Kesulitan orang tua dalam membiayai anak – anak yang banyak, lebih mempersulit masalah ini padahal tingkat pendidikan sangat siperlukan sebagai alat menyampaikan informasi kepada manusia tentang perlunya perubahan dan untuk merangsang penerimaan gagasan – gagasan baru.

    2.4      Pertumbuhan Penduduk dan Penyakit yang Berkaitan dengan Lingkungan Hidup

    Kemampuan manusia untuk mengubah atau memoditifikasi kualitas lingkungannya tergantung sekali pada taraf sosial budayanya. Masyarakat yang masih primitif hanya mampu membuka hutan secukupnya untuk memberi perlindungan pada masyarakat. Sebaliknya, masyarakat yang sudah maju sosial budayanya dapat mengubah lingkungan hidup sampai taraf yang irreversible. Perilaku masyarakat ini menentukan gaya hidup tersendiri yang akan menciptakan lingkungan yang sesuai dengan yang diinginkannya mengakibatkan timbulnya penyakit juga sesuai dengan prilakunya tadi. Dengan demikian eratlah hubungan antara kesehatan dengan sumber daya social ekonomi. WHO menyatakan “Kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit”.Dalam Undang Undang No. 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan. Dalam Bab 1,Pasal 2 dinyatakan bahwa “Kesehatan adalah meliputi kesehatan badan (somatik),rohani (jiwa) dan sosial dan bukan hanya deadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan”. Definisi ini memberi arti yang sangat luas pada kata kesehatan.

    Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapaat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat berubah seperti: Peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengolalaan sampah,pembuangan air limbah penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman, pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara, abrasi pantai,penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan satu model penyakit. Jumlah penduduk yang sangat besar 19.000 juta harus benar-benar ditangani masalah.pemukiman sangat penting diperhatikan. Pada saat ini pembangunan di sektor perumahan sangat berkembang, karena kebutuhan yang utama bagi masyarakat. Perumahan juga harus memenuhi syarat bagi kesehatan baik ditinjau dari segi bangungan, drainase, pengadaan air bersih, pentagonal sampah domestik uang dapat menimbulkan penyakit infeksi dan ventilasi untuk pembangunan asap dapur.

    Indonesia saat ini mengalami transisi dapat terlihat dari perombakan struktur ekonomi menuju ekonomi industri, pertambahan jumlah penduduk, urbanisasi yang meningkatkan jumlahnya, maka berubahlah beberapa indikator kesehatan seperti penurunan angka kematian ibu, meningkatnya angka harapan hidup ( 63 tahun ) dan status gizi. Jumlah penduduk terus bertambah, cara bercocok tanam tradisional tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Pertumbuhan Penduduk yang tidak merata tersebut sangat berpengaruh dengan lingkungan, penduduk yang tinggal dipemukiman yang sembarangan akan mengakibatkan lingkungan yang tidak bersih. Lingkungan yang tidak dijaga akan mengakibatkan penyakit yang dapat mengacam kesehatan manusia, misalnya penyakit yang diakibatkan oleh lingkungan adalah Malaria, Muntaber, Penyakit Kulit, Tifus, dll. Seperti banjir, polusi air, dan polusi udara adalah faktor yang mengakibatkan terjadinya penyakit, jika lama kelamaan manusia tidak memperhatikan lingkunganya maka sangat besar peluang penyakit menyebar, dalam hal ini kesadaran manusia sangat dibutuhkan, kita diharapkan perlu adanya sosialisasi kepada penduduk tentang pemukiman yang sehat dan adanya jaminan kesehatan bagi masyarakat luas dari pemerintah dan pemerintah haruslah meningkatkan pendidikan kesehatan bagi masyarakat, dan yang paling penting diperhatikan pemeintah adalah pelayanan kesehatan masyarakat yaitu dengan menciptakan klinik disetiap pemukiman penduduk.

    2.5      Pertumbuhan Penduduk dan Kelaparan

    Kekurangan gizi dan angka kematian anak meningkat di sejumlah kawasan yang paling buruk di Asia dan Pasifik kendati ada usaha internasional untuk menurunkan keadaan itu, kata sebuah laporan badan kesehatan PBB hari Senin. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa sasaran kesehatan yang ditetapkan berdasarkan delapan Tujuan Pembangunan Milenium PBB tahun 2000 tidak akan tercapai pada tahun 2015 berdasarkan kecnderungan sekarang. “Sejauh ini bukti menunjukkan bahwa kendati ada beberapa kemajuan, di banyak negara, khususnya yang paling miskin, tetap ketinggalan dalam kesehatan,” kata Dirjen WHO Lee Jong Wook dalam laporan itu. Kendati tujuan pertama mengurangi kelaparan, situasinya bahkan memburuk sementara negara-negara miskin berjuang mengatatasi masalah pasokan pangan yang kronis, kata data laporan itu.

    Antara tahun 1990 dan 2002– data yang paling akhir– jumlah orang yang kekurangan makanan meningkat 34 juta di indonesia dan 15 juta di Surabaya dan 47 juta orang di Asia timur, kata laporan tersebut. Proporsi anak berusia lima tahun ke bawah yang berat badannya terlalu ringan di Surabaya, tenggara dan timur meningkat enam sampai sembilan persen antara tahun 1990 dan 2003, sementara hampir tidak berubah (32 persen). Lebih dari separuh anak-anak di Asia selatan kekurangan gizi, sementara rata-rata di negara-negara berkembang tahun 2003 tetap sepertiga. “Meningkatnya pertambahan penduduk dan produktivitas pertanian yang rendah merupakan alasan utama kekurangan pangan di kawasan-kawasan ini,” kata laporan itu. Kelaparan cenderung terpusat di daerah-daerah pedesaan di kalangan penduduk yang tidak memilki tanah atau para petani yang memiliki kapling yang sempit untuk memenunhi kebutuhan hidup mereka,” tambah dia.

                Tidak ada satupun negara-negara miskin dapat memenuhi tantangan mengurangi tingkat kematian anak. Kematian bayi meningkat tajam di Surabaya antara tahun 1999 dan 2003, yang menurut data terakhir yang diperoleh, dari 90 sampai 126 anak per 1.000 kelahiran hidup. Juga terjadi peningkatan tajam dari 38 menjadi 87 per 1.000 kelahiran hidup. “Untuk sebagian besar negara kemajuan dalam mengurangi kematian anak juga akan berjalan lambat karena usaha-usaha mengurangi kekurangan gizi dan mengatasi diare, radang paru-paru, penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin dan malaria tidak memadai,” kata laporan itu. Berdasarkan kecenderungan sekarang, WHO memperkirakan pengurangan dalam angka kematian dikalangan anak berusia dibawah lima tahun antara tahun 1990 dan 2015 akan menjadi sekitar seperempat, kurang dari dua pertiga dari yang diusahakan.

    Tingkat kematian ibu diperkirakan akan menurun hanya di negara-negara yang telah memiliki tingkat kematian paling rendah sementara sejumlah negara yang mengalami angka terburuk bahkan sebaliknya. Tingginya laju pertumbuhan penduduk dan angka kelahiran di Indonesia, diperparah dengan pola penyebaran penduduk yang tidak merata. “Jika semua itu, tidak segera dikendalikan, maka hal itu akan jadi beban buat kita semua. Karena itu, baik pria maupun wanita harus memaksimalkan program KB. Untuk mengurangi jumlah penduduk lapar tersebut, maka menurut Diouf diperlukan peningkatan produksi dua kali lipat dari sekarang pada tahun 2050. Peningkatan produksi ini khususnya perlu terjadi di negara berkembang, di mana terdapat mayoritas penduduk miskin dan lapar. Jumlah penduduk dunia yang mengalami kelaparan meningkat sekitar 50 juta jiwa selama tahun 2007 akibat dari kenaikan harga pangan dan krisis energi.

    2.6      Kemiskinan dan Keterbelakangan

    Salah satu wabah penyakit yang melanda negara-negara yang sedang berkembang ialah kemiskinan dan keterbelakangan. Kemiskinan dan keterbelakangan adalah suatu penyakit, karena dalam kenyataannya dua hal itu melemahkan fisik dan mental manusia yang tentunya juga berdampak negative terhadap lingkungan. Kemiskinan dan keterbelakangan begitu erat kaitannya satu sama lain sehingga dapat dianggap sebagai satu pengertian, maka digunakan satu istilah saja, yaitu kemiskinan di mana sudah terkait pengertian keterbelakangan.

     Dampak kemiskinan terhadap orang-orang miskin sendiri dan terhadap lingkungannya, baik lingkungan social maupun lingkungan alam, dengan sendirinya sudah jelas negative. Orang miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi minimal bagi dirinya sendiri maupun bagi keluarganya. Dampak kemiskinan terhadap lingkungan social tampakmengalirnya penduduk ke kota-kota tanpa bekal pengetahuan apalagi bekal materi. Akibatnya antara lain ialah banyaknya tukang becak, pemungut punting, gelandangan, pengemis, dan sebagainnya yang menghuni kampung-kampung liar dan jorok di gubuk-gubuk reot yang tidak pantas didiami manusia. Sebab-sebab kemiskinan yang pokok bersumber dari empat hal, yaitu mentalitas si miskin itu sendiri, minimnya ketrampilan yang dimilikinya, ketidakmampuannya untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang disediakan, dan peningkatan jumlah penduduk yang relatif berlebihan.

     Kemiskinan dan keterbelakangan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll. Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara.

    Pemahaman utamanya mencakup:

    a.  Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipsdfgeggahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.

    b. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.

    c.  Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

    Kartasasmita mengatakan bahwa kemiskinan merupakan masalah dalam pembangunan yang ditandai dengan pengangguran dan keterbelakangan, yang kemudian meningkat menjadi ketimpangan. Masyarakat miskin pada umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi sehingga tertinggal jauh dari masyarakat lainnya yang mempunyai potensi lebih tinggi. Hal tersebut senada dengan yang dikatakan Friedmann yang mengatakan bahwa kemiskinan sebagai akibat dari ketidak-samaan kesempatan untuk mengakumulasi basis kekuatan sosial. Namun menurut Brendley, kemiskinan adalah ketidaksanggupan untuk mendapatkan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan sosial yang terbatas. Hal ini diperkuat oleh Salim yang mengatakan bahwa kemiskinan biasanya dilukiskan sebagai kurangnya pendapatan untuk memperoleh kebutuhan hidup yang pokok. Sedangkan Lavitan mendefinisikan kemiskinan sebagai kekurangan barang-barang dan pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu standar hidup yang layak.

    BAB III

     PENUTUP

    3.1      Kesimpulan

    Negara Indonesia merupakan negara yang besar dan beraneka ragam etnis serta budaya.Kemajuan negara sesungguhnya tergantung kepada tingkat pendidikan di Negara tersebut, kualitas serta mutu pendidikan yang tingi dapat menjadi jaminan untuk kemajuan dan kesejahteraan negara. Di tengah pertambahan jumlah penduduk yang semakin tidak terkontrol membuat peningkatan kualitas di dunia pendidikan merupakan pilihan yang harus dikedepankan. Perombakan sistem ketransmigrasian juga akan mendukung pemerataan penduduk. Jadi, peningkatan kualitas Pendidikan dan keefektifan pola transmigrasi dapat memperbaiki kuterpurukan dalam mengurus kepadatan penduduk yang semakin hari kian membludak.Oleh karena pertumbuhan penduduk dipengaruhi  Tingkat pendidikan, Penyakit yang Berkaitan dengan Lingkungan Hidup, Kelaparan, Kemiskinan dan Keterbelakangan. Maka kita harus bisa memperbaiki semua masalah itu,dan mulai mencari jalan keluar yang terbaik agar semua permasalahan dinegara kita bia terselesaikan.Dan masyarakatnya pun bisa hidup dengan sejahtera, karena tidak dipungkiri bahwa Indonesia merupakan Negara yang kaya akan Sumber Daya Alam. Jadi tidak masuk akal kalau masyarakatnya kebanyakan hidup dibawah garis kemiskinan.

    3.2      Saran

    Saran yang dapat penulis berikan khususnya kepada pemerintah Indonesia sebagai para penentu kebijakan ialah agar dengan serius melihat perkembangan penduduk di Indonesia yang tergolong besar sebagai salah satu masalah penting yang sangat mempengaruhi stabilitas negara, contohnya pada ketersediaan pangan. Ketersediaan pangan yang cukup tentu akan membantu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

    Daftar Pustaka

    http://alfanissa.blogspot.co.id/2014/04/tingkat-pertumbuhan-penduduk-yang.html

    http://kandiwa.blogspot.co.id/2010/10/perkembangan-penduduk-di-negara.html

  • Makalah Asas-Asas Pengetahuan Lingkungan

    Asas-Asas Pengetahuan Lingkungan

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Ilmu lingkungan adalah salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat dikatakan sebagai poros, tempat berbagai azas dan konsep berbagai ilmu yang saling terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah hubungan antara jasad hidup dengan lingkungannya.

    Azas didalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala (fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Azas dapat terjadi melalui suatu penggunaan dan pengujian metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga diakui kebenarannya oleh ilmuwan didunia ini. Tetapi ada pula azas yang hanya diakui oleh sekelompok ilmuwan tertentu saja, karena azas ini hanya merupakan penyamarataan secara empiris saja dan hanya benar pada situasi dan kondisi tertentu saja, sehingga terkadang azas ini menjadi bahan pertentangan.

    Asas di dalam suatu ilmu yang sudah berkembang digunakan sebagai landasan yang kokohdan kuat untuk mendapatkan hasil, teori dan model seperti pada ilmu lingkungan. Untukmenyajikan asas dasar ini dilakukan dengan mengemukakan kerangka teorinya terlebihdahulu, kemudian setelah dipahami pola dan organisasi pemikirannya baru dikemukakanfakta-fakta yang mendukung dan didukung, sehingga asas-asas disini sebenarnyamerupakan satu kesatuan yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain (sesuai dengan urutan logikanya).  Secara umum azas yang terdapat pada ilmu lingkungan terdapat 14 azas yang didalamnya mengenai kehidupan makhluk hidup, alam, energi, ekosistem maupun populasi, dll.

    Lingkungan merupakan tempat untuk melakukan aktifitas-aktifitas semua makhluk hidup. Makhluk hidup tidak memungkinkan hidup sendiri tanpa interaksi dengan lingkungan. Interaksi yang dilakukan terus menerus mengakibatkan  banyak perubahan-perubahan yang mempunyai efek negatif dan positif pada lingkungan. Permasahan perubahan akan teratasi ketika makaluk hidup sadar akan pembelajaran mengenai pengetahuan lingkungan. Pengetahuan lingkungan memiliki banyak pokok pembahasan. Banyaknya pokok pembahasan dirangkum dalam mata perkuliahan yaitu pengetahuan lingkungan. Didalam mata perkulliahan untuk pemahaman lebih lanjut maka perlu pembahasan mengenai  asas-asas pengetahuan lingkungan.

    Asas-asas pengetahuan lingkungan memberikan sebuah keterangan dimana sangat berfungsi dalam pembelajaran pengetahuan lingkungan. Asas asas memberikan dasar untuk perkembangan ilmu mengenai pemahaman pengatahuan lingkungan.

    2)          Maksud dan Tujuan

    Tujuan dari penulisan makalah ini adalah

    a.  Mengetahui asas-asas pengetahuan lingkungan.

    b.  Contoh dari masing-masing asas pengetahuan lingkungan

    3)          Ruang Lingkup

    Adapun ruang lingkup masalah yang akan dibahas pada makalah kali ini sebagai berikut:

    a.    Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan Secara Umum

    b.    Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan Menurut Para Ahli

    c.    Perbedaan Ekologi dan Ilmu Lingkungan

    d.   Asas – Asas Pengetahuan Lingkungan

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan Secara Umum

    1)     Ekologi

    Secara bahasa, ekologi berasal dari bahasa Yunani (Greek) yaitu oikos dan logos yang berarti rumah/habitat dan ilmu. Ernst Haeckel merupakan orang pertama yang menggunakan istilah ekologi. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh pola hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan mahluk hidup dengan komponen sekitarnya. Ekologi sebenarnya mempertanyakan tentang berbagai hal seperti:

    a.      Bagaimana alam bekerja

    b.      Bagaimana spesies beradaptasi dalam habitatnya

    c.      Apa yang diperlukan dari habitatnya untuk melangsungkan kehidupan

    d.      Bagaimana mereka mencukupi materi dan energi

    e.      Bagaimana mereka berinteraksi dengan spesies lain

    f.       Bagaimana individu dalam spesies itu diatur dan berfungsi sebagai populasi

    Ekologi erat kaitannya dengan ekosistem. Oleh karena itu pengertian ekologi dapat diartikan pula sebagai ilmu yang pembelajari tentang ekosistem serta bagian bagiannya.

    2)     Ilmu Lingkungan

    Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.

    Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar. Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.

    2.2      Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan Menurut Para Ahli

    Selain definisi umum mengenai pengertian ekologi, ada pula pengertian ekologi yang dikemukakan menurut para ahli. Pengertian ekologi menurut definisi para ahli adalah sebagai berikut:

    Pengertian Ekologi Menurut Miller (1975) Menurut Miller tentang pengertian ekologi yang menggemukakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu mengenai hubungan timbal balik diantara organisme serta sesamanya dan juga dengan lingkungannya.

    Pengertian Ekologi Menurut Otto Soemarwoto, pengertian ekologi adalah suatu ilmu mengenaihubungan timbal balik diantara makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya.

    Pengertian Ekologi Menurut C. Elton, ekologi adalah suatu ilmu yang mengkaji sejarah alam atau juga perkehidupan alam dengan secara ilmiah

    Pengertian Ekologi Menurut Resosoedarmo, pengertian ekologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan.

    Pengertian Ekologi Menurut Andrewarthaekologi, adalah suatu ilmu yang membahas penyebaran dan juga kemelimpahan organisme

    Pengertian Ekologi Menurut Krebsekologi, adalah suatu ilmu pengetahuan yang mengkaji suatu interaksi yang menentukan adanya penyebaran dan juga kemelimpahan organisme

    Pengertian Ekologi Menurut Eugene P. Odum, ekologi adalah suatu kajian terstruktur serta fungsi alam, tentang suatu struktur dan juga interaksi diantara sesama organisme dengan  lingkungannya.

    2.3      Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan

    Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos yang berarti habitat dan logos yang berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 – 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Secara harfiyah Ekologi adalah pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Ada juga yang mengatakan bahwa ekologi adalah suatu ilmu yang mencoba mempelajari hubungan antara tumbuhan, binatang, dan manusia dengan lingkungannya di mana mereka hidup, bagaimana kehidupannya, dan mengapa berada di tempat tersebut.

    Ekologi merupakan salah satu cabang Biologi yang hanya mempelajari apa yang ada dan apa yang terjadi di alam dengan tidak melakukan percobaan. Tetapi biasanya ekologi didefinisikan sebagi pengkajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu hubungan timbal-balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya. Sebab ekologi memperhatikan terutama biologi “golongan-golongan” organisme dan dengan proses-proses fungsional di daratan dan air adalah lebih tetap berhubungan dengan upaya mutakhir untuk mendefinisikan ekologi sebagai pengkajian struktur dan fungsi alam, telah dipahami bahwa manusia merupakan bagian dari pada alam. Menurut Odum (1971) ekologi mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di sini menunjukan suatu keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk kerapatan atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi), energi, faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan sistem tersebut. Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di alam.

    Pengertian akan Lingkungan Hidup telah banyak sekali dikemukakan oleh beberapa ahli lingkungan. Menurut Otto Soemarwoto pengertian lingkungan hidup adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita. Sedangkan Munadjat Danusaputro memberikan pengertian lingkungan hidup sebagai semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi hidup dan kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya (Siahaan, 1987:1). Menurut Ehrlich dan kawan-kawan merumuskan tentang lingkungan sebagai berikut (Ehrlich, Holdren, 1973:38):  “For our purpose, the environment is the unique skin of soil, water, gaseous, atmosphere, mineral nutrients, and organisms that covers this otherwise undistinguished planet”.

    Pemerintah Indonesia dalam UU Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 23 tahun 1997 memberikan pengertian Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.

    Sesuai dengan pengertian lingkungan Hidup diatas, maka perlu diketahui tentang adanya pembagian Lingkungan Hidup; dengan tujuan mencari pola pengelolaan yang ditentukan dan dikehendaki. L.L. Bernard (dalam Siahaan, 1987:12) membagi lingkungan atas empat macam, yaitu :

    Lingkungan fisik (anorganik), lingkungan yang terdiri dari gaya kosmik dan fisigeografis :tanah, udara, air, radiasi, gaya tarik, ombak dan sebagainya

    Lingkungan biologi (organik),segala sesuatu yang bersifat biotis

    Lingkungan Sosial , terdiri dari :

    Fisiososial, yaitu yang meliputi kebudayaan materiil : peralatan, senjata, mesin, gedung dan sebagainya

    Biososial manusia dan bukan manusia, yaitu manusia dan interaksi terhadap sesamanya dan hewan beserta tumbuhan domestik dan semua bahan yang digunakan manusia yang berasal dari sumber organik

    Psikososial, yaitu yang berhubungan dengan tabiat bathin manusia, seperti sikap, pandangan, keinginan, keyakinan. Hal ini terlihat dari kebiasaan, agama, ideologi, bahasa dan lain-lain

    Lingkungan Komposit, yaitu lingkungan yang diatur secara institusional, berupa lembaga-lembaga masyarakat

    Tetapi ada juga beberapa sarjana yang hanya memberikan tiga macam pembagian lingkungan hidup, yaitu :

    Lingkungan fisik (Physical Environment),  yaitu segala sesuatu di sekitar kita yang bersifat benda mati, seperti : air, sinar, gedung dan lainnya

    Lingkungan biologis (Biological Environment),  yaitu segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang bersifat organis, seperti manusia, hewan, tumbuhan dan lainnya

    Lingkungan Sosial (Social Environment), yaitu manusia-manusia lain yang berada di sekitar kita atau kepada siapa kita mengadakan hubungan pergaulan.

    2.4      Asas – Asas Pengetahuan Lingkungan

    Pengetahuan lingkungn memeiliki beberapa asas dalam pengembangannya. Asas- asas tersebut diantaranya yaitu:

    ASAS 1 (HUKUM THERMODINAMIKA I)

    Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan.

    Asas ini adalah sebenarnya serupa dengan hokum Thermodinamika I, yang sangat fundamental  dalam fisika. Asas ini dikenal sebagai hukum konservasi energi dalam persamaan matematika.

    Contoh:

    Banyaknya kalori, energi yang  terbuang dalam bentuk makanan diubah oleh jasad hidup menjadi energi untuk tumbuh, berbiak, menjalankan proses metabolisme, dan yang terbuang sebagai panas.

    ASAS 2

    Tak ada system pengubahan energi yang betul- betul efisien.

    Pengertian:

    Asas ini tak lain adalah hokum Thermodinamika II, Ini berarti energi yang tak pernah hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut akan terus diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat.

    Asas ini  sama dengan hukum termodinamika kedua dalam ilmu fisika. Hal ini berarti meskipun energi itu tidak pernah hilang, namun demikian energi tersebut akan diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Secara keseluruhan energi di planet kita ini terdegradasi dalam bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke angkasa.

    Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik oleh jasad hidup, populasi maupun ekosistem kurang efisien, karena masukan energi dapat dipindahkan  dan digunakan oleh organisme hidup yang lain. Contohnya pada piramida makanan, tingkatan konsumen yang paling bawah mendapatkan asupan energi yang banyak,  sebaliknya konsumen paling atas hanya mendapatkan sedikit, disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak dimanfaatkan secara efisien (banyak terbuang).

    Energi yang dapat dimanfaatkan oleh kita seperti tumbuhan, hewan, ikan dsb., itu termasuk kategori sumber alam, namun demikian apakah sumber alam ini dapat diukur manfaatnya dan apa batasan sumber alam tersebut?.

    Sumber alam adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh organisme hidup, populasi, atau ekosistem yang pengadaannya hingga ke tingkat optimum atau mencukupi, sehingga akan meningkatkan daya pengubahan energi.

    ASAS 3

    Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, termasuk kategori sumberdaya alam.

    Pengertian:

    Pengubahan energi oleh system biologi harus Berlangsung pada kecepatan yang sebanding dengan adanya materi dan energi di lingkungannya. Pengaruh ruang secara asas adalah beranalogi dengan materi dan energi sebagai sumber alam.

    Contoh:

    Ruang yang sempit: dpt mengganggu proses pembiakan organisme dg kepadatan tinggi.

    Ruang yang terlalu luas: jarak antar individu dalam populasi semakin jauh, kesempatan bertemu antara jantan dan betina semakin kecil sehingga pembiakan akan terganggu.

    Jauh dekatnya jarak sumber makanan akan berpengaruh terhadap perkembangan populasi.

    Waktu sebagai sumber alam tidak merupakan besaran yang berdiri sendiri. Misal hewan mamalia dipadang pasir, pada musim kering tiba persediaan air habis di lingkungannya, maka harus berpindah kelokasi yang ada sumber airnya. Berhasil atau tidaknya hewan bermigrasi tergantung pada adanya cukup waktu dan energi untuk menempuh jarak lokasi sumber air.

    Keaneka-ragaman juga merupakan sumberdaya alam. Semakin beragam jenis makanan suatu spesies semakin kurang bahayanya apabila menghadapi perubahan lingkungan yang  dapat memusnahkan sumber makanannya.

    Materi dan energi sudah jelas termasuk kedalam sumber alam. Ruang yang dimanfaatkan oleh organisme hidup untuk hidup, berkembang biak dsb. dapat dianalogkan dengan materi dan energi, karena dibutuhkan, sehingga secara asas termasuk katagori sumber alam. Begitu pula dengan waktu, meskipun tidak dapat berdiri sendiri, namun termasuk kategori sumber alam, karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk mendapatkan makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam kategori sumber alam, karena apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies saja akan mudah terancam punah, namun apabila makanannya beranekaragam dia akan mampu “survive”.

    Asas 3 ini mempunyai implikasi yang penting bagi kehidupan manusia untuk mencapai kesejahteraannya

    ASAS 4

    Untuk semua kategori sumber daya alam, kalau pengadaannya sudah mencapai optimum, pengaruh unit  kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumberalam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.

    Untuk semua kategori sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan.  Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang  disebabkan oleh pengadaan sumberalam yang  sudah mendekati batas maksimum.

    Asas 4 tersebut terkandung arti bahwa pengadaan sumberalam mempunyai batas optimum, yang berarti pula batas maksimum, maupun batas minimum pengadaan sumberalam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi.

    Contoh:

    Pada keadaan lingkungan yang sudah stabil, populasi hewan atau tumbuhannya cenderung naik-turun (bukan naik terus atau turun terus). Maksudnya adalah akan terjadi pengintensifan perjuangan hidup,  bila persediaan sumberalam berkurang.  Tetapi sebaliknya, akan terdapat ketenangan kalau sumberalam bertambah.

    Untuk semua kategori sumberdaya alam (kecuali keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampaui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas maksimum.

    Pada asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas optimum, yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum sumber alam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti yang penting, yaitu karena adanya ukuran optimum pengadaan sumber alam  untuk populasi, maka naik turunnya jumlah individu populasi itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah tertentu.

    ASAS 5

    Pada asas 5 ini ada dua hal  penting, pertama jenis sumber alam yang tidak dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua sumber alam yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih lanjut.

    Contoh:

    Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan demikian, kenaikan sumberalam (makanan) merangsang kenaikan pendayagunaan.

    ASAS 6

    Individu dan spesies yang  mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya.

    Pengertian:

    Asas ini adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace.  Pada jasad hidup terdapat perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan populasinya sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula bahwa jasad hidup yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak keturunan daripada yang non-adaptif.

    Pada asas ini berlaku “seleksi alam”, artinya bagi spesies-spesies yang mampu beradaptasi baik dengan faktor biotik maupun abiotik, dia akan berhasil daripada yang tidak dapat menyesuaikan diri. Dapat diartikan pula, spesies yang adaptif akan mampu menghasilkan keturunan lebih banyak daripada yang non adaptif, Sehingga individu-individu yang adaptif ini mempunyai kesan lebih banyak merusak

    ASAS 7

    Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebihtinggi di alam yang “mudah diramal”.

    Pengertian :

    “Mudah diramal” : : adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan pada suatu periode yang relative lama. Terdapat fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan di semua habitat, tetapi mudah dan sukarnya  untuk diramal berbeda dari satu habitat ke habitat lain.

    Dengan mengetahui keadaan optimum pada faktor  lingkungan bagi kehidupan suatu spesies, maka perlu  diketahui berapa lama keadaan tersebut dapat bertahan. Pada asas ini arti kata “mudah diramal” ialah adanya keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama. Adanya fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan dan sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk semua habitat. Sehingga diharapkan pada setiap lingkungan adanya penyebaran spesies yang berbeda-beda kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan sedemikian rupa, maka akan terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian rupa sampai pada batas yang membahayakan individu-individu spesies tersebut. Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah spesies yang banyak, dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya tersebut (secara evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit. Menurut Sanders (1969) bahwa komunitas fauna dasar laut mempunyai keanekaragaman spesies terbesar, hal ini dijumpai pada habitat yang sudah stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian diinterpretasikan oleh Slobodkin dan Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan yang mudah diramal (stabil). Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan dalam kondisi yang stabil, maka semakin banyak keanekaragaman spesies yang muncul disitu sebagai akibat berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou (1969) keadaan iklim yang stabil sepanjang waktu yang lama, tidak saja melahirkan keanekaragaman spesies yang tinggi, tetap juga akan menimbulkan keanekaragaman pola penyebaran kesatuan populasi.

    ASAS 8

    Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana niche dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.

    Pengertian:

    Kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup ditandai oleh keadaan lingkungannya yang khas (niche), tiap spesies mempunyai niche tertentu. Spesies dapat hidup berdampingan dengan spesies lain tanpa persaiangan, karena masing-masing mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di alam.

    Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain tanpa berkompetisi, karena satu sama lain mempunyai kepentingan  dan fungsi yang berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi yang terdiri atas spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap lingkungan yang bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya akan ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.

    ASAS 9

    Keanekaragaman komunitas sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas.

    T = K x (B/P) ;  D ≈ T

    T = waktu rata-rata penggunaan energi

    K = koefisien tetapan

    B = biomassa

    P = produktivitas

    D = keanekaragaman

    Pengertian:

    Asas ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energidalam sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya kompleksitas organisasi sistem biologi dalam suatu komunitas.

    Pada asas ini menurut Morowitz (1968) bahwa adanya hubungan antara biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.

    ASAS 10

    Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot.

    Pengertian:

    Sistem biologi menjalani evolusi yang Mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan berkembangnya keaneka-ragaman.

    Dalam asas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami evolusi yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil, yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan kata lain kalau kemungkinan produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh energi matahari yang masuk kedalam ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan biomassa masih dapat meningkat dalam perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersedia dalam sistem biologi itu dapat digunakan untuk menyokong biomassa yang lebih besar. Apabila asas ini benar, maka dapat diharapkan bahwa dalam komunitas yang sudah berkembang lanjut pada proses suksesi, rasio biomassa produktivitas akan lebih tinggi bila dibandingkan dengan komunitas yang masih muda. Pada kenyataan di alam memang demikian, sebab spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan berkayu sehingga diperoleh stratifikasi.

    Implikasi dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat dibuat tetap muda dengan jalan memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada komunitas buatan lahan pertanian dengan jalan mengambil daun-daunannya untuk makanan hewan.

    ASAS 11

    Sistem yang sudah mantap (dewasa) akan mengekploitasi yang belum mantap (belum dewasa).

    Pengertian:

    Ekosistem, populasi atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan energi,  biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat organisasi yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi, dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks. (Dari subsistem yang rendah keanekara-gamannya subsistem yang tinggi keanekaragamannya).

    Arti dari asas ini adalah  pada ekosistem, populasi  yang sudah dewasa memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari subsistem yang lebih rendah keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi keanekaragamannya

    ASAS 12

    Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung pada kepentingan relatifnya dalam keadaan suatu lingkungan.

    Pengertian:

    Populasi dalam ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem yang sudah mantap. Populasi dalam lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia yang cukup lama, tak perlu berevolusi untuk meningkatkan kemampuannya beradaptasi dengan keadaan yang tidak stabil.

    Asas ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan (seleksi) berlaku, tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil, maka dalam perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat adaptasi terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah mantap dalam habitat (lingkungan ) yang sudah stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi faktor alam yang tak terduga ternyata tidak diperlukan. Yang berkembang justru adaptasi peka dari perilaku dan biokimia lingkungan sosial dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada lingkungan yang sukar ditebak perubahan faktor alamnya cenderung memelihara daya plastis anggota populasi. Sedangkan evolusi pada lingkungan yang mantap, beranekaragam secara biologi cenderung menggunakan kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam perubahan.

    Implikasi dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evolusi yang terbaik dan mandiri, semua tergantung pada kondisi lingkungan fisik. Kesimpulannya bahwa populasi pada ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan populasi  pada ekosistem yang sudah mantap.

    ASAS 13

    Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi.

    Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan mengambil alih, dengan demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Disini ada hubungan antara kemantapan ekosistem dengan efisiensi penggunaan energi.

    ASAS 14

    Derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang  nanti akan mempengaruhi populasi itu.

    Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.

    Ciri-Ciri Lingkungan/ Komunitas yang Mantap:

    • Jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat (banyak)

    • Lingkungan fisik mantap (mudah“diramal”)

    • Sistem control umpan balik (feedback) komunitas sangat kompleks

    • Efisiensi penggunaan energi

    • Tingkat keanekaragaman tinggi.

    BAB III

     PENUTUP

    3.1      Kesimpulan

    Kesimpulan dalam penulisan makalah ini adalah sebuah perbedaan penting antara ekologi dan ilmu lingkungan adalah tujuan dari penelitian dalam disiplin ilmu masing-masing. Tidak seperti ilmuwan bidang lingkungan, ahli ekologi cenderung fokus penelitian (kajian) mereka pada populasi yang sangat spesifik dari makhluk hidup, seperti jenis tertentu dari rumput atau kelompok ikan. Ahli ekologi berusaha untuk memahami bagaimana populasi berinteraksi, bereproduksi, dan berkembang dalam suatu ekosistem. Para ahli ekologi lebih berkonsentrasi terutama pada faktor-faktor langsung seperti penyediaan makanan,peristiwa makan memakan, dan seleksi seksual dalam suatu kelompok melalui pengamatan yang cermat dan penelitian sejarah. Ekologi menjelaskan perkembangan dan adaptasi evolusioner yang mempengaruhi suatu spesies.

    Ahli lingkungan melakukan penelitian laboratorium dan lapangan untuk belajar tentang berbagai faktor yang mempengaruhisuatu daerah. Seperti ekologi, mereka juga mempelajari makhluk hidup dan perilaku mereka secara rinci. Selain itu, para ahlilingkungan mempertimbangkan dampak iklim, proses geologi, perubahan suhu, dan siklus air ketika menyelidiki ekosistem. Sebagai contoh, seorang ahli lingkungan mungkin melakukan penelitian tentang dampak dari musim kering terutama pertumbuhan spesies tanaman yang berbeda di suatu daerah. Ilmuwan kemudian dapat mencoba untuk mengidentifikasi dampak negative yang dihasilkanpada hewan herbivora di wilayah tersebut.

    Dan dalam asas-asas pengetahuan lingkungan harus kita pelajari karena asas-asas inilah yang menjadi poros disaat kita memanfaatkan sumber daya alam yang ada di bumi kita dan semua kekayaan alam yang dimiliki oleh bumi kita tercinta.

    3.2      Saran

    Sebagai warga negara yang baik, sudah sepatutnya kita menjaga dan melestarikan lingkungan disekitar masing-masing. Mulai dari membuang sampah tidak sembarangan, tidak melakukan hal – hal yang dapat merusak atau mecemari lingkungan. Karena di dalam suatu lingkungan yang bersih, rapi, terjaga dan terawat dengan baik, maka kita yang tinggal di dalamnya pun akan merasa nyaman.

    Daftar Pustaka

    http://yan-aprendi1994.blogspot.co.id/2015/10/tugas-softskill-1-pengantar-lingkungan.html

    http://riesaelektro.blogspot.co.id/2013/01/azas-azas-pengetahuan-lingkungan_23.html

    http://www.pendidikanku.net/2015/03/pengertian-ekologi.html

  • Makalah Sumber Daya Alam dan Pembangunan Ekonomi

    Makalah Sumber Daya Alam dan Pembangunan Ekonomi

    Berikut ini adalah contoh makalah sumber daya alam. Dalam makalah ini dikaji tentang defenisi sumber daya alam dan jenis-jenis sumber daya alam yang ada di Indonesia. Selain itu dikaji pula tentang peran SDA dalam pembangunan ekonomi dan cara menggunakan akan kelangkaan dapat diperlambat.

    Sumber Daya Alam

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya. Pada umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi SDA yang dapat diperbaharui dan SDA tak dapat diperbaharui. SDA yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan.

    Pengertian dari mekanisme pasar sendiri adalah kecenderungan dalam pasar bebas untuk terjadinya perubahan harga sampai pasar menjadi seimbang(jumlah yang ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta). Teori ekonomi standar mengatakan bahwa meskipun pengaruh kelembagaan selain free market bisa saja menghasilkan alokasi yang efisien dan optimal. Dengan kata lain, jika pasar tidak eksis, alokasi sumber daya tidak akan terjadi secara efisien dan optimal. Dalam beberapa hal, mekanisme pasar tidak bisa bekerja secara optimal pada beberapa sumber daya alam.

    Pada dasarnya, alokasi barang dan jasa dalam suatu masyarakat dapat dilakukan paling tidak melalui 2 jenis mekanisme, yaitu mekanisme pasar dan mekanisme birokrasi. Dengan sejumlah kondisi yang diisyaratkan,mekanisme pasar dianggap sebagai mekanisme yang dapat mendorong pemakaian sumber daya yang efisien. Namun kegagalan pasar juga bisa terjadi dalam pengalokasian sejumlah barang dan jasa. Ini bisa disebabkan karena adanya public goods beserta eksternalitasnya. Jenis barang dan jasa inilah(beserta mixed goods) yang akan didistribusikan melalui mekanisme birokrasi.

    Pembangunan ekonomi adalah usaha – usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu negara, yang biasanya diukur tinggi rendahnya melalui pendapatan perkapita. Pembangunan suatu negara tidak lepas dari sumber daya (resources) yang dimiliki negara tersebut, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya. Kedua sumber daya tersebut berperan penting dalam menentukan kebrhasilan pembangunan suatu negara tersebut. Tidak sedikit suatu negara yang bisa mencapai kemakmuran karena keberhasilannya memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya.

    Sesungguhnya setiap negara memiliki sumber daya yang berbeda – beda, oleh karena itu sumber daya tersebut merupakan asset yang dimiliki oleh suatu negara, yang terdiri dari kesuburan tanah dan kekayaan alam seperti kondisi iklim atau cuaca, hasil hutan dan hasil laut yang sangat mempengaruhi pembangunan ekonomi suatu negara. Terlebih lagi apabila ditunjang dengan ketersediaan sumber daya alam yang melimpah, sehingga sangat berpotensi mendukung pembangunan perekonomian suatu negara.

    B. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah diantaranya sebagai berikut :

    1. Apakah pengertian dari Sumber daya alam?
    2. Apakah hubungan Sumber daya alam dengan pembangunan ekonomi?
    3. Bagaimana cara mengukur kelangkaan sumber daya alam?

    Bab II. Pembahasan

    A. Definisi Sumber Daya Alam Dan Ekonomi

    Sumber Daya Alam adalah sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai didalam kondisi dimana kita menemukannya. Sumber daya alam meliputi semua yang terdapat dibumi baikyang hidup maupun benda mati yang dapat dimanfaatkan bagi manusia, terbatas jumlahnya dan pengusahaannya memenuhi kriteria – kriteria ekonomi, social, teknologi dan lingkungan.

    Secara umum, bisa dibilang bahwa ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Karena ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi dan atau distribusi.

    Sedangkan pembangunan Ekonomi mempunyai arti bahwa suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.

    B. Hubungan Sumber Daya Alam Dengan Pembangunan Ekonomi

    Keterkaitan antara ilmu ekonomi dengan sumber daya alam dan lingkungan adalah mengenai pengambilan keputusan dalam penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui.

    Penggunaan sumber daya alam untuk masa mendatang merupakan menjaga ketersediaan sumber daya alam agar dapat dimanfaatkan dimasa mendatang. Pengertiaan dari sumber daya alam itu sendiri adalah segala sesuatu yang berada di bawah maupun di atas bumi dan belum dilibatkan dalam proses produksi. Sedangkan Barang sumber daya alam adalah sumber daya alam yang sudah diambil dari bumi dan digunakan sebagai faktor produksi.

    Pertumbuhan ekonomi yang cepat memerlukan barang sumber daya yang banyak namun dapat mengurangi sumber daya alam di bumi. Teori ekonomi yang digunakan dalam pertumbuhan ekonomi yang berkaitan dengan sumber daya alam adalah fungsi produksi. Ada delapan isu penting yang berkaitan dengan sumber daya alam yaitu persediaan untuk kebutuhan manusia, lokasi persediaan, pergeseran ketersediaan sumber daya alam, kebijakan penggunaan, peranan sumber daya alam dan lingkungan, kualitas, kerusakan lingkungan dan mekanisme pasar.

    Dalam penggalian sumber-sumber alam untuk keperluan pembangunan ekonomi, harus diusahakan agar supaya tidak merusak tata lingkungan manusia, dilaksanakan dengan kebijaksanaan yang menyeluruh, dan memperhitungkan kebutuhan generasi yang akan datang. Demikian besar peranan lingkungan dalam pembangunan ekonomi sehingga dikhawatirkan pembangunan itu sendiri akan mengalami stagnasi, karena sumber daya alam sudah tidak ada lagi yang dapat digali atau karena kondisi sumber daya alamnya sudah demikian buruk, karena menggebunya pembangunan yang dilaksanakan atau karena pertumbuhan penduduk yang cepat sehingga tidak terpikirkan pelestarian dari sumber daya alam itu sendiri.

    Pembangunan yang berwawasan lingkungan merupakan suatu usaha untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat/affluent society dengan memperhatikan dan memelihara sumber daya alam atau planet bumi agar di kemudian hari tidak terjadi deteriorasi ekologis, soil depletion dan penyusunan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Masalahnya bagi negara yang sedang berkembang, seperti negara kita Indonesia adalah bagaimana dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan bagi orang-orang miskin melalui kegiatan pembangunan ekonomi dengan tetap memelihara kelestarian lingkungan.

    Kebijaksanaan pengelolaan, pemanfaatan, pengembangan dan pelestarian sumber daya alam dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan menurut Hadi Prayitno dan Budi Santosa (1996, ha1147-156), minimal haruslah memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut: menghormati dan memelihara komunitas kehidupan,memperbaiki kualitas hidup manusia, melestarikan daya hidup dan keragaman bumi Menghindari pemborosan sumber-sumber daya yang tidak dapat diperbaharui, berusaha tidak melampaui kapasitas daya dukung bumi, mengubah sikap dan gaya hidup orang per orang dan mendukung kreativitas masyarakat untuk memelihara lingkungan sendiri.

    C. Peranan Sumber Daya Alam Dalam Pembangunan Ekonomi

    Sumber daya alam memberikan peranan terhadap kegiatan ekonomi. Kebutuhan baik itu rumah tangga maupun perusahaan semuanya dipastikan diperoleh dari alam, dimana perusahaan akan meningkatkan nilai ekonomi (Added-Values) dari sumberdaya alam dan lingkungan yang di eksploitasi dengan cara memproduksinya. Dari hasil produksi akan ada dua produk yang dihasilkan yang pertama produk konsumsi dan yang kedua sisa hasil produksi (residu). Dan dari sisa dari kegiatan ekonomi tersebut akhirnya kembali ke alam baik dalam bentuk padat, cair maupun gas.

    Peran sumber daya alam dalam pembangunan ekonomi dapat dirinci diantaranya adalah sebagai:

    1. Berperan sebagai pemenuhan atas tuntutan kebutuhan hidup manusia melalui peningkatan nilai ekonomi sumber daya alam dengan pengolahan dan produksi.
    2. Berperan sebagai bahan baku dalam proses produksi sehingga bermanfaat dalam menunjang pendapatan nasional demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
    3. Berperan sebagai persediaan bahan baku bagi proses produksi demi memenuhi kebutuhan manusia di masa depan.
    4. Berperan sebagai faktor penyeimbang ekosistem lingkungan hidup.
    5. Berperan sebagai salah satu sumber daya yang dapat digunakan selamanya atau tidak pernah habis seperti udara.
    6. Berperan sebagai kekayaan tersendiri yang bisa di olah dan dikelola dalam pembangunan ekonomi oada suatu negara.

    Apabila terjadi penurunan kualitas lingkungan dan sumber daya alam disebabkan oleh dua faktor yaitu disebakan oleh meningkatnya kebutuhan ekonomi (economic requirement) dan gagalnya kebijakan yang diterapkan (policy failure) oleh pemerintah. Sehingga dengan meningkatnya kebutuhan yang tinggi, maka dilakukanlah eksploitasi besar – besaran hanya untuk memenuhi kebutuhan, khususnya permintaan pasar yang tidak ada batasnya. Peningkatan kebutuhan yang tak terbatas sering membuat tekanan yang besar terhadap lingkungan dan sumberdaya yang ada, suatu contoh kebutuhan akan ketersediaan kayu yang memaksa kita untuk menebang hutan secara berlebihan dan terjadinya tebang terlarang (illegal loging), kebutuhan transportasi untuk mobilitas dan mendukung laju perekonomian juga sering menimbulkan dampak terhadap kerusakan lingkungan seperti pencemaran udara, dan kejadian dilaut dimana akibat kebutuhan ekonomi memaksa nelayan melakukan kegiatan tangkap berlebih (over fishing). Oleh karena itu percepatan pembangunan ekonomi sudah selayaknya di barengi dengan ketersediaan sumberdaya dan lingkungan yang lestari.

    D. Mengukur Kelangkaan Sumber Daya Alam

    Pengertian langka menurut ekonomi adalah jumlah barang yang diminta lebih banyak dari yang tersedia
    Persediaan sumber daya alam diartikan sebagai volume sumber daya alam yang sudah diketahui dan dapat diambil untuk mendatangkan keuntungan.

    Para ekonomi mengemukakan beberapa cara mengukur kelangkaan yaitu Fisher dengan menggunakan harga barang dan nilai sewa, Barnett anda Morse menggunakan satuan biaya produksi dan ada pula yang menggunakan royalti dan elastisitas substitusi. Menurut Brown and Field penggunaan biaya produksi per satuan, harga barang dan nilai sewa ekonomis memiliki kelemahan.

    Bab III. Penutup

    A. Kesimpulan

    Jadi, Sumber Daya Alam adalah sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai didalam kondisi dimana kita menemukannya. Ada delapan isu penting yang berkaitan dengan sumber daya alam yaitu persediaan untuk kebutuhan manusia, lokasi persediaan, pergeseran ketersediaan sumber daya alam, kebijakan penggunaan, peranan sumber daya alam dan lingkungan, kualitas, kerusakan lingkungan dan mekanisme pasar. Keterkaitan antara ilmu ekonomi dengan sumber daya alam dan lingkungan adalah mengenai pengambilan keputusan dalam penggunaan sumber daya alam yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui.

    Sumber daya alam juga memberikan peranan terhadap kegiatan ekonomi. Persediaan sumber daya alam diartikan sebagai volume sumber daya alam yang sudah diketahui dan dapat diambil untuk mendatangkan keuntungan.

  • Makalah Teknologi Benih

    Teknologi Benih

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat memperbaiki sifat-sifat genetic dan fisik dari benih, yang mencangkup kegiatan-kegiatan seperti pengembangan varietas, penilaina dan pelepasan varietas, produksi benih, pengolahan, penyimpanan, pengujian serta sertifikasi benih (Feistritzer, 1975, dalam Karim, 1976).

    Benih adalah symbol dari suatu permulaan; ia merupakan inti dari kehidupan di alam semesta dan yang paling penting adalah kegunaannya sebagai penyambung dari kehidupan tanaman.

    Benih disini adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan penanaman. Sehingga masalah teknologi benih berada dalam runa glingkup agronomi. Agronomi sendiri diartikan sebagai suatu gugus ilmu pertanian yang mempelajari pengelolaan lapang produksi dengan segenap unsure alam (iklim, tanah, air), tanaman, hewan dan manusia untuk mencapai produksi tanaman secara maksimal.

    Dalam konteks agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju (Sjamsoed Sadjad, 1977). Seiring petani mengalami kerugian yang tidak sedikit baik dari segi biaya maupun waktu yang berharga akibat penggunaan benih yang bermutu rendah. Oleh karena itu meskippun pertumuhan dan produksi tanaman sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim dan car abercocok tanamn, tetapi harus diingat pentingnya pemilihan mutu benih yang akan digunakan.

    Mutu benih mencangkup pengertian sebagai berikut:

    1. Mutu genetik

    Mutu genetic merupakan penampilan benih murni dari spesies atau varietas tertentu yang menunjukkan identitas genetic dari tanaman induknya, mulai dari benih penjenis, benih dasar. Benih pokok sampai benih sebar.

    2.      Mutu fisiologik

    Mutu fisiologik menampilkan kemampuan daya hidup atau viabilitas benih yang mencakup daya kecambah dan kekuatan tumbuh benih. Bermula dari keampuan day ahidup awal yang maksimum saat masak fisiologis dan tercermin pula pada daya simpannya selama periode tertentu, serta bebas dari kontaminasi hama dan penyakit benih.

    3.      Mutu Fisik

    Mutu fisik merupakan penampilan benih secara prima bila dilihat secara fisik, antara lain dari ukuran yang homogeny, bernas, bersih dari campuran benih lain, biji gulma dan dari berbagai kontaminan lainnya, serta kemasan yang menarik.

    Sehingga dapat dinyatakan bahwa mutu suatu benih dapat dilihat dari factor-faktor sebagai berikut: kebenaran varietas, kemurnian benih, daya hidup (daya kecambah dan kekuatan tumbuh) serta bebas dari hama dan penyakit benih.

    Pada umumnya dipakai standar minimum sebagai dasar dari klasifikasi atau penuntun pengukuran untuk menentukan tunggi rendahnya mutu suatu benih yaitu untuk kriteria benih murni, daya kecambah dan kekuatan tumbuh. Sedangkan standar maksimum digunakan untuk kadar air benih, persentase biji tanaman lain, gulma dan kontaminan-kontaminan lain serta hama dan penyakit pada benih. Kegagalan benih yang mutunya kurang baik.

    Sebagai komponen agronomi, masalah benih lebih berorientasi pada penerapan kaidah-kaidah ilmiah. Misalnya: bilamana suatu benih tanaman mempunyai kulit biji yang tebal dan keras, masalahnya yang diutamakan bukan bagaimana mekanisme air dan oksigen masuk ke bagian dalam benih melalui kulitnya, tetapi lebih pada bagaimana cara untuk mengatasi kelambatan tumbuh dari benih tersebut akibat sifat kulit biji yang demikian itu. Dalam hal penyimpanan benih, orientasi kita lebih condong pada bagaimana cara-cara yang dapat digunakan secara mudah dan murah oleh petani.

    Dengan singkat dapat dikemukakan bahwa masalah-masalah dalam bidang teknologi benih kebanyakan menjurus kepada aspek-aspek dalam bidang produksi benih,pengolahan, penyimpanan dan pengujuan benih. Masalah yang terdapat dalam satu bidang mempunyai kaitan dengan bidang lainnya. Sehinga untuk dapat memecahkan sesuatu masalah diperlukan kerjasama antar bidang. Disamping dengan memanfaatkan juga cabang-cabang ilmu lain seperti Botani, Fisiologi Tumbuhan, Genetika, Taksonomi, Hama dan Penyakit Tanaman, Fisika, Kimia, dan sebagainya untuk dapat diaplikasikan ke dalam lingkaran proses dari usaha mencapai sasaran yang utama yaitu mutu benih yang tinggi bagi petani.

    Pengertian benih

    Benih disini dimaksudkan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan penanaman. Bijij merupakan suatu bentuk tanamn mini (embrio) yang masih dalam keadaan perkembangan yang terkekang.

    Dalam konteks agronomi, benih dapat dipandang melalui empat macam titik tolak pemikiran (S. Sadjad, 1977) yaitu:

    1.      Batasan struktural

    Mendasarkan pengertian kepada seni anatomi dari biji. Proses pembentukan biji pada berbagai jenis tanaman tidak sama, baik disebabkan oleh faktor genetik maupun faktor lingkungannya. Ketidaksempurnaan dalam proses pembuahan bakal biji akan mengakibatkan terbentuknya biji yang tidak sempurna. Hal ini akan mengakibatkan produsen benih mengalami kerugian sasaran kuantitatif maupun kualitatif produksi tidak tercapai.

    2.      Batasan fungsional

    Bertolak dari perbedaan antara fungsi benih dan biji. Disini benih adalah tumbuhan yang digunakan oleh manusia untuk tujuan penanaman atau budidaya.

    3.      Batasan agronomi

    Batasan benih sebagai sarana agronomi mendasarkan pengertian bahwa disamping penggunaan produksi lainnya yang maju maka benih yang digunakan harus memiliki tingkat kekuatan tumbuh dan daya kecambah yang tinggi sehingga mampu mencapai produksi secara maksimum.

    4.      Batasan teknologi

    Memberikan pengertian kepada benih sebagai suatu kehidupan biologi benih. Benih tugasnya suatu tanaman mini yang tersimpan baik didalam suatu wadah dan dalam keadaan istirahat. Materi yang membentuk kulit biji ada berbagai ragam; perlakuan teknologi sangat penting untuk menyelamatkan benih dari kemunduran kualitasnya dengan memperhatikan sifat-sifat kulit bijinya. Benih juga harus diusahakan semurni mungkin bagi suatu varietas yang disebutkan. Batasan ini merupakan batasan teknologi yang membatasi bidang teknologi benih untuk tidak berbuat ceroboh dalam menangani benih.

    Hubungan buah dan biji

    Menurut strukturnya biji adalah suatu ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu tanaman mini atau embrio yang biasanya terbentuk dari bersatunya sel-sel generative (gamet) didalam kandung embrio (embrio sac) serta cadangan makanan yang mengelilingi embrio.

    Letak biji pada buah tidak selalu berada di bagian dalam, tetapi dapat pula berada dipermukaan buah. Berikut ini diberikan klasifikasi daripada buah yang mana sangat erat hubungannya dengan adanya berbagai jenis, bentuk dan letak biji yaitu:

    1.      Buah tunggal

    Buah tunggal dari ovary atau bakal buah tunggal, biji terletak di bagian dalam buah. Pada saat buah masak biasanya biji juga telah terbentuk dengan sempurna. Dinding ovary (pericarp) tersusun dari 3 lapisan yaitu exocarp (lapisan terluar), mesocarp (lapisan tengah), dan endocarp (lapisan terdalam).

    1.1    Buah berdaging

    Pericarpnya menjadi lunak pada saat buah masak, karena terbentuk dari bagian parenchyma hidup yang sukulen.

    1.1.1        pome: dimana bagian luar dari pericarp berdaging sedangkan endocarpnya agak keras. Contoh: apel (Malus sylvestris), pear (Pyrus sp.)

    1.1.2        drupe atau buah batu: memiliki endocarp yang keras seperti batu. Kulit buah adalah exocarpnya, bagian berdaging yang dapat dimakan adalah mesocarpnya, umumnya berbiji satu. Contoh: kenari (Ganarium vulgare), cherry (Prunus cerasus), peach (Prunus persica (L) Stakes)

    1.1.3        berry: pericarpnya lunak berdaging, kecuali bagian exocarp yang tipis seperti kulit. Contoh: anggur (Vitis vinifera), tomat (Lycopersicon esculentum Mill)

    a.       pepo: kulit buah tebal terbentuk dari exocarp dan jaringan receptacle, kulit buah ini tidak terpisah dari daging buah. Contoh: labu (Cucurbita pepo), mentimun (Cucumis sativus), semangka (Citrullus vulgaris)

    b.      hesperidium: kulit buah terbentuk dari exocarp dan mesocarp dan terpisah dari daging buah yang terbentuk dari bagian endocarp. Contoh: jeruk (Citrus sp.)

    1.2    Buah Kering

    Pericarp kering dan agak keras karena terbentuk dari sel-sel sklerenkim yaqng mati.

    1.2.1        buah dehiscent: biasanya mempunyai lebih dari 1 biji, pericarp terbuka bila buah telah masak.

    1. Legume: terbentuk dari putik tunggal, pericarp akan terbuka pada kedua belah sisi. Contoh: kapri (Pisum arvense), kacang tanah (Arachis hypogeal). Loment: adalaha legume yang bersegment.
    2. Follicle: terbentuk dari puti ktunggal, pericarp hany aterbuka pada satu sisi. Contoh: milkweed (Asclepias sp.), larkspur (Delphinium sp.)
    3. Capsule: buah terbentuk dari putik majemuk. Contoh: kecubung (Papaver sp.) dan morning glory (Ipomea purpurea)
    4. Silique: adalah capsule berlokula dua yang memanjang. Contoh: kubis (Brassica sp.)
    5. Silicle: adalah silique yang pendek dan lebar. Contoh: pepper grass (Lepidium sp.)
    6. Pyxis: adalah capsule dengan tipe dehiscent yang circumcissile (dehisce = dinding buah terbuka bila masak)

    1.2.2        Buah indehiscent: biasanya mengandung sebuah biji, pericarp tidak terbuka bila buah telah masak.

    1. Achene: biji kecil dan hanya sebuah, melekat pada pericarp hanya pada satu ujung. Pericarp terpisah dari kulit biji. Contoh: bunga matahari (Helianthus annus L.), selada (Lactuca sativa L.)
    2. Caryopsis atau grain: biji kecil dan hanya sebuah pericarp melekat menjadi satu dengan kulit biji. Contoh: merupakan tipe buah yang terdapat pada family rerumputan termasuk jagung (Zea mays L.), padi (Oryza saaaativa L.), gandum (Triticum aestivum L.)
    3. Samara: adalah achene yang bersayap. Contoh: maple (Acer sp.), elm (Ulmus sp.)
    4. Schizocarp: dimana buah terbagi atas dua atau lebih bagian-bagian indehiscent berbiji satu. Contoh: wortel (Daucus carota L.)
    5. Nut: dicirikan oleh pericarp yang mengeras, kebanyakan berbiji satu. Contoh: chestnut (Castanea sp.)

     Pengertian biji dan benih sering disama artikan. Padahal sebetulnya kedua istilah tersebut memiliki definisi yang berbeda. Benih adalah biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan penanaman. Biji merupakan suatu bentuk tanaman mini (embrio) yang masih dalam keadaan perkembangan yang terkekang.

    Berkenaan dengan pengertian biji dan benih Kartasapoetra 1986 membedakan sebagai berikut. Biji akan tetap disebut biji apabila:

    1. Biji itu berkembang menjadi suatu tanaman tanpa melibatkan tangan manusia, misalnya biji yang terbawa angin, yang disebarkan oleh burung dan lain sebagainya.
    2. Biji digunakan tidak untuk ditanam atau untuk perkembangbiakan, melainkan untuk dikonsumsi baik oleh manusia maupun binatang ternak.
    3. Biji digunakaan untuk bahan dasar industri, seperti biji kopi, coklat, dll.
    4. Biji bagi kepentingan penelitian (sebagai objek penelitian).
    5. Biji untuk bahan baku untuk hasil kerajinan, seperti biji salak, jambu mete dll.
    6. Biji merupakan hasil dari tumbuhan berbunga.

    1.2  Tujuan

    1.      Mengetahui karakteristik benih

    2.      Mengetahui struktur biji

    Bab II. Pembahasan

    A. Benih

    Benih adalah bahan tanaman yang berasal dari generatif maupun vegetatif yang digunakan untuk tujuan mengembangbiakan tanaman hutan (Permenhut P.1/Menhut-II/2009). Benih dalam hal ini adalah dapat berupa biji (generatif) dan bahan tanaman lain selain biji yang berasal dari bagian tanaman yang dapat digunakan untuk mengembangbiakan tanaman hutan. Mulai dari akar, batang, daun, maupun pucuk.

    Dalam pengertian tersebut disebutkan bahwa yang dimaksud benih adalah bahan tanaman yang digunakan untuk tujuan mengembangbiakan tanaman hutan. Terdapat kata kunci “tujuan mengembangbiakan”. Dengan kata lain biji atau bahan vegetatif yang tidak digunakan untuk tujuan mengembangbiakan tanaman bukan dinamakan benih.

    Sifat-sifat benih berdasarkan daya simpannya dibedakan menjadi:

    1. Benih Rekalsitran adalah benih yang memiliki daya simpan yang singkat.
    2. Benih Ortodok adalah benih yang memiliki daya simpan yang relatif lama.

    Kedua ciri-ciri benih tersebut sebagai berikut:

    Benih OrtodoksBenih Rekalsitran
    Dapat disimpan dengan kadar air 5-10%Hanya dapat disimpan sampai kadar air 25-30%
    Pelindung biji berupa kulit biji pada umumnya kerasPelindung biji pada umumnya tidak keras
    Memerlukan perlakuan khusus untuk berkecambahTidak memerlukan perlakuan khusus untuk berkecambah
    Kesesuaian lahan relatif luasKesesuaian lahan relatif lebih sempit
    Melinjo, tomat, cabaiKakao, magga

    Pengertian Perbenihan

    Proses peralihan dari biji yang kemudian digunakan untuk pengembangbiakan tanaman sehingga menjadi benih, kemudian berkembang menjadi benih yang siap ditanam (bibit) dan seluruh prosesnya tercakup dalam kegiatan perbenihan. Secara baku Perbenihan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan pembangunan sumberdaya genetik, pemuliaan tanaman hutan, pengadaan dan pengedaran benih dan bibit, dan sertifikasi. Tujuan kegiatan perbenihan adalah mendapatkan benih bermutu dalam waktu yang relatif singkat dan jumlah yang banyak.

    Benih bermutu adalah benih yang memiliki keunggulan secara fisik, fisiologis dan genetik.

    • Mutu Fisik adalah mutu benih yang berkaitan dengan sifat fisik seperti ukuran benih, keutuhan, kondisi kulit, kerusakan kulit benih akibat serangan hama dan penyakit atau proses mekanis, dan lain-lain.
    • Mutu Fisiologis adalah mutu benih yang berkaitan dengan sifat fisiologis seperti daya kecambah, daya simpan, viabilitas dan lain-lain.
    • Mutu Genetik adalah mutu benih yang berkaitan dengan sifat yang diturunkan oleh induk kepada anakannya.

    Benih berdasarkan prosesnya terbagi menjadi 2, yaitu:

    1.      Benih generatif adalah benih yang berasal dari proses generatif. yaitu terjadinya peleburan sel gamet jantan dan sel gamet betina kemudian membentuk zygot dan terus berkembang sehingga menghasilkan biji. Biji tersebut apabila digunakan oleh manusia untuk tujuan pengembangbiakan tanaman maka disebut benih generatif.

    Adapun ciri-ciri dari benih generatif diantaranya adalah:

    1. Berasal dari tanaman berbunga.
      1. Hasil Zigot
      2. Berasal dari biji tanaman
      3. Memiliki genetik dari gabungan antara 2 pohon induk jika terjadi silang luar pada proses penyerbukan
      4. Lambat tumbuh tunas
      5. Cepat tumbuh akar
      6. Akar tunggang besar
      7. Tidak Tampak hidup (genotif)
      8. Proses Pengadaan Lambat
    2. Tidak butuh dari tenaga terampil.
    3. Dapat berkembang dan menyebar secara alami.

    Untuk mendapatkan benih generatif yang berkualitas perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

    • Benih yang dikumpulkan dari banyak pohon induk yang tidak berkerabat.
    • Benih yang memiliki daya kecambah tinggi.
    • Benih yang berasal dari hasil silang luar.

    2.      Benih vegetatif merupakan benih yang berasal dari bagian tanaman. Seperti akar, batang, cabang, daun ataupun pucuk. Perbanyakan secara vegetataif adalah kegiatan mengembangbiakan tanaman dengan menggunakan bagian dari tanaman. Bisa berasal dari tunas, daun, cabang, batang dan akar. Keunggulan dari perbanyakan benih secara vegetatif adalah sifat yang dimiliki induk sama persis dengan anakan. Tanaman yang dihasilkan seragam dan pengadaan bibit dapat dilakukan kapan saja tanpa harus menunggu musim.

    Adapun perbanyakan benih vegetatif dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu:

    a.       Perbanyakan vegetatif makro

    Perbanyakan vegetatif makro terdiri dari cangkok, menyambung, dan stek. Cara ini sudah banyak dilakukan masyarakat karena tekniknya sederhana.

    b.      Perbanyakan Vegetatif Mikro

    Perbanyakan vegetatif mikro pada jati dapat dilakukan dengan cara kultur jaringan.

    Tipe Perkecambahan Benih

    Terdapat dua tipe perkecambahan benih yaitu:

    1. Tipe Epigeal (Epigeous) adalah tipe perkecambahan benih dimana radikula dan hipokotil memanjang secara keseluruhan sehingga menyebabkan kotiledon dan epikotil (calon pucuk)ikut terangkat diatas permukaan tanah. contoh : pada famili Fabaceae seperti sengon, akasia, lamtoro. dll

    2. Tipe Hipogeal (hypogeous) adalah tipe perkecambahan benih dimana pemanjangan radikula hanya diiringi pemanjangan epikotil, sedangkan kotiledon masih tetap berada pada kulit biji. Sehingga sebagian besar biji tetap berada di bawah permukaan tanah. Contoh : Mangga, Jati, Gmelina dll

    Proses Perkecambahan

    Para ahli fisiologis benih menyatakan bahwa perkecambahan adalah munculnya radikula menembus kulit benih. Para agronomis menyatakan bahwa perkecambahan adalah muncul dan berkembangnya struktur penting embrio dari dalam benih dan menunjukkan kemampuannya untuk menghasilkan kecambah normal pada kondisi lingkungan yang optimum.

    Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Penyerapan air menyebabkan meningkatnya aktivitas enzim. Peningkatan aktivitas enzim diiringi dengan peningkatan respirasi benih sehingga tersedia cukup energi untuk melakukan pemanjangan sel. Radikula berkembang akan keluar dari pelindung biji dan masuk kedalam tanah dan berubah menjadi akar. Epikotil memanjang dan berubah menjadi pucuk.

    B.     Biji

    Biji adalah bakal tanaman yang didalamnya terdapat embrio sebagai hasil perkawinan antara sel gamet jantan dan sel gamet betina pada tanaman berbunga.

    Menurut strukturnya biji adalah suatu ovule atau bakal biji yang masak yang mengandung suatu tanaman mini atau embrio yang biasanya terbentuk dari bersatunya sel-sel generative (gamet) didalam kandung embrio (embryo sac) serta cadangan makanan yang mengelilingi embrio.

    Bagian-bagian biji:

    1.      Embrio

    Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet-gamet jantan dan betina pada suatu proses pembuahan. Embrio yang perkembangannya sempurna akan terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut:

    a.       Epikotil (calon pucuk)

    b.      Hipokotil (calon batang)

    c.       Kotiledon (calon daun)

    d.      Radikula (calon akar)

    e.       Plumula (kuncup embrionik)

    Tanaman dikotiledon mempunyai dua kotiledon misalnya kacang-kacangan (Legumes) sedangkan pada kelas Gymnospermae pada umumnya mempunyai lebih dari dua kotiledon misalnya pinus (Pinus sp.) yang mempunyai sampai sebanyak 15 kotiledon.

    Biji jagung (Zea mays L.)

    Keterangan:

    1. Testa (kulit biji)
    2. Pericarp (pelindung biji)
    3. Auleron layer (pelindung biji)
    4. Endosperm (cadangan makanan)
    5. Koleoptil (upih pelindungi kuncup embrionik)
    6. Embryo leaves (calon daun)
    7. Primary root (akar embrionik)
    8. Coleorhiza (upih pelindung akar embrionik)

    2.       Jaringan Penyimpan Cadangan Makanan

    Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji terdiri dari karbohidrat, lemak, protein dan mineral.

    Pada biji ada beberapa struktur yang dapat berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan yaitu:

    a.       Kotiledon, cont: leguminales,semangka (Citrullus vulgaris), labu(Cucurbita pepo L.)

    b.      Endosperm, cont: zea mays L.,gandum (Triticum aestivum L.), cerealia

    c.       Perisperm, cont: beta vulgaris L.

    d.      Gametofite betina yang haploid, cont: Pinus sp.

    3.      Pelindung biji

    Pelindung biji biasanya disbut dengan kulit biji (testa), bagian lain yang dapat juga disebut sebagai pelindung biji adalah Pericarp dan lapisan Aleuron. Fungsi kulit biji adalah untuk melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis, atau serangan cendawan bakteri maupun insekta.

    BAB III

    KESIMPULAN

    Kesimpulan dari pembahasan tentang karakteristik benih dan struktur biji adalah:

    ·         Biji adalah bakal tanaman yang didalamnya terdapat embrio sebagai hasil perkawinan antara sel gamet jantan dan sel gamet betina pada tanaman berbunga.

    ·         Benih adalah bahan tanaman yang berasal dari generatif maupun vegetatif yang digunakan untuk tujuan mengembangbiakan tanaman hutan.

    ·         Perbenihan didefinisikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan pembangunan sumberdaya genetik, pemuliaan tanaman hutan, pengadaan dan pengedaran benih dan bibit, dan sertifikasi

    ·         Benih generatif adalah benih yang berasal dari proses generatif

    ·         Ciri-ciri benih generatif adalah yang paling penting adalah berkecambah sebelum menjadi tanaman

    ·         Benih vegetatif adalah benih yang berasal dari bagian tanaman seperti akar, batang, daun, cabang ataupun pucuk.

    ·         Untuk mendapatkan benih vegetatif dapat dilakukan perbanyakan makro dan perbanyakan mikro.

    ·         Perbanyakan makro untuk tanaman kehutanan pada umumnya dengan teknik cangkok, stek, menyambung. Sedangkan perbanyakan mikro dengan teknik kultur jaringan.

    ·         Benih vegetatif memiliki sifat yang 100% sama dengan induknya.

    BAB IV

    DAFTAR PUSTAKA

    Sutopo, Lita. 2004. Teknologi Benih. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

    http://www.4shared.com/file/K145nRXS/MODUL_Karakteristik_Benih_tana.html

    http://produksibenih.wordpress.com/2010/12/11/modul-kriteria-sumber-benih/

  • Makalah Jenis Nilai Sumber Daya Alam

    Jenis Nilai Sumber Daya Alam

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam semesta yang dapat dipergunakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bentuknya bisa berwujud barang, benda, fenomena, suasana, gas/udara, air dan lain sebainya. Alam semesta diciptakan Tuhan yang Maha Esa dengan segala macam isinya untuk kelangsungan dan kesejahteraan umat manusia. Alam semesta kaya akan sumber daya alam yang dapat dipergunakan oleh manusia untuk kesejahteraan hidupnya, baik itu yang sudah ditemukan maupun yang belum diketemukan. Namun demikian, tidak berarti manusia tinggal menikmatinya begitu saja, manusia harus berusaha dan berfikir untuk menemukan dan menggunakan sumber daya alam tersebut untuk kesejahteraan hidupnya. Oleh karena itu manusia dianugerahi oleh Tuhan yang Maha Kuasa akal dan pikiran yang dipergunakan untuk mengelola dan memanfaatkan alam semesta sebaikbaiknya untuk kepentingan seluruh umat manusia.

    Tujuan akhir pengelolaan sumberdaya alam adalah kesejahteraan masyarakat seperti sumber devisa, pemenuhan kebutuhan manusia, pelestarian lingkungan, pembangunan daerah/masyarakat dan pemerataan. Untuk keperluan tersebut informasi mengenai cadangan yang ada, kegiatan eksplorasi, produksi, konsumsi, biaya, harga, faktor lingkungan, dan lain-lain sangat diperlukan.

    Mengingat SDA tersebut ketersediaannya terbatas, maka diperlukan cara pengelolaan yang bijaksana dan dapat dipertanggung jawabkan. Untuk memenuhi tujuan tersebut maka prinsip ekonomi lingkungan sangat diperlukan dalam rangka menuju penggunaan SDA dan lingkungan yang berkelanjutan. Adanya pertumbuhan ekonomi akan menimbulkan dampak positif bagi kehidupan manusia berupa tersedianya barang dan jasa dalam perekonomian dan di sisi lain memberikan dampak negatif bagi kehidupan manusia berupa pencemaran lingkungan dan menipisnya persediaan sumberdaya alam

    B.   Rumusan Masalah

    1.    Apa jenis-jenis nilai dari SDA dan Lingkungan

    2.    Bagaimana cara menjaga kelestarian sumber daya alam dari kepunahan

    3.    Bagaimana usaha pemerintah dan masyarakat dalam menjaga pelestarian lingkungan hidup

    C.   Tujuan

    1.     Dapat Menyebutkan Jenis-jenis Nilai dari SDA dan Lingkungan

    2.    Dapat mengetahui  Cara  Mengatasi Kepunahan SDA yang Digunakan Secara Berlabihan dan Terus-menerus

    3.    Dapat Mengetahui usaha pemerintah dan masyarakat dalam menjaga pelestarian lingkungan hidup

    II.   TINJAUAN PUSTAKA

    Menurut Soerjani, dkk. (1987) sumberdaya alam ialah suatu sumberdaya yang terbentuk karena kekuatan alamiah, misalnya tanah, air, dan perairan, biotis, udara dan ruang, mineral, bentang alam (land scape), panas bumi, bumi, angin, pasang surut/air laut, termasuk diantaranya hutan. Soeriatmadja (1981) menyatakan bahwa sumber alam dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diperlukan oleh organisme hidup, populasi atau ekosistem yang pengadaannya hingga ke tingkat yang optimum atau yang mencukupi, akan meningkatkan daya pengubahan energi. Selanjutnya dinyatakan bahwa yang termasuk kategori sumber alam adalah materi, energi, uang, waktu dan keanekaragaman. Menurut Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, sumberdaya alam termasuk dalam kategori sumberdaya, yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumberdaya manusia, sumberdaya alam hayati, sumberdaya non hayati dan sumberdaya alam buatan.

    III.  PEMBAHASAN

    A.   Jenis – Jenis dari Sumber Daya Alam dan Lingkungan

    Sumber daya alam mempunyai nilai-nilai biologis, ekonomis, budaya dan spiritual yang saling berkaitan         .

    a.       Nilai biologis

    Sumber daya alam biologis mempunyai nilai biologis apabila memenuhi kretreria

    • Memiliki sifat yang diturunkan
    • Berevolusi
    • Mengalami seleksi alani
    • Mampu beradaptasi

    b.       Nilai ekonomis

    Untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dapat memanfaatkan sumber daya aiam :

    • Manusia bersifat memilih
    • Manusia bersifat menyeleksi

    c.       Nilai budaya

    Manusia dengan kecerdasannya dapat berupaya menciptakan ide-ide baru untuk memperoleh manfaat yang sebanyak-banyaknya. Contoh:

    • Rotan dapat digunakan untuk bahan kursi dan kerajinan yang lain
    • Kulit ular dapat dijadikan bahan kerajinan

    d.       Nilai spiritual

    Manusia secara sadar dapat merenungkan keagungan sang Pencipta sekaligus merasa kecil atas keagungan-Nya

    B.   Cara  Mengatasi Kepunahan SDA yang Digunakan Secara Berlabihan dan Terus-menerus

    Pembaharuan yang dilakukan oleh alam terhadap sumber daya alam dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu :

    1. Dengan jalan reproduksi, yaitu ini terjadi pada sumber daya alam hayati, misalnya hewan dan tumbuh-tumbuhan yang memiliki kemampuan untuk berkembang biak, sehingga jumlahnya akan menjadi banyak.
    2. Dengan jalan sirkulasi, yaitu ini berlaku bagi sumber daya alam seperti air dan udara, dimana keduanya terikat dengan sistem siklus.

    C.   Usaha pemerintah dan masyarakat dalam menjaga pelestarian lingkungan hidup

    1. Pelestarian udara.

    •       Mengembangkan penghijauan.

    •       Mencegah kebakaran hutan dan sistem ladang yang dapat menimbulkan kabut asap.

    •       Mewajibkan cerobong asap yang tinggi dengan filter penyaringan di setiap pabrik.

    •       Menghentikan pengoperasian kendaraan bermotor dengan system buangan gas/asap yang ambang batas.

    1. Pelestarian hutan.

    •       Melakukan reboisasi.

    •       Mempertahankan hutan lindung dan suaka marga satwa.

    •       Menebang hutan dan menanamnya kembali.

    1. Pelestarian laut dan pantai.

    •       Mencegah tumpahnya minyak mentah yang dapat mematikan makhluk hidup di laut.

    •       Melarang pembuangan limbah ke laut.

    •       Membudidayakan tanaman bakau ditepi pantai.

    •       Melarang bahan peledak dalam penangkapan ikan.

    1. Pelestarian Flora dan Fauna.

    •       Mempertahankan cagar alam untuk melindungi berbagai jenis tanaman langka.

    •       Mempertahankan suaka marga satwa untuk melindungi berbagai macam jenis hewan langka.

    •       Membudayakan sikap menyayangi hewan dan tanaman langka kepada masyarakat.

    •       Melarang pemburuan satwa langka yang dilindungi oleh undang-undang dan memberikan sanksi pidana kepada pemburu yang melanggar.

    IV. KESIMPULAN

    Di indonesia terkenal sebagai negara agraris yang kaya akan Sumber Daya Alam, baik hayati maupun nonhayati. Maka untuk memperbaiki perekonomian masyarakat indonesia salah satunya yaitu dengan memanfaatkan kekayaan alam. Akan tetapi selain memanfaatkan Sumber Daya Alam tersebut, kita harus memikirkan cara untuk menjaga kelestarian sumber daya alam agar tidak punah ataupun rusak.

    Sumber daya alam sangat besar manfaatnya bagi manusia terutama dalam pemenuhan hidup sehari – hari dalam membantu kesejahteraannya. Manfaat sumber daya alam secara tekonologi yaitu memanfaatkan air sebagai PLTA, secara ekonomi adalah memanfaatkan air laut untuk pembuatan garam, secara sosial adalah manusia bernafas mengeluarkan karbondioksida yg bisa membantu proses fotosintesis, secara lingkungan dapat dimanfaatkan sebagai tempat pariwisata. Selain memanfaatkan sumber daya alam kita juga perlu melestariakannya, diantaranya dengan cara memanfaatkan dengan efisien.

    Daftar Pustaka

    Soerjani, dkk. 1987. materi pokok sumber daya alam. jakarta:Universitas terbuka

    Undang-Undang RI No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

    Lia Apriliani. 2012. https://aprielhyani.wordpress.com/jenis-jenis-sumber-daya-alam-dan-mengelompokkan-sumber-daya-alam-berdasarkan-ciri-tertentu/. Diakses pada tanggal 7 April 2016.

    Maya Sari. 2015. http://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/jenis-jenis-sumber-daya-alam. Diakses pada tanggal 7 April 2016.

    Imhey Hang, 2011. http://imheyhang.blogspot.co.id/2011/06/makalah-sda-dan-lingkungan-hidup.html. Diakses pada tanggal 7 April 2016.

  • Makalah Pengembangan Sumber Daya Manusia

    Pengembangan Sumber Daya Manusia

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Dalam sebuah perusahaan sangat diperlukan para sumber daya manusia yang menjadi penggerak dari berbagai macam pekerjaan yang akan dikerjakan oleh karyawan. Karyawan mempunyai tingkat pekerjaan yang berbeda-beda dalam melaksanakan pekerjaa mereka, namun terkadang karyawan malah tidak tahu apa yang harus dikerjakan terkait banyaknya pekerjaan yang harus mereka kerjakan.

    Tanpa adanya unsur manusia dalam perusahaan, tidak mungkin perusahaan tersebut dapat bergerak dan berjalan menuju yang diinginkan. Dengan demikian sumber daya manusia adalah seseorang yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan terhadap usaha pencapaian tujuan organisasi. Untuk itu sangat diperlukan pelatihan dan pengembangan bagi sumber daya manusia agar para karyawan bisa paham dan mengerti atas pekerjaan mereka sehingga apa yang menjadi tujuan perusahaan bisa dengan cepat terlaksana dan mencapai target yang diharapkan.

    Dengan demikian kualitas manusia dan kualitas masyarakat adalah tujuan pembangunan, maka upaya untuk mengukur kadar kualitas harus dikembangkan untuk mengetahui sejauh mana sumber daya manusia terbentuk. Sumber daya manusia yang bermutu ialah yang mempunyai tingkat keahlian tinggi, juga yang tak kurang benarnya adalah bahwa sumber daya manusia tidak akan mencapai tingkat yang diharapkan jika tidak memiliki pandangan dan tingkah laku etis dan moral yang tinggi berdasarkan keimanan yang teguh.

    B.     Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut:

    1.      Apakah yang dimaksud dengan pengembangan sumber daya manusia.

    2.      Apa yang dimaksud dengan pengembangan dan pelatihan serta bagaimana manfaatnya.

    3.      Bagaimana organisasi memandang pentingnya diadakan pengembangan sumber daya dengan pelatihan.

    C.    Tujuan

    Makalah ini bertujuan untuk memengetahui :

    1.      Beberapa pengertian pengembangan SDM

    2.      Pengembangan dan pelatihan

    3.      Pentingnya Pengembangan SDM dengan pelatihan

    D.  Manfaat

    Penulis berharap agar makalah ini dapat menyumbangkan pengembangan keilmuan untuk pemateri selanjutnya dan memberi manfaat bagi para mahasiswa dan dosen di universitas indonesia timur makassar khususnya fakultas ekonomi jurusan manajemen, terutama yang berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A.    Pengembangan Sumber Daya Manusia

    Adapun pengertian Sumber Daya Manusia (SDM) :

    1.    Sumber Daya Manusia (SDM) adalah manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi (disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan).

    2.      Sumber  Daya  Manusia (SDM) adalah potensi manusiawi sebagai penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya.

    3.      Sumber Daya Manusia (SDM) adalah potensi yang merupakan asset dan berfungsi sebagai modal (non material/non finansial) di dalam organisasi bisnis, yang dapat diwujudkan menjadi potensi nyata (real) secara fisik dan non fisik dalam  mewujudkan eksistensi organisasi.

    “Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah suatu proses peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kapasitas dari semua penduduk suatu masyarakat”.

    Sumber Daya Manusia mengandung dua pengertian: Pertama, Sumber Daya Manusia mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa.

    Selanjutnya Efendi (2002) berpendapat bahwa: “Pengembangan sumber daya manusia sebagai upaya untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya pada penduduk untuk terlibat secara aktif dalam proses pembangunan”.

    Dari beberapa pengertian Pengembangan Sumber Daya Manusia di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan sumber daya manusia di Indonesia khususnya, sangat terkait erat dengan kualitas manusia atau masyarakat sebagaimana sasaran utama Pembangunan Nasional yaitu menciptakan manusia dan masyarakat yang berkualitas.

    B.  Pengembangan Dan Pelatihan

    1.  Pengertian Pelatihan dan Pengembangan

    a.    Pelatihan adalah program-program untuk memperbaiki kemampuan melaksanakan pekerjaan secara individual, kelompokdan/ atau berdasarkan jenjang jabatan dalam organisasi/ perusahaan.

    b.   Pengembangan adalah program untuk menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi.

    Latihan atau training adalah suatu kegiatan atau usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seorang pegawai atau tenaga kerja dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu. Menurut Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1974. Latihan adalah bagian pendidikan yang menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar system pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek dari pada teori.

    Pelatihan dan pengembangan dapat membantu untuk menjamin bahwa anggota organisasi memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan secara efektif, mengambil satu tanggung jawab baru, dan beradaptasi dengan perubahan kondisi. Pelatihan ini terfokus pada pengajaran anggota organisasi (sumber daya manusia) tentang bagaimana mereka dapat menjalankan pekerjaan dan membantu mereka mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang di butuhkan untuk kinerja yang efektif. Sedangkan pengembangan terfokus pada membangun pengetahuan dan keterampilan anggota organisasi sehingga mereka dapat dipersiapkan untuk mengambil tanggung jawab dan tantangan baru.

    Sebelum mendesign program pelatihan dan pengembangan, manajer seharusnya menunjukkan perkiraan kebutuhan untuk menentukan mana-mana karyawan yang memerlukan pelatihan dan pengembangan dan jenis pengetahuan atau keterampilan apa yang mereka butuhkan.

    Tujuan utama dari pelatihan dan pengembangan ini adalah untuk mengatasi kekurangan-kekurangan para sumber daya manusia dalam bekerja yang disebabkan oleh kemungkinan ketidak mampuan dalam pelaksanaan pekerjaan, dan sekaligus membina mereka agar menjadi lebih produktif. Adapun yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pelatihan dan pengembangan ini adalah pimpinan organisasi di semua level dan dapat dibantu oleh para staff spesialist yang ditugaskan organisasi untuk melaksanakan program pelatihan dan pengembangan.

    Kegiatan pelatihan dan pengembangan ini perlu dilandasi oleh prinsip-prinsip dasar pelaksanaan program pelatihan, yaitu: Motivasi individu, pengakuan perbedaan individual, kesempatan-kesempatan untuk melakukan kegiatan-kegiatan praktis, penguatan atau Reinforcement, balikan hasil belajar, tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai, situasi belajar, transfer of learning, dan follow-up.

    Program pelatihan dan pengembangan dapat dilaksanakan dalam model. (a) On the job programs yakni pelatihan yang dilaksanakan berdasarkan pengalaman langsung dalam bekerja di organisasi tertentu. Segenap pengalaman yang diberikan difokuskan kepada jenis pekerjaan atau jabatan yang ditangani. Model ini bisa dilaksanakan secara formal maupun informal oleh organisasi dalam rangka membina staffnya; dan (b) Off the job programs adalah model pelatihan di luar jabatan yang dilaksanakan secara formal misalnya melalui kursus-kursus, pendidikan dan pelatihan.

    Pekerjaan pasti akan berevolusi dan berubah, karena itu diperlukan pelatihan yang berkesinambungan untuk tanggap pada perubahan teknologi. Pengembangan semua tenaga kerja, termasuk pengawas (supervisor) dan manajer, diperlukan iuntuk menyiapkan organisasi menghadap tantangan ke depan. Perencanaan Karir (Career Planning) mengidentifikasi jalur dan aktivitas setiap individu yang berkembang di suatu organisasi.

    2.  Tahapan Perencanaan Pelatihan

    a.  Analisis Kebutuhan Pelatihan (training need analysis)

    Terdapat tiga situasi dimana organisasi diharuskan melakukan analisis tersebut : yaitu : performance problem, new system and technology serta automatic and habitual training.

    b. Perencanaan dan Pembuatan Desain Pelatihan

    Keseluruhan tugas yang harus dilaksanakan pada tahap ini adalah : mengidentifikasi sasaran pembelajaran dari program pelatihan, menetapkan metode yang paling tepat, menetapkan penyelenggara dan dukungan lainnya, memilih dari beraneka ragam media, menetapkan isi, mengidentifikasi alat-alat evaluasi, dan menyusun urut-urut pelatihan.

    Selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah membuat materi pelatihan yang diperlukan dan dikembangkan seperti :

    1)   Jadwal pelatihan secara menyeluruh (estimasi waktu);

    2)   Rencana setiap sesi;

    3)   Materi-materi pembelajaran seperti buku tulis, buku bacaan, hand out.

    4)   Alat-alat bantu pembelajaran;

    5)   Formulir evaluasi.

    c. Implementasi Pelatihan

    Tahap berikutnya untuk membentuk sebuah kegiatan pelatihan yang efektif adalah implementasi dari program pelatihan. Keberhasilan implementasi program pelatihan dan pengembangan SDM tergantung pada pemilihan (selecting) program untuk memperoleh the right people under the right conditions. Training Need Analysis dapat membantu mengidentifikasi the right people dan the right program sedangkan beberapa pertimbangan (training development) and concideration program dapat membantu dalam menciptakan the right condition.

    dEvaluasi Program Latihan dan Pengembangan

    Kriteria evaluasi Tes pendahuluan (pretest) Para karyawan Dilatih atau dikembangkan Tes purna (post-test)Transfer atau promosi Tindak – lanjut. Untuk memastikan keberhasilan pelatihan dapat dilakukan melalui evaluasi. Secara sistimatik manajemen pelatihan meliputi tahap perencanaan yaitu training need analysis, tahap implementasi dan tahap evaluasi. Tahap terakhir merupakan titik kritis dalam setiap kegiatan karena acap kali diabaikan sementara fungsinya sangat vital untuk memastikan bahwa pelatihan yang telah dilakukan berhasil mencapai tujuan ataukah justru sebaliknya. Tahapan evaluasi terhadap pelatihan : evaluasi peserta, evaluasi widyaiswara, dan evaluasi kinerja penyelenggara.

    3.Manfaat Pendidikan Dan Pelatihan

    Sumber daya manusia (man) adalah merupakan asset investasi yang apabila dimanfaatkan merupakan modal yang sangat berharga dalam pelaksanaan pembangunan disamping sumbersumber modal lainnya. Pembangunan nasional sebagaimana diamanahkan oleh Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya, dengan sasaran utama tercapainya kualitas manusia Indonesia seutuhnya yang mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain.

    “Sumberdaya manusia harus dapat diubah menjadi suatu asset keterampilan yang bermanfaat bagi pembangunan. Untuk itu berbagai keahlian, ketrampilan dan kesempatan harus dibekalkan kepada sumberdaya manusia, sesuai dengan kemampuan biologis dan rohaninya”.

    Tindakan yang cermat dan bijaksana harus dapat diambil dalam membekali dan mempersiapkan sumberdaya manusia, sehingga benar-benar menjadi asset pembangunan bangsa yang produktif dan bermanfaat. Kata kunci dari pendapat tersebut adalah sumberdaya manusia sebagai asset yang harus dibekali keahlian, keterampilan dan kesempatan yang bermanfaat bagi pembangunan.

    Senada dengan pendapat tersebut dikatakan bahwa “Dalam organisasi atau perusahaan, keterampilan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja, karena keterampilan tersebut dapat meningkatkan produktifitas karyawan”.

    Mengenai keterampilan ini dikemukakan bahwa keterampilan adalah: “Kemampuan teknis untuk melakukan sesuatu kegiatan tertentu yang dapat dipelajari dan dikembangkan. Artinya pengembangan keterampilan merupakan bagian dari kegiatan pendidikan yang berarti dilakukan secara sadar, pragmatis dan sistematis, khususnya berbagai bidang yang sifatnya teknis dalam penerapannya lebih ditunjukkan kepada kegiatan-kegiatan operasional”(Siagian, 2005).

    Keterampilan dapat diperoleh melalui pendidikan non formal, pendidikan non formal adalah suatu pendidikan diluar sistem pendidikan yang berfungsi sebagai pelengkap sistem pendidikan formal, yang termasuk dalam cerita ini adalah kursus-kursus, penataran serta pendidikan dan pelatihan.

    Selanjutnya yang dimaksud dengan pelatihan fungsional auditor adalah suatu proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan, baik di bidang pengawasan maupun yang menunjang pengawasan, di luar pendidikan umum yang berlaku, dengan lebih mengutamakan praktek daripada teori.

    Selanjutnya Siagian (2005) dalam kaitannya dengan penjelasan di atas mengatakan bahwa: Pendidikan dan pelatihan dimaksud juga untuk meningkatkan kemampuan dan memadukan teori dengan pengalaman yang diperoleh dalam praktek dilapangan, termasuk peningkatan kemampuan menerapkan teknologi tepat guna dalam rangka meningkatkan produktivitas. Bagi organisasi terdapat paling sedikit tujuh manfaat yang dapat dipetik melalui penyelenggaraan program pelatihan, yaitu :

    1.      Peningkatan produktivitas kerja organisasi, sehingga tidak terjadi pemborosan, karena kecermatan melaksanakan tugas, tumbuh suburnya kerja sama antara berbagai satuan kerja yang melaksanakan kegiatan yang berbeda dan bahkan spesialistik, meningkatnya tekad mencapai sasaran yang telah ditetapkan serta lancarnya koordinasi sehingga organisasi bergerak sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh;

    2.      Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan antara lain karena adanya pendelegasian wewenang, interaksi yang didasarkan pada sikap dewasa baik secara teknikal maupun intelektual, saling menghargai dan adanya kesempatan bagi bawahan untuk berpikir dan bertindak secara inovatif;

    3.      Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat karena melibatkan para pegawai yang bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan-kegiatan operasional dan tidak hanya diperintahkan oleh para manajer;

    4.      Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi;

    5.      Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya menajerial yang partisipatif;

    6.      Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif yang pada gilirannya memperlancar proses perumusan kebijaksanaan organisasi dan operasionalisasinya;

    7.      Penyelesaian konflik secara fungsional yang dampaknya adalah tumbuh suburnya rasa persatuan dan suasana kekeluargaan di kalangan para anggota organisasi.

    Dari uraian tersebut, hal-hal yang penting dan bisa dimanfaatkan melalui pelatihan adalah meningkatnya produktivitas kerja organisasi, karena didukung oleh pegawai yang memiliki keterampilan, ahli dan bermoral baik dan mempunyai gairah kerja yang tinggi. Selain itu, pendelegasian wewenang dapat berjalan secara lancar, karena bawahan bisa diandalkan. Demikian halnya dengan dukungan bawahan yang berkualitas maka pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. Disamping itu, dengan adanya partisipasi dari bawahan yang berkualitas akan memperlancar rumusan kebijaksanaan dan operasionalisasinya.

    C.  Pentingnya Pengembangan Sumber Daya Manusia Dengan Pelatihan

    Organisasi memandang pentingnya diadakan pengembangan sumber daya manusia sebab pada saat ini karyawan merupakan asset yang sangat penting dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Disamping itu dalam kegiatan pengembangan sumber daya manusia, perlu adanya koordinasi yang cukup baik antara setiap unit kerja yang ada di dalam organisasi dengan bagian kepegawaian. Hal ini penting mengingat bahwa setiap unit kerja lebih mengetahui kebutuhan pengembangan yang bersifat pengetahuan dan ketrampilan teknis pegawai yang berada di bawahnya.

    Oleh karena itu, bagian kepegawaian dalam hal ini pengembangan tersebut berperan sebagai pendukung dalam pelaksanaan aktivitas pengembangan dan berhubungan dengan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan teknis dari setiap unit kerja, bagian kepegawaian dapat melakukan perencanaan pengembangan karier pegawai agar organisasi memiliki pegawai yang siap pakai pada saat dibutuhkan untuk posisi atau jabatan baru. Dalam tahap pengembangan sumber daya manusia ini terdapat dua aspek kegiatan penting yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, yakni kegiatan pelatihan dan kegiatan pengembangan sumber daya manusia itu sendiri yang dimaksudkan agar potensi yang dimiliki pegawai dapat digunakan secara efektif. Kegiatan pelatihan dipandang sebagai awal yaitu dengan diadakannya proses orientasi yang kemudian dilanjutkan secara berkelanjutan selama pegawai tersebut berada di dalam organisasi. CIDA (Canadian International Development Agency) seperti dikutip oleh Efendi (2002) mengemukakan bahwa pengembangan sumber daya manusia menekankan manusia baik sebagai alat (means) maupun sebagai tujuan akhir pembangunan. Dalam jangka pendek, dapat diartikan sebagai pengembangan pendidikan dan pelatihan untuk memenuhi segera tenaga ahli tehnik, kepemimpinan, tenaga administrasi. Pengertian di atas meletakan manusia sebagai pelaku dan penerima pembangunan. Tindakan yang perlu dilakukan dalam jangka pendek adalah memberikan pendidikan dan latihan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil.

    BAB III

    PENUTUP

    A.  Kesimpulan

    Berdasarkan pembahasan di atas maka penulis memperoleh kesimpulan sebagai berikut:

    1.      Pengembangan Sumber Daya Manusia dengan pelatihan dapat memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan sekarang,  sedangkan pengembangan bertujuan untuk menyiapkan pegawainya siap memangku jabatan tertentu dimasa yang akan datang. 

    2.      Tujuan Pelatihan untu memutakhirkan keahlian seorang individu sejalan dengan perubahan teknologi. Melalui pelatihan, pelatih (trainer) memastikan bahwa setiap individu dapat secara efektif menggunakan teknologi-teknologi baru, mengurangi waktu belajar seorang individu baru untuk menjadi kompeten dalam pekerjaan, membantu memecahkan persoalan operasional, dan mengorientasikan setiap individu terhadap organisasi.

    B. Saran

    Sesuai dengan pembahasan serta kesimpulan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka ada beberapa hal yang perlu disarankan yaitu:

    1.      Dalam mengidentifikasi kebutuhan akan pelatihan dan pengembangan, sebaiknya  tiga pihak yang harus terlibat, yaitu : Pihak pertama ialah satuan organisasi yang mengelola sumber daya manusia, pihak kedua adalah para manajer satuan kerja, dan pihak ketiga adalah para pegawai yang bersangkutan sendiri.  

    2.      Untuk menerapkan pelatihan partisipatif dengan menggunakan berbagai metoda dan teknik yang tidak menggurui dan menceramahi bukan merupakan suatu hal yang sederhana. Hal ini tidak hanya disebabkan karena terbatasnya pemahaman konsep dan penerapan pelatihan partisipatif di kalangan karyawan, setiap individu ataupun masyarakat pada umumnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Husein Umar. 1998. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.

    Jane Elizabeth Allen. 2004. Manajemen Pengembangan Diri Organisasi Perusahaan, Jakarta, Nuansa dan Nusamedia cetakan I.

    Marihot Tua Efendi Hariandja. 2002 , Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Penerbit PT. Grasindo cetakan ke III.

    Sondang P.Siagian. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2005.

    Veithzal Rivai. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktek,  Jakarta,  PT. Rajagrafindo Persada

  • Makalah Ruang Linkup Manajemen Sumber Daya Manusia

    Ruang Linkup Manajemen Sumber Daya Manusia

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu factor yang sangat penting dalam suatu perusahaan di samping factor lain seperti modal, teknologi sebab, manusia itu sendiri yang mengendalikan yang lain. Manusia memilih teknologi, manusia mencari modal, manusia yang menggunakan dan memeliharanya, disamping manusia dapat menjadi salah satu sumber keunggulan bersaing yang langgeng. Oleh karena itu pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi menjadi suatu hal yang sangat penting.

    Pengelolaan sumber daya manusia dalam organisasi  menjadi suatu bidang manajemen khusus yaitu manajemen sumber daya manusia. Oleh karena itu SDM harus di kelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, salah satu fungsi dalam perusahaanDalam mengelola sumber daya manusia terdapat tantangan yang harus dihadapi perusahaan seperti perubahan lingkungan bisnis, lingkungan kerja perbedaan individu perbedaan teknologi dan lainnya. Perusahaan harus melakukan pengembangan sumber daya manusia secara proaktif sehingga tidak terjadi keusangan kemampuan pegawai sehingga dapat maksimal.

    Tujuan dari manajemen sumber daya manusia adalah meningkatkan produktivitas, loyalitas, kepuasan kerja, dan motivasi kerja yang baik dari pegawai. Untuk itu harus dilakukan peninggkatan kualitas kehidupan kerja melalui perubhaan struktur kerja,penciptaan komunikasi yang baik, penciptaan disiplin kerja, penanggulangan stress kerja, bimbingan dan penyuluhan, keselamatan dan kesehatan kerja.

    B.    Rumusan Masalah

    1.      Apa pengertian dan perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia?

    2.      Bagaimana Perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia?

    3.      Bagaimana Tantangan Manajemen Sumber Daya Manusia?

    4.      Apa saja ruang lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia?

    C.   Tujuan Pembahasan Masalah

    1.      Untuk mengetahui pengertian dan perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia

    2.      Untuk mengetahui Perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia

    3.      Untuk mengetahui Tantangan Manajemen Sumber Daya Manusia

    4.      Untuk mengetahui ruang lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia?

    BAB II

    PEMBAHASAN

    1.      Pengertian dan Pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia

    1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

    Mondy dan Mondy (2014), menyatakan bahwa Human Resource Managemen (HRM) is the utilization of individual to achieve organizational objectives. Atau bisa dikatakan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah pemanfaatan individu untuk mencapai tujuan organisasi. Pada dasarnya, semua manager berusaha mendapatkan sesuatu melalui upaya orang lain. Konsekuensinya setiap manajer pada setiap jenjang harus memperhatikan MSDM. Setiap individu pekerja akan berhubungan dengan masalah-masalah SDM dalam banyak tantangan seperti tantangan lingkungan (environmental challenges), tantangan organisasional (organizational challenges), dan tantangan individual ( individual challenges).

    Dessler (2013) lebih menekankan pengertian MSDM dari serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam menangani manusia atau aspek personal dalam pekerjaan manajemen. Selengkapnya Dessler mengatakan: Human Resource Management is the process of acquiring, training, appraising, and compensating employees, and of attending their labor relations, health and safety, and concepts and techniques you need to perform the people or personnel aspect of your management jobs. Atau dengan kata lain, MSDM adalah proses mendapatkan, melatih, menilai, dan memberi konpensasi kepada karyawan serta menghadirkan diri dalam hubungan-hubungan ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan, dan konsep-konsep serta tekhnik yang diperlukan untuk menggerakkan orang atau aspek-aspek personel dari pekerja-pekerja manajemen. Pekerjaan- pekerjaan manajemen itu termasuk hal-hal berikut.

    a.       Melakukan analisis jabatan.

    b.      Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan merekrut kandidat.

    c.       Melakukan seleksi kandidat.

    d.      Melakukan orientasi (pengenalan kerja) dan pelatihan kepada karyawan baru.

    e.       Mengelola upah dan gaji (kompensasi karyawan).

    f.       Menyediakan insentif dan keuntungan

    g.      Menilai kinerja

    h.      Berkomunikasi ( wawancara, penyuluhan, dan pendisiplinan)

    i.        Pelatihan dan pengembangan manajer.

    j.        Membangun komitmen karyawan.

    Noe dkk. (2011) mengedepankan pengertian MSDM atas beberapa kebijakan, praktitk, dan sistem yang mampu memengaruhi perilaku, sikap dan kinerja karyawan, seperti yang disebutkan berikut : “ Human Resource Management (HRM) are important dimension of the policies, practices, and sistem that influence employee’ behavior attitudes, and performance.” Noe lebih menekankan kepada pencapaian kinerja perusahaan dalam konteks strategi dengan beberapa kegiatan, yaitu sebagai berikut.

    a.       Analisis dan desaign pekerjaan.

    b.      Perencanaan SDM.

    c.       Rekrutmen.

    d.      Seleksi.

    e.       Pelatihan dan pengembangan.

    f.       Kompensasi.

    g.      Manajemen kinerja.

    h.      Hubungan karyawan.

    Foot & hook (2011) lebih memperhatikan pengertian MSDM atas beberapa karakteristik utama dari pendekatan MSDM pada saat mengelola manusia. Hal ini didasarkan pada studinya saat menelusuri sejarah MSDM. Adalah suatu kenyataan bahwa konsep MSDM pertama kali muncul pada era 1980-an dan kemudian berkembang pada 1990-an.

    Pada awalnya, banyak penulis yang memfokuskan pada upaya membedakan antara Manajemen Personalia dan MSDM, namun kemudian upaya ini gagal karena ketidakjelasan batasan dan definisi. Akhirnya MSDM menjadi istilah yang paling popular untuk merujuk pada aktivitas manajer terkait  dengan pengelolaan manusia. Karakteristik utama dari pendekatan MSDM dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

    a.       Pentingnya menerapkan pendekatan strategis.

    b.      Manajer lini memainkan peran penting.

    c.       Komunikasi memainkan peran vital saat mengintegrasikan kebijakan organisaional.

    d.      Penekanan pada keunggulan persaingan ( competitive advantage ) melalui upaya manusia.

    e.       Lebih menekankan pada pendekatan unitaris daripada pluralis dalam membina hubungan antara manajer dan karyawan.

    f.       Semua manusia yang bekerja dalam organisasi adalah penting apakah itu yang bekerja penuh waktu atau kontrak, konsultan, atau pekerja sukarela.

    Menilik dari beberapa definisi tentang MSDM di atas maka sebenarnya pengertian MSDM itu adalah: upaya sadar untuk mengelola manusia dalam mencapai tujuan organisasi melalui serangkaian tindakan manajerial (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian) dalam kerangka strategis dengan beberapa kegiatan yang saling berurutan di mulai dari hal-hal berikut ini.

    a.       Desain pekerjaan dan perencanaan SDM

    b.      Rekrutmen

    c.       Seleksi

    d.      Pelatihan dan pengembangan

    e.       Penilaian prestasi kerja

    f.       Pengelolaan karier

    g.      Penggajian, tunjangan, dan intensif

    h.      Etika dan serikat kerja

    Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu factor yang sangat penting dalam suatu perusahaan di samping factor lain seperti modal. Oleh karena itu SDM harus di kelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, salah satu fungsi dalam perusahaan yang di kenal dengan manajemen sumber daya manusia (MSDM). Manajemen sumber daya manusia juga sering di sebut manajemen personalia isefinisikan secara berbeda. Beberapa diantaranya adalah.

    Human resource management (HRM) may be defined as programs, policies, and practices for managing an organization’s work force”

    Definisi lain mengatakan

    Manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tercaapai tujuan organisasi, dan masyarakat.

    Selanjutnya Human resource management is the activities under taken to attract, develop, motivate, and maintain a high performing workforce within the organization. Dengan kata lain aktifitas yang dilakukan merangsang, mengembangkan , memotivasi, dan memelihara kinerja yang tinggi di dalam organisasi.

    Menurut Marihot Tua (2002) SDM dengan keseluruhan penentuan dan pelaksanaan berbagai aktivitas, policy, dan program yang bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja, pengemangan, dan pemeliharaan dalam usaha meningkatkan dukungannya terhadap peningkatan efektiviatas organisasi dengan cara yang etis dan social dapat dipertanggungjawabkan. Aktivitas berarti melakukan berbagai kegiatan misalnya melakukan perencanaan,pengorganisasian, pengarahan, analisis jabatan, rekrutmen, seleksi, orientasi, motivasi dan lain-lain. Menetukan bebagai policy sebagai arah dan tindakan seperti lebih mengutamakan sumber dari dalam untuk mengisi jabatan yang kosong. Memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk mengisi jabatan dan lain-lain, dan program seperti melakukan program latihan dalam aspek metode yang dilakukan, orang yang terlibat, dan lain-lain. Secara etis dan social dapat dipertanggungjawakan artinya semua aktivitas dilakukan dengan tidak bertentangan dengan norma-norma dalam masyarakat yang berlaku.

    1.2 Pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia

    a.       Pendekatan politik

    Para politisi meyakini bahwa aset terpenting yang dimiliki suatu Negara adalah sumber daya manusianya. Tanpa manajemen sumber daya manusia yang handal, pengelolaan, penggunaan dan pemanfaatan sumber-sumber lainnya menjadi tidak berdayaguna dan berhasil guna. Dalam situasi demikian tidak mustahil gambaran tentang usaha pencapaian tujuan nasional menjadi kabur yang pada gilirannya dapat berakibat pada kegelisahan atau keresahan dikalangan masyarakat.

    b.      Pendekatan ekonomi

    Sumber daya manusia dipandang sebagai salah satu factor produksi dalam usaha menghasilkan barang atau jasa dalam satuan-satuan ekonomi. Alasan lain ialah bahwa salah satu kriteria utama yang digunakan mengukur tingkat kesejahteraan ialah takaran ekonomi. Oleh karena itu sering digunakan untuk analisis tingkat mikro. Dalam kaitan dapat dinyatakan secra kategori bahawa melihat manusia hanya sebagai salah satu alat produksi merupakan persepsi yang tidak tepat, karena makin menonjolnya penggunaan berbagai jenis mesin sebagai salah satu alat produksi.

    c.       Pendekatan hukum

    Sebagai makhluk sosial seseorang tidak akan bebas dari keharusan menunaikan berbagai kewajibannya. Kerukunan bernegara, pemeliharaan lingkungan bersih, ketaatan kepada berbgai nilai sosial budaya yang dianut oleh masyarakat adalah beberapa contoh konkret

    Dalam kehidupan organisasi, keseimbangan antara hak dan kewajibanpun harus diusahakan agar terus menerus terpelihara dengan baik sebab apabila keseimbangan itu terganggu, kedua belah pihak, yaituorganisasi dan para anggotanyalah yang dirugikan.

    d.      Pendekatan Sosialkultural

    Pemahaman tentang semakin besarnya perhatian banyak pihak terhadap manajemen sumber daya manusia juga memerlukan pendekatan sosiokultural. Pendekatan ini sangat penting karena terkait lengsung dengan harkat dan martabat manusia. Alas an utama lainnya ialah karena meskipun benar bahwa teori manajemen, termasuk manajemen sumber daya manusia, bersifat universal, penerapannya tidak pernah bebas nilai.

    e.       Pendekatan Tekhnologikal

    Pendekatan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dampak yang sangat kuat terhadap manajemen sumber daya manusia. Dilihat sepintas lalu, dampak tersebut dikatakan negative karena kesan yang segera timbul ialah pemanfaatan berbagai hasil temuan di bidang tekhnologi berakibat pada kekurangannya yang dilakukan oleh manusia “diambil alih” oleh berbagai mesin.

    Kebiijaksanaan apapun yang dirumuskan dan di tetapkan di bidang sumber daya manusia dan langkah-langkah apapun yang di ambil , kesemuanya harus berkaitan dengan pencapaian berbagai tujuan yang telah di tetapkan untuk dicapai. Harus diakui bahwa bidang manjemen sumber daya manusia bukanlah hal yang timbul secara mendadak. Sejarah telah membuktikan bahwa sudah sejak lama manusia sudah hidup berorganisasi meskipun belum pernah seintensif sekarang ini. Berarti sudah sejak lama pula manajemen sumber daya manusia dipraktikan.

    2.      Perkembangan Sumber Daya Manusia

    Bidang meliputi pengembangan karier (penugasan) dan pengembangan kemampuan kerja mereka. Pengembangan karier berkaitan dengan penyusunan jalur karier yang merupakan urut-urutan posisi (jabatan) yang mungkin diduduki oleh seorang pegawai mulia dari tingkatan terendah hingga tingkatan teratas dalam struktur organisasi. Untuk mempermudah penyusunannya, manajemen sumber daya manusia dapat menggunakan dua macam jalur karier  versi Heneman (1994) sebagai acuan.  Pertama, jalur karier tradisonal dimana urutannya merupakan kombinasi dari pergerakan vertical keatas (promosi atau kenaikan jabatan ke tingkatan yang lebih tinggi) dan horizontal (transfer atau perpindahan ke jabatan yang memiliki tingkatan yang sama). Kedua, jalur karier inovatif karena urutannya merupakan kombinasi pergerakan vertical ke atas, vertical ke bawah, (demosi atau penurunan jabatan ke tingkat yang lebih rendah)dan horizontal.

                Manajemen sumber daya manusia dapat mengadopsi keduanya dalam hal tujuan kebijakan pengembangan kariernya adalah baik sebagai penghargaan atas kinerja sumber daya manusia maupun untuk memberikan pengalaman dan kesempatan yang sebanyak-banyaknya kepada sumber daya manusia sebelum ke posisi puncak. Hasil punyusunan jalur karier sumber daya manusia menentukan kemampuan –kemampuan kerja seperti apakah yang perlu di kembangkan untuk mendukung pelaksanaan tugas di masa mendatang. Ada beberapa metode untuk program suatu diklat yaitu: on the job training , on site trainingoff job training. On the job training yaitu dimana sumber daya manusia memerhatikan rekan sejawat mereka suatu pekerjaan yang nantinya akan menjadi tanggung jawab mereka dan kem udian diberi kesempatan untuk melakukannya sendiri di bawah bimbingan rekan sejawatnya.

               On site training yaitu alternative dari on the job training karena OST dilaksanakan setelah jam kerja yang sesungguhnya. Keuntunganya, di samping efektivitasnya program tetap terjaga walaupun mungkin tidak seefektif on the job training (OnJT), terletak pada keleluasaan para peserta untuk bertanya dan mencoba tanpa takut mengganggu penyelesaian pekerjaan yang menjadi objek program diklat. Tambahan lagi OST dapat menampung peserta lebih banyak.Off job training dapat menjadi alternative apabila OnJT dan OST tidak memungkinkan, misalnya untuk program diklat calon penerbang karena kesalahan yang dilakukan oleh para peserta dapat berakibat fatal (kecelakaan pesawat udara), oleh karena itu untuk menjaga efektivitasnya sebagai pengganti digunakan simulasi pesawat udara sehingga para peserta dapat merasakan situasi terbang yang sesungguhnya tanpa harus takut berbuat salah. OnJT dan OST tidak perlu diperlukan untuk program-program diklat yang sifatnya konseptual dan impersonal (hubungan antar manusia). Contonya program diklat manajer puncak di mana materi yang disampaikan, meliputi perumusan visi dan strategi, penyusunan rencana strategi, koordinasi dan pengendalian penerapan rencana strategi serta kepemimpinan.kelemahan dari metode-metode ini adalah terletak pada alih pengetahuan dan keterampilan/keahlian yang tidak maksimal dari instruktur kepada para peserta karena proses pengalihannya bersifat relative teoritis.

               Dalam setiap tahap pendekatan sistematik, selalu diadakan evaluasi namun yang terpenting adalah evaluasi pasca pelaksanaan program diklat karena dapat memberikan umpan balik kepada sumber daya manusia terhadap pelaksanaan program diklat secara keseluruhan. Metode evaluasi adalah salah satu atau kombinasi dari tiga metode berikut ini :

    a.       cost benefit analysis , yang membandingkan besarnya biaya pelaksanaan program diklat dengan manfaat-manfaat finansial. Program diklat di katakan berhasil apabila manfaat-manfaatnya lebih besar dari seluruh biaya penyelenggaraannya.

    b.      Goals achievenment analysis, yang mengkaji seberapa jauh tujuan-tujuan program diklat yang telah di tetapkan sebelumnya dapat dicapai. Tentunya semakin banyak tujuan yang dicapai, semakin dianggap berhasil suatu program diklat.

    c.       Four levels analysis , yang mengukur keberhasilan suatu program diklat secara berjenjang mulai dari kepuasan para peserta kemudian peningkatan keterampilan/keahlian mereka dan perubaha  perilaku yang lebih kondusif terhadap pekerjaan, serta akhirnya dampak program diklat terhadap kinerja perusahaan. Menurut Donald Kirkpatrick (1994), pencetus metode ini, semakin tinggi jenjang, semakin sulit manajemen sumber daya manusia untuk mengukurnya tetapi umpan balik yang diperoleh akan semakin berharga.

    Tabel 1.1 Ruang Lingkup Manajeman Sumber Daya Manusia

                     Rancangan Organisasi                      Manajemen Kinerja
    ·         Perencanaan SDM·         Analisis pegawai·         Tim kerja(system sosioteknik)·         System informasi·         Penilaian manajemen /Manajemen·         Berdasarkan sasaran·         Program peningkatan produktivitas·         Penilaian kinerja
                                 StaffingPengembangan Pegawai & Organisasi
    ·         Rekrut /interview, memperkerjakan·         Affirmative action·         Promosi/pemindahan/reparasi·         Pelayanan outplacement·         Pengangkatan/orientasi·         Metode seleksi pegawai·         Pengembangan pengawasan manajemen·         Perencanaan/pengembangan karier·         Program pembinaan/asistensi·         Pelatihan keterampilan non manajemen·         Program persiapan pension·         Penelitian terhadap sikap
    Sistem Penghargaan,  Tunjangan                    Dan Pematuhan              Komunikasi Dan Relasi Publik
    ·         Program keamanan·         Pelayanan kesehatan /medis·         Prosedur pengaduan/disiplin·         Administrasi tunjangan asuransi·         Rencana pembagian laba/pension·         Hubungan kerja·         Sistem informasi/laporan/catatan SDM·         Komunikasi/publikasi pegawai·         Sistem sasaran·         Penelitian

    Ada tiga teori /model gaya manajerial menurut Benardin dan Rusell yang akan mempengaruhi keputusan dalam mendesain pegawai, membentuk system komunikasi, control, pemberi penghargaan, dan lain-lain dalan penghargaan.

    Miles menyebutkan bahwa ada tiga kelompok teori manajer yaitu:

    a.       Traditional ( tradisional )

    b.      Human Relation Theory ( Hubungan Kemanisiaan )

    c.       Human Resource ( sumber daya manusia )

              Keiga teori tersebut di praktekkan dalam berbagai organisasi. Di dalam tiga teori tersebut tercermin perilaku manajer yang dipengaruhi oleh sosioteknik dan interaksi perilaku manusia yang tergabung dalam organisasi. Keistimewaan teori ini adalah memberikan penjelasan mengenai asumsi dasar yang dimiliki setiap teori. Asumsi tersebut adalah pandangan yang mengarahkan pada pengambilan sikap manajer ketika menghadapi situasi karyawan yang berkarakteristik tertentu. Dengan demikian arah dari pandangan tersebut adalah untuk memandu manajer dalam mengambil keputusan yang tepat sehubungan dengan situasi yang dihadapi.

    Tabel 1.2  Model Manajemen, Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia,

    Fungsi Dan Tugas Utama Manajemen Kepegawaian Negara

      Model Tradisional Model Human RelationsModel Human Resources
    Asumsi:Asumsi:Asumsi:
    1)      Pekerjaan tidak begitu disukai oleh sebagian besar pegawai2)      Apa yang dikerjakan pegawai tidak penting  ketimbang apa yang diperoleh dari pegawai itu (upah )3)      Hanya beberapa orang yang mampu bekerja kreatif, menetukan tujuan dan mengawasi diriKebijakan:1)      Tugas pokok manajer mengawasi dari dekat2)      Harus merinci tugas supaya lebih mudah dan sederhana3)      Harus mengembangkan tugas dan prosedur yang ditaati secara sungguh-sungguhHarapan:1)      Pegawai bekerja baik jika upah pantas, pimpinan baik2)      Jika ada pengawasan dan pegawai sederhana akan dapat bekerja sesuai standard1)      Pegawai ingin merasa berguna dan penting2)      Pegawai ingin diakui sebagai individu3)      Kebutuhan tersebut di atas lebih memotivasi daripada uangKebijakan:1)      Tugas pokok manajer membuat pagawai merasa berguna2)      Memberi informasi kepada bawahan dan mendengarkan keluhan3)      Membiarkan bawahan berlatih mengawasi diri dan tugas rutin merekaHarapan:1)      Bertukar informasi, melibatkan bawahan mengambil keputusan2)      Pemenuhan kebutuhan akan meningkatkan semangat kinerja1)      Pekerjaan sesuatu yang menyenangkan dan suka menyumbangkan hal berarti2)      Sebagian besar orang lebih kreatif, tanggung jawab, dan mapu mengontrol diri.Kebijakan:1)      Tugas pkok manajer memanfaatkan SDM yang ada2)      Menciptakan lingkungan memungkinkan anggota menyumbangkan kemampuan3)      Mendorong partisipasi dan memperbesar self direction dan self control pada bawahanHarapan:1)      Memperluas pengaruh pada bawahan, meningkatkan efisiensi kerja2)      Kepuasan kerja meningkat jika bawahan merasa hasil yang dicapai dari pemanfaatan sepenuhnya SDM yang ada

    3.      Tantangan manajemen Sumber daya manusia

    Tantangan dalam pengembangan MSDM terus berlanjut dengan cepat memasuki millennium ke-3 ini. Di Indonesia tantangan bermula pada tahun 1948 saat diundangkannya Undang-Undang Kerja Nomor 12 yang mengatur tentang Hubungan dan Perjanjian Kerja antara Buruh dan Majikan. Kemudian, dilanjutkan dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1957 tentang Perselisihan Perburuhan. Selanjutnya, tantangan terkini di dunia ketenagakerjaan Indonesia adalah jauhnya perbedaan penghasilan antara tenaga kerja terendah (buruh), dengan manajemen puncak perusahaan nasional besar yang beroperasi di Indonesia.

    3.1 Tantangan Lingkungan (Enviromental Challenges)

    Organisasai dikelilingi oleh suatu lingkungan eksternal dimana terdiri atas berbagai variabel yang sebagian besar tidak dapat dikendalikan (uncontrollable). Keputusan-keputusan personalia yang menyangkut keputusan tentang penarikan, seleksi, latihan, penempatan, transfer, promosi, penilaian prestasi kerja, disiplin, kompensasi, dan sebagainya harus diambil dengan memperhatikan lingkungan tersebut dan sebaliknya organisasi hanya mempunyai sedikit pengaruh. Ini memberikan kepada fungsi personalia perusahaan dua pilihan, yaitu memonitor perubahan variabel-variabel lingkungan dan bereaksi terhadapnya, atau mengadaptasi perubahan-perubahan apa yang akan terjadi dan merencanakan  tanggapannya. Yang termasuk tantangan lingkungan antara lain:

    a)      Keragaman tenaga kerja (workforce diversity)

    Pengetahuan tentang keanekaragaman tenaga kerja sangat perlu untuk menjamin ketepatan rekrutmen, di Jakarta misalnya, keanekaragaman tenaga kerja sangat tinggi, baik bila ditinjau dari sisi etnis (asli atau pendatang) maupun dari sisi usia. Di Indonesia, masalah keanekaragaman tenaga kerja ini biasanya timbul akibat masuknya investor asing yang membawa masuk tenaga kerja asing. Permasalahan yang ditimbulkan bisa berdampak positif dan negatif. Hal tersebut seperti yang terjadi pada kasus PT Drydocks World Graha di Batam pada 2010. Investornya dari Uni Emirat Arab, pekerja asing berjumlah 300 orang berasal dari India, Bangladesh, Myanmar, Vietnam, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Belanda. Pada umumnya pekerja asing menduduki jabatan manajerial minimal mandor dengan bawahan pekerja Indonesia. Konflik bermula dari umpatan seorang supervisor India dalam sebuah rapat internal perusahaan dengan mengatakan orang Indonesia “stupid” dan diulangi dengan penekanan “99% Indonesian stupid”. Akhirnya pada 22 April 2010 ribuan karyawan perusahaan gelanggang kapal itu berdemonstrasi dan melakukan aksi pembakaranfasilitas gelanggang kapal (Prasetyo, 2011).

    b)      Generasi Y

    Generasi Y atau biasa disebut Gen Y, adalah orang-orang yang dilahirkan pada 1977 hingga 2002 (Dessler, 2013), atau bila ditung sampai 2014, yaitu orang yang berumur 12 hingga 37 tahun. Dalam beberapa konteks juga disebut Millennials. Disebut demikian karena banyak Negara di dunia ini , termasuk Indonesia mengalami peningkatan luar biasa (booming) jumlah penduduk. Generasi tersebut akan mempunyai budaya, pendidikan, dan tata nilai yang berbeda-beda dengan generasi yang sebelumnya.

    Mereka terbiasa dengan surel (e-mail), SMS (short message service), MMS (multimedia service), Whats-app dimana hal ini memengaruhi perilaku dalam hidup keseharian termasuk perilaku bisnisnya. Mereka lebih suka melakukan transaksi bisnis yang berbasis online, jual beli onlineonline banking, termasuk dalam hal membeli barang keperluan sehari-hari termasuk pulsa telepon seluler, transfer uang, membayar listrik, air minum dan telepon. Di Indonesia generasi Y, saat ini, menduduki porsi yang terbesar, yaitu sebesar 34% (Asril dan Hudrasyah, 2013).

    c)      Globalisasi

    Globalisasi diartikan sebagai kondisi ekonomi suatu negara dimana derajat saling kebergantungan sanggat tinggi dengan ekonomi Negara lain di dunia ini. Oleh karena itu, seolah-olah tidak ada batas Negara lagi karena produk (barang dan jasa) Negara lain bisa dengan leluasa masuk. Sumber daya ekonomi yang utama (tanah, tenaga kerja dan modal)  akan dioptimalkan pemanfaatnya seefektif dan seefisien mungkin.

    d)     Peraturan perundang-undangan (Legislation)

    Undang-undang yang mengatur hubungan manajemen dengan karyawan akan memengaruhi metode yang digunakan departemen Personalia. Beberapa undang-undang seperti undang-undang keselamatan kerja menimbulkan berbagai bentuk permintaan pada departemen personalia. Demikian pula undang-undang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) yang sampai saat ini hanya diikuti oleh sebagian kecil perusahaan nasional itupun dengan setengah hati.

    Undang-undang juga mengatur tentang kepemilikan tanah dan bangunan oleh orang asing. Hal tersebut berdasarkan pada arahan dari Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization-WTO) yang mendorong setiap Negara anggotanya untuk menghindari dan menjauhi praktik-praktik Monopoli.

    e)      Perkembangan pekerjaan dan peran keluarga (Evolving Work and Family Roles)

    Proporsi dual-career (karir ganda) dalam keluarga dimana suami-istri sama-sama bekerja untuk memperoleh pendapatan. Efek samping dari lingkungan pekerjaan seperti ini adalah banyaknya karyawan yang mempunyai hubungan keluarga, seperti suami-istri yang bekerja pada organisasi atau perusahaan yang sama. Kondisi ini sering disebut Nepotisme. Pada titik ekstrem yang negative, kondisi ini sering mengakibatkan penurunan kinerja karyawan bahkan penurunan kinerja organisasi. Oleh karena itu, pada masa reformasi mulai tahun 1997, nepotisme termasuk salah satu poin dari KKN (korupsi, Kolusi dan Nepotisme) yang ingin di perangi dan dihapuskan oleh masyarakat.

    f)       Kegiatan pesaing ( competitor Activities)

    Menurut Kelly (2013) kegiatan saling bersaing dengan saling membajak manajer potensial ini akan terjadi pada pekerjaan-pekerjaan “panas” (hot job) seperti bidang-bidang : Akuntansi dan Keuangan, Perbankan, Call Center (pusat layanan konsumen), Teknik dan Kejuruteraan, Sumber Daya Manusia, IT, Office Support, Supply Chain, dan Logistik, pemasaran dan iklan, telekomunikasi, minyak dan gas serta Pertambangan.

    g)      Teknologi

    Dampak perubahan teknologi terhadap MSDM adalah pada perubahan pekerjaan dan ketrampilan. Perkembangan pesat computer telah mengubah bisnis secara mendasar apalagi dengan perkembangan dunia internet. Banyak waktu, tenaga, dan biaya yang dapat dihemat.

    Sekarang ini dampak terbesar dari teknologi dalam MSDM diperoleh dari bagaimana teknologi mengubah industry dan gaya hidup. Orang tidak akan terikat secara fisik karena ia juga bisa mengerjakannya di rumah. Seperti yang digambarkan oleh Friedman (2005), bahwa dunia ini datar. Paradigma timbul antara usaha mengoptimumkan produktivitas melalui penggunaan teknlogi tinggi, dengan misi social suatu organisasi atau perusahaan yang diharapkan memebri kesempatan kerja sebanyak mungkin di landasi paham pemerataan kesempatan kerja.

    h)      Multibudaya

    Manajemen harus peka terhadap perbedaan etnis dimana kemudian membentuk budaya yang diyakini sebagai nilai-nilai yang di junjung tinggi dalam melakukan dan membimbing perilaku keseharian dalam perusahaan yang memiliki tenaga kerj multibudaya.

    Tabel 1.3 Nilai-nilai Nasional di berbagai Negara di Asia Tenggara

    Sumber : Dessler & Huat (2009)

    Indonesia(Pancasila)·         Keyakinan pada Tuhan yang satu·         Kemanusiaan yang adil dan beradap·         Persatuan Indonesia·         Kerakyatan tau Demokrasi·         Keadilan Sosial
    Malaysiarukunegara·         Percaya kepada Tuhan·         Setia pada Raja dan Negara·         Menjunjung Tinggi Konstitusi·         Kedaulatan Hukum·         Perilakuyang baik dan Moralitas
    SingapuraNational Shared Value·         Nation before community and society above self ( kepentingan nasional diatas kelompok dan golongan)·         Family as the basic unit of society (keluarga adalah dasar masyarakat)·         Community support and respect for the individual (masyarakat mendukung dan menghormati perseorangan)·         Consencus not conflict (mufakat bukan konflik)·         Racial and religious harmony (harmonis dalam agama dan kesukuan)

    3.2 Tantangan Organisasi

    Tantangan SDM juga datang dari dalam organisasi disebabkan perusahaan mengejar sasaran-sasaran ganda sehingga memerlukan trade-off antara tujuan–tujuan finansial, pemasaran, produksi, personalia dan lain-lain. Karena tujuan MSDM hanya merupakan salah satu tujuan perusahaan, manajer MSDM akan menghadapi tantanga internal organisasai.

    a.       Serikat pekerja (unions)

    Serikat pekerja menyajikan tantangan nyata dalam perusahaan yang mempunyai organisasi buruh dan tantangan potensial bagi yang tidak mempunyai. Dalam perusahaan dengan Serikat Pekerja, manajemen dan serikat menandatagani KKB (kesepakatan Kerja Bersama) yangmengatur berbagai kesepakatan kerja seperti kompensasi, jam kerja, kondisi kerja, perjanjian ini membatasi kegiatan personalia.

    3.3 Tantangan Individual

    Tantangan SDM juga datang dari masing-masing individu yang terlibat di dalam perusahaan juga termasuk karyawan. Dalam hal ini teknologi selalu berdampak pada produktivitas individual.

    a.       Produktivitas

    Produktivitas adalah ukuran seberapa jauh nilai tambah individual karyawan terhadap barang dan jasa yang di hasilkan perusahaan. Terbesar adalah output per individual, tertinggi adalah produktivitas organisasi. Dua factor penting yang memengaruhi produktivitas individual adalah kemampuan dan motivasi.

    Karyawan pada perusahaan-perusahaan terkenal yang sedang bertumbuh kebanyakan akan memilih perusahaan lain atau tinggal di perusahaan lama bila mereka percaya akan tawaran kualitas hidup dan pekerjaan (quality of work-life) yang tinggi. Quality of work-life dalah ukuran seberapa aman dan rasa senang dalam bekerja. Menurut Schawartz (2013) dalam Harvard Bussiness Review, Quality of Life at Work itu mencangkup beberapa komponen diantaranya sebagai berikut.

    a.       Kemampuan untuk melepaskan diri dari pekerjaan ketika anda di rumah

    b.      Tinggakt stress di tempat kerja.

    c.       Tingkat kelebihan beban ditempat kerja.

    d.      Kemampuan unuk menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan di rumah.

    e.       Rasa kebersamaan di tempat kerja

    f.       Tingkat kenyamanan yang benar-benar menjadi diri sendiri di tempat kerja.

    g.      Tingkat keterlibatan di tempat kerja.

    h.      Kepuasan kerja

    i.        Kepuasan secara keseluruhan dalam kehidupan

    j.        Energy positif secara keseluruhan di tempat kerja.

    k.      Peluang untuk melakukan hal yang paling anda nikmati di tempat kerja.

    l.        Peluang untuk melakukan hal yang terbaik dari anda di tempat kerja

    m.    Kesempatan untuk belajar dan bertumbuh di tempat kerja

    Hal ini berarti, produktivitas akan tinggi manakala Quality of Work-life tinggi atau dengan meningkatkan Quality of Work-life, bermakna meningkatkan produktivitas

    b.      Kewirausahaan

    Kewirausahaan adalah kegiatan individual dalam masyarakat yang bertujuan untuk memperoleh pendapatan ekonomi secara mandiri dengan keberanian mengambil resiko. Dalam suatu Negara, kewirausahaan adalah payung penyelamat atas kegagalan pemerintah dalam menyedikan lapangan kerja bagi warganya. Pada saat ini kewirausahaan (enterprenership) sangat digalakan bahkan dalam beberapa Negara penggalakan itu sudah sampai pada pendidikan, yaitu dengan memasukkan  kewirausahaan salah satu mata pelaajaran yang wajib dan harus diikuti oleh tiap siswa.

    4.      Ruang Lingkup Manajemen Sumber Daya Manusia

    4.1.   Bidang-Bidang Pekerjaan Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia

    Bidang pekerjaan pertama adalah perencanaan sumber daya manusia meliputi kegiatan perencanaan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (human resource planning) serta kegiatan perancangan pekerja bagi sumber daya manusia yang saling mengandung (job design). Kegiatan perencanaan kualitas dan kuantitas SDM merupakan pekerjaan manajemen sumber daya manusia yang paling mengandung ketidak pastian, karena pertama-tama mereka harus meramalkan kecenderungan yang terjadi di dalam lingkungan usaha perusahaan yang akhir-akhir ini  bergerak sangat dinamis terutama kecenderungan perkembangan teknologi yang dapat berpengaruh langsung pada kualitas dan kuantitas sumber daya manusia perusahaan di masa mendatang .

    Kecenderungan perkembangan teknologi proses produksi, misalnya, secara umum semakin menuntut  peningkatan kualitas dan penurunan kuantitas sumber daya perusahaan. Agar dapat melakukan peramalan yang baik, manajemen sumber daya manusia memerlukan apa yang disebut sebagai environmental scanning system, yaitu suatu system pemantauan situasi dan kondisi lingkungan usaha serta penyediaan data-data dan informasinya kepada manajemen sumber daya manusia.Hasil peramalan  perkembangan lingkungan usaha menjadi masukan bagi peramal permintaan dan peramalan penawaran SDM.Yang dimaksud peramalan permintaan SDM adalah peramalan terhadap kebutuhan SDM di masa yang akan datang, sedangkan yang dimaksud dengan peramalan penawaran SDM adalah yang dibutuhkan baik dalam maupun dari luar perusahaan.

                Menurut Randall Schuler dan Susan Jacso (1996), pada dasarnya terdapat dua metode peramalan permintaan dan peramalan SDM : metode statistik, yaitu metode peramalan yang menggunakan rumusan-rumusan statistik dan bersifat kuantitatif, serta metode judgment  yaitu mengandalkan pengalaman dan intuisi manajemen sumber daya manusia dan bersifat sangat kualitatif. Karena menyadari pengalaman intuisi  mereka terbatas, maka dalam peramalan dengan metode judgment , manajemen sumber daya manusia sering kali melibatkan individu-individu lain yang mewakili serta dianggap sangat mengetahui situasi dan kondisi unit-unit organisasi masing-masing.

               Dari sisi kesesuaiannya dengan tiga prinsip pengelolaan sumber daya manusia yang efektif dan efisien, sebenarnya metode kedua lebih  memenuhi persyaratan tetapi sayangnya metode ini  kurang ilmiah karena berdasarkan pengalaman dan intuisi. Karena itu ada baiknya untuk mengombinasikan metode kedua dengan metode pertama sehingga menghasilkan suatu metode yang sesuai dengan tiga prinsip pengelolaan sumber daya manusia yang efektif dan efisien sekaligus secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Sementara itu untuk kegiatan perancangan pekerjaan bagi SDM, tersedia tiga alternatif pendekatan. Alternative pertama adalah pendekatan mekanistik  menurut pendekatan ini, sumber daya manusia harus di beri pekerjaan yang sangat  sederhana  (tidak memerlukan tingkat keahlian atau keterampilan yang tinggi), terstruktur (sangat jelas dan terarah) dan terspesialisasi atau tidak bervariasi sehingga efisien dan produktivitas kerja mereka dapat mencapai titik maksimum. Misalnya : pertama, pekerjaan yang dirancang atas dasar pendekatan mekanistik adalah penjaga pintu perlintasan kereta api dan petugas pembersih (penyapu) jalan. Tingkat efisiensi dan produktivitas yang demikian dapat dicapai karena pekerjaan yang seperti ini dilakukan terus menerus dan berulang-ulang.

              Kedua, pendekatan ergonomis yang merancang pekerjaan berdasarkan dimensi fisik tubuh manusia. Misalnya : pekerjaan dirancang atas dasar prinsip-prinsip yang mengarahkan pekerjaan fisik dan fungsi otot untuk meminimalkan sters dan kelelahan kerja. Ketiga, pendekatan motivasional .menurut pendekatan ini, perancangan harus didasarkan pada job characteristics model ( suatu pekerjaan akan dapat memotivasi dan memberikan kepuasan kerja pada sumber daya manusia) apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

    a.       Menuntut keahlian atau keterampilan yang bervariasi

    b.      Utuh sehingga dikatakan memiliki identitas

    c.       Menentukan keberhasilan kerja sub unit/unit organisasi atau bahkan keberhasilan seluruh  perusahaan.

    d.      Otonom dalam arti memberikan kebebasan kepada sumber daya manusia memilih cara-cara untuk menyelesaikan pekerjaan.

    e.       Memberikan umpan balik kepada sumber daya manusia atas apa-apa yang telah mereka kerjaan.

    4.2  Perolehan Dan Penempatan Sumber Daya Manusia

    Bidang kedua ini, meliputi rekrutmen, seleksi, dan penempatan.rekrutmen pada dasarnya merupakan aktifitas untuk mencari dan memperoleh pekerjaan yang terdapat didalam perusahaan. Umpamanya terdapat tiga pelamar per lowongan yang memenuhi kualifikasi dimana satu diantaranya dapat dipilih untuk mengisi lowongan tersebut. Mudah tidaknya memperoleh jumlah pelamar yang mencukupi dan memenuhi syarat bergantung pada jenis lowongan pekerjaan yang ditawarkan dan reputasi perusahaan karena keduanya sedikit banyak dapat menggambarkan yang akan diperoleh.Jenis lowongan pekerjaan yang tergolong laris di perusahaan yang memiliki reputasi baik, manajemen sumber daya manusia tidak perlu agresif tetapi efektif dalam mencari pelamar.

    Caranya adalah dengan membuat pengumuman atau iklan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian mereka yang memenuhi kualifikasi, sekaligus tidak menarik perhatian yang  tidak memenuhi kualifikasi di tempat-tempat atau media-media yang berpotensi mendatangkan pelamar yang dikendaki.Setelah kumpulan pelamar sesuai telah diperoleh, maka aktivitas selanjutnya yang perlu di lanjutkan oleh manajemen sumber daya manusia adalah seleksi, yaitu memilih calon yang paling berkualitas di antara para pelamar dengan kualifikasi yang di persyaratkan oleh pekerjaan yang lowong. Pelamar dengan kualifikasi yang paling sesuai, dialah yang akan di pilih.

    Yoash wiener (1982), menganggap kesesuaian nilai-nilai dan norma-norma itu sangat penting karena ketidak sesuaian paling buruk dapat menumbuhkan rasa keterasingan di dalan perusahaan. Seseorang merasa terasing di lingkungan kerjanya tentu saja makin lama akan makin merasa tidak betah dan akhirnya keluar dari perusahaan. Selaras dengan tiga prinsip pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien, maka aktivitas seleksi perlu memperhatikan ciri-ciri entrepreneurship yang telah disampaikan terdahulu. Sebelum mulai bekerja, ada baiknya kepada mereka diberikan semacam orientasi pekerjaan yang menjelaskan secara rinci dan runtut apa-apa yang harus mereka kerjakan termasuk dengan siapa mereka harus berhubungan dan berkomunikasi. Orientasi ini bertujuan untuk mencegah kesalahan-kesalahan yang tidak perlu ketika menyelesaikan pekerjaan yang sebenarnya.

    BAB III

    PENUTUP

    A.  Kesimpulan

    1.      Pengertian MSDM menurut Dessler (2013) adalah proses mendapatkan, melatih, menilai, dan memberi konpensasi kepada karyawan serta menghadirkan diri dalam hubungan-hubungan ketenagakerjaan, kesehatan dan keselamatan, dan konsep-konsep serta tekhnik yang diperlukan untuk menggerakkan orang atau aspek-aspek personel dari pekerja-pekerja manajemen.

    Pentingnya MSDM   dalam Perspektif Politik, Perspektif Ekonomi, Perspektif Hukum, Perspektif sosio-Kultural, Perspektif Teknologi

    2.      Perkembangan MSDM dalam mempermudah penyusunannya, manajemen sumber daya manusia dapat menggunakan dua macam jalur karier  versi Heneman (1994) sebagai acuan.  Pertama, jalur karier tradisonal dimana urutannya merupakan kombinasi dari pergerakan vertical keatas (promosi atau kenaikan jabatan ke tingkatan yang lebih tinggi) dan horizontal (transfer atau perpindahan ke jabatan yang memiliki tingkatan yang sama). Kedua, jalur karier inovatif karena urutannya merupakan kombinasi pergerakan vertical ke atas, vertical ke bawah, (demosi atau penurunan jabatan ke tingkat yang lebih rendah) dan horizontal.

    3.      Tantangan MSDM meliputi tantangan lingkungan, tantangan organisasi, dan tantangan individual

    4.      Ruang Lingkup MSDM meliputi bidang-bidang pekerjaan dalam sumberdaya manusia, perolehan dan penempatan sumber daya manusia

    B.     Saran

    1.      Untuk para mahasiswa makalah ini dapat dijadikan sebagai  referensi mengenai pengertian, pentingnya, tantangan dan ruang lingkup MSDM kedepannya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Fathoni, Abdurrahmat. 2009. Organisai & Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Reneka Cipta. cet.1 (online)

    Tua Efendi Hariandja. 2002. Marihot, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia. (online)

    Imam Wahjono, Sentot. 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia.  Jakarta : Salemba Empat.

    Sutrisno, Edy.  2014. Manajemen Sumber Daya Manusia.  Jakarta : Kencana Predana Media Group.

    Sedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung : Refika Aditama.

  • Makalah Manajemen Rekrutmen Sumber Daya Manusia

    Manajemen Rekrutmen Sumber Daya Manusia

    Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

     Manajemen Sumber Daya Manusia diperlukan untuk meningkatkan efektivitas sumber daya manusia dalam organisasi. Tujuannya adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini, studi tentang manajemen sumber daya manusia akan menunjukkan bagaimana seharusnya perusahaan mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas) yang tepat.

     Salah satu kunci utama dalam menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional adalah terletak pada proses rekrutmen, seleksi, training and development calon tenaga kerja. Mencari tenaga kerja yang profesional dan berkualitas tidaklah gampang. Merupakan sebuah kewajiban dalam sebuah organisasi dan perusahaan-perusahan harus melakukan penyaringan untuk anggota atau para pekerja yang baru. Untuk itulah rekrutmen tenaga kerja dibutuhkan untuk menyaring para pelamar yang ingin melamar. Dalam organisasi, rekrutmen ini menjadi salah satu proses yang penting dalam menentukan baik tidaknya pelamar yang akan melamar pada organisasi tersebut.

     Apapun alasannya, jika terjadi lowongan pekerjaan dalam suatu organisasi maka lowongan tersebut haruslah diisi. Salah satu cara untuk mengisi lowongan tersebut adalah dengan melakukan proses rekrutmen. Dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal mengenai rekrutmen, mulai dari pengertian sampai dengan kendala-kendala dalam rekrutmen.

    1.2 Rumusan Masalah

      Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut.

    1.      Apa yang dimaksud rekrutmen?

    2.      Apa tujuan rekruitmen ?

    3.      Bagaimana proses rekruitmen ?

    4.      Berasal dari mana saja sumber rekruitmen MSDM ?

    5.      Bagaimana metode rekruitmen ?

    6.      Apa saja permasalahan dalam rekruitmen ?

    1.3 Tujuan Penulisan

      Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan adalah sebagai berikut.

    •       Untuk mengetahui pengertian rekrutmen.

    •       Untuk mengetahui tujuan rekruitmen

    •       Untuk mengetahui proses rekruitmen

    •       Untuk mengetahui berasal dari mana saja sumber rekruitmen

    •       Untuk mengetahui bagaimana metode rekruitmen

    •       Untuk mengetahui apa saja permasalah dalam rekruitmen

    Bab II. Pembahasan

    A. Pengertian Rekrutmen

     Menurut Faustino Cardoso Gomes (1995:105) rekrutmen (Recruitment) merupakan proses mencari, menemukan, dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam dan oleh suatu organisasi. Rekrutmen merupakan proses komunikasi dua arah. Pelamar-pelamar menghendaki informasi yang akurat mengenai seperti apakah rasanya bekerja di dalam organisasi bersangkutan. Organisasi-organisasi sangat menginginkan informasi yang akurat tentang seperti apakah pelamar-pelamar tersebut jika kelak mereka diangkat sebagai pegawai. Kemudian Schermerhorn (1997) mendefinisikan bahwa rekrutmen adalah proses penarikan sekelompok kandidat untuk mengisi posisi yang lowong. Perekrutan yang efektif akan membawa peluang pekerjaan kepada perhatian dari orang-orang yang berkemampuan dan keterampilannya memenuhi spesifikasi pekerjaan.

    Menurut Noe at.all (2000)  rekrutmen didefinisikan sebagai pelaksanaan atau aktifitas organisasi awal dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mencari tenaga kerja yang potensial.

     Kemudian Noe et.al (2008) mengemukakan bahwa perusahaan harus membuat keputusan pada 3 aspek berikut saat melakukan rekrutmen.

    1. Kebijakan Personalia (Personnel Policies)
    2. Sumber Rekrutmen (Recruitment Sources)
    3. Karakter dan Perilaku Recruiter (Characteristics and Behaviors of The Recruiter)

    Jadi rekrutmen adalah proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar untuk dipekerjakan dalam suatu organisasi.

    B. Tujuan dan Proses Rekrutmen

    1. Tujuan Rekrutmen

    Menurut Henry Simamora (1997:214) rekrutmen memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut:

    ·                     Untuk memikat sebagian besar pelamar kerja sehingga organisasi akan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk melakukan pemilihan terhadap calon-calon pekerja yang dianggap memenuhi standar kualifikasi organisasi.

    ·                     Tujuan pascapengangkatan adalah penghasilan karyawan-karyawan yang merupakan pelaksana-pelaksana yang baik dan akan tetap bersama dengan perusahaan sampai jangka waktu yang masuk akal.

    ·                     Meningkatkan citra umum organisasi, sehingga para pelamar yang gagal mempunyai kesan-kesan positif terhadap organisasi atau perusahaan.

    1. Proses Rekrutmen

    Adapun dalam proses rekrutmen meliputi beberapa poin penting, yaitu sebagai berikut:

    ·                     Penyusunan strategi untuk merekrut

    Dalam penyusunan strategi ini, peran departemen sumber daya manusia bertanggung jawab dalam menentukan kualifikasi-kualifikasi pekerjaan, bagaimana karyawan direkrut, di mana tempatnya, dan kapan pelaksanaannya.

    ·                     Pencarian pelamar-pelamar kerja

    Banyak atau sedikitnya pelamar dipengaruhi oleh usaha dari pihak perekrut untuk menginformasikan lowongan, salah satu caranya adalah dengan membina hubungan yang baik dengan sekolah-sekolah atau universtas-universitas.

    ·                     Penyaringan atau penyisihan pelamar-pelamar kerja yang tidak cocok

    Di dalam proses ini memerlukan perhatian besar khususnya untuk membendung diskualifikasi karena alasan yang tidak tepat.

    ·                     Pembuatan kumpulan pelamar

    Kelompok pelamar yang sudah disaring merupakan kumpulan individu-individu yang telah sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh perekrut dan merupakan kandidat yang layak untuk posisi yang dibutuhkan.

    2.3  Sumber dan Metode Rekrutmen Pegawai 

    1. Sumber Internal dan Metode Rekrutmen dengan Sumber Internal

     Sumber-sumber internal meliputi karyawan yang ada sekarang yang dapat dicalonkan untuk dipromosikan, dipindahtugaskan atau diretasi tugasnya, serta mantan karyawan yang bisa dikaryakan dipanggil kembali. (Schuer & Jakson,1996:232). Beberapa alternatif perekrutan dengan sumber internal organisasi melalui:

    a.       Promosi

    Perekrutan internal yang paling banyak dilakukan adalah promosi untuk mengisi kekosongan pada jabatan yang lebih tinggi yang diambil dari pekerja yang jabatannya lebih rendah.

    b.      Transfer/Rotasi

    Di samping itu terdapat pula kegiatannya dalam bentuk memindahkan pekerja dari satu jabatan ke jabatan lain yang sama jenjangnya. Dengan kata lain promosi bersifat vertikal, sedang pemindahan berifat horizontal (rotasi).

    c.       Pengkaryaan Kembali

    Berlaku untuk karyawan yang diberhentikan sementara dan dipanggil kembali ketika ada jabatan yang kosong.

    d.      Kelompok Pekerja Sementara / Kontrak Kerja

    Kelompok pekerja sementara (temporer) adalah sejumlah tenaga kerja yang dipekerjakan dan diupah menurut keperluan, dengan memperhitungkan jumlah jam atau hari kerja.

    Namun mereka dapat menjadi pekerja tetap, jika sesuai dengan persyaratan.

    Beberapa metode perekrutan dengan sumber internal antara lain dengan :

    1)      Rencana Suksesi/ Succeesion Planning

    Perekrutan ini merupakan kegiatan yang difokuskan pada usaha mempersiapkan pekerja untuk mengisi posisi-posisi eksekutif.

    2)      Penawaran Terbuka untuk suatu Jabatan (Job Posting)

    Perekrutan terbuka ini merupakan sistem mencari pekerja yang berkemampuan tinggi untuk mengisi jabatan yang kosong, dengan memberikan kesempatan pada semua pekerja yang berminat. 

    3)      Perbantuan Pekerja (Magang)

    Perekrutan Internal dapat dilakukan melalui perbantuan pekerja untuk suatu jabatan dari unit kerja lain (pekerja yang ada). Kemudian setelah selang beberapa waktu lamanya apabila pekerja yang diperbantukan merupakan calon yang cocok/tepat dan sukses, maka dapat diangkat untuk mengisi jabatan kosong tersebut.

    4)      Penggunaan Daftar Ketrampilan

    Daftar Keterampilan berisi informasi tentang ketrampilan karyawan yang dimiliki perusahaan, biasanya tersimpan dalam dokumen data base bagian SDM perusahaan. Daftar ini memudahkan identifikasi para calon karyawan dengan bobot yang diperlukan untuk suatu jabatan.

    2. Sumber Eksternal dan Metode Rekrutmen dengan Sumber Eksternal

     Beberapa sumber yang dapat digunakan dalam perekrutan eksternal seperti : 

    a.       Lembaga pendidikan

     Perekrutan calon tenaga kerja dilakukan biasanya bila organisai/perusahaan memerlukan jenis pendidikan tertentu tanpa memperdulikan pengalaman kerja. Melalui cara perekrutan ini, diharapkan dapat dibentuk karyawan sesuai yang diinginkan organisasi/perusahaan.

    b.      Teman/anggota keluarga karyawan

     Organisasi/perusahaan dapat meminta jasa karyawan lama untuk mencarikan calon tenaga kerja. Umumnya karyawan yang dimintai tolong akan menyambut gembira, meskipun untuk tugas tersebut mereka tidak mendapatkan imbalan dalam bentuk materi.

    Lebih-lebih dalam kondisi sulitnya lapangan kerja seperti saat ini, karyawan akan gembira untuk menyodorkan informasi calon pegawai seperti saudara/teman/tetangga dan sebagainya.

    c.       Lamaran terdahulu yang telah masuk

     Perekrutan juga dapat diambil dari lamaran terdahulu yang telah masuk. Melalui pembukaan arsip atau file lamaran yang belum diterima, diharapkan akan didapat calon pegawai yang memiliki persyaratan sebagaimana yang diharapkan.

    d.      Agen tenaga kerja

     Cara ini boleh dibilang relatif sangat baru dan belum populer di Indonesia. Agen tenaga kerja adalah perusahaan swasta yang kegiatan utamanya adalah mencari dan menyalurkan tenaga kerja.

    e.       Karyawan perusahaan lain

     Perekrutan calon karyawan dari satu perusahaan ke perusahaan lain dapat dilakukan secara legal maupun illegal. Yang dimaksud legal disini adalah perusahaan yang ingin merekrut harus mengeluarkan sejumlah biaya yang akan dibayarkan kepada perusahaan tempat calon pegawai tersebut bekerja. Perekrutan model ini lebih dikenal dengan sebutan transfer. Sedangkan perekrutan secara illegal lebih dikenal dengan pembajakan.

    f.       Asosiasi profesi

     Perekrutan dilakukan melalui asosiasi suatu profesi sebagai mediator penyedia tenaga kerja profesional bagi perusahaan, seperti di Indonesia terdapat KADIN, IWAPI, HIPMI, IAI, dsb.

    g.       Outsourcing

    Terkadang perusahaan juga perlu melakukan efisiensi, beberapa pekerjaan yang dapat dilakukan tanpa harus mengangkat tenaga kerja tetap dapat menggunakan tenaga kerja kontrak (outsourcing).

    Metode perekrutan karyawan dengan sumber dari luar perusahaan, dapat dilakukan :

    1)      Melalui iklan di media massa (radio, TV, koran, internet)

    2)      Akuisisi dan merger

    3)      Open house

    4)      Menyewa konsultan perekrutan

    2.4 Permasalahan dalam Rekrutmen

    1. Faktor-Faktor Organisasi

     Berikut ini akan dibahas beberapa kebijaksanaan yang mungkin menjadi kendala dalam proses rekrutmen :

    a.       Kebijakan promosi dari dalam

     Jika dalam suatu organisasi dianut kebijaksanaan bahwa dalam hal terjadinya lowongan, lowongan itu diisi oleh pekerja yang sudah menjadi karyawan organisasi. Maka ada beberapa hal yang menjadi kelemahannya, yaitu: a). kesulitan untuk memperoleh tenaga baru dengan pandangan baru, pendekatan keahlian dan ketrampilan yang baru, b). para pekerja bisa cepat merasa puas diri karena mengetahui bahwa asal saja mereka bekerja sedemikian rupa sehingga prestasi kerjanya dipandang memenuhi syarat, c). terciptanya para pekerja yang berpandangan minimalis.

    b.      Kebijaksanaan tentang imbalan.

     Setiap organisasi tentunya mempunyai kebijaksanaan tentang upah dan gaji yang diberikan kepada para karyawan sebagai imbalan atas waktu, tenaga, keahlian, dan ketrampilan serta jasa-jasa lainya yang mereka berikan pada organisasi. 

    c. Kebijaksanaan tentang status kepegawaian

     Yang dimaksud dengan kebijaksanaan tentang status kepegawaian ialah ketentuan tentang apakah para pegawai harus bekerja penuh bagi organisasi ataukah dimungkinkan bekerja separuh waktu. Jika status kepegawaian adalah pegawai purna waktu, berarti organisasi tidak akan merekrut pegawai separuh waktu dan juga tidak akan membenarkan karyawan bekerja ditempat lain, meskipun pada waktu senggangnya.

    d. Rencana sumber daya manusia

    Rencana sumber daya manusia biasanya memberi petunjuk tentang lowongan yang bagaimana sifatnya yang diisi melalui promosi dari dalam dan lowongan yang bagaimana akan diisi melalui rekrutmen tenaga kerja dari luar

    2. Kebiasaan Pencari Tenaga Kerja

     Pada satuan kerja yang mengelola sumber daya manusia biasanya terdapat sekelompok pegawai yang tugas utamanya adalah melakukan rekrutmen. Mereka adalah tenaga spesialis yang memahami berbagai segi proses rekrutmen. Sebagai tenaga spesialis atau para pencari kerja mereka diharapkan untuk mampu bertindak dan berfikir rasional. Kebiasaan para pencari kerja ini ada segi positif dan negatifnya.

    •       Segi positifnya antara lain dimana proses rekrutmen dapat berlangsung dengan relatif cepat karena berkat pengetahuan dan pengalamannya, para pencari tenaga kerja itu telah mempunyai rencana sumber daya manusia dalam organisasi, mengetahui kemampuan para manajer yang kelak akan membawahi tenaga kerja baru, memiliki informasi tentang analisis pekerjaan yang terdapat dalam organisasi, mengetahui dengan baik sumber-sumber pencari pekerjaan, dan mereka juga telah menguasai metode rekrutmen yang paling tepat digunakan sesuai dengan tuntutan pekerjaan yang akan dilakukan.

    •       Segi negatif dari kebiasaan para pencari tenaga kerja yang tentunya juga merupakan kendala dalam proses rekrutmen, ialah kecenderungan berbuat kesalahan yang sama terutama apabila kesalahan yang pernah dibuat tidak mempunyai dampak negatif yang kuat bagi organisasi, karena tenaga kerja yang direkrut mampu bekerja sesuai dengan tuntutan tugasnya. Segi negatif lain adalah sikap memandang enteng pada tugasnya sehingga usaha rekrutmen dihentikan apabila telah ada lamaran yang masuk dan tidak lagi berusaha mencari alternatif lamaran sehingga yang benar-benar terbaiklah yang direkrut.

    3. Faktor-Faktor Eksternal

     Dalam mengelola organisasi, faktor eksternal atau lingkungan harus terus mendapat perhatian. Hal itu pun berlaku juga dalam hal merekrut tenaga kerja baru. Beberapa contoh dari faktor eksternal yang perlu diperhatikan dalam proses rekrutmen adalah sebagai berikut:

    1. Tingkat pengangguran.
    2. Kedudukan organisasi pencari tenaga kerja 
    3. Langka tidaknya keahlian atau keterampilan tertentu
    4. Proyeksi angkatan kerja pada umumnya
    5. Peraturan perundan-undangan di bidang ketenagakerjaan
    6. Praktek rekrutmen oleh organisasi-organisasi lain
    7. Tuntunan tugas yang kelak akan dikerjakan oleh para pekerja baru

    BAB III

    PENUTUP

    A.1  Kesimpulan

     Pada taraf  kehidupan global yang penuh dengan kompetisi dalam segala bidang saat ini, manajemen sumber daya manusia merupakan langkah strategis guna memenangkan persaingan antar negara dan antar organisasi.Dengan demikian, peranan pekerja dalam suatu organisasi sangatlah vital, karena mampu menentukan hidup matinya organisasi yang bersangkutan.

     Untuk mendapatkan sumber daya yang berkualitas prima, maka proses pembinaannya tidak bisa hanya sebatas selama masa kerja, melainkan harus dimulai sejak proses rekrutmen. Rekrutmen yang tepat akan memudahkan proses penempatan yang tepat, dan pada akhirnya akan melancarkan proses pencapaian tujuan organisasi. Oleh karena itu, masalah-masalah dan kendala-kendala yang dihadapi pada tingkat rekrutmen harus diantisipasi dan dipecahkan secara memuaskan dengan tetap berorientasi kepada tujuan organisasi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Fitrianto, Ridwan Juli. 2010. Rekrutmen (online). Diakses pada tanggal 22 Februari 2016.

                   (http://ridwanjuli.blogspot.co.id/2010/11/rekrutmen.html) 

    Gomes, Faustino Cardoso. 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Andi Ofset.

    Noe, R.A. et.al. 2000. Human Resource Management. USA: Mc.Graw Hill

    Noe, R.A. et.al. 2008. Fundamentals of Human Resource Management, 3rd edition. New York:

                      Mc.Graw         Hill

    Schermerhorn, Jhon R. 1997. Manajemen, Buku 1. Yogyakarta : Penerbit ANDI.

    Schuler, Randal S. dan Jackson, Susan E, 1996, Manajemen Sumber Daya Manusia  Menghadapi Abad ke 21, Jilid 2, Edisi Keenam, Penerbit Erlangga, Jakarta.