Manusia itu perlu dididik. Implikasinya adalah bahwa setiap orang harus melaksanakan pendidikan dan mendidik diri. Masalahnya apakah manusia mungkin atau dapat dididik? Atas dasar studi fenomenologis yang menyatakan bahwa manusia itu sebagai animal educandum, dan ia memang adalah animal educabile (M.J. Langeveld, 1980). Ada lima asas antropologis yang mendasari kesimpulan bahwa manusia mungkin atau bisa dididik, yang pertama: potensialitas, yang kedua: dinamika, yang ketiga: individualitas, yang keempat: sosialitas, dan yang kelima: moralitas.
Daftar isi
Asas Potensialitas
Sebelumnya sudah dibahas berbagai potensi yang ada pada manusia yang memungkinkan mereka akan menjadi manusia, tetapi untuk menjadi manusia diperlukan suatu sebab yaitu pendidikan. Contohnya dalam aspek kesusilaan, manusia diharapkan mampu berperilaku sesuai dengan norma-norma moral dan nilai-nilai moral yang diakui di masyarakat. Ini merupakan salah satu tujuan dari pendidikan atau sosok manusia ideal berkenaan dengan dimensi moralitas.
Apakah kemudian manusia dapat atau mungkin dididik untuk mencapai tujuan tersebut? Jawabannya adalah dapat atau mungkin. Karen manusia mempunyai segala potensi untuk berbuat baik. Demikian juga dengan potensi-potensi lainnya. Berdasarkan pada hal itu maka dapat disimpulkan bahwa manusia akan dapat dididik karena ia mempunyai potensi untuk dapat menjadi manusia.
Asas Dinamika
Manusia selalu aktif baik dalam aspek fisiologi ataupun spiritualnya. Ia selalu menginginkan dan mengejar segala hal yang lebih dari apa yang telah ada atau yang telah dicapai olehnya. Ia selalu berupaya untuk mengaktualisasikan diri agar menjadi ideal, baik dalam tujuan interaksi atau komunikasinya secara horizontal manusia ke manusia ataupun vertikal atau transendental, manusia ke Tuhan.
Jika dilihat dari sudut pandang pendidik, pendidikan dilaksanakan bertujuan membantu manusia atau peserta didik supaya menjadi manusia yang ideal. Sementara di pihak lain manusia itu sendiri atau peserta didik memiliki dinamika untuk menjadi manusia yang ideal. Oleh karena itu dimensi dinamika mengimplikasikan bahwa manusia akan bisa dididik.
Asas Individualitas
Individu di antaranya mempunyai kedirisendirian atau subjektivitas. Ia berbeda dari yang lainnya dan mempunyai keinginan untuk menjadi seseorang sesuai keinginan dirinya sendiri. Sekalipun ia bergaul dengan sesama tetapi ia tetap adalah dirinya sendiri. Sebagai Individu ia tidak pasif melainkan bebas dan aktif untuk mewujudkan dirinya sendiri.
Pendidikan dilakukan dengan tujuan untuk membantu manusia dalam rangka mengaktualisasikan atau mewujudkan dirinya. Pendidikan bukan hanya sekedar untuk membentuk manusia sesuai kehendak pendidik dengan mengabaikan dimensi individualitas manusia atau peserta didik. Sedangkan di sisi lain manusia sesuai dengan individualitasnya berupaya untuk dapat mewujudkan dirinya. Oleh karena itu asas individualitas manusia menandakan bahwa manusia akan dapat dididik.
Asas Sosialitas
Sebagai makhluk sosial manusia hidup bersama dengan sesamanya. Ia butuh bergaul dengan orang lain. Dalam kehidupan bersama dengan sesama ini maka akan terjadi hubungan yang mempengaruhi timbal balik. Setiap individu akan menerima pengaruh dari individu lainnya. Kenyataan ini memberikan kemungkinan bagi manusia untuk bisa dididik. Karena upaya bantuan atau pengaruh pendidikan tersebut disampaikan justru melalui interaksi atau komunikasi dengan sesama individu.
Asas Moralitas
Manusia mempunyai kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, dan pada dasarnya ia berpotensi untuk berperilaku baik atas dasar kebebasan dan tanggung jawabnya atau disbeut sebagai aspek moralitas. Pendidikan pada hakikatnya bersifat normatif yang artinya dilaksanakan berdasarkan sistem nilai dan norma tertentu serta diarahkan untuk dapat mewujudkan manusia yang ideal, yaitu manusia yang diharapkan sesuai dengan sistem nilai dan norma tertentu yang bersumber dari agama maupun budaya yang diakui di masyarakat.
Pendidikan itu bersifat normatif dan manusia memiliki dimensi moralitas karena itu aspek moralitas memungkinkan manusia untuk bisa dididik. Atas dasar berbagai asas yang disebutkan di atas, pendidikan mutlak harus dilaksanakan. Jika berbagai asumsi tersebut diingkari maka kita akan sampai pada kesimpulan bahwa manusia tidak perlu dididik, dan tidak akan dapat dididik karena itu kita tak perlu melaksanakan pendidikan.
Rangkuman
Setelah kelahiran manusia tidak bisa dengan sendirinya mampu menjadi manusia. Perlu dididik dan mendidik diri aga bisa menjadi manusia. Sehubungan dengan hal ini M.J. Langeveld menyebutkan manusia sebagai Animal Educandum. Terdapat tiga asas antropologis yang menyimpulkan bahwa manusia perlu dididik dan mendidik diri;
- Manusia adalah makhluk yang belum selesai menjadi manusia,
- Tugas dan tujuan manusia adalah menjadi manusia, dan
- \Bahwa perkembangan manusia bersifat terbuka.
Dalam pernyataan bahwa manusia perlu dididik dan mendidik diri tersirat makna yaitu manusia dapat dididik. Animal Educabile begitu M.J. Langeveld menyebutnya. Terdapat lima asas antropologis yang mendefiniskan kemungkinan manusia untuk bisa dididik, yaitu; potensialitas, dinamika, individualitas, sosialitas, dan moralitas.
Well, demikianlah artikel mengenai Asas-asas Kemungkinan Pendidikan. Dengan mendalami hubungan sebab-akibat hakikat manusia dengan pendidikan, kita jadi mengetahui dua permasalahan yakni mengapa manusia harus dididik dan mengapa manusia dapat atau mungkin dididik