Makalah Menstruasi

6 min read

Bab I. Pendahuluan

A. Latar Belakang

Beberapa wanita mengalami sebuah kondisi yang dikenal sebagai amenore, atau kegagalan bermenstruasi selama masa waktu perpanjangan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh bermacam-macam faktor termasuk stres, hilang berat badan, olahraga berat secara teratur, atau penyakit. Sebaliknya, beberapa wanita mengalami aliran menstruasi yang berlebihan, kondisi yang dikenal sebagai menoragi. Tidak hanya aliran darah menjadi banyak, namun dapat berlangsung lebih lama dari periode normal.

B.Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah bagaimana gambaran tentang siklus menstruasi.

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang siklus menstruasi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Menstruasi

Menstruasi atau haid mengacu kepada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita. Menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan seorang wanita untuk mengandung anak, walaupun mungkin faktor-faktor kesehatan lain dapat membatasi kapasitas ini. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesehatan wanita, status nutrisi, dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45 – 50 tahun, sekali lagi tergantung pada kesehatan dan pengaruh-pengaruh lainnya. Akhir dari kemampuan wanita untuk bermenstruasi disebut menopause dan menandai akhir dari masa-masa kehamilan seorang wanita. Panjang rata-rata daur menstruasi adalah 28 hari, namun berkisar antara 21 hingga 40 hari. Panjang daur dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, dan bahkan dari bulan ke bulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi wanita tersebut.

Menstruasi merupakan bagian dari proses reguler yang mempersiapkan tubuh wanita setiap bulannya untuk kehamilan. Daur ini melibatkan beberapa tahap yang dikendalikan oleh interaksi hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar dibawah otak depan, dan indung telur. Pada permulaan daur, lapisan sel rahim mulai berkembang dan menebal. Lapisan ini berperan sebagai penyokong bagi janin yang sedang tumbuh bila wanita tersebut hamil. Hormon memberi sinyal pada telur di dalam indung telur untuk mulai berkembang. Tak lama kemudian, sebuah telur dilepaskan dari indung telur wanita dan mulai bergerak menuju tuba Falopii terus ke rahim. Bila telur tidak dibuahi oleh sperma pada saat berhubungan intim (atau saat inseminasi buatan), lapisan rahim akan berpisah dari dinding uterus dan mulai luruh serta akan dikeluarkan melalui vagina. Periode pengeluaran darah, dikenal sebagai periode menstruasi (atau mens, atau haid), berlangsung selama tiga hingga tujuh hari. Bila seorang wanita menjadi hamil, menstruasi bulanannya akan berhenti. Oleh karena itu, menghilangnya menstruasi bulanan merupakan tanda (walaupun tidak selalu) bahwa seorang wanita sedang hamil. Kehamilan dapat di konfirmasi dengan pemeriksaan darah sederhana.

B. Peristiwa

Proses Menstruasi 

Siklus menstruasi berkaitan dengan pembentukan sel telur dan pembentukkan endometrium. Lamanya siklus haid yang normal atau dianggap siklus haid klasik adalah 28 hari ditambah atau dikurangi dua sampai tiga hari. Siklus ini dapat berbeda pada wanita yang sehat dan normal. Siklus haid mulai teratur jika wanita sudah berusia 25 tahun. Siklus ini dikendalikan oleh hormone-hormon reproduksi yang dihasilkan oleh hipotalamus, hipofisis, dan ovarium.

Fase dalam siklus haid, yaitu:

a. Fase Folikel

Pada akhir siklus menstruasi, hipotalamus mengeluarkan hormone gonadotropin. Hormone ini akan merangsang hipofisis untuk melepaskan FSH (Follicle Stimulating Hormone) atau hormone pemicu pertumbuhan folikel. Pada awal siklus berikutnya pada hari pertama sampai ke-14,folikel akan melanjutkan perkembangannya karena pengaruh FSH dalam ovarium. Setelah itu terbentuk folikel yang sudah masak (folikel de Graaf) dan menghasilkan hormone estrogen yang berfungsi menumbuhkan endometrium dinding rahim dan memicu sekresi lendir.
b. Fase Estrus

Kenaikan estrogen digunakan untuk mempertahankan pertumbuhan dan merangsang terjadinya pembelahan sel-sel endometrium uterus. Selain itu juga berperan dalam menghambat pembentukan FSH oleh hipofisis untuk menghasilkan LH (Luteinizing Hormone) yang berperan dalam merangsang folikel de graaf yang telah masak untuk melakukan ovulasi dari ovarium.
Ovulasi umumnya berlangsung pada hari ke-14 dari siklus haid. Biasanya pada setiap ovulasi dihasilkan 1 oosit sekunder.

c. Fase Luteal

LH merangsang folikel yang telah kosong untuk membentuk korpus atau uteum (badan kuning). Selanjutnya korpus ini menghasilkan progestron yang mengakibatkan endometrium berkembang tebal dan lembut serta banyak pembuluh darah. Selama 10 hari setelah ovulasi,progesterone berfungsi mempersiapkan uterus untuk kemungkinan hamil. Uterus pada tahap ini siap menerima dan member sel telur yang telah dibuahi (zigot).
Jika tidak terjadi fertilisasi corpus luteum berubah menjadi corpus albicans dan berhenti menghasilkan progesterion.

d. Fase Menstruasi / Perdarahan

Apabila fertilisasi tidak terjadi,produksi progesterone mulai menurun pada hari ke-26. Corpus luteum (badan kuning) berdegenerasi dan lapisan uterus bersama dinding dalam rahim luruh (mengelupas) pada hari ke-28 sehingga terjadi pendarahan.
Biasanya haid berlangsung selama 7 hari. Setelah itu dinding uterus pulih kembali. Selanjutnya karena tidak ada lagi progesterone yang dibentuk,maka FSH dibentuk lagi kemudian terjadilah proses oogenesis,dan siklus haid dimulai kembali. Siklus haid akan berhenti jika terjadi kehamilan.

Namun ada yang menyebutkan bahwa pada tiap siklus, dikenal dengan 3 masa utama,yaitu:
a. Masa haid selama 2 sampai 8 hari

Pada waktu itu endometrium dilepas, sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium paling rendah (minimum).

b. Masa proliferasi sampai hari ke-14

Endometrium tumbuh kembali, disebut juga endometrium melakukan proliferasi. Antara hari ke-12 sampai ke-14 dapat terjadi pelepasan ovum dari ovarium yang disebut ovulasi.

c. Masa sekresi

Terjadi perubahan dari korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesterone. Di bawah pengaruh progesteron ini,kelenjar endometrium yang tumbuh berkelok-kelok mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan lemak. Pada akhir masa ini stroma endometrium berubah kea rah sel-sel desidua, terutama yang berada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan adanya nidasi (menempelnya ovum pada dinding rahim setelah dibuahi).

C. Masalah

Infeksi Selama Menstruasi

Setiap wanita akan mengalami ketidaknyamanan fisik selama proses pembuangan dari dalam rahim yang lebih kerap di kenai dengan proses menstruasi. Menstruasi merupakan proses yang dialami tubuh dalam mempersiapkan diri untuk kegiatan produktifitas selanjutnya. 

Proses menstruasi yang teratur merupakan tanda utama kesehatan dan kesuburan produktifitas pada tubuh setiap wanita – Suatu proses alamiah yang telah berlangsung sejak zaman dahulu.

Oleh karena itu, proses menstruasi pada wanita kerap dianggap sebagai sesuatu yang dianggap suci dan patut di hormati.

Gejala umum infeksi bakteria yang sering dijumpai selama menstruasi:

a. Demam

b. Radang pada permukaan vagina

c. Gatal-gatal pada kulit

d. Radang vagina

e. Radang Servik (Rongga Mulut Rahim)

f. Radang Selaput Rahim

g. Leucorrhea / Keputihan

h. Rasa panas atau sakit pada bagian bawah perut

i. Demam, pusing dan mual, sering buang air kecil, rasa sa kit saat buang air kecil, nyeri/sakit pada bagian pinggang dan kelelahan juga merupakan berbagai gejala infeksi bakteria selama menstruasi yang dapat menyebabkan penyakit kandungan yang lebih serius.

Mengapa wanita mudah terjangkit infeksi bakteria selama menstruasi?
Itu dikarenakan lebih kurang sebanyak 107 bakteri per sentimeter persegi ditemukan diatas pembalut wanita biasa, kondisi demikianlah yang membuat pembalut biasa menjadi sarang pertumbuhan bakteri merugikan walau hanya setelah 2 jam pemakaian.

Kesalahan yg kerap dilakukan saat pemakaian pembalut wanita :
a. Membuka dan memasang pembalut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu

b. Menyimpan pembalut ditempat lembab seperti kamar mandi\

c. Menggunakan pembalut yg telah kadaluarsa

d. Pemilihan pembalut tanpa mempertimbangkan kualitas pembalut

e. Memakai pembalut yg mengandung bahan penghilang bau atau pewangi

f. Pemakaian pembalut yg terlalu lama

D. Penyebab Dan Mengatasi Nyeri Haid 

Nyeri haid sering terjadi selama periode menstruasi wanita. Hal ini biasanya terjadi kapan saja dari hanya setelah ovulasi sampai akhir menstruasi. Nyeri haid kebanyakan terjadi di wilayah perut bagian bawah baik secara terpusat (suprapubik atau pusat) atau pada samping dan dapat menyebar ke paha atau punggung bagian bawah. Rasa sakit, cenderung mereda secara bertahap sampai masa menstruasi berakhir.

Pada bagian awal dari siklus menstruasi tubuh wanita secara bertahap mempersiapkan dinding rahim untuk kehamilan dengan proses penebalan lapisan dalam rahim. Setelah ovulasi, jika pembuahan tidak terjadi, lapisan dalam tersebut akan dikeluarkan dari tubuh melalui menstruasi. Selama proses ini jaringan akan mengalami kerusakan dari memproduksi senyawa kimia seperti prostaglandin, yang menyebabkan dinding otot rahim berkontraksi dan kontraksi ini membantu untuk membersihkan jaringan dari rahim melalui vagina dalam bentuk aliran menstruasi . Namun, kontraksi ini juga cenderung untuk membuat pembuluh darah dari rahim menyempit, sehingga mengurangi pasokan oksigen ke rahim, dan ini mengakibatkan rasa sakit yang luarbiasa seperti kram saat menstruasi. Proses ini terjadi pada setiap wanita yang menstruasi, maka banyak perempuan biasanya mengalami beberapa tingakatan nyeri selama periode menstruasi mereka dan ini tidak selalu normal. Rasa nyeri saat haid cenderung berkurang dengan bertambahnya umur dan juga jumlah anak yang dilahirkan. Namun, ketika rasa nyeri haid terjadi secara berlebihan dan menyakitkan, atau mengganggu kegiatan sehari-hari seorang wanita, maka menjadi tidak normal dan secara medis disebut sebagai dismenorea (dysmenorrhea). Gejala lain yang dapat dikaitkan dengan dysmenorrhea termasuk mual, muntah, perubahan kebiasaan buang air besar (diare atau sembelit), sakit kepala, pusing, disorientasi, pingsan, kelelahan, dan hipersensitif terhadap suara, cahaya, bau dan sentuhan.

Sekarang, dismenorea dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, primer dan dismenorea sekunder. Jenis utama mengacu pada dismenorea dengan tidak diketahui penyebabnya (yaitu penyebab fisik atau psikogenik tidak dapat ditemukan untuk rasa sakit). Jenis sekunder, umumnya dapat disebabkan oleh beberapa kondisi medis berikut (tidak hanya terbatas pada kondisi dibawah):
a. Penyakit radang panggul

b. Penyakit seksual menular

c. Fibroid

d. Alat Kontrasepsi yang terbuat dari tembaga

e. Kista ovarium

f. Endometriosis

g. Premenstrual syndrome (PMS)

h. Stres dan kecemasan

Pengobatan dismenorea mencakup pengobatan rasa sakit yang ditimbulkan serta terapi khusus untuk mengetahui penyebabnya dismenorea.

D. Pengedalian dan Antisipasi Teknik

Pengobatan Rasa sakit mencakup:

a. Terapi obat – memberikan jenis obat tertentu yang diketahui efektif terhadap nyeri haid

b. Obat anti-inflamasi non-steroid seperti ibuprofen, piroksikam, diklofenak, dll

c. Resep penghilang rasa sakit lainnya, seperti pentazocine, codeine tramadol,, dll
d. Kontrasepsi hormonal (pil KB)

e. Minum minuman hangat

f. Mandi air hangat

g. Meletakkan bantal pemanas (heating pad) di perut bagian bawah

h. Melakukan pijat ringan dengan ujung jari secara melingkar di atas perut bagian bawah
i. Menghindari makanan berat (makan ringan namun sering)

j. Meningkatkan asupan serat makanan (mengambil lebih banyak buah, sayuran, biji-bijian, buah dll) dan mengurangi asupan garam, gula, alkohol dan (kopi) kafein.

k. Mengangkat kaki selama beberapa menit sambil berbaring atau berbaring pada satu sisi dengan lutut ditekuk kedalam

l. Berlatih teknik relaksasi

Terapi khusus meliputi semua perawatan mengetahui penyebab dismenorea sekunder seperti

a. Antibiotik, misalnya dalam pengobatan penyakit seksual menular atau radang panggul
b. Bedah, misalnya untuk fibroid, kista ovarium, dll

c. Terapi hormonal, misalnya dalam mengobati endometriosis

d. Anti-depressants, misalnya dalam mengatasi PMS

e. Suplemen gizi, misalnya tiamin (vitamin B1), magnesium, vitamin E, seng, omega-3 asam lemak, dll, telah terbukti untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri haid, terutama pada dismenore primer. Tiamin, pada banyak wanita, telah terbukti memberikan hasil positif mengatasi dismenorea primer, karena tidak hanya menekan rasa nyeri belaka.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Siklus menstruasi berkaitan dengan pembentukan sel telur dan pembentukkan endometrium. Lamanya siklus mesntruasi yang normal atau dianggap siklus haid klasik adalah 28 hari ditambah atau dikurangi dua sampai tiga hari. Siklus ini dapat berbeda pada wanita yang sehat dan normal. Siklus menstruasi mulai teratur jika wanita sudah berusia 25 tahun. Siklus ini dikendalikan oleh hormone-hormon reproduksi yang dihasilkan oleh hipotalamus, hipofisis, dan ovarium.

Fase dalam siklus menstruasi, yaitu:

a. Fase Folikel

b. Fase Estrus

c. Fase Luteal

d. Fase Menstruasi / Perdarahan

B. Saran

Disarankan kepada semua wanita agar mengetahui dan bagaimana caranya menghadapai masa menstruasi. 

DAFTAR PUSTAKA

Kusmiyati, Yuni dkk.2009. Perawatan Ibu Hamil. Jogjakarta: Fitramaya

Manuaba, IBG dkk.2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

http://ns-nining.blogspot.com/2008/10/materi-menstruasi.html

Wiknjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo: Jakarta.

Laporan Praktikum Efek Fotolistrik

Efek Fotolistrik Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Efek fotolistrik adalah fenomena terlepasnya elektron logam akibat disinari cahaya. Ditinjau dari perspektif sejarah, penemuan efek...
Ananda Dwi Putri
9 min read

Laporan Praktikum Tetes Minyak Milikan

Tetes Minyak Milikan Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang Elektron merupakan suatu dasar penyusun atom. Inti atom terdiri dari elektron (bermuatan negatif) dan proton...
Ahmad Dahlan
7 min read

Makalah Sifat Fantasi Dalam Tinjauan Psikologi

Sifat Fantasi Bab I. Pendahuluan Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu...
Wahidah Rahmah
4 min read

Leave a Reply