Unsur-Unsur Seni Rupa

6 min read

Unsur-Unsur Dalam Seni Rupa

Unsur-unsur seni rupa merupakan aspek-aspek yang menjadi elemen dasar yang membentuk sisi keindahan (estetika) dari karya seni rupa. Setiap elemen ini memiliki peran penting dalam menentukan dari estitis dan komposisi dari karya tersebut.

Unsur Seni Rupa

Aaa 7 elemen dasar dari yang menjadi unsur-unsur dalam seni rupa.

  1. Garis
  2. Bidang
  3. Ruang
  4. Warna
  5. Tekstur
  6. Bentuk
  7. Kontras

1. Garis

Garis merupakan unsur dasar yang membentuk hampir seluruh elemen seperti bentuk, ruang, tekstur dan nilai. Garis dapat berulah garis lurusu, lengkung, zig zag, melingkar dan sebagainya. Masing-masing dari garis ini memberikan efek visual yang berbeda-beda.

Dalam seni rupa, Garis dibedakan menjadi dua jenis yakni Garis Alamiah atau garis yang memang terdapat di alam kemudian dituangkan dalam bidang dua dimensi. Garis kedua disebut garis artifisial yang bisa berupak garis yang dibuat secara sengaja ataupun tidak disengaja.

Fungsi garis:

  1. Untuk memberikan representasi atau citra struktur, bentuk dan bidang. Garis ini sering disebut garis blabar (garis kontur) berfungsi sebagai batas/ tepi
  2. Untuk menekankan nilai ekspresi seperti nilai gerak atau dinamika (movement), nilai irama (rhythm) dan nilai arah (direction). Garis ini disebut juga garis grafis.
  3. Untuk memberikan kesan matra (dimensi) dan kesan barik (tekstur). Garis ini sering disebut garis arsir atau garis tekstur. Garis tekstur lebih bisa dihayati dengan jalan meraba.

Sifat garis:

Sifat garis menunjuk adanya beberapa jenis garis, seperti:

  1. Garis lurus vertikal dan horizontal yang dapat mengungkapkan kesan tertentu, seperti tenang, statis atau stabil.
  2. Garis putus yang dapat mengungkapkan kesan gerak dan gelisah.
  3. Garis silang atau diagonal yang dapat mengungkapkan kesan gerak, tegang dan ragu.
  4. Garis lengkung yang dapat mengungkapkan kesan lamban, irama dan santai.

A. Garis Alamiah

Contoh garis alamiah adalah garis cakrawala yang membagi seni dua dimensi ke dalam dua bidang. Garis ini selalu datar sama seperti mata melihat garis cakrawala.

Lukisan Pemandangan alam dengan garis cakrawala tidak tegas

B. Garis yang Diciptakan

Garis yang diciptakan kadang disebut sebagai line art pada umumnya berwarna hitam. Garis ini berfungsi sebagai alat bantuk dalam menciptakan bentuk atau karakter seperti di Komik atau bentuk-bentuk seperti Pohon, meja dan seterusnya.


2. Bidang

Unsur bidang dalam senirupa adalah perkembangan dari penampilan garis, yaitu perpaduan garis-garis dalam kondisi tertentu.

Bidang dapat diamati secara visual pada tiap benda alam dan pada hasil karya senirupa. Dalam hal ini dibedakan antara bidang alamiah dan bidang yang dicipta (sengaja maupun tidak sengaja).

Contoh:

Bidang alamiah

bidang lapangan atau taman, bidang sawah, bidang langit, bidang laut dsb.

Bidang yang dicipta:

Bidang lukisan, bidang segitiga, bidang lingkaran dsb. -sengaja dibuat

Bidang yang timbul karena pembubuhan warna, cahaya atau barik. -tidak disengaja

Fungsi bidang:

– Untuk menekankan nilai ekspresi dan nilai gerak (movement), nilai irama (rhythm) dan nilai arah (direction).

– Untuk memberikan batas dan bentuk serta ruang seperti yang tampak pada bangunan dan patung.

– Untuk memberikan kesan trimatra (3 dimensi) yang ditimbulkan oleh batasan panjang, lebar dan tinggi.

Sifat bidang:

  1. Bidang harizontal dan vertikal yang memberikan kesan tenang, statis, stabil dan gerak.
  2. Bidang bundar yang memberikan kesan kadang-kadang stabil, kadang-kadang gerak.
  3. Bidang segitiga yang memberikan kesan statis maupun dinamais.
  4. Bidang bergelombang (cekung dan cembung) yang memberikan kesan irama dan gerak.

3. Ruang

Ruang sebenarnya tidak dapat dilihat (khayalan), jadi hanya bisa dihayati. Ruang baru dapat dihayati setelah kehadiran benda atau unsur garis dan bidang dalam kekosongan atau kehampaan. Misalnya ruang yang ada disekeliling benda, ruang yang dibatasi oleh bidang dinding rumah, ruang yang terjadi karena garis pembatas pada kertas.

Ruang adalah suatu kehampaan tiga dimensional, dimana benda yang ada mempunyai kedudukan dan arah yang relatif. (Webster).

Didalam senirupa dikenal ruang 2D dan ruang 3D. Ruang dapat dihayati di alam dan pada karya senirupa, karenanya dibedakan antara ruang alamiah dan ruang yang diciptakan (disengaja atau tidak disengaja).

Contoh:

– Ruang alamiah:

Ruang yang terdapat di alam yang dibatasi oleh benda-benda alam dan karena pengaruh cahaya seperti pada pemandangan alam.

– Ruang yang diciptakan:

Ruang interior dan eksteriorsebuah bangunan yang dapat memberikan suasana yang dikehendaki, seperti sebuah interior mesdjid atau gereja. -disengaja.

Ruang yang timbul karena penempatan berbagai warna, jarak gelap terang, seperti pada sebuah lukisan. -tidak disengaja.

Fungsi ruang:

– Untuk memberikan kesan trimatra (3 dimensi), seperti kesan kedalaman, jarak dan plastisitas pada sebuah lukisan alam.

– Untuk menekankan nilai ekspresi seperti irama, gerak, kepadatan dan kehampaan, seperti pada karya arsitektur dan seni patung.

– Untuk memberikan kesan nilai guna (nilai praktis), seperti ruang pada gelas (rongga gelas), ruang pada lemari dsb.

Sifat ruang:

– Ruang terbuka atau ruang tak terbatas, yaitu ruang berada di luar/ di sekeliling benda, seperti ruang eksterior bangunan yang dapat memberikan kesan keabadian/ kelanggengan.

– Ruang tertutup atau ruang terbatas, yaitu ruang berada dalam batasan benda, seperti ruang interior bangunan atau ruang patung.

– Ruang perlambangan, yaitu ruang yang memberikan arti perlambangan kehadiran ruang, seperti pada pernyataan ruang alam kecil (microcosmos) dan ruang alam besar (macrocosmos).

– Ruang gelap terang, yaitu ruang yang timbul karena pengaruh cahaya atau karena pembubuhan warna, seperti pada lukisan.

4. Warna

– Warna memberi pengaruh kejiwaan (fungsi psikologis), seperti warna hijau dan putih dalam kedokteran memberikan perasaan tenang.

– Warna memberi pengaruh keindahan (fungsi estetis).

– Warna memberi pengaruh perlambangan (fungsi simbolik), baik untuk kepentingan pribadi, kelompok maupun yang bersifat formal, informal dan asosiatif.

– Warna heraldik; warna yang dipakai menurut kebiasaan (konvensi).

Istilah-istilah teknis dalam warna:

1. Hue: Dicetuskan oleh Munsell sebagai sebutan untuk warna primer; merah, kuning dan biru.

– Value: adalah warna-warna yang memberi kesan gelap terang atau gejala warna dalam perbandingan hitam dan putih. Apabila suatu warna ditambah dengan warna putih akan tinggi valuenya dan apabila ditambah hitam akan lemah valuenya. Warna kuning mempunyai value yang tinggi, warna biru mempunyai value rendah.

– Intensitas: adalah hubungan kemurnian warna untuk menunjuk kekuatan warna. Hal ini akan menghasilkan cerah tidaknya suatu warna. Misalnya menambah warna kuning pada merah suram bisa mengubah menjadi jingga yang keras. Namun pemberian pigmen putih seringkali mematikan intensitas, karena membuatnya pucat menjadi warna-warna pastel.

– Komplementer: adalah warna yang kontras atau warna yang saling berhadapan dalam lingkaran warna. Contohnya, warna kuning dengan ungu, merah dengan hijau, biru dengan jingga.

– Analogus: adalah warna yang letaknya berdekatan (dalam lingkaran warna)

– Warna hangat dan sejuk:

Warna hangat adalah warna yang menyolok dan bersifat mendekat bagi yang melihat, seperti warna merah, kuning dan jingga. Sedangkan warna sejuk adalah warna kebalikan dari warna hangat dan bersifat menjauh bagi yang melihat, seperti biru dan hijau.

– Tone (warna kromatik)

Warna ini juga disebut nada warna, yaitu warna dilihat dari tingkat kecerahan atau keredupannya yang terdiri dari:

Warna mono-kromatik, yaitu tingkat kecerahan dan keredupannya bertolak dari satu warna.

Warna poli-kromatik, yaitu yang tingkat kecerahan dan keredupannya bertolak dari lebih dari satu warna.

5. Tekstur

Tekstur adalah unsur senirupa yang memberikan watak/karakter pada permukaan bidang yang dapat dilihat dan diraba.

Tekstur yang dapat dilihat atau diraba pada permukaan bidang dibedakan antara tekstur alamiah dan tekstur buatan.

Tekstur alamiah ialah watak bidang yang tercipta oleh alam, seperti urat kayu atau batu.

Tekstur buatan atau tiruan ialah watak bidang yang dibuat (disebut juga tekstur simulasi), membuat watak kayu pada bidang memberi kesan tekstur dengan cara tehnik gambar tertentu.

Fungsi tekstur:

Ialah untuk memberikan watak tertentu pada bidang permukaan yang dapat menimbulkan nilai estetik. Misalnya tekstur dari urat-urat kayu ditonjolkan pada permukaan bidang patung sesuai dengan bentuk patung.

6. Bentuk

Kata bentuk dalam senirupa diartikan sebagai wujud yang terdapat di alam dan yang tampak nyata.

Sebagai unsur seni, bentuk hadir sebagai manifestasi fisik dari obyek yang dijiwai yang disebut juga sebagai sosok (dalam bahasa Inggris disebut form). Misalnya membuat bentuk manusia, binatang dsb.

Ada juga bentuk yang hadir karena tidak dijiwai atau secara kebetulan (dalam bahasa Inggris disebut shape) yang dipakai juga dengan kata wujud atau raga.

Fungsi bentuk:

Pada karya senirupa, bentuk diciptakan sesuai dengan kebutuhan praktis, seperti membuat bentuk kursi untuk diduduki. Dalam hal ini bentuk yang dicipta sesuai dengan nilai kegunaannya (functional form).

Bentuk dicipta sebagai ungkapan (bentuk ekspresi), seperti pada lukisan dan patung.

Jenis/ sifat bentuk:

– Bentuk organik, yaitu bentuk pada karya senirupa yang mengingatkan pada bentuk mahluk hidup, seperti manusia, binatang dan tumbuh-tumbuhan.

– Bentuk dwi-matra, yaitu bentuk pada karya senirupa yang terbatas pada bidang, bentuk yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, seperti bentuk pada gambar dan lukisan.

– Bentuk tri-matra, yaitu bentuk pada karya senirupa yang memiliki ukuran panjang, lebar dan tinggi, seperti bentuk patung dan bangunan

– Bentuk diam dan bergerak (statis dan kinetis) seperti pada patung, mobil dsb.

– Bentuk berirama (ritmis) seperti pada bangunan, patung dsb.

– Bentuk agung dan abadi (monumental) seperti pada bangunan dan patung.

7. Gelap dan Terang (cahaya)

Meskipun cahaya kehadirannya tidak dapat dilihat seperti unsur senirupa lainnya, tetapi cahaya tidak sedikit peranannya sebagai unsur senirupa.

Cahaya yang dapat memberikan pengaruh pada nilai keindahan karya seni meliputi:

– Cahaya alamiah, yaitu cahaya sebagai unsur alam, seperti sinar matahari atau bulan, cahaya petir atau cahaya apai.

– Cahaya buatan manusia, seperti cahaya lampu, baterai dan sebagainya.

Pada karya senirupa, cahaya sengaja dihadirkan untuk kepentingan nilai estetis, artinya untuk memperjelas kehadiran unsur-unsur senirupa lainnya. Peralihan dari gelap dan terang adalah upaya untuk mempertegas volume suatu bentuk.

Ada dua macam tehnik gelap terang:

– Chiaroscuro: peralihan bertahap (gradasi)

– Silhouette: bayangan tanpa gradasi

Chiaroscuro, pada lukisan untuk mendapatkan bentuk seringkali dipakai tehnik peralihan gelap terang (gradasi). Dan tehnik ini dikembangkan oleh para seniman Rennaissance seperti Leonardo da Vinci. Seniman-seniman Baroque kemudian melanjutkannya dengan tehnik iluminasi, pencahayaan untuk mendramatisir gambar yang sanggup membentuk volume, meski dengan sedikit saja terang dari satu sumber cahaya. Sementara Rembrandt, pelukis asal Belanda lebih menggunakan pencahayaan untuk efek psikologis dari subyeknya.

Dalam senirupa modern, kegiatan gelap terang banyak diambil alih oleh tehnik fotografi. Seni grafis masa kini juga banyak memanfaatkan tehnik fotografi tersebut untuk mencapai gradasi dan nuansa gelap terang.

Seniman menggunakan tehnik gelap terang untuk mencapai kontras suatu bentuk. Seperti pada karya grafis (woodcut) bisa dikatakan memanfaatkan tehnik kontras untuk mencapai bentuk yang diinginkan (chiaroscuro woodcut).

Kontras yang paling sederhana adalah silhouette, mirip bayangan tubuh yang diterpa sinar pada jendera.

Fungsi gelap terang (value)

– Unsur gelap terang (cahaya) pada karya senirupa memberikan nilai ekspresi, misalnya untuk menampilkan kesan dramatis pada lukisan, seperti pada tema peperangan dengan ungkapan gelap terang.

– Unsur gelap terang (cahaya) pada karya senirupa memberikan nilai emosi, misalnya cahaya yang membus jendela kaca patri yang menimbulkan suasana khidmat pada interior mesjid atau gereja.

– Unsur gelap terang (cahaya) pada karya senirupa memberikan kesan trimatra atau plastis pada benda yang diterpa oleh cahaya seperti pada bangunan dan benda. Dalam hal ini gelap terang (cahaya) dapat memperkuat sifat benda trimatra.